pengaruh struktur kepemilikan, ukuran...

25
1 PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN, UKURAN PERUSAHAAN, DAN UMUR PERUSAHAAN TERHADAP KINERJA INTELLECTUAL CAPITAL (Studi pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2007-2009) Gelisha Dian Kharisma Putri Pembimbing: Wahyu Meiranto, S.E., M.Si., Akt. Program Sarjana Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro Semarang ABSTRACT The purpose of this research was to investigate the influence of ownership structure, firm size, and firm age on the firm performance with intellectual capital performance as dependen variable. The Value Added Intellectual Capital (VAIC™) method was used to measure of intellectual capital performance. Independen variables were used in the research are ownership structure, firm size and firm age. Ownership structure that represented by manajerial ownership, institutional ownership, foreign ownership and goverment ownership. The samples of this study taken from banking companies listed in Indonesian Stock Exchange, with observation period of 2005 until 2009. The samples are collected by purposive sampling method and resulted 56 observation become the samples. Data analysis using multiple regression. The result show that manajerial and institutional ownership does not affect intellectual capital performance, while foreign ownership and firm size affect positively and significant on the intellectual capital performance. Goverment ownership has negative but not significant effect and firm age negatively and significantly affect on the intellectual capital performance. Keyword: Ownership Structure, firm size, firm age, intellectual capital, VAIC™

Upload: voque

Post on 10-Mar-2019

234 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN, UKURAN …eprints.undip.ac.id/28672/1/Gelisha_Dian_K.P_C2C007046.pdf · PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN, UKURAN PERUSAHAAN, DAN UMUR PERUSAHAAN TERHADAP

1

PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN, UKURAN PERUSAHAAN, DAN UMUR PERUSAHAAN TERHADAP KINERJA INTELLECTUAL

CAPITAL (Studi pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Tahun 2007-2009)

Gelisha Dian Kharisma Putri

Pembimbing: Wahyu Meiranto, S.E., M.Si., Akt.

Program Sarjana Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro Semarang

ABSTRACT

The purpose of this research was to investigate the influence of ownership structure, firm size, and firm age on the firm performance with intellectual capital performance as dependen variable. The Value Added Intellectual Capital (VAIC™) method was used to measure of intellectual capital performance. Independen variables were used in the research are ownership structure, firm size and firm age. Ownership structure that represented by manajerial ownership, institutional ownership, foreign ownership and goverment ownership. The samples of this study taken from banking companies listed in Indonesian Stock Exchange, with observation period of 2005 until 2009. The samples are collected by purposive sampling method and resulted 56 observation become the samples. Data analysis using multiple regression.

The result show that manajerial and institutional ownership does not affect intellectual capital performance, while foreign ownership and firm size affect positively and significant on the intellectual capital performance. Goverment ownership has negative but not significant effect and firm age negatively and significantly affect on the intellectual capital performance.

Keyword: Ownership Structure, firm size, firm age, intellectual capital, VAIC™

Page 2: PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN, UKURAN …eprints.undip.ac.id/28672/1/Gelisha_Dian_K.P_C2C007046.pdf · PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN, UKURAN PERUSAHAAN, DAN UMUR PERUSAHAAN TERHADAP

2

PENDAHULUAN

Pada perkembangan perekonomian yang pesat, telah terjadi berbagai

kemajuan baik pada bidang teknologi informasi, perkembangan inovasi, maupun

persaingan bisnis yang ketat. Hal ini berdampak pada perubahan dari cara

pengelolaan bisnis dan penentuan strategi bersaing agar perusahaan-perusahaan

tersebut tetap bertahan. Para pelaku bisnis mulai menyadari harus cepat merubah

strategi bisnisnya yang pada awalnya berdasarkan labor based business (bisnis

berbasis tenaga kerja) ke arah knowledge based business (bisnis berbasis

pengetahuan) dengan karateristik ilmu pengetahuan (Sawarjuono dan Kadir, 2003

dalam Sawitri dan Yusuf, 2009). Begitu penting kedudukan pengetahuan dalam

masyarakat yang telah disuarakan juga oleh Alferd Marshall bahwa pengetahuan

adalah mesin produksi yang paling powerful (Bontis, 2005). Perekonomian yang

bercirikan pengetahuan memiliki empat karateristik kunci, yaitu 1) riset dan

pendidikan, 2) relasi ke pertumbuhan, 3) pembelajaran dan kapabilitas, serta 4)

pentingnya perubahan, dominasi struktur yang (lebih) datar, dan modal sosial

(Chandra, 2008). Bank Dunia juga telah memulai program yang disebut sebagai

knowledge for development untuk mendorong perkembangan negara-negara ke

arah knowledge based economy.

Dengan seiringnya perubahan ekonomi negara-negara tersebut, yang

memiliki karateristik berbasis ilmu pengetahuan dengan penerapan knowledge

management menjadi lebih penting dalam kegiatan value creation (penciptaan

nilai) perusahaan dibandingkan faktor produksi lain (Saleh et al., 2008). Dalam

sistem manajemen yang berbasis pengetahuan ini, maka modal kovensional

seperti sumber daya alam, sumber daya keuangan, dan aktiva fisik lainnya

menjadi kurang penting dibandingkan dengan modal yang berbasis pada

pengetahuan dan teknologi (Sawarjuono dan Kadir, 2003 dalam Sawitri dan

Yusuf, 2009). Melalui penggunaan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi

secara efisien dan ekonomis dapat memicu pertumbuhan organisasi berbasis

knowledge yang dapat memberikan keunggulan kompetitif perusahaan serta

menjadi senjata untuk memenangkan persaingan bisnis.

Page 3: PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN, UKURAN …eprints.undip.ac.id/28672/1/Gelisha_Dian_K.P_C2C007046.pdf · PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN, UKURAN PERUSAHAAN, DAN UMUR PERUSAHAAN TERHADAP

3

Untuk memenangkan persaingan bisnis tersebut perusahaan harus dengan

cepat mengubah pola industri dari productivity based industries yang bermoto

made and move menjadi knowledge based industries yang bermoto knowledge

and servies (Drucker, 2004 dalam Astuti, 2005). Knowledge based industries

ditandai dengan adanya pola investasi yang tinggi pada research and

development, teknologi informasi, pelatihan karyawan, dan perekrutan pelanggan.

Sehingga pola industri baik pada bidang produksi maupun jasa, aset pengetahuan

menjadi sesuatu yang penting. Dalam knowledge based industries yang terjadi

berupa proses pentransformasian, pengkapitalisasian, dan pentransferan

pengetahuan sebagai sarana untuk memperoleh penghasilan. Maka kemakmuran

suatu perusahaan akan bergantung pada suatu penciptaan transformasi dan

kapitalisasi dari pengetahuan itu sendiri. Oleh sebab itu, sekarang banyak

perusahaan semakin menyadari pentingnya knowledge asset sebagai bentuk

intangible asset. Menurut Standfield (1999) dalam Widyaningdyah (2008)

terdapat dampak yang sangat nyata mengenai intangible asset, bahkan dari hasil

studinya ia mengambil kesimpulan bahwa eksekutif mulai kehilangan

kepercayaan atas data historis laporan keuangan dan mulai menggunakan

informasi tambahan untuk keperluan pengambilan keputusan strategis. Dengan

kata lain, akuntansi tradisional yang sudah 500 tahun digunakan sebagai dasar

pembuatan laporan keuangan saat ini gagal dalam mengadaptasi perubahaan

ekonomi, terutama dalam kebutuhan pelaporan knowledge asset (Edvinsson dan

Malone, 1997; Stone dan Warsono, 2003 dalam Widyaningdyah, 2008).

Bagi perusahaan yang sebagian besar asetnya dalam bentuk intangible

asset, tidak adanya informasi ini akan menyesatkan, karena dapat mempengaruhi

kebijakan perusahaan. Oleh karena itu, laporan keuangan harus dapat

mencerminkan adanya aktiva tidak berwujud dan besarnya nilai diakui. Adanya

perbedaan yang besar antara nilai pasar dan nilai yang dilaporkan akan membuat

laporan keuangan menjadi tidak berguna untuk pengambilan keputusan serta

menunjukkan adanya missing value atau hidden value (nilai yang tersembunyi).

Namun demikian, bukanlah hal yang mudah untuk mengganti praktik yang sudah

ratusan tahun berlangsung, di lain pihak ada tuntutan untuk mengubah asumsi-

Page 4: PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN, UKURAN …eprints.undip.ac.id/28672/1/Gelisha_Dian_K.P_C2C007046.pdf · PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN, UKURAN PERUSAHAAN, DAN UMUR PERUSAHAAN TERHADAP

4

asumsi yang mendasari akuntansi tradisional. Tetapi, dalam jangka panjang

perbedaan antara market value dan book value mungkin akan lebih baik dijelaskan

oleh perubahan sumber daya penciptaan nilai tambah sebagai perpindahan

ekonomi dari tangible assets menjadi intangible assets melalui pendekatan

intellectual capital.

Pedekatan kinerja intellectual capital digunakan sebagai alat ukur efisiensi

aktivitas penciptaan nilai perusahaan yang tidak digambarkan dalam laporan

keuangan (Saleh et al., 2008). Intellectual capital seringkali menjadi faktor

penentu utama perolehan laba suatu perusahaan dan dianggap sebagai suatu

kekuatan dalam mencapai kesuksesan dalam dunia bisnis. Oleh karena itu, penting

untuk menilai kinerja intellectual capital dari suatu perusahaan dan juga meneliti

faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja intellectual capital karena dalam jangka

panjang hal ini akan memberikan kontribusi pada keunggulan kompetitif

perusahaan (Saleh et al., 2008).

Salah satu faktor yang mempengaruhi variasi kinerja intellectual capital

yang dilihat dari tata kelola perusahaan berupa struktur kepemilikan. Menurut

Saleh, et al., (2008) pengaruh struktur kepemilikan terhadap kinerja intellectual

capital bersifat tidak langsung yaitu melalui perwakilan dewan direksi. Struktur

kepemilikan mencerminkan pihak-pihak yang mempunyai kekuasaan untuk

menentukan kebijakan sebagai pedoman dewan direksi dalam menjalankan

perusahaan. Kebijakan tersebut salah satunya berupa keputusan pengelolaan

intellectual capital yang dimiliki oleh perusahaan. Sehingga, pada akhirnya

pengelolaan tersebut juga akan menghasilkan kinerja intellectual capital yang

berbeda pula (Saleh et al., 2008) dan akan berpengaruh terhadap tujuan akhir

perusahaan yaitu profit motive yang tercermin dengan adanya kinerja yang bagus.

Maka bagaimanapun pengujian terhadap hubungan faktor-faktor yang

mempengaruhi kinerja intellectual capital, terutama struktur kepemilikan tidak

lengkap tanpa memperhatikan faktor kinerja intellectual capital sebagai

pendukung hubungan tersebut.

Faktor lain yang yang mempengaruhi variasi kinerja intellectual capital

selain struktur kepemilikan dalam penelitian ini dengan menambahkan faktor lain

Page 5: PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN, UKURAN …eprints.undip.ac.id/28672/1/Gelisha_Dian_K.P_C2C007046.pdf · PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN, UKURAN PERUSAHAAN, DAN UMUR PERUSAHAAN TERHADAP

5

berupa umur perusahaan dan ukuran perusahaan merujuk pada penelitian Sonnier

dan Carson (2009). Purnomosidhi (2006) menyatakan ukuran perusahaan

digunakan sebagai variabel independen dengan asumsi bahwa perusahaan yang

lebih besar melakukan aktivitas yang lebih banyak dan biasanya memiliki banyak

unit usaha dan memiliki potensi penciptaan nilai jangka panjang. Perusahaan

besar lebih sering diawasi oleh kelompok stakeholder yang berkepentingan

dengan bagaimana manajemen mengelola modal intelektual yang dimiliki. Faktor

umur perusahaan digunakan dalam penelitian ini karena dengan mengetahui umur

perusahaan, maka akan diketahui pula sejauh mana perusahaan dapat survive dan

mengetahui keinginan perusahaan untuk selalu tetap menjaga reputasi perusahaan

di mata publik. Semakin panjang umur perusahaan akan memberikan kinerja

modal intelektual yang lebih banyak pula.

Penelitian tentang kinerja intellectual capital dilakukan oleh beberapa

peneliti yang berusaha mengukur kinerja intellectual capital di perusahaan

perbankan di Indonesia, India, Malaysia, dan Jepang, yaitu Kuryanto dan

Syafruddin (2008) Ulum (2008), Kamath (2007), Goh (2005), dan Mavridish

(2004). Hasilnya secara umum bahwa kemampuan penciptaan nilai (VAIC™)

baik bank lokal maupun bank asing sebagian besar berhubungan dengan efisiensi

human capital (HC) dibandingkan dengan efisiensi structural capital (SC) dan

efisiensi capital employed (CE).

Dengan berbagai penelitian yang telah dilakukan maka peneliti berusaha

mengkombinasikan dan memodifikasi penelitian Saleh et al., (2008) dan Sonnier

dan Carson (2009) dalam suatu lingkungan perusahaan perbankan di Indonesia.

Sektor perbankan ini memiliki kelebihan daripada sektor lain yang merupakan

salah satu sektor layanan jasa yang menggunakan human capital (HC) dan

customer capital (CC) yang sangat besar untuk mampu bertahan (Kamath, 2007

dalam Kusuma, 2010). Oleh karena itu, dengan kelebihan yang terdapat pada

sektor perbankan tersebut peneliti akan meneliti sektor perbankan di Indonesia

dengan menggunakan dengan Value Added Intellectual Capital Coefficient

(VAIC™) yang dikembangkan oleh Pulic (1998, 2000). Adapun variabel-variabel

yang diuji dalam penelitian ini adalah kepemilikan manajerial, kepemilikan

Page 6: PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN, UKURAN …eprints.undip.ac.id/28672/1/Gelisha_Dian_K.P_C2C007046.pdf · PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN, UKURAN PERUSAHAAN, DAN UMUR PERUSAHAAN TERHADAP

6

institusional, kepemilikan asing, kepemilikan pemerintah, ukuran perusahaan dan

umur perusahaan terhadap kinerja intellectual capital. Sehingga dalam penelitian

ini akan dibahas enam permasalahan yang telah dijelaskan di atas, yaitu sebagai

berikut:

1. Apakah kepemilikan manajerial berpengaruh positif terhadap kinerja

intellectual capital?

2. Apakah kepemilikan institusional berpengaruh positif terhadap kinerja

intellectual capital?

3. Apakah kepemilikan asing berpengaruh positif terhadap kinerja

intellectual capital?

4. Apakah kepemilikan pemerintah berpengaruh negatif terhadap kinerja

intellectual capital?

5. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap kinerja

intellectual capital?

6. Apakah umur perusahaan berpengaruh positif terhadap kinerja intellectual

capital?

TELAAH PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

Resources-Based Theory

RBT menyatakan dengan menganalisis dan mengintrepretasikan sumber

daya perusahaan dapat untuk memahami mengenai bagaimana suatu perusahaan

akan mencapai keunggulan kompetitifnya, yang meyakini bahwa perusahaan akan

mencapai keunggulan apabila memiliki sumber daya yang unggul.

RBT dipelopori oleh Penrose (1959) dalam Astuti (2005), mengemukakan

bahwa sumber daya perusahaan bersifat heterogen, tidak homogen, dan jasa

produkstif yang berasal dari sumber daya perusahaan yang memberikan karakter

unik bagi tiap-tiap perusahaan. Dalam RBT, sumber daya dapat secara umum

didefinisikan untuk memasukkan aset, proses organisasi, atribut perusahaan,

informasi, atau pengetahuan yang dikendalikan oleh perusahaan yang dapat

digunakan untuk memahami dan menerapkan strategi mereka (Daft, 1983;

Barney, 1991; Mata et al., 1995).

Page 7: PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN, UKURAN …eprints.undip.ac.id/28672/1/Gelisha_Dian_K.P_C2C007046.pdf · PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN, UKURAN PERUSAHAAN, DAN UMUR PERUSAHAAN TERHADAP

7

Melalui penjelasan tersebut menurut resources-based theory, intellectual

capital memenuhi kriteria-kriteria sebagai sumber daya unik yang mampu

menciptakan keunggulan kompetitif perusahaan sehingga dapat menciptakan

value added bagi perusahaan. Perusahaan menyadari bahwa penting untuk

mengelola intellectual capital yang dimiliki. Apabila perusahaan dapat

memaksimalkan sumber daya yang dimiliki, maka perusahaan tersebut akan

memiliki suatu value added yang dapat memberikan suatu karateristik tersendiri.

Oleh karena itu dengan adanya karateristik yang dimiliki, perusahaan mampu

mencapai keunggulan kompetitif yang nantinya hanya dimiliki oleh perusahaan

itu sendiri. Dan perusahaan pastinya akan mendapatkan nilai tambah yang berupa

peningkatan kinerja perusahaan.

Intellectual Capital

Intellectual capital pada umumnya didefinisikan sebagai perbedaan antara

nilai pasar perusahaan dan nilai buku dari aset perusahaan tersebut atau dari

financial capitalnya. Hal ini berdasarkan observasi bahwa sejak akhir 1980-an,

nilai pasar dari bisnis kebanyakan dan secara khusus adalah bisnis yang

berdasarkan pengetahuan keuangan telah menjadi lebih besar dari nilai yang

dilaporkan dalam laporan keuangan berdasarkan perhitungan yang dilakukan oleh

akuntan (Roslender dan Fincham, 2004; dalam Ulum dkk, 2009). Intellectual

capital dianggap sebagai jumlah dari apa yang dihasilkan oleh tiga elemen utama

organisasi (human capital, structural capital, customer capital) yang berkaitan

dengan pengetahuan dan teknologi yang dapat memberikan nilai lebih (tambah)

bagi perusahaan berupa keunggulan bersaing organisasi (Sawarjuwono dan Kadir,

2003).

Model Pulic

VAICTM merupakan metode yang dikembangkan oleh Pulic (1998),

didesain untuk menyajikan informasi mengenai value creation efficiency dari aset

berwujud (tangible asset) dan aset tidak berwujud (intangible asset) yang dimiliki

perusahaan. Model ini dimulai dengan kemampuan perusahaan untuk

menciptakan value added (VA). VA adalah indikator paling objektif untuk

menilai keberhasilan bisnis dan menunjukkan kemampuan perusahaan dalam

Page 8: PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN, UKURAN …eprints.undip.ac.id/28672/1/Gelisha_Dian_K.P_C2C007046.pdf · PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN, UKURAN PERUSAHAAN, DAN UMUR PERUSAHAAN TERHADAP

8

penciptaan nilai (value creation) (Pulic, 1998). Selain itu VAIC™ juga

merupakan alat manajemen pengendalian yang memungkinkan organisasi untuk

memonitor dan mengukur kinerja intellectual capital dari suatu perusahaan

(Kammath, 2007 dalam Saleh, et al,. 2008).

Komponen utama dari VAICTM yang dikembangkan Pulic (1998) tersebut

dapat dilihat dari sumber daya perusahaan, yaitu physical capital (VACA – Value

Added Capital Employed), human capital (VAHU – Value Added Human

Capital), dan structural capital (STVA – Structural Capital Value Added).

VAICTM juga dikenal sebagai Value Creation Efficiency Analysis, dimana

merupakan sebuah indikator yang dapat digunakan dalam menghitung efisiensi

nilai yang dihasilkan dari perusahaan yang didapat dengan menggabungkan CEE

(Capital Employed Efficiency), HCE (Human Capital Efficiency), dan SCE

(Structure Capital Efficiency) (Pulic, 1998).

Kerangka Pemikiran

Pada bagian ini peneliti menggambarkan kerangka pemikiran pengaruh

struktur kepemilikan, ukuran perusahaan, dan umur perusahaan terhadap kinerja

intellectual capital adalah sebagai berikut:

Umur Perusahaan (X6)

Ukuran Perusahaan (X5)

Kepemilikan Pemerintah (X4)

Kepemilikan Institusional (X2)

Kepemilikan Manajerial (X1)

Kepemilikan Asing (X3)

Variabel Dependen

Kinerja Intellectual Capital

(VAICTM)

Variabel Independen (+)

(+)

(+)

(-)

(+)

(+)

Page 9: PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN, UKURAN …eprints.undip.ac.id/28672/1/Gelisha_Dian_K.P_C2C007046.pdf · PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN, UKURAN PERUSAHAAN, DAN UMUR PERUSAHAAN TERHADAP

9

Pengembangan Hipotesis

1. Kepemilikan Manajerial

Semakin besar proposi kepemilikan saham manajerial pada perusahaan, maka

manajer cenderung berusaha lebih giat karena manajer mempunyai kewajiban

untuk memaksimumkan kesejahteraan para pemegang saham, namun disisi lain

manajer juga mempunyai kepentingan untuk memaksimumkan kesejahteraan

mereka. Manajer juga akan termotivasi untuk menciptakan kinerja perusahaan

secara optimal dan berusaha untuk mengurangi konflik kepentingan (konflik

keagenan) dan menurunkan kecenderungan manajer untuk melakukan tindakan

oportunistik (Listyani, 2003).

Dalam kepemilikan manajerial, manajer akan cenderung terlibat dalam

aktivitas penciptaan nilai yang dapat meningkatkan keunggulan kompetitif jangka

panjang bagi perusahaan Saleh et al., (2008). Salah satu cara yang dapat ditempuh

manajer untuk menciptakan nilai bagi perusahaan yaitu dengan meningkatkan

investasi dalam intellectual capital. Jadi dengan adanya keterlibatan dan

dukungan dari manajer maka intellectual capital yang dimiliki oleh perusahaan

akan dikelola dan dimanfaatkan secara efisien sehingga kinerja intellectual capital

perusahaan akan meningkat. Maka hipotesis yang akan diuji pertama dalam

penelitian ini adalah:

H1: Kepemilikan manajerial berpengaruh positif terhadap kinerja IC

2. Kepemilikan Institusional

Menurut Faizal (2004) peningkatan kepemilikan institusional (lebih dari 5%)

akan menyebabkan usaha pengawasan yang lebih besar sehingga dapat

mengurangi perilaku oportunistik dari manajer sehingga manajer akan bertindak

sesuai dengan keinginan pemegang saham. Investor institusional akan lebih

memilih dan mendukung kebijakan yang dapat meningkatkan insentif jangka

panjang bagi perusahaan, salah satu di antaranya adalah kebijakan pengelolaan

intellectual capital. Intellectual capital dikelola dan dimanfaatkan secara optimal

diyakini dapat menghasilkan keunggulan kompetitif jangka panjang yang

berkelanjutan. Dengan adanya dukungan penuh dan pengawasan yang optimal

Page 10: PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN, UKURAN …eprints.undip.ac.id/28672/1/Gelisha_Dian_K.P_C2C007046.pdf · PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN, UKURAN PERUSAHAAN, DAN UMUR PERUSAHAAN TERHADAP

10

dari pemegang saham institusional maka efisiensi pengelolaan dan pemanfaatan

intellectual capital akan semakin meningkat sehingga akan menghasilkan kinerja

intellectual capital yang lebih tinggi. Maka hipotesis kedua yang akan diuji dalam

penelitian ini adalah :

H2: Kepemilikan institusional berpengaruh positif terhadap kinerja IC

3. Kepemilikan Asing

Kepemilikan asing dapat dilihat sebagai salah satu mekanisme yang efektif

dapat melengkapi struktur kepemilikan saat ini agar untuk mengawasi manajemen

dari kegiatan maksimasi nilai karena perannya mirip dengan investor institusional.

Kepemilikan asing dapat dilihat sebagai salah satu mekanisme yang melengkapi

struktur pemerintahan saat ini untuk mengawasi manajemen dari aktivitas

maximaxing. Sehingga, investor asing akan lebih memilih dan mendukung

kebijakan yang meningkatkan insentif jangka panjang bagi perusahaan, salah

satunya kebijakan pengelolaan intellectual capital. Intellectual capital yang

dikelola dan dimanfaatkan secara optimal diyakini akan menghasilkan keuntungan

kompetitif jangka panjang yang berkelanjutan. Maka hipotesis ketiga yang akan

diuji dalam penelitian ini adalah:

H3: Kepemilikan asing berpengaruh positif terhadap kinerja IC

4. Kepemilikan Pemerintah

Hasil penelitian Lin dan Zhang (2009) yang menunjukkan bahwa bank-bank

komersial milik negara kurang efisien dibandingkan dengan bank lain serta

mengindikasikan bahwa bank umum milik pemerintah lebih rendah

profitabilitasnya dibandingkan bank-bank lain. Kecenderungan yang terjadi jika

fokus pengendalian pada pemerintah ialah mereka menggunakan kekayaan

perusahaan untuk tujuan politik, kegiatan ini diperkirakan akan mengurangi

investasi perusahaan terhadap intellectual capital, serta mengurangi fokus mereka

untuk menciptakan nilai tambah bagi perusahaan. Oleh karena itu, diperkirakan

bahwa kepemilikan pemerintah yang tinggi, maka semakin besar pula

Page 11: PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN, UKURAN …eprints.undip.ac.id/28672/1/Gelisha_Dian_K.P_C2C007046.pdf · PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN, UKURAN PERUSAHAAN, DAN UMUR PERUSAHAAN TERHADAP

11

kemungkinan akan mempengaruhi kinerja intellectual capital negatif. Maka

hipotesis keempat yang akan diuji dalam penelitian ini adalah:

H4: Kepemilikan pemerintah berpengaruh negatif terhadap kinerja IC

5. Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan mencerminan besar kecilnya perusahaan yang tampak

dalam nilai total aset perusahaan pada neraca akhir tahun (Sujoko dan

Soebiantoro, 2007). Semakin besar total aset maka semakin besar pula ukuran

suatu perusahaan. Purnomosidhi (2005) menyatakan ukuran perusahaan

digunakan sebagai variabel independen dengan asumsi bahwa perusahaan yang

lebih besar melakukan aktivitas yang lebih banyak dan biasanya memiliki banyak

unit usaha dan memiliki potensi penciptaan nilai tambah jangka panjang. Maka

perusahaan besar dengan jumlah aset yang besar memiliki dana lebih banyak

untuk diinvestasikan dalam intellectual capital. Dengan demikian, pengelolaan

intellectual capital menjadi semakin optimal dan akan menghasilkan kinerja

intellectual capital yang lebih tinggi. Maka hipotesis keempat yang akan diuji

dalam penelitian ini adalah:

H5: Ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap kinerja IC

6. Umur Perusahaan

Umur perusahaan digunakan untuk mengukur pengaruh lamanya perusahaan

beroperasi terhadap kinerja perusahaa sehingga dapat mengetahui pula sejauh

mana perusahaan dapat survive. Semakin panjang umur perusahaan akan

memberikan kinerja modal intelektual yang lebih banyak pula. Dalam penelitian

ini umur perusahaan dihitung dari lamanya perusahaan tersebut go public. Untuk

perusahaan yang sudah lama go public mereka akan cenderung untuk selalu

menjaga kinerja perusahaan agar dapat meningkatkan reputasi perusahaan di mata

publik karena perusahaan lebih transparan, sehingga publik dapat mengetahui

secara langsung perkembangan kinerja dari perusahaan tersebut. Dan semakin tua

umur perusahaan, maka memiliki pengalaman yang lebih banyak dalam

Page 12: PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN, UKURAN …eprints.undip.ac.id/28672/1/Gelisha_Dian_K.P_C2C007046.pdf · PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN, UKURAN PERUSAHAAN, DAN UMUR PERUSAHAAN TERHADAP

12

pengelolaan dan pemeliharaan intellectual capital akan menjadi lebih optimal dan

dengan sendirinya dapat meningkatkan kinerja intellectual capital tersebut.

Sehingga selain kinerja yang meningkat nilai reputasi perusahaan pun akan

semakin tinggi pula. Maka hipotesis keempat yang akan diuji dalam penelitian ini

adalah:

H6: Umur perusahaan berpengaruh positif terhadap kinerja IC

METODOLOGI PENELITIAN

Dalam penelitian ini menggunakan metode pengujian regresi linier berganda.

Persamaan regresi yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

VAIC™ = β0 + β1Manajerial + β2Institusional + β3Asing + β4Pemerintah +

β5LnTA + β6Age + e

Variabel Independen

Variabel independen dalam penelitian ini adalah struktur kepemilikan

manajerial, kepemilikan institusional, kepemilikan asing, kepemilikan pemerintah,

ukuran perusahaan, dan umur perusahaan.

1. Kepemilikan Manajerial

Kepemilikan manajerial merupakan proposi kepemilikan saham yang dimiliki

oleh manajer eksekutif. Pengukuran ini mengacu pada Saleh et al., (2008).

Manajer eksekutif ini memiliki kekuatan untuk mengendalikan seluruh keputusan

di dalam perusahaan yang mencerminkan keputusan bisnis. Manajer eksekutif ini

meliputi manajer, direksi, dan dewan komisaris.

2. Kepemilikan Institusional

Kepemilikan institusional merupakan proposi kepemilikan saham oleh

institusi dalam hal ini institusi pendiri perusahaan, bukan institusi pemegang

saham publik, yang diukur dengan porsentase jumlah saham yang dimiliki oleh

investor institusi dan blockholders. Yang dimaksud dengan blockholders adalah

kepemilikan individu atas nama perorangan yang kepemilikan sahamnya di atas

5% tetapi tidak termasuk dalam kepemilikan manajerial

3. Kepemilikan Asing

Page 13: PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN, UKURAN …eprints.undip.ac.id/28672/1/Gelisha_Dian_K.P_C2C007046.pdf · PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN, UKURAN PERUSAHAAN, DAN UMUR PERUSAHAAN TERHADAP

13

Kepemilikan asing merupakan kepemilikan saham oleh manajemen

perusahaan yang diukur dengan prosentase jumlah saham yang dimiliki investor

asing (Saleh et al., 2008). Pengukuran ini mengacu pada Saleh et al., (2008).

4. Kepemilikan Pemerintah

Kepemilikan pemerintah diukur dengan prosentase kepemilikan oleh lembaga

pemerintah, dan lembaga pemerintah terkait. Pengukuran ini mengacu Saleh et al.,

(2008).

5. Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan merupakan cerminan besar kecilnya perusahaan yang

tampak dalam nilai total aset perusahaan yang terdapat pada neraca akhir tahun

(Sujoko dan Soebiantoro, 2007). Dalam penelitian ini, ukuran perusahaan dihitung

berdasarkan nilai natural log (ln) dari total asset perusahaan pada akhir tahun.

Firm size = Ln total asset

6. Umur Perusahaan

Variabel umur perusahaan juga dapat diartikan seberapa lama perusahaan

tersebut ada. Pengukuran firm age mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh

Satoto (2007) menggunakan rumus sebagai berikut:

Firm age = Tahun laporan keuangan terakhir (penelitian) – Tahun

perusahaan pertama kali go public

Variabel Dependen

Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kinerja

Intellectual Capital yang merupakan penciptaan nilai yang diperoleh atas

pengelolaan intellectual capital. Kinerja Intellectual Capital diukur dengan

menggunakan metode Value Added Intellectual Coefficient (VAICTM) yang

dikembangkan oleh Pulic (1998, 2000) dalam Saleh et al., (2008). Formulasi dan

tahapan perhitungan nilai VAICTM adalah sebagai berikut :

1. Value Added (VA)

Tahap pertama dengan menghitung Value Added (VA). VA dihitung dengan

menggunakan cara yaitu sebagai berikut :

VAi = Pi + Ii + Ci + Di + DIVi + Mi + Ti

Page 14: PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN, UKURAN …eprints.undip.ac.id/28672/1/Gelisha_Dian_K.P_C2C007046.pdf · PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN, UKURAN PERUSAHAAN, DAN UMUR PERUSAHAAN TERHADAP

14

Keterangan :

VAi= Value Added perusahaan tahun i; Pi= Laba ditahan perusahaan tahun i; Ii=

Beban bunga perusahaan tahun i; Ci= Beban Gaji dan Upah perusahaan tahun i;

Di= Depresiasi perusahaan tahun i; DIVi= Deviden perusahaan tahun i; Mi= Hak

minoritas perusahaan tahun i; Ti= Pajak perusahaan tahun i

2. Value Added Capital Coefficient (VACA)

Tahap kedua dengan menghitung Value Added Capital Coefficient (VACA).

VACAi =

ቀۯ܄ ۯ۱ቁ

Keterangan:

CAi = Capital Employed perusahaan tahun i

= Total Asset – Intangible Asset

3. Value Added Human Capital (VAHU)

Tahap ketiga dengan menghitung Value Added Human Capital (VAHU).

VAHUi =

ቀۯ܄۶۱ቁ

Keterangan :

HCi = Human Capital perusahaan tahun i (Total salaries dan wages

untuk pegawai)

4. Structural Capital Value Added (STVA)

Tahap keempat dengan menghitung Structural Capital Value Added (STVA).

STVAi =

ቀ۱܁ۯ܄ቁ

Keterangan :

SCi = Structural capital perusahaan tahun i (VAi – HCi)

5. Value Added Intellectual Coefficient (VAICTM)

Tahap kelima dengan menghitung Value Added Intellectual Coefficient

(VAICTM).

VAICTM = VACAi + VAHUi + STVAi

Populasi dan Penentuan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah semua perusahaan perbankan yang

telah go public dan listed di Bursa Efek Indonesia (BEI). Periode pengamatan

Page 15: PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN, UKURAN …eprints.undip.ac.id/28672/1/Gelisha_Dian_K.P_C2C007046.pdf · PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN, UKURAN PERUSAHAAN, DAN UMUR PERUSAHAAN TERHADAP

15

dalam penelitian ini adalah tahun 2007-2009. Pemilihan tahun ini didasarkan pada

adanya keterbatasan sumber data berupa laporan tahunan 2010 sehingga tidak

dimungkinkan untuk memperpanjang periode penelitian hingga tahun 2010.

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari semua

subkelompok dalam sektor industri perbankan. Metode penentuan sampel dalam

penelitian ini adalah metode purposive sampling. Adapun kriteria-kriteria yang

digunakan adalah sebagai berikut:

1. Perusahaan tidak melakukan merger atau akusisi selama 3 tahun berturut-turut

yaitu 2007, 2008, dan 2009.

2. Tidak delisting (keluar) dari Bursa Efek Indonesia selama 3 tahun berturut-

turut yaitu 2007, 2008, dan 2009.

3. Perusahaan perbankan telah go public per tahun 2007.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Koefisien Determinasi

Dari tabel diketahui bahwa nilai adjusted R square = 0,437. Hal ini berarti

bahwa 43,7% variasi kinerja intellectual capital dapat dijelaskan oleh variasi

variabel independen, sedangkan sisanya sebesar 56,3% (100%-43,7%) dijelaskan

oleh sebab-sebab lain di luar model.

Uji F

Dari uji ANOVA atau uji F pada tabel diperoleh nilai F sebesar 8,114

dengan probabilitas 0,000. Karena nilai probabilitas < 5% dan nilai F > 4, maka

hal tersebut menunjukkan bahwa secara simultan variabel independen tersebut

signifikan berpengaruh terhadap kinerja intellectual capital (VAIC™). Dari hasil

tersebut sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi fit untuk diolah lebih

lanjut.

Uji T

Pembahasan ini mengenai pengaruh variabel independen secara individual

terhadap variabel dependen sekaligus pembuktian atas hipotesis yang telah

diajukan yaitu H1 sampai H6. Penjelasan mengenai semua hipotesis dan persamaan

matematisnya dijelaskan di bawah ini yaitu sebagai berikut:

Page 16: PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN, UKURAN …eprints.undip.ac.id/28672/1/Gelisha_Dian_K.P_C2C007046.pdf · PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN, UKURAN PERUSAHAAN, DAN UMUR PERUSAHAAN TERHADAP

16

Sumber : data sekunder yang telah diolah, 2011 Dari analisis regresi pada tabel di atas maka dapat disusun persamaan sebagai

berikut:

VAIC™ = -4,249 + 5,818 Manajerial + 0,150 Institusional + 6,798 Asing –

7,081 Pemerintah + 0,936 LnTA – 0,541 Age

Berikut iniadalah analisis uji statistik t untuk masing-masing model regresi:

1. Pengaruh Kepemilikan Manajerial terhadap Kinerja Intellectual Capital

Tingkat kepemilikan manajerial memiliki koefisien regresi dengan arah positif

sebesar 5,818. Tingkat signifikansi kepemilikan manajerial sebesar 0,650 lebih

besar dari α = 0,05. Maka dapat dikatakan bahwa tingkat kepemilikan manajerial

mempunyai pengaruh positif yang tidak signifikan terhadap kinerja intellectual

capital (VAIC™). Dengan kata lain melalui hasil statistik tersebut kepemilikan

manajerial tidak berpengaruh terhadap kinerja intellectual capital, sehingga H1

dalam penelitian ini ditolak. Hal ini disebabkan karena hubungan positif

kepemilikan manajerial dapat terjadi jika kepemilikannya mencapai di atas 25%.

Sedangkan sampel yang digunakan dalam penelitian ini, kepemilikan manajerial

tertinggi tidak mencapai 25% hanya sebesar 21,70%. Serta jumlah kepemilikan

manajerial untuk perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI pada tahun 2007-

2009 relatif sedikit dibandingkan dengan kepemilikan institusional.

Proposi kepemilikan saham yang relatif kecil juga akan mengakibatkan

manajer belum merasa ikut memiliki perusahaan karena pemegang saham

mayoritas lebih besar cenderung mendominasi perusahaan. Manajer lebih banyak

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) -4.249 6.965 -.610 .545

Manajerial 5.818 12.755 .052 .456 .650

Institusional .150 3.282 .014 .046 .964

Asing 6.798 2.866 .658 2.372 .022

Pemerintah -7.081 4.135 -.282 -1.712 .093

LnTA .936 .349 .453 2.684 .010

Age -.541 .092 -.919 -5.912 .000 a. Dependent Variable: VAIC

Page 17: PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN, UKURAN …eprints.undip.ac.id/28672/1/Gelisha_Dian_K.P_C2C007046.pdf · PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN, UKURAN PERUSAHAAN, DAN UMUR PERUSAHAAN TERHADAP

17

dikendalikan pemilik mayoritas sehingga manajer hanya sebagai kepanjangan

tangan dari pemilik mayoritas (Sujoko dan Soebiantoro, 2007). Maka

mengakibatkan manajer tidak memiliki kekuatan untuk melakukan pengelolan

intellectual capital.

Secara teoritis ketika kepemilikan manjerial rendah, maka insentif terhadap

kemungkinan terjadinya oportunistik manajemen akan meningkat. Yang mana

manajer akan lebih termotivasi untuk memaksimalkan pendapatan dan bonus

mereka dibandingkan investasi berupa pengelolaan intellectual capital. Dengan

demikian, kepemilikan manajerial belum mampu menjadi mekanisme untuk

meningkatkan kinerja intellectual capital.

2. Pengaruh Kepemilikan Institusional terhadap Kinerja Intellectual Capital

Tingkat kepemilikan institusional memiliki koefisien regresi dengan arah

positif sebesar 0,150. Tingkat signifikansi kepemilikan institusional sebesar 0,964

lebih besar dari α = 0,05. Maka dapat dikatakan bahwa tingkat kepemilikan

institusional mempunyai pengaruh positif yang tidak signifikan terhadap kinerja

intellectual capital (VAIC™). Dengan kata lain melalui hasil statistik tersebut

kepemilikan institusional tidak berpengaruh terhadap kinerja intellectual capital,

sehingga H2 dalam penelitian ini ditolak. Proposi kepemilikan institusional pada

perusahaan perbankan di Indonesia yang cukup tinggi dengan nilai tertinggi

sebesar 90,90% memungkinkan terjadinya masalah keagenan antara pemilik

mayoritas (lebih dari 50%) dengan pemilik minoritas.

Sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh (Claesens et al., 2002; Lemmon

dan Lins, 2003; Vllalinga dan Amit, 2006, Morck et al., 1998 dalam Saleh et al.,

2008) yang menyatakan bahwa dengan kepemilikan institusional yang tinggi,

maka peran institusional lebih besar cenderung mendominasi perusahaan dan

semakin kuat kontrol pihak eksternal. Sehingga kepemilikan institusional dalam

hal ini kepemilikan pribadi yang semakin tinggi akan memungkinkan

pengambilan manfaat dini atas perusahaan dengan mengorbankan para pemegang

saham minoritas. Hal ini diperkirakan akan mengurangi investasi jangka panjang

perusahaan dalam pengelolaan intellectual capital, mengurangi fokus mereka

Page 18: PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN, UKURAN …eprints.undip.ac.id/28672/1/Gelisha_Dian_K.P_C2C007046.pdf · PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN, UKURAN PERUSAHAAN, DAN UMUR PERUSAHAAN TERHADAP

18

untuk menciptakan nilai bagi perusahaan dan kemudian dapat mengurangi tingkat

kinerja intellectual capital perusahaan yang sifatnya jangka panjang.

3. Pengaruh Kepemilikan Asing terhadap Kinerja Intellectual Capital

Tingkat kepemilikan asing memiliki koefisien regresi dengan arah positif

sebesar 6,798. Tingkat signifikansi kepemilikan asing sebesar 0,022 lebih kecil

dari α = 0,05. Maka dapat dikatakan bahwa tingkat kepemilikan asing mempunyai

pengaruh positif yang signifikan terhadap kinerja intellectual capital (VAIC™).

Dengan kata lain melalui hasil statistik tersebut kepemilikan asing berpengaruh

terhadap kinerja intellectual capital, sehingga H3 dalam penelitian ini diterima.

Kepemilikan asing selalu diperkirakan akan berdampak positif terhadap kinerja

perusahaan khususnya pada sektor industri perbankan, dikarenakan teknologi

yang dimiliki bank asing menciptakan keuntungan yang dapat dibandingkan

dengan bank lokal (Bonin et al., 2005; Sabi, 1996 dalam Saleh et al., 2008).

Prasetianto (2005) dalam Swandari (2008) juga menyatakan bahwa bank-

bank domestik memang memerluhkan transfer pengetahuan, keahlian, teknologi,

dan manajemen dari bank asing. Kepemilikan asing dalam perusahaan juga

merupakan pihak yang dianggap concern terhadap peningkatan good corporate

governance. Jika investor asing diasumsikan dapat berperan dalam mengawasi

manajemen maka diharapkan kinerja perusahaan dapat meningkat. Dengan

demikian, kepemilikan asing mampu menjadi mekanisme untuk meningkatkan

kinerja intellectual capital.

4. Pengaruh Kepemilikan Pemerintah terhadap Kinerja Intellectual Capital

Tingkat kepemilikan pemerintah memiliki koefisien regresi dengan arah

negatif sebesar -7,081. Tingkat signifikansi kepemilikan pemerintah sebesar 0,093

lebih besar dari α = 0,05. Maka dapat dikatakan bahwa tingkat kepemilikan

pemerintah secara signifikan mempunyai pengaruh negatif yang tidak signifikan

terhadap kinerja intellectual capital (VAIC™). Dengan kata lain melalui hasil

statistik tersebut kepemilikan pemerintah tidak berpengaruh terhadap kinerja

intellectual capital, sehingga H4 dalam penelitian ini ditolak. Dalam hasil statistik

Page 19: PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN, UKURAN …eprints.undip.ac.id/28672/1/Gelisha_Dian_K.P_C2C007046.pdf · PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN, UKURAN PERUSAHAAN, DAN UMUR PERUSAHAAN TERHADAP

19

penelitian ini terbukti bahwa variabel kepemilikan pemerintah berpengaruh

negatif tetapi tidak signifikan terhadap kinerja intellectual capital (VAIC™).

Meskipun tidak signifikan namun arah hubungan antara variabel kepemilikan

pemerintah dengan kinerja intellectual capital negatif.

Sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Lin dan Zhang (2009) yang

menunjukkan bahwa bank-bank komersial milik negara kurang efisien

dibandingkan dengan bank lain serta mengindikasikan bahwa bank umum milik

pemerintah lebih rendah profitabilitasnya dibandingkan bank-bank lain. Sesuai

dengan penelitian yang dilakukan Hadad, dkk (2003) dalam hasil penelitian

mereka memperlihatkan bahwa kepemilikan pemerintah memperlambat

perkembangan yang terjadi di sektor keuangan. Kecenderungan yang terjadi jika

fokus pengendalian pada perusahaan kepemilikan pemerintah ialah mereka

menggunakan kekayaan perusahaan untuk tujuan politik, kegiatan ini diperkirakan

akan mengurangi investasi perusahaan terhadap intellectual capital, serta

mengurangi fokus mereka untuk menciptakan nilai tambah bagi perusahaan.

5. Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Kinerja Intellectual Capital

Tingkat ukuran perusahaan memiliki koefisien regresi dengan arah positif

sebesar 0,936. Tingkat signifikansi ukuran perusahaan sebesar 0,10 lebih kecil

dari α = 0,05. Maka dapat dikatakan bahwa tingkat ukuran perusahaan

mempunyai pengaruh positif yang signifikan terhadap kinerja intellectual capital

(VAIC™). Dengan kata lain melalui hasil statistik tersebut ukuran perusahaan

berpengaruh terhadap kinerja intellectual capital, sehingga H5 dalam penelitian ini

diterima.

Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Purnomosidhi (2005)

menyatakan bahwa perusahaan yang lebih besar melakukan aktivitas yang lebih

banyak dan biasanya memiliki banyak unit usaha dan memiliki potensi penciptaan

nilai jangka panjang. Sehingga perusahaan besar dengan jumlah aset yang besar

memiliki dana lebih banyak untuk diinvestasikan dalam intellectual capital.

Ketersediaan dana dalam jumlah yang besar akan membuat pengelolaan dan

pemeliharaan intellectual capital menjadi semakin optimal dan akan

Page 20: PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN, UKURAN …eprints.undip.ac.id/28672/1/Gelisha_Dian_K.P_C2C007046.pdf · PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN, UKURAN PERUSAHAAN, DAN UMUR PERUSAHAAN TERHADAP

20

menghasilkan kinerja intellectual capital yang lebih tinggi. Ukuran perusahaan

dijadikan patokan bahwa perusahaan tersebut mempunyai kinerja yang bagus.

Perusahaan besar cenderung memilih untuk meningkatkan kinerja modal

intelektualnya dalam meningkatkan nilai perusahaan.

6. Pengaruh Umur Perusahaan terhadap Kinerja Intellectual Capital

Tingkat umur perusahaan memiliki koefisien regresi dengan arah positif

sebesar -0,541. Tingkat signifikansi umur perusahaan sebesar 0,000 lebih kecil

dari α = 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa tingkat umur perusahaan

mempunyai pengaruh negatif yang signifikan terhadap kinerja intellectual capital

(VAIC™). Dengan kata lain melalui hasil tersebut kepemilikan manajerial tidak

berpengaruh terhadap kinerja intellectual capital, sehingga H6 dalam penelitian ini

ditolak. Hasil ini sejalan dengan hasil dalam penelitian ini yang dilakukan oleh

Bukh et al,. (2005) dan White et al,. (2007) dalam Ulum, dkk (2009) yang tidak

menemukan adanya hubungan age dengan pengungkapan intellectual capital.

Semakin lama umur perusahaan maka kinerja modal intelektualnya semakin

rendah. Perusahaan yang telah lama berdiri tidak akan menyajikan laporan

keuangan secara detail yang mungkin bagi investor tertentu akan membingungkan

dalam mengambil keputusan investasi.

Semakin tua umur perusahaan akan merasa bahwa telah memiliki banyak

pengalaman dalam pengelolaan dan pemeliharaan intellectual capital, maka

perusahaan menganggap bahwa tidak perlu menjaga reputasi melalui peningkatan

kinerja intellectual capital di mata publik selaku investor. Sebab mereka telah

memiliki reputasi yang baik selama ini di publik dari banyaknya pengalaman

mereka lalui selama ini.

KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN

Penelitian ini menguji pengaruh struktur kepemilikan yang terdiri dari

kepemilikan manajerial, institusional, asing dan pemerintah serta ukuran

perusahaan, dan umur perusahaan terhadap kinerja intellectual capital pada

perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI pada tahun 2007-2009. Berdasarkan

Page 21: PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN, UKURAN …eprints.undip.ac.id/28672/1/Gelisha_Dian_K.P_C2C007046.pdf · PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN, UKURAN PERUSAHAAN, DAN UMUR PERUSAHAAN TERHADAP

21

hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpukan bahwa kepemilikan

manajerial dan kepemilikan institusional tidak berpengaruh terhadap kinerja

intellectual capital, sedangkan kepemilikan asing dan ukuran perusahaan

berpengaruh positif yang signifikan terhadap kinerja intellectual capital. Dan

untuk kepemilikan pemerintah berpengaruh negatif tetapi tidak signifikan serta

umur perusahaan berpengaruh negatif tetapi signifikan terhadap kinerja

intellectual capital yang mana hubungan tidak konsisten dengan hipotesis yang

dikembangkan.

Penelitian ini mempunyai keterbatasan-keterbatasan yang sekaligus dapat

menjadi panduan bagi pengembangan penelitian yang akan datang yaitu (1)

Adanya perbedaan metode perhitungan nilai value added (VA) dan capital

employed (CA) di antara beberapa peneliti menyebabkan hasil pengukuran kinerja

intellectual capital dalam penelitian ini tidak dapat dibandingkan dengan

penelitian lain yang menggunakan perhitungan yang berbeda. (2) Kekurangan

dari metode VAIC™ ini adalah penggunaan biaya karyawan sebagai elemen

pencipta nilai membuat nilai intellectual capital menjadi lebih rendah jika

dibandingkan dengan metode lain seperti pendekatan berbasis pasar. Oleh karena

itu penelitian selanjutnya mungkin dapat mempertimbangkan untuk menggunakan

alat ukur intellectual capital selain VAIC™ guna meminimalisir bias yang

disebabkan pembayaran gaji yang tidak stabil dan beragam.

Page 22: PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN, UKURAN …eprints.undip.ac.id/28672/1/Gelisha_Dian_K.P_C2C007046.pdf · PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN, UKURAN PERUSAHAAN, DAN UMUR PERUSAHAAN TERHADAP

22

REFERENSI

Astuti, Pertiwi Dwi. 2005. “Hubungan Intellectual Capital dan Business Perfomance.” Tesis MAKSI (Tidak Dipublikasikan), Universitas Diponegoro. Semarang.

Astuti, Pertiwi Dwi dan Arifin Sabeni. 2005. Hubungan Intellectual Capital dan

Business Perfomance dengan Diamond Spesification: Sebuah Perspektif Akuntansi. SNA VIII, h. 694-707.

Belkaoui, A. R. 2003. “Intellectual capital and Firm Performance of Multinational

Firms, A Study of Resource-Based and Stakeholder Views”. Journal of Intellectual Capital. Vol.4, No.2, hlm 215-236.

Bontis, N., Keow, W. C. C., Jacobsen, K., dan Roos, G. 2005. “Intellectual

Capital and Business Performance In Malaysian Industries”. Journal of Intellectual Capital. Vol.1, No. 1, h. 85-100.

Chandra, Ricky Mustika. 2010. Pengaruh Mekanisme Corporate Governance

Terhadap Pengungkapan Intellectual Capital. Skripsi (Tidak Dipulikasikan). Fakultas Ekonomi UNDIP. Semarang.

Chen, M.C, Cheng S. J, dan Hwang Y. 2005. “An Empirical Investigation of The

Relationship Between Intellectual Capital and Firm’s Value and Financial Performance,” dalam Journal of Intellectual Capital. vol.6, no.2. hlm 159-176.

Faizal. 2004. “Analisis Agency Costs, Struktur Kepemilikan, dan Mekanisme

Corporte Governance,” dalam SNA VII. Hlm 197-208. Denpasar-Bali. Firer, S. dan S. M. Williams. 2003. “Intellectual Capital and Traditional Measures

of Corporate Performance,” dalam Journal of Intellectual Capital. Vol. 4, No. 3. hlm 348-360.

Ghozali, Imam. 2007. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS.

Semarang: Badan Penerbit UNDIP. Goh, P.C. 2005. “Intellectual Capital Performance of Commercial Banks in

Malaysia.” Vol.6, No.3. hlm 385-396. Hadad, Muliaman D, Agus Sugiarto, dkk. 2003. “Kajian Mengenai Struktur

Kepemilikan Bank di Indonesia” dalam BSSK-DPNP-BI. Ikatan Akuntan Indonesia. 2002. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No.19.

Salemba Empat: Jakarta.

Page 23: PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN, UKURAN …eprints.undip.ac.id/28672/1/Gelisha_Dian_K.P_C2C007046.pdf · PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN, UKURAN PERUSAHAAN, DAN UMUR PERUSAHAAN TERHADAP

23

Indrayani, Devi. 2009.”Analisis Hubungan Struktur Kepemilikan dengan Kinerja Keuangan Perusahaan Perbankan Persero dan Perusahaan Perbankan Umum Swasta Nasional Go Public Periode 2007-2008”. Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi. Universitas Gunadarma.

Kamath, G. B. “The Intellectual Capital Performance of Indian Banking Sector,”

dalam Journal of Intellectual capital, Vol.8, No. 1. pp. 96-123. Kuncoro, Mudrajad. 2004.”Metode Kuantitatif: Teori dan Aplikasi Untuk Bisnis

dan Ekonomi.”Yogyakarta: AMP YKPN. Kuryanto, B., dan M. Syafrudin.2008.”Pengaruh Intellectual Capital Terhadap

Kinerja Perusahaan”. Proceeding SNA XI. Pontianak. Kusuma, Christina Titis Yuliandari. 2010.”Kinerja Intellectual Capital pada

Sektor Perbankan di Indonesia”. Skripsi (Tidak Dipublikasikan). Fakultas Ekonomi UNDIP. Semarang.

Lin, X. and Zhang, Y. (2009). Bank ownership reform and bank performance in

China. Journal of Banking and Finance 33(1): 20-29. Listyani, T. T. 2003. “Kepemilikan Manajerial Hutang, dan Pengaruhnya

Terhadap Kepemilikan Saham Institusional (Studi pada perusahaan manufaktur di BEJ),” dalam Jurnal Maksi, Vol.3. hlm 98-113.

Madhani, Pankaj M. “Resource Based View (RBV) of Competitive Advantage:

An Overview.” http://ssrn.com/abstract=1578704. Diakses November 2010.

Maviridis, D. G. 2004. “The Intellectual Capital Performance of The Japanese

Banking Sector,” dalam Journal of Intellectual capital, Vol. 5, No. 1. pp. 92-115.

Public, A. 1998.”Measuring the Performance of Intellectual Potential in

Knowldege Economy”. Paper Presented at the 2nd McMaster World Congress on Measuring and Managing Intellectual Capital by the Austrian Team for Intellectual Potential.

Purnomosidhi, Bambang. 2006. “Praktik Pengungkapan Modal Intelektual pada

Perusahaan Publik di BEJ,” dalam Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol.9, No.1. hlm 1-20.

Rahmayani, Diah. 2010. Pengaruh Struktur Kepemilikan Terhadap Kinerja

Intellectual Capital Sebagai Variabel Intervening. Skripsi (Tidak Dipulikasikan). Fakultas Ekonomi UNDIP. Semarang.

Page 24: PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN, UKURAN …eprints.undip.ac.id/28672/1/Gelisha_Dian_K.P_C2C007046.pdf · PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN, UKURAN PERUSAHAAN, DAN UMUR PERUSAHAAN TERHADAP

24

Saleh, N.M., Rahman, M.R.C.A., dan Hassan, M.S. 2008. “Ownership Structure and Intellectual Capital performance in Malaysia Companies Listed on MESDAQ.” http://ssrn.com/abstract=1153908

Satoto, Shinta Heru. 2009. ”Strategi Diversifikasi Tehadap Kinerja Perusahaan.”

dalam Jurnal Keuangan dan Perbankan. Vol.13, No.2. hlm 280-287. Sawarjuwono, Tjiptohadi dan Agustine Prihatin Kadir. 2003. “Intellectual

Capital: Perlakuan, Pengukuran, dan Pelaporan (Sebuah Library Research),” dalam Jurnal Akuntansi dan Keuangan. Vol.5, No.1. hlm 35-57. Surabaya: Staf Pengajar Fakultas Ekonomi Univesitas Airlangga.

Sawitri, Peni dan Yusuf. 2009. “Modal Intelektual dan Market Performance

Perusahaan-Perusahaan yang Terdaftar di BEI,” dalam Jurnal Proceeding PESAT. Vol.3. hlm 49-55.

Sekaran, Uma.2003.”Research Methods for Business,4th”. NewYork: John Wiley

& Sons Inc. Stewart, T.A. 1997. Intellectual Capital: The new Wealth of Organizations. New

York: Doubleday Dell Publishing Group, Inc. Sujoko dan Soebiantoro, U. 2007. “Pengaruh Struktur Kepemilikan Saham,

Leverage, Faktor Interen, dan Faktor Eksteren Terhadap Nilai Perusahaan” dalam Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan. Vol.9, No. 1, hlm 41-48.

Sukartha, I Made. 2007. “Pengaruh Manajemen Laba, dan Kepemilikan

Manajerial Pada Kesejahteraan Pemegang Saham Perusahaan Target Akusisi”dalam Fakultas Ekonomi. Universitas Udayana.

Sonnier, Blaise M. and Kerry, D. C. Paula, P. C. 2009. “An Examination of The

Impact of Firm Size and Age on Managerial Disclosure of Intellectual Capital by High-Tech Companies”. Free Library.

Swandari, Fifi. 2008. ”Pengaruh Struktur Kepemilikan Terhadap Tingkat Resiko

dan Implikasinya Terhadap Kesulitan Keuangan Bank Umum di Indonesia” dalam Jurnal Ekobis. Vol 9, No.1, hlm 15-23.

Tan, H. P., Plowman, D., dan Hancock, P. 2007. 2007. “Intellectual Capital and

Financial returns of Comapanies“ dalam Journal of Intellectual Capital. Vol. 8, No. 1. pp. 76-95.

Ulum, I, Imam Ghozali, dan Anis Chariri . 2008. “Intellectual Capital dan

Kinerja Keuangan Perusahaan: Suatu Analisis dengan Pendekatan PLS” dalam SNA XI. Vol. 1. hlm 1-32.

Page 25: PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN, UKURAN …eprints.undip.ac.id/28672/1/Gelisha_Dian_K.P_C2C007046.pdf · PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN, UKURAN PERUSAHAAN, DAN UMUR PERUSAHAAN TERHADAP

25

Ulum, Ihyaul. 2009. Intellectual Capital: Konsep dan Kajian Empiris. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Wahyudi, Untung, dan Hartini P.R. 2006. “Impilikasi Struktur Kepemilikan

Terhadap Nilai Perusahaan: Dengan Keputusan Keuangan Sebagai Variabel Intervening” dalam SNA IX Padang.

Wardhani, R. 2006. ”Mekanisme Corporate Governance dalam Perusahaan yang

Mengalami Permasalahan Keuangan (Financial Distress Firms)” dalam SNA IX. hlm 1-26.

Widyaningdyah, Agnes Utari. 2008. “Sebuah Tinjauan Akuntansi atas

Pengukuran dan Pelaporan Knowledge,” dalam The 2nd National Conference UKWMS.

Widyaningrum, Ambar. 2004. “Modal Intelektual,” dalam Jurnal Akuntansi dan

Keuangan Indonesia. Vol.1.pp. 16-25.