pengaruh time budget pressure, risiko kesalahan...

131
PENGARUH TIME BUDGET PRESSURE, RISIKO KESALAHAN DAN KOMPLEKSITAS TERHADAP KUALITAS AUDIT Skripsi Sebagai Syarat Tugas Akhir Mendapatkan Gelar Sarjana Ekonomi Pada Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Di susun Oleh: Abdul Muhshyi 206082003962 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1434 H / 2013 M

Upload: duongkhanh

Post on 03-Mar-2019

224 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

PENGARUH TIME BUDGET PRESSURE, RISIKO KESALAHAN DAN

KOMPLEKSITAS TERHADAP KUALITAS AUDIT

Skripsi

Sebagai Syarat Tugas Akhir Mendapatkan Gelar Sarjana Ekonomi Pada

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Di susun Oleh:

Abdul Muhshyi

206082003962

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1434 H / 2013 M

i

ii

iii

iv

v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. Data Pribadi

1. Nama : Abdul Muhshyi

2. Tempat Tanggal Lahir : Jakarta, 02 Juni 1988.

3. Alamat : Cijulang, Rt/Rw 01/05, Desa Kopo, Kecamatan

Cisarua, kabupaten Bogor

4. Agama : Islam

5. Nama Ayah : Djuki Padmawisastra

6. Nama Ibu : Yuyun Badru Kamal

7. Nomor Telepon : 085718824464/081380138785

8. E-mail : [email protected] /

[email protected]

B. Data Pendidikan Formal

1. 1994 - 2000 : SDN Cipayung Girang II

2. 2000 - 2003 : SLTP Al-Amaliah Ciawi

3. 2003 - 2006 : MAN II Bogor

4. 2006 - 2012 : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

vi

PENGARUH TIME BUDGET PRESSURE, RISIKO KESALAHAN DAN

KOMPLEKSITAS TERHADAP KUALITAS AUDIT

ABSTRAK

Penelitian ini menganalisis pengaruh time budget pressure, risiko kesalahan

dan kompleksitas terhadap kualitas audit. Responden dalam penelitian ini adalah

para auditor yang bekerja di Kantor Akuntan Publik di Jakarta. Jumlah auditor

yang menjadi sampel penelitian ini adalah 53 auditor dari 20 Kantor Akuntan

Publik. Metode penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian adalah

convenience sampling, sedangkan metode pengolahan data yang digunakan

peneliti adalah analisis regresi berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

time budget pressure, resiko kesalahan dan kompleksitas berpengaruh signifikan

terhadap kualitas audit. Hasil adjusted R square ditemukan bahwa pengaruh,

kompleksitas audit dan tekanan anggaran waktu terhadap kualitas audit dapat

dijelaskan sebesar 42,2% sedangkan sisanya sebesar 57,8 % dijelaskan oleh

variabel lain yang tidak disertakan dalam model penelitian ini.

Kata kunci: Time budget presure, Resiko Kesalahan Kompleksitas dan Kualitas

Audit.

vii

THE EFFECTS OF TIME BUDGET PRESSURE, RISK OF ERRORS AND

COMPLEXITY ON AUDIT QUALITY

ABSTRACT

This research analyzed the effect of time budget pressure, the risk of error and

complexity on audit quality. Respondents in this study were the auditors who work

in public accounting firm in Jakarta. The numbers of auditors who became

research sample were 53 auditors from 20 public accounting firms. Sampling

method that used in this research was Convenience sampling, while the method of

processing data that used by the researcher was double regression analysis. The

results of this research showed that the time budget pressure, risk of error and

complexity effect significantly on audit quality. Results adjusted R square was

found that the effect, audit complexity and time budget pressure on audit quality

can be explained by 42.2% while the remaining 57.8% is explained by other

variables not included in this research model.

Keyword: Time budget pressure, the risk of error, complexity, audit quality.

viii

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis tersanjung kepada Allah Swt, yang dengan

limpahan rahmat, taufiq dan hidayah -nya dapat diselesaikan tugas akhir penulisan

skripsi ini. Shalawat dan salam penulis haturkan kepada Nabi Muhammad Saw,

keluarga dan para sahabatnya, yang merupakan suri tauladan bagi seluruh umat

manusia.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian syarat yang ditetapkan

dalam rangka mengakhiri studi pada jenjang Strata Satu (S1) Fakultas Ekonomi

dan Ilmu Sosial UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penulis juga menyadari bahwa, penelitian ini tidak luput dari jasa lembaga

dan orang-orang tertentu yang telah membantu penulis, baik moril maupun

materil. Maka pada kesempatan ini, izinkanlah penulis mengucapkan rasa terima

kasih yang sebesar-besarnya khusus kepada:

1. Kedua orang tua, IbundaYuyun Badru Kamaliah dan Ayahanda Djuki

Padmawisastra tercinta yang selalu memberikan cinta dan kasih sayangnya

secara tulus telah mengurus, membesarkan, mendidik penulis hingga

sekarang ini serta memberikan semangat dan doa yang tiada henti-hentinya

kepada ananda untuk mencapai kesuksesan masa depan menjadi anak yang

sholeh, sehat lahir batin dan selamat dunia akhirat, semoga penulis selalu

mendapat ridho mereka dan dapat berbakti kepadanya.

ix

2. Kaka-kakaku (eliawati, dede suhendar, ela, Neti P, Idar P, Mamah P, iis P,

Titi P, Alm Aceng apendi P dan Alm eneng P) Dan keluarga besar Badru

Kamaliah Dan keluarga besar Padmawisastra & Armaya, mereka turut

memberikan dukungan, motivasi, dan doa yang tulus kepada penulis, semoga

Allah Subhanahu Wata‟ala senantiasa melindungi dan memberikan

kebahagiaan kepada mereka.

3. Bpk. Prof. Dr. Abdul Hamid, MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Bpk. Prof. Dr. Ahmad Rodoni, MM selaku pembimbing I yang senantiasa

ikhlas untuk meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan dan arahan

selama penyusunan skripsi.

5. Ibu. Dr. Rini. Ak selaku pembimbing II sekaligus Kajur Akademik I Fakultas

Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta penulis ucapkan terima

kasih atas yang telah memberikan bimbingan, arahan, motivasi petunjuk dan

kebaikan serta kemurahan hati beliau, yang telah membantu penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

6. Seluruh dosen pengajar di Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah

memberikan bekal ilmu bagi penulis, semoga menjadi ilmu yang bermanfaat

sehingga menjadi amal kebaikan bagi kita semua.

7. Pihak-pihak lain, yang saya tidak dapat sebutkan namanya satu persatu.

Penulis menyadari bahwa hasil penelitian ini masih memiliki banyak

kekurangan, meski saya merasa masih jauh dari sempurna. Dengan segenap

kerendahan hati penulis mengharapkan saran, arahan maupun kritikan demi

x

penyempurnaan hasil penelitian ini. Skripsi ini diharapkan dapat memberikan

manfaat bagi berbagai pihak, bagi pengembangan diri penulis khususnya dan para

pembaca pada umumnya. Akhirnya segala urusan penulis pasrah-tawakalkan

kepada Dzat yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.

Jakarta, Juli 2013

(Abdul Muhshyi)

xi

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan Skripsi ......................................................................... i

Lembar Pengesahan Komprehensif ............................................................ ii

Lembar Pengesahan Ujian Skripsi .............................................................. iii

Surat Pernyataan Keaslian Karya Ilmiah .................................................. iv

Daftar Riwayat Hidup .................................................................................. v

Abstrak ........................................................................................................... vi

Abstract ........................................................................................................... vii

Kata Pengantar .............................................................................................. viii

Daftar Isi ........................................................................................................ xii

Daftar Tabel ................................................................................................... xv

Daftar Gambar .............................................................................................. xvi

Daftar Lampiran ........................................................................................... xvii

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................... 1

A. Latar Belakang Penelitian ........................................................ 1

B. Perumusan Masalah ................................................................. 14

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................ 14

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................. 18

A. Tinjauan Umum Atas Audit .................................................... 18

1. Pengertian Audit .................................................................. 18

2. Standar Audit ...................................................................... 19

3. Tujuan Audit ....................................................................... 22

4. Prosedur Audit .................................................................... 23

B. Time Budget Pressure .............................................................. 28

C. Risiko Kesalahan ...................................................................... 31

D. Kompleksitas ........................................................................... 33

E. Kualitas Audit ........................................................................... 35

xii

F. Penelitian Terdahulu ................................................................ 39

G. Keterkaitan Antar variabel ...................................................... 43

1. Time budget pressure Dengan Kualitas Audit .................... 43

2. Risiko Kesalahan Dengan Kualitas Audit ........................... 46

3. Kompleksitas Dengan Kualitas Audit ................................. 47

H. Kerangka Pemikiran ................................................................ 48

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ............................................... 50

A. Ruang Lingkup Penelitian ....................................................... 50

B. Metode Pengumpulan Sampel ................................................. 50

C. Metode Pengumpulan Data ..................................................... 51

D. Metode Analisis Data ............................................................... 51

E. Operasional Variabel Penelitian .............................................. 59

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................. 68

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ............................ 68

1. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................. 68

2. Karakteristik Responden ..................................................... 70

B. Hasil Dan Pembahasan ............................................................. 71

1. Statistik Deskriptif .............................................................. 71

2. Uji Kualitas data ................................................................. 72

a. Uji Validitas ................................................................... 72

b. Uji Reliabilitas ............................................................... 74

3. Pengujian Asumsi Klasik .................................................... 76

a. Uji Normalitas ................................................................ 76

b. Uji Multikolinieritas ....................................................... 77

c. Uji Heteroskedastisitas ................................................... 78

4. Hasil Uji Hipotesis .............................................................. 80

a. Uji Persamaan Regresi Linier Berganda ........................ 79

b. Hasil Uji Adjusted R2 (Koefisien Determinasi) .............. 80

c. Hasil Uji t – Statistik ...................................................... 81

d. Hasil Uji F – Statistik .................................................... 84

xiii

C. Interpretasi ............................................................................... 86

1. Analisis Pengaruh Time Budget Pressure Kualitas Audit .. 85

2. Analisis Pengaruh Resiko Kesalahan Terhadap Kualitas

Audit ................................................................................... 86

3. Analisis Kompleksitas Audit Terhadap Kualitas Audit ...... 86

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .................................................. 88

A. Kesimpulan .............................................................................. 88

B. Implikasi .................................................................................. 89

C. Keterbatasan ............................................................................ 90

D. Saran ....................................................................................... 91

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 92

LAMPIRAN ................................................................................................... 95

xiv

DAFTAR TABEL

Nomor Keterangan Halaman

2.1 Penelitian Terdahulu ............................................................... 41

3.1 Operasional Variabel ................................................................ 64

4.1 Deskriptif Penyebaran Kuesioner ............................................ 69

4.2 Distribusi Kuesioner ................................................................. 70

4.3 Data Statistik Responden ......................................................... 70

4.4 Statistik Deskriptif ................................................................... 71

4.5 Hasil Uji Validitas Variabel Time Budget Pressure ................ 72

4.6 Hasil Uji Validitas Variabel Resiko Kesalahan Auditor ......... 73

4.7 Hasil Uji Validitas Variabel Kompleksitas ............................. 73

4.8 Hasil Uji Validitas Variabel Kualitas Audit ............................ 74

4.9 Hasil Uji Reliabilitas Time Budget Pressure ........................... 75

4.10 Hasil Uji Reliabilitas Resiko Kesalahan Auditor .................... 75

4.11 Hasil Uji Reliabilitas Kompleksitas ........................................ 75

4.12 Hasil Uji Reliabilitas Kualitas Audit ....................................... 78

4.13 Hasil Uji Heteroskedastisitas (Scaterplot) ............................... 78

4.14 Hasil Uji Persamaan Regresi Linier Berganda ........................ 79

4.15 Hasil Uji Adjusted R2 (Determinasi) ......................................... 80

4.16 Hasil Uji t - Statistik ................................................................ 81

4.17 Hasil Uji Statistik F ................................................................. 84

xv

DAFTAR GAMBAR

Nomor Keterangan Halaman

2.1 Kualitas Audit Frame Work ..................................................... 38

2.2 Kerangka Pemikiran Penelitian ............................................... 50

4.1 Normal p-plot .......................................................................... 78

4.2 Uji Heteroskedastisitas ............................................................ 80

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Keterangan Halaman

1 Kuesioner Penelitian ................................................................ 95

2 Data Mentah Jawaban Responden ........................................... 103

3 Hasil Pengolahan Data SPSS 20 .............................................. 107

4. Surat Keterangan Kantor Akuntan ........................................... 113

xvii

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Good Corporate Governance GCG merupakan sistem yang mengatur

dan mengendalikan perusahaan guna menciptakan nilai tambah (value added)

untuk semua stakeholder. Konsep ini menekankan pada dua hal yakni,

pertama, pentingnya hak pemegang saham untuk memperoleh informasi

dengan benar dan tepat pada waktunya dan kedua, kewajiban perusahaan untuk

melakukan pengungkapan (disclosure) secara akurat, tepat waktu, transparan

terhadap semua informasi kinerja perusahaan, kepemilikan, dan stakeholder.

Hal ini juga diperjelas oleh keputusan Kepala Badan Penanaman Modal dan

Pembinaan Badan Usaha Milik Negara tentang pengembangan praktik GCG

dalam perusahaan persero, disebutkan bahwa GCG adalah prinsip perusahaan

yang sehat dan diterapkan dalam pengelolaan perusahaan yang dilaksanakan

semata-mata demi menjaga kepentingan perusahaan dalam rangka mencapai

maksud dan tujuan perusahaan (Kaihatu, 2006:9).

Penerapan good corporate governance harus menjadi standar tinggi

dari perilaku perusahaan dan menjadikannya sebagai budaya di dalam bisnis

inti operasinya dan juga didalam interaksinya dengan lingkungan eksternal

perusahaan, dimana dia menjelaskan standar perilaku didalam bisnis inti

1

2

operasi sebagai corporate responsibility (CR) dan standar perilaku

dilingkungan eksternal sebagai corporate social responsibility (Urip, 2010:7).

Dewasa ini persaingan antar perusahaan semakin meningkat diiringi

dengan berbagai masalah yang dihadapi oleh perusahaan di Indonesia. Dalam

menghadapi masalah itu para pengelola perusahaan membutuhkan jasa

akuntan, khususnya jasa akuntan publik. Akuntan dalam hal ini adalah auditor

yaitu suatu profesi yang salah satu tugasnya melaksanakan audit terhadap

laporan keuangan sebuah perusahaan dan memberikan opini atau pendapat

terhadap saldo akun dalam laporan keuangan yang harus disajikan secara wajar

sesuai SAK (Standar Akuntansi Keuangan) atau PABU (Prinsip Akuntansi

Berterima Umum). Akuntanbilitas publik sangat ditentukan oleh kualitas

laporan audit yang dibuatnya (Setyorini, 2011:1).

Banyaknya kasus manipulasi data keuangan yang dilakukan oleh

perusahaan besar seperti Tyco, Worldcom, Xerox, AIG, Satyam Computer

1Services dan lain-lain, menyebabkan profesi akuntan publik banyak mendapat

kritikan. Auditor dianggap ikut andil dalam memberikan informasi yang salah,

sehingga banyak pihak yang merasa dirugikan. Seperti kasus AIG yang terjadi

PWC tidak berhasil mendeteksi kecurangan yang dilakukan oleh AIG terkait

kontrak asuransi senilai $ 500 juta sehingga meningkatkan pendapatan demi

tujuan mempoles laporan keuangan. Kasus lainya adalah pada kasus Satyam

Computer 1Services dalam kasus ini PWC tidak mampu mendeteksi

kecurangan yang dilakukan pemilik Satyam yaitu Ramalinga Raju yang

memalsukan nilai pendapatan bunga diterima dimuka, lalu mencatat kewajiban

3

yang lebih rendah dari yang seharusnya dan piutang yang digelembungkan

(http://bizcovering.com/history/10-major-accounting-scandals/).

Pengauditan merupakan bagian dari assurance service, maka jelaslah

bahwa pengauditan melibatkan usaha peningkatan kualitas informasi bagi

pengambil keputusan serta independensi dan kompetensi dari pihak yang

melakukan audit (auditor). Kualitas informasi yang meningkat akibat audit

akan menimbulkan peningkatan kepercayaan dari publik, dalam hal ini

terutama pihak – pihak yang berkepentingan dalam laporan keuangan. Laporan

hasil audit (audit report) di jadikan bahan pertimbangan oleh pengambil

keputusan dalam menilai laporan go public. Syarat tersebut menyatakan bahwa

perusahaan go public diharuskan untuk meminta opini audit dari auditor

eksternal terhadap laporan keuangan yang akan dipublikasikan pada

masyarakat luas. Hal ini dilakukan sebagai bentuk penjaminan atas

kepercayaan publik pada perusahaan tersebut. Meskipun dalam sebuah teori

dinyatakan bahwa audit yang baik adalah audit yang mampu meningkatkan

kualitas informasi beserta konteksnya namun kenyataan di lapangan berbicara

lain. Fenomena perilaku pengurangan kualitas audit (Reduced Audit Quality

Behaviours) semakin banyak terjadi (Suryanita, 2006:1).

Hal ini menimbulkan perhatian yang lebih terhadap cara auditor dalam

melakukan audit. Pengurangan kualitas dalam audit diartikan sebagai

“pengurangan mutu dalam pelaksanaan audit yang dilakukan secara sengaja

oleh auditor”. Pengurangan mutu ini dapat dilakukan melalui tindakan seperti

mengurangi jumlah sampel dalam audit, melakukan review dangkal terhadap

4

dokumen klien, tidak memperluas pemeriksaan ketika terdapat item yang

dipertanyakan dan pemberian opini saat semua prosedur audit yang di

isyaratkan belum dilakukan dengan lengkap. Reduce Audit Quality Behaviours

(perilaku pengurangan kualitas audit) dideskripsikan oleh Malon dan Roberts

(1996) sebagai tindakan yang dilakukan oleh auditor selama melakukan

pekerjaan yang nantinya tindakan ini dapat mengurangi ketepatan dan

keefektifan pengumpulan bukti audit. perilaku ini muncul karena adanya

dilema antara inherent cost (biaya yang melekat pada proses audit) dan

kualitas yang dihadapi oleh auditor dalam (Choram, dkk., 2004:4).

Kualitas audit merupakan suatu isu yang komplek, karena begitu

banyak factor yang dapat mempengaruhi kualitas audit, yang tergantung dari

sudut pandang masing-masing pihak. Hal tersebut menjadikan kualitas audit

sulit pengukurannya, sehingga menjadi suatu hal yang sensitif bagi perilaku

individual yang melakukan audit. Secara teoritis kualitas pekerjaan auditor

biasanya dihubungkan dengan kualifikasi keahlian, ketepatan waktu

penyelesaian pekerjaan, kecukupan bukti pemeriksaan yang kompeten pada

biaya yang paling rendah serta sikap independensinya dengan klien. Kualitas

audit yang baik akan memberikan konsekuensi bagi pihak yang di audit

(auditee). Salah satu bentuk konsekuensi tersebut adalah kepuasan auditee.

Widagdo (2002:4) mendefinisikan kepuasan auditee sebagai tingkat perasaan

seseorang setelah membandingkan kinerja atau hasil yang dirasakan dengan

harapannya. Kualitas audit yang dirasakan auditee diperoleh melalui

pengalaman diaudit atau diperiksa. Auditee akan terkesan dan merespon atas

5

apa yang dialami termasuk dalam hal pengkomunikasian hasil pemeriksaan

(Basuki dan Krisna, 2006:7).

Kualitas audit yang baik pada prinsipnya dapat dicapai jika auditor

menerapkan standar - standar dan prinsip - prinsip audit, bersikap bebas tanpa

memihak (Independen), patuh kepada hukum serta mentaati kode etik profesi.

Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) adalah pedoman yang mengatur

standar umum pemeriksaan akuntan publik, mengatur segala hal yang

berhubungan dengan penugasan dan independensi dalam sikap mental. Kane

dan Velury (2005:14), mendefinisikan kualitas audit sebagai kapasitas auditor

eksternal untuk mendeteksi terjadinya kesalahan material dan bentuk

penyimpangan lainnya. Russel (2000:5), menyebutkan bahwa kualitas audit

merupakan fungsi jaminan dimana kualitas tersebut akan digunakan untuk

membandingkan kondisi yang sebenarnya dengan yang seharusnya

(Simanjuntak, 2008:3).

Penurunan kualitas audit adalah akibat dari tekanan (pressure), sistem

pengendalian (control system) dan gaya pengendalia (supervissory style). Otley

dan Pierce (1995), menjelaskan bahwa beberapa perilaku disfungsional auditor

seperti Prematur Sign-Off Audit Procedures (menghentikan prosedur audit),

Underreporting of Time (keterlambatan atau tidak tepat waktu), Altering Audit

Process dan Gathering Unsufficient Evidence (mengganti proses audit dan

mengumpulkan bukti yang tidak cukup) akan berdampak terhadap penurunan

kualitas audit (Simanjuntak, 2008:4).

6

Berkurangnya kualitas informasi yang dihasilkan dari proses audit

dapat terjadi karena beberapa tindakan, seperti Mengurangi jumlah sampel

dalam audit, Melakukan review dangkal terhadap dokumen klien, Tidak

memperluas pemeriksaan ketika terdapat pos yang dipertanyakan dan

Memberikan opini ketika semua prosedur audit belum dilaksanakan secara

lengkap. Dalam prakteknya tindakan pengurangan kualitas audit (reduced audit

quality) masih sering terjadi, padahal dalam teori telah jelas dinyatakan bahwa

proses audit yang baik adalah yang mampu meningkatkan kualitas informasi.

Perilaku pengurangan kualitas audit (reduced audit quality behaviours) adalah

suatu tindakan yang dilakukan oleh auditor selama melakukan pekerjaan

dimana tindakan ini dapat mengurangi ketepatan dan keefektifan pengumpulan

bukti audit (Lestari, 2010:2).

Dampak penurunan kualitas audit dapat menurunkan kepercayaan

publik terhadap profesi akuntansi, menurunkan kredibilitas para akuntan publik

atas hasil - hasil audit yang mereka lakukan. Pada akhirnya akibat dari

penurunan kualitas audit dapat mematikan profesi itu sendiri serta akan

menimbulkan campur tangan pemerintah yang berlebihan terhadap profesi itu

sendiri. Lembaga profesi (Ikatan Akuntan Indonesia) sendiri terus berusaha

untuk menjaga kualitas audit dengan melakukan peer review atas pekerjaan

yang dilakukan oleh Kantor Akuntan Publik (KAP) melalui SK Menkeu

No.472/ KMK. 01. 017/ 1999 tanggal 4 Oktober 1999 yang dilakukan oleh

BPKP. Namun demikian usaha tersebut belum menunjukkan keberhasilan yang

cukup berarti. Hal tersebut dapat dilihat dari penelitian yang dilakukan oleh

7

Indonesian Corruption Watch (ICW) tahun 2005 menghasilkan kesimpulan

sebagai berikut 1) hampir semua KAP tersebut tidak melakukan pengujian

yang memadai atas suatu account, 2) pada umumnya dokumentasi audit kurang

memadai, 3) terdapat auditor yang tidak memahami peraturan perbankan,

tetapi menerima penugasan audit terhadap bank, 4) pengungkapan yang tidak

memadai di dalam laporan audit, 5) masih terdapat auditor yang tidak

mengetahui laporan dan opini audit yang sesuai standar. Hal ini pada akhirnya

akan menghasilkan kualitas audit yang rendah dan tidak dapat diandalkan oleh

pemakai laporan keuangan dalam mengambil keputusan ekonomis

(Simanjuntak, 2008:5 - 6).

Survey yang dilakukan oleh Conram, dkk (2004:5), terhadap 106 senior

auditor menjelaskan secara umum bahwa tekanan anggaran waktu memberikan

pengaruh yang paling besar terhadap perilaku penurunan kualitas audit dan

berhubungan dengan risiko audit. Hasil penelitian ini menjelaskan lebih lanjut

bahwa dalam kondisi tingkat risiko kesalahan audit rendah berhubungan

dengan peningkatan tindakan penurunan kualitas audit secara keseluruhan.

Para manager cenderung untuk melakukan tindakan penurunan kualitas audit

dibandingkan melakukan pendekatan kepada manager audit untuk peningkatan

anggaran waktu. Anggaran waktu senior audit kurang berpengaruh terhadap

risiko klien dalam hal tekanan fee audit. Sedangkan Malone dan Roberts

(1996), tidak menemukan adanya hubungan antara tingkat tekanan anggaran

waktu dan penurunan kualitas audit (Conram, dkk., 2004:7).

Tuntutan laporan yang berkualitas dengan anggaran waktu terbatas

tentu saja (kayanya harus dihapus, pemborosan kata) merupakan tekanan

8

tersendiri bagi auditor. Dalam studinya, Azad (1994) menemukan bahwa dalam

kondisi yang tertekan (secara waktu), auditor cenderung berperilaku

disfungsional, misalnya melakukan prematur sign off, terlalu percaya kepada

penjelasan dan presentasi klien, serta gagal mengivestigasi isu - isu relevan,

yang pada gilirannya dapat menghasilkan laporan audit dengan kualitas rendah.

Riset Coram, dkk., (2004:6) menunjukkan terdapat penurunan kualitas audit

pada auditor yang mengalami tekanan dikarenakan anggaran waktu yang

sangat ketat. Situasi seperti ini merupakan tantangan tersendiri bagi auditor,

karena dalam kompleksitas tugas yang semakin tinggi dan anggaran waktu

yang terbatas, mereka dituntut untuk menghasilkan laporan audit yang

berkualitas. Kualitas kinerja seseorang akan sangat dipengaruhi oleh tekanan

atau tuntutan tugas yang dihadapi (Simanjuntak, 2008:9).

Penelitian ini mengacu pada penelitian yang telah dilakukan oleh

Conram, dkk.,. (2004:6), yakni pengujian pengaruh anggaran tekanan waktu,

risiko audit yang berhubungan dengan penugasan dan tiga jenis perilaku

pengujian yang akan menurunkan kualitas audit. Perbedaan penelitian ini

dengan penelitian sebelumnya (Conram, dkk., 2004:7), adalah bahwa

penelitian sebelumnya menggunakan sampel mahasiswa pada Advanced Audit

Module of the Professional Year (PY) pada Institute of Chartered Accountant

in Australia (ICAA) yang diidentifikasikan sebagai senior audit sebagai objek

penelitian, Sedangkan penelitian ini akan mengunakan Kantor Akuntan Publik

(KAP). Objek penelitian ini adalah auditor yang bekerja di Kantor Akuntan

9

Publik (KAP) di Jakarta dengan mengambil sampel KAP di DKI (Simanjuntak,

2008:9).

Hasil penelitian Josoprijonggo, (2005) agar laporan audit yang

dihasilkan auditor berkualitas, maka auditor harus menjalankan pekerjaannya

secara profesional. Termasuk saat menghadapi persoalan audit yang kompleks.

Auditor harus bisa memenuhi tuntutan yang diinginkan oleh klien, walaupun

seberapa tinggi tingkat kompleksitas yang diberikan agar klien merasa puas

dengan pekerjaannya dan tetap menggunakan jasa auditor yang sama diwaktu

yang akan dating (Setyorini, 2011:1).

Pekerjaan audit harus direncanakan dengan matang dan jika

menggunakan asisten maka harus dilakukan supervisi yang memadai.

Perencanaan audit meliputi pengembangan strategi menyeluruh, pelaksanaan

dan lingkup audit yang diharapkan. Sifat lingkup, dan saat perencanaan

bervariasi dengan ukuran dan kompleksitas entitas, pengalaman mengenai

entitas, dan pengetahuan tentang bisnis entitas (PSA 311,01). Dengan demikian

auditor harus merencanakan pekerjaan auditnya sebaik - baiknya, sehingga

kemungkinan menanggung risiko yang besar dapat dihindari, sehingga

pertimbangan yang diambil untuk menyatakan opini yang sesuai dapat

dipertanggungjawabkan. Risiko audit (audit risk) merupakan risiko kesalahan

auditor dalam memberikan pendapat wajar tanpa pengecualian atas laporan

keuangan yang salah saji secara material. Risiko bisnis (business risk)

merupakan risiko dimana auditor akan menderita kerugian atau merugikan

10

dalam melakukan praktik profesinya akibat proses pengadilan atau penolakan

publik dalam hubungannya dengan audit (widarsono, 2005:1).

Pengguna laporan keuangan merupakan unsur utama dalam risiko

bisnis. Untuk menentukan tingkat kepastian yang diperlukan, auditor terlebih

dahulu harus mengidentifikasi pengguna potensial laporan keuangan. Jumlah

pengguna laporan keuangan yang lebih besar akan meningkatkan risiko bisnis

dan dapat meningkatkan tingkat kepastian yang diinginkan auditor.

Kecendrungan lain yang mendorong auditor untuk melakukan penyimpangan

pada pelaksanaan prosedur audit yaitu ketika auditor menetapkan bahwa risiko

audit rendah, sehingga auditor harus lebih banyak melakukan prosedur audit

sementara disisi lain auditor dihadapkan atas anggaran waktu dan biaya yang

terbatas misalnya melakukan penyimpangan dengan melakukan pengurangan

sampel yang telah di tetapkan dikarenakan keterbatasan faktor ekonomis

(waktu dan biaya), hal tersebut dapat menimbulkan kecenderungan auditor

untuk mengabaikan prosedur audit yang disyaratkan atau tidak melakukan

prosedur audit secara lengkap (Yuliana, dkk., 2009:23).

Kemampuan auditor dalam memberikan opini yang salah akan semakin

tinggi, jika salah satu langkah - langkah dalam prosedur audit yang ada

dihilangkan, prilaku tersebut akan menyebabkan praktik kesalahan dalam

pembuatan opini oleh seorang auditor, hal ini akan sebanding dengan

meningkatkan ketentuan hukum atau risiko litigasi. (Yuliana, dkk., 2009:23).

Perkembangan kegiatan bisnispun ternyata mampu mempengaruhi dan

membawa perubahan paradigma pelaksanaan audit dari pendekatan dengan

11

pengendalian ke pendekatan audit berdasarkan Risiko (Pemeriksa No. 93,

2003). Pergeseran fokus audit dari pengendalian ke risiko telah membuat suatu

revolusi yang besar dalam pendekatan audit masa kini. Sebagai contoh, The

Institute of Internal Auditor (IIA) dalam standarnya telah menyatakan dengan

tegas bahwa fokus utama pelaksanaan pemeriksaan bukan lagi pada

pengendalian (control) tetapi pada risiko. Auditor internal diharapkan dapat

mengambil kesimpulan apakah sisa Risiko (residual risk) yang diterima oleh

manajemen telah memadai. Disamping itu, IIA juga mengharuskan

pengendalian internal suatu organisasi harus memiliki suatu perangkat

pengelolaan risiko (risk management) (Widarsono, 2005:3).

Widarsono (2005:3) juga mengungkapkan bahwa Risiko audit yang

dihadapi auditor hendaknya terus diusahakan dapat diminimalisir untuk

menghindari risiko bisnis yang dihadapi oleh pengguna laporan auditor dan

juga bertujuan untuk menjaga reputasi dari auditor itu sendiri. Di New Zealand,

Project Enable‟s mengembangkan pendekatan baru yang bertujuan untuk lebih

memfokuskan audit pada area dimana terdapat risiko audit yang siginifikan,

sedangkan untuk area lainnya dilakukan prosedur audit yang minimal. Hal ini

membantu dihasilkanya laporan yang lebih terfokus pada ”big picture issues”,

yaitu yang dikenal dengan CARKEYS (Control, Analytical Review, Key Item,

dan Sampling). (Pemeriksa No. 86:2002).

Kompleksitas audit didasarkan pada persepsi individu tentang kesulitan

suatu tugas audit, sulit bagi seseorang namun mudah bagi orang lain (Priyo,

2007:4). kompleksitas audit juga bersifat penting karena kecenderungan bahwa

12

tugas melakukan audit adalah tugas yang banyak menghadapi persoalan

kompleks. Terdapat tiga alasan yang cukup mendasar mengapa pengujian

terhadap kompleksitas audit untuk sebuah situasi audit perlu dilakukan.

Pertama, kompleksitas audit ini diduga berpengaruh signifikan terhadap

kinerja seorang auditor. Kedua, sarana dan teknik pembuatan keputusan dan

latihan tertentu diduga telah dikondisikan sedemikian rupa ketika para peneliti

memahami keganjilan pada kompleksitas audit. Ketiga, pemahaman terhadap

kompleksitas dari sebuah audit dapat membantu tim manajemen audit

perusahaan menemukan solusi terbaik bagi staf audit dan tugas audit (Jamilah,

., dkk 2007:10).

Beberapa penelitian sebelumnya berupaya meneliti pengaruh time

budget pressure dengan penurunan kualitas audit. tujuan penelitian -penelitian

tersebut adalah untuk mencari tahu apakah time budget pressure dapat

mempengaruhi penurunan kualitas dalam pelaporan audit secara positif atau

sebaliknya. Beberapa penelitian tersebut memberikan hasil yang diharapkan

bahwa time budget pressure berpengaruh terhadap penurunan kualitas audit.

Tetapi, tidak semua penelitian memberikan hasil yang sama. Penelitian ini

perlu dilakukan karena bukti secara empiris masih sangat terbatas dalam

konteks di Indonesia. Selain itu usaha peningkatan kualitas audit yang

dilakukan oleh berbagai lembaga terkait perlu didukung dalam bentuk

penelitian akademis (Coram, dkk., 2004:15).

Lebih lanjut dari hasil penelitian yang dilakukan Priyo, (2007:19-20)

menunjukkan bahwa interaksi antara kompleksitas audit, tekanan anggaran

13

waktu dan pemahaman sistem informasi berpengaruh positif terhadap kualitas

audit. Namun bertolak belakang dengan hasil penelitian Hadi dan Reeve (1999)

yang menyatakan bahwa auditor yang melakukan pemeriksaan pada

perusahaan dengan sistem informasi yang berteknologi harus lebih dahulu

melakukan review yang komprehensif untuk menentukan langkah program

audit. Hal ini berarti akan menambah kompleksitas audit dan anggaran waktu.

Sehubungan dengan hal tersebut, penelitian ini menguji variabel -

variabel yang mempengaruhi kualitas audit atau dalam hal ini disebut variabel

independen diantaranya time budget pressure, risiko kesalahan dan

kompleksitas audit. Penelitian ini mengacu pada penelitian sebelumnya yang

telah dilakukan Priyo (2007:20). Peneliti tersebut menguji kualitas audit

dengan moderasi pemahaman terhadap sistem informasi, serta menguji

apakah terdapat kompleksitas audit dan tekanan anggaran waktu terhadap

kualitas audit. Terdapat Perbedaan penelitian ini dengan penelitian

sebelumnya.

Pertama, peneliti akan menambahkan satu variabel independen

berupa risiko kesalahan. Penulis ingin mengetahui apakah risiko kesalahan

yang dilakukan oleh auditor dapat mempengaruhi kualitas dari laporan audit.

Hal ini berbeda dengan penelitian sebelumnya yang hanya menguji pengaruh

faktor kompleksitas audit dan time budget pressure untuk mengetahui apakah

terjadi kualitas dalam mengukur kualitas audit, sedangkan penelitian ini

menguji faktor situasional lainnya yaitu resiko kesalahan. Kedua, sampel yang

digunakan dalam penelitian ini adalah auditor yang bekerja pada Kantor

14

Akuntan Publik di wilayah DKI Jakarta, sedangkan penelitian sebelumnya

menggunakan sampel auditor yang bekerja di wilayah Semarang.

Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik untuk mengambil

topik penelitian di bidang akuntansi khususnya auditing dengan judul

”Pengaruh Time Budget Pressure, Resiko Kesalahan dan Kompleksitas

Audit terhadap Kualitas Audit (Studi Empiris pada KAP di DKI

Jakarta)”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana pengaruh time budget pressure, risiko kesalahan dan

kompleksitas audit terhadap kualitas audit ?

2. Variabel Independen manakah diantara time budget pressure, risiko

kesalahan dan kompleksitas audit yang memiliki pengaruh paling dominan

terhadap kualitas audit ?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah diatas, penelitian ini bertujuan

untuk memperoleh bukti atas hal - hal sebagai berikut:

a. Untuk menganalisis pengaruh time budget pressure, risiko kesalahan dan

kompleksitas audit terhadap kualitas audit

15

b. Untuk mengetahui variabel Independen (time budget pressure, risiko

kesalahan dan kompleksitas audit) yang memiliki pengaruh paling

dominan terhadap kualitas audit

2. Manfaat Penelitian

a. Bagi Kantor Akuntan Publik (KAP)

1) Memberikan bukti empiris mengenai ada tidaknya pengaruh antara

variabel time budget pressure, risiko kesalahan dan kompleksitas audit

terhadap perilaku kualitas audit.

2) Memberikan masukan bagi Kantor Akuntan Publik untuk

mengevaluasi kebijakan yang dapat dilakukan untuk mengatasi

kemungkinan terjadinya kualitas audit.

3) Memberikan masukan bagi Kantor Akuntan Publik untuk

mengevaluasi prosedur audit dan jangka waktu audit yang ditetapkan.

4) Bagi Ikatan Akuntan Indonesia, hasil penelitian ini menunjukkan

pentingnya acuan prosedur audit yang dapat digunakan auditor dalam

melakukan audit laporan keuangan yang ditunjukkan dalam Standar

Profesional Akuntan Publik

b. Bagi Auditor

Sebagai motivator dalam melaksanakan audit pada perusahaan,

sehingga laporan yang dihasilkan dapat segera di laporkan ke

BAPEPAM sesuai dengan peraturan yang dikeluarkan BAPEPAM.

Menghindari terjadinya praktik penghentian prematur atas prosedur

audit pada saat melakukan audit dengan cara meningkatkan

16

profesionalisme dan kualitasnya dalam menjalankan prosedur audit

yang sesuai dengan Standar Profesionalisme Akuntan Publik (SPAP).

c. Ikatan Akuntan Publik Indonesia (IAPI)

Menambah pengetahuan auditor mengenai pengaruh faktor-

faktor apa saja yang mempengaruhi kualitas suatu laporan audit,

sehingga dapat dijadikan sebagai acuan akan pentingnya peningkatan

kualitas audit yang ditetapkan dalam Standar Profesional Akuntan

Publik (SPAP) untuk meningkatkan kualitas audit dan sebagai pedoman

bagi auditor untuk tetap memelihara profesionalisme dan indepedensi.

d. Pemakai Laporan Keuangan yang telah diaudit (klien)

Melalui peningkatan kualitas audit secara berkesinambungan,

klien dapat mengambil keputusan yang tepat berdasarkan laporan

keuangan yang berkualitas, handal dan dapat dipercaya yang telah

dihasilkan oleh auditor.

e. Bagi Akademik

Memberi masukan dan menambah wawasan mengenai factor -

faktor apa saja yang harus dihindari dalam melakukan proses audit serta

Dapat dijadikan referensi bagi para peneliti yang akan melakukan

penelitian lebih lanjut berkaitan dengan masalah ini.

17

f. Bagi Mahasiswa

Memberikan informasi dan gambaran mengenai pengaruh time

budget pressure, risiko kesalahan dan kompleksitas audit terhadap

kualitas audit.

g. Bagi Penulis

Untuk memenuhi salah satu persyaratan akademis dalam

menyelesaikan studi program strata satu (S-1) Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Jurusan Akuntansi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta.

18

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Atas Audit

1. Pengertian Audit

Auditing adalah pengumpulan serta pengevaluasian bukti–bukti atas

informasi untuk menentukan dan melaporkan tingkat kesesuaian informasi

tersebut dengan kriteria – kriteria yang telah ditetapkan. Hal ini sesuai

dengan apa yang tercermin dari pernyataan Mulyadi (2002:9)

mendefinisikan auditing:

“Auditing adalah suatu proses sistematik untuk memperoleh dan

mengevaluasi bukti secara objektif mengenai pernyataan – pernyataan

tentang kegiatan dan kejadian ekonomi, dengan tujuan untuk menetapkan

tingkat kesesuaian antara pernyataan – pernyataan tersebut dengan kriteria

yang telah ditetapkan serta penyampaian hasil–hasilnya kepada pemakai

yang berkepentingan”.

Audit adalah suatu proses pengumpulan dan pengevaluasian bahan

bukti tentang informasi yang dapat di ukur mengenai suatu entitas ekonomi

yang dilakukan seseorang yang kompeten dan independent untuk dapat

menentukan dan melaporkan kesesuaian informasi yang dimaksud dengan

kriteria – kriteria yang telah ditetapkan (Arens, dkk., 2006:4)

19

Dari definisi tersebut dapat diambil kesimpulan tentang karakteristik

audit adalah sebagai berikut:

a. Audit merupakan suatu proses pengumpulan dan pengevaluasian bukti

atau informasi.

b. Adanya bukti audit (evidence) yang merupakan informasi atas keterangan

yang digunakan oleh seorang auditor untuk menilai tingkat kesesuaian

informasi.

c. Adanya tingkat kesesuaian (degree of correspondence) dan kriteria

tertentu (esthablished criteria).

d. Audit harus dilakukan oleh seorang auditor yang memiliki kualifikasi

yang diperlukan untuk melakukan audit. Seorang auditor harus kompeten

dan independen terhadap fungsi atau satuan usaha yang diperiksanya.

e. Adanya pelaporan dan mengkomunikasikan hasil audit kepada pihak

yang berkepentingan.

2. Standar Auditing

Merupakan pedoman untuk membantu auditor dalam memenuhi

tanggung jawab profesinya untuk melakukan audit atas laporan keuangan.

Standar audit mencerminkan ukuran mutu pekerjaan audit laporan keuangan

(Arens, 2010:42).

Menurut standar audit referensi Standar Profesional Akuntan Publik

(SPAP), terdiri atas sepuluh standar, dan terbagi dalam tiga kelompok yaitu:

20

a. Standar Umum

1) Keahlian dan kompetensi teknis yang memadai

2) Sikap mental yang independen

3) Kemahiran profesional dengan cermat dan seksama

b. Standar Pekerjaan Lapangan

Merupakan pedoman auditor dalam melaksanankan prosedur

audit. Standar pekerjaan lapangan antara lain:

1) Perencanaan Dan Supervisi Audit

a) Perencanaan

Merupakan pengembangan strategi menyeluruh

pelaksanaan dan lingkup audit yang diharapkan, yang meliputi

penentuan: (i) Sifat, luas, dan pelaksanaan audit. (ii) Program audit

b) Supervisi

Mencakup pengarahan usaha asisten dalam mencapai tujuan

audit atau penentuan apakah tujuan tersebut tercapai. Unsur

supervisi adalah:

(1) Memberikan instruksi kepada asisten.

(2) Menjaga informasi masalah - masalah penting yang dijumpai

dalam audit.

(3) Mereview pekerjaan yang dilaksanakan.

(4) Menyelesaikan perbedaan pendapat diantara staf audit kantor

akuntan.

(5) Pemahaman memadai atas pengendalian intern.

21

Auditor harus memperoleh pemahaman tentang

pengendalian intern yang memadai untuk merencanakan audit,

menentukan sifat, saat dan ruang lingkup pengujian dengan

melaksanakan prosedur untuk memahami desain pengendalian

yang relevan dengan audit atas laporan keuangan, dan apakah

pengendalian intern tersebut dioperasikan.

c. Bukti Kompeten Yang Cukup

Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui

inspeksi, pengamatan, permintaan keterangan dan konfirmasi sebagai

dasar memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan.

d. Standar Pelaporan

1) Laporan auditor harus menyatakan apakah laporan keuangan telah

disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di

Indonesia.

2) Laporan auditor harus menunjukkan dan menyatakan, jika ada

ketidakkonsistenan penerapan prinsip akuntansi dalam penyusunan

laporan keuangan periode berjalan dibandingkan dengan penerapan

prinsip tersebut dalam periode sebelumnya.

3) Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus dipandang

memadai kecuali dinyatakan lain dalam laporan auditor.

4) Laporan auditor harus memuat suatu pernyataan pendapat mengenai

laporan keuangan secara keseluruhan atau suatu asersi bahwa

pernyataan demikian tidak dapat diberikan, maka alasannya harus

22

dinyatakan. Dalam hal nama auditor dikaitkan dengan laporan

keuangan, maka laporan auditor harus memuat petunjuk yang jelas

mengenai sifat pekerjaan audit yang dilaksanakan, jika ada, dan

tingkat tanggung jawab yang dipikul oleh auditor.

Berdasarkan uraian diatas dapat dikatakan bahwa standar auditing

berkenaan dengan kriteria atau ukuran mutu pelaksanaan audit serta tujuan

yang akan dicapai. Dan secara spesifik standar auditing dikelompokkan

menjadi tiga, yaitu standar umum, standar pekerjaan lapangan dan standar

pelaporan. Standar umum mencakup keahlian, sikap mental independen

seorang auditor, dan kemahiran profesional kinerja seorang auditor, dengan

standar lapangan yang mencakup Perencanaan dan supervisi audit dan bukti

kompeten yang cukup, serta standar pelaporan yang berkaitan dengan

pengaturan penyajian laporan hasil audit.

3. Tujuan Audit

Tujuan audit umum atas laporan keuangan oleh auditor independen

adalah untuk menyatakan pendapat atas kewajaran, dalam semua hal yang

material, posisi keuangan, hasil usaha serta arus kas sesuai dengan prinsip –

prinsip akuntansi yang berlaku umum. Langkah – langkah untuk menyusun

berbagai tujuan audit adalah sebagai berikut (Halim, 2008:147):

a) Memahami berbagai tujuan dan tanggung jawab audit.

b) Memecahkan laporan keuangan menjadi berbagai siklus.

c) Mengetahui berbagai asersi manajemen tentang akun - akun.

23

d) Mengetahui berbagai tujuan audit umum atas berbagai akun dan kelas

transaksi.

e) Mengetahui berbagai tujuan audit spesifik atas berbagai akun dan kelas

transaksi.

4. Prosedur Audit

Standar pekerjaan lapangan ketiga menyebutkan beberapa prosedur

audit yang dilaksanakan oleh auditor dalam mengumpulkan berbagai tipe

bukti audit. Prosedur audit adalah instruksi rinci untuk mengumpulkan tipe

bukti audit tertentu yang harus diperoleh pada saat tertentu dalam audit.

Prosedur audit yang disebutkan dalam standar tersebut meeliputi (Mulyadi,

2002:56)

a. Inspeksi

Inspeksi merupakan pemeriksaan secara rinci terhadap dokumen

atau kondisi fisik sesuatu. Prosedur audit ini banyak dilakukan oleh

auditor. Dengan melakukan inspeksi terhadap sebuah dokumen, auditor

dapat menentukan keaslian dokumen tersebut.

b. Pengamatan

Pengamatan merupakan prosedur audit yang digunakan oleh

auditor untuk melihat atau menyaksikan pelaksanaan suatu kegiatan.

Objek yang diamati auditor adalah karyawan, prosedur dan proses.

24

c. Permintaan Keterangan

Permintaan keterangan merupakan prosedur audit yang dilakukan

dengan meminta keterangan secara lisan. Bukti audit yang dihasilkan dari

prosedur ini adalah bukti lisan dan bukti dokumenter.

d. Konfirmasi

Konfirmasi merupakan bentuk penyelidikan yang memungkinkan

auditor memperoleh informasi secara langsung dari pihak ketiga yang

bebas.

Disamping auditor memakai prosedur audit yang disebutkan dalam

standar tersebut, auditor melaksanakan berbagai prosedur audit lainnya

untuk mengumpulkan bukti audit yang akan dipakai sebagai dasar untuk

menyatakan pendapat atas laporan keuangan auditan. Prosedur ini sangat

diperlukan bagi asisten agar tidak melakukan penyimpangan dan dapat

bekerja secara efisien dan efektif (Lestari, 2010:2). Kualitas dari auditor

dapat diketahui dari seberapa jauh auditor menjalankan prosedur -prosedur

audit yang tercantum dalam program audit.

Generally Accepted Audit Standards (GAAS) yang merupakan

standar audit baku merinci prosedur audit adalah sebagai berikut Elen, dkk.,

(2001:42):

a. Kegiatan Pendahuluan (Pre-engagement Activities) terdiri dari :

1) Menerima atau menolak klien baru

2) Membuat jangka waktu perjanjian

3) Menetapkan staf audit

25

b. Aktivitas Perencanaan (Planning activities), terdiri dari 4 langkah, yaitu:

1) Pemahaman tentang bisnis klien, dalam langkah ini auditor harus

melakukan:

a) Persiapan evaluasi analitik

b) Menaksir risiko

c) Penaksiran atas materialitas

2) Mengevaluasi akuntansi pengendalian intern, dilakukan melalui dua

tahap, yaitu :

a) Tahap awal

b) Tahap pelengkap

3) Mengembangkan perencanaan audit secara menyeluruh:

a) Menjelaskan kepercayaan yang optimal terhadap pengendalian

intern

b) Merancang prosedur compliance test

c) Merancang prosedur subtantif

d) Pencatatan program audit

4) Kegiatan pengujian kepatuhan, dilakukan melalui dua langkah, yaitu:

a) Melakukan pengujian

b) Melakukan evaluasi akhir terhadap pengendalian intern, dengan

cara:

(1) Melakukan evaluasi

(2) Modifikasi rencana audit

26

c. Kegiatan Pengujian Subtantif, dilakukan dengan lima langkah, yaitu:

1) Melakukan pengujian subtantive dari transaksi

2) Melakukan prosedur pemeriksaan analitik

3) Memeriksa secara detail terhadap pengujian atas saldo

4) Prosedur pemeriksaan post balance sheets

5) Memeriksa hasil dari prosedur subtantif, dengan cara :

a) Penemuan agregatif

b) Melakukan evaluasi

c) Modifikasi perencanaan audit

6) Auditor harus memberikan penjelasan kepada :

a) Manajemen

b) Pengacara

c) Lainnya

d. Kegiatan Merancang Opini Dan Laporan, dilakukan melalui empat

langkah, yaitu:

1) Mengevaluasi laporan keuangan

2) Mengevaluasi hasil audit

3) Perumusan opini

4) Draft dan menerbitkan laporan

e. Kegiatan berkelanjutan, dilakukan melalui enam langkah, yaitu:

1) Mengadakan pengawasan terhadap pengujian

2) Evaluasi pekerjaan asisten

27

3) Mempertimbangkan kelayakan hubungan dengan klien Melakukan

komunikasi khusus yang diperlukan, mengenai hal berikut:

a) Kelemahan yang material dalam pengendalian intern

b) Kesalahan yang bersifat material

c) Kegiatan ilegal oleh klien

4) Melakukan konsultasi dengan pihak yang berkompeten tentang

masalah - masalah khusus

5) Merancang dokumen kerja, memutuskan dan menyimpulkan dalam

kertas kerja yang tepat

Dalam penelitian ini prosedur audit yang digunakan adalah yang

ditetapkan dalam Standart Profesi Akuntan Publik (SPAP) yang menurut

Herningsih (2002) mudah untuk dilakukan praktik penghentian prematur

prosedur audit, prosedur tersebut adalah :

a. Pemahaman bisnis dan industri klien (PSA No.05 SA Seksi 310, 2001)

b. Pertimbangan pengendalian internal (PSA No.69 SA Seksi 319, 2001)

c. Review kinerja internal auditor klien (PSA No.33 SA Seksi 322, 2001)

d. Informasi asersi manajemen (PSA No.07 SA Seksi 326, 2001)

e. Prosedur analitik (PSA No.22 SA Seksi 329, 2001)

f. Proses konfirmasi (PSA No.07 SA Seksi 330, 2001)

g. Representasi manajemen (PSA no.17 SA Seksi 333, 2001)

h. Pengujian pengendalian teknik audit berbantu komputer (PSA No.59 SA

Seksi 327, 2001)

i. Sampling audit (PSA No.26 SA Seksi 350, 2001)

j. Perhitungan fisik persediaan dan kas (PSA No.07 SA Seksi 331, 2001)

28

Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa prosedur audit merupakan

kumpulan jenis bukti audit yang diperoleh pada suatu waktu tertentu saat

berlangsungnya proses audit yang harus dijalankan auditor dalam

melaksanakan pemeriksaan secara efisien dan efektif. Bukti audit tersebut

meliputi inspeksi, pengamatan, permintaan keterangan, dan konfirmasi

sebagai dasar untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan.

B. Time Budget Pressure

Auditor seringkali bekerja dalam keterbatasan waktu, untuk itu setiap

KAP perlu membuat anggaran waktu dalam kegiatan pengauditan. Anggaran

waktu dibutuhkan untuk menentukan kos audit dan mengukur kinerja auditor

(Simamora, 2000:63). Akan tetapi, seringkali anggaran waktu tidak sesuai

dengan realisasi atas pekerjaan yang dilakukan, akibatnya muncul perilaku

disfungsional yang menyebabkan kualitas audit lebih rendah. Hal ini sesuai

dengan Nataline (2007), yang menyebutkan bahwa saat menghadapi tekanan

anggaran waktu, auditor akan memberikan respon dengan dua cara yaitu,

fungsional dan disfungsional. Tipe fungsional adalah perilaku auditor untuk

bekerja lebih baik dan menggunakan waktu sebaik - baiknya. Sedangkan, tipe

disfungsional adalah perilaku auditor yang membuat penurunan kualitas audit

(Setyorini, 2011:15).

Anggaran waktu merupakan hal yang sangat penting bagi semua AKP

karena menyediakan dasar untuk memperkirakan biaya audit, pengalokasian

staf ke dalam pekerjaan audit, dan sebagai dasar untuk mengevaluasi kinerja

auditor (Basuki, dkk., 2006:2).

29

Tekanan anggaran waktu merupakan gambaran normal dan sistem

pengendalian auditor. Tekanan yang dihasilkan oleh anggaran waktu yang ketat

secara konsisten berhubungan dengan perilaku disfungsional. Tekanan

anggaran waktu adalah keadaan yang menunjukkan auditor dituntut untuk

melakukan efisiensi terhadap anggaran waktu yang telah disusun atau terdapat

pembahasan waktu anggaran yang sangat ketat dan kaku (Sososutiksno,

2005:3). Serta sangat diperlukan bagi auditor dalam melaksanakan tugasnya

untuk dapat memenuhi permintaan klien secara tepat waktu dan menjadi salah

satu kunci keberhasilan karir auditor di masa depan. Oleh karena itu, selalu ada

tekanan bagi auditor untuk menyelesaikan audit dalam waktu yang telah

dianggarkan. Auditor yang menyelesaikan tugas melebihi waktu normal yang

telah dianggarkan cenderung dinilai memiliki kinerja yang buruk oleh

atasannya atau sulit mendapatkan promosi. Kriteria untuk memperoleh

peringkat yang baik adalah pencapaian anggaran waktu. Akhir-akhir ini

tuntutan tersebut semakin besar dan menimbulkan time pressure (Lestari,

2010:17).

Time Pressure memiliki dua dimensi yaitu time budget pressure

(keadaan dimana auditor dituntut untuk melakukan efisiensi terhadap anggaran

waktu yang telah disusun, atau terdapat pembatasan waktu dalam anggaran

yang sangat ketat) dan time deadline pressure (kondisi dimana auditor dituntut

untuk menyelesaikan tugas audit tepat pada waktunya) (Heriningsih, 2001:45).

30

Fungsi anggaran dalam Kantor Akuntan Publik adalah sebagai dasar

estimasi biaya audit, alokasi staf ke masing-masing pekerjaan dan evaluasi

kenirja staf auditor Suryanita, dkk., (2007:23). Time Pressure yang diberikan

oleh Kantor Akuntan Publik kepada auditornya bertujuan untuk mengurangi

biaya audit. Semakin cepat waktu pengerjaan audit, maka biaya pelaksanaan

audit akan semakin kecil. Keberadaan time pressure ini memaksa auditor untuk

menyelesaikan tugas secepatnya / sesuai dengan anggaran waktu yang telah

ditetapkan. Pelaksanaan prosedur audit seperti ini tentu saja tidak akan sama

hasilnya bila prosedur audit dilakukan dalam kondisi tanpa time pressure. Agar

menepati anggaran waktu yang telah ditetapkan, ada kemungkinan bagi auditor

untuk melalukan pengabaian terhadap prosedur audit bahkan pemberhentian

prosedur audit (Lestari, 2010:18).

Tekanan anggaran waktu merupakan faktor yang mempengaruhi kinerja

seseorang. Tekanan anggaran waktu dalam hal ini, merupakan suatu kondisi

dimana auditor diberikan batasan waktu dalam mengaudit. Kondisi ini tidak

dapat dihindari auditor, apalagi dengan semakin bersaingnya KAP. KAP harus

bisa mengalokasikan waktu secara tepat karena berhubungan dengan kos audit

yang harus dibayar klien. Apabila KAP tidak bisa mengalokasikan waktu,

sehingga waktu audit menjadi lebih lama maka berdampak pula pada kos audit

yang semakin besar. Hal ini akan membuat klien memilih KAP lain yang bisa

menyelesaikan tugas auditnya dengan efektif dan efisien (Sososutiksno,

2005:3).

31

C. Risiko Kesalahan

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pengaruh tekanan anggaran

waktu pada perilaku auditor disebabkan oleh risiko dan pentingnya keputusan

yang mendasarinya. Ben Zur dan Breznitz (1981), menemukan bahwa

keputusan yang diambil oleh auditor cenderung tidak berisiko pada tekanan

anggaran waktu yang tinggi. Risiko adalah sebuah variabel penting dalam

pelaksanaan audit seperti yang dikemukakan oleh Houston (1999), yang

menemukan bahwa pada kondisi tekanan anggaran waktu yang tinggi,

anggaran waktu senior audit kurang responsif terhadap peningkatan risiko

klien. Penilaian terhadap risiko yang dihadapi oleh auditor secara jelas

dinyatakan dalam standar audit yaitu Pernyataan Standar Auditing (PSA) Seksi

312, risiko audit dan materialitas dalam pelaksanaan audit (IAI 2004) dimana

risiko audit perlu dipertimbangkan dalam menentukan sifat, saat dan lingkup

prosedur audit serta dalam mengevaluasi prosedur tersebut. Pada tingkat saldo

atau golongan transaksi, risiko audit terdiri dari:

1. Risiko Bawaan

Risiko bawaan adalah kerentanan suatu saldo akun atau golongan

transaksi terhadap salah saji material, dengan asumsi bahwa tidak terdapat

pengendalian yang terkait, seperti pengukuran tingkat kompleksitas

transaksi, perkembangan teknologi dan operasi, pengamatan laporan audit

terdahulu, akun - akun atau transaksi yang sulit di audit.

2. Risiko Pengendalian

Risiko pengendalian adalah risiko salah saji material yang dapat

terjadi dalam suatu asersi tidak dapat dicegah atau dideteksi secara tepat

32

waktu oleh pengendalian intern entitas, maka dapat dilihat berdasarkan

struktur organisasi klien tekhnik dalam sitem pengendalian, bukti dan

efektifitas pengendalian intern klien.

3. Risiko Deteksi

Risiko deteksi adalah risiko bahwa auditor tidak dapat mendeteksi

salah saji material yang terdapat dalam suatu asersi. Risiko deteksi

merupakan fungsi efektivitas prosedur audit dan penerapannya oleh auditor.

Risiko ini timbul sebagian karena adanya ketidakpastian. Ketidakpastian ini

timbul karena auditor mungkin memilih salah satu prosedur audit yang tidak

sesuai, menerapkan secara keliru prosedur yang semestinya, atau

menafsirkan secara keliru hasil audit. Ketidakpastian lain ini dapat dikurangi

sampai pada tingkat yang dapat diabaikan melalui perencanaan penerimaan

tingkat resiko, pengujian subtantif terhadap resiko usaha klien, hubungan

penetapan dengan resiko bawaan dan pengendalian.

PSA Seksi 312 juga menyebutkan bahwa, auditor juga menghadapi

risiko praktik profesional lainnya akibat dari tuntutan pengadilan, publikasi

negatif atau peristiwa lain yang timbul berkaitan dengan laporan keuangan

yang telah diaudit dan dilaporkan. Risiko ini tetap dihadapi oleh auditor

meskipun telah melaksanakan tugas berdasarkan standar auditing yang

ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia dan telah melaporkan hasil audit atas

laporan keuangan dengan semestinya. Hal ini mensyaratkan bahwa meskipun

auditor menetapkan risiko pada tingkat yang rendah, auditor tidak boleh

melaksanakan prosedur yang kurang luas sebagaimana yang seharusnya

(Simanjuntak, 2008:17-20).

33

D. Kompleksitas Audit

Kompleksitas audit didasarkan pada persepsi individu tentang kesulitan

suatu tugas audit. Persepsi ini menimbulkan kemungkinan bahwa suatu tugas

audit sulit bagi seseorang, namun mungkin juga mudah bagi orang lain (Restu

dan Indriantoro, 2000). Lebih lanjut Restu dan Indriantoro (2000) menyatakan

bahwa kompleksitas muncul dari ambiguitas dan struktur yang lemah, baik

dalam tugas tugas utama maupun tugas - tugas lain. Priyo (2007:4)

mengemukakan argument yang sama, bahwa kompleksitas tugas dalam

pengauditan dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:

1. Banyaknya informasi yang tidak relevan dalam artian informasi tersebut

tidak konsisten dengan kejadian yang akan diprediksikan

2. Adanya ambiguitas yang tinggi, yaitu beragamnya outcome ( hasil ) yang

diharapkan oleh klien dari kegiatan pengauditan

Beberapa tugas audit dipertimbangkan sebagai tugas dengan

kompleksitas tinggi dan sulit sementara yang lain mempersepsikannya sebagai

tugas yang mudah (Jiambalvo dan Pratt, 1982). Badan audit research ternama

telah mendemonstrasikan bahwa sejumlah faktor level individu terbukti

berpengaruh terhadap keputusan seorang auditor (Solomon dan Shields, 1995)

dalam (Jamilah, dkk, 2007:10) dan bahwa pengaruh dari keberadaan faktor -

faktor ini berubah - ubah seiring dengan meningkatnya kompleksitas tugas

yang dihadapi (Jamilah, dkk,, 2007:10). Pengujian sejumlah faktor - faktor

terhadap kompleksitas tugas menjadi penting karena dalam tugas audit banyak

ditemui persoalan yang kompleks.

34

Jamilah (2007:10) mengemukakan ada tiga alasan yang cukup

mendasar mengapa pengujian terhadap kompleksitas tugas untuk sebuah situasi

audit perlu dilakukan:

1. Kompleksitas tugas ini diduga berpengaruh signifikan terhadap kinerja

seorang auditor

2. Sarana dan teknik pembuatan keputusan dan latihan tertentu diduga telah

dikondisikan sedemikian rupa ketika para peneliti memahami keganjilan

pada kompleksitas tugas audit

3. Pemahaman terhadap kompleksitas dari sebuah tugas dapat membantu tim

manajemen audit perusahaan menemukan solusi terbaik bagi staf audit dan

tugas audit.

Audit menjadi semakin kompleks dikarenakan tingkat kesulitan (task

difficulity) dan variabilittas tugas (task variability) audit yang semakin tinggi

(Gupta dkk, 1999) mendefinisikan kompleksitas tugas sebagai kompleksitas

dan kemampuan analisis sebuah tugas dan ketersediaan prosedur operasi

standar. Kompleksitas tugas merupakan tugas yang tidak terstruktur,

membingungkan dan sulit (Iskandar, 2007:25). Beberapa tugas audit

dipertimbangkan sebagai tugas dengan kompleksitas yang tinggi dan sulit

sementara yang lain memprespsikannya sebagai tugas yang mudah (Jiambalvo

dan Pratt, 1982). Kompleksitas tugas pada penelitian ini didefinisikan sebagai

tugas yang kompleks, terdiri atas bagianbagian yang banyak, berbeda-beda dan

saling terkait satu sama lain. Dalam pelaksanaan tugasnya yang kompleks,

auditor junior sebagai anggota pada suatu tim audit memerlukan keahlian,

kemampuan dan tingkat kesabaran yang tinggi (Sabarudinsah, 2007:7).

35

E. Kualitas Audit

Kualitas audit atau Audit quality oleh Kane dan Velury (2005),

didefinisikan sebagai tingkat kemampuan kantor akuntan dalam memahami

bisnis klien. Banyak faktor yang memainkan peran tingkat kemampuan

tersebut seperti nilai akuntansi yang dapat menggambarkan keadaan ekonomi

perusahaan, termasuk fleksibilitas penggunaan dari generally accepted

accounting principles (GAAP) sebagai suatu aturan standar, kemampuan

bersaing secara kompetitif yang digambarkan pada laporan keuangan dan

hubungannya dengan risiko bisnis, dan lain sebagainya (simanjuntak, 2008:14).

Audit sendiri dalam arti luas didefinisikan sebagai suatu proses

sistematis untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai

asersi - asersi tentang kegiatan dan kejadian ekonomi untuk menetapkan

tingkat kesesuaian antara asersi - asersi tersebut dengan kriteria yang telah

ditetapkan, serta menyampaikan hasil - hasil kepada para pengguna yang

berkepentingan. Dari pendapat tersebut dapat digambarkan hal - hal penting

sebagai berikut (Simanjuntak, 2008:14).

1. Audit harus dilakukan secara sistematis. Hal ini berarti audit tersebut

dilakukan secara terencana dan menggunakan orang – orang yang memiliki

keahlian dan pelatihan teknis yang memadai sebagai auditor, serta mampu

menjadi independensi dalam sikap mental baik dalam penampilan maupun

dalam tindakan.

2. Harus memperoleh bukti - bukti untuk dapat membuktikan hasil investigasi

serta mengevaluasi apakah informasi keuangan telah sesuai dengan kriteria

dan standar akuntansi yang telah ditetapkan.

36

3. Menetapkan tingkat kesesuaian atau kewajaran antara asersi - asersi dalam

laporan keuangan klien dengan kriteria atau standar yang telah ditetapkan.

Kriteria atau standar yang dimaksud adalah sesuai prinsip akuntansi yang

berlaku umum.

4. Menyampaikan hasil - hasil auditannya kepada para pengguna yang

berkepentingan (kepada managerial ownership), sehingga para pengguna

yang berkepentingan dengan informasi tersebut akan dapat membuat

keputusan ekonomi.

Kualitas Audit diartikan oleh De Angelo, 1981 dalam (Simajuntak,

2008:15) sebagai gabungan probabilitas seorang auditor untuk dapat

menemukan dan melaporkan penyelewengan yang terjadi dalam sistem

akuntansi klien. Seorang auditor dituntut untuk dapat menghasilkan kualitas

pekerjaaan yang tinggi, karena auditor mempunyai tanggung jawab yang besar

terhadap pihak - pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan suatu

perusahaan termasuk masyarakat. Tidak hanya bergantung pada klien saja.

Kualitas audit terkait dengan adanya jaminan auditor bahwa laporan

keuangan tidak menyajikan kesalahan yang material atau memuat kecurangan

(Astriana, 2010). De Angelo (1981) dalam Coram, dkk, (2004:10) menyatakan

bahwa kualitas audit dapat dilihat dari tingkat kepatuhan auditor dalam

melaksanakan berbagai tahapan yang seharusnya dilaksanakan dalam sebuah

kegiatan pengauditan. Jadi, dapat disimpulkan bahwa kualitas audit

menyangkut kepatuhan auditor dalam memenuhi hal yang bersifat procedural

untuk memastikan keyakinan terhadap keterandalan laporan keuangan

(Simanjuntak, 2008:15-16).

37

Kualitas audit adalah pemeriksaan yang sistematis dan independen

untuk menentukan aktivitas, mutu dan hasilnya sesuai dengan pengaturan yang

telah direncanakan dan apakah pengaturan tersebut diimplementasikan secara

efektif dan cocok dengan tujuan. Pasuraman, dkk., (1985), menyatakan bahwa

terdapat dua atribut utama yang mempengaruhi kualitas yaitu expected service

dan perceived service. Apabila jasa yang diterima atau dirasakan sudah

memenuhi dengan yang diharapkan maka kualitas jasa dipersepsikan baik dan

memuaskan, begitu juga dengan jasa yang diterima melampaui harapan

pelanggan maka kualitas jasa dipersepsikan sebagai kualitas yang ideal

(Basuki, 2006:8).

Audit adalah suatu proses sistematik untuk memperoleh dan

mengevaluasi bukti secara objektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang

kegiatan dan kejadian ekonomi, dengan tujuan untuk menetapkan tingkat

kesesuaian antara pernyataan-pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah

ditetapkan, serta penyampaian hasil-hasilnya kepada pemakai yang

berkepentingan Mulyadi (2002:9).

Simanjuntak (2008:17), menyebutkan bahwa terdapat berbagai dimensi

dari kualitas audit. Hal ini dapat dilihat dari hubungan antara komponen

kualitas audit yaitu produk yang dihasilkan dari kualitas audit dan pengaruhnya

terhadap informasi laporan keuangan. Komponen dari kualitas audit adalah

reputasi auditor dan kekuatan monitoring auditor yang didapatkan dari para

professional dan literatur akademis. Skema (framework) dari Walkins, dkk.,

(2004).

38

Gambar 2.1

Kualitas Audit Frame Work

Kualitas Audit

Produk Kualitas Audit

Sumber: Walkins, dkk., (2004) dalam (Simanjuntak, 2008:17).

Simanjuntak (2008:16) menyatakan bahwa Kekuatan monitoring

auditor menggambarkan kemampuan untuk menghasilkan informasi yang

meminimalisasi perbedaan kejadian ekonomis yang dilaporkan oleh klien

dengan kejadian yang sebenarnya, oleh sebab itu kekuatan dalam melakukan

monitoring dilakukan dengan adanya kompetensi dan objektifitas auditor.

Reputasi auditor memberikan pengaruh terhadap kredibilitas informasi yang

dapat dipahami, hal ini berhubungan dengan pandangan pasar terhadap

kompetensi dan objektifitas auditor.

Reputasi Auditor

Perceived competence

Perceived indepedence

Kekuatan Monitoring Auditor

Kompetensi Auditor

Indepedensi Auditor

Kredibilitas Informasi

Tingkat Kepercayaan Pengguna

Informasi

Kualitas Informasi

Bagaimana Informasi

Merefleksikan Kejadian

Ekonomi Sebenarnya

Laporan Keuangan

39

F. Penelitian Terdahulu

Beberapa penelitian sebelumnya membahas tekanan angaran waktu

berkaitan dengan perilaku disfungsional auditor dan alasan kenapa auditor

melakukan tindakan RAQ dalam lingkungan audit (Rhode, 1978; Alderman

dan Detrick, 1982; Margheim dan Pany, 1986). Beberapa dari penelitian

tersebut mengidentifikasikan secara khusus tindakan RAQ yang dilakukan dan

perbedaan tingkatan kejadian. Willet dan Page (1996), melaporkan perbedaan

dari tingkatan kinerja pada tiga situasi RAQ. Mereka menyebutkan bahwa

auditor cenderunguntuk menolak item yang janggal dari sampel yang

ditetapkan, selanjutnya tidak melakukan pengujian terhadap semua sampel

yang telah dipilih dan menerima bukti audit yang meragukan.

Malone dan Roberts (1996), menguji pengaruh kareteristik personal,

kualitas KAP dan prosedur review, struktur KAP dan persepsi auditor terhadap

tekanan anggaran waktu sehubungan dengan tindakan penurunan kualitas

audit. Hasil penelitian tersebut menyebutkan perbedaan tingkat kejadian pada

enam perilaku penurunan kualitas audit dengan 75% auditor tidak pernah

melakukan sign - off, 58% tidak mengikuti isu-isu teknis akuntansi, 52% tidak

pernah melakukan review secara mendalam terhadap dokumen pendukung,

50% tidak meneruskan item yang ditanyakan pada kuesioner, sementara 42%

tidak pernah menerima penjelasan yang meragukan dari klien hanya 26% yang

melakukan pekerjaan dengan kurang normal.

Penelitian yang dilakukan oleh Sososutikno yang berjudul “Hubungan

Tekanan Anggaran Waktu dengan Perilaku Disfungsional serta Pengaruhnya

40

terhadap Kualitas Audit”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tekanan

anggaran waktu secara langsung tidak memiliki hubungan negatif terhadap

kualitas audit, karena tekanan anggran waktu yang diusulkan pada tingkat

tertentu dapat mempengaruhi kualitas audit dan dapat pula tidak

mempengaruhi kualitas audit.

Penelitian yang dilakukan Prasita dan Priyo yang berjudul “Pengaruh

Kompleksitas Audit, Tekanan Anggaran Waktu terhadap Kualitas Audit

dengan Moderasi Pemahaman terhadap Sistem Informasi”. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa, kompleksitas audit mempunyai pengaruh negatif

terhadap kualitas audit, tekanan anggaran waktu mempunyai pengaruh negatif

terhadap kualitas audit dan interaksi antara kompleksitas, tekanan anggaran

waktu dan pemahaman terhadap sistem informasi berpengaruh positif terhadap

kualitas audit.

Dalam evaluasi terhadap proses strategi yang digunakan, beberapa

penelitian menguji factor - faktor yang lebih penting pada kondisi tekanan

waktu, Ben Zur dan Breznitz (1981), menemukan bahwa auditor akan memilih

risiko rendah pada tekanan anggaran waktu tinggi dan tidak menggunakan

penurunan kualitas audit dalam risiko tinggi. Svenson dan Edland (1987),

menemukan bahwa dalam tekanan waktu, auditor memberikan pertimbangan

lebih besar kepada atribut yang paling penting dalam pembuatan keputusan,

sehingga dalam tekanan anggaran waktu auditor akan mempertimbangkan

risiko kesalahan dalam memutuskan apakah menggunakan perilaku penurunan

kualitas audit atau tidak.

41

Penelitian yang dilakukan Engko dan Gudono yang berjudul “Pengaruh

Kompleksitas Tugas dan Locus of Control terhadap Hubungan dan Gaya

Kepemimpinan antar Kualitas Kerja Auditor”. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa semakin tinggi kompleksitas tugas, akan menurunkan kualitas kerja

auditor.

Penelitian yang dilakukan Simajuntak yang berjudul “Pengaruh Time

Budget Pressure dan Resiko Kesalahan terhadap Penurunan Kualitas Audit

(Reduced Audit Quality) Studi Empiris pada Auditor KAP di Jakarta”. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa tekanan anggaran waktu membuat auditor

cenderung untuk melakukan tindakan yang menyebabkan penurunan kualitas

audit.

Tabel 2.1

Penelitian Terdahulu

No. Nama Peneliti Metode penelitian Hasil Penelitian

1. Nataline (2007)

Pengaruh Batasan

Waktu Audit,

Pengetahuan

Akuntansi dan

Auditing, Bonus serta

Pengalaman terhadap

Kualitas Auditor pada

KAP di Semarang

Sampel: auditor yang

bekerja diKAP

semarang yang

berjumlah 20 KAP

dengan total 238 orang

Alat uji: regresi

berganda Tahun

penelitian (2007)

Hasil penelitian

menunjukkan bahwa, ada

pengaruh antara batasan

waktu audit, pengetahuan

auditing dan akuntansi,

pemberian bonus serta

pengalaman kerja terhadap

kualitas audit pada KAP di

Semarang.

2. Sososutiksno (2005)

Hubungan Tekanan

Anggaran Waktu

dengan Perilaku

Disfungsional serta

Pengaruhnya

terhadap kualitas

Audit.

Sampel:Responden

adalah auditor senior

diBPK dan BPKP

metode sampling yang

digunakan adalah

purposive sampling.

Total 220 kuesioner

yang dibagikan, 130

yang dapat digunakan

dalam analisis. Tahun

penelitian (2005)

Hasil regresi logistik

menunjukkan bahwa

variabel independent yaitu

time pressure, risiko audit,

materialitas, prosedur

review dan kontrol kualitas

serta locus of control

auditor berpengaruh

signifikan terhadap

penghentian prematur atas

prosedur audit.

Berlanjut Pada Halaman Berikutnya

42

Tabel 2.1 (Lanjutan)

No. Nama Peneliti Metode penelitian Hasil Penelitian

3. McNamara dan

Liyanarachchi (2005)

Time Badget

Pressure and

Dysfungsional

Behaviour withinan

Occopational Stres

Model

Sample Sampel

meliputi 594 auditor,

Data dianalisis

menggunakan regresi

kategoris dengan skala

yang optimal

(CATREG) Versi 2

(SPSS Versi 11, 2005).

Time Badget Pressure

berpengaruh terhadap

Auditor dyfungsional

behavior

4. Basuki dan krisna

Yunika Mahardani

(2006) Pengaruh

tekanan anggaran dan

waktu terhadap

prilaku disfungsional

auditor dan kualitas

audit pada kantor

akuntan public

disurabaya

Sampel menggunakan

dengan metode non

probality sampling

dengan teknik sampling

aksidental. Uji data

menggunakan simple

regresi dengan analisis

jalur. Populasi pada

auditor seluruh KAP

disurabaya.tahun

(2006)

Hasil penelitian hipotesis

ketiga (Ha3) ditolak, artinya

tekanan anggaran waktu

tidak memiliki pengaruh

terhadap kualitas audit. Hal

ini karena tekanan anggaran

dan waktu sudah lumrah

dikalangan auditor dan

setiap auditor memiliki

persepsi berbeda tentang

kualitas audit

5. Piter Simanjuntak

(2008) Pengaruh

Time Budget

Pressure dan Risiko

Kesalahan Terhadap

Penurunan Kualitas

Audit (RAQ)

Sampel :auditor yang

bekerja pada KAP the

big four dan non - big

four.kuesioner yang

disebar 520. Alat uji:

SPSS Tahun penelitian:

(2008)

Pada tingkat tekanan

anggaran waktu tinggi,

tingkat risiko kesalahan

yang rendah dalam

pelaksanaan tugas tidak

menyebabkan rendahnya

tingkat penurunan

kualitas audit

6 Andin Prasita dan

Priyo Hadi (2007)

Pengaruh

Kompleksitas Audit,

Tekanan Anggaran

Waktu terhadap

Kualitas Audit

dengan Moderasi

Pemahaman terhadap

Sistem Informasi

Sampel: auditor yang

bekerja di KAP

disemarang. Kuesioner

84. Alat uji:regresi

sederhana. Tahun

penelitian: (2007)

Hasil penelitian

menunjukkan bahwa,

kompleksitas audit

mempunyai pengaruh

negative terhadap kualitas

audit, tekanan anggaran

waktu mempunyai pengaruh

negative terhadap kualitas

audit dan interaksi antara

kompleksitas, tekanan

anggaran waktu dan

pemahaman terhadap

system informasi

berpengaruh positif terhadap

kualitas audit.

43

Tabel 2.1 (Lanjutan)

No. Nama Peneliti Metode penelitian Hasil Penelitian

7. Cecilia Engko dan Gudono (2007)

Pengaruh

Kompleksitas Audit,

Tekanan Anggaran

Waktu terhadap

Kualitas Audit dengan

Moderasi Pemahaman

terhadap Sistem

Informasi

Sampel: 200 kuesioner,

ke 20 KAP disurabaya,

semarang dan

yogyakarta. Alat uji:

metode non probality

sampling, purposive

sampling. Tahun

penelitian : (2007)

Hasil penelitian

menunjukkan bahwa,

kompleksitas audit

mempunyai pengaruh

negative terhadap kualitas

audit, tekanan anggaran

waktu mempunyai pengaruh

negatif terhadap kualitas

audit dan interaksi antara

kompleksitas, tekanan

anggaran waktu dan

pemahaman terhadap

system informasi

berpengaruh positif terhadap

kualitas audit.

Sumber: Penelitian Jurnal – Jurnal Terdahulu

G. Keterkaitan Antar Variabel

1. Time Budget Pressure Dengan Kualitas Audit

Tekanan yang diberikan oleh manajemen dalam menentukan

anggaran waktu diperkirakan merupakan faktor yang terlibat penting dalam

perilaku auditor (Rhode 1978; Alderman dan Deitrick 1982). Rhode (1978),

menemukan bahwa tekanan anggaran waktu merupakan penyebab potensial

dari perilaku penurunan kualitas audit. Penelitian lainnya melaporkan bahwa

tekanan anggaran waktu sebagai faktor utama yang mempengaruhi tingkatan

dari penurunan kualitas audit (Alderman dan Detrick 1982; Willett dan Page

1996). Namun Malone dan Roberts (1996), tidak menemukan hubungan

apapun antara tingkatan tekanan anggaran waktu dan penurunan kualitas

audit.

44

Penelitian ini menduga bahwa perilaku kualitas audit akan

meningkat seiring peningkatan tekanan anggaran waktu. Hal ini sesuai

dengan penelitian yang dilakukan oleh Kelley dan Margeheim (1990), serta

Otley dan Pierce (1996), yang menyebutkan bahwa hubungan antara

tekanan anggaran waktu dan perilaku kualitas audit adalah linier walaupun

literature psikologi menduga teori U terbalik berhubungan dengan efek

tekanan. Dalam konteks ini diduga bahwa semakin tinggi tingkat kualitas

audit akan membuat semakin rendah dan tinggi tekanan anggaran waktu.

Pencapaian kinerja sesuai dengan anggaran waktu yang ditetapkan

berhubungan negatif dengan prilaku disfungsional auditor, apabila auditor

merasa mudah dalam mencapai anggaran waktu maka dapat mendorong

auditor untuk tidak melakukan pelanggaran terhadap standar audit dan

prilaku-prilaku yang tidak etis yang membuat auditor dapat menghasilkan

kinerja buruk yang berakibat pada rendahnya kualitas audit yang dihasilkan

(Mcnamara dan Liyanarachchi, 2008:24).

Penelitian Prasita dan Adi (2007) menunjukan bahwa tekanan

anggaran waktu memiliki pengaruh negatif yang signifikan terhadap kualitas

audit, sehingga menimbulkan stress yang pada akhirnya mendorong auditor

melakukan pelanggaran terhadap standar audit dan mendorong adanya

prilaku - prilaku yang tidak etis atau disfungsional yang justru menghasilkan

kinerja buruk auditor yang berakibat rendahnya kualitas audit.

45

Namun penelitian diatas tidak konsisten dengan Basuki dan

Mahardani (2007:217) yang meneliti bahwa tekanan anggaran dan waktu

tidak memiliki pengaruh negatif yang signifikan secara langsung terhadap

kuaitas audit, namun harus melalui perilaku underresponding of time

terlebih dahulu. Mereka meyakini, anggaran waktu yang ketat telah

dianggap sebagai suatu realita yang tidak dapat dihindari dan merupakan

cara untuk mendorong auditor untuk bekerja keras dan efisien. Selain itu,

penjelasan yang mungkin untuk hal ini adalah adanya perbedaan persepsi

diantara auditor mengenai hakikat kualitas audit itu sendiri. Misalnya dalam

suatu proses audit, kontrak sampling 60% namun dilakukan 30%, 6 hari

pemeriksaan persediaan namun dilakukan 4 hari, mungkin dianggap masih

memenuhi kualitas audit jika oppini yang diberikan tidak salah pada akhir

audit.

Penelitian mereka didukung oleh Sososutikno (2003:1122)

menurutnya, tekanan anggaran waktu memberikan motivasi positif bila

tekanan anggaran waktu ditingkatan pada level yang sangat sulit tapi terlihat

dapat dicapai oleh auditor. Begitupun sebaliknya, tekanan anggaran waktu

dapat mengurangi motivasi jika ditempatkan pada tingkat cukup sulit tapi

tidak dapat dicapai oleh auditor. Maka berdasarkan penelitian Prasita dan

Adi (2007), Mc Namara dan Liyanarachchi (2008) serta Coram, Ng dan

Woodiliff (2004) peneliti menyatakan hipotesa bahwa takanan anggaran dan

waktu diduga akan berpengaruh terhadap kualitas audit.

Ha1: Time budget pressure berpengauh negatif terhadap kualitas audit.

46

2. Risiko Kesalahan dengan Kualitas Audit

Penilaian risiko untuk pelaporan keuangan adalah identifikasi

manajemen dan analisis risiko yang relevan dengan persiapan laporan

keuangan yang sesuai GAAP / Standar Profesi Akuntan Publik (SPAP).

Berikut adalah proses penilaian risiko, mengidentifikasi faktor-faktor yang

mempengaruhi risiko, menilai arti penting dari risiko dan kemungkinan

terjadinya, menentukan tindakan yang diperlukan untuk mengatur risiko.

Sedangkan pengertian Risiko Audit menurut SA Seksi 312 Risiko

Audit dan Materialitas dalam Pelaksanaan Audit, “Risiko Audit adalah

risiko yang terjadi dalam hal auditor, tanpa disadari, tidak memodifikasi

pendapatnya sebagaimana mestinya, atas suatu laporan keuangan yang

mengandung salah saji material”. Semakin pasti auditor dalam menyatakan

pendapatnya, akan semakin rendah pula risiko audit yang auditor bersedia

menanggungnya. Begitu juga sebaliknya.

Asna Manulang (2010:10) yang meneliti bahwa tekanan anggaran

waktu mempunai pengaruh terhadap berbagai perilaku auditor dalam yang

menyebabkan penurunan kualitas audit. Tekanan yang diberikan oleh

manajemen dalam mennentukan anggaran waktu diperkirankan merupakan

faktor yang terlibat penting dalam perilaku auditor. Hal ini ditunjukan dalam

beberapa tingkat tekanan anggaran waktu dan resiko yang di hadapi auditor

dalam penugasa audit.

Penelitian terhadap kualitas audit yang berhubungan dengan

pengaruh dari berbagai tingkatan tekanan anggaran waktu dapat

menggunakan berbagai alternatif pendekatan. Sebuah alternatif pendekatan

yang rasional sehubungan dengan perilaku kualitas audit adalah hubungan

47

kinerja pekerjaan yang dilakukan pada kondisi “risiko rendah” pada saat

penugasan audit. Ragunathan (1991) menemukan bahwa alasan yang paling

umum digunakan oleh auditor pada perilaku kualitas audit sehubungan

dengan risiko rendah adalah keterbatasan waktu. Demikian juga hasil

penelitian yang dilakukan Willet dan Page (1996) menemukan bahwa

tekanan anggaran waktu merupakan alasan untuk melakukan perilaku

kualitas audit dalam kondisi tingat risiko pekejaan yang rendah, sehingga

auditor menentukan bahwa terdapat hal-hal yang merupakan „pekerjaan

yang tidak penting‟. Oleh sebab itu hipotesis kedua diajukan adalah:

Ha2: Risiko Kesalahan berpengaruh negatif terhadap kualitas audit.

3. Kompleksitas Audit Denga Kualitas Audit

Menurut Andini ika setyorini (2011:45) meningkatkan kompleksitas

tugas dapat menurunkan keberhasilan tugas. Sebuah tugas menjadi lebih

kompleks jika adanya ketidak konsistenan petunjuk dan ketidak mampuan

pengambil keputusan dalam mengintegrasikan petunjuk informasi.

Kompleksitas penugasan audit merupakan salah satu faktor penentu

kualitas audit. Menurut Libby dan Lipe (1992) dan Kennedy (1993) dalam

Marganingsih dan martini (2009:9) menyatakan bahwa kompleksitas

penugasan audit sebagai alat untuk meningkatkan kualitas kerja. Hal

tersebut dapat mempengaruhi usaha auditor untuk mencapai hasil audit yang

berkualitas dengan peningkatkan kualitas kerja.

Marganingsih dan Martani (2009) dalam Sadewa Parama (2011: 37)

menjelaskan bahwa kompleksitas tugas tidak memiliki pengaruh terhadap

kinerja auditor dan efeknya terhadap kualitas audit. Menurunya, setiap tugas

48

ditanggapi berbeda - beda berdasarkan persepsi auditor. Selain dapat

menggambarkan kemampuan dari seorang auditor, kompleksitas tugas juga

membantu Kantor Akuntan Publik dalam pemilihan staf terkait tugas yang

diberikan, Chung dan Monroe (2001:112).

Penelitian Prasita dan Andi (2007) menunjukan bahwa kompleksitas

audit mempunyai pengaruh negatif terhadap kualitas audit. Kompleksitas

audit muncul karena semakin tinggi variabilitas dan ambiguitas dalam tugas

pengauditan sehingga menjadi indikasi penyebab turunnya kualitas audit

dan kinerja auditor. Namun hasil berbeda ditunjukan oleh Tan et.al (2002)

dan Marganiangsih dan Martani (2009) yang menunjukan bahwa

kompleksitas tugas tidak terbukti signifikan mempengaruhi kinerja auditor.

Ketika tugas dirasakan sulit atau tidak terstruktur, maka akan

berpengaruh terhadap lamanya penyelesaian tugas audit dan akan

menurunkan tingkat keberhasilan tugas tersebut (Zuraidah dan takiah,

2007:5) dalam sadewa (2011:38). Maka , sesuai dengan penelitian Prasita

dan Adi (2007) serta Zuraidah dan Takiah (2007), peneliti menyatakan

hipotesa bahwa kompleksitas audit diduga berpengaruh terhadap kualitas

audit.

Ha2: Kompleksitas audit berpengaruh negatif terhadap kualitas audit.

H. Karangka pemikiran

Berdasarkan uraian di atas, gambaran menyeluruh tentang pengaruh

time badged pressure, risiko kesalahan dan kompleksitas audit terhadap

kualitas audit adalah sebagai berikut:

49

Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran

Analisis dan Pembahasan

Kesimpulan, Implikasi, Keterbatasan dan Saran

Metode Analisis :

Uji Model Regresi

Uji Asumsi Klasik

Uji Regresi Berganda

Koefisien Determinasi (Uji R2) Uji Statisitk F Uji Statistik t

Pengaruh Kualitas Audit

Variabel Idependen Variabel Dependen

Time Budged pressure (X1) (Sososutikno, 2003)

(Prasita dan Adi, 2007)

Resiko Kesalahan (X2) (Piter Simanjuntak, 2008)

Kualitas Audit (Y) (Piter

Simanjuntak 2008)

Kompleksitas Audit (X3) (Prasita dan Adi, 2007)

Pengaruh Time Budged Pressure, Resiko Kesalahan dan Kompleksitas Audit terhadap Kualitas Audit

( Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di DKI Jakarta )

Statistik Deskriptif

Uji Validitas dan Reliabilitas

50

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Pada penulisan skripsi ini yang dijadikan responden dalam penelitian

adalah auditor pada kantor akuntan publik pada wilayah jakarta. Adapun yang

akan dibahas terbatas hanya pada seberapa besar pengaruh time budget

pressure, risiko kesalahan dan kompleksitas audit terhadap variabel dependen,

yaitu kualitas audit

Sebagai variabel independen pada penelitian ini adalah yang diberi

lambang time budget pressure (X1), risiko kesalahan (X2) dan kompleksitas

(X3). Sedangkan variabel dependen pada penelitian ini adalah kualitas audit

yang diberi lambang (Y).

B. Metode Pengumpulan Sampel

Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode

convenience sampling, yaitu istilah umum yang mencakup variasi luasnya

prosedur pemilihan responden. Convenience sampling berarti unit sampling

yang ditarik mudah dihubungi, tidak menyusahkan, mudah untuk mengukur,

dan bersifat kooperatif (Hamid, 2007:30). Metode convenience sampling

digunakan karena peneliti memiliki kebebasan untuk memilih sampel dengan

cepat dari elemen populasi yang datanya mudah diperoleh peneliti. Responden

yang digunakan dalam penelitian ini adalah partner, manajer, auditor senior,

supervisor dan auditor junior yang bekerja pada Kantor Akuntan Publik di DKI

Jakarta.

51

C. Metode Pengumpulan Data

Menurut Hamid (2007:33) metode pengumpulan data dapat dilakukan

dengan berbagai cara, salah satunya dilakukan melalui studi pustaka terutama

yang berhubungan dengan data - data sekunder. Sementara itu data primer

dapat dilakukan melalui studi lapangan berupa eksperimen, observasi dan

wawancara dengan metode kuesioner.

Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini,

menggunakan data primer, sumber data penelitian yang diperoleh secara

langsung dari sumber asli atau tidak melalui media perantara. Dimana

pengumpulan data dilakukan melalui metode survei dengan menggunakan

kuesioner. Kuesioner yang disebarkan secara langsung kepada auditor yang

terdaftar di KAP - KAP yang tersebar diwilayah se - Jakarta.

D. Metode Analisis Data

Metode statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah dengan

menggunakan regresi berganda dengan bantuan perangkat lunak SPSS for

windows 20.0, setelah semua data - data dalam penelitian ini terkumpul, maka

selanjutnya dilakukan analisis data yang terdiri dari:

1. Uji Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif digunakan untuk memberikan informasi

mengenai karakteristik variabel penelitian dan demografi responden.

Statistik deskriptif menjelaskan skala jawaban responden pada setiap

variabel yang diukur dari minimum, maksimum, rata-rata dan standar

deviasi. Disamping itu juga untuk mengetahui demografi responden yang

terdiri dari kategori, jenis kelamin, tingkat pendidikan, dan sebagainya

(Ghozali, 2005).

52

2. Uji Kualitas Data

Pengujian kualitas data yang dilakukan dengan cara penyebaran

kuesioner, maka kesediaan dan ketelitian dari para responden untuk

menjawab setiap pertanyaan merupakan suatu hal yang sangat penting

dalam penelitian ini. Keabsahan suatu jawaban sangat ditentukan oleh alat

ukur yang ditentukan. Untuk itu, dalam melakukan uji kualitas data atas data

primer ini peneliti melakukan uji validitas dan uji reabilitas.

a. Uji Validitas

Sebagaimana dikemukakan dimuka, bahwa validitas adalah

ukuran yang menunjukkan sejauh mana instrumen pengukur yang

menunjukkan bahwa instrumen pengukur mampu mengukur apa yang

diukur. Menurut Ghozali (2009:49) uji validitas digunakan utnuk

mengulur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Uji Validitas

dilakukan dengan membandingkan nilai rhitung dengan rtabel, Dengan

membandingkan nilai rhitung dari hasil output (Corrected Item- Total

Correlation) dengan rtabel, jika rhitung lebih besar dari rtabel maka butir

pertanyaan tersebut adalah valid, tetapi jika rhitung lebih kecil dari pada

rtabel maka butir pertanyaan tersebut tidak valid (Imam Ghozali, 2009:45).

b. Uji Reliabilitas

Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa sesuatu

instrumen cukup dapat dipercaya untuk diinginkan sebagai alat

pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang

tidak baik akan bersifat tendensius mengarahkan responden untuk

53

memilih jawaban-jawaban tertentu. Instrumen yang sudah dapat

dipercaya, yang realibel akan menghasilkan data yang dapat dipercaya

juga.

Reliabilitas adalah alat ukur untuk mengukur suatu kuesioner

yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Uji reliabilitas ini

digunakan untuk menguji konsistensi data dalam jangka waktu tertentu,

yaitu untuk mengetahui sejauh mana pengukuran yang digunakan dapat

dipercaya atau diandalkan. Variabel-variabel tersebut dikatakan cronbach

alpha nya memiliki nilai lebih besar 0,60 yang berarti bahwa instrumen

tersebut dapat dipergunakan sebagai pengumpul data yng handal yaitu

hasil pengukuran relatif koefisien jika dilakukan pengukuran ulang. Uji

realibilitas ini bertujuan untuk melihat konsistensi alat ukur yang akan.

(Ghozali, 2009:46).

3. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas

Menurut Ghozali (2009:147) uji normalitas bertujuan apakah

dalam model regresi variabel dependen (terikat) dan variabel independen

(bebas) mempunyai kontribusi atau tidak. Penelitian yang menggunakan

metode yang lebih handal untuk menguji data mempunyai distribusi

normal atau tidak yaitu dengan melihat Normal Probability Plot. Model

Regresi yang baik adalah data distribusi normal atau mendekati normal,

untuk mendeteksi normalitas dapat dilakukan dengan melihat penyebaran

data (titik) pada sumbu diagonal grafik. Terdapat dua cara untuk

54

mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan

analisis grafik dan uji statistik (uji Kolmogorov – smirnov), adapun

penjelasan mengenai uji normalitas data adalah sebagai berikut (Ghozali,

2009:147).

b. Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas ini diperlukan untuk mengetahui ada

tidaknya variabel independen yang memiliki kemiripan dengan variabel

independen lain dalam satu model. Kemiripan antar variabel independen

dalam satu model akan menyebabkan terjadinya korelasi yang sangat

kuat antara suatu variabel independen dengan variabel independen yang

lain. Selain itu, deteksi terhadap multikolinieritas juga bertujuan untuk

menghindari kebiasaan dalam proses pengambilan kesimpulan mengenai

pengaruh pada uji parsial masing - masing variabel terhadap variabel

dependen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi

diantara variabel independen. Uji multikolinieritas dilakukan menghitung

nilai variance inflation factor (VIF) dari tiap - tiap variabel independen.

Nilai VIF kurang dari 10 menunjukkan bahwa korelasi antar variabel

independen masih bisa ditolerir (Ghozali, 2009:96).

c. Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas adalah varian residual yang tidak konstan

pada regresi sehingga akurasi hasil prediksi menjadi meragukan. Uji

heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi

terjadi ketidaksamaan variance dan residual satu observasi ke observasi

lain.

55

Heteroskedastisitas menggambarkan nilai hubungan antara nilai

yang diprediksi dengan Studentized Delete Residual nilai tersebut. Cara

memprediksi ada tidaknya heteroskedastisitas pada satu model dapat

dilhat dari pola gambar Scatterplot model. Analisis pada gambar

Scatterplot yang menyatakan model regresi linier berganda tidak terdapat

heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah homoskedastisitas

atau tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2009:125).

4. Uji Hipotesis

a. Uji Persamaan Regresi Linier Berganda

Pengujian hipotesis ini dilakukan dengan menggunakan metode

analisis regresi linier berganda yang bertujuan untuk menguji hubungan

pengaruh antara satu variabel terhadap variabel lain. Variabel yang

dipengaruhi disebut variabel tergantung atau dependen, sedangkan

variabel yang mempengaruhi disebut variabel bebas atau independen.

Model persamaannya dapat digambarkan sebagai berikut:

Y = α + β1x1 + β2x2 + β3x3 + εi

Keterangan :

Y : Kualitas Audit (RAQ)

X1 : Time Budget Pressure

X2 : Resiko Kesalahan

X3 : Kompleksitas Audit

α : Konstanta

β x : Koefisien regresi

εi : Error

56

Linearitas hanya dapat diterapkan pada regresi berganda karena

memiliki variabel independen lebih dari satu, suatu model regresi

berganda dikatakan linier jika memenuhi syarat - syarat linieritas, seperti

normalitas data (baik secara individu maupun model), bebas dari asumsi

klasik statistik multikolineritas, autokorelasi, heteroskedastisitas. Model

regresi linear berganda dikatakan model yang baik jika memenuhi asumsi

normalitas data dan terbebas dari asumsi-asumsi klasik statistik.

b. Uji Adjusted R2 (Koefisien Determinasi)

Koefisien determinasi bertujuan untuk mengukur seberapa jauh

kemampuan model dapat menjelaskan variasi variabel dependen. Dalam

pengujian hipotesis pertama koefisien determinasi dilihat dari besarnya

nilai Adjusted R Square (Adjusted R2) untuk mengetahui seberapa jauh

variabel bebas yaitu time pressure, locus of control dan tindakan

supervisi terhadap penghentian prematur atas prosedur audit. Nilai R2

mempunyai interval antara 0 sampai 1 (0 ≤ R2

≤ 1). Jika nilai R2 bernilai

besar (mendekati 1) berarti variabel bebas dapat memberikan hampir

semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel dependen.

Sedangkan jika Adjusted R2 bernilai kecil berarti kemampuan variabel

bebas dalam menjelaskan variabel dependen sangat terbatas (Ghozali,

2009:87).

Dalam pengujian hipotesis kedua koefisien determinasi dilihat

dari besarnya nilai Adjusted R - Square. Kelemahaan mendasar

penggunaan R2 adalah bias terhadap jumlah variabel bebas yang

57

dimasukan ke dalam model. Setiap tambahan satu variabel bebas maka

R2 pasti meningkat tidak peduli apakah variabel tersebut berpengaruh

secara signifikan terhadap variabel terikat. Tidak seperti R2, nilai

Adjusted R - square dapat naik atau turun apabila satu variabel

independen ditambahkan ke dalam model (Ghozali, 2009:87). Oleh

karena itu, digunakanlah Adjusted R – Square pada saat mengevaluasi

model regresi linier berganda.

c. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)

Pengujian ini bertujuan untuk membuktikan apakah variabel-

variabel independen (X) secara simultan (bersama-sama)mempunyai

pengaruh terhadap variabel dependen (Y). (Imam Ghozali, 2009:88).

Apabila Fhitung > Ftabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima, yang

berarti variabel independen mempunyai pengaruh yang signifikan

terhadap variabel dependen dengan menggunakan tingkat signifikan

sebesar 5%, jika nilai Fhitung > Ftabel maka secara bersama-sama seluruh

variabel independen mempengaruhi variabel dependen. Selain itu, dapat

juga dengan melihat nilai probabilitas. Jika nilai probabilitas lebih kecil

daripada 0,05 (untuk tingkat signifikansi=5%), maka variabel independen

secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen.

Sedangkan jika nilai probabilitas lebih besar dari pada 0,05 maka

variabel independen secara serentak tidak berpengaruh terhadap variabel

dependen.

.

58

d. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)

Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh

satu variabel individu independen secara individu dalam menerangkan

variabel dependen (Imam Ghozali, 2009:88).

Dalam penelitian ini menggunakan uji signifikan dua arah atau

two tailed test, yaitu suatu uji yang mempunyai dua daerah penolakan Ho

yaitu terletak di ujung sebelah kanan dan kiri. Dalam pengujian dua arah,

biasa digunakan untuk tanda sama dengan (=) pada hipotesis nol dan

tanda tidak sama dengan (≠) pada hipotesis alternatif. Tanda (=) dan (≠)

ini tidak menunjukan satu arah, sehingga pengujian dilakukan untuk dua

arah (Suharyadi dan Purwanto S.K., 2009:88-89). Kriteria dalam uji

parsial (Uji t) dapat dilihat berdasarkan uji hipotesis dengan

membandingkan thitung dengan ttabel yaitu, 1) Apabila - thitung < - ttabel atau

thitung > ttabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya variabel

independen secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap

variabel dependen, 2) Apabila thitung ≤ ttabel atau - thitung ≥ - ttabel, maka Ho

diterima dan Ha ditolak, artinya variabel independen secara parsial tidak

mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen. Selain

itu, dapat juga dengan melihat nilai probabilitas. Jika nilai probabilitas

lebih kecil daripada 0,05 (untuk tingkat signifikansi=5%), maka variabel

independen secara satu persatu berpengaruh terhadap variabel dependen.

Sedangkan jika nilai probabilitas lebih besar dari pada 0,05 maka

variabel independen secara satu persatu tidak berpengaruh terhadap

variabel dependen.

59

E. Operasional Variabel Penelitian

Menurut Hamid (2007:3), menyatakan bahwa “Batasan operasional

variable merupakan pendefinisian dari serangkaian variable yang digunakan

dalam penulisan, variable penelitian ini merupakan suatu atribut atau sifat, nilai

dan orang objek kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan

oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya”.

1. Variabel Bebas (Variabel Independen)

Variabel bebas adalah variabel yang menjelaskan atau

mempengaruhi variabel lainnya. Variabel bebas dalam penelitian ini terdiri

dari:

a. Time Budget Pressure

Tekanan anggaran waktu adalah suatu kondisi dimana auditor

mendapatkan tekanan dari tempatnya bekerja untuk dapat menyelesaikan

tugasnya sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan. Indikator tekanan

anggaran waktu berupa ketepatan waktu, pencapaian anggaran waktu,

keterbatasan sumber daya, tingkat efisiensi terhadap anggaran waktu, dan

kepatuhan auditor. Mc Namara dan Liyanarachchi (2008:10) menyatakan

bahwa tekanan anggaran waktu dapat mengakibatkan perilaku

menyimpang auditor dapat yang dapat memberikan implikasi serius bagi

kualitas audit. Pertanyaan yang menjadi indikator variabel tekanan

anggaran waktu dikembangkan oleh Sososutikno ( 2003 ) dan Prasita dan

Adi (2007), yaitu: 1) keterbatasan waktu dalam penugasan, 2)

penyelesaian tugas dengan waktu yang sudah ditentukan, 3) pemenuhan

target waktu selama penugasan, 4) kelonggaran waktu audit, 5) fokus

60

tugas dengan keterbatasan waktu, 6) pengkomunikasian anggaran waktu,

7) efisiensi dalam proses audit, 8) penilaian kinerja dari atasan, 9)

anggaran waktu yang tidak fleksibel, 10) anggaran waktu merupakan

keputusan mutlak dari atasan. Variabel ini di ukur dengan skala likert

lima poin dari sangat tidak setuju (1), tidak setuju (2), ragu - ragu (3),

setuju (4), sangat setuju (5).

b. Risiko Kesalahan

Tingkat risiko pekerjaan yang rendah auditor cenderung untuk

menggunakan waktu untuk pekerjaan -pekerjaan yang tidak penting..

Conram, dkk., (2004:9) menemukan hasil yang sama dimana responden

secara keseluruhan akan menerima. Penilaian terhadap risiko yang

dihadapi oleh auditor secara jelas dinyatakan dalam standar audit yaitu

Pernyataan Standar Auditing (PSA) Seksi 312, risiko audit dan

materialitas dalam pelaksanaan audit (IAI 2004) dimana risiko audit

perlu dipertimbangkan dalam menentukan sifat, saat dan lingkup

prosedur audit serta dalam mengevaluasi prosedur tersebut. Pada tingkat

saldo atau golongan transaksi, risiko audit terdiri dari:

4. Risiko Bawaan

Risiko bawaan adalah kerentanan suatu saldo akun atau

golongan transaksi terhadap salah saji material, dengan asumsi bahwa

tidak terdapat pengendalian yang terkait, seperti pengukuran tingkat

kompleksitas transaksi, perkembangan teknologi dan operasi,

pengamatan laporan audit terdahulu, akun - akun atau transaksi yang

sulit di audit.

61

5. Risiko Pengendalian

Risiko pengendalian adalah risiko salah saji material yang

dapat terjadi dalam suatu asersi tidak dapat dicegah atau dideteksi

secara tepat waktu oleh pengendalian intern entitas, maka dapat dilihat

berdasarkan struktur organisasi klien tekhnik dalam sitem

pengendalian, bukti dan efektifitas pengendalian intern klien.

6. Risiko Deteksi

Risiko deteksi adalah risiko bahwa auditor tidak dapat

mendeteksi salah saji material yang terdapat dalam suatu asersi.

Risiko deteksi merupakan fungsi efektivitas prosedur audit dan

penerapannya oleh auditor. Risiko ini timbul sebagian karena adanya

ketidakpastian. Ketidakpastian ini timbul karena auditor mungkin

memilih salah satu prosedur audit yang tidak sesuai, menerapkan

secara keliru prosedur yang semestinya, atau menafsirkan secara

keliru hasil audit. Ketidakpastian lain ini dapat dikurangi sampai pada

tingkat yang dapat diabaikan melalui perencanaan penerimaan tingkat

resiko, pengujian subtantif terhadap resiko usaha klien, hubungan

penetapan dengan resiko bawaan dan pengendalian.

Variabel ini diukur dengan skala likert lima point dari sangat

setuju (1), tidak setuju (2), ragu - ragu (3), setuju (4), samapai sangat

setuju (5).

62

c. Kompleksitas Audit

Kompleksitas audit adalah persepsi auditor tentang kesulitan

suatu tugas audit yang disebabkan oleh terbatasnya kapabilitas dan daya

ingat serta kemampuan untuk mengintegrasikan masalah yang dimiliki

oleh seorang auditor tersebut. Bonner (1994:114) dalam Sadewa (2011)

menyatakan bahwa kompleksitas memiliki dua aspek, yaitu kesulitan

tugas dan struktur tugas. Pertanyaan yang menjadi indikator variabel

kompleksitas audit dikembangkan oleh Jamilah, Fanani dan Chadrarin

(2007), Prasita dan Adi (2007) dan digunakan oleh marganingsih dan

Martani (2009), yaitu 1) Kurangnya pemahaman terhadap tugas, 2) tugas

yang membingungkan, 3) auditor mengetahui kemampuannya dalam

menyelesaikan tugas, 4) rencana dan tujuan yang jelas, 5) tanggung

jawab di dalam penugasan, 6) ketidakjelasan tugas, 7) Job description, 8)

keterbatasan waktu dan menyelesaikan tugas, 9) keyakinan terhadap

wewenang, 10) ketidakjelasan peran, 11) kurangnya alat bantu dalam

menyelesaikan pekerjaan. Variabel ini diukur dengan skala likert lima

point dari sangat setuju (1), tidak setuju (2), ragu - ragu (3), setuju (4),

samapai sangat setuju (5).

2. Variabel Terikat (Dependent Variabel)

Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau tergantung

pada faktor - faktor lain dan variabel bebas. Variabel terikat dalam

penelitian ini adalah kualitas audit.

63

Kualitas Audit yaitu suatu kemungkinan dimana seorang auditor

yang memiliki kompetensi dan profesionalisme mampu menemukan

tindak kecurangan atau penyelewengan terkait sistem akuntansi klien dan

Melaporkannya dengan sikap independen dan penuh tanggung jawab.

Aspek -aspek kualitas audit terdiri dari budaya dalam KAP, keahlian dan

kualitas personal staf dan partner audit, efektivitas proses audit dan

keandalan dan manfaat laporan audit, efektivitas proses audit dan

keandalan dan manfaat laporan audit (financial reporting council,

2006:19). Pertanyaan yang menjadi indikator variable kualitas audit

dikembangkan oleh Singgih dan Bowono (2010), yaitu :1) pentingnya

tanggung jawab dan profesionalisme, 2) selalu mengacu pada kode etik

dan SPAP, 3) pentingnya traning untuk meningkatkan karakter personal

auditor, 4) perlunya penilaian atas isu - isu akuntansi dan auditing

mutakhir, 5) mempertahankan staf yang memiliki pengalaman dan

keahlian khusus, 6) peningkatan keahlian berupa on the job traning, 7)

penilaian kinerja setelah traning, 8) penerapan teknik - teknik audit, 9)

perolehan bukti kompeten sesuai prosedur audit, 10) mendiskusikan setiap

permasalahan dengan atasan, 13) audit field sesuai SPAP dan sistem

pengendalian mutu, 14) opini audit sepenuhnya mendukung laporan audit,

15) temuan audit selalu didiskusikan dengan klien. Variabel ini diukur

dengan skala likert lima poin dari sangant tidak setuju (1), tidak setuju

(2),ragu-ragu (3), setuju (4), sampai sangat setuju (5).

64

Tabel 3.1

Operasional Variabel Penelitian

Variabel Sub

Variabel

Indikator Skala No.

Pertanyaan

Time Budget Pressure

(X3) (Sumber:Sososutikno

(2003), Prasita dan Adi

(2007))

Tekanan

waktu

1. Keterbatasan waktu

dalam penugasan

2. Penyelesaian

pekerjaan dengan

waktu yang sudah

ditentukan

3. Pemenuhan target

waktu selama

penugasan

4. Fokus tugas dengan

keterbatasan waktu

5. Pengkomunikasian

anggaran waktu

6. Efisiensi dalam

proses audit

7. Penilaian kinerja

dari atasan

8. Anggaran waktu

merupakan

keputusan mutlak

dari atasan

Interval 1

2

3

4

5

6

7

8

Bersambung Ke Halaman Berikutnya

65

Tabel 3.1 (Lanjutan)

Variabel Sub

Variabel

Indikator Skala No.

Pertanyaan

Resiko Kesalahan

(Sumber:Boynton,

Johnson, Kell.”Modern

auditing”Edisi 7,

Erlangga, (2003)

Resiko

Bawaan

Resiko

Pengendalian

Resiko

deteksi

9. Pengukuran tingkat

kompleksitas

transaksi

10. Perkembangan

teknologi dan

operasi

11. Pengamatan

laporan audit

terdahulu

12. Akun-akun atau

transaksi yang sulit

di audit.

13. Stuktur organisasi

klien.

14. teknik dalam

system

pengendalian

15. bukti dan efektifitas

pengendalian intern

klien

16. perencanaan

penerimaan tingkat

resiko

17. pengujian subtantif

terhadap resiko

usaha klien

18. hubungan

penetapan dengan

resiko bawaan dan

pengendalian

Interval 9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

Bersambung Pada Halaman Berikutnya

66

Tabel 3.1 (Lanjutan)

Variabel Sub Variabel

Indikator Skala No. Pertanyaan

Kompleksitas Tugas (X3) (sumber :Jamilah, Fanani dan Chandrarin (2007) Prasita dan Adi (2007), Marganingsih dan Martani(2009))

Kesulitan tugas Stuktur tugas

19. Auditor mengetahui kemampuanya dalam menyelesaikan tugas

20. Rencana dan tujuan yang jelas

21. Tanggung jawab penugasan

22. ketidakjelasan tugas

23. Job description 24. Kurangnya alat

bantu guna menyelesaikan tugas

Interval 19

20

21

22

23 24

Kualitas Audit (Y) (Sumber:Singgih dan Bawono (2010)

Budaya Kerja KAP Keahlian dan Kualitas Personal Staf dan Partner Audit Efektivitas Proses Audit

25. Pentinganya tanggung jawab dan profesionalisme

26. Selalu mengacu pada kode etik dan SPAP

27. Pentingnya traning untuk meningkatkan karakter personal auditor

28. Perlunya penelitian atas isu-isu akuntansi dan auditing mutakhir

29. Mempertahankan staf yang memiliki pengalaman dan keahlian khusus

30. Peningktan keahlian berupa on the job traning

31. Penilaian kinerja setelah traning

Interval 25

26

27

28

29

30

31

Bersambung ke halaman berikutnya

67

Tabel 3.1 (Lanjutan)

Variabel Sub

Variabel

Indikator Skala No.

Pertanyaan

Kualitas Audit (Y)

(Sumber:Singgih dan

Bawono (2010)

Efektivitas

Proses Audit

Keandalan

dan Manfaat

Laporan

Audit

32. Penerapan tekknik

teknik audit

33. Prolehan bukti

kompeten sesuai

prosedur audit

34. Mendiskusikan

setiap permasalahan

dengan atasan

35. Kertas kerja

mengacu pada

standar KKP KAP

36. Perbedaan

pertimbangan terait

adjustment selalu

didiskusikan

dengan atasan

37. Audit field sesuai

SPAP dan system

pengendalian mutu

38. Opini audit

sepenuhnya

mendukung laporan

audit

39. Temuan audit selalu

didiskusikan

dengan klien

Interval 32

33

34

35

36

37

38

39

68

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian menggunakan instrumen angket atau kuesioner yang telah

disebar, dengan objek penelitian adalah auditor yang bekerja di Kantor

Akuntan Publik (KAP) yang terdaftar dalam directory Kantor Akuntan

Publik 2008 di wilayah Jakarta berdasarkan catatan Institut Akuntan Publik

Indonesia (IAPI) dan Departemen Keuangan Republik Indonesia Sekretariat

Jenderal Pusat Pembinaan Akuntan dan Jasa Penilai.

Sampel diambil dengan metode convenience sampling, yaitu istilah

umum yang mencakup variasi luasnya prosedur pemilihan responden.

Convenience sampling berarti unit sampling yang ditarik mudah dihubungi,

tidak menyusahkan, mudah untuk mengukur, dan bersifat kooperatif

(Hamid, 2007:30), penulis menyebarkan kuesioner ke 20 KAP di wilayah

Jakarta sejak tanggal 1 Agustus 2012. Penyebaran kuesioner diberikan

kepada responden, responden yang diberikan adalah auditor yang berada

pada KAP yang terdapat di Jakarta dengan harapan memberikan jawaban

yang baik dan akurat, sehingga menghasilkan suatu penelitian yang lebih

baik lagi. Penyebaran kuesioner penelitian yang diterima dan dapat diolah

dideskripsikan pada tabel berikut:

69

Tabel 4.1

Deskripsi Penyebaran Kuesioner

No. Nama KAP Wilayah

Jumlah

Kuisioner

DiKirim

Jumlah

Kuisioner

DiTerima

1 Drs. Heroe Pramono dan Rekan Jakarta Selatan 5 3

2 Sarief Basir & Rekan Jakarta Selatan 5 4

3 Hendrawinata Gani dan Eddy Siddharta Jakarta Pusat 7 5

4 Rodl & Partner Jakarta Utara 5 3

5 Kosasih, Nurdiyaman, Tjahjo dan Rekan Jakarta Pusat 5 3

6 Tjahjadi & Tamara Jakarta Pusat 3 2

7 Herman Dodi T Jakarta Selatan 5 3

8 Ekamasni, Bustaman dan Rekan Jakarta Pusat 5 4

9 Haryono, Junianto dan Sapto amal Jakarta Timur 5 2

10 Hananta Budianto dan Rekan Jakarta selatan 5 3

11 Chatim, Atjeng, Jusuf dan Rekan Jakarta Timur 5 3

12 Usman dan Rekan Jakarta Selatan 5 3

13 Drs. Eddy Kaslim Jakarta Utara 5 3

14 Kreston Jakarta Selatan 5 3

15 Jimmy Budhi dan Rekan Jakarta Selatan 5 3

16 Jansen dan Ramdan Jakarta Pusat 3 2

17 Herman Dodi T Jakarta Selatan 5 3

18 Labib Y Wardiman dan Rekan Jakarta Selatan 5 3

19 Dra. Ellya Noorlisyati dan Rekan Jakarta Pusat 7 4

20 Hertanto, Sidik dan Rekan Jakarta Timur 5 3

Jumlah 100 60

Sumber: data primer yang diolah

Kuesioner yang tidak kembali sebanyak 40 buah atau 40%.

Kuesioner yang dapat diolah berjumlah 53 buah atau 53%. Gambaran

mengenai data sampel ini dapat dilihat pada tabel 4.2.

70

Tabel 4.2

Distribusi Kuesioner

Kuesioner Jumlah Persentase (%)

Kuesioner yang dikirim 100 100%

Kuesioner yang dikembalikan 59 59%

Kuesioner yang tidak dikembalikan 41 41%

Total kuesioner yang tidak lengkap 6 6%

Total kuesioner dapat diolah 53 53%

Sumber: data primer yang diolah

2. Karakteristik Responden

Karakteristik responden yang diukur dengan skala nominal yang

menunjukkan besarnya frekuensi absolut dan persentase usia, jenis kelamin,

pendidikan akhir, jabatan saat ini. Responden yang digunakan dalam

penelitian ini adalah auditor yang bekerja pada KAP di wilayah Jakarta.

Kuisioner disebar dengan harapan dapat diisi berdasarkan auditor. Pada

karakteristik reponden, terdapat 53 responden yang terdiri dari para auditor

yang dapat mewakili dan menjadi responden. Data mengenai karakteristik

responden ditampilkan pada tabel berikut ini.

Tabel 4.3

Data Statistik Responden

Deskripsi Jumlah Persentase (%)

Jenis Kelamin

Pria Wanita

33 20

62% 38%

Umur 20 - 35 tahun 36 - 45 tahun > 45

32 15

6

60% 28% 12 %

Pendidikan Terakhir

D3 S1 S2 S3

14 35 4 0

26% 66% 8 % 0 %

Pengalaman Kerja

< 3 tahun 3 - 5 tahun 6 - 10 tahun > 20 tahun

19 16 12 6

36% 30% 23% 11%

Sumber: data primer yang diolah

71

B. Hasil dan Pembahasan

1. Statistik Deskriptif

Pengukuran statistik deskriptif variabel dilakukan untuk memberikan

gambaran umum mengenai kisaran teoritis, kisaran aktual, rata-rata (mean)

dan standar deviasi dari masing-masing variabel yaitu time budget pressure,

resiko kesalahan auditor, kompleksitas dan kualitas audit disajikan sebagai

berikut:

Tabel 4.4

Statistik Deskriptif

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

TMP 53 1.00 3.00 2.1989 .53761 RK 53 1.40 3.00 2.3962 .40046 KP 53 1.00 3.00 2.0438 .54135 KA 53 3.27 4.80 4.1172 .33443

Valid N (listwise) 53

Sumber: data primer yang diolah

Berdasarkan tabel di atas dapat didekripsikan bahwa jumlah

responden (N) ada 53. Dari 53 responden ini pada variabel independen,

variabel time budget pressure memiliki nilai minimum 1,00, nilai maksimal

3, nilai mean 2,1989, dengan standar deviasi 0,53761, resiko kesalahan

auditor memiliki nilai minimum 1,40, nilai maksimum 3, nilai mean 2,3962,

dengan standar deviasi 0,40046, kompleksitas memiliki nilai minimum 1,00,

nilai maksimum 3, nilai mean 2,0438, dengan standar deviasi 0,54135.

Sedangkan pada variabel dependen (kualitas audit) memiliki nilai minimum

3,27, nilai maksimum 4,80, nilai mean 4,1172, dengan standar deviasi

0,33443.

.

72

2. Hasil Uji Kualitas Data

a. Hasil Uji Validitas

Pengujian validitas dari instrumen penelitian dilakukan dengan

menghitung angka korelasional atau rhitung dari nilai jawaban tiap

responden untuk tiap butir pertanyaan, kemudian dibandingkan dengan

rtabel. Nilai rtabel 0,279, didapat dari jumlah kasus - 2, atau 53 – 2 = 51,

tingkat signifikansi 5%, maka didapat rtabel 0,279. Setiap butir pertanyaan

dikatakan valid bila angka korelasional yang diperoleh dari perhitungan

lebih besar atau sama dengan rtabel (Ghozali, 2009:53). Berdasarkan hasil

pengujian didapatkan bahwa semua pernyataan dikatakan valid, karena

koefisien korelasi (rhitung) > rtabel. Tabel di bawah ini menunjukkan hasil

uji validitas dari variabel time budget pressure dengan 53 sampel

responden.

Tabel 4.5 Hasil Uji Validitas Variabel Time Budget Pressure

Pertanyaan Nilai rhitung Nilai rtabel Kriteria

TMP1 0,645 0,279 Valid

TMP2 0,604 0,279 Valid

TMP3 0,566 0,279 Valid

TMP4 0,719 0,279 Valid

TMP5 0,496 0,279 Valid

TMP6 0,720 0,279 Valid

TMP7 0,759 0,279 Valid

TMP8 0,621 0,279 Valid

Sumber: data primer yang diolah

Variabel time budget pressure terdiri atas 8 butir pernyataan, dari

ke-8 butir pernyataan adalah valid (rhitung > rtabel). Tabel di bawah ini

menunjukkan hasil uji validitas dari variabel resiko kesalahan auditor

dengan 58 sampel responden.

73

Tabel 4.6

Hasil Uji Validitas Variabel Resiko Kesalahan Auditor

Pertanyaan Nilai rhitung Nilai rtabel Kriteria

RK1 0,413 0,279 Valid

RK2 0,475 0,279 Valid

RK3 0,590 0,279 Valid

RK4 0,741 0,279 Valid

RK5 0,413 0,279 Valid

RK6 0,646 0,279 Valid

RK7 0,586 0,279 Valid

RK8 0,620 0,279 Valid

RK9 0,513 0,279 Valid

RK10 0,409 0,279 Valid

Sumber: data primer yang diolah

Variabel resiko kesalahan auditor atas 10 butir pernyataan, dari

ke-10 butir pernyataan adalah valid (rhitung > rtabel). Tabel di bawah ini

menunjukkan hasil uji validitas dari variabel kompleksitas dengan 53

sampel responden.

Tabel 4.7

Hasil Uji Validitas Variabel Kompleksitas

Pertanyaan Nilai rhitung Nilai rtabel Kriteria

KP1 0,477 0,279 Valid

KP2 0,575 0,279 Valid

KP3 0,611 0,279 Valid

KP4 0,609 0,279 Valid

KP5 0,570 0,279 Valid

KP6 0,721 0,279 Valid

Sumber: data primer yang diolah

Variabel kompleksitas terdiri atas 6 butir pernyataan, dari ke-6

butir pernyataan adalah valid (rhitung > rtabel). Tabel di bawah ini

menunjukkan hasil uji validitas dari variabel kualitas audit dengan 53

sampel responden.

74

Tabel 4.8 Hasil Uji Validitas Variabel Kualitas Audit

Pertanyaan Nilai rhitung Nilai rtabel Kriteria

KA1 0,604 0,279 Valid

KA2 0,447 0,279 Valid

KA3 0,440 0,279 Valid

KA4 0,492 0,279 Valid

KA5 0,481 0,279 Valid

KA6 0,612 0,279 Valid

KA7 0,414 0,279 Valid

KA8 0,517 0,279 Valid

KA9 0,523 0,279 Valid

KA10 0,413 0,279 Valid

KA11 0,488 0,279 Valid

KA12 0,503 0,279 Valid

KA13 0,523 0,279 Valid

KA14 0,569 0,279 Valid

KA15 0,405 0,279 Valid

Sumber: data primer yang diolah

Variabel kualitas audit atas 15 butir pernyataan, dari ke-15 butir

pernyataan adalah valid (rhitung > rtabel).

b. Hasil Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas hanya dapat dilakukan setelah suatu instrumen

telah dipastikan validitasnya. Pengujian reliabilitas dalam penelitian ini

untuk menunjukan tingkat reliabilitas konsistensi internal teknik yang

digunakan adalah dengan mengukur koefisien Cronbach’s Alpha dengan

bantuan program SPSS 20. Nilai alpha bervariasi dari 0 – 1, suatu

pertanyaan dapat dikategorikan reliabel jika nilai alpha lebih besar dari

0,60.

75

Tabel 4.9

Hasil Uji Reliabilitas Time Budget Pressure Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.879 8

Sumber: data primer yang diolah

Berdasarkan tabel di atas terlihat nilai Cronbach’s Alpha sebesar

0,879, karena memiliki nilai Cronbach’s Alpha lebih besar dari 0,6.

Maka dinyatakan bahwa variabel time budget pressure memiliki data

yang reliabel dan instrumen penelitian ini bisa digunakan beberapa kali

untuk mengukur objek yang sama dan akan menghasilkan data yang

sama pula (konsisten).

Tabel 4.10

Hasil Uji Reliabilitas Resiko Kesalahan Auditor Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.838 10

Sumber: data primer yang diolah

Berdasarkan tabel di atas terlihat nilai Cronbach’s Alpha sebesar

0,838, karena memiliki nilai Cronbach’s Alpha lebih besar dari 0,6.

Maka dinyatakan bahwa variabel etika audit memiliki data yang reliabel

dan instrumen penelitian ini bisa digunakan beberapa kali untuk

mengukur objek yang sama dan akan menghasilkan data yang sama pula

(konsisten).

Tabel 4.11

Hasil Uji Reliabilitas Kompleksitas Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.825 6

Sumber: data primer yang diolah

76

Berdasarkan tabel di atas terlihat nilai Cronbach’s Alpha sebesar

0,674, karena memiliki nilai Cronbach’s Alpha lebih besar dari 0,6.

Maka dinyatakan bahwa variabel pengalaman audit memiliki data yang

reliabel dan instrumen penelitian ini bisa digunakan beberapa kali untuk

mengukur objek yang sama dan akan menghasilkan data yang sama pula

(konsisten).

Tabel 4.12

Hasil Uji Reliabilitas Kualitas Audit Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.857 15

Sumber: data primer yang diolah

Berdasarkan tabel di atas terlihat nilai Cronbach’s Alpha sebesar

0,857, karena memiliki nilai Cronbach’s Alpha lebih besar dari 0,6.

Maka dinyatakan bahwa variabel resiko audit memiliki data yang reliabel

dan instrumen penelitian ini bisa digunakan beberapa kali untuk

mengukur objek yang sama dan akan menghasilkan data yang sama pula

(konsisten).

3. Hasil Uji Asumsi Klasik

a. Hasil Uji Normalitas

Data-data bertipe skala sebagai pada umumnya mengikuti asumsi

distribusi normal. Namun, tidak mustahil suatu data tidak mengikuti

asumsi normalitas. Untuk mengetahui kepastian sebaran data yang

diperoleh harus dilakukan uji normalitas terhadap data yang

bersangkutan. Dengan demikian, analisis statistika yang pertama harus

digunakan dalam rangka analisis data adalah analisis statistik berupa uji

77

normalitas. Uji normalitas bertujuan untuk menguji variabel independen

dan variabel dependen yaitu time budget pressure (X1), resiko kesalahan

audit (X2), kompleksitas (X3) dan kualitas audit (Y) keduanya memiliki

distribusi normal atau tidak.

Gambar 4.1

Normal p-plot

Sumber: data primer yang diolah

Pada grafik normal plot terlihat titik-titik menyebar di sekitar

garis diagonal, serta penyebarannya mengikuti arah garis diagonal.

Kedua grafik ini menunjukkan bahwa model regresi layak dipakai karena

asumsi normalitas. (Ghozali 2009:112).

b. Hasil Uji Multikolienaritas

Pengujian multikolonieritas dilakukan untuk menguji apakah

pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen.

Untuk mendeteksi adanya problem multikol, maka dapat dilakukan

dengan melihat nilai Tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF) serta

besaran korelasi antar variabel independen.

78

Tabel 4.13

Hasil Uji Multikolinearitas Coefficients

a

Model Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1

(Constant) TMP .981 1.020

RK .975 1.026

KP .993 1.007

a. Dependent Variable: KA

Sumber: data primer yang diolah

Pada tabel di atas menunjukkan bahwa masing-masing variabel

mempunyai nilai tolerance mendekati angka 1 dan nilai variance

inflation factor (VIF) disekitar angka 1. Time budget pressure

mempunyai nilai tolerance 0,981, resiko kesalahan audit mempunyai

nilai tolerance 0,975, kompleksitas mempunyai nilai tolerance 0,993 dan

time budget pressure mempunyai nilai VIF 1,020, resiko kesalahan audit

mempunyai nilai VIF 1,026, kompleksitas mempunyai nilai VIF 1,007.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa persamaan regresi tidak

terdapat problem multikolineritas.

c. Hasil Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam

model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu

pengamatan yang lain. Heteroskedastisitas menunjukan bahwa variasi

variabel tidak sama untuk semua pengamatan. Pada heterokedastisitas

kesalahan yang terjadi tidak secara acak tetapi menunjukan hubungan

yang sistematis sesuai dengan besarnya satu atau lebih variabel.

Berdasarkan hasil pengolahan data, maka hasil Scatterplot dapat dilihat

pada gambar berikut:

79

Gambar 4.2

Hasil Uji Heteroskedastisitas (Scaterplot)

Sumber: data primer yang diolah

Dari grafik Scatterplot yang ada pada gambar diatas dapat dilihat

bahwa titik-titik menyebar secara acak, serta tersebar baik di atas maupun

dibawah angka nol pada sumbu Y. Hal ini dapat disimpulkan bahwa

tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi. (Ghozali 2009:107).

4. Hasil Uji Hipotesis

a. Uji Persamaan Regresi Berganda

Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui

pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen, adapun

hasil uji regresi linier berganda adalah sebagai berikut:

Tabel 4.14 Hasil Uji Regresi Linier Berganda

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

B Std. Error Beta

1

(Constant) 5.813 .269 TMP -.154 .066 -.248

RK -.435 .089 -.520

KP -.154 .065 -.250

a. Dependent Variable: KA

Sumber: data primer yang diolah

80

Berdasarkan hasil yang telah diperoleh dari koefisien regresi di

atas, maka dapat dibuat suatu persamaan regresi sebagai berikut:

Y= 5,813 - 0,154 X1 - 0,435 X2 - 0,154 X3

b. Hasil Uji Adjusted R2

(Koefisien Determinasi)

Menurut Ghazali (2009:83) untuk menentukan seberapa besar

variabel independen dapat menjelaskan variabel dependen, maka perlu

diketahui nilai koefisien determinasi (Adjusted R-Square). Adapun hasil

uji determinasi Adjusted R2:

Tabel 4.15

Hasil Uji Adjusted R2 (Determinasi)

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson

1 .675a .456 .422 .25421 2.442

a. Predictors: (Constant), KP, TMP, RK b. Dependent Variable: KA

Sumber: data primer yang diolah

Hasil pengujian menunjukkan besarnya koefisien korelasi

berganda (R), koefisien determinasi (Adjusted R Square), dan koefisien

determinasi yang disesuaikan (Adjusted R Square). Berdasarkan tabel

model summaryb di atas diperoleh bahwa nilai koefisien korelasi

berganda (R) sebesar 0,675. Ini menunjukkan bahwa variabel time budget

pressure, resiko kesalahan dan kompleksitas terhadap kualitas audit

mempunyai hubungan yang kuat. Hasil pada tabel di atas juga

menunjukkan bahwa nilai koefisien determinasi (R Square) sebesar 0,456

dan nilai koefisien determinasi yang sudah disesuaikan (Adjusted R

Square) adalah 0,422. Hal ini berarti 42,2% variasi dari kualitas audit

81

bisa dijelaskan oleh variasi variabel independen (time budget pressure,

resiko kesalahan dan kompleksitas). Sedangkan sisanya 57,8% (100%-

42,2%) dijelaskan oleh variabel lain yang tidak disertakan dalam

penelitian ini. Natalie (2007), Sososutikno (2003), McNamara dan

Liyanarachchi (2005), Basuki dan Krisna Yunika Mardani (2006), Andin

Prasista dan Priyo Hadi (2007) dan Cecilia Engko dan Gudono (2007)

menjelaskan bahwa faktor tersebut yaitu: Pengetahuan Akuntansi, Bonus,

Pengalaman, Prilaku disfungsional Dan Moderasi Pemahaman terhadap

Sistem Informasi.

c. Hasil Uji t - Statistik

Uji t-statistik digunakan untuk menguji signifikansi konstanta dan

variabel-variabel independen. Uji t-statistik dilakukan dengan cara

membandingkan thitung dengan ttabel (Sarwono, 2008:101).

Tabel 4.16 Hasil Uji t - Statistik

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) 5.813 .269 21.642 .000

TMP -.154 .066 -.248 -2.326 .024

RK -.435 .089 -.520 -4.875 .000

KP -.154 .065 -.250 -2.360 .022

a. Dependent Variable: KA

Sumber: data primer yang diolah

Berdasarkan tabel coefficientsa, maka dapat dijelaskan mengenai

pengaruh secara parsial. Berikut ini hasil uji t (secara parsial):

82

1) Pengaruh Time Budget Pressure Terhadap Kualitas Audit

Dari tabel 4.15 tersebut, kita dapat lihat bahwa tingkat

signifikasi untuk variabel ini adalah 0,024. Dengan keadaan tersebut

maka Ho ditolak dan Ha diterima. Ini berarti bahwa tekanan anggaran

waktu berpengaruh signifikan terhadap kualitas Audit. Nilai t yang

bernilai -2,326 menunjukkan pengaruh yang diberikan bersifat negatif

terhadap variabel dependen. Dengan demikian bisa digambarkan

tekanan anggaran waktu, Jadi semakin tertekan seseorang dengan

waktu yang ditentukan maka semakin turun kinerjanya karna jika

waktu yang diberikan begitu sempit maka akan ada beberapa

pekerjaan yang akan terlewatkan untuk mengejar waktu yang telah di

tentukan dan kualitas audit semakin menurun. Hasil penelitian ini

mendukung (Mcnamara dan Liyanarachchi, 2008:24), Penelitian

Prasita dan Adi (2007), yang menemukan bahwa Time Budget

Pressure berpengaruh signifikan terhadap Kualitas Audit dan menolak

hasil penelitian Basuki dan Mahardani (2007) dan Sososutikno (2003).

2) Pengaruh Resiko Kesalahan Terhadap Kualitas Audit

Dari tabel 4.15 tersebut, kita dapat lihat bahwa tingkat

signifikasi untuk variabel ini adalah 0,000 dimana 0,000 < 0,050.

Dengan keadaan tersebut maka Ho ditolak dan Ha diterima. Ini berarti

bahwa resiko kesalahan berpengaruh signifikan terhadap kualitas

Audit. Nilai t yang bernilai -4,0875 menunjukkan pengaruh yang

diberikan bersifat negatif terhadap variabel dependen.dengan

83

demikian bisa dijelaskan resiko audit berpengaruh negatif signifikan

terhadap kualitas audit. Jadi semakin tinggi resiko audit maka

kualitasnya semakin menurun. Hal ini dapat kita gambarkan melalui

ilustrasi berikut. Bahwa pada saat auditor dengan tingkat ketelitian

yang sama memeriksa suatu bukti yang meragukan pada suatu proses

audit, maka auditor yang mengaudit perusahaan beresiko tinggi

memiliki kemungkinan lebih tinggi dalam melewatkan bukti yang

penting dalam pengungkapan suatu laporan keuangan. Sebaliknya,

jika resiko audit rendah, maka si auditor akan memiliki kemungkinan

lebih tinggi memeriksa bukti yang tepat dalam pengungkapan laporan

keuangan diungkapkan secara wajar atau tidak. Hasil penelitian ini

mendukung Asna Manulang (2010:10) dan Piter Simanjuntak.

3) Pengaruh Kompleksitas Terhadap Kualitas Audit

Dari tabel 4.15 tersebut, kita dapat lihat bahwa tingkat

signifikasi untuk variabel ini adalah 0,022. Dengan keadaan tersebut

maka Ho ditolak dan Ha diterima. Ini berarti bahwa tekanan anggaran

waktu berpengaruh signifikan terhadap kualitas Audit. Nilai t yang

bernilai -2,360 menunjukkan pengaruh yang diberikan bersifat negatif

terhadap variabel dependen. Dengan begitu bisa digambarkan bahwa

semakin kompleks penugasan yang di tanggung oleh auditor maka

semakin sulit untuk menyelesaikan tugas yang harus diselesaikanya

dan menurunkan kualitas Audit yang akan dilakukan. Apabila

pembagian tugas yang dilakukanya berkaitan satu sama lain dan

tugas-tugas dibebankan tertuju pada serorang, maka orang tersebut

84

akan lebih tahu pada tugasnya dan bisa fokus pada perkerjaan yang di

embanya dan akan mempercepat untuk menyelesaikan tugasnya. Dan

berbeda jika tugas dibebankan pada orang yang berlainan maka akan

menjadi sulit untuk menyelesaikanya karna membutuhkan waktu

untuk menunggu tugas dari yang lain. Penelitian ini mendukung

Andini ika setyorini (2011), Prasita dan Andi (2007) dan Cecilia

Engko dan Gudono (2007).

d. Hasil Uji F - Statistik

Uji F pada dasarnya digunakan untuk melihat apakah variabel

independen dapat memprediksi atau memiliki pengaruh terhadap variabel

dependen sebagai variabel yang dipengaruhi (Ghozali, 2009:84). Hasil

uji statistik F dapat dilihat pada tabel di bawah ini, jika nilai probabilitas

lebih kecil dari 0,05 maka Ha diterima dan menolak Ho, sedangkan jika

nilai probabilitas lebih besar dari 0,05 maka Ho diterima dan menolak Ha.

Tabel 4.17

Hasil Uji Statistik F

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1

Regression 2.649 3 .883 13.666 .000b

Residual 3.167 49 .065

Total 5.816 52 a. Dependent Variable: KA b. Predictors: (Constant), KP, TMP, RK

Sumber: data primer yang diolah

Karena tingkat signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka Ha

diterima, sehingga dapat dikatakan bahwa time budget pressure, resiko

kesalahan dan kompleksitas terhadap kualitas audit berpengaruh secara

simultan (bersama-sama).

85

C. Interpretasi

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan maka dapat dibuat suatu

penjelasan melalui interpretasi dengan membandingkan penelitian terdahulu,

adapun interpresi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Analisis Pengaruh Time Budget Pressure Terhadap Kualitas Audit

Variabel time budget pressure berpengaruh negatif signifikan secara

parsial terhadap kualitas audit. Hasil penelitian tidak sesuai dengan

penelitian yang dilakukan oleh Sososutikno (2003). Hasil penelitian

menunjukkan bahwa tekanan anggaran waktu secara langsung tidak

memiliki hubungan negatif terhadap kualitas audit, karena tekanan anggran

waktu yang diusulkan pada tingkat tertentu dapat mempengaruhi kualitas

audit dan dapat pula tidak mempengaruhi kualitas audit. Penelitian ini juga

tidak sesuai dengan temuan dari Ben Zur dan Breznitz, 1981; Svenson dan

Edland (1987) dalam Piter Simanjuntak 2008. Tapi penelitian ini sejalan

dengan Priyo Hadi (2007) dalam penelitianya. Penelitian menggunakan

analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa,

kompleksitas audit mempunyai pengaruh negatif terhadap kualitas audit,

tekanan anggaran waktu mempunyai pengaruh negatif terhadap kualitas

audit dan interaksi antara kompleksitas, tekanan anggaran waktu dan

pemahaman terhadap sistem informasi berpengaruh positif terhadap kualitas

audit.

86

2. Analisis Pengaruh Resiko Kesalahan Terhadap Kualitas Audit

Variabel resiko kesalahan berpengaruh negatif signifikan terhadap

kualitas audit. Hasil penelitian sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh

Simajuntak (2008). Hasil penelitian menunjukkan bahwa tekanan anggaran

waktu membuat auditor cenderung untuk melakukan tindakan yang

menyebabkan penurunan kualitas audit. Penelitian lain yang dilakukan oleh

Asna Manulang (2010). Metode yang digunakan menggunakan regresi linier

berganda. Penelitian ini berhasil membuktikan bahwa tekanan anggaran

waktu mempunyai pengaruh terhadap berbagai perilaku auditor dalam yang

menyebabkan penurunan kualitas audit. Tekanan yang diberikan oleh

manajemen dalam menentukan anggaran waktu diperkirakan merupakan

faktor yang terlibat penting dalam perilaku auditor. Hal ini ditunjukkan

dalam beberapa tingkat tekanan waktu dan resiko yang dihadapi oleh

auditor.

3. Analisis Pengaruh Kompleksitas Terhadap Kualitas Audit

Variabel kompleksitas berpengaruh negatif signifikan terhadap

kualitas audit. Hasil penelitian sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh

Andin Prasita dan Priyo Hadi (2007). Hasil penelitian menunjukkan bahwa,

kompleksitas audit mempunyai pengaruh negatif terhadap kualitas audit,

tekanan anggaran waktu mempunyai pengaruh negatif terhadap kualitas

audit dan interaksi antara kompleksitas, tekanan anggaran waktu dan

pemahaman terhadap sistem informasi berpengaruh positif terhadap kualitas

audit. Penelitian lain yang dilakukan oleh Cecilia Engko dan Gudono

87

(2007). Hasil penelitian menunjukkan bahwa, kompleksitas audit

mempunyai pengaruh negatif terhadap kualitas audit, tekanan anggaran

waktu mempunyai pengaruh negatif terhadap kualitas audit dan interaksi

antara kompleksitas, tekanan anggaran waktu dan pemahaman terhadap

sistem informasi berpengaruh positif terhadap kualitas audit.

88

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh bukti empiris bahwa Time

Budget Pressure, Resiko Kesalahan, dan Kompleksitas audit memiliki

pengaruh yang signifikan terhadap Kualitas audit. Responden dalam penelitian

ini berjumlah 53 orang dari seluruh auditor dari Kantor Akuntan Publik yang

terdaftar di Directory KAP yang diterbitkan oleh Institut Akuntan Publik

Indonesia. Berdasarkan analisis dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka

kita dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Time Budget Pressure, Resiko Kesalahan dan Kompleksitas berpengaruh

signifikan secara simultan terhadap Kualitas audit. Hasil penelitian ini

Sejalan dengan Cecilia Engko dan Gudono (2007), Andin Prasita dan Priyo

Hadi (2007) Piter Simanjuntak (2008).

2. Hasil uji regresi secara parsial ditemukan bahwa variabel time budget

pressure, resiko kesalahan dan kompleksitas berpengaruh negatif signifikan

terhadap kualitas audit. Hasil penelitian ini sejalan dengan (2011) Prasita

dan Adi (2007), Mc Namara dan Liyanarachchi (2008) serta Coram, Ng dan

Woodiliff (2004), namun tidak sejalan dengan hasil penelitian yang

dilakukan oleh Sososutikno (2003) dan Basuki dan Mahardani (2007).

89

3. Hasil uji regresi ditemukan bahwa Time Budget Pressure merupakan

variable yang paling dominan mempengaruhi Kualitas Audit. Hasil ini dapat

dilihat dari standar coefficien beta sebesar 0,520.

B. Implikasi

Kualitas audit merupakan tingkat kemampuan kantor akuntan dalam

memahami bisnis klien. Banyak faktor yang memainkan peran tingkat

kemampuan tersebut seperti nilai akuntansi yang dapat menggambarkan

keadaan ekonomi perusahaan, termasuk fleksibilitas penggunaan dari generally

accepted accounting principles (GAAP) sebagai suatu aturan standar,

kemampuan bersaing secara kompetitif yang digambarkan pada laporan

keuangan dan hubungannya dengan risiko bisnis. Dengan manfaat yang

diberikan suatu kualitas audit maka perlu adanya penelitian mengenai factor

apa saja yang dapat meningkatkan kualitas audit karena kualitas audit sangat

menentukan suatu KAP menjadi kategori yang baik. Dalam penelitian

membahas mengenai faktor – faktor yang dapat meningkatkan kualitas audit.

Berdasarkan hasil penelitian time budget pressure, resiko kesalahan dan

kompleksitas merupakan faktor – faktor yang dapat mempengaruhi kualitas

audit. Dengan hasil penelitian tersebut maka bagi kantor akuntan publik perlu

melakukan peningkatan dalam hal time budget pressure, resiko kesalahan dan

kompleksitas agar terjadi peningkatan kualitas audit.

Time budget pressure memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

kualitas audit, hal ini membuktikan bahwa anggaran waktu dapat

meningkatkan kualitas audit karena time budget pressure merupakan keadaan

90

yang menunjukkan auditor dituntut untuk melakukan efisiensi terhadap

anggaran waktu yang telah disusun atau terdapat pembahasan waktu anggaran

yang sangat ketat dan kaku sehingga akan meningkatkan kualitas audit.

Risiko kesalahan berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit, maka

bagi kantor akuntan publik perlu melakukan penurunan risiko kesalahan

dengan melakukan pengawasan terhadap auditor sehingga akan menghasilkan

kualitas audit yang lebih baik lagi.

Kompleksitas Audit berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit,

maka bagi kantor akuntan publik perlu melakukan pengurangan kompleksitas

pekerjaan bagi auditor dengan memberikan pekerjaan sesuai bidangnya

sehingga akan meningkatkan kualitas audit yang lebih baik lagi.

C. Keterbatasan

Dalam penelitian ini, penulis memiliki beberapa keterbatasan yaitu:

1. Jumlah responden yang kurang banyak, maka perlu menambah jumlah

sampel atau responden dalam penelitian.

2. Kurangnya waktu dalam menjawab oleh responden, sebaiknya memberikan

waktu yang cukup kepada responden, pertama agar responden dapat

mencerna seluruh pertanyaan yang ada dikuesioner, kedua agar mereka

dapat menjawab pertanyaan dengan tepat.

3. Kurangnya pengawasan dalam pengisian kuesioner, maka perlu melakukan

wawancara kepada responden dengan cara menanyakan apakah responden

seorang auditor dengan cara screening. Sehingga akan menghasilkan data

yang valid dan sesuai dengan kebutuhan penelitian.

91

D. Saran

Hasil menyatakan bahwa time budget pressure, resiko kesalahan dan

kompleksitas sangat penting dalam meningkatkan kualitas audit maka perlu

adanya peningkatan time budget pressure, resiko kesalahan dan kompleksitas,

dengan demikian peneliti akan memberikan beberapa saran untuk penelitian

selanjutnya:

1. Penelitian selanjutnya harus melakukan waktu yang tepat dalam penyebaran

kuesioner, karena pada akhir tahun auditor melakukan tugas yang sibuk

sehingga tidak focus dalam menjawab kuesioner.

2. Menambah Jumlah variabel baru selain dalam penelitian ini agar lebih

mengetahui faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi kualitas audit.

Karena masih terdapat 57,8% yang mempengaruhi kualitas audit selain

variabel penelitian ini, seperti pengetahuan akuntansi, bonus, pengalaman,

prilaku disfungsional dan moderasi pemahaman terhadap sitem informasi

3. Menggunakan alat uji yang lebih baik lagi agar menghasilkan data yang

akurat.

4. Untuk penelitian selanjutnya diharapkan dapat menyajikan hasil penelitian

yang lebih berkualitas lagi dengan menggambarkan secara deskriptif

variabel yang akan diteliti dan memperluas objek penelitian.

92

DAFTAR PUSTAKA

Agus Widarsono, “Audit Berpeduli Resiko (Risk Based Audit) Dalam

Perencanaan Dan Pelaksanaan Audit, Jurnal Akuntansi, 2005

Arens, Alvin.A.Elder dan Beasley ”Auditing And Assurance”, Salemba Empat,

Jakarta, 2010

Amelia Yuliana, Netty Herawati Dan Enggar Diah Puspa Arum “Pengaruh Time

Presure Dan Resiko Audit Terhadap Penghentian Prematur Atas Prosedur

Audit”, Jurnal, 2009

Andini Ika Setyorini “Pengaruh Kompleksitas Audit, Tekanan Anggran Waktu,

Dan Pengalaman Auditor Terhadap Kualitas Audit Dengan Variabel

Moderating Pemahaman Terhadap Sistem Informasi”, Jurnal, 2011

Ayu Puji Lestari, “Faktor –Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Auditor Dalam

Penghentian Prematur Prosedur Audit”, Jurnal, 2010

Basuki dan Krisna Yunika Mahardani, “Pengaruh Tekanan Anggaran Waktu

terhadap Perilaku Disfungsional Auditor dan Kualitas Audit pada Kantor

Akuntan Publik di Surabaya’, Jurnal Maksi,vol. 6, no. 2, p. 203-221. 2006

Coram, Paul et al., “The Moral Intensity of Reduced Audit Quality Acts. Working

paper”, The University of Melbourne, Australia, 2004.

Ghozali, Imam. “Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS”,

Semarang, Badan Penerbit UNDIP, Semarang, 2009.

Halim, Abdul, “Auditing Dasar-Dasar Audit Laporan Keuangan Jilid 1” edisi ke

empat, UPP STIM YKPN, Yogyakarta, 2008.

Hamid, Abdul, “Buku Panduan Penulisan Skripsi”, FEIS UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, 2007.

http://bizcovering.com/history/10-major-accounting-scandals/

IAI Kompartemen Akuntan Publik, “Standar Profesi Akuntan Publik”, Salemba

Empat, Jakarta, 2001.

Indriantoro, N dan Bambang Supomo, “Metode Penelitian Bisnis Untuk

Akuntansi dan Manajemen”, Edisi kedua, BPFE, Yogyakarta, 2002.

Jamilah, Siti Zaenal Fanani, dan Gradita Chandrarin, “Pengaruh Gender,

Tekanan Ketaatan, dan Komplesitas Tugas Terhadap Audit Judfement”,

Symposium Nasional Akuntansi 10, Makasar, 2007.

93

Kaihatu, Thomas S, “Good Corporate Governance dan Penerapannya di

Indonesia”, Jurnal Petra, Jakarta, 2006

Marganingsih, Ariwarti dan Dwi Martani, “Analisis Variabel Anteseden Perilaku

Auditor Internal dan Konsekuensinya Terhadap Kinerja: Studi Empiris

Pada Auditor di Llingkungan Aparat Pengawasan Intern Pemerintah

Lembaga Pemerintah Non Departemen”, Jurnal Akuntansi Fakultas

Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta, 2009.

Malone, Charles F dan Robin W. Roberts, “Factors Associated with the Incidence

of Reduced Audit Quality Behaviors. Auditing : A Journal of Practice and

Theory”, jurnal, 1996.

Mulyadi, “Auditing”, Edisi 6. Jilid 1, Salemba Empat, Jakarta, 2002.

Mutia, Ratna, Choirul,”Pengaruh Tekanan Waktu dan Tindakan Supervisi

terhadap Penghentian Prematur atas Prosedur Audit”, Simposium

Nasional XIII di Purwokerto, 2010

Prasita, Andin dan Priyo Adi, “pengaruh kompleksitas audit dan tekanan

anggaran dan waktu terhadap kualitas audit dengan moderasi

pemahaman terhadap system informasi”. Fakultas ekonomi, universitas

Kristen satya wacana, semarang, 2007.

Piter Simanjuntak, “Pengaruh Time Budget Presure dan Resiko Kesalahan

Terhadap Penurunan Kualitas Audit (Reduced Audit Quality)”,

Universitas Diponegoro, Semarang, 2008.

Raghunathan, Bhanu, “Premature Signing-Off of Audit procedures : An Analysis.

Accounting Horizons”, 1991.

Sadewa Prama Sastra, “Pengaruh Due professional care, kompleksitas audit dan

Tekanan Anggaran dan Waktu Terhadap Kualitas Audit”, Universitas

Islam Negeri Jakarta, Jakarta, 2011

Siggih, Elisa Muliani dan Icuk Rangga Bawono, “Pengaruh Independensi

Pengalaman, Due Propesional Car, dan Akuntabilitas Terhadap Kualitas

Audit (Studi pada Auditor di KAP ”Big Four”di Indonesia)” Sinopsinim

Nasional Akuntansi 13, Purwokerto, 2010.

Soobaroyen, Teeroven dan Chelven Chengabroyan, “Auditors’ Perception of

Time Budget Pressure, Premature Sign Offs and Under-reporting of

Chargeable” , Time : Evidence from a Developing Country [On-line] http

: //www.aber.ac.uk, 2005.

Sososutikno, Christina, “Hubungan Tekanan Anggaran Waktu dengan Perilaku

Disfungsional serta Pengaruhnya terhadap kualitas Audit”, Simposium

Nasional Akuntansi VI. Surabaya, 2003

94

Suharyadi, Purwanto S.K., “Statistik :Untuk Ekonomi Dan Keuangan Modern”,

Edisi 2, Salemba Empat, Jakarta, 2009.

Sukrisna Agoes, “Auditing (Pemeriksaan Akuntan) oleh KAP”, Lembaga Penerbit

FE UI, 2008

Suryanita Weningtias, “Penghentian Prematur Atas Prosedur Audit”, 2006

Thomas S. Kaihatu “Good Corporate Governance dan Penerapannya di

Indonesia”, Jurnal Akuntansi, 2006

Urip Hudiarto, “Pengaruh Penerapan Good Corporate Governance Terhadap

Kepatuhan Pajak Perusahaan Publik, Jurnal Akuntansi, 2011

Waggoner, Jeri B. dan James D. Cashell, “The Impact of Time Pressure on

Auditors’ Performance”, The Ohio CPA Journal, 1991

Yuliana A, Herawati N, Arum EDP, Pengaruh Time Pressure, Resiko Audit

Terhadap Pengertian Prematur Atas Prosedur Audit, Jurnal, 2009.

Zuraidah, Mohd sanusi dan mohd iskandar takiah, “Audit jugement

Performance:Assersing the Effeck of Performance Iincentives Effort and

Task Complexity”, Management Auditing Journal Volume 22 no.1, 2007,

Jurnal diaskes tanggal 14 November 2010, 2010.

http://proquest.Umi.com/pdf/61342cc2e8e07167f04719fe33dfba91/1302680035//

share3/pqimage/pqirs104v/201104130303/55406/6621/out.fdf.

Januarti, Indira, “Analisis Pengaruh Faktor Perusahaan, Kualitas Auditor,

Kepemilikan Perusahaan Terhadap Penerimaan Opini Audit Going

Concern”, UNDIP, 2010.

95

Lampiran 1: Kuesioner Penelitian

KUESIONER

PENGARUH TIME BUDGET PRESSURE, RISIKO KESALAHAN DAN

KOMPLEKSITAS TERHADAP KUALITAS AUDIT

Sebagai Syarat Tugas Akhir Mendapatkan Gelar Sarjana Ekonomi Pada

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Di susun Oleh:

Abdul Muhshyi

206082003962

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1433 H / 2012 M

96

Hal : Permohonan Pengisian Kuesioner Penelitian

Kepada Yth.

Bapak/Ibu/Sdr/i Responden

Di_

Tempat

Dengan hormat,

Dalam rangka penyusunan skripsi sebagai salah satu syarat untuk

mencapai gelar sarjana Strata satu ( S1 ) pada Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta, saya:

Nama : Abdul Muhshyi

NIM : 206082003962

Jurusan : Akuntansi/ Audit

Telepon : 085695858430

Mengharapkan kesediaan Bapak/ Ibu/ Sdr/ i untuk menjadi responden

dengan mengisi lembar kuesioner ini secara lengkap. Data yang diperoleh hanya

akan digunakan untuk kepentingan penelitian dan tidak digunakan sebagai

penilaian kinerja ditempat Bapak/ Ibu/ Sdr/ i bekerja, sehingga kerahasiaannya

akan saya jaga sesuai dengan etika penelitian.

1. Dimohon untuk membaca setiap pertanyaan secara hati-hati dan menjawab

dengan lengkap semua pertanyaan, karena apabila terdapat salah satu

nomor yang tidak diisi maka kuesioner dianggap tidak berlaku.

2. Tidak ada jawaban yang salah atau benar dalam pilihan anda, yang penting

memilih jawaban yang sesuai dengan pendapat anda.

Atas kesediaan Bapak/ Ibu/ Sdr/ i meluangkan waktu untuk mengisi dan

menjawab semua pertanyaan dalam kuesioner ini, saya ucapkan terima kasih.

Peneliti

Abdul Muhshyi

97

A. Identitas Responden

Untuk keperluan keabsahan data penelitian ini, saya mengharapkan kepada

Bapak/ Ibu/ Sdr/ i untuk mengisi data - data berikut :

Nama : ………………………………

Nama KAP : ……………………………….

Jenis Kelamin : Laki-Laki Perempuan

Umur : …………… tahun

Posisi Terakhir : Auditor Senior Partner Manajer

Supervisor Auditor Junior

Pendidikan Terakhir : D3 D4 S1

S2 S3

Pengalaman Kerja : < 3 tahun 3-5 tahun

5-10 tahun > 20 tahun

B. Mohon Bapak/ Ibu/ saudara/ i menjawab pertanyaan dibawah ini dengan

memberikan tanda (√) pada salah satu jawaban yang paling sesuai dengan

diri Bapak/ Ibu/ Saudara/ i.

Keterangan :

STS : Sangat Tidak Setuju STS : Sangat Tidak Setuju

TS : Tidak Setuju TS : Tidak Setuju

R : Ragu-ragu N : Netral

S : Setuju S : Setuju

SS : Sangat Setuju SS : Sangat Setuju

98

Pertanyaan berikut berhubungan dengan Tekanan Anggaran Waktu (Time

Budget Pressure) dalam pekerjaan anda sebagai auditor

No Pernyataan STS TS R S SS

1 Saya merasakan waktu yang dibutuhkan

terlalu sempit, sehingga terasa cukup

berat atas beban pekerjaan yang saya

emban

2 Dengan waktu yang telah ditentukan,

tugas yang diberikan belum sepenuhnya

dapat saya kerjakan dengan sebaik-

baiknya.

3 Selama menjalankan tugas saya kurang

mampu memenuhi target yang telah

ditentukan.

4 Dengan waktu yang diberikan terlalu

sempit, maka dalam melaksanakan tugas,

saya terlalu tergesa-gesa dan tidak fokus.

5 Ditempat saya bekerja, anggaran waktu

tidak pernah dikomunikasikan

6 Dalam penugasan audit, efisiensi dalam

pekerjaan proses audit sangat ditekankan

7 Di tempat saya bekerja kesesuaian

penugasan audit dengan anggaran waktu

dijadikan indikator penilaian kinerja dari

atasan

8 Di tempat saya bekerja, anggaran waktu

merupakan keputusan yang mutlak dari

atasan yang tidak dapat diganggu gugat.

99

Pertanyaan berikut berhubungan dengan Resiko Kesalahan auditor

No Pernyataan STS TS N S SS

9. Auditor kesulitan mengukur seberapa

besar tingkat kompleksitas transaksi

usaha klien

10. Auditor menilai dampak dari

perkembangan teknologi pada operasi

klien

11. Auditor mempelajari laporan audit

terdahulu sebelum melakukan

pengauditan

12. Auditor mempelajari akun - akun atau

transaksi - transaksi yang sulit diaudit

13. Auditor mempelajari dahulu stuktur

organisasi klien.

14. Auditor mengamati teknik dalam sistem

pengendalian usaha klien.

15. Auditor melakukan penilaian efektivitas

pengendalian intern.

16. Auditor membuat perencanaan untuk

menerima tingkat risiko yang akan

terjadi.

17. Auditor mengamati pengujian subtantif

terhadap risiko akun usaha klien

18. Auditor mengamati terjadinya risiko

berdasarkan pada penetapan risiko inhern

dan risiko pengendalian

100

Pertanyaan berikut berhubungan dengan Kompleksitas Audit

No Pernyataan STS TS N S SS

19. Saya kurang mengetahui dengan jelas

bahwa semua tugas yang diberikan

kepada saya dapat diselesaikan.

20. Setiap rencana dan tujuan pekerjaan

yang saya lakukan sangat jelas sesuai

aturan yang ada.

21. Saya mengetahui tanggung jawab saya

dalam setiap penugasan audit.

22. Saya sering merasa bahwa

mengerjakan sejumlah tugas yang

tidak penting dan tidak terkait dengan

tugassaya sehari-hari

23. Deskripsi jabatan menunjukan apa

yang harus dikerjakan dalam setiap

penugasan audit.

24. Alat bantu dalam menyelesaikan tugas

sangat mempengaruhi kinerja saya.

Pertanyaan berikut berhubungan dengan Kualitas Audit

No Pernyataan STS TS R S SS

25. Pimpinan KAP selalu mewajibkan

pelaksanaan tugas sesuai dengan

tanggung jawab profesional sebagai

auditor.

26. KAP selalu mengacu pada kode etik,

standar professional akuntan public dan

system pengendalian mutu

101

No Pernyataan STS TS R S SS

27. Menurut saya, training yang

diselenggarakan KAP, promosi dan

struktur gaji yang bail dapat

meningkatkan integritas, objektifitas,

indepedensi, skeptisme dan kerja keras

28. Partner dan Manajer perlu melakukan

penilaian dan seleksi atas isu - isu

akuntansi dan auditing mutakhir agar

training sesuai dengan kebutuhan

auditor.

29. KAP perlu menjaga dan

mempertahankan staf yang memiliki

pengalaman cukup dan keahlian khusus

karena turnover staf yang tinggi

berdampak pada kualitas audit

30. On the job training berkelanjutan untuk

setiap jabatan dapat meningkatkan

keahlian dalam bidang akuntansi dan

auditing.

31. KAP perlu memberikan penilaian

setelah dilakukannya training tersebut

untuk mengukur kemampuan dan

menilai keberhasilan post training

32. Saya selalu menerapkan teknik - teknik

audit seperti melakukan pengamatan,

mengajukan pertanyaan, menganalisis,

memverifikasi, menginvestigasi dan

mengevaluasi pada berbagai kondisi

102

No Pernyataan STS TS R S SS

33. Perolehan bukti audit yang kompeten

selalu mengacu pada teknik dan

prosedur audit yang telah ditetapkan

KAP dan sistem pengendalian mutu.

34. Saya selalu mendiskusikan setiap ada

permasalahan pemeriksaan dan atasan

saya selalu mereview secara memadai

hasil pekerjaan saya

35. Kertas kerja mengacu pada standar KKP

KAP dan saya selalu mengerjakan

dengan tertib dan rapi agar dapat dibaca

oleh auditor berikutnya

36. Setiap kali ada perbedaan pertimbangan

terkait adjustment, selalu di diskusikan

dengan baik antara saya dengan tim

audit

37. Saya yakin bahwa pekerjaan lapangan

yang saya laksanakan telah sesuai

dengan SPAP dan SPM KAP

38. Opini yang tercantum dalam setiap

kertas kerja telah mendukung laporan

audit yang saya terbitkan (karena selalu

saya lampiri kecukupan bukti audit yang

memadai) dan laporan tersebut sesuai

dengan SPAP dan SPM KAP

39. Temuan audit (audit finding) selalu saya

diskusikan terlebih dahulu dengan klien

agar klien memahami kelemahan system

pengendalian internnya.

103

Lampiran 2: Data Mentah Jawaban Responden

Time Budget Pressure

TMP1 TMP2 TMP3 TMP4 TMP5 TMP6 TMP7 TMP8

1 2 3 1 2 1 2 2 3 16 2.00

2 3 1 2 2 2 2 3 1 16 2.00

3 3 3 1 2 1 2 3 3 18 2.25

4 3 3 3 3 3 3 3 3 24 3.00

5 3 3 3 3 3 3 3 3 24 3.00

6 1 2 1 1 1 1 1 2 10 1.25

7 3 3 3 2 3 2 3 3 22 2.75

8 3 2 3 3 3 3 3 2 22 2.75

9 3 3 2 3 2 3 3 3 22 2.75

10 3 3 3 3 3 3 3 3 24 3.00

11 1 3 1 1 1 1 1 2 11 1.38

12 2 2 2 3 2 3 2 2 18 2.25

13 2 2 2 1 2 1 2 2 14 1.75

14 2 2 2 2 2 2 2 2 16 2.00

15 2 3 2 3 2 3 2 3 20 2.50

16 3 3 2 2 2 2 3 3 20 2.50

17 3 3 3 3 3 3 3 3 24 3.00

18 3 2 1 2 2 2 1 2 15 1.88

19 1 1 3 1 3 1 1 1 12 1.50

20 3 2 3 1 2 1 1 2 15 1.88

21 3 2 3 3 3 3 3 2 22 2.75

22 3 3 2 3 2 3 3 3 22 2.75

23 2 3 2 2 2 2 2 3 18 2.25

24 3 2 1 2 2 2 2 3 17 2.13

25 2 2 1 1 3 2 2 2 15 1.88

26 2 2 2 3 2 3 2 2 18 2.25

27 2 3 2 2 3 2 3 3 20 2.50

28 3 3 3 3 3 3 3 3 24 3.00

29 1 3 3 2 2 3 2 2 18 2.25

30 2 3 2 2 2 2 2 3 18 2.25

31 2 2 3 2 2 2 3 2 18 2.25

32 3 1 1 3 1 3 3 1 16 2.00

33 2 2 2 2 2 2 2 2 16 2.00

34 3 1 2 2 2 2 3 1 16 2.00

35 3 3 2 2 2 2 3 3 20 2.50

36 3 1 1 1 3 1 1 3 14 1.75

37 1 1 1 1 1 1 1 1 8 1.00

38 3 3 3 3 3 3 3 3 24 3.00

39 1 1 2 3 2 3 1 1 14 1.75

40 2 2 1 1 3 2 2 2 15 1.88

41 2 3 2 3 1 3 2 3 19 2.38

42 2 2 2 2 2 2 2 2 16 2.00

43 2 2 2 2 2 2 2 2 16 2.00

44 2 2 2 3 2 3 2 2 18 2.25

45 2 2 2 2 2 2 2 2 16 2.00

46 3 3 3 3 3 3 3 3 24 3.00

47 1 1 2 1 2 1 1 1 10 1.25

48 2 2 2 2 2 2 2 2 16 2.00

49 3 3 3 3 3 3 3 3 24 3.00

50 1 1 1 1 1 1 1 1 8 1.00

51 2 2 2 2 2 2 2 2 16 2.00

52 3 3 2 2 2 3 3 3 21 2.63

53 1 2 1 1 1 2 2 2 12 1.50

Resp.NOMOR KUESIONER

Total Average

104

Resiko Kesalahan

RK1 RK2 RK3 RK4 RK5 RK6 RK7 RK8 RK9 RK10

1 3 3 2 2 2 2 2 2 3 3 24 2.40

2 3 3 3 2 2 3 2 3 3 3 27 2.70

3 1 3 2 1 3 1 1 2 2 3 19 1.90

4 3 3 2 2 3 2 2 2 3 3 25 2.50

5 2 3 2 3 3 3 3 2 3 5 29 2.90

6 1 2 1 2 2 2 2 1 1 1 15 1.50

7 3 2 1 2 2 2 2 1 2 2 19 1.90

8 3 2 3 3 2 3 3 3 2 3 27 2.70

9 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 21 2.10

10 2 1 2 1 1 1 1 2 2 1 14 1.40

11 2 2 2 3 2 2 3 3 3 3 25 2.50

12 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 21 2.10

13 3 3 3 2 3 2 2 2 3 2 25 2.50

14 2 3 2 2 2 2 2 3 3 2 23 2.30

15 2 3 2 3 3 3 3 2 3 3 27 2.70

16 2 1 2 3 2 3 3 2 3 3 24 2.40

17 3 3 3 2 3 2 2 3 3 2 26 2.60

18 2 3 3 2 2 2 3 3 3 3 26 2.60

19 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 22 2.20

20 3 2 2 2 2 3 2 2 2 2 22 2.20

21 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 28 2.80

22 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30 3.00

23 3 3 2 2 3 2 2 2 3 2 24 2.40

24 2 3 2 2 1 3 2 2 3 2 22 2.20

25 1 1 3 2 2 3 2 3 2 2 21 2.10

26 2 2 3 2 2 2 2 2 3 2 22 2.20

27 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 29 2.90

28 3 3 2 3 2 3 3 2 3 3 27 2.70

29 3 2 2 2 1 2 2 2 3 2 21 2.10

30 3 3 2 2 2 2 2 2 3 2 23 2.30

31 1 2 2 2 3 2 2 2 2 1 19 1.90

32 3 3 2 3 3 3 3 2 2 2 26 2.60

33 3 2 2 2 1 2 2 2 3 3 22 2.20

34 1 1 2 2 2 2 2 2 3 3 20 2.00

35 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 28 2.80

36 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 22 2.20

37 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 27 2.70

38 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 28 2.80

39 1 2 2 2 2 2 2 2 2 3 20 2.00

40 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 28 2.80

41 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30 3.00

42 2 2 2 1 2 2 3 2 2 1 19 1.90

43 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 21 2.10

44 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 19 1.90

45 3 3 3 3 2 3 1 3 3 3 27 2.70

46 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20 2.00

47 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 19 1.90

48 2 2 3 2 2 3 2 2 2 3 23 2.30

49 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30 3.00

50 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30 3.00

51 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30 3.00

52 2 3 3 3 3 2 2 3 3 2 26 2.60

53 2 2 2 4 2 4 4 2 2 4 28 2.80

Resp.NOMOR KUESIONER

Total Average

105

Kompleksitas

KP1 KP2 KP3 KP4 KP5 KP6

1 1 2 2 2 1 3 11 1.83

2 3 3 2 3 3 3 17 2.83

3 1 2 3 3 1 3 13 2.17

4 2 3 3 3 2 3 16 2.67

5 2 1 1 1 2 1 8 1.33

6 3 3 3 3 3 3 18 3.00

7 2 2 2 1 2 2 11 1.83

8 2 3 3 3 2 3 16 2.67

9 3 2 2 2 3 2 14 2.33

10 1 1 1 1 1 1 6 1.00

11 1 2 3 3 2 2 13 2.17

12 2 2 2 2 2 2 12 2.00

13 2 3 2 3 3 3 16 2.67

14 2 3 3 3 3 3 17 2.83

15 3 2 2 2 2 2 13 2.17

16 3 2 2 2 2 2 13 2.17

17 3 3 3 3 3 3 18 3.00

18 2 3 2 2 2 3 14 2.33

19 2 2 2 2 2 2 12 2.00

20 2 3 2 2 2 3 14 2.33

21 1 1 1 1 1 1 6 1.00

22 2 2 2 2 2 2 12 2.00

23 3 2 3 3 3 3 17 2.83

24 1 3 1 1 2 3 11 1.83

25 2 1 1 2 3 2 11 1.83

26 2 2 2 2 3 2 13 2.17

27 2 2 3 2 3 3 15 2.50

28 1 2 1 1 2 3 10 1.67

29 3 2 2 3 2 3 15 2.50

30 1 2 2 2 2 2 11 1.83

31 1 1 2 1 1 2 8 1.33

32 1 1 1 1 1 1 6 1.00

33 3 1 1 1 1 1 8 1.33

34 3 2 2 2 2 2 13 2.17

35 2 2 2 2 2 2 12 2.00

36 3 1 1 3 1 1 10 1.67

37 2 2 2 2 2 2 12 2.00

38 2 2 2 2 2 2 12 2.00

39 2 2 2 2 2 3 13 2.17

40 2 1 2 2 2 2 11 1.83

41 1 2 2 1 1 1 8 1.33

42 1 2 1 1 1 1 7 1.17

43 3 1 2 3 3 2 14 2.33

44 2 2 2 2 3 2 13 2.17

45 2 1 2 2 1 2 10 1.67

46 1 2 1 1 3 1 9 1.50

47 1 3 1 1 3 1 10 1.67

48 2 2 2 2 2 2 12 2.00

49 3 3 3 3 3 3 18 3.00

50 1 1 1 3 1 1 8 1.33

51 3 2 3 1 3 3 15 2.50

52 3 3 1 3 4 3 17 2.83

53 2 1 2 2 2 2 11 1.83

Resp.NOMOR KUESIONER

Total Average

106

Kualitas Audit

KA1 KA2 KA3 KA4 KA5 KA6 KA7 KA8 KA9 KA10 KA11 KA12 KA13 KA14 KA15

1 4 5 4 4 4 5 5 5 4 4 5 3 4 3 4 63 4.20

2 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 5 5 4 3 4 63 4.20

3 5 4 5 4 4 4 4 5 5 5 4 4 5 4 4 66 4.40

4 4 5 3 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 4 3 55 3.67

5 4 3 4 4 4 3 3 3 4 5 3 3 4 3 3 53 3.53

6 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 61 4.07

7 4 5 4 4 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 70 4.67

8 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 3 56 3.73

9 5 3 5 4 5 4 5 5 5 5 4 4 5 5 4 68 4.53

10 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 4 4 5 5 4 70 4.67

11 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 60 4.00

12 4 4 4 4 5 5 4 5 4 4 5 5 4 5 5 67 4.47

13 4 4 4 4 5 3 5 5 4 4 3 4 4 5 3 61 4.07

14 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 62 4.13

15 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 3 56 3.73

16 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 3 56 3.73

17 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 59 3.93

18 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 60 4.00

19 4 4 5 5 5 4 4 5 4 5 4 4 5 5 4 67 4.47

20 4 4 4 4 5 5 4 5 5 4 5 5 4 5 4 67 4.47

21 4 4 5 4 4 4 4 4 3 5 4 4 4 4 4 61 4.07

22 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4 4 57 3.80

23 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 3 3 55 3.67

24 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 61 4.07

25 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 61 4.07

26 4 5 4 4 4 4 3 4 5 5 4 4 4 4 4 62 4.13

27 4 3 4 4 4 4 3 4 5 4 4 4 4 4 4 59 3.93

28 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 5 4 4 4 59 3.93

29 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 63 4.20

30 4 5 5 5 4 5 4 5 4 4 5 4 5 4 4 67 4.47

31 4 4 5 4 5 4 4 5 5 5 4 4 4 4 5 66 4.40

32 4 4 5 4 3 4 5 4 4 4 4 5 5 4 4 63 4.20

33 4 4 4 5 4 5 5 4 4 4 5 5 3 5 4 65 4.33

34 4 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 4 4 5 66 4.40

35 3 3 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 3 4 4 58 3.87

36 5 5 5 5 5 3 4 4 4 4 4 5 4 5 4 66 4.40

37 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 4 3 4 5 63 4.20

38 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 3 4 56 3.73

39 5 5 4 3 4 5 4 5 5 3 5 4 5 4 4 65 4.33

40 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 5 4 63 4.20

41 3 3 4 3 4 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 49 3.27

42 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 72 4.80

43 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 60 4.00

44 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 60 4.00

45 4 5 4 5 5 5 4 4 4 5 5 5 4 5 4 68 4.53

46 4 4 4 5 4 3 4 5 4 5 4 3 4 3 5 61 4.07

47 4 4 4 3 4 4 4 5 4 3 4 4 4 4 5 60 4.00

48 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 4 5 4 5 71 4.73

49 3 3 3 3 3 3 3 5 3 3 4 3 3 3 5 50 3.33

50 4 4 3 4 4 4 4 5 4 4 4 5 5 5 5 64 4.27

51 4 5 4 4 3 4 4 5 4 4 4 4 4 3 5 61 4.07

52 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 60 4.00

53 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 61 4.07

Resp. TotalNOMOR KUESIONER

Average

107

Lampiran 3: Hasil Pengolahan Data SPSS 20

Uji Validitas dan Reliabilitas

Time Budget Pressure

Case Processing Summary

N %

Cases

Valid 53 100.0

Excludeda 0 .0

Total 53 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

N of Items

.879 8

Item Statistics

Mean Std. Deviation N

TMP1 2.28 .744 53 TMP2 2.26 .738 53 TMP3 2.04 .733 53 TMP4 2.13 .761 53 TMP5 2.13 .680 53 TMP6 2.23 .724 53 TMP7 2.23 .750 53 TMP8 2.28 .717 53

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total

Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted

TMP1 15.30 14.330 .645 .863 TMP2 15.32 14.568 .604 .868 TMP3 15.55 14.791 .566 .872 TMP4 15.45 13.868 .719 .855 TMP5 15.45 15.406 .496 .878 TMP6 15.36 14.081 .720 .856 TMP7 15.36 13.734 .759 .851 TMP8 15.30 14.599 .621 .866

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items

17.58 18.517 4.303 8

108

Resiko Kesalahan

Case Processing Summary

N %

Cases

Valid 53 100.0

Excludeda 0 .0

Total 53 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

N of Items

.838 10

Item Statistics

Mean Std. Deviation N

RK1 2.32 .701 53 RK2 2.40 .631 53 RK3 2.36 .558 53 RK4 2.36 .623 53 RK5 2.32 .644 53 RK6 2.43 .605 53 RK7 2.36 .623 53 RK8 2.34 .553 53 RK9 2.60 .531 53 RK10 2.47 .775 53

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total

Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted

RK1 21.64 13.427 .413 .836 RK2 21.57 13.443 .475 .828 RK3 21.60 13.321 .590 .818 RK4 21.60 12.398 .741 .802 RK5 21.64 13.657 .413 .834 RK6 21.53 12.869 .646 .812 RK7 21.60 13.013 .586 .818 RK8 21.62 13.239 .620 .816 RK9 21.36 13.734 .513 .825 RK10 21.49 13.139 .409 .839

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items

23.96 16.037 4.005 10

109

Kompleksitas

Case Processing Summary

N %

Cases

Valid 53 100.0

Excludeda 0 .0

Total 53 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

N of Items

.825 6

Item Statistics

Mean Std. Deviation N

KP1 2.00 .760 53 KP2 2.00 .707 53 KP3 1.94 .691 53 KP4 2.04 .759 53 KP5 2.11 .776 53 KP6 2.17 .753 53

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total

Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted

KP1 10.26 7.929 .477 .821 KP2 10.26 7.775 .575 .800 KP3 10.32 7.722 .611 .793 KP4 10.23 7.448 .609 .793 KP5 10.15 7.515 .570 .801 KP6 10.09 7.087 .721 .768

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items

12.26 10.544 3.247 6

110

Kualitas Audit

Case Processing Summary

N %

Cases

Valid 53 100.0

Excludeda 0 .0

Total 53 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

N of Items

.857 15

Item Statistics

Mean Std. Deviation N

KA1 4.08 .432 53 KA2 4.13 .590 53 KA3 4.13 .520 53 KA4 4.08 .549 53 KA5 4.21 .532 53 KA6 3.96 .678 53 KA7 4.09 .564 53 KA8 4.36 .558 53 KA9 4.17 .545 53 KA10 4.21 .600 53 KA11 4.04 .619 53 KA12 4.09 .628 53 KA13 4.08 .549 53 KA14 4.08 .646 53 KA15 4.06 .633 53

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total

Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted

KA1 57.68 22.453 .604 .844 KA2 57.62 22.278 .447 .850 KA3 57.62 22.663 .440 .851 KA4 57.68 22.261 .492 .848 KA5 57.55 22.406 .481 .849 KA6 57.79 20.860 .612 .841 KA7 57.66 22.575 .414 .852 KA8 57.40 22.090 .517 .847 KA9 57.58 22.132 .523 .846 KA10 57.55 22.406 .413 .852 KA11 57.72 21.899 .488 .848 KA12 57.66 21.767 .503 .847 KA13 57.68 22.107 .523 .846 KA14 57.68 21.299 .569 .843 KA15 57.70 22.292 .405 .853

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items

61.75 25.112 5.011 15

111

Hasil Uji Regresi Linier Berganda

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

TMP 53 1.00 3.00 2.1989 .53761 RK 53 1.40 3.00 2.3962 .40046 KP 53 1.00 3.00 2.0438 .54135 KA 53 3.27 4.80 4.1172 .33443

Valid N (listwise) 53

Correlations

KA TMP RK KP

Pearson Correlation

KA 1.000 -.327 -.575 -.301

TMP -.327 1.000 .138 .032

RK -.575 .138 1.000 .083

KP -.301 .032 .083 1.000

Sig. (1-tailed)

KA . .008 .000 .014 TMP .008 . .162 .411 RK .000 .162 . .277 KP .014 .411 .277 .

N

KA 53 53 53 53

TMP 53 53 53 53

RK 53 53 53 53

KP 53 53 53 53

Model Summary

b

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson

1 .675a .456 .422 .25421 2.442

a. Predictors: (Constant), KP, TMP, RK b. Dependent Variable: KA

ANOVA

a

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1

Regression 2.649 3 .883 13.666 .000b

Residual 3.167 49 .065

Total 5.816 52 a. Dependent Variable: KA b. Predictors: (Constant), KP, TMP, RK

Coefficients

a

Model Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1

(Constant) 5.813 .269 21.642 .000 TMP -.154 .066 -.248 -2.326 .024 .981 1.020

RK -.435 .089 -.520 -4.875 .000 .975 1.026

KP -.154 .065 -.250 -2.360 .022 .993 1.007

a. Dependent Variable: KA

112

113

114