pengaturan terhadap permasalahan narkoba (1)

Upload: suci-mega-sari

Post on 07-Jul-2018

212 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/18/2019 Pengaturan Terhadap Permasalahan Narkoba (1)

    1/6

    PENGATURAN TERHADAP PERMASALAHAN NARKOBA

    PENGATURAN GLOBAL

    Hampir 100 tahun lalu, komunitas internasional bertemu di Shanghaiuntuk membahas masalah narkoba terbesar tunggal dunia yang pernah dikenalsebagai epidemi opium Cina. Pada dekade ke 1909 Komisi Opium Shanghai,pemerintah nasional dan monopoli yang disponsori negara memainkan peranaktif dalam menaakan opium lintas batas. Keuntungan dibuat menadi sangatbesar, menghasilkan sebanyak setengah dari pendapatan nasional beberapanegara pulau yang menadi sebagai redistribusi pusat. Pada pun!akperdagangan opium, puluhan uta orang Cina yang ke!anduan obat, danhampir seperempat orang de"asa penduduk laki#laki digunakan setiap tahun.Komisi Shanghai merupakan salah satu yang pertama benar#benar internasionalupaya untuk menghadapi masalah global. $api deklarasi Komisi Shanghaiadalah tidak mengikat dokumen, dinegosiasikan oleh delegasi yang tidakmemiliki kekuatan untuk berkomitmen atas nama negara mereka. %embuatdan memberlakukan instrumen hukum dan normatif internasional saat initersedia untuk menangani masalah narkoba se!ara global akan dilakukanmelalui banyak peranian dan deklarasi yang dikeluarkan, dan akan

    mengambil sekitar seratus tahun. $onggak berikutnya dalam mengatasi masalah &arkoba melalui instrumen

    hukum dan normatif yaitu, Kon'ensi $unggal &arkotika Obat, 19(1 )yang telahdiubah oleh Protokol tahun 19*+, Kon'ensi Psikotropika, 19*1, dan 19--Kon'ensi P terhadap /alu /intas elap &arkotika dan Psikotropika. Selain itu,pada Kon'ensi 19-- diran!ang untuk memukul Pengedar &arkoba di tempatdan yang paling menyakitkan bagi mereka yaitu dengan men!abut mereka darikeuntungan nansial dan kebebasan bergerak, memperluas ruang lingkupkontrol untuk langkah#langkah untuk men!egah uang pen!u!ian danmemperlan!ar proses penelusuran, pembekuan dan penyitaan dari hasil dariperdagangan narkoba. Selain itu, berusaha untuk melarang semua pedagangobat bius melalui ketentuan ekstradisi dari Pengedar &arkoba utama danbantuan hukum timbal balik.

    Selain itu terdapat ketentuan dalam Kon'ensi 199- yaitu salah satu !ara untukmengurangi permintaan terhadap Penyalahgunaan &arkotika yaitu denganmemberikan perhatian terhadap pelaksanaan pengobatan atau rehabilitasi bagiPe!andu &arkoba.

    1. The 1961 Single Convention.

    ah"a Single Kon'ensi 19(1 se!ara komprehensif kon'ensi inibertuuan untuk2

    a. %en!iptakan suatu kon'ensi 3nternasional yang pada umumnyadapat diterima oleh negara#negara di dunia ini dan dapat menggantiperaturan#peraturan penga"asan internasional atas &arkotika yangber!erai berai di dalam - )delapan buah peranian internasional.

    b. %enyempurnakan !ara#!ara penga"asan &arkotika dan membatasipenggunaannya khusus untuk kepentingan pengobatan dan4atautuuan ilmu pengetahuan.

    !. %enamin adanya kerasama internasional dalam penga"asan agarmaksud dan tuuan tersebut dapat ter!apai.

    d. %elakukan pengendalian obat#obatan &arkotika dilakukan denganpendekatan Hukum.

  • 8/18/2019 Pengaturan Terhadap Permasalahan Narkoba (1)

    2/6

    e. %enyatakan bah"a ke!anduan obat#obatan merupakan keahatanserius bagi indi'idu dan berbahaya bagi kehidupan sosial ekonomiumat manusia.

    2. The 1972 Protocol Amending The Single Convention.

    ah"a setelah Kon'ensi 19(1 tersebut diatas telah beralan selama11 )sebelas tahun maka dirasa perlu untuk mengadakan perubahanterhadap kon'ensi tersebut dengan melakukan amandemen, dengan hasilsebagai berikut2

    a. Kon'ensi 19*+ mengikuti inisiasi “war on drugs” perangmela"an narkoba sesuai dengan inisiasi dari Presiden 5merikaSerikat &i6on.

    b. %emperkuat Kon'ensi 19(1.!. Perlunya memperkuat kontrol saat sistem, meningkatkan

    upaya untuk men!egah produksi gelap.d. 7iperlukannya kerasma antar negara dalam rangka

    pemberantasan narkoba.e. %emperkuat upaya untuk memerangi lalu lintas ilegal

    narkotika, men!egah penggunaan obat#obatan.f. %enyoroti tentang diperlukannya terapi dan rehabilitasiPe!andu &arkotika.

    3. The United Nations Convention Against Illicit Traffic In Narcotic r!gs and Ps"chotro#ic S!$stances, 1988.

    7idorong oleh rasa keprihatinan yang mendalam atas meningkatnyaproduksi, permintaan, penyalahgunaan dan peredaran gelap &arkotikadan Psikotropika. Kon'ensi tersebut se!ara keseluruhan berisi pokok#pokok pikiran, sebagai berikut2

    a. %asyarakat bangsa#bangsa dan negara#negara di dunia perlumemberikan perhatian dan prioritas utama atas masalahpemberantasan peredaran gelap &arkotika dan Psikotropika.

    b. Pemberantasan peredaran gelap &arkotika dan Psikotropikamerupakan masalah semua negara yang perlu ditangani se!arabersama pula.

    !. Ketentuan#ketentuan yang diatur dalam Kon'ensi $unggal&arkotika 19(1, Protokol 19*+ tentang perubahan Kon'ensi $unggal&arkotika 19(1, dan Kon'ensi Psikotropika, 19*1, perlu dipertegasdan disempurnakan sebagai sarana hukum untuk men!egah danmemberantas peredaran gelap &arkotika dan Psikotropika.

    d. Perlunya memperkuat dan meningkatkan sarana hukum yanglebih efektif dalam rangka kerasama 3nternasional di bidangkriminal untuk memberantas Organisasi keahatan $ransnasionaldalam kegiatan peredaran gelap &arkotika dan Psikotropika.

    e. Serta memberikan alternatif penghukuman kepada Pe!andu&arkoba berupa rehabilitasi bagi yang bersangkutan.

    4. Special Session Of The General Assembly Devoted To CounteringThe World Drug Problem Together , June 1998.

    %asyarakat internasional merasa bah"a tingkat produksi obatterlarang dan konsumsi yang dibutuhkan sangat mengkha"atirkan

  • 8/18/2019 Pengaturan Terhadap Permasalahan Narkoba (1)

    3/6

    sehingga diperlukan respon tanggapan se!ara segera dan signikan.Kemudian $anggapan ini datang dalam bentuk deklarasi dan ren!ana aksioleh &egara 5nggota P disetuui pada Sidang Khusus %aelis 8mumP )8&5SS pada bulan uni 199-, dengan hasil#hasil sebagai berikut2

    a. %emberi perhatian khusus kepada demand redu!tion,diimplementasikan melalui pen!egahan melalui pendidikan formal

    dan non formal, sebagai pilar yang sangat diperlukan.b. ertekad untuk melakukan terapi dan rehabilitasi sertamelakukan langkah#langkah untuk me re integrasi sosial,sehinggadapat kembali kepada masyarakat.

    !. %endorong masyarakat, )pemimpin politik, agama, pendidikan,budaya, bisnis, serikta pekera, /S%, media untuk aktif men!egahpenyalah gunaan narkoba, dengan kegiatan alternatif yang sehat,produktif dan gaya hidup anti narkoba.

    d. %enalankan se!ara berkeseimbangan antara PendekatanKesehatan dan Pendekatan Hukum bagi penanganan permasalahan&arkoba.

    PENGATURAN NASIONAL

    Searah penyalahgunaan obat &arkotika dan obat berbahaya )narkobakembali terulang di 3ndonesia. :abah &arkoba yang teradi di era tahun *0#anterulang dengan penampilan yang lebih dahsyat. Penyalahgunaan danperedaran gelap narkoba di 3ndonesia tidak terlepas dari pengaruhperkembangan global. erbagai sikap atau pandangan dari kalanganpemerintah dan masyarakat dalam menyikapi peningkatan umlah penggunadan4atau pe!andu narkoba berakibat pada timbulnya sudut pandang yangberbeda.

    7eklarasi politik Perserikatan angsa#angsa menganurkan penangananpermasalahan narkoba harus dilaksanakan se!ara seimbang antara demandredu!tion dan supply redu!tion dengan mengedepankan prinsip !ommon andshare responsibility, dimana pengguna narkoba diberikan alternatif 

    penghukuman selain pidana yaitu rehabilitasi. Pengguna narkoba harusditangani se!ara segera dan serius sebagai salah satu bentuk perla"ananterhadap sindikat aringan peredaran gelap narkoba )War Without Weapons.

    1. Undang-Undang N!" 9 Ta#$n 19%& '(n'ang Na")'*)a

    8ndang#8ndang &omor 9 $ahun 19*( tentang &arkotika lahir setelahdiratikasinya Kon'ensi $unggal 19(1 dan Protokol 19*+ melalui hukumnasional 3ndonesia. Hal#hal yang diatur dalam undang#undang ini adalah2

    a. %engatur enis#enis &arkotika yang lebih terin!i.b. Pidananya uga sepadan dengan enis#enis &arkotika tersebut.!. %engatur pelayanan tentang kesehatan untuk pe!andu dan

    rehabilitasinya.

    d. %engatur semua kegiatan yang menyangkut &arkotika yakni penanaman,pera!ikan, produksi, perdagangan, lalu lintas pengangkutan sertapenggunaan &arkotika.

    e. Hukum 5!ara Pidananya bersifat khusus.f. Pemberian premi bagi mereka yang berasa dalam pembongkaran

    keahatan &arkotika.Selain hal tersebut diatas uga diatur mengenai masalah pemberian

    pengobatan dan rehabilitasi Korban Penyalahgunaan &arkotika dan usahapenanggulangannya dalam ab ;33 undang#undang ini, yaitu sebagai berikut2

  • 8/18/2019 Pengaturan Terhadap Permasalahan Narkoba (1)

    4/6

      Pasal 3

    (1) Orang tua atau :ali dari seorang Pe!andu &arkotika yang belum!ukup umur "aib melaporkan pe!andu tersebut kepada peabatyang ditunuk oleh %enteri Kesehatan dan "aib memba"anya kerumah sakit atau kepada dokter yang terdekat untukmendapatkan pengobatan dan per"atan yang diperlukan.

    (2) Pe!andu &arkotika yang telah !ukup umur "aib melaporkan dirikepada peabat yang ditunuk oleh %enteri Kesehatan.

      Pasal 33

    Hakim dalam memutus perkara pidana yang dimaksud dalam Pasal

  • 8/18/2019 Pengaturan Terhadap Permasalahan Narkoba (1)

    5/6

    a. %emutuskan untuk memerintahkan yang bersangkutanmenalani pengobatan dan4atau pera"atan, apabila Pe!andu&arkotika tersebut terbukti bersalah melakukan $indak Pidana&arkotika= atau

    b. %enetapkan untuk memerintahkan yang bersangkutanmenalani pengobatan dan4atau pera"atan, apabila Pe!andu

    &arkotika tersebut tidak terbukti bersalah melakukan $indakPidana &arkotika.(2)%asa menalani pengobatan dan4atau pera"atan bagi Pe!andu

    &arkotika sebagaimana dimaksud pada ayat )1 huruf a,diperhitungkan sebagai masa menalani hukuman.

      PASA" !&

    (1)Pengobatan dan4atau pera"atan Pe!andu &arkotika dilakukanmelalui fasilitas rehabilitasi.

    3. Undang-Undang N!" 3+ Ta#$n 29 '(n'ang Na")'*)a

    Permasalahan &arkotika semakin lama semakin mengkha"atirkansehingga diperlukan untuk menyusun langkah#langkah strategis untuk

    men!egah dan memberantas penyalahgunaan dan peredaran gelap &arkotikayang sangat membahayakan kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara./angkah#langkah tersebut tertuang dalam 8ndang#8ndang &omor $ahun+009 tentang &arkotika, yaitu, sebagai berikut2

    a. %engatur se!ara komprehensif dari ketentuan yang ada sebelumnyaterhadap pengaturan penegakan hukum dan kepentingan kesehatan.

    b. %enamin ketersediaan &arkotika untuk kepentingan pelayanankesehatan dan4atau pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

    !. %emberikan perhatian khusus kepada pengaturan upaya rehabilitasimedis dan rehabilitasi sosial bagi Penyalah una dan Pe!andu &arkotika.

    d. ah"a 8ndang#8ndang &omor $ahun +009 tentang &arkotika sangatmemperhatikan antara dimensi penegakan hukum, kesehatan, dan hakasasi manusia, sehingga memberikan keseimbangan antarapemberantasan dan pemberian kesehatan.Selain hal tersebut diatas uga diatur mengenai masalah rehabilitasi

    dalam ab 3? undang#undang ini, yaitu sebagai berikut2

      PASA" ! 'huruf d(

    %enamin pengaturan upaya rehabilitasi medis dan rehabilitasisosial bagi Penyalah una &arkotika dan Pe!andu &arkotika.

      PASA" #!

    Pe!andu &arkotika dan Korban Penyalahgunaan &arkotika :aibmenalani rehabilitasi.

      PASA" )*3

    Hakim dapat memutuskan dan menetapkan Pe!andu &arkotika danKorban Penyalahgunaan &arkotika untuk menalanai Pengobatandan4atau pera"atan, masa menalani pengobatan dan4ataupera"atan diperhitungkan sebagai masa menalani hukuman.

      PASA" )%

    )1 Setiap Penyalah una 2a. &arkotika golongan 3 bagi diri sendiri dipidana dengan pidana

    penara paling lama @ tahun.

  • 8/18/2019 Pengaturan Terhadap Permasalahan Narkoba (1)

    6/6

    b. &arkotika golongan 33 bagi diri sendiri dipidana dengan pidanapenara paling lama + tahun, dan.

    !. &arkotika golongan 333 bagi diri sendiri dipidana penara paling lama1 tahun.

    )+ 7alam memutus perkara sebagaimana dimaksud pada ayat )1,

    Hakim "aib memperhatikan ketentuan sebagaimana dimaksuddalam Pasal >@, Pasal >> dan Pasal 10