pengauditan bab 8 penaksiran risiko dan desain pengujian
TRANSCRIPT
PENAKSIRAN RISIKO DAN DESAIN PENGUJIAN
Harum Filia A (20140420016)Wafa Khairani(20140420018)
Diana Rizki(20140420345)PENGAUDITAN
KELAS I
cv
Penaksiran Risiko Pengendalian
Penaksiran risiko pengendalian klien adalah proses evaluasi desain dan operasi pengendalian entitas dalam rangka pencegahan atau pendeteksian salah saji material di dalam laopran keuangan
Tahap-tahap Penaksiran Risiko Pengendalian
1. Pertimbangkan pengetahuan yang diperoleh dari pemahaman atas pengendalian intern
2. Lakukan identifikasi salah saji potensial yang dapat terjadi dalam asersi entitas
3. Lakukan identifikasi pengendalian yang diperlukan untuk mencegah atau mendeteksi salah saji
4. Lakukan pengujian pengendalian terhadap pengendalian yang diperlukan untuk menentukan efektivitas desain dan operasi pengendalian intern
5. Lakukan evaluasi terhadap bukti dan buat taksiran risiko pengendalian.
Pengujian Pengendalian
Pengujian pengendalian adalah prosedur audit yang dilaksanakan untuk menentukan efektivitas desain dan/atau operasi pengendalian intern
Pengujian Pengendalian
Ada dua jenis pengujian pengendalian :
Pengujian Pengendalian Bersamaan (Concurrent Tests Of
Controls)
Pengujian Pengendalian Tambahan atau Pengujian Pengendalian yang
Direncanakan
Perancangan Pengujian Pengendalian
Alternatif yang dapat dipilih auditor berkaitan dengan pengujian pengendalian :a. Jenis Pengujian Pengendalianb. Waktu pelaksanaan Pengujian
Pengendalianc. Lingkup Pengujian Pengendalian
PROGRAM AUDIT UNTUK PENGUJIAN PENGENDALIAN
Program Audit – Daftar prosedur audit untuk seluruh untuk seluruh audit tertentu .
Prosedur Audit – Instruksi rinci untuk mengumpulkan tipe bukti audit tertentu yang harus di peroleh pada saat tertentu dalam audit.
Kerja Sama dengan Auditor Intern dalam Pengujian Pengendalian
1. Koordinasi Audit dengan Auditor Intern
2. Bantuan Langsung
Koordinasi Audit dengan Auditor Independen
Auditor Independen Melakukan : 1. Rapat periodik dengan auditor intern 2. Melakukan review jadwal kerja auditor independen 3. Meminta izin untuk akses ke kertas kerja auditor intern4. Melankukan review terhadap laporan audit
Auditor independen menguji pekerjaan auditor & menentukan: 1. Lingkup Pekerjaan auditor intern 4. Kesimpulan 2. Program Audit 5. laporan 3. kertas Kerja
Bantuan Langsung Menurut SA Seksi 322 Pertimbangan Auditor atas
Fungsi Audit Intern dalam Audit atas Laporan KeuanganAuditor independen ~ Auditor intern untuk memberikan bantuan langsung berkaitan dengan pekerjaan secara spesifik.
Bila bantuan langsung disediakan, auditor harus : 1.Menentukan kompetensi dan objektivitas auditor
intern melakukan revisi,evaluasi, pengujian pekerjaan oleh auditor intern.
2.Memberitahu auditor intern mengenai tanggung jawab auditor intern
3.Memberitahu auditor intern bahwa semua masalah akuntansi dam auditing harus di beritahukan kpd auditor independen
PENGUJIAN DENGAN TUJUAN GANDA (DUAL-PURPOSE TEST)
Merupakan pengujian yang desain sedemikian rupa sehingga auditor dapat mengumpulkan bukti tentang efektivitas struktur pengendalan intern sekaligus dapat mengumpulkan bukti tentang kekliruan moneter dalam akun.
PENENTUAN RISIKO DETEKSI
Penentuan resiko deteksi terletak pada tahap auditor mendesain pengujian substantif.
RD= RARB ×RP RD = Risiko DeteksiRA = Risiko AuditRB = Risiko BawaanRP = Risiko Pengendalian
Evaluasi terhadap Tingkat Pengujian Subtantif yang Direncanakan
Evaluasi Terhadap Tingkat Pengujian Substantif yang DirencanakanSetelah memperoleh pemahaman atas pengendalian intern yang relevan dengan pelaporan keuangan dan setelah menaksir resiko pengendalian untuk suatu asersi laporan keuangan, auditor harus membandingkan tingkat resiko pengendlian sesungguhnya dengan tingkat resiko pengendalian yang direncanakan untuk asersi tersebut.
Strategi Audit Awal Resiko Deteksi yang Direncanakan
Tingkat Pengujian Substantif yang Direncanakan
Pendekatan terutama substantif
Rendah atau sangat rendah
Tingkat tinggi
Pendekatan taksiran resiko pengendalian
rendah
Tinggi Tingkat rendah
DESAIN PENGUJIAN SUBTANTIF
Sifat Pengujian Subtantif
Prosedur analitik
Pengujian terhadap transaksi rinci
Pengujian terhadap saldo rinci
Prosedur Analitik
Tahap perencanaan audit untuk mengidentifikasi bidang audit yang memiliki risiko salah saji tinggi.
Tahap pengujian dalam proses audit sebagai suatu pengujian subtantif untuk memperoleh bukti audit.
Tahap Pengujian rinci sebagai prosedur audit tambahan
Tahap Pengujian dalam pendekatan terutama subtantif
Pengujian terhadap transaksi rinci
Pengusutan (Tracing)
PemeriksaanBukti
Pendukung (Vouching)
Pengujian terhadap saldo rinci
RISIKO DETEKSI
PENGUJIAN TERHADAP SALDO RINCI
Tinggi Periksa secara selintas rekonsiliasi bank yang dibuat oleh klien mengenaxi keakuratan matematis didalamya.
Moderat Lakukan review terhadap rekonsiliasi bank yang dibuat oleh klien dan lakukan verifikasi terhadap pos-pos yang direkonsilisi serta keakuratan matematis
Rendah Buatlah rekonsiliasi bank menggunakan rekening koran yang dperoleh dai klien dan lakukan verifikasi terhadap pos-pos yang direkonsilisi serta keakuratan matematis
Sangat rendah
Mintalah rekening koran bank secara langsung dari bank , buatlah rekonsiliasi bank, lakukan verifikasi terhadap pos-pos yang direkonsiliasi serta keakuratan maematis.
Saat Pengujian
RISIKO DETEKSI
Pengujian Substantif
dilakukan beberapa bulan sebelum akhir
tahun
Pengujian Substantif
dilakukan pada atau mendekati tanggal
neraca
Pengujian Substantif Sebelum Tanggal Neraca
SA Seksi 313 Pengujian Substantif Sebelum Tanggal Neraca memberikan panduan bagi auditor tentang :1.Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan oleh
auditor sebelum menetapkan pengujian substantif terhadap akun rinci sebelum tanggal neraca
2.Prosedur yang dapat memberikan dasar memadai untuk perluasan dari tanggal audit interim ke tanggal neraca (sisa periode) kesimpulan audit dari pengujian substantif utama
3.Pengkoordinasi saat (timing) pelaksanaan berbagai prosedur audit
Lingkup Pengujian
Lingkup pengujian substantif menunjukan jumlah pos atau besarnya
sampel yang diuji.
PENGEMBANGAN PROGRAM AUDIT UNTUK PENGUJIAN
SUBSTANTIFLaporan Keuangan dinyatakan wajar bila kelima golongan asersi yang terdapat dalam laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum di Indonesia.
Biasanya auditor mengembangkan lebih lanjut tujuan audit untuk berbagai akun berdasarkan lima golongan asersi yang terdapat dalam laporan keuangan
Rerangka Umum Pengembangan Program Audit Untuk Pengujian Substantif
1.Tentukan Prosedur Audit Awal.2.Tentukan Prosedur Analitik yang Perlu
Dilaksanakan.3.Tentukan Pengujian Terhadap Transaksi
Rinci4.Tentukan Pengujian Terhadap Akun Rinci
Program Audit dalam Perikatan Pertama
Menurut SA Seksi 323 Perikatan Audit Tahun Pertama - Saldo Awal, terdapat 2 hal yang memerlukan perhatian khusus dari auditor dalam mendesain program audit dalam perikatan pertama :
1. Auditor memastikan bahwa saldo awal mencerminkan penerapan kebijakan akuntansi yang semestinya
2. Kebijakan tersebut diterapkan secara konsisten dalam laporan keuangan tahun berjalan
Program Audit dalam Perikatan Berulang
Auditor dapat melakukan akses ke program audit yang digunakan dalam audit tahun yang lalu dan kertas kerja yang dihasilkan dari program audit tersebut.
PERBANDINGAN ANTARA PENGUJIAN PENGENDALIAN DENGAN PENGUJIAN
SUBSTANTIF
SEKIAN
TERIMAKASIH