pengaruh tes awal dan minat belajar mahasiswa/pengaruh...rumah sakit atau rumah bersalin, ... mata...
TRANSCRIPT
PENGARUH TES AWAL DAN MINAT BELAJAR MAHASISWA
TERHADAP PRESTASI BELAJAR PRAKTIK SKILLS LABORATORIUM
MATA KULIAH ASUHAN PERSALINAN KALA III
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Untuk Mencapai Derajat Magister
Program Studi Magister kedokteran Kelu
Minat Utama Pendidikan Profesi Kesehatan
PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
PENGARUH TES AWAL DAN MINAT BELAJAR MAHASISWA
TERHADAP PRESTASI BELAJAR PRAKTIK SKILLS LABORATORIUM
MATA KULIAH ASUHAN PERSALINAN KALA III
TESIS
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Untuk Mencapai Derajat Magister
Program Studi Magister kedokteran Keluarga
Minat Utama Pendidikan Profesi Kesehatan
Oleh :
Ika Sumiyarsi Sukamto
S 540908015
PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2009
PENGARUH TES AWAL DAN MINAT BELAJAR MAHASISWA
TERHADAP PRESTASI BELAJAR PRAKTIK SKILLS LABORATORIUM
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Untuk Mencapai Derajat Magister
46
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Kualitas pendidikan yang rendah merupakan masalah yang biasa dihadapi
oleh negara berkembang seperti Indonesia, akibatnya Sumber Daya Manusia
(SDM) Indonesia kalah bersaing di wilayah Asia dan dunia. Permasalahan
tersebut hendaknya menjadi prioritas dalam melaksanakan Pembangunan
Nasional, sehingga bangsa Indonesia mampu duduk berdampingan dengan
bangsa-bangsa lain di Dunia (Faradilla: 2001).
Perguruan Tinggi yang mampu menghasilkan lulusan mahasiswa dengan
prestasi belajar yang baik, dapat juga ikut andil dalam memecahkan masalah
pendidikan di Indonesia karena telah menciptakan SDM yang berkualitas dan
memiliki daya saing yang tinggi.
Universitas Sebelas Maret Surakarta adalah salah satu perguruan tinggi
milik pemerintah yang memiliki berbagai macam fakultas dan program studi
salah satu program studinya adalah Program Diploma IV Kebidanan Fakultas
Kedokteran Universitas Sebelas Maret (Prodi D IV Kebidanan FK UNS)
berdiri sejak tahun 2005 atas dasar Ijin Dirjen Dikti nomor 597/D/T/2005 serta
rekomendasi PPSDM Depkes nomor HK.03.2.4.1.4300. Tujuan pendirian
program ini adalah mencetak Sarjana Sain Terapan di bidang kebidanan dalam
rangka memenuhi kebutuhan baik pemerintah, swasta maupun masyarakat.
46
Penyelenggaraan pendidikan pada Program Studi Diploma IV Kebidanan
ini mempergunakan kurikulum yang mengacu pada kurikulum Diploma III
Kebidanan secara nasional tahun 2002 selama enam semester dari semester
satu sampai dengan semester enam serta di tambah kurikulum Diploma IV
Kebidanan FK UNS pada semester tujuh dan delapan. Beban studi Program
Studi DIV Kebidanan sebesar 153 SKS dengan perincian 77 SKS kuliah dan 76
SKS Praktik.
Praktik yang dilaksanakan adalah: praktik biomedik, praktik klinik di
Rumah Sakit atau Rumah Bersalin, dan praktik skills laboratorium. Pada
praktik skills laboratorium mata kuliah yang dipraktikkan meliputi Asuhan
Kebidanan ibu hamil, bersalin, nifas, perawatan bayi baru lahir, dan asuhan
kebidanan pathologi. Dari hasil ujian kompetensi akhir semester enam dengan
tehnik Objektive Structured Clinical Asessment (OSCA) pada bulan Juli tahun
2009 yang dilaksanakan secara serentak bersama seluruh Program Studi D III
Kebidanan di Jawa Tengah, rata-rata mahasiswa D IV Kebidanan tidak
melaksanakan tindakan skill klinik secara sistematis, bahkan pada stasi mata
kuliah praktik asuhan kebidanan ibu bersalin 5% mahasiswa D IV Kebidanan
FK UNS tidak lulus pada uji utama. Kejadian tersebut sebenarnya dapat
diantisipasi jika mahasiswa telah menguasai praktik skills laboratorium secara
maksimal, untuk itu diperlukan pembelajaran skills laboratorium yang
terencana, salah satu caranya dengan menyelenggarkan tes awal bagi
mahasiswa sebelum praktik skills laboratorium, dengan tes awal tersebut,
diharapkan mahasiswa lebih menyiapkan diri dengan membaca materi yang
46
akan dipraktikkan, sehingga proses belajar mengajar skills dilaboratorium
dapat mencapai tujuannya.
Selain di Program Studi Diploma IV Kebidanan praktik skills
laboratorium juga dilaksanakan di seluruh Program Studi Diploma III
Kebidanan di Indonesia yang memakai kurikulum Diploma III Kebidanan
secara nasional tahun 2002, Akan tetapi dalam tehnik pelaksanaan praktik
skills laboratorium tersebut bersifat institusional.
Dalam studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti seluruh Program
Studi Diploma III Kebidanan di eks-Karisidenan Surakarta yang berjumlah
sembilan instansi dan Program Studi Diploma IV Kebidanan FK UNS
Surakarta belum melaksanakan Pre-Tes atau tes awal bagi mahasiswa sebelum
mengikuti praktik skills laboratorium, walaupun mahasiswa telah mendapat
teori-teori tentang apa yang akan dipraktikkan dalam praktik skills
laboratorium. Tes awal sendiri mempunyai tujuan untuk menilai sampai
dimana siswa atau mahasiswa telah menguasai kemampuan-kemampuan yang
tercantum dalam tujuan instruksional, sebelum siswa atau mahasiswa tersebut
mengikuti program pengajaran yang telah kita siapkan, dalam hal ini yaitu
pengajaran praktik skills laboratorium. Setelah menguasai kemampuan yang
tercantum dalam tujuan instruksional tentunya mahasiswa akan mendapatkan
prestasi yang tinggi Roestiyah (2008).
Untuk meraih keberhasilan dalam prestasi belajar, diperlukan minat yang
kuat. Hurlock mengartikan minat sebagai sumber motivasi yang akan
46
mengarahkan seseorang pada apa yang akan mereka lakukan bila diberi
kebebasan untuk memilihnya. Bila mereka melihat sesuatu itu mempunyai arti
bagi dirinya, maka mereka akan tertarik terhadap sesuatu itu yang pada
akhirnya akan menimbulkan kepuasan bagi dirinya. Minat mahasiswa terhadap
mata kuliah Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin akan menjadi sumber motivasi
bagi mahasiswa untuk belajar. Atas dasar ini yang mendorong peneliti ingin
mengetahui lebih lanjut mengenai Pengaruh Tes Awal Dan Minat Belajar
Mahasiswa Terhadap Prestasi Belajar Dalam Pembelajaran Praktik Skills
Laboratorium Mahasiswa Program Studi Diploma IV Kebidanan Fakultas
Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penelitian tentang praktik
skills laboratorum sendiri pernah dilakukan oleh Erindra Budi Cahyono,
mahasiswa pasca sarjana dalam tesisnya tahun 2009 dengan tehnik kualitatif
yang membahas tentang ”Implementasi praktik skills laboratorium di Fakultas
Kedokteran Surakarta”. Hasil penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan
penelitian sebelumnya.
B. PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah disajikan diatas, maka
masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah:
1. Apakah ada pengaruh tes awal terhadap prestasi belajar praktik skills
laboratorium asuhan kebidanan ibu bersalin kala III?
2. Apakah ada pengaruh minat belajar mahasiswa terhadap prestasi belajar
praktik skills laboratorium asuhan kebidanan ibu bersalin kala III?
46
3. Apakah ada pengaruh tes awal dan minat belajar mahasiswa terhadap
prestasi belajar praktik skills laboratorium asuhan kebidanan ibu bersalin
kala III?
C. TUJUAN PENELITIAN
1. Tujuan Umum
Mengetahui pengaruh tes awal dan minat belajar mahasiswa
terhadap prestasi belajar praktik skills laboratorium asuhan kebidanan ibu
bersalin kala III program studi Diploma IV Kebidanan Fakultas
Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Tujuan Khusus.
a. Mengetahui pengaruh minat belajar mahasiswa terhadap prestasi
belajar praktik skills laboratorium asuhan kebidanan ibu bersalin kala
III Program Studi Diploma IV Kebidanan Fakultas Kedokteran
Universitas S
b. Mengetahui pengaruh tes awal terhadap prestasi belajar praktik skills
laboratorium asuhan kebidanan ibu bersalin kala III Program Studi
Diploma IV Kebidanan Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
c. Mengetahui perbedaan prestasi belajar dalam pembelajaran praktik
skills laboratorium asuhan kebidanan ibu bersalin kala III antara
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol Program Studi Diploma
46
IV Kebidanan Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
D. MANFAAT PENELITIAN
Membantu mahasiswa mencapai prestasi belajar yang optimal dengan
menumbuhkan minat belajar mahasiswa pada mata kuliah asuhan kebidanan
persalinan kala III dan diadakannya tes awal sebelum pembelajaran skills
laboratorium,
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Landasan Teori
46
1. Tes Awal (pre-test)
Tes awal atau pretes merupakan tes yang berguna bagi keperluan
tujuan yang telah dirancang sehingga diketahui seberapa jauh pengetahuan
anak didik terhadap ketrampilan yang ada di atas batas, yaitu ketrampilan
bersyarat. Maksud dari pretes bukanlah untuk menentukan nilai akhir
(perolehan belajar), tetapi lebih mengenal profil anak didik berkenaan
dengan analisis pembelajaran (Uno, 2007).
Asep Jihad (2009) menjelaskan tentang tes penempatan atau tes
awal, yaitu tes yang dilaksanakan pada awal pelajaran digunakan untuk
mengetahui tingkat kemampuan yang telah dimiliki oleh peserta didik.
Untuk mempelajari suatu mata pelajaran dibutuhkan pengetahuan
pendukung. Pengetahuan pendukung ini diketahui dengan menelaah hasil
tes penempatan atau tes awal, apakah seorang peserta didik perlu
matrikulasi, tambahan pelajaran atau tidak, ditentukan dari hasil tes ini.
Menurut Roestiyah (2008), Fungsi dari tes awal atau pre-tes adalah
untuk menilai sampai dimana murid-murid telah menguasai kemampuan-
kemampuan yang tercantum dalam tujuan-tujuan instruksional, sebelum
mereka mengikuti program pengajaran yang telah kita persiapkan. Hasil
tes awal atau pre-tes ini berfaedah sebagai bahan perbandingan dengan
hasil tes (post-tes) setelah mereka selesai mengikuti program pengajaran
tertentu. Untuk setiap murid perlu diberi tanda jawaban-jawaban mana
yang betul dan mana yang salah, di samping angka untuk setiap murid.
Soal yang diberikan sama antara soal pre-tes dan soal post-tes, jadi
46
perbedaan antara pre-tes dan post test yaitu pada waktu pelaksanaannya
saja, pre-tes atau tes awal dilakukan sebelum pengajaran dimulai dan post-
tes dilakukan setelah siswa selesai mengikuti pengajaran yang kita
berikan.
Post-test atau tes akhir berfungsi untuk menilai kemampuan murid
mengenai materi pelajaran sesudah pengajaran diberikan. Hal ini penting
untuk melihat sampai dimana baiknya program atau pengajaran yang kita
berikan. Setelah post-test selesai dilakukan dan telah diperiksa seperti
halnya dengan pre-tes, maka kita bandingkan hasil pre-tes dengan post-tes.
Ada dua perbandingan yang kita lakukan yakni membandingkan hasil
keseluruhan tes dan membandingkan hasil pertanyaan demi pertanyaan.
Hasil keseluruhan tes bisa kita lihat dengan menghitung angka-angka
rata-rata yang dicapai siswa pada pre-test dan post test. Dengan melihat
perbedaan antara angka rata-rata pre-test dan post test dapat kita
simpulkan sampai dimana manfaat program pengajaran yang telah kita
berikan dalam mencapai tujuan-tujuan instruksional yang telah kita
rumuskan.
Membandingkan hasil pre-tes dan post test dengan melihat pertanyaan
demi pertanyaan. Misalnya untuk pertanyaan no 1 kita dapatkan hasil
sebagai berikut:
Jumlah siswa yang salah dalam pre-test tapi betul dalam post test
adalah 20 orang. Jumlah siswa yang betul dalam pre-test dan betul dalam
46
post test adalah 7 orang. Jumlah siswa yang salah dalam pre-test tapi salah
dalam post test adalah 3 orang.
Tidak terdapat murid yang betul dalam pre-test tapi salah dalam post
test. Bila hasil di atas kita masukkan dalam table, akan terlihat data
sebagai berikut :
Tabel 1: Hasil perbandingan pre-tes dan post tes melihat dari pertanyaan demi pertanyaan, pertanyaan nomor 1.
Pre-Test Post-Test Jumlah murid
Salah Betul Salah Betul
Betul Betul Salah Salah
20 7 3 0
Dari tabel di atas kita simpulkan bahwa tujuan instruksional yang
dimulai dengan pertanyaan pre-tes no 1 boleh dikatakan telah dapat
dicapai oleh kebanyakan murid. Dengan demikian materi pelajaran dan
metode/alat yang digunakan untuk mencapai tujuan tersebut sudah cukup
tepat.
Sekarang kita lihat pertanyaan tes no 2
Hasil yang kita peroleh sebagai berikut:
Tabel 2: Hasil perbandingan pre-tes dan post tes melihat dari pertanyaan demi pertanyaan, pertanyaan nomor 2.
46
Pre-Test Post-Test Jumlah murid
Salah Betul Salah Betul
Betul Betul Salah Salah
6 4 15 5
Dari tabel di atas dapat kita simpulkan bahwa tujuan instruksional
yang dimulai dengan pertanyaan tes no 2 belum tercapai oleh kebanyakan
murid. Karena itu materi pelajaran dan metode/alat yang digunakan untuk
mencapai tujuan tersebut perlu ditinjau kembali. Kalau perlu bahkan
tujuan instruksional itu sendiri perlu ditinjau kembali, mungkin terlalu
tinggi untuk dapat dicapai oleh murid-murid pada tingkatan kelas dan
umur tertentu, sehingga perlu diubah atau disederhanakan.
Demikianlah semua pertanyaan tes dianalisa dengan cara yang
sama sehingga kelemahan yang terdapat dalam bagian-bagian tertentu
pada program yang telah kita susun dapat diketahui, dan kemudian kita
adakan perbaikan. Dengan melakukan dua jenis perbandingan, yaitu
perbandingan hasil keseluruhan tes dan pertanyaan demi pertanyaan, hal
itu memungkinkan kita untuk mengetahui sekurang-kurangnya 3 hal:
a. Hasil belajar yang dicapai masing-masing murid dengan program
pengajaran yang kita adakan.
b. Sampai dimana program yang kita adakan telah berhasil mencapai
tujuan-tujuan yang telah dirumuskan.
46
c. Kelemahan-kelemahan yang masih terdapat dalam bagian-bagian
tertentu dari program yang kita berikan, sehingga memberikan
pedoman pada kita untuk melakukan perbaikan (revisi) (Roestiyah,
2007)
2. Pembelajaran skills laboratorium.
Uno (2008) menjelaskan pengertian keterampilan atau skills yaitu
kemampuan yang diperoleh oleh siswa melalui latihan gerakan kompleks
yang hasilnya dapat diketahui dalam bentuk kemampuan untuk
menyelesaikan pekerjaan. Pembelajaran skills laboratorium adalah
pembelajaran praktik ketrampilan dari perasat-perasat yang dilaksanakan
oleh mahasiswa di ruangan laboratorium yang telah dilengkapi dengan
phantoom dan peralatan pemeriksaan kesehatan.
Latihan keterampilan yang dilakukan dengan situasi laboratorium
mempunyai kelebihan sebagai berikut :
a. Mahasiswa dapat berlatih secara trial dan error, dapat mengulang-
ulang kegiatan atau tindakan yang sama sampai benar-benar terampil.
Keadaan ini hampir tidak mungkin pada penderita yang sedang
dirawat di rumah sakit.
b. Tindakan ketrampilan yang sulit dan prosesnya panjang, dapat
dipisah-pisah menjadi beberapa tahap dan dilatihkan tahap demi
tahap.
c. Ketrampilan yang bersifat sensitive atau melibatkan unsure emosi,
dapat dilatihkan secara bertahap dengan cara ketrampilannya
46
dilatihkan lebih dahulu, baru kemudian dilatihkan cara menghadapi
hambatan emosinya.
d. Mahasiswa mendapat lebih banyak kesempatan mengenai keadaan
normal karena berlatih pada beberapa teman sesama mahasiswa (role
play).
e. Mahasiswa dapat latihan kapan saja, serta sesuai keinginan tahap
belajar meraka, tanpa menunggu saat bertemu pasien. Dengan
demikian kesempatan berlatih, jauh lebih banyak, tidak terkendala
oleh kekurangan jumlah pasien. (Suryadi, 2008)
3. Asuhan kebidanan ibu bersalin kala III.
Persalinan adalah proses yang dimulai dengan kontraksi uterus
yang menyebabkan dilatasi progesif dari servik, kelahiran bayi dan
plasenta (Hyre, 2003).
a. Tahap Persalinan
Terdapat empat tahap persalinan, yang masing-masing dianggap terpisah. Tahap-tahap ini sebenarnya adalah definisi kemajuan selama persalinan, kelahiran, dan masa nifas. Tahap yang pertama (Kala I) dimulai dari permulaan persalinan yang sebenarnya sampai dilatasi serviks secara lengkap. Tahap kedua (Kala II) adalah dari dilatasi serviks lengkap sampai kelahiran bayi. Tahap ketiga (Kala III) adalah dari kelahiran bayi samapai kelahiran plasenta. Tahap keempat (Kala IV) adalah dari kelahiran plasenta sampai stabilisasi keadaan pasien, biasanya pada sekitar 6 jam masa nifas (Prawiroharjo,1998).
b. Persalinan Kala III
Partus kala III disebut pula kala uri. Kala III ini tidak kalah pentingnya dari kala I dan II. Kelainan dalam memimpin Kala III dapat mengakibatkan kematian karena perdarahan. Kala uri dimulai sejak bayi lahir lengkap sampai plasenta lahir lengkap (Winkjosastro,
46
2005). Kala III dari persalinan dimulai setelah selesainya kelahiran bayi dan berakhir dengan lahirnya placenta. Ini dikenal dengan sebutan persalinan kala placenta. Kala tiga dari persalinan berlangsung rata-rata antara 5-10 menit. Akan tetapi, walaupun berlangsung lebih lama sedikit dari itu, masih dianggap dalam batas-batas normal (Varney, 1997).
Kala III persalinan disebut juga sebagai kala uri atau kala pengeluaran plasenta. Kala tiga merupakan kelanjutan dari kala satu (kala pembukaan dan kala dua (kala pengeluaran bayi). Dengan demikian, berbagai aspek yang akan dihadapi pada kala tiga, sangat berkaitan dengan apa yang telah dikerjakan pada tahap sebelumnya (Depkes RI, 2008)
c. Mekanisme pelepasan plasenta
1) Mekanisme schultze
Mekanisme Schultze tentang pengeluaran placenta ialah kelahiran placenta dengan sisi janin yang terlebih dahulu menyodor. Penyodoran ini diyakini terjadi ketika pemisahan dimulai dibagian tengah. Proses pemisahan ini berkaitan dengan pemisahan lengkap plasenta dan membrane serta kehilangan darah lebih sedikit.
2) Mekanisme Duncan
Mekanisme Duncan tentang pengeluaran placenta ialah kelahiran dengan sisi ibu dari placenta yang menyodor. Penyodoran seperti ini diyakini terjadi ketika pemisahan mula-mula terjadi pinggir atau sekeliling placenta. Darah terlepas diantara selaput dan dinding uterus dan yang terlihat dari bagian luar. Placenta akan turun menyamping dan karena itu kantung air ketuban tidak terbalik tetapi mengikut saja dibelakang placenta untuk dilahirkan. (Fraser, 2009).
d. Penatalaksanaan persalinan kala III
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah dalam ujian akhir mahasiswa kebidanan mengeluarkan pedoman penatalaksanaan kala III yang dibagi dalam tiga kelompok
46
1) Sikap dan Perilaku
Menyapa pasien dengan sopan dan ramah dengan memberi salam dengan senyum dan sapa yang ramah, menjelaskan prosedur yang akan dilakukan yaitu menjelaskan secara detail maksud dan tujuan pemeriksaan, memposisikan pasien dengan tepat atau membantu memposisikan pasien dengan ucapan & tindakan menekuk lutut. Tanggap terhadap reaksi pasien dengan merespon keluhan klien dan menanggapi setiap keluhan yang disampaikan oleh klien sehubungan dengan masalahnya), Sabar dan teliti atau melakukan tindakan dengan percaya diri dan tidak ragu ( semua tindakan dilakukan secara sistematis).
2) Ketrampilan
Persiapan alat : Mengenakan celemek, cuci tangan dan pakai sarung tangan dengan benar, meletakkan kain dan palpasi secara benar (meraba seluruh sisi abdomen), memberitahu ibu bahwa ia akan disuntik Oksitoxin, dalam waktu ± 1 menit setelah bayi lahir, menyuntikkan oksitosin 10 IU secara IM pada 1/3 paha kanan bagian luar dengan aspirasi lebih dulu, Memindahkan klem 5 – 10 cm dekat vulva, Posisi tangan tepat (tangan kiri di atas sympisis, tangan kanan memegang tali pusat beserta klemnya, Penegangan Tali pusat Terkendali (PTT) saat ada kontraksi, menegangkan tali pusat dengan tangan kanan, sedangkan tangan kiri menekan uterus ke arah dorso kranial. Melahirkan plasenta setelah ada tanda lepas plasenta dan uterus berkontraksi, menganjurkan ibu agar sedikit meneran, tetap menegangkan tali pusat dengan arah sejajar lantai sesuai kurve jalan lahir (depan atas), Menangkap plasenta setelah plasenta tampak di vulva, memegang plasenta dengan kedua tangan dan memutar searah jarum jam untuk mengeluarkan plasenta, Melahirkan selaput dengan cara memilin, Masase uterus, segera setelah plasenta lahir, meletakkan plasenta pada tempat yang datar dan melakukan masase uterus dengan telapak tangan secara sirkuler selama ± 15 detik, Menilai kelengkapan plasenta dari sisi maternal maupun foetal Membuka selaput dan memeriksa jumlah kotiledon dan menutupnya kembali, pada sisi foetal setelah selesai pemeriksaan plasenta, meletakkan plasenta pada wadah yang sudah
46
disediakan, Melakukan pemeriksaan vagina dan perineum, untuk memastikan bahwa tidak terdapat laserasi yang menimbulkan perdarahan, Memeriksa kontraksi dan PPV kemudian menginformasikan pada ibu, Membereskan alat-alat, mencuci tangan dan melepas celemek
3) Tehnik
Melaksanakan secara sistematis dan berurutan. Menjaga privacy pasien, dengan menutup pintu, jendela dan gorden serta bagian atas tubuh ibu. Memberikan perhatian pada respon pasien dengan memberikan kesempatan kepada klien terhadap keluhan yang ingin disampaikan dan segera memberikan tanggapan dari apa yang menjadi keluhan klien, Setiap jawaban di follow up dengan baik dengan memberikan respon pada klien dengan tanggapan yang baik dari setiap pertanyaan yang di ajukan Melakukan pendokumentasian sesuai tindakan Mendokumentasikan hasil tindakan sesuai dengan format SOAP
Mahasiswa dalam melaksanakan praktik skills laboratorium perlu ditumbuhkan minat belajar khususnya belajar skills, dengan diawali adanya minat maka belajar laboratorium khususnya skillls laboratorium asuhan persalinan kala III akan lebih mudah dipelajari, dan diharapkan tujuan dalam pembelajaran skills laboratorium akan tercapai.
4. Minat
a. Pengertian
Minat adalah rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal
atau aktifitas tanpa ada yang menyuruh (Slameto, 2003). Minat pada
dasarnya adalah penerimaan akan sesuatu hubungan antara diri sendiri
dengan sesuatu diluar diri, semakin kuat hubungan tersebut, semakin
besar minat.
Minat diartikan suatu kondisi yang terjadi bila seseorang melihat
suatu situasi yang dihubungkan dengan keinginan-keinginan atau
46
kebutuhannya sendiri. Sehingga apa yang dilihat seseorang akan
membangkitkan minatnya jika hal tersebut mempunyai hubungan
dengan kepentingannya sendiri, minat juga merupakan kecenderungan
jiwa seseorang terhadap keinginan, misalnya seseorang berminat untuk
menjadi bidan maka tanpa paksaan dia akan belajar lebih jauh tentang
profesi bidan dan sekolah di jurusan kebidanan.
b. Bentuk Minat
Minat dapat diekspresikan melalui suatu pernyataan yang
menunjukkan bahwa seseorang lebih menyukai sesuatu dari pada yang
lain yaitu: adanya perhatian, adanya pilihan, adanya partisipasi, adanya
perasaan menyenangi. Minat dapat pula dimanifestasikan melalui
partisipasi dalam suatu bentuk aktivitas berupa adanya kekuatan untuk
bereaksi, adanya perilaku efektif, memperhitungkan waktu efektif
(Uno,2009).
c. Manfaat minat
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan diatas, secara garis
besar dapatlah dikemukakan manfaat minat berfungsi sebagai berikut :
pendorong seseorang dalam melakukan kegiatan, pendorong seseorang
untuk menikmati dan melakukan aktivitas, pendorong tumbuhnya
perhatian terhadap suatu obyek, pendorong seseorang untuk cenderung
melakukan kegiatan dan berusaha menyelesaikannya.
d. Membangkitkan minat
46
Menurut Tanner dan Tanner (dalam Slameto, 2003) minat dapat
ditingkatkan dengan jalan memberikan informasi-informasi mengenai
subyek yang menjadi pilihannya. Contohnya minat menjadi bidan dan
belajar di akademi kebidanan maka informasi yang diberikan meliputi
konsep bidan, peran dan fungsi bidan, persyaratan menjadi bidan, teori
ilmu kebidanan, praktikum kebidanan dan sebagainya dapat pula
membangkitkan minat seseorang tersebut jika diberikan secara intensif.
Proses pembelajaran akan berjalan lancar jika disertai dengan minat.
Pendapat lain tentang cara pembangkitan minat yaitu membangkitkan
adanya suatu kebutuhan, menghubungkan dengan persoalan pengalaman
yang lampau, memberikan kesempatan untuk mendapatkan hasil yang
baik, menggunakan berbagai macam bentuk pengajaran (Sardiman,
2007).
Minat seseorang terhadap suatu obyek akan kelihatan dari cara seseorang
bertindak dan memperhatikan dalam melakukan kegiatan yang
berhubungan dengan obyek tersebut. Bila seseorang berminat terhadap
suatu obyek, maka ia akan berbuat, bertindak dan memusatkan
perhatiannya terhadap obyek tersebut dengan sebaik-baiknya. Tetapi bila
seseorang kurang berminat terhadap obyek tersebut maka ia tidak akan
berusaha memperoleh obyek tersebut atau mungkin hanya berusaha untuk
menghindarinya. Minat merupakan komponen psikis yang mampu
memberikan kontribusi pada diri manusia untuk melakukan sesuatu
seperti apa yang diinginkan, sehingga kedudukan minat dalam proses
46
belajar siswa sangat mendasar atau fundamental, oleh karenanya agar
belajarnya berhasil maka siswa harus memiliki minat belajar yang tinggi.
Menurut Crow & Crow minat biasa berhubungan dengan daya gerak yang
mendorong seseorang untuk berurusan dengan orang lain, benda atau
kegiatan. Minat dapat menyebabkan adanya partisipasi dalam kegiatan.
Minat juga menimbulkan adanya pengerahan usaha, daya dan tenaga.
Dalam hal ini Crow & Crow menekankan adanya dorongan, pengorbanan,
dan ketekunan, sehingga oleh Crow & Crow diilustrasikan jika seseorang
menaruh minat tehadap sesuatu, maka ia akan tahan berjam-jam untuk
mengikuti kegiatan tersebut, bahkan sampai lupa waktu.
Minat seseorang terhadap sesuatu bukan semata-mata bawaan sejak lahir,
melainkan lebih banyak sebagai hasil dari akumulasi pengalaman orang
tersebut. Jika pengalaman seseorang terhadap suatu kegiatan selalu
menimbulkan efek yang sesuai dengan harapannya, maka minat orang itu
terhadap kegiatan tersebut dapat meningkat. Hal ini sesuai pendapat Crow
& Crow yang mengatakan bahwa timbulnya minat dapat dirangsang oleh
kegiatan itu sendiri. Demikian juga minat belajar seseorang sangat
dipengaruhi oleh efek yang diperoleh dari hasil belajar itu sendiri, jadi
hasil belajar yang memberikan efek yang memuaskan, maka hal itu akan
dapat merangsang timbulnya minat belajar. Oleh karenanya setiap
pendidik dituntut untuk mampu menimbulkan minat peserta didik terhadap
materi yang akan diberikan.(Sardiman, 2007)
5. Prestasi Belajar
46
Prestasi belajar diartikan sebagai hasil yang telah dicapai seseorang yang
telah mengerjakan sesuatu hasil kegiatan belajar. Menurut Poerwodarminto
(1996) mengemukakan keberhasilan belajar adalah penguasaan pengetahuan
atau ketrampilan yang dikembangkan oleh setiap mata pelajaran yang
lazimnya ditunjukkan dalam bentuk nilai tes angka yang diberikan setiap
guru. Hasil belajar siswa yang tampak dalam sejumlah kemampuan atau
kompetensi setelah melewati kegiatan belajar mengajar sering hanya dinilai
dari aspek kognitif saja. Padahal dalam kenyataannya siswa yang belajar
pengetahuan tertentu tidak hanya memperoleh keterampilan kognitif saja,
tetapi pada saat yang sama juga memperoleh keterampilan lain seperti
keterampilan psikomotorik. Jadi, tampak bahwa antara ranah kognitif dan
ranah psikomotorik sebenarnya saling melengkapi, bahkan disertai oleh hasil
belajar dalam ranah afektif (sikap). Begitu juga sebaliknya, siswa yang
belajar keterampilan psikomotorik, sebenarnya juga belajar secara kognitif
dan pembentukan sikap (Uno, 2008). Contohnya, orang yang telah
mempelajari kaidah menolong persalinan, maka untuk menunjukkan kepada
orang lain bahwa ia telah memahami kaidah menolong persalinan, maka ia
juga hendaklah ia mampu menjelaskan konsep atau prosedur pertolongan
persalinan secara psikomotorik, serta mampu memperlihatkan cara-cara
tersebut dengan baik. meskipun demikian, keterampilan motorik atau
keterampilan gerak (psikomotorik) merupakan sesuatu yang bersifat
kompleks.
46
Berdasarkan uraian diatas, apabila dilihat kaitannya dengan praktik
pertolongan persalinan pada ibu di sekolah jurusan Kebidanan, tampak
bahwa siswa dengan pengetahuan praktik persalinannya akan lebih mengerti,
menguasai dan menyempurnakannya jika mereka sering berlatih. Hal ini
dengan harapan mereka akan dapat mendalami arti praktik tersebut dan
mampu meningkatkan efisiensi yang dilakukan. Hasil belajar atau prestasi
belajar di bidang psikomotorik dalam praktik pertolongan persalinan kala III
nampak dalam gerakan gerakan yang kompleks yang dilakukan secara efisien
melalui penggabungan tiga ketrampilan, yaitu: sikap dan perilaku, isi
ketrampilan, dan tehnik pelaksanaan yang ketiganya tergabung dalam lembar
keterampilan pertolongan persalinan kala III. Penilaian terhadap prestasi atau
hasil belajar dalam ranah psikomotorik dibuat dengan memberikan nilai pada
tiap-tiap bagian keterampilan yang dilakukan oleh seorang siswa melalui
serangkaian penilaian yang terdiri dari metode, hasil keterampilan, dan waktu
(Uno, 2008) Mengingat tujuan belajar praktik skills laboratorium asuhan
kebidanan pertolongan persalinan kala III merupakan keterampilan
psikomotorik, maka dalam penilaian lebih ditekankan dalam metode atau
tehnik perlolongannya. Oleh karenanya tolak ukur hasil belajar praktik
pertolongan persalinan kala III adalah dipenuhinya semua langkah-langkah
praktik pertolongan persalinannya. Berdasarkan pengertian praktik di atas,
maka instrument yang digunakan untuk mengukur keterampilan praktik
pertolongan persalinan tersebut adalah lembar cek list dan format penilaian
ketrampilan pertolongan persalinan kala III yang telah dikeluarkan oleh
46
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. Dengan lembar tersebut, nantinya
didapatkan hasil nilai angka untuk kelulusan dari praktik tersebut,
Departemen Kesehatan menetapkan batas nilai minimal lulus yaitu 76.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif eksperimental, dengan
rancangan eksperimen sederhana, Menurut Arief (2004) dalam rancangan ini
subyek dibagi dua kelompok dipilih secara random. Kelompok pertama diberi
perlakuan atau Kelompok Perlakuan (KP) dan kelompok yang lain tidak
diberi perlakuan atau Kelompok Kontrol (KK), Setelah waktu yang
ditentukan semua kelompok diobservasi atau dilakukan pengukuran terhadap
variabel efek yang diteliti. Perbedaan hasil pengukuran nilai pada kelompok
perlakuan dan kelompok kontrol merupakan efek dari perlakuan.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat
Penelitian ini dilakukan di Program Studi D IV Kebidanan Fakultas
Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.
46
2. Waktu
Waktu penelitian pada tanggal 4 – 7 Januari 2010.
C. Subyek Penelitian
1. Populasi
Populasi penelitian menurut Suharsimi (1998) adalah keseluruhan subjek
penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa
Program Studi D IV Kebidanan Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas
Maret Surakarta (FK UNS). Populasi target dalam penelitian adalah semua
mahasiswa regular D IV Kebidanan FK UNS sebanyak 213 orang dengan
populasi aktual adalah mahasiswa regular semester III D IV Kebidanan
UNS sebanyak 60 orang.
2. Sampel penelitian
a. Tehnik Sampel
Dalam penelitian ini sampel diambil dengan cara total sampling
yaitu pengambilan sampel yang didasarkan pada jumlah dari populasi
actual. terpilih ke dalam sampel.
b. Besar Sampel
Besar sampel sebanyak 60 responden yang dibagi menjadi dua
kelompok yaitu kelompok kontrol dan kelompok perlakuan,
Pembagian kelompok dengan tehnik randomisasi undian (dengan kertas
gulung yang diberi tulisan tes awal untuk yang dijadikan kelompok
eksperimen, dan kertas kosong untuk kelompok control). Maka
46
didapatkan kelompok kontrol 30 responden dan kelompok eksperimen
30 responden.
D. Definisi Operasional
1. Variabel bebas (X)
Variabel adalah Konsep yang nilainya bervariasi (Arief, 2004).
a. Variabel bebas
Variabel bebas yaitu variabel yang bila berada bersamaan dengan
variabel lain dapat mempengaruhi perubahan variabel lain tersebut.
Variabel bebas (X1)
Dalam penelitian ini adalah tes awal atau pre-tes skills laboratorium
ASKEB Persalinan kala III, definisi dari tes awal atau pre-tes skills
laboratorium ASKEB Persalinan kala III yang dimaksud adalah tes
yang dilaksanakan pada awal pelajaran skills laboratorium Asuhan
Kebidanan Persalinan kala III digunakan untuk mengetahui tingkat
kemampuan yang telah dimiliki oleh peserta didik sebelum dimulainya
pembelajaran skills laboratorium.
Alat ukurnya : Soal pre-tes tentang penatalaksanaan asuhan
persalinan kala III.
46
Bentuk soal : Pilihan ganda sebanyak 20 soal.
Kategori : Kelompok dengan tes (eksperimen)
Kelompook tanpa tes (kontrol)
Variabel bebas (X2)
Dalam penelitian ini adalah minat belajar skills laboratorium
ASKEB persalinan kala III pengertiannya yaitu ketertarikan
seseorang untuk memilih sesuatu yang dianggap sesuai dengan
keinginannya, dalam hal ini yaitu memilih belajar skills laboratorium
ASKEB persalinan kala III
Penilaian untuk kuesioner ini adalah:
Pertanyaan positif Pertanyaan negatif
Sangat setuju 5 1
Setuju 4 2
Ragu-ragu 3 3
Tidak setuju 2 4
Sangat tidak setuju 1 5
46
Pemberian skor kuesioner digunakan skala skala likert dengan
rentang 1 – 5, dengan 25 butir pertanyaan maka akan diperoleh skor
maksimum 125 dan skor minimum 25, mediannya adalah skor
minimum ditambah skor maksimun dibagi dua yaitu (25 + 125)/2
atau 150 dibagi 2 sebesar 75, jika dibagi dua kategori maka :
Kategori : Berminat nilai : 76 - 125
Tidak berminat nilai : 25 – 75 (Jihad, 2009)
2. Variabel terikat (Y)
Variabel terikat (Y) dalam penelitian ini adalah Prestasi Belajar dari
praktik skills laboratorium ASKEB Persalinan kala III.
Alat ukur : penilaian menggunakan lembar evaluasi praktik asuhan
kebidanan ibu bersalin penanganan kala III persalinan yang
dikeluarkan oleh Departemen Kesehatan.
Skala : interval
E. Tehnik Pengumpulan Data
1. Jenis data yang dikumpulkan
46
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer
yang diperoleh dari responden dengan menggunakan nilai pre tes tentang
penatalaksanaan Asuhan Kebidanan Persalinan kala III, kuesioner yang
mengungkap minat belajar ketrampilan asuhan kebidanan persalinan kala
III, kuesioner karakteristik responden yang meliputi identitas responden,
nilai evaluasi hasil belajar responden pada praktik skills laboratorium
Asuhan Kebidanan Persalinan kala III
2. Cara Pengumpulan Data
Sebelum mengumpulkan data responden diharapkan mengisi
format kesediaan menjadi responden, tanpa unsur paksaan. Kemudian
dilanjutkan dengan mengumpulkan data primer dan sekunder. Cara
pengumpulan data primer dengan memberikan pre-tes kepada responden
tentang ceklist penatalaksanaan asuhan kebidanan persalinan kala III,
memberikan kuesioner kepada responden tentang minat belajar skills
laboratorium asuhan persalinan kala III yang sebelumnya didahului
tentang penjelasan tehnik pengisian kuesioner tersebut dan data hasil
belajar siswa pada evaluasi pembelajaran skills laboratorium asuhan
persalinan kala III.
F. Validitas dan Reliabilitas
46
Instrumen yang baik harus memenuhi dua persyaratan penting yaitu valid
dan reliabel. Menurut Suharsimi (1998:160) validitas adalah suatu ukuran
yang menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen. Suatu
instrumen yang valid atau sahih apabila memiliki nilai korelasi yang positif
dan lebih besar dari nilai r tabel (rtabel : 0, 361) dan nilai signifikasi < 0,05.
Dalam penelitian ini dilakukan uji validitas dan reliabilitas kepada mahasiswa
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) ‘Aisyiyah Surakarta semester III
sebanyak 30 mahasiswa. Hasil penilaian pada uji validitas ini dihitung dengan
menggunakan rumus korelasi Product Moment Pearson sebagai berikut:
( )( )( ){ } ( ){ }2222 ååå å
å åå--
-=
YYNXXN
YXXYNrXY
dengan pengertian
rxy : koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y
N : banyaknya peserta tes
X : skor pada butir soal
Y : skor total yang didapat
Hasil olahan data komputer untuk uji validitas terhadap kuesioner yang
dilakukan pada 30 responden dari 25 item pertanyaan tes awal menunjukkan
bahwa 20 item pertanyaan dinyatakan valid dan 5 item pertanyaan dinyatakan
tidak valid yaitu item 5, 8, 9, 18, dan 20. Sedangkan pada kuesioner minat
46
belajar skills laboratorium manajemen aktif kala III dari ke 25 pertanyaaan
dinyatakan valid semua. Butir pertanyaan kuesioner yang tidak valid tidak
digunakan untuk penelitian. Data tentang uji validitas kuesioner terlampir.
Sedangkan di bagian lain Suharsimi (1998:170-171) menerangkan
reliabilitas adalah instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai
alat pengumpulan data karena instrumen itu sudah baik. Instrumen yang
reliabel berarti instrumen tersebut cukup baik sehingga mampu mengungkap
data yang bias dipercaya, yaitu semakin nilai r hitung tinggi atau mendekati
1,00 maka reliabilitas instrument semakin tinggi. Dalam penelitian ini untuk
mengukur reliabilitas instrumen digunakan rumus Alpha Cronbach sebagai
berikut:
( ( ) )111 -
=k
kr ( )
2
21t
b
s
så-
dengan keterangan:
r11 : reliabilitas instrument
k : banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
2
bås : jumlah varians butir
t
2s : varian total
46
Hasil penghitungan uji relibilitas pada instrumen tes awal sebesar 0,8143
sedangkan pada instrument minat sebesar 0,9939. Hal ini menunjukkan bahwa
ke dua instrumen mempunyai tingkat reliabilitas yang tinggi.
G. Desain Penelitian
Dalam penelitian ini menggunakan post-test only control design, yang
didalamnya terdapat dua kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol, dimana pengambilannya dilakukan secara random. Paradigma sebagai
berikut :
KP : (X) O1
KK: ( - ) O2
KP = Kelompok perlakuan
KK = Kelompok control
(X) = Perlakuan berupa pemberian pre-tes tentang penatalaksanaan
kala III persalinan
( - ) = Tanpa perlakuan
46
O1 = Hasil belajar skills laboratorium mahasiswa setelah mengikuti
pembelajaran skills laboratorium.
O2 = Hasil belajar skills laboratorium mahasiswa setelah mengikuti
pembelajaran skills laboratorium yang.
X = perlakuan, kelompok atas (O1) sebagai kelompok eksperimen diberi
perlakuan, yaitu pretes atau tes awal sebelum melaksanakan praktik skills
laboratorium asuhan kebidanan persalinan kala III, sedangkan kelompok
bawah yang merupakan kelompok control (O2) tidak diberi tes awal atau
pretes sebelum melaksanakan praktik skills laboratorium asuhan
kebidanan persalinan kala III. Pengaruh pretes O1 – O2.
H. Tehnik Analisis Data
Data yang telah terkumpul kemudian dilakukan pengolahan data.
Langkah – langkah pengolahan data :
1. Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang
diperoleh atau dikumpulkan.
2. Coding kegiatan member kode numeric (angka) terhadap data pada semua
variabel
3. Data entry kegiatan memasukkan data yang telah dikumpulkan ke dalam
master table atau database computer (Hidayat, 2007).
46
4. Tabulating adalah kegiatan pengorganisasian data sedemikian rupa agar
dengan mudah dapat dijumlah, disusun dan ditata untuk disajikan dan
dianalisis.
Analisis data dilakukan empat kali. Analisis yang pertama adalah
menguji normalitas data dengan uji kolmogorv smirnov untuk mengetahui
apakah distribusi data pada tiap-tiap kelompok data normal atau tidak.
Analisis kedua menguji perbedaan kelompok kontrol (tanpa tes
awal) dan kelompok perlakuan (dengan tes awal) dengan hasil prestasi
belajar skill laboratorium asuhan persalinan kala III antara langkah ini
untuk menguji hipotesis penelitian pertama, dalam hal ini hipotesis yang
diajukan adalah “Terdapat pengaruh hasil tes awal terhadap prestasi
belajar skills laboratorium asuhan kebidanan persalinan kala III”. Tehnik
stastistik yang digunakan untuk menguji hipotesis tersebut adalah tehnik
anova dua jalan yang diujikan adalah perbedaan hasil prestasi belajar
ketrampilan asuhan persalinan kala III antara kelompok kontrol dan
kelompok eksperimen (perbedaan antara O1 dengan O2). Jika terdapat
perbedaan dimana kelompok eksperimen (O1) lebih besar dari kelompok
kontrol (O2) maka pretes dan minat belajar asuhan persalinan kala III
berpengaruh positif pada prestasi belajar mahasiswa, dan bila hasil
kelompok eksperimental lebih kecil dari pada kelompok kontrol maka
berpengaruh negatif.
Analisis yang ketiga menguji perbedaan antara kelompok minat
tinggi dan kelompok minat rendah dengan prestasi belajar skill
46
laboratorium asuhan persalinan kala III, hal ini untuk menguji hipotesis
penelitian yang kedua yaitu “Terdapat pengaruh hasil minat beajar
terhadap prestasi belajar skills laboratorium asuhan kebidanan persalinan
kala III” pengujian ini menggunakan anova dua jalan dengan tujuan untuk
mengetahui pengaruh minat belajar skills laboratorium asuhan persalinan
kala III dengan hasil belajar skills laboratorium asuhan persalinan kala III.
Analisis yang keempat menguji hipotesis penelitian ketiga
“Terdapat pengaruh hasil tes awal dan minat terhadap prestasi belajar
skills laboratorium asuhan kebidanan persalinan kala III” perbedaan
prestasi belajar skill laboratorium asuhan persalinan kala III pada
kelompok interaksi, analisis ini menggunakan anova dua jalan, untuk
mengguji apakah ada perbedaan prestasi belajar skill laboratorium asuhan
persalinan kala III pada empat sel digunakan t-tes,yaitu : 1) tanpa tes
minat rendah dengan tanpa tes minat tinggi; 2) tanpa tes minat rendah
dengan memakai tes minat rendah; 3) tanpa tes minat tinggi dengan
memakai tes minat tinggi; 4) Memakai tes minat rendah dengan memakai
tes minat tinggi.
.
46
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Data minat belajar skills laboratorium asuhan persalinan Kala III
Pengambilan data mengenai minat belajar skills laboratorium
asuhan persalinan kala III dilakukan dengan menggunakan kuesioner
yang dibagikan kepada mahasiswa semester III. Hasil penggumpulan
data mengenai minat didapatkan semua mahasiswa baik kelompok
eksperimen maupun kelompok kontrol mempunyai nilai rata-rata
sebesar 93,35 dan standar deviasi sebesar 10,76 dan seluruh
mahasiswa masuk dalam kategori berminat, karena seluruh mahasiswa
mendapat nilai diatas 75.
Selanjutnya kelompok berminat dibagi menjadi dua yaitu minat
tinggi dan minat rendah, pembagian tersebut dengan menggunakan
dasar rata-rata kelompok berminat, kelompok mahasiswa yang skornya
lebih besar dari rata-rata yaitu 93,35 dikategorikan berminat tinggi
sedangkan kelompok mahasiswa yang skornya dibawah rata-rata atau
46
kurang dari 93,35 dikategorikan minat rendah maka diperoleh nilai
yang berminat rendah sebanyak 33 mahasiswa dari 60 mahasiswa atau
55 %. Sedangkan yang memiliki minat belajar skill laboratorium kala
III dikategori tinggi sebanyak 27 mahasiswa atau 45 %. Adapun
statistik diskriptif dari data minat belajar skill lab mempunyai nilai
mediannya sebesar 99, nilai modusnya sebesar 97, nilai maximum
sebesar 122 dan nilai minimum sebesar 76. Sehingga dapat diketahui
nilai rentangan nya sebesar nilai maksimum – nilai minimum = 122 –
76 = 46.
Dengan aturan sturges maka dapat diketahui jumlah kelas
intervalnya sebanyak k = 1+3,3 x log (N) = 1+3,3 x log (60) = 1+3,3 x
1,59 = 6,87 » 7, sehingga nilai interval dapat diketahui sebesar i =
range / k = 46 / 7 = 6,57. Selanjutnya data minat belajar skill lab dapat
ditabulasikan dalam bentuk distribusi frekuensi sebagai berikut:
Tabel 3: Distribusi Frekuensi Minat Belajar Skill Lab
Kelas Interval Frekuensi Frekuensi Komulatif Presentase
76 82 6 6 10.0% 83 89 0 6 0.0% 90 96 13 19 21.7% 97 103 27 46 45.0% 104 110 6 52 10.0% 111 117 1 53 1.7% 118 124 7 60 11.7%
60 100.0% Sumber : Data diolah
2. Data prestasi belajar skills laboratorium asuhan persalinan kala III
46
Pengambilan data mengenai prestasi belajar skills laboratorium
asuhan persalinan kala III dilakukan dengan evaluasi praktik skills
laboratorium asuhan persalinan kala III pada mahasiswa semester III
menggunakan format evaluasi dari Departemen Kesehatan Provinsi
Jawa Tengah. Hasil penggumpulan data mengenai prestasi belajar
asuhan persalinan kala III didapatkan, nilai terendah 60 dan nilai
tertinggi 95. Nilai rata-rata untuk kelompok eksperimen (dengan tes
awal) sebesar 87,6 sedangkan nilai rata-rata untuk kelompok kontrol
(tanpa tes awal) sebesar 74,8, selisih rata-rata nilai antara kelompok
eksperimen dan kelompok control sebesar 12,8.
Dengan aturan sturges maka dapat diketahui jumlah kelas
intervalnya sebanyak k = 1+3,3 x log (N) = 1+3,3 x log (60) = 1+3,3 x
1.59 = 6,87 » 7. Nilai maksimum prestasi belajar sebesar 95, nilai
minimum sebesar 60 sehingga nilai interval dapat diketahui sebesar i
= range / k = 19 / 7 = 2,71. Selanjutnya data prestasi belajar skill lab
dapat ditabulasikan dalam bentuk distribusi frekuensi sebagai berikut:
Tabel 4 : Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Skill Labaratorium Asuhan Persalinan Kala III
Kelas Interval Frekuensi Frekuensi Komulatif Presentase
60 64 2 2 3.3% 65 69 4 6 6.7% 70 74 12 18 20.0% 75 79 19 37 31.7% 80 84 12 49 20.0% 85 89 6 55 10.0% 90 95 5 60 8.3%
46
60 100.0%
Sumber : Data diolah
3. Analisis data
Pada penelitian ini dilakukan empat analisis yaitu: 1) Menguji
normalitas data; 2) Menguji perbedaan antara kelompok kontrol (tanpa
tes awal) dan kelompok perlakuan (dengan tes awal) dengan prestasi
belajar skill laboratorium manajemen aktif kala III; 3) Menguji
perbedaan antara kelompok minat tinggi dan kelompok minat rendah
dengan prestasi belajar skill laboratorium manajemen aktif kala III; 4)
Menguji perbedaan prestasi belajar skill laboratorium manajemen
aktif kala III pada kelompok interaksi
a. Uji normalitas data
Hasil uji normalitas data dengan uji Kolmogorv Smirnov di
dapatkan hasil sebagai berikut:
Tabel 3 : Hasil uji normalitas data dengan uji Kolmogorv Smirnov
No Data yang diujikan Hasil
N Statistik sig
1 Minat Tinggi 27 0.101 0.200
2 Minat Rendah 33 0.108 0.200
3 Prestasi Belajar kelompok control (Dengan Tes)
30 0.121 0.200
4 Prestasi Belajar kelompok 30 0.145 0.108
46
eksperimen (tanpa tes)
Dari tabel diatas dapat diketahui baik kelompok minat tinggi dan
minat rendah serta prestasi belajar pada kelompok kontrol dan
eksperimen mempunyai nilai signifikasi lebih dari 0,05 jadi semua data
dinyatakan berdistribusi normal.
b. Uji Perbedaan Prestasi belajar Skill Laboratorium Asuhan Persalinan
Kala III antara kelompok kontrol (tanpa tes awal) dengan kelompok
perlakuan (dengan tes awal)
Analisis kedua untuk menguji hipotesis penelitian yang
pertama yaitu: “Terdapat pengaruh antara hasil tes awal pada
pembelajaran skills laboratorium asuhan kebidanan persalinan kala III
terhadap prestasi belajar”. Analisis ini juga untuk mengetahui
perbedaan prestasi belajar skill laboratorium asuhan persalinan kala III
antara kelompok kontrol (tanpa tes awal) dengan kelompok perlakuan
(dengan tes awal). Tehnik stastistik yang digunakan untuk menguji
hipotesis tersebut adalah dengan anova dua jalan, yaitu dengan cara
mengamati faktor interaksi antara tes awal dan minat belajarnya. Hasil
penghitungan dengan anova diperoleh nilai F hitung sebesar 89,524
dengan tingkat signifikansi 0,00. Karena signifikansi kurang dari 0,05,
maka Hipotesis nol ditolak, dan hipotesis alternative diterima. Hal ini
berarti ada perbedaan prestasi belajar skill laboratorium asuhan
persalinan kala III antara mahasiswa yang diberi tes awal dengan
mahasiswa yang tidak diberi tes awal.
46
Demikian juga hasil perhitungan dengan tehnik t-test untuk
dua sampel related, yang diujikan adalah perbedaan hasil prestasi
belajar ketrampilan asuhan persalinan kala III antara kelompok kontrol
dan kelompok eksperimen. Hasil dengan penghitungan uji t test
(terlampir) didapatkan bahwa thitung sebesar 8,629 dengan signifikasi
sebesar 0,00 lebih kecil dari 0,05. Dapat disimpulkan Terdapat
pengaruh antara hasil tes awal pada prestasi belajar skills
laboratorium asuhan kebidanan persalinan kala III terhadap prestasi
belajar.
Perbedaan rata-rata nilai hasil belajar antara kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol yaitu sebesar 12,8 didapat dari
penghitungan rata-rata nilai kelompok eksperimen dikurangi rata-rata
nilai kelompok kontrol yaitu 87,6 – 74,8, sehingga dapat disimpulkan
ada perbedaan dimana kelompok eksperimen lebih besar dari
kelompok kontrol maka tes awal asuhan persalinan kala III
berpengaruh positif pada prestasi belajar mahasiswa.
c. Uji Perbedaan Prestasi belajar Skill Laboratorium Asuhan Persalinan
Kala III kelompok minat tinggi dengan kelompok minat rendah
Analisis ketiga untuk menguji hipotesis penelitian kedua yaitu
“Terdapat pengaruh minat belajar skills laboratorium asuhan
persalinan kala III dengan hasil belajar skills laboratorium asuhan
persalinan kala III”. pengujian ini menggunakan anova dua jalan
dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh minat belajar skills
46
laboratorium asuhan persalinan kala III dengan hasil belajar skills
laboratorium kala III didapatkan anova dua jalan diperoleh nilai F
hitung faktor minat sebesar 44.353 dan nilai signifikansi 0,000 lebih
kecil dari 0,05, sehingga hipotesis nol ditolak. Hal ini berarti terdapat
pengaruh minat terhadap prestasi belajar. Kenyataan ini diperkuat
dengan nilai uji thitung sebesar 5,472 dengan signifikasi sebesar 0,000
lebih kecil dari 0,05, maka hipotesis nol ditolak. Hal tersebut dapat
disimpulkan bahwa terdapat pengaruh minat belajar skills
laboratorium asuhan persalinan kala III dengan hasil belajar skills
laboratorium kala III.
d. Uji Perbedaan Prestasi belajar Skill Laboratorium Asuhan Persalinan
Kala III pada kelompok interaksi
Analisis keempat menguji hipotesis penelitian yang ketiga yaitu
“Terdapat pengaruh tes awal dan minat belajar terhadap prestasi
belajar skills laboratorium asuhan kebidanan persalinan kala III”
dengan menguji interaksi antar sel. Tehnik stastistik yang digunakan
adalah dengan anova dua jalan, yaitu dengan cara mengamati faktor
interaksi antara tes awal dan minat belajarnya. Hasil uji anova dua
jalan dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut :
Tabel 6: Hasil uji anova dua jalan
46
Dari hasil analisis diperoleh nilai F hitungnya sebesar 7,469
dengan tingkat signifikansi sebesar 0,008 yang lebih kecil dari 0,05,
sehingga hipotesis nol ditolak. Hal ini berarti ada pengaruh interaksi
antara faktor minat dan tes awal terhadap prestasi belajar skill
laboratorium asuhan persalinan kala III. Demikian juga dengan
analisis yang dilakukan dengan uji statistik t test yang berfungsi untuk
menguji apakah ada perbedaan prestasi belajar skill laboratorium
asuhan persalinan kala III pada empat sel sebagai berikut : 1) tanpa tes
minat rendah dengan tanpa tes minat tinggi; 2) tanpa tes minat rendah
dengan memakai tes minat rendah; 3) tanpa tes minat tinggi dengan
memakai tes minat tinggi; 4) Dengan tes minat rendah dengan
memakai tes minat tinggi.
Hasil penghitungan dengan uji t test yang dikerjakan melalui
program statistik SPSS versi 15 dapat ditabelkan sebagai berikut:
Tabel 7: Uji Perbedaan prestasi belajar skill laboratorium asuhan persalinan kala III antar sel
Sel Interaksi t df sig Keterangan
Tests of Between-Subjects Effects
Dependent Variable: Prestasi Belajar
398966.192a 4 99741.548 5542.251 .000
1611.128 1 1611.128 89.524 .000
798.208 1 798.208 44.353 .000
134.417 1 134.417 7.469 .008
1007.808 56 17.997
399974.000 60
SourceModel
TES
MINAT
TES * MINAT
Error
Total
Type III Sumof Squares df Mean Square F Sig.
R Squared = .997 (Adjusted R Squared = .997)a.
46
Tanpa Tes Minat Rendah 6,610 28 0.000 Ada Perbedaan
Tanpa Tes Minat Tinggi
Tanpa Tes Minat Rendah 8,66 31 0.00 Ada perbedaan
Dengan Tes Minat Rendah
Tanpa Tes Minat Tinggi 4,877 25 0.00 Ada perbedaan
Dengan Tes Minat Tinggi
Dengan Tes Minat Rendah 2,796 28 0.009 Ada Perbedaan
Dengan Tes Minat Tinggi
Sumber : data diolah
Berdasarkan pada hasil perhitungan pada tabel diatas
menunjukkan bahwa pada kelompok tanpa tes, nilai prestasi belajar
skill laboratorium asuhan persalinan kala III ada perbedaan antara
yang mempunyai minat tinggi maupun yang mempunyai minat rendah.
Demikian juga pada kelompok dengan tes, nilai prestasi skill
laboratorium asuhan persalinan kala III ada perbedaan yang bermakna
antara mahasiswa yang mempunyai minat tinggi maupun mahasiswa
yang mempunyai minat rendah.
Ada perbedaan prestasi belajar skill laboratorium asuhan persalinan
kala III terjadi pada kelompok tanpa tes minat rendah dengan
kelompok memakai tes minat rendah, dan kelompok tanpa tes minat
tinggi dengan kelompok memakai tes minat tinggi.
Dari kenyataan ini dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh
yang bermakna secara bersama-sama antara minat dan tes awal
46
terhadap prestasi belajar skill laboratorium manajemen aktif kala III
antara mahasiswa yang diberi tes dengan mahasiswa yang tidak diberi
tes.
B. Pembahasan
Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan dapat diterangkan bahwa
terdapat pengaruh minat belajar skills laboratorium asuhan persalinan kala
III dengan hasil belajar skills laboratorium kala III. Hal ini dapat dilihat
dari nilai F hitung sebesar 44,353 dengan tingkat kepercayaan 0,000 lebih
kecil dari 0,05, demikian juga dengan nilai thitung sebesar 5,472 dengan
nilai p sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05 sehingga memperkuat alasan
bahwa tinggi rendahnya minat berpengaruh terhadap prestasi belajar
mahasiswa.
Minat merupakan komponen psikis yang mampu memberikan
kontribusi pada diri manusia untuk melakukan sesuatu seperti apa yang
diinginkan, sehingga kedudukan minat dalam proses belajar siswa sangat
mendasar atau fundamental, oleh karenanya agar belajarnya berhasil maka
siswa harus memiliki minat belajar yang tinggi (Uno,2009).
Pada kenyataan empiris menunjukkan kejadian yang sama dengan
teori yang ada, hal ini dapat dijelaskan bahwa minat belajar mahasiswa
terhadap skill laboratorium manajemen aktif kala III boleh dikatakan
mempengaruhi prestasi belajar mahasiswa skill laboratorium manajemen
aktif kala III. Adapun prosentase mahasiswa yang berminat rendah
46
sebanyak 55% dan yang berminat tinggi 45%. Besaran prosentase tersebut
dapat diartikan bahwa mahasiswa yang mengikuti pembelajaran skill
laboratorium manajemen aktif kala mempunyai minat yang hampir sama
sehingga wajar apabila prestasinya belajarnya meningkat.
Mahasiswa yang memiliki minat belajar yang tinggi maupun
mahasiswa yang memiliki minat belajar rendah akan terpacu untuk
menyelesaikan tugas yang menjadi tanggung jawabnya karena berkaitan
dengan profesi yang telah ditekuninya. Minat belajar seseorang juga
sangat dipengaruhi oleh efek yang diperoleh dari hasil belajar itu sendiri,
jadi hasil belajar yang memberikan efek yang memuaskan, maka hal itu
akan dapat merangsang timbulnya minat belajar, seorang pendidik dituntut
untuk mampu menimbulkan minat peserta didik terhadap materi yang akan
diberikan.(Sardiman, 2007).
Dari hasil penelitian juga didapatkan perbedaan rata-rata nilai hasil
belajar antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yaitu sebesar
12,8 dan berpengaruh positif pada prestasi belajar mahasiswa.
Mahasiswa yang sebelum praktik skills laboratorium didahului
dengan tes awal memiliki nilai yang lebih besar, hal ini dikarenakan tes
awal merupakan tes persyaratan yang mempunyai tujuan yang telah
dirancang sehingga diketahui seberapa jauh pengetahuan mahasiswa
terhadap ketrampilan yang dipraktikkan, yaitu ketrampilan bersyarat (jika
belum lulus tes awal tidak boleh mengukuti skills laboratorium). Maksud
46
dari pretes bukanlah untuk menentukan nilai akhir (perolehan belajar),
tetapi lebih mengenal profil anak didik berkenaan dengan analisis
pembelajaran (Uno, 2007).
Tes awal akan membuat mahasiswa mempersiapkan diri dengan
materi yang akan dipraktikkan, sehingga penguasaan materi
mahasiswapun bertambah, dengan demikian proses pembelajaran akan
berlangsung dengan efektif dibandingkan dengan mahasiswa yang tidak
didahului dengan adanya tes awal atau pretes, hasil pembelajran juga
menunjukkan bahwa dengan adanya tes awal pada mahasiswa akan
membuat nilai hasil belajar lebih baik.
Hal ini sesuai dengan Asep Jihad (2009) menjelaskan tentang tes
penempatan atau tes awal, yaitu tes yang dilaksanakan pada awal pelajaran
digunakan untuk mengetahui tingkat kemampuan yang telah dimiliki oleh
peserta didik. Untuk mempelajari suatu mata pelajaran dibutuhkan
pengetahuan pendukung. Pengetahuan pendukung ini diketahui dengan
menelaah hasil tes penempatan atau tes awal, apakah seorang peserta didik
perlu matrikulasi, tambahan pelajaran atau tidak, ditentukan dari hasil tes
ini.
C. KETERBATASAN PENELITIAN
Dalam penelitian ini banyak faktor yang tidak diperhitungkan dan
ini merupakan keterbatasan dalam penelitian, sehingga jangan sampai
46
terjadi persepsi yang salah dalam penggunaan hasilnya. Faktor-faktor yang
dimaksud seperti subyek penelitian, waktu penelitian.
Subyek penelitian terbatas pada mahasiswa semester III Program
Studi D IV Kebidanan Fakultas Kedokteran UNS, dan masing-masing
mewakili kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.
Waktu penelitian terbatas dari jadwal yang telah ditentukan dari
instansi, dengan memperhitungkan banyaknya mata kuliah yang
dipraktikkan di skills laboratorium, hal ini merupakan keterbatasan waktu.
Dalam penyelenggaraan pembelajaran sepenuhnya diserahkan pada
dosen yang menjadi tempat penelitian. Peran peneliti sekaligus sebagai
dosen yang mengampu mata kuliah asuhan kebidanan persalinan kala III.
Dalam pengerjaan soal tes awal kemungkinan masih ada
mahasiswa yang bekerja sama, berakibat tujuan dari tes awal tersebut tidak
tercapai dimana mahasiswa kurang menyiapkan diri dengan tidak belajar
materi asuhan persalinan kala III dan lebih menggantungkan jawaban pada
orang lain. Demikian juga dalam mengerjakan pengisian angket minati
belajar kemungkinan masih banyak mahasiswa yang mengisi kurang jujur,
sehingga berakibat pembagian kelompok tinggi dan rendah kurang akurat.
46
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Ada pengaruh tes awal dan minat belajar dalam pembelajaran praktik
skills laboratorium asuhan kebidanan ibu bersalin kala III. Hasil
penghitungan dengan anova diperoleh nilai F hitungnya sebesar 7,469
dengan tingkat signifikansi sebesar 0,008 yang lebih kecil dari 0,05
2. Ada pengaruh minat belajar dalam pembelajaran praktik skills
laboratorium asuhan kebidanan ibu bersalin kala III. Hasil penghitungan
dengan anova diperoleh nilai F hitung faktor minat sebesar 44.353 dan
nilai signifikansi 0,000 lebih kecil dari 0,05.
3. Ada pengaruh prestasi belajar dalam pembelajaran praktik skills
laboratorium asuhan kebidanan ibu bersalin kala III antara mahasiswa
yang diberi tes awal dengan mahasiswa yang tidak diberi tes awal.. Hasil
penghitungan dengan anova diperoleh nilai F hitung sebesar 89,524
dengan tingkat signifikansi 0,00 kurang dari 0,05.
4. Terdapat perbedaan hasil rata-rata nilai sebesar 12,8 antara mahasiswa
yang sebelum dimulai praktik dilakukan tes awal (kelompok eksperimen)
dengan rata- rata nilai sebesar 87,60 dan tidak dilakukan tes awal
(kelompok kontrol) dengan rata-rata nilai sebesar 74,80
46
B. Implikasi
Berdasarkan hasil penelitian ini, penulis akan menyampaikan implikasi
yang bermanfaat secara teoritis maupun praktis dalam upaya meningkatkan
prestasi belajar asuhan persalinan kala III
1. Implikasi Teoritis
Implikasi teoritis yang penting dalam penelitian ini berupa penerapan tes
awal pada setiap mata kuliah praktik. Sehingga mahasiswa lebih siap dengan
materi yang akan dipraktikkan agar dalam pelaksanaannya lebih mudah
dilakukan oleh pengajar. Di samping itu perlu ditumbuhkan minat belajar
yang baik kepada mahasiswa agar prestasi belajar pendidikan matematika
mahasiswa meningkat.
2. Implikasi Praktis
Dosen perlu menumbuhkan minat belajar, bimbingan dan arahan
kepada mahasiswa dalam mencari, mencoba dan menentukan pemecahan
masalah yang dihadapi mahasiswa
Instansi hendaknya membuat prosedur tetap kepada pengajar, untuk
memberikan materi yang akan dipraktikkan dahulu sebelum mahasiswa masuk
ruang skills laboratorium, sehingga diharapkan mahasiswa dapat membaca
materi dahulu sebelum praktik dimulai.
46
C. Saran
1. Bagi mahasiswa
Dalam semua mata kuliah perlu adanya minat untuk belajar
mandiri teori dan praktik skills laboratorium sebelum dimulai praktik di
labolatorium baik ada atau tidak dilaksankannya tes awal oleh dosen
pengampu, sehingga akan memahami apa yang akan dipraktikkan,
dengan mudah mengikuti praktik skills laboratorium dan hasil belajar
juga akan optimal
2. Bagi dosen pengajar
Tes awal sangat perlu dilakukan oleh dosen sebelum
dilaksanakannya praktik skills laboratorium di semua mata kuliah yang
ada praktik skills laboratoriumnya, karena dengan tes awal akan
merangsang mahasiswa untuk mempelajari terlebih dahulu materi yang
akan dipraktikkan sehingga proses pembelajran akan lebih efektif dan
nilai hasil belajarpun akan maksimal.
46
DAFTAR PUSTAKA
Arief, M. 2004. Pengantar Metodologi Penelitian Untuk Kesehatan. Surakarta: The Community of Self Help Group Forum (CSGF).
Arikunto, S. 2004. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Azwar, Saifuddin. 2007. Tes Prestasi Fungsi Pengembangan Pengukuran Prestasi Belajar. Yogjakarta: Pustaka Pelajar. Cetakan kesepuluh.
Budi, E. 2009. Implementasi Pembelajaran Skills Laboratorium di Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta. Tesis
Candra. B. 2008. Metodologi Penelitian Kedokteran. Jakarta: EGC
Fraser , D. 2009. Myles Textbook For Midwives. Jakarta: EGC. Cetakan Empatbelas.
Furqon, Arief, 2007. Pengantar Penelitian Dalam Pendidikan. Jogjakarta: Pustaka Pelajar. Cetakan ketiga.
Hidayat, A. 2007. Riset Keperawatan Dan Tehnik Penulisan Ilmiah, Jakarta: Salemba Medika
Hyre, A. 2000. Asuhan Persalinan Normal, Jakarta: Depertemen Kesehatan RI
Jihan, Asep dan Haris Abdul. 2009. Evaluasi Belajar. Jogjakarta: Multi Pressindo. Cetakan ketiga.
Murti, B. 2006. Desain Dan Ukuran Sampel Untuk Penelitian Kuantitatif Dan Kualitatif Di Bidang Kesehatan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Poerwodarminto, 1996. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka.
Prawiroharjo, S.2000. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo.
Priyatno, D. 2009. SPSS Untuk Analisis Korelasi, Regresi, dan Multivariate. Jogjakarta: Gava Media. Cetakan Pertama.
Roestiyah, 2008. Strategi Bejajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. Cetakan ketujuh.
Santoso, S. 2009. Panduan Lengkap Menguasai Statistik Dengan SPSS 17. Jakarta: Elek Media Komputindo
Sardiman, 2007. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: Raja Grafindo Perkasa.
46
Sarwono, J. 2006. Analisis Data Penelitian Menggunakan SPSS. Yogjakarta: Andi Offset. Cetakan I.
Slameto,2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta: Rineka Cipta
Sugiyanto. 2008. Model - Model Pembelajaran Inovatif. Modul Pendidikan Dan Pelatihan Profesi Guru.Surakarta: Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuntitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Cetakan keempatbelas.
________. 2009. Statistik Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. Cetakan keempatbelas.
Suharsimi, A. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Edisi Revisi VI.
Sujatmiko, 2008. Kontribusi Minat Dan Motivasi Terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa Program Studi D III Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Satria Bhakti Nganjuk. Tesis
Suryadi, E. 2008. Pendidikan Di Laboratorium Klinik (Skills Laboratorium). Jogjakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada. Cetakan Pertama.
Uno, H. 2009. Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar Yang Kreatif Dan Efektif. Jakarta: Bumi Aksara. Cetakan keempat.
Varney, H. 2008. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Volume 2, Jakarta: EGC
Wahyuningsih, 2009. Hubungan Antara Kebiasaan Belajar Dengan Prestasi Belajar Mahasiswa Reguler Semester IV DIV Kebidanan UNS, Skripsi
Wasis. 2008. Pedoman Riset Praktis Untuk Profesi Perawat. Jakarta: EGC.
Waspodo, D dkk. 2008. Buku Acuan Asuhan Persalinan Normal. Jakarta: Jaringan Nasional Pelatihan Klinik Kesehatan Reproduksi.
46
.