pengawasan pangan berlabel halal1

42
Jalan Pasteur no. 25, Bandung 40171 Telp : 022 - 4266620, 4213150 Faks: 022 - 4213150 ; SMS : 081320707035 e mail: [email protected] www.pom.go.id PENGAWASAN KEAMANAN PENGAWASAN KEAMANAN DAN KEHALALAN PANGAN DAN KEHALALAN PANGAN

Upload: nurul-fajrina

Post on 19-Dec-2015

28 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

dokumen yang bermanfaat terkait halal

TRANSCRIPT

Jalan Pasteur no. 25, Bandung 40171Telp : 022 - 4266620, 4213150 Faks: 022 - 4213150 ;

SMS : 081320707035 e mail: [email protected]

www.pom.go.id

PENGAWASAN KEAMANAN PENGAWASAN KEAMANAN DAN KEHALALAN PANGANDAN KEHALALAN PANGANPENGAWASAN KEAMANAN PENGAWASAN KEAMANAN DAN KEHALALAN PANGANDAN KEHALALAN PANGAN

Globalisasi dan LiberalisasiPedagangan Internasional

Entry Barrier Tipis

Lalu Lintas Produk Antar Negara Tanpa Hambatan

Produk Rusak, Sub Standar, Palsu, Ilegal

Resiko Kesehatan Konsumen

Diperlukan Sistem dan Infrastruktur

Food Control yang Kuat

Mencegah Melindungi

Teknologi Baru (Novel

Food, GMO, Iradiasi Pangan, dll)

TUJUAN

Keamanan, mutu dan gizi pangan merupakan upaya pemerintah untuk memenuhi kebutuhan rakyat Indonesia secara adil berdasarkan kemandirian dan tidak bertentangan dengan keyakinan mereka.

Di era globalisasi pangan merupakan komoditas yang peredarannya dapat tersebar di seluruh negara yang mana belum diketahui mengenai keamanan, mutu dan gizi

Maraknya produk pangan olahan di wilayah RI tanpa persetujuanPendaftaran (MD/ML dan PIRT) dan atau tidak memenuhi syarat (TMS) label

Pangan harus layak dan aman untuk dikonsomsi manusiaPangan harus layak dan aman untuk dikonsomsi manusia

PANGAN YANG DIPRODUKSI DI DALAM NEGARA PANGAN YANG DIPRODUKSI DI DALAM NEGARA

PANGAN IMPORPANGAN IMPOR

LIMA KOMPONEN PENTING DALAM LIMA KOMPONEN PENTING DALAM SISTIM PENGAWASAN PANGAN SISTIM PENGAWASAN PANGAN

PERATURAN PER-UU-ANPERATURAN PER-UU-AN

MASYARAKATMASYARAKAT KONSUMENKONSUMEN

INSTITUSI PENGAWASINSTITUSI PENGAWASPANGANPANGAN

PELAKU USAHAPELAKU USAHAINDUSTRI PANGANINDUSTRI PANGAN

LABORATORIUMLABORATORIUMPENGUJIAN PANGANPENGUJIAN PANGAN

Materi presentasi

• Dasar Hukum• Pangan halal• Pangan halal menurut Codex• Pengawasan pangan halal

sebelum beredar • Pengawasan pangan halal

setelah beredar• Prosedur Sertifikasi dan

Labelisasi Halal

1. Undang-Undang RI No. 7 tahun 1996 tentang Pangan.

5. SK Menkes RI No. 82/Menkes/SK/I/1996 tentang Pencantuman Tulisan Halal pada Label Makanan dan Perubahannya No.

924/Menkes/SK/I/1996

Peraturan Perundang-undanganPeraturan Perundang-undangan2. Undang-Undang RI No. 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen.

3. Peraturan Pemerintah RI No. 69 tahun 1999 tentang Label dan Iklan Pangan.

4. Peraturan Pemerintah No. 28 th 2004 tentang Keamanan, Mutu dan Gizi Pangan.

6. SK. Badan POM No. HK.00.05.23.0131 tahun 2003 tentang Pencantuman asal bahan tertentu kandungan alkohol dan batas kedaluarsa pada penandaan/label obat, obat tradisional, suplemen pangan & pangan

7. Piagam Kerjasama antara Departemen Kesehatan, Departemen Agama dan MUI tanggal 21 Juni 1996

PP No. 69, 1999PP No. 69, 1999Tentang Label dan Iklan Pangan

Setiap orang yg memproduksiatau memasukkan pangan yg dikemas ke dlm wilayah Indonesia utk diperdagangkan yg menyatakan bhw pangan tsb halal bagi umat manusia, bertanggung jawab atas kebenaran pernyataan tersebut dan wajib mencantumkan keterangan atau tulisan halal pada label

Pernyataan tentang Halal sebagaimana dimaksud merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari label.

Pasal 10 ayat (1) :

Penjelasan :Pencantuman tulisan halal pada dasarnya bersifat Penjelasan :Pencantuman tulisan halal pada dasarnya bersifat sukarela.sukarela.

Pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan berdasarkan pedoman dan tata cara yang ditetapkan oleh Menteri Agama dengan memperhatikan pertimbangan dan saran lembaga keagamaan yang memiliki kompetensi di bidang tersebut.

Untuk mendukung kebenaran pernyataan Halal sebagaimana dimaksud pasal 10 ayat (1), setiap orang yang memproduksi atau memasukkan pangan yang

dikemas ke dalam wilayah Indonesia untuk diperdagangkan wajib memeriksakan terlebih dahulu pangan tersebut kepada lembaga pemeriksa

yang telah diakreditasi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pasal 11, ayat (1) :

Pasal 11, ayat (2) :

PP No. 69, 1999PP No. 69, 1999Tentang Label dan Iklan PanganTentang Label dan Iklan Pangan

Pemenuhan persyaratan Pemenuhan persyaratan sanitasi dilakukan dengan sanitasi dilakukan dengan

menerapkan menerapkan Cara Produksi Cara Produksi Pangan yang Baik (Pangan yang Baik (CPCPPB)PB)

Setiap orang yg Setiap orang yg bertanggung jawab dalam bertanggung jawab dalam proses produksi pangan proses produksi pangan

wajib memenuhi wajib memenuhi persyaratan sanitasipersyaratan sanitasi

PP No. 28, 2004PP No. 28, 2004Tentang Keamanan, Mutu dan Gizi PanganTentang Keamanan, Mutu dan Gizi Pangan

Pasal 2Pasal 2Pasal 3Pasal 3

Pasal 6Pasal 6

Pedoman CPPedoman CPPPB adalah cara produksi yang B adalah cara produksi yang memperhatikan aspek keamanan pangan memperhatikan aspek keamanan pangan

1.1. Produsen/Importir yang akan mengajukan permohonan pencantuman Produsen/Importir yang akan mengajukan permohonan pencantuman tulisan halal wajib diperiksa oleh petugas tim gabungan dari MUI, tulisan halal wajib diperiksa oleh petugas tim gabungan dari MUI, Dirjen POMDirjen POM

2.2. Sertifikat halal dikeluarkan oleh MUI berdasarkan hasil komisi fatwaSertifikat halal dikeluarkan oleh MUI berdasarkan hasil komisi fatwa

3.3. Surat persetujuan pencantuman tulisan halal diberikan oleh Direktorat Surat persetujuan pencantuman tulisan halal diberikan oleh Direktorat Jendral ( BPOM) berdasarkan sertifikat halal dikeluarkan oleh MUI.Jendral ( BPOM) berdasarkan sertifikat halal dikeluarkan oleh MUI.

Tentang Pencantuman Tulisan Halal pada Label Makanan dan Perubahannya No. 924/Menkes/SK/I/1996Tentang Pencantuman Tulisan Halal pada Label Makanan dan Perubahannya No. 924/Menkes/SK/I/1996

SK 82/MENKES/SK/I/96

Pasal 1 ayat (3) :

Tulisan Halal adalah tulisan yang dicantumkan pada label/penandaan yang memberikan jaminan tentang halalnya makanan tersebut bagi pemeluk agama Islam

Pasal 2 :

Pada label makanan dapat dicantumkan tulisan “Halal” sebagaimana dimaksud pasal 1 ayat (3)

Tentang Pencantuman Tulisan Halal pada Label Makanan dan Perubahannya No. 924/Menkes/SK/I/1996Tentang Pencantuman Tulisan Halal pada Label Makanan dan Perubahannya No. 924/Menkes/SK/I/1996

SK 82/MENKES/SK/I/96

Tentang Pencantuman Tulisan Halal pada Label Makanan dan Perubahannya No. 924/Menkes/SK/I/1996Tentang Pencantuman Tulisan Halal pada Label Makanan dan Perubahannya No. 924/Menkes/SK/I/1996

SK 82/MENKES/SK/I/96

Pasal 13 :

Ayat 1 :

Untuk permohonan yang mendapat persetujuan diberikan surat persetujuan pencantuman tulisan “Halal” oleh Direktur Jenderal

Ayat 2 :

Persetujuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku selama 2 (dua) tahun

Tentang Pencantuman asal bahan tertentu kandungan Tentang Pencantuman asal bahan tertentu kandungan alkohol dan batas kedaluarsa pada penandaan/label alkohol dan batas kedaluarsa pada penandaan/label obat, obat tradisional, suplemen pangan & pangan.obat, obat tradisional, suplemen pangan & pangan.

Tentang Pencantuman asal bahan tertentu kandungan Tentang Pencantuman asal bahan tertentu kandungan alkohol dan batas kedaluarsa pada penandaan/label alkohol dan batas kedaluarsa pada penandaan/label obat, obat tradisional, suplemen pangan & pangan.obat, obat tradisional, suplemen pangan & pangan.

Pasal 3 :Ayat (1) :Obat, obat tradisional, suplemen makanan dan pangan yang mengandung bahan tertentu harus mencantumkan asal dan keterangan bahan tertentu tersebut pada komposisi, penandaan/label.

Ayat (3) :Untuk pangan, selain harus mencantumkan keterangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) juga harus mencantumkan tulisan dan gambar “ mengandung babi + gambar babi “ dalam kotak dengan warna merah diatas dasar berwarna putih pada penandaan/label,

Departemen Kesehatan(Ditjen POM), Departemen Departemen Kesehatan(Ditjen POM), Departemen Agama dan Majelis Ulama Indonesia tentang Agama dan Majelis Ulama Indonesia tentang Pelaksanaan Pencantuman Label Halal pada MakananPelaksanaan Pencantuman Label Halal pada Makanan

1.1. Pangan yang telah dilakukan pemeriksaan dinyatakan halal atas Pangan yang telah dilakukan pemeriksaan dinyatakan halal atas dasar fatwa dari Majelis Ulama Indonesia.dasar fatwa dari Majelis Ulama Indonesia.

2.2. Pelaksanaan pencantuman label halal didasarkan atas hasil Pelaksanaan pencantuman label halal didasarkan atas hasil pembahasan Departemen Kesehatan (Ditjen POM), Departemen pembahasan Departemen Kesehatan (Ditjen POM), Departemen Agama dan Majelis Ulama Indonesia.Agama dan Majelis Ulama Indonesia.

3.3. Untuk meningkakan koordinasi dan kerjasama dalam pelaksanaan Untuk meningkakan koordinasi dan kerjasama dalam pelaksanaan tersebut dibentuk Tim Koordinasi yang beranggotakan wakil-wakil tersebut dibentuk Tim Koordinasi yang beranggotakan wakil-wakil dari Departemen Kesehatan (Ditjen POM), Departemen Agama dari Departemen Kesehatan (Ditjen POM), Departemen Agama dan Majelis Ulama Indonesiadan Majelis Ulama Indonesia

Pangan halal adalah pangan yang tidak mengandung unsur atau bahan yang haram atau dilarang untuk dikonsumsi umat Islam serta diproses

sesuai dengan ketentuan hukum agama Islam dengan cara-cara yang baik (Toyyib)

(SK Ka BPOM No. HK 00.05.52.4321 tentang Pedoman Umum Pelabelan Produk Pangan)

Pangan halal

PRODUK PANGANPRODUK PANGAN

DAN

SERTIFIKASI HALALDILAKUKAN OLEH LEMBAGA

YANG MEMPUNYAI OTORITASMEMBERIKAN FATWA HALAL

SERTIFIKASI HALALDILAKUKAN OLEH LEMBAGA

YANG MEMPUNYAI OTORITASMEMBERIKAN FATWA HALAL

MUTU DAN KEAMANAN PANGAN TUGAS UTAMA

BADAN POM

MUTU DAN KEAMANAN PANGAN TUGAS UTAMA

BADAN POM

DIATUR DENGAN SEPERANGKAT PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

YANG BERLAKU

DIATUR DENGAN SEPERANGKAT PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

YANG BERLAKU

HALALHALAL THAYIBTHAYIB

VOLUNTARYJika akan mencantumkan logo halal pada label kemasan “Sertifikat Halal” harus diperoleh setelah dilakukan audit dan pembahasan dalam Komisi Fatwa MUI.

Logo halal hanya dapat dicantumkan pada label kemasan setelah produsen memenuhi pernyataan CPPB dan memperoleh persetujuan dari Badan POM.

MANDATORYJika suatu produk pangan secara jelas

mengandung babi, maka pernyataan mengandung babi harus dicantumkan pada label kemasan.

Mengandung Babi

VOLUNTARY MANDATORY

PRODUK PANGAN YANG MENGANDUNG BABIVERSUSPRODUK PANGAN

YANG BERLABEL HALAL

Dimonitor oleh Badan POM pada saat produk pangan didaftarkan

di Badan POM.Contoh :

Gelatin (Babi)Gelatin (Sapi)

• Audit Halal di produsen pangan (LP-POM MUI , Depag, Badan POM/ Balai Besar/Balai POM)• Pembahasan laporan audit oleh Komisi Fatwa MUI• Pemberian sertifikat Halal dari MUI.• Pemberian persetujuan pencantuman logo halal dari Badan POM setelah produsen memenuhi syarat CPPB.• Badan POM/Balai Besar/Balai POM berwenang mengawasi produk berlogo halal apakah sudah bersertifikat halal atau tidak.

Pangan Halal Menurut Codex

Codex(FAO dan WHO)

Menyusun standar keamanan, mutu, dan gizi pangan yg berlaku scr internasional.

Cakupan :1. Jenis pangan yang tidak halal2. Pemotongan hewan3. Persiapan, pengolahan, pengemasan, distribusi dan penyimpanan pangan4. Pelabelan pangan

Pengawasan Pangan

Berlabel Halal

Pengawasan kehalalan pangan

sebelum beredar

sesudah beredar

Penilaian produk pangan

SamplingProduk pangan

MD/ML

Sertifikat Halal

Pengawasan Kehalalan Pangan

Sebelum Beredar

PENILAIAN PRODUK PANGAN

Sebelum diizinkan beredar, perlu dilakukan penilaian produk pangan

Penilaian keamanan, mutu dan gizi pangan

Nomor Persetujuan Pendaftaran oleh Kepala BPOM (MD/ML)Nomor Persetujuan Pendaftaran oleh Kepala BPOM (MD/ML)

Dilakukan Penelusuran Sumber Bahan Baku dan Bahan

Penolong

KHUSUS UNTUK PRODUK PANGAN OLAHAN YANG

MENGGUNAKAN GELATIN, EMULSIFIER, SORTENING DAN

STABILISER, MAKA PRODUSEN HARUS MELAMPIRKAN

DOKUMEN – DOKUMEN YANG MENYATAKAN ASAL BAHAN :

NABATI ATAU HEWANI

BILA BERASAL DARI HEWAN HARUS MENYEBUTKAN ASAL

HEWAN

BILA ASAL HEWAN BUKAN BABI, MAKA HARUS DISERTAI

DENGAN SERTIFIKAT HALAL DARI MUI

JIKA BERASAL DARI BABI HARUS MENCATUMKAN

LOGO/KETERANGAN “MENGANDUNG BABI”

Pengawasan Asal Bahan

Kapan pernyataan halal boleh dicantumkan pada label ?

Apabila bahan atau pangan tidak mengandung bahan yang diharamkan, dan diproses menurut

cara yang halal

Apakah syarat pencantuman tulisan halal pada label ?

Setelah memperoleh Sertifikat Halal dari MUI danPersetujuan pencantuman halal dari Badan POM

Pelabelan halal pada produk pangan

Pengawasan Kehalalan Pangan

Setelah Beredar

Pembinaan; Balai POM berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan setempat.

PENGAWASAN

MK(Memenuhi Ketentuan)

TMK(Tidak Memenuhi Ketentuan)

Produk SP/PIRT Produk MD/ML

Surat Teguran untukProdusen/Importir dan Distributor

SKEMA Tindak LanjutPENGAWASAN PANGAN BERLABEL HALAL

KEGIATAN PENGAWASAN PANGAN KEGIATAN PENGAWASAN PANGAN BERLABEL HALAL BERLABEL HALAL di PUSAT DAN DAERAHdi PUSAT DAN DAERAH

1. Inspeksi ke Sarana Distribusi, meliputi : distributor, hypermarket/supermarket/swalayan/toko P&DInspeksi terutama untuk pangan olahan yang berlabel halal. Pengambilan contoh (sampling) diprioritaskan pada pangan yang diproduksi di propinsi/daerah yang bersangkutan.

2. Inspeksi ke Sarana Produksi, dilakukan untuk memantau konsistensi perusahaan dalam penerapan Cara Produksi Pangan yang Baik (CPPB)

DATA PENGAWASAN PANGAN BERLABEL HALAL TAHUN 2013

399 Sampel

226 Sampel TMK*(57%)

64 Sampel(MD)

12 Sampel(ML)

143 Sampel(PIRT)

7 Sampel(Tidak mempunyai

izin edar)

*) Tidak Memenuhi Ketentuan legalitas halal, yaitu belum mendapat persetujuan pencantuman halal pada labelnya namun

mencantumkan kata “Halal”.

Jenis pelanggaran dalam pelabelan halal

1. Pelabelan halal yang tidak melalui prosedur yang berlaku

Ketentuan yang dilanggar :• UU No. 7 tahun 1996 tentang Pangan, pasal 34 ayat (1)• PP RI No. 69 tahun 1999 tentang Label dan Iklan Pangan,

pasal 10 ayat (1) dan (2), Pasal 11 ayat (1)

2. Pelabelan halal yang dilakukan melalui prosedur yang berlaku (mempunyai Sertifikat halal dari MUI Pusat, MUI Daerah), tetapi tidak mempunyai surat persetujuan pencantuman tulisan halal pada label dari Badan POM

3. Pelabelan halal yang dilakukan melalui prosedur yang berlaku tetapi sudah tidak berlaku lagi

Ketentuan yang dilanggar : • SK Men.Kes RI No 82/Menkes/SK/1996 tentang Pencantuman Tulisan Halal pada Label Makanan• SK MEnKes RI No. 924/MenKes/SK/I/1996 tantang Perubahan atas SK MenKes RI No.82/Menkes/SK/1996

Tindak Lanjut yang telah dilakukan terhadap penemuan pangan berlabel halal kategori TMK adalah :

1. Memperingatkan produsen pangan untuk menarik produk

pangan yang telah beredar dan menghapus logo halalnya.

2. Jika perusahaan masih menginginkan untuk mencantumkan logo halal, maka diharuskan mengajukan permohonan ke Badan POM untuk proses sertifikasi dan labelisasi halal (dilakukan koordinasi juga dengan Dinas Kesehatan Kota setempat untuk produk terdaftar P-IRT)

3. Jika produk pangan tidak terdaftar, maka produk diamankan dan dilarang beredar dipasaran.

• Persetujuan pencantuman tulisan halal pada label diberikan melalui serangkaian pemeriksaan oleh Tim gabungan yg terdiri dari :

Badan POM, Departemen Agama, MUI

• Dasar Hukum : 1. Keputusan Menteri Kesehatan RI No.

82/Menkes/SK/I/1996 dan No. 924/Menkes/SK/VII/1996 tentang Pencantuman Tulisan “Halal” pada Label Makanan dan Perubahannya.

2. Piagam Kerjasama Departemen Kesehatan (dalam hal ini Dirjen POM sekarang Badan POM), Departemen Agama dan MUI, tentang Pelaksanaan Pencantuman Tulisan “halal’ pada Makanan, th. 1996.

PROSES LABELISASI HALAL DAERAH

PRODUK PANGAN OLAHAN YANG DAPAT DIAJUKANUNTUK

SERTIFIKASI DAN LABELISASI HALAL

• Produk yang terdaftar di Badan POM (mempunyai nomor pendaftaran MD) diajukan ke Badan POM.

• Produk yang mempunyai nomor pendaftaran SP/P-IRT diajukan ke Balai POM setempat

• Restoran diajukan ke Majelis Ulama Indonesia.

TATA CARA PERMOHONAN

Pemohon mengisi permohonan (tiga rangkap) yang dilengkapi dengan :

• Daftar Nomor Persetujuan Pendaftaran (MD/ML, SP/P-IRT)…. Nama produk yg didaftar harus sama dengan yang tercantum dipersetujuan pendaftaran, beserta fotocopy label yang disetujui oleh Badan POM

• SOP (Standard Operasional Prosedure) di Pabrik

• Flow Chart (Diagram Alir Proses Produksi)

• Lay Out Sarana Produksi/Pabrik

• Sertifikat Halal dari bahan-bahan yang digunakan dan atau spesifikasi sumber/asal bahan baku yang digunakan

(dikeluarkan oleh pabrik/produsen yang membuat bahan tersebut)

• Bahan yang berasal dari hewan harus ada Surat Keterangan dari Rumah Potong Hewan, bahwa pemotongan dilakukan sesuai Syariah Islam

PELAKSANAAN AUDIT

Waktu Audit disepakati bersama Dalam keadaan berproduksi Mempresentasikan proses produksi Diizinkan untuk difoto Menyiapkan dokumen pembelian/pemesanan (Purchase Order (PO)/Delivery Order (DO)) bahan-bahan ( 2 bulan terakhir) Ketua Tim Audit : BADAN POM

1. Badan POM, Audit terhadap penerapan dan pemenuhan

CPPB 2. LPPOM MUI, Audit terhadap kehalalan bahan yang

digunakan, proses produksi dan penerapan sistem jaminan halal

3. Departemen Agama, Bimbingan syariah kepada manajemen

perusahaan dan karyawan muslim

AUDITOR DAN TUGAS TIM AUDIT

HASIL AUDIT

Memenuhi Syarat

a. Kehalalan Produk (Sesuai hasil pemeriksaan dan Rapat Komisi Fatwa) b. CPPB memenuhi syarat CPPB, minimal Nilai B

Sertifikat Halal dikeluarkan oleh MUI, berdasarkan hasil pertimbangan kedua hal tersebut diatas

Labelisasi dikeluarkan olen Badan POM berdasarkan : Sertifikat Halal dan Hasil Perbaikan CPPB

Tidak Memenuhi Syarat

Perusahaan harus melengkapi dalam waktu 3 (tiga) bulan sejak dilakukan audit, apabila belum bisa dipenuhi, maka akan dilakukan audit ulang

Lanjutan….

MASA BERLAKU SERTIFIKAT DAN LABEL HALAL

• Dua tahun• Tiga bulan sebelum habis harus memperbaharui• Tidak memperpanjang, harus menghilangkan

tulisan halal

JAMINAN HALAL DARI PRODUSEN

Produsen harus mempunyai :a. Sistem Jaminan Halalb. TIM Internal Auditor HALAL

BAHAYA BIOLOGIS BAHAYA KIMIA

BAHAYA FISIK BEBAS BAHAYA

AMANKAN PANGANdan

BEBASKAN PRODUKdari

BAHAN BERBAHAYA

AMANKAN PANGANdan

BEBASKAN PRODUKdari

BAHAN BERBAHAYA

Terima KasihTerima Kasih