pengaruh timbal terhadap neurologis

28
BAB I PENDAHULUAN Batubara adalah salah satu bahan bakar fosil. Pengertian umumnya adalah batuan sedimen yang dapat terbakar, terbentuk dari endapan organic, utamanya adalah sisa-sisa tumbuhan dan terbentuk melalui proses pembatubaraan. Unsur-unsur utamanya teridiri dari karbon, hydrogen, dan oksigen. Batu bara juga adalah batuan organic yang memiliki sifat-sifat fisika dan kimia yang kompleks yang dapat ditemui dalam berbagai bentuk (1). Potensi batubara di Indonesia cukup besar dan tersebar mulai dari pulau Sumatera, Kalimantan Jawa,Sulawesi serta Irian. Dalam rangka diversifikasi sumber energi minyak bumi, pemerintah mencanangkan batubara sebagai salah satu alternatif. Kendala pemanfaatan batubara adalah terbentuknya limbah berbentuk abu yang dapat merusak tungku pembakaran 1

Upload: idama-na-simanjuntak

Post on 26-Dec-2015

47 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

timbal merupakan salah satu logam berat yang terkandung dalam abu batu bara yang diketahui apabila manusia terpapar oleh timbal maka akan menimbulkan kerusakan neurologis

TRANSCRIPT

Page 1: Pengaruh Timbal Terhadap Neurologis

BAB I

PENDAHULUAN

Batubara adalah salah satu bahan bakar fosil. Pengertian umumnya adalah

batuan sedimen yang dapat terbakar, terbentuk dari endapan organic, utamanya

adalah sisa-sisa tumbuhan dan terbentuk melalui proses pembatubaraan. Unsur-

unsur utamanya teridiri dari karbon, hydrogen, dan oksigen. Batu bara juga adalah

batuan organic yang memiliki sifat-sifat fisika dan kimia yang kompleks yang

dapat ditemui dalam berbagai bentuk (1).

Potensi batubara di Indonesia cukup besar dan tersebar mulai dari pulau

Sumatera, Kalimantan Jawa,Sulawesi serta Irian. Dalam rangka diversifikasi

sumber energi minyak bumi, pemerintah mencanangkan batubara sebagai salah

satu alternatif. Kendala pemanfaatan batubara adalah terbentuknya limbah

berbentuk abu yang dapat merusak tungku pembakaran (terbentuknya slag) serta

jumlah produk limbah yang dihasilkan (1).

Saat ini penggunaan batubara di kalangan industri semakin meningkat,

karena selain harga yang relatif murah juga harga bahan bakar minyak untuk

industri cenderung naik. Penggunaan batubara sebagai sumber energi pengganti

BBM, disatu sisi sangat menguntungkan namun disisi lain menimbulkan

masalah, yaitu abu batubara yang merupakan hasil samping pembakaran

batubara. Dari sejumlah pemakaian batubara akan dihasilkan abu batubara sekitar

2 – 10 % (tergantung jenisbatubaranya, low calory atau hight calory) (1).

Abu batubara adalah bagian dari sisa pembakaran batubara yang berbentuk

partikel halus amorf dan abu tersebut merupakan bahan anorganik yang terbentuk

1

Page 2: Pengaruh Timbal Terhadap Neurologis

dari perubahan bahan mineral (mineral matter) karena proses pembakaran. Dari

proses pembakaran batubara pada unit penmbangkit uap (boiler) akan terbentuk

dua jenis abu yaitu abu terbang (fly ash) dan abu dasar (bottom ash). Komposisi

abu batubara yang dihasilkan terdiri dari 10 - 20 % abu dasar, sedang sisanya

sekitar 80 - 90 % berupa abu terbang. Abu terbang ditangkap dengan electric

precipitator sebelum dibuang ke udara melalui cerobong (1).

Menurut ACI Committee 226, dijelaskan bahwa abu terbang (fly ash)

mempunyai butiran yang cukup halus, yaitu lolos ayakan No. 325 (45 mili

mikron) 5 – 27 % dengan spesific gravity antara 2,15 – 2,6 dan berwarna abu-abu

kehitaman. Abu batubara mengandung silika dan alumina sekitar 80 % dengan

sebagian silika berbentuk amorf. Sifat-sifat fisik abu batubara antara lain

densitasnya 2,23 gr/cm3, kadar air sekitar 4 % dan komposisi mineral yang

dominan adalah α-kuarsa dan mullite. Selain itu abu batubara mengandung SiO2

= 58,75 %, Al2O3 = 25,82 %, Fe2O3 = 5,30 % CaO = 4,66 %, alkali = 1,36 %,

MgO = 3,30 % dan bahan lainnya = 0,81 % (Misbachul Munir,2008). Beberapa

logam berat yang terkandung dalam abu batubara seperti tembaga (Cu), timbal

(Pb), seng (Zn), kadmium (Cd), chrom (Cr) (1).

Timbal sebagai salah satu komponen dalam abu batubara mempunyai efek

toksik yang luas pada manusia dengan menganggu fungsi ginjal, saluran

pencernaan bahkan sistem saraf contohnya seperti menimbulkan kerusakan otak

dengan gejala epilepsi, halusinasi, kerusakan otak besar dan delirium. Berikut

akan dijelaskan efek timbal dalam abu batubara terhadap neurologis (2).

2

Page 3: Pengaruh Timbal Terhadap Neurologis

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi

Timbal atau dikenal sebagai logam Pb dalam susunan unsur

merupakan logam berat yang terdapat secara alami di dalam kerak bumi dan

tersebar ke alam dalam jumlah kecil melalui proses alami termasuk letusan

gunung berapi dan proses geokimia. Pb merupakan logam lunak yang

berwarna kebiru-biruan atau abu-abu keperakan dengan titik leleh pada 327,5

ºC dan titik didih 1.740 ºC pada tekanan atmosfer. Timbal mempunyai nomor

atom terbesar dari semua unsur yang stabil, yaitu 82. Namun logam ini sangat

beracun. Seperti halnya merkuri yang juga merupakan logam berat. Timbal

adalah logam yang yang dapat merusak sistem saraf jika terakumulasi dalam

jaringan halus dan tulang untuk waktu yang lama. Kadar normal timbal pada

orang dewasa adalah antara 0,4-0,5 ug/ml darah lengkap sedangkan untuk

anak-anak 0,25 ug/ml dara (2).

B. Sumber Pencemaran Timbal

Sumber pencemaran timbal di lingkungan berasal dari alam dan

kegiatan manusia yaitu emisi kendaraan dan industri. Emisi timbal yang

masuk dalam bentuk gas terutama berkaitan sekali berasal dari buangan

kendaraan bermotor. Emisi tersebut merupakan hasil samping pembakaran

yang terjadi dalam mesin kendaraan yang berasal dari senyawa Tetra Etil

Lead dan Tetra Metil Lead yang selalu ditambahkan dalam bahan bakar

3

Page 4: Pengaruh Timbal Terhadap Neurologis

kendaraan bermotor yang berfungsi sebagai anti knock. Musnahnya timbal

dalam peristiwa pembakaran pada mesin menyebabkan jumlah timbal yang

dibuang ke udara melalui asap kendaraan menjadi sangat tinggi. Tingginya

tingkat timbal di udara akan mempengaruhi jumlah timbal dalam darah (3).

Timbal juga terdapat dalam abu batu bara. Abu batu bara adalah

bagian dari sisa pembakaran batubara yang berbentuk partikel halus amorf

dan abu tersebut merupakan bahan anorganik yang terbentuk dari perubahan

bahan mineral karena proses pembakaran (1).

Penggunaan bahan bakar bertimbal melepaskan 95% timbal yang

mencemari udara dinegara berkembang (3).

C. Pencemaran Timbal di Udara

Baku mutu udara nasional untuk timbal, berdasarkan Peraturan Pemerintah

Republik Indonesia Nomor 41 tahun 1999 tentang pengendalian pencemaran

udara adalah sebesar 2 µg/m3 untuk 24 jam pengukuran. Sedangkan standar yang

ditetapkan oleh WHO untuk konsentrasi timbal di udara adalah 0,5 µg/m3.

4

Page 5: Pengaruh Timbal Terhadap Neurologis

Sebagai bahan pencemar udara, keberadaan timbal diudara dapat dipengaruhi oleh

beberapa faktor berikut (4) :

a. Suhu Udara

Suhu udara dapat mempengaruhi konsentrasi bahan pencemar diudara.

Suhu udara tinggi menyebabkan udara renggang, sehingga konsentrasi bahan

pencemar menjadi rendah dan sebaliknya, pada suhu dingin keadaan udara

makin padat sehingga konsentrasi bahan pencemar diudara makin tinggi.

b. Kelembaban

Kelembaban udara dapat mempengaruhi bahan pencemar diudara.

Pada kelembaban tinggi, kadar uap air dapat bereaksi dengan bahan pencemar

diudara menjadi senyawa yang berbahaya atau menjadi bahan pencemar

sekunder.

c. Angin

Angin merupakan udara yang bergerak, akibat pergerakan angin akan

terjadi proses penyebaran bahan pencemar. Arah dan kecepatan angin sangat

mempengaruhi konsentrasi bahan pencemar disuatu tempat. Untuk partikel

timbal dapat disebarkan angin hingga mencapai jarak 100 – 1000 km dari

sumbernya.

d. Curah Hujan

Hujan dapat melarutkan bahan pencemar diudara, sehingga bahan

pencemar tersebut jatuh ke bumi. Dengan demikian bahan pencemar yang

berbentuk partikel dapat berkurang konsentrasinya pada saat hujan.

5

Page 6: Pengaruh Timbal Terhadap Neurologis

e. Sinar matahari

Sinar matahari dapat membuat bahan pencemar diudara saling bereaksi

satu sama lain melalui reaksi fotokimia menjadi bahan pencemar sekunder.

Konsentrasi bahan pencemar udara terutama bahan pencemar sekunder dapat

berbeda disatu tempat dengan tempat yang lain, tergantung pada banyaknya

sinar matahari yang diterima tempat tersebut.

D. Absorbsi, Metabolisme, dan Ekskresi Pb

Timbal diabsorbsi melalui cara penghirupan dan masuk melalui jalur

organ pernapasan sekitar 85 %, saluran pencernaan 14 % dan kulit 1%. Kira-

kira 40 % timbal berasal dari asap. Timbal oksida yang dihirup diabsorbsi

sampai ke saluran pernafasan. Penyerapan partikulat debu timbal bergantung

pada ukuran partikel dan kelarutannya. Kurang lebih 5-10% dari senyawa

timbal yang masuk diserap oleh saluran gastrointestinal. Di dalam aliran

darah, sebagian besar timbal diserap dalam bentuk ikatan dengan eritrosit,

plasma darah berfungsi dalam mendistribusikan timbal dalam darah ke bagian

saraf, ginjal, hati, kulit dan otot skeletal/rangka. Jaringan yang terpapar timbal

dengan dosis tinggi akan menunjukkan gejala akut, apabila timbal melewati

plasenta, tingkat kematian janin akan sangat bergantung pada tingkat kondisi

ibunya (2).

Timbal yang diabsorbsi melalui saluran pencernaan didistribusikan ke

dalam jaringan lain melalui darah. Dalam tubuh manusia timbal terdeteksi

dalam (2):

6

Page 7: Pengaruh Timbal Terhadap Neurologis

1) Darah, timbal terikat dalam sel darah merah (eritrosit). Sekitar 95% timbal

yang berada pada peredaran darah terikat oleh eritrosit. Waktu paruh

timbal dalam darah sekitar 25-30 hari.

2) Jaringan lunak (hati dan ginjal) mempunyai waktu paruh sekitar beberapa

bulan. Terdapat keseimbangan antara kadar timbal dalam darah dan dalam

jaringan lunak. Pada jaringan ini sejumlah timbal didistribusikan dan

sejumlah lainnya didepositkan.

3) Tulang dan jaringan keras seperti gigi, tulang rawan dan sebagainya.

Hampir sekitar 90-95% timbal dalam tubuh terdapat dalam tulang,

terutama pada tulang panjang. Waktu paruhnya mencapai 30 – 40 tahun.

Timbal dalam tulang terdiri atas dua bagian yaitu timbal yang terikat

dalam matriks tulang, disebut old lead dan yang lain disebut sebagai new

lead yang mudah berubah jika dibandingkan dengan old lead. Tulang

berfungsi sebagai tempat pengumpulan timbal karena sifat ion timbal

hampir sama dengan Ca. Jika kadar timbal dalam darah turun, tulang akan

mengembalikan timbal dalam peredaran darah. Timbal yang diserap akan

diendapkan dalam tulang bergabung dengan matrik tulang yang mirip

dengan Kalsium. Timbal yang terdapat di dalam tulang hanya akan

bergerak lambat dan secara umum akan meningkat jumlahnya bersamaan

dengan waktu terpapar. Penyimpanan timbal dalam tulang menyebabkan

kenaikan katabolisme tulang yang memungkinkan dapat meningkatkan

konsentrasi timbal dalam sirkulasi darah. Berbagai penyakit yang

ditimbulkan oleh adanya proses pergantian tulang berkaitan dengan

7

Page 8: Pengaruh Timbal Terhadap Neurologis

tingginya kadar timbal dalam daran seperti hipertiroidisme dan

osteoporosis.

Secara intraseluler, timbal terikat pada kelompok sulfihidril dan ikut

berperan dalam sejumlah enzim seluler seperti dalam sintesis heme.

Pengikatan seperti itu juga terdapat pada keberadaan timbal dalam rambut dan

kuku. Timbal juga terikat pada membran mitokondria dan bergabung dengan

protein dan berperan dalam sintesis asam nukleat (5).

Proses terjadinya ekskresi timbal itu lambat untuk sampai ginjal.

Ekskresi timba diantaranya melalui cara ekskresi feses dan pengelupasan kulit

epidermal. Senyawa alkil timbal yang tidak dapat larut dengan air akan

diserap sampai ke kulit. Timbal tetrametil akan berubah menjadi metabolit

triakil yang responnya sangat tinggi terhadap toksisitas lemak. Senyawa

timbal alkil pada akhirnya akan diubah menjadi timbal inorganik dan

kemudian diekskresikan dalam urin (6,7)

E. Pengaruh Timbal Terhadap Kesehatan Manusia

Timbal tidak dibutuhkan dalam proses fisiologis manusia. Timbal

masuk ke tubuh manusia melalui proses pernapasan, diserap dan diedarkan

melalui darah dan terakumulasi dalam hati, pankreas dan tulang. Dalam

beberapa kondisi rata-rata timbal diambil 300ug dari makanan padat, 20 ug

cairan dan 10-100 ug dari udara. Bila timbal terakumulasi dalam tubuh

manusia, dapat merauni atau merusak fungsi mental, perilaku, anemia dan

bila tingkat keracunan yang lebih berat dapat menyebabkan muntah-muntah

8

Page 9: Pengaruh Timbal Terhadap Neurologis

serta kerusakan yang serius pada sistem saraf dan menungkinkan gangguan

dalam sistem otak. Timbal dapat merusak dengan berbagai cara seperti

pengurangan sel-sel darah merah, penurunan sintesa hemoglobin dan

penghambatan sistesa heme yang menimbulkan anemia. Timbal dapat juga

mempengaruhi sistem saraf intelegensia, dan pertumbuhan anak-anak. Hal

ini karena timbal dalam tulang dapat mengganti kalsium yang dapat

menyebabkan kelumpuhan (8).

Timbal (Pb) dalam Darah

(µg/dl)

Dampak Populasi

< 10 Meningkatkan kadar enzim ALAD (Amino Levulinic Acid Dehidrase) dalam sel darah merah

Dewasa, Anak-Anak

20 – 25 Meningkatkan kadar Protoporphyrin dalam sel darah merah

Anak-Anak

20 – 30 Meningkatkan kadar Protoporphyrin dalam sel darah merah

Dewasa Perempuan

25 – 35 Meningkatkan Kadar Protoporphyrin dalam sel darah merah

Dewasa Laki-Laki

30 – 40 Meningkatkan eksresi ALA (Amino Levulinic Acid)

Umum

40 Meningkatkan ALA (Amino Levulinic Acid) dalam urin

Dewasa, Anak-Anak

40 Meningkatkan Coproporphyrine dalam urin

Dewasa

40 Anemia Dewasa, Anak-Anak 40 – 50 Gangguan sistem saraf tepi Dewasa 50 – 60 Gangguan fungsi otak Anak-Anak 60 – 70 Gangguan fungsi otak Dewasa 60 – 70 Gangguan neurologi (susunan

saraf) berupa encephalopathy dan keracunan timah hitam

Anak-Anak

> 80 Gangguan neurologi (susunan Dewasa

9

Page 10: Pengaruh Timbal Terhadap Neurologis

saraf) berupa encephalopathy dan keracunan timah hitam

F. Patofisiologi Konsentrasi Timbal dalam Darah dengan Sistem Saraf

Patofisiologi adalah ilmu yang mempelajari perubahan fisiologis

yang diakibatkan oleh proses patologis. Gangguan dalam proses seluler

normal mengakibatkan terjadinya perubahan adaptif atau lethal. Perbedaan

antara sel yang sanggup beradaptasi dan sel yang cedera adalah pada dapat

atau tidaknya sel itu mengikuti dan mengatasi atau menyesuaikan diri

dengan lingkungan yang berubah atau merusak itu. Sel cedera menunjukan

perubahan-perubahan yang dapat mempengaruhi fungsi-fungsi tubuh dan

bermanifestasi sebagai penyakit (9).

Diantara semua sistem pada organ tubuh, sistem saraf merupakan

sistem yang paling sensitif dan merupakan organ sasaran terhadap daya

racun yang dibawa oleh timbal (7). Setelah tingkat pajanan tinggi, dengan

kadar timbal darah diatas 80 µg/100 ml, dapat terjadi enselopati. Terjadi

kerusakan pada arteriol dan kapiler yang mengakibatkan edema otak,

meningkatnya tekanan cairan serebrospinal, degenerasi neuron dan

perkembangbiakan sel glia. Secara klinis keadaan ini disertai dengan

munculnya ataksia, stupor, koma dan kejang-kejang. Pada anak-anak,

sindroma klinis ini dapat terjadi pada kadar Pb darah sebesar 70 µg/100 ml.

Pada kadar yang lebih rendah 40–50 µg/100 ml anak-anak dapat

hiperaktivitas, berkurangnya rentang perhatian dan skor IQ sedikit menurun

(10). Gangguan terhadap fungsi saraf orang dewasa berdasarkan uji

10

Page 11: Pengaruh Timbal Terhadap Neurologis

psikologi diamati pada kadar 50 µg/100 ml. Sedangkan gangguan sistem

saraf tepi diamati pada kadar timbal darah 30 µg/100 ml (11).

Ensefalopati merupakan nama umum dari gangguan fungsi otak,

yang disebabkan oleh beberapa faktor antara lain infeksi, toksin, kelainan

metabolik dan iskemik. Encephalopati timbal dapat terjadi akut maupun

kronis. Pada akut terjadi pembengkakan otak kadang disertai pendarahan

kecil diotak. Sedangkan pada kasus kronis terjadi kerusakan jaringan otak

yang luas disertai adanya kavitas, penebalan dinding vena yang tak teratur

sehingga dapat berkembang menjadi cerebral injury (10).

Gejala klinis encephalopati akut tergantung pada umur, kondisi

penderita secara umum, jumlah timbal yang diabsorbsi, lamanya paparan,

alkoholik kronis dan lain sebagainya. Beberapa gejala dan tandanya adalah

perubahan sikap mental, melemahnya daya ingat dan sukar berkonsentrasi,

hiperiritabiliti, gelisah, depresi, sakit kepala, vertigo dan tremor. Jika terus

berlanjut apalagi terjadi muntah-muntah yang hebat, apatis, stupor dan koma

harus dicurigai indikasi terjadinya edema cerebral. Kadar timbal dalam darah

yang menyebabkan kelainan ini tidak bisa dipastikan, walaupun biasanya

tidak terjadi pada kadar timbal dalam darah dibawah 100 µg/100 ml (11).

Kerusakan pada sistem saraf perifer atau tepi akibat keracunan timbal

terutama terjadi pada motoriknya dan terjadi pada orang dewasa. Kerusakan

terjadi pada motor neuron sedangkan neuron sensorik sedikit mengalami

gangguan. Kerusakan biasanya mengenai otot ekstensor dan unilateral

sehingga bisa menimbulkan Wrist Drop pada otot lengan, otot mata dan

11

Page 12: Pengaruh Timbal Terhadap Neurologis

tungkai. Biasanya yang terpengaruh adalah bagian otot yang sering

digerakkan. Beberapa gejala dan tandanya adalah rasa sakit dan lemah pada

otot dan persendian, otot mudah lelah dan tremor. jIka penyakit ini terus

berkembang akan terjadi parese tanpa rasa sakit. Kerusakan saraf ini

dijumpai pada pekerja dengan timbal darah 80 - 120 µg/100 ml (12).

Sifat racun timbal memang lebih berpengaruh pada anak daripada

terhadap orang dewasa. Semakin muda usia, apalagi semasih di dalam

kandungan, semakin rentan. Usus mereka menyerap serbuk timbal lebih

banyak daripada orang dewasa. Dari semua bagian tubuh mereka yang

tengah berkembang, sistem saraflah yang paling menonjol dan mudah

terancam, meski hanya sedikit masukan zat berbahaya tersebut. Timbal yang

terserap oleh anak-anak, meski jumlahnya kecil, dapat menyebabkan

gangguan pada fase awal pertumbuhan fisik dan mental yang kemudian

berakibat pada fungsi kecerdasan dan kemampuan akademik (13).

Sistem saraf dan pencernaan anak masih dalam tahap perkembangan,

sehingga lebih rentan terhadap timbal yang terserap. Anak dapat menyerap

hingga 50% timbal yang masuk ke dalam tubuh, sedangkan orang dewasa

hanya menyerap 10-15% (10).

Jika mengabsorbsi lebih dari 0,5 mg/hari akan terjadi akumulasi

sehingga keracunan. Efek toksik timbal terutama pada otak dan saraf dengan

kadar diotak dan hati bisa mencapai 5-10 kali dari dalam darah. Jumlah

timbal minimal didalam darah orang dewasa berkisar antara 60–100 µg/100

ml darah dapat menyebabkan keracunan. Pada keracunan akut biasanya

12

Page 13: Pengaruh Timbal Terhadap Neurologis

terjadi karena masuknya senyawa timbal yang larut dalam asam atau

menghirup uap timbal tersebut. Gejala-gejala yang timbul berupa mual,

muntah, sakit perut hebat, kelainan fungsi otak, anemia berat, kerusakan

ginjal bahkan kematian dapat terjadi dalam 1-2 hari (14).

Kelainan fungsi otak terjadi karena timbal ini secara kompetitif

menggantikan mineral-mineral utama seperti seng, tembaga dan besi dalam

mengatur fungsi sistem saraf pusat. Kandungan timbal dalam darah

berkorelasi dengan tingkat kecerdasan anak, semakin tinggi kadar timbal

dalam darah, semakin rendah poin IQ, apabila dalam darah ditemukan kadar

timbal sebanyak tiga kali batas normal (intake normal sekitar 0,3 mg/hari)

maka akan terjadi penurunan kecerdasan intelektual dibawah 80 (10).

Keracunan timbal kronik menimbulkan gejala seperti depresi, sakit

kepala, sulit berkonsentrasi, gelisah, daya ingat menurun, sulit tidur,

halusinasi dan kelemahan otot. Susunan saraf pusat merupakan organ sasaran

utama timbal (15).

G. Gejala dan Tanda Klinis Akibat Terpapar Timbal

1. Terpapar Secara Akut

Setelah terpapar secara akut atau sub akut oleh timbal melalui

udara yang dihirup menimbulkan gejala-gejala gastrointestinal seperti

kram perut, kolik, dan biasanya diawali dengan sembelit. Sakit perut

sering dirasakan diantaranya sering mual dan muntah-muntah.

Sedangkan manifestasi secara neurologi dari terpapar timbal adalah

13

Page 14: Pengaruh Timbal Terhadap Neurologis

encephalopathy seperti sakit kepala, bingung atau pikiran kacau, sering

pingsan, dan koma. Pada beberapa kasus akibat terpapar timbal, oliguria

dan gagal ginjak yang akut dapat berkembang dengan cepat (2).

2. Terpapar Secara Kronis

Pada kasus terpapar timbal akibat kerja, intoksikasi timbal secara

kronis berjalan lambat. Kelelahan, kelesuan, irritabilitas dan gangguan

gastrointestinal merupakan tanda awal dan intoksikasi timbal secara

kronis (2).

Terpapar secara terus menerus pada sistem saraf pusat

menunjukkan gejala seperti insomnia, bingung atau pikiran kacau,

konsentrasi berkurang, dan gangguan ingatan. Berbagai penelitian secara

epidemiologi telah menunjukkan bahwa tingkat paparan dengan dosis

rendah sudah menimbulkan efek yang merugikan pada perkembangan

dan fungsi sistem saraf pusat. Efek tersebut diantaranya dapat

menimbulkan berbagai penyakit/gangguan seperti gangguan

pikiran/kebingungan, ketidak mampuan untuk mengikuti perintah yang

sederhana, dan pada IQ menghasilkan angka/skor yang rendah. Hasil

penelitian lain juga menunjukkan bahwa untuk kadar timbal dalam darah

antara 50-70 ug/dl berkaitan dengan penurunan 5 poin dalam tes IQ pada

anak-anak yang asimtomatik dengan faktor-faktor pengacau yang

terkontrol. Needlemen dan Gatsoeis melakukan meta analisis untuk data

dari 12 studi epidemioogi cross sectional dengan kontrol untuk factor-

faktor yang potensial mempengaruhi hubungan antara IQ dengan timbal

14

Page 15: Pengaruh Timbal Terhadap Neurologis

darah. Hasilnya mendukung pernyataan bahwa kadar timbal darah

sebesar 10-15 ug/dl akan menimbulkan gangguan terhadap IQ anak.

Studi-studi selanjutnya yang dilakukan untuk mengikuti perkembangan

dari anak-anak yang mengikuti terpapar timbal dengan kadar rendah akan

bersifat menetap. Needlemen dkk melaporkan bahwa dari hasil studi

kohort pada 132 remaja SMA diukur kadar timbal pada giginya. Tes

secara fisik yang telah dilakukan menunjukkan adanya pigmentasi warna

biru abu-abu uang terjadi pada gusi yang menandakan bahwa kadar

timbal pada gigi > 20 ppm. Sementara itu tes secara neurologis

menampakkan keadaan lemah dari otot-otot ekstensor distal. Terpapar

timbal akil dapat menimbulkan gejala-gejala intoksikasi anatara lain

anoreksia, insomnia, kelelahan, sakit kepala, depresi, dan iritabilitas

sebagai gejala awal. Proses selanjutnya adalah kondisi bingung atau

kacau, gangguan ingatan dan excitability (2).

15

Page 16: Pengaruh Timbal Terhadap Neurologis

BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Batubara adalah salah satu bahan bakar fosil. Pengertian umumnya adalah

batuan sedimen yang dapat terbakar, terbentuk dari endapan organic, utamanya

adalah sisa-sisa tumbuhan dan terbentuk melalui proses pembatubaraan. Abu

batubara adalah bagian dari sisa pembakaran batubara yang berbentuk partikel

halus amorf dan abu tersebut merupakan bahan anorganik yang terbentuk dari

perubahan bahan mineral (mineral matter) karena proses pembakaran. Beberapa

logam berat yang terkandung dalam abu batubara seperti tembaga (Cu), timbal

(Pb), seng (Zn), kadmium (Cd), chrom (Cr). Timbal sebagai salah satu komponen

dalam abu batubara mempunyai efek toksik yang luas pada manusia dengan

menganggu fungsi ginjal, saluran pencernaan bahkan sistem saraf contohnya

seperti menimbulkan kerusakan otak dengan gejala epilepsi, halusinasi, kerusakan

otak besar dan delirium. Setelah tingkat pajanan tinggi, dengan kadar timbal darah

diatas 80 µg/100 ml, dapat terjadi enselopati. Terjadi kerusakan pada arteriol dan

kapiler yang mengakibatkan edema otak, meningkatnya tekanan cairan

serebrospinal, degenerasi neuron dan perkembangbiakan sel glia.

16

Page 17: Pengaruh Timbal Terhadap Neurologis

DAFTAR PUSTAKA

Gurharyanto, Gani M, Ulum A. “Minimisasi Limbah Batubara: Pengurangan

Kandungan Batubara dengan Metode Magnetik”, Prosiding pemaparan hasil

Litbang ilmu pengetahuan teknik, LIPI Bandung.

1. Riyadina W. Pengaruh pencemaran Pb (timbal) terhadap kesehatan. Media

Litbangkas.1997; Vol VII.

2. KPPB, 2005. Dampak Pemakaian Bensin Bertimbal dan Kesehatan,

(Online), (http://www.kpbb.org/pdf, diakses 30 Oktober 2014).

3. Depkes, 2005. Parameter Pencemar Udara dan Dampaknya Terhadap

Kesehatan, (Online), (http://www.depkes.go.ig/downloads.udara , diakses

30 Oktober 2014)

4. Health effect of outdoor air pollution. American Journal of Respirology

and critical care medicine. 1996; vol.93.

5. Richard Lewis, MD, NPH, (1990). Metals, Occupational Medicine, A

Lange Medical Book, Prentice-Hall International Inc. USA, page: 306-

310.

6. Palar, H. Pencemaran dan toksikologi logam berat. Penerbit PT Rineka

Cipta. Jakarta. 2008

7. Khidri, 2008. Kadar timbale dalam darah anak-anak di kota Makassar,

(Online), (http://www.pdpersi.co.id, diakses 30 Oktober 2014).

8. Tambayong, J. Patofisiologi untuk keperawatan. Penerbit Buku

Kedokteran EGC. Jakarta. 2002

9. Widowati, dkk. Efek toksik logam pencegahan dan penanggulangan

pencemaran. Penerbit CV Andi Offset. Yogyakarta.2008

10. Tugaswati, AT. (2008). Emisi gas buang kendaraan bermotor dan

dampaknya terhadap kesehatan (Online),

(http://www.kpbb.org/makalah.kesehatan.pdf, diakses 30 Oktober 2014).

17

Page 18: Pengaruh Timbal Terhadap Neurologis

11. Sudarmadji,dkk. 2006. Toksikologi Logam Berat B3 dan Dampaknya

Terhadap Kesehatan, (Online),

(http://journal.unair.ac.id/filerpdf/KESLING-2-2-03.pdf, diakses 30

Oktober 2014)

12. Lestari, P.2011. Polusi Timbal Bikin Bodoh, (Online),

(http://www.pjnhk.go.id, diakses 30 Oktober 2014)

13. Darmono. Lingkungan Hidup dan Pencemaran Hubungannya dengan

Toksikologi Senyawa Logam. Penerbit Universitas Indonesia. Jakarta.

2001.

14. Santi, D.N. 2001. Pencemaran Timbal oleh Udara dan Pengaruhnya

Terhadap Penanggulangannya, (Online),

(http://www.library.usu.ac.id/download, diakses 30 Oktober 2014).

18