pengawasan badan permusyawaratan desa (bpd) dalam ...repository.umrah.ac.id/3928/1/jurnal-fiska...

20
1 Pengawasan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Dalam Pelaksanaan Rencana Kerja Pembangunan Desa (RKP - Des) Di Desa Sebelat Kecamatan Midai Kabupaten Natuna Tahun 2018 Fiska Ramanda 1 , Nazaki 2 , Nur Aslamaturrahmah Dwi Putri 3 Email : [email protected] Program Studi Ilmu Pemerintahan, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Maritim Raja Ali Haji ABSTRAK Rancangan Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJM-Des) ini merupakan rencana trategis pembangunan desa untuk mencapai tujuan dan cita cita desa. Rancangan Pembangunan Menengah Desa (RPJM-Des) tersebut nantinya akan menjadi dokumen perencanaan selama 5 (lima) tahun yang akan menyesuaikan dengan perencanaan pembangunan tingkat Kabupaten. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJM-Des) adalah dokumen yang sangat penting bagi pembangunan desa, memuat arah kebijakan keuangan desa, strategi pembangunan desa, dan program kerja desa, yang dijabarkan dalam Rencana Kerja Pembangunan Desa (RKP-Desa). Pembangunan Desa adalah proses tahapan kegiatan yang diselenggarakan oleh Pemerintah Desa dengan melibatkan BPD sebagai lembaga pengawasan dan unsur masyarakat secara partisipatif guna pemanfaatan pengalokasian sumber daya desa dalam rangka mencapai tujuan pembangunan desa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana Pengawasan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) terhadap Pelaksanaan Rencana Kerja Pembangunan Desa (RKP-Des) Di Desa Sebelat Kecamatan Midai Kabupaten Natuna. Dan juga untuk mengetahui kendala-kendala dalam pelaksanaan pembangunan desa yang di awasi oleh BPD di desa Sebelat. Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif kualitatif dan teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan studi kepustakaan. Adapun indikator yang digunakan untuk mengukur implementasi kebijakan meliputi : Menentukan Ukuran Pelaksanaan, Memberikan Penilaian, dan Melakukan Koreksi dengan informan dalam penelitian ini berjumlah 13 orang. Berdasarkan hasil analisa terhadap seluruh sumber dari informan yang dikumpulkan sesuai dengan kebutuhan penelitian, peneliti dapat menyimpulkan bahwa kurang optimal dan efektifnya pengawasan BPD terhadap pelaksanaan RKP-Des Desa Sebelat Kecamatan Midai. Hal ini dapat dilihat dari setiap fungsinya yang belum berjalan maksimal, dengan mengikuti mekanisme perundang-undangan desa dan Permendagri tentang Badan Permusyawaratan Desa. Dapat dilihat juga BPD yang ada di desa ini belum memahami dengan jelas apa yang menjadi tugas dan fungsinya sebagai anggota Badan Permusyawaratan Desa. Sehingga kelangsungan pembangunan dan kesejahteraan masyarakat dapat berjalan sebagaimana yang diharapkan. Kata Kunci : Pengawasan, BPD, Perencanaan, Pembangunan Desa

Upload: others

Post on 27-Oct-2020

33 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pengawasan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Dalam ...repository.umrah.ac.id/3928/1/JURNAL-FISKA RAMANDA... · Pengawasan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Dalam Pelaksanaan Rencana

1

Pengawasan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Dalam Pelaksanaan

Rencana Kerja Pembangunan Desa (RKP - Des) Di Desa Sebelat

Kecamatan Midai Kabupaten Natuna Tahun 2018

Fiska Ramanda1, Nazaki

2, Nur Aslamaturrahmah Dwi Putri

3

Email : [email protected]

Program Studi Ilmu Pemerintahan, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,

Universitas Maritim Raja Ali Haji

ABSTRAK

Rancangan Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJM-Des) ini

merupakan rencana trategis pembangunan desa untuk mencapai tujuan dan cita

cita desa. Rancangan Pembangunan Menengah Desa (RPJM-Des) tersebut

nantinya akan menjadi dokumen perencanaan selama 5 (lima) tahun yang akan

menyesuaikan dengan perencanaan pembangunan tingkat Kabupaten. Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJM-Des) adalah dokumen yang sangat

penting bagi pembangunan desa, memuat arah kebijakan keuangan desa, strategi

pembangunan desa, dan program kerja desa, yang dijabarkan dalam Rencana

Kerja Pembangunan Desa (RKP-Desa). Pembangunan Desa adalah proses tahapan

kegiatan yang diselenggarakan oleh Pemerintah Desa dengan melibatkan BPD

sebagai lembaga pengawasan dan unsur masyarakat secara partisipatif guna

pemanfaatan pengalokasian sumber daya desa dalam rangka mencapai tujuan

pembangunan desa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

Pengawasan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) terhadap Pelaksanaan Rencana

Kerja Pembangunan Desa (RKP-Des) Di Desa Sebelat Kecamatan Midai

Kabupaten Natuna. Dan juga untuk mengetahui kendala-kendala dalam

pelaksanaan pembangunan desa yang di awasi oleh BPD di desa Sebelat. Metode

yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif kualitatif

dan teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan studi

kepustakaan. Adapun indikator yang digunakan untuk mengukur implementasi

kebijakan meliputi : Menentukan Ukuran Pelaksanaan, Memberikan Penilaian,

dan Melakukan Koreksi dengan informan dalam penelitian ini berjumlah 13

orang. Berdasarkan hasil analisa terhadap seluruh sumber dari informan yang

dikumpulkan sesuai dengan kebutuhan penelitian, peneliti dapat menyimpulkan

bahwa kurang optimal dan efektifnya pengawasan BPD terhadap pelaksanaan

RKP-Des Desa Sebelat Kecamatan Midai. Hal ini dapat dilihat dari setiap

fungsinya yang belum berjalan maksimal, dengan mengikuti mekanisme

perundang-undangan desa dan Permendagri tentang Badan Permusyawaratan

Desa. Dapat dilihat juga BPD yang ada di desa ini belum memahami dengan jelas

apa yang menjadi tugas dan fungsinya sebagai anggota Badan Permusyawaratan

Desa. Sehingga kelangsungan pembangunan dan kesejahteraan masyarakat dapat

berjalan sebagaimana yang diharapkan.

Kata Kunci : Pengawasan, BPD, Perencanaan, Pembangunan Desa

Page 2: Pengawasan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Dalam ...repository.umrah.ac.id/3928/1/JURNAL-FISKA RAMANDA... · Pengawasan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Dalam Pelaksanaan Rencana

2

PENDAHULUAN

Tujuan pembentukan BPD di setiap Desa adalah sebagai wahana/wadah

untuk melaksanakan kehidupan demokrasi dalam penyelengaraan Pemerintahan

Desa berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Kedudukanya sebagai mitra

Pemerintah Desa, Badan Permusyawaratan Desa memiliki posisi yang setara

dengan Kepala Desa, yaitu sebagai salah satu unsur penyelenggara Pemerintah

Desa. Pada hakikatnya, Badan Permusyawaratan Desa sebagai Kanal

(Penyambung) aspirasi masyarakat dan melakukan pengawasan terhadap

pelaksanaan Peraturan Desa (Perdes) dan peraturan Kepala Desa. Hal itu berarti

Badan Permusyawaratan Desa menjadi penyeimbang (Checks and balances) bagi

Pemerintah Desa dalam penyelenggaraan Pemerintah Desa.

RKP - Des adalah Rencana Kerja Pembangunan Desa yang dibuat untuk

jangka waktu 1 (satu) tahun yang berdasarkan penjabaran dari RJPM-Des, hasil

evaluasi pelaksanaan pembangunan tahun sebelumnya, prioritas kebijakan supra

desa dan atau hal - hal yang karena keadaan darurat/bencana alam. Sebagai

rencana strategis pembangunan tahunan desa, RKP - Desa merupakan dokumen

perencanaan pembangunan yang bersifat regular pelaksanaannya. RKP Desa

merupakan satu - satunya pedoman atau acuan pelaksanaan pembangunan bagi

pemerintah desa dalam jangka waktu satu tahun yang selanjutnya dimasukan dalam

APBDesa tahun anggaran bersangkutan.

Badan Permusyawatarn Desa untuk dapat memaksimalkan tugasnya

seperti pada fungsi BPD menurut pasal 61 ayat B Undang - Undang Nomor 6

Tahun 2014 yaitu : “Menyatakan pendapat atas penyelenggaraan Pemerintahan

Desa, Pelaksanaan Pembangunan Desa, Pembinaan kemasyarakatan Desa dan

Page 3: Pengawasan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Dalam ...repository.umrah.ac.id/3928/1/JURNAL-FISKA RAMANDA... · Pengawasan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Dalam Pelaksanaan Rencana

3

Pemberdayaan masyarakat Desa”. Penulis termotivasi melakukan penelitian ini

yakni tepatnya di Desa Sebelat Kecamatan Midai Kabupaten Natuna, Rencana

Kerja Pembangunan Desa (RKP - Des) yang sudah ditetapkan dan disepakati oleh

unsur penyelenggara Pemerintah Desa (Kepala Desa) dan Badan

Permusyawaratan Desa.

Berdasarkan ketentuan pasal “55” Undang - Undang Nomor 6 Tahun 2014

tentang fungsi desa, dalam fungsinya pemerintah BPD harus melaksanakan yaitu :

a. Membahas dan menyepakati rancangan perdes bersama kepala desa.

b. Menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat desa.

c. Melakukan pengawasan kinerja kepala desa.

Anggaran pendapatan dan belanja desa, selanjutnya disingkat dengan

APBDes adalah rencana keuangan tahunan pemerintah desa yang dibahas dan

disetujui bersama oleh pemerintah desa dan BPD yang ditetapkan dengan

peraturan desa. Dalam proses penyusunan peraturan desa masih belum optimal,

hal ini dapat dilihat dengan tingkat kehadiran anggota BPD ketika menghadiri

rapat dalam merumuskan peraturan desa dan rumusan peraturan desa banyak

berasal dari pemerintah desa dan BPD hanya menerima dan menolak rumusan

tersebut.

Pengawasan yang dilakukan BPD di Desa Sebelat terhadap pelaksanaan

keputusan Kepala Desa dan Peraturan Desa belum berjalan dengan maksimal, hal

ini dapat dilihat dari pengawasan yang tidak dilakukan secara langsung melainkan

dilakukan apabila ada laporan dari masyarkat kepada BPD yang dianggap

menyimpang. Kapabilitas menunjukan potensi dan kekuatan yang ada dalam diri

seseorang untuk menunjukan kemampuan dalam bidang penyelenggaraan

Page 4: Pengawasan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Dalam ...repository.umrah.ac.id/3928/1/JURNAL-FISKA RAMANDA... · Pengawasan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Dalam Pelaksanaan Rencana

4

Pemerintahan Desa, untuk itu Anggota BPD dituntut mempunyai wawasan yang

luas baik pengalaman, pengetahuan, keterampilan dan sikap.

Pengetahuan dan keterampilan seseorang dalam ikut terjun langsung

dalam penyelenggaraan Pemerintahan Desa mempunyai pengaruh terhadap

kemampuan seseorang (Anggota BPD) dalam menangani masukan dari

masyarakat dan dalam pengambilan keputusan Desa. Para anggota BPD tidak

terlalu memahami peran dan fungsinya di desa sehingga mengakibatan kurang

maksimalnya peran serta dan dukungan dari Badan Permusyawaratan Desa (BPD)

sebagai lembaga yang diperlukan untuk membantu Pemerintahan Desa dibidang

pembangunan dalam menyerap aspirasi masyarakat.

Hal ini mengakibatkan banyak aspirasi masyarakat yang tidak mampu

terserap yang berdampak pada tingkat pembangunan yang berjalan lamban.

Kendala utamanya adalah terbatasnya tingkat kemampuan para Anggota Badan

Permusyawaratan Desa (BPD), sehingga para Anggota BPD belum mampu

menjalankan perannya secara maksimal. Ini terlihat dari adanya beberapa Anggota

Badan Permusyawaratan Desa (BPD) yang jarang mengikuti rapat - rapat baik

dalam pembahasan rencana pembangunan, pelaksanaan pembangunan maupun

rapat - rapat evaluasi hasil pembangunan, disamping itu masih didasarkan kurang

efektifnya jalinan komunikasi antara Anggota Badan Permusyawaratan Desa

(BPD) dengan Aparat Desa sehingga informasi pembangunan terkadang tidak

akurat, tidak meratanya pengetahuan dan wawasan yang dimiliki oleh Anggota

BPD sehingga terjadi perbedaan dalam melihat dan memahami suatu persoalan.

Kendala - kendala untuk menjalankan fungsi pengawasan dan

mewujudkan tata pemerintahan yang baik di Desa Sebelat ini diantaranya adalah :

Page 5: Pengawasan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Dalam ...repository.umrah.ac.id/3928/1/JURNAL-FISKA RAMANDA... · Pengawasan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Dalam Pelaksanaan Rencana

5

faktor sumberdaya manusia (kualitas anggota BPD), faktor kesadaran masyarakat

masih rendah dan faktor keuangan dimana lambatnya kucuran operasional yang

diterima oleh Badan Permusyawaratan Desa (BPD).

Pembentukan BPD pada periode pertama telah terlaksana semenjak tahun

2006 hingga sekarang, peraturan desa yang dihasilkan baru satu yakni berupa

perdes ketertiban dan keamanan dibuktikan dengan diterbitkannya Peraturan Desa

Sebelat Nomor 1 Tahun 2015 pada tanggal 09 Januari 2015 lalu. Masyarakat tidak

mengetahui apakah sudah ada peraturan desa yang sudah ditetapkan di Desa

Sebelat ini.yang mana pembentukan BPD pada periode kedua telah terlaksana

semenjak tahun 2008, dimana peraturan desa baru satu (1) yang baru dihasilkan

hingga sekarang.

Pemerintah menyadari akan pentingnya pembangunan desa. Berbagai

bentuk dan program untuk mendorong percepatan pembangunan kawasan

pedesaan telah dilakukan oleh pemerintah, namun hasilnya masih belum

signifikan dalam meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat.

Oleh karena itu, pembangunan desa harus dilakukan secara terencana dengan baik

dan harus menyentuh kebutuhan riel masyarakat desa. Sehingga pembangunan

yang dilakukan di kawasan pedesaan dapat membumi dengan masyarakatnya dan

tidak mengawang-awang. Artinya, pembangunan desa ke depan harus terencana

dengan baik berdasarkan hasil analisis atau kajian yang menyeluruh terhadap

segenap potensi (kekuatan dan peluang) dan permasalahan (kelemahan dan

hambatan/ancaman) yang dihadapi desa. Hasil analisis terhadap potensi dan

permasalahan yang ada dan mungkin akan muncul di masa mendatang inilah yang

Page 6: Pengawasan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Dalam ...repository.umrah.ac.id/3928/1/JURNAL-FISKA RAMANDA... · Pengawasan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Dalam Pelaksanaan Rencana

6

menjadi bahan dasar bagi perencanaan dan program pembangunan desa di masa

mendatang dengan melibatkan seluas-luasnya partisipasi masyarakat. .

Berdasarkan pemikiran tersebut pemerintah Desa Sebelat Kecamatan

Midai beserta masyarakat juga berusaha untuk membangun desa. Desa Sebelat

adalah salah satu desa di Kecamatan Midai, Kabupaten Natuna yang secara

administratif kecamatan ini terbagi atas 2 desa dan 1 kelurahan, diantaranya

adalah Desa Air Kumpai, Desa Sebelat, dan Kelurahan Sabang Barat. Desa

Sebelat Kecamatan Midai Kabupaten Natuna adalah merupakan desa perkebunan

dengan jumlah penduduk 524 kepala keluarga (KK) (Data tahun 2015) dengan

luas wilayah 750 ha, terdiri dari 2 Dusun 4 Rukun Warga (RW) dan 8 Rukun

Tetangga (RT) yang pada umumnya memiliki mata pencaharian sebagai petani,

nelayan, pedagang, dan peternakan. Hal inilah yang menjadi ketertarikan peneliti

untuk melakukan penelitian lebih lanjut, yaitu bagaimana Rencana Kerja

Pembangunan Desa (RKP - Des Tahun 2018) di Desa Sebelat Kecamatan Midai

Kabupaten Natuna.

BAHAN DAN METODE

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan

deskriptif. Metode kualitatif adalah jenis penelitian yang berusaha menggali,

memahami, dan mencari fenomena sosial yang kemudian menghasilkan data yang

mendalam. Dari sisi definisi, penelitian kualitatif adalah yang memanfaatkan

wawancara terbuka untuk menelaah dan memahami sikap, pandangan dan

perilaku individu atau kelompok (Moleong, 2007 : 280). Sedangkan pendekatan

deskriptif adalah pendekatan yang dapat menggambarkan situasi, keadaan sosial

Page 7: Pengawasan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Dalam ...repository.umrah.ac.id/3928/1/JURNAL-FISKA RAMANDA... · Pengawasan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Dalam Pelaksanaan Rencana

7

atau hubungan tertentu secara tertentu. Peneliti akan memberikan gambaran

secara sistematis, faktual, dan akurat, dengan mencari dan menggunakan data

secara langsung pada informan yang dianggap kompeten dimana peneliti disini

sebagai instrumen penelitian.

Hal ini sesuai dengan tujuan dari penelitian ini, yaitu untuk mengetahui

Untuk mengetahui Pengawasan Badan Permusyawaratan Desa ( BPD ) Dalam

Pelaksanaan Rencana Kerja Pembangunan Desa ( RKP - Des ) Di Desa Sebelat

Kecamatan Midai Kabupaten Natuna Tahun 2018, sehingga penelitian ini

membutuhkan data berupa angka dan data berupa hasil wawancara yang di olah

berdasarkan fenomena pelaksanaan RKP-Des di Desa Sebelat, dengan sumber

data primer dan sekunder. Karena peneliti memanfaatkan wawancara terbuka

untuk mengetahui dan memahami pengawasan BPD dalam pelaksanaan RKP-Des

di Desa Sebelat.

Dengan teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti antara lain:

observasi, wawancara mendalam dan dokumentasi. Instrumen penelitian yang

digunakan ialah pedoman wawancara, adapun fokus penelitian pengawasan BPD

dalam pelaksaanaan RKP-Des di Desa Sebelat.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil penelitian yang diperoleh di lapangan akan diuraikan menggunakan

pendapat Kartini Kartono (2002 : 153) dalam Gusti A. P Pariasti dengan judul

penelitian “Implementasi Rencana Kerja Pembangunan Desa (RKP-Des) Tahun

2015 Untuk Mewujudkan Kesejahteraan Masyarakat (Studi Di Desa Jati Bali

Kecamatan Ranomeeto Barat Kabupaten Konawe Selatan)” menyatakan bahwa :

Page 8: Pengawasan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Dalam ...repository.umrah.ac.id/3928/1/JURNAL-FISKA RAMANDA... · Pengawasan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Dalam Pelaksanaan Rencana

8

“pengawasan adalah kegiatan mengamati, observasi menilai, mengarahkan

pekerjaan, wewenang yang diserahkan oleh atasan terhadap bawahannya sehingga

dapat diberikan sanksi terhadap bawahan secara struktural, yang dilakukan secara

kontiniu dan berkesinambungan”. Sedangkan indikator pengawasan yang akan

dipergunakan dalam pengukuran variabel ini adalah sebagai berikut :

a. Menentukan ukuran pelaksanaan. Artinya cara-cara untuk mengukur

pelaksanaan seperti kontiniu atau beberapa syarat minimal melakukan

pengawasan dalam suatu waktu seperti satu kali seminggu atau beberapa

kali sebulan bahkan mungkin beberapa jam setiap hari.

b. Memberikan penilaian. Artinya memberi nilai kesetiap pekerjaan yang

diberikan kepada bawahan, apakah pekerjaannya baik atau jelek.

c. Mengadakan koreksi (korektif). Tindakan koreksi ini dimaksudkan koreksi

internal yaitu mengevaluasi berbagai metode pengawasan yang ada seperti

standar yang terlalu tinggi, dan eksternal yaitu, memberikan sanksi kepada

bawahan. Adapun indikator tersebut dijabarkan sebagai berikut :

1. Menentukan Ukuran Pelaksanaan

a. Bagaimana Peran Pemerintahan Desa (PemDes) dalam pelaksanaan

Rencana Kerja Pembangunan Desa (RKP-Des) Di Desa Sebelat

Kecamatan Midai Tahun 2018 ?

Menentukan ukuran pelaksanaan terhadap keberhasilan Pemerintah Desa

merupakan tugas dan fungsinya dalam sebagai eksekutor dalam pelaksanaan

pembangunan Rencana Kerja Pembangunan Desa (RKP-Des) yang merupakan

faktor penting untuk pembanguan desa dan masyarakat desa tentunya.

Page 9: Pengawasan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Dalam ...repository.umrah.ac.id/3928/1/JURNAL-FISKA RAMANDA... · Pengawasan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Dalam Pelaksanaan Rencana

9

Menentukan ukuran pelaksanaan terhadap keberhasilan pelaksanaan

pembangunan desa yang dilakukan pemerintah desa menitik beratkan pada

bagian-bagian yang menunjukan kemampuannya untuk dapat diidentifikasi dan

diketahui, sehingga dapat pula menentukan strategi meningkatkan tugas

pemerintahan desa.

Pemerintah Desa (Pemdes) telah merumuskan dan menyusun Rencana

Kerja Pembangunan Desa (RKP-Des) berdasarkan aspirasi masyarakat yang

disampaikan oleh tokoh-tokoh masyarakat sebagai wakil dari masyarakat desa

Sebelat dalam forum musyawarah desa.

b. Bagaimana Pengawasan yang di lakukan Badan Permusyarawatan

Desa (BPD) dalam pelaksanaan Rencana Kerja Pembangunan Desa

(RKP-Des) Di Desa Sebelat Kecamatan Midai Tahun 2018 ?

Ukuran pelaksanaan terhadap keberhasilan kinerja Pemerintah Desa yang

melakukan pelaksanaan Rencana Kerja Pembangunan Desa (RKP-Des) maka

lembaga BPD melakukan tugasnya dalam pengawasan pemerintahan desa

merupakan faktor penting untuk pembanguan desa dan keberhasilannya dalam

pengawasan pemerintahan desa.

Dalam pelaksanaan Rencana Kerja Pembangunan Desa (RKP-Des) Desa

Sebelat ini maka penyusunan dokumen RKP-Des dan perumusannya yang di

ajukan oleh pemerintah desa maupun BPD, dalam musyawarah yang dihadiri oleh

tokoh masyarakat, dan perangkat desa.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa Kepala Desa dan BPD telah

melaksanakan tugas dan fungsinya sebagai penyelenggara pemerintahan desa

khususnya dalam hal melakukan penyusunan dan merumuskan RKP-Des yang

Page 10: Pengawasan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Dalam ...repository.umrah.ac.id/3928/1/JURNAL-FISKA RAMANDA... · Pengawasan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Dalam Pelaksanaan Rencana

10

sudah dibuat dalam bentuk peraturan desa dan pengawasan yang di lakukan oleh

BPD terhadap RKPDes ini di lakukan secara berkala namun tetap di dalam

konteks mengawasi baik secara langsung ataupun tidak langusng. Pemaparan

diatas dapat disimpulkan bahwa BPD telah melakukan pengawasan terhadap

pelaksanaan Rencana Kerja Pembangunan Desa (RKP-Desa).

2. Memberikan Penilaian

a. Bagaimana Peran Pemerintahan Desa (PemDes) dalam pelaksanaan

Rencana Kerja Pembangunan Desa (RKP-Des) Di Desa Sebelat

Kecamatan Midai Tahun 2018 ?

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pemerintah Desa (Pemdes) telah

merumuskan dan menyusun Rencana Kerja Pembangunan Desa (RKP-Des)

berdasarkan aspirasi masyarakat yang disampaikan oleh tokoh-tokoh masyarakat

sebagai wakil dari masyarakat desa Sebelat dalam forum musyawarah desa yang

di anggap sudah baik dan sudah sesuai kebutuhan masyarakat desaa Sebelat.

b. Bagaimana Pengawasan yang di lakukan Badan Permusyarawatan

Desa (BPD) dalam pelaksanaan Rencana Kerja Pembangunan Desa

(RKP-Des) Di Desa Sebelat Kecamatan Midai Tahun 2018 ?

Dalam pelaksanaan Rencana Kerja Pembangunan Desa (RKP-Des) Desa

Sebelat ini maka penyusunan dokumen RKP-Des dan perumusannya yang di

ajukan oleh pemerintah desa maupun BPD, dalam musyawarah yang dihadiri oleh

tokoh masyarakat, dan perangkat desa.

Kepala Desa dan BPD telah melaksanakan tugas dan fungsinya sebagai

penyelenggara pemerintahan desa khususnya dalam hal melakukan penyusunan

dan merumuskan RKP-Des yang sudah dibuat dalam bentuk peraturan desa dan

Page 11: Pengawasan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Dalam ...repository.umrah.ac.id/3928/1/JURNAL-FISKA RAMANDA... · Pengawasan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Dalam Pelaksanaan Rencana

11

pengawasan yang di lakukan oleh BPD terhadap RKPDes ini di lakukan secara

berkala namun tetap di dalam konteks mengawasi baik secara langsung ataupun

tidak langsung. BPD telah melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan Rencana

Kerja Pembangunan Desa (RKP-Desa) pada saat program kegiatan berjalan

ataupun setelah pelaksanaannya selesai sampai saat ini penilaian yang diberikan

oleh BPD terhadap RKP-Des baik dan bagus dalam pelaksanaannya.

3. Melakukan koreksi

a. Bagaimana Peran Pemerintahan Desa (PemDes) dalam pelaksanaan

Rencana Kerja Pembangunan Desa (RKP-Des) Di Desa Sebelat

Kecamatan Midai Tahun 2018 ?

Pemerintah Desa (Pemdes) telah merumuskan dan menyusun Rencana

Kerja Pembangunan Desa (RKP-Des) berdasarkan aspirasi masyarakat yang

disampaikan oleh tokoh-tokoh masyarakat sebagai wakil dari masyarakat desa

Sebelat dalam forum musyawarah desa, namun koreksi itu di lakukan pada saat

forum rapat musyawarah desa, pencermatan terhadap dokumen RKP-Des yang

mana menjadi skala prioritas dalam pembangunan desa 1 tahun anggaran ini.

b. Bagaimana Pengawasan yang di lakukan Badan Permusyarawatan

Desa (BPD) dalam pelaksanaan Rencana Kerja Pembangunan Desa

(RKP-Des) Di Desa Sebelat Kecamatan Midai Tahun 2018 ?

BPD telah melaksanakan tugas dan fungsinya sebagai pengawas

pemerintah desa khususnya dalam hal melakukan pengawasan pelaksanaan RKP-

Des yang dan pengawasan yang di lakukan oleh BPD terhadap RKPDes ini di

lakukan secara berkala, mulai dari seminggu sekali sebulan sekali tiga bulan

sekali enam bulan sekali dan satu tahun sekali, bentuk nya pun beragam mulai

Page 12: Pengawasan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Dalam ...repository.umrah.ac.id/3928/1/JURNAL-FISKA RAMANDA... · Pengawasan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Dalam Pelaksanaan Rencana

12

dari lisan sampai tulisan kemudian di lakukan secara langsung turun ke lapangan

inpeksi mendadak. BPD telah melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan

Rencana Kerja Pembangunan Desa (RKP-Desa).

Kemudian BPD telah melakukan penyusunan dan perumusan RKP-Desa

lalu proses pelaksanaannya dan di awasi ole BPD yang hasilnya cukup baik, dan

dapat disimpulkan bahwa untuk saat ini BPD telah melakukan pengawasan RKP-

Des dengan melakukan musyawarah bersama tokoh-tokoh masyarakat sebagai

wakil dari masyarakat desa Sebelat Kecamatan Midai dan sebagai penyampai

aspirasi masyarakat dalam musyawarah desa.

Selanjutnya hasil crosscheck oleh masyarakat Desa Sebelat bahwa Kepala

Desa berserta perangkat desa dan serta Ketua BPD beserta jajarannya telah

melakukan tertutup secara tidak formal baik dii tempat umum, di mesjid, ataupun

di kantor desa berbicara tentang RKP-Desa secara tidak formal dan lisan saja.

Untuk mendapatkan kesepakatan dengan BPD setelah baru diadakan pertemuan

resmi di balai desa dengan mengundang tokoh masyarakat desa yang ada.

Kepala Desa dan BPD telah melakukan penyusunan Rencana Kerja

Pembangunan Desa (RKP-Des) bersama tokoh masyarakat Desa Sebelat tetapi itu

hanya acara seremonial saja, bahkan sosialisasi RKP-Desa yang sampaikan oleh

PemDes ini tidak disampaikan lagi ke masyrakat oleh tokoh - tokoh masyarakat

yang ada. Sedangkan masyarakat desa yang memiliki kompetensi tidak di undang

dan tidak diikutsertakan, melainkan hanya tokoh-tokoh masyarakat desa.

Masyarakat berhak memberikan masukan secara lisan maupun tulisan dalam

rangka penyiapan dokumen atau pembahasan RKP-Desa.

Page 13: Pengawasan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Dalam ...repository.umrah.ac.id/3928/1/JURNAL-FISKA RAMANDA... · Pengawasan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Dalam Pelaksanaan Rencana

13

Hasil wawancara terhadap masyarakat, berkenaan tentang RKP-Desa

Sebelat Tahun 2018 ini kurang optimalnya pengawasan yang dilaksanakan BPD

sebagaimana pengawasan itu ialah segala usaha atau kegiatan untuk mengetahui

dan nilai kenyataan yang sebenarnya tentang pelaksanaan tugas atau pekerjaan

apakah sesuai dengan semestinya atau tidak.

Hal ini dapat diketahui bahwa BPD Desa Sebelat Kecamatan Midai hanya

dalam penyusunan RKP-Desa yang hadir dalam musyawarah tokoh-tokoh

masyarakat yang terkait saja tidak ada masyarakat desa yang hadir. Namun

sampai saat ini BPD melakukan pengawasan terhadap RKP-Desa yang mengatur

tentang anggaran pendapatan belanja desa yang hasilnya sudah cukup baik.

Selanjutnya BPD telah melakukan sosialisasi tentang RKP-Desa kepada

masyarakat melalui tokoh-tokoh masyarakat yang hadir pada musyawarah desa

untuk disampaikan kepada masyarakat desa. Namun tidak semua masyarakat desa

yang mengetahui sosialisasi RKP-Desa dikarenakan masyarakat tidak dilibatkan

sepenuhnya, itulah yang menjadi hambatan dalam penyebarluasan informasi di

lapangan. Sehingga masyarakat desa menilai bahwa BPD kurang dalam

melaksanakan fungsinya sebagai lembaga pengawas pelaksanaan RKP-Desa.

Pembangunan desa hanya berfokus pada kegiatan fisik saja namun kegiatan untuk

meningkatkan ekonomi kerakyatan masih sangat kurang.

Hal itu pun tidak berdampak bagi kehidupan masyarakat desa yang

terkesan fokus pembangunannya hanya berupa fisik saja, namun sudah cukup baik

dalam melakukan sosialisasi kepada masyarakat walaupun belum secara langsung

yaitu dengan melalui tokoh-tokoh masyarakat. Sehingga BPD kurang optimal

karena dalam melakukan sosialisasi karena BPD hanya menyampaikan tentang

Page 14: Pengawasan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Dalam ...repository.umrah.ac.id/3928/1/JURNAL-FISKA RAMANDA... · Pengawasan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Dalam Pelaksanaan Rencana

14

penerapan RKP-Desa hanya kepada tokoh-tokoh masyarakat yang hadir pada

musyawarah tidak langsung menyampaikan kepada masyarakat desa.

BPD di Desa Sebelat kecamatan Midai pada periode ini sudah cukup baik

dalam melakukan perumusan dan penerapan RKP-Desa, namun pada

sosialisasinya masih kurang karena BPD hanya menyampaikan kepada tokoh-

tokoh masyarakat Desa Sebelat. Hal itu disebabkan oleh kurangnya koordinasi

antara lembaga eksekutif dan legeslatif dilevel desa sehingga pengawasan BPD

dalam pengawasan pelaksanaan terhadap RKP-Des di nilai masyarakat kurang

berjalan. Kepala desa kurangnya koordinasi secara formal bersama dengan BPD

dalam penyusunan RKP-Desa sampai ke tahapan pelaksanaannya. BPD dan

Kepala Desa tidak melakukan koordinasi dan sosialisasi secara formal layaknya

lembaga legeslatif dan eksekutif desa bersama masyarakat desa dalam melakukan

pengawasan terhadap RKP-Desa yang dibuat.

Selain itu BPD kurang efektif dalam melakukan pengawasan terhadap

pelaksanaan RKP-Desa Tahun 2018 terhadap pemerintah desa, karena pada

kenyataannya BPD kurang dihargai secara kelembagaan, pemerintah desa juga

kurang memperhatikan lembaga penjelmaan dari masyarakat.

Selanjutnya kurangnya koordinasi oleh BPD terhadap Pemerintah Desa

dikarenakan lemahnya pemahaman BPD mengenai alur tugas dan fungsi, BPD

hanya melakukan koordinasi melalui pertemuan non-formal, pengawasan terhadap

pelaksanaan RKP-desa itu diilakukan oleh BPD pada ssat kegiatan berlangsung,

namun ada pengawasan sekali seminggu sekali sebulan namun itu hanya

pertemuan biasa saja. Dalam konteks ini BPD melakukan kurang baik, karena

BPD adanya kecurigaan pada pemerintah desa dan kuatnya hubungan pemerintah

Page 15: Pengawasan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Dalam ...repository.umrah.ac.id/3928/1/JURNAL-FISKA RAMANDA... · Pengawasan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Dalam Pelaksanaan Rencana

15

desa dengan pemerintah yang lebih tinggi sehingga BPD lupa akan akan

wewenang dan amanah dari undang-undang. Sehingga masyarakat kurang

mengetahui apakah BPD melakukan pengawasan pada program kegiatan

dikerjakan itu. Karena bagi mereka pembangunan desa yag ada dalam RKP-Desa

itu tidak sesuai dengan potensi desa, hanya berfokus pada pembangunan fisik

namun untuk meningkat ekonomi kerakyatan masih minim dari yang diharapkan.

Biarpun BPD sudah melalukan tugas dan fungsinya, namun terdapat

kurang optimal dalam pelaksanaan pengawasannya. Karena BPD hanya

mengesahkan namun tidak ikut dalam menyusun dan mengelola RKP-Desa yang

sudah disepakati. BPD juga hanya mengawasi jika ada masalah di lapangan saja

seperti pengerjaan jalan, banguna fisik lainnya, proyek pembangunan desa

menurut yang disampaikan oleh tokoh masyarakat di atas di lakukan BPD hanya

pada saat pengerjaan nya saja tetapi di laporan akhir tidak di publish ke

masyarakat desa berapa penyerapan anggarannya.

Kemudian kalau untuk pembangunan desa tidak begitu berdampak bagi

masyarakat desa, karena tidak sesuai dengan potensi desa hanya fokus pada

bangunan fisik saja kurang memperhatikan peningkatan ekonomi kerakyatan yang

bisa menopang ekonomi warga desa Sebelat.

Peran Pemerintah Kecamatan Midai dan Dinas Pemberdayaan Masyarakat

Desa (DPMD) Kabupaten Natuna dalam Pengawasan Pelaksanaan Rencana

Kerja Pembangunan Desa (RKP-Desa) di Pemerintahan Desa Sebelat Tahun

2018

Dalam Permendagri Nomor 113 Tahun 2014 Pasal 23, bupati/walikota

dapat mendelegasikan pelaksanaan evaluasi rancangan peraturan desa tentang

Page 16: Pengawasan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Dalam ...repository.umrah.ac.id/3928/1/JURNAL-FISKA RAMANDA... · Pengawasan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Dalam Pelaksanaan Rencana

16

APB Desa kepada camat atau sebutan lain. Selain itu juga, camat mempunyai

peran dalam hal penyampaian Laporan Realisasi APB Desa dan Laporan

Pertanggungjawaban Realisasi Pelaksanaan APB Desa kepada bupati/walikota.

Sedangkan, dalam Permendagri Nomor 46 Tahun 2016 tentang Laporan Kepala

Desa, dalam Pasal 13, Camat diberikan kewenangan melakukan fasilitasi dan

koordinasi penyusunan laporan Kepala Desa di wilayahnya, Camat tidak punya

kewenangan melakukan pengawasan Laporan Kepala Desa, tugas pengawasan

dan pembinaan merupakan tanggungjawab bupati/walikota.

Dalam hal ini pihak pemerintah kecamatan midai dan DPMD Kabupaten

Natuna telah melakukan pengawasan terhadap pemerintah Desa Sebelat dan BPD.

Diketahui bahwa penyelenggara Pemerintahan Desa yang dalam hal ini adalah

BPD dan (Pemdes) telah merumuskan dan menyusun Rencana Kerja

Pembangunan Desa (RKP-Des) berdasarkan aspirasi masyarakat yang

disampaikan oleh tokoh-tokoh masyarakat sebagai wakil dari masyarakat desa

Sebelat dalam forum musyawarah desa lalu di bahas di dalam forum rapat

musyawarah desa yang terlibat di dalam unsur keterwakilan masyarakat desa.

Kemudian ada catatan dari Pemerintah Kecamatan Midai, bahwa BPD

dalam pengawasan pelaksanaan RKP-Desa Tahun 2018 telah menjalankan

tugasnya namun jarang berkoordinasi dengan pihak kecamatan, sedangkan dari

DPMD Kabupaten Natuna mengakui masih kurang efektifnya pean BPD ini

dalam melakukan tugasnya sebagai pengawas PemDes, kualitas SDM harus terus

ditingkatkan terus menerus guna memahami pokok pokok tugasnya, kemudian

bisa dibedakan mana lembaga eksekutifnya dan mana lemabag legeslatifnya

Page 17: Pengawasan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Dalam ...repository.umrah.ac.id/3928/1/JURNAL-FISKA RAMANDA... · Pengawasan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Dalam Pelaksanaan Rencana

17

dilevel desa. Aparatur kecamatan masih terfokus pada hal-hal yang sifatnya

administratif saja.

Sehingga banyak desa tidak mendapatkan fasilitasi yang maksimal dari

kecamatan. Atas keterbatasan pemahaman dan kapasitas aparatur kecamatan

dalam pelaksanaan UU Desa, pemerintah diatasnya yang berwenang diharapkan

memberikan sosialisasi dan memperjelas secara rinci kewenangan kecamatan

dalam pendampingan desa melalui regulasi yang tegas, jelas dan terperinci.

Faktor-Faktor Penghambat Fungsi BPD Di Desa Sebelat Kecamatan Midai

Tahun 2018

Dari hasil penelitian ini terlihat bahwa faktor-faktor yang menjadi

penghambat pengawasan pemerintahan desa yang dilakukan oleh BPD antara lain:

1. Kurangnya pengetahuan anggota BPD dalam melakukan pengawasan,

sehingga mempengaruhi hasil pengawasan yang dilakukan oleh BPD.

2. Karena belum adanya pelatihan yang diberikan oleh pemerintah daerah

kepada anggota BPD dalam melakukan pengawasan pemerintahan desa.

3. BPD kurang paham dalam menyusun dan menerapkan peraturan desa

selain tentang Anggaran Pendapatan Belanja Desa (APBDes).

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa :

1. Pelaksanaan RKP-Desa dapat dilihat dari indikator cara BPD menentukan

ukuran pelaksanaan tampak belum baik serta kurang maksimal, BPD masih

segan - segan jika ingin memberikan masukan atau pengawasan secara intens

pemerintah desa, karena BPD dan pemerintah desa tidak nampak perbedaan

Page 18: Pengawasan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Dalam ...repository.umrah.ac.id/3928/1/JURNAL-FISKA RAMANDA... · Pengawasan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Dalam Pelaksanaan Rencana

18

nya sebagai lembaga legeslatif ataupun ekekutifnya bahkan lebih dominan

pemerintah desa yang memberikan masukan ke BPD.

2. Pengawasan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) dalam melakukan

pengawasan RKP-Desa terdapat kurang optimal mengenai peranan BPD

dalam pengawasan, karena BPD hanya melakukan sosialisasi pada tokoh-

tokoh masyarakat saja, seharusnya BPD juga melakukan secara langsung

kepada masyarakat desa.

3. Kurang berperannya BPD dalam mengawasi pelaksanaan RKP-Des. Karena

BPD hanya mengawasi ketika ada proyek pembangunan saja.

4. Hambatan-hambatan dihadapi BPD dalam mengawasi pelaksanaan RKP-

Desa adalah kurang memahami tupoksinya dalam menjalankan tugasnya,

sehingga BPD hanya fokus kepada bangunan fisik saja dari tahun ke tahun itu

yang terus dilakukan.

DAFTAR PUSTAKA

Buku :

Halim, Hamzah. 2009. Persengkokolan Rezim Politik Lokal : Study Atas Relasi

Antara Relasi Eksekutif Dan Legislatif. Pukap Tamalanrea, Makasar.

Harrison, Lisa. 2007. Metodologi Penelitian Politik. PT Kencana Prenada

Gramedia Group, Jakarta.

Hendrayadi, Muhadam. 2007. Memahami Ilmu Pemerintahan. PT Raja Grafindo,

Jakarta.

Moleong, Lexy. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. PT. Remaja Rosdakaya,

Bandung.

Riyadi, 2004. Perencanaan Pembangunan Daerah : Strategi menggali potensi

dalam mewujudkan Otonomi Daerah. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta

Page 19: Pengawasan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Dalam ...repository.umrah.ac.id/3928/1/JURNAL-FISKA RAMANDA... · Pengawasan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Dalam Pelaksanaan Rencana

19

Rasyid, Ryas. 2006. Memahami Ilmu Pemerintahan. PT. Grafindo Persada,

Jakarta.

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Alfabeta,

Bandung.

Sugiyono. 2009. Metode penelitian pendidikan, pendekatan kuantitatif, kualitatif

dan R&D. Alfabeta, Bandung.

Suhartono. 2000. Politik Lokal Parlemen Desa : Awal Kemerdekaan Sampai

Jaman Otonomi Daerah. Lapera Pustaka Utama, Yogyakarta.

Widjaja, HAW. 2003. Otonomi Desa Merupakan Otonomi Asli, Bulat Dan Utuh.

PT. Raja Grafindo, Jakarta.

Jurnal :

Gusti A. P. Pariasti dengan judul penelitian Implementasi Rencana Kerja

Pembangunan Desa (RKP-Des) Tahun 2015 Untuk Mewujudkan

Kesejahteraan Masyarakat (Studi Di Desa Jati Bali Kecamatan Ranomeeto

Barat Kabupaten Konawe Selatan).

Noviar Satriadi. (2013) tentang Pengaruh Peran Badan Permusyawaratan Desa

Dalam Pembentukan Peraturan desa dengan keluarnya UU NO. 32 Tahun

2004 Tentang Pemerintahan Daerah (Studi Di Kecamatan Praya Barat).

Viky Zulkarnain. (2012) Efektivitas fungsi Badan Permusyawaratan Desa (BPD)

dalam penyelenggaraan pemerintahan desa di Kabupaten Tulungagung

(Studi kasus di Desa Gesikan, Desa Pucung Kidul, Desa Jatimulyo).

Melisa Fitra. Peran Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Dalam Penyelenggaraan

Pemerintah Di Desa. (Skripsi Sarjana Ilmu Politik Dan Ilmu Pemerintahan,

2009).

Paulina Dwijayanti. (2013) tentang Komunikasi dan Koordinasi yang Sinergi

Antara Pemerintah Desa dan BPD Dalam Pembuatan Peraturan Desa.

Hindun Shabrina, dkk. (2012) tentang Kajian Yuridis Mengenai Fungsi dan Peran

Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Dalam Pembentukan Peraturan Desa

di Desa Sukorejo Kecamatan Bangsalsari Kabupaten Jember Berdasarkan

Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 Tentang Pemerintahan Desa.

Page 20: Pengawasan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Dalam ...repository.umrah.ac.id/3928/1/JURNAL-FISKA RAMANDA... · Pengawasan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Dalam Pelaksanaan Rencana

20

Fauzan Ali. (2010) dengan judul Implementasi Peraturan Pemerintah Nomor 72

Tahun 2005 Tentang Desa Terkait Dengan Peran Badan Permusyawaratan

Desa Dalam Penyusunan dan Penetapan Peraturan Desa di Kecamatan

Wanasari Kabupaten Brebes.

Kiswan, Persepsi Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Fungsi Badan

Permusawaratan Desa (BPD) Di Desa Fatufia Kecamatan Bahodopi

Kabupaten Morowali.

Hari Kurniawan. Pelaksanaan Fungsi Badan Permusyawaratan Desa (BPD)

Dalam Penyelenggaraan Pemerintahan Di Desa Toapaya Utara Kecamatan

Toapaya Kabupaten Bintan. (Skripsi Sarjana Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik

2015).

Peraturan perundang - undangan :

Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah.

Undang - Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa.

Peraturan Pemerintah No 72 Tahun 2005 Tentang Desa.

Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 Tentang Desa.

Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2015 perubahan atas Peraturan

Pemerintah 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan UU 6 2014

tentang Desa.

Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) No. 114 Tahun 2014 tentang

Pedoman Pembanguna Desa.

Permendagri Nomor 110 Tahun 2016 Tentang Badan Permusyawaratan Desa.

Peraturan Daerah Kabupaten Natuna No. 9 Tahun 2014 tentang BPD.

Peraturan Bupati Natuna No. 82 Tahun 2015

Sumber Internet :

http://pnpmlmp.blogspot.com/2011/10/menyusun-rencana-kerja-pembangunan-

desa.html

http://babehmardiadi.blogspot.com/2014/03/monitoring-dan-evaluasi-rpjm-

desa.html