pengaruh struktur organisasi terhadap efektivitas pelayanan kesehatan

38
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Memasuki era globalisai dan abad ke-21 sekarang ini, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi mengakibatkan keinginan dan kebutuhan manusia semakin bertambah. Oleh sebab itu keinginan dan kebutuhan manusia pada zaman modern ini demikian banyaknya dan Kompleks, sehingga tidak mungkin dapat dipenuhi dengan berusaha sendiri. Oleh karena itu manusia membentuk suatu wadah yaitu organisasi yang merupakan suatu lembaga tempat berkumpulnya sejumlah manusia yang mempunyai rangkaian proses kerjasama yang terikat dalam suatu hubugan formil guna mencapai tujuan yang ditetapkan. Oleh karena itu organisasi mempunyai beberapa tujuan diantaranya yaitu memberikan pengarahan dengan cara menggambarkan keadaan masa yang akan datang yang senantiasa berusaha dikejar dan diwujudkan oleh organisasi tersebut. Selain itu tujuan organisasi berfungsi sebagai patokan yang dapat di pergunakan oleh anggota organisasi maupun kalangan luar untuk menilai keberhasilan organisasi. Misalnya mengenai segi efektivitas maupun efisiensi. Etzioni (1985 : 7) Tujuan daripada organisasi diatas dapat berupa laba, pemberian pendidikan, pemeliharaan kesehatan dan sebagainya. Meskipun tujuan dari setiap organisasi itu berbeda-berbeda namun ciri-ciri organisasi itu tetaplah sama, yaitu perilakunya terarah pada tujuan dalam arti

Upload: reynaldi-arista

Post on 24-Sep-2015

138 views

Category:

Documents


11 download

DESCRIPTION

manajemen & desain organisasi RS

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang MasalahMemasuki era globalisai dan abad ke-21 sekarang ini, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi mengakibatkan keinginan dan kebutuhan manusia semakin bertambah. Oleh sebab itu keinginan dan kebutuhan manusia pada zaman modern ini demikian banyaknya dan Kompleks, sehingga tidak mungkin dapat dipenuhi dengan berusaha sendiri. Oleh karena itu manusia membentuk suatu wadah yaitu organisasi yang merupakan suatu lembaga tempat berkumpulnya sejumlah manusia yang mempunyai rangkaian proses kerjasama yang terikat dalam suatu hubugan formil guna mencapai tujuan yang ditetapkan. Oleh karena itu organisasi mempunyai beberapa tujuan diantaranya yaitu memberikan pengarahan dengan cara menggambarkan keadaan masa yang akan datang yang senantiasa berusaha dikejar dan diwujudkan oleh organisasi tersebut. Selain itu tujuan organisasi berfungsi sebagai patokan yang dapat di pergunakan oleh anggota organisasi maupun kalangan luar untuk menilai keberhasilan organisasi. Misalnya mengenai segi efektivitas maupun efisiensi. Etzioni (1985 : 7) Tujuan daripada organisasi diatas dapat berupa laba, pemberian pendidikan, pemeliharaan kesehatan dan sebagainya. Meskipun tujuan dari setiap organisasi itu berbeda-berbeda namun ciri-ciri organisasi itu tetaplah sama, yaitu perilakunya terarah pada tujuan dalam arti organisasi itu mengejar tujuan dan sasaran yang dapat dicapai secara lebih efisiensi dan efektif dengan tindakan yang dilakukan secara bersama-sama.Dalam setiap organisasi, bahwa efektivitas merupakan unsur pokok dalam efektivitas untuk mencapai tujuan atau sasaran yang ditetapkan dalam perencanaan dengan pencapaian sasaran atau tujuan yang akan dicapai. Secara sederhana efekfitivitas dapat di artikan sebagai suatu bentuk penyelesaian yang telah ditentukan sebelumnya. Menurut Steers (1985 : 209) ada 4 faktor yang mempengaruhi efektivitas yaitu : 1. Ciri Organisasi 2. Ciri Lingkungan 3. Ciri Bekerja 4. Kebijakan dan Praktek ManajemenDari keempat faktor diatas, menurut Richard M. Steers salah satu faktor yang mempengaruhi efektivitas adalah ciri organisasi. Sedangkan salah satu karakteristik organisasi adalah struktur organisasi. Dengan demikian agar tercapainya tujuan yang telah di tetapkan secara efektif, maka bagi suatu organisasi hendaklah dapat menyusun suatu struktur atau hubungan pekerjaan tertentu diantara bermacam-macam komponen dari kesatuan secara keseluruhan. Dalam hal ini struktur organisasi merupakan suatu kerangka yang mempolahkan hubungan diantara orang-orang maupun bidang-bidang kerja dalam organisasi tersebut sehingga jelas kedudukannya, wewenang dan tanggung jawab masing-masing dalam suatu kebulatan yang teratur. Seperti yang dikemukan oleh Pfiffner dkk (Dalam Sutarto, 1998 : 41) yaitu :Organization structure is the relationship of workers and their activities to oeanother and the whole, the parts being the tasks, jobs, or functions and the respective of the personnel who perform them. Struktur organisasi adalah hubungan antara para pegawai dan aktivitas-aktivitas mereka satu sama lain serta terhadap keseluruhan, bagian-bagiannya adalah tugas-tugas, pekerjaan-pekerjaan dan fungsi dan masing-masing anggota kelompok pegawai yang melaksanakannya. Dengan demikian struktur organisasi dapat dianggap sebagai suatu kerangka yang merupakan titik pusat bagi manusia agar dapat mengabungkan usaha-usaha mereka dengan baik, sehingga efektivitas dapat tercapai.Berdasarkan visi daripada pembangunan kesehatan adalah ingin mencapai penduduk dengan perilaku hidup sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya di seluruh wilayah RI. Pelayanan kesehatan yang bermutu dimaksudkan adalah pelayanan kesehatan yang memuaskan pemakai jasa pelayanan serta diselenggarakan sesuai dengan standar dan etika pelayanan profesi. Wujud nyata visi tersebut harus berupa pemeliharaan dan peningkatan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau dengan mengikut sertakan sebesar-besarnya peran aktif segenap anggota masyarakat dan swasta. Berdasarkan visi tersebut menurut William C. Hsiao (2000) merupakan tujuan akhir yang ingin dicapai dalam sistem kesehatan, yaitu: good health for all citizens, financial risk protection for all, equal access for everyone to quality health care, and satisfaction of the people. Di Indonesia salah satu strategi pelaksanaan cita-cita ini adalah dengan memantapkan kemandirian masyarakat yang seluas-luasnya dalam peran serta kesehatan bagi Semua.Dalam konstitusi Organisasi Kesehatan Sedunia (WHO) tahun 1948 tertulis bahwa Health is a fundamental human right, yang mengandung suatu kewajiban untuk menyehatkan yang sakit dan mempertahankan yang sehat. Hal ini melandasi pemikiran bahwa sehat sebagai hak asasi manusia dan sehat sebagai investasi. Serta berdasarkan, dalam Undang-Undang Dasar Negara Indonesia yang mengamanatkan bahwa kesehatan merupakan salah satu aspek dari hak asasi manusia, yaitu sebagaimana dalam pasal 28 H ayat (1) : setiap orang berhak hidup sejahterah lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat, serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan. (http://Majalah Kesehatan Inovasi Oline, 2007).Namun berbagai laporan dari masyarakat berdasarkan hasil pengamatan pra penelitian dilapangan bahwa frekuensi keluhan akan pelayanan kesehatan makin meningkat, meskipun dibarengi dengan pengadaan fasilitas dan pengawasan mekanisme pelayanan oleh pemerintah. Laporan dan berita semacam itu tentu merupakan control sosial yang konstruktif dan harus ditanggapi secara serius.

B. Rumusan Masalah Untuk mengarahkan penelitian dan memperlancar data dan fakta kedalam bentuk penulisan ilmiah, maka perlu perumusan masalah dengan jelas, sehingga dapat dipergunakan sebagai bahan kajian dan pedoman arah penelitian setiap penelitian dimulai dengan perumusan masalah yaitu : yang memberikan gambaran ada sesuatu yang perlu diselesaikan atau dipecahkan dalam arti dicari jawabannya, Nawawi (1990 : 42) Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas, maka permasalahan yang menjadi perhatian penulis dalam makalah ini adalah : Apakah ada Pengaruh Struktur Organisasi Terhadap Efektivitas Pelayanan Kesehatan

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori1. Pengertian OrganisasiDalam memberikan pengertian atau defenisi tentang organisasi oleh para ahli manajemen, terdapat berbagai pendekatan yang dilakukan serta pemikiran yang berlainan mengenai persoalaan organisasi. Beberapa ahli manajemen memberikan defenisi organisasi sebagai berikut : Organisasi adalah setiap bentuk persekutuan antara dua orang atau lebih yang bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama, dan terikat secara formal dalam satu ikatan hierarki dimana selalu terdapat hubungan antara seorang atau sekelompok orang yang disebut pimpinan dan seorang atau sekelompok orang yang disebut bawahan. Siagian (Dalam Kartini Kartono, 2005 : 7)Serta menurut Manullang (2002 : 59) adalah sekelompok orang yang bekerja sama untuk mencapai suatu atau beberapa tujuan tertentu. Organisasi menurut D. Mooney (Dalam Hasibuan 2006 :120) adalah Organization is the form of every human association for the attainment of common purpose. Organisasi adalah bentuk setiap perserikatan manusia untuk mencapai suatu tujuan bersama. Dari defenisi ini organisasi diartikan sebagai badan atau lembaga yang merupakan sekumpulan orang untuk mencapai tujuan bersama. Berdasarkan defenisi ini dapat disimpulkan bahwa ada beberapa faktor yang memjadi unsur daripada suatu organisasi, yaitu :1. Adanya sekelompok orang,2. Antar hubungan terjadi dalam suatu kerja sama yang harmonis dan3. Kerja sama didasarkan atas hak, kewajiban dan tanggung jawab masing-masing orang untuk mencapai tujuan.Dengan demikian defenisi organisasi yang telah disebutkan diatas dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa :1. Organisasi dalam arti badan adalah sekelompok orang yang bekerja sama untuk mencapai suatu atau beberapa tujuan tertentu.2. Organisasi dalam arti bagan atau struktur adalah gambaran secara skematis tentang hubungan-hubungan, kerjasama dari orang-orang yang terdapat dalam rangka usaha mencapai suatu tujuan..3. Dalam organisasi selalu terdapat atasan dan bawahan atau rangkaian hirarki yang bersifat dinamis dalam arti orang-orang yang menduduki suatu jabatan dapat digantikan setiap saat diperlukan.Pada dasarnya bahwa organisasi tidak dapat berdiri sendiri, melainkan saling kait mengkait dan merupakan satu kesatuan. Disini organisasi merupakan suatu wadah setiap kegiatan kerjasama, tempat menjalin kerja diantara pelaksananya atau juga sebagai suatu sistem kerjasama, sistem hubungan dan sistem sosial. Dalam defenisi organisasi diatas terdapat kata sistem, yang berati kesatuan berbagai faktor manusia yang membentuk organisasi tersebut maupun faktor pendukung seperti kemampuan untuk bekerja, kemampuan untuk mempengaruhi orang lain, dan kemampuan untuk melaksanakan asas-asas organisasi. Berbagai faktor yang terdapat dalam defenisi organisasi yang disebutkan diatas tidak dapat saling lepas (berdiri sendiri) melainkan saling kait mengkait dan merupakan suatu kebulatan.2. Pengertian Struktur OrganisasiSuatu struktur organisasi dapat diartikan sebagai serangkaian hubungan diantara bidang-bidang kerja maupun orang-orang yang menunjukan kedudukan, wewenang dan tanggung jawab masing-masing dalam suatu kelompok. Struktur ini apabila dilukiskan berupa sebuah gambar bagan atau diagram yang memperlihatkan garis-garis. Besar hubungan tersebut menurut fungsi-fungsi didalam usaha, dan arus tanggung jawab dan wewenang. Di dalam pengertian yang lebih luas, dapat dikatakan bahwa struktur organisasi itu tergantung kepada tugas yang dilaksanakan dan wewenang yang dipergunakan oleh individu-individu dan kelompok dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.Dengan bagan organisasi dimaksudkan sebagai gambaran struktur yang berbentuk kota atau bentuk lainnya yang dihubungkan dengan garis satu sama lain, sesuai dengan arah dan tingkat hubungan antar unit yang satu dengan yang lain. Garis hubungan itu dapat merupakan hubungan perintah, koordinasi laporan, ataupun fungsi lainnya. Menurut pendapat Richard dkk (Dalam Sutarto, 1998 : 43) tentang struktur organisasi adalah Struktur is the relationship of the various fungtion or activities in a organization. Struktur adalah hubungan antara macam-macam fungsi atau aktifitas didalam organisasi. Sedangkan menurut Stonner (1989 : 316) adalah sebagai berikut : Struktur organisasi dapat diartikan sebagai susunan dan hubungan antara bagian-bagian komponen dan Posisi dalam suatu perusahaan/organisasi. Dan menurut Widjaja (1987 : 31) yaitu : Struktur organisasi adalah sebagai bentuk atau wadah organisasi dan merupakan pengaturan dari orang dan kegiatan fisik, serta hubungan antara mereka dalam pelaksanaan tugas secara efektif. Dengan demikian struktur organisasi dapat merupakan sebagai alat pembantu yang baik dalam melihat organisasi secara keseluruhan.3. Bentuk OrganisasiBentuk organisasi ada bermacam-macam yang didasarkan pada wewenang, tanggung jawab serta kedudukan masing-masing dalam organisasi sebagai satu kesatuan. Bentuk-bentuk organisasi yang dikemukakan oleh Sutarto (1998 : 18) sebagai berikut :1. Organisasi Garis (Line Organization)Organisasi garis merupakan tipe organisasi yang sangat sederhana bila dibandingkan dengan tipe organisasi yang lain. Dalam tipe organisasi ini, kekuasan berjalan secara langsung dari atasan ke bawahan dan perintah berasal dari atasan kebawahan dalam garis lansung. Dalam organisasi ini, bawahan hanya mengenal satu pimpinan / atasan sebagai sumber yang memberikan perintah. Dengan demikian dalam orgnisasi garis ini ketegasan dalam perintah serta kedisiplinan lebih terjamin. Organisasi ini sering juga disebut dengan organisasi militer. Karena meliterlah yang mempopulerkan oragnisasi ini. Kebaikan dari struktur organisasi ini adalah :1. Kesatuan pimpinan terjamin sepenuhnya dan koordinasi relatif mudah dilaksanakan.2. Proses pengambilan keputusan dan instruksi-instruksi berjalan dengan cepat, karena jumlah orang yang diajak berkonsultasi masih mutlak.3. Garis pimpinan tegas, tidak mungkin terjadi kesimpang siuran karena atasan lansung berhubungan dnegan karyawan.Disamping itu organisasi garis juga memiliki kelemahan/keburukan,antara lain :1. Tujuan pribadi pucuk pimpinan seringkali tidak dapat dibedakan dengan tujuan oraganisasi.2. Kecenderungan pimpinan untuk bertindak secara otokrasi cukup besar.3. Organisai secara keseluruhan terlalu begantung pada satu orang, sehingga kalau pimpinan tidak mampu, maka seluruh organisasi akan terancam hancur.4. Kesempatan para bawahan untuk berkembang terbatas.

Sedangkan ciri-ciri dari struktur organisasi garis adalah sebagai berikut :1. Tujuan organisasi masih sederhana.2. Organisasi kecil3. Jumlah karyawan sedikit sehingga pimpinan dan karyawan bersifat langsung.

2. Organisasi Garis dan Staf (Line and Staff Organization)Organisasi garis dan staf merupakan gabungan kedua bentuk organisasi, yaitu organisasi dan staff. ini mengurangi kelemahan-kelemahan organisasi garis yang antara lain kurang memanfaatkan tenaga-tenaga ahli dan mengurangi kelemahan-kelemahan organisasi garis yang antara lain kurang memanfaatkan tenaga-tenaga ahli dan mengurangi kelemahan organisasi fungsional yang antara lain kurang memanfaatkan tenaga-tenaga ahli dan mengurangi kelemahan organisasi fungsional yang antara lain kurangnya ketegasan dalam perintah dan kedisiplinan. Staf dalam organisasi garis dan staf ini bertugas terutama memberi nasehat sesuai dengan keahliannya, baik diminta atau tidak. Dengan demikian dibentuklah staf untuk membantu pejabat garis sehingga ia dapat bekerja lebih efisien dan efektif. Sehingga tersedia lebih banyak waktu untuk memperhatikan hal-hal penting dan kebijakasanaan serta tugasnya menjadi lebih ringan. Para pimpinan staf yang dipertukan pada organisasi garis bermaksud untuk meperlancar kegiatan organisasi garis agar lebih baik. Tipe oragnisasi garis dan staf ini pada umumnya digunakan untuk organisasi yang besar, daerah kerjanya luas dan mempunyai bidang-bidang tugas yang beraneka ragam serta rumit.Kebaikan organisasi garis dan staf adalah :1. Adanya pembagian tugas yang jelas antara pimpinan, staf dan pelaksana.2. Dapat diterapkan pada organisasi garis besar/kecil, organisasi pemerintah/swasta, karena fleksible.3. Azas kesatuan pimpinan tetap dipertahankan, sebab pimpinan berada dalam satu tangan.4. Adanya kerja sama yang baik.Sedangkan keburukan-keburukannya adalah :1. Kekaburan antara tugas lini dan staf2. Kurang baiknya koordinasi dan dapat pula merupakan hambatan dalam pelaksanaan tugas.3. Hubungan antara atasan dan bawahan tidak lagi semuanya bersifat langsung.4. Pimpinan, begitu pula sesama karyawan tidak lagi semuanya saling mengenal.

3. Organisasi Fungsional (Functional Organization)Organisasi fungsional disusun berdasarkan sifat dan macam-macam fungsi yang harus dilakukan sesuai dengan kepentingan organisasi. Tiap-tiap fungsi/kegiatan seolah-olah terpisah berdasarkan bidang keahliannya. Tetapi meskipun terpisah-pisah,tiap-tiap fungsi tidak dapat berdiri sendiri, karena fungsi yang satu dengan yang lainnya saling berkaitan. Tipe fungsional ini mencoba memanfaatkan tenaga ahli dalam bidang khusus semaksimal mungkin. Dengan demikian seorang pekerja dapat saja mempunyai lebih dari satu pimpinan yang masing-masing pimpinan tersebut dapat memerintah sesuai dengan keahliannya dan bertanggung jawab sepenuhnya pada bidang tugasnya.Adapun kebaikan daripada organisasi fungsional ini adalah :1. Adanya pembagian pekerjaan bagi pegawainya untuk berkembang.2. Adanya kesempatan bagi pegawainaya untuk berkembang.3. Ikut serta dalam pengambilan pengambilan keputusan dan adanya kerjasama yang baik diantara pegawai.Sedangkan keburukan adalah sebagai berikut1. Para karyawan terlalu memspesialisasikan diri pada satu bidang saja.2. Sukar untuk menga tour of duty atau tour of area tampa melalui pendidikan yang intensif.3. Koordinasi yang bersifat menyeluruh sukar dilaksanakan karena karyawan mementingkan bidangnya sajaCiri-ciri dari organisasi ini adalah :1. Membidangi tugas secara jelas dan tugas dapat dibedakan2. Dalam melaksanakan tugas tidak banyak memerlukan koordinasi karena bidang tugasnya sudah jelas. Koordinasi di titik beratkan pada eselon atas.3. Pembagian unit-unit-unit organisasi didasarkan pada spesialisasi tugas.4. Organisasi Garis, Staf, dan Fungsional (Line, Functional and Staff Organization)Organisasi ini merupakan kombinasi dari organisasi garis, fungsional,dan staf, serta fungsional ini dilakukan dengan cara menggabungkan kebaikan dan menghilangkan keburukan daripada ketiga tipe organisasi tersebut. Dengan demikian cocok untuk dipakai pada suatu organisasi yang benar dan kompleks.5. Organisasi Komite (Committee Organization)Organisasi komite adalah arganisasi yang masing-masing anggota mempunyai wewenang yang sama dan pimpinannya kolektif. Organisasai komite mengutamakan pimpinan artinya dalam organisasi terdapat pimpinan kolektif/presidium/plural/executif dan komite ini bersifat manajerial. Organisasi komite ini ada yang bersifat sementara. Ciri-ciri organisasi komite adalah :1. Pembagian tugasnya jelas dan tertentu2. Wewenag semua anggota sama besanya3. Tugas pimpinan dilaksanakan secara kolektif dan tanggung jawabnya pun secara kolektif .4. Para pelaksana dikelompokan menurut bidang/komisis tugas tertentu yang harus dilaksanakan dalam bnentuk gugus-gugus.5. Keputusan merupakan keputusan semua anggota.

4. Pengertian EfektivitasDilihat dari segi keberhasilan bahwa organisasi yang berhasil mencapai tujuannya, namun belum tentu terlaksana dengan efektivitas kerja yang baik. Efektivitas menurut Partanto (1994 :128 ) dalam Kamus Ilmiah Populer disebut dengan istilah Efektivitas, yang berasal dari kata dasar efek., yang mempunyai arti akibat atau hasil. Jadi kalau melakukan sesuatu usaha itu harus diharapkan akan ada atau menghasilkan suatu akibat tertentu, dan akibat yang diharapkan itu tercapai, berati usaha tersebut efektif.Untuk lebih jelasnya pengertian mengenai efektivitas, akan dijelaskan berdasarkan rumusan dari para ahli. Adapun rumusan tersebut akan diuraikan dibawah ini. Siagian, (1983 : 151) mengatakan :Efektivitas kerja berati penyelesaian pekerjaan tepat pada waktu yang telah ditetapkan. Artinya, apakah pelaksanaan itu diselesaikan dan tidak terutama menjawab pertanyaan dan berapa biaya yang dikeluarkan untuk itu. Dari pendapat siagian diatas dapat disimpulkan bahwa efektifitas berkaitan dengan masalah waktu, satu kegiatan dikatakan efektif apabila kegiatan tersebut berhasil sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan atau dengan kata lain tepat waktu. Suatu kegiatan tidak efektif apabila kegiatan tersebut tidak diselesaikan pada waktunya Kemudian Widjaja (1987 : 79) memberikan defenisi efektif adalah : berhasil guna, atau tepat guna. Efektivits adalah pencapaian sasaran menurut perhitungan terbaik mengenai suasana dagang dan kemungkinan membuat laba atau keuntungan. Sementara Handayaningrat (1983 : 16) mengatakan :Efectiveness is a mensuring in term of stataining prescribebed goals or objectives. (efektivitas adalah pengukuran dalam arti tercapainya sasaran atau tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Selanjutnya perlu pula diperhatikan pendapat dari Sarwoto (1987 : 95) tentang efektivitas yaitu :Efektif atau berhasil guna adalah pelayanan yang baik, corak maupun mutunya, dan kegunaannya benar sesuai dengan kebutuhan lini dalam mencapai tujuan organisasi. Untuk melengkapi pengertian efektivitas secara mendasar Mochdarsyah Sinugan (1992 : 15) menjelaskan konsep efektivitas berdasarkan pendapat para ahli dalam empat kelompok yaitu :1. Efektivitas berkaitan dengan hubungan antara teori-teori organisasi2. Menganggap efektivitas sebagai perbandingan/tingkatannya dimana sasaran yang dikemukakan dapat dianggap tercapai.3. Untuk memahami efektivitas adalah efektivitas eksternal output dan eveluasi satu unit input, konsep ini pada prinsipnya tidak berbeda dengan pendekatan yang disebutkan pertama.4. Kemampuan sistem untuk tetap berlansung, teradapatasi dan berkembang tampa memperdulikan tujuan-tujuan khusus yang akan dicapaiBerdasarkan pendapat para sarjana diatas dapatlah ditarik suatu kesimpulan bahwa efektivitas berhubungan dengan hasil yang dicapai dalam suatu rencana yang telah ditentukan terlebih dahulu. Oleh karenanya, tindakan yang efektif dapat dikatakan sebagai suatu tindakan dalam usaha untuk mencapai tujuan dengan tidak memperhatikan bagaimana cara yang ditempuh. Dengan demikian dalam melaksanakan kegiatan di dalam suatu organisasi hendaknya efektivitas harus benar-benar diperhatikan sebagai hasil dari suatu pekerjaan agar dapat diperoleh hasil pekerjaan secara maksimal. Didalam hal ini kegiatan memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dapat dilihat dari :1. Pencapaian Tujuan2. Ketepatan Waktu3. ManfaatDengan demikian dapat dikatakan bahwa yang dimaksud dengan efativitas pelayanan kesehatan adalah tercapainya tujuan yang telah ditetapkan,. Adanya ketentuan waktu dalam memberikan pelayanan serta adanya manfaat yang dirasakan oleh masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang diberikan padanya.5. Pengertian Pelayanan KesehatanSecara umum pelayanan dapat diartikan dengan melakukan pembuatan yang hasilnya ditujukan untuk kepentingan orang lain, baik perorangan, kelompok atau masyarakat. Menurut Moenir (1992 : 16) pelayanan adalah proses pemenuhan kebutuhan melalui aktivitas orang lain. Sedangkan pengertian pelayanan kesehatan merupakan salah satu bidang dalam pelayanan kesehatan sosial dalam arti luas. Dan menurut Azwar (1995 : 1) pelayanan dalam bidang kesehatan dapat diartikan sebagai setiap upaya yang diselenggarakan secara sendiri atau bersama dalam satu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit, serta memulihkan kesehatan perseorangan,keluarga, kelompok dan ataupun masyarakat. Dalam pengertian ini, pelayanan kesehatan disamping sebagai suatu usaha untuk memperbaiki kesejateraan masyarakat, sekaligus juga dalam rangka usaha pembinaan, pengembangan pemanfaatan sumber daya manusia.Jenis Pelayanan KesehatanBerdasarkan pendapat Azwar (1983 : 42) ada 3 (tiga) jenis pelayanan kesehatan yang ada dalam masyarakat yaitu :1. Pelayanan kesehatan pada tingkat pertama (primary health care). Yang dimaksud dengan pelayanan ini adalah pelayanan kesehatan yang lebih mengutamakan pelayanan yang bersifat dasar.2. Pelayanan tingkat kedua (secondary health care) yaitu pelayanan kesehatan yang lebih mengutamakan pelayanan spesialis dan bahkan kadang-kadang sub spesialis tetapi masih terbatas.3. Pelayanan kesehatan tingkat ketiga (tertierry health care) yaitu pelayanan kesehatan yang lebih mengutamakan pelayanan spesialis serta sub spesialis yang lebih luas.Pelayanan kesehatan tingkat dasar dilakukan secara bersama-sama oleh masyarakat dan ditulang punggungi oleh tenaga medis. Tenaga medis, dalam hal ini seperti dokter umum atau para medis dengan sifat pelayanan berobat jalan (ambulatory service). Jangkauan pelayanan berobat jalan dipengaruhi oleh peningkatan upaya kesehatan dan kesadaran masyarakat untuk berobat. Pelayanan tingkat dasar berhubungan erat dengan usaha masyarakat untuk mencari pengobatan sendiri. Dalam pengobatan tingkat dasar ini beberapa upaya pengobatan jalan dapat dilakukan seperti :1. Pembinaan dan pengarahan yang baik tentang cara-cara berobat tradisonal, yang dilaksanakan terus menerus bagi masyarakat.2. Upaya pelayanan akan lebih lancar jika kemampuan ekonomi masyarakat bekembang, pemanfaatan obat-obatan ditingkatkan, serta pengarahan dan motivasi untuk mengobati sendiri penyakit-penyakit ringan dengan penggunaan obat-obatan modern, sederhana maupun obat-obatan tradisional yang telah diuji coba.Pelayanan sekunderi (secondary health care) dilaksanakan oleh dokter spesialis terbatas, serta sifatnya dapat merupakan pelayanan jalan atau rawat (impatient service). Sedangkan pelayanan tingkat tertier (tertiary health care) dilakukan oleh dokter spesialis dan sub spesialis dilaksanakan oleh dokter spesialis, yang sifatnya dapat merupakan pelayanan jalan atau rawat.Tujuan Pelayanan KesehatanPada hakekatnya, tujuan pelayanan kesehatan tidak berbeda dari tujuan pelaksanaan pembangunan kesehatan secara luas. Dalam pemikiran dasar Sistem Kesehatan Nasional (SKN) dinyatakan bahwa pembangunan kesehatan merupakan cita-cita bangsa, yaitu agar tercapainya kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk yang berakibat kepada terwujudnya derajat kesehatan masyarakat yang optimal sebagai salah satu untuk kesejateraan umum yang merupakan bagian dsri tujuan nasional. Dalam usaha memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, tujuan pelayanan kesehatan itu dapat dibagi atas 3 golongan, yaitu :1. Pencegahan (Preventif)Pelayanan kesehatan pada hakekatnya memberi penekanan pada upaya untuk mencegah terjadinya atau gangguan kesehatan lainnya. Bahkan pencegahan mendapat tempat yang utama karena dengan pencegahan akan diperoleh hasil yang lebih baik serta memerlukan biaya yang lebih murah dibandingkan dengan pengobatan maupun rehabilitasi. Pencegahan nsebagai strategi pemeliharahan dan peningkatan kesehatan masyarakat, ditempuh dengan usaha-usaha seperti :1. Untuk orang yang sehat : yakni untuk memenuhi permintaan pemeriksan kesehatan ataupun dalam rangka mendeteksi kelainan sedini mungkin.2. Untuk orang yang khawatir akan kesehatannya seperti melayani permintaan pemeriksaan kesehatan Azwar (1983 : 28)Pelayanan kesehatan yang bersifat pencegahan terutama ditujukan untuk memperkuat keluarga dan kelompok serta kesatuan masyarakat. Maksudnya adalah bahwa didalam masyarakat yang mengalami perubahan yang berlansung cepat, upaya pencegahan ditekankan pada tingkah laku dan kegiatan untuk membagun kesehatan yang optimal.Sumber-sumber pelayanan kesehatan yang terbatas diperuntukan terutama dalam rangka pencegahan. Oleh sebab itu upaya pengehan ini memperoleh perhatian besar dibanyak negara. Selain itu juga karena penerapannya memungkinkan penggunaan secara efektif sumber-sumber yang terbatas, sedangkan lingkup intervensinya luas. Soetarso (1982 : 13) Pelayanan kesehatan dalam fungsi pencegahan ini disamping merupakan usaha untuk mempertinggi nilai kesehatan sekaligus juga untuk memberikan perlindungan khusus terhadap sesuatu penyakit (Specific Protection). 2. Pengobatan (Curative) Mengobati Penderita yang sakit adalah salah satu usaha yang amat penting dalam setiap bentuk pelayanan kesehatan. Untuk tujuan pengobatan diberikan bila suatu masalah atau gangguan kesehatan terjadi diakibatkan oleh kegagalan seseorang,keluarga, kelompok dan kesatuan masyarakat untuk melaksanakan peranannya atau tugas-tugas secara memadai dan normal. Pengobatan dalam pelayanan kesehatan sebagai suatu bentuk dari pelayanan sosial bertujuan untuk meniadakan hambatan atau masalah-masalah sosial yang ada. Pengobatan yang terlambat menyebabkan beberapa hal yang kurang menguntungkan seperti usaha menyembuhkan menjadi lebih sulit bahkan mungkin tidak dapat sembuh lagi atau memungkinkan akan terjadinya kecelakaan lebih besar. Disamping itu, pengobatan yang tidak secaepatnya, bisa menimbulkan penderitaan si sakit sembuh lama dibandingkan dengan pengobatan yang diterimanya semenjak kenak sakit atau biaya perawatan akan menajadi semakin banyak /semakin besar. Pengobatan dimaksudkan menegakkan diagnosa penyakit sedini mungkin untuk diberikan pengobatan yang tepat (ealy diagnosis and prompt treatment). Sumarnonugroho (1984 : 43) Tujuan dari pengobatan dapat bersifat respresif, artinya menekan agar gangguan kesehatan yang timbul tidak makin parah dan tidak menjalar.

3. Pemulihan (Rehabilitation)Pemberian pelayanan untuk tujuan rehabilitasi adalah usaha untuk mengembalikan bekas penderita sesuatu penyakit ketengah-tengah masyarakat. Rehabilitasi diamsumsikan agar orang itu dapat kembali menjalankan fungsinya sebagai anggota masyarakat yang berguna untuk dirinya sendiri, keluarga maupun masyarakat dengan semaksimal mungkin sesuai dengan kemampuannya. Pemulihan atau rehabilitasi terutama untuk menamkan dan menumbuhkan fungsionalitas kembali dalam diri orang maupun anggota masyarakat. Sumarnugroho, (1984 : 43) Dengan rehabilitasi dapat diharapkan mengembangkan potensi dalam rangka lebih meningkatkan fungsionalitasnya sehingga dapat secara produktif. Pelayanan kesehatan dengan tujuan rehabilitasi atau pemulihan dapat dibagi kedalam empat bidang, seperti yang dikemukan oleh Indan Entjang (1982 : 28-29) berikut :1. Rehabilitasi fisik, yaitu agar bekas penedrita memperoleh perbaikan fisik semaksimalnya.2. Rehabilitasi mental, yaitu agar bekas penderita dapat meneyesuaikan diri dalam hubungan perorangan dan social secara memuaskan. Seringkali bersman dengan terjadinya cacat badanaiah muncul pula kalaianan-kelainan atau ganagguan mental. Untuk itu bekas penderita perlu mendapatkan bimbingan kejiwaan sebelum kembali kemasyarakat.3. Rehabilitasi social vokasional, yaitu agar bekas penederita menepati suatu pekerjaan atau jabatan dalam masyarakat dengan kapasitas kerja yang semaksimalnya.4. Rehabilitasi aestheis, yaitu usaha untuk mengembalikan rasa keindahan, walaupun kadang-kadang fungsi dari alat tubuhnya itu sendiri tidak dapat dikembalikan .Prinsip lebih baik mencegah daripada mengobati apalagi merehabilitasi dalam pelayanan sosial, termasuk bidang medis, oleh karena para ahli pekerjaan sosial lebih diperdengarkan.

B. Hasil Penelitian TerdahuluBeberapa penelitian yang terkait dengan struktur organisasi adalah sebagai berikut :1. M. Fitri Rahmadana dan Widho Bijaksana : Pengaruh Sistem Informasi Manajemen Dan Struktur Organisasi Terhadap Efektivitas Pengambilan Keputusan Pada Kantor Pelayanan Bea Dan Cukai Tipe A BelawanHasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa Struktur organisasi merupakan struktur yang diterapkan dalam perusahaan yang menentukan sistem yang berlaku dalam perusahaan memberikan pengaruh positif terhadap efektivitas pengambilan keputusan. Dengan struktur organisasi yang sesuai dengan perusahaan ini maka akan semakin lebih efisien dalam pengambilan keputusan dalam perusahaan.2. Atty Tri Juniarti : Pengaruh Struktur Organisasi dan Kepemimpinan pada Kinerja Pegawai PT Bumitama Gunajaya AgroHasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa Struktur organisasi dan kepemimpinan secara simultan mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai PT. Bumitama Gunajaya Agro.3. Inuk Wahyuni Istiqomah, S.E., M.Si. : Pengaruh Struktur Dan Kultur Organisasional Terhadap Efektivitas Anggaran Partisipatif Dalam Peningkatan Kinerja Manajerial Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek SurabayaHasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa adanya pengaruh yang positif dan signifikan Partisipasi dan pendelegasian wewenang kepada para manajer pada struktur organisasional yang terdesentralisasi dimungkinkan menyebabkan timbulnya perasaan yang lebih nyaman dalam melaksanakan kegiatan yang berkaitan dengan anggaran, sehingga mereka akan lebih dapat meningkatkan kinerja manajerial mereka dibandingkan dengan para manajer yang bekerja pada struktur organisasional yang tersentralisasi. 4. Andi Rahman Giu : Pengaruh Desain Organisasi Dan Tipe Kepribadian Terhadap Stres Kerja Pegawai Pada Balai Diklat Keagamaan ManadoHasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa Desain organisasi berpengaruh negatif dan signifikan terhadap stres kerja pegawai Balai Diklat Keagamaan Manado5. Yanti Budiasih : Struktur Organisasi, Desain Kerja, Budaya Organisasi Dan Pengaruhnya Terhadap Produktivitas Karyawan Studi kasus pada PT. XX di JakartaHasil penelitian menunjukkan bahwa Dari ketiga variabel independen tersebut diatas secara parsial menunjukkan bahwa perubahan struktur organisasi mempunyai hubungan yang paling dominan berpengaruh terhadap produktivitas karyawan.6. Hendri Jhon Hevi : Pengaruh Struktur Organisasi Dan Sistem Informasi Manajemen Terhadap Pengambilan Keputusan Manajemen (Survey pada 10 Kantor Pelayanan Pajak di Kanwil Jawa Barat I)Hasil penelitian menunjukkan Arah hubungan yang positif yang menunjukan bahwa semakin baik struktur organisasi dan sistem informasi manajemen maka akan meningkatkan pengambilan keputusan pada Kantor Pelayanan Pajak di Kanwil Jawa Barat I. Sebaliknya, semakin tidak baik struktur organisasi dan sistem informasi manajemen maka akan menurunkan pengambilan keputusan manajemen.7. Riany Noor Afiah, Alimin Maidin, Burhanuddin Bahar : Budaya Dan Efektifitas Organisasi Rumah Sakit (Di Rsud Haji Makassar Dan Rsu Labuang Baji Makassar)Hasil penelitian menunjukkan bahwa Perbandingan hubungan budaya organisasi dan efektifitas organisasi pada Rumah Sakit Labuang Baji dan Rumah Sakit Haji menunjukkan budaya organisasi berhubungan dengan efektifitas organisasi pada kedua rumah sakit. 8. Ernest R. Vina, MD, David C. Rhew, MD, Scott R. Weingarten, MD, MPH, Jason B. Weingarten, and John T. Chang, MD, PhD, MPH : Relationship Between Organizational Factors and Performance Among Pay-for-Performance Hospitals (Hubungan Antara Faktor Organisasi dan Kinerja berdasarkan pembayaran-untuk-Kinerja Rumah Sakit)Hasil penelitian menunjukkan pengaruh yang positif bahwa beberapa faktor organisasi seperti budaya organisasi, dukungan organisasi, struktur organisasi, intervensi peningkatan mutu, memiliki peran yang penting dalam mengoptimalkan perawatan klinis.9. Cowen, Mark E, MD; Halasyamani, Lakshmi K, MD; McMurtrie, Daniel, MD; Hoffman, Denise, RN; Polley, Theodore, MD; Alexander, Jeffrey A, PhD; Banko, Peter D, FACHE : Organizational Structure for Addressing the Attributes of the Ideal Healthcare Delivery System/PRACTITIONER APPLICATION (Struktur organisasi untuk Mengatasi Atribut dari Penyampaian Sistem Kesehatan yang Ideal / PRAKTISI APLIKASIHasil penelitian menunjukkan pengaruh yang positif bahwa struktur organisasi penting untuk mengelola tim perawatan interdisipliner yang terfokus pada pasien, menyediakan mereka dengan informasi yang relevan dan tepat waktu, dan menghubungkan mereka ke sumber daya dan prioritas dari organisasi induk.10. King, Granville, III : The Implications Of An Organization's Structure On Whistleblowing (implikasi dari struktur organisasi pada pengungkapan rahasia)Hasil penelitian menunjukkan pengaruh yang positif bahwa Struktur organisasi dapat melakukan peran penting dalam keputusan untuk melaporkan versus tidak melaporkan dan mengamati kesalahan yang dilakukan. Lima bagian struktur organisasi (yaitu, terpusat, matriks, horisontal, hybrid, dan divisi) diperiksa dalam hal efektivitas mereka dalam mendorong pengamat untuk mengecilkan perilaku tidak etis dan saluran untuk melaporkan perilaku tersebut.

BAB IIIPEMBAHASAN

A. Hubungan antara Struktur Organisasi dengan Efektivitas PelayananMenurut pendapat Gibson, et.al bahwa sruktur organisasi apabila disusun dengan baik pembagian kerjanya serta saling mendukung, maka tujuan organisasi akan tercapai. Demikian juga menurut Franklin G. More bahwa dalam mendelegasikan pekerjaan harus tepat dan jelas karena akan berpengaruh pada tugas yang dikerjakan.Menurut Steers, karakter organisasi merupakan struktur dan iklim internal organisasi sedangkan karakter lingkungan merupakan iklim eksternal organisasi dan menetapkan lingkungan prestasi Kepandaian seorang pegawai akan menjadi seorang pegawai bertindak cepat dan tepat dalam melaksanakan tugasnya. Inisiatif para pegawai dalam menyelesaikan tugas dan juga sangat mempengaruhi hasil kerja, semakin tinggi daya inisiatif dalam menyelesaikan tugas maka hasil kerja juga bisa optimal.Struktur organisasi mempunyai peranan yang sangat penting dalam suatu organisasi, sehingga dengan demikian struktur organisasi juga sangat berpengaruh terhadap kualitas pelayanan.Apabila komponen-komponen struktur organisasi yang mendukung disusun dengan baik antara pembagian kerja atau spesialisasi disusun sesuai dengan kebutuhan, dapat saling menunjang, jelas wewenang tugas dan tanggung jawabnya, tidak tumpang tindih, sebaran dan tingkatan dalam organisasi memungkinkan dilakukannya pengawasan yang efektif, struktur organisasi desentralisasi memungkinkan untuk diadakannya penyesesuaian atau fleksibel, letak pengambilan keputusan disusun dengan mempertimbangkan untuk rugi dari sistem sentralisasi dan desentralisasi, antara lain sentralisasi yang berlebihan bisa menimbulkan ketidakluwesan dan mengurangi semangat pelaksana dalam pelaksanaan kegiatan. sedangkan desentralisasi yang berlebihan bisa menyulitkan dalam kegiatan pengawasan dan koordinasi.Dalam pengendalian pelayanan perlu prosedur yang runtut yaitu antara lain penentuan ukuran, identifikasi, pemeliharaan catatan untuk inspeksi dan peralatan uji, penilaian, penjaminan dan perlindungan (gaspersz, 1994). hal ini akan berpengaruh positif terhadap pencapaian kualitas pelayanan. akan tetapi, apabila struktur organisasi tidak disusun dengan baik maka akan dapat menghambat kualitas pelayanan publik yang baik.

Berkaitan dengan struktur organisasi dapat disimpulkan beberapa indikator yang digunakan untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi kualitas pelayanan publik ini adalah :1. tingkat pembagian tugas pokok dan fungsi;2. kejelasan pelaksanaan tugas antar instansi;3. tingkat hubungan antara atasan dan bawahan.

B. Pengaruh Struktur Organisasi Terhadap Efektivitas Pelayanan Kesehatan Setelah menguraikan hubungan struktur organisasi dan efektivitas pelayanan, maka selanjutnya menjelaskan pengaruh struktur organisasi terhadap efektivitas pelayanan kesehatan. Menurut Steers (1985 : 71) ada enam faktor yang mempergaruhi beberapa segi dari efektivitas organisasi. Keenam factor tersebut serta uraiannya adalah :1. Tingkat DesentralisasiYang dimaksud dengan desentralisasi adalah batas perluasan bagi jenis kekuasaan dan wewenang dari atas kebawah dalam hierki organisasi. Dengan demikian pengertian desentralisasi berhubungan erat dengan konsep partisipasi dalam pengambilan keputusan. Makin luas desentralisasi oragnisasi sebuah oraganisasi makin luaslah ruang lingkup para pekerja. Bawahan dapat turut serta dalam memikul tanggung jawab atas keputusan-keputusan mengenai. Pekerjaan meraka dan kegiatan mendatang dari organisasinya2. Spesialisasi TugasSpesialisasi mengakibatkan peningkatan efektivitas, karena spesialisasi memungkinkan setiap pekerja mencapai keahlian dibidang tertentu sehingga dapat memberikan sumbangan secara maksimal pada kegiatan kearah tujuan.3. FormalisasiFormalisasi biasanya menunjukan batas penentuan atau pengaturan kegiatan pekerja para pegawai melalui prosedur dan peraturan yang resmi. Jadi bila formalisasi telah diterapkan dalam kehidupan para pegawai, maka efektivitas akan tercapai4. Rentang KendaliRentang kendali menyatakan jumlah rata-rata bawahan dari tiap penyelia. Dengan jumlah dari masing-masing bawahan dapat dilakukan rentang kendali sehingga memungkinkan untuk meningkatkan efektivitas.

5. Ukuran (Besarnya) OrganisasiTelah banyak perhatian dicurahkan pada masalah bagaimana besarnya ukuran organisasi dapat mempengaruhi berbagai aspek dari keberhasilan organisasi. Bertambah besarnya ukuran organisasi tampaknya mempunyai hubungan positif dengan peningkatan efesiensi. Factor-faktor seperti pengertian pempinan yang teratur, berkurangnya biaya tenaga kerja dan pengenalan llingkungan dianggap sebagai aspek yang mempengaruhi efetivitas pelaksanaan pekerjaan.6. Ukuran (Besarnya) Unit KerjaBerdasarkan unit kerja juga mempengaruhi efektivitas, karena diantara para pekerja saling mengenal lebih baik akan membina persahabatan dan membangun persatuan kelompok dengan erat.Dari penjelasan diatas penulis menyimpulkan bahwa aspek struktur organisasi dapat mempenagaruhi segi-segi tertentu dari efektivitas organisasi. Struktur organisasi yang disusun untuk dapat memenuhi kebutuhan masyarakat dalam hal ini bidang kesehatan akan tercipta dengan baik bila disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang dihadapi untuk menjalankan mekanisme pelayanan dengan efisien dan efektif. Dengan demikian, struktur organisasi memegang peranan yang penting dalam hal pemberian kesehatan kepada masyarakat. Karena struktur oragnisasi yang jelas akan mempermudah setiap organisasi untuk memahami posisinya. Pihak /bagian mana yang akan membantu dalam melaksanakan tugas, dan kepada siapa harus memberikan pertanggung jawaban atas tugas yang jelas serta didukung dengan tenaga ahli dan trampil. Peraturan juga memegang peranan utama serta jumlah pegawai yang memadai akan menambah terciptanya efektivitas kerja yang diharapkan.

BAB IVPENUTUP

A. Kesimpulan Dengan adanya pembagian kerja yang jelas dan adanya tanggung jawab sesuai dengan keahlian bidangnya, maka akan tercipta suatu pelayanan kesehatan yang efektif kepada masyarakat. Penerapan prinsip The Right Man On The Right Place dalam arti penempatan pegawai sesuai keterampilan dan kemampuan yang dimiliki dengan tujuan agar semua pegawai bekerja dengan baik dan dengan semakin jelasnya pembagian kerja maka pencapaian daripada tujuan organisasi akan berjalan dengan efektif dan pelayanan kesehatan akan dapat tercapai. Mempunyai pandangan dan persepsi yang sama yaitu selalu menjaga keharmonisan di lingkungan kerja dan begitu juga saran dari rekan sekerja akan memudahkan tercapainya tujuan organisasi khususnya di bidang pelayanan kesehatan.Kemudian pengevalusian wewenang juga perlu kepada bawahan oleh atasan bahwa seorang atasan selalu mengevaluasi wewenang yang dilimpahkan kepada bawahan yang bertujuan untuk mengetahui kesalahan yang diperbuat dan berusaha untuk mencari jalan keluarnya agar tidak terjadi kesalahan yang kedua kalinya.Efektivitas pelayanan kesehatan di antaranya mengenai keberhasilan pencapaian tujuan (Akurasi) dimana Steer dan Etzioni (dalam Kasim 1993:11) mengatakan bahwa efektivitas suatu organisasi tergantung pada seberapa jauh organisasi itu berhasil dalam pencapaian tujuannya.. Ketersediaan sarana, prasarana dan peralatan medis yang berhubungan dengan kegiatan kerja penting dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.Seperti yang dikemukan oleh Etzioni (1985 : 7) bahwa tujuan daripada organiasi itu adalah dapat berupa laba, pemberian pendidikan, pemeliharaan kesehatan dan sebagainya. Meskipun tujuan dari setiap organisasi itu berbeda-beda. Namun ciri dari organisasi itu tetaplah sama, yaitu perilakunya terarah pada tujuan dalam arti organisasi itu mengejar tujuan dan sasaran yang dapat dicapai secara lebih efisien dan efektif dengan tindakan yang dilakukan secara bersama-sama dalam upaya pemberian pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Hal ini diperkuat lagi dari pernyataan Steers (1985: 209) bahwa salah satu yang mempengaruhi factor dari pada efektivitas itu adalah ciri dari pada organisasi sedangkan salah satu karakteristik organisasi adalah struktur organisasi. Dengan demikian agar tercapainya tujuan yang telah ditetapkan secara efektif, maka bagi suatu organisasi hendaklah dapat menyusun suatu struktur atau hubungan pekerjaan tertentu diantara berbagai macam komponen dari kesatuan secara keseluruhan. Dalam hal ini bahwa struktur organisasi merupakan suatu kerangka yang mempolahkan hubungan diatara orang-orang maupun bidang-bidang kerja dalam organisasi tersebut sehingga jelas kedudukannya, wewenang dan tanggung jawab masing-masing dalam suatu kebulatan yang teratur. Semakin baik dan jelasnya daripada pembagian kerja, pelimpahan wewenang dan tanggung jawab serta hubungan antara bagian didalam struktur organisasi maka efektivitas daripada pelayanan kesehatan akan tercapai dengan baik pula.

DAFTAR PUSTAKA

Azwar, Azrul, 1995, Pengantar Imu Administrasi Kesehatan, Binarupa Aksara , Jarkarta Effendy, Nasrul, 1995, Perawatan Kesehatan Masyarakat, Buku Kedokteran EGC, Jakarta Ent jang, Indang, 1982, Ilmu Kesehatan Masyarakat, Alumi, Bandung. Etzioni, Amitai, 1985, Organisasi-Organisasi Modern, UI Press, Jakarta. Handayaningrat, Soewarno, 1983, Pengantar Studi Ilmu Administrasi Dan Manajemen, Gunung Agung, Jakarta Hasibuan, Melayu, 2006, Manajemen Dasar, Pengertian Dan Masalah, PT. Bumi Aksara, Jakarta. Hsiao, W. C, 2000, Toward a theoretical model of health systems, Work in Progress, Harvard School of Public Health. Kasim, Azhar, 1993, Pengukuran Efektivitas Dalam Organisasi, FE UI, JaKarta Mochdarsyah, Sinungah, 1992 Produktivitas Apa dan Bagaimana, Bumi Aksara, Jakarta. Manullang, M, 2002, Dasar-Dasar Manajemen, Gadjah Mada,Press, Yogyakarta. Moenir A.S., 1992, Manajemen Pelayanan Umum di Indonesia, Bumi Aksara, Jakarta. Partanto, A. Pius, dkk, 1994, Kamus Ilmiah Populer, Arkola, Surabaya Sarwoto, 1987, Dasar-Dasar Organisasi Dan Manajemen, Ghalia Indonesia, Jakarta. Siagian, Sondang, P. 2005 Pemimpin dan Kepemimpinan, PT. Raja Grafindo Persada,Siagian, Sondang, P, 1983, Organisasi Kepemimpinan Dan Prilaku Administrasi, Gunung Agung, Jakarta. Soetarso, 1982, Kesejateraan Sosial, Pelayanan Social Dan Kebijakasanaan Sosial, STKS Bandung. Soertaso, 1989, Praktek Kesejateraan Sosial, STKS, Bandung. Steers, M. Richards, 1985, Efektivitas Organisasi, Erlangga, Jakarta. Stoner, A. F. James, 1989, Manajemen, Edisi Revisi Jilid Terjemahan Alfonsus Sirait, Erlangga. Sumarnonugroho, T, 1984, Sistem Intervensi Sosial, Haninta, Yogyakarta. Sutarto, 1998, Dasar-Dasar Organisasi, Gaja Mada University Press, Yogyakarta. Widjaja, A. W, 1987, Kelembagaan Dan Organisasi. PT. Bina Aksara, Jakarta.