pengaruh volume penjualan, harga jual dan jumlah …

130
PENGARUH VOLUME PENJUALAN, HARGA JUAL DAN JUMLAH JENIS BUNGA TERHADAP PENDAPATAN PEDAGANG KIOS BUNGA POTONG DI PASAR BUNGA RAWA BELONG, JAKARTA BARAT NUR HURIYANDAH NIM. 11150920000076 PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2020 M / 1442 H

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH VOLUME PENJUALAN, HARGA JUAL DAN JUMLAH …

PENGARUH VOLUME PENJUALAN, HARGA JUAL DAN

JUMLAH JENIS BUNGA TERHADAP PENDAPATAN

PEDAGANG KIOS BUNGA POTONG

DI PASAR BUNGA RAWA BELONG, JAKARTA BARAT

NUR HURIYANDAH

NIM. 11150920000076

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2020 M / 1442 H

Page 2: PENGARUH VOLUME PENJUALAN, HARGA JUAL DAN JUMLAH …

PENGARUH VOLUME PENJUALAN, HARGA JUAL, DAN

JUMLAH JENIS BUNGA TERHADAP PENDAPATAN

PEDAGANG KIOS BUNGA POTONG

DI PASAR BUNGA RAWA BELONG, JAKARTA BARAT

NUR HURIYANDAH

NIM. 11150920000076

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana

Pertanian pada Program Studi Agribisnis

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2020 M / 1442 H

Page 3: PENGARUH VOLUME PENJUALAN, HARGA JUAL DAN JUMLAH …

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi ini berjudul “Pengaruh Volume Penjualan, Harga Jual dan Jumlah Jenis

Bunga terhadap Pendapatan Pedagang Kios Bunga Potong di Pasar Bunga Rawa

Belong, Jakarta Barat” yang ditulis oleh Nur Huriyandah NIM. 11150920000076,

telah diuji dan dinyatakan lulus dalam Sidang Munaqosah Fakultas Sains dan

Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada hari Jum’at,

28 Agustus 2020. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Pertanian (S.P) pada Program Studi Agribisnis.

Menyetujui,

Penguji I Penguji II

Dr. Ir. Elpawati, MP Titik Inayah, SP, M.Si

NIP. 19641204 199203 2 001 NIDN. 9920112698

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Achmad Tjachja Nugraha, SP, MP Agustina Senjayani, SP, M.Si, M.Si

NIP. 19740709 200701 1 026 NUPN. 9920113250

Mengetahui,

Dekan Ketua

Fakultas Sains dan Teknologi Program Studi Agribisnis

Prof. Dr. Lily Surraya Eka Putri, M.Eny.Stud Dr. Ir. Siti Rochaeni, M.Si

NIP. 19690404 200501 2 005 NIP. 19620308 198903 2 001

Page 4: PENGARUH VOLUME PENJUALAN, HARGA JUAL DAN JUMLAH …

PERNYATAAN

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR-

BENAR HASIL KARYA SAYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH

DIAJUKAN SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA

PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN.

Jakarta, _______________

Nur Huriyandah

NIM. 11150920000076

Page 5: PENGARUH VOLUME PENJUALAN, HARGA JUAL DAN JUMLAH …

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

DATA PRIBADI

Nama Lengkap : Nur Huriyandah

Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 13 Oktober 1997

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Kewarganegaraan : Indonesia

Status : Belum Kawin

Alamat tinggal :

Jl. Cidodol Gg. H. Musonif Rt.007 Rw.06 No.12 Kec.

Kebayoran lama, Kel. Grogol Selatan, Jakarta Selatan,

12220

Email dan no HP : 085810466307 / 0895324781084

Email : [email protected]

PENDIDIKAN

2003-2009 : SDI Al-Falah 1 Petang Jakarta

2009-2012 : MTs Al-Falah Jakarta

2012-2015 : MA Al-Falah Jakarta

2015-2020 : Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta, Program Studi Agribisnis

PENGALAMAN ORGANISASI

2013-2014 : Kepala Divisi Humas (Hubungan Masyarakat)

Palang Merah Remaja

2016-2017 : Anggota Divisi Dana Usaha Lembaga Semi

Otonom (LSO) Saman Agribisnis UIN Jakarta

2017-2018 : Anggota Divisi Hubungan Masyarakat Lembaga

Semi Otonom (LSO) Saman Agribisnis UIN

Jakarta

Cantumkan

FotoDiri

Terbaruukurandises

uaikan

Page 6: PENGARUH VOLUME PENJUALAN, HARGA JUAL DAN JUMLAH …

vi

KEGIATAN

2014 : Sekretaris Acara Donor darah dan Pengobatan

Gratis

2016 : Kepala Divisi Kesehatan Acara Orientasi

Pengenalan Akademik Kemahasiswaan (OPAK)

HMJ Agribisnis, UIN Jakarta

2016 : Anggota Divisi Sponsorship Acara Lomba Ratoh

Jaroe Agribisnis UIN Jakarta

2017 : Anggota Divisi Tenant Acara Lomba Ratoh Jaroe

Agribisnis UIN Jakarta

2018 : Anggota Divisi Tenant Acara Lomba Ratoh Jaroe

Agribisnis UIN Jakarta

Page 7: PENGARUH VOLUME PENJUALAN, HARGA JUAL DAN JUMLAH …

RINGKASAN

Nur Huriyandah, Pengaruh Volume Penjualan, Harga Jual dan Jumlah Jenis

Bunga terhadap Pendapatan Pedagang Kios Bunga Potong di Pasar Bunga Rawa

Belong, Jakarta Barat. Di bawah bimbingan Achmad Tjachja Nugraha dan

Agustina Senjayani

Tanaman hortikultura khususnya bunga potong merupakan komoditi yang

sangat khas, dimana para pengusaha dituntut untuk lebih memberikan perhatian

khusus dalam pengusahaannya. Sejalan dengan peningkatan pendapatan dan

kesejahteraan masyarakat, maka konsumsi bunga potong akan cenderung

meningkat. Tingginya permintaan bunga potong pada kondisi-kondisi tertentu

yang tidak dibarengi dengan jumlah pasokan bunga potong yang tersedia di pasar,

mengakibatkan fluktuasi volume penjualan dan harga jual bunga potong serta

berdampak terhadap pendapatan pedagang bunga dari penjualan bunga potong.

Tujuan penelitian ini adalah (1) untuk mengetahui karakteristik pedagang dan

besar volume penjualan, harga jual, jumlah jenis bunga dan pendapatan pedagang

kios bunga potong; (2) untuk menganalisis pengaruh yang ditimbulkan dari

volume penjualan, harga jual dan jumlah jenis bunga terhadap pendapatan

pedagang kios bunga potong; (3) dan untuk menganalisis sensitivitas jumlah jenis

bunga terhadap pendapatan pedagang kios bunga potong.

Penelitian ini dilakukan di Pasar Bunga Rawa Belong dengan populasi

pedagang kios bunga potong sebanyak 59 pedagang, dan sampel yang digunakan

berjumlah 37 pedagang. Pengambilan sampel menggunakan teknik Simple

Random Sampling. Metode analisis data menggunakan regresi berganda dengan

bantuan Software SPSS 20.

Dari hasil pengolahan data menggunakan SPSS 20 diperoleh persamaan

regresi Y=-57220431.407+7105.565X1+1341.385X2-2428398.684X3 dengan thitung

pada volume penjualan = 16,164 > ttabel (2,032) sehingga tolak Ho1; thitung pada

harga jual = 5,806 > ttabel (2,032) sehingga tolak Ho2; dan thitung pada jumlah jenis

bunga = -2,868 > ttabel (-2,032) sehingga terima Ho3; sedangkan Fhitung (457,812) >

Ftabel (2,89) sehingga tolak Ho4. Koefisien korelasi bernilai 0,988 dan koefisien

determinasi bernilai 0,974 yang berarti volume penjualan, harga jual dan jumlah

jenis bunga memiliki pengaruh yang kuat terhadap pendapatan pedagang kios.

Berdasarkan nilai sensitivitas jumlah jenis bunga terhadap pendapatan pedagang

kios diperoleh nilai elastisitas sebesar -0,262 (inelastis).

Kata Kunci : Volume Penjualan, Harga Jual, Jumlah Jenis Bunga dan Pendapatan

Page 8: PENGARUH VOLUME PENJUALAN, HARGA JUAL DAN JUMLAH …

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala berkah dan karunia-Nya

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh Volume

Penjualan, Harga Jual dan Jumlah Jenis Bunga terhadap Pendapatan Pedagang

Kios Bunga Potong di Pasar Bunga Rawa Belong, Jakarta Barat”.

Selama proses penelitian sampai selesainya penyusunan skripsi ini, tidak

terlepas dari bantuan berbagai pihak. Penulis dengan rasa hormat mengucapkan

banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan serta

dukungan baik secara moril maupun materil, baik secara langsung maupun tidak

langsung, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulis mengucapkan

terima kasih kepada:

1. Ibu Ir. Siti Rochaeni, M.Si, selaku Ketua Program Studi dan Ibu Rizki Adi

Puspita Sari, SP, MM, selaku Sekretaris Program Studi Agribisnis.

2. Bapak Dr. Achmad Tjachja N, MP, selaku Dosen Pembimbing Skripsi I dan

Ibu Agustina Senjayani, SP, M.Si, M.Si, selaku Dosen pembimbing Skripsi II

atas do’a, tenaga, bimbingan, kritik dan saran yang diberikan selama proses

penyusunan hingga selesainya skripsi ini.

3. Ibu Dr. Ir. Elpawati, MP selaku Dosen Penguji Skripsi I dan Ibu Titik Inayah,

SP, M,Si selaku Dosen Penguji Skripsi II yang telah memberikan saran dan

dukungan kepada penulis.

4. Ibu Dr. Lilis Imamah Ichdayati, M.Si selaku Dosen Pembimbing Akademik

yang telah memberikan bimbingan dan dukungan kepada penulis.

Page 9: PENGARUH VOLUME PENJUALAN, HARGA JUAL DAN JUMLAH …

ix

5. Seluruh dosen pengajar Program Studi Agribisnis yang namanya tidak dapat

saya sebutkan satu persatu, terima kasih penulis sampaikan atas segala ilmu

dan pelajaran selama di bangku perkuliahan.

6. Bapak Asmat dan Ibu Syuhada selaku kedua orang tua serta kedua saudara

laki-laki penulis yaitu Abang Pikri dan Dihar yang senantiasa memberikan

dukungan motivasi, do’a, materi dan kasih sayang yang tiada henti kepada

penulis.

7. UPT Pasar Bunga Rawa Belong yang telah bersedia menjadi tempat penelitian

dan memberikan data yang diperlukan dalam penyusunan hingga selesainya

skripsi dan juga para pedagang bunga yang telah menyediakan waktunya

untuk menjadi responden dalam penelitian saya.

8. Nurul Syifa, Nailin Nadhriyah, Diaz Farahdiba, Zada Kamelia Ahmad,

Isnawati, Riska Yuniar, Hafina Rehana Jannah, Wulan Novianti, Lady Belia

Pramesti, Silvie Fauziah, Noeramala Arkana, Riri Fakhriyah, Syarifah Zulfa

Alkadrie, terima kasih atas do’a, dukungan dan bantuan yang diberikan

kepada penulis selama penyusunan skripsi.

9. Teman-teman Agribisnis 2015 yang namanya tidak dapat saya sebutkan satu

persatu yang telah membantu dan menjadi tempat bertukar pikiran penulis

selama menempuh pendidikan di prodi Agribisnis.

10. Semua pihak yang telah membantu namun penulis tidak dapat sebutkan satu

persatu tanpa mengurangi rasa hormat.

Page 10: PENGARUH VOLUME PENJUALAN, HARGA JUAL DAN JUMLAH …

x

Penulis mengucapkan mohon maaf yang sebesar-besarnya bila terdapat

kesalahan dalam penulisan nama dan gelar pada pihak yang disebutkan di atas.

Diharapkan skripsi ini dapat bermanfaat pada hari ini, esok dan seterusnya.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Jakarta, September 2020

Penulis

Page 11: PENGARUH VOLUME PENJUALAN, HARGA JUAL DAN JUMLAH …

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................ iii

PERNYATAAN ............................................................................................. iv

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ....................................................................... v

RINGKASAN ................................................................................................. vii

KATA PENGANTAR .................................................................................... viii

DAFTAR ISI .................................................................................................. xi

DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiii

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xv

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang .................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................. 6

1.3 Tujuan Penelitian............................................................................... 7

1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................. 7

1.5 Ruang Lingkup Penelitian ................................................................. 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Bunga Potong .................................................................................... 9

2.2 Pasar ................................................................................................. 19

2.3 Pedagang ........................................................................................... 24

2.4 Penjualan ........................................................................................... 26

2.5 Harga ................................................................................................ 31

2.6 Pendapatan ........................................................................................ 36

2.7 Elastisitas .......................................................................................... 39

2.8 Penelitian Terdahulu .......................................................................... 40

Page 12: PENGARUH VOLUME PENJUALAN, HARGA JUAL DAN JUMLAH …

xii

2.9 Kerangka Pemikiran .......................................................................... 41

2.10 Hipotesis Penelitian ......................................................................... 45

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ............................................................ 46

3.2 Jenis dan Sumber Data ...................................................................... 46

3.3 Metode Pengambilan Sampel ............................................................ 48

3.4 Metode Pengumpulan Data ................................................................ 50

3.5 Metode Pengolahan dan Analisis Data ............................................... 52

3.6 Definisi Operasional .......................................................................... 60

BAB IV GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN

4.1 Profil UPT Pasar Bunga Rawa Belong ............................................... 61

4.2 Visi dan Misi ..................................................................................... 62

4.3 Struktur Organisasi ............................................................................ 63

4.4 Tupoksi ............................................................................................. 64

4.5 Sarana dan Prasarana ......................................................................... 66

4.6 Kegiatan di Pasar Bunga Rawa Belong .............................................. 68

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Karakteristik Pedagang dan Besar Volume Penjualan, Harga Jual,

Jumlah Jenis Bunga dan Pendapatan Pedagang Kios Bunga Potong di

Pasar Bunga Rawa Belong ................................................................. 73

5.2 Analisis Pengaruh dari Volume Penjualan, Harga Jual dan Jumlah

Jenis Bunga terhadap Pendapatan Pedagang Kios Bunga Potong di

Pasar Bunga Rawa Belong ................................................................. 83

5.3 Analisis Sensitivitas Jumlah Jenis Bunga terhadap Pendapatan

Pedagang Kios Bunga Potong di Pasar Bunga Rawa Belong .............. 99

BAB VI PENUTUP

6.1 Kesimpulan ....................................................................................... 101

6.2 Saran ................................................................................................. 102

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 103

Page 13: PENGARUH VOLUME PENJUALAN, HARGA JUAL DAN JUMLAH …

DAFTAR TABEL

Halaman

1. Jenis dan Produksi Bunga di Indonesia Tahun 2013-2019 .......................... 3

2. Volume Penjualan Tahun 2019 di Pasar Bunga Rawa Belong .................... 4

3. Penelitian Terdahulu .................................................................................. 40

4. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ................................. 74

5. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur .............................................. 74

6. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ........................ 75

7. Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Berdagang ............................. 76

8. Volume Penjualan Bunga Potong ............................................................... 78

9. Volume Penjualan, Harga Jual Rata-Rata, Jumlah Jenis Bunga dan

Pendapatan Pedagang Kios Bunga Potong pada Bulan Januari-Desember

2019 ........................................................................................................... 81

10. Hasil Uji One Sample Kolmogorov Smirnov ............................................... 85

11. Hasil Uji Multikolinieritas .......................................................................... 86

12. Hasil Uji Heteroskedastisitas Rank Spearman ............................................ 88

13. Hasil Regresi Berganda .............................................................................. 89

14. Hasil Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi .................................. 92

15. Hasil Uji t .................................................................................................. 93

16. Hasil Uji F ................................................................................................. 94

Page 14: PENGARUH VOLUME PENJUALAN, HARGA JUAL DAN JUMLAH …

DAFTAR GAMBAR

Halaman

1. Kerangka Pemikiran ................................................................................... 44

2. Struktur Organisasi UPT Pasar Bunga Rawa Belong .................................. 63

3. Hasil Uji Normalitas dengan P-p Plot ......................................................... 84

4. Hasil Uji Heteroskedastisitas ..................................................................... 87

Page 15: PENGARUH VOLUME PENJUALAN, HARGA JUAL DAN JUMLAH …

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1. Pedoman Wawancara .............................................................................. 108

2. Angket Penelitian .................................................................................... 109

3. Harga Jual Rata-Rata Bunga Potong Tahun 2019 .................................... 110

4. Pendapatan Pedagang Kios Bulan Januari-Desember 2019 ...................... 111

5. Hasil Uji One Sample Kolmogorov Smirnov ........................................... 113

6. Hasil Uji Multikolinieritas ...................................................................... 113

7. Hasil Uji Heteroskedastisitas Rank Spearman ......................................... 114

8. Hasil Regresi Berganda ........................................................................... 114

9. Hasil Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi ............................... 115

10. Hasil Uji t ............................................................................................... 115

11. Hasil Uji F .............................................................................................. 115

Page 16: PENGARUH VOLUME PENJUALAN, HARGA JUAL DAN JUMLAH …

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Hortikultura merupakan salah satu subsektor dalam sektor pertanian di

Indonesia. Di antara komoditi hortikultura yang produksinya setiap tahun

mengalami fluktuasi yaitu agribisnis florikultura. Berdasarkan BPS Tahun 2018

angka produksi tanaman hias mencapai 870 juta tangkai. Tahun 2019 berdasarkan

data Badan Pusat Statistik, ekspor tanaman hias mulai Januari hingga Mei 2019

mencapai 1.903 ton. Angka ini mengalami kenaikan 27 persen dibandingkan

Januari hingga Mei 2018 yang hanya 1.494 ton. (Republika.co.id, 2019)

Menurut Dirjen Hortikultura, Prihasto Setyanto, permintaan bunga potong

masih tinggi di pasaran, yakni sebagai penambah estetika dengan kebutuhan per

tahun 21,8 persen atau sekitar 1,2 juta per bulan. Khusus ekspor bunga krisan

pada tahun 2018 sebesar 59,1 ton dan senilai Rp 8,2 miliar sedangkan ekspor

tanaman hias lainnya pada tahun 2018 sebesar 4.533 ton. Ekspor krisan ke Jepang

pada tahun 2019 dari bulan Januari sampai dengan Mei mencapai 11,7 Ton

dengan nilai 183.098,80 US$. Selain Jepang, tujuan ekspor krisan ke Kuwait,

Malaysia dan Singapura. Selain krisan, komoditas yang memiliki potensi ekspor

adalah dracaena rata-rata permintaannya 18 ton per bulan dengan nilai sekitar Rp.

250 juta, tujuan ekspor ke Timur Tengah, Rusia dan India. (Republika.co.id,

2019)

Menurut Rahman (2013:1), tanaman hortikultura khususnya bunga potong

merupakan komoditi yang sangat khas, dimana para pengusaha dituntut untuk

Page 17: PENGARUH VOLUME PENJUALAN, HARGA JUAL DAN JUMLAH …

2

lebih memberikan perhatian khusus dalam pengusahaannya yang didasarkan atas

keterampilan seni, keterampilan dalam hal penguasaan teknologi budidaya dan

kemampuan dalam memperdagangkan hasil produksi. Pengusaha bunga potong

juga dituntut untuk dapat memperdagangkan produksinya dalam keadaan segar

dan menampilkan bentuk dan warna produksinya yang secara artistik maupun

menarik calon konsumen.

Menurut Kartini (2009:2), bisnis bunga potong berkembang seiring

dengan meningkatnya permintaan terhadap bunga dan pesanan rangkaian bunga,

bahkan bunga potong merupakan salah satu komoditi perdagangan internasional

yang memiliki potensi atau peluang pasar luar negeri yang cukup baik. Banyak

negara yang memanfaatkan bunga potong sebagai sumber penerimaan devisa

negara antara lain Belanda dan Taiwan.

Komoditas agribisnis florikultura meliputi tanaman hias daun dan bunga

potong serta bunga pot. Saat ini bunga potong merupakan bunga yang paling

banyak digunakan untuk rangkaian bunga di berbagai acara seperti acara

pernikahan, keagamaan, kelahiran, ucapan selamat sampai acara kematian. Hal

tersebut menjadikan bisnis bunga potong merupakan salah satu bisnis yang

mempunyai peluang usaha yang cukup menjanjikan. Bunga yang umum di

konsumsi oleh masyarakat antara lain krisan, mawar, sedap malam, gladiol,

anggrek, gerbera (hebras), kuping gajah (anthurium), anyelir dan pisang-pisangan

(heliconia). Jenis-jenis bunga tersebut merupakan jenis bunga potong. Berikut

merupakan data jenis dan produksi bunga di Indonesia tahun 2013-2019.

Page 18: PENGARUH VOLUME PENJUALAN, HARGA JUAL DAN JUMLAH …

3

Tabel 1. Jenis dan produksi bunga di Indonesia tahun 2013-2019

No Jenis

Tanaman Satuan

Tahun

2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019

1 Anggrek/

Orchid Tangkai 20.277.672 19.739.627 21.514.789 19.978.078 20.045.577 24.717.840 18.608.657

2

Anthuriu

m Bunga/

Flamingo

Lily

Flower

Tangkai 4.044.012 2.805.548 2.837.074 1.760.610 2.625.565 5.390.417 4.463.472

3 Anyelir/

Carnation Tangkai 3.164.326 2.934.039 2.185.392 1.814.485 1.672.956 1.732.585 1.872.739

4 Herbras/

Gerbera Tangkai 7.735.806 7.454.459 7.118.774 5.412.790 14.751.610 26.608.911 33.003.177

5 Gladiol/

Gladiol Tangkai 2.581.063 1.884.719 2.552.060 1.008.758 1.412.553 2.341.720 1.997.219

6

Pisang-

Pisangan/

Heliconia

Tangkai 2.043.579 1.122.419 1.272.012 1.088.191 1.385.870 1.583.467 1.564.737

7

Krisan/

Chrysante

mum

Tangkai 387.208.754 427.248.059 442.698.194 433.100.145 480.685.420 488.176.610 465.359.952

8 Mawar/Ro

se Tangkai 152.066.469 173.077.811 188.302.152 181.884.630 184.455.598 202.065.050 213.927.138

Sumber : Badan Pusat Statistik, 2019

Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat bahwa jenis bunga yang paling banyak

diproduksi yaitu bunga krisan. Jenis bunga ini selain memiliki keindahan karena

keragaman bentuk dan warnanya, bunga krisan juga memiliki kesegaran yang

relatif lama dan mudah dirangkai. Bunga krisan ini juga bukan hanya dijadikan

sebagai bunga potong tetapi bisa juga digunakan untuk dekorasi dan lain-lain.

Keunggulan lainnya adalah pembungaan dan panennya dapat diatur menurut

kebutuhan pasar. Oleh karena itu, jenis bunga ini memberikan hasil yang

menggiurkan terhadap potensi pasarnya sebab produk yang dihasilkan selalu

terserap pasar dalam jumlah yang banyak.

Salah satu tempat yang digunakan untuk kegiatan usaha industri

florikultura adalah Pasar Bunga Rawa Belong, Jakarta Barat. Sebagai pusat grosir

yang menyediakan berbagai jenis florikultura, Pasar Bunga Rawa Belong Jakarta

Barat memiliki kegiatan pemasaran yang cukup beragam dengan berbagai jenis

Page 19: PENGARUH VOLUME PENJUALAN, HARGA JUAL DAN JUMLAH …

4

pelaku usaha dan konsumen. Selain itu, Pasar Bunga Rawa Belong Jakarta Barat

juga merupakan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pusat Promosi dan Pemasaran

Hortikultura (P3H) Dinas Kelautan dan Pertanian Provinsi DKI Jakarta, dengan

demikian, Pasar Bunga Rawa Belong Jakarta Barat dapat dijadikan acuan dalam

industri florikultur jenis tanaman hias/bunga potong.

Kesejahteraan seorang pedagang dapat diukur dari penghasilannya.

Faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan pedagang harus diperhatikan

supaya pendapatan pedagang stabil dan kesejahteraannya meningkat, sehingga

kegiatan jual beli di pasar tetap berjalan lancar dan jumlah pedagang yang ada

akan tetap bertahan dan semakin bertambah. Salah satu faktor yang

mempengaruhi keberhasilan para pedagang yaitu besarnya volume penjualan,

karena semakin banyak jumlah barang yang dijual maka pendapatannya pun akan

meningkat. Volume penjualan bunga potong tahun 2019 di Pasar Bunga Rawa

Belong dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Volume Penjualan Bunga Potong Tahun 2019 di Pasar Bunga Rawa

Belong

Volume

Penjualan (ikat)

Nama Bunga

Ros Malang Gerbera Aster Krisan

Januari 9.852 4.185 12.477 11.234

Februari 15.472 8.349 13.962 8.987

Maret 15.079 12.302 15.475 11.043

April 14.917 13.153 15.889 11.085

Mei 8.595 13.817 15.815 9.635

Juni 8.328 8.962 14.582 8.680

Juli 8.600 14.086 19.216 9.740

Agustus 12.270 10.672 18.938 12.465

September 12.055 11.175 23.234 11.269

Oktober 14.463 14.242 27.173 12.010

November 15.120 17.738 28.053 12.878

Desember 12.619 11.184 28.983 11.950

Total 147.370 140.495 233.797 130.976

Sumber : UPT P3H Pasar Bunga Rawa Belong, 2019

Page 20: PENGARUH VOLUME PENJUALAN, HARGA JUAL DAN JUMLAH …

5

Berdasarkan Tabel 2. keempat jenis bunga tersebut merupakan bunga

yang paling laku dijual atau memiliki volume penjualan yang paling banyak di

pasar bunga Rawa Belong. Pedagang bunga potong di pasar Rawa Belong

mengalami tingkat volume penjualan yang berfluktuasi karena tingginya

permintaan bunga potong yang ada hanya pada bulan-bulan tertentu saja, misalkan

pada bulan saat perayaan hari raya idul fitri dan lain-lain. Hal tersebut

mengakibatkan jumlah pendapatan pedagang menjadi tidak stabil.

Selain faktor volume penjualan, terdapat harga jual yang bisa

mempengaruhi pendapatan pedagang. Jika pasokan bunga di pasar sedikit dan

banyak konsumen yang mencarinya maka pedagang akan menaikan harga, dan

jika pasokan bunga banyak namun konsumen yang mencari bunga sedikit maka

pedagang akan menurunkan harga jual bunga tersebut. Hal ini mengakibatkan

pendapatan pedagang menjadi tidak menentu karena harga jual yang tidak stabil

dikarenakan ada atau tidaknya pasokan bunga yang tersedia.

Jenis bunga potong yang tersedia di pasar bunga Rawa Belong sangat

bervariatif. Jumlah jenis bunga potong akan memengaruhi berapa volume

penjualan bunga dan harga jual bunga bahkan pendapatan pedagang bunga yang

nantinya akan memengaruhi kesejahteraan pedagang pasar. Jika jumlah pasokan

bunga sedikit ataupun jika salah satu bunga potong tidak tersedia maka akan

berhubungan dengan volume penjualan dan harga jual bunga tersebut, yang

mengakibatkan pendapatan pedagang pun ikut berubah.

Tingginya permintaan bunga potong pada kondisi-kondisi tertentu yang

tidak dibarengi dengan jumlah pasokan bunga potong yang tersedia di pasar,

Page 21: PENGARUH VOLUME PENJUALAN, HARGA JUAL DAN JUMLAH …

6

mengakibatkan fluktuasi volume penjualan dan harga jual bunga potong.

Fluktuasi tersebut membuat pedagang bunga potong sulit menentukan besar dari

pendapatan hasil penjualan bunga potong. Apabila volume penjualan dan harga

jual terus mengalami fluktuasi maka pedagang juga akan sulit menentukan berapa

keuntungan yang akan didapat setiap bulannya. Maka dari itu, volume penjualan

dan harga jual harus dijaga kestabilannya agar pendapatan pedagang pun ikut

stabil dan keuntungan dapat diperkirakan dengan jelas, karena salah satu tujuan

dari berdagang yaitu untuk mendapatkan keuntungan yang semaksimal mungkin.

Dari permasalahan yang sesuai situasi dan kondisi di pasar bunga Rawa Belong,

perlu adanya suatu penelitian dalam rangka untuk menjaga kestabilan volume

penjualan, harga jual dan jumlah jenis bunga agar pendapatan yang didapatkan

stabil dan mendapatkan keuntungan yang maksimal. Oleh karena itu, peneliti

ingin meneliti terkait “Pengaruh Volume Penjualan, Harga Jual dan Jumlah Jenis

Bunga terhadap Pendapatan Pedagang Kios Bunga Potong di Pasar Bunga Rawa

Belong, Jakarta Barat”.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari penelitian ini adalah :

1. Bagaimana karakteristik pedagang dan berapa besar volume penjualan,

harga jual, jumlah jenis bunga dan pendapatan pedagang kios bunga

potong di Pasar Bunga Rawa Belong?

Page 22: PENGARUH VOLUME PENJUALAN, HARGA JUAL DAN JUMLAH …

7

2. Bagaimana pengaruh dari volume penjualan, harga jual dan jumlah jenis

bunga terhadap pendapatan pedagang kios bunga potong di Pasar Bunga

Rawa Belong?

3. Bagaimana tingkat sensitivitas jumlah jenis bunga terhadap pendapatan

pedagang kios bunga potong di Pasar Bunga Rawa Belong?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Mengetahui karakteristik pedagang dan besar volume penjualan, harga

jual, jumlah jenis bunga dan pendapatan pedagang kios bunga potong di

Pasar Bunga Rawa Belong.

2. Menganalisis pengaruh volume penjualan, harga jual dan jumlah jenis

bunga terhadap pendapatan pedagang kios bunga potong di Pasar Bunga

Rawa Belong.

3. Menganalisis sensitivitas jumlah jenis bunga terhadap pendapatan

pedagang kios bunga potong di Pasar Bunga Rawa Belong.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Bagi pedagang dan instansi terkait, penelitian ini diharapkan dapat

memberikan informasi terkait dengan pengaruh volume penjualan, harga

jual dan jumlah jenis bunga terhadap pendapatan pedagang kios bunga

potong agar bisa menjaga kestabilan pendapatannya, dan juga sebagai

Page 23: PENGARUH VOLUME PENJUALAN, HARGA JUAL DAN JUMLAH …

8

pertimbangan dalam mengambil keputusan dengan mengtahui kinerja di

masa lalu dapat dijadikan sebagai salah satu pedoman untuk mengambil

keputusan di masa yang akan datang.

2. Bagi dunia akademik, penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat

untuk kepentingan akademik sebagai bahan untuk penelitian selanjutnya,

dan sumber informasi bagi pihak-pihak lain yang membutuhkan.

3. Bagi penulis, penelitian ini juga memberikan kesempatan belajar dan

menambah pengalaman serta sebagai salah satu sarana penerapan ilmu-

ilmu yang telah diperoleh selama perkuliahan.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah, peneliti perlu

mengidentifikasi batasan terhadap masalah yang menjadi ruang lingkup dalam

penelitian ini, agar masalah yang diteliti menjadi lebih fokus. Penelitian ini

difokuskan pada faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan pedagang kios

bunga potong di Pasar Bunga Rawa Belong. Fakor-faktor yang mempengaruhi

pendapatan pedagang dibatasi oleh variabel volume penjualan, harga jual dan

jumlah jenis bunga potong. Data yang diperoleh yaitu berasal dari data primer dan

sekunder. Pengolahan data menggunakan metode regresi linier berganda dan alat

bantu analisis yang digunakan yaitu software SPSS 20.

Page 24: PENGARUH VOLUME PENJUALAN, HARGA JUAL DAN JUMLAH …

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Bunga Potong

Menurut Kartini (2009:10), bunga potong adalah sebutan untuk tanaman

hias yang ditanam untuk diambil bunga beserta tangkainya. Bunga potong adalah

bunga yang dimanfaatkan untuk bahan rangkaian bunga untuk berbagai keperluan

dalam daur hidup manusia, mulai dari kelahiran, perkawinan dan kematian. Oleh

sebab itu, apabila dilihat dari fungsinya maka bunga dapat dikatakan memiliki

nilai ekonomi yang tinggi.

Bunga potong selain untuk bahan rangkaian bunga, juga merupakan sarana

peralatan tradisional, agama, upacara kenegaraan, dan keperluan ritual lainnya.

Bahkan dibutuhkan pula untuk berbagai keperluan industri makanan, minuman,

obat maupun kosmetika atau minyak wangi. Kini masyarakat semakin terbiasa

dengan pengiriman rangkaian bunga sebagai ungkapan perasaan suka maupun

duka cita, dengan demikian, permintaan bunga menjadi meningkat baik jumlah

maupun jenisnya.

Tim Direktorat Bina Produksi Hortikultura (2008) mencatat pendapat para

petani bunga yang menyatakan bahwa jenis bunga potong yang mempunyai nilai

komersial di Indonesia antara lain: krisan, mawar, sedap malam, gladiol, anggrek,

gerbera (hebras), anthurium (kuping gajah), anyelir dan heliconia (pisang-

pisangan).

Page 25: PENGARUH VOLUME PENJUALAN, HARGA JUAL DAN JUMLAH …

10

Di bawah ini penjelasan dari beberapa komoditi bunga potong:

1. Krisan (Chrysanthemum, sp)

Menurut Nuryanto, Hery (2007:1), Krisan atau nama latinnya

Chrysanthemum merupakan jenis bunga hias yang banyak sekali ragam

spesiesnya. Bunga krisan dapat mudah kita jumpai, tumbuh dan

diperjualbelikan di daerah-daerah dataran tinggi dan bersuhu rendah. Tanaman

krisan ini memang dapat dijadikan sebagai sarana/sumber untuk memperoleh

penghasilan yang lumayan menjanjikan bagi para petani bunga, tanaman ini

mampu sehingga dapat menghasilkan bunga yang setiap kali dapat tumbuh

lagi, meskipun sebelumnya tangkai-tangkai dari bunga tanaman ini telah

dipotong. Krisan atau seruni disebut juga sebagai bunga emas (Golden

Flower) mulai dikenal di Indonesia setelah dibawa oleh para pendatang dari

daratan Eropa. Karena bunganya yang cantik dan beragam menjadikan bunga

potong ini mulai dikembangkan dan dibudidayakan.

Bunga krisan dapat tumbuh pada suhu 20-260C, dan membutuhkan

kelembaban udara tinggi. Pada fase awal, seperti perkecambahan benih atau

pembentukan akar bibit setek, diperlukan kelembaban udara antara 90-95%.

Tanaman muda sampai dewasa tumbuh dengan baik pada kondisi kelembaban

udara antara 70-80%. Tanah yang ideal untuk bunga krisan adalah bertekstur

liat berpasir, subur, gembur dan drainasenya baik, tidak mengandung hama

dan penyakit, memiliki derajat keasaman tanah sekitar 5,5-6,7 dan memiliki

ketinggian tempat antara 700-1.200 mdpl.

Page 26: PENGARUH VOLUME PENJUALAN, HARGA JUAL DAN JUMLAH …

11

2. Mawar (Rosa, sp)

Menurut Rukmana, Rahmat (1995:15), mawar selain sebagai tanaman

hias yang cantik dan penuh pesona daya tampilnya, juga merupakan sarana

peralatan tradisional, agama dan upacara kenegaraan. Di samping itu, bunga

mawar bermanfaat sebagai bahan makanan dan minuman, obat, pewangi, dan

pengindah tata lingkungan. Mawar merupakan tanaman hias berupa herba

dengan batang berduri yang termasuk dalam famili Rosaceae. Nama

umumnya dalah Rose, Miniature Rose, atau Baby Rose. Jumlah varietas

mawar yang ada saat ini diperkirakan mencapai 5.000 macam, namun hanya

sekitar 300-400 varietas saja yang dikenal secara umum dan sering

dibudidayakan dan kemudian digolongkan menjadi Sembilan kelompok utama

yaitu Hybrid Tea, Floribunda, Grandiflora, Climbing Rose, Polyantha,

Hybrid Perpetual, Mawar Tea, Mawar Tua, dan Special Purpose. Mawar

termasuk tanaman tahunan (perennial) yang mempunyai struktur batang

berkayu keras, berduri, bercabang banyak, menghasilkan bunga, buah dan biji

terus-menerus. Selama siklus hidupnya, tanaman mawar terus tumbuh seolah-

olah tidak terbatas dan masa produksinya berulang-ulang.

Menurut Lingga, Lanny (2008:4), mawar berasal dari daerah beriklim

sedang di daerah subtropis. Habitat alaminya daerah bertemperatur dingin.

Dalam perkembangan selanjutnya, penyebaran mawar meluas di seluruh dunia

baik daerah subtropis ataupun tropis. Di daerah tropis, mawar tumbuh dengan

baik di dataran tinggi beriklim sejuk. Di dataran rendah yang panas,

pertumbuhan mawar tidak sebaik mawar yang tumbuh di dataran tinggi yang

Page 27: PENGARUH VOLUME PENJUALAN, HARGA JUAL DAN JUMLAH …

12

sejuk. Tanaman mawar dapat tumbuh pada suhu 18-260C dan kelembaban 70-

80%. Penanaman mawar dapat dilakukan secara langsung pada tanah secara

permanen di kebun atau di dalam pot. Tanaman mawar cocok pada tanah liat

berpasir, subur, gembur, banyak bahan organik, aerasi dan drainase baik,

dengan derajat keasaman tanah 5,5-7,0. Bunga mawar dapat tumbuh dan

produktif berbunga di dataran rendah sampai tinggi (pegunungan) rata-rata

1.500 mdpl.

3. Gerbera (Gerbera, sp)

Menurut Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (2019),

gerbera merupakan salah satu komoditas bunga potong yang semakin banyak

peminatnya. Keindahapan bunga potong gerbera yang sangat eksotik, kaya

variasi warna dan bentuk menjadikan gerbera semakin terkenal di masyarakat.

Para petani senang menanam gerbera karena dapat dipanen setiap 1 atau 2

minggu sekali, dengan harga jual yang cukup baik. Kuntum bunga lebih dari 8

cm menjadikan gerbera sebagai pengganti krisan standar pada dekorasi

rangkaian bunga, jika saat-saat tertentu kekurangan pasokan maupun terjadi

kejenuhan dari pengguna.

Gerbera juga merupakan tanaman hias bunga dunia termasuk dalam

family bunga matahari. Tanaman hias gerbera mempunyai nilai komersial

penting yang digunakan sebagai bunga potong, tanaman pot, maupun tanaman

hias pada umumnya. Secara global gerbera menempati urutan kelima setelah

mawar, anyelir, krisan dan tulip.

Page 28: PENGARUH VOLUME PENJUALAN, HARGA JUAL DAN JUMLAH …

13

Perbanyakan gerbera dapat dilakukan dengan sangat mudah, yaitu

dengan memecah rumpun anakan. Teknik ini telah dilakukan berpuluh atau

bahkan ratusan generasi. Pemecahan rumpun anakan dengan cara ini

dikhawatirkan akan menurunkan kualitas, dimana tanaman gerbera tersebut

sebenarnya sudah tua secara fisiologis karena terus menerus diperbanyak

dengan cara dmeikian. Hal ini dapat menyebabkan produktifitas semakin

menurun. Dikhawatirkan ditahun-tahun yang akan datang produksi gerbera

semakin menurun waaupun luas pertanamannya semakin luas. Untuk itu

dilakukan peremajaan tanaman gerbera yang ada di petani melalui

perbanyakan kultur jaringan dan penggunaan varietas baru hasil perakitan

dalam negeri.

Gerbera dapat tumbuh dengan baik di daerah yang beriklim sejuk

dengan suhu udara minimum 13,7-180C dan maksimum 19,5-300C. Media

tanam tanah yang baik untuk tanaman hias gerbera yaitu tanah lempung yang

berpasir, subur dan banyak mengandung bahan organik atau humus. Derajat

keasaman tanah (pH tanah) yang cocok untuk budidaya hebras sekitar 5,5-6,0.

Di Indonesia ditanam mulai dari dataran rendah sampai dataran tinggi dengan

ketinggian tempat antara 560-1.400 mdpl.

4. Carnation / Anyelir (Dianthus caryophyllus)

Menurut Isamas (2016), anyelir termasuk jenis bunga potong yang

lumayan mahal karena petaninya masih terbatas. oleh karena itu mengebunkan

bunga anyelir merupakan alternatif usaha punya peluang. Namun untuk

mendapatkan kualitas bunga yang bagus memang perlu perhatian

Page 29: PENGARUH VOLUME PENJUALAN, HARGA JUAL DAN JUMLAH …

14

khusus.Berasal dari Mediterania, beberapa di antaranya juga berasal dari

Siberia, Arktik, Jepang dan Himalaya. Untuk pertumbuhan tanaman ini

dibutuhkan banyak cahaya dan suhu sekitar 75 F/24 C.

Bunga ini membutuhkan tempat yang mempunyai iklim sejuk, karena

tanaman ini berasal dari daerah sub tropis dengan suhu udara antara 15 –

250C. Untuk mendapatkan kondisi iklim yang hampir menyerupai daerah sub

tropis tersebut, dia menanamnya di Cibodas dengan ketinggian 1.200 m dpl

dan suhu udara antara 20 – 300C, dimana tanahnya harus gembur dengan pH

6,5-7, selain itu lapisan top soil tanahnya juga harus masih utuh. Pada masa

sekarang bunga anyelir sudah jauh berbeda dari bunga asalnya, sejak William

Sim pada tahun 1938 berhasil menyilangkan bunga ini, maka lahirlah ratusan

varietas baru dengan sifat-sifat yang unggul seperti tangkainya yang lebih

panjang, mahkota bunganya lebih besar dan ‘penuh’, gradasi warnanya

semakin halus serta mampu berbunga terus-menerrus sepanjang tahun. Jenis

bunga yang dikenal saat ini ada dua yaitu : (a). standard-carnation berbunga

tunggal dengan ukuran relatif besar, (b). spray-carnation merupakan

kumpulan bunga-bunga kecil pada satu tangkai bunga, dimana masing-masing

jenis mempunyai puluhan varietas yang setiap tahunnya selalu muncul lagi

varietas baru, seperti halnya mode pakaian.

5. Aster

Bunga Aster (Callistephus chinensis) merupakan salah satu jenis

tanaman hias yang memiliki beragam jenis dan warna yang menawan. Bunga

ini mencerminkan keriangan, kegembiraan dan kesederhanaan. Aster

Page 30: PENGARUH VOLUME PENJUALAN, HARGA JUAL DAN JUMLAH …

15

merupakan salah satu jenis tanaman hias unggulan, hal ini dikarenakan aster

dapat dimanfaatkan untuk berbagai macam acara. Kata aster berasal dari

bahasa Yunani yang berarti bunga yang menyerupai bintang, karena sebagia

besar dari bentuk bunga tersebut menyerupai bintang. Bunga aster sering

ditemui di Amerika Utara dan Eropa Selatan. Bunga Aster berbentuk

melingkar, atau seperti bintang dengan kelopak dan mahkota bunga yang

banyak. Bunga aster berasal dari Tiongkok dengan tinggi tanaman rata-rata

30-70 cm. daerah yang ideal untuk bertanam aster adalah daerah pegunungan

dengan suhu ideal 20-240C, namun tidak tertutup kemungkinan di daratan

rendah aster dapat tumbuh (Rukmana, 2003:8).

Aster menyukai tempat yang terbuka atau terkena sinar matahari

langsung. Artinya, aster yang biasanya dijadikan bunga potong dapat juga

tampil cantik sebagai penghias halaman rumah. Pemangkasan pucuk

(pinching) dapat kita lakukan pada perbanyakan aster, hal ini dimaksudkan

untuk merangsang pertumbuhan tunas tanaman. Tunas-tunas terebut akan

tumbuh dan berkembang menjadi cabang-cabang samping. Cara pemangkasan

pucuk yaitu pangkas tunas apical dan lateral pada tanaman yang tingginya

sudah mencapai lebih dari 15 cm atau berumur 3 bulan sejak tanam, dengan

kondisi memiliki minimal 3 sampai 4 pasang daun. Biarkan bekas pangkasan

beberapa saat hingga tumbuh tunas-tunas baru. Kemudian teruskan dengan

pemangkasan berikutnya hingga tunas-tunas baru telah tumbuh sekitar 15

sampai 20 cm, demikian seterusnya dan pemangkasan dihentikan bila tanaman

aster mulai membentuk bakal bunga. (Prasetijo, Budi Tjatur, 2011)

Page 31: PENGARUH VOLUME PENJUALAN, HARGA JUAL DAN JUMLAH …

16

6. Gladiol (Gladiolus Hybridus, sp)

Menurut Gardjito, Murdijati dan Handayani, Widuri (2015:129),

gladiol merupakan tanaman bunga hias berupa tanaman semusim berbentuk

herba termasuk dalam famili Iridaceae. Gladiol berasal dari bahasa latin

“Gladius” yang berarti pedang kecil, seperti bentuk daunnya. Berasal dari

Afrika Selatan dan menyebar di Asia sejak 2000 tahun. Tahun 1730 mulai

memasuki daratan Eropa dan berkembang di Belanda. Sentra produksi bunga

gladiol di Indonesia untuk daerah Jawa Barat terdapat di Panongpong

(Bandung), Salabintan (Sukabumi), dan Cipanas (Cianjur). Di Jawa Tengah

terdapat di daerah Bandungan (Semarang), sedangkan di Jawa Timur berada di

daerah Batu (Malang).

Tanaman gladiol yang termasuk subklas Monocotyledoneae, berakar

serabut, dan tanaman ini membentuk pula akar kontraktil yang tumbuh pada

saat pembentukan subang baru. Kelebihan dari bunga potong gladiol adalah

kesegarannya dapat bertahan lama sekitar 5-10 hari dan dapat berbunga

sepanjang waktu.

Hasil penelitian tahun 1988, Indonesia mengenal 20 varietas gladiol

dari Belanda kemudian diuji multi lokasi di kebun percobaan Sub Balai

Penelitian Hortikultura Cipanas. Tiga varietas di antaranya memiliki

penampilan yang paling indah, (warna dan bentuknya berbeda dengan gladiol

lama), yaitu: White godness (putih), Tradehorn (merah jingga), dan Priscilla

(putih). Ragam jenis bunga gladiol adalah:

Page 32: PENGARUH VOLUME PENJUALAN, HARGA JUAL DAN JUMLAH …

17

a. Gladiolus gandavensis. berukuran besar, susunan bunga terlihat

bertumpang tindih, panjang 90–150 cm.

b. Gladiolus primulinus. berukuran kecil, sangat menarik. Bertangkai halus

tetapi kuat dan panjangnya mencapai 90 cm.

c. Gladiolus ramosus. Panjang tangkai bunga 100–300 cm.

d. Gladiolus nanus. Tangkai bunga melengkung, dan panjang hanya 35 cm.

Bunga telah siap panen apabila kedua kelopak terbawah telah mulai

berwarna. Pada suhu lingkungan yang lebih sejuk, bunga dapat dipanen lebih

lambat lagi. Pada suhu lingkungan yang cukup hangat, bunga akan memiliki

umur panjang, yang lebih panjang jika dipanen pada tahapan kuncupnya

cukup besar tetapi kelopaknya belum mekar. Prosedur ini terutama digunakan

pada bunga yang akan didistribusikan untuk jarak yang jauh. Suhu optimal

untuk penyimpanan jangka panjang adalah 2-50C. Untuk meningkatkan

kecepatan mekar bunga dan periode penggunaan bunga pada suhu digin di atas

7 hari dapat dilakukan pulsing menggunakan larutan sukrosa 20% yang

ditambah Likasan 200 ppm selama 16-20 jam pada suhu 200C.

7. Anthurium

Menurut Lingga, Lanny (2007:7), tanaman dari genus anthurium

dibagi dalam dua kelompok besar, yaitu anthurium berdaun indah (foliage

anthurium) dan anthurium berbunga indah (flowering anthurium). Sementara

dalam dunia perdagangan tanaman hias internasional, anthurium dibagi

menjadi empat kelompok besar :

Page 33: PENGARUH VOLUME PENJUALAN, HARGA JUAL DAN JUMLAH …

18

a. Anthurium andreanum, yang memiliki bunga indah dengan berbagai

bentuk dan warna seludang bunga.

b. Kultivar andrecola, yang merupakan hasil hibrida interspesies antara

anthurium andreanum yang helai daunnya tipis serta berbentuk hati

dan anthurium andreanum berdaun tebal serta bersosok kerdil.

c. Anthurium scherzeranun, yang juga berbunga indah tapi berbeda dari

bunga anthurium andreanum dan kultivar andrecola

d. Anthurium berdaun indah (foliage anthurium) yang sangat bervariasi

karena terdiri atas ratusan spesies yang determinasinya sudah diketahui

maupun masih dalam tahap penelusuran mengingat kompleksitas

pemberian nama anthurium yang ditemukan di habitat aslinya.

Menurut Purwanto, Arie Wijayani (2007:52), antuhrium bunga akan

optimal pertumbuhannyaapabila diletakkan di tempat teduh. Tanaman masih

membutuhkan sinar matahari, meskipun tidak 100%. Artinya, kebutuhan

cahaya matahari tidak terlalu tinggi agar tumbuh subur, rajin berbunga, dan

bunga berwarna cerah. Kebutuhan akan cahaya ini rata-rata 45%. Oleh karena

itu, pada umumnya anthurium membutuhkan naungan, seperti di bawah pohon

rindang atau di bawah paranet 55-65%. Cahaya matahari yang terlalu terik

dapat membakar helaian bunga dan daunnya. Akan tetapi bila kekurangan

cahaya, tanaman akan terlihat lemas dan pucat.

Temperatur optimal untuk anthurium bunga berkisar antara 24-290C

(siang hari) dan 18-210C (malam hari), tetapi masih tahan sampai suhu 300C.

perbedaan suhu siang dan malam yang sangat besar akan merangsang

Page 34: PENGARUH VOLUME PENJUALAN, HARGA JUAL DAN JUMLAH …

19

terbentuknya bunga-bunga anthurium. Pada suhu di atas 300C tanaman

menjadi terbakar dan akhirnya mati. Hal itu dikarenakan beberapa bagian

tanaman mengalami kekurangan suplai makanan/nutrisi karena penguapan

cairan dalam jaringan makanan cukup besar.

2.2 Pasar

Menurut Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 112 Tahun 2007,

pasar adalah tempat bertemunya penjual yang mempunyai kemampuan untuk

menjual barang/jasa dan pembeli yang mempunyai uang untuk membeli barang

dengan harga tertentu. Sedangkan menurut Boediono (2000:28), dalam ilmu

ekonomi pengertian pasar tidak harus dikaitkan dengan suatu tempat yang

dinamakan pasar dalam pengertian sehari-hari. Suatu pasar dalam ilmu ekonomi

adalah dimana saja terjadi transaksi antara penjual dan pembeli. Barang yang

ditransaksikan bisa berupa barang apapun, mulai dari beras dan sayut-sayur,

sampai jasa angkutan, uang dan tenaga kerja. Setiap barang ekonomi mempunyai

pasarnya sendiri-sendiri.

Menurut Johan (2011:40), pasar merupakan tempat berkumpul para

penjual yang menawarkan barang ataupun jasa kepada para pembeli yang

mempunyai keinginan dan kemampuan untuk membeli barang dan jasa tersebut

hingga terjadinya kesepakatan transaksi atau transfer atas kepemilikan barang atau

kenikmatan jasa.

Menurut beberapa definisi pasar di atas, dapat disimpulkan bahawa pasar

adalah wadah bertemunya penjual dan pembeli untuk melakukan transaksi jual

Page 35: PENGARUH VOLUME PENJUALAN, HARGA JUAL DAN JUMLAH …

20

beli dengan kesepakatan jumlah dan harga pada tingkat tertentu. Berdasarkan

definisi ini, ada empat poin penting yang menonjol yang menandai terbentuknya

pasar; pertama, ada penjual dan pembeli; kedua, mereka bertemu disebut tempat

tertentu; ketiga, terjadi kesepakatan antara penjual dan pembeli sehingga terjadi

jual beli atau tukar-menukar; dan keempat, antara penjual dan pembeli

kedudukannya sederajat.

A. Fungsi pasar

Fungsi pasar menurut Fuad, dkk (2000:10) memiliki tiga fungsi yaitu

sebagai berikut :

1. Pembentukan nilai harga

Pasar berfungsi untuk pembentukan harga (nilai) karena pasar merupakan

tempat bertemunya penjual dan pembeli yang kemudian saling menawar

dan akhirnya membuat kesepakatan suatu harga. Harga atau nilai ini

merupakan suatu hasil dari proses jual beli yang dilakukan di pasar.

2. Pendistribusian

Pasar mempermudah produsen untuk mendistribusikan barang dengan

para konsumen secara langsung. Pendistribusian barang dari produsen ke

konsumen akan berjalan lancar apabila pasar berfungsi dengan baik.

3. Promosi

Pasar merupakan tempat yang paling cocok bagi produsen untuk

memperkenalkan (mempromosikan) produk-produknya kepada konsumen.

Pasar akan selalu dikunjungi oleh banyak orang, meskipun tidak diundang.

Page 36: PENGARUH VOLUME PENJUALAN, HARGA JUAL DAN JUMLAH …

21

B. Bentuk pasar

Menurut Johan (2011:42), pasar dibagi ke dalam 2 kategori yakni kategori

pasar produsen dan pasar konsumen.

Pasar produsen dikategorikan sebagai berikut ini :

a. Pasar Persaingan Sempurna

Dalam konteks pasar ini, jumlah produsen tidak terbatas dan adanya

kebebasan dalam menentukan penjualan produk. Keluar masuknya

produsen sangat bebas dan informasi penyebaran mengenai produk sangat

efisien, dan jenis produk memiliki perbedaan yang sangat tipis atau hampir

tidak kentara.

b. Pasar Monopoli

Dalam pasar ini, produsen hanyalah satu pihak, dan produsen ini bisa

menjadi satu-satunya karena kemampuan akan menguasai sebuah

teknologi produksi tertentu yang telah dipatenkan, adanya proteksi

peraturan pemerintah karena penguasaan akan hajat hidup rakyat banyak

seperti perusahaan air minum dan perusahaan listrik negara, penguasaan

akan sumber daya alam tertentu yang diperbolehkan oleh peraturan

pemerintah.

c. Pasar Oligopoli

Peluasan dari pasar monopoli yakni pasar oligopoli, dimana jumlah

produsen lebih dari satu akan tetapi terbatas. Dalam pasar ini, para

produsen membentuk kartel dalam penentuan harga penjualan, sehingga

konsumen memiliki pilihan yang terbatas.

Page 37: PENGARUH VOLUME PENJUALAN, HARGA JUAL DAN JUMLAH …

22

d. Pasar Persaingan Monopolistik

Produsen dalam pasar ini bebas untuk keluar masuk dan tidak memiliki

produk yang homogen, akan tetapi produknya dikuasai oleh beberapa

perusahaan besar.

Berdasarkan segi konsumen, maka pasar bisa digolongkan ke dalam

beberapa pasar konsumen sebagai berikut :

a. Pasar Konsumen

Pasar ini merupakan pasar pemakai atau penikmat akhir dari sebuah

produk atau jasa langsung. Pembeli tidak perlu melakukan proses lagi,

untuk menikmati produk atau jasa yang dibeli.

b. Pasar Industri

Dalam pasar ini, produk atau jasa yang dibeli akan diolah kembali untuk

dijadikan bahan dasar, hasil kelolaan baru akan dijual lagi ke pasar

konsumen maupun pasar penjual kembali.

c. Pasar Penjual Kembali

Dalam pasar ini, para pembeli atau konsumen, melakukan penjualan

kembali terhadap produk yang dibeli. Nilai tambah yang diberikan disini,

adalah nilai tambah yang berasal dari pemindahan barang transportasi.

d. Pasar Pemerintah

Pemerintah merupakan salah satu pasar tunggal terbesar, sehingga pasar

ini juga memiliki karakteristik tersendiri. Pengeluaran pemerintah

ditetapkan secara jelas dan dicantumkan dalam APBN. Setiap pembelian

Page 38: PENGARUH VOLUME PENJUALAN, HARGA JUAL DAN JUMLAH …

23

pemerintah dilaksanakan, melalui proses tender untuk menentukan

pemenangnya.

Menurut Fuad, M. H, Christine, Nurlela, Sugiarto, dan Y.E.F, Paulus

(2000:11) jenis-jenis pasar diantaranya dibagi 2, yaitu menurut cara transaksi

dan luas jangkauan.

Menurut cara transaksi pasar dibagi menjadi 2, yaitu :

a. Pasar tradisional

Pasar tradisional merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli serta

ditandai dengan adanya transaksi penjual pembeli secara langsung dan

biasanya ada proses tawar-menawar, bangunan biasanya terdiri dari kios-

kios atau gerai, los dan dasaran terbuka yang dibuka oleh penjual maupun

suatu pengelola pasar.

b. Pasar modern

Pasar modern tidak banyak berbeda dari pasar tradisional, namun pasar

jenis ini penjual dan pembeli tidak bertransakasi secara langsung

melainkan pembeli melihat label harga yang tercantum dalam barang

(barcode), berada dalam bangunan dan pelayanannya dilakukan secara

mandiri (swalayan) atau dilayani oleh pramuniaga.

Menurut luas jangkauannya pasar dikelompokkan menjadi 4, yaitu:

a. Pasar Daerah

Pasar daerah membeli dan menjual produk dalam satu daerah produk itu

dihasilkan. Maksud lain, pasar daerah melayani permintaan dan penawaran

dalam satu daerah.

Page 39: PENGARUH VOLUME PENJUALAN, HARGA JUAL DAN JUMLAH …

24

b. Pasar Lokal

Pasar lokal adalah pasar yang membeli dan menjual produk dalam satu

kota tempat produk itu dihasilkan. Dikatakan juga pasar lokal melayani

permintaan dan penawaran dalam satu kota.

c. Pasar Nasional

Pasar nasional adalah pasar yang membeli dan menjual produk dalam satu

negara tempat produk itu dihasilkan. Dikatakan juga pasar nasional

melayani permintaan dan penjualan dari dalam negeri.

d. Pasar Internasional

Pasar internasional adalah pasar yang membeli dan menjual produk dari

beberapa negara. Dikatakan juga luas jangkauannya di seluruh dunia.

2.3 Pedagang

Menurut Sujatmiko (2014:231), Pedagang secara etimologi adalah orang

yang berdagang atau bisa disebut juga saudagar. Pedagang ialah orang yang

melakukan perdagangan, memperjual belikan produk atau barang yang tidak

diproduksi sendiri untuk memperoleh keuntungan.

Menurut Kensil (2008:15) Pedagang adalah mereka yang melakukan

perbuatan perniagaan sebagai pekerjaannya sehari-hari. Perbuatan perniagaan

pada umumnya merupakan perbuatan pembelian barang untuk dijual lagi.

Secara garis besar, pedagang dapat digolongkan menjadi dua, yaitu :

Page 40: PENGARUH VOLUME PENJUALAN, HARGA JUAL DAN JUMLAH …

25

1. Pedagang Besar/Grosir (wholesale)

Pedagang besar adalah meliputi segala aktivitas marketing yang

menggerakkan barang-barang dari produsen ke pedagang eceran.

Pedagang ini biasnya menyediakan barang yang hanya bisa dibeli dalam

tertentu dan masih dalam bungkus.

2. Pedagang Eceran

Pedagang eceran adalah satuan kegiatan menjual barang dan jasa kepada

konsumen akhir. Pedagang eceran merupakan mata rantai terakhir dalam

penyaluran barang dari produsen kepada konsumen.

Menurut pendangan sosiologi ekonomi menurut Drs. Damsar, MA

membedakan pedagang berdasarkan penggunaan dan pengelolaan pendapatan

yang dihasilkan dari perdagangan dan hubungannya dengan ekonomi keluarga.

Berdasarkan penggunaan dan pengelolaan pendapatan yang diperoleh dari hasil

perdagangan, pedagang dapat dikelompokan menjadi :

a. Pedagang Profesional yaitu pedagang yang menggunakan aktivitas

perdagangan merupakan pendapatan/sumber utasa dana satu-satunya begi

ekonomi keluarga.

b. Pedagang Semi-Profesional yaitu pedagang yang mengakui aktivitas

perdagangan untuk memperoleh uang tetapi pendapatan dari hasil

perdagangan merupakan sumber tambahan bagi ekonomi keluarga.

c. Pedagang Subsitensi yaitu pedagang yang menjual produk atau barang dari

hasil aktivitas atas subsitensi untuk memenuhi ekonomi keluarga. Pada

Page 41: PENGARUH VOLUME PENJUALAN, HARGA JUAL DAN JUMLAH …

26

daerah pertanian, pedagang ini adalah seorang petani yang menjual produk

pertanian ke pasar desa atau kecamatan.

d. Pedagang Semu adalah orang yang melakukan kegiatan perdagangan

karena hobi atau untuk mendapatkan suasana baru atau untuk mengisi

waktu luang. Pedagang jenis ini tidak di harapkan kegiatan perdagangan

sebagi sarana untuk memperoleh pendapatan, malahan mungkin saja

sebaliknya ia akan memperoleh kerugian dalam berdagang.

Menurut Hentiani (2011) dalam pasar tradisional pedagang dibedakan

menjadi dua, yaitu pedagang kios dan pedagang non kios.

a. Pedagang Kios adalah pedagang yang menempati bangunan kios di pasar.

b. Pedagang Non Kios adalah pedagang yang menempati tempat selain kios,

yaitu dalam los, luar los, dasaran dan palyon.

2.4 Penjualan

Penjualan adalah sebuah usaha atau langkah konkrit yang dilakukan untuk

memindahkan suatu produk, baik itu berupa barang atau jasa, dari produsen

kepada konsumen sebagai sasarannya. Tujuan utama penjualan yaitu

mendatangkan keuntungan atau laba dari produk atau barang yang dihasilkan

produsennya dengan pengelolaan yang baik. Dalam pelaksanaannya, penjualan

sendiri tak akan dapat dilakukan tanpa adanya pelaku yang bekerja didalamnya

seperti agen, pedangang, dan tenaga pemasaran.

Menurut Kotler (2000:8), penjualan adalah proses sosial manajerial

dimana individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan

Page 42: PENGARUH VOLUME PENJUALAN, HARGA JUAL DAN JUMLAH …

27

inginkan, menciptakan, menawarkan, dan mempertukarkan produk yang bernilai

dengan pihak lain. Kusnadi (2000:19), menjelaskan bahwa penjualan (sales)

adalah sejumlah uang yang dibebankan kepada pembeli atas barang atau jasa yang

dijual. Selanjutnya Moekijat (2000:488), menjelaskan juga bahwa penjualan

adalah suatu kegiatan yang ditujukan untuk mencari pembeli, mempengaruhi dan

memberikan petunjuk agar pembeli dapat menyesuaikan kebutuhannya dengan

produk yang ditawarkan serta mengadakan perjanjian mengenai harga yang

menguntungkan bagi kedua belah pihak.

Penjelasan di atas dapat dipahami bahwa penjualan adalah kegiatan yang

terpadu untuk mengembangkan rencana-rencana strategis yang diarahkan kepada

usaha pemuasan kebutuhan serta keinginan pembeli/konsumen, guna untuk

mendapatkan penjualan yang menghasilkan laba atau keuntungan. Penjualan juga

dapat disimpulkan bahwa suatu kegiatan transaksi yang dilakukan oleh 2 belah

pihak/lebih dengan menggunakan alat pembayaran yang sah.

A. Jenis-Jenis Penjualan

Menurut Swastha (2009:11), jenis-jenis penjualan yaitu:

1. Trade Selling

Trade selling dapat terjadi bilamana produsen dan pedagang besar

mempersilahkan pengecer untuk berusaha memperbaiki distributor

produk-produk mereka. hal ini melibatkan para penyalur dengan kegiatan

promosi, peragaan, persediaan dan produk baru.

Page 43: PENGARUH VOLUME PENJUALAN, HARGA JUAL DAN JUMLAH …

28

2. Missionary Selling

Merupakan penjualan berusaha ditingkatkan dengan mendorong pembeli

untuk membeli barang-barang dari penyalur perusahaan.

3. Technical Selling

Merupakan usaha untuk meningkatkan penjualan dengan pemberian saran

dan nasehat kepada pembeli akhir dari barang dan jasanya.

4. New Businiss Selling

Merupakan usaha membuka transaksi baru dengan merubah calon pembeli

menjadi pembeli.

5. Responsive Selling

Merupakan setiap tenaga penjualan diharapkan dapat memberikan reaksi

terhadap permintaan pembeli.

B. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Penjualan

1. Kondisi dan kemampuan penjual

Dalam hal ini penjual harus mampu meyakinkan para pembeli terhadap

produk yang dijualnya di pasar. Untuk maksud tersebut penjual harus

memahami beberapa masalah yaitu :

a. Jenis dan karakteristik dari barang yang ditawarkan

b. Harga dari pokok

c. Syarat penjualan seperti pembayaran, pelayanan (service) dan

sebagainya. Juga manajer perusahaan harus memperhatikan hal lain

yang mungkin akan menimbulkan kekecewaan pembeli dari

pelayanan-pelayanan ditawarkan.

Page 44: PENGARUH VOLUME PENJUALAN, HARGA JUAL DAN JUMLAH …

29

2. Kondisi pasar

Untuk menjual sejumlah produk, faktor -faktor yang harus diperhatikan

adalah :

a. Jenis pasar, apakah dari pada barang-barangyang akan ditawarkan

tergolong pasar konsumen, pasar pemerintah atau pasar internasional.

b. Daya beli langganan

c. Kelompok pembeli

d. Frekuensi pembeli

3. Modal

Penjual harus memperkenalkan barang atau produk yang akan dijual pada

konsumen untuk memperkenalkan produk-produknya tersebut penjual

sangat memerlukan adanya usaha seperti :

a. Usaha promosi

b. Tempat pendemonstrasian produk

c. Alat transportasi

C. Volume Penjualan

Volume penjualan menurut Daryono (2011:187), merupakan ukuran yang

menunjukan banyaknya atau besarnya jumlah barang atau jasa yang terjual.

Volume penjualan memiliki arti penting yaitu besarnya kegiatan-kegiatan

yang dilakukan secara efektif oleh penjualan untuk mendorong agar konsumen

melakukan pembelian. Tujuan dari volume penjualan ini adalah untuk

memperkirakan besarnya keuntungan yang diterima dengan menjual produk

Page 45: PENGARUH VOLUME PENJUALAN, HARGA JUAL DAN JUMLAH …

30

kepada konsumen serta biaya yang sudah dikeluarkan. Besarnya volume

penjualan dapat dilihat dari banyaknya jumlah produk yang terjual.

a. Indikator Volume Penjualan

Menurut Aliminsyah dan Padji (2003:126) mengemukakan

pengukuran volume penjualan sebagai berikut :

Volume Penjualan = Kuantitas atau Total Penjualan

Jadi volume penjualan sama dengan total penjualan barang atau jasa

yang dihitung selama satu periode.

b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Volume Penjualan

1. Kulitas Barang

Turunnya mutu barang dapat mempengaruhi volume penjualan, jika

barang yang diperdagangkan mutunya menurun dapat menyebabkan

pembelinya yang sudah menjadi pelanggan dapat merasakan kecewa

sehingga mereka bisa berpaling kepada barang lain yang mutunya

lebih baik.

2. Selera Konsumen

Selera konsumen tidaklah tetap dan dia dapat berubah setiap saat,

bilamana selera konsumen terhadap barang-barang yang kita

perjualkan berubah maka volume penjualan akan menurun.

3. Servis terhadap Pelanggan

Servis terhadap pelanggan merupakan faktor penting dalam usaha

memperlancar penjualan terhadap usaha dimana tingkat persaingan

semakin tajam.

Page 46: PENGARUH VOLUME PENJUALAN, HARGA JUAL DAN JUMLAH …

31

4. Persaingan Menurunkan Harga Jual

Potongan harga dapat diberikan dengan tujuan agar penjualan dan

keuntungan perusahaan dapat ditingkatkan dari sebelumnya. Potongan

harga tersebut dapat diberikan kepada pihak tertentu dengan syarat-

syarat tertentu pula.

2.5 Harga

Menurut Swastha (2002:147), harga adalah sejumlah uang (ditambah

beberapa barang kalau mungkin) yang dibutuhkan untuk mendapatkan jumlah

kombinasi dari barang beserta pelayanannya.

Menurut Tjiptono (2015:289) harga memainkan peran strategic dalam

pemasaran. Bila harga terlalu mahal, maka produk bersangkutan bakal tidak

terjangkau oleh pasar sasaran tertentu atau bahkan customer value menjadi

rendah. Sebaliknya, jika harga terlampau murah, perusahaan sulit mendapatkan

laba atau sebagian konsumen mempersepsikan kualitasnya buruk. Penetapan

harga merupakan salah satu keputusan terpenting dalam pemasaran. Harga

merupakan satu-satunya unsur bauran pemasaran yang mendatangkan pemasukan

atau pendapatan bagi perusahaan, sedangkan ketiga unsur lainnya (produk,

distribusi, dan promosi) menyebabkan timbulnya biaya (pengeluaran).

Menurut Kasmir (2004:151), penentuan harga merupakan salah satu aspek

penting dalam kegiatan pemasaran. Harga menjadi sangat penting untuk

diperhatikan, mengingat harga sangat menentukan laku tidaknya suatu produk dan

Page 47: PENGARUH VOLUME PENJUALAN, HARGA JUAL DAN JUMLAH …

32

jasa perbankan. Salah dalam menentukan harga akan berakibat fatal terhadap

produk yang ditawarkan nantinya.

A. Harga jual

Harga jual adalah sejumlah kompensasi (uang ataupun barang) yang

dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi barang atau jasa.

Perusahaan selalu menetapkan harga produknya dengan harapan produk

tersebut laku terjual dan boleh memperoleh laba yang maksimal. Hansen dan

Mowen (2001:633) mendefinisikan harga jual adalah jumlah moneter yang

dibebankan oleh suatu unit usaha kepada pembeli atau pelanggan atas barang

atau jasa yang dijual atau diserahkan. Menurut Mulyadi (2001:78) pada

prinsipnya harga jual harus dapat menutupi biaya penuh ditambah dengan laba

yang wajar. Harga jual sama dengan biaya produksi ditambah mark-up.

Penentuan harga jual adalah salah satu permasalahan yang penting dalam

manajemen perusahaan. Kesalahan dalam menentukan harga jual akan

berdampak negatif dalam perusahaan. Apabila perusahaan menentukan harga

jual rendah kemungkinan perusahaan akan mengalami rugi. Sebaliknya

apabila perusahaan menjual barangnya terlalu tinggi, maka akan sulit

perusahaan itu menjual barangnya, hal ini dikarenakan konsumen akan

membeli barang kepada perusahaan pesamg yang menentukan harga jualnya

lebih rendah. Agar perusahaan tetap dapat bersaing dipasar dan perusahaan

tidak mengalami kerugian maka perusahaan harus dapat menentukan harga

jual produknya secara tepat.

Page 48: PENGARUH VOLUME PENJUALAN, HARGA JUAL DAN JUMLAH …

33

Harga suatu barang atau jasa merupakan suatu variabel pemasaran yang

perlu diperhatikan oleh manajemen, karena dalam hal ini secara langsung akan

mempengaruhi besarnya volume penjualan dan laba yang akan dicapai. Dalam

kebijakan harga, manajemen harus menentukan harga dasar dari produknya,

kemudian menentukan kebijaksanaan menyangkut potongan harga, pembagian

ongkos kirim, dan hal-hal lain yang berhubungan dengan harga.

Hubungan antara permintaan dan harga jual biasanya berbanding terbalik

yaitu makin tinggi harga, makin kecil jumlah permintaan demikian pula

sebaliknya. Oleh karena itu, bila produsen menginginkan agar keputusan

pembelian yang dilakukan oleh pembeli dapat meningkat maka produsen perlu

memahami kepekaan konsumen terhadap harga, sebab setiap konsumen

memiliki kepekaan yang berbeda– beda terhadap harga. Setiap melakukan

pembelian konsumen akan mengharapkan bahwa harga yang ditetapkan

produsen dapat terjangkau dan sesuai keinginannya, yaitu harga yang murah.

Oleh sebab itu keinginan konsumen dalam membeli produk sangat

dipengaruhi oleh harga, sehingga harga mempunyai dua peran utama dalam

proses pengambilan keputusan para pembeli yaitu peranan alokasi dari harga

serta peranan informasi dari harga (Tjiptono, 2008:465).

B. Menetapkan Harga

Penentuan harga merupakan salah satu aspek penting dalam kegiatan

pemasaran. Harga menjadi sangat penting untuk diperhatikan, mengingat

harga sangat menentukan laku tidaknya suatu produk dan jasa perbankan.

Page 49: PENGARUH VOLUME PENJUALAN, HARGA JUAL DAN JUMLAH …

34

Salah dalam menentukan harga akan berakibat fatal terhadap produk yang

ditawarkan nantinya (Kasmir, 2004:151).

a. Langkah 1 : Memilih Tujuan Penetapan Harga

Mula-mula perusahaan memutuskan di mana perusahaan ingin

memposisikan penawaran pasarnya. Semakin jelas tujuan perusahaan,

semakin mudah perusahaan menetapkan harga.

b. Langkah 2 : Menentukan Permintaan

Setiap harga akan mengarah ke tingkat permintaan yang berbeda dan

karena itu akan memiliki berbagai dampak pada tujuan pemasaran

perusahaan.

c. Langkah 3 : Memperkirakan Biaya

Permintaan menetapkan batas atas harga yang dapat dikenakan perusahaan

untuk produknya. Biaya menetapkan batas bawah. Perusahaan ingin

mengenakan harga yang dapat menutupi biaya memproduksi,

mendistribusikan, dan menjual produk, termasuk tingkat pengembalian

yang wajar untuk usaha dan risikonya. Tetapi, ketika perusahaan

menetapkan harga produk yang dapat menutupi biaya penuh mereka,

profitabilitas tidak selalu menjadi hasil akhirnya.

d. Langkah 4 : Menganalisis Biaya, Harga, dan Penawaran Pesaing

Dalam kisaran kemungkinan harga yang ditentukan oleh permintaan pasar

dan biaya perusahaan, perusahaan harus memperhitungkan biaya, harga,

dan kemungkinan reaksi harga pesaing. Mula-mula perusahaan harus

mempertimbangkan harga pesaing terdekat. Jika penawaran perusahaan

Page 50: PENGARUH VOLUME PENJUALAN, HARGA JUAL DAN JUMLAH …

35

mengandung fitur-fitur yang tidak ditawarkan oleh pesaing terdekat,

perusahaan harus mengevaluasi nilai mereka bagi pelanggan dan

menambahkan nilai itu ke harga pesaing. Jika penawaran pesaing

mengandung beberapa fitur yang tidak ditawarkan oleh perusahaan,

perusahaan harus mengurangkan nilai mereka dari harga perusahaan.

Sekarang perusahaan dapat memutuskan apakah perusahaan dapat

mengenakan lebih banyak, sama atau kurang dari pesaing.

e. Langkah 5 : Memilih Metode Penetapan Harga

C. Metode penetapan harga

Metode penetapan harga menurut Kasmir (2004:161) ada 6 yaitu :

a. Cost plus pricing yaitu penentuan harga yang didasarkan kepada harga

pokok, biaya tetap, biaya variabel.

b. Cost plus pricing dengan markup sama seperti halnya dengan cost plus

pricing, harga dalam hal ini ditambahkan laba yang diinginkan.

c. Marginal pricing yaitu penentuan harga dengan menghitung marginal cost

ditambah dengan laba yang diinginkan.

d. Break even pricing atau target pricing yaitu harga yang ditentukan

berdasarkan titik impas.

e. Perceived value pricing yaitu harga ditentukan oleh kesan pembeli

(persepsi) terhadap produk yang ditawarkan.

Page 51: PENGARUH VOLUME PENJUALAN, HARGA JUAL DAN JUMLAH …

36

2.6 Pendapatan

Pendapatan juga dapat diartikan sebagai jumlah penghasilan yang diterima

oleh penduduk atas prestasi kerjanya selama satu periode tertentu, baik harian,

mingguan, bulanan maupun tahunan (Sukirno,2006:47). Menurut Samuelson dan

Nordhaus (2003:264), pendapatan menunjukkan jumlah uang yang diterima oleh

rumah tangga selama kurun waktu tertentu (biasanya satu tahun). Pendapatan

terdiri dari upah atau penerimaan tenaga kerja, pendapatan dari kekayaan seperti

sewa, bunga dan deviden, serta pembayaran transfer atau penerimaan dari

pemerintah seperti tunjangan sosial atau asuransi pengangguran.

Pendapatan merupakan uang yang diterima oleh seseorang atau perusahaan

dalam bentuk gaji (salaries), upah (wages), sewa (rent), bunga (interest), laba

(profit), dan sebagainya, bersama-sama dengan tunjangan pengangguran, uang

pensiun, dan lain sebagainya. Dalam analisis mikro ekonomi, istilah pendapatan

khususnya dipakai berkenaan dengan aliran penghasilan dalam suatu periode

waktu yang berasal dari penyediaan faktor-faktor produksi (sumber daya alam,

tenaga kerja, dan modal) masing-masing dalam bentuk sewa, upah dan bunga,

maupun laba, secara berurutan (Jaya, 2011:5).

A. Jenis-Jenis Pendapatan

Menurut Suparmoko dalam Artaman (2015:11), Secara garis besar sumber

pendapatan digolongkan menjadi tiga golongan, yaitu:

Page 52: PENGARUH VOLUME PENJUALAN, HARGA JUAL DAN JUMLAH …

37

1. Gaji dan upah, yaitu imbalan yang diperoleh setelah orang tersebut

melakukan pekerjaan untuk orang lain yang diberikan dalam waktu satu

hari, satu minggu atau satu bulan.

2. Pendapatan dari usaha sendiri merupakan nilai total dari hasil produksi

yang dikurangi dengan biaya-biaya yang dibayar dan usaha ini merupakan

usaha milik sendiri atau keluarga sendiri, nilai sewa kapital milik sendiri

dan semua biaya ini biasanya tidak diperhitungkan.

3. Pendapatan dari usaha lain, yaitu pendapatan yang diperoleh tanpa

mencurahkan tenaga kerja dan ini merupakan pendapatan sampingan,

antara lain pendapatan dari hasil menyewakan aset yang dimiliki, bunga

dari uang, sumbangan dari pihak lain, pendapatan pensiun, dan lain-lain.

Macam-macam pendapatan menurut perolehannya dapat dibagi menjadi dua:

1. Pendapatan kotor adalah hasil penjualan barang dagangan atau jumlah

omzet penjualan yang diperoleh sebelum dikurangi pengeluaran dan biaya

lain.

2. Pendapatan bersih adalah penerimaan hasil penjualan dikurangi pembelian

bahan, biaya transportasi, retribusi, dan biaya makan atau pendapatan total

dimana total dari penerimaan (revenue) dikurangi total biaya (cost).

B. Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan

Menurut Swastha (2008: 201), terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi

pendapatan dari kegiatan penjualan antara lain:

Page 53: PENGARUH VOLUME PENJUALAN, HARGA JUAL DAN JUMLAH …

38

a. Kondisi dan kemampuan pedagang

Kemampuan pedagang dalam transaksi jual beli yaitu mampu meyakinkan

para pembeli untuk membeli dagangannya dan sekaligus memperoleh

pendapatan yang diinginkan.

b. Kondisi pasar

Kondisi pasar berkaitan dengan keadaan pasar tersebut, jenis pasar,

kelompok pembeli yang ada dalam pasar tersebut, lokasi berdagang,

frekuensi pembeli dan selera pembeli dalam pasar tersebut.

c. Modal

Setiap usaha membutuhkan untuk operasional usaha yang bertujuan untuk

mendapatkan keuntungan maksimal. Dalam kegiatan penjualan semakin

banyak produk yang dijual berakibat pada kenaikan keuntungan. Untuk

meningkatkan produk yang dijual suatu usaha harus membeli jumlah

barang dagangan dalam jumlah besar. Untuk itu dibutuhkan tambahan

modal untuk membeli barang dagangan atau membayar biaya operasional

agar tujuan meningkatkan keuntungan sehingga pendapatan dapat

meningkat.

d. Kondisi organisasi usaha

Semakin besar suatu usaha akan memiliki frekuensi penjualan yang

semakin tinggi sehingga keuntungan akan semakin besar dibandingakan

dengan usaha yang lebih kecil.

Page 54: PENGARUH VOLUME PENJUALAN, HARGA JUAL DAN JUMLAH …

39

e. Faktor lain

Faktor lain yang mempengaruhi usaha berkaitan dengan periklanan dan

kemasan produk. Dalam pasar jenis dagangan juga dapat mempengaruhi

pendapatan.

2.7 Elastisitas

Menurut Gasperz (2008:108), konsep elastisitas mengukur presentase

perubahan nilai variabel tak bebas (dependent variable), sebagai akibat perubahan

satu persen dalam nilai dari variabel bebas tertentu (ceteris paribus) dengan

asumsi nilai dari variabel-variabel bebas yang lain dianggap konstan. Ukuran yang

dipakai untuk mengukur derajat kepekaan digunakan rasio/perbandingan

presentase perubahan kuantitas barang yang diminta atau barang yang ditawarkan

dengan presentase perubahan faktor-faktor yang menyebabkan kuantitas barang

itu berubah. Penyebab kuantitas suatu barang yang diminta atau ditawarkan bisa

berubah dapat dikelompokan dalam tiga hal, yaitu:

a. Harga barang itu sendiri

b. Harga barang lain

c. Pendapatan/income

Jika dikaitkan dengan penyebab kuantitas suatu barang bisa berubah, maka

terdapat tiga macam elastisitas, yaitu:

a. Elastisitas harga, membahas perbandingan/rasio presentase perubahan

kuantitas suatu barang yang diminta atau ditawarkan dengan presentase

perubahan harga barang itu sendiri.

Page 55: PENGARUH VOLUME PENJUALAN, HARGA JUAL DAN JUMLAH …

40

b. Elastisitas silang, membahas perbandingan/ratio presentase perubahan

kuantitas suatu barang (barang X) yang diminta atau ditawarkan dengan

presentase perubahan harga barang lain (barang Y).

c. Elastisitas pendapatan/income, membahas perbandingan/ratio presentase

perubahan kuantotas suatu barang yang diminta atau yang ditawarkan

dengan presentase perubahan pendapatan.

2.8 Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu penting sebagai dasar pijakan dalam rangka

penyusunan penelitian dan berguna untuk mengetahui hasil yang telah dilakukan

oleh peneliti terdahulu. Penelitian terdahulu memuat berbagai penelitian yang

telah dilakukan oleh peneliti lain baik dalam bentuk jurnal maupun skripsi.

Penelitian yang telah ada mendasari pemikiran penulis dalam menyusun skripsi.

Adapun penelitiannya dapat dilihat pada Tabel 3. Berikut ini.

Tabel 3. Penelitian Terdahulu

No Nama dan

Tahun Judul Persamaan Perbedaan

Hasil

Penelitian

1. Jessy

Ekawati,

2012

Pengaruh Harga Jual

dan Modal Kerja

terhadap Pendapatan

Perajin Tahu : Studi Kasus pada Sentra

Industri Tahu

Cibuntu Kota

Bandung

Variabel bebas

berupa harga

jual dan

variabel terikat berupa

pendapatan.

Analisis data

menggunakan

regresi linier

berganda.

Terdapat

variabel bebas

modal kerja.

Harga jual dan

modal kerja

berpengaruh

positif terhadap

pendapatan

perajin tahu.

Page 56: PENGARUH VOLUME PENJUALAN, HARGA JUAL DAN JUMLAH …

41

Tabel 3. Lanjutan Penelitian Terdahulu

No Nama dan

Tahun Judul Persamaan Perbedaan

Hasil

Penelitian

2. Rasyid,

Kasim,

Kurniawan

2012

Pengaruh Harga Jual

dan Volume

Penjualan terhadap

Pendapatan

Pedagang Pengumpul Ayam

Potong

Variabel bebas

berupa harga

jual, volume

penjualan dan

variabel terikat berupa

pendapatan.

Analisis data

menggunakan

regresi linier

berganda.

Hanya

terdapat dua

variabel bebas

Harga jual dan

volume

penjualan

berpengaruh

positif terhadap

pendapatan

pedagang

pengumpul

ayam potong.

3. Muhammad

Ichsan

Rahman,

2013

Pengaruh Volume

Penjualan Bunga dan

Harga Jual Bunga

terhadap Pendapatan

Pedagang Bunga di

Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pusat

Promosi dan

Pemasaran

Hortikultura (P3H)

Pasar Bunga Rawa

Belong Jakarta Barat

Variabel bebas

berupa harga

jual, volume

penjualan dan

variabel terikat

berupa pendapatan.

Analsisi data

menggunakan

regresi linier

berganda.

Hanya

terdapat dua

variabel bebas

Volume

penjualan dan

harga jual

berpengaruh

positif

terhadap pendapatan

pedagang

bunga potong.

4. Putu

Crisdandi,

2015

Pengaruh Biaya

Pemeliharaan dan

Harga Jual terhadap

Pendapatan Petani

Cengkeh di Desa

Tirta Sari pada

Tahun 2014

Variabel bebas

berupa harga

jual dan

variabel terikat

berupa

pendapatan.

Analisis data menggunakan

regresi linier

berganda.

Terdapat

variabel bebas

biaya

pemeliharaan

Biaya

pemeliharaan

dan harga jual

berpengaruh

positif

terhadap

pendapatan petani

cengkeh.

5. Nur Isni

Atun, 2016

Pengaruh Modal,

Lokasi dan Jenis

Dagangan terhadap

Pendapatan

Pedagang Pasar

Prambanan Kab.

Sleman

Variabel

terikat berupa

pendapatan.

Analisis data

menggunakan

analisis regresi

linier

berganda.

Terdapat 3

variabel bebas

berupa modal,

lokasi dan

jenis

dagangan.

Modal, lokasi

dan jenis

dagangan

berpengaruh

positif

terhadap

pendapatan

pedagang.

2.9 Kerangka Pemikiran

Pasar Bunga Rawa Belong Jakarta Barat merupakan salah satu sentra

penjualan bunga terbesar di pulau Jawa. Pasar bunga ini dijadikan sebagai acuan

Page 57: PENGARUH VOLUME PENJUALAN, HARGA JUAL DAN JUMLAH …

42

dalam menentukan harga bunga dan tanaman hias. Salah satu jenis bunga yang

dijual disana yaitu bunga potong.

Pasar Bunga Rawa Belong merupakan tempat bertemunya pedagang dan

pembeli bunga dan melakukan transaksi jual beli, yang menjadi perhatian bahwa

sering terjadi fluktuasi harga jual yang berdampak pada volume penjualan bunga,

sehingga pedagang bunga mengalami kesulitan untuk mengukur besar pendapatan

yang diterima. Selain volume penjualan, faktor yang bisa memengaruhi

pendapatan yaitu harga jual. Jumlah jenis bunga akan berpengaruh terhadap

pendapatan para pedagang, karena setiap jenis bunga memiliki pangsa pasar

konsumen yang berbeda-beda, selain itu jumlah jenis bunga juga mempengaruhi

keuntungan para pedagang yang terlihat dari pendapatan para pedagang yang

berbeda-beda sesuai dengan jumlah jenis bunga yang dijualnya. Oleh karena itu

dalam penelitian ini ada beberapa variabel yang dianggap memiliki pengaruh dan

berdampak langsung terhadap pendapatan pedagang bunga yaitu volume

penjualan, harga jual dan jumlah jenis bunga.

Penelitian ini menggunakan analisis regresi linier berganda untuk melihat

pengaruh dari variabel-variabel yang diteliti, dengan menggunakan alat bantu

Software SPSS 20, sehingga dapat diketahui variabel mana yang memiliki

sumbangsih terbesar terhadap pendapatan pedagang bunga. Dalam melakukan

analisis regresi berganda, terlebih dahulu dilakukan pengujian asumsi klasik

supaya kesimpulan yang didapat tidak menyimpang dari kebenaran yang

seharusnya dan pengujian tersebut terdiri dari uji normalitas, uji multikolinieritas

dan uji heteroskedastisitas. Pengujian regresi linier berganda dilakukan untuk

Page 58: PENGARUH VOLUME PENJUALAN, HARGA JUAL DAN JUMLAH …

43

mengetahui apakah adanya pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat.

Setelah itu untuk mengetahui besaran pengaruh variabel maka dilakukan

pengujian signifikansi untuk melihat variabel yang berpengaruh secara simultan

(Uji f) maupun secara parsial (Uji t) sehingga didapat variabel yang memiliki

pengaruh terbesar. Lalu dilakukan analisis koefisien determinasi untuk megetahui

presentase sumbangan pengaruh variabel independen secara serentak terhadap

variabel dependen. Dapat disimpulkan hasil dari pengujian tersebut apakah

adanya pengaruh dari volume penjualan, harga jual dan jumlah jenis bunga

terhadap pendapatan pedagang bunga potong.

Analisis sensitivitas dilakukan untuk melihat seberapa sensitif harga jual

dan jumlah jenis bunga terhadap pendapatan pedagang. Untuk mengetahui sensitif

variabel tersebut digunakan rumus elastisitas yang digunakan untuk mengetahui

seberapa elastis harga jual dan jumlah jenis bunga terhadap pendapatan, dan

diperolehlah kesimpulan dari hasil tersebut.

Berdasarkan penjelasan tersebut dapat digambarkan kerangka pemikiran

sebagai berikut.

Page 59: PENGARUH VOLUME PENJUALAN, HARGA JUAL DAN JUMLAH …

44

Pasar Bunga Rawa

Belong, Jakarta Barat

Tingginya permintaan bunga potong tidak dibarengi dengan jumlah pasokan

bunga yang tersedia mengakibatkan fluktuasi volume penjualan dan harga jual

Pendapatan

Pedagang (Y)

Uji Regresi Linier Berganda

Uji

Normalitas

Uji

Multikolinieritas

Uji

Heteroskedastisitas

Pengujian Hipotesis

Uji t

Uji f

Koefisien Korelasi (R) dan

Determinasi (R2)

Pengaruh Volume Penjualan, Harga Jual dan

Jumlah Jenis Bunga terhadap Pendapatan

Pedagang kios Bunga Potong

Gambar 1. Kerangka Pemikiran

Volume

Penjualan (X1)

Harga

Jual (X2)

Jumlah Jenis

Bunga (X3)

Analisis

Sensitivitas

Uji Asumsi Klasik

Elastisitas

Sensitivitas harga

jual dan jumlah jenis

bunga terhadap

pendapatan

Page 60: PENGARUH VOLUME PENJUALAN, HARGA JUAL DAN JUMLAH …

45

2.10 Hipotesis Penelitian

Menurut Sugiyono (2010:39), hipotesis merupakan jawaban sementara

terhadap rumusan masalah penelitian. Berdasarkan kerangka pemikiran tersebut,

maka dapat diajukan hipotesis pengaruh volume penjualan, harga jual dan jumlah

varietas terhadap pendapatan pedagang bunga potong, sebagai berikut:

1. H01 : tidak terdapat pengaruh antara variabel volume penjualan terhadap

pendapatan pedagang kios bunga potong

Ha1 : terdapat pengaruh antara variabel volume penjualan terhadap

pendapatan pedagang kios bunga potong

2. H02 : tidak terdapat pengaruh antara variabel harga jual terhadap

pendapatan pedagang kios bunga potong

Ha2 : terdapat pengaruh antara variabel harga jual terhadap pendapatan

pedagang kios bunga potong

3. H03 : tidak terdapat pengaruh antara variabel jenis bunga terhadap

pendapatan pedagang kios bunga potong

Ha3 : terdapat pengaruh antara variabel jenis bunga terhadap pendapatan

pedagang kios bunga potong

4. H04 : tidak terdapat pengaruh secara simultan antara variabel volume

penjualan, harga jual dan jenis bunga terhadap pendapatan pedagang kios

bunga potong

Ha4 : terdapat pengaruh secara simultan antara variabel volume penjualan,

harga jual dan jenis bunga terhadap pendapatan pedagang kios bunga

potong

Page 61: PENGARUH VOLUME PENJUALAN, HARGA JUAL DAN JUMLAH …

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Pasar Bunga Rawa Belong, Jakarta Barat.

Pemilihan lokasi dilakukan dengan sengaja (purposive), hal ini dikarenakan Pasar

Bunga Rawa Belong merupakan salah satu sentra pemasaran bunga terbesar di

pulau jawa yang membuat pasar bunga ini dijadikan sebagai acuan dalam

menetukan harga bunga dan tanaman hias. Waktu penelitian dilaksanakan pada

bulan Januari - Februari 2020.

3.2 Jenis dan Sumber Data

3.2.1 Jenis Data

Menurut Suryani dan Hendryadi (2015:170), data dikelompokkan

menjadi dua, yaitu :

1. Data kualitatif yaitu data yang disajikan dalam bentuk kata verbal

bukan dalam bentuk angka. Termasuk ke dalam data kualitatif

dalam penelitian ini yaitu wawancara.

2. Data kuantitatif yaitu jenis data yang dapat diukur atau dihitung

secara langsung, yang berupa informasi atau penjelasan yang

dinyatakan dengan bilangan atau berbentuk angka. Termasuk ke

dalam data kuantitatif dalam penelitian ini yaitu seperti volume

penjualan, harga jual, jumlah jenis bunga dan pendapatan

pedagang.

Page 62: PENGARUH VOLUME PENJUALAN, HARGA JUAL DAN JUMLAH …

47

3.2.2 Sumber Data

Sumber data dalam penelitian merupakan subyek dari mana data

diperoleh. Menurut Suryani dan Hendryadi (2015:171), sumber data

dibagi menjadi 2, yaitu :

1. Data primer adalah data yang dikumpulkan dan diolah sendiri oleh

suatu organisasi atau perorangan langsung dari obyeknya.

Pengumpulan data tersebut dilakukan secara khusus untuk

mengatasi masalah riset yang sedang diteliti.

Data primer penelitian ini diperoleh melalui hasil angket dan

wawancara dengan pedagang bunga di rawa belong yang dipilih

secara acak sebagai responden, serta pihak-pihak dari Unit

Pelaksana Teknis (UPT) Rawa Belong.

2. Data sekunder adalah data yang diperoleh dalam bentuk yang

sudah jadi, sudah dikumpulkan dan diolah oleh pihak lain,

biasanya sudah dalam bentuk publikasi. Data semacam ini sudah

dikumpulkan pihak lain untuk tujuan tertentu yang bukan demi

keperluan riset yang sedang dilakukan peneliti saat ini secara

spesifik.

Data sekunder penelitian ini diperoleh dari referensi buku, kantor

pusat Bunga Rawa Belong Jakarta Barat, penelitian kepustakaan

dan internet.

Page 63: PENGARUH VOLUME PENJUALAN, HARGA JUAL DAN JUMLAH …

48

3.3 Metode Pengumpulan Sampel

1. Populasi

Menurut Sugiyono (2010:80), populasi adalah wilayah generalisasi

yang terdiri atas obyek/subyek, yang mempunyai kualitas dan karakteristik

tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian

ditarik kesimpulannya.

Berdasarkan pengertian di atas, populasi merupakan obyek yang

berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat tertentu yang berkaitan

dengan masalah dalam penelitian, maka yang menjadi populasi dalam

penelitian ini adalah seluruh pedagang bunga potong di Pasar Bunga Rawa

Belong Jakarta Barat sebanyak 59 pedagang kios bunga potong.

2. Sampel

Menurut Sugiyono (2010:81), sampel adalah bagian dari jumlah

dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar

dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi,

untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul

representative (mewakili).

Adapun pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini

adalah Probability Sampling. Menurut Sudaryono (2017:169), Probability

Sampling adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang

yang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi

sampel. Teknik Probability Sampling yang digunakan dalam penelitian ini

yaitu dengan menggunakan teknik Simple Random Sampling. Menurut

Page 64: PENGARUH VOLUME PENJUALAN, HARGA JUAL DAN JUMLAH …

49

Suryani dan Hendryadi (2015:197), Simple Random Sampling adalah suatu

prosedur penarikan sampel yang setiap anggota populasi memiliki

kesempatan yang sama untuk dipilih.

Penentuan sampel dihitung dengan rumus Slovin yaitu sebagai

berikut :

Rumus Sampel :

Dimana :

n : ukuran sampel

N : ukuran populasi

e : kelonggaran ketelitian karena kesalahan pengambilan sampel

yang dapat ditolerir

Dalam penelitian ini diketahui populasi (N) sebesar 59, dan batas toleransi

error (e) sebesar 10%. Berikut merupakan perhitungan sampel dengan

menggunakan rumus slovin :

n = 59

1+59(0,1)2

n= 59

1+59(0,01)

n= 59

1+0,59

n= 59

1,59

n=37,10 dibulatkan menjadi = 37

n = 𝑁

1+𝑁𝑒²

Page 65: PENGARUH VOLUME PENJUALAN, HARGA JUAL DAN JUMLAH …

50

Dari perhitungan sampel di atas, maka dapat diketahui jumlah

sample yang harus digunakan dalam penelitian ini sebanyak 37 pedagang

kios.

3.4 Metode Pengumpulan Data

Menurut Suharsimi dalam Sudaryono (2017:206), instrumen pengumpulan

data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya

mengumpulkan agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah

olehnya.

Berikut merupakan instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam

penelitian ini :

1. Metode Observasi

Menurut Suryani dan Hendryadi (2015:181), obeservasi merupakan salah

satu teknik pengumpulan data yang tidak hanya mengukur sikap dari

responden (wawancara dan angket), namun juga dapat digunakan untuk

merekam berbagai fenomena yang terjadi (situasi, kondisi). Observasi

dilakukan melalui pengamatan langsung dalam kegiatan-kegiatan transaksi

jual beli dan perlakuan terhadap kegiatan-kegiatan yang dilakukan tempat

penelitian yang berhubungan dengan kegiatan jual beli bunga di pasar

bunga rawa belong.

2. Metode Angket

Menurut Suryani dan Hendryadi (2015:181), angket adalah teknik

pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat

Page 66: PENGARUH VOLUME PENJUALAN, HARGA JUAL DAN JUMLAH …

51

pertanyaan atau pernyataan kepada orang lain yang dijadikan responden

untuk dijawabnya. Dalam penelitian ini angket akan dibagikan ke

pedagang kios bunga potong di rawa belong untuk mengungkapkan data

tentang volume penjualan, harga jual, jumlah jenis bunga dan pendapatan

pedagang kios dari para pedagang yang termasuk dalam sampel penelitian.

3. Metode Wawancara

Menurut Suryani dan Hendryadi (2015:183), wawancara merupakan

teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui tatap muka dan Tanya

jawab langsung antara pengumpul data maupun peneliti terhadap nara

sumber atau sumber data. Metode wawancara dalam penelitian ini

digunakan untuk mengumpulkan data mengenai identitas diri para

pedagang dan informasi-informasi tentang kegiatan jual beli bunga di

Pasar Bunga Rawa Belong.

4. Metode Dokumentasi

Menurut Sudaryono (2017:219), dokumentasi ditujukan untuk

memperoleh data langsung dari tempat penelitian, meliputi buku-buku

yang relevan, peraturan-peraturan, laporan kegiatan, foto-foto, film

dokumenter data yang relevan. Dalam penelitian ini digunakan untuk

mengumpulkan data mengenai informasi-informasi lain yang dibutuhkan

dalam penelitian ini.

Page 67: PENGARUH VOLUME PENJUALAN, HARGA JUAL DAN JUMLAH …

52

3.5 Metode Pengolahan dan Analisis Data

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif. Metode ini

disebut metode kuantitatif karena data penelitian berupa angka-angka dan analisis

menggunakan statistik (Sugiyono, 2010:13).

Analisis data adalah suatu teknik dalam penelitian yang diarahkan dalam

menjawab rumusan masalah atau menguji hipotesis yang telah dirumuskan dalam

penelitian. Pada penelitian ini proses analisis data yang digunakan adalah:

1. Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis

data dengan cara mendeksripsikan atau menggambarkan data yang telah

terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan

yang bermaksud untuk umum atau generalisasi (Sugiyono, 2010:208).

2. Uji Asumsi Klasik

Dalam melakukan analisis regresi berganda, terlebih dahulu

dilakukan pengujian asumsi klasik supaya kesimpulan yang didapat tidak

menyimpang dari kebenaran yang seharusnya. Untuk mengetahui

persyaratan tersebut diperlukan uji normalitas, uji multikolinearitas, dan

uji heterokedastisitas dengan bantuan SPSS Versi 20 For Windows.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah data yang

bersangkutan berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas dapat

dilakukan dengan menggunakan uji Kolmogorov-smirnov. Data

dikatakan berdistribusi normal jika nilai Asymp Sig (2-tailed) ≥ 0,05,

Page 68: PENGARUH VOLUME PENJUALAN, HARGA JUAL DAN JUMLAH …

53

jika nilai Asymp Sig (2-tailed) ≤ 0,05 maka distribusi data tidak normal

(Muhson, Ali, 2012:21).

b. Uji Multikolinieritas

Menurut Ghozali, Imam (2005:105), uji multikolinearitas bertujuan

untuk menguji apakah model regresi yang ditemukan adanya korelasi

antar variabel bebas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi

korelasi diantara variabel bebas. Jika variabel bebas saling berkorelasi

maka variabel ini tidak ortgonal. Variabel ortogonal adalah variabel

bebas yang nilai korelasi antar variabel bebas sama dengan nol.

Multikolinearitas dapat dilihat dari Tolerance dan VIF (Variance

Inflation Factor).

Pedoman keputusan berdasarkan nilai Tolerance :

1. Jika nilai Tolerance >0,10 maka artinya tidak terjadi

multikolinieritas dalam model regresi.

2. Jika nilai Tolerance <0,10 maka artinya terjadi multikolinieritas

dalam model regresi.

Pedoman keputusan berdasarkan nilai VIF (Variance Inflation

Factor):

1. Jika nilai VIF <10 maka artinya tidak terjadi multikolinieritas

dalam model regresi.

2. Jika nilai VIF >10 maka artinya terjadi multikolinieritas dalam

model regresi.

Page 69: PENGARUH VOLUME PENJUALAN, HARGA JUAL DAN JUMLAH …

54

c. Uji Heteroskedastisitas

Menurut Bahri (2018:13), uji heteroskedastisitas adalah varian residual

yang tidak sama pada semua pengamatan di dalam model regresi.

Tujuan dari pengujian ini adalah untuk menguji apakah dalam model

regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan

ke pengamatan yang lain.

Pada penelitian ini menggunakan metode grafik, yaitu dengan melihat

pola titik-titik pada scatterplot regresi. Jika titik-titik menyebar dengan

pola yang tidak jelas di atas dan di bawah angka 0 (nol) pada sumbu Y,

maka tidak terjadi masalah heteroskedastisitas. Penelitian ini juga

menggunakan uji Spearman’s rho, jika nilai signifikansi < 0,05 maka

terjadi heteroskedastisitas, jika sebaliknya nilai signifikansi ≥ 0,05

maka tidak terjadi heteroskedastisitas (Ali Muhson, 2012: 26).

3. Uji Regresi Linier Berganda

Penelitian ini menggunakan analisis regresi linier berganda. Analisis

regresi linier berganda adalah suatu teknik analisis yang digunakan untuk

mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat.

Persamaan regresi linier berganda :

Y’= a + b1X1 + b2X2 + b3X3

Keterangan :

Y’ = Pendapatan Pedagang Kios Bunga Potong di Pasar Bunga

Rawa Belong

X1 = Volume Penjualan Bunga Potong di Pasar Bunga Rawa

Page 70: PENGARUH VOLUME PENJUALAN, HARGA JUAL DAN JUMLAH …

55

Belong (VP)

X2 = Harga Jual Bunga Potong di Pasar Bunga Rawa Belong (HJ)

X3 = Jumlah Jenis Bunga Potong di Pasar Bunga Rawa Belong

(JJB)

a = Konstanta (nilai Y’ apabila X1,X2......Xn =0)

b = Koefisien regresi (nilai peningkatan ataupun penurunan)

4. Uji Hipotesis

Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah variabel-variabel

independen secara individu dan bersama-sama mempengaruhi signifikansi

terhadap variabel dependen. Uji statistik meliputi Uji t, dan Uji F.

a. Uji t (uji koefisien regresi secara parsial)

Uji parsial (uji t) dilakukan untuk menguji pengaruh semua

variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen. Uji t

pada penelitian ini merupakan uji dua arah sehingga nilai kepercayaan

5% dibagi dua menjadi 0.025.

Kriteria dalam uji parsial (Uji t) menurut Pratisto (2009:116):

1. Jika -thitung < -ttabel atau jika thitung > ttabel maka Ho ditolak dan Ha

diterima, yang berarti variabel independen secara parsial

mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.

2. Jika -thitung > -ttabel atau jika thitung < ttabel maka Ho diterima dan Ha

ditolak, yang berarti variabel independen secara parsial tidak

berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.

Kriteria dalam uji parsial (Uji t) juga dapat dilihat sebagai berikut:

Page 71: PENGARUH VOLUME PENJUALAN, HARGA JUAL DAN JUMLAH …

56

1. Jika nilai signifikansi < 0,05, Ho ditolak, maka ada pengaruh yang

signifikan antara variabel independen terhadap variabel dependen.

2. Jika nilai signifikansi > 0,05, Ho diterima, maka tidak ada

pengaruh yang signifikan antara variabel independen terhadap

variabel dependen.

b. Uji F (uji koefisien regresi secara simultan)

Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen

(X1,X2,...Xn) secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan

terhadap varible dependen (Y). Atau untuk mengetahui apakah model

regresi dapat digunakan untuk memprediksi variabel dependen atau

tidak. Kriteria pengujiannya yaitu apabila Fhitung > Ftabel maka Ha

diterima dan Ho ditolak yang berarti variabel independen secara

simultan (bersama-sama) mempunyai pengaruh terhadap variabel

dependen, begitu sebaliknya. Jika probabilitas > 5% berarti Ho

diterima dan Ha ditolak, begitu juga sebaliknya.

5. Koefisien Korelasi (R) dan Determinasi (R2)

Koefisien korelasi adalah pengukuran statistik kovarian atau

asosiasi antara dua variabel dan menunjukan keeratan hubungan linier dan

arah hubungan dau variabel acak. Besarnya nilai koefisien korelasi (R)

berkisar antara 1 sampai -1, nilai semakin mendekati 1 atau -1 berarti

hubungan antara dua variabel semakin kuat, sebaliknya nilai mendekati 0

berarti hubungan antara dua variabel semakin lemah. Jika nilai koefisien

korelasi positif, maka kedua variabel menunjukan hubungan searah

Page 72: PENGARUH VOLUME PENJUALAN, HARGA JUAL DAN JUMLAH …

57

(artinya variabel x naik maka variabel y naik), dan nilai negative

menunjukan hubungan terbalik (variabel x naik maka variabel y turun).

Data yang digunakan biasanya berskala interval atau rasio. Untuk

memudahkan interpretasi mengenai kekuatan hubungan antara dua

variabel, Sugiono (2013:184) memberikan criteria sebagai berikut :

0,00-0,199 : korelasi sangat lemah

0,20 – 0,399 : korelasi lemah

0,40 – 0,599 : korelasi cukup

0,60 – 0,799 : korelasi kuat

0,80 – 1,000 : korelasi sangat kuat

Koefisien kolerasi mempunyai nilai -1≤ r ≤ +1 dimana:

a. Apabila r = +1 ,maka korelasi antara kedua variabel dikatakan sangat

kuat dan searah, artinya jika X naik sebesar 1 maka Y juga akan naik

sebesar 1 atau sebaliknya.

b. Apabila r = 0 , maka hubungan antara kedua variabel sangat lebar atau

tidak ada hubungan sama sekali.

c. Apabila r = -1 , maka korelasi atara kedua variabel sangat kuatdan

berlawanan arah, artinya apabila X naik sebesar 1 maka Y akan turun

sebesar 1 atau sebaliknya.

Analisis determinasi dalam regresi linear berganda digunakan

untuk mengetahui presentase sumbangan pengaruh variabel independen

(X1,X2,....Xn) secara serentak terhadap variabel dependen (Y). Koefisien

ini menunjukan seberapa besar presentase variasi-variabel dependen.

Page 73: PENGARUH VOLUME PENJUALAN, HARGA JUAL DAN JUMLAH …

58

R2=0, maka tidak ada sedikitpun persentase sumbangan pengaruh yang

diberikan variabel independen terhadap variabel dependen, atau variasi

variabel independen yang digunakan dalam model tidak menjelaskan

sedikitpun variasi variabel dependen. Sebaliknya R2=1, maka presentase

sumbangan pengaruh yang diberikan variabel independen terhadap

variabel dependen adalah sempurna, atau variasi variabel independen yang

digunakan dalam model menjelaskan 100% variasi variabel dependen.

Adjusted R Square adalah nilai R Square yang telah disesuaikan, nilai ini

selalu lebih kecil dari R Square dan angka ini bisa memiliki harga negatif.

Nachrowi (2006:21) menjelaskan bahwa mengguakan uji adjusted

R2 akan lebih tepat ketimbang menggunakan R2 untuk membandingkan

regresi dengan variabel terikat yang sama, terutama jika variabel bebas

yang digunakan lebih dari dua. Apabila adjusted R2 mendekati satu, maka

variabel tidak bebas mampu dijelaskan oleh variabel-variabel bebas.

6. Elastisitas

Elastisitas adalah tingkat kepekaan (perubahan) suatu gejala

ekonomi terhadap suatu gejalan ekonomi yang lainnya. Elastisitas

pendapatan adalah perubahan dalam permintaan sebagai akibat dari

perubahan dalam pendapatan. Nilai elastisitas didapatkan dari perhitungan

dengan memakai fungsi linier sederhana atau berganda dengan cara

mengalikan koefisien “b” dengan nilai rata-rata x dan nilai rata-rata y

(Sumarjono, 2004:23).

Page 74: PENGARUH VOLUME PENJUALAN, HARGA JUAL DAN JUMLAH …

59

Elastisitas jumlah jenis bunga terhadap pendapatan adalah

perubahan dalam jumlah jenis bunga sebagai akibat dari perubahan dalam

pendapatan. Rumus jumlah jenis bunga terhadap pendapatan dapat dilihat

sebagai berikut :

EJJB = bx3 . 𝑋3

𝑌

Keterangan :

EJJ = elastisitas jumlah jenis bunga

bx3 = koefisien regresi

X3 = rata-rata X3 (variabel jumlah jenis bunga)

Y = rata-rata Y (variabel pendapatan)

Kriteria elastisitas pendapatan dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Ep = 1, ini dinamakan uniter elastis, artinya bila harga dan jumlah jenis

bunga naik/turun sebanyak 1% maka pendapatan akan turun/naik

sebanyak 1% pula.

2. Ep > 1, dinamakan elastis, artinya perubahan harga dan jumlah jenis

bunga pengaruhnya lebih besar terhadap perubahan pendapatan.

3. Ep < 1, dinamakan inelastis, artinya perubahan harga dan jumlah jenis

bunga kurang begitu berpengaruh terhadap perubahan pendapatan.

4. Ep = 0, dinamakan inelastis sempurna, yaitu bila tidak ada perubahan

harga dan jumlah jenis bunga mesikpun ada perubahan pendapatan.

5. Ep = ~ (tak hingga), ini dinamakan elastis sempurna, yaitu bila ada

perubahan harga dan jumlah jenis bunga meskipun tidak ada

perubahan pendapatan.

Page 75: PENGARUH VOLUME PENJUALAN, HARGA JUAL DAN JUMLAH …

60

3.6 Definisi Operasional

1. Volume Penjualan adalah total jumlah seluruh jenis bunga potong dari

masing-masing pedagang yang terjual pada tahun 2019 dan dinyatakan

dalam bentuk ikat.

2. Harga jual adalah rata-rata harga bunga potong dari seluruh bunga yang

terjual kepada konsumen pada masing-masing pedagang pada tahun 2019.

3. Pendapatan adalah penerimaan dari hasil penjualan bunga potong yang

mampu dijual kepada pembeli dengan harga yang telah disepakati antara

penjual dan pembeli di pasar. Pendapatan pada penelitian ini merupakan

pendapatan bersih, karena pendapatan hasil dari penjualan bunga sudah

dikurangi dengan total biaya (cost).

4. Sensitivitas adalah tanggapan terhadap perubahan relatif pendapatan

pedagang kios bunga potong sebagai akibat dari adanya perubahan harga

jual dan jumlah jenis bunga potong.

Page 76: PENGARUH VOLUME PENJUALAN, HARGA JUAL DAN JUMLAH …

BAB IV

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4.1 Profil UPT Pasar Bunga Rawa Belong

Pasar Bunga Rawa Belong merupakan salah satu pasar yang dijadikan

Pusat Promosi dan Pemasaran hortikultura. Pada awalnya, para pedagang di Pusat

Promosi dan Pemasaran Hortikultura merupakan pedagang kaki lima bunga dan

tanaman hias yang berusaha di sepanjang jalan Rawa Belong dan jalan Palmerah

Selatan. Saat itu, sungguh sangat memprihatinkan sebab selain mengganggu

aktifitas jalan raya, juga kepastian berusaha tidak ada.

Pada awal tahun 1988 Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui Dinas

Pertanian Provinsi DKI Jakarta, berupaya menyediakan sarana dan prasarana

pasar yang lebih memadai seluas 1.4 ha di jalan Sulaiman No. 50 Sukabumi

Utara, Kebon Jeruk selanjutnya melokalisir para pedagang tersebut. Pada mulanya

para pedagang itu sangat enggan untuk berusaha berdagang di lokasi yang telah

disediakan, namun berkat usaha keras dan sosialisasi secara terus-menerus seluruh

jajaran Dinas Pertanian Provinsi DKI Jakarta pada akhirnya para pedagang

menyadari keuntungan berdagang di lokasi yang baru.

Keberadaan Pasar Bunga Rawa Belong di jalan Sulaiman ini, semakin

eksis setelah diresmikan berdirinya oleh Gubernur Provinsi DKI Jakarta pada

tanggal 25 Juli 1989 dengan nama “Pusat Promosi dan Pemasaran Bunga dan

Tanaman Hias Rawa Belong” yang merupakan salah satu instalasi teknis Dinas

Pertanian Provinsi DKI Jakarta.

Page 77: PENGARUH VOLUME PENJUALAN, HARGA JUAL DAN JUMLAH …

62

Seiring dengan perkembangannya, instansi Pusat Promosi dan Pemasaran

Bunga dan Tanaman Hias Rawa Belong ditetapkan menjadi salah satu UPT (Unit

Pelaksana Teknis) Dinas Provinsi DKI Jakarta melalui Surat Keputusan Gubernur

Provinsi DKI Jakarta No. 113 tahun 2002 dengan nama “Pusat Promosi dan

Pemasaran Hasil Pertanian dan Hasil Hutan”.

4.2 Visi dan Misi

A. Visi Pusat Promosi dan Pemasaran Hortikultura

Sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPT) Dinas Kelautan dan

Pertanian Provinsi DKI Jakarta maka Pusat Promosi dan Pemasaran

Hortikultura (P3H) mempunyai visi yaitu : “Mempertahankan dan

meningkatkan eksistensinya sebagai Pusat Promosi dan Pemasaran

Hortikultura yang unggul dan prima dalam memberikan pelayanan

agribisnis”.

B. Misi Pusat Promosi dan Pemasaran Hortikultura

Dalam upaya mewujudkan dan mendukung visi dan misi Dinas

Kelautan dan Pertanian Provinsi DKI Jakarta maka UPT Pusat Promosi

dan Pemasaran hortikultura (P3H) mempunyai misi sebagai berikut :

a. Meningkatkan penampilan secara menyeluruh agar layak sebagai

daerah tujuan wisata agro yang dapat diandalkan (Better Performance).

b. Memberikan pelayanan dalam hal sarana dan prasarana serta informasi

kepada para pelaku agribisnis baik produsen, konsumen maupun

masyarakat umum dalam menjalankan usahanya (Better Service).

Page 78: PENGARUH VOLUME PENJUALAN, HARGA JUAL DAN JUMLAH …

63

c. Menciptakan kondisi usaha bisnis dalam bidang hortikultura yang

lebih baik serta dalam suasana yang kondusif dengan mengembangkan

dan meningkatkan pola kemitraan, permodalan, pemasaran serta

promosi (Better Bussines).

d. Meningkatkan kesejahteraan petani dan pedagang hortikultura dengan

jalan memotivasi dalam berusaha serta berupaya menjembatani pola

kemitraan sehingga mampu mengembangkan usahanya yang pada

akhirnya akan dapat meningkatkan kesejahteraan taraf hidupnya

(Better Living).

4.3 Struktur Organisasi

Gambar 2. Stuktur organisasi UPT P3H Pasar Bunga Rawa Belong

a. Pusat Promosi dan Pemasaran Hortikultura merupakan Unit Pelaksana

Teknis Dinas Pertanian dan Kehutanan di bidang Promosi dan

Pemasaraan Hasil Pertanian dan Hasil Hutan.

Kepala Dinas Pertanian dan

kehutanan DKI Jakarta

Kepala UPT Pusat Promosi

dan Pemasaran Hortikultura

KASI Sarana dan

Prasarana

KASI Pelayanan

Umum

KABAG Tata

Usaha

Page 79: PENGARUH VOLUME PENJUALAN, HARGA JUAL DAN JUMLAH …

64

b. Pusat Promosi dan Pemasaran Hortikultura dipimpin oleh seorang

kepala pusat yang dalam melaksanakan tugas dan fungsinya berada di

bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas.

c. Kepala Seksi (KASI) Sarana dan Prasarana merupakan staf di bawah

dan bertanggung jawab kepada Kepala UPT yang bertugas

menyediakan sarana dan prasarana yang dibutuhkan guna

memfasilitasi kebutuhan pedagang di UPT Pasar Bunga Rawa Belong.

d. Kepala Seksi (KASI) Pelayanan Umum merupakan staf di bawah dan

bertanggung jawab kepada Kepala UPT yang bertugas menyediakan

pelayan informasi pasar kepada pedagang dan pembeli yang

melakukan jual beli di UPT Pasar Bunga Rawa Belong.

e. Kepala Bagian (KABAG) Tata Usaha adalah staf di bawah dan

bertanggung jawab kepada Kepala UPT yang mempunyai tugas untuk

mengurus administrasi baik kaitannya dengan kantor maupun

pedagang yang berdagang di UPT Pasar Bunga Rawa Belong.

4.4 Tugas Pokok dan Fungsi UPT P3H

UPT P3H Pasar Bunga Rawa Belong dalam melaksanakan kegiatannya

memiliki tugas pokok dan fungsi sebagai berikut :

1. Tugas Pokok dan Fungsi UPT P3H

Berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Provinsi DKI Jakarta

Nomor 159 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana

Teknis di Lingkungan Dinas Kelautan dan Pertanian Provinsi DKI Jakarta,

Page 80: PENGARUH VOLUME PENJUALAN, HARGA JUAL DAN JUMLAH …

65

maka UPT Pusat Promosi dan Pemasaran Hortikultura (P3H) mempunyai

tugas pokok “Melaksanakan usaha promosi dan pemasaran hortikultura,

menyediakan dan memberikan fasilitas layanan serta mengelola prasarana

dan sarana promosi dan pemasaran”.

2. Fungsi UPT P3H

Dalam rangka untuk mendukung kelancaran pelaksanaan tugas

pokok, maka Pusat Promosi dan Pemasaran Hortikultura mempunyai

fungsi sebagai berikut :

1. Penyusun program dan rencana kegiatan operasional

2. Pengembangan usaha agribisnis hortikultura

3. Bimbingan teknis dan pengembangan usaha instalasi Pusat Promosi

dan Pemsaran Horrtikultura

4. Pelayanan dan pengelolaan sarana dan prasarana promosi, informasi,

distribusi dan pemasaran hortikultura

5. Pelayanan dan pengelolaan fasilitas sarana sortasi, grading, kemasan

dan penyimpanan hasil pertanian

6. Pengembangan dan pelayanan usaha jasa promosi dan informasi di

bidang agribisnis

7. Pelaksanaan obyek pengembangan wisata agro

8. Penerapan teknologi sistem informasi, promosi dan pemasaran

hortikultura

Page 81: PENGARUH VOLUME PENJUALAN, HARGA JUAL DAN JUMLAH …

66

9. Penyediaan sarana dan pelayanan bimbingan, latihan dan penelitian

bagi masyarakat, mahasiswa dan petani pedagang yang bergerak di

bidang agribisnis

10. Pelaksanaan kegiatan ketatausahaan

4.5 Sarana dan Prasarana

Untuk melakukan kegiatan pemasaran tersebut, UPT P3H didukung

oleh para pedagang yang terdapat di Pasar Bunga Rawa Belong. Para

pedagang tersebut menempati kios-kios yang telah disediakan UPT P3H.

Sampai saat ini jumlah pedagang yang terdapat di Pasar Bunga Rawa Belong

tersebut terdapat 228 pedagang. Tidak semua pedagang menjual jenis

komoditas, terdapat beberapa pedagang yang menjual jasa yang terkait dengan

hortikultura.

Pasar Bunga Rawa Belong memiliki berbagai macam fasilitas layanan

umum yang mendukung semua aktivitas di Rawa Belong. Pada awal

berdirinya, fasilitas sarana dan prasarana yang tersedia di Pusat Promosi dan

Pemasaran Bunga dan Tanaman Hias Rawa Belong hanya diperuntukkan

untuk bunga potong. Kemudian dalam perkembangannya, mulai tahun 2005

hingga 2008 telah dibangun sarana dan prasarana usaha dan perlengkapan

pendukung. Sarana dan prasarana usaha serta perlengkapan pendukung itu

sendiri terbagi menjadi dua wilayah, yaitu wilayah selatan dan wilayah utara.

Di wilayah selatan, luas lahan yang ada seluas 6.447 m2 yang terdiri atas

bangunan kios dan los, bangunan kantor dan laboratorium kultur jaringan,

Page 82: PENGARUH VOLUME PENJUALAN, HARGA JUAL DAN JUMLAH …

67

bangunan workshop, dan bangunan jembatan penghubung kios-kios dengan

laboratorium kultur jaringan. Sedangkan di wilayah utara, luas lahan yang

dimiliki sebesar 5.970 m2 yang digunakan untuk bangunan kios dan los bunga,

bangunan parkir, dan bangunan gardu listrik PLN.

Kios atau tempat usaha yang tersedia di Pasar Bunga Rawa Belong

merupakan salah satu fasilitas yang disediakan oleh pemerintah. Namun, kios-

kios tersebut memiliki status kepemakaian. Kios dengan status sewa adalah

tempat usaha yang disewakan dengan biaya retribusi yang harus dibayarkan

setiap bulannya. Biaya retribusi merupakan biaya yang dikeluarkan pedagang

kepada pengelola pasar dalam hal ini UPT Pusat Promosi dan Pemasaran

Hortikultura sebagai ganti dari fasilitas yang diberikan. Besaran biaya retribusi

dipengaruhi oleh luas sewa lahan yaitu berkisar Rp. 350.000,- s.d. Rp.

425.000,- perbulannya. Walaupun demikian, kios-kios tersebut harus

mengikuti persyaratan yang ditentukan oleh pemerintah dengan

memperpanjang izin dalam penggunaan lahan dan bangunan tempat usaha di

UPT Rawa Belong setiap dua tahun sekali pada Dinas Pertanian DKI Jakarta.

Biaya listrik yang dikeluarkan setiap pedagang berbeda, berkisar dari Rp.

500.000,- s.d. Rp. 800.000,-. Biaya listrik yang besar dikibatkan karena di

beberapa kios ada yang menggunakan AC dan adanya kulkas untuk

penyimpanan bunga. Gaji pekerja merupakan hak yang diperoleh pekerja

sebagai ganti tenaga kerja yang dikeluarkannya. Gaji pekerja setiap toko sama

yaitu sebesar Rp. 1.000.000,- per bulannya untuk 1 pegawai.

Page 83: PENGARUH VOLUME PENJUALAN, HARGA JUAL DAN JUMLAH …

68

4.6 Kegiatan di Pasar Bunga Rawa Belong

Kegiatan jual-beli di Pasar Bunga Rawa Belong berlangsung setiap

hari selama 24 jam, mulai Senin hingga Minggu. Kegiatan jual-beli secara

grosir terjadi pada pukul 02.00 hingga pukul 06.00 pagi. Setiap pagi sejumlah

pemasok bunga dan tanaman hias datang ke Pasar Bunga Rawa Belong untuk

memasok bunganya ke beberapa pedagang. Walaupun pemasok datang setiap

hari, namun para pedagang tidak setiap hari membeli bunga dari para pemasok

tersebut. Para pedagang memiliki hari-hari tertentu untuk memasok. Biasanya,

para pedagang mengambil pasokan bunga setiap seminggu tiga kali, namun

ada pula yang seminggu dua kali. Jumlah pasokan yang dipasok ke para

pedagang memiliki jumlah yang tetap setiap saat sesuai dengan perjanjian

dengan para pemasok masing-masing. Semua pasokan bunga dan tanaman

hias yang diperoleh pedagang berasal dari berbagai macam daerah. Daerah

yang banyak memasok ke Pasar Bunga Rawa Belong adalah Cipanas, Cisarua,

Sukabumi, Garut, Lembang (Jawa Barat), Magelang, Tegal (Jawa Tengah),

Pasuruan dan Malang (Jawa Timur).

Setiap hari pihak UPT Rawa Belong melakukan pencatatan data

tentang harga dan volume pemasaran berbagai jenis bunga potong. Selain

melakukan pencatatan, UPT Rawa Belong juga melakukan penarikan biaya

retribusi yang ditetapkan untuk sewa lahan atau kios yang digunakan para

pedagang, dan biaya tersebut ditarik setiap bulan.

Jenis-jenis komoditas yang tersedia untuk diperdagangkan di Pasar

Bunga Rawa Belong yaitu Bunga Potong, Bunga Rampai/ Tabur, Daun

Page 84: PENGARUH VOLUME PENJUALAN, HARGA JUAL DAN JUMLAH …

69

Potong, Bunga Kering, dan Tanaman Hias. Bunga potong yang ditawarkan

terdiri dari dua jenis, Anggrek dan aneka Bunga Gunung seperti mawar,

melati, krisan, gladiol, dan lain-lain. Sedangkan jenis tanaman hias yang

ditawarkan pun beraneka ragam dimana tanaman hias tersebut terklasifikasi

menjadi dua jenis, yaitu Tanaman Hias Berbunga dan Tanaman Hias Berdaun

Indah. Selain menyediakan beraneka ragam bunga dan tanaman hias, di Pasar

Bunga Rawa Belong juga menyediakan beraneka ragam jasa terkait. Beberapa

jasa yang dapat ditemukan seperti aneka rangkaian bunga, aneka sarana

penunjang rangkaian, jasa pembuatan bunga papan dan karangan duka cita.

Jenis pedagang di Pasar Bunga Rawa Belong terdiri dari dua jenis.

Pedagang jenis pertama adalah pedagang kios yang memiliki toko bunga

(florist). Pedagang kios rata-rata memiliki jalinan kerjasama dengan beberapa

perusahaan yang telah melakukan kesepakatan bersama. Bunga potong yang

dijual mempunyai banyak jenis. Kegiatan jual-beli para pedagang kios tidak

hanya sekedar menjual bunga potong, para pedagang kios juga menjual jasa

yaitu jasa bunga rangkai untuk dalam dan luar kota Jakarta, bahkan wilayah

pelayanan mencakup seluruh wilayah Indonesia.

Pedagang jenis kedua adalah pedagang los. Para pedagang los ini

setiap pedagangnya hanya menjual satu jenis bunga potong saja. Pedagang los

tidak memiliki hubungan kerjasama kontrak dengan konsumen. Sehingga,

permintaan dan persediaan bunga potong disesuaikan dengan kondisi sehari-

hari. Bunga potong yang ditawarkan dijual secara grosiran maupun per-ikat.

Para pedagang los juga tidak menyediakan jasa bunga rangkai, sehingga

Page 85: PENGARUH VOLUME PENJUALAN, HARGA JUAL DAN JUMLAH …

70

aktivitas mereka hanya jual-beli bunga potong. Lokasi para pedagang los tidak

seperti pedagang florist yang tertata rapi dan memiliki kios sendiri.

Pada Pasar Bunga Rawa Belong, konsumen juga dapat

diklasifikasikan. Pengklasifikasian konsumen terdiri dari tiga macam

konsumen. Konsumen pertama adalah florist lain yang membeli bunga potong

segar. Konsumen pertama ini rata-rata berlokasi di Jakarta, tetapi di luar Pasar

Bunga Rawa Belong. Konsumen kedua merupakan konsumen yang berasal

dari perusahaan, kantor atau katering. Konsumen kedua biasanya membeli

bunga dalam bentuk bunga segar maupun memesan dalam bentuk bunga

rangkai. Konsumen ketiga adalah konsumen individu, baik dari kalangan-

kalangan menengah ke atas atau kalangan menengah ke bawah. Jangka waktu

pembelian yang dilakukan berbeda-beda. Konsumen pertama membeli bunga

dengan jangka waktu mingguan, konsumen kedua seperti perusahaan dan

kantor jangka waktunya mingguan dan bulanan. Konsumen ketiga (individu)

membeli dengan jangka waktu yang tidak teratur. Namun, konsumen individu

merupakan konsumen yang membeli dalam jumlah paling banyak dari segi

volume pembelian.

Kegiatan jual beli di Pasar Bunga Rawa Belong memiliki hari-hari

tertentu yang ramai ataupun yang tidak. Hari-hari dimana permintaan ramai

oleh permintaan konsumen merupakan hari-hari pasaran yang berlangsung

pada waktu-waktu tertentu. Hari-hari pasaran tersebut terdiri dari :

Page 86: PENGARUH VOLUME PENJUALAN, HARGA JUAL DAN JUMLAH …

71

1. Hari-hari pasaran mingguan

Hari pasaran mingguan dimana merupakan hari terjadinya peningkatan

transaksi, dalam satu minggu jatuh pada hari kamis, jumat, sabtu dan

minggu. Waktu transaksi selama 24 jam, dengan puncak kegiatan

transaksi terjadi dari pukul 02.00 s.d 07.00 yang melibatkan rata-rata

sebanyak 800 orang perhari. Sementara itu, hari-hari sepi dalam satu

minggu jatuh pada hari senin, selasa dan rabu yang hanya melibatkan

rat-rata sebanyak 200 orang per hari.

2. Hari-hari pasaran keagamaan

Hari-hari pasaran keagamaan merupakan hari besar keagamaan yang

secara langsung berpengaruh terhadap meningkatnya transaksi volume

bunga dan jenis bunga yang diperdagangkan. Hari besar keagamaan

tersebut adalah :

a. Hari Raya Idul Fitri hampir seluruh warna dan jenis-jenis bunga

mengalami peningkatan permintaan, khususnya bunga sedap

malam mencapai 3-4 juta tangkai mulai H-4.

b. Hari Raya Natal, ada kecenderungan Dendrobium warna putih

mengalami peningkatan permintaan.

c. Hari Raya Imlek, jenis bunga-bunga yang mengalami kenaikan

permintaan adalah sedap malam dan bunga dengan corak ungu dan

warna merah dan jenis bunga lain yang berwarna kuning.

Page 87: PENGARUH VOLUME PENJUALAN, HARGA JUAL DAN JUMLAH …

72

3. Hari-hari pasaran lainnya

a. Tahun baru, hampir semua jenis dan warna bunga mengalami

peningkatan permintaan.

b. Valentine day (hari kasih sayang), jenis bunga yang mengalami

peningkatan permintaan berupa bunga mawar merah dan merah

muda.

Page 88: PENGARUH VOLUME PENJUALAN, HARGA JUAL DAN JUMLAH …

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Karakteristik Pedagang dan besar volume penjualan, harga jual, jumlah

jenis bunga dan pendapatan pedagang kios Bunga Potong di Pasar Bunga

Rawa Belong

Karakteristik pedagang menjelaskan bagaimana gambaran umum

mengenai pedagang kios bunga potong, sedangkan besar volume penjualan, harga

jual, jumlah jenis bunga dan pendapatan pedagang kios menjelaskan bagaimana

deskripsi dari data penelitian.

5.1.1. Karakteristik Pedagang

Karakteristik pedagang digunakan untuk mengetahui keragaman dari

pedagang kios bunga potong di rawa belong. Hal tersebut diharapkan dapat

memberikan gambaran yang cukup jelas mengenai kondisi dan juga kinerja dari

pedagang kios bunga potong. Berdasarkan data dari 37 pedagang kios bunga

potong di Pasar Bunga Rawa Belong melalui wawancara dan angket diperoleh

kondisi responden tentang jenis kelamin, umur, pendidikan terakhir, dan lama

berdagang. Karakteristik responden dalam penelitian ini dapat dijelaskan sebagai

berikut.

A. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dapat ditunjukan pada

Tabel 4.

Page 89: PENGARUH VOLUME PENJUALAN, HARGA JUAL DAN JUMLAH …

74

Tabel 4. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

No Jenis Kelamin Jumlah Responden Presentase (%)

1. Laki-Laki 20 54,1%

2. Perempuan 17 45,9%

Total 37 100%

Sumber : data primer diolah

Berdasarkan karakteristik jenis kelamin responden pada Tabel 4. dapat dilihat

bahwa pedagang laki-laki memiliki jumlah lebih banyak dibandingkan dengan

jumlah pedagang perempuan yaitu sebanyak 20 pedagang dengan presentase

54,1%, sedangkan pedagang perempuan sebanyak 17 pedagang dengan

presentase 45,9%. Hal ini menunjukan bahwa pedagang laki-laki lebih

mendominasi dalam aktivitas perdagangan di Pasar Bunga Rawa Belong

disebabkan kegiatan jual beli di pasar bunga tersebut berlangsung setiap hari

selama 24 jam, oleh karena itu lebih cocok tenaga laki-laki dibandingkan

perempuan.

B. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur

Karakteristik responden berdasarkan umur dapat ditunjukan pada Tabel 5.

Tabel 5. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur

No Umur Jumlah Responden Presentase

1. 25-29 6 16,2%

2. 30-34 10 27,1%

3. 35-39 11 29,7%

4. 40-44 6 16,2%

5. 45-49 4 10,8%

Total 37 100%

Sumber : data primer diolah

Page 90: PENGARUH VOLUME PENJUALAN, HARGA JUAL DAN JUMLAH …

75

Berdasarkan karakteristik umur responden pada Tabel 5. dapat dilihat bahwa

pedagang kios bunga potong yang memiliki umur 35-39 berjumlah paling

banyak yaitu 11 pedagang dengan presentase 29,7%, untuk pedagang kios

bunga potong yang memiliki umur 30-34 berjumlah 10 pedagang dengan

presentase 27,1%, umur 25-29 dan 40-44 masing-masing berjumlah 6

pedagang dengan presentase 16,2%, dan umur 45-49 berjumlah 4 pedagang

dengan presentase 10,8%. Hasil penelitian ini diketahui pedagang kios bunga

potong di Pasar Bunga Rawa Belong paling banyak adalah umur 35-39

dimana termasuk usia produktif dan sudah berpengalaman dalam berdagang.

C. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir

Karakteristik responden berdasarkan pendidikan terakhir dapat ditunjukan

pada Tabel 6.

Tabel 6. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir

No Pendidikan Terakhir Jumlah Responden Presntase

1. SMP 5 13,5%

2. SMA 31 83,8%

3. D1 1 2,7%

Total 37 100%

Sumber : data primer diolah

Berdasarkan karakteristik pendidikan terakhir responden pada Tabel 6. dapat

dilihat bahwa tamat SMA memiliki jumlah paling banyak yaitu 31 pedagang

dengan presentase 83,8%, untuk tamat SMP sebanyak 5 pedagang dengan

presentase 13,5%, dan D1 sebanyak 1 pedagang dengan presentase 2,7%.

Hasil ini menunjukan bahwa pendidikan terakhir dari pedagang kios bunga

potong di pasar Bunga Rawa Belong didominasi tamatan SMA dan para

pedagang sebagian besar telah berpendidikan sehingga dapat menguasai baca,

Page 91: PENGARUH VOLUME PENJUALAN, HARGA JUAL DAN JUMLAH …

76

tulis dan hitung untuk dapat mengelola pemasukan dan pengeluaran pada

kiosnya tersebut.

D. Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Berdagang

Karakteristik responden berdasarkan lama berdagang dapat ditunjukan pada

Tabel 7.

Tabel 7. Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Berdagang

No Lama Berdagang

(tahun) Jumlah Responden Presentase

1. 5-9 8 21,6%

2. 10-14 8 21,6%

3. 15-19 12 32,4%

4. 20-24 6 16,2%

5. 25-29 2 5,4%

6. 30-34 1 2,7%

Total 37 100%

Sumber : data primer diolah

Berdasarkan karakteristik lama berdagang responden pada Tabel 7. dapat

dilihat bahwa pedagang yang sudah berdagang selama 15-19 tahun sebanyak

12 pedagang dengan presentase 32,4%, pedagang yang sudah berdagang

selama 5-9 tahun dan 10-14 tahun masing-masing sebanyak 8 pedagang

dengan presentase 21,6%, sedangkan untuk 25-29 tahun sebanyak 2 pedagang

dengan presentase 5,4%, dan yang paling kecil selama 30-34 tahun yang

memiliki 1 responden dengan presentase 2,7%. Hasil ini menunjukan bahwa

lama berdagang didominasi dari 15-19 tahun, yang berarti pedagang di pasar

ini sudah mempunyai pengalaman yang cukup banyak dalam berdagang di

Pasar Bunga Rawa Belong.

Page 92: PENGARUH VOLUME PENJUALAN, HARGA JUAL DAN JUMLAH …

77

5.1.2. Besar Volume Penjualan, Harga Jual dan Jumlah Jenis Bunga

Pedagang Kios Bunga Potong

Data ini untuk mendeskripsikan variabel bebas dan terikat, maka dalam

bagian ini akan disajikan deskripsi data masing-masing variabel berdasarkan data

yang diperoleh dari lokasi penelitian.

A. Volume Penjualan Bunga

Besar volume penjualan merupakan total banyaknya penjualan bunga

potong yang terjual pada bulan Januari – Desember 2019 dalam satuan ikat.

Tujuan dari volume penjualan ini adalah untuk memperkirakan besarnya

keuntungan yang diterima dengan menjual bunga potong kepada konsumen

serta biaya yang sudah dikeluarkan. Pasar bunga ini merupakan jenis pasar

persaingan sempurna karena jumlah produsen tidak terbatas dan jenis produk

hampir tidak kentara. Adanya persaingan sempurna tersebut maka volume

penjualan tidak dapat diprediksi secara pasti, karena setiap bulannya

mengalami penurunan dan kenaikan yang tidak pasti. Dikarenakan volume

penjualan berfluktuasi maka pendapatan menjadi tidak stabil yang

mengakibatkan keuntungan pun tidak stabil juga. Volume penjualan bunga

potong di Pasar Bunga Rawa Belong dapat dilihat pada Tabel 8.

Page 93: PENGARUH VOLUME PENJUALAN, HARGA JUAL DAN JUMLAH …

78

Tabel 8. Volume Penjualan Bunga Potong Tahun 2019

Volume Penjualan (Ikat)

No Jan Feb Mar April Mei Juni Juli Agus Sept Okt Nov Des Total

1 400 620 550 540 360 410 350 450 460 610 600 470 5820

2 2300 2700 3000 2900 2800 2300 2800 2900 3000 3500 3800 3200 35200

3 2400 2800 3200 3000 2900 2400 2900 3000 3100 3500 3800 3300 36300

4 1500 1800 1900 2000 1900 1600 1900 1800 2000 2300 2400 2200 23300

5 1300 1600 1850 1800 1700 1350 1650 1700 1600 1900 2100 1550 20100

6 1800 2100 2300 2250 2000 1750 2100 2000 2200 2550 2750 2400 26200

7 1350 1550 1700 1600 1400 1200 1400 1500 1400 1600 1800 1500 18000

8 1450 1900 2000 2000 1800 1550 1800 1700 1650 2050 2200 1700 21800

9 900 1300 1350 1400 1200 1000 1200 1100 1200 1400 1700 1200 14950

10 2100 2700 3000 3300 2700 2300 2750 2700 2900 3400 3600 3100 34550

11 1650 2000 2050 2100 1850 1600 1900 2000 1950 2350 2500 2200 24150

12 1760 2130 2260 2280 1980 1740 2100 2150 2180 2520 2740 2380 26220

13 1300 1700 1850 1800 1700 1350 1650 1700 1700 1900 2200 1600 20450

14 1280 1680 1820 1850 1700 1400 1690 1660 1650 2000 2200 1650 20580

15 950 1150 1160 1200 1100 960 1140 1040 1200 1300 1350 1300 13850

16 2350 2760 3150 3200 3000 2240 2800 3000 3100 3500 3700 3200 36000

17 450 690 460 650 450 460 430 500 550 630 650 500 6420

18 970 1200 1180 1200 1150 1000 1200 1100 1200 1300 1350 1300 14150

19 1400 1750 1900 1910 1800 1350 1700 1750 1650 2000 2050 1700 20960

20 1800 2120 2280 2230 2000 1730 2100 2150 2200 2500 2750 2450 26310

21 1850 2150 2270 2280 2040 1740 2050 2240 2230 2550 2540 2400 26340

22 2050 2450 2750 2700 2460 2170 2560 2550 2670 3000 3150 2850 31360

23 1800 2300 2480 2450 2300 1900 2300 2200 2200 2500 2700 2120 27250

24 1080 1350 1290 1310 1150 1020 1070 1200 1150 1320 1300 1090 14330

25 2320 2780 3220 3250 2980 2460 3000 3050 3130 3640 3860 3320 37010

26 1440 1960 2000 1980 1820 1500 1770 1740 1780 2040 2300 1800 22130

27 1100 1330 1380 1390 1220 1020 1140 1240 1140 1340 1240 1130 14670

28 2320 2880 3200 3210 2960 2440 3000 3050 3100 3600 3850 3350 36960

29 1740 2060 2250 2180 1980 1740 1930 2180 2020 2230 2380 2060 24750

30 540 650 700 690 570 480 540 720 650 760 730 580 7610

31 2370 2600 3130 3150 2840 2340 2770 3000 3100 3300 3600 3000 35200

32 2380 2740 3100 3040 2880 2340 2900 2950 3040 3480 3580 3250 35680

33 2340 2650 2980 3000 2750 2200 2770 2800 2900 3340 3430 3090 34250

34 2300 2680 2990 3060 2800 2320 2850 2880 3000 3460 3700 3200 35240

35 2440 2870 3170 3200 2960 2380 2980 2990 3090 3540 3830 3300 36750

36 1540 1900 2000 1920 1730 1500 1670 1780 1640 1990 1880 1680 21230

37 800 990 960 1000 920 780 990 900 1050 1230 1220 1200 12040

Sumber : Data Primer Diolah

Berdasarkan Tabel 8. volume penjualan dari data 37 pedagang kios di

pasar Rawa Belong menunjukan bahwa volume penjualan terkecil yaitu

sebesar 5.820 ikat per 12 bulan, sedangkan volume penjualan terbesar yaitu

37.010 ikat per 12 bulan. Besar volume penjualan tidak bisa diprediksi secara

pasti, karena setiap bulannya mengalami kenaikan dan penurunan yang tidak

pasti. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi volume penjualan yaitu kualitas

bunga seperti segar atau tidaknya bunga, persaingan dalam menurunkan harga

Page 94: PENGARUH VOLUME PENJUALAN, HARGA JUAL DAN JUMLAH …

79

jual dan juga kondisi-kondisi tertentu seperti hari-hari besar (hari raya idul

fitri, imlek, valentine, dan lain-lain) yang bisa mengalami peningkatan

penjualan bunga hingga 50% dibandingkan dengan hari-hari biasa.

B. Harga Jual Bunga

Harga jual merupakan sejumlah uang yang dibebankan kepada

konsumen untuk mendapatkan bunga. Harga jual bunga pada pedagang

berbeda tergantung jenis bunga yang dijual. Harga jual dalam penelitian ini

merupakan rata-rata harga bunga potong dari seluruh bunga yang terjual

kepada konsumen dalam waktu 1 tahun, (harga jual rata-rata dapat dilihat pada

Lampiran). Harga jual ini dirata-ratakan untuk saling menutupi antara harga

tertinggi ataupun terendah, sehingga rata-rata itu representasi bahwa pedagang

tidak rugi. Besar harga jual tergantung pada kondisi-kondisi tertentu seperti

adanya hari-hari besar (hari raya idul fitri, imlek, valentine, dan lain-lain) dan

pasokan dari bunga yang tersedia di pasar serta permintaan bunga potong,

yang menyebabkan harga tersebut dapat turun ataupun naik. Peningkatan

harga jual bunga potong pada kondisi-kondisi tertentu atau hari-hari besar

dapat mencapai 50% - 100% dari harga jual pada hari-hari biasa.

Harga suatu barang merupakan suatu variabel yang perlu diperhatikan

karena dalam hal ini secara langsung akan mempengaruhi besarnya volume

penjualan dan laba yang akan dicapai. Faktor-faktor yang mempengaruhi

harga jual diantaranya yaitu permintaan, persaingan terhadap penjual bunga

lain, biaya yang merupakan dasar dalam penentuan harga.

Page 95: PENGARUH VOLUME PENJUALAN, HARGA JUAL DAN JUMLAH …

80

C. Jumlah Jenis Bunga

Jenis bunga potong yang dijual di pasar bunga rawa belong bermacam-

macam. Pedagang bunga potong juga menjual lebih dari satu jenis bunga

potong, dan jumlah jenis bunga yang dijual oleh pedagang berbeda-beda, ada

yang hanya 3 jenis dan ada yang lebih dari 20 jenis bunga potong. Jenis bunga

potong yang dijual yaitu gladiol, ros semi holand cipanas, ros malang, gerbera

(cipanas dan PT), lely, pikok, bunga balon, aster (cipanas dan PT), krisan

(cipanas dan PT), bunga matahari, casablanca, solidago, carnation, asiatik,

ratus, lysiantus, snap dragon, kala lily, celesia, agapantus, statis, baby breath,

kaspea dan ros cipanas.

D. Pendapatan Pedagang Kios Bunga Potong

Pedagang berjualan di pasar dengan harapan memperoleh pendapatan.

Pendapatan adalah hasil dari penjualan barang atau jasa yang dimiliki para

pedagang pasar. Pendapatan pedagang ditentukan dari berapa banyak jumlah

bunga yang mampu dijual kepada pembeli dengan harga yang telah disepakati

antara penjual dan pembeli di pasar. Pendapatan pada penelitian ini

merupakan pendapatan bersih, karena dari pendapatan hasil dari penjualan

bunga sudah dikurangi dengan total biaya (cost). Faktor-faktor yang dapat

mempengaruhi pendapatan dari kegiatan penjualan yaitu kondisi dan

kemampuan berdagang, modal yang bertujuan untuk mendapatkan keuntungan

maksimal, kondisi organisasi usaha dan faktor lain yang berkaitan dengan

adanya promosi dan lain-lain. Jumlah pendapatan pedagang kios selama 12

bulan dapat dilihat pada Lampiran.

Page 96: PENGARUH VOLUME PENJUALAN, HARGA JUAL DAN JUMLAH …

81

E. Volume Penjualan Bunga, Harga Jual Bunga, Jumlah Jenis Bunga dan

Pendapatan Pedagang Kios Bunga Potong

Pada Tabel 9. Dapat dilihat data penelitian yaitu besar volume

penjualan, harga jual rata-rata, jumlah jenis bunga, dan pendapatan pedagang

kios bunga potong di Pasar Bunga rawa Belong selama 12 bulan.

Tabel 9. Volume Penjualan, Harga Bunga Jual Rata-Rata, Jumlah Jenis

Bunga dan Pendapatan Pedagang Kios Bunga Potong Bulan Januari

– Desember 2019

No

Total Volume

Penjualan

(Ikat)

Harga Jual

Bunga Rata-

Rata (Rp)

Jumlah Jenis

Bunga

Pendapatan

Pedagang (Rp)

1 5.820 27.544 4 13.225.000

2 35.200 23.923 16 177.000.000

3 36.300 29.637 18 204.180.000

4 23.300 21.361 12 96.900.000

5 20.100 39.037 11 115.700.000

6 26.200 22.228 14 128.500.000

7 18.000 45.041 13 93.900.000

8 21.800 31.259 15 109.500.000

9 14.950 23.219 6 64.600.000

10 34.550 32.177 22 174.700.000

11 24.150 33.691 13 115.100.000

12 26.220 26.509 14 140.400.000

13 20.450 28.481 11 109.300.000

14 20.580 30.423 11 111.000.000

15 13.850 17.185 10 29.900.000

16 36.000 29.637 18 204.100.000

17 6.420 28.593 4 14.925.000

18 14.150 18.858 10 50.800.000

19 20.960 28.130 11 104.400.000

20 26.310 20.416 14 107.800.000

21 26.340 24.696 13 133.300.000

22 31.360 19.723 15 147.800.000

23 27.250 32.416 17 152.700.000

24 14.330 28.502 6 75.000.000

25 37.010 38.419 22 205.750.000

26 22.130 32.666 15 102.200.000

27 14.670 26.982 6 77.200.000

28 36.960 37.662 22 186.100.000

Page 97: PENGARUH VOLUME PENJUALAN, HARGA JUAL DAN JUMLAH …

82

Tabel 9. Lanjutan Volume Penjualan, Harga Bunga Jual Rata-Rata, Jumlah

Jenis Bunga dan Pendapatan Pedagang Kios Bunga Potong Bulan

Januari – Desember 2019

No

Total Volume

Penjualan

(Ikat)

Harga Jual

Bunga Rata-

Rata (Rp)

Jumlah Jenis

Bunga

Pendapatan

Pedagang (Rp)

29 24.750 39.468 15 131.400.000

30 7.610 46.858 3 43.176.000

31 35.200 27.738 18 204.100.000

32 35.680 29.057 16 187.600.000

33 34.250 22.589 16 167.000.000

34 35.240 30.336 18 203.500.000

35 36.750 29.637 18 196.900.000

36 21.230 33.025 13 105.320.000

37 12.040 21.852 10 13.225.000

Sumber: Data Primer (Diolah)

Berdasarkan data Tabel 10. menunjukan bahwa volume penjualan

terkecil yaitu 5.820 ikat bunga per tahun, sedangkan volume penjualan

terbesar yaitu 37.010. Besar harga jual rata-rata terendah yaitu Rp. 17.185,-

sedangkan harga jual rata-rata terbesar yaitu Rp. 46.858,-. Besar jumlah jenis

bunga yang dijual pedagang paling sedikit yaitu 3 jenis dan pedagang yang

menjual jenis bunga tebanyak yaitu sebanyak 22 jenis. Besar pendapatan yang

tertinggi yaitu sebesar Rp. 205.750.000,- dengan volume penjualan sebesar

37.010 ikat dan harga jual rata-rata Rp. 38.419,-, sedangkan untuk pendapatan

terkecil yaitu Rp. 13.225.000,- dengan volume penjualan sebesar 5.820 ikat

dan harga jual rata-rata Rp. 27.543,-.

Page 98: PENGARUH VOLUME PENJUALAN, HARGA JUAL DAN JUMLAH …

83

5.2 Analisis Pengaruh Volume Penjualan, Harga Jual dan Jumlah Jenis

Bunga terhadap Pendapatan Pedagang Kios Bunga Potong di Pasar

Bunga Rawa Belong

Pengaruh volume penjualan, harga jual dan jumlah jenis bunga

terhadap pendapatan pedagang di analisis dengan menggunakan uji asumsi

klasik, regresi linier berganda, uji hipotesis, koefisien korelasi dan koefisien

determinasi yang dijabarkan sebagai berikut.

5.2.1. Uji Asumsi Klasik

Dalam melakukan analisis regresi berganda, terlebih dahulu

dilakukan pengujian asumsi klasik yang bertujuan untuk memberikan

kepastian bahwa persamaan regresi yang didapatkan memiliki ketepatan

dalam estimasi, tidak bias dan konsisten. Pengujian asumsi klasik ini

terdiri dari uji normalitas, uji multikolinieritas, dan uji heteroskedastisitas.

1) Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah data yang

bersangkutan berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas dapat

dilakukan dengan :

A. Metode grafik Normality probability Plot, ketentuan yang

digunakan yaitu, jika data menyebar disekitar garis diagonal dan

mengikuti arah garis diagonal maka model regresi memenuhi

asumsi normalitas dan jika data menyebar jauh dari diagonal atau

tidak mengikuti arah garis diagonal maka model regresi tidak

memenuhi asumsi normalitas. Berikut merupakan hasil uji

Page 99: PENGARUH VOLUME PENJUALAN, HARGA JUAL DAN JUMLAH …

84

noramalitas dengan grafik Normality probability Plot dapat dilihat

pada Gambar 3.

Gambar 3. Hasil uji normalitas dengan P-p Plot

Sumber : Hasil diolah dengan SPSS 20

Berdasarkan Gambar 3. dapat dikatakan bahwa titik menyebar

sekitar garis dan mengikuti garis diagonal, maka model regresi

tersebut terdistribusi secara normal.

B. Metode One-Sample Kolmogorov-Smirnov, ketentuan yang

digunakan yaitu jika nilai signifikan < 0,05 maka distribusi data

tidak normal dan jika nilai signifikan > 0,05 maka distribusi data

normal. Hipotesis yang digunakan yaitu Ho, data residual

berdistribusi normal dan Ha, data residual tidak berdistribusi

normal. Berikut merupakan hasil uji normalitas dengan One-

Sample Kolmogorov-Smirnov dapat dilihat pada Tabel 10.

Page 100: PENGARUH VOLUME PENJUALAN, HARGA JUAL DAN JUMLAH …

85

Tabel 10. Hasil Uji One Sample Kolmogorov Smirnov

Unstandardized Residual

N 37

Asymp. Sig. (2-tailed) .842

Sumber: Hasil diolah dengan SPSS 20

Berdasarkan Tabel 10. dapat diketahui bahwa nilai Asymp. Sig (2-

tailed) sebesar 0,842 karena lebih besar dari 0,05 maka data

terdistribusi dengan normal.

2) Uji Multikolinieritas

Menurut Sumanto (2014:165), uji multikolinieritas dimaksudkan untuk

mengetahui ada tidaknya hubungan (korelasi) yang signifikan antar

variabel bebas. Jika terdapat hubungan yang cukup tinggi (signifikan),

berarti ada aspek yang sama diukur pada variabel bebas. Hal ini tidak

layak digunakan untuk menentukan kontribusi secara bersama-sam

variabel bebas terhadap variabel terikat. Uji multikolinieritas perlu

dilakukan jika jumlah variabel bebas lebih dari satu. Multikolinearitas

dapat dilihat dari Tolerance dan VIF (Variance Inflation Factor).

Pedoman keputusan berdasarkan nilai Tolerance :

1. Jika nilai Tolerance >0,10 maka artinya tidak terjadi

multikolinieritas dalam model regresi.

2. Jika nilai Tolerance <0,10 maka artinya terjadi multikolinieritas

dalam model regresi.

Page 101: PENGARUH VOLUME PENJUALAN, HARGA JUAL DAN JUMLAH …

86

Pedoman keputusan berdasarkan nilai VIF (Variance Inflation

Factor):

1. Jika nilai VIF <10 maka artinya tidak terjadi multikolinieritas

dalam model regresi.

2. Jika nilai VIF >10 maka artinya terjadi multikolinieritas dalam

model regresi.

Tabel 11. Hasil Uji Multikolinieritas

Variabel independen Collinierity Statistics

Tolerance VIF

Volume Penjualan .137 7.307

Harga Jual .926 1.080

Jumlah Jenis Bunga .135 7.409

Sumber: Hasil diolah dengan SPSS 20

Berdasarkan Tabel 11. dapat diketahui bahwa :

1. Variabel volume penjualan memiliki nilai Tolerance 0,137 >

0,1 dan nilai VIF 7,307 < 10, maka dapat disimpulkan model

regresi tidak terjadi masalah multikolinieritas.

2. Variabel harga jual memiliki nilai Tolerance 0,926 > 0,1 dan

nilai VIF 1,080 < 10, maka dapat disimpulkan model regresi

tidak terjadi masalah multikolinieritas.

3. Variabel jumlah jenis bunga memiliki nilai Tolerance 0,135 >

0,1 dan nilai VIF 7,409 < 10, maka dapat disimpulkan model

regresi tidak terjadi masalah multikolinieritas.

Page 102: PENGARUH VOLUME PENJUALAN, HARGA JUAL DAN JUMLAH …

87

Dapat disimpulkan bahwa antar variabel volume penjualan, harga

jual dan jumlah jenis bunga tidak saling memengaruhi atau tidak

terjadi multikolinieritas.

3) Uji Heteroskedastisitas

Menurut Priyanto (2013:62), heteroskedastisitas merupakan keadaan

dimana terjadi keridaksamaan variabel dari residual untuk semua

pengamatan pada model regresi. Model regresi yang baik adalah tidak

terjadi masalah heteroskedastisitas. Uji heteroskedastisitas dapat

dilakukan dengan menggunakan :

A. Metode grafik, yaitu dengan melihat pola titik-titik pada scatterplot

regresi. Jika titik-titik menyebar dengan pola yang tidak jelas di

atas dan di bawah angka 0 (nol) pada sumbu Y, maka tidak terjadi

masalah heteroskedastisitas. Pola penyebaran titik-titik seperti

yang terlihat pada Gambar 4.

Gambar 4. Hasil Uji Heteroskedastisitas

Sumber: Hasil diolah SPSS 20

Page 103: PENGARUH VOLUME PENJUALAN, HARGA JUAL DAN JUMLAH …

88

Berdasarkan Gambar 4. dengan menggunakan Uji Scatterplot

diketahui data menyebar dan tidak berbentuk suatu pola tertentu.

Hal tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi

heteroskedastisitas pada model regresi.

B. Metode Rank Spearman, dengan ketentuan jika nilai signifikansi <

0,05 maka terjadi heteroskedastisitas, jika sebaliknya nilai

signifikansi ≥ 0,05 maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

Tabel 12. Hasil uji heteroskedastisitas dengan rank Spearman

Variabel independen Sig. (2-tailed)

Volume Penjualan .989

Harga Jual .793

Jumlah Jenis Bunga .807

Sumber: hasil diolah dengan SPSS 20

Dari Tabel 12. menunjukan bahwa nilai signifikansi atau Sig. (2-

tailed) variabel volume penjualan sebesar 0,989, variabel harga jual

sebesar 0,793 dan variabel jumlah jenis bunga sebesar 0,807. Nilai

ketiga variabel bebas tersebut lebih besar dari 0,05 sehingga dapat

disimpulkan bahwa tidak terdapat masalah atau tidak terjadi

heteroskedastisitas.

5.2.2. Regresi Linier Berganda

Menurut Sugiyono (2016:192), analisis regresi berganda

merupakan regresi yang memiliki satu variabel dependen dan dua atau

lebih variabel independen. Digunakan oleh peneliti apabila peneliti

bermaksud meramalkan bagaimana keadaan naik turunnya variabel

Page 104: PENGARUH VOLUME PENJUALAN, HARGA JUAL DAN JUMLAH …

89

dependen, bila dua atau lebih variabel independen sebagai predictor

dimanipulasi (dinaikturunkan nilainya). Pengolahan data dilakukan dengan

menggunakan Software SPSS 20 dengan hasil sebagai berikut.

Tabel 13. Hasil regresi berganda

Variabel Koefisien Regresi

Konstanta -57220431.407

Volume Penjualan (X1) 7105.565

Harga Jual (X2) 1341.385

Jumlah Jenis Bunga (X3) -2428398.684

Sumber: Hasil diolah dengan SPSS 20

Berdasarkan Tabel 13. dapat dibentuk persamaan regresi berganda sebagai

berikut :

Y = -57220431.407+7105.565X1+1341.385X2-2428398.684X3

Keterangan :

Y : Pendapatan Pedagang Bunga Potong (Rp/ikat)

X1 : Volume Penjualan Bunga Potong (ikat)

X2 : Harga Jual Rata-Rata Bunga Potong (Rp)

X3 : Jumlah Jenis Bunga yang Dijual Pedagang Bunga Potong (jenis)

Hasil persamaan matematis di atas menunjukan bahwa nilai koefisien

dari masing-masing variabel bebas dalam model memiliki tanda yang

sesuai dengan hipotesis. Hasil di atas diperoleh nilai konstanta sebesar -

57220431,407 artinya pendapatan pedagang akan mengalami kerugian

sebesar Rp. 57.220.431,- apabila faktor volume penjualan, harga jual dan

jumlah jenis bunga sama dengan nol. Melihat tanda dan besarnya nilai

Page 105: PENGARUH VOLUME PENJUALAN, HARGA JUAL DAN JUMLAH …

90

koefisien regresi maka variabel independen yang berpengaruh terhadap

pendapatan adalah sebagai berikut :

1. Variabel volume penjualan memiliki koefisien regresi yang bernilai

+7.105,565 berarti jika volume penjualan bertambah 1 ikat selama 12

bulan maka akan bertambah pendapatan sebesar Rp. 7.105/ikat. Tanda

positif ini menunjukan pengaruh yang searah antara volume penjualan

dengan pendapatan pedagang kios bunga potong. Volume penjualan

berpengaruh terhadap pendapatan karena semakin banyaknya volume

penjualan bunga maka pendapatan juga meningkat. Banyak atau

sedikitnya volume penjualan dalam penelitian ini dipengaruhi oleh

hari-hari besar seperti hari keagamaan, kesegaran bunga, adanya

pelanggan tetap dan promosi melalui media sosial.

2. Variabel harga jual memiliki koefisien regresi yang bernilai

+1.341,385 yang berarti jika harga jual bertambah satu rupiah selama

12 bulan maka akan bertambah pendapatan sebesar Rp. 1.341/ikat.

Tanda positif ini menunjukan pengaruh yang searah antara harga jual

dengan pendapatan pedagang kios bunga potong. Harga jual bunga

berpengaruh terhadap pendapatan pedagang bunga. Harga jual dalam

penelitian ini dipengaruhi oleh kondisi pada hari-hari besar dan juga

ada tidaknya stok bunga di dalam toko.

3. Variabel jumlah jenis bunga memiliki koefisien regresi yang bernilai -

2.428.398,684 yang berarti jika jumlah jenis bunga bertambah 1 jenis

selama 12 bulan maka akan berkurang pendapatan sebesar Rp.

Page 106: PENGARUH VOLUME PENJUALAN, HARGA JUAL DAN JUMLAH …

91

2.428.398/ikat. Tanda negatif ini menunjukan bahwa adanya hubungan

yang terbalik antara jumlah jenis bunga dengan pendapatan pedagang

kios bunga potong. Jumlah jenis bunga tidak memiliki pengaruh

terhadap pendapatan pedagang, karena walaupun jika pendagang

menjual sedikit bunga tetapi volume penjualannya melebihi pedagang

lainnya yang menjual lebih banyak bunga, pendapatan pedagang

tersebut lebih banyak daripada pendapatan pedagang yang menjual

lebih banyak bunga dan hal itu tidak memberikan pengaruh terhadap

pendapatan.

5.2.3 Uji Hipotesis

Uji hipotesis ini digunakan untuk mengetahui apakah variabel-

variabel independen secara individu dan bersama-sama mempengaruhi

signifikansi terhadap variabel dependen.

1. Uji t (parsial)

Uji ini digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas yang diteliti

secara individual terhadap pendapatan pedagang kios bunga potong.

Faktor-faktor yang diduga berpengaruh terhadap pendapatan pedagang

adalah volume penjualan, harga jual dan jumlah jenis bunga, maka

digunakan uji t dengan membandingkan ttabel dengan thitung dengan asumsi :

a. Ho ditolak dan Ha diterima apabila -thitung < -ttabel atau thitung > ttabel

b. Ho diterima dan Ha ditolak apabila -thitung > -ttabel atau thitung < ttabel

Page 107: PENGARUH VOLUME PENJUALAN, HARGA JUAL DAN JUMLAH …

92

Besarnya pengaruh secara individual variabel volume penjualan (X1),

harga jual (X2) dan jumlah jenis bunga (X3) terhadap pendapatan (Y)

ditunjukan oleh Tabel 14.

Tabel 14. Hasil Uji t

Variabel thitung Signifikansi

Volume Penjualan

(X1) 16.164 .000

Harga Jual (X2) 5.806 .000

Jumlah Jenis Bunga

(X3) -2.868 .007

Sumber : Hasil diolah dengan SPSS 20

Taraf signifikansi(a) = 0,05, jumlah sampel (n) =37, jumlah variabel (k)=3,

df = n-k = 37-3 = 34. Dari ketentuan tersebut diperoleh angka ttabel sebesar

2,032.

Membandingkan nilai thitung dengan ttabel pada tabel 7, maka dapat

disimpulkan sebagai berikut :

1. Variabel volume penjualan (X1), nilai thitung (16,164) > ttabel (2,032) dan

nilai sig. 0,000 < 0,05. Maka dapat disimpulkan Ho1 ditolak dan Ha1

diterima, artinya volume penjualan (X1) secara parsial berpengaruh

signifikan terhadap pendapatan pedagang kios bunga potong (Y).

2. Variabel harga jual (X2), nilai thitung (5,806) > ttabel (2,032) dan nilai sig.

0,000 < 0,05. Maka dapat disimpulkan Ho2 ditolak dan Ha2 diterima,

artinya harga jual (X2) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap

pendapatan pedagang kios bunga potong (Y).

3. Variabel jumlah jenis bunga (X3), nilai -thitung (-2,868) > -ttabel (-2,032)

dan nilai sig 0,007 < 0,05. Maka dapat disimpulkan Ho3 diterima dan

Page 108: PENGARUH VOLUME PENJUALAN, HARGA JUAL DAN JUMLAH …

93

Ha3 ditolak, artinya jumlah jenis bunga (X3) secara parsial tidak

berpengaruh terhadap pendapatan pedagang kios bunga potong (Y).

2. Uji F (simultan)

Uji signifikansi simultan (F) dalam penelitian ini digunakan untuk

menunjukan apakah semua variabel bebas yang dimasukan dalam model

mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap pendapatan pedagang

kios bunga potong. Kriteria pengujiannya yaitu apabila Fhitung > Ftabel maka

Ha diterima dan Ho ditolak, begitu sebaliknya. Jika nilai sig. > 0,05 berarti

Ho diterima dan Ha ditolak, begitu juga sebaliknya. Dengan perumusan

hipotesis :

Ho : tidak ada pengaruh volume penjualan, harga jual dan jumlah jenis

bunga secara bersama-sama terhadap pendapatan pedagang kios bunga

potong

Ha : ada pengaruh volume penjualan, harga jual dan jumlah jenis bunga

secara bersama-sama terhadap pendapatan pedagang kios bunga potong.

Hasil uji F dapat dilihat pada Tabel 15.

Tabel 15. Hasil Uji F

Fhitung Sig.

Regresi 457.812 .000

Sumber: Hasil diolah dengan SPSS 20

Berdasarkan Tabel 15. hasil perhitungan uji signifikansi simultan (uji F)

dapat dilihat bahwa nilai Fhitung sebesar 457,812 dengan nilai signifikansi

sebesar 0,000. f tabel dengan jumlah sampel (n) = 37, jumlah variabel (k)

= 4, taraf signifikan = 0,05 dengan tingkat kepercayaan (95%), df1 = k-1 =

Page 109: PENGARUH VOLUME PENJUALAN, HARGA JUAL DAN JUMLAH …

94

4-1 = 3 dan df2 = n-k = 37-4 = 33 diperoleh nilai Ftabel sebesar 2,89,

sehingga Fhitung (457,812) > Ftabel (2,89) dan secara sistematik diperoleh

nilai signifikan 0,000. Nilai signifikan (0,000) < taraf signifikan 0,05 maka

dapat dikatakan Ho ditolak dan Ha diterima, artinya volume penjualan

(X1), harga jual (X2) dan jumlah jenis bunga (X3) secara bersama-sama

berpengaruh signifikan terhadap pendapatan pedagang kios bunga potong

(Y).

5.2.4 Koefisien Korelasi (R) dan Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien korelasi digunakan untuk mengetahui keeratan hubungan

antara dua variabel dan untuk mengetahui arah hubungan yang terjadi.

Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui presentase sumbangan

pengaruh variabel independen secara serentak terhadap variabel dependen.

Hasil analisis koefisien korelasi dan koefisien determinasi dapat dilihat

pada Tabel 16.

Tabel 16. Hasil Koefisien Korelasi (R) dan Koefisien Determinasi (R2)

Keterangan Nilai

R .988

Adjusted R Square .974

Sumber: Hasil diolah dengan SPSS 20

Berdasarkan data Tabel 16. besarnya korelasi (R) adalah sebesar 0,988 dan

angka tersebut positif (mendekati 1) yang berarti terdapat korelasi atau

hubungan yang sangat kuat antara variabel bebas yang terdiri dari volume

penjualan, harga jual dan jumlah jenis bunga secara bersama-sama dengan

Page 110: PENGARUH VOLUME PENJUALAN, HARGA JUAL DAN JUMLAH …

95

variabel terikat yaitu pendapatan pedagang. Besarnya Adjusted R Square

(R2) sebesar 0,974 atau 97,4% yang berarti variabel bebas yang terdiri dari

volume penjualan, harga jual dan jumlah jenis bunga memberikan

kontribusi pengaruh sebesar 97,4% kepada pendapatan pedagang,

sedangkan sisanya 2,6% dijelaskan oleh faktor-faktor penyebab lainnya di

luar penelitian ini.

5.2.5 Interpretasi

Hasil pengujian untuk membuktikan pengaruh volume penjualan,

harga jual dan jumlah jenis bunga dan penelitian ini memberikan bukti

bahwa volume penjualan dan harga jual dapat mempengaruhi pendapatan

pedagang dan jumlah jenis bunga tidak memberikan pengaruh terhadap

pendapatan pedagang. Pengaruh dari 97,4% pendapatan adalah ketiga

variabel tersebut yaitu volume penjualan, harga jual dan jumlah jenis

bunga, dan diperoleh hasil persamaan hasil regresi sebagai berikut.

a. Pengaruh volume penjualan terhadap pendapatan pedagang kios

Hasil analisis regresi berganda nilai koefisien regresi variabel

volume penjualan sebesar 7.105,565 atau bermakna mempunyai

pengaruh positif apabila volume penjualan meningkat maka

pendapatan pedagang kios juga akan meningkat. Hasil penelitian uji t

menunjukan bahwa variabel volume penjualan menunjukan nilai thitung

(16,164) > ttabel (2,032) dan nilai sig. 0,000 < 0,05 yang berarti secara

parsial terdapat pengaruh yang signifikan antara volume penjualan

terhadap pendapatan pedagang kios.

Page 111: PENGARUH VOLUME PENJUALAN, HARGA JUAL DAN JUMLAH …

96

Faktor volume penjualan adalah faktor yang mempengaruhi

pendapatan pedagang karena semakin banyak volume penjualan bunga

maka akan semakin besar juga pendapatannya. Banyak atau sedikitnya

volume penjualan dalam penelitian ini dipengaruhi oleh hari-hari besar

misalnya hari keagamaan, kesegaran bunga, adanya pelanggan tetap

dan promosi melalui media sosial. Volume penjualan meningkat

karena permintaan terhadap bunga naik pada hari-hari tertentu yaitu

misalnya pada hari valentine, hari-hari keagamaan seperti hari raya

idul fitri, hari natal, hari raya imlek, dan pada hari-hari peringatan

seperti hari guru, pahlawan, hari ibu dan lain-lain. Volume bunga yang

dijual juga bisa dipengaruhi oleh promosi yang dilakukan seperti

adanya media sosial, dan juga adanya pelanggan tetap dari toko

tersebut karena dengan adanya pelanggan tetap maka akan selalu ada

bunga yang terjual. Kesegaran bunga juga bisa mempengaruhi

penjualan bunga potong, karena jika bunga yang dijual terlihat tidak

segar maka pembeli kurang berminat untuk membelinya dan akan

mencari di toko lain dengan bunga yang lebih segar, dan apabila bunga

sudah layu dan tidak layak untuk dijual maka bunga tersebut langsung

dibuang ke tempat pembuangan sampah, hal itu bisa mengurangi

volume penjualan pedagang bunga tersebut.

Temuan ini sejalan dengan Daryono (2011:187), bahwa volume

penjualan merupakan ukuran yang menunjukan banyaknya atau

besarnya jumlah barang atau jasa yang terjual. Volume penjualan

Page 112: PENGARUH VOLUME PENJUALAN, HARGA JUAL DAN JUMLAH …

97

merupakan salah satu hal penting yang harus dievaluasi untuk

kemungkinan pedagang agar tidak mengalami kerugian. Penelitian ini

sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sumantri (2017), hasil

dari penelitian ini yaitu adanya pengaruh signifikan volume penjualan

terhadap pedapatan.

b. Pengaruh harga jual terhadap pendapatan pedagang kios

Hasil analisis regresi berganda memiliki nilai koefisien harga jual

sebesar 1.341,385 atau bermakna mempunyai pengaruh positif apabila

harga jual rata-rata meningkat maka pendapatan pedagang kios juga

akan meningkat. Hasil penlitian uji t memiliki nilai thitung (5,806) > ttabel

(2,032) dan nilai sig. 0,000 < 0,05 yang berarti secara parsial terdapat

pengaruh yang signifikan antara harga jual terhadap pendapatan

pedagang kios.

Faktor harga jual adalah faktor yang mempengaruhi pendapatan

pedagang karena semakin tinggi harga jual maka permintaan bunga

akan menurun dan akan berpengaruh terhadap pendapatannya, tetapi

pada kondisi tertentu pendapatan akan semakin besar karena konsumen

akan tetap membeli bunga walaupun harga bunga sedang tinggi. Harga

jual dalam penelitian ini dipengaruhi oleh kondisi pada hari-hari besar

dan juga ada tidaknya stok bunga di dalam toko. Harga jual mengalami

naik atau turun bergantung pada kondisi-kondisi tertentu misalnya

pada hari valentine, permintaan terhadap bunga ros sangat banyak dan

karena kondisi tersebut harga bunga ros tersebut bisa naik bahkan

Page 113: PENGARUH VOLUME PENJUALAN, HARGA JUAL DAN JUMLAH …

98

hingga 100 persen dari harga normal, walaupun harga bunga tersebut

naik orang-orang akan tetap membelinya. Lalu, ketersediaan stok

bunga di toko tersebut, apabila permintaan terhadap bunga tinggi tetapi

ketersediaan bunga sedikit maka akan menyebabkan harga jual bunga

naik, dan juga apabila permintaan terhadap bunga sedikit tetapi

ketersediaan bunga banyak maka akan menyebabkan harga jual bunga

turun. Apabila ketersediaan stok bunga tidak ada namun ada

permintaan terhadap bunga tersebut, maka penjual akan membeli di

toko lain dan hal itu bisa membuat harga yang dijual naik karena

bunga yang dibeli oleh penjual bukan dari pemasok, tetapi dari toko

lain yang menjual bunga dengan harga jual toko tersebut.

Temuan ini sejalan dengan Tjiptono (2005:151), bahwa harga jual

merupakan satuan moneter atau satuan lainnya (termasuk barang dan

jasa lainnya) yang ditukar agar memperoleh hak kepemilikan atau

penggunaan suatu barang atau jasa yang akan berpengaruh terhadap

pendapatan pedagang. Asumsi teori ekonomi klasik menyatakan

bahwa setiap perusahaan selalu memilih harga jual paling tinggi.

Harga jual sangat berhubungan dengan pendapatan, karena harga jual

yang ditetapkan perusahaan terhadap produk yang dijual akan

memberikan pendapatan atau keuntungan kepada perusahaan, maka

harga jual mempunyai peran yang penting di dalam peusahaan dan

menentukan tinggi atau rendahnya pendapatan suatu perusahaan

(Rivandi dan Jannah, 2018). Penelitian ini sejalan dengan Crisdandi

Page 114: PENGARUH VOLUME PENJUALAN, HARGA JUAL DAN JUMLAH …

99

(2015), hasil dari penelitian ini yaitu adanya pengaruh positif yang

signifikan harga jual terhadap pendapatan.

c. Pengaruh jumlah jenis bunga terhadap pendapatan pedagang kios

Hasil analisis regresi berganda memiliki nilai koefisien jumlah

jenis bunga sebesar -2.428.398,684 atau bermakna mempunyai

pengaruh negatif. Hasil penelitian uji t memiliki nilai -thitung (-2,868) >

-ttabel (-2,032) dan nilai sig 0,007 < 0,05 yang berarti secara parsial

tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara jumlah jenis bunga

terhadap pendapatan pedagang kios.

Faktor jumlah jenis bunga tidak memiliki pengaruh terhadap

pendapatan pedagang kios karena sedikit atau banyaknya jumlah jenis

bunga yang dijual tidak terlalu memberikan pengaruh terhadap

pendapatan pedagang jika dibandingkan dengan volume penjualan dan

harga jual. Dapat dilihat dari data penelitian ada penjual yang hanya

menjual 11 jenis bunga dan ada yang menjual 13 jenis bunga tetapi

untuk pendapatan lebih besar pedagang yang menjual 11 jenis bunga.

5.3 Analisis Sensitivitas Jumlah Jenis Bunga terhadap Pendapatan Pedagang

Kios Bunga Potong di Pasar Bunga Rawa Belong.

Sensitivitas jumlah jenis bunga terhadap pendapatan pedagang

mengukur perubahan relatif pendapatan pedagang kios bunga potong sebagai

akibat dari adanya perubahan jumlah jenis bunga potong. Analisis ini

menggunakan analisis elastisitas untuk mengetahui tingkat sensitivitas jumlah

Page 115: PENGARUH VOLUME PENJUALAN, HARGA JUAL DAN JUMLAH …

100

jenis bunga terhadap pendapatan pedagang. Nilai koefisien regresi jumlah

jenis bunga (bx3), rata-rata variabel jumlah jenis bunga (X3) dan rata-rata

variabel pendapatan pedagang (Y), ketiganya diformulasikan untuk

mendapatkan hasil nilai elastisitas jumlah jenis bunga terhadap pendapatan

pedagang. Adapun nilai elastisitas harga jual terhadap pendapatan pedagang

dapat dilihat pada perhitungan berikut.

Dik :

Koefisien regresi jumlah jenis bunga (bx3) : -2428398.684

Rata-rata variabel jumlah jenis bunga (X3) : 13,243

Rata-rata variabel pendapatan pedagang (Y) : 122211486,8

EJJB = bx3 . X3/Y

= -2428398,684 (13,243/122211486,8)

= -2428398,684 (0,000000108)

= -0,262 < 1 (inelastis)

Hasil analisis elastisitas jumlah jenis bunga sebesar 0,226. Diketahui

nilai elastisitasnya lebih kecil dari 1 maka elastisitas jumlah jenis bunga

bersifat inelastis yang artinya jumlah jenis bunga tidak memberikan respon

terhadap pendapatan pedagang kios bunga potong. Apabila terjadi

penambahan jumlah jenis bunga maka perubahan jumlah pendapatan yang

diterima lebih kecil dibandingkan presentase perubahan penambahan jumlah

jenis bunga. Maksud lain dari hal ini, adanya penambahan atau pengurangan

jumlah jenis bunga belum tentu akan menyebabkan perubahan jumlah

pendapatan pedagang kios bunga potong yang diterima.

Page 116: PENGARUH VOLUME PENJUALAN, HARGA JUAL DAN JUMLAH …

BAB VI

PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Penelitian mengenai pengaruh volume penjualan, harga jual dan jumlah

jenis bunga terhadap pendapatan pedagang kios bunga potong di pasar bunga

Rawa Belong, Jakarta Barat ini menghasilkan kesimpulan sebagai berikut :

1. Karakteristik pedagang di pasar bunga Rawa Belong berdasarkan jenis

kelamin didominasi oleh laki-laki, berdasarkan umur didominasi oleh usia

35-39 tahun, berdasarkan pendidikan terakhir didominasi oleh SMA, dan

berdasarkan lama berdagang didominasi oleh pedagang yang sudah

berdagang selama 15-19 tahun. Besaran volume penjualan bunga di pasar

bunga Rawa Belong berkisar dari 5.820 - 37.010 ikat per tahun, harga jual

rata-rata bunga potong berkisar Rp. 17.185 – Rp. 46.858 per ikat, jumlah

jenis bunga potong yang dijual berkisar 3 – 22 jenis bunga potong, dan

pendapatan pedagang bunga berkisar Rp. 13.225.000 – Rp. 205.750.000

per tahun.

2. Volume penjualan dan harga jual secara parsial berpengaruh nyata

terhadap pendapatan pedagang kios bunga potong, dan jumlah jenis bunga

secara parsial tidak berpengaruh nyata terhadap pendapatan pedagang kios

bunga potong di Pasar Bunga Rawa Belong. Secara simultan, volume

penjualan, harga jual dan jumlah jenis bunga berpengaruh signifikan

terhadap pendapatan bunga potong di Pasar Bunga Rawa Belong, Jakarta

Barat.

Page 117: PENGARUH VOLUME PENJUALAN, HARGA JUAL DAN JUMLAH …

102

3. Jumlah jenis bunga memiliki sifat inelastis terhadap pendapatan pedagang

kios bunga potong yang artinya pendapatan pedagang tidak respon

terhadap jumlah jenis bunga potong.

6.2 Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka penulis memberikan

saran yang berkaitan dengan penelitian, antara lain:

1. Pedagang dapat meningkatkan promosi yang lebih lagi seperti adanya

media sosial agar konsumen tidak hanya berasal dari orang yang

datang langsung ke pasar tetapi juga konsumen yang bisa memesan

lewat online untuk dapat meningkatkan volume penjualan.

2. Pedagang diharapkan dapat menjaga kesegaran bunga karena

kesegaran bunga dapat bertahan seminggu. Menjaga kesegaran bunga

dapat dilakukan dengan memotong batang bunga sedikit-sedikit dan

mengganti air rendaman batang bunga setiap harinya agar bunga bisa

bertahan segar dan bisa menarik konsumen yang datang langsung ke

pasar untuk membeli, karena konsumen hanya akan beli ke pedagang

yang bunganya masih terlihat segar, hal ini juga dapat meningkatkan

volume penjualan dan menjaga kestabilan harga jual bunga karena jika

bunga sudah agak tidak segar lagi maka harga jual bisa menurun.

Page 118: PENGARUH VOLUME PENJUALAN, HARGA JUAL DAN JUMLAH …

DAFTAR PUSTAKA

Aliminsyah dan Padji. 2003. Kamus istilah akuntansi. CV Yrama Widya.

Bandung

Artaman, Dewa Made Aris. 2015. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Pendapatan Pedagang Pasar Seni Sukawati di kabupaten Gianyar. Tesis.

Program Magister Program Studi Ilmu Ekonomi Program Pascasarjana.

Universitas Udayana Denpasar

Atun, Nur Isni. 2016. Pengaruh Modal, Lokasi dan Jenis Dagangan terhadap

Pendapatan Pedagang Pasar Prambanan Kab. Sleman. [Skripsi].

Universitas Negeri Yogyakarta

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. 2019. Gerbera Bunga

Berdiameter Lebih dari 8 Cm. http://www.litbang.pertanian.go.id/info-

teknologi/3170/ diakses pada tanggal 8 September 2020 pukul 15.38 WIB

Badan Pusat Statistik (BPS). 2019. Jenis dan produksi bunga di Indonesia tahun

2013-2017

Bahri, S. dan Zamzam, F. 2018. Metode Penelitian Kuantitatif Berbasis SEM-

Amos. Deepublish. Yogyakarta

Boediono. 2000. Ekonomi Internasional. BFFE. Yogyakarta

Crisdandi, Putu. 2015. Pengaruh Biaya Pemeliharaan dan harga Jual terhadap

Pendapatan Petani Cengkeh di Desa Tirta Sari pada Tahun 2014. Jurnal

Jurusan Pendidikan Ekonomi Volume 5 No.1.

Daryono. 2011. Manajemen Pemasaran. CV Yrama Widya. Bandung

Direktorat Jenderal Hortikultura. 2008. Produksi Tanaman Hias di Indonesia

2003-2007. Direktoral Jenderal Tanaman Hias. Jakarta.

Ekawati, Jessy. 2012. Pengaruh Harga Jual dan Modal Kerja terhadap

Pendapatan Perajin Tahu : Studi Kasus pada Sentra Industri Tahu

Cibuntu Kota Bandung. [Skripsi]. Universitas Pendidikan Indonesia

Fuad, M. H, Christine, Nurlela, Sugiarto, dan Y.E.F, Paulus. 2000. Pengantar

Bisnis. PT. Gramedia. Jakarta

Gardjito, Murdijati dan Handayani, Widuri. 2015. Penanganan Segar

Hortikultura untuk Penyimpanan dan Pemasaran. Kencana. Jakarta

Page 119: PENGARUH VOLUME PENJUALAN, HARGA JUAL DAN JUMLAH …

104

Gasperz, Vincent. 2008. Tota Quality Manajemen. PT Gramedia pustaka utama.

Jakarta

Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan SPSS. Badan

Penerbit UNDIP. Semarang

Hansen dan Mowen. 2001. Akuntansi Manajemen Biaya Jilid 2. Salemba empat.

Jakarta

Hentiani, T. L. 2011. Analisis faktor-faktor yang memengaruhi pendapatan

pedagang informal di pasar sentral medan. Tesis. Universitas sumatera

utara

Isamas. 2016. Macam-Macam Bunga Potong.

http://isamas54.blogspot.com/2015/11/macam-macam-bunga-potong.html

diakses pada tanggal 8 September 2020 pukul 15.49 WIB

Jaya, A. H.M. 2011. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Pedagang

Kaki Lima di Sekitar Pantai Losari Kota Makasar. [Skripsi]. Jurusan Ilmu

Ekonomi FEB Unhas. Makassar

Johan, Suwinto. 2011. Studi Kelayakan Pengembangan Bisnis. Graham ilmu.

Yogyakarta

Kartini, Fresti Dwi. 2009. Strategi Pengembangan Usaha Bunga Potong Mawar,

Krisan dan Gerbera Kelompok Tani Rahayu di Kecamatan Cidahu,

Sukabumi. [Skripsi]. Institut Pertanian Bogor

Kasmir. 2004. Bank Dan Lembaga Keuangan Lainnya. PT Raja Grafindo Persada.

Jakarta

Kensil, CST dan CST Kansil. 2008. Pokok-Pokok Pengetahuan Hukum Dagang

Indonesia. Sinar Grafika. Jakarta

Kotler, Philip. 2000. Prinsip-Prinsip Pemasaran Manajemen. Prenhalindo.

Jakarta

Kotler, Philip dan Gary Amstrong. 2012. Prinsip-Prinsip Pemasaran Edisi 13

Jilid 1. Erlangga. Jakarta

Kusnadi.2000. Akuntansi Keuangan Menengah. Universitas Brawijaya. Malang

Lingga, Lanny. 2007. Anthurium. Gramedia pustaka utama. Jakarta

Lingga, Lanny. 2008. Mawar. Gramedia pustaka utama. Jakarta

Page 120: PENGARUH VOLUME PENJUALAN, HARGA JUAL DAN JUMLAH …

105

Moekijat. 2000. Kamus Manajemen. CV Mandar Maju. Bandung

Mulyadi. 2001. Sistem Akuntansi. STIE YKPN. Yogyakarta

Muhson, ali. 2012. Modul Pelatihan SPSS. Diktat UNY

Nachrowi. 2006. Pendekatan Populer Dan Praktis Ekonometrika Untuk Analisis

Ekonomi Dan Keuangan. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas

Indonesia. Jakarta

Nuryanto, Hery. 2007. Budidaya Tanaman Krisan. Ganeca exact. Jakarta

Prasetijo, Budi Tjatur. 2011. Bunga Aster. http://smart-

pustaka.blogspot.com/2011/02/bunga-aster.html?m=1 Diunduh pada 8

September 2020 pukul 15.00 WIB

Pratisto, Arif. 2009. Statistik Menjadi Mudah dengan SPSS 17. PT Elex Media

Komputindo. Jakarta

Priyanto, D. 2013. Mandiri Belajar Analisis Data dengan SPSS. Mediakom.

Yogyakarta

Purwanto, Arie Wijayani. 2007. Anthurium Bunga Pesona Tak Pernah Pudar.

Kanisius. Yogyakarta

Rahman, Muhammad Ihsan. 2013. Pengaruh Volume Penjualan Bunga dan

Harga Jual Bunga terhadap Pendapatan Pedagang Bunga di Unit

Pelaksana Teknis (UPT) Pusat Promosi dan Pemasaran Hortikultura

(P3H) Pasar Bunga Rawa Belong Jakarta Barat. [Skripsi]. Fakultas Sains

dan Teknologi. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta

Rasyid, Kasim dan Kurniawan. 2012. Pengaruh Harga Jual dan Volume

Penjualan terhadap Pendapatan Pedagang Pengumpul Ayam Potong.

[Skripsi]. Fakultas Peternakan. Universitas Hasanudin

Republika. 2019. Tanaman Hias Indonesia Merambah Mancanegara.

https://republika.co.id/berita/pvlkdn453/tanaman-hias-indonesia-

merambah-mancanegara diunduh pada tanggal 29 Oktober 2019 pukul

19.00 WIB

Rivandi dan Jannah. 2018. Pengaruh Biaya Pemeliharaan dan Harga Jual

terhadap Pendapatan (Studi Kasus pada PT. Perindustrian dan

Perdagangan Lembah Karet). Jurnal Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi KBP

1-10

Rukmana, Rahmat. 1995. Mawar. Kanisius. Yogyakarta

Page 121: PENGARUH VOLUME PENJUALAN, HARGA JUAL DAN JUMLAH …

106

Rukmana, Rahmat. 2003. Aster. Kanisius. Yogyakarta

Samuelson dan Nordhaus. 2003. Ilmu Makroekonomi. McGraw-hill. Media

Global Edukasi

Soeratno. 2003. Ekonomi Mikro Pengantar. Yogyakarta: Bagian Penerbitan

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN.

Sudaryono. 2016. Manajemen Pemasaran: Teori Dan Implementasi. Penerbit

andi. Banten

Sudaryono. 2017. Metodologi Penelitian. Rajaawali Pers. Depok

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D. Alfabeta. Bandung

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D. Alfabeta. Bandung

Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Alfabeta.

Bandung

Sujatmiko, Eko. 2014. Kamus IPS. Aksara Sinergi Media. Surakarta

Sukirno, Sadorno. 2006. Ekonomi Pembangunan. Kencana. Jakarta

Sumanto. 2014. Teori dan Aplikasi Metode Penelitian. CAPS. Yogyakarta

Sumantri. 2017. Pengaruh Volume Penjualan terhadap Pendapatan Ayam Potong

(Studi Kasus Peternakan Ayam Supadi). Volume 2

Sumarjono, Djoko. 2004. Diktat Kuliah Ilmu Ekonomi Produksi. Universitas

Dipenogoro. Semarang

Suryani dan Hendryadi. 2015. Metode Riset Kuantitatif Teori Dan Aplikasi Pada

Penelitian Bidang Manajemen Dan Ekonomi Islam. Prenadamedia Group.

Jakarta

Swastha, Basu. 2002. Azaz-Azaz Marketing Edisi 13. Liberty. Yogyakarta

Swastha, Basu. 2008. Manajemen Pemasaran Modern. Liberty. Yogyakarta

Swastha, Basu. 2009. Manajemen Penjualan. BPFE. Yogyakarta

Swastha, Basu. 2012. Manajemen Penjualan Edisi 3. BPFE. Yogyakarta

Page 122: PENGARUH VOLUME PENJUALAN, HARGA JUAL DAN JUMLAH …

107

Tjiptono, Fandy. 2005. Strategi Pemasaran. ANDI. Yogyakarta

Tjiptono, Fandy. 2008. Strategi Pemasaran Edisi 3. ANDI. Yogyakarta

Tjiptono, Fandy. 2015. Strategi Pemasaran. Bayu media publishing. Malang

Page 123: PENGARUH VOLUME PENJUALAN, HARGA JUAL DAN JUMLAH …

LAMPIRAN

Lampiran 1. Pedoman Wawancara

1. Sudah berapa lama berdagang bunga di pasar bunga rawa belong?

2. Berjualan pada hari apa saja?

3. Pada jam berapa buka tutup toko?

4. Biasanya penjualan bunga potong ramai pada hari apa saja?

5. Berapa pekerja yang bekerja di toko ini? Berapa gaji pekerja tiap bulan?

6. Jenis bunga apa yang paling laku terjual?

7. Bagaimana pemasokan bunga dilakukan? Dari mana saja bunga berasal?

8. Apakah mempunyai pelanggan tetap?

9. Apabila ada permintaan bunga tetapi stok jenis bunga tersebut sedang kosong,

bagaimana cara menanganinya?

10. Harga jual bunga mengalami naik turun atau tidak? Alasannya karena apa?

11. Berapa lama bunga akan bertahan tetap segar?

12. Bagaimana cara perawatan bunga potong agar tetap segar?

13. Apabila ada bunga yang sudah layu atau sudah tidak layak untuk dijual, apa

yang akan dilakukan?

14. Berapa uang retribusi yang dibayar?

15. Apakah ada promosi yang dilakukan?

Page 124: PENGARUH VOLUME PENJUALAN, HARGA JUAL DAN JUMLAH …

109

Lampiran 2. Angket Penelitian

Angket Penelitian

1. Nama Pedagang :

2. Alamat :

3. Umur :

4. Jenis Kelamin :

5. Pendidikan Terakhir :

6. Berapa jumlah bunga potong yang terjual pada bulan Januari – Desember

2019?

7. Berapa jumlah jenis bunga potong yang dijual? Dan apa saja nama bunga

potong yang dijual?

8. Berapa range harga jual setiap bunga potong yag dijual?

9. Berapa jumlah pendapatan dalam menjual bunga potong pada bulan Januari –

Desember 2019?

Page 125: PENGARUH VOLUME PENJUALAN, HARGA JUAL DAN JUMLAH …

110

Lampiran 3. Harga Jual Rata-Rata Bunga Potong Tahun 2019

No Nama Bunga Harga Jual Rata-Rata

1. Gladiol Rp. 21.660

2. Ros Semi Holand Cipanas Rp. 69.340

3. Ros Malang Rp. 28.460

4. Gerbera Rp. 35.307

5. Lely Rp. 42.810

6. Pikok Rp. 12.838

7. Bunga Balon Rp. 8.585

8. Aster (Cipanas) Rp. 12.850

9. Krisan (Cipanas) Rp. 16.986

10. Bunga Matahari Rp. 42.762

11. Aster (PT) Rp. 12.886

12. Krisan (PT) Rp. 16.943

13. Gerbera (PT) Rp. 17.110

14. Casablanca Rp. 120.926

15. Solidago Rp. 17.538

16. Carnation Rp. 26.171

17. Asiatik Rp. 102.586

18. Ratus Rp. 17.443

19. Lysiantus Rp. 128.048

20. Snap Dragon Rp. 21.714

21. Kala Lily Rp. 42.774

22. Celesia Rp. 21.476

23. Agapantus Rp. 42.655

24. Statis Rp. 21.417

25. Baby Breath Rp. 17.145

26. Kaspea Rp. 21.405

27. Ros Cipanas Rp. 17.280

Sumber : Data primer diolah

Page 126: PENGARUH VOLUME PENJUALAN, HARGA JUAL DAN JUMLAH …

113

Lampiran 4. Pendapatan Pedagang Kios Bunga Potong Bulan Januari-Desember 2019

No Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Total

1 500.000 1.800.000 1.275.000 1.200.000 500.000 525.000 525.000 725.000 1.000.000 1.725.000 1.650.000 1.800.000 13.225.000

2 10.450.000 12.950.000 14.825.000 14.200.000 13.500.000 10.450.000 13.500.000 14.200.000 14.825.000 17.950.000 19.825.000 20.331.000 177.006.000

3 12.440.000 15.200.000 17.900.000 16.600.000 15.000.000 12.440.000 15.000.000 16.600.000 17.000.000 20.000.000 22.000.000 24.000.000 204.180.000

4 5.150.000 7.025.000 7.650.000 8.275.000 7.650.000 5.775.000 7.650.000 7.025.000 8.275.000 10.150.000 10.775.000 11.500.000 96.900.000

5 6.400.000 8.800.000 10.900.000 10.500.000 9.600.000 6.800.000 9.200.000 9.600.000 8.800.000 11.300.000 12.000.000 11.800.000 115.700.000

6 8000.000 10.000.000 11.300.000 11.000.000 9.300.000 7.600.000 10.000.000 9.300.000 10.700.000 13.000.000 14.400.000 13.900.000 128.500.000

7 6.000.000 8.200.000 9.500.000 8.600.000 7.000.000 5.400.000 7.000.000 7.800.000 7.000.000 8.600.000 10.000.000 8.800.000 9.390.0000

8 6.000.000 9.000.000 10.000.000 10.000.000 8.900.000 7.000.000 8.900.000 8.200.000 7.400.000 10.800.000 11.900.000 11.400.000 109.500.000

9 3.000.000 5.500.000 5.800.000 6.000.000 4.800.000 3.500.000 4.800.000 4.200.000 4.800.000 6.000.000 8.000.000 8.200.000 64.600.000

10 8.800.000 13.000.000 15.300.000 17.000.000 13.000.000 10.000.000 13.500.000 13.000.000 14.600.000 18.000.000 19.000.000 19.500.000 174.700.000

11 7.000.000 9.300.000 9.600.000 9.900.000 8.200.000 6.600.000 8.600.000 9.300.000 8.900.000 11.600.000 12.600.000 13.500.000 115.100.000

12 8.700.000 11.200.000 12.000.000 12.200.000 10.200.000 8.500.000 11.000.000 11.300.000 11.500.000 13.800.000 15.300.000 14.700.000 140.400.000

13 5.800.000 8.900.000 10.000.000 9.600.000 8.900.000 6.200.000 8.500.000 8.900.000 8.900.000 10.400.000 12.000.000 11.200.000 109.300.000

14 5.600.000 8.700.000 9.800.000 10.000.000 8.900.000 6.500.000 8.800.000 8.600.000 8.500.000 11.200.000 12.700.000 11.700.000 111.000.000

15 1.200.000 2.400.000 2.500.000 2.700.000 2.100.000 1.300.000 2.300.000 1.800.000 2.700.000 3.300.000 3.600.000 4.000.000 29.900.000

16 12.000.000 14.900.000 17.600.000 17.900.000 16.600.000 11.300.000 15.200.000 16.600.000 17.300.000 20.000.000 21.400.000 23.300.000 204.100.000

17 525.000 2.300.000 600.000 2.000.000 525.000 600.000 375.000 900.000 1.200.000 1.800.000 2.000.000 2.100.000 14.925.000

18 2.800.000 4.300.000 4.200.000 4.300.000 4.000.000 3.000.000 4.300.000 3.700.000 4.300.000 5.000.000 5.200.000 5.700.000 50.800.000

19 6.000.000 8.500.000 9.500.000 9.600.000 8.800.000 5.500.000 8.000.000 8.500.000 7.700.000 10.300.000 10.600.000 11.400.000 104.400.000

20 6.300.000 8.400.000 9.400.000 9.100.000 7.600.000 5.800.000 8.200.000 8.500.000 8.900.000 10.800.000 12.400.000 12.400.000 107.800.000

21 8.500.000 10.600.000 11.400.000 11.500.000 9.800.000 7.800.000 9.900.000 11.200.000 11.200.000 13.400.000 13.300.000 14.700.000 133.300.000

22 8.400.000 10.900.000 12.800.000 12.500.000 11.000.000 9.200.000 11.600.000 11.500.000 12.300.000 14.300.000 15.300.000 18.000.000 147.800.000

23 9.000.000 12.600.000 14.000.000 13.700.000 12.600.000 9.700.000 12.600.000 11.900.000 11.900.000 14.100.000 15.600.000 15.000.000 152.700.000

111

Page 127: PENGARUH VOLUME PENJUALAN, HARGA JUAL DAN JUMLAH …

114

Lampiran 4. Lanjutan Pendapatan Pedagang Kios Bunga Potong Bulan Januari-Desember 2019

No Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Total

24 5.300.000 7.000.000 6.700.000 6.800.000 5.800.000 4.900.000 5.200.000 6.100.000 5.800.000 6.900.000 6.800.000 7.700.000 75.000.000

25 11.000.000 14.600.000 17.900.000 18.000.000 16.000.000 12.200.000 16.200.000 16.600.000 17.250.000 21.000.000 22.700.000 22.300.000 205.750.000

26 5.300.000 9.000.000 9.400.000 9.200.000 8.000.000 5.700.000 7.700.000 7.500.000 7.800.000 9.700.000 11.600.000 11.300.000 102.200.000

27 5.400.000 7.125.000 7.500.000 7.575.000 6.300.000 4.800.000 5.700.000 6.450.000 5.700.000 7.200.000 6.450.000 7.000.000 77.200.000

28 9.600.000 13.700.000 16.000.000 16.100.000 14.300.000 10.500.000 14.500.000 14.900.000 15.300.000 18.900.000 20.700.000 21.600.000 186.100.000

29 8.500.000 10.800.000 12.200.000 11.700.000 10.200.000 8.500.000 9.900.000 11.700.000 10.500.000 12.000.000 13.200.000 12.200.000 131.400.000

30 2.550.000 3.650.000 4.150.000 4.050.000 2.850.000 1.950.000 2.550.000 4.350.000 3.650.000 4.750.000 4.450.000 4.226.000 43.176.000

31 13.000.000 16.300.000 17.900.000 16.200.000 18.300.000 16.000.000 17.200.000 12.600.000 17.900.000 19.500.000 19.600.000 19.600.000 204.100.000

32 11.300.000 13.700.000 16.000.000 15.700.000 14.600.000 11.000.000 14.800.000 15.000.000 15.700.000 18.600.000 19.200.000 22.000.000 187.600.000

33 10.400.000 12.300.000 14.400.000 14.525.000 12.900.000 9.525.000 13.000.000 13.200.000 13.900.000 16.650.000 17.200.000 19.000.000 167.000.000

34 12.000.000 14.800.000 17.000.000 17.500.000 15.600.000 12.200.000 16.000.000 16.200.000 17.100.000 20.300.000 22.000.000 22.800.000 203.500.000

35 11.700.000 14.700.000 16.700.000 16.500.000 15.300.000 11.300.000 15.400.000 15.500.000 16.200.000 19.300.000 21.300.000 23.000.000 19.690.0000

36 7.020.000 9.600.000 10.300.000 9.800.000 8.400.000 6.700.000 7.900.000 8.700.000 7.700.000 10.300.000 9.500.000 9.400.000 105.320.000

37 1.215.000 2.500.000 2.300.000 2.575.000 2.000.000 1.079.000 2.500.000 1.895.000 2.915.000 4.100.000 4.071.000 4.700.000 31.850.000

Sumber : Data primer diolah

112

Page 128: PENGARUH VOLUME PENJUALAN, HARGA JUAL DAN JUMLAH …

113

Lampiran 5. Hasil Uji One Sample Kolmogorov Smirnov

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized

Residual

N 37

Normal Parametersa,b

Mean 0E-7

Std. Deviation 8839817.7554583

0

Most Extreme Differences

Absolute .101

Positive .084

Negative -.101

Kolmogorov-Smirnov Z .616

Asymp. Sig. (2-tailed) .842

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Lampiran 6. Hasil Uji Multikolinieritas

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized

Coefficients

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1

(Constant) -57220431.407 7704849.618

VolumePenjualan 7105.565 439.591 1.165 .137 7.307

HargaJual 1341.385 231.036 .161 .926 1.080

JumlahJenisBunga -2428398.684 846813.185 -.208 .135 7.409

a. Dependent Variable: PendapatanPedagang

Page 129: PENGARUH VOLUME PENJUALAN, HARGA JUAL DAN JUMLAH …

114

Lampiran 7. Hasil Uji Heteroskedastisitas Rank Spearman

Correlations

Volume

Penjualan

Harga

Jual

Jumlah

Jenis

Bunga

Unstandardi

zed Residual

Spearman's

rho

VolumePenjualan

Correlation

Coefficient 1.000 .152 .945** .002

Sig. (2-tailed) . .370 .000 .989

N 37 37 37 37

HargaJual

Correlation

Coefficient .152 1.000 .262 .045

Sig. (2-tailed) .370 . .117 .793

N 37 37 37 37

JumlahJenisBunga

Correlation

Coefficient .945** .262 1.000 .042

Sig. (2-tailed) .000 .117 . .807

N 37 37 37 37

Unstandardized

Residual

Correlation

Coefficient .002 .045 .042 1.000

Sig. (2-tailed) .989 .793 .807 .

N 37 37 37 37

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Lampiran 8. Hasil Regresi Berganda

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized

Coefficients

B Std. Error Beta

1

(Constant) -57220431.407 7704849.618

VolumePenjualan 7105.565 439.591 1.165

HargaJual 1341.385 231.036 .161

JumlahJenisBunga -2428398.684 846813.185 -.208

a. Dependent Variable: PendapatanPedagang

Page 130: PENGARUH VOLUME PENJUALAN, HARGA JUAL DAN JUMLAH …

115

Lampiran 9. Hasil Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

Durbin-Watson

1 .988a .977 .974 9232888.524 2.690

a. Predictors: (Constant), JumlahJenisBunga, HargaJual, VolumePenjualan

b. Dependent Variable: PendapatanPedagang

Lampiran 10. Hasil Uji t

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) -57220431.407 7704849.618 -7.427 .000

Volume Penjualan 7105.565 439.591 1.165 16.164 .000

Harga Jual 1341.385 231.036 .161 5.806 .000

Jumlah Jenis

Bunga -2428398.684 846813.185 -.208 -2.868 .007

a. Dependent Variable: PendapatanPedagang

Lampiran 11. Hasil Uji f

ANOVAa

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1

Regression 11708014800019

6704.000 3

39026716000065

568.000 457.812 .000b

Residual 28131256061897

40.500 33

85246230490598.

200

Total 11989327360638

6448.000 36

a. Dependent Variable: PendapatanPedagang b. Predictors: (Constant), JumlahJenisBunga, HargaJual, VolumePenjualan