pengawasan mutu fisik dan organoleptik pada …repository.unika.ac.id/15571/1/15.i1.0008 eileen...

40
PENGAWASAN MUTU FISIK DAN ORGANOLEPTIK PADA BUMBU MIE INSTANT NON REGULER DI PT INDOFOOD CBP SUKSES MAKMUR TBK. DIVISI NOODLE SEMARANG KERJA PRAKTEK Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat-syarat memperoleh gelar Sarjana Teknologi Pangan Disusun oleh: Eileen Nathania NIM : 15.I1.0008 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG 2017

Upload: domien

Post on 22-Mar-2019

317 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGAWASAN MUTU FISIK DAN ORGANOLEPTIK PADA …repository.unika.ac.id/15571/1/15.I1.0008 EILEEN NATHANIA... · 2017-12-21 · laporan Kerja Praktek yang tidak dapat Penulis sebutkan

i

PENGAWASAN MUTU FISIK DAN ORGANOLEPTIK PADA BUMBU MIE

INSTANT NON REGULER DI PT INDOFOOD CBP SUKSES MAKMUR TBK.

DIVISI NOODLE SEMARANG

KERJA PRAKTEK

Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat-syarat memperoleh gelar

Sarjana Teknologi Pangan

Disusun oleh:

Eileen Nathania

NIM : 15.I1.0008

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA

SEMARANG

2017

Page 2: PENGAWASAN MUTU FISIK DAN ORGANOLEPTIK PADA …repository.unika.ac.id/15571/1/15.I1.0008 EILEEN NATHANIA... · 2017-12-21 · laporan Kerja Praktek yang tidak dapat Penulis sebutkan

ii

ii

Page 3: PENGAWASAN MUTU FISIK DAN ORGANOLEPTIK PADA …repository.unika.ac.id/15571/1/15.I1.0008 EILEEN NATHANIA... · 2017-12-21 · laporan Kerja Praktek yang tidak dapat Penulis sebutkan

iii

iii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur Penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat

rahmat, karunia-Nya, Penulis dapat menyelesaikan Laporan Kerja Praktek yang

berjudul “PENGAWASAN MUTU FISIK DAN ORGANOLEPTIK PADA BUMBU

MIE INSTANT NON REGULER DI PT INDOFOOD CBP SUKSES MAKMUR TBK.

DIVISI NOODLE SEMARANG”. Penyelesaian laporan kerja praktek ini merupakan

salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Teknologi Pangan di Universitas

Katolik Soegijapranata Semarang.

Dalam usaha penulisan laporan kerja praktek ini, tentunya Penulis tidak terlepas dari

berbagai hambatan dan kesulitan. Namun, berkat dukungan dari berbagai pihak, maka

Penulis dapat menyelesaikan laporan ini. Maka dari itu, pada kesempatan ini, Penulis

ingin menyampaikan terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. R. Probo Y. Nugrahedi, STP, MSc selaku Dekan Fakultas Teknologi

Pertanian Universitas Katolik Soegijapranata Semarang yang telah memberikan

kesempatan dan dukungan kepada Penulis untuk dapat melakukan Kerja Praktek di

PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi Noodle Semarang.

2. Ibu Meiliana, S. Gz, M.S. selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu

untuk memberikan saran dan membimbing Penulis dalam penyusunan laporan Kerja

Praktek ini dan selaku Dosen Koordinator Kerja Praktek Fakultas Teknologi

Pertanian Universitas Katolik Soegijapranata Semarang yang telah membantu

Penulis dalam penyusunan proposal dan pelaksanaan Kerja Praktek.

3. Bapak Adi Wiratno selaku HRD yang telah memberikan izin kepada Penulis untuk

dapat melakukan Kerja Praktek.

4. Bapak Despan Rajagukguk selaku BPDQCM yang telah membimbing dan

memberikan kesempatan pada Penulis selama kegiatan Kerja Praktek.

5. Bapak Boshido Bening selaku QC Process Supervisor dan Pembimbing Lapangan

yang telah membimbing dan menerima Penulis selama kegiatan Kerja Praktek di PT

Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi Noodle cabang Semarang.

6. Bapak Akmad Irdiana selaku QC RM FG. Supervisor yang telah membimbing dan

mendampingi Penulis selama kegiatan Kerja Praktek.

Page 4: PENGAWASAN MUTU FISIK DAN ORGANOLEPTIK PADA …repository.unika.ac.id/15571/1/15.I1.0008 EILEEN NATHANIA... · 2017-12-21 · laporan Kerja Praktek yang tidak dapat Penulis sebutkan

iv

iv

7. Bapak Widi, Mas Dharu, Bapak Marno, Mas Radit, Bapak Asmuni, Bapak Amal,

Bapak Budi, Bapak Himawan, dan Bapak Ardito selaku QC RM, QC Process, QC

Finished Good, dan QC FC Analys yang telah membimbing dan memberikan

pengetahuan mengenai pengawasan mutu bahan baku, proses produksi, hingga

produk jadi (finished good).

8. Bapak Sumarno, Bapak Usman, Bapak Aris, dan Bapak Rochman selaku QC

Analis laboratorium yang telah membimbing dan mengajarkan Penulis tentang

metode analisis.

9. Segenap keluarga QC PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi Noodle

Semarang yang telah membagikan berbagai informasi kepada Penulis selama

kegiatan Kerja Praktek.

10. Segenap teman perjuangan Kerja Praktek saya yaitu Mei, Natalia, Bella dan Aurel

yang telah dengan semangat dan selalu menemani penulis dalam menyelesaikan

tugas-tugas yang dilaksanakan pada saat kerja praktek ini.

11. Staff TU Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Katolik Soegijapranata yang

telah membantu proses administrasi Penulis dari awal Kerja Praktek hingga akhir

Kerja Praktek.

12. Orang tua Penulis yang telah memberikan dukungan dan semangat kepada Penulis

hingga terselesaikannya laporan Kerja Praktek ini.

13. Semua pihak yang telah membantu Penulis selama kegiatan maupun penulisan

laporan Kerja Praktek yang tidak dapat Penulis sebutkan satu per satu.

Dalam penulisan dan penyusunan laporan Kerja Praktek ini, Penulis menyadari bahwa

laporan ini masih jauh dari kata sempurna serta masih memiliki banyak kekurangan.

Oleh karena itu, Penulis mengharapkan adanya berbagai kritik dan saran yang bersifat

membangun dari para pembaca dan semua pihak. Akhir kata, Penulis berharap agar

laporan ini dapat bermanfaat dan memberikan pengetahuan bagi para pembaca dan

semua pihak yang membutuhkan.

Semarang, 8 Juni 2017

Penulis

Page 5: PENGAWASAN MUTU FISIK DAN ORGANOLEPTIK PADA …repository.unika.ac.id/15571/1/15.I1.0008 EILEEN NATHANIA... · 2017-12-21 · laporan Kerja Praktek yang tidak dapat Penulis sebutkan

v

DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN ......................................... Error! Bookmark not defined.

KATA PENGANTAR ..................................................................................................... iii

DAFTAR ISI .................................................................................................................... v

DAFTAR TABEL ............................................................................................................ 7

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................................ 8

BAB I .............................................................................................................................. 10

PENDAHULUAN .......................................................................................................... 10

1.1. Latar Belakang ......................................................................................................... 10

1.2. Tujuan ...................................................................................................................... 11

1.3. Metode dan Kegiatan Kerja Praktek ........................................................................ 11

1.4. Waktu dan Lokasi Pelaksanaan ............................................................................... 11

BAB II ............................................................................................................................ 13

PROFIL PERUSAHAAN............................................................................................... 13

2.1. Sejarah Perusahaan .................................................................................................. 13

2.2. Letak Geografis Perusahaan .................................................................................... 13

2.3. Struktur Organisasi .................................................................................................. 14

2.4. Ketenagakerjaan ...................................................................................................... 15

2.5. Visi, Misi dan Values Perusahaan ........................................................................... 16

2.5.1. Visi ................................................................................................................ 16

2.5.2. Misi ................................................................................................................ 16

2.5.3. Values ............................................................................................................ 16

2.6. Logo Perusahaan...................................................................................................... 16

BAB III ........................................................................................................................... 18

SPESIFIKASI PRODUK ............................................................................................... 18

3.1. Jenis produk ............................................................................................................. 18

BAB IV ........................................................................................................................... 22

BAHAN BAKU DAN PENGAWASAN MUTU .......................................................... 22

4.1 BAHAN BAKU ........................................................................................................ 22

Page 6: PENGAWASAN MUTU FISIK DAN ORGANOLEPTIK PADA …repository.unika.ac.id/15571/1/15.I1.0008 EILEEN NATHANIA... · 2017-12-21 · laporan Kerja Praktek yang tidak dapat Penulis sebutkan

vi

vi

4.1.1 Tepung terigu ................................................................................................. 22

4.1.2 Air 22

4.1.3. Air alkali ........................................................................................................ 23

4.1.4. Minyak goreng .............................................................................................. 23

4.2. PENGAWASAN MUTU ........................................................................................ 24

4.2.1. Pengawasan mutu bahan baku / Incoming Quality Control (IQC) ............... 25

4.2.2. Pengawasan mutu produksi / process Quality Control (PQC) ..................... 27

4.3. Pengawasan mutu produk jadi / Outgoing Quality Control (PQC) ................. 30

BAB V ............................................................................................................................ 31

KARAKTERISTIK FISIK DAN ORGANOLEPTIK SEASONING ............................. 31

5.1. Pengujian fisik dan Organoleptik Seasoning ........................................................... 32

BAB VI ........................................................................................................................... 37

PENUTUP ...................................................................................................................... 37

6.1. Kesimpulan .............................................................................................................. 37

6.2. Saran ........................................................................................................................ 37

BAB VI ........................................................................................................................... 38

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 38

BAB VII ......................................................................................................................... 40

LAMPIRAN ................................................................................................................... 40

Page 7: PENGAWASAN MUTU FISIK DAN ORGANOLEPTIK PADA …repository.unika.ac.id/15571/1/15.I1.0008 EILEEN NATHANIA... · 2017-12-21 · laporan Kerja Praktek yang tidak dapat Penulis sebutkan

7

DAFTAR TABEL

Table 1. Uji Organoleptik bumbu Pop Mie rasa Ayam .................................................. 35

Page 8: PENGAWASAN MUTU FISIK DAN ORGANOLEPTIK PADA …repository.unika.ac.id/15571/1/15.I1.0008 EILEEN NATHANIA... · 2017-12-21 · laporan Kerja Praktek yang tidak dapat Penulis sebutkan

8

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Logo PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi Noodle Cabang

Semarang ........................................................................................................................ 17

Gambar 3. Varian Rasa Produk Indomie ....................................................................... 18

Gambar 4. Varian Rasa Produk Supermi ....................................................................... 19

Gambar 5. Varian Rasa Produk Sarimi .......................................................................... 19

Gambar 6. Varian Rasa Produk Mie Sakura ................................................................... 20

Gambar 7. Varian Rasa Pop Bihun ................................................................................. 20

Gambar 8. Varian Rasa Produk Pop Mie ....................................................................... 21

Gambar 9. Produk Mie Telur Cap 3 Ayam .................................................................... 21

Gambar 10. Varian Rasa Produk Intermi ....................................................................... 21

Page 9: PENGAWASAN MUTU FISIK DAN ORGANOLEPTIK PADA …repository.unika.ac.id/15571/1/15.I1.0008 EILEEN NATHANIA... · 2017-12-21 · laporan Kerja Praktek yang tidak dapat Penulis sebutkan

9

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Bumbu Pop Mie ......................................................................................... 40 Lampiran 1. Bumbu Pop Mie rasa Ayam ....................................................................... 40

Page 10: PENGAWASAN MUTU FISIK DAN ORGANOLEPTIK PADA …repository.unika.ac.id/15571/1/15.I1.0008 EILEEN NATHANIA... · 2017-12-21 · laporan Kerja Praktek yang tidak dapat Penulis sebutkan

10

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Di zaman yang modern ini, teknologi semakin berkembang, khususnya pada bidang

pangan. Oleh karena itu, mahasiswa Program Studi Teknologi Pangan Universitas

Katolik Soegijapranata Semarang dituntut untuk menambah wawasan pengetahuan serta

pengalaman dalam industri dunia pangan melalui pelaksanaan Kerja Praktek. Selama

tiga semester sebelumnya, mahasiswa telah mendapatkan banyak pengetahuan secara

teoritis mengenai dunia industri pangan secara garis besar dalam proses perkuliahan.

Teori-teori tersebut selanjutnya diterapkan dalam pelaksanaan kegiatan praktikum di

laboratorium. Namun, masih disadari bahwa ilmu-ilmu yang telah didapatkan melalui

perkuliahan maupun kegiatan praktikum tersebut masih belum cukup bagi mahasiswa

sebagai bekal untuk mengetahui praktek dalam dunia kerja sesungguhnya yang akan

mahasiswa geluti saat bekerja nanti. Oleh sebab itu, kami membutuhkan praktek yang

sesungguhnya pada industri pangan, yaitu melalui Kerja Praktek (KP).

Kerja Praktek (KP) merupakan salah satu mata kuliah dalam Program Studi Teknologi

Pangan yang dilakukan oleh mahasiswa pada semester IV/V kurang lebih selama 20

hari. Kerja Praktek ini diadakan dengan tujuan untuk menambah wawasan dan

pengetahuan mahasiswa dalam perencanaan, pengelolaan, dan pengendalian industri

pangan, serta untuk mengenal dan memahami situasi di dalam dunia kerja. Pada

program Kerja Praktek (KP) ini, diharapkan teori-teori dasar yang telah diperoleh

selama perkuliahan dapat diterapkan secara nyata dan dapat semakin berkembang.

Dalam hal ini, kami memilih PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Divisi Noodle

Cabang Semarang sebagai tempat Kerja Praktek (KP).

PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk merupakan salah satu perusahaan pengolahan

makanan di Indonesia yang menerapkan teknologi modern serta memiliki proses yang

berkualitas tinggi untuk menghasilkan produk – produk yang bermutu tinggi, sehat,

halal, dan aman bagi konsumen. PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk juga terus

mengadakan riset terhadap pasar dan terus menambahkan keunggulan-keunggulan

Page 11: PENGAWASAN MUTU FISIK DAN ORGANOLEPTIK PADA …repository.unika.ac.id/15571/1/15.I1.0008 EILEEN NATHANIA... · 2017-12-21 · laporan Kerja Praktek yang tidak dapat Penulis sebutkan

11

11

terhadap produk yang akan dipasarkan, memperhatikan kualitas produk yang ingin

dipasarkan, melihat kebutuhan dari konsumen dan perusahaan melakukan gebrakan

yang menjadi daya tarik konsumen terhadap produk yang dipasarkan, dan juga PT.

Indofood CBP Sukses Makmur Tbk mempunyai kapabilitas perusahaan yang besar,

sehingga kami yakin akan memperoleh banyak ilmu pengetahuan dan wawasan dalam

Kerja Praktek di PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk ini. Hal-hal inilah yang

menjadi salah satu alasan bagi kami untuk memilih industri ini sebagai tempat kerja

praktek, karena dirasa sangat tepat untuk dijadikan tempat pembelajaran dalam ilmu

teknologi pangan terutama berdasarkan minat konsumen dan pangsa pasar yang ada.

1.2. Tujuan

Tujuan dari Kerja Praktek (KP) ini, antara lain:

- Menerapkan dasar-dasar teori yang telah didapatkan selama masa perkuliahan.

- Mendapatkan gambaran serta dapat mengenal baik situasi di dalam dunia kerja.

- Menambah wawasan dan pengetahuan terutama mengenai hal-hal yang berkaitan

dengan bidang pangan.

- Mengetahui masalah – masalah terkait bidang pangan yang muncul di lapangan serta

belajar menemukan solusi yang tepat untuk menyelesaikannya.

1.3. Metode dan Kegiatan Kerja Praktek

Selama Kerja Praketk, praktikan menggunakan beberapa metode. Metode yang

digunakan adalah pengamatan langsung di lapangan, wawancara dan diskusi dengan

bimbingan pembimbing lapangan selama 26 hari kerja serta menggunakan studi pustaka

yang diambil dari beberapa narasumber. Penulis melakukan pengamatan bagian Quality

Control (pengemas, tepung, finished good, shelf life, seasoning dan produksi),

melakukan wawancara dan diskusi langsung kepada pembimbing lapangan mengenai

setiap bagian Quality Control dan bagian yang akan dibahas oleh penulis serta

pengamatan kegiatan uji fiisk dan organoleptik pada seasoning

1.4. Waktu dan Lokasi Pelaksanaan

Penulis melakukan kerja praktek di PT. Indofood CBP Sukses Makmur Divisi Noodle

Cabang Semarang yang berlokasi di Jalan Tambak Aji II nomor 8, Ngaliyan, Semarang

Page 12: PENGAWASAN MUTU FISIK DAN ORGANOLEPTIK PADA …repository.unika.ac.id/15571/1/15.I1.0008 EILEEN NATHANIA... · 2017-12-21 · laporan Kerja Praktek yang tidak dapat Penulis sebutkan

12

12

selama 26 hari. Penulis memulai kerja praktek pada hari Rabu, 1 Agustus 2017 samapi

hari Kamis, 31 Agustus 2017. Jam kerja yang berlaku adalah selama 8 jam dan

dilakukan selama 6 hari per minggu.

Page 13: PENGAWASAN MUTU FISIK DAN ORGANOLEPTIK PADA …repository.unika.ac.id/15571/1/15.I1.0008 EILEEN NATHANIA... · 2017-12-21 · laporan Kerja Praktek yang tidak dapat Penulis sebutkan

13

BAB II

PROFIL PERUSAHAAN

2.1. Sejarah Perusahaan

PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi Noodle Cabang Semarang pada awalnya

berdiri dengan nama PT. Sanmaru Food Manufacturing Co. Ltd yang berlokasi di

Jakarta pada tanggal 27 April 1970. Pada tanggal 31 Oktober 1987 merupakan awal

berdirinya PT. Sanmaru Food Manufacturing Co. Ltd Cabang Semarang yang

diresmikan oleh Menteri Perindustrian Ir. Hartono dan Menteri Tenaga Kerja Soedomo.

Kemudian pada tanggal 1 Maret 1994, PT. Sanmaru Food Manufacturing CO. Ltd

bersama dengan perusahaan lain bergabung menjadi satu perusahaan dengan PT.

Indofood Sukses Makmur. Pada bulan Oktober 2009 berubah nama menjadi PT.

Indofood CBP Sukses Makmur Tbk dan nama ini digunakan hingga sekarang.

2.2. Letak Geografis Perusahaan

PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi Noodle Cabang Semarang terletak di Jl.

Tambakaji II No. 8 Kelurahan Tambak Aji, Kecamatan Ngaliyan, Semarang. Lokasi PT.

Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi Noodle Cabang Semarang terletak di dalam

suatu kawasan industri di Semarang bagian Barat berdekatan dengan jalan utara

Semarang -Jakarta,

sehingga mempermudah proses pendistribusian dan pengangkutan bahan baku dan

produk jadi. Batas wilayah PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. Divisi Noodle Cabang

Semarang adalah sebagai berikut :

Sebelah Barat : PT. Apollo

Sebelah Timur : PT. Guna Mekar Industri

Sebelah Utara : PT. Lautan Luas

Sebelah Selatan : PT. Woi

Lokasi pabrik tidak berada di dekat tepi jalan dan jarak menuju pabrik sekitar 1 km dari

tepi jalan. Hal ini tidak mempengaruhi proses pendistribusian dan proses transportasi

karena lokasi pabrik mudah dijangkau. Lokasi pabrik jauh dari rumah pemukiman

warga karena area tersebut merupakan area kawasan industri. Luas bangunan pabrik

adalah 19.695 m2, sedangkan luas tanah adalah 33.015 m2. PT. Indofood CBP Sukses

Page 14: PENGAWASAN MUTU FISIK DAN ORGANOLEPTIK PADA …repository.unika.ac.id/15571/1/15.I1.0008 EILEEN NATHANIA... · 2017-12-21 · laporan Kerja Praktek yang tidak dapat Penulis sebutkan

14

14

Makmur Tbk. Divisi Noodle Cabang Semarang terletak di dalam suatu kawasan industri

di Semarang bagian Barat berdekatan dengan jalan utara Semarang-Jakarta. Semula

kawasan Tambakaji merupakan perbukitan yang kemudian diratakan untuk dijadikan

kawasan industri.

2.3. Struktur Organisasi

PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi Noodle Cabang Semarang dipimpin

oleh seorang Branch Manager serta dibantu beberapa Kepala Departemen dengan

Struktur Organisasi sebagai berikut:

a. Branch Manager

Memimpin dan mengarahkan seluruh kegiatan perusahaan untuk mencapai

performance yang tinggi dalam menghasilkan produk-produk berkualitas dengan

jaminan sistem mutu yang selalu terjaga dan dilaksanakan secara konsisten.

b. Branch Human Resources Manager

Merencanakan, mengkoordinir, mengarahkan dan mengendalikan kegiatan Human

Resources, yang meliputi Public Relations, Industrial Relations, Administrasi

Kepegawaian dan Pengupahan, Jaminan Sosial, dan Pelayanan Umum untuk

mendukung proses pencapaian sasaran perusahaan baik jangka pendek maupun

jangka panjang.

c. Factory Manager

Branch

Manager

Branch Human Resources Manager

Factory Manager

Branch Process Development and Quality Control

Manager

Finance & Accounting

Manager

Area Sales & Promotion Manager

Page 15: PENGAWASAN MUTU FISIK DAN ORGANOLEPTIK PADA …repository.unika.ac.id/15571/1/15.I1.0008 EILEEN NATHANIA... · 2017-12-21 · laporan Kerja Praktek yang tidak dapat Penulis sebutkan

15

15

Merencanakan, mengkoordinir, mengarahkan dan mengendalikan kegiatan

Manufacturing yang meliputi : PPIC, Produksi, Gudang dan Teknik untuk

mendukung proses pencapaian sasaran perusahaan baik jangka pendek maupun

jangka panjang.

d. Branch Process Development and Quality Control Manager

Mengendalikan semua kegiatan Departemen Process Development and Quality

Control dalam aspek proses pengendalian mutu untuk menjamin kelancaran dan

kelangsungan aktivitas perusahaan.

e. Finance & Accounting Manager

Merencanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan semua kegiatan Finance

Accounting, menyajikan laporan keuangan dan analisa untuk mendukung kegiatan

operasional perusahaan.

f. Area Sales & Promotion Manager

Merencanakan, mengkoordinir, mengarahkan dan mengendalikan kegiatan

Departemen Marketing untuk mendukung proses pencapaian sasaran perusahaan.

2.4. Ketenagakerjaan

PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Divisi Noodle Cabang Semarang memiliki

karyawan sebanyak kurang lebih 800 orang. PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk

divisi Noodle cabang Semarang memberlakukan jam kerja dibagi menjadi 2 macam

yaitu 5 hari kerja dan 6 hari kerja. Karyawan yang menggunakan masa kerja selama 5

hari kerja dimulai pada pukul 08.00 WIB sampai 17.00 WIB berlaku untuk hari Senin

sampai hari Jumat. Untuk karyawan dengan masa kerja 6 hari dimulai pada pukul 08.00

WIB sampai 16.00 WIB berlaku untuk hari Senin sampai hari Jumat. Pada hari Sabtu

dimulai pada pukul 08.00 WIB sapai 12.30 WIB. Jam kerja pada bagian produksi

menggunakan sistem shift (bergilir) yang terdiri dari 3 bagian. Pada hari Senin sampai

Jumat, shift pertama pada pukul 07.00-14.30 WIB, shift kedua pada pukul 14.30-22.00

WIB dan shift ketiga pada pukul 22,00-07.00 WIB. Pada hari Sabtu diberlakukan 2

Page 16: PENGAWASAN MUTU FISIK DAN ORGANOLEPTIK PADA …repository.unika.ac.id/15571/1/15.I1.0008 EILEEN NATHANIA... · 2017-12-21 · laporan Kerja Praktek yang tidak dapat Penulis sebutkan

16

16

shift, sift pertama dimulai pada pukul 07.00-12.00 WIB dan shift kedua pada pukul

12.00-17.00 WIB.

2.5. Visi, Misi dan Values Perusahaan

2.5.1. Visi

Visi dari PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Divisi Noodle Cabang Semarang

adalah menjadi produsen barang-barang konsumsi yang terkemuka

2.5.2. Misi

Misi dari PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Divisi Noodle Cabang Semarang

adalah

Senantiasa melakukan inovasi, fokus pada kebutuhan pelanggan, menawarkan

merek-merek unggulan dengan kinerja yang tidak tertandingi.

Menyediakan produk berkualitas yang merupakan pilihan pelanggan.

Senantiasa meningkatkan kompetensi karyawan, proses produksi dan teknologi

kami.

Memberikan kontribusi bagi kesejahteraan masyarakat dan lingkungan secara

berkelanjutan.

Meningkatkan stakeholders’ value secara berkesinambungan.

2.5.3. Values

Values dari PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Divisi Noodle Cabang Semarang

adalah Dengan disiplin sebagai dasar cara hidup kita; Kami menjalankan bisnis kami

dengan integritas; Kami memperlakukan para pemangku kepentingan dengan hormat;

dan bersama-sama kita bersatu untuk mengupayakan keunggulan dan inovasi yang

berkelanjutan.

2.6. Logo Perusahaan

Logo perusahaan dapat dilihat pada Gambar 1. Logo terdiri dari dua warna dasar yaotu

warna merah dan warna biru. Waran merah merupakan wanra dasar dari logo

perusahaan yang memilik arti semangat. Sedangkan warna biru memberi makna bahwa

Indonesia adalah Negara geografis yang memiliki banyak pulau atau bisa sering kita

Page 17: PENGAWASAN MUTU FISIK DAN ORGANOLEPTIK PADA …repository.unika.ac.id/15571/1/15.I1.0008 EILEEN NATHANIA... · 2017-12-21 · laporan Kerja Praktek yang tidak dapat Penulis sebutkan

17

17

sebut Negara kepulauan. Logo PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi Noodle

Cabang Semarang dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Logo PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi Noodle Cabang

Semarang

Page 18: PENGAWASAN MUTU FISIK DAN ORGANOLEPTIK PADA …repository.unika.ac.id/15571/1/15.I1.0008 EILEEN NATHANIA... · 2017-12-21 · laporan Kerja Praktek yang tidak dapat Penulis sebutkan

18

BAB III

SPESIFIKASI PRODUK

3.1. Jenis produk

Produk yang diproduksi oleh PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Divisi Noodle

Cabang Semarang adalah Indomie, Supermi, Sarimi dan Pop Mie. Setiap brand mie

instant diproduksi dengan jumlah yang berbeda-beda. Hal ini disebabkan karena setiap

jumlah yang diproduksi tergantung pada minat konsumen yang diinginkan. Berikut

adalah deskripsi dan karaktersitik setiap brand yang di produksi di PT. Indofood CBP

Sukses Makmur Tbk Divisi Noodle cabangag Semarang.

a. Indomie

Indomie adalah merek mi instant yang muncul pertama kali. Indomie muncul pada

tahun 1972 dengan rasa Indomie rasa kuah kaldu ayam. Kemudian pada tahun 1982,

Indomie mengeluarkan varian baru yaitu Indomie kuah rasa kari ayam. Pada tahun 1983

mulai meluncurkan indomie goreng. Hingga saat ini mengeluarkan berbagai macam

varian seperti Indomie kuah rasa soto mie, rasa baso sapi, rasa kaldu udang, rasa soto

special dan rasa ayam bawang. Untuk Indomie goreng memiliki varian rasa rendang,

Indomie goreng rasa dendeng balado, Indomie rasa soto special, Indomie rasa soto

lamongan, dan sebagainya. Berikut adalah beberapa produk Indomie

Beberapa varian rasa produk Indomie dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2. Varian Rasa Produk Indomie

Page 19: PENGAWASAN MUTU FISIK DAN ORGANOLEPTIK PADA …repository.unika.ac.id/15571/1/15.I1.0008 EILEEN NATHANIA... · 2017-12-21 · laporan Kerja Praktek yang tidak dapat Penulis sebutkan

19

19

2. Supermi

Supermi mulai diproduksi pada tahun 1968 sebagai mie instan serbaguna. Supermi

adalah produk yang diluncurkan sebelum Indomie sebagai mie instan serbaguna, namun

sesudah Indomie sebagai mie instan berbumbu. Varian rasa Supermi meliputi Supermi

rasa ayam bawang, Supermi rasa ayam spesial, Supermi rasa kaldu ayam, Supermi rasa

sop buntut, dan lain-lain. Beberapa varian rasa produk Supermi dapat dilihat pada

Gambar 3.

Gambar 3. Varian Rasa Produk Supermi

3. Sarimi

Varian rasa Sarimi meliputi, Sarimi rasa ayam bawang, Sarimi rasa soto koya, Sarimi

rasa baso sapi, Sarimi goreng ayam kecap, Sarimi goreng ayam kremes, Sarimi goreng

sate, Sarimi goreng pecel, dan lain-lain. Adapun Sarimi terbagi menjadi 2 pilihan yakni

isi 1 (single) dan isi 2. Beberapa varian rasa produk Sarimi dapat dilihat pada Gambar 4.

Gambar 4. Varian Rasa Produk Sarimi

4.Mie Sakura

Mie Sakura juga terdiri dari mie goreng serta mie kuah. Varian rasa Mie Sakura

meliputi Sakura rasa ayam kecap pedas, Sakura rasa soto ayam, Sakura rasa baso sapi,

Page 20: PENGAWASAN MUTU FISIK DAN ORGANOLEPTIK PADA …repository.unika.ac.id/15571/1/15.I1.0008 EILEEN NATHANIA... · 2017-12-21 · laporan Kerja Praktek yang tidak dapat Penulis sebutkan

20

20

Sakura mi goreng, dan lain-lain. Varian rasa produk Mie Sakura dapat dilihat pada

Gambar 5.

Gambar 5. Varian Rasa Produk Mie Sakura

5. Pop Bihun

Pop Bihun merupakan salah satu produk bihun instan yang terbuat dari bahan baku

beras. Varian rasa Pop Bihun meliputi Pop Bihun spesial rasa kari ayam pedas, Pop

Bihun spesial rasa ayam bawang, Pop Bihun spesial rasa soto ayam, Pop Bihun spesial

goreng spesial, Pop Bihun regular rasa soto ayam, dan lain-lain. Varian rasa produk Pop

Bihun dapat dilihat pada Gambar 6.

Gambar 6. Varian Rasa Pop Bihun

6. Pop Mie

Pop Mie merupakan jenis mie instan yang dikemas dalam bentuk cup. Pop Mie mulai

diproduksi pada tahun 1987. Varian rasa Pop Mie juga beraneka ragam, yaitu Pop Mie

rasa ayam, Pop Mie rasa ayam bawang, Pop Mie rasa baso, Pop Mie rasa soto ayam,

Pop Mie goreng spesial, Pop Mie goreng pedas, dan lain-lain. Adapun Pop Mie terbagi

menjadi 2 pilihan porsi, yaitu porsi mini dan porsi jumbo. Beberapa varian rasa produk

Pop Mie dapat dilihat pada Gambar 7.

Page 21: PENGAWASAN MUTU FISIK DAN ORGANOLEPTIK PADA …repository.unika.ac.id/15571/1/15.I1.0008 EILEEN NATHANIA... · 2017-12-21 · laporan Kerja Praktek yang tidak dapat Penulis sebutkan

21

21

Gambar 7. Varian Rasa Produk Pop Mie

7. Mie Telur Cap 3 Ayam

Mie Telur Cap 3 Ayam adalah produk mie yang mudah diolah menjadi masakan utama

dengan berbagai kreasi. Mie Telur Cap 3 Ayam terbagi menjadi 2 jenis yaitu Mie Telur

keriting dan Mie Telur bulat. Produk Mie Telur Cap 3 Ayam dapat dilihat pada Gambar

8.

Gambar 8. Produk Mie Telur Cap 3 Ayam

8.Intermi

Intermi merupakan produk mie instan yang terbagi menjadi 2 jenis yaitu mie kuah dan

mie goreng. Varian rasa Intermi meliputi Intermi goreng, Intermi rasa baso sapi, Intermi

rasa kaldu ayam, Intermi rasa ayam bawang, dan lain-lain. Varian rasa produk Intermi

dapat dilihat pada Gambar 9.

Gambar 9. Varian Rasa Produk Intermi

Page 22: PENGAWASAN MUTU FISIK DAN ORGANOLEPTIK PADA …repository.unika.ac.id/15571/1/15.I1.0008 EILEEN NATHANIA... · 2017-12-21 · laporan Kerja Praktek yang tidak dapat Penulis sebutkan

22

BAB IV

BAHAN BAKU DAN PENGAWASAN MUTU

4.1. Bahan Baku

Untuk mengubah suatu bahan baku menjadi produk jadi maka diperlukan proses

produksi untuk menambah nilai dan fungsi yang lebih tinggi suatu produk olahan.

Untuk melakukan proses produksi dibutuhkan bahan baku untuk membuat produk mie

instan. Bahan baku yang digunakan oleh PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk divisi

Noodle Cabang Semarang adala sebagai berikut

4.1.1. Tepung terigu

Tepung terigu merupakan hasil dari ekstraksi dari proses penggilingan gandum (T.

sativum). Komponen penyusun tepung terigu adalah 67-70% karbohidrat, 10-14%

protein, dan 1-3% lemak (Riganakos dan Kontominas, 1995). Tepung terigu memjadi

bahan baku utama dalam pembuatan mie instant. Hal ini disebabkan karena adanya

kemampuan membentuk gluten jika bercampur dengan air. Gluten adalah protein yang

utama di dalam tepung terigu. Kompenen penyusun gluten adalah gliadin (20-25%) dan

glutenin (35-40%). Keelastisan dari gluten membuat adonan tidak mudah putus pada

tahap pemasakan dan pencetakan (Fennema, 1996). Dengan demikian tepung terigu

sesuai untuk pembuatan mie instan agar mie yang dihasilkan tidak mudah patah dengan

daya elastisitas yang tinggi (Astawan, 2008). Menurut SNI 3751:2009, tepung terigu

yang digunakan sebagai bahan pangan tidak disarankan jika di dalam tepung terdapat

cemaran kutu, serangga, logam, mikroba (E.coli, Bacillus cereus dan kapang) dan

adanya potongan benda asing. PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk divisi Noodle

Cabang Semarang menggunakan tepung terigu Segitiga Biru, Segitiga Hijau dan Cakra.

Setiap brand mie yang di produksi memiliki komposisi tepung yang berbeda – beda.

4.1.2. Air

Air berfungsi untuk media yang memudahkan bereaksi antara gluten dengan karbohidrat

dan memjadikan gluten memiliki sifat yang kenyal. Adanya air membuat pati dan gluten

di dalam tepung mengembang (Astawan, 2008). Air yang baik memilik pH dengan

kisaran 6 sampai 9. Pada kisaran pH tersebut akan membuat absorbsi air meningkat.

Page 23: PENGAWASAN MUTU FISIK DAN ORGANOLEPTIK PADA …repository.unika.ac.id/15571/1/15.I1.0008 EILEEN NATHANIA... · 2017-12-21 · laporan Kerja Praktek yang tidak dapat Penulis sebutkan

23

23

Semakin meningkat absorbsi air maka membuat mie berbentuk pasta dengan baik dan

tidak mudah patah. Syarat mutu air berdasarakan SNI 01-3553-1994 adalah air yang

tidak berbau, rasa normal dan kekeruhan maksimal 5 NTU (Nephelometric Turbidity

Unit).

4.1.3. Air alkali

Air alkali merupakan campuran dari beberapa komponen seperti pewarna makanan

tartrazine CI 19140, garam, zat besi, guar gum, dan lain-lain. Setiap merek mie instant

yang ada pada PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Divisi Noodle Cabang

Semarang menggunakan air alkali dengan komposisi yang berbeda-beda. Warna yang

terdapat pada air alkali tiap merek mie juga berbeda- beda seperti warna kuning bening,

kuning kehijauan dan kuning putih. Dari warna tersebut menunjukkan bahwa pH yang

dimiliki sekitar 9 sampai 11 (Kruger et al, 1996). Dalam kondisi basa, larutan alkali

mampu meningkatkan proses pembuaatan mie seperti tekstur, aroma dan flavor pada

mie. Penambahan air alkali ini juga bertujuan untuk memperkuat struktur pada gluten

sehingga menjadikan pati pada terigu menjadi kenyal (Astawan, 2008).

4.1.4. Minyak goreng

Minyak adalah media yang digunakan untuk menggoreng suatu bahan pangan. Tujuan

dilakukannya penggorengan adalah untuk memberi rasa gurih, pengatur panas, serta

penambah kalori bahan pangan (Winarno, 2002). P ada mie instan. PT. Indofood CBP

Sukses Makmur menggunakan minyak goreng kelapa sawit sebagai medium penghantar

panas. Minyak kelapa sawit yang memiliki komposisi 45,5% asam lemak jenuh dan

54,1% asam lemak tak jenuh. Dari komposisi ini minyak dapat mengalami perubahan

kualitas jika tidak disimpan dengan baik maupun penggunaan yang salah. Sebab minyak

mudah mengalami auto-oksidasi. Menurut SNI 01-2901-2006 minyak kelapa sawit

berwarna jingga kemerah-merahan yang diperoleh dari hasil ekstraksi daging buah

tanaman Elaeis guinneensis, kadar air maksimal 0,5% dan kadar asam lemak bebas

sebesar 0,5%. Minyak goreng yang digunakan setelah melewati proses harus

diperhatikan. Komponen bahan pangan yang keluar ke minyak seperti kandungan air

dapat menurunkan kualitas dari minyak karena adanya proses hidrolisis (Fellows, 1990).

Page 24: PENGAWASAN MUTU FISIK DAN ORGANOLEPTIK PADA …repository.unika.ac.id/15571/1/15.I1.0008 EILEEN NATHANIA... · 2017-12-21 · laporan Kerja Praktek yang tidak dapat Penulis sebutkan

24

24

4.2. PENGAWASAN MUTU

Pengawasan mutu merupakan serangkaian tindakan untuk mempertahankan atau

memperbaiki mutu dalam rangka memuaskan konsumen dan melaksanakan produksi

dengan seekonomis mungkin. Pengawasan mutu sendiri terdiri dari semua kegiatan

mulai dari bahan baku, produksi hingga produk akhir. Hal ini dilakukakan oleh suatu

perusahaan dengan tujuan untuk mempertahankan dan memperbaiki mutu produk dan

meminimalkan jumlah produk yang rusak (Puspitasari, 2004). Pengawasan mutu

biasanya dilakukan dengan cara pengukuran berat, tebal, panjang atau dalam bentuk

pengujian secara fisik, organolpetik maupun kimia. (Afrianto, 2008). Produk yang

dihasilkan dari PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Divisi Noodle cabang Semarang

sudah melakukan standarisasi dari bahan baku sampai produksi jadi, tenaga kerja

(manpower) dan mesin yang digunakan.

Standarisasi yang sudah disertifikasi oleh SGS (Societe Generale de Surveilance)

melalui sertifikasi ISO ( International Organization for Standardization) 22000 tentang

Keamanan Pangan dan sertifikasi halal yang berlaku untuk semua produk dan ISO

9001.

PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk mendapatkan sertifikasi ISO 9001:2000 pada

tanggal 5 Februari 2004 dari badan SGS International of Indonesia terkait dengan

manajemen mutu yang baik menghasilkan produk yang sesuai dengan standar serta

bermutu. Dengan menggunakan slogan yang ada pada logo Indofood “ The Symbol of

Quality Foods” atau “Lambang Makanan Bermutu”, maka PT. Indofood CBP Sukses

Makmur memberi makna bahwa produk yang dihasilkan memiliki bermutu dan

dihasilkan berasal dari bahan baku pilihan, proses produksi yang aman dan higenis serta

memenuhi standar kandungan gizi produk yang halal. Pengawasan mutu pada PT.

Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Divisi Noodle Cabang Semarang mengiktui SOP

(Standar Operational Procedure) yang sudah mengacu kepada SNI 01-3551-2000 dan

CODEX. PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Divisi Noodle Cabang Semarang

melakukan sistem pengawasan yaitu pengawasan mutu bahan baku / Incoming Quality

Control (IQC), pengawasan mutu proses produksi / process Quality Control (PQC) dan

pengawasan mutu produk akhir / Outgoing Quality Control (OQC)

Page 25: PENGAWASAN MUTU FISIK DAN ORGANOLEPTIK PADA …repository.unika.ac.id/15571/1/15.I1.0008 EILEEN NATHANIA... · 2017-12-21 · laporan Kerja Praktek yang tidak dapat Penulis sebutkan

25

25

4.2.1. Pengawasan mutu bahan baku / Incoming Quality Control (IQC)

Pada bagian ini, pengawasan mutu yang dilakukan pada bahan baku yang akan

digunakan untuk bahan produksi. Incoming Quality Control (IQC) merupakan tahap

awal yang harus dilakukan untuk memastikan kualitas tetap terjaga dan terhindar dari

benda cemaran yang tidak inginkan. Selain itu pengawasan mutu bahan baku sangat

penting dilakukan karena tidak adanya tahap ini akan menjadikan produk memiliki

mutu yang menurun akibat adanya hal-hal yang tidak diinginkan yang bersumber pada

bahan baku. Pengawasan bahan baku yang dilakukan oleh PT. Indofood CBP Sukses

Makmur Tbk Divisi Noodle Cabang Semarang meliputi tepung, minyak goreng,

seasoning dan solid ingredient dan pengemas.

4.2.1.1. Tepung

Tahap awal yang dilakukan adalah mengambil beberapa sampel untuk diuji secara fisik,

organoleptic maupun kimia. Secara fisik, tepung dilakukan pengecekan meliputi

kemasan, bau, ada atau tidaknya cemaran (kutu, serangga, kepompong), warna dan berat

sampel. Uji kimia dilakukan pengujian kadar gluten, iron spot dan kadar abu di bagian

QC Analis. Setelah melakukan pengecekan secara fisik dan kimia maka akan diketahui

hasil bahwa tepung yang akan digunakan sesuai standar atau tidak. Jika tepung sesuai

standar maka tepung akan disimpan di bagian gudang penyimpanan tepung untuk

dipakai pada proses produksi. Tepung terigu yang digunakan untuk proses

menggunakan sistem FIFO (First in First Out) dimana tepung yang sudah masuk ke

dalam gudang penyimpanan tepung terlebih dahulu, maka tepung tersebut yang akan

digunakan untuk proses selanjutnya.

4.2.1.2. Minyak Goreng

Minyak yang digunakan untuk proses produksi berbentuk seperti pasta. Sebelum

disimpan ke dalam tangki, minyak dipanaskan terlebuh dahulu di dalam truk hingga

mencair kemudian dialirkan menuju tangki penyimpanan. Pengambilan sampel minyak

dilakukan sesuai dengan prosedur yang sudah ditetapkan oleh QC RM. Uji yang

dilakukan adalah uji fisik dan kimia. Pada pengujian secara fisik, minyak dilakukan

pengecekan pada warna dan bau. Sedangkan pada pengujian kimia dilakukan

Page 26: PENGAWASAN MUTU FISIK DAN ORGANOLEPTIK PADA …repository.unika.ac.id/15571/1/15.I1.0008 EILEEN NATHANIA... · 2017-12-21 · laporan Kerja Praktek yang tidak dapat Penulis sebutkan

26

26

pengecekan pada kadar FFA (Free Fatty Acid). Jika kadar FFA pada minyak tidak

memenuhi standar, maka minyak di digunakanan untuk produksi dan ditolak. Hal ini

disebabkan minyak goreng yang memiliki kadar FFA yang tinggi akan berakibat mutu

akhir produk. Asam lemak bebas pada minyak goreng awal sudah tinggi, maka seiring

dengan berjalannya proses produksi akan mengakibatkan kadar FFA meningkat pula.

Kadar asam lemak bebas berdasarkan standar SNI 7709-2-12 tentang syarat mutu

minyak goreng kelapa sawit maksimal 0,3%

4.2.1.3. Seasoning

Pengecekan sampel Seasoning dilakukan sesuai dengan standar telah ditetapkan oleh

QC RM. Pengecekan yang dilakukan secara fisik dan kimia. Pengujian secara fisik

dilakukan dengan mengamati keadaan karton, kondisi etiket, dan berat sampel.

Sedangkan pada pengujian secara kimia dilakukan oleh QC Analis di laboratorium

dengan mengecek kadar air pada bumbu dan kadar FFA pada minyak bumbu. Setelah

melalui pengujian fisik dan kimia dan sesuai dengan standar, maka sampel yang diuji

siap digunakan. Seasoning yang digunakan untuk proses menggunakan sistem FIFO

(First in First Out) dimana bumbu, minyak dan solid ingredient yang sudah masuk ke

dalam gudang penyimpanan Seasoning terlebih dahulu, maka bumbu, minyak dan solid

ingredient tersebut yang akan digunakan untuk proses selanjutnya.

4.2.1.4 Pengemas

Pengecekan yang dilakukan pada bagian pengemas meliputi kemasan karton, etiket,

cup, garpu plastic, lid seal dan seal tape. Analisa kemasan dilakukan secara fisik. Pada

kemasan karton dilakukan pengecekan pada kondisi karton seperti kekuatan daya

tumpuk karton, design sesuai atau tidak, nama PT, warna cetakan, panjang, lebar dan

tinggi karton. Pada etiket dilakukan pengecekan ketebalan pada etiket, kondisi etiket,

No MD sesuai atau tidak, nama PT, komponen ingredient, cetakan etiket, ukuran tebal,

panjang dan pitch. Untuk kemasan cup dilakukan pengecekan kesesuaian cetakan, nama

PT, diameter atas, diameter bawah, tinggi, lebar bibir dan tebal dinding cup. Pada garpu

plastic dilakukan pengecekan pada panjang, berat dan lendutan pada garpu. Bila

seluruh bahan pengemas tidak sesuai dengan standar maka akan disimpan di tempat dan

dilaporkan untuk dilakukan proses selanjutnya.

Page 27: PENGAWASAN MUTU FISIK DAN ORGANOLEPTIK PADA …repository.unika.ac.id/15571/1/15.I1.0008 EILEEN NATHANIA... · 2017-12-21 · laporan Kerja Praktek yang tidak dapat Penulis sebutkan

27

27

4.2.2. Pengawasan mutu produksi / process Quality Control (PQC)

Tahap selanjutnya setelah melewati tahap incoming Quality Control (IQC) adalah tahap

/ process Quality Control (PQC). Hal ini perlu dilakukan apabila terjadi ketidaksesuaian

dengan standar yang sudah ditetapkan maka akan menghasilkan produk yang tidak

maksmial dan adanya penurunan kualitas pada produk. Tahap ini dilakukan untuk

meminimalkan adanya letak kesalahan pada proses produksi. Bila tidak dilakukan pada

tahap ini, maka akan semakin sulit untuk menemukan kesalahan pada produk setelah

melewati proses produksi. PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Divisi Noodle

Cabang Semarang memberlakukan proses pengecekan di setiap shift. Selama proses

produksi, para QC akan melakukan pengecekan sebagai berikut:

4.2.2.1. Pengayakan Tepung

Sebelum tepung terigu dituang ke dalam screw dilakukan analisa terlebih dahulu.

Analisa yang dilakukan adalah analisa fisik dan organoleptik dari bagian QC proses

field dengan mengambil beberapa sampel untuk menguji secara fisik dan organoleptik.

Hal ini bertujuan untuk memastikan ada atau tidaknya kutu, ulat atau kepompong dan

benda asing yang ada di tepung. Setelah dilakukan pemeriksaan kemudian dilakukan

penuangan tepung ke dalam screw yang dilengkapi dengan penyaring. Hal ini bertujuan

untuk memastikan bahwa tepung bebas dari cemaran benda asing sebelum memasuki

tahap selanjutnya yaitu tahap mixing dan menjaga kualitas produk mie instan agar tidak

merugikan konsumen. Pengayakan tepung dilakukan selama ± 15 menit. Setelah selesai

diayak, langkah selanjutnya adalah melakukan proses pencampuran bahan atau mixing.

4.2.2.2. Pencampuran Bahan

Pada proses pencampuran, tepung yang sudah diayak dicampur dengan air alkali yang

sudah dibuat sebelumnya. Proses pembuatan air alkali berlangsung selama ± 4 jam.

Setelah air alkali jadi harus dilakukan penyaringan terlebih dahulu. Hal ini bertujuan

untuk meminimalkan adanya benda asing dan cemaran yang dapat mengkontaminasi

adonan mie instan. Penggunaan air alkali juga sesuai dengan merek apa yang sedang

diproduksi pada saat itu. Warna air alkali yang biasa diigunakan adalah kuning puti,

kuning bening dan kuning kehijauan Langkah selanjutnyanya adalah memasukkan

tepung yang sudah di ayak dan air alkali yang sudah disaring. Proses pencampuran

Page 28: PENGAWASAN MUTU FISIK DAN ORGANOLEPTIK PADA …repository.unika.ac.id/15571/1/15.I1.0008 EILEEN NATHANIA... · 2017-12-21 · laporan Kerja Praktek yang tidak dapat Penulis sebutkan

28

28

bahan berlangsung selama ± 12 hingga 15 menit. Setelah adonan terbentuk menjadi

adonan yang kalis dipindahkan ke dalam penampung adonan (feeder). Proses

pengawasan mutu yang dilakukan adalah pengecekan jumlah larutan alkali yang

ditambahkan, keadaan adonan, ada atau tidaknya cemaran atau benda asing serta

lamanya pencampuran dan analisas kadar air pada adonan mie yang dilakukan di

laboratorium oleh QC Analis.

4.2.2.3. Pembentukan lembaran adonan (pressing), Slitting dan waving

Adonan yang ada di dalam feeder dilewatkan ke dalam roll press. Hal ini bertujuan agar

adonan mie berbentuk lembaran. Dalam pembentukan adonan ini, adonan melewati

beberapa pasang roll press dengan ketebalan yang berbeda-beda. Ketebalan adonan mie

harus diperhatikan agar sesuai standar yang telah ditetapkan oleh pihak perusahaan.

Setiap merek yang diproduski juga memiliki ketebalan adonan mie yang berbeda-beda.

Setelah melalui proses pembentukan adonan dilakukan pembentukan mie instan

menjadi untaian yang bergelombang atau yang dikenal dengan proses slitting dan

waving. Dalam tahap ini dilakukan pengecekan slitter yang digunakan sesuai dengan

flavour yang sedang diproduksi pada saat itu. Setiap slitter juga diperhatikan standar

ketebalannya. Hal ini disebabkan ketebalan juga menentukan mie. Setelah melewati

tahap ini dilanjutkan dengan tahap steaming.

4.2.2.4.Pengukusan (steaming)

Mie yang telah menjadi untaian dilewatkan ke steam box. Di dalam steam box tersebut

menghasilkan uap panas dengan suhu ± 100° C. Uap panas dari boiler berfungsi untuk

mengukus mie instant. Pada tahap ini perlu diperhatikan tekanan uap masuk dan keluar .

Tekanan uap yang tidak sesuai dengan standar akan membuat untaian mie tidak

terkukus secara sempurna dan membuat untaian mie tidak matang. Apabila suhu dan

tekanan uap tidak standard dan diperoleh adonan mie yang mentah maka adonan mie

tidak digunakan untuk tahap selanjutnya.

4.2.2.5. Pemotongan (cutting) dan pelipatan

Setelah mie melewati proses pengukusan, mie dipotong sesuai dengan standar ukuran

yang telah ditetapkan. Mie yang berbentuk untaian akan dipotong dengan menggunakan

Page 29: PENGAWASAN MUTU FISIK DAN ORGANOLEPTIK PADA …repository.unika.ac.id/15571/1/15.I1.0008 EILEEN NATHANIA... · 2017-12-21 · laporan Kerja Praktek yang tidak dapat Penulis sebutkan

29

29

cutter dan dilanjutkan dengan pelipatan mie dengan menggunakan folder. Mie yang

telah terpotong dan terlipat akan masuk ke dalam mangkuk kecil. Pada tahap ini perlu

diperhatikan kecepatan mesin pemotong (rpm) dan mengamati bentuk lipatan mie. Mie

yang memiliki ketebalan dan pelipatan yang tidak standar maka akan ditolak.

4.2.2.6. Penggorengan (frying)

Mie yang sudah masuk ke dalam mangkuk kemudian digoreng ke dalam minyak panas

dengan suhu penggorengan 120° hingga 160° c. Proses penggorengan bertujuan untuk

menurunkan kadar air yang ada di dalam mie sehingga mie dapat bertahan sampai 8

bulan. Penggorengan mie juga bertujuan untuk membuat mie menjadi lebih matang.

Pada tahap ini, perlu diperhatikan suhu pada minyak saat penggorengan untuk

menghindari case hardening pada mie instan. Case hardening adalah keadaan dimana

pada bagian luar mie sudah matang namun pada bagian dalam mie masih mentah. Selain

itu juga diperhatikan kadar FFA pada minyak sebelum dan sesudah dilakukan

penggorengan dengan tujuan untuk menjaga kualitas mie instan dan mencegah

ketengikan.

4.2.2.7. Pendinginan (cooling)

Mie yang telah digoreng, kemudian didinginkan denga melewati lorong cooling box.

Lorong ini dilengkapi dengan kipas angin dengan tujuan untuk mengeluarkan udara

panas yang ada pada mie. Cooling box juga dilengkapi dengan exhauster yang memiliki

fungsi untuk mengeluarkan udara panas yang ada sehingga proses pendinginan lebih

cepat. Waktu yang dibutuhkan untuk mendinginkan mie sesuai dengan jenis mesinnya.

Mie didinginkan terlebih dahulu agar suhu pada mie tidak terlalu tinggi. Standar suhu

mie pada tahap ini adalah 30°c hingga 35°c.

4.2.2.8. Pengemasan

Setelah melewati tahap pendinginan, mie dikemas disertai dengan penambahan bumbu

pelengkap, kecap, sambal, bubuk cabe, solid ingredient maupun minyak bawang.

Pengisian bahan pelengkap disesuaikan dengan jenis varian apa yang diproduksi pada

saat itu. Kemudian tahap selanjutnya adalah dikemas menggunakan kemasan etiket.

Tujuan diberi kemasan adalah untuk melindungi produk mie instan dari kontaminasi

Page 30: PENGAWASAN MUTU FISIK DAN ORGANOLEPTIK PADA …repository.unika.ac.id/15571/1/15.I1.0008 EILEEN NATHANIA... · 2017-12-21 · laporan Kerja Praktek yang tidak dapat Penulis sebutkan

30

30

dan cemaran. Setelah mie dikemas dengan sempurna kemudian dimasukkan ke dalam

karton.

4.2.2.9. Shelf life

Pada bagian QC process akan mengambil sampel varian yang di produksi setiap shift

dan di simpan di dalam tempat dengan suhu ruang. Analisa shelf life dilakukkan setiap

bulan sampai bulan ke 7. Pengawasan mutu yang dilakukan meliputi analisa secara

kimia, organoleptik dan mikroorganisme. Parameter yang diperiksa adalah bau, rasa dan

aroma khas pada block mie, bumbu, minyak, kecap, bawang goreng, sambal, chili

powder dan solid ingredient. Setelah dilakukan pengecekan, sampel mie akan

dihancurkan untuk menjadi pakan ternak dan sampel seasoning akan dimusnahkan

4.3. Pengawasan mutu produk jadi / Outgoing Quality Control (PQC)

Sebelum produk di distribus ke pihak distributor maupun konsumen maka dilakukan

pengawasan mutu pada tahap terakhir yaitu process Quality Control (PQC). Salah satu

QC finished goods (FG) akan melakukan sampling pada produk yang sudah dikemas di

dalam karton. Uji yang dilakukan adalah uji fisik dengan kesesuain karton dengan

produk yang ada di dalamnya, kondisi kemasan etiket, kode produksi, berat produk. Jika

sudah memenuhi standar, maka akan di letakkan diatas palet dan disimpan di gudang

penyimpanan produk jadi. Sistem FIFO (First In First Out) juga diterapkan digudang,

dimana produk yang diproduksi terlebih dahulu maka akan didistribusi terlebih dahulu.

Page 31: PENGAWASAN MUTU FISIK DAN ORGANOLEPTIK PADA …repository.unika.ac.id/15571/1/15.I1.0008 EILEEN NATHANIA... · 2017-12-21 · laporan Kerja Praktek yang tidak dapat Penulis sebutkan

31

BAB V

KARAKTERISTIK FISIK DAN ORGANOLEPTIK SEASONING

Bahan pelengkap yang digunakan oleh PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk divisi

Noodle Cabang Semarang didapatkan dari PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk

Divisi Food Ingredient Cabang Semarang. Seasoning yang digunakan dalam bentuk

bubuk dan terdiri dari berbagai macam rempah-rempah yang ditambahkan ke dalam

produk makanan selama pengolahan atau dalam persiapan pengolahan dengan tujuan

untuk meningkatkan nilai ekonomis pada suatu produk makanan (Farrel, 1990). Hal ini

disebabkan karena seasoning bubuk mudah untuk dikemas, diangkut serta praktis.

Selain campuran rempah-rempah, seasoning sendiri merupakan campuran kompleks

rempah-rempah dengan pewarna, pemanis, flavor dan sebagainya (Hou, 2010)

Seasoning terdiri dari bumbu, chili powder, minyak bumbu, bawang goreng, sambal,

kecap dan bahan pelengkap yang lain. Seasoning ditambahkan dalam suatu bahan

pangan bertujuan untuk meningkatkan cita rasa alami dari makanan yang akan

dikonsumsi sehingga makanan yang akan dikonsumsi disukai oleh para konsumen.

Setiap seasoning yang ada di PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Divisi Noodle

Cabang Semarang menggunakan kemasan sebagai wadah untuk menyimpan seasoning.

Menurut Herawati (2008) kemasan adalah tempat yang dapat memberikan perlindungan

sesuai tujuannya. Kemasan yang akan digunakan sebagai wadah suatu bahan pangan

harus memenuhi beberapa syarat, yaitu memberi perlindungan terhadap produk dari

cemaran, kerusakan fisik, kotoran, dapat menahan perpindahan uap air dan gas serta

mampu mempertahankan mutu produk. Kemasan yang digunakan untuk mengemas

seasoning adalah 2 jenis kemasan plastic yaitu metalized plastic dan PET. Metalized

plastic digunakan untuk mengemas seasoning dalam bentuk bubuk. Sedangkan untuk

mengemas seasoning dalam bentuk cair menggunakan kemasan jenis PET. Kelebihan

plasik dari kemasan yang lain adalah sifatnya yang mudah dibentuk, harga yang relatif

murah.

Metalized plastic merupakan kombinasi antara plastic dengan aluminum. Sifat dari

plastic ini adalah tidak meneruskan cahaya, menghambat masuknya oksigen, menahan

Page 32: PENGAWASAN MUTU FISIK DAN ORGANOLEPTIK PADA …repository.unika.ac.id/15571/1/15.I1.0008 EILEEN NATHANIA... · 2017-12-21 · laporan Kerja Praktek yang tidak dapat Penulis sebutkan

32

32

bau, memberi efek mengkilap, mampu menahan gas dan mudah disobek sehingga

memudahkan konsumen untuk membuka kemasan (Brown, 1992). Kemasan ini

merupaka kemasan multilayer dengan 3 lapisan. 3 lapisan yang ada dikemasan ini

adalah PET (polyethylene terephthalate), MET (metalized) dan PE (polyethylene).

Lapisan terluar pada kemasan ini adalah lapisan PET. Sifat dari PET adalah tahan panas

sehingga dapat di seal dan dicetak (printed). Lapisan MET dan PE berfungsi untuk

pelindung. Setiap lapisan memiliki ketebalan pada umumnya 10-12 μm untuk lapisan

PET, 1-2 μm untuk lapisan MET dan lapisan PE sebesar 50-100 μm. Metalized plastic

memilik tingkat permeabilitas yang tinggi sehingga mampu menjaga produk bumbu

yang bersifat higroskopis seperti bumbu yang mudah mengalami penggumpalan apabila

bereaksi dengan air. Dengan demikian metalized plastic cocok digunakan untuk

mengemas bumbu.

5.1. Pengujian fisik dan Organoleptik Seasoning

Pada bagian Seasoning dilakukan pengujian secara fisik, organoleptic maupun kimia.

Pengujian secara fisik dilakukan oleh QC RM di gudang penyimpanan seasoning.

Analisa fisik dilakukan sesuai dengan standar SOP (Standar Operation Procedure) yang

sudah ditetapkan oleh PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Divisi Noodle Cabang

Semarang. Tahap-tahap yang dilakukan untuk mengambil sampel sebagai berikut

1. Mencari lokasi seasoning yang akan di analisa

2. Sampling seasoning per flavor per jumlah kardus per kode produksi

menggunakan Military Standard Sampling S-2 dengan AQL 6,5%

3. Untuk seasoning dengan umur simpan > 1 bulan akan dilakukan monitoring

dengan pemeriksaan fisik maupun kimia dengan jangka waktu 1 minggu

terhitung dari tanggal analisa

4. Selanjutnya adalah pengecekan kemasan pada aspek kehalalan produk.

Pengecekan ini ditinjau dari kemasan seasoning ada atau tidaknya cemaran yang

najis / haram. Apabila tidak memenuhi kriteria, maka seasoning akan ditolak

sedangkan apabila memenuhi syarat akan digunakan tahap selanjutnya

5. Analisa fisik pada karton dilihat pula. Karton merupakan kemasan sekunder

pada seasoning sehingga perlu dipastikan apakah karton tersebut bersih, tidak

Page 33: PENGAWASAN MUTU FISIK DAN ORGANOLEPTIK PADA …repository.unika.ac.id/15571/1/15.I1.0008 EILEEN NATHANIA... · 2017-12-21 · laporan Kerja Praktek yang tidak dapat Penulis sebutkan

33

33

robek dan tidak basah. Tidak lupa juga untuk melihat kode produksi terlihat jelas

atau tidak, kode flavor dan kesesuain isi flavor.

6. Kemudian etiket pada seasoning yaitu metalized plastic. Pemerikasaan yang

dilakukan adalah kondisi etiket sesuai atau tidak seperti etiket bersih, tidak

robek, tidak basah, tidak adanya kebocoran, kondisi etiket terpotong atau tidak,

tidak ada bau yang menyimpang, ada sayatan dan delamimasi

7. Semua analisa fisik harus memenuhi standar. Apabila tidak memenuhi standar

maka akan dilakukan tahap selanjutnya dan akan ditangani oleh pihak atasan QC

RM untuk menindak lanjuti.

8. Hasil analisa jumlah reject lebih kecil atau sama dengan angka acceptance pada

accept/reject maka masih bisa diterima.

Analisa pada seasoning yang dilakukan pertama kali adalahh pengambilan sampel

dengan mengikuti pengecekan label yang tertera pada kemasan dan pengecekan

kemasan itu sendiri (Tainter & Anthony, 2001). Produk seasoning juga di cek secara

fisik dan organoleptik. Parameter yang diperiksa sebagai berikut

1. Parameter fisik

Pada bumbu dilihat apakah ada atau tidaknya terjadi penggumpalan (cacking), ada

pengumpalan pada kecap, pengembungan produk chili sauce, tidak adanya cemaran.

Apabila pada penyimpanan terdapat penyimpangan dari standar yang ditetapkan maka

akan ditindaklanjut oleh pihak atasan dari QC.

2. Analisa organoleptic

Warna pada bumbu, rasa, keadaan fisik dan kondisi solid ingredient yang ada pada

bumbu dilakukan pemeriksaan terlebih dahulu. Produk yang memenuhi standar akan

dilakukan analisa selanjutnya sedangkan bila produk tidak memenuhi standar akan

ditangani oleh pihak atasan dari QC.

Syarat mutu bumbu menurut SNI 01-3709-1995 tentang bumbu rempah-rempah adalah

berbau dan berasa normal. Namun pengecekan parameter lain seperti warna, rasa dan

aroma akan dilakukan oleh pihak QC analis. Hal ini sesuai yang dikemukakan oleh

Tainter & Anthony (2008) bahwa analisa fisik dapat dilakukan dengan cara menghirup

bumbu dan merasakan, warna, ukuran partikel.

Page 34: PENGAWASAN MUTU FISIK DAN ORGANOLEPTIK PADA …repository.unika.ac.id/15571/1/15.I1.0008 EILEEN NATHANIA... · 2017-12-21 · laporan Kerja Praktek yang tidak dapat Penulis sebutkan

34

34

5.2. Kualitas seasoning pada pop mie rasa ayam berdasarkan waktu penyimpanan

Umur simpan adalah waktu yang diperlukan oleh produk untuk menunjukan seberapa

lama prodik telah disimpan (Arpah, 2001). Hal yang perlu diperhatikan pada waktu

penyimpanan pada produk adalah faktor yang mempengaruhi penurunan kualitas pada

produk. Faktor faktor tersebut akan mempengaruhi tekstur, kenampakan, rasa dan warna

pada suatu produk pangan. faktor lain seperti tempat penyimpanan juga mempengaruhi

umur simpan sepertu suhu, kelembapan udara dan gas (Syarief et al, 1989). Kemasan

yang digunakan untuk mengemas bahan pangan akan mempengaruhi umur simpan pada

produk dan dapat memberi perlindungan pada produk.

Pengujian kualitas seasoning berdasarkan waktu penyimpanan diambil dari 2 tempat

yaitu pada gudang seasoning dan shelf life. Hal ini untuk membedakan secara fisik dan

organoleptik pada bumbu Pop mie rasa ayam dengan umur simpan 1 bulan dengan 6

bulan. Pengujian dilakukan setiap hari dengan mengambil sampel yang berusia 1 bulan

dan berusia 6 bulan. Untuk produk mie instan seperti indomie, sarimi dan supermi

mempunyai umur simpan selama 8 bulan, sedangkan untuk pop mie mempunyai umur

simpan selama 6 bulan. Sampel diambil dari shelf life diuji secara organoleptik. Pada

ruang shelf life terdapat 3 sampel yang teridir dari sampel organoleptic, sampel

reference dan sample sampel kimia. Hal ini di lakukan oleh PT. Indofood CBP Sukses

Makmur Tbk Divisi Noodle cabang Semarang untuk menjaga kualitas mie instan yang

di produksi. Ketika perusahaan mendapatkan suatu keluhan oleh konsumen, maka

produk yang berada di shelf life akan diuji dam dianalisa menggunakan sampel

reference. Sampel ini memang sengaja disimpan dan tidak diuji. Hal ini bertujuan

mengantisipasi adanya keluhan dari konsumen. Analisa yang dilakukan meliputi

keadaan blok mie, keadaan bumbu, saos, kecap dan sebagainya. Namun dalam

pengujian ini hanya focus pada keadaan bumbu saja

Uji organoleptic adalah uji yang menggunakan panca indera yang secara umum

dilakukan secara uji sensori. Dalam uji organolpetij, biasanya data yang didapatkan

adalah data yang bersifat kualitatif (Soejarto, 1981). Hasil analisa uji organoleptic pada

bumbu Pop Mie rasa Ayam dapat dilihat pada Tabel 1.

Page 35: PENGAWASAN MUTU FISIK DAN ORGANOLEPTIK PADA …repository.unika.ac.id/15571/1/15.I1.0008 EILEEN NATHANIA... · 2017-12-21 · laporan Kerja Praktek yang tidak dapat Penulis sebutkan

35

35

Table 1. Uji Organoleptik bumbu Pop Mie rasa Ayam

Tanggal analisa Nama produk Umur

(bulan) Penampakan fisik

16 Agustus 2017 Pop Mie rasa

Ayam Bawang

1 Warna normal, tidak lembab, hablur dan

terdapat gumpalam kecil

6

Warna mulai berubah, aroma normal,

mulai lembab, jika diremas masih

berbentuk granula

17 Agustus 2017 Pop Mie rasa

Ayam

1 Warna normal, aroma normal, hablur

sempurna dan tidak ada gumpalan kecil

6

Warna menjadi gelap, aroma tengik,

gumpalan basah, lengket, diremas tidak

hancur, cacking membatu

18 Agustus 2017 Pop Mie rasa Baso

1 Warna normal, aroma normal, hablur

sempurna dan tidak ada gumpalan kecil

6

Warna mulai berubah, aroma normal,

mulai lembab, jika diremas masih

berbentuk granula

19 Agustus 2017 Pop Mie rasa Soto

Ayam

1 Warna normal, tidak lembab, hablur dan

terdapat gumpalam kecil

6

Warna menjadi gelap, aroma tengik,

gumpalan basah, lengket, diremas tidak

hancur, cacking membatu

20 Agustus 2017 Pop Mie rasa

Ayam Bawang

1 Warna normal, tidak lembab, hablur dan

terdapat gumpalam kecil

6

Warna menjadi gelap, aroma tengik,

gumpalan basah, lengket, diremas tidak

hancur, cacking membatu

Berdasarkan Tabel 1, dapat kita lihat bahwa umur simpan sangat mempengaruhi

keadaan fisik pada bumbu Pop Mie rasa Ayam. Rata- rata pada umur 1 bulan,

kenampakan dari bumbu dengan warna masih normal, tidak lembab dan menggumpal

(cacking), hablur dan tidak lembab. Sedangkan pada umur 6 bulan sudah mengalami

perubahn fisik yang sangat mencolok dimana warna yang sebelumnya terang menjadi

gelap, mengalami penggumpalan (cacking), aroma sudah mengalami ketengikan, rasa

memyimpang dan diremas di mengehablur. Hal ini bisa diamati dengan tempat

penyimpanan. bumbu yang berumur 1 bulan disimpan pada gudang seasoning

sedangkan bumbu yang berumur 6 bulan berada di ruang shelf life. Pada gudang

seasoning dikondisikan berada dalam keadaan sejuk menggunakan pendingin ruangan

(AC) dan tidak terkena dengan cahaya matahari secara langsung. Seasoning disimpan

Page 36: PENGAWASAN MUTU FISIK DAN ORGANOLEPTIK PADA …repository.unika.ac.id/15571/1/15.I1.0008 EILEEN NATHANIA... · 2017-12-21 · laporan Kerja Praktek yang tidak dapat Penulis sebutkan

36

36

dalam keadaan suhu dibawah 85° F (29,44 ° C) dengan kelembapan maksimal sebesar

60% (Roberts & Graham, 2013). Sedangkan pada raung shelf life tidak dapat

mengkontrol suhu untuk menjaga kualitas bumbu yang ada. Dengan suhu yang tidak

menentu membuat dan kelembapan juga tidak stabil akan menyebabkan bumbu

menggumpal (cacking). Penggumpalan dapat menyebabkan perubahan kelarutan,

kenaikan oksidasi lemak dan aktivitas enzim, kehilangan citra rasa dan kerenyahan,

penurunan umur simpan, kualitas organoleptic dan kehilangan sifat mengalir/ free

flowing property (Chung, et al., 2000).

Dengan demikian untuk menjaga bumbu agar tidak megalami penggumpalan dengan

memperhatikan kondisi pengemasan dan penyimpanan memang baik dan kondisi

lingkungan tempat penyimpanan seasoning terkendali (pengontrolan kemasan, suhu dan

tekanan selama penyimpanan). Rerata umur simpan seasoning di pabrik sesuai dengan

batas shelf life masing-masing produk tersebut. Menurut Gonzales-Fandos et al (2000)

dalam mengemas seasoning harus diperhatika secara keseluruhan dimulai dari kemasan

primer sampai tersier. Metalized plastic sebagai kemasan primer pada bumbu perlu

diperhatikan. Pada saat proses pengemasan seasong adalah waktu dimana seasoning

baru selesai diproduksi dengan lingkungan pengemas, kondisi bahan pengemas yang

harus memenuhi standar keamanan (Eskin and Robinson, 2001; Farber, 1991). Jika

kondisi tersebut tidak dapat dikendalikan, maka akan mengakibatkan kerusakan

seasoning yang meliputi aspek mikrobiologis fisikokimia maupun sensorik sehingga

memperpendek umur simpan.

Page 37: PENGAWASAN MUTU FISIK DAN ORGANOLEPTIK PADA …repository.unika.ac.id/15571/1/15.I1.0008 EILEEN NATHANIA... · 2017-12-21 · laporan Kerja Praktek yang tidak dapat Penulis sebutkan

37

BAB VI

PENUTUP

6.1. Kesimpulan

Bahan baku utama yang digunakan untuk membuat mie instan adalah tepung

terigu, air, air alkali dan minyak goreng.

Pengawasan mutu pada PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Divisi Noodle

Cabang Semarang meliputi pengawasan mutu bahan baku / Incoming Quality

Control (IQC), pengawasan mutu proses produksi / process Quality Control

(PQC) dan pengawasan mutu produk akhir / Outgoing Quality Control (OQC)

Pengamatan secara fisik pada seasoning meliputi kehalalan produk, kondisi

karton, dan kondisi etiket

Analisa pada isi yang ada di dalam seasoning meliputi amalisa fisik dan

organoleptic.

Analisa organoleptic adalah uji yang menggunakan panca indera yang secara

umum dilakukan secara uji sensori.

Semakin lama umur penyimpanan bumbu, bumbu yang tersimpan akan

mengalami perubahan

Perubahan yang terjadi pada bumbu adalah aroma, rasa, warna dan

penggumpalan (cacking).

Faktor yang mempengaruhi perubahan pada bumbu adalah suhu, kelembapan

dan cahaya.

Kemasan yang digunakan untuk mengemas plastic adalah metalized plastic

6.2. Saran

Pengujian mutu fisik dan organoleptic yang ada di PT. Indofood CBP Sukses Makmur

Tbk divisi Noodle cabang Semarang sudah sesuai dengan standar SNI. Dengan

demikian semua produk yang ada terjaga kualitasnya.

Page 38: PENGAWASAN MUTU FISIK DAN ORGANOLEPTIK PADA …repository.unika.ac.id/15571/1/15.I1.0008 EILEEN NATHANIA... · 2017-12-21 · laporan Kerja Praktek yang tidak dapat Penulis sebutkan

38

BAB VI

DAFTAR PUSTAKA

Afrianto, E. 2008. Pengawasan Mutu Bahan/Produk Pagan. Departemen Pendidikan

Nasional. Jakarta

Arpah. 2001. Penentuan Kadaluwarsa Produk Pangan. Program Studi Ilmu Pangan,

Institut Pertanian Bogor.

Brown, E.W. 1992. Plastic in Food Packaging, Properties, Design, and Fabrication.

Mercell Dekker Inc. New York.

Chung M.S., R.R. Ruan, P. Chen, S.H. Chung, T.H. Ahn, and K.H. Lee. 2000. Study

caking in powdered foods using nuclear magnetic resonance spectroscopy. J

Appl. Spectrosc. 65: 134-138

Eskin N.A.M. and D.S. Robinson. 2001. Shelf Life Stability: Chemical, Biochemical

and Microbiological Changes. CRC Press LLC inc., Florida, USA Farber J.M.

1991. Microbiological aspects of modified atmosphere packaging technology–A

review. J. Food Prot. 54: 58-70

Farrel K.T. 1990. Spices, Condiments, and Seaosings. An AVI Book Van Nostrand

Reinhold inc., New York

Fellows, P. 1990. Food Processing Technology : Principles and Practise. Ellis Horwood

Limited. New York

Gonzalez-Fandos E., S. Sanz, and C. Olarte. 2000. Microbiological, physicochemical

and sensory characteristics of Cameros cheese packaged under modified

atmospheres. Food Microbiol. 17: 407- 414

Herawati, H. 2008. Penentuan Umur Simpan Pada Produk Pangan. Jurnal Litbang

Pertanian 27(4)2008. http://pustaka.litbang.deptan.go.id//publikasi/p3274082.pdf.

Diunduh tanggal 5 September 2017.

Hou, G.G. 2010. Asian Noodles: Science, Technology, and Processing. John Wiley &

Sons, Inc. New Jersey

Puspitasari, D. 2004. Perbaikan dan Evaluasi Penerapan Sistem Manajemen Mutu Pada

Industri Pengolahan Tahu. Institut Pertanian Bogor. Bogor

Roberts, T. & Graham, P. 2013. Food Storage Guidelines For Consumer. Department of

Human Nutrition, Foods and Exercise, Virginia Tech.

Soekarto ST. 1981. Penilaian Organoleptik. Bogor: Pusbangtepa, Institut Pertanian

Bogor.

Page 39: PENGAWASAN MUTU FISIK DAN ORGANOLEPTIK PADA …repository.unika.ac.id/15571/1/15.I1.0008 EILEEN NATHANIA... · 2017-12-21 · laporan Kerja Praktek yang tidak dapat Penulis sebutkan

39

39

Winarno, F. G. 2002. Kimia Pangan dan Gizi. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Page 40: PENGAWASAN MUTU FISIK DAN ORGANOLEPTIK PADA …repository.unika.ac.id/15571/1/15.I1.0008 EILEEN NATHANIA... · 2017-12-21 · laporan Kerja Praktek yang tidak dapat Penulis sebutkan

40

BAB VII

LAMPIRAN

Lampiran 2. Bumbu Pop Mie rasa Ayam

yang berumur 1 bulan

Lampiran 1. Bumbu Pop Mie

yang berumur 6 bulan