pengaruh supervisi akademik kepala sekolah terhadap...
TRANSCRIPT
PENGARUH SUPERVISI AKADEMIK KEPALA SEKOLAH
TERHADAP KUALITAS PEMBELAJARAN DI SMK NEGERI
3 KOTA TANGERANG SELATAN
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh
Diana Astari
NIM: 1113018200063
JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2017
i
ABSTRAK
Diana Astari (NIM 1113018200063). Pengaruh Supervisi Akademik Kepala
Sekolah Terhadap Kualitas Pembelajaran di SMK Negeri 3 Kota Tangerang
Selatan. Jurusan Manajemen Pendidikan, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh supervisi akademik kepala sekolah
terhadap kualitas pembelajaran di SMK Negeri 3 Kota Tangerang Selatan.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode statistik
Inferensial Parametris. Variabel yang diteliti adalah supervisi akademik kepala
sekolah sebagai variabel bebas dan kualitas pembelajaran sebagai variabel terikat.
Teknik yang digunakan untuk memperoleh data yaitu kuesioner atau angket,
observasi, wawancara dan studi dokumen. Data dihitung dengan menggunakan
rumus korelasi product moment. Untuk mengetahui pengaruh variabel x terhadap
variabel y data dihitung menggunkan rumus rhitung(rxy) dan untuk mengetahui
pengaruh signifikan antara kedua variabel data dihitung menggunakan rumus uji T
(thitung) dengan perbandingan T tabel pada taraf 5%.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif yang signifikan
antara supervisi akademik kepala sekolah terhadap kualitas pembelajaran di SMK
Negeri 3 Kota Tangerang Selatan. Hal tersebut dibuktikan dengan perolehan nilai
rhitung sebesar 0,639 yang menyatakan adanya pengaruh positif dalam kategori
sedang. Sedangkan hasil pengujian menggunakan uji T dengan perbandingan T
tabel pada taraf 5% diperoleh nilai thitung(5,120) > ttabel (2,024). Maka, dengan
demikian dapat dikatakan bahwa supervisi akademik kepala sekolah berpengaru
positif dan signifikan terhadap kualitas pembelajaran. Dengan kata lain, jika
kualitas pembelajaran hendak ditingkatkan, maka salah satu cara yang perlu
dilakukan kepala sekolah adalah dengan mengefektifkan pelaksanaan supervisi
akademik.
Berdasarkan temuan-temuan dan kesimpulan hasil penelitian, maka disarankan
kepada kepala sekolah untuk lebih memaksimalkan pelaksanaan supervisi
akademik dengan lebih banyak melibatkan diri, serta kepada setia guru hendaknya
lebih meningkatkan motivasi kerja dalam pelaksanaan pembelajaran yang pada
gilirannya akan berimplikasi pada pencapaian kualitas hasil belajar peserta didik.
Kata kunci: Supervisi Akademik Kepala Sekolah, Kualitas Pembelajaran
ii
ABSTRACT
Diana Astari (NIM 1113018200063). The Effect of Principal Academic
Supervision on the Learning Quality at SMK Negeri 3 South Tangerang City.
Department of Educational Management, Faculty of Educational Sciences,
SyarifHidayatullah State Islamic University Jakarta.
The aim of this study is to determine the influence of principal academic
supervision on the learning quality at SMK Negeri 3 South Tangerang City. This
study used thequantitative approach with inferential parametric statistic method.
The variables studied were principal academic supervision as theindependent
variable and learning quality as thedependent variable. Techniques used to obtain
data are questionnaires, observation, interview, and document study. Data were
calculated by using product moment correlation formula. To know the effect of the
variable x to the variable y data were calculated using the formula rcount (rxy). And to know the significant influence between the two data variables were calculated
using the formula T-test (tcount) with T table comparison at 5% level.
The results of the study showed there is a significant positive influence between
the principal's academic supervision on the learning quality at SMK Negeri 3
South Tangerang. This was evidenced by the value gain of rcount of 0.639 which
states there is theexistence of positive influence in the medium category.
Moreover, the test results using T-test with T table comparison at the 5% level
obtained the value of tvalue (5.120)>ttable (2.024). Thus it can be said that the
principal academic supervision has a positive and significant influence on the
learning quality. In other words, if the learning quality wants to be improved, then
one way that needs to be done by the principal is to streamline the implementation
of academic supervision.
Based on the findings and conclusions of the study, it is suggested to the principal
to maximize the implementation of academic supervision by more involving
themselves, and each teacher should increase their work motivation in the
learning implementation which will have implications on the achievement of the
quality of students’ learning outcomes.
Keywords: Principal Academic Supervision, Learning Quality
iii
KATA PENGANTAR
Bissmillahirrahmanirrohim...
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan bebrbagai
nikmat, rahmat, hidayah dan karunia-Nya sehingga penulis diberi kesempatan dan
kemudahan dalam menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam semoga
senantiasa tercurah kepada junjungan baginda Nabi Besar kita yakni Nabi
Muhammad SAW, bersama keluarga dan sahabatnya.
Selama penyusunan skripsi yang berjudul “Pengaruh Supervisi
Akademik Terhadap Kualitas Pembelajaran di SMK Negeri 3 Kota
Tangerang Selatan” ini, penulis menyadari sepenuhnya bahwa tidak sedikit
kesulitan dan hambatan yang dialami, sehingga menjadi tantangan tersendiri bagi
penulis. Berbagai keluh kesah tak luput dari proses penulisan skripsi ini. Namun
berkat kerja keras, do’a, bantuan, arahan dan bimbingan dari berbagai pihak telah
menjadi motivasi terbesar yang menggerakan penulis untuk berjuang,
bersungguh-sungguh sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. Oleh karena itu,
penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Prof. Dr. H. Thib Raya, MA, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan(FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. Hasyim Asy’ari, M.Pd, Ketua Prodi Manajemen Pendidikan Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.
3. Drs. Mu’arif SAM, M.Pd, dosen pembimbing yang telah meluangkan
waktu, tenaga serta pikirannya dengan penuh kesabaran membimbing dan
mengarahkan proses penulisan skripsi ini.
4. Dra. Nurdelima Waruwu, M.Pd dosen pembimbing akademik yang telah
memberikan bimbingan akademik dan motivasi kepada penulis
selamaproses perkuliahan.
5. Seluruh dosen dan Staff Jurusan Manajemen Pendidikan yang telah
memberikan segenap ilmu dan keahlian selama perkuliahan hingga
akhirnya skripsi ini selesai.
iv
6. Kepala SMK Negeri 3 Kota Tangerang Selatan, Kepala Bagian
Kurikulum, Superviros Internal, Staff Tata Usaha, dan seluruh Guru SMK
Negeri 3 Kota tangerang Selatan yang telah meluangkan waktunya dan
bersedia menjadi informan.
7. Ayahanda Iyan dan Ibunda Sanariyah tercinta, yang telah memberikan
berbagai dukungan, motivasi, kasih sayang, cinta, do’a yang selalu
dipanjatkannya tanpa pamrih. Berbagai pengorbanan dan dukungan baik
dalam bentuk moril maupun materil tidak pernah berhenti sampai putrinya
kini telah menyelaiakan amanah yang diberikan.
8. Hepi Witriyani dan Yola Alviani, adik tercinta yang selalu menjadi
penghibur bagi penulis dalam kepenatan menyelesaikan skripsi ini.
9. Sahabat-sahabat terbaik Nurfaizah Amalia, Siti Nurhidayah, Suci Dwi
Pratiwi, Marsya Naqqiya Azzahra, Nurhasanah, S.Pd, Saadatul Insania dan
Mahdah. mereka yang senantiasa menemani dan berkontribusi dalam
memberikan semangat, motivasi, pendapat, bantuan dan meluangkan
waktu untuk penulis untuk sekedar berbagi keluh kesah ketika menggarap
skripsi ini.
10. Teman-teman Manajemen Pendidikan angkatan 2013 yang telah memberi
banyak sekali kesempatan untuk belajar bersama selama perkuliahan.
11. Keluarga kecil KKN FRAME 022, terimakasih telah menjadi bagian dari
perjalanan penulis selama proses perjuangan ini, yang telah memberi
banyak sekali pelajaran dan nilai-nilai moral kehidupan.
12. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi
ini, yang tidak dapat penuis sebutkan satu persatu.
v
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dan ketidaksempurnaan dari
skripsi ini. Oleh karena itu, kritik dan saran yang konstruktif dari berbagai pihak
sangat diharapkan demi penyempurnaan selanjutnya. Akhir kata, penulis
berharap semoga skripsi ini dapat memberi manfaat kepada semua pihak yang
terlibat.
Jakarta, 06 November 2017
Diana Astari
vi
DAFTAR ISI
ABSTRAK ...........................................................................................................i
ABSTRACT .........................................................................................................ii
KATA PENGANTAR .........................................................................................iii
DAFTAR ISI ........................................................................................................vi
DAFTAR TABEL................................................................................................ix
DAFTAR GAMBAR ...........................................................................................x
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................xi
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................1
A. LatarBelakang Masalah ..........................................................................1
B. Identifikasi Masalah ................................................................................7
C. Batasan Masalah ....................................................................................8
D. RumusanMasalah ....................................................................................8
E. TujuanPenelitian .....................................................................................8
F. Kegunaan Penelitian ...............................................................................8
BAB IIKAJIAN TEORI .....................................................................................10
A. Kajian Teori ............................................................................................10
1. Kualitas Pembelajaran ........................................................................10
a. Pengertian Kualitas Pembelajaran ................................................10
b. Prinsip-prinsip Pembelajaran Berkualitas ....................................12
c. Tugas dan tanggungjawab Guru dalam Mewujudkan Pembelajaran
Yang Berkualitas ..........................................................................13
2. Supervisi Akademik Kepala Sekolah .................................................23
a. Pengertian Supervisi Akademik ...................................................23
b. Tujuan dan Fungsi Supervisi Akademik ......................................25
c. Prinsip-Prinsi Supervisi Akademik ..............................................27
d. Dimensi-dimensi Supervisi Akademik.........................................29
e. Kegiatan Supervisi Akademik ......................................................30
f. Kepala Sekolah Sebagai Supervisor Akademik ...........................41
vii
B. Penelitian Yang Relevan .........................................................................44
C. Kerangka Berfikir ...................................................................................45
D. Hipotesis Penelitian ................................................................................46
BAB IIIMETODOLOGI PENELITIAN ..........................................................47
A. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................................47
B. Metode Penelitian ...................................................................................48
C. Populasi dan Sampel ...............................................................................48
D. Teknik Pengumpulan Data ......................................................................49
E. Instrumen Pengumpulan Data .................................................................50
F. Teknik Analisis Data...............................................................................56
BAB IV HASIL PENELITIAN .............................................................................. 59
A. Gambaran Umum SMK Negeri 3 Kota Tangerang Selatan....................59
1. Profil Sekolah....................................................................................59
2. Visi dan Misi .....................................................................................61
a. Visi ..............................................................................................61
b. Misi .............................................................................................61
3. Tujuan SMK Negeri 3 Kota Tangerang Selatan ...............................62
4. Saranan dan Prasarana ......................................................................62
5. Profil Guru SMK Negeri 3 Kota Tangrang Selatan ..........................63
B. Gambaran Umum Pelaksanaan Pembelajaran ........................................64
1. Analisis Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ........................64
2. Pelaksanaan Pembelajaran ................................................................66
C. Gambaran Program Supervisi Akademik Kepala Sekolah .....................70
1. Perencanaan Program Supervisi Akademik ......................................70
2. Pelaksanaan Supervisi Akademik .....................................................71
3. Tindak Lanjut Supervisi Akademik ..................................................72
D. Hasil Penelitian .......................................................................................73
1. Analisis Perangkat Administrasi Guru ............................................73
2. Deskripsi Data Penelitian .................................................................76
a. Data Variabel Y (Kualitas Pembelajaran)
dan Hasil Analisisnya ................................................................76
viii
b. Data Variabel X (Supervisi Akademik Kepala Sekolah)
dan Hasil Analisisnya ................................................................80
c. Analisis Korelasi ........................................................................83
3. Hasil Pengujian Hipotesis ................................................................87
4. Pembahasan Hasil Penelitian ...........................................................88
BAB V PENUTUP ...............................................................................................93
A. Kesimpulan .............................................................................................93
B. Saran .......................................................................................................94
DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................96
LAMPIRAN-LAMPIRAN .................................................................................98
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 jadwal kegiatan Penelitian ....................................................................47
Tabel 3.2 Jumlah Guru SMK Negeri 3 Kota Tangerang Selatan ..........................49
Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Observasi ...............................................................51
Tabel 3.4 Kisi-kisi Instrumen Angket ...................................................................53
Tabel 3.5 Reliability Statisti .................................................................................56
Tbel 3.6 Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi ...............................................57
Tabel 4.1 Data Variabel Y (Kualitas Pembelajaran) .............................................76
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Variabel Y (Kualitas Pembelajaran) ....................77
Tabel 4.3 Data Variabel X (Supervisi Akademik Kepala Sekolah) ......................80
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Variabel X (Kualitas Pembelajaran) ....................81
Tabel 4.5 Analisi Korelasi Antara Variabel X dan Variabel Y.............................84
Tabel 4.6 Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi .............................................86
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Sistem Fungsi Supervisi Akademik ..................................................27
Gambar 2.2 Bagan Kerangka Berfikir ..................................................................46
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Pedoman Wawancara Kepala Sekolah SMK Negeri 3 Kota
Tangerang Selatan ............................................................................99
Lampiran 2 : Pedoman Wawancara Supervisor Internal (guru)............................101
Lampiran 3 : Hasil Wawancara Kepala Sekolah SMK Negeri 3 KotaTangerang
Selatan ..............................................................................................103
Lampiran 4 : Hasil Wawancara Supevisor Internal ..............................................108
Lampiran 5 : Hasil Wawancara Supervisor Internal .............................................112
Lampiran 6 : Uji Instrumen Supervisi Akademik Kepala Sekolah (X) ................115
Lampiran 7 : Hasil Uji Validitas Supervisi Akademik Kepala Sekolah (X).........122
Lampiran 8 : Instrumen Penelitian ........................................................................124
Lampiran 9 : Data Angket Variabel X ..................................................................130
Lampiran 10 : Instrumen Observasi Pembelajaran ...............................................134
Lampiran 11 : Data Hasil Observasi Pembelajaran ..............................................136
Lampiran 12 : Daftar Profil Guru SMK Negeri 3 Kota Tangerang Selatan .........140
Lampiran 13 : Nilai-nilai dalam Distribusi T (tabel t) ..........................................146
Lampiran 14 : Jadwal supervisi Akademik ...........................................................147
Lampiran 15 : Lembar Supervisi Administrasi Yang Harus Dibuat Oleh Guru ...149
Lampiran 16 : Lembar Supervisi Proses Pembelajaran Dikelas ...........................151
Lampiran 17 : Draf Instrumen Supervisi Akademik SMK ...................................152
Lampiran 18 : Dokumentasi Penelitian .................................................................154
Lampiran 19 : Surat Bimbingan Skripsi................................................................159
Lampiran 20 :Surat Permohonan Izin Penelitian ..................................................160
Lampiran 21 : Surat Keterangan Riset ..................................................................161
Lampiran 22 : Lembar Uji Referensi ....................................................................162
Lampiran 23 : Biodata Penulis ..............................................................................165
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan kini semakin berkembang pesat dan menjadi hak serta
kebutuhan bagi setiap individu untuk memperolehnya. Segala upaya telah
pemerintah lakukan untuk memenuhi hak tersbeut bagi setiap anak di negara
Indonesia agar memperoleh pendidikan. Selain berupaya memenuhi
pemerataan pendidikan untuk setiap warga negara, pemerintah juga telah
berupaya dengan berbagai cara untuk memperbaiki mutu pendidikan di
Indonesia. karena nyatanya, terbukti pendidikan di Indonesia masih
dikatakan kurang bermutu. Upaya pemerintah dalam hal ini, sudah merambah
ke segala komponen pendidikan, yakni mecakup pengembangan kurikulum
Nasional, pengadaan buku dan alat pembelajaran, pengadaan dan perbaikan
sarana dan prasarana pendidikan, pelatihan dan peninkatan mutu kompetensi
guru dan stap tenaga kependidikan. Namun, upaya dari perbaikan-perbaikan
tersebut masih terbilang belum memaksimalkan lahirnya pendidikan yang
bermutu seperti yang diharapkan.
Tercapainya tujuan pendidikan tidak semata-mata bergantung kepada
serangkaian kurikulum yang di-design dan dirancang sedemikian baik dan
dengan tersedianya kualitas sarana dan prasarana yang memadai, melainkan
juga terletak pada kualitas pembelajaran guru yang menjadi ujung tombak
pendidikan. Guru terlibat langsung dalam proses kegiatan belajar mengajar
dikelas dan berhadapan langsung dengan siswa. Guru sebagai faktor
terpenting dalam pencapaian tujuan pendidikan, yakni mencerdaskan anak
bangsa. Memanusiakan manusia istilah yang disematkan pada seorang guru,
dalam artian tugas dan pekerjaannya adalah berusaha menjadikan peserta
didik memperoleh berbagai pengembangan diri, mulai dari pengembangan
intelektual (kognitif), sikap (afektif) dan keterampilan (psikomotorik) yang
ada di dalam setiap diri peserta didik. Guru yang berkualitas adalah guru yang
2
profesional. Di indonesia mengacu pada UU Nomor 14 2005 tentang Guru
dan Dosen, guru yang profesional adalah guru yang : 1) memenuhi syarat
kualifikasi akademik yaitu memiliki latar belakang pendidikan yang memadai
dan relevan dengan bidang ajarnya. 2) menguasai empat kompetensi guru
yaitu: kompetensi pribadi, pedagogik, profesional dan sosial. Keprofesionalan
guru dibuktikan dengan kepemilikan sertifikat pendidik setelah guru melalui
proses sertifikasi guru dan dinyataka lulus.1 Kualitas pembelajaran guru akan
terlihat dalam kemampuannya menguasai berbagai komponen pembelajaran,
diantaranya penguasaan materi, metode, teknik dan strategi pembelajaran,
kreatif dalam penggunaan media belajar serta pengelolaan kelas yang baik,
menjadikan peserta didik sebagai subjek dan guru sebagai fasilitator.
Proses pembelajaran yang kerap diimplementasikan oleh guru saat ini
tidak jauh dari metode ceramah, penugasan individu setelahnya dan latihan
dalam Lembar Kerja Siswa (LKS). Masih banyak guru yang belum
sepeuhnya menjalankan tugasnya sebagaimana di sebut dalam pasal 39 UU
No 20/2003 yaitu merencanakan pembelajaran (RPP), melaksanakan
pembelajaran, menilai hasil belajar, melakukan bimbingan, melakukan
pelatihan dan melakukan pengabdian masyarakat.2 Pembelajaran yang
berlangsung masih bersifat pasif dan monoton, dimana peserta didik tidak
banyak terlibat dalam proses pembelajaran yang hanya mendengarkan guru
menjelaskan materi. Sehingga pembelajaran hanya terfokus pada guru. Hal
itulah yang menyebabkan hasil pengembangan diri yang diperoleh peserta
didik tidak maksimal yang hanya terbatas pada pengembangan kognitif
(Intelektual) atau ilmu pengetahuan saja. dengan demikian, pembelajran yang
terlaksana kurang menjadikan peserta didik memiliki kemampuan berfikir
kritis, skill, terampil dalam komunikasi dan mandiri.
Rendahnya kualitas guru juga dibuktikan dengan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Suyono, dkk, tentang mutu guru di berbagai jenjang
1 Dwi Esti Andriani, Mutu Guru dan Implikasinya, Jurnal Manajemen Pendidikan, 2009,
h. 55 2UU RI Nomor 20 tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, h. 13
3
menunjukan bahwa : 1) guru kurang merefleksikan apa yang pernah
dilakukan. 2) Dalam pelaksanaan tugas, guru pada umumnya terpancing
untuk memenuhi target minimal, yaitu agar siswa mampu menjawab soal-soal
tes dengan baik. 3) para guru tampak enggan beralih dari model belajar yang
sudah diyakini „tepat‟. 4) guru selalu mengeluh tentang kurang lengkap dan
kurang banyaknya buku paket. 5) kecenderungan guru dalam melaksanakan
tugas mengajar hanya memindahkan informasi dan ilmu pengetahuan saja.
Dimensi pengembangan kemampuan berfikir logis, kritis dan kreatif kurang
mendapat perhatian.3
Rendahnya kualitas pembelajaran dapat disebabkan oleh beberapa
faktor, diantaranya yaitu kurangnya motivasi guru dalam kecintaan pada
profesinya, sehingga keinginan untuk meningkatkan kinerja menjadi sangat
rendah. Pemantauan dan pengawasan yang dilakukan oleh pengawas dapat
dikatakan masih sangat terbatas. Kurangnya bimbingan dan pelatihan yang
lebih spesifik dan sesuai dengan kebutuhan guru dalam proses pembelajaran
juga dapat menjadi salah satu penyebabnya. Kurangnya pengawasan dari tiap
pimpinan sekolah, seringnya kepala sekolah tidak berada di sekolah,
kurangnya perhatian kepada guru dan proses pembelajaran yang berlangsung
dikelas juga dapat menjadi pemicu rendahnya kualitas pembelajaran. Tidak
hanya itu, kondisi sarana dan prasarana sebagai pendukung proses
pembelajaran, juga dapat menjadi penyebab berkualitas atau tidaknya proses
pembelajaran tersebut. Jika pendukung pembelajaran memadai, maka
kemungkinan besar tingkat kualitas pembelajaran akan lebih baik. Tanpa
terkecuali biaya, juga dapat menjadi pemicu tingkat kualitas pendidikan,
khususnya dalam proses pembelajaran. Mengutip satu istilah “uang
berbicara” dalam artian, sekolah dengan biaya yang tinggi, maka anggapan
masyarakat sekolah tersebut berkualitas, begitu juga dengan guru, ketika
memperoleh tunjangan dengan jumlah yang tinggi kemungkinan akan
menjadi motivasi untuk memberikan layanan pembelajaran yang bermutu.
3Andriani, op. cit., h. 53
4
Sebagai pimpinan, kepala sekolah memiliki tanggungjawab besar
terhadap guru dan kualitas pembelajarannya. Kepala sekolah mengemban
tugas untuk dapat memberikan bimbingan dan arahan kepada seluruh guru di
sekolah sebagai bagian dari peran supervisi akademik yang dimilikinya.
Schmorker menyatakan bahwa kultur sekolah saat ini sering kali menghambat
pengawasan terhadap proses pengajaran. Pemimpin yang efektif dapat
meningkatkan pentingnya pengawasan terhadap pengajaran, dengan cara
mencari bukti-bukti bahwa kurikulum standar benar-benar telah diajarkan
dengan cara meninjau kembali nilai-nilai formatif siswa, buku laporan
pendidikan, catatan harian (buku penghubung guru-siswa) dan hasil-hasil
karya siswa.4Pengungkapan ini membuktikan bahwa peran supervisi
akademik kepala sekolah sangatlah penting guna memperbaiki mutu
pendidikan dengan memahami seluk beluk pembelajaran berkualitas yang
harus dimiliki oleh guru. Pemahaman kepala sekolah pada pembelajaran
berkualitas bisa dilakukan dengan melibatkan diri dalam aktivitas
pembelajaran di sekolah yang dipimpinnya, dan berusaha keras untuk selalu
mempersiapkan sumberdaya sebagai pendukung pembelajaran yang
dibutuhkan guru sehingga akan selalu terfokus pada pencapaian prestasi
siswa.
Supervisi akademik sebagai salah satu fungsi pokok dalam
administrasi dan fungsi manajemen pendidikan, bukan hanya merupakan
tugas pekerjaan para pengawas, tetapi juga tugas kepala sekolah terhadap
guru-guru dan para stafdi sekolahnya.5 Pengawasan yang dilakukan kepala
sekolah guna memperbaiki dan memperbaharui kualitas pembelajaran guru
sesuai dengan perkembangan pendidikan dari waktu ke waktu agar mutu
pendidikan pada satuan sekolah yang di pimpinnya semakin meningkat.
Fungsi supervisi akademik kepala sekolah tidak sebatas pada pengontrolan
dan pemantauan dalam setiap kegaiatan yang terlaksana, tapi lebih dari
4James H. Stronge, Holly B. Richard dan Nancy Catano, kualitas Kepala Sekolah yang
Efektif, (Jakarta : PT Indeks, 2013) h.11 5 M. Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, (Bandung : PT Remaja
Rosdakarya, 2009)H. 115
5
itu.Dalam pelaksanaannya, kepala sekolah bukan hanya mengawasi, apakah
para guru/pegawai menjalankan tugas dengan sebaik-baiknya sesuai dengan
instruksi atau ketentuan-ketentuan yang telah digariskan, tetapi juga berusaha
bersama guru-guru, bagaimana cara memperbaiki proses pembelajaran.6
Dewasa ini masih sedikit jumlah kepala sekolah yang menyadari akan
peran dan tanggungjawabnya sebagai supervisor bidang akademik. Di antara
sedikit kepala sekolah yang menyadarinya adalah kepala SMK Negeri 3 Kota
Tagerag Selatan.Berdasarkan observasi pendahuluan, Kondisi pendidik di
SMK Negeri 3 Kota Tangerang Selatan berjumlah 40 guru yang terbagi ke
dalam 3 kejuruan. Dari 40 guru tersebut diperoleh dari hasil wawancara
bersama guru bagian kurikulum, bahwa sebagian besar tenaga pendidik sudah
linier secara administratif yakni, mengajar sesuai dengan bidang atau latar
belakang pendidikannya, danhanya sedikit guru yang belum linier secara
administratif. Dari pemaparan tersebut, dapat disimpulkan bahwa dalam
perekrutan tenaga pendidik, SMK Negeri 3 Kota Tangerang Selatan sudah
terbilang cukup baik. Namun, terdapat beberapa masalah terkait dengan
implementasi proses pembelajaran, yang masih belum mencapai standar
nasional. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya
penggunaan waktu belajar yang terbagi kedalam dua shift. Faktor ini terjadi
karena 22 ruang kelas yang tersedia tidak mampu menampung seluruh siswa
untuk belajar diwaktu pagi. faktor selanjutnya terletak pada penggunaan
kurikulum yang masih menggunakan kurikulum 2006 (KTSP), sehingga tidak
ada pembaharuan dalam implementasi pembelajaran. Kemudian, faktor
penyajian materi yang belum mendapatkan fasilitas pendukung secara
maksimal, contohnya ruang kelas yang tidak kedap suara sehingga masih
terdengar suara-suara keributan dari luar kelas lain yang menyebabkan kurang
efektifnya proses pembelajaran. Faktor selanjutnya terletak pada tenaga
pendidik. Merujuk pada sebagian besar guru yang linier, hanya sebagian kecil
guru yang dikatakan ideal dan memiliki kualitas tinggi. Selebihnya masih
6Ibid., h.77
6
dinyatakan kurang atau kualitasnya rendah, Karena hampir semua guru
bertugas dibeberapa sekolah tidak hanya fokus di SMK Negeri 3 Kota
Tagerang Selatan, dan hanya sebagian kecil guru yang memilih untuk fokus
bertugas di SMK tersebut. Faktor terakhir adalah kurangnya komitmen para
pendidik, yang masih memiliki anggapan tugas mereka hanya sebatas
mengajar di dalam kelas.7
Persoalan lain yang menjadi kendala dalam meningkatkan kualitas
guru adalah kegiatan pembinaan pembelajaran yang dikenal dengan istilah
supervisi.Untuk supervisi akademik yang terjadi di SMK Negeri 3 Kota
Tangerang Selatan masih bersifat umum. Sesuai dengan hasil wawancara
bersama kepala sekolah dan guru bagian kurikulum, supervisi
diselenggarakan dalam beberapa jangka waktu tertentu diantaranya
perminggu, perbulan, dan persemester. Dalam pelaksanaannya, kepala
sekolah SMK Negeri 3 Kota Tangerang Selatan membentuk tim supervisi
akademik. Kepala sekolah memiliki dan membuat perencanaan dalam
program supervisi akademik yang dilaksanakannya bersama dengan tim.
Sebelum pengawasan dilakukan, kepala sekolah memberikan informasi
terlebih dahulu kepada para guru sebelum pelaksanaan berlangsung, sehingga
menyebabkan adanya kemungkinan guru mengkondisikan proses
pembelajaran di kelas ketika pengawasan dilaksanakan. Dengan kondisi
tersebut, memungkinkan beberapa guru yang berusaha menampakkan kinerja
terbaiknya hanya saat observasi berlangsung sehingga kinerja guru yang
sesungguhnya tidak dapat terukur dan masalah yang sebenarnya pun sulit
untuk diberikan solusi dan perbaikan.
Umpan balik setelah pelaksanaan pengawasan masih dilakukan secara
umum, dengan mengadakan program berupa workshop dan seminar. Tidak
mengarah secara spesifik sesuai dengan masalah-masalah yang ada pada
proses pembelajaran guru di SMK Negeri 3 Kota Tangerang Selatan. Umpan
7Wawancara dengan Guru Bagian Kurikulum, Bapak Surya, 14 Januari 2017.
7
balik tersebut juga tidak banyak memberikan solusi dari apa yang dibutuhkan
oleh guru dalam perbaikan proses pembealajar di kelas.
Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka peneliti
tertarik untuk melakukan penelitaian tentang kualitas pembelajaran guru yang
ditinjau dari faktor yang mempengaruhinya, yaitu supervisi akademik kepala
sekolah sehingga peneliti menetapkan judul Pengaruh Supervisi Akademik
Kepala Sekolah Terhadap Kualitas Pembelajaran di SMK Negeri 3 Kota
Tangerang Selatan.
B. Indentifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah, maka ada beberapa
masalah yang dapat diidentifikasi:
1. Kurangnya pendidikan dan pelatihan (Diklat) secara spesifik menjadi
penyebab rendahnya kualitas pembelajaran guru.
2. Keterbatasan sarana dan prasarana menjadi penyebab rendahnya kualitas
pembelajaran.
3. Kompensasi yang diperoleh guru kurang memadai,menjadi penyebab
kurangnya motivasi guru untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
4. Implementasi pembelajaran masih menggunakan kurikulum 2006 (KTSP),
sehingga tidak ada pembaharuan dalam proses pembelajaran.
5. Penyajian materi belum mendapat fasilitas pendukung yang maksimal.
6. Masih terdapat guru yang mengajar di sekolah lain, sehingga kurang dapat
membimbing siswa secara penuh.
7. Kurangnya komitmen guru yang masih beranggapan tugasnya hanya
sebatas mengajar di dalam kelas.
8. Supervisi akademik kepala sekolah masih bersifat umum, sehingga tidak
menyentuh kepada kegiatan pembelajaran.
9. Pemberian umpan balik hasil kegiatan pembelajaran masih terbilang
umum, tidak khusus pada arahan yang dibutuhkan guru.
8
C. Batasan Masalah
Banyak faktor yang memberi kontribusi terhadap kualitas
pembelajaran. Namun mengingat keterbatasan peneliti dalam hal waktu,
biaya, kemampuan akademik dan tenaga, maka penelitian ini hanya dibatasi
pada Supervisi Akademik Kepala Sekolah.
D. Rumusan Masalah
Mengacu kepan identifikasi masalah di atas, maka penitian ini
memfokuskan pada masalah sebagai berikut: Adakah pengaruh yang
signifikan antara Supervisi Akademik yang dilakukan kepala sekolah terhadap
kualitas Pembelajaran di SMK Negeri 3 Kota Tangerang Selatan?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan di atas, maka
penelitian ini bertujuan sebagai berikut:
1. Untuk mendeskripsikan pelaksanaan Supervisi Akademik kepala sekolah
di SMK Negeri 3 Kota Tangerang Selatan.
2. Untuk mendeskripsikankualitas pembelajaran di SMK Negeri 3 Kota
Tangerang Selatan.
3. Untuk mendeskripsikan pengaruh Supervisi akademik kepala sekolah
terhadap kualitas Pembelajran di SMK Negeri 3 Kota Tangerang Selatan.
F. Kegunaan Hasil Penelitian
Penelitian yang dilaksanakan ini diharapkan memiliki kegunaan
sebagai berikut :
a) Kegunaan teoritis :
1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah dan memperluas ilmu
pengetahuan serta menambah pengalaman dan wawasan dalam hal
supervisi akademik kepala sekolah terhadap kualitas pebelajaran.
2. Dapat dijadikan bahan perbandingan untuk penelitaian selanjutnya.
9
b) Kegunaan Praktis :
1. Kegunaan bagi peneliti untuk mengetahui sejauh mana supervisi
akademik kepala sekolah mempengaruhi kualitas pembelajaran di SMK
Negeri 3 Kota Tangerang Selatan.
2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu memecahkan dan
mengantisipasi masalah dalam supervisi akademik kepala sekolah guna
meningkatkan kualitas pembelajaran di SMK Negeri 3 Kota Tangerang
Selatan.
10
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori
1. Kualitas Pembelajaran
a. Pengertian Kualitas Pembelajaran
Pembelajaran merupakan suatu proses yang kompleks, karena
dalam proses pembelajaran melibatkan beberapa unsur atau komponen
pembelajaran secara terpadu untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Dalam pelaksanaan pembelajaran guru tidak hanya cukup dengan modal
telah menguasai materi pembelajaran, masih banyak kemampuan dan
keterampilan pembelajaran lain yang harus dikuasai. Salah satu
diantaranya yaitu berkenaan dengan keterampilan dasar mengajar, seperti
keterampilan membuka dan menutup pembelajaran, menghadapi siswa,
metode dan media secara tepat, mengelola lingkungan pembelajaran,
menjelaskan, bertanya, memberikan penguatan, menggunakan variasi
stimulus dan keterampilan-keterampilan mengajar lainnya.8 Menurut
Winkel, pembelajaran adalah seperangkat tindakan yang dirancang untuk
mendukung proses belajar siswa, dengan memperhitungkan kejadian-
kejadian ekstrim yang berperan terhadap rangkaian kejadian-kejadian
intern yang berlangsung dan dialami siswa.9 Pengertian ini menyiratkan
bahwa pembelajaran merupakan seperangkat rencana dan tindakan yang
sengaja dilaksanakan guru, agar siswa terdorong untuk belajar dan
terlibat dalam proses pembelajaran.
Pendapat lain dikemukakan oleh Miarso yang menyatakan bahwa,
Pembelajaran adalah usaha pendidikan yang dilaksanakan secara sengaja,
dengan tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu sebelum proses
8Dadang Sukirman dan Mamad Kasmad, Pembelajaran Mikro, (Bandung : UPI PRESS,
2006), h. 03 9Eveline Siregar, Teori Belajar dan Pembelajaran , (Bogor: Ghalia Indonesia, 2010), h.
12
11
dilaksanakan serta pelaksanaannya terkendali.10
pernyataan tersebut
hampir senada dengan pernyataan Winkel, bahwa pembelajaran adalah
usaha-usaha pendidik dalam meberikan layanan pendidikan yang
dilaksanakan dengan sengaja dan menentukan tujuan yang ingin dicapai
terlebih dahulu sebelum proses pembelajaran tersebut dilaksanakan serta
pelaksanaannya terkendali dengan baik sesuai dengan rencana terdahulu.
Sementasa Gagne, mendefinisikan pembelajaran sebagai pengaturan
peristiwa secara seksama dengan maksud agar terjadi belajar dan
membuatnya brhasil guna.11
Dengan demikian, pembelajaran merupakan
upaya-upaya yang disengaja dan terencana guna membantu peserta didik
agar terdorong untuk belajar, sehingga tujuan pembelajaran dapat
tercapai secara optimal.
Dari beberapa pengertian pembelajaran menurut para ahli diatas,
maka dapat disimpulkan bahwa, pembelajaran ialah aktivitas atau
serangkaian peristiwa yang meliputi tindakan proses belajar mengajar
dengan penetapan tujuan terlebih dahulu untuk kemudian menciptakan
serangkaian aktivitas dengan maksud agar berhasil guna dan secara
optimal dapat mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
Agar pembelajaran yang diselenggarakan berdaya guna, maka
diperlukan pembelajaran yang berkualitas. Kualitas diartikan sebagai
kadar atau tingkatan sesuatu, oleh karena itu kualitas mengandung
pengertian tingkat baik buruknya suatu kadar dan derajat atau taraf
(kepandaian, kecakapan, dan sebagainya). Dalam kontek kualitas
pembelajaran, hal ini berkaitan dengan profesinalme guru dalam bidang
akademik dan proses pembelajaran. Pembelajaran berkualitas
adalahkadar ketinggian nilai baik dan keberhasilan guru dalam
merancang,melaksanakan dan menilai pembelajaran yang didasarkan
10
Ibid, h. 12-13 11
Ibid, h. 12
12
pada prinsi-prinsip tertentu sehingga pembelajaran berjalan efektif dan
bermakna serta mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan.
b. Prinsip-Prinsip Pembelajaran Berkualitas
Pembelajaran yang berkualitas harus bertumpu pada proses
pembelajaran yang mendidik. Proses pembelajaran yang mendidik
didasari atas prinsip-prinsip pembelajaran. Dalam pelaksanaan
pembelajaran pada implementasi kurikulum 2013, sebagaimana dikutip
oleh Tatik dan Daryanto, diperoleh 14 prinsip utama pembelajaran yang
perlu guru terapkan, yakni:
1) Mendorong peserta didik untuk mencari tahu.
2) Belajar berbasis aneka sumber.
3) Proses pembelajaran sebagai penguatan penggunaan
pendekatan ilmiah.
4) Pembelajaran berbadi kompetensi.
5) Pembelajaran terpadu.
6) Pembelajaran dengan jawaban yang kebenarannya multi
dimens.
7) Keterampilan aplikatif.
8) Peningkatan dan keseimbangan antara keterampilan fisikal dan
keterampilan mental.
9) Mengutamakan pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik
sebagai pembelajar sepanjang hayat.
10) Menerapkan nilai-nilai dengan memberi keteladanan,
membangun kemauan, dan mengembangkan kreativitas peserta
didik.
11) Pembelajaran berlangsung di rumah, di sekolah dan di
masyarakat.
12) Penerapkan prinsip bahwa siapa saja adalah guru dan peserta
didik serta di mana saja adalah kelas.
13) Pemanfaatan TIK untuk meningkatkan efesiensi dan efektivitas
pembelajaran.
14) Pengakuan atas perbedaan individual dan latar belakang
peserta didik.12
12
Tutik Rachmawati dan Daryanto, Teori Belajar dan Proses Pembelajaran yang
Mendidik,(Yogyakarta: Gava Media, 2015), h. 160-163
13
Perspektif lain dikemukakan oleh Merill dalam Spector, yang
mengatakan bahwa keberhasilan program pembelajaran diperlukan
adanya faktor-faktor sebagai berikut:
1) Pembelajaran dipusatkan pada masalah-masalah yang
bermakna.
2) Pembelajaran perlu membangkitkan pengetahuan yang
relevan.
3) Pengetahuan dan keterampilan baru perlu didemonstrasikan
kepada siswa.
4) Pengetahuan dan keterampilan baru perlu diaplikasikan oleh
siswa untuk memecahkan masalah.
5) Belajar perlu dikaitkan secara bermakna dengan kehidupan
siswa sehari-hari.13
c. Tugas dan Tanggungjawab Guru dalam Mewujudkan Pembelajaran
yang Berkualitas
Setiap pendidik meginginkan proses pembelajaran yang berhasil
guna dan dapat mencapai tujuan-tujuan pendidikan, adanya perubahan
intelektual yang diperoleh peserta didik, pengembangan potensi, dan
adanya peningkatan prestasi belajar peserta didik. Maka, dibutuhkan
adanya perencanaan dan pelaksanaan yang memadai. Sebagai guru yang
profesional ditekankan untuk memiliki kualitas dalam pelaksanaan proses
pembelajaran.Untuk itu guru perlu memiliki empat kemampuan, yaitu
menguasai bahan pelajaran, melaksanakan perencanaan pembelajaran,
melaksanakan dan mengelola proses pembelajaran, dan penilaian proses
pembelajaran.14
Berikut penjelasannya.
1) Menguasai Bahan Pelajaran
Bahan pelajaran adalah segala bentuk bahan yang digunakan
untuk membantu guru dalam melaksanakan kegiatan belajar
mengajar. Bahan yang dimaksud bisa berupa bahan tertulis maupun
13
Benny A. Pribadi, Metode Assure untuk Mendesain Pembelajaran Sukses,(Jakarta: Dian
Rakyat, 2011), h. 18-19
14 Ali Mudlofir, Pendidikan Profesional. (Jakarta : Raja Grafindo,2012), h. 78-82
14
tidak tertulis. Bahan pelajaran merupakan informasi, alat dan teks
yang diperlukan guru untuk merencanakan dan menelaah
implementasi pembelajaran15
. Penguasaan akan bahan pelajaran
sangat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Banyak pendapat
yang mengatakan bahwa proses dan hasil belajar siswa bergantung
pada penguasaan pelajaran oleh guru dan keterampilan
mengajarnya. Pendapat ini diperkuat oleh Hida Taba, seorang pakar
pendidikan, yang mengatakan bahwa efektivitas pengajaran
dipengaruhi oleh :
1) Karakteristik guru dan siswa
2) Bahan pelajaran dan
3) Aspek lain yang berkenaan dengan situasi pelajaran.
Agar proses pembelajaran dapat berlangsung dengan baik,
maka guru harus memberdayakan diri sendiri dan peserta didiknya.
Mereka diposisikan sebagai subjek belajar, sedangkan guru sebagai
fasilitator. Guru yang profesional adalah guru yang dapat
melaksanakan tugas pembelajaran secara maksimal. Dalam
pembelajaran dibutuhkan berbagai pengeuasaan keterampilan guru
untuk kelancaran proses pembelajaran. Keterampilan tersebut antara
lain: (a) keterampilan membuka dan menutup pelajaran, (b)
keterampilan menjelaskan, (c) keterampilan bertanya, (d)
keterampilan memberi penguatan, (e) keterampilan menggunakan
media pembelajaran, (f) keterampilan membimbing diskusi
kelompok kecil, (g) keterampilan mengelola kelas, (h) keterampilan
mengadakan variasi, dan (i) keterampilan mengajar perorangan dan
kelompok kecil.16
15
Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005),
h.173 16
Ali Mudlofir, Pendidikan Profesional,(Jakarta : Raja Grafindo,2012), h.82
15
Menguasai materi menjadi faktor utama bagi guru dalam
memberlangsungkan kegiatan proses pembelajaran. Mengingat
tujuan utama kegiatan pembelajaran, selain membentuk karakter
(afektif) dan keterampilan (psikomotorik) adalah mengembangkan
aspek kognitif, yakni menyampaikan berbagai informasi ilmu
pengetahuan serta wawasan yang luas pada bidang pembelajaran
tertentu.
2) Merencanakan Proses Pembelajaran
Guru hendaknya mampu membuat perencanaan pembelajaran
dan harus mengetahui arti dan tujuan perencanaan tersebut, serta
menguasai secara teoritis dan praktis unsur-unsur yang terdapat di
dalamnya. Oleh karena itu, kemampuan perencanaan program
pembelajaran merupakan muara dari segala pengetahuan teori,
keterampilan dasar, dan pemahaman yang mendalam tentang objek
belajar dan situasi permbelajaran. Maka arti program perencanaan
atau program belajar mengajar tidak lain adalah suatu proyek guru
mengenai kegiatan yang harus dilakukan siswa selama pembelajaran
itu berlangsung. Dalam kegiatan tersebut secara terperinci harus jelas
kemana siswa itu akan dibawa (tujuan), apa yang harus ia pelajari
(metode bahan pelajaran), bagaimana cara ia mempelajarinya
(metode dan teknik), dan bagaimana guru mengetahui bahwa siswa
telah mencapainya (penilaian).
Menyusun rencana pembelajaran menjadi bagian penting
dilakukan guru sebelum proses pembelajaran berlangsung.
Perencanaan tersebut berfungsi sebagai pedoman kegiatan dan bukti
kesungguhan guru dalam memberikan pelajaran terbaik serta upaya
untuk mencapai tujuan pembelajaran secara optimal.
16
3) Melaksanakan dan Mengelola Proses Pembelajaran
Pelaksanaan proses pembejaran menuntut kreatifitas guru
dalam menciptakan dan menumbuhkan kegiatan siswa belajar sesuai
dengan rencana yang telah disusun dalam perencanaan. Guru harus
dapat mengambil keputusan atas dasar penilaian yang tepat, apakah
kegiatan belajar mengajar dihentikan, ataukah diubah metodenya,
apakah mengulang dulu pelajaran yang lalu, manakala siswa belum
dapat mencapai tujuan-tujuan pembelajaran.
Setelah memiliki tujuan yang telah ditentukan dan strategi
yang relevan untuk mencapai tujuan itu sendiri, guru kemudian dapat
mengimplementasikan strategi tersebut. Cara guru
mengimplementasikan materi dalam pembelajaran misalnya,
mengajukan pertanyaan, menyajikan gambar-gambar,
memperagakan, merasakan, mengamati dan melibatkan peserta didik
untuk berpartisipasi aktif selama proses bembelajaran berlangsung.
Jadi, hal utama yang harus ditekankan oleh guru dalam
implementasi/pelaksanaan pembelajaran adalah: bagaimana guru
akan membantu siswa untuk meraih tujuan? Jawaban atas pertanyaan
tersebut akan menjadi prosedur atau strategi pembelajaran yang akan
digunakan. Memilih metode yang paling sesuai sangat tergantung
pada tujuan, latar belakang, kebutuhan siswa, materi-materi yang
tersedia, serta kepribadian, kekuatan dan gaya guru mengajar.17
Perekayasaan proses pembelajaran dapat didesain oleh guru
sedemikian rupa. Idealnya kegiatan untuk siswa pandai harus
berbeda dengan kegiatan untuk siswa sedang atau kurang, walaupun
untuk memahami satu jenis konsep yang sama karena setiap siswa
mempunyai keunikan masing-masing. Hal ini menunjukan bahwa
pemahaman terhadap metode dan media pembelajaran tidak bisa
17
Syaifurrahman dan Tri Ujiati,Manajemen dalam Pembelajaran, (Jakarta: PT Indeks,
2013)., h. 66
17
diabaikan. Karena keduanya saling berkaitan. Pemilihan salah satu
metode tertentu akan mempengaruhi jenis media pembelajarn yang
sesuai.
Beberapa metode yang secara umum dapat diterapkan dalam
proses pembelajaran, diantaranya adalah Metode ceramah, Metode
tanya jawab, Metode diskusi, Metode demonstrasi, Metode
eksperimen, Metode pemberian tugas, Metode karyawisata dan
Metode sosiodrama.18
Di samping metode-metode tersebut, Abdul
Majid memberikan tambahan metode pembelajaran yang dapat
diterapka dalam proses pembelajaran, yaitu metode kisah, metode
perumpamaan, metode peahaman dan penalaran, metode perintah
berbuat baik dan saling mengasihi, metode suri teladan, metode
hikmah dan ma‟uizhah hasananh, metode peringatan dan pemberian
motivasi, metode praktik, metode pemberian ampunan dan
bimbingan, metode kerja sama dan metode tadrij (pentahapan).19
Dari berbagai metode tersebut, masing-masing metode memiliki ciri
khas tersendiri, sehingga tidak setiap metode dapat digunakan untuk
setiap meteri pembelajaran. Maka, guru dituntut untuk mampu
menemukan metode yang tepat dan sesuai dengan materi dan kondisi
peserta didik, agar proses pembelajaran berlangsung secara
maksimal dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam
perencanaan pembelajaran sebelumnya.
Selain berbagai metode di atas, seiring dengan perkembangan
pendidikan, banyak muncul berbagai metode baru yang dapat
digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran. Dalam
Permendikbud No. 65 Tahun 2013 Tetang Standar Proses
Pendidikan Dasar dan Menengah telah mengisyaratkan tentang
perlunya proses pembelajaran yang dipandu dengan kaidah-kaidah
18
R. Ibrahim dan Nana Syaodih, Perencanaan Pengajaran,(Jakarta: Rineka Citra, 2010)
h. 106-107 19
Abdul Majid.,op. cit.., h.143-158
18
pendekatan saintifik atau ilmiah. Beberapa metode pembelajaran
yang dipandang sejalan dengan prinsip-prinsip pendekatan
saintifik(ilmiah), antara lain; (1) Metode Problem Based Learning,
(2) Project Based Learning, (3) Inkuiri sosial, (4) Group
Investigation. Sementara itu, Kemendikbud (2013) memberikan
konsep tersendiri bahwa pendekatan ilmiah (Scientific Approach)
dalam pembelajaran didalamnya mencakup komponen mengamati,
menanya, mencoba, mengolah, menyajikan, menyimpulkan, dan
mencipta. Komponen-komponen tersebut seyogyanya dapat
dimunculkan dalam setiap praktik pembelajaran.20
Penggunakan
metode tidak dapat berlangusng maksimal tanpa adanya media
pembelajaran yang sesuai dan memadai sebagai pendukung proses
pebejajaran. Maka, menjadi komponen yang penting untuk
tersedianya media pembelajaran disekolah serta kemampuan guru
dalam memilih media belajar yang tepat sesuai dengan proses
pembelajaran yang akan dilaksanakan.
Aneka ragam media pembelajaran dapat diklasifikasikan
berdasarkan ciri-ciri tertentu. Brest membuat klasifikasi berdasarkan
adanya tiga ciri, yaitu suara (audio), bentuk (visual), dan gerak
(motion).21
Senada dengan hal tersebut, bahwa media pembelajaran
pada umumnya dapat dikelompokan ke dalam tiga jenis, yaitu:
2) Media Visual.
Levie dan Lentz, mengemukakan empat fungsi media
pembelajaran Visual; (a) fungsi atensi, yaitu menarik dan
mengarahkan siswa untuk berkonsentrasi kepada isi pelajaran
yang berkaitan dengan maksud visual yang ditampilkan atau
menyertai teks materi pelajaran. (b) fungsi afektif, gambar atau
lambang visual dapat menggugah emosi dan sikap siswa. (c)
20
Ahmad Sudrajat, Pendekatan Saintifik dalam Proses Pembelajaran,
2013,(https://googleweblight.com) 21
Ibid., h.114
19
fungsi kognitif, lambang visual atau gambar memperlancar
pencapaian tujuan untuk memahami dan mengingat informasi
atau pesan yang terkandung dalam gambar. (d) fungsi
kompensatori, berfungsi untuk mengakomodasikan siswa yang
lemah dan lambat menerima dan memahami isi pelajaran yang
disajikan dengan teks atau disajikan secara visual.22
3) Media Audio
Media audio adalah media yang mengandung pesan dalam
bentuk auditif (hanya dapat didengar yag dapat merangsang
pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan para peserta didik
untuk mempelajari bahan ajar). Penggunaan media audio dalam
kegiatan pembelajaran pada umunya untuk melatih keterampilan
yang berhubungan dengan aspek-aspek keterampilan
mendengarkan.23
4) Media Audio-Visual
Media ini merupakan kombinasi audio dan visual atau biasa
disebut media pandang-denganr. Dalam hal ini guru tidak selalu
berperan sebagai penyaji materi, peran guru bisa beralih menjadi
fasilitator belajar yaitu memberikan kemudahan bagi para
peserta didik dalam belajar.24
Dalam Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 tentang
standar proses menjelaskan secara rinci tentang pelaksanaan
pembelajaran. Pelaksanaan pembelajaran merupakan implementasi
dari RPP. Pelaksanaan pembelajaran meliputi kegiatan
pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup.25
22
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran,(Jakarta: Rajawali Pers, 2011). h,.17 23
Asep Herry Hermawan,dkk, Media Pembelajaran, (Bandung: UPI PRESS, 2007), h.,33 24
Ibid., h. 35 25
Permendiknas RI Nomor 41 Tahu 2007 Tentang Proses Standar Untuk Satuan
Pendidikan Dasar dan Menengah, h. 14-17
20
1. Kegiatan pendahuluan
Kegiatan pendahuluan merupakan bagian integral yang
tidak dapat dipisahkan dengan komponen-komponen
pembelajaran lainnya. Kegiatan pendahuluan pada dasarnya
merupakan kegiatan yang harus ditempuh guru dan peserta
didik pada satiap kali pelaksanaan sebuah pembelajaran.
Fungsi utama kegiatan pendahuluan adalah untuk menciptakan
suasana awal pembelajaran yang efektif, yang memungkinkan
peserta didik dapat mengikuti proses pembelajaran dengan
baik. Dalam kegiatan pendahuluan, guru:
a) Menyiapkan peserta didik psikis dan fisik untuk
mengikuti proses pembelajaran.
b) Mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan
pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan
dipelajari.
c) Menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi
dasar yang akan dicapai.
d) Menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian
kegiatan sesuai silabus.26
2. Kegiatan inti
Pelaksanaan kegiatan inti merupakan proses
pembelajaran untuk mencapai KD yang dilakukan secara
interaktif, inspiratif, meyenangkan, menantang, memotivasi
peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan
ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas dan kemandirian
sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta
psikologis peserta didik.27
26
Ibid., h. 14-15 27
Ibid., h. 15
21
Kegiatan inti menggunakan motode yang disesuaikan
dengan karakteristik peserta didik dan mata pelajaran, yang
dapat meliputi proses eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi.
3. Kegiatan penutup
Kegiatan penutup berarti kegiatan akhir pembelajaran
pada alokasi waktu tertentu atau juga pada kahir meteri
pembelajaran yang telah dipelajari. Di dalam proses kegiatan
penutup pembelajaran terdapat proses membuat atau
merumuskan hal-hal yang dianggap menjadi inti disetiap
materi pembelajaran yang telah dipelajari peserta didik.Dalam
kegiatan penutup, guru:
a. Bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri
membuat rangkuman/kesimpulan pelajaran.
b. Melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan
yang sudah dilaksanakan secara konsisten dan
terprogram.
c. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil
pembelajaran.
d. Merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk
pembelajaran remedi, program pengayaan, layanan
konseling dan/atau memberikan tugas baik tugas
individu maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar
peserta didik.
e. Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan
berikutnya.28
4) Menilai Proses dan Hasil Pembelajaran
Setiap guru harus mampu melakukan penilaian tentang
kemajuan yang telah dicapai oleh peserta didik, baik secara
iluminatif-observatif maupun secara struktural-objektif. Penilaian
secara iluminatif-observatif dilakukan dengan pengamatan yang
terus menerus tentang perubahan dan kemajuan yang telah dicapai
28
Ibid., h. 17-18
22
oleh peserta didik. Penilaian secara struktural-objektif berhubungan
dengan pemberian skor, angka atau nilai yang biasa dilakukan dalam
rangka penialaian hasil belajar siswa. Namun, penilaian cara yang
pertama masih belum biasa digunakan oleh guru disebabkan
kemampuan dan kesadaran akan pentingnya penialain tersebut belum
membudaya.
Mengingat pentingnya penilaian dalam menentukan kualitas
pendidikan, maka upaya merencanakan dan melaksanakan penilaian
hendaknya memperhatikan beberapa prinsip dan prosedur penilaian.
Prinsip penilaian yang dimaksud antara lain adalah :
1) Dalam menilai hasil belajar hendaknya dirancang sedemikian
rupa sehingga jelas abilitas yang harus dinilai, materi
penilaian, alat penilaian, dan interpretasi hasil penilaian.
2) Penilaian hasil belajar hendaknya menjadi bagian integral
dari proses belajar-mengajar. Artinya, penilaian senantiasa
dilaksanakan pada setiap proses belajar-mengajar sehingga
pelaksanaannya berkesinambungan.
3) Agar diperoleh hasil belajar yang objektif dalam pengertian
menggambarkan prestasi dan kemampuan siswa sebagaimana
adanya, penilaian harus menggunakan beberapa alat penilaian
dan sifatnya komprehensif.
4) Penilaian hasil belajar hendaknya diikuti dengan tindak
lanjut data hasil penilaian sangat bermanfaat bagi guru
maupun bagi siswa.29
Berdasarkan analisis teori tentang pembelajaran dan kualitas,
maka yang dimaksud dengan kualitas pembelajaran adalah upaya guru
dalam membelajarkan peserta didik yang berdaya guna tinggi sehingga
mencapai hasil belajar yang optimal, yang meliputi merencanakan,
melaksanakan dan menilai pembelajaran yang didasarkan prinsip-prinsip
pembelajaran tertentu. Kualitas tersebut dapat dicapai apabila guru
mampu menguasai dan menentukan tujuan pembelajaran yang spesifik,
menggunakan metode dan teknik yang sesuai dengan materi dan tujuan
29
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 1990) h. 08-09
23
pembelajaran, menggunakan dan memanfaatkan media pembelajaran
secara maksimal sesuai dengan kondisi peserta didik dan kebutuhan
proses pembelajaran.
2. Supervisi Akademik Kepala Sekolah
a. Pengertian Supervisi Akademik
Ametembun sebagaimana dikutip Wajowasito dan
Poerwasarminta menjelaskan bahwa secara bahasa, supervisi berasal dari
bahasa Inggris “supervision” yang artinya pengawasan. Pengertian
supervisi masih menurut Ametembun menyebutkan bahwa dilihat dari
bentuk perkataanya, supervisi terdiri dari dua kata Super = atas, lebih,
dan Vision= lihat, tilik, awasi. Makna yang terkandung dari pengertian
tersebut, bahwa seorang supervisor mempunyai kedudukan atau posisi
lebih dari orang yang disupervisi, tugasnya adalah melihat, menilik, atau
mengawasi orang-orang yang disupervisi.30
Sedangkan menurut Rifa‟i,supervisi merupakan pengawasan
profesional, sebab hal ini di samping bersifat lebih spesifik juga
melakukan pengamatan terhadap kegiatan akademik yang
mendasarkan pada kemampuan ilmiah, dan pendekatannya pun
bukan lagi pengawasan manajemen biasa, tetapi lebih bersifat
menuntut kemampuan profesional yang demokratis dan humanistik
oleh para pengawas pendidikan.31
Istilah supervisi dalam kelembagaan pendidikan diidentikkan
dengan supervisi pengawasan profesional, hal ini tentu dihadapkan pada
berbagai peristiwa dan kegiatan. Contoh jika pengawasan dilakukan oleh
kepala sekolah, maka pengawasan dilakukan untuk melihat kinerja guru
dalam melaksanakan pembelajaran terhadap siswa, namun jika supervisi
dilaksanakan oleh pengawas satuan pendidikan, maka kepala sekolah
dalam konteks kelembagaan jelas menjadi tujuan utama dalam
30
Nur Aedi, Pengawasan Pendidikan, (Jakarta : Rajawali, 2014) h. 13 31
Metode dan Teknik Supervisi, (Jakarta: Direktorat Tenaga Kependidikan Direktorat
Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan Departemen Pendidikan Nasional,
2008), h. 05
24
meningkatkan mutu pendidikan secara menyeluruh.32
Supervisi dalam
dunia pendidikan terbagi menjadi dua, yaitu supervisi akademik dan
supervisi manajerial. Supervisi akademik menitikberatkan pada
pengamatan supervisor terhadap kegiatan akademis berupa pembelajaran
baik di dalam maupun di luar kelas. Supervisi manajerial menitikberatkan
pengamatan pada aspek-aspek pengelolaan dan administrasi sekolah yang
berfungsi sebagai pendukung terlaksananya pembelajaran.33
Keduanya
sangat penting dilaksanakan baik oleh pengawas satuan pendidikan
maupun oleh masing-masing pimpinan sekolah yakni kepala sekolah.
Namun dalam hal ini, pembahasan akan lebih fokus pada pengkajian teori
supervisi akademik.
Glickman sebagaimana dikutip oleh Nur Aedi, mendefinisikan
supervisi akademik sebagai serangkaian kegiatan membantu guru
mengembangkan kemampuannya mengelola proses pembelajaran demi
mencapai tujuan pembelajaran. Dengan demikian, berarti esensi supervisi
akademik itu sama sekali bukan menilai unjuk kerja guru dalam
mengelola proses pembelajaran, melainkan membantu guru
mengembangkan kemampuan profesionalismenya.34
Namun untuk
memperoleh kondisi nyata dari proses pembelajaran yang biasa
dilaksanakan guru, maka tidak terlepas dari kegiatan penilaian untuk
dijadikan sebagai landasan proses tindak lanjut dan perbaikan yang akan
di berikan.
Menurut Alfonso, Firth, dan Nevulle yang dikutip oleh M.
Faturrohman, ada tiga konsep pokok (kunci) dalam pengertian supervisi
akademik:
1. Supervisi akademik harus secara langsung mempengaruhi dan
mengembangkan perilaku guru dalam mengelola proses
32
Nur Aedi, Pengawasan Pendidikan, (Jakarta : Rajawali, 2014)h.13-14 33
Muhammad Fathurrohman dan Hindama Ruhyanani, Sukses menjadi Pengawas Sekolah
Ideal. (Yogyakarta: AR-RUZZ MEDIA, 2015), h.87 34
Ibid, h. 45
25
pembelajaran karena supervisi akademik berimplikasi pada
peningkatan kinerja guru dalam pembelajaran. Sehubungan
dengan ini, janganlah diasumsikan secara sempit bahwa hanya
ada satu cara terbaik yang bisa diaplikasikan dalam semua
kegiatan pengembangan profesionalisme guru. Menurut
Glickman, tidak ada satu pun perilaku supervisi akademik
yang baik dan cocok bagi semua guru. Tegasnya, tingkat
kemampuan, kebutuhan, minat, dan kematangan profesional
serta karakteristik personal guru lainnya harus dijadikan dasar
pertimbangan dalam pengembangan dan pengimplementasian
program supervisi akademik.
2. Perilaku supervisor dalam membantu guru mengembangkan
kemampuannya harus didesain secara official sehingga dapat
dilihat dengan jelas waktu mulai dan berakhirnya program
pengembangan tersebut. Karena supervisi akademik
merupakan tanggungjawab supervisor dan guru, alangkah
baiknya jika programnya didesain bersama oleh supervisor dan
guru.
3. Tujuan akhir supervisi akademik ialah untuk membantu guru
agar guru semakin mampu memfasilitasi belajar bagi murid-
muridnya.35
Kegiatan supervisi akademik perlu dilaksanakan secara terus-
menerus agar proses pembelajaran mengalami perubahan kearah yang
lebih baik dari waktu ke waktu dan terlaksana secara maksimal, sehingga
tercapai tujuan pembelajaran yang lebih optimal.
b. Tujuan dan Fungsi Supervisi Akademik
Supervisi pendidikan pada umumnya memiliki tujuan yang
komprehensif merambah kesegala komponen pendidikan, seperti
pemberian layanan bimbingan, arahan, perbaikan dan peningkatan pada
pengelolaan manjerial, peningkatan kinerja staf pendidikan dan yang
paling khusus adalah perbaikan dan peningkatan proses pembelajaran
melalui perbaikan kinerja guru yang disebut dengan supervisi akademik.
Oleh karena itu, tujuan dan fungsi supervisi akademik memiliki
kekhususan tersendiri yang menjadi paling terpenting.
35
Ibid., h.51-52
26
Menurut Sergiovanni ada tiga tujuan supervisi akademik, yakni :
1. Supervisi akademik diselenggarakan dengan maksud
membantu guru mengembangkan kemampuan profesionalnya
dalam memahami akademik, mengelola kelas,
mengembangkan keterampilan mengajarnya, dan
menggunakan kemampuannya melalui teknik-teknik tertentu.
2. Supervisi akademik diselenggarakan dengan maksud untuk
memonitor kegiatan belajar-mengajar di sekolah. Kegiatan
memonitor ini bisa dilakukan melalui kunjungan kepala
sekolah ke kelas-kelas saat guru sedang mengajar,
percakapan pribadi dengan guru, teman sejawat, maupun
dengan sebagian murid-muridnya.memonitor disini bukan
berarti untuk mencari kesalahan guru, melainkan lebih pada
pengendalian dan peningkatan kualitas kinerja guru.
3. Supervisi akademik diselenggarakan untuk mendukung guru
menerapkan kemampuannya dalam melaksanakan tugas-
tugas mengajarnya, mendorong guru mengembangkan
kemampuannya sendiri, dan mendorong guru agar ia
memiliki perhatian yang sunggu-sungguh (commitment)
terhadap tugas dan tanggungjawabnya.36
Mulyasa juga mengemukakan bahwa tujuan utama supervisi
akademik adalah untuk meningkatkan kemampuan profesional guru dan
meningkatkan kualitas pembelajaran melalui pembelajaran yang baik.37
Menurut Alfonso, Firth, dan Neville sebagaimana dikutip
Faturrohman dan Ruhyanani, Supervisi Akademik yang baik ialah
supervisi akademik yang mampu berfungsi mencapai tujuan tersebut di
atas. Tidak ada kata atau istilah keberhasilan bagi supervisi akademik
jika hanya memerhatikan salah satu tujuan tersebut dengan
mengesampingkan tujuan lainnya. Hanya dengan merefleksi ketiga
tujuan inilah supervisi akademik akan berfungsi mengubah perilaku
mengajar guru supaya menjadi lebih profesional (from teaching centered
to student centered). Pada gilirannya nanti perubahan perilaku guru ke
arah yang lebih berkualitas akan menimbulkan perilaku belajar murid
36
Muhammad Faturrahman dan Hindama Ruhyanani, op.cit., h. 53-54 37
Mulyasa, Manajemen dan Kepemimpinan Kepala Sekolah, (Jakarta : PT Bumi Aksara,
2011), h.249
27
yang lebih baik dan pada akhirnya nanti akan bisa meningkatkan mutu
pendidikan.
Gambar 2.1 Sistem Fungsi Supervisi Akademik
Skema tersebut memudahkan dalam memahami sistem pengaruh
perilaku supervisi akademik. Perilaku supervisis akademik secara
langsung berhubungan dan berpengaruh terhadap perilaku guru. Ini
berarti, melalui supervisi akademik, supervisor mempengaruhi perilaku
mengajar guru sehingga perilakunya semakin baik dalam mengelola
proses belajar mengajar. Selanjutnya, perilaku mengajar guru yang baik
itu akan mempengaruhi perilaku belajar murid.38
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa tujuan dan
fungsi utama supervisi akademik adalah membina, mengarahkan,
memperbaiki dan mengembangkan kinerja guru teruatama dalam proses
pembelajaran agar prosesnya lebih berkualitas. Membantu guru
menganalisis dan melaksanakan kurikulum sekolah, mengembangkan
metode dan teknik pengajaran, memperluas wawasan guru dalam hal
pendidikan dan pengajaran, membantu guru memiliki perilaku mengajar
yang baik dalam mengelola proses pembelajaran dan agar lebih
memahami siswa, mengatasi setiap masalah yang ada pada siswa.
c. Prinsip-prinsip Supervisi Akademik
Para kepala sekolah baik suka maupun tidak suka harus siap
menghadapi problema dan kendala dalam melaksanakan supervisi
akademik. Adanya problem dan kendala tersebut sedikit banyak bisa
diatasi apabila dalam pelaksanaan supervisi akademik kepala sekolah
menerapkan prinsip-prinsip supervisi akademik.
38
Muhammad Faturrahman dan Hindama Ruhyanani, op.cit., h. 54-55
Perilaku
Supervisi
Akademik
Perilaku
Akademik
Guru
Perilaku Belajar
Siswa
28
Depdiknas menyebutkan tentang prinsip-prinsip yang harus
dipegang dalam melaksanakan supervisi akademik, yaitu:
1) Humanis dan Harmonis. Hubungan kemanusiaan yang
diciptakan harus bersifat terbuka, kesetiakawanan, dan
informal. Hubungan demikian ini bukan saja antara
supervisor dengan guru, melainkan juga antara supervisor
dengan pihak lain yang terkait dengan program supervisi
akademik.
2) Berkesinambungan. akademik merupakan salah satu essential
function dalam keseluruhan program sekolah. Apabila guru
telah berhasil mengembangkan dirinya tidaklah berarti
selesailah tugas supervisor, melainkan harus tetap dibina
secara berkesinambungan.
3) Demokratis. Titik tekan supervisi akademik yang demokratis
adalah aktif dan kooperatif. Supervisor harus melibatkan
secara aktif guru yang dibinanya. Tanggung jawab perbaikan
program akademik bukan hanya pada supervisor melainkan
juga pada guru.
4) Integral dengan Program Pendidikan. Di dalam setiap
organisasi pendidikan terdapat bermacam-macam sistem
perilaku dengan tujuan sama. Antara satu sistem dengan
sistem lainnya harus dilaksanakan secara integral. Dengan
demikian, maka program supervisi akademik integral dengan
program pendidikan secara keseluruhan.
5) Komprehensif. Prinsip ini tiada lain hanyalah untuk
memenuhi tuntutan multi tujuan supervisi akademik, berupa
pengawasan kualitas, pengembangan profesional, dan
memotivasi guru, sebagaimana telah dijelaskan di muka.
6) Konstruktif. Supervisi akademik bukanlah sekali-kali untuk
mencari kesalahan-kesalahan guru. Supervisi akademik akan
mengembangkan pertumbuhan dan kreativitas guru dalam
memahami dan memecahkan problem-problem akademik
yang dihadapi.
7) Obyektif. Dalam menyusun, melaksanakan, dan
mengevaluasi, keberhasilan program supervisi akademik
harus obyektif. Objectivitas dalam penyusunan program
berarti bahwa program supervisi akademik itu harus disusun
berdasarkan kebutuhan nyata pengembangan profesional
guru.39
39
Metode dan Teknik Supervsisi (Jakarta: direktorat tenaga kependidikan, direktorat
jenderal peningkatan mutupendidik dan tenaga kependidikan departemen pendidikan nasional, 2008). h,. 13-15
29
Pentingnya mempertimbangkan setiap prinsip-prinsip supevisi
akademin tersebut, telah menjadi keharusan bagi supervisor akademik
atau kepala sekolah dalam pelaksanaan supervisi akademik bagi guru,
untuk mewujudkan pengembangan yang signifikan baik pada setiap
kompetensi guru khususnya pada kemampuan kualitas pembelajaran
sertauntuk tercapainya peningkatan prestasi belajar peserta didik dari
waktu ke waktu yang pada akhirnya mampu mencapai tujuan serta mutu
pendidikan.
d. Dimensi-dimensi Supervisi Akademik
Menurut Neagley terdapat dua aspek yang harus menjadi
perhatian supervisi akademik baik dalam perencanaannya,
pelaksanaannya, maupun penilaiannya.
Pertama, apa yang disebutkan dengan substantive aspects of
professional development (yang selanjutnya akan disebut dengan aspek
substantif). Aspek ini menunjuk pada kompetensi guru yang harus
dikembangkan melalui supervisi akademik. Aspek ini menunjuk pada
kompetensi yang harus dikuasai guru. Penguasaannya merupakan
sokongan terhadap keberhasilannya mengelola proses pembelajaran. Ada
empat kompetensi guru yang harus dikembangkan melalui supervisi
akademik, yaitukompetensi-kompetensi kepribadian, pedagogik,
professional, dan sosial. Aspek substansi pertama dan kedua
merepresentasikan nilai, keyakinan, dan teori yang dipegang oleh guru
tentang hakikat pengetahuan, bagaimana murid-murid belajar, penciptaan
hubungan guru dan murid, dan faktor lainnya. Aspek ketiga berkaitan
dengan seberapa luas pengetahuan guru tentang materi atau bahan
pelajaran pada bidang studi yang diajarkannya.
Kedua, apa yang disebut dengan professional development
competency areas (yang selanjutnya akan disebut dengan aspek
kompetensi). Aspek ini menunjuk pada luasnya setiap aspek substansi.
Guru tidak berbeda dengan kasus profesional lainnya. Ia harus
30
mengetahui bagaimana mengerjakan (know how to do) tugas-tugasnya. Ia
harus memiliki pengetahuan tentang bagaimana merumuskan tujuan
akademik, murid-muridnya, materi pelajaran, dan teknik akademik.40
Seperti yang telah dijelaskan terdahulu, bahwa pengertian dan
kegiatan supervisi pendidikan sangat luas, namun untuk menjadikannya
lebih spesifik kegiatan supervisi terfokus ke dalam beberapa komponen
pendidikan. Salah satunya adalah supervsi akademik yang memiliki
dimensi atau ukuran yang harus dikembangkan dalam pelaksanaannya.
pengembangan dalam pelaksanaan supervisi akademik terfokus pada
profesionalime dan kemampuan akademik guru yang mencakup
pengembanga subtansi setiap kompetensi yang dimiliki dan pemahaman
terhadap tugas yang harus dilakukan.
e. Kegiatan Supervisi Akademik
1) Perencanaan Program
Perencanaan merupakan suatu cara yang memuaskan untuk
membuat kegiatan dapat berjalan dengan baik, disertai dengan
berbagai langkah yang antisipatif guna memperkecil kesenjangan
yang terjadi sehingga kegiatan tersebut mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.41
Berkaitan dengan perencanaan supervisi akademik,
maka yang dimaksud dengan Perencanaan program supervisi
akademik adalah penyusunan dokumen perencanaan pemantauan
serangkaian kegiatan membantu guru mengembangkan
kemampuannya mengelola proses pembelajaran untuk mencapai
tujuan pembelajaran. Perencanaan program supervisi akademik
memliki manfaat sebagai berikut :
a) “sebagai pedoman pelaksanaan dan pengawasan akademik,
40
Ibid,.h. 16-17 41
Hamzah B. Uno, Perencanaan Pembelajaran,(Jakarta: Bumi Kasara, 2006), h. 02
31
b) untuk menyamakan persepsi seluruh warga sekolah tentang
program supervisi akademik, dan
c) penjamin penghematan serta keefektifan penggunaan sumber
daya sekolah (tenaga, waktu dan biaya).”42
Dengan demikian sebelum melaksanakan kegiatan supervisi
akademik sangat penting bagi seorang supervisor untuk membuat
kegiatan perencanaan. Penyusunan perencanaan program supervsi
akademik harus didasarkan pada prinsip-prinsip sebagai berikut:
a) obyektif (data apa adanya),
b) bertanggung jawab,
c) berkelanjutan,
d) didasarkan pada Standar Nasional Pendidikan, dan
e) didasarkan pada kebutuhan dan kondisi
sekolah/madrasah.43
Berdasarkan point prinsip-prinsip perencanaan supervisi
akademi tersebut, dapat dipahami bahwa perencanaan program
supervisi akademik harus bersifat objektif didasari dengan data yang
diperoleh tahun sebelumnya dan harus dapat diprtanggungjawabkan.
Kemudia perencanaan tersebut harus dilakukan secara berkelanjutan,
jika telah mencapai rencana pertama maka harus berlanjut pada
rencana berikutnya. Prinsip berikutnya adalah didasarkan pada
Standar Nasional Pendidikan yang meliputi Standar Kompetensi
Lulusan (SKL), Standar Isi (SI), Standar Peoses, dan Standar
Penilaian serta didasarkan pada kebutuhan dan kondisi sekolah yang
artinya perencanaan program supervisi akademik tersebut harus
mampu mendukung ketercapaian program-program yang terdapat
pada sekolah, harus berkaitan dengan program sekolah dan dalam
rangka mencapai tujuan sekolah yang bersangkutan.
42
Direktorat Jenderal Peningkatan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Kementrian
Pendidikan Nasional, Modul Pelatihan Penguatan Kemampuan Kepala Sekolah (Diktorat Tenaga
Kependidika, 2010), h. 15 43
IBid, h. 15
32
Dalam kegiatan perencanaan supervisi akademik yaitu
meliputi Perencanaan program dan perencanaan instrumen.
Perencanaan program meliputi pemantauan kegiatan pembelajaran
dan perencaan instrumen meliputi penyusunan instrumen supervisi
akademik.
a) Perencanaan Program Kegiatan Pembelajaran
Perencanaan program ini sudah termasuk ke dalam ruang
lingkup supervisi akademik itu sendiri, yakni :
a. Pelaksanaan KTSP
b. Persiapan, pelaksanaan dan penilaian pembelajaran oleh
guru.
c. Pencapaian standar kompetensi lulusan, standar proses,
standar Isi,dan peraturan pelaksanaannya.
d. Peningkatan mutu pembelajaran melalui pengembangan
sebagaiberikut:
(1) model kegiatan pembelajaran yang mengacu pada
Standar Proses;
(2) peran serta peserta didikdalam proses pembelajaran
secara aktif,kreatif, demokratis, mendidik, memotivasi,
mendorong kreativitasdan dialogis;
(3) peserta didik dapat membentuk karakter dan memiliki
pola pikirserta kebebasan berpikir sehingga dapat
melaksanakan aktivitasintelektual yang kreatif dan
inovatif, berargumentasi,mempertanyakan, mengkaji,
menemukan, dan memprediksi;
(4) keterlibatan peserta didik secara aktif dalam proses
belajar yangdilakukan secara sungguh-sungguh dan
mendalam untuk mencapai pemahaman konsep, tidak
terbatas pada materi yang diberikan oleh guru.
(5) bertanggung jawab terhadap mutu perencanaan
kegiatan pembelajaran untuk setiap mata pelajaran yang
diampunya agar siswa mampu: (a) meningkat rasa ingin tahunya; (b) mencapai keberhasilan belajarnya secara
konsisten sesuai dengan tujuan pendidikan; (c) memahami perkembangan pengetahuan dengan
kemampuan mencari sumber informasi; (d) mengolah informasi menjadi pengetahuan; (e) menggunakan pengetahuan untuk menyelesaikan
masalah; (f) mengkomunikasikan pengetahuan pada pihak
lain; dan
33
(g) mengembangkan belajar mandiri dan kelompok
dengan proporsi yang wajar.44
Kegiatan pembelajarn menjadi program tujuan supervisi
akademik, maka guru adalah objek utama dalam pelaksanaan
supervisi akademik. Untuk memperoleh data dan informasi kondisi
kegiatan pembelajaran, maka spervisor memerlukan adanya media
atau alat. Salah satunya adalah menggunakan instrumen supervisi
akademik. Oleh karena itu, penyusunan isntrumen perlu
direncanakan terlebih dahulu sebelum kegiatan supervisi akademik
dilaksanakan.
b) Perencanaan Penyusunan Instrumen
Perencanaan instrumen superrvisi akademik dapat
dikelompokan menjadi 4, yaitu sebagai berikut:
(1) Persiapan guru untuk mengajar terdiri dari:
(a) Silabus
(b) RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran)
(c) Program Tahunan
(d) Program Semesteran
(e) Pelaksanaan proses pembelajaran
(f) Penilaian hasil pembelajaran
(g) Pengawasan proses pembelajaran
(2) Instrumen supervisi kegiatan belajar mengajar
(a) Lembar pengamatan.
(b) Suplemen observasi (ketrampilan mengajar,
karakteristik mata pelajaran, pendekatan klinis, dan
sebagainya).
(3) Komponen dan kelengkapan instrumen
(4) Penggandaan instrumen dan informasi kepada guru bidang
studi binaan.45
Dengan perencanaan program dan penyusunan instrumen
yang matang kegiatan supervisi akademik akan memiliki pedoman
44
Ibid, h. 16 45
Ibid.,h. 42-43
34
kegiatan, sehingga pelaksanaannya terarah sesuai dengan yang
direncanakan dan memungkinkan adanya dampak positif terhadap
perubahan pebelajaran menjadi lebih berkualitas.
2) Pelaksanaan Supervisi Akademik
Satu di antara tugas kepala sekolah adalah melaksanakan
supervisi akademik. Menurut Glickman, Untuk melaksanakan
supervisi akademik secara efektif diperlukan keterampilan
konseptual, interpersonal dan teknikal. Oleh sebab itu, setiap Kepala
sekolah harus memiliki keterampilan teknikal berupa kemampuan
menerapkan pendekatan dan teknik-teknik supervisi yang tepat
dalam melaksanakan supervisi akademik.
Berikut ini adalah beberapa pendekatan supervisi akademik
yang bisa dilakukan oleh supervisor diantaranya adalah pendekatan
langsung (direktif), pendekatan tidak langsung (non-direktif) dan
pendekatan kolaboratif.46
a) Pendekatan Langsung (direktif) adalah cara pendekatan
terhadap masalah yang bersifat langsung. Supervisor
memberikan arahan langsung. pendekatan ini berdasarkan
pemahaman terhadap psikologi behaviorisme yaitu, bahwa
segala perbuatan berasal dari refleksi, respon terhadap
rangsangan atau stimulus. Oleh karena guru mengalami
kekurangan maka perlu diberikan rangsangan agar ia bisa
bereaksi. Pendekatan ini dapat dilakukan dengan perilaku
supervisor seperti menyajikan, menjelaskan, mengarahkan,
memebri contoh, menerapkan tolak ukur, dan menguatkan.
b) Pendekatan Tidak Langsung (non-direktif) adalah cara
pendekatan terhadap permasalahan yang sifatnya tidak langsung.
Supervisor memberikan kesempatan sebanyak mungkin untuk
mengemukakan permasalahan yang guru-guru alami.
46
Piet A. Sagertian, konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan,(Jakarta: Rineka
Cipta, 2008), h. 46-50
35
Pendekatan ini berdasarkan pemahaman psikologi humanistik
yang sangat menghargai orang yang akan dibantu. Supervisor
mencoba mendengarkan dan memahami apa yang dialami guru-
guru. Perilaku dalam pendekatan ini adalah mendengarkan,
memberikan penguatan, menjelaskan, menyajikan dan
memecahkan masalah.
c) Pendekatan Kolaboratif adalah cara pendekatan yang
memadukan pendekatan direktif dan non-direktif menjadi cara
pendekatan baru. Pada pendekatan ini baik supervisor maupun
guru bersama-sama, bersepakat untuk menetapkan struktur,
proses dan kriteria dalam melaksanakan proses pecakapan
terhadap masalah yang dihadapi guru.
Beberapa pendekatan-pendekatan tersebut melahirkan
berbagai teknik supervisi akademik. Berikut teknik-teknik supervisi
akademik menurut Gwyn yang dikelompokan menjadi dua, yaitu
teknik supervisi individual dan teknik supervisi kelompok:
1) Teknik Supervisi Individual
Teknik supervisi individual ialah supervisi yang
dilakukan secara perseorangan. Supervisor di sini hanya
berhadapan dengan seorag guru yang dipandang memiliki
persoalan tertentu. Teknik-teknik supervisi yang dikelompokan
sebagai teknik individual meliputi:
a) Kunjungan Kelas
Kunjungan kelas adalah teknik pembinaan guru oleh
kepala sekolah, pengawas, pembina lainnya dalam rangka
mengamati pelaksanaan proses belajar mengajar sehingga
memperoleh data yang diperlukan dalam rangka pembinaan
guru. Tujuan kunjungan ini ialah semata-mata untuk
36
menolong guru dalam mengatasi kesulitan atau masalah
mereka di dalam kelas.
Ada empat tahap kunjungan kelas. Pertama, tahap
persiapan. Pada tahap ini supervisor merencanakan waktu,
sarana, dan cara mengobservasi selama kunjungan kelas.
Kedua, tahap pengamatan selama kunjungan. Pada tahap
ini, supervisor mengamati jalannya proses pembelajaran
berlangsung. Ketiga, tahap akhir kunjungan. Pada tahap ini,
supervisor bersama guru mengadakan perjanjian untuk
membicarakan hasil observasi, sedangkan tahap terakhir
ialah tahap tindak lanjut.
c) Observasi Kelas
Observasi kelas merupakan Teknik observasi yang
dilakukan oleh supervisor terhadap proses pembelajaran
yang sedang berlangsung. Tujuannya ialah untuk
memperoleh data seobjektif mungkin mengenai aspek-aspek
dalam situasi belajar mengajar, kesulitan-kesulitan yang
dihadapi oleh guru dalam usaha memperbaiki proses belajar
mengajar.
Secara umum, aspek-aspek yan diamati selama
proses pembelajaran yang sedang berlangsung ialah sebagai
berikut:
(1) Usaha-usaha dan aktivitas guru-siswa dalam proses
pembelajaran.
(2) Cara penggunaan media pengajaran.
(3) Reaksi mental para siswa dalam proses belajar
mengajar.
(4) Keadaan media pengajaran yang dipakai dari segi
material.
37
d) Pertemuan Individual
Pertemuan indivisual adalah satu pertemuan,
percakapan, dialog dan tukar pikiran antara pembina atau
supervisor dengan guru mengenai usaha meningkatkan
kemampuan profesional guru.
e) Kunjungan Antar Kelas
Kunjungan antarkelas dapat juga digolongkan
sebagai teknik supervisi secara perorangan. Guru dari yang
satu berkunjung ke kelas yang lain dalam lingkungan
sekolah itu sendiri. Dengan adanya kunjungan antarkelas
ini, guru akan memperoleh pengalaman baru dari teman
sejawatnya mengenai pelaksanaan proses pembelajaran
pengelolaan kelas dan sebagainya.
f) Menilai Diri Sendiri
Penilaian diri sendiri merupakan satu teknik
pengembangan profesional guru. Penilaian diri sendiri
memberikan informasi secara objektif kepada guru tentang
peranannya di kelas dan memberikan kesempatan kepada
guru mempelajari metode pengajarannya dalam
memengaruhi murid.
2) Teknik Supervisi Kelompok
Teknik supervisi kelompok merupakan salah satu cara
melaksanakan program supervisi yang ditujukan pada dua orang
atau lebih. Guru-guru yang diduga sesuai dengan analisis
kebutuhan atau memiliki masalah atau kebutuhan yang sama
dikelompokan menjadi satu atau bersama-sama. Kemudian
diberikan layanan supervisi sesuai dengan permasalahan atau
kebutuhan yang mereka hadapi. Menurut Gwyn, sebagaimana
38
dikutip oleh Faturrahman dan Ruhyanani, ada 13 teknik supervisi
kelompok, yaitu sebagai berikut:
a) Kepanitiaan
b) Kerja kelompok
c) Laboratorium kurikulum
d) Baca terpimpin
e) Demonstrasi pembelajaran
f) Darmawisata
g) Kuliah/studi
h) Diskusi panel
i) Perpustakaan jabatan
j) Organisasi profeional
k) Buletin supervisi
l) Pertemuan guru
m) Lokakarya atau konferensi kelompok
Penetapan teknik-teknik supervisis akademik oleh
supervisor, selain harus dingetahui aspek atau bidang keterampilan
yang akan dibina, juga harus dingetahui karakteristik setiap teknik
dan sifat atau kepribadian guru, sehingga teknik yang digunakan
betul-betul sesuai dengan guru yang sedang dibina melalui supervisi
akademik.47
Dari kedua teknik tersebut, menjelaskan bahwa
pelaksanaan supervisi akademik bukan sekedar kegiatan penilaian
semata atau inpeksi, melainkan proses bimbingan, pembinaan,
arahan dan perbaikan guna memperbaiki serta meningkatkan kualitas
proses pembelajaran. Jika pemilihan teknik dilakukan dengan tepat
dan dilaksanakan dengan benar, maka anggapan buruk guru
terhadap supervisi Akademik akan berubah menjadi kegiatan yang
seharusnya dinantikan bagi setiap guru.
47
Muhammad Faturrahman dan Hindama Ruhyanani, Sukses Menjadi Pengawas
Sekololah Ideal, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Madia, 2015), h. 67-75.
39
b) Tindak Lanjut Supervisi Akademik
Hasil supervisi akademik perlu ditindak lanjuti agar
memberikan dampak yang nyata bagi peningkatan profesionalisme
guru. Dampak nyata ini diharapkan dapat dirasakan masyarakat
maupun stakeholders. Tindak lanjut tersebut berupa penguatan dan
penghargaan diberikan kepada guru yang telah memenuhi standar,
teguran yang bersifat mendidik diberikan kepada guru yang belum
memenuhi standar dan diberi kesempatan untuk mengikuti pelatihan
atau penataran lebih lanjut dalam segala dimensi pengelolaan
pembelajaran.48
Tindak lanjut dari hasil analisis merupakan
pemanfaatan hasil supervisi. Dalam materi pelatihan tentang tindak
lanjut hasil supervisi fokus pada pembahasan mengenai pembinaan
dan pemantapan instrumen.
a) Pembinaan
Kegiatan pembinaan dapat berupa pembinaan langsung
dan tidak langsung.
(1) Pembinaan langsung dilakukan terhadap hal-hal yang
sifatnya khusus, yang perlu perbaikan dengan segera dari
hasil analisis supervisi.
(2) Pembinaan tidak langsung dilakukan terhadap hal-hal yang
sifatnya umum yang perlu perbaikan dan perhatian setelah
memperoleh hasil analisis supervisi.49
Beberapa cara yang dapat dilakukan kepala
sekolah/madrasah dalam membina guru untuk meningkatkan
proses pembelajaran, yakni:
1) Menggunakan secara efektif petunjuk bagi guru dan
bahan pembantu guru lainnya.
2) Menggunakan buku teks secara efektif.
48
Zaitun Nurnalisa,dkk, Supervisi Akademik Pengawas untuk Meningkatkan Kemampuan
Pedagogik Guru Pada SMK Negeri 1 Measjid Raya Aceh Besar. 49
Modul Pelatihan Penguatan Kemampuan Kepala Sekolah (Diktorat Tenaga
Kependidika, 2010), h. 41
40
3) Menggunakan praktik pembelajaran yang efektif yang
dapat mereka pelajari selama pelatihan
profesional/inservice training.
4) Mengembangkan teknik pembelajaran yang telah
mereka miliki.
5) Menggunakan metodologi yang luwes (fleksibel).
6) Merespon kebutuhan dan kemampuan individual siswa.
7) Menggunakan lingkungan sekitar sebagai alat bantu
pembelajaran.
8) Mengelompokan siswa secara lebih efektif.
9) Mengevaluasi siswa dengan lebih akurat/teliti/seksama.
10) Berkooperasi dengan guru lain agar lebih berhasil.
11) Mengikutsertakan masyarakat dalam mengelola kelas.
12) Meraih moral dan motivasi mereka sendiri.
13) Memperkenalkan teknik pembelajaran modern untuk
inovasi dan kreatifitas layanan pembelajaran.
14) Membantu membuktikan siswa dalam meningkatkan
ketrampilan berpikir kritis, menyelesaikan masalah dan
pengambilan keputusan.
15) Menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif.50
Pembinaan supervisi akademik secara khusus
menitikberatkan pada perbaikan dan peningkatan kualitas setiap
komponen proses pembelajaran. Tanpa terkecuali semua yang
menjadi pendukung berlangsungnya pembelajaran tersebut,
sehingga guru sebagai objek utama supervisi akademik dituntut
untuk memaksimalkan motivasi diri dan kemampuan
profesionalismenya dalam mengelola proses pembelajaran
setelah dilaksanaknnya pembinaan tersebut.
b) Pemantapan Instrumen Supervisi Akademik
Kegiatan untuk memantapkan instrumen supervisi dapat
dilakukandengan cara diskusi kelompok oleh para supervisor
tentang instrumensupervisi akademik yang telah direncanakan
dan disesuaikan dengan intrumen yang disusun dalam kegiatan
perencanaan penyusunan instrumen supervisi akademik
terdahulu. Tindak lanjut dalam hal ini bukan fokus pada guru,
50
Ibid., h. 42
41
melainkan pada intrumen yang telah disusun oleh supervisor
untuk memantapkan kembali intrumen tersebut sehingga
intrumen yang telah diperbaiki akan digunakan pada kegiatan
supervisi akademik selanjutnya.
Cara-cara melaksanakan tindak lanjut hasil supervisi
akademiksebagai berikut.
(1) Mengkaji rangkuman hasil penilaian. (2) Apabila ternyata tujuan supervisi akademik dan standar-
standar pembelajaran belum tercapai, maka sebaiknya
dilakukan penilaian ulang terhadap pengetahuan,
keterampilan dan sikap guru yang menjadi tujuan
pembinaan. (3) Apabila ternyata memang tujuannya belum tercapai
maka mulailah merancang kembali program supervisi
akademik guru untuk masa berikutnya. (4) Membuat rencana aksi supervisi akademik berikutnya. (5) Mengimplementasikan rencana aksi tersebut pada masa
berikutnya.51
Tindak lanjut hasil supervisi akademik yang efektif dan efesien
diharapkan mampu menumbuhkan semangat dan motivasi guru untuk
terus memperbaiki dan meningkatkan kemampuannya dalam mengelola
proses pembelajaran sampai pada pencapaian tujuan pembelajaran secara
maksimal, sehingga akan berdampak pada motivasi belajar peserta didik
dan peningkatan hasil belajar peserta didik.
e. Kepala Sekolah sebagai Supervisor Akademik
Supervisi Akademik ialah kegiatan-kegiatan kepengawasan yang
tujuannya untuk memperbaiki kondisi-kondisi baik personel maupun
material yang memungkinkan terciptanya situasi belajar-mengajar yang
baik demi tercapainya tujuan pendidikan. Dengan demikin, apa yang
telah dikemukakan di dalam uraian terdahulu tentang pengertian
supervisi akademik beserta definisi-definisinya dapat digolongkan ke
51
Ibid., h. 43
42
dalam supervisi pengajaran.52
Secara umum dari berbagai fungsi kepala
sekolah sebagai supervisor, berikut merupakan fungsi yang terkait
langsung dengan fungsi kepala sekolah sebagai supervisor akademik,
diantaranya:
a. Mendiskusikan metode-metode dan teknik-teknik dalam
rangka pembinaan dan pembinaan proses belajar mengajar.
b. Membimbing guru-guru dalam menyusun Program Catur
Wulan atau program semesteran, dan program satuan
pelajaran.
c. Membimbing guru-guru dalam menganalisis dan
penginterpretasi hasil tes dan penggunaannya bagi perbaikan
proses belajar mengajar.
d. Melakukan kunjungan kelas atau classroom visitation dalam
rangka supervisi klinis.
e. Mengadakan kunjungan observasi atau observation visit bagi
guru-guru demi perbaikan cara pengajarannya.
f. Mengadakan pertemuan-pertemuan individual dengan guru-
guru tentang masalah-masalah yang mereka hadapi atau
kesulitan-kesulitan yang mereka alami.53
Peran penting kepala sekolah sebagai supervisor juga
dikemukakan oleh Jamil, diantaranya sebagai berikut:
a. Mengadakan observasi di setiap kelas (dilakukan secara
mendadak) untuk meningkatkan efektivitas proses
pembelajaran.
b. Melaksanakan pertemuan individual dengan guru untuk
menggali potensi masing-masing guru.
c. Menyediakan waktu dan pelayanan bagi guru dalam upaya
pemecahan masalah akademik dan administratif.
d. Menyediakan dukungan dan suasana kondusif bagi guru
dalam perbaikan dan peningkatan kinerja guru.
e. Bekerja sama dengan guru untuk mengevaluasi hasil belajar
secara komprehensif.
f. Melaksanaakn penelitian sederhana untuk perbaikan situasi
dan kondisi proses pembelajaran.54
52
M. Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan,(Bandung : Remaja
Rosdakarya, 2009),h.89 53
Ibid,h. 119-120 54
Jamil Suprihatiningrum, Guru Profesional Pedoman kinerja, Kualifikasi dan
Kompetensi Guru,(Jogjakarta: AR-RUZZ MEDIA, 2013), h. 299-300
43
Observasi yang dilakukan oleh kepala sekolah di setiap kelas
harus dilaksanakan sebagai bagian dari supervisi. Hal ini sebaiknya
dilakukan secara mendadak, tetapi terencana. Kepala sekolah tidak perlu
memberitahukan kepada guru bahwa akan dilaksanakan observasi kelas.
Observasi kelas lebih ditujukan pada proses pembelajaran, yang meliputi
pemilihan pendekatan, metode, strategi dan media pembelajaran yang
digunakan oleh guru. Selain itu, juga melihat sejauh mana keterlibatan
aktif siswa dalam proses pembelajaran di kelas. Hasil observasi/supervisi
ini dapat digunakan untuk melihat kelebihan dan kelemahan guru dalam
mengelola kelas, termasuk kecakapannya dalam menguasai materi.
Secara tertutup kepala sekolah dapat menyampaikan hasil
observasi/supervisinya kepada guru yang bersangkutan sebagai bahan
pemecahan masalah, pembinaan, dan tindak lanjut guru dalam
menjalankan tugasnya.55
Berdasarkan uaraian di atas, bahwa fungsi kepala sekolah sebagai
supervisor akademik adalah mengutamakan perbaikan proses
pembelajaran menjadi lebih baik, karena kepala sekolah memiliki peran
penting untuk senantiasa meningkatkan kualitas kinerja guru dalam
proses pembelajaran.
Dengan demikian, supervisi akademik adalah serangkaian
kegiatan pembinaan dari kepala sekolah kepada guru untuk
pengembangan kualitas proses pembelajaran, sehingga tujuan
pembelajaran yang telah direncanakan dapat tercapai secara optimal.
Kegiatan-kegiatan tersebut dilaksanakan melalui berbagai pendekatan
dan penggunaan teknik individu atau kelompok yang telah disesuaikan
berdasarkan kondisi guru. Kegiatan tersebut dapat berupa kunjungan
kelas dan obsevasi kelas, mengadakan pertemuan individual dengan guru
untuk mengetahui masalah-masalah yang dihadapi dalam proses
pembelajaran, mendiskusikan metode dan teknik dalam rangka
55
Ibid,h. 300
44
pembinaan proses pembelajaran, serta membimbing guru-guru dalam
menganalisis dan menginterpretasi hasil tes dan penggunaannya bagi
perbaikan proses pembelajaran.
B. Penelitian yang Relevan
Penelitian yang relevan bertujuan untuk mrngetahui keaslian karya ilmiah.
Hal ini bertujuan sebagai titik tolak untuk mengadakan suatu penelitian. Pada
dasarnya, penelitian tidak beranjak dari awal karena telah ada acuan yang
mendasarinya. Karena itu, peneliti melakukan uraian terhadap beberapa penelitian
terdahulu yang relevan dengan topik penelitian ini.
1. Penelitian David Trisaputra dengan judul “Hubungan Pengawasan Kepala
Sekolah Terhadap Guru Dengan Kinerja Guru Program Keahlian Teknik
Otomotif Pada Smk Negeri 1 Magelang”, menunjukan hasil pengujian
hipotesis, yang membuktikan bahwa pengawasan Kepala Sekolah
memiliki hubungan yang signifikan terhadap kinerja guru. Hubungan
signifikan ini memperlihatkan bahwa pengawasan Kepala Sekolah benar-
benar memiliki hubungan yang positif dan tinggi atau sangat kuat dengan
kinerja guru.
Penelitiana yang dilakukan David Trisaputra berbeda dengan
penelitian yang akan saya lakukan. Perbedaan tersebut terletak pada
variabel kinerja guru Program Keahlian Teknik Otomotif, sedangkan
penelitian yang akan saya lakukan khusus pada variabel pembelajaran.
2. Penelitian Janar Teta (2011) dengan judul “Pengaruh Supervisi Kepala
sekolah dan Fasilitas Mengajar Terhadap Kinerja Guru di SMA Negeri 2
Sukoharjo Tahun Pelajaran 2010/2011” menunjukan hasil penelitiannya
bahwa: (1) ada pengaruh positif yang signifikan antara supervisi kepala
sekolah terhadap kinerja guru SMA Negeri 2 Sukoharjo Tahun Pelajaran
2010/2011. (2) ada pengaruh positif yang signifikan antara fasilitas
mengajar guru terhadap kinerja guru SMA Negeri 2 Sukoharjo Tahun
Pelajaran 2010/2011. (3) ada pengaruh positif yang signifikan antara
45
supervisi kepala sekolah dan fasilitas mengajar guru terhadap kinerja guru
SMA Negeri 2 Sukoharjo Tahun Pelajaran 2010/2011.
Penelitian tersebut memiliki perbedaan dengan penelitian yang
akan saya lakukan. Perbedaan terletak pada variabel bebas yaitu Fasilitas
belajar dan variabel terikat yakni kinerja guru. Penelitian yang akan saya
lakukan terpsesifik pada supervisi akademik kepala sekolah terhadap
pembelajaran.
3. Penelitian Urip supriyadi (2011) dengan judul “Pengaruh Supervisi Kepala
Sekolah, Motivasi Berprestasi dan Iklim Sekolah Terhadap Kinerja Guru
SD Negeri Sekecamatan Bangunrejo Kabupaten Lampung Tengah”. Hasil
penelitian ini menunjukan bahwa: (1) terdapat pengaruh signifikan
supervisi kepala sekolah terhadapt kinerja guru. (2) terdapat pengaruh
signifikan motivasi berprestasi terhadap kinerja guru. (3) terdapat
pengaruh signifikan iklim kerja sekolah terhadap kinerja guru. (4) terdapat
pengaruh signifikan supervisi kepala sekolah, motivasi berprestasi, dan
iklim kerja sekolah secara bersama-sama terhadap kinerja guru.
Perbedaan dengan penelitian yang akan saya lakukan adalah
terletak pada variabel pengawasan yang masih sangat umum sedangkan
kegiatan supervisi akademik khusus kepada kegiatan pembelajaran.
Perbedaan yang kedua, adalah pada kinerja guru yang masih sangat umum,
sedangka penelitian ini khusus kepada kegiatan kualitas pembelajaran.
C. Kerangka Berfikir
Keberhasilan pencapaian prestasi siswa yang tinggi hampir sepenuhnya
dipegang oleh seorang guru, dengan proses pembelajaran yang efektif dan efesien
akan berpengaruh besar pada tingkat mutu pendidikan dan juga prestasi hasil
belajar siswa yang tinggi. Sebagai komponen pendidikan yang berperan penting
dan menjadi ujung tombak pembelajaran, guru diharapkan memiliki kompetensi
profesional yang baik dan kemampuan mengelola proses pembelajaran yang
berkualitas. Oleh karena itu, sebagai pemilik peran yang sangat penting, guru
dituntut untuk memiliki pengetahuan, wawasan dan keterampilan mengajar yang
lebih luas dan beragam.
46
Peningkatan mutu dan kualitas guru tidak terlepas dari peran kepala
sekolah sebagai pemimpin yang memiliki pengatahuan yang lebih tinggi dari para
guru dan staf pendidikan lainnya, baik dari segi pendidikan maupun dari segi
pengetahuan umum seorang guru. Kepala sekolah memiliki banyak peran salah
satu diantaranya adalah sebagai supervisor Akademik. Supervisi akademik bukan
hanya sebatas pemantauan kepala sekolah dalam mecari kesalahan guru dalam
proses pembelajaran, melainkan sebuah bimbingan, arahan dan bantuan kepala
sekolah dalam upayanya meningkatkan kualitas dan mutu guru dari segi
pembelajaran guna melahirkan guru yang profesional.
Dalam sistem pendidikan, Supervisi Akademik kepala sekolah memiliki
hubungan yang signifikan dengan peningkatan kualitas pembelajaran. Tanpa
adanya pengawasan dari pimpinan, kinerja termasuk kemampuan mengajar guru
sulit ditingkatkan. Kepala sekolah berperan penting dan memiliki tanggungjawab
yang besar, tidak hanya sebatas pada aspek menajerial dan operasional sekolah
yang dipimpinnya, melainkan juga sebagai pemimpin yang mampu mengayomi
setiap guru dalam mengupayakan terwujudnya peningkatan kualitas kinerja guru
dalam proses pelaksanaan pembelajaran yang pada akhirnya akan berimplikasi
pada kualitas pencapaian prestasi peserta didik dan mutu pendidikan.
D. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan sintesa teori, kajian peneitian yang relevan, serta kerangka
berfikir peneliti, maka penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui
pengaruh supervisi akademik yang dilakukan kepala sekolah terhadap kualitas
pembelajaran di SMK Negeri 3 Tangerang Selatan. Maka hasil uji hipotesis dapat
diperoleh sebagai berikut:
Ho :Tidak terdapat pengaruh Supervisi Akademik kepala sekolah secara
positif yang signifikan terhadap Kualitas Pembelajaran.
Ha :Terdapat pengaruh Supervisi Akademik Kepala Sekolah secara positif
yang signifikan terhadap Kualitas Pembelajaran.
Supervisi Akademik
Kepala Sekolah
Kualitas
Pembelajaran
Gambar 2.2 Bagan Kerangka Berfikir
47
BAB III
METODOLOGI PENELIATAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMK Negeri 3 Kota Tangerang Selatan, Jl.
Raya Puspitek, Perum Puri Serpong 1 Setu- Kota Tangerang Selatan, Banten –
Indonesia. Penelitian ini akan dimulai pada bulan Agustus sampai dengan Oktober
2017.
Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan Penelitian
Kegiatan
BULAN
Nov Des Juni Juli Agustus Sep Okt
a. PersiapanPeneli
tian
1. Pengajuan
Judul
2. Penyusunan
Proposal
3. Izin
Penelitian
4. Penyusunan
Angket
b. Penelitian
1. Pengumpul
an Data
2. Pengolahan
Data
3. Analisis
Data
4. Penyusunan
Laporan
Penelitian
47
48
B. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif untuk mejawab
masalah dan hipotesis yang telah dirumuskan dengan menggunakan analisis
statistik Inferensial. teknik statistik ini digunakan untuk menganalisis data sampel
dan hasilnya diberlakukan untuk populasi. Statistik inferensial terdapat statistik
parametris dan nonparametris. Dalam penelitian ini menggunakan Statistik
parametris yang digunakan untuk menguji parameter populasi melalui statistik,
atau menguji ukuran populasi melalui data sampel.56
Jenis hipotesis pada
penelitian ini adalah hipotesis assosiatif (pengaruh), maka analisi data yang
diperoleh menggunkaan rumus korelasi produk moment.
Penggunaan metode statistik inferensial ini untuk mengetahui pengaruh
Supervisi akademik kepala sekolah terhadap Kualitas pembelajaran di SMK
Negeri 3 Kota Tangerang Selatan.
C. Populasi dan sampel
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subyek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.57
Adapun yang
menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh guru SMK Negeri 3 Kota
Tangerang Selatan tahun ajaran 2017/2018 yang berjumlah 40 guru.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari
semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan
56
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&D,.(Bandung : Alfabeta,2006)h. 164 57
Ibid, h.117
49
waktu. Maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi
itu.58
Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini, yaitu menggunakan
teknik sampling jenuh. Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila
semua anggota populasi digunakan sebagai sampel.59
Dalam penelitian ini
seluruh guru dijadikan sebagai sampel. Hal ini disebabkan karena jumlah guru
yang relatif sedikit, yaitu sebanyak 40 orang. Adapun jumlah guru yang
mengajar masing-masing program/jurusan adalah sebagai berikut:
Tabel 3.2 Jumlah Guru SMK Negeri 3 Kota Tangerang Selatan
No Program/jurusan Sekolah Jumlah Guru
1 Teknik Sepeda Motor 14
2 Animasi 14
3 Administrasi Perkantoran 12
Total responden 40
D. Teknik Penumpulan Data
Untuk memperoleh data yang dibutuhkan dalam penelitian ini, maka
penulis menggunakan 3 alat pengumpulan data yaitu Angket (kuesioner), studi
dokumen, dan observasi.
1. Angket atau kuesioner merupakan suatu teknik atau cara pengumpulan data
secara tidak langsung (peneliti tidak langsung bertanya-jawab dengan
responden). Instrumen atau alat pengumpulan datanya disebut angket berisi
sejumlah pertanyaan atau pernyataan yang harus dijawab atau direspon oleh
58
Ibid.,h. 118 59
Ibid.,h. 95
50
responden.60
Yang menjadi objek dalam pemberian angket ini adalah seluruh
guru SMK Negeri 3 Kota Tangerang Selatan yang berjumlah 40 orang.Teknik
pengumpulan data dengan menggunakan angket ini dimaksudkan untuk
memperoleh data mengenai pelaksanaanSupervisi Akademik yang dilakukan
oleh kepala sekolah di SMK Negeri 3 Tangerang Selatan.
2. Observasi. Sutrisno Hadi (1986) mengemukakan bahwa, observasi
merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari
berbagai proses biologis dan psikologis. Dua di antara yang terpenting adalah
proses-proses pengamatan dan ingatan. Jenis observasi yang digunakan
adalah observasi terstruktur. Teknik observasi dalam penelitian ini dilakukan
untuk mengamati pelakasanaan proses pembelajaran dan untuk mengetahui
kualitas pembelajaran di SMK Negeri 3 Kota Tagerang Selatan.
3. Studi dokumen merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan
menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis,
gambar maupun elektronik.61
Penggunaan teknik studi dokumen ini hanya
digunakan untuk menggambarkan realitas atau kondisi real dokumen
perangkat administrasi yang disusun oleh guru-guru di SMK Negeri 3 Kota
Tangerang Selatan. Namun, hasil studi dokumen tidak dijadikan sebagai
judgement hasil penelitian.
E. Instrumen Pengumpulan Data
Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini
yaitu berupa angket dan wawancara terbuka. Untuk memberi batasan yang jelas
dalam penyusunan instrumen, berikut ini dikemukakan definisi kedua variabel
dari definisi konseptual dan operasional.
1. Variabel Kualitas Pembelajaran
a. Definisi Konseptual
Pembelajaran berkualitas adalah upaya guru dalam
membelanjarkan peserta didik yang berdaya guna tinggi sehingga
60
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Peneitian Pendidikan, (Bandung : PT Remaja
Rosdakarya, 2013), h. 219 61
Ibid,h. 221
51
mencapai hasil belajar yang optimal, yang meliputi merencanakan,
melaksanakan dan menilai pembelajaran yang didasarikan prinsip-
prinsip pembelajaran tertentu. Kualitas tersebut dapat dicapai apabila
guru mampu menguasai dan menentukan tujuan pembelajaran yang
spesifik, menggunakan metode dan teknik yang sesuai dengan materi
dan tujuan pembelajaran, menggunakan dan memanfaatkan media
pembelajaran secara maksimal sesuai dengan kondisi peserta didik dan
kebutuhan proses pembelajaran. Indikator yang mengacu pada kualitas
pembejalan meliputi perencanaan pembelajaran, pelaksanaan
pembelajaran dan penilaian pembelajaran.
b. Definisi Operasional
Secara operasional, yang dimaksud dengan kualitas pembelajaran
adalah hasil observasi pada kegiatan pembelajaran yang sedang
berlangsung di kelas, yang meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan
inti, dan kegitan penutup.
c. Kisi-kisi Instrumen Penelitian
Tabel 3.3 Kisi-Kisi Instrumen Observasi
Variabel
Indikator
No. pernyataan
jumlah
Kualitas
Pembelajaran
Kualitas
membuka
Pembelajaran
1,2,3
3
Kualitas
melaksanakan
inti
pembelajaran
4,5,6,7,8,9,10,11, 12,13,14,15,16,17 18,19,20,21,22,23
20
Kualitas
menutup
pembelajaran 24,25
2
Jumlah 25
52
Variabel Y (kualitas pembelajaran) tidak dilakukan uji validitas
maupun uji reliabilitas instrumen dilapangan, dikarenakan instrumen yang
digunakan untuk mengukur kualitas pembelajaran adalah instrumen yang
diterbitkan oleh Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang juga telah dilakukan perbaikan
dan uji Expert oleh dosen pembimbing yakni Drs. Mu‟arif SAM, M.Pd.
beliau merupakan tim penyusun Modul Supervisi Akademik dan soal uji
Kompetensi Supervisi Akademik Pengawas Sekolah Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Maka, instrumen
tersebut sah menjadi pedoman bagi peneliti dalam melakukan observasi
pembelajaran guru di SMK Negeri 3 Kota Tangerang Selatan.
2. Variabel Supervisi Akademik Kepala Sekolah
a. Definisi Konseptual
Supervisi akademik kepala sekolah merupakan suatu kegiatan
pembinaan yang dirancang oleh kepala sekolah untuk membantu guru
meningkatkan kemampuan akademik dan kualitas pembelajaran.
Sebagai pimpinan, kepala sekolah memiliki peran penting dalam
pengembangan kompetensi guru. Supervisi akademik kepala sekolah
dilaksanakan dengan tujuan utamanya adalah membina dan
meningkatkan kemampuan guru dalam menciptakan proses
pembelajaran yang berhasil guna dan mampu meningkatkan prestasi
belajar siswa. Indikator yang mengacu kepada supervisi akademik
kepala sekolah meliputi, perencanaan program supervisi akademik,
pelaksanaan supervisi akademik dan tindak lanjut supervisi akademik.
b. Definisi Operasional
Secara operasional yang dimaksud dengan supervisi akademik
kepala sekolah adalah perolehan skor dari jawaban responden setelah
53
mengisi angket yang berkaitan dengan perencanaan, pelaksanaan dan
tindak lanjut supervisi akademik.
c. Kisi-Kisi Instrumen Penelitian
Tabel 3.4Kisi-Kisi Instrumen
Dimensi
Indikator
No. pernyataan
Jumlah
Perencanaan
Perencanaan
Program Kegiatan
pembelajaran
1,2,3,4
4
Perencanaan
penyusunan
Instrumen
Supervisi akademik
5,6,7,8
4
Pelaksanaan
Pendekatan
pelaksanaan
supervisi akademik
9,10,11,12,13,14
15,16,1718,19
11
Teknik
pelaksanaan
Supervisi
Akademik
20,21,22
23,24,25,26,27,28,29
10
Tindak
Lanjut
Pembinaan
langsung
30,31,32
3
Pembinaan tidak
langsung
33,34,35, 36
3
Jumlah 36
d. Uji Validitas Instrumen
Menurut Getut Pramesti, “Validitas Instrumen perlu dilakukan
untuk mengukur kesesuaian alat ukur yang digunakan
54
eksperimenter.”62
Dengan demikian, pengujian validitas instrumen
digunakan untuk mengetahui valid atau tidaknya suatu kuesioner.
Kuesioner dikatakan valid, apabila ia mampu mengungkapkan sesuatu
yang akan diukur oleh kuosioner tersebut. Untuk menentukan
validitas instrumen digunakan rumus Product Moment, yaitu:
Dimana:
rxy = Koefisien korelasi product moment
n = Jumlah Sampel
∑X = Jumlah skor per butir
∑Y = Jumlah skor seluruh butir
∑X2
= Jumlah skor kuadrat per butir
∑Y2
= Jumlah skor kuadrat seluruh butir
Kriteria penilaian intrumen dikatakan valid apabila perhitungan
rhitung lebih besar dari pada perhitungan rtabel, sebaliknya intrumen
dikatakan tidak valid, apabila perhitungan rhitung lebih kecil dari pada
rtabel. Untuk membantu perhitungan uji validitas intrumen ini, peneliti
menggunakan Statistical Product and Service Solutions (SPSS) 22.
Perhitungan uji validitas dibantu dengan aplikasi program
SPSS 22. Setelah memperoleh perhitungan harga rhitung kemudian
dikonsultasikan dengan rtabel, product moment dengan taraf α = 5%,
jika rhitung > rtabel maka butir soal dikatakan valid.
Berdasarkan analisis data, dapat disimpulkan bahwa intrumen
penelitian pada variabel X, yakni Supervisi Akademik Kepala Sekolah
dengan jumlah butir soal 36, diperoleh 29 butir soal yang telah
62
Getut Pramesti, Kupas Tuntas Data Penelitian dengan SPSS 22,(Jakarta: PT Elex Media
Komputindo, 2014), h. 39
55
dikatakan valid. Nomor butir soal tersebut diantanya yaitu, nomor
1,2,3,4,6,7,8, 9, 11,12,14, 15,16,17, 18,19, 20,21,22, 23,24,26,27,29,
30,31,33, 34 dan 36. Hal ini dibuktikan dengan perolehan rhitung
masing-masing soal > rtabel 0.284. Sedangkan terdapat 7 butir soal
dinyatakan tidak valid yaitu nomor 5, 10, 13, 25, 28, 32, 35 nomor
butir soal tersebut didrop. Hal ini dibuktikan dengan perolehan
masing-masing soal < rtabel 0.284.
e. Uji Reliabilitas
Menurut Budiyono “Suatu intrumen dikatakan reliabel apabila
hasil pengukuran instrumen tersebut adalah sama jika sekiranya
pengukuran tersebut dilakukan pada orang yang sama pada waktu yang
berlaianan (tetapi mempunyai kondisi yang sama) pada waktu yang
sama atau pada waktu yang berlainan”63
. Reliabilitas menyangkut
masalah ketetapan dan keajegan alat ukur. Suatu instrumen dianggap
reiabel jika intrumen dapat dipercaya sebagai alat ukur data penelitian.
Pengujian reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan rumus
Cronbabch Alpha sebagai berikut:
Dimana :
r11 = Nilai reliabilitas
∑Si = Jumlah varians skor tiap-tiap item
St = Varians total
Untuk mempermudah perhitungan uji reliabilitas, penelitian ini
menggunakan bantuan program SPSS 22. Suatu instrumen dapat
dikatakan reliabel jika koefisen Cronbach Alpha di atas 0.600,
sehingga dapat dikatakan instrumen mempunyai reliabilitas tinggi.
63
Ibid., h. 42
56
Tabel 3.5 Reliability Statistics
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
,945 36
Berdasarkan hasil perhitungan analisis data, instrumen
supervisi akademik kepala sekolah menunjukan koefisien Cronbach
Alpha sebesar 0,945 > 0,600. Artinya instrumen tersebut termasuk ke
dalam kategori kuat dan dapat dikatakan reliabel.
F. Teknik Analisis Data
Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
menggunakan teknik Product Moment Correlation yang merupakan salah-
satu teknik untuk mencari korelasi antar dua variabel yang kerap kali
digunakan. Disebut Product Moment Correlation karena koefisien
korelasinya diperoleh dengan cara mencari hasil perkalian dari momen-
momen variabel yang dikorelasikan (product of moment).64
Langkah-langkah pengujian korelasi product moment adalah sebagai
berikut:
a. Menguji Koefisien Korelasi
Menguji koefisien korelasi, hal ini digunakan untuk menguji
pengaruh variabel X (bebas) dengan Variabel Y (terikat). Rumusnya
adalah sebagai berikut:
rxy =
Keterangan :
: Angka Indeks Korelasi “r” Product Moment.
64
Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan,(Jakarta: Rajawali Pers,2014)h. 190
57
N : Number of Cases
: Jumlah hasil perkalian antara skor X dan skor Y
: Jumlah Skor X.
: Jumlah Skor Y. 65
Interpretasi nilai koefisien korelasi diatas adalah sebagai berikut66
:
Tabel 3.6
Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi
Interval
Koefisien Interpretasi
0,00-0,20
Antara variabel X dan variabel Y memang
terdapat korelasi, akan tetapi korelasi itu sangat
lemah atau sangat rendah sehingga korelasi itu
diabaikan (dianggap tidak ada korelasi antara
variabel X dan variabel Y)
0,20 -0,40 Antara variabel X dan Variabel Y terdapat
korelasi yang lemah atau rendah
0,40 - 0,70 Antara variabel X dan Variabel Y terdapat
korelasi yang sedang atau cukup
0,70 - 0,90 Antara variabel X dan Variabel Y terdapat
korelasi yang kuat atau tinggi
0,90 - 1,00 Antara variabel X dan Variabel Y terdapat
korelasi yang sangat kuat atau sangat tinggi
b. Uji Hipotesis dengan Uji T.
Untuk mengetahui apakah supervisi akademik kepala sekolah
memiliki pengaruh yang signifikan atau tidak pada kualitas
65
Ibid., h. 206 66
Ibid., h.193
58
pembelajaran, maka perlu diuji signifikannya dengan menggunakan uji
T.
Hipotesis yang hendak diuji adalah:
Ho : “Tidak ada korelasi (pengaruh) yang signifikan, antara
variabel X (kepengawasan Kepala sekolah) terhadap variabel Y
(kualitas mengajar guru)”.
Ha : “Ada korelasi (pengaruh) yang signifikan, antara variabel
X (kepengawasan kepala sekolah) terhadap variabel Y (kualitas
mengajar guru).
Rumus yang digunakan dalam pengujian Hipotesis Uji T ini adalah
sebagai berikut :
- Menghitung thitung :
thitung =
- Menentukan ttabel :
1) Taraf signifikan ( sebesar 0,05
2) Derajat kebebasan (dk) = n – 2
Kriteria : Jika thitung> ttabel maka
Jika thitung<ttabel maka
59
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum SMK Negeri 3 Kota Tangerang Selatan
1. Profil Sekolah
SMK Negeri 3 Kota Tangerang beralamat di Jl. Raya Puspiptek,
Perum Puri Serpong 1, Setu – Kota Tangerang Selatan Provinsi Banten
yang berdiri pada tahun 2010 di atas tanah seluas 700 m2. Pada awal
berdiri, SMK ini hanya membuka kompetenssi keahlian Teknik Sepeda
Motor dan Animasi dengan total peserta didik 200 siswa. Seiring dengan
banyaknya permintaan dari masyarakat, pada tahun pelajaran 2011/2012
dibuka kompetensi keahlian baru yaitu Administrasi Perkantoran dengan
daya tampung sebanyak 3 kelas. Pendirian sekolah tersebut atas dasar
kebijakan Pemerintah Kota Tangerang Selatan dalam meningkatkan
sumber daya manusia dan kesejahteraan masyarakat Kota Tangerang
Selatan melalui pengembangan pendidikan. Prioritas pengembangan
pendidikan kejuruan tersebut adalah untuk meningkatkan kemampuan dan
mutu lulusan SMK agar siap pakai oleh dunia usaha maupun industri.
SMK Negeri 3 Kota Tangerang Selatan saat ini dipimpin oleh H.
Abu Bakar, S.Pd. MM sebagai Kepala Sekolah dan dibantu oleh 4 (empat)
orang wakil kepala sekolah yaitu bidang Kurikulum, Kesiswaan, Sarana
Prasarana dan Hubungan Industri serta memiliki tenaga pendidik (guru)
sebanyak 40 orang dan tenaga kependidikan (administrasi) sebanyak 11
orang baik Pegawai Negeri Sipil maupun Tenaga Honorer.
Ditinjau dari segi prestasi, SMK Negeri 3 Kota Tangerang Selatan
telah terakreditasi A dan peserta didik telah menuai berbagai kejuaraan
dibidang akademik maupun non akademik/ektrakulikuler. Hal tersebut
dibuktikan dengan sejumlah piala dan piagam penghargaan yang diperoleh
baik oleh peserta didik maupun sekolah. Perolehan prestasi tersebut
diantaranya, Juara II Lomba Forglasn3t‟s tingkat SMA/MA/SMK
59
60
sederajat se- Kota Tangerang Selatan Tahun 2016, Juara Tenis Meja Putra
Lomba Komepetensi Siswa (LKS) GPBN dan 02S SMK Tingkat Kota
Tangerang Selatan Tahun 2013, Juara II Tenis Meja Tunggal Lomba
Komepetensi Siswa (LKS) GPBN dan 02S SMK Tingkat Gugus 3 Tahun
2016, Juara II Tenis Meja Ganda Lomba Kompetensi Siswa (LKS) GPBN
dan 02S SMK Tingkat Gugus 3 Tahun 2016, Juara III Animation Lomba
Kompetensi Siswa (LKS) Olimpiade Sains, O2S, dan FLS SMK Tingkat
Kota Tangerang Selatan tahun 2016, Juara III Teknik Sepeda Motor
(TSM) Lomba Kompetensi siswa (LKS) GPBN dan 02S SMK Tingkat
Gugus 3 Tahun 2016, Harapan I Tingkat SMA Sederajat “LOK
KERISPATY I” SMK AMEC Tahun 2016, Kostum Terbaik Lomba
Forglasn3t‟s Tingkat SMA/MA/SMK/Sederajat Se-Kota Tangerang dan
JOBODETA Tahun 2016, Juara umum GALAKSI SMK Negeri 3 Kota
Tangerang Selatan Tahun 2016, juara 2 GALAKSI tingkat
SMA/SMK/MA se-Kota Tangerang Selatan,Juara Harapan 3 Lomba Baris
Berbaris “GALAKSI VII” Tingkat SMA/MA/SMK Se-Kota Tangerang
Selatan, Juara 2 Lomba Paskibra GIXSCUP 2016 SMAN 6 Tangerang
Selatan, Juara Bersama Open Tournament Futsal Karang Taruna CUP III
Muncul tahun 2017, Juara Lomba Kebersihan Sekolah SMK N 3 Kota
Tangerang Selatan, dan masih banyak berbagai kejuaraan lainnya.
Saat ini tahun ajaran 2016/2017 jumlah keseluruhan peserta didik
pada program keahlian Teknik Sepeda Motor, Animasi, dan Administrasi
Perkantoran berjumlah 820 peserta didik. Dengan jumlah 259 peserta didik
untuk program keahlian Teknik Sepeda Motor, 216 untuk jumlah peserta
didik program keahlian Animasi dan 345 untuk jumlah peserta didik
program keahlian Administrasi Perkantoran. Lulusan SMK Negeri 3 Kota
Tangerang Selatan sebagian besar bekerja pada dunia Industri relevan dan
wiraswasta, serta sebagian lagi ada juga yang melanjut ke jenjang
pendidikan yang lebih tinggi.
61
2. Visi dan Misi
a. Visi
Visi SMK Negeri 3 Kota Tangerang Selatan adalah
“terwujudnya peserta didik yang berakhlak mulia, peserta didik yang
mampu bekerja (70%), berwirausaha (20%) dan melanjutkan ke
perguruan tinggi negeri (10%) sesuai dengan bidangnya”.
b. Misi
1. Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif dengan
menerapkan pendekatan saintifik disertai upaya-upaya perbaikan
secara terus menerus.
2. Melaksanakan pembelajaran dan pelatihan yang berorientasi pada
dunia kerja.
3. Mengembangkan sistem pendidikan dan pelatihan sesuai
kebutuhan dunia usaha/dunia industry.
4. Melatih dan membimbing peserta didik untuk berwirausaha
5. Mewujudkan iklim belajar yang berakar pada norma, nilai-nilai
budaya, agama dan lingkungan hidup.
6. Mewujudkan budaya bersih, tertib dan disiplin.67
Berdasarkan visi dan Misi yang tertera di atas, ada beberapa point
misi yang berkaitan dengan pembelajaran, yakni point 1, 2, 4, dan 5.
Maka, untuk mewujudkan Visi dan keempat Misi tersebut sekolah tentu
membutuhkan guru-guru berkualitas yang mampu medidik, mengajar dan
melatih peserta didik secara profesional. Idealnya guru yang berkualitas
adalah guru yang melaksanakan pembelajaran tidak hanya sebatas
memenuhi tugas dan pekerjaanya, melainkan melaksanakan pembelajaran
dengan kesungguhan hati, sehingga berupaya memberikan yang terbaik
kepada peserta didiknya. guru menguasai materi pembelajaran, memiliki
wawasan yang luas, memahami berbagai metode dan teknik pembelajaran,
memahami setiap kondisi peserta didik, mampu menciptakan suasana
67
Dokumen SMK Negeri 3 Tangerang Selatan, tidak dipublikasikan.
62
belajar yang menyenangkan, mampu memanfaatkan berbagai sumber dan
media pembelajaran serta memiliki semangat untuk terus belajar sepanjang
hayat. Guru-guru yang demikian adala guru-guru yang terus menerus
belajar memperbaiki kemampuannya dan memperoleh bimbingan dari
kepala sekolah melalui kegiatan supervisi akademik.
3. Tujuan SMK Negeri 3 Tangerang Selatan
Adapun tujuan SMK Negeri 3 Tangerang Selata, yaitu:
a. Membekali peserta didik dengan keimanan melalui pembinaan
keagamaan sesuai dengan agama masing-masing untuk
menciptakan manusia yang bertaqwa, berbudi pekerti luhur, dan
berahlak mulia
b. Membentuk dan membudayakan kerja sama, sebagai pioneer
dalam implementasi budaya professional.
c. Membekali peserta didik untuk berkarir dan mandiri yang mampu
beradaptasi dengan lingkungan kerja sesuai dengan bidang
keahliannya, serta mampu menghadapi perubahan yang terjadi di
masyarakat.
d. Membekali peserta didik sikap profesional untuk mengembangkan
diri, dan mampu bersaing di tingkat nasional maupun global.68
Dari tujuan umum SMK negeri 3 Tangerang Selatan tersebut,
dijabarkan kembali ke dalam tujuan masing-masing kaprodi bidang studi.
4. Sarana dan Prasarana Sekolah
Sarana dan prasarana yang dimiliki SMK Negeri 3 Kota Tangerang
Selatan sudah cukup memadai dalam menunjang pelaksanaa pembelajaran.
Sarana dan prasarana tersebut diantaranya meliputi 22 ruang kelas, 1 ruang
perpustakaan, 2 ruang guru, 3 lab komputer,1 ruang lab praktek, lapangan
olah raga, mushola, dan 10 toilet. Dari keterangan tersebut dan
berdasarkan hasil observasi, bahwa sarpras sekolah sudah cukup memadai
dalam menundukung proses pembelajaran seperti kondisi meja dan kursi
di ruang kelas yang cukup layak, tersedianya proyektor dan layar
proyektor yang bisa memudahkan guru dalam memberikan pembelajaran,
tersedianya lab dari masing-masing jurusan, setiap kelas juga terpasang
68
Dokumen SMK Negeri 3 Tangerang Selatan, tidak dipublikasikan.
63
beberapa pendingin ruangan seperti kipas angin dan setiap kelas terpasang
CCTV. Dengan demikian, proses pembelajaran dapat berjalan dengan
baik. Guru-guru dapat dengan mudah mengkondisikan suasana kelas,
dengan memanfaatkan media belajar yang tersedia, dan yang menjadi
perhatian menarik di dalam kelas adalah meja-meja peserta didik tidak
tersusun seperti biasa dari kebanyakn sekolah lain, melainkan tersusun
rapih dengan berbentuk leter U. Kondisi tersebut memperlihatkan bahwa
sekolah sangat memperhatikan suasana belajar yang nyaman, inovatif dan
kreatif bagi peserta didik.
5. Profil Guru SMK Negeri 3 Kota Tangerang Selatan
Jumlah keseluruhan guru di SMK Negeri 3 Kota Tangerang
Selatan yaitu berjumlah 40 guru yang keseluruhannya telah mengenyam
pendidikan minimal sampai jenjang Strata satu. Sebagian besar pendidikan
terakhir guru berlatar belakang bidang pendidikan atau keguruan, namun
sebagian lain berlatar belakang pendidikan non pendidikan atau keguruan.
Dari sekian guru, ada hampir 55% guru yang telah berstatus PNS dan 45%
guru yang masih berstatus bukan PNS atau honorer, 22 guru sudah
bersertifikasi dan 18 guru yang masih belum bersertifikasi, dan 38 guru
mendapat tugas tambahan, baik dibagian sruktur organisasi sekolah
maupun guru yang mendapat delegasi sebagai wali kelas dan Guru BK.
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
kemungkinan besar guru-guru tersebut mampu dan mudah untuk diberikan
bimbingan, pembinaan dan arahan oleh pihak-pihak tertentu, khususnya
bagi kepala sekolah dan pengawas eksternal, sehingga kualitas
pembelajaran yang dilaksanaknnya mampu berkembang menjadi lebih
baik dari waktu ke waktu. (Data lengkap profil guru terlampir pada
hal.137).
64
B. Gambaran Umum Pelaksanaan Pembelajaran
1. Analisis Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Sebagai upaya mengetahui gambaran kualitas perencanaan
pelaksanaan pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru-guru di SMK
Negeri 3 Kota Tangerang Selatan, maka dilakukan dengan studi dokumen
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) guru. Setelah dilakukannya
analisis dari beberapa RPP guru tersebut, diketahui bahwa kurikulum yang
digunakan pada sekolah ini adalah kurikulum tingkat satuan pendidikan
(KTSP). Sedangkan kurikulum 2013 belum diterapkan. Adapun RPP yang
tersedia dan yang menjadi bahan analisis peneliti adalah RPP yang disusun
pada tahun ajaran 2015/2016. Dengan demikian perangkat pembelajaran
terbaru belum ada.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang dirancang guru
umumnya sesuai dengan kaidah penyusunan RPP yang berlaku, namun
demikian masih terdapat penyusunan yang belum sesuai dengan standar
yang berlaku. Hampir semua RPP guru yang diperoleh, telah memuat
semua komponen perencanaan pembelajaran, diantaranya standar
kompetensi, kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran, materi
pembelajaran, metode pembelajaran, langkah-langkah pebelajaran, alat
dan sumber belajar, serta penilaian.
Pada komponen indikator sebagian besar guru-guru telah
memahami tentang penggunaan kata operasional. Penentuan tujuan
pembelajaran juga sudah cukup baik dengan mencantumkan kata
siswa/peserta didik sebagai subjek yang dituju dalam proses pelaksanaan
pembelajaran. Seluruh RPP dari masing-masing guru juga telah
mencantumkan alokasi waktu. Jumlah penentuan waktu pada inti
pelaksanaan pembelajaran beberapa telah sesuai dengan ketentuan yang
ditetapkan dari sekolah, namun masih ada beberapa RPP yang tidak sesuai.
65
Seperti jumlah alokasi waktu yang terlalu sedikit dibandingkan dengan
kompetensi dasar dan pokok bahasan yang luas.
Seperti pada RPP bidang studi Fisikan, ditemuka adanya
keselarasan antara komponen SK/KI, KD dan Indikator serta adanya
kesesuaian rumusan tujuan dengan indikator. Hanya saja pada komponen
Indikator tersebut tidak sepenuhnya selaras dengan KD. Dikarenakan ada
point KD yang tidak tercantum pada Indikator dan jumlah Indikator yang
terlalu sedikit, yakni hanya 2 point. Dalam menentukan tujuan
pembelajaran maka harus menggunakan rumusan Audience, Behavior,
Condition, dan Degree. Pada RPP bidang studi Fisika, penentuan rumusan
tujuan pembelajaran tidak lengkap, hanya memenuhi rumusan Audience
dan Behavior, sedangkan rumusan Condition dan Degree tidak tercantum.
Hampir keseluruhan RPP pada komponen uraian materi pembelajaran
telah menunjukan kesesuaian dengan indikator, namun materi yang
tercantum hanya sub judul materinya saja tidak diuraikan secara lengkap.
Pada komponen langkah-langkah kegiatan pebelajaran, sebagian
besar RPP guru telah memenuhi kaidah yang berlaku yakni mencakup
kegiatan awal, inti dan penutup. Pada penentuan kegiatan awal sebagian
besar RPP telah mencakup Orientasi, Apersepsi dan Penyampaian tujuan
pembelajaran. Seperti pada RPP bidang studi Fisika, Penjaskes,
Matematika, IPS, bahasa inggris dan Poduktif Animasi. Kegiatan inti
pembelajaran pada beberapa RPP seperti, Bahasa Inggris, Menggambar
teknik, dan Matematiakn ditemukan adanya kegiatan mengamati,
mengeksplorasi, mengelaborasi, mengasosiasi, dan mengkomunikasikan.
sedangkan RPP yang lain terkesan disusun seadanya. Seluruh RPP juga
telah mencantumkan media dan sumber pembelajaran yang sesuai dengan
tujuan/indikator dan materi. Pada komponen penilaian, semua RPP juga
telah mencantumkan teknik penilaian yang sebagian besar sesuai dengan
tujuan/indikator pembelajaran. Kelengkapan instrumen nampak kurang
66
dari seluruh RPP yang hanya mencantumkan contoh soal dan pedoman
penskoran tidak dilengkapi dengan kunci jawaban dan butir soal aslinya.
Berdasarkan uraian analisis RPP di atas, maka peneliti
menyimpulkan bahwa pemahaman dan kepedulian guru terhadap
penyusunan RPP belum terealisasikan secara maksimal. Masih ada
sebagian besar atau beberapa guru yang menyusun RPP tidak sesuai
dengan kaidah-kaidah yang berlaku. Namun, tidak sedikit pula guru-guru
yang memahami kaidah penyususan RPP dan pentingnya penyususan
RPP sebagai bagian dari tugas utama seorang guru.
2. Pelaksanaan Pembelajaran
Sebagai upaya mengetahui kualitas proses pelaksanaan
pembelajaran guru-guru di SMK Negeri 3 Kota Tangerang selatan, maka
peneliti menggunakan metode observasi dengan membawa daftar intrumen
observasi penilaian pembelajaaran yang diterbitkan oleh Fakultas Tarbiyah
dan Ilmu Keguruan UIN syarif Hidayatullah Jakarta serta telah melalui
perbaikan dari Dosen Pembimbing sebagai acuannya.
Pada aspek kegiatan pendahuluan seluruh guru telah melakukan
persiapan belajar pada peserta didik, diantanya dengan mengabsensi pada
awal pembelajaran, menanyakan kabar, bahkan memperhatikan kondisi
ruang kelas seperti mengintruksikan peserta didik untuk membuang
sampah yang berserakan di dalam kelas. Kemudian beberapa guru juga
telah menyampaikan tujuan pembelajaran pada awal pembelajaran, namun
ada beberapa guru yang juga tidak menyapaikan tujuan pembelajaran
tersebut. Pada pelaksanaan kegiatan inti pembelajaran, sebagian besar
guru-guru telah menunjukkan penguasan materi pembelajaran yang
disampaikan, tapi masih ada beberapa guru yang nampak kurang
menguasai materi pembelajaran yang disampaikan. Seperti guru bidang
studi Matematika dan SIMDIG. Hampir seluruh guru menyampaikan
materi pembelajaran dan mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang
67
relevan, atau dengan pengalaman guru dan sebagian besar guru
mengaitkan materi dengan realitas kehidupan.
Pada aspek Pendekatan/Strategi Pembelajaran, sebagian besar guru
melaksanakan pembelajaran sesuai dengan tujuan/indikator pencapaian
kompetensi dan nilai karakteristik yang akan dicapai. Hal tesebut terlihat
dengan adanya strategi mengajar yang mendorong peserta didik untuk
terlibat aktif dalam proses pembelajaran, seperti pada pembelajaran
Produktif AP komunikasi kantor, salah satu guru memharuskan seluruh
peserta didik untuk mempraktikan cara komunikasi yang baik dengan satu
persatu peserta didik maju ke depan kelas menampilkan pidato yang
bertemakan “HUT RI 2017”. Kemudian contoh lain dari hasil pengamatan
terlihat pada pelaksanaan pembelajaran Penjaskes. Guru yang
bersangkutan memperlihatkan strategi mengajar yang digunakan dengan
melibatkan peserta didik dalam replika kompetisi/pertandingan bola
Solfball, dengan membagi peserta didik ke dalam dua kelompok untuk
masing-masing kelompok memperebutkan point sebanyak mungkin.
Pembelajaran tersebut pun berjalan lancar, seluruh peserta didik sangat
antusias dan tentunya bisa memahami permainan bola Solfball dengan
baik karena telah terjun langsung ke dalam praktek.
Sebagian besar guru-guru juga melaksanakan pembelajaran secara
runtut, mulai dari pembukaan, menjelaskan materi, berdiskusi dengan
peserta didik dengan mempersilahkan peserta didik untuk bertanya dan
menjawab pertanyaan, kemudian latihan. Guru-guru juga cukup
menguasai kelas. Hal tersebut terlihat pada pergerakan guru yang tidak
hanya diam ditempat atau duduk di mejanya saja atau berdiri di depan
kelas saja. Selain itu, kondisi kelas yang mendukung dengan penataan
meja dan kursi peserta didik yang berbentuk leter U, sehingga dapat
mempermudah guru untuk memantau seluruh peserta didik dengan leluasa.
Selain itu, pada kegiatan inti pembelajaran, sebagian guru juga telah
melaksanakan pembelajaran yang bersifat kontekstual. Mendorong peserta
didik untuk memahami isi materi pembelajaran dengan mengaitkan materi
68
tersebut ke dalam konteks kehidupan nyata yang dialami peserta didik agar
mudah memahami isi materi yang disampaikan guru. Hal tersebut terlihat
dari beberapa pelaksanaan pembelajaran guru, seperti pada pembelajaran
Fisikan. Guru yang bersangkutan memberikan penjelasan gravitasi gerak
jatuh bebas suatu benda dengan mengaitkannya ke dalam kehidupan nyata,
seperti melempar bola secara vertikal dan buah kelapa yang jatuh dari
pohonnya. Contoh lain dari hasil pengamatan pada pembelajaran Sejarah
Indonesia. Guru tersebut menjelaskan sejarah awal masuknya ajaran
Agama Islam Ke Indonesia dengan memberikan contoh dalam kehidupan
nyata, seperti Perdagangan dikaitkan dengan bisnis, perkawinan antara
penganut Agama Islam dengan anak kerajaan, pendidikan dikaitkan
dengan pendidikan dirumah dan lembaga pesantren, dan seni budaya
dikaitkan dengan seni wayang golek pada zaman dulu.
Dari hasil pengamatan diketahui juga bahwa hampir seluruh guru
melaksanakan pembelajaran sesuai dengan karakteristik peserta didik. Hal
itu terlihat dari penjelasan materi yang disampaikan dengan menggunakan
bahasa lisan dan tulisan yang jelas, baik dan benar, sehingga mudah
dipahami serta penggunaan strategi yang cukup baik. Penggunaan alokasi
waktu yang baik hanya terlihat dari beberapa guru. Karena sebagian besar
guru-guru tidak tepat waktu dalam memulai pembelajaran sesuai dengan
jadwalnya. Banyak guru yang terlambat masuk kelas, kurang lebih 15-30
menit waktu yang terbuang.
Pada aspek pemanfatan sumber belajar/media pembelajaran,
sebagian besar guru-guru menggunakan media secara efektif dan efisien.
Hal tersebut terlihat dengan pemanfaatan media proyektor, laptop, buku-
buku pelajaran, dan media belajar lainnya yang digunakan oleh peserta
didik pada masing-masing jurusan seperti buku gambar, kertas HVS,
penggaris, pensil, pensil warna, atau pada pembelajaran PAI juga
memafaatkan kitab Suci Al-Qur‟an. Pada pembelajaran penjaskes guru
juga memanfaatkan median belajar seperti glovo, bola softball,
stik/pemukul softball, lapangan olahraga, dan peluit digunakan secara
69
efektif dan efisien. Pada pemanfaatan media tersebut, sebagian besar guru
melibatkan peserta didik dalam pemanfaatan media belajar, yang mampu
mendorong peserta didik untuk turut aktif dalam proses pembelajaran.
Beberapa guru dalam proses pembelajarannya juga menyampaikan pesan–
pesan yang menarik dengan gaya bahasa yag sesuai dengan karakteristik
peserta didik. Namun, ada beberapa guru yang juga tidak memberikan
pesan.
Dari hasil pengamatan juga telah ditemukan beberapa guru yang
berupaya menumbuhkan partisipasi aktif peserta didik dalam
pembelajaran. Hanya ditemukan 9 guru yang kurang menunbuhkan
partisipasi peserta didik dalam proses pembelajaran. Hampir sebagian
besar juga menunjukkan sikap terbuka terhadap respon peserta didik
dengan menyediakan waktu peserta didik untuk bertanya tentang materi
yang belum dipahami. Sebagian besar guru-guru juga nampak berupaya
menumbuhkan keceriaan dan antusiasme peserta didik dalam belajar
seperti yang sudah dijelas sebelumnya. Pada aspek penilaian proses dan
hasil belajar, sebagian besar guru melakukan pemantauan kemajuan
belajar selama proses pembelajaran dan hampir sebagian kecil guru yang
melakukan penilaian akhir pada peserta didik sesuai dengan
kompetensi/tujuan.
Pada Kegiatan penutup, hanya ditemukan 5 guru yang melakukan
repleksi atau membuat rangkuman dan kesimpulan pembelajaran dengan
melibatkan peserta didik, salah satunya yaitu pada pembelajaran Sejarah
Indonesia. Guru yang bersangkutan menunjuk salah satu peserta didik
untuk membuat kesimpulan atau merangkum materi pembelajaran,
kemudian disampaikan di depan kelas oleh peserta didik tersebut dan
setelah itu guru mengelaborasi kembali pemaparan yang telah
disampaiakan peserta didiknya. Sebagian besar guru-guru pada akhir
pembelajaran melakukan tindak lanjut dengan memberikan arahan atau
tugas sebagai bagian remidi/pengayaan.
70
C. Gambaran Program Supervisi Akademik Kepala Sekolah di SMK
Negeri 3 Kota Tangerang Selatan
1. Perencanaan Program Supervisi Akademik
Kepala sekolah SMK Negri 3 Kota Tagerang Selatan membentuk
Tim Supervisi akademik Internal. Alasan dibentuknya Tim tersebut,
dikarenakan jumlah guru yang terlampau banyak dan tugas kepala sekolah
yang juga padat, sehingga tidak memungkinkan untuk kepala sekolah
menangani kegiatan Supervisi Akademik sendiri.
Pada tahap perencanaan program Supervisi Akademik, kepala
sekolah melakuakan perencanaan setiap tahun ajaran baru dan melibatkan
seluruh guru dengan memberikan kesempatan untuk menyusun
pembelajaran tahunan dalam bentuk Perangkat Administrasi guru yang
dibawahi oleh masing-masing ketua prodi kejuruan (KAPROK). Perangkat
administrasi yang telah disusun oleh masing-masing guru diserahkan
kepada Kaprok untuk ditelaah. Setelah masing-masing Kaprok memeriksa
Administrasi guru-guru yang dibawah naunganya, diadakan pertemuan
untuk memaparkan rencana tahunan dari masing-masing jurusan.
Administrasi guru diserahkan kepada tim supervisi terutama kepala
sekolah, untuk dikroscek lebih lanjut dan ada penilaian sekaligus untuk
kenaikan golonan PNS.
Setelah dilakukannya pemeriksaan administrasi guru, baru
kemudian diadakan penyusunan jadwal observasi kelas dan penyusunan
instrumen observasi kelas oleh tim supervisi akademik. Pelaksanaan
observasi kelas diadakan setia satu semester sekali. Maka, jadwal
pelaksanaan disusun setiap satu semester. Dalam penjadwalan tersebut
ditentukan antara guru yang akan disupervisi dan guru yang akan
mensupervisi. Penentuan tersebut berdasarkan status dan tingkat golongan
PNS guru. Jadi, guru yang memiliki status PNS dan golongan tertinggi,
akan mensupervisi guru yang memilih status dibawahnya. Begitu
seterusnya. Untuk guru yang memiliki status golongan PNS tertinggi akan
disupervisi oleh kepala sekolah sendiri. Penyususan instrumen observasi
71
kelas juga selalu ada perubahan setiap satu semester disesuaikan dengan
kebutuhan dan standar yang ditentukan Kemendiknas.
2. Pelaksanaan Supervisi Akademik
Supervisi akademik oleh kepala sekolah dan supervisi internal
lebih cenderung menggunakan teknik individual yakni teknik observasi
kelas. Pelaksanaan observasi kelas dilakukan pada awal-awal bulan
semester sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan. Untuk jumlah tim
yang medapat delegasi dari kepala sekola dalam pelaksanaan supervisi
akademik yakni berjumlah 12 guru yang terdiri dari guru senior dan guru
yang bertatus PNS. Supervisor juga didampingi oleh fasilitator yang
bertugas menyiapkan keperluan observasi kelas dan mendokumentasikan
kegiatan pembelajaran.
Ketika akan dilaksanakannya kegiatan supervisi atau observasi
kelas, Kepala sekolah/supervisor internal menginformasikan terlebih dulu
kepada guru yang bersangkutan, dengan alasan agar guru tersebut
mempersiapkan diri dan membawa semua keperluan mengajar. Seperti,
agar tidak tertinggal RPP pembelajaran yang akan dianalisis kepala
sekolah atau supervisor internal. Selain itu supervisor internal juga harus
menyiapkan semua keperluan observasi kelas, seperti membawa intrumen
observasi kelas dan kamera yang akan digunakan sebagai alat
dokumentasi. Waktu Pelaksanaan supervisi akademik juga tidak selalu
sesuai dengan penjadwalan, tapi disesuaikan dengan waktu senggang guru
atau supervisor. Jadi, Beberapa supervisor melakukan perjanjian dengan
guru yang akan disupervisi untuk menentukan jadwal yang tepat sesuai
dengan kesepakatan bersama. Setelah sepakat dengan waktu dan kesiapan
guru yang bersangkuta, barulah observasi kelas dilaksanakan.
Pada teknis pelaksanaannya kepala sekolah/supervisor internal
memasuki kelas ketika guru sedang melangsungkan proses pembelajaran
mulai mengamati dari awal hingga akhir kegiatan. Kepala
sekolah/supervisor internal menyesiuaikan RPP guru dengan pelaksanaan
72
pembelajaran, sudah sesuai keseluruhan atau ada yang tidak terlaksana dan
mengisi instrumen observasi kelas. Dari keterangan lain, fasilitator juga
memperoleh tugas mengamati dan mengisi intrumen observasi kelas.
Setelah kegiatan selesai, hasil observasi kelas diselaraskan dengan
instrumen yang diisi oleh supervisor intenal. Mencari kesamaan dan
berbedaan penilaian, baru kemudian didiskusikan bersama. Dalam
pelaksanaan Supervisi Akademik tersebut Tim supervisi internal juga
merasa adanya kendala, seperti sejumlah guru yang merasa kurang
nyaman dengan kehadiran supervisor saat melakukan observasi kelas,
berbeda jika supervisor melakukan pengamatan dengan cara tersembunyi
atau mengamati di luar kelas tanpa sepengetahuan guru tersebut.
Supervisor melihat pelaksanaan pembelajaran seperti dikondisikan oleh
guru yang bersangkuta, sehingga tidak terlihat kondisi yang sebenarnya,
apakah kondisi proses pembelajaran sebelumnya sama seperti kondisi
ketika dilaksanakannya observasi kelas.
3. Tindak Lanjut Supervisi Akademik
Dari keterangan kepala sekolah dan salah satu supervisor internal,
Tindak lanjut dari hasil observasi kelas yang sudah berjalan pada tahun
ajaran sebelumnya tidak secara langsung didialogkan dengan guru yang
bersangkutan, melainkan dikumpulkan terlebih dulu untuk diadakan
musyawarah bersama kemudian mencarikan solusi dan pembinaan bagi
masing-masing guru yang memiliki kendala atau kesulitan dalam proses
pembelajaran. Hasil supervisi tersebut juga berpengaruh pada penilaian
guru dalam kenaikan golongan. Kepala sekolah juga melakukan dialog
secara personal dengan guru untuk mendialogkan admistrasi kelengkapan
dokumen, mendiskusikan RPP yang telah dirancang guru dan meberikan
saran-saran kepada guru tersebut. Namun, beberapa supervisor internal
lain mendiskusikan langsung dengan guru mengenai hasil observasi kelas
setelah kegiatan pembelajaran selesai. Dalam diskusi tersebut, supervisor
menyampaikan kekurangan dan ketidaktepatan dalam proses pembelajaran
73
yang telah berlangsung, memberikan saran serta masukan-masukan untuk
memperbaiki kekurangan yang ada. Hal tersebut dilakukan tidak dalam
keadaan resmi, melainkan diwaktu-waktu senggang dan ditempat yang
terbuka seperti kantin atau taman sekolah, dengan alasan agar tidak terjadi
suasana yang menegangkan. Dengan demikian guru tidak sungkan untuk
menyampaikan keluhan dan masalah yang dihadapinya.
Sebagai upaya pembinaan, Kepala sekolah mengadakan rapat
evaluasi setiap minggu sekali pada hari senin. Dalam kurun waktu tertentu
guru-guru juga melakukan pertemuan serumpun, perkumpulan guru-guru
sesuai dengan bidang mata pelajarannya. Di dalam pertemuan tersebut
guru membahas terkait mata pelajaran yang diampu, mendiskusikan
masalah dan kekurangan dalam penyampaian materi dan pengelolaan
kelas. Untuk saat ini, diadakan juga oleh pemerinta pertemuan serumpun
se-provinsi. Biasanya ada surat panggilan dari pemerintah untuk
pertemuan tersebut sebagai bentuk pembinaan guru. Setiap tahun minimal
satu kali, sekolah mengadakan event-event tertentu atau workshop yang
berkaitan dengan pengembangan guru sebagai pembinaan. Ada beberapa
guru yang juga mengikuti kegiatan seminar, workshop terkait
pengembangan diri di lembaga lain, dan kepala sekolah memfasilitasi guru
untuk mengikuti Diklat yang diselenggarakan oleh pemerintah serta
memberikan izin bagi guru-guru yang ingin melanjutkan studinya.
D. Hasil Penelitian
1. Analisis Perangkat Administrasi Guru
Sebagai lembaga pendidikan yang berada di bawah naungan
pemerintah, SMK negeri 3 Kota Tangerang Selatan memenuhi
kewajibannya dalam mengaktifkan program supervisi akademik yang telah
diwajibkan oleh Dinas Pendidikan. Pelaksanaan program supervisi
akademik tersebut rutin dilaksanakan persemester. Kepala sekolah tentu
memiliki peran utama dalam program supervisi akademik, namun untuk
meringankan pelaksanaannya kepala sekolah membentuk tim supervisi
74
akademik bersama dengan guru-guru senior. Progran supervisi akademik
yang telah ditentukan oleh Dinas Pendidikan terdiri dari dua program,
yakni supervisi akademik kelengkapan administrasi guru dan supervisi
pelaksanaan pembelajaran.
Dalam hal ini, peneliti telah melakukan analisis dokumen
administrasi guru yang telah melalui pemeriksaan oleh kepala sekolah dan
tim supervisi akademik. Dokumen yang mendapat izin dari sekolah untuk
keperluan anasis penelitian yaitu administrasi guru bidang studi Ilmu
Pengetahuan Sosial, administrasi guru bidang studi Bahasa Inggris,
administrasi guru bidang studi Fisika, administrasi guru bidang studi
Produktif Administrasi Perkantoran, administrasi guru bidang studi Ilmu
Pengetahuan Alam, dan administrasi guru bidang studi Produktif Animasi.
Seluruh dokumen tersebut adalah perangkat administrasi guru pada tahun
ajaran 2015/2016. Administrasi yang harus dilengkapi guru, tercantum
dalam lembar supervisi, diantaranya Kalender Pendidikan, Silabus, Jadwal
Mengajar, Program Tahunan, Perhitungan Jam efektif, program Semester,
Prhitungan KKM, RPP, Bahan Ajar, Daftar Buku/Modul Pegangan Guru
dan Siswa, Agenda kegiatan Guru, daftar Hadir Siswa, Daftar Nilai Siswa,
penilaian akhlak, Penilaian Kepribadian, Buku catatan Pembinaan Siswa,,
Laporan Prestasi Siswa, Laporan Hasil Kegiatan Perbaikan, Laporan Hasil
Kegiatan Pengayaan, Kisi-kisi dan Butir Soal, Analisis Butir Soal, Analisis
hasil Ulangan, Perhitungan Daya Serap, Pencapaian Targer Kurikulum,
dan Bank Soal.
Dari hasil studi dokumen, dapat diketahui bahwa keseluruhan
dokumen administrasi guru telah memenuhi kelengkapan administrasi
yang telah ditentukan. Dari segi kontennya, hampir sebagian guru telah
memahami kaidah penulisan perangkat administrasi guru. Seperti pada
penyusunan Program Semester ganjil administrasi guru bidang studi
Bahasa Inggris, penentuan jumlah alokasi waktu tertulis lebih banyak dari
pada Program Smester Genap yang penentuan jumlah alokasi waktunya
75
lebih sedikit. Hal tersbut sudah benar, karena pada program semester
genap waktu belajar siswa lebih sedikit, terselingi oleh libur Ujian
Nasional. Penyusunan silabus beberapa administrasi guru sudah sesuai
dengan mencantumkan kata kerja operasional pada aspek indikator.
Namun, ada beberapa konten perangkat guru tersebut yang belum
sepenuhnya sesuai. Seperti pada administrasi guru bidang studi Bahasa
Inggris. Pada penyusunan silabus, penulisan pada aspek indikator tidak
menuliskan kata kerja operasional diawal kalimat disetiap poinnya.
Ketidak sesuaian Administrasi guru bidang studi Fisika kelas X juga
ditemukan pada penyusunan Program Semester Ganjil dan Semester
Genap. Ketidak sesuaian tersebut terlihat pada penentuan alokasi waktu
Program Semester Ganjil yang lebih sedikit dari pada alokasi waktu pada
Program Semester Genap. Juga ditemukan alokasi waktu ulangan harian
yang tidak dialokasikan. Administrasi guru pada bidang studi lainnya,
hampir 90% sudah sesuai dengan standar ketentuan dan kaidah
penyusunan Perangkat Administrasi Guru.
Melalui studi dokumen tersebut, peneliti juga menemukan
beberapa coretan kekurangan dan catatan tambahan yang ditulis
menggunakan pensil. Hal tersebut menunjukan bahwa, administrasi guru
sebagian telah melalui pemeriksaan atau pengoreksian oleh tim supervisi
akademik. Sebagian besar dokumen perangkat adminisrasi guru tersebut
juga sudah ditandatangani oleh guru yang bersangkutan dan kepala
sekolah. Tapi, hampir sebagian besar perangkat administrasi guru juga
belum ditandatangani oleh kepala sekolah bahkan oleh guru yang
bersangkutan. Hal itu menunjukan bahwa tidak semua dokumen
administrasi guru telah dikoreksi oleh kepala sekolah sebagai supervisor
akademik.
76
2. Deskripsi Data Penelitian
a. Data Variabel Y (Kualitas Pembelajaran) dan Hasil Analisisnya.
1) Data Variabel Y (Kualitas Pembelajaran)
Data variabel kualitas pembelajaran diperoleh dari hasil
observasi pembelajaran pada 40 guru (PNS dan Honorer). Dari
hasil observasi tersebut, peneliti kemudian mengumpulkan dan
mengelompokan data Kualitas Pembelajaran. Data dapat dilihat
secara rinci sebagai berikut:
Tabel 4.1
Data Variabel Y (Kualitas Pembelajaran)
No
Responden
Kualitas
Pembelajaran
Responden
Kualitas
Pembelajaran
1 Responden 1 76 Responden 21 82
2 Responden 2 67 Responden 22 76
3 Responden 3 66 Responden 23 80
4 Responden 4 86 Responden 24 75
5 Responden 5 77 Responden 25 82
6 Responden 6 76 Responden 26 80
7 Responden 7 91 Responden 27 79
8 Responden 8 72 Responden 28 76
9 Responden 9 74 Responden 29 84
10 Responden 10 73 Responden 30 79
11 Responden 11 74 Responden 31 76
12 Responden 12 82 Responden 32 72
13 Responden 13 81 Responden 33 78
14 Responden 14 79 Responden 34 71
15 Responden 15 78 Responden 35 68
16 Responden 16 74 Responden 36 84
17 Responden 17 75 Responden 37 72
18 Responden 18 76 Responden 38 91
19 Responden 19 77 Responden 39 90
20 Responden 20 68 Responden 40 79
∑= 3096
Sumber 1: Hasil Olah Data Penelitian
77
2) Hasil Analisis Data Variabel Y (Kualitas Pembelajaran)
a) Rentang Nilai (r)
r = Nilai Tertinggi – Nilai Terendah
r = 91 - 66
= 25
b) Jumlah Kelas (k)
k = 1 + 3,3 log 40
= 1 + 3,3 . 1,60205
= 6,28867 ≈ 6
c) Panjang Interval (i)
i = Jumlah Rentang (r) : Jumlah Kelas (k)
= 25 : 6
= 4,166
d) Tabel Distribusi Frekuensi Variabel X (Manajemen Keuangan
Sekolah)
Tabel 4.2
Tabel Distribusi Frekuensi Variabel Y (Kualitas
Pembelajaran)
Kelas Interval Fi Xi FiXi
66 - 69 4 67,5, 270
70 - 73 5 71,5 357,5
74 - 77 13 75,5 981,5
78 – 81 9 79,5 715,5
82 - 85 5 83,5 417,5
86 – 89 1 87,5 87,5
90 - 93 3 91,5 274,5
∑ 40 556,5 3.104
Sumber 2: hasil Olah data Penelitian
e) Mean (Rata-rata Hitung)
Mean : ∑ XiFi = 3.104 = 77,6
∑ Fi 40
78
Berdasarkan perhitungan di atas, hasil data observasi variabel
Kualitas Pembelajaran yang diperoleh dari 40 guru sebagai
responden, maka hasil perhitungan menyatakan nilai rata-rata
adalah 77,6. Kemudian dikonversikan dengan rentang nilai 71-80
yang menunjukan nilai untuk Kualitas Pembelajaran
diinterpretasikan tinggi.
f) Median (Nilai Tengah)
Untuk menentukan nilai median aatau nilai tengah dari data
variabel X (kualitas pembelajaran), maka digunakan rumus
asebagai berikut:
Me = Tb
Ket:
Me : Median
Tb : Tepi Bawah Kelas Median
n : Jumlah frekuensi
f : frekuensi pada kelas median
F : Jumlah Frekuensi sebelum frekuensi median
C : Interval
Perhitungan data sebagai berikut:
Diketahui :
Tb : 73,5
n : 40
F : 9
f : 13
C : 4
Me = 73,5
= 73,5 +
= 73,5 + 3,38 = 76,88
79
Berdasarkan perhitungan di atas, maka dapat diketahui
bahwa nilai tengah dari data variabel Y (kualitas Pembelajaran)
adalah 76,88.
g) Modus (Nilai Terbanyak)
Untuk mngetahui nilai terbanyak dari data variabel X
(Supervisi Akademik Kepala Sekolah), maka digunakan rumus
sebagai berikut:
Mo = Tb
Ket :
Mo : Modus
Tb : tepi bawah kelas modus (Kelas dengan frekuensi tertinggi)
d1 :selisih antara frekuensi modus dengan frekuensi
sebelumnya (fMo – fb)
d2 :selisih antara frekuensi modus dengan frekuensi
sesudahnya (fMo – fb)
C : kelas interval
Untuk mengetahui nilai Modus (nilai terbanyak), maka digunakan
rumus sebagai berikut:
Diketahui:
Tb : 74 – 0,5 = 73,5
d1 : 13 – 5 = 8
d2 : 13 – 9 = 4
C : 4
Mo = 73,5 = 73,5
= 74,50
Berdasarkan hasil di atas, maka dapat diketahui bahwa nilai
terbesar dari hasil data variabel Kualitas Pembelajaran adalah
74,50.
80
b. Data Variabel X (Supervisi Akademik Kepala Sekolah) dan Hasil
Analisisnya.
1) Data Variabel X (Supervisi Akademik Kepala Sekolah)
Data Supervisi Akademik Kepala Sekolah diperoleh dari
hasil angket. Sampel yang digunakan dalam perolehan data adalah
40 responden yang terdiri dari sebagian besar guru PNS dan guru
honorer. Dari jumlah responden tersebut kemudian peneliti
mengumpulkan dan mengelompokan data Supervisi Akademik
Kepala Sekolah. Data dapat dilihat lebih rinci pada tabel berikut:
Tabel 4.3
Data Varibel X (Supervisi Akademik Kepaka Sekolah)
Responden
Supervisi
Akademik
Kepala Sekolah
Responden
Supervisi
Akademik Kepala
Sekolah
Responden 1 77 Responden 21 81
Responden 2 52 Responden 22 79
Responden 3 46 Responden 23 78
Responden 4 85 Responden 24 73
Responden 5 73 Responden 25 80
Responden 6 51 Responden 26 83
Responden 7 88 Responden 27 81
Responden 8 79 Responden 28 66
Responden 9 79 Responden 29 86
Responden 10 81 Responden 30 86
Responden 11 64 Responden 31 66
Responden 12 80 Responden 32 74
Responden 13 72 Responden 33 80
Responden 14 50 Responden 34 81
Responden 15 72 Responden 35 70
Responden 16 72 Responden 36 86
Responden 17 74 Responden 37 65
Responden 18 72 Responden 38 91
Responden 19 72 Responden 39 96
81
Responden 20 76 Responden 40 83
∑ = 3.000 Sumber 3: Hasil Olah Data Penelitian
2) Hasil Analisis Data Variabel X (Supervisi Akademik Kepala
Sekolah)
a) Rentang Nilai (r)
r = Nilai Tertinggi – Nilai Terendah
r = 96 - 46
= 50
b) Jumlah Kelas (k)
k = 1 + 3,3 log 40
= 1 + 3,3 . 5,2867
= 1 + 5,2867
= 6,2867 6
c) Panjang Interval (i)
i = Jumlah Rentang (r) : Jumlah Kelas (k)
= 50 : 6
= 8,33
d) Tabel Distribusi Frekuensi Variabel X (Supervisi Akademik
Kepala Sekolah)
Tabel 4.4
Tabel Distribusi Frekuensi
Variabel X (Supervisi Akademik Kepala Sekolah)
Kelas Interval Fi Xi FiXi
46 – 53 4 49,5 198
54 – 61 0 57,5 0
62 – 69 4 65,5 262
70 – 77 12 73,5 882
78 – 85 14 81,5 1141
86 – 93 5 89,5 447,5
94 – 101 1 97,5 97,5
∑ 40 514,5 3.028
Sumber 4: Hasil Olah Data Penelitian
82
e) Mean (Rata-rata Hitung)
Mean : ∑ XiFi = 3.028 = 75,7
∑ Fi 40
Berdasarkan perhitungan di atas, hasil angket variabel
Supervisi Akademik Kepala Sekolah yang diperoleh dari 40 guru
sebagai responden, maka hasil perhitungan menyatakan nilai rata-
rata adalah 75,7. Kemudian dikonversikan dengan rentang nilai 71-
80 yang menunjukan nilai untuk Supervisi Akademik Kepala
sekolah diinterpretasikan tinggi.
f) Median (Nilai Tengah)
Untuk menentukan nilai median aatau nilai tengah dari data
variabel X (supervisi akademik kepala sekolah), maka digunakan
rumus asebagai berikut:
Me = Tb
Ket:
Me : Median
Tb : Tepi Bawah Kelas Median
n : Jumlah frekuensi
f : frekuensi pada kelas median
F : Jumlah Frekuensi sebelum frekuensi median
C : Interval
Perhitungan data sebagai berikut:
Diketahui : Tb : 69,5
n : 40
F : 8
f : 12
C : 8
Me = 69,5 = 69,5 +
= 69,5 +
83
= 69,5 + 8 = 77,5
Berdasarkan perhitungan di atas, maka dapat diketahui
bahwa nilai tengah dari data variable X (Supervisi Akademik
Kepala Sekolah) adalah 77,5.
g) Modus (Nilai Terbanyak)
Untuk mngetahui nilai terbanyak dari data variabel X
(Supervisi Akademik Kepala Sekolah), maka digunakan rumus
sebagai berikut:
Mo = Tb
Ket :
Mo : Modus
Tb : tepi bawah kelas modus (Kelas dengan frekuensi tertinggi)
d1 :selisih antara frekuensi modus dengan frekuensi
sebelumnya (fMo – fb)
d2 :selisih antara frekuensi modus dengan frekuensi
sesudahnya (fMo – fb)
C : kelas interval
Untuk mengetahui nilai Modus (nilai terbanyak), maka digunakan
rumus sebagai berikut:
Diketahui:
Tb : 78 – 0,5 = 77,5
d1 : 14 – 12 = 2
d2 : 14 – 5 = 9
C : 8
Mo = 77,5 = 77,5 = 77,5 + 0,88
= 78,38
Berdasarkan hasil di atas, maka dapat diketahui bahwa nilai
terbesar dari hasil data variabel Supervisi Akademik Kepala
Sekolah adalah 78, 38.
c. Analisis Korelasi
Untuk mengetahui korelasi positif yang signifikan antara
variabel X (Supervisi Akademik Kepala Sekolah) dengan Variabel Y
84
(Kualitas Pembelajaran), maka dilakukan dengan perhitungan Pearson
Product Momentsebagai berikut:
Tabel 4.5
Analisis korelasi antara variabel X (Supervisi Akademik Kepala
Sekolah) dan Variabel Y (Kualitas Pembelajaran)
No.
Resp. X Y X2 Y2 XY
1 77 76 5929 5776 5852
2 52 67 2704 4489 3484
3 46 66 2116 4356 3036
4 85 86 7225 7396 7310
5 73 77 5329 5929 5621
6 51 76 2601 5776 3876
7 88 91 7744 8281 8008
8 79 72 6241 5184 5688
9 79 74 6241 5476 5846
10 81 73 6561 5329 5913
11 64 74 4096 5476 4736
12 80 82 6400 6724 6560
13 72 81 5184 6561 5832
14 50 79 2500 6241 3950
15 72 78 5184 6084 5616
16 72 74 5184 5476 5328
17 74 75 5476 5625 5550
18 72 76 5184 5776 5472
19 72 77 5184 5929 5544
20 76 68 5776 4624 5168
21 81 82 6561 6724 6642
22 79 76 6241 5776 6004
23 78 80 6084 6400 6240
24 73 75 5329 5625 5475
25 80 82 6400 6724 6560
26 83 80 6889 6400 6640
27 81 79 6561 6241 6399
28 66 76 4356 5776 5016
29 86 84 7396 7056 7224
30 86 79 7396 6241 6794
31 66 76 4356 5776 5016
32 74 72 5476 5184 5328
85
33 80 78 6400 6084 6240
34 81 71 6561 5041 5751
35 70 68 4900 4624 4760
36 86 84 7396 7056 7224
37 65 72 4225 5184 4680
38 91 91 8281 8281 8281
39 96 90 9216 8100 8640
40 83 79 6889 6241 6557
∑ 3000 3096 229772 241042 233861 Sumber 5: Hasil Olah Data Penelitian
Dari tabel di atas diketahui data sebagai berikut :
N : 40 ∑X2
: 229772
∑X
: 3000 ∑Y2 : 241042
∑Y : 3096 ∑XY : 233861
rxy =
rxy =
rxy =
rxy =
rxy =
rxy = = 0,639
Berdasarkan perhitungan di atas, maka terdapat korelasi yang
positif sebesar 0,639 antara Supervisi Akademik Kepala Sekolah
dengan kualitas pembelajaran. Namun untuk mengetahui interpretasi
86
tingkat korelasi kedua variabel, maka digunakan pedoman sebagai
berikut:
Tabel 4.6
Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi
Interval
Koefisien Interpretasi
0,00-0,20
Antara variabel X dan variabel Y memang
terdapat korelasi, akan tetapi korelasi itu sangat
lemah atau sangat rendah sehingga korelasi itu
diabaikan (dianggap tidak ada korelasi antara
variabel X dan variabel Y)
0,20 -0,40 Antara variabel X dan Variabel Y terdapat
korelasi yang lemah atau rendah
0,40 - 0,70 Antara variabel X dan Variabel Y terdapat
korelasi yang sedang atau cukup
0,70 - 0,90 Antara variabel X dan Variabel Y terdapat
korelasi yang kuat atau tinggi
0,90 - 1,00 Antara variabel X dan Variabel Y terdapat
korelasi yang sangat kuat atau sangat tinggi
Berdasarkan tabel tersebut, dengan melihat perolehan nilai dari
rhitung yaitu sebesar 0,639, maka dapat diketahui bahwa 0,639 terletak
pada interval 0,40 – 0,70 dan termasuk pada kategori sedang. Jadi
antara supervisi akademik kepala sekolah dengan kualitas
pembelajaran memiliki pengaruh yang sedang.
Pada tahap selanjutnya yaitu upaya mengetahui apakah
supervisi akademik kepala sekolah memiliki pengaruh yang signifikan
atau tidak pada kualitas pembelajaran, maka perlu di uji signifikannya
dengan menggunakan Uji T.
87
Rumus perhitungan pada uji t sebagai beriku:
thitung =
Diketahui data sebagai berikut:
r = 0,639 r2 = 0,408321 n = 40
thitung =
thitung =
thitnung =
thitung = 5,120
berdasarkan perhitungan di atas dapat diketahui nilai thitung
sebesar 5,120. Untuk mengetahui signifikan data maka perlu
dibandingkan kembali dengan tabel T untuk kesalahan 5% uji dua
pihak dan dk = n – 2 = 40 – 2 = 38, maka diperoleh Nilai ttabel sebesar
2,024. Nilai tersebut diketahui dari ttabel (Terlampir pada hal.143)
Berdasarkan perolehan nilai thitung dan ttabel, maka dapat
diketahui pada taraf 5% thitung (5,120) > ttabel (2,024). Maka hipotesa
alternatif (Ha) diterima dan hipotesa nol (H0) ditolak. Ini berarti untuk
taraf signifikansi 5% terdapat korelasi sedang yang siginifikan antara
kedua variabel yang diuji.
3. Hasil Pengujian Hipotesis
Setelah dilakukan perhitungan statistik, maka hipotesis yang
peneliti ajukan adalah sebagai berikut:
Ho : µ = 0 (tidak terdapat pengaruh)
Ha : µ ≠ 0 (terdapat pengaruh)
88
Maka dengan demikian
Jika thitung < ttabel, maka Ho diterima dan Ha di tolak => tidak
terdapat pengaruh positif yang signifikan antara Supervisi
Akademik Kepala Sekolah Terhadap Kualitas Pembelajaran.
Jika thitung > ttabel , maka Ha diterima dan Ho di tolak => Terdapat
pengaruh positif yang signifikan antara Supervisi Akademik
Kepala Sekolah Terhadap Kualitas Pembelajaran.
Berdasarkan perhitungan statistik dengan korelasi product moment
diperoleh nilai sebesar 0,639 dan korelasi antar variabel berada pada
kategori sedang yaitu terletak pada interpretasi interval 0,40 – 0,700. Pada
Sedangkan pada pengujian perhitungan uji t diperoleh nilai sebesar 5,120.
Kemudian dibandingkan dengan melihat nilai pada ttabel dengan taraf 5%
diperoleh nilai sebesar 2,024. Hal tersebut menunjukan hipotesa yang
diperoleh adalah thitung (5,120) > ttabel (2,024), maka Ha diterima dan Ho
ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh
positif yang signifikan antara supervisi akademik kepala sekolah terhadap
kualitas pembelajaran. Semakin intensif kegiatan supervisi akademik yang
dilaksanakan kepala sekolah akan semakin tinggi kualitas pembelajaran
yang dilaksanakan guru. Kualitas pembelajaran yang tinggi akan mampu
mencapai kualitas tujuan pendidikan yang tinggi pula disekolah.
4. Pembahasan Hasil Penelitian
Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat pengaruh yang
signifikan antara supervisi akademik kepala sekolah terhadap kualitas
pembelajaran di SMK Negeri 3 Kota Tangerang Selatan. Hal tersebut
dapat dilihat dari beberapa perhitungan dan pengujian statistik.
Perhitungan statistik pada variabel X (supervisi akademik kepala
sekolah) nilai rata-rata yang diperoleh sebesar 75,7 yang dikonversikan
dengan rentang nilai 71-80 dan menunjukan bahwa variabel Supervisi
Akademik Kepala sekolah diinterpretasikan tinggi. Untuk perolehan nilai
89
Median (tengah) pada variabel X, telah diperoleh nilai sebesar 77,5.
Sedangkan pada perolehan nilai yang paling banyak muncul atau Modus
pada variabel X sebesar 78,7. Hal tersebut membuktikan bahwa
pelaksanaan program Supervisi Akademik Kepala Sekolah dalam kategori
baik.
Sementara perhitungan statistik pada variabel Y (Kualitas
Pembelajaran) nilai rata-rata yang diperoleh sebesar 77,6 dikonversikan
dengan rentang nilai 71-80 dan menunjukan bahwa variabel Kualitas
Pembelajaran terinterpretasikan tinggi. Perolehan nilai Median (tengah)
pada variabel Y sebesar 76,88 dan nilai yang paling banayk muncul
(Modus) sebesar 74,50. Hal tersebut menunjukkan kualitas pembelajaran
berada pada kategori baik.
Kemudian pada pengujian statistik korelasi produk moment (uji r),
menghasilkan nilai rhitung sebesar 0,639 membuktikan bahwa korelasi
antara Supervisi Akademik Kepala Sekolah dan Kualitas Pembelajaran
berada pada kategori sedang yaitu terletak pada interpretasi interval 0,40 –
0,700 lihat Tabel 4.6. Dengan perolehan nilai tersebut dapat diketahui
adanya pengaruh yang positif antara supervisi akademik kepala sekolah
dengan kualitas pembelajaran. Namun, dilihat pada interpretasi yang
berada pada kategori sedang menunjukkan bahwa pengaruh supervisi
akademik kepala sekolah tidak sepenuhnya memengaruhi peningkatan
kualitas pembelajaran. Ada faktor lain yang juga dapat mempengaruhi
peningkatan kualitas pembelajaran, diatara motivasi kerja guru, media dan
sumber pendukung pembelajaran, dan masih banyak faktor-faktor lainnya.
Selanjutnya dari pengujian thitung diperoleh nilai sebesar 5,120 dan
terbukti pada tara signifikan 5% ttabel diperoleh nilai sebesar 2,024 yang
berarti nilai thitung (5,120) > ttabel (2,024). Pada pengujian hipotesis dengan
perbandingan nilai tersebut menunjukan bahwa terdapat pengaruh positif
yang signifikan antara supervisi akademik kepala sekolah terhadap
kualitas pembelajaran. Peneliti menyimpulkan bahwa adanya pengaruh
tersebut dikarenakan kepala sekolah telah melaksanakan program
90
supervisi akademik dengan sedemikian baik, ditambah dengan
dibentuknya tim supervisi yang terdiri dari guru-guru senior menyebabkan
guru-guru merasa adanya kerjasama dan saling memperbaiki satu sama
lain. Namun, pengaruh tersebut juga dapat disebabkan dari berbagai
pembinaan yang didapatkan oleh guru, mulai dari workshop
pengembangan kinerja guru, rapat evaluasi satu kali dalam seminggu, dan
pelatihan-pelatihan yang diadakan baik di sekolah maupun di lembaga
pemerintah atau lembaga lainnya.
Kondisi supervisi akademik kepala sekolah di SMK tersebut
memiliki pengaruh yang cukup atau sedang dikarenakan ada beberapa
faktor dalam pelaksanaan supervisi akademik yang menyatakan belum
terlaksananya program supervisi secara maksimal sehingga tidak memiliki
pengaruh yang tinggi terhadap kualitas pembelajaran. Fakor-faktor
tersebut diantaranya adalah penggunaan teknik supervisi tidak bekembang
atau hanya satu teknik yang digunakan dalam memperoleh informasi
kondisi proses pelaksanaan pembelajaran. Kepala sekolah dan supervisor
internal hanya terpaku pada satu teknik yakni observasi kelas dan tidak
mengembangkan teknik-teknik supervisi yang lain seperti kunjungan
kelas, pertemuan individu, kunjungan antar kelas dan penilain diri sendiri.
Setiap guru memiliki kendala atau masalah yang berbeda dalam
melaksanakan proses pembelajaran, maka sudah semestinya teknik yang
digunakan dalam supervisi akademik bagi masing-masing guru harus
berbeda sesuai dengan kondisi dan masalah yang dihadapi agar mencapai
sosuli yang di butuhkan guru.
Faktor lain juga tidak adanya tindaklanjut yang signifikan atau
menonjol yang dilakukan oleh kepala sekolah beserta tim supervisinya.
Tindaklanjut yang diberikan masih bersifat umum dan menyeluruh, tidak
terspesifikasikan ke dalam setiap permasalahan yang dihadapai guru dalam
pelaksanaan pembelajaran. Dari keterangan yang diberikan berdasarkan
wawancara, tindaklanjut supervisi akademik hanya sebatas pembinaan
berupa workshop dan seminar pengembangan kemampuan guru yang
91
diadakan minimal sekali dalam setahun, mengikutsertakan guru-guru
dalam pelatihan dan pendidikan (diklat) yang diselenggarakan oleh
pemerintah atau lembaga lain, mengadakan serumpun guru perbidang
studi, dan evaluasi mingguan yang dilaksanakan pada setiap hari senin.
Pelaksanaan supervisi akademik di SMK tersebut juga tidak
sepenuhnya menerapkan prinsip-prinsip supervisi akademik yang ada,
hanya sebagian yang diterapkan seperti domokratis, diketahui dari
wawancara bersama dengan supervisor internal (guru senior) bahwa telah
melakukan diskusi mengenai hasil observasi kelas bersama guru yang
bersangkutan sehingga terjadi percakapan dua arah yang menandakan
adanya prinsip demokratis, dimana guru mengungkapkan keluhan tentang
kesulitan-kesulitan yang dihadapi dalam pelaksanaan pembelajaran serta
supervisor memberikan saran dan masukan yang dapat meringankan
masalah yang dihadapi guru. Namun prinsip-prinsip supervisi akademik
yang lain tidak begitu menonjol dalam penerapannya.
Dari hasil wawancara dan studi dokumen juga tidak ditemukan
adanya surat tugas dan SK yang diberikan kepada setiap supervisor
internal yang melaksanakan observasi kelas, sehingga tidak diketahui
kebenaran pelaksanaan observasi kelas tersebut. Namun, dari hasil
wawancara dengan kepala sekolah dan supervisor internal telah begitu
meyakinkan bahwa observasi kelas benar-benar terlaksana. Hanya dalam
pelaksanaan terkadang tidak sesuai dengan jadwal yang dibuat terdahulu
dalam perencanaan program supervisi akademik oleh kepala sekolah dan
tim.
Faktor berikutnya yang menyebabkan kurang maksimalnya
pelaksanaan supervisi akademik kepala sekolah di SMK tersebut yakni
tidak ditemukan laporan hasil dari pelaksanaan supervisi akademik. Dari
studi dokumen diketahui hanya ada beberapa catatan tertulis yang dibuat
oleh suprvisor internal mengenai pemeriksanaan perangkat administrasi
guru. Di dalam beberapa perangkat administrasi guru tersebut ditemukan
92
beberapa coretan berupa catatan kekurangan yang harus ditambahkan oleh
guru yang bersangkutan, sehingga menjadi lebih lengkap.
Satu hal yang paling penting dalam pelaksanaan program supervisi
akademik di SMK tersebut yakni kepala sekolah sudah seyogyanya untuk
lebih menampakan peran serta tanggungjawabnya dalam memaksimalkan
pelaksanaan supervisi akademik guna menunaikan kewajibannya sebagai
pimpinan sekolah yang memiliki kompetensi sebagai supervisor di sekolah
yang dipimpinnya. Karena dewasa ini masih sedikit kepala sekola yang
menyadari peran serta tanggungjawabnya dalam melaksanakan supervisi
akademik, sehingga kegiatan supervisi setidaknya mendapat sedikit
perhatian dari berbagai pihak, khususnya dari guru-guru yang masih
beranggapan bahwa supervisi adalah kegiatan inpeksi semata, sebatas pada
penilaian kinerja. Hal ini sudah menjadi tugas kepala sekolah untuk
merubah persepsi guru mengenai supervisi akademik dengan memberikan
berbagai pemahaman, bimbingan dan pembinaan yang lebih intensif
sehingga guru menjadi lebih respek terhadap pelaksanaan supervisi
akademik. Maka, kepala sekolah sudah seyogyanya berperan semaksimal
mungkin dalam pelaksanaan program supervisi akademik tersebut,
sehingga diharapkan guru memiliki gairah yang lebih tinggi dan
memaksimalkan kinerjanya dalam pelaksanaan pembelajaran di sekolah.
93
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian hasil penelitian dapat dikemukakan beberapa
temuan sebagai berikut:
1. Kepala SMK Negeri 3 Kota Tangerang Selatan telah melaksanakan
kewajiban dan tugasnya sebagai supervisor akademik dengan cukup
baik, hal tersebut dapat terlihat dari rata-rata jawaban responden pada
instrumen angket dengan nilai sebesar 74,7. Dalam menjalankan
tugasnya sebagai supervisor akademik kepala sekolah melibatkan
guru-guru senior. Hal ini disebabkan jumlah guru yang cukup banyak
dan tugas kepala sekolah yang padat dengan keterbatasan waktu yang
tersedia. Kondisi ini juga menyebabkan terdapat sebagian guru yang
merasa kurang nyaman dengan pelaksanaan observasi kelas yang
dilaksanakan oleh guru-guru senior.
2. Berdasarkan hasil pengamatan pada proses pembelajaran di SMK
Negeri 3 Kota Tangerang Selatan, kualitas pembelajaran secara umum
dapat dikatakan baik. Hal tersebut terlihat dari perolehan nilai skor
hasil observasi proses pembelajaran guru dengan rata-rata nilai sebesar
77,6. Peneliti menyimpulkan kondisi pembelajaran yang cukup baik
tersebut selain karena pelaksanaan supervisi akademik, namun juga
disebabkan oleh tersedianya dukungan pembelajaran yang cukup
memadai, seperti ruang kelas yang nyaman, jumlah rombel peserta
didik yang ideal, serta sumber dan media pembelajaran yang cukup
memadai.
3. Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan rumus korelasi
product moment diperoleh nilai rhitung sebesar 0,639 yang
diinterpretasikan pada kategori sedang dengan nilai terletak pada
interval 0,40–0,700 lihat Tabel 4.6. Hasil perhitungan juga
menunjukan adanya pengaruh yang signifikan antara supervisi
93
94
akademik terhadap kualitas pembelajaran dengan perolehan nilai thitung
sebesar 5,120 dan perbandingan pada ttabel dengan nilai 2,024. Dengan
demikian thitung > ttabel, maka terdapat pengaruh positif yang signifikan
antara supervisi akademik kepala sekolah terhadap kualitas
pembelajaran di SMK Negeri 3 Kota Tangerang Selatan.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh
positif yang signifikan pelaksanaan supervisi akademik kepala sekolah
terhadap kualitas pembelajaran. Sehingga, jika kualitas pembelajaran
hendak ditingkatkan, maka salah satu cara yang perlu dilakukan kepala
sekolah adalah dengan mengefektifkan pelaksanaan supervisi akademik.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan di atas, maka
peneliti mencoba untuk mengajukan beberapa saran yang mungkin dapat
berguna bagi SMK Negeri 3 Kota Tangerang Selatan dalam pelaskanaan
supervisi akademik dan peningkatan kualitas pembelajaran.
1. Kepala sekolah hendaknya lebih memaksimalkan pelaksanan program
kegiatan supervisi akademik dengan lebih banyak melibatkan diri
dalam kunjungan kelas, observasi kelas dan tindak lanjut. Tidak
mendelegasikan sebagian besar pelaksanaan supervisi akademik
kepada guru-guru senior. Pada teknik pelaksanaan supervisi akademik
hendaknya juga menerapkan lebih dari satu teknik supervisi dan tidak
hanya terbatas pada pelaksanaan observasi kelas saja.
2. Pada program supervisi akademik juga diharapkan lebih
mengembangkan dan menerapkan berbagai prinsi-prinsip supervisi
akademik yang ada, sehingga dapat memaksimalkan pelaksanaan
supervisi akademik dan memperoleh hasil perubahan yang diharapkan
sesuai sasaran supervisi.
3. Hendaknya supervisor internal (guru senior) diberikan surat tugas oleh
kepala sekolah sebagai bukti tugas nyata dalam melaksanakan
95
observasi kelas, sehingga guru yang akan dilakukan observasi kelas
merasa yakin serta menghargai tugas yang diberikan kepala sekolah.
4. Hendaknya supervisor menyusun laporan hasil supervisi akademik
yang dilaksanakan, sehingga terlihat berbagai kekurangan maupun
perkembangan yang terjadi dalam setiap pelaksanaan supervisi
akademik dan mampu menjadi acuan tindak lanjut supervisi akademik.
5. Diharapkan setiap guru mampu meningkatkan motivasi kerja dalam
pelaksanaan proses pembelajaran dan mampu memanfaatkan berbagai
media serta sumber pembelajaran yang tersedia sehingga mampu
menampilkan kinerjanya yang terbaik, yang pada gilirannya akan
berimplikasi pada pencapaian kualitas hasil belajar peserta didik.
96
DAFTAR PUSTAKA
Andriani, Dwi Esti. Mutu Guru dan Implikasinya. UU RI Nomor 20 tahun 2003
Tentang Sistem Pendidikan Nasional, Jurnal Manajemen Pendidikan,
2009.
Arsyad, Azhar. Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers, 2011.
Aedi, Nur. Pengawasan Pendidikan. Jakarta : Rajawali, 2014.
Direktorat tenaga kependidikan. Metode dan Teknik Supervsisi. Jakarta: direktorat
jenderal peningkatan mutu pendidik dan tenaga kependidikan departemen
pendidikan nasional, 2008. Direktorat Jenderal Peningkatan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Kementrian
Pendidikan Nasional, Modul Pelatihan Penguatan Kemampuan Kepala
Sekolah (Diktorat Tenaga Kependidika, 2010)
Fathurrohman, Muhammad dan Hindama Ruhyanani. Sukses menjadi Pengawas
Sekolah Ideal. Yogyakarta: AR-RUZZ MEDIA, 2015.
Hermawan, Asep Herry,dkk. Media Pembelajaran. Bandung: UPI PRESS, 2007.
Ibrahim, R. dan Nana Syaodih. Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Citra,
2010.
Mudlofir, Ali. Pendidikan Profesional. Jakarta : Raja Grafindo,2012.
Majid, Abdul. Perencanaan Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005.
Mulyasa. Manajemen dan Kepemimpinan Kepala Sekolah. Jakarta : PT Bumi
Aksara, 2011.
Nurnalisa, Zaitun,dkk. Supervisi Akademik Pengawas untuk Meningkatkan
Kemampuan Pedagogik Guru Pada SMK Negeri 1 Measjid Raya Aceh
Besar.
Purwanto, M. Ngalim. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2009.
Pribadi, Benny A. Metode Assure untuk Mendesain Pembelajaran Sukses. Jakarta:
Dian Rakyat, 2011.
97
Permendiknas RI Nomor 41 Tahu 2007 Tentang Proses Standar Untuk Satuan
Pendidikan Dasar dan Menengah.
Stronge, James H., Holly B. Richard dan Nancy Catano, kualitas Kepala Sekolah
yang Efektif. Jakarta : PT Indeks, 2013.
Sukirman, Dadang dan Mamad Kasma. Pembelajaran Mikro. Bandung: UPI
PRESS, 2006.
Siregar, Eveline. Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor: Ghalia Indonesia,
2010.
Syaifurrahman dan Tri Ujiati. Manajemen dalam Pembelajaran. Jakarta: PT
Indeks, 2013.
Sudrajat, Ahmad, Pendekatan Saintifik dalam Proses Pembelajaran,
2013,(https://googleweblight.com)
Sudjana, Nana. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 1990.
Suprihatiningrum, Jamil. Guru Profesional Pedoman kinerja, Kualifikasi dan
Kompetensi Guru. Jogjakarta: AR-RUZZ MEDIA, 2013.
Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&D. Bandung : Alfabeta,2006.
Uno, Hamzah B. Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Kasara, 2006.
98
LAMPIRAN-LAMPIRAN
99
LAMPIRAN 1
Pedoman Wawancara Kepala Sekolah SMK Negeri 3 Kota Tangerang
Selatan
Indikator Pertanyaan
Perencanaan
program
supervisi
akademik
1. kapan bapak melakukan kegiatan merancang/perencanaan
program supervisi akademik?
2. Apa saja yang dirancang dalam program supervisi
akademik tersebut?
3. Siapa saja yang terlibat dalam kegiatan merancang
program Supervisi Akademik tersebut?
4. Mengapa Bapak melibatkan guru dalam membuat
rancangan program Supervisi akademik?
5. Bagaimana keterlibatan guru-guru?
6. Bagaimana menyusun instrumen Supervisi Akademik,
apakah menggunakan intrumen yang sudah ada atau
menyusun instrumen baru dari setiap pelaksanaan supak
setiap tahunnya?
Pelaksanaan
supervisi
akademik
1. Apakah Bapak menginformasikan rancangan supervisi
akademik kepada guru yang akan disupervisi?
2. Kapan dilaksanakannya supervisi akademik?
3. Siapa saja yang terlibat dalam pelaksanaan Supervisi
Akademik?
4. Apa alasan Bapak membuat kebijakan pelaksanaan
supervisi akademik dengan melibatkan guru-guru senior
sebagai supervisor?
100
5. Bagaimana teknik pelaksanaan Supervisi Akademik
tersebut dengan melibatkan guru senior?
6. Apakah ada kendala dari pelaksanaan SUPAK dengan
melibatkan guru senior?
7. Instrumen apa saja yang dibawa ketika pelaksanaan
Supervisi Akademik?
8. Apa fungsi atau tugas fasilitator seperti yang tertera dalam
jadwa supervisi akademik yang Bapak buat?
Tindak lanjut
supervisi
akademik
1. Bagaimana gambaran kegiatan tindak lanjut dari hasil
supervisi akademik?
2. Apakah setelah pelaksanaan kunjungan kelas atau
observasi, Bapak langsung mendialogkan hasil supervisi
dengan guru yang bersangkutan atau diserahkan terlebih
dulu kepala kepala sekolah?
3. Apa saja kegiatan pembinaan yang dilaksanakan Bapak
kepala sekolah dalam menindaklanjuti hasil supervisi dan
meningkatkan kualitas pembelajaran?
101
LAMPIRAN 2
Pedoman Wawancara Supervisor Internal (guru)
Indikator Pertanyaan
Perencanaan
program
supervisi
akademik
1. Kapan Bapak/Ibu melakukan kegiatan
merancang/perencanaan program supervisi akademik?
2. Apa saja yang dirancang dalam program supervisi
akademik tersebut?
3. Bagaimana keterlibatan Bapak/Ibu?
4. Bagaimana menyusun instrumen Supervisi Akademik,
apakah menggunakan intrumen yang sudah ada atau
menyusun instrumen baru dari setiap pelaksanaan supak
setiap tahunnya?
Pelaksanaan
supervisi
akademik
1. Apakah Bapak/Ibu menginformasikan rancangan
supervisi akademik kepada guru yang akan disupervisi?
2. Kapan dilaksanakannya supervisi akademik?
3. Bagaimana teknik pelaksanaan Supervisi Akademik
dengan melibatkan guru senior?
4. Apakah ada kendala dari pelaksanaan Supervisi
Akademik?
5. Instrumen apa saja yang dibawa ketika pelaksanaan
Supervisi Akademik?
6. Apa fungsi atau tugas fasilitator seperti yang tertera
dalam jadwa supervisi akademik yang Bapak/Ibu buat?
102
Tindak lanjut
supervisi
akademik
1. Bagaimana gambaran kegiatan tindak lanjut dari hasil
supervisi akademik?
2. Apakah setelah pelaksanaan kunjungan kelas atau
observasi, supervisor langsung mendialogkan hasil
supervisi dengan guru yang bersangkutan atau
diserahkan terlebih dulu kepala kepala sekolah?
3. Apa saja kegiatan pembinaan yang dilaksanakan kepala
sekolah dalam menindaklanjuti hasil supervisi dan
meningkatkan kualitas pembelajaran?
103
LAMPIRAN 3
Hasil Wawancara Kepala Sekolah SMK Negeri 3 Kota Tangerang Selatan
Nama Responden : H. Abu Bakar, S.P.d, MM
Jabatan : Kepala Sekolah
Hari/tanggal Pelaksanaan : Senin, 24 Juli 2017
Tempat Wawancara : Ruang Kepala Sekolah
A. Perencanaan Program Supervisi Akademik
1. kapan Bapak melakukan kegiatan merancang/perencanaan program
supervisi akademik?
Jawab: Perencanaan program supervisi akademik dilakukan setiap
awal tahun ajaran baru.
2. Apa saja yang dirancang dalam program supervisi akademik tersebut?
Jawab : Isi rancangan program Supervisi Akademik meliputi
penjadwalan supervisi dan penyusunan perangkat pembelajaran.
3. Siapa saja yang terlibat dalam kegiatan merancang program Supervisi
Akademik tersebut?
Jawab : Saya melibatkan seluruh guru dalam perencanaan progam
supervisi dengan mengadakan kegiatan rapat tahunan setiap awal tahun
ajaran baru. Khususnya melibatkan guru senior yang telah dibentuk
dalam tim supervisi untuk merancang program supervisi akademik.
Tapi, Jumlah guru yang banyak terlibat dalam perencanaan hanya 3
guru senior.
4. Mengapa Bapak melibatkan guru dalam membuat rancangan program
Supervisi Akademik tersebut?
Jawab : Alasan saya membentuk tim supervisi adalah dikarenakan
tugas kepala sekolah sangat banyak dan jumlah guru yang disupervisi
104
juga terbilang banyak yakni 50 guru. Jadi tujuannya adalah untuk
membantu saya dalam melakasanakan supervisi akademik tersebut.
5. Bagaimana keterlibatan guru-guru dalam Supervisi Akademik?
Jawab : Gambaran keterlibatan guru dalam kegitan merancang
program supervisi akademik yaitu dengan menugaskan guru tersebut
untuk menyusun jadwal kunjungan kelas/observasi kelas, menentukan
guru yang akan mensupervisi serta guru yang akan disupervisi.
6. Bagaimana menyusun instrumen Supervisi Akademik, apakah
menggunakan intrumen yang sudah ada atau menyusun instrumen baru
dari setiap pelaksanaan supak setiap tahunnya?
Jawab : Instrumen yang disusun lebih cenderung kepada instrumen
observasi kelas dan setiap tahun atau setiap akan dilakukan supervisi
Intrumen selalu diperbaharui sesuai dengan standar dan kebutuhan
guru.
B. Pelaksanaan Supervisi Akademik
7. Apakah Bapak menginformasikan rancangan supervisi akademik
kepada guru yang akan di supervisi?
Jawab : Ketika akan dilaksanakannya kegiatan supervisi atau observasi
kelas, saya selalu menginformasikan terlebih dulu kepada guru yang
bersangkutan, dengan alasan agar guru tersebut mempersiapkan
keperluan mengajar. Seperti, agar tidak tertinggal perangkat
pembelajaran yang akan dianalisis kepala sekolah.
8. Siapa saja yang terlibat dalam pelaksanaan supervisi akademik?
Jawab : Guru yang terlibat dalam pelaksanaan supervisi atau yang
menjadi supervisor berjumlah 12 guru yang terdiri dari guru-guru
senior dan memiliki golongan yang lebih tinggi dari guru yang lain.
9. Apa alasan Bapak membuat kebijakan pelaksanaan supervisi akademik
dengan melibatkan guru-guru senior sebagai supervisor?
Jawab: Alasan kepala sekolah membentuk tim supervisi adalah
dikarenakan tugas kepala sekolah sangat banyak dan jumlah guru yang
disupervisi juga terbilang banyak yakni 50 guru. Jadi tujuannya adalah
105
untuk membantu kepala sekolah dalam melakasanakan supervisi
akademik tersebut.
10. Apakah ada kendala dari pelaksanaan supervisi akademik dengan
melibatkan guru senior? Bagaimana solusinya?
Jawab : Kendala yang ada dari keterlibatan guru menjadi supervisor
adalah ada beberapa guru yang merasa tidak nyaman atau merasa
bahwa guru yang disupervisi lebih berpengalaman dari yang
mensupervisi. Untuk mensiasati kendala tersebut, kepala sekolah dan
tim mengatur penjadwalan yang disesuaikan berdasarkan golongan
pangkat guru. Jadi guru senior yang memiliki pangkat golongan lebih
tinggi akan menjadi supervisor untuk mensupervisi guru yang
memiliki pangkat golongan dibawahnya.
11. Instrumen apa saja yang dibawa ketika pelaksanaan Supervisi
akademik?
Jawab : Instrumen yang di bawa adalah Instrumen observasi
12. Bagaimana teknik pelaksanaan Supervisi akademik tersebut yang
laksanakan oleh Bapak kepala sekolah?
Jawab: Pelaksanaan supervisi yang dilakukan kepala sekolah lebih
cenderung kepala teknik observasi kelas. Teknisnya, saya menyiapkan
terlebih dulu instrumen yang telah dirancang dan melihat perangkat
pembelajaran yang di buat guru yang bersangkutan untuk ditelaah.
Kemudian saya masuk ke dalam kelas katika guru sedang melakukan
proses pembelajaran dari awal hingga akhir kegiatan. Saya
menyesiuaikan RPP dengan pelaksanaan pembelajaran, sudah sesuai
semua atau ada yang tidak terlaksana dan mengisi instrumen observasi
kelas. Saya juga mengadakan dokumentasi yang didelegaskan kepada
fasilitator/pendamping supervisor dengan merekam kegiatan proses
pembelajaran.
13. Apa fungsi / tugas fasilitator seperti yang tertera dalam jadwa supervisi
akademik yang Bapak kepala sekolah buat?
106
Jawab: Fungsi fasilitator yang tertera di jadwal adalah sebagai
pendamping bagi supervisor. Tugasnya adalah menyiapkan keperluan
supervisi dan ikut mendampingi supervisor ketika kegiatan obseravasi
kelas berlangsung.
C. Tindak Lanjut Supervisi Akademik
14. Apakah setelah pelaksanaan kunjungan kelas atau observasi, Bapak
Kepala sekolah langsung mendialogkan hasil supervisi dengan guru
yang bersangkutan atau ditunda dan dikumpulkan terlebih dulu?
Jawab : Dalam menindaklanjuti hasil supervisi, saya tidak secara
langsung mendialogkan hasil supervisi dengan guru yang bersangkutan
setelah kegiatan observasi kelas, tapi menunda dan mengumpulkan
seluruh hasil supervisi untuk kemudian diskusikan dengan tim atau
supervisor lainnya untuk mencarikan solusi dan pembinaan untuk
masing-masing guru yang memiliki kendala atau kesulitan dalam
proses pembelajaran. Hasil supervisi juga berpengaruh kepada
penilaian guru dalam kepentingan tingkat golongan. Saya juga
melakukan dialog secara personal dengan guru yang bersangkutan
untuk mendialogkan admistrasi kelengkapan dokumen, mendiskusikan
RPP yang telah dirancang guru dan meberikan saran-saran kepada
guru tersebut.
15. Apa saja kegiatan pembinaan yang dilaksanakan kepala sekolah dalam
menindaklanjuti hasil supervisi dan meningkatkan kualitas
pembelajaran?
Jawab :
- Sekolah mengadakan workshop setiap awal tahun ajaran baru
sebagai persiapan dan penguatan kurikulum baru. Kemudian untuk
tindak lanjut selanjutnya kepala sekola menugaskan guru yang
memiliki kelemahan dalam pelaksanaan pembelajaran (pedagogik)
untuk memperkuat MGMP atau mengirim guru tersebut untuk
mengikuti Diklat. Contohnya, jika ada Diklat yang berkaitan
dengan proses pembelajaran, barulah kepala sekolah mengirim
107
guru tersebut untuk mengikuti Diklat tersebut. Dalam artian kepala
sekolah memfasilitasi guru untuk mengembangkan
kemampuannya.
- Saya juga sering memberikan izin kepada guru yang ingin
megembangkan kemampuannya melalui event yang
diselenggarakan di lembaga lain. Ada beberapa guru yang menjadi
instruktur dan juga guru yang menjadi asessor. Kebijakan SMK
ada guru dengan kemampuan ganda, produktif, normatif dan
adaptif. Ada pembinaan untuk guru yang normatif dan adaptif
setiap 3 bulan yang di biayai oleh pemerintah.
- Mengadakan evaluasi terkait proses pembelajaran setiap hari senin.
Evaluasi diadakan dengan kegiatan rapat bersama guru-guru.
108
LAMPIRAN 4
Hasil Wawancara Supervisor Internal
Nama Responden : Surya Wedi, S.kom
Jabatan : Kurikulum
Hari/tanggal Pelaksanaan : Selasa, 25 Juli 2017
Tempat Wawancara : Ruang guru
A. Perencanaan program supervisi akademik
1. Apakah Bapak terlibat dalam merancang Program Supervisi akademik?
Jawab: Saya terbilat dalam proses perencanaan program supervisi
akademik dengan tugas menyusun jadwal, menentukan guru yang akan
disupervisi dan guru yang akan mensupervisi (supervisor) serta
penyususan instrumen administrasi kelengkapan dokumen.
2. Apakah Bapak terlibat dalam menyusun intrumen supervisi akademik?
Jawab: Saya juga terlibat dalam menyusun intrumen supervisi akademik.
Ada dua penyusunan intrumen, yaitu instrumen observasi kelas, instrmen
kelengkapan adminitrasi guru, dan perangkat pembelajaran guru.
3. Bagaimana menyusun instrumen supervisi, apakah menggunakan intrumen
yang sudah ada atau menyusun instrumen baru dari setiap pelaksanaan
supervisi?
Jawab : Kegiatan supervisi akademik wajib dilaksanakan setiap satu
semester, dan penyususnan instrumen harus diperbaharui atau direvisi
setiap tahun sekali yang disesuaikan dengan kebutuhan sekolah dan
standar Permendikbud yang baru.
4. Siapa saja yang terlibat dalam perencanaan Supervisi akademik selain
Bapak?
Jawab: Biasanya ada kepala program, dua orang supervisor senior, dan
wakil kepala sekolah yang lainnya.
109
B. Pelaksanaan supervisi akademik
1. Apakah Bapak terlibat dalam pelaksanaan Supervisi Akademik?
Jawab : Saya juga sebagai supervisor. Pelaksanaan supervisi yang
dilakukan juga sama halnya dengan yang dilakukan kepala sekolah.
Melakukan observasi kelas bersama dengan fasilitator. keduanya
mengamati proses pembelajaran dengan mengisi intrumen yang telah
disiapkan.
2. Kapan dilaksanakannya supervisi akademik?
Jawab : Pelaksanaan supervisi akademik dilakukan pada awal semester.
Karena hampir semua guru mengajar dan memiliki kesibukan yang sama,
jadi kita mencari kecocokan waktu antara guru yang sedang tidak
mengajar ini sedikit sulit, karena itulah adanya tim supervisi. Sebab jika
dihandel oleh satu atau dua orang akan sulit. Maka, waktu pelaksanaan
supervisi disesuaikan dengan waktu senggang supervisor dan kesiapan
guru yang akan disupervisi.
3. Apakah sebelum melaksanakan supervisi Bapak meninformasikan terlebih
dulu kepada guru yang bersangkutan?
Jawab: Iya. Jadi terkadang, meskipun sudah terjadwal pelaksaannya tidak
tepat waktu sesuai dengan jadwal, maka perlu dikonfirmasikan dan
disepakati bersama yang kemudian akan dikondisikan dengan waktu
luang yang dimiliki supervisor dan guru yang disupervisi.
4. Bagaimana teknik pelaksanaan Supervisi Akademik yang Bapak lakukan?
Jawab : Supervisor melakukan perjanjian waktu dan kesiapan guru
sebelum dilaksanakannya supervisi. Setelah sepakat dengan waktu dan
kesiapan guru yang bersangkuta, barulah supervisor masuk kelas dan
mulai mengamati jalannya kegiatan pembelajaran dari awal hingga akhir
pembelajaran, mulai dari guru masuk kelas sudah diamati dampai akhir
pembelajaran diamati, sesuai dengan instrumen. Kemudian diadakan juga
perekaman berupa vidio.
5. Instrumen apa saja yang dibawa ketika pelaksanaan Supervisi akademik?
110
Jawab : Teknik supervisi cenderung pada observasi kelas, maka intrumen
yang dibawa juga intrumen observasi kelas.
6. Apakah ada kendala dari pelaksanaan Supervisi Akademik yang Bapak
laksanakan?
Jawab: Kendala yang dirasakan supervisor tidak ada, hanya ada kendala
yang terlihat dari guru yang disupervisi. Mereka merasa kurang nyaman
dengan kehadiran supervisor saat melakukan observasi kelas, berbeda
jika supervisor melakukan pengamatan dengan cara tersembunyi atau
mengamati di luar kelas tanpa sepengetahuan guru tersebut. Saya melihat
pelaksanaan pembelajaran seperti dikondisikan oleh guru yang
bersangkuta, sehingga tidak terlihat dengan real, apakah kondisi proses
pembelajaran sebelumnya sama seperti kondisi ketika dilaksanakannya
supervisi. Supervisi disana juga tidak ada sanksi tegas yang diberikan
kepada guru yang tidak sesui standar, hanya menjadi bahan pertimbangan
bagi guru yang terlihat ideal untuk memperoleh tugas tambahan.
5. Apa fungsi / tugas fasilitator seperti yang tertera dalam jadwa supervisi
akademik yang telah disusun?
Jawab : Fasilitator ikut mengamati proses pembelajaran guru di kelas
bersama dengan Supervisor dan sama-sama mengisi intrumen yang
dibawa.
C. Tindak Lanjut Supervisi Akademik
1. Bagaimana gambaran kegiatan tindak lanjut dari hasil supervisi akademik?
Jawab : Tindak lanjut dari hasil observasi kelas yang sudah berjalan di
tahun ajaran sebelumnya tidak secara langsung didialogkan dengan guru
yang bersangkutan, melainkan dikumpulkan terlebih dulu kemudian
ditunda untuk diadakan musyawarah bersama dengan kepala sekolah dan
supervisor internal lainnya.
1. Apa saja kegiatan pembinaan yang dilaksanakan dalam menindaklanjuti
hasil supervisi dan meningkatkan kualitas pembelajaran?
111
Jawab : Setiap tahun minimal satu kali, sekolah mengadakan event-event
tertentu atau workshop yang berkaitan dengan pengembangan guru
sebagai pembinaan menyambut tahun ajaran baru. Ada beberapa guru
yang juga mengikuti kegiatan seminar, workshop terkait pengembangan
diri di lembaga lain, atau kepala sekolah memfasilitasi guru untuk
mengikuti Diklat yang diselenggarakan oleh pemerintah. Guru juga
sering mendapat panggilan untuk mengikuti diklat, hanya saja ada
beberapa guru yang enggan memenuhi panggilan tersebut. Sehingga
sering kali guru yang memenuhi panggilan diklat tersebut hanya guru-
guru yang sudah terbiasa saja.
112
LAMPIRAN 5
Hasil Wawancara Supervisor Internal
Nama Responden : Eka Dwi Karyati, M.Pd
Jabatan : Guru IPA
Hari/tanggal Pelaksanaan : Selasa, 25 Juli 2017
Tempat Wawancara : Ruang Tunggu Tamu
A. Perencanaan Supervisi Akademik
1. Kapan dilaksanakannya kegiatan merancang/perencanaan program
supervisi akademik?
Seiap awal tahun ajaran baru kepala sekolah melibatkan seluruh guru
dengan melihat program pembelajaran dari setiap jurusan. Setiap ketua
jurusan memaparkan program selama satu tahun kedepan yang
membawahin guru-guru lain. Kemudian perencanaan program Tahun
dari setiap jurusan di serahkan kepada Bu Eka untuk di lihat apa saja
kekurangannya.
2. Apakah Ibu terlibat dalam merancang program supervisi akademik?
Jawab : Iya. Saya terlibat dalam penyusunan instrumen bekerja sama
dengan Pak surya.
B. Pelaksanakan Supervisi Akademik
1. Apakah Ibu meninformasikan terlebih dulu sebelum melakukan supervisi
kepada guru yang bersangkutan?
Jawab: Karena guru-guru sudah mengetahui jadwal dan supervisor yang
akan melakukan supervisi, maka saya juga melakukan konfirmasi
sebelum melakukan observasi kelas kepada beberapa guru yang
disupervisi oleh saya. Tapi, pelaksanaan observasi terkadang berubah
dari jadwal yang telah di tentukan sebelumnya. Jadi, guru tidak
melakukan persiapan atau kemungkinan mengkondisikan kelas, sehingga
113
pelaksanaan pembelajaran dilakukan seperti biasanya dan Supervisor bisa
melihat secara nyata dari kondisi proses pemebelajaran guru yang
bersangkutan.
2. Apakah ada kendala dari pelaksanaan Supervisi Akademik yang Ibu
laksanakan?
Jawab: Kendalanya ada beberapa guru yang tidak nyaman dengan
dilakukannya observasi kelas yang dilakukan secara tiba-tiba, namun
tetap harus dilakukan. Saya melakukan pengamatan dengan membawa
instrumen observasi dan dilakukannya perekaman vidio.
3. Bagaimana teknik pelaksanaan Supervisi Akademik yang Bapak lakukan?
Jawab : saya melihat terlebih dulu RPP guru yang bersangkutan untuk
disesuaikan dengan proses pembelajaran yang berlangsung dan
mempelajari materi yang akan disampaikan oleh guru. Menelaah adakah
yang tidak terlaksana atau materi yang belum disampaikan pada saat
pembelajaran.
4. Apa fungsi / tugas fasilitator seperti yang tertera dalam jadwa supervisi
akademik? Yang telah disusun?
Jawab : Fungsi fasilitator menyiapkan keperluan persiapan supervisi
akademik, mendokumentasi dan mendampingi supervisor dalam
pelaksanaan obsevari di kelas. Supervisor dan fasilitator sama-sama
mengamati dan mengisi intrumen untuk kemudian diselaraskan dalam
penilaiannnya. Apakah ada pebedaan atau tidak. Hasil supervisi tersebut
di diskusikan bersama.
C. Tindak Lanjut Supervisi Akademik
1. Bagaimana gambaran kegiatan tindak lanjut dari hasil supervisi akademik?
Jawab :
- Setelah selesai dilakukan observasi saya mendiskusikan bersama guru
yang disupervisi terkait hasil observasi. Memberitahukan apa saja
kekurangan dan yang tidak tepat ketika lepaksanaan pembelajaran serta
memberikan saran dan masukan-masukan. Hal tersebut dilakukan tidak
dalam keadaan resmi, melainkan diwaktu-waktu senggang dan ditempat
114
yang terbuka seperti kantin atau taman sekolah, dengan alasan agar tidak
terasa menegangkan. Dengan demikian guru tidak enggan untuk
menceritakan keluhan dan masalah yang di hadapinya, dan supervisor
memberikan saran-saran dan solusi.
- Saya mengkonfirmasikan kembali kasil observasi kelas kepada kepala
sekolah dan mendiskusikan kembali dengan kepala sekolah.
2. Apa saja kegiatan pembinaan yang dilaksanakan dalam menindaklanjuti
hasil supervisi dan meningkatkan kualitas pembelajaran?
Jawab :
- Sebagai pembinaan guru-guru juga melakukan pertemuan serumpun,
perkumpulan guru-guru sesuai dengan bidang mata pelajarannya. Di
dalam pertemuan itu guru membahas terkait mata pelajaran yang diampu,
mendiskusikan masalah dan kekurangan dalam penyampaian materi dan
pengelolaan kelas. Untuk saat ini, diadakan juga oleh pemerinta
pertemuan serumpun se-propinsi. Biasanya ada surat panggilan dari
pemerintah untuk pertemuan tersebut sebagai bentuk pembinaan guru.
- Kepala sekolah melakukan rapat evaluasi setiap seminggu sekali di hari
senin.
- Kepala sekola memfasilitasi guru dalam pengembangan kemampuan
dengan mengeizinkan guru mengikuti workshop atau seminat terkait
pengembangan profesi guru yang diselenggarakan di luar sekolah atau di
lembaga lain.
115
LAMPIRAN 6
UJI INSTRUMEN SUPERVISI AKADMEIK
KEPALA SEKOLAH (X)
Angket ini bertujuan untuk memperoleh informasi langsung terkait
dengan penyusunan skripsi saya, yang berjudul “Pengaruh Supervisi
Akademik Kepala Sekolah Terhadap Kualitas Pembelajaran di SMK Negeri 3
Tangerang Selatan”. Data yang Bapak/Ibu berikan semata-mata digunakan
hanya untuk keperluan penelitian dan sama sekali tidak ada kaitannya dengan
nama baik atau hal-hal yang dapat merugikan Bapak/Ibu berkenaan degan
pelaksanaan tugas di sekolah. Untuk itu, mohon kiranya Bapak/Ibu untuk
dapat menjawab dan memberikan informasi yang sesuai dengan keadaan
sebenarnya tanpa takut adanya tekanan dari pihak tertentu. Atas bantuan dan
partisipasinya, saya ucapkan terima kasih.
A. Identitas Responden
Nama Responden :
Usia :
Jenis kelamin : L / P
Jabatan :
Lama bekerja :
B. Petunjuk Pengisian Angket
Berikanlah jawaban dengan memberikan tanda silang (X) pada pilihan
jawaban yang telah disediakan, dengan keterangan sebagai berikut:
a. Selalu a. Sangat Setuju
b. Sering b. Setuju
c. Jarang Atau c. Ragu-ragu
d. Pernah d. Tidak Setuju
e. Tidak Pernah e. Sangat Tidak Setuju
116
1. Setiap tahun supervisor internal melibatkan guru (sebagian) dalam
merancang supervisi pembelajaran.
a. Selalu b. Sering c. Jarang d. Pernah
e. Tidak pernah
2. Guru merasa senang dilibatkan dalam menyusun rencana supervisi
pembelajaran yang dibuat kepala sekolah.
a. Sangat setuju b. Setuju c. Ragu-Ragu d. Tidak
setuju
e. Sangat tidak setuju
3. Rancangan program supervisi pembelajaran yang dibuat supervisor
internal sesuai dengan kebutuhan guru.
a. Sangat setuju b. Setuju c. Ragu-Ragu
d. Tidak setuju e. Sangat tidak setuju
4. Rancangan program supervisi pembelajaran yang dibuat supervisor
internal didasarkan pada hasil supervisi akademik tahun sebelumnya.
a. Selalu b. Sering c. Jarang d. Pernah
e. Tidak pernah
5. Penyusunan instrumen supervisi pembelajaran yang dibuat supervisor
internal sesuai dengan prinsip-prinsip yang berlaku.
a. Sangat setuju b. Setuju c. Ragu-Ragu
d. Tidak setuju e. Sangat tidak setuju
6. Instrumen supervisi pembelajaran yang disusun supervisor internal dapat
mengukur kinerja mengajar guru secara objektif.
a. Sangat setuju b. Setuju c. Ragu-Ragu
d. Tidak setuju e. Sangat tidak setuju
7. Guru dilibatkan oleh supervisor internal dalam menyusun intrumen
supervisi pembelajaran.
a. Selalu b. Sering c. Jarang d. Pernah
e. Tidak pernah
117
8. Instrumen supervisi pembelajaran yang dibuat oleh supervisor internal
mudah di pahami guru.
a. Sangat setuju b. Setuju c. Ragu-Ragu d.
d. Tidak setuju e. Sangat tidak setuju
9. Setiap satu semester supervisor internal melakukan kunjungan kelas.
a. Selalu b. Sering c. Jarang d. Pernah
e. Tidak pernah
10. Sebelum melakukan kunjungan kelas supervisor internal
menginformasikan terlebih dulu kepada guru yang akan dikunjungi.
a. Selalu b. Sering c. Jarang d. Pernah
e. Tidak pernah
11. Setiap melakukan kunjungan kelas supervisor internal membawa
instrumen kunjungan kelas.
a. Selalu b. Sering c. Jarang d. Pernah
e. Tidak pernah
12. Guru merasa senang dengan kunjungan kelas yang dilakukan supervisor
internal.
a. Sangat setuju b. Setuju c. Ragu-Ragu
d. Tidak setuju e. Sangat tidak setuju
13. Kunjungan kelas yang dilakukan supervisor internal mampu memberi
manfaat bagi guru dalam memperbaiki/meningkatkan kualitas
pembelajaran.
a. Sangat setuju b. Setuju c. Ragu-Ragu
d. Tidak setuju e. Sangat tidak setuju
14. Setiap satu semester supervisor internal melakukan observasi kelas ketika
pembelajaran berlangsung.
a. Selalu b. Sering c. Jarang d. Pernah
e. Tidak pernah
118
15. Guru merasa tidak terganggu dengan observasi kelas yang dilakukan oleh
supervisor internal.
a. Sangat setuju b. Setuju c. Ragu-Ragu
d. Tidak setuju e. Sangat tidak setuju
16. Sebelum melakukan observasi kelas supervisor internal menginformasikan
terlebih dulu kepada guru yang akan diobservasi.
a. Selalu b. Sering c. Jarang d. Pernah
e. Tidak pernah
17. Setiap melakukan observasi kelas supervisor internal membawa pedoman
observasi.
a. Selalu b. Sering c. Jarang d. Pernah
e. Tidak pernah
18. Supervisor internal mendialogkan hasil supervisi kepada guru yang
bersangkutan secara demokratis.
a. Selalu b. Sering c. Jarang d. Pernah
e. Tidak pernah
19. Supervisor internal mendengarkan setiap keluhan guru atas masalah yang
dihadapi.
a. Selalu b. Sering c. Jarang d. Pernah
e. Tidak pernah
20. Supervisor internal memberikan saran terkait perbaikan proses
pembelajaran yang kurang tepat.
a. Selalu b. Sering c. Jarang d. Pernah
e. Tidak pernah
21. Saran-saran yang diberikan supervisor internal bermanfaat bagi guru
dalam memperbaiki proses pembelajaran.
119
a. Sangat setuju b. Setuju c. Ragu-Ragu
d. Tidak setuju e. Sangat tidak setuju
22. Saran-saran yang diberikan supervisor internal mudah dilaksanakan oleh
guru.
a. Sangat setuju b. Setuju c. Ragu-Ragu
d. Tidak setuju e. Sangat tidak setuju
23. Supervisor internal membantu mencarikan solusi terhadap masalah
pembelajaran yang dihadapi guru.
a. Selalu b. Sering c. Jarang d. Pernah
e. Tidak pernah
24. Solusi yang usulkan supervisor internal bermanfaat dalam meningkatkan
kualitas pembelajaran.
a. Sangat setuju b. Setuju c. Ragu-Ragu
d. Tidak setuju e. Sangat tidak setuju
25. Solusi yang diusulkan supervisor internal mudah diimplementasikan guru
ke dalam proses pembelajaran.
a. Sangat setuju b. Setuju c. Ragu-Ragu
d. Tidak setuju e. Sangat tidak setuju
26. Supervisor internal melakukan dialog terbuka dengan guru mengenai
usaha meningkatkan kemampuan profesional guru.
a. Selalu b. Sering c. Jarang d. Pernah
e. Tidak pernah
27. Supervisor internal mendemonstrasikan cara mengajar yang baik bagi
setiap guru yang mengalami kesulitan dalam pelaksanaan pembelajaran.
a. Selalu b. Sering c. Jarang d. Pernah
e. Tidak pernah
28. Guru merasa nyaman ketika melakukan dialog dengan kepala sekolah.
a. Sangat setuju b. Setuju c. Ragu-ragu
120
d. Tidak setuju e. Sangat tidak setuju
29. Kepala sekolah mengelompokan guru yang berkebutuhan atau memiliki
masalah yang sama dalam rangka diskusi panel untuk menemukan solusi
bersama.
a. Selalu b. Sering c. Jarang d. Pernah
e. Tidak pernah
30. Kepala sekolah memimpin langsung setiap rapat yang terkait dengan
pembelajaran.
a. Selalu b. Sering c. Jarang d. Pernah
e. Tidak pernah
31. Kepala sekolah membantu guru mengembangkan prilaku mengajar.
a. Selalu b. Sering c. Jarang d. Pernah
e. Tidak pernah
32. Pembinaan langsung kepala sekolah tidak menimbulkan ketegangan pada
guru.
a. Sangat setuju b. Setuju c. Ragu-ragu
d. Tidak setuju e. Sangat tidak setuju
33. Dalam rangka pembinaan profesi guru kepala sekolah menghadirkan
narasumber dari luar setiap satu tahun sekali.
a. Selalu b. Sering c. Jarang d. Pernah
e. Tidak pernah
34. Dalam rangka pembinaan profesi guru kepala sekolah menghadirkan
narasumber dari luar setiap satu semster sekali.
a. Selalu b. Sering c. Jarang d. Pernah
e. Tidak pernah
35. Kepala sekolah mendorong/memfasilitasi guru yang ingin meningkatkan
kualitas pembelajaran.
a. Selalu b. Sering c. Jarang d. Pernah
121
e. Tidak pernah
36. Kepala sekolah mengizinkan bagi setiap guru yang ingin meningkatkan
kualitas pembelajaran melalui (workshop/seminar/studi lanjut).
a. Selalu b. Sering c. Jarang d. Pernah
e. Tidak pernah
122
LAMPIRAN 7
Hasil Uji Validitas Supervisi Akademik Kepala Sekolah (X)
No Soal Nilai rhitung Nilai rtabel Keterangan
1 0.885 0,284
Valid
2 0,606 0,284
Valid
3 0,679 0,284
Valid
4 0,718 0,284
Valid
5 0,010 0,284
Tidak Valid
6 0,625 0,284
Valid
7 0,528 0,284
Valid
8 0,661 0,284
Valid
9 0,416 0,284
Valid
10 0,283 0,284
Tidak Valid
11 0,681 0,284
Valid
12 0,694 0,284
Valid
13 0,161 0,284
Tidak Valid
14 0,606 0,284
Valid
15 0,773 0,284
Valid
16 0,676 0,284
Valid
17 0,743 0,284
Valid
18 0,863 0,284
Valid
19 0,486 0,284
Valid
20 0,654 0,284
Valid
21 0,409 0,284
Valid
123
22 0,456 0,284
Valid
23 0,776 0,284
Valid
24 0,555 0,284
Valid
25 0,036 0,284
Tidak Valid
26 0,639 0,284
Valid
27 0,742 0,284
Valid
28 0,239 0,284
Tidak Valid
29 0,722 0,284
Valid
30 0,567 0,284
Valid
31 0,817 0,284
Valid
32 0,182 0,284
Tidak Valid
33 0,802 0,284
Valid
34 0,746 0,284
Valid
35 0,209 0,284
Tidak Valid
36 0,724 0,284
Valid
124
LAMPIRAN 8
INSTRUMEN PENELITIAN
Angket ini bertujuan untuk memperoleh informasi langsung terkait
dengan penyusunan skripsi saya, yang berjudul “Pengaruh Supervisi
Akademik Kepala Sekolah Terhadap Kualitas Pembelajaran di SMK Negeri 3
Tangerang Selatan”. Data yang Bapak/Ibu berikan semata-mata digunakan
hanya untuk keperluan penelitian dan sama sekali tidak ada kaitannya dengan
nama baik atau hal-hal yang dapat merugikan Bapak/Ibu berkenaan degan
pelaksanaan tugas di sekolah. Untuk itu, mohon kiranya Bapak/Ibu untuk
dapat menjawab dan memberikan informasi yang sesuai dengan keadaan
sebenarnya tanpa takut adanya tekanan dari pihak tertentu. Atas bantuan dan
partisipasinya, saya ucapkan terima kasih.
C. Identitas Responden
Nama Responden :
Usia :
Jenis kelamin : L / P
Jabatan :
Lama bekerja :
D. Petunjuk Pengisian Angket
Berikanlah jawaban dengan memberikan tanda silang (X) pada pilihan
jawaban yang telah disediakan, dengan keterangan sebagai berikut:
a. Selalu a. Sangat Setuju
b. Sering b. Setuju
c. Jarang Atau c. Ragu-ragu
d. Pernah d. Tidak Setuju
e. Tidak Pernah e. Sangat Tidak Setuju
125
1. Setiap tahun supervisor internal melibatkan guru (sebagian) dalam
merancang supervisi pembelajaran.
b. Selalu b. Sering c. Jarang d. Pernah
e. Tidak pernah
2. Guru merasa senang dilibatkan dalam menyusun rencana supervisi
pembelajaran yang dibuat kepala sekolah.
a. Sangat setuju b. Setuju c. Ragu-Ragu d. Tidak
setuju
e. Sangat tidak setuju
3. Rancangan program supervisi pembelajaran yang dibuat supervisor
internal sesuai dengan kebutuhan guru.
a. Sangat setuju b. Setuju c. Ragu-Ragu
d. Tidak setuju e. Sangat tidak setuju
4. Rancangan program supervisi pembelajaran yang dibuat supervisor
internal didasarkan pada hasil supervisi akademik tahun sebelumnya.
a. Selalu b. Sering c. Jarang d. Pernah
e. Tidak pernah
5. Instrumen supervisi pembelajaran yang disusun supervisor internal dapat
mengukur kinerja mengajar guru secara objektif.
a. Sangat setuju b. Setuju c. Ragu-Ragu
d. Tidak setuju e. Sangat tidak setuju
6. Guru dilibatkan oleh supervisor internal dalam menyusun intrumen
supervisi pembelajaran.
a. Selalu b. Sering c. Jarang d. Pernah
e. Tidak pernah
7. Instrumen supervisi pembelajaran yang dibuat oleh supervisor internal
mudah di pahami guru.
a. Sangat setuju b. Setuju c. Ragu-Ragu
d. Tidak setuju e. Sangat tidak setuju
126
8. Setiap satu semester supervisor internal melakukan kunjungan kelas.
a. Selalu b. Sering c. Jarang d. Pernah
e. Tidak pernah
9. Setiap melakukan kunjungan kelas supervisor internal membawa
instrumen kunjungan kelas.
b. Selalu b. Sering c. Jarang d. Pernah
e. Tidak pernah
10. Guru merasa senang dengan kunjungan kelas yang dilakukan supervisor
internal.
a. Sangat setuju b. Setuju c. Ragu-Ragu
d. Tidak setuju e. Sangat tidak setuju
11. Setiap satu semester supervisor internal melakukan observasi kelas ketika
pembelajaran berlangsung.
b. Selalu b. Sering c. Jarang d. Pernah
e. Tidak pernah
12. Guru merasa tidak terganggu dengan observasi kelas yang dilakukan oleh
supervisor internal.
a. Sangat setuju b. Setuju c. Ragu-Ragu
d. Tidak setuju e. Sangat tidak setuju
13. Sebelum melakukan observasi kelas supervisor internal menginformasikan
terlebih dulu kepada guru yang akan diobservasi.
b. Selalu b. Sering c. Jarang d. Pernah
e. Tidak pernah
14. Setiap melakukan observasi kelas supervisor internal membawa pedoman
observasi.
b. Selalu b. Sering c. Jarang d. Pernah
e. Tidak pernah
127
15. Supervisor internal mendialogkan hasil supervisi kepada guru yang
bersangkutan secara demokratis.
b. Selalu b. Sering c. Jarang d. Pernah
e. Tidak pernah
16. Supervisor internal mendengarkan setiap keluhan guru atas masalah yang
dihadapi.
b. Selalu b. Sering c. Jarang d. Pernah
e. Tidak pernah
17. Supervisor internal memberikan saran terkait perbaikan proses
pembelajaran yang kurang tepat.
b. Selalu b. Sering c. Jarang d. Pernah
e. Tidak pernah
18. Saran-saran yang diberikan supervisor internal bermanfaat bagi guru
dalam memperbaiki proses pembelajaran.
a. Sangat setuju b. Setuju c. Ragu-Ragu
d. Tidak setuju e. Sangat tidak setuju
19. Saran-saran yang diberikan supervisor internal mudah dilaksanakan oleh
guru.
a. Sangat setuju b. Setuju c. Ragu-Ragu
d. Tidak setuju e. Sangat tidak setuju
20. Supervisor internal membantu mencarikan solusi terhadap masalah
pembelajaran yang dihadapi guru.
b. Selalu b. Sering c. Jarang d. Pernah
e. Tidak pernah
21. Solusi yang usulkan supervisor internal bermanfaat dalam meningkatkan
kualitas pembelajaran.
a. Sangat setuju b. Setuju c. Ragu-Ragu
128
d. Tidak setuju e. Sangat tidak setuju
22. Supervisor internal melakukan dialog terbuka dengan guru mengenai
usaha meningkatkan kemampuan profesional guru.
b. Selalu b. Sering c. Jarang d. Pernah
e. Tidak pernah
23. Supervisor internal mendemonstrasikan cara mengajar yang baik bagi
setiap guru yang mengalami kesulitan dalam pelaksanaan pembelajaran.
b. Selalu b. Sering c. Jarang d. Pernah
e. Tidak pernah
24. Kepala sekolah mengelompokan guru yang berkebutuhan atau memiliki
masalah yang sama dalam rangka diskusi panel untuk menemukan solusi
bersama.
b. Selalu b. Sering c. Jarang d. Pernah
e. Tidak pernah
25. Kepala sekolah memimpin langsung setiap rapat yang terkait dengan
pembelajaran.
b. Selalu b. Sering c. Jarang d. Pernah
e. Tidak pernah
26. Kepala sekolah membantu guru mengembangkan prilaku mengajar.
b. Selalu b. Sering c. Jarang d. Pernah
e. Tidak pernah
27. Dalam rangka pembinaan profesi guru kepala sekolah menghadirkan
narasumber dari luar setiap satu tahun sekali.
a. Selalu b. Sering c. Jarang d. Pernah
e. Tidak pernah
129
28. Dalam rangka pembinaan profesi guru kepala sekolah menghadirkan
narasumber dari luar setiap satu semster sekali.
a. Selalu b. Sering c. Jarang d. Pernah
e. Tidak pernah
29. Kepala sekolah mengizinkan bagi setiap guru yang ingin meningkatkan
kualitas pembelajaran melalui (workshop/seminar/studi lanjut).
b. Selalu b. Sering c. Jarang d. Pernah
c. e. Tidak pernah
130
LAMPIRAN 9
Data Angket Variabel X
Responden butir1 butir2 butir3 butir4 butir6 butir7 butir8 butir9 butir11 butir12 butir14 butir15 butir16 butir17 butir18 butir19
R01 5 4 4 2 4 5 4 2 5 4 2 4 5 5 5 2
R02 2 3 4 2 4 3 3 3 2 3 2 3 1 2 2 2
R03 2 1 1 2 2 3 2 3 2 1 2 2 3 2 3 3
R04 5 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 5 3 5 4 4
R05 4 4 4 4 5 4 3 3 4 3 3 3 3 4 3 4
R06 3 4 2 1 2 1 2 3 5 1 3 2 2 5 2 3
R07 4 4 5 5 5 4 4 3 5 4 3 5 4 5 5 3
R08 4 4 4 4 5 2 4 4 4 4 4 5 3 5 4 5
R09 4 4 4 4 5 2 4 4 4 4 4 5 3 5 4 5
R10 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
R11 3 4 4 5 4 3 2 1 1 3 1 4 2 2 3 4
R12 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
R13 3 4 4 3 3 3 3 4 3 4 3 4 4 4 4 3
R14 2 4 4 1 4 2 4 2 2 4 2 4 2 2 2 1
R15 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 2 3 3 2
R16 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 2 4 2 2
R17 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 3 3 3 2
R18 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 2 3 3 2
R19 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4
131
R20 5 4 4 4 5 4 4 5 4 4 3 4 5 4 4 4
R21 5 4 4 5 5 4 5 5 5 4 3 4 4 5 5 5
R22 3 5 4 5 4 3 4 3 5 4 3 4 5 5 5 3
R23 3 5 4 5 4 3 4 3 5 4 3 4 5 5 5 3
R24 3 5 4 4 4 3 4 3 5 4 3 4 3 4 3 3
R25 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
R26 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
R27 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
R28 1 4 3 4 3 1 3 3 4 3 3 3 4 4 3 4
R29 5 4 4 3 4 4 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5
R30 5 5 5 4 4 4 5 4 5 4 3 4 4 4 5 4
R31 4 4 4 3 4 4 3 3 2 4 2 4 4 4 4 2
R32 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4
R33 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4
R34 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
R35 2 3 4 3 4 3 5 5 4 3 4 1 5 4 4 4
R36 5 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 4 5 4 4 5
R37 2 4 4 2 4 2 4 2 4 4 2 4 4 4 2 2
R38 5 2 4 5 4 3 5 5 4 4 5 4 5 5 5 5
R39 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5
R40 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
butir20 butir21 butir22 butir23 butir24 butir26 butir27 butir29 butir30 butir31 butir33 butir34 butir36 skore
132
2 4 4 5 4 5 5 2 5 5 2 2 5 77
2 3 3 2 3 2 3 2 3 4 2 2 4 52
3 4 4 3 4 3 1 1 1 1 2 3 2 46
4 4 4 4 4 4 5 4 3 5 5 4 5 85
4 4 3 4 4 4 3 4 3 4 4 3 4 73
2 4 4 2 4 2 1 1 3 2 2 2 4 51
4 4 5 4 5 5 4 4 4 5 5 5 5 88
5 4 4 5 4 2 2 2 5 4 4 4 4 79
5 4 4 5 4 2 2 2 5 4 4 4 5 79
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 81
3 4 4 3 4 3 3 3 4 4 4 3 5 64
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 80
4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 72
2 4 4 2 4 2 1 1 4 1 2 1 2 50
4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 72
4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 72
4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 74
4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 72
4 4 3 4 4 3 3 3 3 4 4 2 4 72
4 4 4 2 4 2 2 2 4 4 4 2 4 76
5 4 4 2 4 2 2 2 5 5 4 2 5 81
4 4 4 3 4 3 3 3 4 4 4 4 5 79
4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 3 4 78
4 3 4 3 4 3 4 3 4 4 3 4 4 73
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 80
4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 83
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 81
4 4 3 3 4 3 1 1 5 4 4 4 5 66
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 86
133
4 4 4 3 4 4 3 4 5 5 5 5 5 86
2 4 3 2 4 4 1 1 5 4 4 2 4 66
4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 2 2 4 74
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 80
4 4 4 4 4 4 3 4 5 5 4 4 4 81
4 4 2 4 4 3 1 1 5 4 3 3 5 70
5 5 5 5 5 4 5 3 5 5 5 5 4 86
4 4 4 2 4 2 3 2 5 4 3 3 4 65
5 5 4 5 5 5 3 5 5 5 5 5 5 91
5 5 5 5 5 5 2 5 5 5 5 5 5 96
4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 5 4 83
134
LAMPIRAN 10
Instrumen Observasi Pembelajaran
Nama Guru :
Mata Pelajaran :
Kriteria Penilaian :
1. Sangan Tidak Baik
2. Tidak Baik
3. Kurang Baik
4. Baik
5. Sangat Baik
NO INDIKATOR/ASPEK YANG DINILAI SKOR
I KEGIATAN PENDAHULUAN
1 Mempersiapkan peserta didik untuk belajar 1 2 3 4 5
2 Melakukan kegiatan apersepsi (menghubungkan materi yang akan diajarkan dengan pengalaman)
1 2 3 4 5
3 Menyampaikan tujuan pembelajaran 1 2 3 4 5
II KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN
A. Penguasaan Materi Pelajaran
4 Menunjukkan penguasaan materi pembelajaran 1 2 3 4 5
5 Mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan
1 2 3 4 5
6 Menyampaikan materi dengan jelas, sesuai dengan hierarki belajar dan karakteristik peserta didik
1 2 3 4 5
7 Mengaitkan materi dengan realitas kehidupan
1 2 3 4 5
B Pendekatan/Strategi Pembelajaran
8 Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan tujuan/indikator pencapaian kompetensi dan nilai karakter yang akan dicapai
1 2 3 4 5
135
9 Melaksanakan pembelajaran secara runtut 1 2 3 4 5
10 Menguasai kelas 1 2 3 4 5
11 Melaksanakan pembelajaran yang bersifat konteksual 1 2 3 4 5
12 Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan karakteristik peserta didik 1 2 3 4 5
13 Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu yang direncanakan
1 2 3 4 5
C Pemanfaatan Sumber Belajar / Media Pembelajaran
14 Menggunakan media secara efektif dan efesien 1 2 3 4 5
15 Menghasilkan pesan yang menarik 1 2 3 4 5
16 Melibatkan peserta didik dalam pemanfaatan media 1 2 3 4 5
D Pembelajaran yang Memicu dan Memelihara Keterlibatan Peserta Didik
17 Menumbuhkan partisipasi aktif peserta didik dalam pembelajaran 1 2 3 4 5
18 Menunjukkan sikap terbuka terhadap respons peserta didik 1 2 3 4 5
19 Manumbuhkan keceriaan dan antusisme peserta didik dalam belajar 1 2 3 4 5
E Penilaian Proses dan Hasil Belajar
20 Memantau kemajuan belajar selama proses 1 2 3 4 5
21 Melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi (tujuan) 1 2 3 4 5
F Penggunaan Bahasa
22 Menggunakan bahasa lisan dan tulis secara jelas, baik, dan benar 1 2 3 4 5
23 Manyampaikan pesan dengan gaya yang sesuai 1 2 3 4 5
III KEGIATAN PENUTUP
24 Melakukan refleksi atau membuat rangkuman dengan melibatkan peserta didik
1 2 3 4 5
25 Melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan arahan, atau kegiatan, atau tugas sebagai bagian remidi/pengayaan
1 2 3 4 5
136
LAMPIRAN 11
Data Hasil Observasi Pembelajaran
resp. butir1 butir2 butir3 butir4 butir5 butir6 butir7 butir8 butir9 butir10 butir11 butir12 butir13 butir14 butir15 butir16
R01 4 4 3 4 4 4 4 4 3 5 3 4 4 4 4 3
R02 4 3 3 3 3 3 3 4 4 2 2 4 4 3 3 4
R03 5 2 3 4 3 4 3 4 3 3 4 4 3 3 4 2
R04 5 4 5 5 4 4 3 4 4 5 3 4 5 5 4 5
R05 4 2 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 5
R06 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3
R07 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4
R08 4 3 3 5 4 4 3 4 4 5 3 4 4 4 3 4
R09 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4 5 4
R10 4 3 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 3 4 3 4
R11 4 3 3 5 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4
R12 4 4 4 5 4 5 5 4 4 4 4 4 5 3 4 4
R13 4 4 4 5 4 4 3 4 4 5 4 4 4 4 5 4
R14 5 4 4 5 4 4 4 4 4 5 3 4 3 4 3 4
R15 4 4 4 4 5 4 5 4 4 5 3 4 4 3 4 3
R16 4 3 4 4 4 4 5 4 3 4 4 3 4 3 4 4
R17 4 3 4 5 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3
R18 4 3 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 3 4 4 3
R19 4 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4 3 4 4 4 3
R20 4 4 3 5 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 5 4
R21 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 3 4 4 5
R22 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 3
R23 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 3 3
R24 4 4 3 4 4 4 3 4 4 5 4 4 4 4 5 4
137
R25 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4
R26 4 4 4 5 4 5 4 4 4 3 5 4 5 4 3 4
R27 4 4 3 4 4 4 4 4 5 3 4 5 4 5 4 4
R28 4 4 4 5 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3
R29 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 5 4
R30 5 4 5 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
R31 4 4 4 5 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4
R32 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4
R33 4 4 4 5 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4
R34 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4
R35 4 4 4 5 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4
R36 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 5 4 5 5 4 4
R37 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4
R38 4 3 4 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 4 5 5
R39 4 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5
R40 4 3 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
138
butir17 butir18 butir19 butir20 butir21 butir22 butir23 butir24 butir25 Skore
3 4 4 4 3 4 4 4 4 76
4 4 4 3 3 4 3 3 4 67
4 4 4 4 3 4 2 2 2 66
5 4 5 4 4 4 4 4 4 86
5 4 4 4 3 5 4 3 4 77
4 4 4 3 3 4 4 4 3 76
5 4 5 4 3 5 5 3 4 91
4 3 3 4 3 4 4 3 4 74
4 5 3 3 3 4 4 3 3 74
4 4 4 4 3 4 3 3 4 73
4 4 4 3 3 4 3 3 3 74
4 4 4 4 3 5 4 3 4 82
4 5 4 4 4 4 4 3 3 81
4 4 4 5 3 4 4 3 4 79
4 4 4 4 3 4 4 3 4 78
3 3 4 3 3 3 5 4 3 74
4 4 4 3 3 4 4 3 3 75
4 4 3 3 3 4 4 3 4 76
4 3 4 3 4 4 3 3 4 77
4 4 4 3 4 5 4 3 4 79
5 4 5 4 3 5 4 3 4 82
4 4 5 3 3 4 5 4 4 81
4 4 5 3 3 4 5 4 4 80
5 5 4 4 4 4 3 4 4 81
4 4 4 4 4 4 4 3 3 82
4 4 5 5 4 5 5 4 4 85
4 4 4 4 4 4 4 4 4 81
139
4 4 4 4 4 3 4 3 3 76
5 5 5 5 4 5 5 4 4 87
4 5 5 5 5 5 5 4 4 88
4 4 3 4 3 5 4 3 4 78
4 5 4 3 4 4 4 3 4 77
4 4 4 5 5 4 4 4 4 81
5 5 5 4 4 5 5 4 4 83
4 4 4 3 3 4 4 3 4 76
4 4 5 4 5 4 5 5 4 87
3 4 4 4 4 4 4 4 4 77
5 5 5 5 5 4 4 4 4 91
5 5 5 5 5 5 5 5 5 97
4 4 4 4 5 5 5 4 4 83
140
Lampiran 12
Daftar Profil Guru SMK Negeri 3 Kota Tangerang Selatan
NO NAMA NIP NUPTK MAPEL YANG DIAMPU STATUS
PEGAWAI
SEKOLAH
INDUK SERIFIKASI KET
1 H. Abu Bakar, S.Pd,Mm 195905081980111003 2840737638200000 Pendidikan Agama PNS YA SUDAH
2 Eka Dwi Karyati, M.Pd 196507251988032008 3005774364630000 Ilmu Pengetahuan Alam PNS YA SUDAH
3 Dra. Hj. Nirza Lolianti 196304091998022001 5741741644300010 Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan PNS YA SUDAH
4 Helianti, S.Pd, M.Pd 197307171999032007 Bahasa Indonesia PNS YA SUDAH
5 Nurmalia Yunita, S.Pd 197906062003122008 2938757658300060 Kimia PNS YA SUDAH
6 Dra. Mayzar Ekaningtyas 196305032006042002 Bahasa Indonesia PNS YA SUDAH
7 Suhernih, S.Pd 196703312008012001 6637456463000120 Administrasi Umum PNS YA SUDAH
8 Hj. Usmawati, S.Pd, Mm 197302082008012006 1540751652300030 Ilmu Pengetahuan Sosial PNS YA SUDAH
9 Neny Maryati, S.Pd,
M.Pd 197803272008012009 2659756657300060 Fisika PNS YA SUDAH
10 Nunung Siti Nurbayani,
S.Pd 197812072009022001 5539756658300050 Korespondensi PNS YA SUDAH
11 Deni Dwi Andrian,
S.Kom, M.Pd 198112212010011007 4553759661200020
Simulasi dan Komunikasi
Digital PNS YA SUDAH
12 Junizar Eka Susianty,
S.Pd 198406102010012022 6942762662300000 Bahasa Inggris PNS YA SUDAH
13 Muhamad Nisad, Se 197304032011011001 Mengelola Data/Informasi di
Tempat Kerja PNS YA SUDAH
14 Ika Sartika, S.Ap 197401212011012001 4453752653210060 Dasar-Dasar Seni Rupa PNS YA BELUM
15 Jafar Wahid, St 198107102011011003 5042759661200050 Pekerjaan Dasar Otomotif PNS YA SUDAH
16 Endang Wahyuni, S.Si 198111262011012022 6458759661300050 Matematika PNS YA SUDAH
17 Via Noorlatipah, S.Psi 198210102011012008 Bimbingan Konseling PNS YA BELUM
18 Surya Wedi, S.Kom 198212052011011001 3537760661200030 Gambar PNS YA BELUM
141
19 Toni, S.Pd 198504202011011001 Penjaskes PNS YA BELUM
20 Herni Yunitasari, S.Pd 198706052011012007 Bahasa Inggris PNS YA BELUM
21 Caskam, M.Pd 196602122014111001 Kearsipan PNS YA SUDAH
22 Sumiyati, S.Pd 197503052014112001 8637753655300040 Matematika PNS YA BELUM
23
Wahju Kumalawati, S.Pd
5752750651300000 Pendidikan Kewarganegaraan PNS TIDAK SUDAH SMAN 3 TANGERANG
SELATAN
25 Siti Rahayu, S.Pd Ilmu Pengetahuan Alam PNS TIDAK SUDAH SMAN 11 TANGERANG
SELATAN
26 Heny Purwita, Se 4054755657300060 Ekonomi Bisnis HONORER YA BELUM
27 Hudi Murtiyoso, St 8057753654200010 Gambar Teknik Otomotif HONORER TIDAK SUDAH SMKS SASMITA JAYA 1
28 Didi Sukandi, St, M.Si Dasar-dasar Kreativitas HONORER YA BELUM
29 Vihatmi Vironica, S.Si 6536764666210040 Matematika HONORER YA BELUM
30 Ismu Gunawan, Ir. 6477506512000320 Keterampilan Komputer dan
Pengelolaan Informasi HONORER TIDAK SUDAH SMKS PGRI 5
31 Ira Puspita Cendra Kasih,
M.Pd 8246759660300040 Bahasa Inggris HONORER TIDAK SUDAH SMKS IPTEK
32 Dikha Surova, S.Kom Tinjauan Seni HONORER YA BELUM
33 Megawati Sudirman, Se Mengelola Dana Kas Kecil HONORER YA BELUM
34 Hamdani, Se Penjaskes HONORER YA BELUM
35 Siti Zubaedah, M.Pd.I
Mengaplikasikan
Administrasi Perkantoran di
Tempat Kerja
HONORER TIDAK SUDAH SMKS AL-HIDAYAH
36 Ahmad Rusmanto, St 757755657200022
Melaksanakan pekerjaan
service pada roda, ban dan
rantai
HONORER TIDAK SUDAH SMKS PUSTEK
37 Heri Purnomo, St Teknologi Dasar Otomotif HONORER YA BELUM
38 Siti Masitoh, S.Pd Pendidikan Kewarganegaraan HONORER YA BELUM
39 Endang Cahaya P,
S.Kom, M.Pd Teknologi Perkantoran HONORER TIDAK BELUM
SMKS AS-SALAMAH
DEPOK
40 Dwi Hartati, S.Pd Bahasa Indonesia HONORER YA BELUM
142
41 Fauziah Winda Safitri,
S.Pd.I
Pendidikan Agama & Budi
Pekerti HONORER YA BELUM
NO NAMA NIP NUPTK
LAHIR JABATAN GOL RUANG
TMT TMT
MASA KERJA GOL
MATA PELAJARAN TEMPAT
TGL/BLN/THN
TERAKHIR TMT THN BLN
1 H. Abu Bakar, S.Pd., MM
19590508 198011 1 003 2840737638200000 Tangerang 08 Mei 1959 Pembina 01 Nopember 2013
IV.a 01 April 2005 19 5 Pendidikan Agama
2 Eka Dwi Karyati, M.Pd
19650725 198803 2 008 3005774364630000 Jakarta 25 Juli 1965 Pembina 01 Nopember 2013
IV.a 01 April 2010 17 1 IPA
3 Dra. Hj. Nirza Lolianti
19630409 199802 2 001 5741741644300010 Palu 09 April 1963
Pembina 01 Nopember 2013
IV.a 01 April 2010 12 2 PPKn
4 Helianti, M.Pd 19730717 199903 2 007 Sukabumi 17 Juli 1973 Penata Tk. I 01 Nopember 2013
III.d 01 Nopember 2013
12 1 B. Indonesia
5 Nurmalia Yunita, S.Pd
19790606 200312 2 006 2938757658300060 B. Lampung 06 Juni 1979 Penata Tk. I 01 Nopember 2013
III.d 01 April 2013 9 4 Kimia
6 Dra. Mayzar Ekaningtyas
19630503 200604 2 002 Jakarta 03 Mei 1963 Penata Tk. I 01 Nopember 2013
III.d 28 Maret 2014 19 8 B. Indonesia
7 Suhernih, S.Pd 19670331 200801 2 001 6637456463000120 Tangerang 31 Maret 1976
Penata 01 Nopember 2013
III.c 01 Oktober 2013
10 4 Produktif Administrasi Perkantora
8 Hj. Usmawati, S.Pd., MM
19730208 200801 2 006 1540751652300030 Pekalongan 08 Februari 1973
Penata 01 Nopember 2013
III.c 01 April 2014 10 10 IPS
9 Neny Maryati, M.Pd
19780327 200801 2 009 2659756657300060 Tangerang 27 Maret 1978
Penata 01 Nopember 2013
III.c 01 Oktober 2013
10 4 Fisika
10 Deni Dwi Andrian, S.Kom
19811221 201001 1 007 4553759661200020 Jakarta 21 Desember 1981
Penata 01 Nopember 2013
III.b 01 April 2013 3 3 KKPI
11 Nunung Siti Nurbayani, S.Pd
19781207 200902 2 001 4553759661200020 Pandeglang 07 Desember 1978
Penata Muda Tk.1
01 Nopember 2013
III.b 01 April 2013 4 2 Produktif Administrasi Perkantora
12 Junizar Eka Susiaty, S.Pd
19840610 201001 2 022 6942762662300000 Pangkal Pinang
10 Juni 1984 Penata Muda
Tk.1 01 Nopember 2013
III.b 01 April 2013 3 3 B. Inggris
13 Muhamad Nisad, S.Pd, SE
19730403 201101 1 001 Bogor 03 April 1973
Penata Muda Tk.1
01 Nopember 2013
III.b 01 April 2014 Produktif Administrasi Perkantora
14 Ika Sartika, S.Ap
19740121 201101 2 001 4453752653210060 Jakarta 21 Januari 1974
Penata Muda Tk.1
01 Nopember 2013
III.b 01 April 2014 5 9 Produktif Administrasi
143
Perkantora
15 Jafar Wahid, ST 19810710 201101 1 003 5042759661200050 Tangerang 10 Juli 1981 Penata Muda
Tk.1 01 Nopember 2013
III.b 01 April 2014 3 3 Produktif Teknik Sepeda Motor
16 Endang Wahyuni, S.Si
19811126 201101 2 002 6458759661300050 Jember 26 Nopember 1981
Penata Muda Tk.1
01 Nopember 2013
III.b 01 April 2014 3 3 Matematika
17 Via Noolatipah, S.Psi
19821010 201101 2 008 Tasikmalaya 10 Oktober 1982
Penata Muda Tk.1
01 Nopember 2013
III.b 01 April 2014 3 3 Bimbingan Konseling
18 Surya Wedi, S.Kom
19821205 201101 1 001 3537760661200030 Aceh 05 Desember 1982
Penata Muda Tk.1
01 Nopember 2013
III.b 01 April 2014 3 3 Produktif Animasi
19 Toni, S.Pd 19850420 201101 1 004 Bandung 20 April 1985
Penata Muda Tk.1
01 Nopember 2013
III.b 01 April 2014 3 3 Penjaskes
20 Herni Yunitasari, S.Pd
19870605 201101 2 007 Ciamis 05 Juni 1987 Penata Muda
Tk.1 01 Nopember 2013
III.b 01 April 2014 3 3 B. Inggris
21 Caskam, M.Pd 19660212 201411 1 001 Brebes 12 Februari 1966
Penata Muda III.a Produktif Administrasi Perkantora
22 Sumiyati, S.Pd 19750305 201411 2 001 8637753655300040 Tangerang 05 Maret 1975
Penata Muda III.a Matematika
NO NAMA PENDIDIKAN KGB TERKAHIR SERTIFIKASI
TERAKHIR JUR THN TMT MK THN MK BLN SDH BLM
1 H. Abu Bakar, S.Pd., MM S2 Magister Manajemen SDM 2007 01 Nopember 2015 30 0 √
2 Eka Dwi Karyati, M.Pd S2 Magister Teknologi Pendidikan 2011 01 Maret 2015 23 8 √ [email protected]
3 Dra. Hj. Nirza Lolianti S1 Tata Busana 1988 01 Februari 2016 18 10 √ [email protected]
4 Helianti, M.Pd S2 Magister Pendidikan Teknologi Pembelajaran
2008 01 Maret 2014 15 8 √
5 Nurmalia Yunita, S.Pd S1 Pendidikan Kimia 2002 01 Nopember 2015 12 0 √ [email protected]
6 Dra. Mayzar Ekaningtyas S1 Pendidikan B. Indonesia 1988 √
7 Suhernih, S.Pd S1 Pendidikan Dunia Usaha 1999 15 Juni 2015 13 6 √ [email protected]
8 Hj. Usmawati, S.Pd., MM S2 Magister Manajemen Pemasaran 2007 √
9 Neny Maryati, M.Pd S2 Magister MIPA 2014 15 Juni 2015 13 2 √ [email protected]
144
10 Deni Dwi Andrian, S.Kom S1 Magister Administrasi Pendidikan 2010 01 Januari 2016 7 0 √ [email protected]
11 Nunung Siti Nurbayani, S.Pd
S1 Pendidikan Administrasi Perkantoran
2002 7 0 √
12 Junizar Eka Susiaty, S.Pd S1 Pendidikan B. Inggris 2006 01 Januari 2016 7 0 √
13 Muhamad Nisad, S.Pd, SE Pendidikan Administrasi Perkantoran
√
14 Ika Sartika, S.Ap S1 Administrasi Publik 2007 01 Januari 2015 7 8 √
15 Jafar Wahid, ST S1 Pendidikan Teknik Mesin 2006 01 Januari 2015 5 11 √ [email protected]
16 Endang Wahyuni, S.Si S1 Matematika 2005 01 Januari 2015 5 11 √ [email protected]
17 Via Noolatipah, S.Psi S1 Psikologi 2008 01 Januari 2015 5 11 √ [email protected]
18 Surya Wedi, S.Kom S1 Teknik Informatika 2006 01 Januari 2015 5 11 √ [email protected]
19 Toni, S.Pd S1 Pendidikan Olah Raga 2009 01 Januari 2015 5 11 √
20 Herni Yunitasari, S.Pd S1 Pendidikan B. Inggris 2010 01 Januari 2015 5 11 √
21 Caskam, M.Pd S2 Pendidikan Dunia Usaha 2011 √
22 Sumiyati, S.Pd S1 Pendidikan Matematika 2010 √
145
A. Struktur Organisasi
1. Pimpinan Sekolah
a. Kepala Sekolah : H. Abu Bakar, S.Pd, MM
b. Wakasek Kurikulum : Surya Wedi, S.Kom
c. Wakasek Kesiswaan : Toni, S.Pd
d. Wakasek Sarpras : Nurmalia Yunita, S.Pd
e. Wakasek Humas : Jafar Wahid, ST
2. Ketua Kompetensi Keahlian
a. Teknik Sepeda Motor : Hudi Murtiyoso, ST
b. Animasi : Didi Sukandi, ST
c. Administrasi Perkantoran : Suhernih, S.Pd
3. Pembina OSIS : Helianti, M.Pd
4. Koordinator BK : Via Noorlatipah, S.Psi
5. Kepala Perpustakaan : Dra. Mayzar Eka Ningtyas
6. Kepala Lab Komputer : Deni Dwi Andrian, S.Kom
7. Kepala Lab IPA : Neny Maryati, M.P
Wali Kelas Guru BK
146
LAMPIRAN 13
Nilai-nilai dalam Distribusi T (tabel t)
147
LAMPIRAN 14
Jadwal Supervisi Akademik Tahun Pelajaran 2015 / 2016
No Nama Guru
Gol.
Ruang
Mata
Pelajaran Bulan
Minggu
Ke- Supervisor Fasilitator Ket
1 EKA DWI KARYATI, M.Pd IV.a
IPA September II
H. ABU BAKAR, S.Pd,
MM Dra. Hj. NIRZA LOLIANTI
2 Dra. Hj. NIRZA LOLIANTI IV.a PKn September II
H. ABU BAKAR, S.Pd,
MM
EKA DWI KARYATI,
M.Pd
3 NURMALIA YUNITA, S.Pd III.d Kimia September II
EKA DWI KARYATI,
M.Pd Dra. Hj. NIRZA LOLIANTI
4 HELIANTI, S.Pd, M.Pd III.d Bahasa
Indonesia September II
H. ABU BAKAR, S.Pd,
MM
EKA DWI KARYATI,
M.Pd
5 Dra. MAYZAR EKANINGTYAS
III.d Bahasa
Indonesia September III
H. ABU BAKAR, S.Pd,
MM
EKA DWI KARYATI,
M.Pd
6 NENY MARYATI, M.Pd III.c
Fisika September III
NURMALIA YUNITA,
S.Pd Dra. Hj. NIRZA LOLIANTI
7 SUHERNIH, S.Pd III.c
Produktif AP September III
EKA DWI KARYATI,
M.Pd NENY MARYATI, M.Pd
8 Hj. USMAWATI, S.Pd, MM III.c
IPS September III
H. ABU BAKAR, S.Pd,
MM
EKA DWI KARYATI,
M.Pd
9 SURYA WEDI, S.Kom III.b
Produktif AN September IV
EKA DWI KARYATI,
M.Pd SUHERNIH, S.Pd
10 TONI, S.Pd III.b Penjaskes September IV Dra. Hj. NIRZA LOLIANTI NENY MARYATI, M.Pd
11 JAFAR WAHID, ST III.b
Produktif TSM September IV
EKA DWI KARYATI,
M.Pd SURYA WEDI, S.Kom
12 VIA NOORLATIFAH, S.Psi III.b
BK September IV
EKA DWI KARYATI,
M.Pd TONI, S.Pd
13 ENDANG WAHYUNI, S.Si III.b Matematika Oktober I NENY MARYATI, M.Pd SUHERNIH, S.Pd
14 SITI RAHAYU, S.Pd III.b
Kimia Oktober I
NURMALIA YUNITA,
S.Pd NENY MARYATI, M.Pd
148
15 IKA SARTIKA, S.Ap III.b
Produktif AP Oktober I SUHERNIH, S.Pd
NURMALIA YUNITA,
S.Pd
16 JUNIZAR EKA SUSIANTY, S.Pd III.b
Bahasa Inggris Oktober I
EKA DWI KARYATI,
M.Pd
NURMALIA YUNITA,
S.Pd
17 DENI DWI ANDRIAN, S.Kom III.b
KKPI Oktober I
EKA DWI KARYATI,
M.Pd SURYA WEDI, S.Kom
18 NUNUNG SITI NURBAYANI,
S.Pd III.b Produktif AP
Oktober III SUHERNIH, S.Pd IKA SARTIKA, S.Ap
19 HERNI YUNITASARI, S.Pd III.b
Bahasa Inggris Oktober III
EKA DWI KARYATI,
M.Pd SUHERNIH, S.Pd
20 SINTA NURHAYATI, S.Pd, M.Si III.a Produktif AN Oktober III SURYA WEDI, S.Kom SUHERNIH, S.Pd
21 SUMIYATI, S.Pd III.a
Matematika Oktober III NENY MARYATI, M.Pd
NURMALIA YUNITA,
S.Pd
22 CASKAM, M.Pd III.a Produktif AP Oktober III IKA SARTIKA, S.Ap SUHERNIH, S.Pd
23 RA. SILVIANA, SE Kewirausahaan Oktober IV
NURMALIA YUNITA,
S.Pd TONI, S.Pd
24 HENY PURWITA, SE Produktif AP Oktober IV SUHERNIH, S.Pd IKA SARTIKA, S.Ap
25 HUDI MURTIYOSO, ST Produktif TSM Oktober IV JAFAR WAHID, ST NENY MARYATI, M.Pd
26 DIDI SUKANDI, S.Kom Produktif AN Oktober IV SURYA WEDI, S.Kom TONI, S.Pd
27 VIHATMI VIRONICA, S.Si Matematika Oktober IV
NURMALIA YUNITA,
S.Pd NENY MARYATI, M.Pd
28 DIKHA SUROVA, S.Kom Produktif AN November I DIDI SUKANDI, ST SURYA WEDI, S.Kom
29 MEGAWATI SUDIRMAN, SE Produktif AP November I IKA SARTIKA, S.Ap SUHERNIH, S.Pd
30 HAMDANI, SE Penjaskes November I TONI, S.Pd Dra. Hj. NIRZA LOLIANTI
31 REYGIE LUKMAN, Ir
Produktif TSM November I
H. ABU BAKAR, S.Pd,
MM
EKA DWI KARYATI,
M.Pd
32 IRA PUSPITA C, S.Pd Bahasa Inggris November I Dra. Hj. NIRZA LOLIANTI SUHERNIH, S.Pd
33 MUHAMAD HUDRI, S,Pdi
Kewirausahaan November II NENY MARYATI, M.Pd
NURMALIA YUNITA,
S.Pd
34 MUHAMMAD YUNUS, S.Pd.I PAI November II Dra. Hj. NIRZA LOLIANTI TONI, S.Pd
35 ISMU GUNAWAN, Ir.
KKPI November II
H. ABU BAKAR, S.Pd,
MM
EKA DWI KARYATI,
M.Pd
149
36 SITI ZUBAEDAH, M.Pdi Produktif AP November II SUHERNIH, S.Pd IKA SARTIKA, S.Ap
37 ZAKI ZAINAL ARIFIN, SS Bahasa Inggris November II
NURMALIA YUNITA,
S.Pd
EKA DWI KARYATI,
M.Pd
38 LASTRI FAJRIYAH, S.Psi BK November II TONI, S.Pd Dra. Hj. NIRZA LOLIANTI
39 WAHJU KUMALAWATI, S.Pd PKn November III Dra. Hj. NIRZA LOLIANTI TONI, S.Pd
40 AHMAD RUSMANTO, ST Produktif TSM November III JAFAR WAHID, ST HUDI MURTIYOSO, ST
41 ABDUL ROCHMAN, S.Pd Seni Budaya November III TONI, S.Pd Dra. Hj. NIRZA LOLIANTI
42 SITI MASITOH, S.Pd
PKn November III
EKA DWI KARYATI,
M.Pd TONI, S.Pd
43 ENDANG CAHAYA P, S.Kom Produktif AP November III IKA SARTIKA, S.Ap SUHERNIH, S.Pd
44 DWI HARTATI, S.Pd
Bahasa
Indonesia November III TONI, S.Pd Dra. Hj. NIRZA LOLIANTI
45 ABDUL SYUKUR, S.Pd Produktif TSM November IV JAFAR WAHID, ST HUDI MURTIYOSO, ST
46 WIDIATI SUPROBOWATI, S.Pd Seni Budaya November IV TONI, S.Pd Dra. Hj. NIRZA LOLIANTI
47 MUHAMMAD SUCIPTO Produktif AN November IV SURYA WEDI, S.Kom DIDI SUKANDI, ST
48 HERI PURNOMO Produktif TSM November IV HUDI MURTIYOSO, ST JAFAR WAHID, ST
49 FAUZIAH WINDA SAFITRI,
S.Pd.I BTQ
November IV Dra. Hj. NIRZA LOLIANTI TONI, S.Pd
50 PRIO OKTAPIANTO, S.Pd B. Indonesia November IV TONI, S.Pd Dra. Hj. NIRZA LOLIANTI
Mengetahui Tangerang Selatan, 27 Juli 2015
Kepala Sekolah Ketua Tim Supervisi
H. Abu Bakar, S.Pd, Mm Eka Dwi Karyati, M.Pd
NIP.195905081980111003 NIP. 196507251988032008
150
PEMERINTAH KOTA TANGERANG SELATAN
DINAS PENDIDIKAN
SMK NEGERI 3 TANGERANG SELATAN ANIMASI – TEKNIK SEPEDA MOTOR – ADMINISTRASI PERKANTORAN
Jl.Raya Puspiptek Perum Puri Serpong I Setu - Kota Tangerang Selatan
Telp. / Fax :021-29435151, email : [email protected], website : www.smkn3tangsel.sch.id
LEMBAR SUPERVISI
ADMINISTRASI YANG HARUS DIBUAT OLEH GURU
Nama Guru : SURYA WEDI, S.Kom
NIP : 198212052011011001
Mata Pelajaran : Produktif Animasi
Tahun Pelajaran : 2016/2017
No Jenis Perangkat Kriteria
Keterangan Ada Tidak
1 Kalender Pendidikan
2 Silabus
3 Jadwal Mengajar
4 Program Tahunan
5 Perhitungan Jam Efektif
6 Program Semester
7 Perhitungan KKM
8 RPP
9 Bahan Ajar (Modul/Diktat/Jobsheet/Power Point/
dll)
10 Daftar Buku/Modul Pegangan Guru dan Siswa
11 Agenda Kegiatan Guru
12 Daftar Hadir Siswa
13 Daftar Nilai Siswa
14 Penilaian Ahlak
15 Penilaian Kepribadian
16 Buku Catatan Pembinaan Siswa
17 Laporan Prestasi Siswa
18 Laporan hasil kegiatan Perbaikan
19 Laporan hasil kegiatan Pengayaan
20 Kisi-kisi dan Butir Soal
21 Analisis Butir Soal
22 Analisis Hasil Ulangan
23 Perhitungan Daya Serap
24 Pencapaian Target Kurikulum
25 Bank Soal
Tangerang Selatan, 18 Juli 2016
Mengetahui
Kepala Sekolah Guru Supervisor
H. ABU BAKAR, S.Pd, MM SURYA WEDI, S.Kom EKA DWI KARYATI, M.Pd
NIP. 195905081980111003 NIP. 198212052011011003 NIP. 196507251988032008
LAMPIRAN 15
151
PEMERINTAH KOTA TANGERANG SELATAN
DINAS PENDIDIKAN
SMK NEGERI 3 TANGERANG SELATAN ANIMASI – TEKNIK SEPEDA MOTOR – ADMINISTRASI PERKANTORAN
Jl.Raya Puspiptek Perum Puri Serpong I Setu - Kota Tangerang Selatan
Telp. / Fax :021-29435151, email : [email protected], website : www.smkn3tangsel.sch.id
LEMBAR SUPERVISI PROSES PEMBELAJARAN DIKELAS
Nama Guru : SURYA WEDI, S.Kom
NIP : 198212052011011001
Mata Pelajaran : Produktif Animasi
Tahun Pelajaran : 2016/2017
No Butir Kriteria Supervisi Skor Kreteria
Ket 4 3 2 1
1 Ketepatan waktu masuk dan keluar ruangan kelas
2 Persiapan /Pembukaan pembelajaran/Apersepsi
3 Volume dan kejelasan vokal
4 Penguasaan kelas
5 Penguasaan materi pembelajaran
6 Penggunaan media pembelajaran
7 Metode pembelajaran
8 Teknik bertanya/menjawab (penugasan kepada siswa)
9 Interaksi siswa dengan guru
10 Interaksi siswa dengan siswa
11 Memotivasi siswa
12 Breaking ice/Penyegaran suasana
13 Keefektifan dan keluesan gerak
14 Penutup/kesimpulan pembelajaran
Jumlah
Ket :Skor kreteria ( 4 = sangat baik; 3 = baik; 2 = cukup; 1 = kurang)
Tangerang Selatan, 18 Juli 2016
Mengetahui
Kepala Sekolah Guru Supervisor
H. ABU BAKAR, S.Pd, MM SURYA WEDI, S.Kom EKA DWI KARYATI, M.Pd
NIP. 195905081980111003 NIP. 198212052011011003 NIP. 196507251988032008
LAMPIRAN 16
152
LAMPIRAN 17
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR SUPERVISI AKADEMIK
A. Konsep Supervisi Akademik
1. Merupakan salah satu tugas kepala sekolah sebagai supervisordan dapat didelegasikan.
2. Guru yang mendapat delegasioleh kepala sekolah adalah; wakil kepala sekolah, guru senior
dan pernah mengikuti pelatihan PKG dan PKB yang disahkan oleh Kepala Dinas
Pendidikan Kota/Kabupaten.
3. Guru yang didelegasikan oleh Kepala Sekolah di-SK-kan dan disyahkan Kepala Dinas
Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten/Kota setempat.
4. Pelaksanaan Supervisi dilaksanakan 2 kali dalam setahun.
5. Tujuan supervisi akademik;
a) Meningkatkan kompetensi guru terutama kompetensi pedagogik dan kompetensi
profesionalisme (Tupoksi guru, Kompetensiguru, pemahaman KTSP).
b) Meningkatkan kemampuan guru dalam pengimplementasian Standar Isi. Standar
Proses, Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Penilaian (pola pembelajaran
KTSP, pengembangan silabus dan RPP, pengembangan penilaian, pengembangan bahan
ajar dan penulisan butir soal)
c) Meningkatkan kompetensi guru dalam melakukanPenelitian Tindakan Kelas( PTK ).
6. Fungsi supervisi akademik yang berkenaan dengan aspek pelaksanaan tugas pembinaan,
pemantauan, penilaian dan pelatihan profesional guru dalam (1) merencanakan
pembelajaran; (2) melaksanakan pembelajaran; (3) menilai hasil pembelajaran; (4)
membimbing dan melatih peserta didik, dan (5) melaksanakan tugas tambahan yang melekat
pada pelaksanaan kegiatan pokok sesuai dengan beban kerja guru (PP 74/2008). Hal tersebut
dapat dilaksanakan melalui kegiatan tatap muka atau non tatap muka.
7. Sasaran supervisi akademik adalah guru dalam melaksanakan proses pembelajaran, yang
terdiri dari materi pokok dalam proses pembelajaran, penyusunan silabus dan RPP,
pemilihan strategi/metode/teknik pembelajaran, penggunaan media dan teknologi informasi
dalam pembelajaran, menilai proses dan hasil pembelajaran.
8. Prinsip-prinsip Perencanaan Program Supervisi Akademik
a) Obyektif ( data apa adanya )
b) Bertanggung jawab
c) Didasarkan pada Standar Nasional Pendidikan
d) Didasarkan pada kondisi dan kebutuhan sekolah
B. Proses Supervisi Akademik
1. Menetapkan Guru yang akan di supervisi
2. Melakukan negosiasi dengan guru yang akan di supervisi.
3. Supervisi akademik yang dilakukan kepala sekolah antara lain adalah:
e) Membimbing guru dalam memilih dan menggunakan strategi/metode/teknik
pembelajaran/ bimbingan yang dapat mengembangkan berbagai potensi siswa,
153
f) Membimbing guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran/bimbingan (di kelas,
laboratorium, dan/atau di lapangan) untuk mengembangkan potensi siswa,
g) Membimbing guru dalam mengelola, merawat, mengembangkan dan menggunakan
media pendidikan dan fasilitas pembelajaran, dan
h) Memotivasi guru untuk memanfaatkan teknologi informasi untuk pembelajaran.
4. Sasaran utama supervisi akademik adalah:
a) Kemampuan guru dalam merencanakan kegiatan pembelajaran,
b) Melaksanakan kegiatan pembelajaran,
c) menilai hasil pembelajaran,
d) memanfaatkan hasil penilaian untuk peningkatan layanan pembelajaran,
e) menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan,
f) memanfaatkan sumber belajar yang tersedia, dan
g) mengembangkan interaksi pembelajaran (strategi, metode, teknik) yang tepat.
5. Tahapan pelaksanaan supervisi terdiri dari tiga tahap, yaitu:
a) Tahap perencanaan. Pada tahap ini, supervisor merencanakan waktu, sasaran, dan cara
mengobservasi selama kunjungan kelas.
b) Tahap pelaksanaan. Pada tahap ini, supervisor mengamati jalannya proses pembelajaran
berlangsung.
c) Tahap refleksi dan tindak lanjut. Pada tahap ini, supervisor bersama guru merefleksi
pelaksanaan pembelajaran dengan mendiskusikan kelebihan dan kekurangan. Hasil
refleksi dijadikan dasar untuk perbaikan proses pembelajaran berikutnya.
6. Prosedur Supervisi:
a) Pra Observasi
Pra observasi meliputi : Pengamatan Administrasi Persiapan Pembelajaran, Silabus,
RPP, pendekatan, metode, dan strategi, media pengajaran, evaluasi dan analisis.
b) Observasi
Observasi kelas meliputi:Pendahuluan, pengembangan, penerapan dan penutup
c) Pasca Observasi
Wawasan dan diskusi tentang:Kesan guru terhadap penampilannya, identifikasi
keberhasilan dan kelemahan guru, identifikasi ketrampilan-ketrampilan yang perlu
ditingkatkan, gagasan-gagasan baru yang akan dilaksanakan.
154
LAMPIRAN 18
DOKUMENTASI PENELITIAN
Perangkat Administrasi Guru
Pelaksanaan Pembelajaran
Dokumentasi Pembelajaran Penjaskes
155
Dokumentasi Pembelajaran Produktif Administrasi Perkantoran
Dokumentasi Pembelajaran SIMDIG
Dokumentasi Pembelajaran Bahasa Inggris
156
Dokumentasi Pembelajaran Produktif Animasi
Dokumentasi Pembelajaran Kewarganegaraan
Dokumentasi Pembelajaran Produktif Teknik Sepeda Motor
Dokumentasi Pembelajaran Sejarah Indonesia
157
Dokumentasi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
Dokumentasi Pembelajaran Produktif Animasi
Dokumentasi Pembelajaran Prouktif Teknik Sepeda Motor
158
Berbagai Piala dan Piagam Penghargaan Peserta Dididk SMK Negeri 3 Kota
Tangerang Selatan
159
LAMPIRAN 19
160
LAMPIRAN 20
161
LAMPIRAN 21
162
LAMPIRAN 22
163
164
165
LAMPIRAN 23
BIODATA PENULIS
Diana Astari, Lahir di Pandeglang, 09 Juli
1994. Putri dari pasangan Bapak Iyan dan Ibu
Sanariyah. Penulis merupakan anak ketida dari lima
bersaudara. Alamat email penulis:
Penulis menempuh pendidikan di antaranya
di SDN Cikadongdong I Cikausik tahun 2002-2007,
SMP Muhammadiyah 44 Pamulang pada tahun
2007-2010, MA Al-Falah Bogor pada tahun 2010-
2013, dan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2013- 2017, Jurusan
Manajemen Pendidikan dan lulus dengan menyandang Sarjana Pendidikan (S.Pd).
Skripsi yang penulis buat berjudul “Pengaruh Supervisi Akademik Kepala
Sekolah Terhadap Kualitas Pembelajaran di SMK Negeri 3 Kota Tangerang
Selatan.” Penulis telah selesai mengerjakan tugas akhir ini melalui berbagai
arahan dan bimbingan dari bapak Drs. Muarif SAM, M.Pd. Harapan penulis saat
ini adalah semoga ilmu yang telah diperoleh di UIN Syarif Hidayatullah dapat
penulis terapkan untuk meningkatkan mutu pendidikan.
Motto : “Selalu Memupuk Harapan, Apapun Kondisinya”