pengaruh timbal di indonesia

14
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Logam merupakan kelompok toksikan yang unik. Logam ini ditemukan dan menetap dalam alam, tetapi bentuk kimianya dapat berubah akibat pengaruh fisikokimia, biologis, atau akibat aktivitas manusia. Toksisitasnya dapat berubah drastis bila bentuk kimianya berubah. Umumnya logam bermanfaat bagi manusia karena penggunaannya di bidang industri, pertanian, atau kedokteran. Sebagian merupakan unsur penting karena dibutuhkan dalam berbagai fungsi biokimiawi/faali. Di lain pihak, logam dapat berbahaya bagi kesehatan masyarakat bila terdapat dalam makanan, air, atau udara, dan dapat berbahaya bagi para pekerja tambang, pekerja peleburan logam dan berbagai jenis industri (Frank C Lu, 1995). Logam berat adalah unsur-unsur kimia dengan densitas lebih besar dari 5 g/cm3, terletak di sudut kanan bawah pada sistem periodik unsur, mempunyai afinitas yang tinggi terhadap S dan biasanya bernomor atom 22 sampai 92, dari periode 4 sampai 7. Logam berat merupakan bahan pencemar yang berbahaya karena bersifat toksik. Logam berat yang ada dalam perairan akan mengalami proses pengendapan dan terakumulasi dalam sedimen, kemudian terakumulasi dalam tubuh biota laut yang ada dalam perairan, baik melalui insang maupun melalui rantai makanan dan akhirnya akan sampai pada manusia. Fenomena ini dikenal sebagai bioakumulasi atau biomagnifikasi yaitu proses biologi yang terjadi pada organisme dengan mengendapkan logam berat pada tubuh organisme melalui rantai makanan (Amriani, 2011). Timbal (Pb) merupakan logam yang sangat populer dan banyak dikenal oleh masyarakat awam. Hal ini disebabkan oleh banyaknya Pb yang digunakan di industri nonpangan dan paling banyak menimbulkan keracunan pada makhluk 1 | Page

Upload: riya-jojoba

Post on 27-Sep-2015

249 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

efek-efek kesehatan yang ditimbulkan oleh Timbal(Pb)

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN1.1 Latar BelakangLogam merupakan kelompok toksikan yang unik. Logam ini ditemukan dan menetap dalam alam, tetapi bentuk kimianya dapat berubah akibat pengaruh fisikokimia, biologis, atau akibat aktivitas manusia. Toksisitasnya dapat berubah drastis bila bentuk kimianya berubah. Umumnya logam bermanfaat bagi manusia karena penggunaannya di bidang industri, pertanian, atau kedokteran. Sebagian merupakan unsur penting karena dibutuhkan dalam berbagai fungsi biokimiawi/faali. Di lain pihak, logam dapat berbahaya bagi kesehatan masyarakat bila terdapat dalam makanan, air, atau udara, dan dapat berbahaya bagi para pekerja tambang, pekerja peleburan logam dan berbagai jenis industri (Frank C Lu, 1995).Logam berat adalah unsur-unsur kimia dengan densitas lebih besar dari 5 g/cm3, terletak di sudut kanan bawah pada sistem periodik unsur, mempunyai afinitas yang tinggi terhadap S dan biasanya bernomor atom 22 sampai 92, dari periode 4 sampai 7. Logam berat merupakan bahan pencemar yang berbahaya karena bersifat toksik. Logam berat yang ada dalam perairan akan mengalami proses pengendapan dan terakumulasi dalam sedimen, kemudian terakumulasi dalam tubuh biota laut yang ada dalam perairan, baik melalui insang maupun melalui rantai makanan dan akhirnya akan sampai pada manusia. Fenomena ini dikenal sebagai bioakumulasi atau biomagnifikasi yaitu proses biologi yang terjadi pada organisme dengan mengendapkan logam berat pada tubuh organisme melalui rantai makanan (Amriani, 2011).Timbal (Pb) merupakan logam yang sangat populer dan banyak dikenal oleh masyarakat awam. Hal ini disebabkan oleh banyaknya Pb yang digunakan di industri nonpangan dan paling banyak menimbulkan keracunan pada makhluk hidup. Pb adalah sejenis logam yang lunak dan berwarna cokelat kehitaman, serta mudah dimurnikan dari pertambangan (Agustina, 2010).

1.2 Rumusan Masalah Dengan latar belakang tersebut di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :1. Apa yang dimaksud dengan Logam Berat dan Timbal (Pb) ?2. Bagaimanakah mekanisme Toksisitas dari Timbal (Pb) ?3. Apakah Efek lain dari Timbal (Pb) ?4. Apa saja contoh kasus-kasus kejadian pencemaran Timbal (Pb) di Indonesia ?1.3 TujuanAdapun tujuan dan kegunaan penelitian dalam penulisan ini adalah :1. Untuk mengetahui definisi dari Logam Berat dan Timbal (Pb)2. Untuk mengetahui mekanisme Toksisitas dari Timbal (Pb)3. Untuk mengetahui efek lain yang disebabkan oleh Timbal (Pb)4. Untuk mengetahui kasus kejadian pencemaran Timbal (Pb) di Indonesia

BAB IIPEMBAHASAN

2.1 DefinisiLogam berat dapat didefinisikan sebagai unsur-unsur yang mempunyai nomor atom 22-92 dan terletak pada periode 4 7 pada susunan berkala Mendeleyev. Logam berat mempunyai efek racun terhadap manusia dan makhluk hidup lainnya. Logam berat yang berbahaya dan sering mencemari lingkungan adalah merkuri (Hg), timbal (Pb), arsenik (Ar), kadmim (Cd), kloronium (Cr) dan nikel (Ni). Logam-logam tersebut dapat menggumpal di dalam tubuh organisme dan tetap tinggal dalam tubuh dalam jangka waktu yang lama sebagai racun yang terakumulasi (Kariada, 2012)Pencemaran logam berat terhadap lingkungan merupakan suatu proses yang erat hubungannya dengan penggunaan logam tersebut oleh manusia. Pada awal digunakannya, belum diketahui pengaruh pencemaran pada lingkungan. Proses oksidasi pada logam yang menyebabkan perkaratan sebetulnya merupakan tanda-tanda adanya pencemaran (Agustina, 2010)Timbal atau timah hitam dengan nama kimia plumbum (Pb) merupakan logam yang mempunyai empat bentuk isotop, berwarna kebiru-biruan atau abu-abu keperakan dengan titik leleh pada 327,5 C dan titik didih pada 1740 C di atmosfer. Secara kimiawi, timbal mempunyai titik uap yang rendah dan dapat menstabilkan senyawa lain sehingga berguna pada ratusan produk industri. Secara klinis, timbal merupakan bahan toksik murni, tidak ada organisme yang fungsinya bergantung pada timbal (Lubis et al, 2013)Timbal merupakan salah satu jenis logam berat yang terjadi secara alami yang tersedia dalam bentuk biji logam, dan juga dalam percikan gunung berapi, dan bisa juga di peroleh di alam Karena meningkatnya aktivitas manusia, seperti pertambangan dan peleburan, dan pengunaannya dalam bahan bakar minyak, dan juga masih banyak lagi di gunakan dalam pembuatan produk lainnya, sehingga kandungan timbal di biosphere telah meningkat dalam 300 tahun terakhir . Timbal bisa masuk dalam lingkungan dan tubuh manusia dari berbagai macam sumber seperti bensin (petrol), daur ulang atau pembuangan baterai mobil, mainan, cat, pipa, tanah, beberapa jenis kosmetik dan obat tradisional dan berbagai sumber lainnya. Di kebanyakan negara berkembang, sumber utama kontak dengan timbal berasal dari bensin bertimbal. Selain itu juga, berbagai consumer product seperti yang disebutkan diatas dan makanan juga bisa mengandung timbal. Keracunan timbal bisa menyerang manusia dari berbagai usia. Akan tetapi, anak usia muda, wanita hamil dan pekerja di industry tertentu lebih besar resikonya di bandingkan kelompok yang lain. Anak-anak lebih sensitive di bandingkan orang dewasa karena pusat perkembangan system saraf mereka masih berkembang (Suherni, 2010)Biasanya kadar Pb dalam tanah berkisar antara 5 sampai 25 mg/kg, dalam air tanah dari 1 sampai 60 g/l dan agak lebih rendah dalam air permukaan di alam, kadar di udara dibawah 1 g/m3, tetapi dapat jauh lebih tinggi ditempat kerja tertentu dan di daerah yang lalu lintasnya padat (Frank C Lu, 1995).2.2 Mekanisme Toksisitas Timbal (Pb)Gb. Metabolisme hemeKontaminasi timbal pada anak sebagian besar melalui tertelannya bahan mengandung timbal seperti mainan dan debu, hal ini juga dimungkinkan karena kebiasaan anak memasukkan tangan ke mulut. Tubuh anak mengarbsorsi timbal lebih banyak dibanding orang dewasa, sehingga paparan timbal yang lebih rendah dapat menimbulkan keracunan pada anak. Anak dapat mengabsorpsi lebih dari 50% timbal yang tertelan, sedang orang dewasa hanya 35 sampai 50% saja. Jumlah timbal yang diserap pada saluran cerna tergantung beberapa faktor, seperti ukuran partikel, pH, zat lain di saluran cerna, dan status nutrisi esensial. Absorpsi timbal yang tertelan pada kondisi lambung kosong lebih tinggi dibanding jika tertelan bersama makanan. Keberadaan besi dapat mengurangi absorpsi timbal dengan cara kompetisi langsung pada tempat ikatan, kondisi kekurangan besi menyebabkan peningkatan absorpsi, retensi, dan keracunan timbal Setelah diserap, 99% timbal terikat pada eritrosit, dan 1% menyebar bebas ke dalam jaringan lunak dan tulang, sehingga kadar timbal dalam darah menggambarkan kadar timbal dalam tubuh. Total beban timbal darah tersimpan dalam empat kompartemen, yaitu darah (waktu paruh 35 hari), jaringan lunak (waktu paruh 40 hari), tulang trabekular (waktu paruh 3 sampai 4 tahun), dan komponen kortikal tulang (waktu paruh 16 sampai 20 tahun). Timbal mempunyai berbagai efek pada sel. Timbal terikat pada enzim, dapat mengubah dan menghilangkan efek enzim. Timbal menghambat enzim asam -aminolevulinat dehidrase dan ferrokelatase, sehingga enzim asam -aminolevulinat dehidrase (ALAS) tidak dapat mengubah porfobilinogen akibatnya besi tidak dapat memasuki siklus protoporfi rin. Perkursor heme, erythrocyte protophorphyrin yang digantikan menjadi zinc protophorphyrin, menjadi meningkat dan pembentukan heme menurun dan terjadi anemia berat (Lubis et al., 2013)penentu ketoksikan suatu zat kimia adalah sampainya zat kimia (Pb dan Cd) utuh atau metabolit aktifnya di sel sasaran dalam jumlah yang berlebihan, pada sisi lain zat kimia dapat mengalami metabolisme menjadi senyawa non aktif dan diekskresikan(eliminasi) yang dapat mengurangi sampainya atau jumlah zat kimia dalam sel sasarannya. Dengan demikian timbulah efek toksik yang dipen- garuhi juga oleh selisih antara absorsi dan distribusi dengan eliminasinya. Dengan demikian toksitas suatu zat sangat di ten- tukan oleh Absorpsi, Distribusi, Metabo- lisme, dan Ekskresi (ADME) (Hasan, 2012)Toksisitas logam pada hewan komersial biasanya berpengaruh terhadap produksi, juga menimbulkan residu logam dalam tubuh ternak. Sapi yang makan sampah dan tercemar bahan toksik Timbal dan Kadmium, akan mengaku- mulasi Timbal dan Kadmium. Jika sapi tersebut kemudian dimanfaatkan sebagai sumber pangan manusia, maka manusia yang mengkonsumsi bahan pangan terse- but kemungkinan juga akan mengakumu- lasi Timbal dan Kadmium, akhirnya akan mengalami gangguan kesehatan. Perjalanan Zat Kimia ( Pb dan Cd) dalam tubuh Hewan dan Manusia diawali dari masuknya zat tersebut kedalam tubuh melalui intravaskuler atau ekstravaskuler, selanjutnya zat masuk melalui sirkulasi sistemik dan didistribusikan keseluruh tu- buh. Proses distribusi memungkinkan zat atau metabolitnya sampai pada tempat ker- janya (reseptor). Zat kimia (Pb dan Cd) di tempat kerjanya atau reseptornya berinter- aksi dan dampaknya mungkin menimbul- kan efek, interaksi dari zat kimia (Pb dan Cd) atau metabolitnya yang berlebihan dapat menghasilkan efek toksik (Kafiar et al., 2013)Timbal yang masuk didalam tubuh tidak semuanya dapat tinggal didalam tubuh, kira-kira 5% - 10% dari jumlah yang tertelan akan diadsorbsi oleh saluran pencernaan dan sekitar 5% dari 30% yang terserap lewat pernafasan akan tinggal didalam tubuh. Timbal yang tertinggal didalam tubuh akan menggupal terutama di skeleton (90-95%). Untuk menentukan seseorang keracunan timbal dilakukan analisis kandungan timbal dalam darah, selama dalam darah timbal 90% terikat pada sel darah merah, akibatna sintesis hemoglobin terhambat, karena dapat menghalangi enzim aminolaevulinic acid dehidratase (ALAD) untuk proses sintesa tersebut, dan anemia biasa terjadi dan umur sel darah merah lebih pendek. Terhadap syaraf mengakibatkan menurunnya kecepatan konduksi syaraf (Yulaipi dan Aunurohim, 2013)

Gb. Nasib zat kimia (Pb) dalam tubuh hewan dan manusia.

2.3 Efek-efek lain dari Keracunan Timbal (Pb)Timbal memengaruhi semua organ dan sistem, termasuk sistem gastrointestinal, sistem susunan saraf pusat, sistem imunitas, ginjal, sistem hematologi, sistem muskuloskeletal (gigi dan tulang), sistem kardiovaskuler, sistem motorik, sistem endokrin, dan lain-lain. Gejala keracunan timbal pada sistem gastrointestinal antara lain anoreksia, nyeri perut, muntah, dan konstipasi yang timbul dan berulang beberapa minggu. Anak dengan Blood Lead Level (BLL) >20 g/dL dua kali lebih sering mengalami keluhan sistem gastrointestinal.1,4 BLL >100 g/dL menyebabkan disfungsi tubular ginjal. Timbal juga dapat menginduksi terjadinya sindrom Fanconi.Gejala susunan saraf pusat antara lain akibat edema serebral dan peningkatan tekanan intrakranial. Nyeri kepala, perubahan perilaku, letargi, edema papil, kejang, dan koma yang dapat mengakibatkan kematian jarang ditemukan pada anak dengan kadar timbal >100 g/dL, tetapi pernah dilaporkan anak dengan BLL 100 g/dL (Lubis et al., 2013)keracunan timbal di kalangan orang dewasa berhubungan dengan tekanan darah tinggi pada populasi dasa; keguguran, lelaki yang kurang subur, gagal ginjal, kehilangan keseimbangan, gangguan pendengaran, anemia, ketulian dan rusaknya saraf seperti lambat dalam beraksi. Pengaruh timbal pada kesehatan anak sangat banyak sekali termasuk diantaranya mengurangi perkembangan IQ, hyperactive, susah dalam belajar, masalah dalam bersikap seperti kurang peduli dan aggressive, rusak alat pendengaran dan lemah pertumbuhan . Kandungan timbal dalam darah lebih dari 50 ug/dL bisa menyebabkan rusaknya ginjal dan anemia. Konsentrasi timbal 100 micrograms per deciliter dalam darah anak bisa menyebabkan penyakit serius, coma, sawan atau kematian (Suherni, 2010)2.4 Kasus kejadian Keracunan Timbal (Pb) di IndonesiaSebuah penelitian oleh yang di lakukan di Jakarta, menemukan bahwa seperempat dari anak-anak sekolah di Jakarta memiliki kandungan timbal dalam darah berkisar 10-14.9 ug/dL, yang mana melampaui batas yang di tetapkan oleh Pusat Pengontrolan dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat yaitu kurang dari 10 ug/dL tentang batas timbal yang di golongkan tidak beracun [penelitian terbaru menunjukkan bahaya memiliki kandungan timbal dalam darah di bawah 10 ug/dL (Roberts et al., 2009). Di kalangan anak-anak, kandungan darah tertinggi lebih dari 10 ug/dL telah di temukan pada anak-anak yang hidup di daerah yang padat dengan lalu lintas. Sementara, anak-anak yang tinggal dekat jalan yang rendah kepadatan lalu lintas nya terbukti memiliku kandungan timbal dalam rendah lebih rendah. Dilaporkan bahwa hasil dari kandungan darah di kalangan anak-anak di Jakarta tergolong agak tinggi dan konsisten di bandingkan dengan negara lain yang memiliki bensin bertimbal. Hal ini diduga terjadi karena kadar timbal dalam darah pada anak-anak di Jakarta menurun sejak di terapkan penggunnaan bensin bebas timbal di Indonesia (Albalak et al., 2003)Di bogor, Jawa barat, dimana kepadatan lalu lintas sangat tinggi di bandingkan di daerah lainnya, telah di temukan sayur-sayuran dan tanaman teh telah terkontaminasi dengan timbal dari gasoline gasoline. Tingginya konsentrasi timbal yang di temukan pada tanaman di daerah ini mungkin disebabkan oleh penggunaan pupuk kimia. Tercatat bahwa konsentrasi timbal pada sayuran dan tanaman the di Bogor lebih besar dari batas standard yang di tetapkan oleh WHO untuk sayur-sayuran (ambang batas yang di tetapkan WHO: 2 ppm untuk berat basah dan 2.82 ppm untuk berat kering) (AbahJack 2010).Kontaminasi timbal dalam mainan di Indonesia juga telah digolongkan berbahaya. Kebanyakan mainan yang terkontaminasi dengan timbal merupakan mainan import dari Cina . Dalam berita baru-baru ini, di laporkan bahwa di Jakarta, sejumlah anak-anak di sekolah dasar telah mengalami keracunan ketika bermain dengan mainan dari Cina (Sinar Indonesia 2010). Sebuah penelitian yang di lakukan oleh Asosiasi pendidikan dan mainan tradisional anak Indonesia menemukan sekitar 80 % mainan di Indonesia mengandung timbal empat kali lebih banyak dari Standard Nasional Indonesia (SNI) untuk mainan (BSN 2009). Standarisasi dari Cina terhadap timbal dalam cat dan produk lainnya adalah 90 ppm. Pemerintah Indonesia tidak memiliki peraturan tentang batas penggunaan timbal dalam berbagai consumer produk (Suherni, 2010).Penelitian pencemaran timbal di lingkungan udara wilayah Semarang telah dilakukan oleh Martuti (2011) dalam penelitian tersebut ditemukan bahwa kadar Pb wilayah Tambaklorok Kecamatan Semarang Utara, pada musim kemarau rata-rata 8,41 g/m3 melampau nilai ambang baku mutu lingkungan maksimal 2 g /m3 per 24 jam (PP RI No. 41 Tahun 1999, tentang Pengendalian Pencemaran Udara (Marianti dan Agung, 2013)Mayoritas dari sampel cat yang dijual di Indonesia tidak akan diizinkan untuk dijual di Amerika Serikat atau kebanyakan negara maju lainnya, dan lebih dari sepertiga sampel dapat digolongkan sangat berbahaya. Lebih dari tiga perempat sampel (77% atau 60 sampel) memiliki kadar timbal di atas 90 bagian per juta, dan tidak dimungkinkan dijual atau digunakan di Amerika Serikat. Empat puluh delapan sampel (62%) memiliki kadar timbal di atas 600 bagian per juta dan tidak dimungkinkan dijual atau digunakan di kebanyakan negara maju. Dua puluh enam sampel (33%) memiliki kadar timbal di atas 10.000 bagian per juta, sehingga dapat dianggap sangat berbahaya. Paparan timbal umumnya terjadi lama setelah cat bertimbal mengering pada kusen, pagar atau permukaan lain yang dicat (Ismawati et al., 2013)pada tahun 2006 dari 20 kota yang dipantau ditemukan bahan bakar bensin masih mengandung Pb dengan nilai rata-rata 0,038 gr/l, sedangkan tahun 2007 dari 30 kota yang dipantau ditemukan nilai rata-rata 0.0068 gr/lt. Dari 30 kota yang dipantau, 10 kota kandungan Timbalnya sudah tidak terdeteksi atau unleaded gasoline, termasuk Kota Bandung tahun 2011, dari hasil pemantauan kadar Pb di kota Semarang menunjukkan kadar tertinggi sebesar 2,41 g/Nm, yaitu di daerah Perempatan Bangkong, dan keadaan ini adalah sesuai kondisi riil di lapangan bahwa arus transportasi daerah Bangkong padat dengan didominasi oleh kendaraan pribadi dan angkutan umum, serta posisi di dekat pusat kota (Gusnita, 2012).

BAB IIIPENUTUP

3.1 KesimpulanTimbal merupakan salah satu jenis logam berat yang terjadi secara alami yang tersedia dalam bentuk biji logam, dan juga dalam percikan gunung berapi, dan bisa juga di peroleh di alam Karena meningkatnya aktivitas manusia, seperti pertambangan dan peleburan, dan pengunaannya dalam bahan bakar minyak, dan juga masih banyak lagi di gunakan dalam pembuatan produk lainnya, sehingga kandungan timbal di biosphere telah meningkat dalam 300 tahun terakhir . Timbal bisa masuk dalam lingkungan dan tubuh manusia dari berbagai macam sumber seperti bensin (petrol), daur ulang atau pembuangan baterai mobil, mainan, cat, pipa, tanah, beberapa jenis kosmetik dan obat tradisional dan berbagai sumber lainnya. Di kebanyakan negara berkembang, sumber utama kontak dengan timbal berasal dari bensin bertimbal. Selain itu juga, berbagai consumer product seperti yang disebutkan diatas dan makanan juga bisa mengandung timbal. Keracunan timbal bisa menyerang manusia dari berbagai usia. Akan tetapi, anak usia muda, wanita hamil dan pekerja di industry tertentu lebih besar resikonya di bandingkan kelompok yang lain. Anak-anak lebih sensitive di bandingkan orang dewasa karena pusat perkembangan system saraf mereka masih berkembang. Keracunan timbal merupakan salah satu massalah kesehatan lingkungan yang bisa di dapat di mana saja di dunia. Sejak timbal digunakan dalam berbagai macam produk, perlu kiranya kesadaran masyarakat tentang bahayanya timbal bagi kesehatan. Sebagai salah satu negara berkembang, Indonesia mungkin saja berada pada resiko terkena timbal dikarenakan kurangnya informasi dan kesadaran tentang keracunan timbal.

3.2 SaranHindari pembelian makanan yang dibungkus dari bahan yang mengandung timbal,seperti koran, hindari pemakaian alat masak ataupenyaji yang mengandung timbal, hindari menkonsumsi jeroan, makanan kaleng, seafood, dan cucilah bahan makanan seperti sayuran,buah-buahan sebelum dikonsumsi dengan air yang mengalir. Penggunaan bahan-bahan yang mengandug timbal seharusnya dibatasi sesuai dengan ambang batas yang telah ditentukan. Meningkatkan pendidikan atau training tentang keracunan timbal, khusnya bagi masyarakat yang tinggal di daerah pedesaan dimana disana kurangnya informasi dan kesadaran tentang keracunan timbal dan penyakit lingkungan lainnya. Dengan menyediakan informasi tentang sumber timbal dan efeknya terhadapa kesehatgan, masyarakat mungkin bisa mengambil langkah untuk menghindari kontak dengan timbal yang mungkin berbahaya dan juga bisa mencegah terkontaminasinya timbal di lingkungan mereka.

DAFTAR PUSTAKA

AbahJack . 2010. Pencemaran Timah Hitam [TRANSLATION: Lead Contamination in Tea Garden] [IN INDONESIAN], AbahJack - Informasi Kesehatan Untuk Anda, 26 February 2010Agustina T. 2010. Kontaminasi Logam Berat Pada Makanan Dan Dampaknya Pada Kesehatan. TEKNUBUGA Volume 2 No. 2 April 2010Albalak, Rachel; Noonan, Gary; Buchanan, Sharunda; Flanders, W. Dana; Gotway-Crawford, Carol; Kim, Dennis; Jones, Robert L.; Sulaiman, Rini; Blumenthal, Wendy; Tan, Regina; Curtis, Gerald; McGeehin, Michael A. 2003. Blood lead levels and risk factors for lead poisoning among children in Jakarta, Indonesia, The Science of The Total Environment, Volume 301, Issues 1-3, 1 January 2003, Pages 75-85Amriani, Boedi Hendrarto, dan Agus Hadiyarto. 2011. Bioakumulasi Logam Berat Timbal (pb) dan Seng (zn) pada Kerang Darah (Anadara granosa l.) dan Kerang Bakau (Polymesoda bengalensis l.) di Perairan Teluk Kendari. Jurnal Ilmu Lingkungan Volume 9, hal 45-50.Frank C.Lu.1995. Toksikologi Dasar (Azas, Organ Sasaran dan Penilaian. Resiko) Jakarta : Penerbit Universitas Indonesia Press. Year, :1995. Stock, : 3 eks. Indeks Page, : Index : hlm. 413-428 eks. Penerjemah Edi NugrohoHasan W. 2012. Pencegahan Keracunan Timbal Kronis Pada Pekerja Dewasa Dengan Suplemen Kalsium. Makara, Kesehatan, Vol. 16, No. 1, Juni 2012: 1-8Kafiar F P, Prabang Setyono dan Ari Ramelan Handono. 2013. Analisis Pencemaran Logam Berat (Pb Dan Cd) Pada Sapi Potong Di Tempat Pembuangan Akhir (Tpa) Sampah Putri Cempo Surakarta. Jurnal EKOSAINS | Vol. V | No. 2 | Juli 2013Kariada N,Tri Martuti. 2012. KandunganLogamBerat Cu Dalam Ikan Bandeng, Studi Kasus Di Tambak Wilayah Tapak Semarang. UNDIP. SemarangLubis B, Nelly Rosdiana, Selvi Nai anti, Olga Rasyianti, Flora Mindo Panjaitan. 2013. Hubungan Keracunan Timbal dengan Anemia Defisiensi Besi pada Anak. CDK-200/ vol. 40 no. 1, th. 2013Roberts, Anne; OBrien, Elizabeth; and Taylor, Robert. 2009. Dangers of a blood lead level above 2 ug/dL [two micrograms per decilitre] and below 10 ug/dL to both adults and children, 17th August 2009 published by The LEAD GroupSuherni. 2010. Keracunan Timbal di Indonesia. The LEAD Group Incorporated, Sydney, Australia.Yulaipi S dan Aunurohim. 2013. Bioakumulasi Logam Berat Timbal (Pb) dan Hubungannya dengan Laju Pertumbuhan Ikan Mujair (Oreochromis mossambicus). JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No.2, (2013) 2337-3520 (2301-928X Print)

7 | Page