pengaruh tingkat hutang dan profitabilitas...

24
PENGARUH TINGKAT HUTANG DAN PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PASAR PERUSAHAAN DENGAN FINANCIAL DISTRESS SEBAGAI PEMODERASI YOYOK KURNIAWAN 090462201387 Dosen Pembimbing : Prima Aprilyani Rambe, SE., M.Sc Sri Ruwanti, SE., M.Sc Prodi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Maritim Raja Ali Haji TAHUN 2017 ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh tingkat hutang, profitabilitas dan financial distress terhadap nilai pasar perusahaan, pengaruh tingkat hutang terhadap nilai pasar perusahaan ketika dimoderasi financial distress. Penelitian ini dilakukan pada perusahaan manufaktur subsektor tekstil dan garment di Bursa Efek Indonesia periode 2012-2016, penelitian ini menggunakan metode purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat hutang berpengaruh negatif dan signifikan terhadap nilai pasar perusahaan, profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai pasar perusahaan, financial distress berpengaruh negatif signifikan terhadap nilai pasar perusahaan, dan ketika perusahaan tidak dalam kondisi financial distress tidak mampu memoderasi dan memperlemah secara signifikan pengaruh negatif tingkat hutang terhadap nilai pasar perusahaan. Kata kunci : Nilai perusahaan, profitabilitas, financial distress, tingkat hutang. ABSTRACT This study attempts to analyze the effect of leverage, profitability and financial distress on firm value, and to analyze moderating effect between leverage on firm value with financial distress as moderator. The population were textile and garment companies listed in Indonesia Stock Exchange in the period of 2012-2016, the sampling technique applied was purposive sampling method. The result is that leverage has negatively significant influence on firm value, profitability has positively significant influence on firm value, financial distress has negatively significant influence on firm value, and the companies has no financial distress does not moderating or weakened the negative effect of leverage on firm value. Keywords : Firm value, profitability, financial distress, leverage. PENDAHULUAN Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses dan sistem akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data dan aktivitas perusahaan tersebut, Martono (2008). Hasil analisa atas laporan keuangan akan membantu menginterpetasikan berbagai hubungan serta kecenderungan yang dapat memberikan dasar pertimbangan bagi investor untuk membuat keputusan. Sampai dengan saat ini hubungan dan pengaruh antara struktur modal atau tingkat hutang perusahaan terhadap nilai perusahaan masih menjadi suatu perdebatan

Upload: duongmien

Post on 23-Feb-2018

220 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH TINGKAT HUTANG DAN PROFITABILITAS …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · pada hutang adalah suku bunga bebas risiko, seluruh aliran kas

PENGARUH TINGKAT HUTANG DAN PROFITABILITAS

TERHADAP NILAI PASAR PERUSAHAAN

DENGAN FINANCIAL DISTRESS SEBAGAI PEMODERASI

YOYOK KURNIAWAN

090462201387

Dosen Pembimbing :

Prima Aprilyani Rambe, SE., M.Sc

Sri Ruwanti, SE., M.Sc

Prodi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Maritim Raja Ali Haji

TAHUN 2017

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh tingkat hutang, profitabilitas dan

financial distress terhadap nilai pasar perusahaan, pengaruh tingkat hutang terhadap nilai pasar

perusahaan ketika dimoderasi financial distress. Penelitian ini dilakukan pada perusahaan manufaktur

subsektor tekstil dan garment di Bursa Efek Indonesia periode 2012-2016, penelitian ini

menggunakan metode purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat hutang

berpengaruh negatif dan signifikan terhadap nilai pasar perusahaan, profitabilitas berpengaruh positif

dan signifikan terhadap nilai pasar perusahaan, financial distress berpengaruh negatif signifikan

terhadap nilai pasar perusahaan, dan ketika perusahaan tidak dalam kondisi financial distress tidak

mampu memoderasi dan memperlemah secara signifikan pengaruh negatif tingkat hutang terhadap

nilai pasar perusahaan.

Kata kunci : Nilai perusahaan, profitabilitas, financial distress, tingkat hutang.

ABSTRACT

This study attempts to analyze the effect of leverage, profitability and financial distress on firm value,

and to analyze moderating effect between leverage on firm value with financial distress as moderator.

The population were textile and garment companies listed in Indonesia Stock Exchange in the period

of 2012-2016, the sampling technique applied was purposive sampling method. The result is that

leverage has negatively significant influence on firm value, profitability has positively significant

influence on firm value, financial distress has negatively significant influence on firm value, and the

companies has no financial distress does not moderating or weakened the negative effect of leverage

on firm value.

Keywords : Firm value, profitability, financial distress, leverage.

PENDAHULUAN

Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses dan sistem akuntansi

yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau

aktivitas perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data dan

aktivitas perusahaan tersebut, Martono (2008). Hasil analisa atas laporan keuangan

akan membantu menginterpetasikan berbagai hubungan serta kecenderungan yang

dapat memberikan dasar pertimbangan bagi investor untuk membuat keputusan.

Sampai dengan saat ini hubungan dan pengaruh antara struktur modal atau

tingkat hutang perusahaan terhadap nilai perusahaan masih menjadi suatu perdebatan

Page 2: PENGARUH TINGKAT HUTANG DAN PROFITABILITAS …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · pada hutang adalah suku bunga bebas risiko, seluruh aliran kas

baik secara teoritis maupun emphirichal research. Dalam dunia praktis manajer

keuangan dihadapkan pada masalah untuk menyediakan dana baik dari dalam

perusahaan maupun dari luar perusahaan secara efisien yang mampu meminimalkan

biaya modal yang harus dibayar perusahaan. Keputusan untuk mempergunakan

modal sendiri ataupun hutang adalah sebuah pilihan yang harus diambil oleh seorang

manajer dengan mempertimbangkan opportunity cost dari modal sendiri dan benefit

tax shield dan resiko financial distress apabila menggunakan modal dari hutang.

Dalam model Modigliani-Miller (1963) asumsi dengan adanya pajak, MM

menyimpulkan penggunaan hutang (Leverage) akan meningkatkan nilai perusahaan

karena biaya bunga hutang adalah biaya yang mengurangi pembayaran pajak (a tax

deductible expense), (Atmaja, 2008:254).

Model trade-off mengasumsikan bahwa struktur modal perusahaan

merupakan hasil trade-off dari keuntungan pajak dengan menggunakan hutang

dengan biaya yang akan timbul sebagai akibat penggunaan hutang tersebut. Esensi

trade-off theory dalam struktur modal adalah menyeimbangkan manfaat dan

pengorbanan yang timbul sebagai akibat penggunaan hutang. Sejauh manfaat lebih

besar, tambahan hutang masih diperkenankan. Apabila pengorbanan karena

penggunaan hutang sudah lebih besar, maka tambahan hutang sudah tidak

diperbolehkan (Atmaja, 2008:254).

Menurut Atmaja (2008 :259), penggunaan utang akan meningkatkan nilai

perusahaan tapi hanya sampai pada titik tertentu. Setelah titik tersebut, penggunaan

utang justru akan menurunkan nilai perusahaan karena kenaikan keuntungan dari

penggunaan utang tidak sebanding dengan biaya financial distress dan agency

problem.

Apabila sebuah perusahaan dalam mendanai kegiatan operasinya

menggunakan hutang, maka hutang tersebut menciptakan leverage. Leverage akan

menghasilkan pengeluaran perusahaan berupa biaya tetap atau beban tetap. Dengan

demikian penggunaan leverage akan meningkatkan keuntungan bagi pemegang

saham, namun sebaliknya leverage juga dapat meningkatkan resiko atas keuntungan

yang diperoleh. Jika keuntungan lebih rendah dari biaya tetap maka penggunaan

leverage akan menurunkan keuntungan pemegang saham dan berakibat turunnya

nilai perusahaan (Martono, 2008:295).

Dalam peneletian sebelumnya (Masulis, 1983) mencoba menguji teori yang

diajukan oleh Miller-Modigliani (1963) dalam model struktur modal MM dengan

pajak yang menyatakan bahwa adanya hubungan positif antara leverage perusahaan

dengan nilai pasar perusahaan yang dikaitkan dengan pajak. Dari hasil penelitian

yang dilakukan Masulis, disimpulkan bahwa memang terdapat pengaruh positif

antara tingkat hutang perusahaan dengan nilai pasar perusahaan. Dan hasil penelitian

selanjutnya yang dilakukan (Chowdhury, 2010) juga menyimpulkan hal yang sama

dan mendukung teori yang diajukan oleh Miller-Modigliani. Sementara didalam

penelitian yang lain di BEI, Dewi dan Ary (2013) didalam penelitiannya terhadap

beberapa perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI menunjukkan bahwa terdapat

pengaruh negatif antara tingkat hutang perusahaan dengan nilai perusahaan. Dan

penelitian yang dilakukan Rosyadah dkk.(2013) juga menyimpulkan bahwa Debt to

Equity ratio memiliki pengaruh negatif terhadap profitabilitas perusahaan. Begitu

juga dengan penelitian yang dilakukan Velnampy dkk (2012) hasil analisis

menunjukkan bahwa ada hubungan negatif antara struktur modal dan profitabilitas

kecuali hubungan antara Debt to Equity ratio terhadap profitabilitas.

Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Cheng dan Tzeng (2011) yang

menggunakan financial distress sebagai moderator antara pengaruh leverage

Page 3: PENGARUH TINGKAT HUTANG DAN PROFITABILITAS …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · pada hutang adalah suku bunga bebas risiko, seluruh aliran kas

perusahaan terhadap nilai perusahaan menunjukkan bahwa ketika leverage

dimoderasi secara bersama-sama dengan kondisi kesehatan keuangan (non-financial

distress) dan tingginya arus kas bebas perusahaan, maka hal tersebut berdampak

terhadap meningkatnya nilai perusahaan. Dan ketika perusahaan mengalami kondisi

financial distress dan rendahnya arus kas bebas yang dimiliki perusahaan, hal

tersebut dapat memoderasi pengaruh negatif leverage terhadap nilai perusahaan.

Ruang Lingkup dan Batasan Permasalahan

Dalam penelitian ini data yang digunakan terfokus pada perusahaan

manufaktur subsektor Tekstil dan Garment yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

periode 2012-2016. Penelitian hanya bertujuan untuk meneliti :

1) Pengaruh tingkat hutang terhadap nilai pasar perusahaan

2) Pengaruh profitabilitas terhadap nilai pasar perusahaan

3) Pengaruh financial distress terhadap nilai pasar perusahaan

4) Pengaruh tingkat hutang terhadap nilai pasar perusahaan ketika dimoderasi

dengan financial distress

TELAAH PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

A. Telaah Pustaka

Nilai Perusahaan

Tujuan normatif perusahaan adalah memaksimumkan nilai perusahaan,“The

goal of financial management is to maximize the shareholder’s wealth by taking

action that increase the current value per share of exiting stock of the firm” (Ross

dan Westerfield ,2013:12), yang dapat diartikan bahwa tujuan manajemen keuangan

adalah untuk memaksimumkan kemakmuran pemegang saham dengan mengambil

tindakan pada peningkatan nilai per lembar saham. Tujuan memaksimumkan nilai

perusahaan tersebut berhubungan dengan keputusan keuangan, sehingga setiap

keputusan sudah selayaknya ditujukan kepada tindakan yang dapat meningkatkan

nilai perusahaan.

Untuk mengukur nilai suatu perusahaan menurut Breley dan Myers

(2011:283) terdapat tiga jenis antara lain, nilai buku, nilai likuidasi dan nilai pasar

perusahaan tersebut. Breley dan Myers mendefenisikan nilai buku suatu perusahaan

adalah kekayaan bersih perusahaan berdasarkan neraca keuangan perusahaan

tersebut. Sementara nilai likuidasi adalah kekayaan bersih perusahaan atas seluruh

penjualan asset yang dimiliki setelah dikurangi kewajiban perusahaan kepada

seluruh kreditor. Dan nilai pasar perusahaan adalah total nilai yang ingin dibayarkan

oleh investor untuk setiap lembar saham perusahaan berdasarkan kemampuan

menghasilkan laba perusahaan dan atas keuntungan yang diharapkan pada masa yang

akan datang. Investor mengetahui bahwa akuntan tidak akan mengestimasi nilai

perusahaan berdasarkan nilai pasar. Nilai perusahaan tersebut akan dicatatkan

berdasarkan keseluruhan asset sesuai yang disajikan dalam neraca keuangan sesuai

prinsip biaya historis setelah dikurangi penyusutan. Akan tetapi hal tersebut mungkin

bukan panduan yang bagus untuk mengetahui berapa yang harus dibayar investor

Page 4: PENGARUH TINGKAT HUTANG DAN PROFITABILITAS …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · pada hutang adalah suku bunga bebas risiko, seluruh aliran kas

kepada perusahaan untuk membeli keseluruhan asset tersebut (Breley dan Myers,

2011:284).

Struktur Modal

Model Modigliani-Miller II (1963) dengan asumsi tanpa pajak, MM

mengemukakan bahwa risiko bisnis perusahaan diukur dengan EBIT (deviasi

standard earning before interest and tax), investor memiliki pengharapan yang sama

tentang EBIT perusahaan di masa mendatang, saham dan obligasi diperjual belikan

disuatu pasar modal yang sempurna, hutang adalah tanpa risiko sehingga suku bunga

pada hutang adalah suku bunga bebas risiko, seluruh aliran kas adalah perpetuitas

(sama jumlahnya setiap periode hingga waktu tak terhingga), dengan kata lain

pertumbuhan perusahaan adalah nol atau EBIT selalu sama. (Atmaja, 2008:249).

Model Modigliani-Miller (1963) asumsi dengan adanya pajak, MM

menyimpulkan penggunaan hutang (Leverage) akan meningkatkan nilai perusahaan

karena biaya bunga hutang adalah biaya yang mengurangi pembayaran pajak (a tax

deductible expense), (Atmaja, 2008:254).

Model trade-off mengasumsikan bahwa struktur modal perusahaan

merupakan hasil trade-off dari keuntungan pajak dengan menggunakan hutang

dengan biaya yang akan timbul sebagai akibat penggunaan hutang tersebut. Esensi

trade-off theory dalam struktur modal adalah menyeimbangkan manfaat dan

pengorbanan yang timbul sebagai akibat penggunaan hutang. Sejauh manfaat lebih

besar, tambahan hutang masih diperkenankan. Apabila pengorbanan karena

penggunaan hutang sudah lebih besar, maka tambahan hutang sudah tidak

diperbolehkan (Atmaja, 2008:254). Menurut Atmaja (2008 :259), penggunaan utang

akan meningkatkan nilai perusahaan tapi hanya sampai pada titik tertentu. Setelah

titik tersebut, penggunaan utang justru akan menurunkan nilai perusahaan karena

kenaikan keuntungan dari penggunaan utang tidak sebanding dengan biaya financial

distress dan agency problem.

Apabila sebuah perusahaan dalam mendanai kegiatan operasinya

menggunakan hutang, maka hutang tersebut menciptakan leverage. Leverage akan

menghasilkan pengeluaran perusahaan berupa biaya tetap atau beban tetap. Leverage

ini terdiri dari dua jenis leverage, yaitu leverage operasi dan leverage keuangan.

Penggunaan kedua leverage ini bertujuan agar keuntungan yang diperoleh lebih

besar dari biaya asset dan sumber dananya. Dengan demikian penggunaan leverage

akan meningkatkan keuntungan bagi pemegang saham, namun sebaliknya leverage

juga dapat meningkatkan resiko atas keuntungan yang diperoleh. Jika keuntungan

lebih rendah dari biaya tetap maka penggunaan leverage akan menurunkan

keuntungan pemegang saham dan berakibat turunnya nilai perusahaan (Martono,

2008:295).

Financial Distress (Kesulitan Keuangan)

Financial distress adalah kondisi dimana perusahaan mengalami kesulitan

keuangan dan terancam bangkrut. Financial distress adalah suatu kondisi dimana

cash flow operasi perusahaan tidak mampu menutupi atau mencukupi kewajiban saat

ini, financial distress dapat membawa suatu perusahaan mengalami kegagalan

(corporate failure) pada kontraknya yang akhirnya dapat dilakukan restrukturasi

keuangan perusahaan oleh kreditur dan para investor-investor (Ross dan Westerfield

,2013:928).

Page 5: PENGARUH TINGKAT HUTANG DAN PROFITABILITAS …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · pada hutang adalah suku bunga bebas risiko, seluruh aliran kas

Semakin tinggi tingkat penggunaan utang, maka probabilitas terjadinya

financial distress semakin besar. Hal ini karena semakin tingginya penggunaan utang

dengan beban tetap berupa biaya bunga yang semakin besar, tidak diikuti dengan

kenaikan pendapatan. Perusahaan akan terancam bangkrut apabila didalam

penggunaan utang, perusahaan tidak dapat memenuhi kewajiban-kewajiban yang

muncul akibat dari penggunaan utang tersebut (Atmaja, 2008:258).

Financial distress bisa menjadi sistem peringatan dini perusahaan untuk

masalah keuangan. Perusahaan dengan lebih banyak hutang akan mengalami

kesulitan keuangan lebih awal dari pada perusahaan dengan tingkat hutang yang

lebih rendah. Namun, perusahaan yang mengalami financial distress menengah akan

memiliki lebih banyak waktu untuk latihan pribadi dan melakukan restrukturisasi

dalam organisasi (Ross dan Westerfield ,2013:931).

Beberapa model prediksi kesulitan keuangan (financial distress prediction

models) telah dikembangkan beberapa tahun yang lalu. Model tersebut sama dengan

model peringkat utang, tetapi bukannya memprediksi peringkat, model memprediksi

apakah perusahaan akan menghadapi beberapa kondisi kesulitan, umumnya

didefinisikan sebagai kepailitan. Dalam berbagai studi akademik, Altman Z-

score (bankruptcy model) dipergunakan sebagai alat kontrol terukur terhadap status

keuangan suatu perusahaan yang sedang mengalami kesulitan keuangan (financial

distress). Dengan kata lain, Altman Z-score dipergunakan sebagai alat untuk

memprediksi kebangkrutan suatu perusahaan (Ross dan Westerfield ,2013:940).

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Cheng dan Tzeng (2011) yang

menggunakan financial distress sebagai moderator antara pengaruh leverage

perusahaan terhadap nilai perusahaan juga menggunakan Altman Z-score sebagai

proksi untuk mengukur kondisi kesulitan keuangan perusahaan. Penelitian dilakukan

untuk menguji model the static trade-off theory untuk mengetahui pengaruh tingkat

leverage perusahaan terhadap nilai perusahaan ketika perusahaan mengalami tinggi

rendahnya probabilita financial distress. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketika

leverage dimoderasi secara bersama-sama dengan kondisi kesehatan keuangan dan

tingginya arus kas bebas perusahaan, maka hal tersebut berdampak terhadap

meningkatnya nilai perusahaan. Dan ketika perusahaan mengalami kondisi financial

distress dan rendahnya arus kas bebas yang dimiliki perusahaan, hal tersebut dapat

memoderasi pengaruh negatif leverage terhadap nilai perusahaan.

B. Kerangka Pemikiran

Dalam model Modigliani-Miller (1963) penggunaan hutang akan berdampak

terhadap meningkatnya nilai perusahaan karena hutang menghasilkan penghematan

pajak, dengan kata lain bahwa hutang berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.

Sementara dalam model trade-off theory penggunaan hutang akan meningkatkan

nilai perusahaan tapi hanya sampai pada titik tertentu. Setelah titik tersebut,

penggunaan hutang justru akan menurunkan nilai perusahaan karena kenaikan

keuntungan dari penggunaan hutang tidak sebanding dengan biaya financial distress

dan agency problem (Atmaja : 2008).

Page 6: PENGARUH TINGKAT HUTANG DAN PROFITABILITAS …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · pada hutang adalah suku bunga bebas risiko, seluruh aliran kas

H 4

H 3

H 2

H 1

Berdasarkan uraian tersebut maka dirumuskan kerangka pemikiran berikut :

Keterangan : Pengaruh Langsung

Pengaruh Ketika Dimoderasi

C. Pengembangan Hipotesis

1. Tingkat hutang terhadap nilai pasar perusahaan

Bahwa keseimbangan manfaat dan pengorbanan yang timbul sebagai akibat

penggunaan hutang, akan meningkatkan nilai perusahaan tapi hanya sampai pada

titik tertentu. Semakin besar proporsi hutang maka semakin besar perlindungan pajak

yang diperoleh, tetapi biaya kebangkrutan yang mungkin timbul juga semakin besar

(Atmaja : 2008).

Hasil beberapa penelitian masih menunjukkan perbedaan kesimpulan antara

pengaruh tingkat hutang terhadap nilai perusahaan. Penelitian yang dilakukan oleh

(Masulis.dkk,1983; Gusti.dkk2016; Hamidy.dkk,2015) menunjukkan hasil bahwa

terdapat pengaruh yang positif antara tingkat hutang dengan nilai perusahaan.

Sementara penelitian yang dilakukan (Mirna.dkk,2008; Dewi.dkk,2012;

Velnampy.dkk,2012) menunjukkan hasil pengaruh yang negatif. Maka hipotesa:

H1 : terdapat pengaruh antara tingkat hutang perusahaan terhadap nilai pasar

perusahaan.

2. Profitabilitas terhadap nilai pasar perusahaan

Jika keuntungan lebih rendah dari biaya tetap maka penggunaan leverage

akan menurunkan keuntungan pemegang saham dan berakibat turunnya nilai

perusahaan (Martono, 2008:295). Hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh

Dewi ayu (2012) pada perusahaan manufaktur di bursa efek indonesia menunjukkan

pengaruh positif antara profitabilitas perusahaan terhadap nilai perusahaan.

Dan pada penelitian Hamidy (2015) yang menempatkan profitabilitas sebagai

variabel mediasi antara struktur modal terhadap nilai perusahaan menunjukkan

adanya pengaruh positif tingkat hutang terhadap nilai perusahaan ketika dimediasi

oleh profitabilitas perusahaan. Namun penelitian yang dilakukan Gusti (2016)

memiliki hasil yang berbeda, dengan hasil penelitian bahwa profitabilitas tidak

NILAI PASAR

-Price to Book

Value

TINGKAT HUTANG

-Debt Equity Ratio

FINANCIAL DISTRESS

-Altman Z-Score

PROFITABILITAS

-Return On Equity

Page 7: PENGARUH TINGKAT HUTANG DAN PROFITABILITAS …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · pada hutang adalah suku bunga bebas risiko, seluruh aliran kas

mampu memediasi pengaruh struktur modal terhadap nilai perusahaan. Maka

hipotesa yang diajukan adalah :

H2 : terdapat pengaruh antara tingkat profitabilitas perusahaan terhadap nilai

pasar perusahaan.

3. Financial distress terhadap nilai pasar perusahaan

Financial distress adalah suatu kondisi dimana cash flow operasi perusahaan

tidak mampu menutupi atau mencukupi kewajiban saat ini, financial distress dapat

membawa suatu perusahaan mengalami kegagalan (corporate failure) pada

kontraknya yang akhirnya dapat dilakukan restrukturasi keuangan perusahaan oleh

kreditur dan para investor-investor. (Ross dan Westerfield ,2013:928). Dalam

penelitian yang dilakukan oleh Widarjo dan Dodi (2009) dikemukakan bahwa

kondisi financial distress sangat dipengaruhi oleh tingkat profitabilitas perusahaan.

Dan dalam kaitan antara kondisi financial distress terhadap nilai perusahaan,

penelitian yang dilakukan oleh Djamaluddin (2008) menunjukkan pengaruh yang

positif antara skor altman-Z terhadap nilai pasar perusahaan, dimana perusahaan

dengan kondisi keuangan yang sehat yang ditunjukkan dengan z-score yang tinggi

memiliki pengaruh terhadap tingginya nilai Market Book Value perusahaan.

Dan penelitian yang dilakukan oleh Dadang (2013) menunjukkan bahwa

perusahaan yang tergabung dalam indek LQ 45 yang teridentifikasi dengan tingkat

financial distress yang tinggi cenderung mengalami penurunan nilai pasar

perusahaan. Maka hipotesa ketiga yang diajukan adalah :

H3 : terdapat pengaruh antara tingkat financial distress perusahaan terhadap

nilai pasar perusahaan.

4. Pengaruh tingkat hutang terhadap nilai pasar perusahaan ketika

dimoderasi financial distress

Dalam model Modigliani-Miller (1963) penggunaan hutang akan berdampak

terhadap meningkatnya nilai perusahaan karena hutang menghasilkan penghematan

pajak, dengan kata lain bahwa hutang berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.

Sementara dalam model trade-off theory dinyatakan bahwa model Modigliani-Miller

dengan pajak tersebut masih terdapat beberapa kelemahan dengan mengabaikan

faktor financial distress dan agency cost yang mungkin muncul akibat dari

penggunaan hutang tersebut (Atmaja, 2008:258).

Penggunaan hutang dapat memicu terjadinya penurunan nilai perusahaan

apabila dari penggunaan hutang tersebut justru mengakibatkan permasalahan

financial distress. Namun apabila penggunaan hutang berada pada level optimal,

yaitu level dimana keseimbangan antara manfaat hutang dan financial distress dapat

teratasi, maka penggunaan hutang tersebut dapat berdampak terhadap meningkatnya

nilai perusahaan.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Cheng dan Tzeng (2011) yang

menggunakan financial distress sebagai moderator antara pengaruh leverage

perusahaan terhadap nilai perusahaan menunjukkan bahwa ketika leverage

dimoderasi secara bersama-sama dengan kondisi kesehatan keuangan dan tingginya

arus kas bebas perusahaan, maka hal tersebut berdampak terhadap meningkatnya

nilai perusahaan. Dan ketika perusahaan mengalami kondisi financial distress dan

rendahnya arus kas bebas yang dimiliki perusahaan, hal tersebut dapat memoderasi

Page 8: PENGARUH TINGKAT HUTANG DAN PROFITABILITAS …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · pada hutang adalah suku bunga bebas risiko, seluruh aliran kas

pengaruh negatif leverage terhadap nilai perusahaan. Dari uraian tersebut maka

hipotesa yang diajukan:

H4 : tingkat hutang berpengaruh dan signifikan terhadap nilai pasar

perusahaan ketika tidak mengalami kondisi financial distress.

METODE PENELITIAN

A. Populasi dan Sampel

Sumber data diperoleh dari Bursa Efek Indonesia atau Indonesia Stock

Exchange (IDX). Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan subsektor tekstil

dan garment pada Bursa Efek Indonesia tahun 2012-2016.

Dalam penelitian ini teknik sampling yang digunakan adalah non-probability

sampling, Sugiyono (2009: 84) mengemukakan bahwa teknik non-probability

sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi

peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih

menjadi sampel.

Teknik yang digunakan yaitu purposive sampling yaitu teknik penentuan sampel

atas beberapa pertimbangan tertentu antara lain :

1) Perusahaan terdaftar di subsektor tekstil dan garment Bursa Efek

Indonesia selama periode tahun 2012 sampai dengan 2016.

2) Terdapat laporan keuangan audit secara lengkap selama periode tahun

2012 sampai dengan tahun 2016.

3) Tidak sedang mengalami defisiensi atau ekuitas negatif selama periode

tahun 2012 sampai dengan tahun 2016.

4) Mengalami laba selama periode tahun 2012 sampai dengan tahun 2016.

B. Operasionalisasi Variabel Penelitian

1. Variabel Dependen

Variabel dependen adalah (variabel output/ kriteria/ konsekuen/ endogen/

terikat) adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya

variabel bebas (Sugiyono, 2009: 39).

Dalam penelitian ini variabel dependen yang digunakan adalah nilai pasar

perusahaan. Menurut Ross dan Westerfield (2013:55) nilai pasar perusahaan dapat

diukur dengan beberapa cara antara lain ; 1)Price Earning Ratio, 2)Market-to-Book

Ratio, 3)Market Capitalization, 4)Enterprise Value, 5)Enterprise Value Multiples.

Dalam penelitian ini pengukuran nilai pasar perusahaan menggunakan

Market Price to Book Value.

Page 9: PENGARUH TINGKAT HUTANG DAN PROFITABILITAS …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · pada hutang adalah suku bunga bebas risiko, seluruh aliran kas

Jika PBV > 1, maka nilai pasar perusahaan dalam kondisi overvalued. Dan

jika PBV < 1 maka nilai pasar perusahaan dalam kondisi undervalued.

2. Variabel Independen

Variabel Independen (variabel stimulus/ prediktor/ antecendent/ eksogen

/bebas) adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan atau

timbulnya variabel dependen (terikat) (Sugiyono, 2009: 39).

1. Tingkat Hutang

Debt to Equity Ratio (DE) adalah rasio ini melihat seberapa besar hutang

perusahaan jika dibandingkan ekuitas yang dimiliki oleh perusahaan atau para

pemegang saham. Menurut Ross dan Westerfield (2013:51) rasio ini dapat

dirumuskan sebagai berikut:

Semakin tinggi rasio, maka semakin tinggi kewajiban yang harus ditangung

perusahaan dengan modal sendirinya.

2. Profitabilitas

Rasio profitabilitas merupakan rasio yang mengukur kemampuan perusahaan

untuk menghasilkan laba dengan menggunakan sumber-sumber yang dimiliki

perusahaan, seperti aktiva, modal, atau penjualan perusahaan. Menurut Ross dan

Westerfield (2013:54) rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

3. Financial Distress

Variabel moderating adalah variabel yang memperkuat atau memperlemah

hubungan langsung antara variabel independen dan variabel dependen. Dalam

penelitian ini Financial Distress digunakan sebagai variabel moderating.

Dalam berbagai studi akademik, Altman Z-score (bankruptcy model)

dipergunakan sebagai alat kontrol terukur terhadap status keuangan suatu perusahaan

yang sedang mengalami kesulitan keuangan (financial distress). Dengan kata

lain, Altman Z-score dipergunakan sebagai alat untuk memprediksi kebangkrutan

suatu perusahaan (Ross dan Westerfield ,2013:940).

Menururt Ross dan Westerfield (2013:962), Altman Z-score dinyatakan

dalam bentuk persamaan linear yang terdiri dari 5 koefisien “T” yang mewakili

berbagai rasio-rasio keuangan.

Z = 3,3 t1 + 1,2 t2 + 0,99 t3 + 0,6 t4 + 1,4 t5

Page 10: PENGARUH TINGKAT HUTANG DAN PROFITABILITAS …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · pada hutang adalah suku bunga bebas risiko, seluruh aliran kas

t1 = EBIT / total aset

t2 = Modal kerja neto / total aset

t3 = penjualan / total aset

t4 = nilai pasar terhadap ekuitas / nilai buku terhadap total liabilitas

t5 = saldo laba / total asset

Dengan zona kategori sebagai berikut:

Bila Z > 2.99 = zona “Keuangan sehat”

Bila 1.81 < Z < 2.99 = zona “abu-abu/perlu pengawasan”

Bila Z < 1.81 = zona “financial distress

C. Metode dan Analisis

1. Uji Asumsi Klasik

Uji Normalitas

Menurut Imam Ghozali (2013:160) uji normalitas bertujuan untuk menguji

apakah dalam model regresi variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi

normal. Seperti diketahui bahwa uji t dan F mengasumsikan bahwa nilai residual

mengikuti distribusi normal. Untuk melakukan uji normalitas data, maka peneliti

menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov. Menurut Ghozali (2013:163) untuk

mengetahui apakah data berasal dari distribusi normal adalah sebagai berikut :

Residual dikatakan berdistribusi normal apabila hasil uji Kolmogorov-

Smirnov :

-Nilai signifikasi > 0.05 = Distribusi data Normal

-Nilai signifikasi < 0.05 = Distribusi Tidak Normal

Uji Multikolinieritas

Menurut Ghozali (2013:105) uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji

apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen).

Metode yang dapat digunakan untuk menguji terjadinya multikolinieritas dapat

dilihat dari matrik korelasi variabel-variabel bebas. Pada matrik korelasi, jika antar

variabel bebas terdapat korelasi yang cukup tinggi (umumnya di atas 0,90) maka hal

ini merupakan indikasi adanya multikolinieritas.

Selain itu dapat juga dilihat nilai tolerance dan variance inflation factor

(VIF). Batas dari nilai tolerance adalah ≤ 10% atau sama dengan nilai VIF adalah

≥10 (Imam Ghozali, 2013:106).

Dasar pengambilan keputusannya ialah:

Apabila nilai tolerance < 10 % dan nilai VIF > 10 maka persamaan regresi terdapat multikolinieritas

Apabila nilai tolerance > 10 % dan VIF < 10 maka persamaan regresi tidak terdapat multikolinieritas

Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear ada

korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu

pada periode t-1 (Imam Ghozali, 2013:110). Autokorelasi muncul karena observasi

yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Dalam penelitian ini,

peneliti menggunakan pendekatan Durbin Waston (DW test), pengujian ini dipilih

Page 11: PENGARUH TINGKAT HUTANG DAN PROFITABILITAS …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · pada hutang adalah suku bunga bebas risiko, seluruh aliran kas

dikarenakan sampel yang digunakan dibawah 100. Sedangkan jika sampel diatas 100

maka harus menggunakan pendekatan Lagrange Multiplier (LM test).

Untuk menentukan ada tidaknya masalah autokorelasi dengan uji Durbin-

Watson (DW) dengan ketentuan sebagai berikut :

Kriteria Autokorelasi Durbin-Watson (DW)

Hipotesis Nol Keputusan Jika

Tidak ada autokorelasi + Tolak 0 < DW < dL

Tidak ada autokorelasi - No decision dL ≤ DW ≤ du

Tidak ada autokorelasi - Tolak 4 - dL < DW < 4

Tidak ada autokorelasi - No decision 4 - du ≤ DW ≤ 4 – dL

Tidak ada autokorelasi + atau - Diterima du < DW < 4 – du

Sumber : Imam Ghozali 2013

Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi

terjadi ketidaksamaan variansi dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain.

Pengujian heteroskedastisitas dilakukan dengan menggunakan uji Glejser (Ghozali,

2013:142). Pada uji Glejser, nilai residual absolut diregresi dengan variabel

independen. Dengan ketentuan sebagi berikut :

Jika nilai signifikansi antara variabel independen dengan absolute residual > 0.05 maka tidak terjadi masalah heteroskedastisitas.

Jika nilai signifikan antara variabel independen dengan absolut residual

< 0.05 maka terjadi masalah heteroskedastisitas.

2. Koefisien Determinasi

Menurut Ghozali ( 2013:97 ) koefisien determinasi ( R² ) pada intinya

mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel

dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R² yang kecil

berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel

dependen amat terbatas.

Nilai yang mendekati satu, berarti variabel-variabel independen memberikan

hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel

dependen. Secara umum koefisien determinasi untuk data silang (cross section)

relative rendah karena adanya variasi besar antara masing-masing pengamatan.

Sedangkan untuk data runtun waktu (time series) biasanya mempunyai nilai

koefisien determinasi yang tinggi.

3. Uji F (Uji Simultan)

Menurut Ghozali (2013:98) uji F digunakan untuk mengetahui apakah secara

simultan koefisien variabel bebas mempunyai pengaruh nyata atau tidak terhadap

variabel terikat.

Untuk menguji apakah masing-masing variabel bebas berpengaruh secara

signifikan terhadap variabel terikat secara bersama-sama dengan α = 0,05. Adapun

persamaan model regresi dan hipotesis yang hendak diuji :

Page 12: PENGARUH TINGKAT HUTANG DAN PROFITABILITAS …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · pada hutang adalah suku bunga bebas risiko, seluruh aliran kas

Keterangan

PBV : Nilai pasar perusahaan (PBV)

DE : Tingkat Hutang

ROE : Profitabilitas

FD : Financial Distress (Altman Z-Score)

α : Constant

β : Koefisien regresi

e : Error

Syarat ketentuan penerimaan hipotesis sebagai berikut :

Jika (F-hitung < F-tabel), maka Ho Diterima

Jika (F-hitung > F-tabel), maka Ho Ditolak

4. Uji t (Uji Parsial)

Menurut Ghozali ( 2013:98 ), uji statistik t pada dasarnya menunjukkan

seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas atau independen secara individual

dalam menerangkan variasi variabel dependen. Salah satu cara melakukan uji t

adalah dengan membandingkan nilai statistik t dengan t-kritis menurut tabel.

Untuk menguji apakah masing-masing variabel bebas berpengaruh secara

signifikan terhadap variabel terikat secara parsial dengan α = 0,05. Maka Ketentuan

penerimaan hipotesis sebagai berikut :

Bila (t-hitung) < (t-tabel α 0,05), maka Ho Diterima

Bila (t-hitung) > (t-tabel α 0,05), maka Ho Ditolak dan Ha Diterima

5. Moderated Regression Analysis

Menurut Ghozali (2013: 229) untuk melakukan pengujian terhadap variabel

moderasi dalam penelitian ini menggunakan metode analisis Moderated Regression

Analysis (MRA). Untuk menguji pengaruh interaksi variabel moderasi digunakan

dengan uji interaksi.

Variabel moderasi berperan sebagai variabel yang dapat memperkuat atau

memperlemah pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Klasifikasi

variabel moderasi dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel

Klasifikasi Variabel Moderasi No Hasil Uji Jenis Moderasi

1. b2 non significant

b3 significant

Moderasi Murni (Pure Moderator)

2 b2 significant

b3 significant

Moderasi Semu (Quasi Moderator). Quasi moderasi

merupakan variabel yang memoderasi hubungan antara

variabel independen dengan variabel dependen yang

sekaligus menjadi variabel independen.

3. b2 significant

b3 non significant

Prediktor Moderasi (Predictor Moderasi Variabel). Artinya

variabel moderasi ini hanya berperanan sebagai variabel

prediktor (independen) dalam model hubungan yang

dibentuk.

4. b2 non significant

b3 non significant

Moderasi Potensial (Homologiser Moderator). Artinya

variabel tersebut potensial menjadi variabel moderasi.

Sumber : Ghozali (2013)

Page 13: PENGARUH TINGKAT HUTANG DAN PROFITABILITAS …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · pada hutang adalah suku bunga bebas risiko, seluruh aliran kas

Adapun model persamaan dan hipotesis moderasi yang hendak diuji sebagai berikut :

(H4)

Keterangan :

PBV : Nilai pasar perusahaan (PBV)

DE : Tingkat Hutang

ROE : Profitabilitas

FD : Financial Distress (Altman Z-Score)

α : Constant

β : Koefisien regresi e : Error

Ketentuan penerimaan hipotesis sebagai berikut :

Jika tingkat signifikan moderator > α sebesar 0,05 maka Ho diterima.

Jika tingkat signifikan moderator < α sebesar 0,05 maka Ha diterima.

HASIL PENELITIAN

Deskripsi Sampel Penelitian

Objek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan

manufaktur sektor tekstil dan garmen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun

2012 sampai dengan 2016, dan pemilihan sampel dalam penelitian ini ditentukan

dengan menggunakan metode purposive sampling dengan beberapa ketentuan.

Pengambilan sampel penelitian ini digambarkan pada tabel di bawah ini :

Tabel

Sampel Penelitian (2012-2016)

Kriteria Sampel Jumlah

Laporan keuangan perusahaan tahunan 2012-2016 85

Tidak tersedia laporan keuangan auditan 2012-2016 (5)

Mengalami defisiensi tahun 2012-2016 (16)

Tidak memperoleh laba tahun 2012-2016 (20)

Sampel Penelitian 44 Sumber : Data diolah, 2017

Hasil Penelitian dan Pembahasan

1. Statistik Deskriptif

Berdasarkan input data yang bersumber dari Indonesia Stock Exchange

(IDX) tahun 2012 sampai 2016 maka dapat dilihat besarnya nilai rata-rata, standar

deviasi, maksimum dan minimum. Analisis statistik deskriptif merupakan alat

analisis yang digunakan untuk melihat besarnya nilai-nilai tersebut pada variabel

nilai perusahaan, tingkat hutang, profitabilitas dan financial distress. Berikut adalah

tabel hasil analisis statistik deskriptif penelitian :

Page 14: PENGARUH TINGKAT HUTANG DAN PROFITABILITAS …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · pada hutang adalah suku bunga bebas risiko, seluruh aliran kas

Hasil Analisis Statistik Deskriptif Penelitian

Descriptive Statistics

Variabel N Minimum Maximum Mean Std.

Deviation

Tingkat Hutang (X1) 44 0.1052 3.7231 1.2932 0.8158

Profitabilitas (X2) 44 0.0006 0.3074 0.0643 0.0744

Financial Distress (X3) 44 -0.4560 8.0092 1.9347 1.3723

Nilai Pasar (Y) 44 0.0779 1.9714 0.6534 0.5897

Sumber : Data diolah, 2017

Berdasarkan hasil analisis, pada tabel 4.2 terlihat bahwa nilai minimum untuk

variabel tingkat hutang (Debt to Equity ratio) dari seluruh sampel penelitian adalah

sebesar 10,52 %, dan nilai maksimum sebesar 372,31 %. Tingkat hutang terendah

dimiliki oleh perusahaan dengan kode TFCO tahun 2016, dan tertinggi dimiliki oleh

perusahaan dengan kode ERTX tahun 2012. Adapun rata-rata berada pada nilai

129,32 % dengan standar deviasi sebesar 81,58 %. Hasil tersebut menunjukkan

bahwa nilai standar deviasi lebih kecil dari nilai rata-rata, mengindikasikan adanya

nilai yang baik dikarenakan standar deviasi yang merupakan pencerminan

penyimpangan dari data variabel tingkat hutang relatif lebih kecil dari nilai rata-

ratanya.

Untuk variabel profitabilitas terlihat bahwa nilai minimum dari seluruh

sampel penelitian adalah sebesar 00,06 %, dan nilai maksimum sebesar 30,74 %.

Profitabilitas terendah dimiliki oleh perusahaan dengan kode ADMG tahun 2013,

dan tertinggi dimiliki oleh perusahaan dengan kode ERTX tahun 2015. Adapun rata-

rata berada pada nilai 6,43 % dengan standar deviasi sebesar 7,44 %. Dalam hal ini

nilai standar deviasi lebih besar dari nilai rata-rata mengindikasikan bahwa titik

sebaran data menjauhi nilai rata-rata variabel tersebut.

Untuk variabel financial distress terlihat bahwa nilai minimum Altman Z-

Score dari seluruh sampel penelitian adalah sebesar -0,46 , dan skor maksimum

sebesar 8,01. Untuk Altman Z-Score terendah dimiliki oleh perusahaan dengan kode

ESTI 2016, dan tertingggi oleh perusahaan dengan kode TFCO 2016. Adapun rata-

rata berada pada nilai 1,93 dengan standar deviasi sebesar 1,37. Hasil tersebut

menunjukkan bahwa nilai standar deviasi lebih kecil dari nilai rata-rata,

mengindikasikan adanya nilai yang baik dikarenakan standar deviasi yang

merupakan pencerminan penyimpangan dari data variabel financial distress relatif

lebih kecil dari nilai rata-ratanya.

Untuk variabel nilai pasar perusahaan (Price to Book Value) terlihat bahwa

nilai minimum dari seluruh sampel penelitian adalah sebesar 0,08 dan nilai

maksimum sebesar 1,97. Untuk nilai pasar terendah dimiliki oleh perusahaan dengan

kode UNIT tahun 2013, sementara nilai pasar tertinggi diperoleh perusahaan dengan

kode SRIL tahun 2013. Adapun rata-rata berada pada nilai 0,65 dengan standar

deviasi sebesar 0,58. Hasil tersebut menunjukkan bahwa nilai standar deviasi lebih

kecil dari nilai rata-rata, mengindikasikan adanya nilai yang baik dikarenakan

standar deviasi yang merupakan pencerminan penyimpangan dari data variabel nilai

pasar perusahaan relatif lebih kecil dari nilai rata-rata variabel tersebut.

Page 15: PENGARUH TINGKAT HUTANG DAN PROFITABILITAS …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · pada hutang adalah suku bunga bebas risiko, seluruh aliran kas

2. Uji Asumsi Klasik

2.1. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel

pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Untuk melakukan uji

normalitas data, maka peneliti menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov. Hasil

pengujian adalah sebagai berikut :

Tabel 4.3

Uji Normalitas Sebelum Outlier

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk

Statistic Df Sig. Statistic df Sig.

Unstandardized

Residual

0.209 44 0.000 0.850 44 0.000

Sumber : Data diolah, 2017

Dari hasil uji normalitas yang pertama dilakukan dihasilkan bahwa nilai

signifikasi untuk Kolmogorov-Smirnov sebesar 0,00 dimana hasil tersebut

menyatakan bahwa data dalam distribusi yang tidak normal karena nilai signifikasi

Kolmogorov-Smirnov lebih kecil dari taraf α sebesar 5 %.

Maka diperlukan pengujian outlier untuk mengetahui data yang

mengakibatkan sebaran data menjadi tidak normal. Untuk mengetahui data yang

tergolong outlier, peneliti melakukan pengujian steam and leaf. Setelah melakukan

pengujian ditemukan sebanyak 7 data yang berada diluar distribusi normalitas data,

dan data tersebut dikeluarkan dari anggota sampel untuk dilakukan pengujian

normalitas kembali.

Beberapa data yang tergolong kedalam data outlier disajikan kedalam

gambar berikut :

Boxplot data Outlier

Sumber : Data diolah, 2017

Setelah 7 data tersebut dikeluarkan maka dilakukan pengujian kembali

terhadap distribusi normalitas data, sehingga jumlah sampel penelitian menjadi 37

buah. Hal ini dilakukan agar dalam penelitian mendapat sampel yang mengikuti

sebaran normalitas data.

Page 16: PENGARUH TINGKAT HUTANG DAN PROFITABILITAS …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · pada hutang adalah suku bunga bebas risiko, seluruh aliran kas

Hasil pengujian normalitas setelah dilakukan eliminasi outlier data disajikan

dalam tabel dibawah berikut :

Uji Normalitas

Sumber : Data diolah, 2017

Berdasarkan tabel 4.4 besarnya nilai signifikasi Kolmogorov-Smirnov adalah

0.076 dimana nilai signifikansi tersebut lebih besar dari 0.05 sehingga dapat

disimpulkan bahwa distribusi data penelitian adalah normal.

2.2. Uji Multikolinieritas

Uji statistik yang dilakukan untuk mendeteksi apakah ada multicollinearity

atau tidak pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan uji dengan nilai

tolerance dan lawannya yaitu nilai Variance Inflation Factor (VIF). Suatu model

dikatakan bebas dari multikolinearitas jika memiliki nilai tolerance yang tidak

kurang dari 0,10 dan memiliki nilai VIF yang tidak lebih dari 10. Berikut ini adalah

tabel yang menjelaskan hasil uji multikolinieritas :

Uji Multikolinieritas

Coefficients

Model Collinearity Statistics

Tolerance VIF

DE 0.714 1.401

ROE 0.750 1.333

FD 0.750 1.333

Sumber : Data diolah, 2017

Berdasarkan tabel diatas hasil perhitungan nilai tolerance menunjukkan tidak

ada variabel independen yang memiliki nilai tolerance yang kurang dari 0,10

demikian pula nilai Variance Inflation Factor (VIF) juga menunjukkan hal yang

sama yaitu tidak ada satu variabel independen yang memiliki nilai VIF lebih dari 10.

Mengacu pada hasil perhitungan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa tidak

terdapat masalah multikolinieritas pada model penelitian.

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized

Residual

N 37

Normal Parameters Mean 0.0000000

Std. Deviation 0.19514769

Most Extreme

Differences

Absolute 0.137

Positive 0.137

Negatif -0.110

Test Statistic 0.137

Asymp. Sig. (2-tailed) .076

Page 17: PENGARUH TINGKAT HUTANG DAN PROFITABILITAS …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · pada hutang adalah suku bunga bebas risiko, seluruh aliran kas

2.3. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear ada

korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu

pada periode t-1. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang

waktu berkaitan satu sama lainnya.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan Durbin Waston (DW

test). Besarnya angka Durbin-Watson ditunjukkan pada tabel berikut yang

menunjukkan hasil dari residual statistic sebagai berikut :

Hasil Uji Autokorelasi

Model Summary

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of

the Estimate

Durbin-

Watson

1 .898a 0.807 0.789 0.2038251 1.730

Sumber : Data diolah, 2017

Dari hasil pengujian Durbin-Watson sesuai dengan tabel diatas dihasilkan

nilai DW sebesar 1,730. Untuk mengetahui ada tidaknya autokorelasi maka

diperlukan pengujian terhadap nilai DW tersebut, apakah DW berada dalam rentang

data sesuai kriteria dimana (du < DW < 4 – du).

Hasil perhitungan du berdasarkan tabel Durbin-Watson ditemukan nilai du

dengan k = 3 dan n = 37 sebesar 1,655. Dimana hasil dari 4 – du = 2,345. Jika

dilakukan pengujian kriteria autokorelasi maka ( 1,655 < 1,730 < 2,345 ).

Berdasarkan pengujian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa tidak

terdapat autokorelasi dalam model penelitian.

2.4. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi

terjadi ketidaksamaan variansi dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain.

Pengujian heteroskedastisitas dilakukan dengan menggunakan uji Glejser. Pada uji

Glejser, nilai residual absolut diregresi dengan variabel independen. Berikut

disajikan dalam tabel terkait hasil pengujian dengan uji glejser untuk mengetahui

terjadi atau tidaknya heteroskedastisitas dalam model penelitian.

Hasil Uji Heteroskedastisitas

Coefficients

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

T Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 0.112 0.057 1.964 0.058

DE -0.003 0.030 -0.022 -0.109 0.914

ROE 0.588 0.394 0.287 1.493 0.145

Altman-Zscore 0.002 0.017 0.020 0.105 0.917 Sumber : Data diolah, 2017

Page 18: PENGARUH TINGKAT HUTANG DAN PROFITABILITAS …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · pada hutang adalah suku bunga bebas risiko, seluruh aliran kas

Berdasarkan hasil pengujian pengaruh variabel bebas yang meliputi tingkat

hutang, profitabilitas dan financial distress terhadap nilai absolut residual

menghasilkan nilai signifikansi yang lebih besar dari 0,05.

Dapat disimpulkan bahwa variasi residual antar masing-masing pengamatan

adalah homogen dengan kata lain tidak terdapat masalah heteroskedastisitas.

3. Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi (R²) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan

model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi

adalah antara nol dan satu. Semakin besar nilai adjusted R² maka menunjukkan

bahwa variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang

dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Berikut adalah hasil uji

koefisien determinasi (Adjusted R² ) :

Pengujian Koefisien Determinasi

Model Summaryb

Model R

R

Square

Adjusted R

Square

Std. Error of

the Estimate

1 .898a 0.807 0.789 0.2038251

a. Predictors: (Constant), FD, ROE, DE

Sumber : Data diolah, 2017

Tabel diatas menunjukkan bahwa nilai adjusted R² model adalah sebesar

0,789 atau 78.9 %, artinya sebesar 78.9 % variasi PBV (nilai pasar perusahaan) bisa

dijelaskan oleh variasi variabel independen dalam model tersebut yaitu tingkat

hutang, profitabilitas dan kondisi kesehatan keuangan. Sedangkan sisanya sebesar

21.1 % dijelaskan oleh variabel lain diluar model.

4. Uji Simultan (Uji F)

Uji-F Statistik (Uji-F) pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel

independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-

sama (simultan) terhadap variabel dependennya. Berikut adalah tabel yang

menjelaskan hasil uji-F :

Uji F-Statistik

ANOVA

Model

Sum of

Squares Df

Mean

Square F Sig.

1 Regression 5.725 3 1.908 45.932 .000b

Residual 1.371 33 0.042

Total 7.096 36 a. Dependent Variabel: PBV

b. Predictors: (Constant), Altman-Z, ROE, DE

Sumber : Data diolah, 2017

Page 19: PENGARUH TINGKAT HUTANG DAN PROFITABILITAS …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · pada hutang adalah suku bunga bebas risiko, seluruh aliran kas

Pada tabel diatas menunjukkan bahwa nilai F hitung sebesar 45.932 dan nilai

signifikansi sebesar 0.00 Karena nilai F-hitung (45.932) lebih besar dari nilai F tabel

(2,891) dan nilai signifikansi (0.00) lebih kecil dari 5% maka dapat disimpulkan

bahwa secara bersama-sama (simultan) variabel independen yaitu tingkat hutang,

profitabilitas dan kondisi kesehatan keuangan berpengaruh terhadap variabel

dependen nilai pasar perusahaan (PBV).

5. Uji Parsial (Uji t)

Uji parsial digunakan untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel

independen terhadap variabel dependen. Secara parsial pengaruh dari ketiga variabel

independen (tingkat hutang, profitabilitas dan kondisi kesehatan keuangan) terhadap

variabel dependen nilai pasar perusahaan (PBV). Untuk mengetahui pengaruh

masing-masing variabel independen tersebut dapat dijelaskan pada tabel berikut :

Uji t-Statistik

Coefficients

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

T Sig. B

Std.

Error Beta

1 (Constant) 0.381 0.089 4.285 0.000

DE -0.237 0.047 -0.457 -5.048 0.000

ROE 4.088 0.615 0.587 6.644 0.000

Altman-Zscore 0.127 0.026 0.423 4.788 0.000 Sumber : Data diolah, 2017

Dari hasil tabel diatas dihasilkan beberapa nilai t-hitung dan koefisien regresi

masing-masing variabel independen. Dimana nilai konstan (intercept) sebesar 0.381

yang berarti bahwa apabila dalam model penelitian ini apabila seluruh variabel

independen bernilai 0, maka nilai variabel dependen (PBV) sebesar 0.381. Maka dari

hasil uji-t tersebut diperoleh persamaan regresi sebagai berikut :

( ) ( ) ( )

Dari nilai t-hitung dan nilai signifikasi yang diperoleh akan dilakukan

pengujian hipotesa penelitian sesuai dengan hipotesa yang telah diajukan

sebelumnya.

Hipotesa pertama diperoleh nilai t-hitung sebesar (-5,048) dan dimana nilai t-

tabel dengan α 5 % dan (df = n-k, df = 37-4) diperoleh nilai t-tabel sebesar (2,034).

Berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa (t-hitung > t-tabel, 5,048>2,034) dan

(nilai signifikasi < taraf α 5 %), maka dapat disimpulkan bahwa hipotesa pertama

diterima yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh antara tingkat hutang

perusahaan terhadap nilai pasar perusahaan. Dan nilai koefesien regresi yang

dihasilkan sebesar -0,237 yang berarti bahwa setiap kenaikan 1 pada variabel tingkat

hutang akan menurunkan nilai variabel PBV atau nilai pasar perusahaan sebesar

0,237.

Hipotesa kedua diperoleh nilai t-hitung sebesar (6,644) dan dimana nilai t-

tabel dengan α 5 % dan (df = n-k, df = 37-4) diperoleh nilai t-tabel sebesar (2,034).

Berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa (t-hitung > t-tabel, 6,644>2,034) dan

Page 20: PENGARUH TINGKAT HUTANG DAN PROFITABILITAS …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · pada hutang adalah suku bunga bebas risiko, seluruh aliran kas

(nilai signifikasi < taraf α 5 %), maka dapat disimpulkan bahwa hipotesa kedua

diterima yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh antara profitabilitas perusahaan

terhadap nilai pasar perusahaan. Dan nilai koefesien regresi yang dihasilkan sebesar

4,088 yang berarti bahwa setiap kenaikan 1 pada variabel profitabilitas akan

meningkatkan nilai variabel PBV atau nilai pasar perusahaan sebesar 4,088.

Hipotesa ketiga diperoleh nilai t-hitung sebesar (4,788) dan dimana nilai t-

tabel dengan α 5 % dan (df = n-k, df = 37-4) diperoleh nilai t-tabel sebesar (2,034).

Berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa (t-hitung > t-tabel, 4,788>2,034) dan

(nilai signifikasi < taraf α 5 %), maka dapat disimpulkan bahwa hipotesa ketiga

diterima yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh antara financial distress

perusahaan terhadap nilai pasar perusahaan. Dan nilai koefesien regresi yang

dihasilkan sebesar 0,127 yang berarti bahwa setiap kenaikan 1 pada variabel

financial distress atau dengan kata lain meningkatnya kesehatan keuangan

perusahaan akan meningkatkan nilai variabel PBV atau nilai pasar perusahaan

sebesar 0,127.

6. Moderated Regression Analysis

Analisis moderasi dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel independen

terhadap variabel dependen ketika dimoderasi dengan variabel yang diduga berperan

sebagi variabel moderasi. Dalam penelitian ini kondisi financial distress diduga

berperan sebagai variabel pemoderasi antara pengaruh tingkat hutang terhadap nilai

pasar perusahaan. Untuk mengetahui hal tersebut maka dilakukan analisis Moderated

Regression yang merupakan variabel interaksi antara tingkat hutang dengan kondisi

financial distress perusahaan, dan hasil analisis sesuai dengan tabel yang disajikan

dibawah berikut:

Hasil pengujian Moderasi

Coefficients

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

T Sig. B

Std.

Error Beta

1 (Constant) 0.341 0.143 2.390 0.023

DE -0.184 0.117 -0.354 -1.575 0.125

Altman-Zscore 0.169 0.048 0.564 3.479 0.001

Mod(DE x FD) 0.059 0.067 0.191 0.882 0.384 a. Dependent Variabel: PBV

Sumber : Data diolah, 2017

Dari hasil tabel diatas dihasilkan nilai t-hitung dan tingkat signifikasi dari

masing-masing variabel, dimana untuk t-hitung variabel moderasi yang merupakan

interaksi antara tingkat hutang dengan financial distress sebesar (0,882) dan level

signifikasi sebesar (0,384). Namun hasil interaksi antara kedua variabel tersebut

dapat memperlemah pengaruh negatif tingkat hutang (DE) terhadap nilai pasar

perusahaan (PBV) dengan tidak signifikannya pengaruh negatif DE terhadap PBV,

akan tetapi nilai t-hitung untuk variabel moderasi dan nilai taraf signifikasi variabel

interaksi tidak signifikan.

Page 21: PENGARUH TINGKAT HUTANG DAN PROFITABILITAS …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · pada hutang adalah suku bunga bebas risiko, seluruh aliran kas

Maka hipotesa keempat tidak dapat diterima dan menerima hipotesa null,

dimana (t-hitung < t-tabel = 0,882 < 2,034) dan (signifikasi >α 0,05 =0,384>0,05).

Maka financial distress bukan merupakan variabel moderasi dan tidak mampu

memoderasi pengaruh antara tingkat hutang terhadap nilai pasar perusahaan. Dan

variabel financial distress hanya berperanan sebagai variabel prediktor (independen)

dalam model hubungan yang dibentuk.

Pembahasan Hasil Penelitian

(H1) Pengaruh tingkat hutang terhadap nilai pasar perusahaan

Pada hipotesa pertama yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh antara

tingkat hutang perusahaan terhadap nilai pasar perusahaan diterima. Hasil pengujian

menunjukkan pengaruh negatif dari tingkat hutang terhadap nilai pasar perusahaan,

penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan Mirna (2008), Dewi

(2012), Velnampy (2012) bahwa ketika rasio hutang perusahaan meningkat maka

akan diikuti dengan penurunan nilai perusahaan dipasar.

Dan hasil dari penelitian ini tidak sejalan dengan hasil penelitian yang

dilakukan Masulis (1983), Gusti (2016), Hamidy (2015) yang menunjukkan hasil

bahwa terdapat pengaruh yang positif antara tingkat hutang dengan nilai perusahaan.

Dalam model trade-off theory diungkapkan bahwa penggunaan hutang akan

meningkatkan nilai perusahaan apabila tingkat hutang tersebut mencapai level

optimum, namun apabila penggunaan hutang melebihi level optimum justru

penggunaan hutang akan menurunkan nilai perusahaan karena kenaikan keuntungan

dari penggunaan hutang tidak sebanding dengan biaya financial distress dan agency

cost yang mungkin timbul akibat pengunaan hutang tersebut (Atmaja : 2008).

(H2) Pengaruh profitabilitas terhadap nilai pasar perusahaan

Pada hipotesa kedua yang menyatakan terdapat pengaruh antara profitabilitas

dan nilai perusahaan dipasar diterima. Hasil pengujian menunjukkan terdapat

pengaruh positif antara profitabilitas dengan nilai perusahaan, penelitian ini sejalan

dengan hasil penelitian yang dilakukan Dewi ayu (2012), Hamidy (2015) dan Gusti

(2016). Ketika semakin meningkat profitabilitas perusahaan akan diikuti pula dengan

meningkatnya nilai perusahaan dipasar.

Profitabilitas yang tinggi mencerminkan kemampuan perusahaan dalam

menghasilkan keuntungan yang tinggi bagi pemegang saham. Semakin besar

keuntungan yang diperoleh semakin besar pula kemampuan perusahaan untuk

membayarkan dividennya, dan hal ini akan berdampak pada kenaikan nilai

perusahaan. Dengan rasio profitabilitas yang tinggi yang dimilki sebuah perusahaan

akan menarik minat investor untuk menanamkan modalnya diperusahaan dan

berdampak terhadap meningkatnya nilai perusahaan dipasar.

(H3) Pengaruh financial distress terhadap nilai pasar perusahaan

Pada hipotesa ketiga yang menyatakan terdapat pengaruh antara kondisi

financial distress dan nilai perusahaan dipasar diterima. Hasil pengujian

Page 22: PENGARUH TINGKAT HUTANG DAN PROFITABILITAS …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · pada hutang adalah suku bunga bebas risiko, seluruh aliran kas

menunjukkan terdapat pengaruh positif antara Altman-Z score dengan nilai

perusahaan, apabila perusahaan dengan kondisi kesehatan keuangan yang tinggi dan

meningkat akan diikuti pula dengan meningkatnya nilai perusahaan dipasar dan

apabila perusahaan mengalami kondisi financial distress akan diikuti pula dengan

menurunnya nilai pasar perusahaan. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan

Djamalludin (2008) dan Dadang (2013).

Perusahaan yang memiliki tingkat kesehatan keuangan yang baik adalah

perusahaan yang memiliki tingkat probabilitas kesulitan keuangan (Financial

distress) yang rendah. Perusahaan yang mengalami kesulitan keuangan cenderung

mengalami kesulitan dalam memenuhi kewajibannya dan berdampak terhadap

sentimen pasar yang akan mempengaruhi nilai perusahaan dipasar. Semakin baik

kondisi kesehatan keuangan maka ekspektasi pasar cenderung meningkat.

(H4) Pengaruh tingkat hutang terhadap nilai pasar perusahaan ketika

dimoderasi dengan financial distress

Hasil pengujian hipotesa keempat tidak dapat diterima dan menerima

hipotesa null. Meskipun hasil interaksi antara tingkat hutang dan Altman-Zscore

menghasilkan koefisien regresi yang positif yang dimana ketika interaksi antara

tingkat hutang dan skor kesehatan keuangan meningkat akan diikuti dengan

meningkatnya nilai perusahaan dipasar, namun secara statistik koefisien yang

dihasilkan tersebut tidak signifikan pada taraf α 0.05. Maka financial distress bukan

merupakan variabel moderasi murni dan tidak mampu memoderasi pengaruh antara

tingkat hutang terhadap nilai pasar perusahaan. Dan variabel financial distress hanya

berperanan sebagai variabel prediktor moderasi (independen) dalam model hubungan

yang dibentuk.

Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Cheng dan Tzeng (2011) yang menggunakan financial distress dan free cashflow

sebagai moderator antara pengaruh leverage perusahaan terhadap nilai perusahaan.

Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa ketika leverage dimoderasi secara

bersama-sama dengan kondisi kesehatan keuangan (Non-financial distress) dan

tingginya arus kas bebas perusahaan, maka hal tersebut berdampak terhadap

meningkatnya nilai perusahaan secara signifikan. Sementara dalam penelitian ini

pengaruhnya positif namun tidak signifikan.

Meskipun perusahaan mengalami probabilita financial distress yang rendah

atau dengan kata lain mengalami kondisi keuangan yang baik, namun meningkatnya

tingkat hutang tidak dapat diikuti dengan meningkatnya nilai perusahaan dipasar,

dikarenakan dengan penggunaan hutang yang tinggi akan memunculkan agency

problem berupa biaya keagenan . Hal ini timbul karena perusahaan menggunakan

hutang dan melibatkan hubungan antara pemilik perusahaan dengan kreditor, dan

cenderung berdampak terhadap berkurangnya kebebasan perusahaan dalam

membuat keputusan. Agency problem ini akan menimbulkan agency cost dan

meningkatkan resiko finansial perusahaan dan berdampak terhadap nilai pasar

perusahaan (Atmaja : 2008).

Page 23: PENGARUH TINGKAT HUTANG DAN PROFITABILITAS …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · pada hutang adalah suku bunga bebas risiko, seluruh aliran kas

DAFTAR PUSTAKA

Atmaja, Lukas Setia Ph.D. 2008. “Teori dan Praktik Manajemen Keuangan”.

Yogyakarta: Penerbit ANDI

Brealey, R.A., S.C. Myers, dan A.J. Marcus, 2011. Fundamentals of Corporate

Finance Third Edition. New York : McGraw-Hill

Cheng, Ming dan Tzeng, Huwei. 2011. The Effect Of Leverage On Firm Value And

How The Firm Financial Quality Influence On This Effect. World

Journal of Management. Vol.3 No.2 September 2011. Hal. 30-53

Chisti, K.A. et al. 2013. Impact of Capital Structure on Profitability of Listed

Companies (Evidence from India). The USV Annuals of Economics and

Public Administration. Vol.13 Issue 1 2013. Hal. 187-191

Chowdhury, Anup dan S.P. Chowdhury. 2010. Impact of Capital Structure on

Firm’s Value: Evidence from Bangladesh. Business and Economic

Horizons. Vol.3. October 2010. Hal. 111-122.

Dadang, Hermawan. 2011. Pengaruh Tekanan Keuangan Dan Kapitalisasi Pasar

Terhadap Nilai Pasar Perusahaan. Jurnal Ekonomi, Keuangan,

Perbankan Dan Akuntansi Vol. 3 No. 1, 2011. Hal. 17-26.

Djamaluddin, Nur. 2008. Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Market Book Value

Perusahaan. Electronic Theses & Dissertations Gadjah Mada University

2008. Yogyakarta : Universitas Gadjah Mada.

Dewi, Ayu SM,. Ary Wirajaya. 2013.Pengaruh Struktur Modal, Profitabilitas Dan

Ukuran Perusahaan Pada Nilai Perusahaan. E-Jurnal Akuntansi

Universitas Udayana, Volume 4 No. 2, 2013: Hal. 358-372

Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi Analisis Multivariet dengan Program IBM SPSS 21

Update Regresi. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro

Gusti Bagus Angga Pratama, Gusti Bagus Wiksuana. Pengaruh Ukuran Perusahaan

Dan Leverage Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Profitabilitas

Sebagai Variabel Mediasi. E-Jurnal Manajemen Unud, Vol. 5, No. 2,

2016: 1338-1367

Hamidi, R.R, Gusti Bagus Wiksuana,Luh Gede Sri Artini. 2015. Pengaruh Struktur

Modal Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Profitabilitas Sebagai

Variabel Intervening Pada Perusahaan Properti Dan Real Estate Di

Bursa Efek Indonesia. E-Jurnal Ekonomi dan Bisnis Universitas

Udayana 4.10 (2015) : Hal. 665-682

Masulis, R.W. 1983. The Impact of Capital Structure on Firm Value: Some

Estimates. The Journal of Finance. Vol. 38. No.1. March 1983. Hal. 107-

126

Martono, Agus Harjito. 2008. Manajemen Keuangan. Yogyakarta : Ekonesia

Page 24: PENGARUH TINGKAT HUTANG DAN PROFITABILITAS …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · pada hutang adalah suku bunga bebas risiko, seluruh aliran kas

Mirna Amirya. Sari Atmini .2008. Determinan Tingkat Hutang Serta Hubungan

Tingkat Hutang Terhadap Nilai Perusahaan: Perspektif Pecking Order

Theory. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Desember 2008,

Vol. 5, No. 2, Hal. 227 – 244

Rosyadi, 2002, Keterkaitan Kinerja Keuangan Dengan Harga Saham (Studi Pada 25

Emiten 4 Rasio Keuangan di BEJ), Jurnal Akuntansi dan Keuangan,

Volume 1. No. 1, UMS.

Rosyadah, dkk. 2013, Pengaruh Struktur Modal Terhadap Profitabilitas. Malang:

Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya.

Ross, S.A, Westerfield, and Jaffe (2013). Corporate finance, Tenth edition. New

York : The McGraw-Hill

Subramanyam, K.R. dan John J. Wild. 2010. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta:

Salemba Empat.

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: CV

Alfabeta

Sutrisno, 2013. Teori Konsep dan Aplikasi Manajemen Keuangan. Yogyakarta :

Ekonesia

Velnampy, T dan J.A. Niresh. 2012. The Relationship between Capital Structure and

Profitability. Global Journal of Management and Business Research. Vol

12 Issue 13 2012. Hal. 66-74

Widarjo wahyu, Dodi Setyawan . 2009. Pengaruh rasio keuangan terhdap kondisi

financial distress perusahaan otomotif. Jurnal Bisnis dan Akuntansi

Vol. 11 No. 2, Agustus 2009 . Hal 107-119

Widyastuti, D.I. 2013. Pengaruh Financial Distress, Kepemilikan institusional,

Kepemilikan Manajerial dan Proporsi Dewan Komisaris Independen

Terhadap Manajemen Laba dan Nilai Perusahaan. Electronic ADLN-

Perpusatkaan Universitas Airlang