pengaruh tingkat modalitas belajar terhadap...

115
PENGARUH TINGKAT MODALITAS BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA PESERTA DIDIK SMP ISLAM HIDAYATULLAH BANYUMANIK SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2010/2011 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Ilmu Pendidikan Matematika Oleh: UMMI FARIHAH NIM: 073511048 FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2011

Upload: trinhnhan

Post on 15-Mar-2019

239 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

PENGARUH TINGKAT MODALITAS BELAJAR TERHADAP

PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA PESERTA DIDIK

SMP ISLAM HIDAYATULLAH BANYUMANIK SEMARANG

TAHUN PELAJARAN 2010/2011

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat

guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam

Ilmu Pendidikan Matematika

Oleh:

UMMI FARIHAH

NIM: 073511048

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

SEMARANG

2011

ii

PERNYATAAN KEASLIAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Ummi Farihah

NIM : 073511048

Jurusan/Program Studi : Tadris Matematika

Menyatakan bahwa skripsi ini secara keseluruhan adalah hasil penelitian/karya

saya sendiri, kecuali bagian tertentu yang dirujuk sumbernya.

Semarang, 10 Maret 2011

Saya yang menyatakan,

Ummi Farihah

NIM: 073511048

iii

iv

v

vi

ABSTRAK

Judul : Pengaruh Tingkat Modalitas Belajar Terhadap Prestasi Belajar

Matematika Peserta Didik SMP Islam Hidayatullah Banyumanik

Semarang Tahun Pelajaran 2010/2011

Penulis : Ummi Farihah

NIM : 073511048

Skripsi ini membahas tentang pengaruh tingkat modalitas belajar terhadap

prestasi belajar matematika. Kajiannya dilatar belakangi oleh perbedaan karakter

peserta didik mengenai modalitas belajar dan ketidaksesuaian antara gaya

mengajar guru dengan gaya belajar peserta didik sehingga peserta didik

mengalami kebingungan dalam menerima materi yang diajarkan. Studi ini

dimaksudkan untuk menjawab permasalahan: Apakah ada pengaruh tingkat

modalitas belajar terhadap prestasi belajar matematika peserta didik SMP Islam

Hidayatullah Banyumanik Semarang tahun pelajaran 2010/2011? Permasalahan

tersebut dibahas melalui studi lapangan yang dilaksanakan di SMP Islam

Banyumanik Semarang. SMP tersebut dijadikan sebagai sumber data untuk

mengetahui pengaruh tingkat modalitas belajar terhadap prestasi belajar

matematika. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan

teknik analisis regresi sederhana. Penelitian ini merupakan penelitian populasi

dengan jumlah 99 responden. Datanya diperoleh dengan cara dokumentasi dan

kuesioner. Semua data dianalisis dengan menggunakan teknik analisis statistik

inferensial.

Hasil analisis menunjukkan nilai ������� � ���� yaitu 58,868 � 3,94

pada taraf signifikansi α = 0,05. Sehingga dapat ditunjukkan ada pengaruh tingkat

modalitas belajar terhadap prestasi belajar matematika peserta didik SMP Islam

Hidayatullah Banyumanik Semarang tahun pelajaran 2010/2011. Adapun besar

pengaruh ditunjukkan oleh koefisien determinasi sebesar 37,70%.

Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan akan menjadi informasi dan

masukan bagi para sivitas akademika, para peserta didik, para tenaga pengajar

dalam memberi dorongan kepada peserta didiknya agar senantiasa meningkatkan

tingkat modalitas dalam belajar sehingga hasil belajar yang diperoleh akan

maksimal atau memuaskan.

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT atas berkat dan karuniaNya, sehingga

penulis dapat menyelesaikan penelitian dengan judul “Pengaruh Tingkat

Modalitas Belajar Terhadap Prestasi Belajar Matematika Peserta Didik

SMP Islam Hidayatullah Banyumanik Semarang Tahun Pelajaran

2010/2011”.

Penelitian ini disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam

memperoleh gelar Sarjana S-1 pada Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam

Negeri Walisongo Semarang jurusan Tadris Matematika. Penelitian ini dapat

diselesaikan berkat bimbingan dan arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu,

pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih dan penghargaan

setinggi-tingginya kepada:

1. Dr. Suja’i, M.Ag., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam

Negeri Walisongo Semarang dan pembimbing II, yang telah memberikan ijin

penelitian dalam rangka penyusunan skripsi ini.

2. Drs. Wahyudi, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Tadris Fakultas Tarbiyah Institut

Agama Islam Negeri Walisongo Semarang, yang telah memberikan ijin

penelitian dalam rangka penyusunan skripsi.

3. Hj. Minhayati Saleh, M.Sc., selaku dosen wali dan pembimbing I, yang telah

memberikan bimbingan dan arahan sehingga penelitian ini dapat diselesaikan.

4. Dosen Tadris Matematika dan staf pengajar di Institut Agama Islam Negeri

Walisongo Semarang yang membekali berbagai pengetahuan.

5. Muhammad Nuh, S.Pd., selaku kepala SMP Islam Hidayatullah Banyumanik

Semarang yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan

penelitian.

6. Segenap guru , kepala TU beserta staf, karyawan dan peserta didik SMP

Islam Banyumanik Semarang yang selalu membantu dan memberikan

motivasi dalam penyusunan skripsi.

viii

7. Bapak, ibu dan keluarga tercinta terima kasih atas do’a, nasihat, dan

dukungan serta segala pengorbanan dan kasih sayang selama ini dalam

mendidik penulis dengan penuh kesabaran.

8. Teman seperjuangan Tadris Matematika 2007 yang senantiasa menjadi

penyemangat dan tempat bertukar pikiran dalam proses penulisan skripsi ini.

9. Teman-teman seperjuangan yang telah menemani penulis dalam suka dan

duka bersama selama melaksanakan perkuliahan di kampus tercinta Institut

Agama Islam Negeri Walisongo Semarang.

10. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah banyak

membantu penulis hingga dapat diselesaikan penyusunan skripsi ini.

Semarang, 7 Juni

2011

Penulis,

Ummi Farihah

073511048

ix

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i

PERNYATAAN KEASLIAN ............................................................................. ii

PENGESAHAN .................................................................................................. iii

NOTA PEMBIMBING ....................................................................................... iv

ABSTRAK .......................................................................................................... vi

KATA PENGANTAR ........................................................................................ vii

DAFTAR ISI ....................................................................................................... ix

BAB I : PENDAHULUAN ............................................................................ 1

A. Latar Belakang ............................................................................ 1

B. Identifikasi Masalah .................................................................... 4

C. Pembatasan Masalah ................................................................... 5

D. Penegasan Istilah ......................................................................... 5

E. Rumusan Masalah ....................................................................... 6

F. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................... 6

BAB II : LANDASAN TEORI ....................................................................... 7

A. Kajian Pustaka ............................................................................. 7

B. Kerangka Teoritik ....................................................................... 9

C. Pengaruh Tingkat Modalitas Terhadap Prestasi Belajar

D. Matematika .................................................................................. 25

E. Rumusan Hipotesis ..................................................................... 26

BAB III : METODE PENELITIAN ............................................................... 27

A. Jenis Penelitian ............................................................................ 27

B. Tempat dan Waktu Penelitian ..................................................... 27

C. Populasi Penelitian ...................................................................... 27

x

D. Variabel Penelitian ...................................................................... 28

E. Pengumpulan Data Penelitian ..................................................... 28

F. Analisis Data Penelitian .............................................................. 32

BAB IV : PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN ....................................... 39

A. Deskripsi data Hasil Penelitian ................................................... 39

B. Pengujian Hipotesis ..................................................................... 44

C. Pembahasan Hasil Penelitian ...................................................... 52

D. Keterbatasan Penelitian ............................................................... 53

BAB V : PENUTUP ........................................................................................ 55

A. Simpulan ..................................................................................... 55

B. Saran ............................................................................................ 55

C. Penutup ........................................................................................ 56

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR TABEL

DAFTAR GAMBAR

DAFTAR LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah salah satu faktor penting dalam perkembangan suatu

negara. Dengan pendidikan yang lebih baik akan mengarah pada perkembangan

suatu negara yang lebih baik pula. Pendidikan di Indonesia terutama dalam

pelajaran matematika sejauh ini telah mengalami kemajuan. Mengingat sangat

pentingnya pendidikan matematika dalam kehidupan sehari-hari, dalam

pelaksanaan pendidikan di Indonesia, jam pelajaran untuk mata pelajaran

matematika di sekolah diberikan lebih banyak dari mata pelajaran yang lain. Atas

dasar kepentingan itulah matematika di Indonesia sekarang mampu bersaing

dengan negara lain.

Salah satu faktor yang menentukan keberhasilan suatu pendidikan

adalah peranan guru. Dimana secara garis besar tugas guru yaitu menjadi

pengelola dalam proses pembelajaran dan tugas-tugas lain yang tidak secara

langsung berhubungan dengan proses pembelajaran. Menjadi pengajar yang baik

dituntut menguasai berbagai kemampuan dasar yang harus ditampilkan secara

terintegrasi dalam proses pembelajaran. Kemampuan tersebut misalnya

penguasaan materi, kemampuan dalam penguasaan metode pembelajaran,

memotivasi situasi belajar, hubungan dengan peserta didik dan berbagai

kemampuan lain. Oleh karena itu, salah satu langkah yang bisa dilakukan oleh

seorang guru sebagai pembimbing peserta didik terutama dalam pembelajaran

matematika adalah mengkondisikan pembelajaran sesuai dengan modalitas belajar

para peserta didik.

Setiap peserta didik memiliki gaya belajar yang berbeda. Peserta didik

lebih mudah mengerti dan menerima acara televisi, lagu, video, animasi ataupan

gambar-gambar yang menarik karena adanya inovasi dan kreativitas yang terus-

menerus sehingga tidak mudah bosan. Kemampuan kognitif, kecepatan dalam

menerima dan mengolah informasi yang dimiliki peserta didik perlu dirangsang

melalui tampilan yang bervariasi agar informasi yang diterima dapat diolah

dengan berbagai indera. Semakin banyak indera yang digunakan untuk menerima

2

dan mengolah informasi maka akan semakin besar kemungkinan informasi

tersebut dimengerti dan dipertahankan dalam ingatan. Peserta didik diharapkan

akan dapat menerima dan menyerap dengan mudah pesan-pesan dalam materi

yang disajikan. Stimulus visual membuahkan hasil belajar yang lebih baik untuk

tugas seperti mengingat, mengenali, mengingat kembali dan menghubung-

hubungkan fakta dan konsep. Di lain pihak stimulus verbal memberi hasil belajar

yang lebih baik apabila pembelajaran itu melibatkan ingatan yang berturut-

turutan. Keterlibatan peserta didik dengan memberdayakan stimulus kinestetik

akan memberikan hasil yang maksimal karena peserta didik terlibat langsung

secara fisik melalui media yang digunakan sebagai alat bantu mengajar.

Dalam dunia sekolah yang serba seragam, perbedaan karakter peserta

didik kerap menjadi masalah bagi pihak sekolah dan guru, khususnya yang

langsung bersentuhan dengan peserta didik dalam proses pembelajaran. Adanya

peserta didik yang berbeda dengan karakter peserta didik normal yang lain sering

kali dianggap nakal, gagal, bodoh, lambat, bahkan dianggap peserta didik yang

mempunyai keterbelakangan mental. Jika diteliti lebih dalam, ternyata bukan

mereka yang bermasalah melainkan sebenarnya mereka mengalami kebingungan

dalam menerima pelajaran karena tidak mampu mencerna materi yang diberikan

oleh guru.

Banyaknya peserta didik yang dianggap lambat dan gagal menerima

materi dari guru disebabkan oleh ketidaksesuaian gaya mengajar guru dengan

gaya belajar peserta didik. Sebaliknya, jika gaya mengajar guru sesuai dengan

gaya belajar peserta didik, semua pelajaran akan terasa sangat mudah dan

menyenangkan. Guru akan merasa senang karena menganggap semua peserta

didiknya cerdas dan berpotensi untuk sukses pada jenis kecerdasan yang

dimilikinya.

Pengembangan diri harus didasarkan pada kompetensi positif yang

dimiliki seorang peserta didik. Menyadari bagaimana cara termudah menyerap

informasi (modalitas belajar) kadang tidak dimiliki peserta didik. Akibatnya

peserta didik kurang tepat dalam menentukan cara belajar yang sesuai dengan

modalitasnya. Banyak diantaranya yang mencoba meniru gaya belajar peserta

3

didik lain yang dianggapnya lebih pandai. Tetapi usahanya tidak selalu

menumbuhkan hasil, justru sering kali menurunkan prestasi belajarnya. Hal ini

kemungkinan disebabkan adanya perbedaan modalitas peserta didik yang ditiru

dengan modalitasnya. Apalagi jika peserta didik dihadapkan pada mata pelajaran

matematika yang memiliki tingkat keabstrakan tinggi, memahami konsep-konsep

baru, menghafal dan belajar menggunakan rumus-rumus baru, membuat peserta

didik mengalami kesulitan belajar. Jika hal ini digabungkan dengan keharusan

menguasai pelajaran yang sulit, maka peserta didik tidak akan punya kesempatan

untuk meraih sukses.

Suasana di kelas sering kali tidak menguntungkan bagi sebagian besar

peserta didik. Sebagaimana setiap orang mempunyai kecenderungan modalitas

belajar, seseorang juga memiliki kecenderungan modalitas mengajar yang

biasanya sama dengan modalitas belajarnya. Artinya bahwa jika seorang guru

dulunya seorang pelajar visual, guru tersebut cenderung mengajar dengan cara

visual pula, ini terjadi secara alamiah. Tetapi tidak demikian dengan peserta

didiknya tidak menjadi masalah bagi sebagian peserta didik yang memiliki

modalitas belajar yang sama dengan gurunya. Tetapi bagi sebagian yang lain yang

modalitasnya berbeda dengan gurunya kemungkinan tidak akan dapat menangkap

semua yang diajarkan. Mereka secara harfiah memproses bahan pelajaran melalui

bahasa yang berbeda dengan gurunya. Dengan kata lain gurunya tidak dapat

menjangkau semua pesera didik dengan modalitas yang berbeda-beda dan

melakukannya secara konsisten.1

Seharusnya para guru menyadari bahwa setiap peserta didik

mempunyai cara yang optimal dalam mempelajari informasi baru. Seorang guru

memahami bahwa beberapa peserta didik perlu diajarkan cara-cara yang lain dari

metode mengajar standar. Jika para peserta didik ini diajar dengan metode standar,

kemungkinan kecil mereka dapat memahami apa yang diberikan. Mengetahui

gaya belajar yang berbeda ini telah membantu para guru untuk mendekati semua

1 Bobbi DePoter dan Mark Reardon, dkk., Quantum teaching: mempraktikkan Quantum

Learning di ruang-ruang Kelas, (Bandung: kaifa, 2001), hlm. 124.

4

atau hampir semua peserta didik hanya dengan menyampaikan informasi dengan

gaya belajar yang berbeda-beda.2

Fenomena-fenomena diatas kiranya begitu penting, menarik dan perlu

mendapat perhatian baik oleh kalangan guru maupun peserta didik demi

peningkatan mutu pendidikan. Mencermati keadaan yang diuraikan diatas, peneliti

tertarik untuk meneliti “PENGARUH TINGKAT MODALITAS BELAJAR

TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA PESERTA DIDIK SMP

ISLAM HIDAYATULLAH BANYUMANIK SEMARANG TAHUN

PELAJARAN 2010/2011”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas dapat diidentifikasi beberapa

permasalahan yaitu:

1. Matematika masih dianggap sebagai mata pelajaran yang abstrak,

membosankan dan terlalu sulit dipahami oleh sebagian besar peserta didik.

2. Guru belum memperhatikan perbedaan karakter peserta didik mengenai

modalitas belajar peserta didik.

3. Guru belum mengkondisikan pembelajaran sesuai dengan modalitas belajar

para peserta didik.

4. Ketidaksesuaian gaya mengajar guru dengan gaya belajar peserta didik,

sehingga peserta didik mengalami kebingungan dalam menerima pelajaran.

5. Guru menggunakan metode mengajar yang standar, sehingga peserta didik

mengalami kesulitan dalam memahami apa yang diberikan.

6. Peserta didik belum mampu mengidentifikasi modalitas belajar masing-

masing, sehingga peserta didik tidak dapat menentukan cara belajar yang

tepat untuk mempercepat belajarnya.

C. Pembatasan Masalah

2 Bobbi DePoter dan Mike Hernacki, Quantum Learning: Membiasakan Belajar Nyaman

Dan Menyenangkan, (Bandung: Kaifa, 2009), hlm. 110.

5

Adapun pembatasan masalah yang ada yaitu:

1. Prestasi belajar matematika dibatasi pada materi pokok kelas VIII semester

I, yaitu nilai hasil semester 1 yang terdiri dari lima pokok bahasan yaitu

faktorisasi, relasi dan fungsi, persamaan garis lurus, SPLDV, dan

phytagoras.

2. Modalitas belajar peserta didik meliputi visual, auditorial, dan kinestetik

yang dimiliki oleh peserta didik kelas VIII SMP Islam Hidayatullah

Banyumanik Semarang.

D. Penegasan Istilah

Untuk menghindari adanya salah pengertian dan agar diperoleh

pengertian yang sama tentang istilah dalam penelitian ini, maka perlu adanya

penegasan istilah. Penegasan istilah dimaksudkan untuk membatasi ruang lingkup

permasalahan sesuai dengan tujuan penelitian. Adapun istilah yang perlu

dijelaskan adalah sebagai berikut:

1. Modalitas Belajar

Modalitas belajar adalah cara seseorang menyerap informasi

melalui indera yang dimiliki.3 Modalitas belajar hampir sama dengan gaya

belajar, gaya belajar adalah cara yang diambil oleh masing-masing orang

dalam menyerap informasi baru, bagaimana mereka berkonsentrasi,

memproses dan menampung informasi yang masuk ke otak.4 Modalitas

yang akan dikaji dalam penelitian ini meliputi modalitas visual, auditorial,

dan kinestetik (V-A-K).

2. Prestasi Belajar

3 Akbar Zainudin dan Usep Saefurohman, Modalitas Belajar,

http://www.maswins.com/2010/05/mengenal-modalitas-belajar-anak.html. 08/10/2010.

4 Howard Gardner, Gaya Belajar, http://binakreatif.blogspot.com/2008/06/memahami-

gaya-belajar-anak.html.23/06/2011

6

Prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan

yang dikembangkan melalui mata pelajaran, biasanya ditunjukkan dengan

nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru.5

E. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar balakang masalah diatas, dan untuk memperoleh

pernyataan yang lengkap dan rinci mengenai ruang lingkup permasalahan yang

akan diteliti, maka dibuat rumusan masalah apakah ada pengaruh tingkat

modalitas belajar terhadap prestasi belajar matematika peserta didik SMP Islam

Hidayatullah Banyumanik Semarang tahun pelajaran 2010/2011?

F. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh tingkat

modalitas belajar terhadap prestasi belajar matematika peserta didik SMP Islam

hidayatullah banyumanik semarang tahun pelajaran 2010/2011.

Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini kaitannya dengan

aktivitas belajar mengajar untuk meningkatkan penguasaan materi pelajaran

matematika, diantaranya:

1. Peserta didik dapat mengidentifikasi modalitas belajar sehingga dapat

menentukan cara belajar yang tepat untuk mempercepat belajarnya.

2. Dengan mengetahui modalitas belajar para peserta didik, guru dapat

merancang proses pembelajaran yang multi modalitas agar dapat menjangkau

semua peserta didik.

3. Dengan mengetahui modalitas belajar peserta didik, dapat menjadikan belajar

dan berkomunikasi lebih mudah.

4. Dengan mengetahui modalitas belajar peserta didik, guru dapat

mengkondisikan pembelajaran sesuai dengan modalitas belajar para peserta

didik.

5 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai

Pustaka, 2005), edisi ketiga, hlm. 895.

7

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kajian Pustaka

Sebagai acuan dalam penelitian ini, penulis menggunakan beberapa

kajian pustaka sebagai landasan berfikir, yang mana kajian pustaka yang penulis

gunakan adalah beberapa hasil penelitian skripsi. Selain itu, kajian pustaka ini

digunakan sebagai bahan pertimbangan baik mengenai kekurangan maupun

kelebihan yang sudah ada sebelumnya. Kajian pustaka mempunyai andil besar

dalam rangka mendapatkan suatu informasi yang ada sebelumnya mengenai teori

yang berkaitan dengan judul yang digunakan untuk memperoleh landasan teori

ilmiah. Beberapa kajian pustaka tersebut diantaranya adalah:

1. Skripsi yang ditulis oleh Ahmad Rofiq dengan judul “Pengaruh Tingkat

Modalitas Belajar Terhadap Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas VII

Tengah Semester 1 SMP Negeri 02 Comal Tahun Pelajaran 2004/2005”

skripsi semarang: fakultas pendidikan matematika dan ilmu pengetahuan

alam, IKIP PGRI Semarang, 2005.6

2. Skripsi yang ditulis oleh Dina Maulida yang berjudul “Pengaruh Gaya Belajar

(Visual, Auditorial, dan Kinestetik) terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas 1

SMK Muhammadiyah 2 Malang pada Mata Pelajaran Kewirausahaan Tahun

Ajaran 2007/2008” Skripsi Universitas Negeri Malang: Pendidikan Tata

Niaga, fakultas ekonomi.7

3. Tesis yang ditulis oleh Kristien Helly Tambotoh yang berjudul “Pembelajaran

Fisika Menggunakan KIT Multimedia dan Media Interaktif Berbasis

Komputer Ditinjau dari Motivasi Berprestasi dan Modalitas Belajar Siswa

6Ahmad Rofiq, “Pengaruh Tingkat Modalitas Belajar Terhadap Prestasi Belajar

Matematika Siswa Kelas VII Tengah Semester 1 SMP Negeri 02 Comal Tahun Pelajaran

2004/2005”, Skipsi (Semarang: fakultas pendidikan matematika dan ilmu pengetahuan alam, IKIP

PGRI Semarang, 2005).

7Dina Maulida, “Pengaruh Gaya Belajar (Visual, Auditorial, dan Kinestetik) terhadap

Prestasi Belajar Siswa Kelas 1 SMK Muhammadiyah 2 Malang pada Mata Pelajaran

Kewirausahaan Tahun Ajaran 2007/2008”, Skripsi (Malang: fakultas ekonomi Pendidikan tata

niaga, Universitas Negeri Malang,2008).

8

(Studi Kasus Pokok Bahasan Momentum dan Impuls pada Siswa kelas XI

SMA Negeri 1 Salatiga)” Tesis Program Studi: Pendidikan Sains

Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta, 2009.8

Dari kajian pustaka di atas, penulis berpendapat bahwa beberapa

bentuk tulisan yang penulis temukan, masing-masing menunjukkan perbedaan

dari segi pembahasannya dengan skripsi yang akan penulis susun. Skripsi yang

akan penulis susun membahas mengenai pengaruh tingkat modalitas belajar

terhadap prestasi belajar matematika peserta didik SMP Islam hidayatullah

Banyumanik Semarang tahun pelajaran 2010/2011.

Skripsi yang pertama, Pengaruh Tingkat Modalitas Belajar Terhadap

Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas VII Tengah Semester 1 SMP Negeri 02

Comal Tahun Pelajaran 2004/2005, disusun oleh Ahmad Rofiq. Skripsi ini

meneliti pengaruh tingkat modalitas belajar serta perbedaan prestasi belajar

matematika, terfokus pada perbedaan prestasi belajar matematika antara peserta

didik yang mempunyai modalitas tinggi dengan peserta didik yang mempunyai

modalitas rendah.

Skripsi yang kedua, Pengaruh Gaya Belajar (Visual, Auditorial, dan

Kinestetik) terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas 1 SMK Muhammadiyah 2

Malang pada Mata Pelajaran Kewirausahaan Tahun Ajaran 2007/2008, disusun

oleh Dina Maulida. Skripsi ini meneliti pengaruh gaya belajar terhadap prestasi

belajar siswa, terfokus pada gaya belajar (Visual, Auditorial, dan Kinestetik)

peserta didik.

Sedangkan Tesis yang berjudul Pembelajaran Fisika Menggunakan

KIT Multimedia dan Media Interaktif Berbasis Komputer Ditinjau dari Motivasi

Berprestasi dan Modalitas Belajar Siswa (Studi Kasus Pokok Bahasan Momentum

dan Impuls pada Siswa kelas XI SMA Negeri 1 Salatiga), disusun oleh Kristien

Helly Tambotoh. Tesis ini membahas tentang pembelajaran fisika menggunakan

KIT multimedia dan media interaktif berbasis komputer ditinjau dari motivasi

8 Kristien Helly Tambotoh, “Pembelajaran Fisika Menggunakan KIT Multimedia dan

Media Interaktif Berbasis Komputer Ditinjau dari Motivasi Berprestasi dan Modalitas Belajar

Siswa (Studi Kasus Pokok Bahasan Momentum dan Impuls pada Siswa kelas XI SMA Negeri 1

Salatiga)” Tesis (Surakarta: Pendidikan Sains Pascasarjana Universitas Sebelas Maret, 2009).

9

berprestasi dan modalitas belajar peserta didik yang terfokus pada keaktifan

peserta didik melalui media pembelajaran dengan menggunakan modalitas belajar

yang sesuai sehingga dapat meningkatkan motivasi berprestasi.

Dari ketiga penelitian yang telah dilakukan, penulis yakin bahwa

penelitian tentang pengaruh tingkat modalitas belajar terhadap prestasi belajar

peserta didik SMP Islam Hidayatullah Banyumanik Semarang tahun pelajaran

2010/2011, yang penulis lakukan belum ada yang mengulasnya, meskipun ada

mungkin memiliki muara yang sama tetapi fokus yang berbeda.

B. Kerangka Teoritik

1. Belajar

a. Pengertian Belajar

Berikut ini dikemukakan beberapa definisi menurut para ahli,

diantaranya:

Menurut Clifford T. Morgan: “Learning is any relatively permanent

change in behaviour that is a result of past experience”. Clifford T. Morgan

mendefinisikan belajar adalah “perubahan tingkah laku yanng relatif tetap

yang merupakan hasil pengalaman yang lalu”.9

Menurut Good dan Brophy dalam bukunya Educational Psychology:A

Realistic Approach mengemukakan arti belajar dengan kata-kata yang

singkat, yaitu “Learning is the development of new associations as a result of

experience”. Dari definisi yang dikemukakannya itu selanjutnya ia

menjelaskan bahwa belajar itu suatu proses yang benar-benar bersifat

internal. Belajar merupakan suatu proses yang tidak dapat dilihat dengan

nyata, proses itu terjadi di dalam diri seseorang yang sedang mengalami

belajar. Jadi yang dimaksud dengan belajar menurut Good dan Brophy bukan

tingkah laku yang nampak, tetapi terutama adalah prosesnya yang terjadi

secara internal di dalam diri individu dalam usahanya memperoleh hubungan-

hubungan baru. Hubungan-hubungan baru itu dapat berupa antara

9 Mustaqim, Psikologi Pendidikan, (Semarang: Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo,

2009), hlm. 39.

10

perangsang-perangsang, antara reaksi-reaksi, atau antara perangsang dan

reaksi.10

Menurut Syekh Abdul Aziz dan Abdul Majid dalam kitab At-

Tarbiyatul wa Thuruqut Tadris mendenifisikan belajar sebagai berikut:

��� ��������� � �� �������� ��� �������������� ���� � �!���" �#��$ �%&'���( &)#*�+,�- ����.�/,�0���� �1

�������2� �.�3 �4.� 55

(Belajar adalah perubahan di dalam diri (jiwa) peserta didik yang

dihasilkan dari pengalaman terdahulu sehingga menimbulkan

perubahan yang baru).

Sedangkan Slameto menyebutkan bahwa belajar adalah suatu proses

yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh perubahan tingkah laku

yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam

interaksi dengan lingkungannya.12

Berdasarkan pendapat para ahli mengenai definisi belajar diatas dapat

disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu perubahan dalam tingkah laku.

Perubahan itu diharapkan mengarah pada tingkah laku yang baik tetapi juga

ada kemungkinan mengarah pada tingkah laku yang buruk. Belajar

merupakan suatu perubahan yang terjadi melalui latihan atau pengalaman,

dalam arti perubahan-perubahan yang disebabkan oleh pertumbuhan atau

kematangan tidak dianggap sebagai hasil belajar, seperti perubahan-

perubahan yang terjadi pada seorang bayi. Perubahan dapat disebut belajar

jika perubahan itu relatif mantap, harus merupakan akhir dari pada suatu

periode waktu yang sangat panjang. Berapa lama perubahan berlangsung sulit

ditentukan dengan pasti, tetapi perubahan itu hendaknya merupakan akhir

10 Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2000),

Hlm. 85.

11Shaleh Abdul Aziz dan Abdul Aziz Majid, At-tarbiyah wa Thuruqut Tadris, Juz I,

(Mesir: Darul Ma’arif, t.th), hlm. 169.

12 Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pendidikan, (Jakarta: PT

Rineka Cipta, 2003), hlm. 2.

11

dari suatu periode yang mungkin berlangsung berhari-hari, berbulan-bulan

maupun bertahun-tahun. Biasanya perubahan tingkah laku yang disebabkan

oleh motivasi hanya berlangsung sementara, oleh karena itu bagi para

motivator berusaha dapat memotivasi secara kontinu, sehingga tercapai apa

yang menjadi ciri belajar yang relatif mantap tersebut. Tingkah laku yang

mengalami perubahan karena belajar menyangkut beberapa aspek

kepribadian, baik fisik maupun psikis, seperti: perubahan dalam pengertian,

pemecahan dalam suatu masalah/berpikir, ketrampilan, kecakapan, kebiasaan

atau sikap.

b. Teori Belajar

Beberapa teori belajar menurut ahli psikologi sesuai dengan tujuan

alirannya masing-masing.

1) Teori Belajar Bruner

Jerome Bruner secara ekstensif telah menulis tentang proses

pemikiran manusia dan bagaimana cara pemikiran tersebut muncul dan

bagaimana cara yang seharusnya dialami oleh kemunculan tersebut

selama proses instruksi berjalan.13

Bruner berpikir bahwa pengetahuan merupakan sebuah panduan

antara tiga buah proses: penerimaan, transformasi, dan uji kelayakan.

Ketiga proses tersebut merupakan langkah-langkah dalam organisasi

pengetahuan aktif individual, ciri khas dari teori-teori pengetahuan

kognitif. Pada tingkat tertentu, proses-proses dalam teori Bruner sejajar

dengan analisa pembelajaran yang dilakukan oleh teori pengolahan

informasi. Penerimaan hampir terlihat mirip dengan penyatuan inderawi,

transformasi terkesan serupa dengan rutinitas yang diaplikasikan ingatan

jangka panjang terhadap informasi-informasi baru, dan uji kelayakan

terasa senada dengan penggerak respon. Proses kedua dan ketiga dalam

teori Bruner juga hampir sama dengan gagasan asimilasi dan akomodasi

13 Kelvin Seifert, Manajemen Pembelajaran dan Instruksi Pendidikan, (Jogjakarta:

IRCiSoD, 2009), Cet. 4, Hlm. 112.

12

dalam teori Piaget. Baik transformasi maupun asimilasi, sama-sama

dirujukkan sebagai istilah yang merubah informasi-informasi baru agar

sesuai dengan pengetahuan lama yang sudah ada sebelumnya, sementara

baik uji kelayakan maupun akomodasi, sama-sama merubah pengetahuan

lama agar sesuai dengan informasi-informasi baru.14

Dari uraian di atas dapatlah dikatakan bahwa dalam usaha

meningkatkan pendidikan pada umumnya dan pendidikan sains

(matematika) pada khususnya perlu memperhatikan empat hal yang

penting yaitu struktur, kesiapan, intuisi dan motivasi. Modalitas belajar

yang berbeda-beda sesuai dengan karakteristik peserta didik, merupakan

hal penting yang harus diperhatikan guru dalam pembelajaran.

Pembelajaran dengan media yang berbeda sesuai dengan karakteristik

peserta didik akan membantu peserta didik menemukan informasi yang

penting, mempertahankan dan mentransformasikan secara aktif terkait

materi yang dibahas.

2) Teori Belajar Ausubel

Inti dari teori Ausubel tentang belajar adalah belajar bermakna.

Bagi Ausubel, ”belajar bermakna merupakan suatu proses dikaitkannya

informasi baru pada konsep-konsep relevan yang terdapat dalam struktur

kognitif seseorang”.15

Belajar tidak hanya sebagai proses menghafal

semata, tetapi lebih pada kebermaknaan atau memberi manfaat pada

peserta didik. Berlangsung tidaknya belajar bermakna tergantung pada

struktur kognitif yang ada, serta kesiapan dan niat anak didik untuk

belajar bermakna, dan kebermaknaan materi pelajaran secara potensial.

Faktor-faktor utama yang mempengaruhi belajar bermakna menurut

Ausubel adalah struktur kognitif yang ada, stabilitas, dan kejelasan

pengetahuan dalam suatu bidang studi tertentu dan pada waktu tertentu.

14 Kelvin Seifert, Manajemen, hlm. 113-114.

15 Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif: Konsep, Landasan, dan

Implementasinya Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), (Jakarta: Kencana, 2010),

hlm. 37.

13

“Faktor yang paling penting yang mempengaruhi belajar adalah apa yang

telah diketahui siswa. Yakinilah ini dan ajarlah ia demikian”.16

Pendidikan harus memiliki manfaat bagi anak, sehingga apa yang

dipelajari peserta didik mudah diingat dan bertahan lama atau tidak

mudah lupa atau dapat dikatakan bahwa apa yang dipelajari tersebut

bermakna. Agar terjadi belajar bermakna, konsep baru atau informasi

baru harus dikaitkan dengan konsep-konsep yang telah ada dalam

struktur kognitif peserta didik. Peserta didik yang memiliki modalitas

belajar akan mempengaruhi proses memori. Modalitas tersebut dapat

berupa visual, auditorial, maupun kinestetik.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa belajar bermakna

sangat penting dan diperlukan dalam pembelajaran matematika.

Matematika memiliki banyak konsep-konsep yang abstrak dan sulit

dipahami sehingga dengan belajar bermakna melalui pelibatan emosi,

kesenangan dan kebutuhan aktualisasi diri peserta didik melalui kegiatan

mata untuk melihat, telinga untuk mendengar dan otak untuk berpikir

dapat membantu peserta didik untuk memahami matematika dengan

lebih mudah.

3) Teori Belajar Thorndike

Thorndike adalah salah seorang tokoh dalam lapangan psikologi

pendidikan yang besar pengaruhnya. Dalam tulisannya yang mula-mula

Thorndike berpendapat, bahwa yang menjadi dasar belajar itu adalah

asosiasi antara kesan pancaindra (sense impresion) dengan implus untuk

bertindak (impulse to action). Asosiasi yang demikian itu disebut Bond

atau Connection. Asosiasi atau bond atau koneksi itulah yang menjadi

lebih kuat atau lebih lemah dalam terbentuknya atau hilangnya

kebiasaan-kebiasaan. Karena prinsipnya yang demikian itulah maka teori

Thorndike itu disebut Connectionisme atau Bond Psychology.17

16 Trianto, Mendesain, hlm. 37.

17

Trianto,Mendesain, hlm. 247.

14

Dari pendapat teori Thorndike diatas, bahwa kesan pancaindra

menjadi dasar belajar peserta didik yang mengaitkan informasi dengan

persepsi indrawi tersebut. Jadi informasi yang diterima peserta didik

sangat berpengaruh pada prestasi belajar peserta didik.

2. Modalitas Belajar

Berdasarkan pada Neuro-Linguistic Programming yang dikembangkan

oleh Richard Bandler dan John Grinder dalam model strategi komunikasi,

diketahui bahwa selain seseorang memasukkan informasi dari kelima indera, juga

ada preferensi bagaimana seseorang menciptakan dan memberikan arti pada suatu

informasi. Secara umum seseorang menggunakan tiga preferensi sensori yaitu

berdasarkan pada visual (penglihatan), auditori (pendengaran), dan kinestetik

(sentuhan dan gerakan). Inilah yang dikenal dengan nama modalitas V-A-K.18

Modalitas belajar adalah cara seseorang menyerap informasi melalui

indera yang dimiliki.19

Pada awal pengalaman belajar, salah satu diantara langkah-

langkah pertamanya adalah mengenali modalitas seseorang sebagai modalitas

visual, auditorial, dan kinestetik (V-A-K). Pelajar visual belajar melalui apa yang

mereka lihat, pelajar auditorial belajar melalui apa yang mereka dengar, dan

pelajar kinestetik belajar lewat gerak dan sentuhan. Walaupun masing-masing

orang belajar dengan menggunakan ketiga modalitas ini, pada tahapan tertentu

kebanyakan orang lebih cenderung pada salah satu diantara ketiganya.

Penggunaan modalitas belajar dalam pembelajaran di kelas dapat meningkatkan

konsentrasi belajar peserta didik sehingga meningkatnya motivasi berprestasi

peserta didik yang kemudian berpengaruh pada meningkatnya hasil prestasi

belajar peserta didik. Adapun ketiga modalitas tersebut yaitu:

18 Adi W. Gunawan, Genius Learning Strategy: Petunjuk Praktis untuk Menerapkan

Accelerated Learning, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2004), hlm. 143.

19 Akbar Zainudin dan Usep Saefurohman, Modalitas Belajar,

http://www.maswins.com/2010/05/mengenal-modalitas-belajar-anak.html. 08/10/2010.

15

a. Modalitas Belajar Visual

Modalitas belajar visual adalah belajar melalui melihat sesuatu.

Misalnya seseorang yang suka melihat gambar atau diagram, pertunjukan,

peragaan atau menyaksikan video.20

Modalitas ini mengakses citra visual, yang diciptakan maupun yang

diingat. Warna, hubungan ruang, potret mental, dan gambar menonjol dalam

modalitas ini. Seseorang yang sangat visual mungkin bercirikan sebagai

berikut:21

1) Teratur, memperhatikan segala sesuatu, menjaga penampilan.

2) Mengingat dengan gambar, lebih suka membaca dari pada dibacakan.

3) Membutuhkan gambaran dan tujuan menyeluruh dan menangkap detail

mengingat apa yang dilihat.

Untuk mengatasi ragam masalah di atas, ada beberapa pendekatan

yang bisa digunakan sehingga belajar tetap bisa dilakukan dengan

memberikan hasil yang menggembirakan. Salah satunya adalah menggunakan

beragam bentuk grafis untuk menyampaikan informasi atau materi pelajaran.

Perangkat grafis itu bisa berupa film, slide, gambar ilustrasi, coretan-coretan,

kartu bergambar, catatan dan kartu-kartu gambar berseri yang bisa digunakan

untuk menjelaskan suatu informasi secara berurutan.22

b. Modalitas Belajar Auditorial

Modalitas belajar auditorial adalah belajar melalui mendengar

sesuatu. Misalnya seseorang yang suka mendengarkan kaset audio, ceramah

kuliah, diskusi, debat dan instruksi (perintah) verbal.23

20 Colin Rose dan Malcolm J. Nicholl, Accelerated Learning for the 21st Century (Cara

Belajar Cepat Abad XXI), (Bandung: Nuansa Cendekia, 2002), hlm. 130.

21 Bobbi DePoter dan Mark Reardon, dkk.,Quantum teaching: mempraktikkan Quantum

Learning di ruang-ruang Kelas, (Bandung: kaifa, 2010), hlm. 123.

22 Hamzah B. uno, Orientasi Baru dalam Psikologi Pembelajaran, (Jakarta: PT Bumi

Aksara, 2006), hlm. 181.

23 Colin Rose, Accelerated, hlm. 130.

16

Modalitas ini mengakses segala jenis bunyi dan kata baik yang

diucapkan maupun diingat. Musik, nada, irama, rima, dialog internal, dan

suara yang menonjol. Seseorang yang sangat auditorial mempunyai ciri-ciri

sebagai berikut:24

1) Perhatiannya mudah terpecah.

2) Berbicara dengan pola berirama.

3) Belajar dengan cara mendengarkan, menggerakkan bibir atau bersuara

saat membaca.

4) Berdialog secara internal dan eksternal.

Ada beberapa pendekatan yang bisa dilakukan untuk belajar apabila

termasuk orang yang memiliki kesulitan-kesulitan belajar seperti di atas.

Pertama adalah menggunakan tape perekam sebagai alat bantu. Alat ini

digunakan untuk merekam bacaan atau catatan yang dibacakan atau ceramah

pengajar di depan kelas untuk didengarkan kembali. Pendekatan kedua yang

bisa dilakukan adalah dengan wawancara atau terlibat dalam kelompok

diskusi. Sedang pendekatan ketiga adalah dengan mencoba membaca

informasi, kemudian diringkas dalam bentuk lisan dan direkam untuk

didengarkan dan dipahami. Langkah terakhir adalah dengan melakukan

review secara verbal dengan teman atau pengajar.25

c. Modalitas Belajar Kinestetik

Modalitas belajar kinestetik adalah belajar melalui aktivitas fisik dan

keterlibatan langsung. Misalnya seseorang yang suka “menangani”, bergerak,

menyentuh dan merasakan atau mengalami sendiri.26

Modalitas ini mengakses segala jenis gerak dan emosi baik yang

diciptakan maupun yang diingat. Gerakan, koordinasi, irama, tanggapan

24 Bobbi, Quantum Teaching, hlm. 124.

25 Hamzah, Orientasi Baru, hlm.182.

26 Colin Rose, Accelerated, hlm. 131.

17

emosional, dan kenyamanan fisik. Seseorang yang kinestetik mempunyai ciri-

ciri sebagai berikut:27

1) Menyentuh orang dan berdiri berdekatan, banyak bergerak.

2) Belajar dengan melakukan, menunjuk tulisan saat membaca, menanggapi

secara fisik.

3) Mengingat sambil berjalan dan melihat.

Untuk orang-orang yang memiliki karakteristik seperti di atas,

pendekatan belajar yang mungkin bisa dilakukan adalah belajar berdasarkan

pengalaman dengan menggunakan berbagai model atau alat peraga, bekerja di

laboratorium atau bermain sambil belajar. Cara lain yang juga bisa digunakan

adalah secara tetap membuat jeda di tengah waktu belajar. Tak jarang, orang

yang cenderung memiliki karakter kinestetik juga akan lebih mudah

menyerap dan memahami informasi dengan cara menjiplak gambar atau kata

untuk belajar mengucapkannya atau memahami fakta.

Penggunaan komputer bagi orang-orang yang memiliki karakter

kinestetik akan sangat membantu. Karena, dengan komputer seseorang bisa

terlibat aktif dalam melakukan pembelajaran, sekaligus menyerap informasi

dalam bentuk gambar dan tulisan. Selain itu, agar belajar menjadi efektif dan

berarti orang-orang dengan karakter diatas disarankan untuk menguji memori

ingatan dengan cara melihat langsung fakta di lapangan.28

Meskipun kebanyakan orang memiliki akses ketiga modalitas visual,

auditorial, dan kinestetik hampir semua orang cenderung pada salah satu

modalitas belajar. Yang berperan sebagai saringan untuk pembelajaran,

pemprosesan, dan komunikasi. Orang tidak hanya cenderung pada satu

modalitas, mereka juga memanfaatkan kombinasi modalitas tertentu yang

memberi mereka bakat dan kekurangan alami tertentu.

Menurut Melvin L. Silberman mengutip pendapat Grinder

menyatakan bahwa dari setiap 30 siswa, 22 di antaranya rata-rata dapat

belajar secara efektif selama gurunya menghadirkan kegiatan belajar yang

27 Bobbi, Quantum Teaching, hlm. 124

28 Hamzah, Orientasi Baru, hlm. 182.

18

berkombinasi antara visual, auditori dan kinestetik. Namun, 8 siswa sisanya

sedemikian menyukai salah satu bentuk pengajaran dibanding dua lainnya

sehingga mereka harus berusaha keras untuk memahami pelajaran apabila

tidak ada kecermatan dalam menyajikan pelajaran sesuai dengan cara yang

mereka sukai. Guna memenuhi kebutuhan ini, pengajaran harus bersifat

multisensori dan penuh dengan variasi.29

Sedangkan menurut Bobbi DePorter dari pendapat Richard Restak,

bahwa setiap kali suatu pola saraf tertentu menembak, maka jalur yang sama

akan semudah itu pula diaktifkan kembali. Dalam kasus ini, dengan cara

melibatkan lebih banyak modalitas dalam pengajaran, maka akan memicu

lebih banyak lagi jalur saraf yang memperkuat belajar peserta didik.30

Mengidentifikasi dan memahami setiap cabang gaya belajar peserta

didik bermanfaat untuk meningkatkan prestasi belajar peserta didik, karena

peserta didik dapat mengapresiasi cara yang paling disukai untuk menerima

informasi dari guru. Sehingga peserta didik dan guru bisa berkomunikasi jauh

lebih efektif dan mampu menyerap informasi lebih cepat dan mudah.

3. Prestasi Belajar Matematika

a. Pengertian Prestasi Belajar Matematiaka

Kata prestasi berasal dari bahasa Belanda “prestatie” kemudian

dalam bahasa Indonesia menjadi prestasi yang berarti hasil yang telah

dicapai. Jadi prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau

keterampilan yang dikembangkan melalui mata pelajaran, biasanya

ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru.31

29 Melvin L. Silberman, Active Learning 101 Cara Belajar Siswa Aktif, (Bandung:

Penerbit Nusamedia, 2006), hlm. 28.

30 Bobbi, Quantum Teaching, hlm. 125.

31 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai

Pustaka, 2005), edisi ketiga, hlm. 895.

19

Menurut Bloom sebagaimana yang dikutip oleh Uzer Usman

menjelaskan bahwa prestasi belajar ranah kognitif memiliki enam

tingkatan atau indikator, yaitu:

1) Pengetahuan

Mengacu pada kemampuan mengenal atau mengingat materi

yang sudah dipelajari dari yang sederhana sampai pada teori-teori

yang sukar. Yang penting adalah kemampuan mengingat keterangan

dengan benar.32

2) Pemahaman

Mengacu pada kemampuan memahami makna materi. Aspek ini

satu tingkat di atas pengetahuan dan merupakan tingkat berpikir

yang rendah.33 Kata-kata operasional yang dipergunakan dalam

aspek pemahaman adalah menerjemahkan, menafsirkan, meramalkan

dan memperhitungkan.34

3) Aplikasi

Aplikasi adalah penerapan suatu yang umum sifatnya pada

situasi yang khusus. Kemampuan menerapkan suatu abstraksi pada

situasi konkrit. Abstraksi biasanya berupa prinsip atau generalisasi.35

Mengacu pada kemampuan menggunakan atau menerapkan

materi yang sudah dipelajari pada situasi yang baru dan menyangkut

penggunaan aturan, prinsip. Penerapan merupakan tingkat

kemampuan berpikir yang lebih tinggi dari pada pemahaman.36

32 Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,

2005), edisi kedua, hlm. 35.

33 Uzer Usman, Menjadi, hlm. 35.

34 Mustaqim, Psikologi, hlm. 42.

35 Mustaqim, Psikologi, hlm. 42.

36 Uzer Usman, Menjadi, hlm. 35.

20

4) Analisis

Mengacu pada kemampuan menguraikan materi ke dalam

komponen-komponen atau faktor penyebabnya, dan mampu

memahami hubungan di antara bagian yang satu dengan yang

lainnya sehingga struktur dan aturannya dapat lebih dimengerti.

Analisis merupakan tingkat kemampuan berpikir yang lebih tinggi

dari pada aspek pemahaman maupun penerapan.37

5) Sintesis

Sintesis adalah menyatukan unsur-unsur atau bagian-bagian

menjadi satu bentuk menyeluruh. Menyatukan kembali unsur-unsur

dari analisis bukanlah sintesis, tetapi sintesis selalu memasukkan

unsur baru dalam mengintegrasikan sesuatu.38

6) Evaluasi

Mengacu pada kemampuan memberikan pertimbangan terhadap

nilai-nilai materi untuk tujuan tertentu. Evaluasi merupakan tingkat

kemampuan berpikir yang tinggi.39

Adapun kata kerja yang dapat dipergunakan pada aspek ini

adalah membandingkan, menafsirkan, menghubungkan,

meringkaskan hasil belajar yang berbentuk evaluasi. Pada umumnya

ditunjukkan dengan kemampuan memberikan keputusan tentang

nilai sesuatu berdasarkan judgement yang dimilikinya. Evaluasi

dikategorikan sebagai penentuan hasil belajar yang paling tinggi

yang terkandung dari aspek kognitif, karena dari hasil belajar yang

berbentuk evaluasi ini tekanannya pada pertimbangan suatu nilai,

mengenai baik buruk, tepat tidaknya dan benar salahnya suatu

persoalan berdasarkan pada kriteria tertentu.

37

Uzer Usman, Menjadi, hlm. 35

38 Mustaqim, Psikologi, hlm. 45.

39 Uzer Usman, Menjadi, hlm. 35.

21

Proses belajar mengajar merupakan suatu sistem yang terdiri

dari beberapa komponen yang saling berkaitan (interpendensi) dalam

pencapaian tujuan pendidikan. Tolok ukur keberhasilan tujuan

pendidikan karena adanya evaluasi, yaitu dijadikan sebagai umpan

balik dari proses pembelajaran yang telah dilakukan. Pengukuran

prestasi kognitif juga merupakan rangkaian dari evaluasi

pembelajaran yaitu untuk meninjau sejauh mana kemajuan siswa

telah diraih pada ranah kognitif.

Sedangkan Matematika yang dimaksud di sini adalah mata

pelajaran Matematika di sekolah umum. Jadi, dapat disimpulkan bahwa

yang dimaksud dengan prestasi belajar matematika adalah hasil yang

telah dicapai oleh peserta didik setelah melakukan kegiatan belajar yang

dapat diketahui melalui ujian atau test baik secara lesan maupun tulisan,

sehingga dapat menunjukkan tingkatan-tingkatan peserta didik pada mata

pelajaran matematika di sekolah umum.

b. Fungsi Prestasi Belajar Matematika

Prestasi belajar merupakan suatu masalah yang bersifat parennial

dalam sejarah kehidupan manusia, karena sepanjang rentang

kehidupannya manusia selalu mengejar prestasi menurut bidang dan

kemampuan masing-masing. Dengan demikian, prestasi belajar dalam

kehidupan manusia pada tingkat dan jenis tertentu dan memberikan

kepuasan tertentu pula pada manusia khususnya yang berada dalam

bangku sekolah.

Menurut Zainal sebagaimana yang dikutip dalam tesis Kristien

Helly Tambotoh menyatakan bahwa prestasi belajar semakin terasa

penting untuk dipermasalahkan, karena mempunyai beberapa fungsi

utama, yaitu:

1) Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan

yang telah dikuasai peserta didik

22

2) Prestasi belajar sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu. Hal ini

didasarkan atas asumsi bahwa para ahli psikologi biasanya menyebut

hal ini sebagai tendensi keingintahuan (couriosty) dan merupakan

kebutuhan umum pada manusia, termasuk kebutuhan anak didik

dalam suatu program pendidikan.

3) Prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inovasi pendidikan.

Asumsinya adalah bahwa prestasi belajar dapat dijadikan pendorong

bagi anak didik dalam meningkatkan ilmu pengetahuan dan

teknologi dan berperan sebagai umpan balik dalam meningkatkan

mutu pendidikan.

4) Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ekstern dari suatu

institusi pendidikan. Indikator intern dalam arti bahwa prestasi

belajar dapat dijadikan indikator tingkat produktivitas suatu institusi

pendidikan. Asumsinya adalah bahwa kurikulum yang digunakan

relevan dengan kebutuhan masyarakat dan anak didik. Indikator

ekstern dalam arti bahwa tinggi rendahnya prestasi belajar dapat

dijadikan indikator tingkat kesuksesan anak didik di masyarakat.

Asumsinya adalah bahwa kurikulum yang digunakan relevan dengan

kebutuhan pembangunan masyarakat.

5) Prestasi belajar dapat dijadikan indikator terhadap daya serap

(kecerdasan) anak didik. Dalam proses belajar mengajar anak didik

merupakan masalah utama dan pertama, karena anak didiklah yang

diharapkan dapat menyerap seluruh materi pelajaran yang telah

diprogramkan dalam kurikulum.

Jika melihat beberapa fungsi belajar di atas, maka betapa

pentingnya mengetahui prestasi belajar matematika peserta didik, baik

secara perorangan maupun secara kelompok karena fungsi prestasi tidak

hanya sebagi indikator keberhasilan dalam bidang studi tertentu, tetapi

juga sebagai indikator kualitas institusi pendidikan. Di samping itu,

prestasi belajar matematika juga berguna sebagai umpan balik bagi guru

matematika dalam melaksanakan proses belajar mengajar sehingga dapat

23

menentukan apakah perlu mengadakan diagnose, bimbingan atau

penempatan peserta didik.40

c. Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Matematika

Prestasi belajar matematika yang dicapai oleh peserta didik

dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor internal (faktor dari diri peserta

didik) dan faktor eksternal (faktor dari luar peserta didik). Faktor yang

datang dari diri peserta didik terutama kemampuan yang dimilikinya.

Faktor kemampuan peserta didik besar pengaruhnya terhadap hasil

belajar yang dicapai. Seperti yang dikemukakan oleh chark bahwa hasil

belajar peserta didik disekolah 70% dipengaruhi oleh kemampuan peserta

didik dan 30% dipengaruhi oleh lingkungan.41

Berkaitan dengan faktor-

faktor tersebut Abu Ahmadi dalam buku psikologi belajar menerangkan

sebagai berikut:42

1) Yang tergolong faktor internal adalah:

a) Faktor jasmaniah (fisiologi) baik yang bersifat bawaan maupun

yang diperoleh. Yang termasuk faktor ini, misalnya: penglihatan,

pendengaran, struktur tubuh, dan sebagainya. Ketiga faktor

tersebut termasuk dalam modalitas belajar (visual, auditorial dan

kinestetik) peserta didik yang dapat mempengaruhi prestasi

belajar peserta didik.

b) Faktor psikologis baik yang bersifat bawaan maupun yang

diperoleh, terdiri atas:

(1) Faktor intelektif, yang meliputi:

(a) Faktor potensial yaitu kecerdasan dan bakat.

40 Kristien Helly Tambotoh, Pembelajaran Fisika, hlm. 57.

41 Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT Sinar Baru,

1989), hlm. 39.

42 Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT Rineka Cipta,

2004), hlm. 138.

24

(b) Faktor kecakapan nyata yaitu prestasi yang telah

dimiliki.

(2) Faktor non-intelektif, yaitu unsure-unsur kepribadian tertentu

seperti sikap, kebiasaan, minat, kebutuhan, motivasi, emosi,

penyesuaian diri.

c) Faktor kematangan fisik maupun psikis.43

2) Yang tergolong faktor eksternal adalah:

a) Faktor sosial, yang terdiri atas:

(1) Lingkungan keluarga.

(2) Lingkungan sekolah.

(3) Lingkungan masyarakat.

(4) Lingkungan kelompok.

b) Faktor budaya seperti adat istiadat, ilmu pengetahuan, teknologi,

kesenian.

c) Faktor lingkungan fisik seperti fasilitas rumah, fasilitas belajar,

iklim.

d) Faktor lingkungan spiritual atau keamanan.44

Faktor-faktor tersebut saling berinteraksi secara langsung ataupun

tidak langsung dalam mencapai prestasi belajar. Dari sekian banyak

faktor yang mempengaruhi belajar, dapat digolongkan menjadi tiga

macam, yaitu:45

1) Faktor-faktor stimulus belajar

Yang dimaksudkan dengan stimulus belajar di sini yaitu segala

hal di luar individu itu untuk mengadakan reaksi atau perbuatan

belajar. Stimulus dalam hal ini mencakup material, penugasan, serta

suasana lingkungan eksternal yang harus diterima dipelajari oleh

43

Abu Ahmadi, Psikologi, hlm. 138.

44 Abu Ahmadi, Psikologi, hlm. 138.

45 Abu Ahmadi, Psikologi, hlm. 139.

25

peserta didik. Faktor-faktor stimulus belajar diantaranya, panjangnya

bahan pelajaran, kesulitan bahan pelajaran, berat ringannya tugas,

suasana lingkungan eksternal, dan berartinya bahan pelajaran.

2) Faktor-faktor metode belajar

Metode mengajar yang dipakai oleh guru sangat mempengaruhi

metode belajar yang dipakai oleh peserta didik. Dengan perkataan

lain, metode yang dipakai oleh guru menimbulkan perbedaan yang

berarti bagi proses belajar. Faktor-faktor metode belajar diantaranya,

kegiatan berlatih atau praktek, resitasi dalam belajar, pengenalan

tentang hasil-hasil beajar, penggunaan modalitas indra, bimbingan

belajar, dan sebagainya.

3) Faktor-faktor individual

Kecuali faktor-faktor stimuli dan metode belajar, faktor-faktor

individual sangat besar pengaruhnya terhadap belajar seseorang.

Adapun faktor-faktor individual diantaranya, kematangan, faktor

usia kronologis, perbedaan jenis kelamin, kapasitas mental, dan

motivasi.46

Dari penjelasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa modalitas

belajar dapat mempengaruhi prestasi belajar peserta didik, yaitu faktor

internal dan faktor metode belajar.

C. Pengaruh Tingkat Modalitas Belajar Terhadap Prestasi Belajar

Matematika

Modalitas belajar sangat diperlukan dalam pembelajaran karena dengan

modalitas kita dapat menyerap, lalu mengatur dan mengolah informasi yang

didapat dari belajar. Di dalam modalitas belajar terdapat komponen yang sangat

diperlukan oleh peserta didik karena menyerap dan mengatur serta mengolah

informasi pembelajaran. Hal ini tentunya sangat mempengaruhi hasil dari kegiatan

belajar peserta didik ke arah yang positif. Melalui modalitas belajar peserta didik

dapat menentukan gaya belajar yang mana sesuai dengan karakteristik masing-

46

Abu Ahmadi, Psikologi, hlm. 142.

26

masing. Modalitas belajar merupakan gaya belajar yang dimiliki oleh setiap

individu yang merupakan cara termudah dalam menyerap, mengatur dan

mengolah informasi yang terdiri dari modalitas visual, modalitas auditori,

modalitas kinestetik.

Proses pembelajaran sekarang bukanlah pembelajaran yang berpusat

pada guru (teacher centered) melainkan pembelajaran harus berpusat pada

peserta didik (student centered). Perubahan ini diharapkan dapat mendorong siswa

untuk terlibat secara aktif dalam membangun pengetahuan, sikap, dan perilaku.

Dalam pembelajaran yang berpusat pada peserta didik, maka peserta didik

memperoleh kesempatan dan fasilitas untuk membangun sendiri pengetahuannya

sehingga mereka akan memperoleh pemahaman yang mendalam (deep learning)

dan pada akhirnya dapat meningkatkan mutu kualitas peserta didik yang akan

berdampak terhadap peningkatan prestasi belajar peserta didik.

Matematika adalah suatu bidang ilmu yang melatih penalaran supaya

berpikir logis dan sistematis dalam menyelesaikan masalah dan membuat

keputusan. Mempelajarinya juga membutuhkan gaya belajar tersendiri karena

matematika bersifat abstrak, konsisten, hierarki, berpikir deduktif. Semua gaya

belajar yang dibutuhkan dalam mempelajari matematika terdapat dalam

komponen modalitas belajar sehingga terlihat jelas kaitan modalitas belajar

dengan prestasi belajar matematika.

D. Rumusan Hipotesis

Berdasarkan landasan teori dan perumusan masalah di atas, maka

dalam penelitian ini diajukan hipotesis yaitu ada pengaruh tingkat modalitas

belajar terhadap prestasi belajar matematika peserta didik SMP Islam

Hidayatullah Banyumanik Semarang tahun pelajaran 2010/2011.

27

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

survey dengan mengukur besar pengaruh tingkat modalitas belajar terhadap

prestasi belajar matematika peserta didik. Jenis penelitian inilah yang menentukan

metode penelitian selanjutnya sehingga diperoleh data yang sesuai dengan tujuan

penelitian yaitu untuk mengetahui pengaruh tingkat modalitas belajar terhadap

prestasi belajar matematika peserta didik SMP Islam Hidayatullah Banyumanik

Semarang tahun pelajaran 2010/2011. Dalam hal ini, metode ilmiah mempunyai

peranan yang sangat penting dalam penelitian. Penggunaan metode yang tepat

berarti akan menentukan hasil penelitian yang tepat.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Tempat penelitian ini dilaksanakan di SMP Islam Hidayatullah

Banyumanik Semarang, khususnya pada kelas VIII.

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian dilaksanakan pada tanggal 2 Februari sampai dengan

28 Februari 2011 (kurang lebih 1 bulan), yaitu pada semester genap tahun

pelajaran 2010/2011.

C. Populasi Penelitian

Penelitian ini mengambil populasi peserta didik kelas VIII SMP Islam

Hidayatullah Banyumanik Semarang tahun pelajaran 2010/2011. Yang terdiri dari

4 kelas, dengan jumlah peserta didik seluruhnya ada 99 peserta didik, dengan

rincian:

VIII Muslim dengan jumlah peserta didik 24 orang

VIII Abu Dawud dengan jumlah peserta didik 24 orang

VIII Hafsah dengan jumlah peserta didik 25 orang

28

VIII Asma’ dengan jumlah peserta didik 26 orang

Dalam hal ini penentuan jumlah responden didasarkan pada jumlah

subyek penelitian yang kurang dari seratus, lebih baik diambil semua sehingga

penelitiannya merupakan penelitian populasi.47

D. Variabel Penelitian

1. Variabel Bebas (Independent)

Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi

sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat (dependent).48

Variabel bebas

dalam penelitian ini adalah tingkat modalitas belajar (X).

2. Variabel Terikat (Dependent)

Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi

akibat karena adanya variabel bebas.49

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah

prestasi belajar matematika (Y) peserta didik SMP Islam Hidayatullah

Banyumanik Semarang.

E. Pengumpulan Data Penelitian

1. Metode Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang diharapkan peneliti menggunakan

metode, yaitu:

a. Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi ditempuh untuk mengumpulkan data yang

berupa catatan-catatan yang telah ada. Catatan tersebut berupa nama-nama

peserta didik dan data nilai prestasi belajar semester 1 kelas VIII SMP Islam

Hidayatullah yang terpilih sebagai populasi penelitian.

47 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: PT

Rineka Cipta, 2006), edisi refisi VI, hlm. 134.

48 Sugiono, Statistik untuk penelitian, (Bandung: Alfabeta, 2007), hlm. 4.

49 Sugiono, Statistik, hlm. 4.

29

b. Metode Kuesioner

Kuesionar digunakan untuk memperoleh data tentang tingkat

modalitas peserta didik serta kecenderungan modalitas belajar peserta didik.

Kuesioner ini dilakukan pada populasi penelitian kemudian hasilnya

digunakan untuk deskripsi data tentang keadaan modalitas populasi

penelitian.

2. Instrumen Penelitian

Untuk keperluan pengukuran variabel bebas modalitas belajar

digunakan instrumen penelitian yaitu kuesioner modalitas belajar. Kuesioner

digunakan untuk memperoleh data tentang modalitas belajar peserta didik. Dari

kuesioner inilah yang kemudian akan diketahui peserta didik yang mempunyai

modalitas tinggi dan peserta didik yang mempunyai modalitas rendah.

Kuesioner yang digunakan berbentuk skala bertingkat (rating scale)

yang bersifat langsung dan tertutup. Cara pemberian skor untuk masing-masing

butir pertanyaan sebagai berikut:

- Jawaban “sering” diberi skor : 2

- Jawaban “kadang-kadang” diberi skor : 1

- Jawaban “jarang” diberi skor : 0

Tingkat modalitas belajar peserta didik dapat diketahui dengan nilai

rata-rata perhitungan skoring pada ketiga modalitas yang ada.

Kriteria tingkat modalitas:

- Skor rata-rata antara 0 s/d 7 : Modalitas rendah

- Skor rata-rata antara 8 s/d 14 : Modalitas tinggi. 50

a. Prosedur Pengembangan Instrumen

Penelitian ini menggunakan kuesioner sebagai instrumen pokok

penelitian, maka kuesioner ini merupakan faktor yang menentukan

keberhasilan penelitian. Untuk itu langkah dan tahap penyusunan kuesioner

haruslah melalui prosedur yang standar agar perangkat penelitian ini dapat

50 Bobbi DePoter dan Mark Reardon, dkk.,Quantum teaching: mempraktikkan Quantum

Learning di ruang-ruang Kelas, (Bandung: kaifa, 2010), hlm. 215.

30

dipertanggungjawabkan. Prosedur pengembangan kuesioner dilakukan sebagai

berikut:

1) Perencanaan, meliputi perumusan tujuan, menentukan variabel, dan

kategori variabel.

2) Penulisan item kuesioner dan penyusunan skala.

3) Penyuntingan, yaitu melengkapi instrumen dengan pedoman pengerjaan

dan lain-lain yang diperlukan.

4) Uji coba.

5) Penganalisaan hasil, analisis item, melihat pola jawaban dan peninjauan

saran-saran.

6) Mengadakan revisi terhadap item-item yang dirasa kurang baik

berdasarkan data yang diperoleh sewaktu uji coba.

b. Uji Instrumen

Sebelum digunakan sebagai instrumen penelitian, kuesioner telah diuji

cobakan terlebih dahulu. Hal ini dilakukan dengan maksud untuk mendapatkan

kuesioner yang handal. Karena peneliti menggunakan penelitian populasi,

maka kuesioner diuji cobakan di kelas selain kelas penelitian. Pada kuesioner

modalitas belajar dilakukan uji instrumen yaitu validitas dan reliabilitas.

1) Validitas

Sebuah instrumen dikatakan valid apabila dapat mengungkapkan data dari

variabel yang diteliti secara tepat.51

Validitas empiris dapat diketahui

dengan uji coba perangkat tes. Nilai hasil uji coba tes dianalisis dengan

menggunakan korelasi product moment, rumus yang digunakan adalah

sebagai berikut:

��� � �∑����∑���∑�� !�∑�"��∑��"#!�∑�"��∑��"#

Keterangan:

��� = koefisien korelasi tiap item

$ = banyaknya subyek uji coba

51

Suharsimi Arikunto, Prosedur, hlm. 168.

31

∑X = jumlah skor item

∑Y = jumlah skor total

∑%& = jumlah kuadrat skor item

∑'& = jumlah kuadrat skor total

∑XY = jumlah perkalian skor item dan skor total

Setelah diperoleh nilai rxy, selanjutnya dibandingkan dengan hasil r pada

tabel product moment dengan taraf signifikan 5%. Butir soal dikatakan

valid jika ������� � ����.52

2) Reliabilitas

Seperangkat tes dikatakan reliabel apabila tes tersebut dapat memberikan

hasil tes yang tetap, artinya apabila tes tersebut dikenakan pada sejumlah

subjek yang sama pada waktu lain, maka hasilnya akan tetap sama atau

relatif sama. Analisis reliabilitas tes pada penelitian ini diukur dengan

menggunakan rumus Alpha sebagai berikut.53

�(( ) * ++ , 1**1 ,

∑.�&.�& *

Keterangan:

�(( = reliabilitas instrument

∑.�& = jumlah varians skor tiap-tiap item

.�& = varians total

+ = bayak item soal

Rumus varians item soal yaitu:

.�& ) *∑%& , �∑/�"

0$ *

Keterangan:

N = banyaknya responden

Rumus varians total:

52

Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT Bumi Aksara,

2007), edisi revisi, hlm. 72.

53 Suharsimi Arikunto, Prosedur, hlm. 196.

32

.�& ) *∑'& , �∑1�"

0$ *

Dengan:

∑Y = jumlah skor item

∑'& = jumlah kuadrat skor item

N = banyaknya responden

Nilai �(( yang diperoleh dikonsultasikan dengan harga r product moment

pada table dengan taraf signifikan 5%. Jika �(( � ���� maka item tes

yang diujicobakan reliable.

F. Analisis Data Penelitian

1. Analisis awal

Bertujuan untuk memeriksa keabsahan sampel dengan menguji

penyebaran data pada sampel-sampel yang diambil secara acak berasal dari

populasi yang sama.

a. Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan untuk memperoleh asumsi bahwa sampel

penelitian berawal dari kondisi yang sama atau homogen. Untuk menguji

apakah sampel-sampel yang diambil secara acak berasal dari populasi yang

sama dilakukan uji Bartlett.

Langkah-langkah uji Bartlett sebagai berikut:

1) Menyusun data sampel hasil pengamatan kedalam daftar

2) Menghitung varians masing-masing sampel dengan rumus

2& ) ∑�%� , %�&3 , 1

Keterangan:

2& : varians sampel

%� : data ke-i

% : rata-rata

3 – 1 : banyaknya data dikurangi 1

3) Mendaftar harga-harga yang perlu untuk uji Bartlett

33

45 6 .(& ) .&& ) 7 ) .8&

4) Menghitung varians gabungan untuk semua sampel dengan rumus

2& ) 9∑�3� , 1�2�&∑�3� , 1� :

5) Menghitung harga chi-kuadrat menggunakan rumus

;& ) �ln 10� ?@ , A�3� , 1� log 2(&D Keterangan:

Ln 10 = 2,3026 disebut logaritma asli dari bilangan 10.

Satuan B = �log 2&�∑ �3� , 1� Akan diuji hipotesis

45 6 .(& ) .&& ) 7 ) .8&

4( : paling sedikit satu tanda sama dengan tidak berlaku

Kriteria:

Dengan taraf nyata E ) 5%, tolak hipotesis

45 GH+I ;& J ;��KL��8K(�& MHNI3I ;��KL��8K(�& didapat dari daftar

distribusi chi-kuadrat dengan peluang (1 , E) dan dk = (+ , 1).54

b. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk menentukan statistik yang akan

digunakan dalam mengolah data, yang paling penting adalah untuk

menentukan penggunaan statistik parametrik atau non parametrik.

Untuk menguji normalitas data sampel yang diperoleh yaitu nilai

ulangan matematika dari materi sebelumnya dapat digunakan uji Chi-

Kuadrat.

Langkah-langkah uji normalitas adalah sebagai berikut:

1) Menyusun data dan mencari nilai tertinggi dan terendah.

2) Membuat interval kelas dan menentukan batas kelas.

3) Menghitung rata-rata dan simpangan baku.

4) Membuat tabulasi data ke dalam interval kelas.

5) Menghitung nilai z dari setiap batas kelas dengan rumus:

54 Riduwan, Dasar-dasar Statistika, (Bandung: Alfabeta, 2008), Cet. 6, hlm. 191-194.

34

O� ) �PK�QR , dimana S adalah simpangan baku dan x adalah rata-rata

sampel.

6) Mengubah harga Z menjadi luas daerah kurva normal dengan

menggunakan tabel.

7) Menghitung frekuensi harapan berdasarkan kurva

;& ) ∑ �SPKTP�"TP

UT�

Dengan:

;& = Chi-Kuadrat

V� = frekuensi pengamatan

W� = frekuensi yang diharapkan

8) Membandingkan harga Chi-Kuadrat dengan tabel Chi-Kuadrat dengan

taraf signifikan 5%.

9) Menarik kesimpulan, jika ;������& X ;���& , maka data berdistribusi

normal.55

2. Analisis Akhir

a. Analisis Regresi

Analisis regresi dilakukan untuk menunjukkan besar pengaruh antara

variabel bebas (X) dengan variabel terikat (Y). Analisis regresi yang

digunakan adalah analisis regresi sederhana.

Langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut:

1) Persamaan Regresi Linier Sederhana

Persamaan regresi linearnya 'Y ) I Z [%, dimana:

I ) �∑'���∑%�&� , �∑%���∑%�'��3 ∑%�& , �∑%��&

[ ) 3∑%�'� , �∑%���∑'��3 ∑%�& , �∑%��&

Keterangan:

55

Sudjana, Metode Penelitian, (Bandung: Tarsito, 2002), hlm. 273.

35

N = jumlah responden

Y = prestasi belajar

X = tingkat modalitas

a = intersep garis regresi antara tingkat modalitas belajar terhadap

prestasi belajar

b = koefisien arah regresi antara tingkat modalitas dengan prestasi

belajar.

2) Menguji keberartian dan kelinieran persamaan regresi sederhana

Uji ini digunakan untuk menguji apakah metode regresi yang

digunakan berarti artinya dengan taraf signifikasi (E = 5%) dapat

memprediksikan pengaruh tingkat modalitas terhadap prestasi belajar

matematika peserta didik artinya ada ketergantungan prestasi belajar

peserta didik karena tingkat modalitas belajar atau tidak.

Langkah-langkah uji linieritas regresi:56

a) Hitung jumlah kuadrat regresi (\]^��_`) dengan rumus:

\]^��_` = �∑1�"�

b) Hitung jumlah kuadrat regresi (\]^��_*`) dengan rumus:

\]^���*� ) [ ?∑%' , ∑/∑1� D

c) Hitung jumlah kuadrat residu (\]^�a) dengan rumus:

\]^�a )A'& , \]^���*� , \]^���� d) Hitung rata-rata jumlah kuadrat regresi (b\]^����) dengan rumus:

b\]^���� = \]^��_` e) Hitung rata-rata jumlah kuadrat regresi (b\]^���*�) dengan rumus:

b\]^��_*` = \]^��_*` f) Hitung rata-rata jumlah kuadrat residu (b\]^�a) dengan rumus:

b\]^�a ) cUdef�K&

g) Hitung jumlah kuadrat error (\]T) dengan rumus:

56 Riduwan, Dasar-dasar, hlm. 200.

36

\]T ) ∑ ?∑'& , �∑1�"� D8

h) Hitung jumlah kuadrat tuna cocok (\]gh) dengan rumus:

\]gh ) \]^�a , \]T

i) Hitung rata-rata jumlah kuadrat tuna cocok (b\]gh) dengan rumus:

b\]gh ) cUij8K&

j) Hitung rata-rata jumlah kuadrat error (b\]gh).

k) Mencari nilai �������.

l) Tentukan aturan untuk pengambilan keputusan atau criteria uji

linier, jika ������� k ����, maka terima 45 berarti linier.

m) Carilah nilai �lmnop menggunakan tabel F.

n) Bandingkan nilai �lmnop dengan nilai tabel F, kemudian simpulkan:

jika ������� k ����, maka terima 45 berarti linier.

Uji keberartian dan kelinieran regresi dapat menggunakan rumus

analisis varians (ANAVA) sebagai berikut:

Tabel 1

ANAVA untuk Regresi Linier Sederhana

Sumber

Variasi

Derajat

bebas

(db)

Jumlah

kuadrat (JK)

Rata-rata

jumlah

kuadrat

(RJK)

������� ����

Total N A'�& - b\]ghb\]T � �(KL��q gh,q T�

Regresi (a)

Regresi (b|a)

Residu

1

1

n-2

�∑'��&3

\]r��

\]r�a

�∑1P�"�

b\]^��

b\]^�a

Tuna Cocok

Kesalahan

k-2

n-k

\]gh

\]T

b\]gh

b\]T

3) Perhitungan koefisien korelasi dan determinasi

Kesimpulan:

Karena ������� X����, maka metode

regresi Y atas X

berpolar Linier.

37

Analisis korelasi merupakan analisis yang membahas derajat

hubungan antara variabel-variabel dalam data kuantitatif dan sukar untuk

dipisahkan dengan analisis regresi. Koefisien korelasi (rxy) merupakan

analisis korelasi untuk menghitung hubungan secara kuantitatif antara (X)

dengan (Y). Koefisien korelasi (rxy) dihitung dengan rumus sebagai

berikut:57

��� � �∑����∑���∑�� !�∑�"��∑��"#!�∑�"��∑��"#

keterangan:

rxy = koefisien korelasi antara variabel (X) dan variabel (Y)

N = banyaknya responden

X = skor untuk tingkat modalitas

Y = skor untuk prestasi belajar

∑%' = jumlah perkalian (X) dan (Y)

Kriteria koefisien korelasi adalah sebagai berikut:

0,00 k ��� X 0,20 = sangat rendah

0,20 k ��� X 0,40 = rendah

0,40 k ��� X 0,60 = sedang

0,60 k ��� X 0,80 = tinggi

0,80 k ��� X 1,00 = sangat tinggi

Koefisien determinasi adalah koefisien yang menyatakan berapa

persen (%) besarnya pengaruh suatu variabel bebas (X) terhadap variabel

terikat (Y). Koefisien determinasi mengukur besarnya pengaruh antara

variabel (X) dan (Y) yang dinyatakan dalam persen (%). Rumus secara

umum adalah:

Koefisien determinasi = �& s 100%

4) Uji Signifikansi Koefisien Korelasi

4S = persamaan regresi signifikan

4� = persamaan regresi tidak signifikan

57 Riduwan, Dasar-dasar, hlm. 369.

38

a) \]^��_` = �∑1�"�

b) \]^���*� ) [ ?∑%' , ∑/∑1� D

c) \]^�a ) ∑'& , \]^���*� , \]^���� d) b\]^���� = \]^��_` e) b\]^�a ) cUdef

�K&

f) ������� ) ^cUdet�u|w�^cUdef

g) Kaidah pengujian signifikansi:

Jika ������� J ����, maka tolak 45 (signifikan)

Jika ������� k ����, maka tolak 4 (tidak signifikan)

h) Cari nlai ���� menggunakan table F dengan rumus:

Taraf signifikansinya α = 0,05 M[^�a ) 3 , 2

���� ) ��(KL��q r��_|`,_q ^�a`� i) Kesimpulan: karena ������� J ���� maka tolak 45 dan terima 4.

Dengan demikian, ada pengaruh yang signifikan antara tingkat

modalitas belajar terhadap prestasi belajar matematika.

39

BAB IV

PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Data Hasil Penelitian

Berkaitan dengan hipotesis pada bab III dan berdasarkan data yang

diperoleh dari penelitian maka pada bab IV ini akan disajikan deskripsi data,

pengolahan data dan keputusan-keputusan uji hasil penelitian.

1. Deskripsi Modalitas Belajar

Penggolongan modalitas belajar peserta didik berdasarkan skor total

jawaban peserta didik pada kuesioner. Kategori peserta didik berdasarkan modalitas

belajar tergantung skor tertinggi pada setiap kategori. Jumlah tertinggi pada salah

satu modalitas belajar menunjukkan peserta didik tersebut lebih cenderung dominan

pada modalitas tersebut. Skala yang digunakan pada penelitian modalitas belajar

yaitu skala nominal. Perhitungan yang lengkap pada lampiran 14.

(Gambar 1)

Histogram Modalitas Belajar

Dari histogram diatas, tampak bahwa peserta didik dengan modalitas

visual lebih banyak (50 peserta didik), dibandingkan dengan modalitas auditorial (32

peserta didik) dan modalitas kinestetik (17 peserta didik).

0

10

20

30

40

50

60

visual auditorial kinestetik

Fre

ku

ensi

Responden

40

2. Deskripsi Prestasi Belajar Berdasarkan Modalitas Belajar

a. Data Hasil Prestasi Belajar Peserta Didik

Berdasarkan hasil tes semester I prestasi belajar (Lampiran 8) pada

kelompok peserta didik yang memiliki modalitas belajar visual, auditorial

dan kinestetik, diperoleh data seperti pada table berikut:

Tabel 2

Data Prestasi Belajar Matematika berdasarkan Modalitas Belajar

Modalitas

Belajar

N A% yQ StDev Median Modus Min Max

Visual 50 3599 71,98 8,86 70 68 59 96

Auditorial 32 2226 69,56 8,01 68 63 60 91

Kinestetik 17 1172 68,94 7,41 66 64 60 89

Dari data di atas, rata-rata hasil prestasi belajar peserta didik yang

memiliki modalitas belajar visual paling tinggi dibandingkan peserta didik

yang memiliki modalitas belajar auditorial dan kinestetik. Rata-rata hasil

prestasi belajar peserta didik yang memiliki modalitas belajar auditorial

lebih tinggi dibandingkan dengan peserta didik yang memiliki modalitas

belajar kinestetik.

b. Distribusi Frekuensi dan Histogram Prestasi Belajar

1) Kelompok Modalitas Belajar Visual

Berikut ini disajikan distribusi frekuensi dan gambar histogram

pada kelompok peserta didik yang memiliki modalitas belajar visual.

41

Tabel 3

Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Modalitas Belajar Visual

Hasil Prestasi

Belajar

Frekuensi

(f)

Frekuensi

Kumulatif (fk)

59 – 64 10 10

65 – 70 15 25

71 – 76 12 37

77 – 82 6 43

83 – 88 4 47

89 – 94 2 49

95 – 100 1 50

0

2

4

6

8

10

12

14

16

(59-64) (65-70) (71-76) (77-82) (83-88) (89-94) (95-100)

Fre

ku

ensi

Histogram Modalitas Belajar

Visual

42

Gambar 2

Histogram Prestasi Belajar kelompok Modalitas Visual

2) Kelompok Modalitas Belajar Auditorial

Berikut ini disajikan distribusi frekuensi dan gambar histogram

pada kelompok peserta didik yang memiliki modalitas belajar

auditorial.

Tabel 4

Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Modalitas Auditorial

Hasil Prestasi

Belajar

Frekuensi

(f)

Frekuensi

Kumulatif (fk)

60 – 65 11 11

66 – 71 10 21

72 – 77 6 27

78 – 83 3 30

84 – 89 1 31

90 – 95 1 32

43

Gambar 3

Histogram Prestasi Belajar kelompok Modalitas Auditorial

3) Kelompok Modalitas Belajar Kinestetik

Berikut ini disajikan distribusi frekuensi dan gambar histogram

pada kelompok peserta didik yang memiliki modalitas belajar

kinestetik.

Tabel 5

Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Modalitas Kinestetik

Hasil Prestasi

Belajar

Frekuensi

(f)

Frekuensi Kumulatif

(fk)

60 – 64 6 6

65 – 69 3 9

70 – 74 6 15

75 – 79 1 16

0

5

10

15

(60-65) (66-71) (72-77) (78-83) (84-89) (90-95)

Fre

ku

ensi

Histogram Modalitas Belajar

Auditorial

44

80 – 84 0 16

85 – 89 1 17

Gambar 4

Histogram Prestasi Belajar kelompok Modalitas Kinestetik

B. Pengujian Hipotesis

1. Analisis Pendahuluan

a. Uji Prasyarat Analisis

1) Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data yang

diperoleh berdistribusi normal atau tidak. Selanjutnya dari hasil uji ini

dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam menggunakan statistik

parametrik atau non parametrik dalam pengujian hipotesis penelitian.

Jika data yang diperoleh berdistribusi normal maka statistik parametrik

dapat digunakan dalam pengujian hipotesis, sebaliknya jika tidak

0

1

2

3

4

5

6

7

(60–64) (65–69) (70–74) (75–79) (80–84) (85–89)

Fre

ku

ensi

Histogram Modalitas Belajar

Kinestetik

45

berdistribusi normal statistik non parametrik yang lebih tepat digunakan

dalam pengujian hipotesis.

Sedangkan yang digunakan untuk uji normalitas adalah data dari

nilai prestasi belajar, dengan menggunakan uji Chi-Kuadrat.

Hipotesis

H{: data berdistribusi normal

H(: data tidak berdistribusi normal

Pengujian Hipotesis

;& )A�V� , W��&W�8

��(

Kriteria yang digunakan

Diterima jika 4| ) ;������& X ;���&

Berdasarkan hasil perhitungan ;& nilai prestasi untuk kelas VIII

Muslim, VIII Abu Dawud, VIII Hafshah, dan VIII Asma’. Perhitungan

selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 9, 10, 11 dan 12.

Tabel 6

Hasil Perhitungan }~ Nilai Awal

No. Kelas ;������& ;���& Keterangan

1. VIII Muslim 3,4935 11,07 Normal

2. VIII Abu Dawud 8,5145 11,07 Normal

3. VIII Hafshah 2,2620 11,07 Normal

4. VIII Asma’ 5,6560 11,07 Normal

46

2) Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan untuk memperoleh asumsi bahwa

populasi penelitian berawal dari kondisi yang sama atau homogen. Uji

homogenitas menggunakan uji Barlett dengan hipotesis statistiknya

sebagai berikut.

Hipotesis

4|: .(& ) .&& ) .�& � .�&

4(: minimal ada salah satu variansi yang berbeda/tidak sama

Kriteria Pengujian

4| diterima jika ;������& k ;���&

Tabel 7

Nilai Variansi

Sumber

Variasi

VIII

Muslim

VIII

Abu Dawud

VIII

Hafshah

VIII

Asma'

Jumlah 1642 1678 1801 1388

N 24 24 25 26

yQ 68.417 69.917 72.040 72.500

Varians (s2) 112.601 104.167 65.707 90.100

Standart

Deviasi (s) 10.611 10.206 8.106 9.492

Tabel 8

Tabel Uji Barlett

Populasi M+ ) 3� , 1 2�& Log 2�& dk.log 2�& dk.2�&

1 23 112.601 2.052 47.186 2589.833

2 23 104.167 2.018 46.408 2395.833

47

3 24 65.707 1.818 43.623 1576.960

4 25 90.100 1.955 48.868 2252.500

Jumlah 95 186.084 8815.127

2& ) ∑�3� , 1�2�&∑�3� , 1� ) 8815,12795 ) 92,791

@ ) �log 2&� A�3� , 1� @ ) _1,968` 95

B = 186,913

;������& ) ��3 10� ?@ ,A�3� , 1� log 2�&D ;������& ) 2,302585 !186,913 , 186,084# ;������& ) 1,909

Untuk α = 5%, dengan dk = k – 1 = 4 – 1 = 3 diperoleh ;���& ) 7,815

+I��3I ;������& ) 1,909 X ;���& ) 7,815 maka 4| diterima. Artinya

keempat data tersebut homogen

b. Uji Instrumen

1) Validitas

Soal tes uji coba terdiri dari 21 item (Lampiran 3), dengan n= 40

dan taraf nyata E = 5% diperoleh ���� = 0,312. Soal dikatakan valid

jika ��� � ����. Hasil perhitungan validitas kuesioner diperoleh

sebagai berikut.

Tabel 9

Analisis Validitas Butir Pertanyaan

No. Soal

��� �lmnop Perbandingan Keterangan

48

1 0,722 0,312 ��� � ���� Valid

2 0,645 0,312 ��� � ���� Valid

3 0,426 0,312 ��� � ���� Valid

4 0,531 0,312 ��� � ���� Valid

5 0,495 0,312 ��� � ���� Valid

6 0,426 0,312 ��� � ���� Valid

7 0,761 0,312 ��� � ���� Valid

8 0,386 0,312 ��� � ���� Valid

9 0,663 0,312 ��� � ���� Valid

10 0,419 0,312 ��� � ���� Valid

11 0,873 0,312 ��� � ���� Valid

12 0,655 0,312 ��� � ���� Valid

13 0,668 0,312 ��� � ���� Valid

14 0,668 0,312 ��� � ���� Valid

15 0,715 0,312 ��� � ���� Valid

16 0,645 0,312 ��� � ���� Valid

17 0,362 0,312 ��� � ���� Valid

18 0,426 0,312 ��� � ���� Valid

19 0,688 0,312 ��� � ���� Valid

20 0,663 0,312 ��� � ���� Valid

21 0,668 0,312 ��� � ���� Valid

Dengan perhitungan manual menggunakan Microsoft Excel

diperoleh 21 soal yang valid. Sedangkan perhitungan selengkapnya

dapat dilihat pada lampiran 4.

49

2) Reliabilitas

Analisis reliabilitas dilakukan untuk mengetahui apakah item

pertanyaan yang disusun dapat memberikan hasil yang tetap atau ajeg.

Artinya apabila pertanyaan tersebut digunakan pada kesempatan yang

lain, maka hasilnya akan tetap atau relatif sama.

Dengan menggunakan rumus Alpha didapatkan �((= 0,905.

Kemudian nilai �(( dibandingkan dengan ���� untuk 21 butir soal

dengan taraf nyata 5%. Dengan demikian terlihat bahwa �(( � ���� yaitu 0,905 � 0,312, sehingga dapat dikatakan bahwa insturmen

reliabel. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 6.

2. Analisis Akhir

a. Regresi Linier Sederhana

1) Persamaan Regresi Linier Sederhana

Berdasarkan data yang diperoleh pada lampiran 14, kemudian

dilakukan perhitungan analisis regresi linier sederhana. Rumus umum

persamaan regresi linier sederhana adalah 'Y = a + bx. Dengan koefisien

a dan b dicari dengan perhitungan sebagai berikut:

I ) �∑1P��∑/P"�K�∑/P��∑/P1P��∑/P"K�∑/P�"

) �6997 s 5542� , �720 s 51779��99 s 5542� , �518400�

) 38777374 , 37280880548658 , 518400

) 149649430258

) 49,458

[ ) �∑/P1PK�∑/P��∑1P��∑/P"K�∑/P�"

50

) �99 s 51779� , �720 s 6997��99 s 5542� , �518400�

) �5126121� , �5037840��548658� , �518400�

) 8828130258

) 2,918

'Y = a + bx

= 49,458 + 2,918X

Persamaan linier sederhana antara tingkat modalitas belajar dan

prestasi belajar matematika yang diperoleh dari hasil perhitungan

adalah 'Y = 49,458 + 2,918X. Dari persamaan tersebut, jika x = 0 maka

diperoleh nilai prestasi belajar matematika sebesar 49,458. Ini berarti

apabila seorang peserta didik tidak mempunyai modalitas belajar, maka

diperkirakan peserta didik tersebut mendapat nilai 49,458 untuk prestasi

belajar matematika. Karena koefisien b = 2,918 bertanda positif berarti

bahwa semakin tinggi tingkat modalitas belajar maka semakin tinggi

pula prestasi belajar matematika.

2) Uji Kelinieran Regresi

Berdasarkan data yang diperoleh dari tingkat modalitas belajar

dan prestasi belajar matematika didapat tabel Anava sebagai berikut:

Tabel 10

Ringkasan Anava Variabel Y atas X

Sumber

Variasi

Derajat

bebas

(db)

Jumlah

kuadrat

(JK)

Rata-rata

jumlah

kuadrat

(RJK)

������� ����

Total 99 501419 - 1,399 2,05

51

Regresi (a)

Regresi (b|a)

Residu

1

1

97

494525,34

2602,060

4287,592

494525,34

2606,060

44,202

Tuna Cocok

Kesalahan

8

89

479,17

3808,42

59,896

42,791

Dari hasil perhitungan diperoleh nilai ������� ) 1,399. Karena

������� X ���� atau 1,399 X 2,05 maka regresi Y atas X berpolar Linier.

Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 15.

3) Uji Keberartian Arah Regresi Linier

Dari hasil perhitungan diperoleh nilai ������� ) 1,399. Harga ini

dikonsultasikan dengan E = 5% dengan k = 10 dan n= 99 diperoleh

nilai ��(KL��(,�K&� )2,05. Dengan demikian ������� X ��(KL��(,�K&� yaitu 1,399 X 2,05 ini berarti persamaan 'Y ) 49,458 + 2,918X berarti.

Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 15.

4) Koefisien Korelasi pada Regresi Linier

Koefisien korelasi antara tingkat modalitas belajar (X) dan

prestasi belajar matematika (Y) dengan perhitungan manual

menggunakan Microsoft Excel diperoleh nilai r = 0,614 atau dengan

perhitungan korelasi berbantuan SPSS, seperti terlihat pada output di

bawah ini. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 15.

Tabel 11

Output Analisis Korelasi antara Tingkat Modalitas Belajar

dan Prestasi Belajar Matematika

Kesimpulan:

Karena ������� X ���� atau 1,399 X

2,05, maka

metode regresi

Y atas X

berpolar Linier.

52

5) Uji Signifikansi Koefisien Korelasi

Dari hasil perhitungan diperoleh nilai ������� ) 58,868. Harga

ini dikonsultasikan dengan ���� ) 3,94. Karena ������� � ���� yaitu 58,868 � 3,94 maka signifikan. Ini berarti bahwa tingkat

modalitas belajar berpengaruh terhadap prestasi belajar. Perhitungan

selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 15.

6) Koefisien Determinasi pada Regresi Linier

Antara tingkat modalitas belajar (X) dan prestasi belajar

matematika (Y) diperoleh nilai koefisien determinasi sebesar 37,70%.

Ini berarti pengaruh tingkat modalitas belajar terhadap prestasi belajar

matematika sebesar 37,70%. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat

pada lampiran 15.

C. Pembahasan Hasil Penelitian

Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi linear

sederhana. Hasil analisis yang diperoleh pada tabel sebagai berikut:

Regresi Linear

Sederhana

Persamaan Koefisien

Korelasi

Koefisien

Determinasi

�& s 100

X dengan Y 'Y ) 49,458 Z 2,918% 0,614 37,70%

Pengaruh tingkat modalitas belajar (X) terhadap prestasi belajar

matematika (Y) dijelaskan dengan persamaan 'Y ) 49,458 + 2,918X yang telah diuji

Model Summaryb

,614a ,377 ,371 6,65

Model1

R R Square

Adjusted

R Square

Std. Error of

the Estimate

Predictors: (Constant), MODALa.

Dependent Variable: PRESTASIb.

53

keberartian dan kelinearannya, menunjukkan bahwa jika x = 0 maka diperoleh nilai

prestasi belajar matematika sebesar 49,458. Ini berarti apabila seorang peserta didik

tidak mempunyai modalitas belajar, maka diperkirakan peserta didik tersebut

mendapat nilai 49,458 untuk prestasi belajar matematika. Karena koefisien b = 2,918

bertanda positif berarti bahwa semakin tinggi tingkat modalitas belajar maka

semakin tinggi pula prestasi belajar matematika. Besarnya pengaruh tingkat

modalitas belajar terhadap prestasi belajar matematika peserta didik cukup kuat yaitu

dapat dilihat dari koefisien korelasi X dengan Y sebesar 0,614 atau sebesar 37,70%.

Hal ini berarti bahwa tingkat modalitas belajar peserta didik mempunyai pengaruh

terhadap prestasi belajar peserta didik khususnya pada pelajaran matematika.

Dilihat dari rata-rata prestasi belajar peserta didik yang memiliki tingkat

modalitas belajar visual lebih tinggi yaitu 71,98 dibanding dengan prestasi belajar

peserta didik yang memiliki tingkat modalitas belajar auditorial dan kinestetik.

Sedangkan rata-rata prestasi belajar peserta didik yang memilki tingkat modalitas

belajar auditorial lebih tinggi yaitu 69,56 dibanding dengan prestasi belajar peserta

didik yang memiliki tingkat modalitas belajar kinestetik yaitu 68,94. Terlihat bahwa

peserta didik yang memiliki tingkat modalitas tinggi lebih baik dari pada peserta

didik yang memiliki tingkat modalitas rendah. Dari analisis tersebut menunjukkan

bahwa tingkat modalitas belajar berpengaruh terhadap prestasi belajar matematika

pada peserta didik kelas VIII SMP Islam Hidayatullah Banyumanik Semarang.

Seperti yang dijelaskan pada bab II landasan teori, masing-masing

individu belajar dengan menggunakan ketiga modalitas belajar pada tahap tertentu.

Tetapi kebanyakan orang lebih cenderung pada salah satu diantara ketiganya.

Modalitas belajar dapat menentukan prestasi belajar peserta didik. Modalitas belajar

yang berbeda akan memberikan hasil belajar yang berbeda. Dari hasil yang diperoleh

pada penelitian ini tampak jelas perbedaan prestasi belajar dari peserta didik yang

memiliki tingkat modalitas belajar yang berbeda. Ini berarti bahwa tingkat modalitas

belajar peserta didik yang berbeda benar akan memberikan hasil prestasi belajar yang

berbeda. Rangsangan yang sesuai diberikan pada peserta didik dengan modalitas

54

belajar yang berbeda akan memberikan kemudahan bagi peserta didik untuk

menyerap informasi yang diperoleh yang kemudian terwujud dalam prestasi belajar.

D. Keterbatasan Penelitian

Peneliti menyadari bahwa hasil penelitian yang telah dilakukan secara

optimal pasti terdapat keterbatasan. Adapun keterbatasan-keterbatasan yang dialami

peneliti adalah sebagai berikut:

1. Keterbatasan Waktu

Penelitian yang dilakukan oleh peneliti terpancang oleh waktu, Karena

waktu yang digunakan terbatas. Maka peneliti hanya memiliki waktu sesuai

keperluan yang berhubungan dengan penelitian saja. Walaupun waktu yang peneliti

gunakan cukup singkat akan tetapi bisa memenuhi syarat-syarat dalam penelitian

ilmiah.

2. Keterbatasan Kemampuan

Dalam melakukan penelitian tidak lepas dari pengetahuan, dengan

demikian peneliti menyadari keterbatasan kemampuan khususnya dalam

pengetahuan untuk membuat karya ilmiah. Tetapi peneliti sudah berusaha

semaksimal mungkin untuk melakukan penelitian sesuai dengan kemampuan

keilmuan serta bimbingan dari dosen pembimbing.

3. Keterbatasan Materi dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan hanya sebatas materi kelas VIII semester I di

SMP Islam Hidayatullah Banyumanik Semarang. Apabila ada hasil penelitian pada

materi dan tempat yang berbeda, tetapi kemungkinannya tidak jauh menyimpang dari

hasil penelitian yang peneliti lakukan.

4. Keterbatasan dalam Objek Penelitian

Dalam penelitian ini hanya diteliti tentang pengaruh tingkat modalitas

belajar terhadap prestasi belajar matematika peserta didik kelas VIII semester I.

55

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan latar belakang masalah, rumusan masalah, hipotesis hingga uji

hipotesis maka hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh positif

antara tingkat modalitas belajar dengan prestasi belajar peserta didik. Semakin tinggi

tingkat modalitas belajar semakin tinggi pula prestasi belajar peserta didik. Hasil analisis

menunjukkan nilai ������� � ���� yaitu 58,868 � 3,94 pada taraf signifikansi

E ) 0,05. Sehingga dapat ditunjukkan ada pengaruh tingkat modalitas belajar terhadap

prestasi belajar matematika peserta didik SMP Islam Hidayatullah Banyumanik

Semarang tahun pelajaran 2010/2011. Adapun besar pengaruh ditunjukkan oleh

koefisien determinasi sebesar 37,70%.

B. Saran

Setelah pelaksanaan penelitian dan pembahasan hasil penelitian tentang

pengaruh tingkat modalitas belajar terhadap prestasi belajar matematika peserta didik

SMP Islam Hidayatullah Banyumanik Semarang, penulis mengajukan beberapa saran-

saran:

1. Sebelum melakukan pembelajaran, guru matematika hendaklah memperhatikan

perbedaan karakter peserta didik mengenai modalitas belajar peserta didik.

2. Guru mengkondisikan pembelajaran sesuai dengan modalitas belajar para peserta

didik.

3. Dalam pembelajaran, hendaklah guru menggunakan multi modalitas agar guru

dapat menjangkau semua peserta didik sehingga peserta didik dapat menerima dan

menyerap dengan mudah pesan-pesan dalam materi yang disajikan.

56

C. Penutup

Alhamdulillah, tidak ada kata yang tepat untuk mengungkapkan rasa syukur

kepada Allah SWT. La haula wa la quwwata illa billah. Benar-benar tidak ada kekuatan

selain kekuatan yang diberikan oleh-Nya kepada penulis sehingga penelitian dan

laporan ini terselesaikan.

Tiada gading yang tak retak, dengan seluruh kerendahan hati penulis

menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan. Penulis sangat mengharapkan

kritik dan saran yang konstruktif dari semua pihak. Besar harapan penulis, semoga

skripsi yang sederhana ini dapat member sumbangsih pada perkembangan ilmu

pengetahuan, khususnya dalam dunia pembelajaran matematika. Meskipun kecil,

penulis berharap semoga skripsi ini member manfaat bagi penulis khususnya dan bagi

pembaca pada umumnya. Amin.

57

DAFTAR KEPUSTAKAAN

Abdul Aziz, Shaleh dan Abdul Aziz Majid, Attarbiyah wa Thuruqut Tadris, Juz 1,

Mesir: Darul Ma’arif.

Ahmadi, Abu dan Widodo Supriyono, Psikologi Belajar, Jakarta: PT Rineka Cipta,

2004.

Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: PT

Rineka Cipta, 2006.

-------------------------, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: PT Bumi Aksara,

2007.

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai

Pustaka, 2005.

DePoter, Bobbi dan Mike Hernacki, Quantum Learning: Membiasakan Belajar

Nyaman dan Menyenangkan, Bandung: Kaifa, 2009.

------------------- dan Mark Reardon, dkk., Quantum Teaching: Mempraktikkan

Quantum Learning di Ruang-ruang Kelas, Bandung: Kaifa, 2001.

Gunawan, Adi W., Genius Learning Strategy: Petunjuk Praktis untuk Menerapkan

Accelerated Learning, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2004.

Helly Tambotoh, Kristien, “Pembelajaran Fisika Menggunakan KIT Multimedia dan

Media Interaktif Berbasis Komputer ditinjau dari Motivasi Berprestasi dan

Modalitas Belajar Siswa (Studi Kasus Pokok Bahasan Momentum dan Impuls

pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Salatiga)”, Tesis, Surakarta: Pendidikan

Sains Pascasarjana Universitas Sebelas Maret, 2009.

Maulida, Dina “Pengaruh Gaya Belajar (Visual, Auditorial, dan Kinestetik) terhadap

Prestasi Belajar Siswa Kelas 1 SMK Muhammadiyah 2 Malang pada Mata

Pelajaran Kewirausahaan Tahun Ajaran 2007/2008”, Skripsi, Malang:

Fakultas Ekonomi Pendidikan Tata Niaga, Universitas Negeri Malang, 2008.

58

Mustaqim, Psikologi Pendidikan, Semarang: Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo,

2009.

Purwanto, Ngalim, Psikologi Pendidikan, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2002.

Riduwan, Dasar-dasar Statistika, Bandung: Alfabeta, 2008.

Rofiq, Ahmad, “Pengaruh Tingkat Modalitas Belajar Terhadap Prestasi Belajar

Matematika Siswa Kelas VII Tengah Semester 1 SMP Negeri 02 Comal

Tahun Pelajaran 2004/2005”, Skripsi, Semarang: Fakultas Pendidikan

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, IKIP PGRI Semarang, 2005.

Rose, Colin dan Malcolm J. Nicholl, Accelerated Learning for the 21st Century

(Cara Belajar Cepat Abad XXI), Bandung: Nuansa Cendekia, 2002.

Seifert, Kelvin, Manajemen Pembelajaran dan Intruksi Pendidikan, Jogjakarta:

IRCiSoD, 2009.

Silberman, Melvin L., Active Learning 101 Cara Belajar Siswa Aktif, Bandung:

Penerbit Nusamedia, 2006.

Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pendidikan, Jakarta: PT

Rineka Cipta, 2003.

Sudjana, Nana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung: PT Sinar Baru,

1989.

-------------------, Metode Penelitian, Bandung: Tarsito, 2002.

Sugoyono, Statistika untuk Penelitian, Bandung: Alfabeta, 2007.

59

Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif: Konsep, Landasan, dan

Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP),

Jakarta: Kencana, 2010.

Uno, Hamzah B., Orientasi Baru dalam Psikologi Pembelajaran, Jakarta: PT Bumi

Aksara, 2006.

Usman, Uzer, Menjadi Guru Profesional, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2005.

Zainudin, Akbar dan Usep Saefurohman, Modalitas Belajar,

http://www.maswins.com/2010/05/mengenal-modalitas-belajar-anak.html.

08/10/2010

Gardner, Howard, Gaya Belajarhttp://binakreatif.blogspot.com/2008/06/memahami-

gaya-belajar-anak.html.23/06/2011

60

DAFTAR TABEL

Tabel 1 ANAVA (Analisis Varians) untuk regresi Linear Sedaerhana

Tabel 2 Data Prestasi Belajar Matematika Berdasarkan Modalitas Belajar

Tabel 3 Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Modalitas Belajar Visual

Tabel 4 Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Modalitas Belajar Auditorial

Tabel 5 Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Modalitas Belajar Kinestetik

Tabel 6 Hasil Perhitungan

Tabel 7 Nilai Variansi

Tabel 8 Tabel Uji Bartlet

Tabel 9 Analisis Validitas Butir Pertanyaan

Tabel 10 Ringkasan ANAVA Variabel Y atas X

Tabel 11 Output Analisis Korelasi antara Tingkat Modalitas Belajar dan Prestasi Belajar

Matematika

61

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Histogram Modalitas Belajar

Gambar 2 Histogram Prestasi Belajar Kelompok Modalitas Visual

Gambar 3 Histogram Prestasi Belajar Kelompok Modalitas Auditorial

Gambar 4 Histogram Prestasi Belajar Kelompok Modalitas Kinestetik

62

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Daftar Nama Peserta Didik SMP Islam Hidayatullah Kelas VII (Kelas

Uji Coba)

Lampiran 2 Daftar Nama Peserta Didik SMP Islam Hidayatullah Kelas VIII

(Kelas Penelitian)

Lampiran 3 Kuesioner Penelitian Soal Uji Coba Identifikasi Modalitas Belajar

Lampiran 4 Analisis Uji Coba Kuesioner

Lampiran 5 Contoh Perhitungan Validitas Butir Pertanyaan

Lampiran 6 Contoh Perhitungan Reliabilitas Butir Pertanyaan

Lampiran 7 Kuesioner Soal Penelitian Identifikasi Modalitas Belajar

Lampiran 8 Data Prestasi Belajar

Lampiran 9 Uji Normalitas Uji Awal Kelas VIII Abu Dawud

Lampiran 10 Uji Normalitas Uji Awal Kelas VIII Muslim

Lampiran 11 Uji Normalitas Uji Awal Kelas VIII Hafshah

Lampiran 12 Uji Normalitas Uji Awal Kelas VIII Asma’

Lampiran 13 Uji Homogenitas dengan Uji Barlett

Lampiran 14 Rekapitulasi Data Modalitas Belajar

Lampiran 15 Analisis Data Akhir Regresi Linier Sederhana

Lampiran 16 Tabel Distribusi Z

Lampiran 17 Tabel Harga Kritik dari r Produck Moment

Lampiran 18 Tabel Nilai Chi Kuadrat

Lampiran 19 Daftar Nilai Persentil untuk Distribusi F

63

DAFTAR NAMA PESERTA DIDIK

SMP ISLAM HIDAYATULLAH KELAS VII

(KELAS UJI COBA)

NO. NAMA KODE

1 ADHI PRANOTO U-01

2 AHMAD DZAKY FAJARIAN U-02

3 ALIF KURNIAWAN U-03

4 ARFI PRAYOGA U-04

5 DHIMAS ANGGARA KHALIFADA WIBAWA U-05

6 DODY DERMAWAN U-06

7 FARIZ RAHMAN BURHANE U-07

8 FATHONI KURNIA RAMADHANI U-08

9 GABRIEL NUGRAHA ANDIKA U-09

10 HARNANDITYA AHMAD IZZANDI U-10

11 JALU SENO DESWAJI U-11

12 KINAYUNGAN AL FATAN L. H. U-12

13 M. IMAM FATHURRAHMAN U-13

14 MIFTA LATASSITA U-14

15 MUFTI MUHAMMAD U-15

16 MUHAMMAD FAIQ JAUHAR U-16

17 MUHAMMAD LUTHFI RAMADHAN U-17

18 NAUFAL ARDA IRFANDI U-18

19 RIZAL FEBRI H. U-19

20 SHELLO NOVIANTO U-20

21 SYAFRIZAL TAUFIQURRAHMAN U-21

22 TRI CAHYA ANGGARA PUTRA U-22

23 WAHYU RIDHO PANGESTU U-23

24 ADITYA KUSUMA DHYSA P. U-24

25 ANDIKA ANANDYA S. U-25

26 ANINDITHA LANGIT NOGROHO U-26

27 AYU INDAH PRATIWI U-27

28 BERRY BAHRIANSYAH U-28

29 FARIH AMANIL WAFA U-29

30 FATHIA FIDINIARI U-30

31 FERDIANSYAH U-31

Lampiran 1

64

32 GHAZY DANY ARILAH U-32

33 HABIB FAISAL YAHYA U-33

34 ILMA’A SAMARA U-34

35 JIHAN HANIFAH U-35

36 KHANSA HANUN AUGIE U-36

37 M. ADHA FAJRI U-37

38 MELATI FATIMATUL HUZNA U-38

39 MUHAMMAD RIDHO KURNIAWAN U-39

40 MUNA KHOIRUNNISA U-40

65

DAFTAR NAMA PESERTA DIDIK

SMP ISLAM HIDAYATULLAH KELAS VIII

(KELAS PENELITIAN)

NO. NAMA KODE

1 ADI ANDHIKA DIMANA A-01

2 ADITYA SURYA PANGESTU A-02

3 ADITYA ZULFIKAR FIRDHA A-03

4 ALDHO PRIYO WIBISONO A-04

5 ALDINO BAYU RACHMAT A-05

6 ANTYO ANUNG ANINDITO A-06

7 DICKY FIRMANSYAH A-07

8 FAUZI MUHAMMAD HANIF A-08

9 GALIH DWI WICAKSONO A-09

10 IMAN PRADANA FIFNI K. A-10

11 KEVIN SHIDDIQY AZKA A-11

12 M WAHYU SETYA AJI A-12

13 MOCHAMMAD SYUKRON N. A-13

14 MOCHAMMAD FAIK P. A-14

15 MUCHAMMAD MUCHDHOR A-15

16 MUHAMMAD NUGRAHA AJI A-16

17 NUGRAHASTO PRIHADI U. A-17

18 RAMA RIZQI YUDHANTA E. A-18

19 RINANDA ASRIAN ILMANTA A-19

20 RIZKY EGGY SYAH PUTRA A-20

21 ROFIF ZAINUL MUTTAQIN A-21

22 RYAN RAHARDIAN CAHYA A-22

23 ZULFAN MUSAFA A-23

24 BAGAS ALAN BUDI PRAKOSO A-24

25 ABDULLAH SYARIF B-01

26 ADNAN MARTADININGRAT S. B-02

27 ANANSYAH VEBRIANTO B-03

28 BAGAS HIMAWAN WIRATIKTA B-04

29 DESEVAN DIDAR SURYA NEGARA B-05

30 DHARMAWAN BAGUS SAPUTRA B-06

31 DIMAS RIEZKI FIRMANSYAH B-07

32 ELDWIN MAULANA IRFAN B-08

Lampiran 2

66

33 FARIZ MUHAMMAD R. B-09

34 KRISTIANTO TRICAHYA PRABOWO B-10

35 LUTFIAN ARYA DIPA B-11

36 MUHAMMAD FIRMANSYAH B-12

37 MUHAMMAD KHAIRULLAHHARTO B-13

38 MUSAYEH ACHMAD HAYKAL B-14

39 NAUFAL ANDRI MAHENDRA B-15

40 NURINDRA EKA PUTRA B-16

41 OKTOVANI AL GHIFARI PRATAMA B-17

42 PRASETYO ILHAM IBRAHIM B-18

43 PUTRA FISABIL MUHAMMAD B-19

44 RADYA GERALDI B-20

45 RAKA SUKMA BRAMANTYA B-21

46 RASYHAN MIRZA EL MUHAMMADY B-22

47 RISRIKY MITRA FATH B-23

48 RIVARDY OKKA BINTANG R. B-24

49 AHMAD FAISHAL KHAIRULLAH C-01

50 DIAS MAREDA HILMANAUFA C-02

51 MAULANA HUSEIN NABIL C-03

52 MURSYID HASAN MUSTAFA C-04

53 RADITYA CAHYO NUGROHO C-05

54 RAGIL PRAMUDYANTO C-06

55 YUSRIL SUDIRO ABDUL MANAF C-07

56 A MADE DEA RONA ALMAS C-08

57 ANITA MEILAWATI C-09

58 ARTISA RIZKI JENIUSA C-10

59 ASTRID PRISCILLIA C-11

60 AZKA KHOIRUNNISA C-12

61 DARA RAHISYA SURYA C-13

62 DHIVA CAEZARA RIZKY S. C-14

63 DIENI NUR HIKMAH C-15

64 ELVARIESTA C-16

65 FIRMENING DYAH C-17

66 IQLIMA BAHRUNNAJAH C-18

67 KINTAN AYLA DIANDRA C-19

68 KURNIANI PANJI R. C-20

67

69 MAHARANI KHARISMA W. C-21

70 NURUL HARDIYANTI PUTRI D. C-22

71 TRIANA ZULFA ARDIYANI C-23

72 VERA YULINIA ANGGRAENI C-24

73 DIRA DEVIRA C-25

74 ADZKIA ZAKIYYATUN NISA D-01

75 AINA' AL MARDHIYAH D-02

76 ANINDA RISQI RAHMAWATI D-03

77 ANISA SETIA PRATIWI D-04

78 BELLA YULIANA L. D-05

79 BINA ARIEFINA EFFENDI D-06

80 DARA AYU NOVEANA S. D-07

81 DEWI ARINI D-08

82 DINDA PUTRI KLARITA D. D-09

83 ESSY NURRIFTA ISMA D-10

84 FADHILA AYU SEKARANI D-11

85 FAJRIN AINNU ZULFA D-12

86 FARAH KEMALA PRATI D. D-13

87 LARASATI DITA ARDINA D-14

88 MAHARANI WISNU PUTRI D-15

89 MUNA KHANSA NABILA D-16

90 NABELLA DESTIANA RAHMA D-17

91 NANDA AYU PRAMONO D-18

92 NONIKA INGGIHARTI D-19

93 NUR LATIFAH D-20

94 RAHMATUL HAQIQI D-21

95 RISTYANNA INDRASWIDYAR D-22

96 SHADILLAH ILHAMI REZQI H. D-23

97 SILMI MUTIA D-24

98 YUSINTA SEKAR A. D-25

99 ZELYA OKTAVIA C. D-26

68

KUESIONER PENELITIAN SOAL UJI COBA

IDENTIFIKASI MODALITAS BELAJAR

NAMA :

KELAS :

NO. ABSEN :

Petunjuk:

Pilihlah jawaban yang sesuai dengan kebiasaan kalian dengan memberikan tanda (√)

pada salah satu kotak yang tersedia untuk setiap nomor!

A. MODALITAS VISUAL

Pertanyaan Sering Kadang-

kadang

Jarang

1. Apakah kalian rapi dan teratur?

2. Apakah kalian berbicara dengan cepat?

3. Apakah kalian lebih ingat apa yang dilihat

daripada yang didengar?

4. Apakah kalian lebih suka membaca daripada

dibacakan?

5. Apakah kalian suka mencoret-coret selama

menelepon?

6. Apakah kalian lebih suka melakukan

demonstrasi daripada berpidato?

7. Apakah kalian lebih menyukai seni daripada

musik?

Subtotal

Total

B. MODALITAS AUDITORIAL

Pertanyaan Sering Kadang-

kadang

Jarang

1. Apakah kalian berbicara kepada diri sendiri saat

belajar?

2. Apakah kalian mudah terganggu oleh keributan?

Lampiran 3

69

3. Apakah kalian suka membaca keras-keras dan

mendengarkan?

4. Apakah kalian merasa menulis itu sulit, tetapi

pandai bercerita?

5. Apakah kalian lebih menyukai musik daripada

seni?

6. Apakah kalian belajar melalui mendengar dan

mengingat apa yang didiskusikan daripada yang

dilihat?

7. Apakah kalian banyak bicara, suka berdiskusi,

dan menjelaskan panjang lebar?

Subtotal

Total

C. MODALITAS KINESTETIK

Pertanyaan Sering Kadang-

kadang

Jarang

1. Apakah kalian berbicara dengan lambat?

2. Apakah kalian menyentuh orang untuk

mendapatkan perhatiannya?

3. Apakah kalian belajar melalui praktik?

4. Apakah kalian menghafal dengan berjalan dan

melihat?

5. Apakah kalian menggunakan jari untuk

menunjuk saat membaca?

6. Apakah kalian tidak bisa duduk tenang untuk

waktu lama?

7. Apakah kalian meluangkan waktu untuk

berolahraga dan berkegiatan fisik lainnya?

Subtotal

Total

70

ANALISIS UJI COBA KUESIONER NOMOR BUTIR PERTANYAAN

NO KODE 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 Y �~

1 U-01 1 1 2 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 0 1 21 441

2 U-02 1 1 2 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 2 1 0 0 1 17 289

3 U-03 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 1 2 1 1 1 2 24 576

4 U-04 1 2 2 0 1 1 0 2 1 2 1 1 1 1 1 2 1 1 0 1 1 23 529

5 U-05 1 2 0 0 1 1 0 2 1 1 0 1 1 1 1 2 0 1 0 1 1 18 324

6 U-06 1 2 1 1 1 2 2 2 1 1 2 2 2 2 1 2 2 2 1 1 2 33 1089

7 U-07 2 2 2 1 1 1 2 1 1 1 1 2 2 2 1 2 2 1 2 1 2 32 1024

8 U-08 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 39 1521

9 U-09 1 2 2 1 1 0 1 1 2 1 0 1 1 1 1 2 2 0 2 2 1 25 625

10 U-10 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 40 1600

11 U-11 2 2 2 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 2 2 35 1225

12 U-12 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 2 1 1 1 1 1 0 1 0 1 16 256

13 U-13 1 2 1 1 1 2 2 2 1 1 2 2 2 2 1 2 1 2 2 1 2 33 1089

14 U-14 1 1 1 0 0 1 1 2 1 0 0 1 2 2 1 1 2 1 1 1 2 22 484

15 U-15 1 1 2 1 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 26 676

16 U-16 1 1 2 1 0 0 1 2 1 2 0 1 2 2 1 1 2 0 1 1 2 24 576

17 U-17 1 2 2 1 1 1 2 1 1 1 2 2 2 2 1 2 2 1 2 1 2 32 1024

18 U-18 2 2 2 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 38 1444

19 U-19 1 0 0 1 1 2 0 2 2 2 0 2 1 1 1 0 0 2 0 2 1 21 441

20 U-20 1 2 2 1 1 2 1 2 2 2 1 2 1 1 1 2 2 2 1 2 1 32 1024

21 U-21 1 1 2 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 0 1 21 441

22 U-22 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 1 2 1 1 1 2 24 576

23 U-23 1 2 0 0 1 1 0 2 1 1 0 1 1 1 1 2 0 1 0 1 1 18 324

24 U-24 1 2 2 1 1 1 2 1 1 1 1 2 2 2 1 2 2 1 2 1 2 31 961

25 U-25 1 2 2 1 1 0 1 1 2 1 0 1 1 1 1 2 2 0 2 2 1 25 625

Lampiran 4

71

26 U-26 2 2 2 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 2 2 35 1225

27 U-27 1 2 1 1 1 2 2 2 1 1 2 2 2 2 1 2 1 2 2 1 2 33 1089

28 U-28 1 1 2 1 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 26 676

29 U-29 1 2 2 1 1 1 2 1 1 1 2 2 2 2 1 2 2 1 2 1 2 32 1024

30 U-30 1 0 0 1 1 2 0 2 2 2 0 2 1 1 1 0 0 2 0 2 1 21 441

31 U-31 1 1 2 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 2 1 0 0 1 17 289

32 U-32 1 2 2 0 1 1 0 2 1 2 1 1 1 1 1 2 1 1 0 1 1 23 529

33 U-33 1 2 1 1 1 2 2 2 1 1 2 2 2 2 1 2 2 2 1 1 2 33 1089

34 U-34 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 39 1521

35 U-35 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 40 1600

36 U-36 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 2 1 1 1 1 1 0 1 0 1 16 256

37 U-37 1 1 1 0 0 1 1 2 1 0 0 1 2 2 1 1 2 1 1 1 2 22 484

38 U-38 1 1 2 1 0 0 1 2 1 2 0 1 2 2 1 1 2 0 1 1 2 24 576

39 U-39 2 2 2 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 38 1444

40 U-40 1 2 2 1 1 2 1 2 2 2 1 2 1 1 1 2 2 2 1 2 1 32 1024

ITEM SOAL 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21

Va

lid

ita

s

A� 49 62 62 32 34 44 48 64 48 56 40 62 62 62 48 62 64 44 48 48 62

A�~ 67 110 114 32 38 64 80 112 76 92 68 106 106 106 64 110 120 64 80 76 106

A�� 1437 1818 1790 943 1005 1289 1488 1817 1453 1613 1315 1804 1804 1804 1405 1818 1832 1289 1472 1453 1804

��� 0.722 0.645 0.426 0.531 0.495 0.426 0.761 0.386 0.663 0.419 0.873 0.668 0.668 0.668 0.715 0.645 0.362 0.426 0.688 0.663 0.668

�lmnop 0.312 0.312 0.312 0.312 0.312 0.312 0.312 0.312 0.312 0.312 0.312 0.312 0.312 0.312 0.312 0.312 0.312 0.312 0.312 0.312 0.312 Kriteria valid Valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid

Reli

ab

ilit

as �~ 0.174 0.348 0.448 0.160 0.228 0.390 0.560 0.240 0.460 0.340 0.700 0.248 0.248 0.248 0.160 0.348 0.440 0.390 0.560 0.460 0.248

�l�lmp~ 53.649 �lmnop 0.905

Kriteria Reliabel

72

Contoh Perhitungan Validitas Butir Pertanyaan

Rumus: ��� � �∑����∑���∑��

!�∑�"��∑��"#!�∑�"��∑��"#

Keterangan:

��� = koefisien korelasi tiap item

$ = banyaknya subyek uji coba

∑X = jumlah skor item

∑Y = jumlah skor total

∑%& = jumlah kuadrat skor item

∑'& = jumlah kuadrat skor total

∑XY = jumlah perkalian skor item dan skor total

Kriteria:

Apabila ������� � ���� maka butir soal Valid.

Perhitungan:

Berikut ini contoh perhitungan validitas pada butir soal nomor 1, selanjutnya

untuk butir soal yang lain dihitung dengan cara yang sama, dan diperoleh

seperti pada tabel analisis butir soal.

NO KODE BUTIR SOAL NOMOR 1

X X2 Y Y

2 XY

1 U-01 1 1 21 441 21

2 U-02 1 1 17 289 17

3 U-03 1 1 24 576 24

4 U-04 1 1 23 529 23

5 U-05 1 1 18 324 18

6 U-06 1 1 33 1089 33

7 U-07 2 4 32 1024 64

8 U-08 2 4 39 1521 78

9 U-09 1 1 25 625 25

10 U-10 2 4 40 1600 80

Lampiran 5

73

11 U-11 2 4 35 1225 70

12 U-12 1 1 16 256 16

13 U-13 1 1 33 1089 33

14 U-14 1 1 22 484 22

15 U-15 1 1 26 676 26

16 U-16 1 1 24 576 24

17 U-17 1 1 32 1024 32

18 U-18 2 4 38 1444 76

19 U-19 1 1 21 441 21

20 U-20 1 1 32 1024 32

21 U-21 1 1 21 441 21

22 U-22 1 1 24 576 24

23 U-23 1 1 18 324 18

24 U-24 1 1 31 961 31

25 U-25 1 1 25 625 25

26 U-26 2 4 35 1225 70

27 U-27 1 1 33 1089 33

28 U-28 1 1 26 676 26

29 U-29 1 1 32 1024 32

30 U-30 1 1 21 441 21

31 U-31 1 1 17 289 17

32 U-32 1 1 23 529 23

33 U-33 1 1 33 1089 33

34 U-34 2 4 39 1521 78

35 U-35 2 4 40 1600 80

36 U-36 1 1 16 256 16

37 U-37 1 1 22 484 22

38 U-38 1 1 24 576 24

39 U-39 2 4 38 1444 76

40 U-40 1 1 32 1024 32

JUMLAH 49 67 1101 32451 1437

Val

idit

as r 0.722

r_tabel

dengan taraf signifikansi 5% dan N = 40 diperoleh

r_tabel = 0.312

kriteria valid

Dengan menggunakan rumus tersebut diperoleh:

74

��� ) �40 s 1437� , �49 s 1101���40 s 67 , 49&��40 s 32451 , 1101&�

) 3531√23949081

) 35314893,78

) 0,722

Karena ������� � ���� atau 0,722 � 0,312 maka soal nomor 1 Valid.

75

Contoh Perhitungan Reliabilitas Butir Pertanyaan

Rumus:

�(( ) * ++ , 1**1 ,

∑.�&.�& *

Keterangan:

�(( = reliabilitas instrument

∑.�& = jumlah varians skor tiap-tiap item

.�& = varians total

+ = bayak item soal

Kriteria:

Apabila �(( � ���� maka butir soal Reliabel.

Perhitungan:

Berdasarkan tabel pada analisis uji coba diperoleh:

A.�& ) 7,394

.�& ) 53,649

K = 21

�(( ) � &(&(K(� �1 , �,�����,���� ) 1,05�0,862�

= 0,905

Karena �(( � ���� atau 0,905 � 0,312 maka soal Reliabel.

Lampiran 6

76

KUESIONER SOAL PENELITIAN

IDENTIFIKASI MODALITAS BELAJAR

NAMA :

KELAS :

NO. ABSEN :

Petunjuk:

Pilihlah jawaban yang sesuai dengan kebiasaan kalian dengan memberikan tanda (√)

pada salah satu kotak yang tersedia untuk setiap nomor!

D. MODALITAS VISUAL

Pertanyaan Sering Kadang-

kadang

Jarang

8. Apakah kalian rapi dan teratur?

9. Apakah kalian berbicara dengan cepat?

10. Apakah kalian lebih ingat apa yang dilihat

daripada yang didengar?

11. Apakah kalian lebih suka membaca daripada

dibacakan?

12. Apakah kalian suka mencoret-coret selama

menelepon?

13. Apakah kalian lebih suka melakukan

demonstrasi daripada berpidato?

14. Apakah kalian lebih menyukai seni daripada

musik?

Subtotal

Total

E. MODALITAS AUDITORIAL

Pertanyaan Sering Kadang-

kadang

Jarang

8. Apakah kalian berbicara kepada diri sendiri saat

belajar?

9. Apakah kalian mudah terganggu oleh keributan?

Lampiran 7

77

10. Apakah kalian suka membaca keras-keras dan

mendengarkan?

11. Apakah kalian merasa menulis itu sulit, tetapi

pandai bercerita?

12. Apakah kalian lebih menyukai musik daripada

seni?

13. Apakah kalian belajar melalui mendengar dan

mengingat apa yang didiskusikan daripada yang

dilihat?

14. Apakah kalian banyak bicara, suka berdiskusi,

dan menjelaskan panjang lebar?

Subtotal

Total

F. MODALITAS KINESTETIK

Pertanyaan Sering Kadang-

kadang

Jarang

8. Apakah kalian berbicara dengan lambat?

9. Apakah kalian menyentuh orang untuk

mendapatkan perhatiannya?

10. Apakah kalian belajar melalui praktik?

11. Apakah kalian menghafal dengan berjalan

dan melihat?

12. Apakah kalian menggunakan jari untuk

menunjuk saat membaca?

13. Apakah kalian tidak bisa duduk tenang

untuk waktu lama?

14. Apakah kalian meluangkan waktu untuk

berolahraga dan berkegiatan fisik lainnya?

Subtotal

Total

78

DATA PRESTASI BELAJAR

NO. NAMA KODE NILAI

1 ADI ANDHIKA DIMANA A-01 64

2 ADITYA SURYA PANGESTU A-02 67

3 ADITYA ZULFIKAR FIRDHA A-03 74

4 ALDHO PRIYO WIBISONO A-04 71

5 ALDINO BAYU RACHMAT A-05 60

6 ANTYO ANUNG ANINDITO A-06 73

7 DICKY FIRMANSYAH A-07 61

8 FAUZI MUHAMMAD HANIF A-08 67

9 GALIH DWI WICAKSONO A-09 61

10 IMAN PRADANA FIFNI K. A-10 64

11 KEVIN SHIDDIQY AZKA A-11 81

12 M WAHYU SETYA AJI A-12 66

13 MOCHAMMAD SYUKRON N. A-13 64

14 MOCHAMMAD FAIK P. A-14 63

15 MUCHAMMAD MUCHDHOR A-15 59

16 MUHAMMAD NUGRAHA AJI A-16 82

17 NUGRAHASTO PRIHADI U. A-17 61

18 RAMA RIZQI YUDHANTA E. A-18 61

19 RINANDA ASRIAN ILMANTA A-19 65

20 RIZKY EGGY SYAH PUTRA A-20 68

21 ROFIF ZAINUL MUTTAQIN A-21 91

22 RYAN RAHARDIAN CAHYA A-22 63

23 ZULFAN MUSAFA A-23 76

24 BAGAS ALAN BUDI PRAKOSO A-24 65

25 ABDULLAH SYARIF B-01 72

26 ADNAN MARTADININGRAT S. B-02 61

27 ANANSYAH VEBRIANTO B-03 64

28 BAGAS HIMAWAN WIRATIKTA B-04 67

29 DESEVAN DIDAR SURYA NEGARA B-05 66

30 DHARMAWAN BAGUS SAPUTRA B-06 63

31 DIMAS RIEZKI FIRMANSYAH B-07 70

32 ELDWIN MAULANA IRFAN B-08 71

33 FARIZ MUHAMMAD R. B-09 68

Lampiran 8

79

34 KRISTIANTO TRICAHYA PRABOWO B-10 65

35 LUTFIAN ARYA DIPA B-11 64

36 MUHAMMAD FIRMANSYAH B-12 75

37 MUHAMMAD KHAIRULLAHHARTO B-13 87

38 MUSAYEH ACHMAD HAYKAL B-14 66

39 NAUFAL ANDRI MAHENDRA B-15 75

40 NURINDRA EKA PUTRA B-16 72

41 OKTOVANI AL GHIFARI PRATAMA B-17 62

42 PRASETYO ILHAM IBRAHIM B-18 66

43 PUTRA FISABIL MUHAMMAD B-19 91

44 RADYA GERALDI B-20 65

45 RAKA SUKMA BRAMANTYA B-21 72

46 RASYHAN MIRZA EL MUHAMMADY B-22 77

47 RISRIKY MITRA FATH B-23 74

48 RIVARDY OKKA BINTANG R. B-24 71

49 AHMAD FAISHAL KHAIRULLAH C-01 76

50 DIAS MAREDA HILMANAUFA C-02 67

51 MAULANA HUSEIN NABIL C-03 71

52 MURSYID HASAN MUSTAFA C-04 67

53 RADITYA CAHYO NUGROHO C-05 63

54 RAGIL PRAMUDYANTO C-06 79

55 YUSRIL SUDIRO ABDUL MANAF C-07 68

56 A MADE DEA RONA ALMAS C-08 80

57 ANITA MEILAWATI C-09 69

58 ARTISA RIZKI JENIUSA C-10 75

59 ASTRID PRISCILLIA C-11 60

60 AZKA KHOIRUNNISA C-12 71

61 DARA RAHISYA SURYA C-13 74

62 DHIVA CAEZARA RIZKY S. C-14 80

63 DIENI NUR HIKMAH C-15 82

64 ELVARIESTA C-16 89

65 FIRMENING DYAH C-17 68

66 IQLIMA BAHRUNNAJAH C-18 66

67 KINTAN AYLA DIANDRA C-19 70

68 KURNIANI PANJI R. C-20 89

69 MAHARANI KHARISMA W. C-21 63

80

70 NURUL HARDIYANTI PUTRI D. C-22 72

71 TRIANA ZULFA ARDIYANI C-23 78

72 VERA YULINIA ANGGRAENI C-24 65

73 DIRA DEVIRA C-25 59

74 ADZKIA ZAKIYYATUN NISA D-01 67

75 AINA' AL MARDHIYAH D-02 78

76 ANINDA RISQI RAHMAWATI D-03 77

77 ANISA SETIA PRATIWI D-04 60

78 BELLA YULIANA L. D-05 66

79 BINA ARIEFINA EFFENDI D-06 73

80 DARA AYU NOVEANA S. D-07 71

81 DEWI ARINI D-08 66

82 DINDA PUTRI KLARITA D. D-09 75

83 ESSY NURRIFTA ISMA D-10 71

84 FADHILA AYU SEKARANI D-11 63

85 FAJRIN AINNU ZULFA D-12 83

86 FARAH KEMALA PRATI D. D-13 68

87 LARASATI DITA ARDINA D-14 63

88 MAHARANI WISNU PUTRI D-15 91

89 MUNA KHANSA NABILA D-16 96

90 NABELLA DESTIANA RAHMA D-17 62

91 NANDA AYU PRAMONO D-18 72

92 NONIKA INGGIHARTI D-19 86

93 NUR LATIFAH D-20 62

94 RAHMATUL HAQIQI D-21 69

95 RISTYANNA INDRASWIDYAR D-22 62

96 SHADILLAH ILHAMI REZQI H. D-23 85

97 SILMI MUTIA D-24 69

98 YUSINTA SEKAR A. D-25 73

99 ZELYA OKTAVIA C. D-26 77

81

Uji Normalitas Nilai Awal

Kelas VIII Abu Dawud

Hipotesis H| : Data berdistribusi normal H( : Data tidak berdistribusi normal

Pengujian Hipotesis

;& )A�V� , W��&W�8

��(

Kriteria yang digunakan

Diterima jika 4| ) ;������& X ;���&

Pengujian Hipotesis

Nilai Maksimal = 94

Nilai Minimal = 57

Rentang Nilai (R) = 94 – 57 = 37

Banyaknya Kelas (k) = 1 + 3,3 log 24 = 5,555 = 6 kelas

Panjang Kelas (P) = 37/6 = 6,167 = 7

Table Mencari Rata-rata dan Standar Deviasi

No. x �� , �� ��� , ���~

1 75 5.08 25.84

2 60 -9.92 98.34

3 57 -12.92 166.84

4 73 3.08 9.51

5 61 -8.92 79.51

6 59 -10.92 119.17

7 75 5.08 25.84

8 68 -1.92 3.67

9 62 -7.92 62.67

10 62 -7.92 62.67

11 61 -8.92 79.51

12 71 1.08 1.17

13 87 17.08 291.84

14 74 4.08 16.67

15 85 15.08 227.51

16 77 7.08 50.17

17 60 -9.92 98.34

18 58 -11.92 142.01

19 94 24.08 580.01

Lampiran 9

82

20 60 -9.92 98.34

21 81 11.08 122.84

22 74 4.08 16.67

23 74 4.08 16.67

24 70 0.08 0.01

∑∑∑∑ 1678

2395.83

Rata-rata �yQ� ) ∑�� ) (���

&� ) 69,917

Standar deviasi (S):

2& ) ∑�y� , yQ�&3 , 1 ) 2395,83�24 , 1� ) 104,167

2 ) 10,206

Daftar Nilai Frekuensi Observasi Kelas VIII Abu Dawud

Kelas Bk Zi P(Zi) Luas

Daerah Oi Ei

�V� , W��&W�

56.5 -1.31 0.4049

57 – 63 7.98

0.1692 10 4.1 8.6865

63.5 -0.63 0.2357

0.8601

64 – 70 8.96

0.2118 2 5.1 1.8701

70.5 0.06 0.0239

1.0767

71 – 77

9.95

0.2942 8 7.1 0.1249

77.5 0.74 0.2703

1.4955

78 – 84

10.94

0.1533 1 3.7 1.9510

84.5 1.43 0.4236

0.7793

85 – 91

11.93

0.0590 2 1.4 0.2409

91.5 2.11 0.4826

0.2999

92 – 98

12.92

-0.0752 1 -1.8 -4.3589

98.5 2.80 0.4074

-0.3823

Jmlh #REF! 24 ;² = 8.5145

Untuk α = 5%, dengan dk = 6 – 1 = 5 diperoleh ;���& ) 11,07. +I��3I ;������& X;���& , maka data tersebut berdistribusi Normal.

83

Uji Normalitas Nilai Awal

Kelas VIII Muslim

Hipotesis H| : Data berdistribusi normal H( : Data tidak berdistribusi normal

Pengujian Hipotesis

;& )A�V� , W��&W�8

��(

Kriteria yang digunakan

Diterima jika 4| ) ;������& X ;���&

Pengujian Hipotesis

Nilai Maksimal = 92

Nilai Minimal = 52

Rentang Nilai (R) = 92 – 52 = 40

Banyaknya Kelas (k) = 1 + 3,3 log 24 = 5,555 = 6 kelas

Panjang Kelas (P) = 40/6 = 6,7 = 7

Table Mencari Rata-rata dan Standar Deviasi

No. X �� , ��

���, ���~

1 76 7.58 57.51

2 55 -13.42 180.01

3 63 -5.42 29.34

4 59 -9.42 88.67

5 61 -7.42 55.01

6 63 -5.42 29.34

7 61 -7.42 55.01

8 73 4.58 21.01

9 74 5.58 31.17

10 61 -7.42 55.01

11 58 -10.42 108.51

12 77 8.58 73.67

13 92 23.58 556.17

14 52 -16.42 269.51

15 62 -6.42 41.17

16 70 1.58 2.51

17 59 -9.42 88.67

18 72 3.58 12.84

Lampiran 10

84

19 91 22.58 510.01

20 67 -1.42 2.01

21 67 -1.42 2.01

22 82 13.58 184.51

23 80 11.58 134.17

24 67 -1.42 2.01

∑∑∑∑ 1642 2589.83

Rata-rata �yQ� ) ∑�� ) (��&

&� ) 68,417

Standar deviasi (S):

2& ) ∑�y� , yQ�&3 , 1 ) 2589,83�24 , 1� ) 112,601

2 ) 10,661

Daftar Nilai Frekuensi Observasi Kelas VIII Muslim

Kelas Bk Zi P(Zi) Luas

Daerah Oi Ei

�V� , W��&W�

51.5 -1.59 0.4441

52 – 58 32.53 0.1203 3 2.9 0.0044

58.5 -0.93 0.3238 -0.8922

59 – 65 36.95 0.2174 8 5.2 1.4838

65.5 -0.27 0.1064 -1.6124

66 – 72 41.37 0.2544 5 6.1 0.2002

72.5 0.38 0.1480 -1.8868

73 – 79 45.79 0.2028 4 4.9 0.1545

79.5 1.04 0.3508 -1.5041

80 – 86 50.21 0.1046 2 2.5 0.1038

86.5 1.70 0.4554 -0.7758

87 – 93 54.63 0.0355 2 0.9 1.5468

93.5 2.36 0.4909 -0.2633

Jmlh #REF! 24 ;² = 3.4935

Untuk α = 5%, dengan dk = 6 – 1 = 5 diperoleh ;���& ) 11,07. +I��3I ;������& X;���& , maka data tersebut berdistribusi Normal.

85

Uji Normalitas Nilai Awal

Kelas VIII Hafshah

Hipotesis H| : Data berdistribusi normal H( : Data tidak berdistribusi normal

Pengujian Hipotesis

;& )A�V� , W��&W�8

��(

Kriteria yang digunakan

Diterima jika 4| ) ;������& X ;���&

Pengujian Hipotesis

Nilai Maksimal = 89

Nilai Minimal = 59

Rentang Nilai (R) = 89 – 59 = 30

Banyaknya Kelas (k) = 1 + 3,3 log 25 = 5,613 = 6 kelas

Panjang Kelas (P) = 30/6 = 5

Table Mencari Rata-rata dan Standar Deviasi

No. x �� , ��

���, ���~

1 76 3.960 15.682

2 67 -5.040 25.402

3 71 -1.040 1.082

4 67 -5.040 25.402

5 63 -9.040 81.722

6 79 6.960 48.442

7 68 -4.040 16.322

8 80 7.960 63.362

9 69 -3.040 9.242

10 75 2.960 8.762

11 60 -12.040 144.962

12 71 -1.040 1.082

13 74 1.960 3.842

14 80 7.960 63.362

15 82 9.960 99.202

16 89 16.960 287.642

17 68 -4.040 16.322

18 66 -6.040 36.482

Lampiran 11

86

19 70 -2.040 4.162

20 89 16.960 287.642

21 63 -9.040 81.722

22 72 -0.040 0.002

23 78 5.960 35.522

24 65 -7.040 49.562

25 59 -13.040 170.042

∑∑∑∑ 1801 1576.960

Rata-rata �yQ� ) ∑�� ) (�|(

&� ) 72,040

Standar deviasi (S):

2& ) ∑�y� , yQ�&3 , 1 ) 1576,960�25 , 1� ) 65,707

2 ) 8,106

Daftar Nilai Frekuensi Observasi Kelas VIII Hafshah

Kelas Bk Zi P(Zi) Luas

Daerah Oi Ei

�V� , W��&W�

58.5 -1.67 0.4525

59 – 63 3.45 0.0994 4 2.5 0.9236

63.5 -1.05 0.3531 -0.4016

64 – 68 3.74 0.1831 6 4.6 0.4421

68.5 -0.44 0.1700 -0.7397

69 – 73 4.04 0.2414 5 6.0 0.1775

73.5 0.18 0.0714 -0.9753

74 – 78 4.33 0.2167 4 5.4 0.3709

78.5 0.80 0.2881 -0.8755

79 – 83 4.63 0.1326 4 3.3 0.1415

83.5 1.41 0.4207 -0.5357

84 – 88 4.92 0.0581 2 1.5 0.2064

88.5 2.03 0.4788 -0.2347

Jmlh

#REF

!

25 ;² = 2.2620

Untuk α = 5%, dengan dk = 6 – 1 = 5 diperoleh ;���& ) 11,07. +I��3I ;������& X;���& , maka data tersebut berdistribusi Normal.

87

Uji Normalitas Nilai Awal

Kelas VIII Asma’

Hipotesis H| : Data berdistribusi normal H( : Data tidak berdistribusi normal

Pengujian Hipotesis

;& )A�V� , W��&W�8

��(

Kriteria yang digunakan

Diterima jika 4| ) ;������& X ;���&

Pengujian Hipotesis

Nilai Maksimal = 96

Nilai Minimal = 60

Rentang Nilai (R) = 96 – 60 = 36

Banyaknya Kelas (k) = 1 + 3,3 log 26 = 5,669 = 6 kelas

Panjang Kelas (P) = 36/6 = 6

Table Mencari Rata-rata dan Standar Deviasi

No. x �� , ��

���, ���~

1 67 -5.500 30.250

2 78 5.500 30.250

3 77 4.500 20.250

4 60 -12.500 156.250

5 66 -6.500 42.250

6 73 0.500 0.250

7 71 -1.500 2.250

8 66 -6.500 42.250

9 75 2.500 6.250

10 71 -1.500 2.250

11 63 -9.500 90.250

12 83 10.500 110.250

13 68 -4.500 20.250

14 63 -9.500 90.250

15 91 18.500 342.250

16 96 23.500 552.250

17 62 -10.500 110.250

18 72 -0.500 0.250

Lampiran 12

88

19 86 13.500 182.250

20 62 -10.500 110.250

21 69 -3.500 12.250

22 62 -10.500 110.250

23 85 12.500 156.250

24 69 -3.500 12.250

25 73 0.500 0.250

26 77 4.500 20.250

∑∑∑∑ 1885 2252.500

Rata-rata �yQ� ) ∑�� ) (���

&� ) 72,500

Standar deviasi (S):

2& ) ∑�y� , yQ�&3 , 1 ) 2252,500�26 , 1� ) 90,100

2 ) 9,492

Daftar Nilai Frekuensi Observasi Kelas VIII Asma’

Kelas Bk Zi P(Zi) Luas

Daerah Oi Ei

�V� , W��&W�

59.5 -1.37 0.4147

60 – 65 2.53 0.1444 6 3.8 1.3431

65.5 -0.74 0.2703 -

0.2166

66 – 71 2.79 0.2265 8 5.9 0.7567

71.5 -0.11 0.0438 -

0.3398

72 – 77 3.04 0.2457 6 6.4 0.0236

77.5 0.53 0.2019 -

0.3686

78 – 83 3.30 0.1751 2 4.6 1.4312

83.5 1.16 0.3770 -

0.2627

84 – 89 3.55 0.0863 2 2.2 0.0265

89.5 1.79 0.4633 -

0.1295

90 – 95 3.81 0.0289 2 0.8 2.0748

95.5 2.42 0.4922 -

0.0434

89

Jmlh #REF! 26 ;² = 5.6560

Untuk α = 5%, dengan dk = 6 – 1 = 5 diperoleh ;���& ) 11,07. +I��3I ;������& X;���& , maka data tersebut berdistribusi Normal.

90

Uji Homogenitas dengan Uji Barlett

Adapun perhitungan homogenitasnya dengan uji Barlett adalah sebagai berikut:

Sumber Data

Sumber variasi VIII

Muslim

VIII

Abu Dawud

VIII

Hafshah

VIII

Asma'

Jumlah 1642 1678 1801 1388

N 24 24 25 26

yQ 68.417 69.917 72.040 72.500

Varians (s2) 112.601 104.167 65.707 90.100

Standart deviasi (s) 10.611 10.206 8.106 9.492

Table Uji Barlett

Populasi

M+ ) 3� , 1

1/dk si2 Log si

2 dk.Log si

2 dk * si

2

1 23 0.0435 112.601 2.052 47.186 2589.833

2 23 0.0435 104.167 2.018 46.408 2395.833

3 24 0.0417 65.707 1.818 43.623 1576.960

4 25 0.0400 90.100 1.955 48.868 2252.500

Jumlah 95 186.084 8815.127

2& ) ∑�3� , 1�2�&∑�3� , 1� ) 8815,12795 ) 92,791

@ ) �log 2&� A�3� , 1� @ ) _1,968` 95

B = 186,913

%������& ) ��3 10� ?@ ,A�3� , 1� log 2�&D %������& ) 2,302585 !186,913 , 186,084# %������& ) 1,90873023

Untuk α = 5%, dengan dk = k – 1 = 4 – 1 = 3 diperoleh %���& ) 7,815 +I��3I %������& X %���& maka Homogen.

Lampiran 13

91

REKAPITULASI DATA MODALITAS BELAJAR

NO. NAMA

SKOR

MODALITAS SKOR MODALITAS BELAJAR

Visual Auditorial Kinestetik rerata Kecenderungan Kriteria

1 A-01 4 7 8 7 Kinestetik Rendah

2 A-02 3 10 5 6 Auditorial Rendah

3 A-03 6 9 8 8 Auditorial Tinggi

4 A-04 5 7 3 5 Auditorial Rendah

5 A-05 3 7 6 6 Auditorial Rendah

6 A-06 3 4 7 5 Kinestetik Rendah

7 A-07 5 6 3 5 Auditorial Rendah

8 A-08 7 6 3 6 Visual Rendah

9 A-09 6 8 9 8 Kinestetik Tinggi

10 A-10 7 8 9 8 Kinestetik Tinggi

11 A-11 9 7 8 8 Visual Tinggi

12 A-12 8 5 5 6 Visual Rendah

13 A-13 5 8 7 7 Auditorial Rendah

14 A-14 7 4 3 5 Visual Rendah

15 A-15 6 4 5 5 Visual Rendah

16 A-16 12 11 9 11 Visual Tinggi

17 A-17 7 6 5 6 Visual Rendah

18 A-18 3 5 3 4 Auditorial Rendah

19 A-19 5 7 8 6 Kinestetik Rendah

20 A-20 8 7 6 7 Visual Rendah

21 A-21 13 11 10 12 Visual Tinggi

22 A-22 1 5 4 4 Auditorial Rendah

23 A-23 9 7 6 8 Visual Tinggi

24 A-24 5 6 4 5 Auditorial Rendah

25 B-01 9 7 8 8 Visual Tinggi

26 B-02 6 7 6 7 Auditorial Rendah

27 B-03 7 4 4 5 Visual Rendah

28 B-04 9 8 6 8 Visual Tinggi

29 B-05 5 6 5 6 Auditorial Rendah

30 B-06 7 9 5 7 Auditorial Rendah

31 B-07 9 12 3 8 Auditorial Tinggi

32 B-08 13 7 6 9 Visual Tinggi

Lampiran 14

92

33 B-09 11 5 8 8 Visual Tinggi

34 B-10 9 5 5 7 Visual Rendah

35 B-11 3 3 4 4 Kinestetik Rendah

36 B-12 10 9 7 9 Visual Tinggi

37 B-13 11 8 5 8 Visual Tinggi

38 B-14 5 4 1 4 Visual Rendah

39 B-15 9 7 6 8 Visual Tinggi

40 B-16 7 14 5 9 Auditorial Tinggi

41 B-17 6 6 9 7 Kinestetik Rendah

42 B-18 7 8 11 9 Kinestetik Tinggi

43 B-19 12 10 8 10 Visual Tinggi

44 B-20 8 4 3 5 Visual Rendah

45 B-21 5 6 5 6 Auditorial Rendah

46 B-22 8 13 12 11 Auditorial Tinggi

47 B-23 7 8 10 9 Kinestetik Tinggi

48 B-24 7 8 9 8 Kinestetik Tinggi

49 C-01 9 6 7 8 Visual Tinggi

50 C-02 9 7 6 8 Visual Tinggi

51 C-03 2 1 5 3 Kinestetik Rendah

52 C-04 5 11 4 7 Auditorial Rendah

53 C-05 6 3 5 5 Visual Rendah

54 C-06 6 5 12 8 Kinestetik Tinggi

55 C-07 9 7 8 8 Visual Tinggi

56 C-08 7 9 8 8 Auditorial Tinggi

57 C-09 9 10 3 8 Auditorial Tinggi

58 C-10 5 7 2 5 Auditorial Rendah

59 C-11 7 8 4 7 Auditorial Rendah

60 C-12 8 6 7 7 Visual Rendah

61 C-13 9 5 7 7 Visual Rendah

62 C-14 11 8 5 8 Visual Tinggi

63 C-15 8 9 7 8 Auditorial Tinggi

64 C-16 10 11 9 10 Auditorial Tinggi

65 C-17 9 6 4 7 Visual Rendah

66 C-18 10 9 7 9 Visual Tinggi

67 C-19 6 8 6 7 Auditorial Rendah

68 C-20 8 9 10 9 Kinestetik Tinggi

93

69 C-21 7 10 8 9 Auditorial Tinggi

70 C-22 10 6 7 8 Visual Tinggi

71 C-23 7 8 7 8 Auditorial Tinggi

72 C-24 4 6 7 6 Kinestetik Rendah

73 C-25 7 6 5 6 Visual Rendah

74 D-01 11 6 5 8 Visual Tinggi

75 D-02 9 8 7 8 Visual Tinggi

76 D-03 9 7 5 7 Visual Rendah

77 D-04 3 7 8 6 Kinestetik Rendah

78 D-05 8 11 7 9 Auditorial Tinggi

79 D-06 8 7 9 8 Kinestetik Tinggi

80 D-07 7 5 4 6 Visual Rendah

81 D-08 7 13 9 10 Auditorial Tinggi

82 D-09 7 5 6 6 Visual Rendah

83 D-10 7 8 9 8 Kinestetik Tinggi

84 D-11 8 6 4 6 Visual Rendah

85 D-12 10 9 7 9 Visual Tinggi

86 D-13 9 7 8 8 Visual Tinggi

87 D-14 9 8 4 7 Visual Rendah

88 D-15 11 14 9 12 Auditorial Tinggi

89 D-16 12 11 8 11 Visual Tinggi

90 D-17 3 6 4 5 Auditorial Rendah

91 D-18 5 10 8 8 Auditorial Tinggi

92 D-19 9 8 6 8 Visual Tinggi

93 D-20 9 7 8 8 Visual Tinggi

94 D-21 6 5 2 5 Visual Rendah

95 D-22 8 6 2 6 Visual Rendah

96 D-23 10 9 5 8 Visual Tinggi

97 D-24 6 7 3 6 Auditorial Rendah

98 D-25 9 8 4 7 Visual Rendah

99 D-26 9 8 5 8 Visual Tinggi

94

ANALISIS DATA AKHIR

REGRESI LINEAR SEDERHANA

1. Model Persamaan Regresi Linear Sederhana

Model persamaan regresinya adalah 'Y = a + bx

NO. KODE X KLMPK N Y X2 Y

2 XY \]T

1 C-03 3 1 1 71 9 5041 213 0

2 A-18 4 2 4 61 16 3721 244 13

3 A-22 4 63 16 3969 252

4 B-11 4 64 16 4096 256

5 B-14 4 66 16 4356 264

6 A-04 5 3 12 71 25 5041 355 277.67

7 A-06 5 73 25 5329 365

8 A-07 5 61 25 3721 305

9 A-14 5 63 25 3969 315

10 A-15 5 59 25 3481 295

11 A-24 5 65 25 4225 325

12 B-03 5 64 25 4096 320

13 B-20 5 65 25 4225 325

14 C-05 5 63 25 3969 315

15 C-10 5 75 25 5625 375

16 D-17 5 62 25 3844 310

17 D-21 5 69 25 4761 345

18 A-02 6 4 16 67 36 4489 402 322

19 A-05 6 60 36 3600 360

20 A-08 6 67 36 4489 402

21 A-12 6 66 36 4356 396

22 A-17 6 61 36 3721 366

23 A-19 6 65 36 4225 390

24 B-05 6 66 36 4356 396

25 B-21 6 72 36 5184 432

26 C-24 6 65 36 4225 390

27 C-25 6 59 36 3481 354

28 D-04 6 60 36 3600 360

29 D-07 6 71 36 5041 426

30 D-09 6 75 36 5625 450

Lampiran 15

95

31 D-11 6 63 36 3969 378

32 D-22 6 62 36 3844 372

33 D-24 6 69 36 4761 414

34 A-01 7 5 16 64 49 4096 448 475.75

35 A-13 7 64 49 4096 448

36 A-20 7 68 49 4624 476

37 B-02 7 61 49 3721 427

38 B-06 7 63 49 3969 441

39 B-10 7 65 49 4225 455

40 B-17 7 62 49 3844 434

41 C-04 7 67 49 4489 469

42 C-11 7 60 49 3600 420

43 C-12 7 71 49 5041 497

44 C-13 7 74 49 5476 518

45 C-17 7 68 49 4624 476

46 C-19 7 70 49 4900 490

47 D-03 7 77 49 5929 539

48 D-14 7 63 49 3969 441

49 D-25 7 73 49 5329 511

50 A-03 8 6 32 74 64 5476 592 1529.5

51 A-09 8 61 64 3721 488

52 A-10 8 64 64 4096 512

53 A-11 8 81 64 6561 648

54 A-23 8 76 64 5776 608

55 B-01 8 72 64 5184 576

56 B-04 8 67 64 4489 536

57 B-07 8 70 64 4900 560

58 B-09 8 68 64 4624 544

59 B-13 8 87 64 7569 696

60 B-15 8 75 64 5625 600

61 B-24 8 71 64 5041 568

62 C-01 8 76 64 5776 608

63 C-02 8 67 64 4489 536

64 C-06 8 79 64 6241 632

65 C-07 8 68 64 4624 544

66 C-08 8 80 64 6400 640

67 C-09 8 69 64 4761 552

96

68 C-14 8 80 64 6400 640

69 C-15 8 82 64 6724 656

70 C-22 8 72 64 5184 576

71 C-23 8 78 64 6084 624

72 D-01 8 67 64 4489 536

73 D-02 8 78 64 6084 624

74 D-06 8 73 64 5329 584

75 D-10 8 71 64 5041 568

76 D-13 8 68 64 4624 544

77 D-18 8 72 64 5184 576

78 D-19 8 86 64 7396 688

79 D-20 8 62 64 3844 496

80 D-23 8 85 64 7225 680

81 D-26 8 77 64 5929 616

82 B-08 9 7 10 71 81 5041 639 610.5

83 B-12 9 75 81 5625 675

84 B-16 9 72 81 5184 648

85 B-18 9 66 81 4356 594

86 B-23 9 74 81 5476 666

87 C-18 9 66 81 4356 594

88 C-20 9 89 81 7921 801

89 C-21 9 63 81 3969 567

90 D-05 9 66 81 4356 594

91 D-12 9 83 81 6889 747

92 B-19 10 8 3 91 100 8281 910 386

93 C-16 10 89 100 7921 890

94 D-08 10 66 100 4356 660

95 A-16 11 9 3 82 121 6724 902 194

96 B-22 11 77 121 5929 847

97 D-16 11 96 121 9216 1056

98 A-21 12 10 2 91 144 8281 1092 0

99 D-15 12 91 144 8281 1092

∑ 720 55 99 6997 5542 501419 51779 3808.42

I ) �∑1P��∑/P"�K�∑/P��∑/P1P�� ∑/P"K�∑/P�"

97

) �6997 s 5542� , �720 s 51779��99 s 5542� , �518400�

) 38777374 , 37280880548658 , 518400

) 149649430258

) 49,458

[ ) �∑/P1PK�∑/P��∑1P��∑/P"K�∑/P�"

) �99 s 51779� , �720 s 6997��99 s 5542� , �518400�

) �5126121� , �5037840��548658� , �518400�

) 8828130258

) 2,918

'Y = a + bx

= 49,458 + 2,918X

2. Uji Kelinieran dan Keberartian Arah Regresi

Tabel ANAVA untuk regresi linier sederhana

98

Sumber

Variasi

Derajat

bebas

(db)

Jumlah

kuadrat

(JK)

Rata-rata

jumlah

kuadrat

(RJK)

������� ����

Total 99 501419 - 1,399 2,05

Regresi (a)

Regresi (b|a)

Residu

1

1

97

494525,34

2602,060

4287,592

494525,34

2606,060

44,202

Tuna Cocok

Kesalahan

8

89

479,17

3808,42

59,896

42,791

, Uji Kelinieran Regresi Sederhana

Ho = model regresi linier

Hi = model regresi Tidak linier

1. \]T ) 3808,42

2. \]gh ) \]^�a , \]T

= 4287,59 – 3808,42

= 479,17

3. b\]gh ) cUij8K&

= ���,(�(|K& ) 59,896

4. b\]T ) cU��K8

) ��|�,�&��K(| ) 42,791

5. ������r ) ^cUij^cU�

) ��,����&,��( ) 1,399

6. Uji Linieritas berlaku:

Jika ������r�������� k ������r�����, maka terima 45 berarti Linier

Jika ������r�������� J ������r�����, maka terima 4 berarti Tidak Linier

7. Carilah nilai ���� menggunakan table F dengan rumus:

Kesimpulan:

Karena ������� X ���� atau 1,399 X

2,05, maka

metode regresi

Y atas X

berpolar Linier.

99

���� ) ��(KL��q gh,q T� ���� ) ��(K|,|���q�8K&,q��K8� ���� ) ��|,����q�(|K&,q���K(|� ���� ) ��|,�����,��� ���� ) 2,05

Karena ������� k ����, atau 1,399 X 2,05 maka Linier.

8. Kesimpulan: karena ������r�������� k ������r����� maka tolak 45 dan

terima 4. Dengan demikian metode regresi Y atas X berpolar Linier.

, Uji Keberartian Regresi

Dari hasil perhitungan diperoleh nilai ������� ) 1,399. Harga ini

dikonsultasikan dengan E ) 5% dengan k = 10 dan n = 99 diperoleh nilai

��(KL��(,�K&� ) 2,05. Dengan demikian ������� X ��(KL��(,�K&� yaitu 1,399 X

2,05 ini berarti persamaan 'Y ) 49,458 Z 2,918% berarti.

3. Koefisien Korelasi, Uji Signifikansi Koefisien Korelasi dan Koefisien

Determinasi pada Regresi Linier Sederhana

- Rumus Koefisien Korelasi ��� � �∑����∑���∑�� !�∑�"��∑��"#!�∑�"��∑��"#

) �99 s 51779� , �720 s 6997��!�99 s 5542� , 518400#!�99 s 501419� , 48958009#

= ��&�(

√�|&��s��&��& =

��&�(√&|��|&�� ) 0,614

- Uji Signifikansi Koefisien Korelasi

Ho = persamaan regresi signifikan

Hi = persamaan regresi tidak signifikan

j) \]^��_` = �∑1�"� =

�����||��� ) 494525,34

100

k) \]^���*� ) [ ?∑%' , ∑/∑1� D

= 2,918 (51779 – �&|s ����

�� )

= 2,918 (891,73)

= 2602,060

l) \]^�a ) ∑'& , \]^���*� , \]^���� = 501419 – 2602,060 – 494525,34

= 4287,592

m) b\]^���� = \]^��_` = 494525,34

n) b\]^�a ) cUdef�K&

= �&��,��&��K& = 44,202

o) ������� ) ^cUdet�u|w�^cUdef ) &�|&,|��

��,&|& ) 58,868

p) Kaidah pengujian signifikansi:

Jika ������� J ����, maka tolak 45 (signifikan)

Jika ������� k ����, maka tolak 4 (tidak signifikan)

q) Cari nlai ���� menggunakan table F dengan rumus:

Taraf signifikansinya α = 0,05 M[^�a ) 3 , 2 ) 99 , 2 ) 97

���� ) ��(KL��q r��_|`,_q ^�a`� ���� ) ��(K|,|���_(`,_��`� ���� ) 3,94

Karena ������� J ����, atau 58,868 � 3,94 maka signifikan.

r) Kesimpulan: karena ������� J ���� maka tolak 45 dan terima 4.

Dengan demikian, ada pengaruh yang signifikan antara tingkat modalitas

belajar terhadap prestasi belajar matematika.

- Koefisien Determinasi

101

Koefisien Determinasi = �& s 100%

= 0,614 s 100%

= 37,70%

Jadi besarnya pengaruh tingkat modalitas belajar terhadap prestasi belajar

matematika adalah 37,70%.

137

LUAS DI BAWAH LENGKUNGAN KURVA NORMAL STANDAR

DARI 0 S/D Z

z 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9

0,0 0000 0040 0080 0120 0160 0199 0239 0279 0319 0359

0,1 0398 0438 0478 0517 0557 0596 0636 0675 0714 0743

0,2 0793 0832 0871 0910 0948 0987 1026 1064 1103 1141

0,3 1179 1217 1255 1293 1331 1368 1406 1443 1480 1517

0,4 1554 1591 1628 1664 1700 1736 1772 1808 1844 1879

0,5 1915 1950 1985 2019 2054 2088 2123 2157 2190 2224

0,6 2258 2291 2324 2357 2389 2422 2454 2486 2517 2549

0,7 2580 2612 2642 2673 2703 2734 2764 2794 2823 2852

0,8 2810 2612 2939 2967 2995 3023 3051 3078 3106 3133

0,9 3159 3186 3212 3238 3264 3289 3315 3340 3365 3389

1,0 3413 3448 3461 3485 3508 3531 3554 357 3599 3621

1,1 3643 3665 3686 3708 3729 3749 3770 3790 3810 3830

1,2 3849 3869 3888 3907 3925 3944 3962 3980 3997 4015

1,3 4032 4049 4066 4082 4099 4115 4131 4147 4162 4177

1,4 4192 4207 4222 4236 4251 4265 4279 4292 4306 4319

1,5 4332 4345 4357 4370 4382 4394 4406 4419 4429 4441

1,6 4452 4463 4474 4484 4495 4505 4515 4525 4535 4545

1,7 4554 4564 4573 4582 4591 4599 4608 4616 4625 4633

1,8 4641 4649 4656 4664 4671 4678 4686 4693 4699 4706

1,9 4713 4719 4726 4732 4738 4744 4750 4756 4761 4767

2,0 4772 4778 4783 4788 4793 4798 4808 4808 4812 4817

2,1 4821 4826 4830 4864 4838 4842 4846 4850 4854 4857

2,2 4861 4864 4868 4871 4875 4878 4881 4884 4887 4890

2,3 4898 4896 4898 4901 4904 4906 4909 4911 4913 4916

2,4 4918 4920 4922 4925 4927 4929 4931 4932 4934 4936

2,5 4938 4940 4941 4943 4945 4946 4948 4949 4951 4952

2,6 4953 4955 4956 4957 4959 4960 4961 4962 4963 4964

2,7 4965 4966 4967 4968 4969 4970 4971 4972 4973 4974

2,8 4974 4975 4976 4977 4977 4978 4979 4979 4980 4981

2,9 4981 4982 4982 4983 4984 4984 4985 4985 4986 4986

3,0 4987 4987 4987 4988 4988 4989 4989 4989 4990 4990

3,1 4990 4991 4991 4991 4992 4992 4992 4992 4993 4993

3,2 4993 4993 4994 4994 4994 4994 4994 4994 4995 4995

3,3 4995 4995 4995 4986 4996 4996 4996 4996 4997 4997

3,4 4997 4997 4997 4997 4997 4997 4997 4997 4997 4998

3,5 4998 4998 4998 4998 4998 4998 4998 4998 4998 4998

3,6 4998 4998 4999 4999 4999 4999 4999 4999 4999 4999

3,7 4999 4999 4999 4999 4999 4999 4999 4999 4999 4999

3,8 4999 4999 4999 4999 4999 4999 4999 4999 4999 4999

3,9 5000 5000 5000 5000 5000 5000 5000 5000 5000 5000

Lampiran 16

138

Tabel Harga Kritik dari r Product Moment

N

Interval

Kepercayaan N

Interval

Kepercayaan N

Interval

Kepercayaan

0.95 0.99 0.95 0.99 0.95 0.99

3 0.997 0.999 26 0.388 0.4906 55 0.266 0.345

4 0.950 0.990 27 0.381 0.487 60 0.254 0.330

5 0.878 0.959 28 0.374 0.478 65 0.244 0.317

6 0.811 0.917 29 0.367 0.470 70 0.235 0.306

7 0.754 0.874 30 0.361 0.463 75 0.227 0.296

8 0.707 0.874 31 0.355 0.456 80 0.220 0.286

9 0.666 0.798 32 0.349 0.442 85 0.213 0.278

10 0.632 0.765 33 0.344 0.436 90 0.207 0.270

11 0.602 0.735 34 0.339 0.430 95 0.202 0.263

12 0.576 0.708 35 0.334 0.424 100 0.195 0.256

13 0.553 0.684 36 0.329 0.413 125 0.176 0.230

14 0.532 0.661 37 0.325 0.408 150 0.159 0.210

15 0.514 0.641 38 0.320 0.403 175 0.148 0.194

16 0.497 0.623 39 0.316 0.396 200 0.138 0.181

17 0.482 0.606 40 0.312 0.403 300 0.113 0.148

18 0.468 0.590 41 0.308 0.396 400 0.098 0.128

19 0.456 0.575 42 0.304 0.393 500 0.088 0.115

20 0.444 0.561 43 0.301 0.389 600 0.080 0.105

21 0.433 0.549 44 0.297 0.384 700 0.074 0.097

22 0.423 0.537 45 0.294 0.380 800 0.070 0.091

23 0.413 0.526 46 0.291 0.276 900 0.065 0.086

24 0.404 0.515 47 0.288 0.372 1000 0.062 0.081

25 0.396 0.505 48 0.284 0.368

49 0.281 0.364

50 0.297 0.361

Lampiran 17

TABEL NILAI CHI KUADRAT

d.b 50% 30% 20% 10% 5% 1%

1 0.45 1.07 1.64 2.71 3.84 6.63

2 1.39 2.41 3.22 4.61 5.99 9.21

3 2.37 3.66 4.64 6.25 7.81 11.34

4 3.36 4.88 5.99 7.78 9.49 13.28

5 4.35 6.06 7.29 9.24 11.07 15.09

6 5.35 7.23 8.56 10.64 12.59 16.81

7 6.35 8.38 9.80 12.02 14.07 18.48

8 7.34 9.52 11.03 13.36 15.51 20.09

9 8.34 10.66 12.24 14.68 16.92 21.67

10 9.34 11.78 13.44 15.99 18.31 23.21

11 10.34 12.90 14.63 17.28 19.68 24.73

12 11.34 14.01 15.81 18.55 21.03 26.22

13 12.34 15.12 16.98 19.81 22.36 27.69

14 13.34 16.22 18.15 21.06 23.68 29.14

15 14.34 17.32 19.31 22.31 25.00 30.58

16 15.34 18.42 20.47 23.54 26.30 32.00

17 16.34 19.51 21.61 24.77 27.59 33.41

18 17.34 20.60 22.76 25.99 28.87 34.81

19 18.34 21.69 23.90 27.20 30.14 36.19

20 19.34 22.77 25.04 28.41 31.41 37.57

21 20.34 23.86 26.17 29.62 32.67 38.93

22 21.34 24.94 27.30 30.81 33.92 40.29

23 22.34 26.02 28.43 32.01 35.17 41.64

24 23.34 27.10 29.55 33.20 36.42 42.98

25 24.34 28.17 30.68 34.38 37.65 44.31

26 25.34 29.25 31.79 35.56 38.89 45.64

27 26.34 30.32 32.91 36.74 40.11 46.96

28 27.34 31.39 34.03 37.92 41.34 48.28

29 28.34 32.46 35.14 39.09 42.56 49.59

30 29.34 33.53 36.25 40.26 43.77 50.89

31 30.34 34.60 37.36 41.42 44.99 52.19

32 31.34 35.66 38.47 42.58 46.19 53.49

33 32.34 36.73 39.57 43.75 47.40 54.78

34 33.34 37.80 40.68 44.90 48.60 56.06

35 34.34 38.86 41.78 46.06 49.80 57.34

36 35.34 39.92 42.88 47.21 51.00 58.62

37 36.34 40.98 43.98 48.36 52.19 59.89

38 37.34 42.05 45.08 49.51 53.38 61.16

39 38.34 43.11 46.17 50.66 54.57 62.43

40 39.34 44.16 47.27 51.81 55.76 63.69

Sumber: Excel for Windows [=Chiinv(α , db)]

Lampiran 18

RIWAYAT HIDUP

A. Identitas Diri

1. Nama Lengkap : Ummi Farihah

2. Tempat & Tgl. Lahir : Pati, 04 Juli 1988

3. NIM : 073511048

4. Alamat Rumah : Margoyoso Rt: 03 Rw: 02 Margoyoso Pati 59154

HP : 085743626551

E-mail : [email protected]

B. Riwayat Pendidikan

1. TK Islam Miftahul Falah Margoyoso Lulus 1995

2. SD Islam Miftahul Falah Margoyoso Lulus 2001

3. MTs Salafiyah Kajen Lulus 2004

4. MA Salafiyah Kajen Lulus 2007

5. Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang Jurusan Tadris Matematika

Lulus 2011

Semarang, 08 Juni 2011

Ummi Farihah

NIM: 073511048