pengaruh store atmosphere, promosi penjualan,...
TRANSCRIPT
i
PENGARUH STORE ATMOSPHERE, PROMOSI PENJUALAN,
KUALITAS PRODUK DAN KUALITAS PELAYANAN TERHADAP
IMPULSE BUYING
(Studi Kasus Pada Konsumen ACE Hardware Pondok
Indah Mall)
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-syarat Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Disusun Oleh :
EKO WAHYU HIDAYAT
1110081000114
KONSENTRASI MANAJEMEN PEMASARAN
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1437 H / 2016
i
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH
Yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Eko Wahyu Hidayat
No Induk Mahasiswa : 1110081000114
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Jurusan : Manajemen
Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya:
1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan
mempertanggungjawabkannya
2. Tidak melakukan plagiat tehadap naskah karya orang lain
3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli atau
tanpa izin pemilik karya
4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data
5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas karya
ini
Jikalau dikemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah
melakukan pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan, ternyata ditemukan
bukti bahwa saya melanggar pernyataan diatas, maka saya siap untuk dikenai
sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.
Ciputat, 6 Juni 2016
Yang menyatakan
(Eko Wahyu Hidayat)
ii
CURICULUM VITAE
Nama : Eko Wahyu Hidayat
Tempat tgl lahir : Tangerang, 01 januari 1992
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Alamat : Jl. Tarumanegara no 72, pisangan Ciputat Timur,
Tangerang Selatan.
No Tlp/Hp : 081284200685
E-mail : [email protected]
PENDIDIKAN FORMAL
SD Madiun Lor 08 1998 - 2004
SMPN 12 Madiun 2004 - 2007
SMAN 2 Madiun 2007 - 2010
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2010 - 2016
PENGALAMAN ORGANISASI
OSIS SMPN 12 Madiun 2005-2006
OSIS SMAN 2 Madiun 2008-2009
Badan Eksekutif Mahasiswa Jurusan Manajemen FEB Periode 2011-2012
Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Periode 2013-2014
iii
PENGARUH STORE ATMOSPHERE, PROMOSI PENJUALAN,
KUALITAS PRODUK, DAN KUALITAS PELAYANAN TERHADAP
IMPULSE BUYING
(Studi Kasus Pada konsumen ACE Hardware Pondok Indah Mall)
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Persyaratan Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh
EKO WAHYU HIDAYAT
NIM : 1110081000114
Di bawah bimbingan
ELA PATRIANA, MM, AAAIJ
(NIP196905282008012010)
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1437H / 2016M
iv
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF
Hari ini 13 Mei 2015 telah dilakukan ujian komprehensif atas mahasiswa :
1. Nama : Eko Wahyu Hidayat
2. NIM : 1110081000114
3. Jurusan : Manajemen
4. Judul Sekripsi: “Pengaruh Store Atmosphere, Promosi
Penjualan, Kualitas Produk dan Kualitas Pelayanan
Terhadap Impulse Buying (Studi Kasus Pada Konsumen
ACE Hardware Pondok Indah Mall)”
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan serta kemampuan
yang bersangkutan selama proses ujian komprehensif, maka diputuskan
bahwa mahasiswa tersebut di atas dinyatakan LULUS dan diberi
kesempatan untuk melanjutkan ke tahap Ujian Skripsi sebagai salah satu
syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 13 Mei 2015
1. Fitri Amalia, M.Si (________________)
NIP: 19820710 200912 2 002 Dosen Penguji I
2. Amir Syarifuddin, SH.,MM (________________)
NIP : Dosen Penguji II
3. Cut Erika Ananda, MBA (________________)
NIP : 19741018 201411 2 001 Dosen Penguji III
v
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI
Hari ini kamis, 23 juni 2016 telah melakukan ujian skripsi atas mahasiswa:
1. Nama : Eko Wahyu Hidayat
2. NIM : 1110081000114
3. Jurusan : Manajemen
4. Judul Skripsi : “Pengaruh Store Atmosphere, Promosi Penjualan, Kualitas
Produk dan Kualitas Pelayanan Terhadap Impulse Buying
(Studi Kasus Pada Konsumen ACE Hardware Pondok Indah
Mall)”
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang
bersangkutan selama proses ujian Skripsi, maka diputuskan bahwa mahasisiwa di
atas dinyatakan lulus dan skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 23 juni 2016
Titi Dewi Warminda
NIP. 197312212005012 002
(_________________________)
Ketua
Ella Patriana, MM, AAAIJ
NIP : 196905282008012010
(_________________________)
Sekertaris
Cut Erika Ananda, MBA
NIP: 19741018 201411 2 001
(_________________________)
Penguji Ahli
Ella Patriana, MM, AAAIJ
NIP : 196905282008012010
(_________________________)
Pembimbing I
vi
ABSTRACT
INFLUENCE STORE ATMOSPEHERE, SALES PROMOTION, PRODUCT
QUALITY AND SERVICE QUALITY TOWARD IMPULSE BUYING
This study aims to analyze how store atmosphere, sales promotion, product
quality, and service quality influence impulse buying. The primary sample data
was taken from 60 ACE Hardware Pondok Indah consumers , the questionnaire
containing 37 items of questions. The data were analyzed using multiple linear
regression. The results showed that simultaneously and partially variables of
store atmosphere, sales promotion, product quality, and service quality have
significantly influence on impulse buying.
Keywords: store atmosphere, sales promotion, product quality, and service
quality, impulse buying
vii
ABSTRAK
PENGARUH STORE ATMOSPHERE, PROMOSI PENJUALAN,
KUALITAS PRODUK, DAN KUALITAS PELAYANAN TERHADAP
IMPULSE BUYING
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Store Atmosphere, Promosi
Penjualan, Kualitas Produk dan Kualitas Pelayanan Terhadap Impulse Buying
(Studi Kasus Pada Konsumen ACE Hardware Pondok Indah Mall. Pengumpulan
data dalam penelitian menggunakan kuesioner yang berisi 37 butir pernyataan
yang disebarkan kepada 60 responden dengan pernyataan-pernyataan yang
disesuaikan dengan variabel-variabel yang ingin diteliti yaitu Store Atmosphere,
Promosi Penjualan, Kualitas Produk dan Kualitas Pelayanan Terhadap Impulse
Buying. Pengambilan sampel dalam penelitian menggunakan teknik random
sampling dengan metode analisis menggunakan uji regresi linier berganda dengan
terlebih dahulu mengacu pada uji asumsi klasik. Hasil penelitian menunjukan
bahwa secara simultan dan parsial variabel Store Atmosphere, Promosi Penjualan,
Kualitas Produk dan Kualitas Pelayanan berpengaruh positif terhadap Impulse
Buying
Kata kunci: Store Atmosphere, Promosi Penjualan, Kualitas Produk, Kualitas
Pelayanan, Impulse Buying
viii
MOTO DAN PERSEMBAHAN
“Kemalasan dan ketidakgiatan hanya akan melahirkan pikiran-pikiran yang
negatif, kesengsaraan, penyakit kejiwaan, kerapuhan jaringan syaraf, keresahan
dan kegundahan. Sedangkan kerja dan semangat akan mendatangkan
kegembiraan, suka cita, dan kebahagiaan”.- La Tahzan
“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya”.
(QS. Al-Baqarah: 286)
“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, maka apabila kamu telah
selesai (dari suatu urusan) kerjakan dengan sesungguhnya (urusan) yang lain dan
hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap” (Q.S. Al-Insyiroh: 6-8).
Skripsi ini saya persembahkan untuk kedua orang tua saya, papa
Subagyo, mama Mardiyah, kedua adik taufik indra maulana dan dyah ayu laila
fitria
Yang selama ini selalu mendukung mengingatkan dan memarahi dalam
pengerjaan skripsi
ix
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, nikmat, dan
petunjuk-Nya sehingga skripsi dengan judul “Pengaruh Store Atmosphere,
Promosi Penjualan, Kualitas Produk dan Kualitas Pelayanan Terhadap Impulse
Buying (Studi Kasus Pada Konsumen ACE Hardware Pondok Indah Mall di
Ciputat Timur)” dapat terselesaikan dengan baik. Skripsi ini disusun sebagai salah
satu syarat untuk menyelesaikan Program Sarjana (S1) pada Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Jurusan Manajemen Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Penulis menyadari bahwa terselesaikannya skripsi ini tidak lepas dari
bantuan, bimbingan, petunjuk dan saran dari semua pihak. Oleh karena itu
penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
1. Ucapan terima kasih yang tiada akhir, untuk bapak, dan ibuku, dan adik-adiku.
Berkat do'a dan kasih sayang merekalah yang selalu membangkitkan harapan.
2. Bapak Dr Arief Mufraini,Lc, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Ibu Titi Dewi Warminda, SE, M.Si selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Bapak Alm. Dr. Yahya Hamja, MM selaku dosen pembimbing satu yang telah
memberikan bimbingan dan berbagai solusi untuk terselesaikanya skripsi ini.
5. Ibu Ela Patriana, MM, selaku dosen pembimbing kedua yang telah membantu
memberikan bimbingan dan berbagai solusi untuk terselesaikanya skripsi ini.
x
6. Semua bapak dan ibu dosen Fakultas Konomi dan Bisnis Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah mentrasfer ilmu kepada semua
mahasiswa khususnya penulis.
7. Seluruh staf karyawan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis yang telah membantu
proses administrasi dalam penulisan skripsi.
8. Konsumen ACE Hardware Pondok Indah Mall selaku responden dalam
penelitian ini.
9. Teman-teman kuliah Jurusan Manajemen yang telah memberikan dukungan,
semangat serta sebuah persahabatan dan kerjasama yang baik selama kuliah
dan merantau. Terutama Faheem, Arvan, Faizal, Aggitketum, Gus Rohman,
hasan, Basir, Mufti, Bilal, Haikal, Yayan, Rio, Fazlur, Dicky, Samsons, Ipul,
Bhito Bianca, Okidocki, DZ, Dimas, Lukman, Aldo, Uji, Angga, Surya, Jeko,
AlyFay, Arfiyan, Andresj, Aditya, Yusran, Agung, Billy, Yudi, Rizky, Bang
chairul & sahmi, dan yang lain yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu yang
telah bersama sama saling membantu dalam proses penulisan, penyebaran
kuesioner, dan pengolahan data selama penyusunan skripsi.Terimaksih banyak.
Semoga semua pihak yang penulis sebutkan diatas diberikan balasan pahala oleh
Allah SWT. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan
dan memberikan masukan bagi penelitian selanjutnya.
Jakarta, 3 Juni 2016
Eko Wahyu Hidayat
xi
DAFTAR ISI
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH .................... I
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ..................................................................... II
HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI ....................................................... III
HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI HALAMAN PENGESAHAN
UJIAN KOMPREHENSIF ........................................................................... IV
HALAMAN PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ......................................... V
ABSTRACT ................................................................................................... VI
ABSTRAK ...................................................................................................... VII
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................. VIII
KATA PENGANTAR ................................................................................... IX
DAFTAR ISI .................................................................................................. XI
DAFTAR TABEL ......................................................................................... XVI
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... XVII
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. XVIII
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ........................................................ 1
B. Perumusan Masalah .............................................................. 13
C. Tujuan Penelitian ................................................................... 13
D. Manfaat Penelitian ................................................................ 14
xii
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Store Atmosphere ................................................................... 15
1. Pengertian Store Atmosphere ............................................ 16
2. Dimensi Store Atmosphere ................................................ 18
B. Promosi Penjualan .................................................................. 22
1. Promosi .............................................................................. 22
2. Pengertian Promosi Penjualan ........................................... 24
3. Dimensi Promosi Penjualan .............................................. 26
C. Kualitas Produk ..................................................................... 28
1. Pengertian Kualitas Produk ............................................... 28
2. Dimensi Kualitas Produk ................................................... 34
D. Kualitas Pelayanan ................................................................ 33
1. Pengertian Kualitas Pelayanan .......................................... 36
2. Dimensi Kualitas Pelayanan .............................................. 38
E. Impulse Buying ...................................................................... 41
1. Perilaku Konsumen ........................................................... 41
2. Pengertian Impulse Buying ................................................ 43
3. Karakteristik Impulse Buying ............................................ 45
4. Dimensi Impulse Buying ................................................... 46
F. Penelitian Terdahulu ............................................................. 48
G. Keterkaitan Antara Variabel Penelitian ................................ 52
xii
1. Hubungan Store Atmosphere dengan Impulse Buying.. .... 52
2. Hubungan Promosi Penjualan dengan Impulse Buying .... 52
3. Hubungan Kualitas Produk Terhadap Impulse Buying ..... 53
4. Hubungan Kualitas Pelayanan terhadap Impulse Buying .. 54
H. Kerangka Teori ...................................................................... 55
I. Hipotesis Penelitian ............................................................... 56
BAB III METODELOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian ..................................................... 58
B. Metode Penentuan Sampel .................................................... 58
C. Metode Pengumpulan Data ................................................... 60
1. Data Primer ........................................................................ 61
2. Data sekunder .................................................................... 63
D. Metode Analisis .................................................................... 63
1. Uji kualitas data ................................................................ 63
a) Validitas ....................................................................... 64
b) Uji Reliabilitas ............................................................. 64
2. Uji Asumsi Klasik ............................................................. 65
a) Uji Normalitas ............................................................... 65
b) Uji Multikolinieritas ..................................................... 66
c) Uji Heteroskedastisitas ................................................. 68
3. Koefisien Determinasi ...................................................... 69
xiv
4. Uji Hipotesis ..................................................................... 70
a) Uji t (parsial ................................................................... 70
b) Uji F (simultan) ............................................................ 71
5. Analisis Regresi Liniear Berganda ................................... 72
E. Operasional Variabel Penelitan ............................................. 73
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ........................... 79
1. Sejarah Perkembangan ACE Hardware ............................ 79
2. Bentuk Badan Usaha Ace Hardware ................................. 81
3. Mendambakan Perusahaan Perkakas Multinasional ......... 83
4. Sejarah Perkembangan Ace Hardware Di Indonesia......... 84
5. Visi, Misi dan Tujuan ACE Hardware ............................. 86
B. Pembahasan Hasil Kuesioner ................................................ 87
1. Deskriptif Responden ........................................................ 87
2. Distribusi Jawaban Kuesioner .......................................... 89
C. Pembahasan dan Analisis Data ............................................. 96
1. Analisis Deskriptif ............................................................ 96
2. Uji Validitas Data ............................................................. 98
a) Uji Validitas ................................................................. 98
b) Uji Reliabilitas .............................................................. 106
3. Uji Asumsi Klasik ............................................................ 107
xv
a) Uji Multikolinieritas .................................................... 108
b) Uji Normalitas .............................................................. 109
c) Uji Heteroskedastisitas ................................................ 110
4. Uji Koefisien Determinasi ................................................. 112
5. Uji Hipotesis ..................................................................... 113
a) Uji t parsial .................................................................. 113
b) Uji F simultan ............................................................... 119
6. Uji Regresi Linier Berganda .............................................. 121
BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
A. Kesimpulan dan Saran............................................................ 126
xvi
DAFTAR TABEL
2.1 Tabel Penelitian Terdahulu 48
3.1 Jawaban Setiap Item Instrumen Menggunakan Skala Likert 62
3.2 Operasional Variabel 76
3.3 Operasional Variabel
77
4.1 Data Sampel Penelitian 88
4.2 Jenis Kelamin Responden 88
4.3 Usia Responden 89
4.4 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Store Atmosphere 90
4.5 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Promosi Penjualan 91
4.6 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Kualitas Produk 92
4.7 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Kualitas Pelayanan 94
4.8 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Impulse Buying 95
4.9 Hasil Uji Statistik Deskripstif 97
4.10 Hasil Uji Validitas Store Atmosphere 99
4.11 Hasil Uji Validitas Promosi Penjualan 100
4.12 Hasil Uji Validitas Kualitas Produk 101
4.13 Hasil Uji Kualitas Pelayanan 103
4.14 Hasil Uji Impulse Buying 105
4.15 Hasil Uji Reliabilitas 107
4.16 Hasil Uji Multikolonieritas 108
4.17 Hasil Uji Normalitas Menggunakan Kolmogorov-Smirnov Test 109
4.18 Hasil Uji Heterokedastisitas Glejser 112
4.19 Uji Koefisien Determinan R2 113
4.20 Uji Statistik t 113
4.21 Uji Statistik F 120
4.22 Hasil Uji Regresi Linier Berganda 121
xvii
DAFTAR GAMBAR
No Keterangan Hal
1.1 Grafik perilaku konsumen Indonesia 3
1.2 Hasil TOP BRANDS INDO 10
1.3 Tabel iktisar keuangan ACE Hardware Indonesia 11
2.1 Kerangka pemikiran 55
4.1 Salah satu toko ACE Hardware pada awal mula berdiri 80
4.2 Grafik P-PLOT hasil uji normalitas 109
4.3 Grafik Scatterplot Hasil Uji Heteroskedastisitas 111
4.4 Gambar Uji t store atmosphere 114
4.5 Gambar Uji t promosi penjualan 116
4.6 Gambar Uji t kualitas produk 117
4.7 Gambar Uji t kualitas pelayanan 119
4.8 Gambar Uji F simultan 121
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
No Keterangan Hal
1 Kuesioner Penelitian 135
2 Data Mentah Jawaban Responden 142
3 Hasil Perhitungan SPSS 20.0 150
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Globalisasi perekonomian merupakan suatu proses kegiatan ekonomi
dan
perdagangan, dimana negara-negara di seluruh dunia menjadi satu kekuatan
pasar yang semakin terintegrasi dengan tanpa rintangan batas teritorial
negara. Ketika globalisasi ekonomi terjadi, batas-batas suatu negara akan
menjadi kabur dan keterkaitan antara ekonomi nasional dengan perekonomian
internasional akan semakin erat. Globalisasi perekonomian di satu pihak akan
membuka peluang pasar produk dari dalam negeri ke pasar internasional
secara kompetitif, sebaliknya juga membuka peluang masuknya produk-
produk global ke dalam pasar domestik (Wikipedia.com).
Seiring perkembangan pertumbuhan ekonomi yang cepat di era
globalisasi saat ini, membuat perusahaan harus terus berupaya untuk
mengembangkan usahanya. Sopiah dan Syihabuddin (2008:121)
mengungkapkan Globalisasi juga merupakan faktor utama terciptanya
permintaan atau meningkatnya permintaan barang dan jasa ritel. Hal ini
membuat perkembangan perusahaan ritel nasional semakin meningkat.
Berkembangnya perusahaan ritel saat ini membuat persaingan perusahaan-
perusahaan sejenis di dalam negeri menjadi sangat kompetitif.
2
Seperti halnya bisnis ritel di Indonesia, pengaruh dari globalisasi
menyebabkan banyak pengusaha ritel dari luar negeri dengan kemampuan
kapital yang luar biasa melakukan aktivitasnya di Indonesia. Menurut Utami,
(2010) ada beberapa faktor yang mendorong globalisasi yang dilakukan para
peritel internasional tersebut antara lain karena pasar domestik yang semakin
dewasa/jenuh, sistem dan keahlian, dan hilangnya batas perdagangan.
Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) memproyeksikan pertumbuhan
industri ritel tahun ini maksimal hanya 10% atau sekitar Rp 184 triliun.
Angka ini naik 2% dari pertumbuhan tahun sebelumnya yang mencapai 8%
atau Rp 168 triliun. Target pertumbuhan tahun ini pun dianggap masih terasa
berat hingga akhir tahun sehingga ekspansi Toko ritel kurang agresif.
Pasalnya, tahun lalu pun pertumbuhan industri ritel hanya 8%, meleset dari
perkiraan awal yakni 10-15% Sepanjang 2014, omzet industri ritel sekitar Rp
168 triliun, angka ini tidak sesuai dengan target di awal tahun senilai Rp 175
triliun. Namun APRI optimistis omzet industri ritel tahun ini bisa mencapai
Rp 184 triliun.
Toko adalah tempat dimana pembeli membeli produk baik direncanakan
atau tidak direncanakan. Toko menjual ratusan bahkan ribuan produk sehari-
hari dan konsumen mengkonsumsi produk tersebut dengan biaya dari
pendapatan mereka. Berapa banyak dan berapa kali kunjungan ke toko untuk
membeli produk tergantung atas pendapatan mereka. Biasanya terlihat bahwa
pembeli membeli produk yang tidak mereka rencanakan, dan fenomena
pembelian tidak direncanakan disebut sebagai impulse buying (Tirmizi, 2009
3
:522-532). Impulse buying didefinisikan sebagai "pembelian yang tidak
direncanakan" yang dicirikan oleh (1) pembuatan keputusan relatif cepat, dan
(2) bias subjektif langsung mendukung kepemilikan .
Adapun 10 karakter unik konsumen Indonesia seperti yang tercantum
dalam harian Bisnis Indonesia, konsumen Indonesia memiliki karakteristik
antara lain (Bisnis Indonesia Edisi minggu 4 Mei, 2013) (1) Memori jangka
pendek. (2) Tidak memiliki perencanaan. (3) Suka berkumpul baik bersama
teman, keluarga, kolega. (4) Gagap teknologi. (5) Mengutamakan konteks
bukan konten. (6) Fanatic terhadap barang buatan luar negri. (7) Konsumen
religius dan supranatural. (8) Pamer dan gengsi. (9) Kekuatan sub-kultur atau
budaya. (10) Rendahnya kesadaran akan lingkungan.
Gambar 1.1. Grafik perilaku konsumen Indonesia.
4
Pada grafik di atas menunjukkan bahwa perilaku kosumen Indonesia
biasanya lebih menyukai merencanakan apa yang ingin dibeli tetapi terkadang
membeli item tambahan. Perilaku konsumen yang menarik ini yaitu adanya
perilaku impulse buying atau yang biasa disebut pemasar dengan pembelian
yang tidak direncanakan. Impulse buying adalah bagian dari sebuah kondisi
yang dinamakan “unplanned purchase” atau pembelian yang tidak
direncanakan yang kurang lebih adalah pembelanjaan yang terjadi ternyata
berbeda dengan perencanaan pembelanjaan seorang konsumen. Negara dan
Dharmmesta (2003), mendefinisikan impulse buying sebagai kecenderungan
konsumen untuk membeli secara spontan, sesuai dengan suasana hati.
Konsumen yang tertarik secara emosional (terutama untuk produk low
involvement) seringkali tidak lagi melibatkan rasionalitas dalam proses
pengambilan keputusan pembelian. Seperti yang sebagian besar orang alami
mereka seringkali berbelanja melebihi apa yang direncanakan semula.
Bahkan kadang tak sedikit membeli barang-barang yang tidak masuk dalam
daftar belanja yang sudah dipersiapkan
Konsumen yang melakukan impulse buying tidak berpikir untuk
membeli produk atau merek tertentu. Mereka langsung melakukan pembelian
karena ketertarikan pada merek atau produk saat itu juga. Konsumen
cenderung untuk membeli secara spontan, reflek, tiba-tiba, dan otomatis.
Impulse buying dapat disebabkan oleh beberapa hal, seperti display yang
menarik ataupun karena harga diskon (Mulia, 2010). Terjadinya impulse
buying pada konsumen apabila pertama produk yang memiliki harga yang
5
rendah, kedua produk-produk yang memiliki mass marketing, sehingga ketika
berbelanja konsumen ingat bahwa produk tersebut tersebar pernah diiklankan
di televisi. Ketiga adalah produk-produk dalam ukuran kecil dan mudah
disimpan. Biasanya konsumen mengambil produk ini karena dianggap murah
dan tidak terlalu membebani keranjang atau kereta belanjanya. (Arifianti,
2013).
Sejak bulan juli 2014, sebagian besar warga Negara Indonesia
mendapat 3x kenaikan gaji untuk wilayah jabodetabek dan kenaikan upah
minimum rata-rata di kota kota lainnya. Peningkatan pendapatan konsumen
seperti ini menyebabkan kebutuhan konsumen juga ikut meningkat.
Kebutuhan yang terus-menerus meningkat menyebabkan tingkat belanja
konsumen ikut meningkat. Pada tingkat pendapatan yang meningkat atau
tinggi Konsumen cenderung lebih sering melaukan impulse buying dalam
memenuhi kebutuhan dan keinginan nya. Hal ini harus dimanfaatkan
perusahaan ritel untuk meningkatkan tingkat penjualannya.
Dengan kenaikan gaji atau pendapatan, konsumen dalam pemenuhan
kebutuhan kemudian menjadi lebih memilih kualitas produk yang tidak hanya
memiliki fungsi originalnya, melainkan mencari fungsi lainnya seperti image
prestis, desain menarik, kemudahan penggunaan dan memiliki nilai jual
kembali. Keadaan seperti ini dilihat oleh retail sebagai suatu peluang yang
bagus yaitu, di mana pihak retail menciptakan produk yang menarik dan
memenuhi keinginan konsumen. Dengan adanya kualitas produk yang baik
6
dan sesuai minat konsumen, tingkat penjualan melalui impulse buying akan
meningkat.
Hermawan Kertajaya (2006:102) ada beberapa faktor yang dapat
menyebabkan orang membeli sesuatu diluar rencana, yaitu (1) Hasrat untuk
mencoba barang atau merk baru. (2) Pengaruh dari iklan yang ditonton
sebelumnya. (3) Display dan kemasan produk yang menarik. (4) Bujukan
Salesman atau Sales Promotion Girl.
Dalam kondisi ini promosi penjualan (sales promotion) merupakan
salah satu elemen dari marketing mix menjadi sangat penting. Menurut
Aruman (2007:20-21) Anggaran iklan dan promosi penjualan 70 : 30, kini
berbalik menjadi 30 : 70. Dengan kata lain promosi penjualan mempunyai
dampak terhadap penjualan. Ini dikarenakan trend perilaku konsumen
Pertama, sensitif terhadap harga namun tetap mementingkan kualitas. Kedua,
tidak menyukai suatu kelebihan yang sifatnya sama. Mereka ingin sesuatu
yang lebih baik dan berbeda. Ketiga, kebutuhannya bergeser dari hal-hal yang
kelihatan nyata ke sesuatu yang sifatnya tidak kasat mata. Mereka selalu
menginginkan sesuatu yang eksperimental. Kenyataan ini membuat promosi
penjualan beraneka ragam. Bentuk promosi penjualan untuk meningkatkan
penjualan di toko adalah diskon harga, hadiah gratis, dan banded atau
penjualan bersama-sama (bundling). Namun dalam berjalannya bentuk-
bentuk asli promosi penjualan berkembang dan mengalami modifikasi.
Tujuan dari promosi penjualan ini tentunya meningkatkan volume
penjualan jangka pendek untuk perusahaan dengan menciptakan tampilan dan
7
aktivitas yang menarik dan menimbulkan impulse buying. Bentuk promosi
penjualan beraneka ragam. Yang paling dikenal adalah POP atau point-of-
purchase. POP meliputi segala bentuk visual yang dibuat oleh pemilik merek,
mulai dari pemasangan hanging display, iklan di lantai sampai penempatan
produk dengan bentuk atau urutan yang menarik. Selain POP, promosi
penjualan juga bisa dilakukan dalam bentuk kontes. Biasanya, para pemilik
merek menempatkan stan-stan permainan di dalam pasar swalayan dan
menyelenggarakan beberapa lomba berhadiah.
Banyaknya pilihan toko ritel saat ini membuat pengusaha ritel harus
berlomba dalam menarik minat konsumen. Salah satu cara yang dapat
dilakukan untuk menarik minat konsumen selain media promosi yaitu dengan
mempertimbangkan store atmosphere. Store atmosphere atau lingkungan
toko merupakan rangsangan dari luar yang dapat mempengaruhi keputusan
pembelian konsumen seperti cahaya, musik, warna dan bau. Yistiani, et al.
(2012) mengungkapkan apabila pelanggan merasa nyaman dengan
lingkungan toko ditambah dengan motivasi emosional maka akan
memungkinkan meningkatnya pembelian secara impulsive. Menurut Kusuma,
et al. (2013) untuk meningkatkan penjualan, peritel harus memberikan
perhatian lebih pada lingkungan belanja mengingat konsumen yang hedonis
cenderung lebih memilih lingkungan berbelanja yang nyaman. Store
atmosphere merupakan lingkungan toko yang dibuat semenarik mungkin
untuk mempengaruhi konsumen dalam melakukan pembelian. Kegiatan
belanja konsumen selain dipengaruhi oleh faktor eksternal seperti store
8
atmosphere juga dipengaruhi oleh faktor internal yaitu sifat emosional seperti
hedonic shopping value.
Hedonic shopping value merupakan persepsi dimana belanja dianggap
sebagai hal yang emosional dan bermanfaat pada saat kondisi emosi sedang
dalam keadaan positif , Irani and Hanzaee, (2011). Konsumen yang memiliki
kecenderungan hedonic merupakan konsumen potensial, karena hedonic
dianggap sebagai kegiatan untuk mencari kegembiraan dan menghindari
masalah dengan masuk kedalam dunia fantasi dari belanja ,Arnold and
Reynolds, (2012). Hedonic shopping value memberikan perasaan senang dan
puas pada konsumen saat berbelanja. Konsumen yang merasa senang ketika
berbelanja cenderung akan mengulangi kegiatan tersebut, karena konsumen
merasa hedonic shopping value dapat memberikan pengalaman belanja yang
bisa menghilangkan penat.
Kualitas pelayanan yang baik juga menjadi faktor timbulnya impulse
buying. Pelayanan meliputi segala fasilitas nonfisik yang di tawarkan
perusahaan kepada konsumen. Pelayanan adalah suatu kegiatan yang
dilakukan untuk keperluan orang lain. Pelayanan merupakan suatu kinerja
penampilan, tidak berwujud dan cepat hilang, lebih dapat dirasakan daripada
dimiliki serta pelanggan lebih dapat berpartisipasi aktif dalam proses
konsumsi jasa tersebut, Raharjani (2010) Kepercayaan yang diberikan
konsumen kepada produsen harus di jaga dengan baik karena kredibilitas
produsen sangat dipertaruhkan di sini. Produsen harus menjaga nama baik,
9
tepat waktu dalam pengiriman, sifat amanah, ramah dalam membalas atau
merespon pesan yang dikirim oleh konsumen.
Selanjutnya, faktor eksternal dari pembelian impulse buying adalah
rangsangan eksternal pembelian impulsif mengacu pada rangsangan
pemasaran yang dikontrol dan dilakukan oleh pemasar, Maymand & Mostafa,
(2011). Dawson dan Kim (2009), menyatakan faktor eksternal memegang
peran penting karena faktor eksternal inilah yang dapat dimaksimalkan dan
diatur perannya oleh peritel untuk dapat memikat konsumen untuk melakukan
impulse buying. Faktor eksternal dalam penelitian ini adalah kualitas produk.
Kotler & Amstrong, (2012:283) menyatakan kualitas produk adalah segala
sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian, dibeli,
digunakan, atau dikonsumsi yang dapat memuaskan keinginan atau
kebutuhan.
Menurut data AC Nielsen 2010 Wiguna dan Nurcaya (2013). sekitar
85% pembeli di pusat belanja ritel moderen membeli sesuatu barang tanpa
rencana. Jika dibiarkan, perilaku ini nantinya akan menimbulkan dampak
pada kondisi sehari-hari karena dalam beberapa kasus seorang impulsive
buyer bisa menghabiskan waktu berjam-jam memilih dan melihat-lihat
katalog belanja baik offline maupun online.
Salah satu perusahaan ritel modern yang dinyatakan sukses berdiri di
Indonesia dan terus berkembang adalah ACE HARDWARE INDONESIA
yang dikenal dalam bursa saham sebagai ACES. Ace Hardware adalah
perusahaan ritel perlengkapan keras atau hardware terbesar dan terkemuka
10
pada saat ini di Indonesia Perusahaan ini menunjukkan kesuksesannya
melalui jumlah penjualan yang terus meningkat dari tahun ke tahun. Ace
Hardware Indonesia menjual lebih dari 80.000 produk. Produk-produk ini
dikategorikan dalam tiga segmen utama:
• Perlengkapan rumah
• Gaya hidup
• Mainan
Berikut ini adalah Tabel TOP BRANDS INDO yang menyatakan
bahwa ACE Hardware menjadi perusahaan ritel perkakas rumah dan dekorasi
terbaik di Indonesia.
SUPERMARKET PERKAKAS RUMAH & DEKORASI
MEREK TBI TOP
ACE Hardware 47.4% TOP
AJBS 10.2% TOP
Depo Bangunan 8.3%
MITRA 10 7.6%
Gambar 1.2. Hasil TOP BRANDS INDO (www.topbrand-award.com)
ACE Hardware membukukan perkembangan yang solid dalam beberapa
tahun terakhir karena bisnis ritel Indonesia terus berkembang berkat keadaan
makroekonomi yang positif: Indonesia memiliki populasi besar dengan daya
beli yang terus meningkat tinggi. Salah satu karakteristik perekonomian
Indonesia adalah konsumsi rumah tangga merupakan pendorong utama
11
pertumbuhan ekononomi, mencakup sekitar 55% dari total produk domestik
bruto (PDB) Indonesia.
Ikhtisar Keuangan ACE Hardware Indonesia:
2009 2010 2011 2012 2013 2014
Penjualan Bersih 1,358.8 1,641.1 2,409.9 3,223.3 3,895.4 4,541.5
Laba Kotor 552.4 708.6 1,119.6 1,551.6 1,933.5 2,193.6
Laba Bersih 154.4 171.0 279.5 428.8 503.0 548.9
Laba Usaha 178.2 208.7 381.6 562.5 651.2 716.3
Laba sebelum Pajak 206.3 220.0 370.8 537.3 623.0 681.9
Jumlah Aset 974.9 1,198.0 1,451.7 1,916.9 2,478.9 2,947.3
Jumlah Liabilitas 120.3 173.4 219.9 298.9 563.4 585.1
Laba Bersih per
Saham¹² 9,18 10,0 16,29 24,98 29,70 32,44
Dividen Kas per
Saham¹² 0.76 0.92 5.19 2.50 10.0 6.0
Gambar 1.3. Tabel iktisar keuangan ACE Hardware Indonesia (indo-
investmens.com)
Di tahun 2014 lalu, ACE Hardware Indonesia mencatat pertumbuhan
penjualan sebesar 16,7% menjadi Rp 4,6 triliun. Pertumbuhan tersebut
ditopang dengan SSG sebesar 3,1% dan kontribusi Toko baru yang dibuka
selama tahun 2013 dan 2014. Laba tahun berjalan adalah Rp 585 miliar atau
naik sebesar 9,1% dibanding tahun 2013.
12
Di tengah hadirnya tantangan baru dari perusahaan IKEA yang gencar
melakukan promosi, PT Ace Hardware Indonesia Tbk masih bisa
meningkatkan penjualan sepanjang semester satu 2015. Terhitung hingga 30
Juni 2015, ritel perabotan yang terafiliasi dengan Kawan Lama Group itu
berhasil meningkatkan pejualan 2,3% menjadi Rp 2,2 triliun dibandingkan
periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp 2,15 triliun.
(marketeers.com). Hal ini menunjukkan bahwa ACE hardware memiliki
strategi yang baik dalam melaksanakan kegiatan unit bisnisnya
Adapun, total gerai saat ini mencapai 115 gerai dengan penambahan 5
gerai baru di Lampung dan Karawang sehingga gerai ACES tersebar di 32
kota.Pada saat bersamaan, ACES akan terus memberikan pelayanan premium
untuk mengundang pelanggan dan menawarkan banyak produk berkualitas
atau sebanyak 80.000 item melalui berbagai program promosi yang menarik.
Salah satu cabang Ace Hardware dalam penelitian ini yakni Ace
Hardware Pondok Indah Mall yang menyediakan berbagai macam
perlengkapan rumah tangga. Toko ACE Hardware ini berada di dalam sebuah
mall atau pusat perbelanjaan, berbeda dengan kebanyakan toko ACE
Hardware lainnya yang berdiri sendiri di suatu tempat. Dari hal ini dapat
disimpulkan bahwa pengunjung toko ACE Hardware memungkinkan adalah
pengunjung yang sebenarnya tidak berniat sebelumnya untuk berkunjung ke
ACE Hardware. Berbagai macam media promosi dan program pun dilakukan
untuk menarik pelanggan, dengan adanya program-program tersebut hal ini
akan memicu impulse buying. Berdasarkan latar belakang yang telah
13
dijelaskan diatas, maka peneliti bermaksud untuk melakukan penelitian
dengan judul “PENGARUH STORE ATMOSPHERE, PROMOSI
PENJUALAN, KUALITAS PRODUK, DAN KUALITAS PELAYANAN
TERHADAP IMPULSE BUYING (STUDI PADA KONSUMEN ACE
HARDWARE PONDOK INDAH MALL)”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan diatas, maka rumusan
masalah yang diajukan dapam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Apakah pengaruh Store Atmosphere terhadap impulse buying ?
2. Apakah pengaruh promosi penjualan terhadap impulse buying ?
3. Apakah pengaruh kualitas produk terhadap impulse buying ?
4. Apakah pengaruh kualitas pelayanan terhadap impulse buying ?
5. Apakah pengaruh store atmosphere, promosi, kualitas produk, dan kualitas
pelayanan terhadap impulse buying ?
C. Tujuan Penilitian
Sesuai dengan permasalahan diatas, maka yang menjadi tujuan penulisan
skripsi ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk menganalisa pengaruh store atmosphere terhadap impulse buying .
2. Untuk menganalisa pengaruh promosi penjualan terhadap impulse buying .
3. Untuk menganalisa pengaruh kualitas produk terhadap impulse buying .
4. Untuk menganalisa pengaruh kualitas pelayanan terhadap impulse buying .
5. Untuk menganalisa pengaruh store atmosphere, promosi, kualitas produk,
kualitas pelayanan, secara simultan terhadap impulse buying .
14
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu
pengetahuan tentang perilaku konsumen mengenai impulse buying.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi pihak produsen
Memahami perilaku pembelian tidak terencana yang memberikan suatu
pedoman pada retail untuk mengembangkan strategi dalam membuat
kesempatan saat konsumen berbelanja.
b. Bagi akademisi
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi dalam melakukan
penelitian sejenis.
c. Bagi penulis
Sebagai sarana menambah cakrawala pemikiran dan menerapkan ilmu
pengetahuan yang telah diperoleh di bangku perguruan tinggi.
15
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Store Atmosphere
Bauran pemasaran merupakan elemen penting dalam strategi pemasaran
yang dilakukan perusahaan ritel. Penerapan bauran pemasaran diharapkan
akan mampu menjadi daya tarik bagi konsumen untuk memilih suatu
perusahaan ritel guna melakukan transaksi pembelian terhadap suatu produk
dalam hal pemenuhan kebutuhan dan keinginannya. Menurut Utami
(2010:253) bauran pemasaran ritel adalah strategi pemasaran yanng mengacu
pada beberapa variabel, dimana peritel dapat mengombinasikan variabel-
variabel tersebut menjadi jalan alternatif dalam upaya menarik konsumen.
Menurut Ma’ruf (2006:113) bauran pemasaran ritel terdiri dari enam
elemen yang meliputi:
a. Lokasi: merupakan faktor yang sangat penting dalam bauran pemasaran
ritel. Pada lokasi yang tepat, sebuah gerai akan lebih sukses dibandingkan
gerai lainnya yang berlokasi kurang strategis, meskipun keduanya menjual
produk yang sama, oleh wiraniaga yang sama banyaknya, dan sama
terampilnya, dan sama-sama punya pengaturan atmosfer yang bagus.
b. Merchandise: merupakan keseluruhan produk yang dijual oleh peritel
dalam gerai.
c. Harga: penetapan harga dalam pemasaran ritel merupakan hal yang
penting mengingat penetapan harga akan menghasilkan dampak yang
16
besar bagi usaha ritel itu sendiri karena akan menentukan laba/rugi yang
akan diperoleh peritel.
d. Promosi: promosi merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan suatu
program pemasaran usaha ritel. Kegiatan promosi yang dilakukan oleh
peritel biasanya bertujuan untuk menginformasikan, mempengaruhi dan
membujuk serta mengingatkan pelanggan sasaran perusahaan dan bauran
pemasarannya. Program promosi yang biasanya diterapkan oleh peritel
terdiri atas terdiri atas iklan, sales promotion , public (publisitas), dan
personal selling.
e. Atmosfer gerai : atmosfer toko atau suasana gerai berperan penting dalam
memikat pembeli dan membuat pembeli nyaman dalam memilih barang
belanjaan. Atmosfer yang dimaksud adalah hasil perpaduan dari unsur-
unsur gerai, perencanaan gerai, penataan audio visual gerai, penataan
barang dalam gerai.
f. Pelayanan Ritel : bertujuan untuk memberikan berbagai jenis fasilitas
kepada konsumen saat konsumen berbelanja dalam gerai ritel. Pelayanan
bersama dengan unsur bauran pemasaran lain mempunyai fungsi dalam
memenuhi kebutuhan pembeli dalam berbelanja.
1. Pengertian Store Atmosphere
Menurut Sutisna, (2003:105) “suasana toko (store atmosphere) yaitu
kesan keseluruhan yang disampaikan oleh tata letak fisik toko, dekorasi,
dan lingkungan sekitarnya. Suasana dapat menciptakan perasaaan yang
santai atau pun sibuk, kesan mewah atau efisiensi, sikap ramah atau pun
17
dingin, terorganisir atau kacau, atau suasana hati menyenangkan atau
serius”.
Menurut Schiffman dan Kanuk 2004:611 (dalam maria 2011): “store
atmosphere is influenced by such attributes as lighting, layout,
presentation of merchandise, fixtures, floor coverings, colors, sounds,
odors, and the dress and behaviour of sales and service personnel”.
Menurut Utami, (2010:255) suasana toko (store atmosphere)
merupakan kombinasi dari karakteristik fisik toko seperti arsitektur, tata
letak, pencahayaan, pemajangan, warna, temperature, music, aroma yang
secara menyeluruh akan menciptakan citra dalam benak konsumen.
Melalui suasana toko yang sengaja diciptakan oleh ritel, ritel berupaya
untuk mengkomunikasikan informasi yang terkait dengan layanan, harga
maupun ketersediaan barang dagangan yang bersifat fashionable.
Dapat disimpulkan bahwa suasana toko merupakan salah satu bagian
dari bauran ritel yang memiliki arti yang sangat penting dalam
menjalankan bisnis ritel. Dengan adanya suasana toko yang baik, maka
akan menarik pengunjung dan melakukan pembelian. Suasana toko adalah
suatu karakteristik fisik yang sangat penting bagi setiap bisnis ritel hal ini
berperan sebagai penciptaan suasana yang nyaman sesuai dengan
keinginan konsumen dan membuat konsumen ingin berlama-lama berada
di dalam toko dan secara tidak langsung merangsang konsumen untuk
melakukan pembelian.
18
2. Dimensi Store Atmosphere
Utami (2010:47), menyatakan terdapat dua macam motivasi
berbelanja yang menjadi perhatian peritel dalam menyediakan atmosfer
dalam Toko yang sesuai. Pertama adalah kelompok yang berorientasi pada
motif utilitarian yang lebih mementingkan aspek fungsional. Meskipun
demikian, kelompok tersebut minimal akan memilih Toko yang tertata
baik, bersih, dan berpendingin udara. Daya tarik visual dan fasilitas
tambahan bukan hal yang terlalu penting bagi konsumen. Kelompok kedua
adalah kelompok yang berorientasi rekreasi, faktor ambience, visual
merchandising, dan fasilitas-fasilitas yang lengkap menjadi faktor penentu
keputusan konsumen dalam mengunjungi suatu Toko. Oleh karena itu,
peritel harus mendandani tempat belanja dengan semenarik mungkin.
Elemen-elemen suasana toko menurut Berman dan Evans, 2005:17
(dalam purwaningsih, 2013) terdiri dari empat elemen sebagai berikut:
1. Tampak depan toko (storefront): Karakter storefront memiliki pengaruh
yang besar pada store image dan harus direncanakan secara matang.
Facade toko dapat didefinisikan dengan kondisi eksterior dari toko
tersebut. Termasuk di dalamnya adalah signage, pintu masuk, efek
lighting, dan material konstruksi. Dengan tampak luar yang atraktif,
sebuah toko dapat menjadi menarik untuk dikunjungi. Display windows
juga mempunyai peranan yang penting yaitu untuk mengidentifikasikan
toko dan menarik perhatian pengunjung untuk masuk. Proporsi bentuk
yang menarik secara visual akan memperindah bentuk eksterior.
19
2. Interior Toko: Termasuk di dalam lingkup pembentuk suasana ruang
adalah bidang-bidang plafon, dinding dan lantai. Perpaduan
penggunaan material dan bahan yang tepat akan memberikan kesan
serasi dan menyatu. Selain elemen-elemen tersebut, warna,
pencahayaan, bau-bauan dan sound.
3. Layout Toko (store layout): Store layout direncanakan sesuai dengan
program ruang yang biasanya disusun berdasarkan observasi mengenai
kebutuhan ruang. Tiap toko memiliki luas lantai yang berbeda, namun
yang terpenting adalah bagaimana melakukan pembagian antara selling,
merchandise, personnel space, dan customer area, yang memiliki
fungsi yang berbeda.
4. Interior Display (point of purchase): Interior display (poit of purchase)
bertujuan untuk memberikan informasi pada konsumen yang
berbelanja, merupakan tambahan untuk memberikan kesan berbeda
pada store atmosphere dan berfungsi sebagai alat promosi.
Ma’ruf, (2006:202) memaparkan bahwa atmosfer dan ambience
dapat tercipta dari gabungan unsur-unsur sebagai berikut.
1. Desain Toko
Desain Toko merupakan strategi penting dalam menciptakan
atmosfer yang dapat membuat pelanggan merasa betah berada dalam
suatu Toko. Desain Toko bertujuan untuk memenuhi syarat fungsional
sekaligus menyediakan pengalaman berbelanja yang menyenangkan
20
sehingga mendukung terjadinya transaksi. Desain Toko mencakup
desain di lingkungan Toko, yaitu desain eksterior, layout, dan
ambience. Desain eksterior mencakup wajah Toko, marquee, pintu
masuk, dan jalan masuk. Layout atau tata letak berkaitan dengan alokasi
ruang untuk penempatan produk yang akan dijual. Ambience adalah
atmosfer dalam Toko yang menciptakan perasaan tertentu dalam diri
pelanggan yang ditimbulkan dari penggunaan unsur-unsur interior,
pengaturan cahaya, tata suara, sistem pengaturan udara, dan pelayanan.
Desain Toko yang tepat akan membantu tercapainya sasaran
komunikasi visual.
2. Perencanaan Toko
a) Layout (tata letak) : Ada beberapa macam layout, yaitu tata letak
lurus disebut gridiron layout (grid layout), tata letak arus bebas (free
flow layout atau curving layout), tata letak butik (boutique layout),
dan tata letak arus berpenurun (guided shopper flows).
b) Alokasi ruang : Alokasi ruang toko terbagi ke dalam beberapa jenis
ruang atau area, yaitu selling space, merchandise space, customer
space, dan personnel space.
3. Komunikasi Visual
Komunikasi visual adalah komunikasi perusahaan ritel dengan
konsumennya melalui wujud fisik berupa identitas peritel, grafis, dan
in-store communication. Identitas peritel berupa wajah Toko dan
marquee, kedua hal inilah yang pertama kali dilihat oleh calon pembeli
21
ketika berniat berbelanja, sedangkan grafis merupakan pendukung dari
komunikasi dalam Toko yang melibatkan tata suara, tekstur,
entertainment, promosi, dan personal.
4. Penyajian Merchandise
Berkenaan dengan teknik penyajian barang-barang dalam Toko
untuk menciptakan situasi dan atmosfer tertentu. Teknik dan penyajian
merchandise berkenaan dengan keragaman produk, koordinasi kategori
produk, display contoh, pencahayaan, tata warna, dan window display.
Penyajian merchandise sering kali dikaitkan dengan teknik visual
merchandising. Visual merchandising adalah gabungan unsur-unsur
desain lingkungan Toko, penyajian merchandise, dan komunikasi
dalam Toko, contohnya adalah display harga khususnya harga yang
menciptakan citra ritel dan atmosfer ritel di benak pelanggan. Penyajian
merchandise dan visual merchandising bertujuan memikat pelanggan
dari segi penampilan, suara, dan aroma, bahkan pada rupa barang yang
disentuh konsumen.
Gabungan unsur-unsur atmosfer Toko tersebut dapat
menggambarkan momen of truth, yaitu situasi langsung yang dirasakan
konsumen saat berbelanja. Jika setting dari gabungan unsur-unsur
tersebut dapat berjalan optimal, peritel akan dapat peluang untuk
meningkatkan pangsa pasar serta memenangkan hati konsumen.
22
B. Promosi Penjualan
1. Promosi
Dewasa ini promosi merupakan salah satu cara yang dibutuhkan
perusahaan dalam meningkatkan volume penjualan. Oleh karena itu,
kegiatan promosi harus dapat dilakukan sejalan dengan rencana pemasaran
serta diarahkan dan dikendalikan dengan baik sehingga promosi tersebut
benar-benar dapat memberikan kontribusi yang tinggi dalam upaya untuk
meningkatkan volume penjualan. Promosi penjualan ialah salah satu
kegiatan untuk melakukan rangsangan kepada konsumen untuk melakukan
pembelian.
Menurut Julian Cummins dan Roddy (2008 : 4-6) terdapat enam
alasan utama untuk perkembangan promosi penjualan yang sangat luas dan
alasan bagi para manajer untuk menyatakan bahwa promosi sangat penting
dalam membangun hubungan dengan pelanggan :
a. Perusahaan makin lama bekerja makin baik. Promosi penjualan
menawarkan pemutus rantai (chain breaker) di pasar yang sebagian
besar produk yang ditawarkannya sempurna.
b. Pelanggan mencari kelebihan dari merek yang mereka beli. Promosi
penjualan menawarkan sesuatu yang baru, kegembiraan dan humor di
tempat pembelian.
c. Tekanan untuk memperoleh hasil dalam jangka pendek makin
meningkat.
23
d. Pemirsa TV terfragmentasi sejalan dengan meningkatnya jumlah
saluran acara sehingga untuk mencapai kelompok pemirsa tertentu
menjadi makin mahal.
e. Makin banyaknya merek dan produk yang saling bersaing membuat
orang menutup mata dari pesan iklan yang diarahkan ke mereka.
f. Riset iklan menunjukkan bahwa pengaruh penjualan dari iklan TV
adalah dua sampai tujuh kali lebih besar apabila berbarengan dengan
promosi.
Dalam melakukan promosi agar dapat berjalan efektif perlu adanya
bauran promosi, yaitu kombinasi yang optimal bagi berbagai jenis kegiatan
atau pemilihan jenis kegiatan promosi yang paling efektif dalam
meningkatkan penjualan. Terdapat lima jenis bauran atau kegiatan promosi
antara lain Kotler dan Amstrong, ( 2008:264:312) :
1) Periklanan
Bentuk promosi non personal dengan menggunakan berbagai media
yang ditujukan untuk merangsang pembelian.
2) Penjualan Tatap Muka
Bentuk promosi secara personal dengan persentasi lisan dalam suatu
percakapan dengan calon pembeli yang ditujukan untuk merangsang
pembelian.
3) Publisitas
Suatu bentuk promosi non personal mengenai,pelayanan atau kesatuan
usaha tertentu dengan jalan mengulas informasi atau berita tentangnya
24
4) Pemasaran Langsung
Suatu bentuk penjualan perorangan secara langsung ditujukan untuk
mempengaruhi pembelian konsumen.
5) Promosi Penjualan
Suatu bentuk promosi diluar ketiga bentuk diatas yang ditujukan untuk
merangsang pembelian. Promosi penjualan berupa sampel produk,
kupon, pembelian dalam pembelian, diskon atau rabat, dan bonus.
2. Pengertian Promosi Penjualan
Menurut Kotler dan Amstrong (2012:442-445) promosi penjualan
adalah jangka pendek untuk mendorong pembelian atau penjualan dari
produk atau jasa. Alat promosi penjualan terbagi menjadi tiga bagian :
1) Promosi konsumen termasuk kupon, rabat, paket harga, premium, iklan
spesial, hadiah, bentuk penyajian, demonstrasi dan kontes, dan juga
permainan perminan menarik.
2) Alat promosi perdagangan termasuk diskon dan tunjangan.
3) Alat promosi bisnis digunakan untuk melaksanakan kepemimpinan,
mestimulasi pembelian, penghargaan konsumen, dan memotivasi
tenaga penjualan.
Sedangkan menurut Freddy Rangkuti, (2009:29) promosi penjualan
adalah promosi yang dapat mendorong pembelian oleh konsumen, dan
yang dapat meningkatkan efektivitas para distributor atau retailer dengan
25
mengadakan pameran, display, eksibisi, peragaan, dan berbagai kegiatan
penjual lainnya yang dilakukan sewaktu-waktu dan bersifat tidak rutin.
Dalam promosi penjualan ini perusahaan menggunakan alat-alat tertentu,
seperti hadiah, paket harga, peragaan, pameran, demonstrasi, dan contoh
barang.
Selanjutnya Lovelock dan Wirtz (2004 : 138) Sales promotion for
service firms may take such forms as samples, coupons and other
discounts, gift,sign-uprebates, and prize promotions. Artinya sales
promotion yang dikemukakan di atas lebih menekankan pada jasa bukan
barang. Jasa dalam hal ini berkaitan dengan pelayanan yang doberikan
suatu perusahaan pada konsumen yang membeli.
Menurut Wikibooks' mengemukakan Sales promotion describes
promotional methods using special short-term techniques to persuade
members of a target market to respond or undertake certain activity.
Intinya menawarkan sesuatu yang bernilai dan mengharapkan suatu respon
yang baik dari konsumen yaitu dengan adanya suatu pembelian yang dapat
menguntungkan perusahaan.
Promosi Penjualan (Sales Promotion) adalah upaya pemasaran untuk
mendorong calon pembeli agar membeli lebih banyak dan lebih sering
(Cummins dan Mullin, 2008 : 1) Intinya promosi penjualan adalah usaha
yang sungguh-sungguh untuk membangun hubungan yang menguntungkan
dengan pelanggan dalam jangka panjang.
26
Berdasarkan definisi diatas disimpulkan bahwa promosi penjualan
adalah segala bentuk promosi dan insentif yang ditawarkan kepada calon
konsumen ataupun pelanggan dan untuk agen retailer oleh perusahaan
yang bertujuan untuk menarik minat beli dan menambah jumlah pembelian
dengan kurun waktu pelaksanaan yang relatif singkat atau jangka pendek.
3. Dimensi Promosi Penjualan
Menurut Freddy Rangkuti (2009:37) Promosi penjualan dapat
dibedakan berdasarkan dua jenis kegiatan,yaitu Pull Strategy atau disebut
sebagai Consummer Promotion dan Push Strategy atau disebut sebagai
Trader Promotion.
1) Pull strategy
untuk memotivasi pelanggan sehingga melakukan pembelian.
Apabila pelanggan mulai tertarik dan mencari produk/jasa tersebut,
pengaruhnya akan mendorong para retailer untuk meningkatkan stok
barang yang dicari tersebut.
1) Sampel, memberikan contoh produk secara gratis konsumen atau
memberikan kesempatan utuk mengamati lebih dalan akan sebuah
produk dengan cara menayangkan melalui layar TV atau banner.
2) Kupon, mengkombinasikan strategi promosi penjualan lainnya
seperti kontes dan potongsn harga, sehingga konsumen tertarik
3) Premium, memberikan pelayanan tambahan atas produk yang dibeli
27
4) Kontes dan undian kontes, mengadakan games menarik untuk
menarik antusias konsumen dan mengadakan undian berhadiah
untuk setiap pembelian atau akumulasi pembelian.
5) Rabat dan diskon, memberikan sebagian biaya dari harga produk
atau mengurangi harga produk untuk menarik minat beli konsumen.
6) Bonus, menawarkan produk dengan harga normal disertai dengan
pemberian bonus, yang bertujuan mendorong konsumen untuk
melakukan pembelian ulang atau membeli lebih banyak.
2) Push Startegy
untuk memotivasi para agen atau retailer agak meningkatkan
pemesanan dan meningkatkan penjualannya di masing-masing outlet.
Caranya adalah dengan menggunakan:
a. Strategi volume discount,yaitu strategi dengan memberikan diskon
harga bagi diler atau retailer yang membeli dalam jumlah besar.
b. Strategi allowance,yaitu berupa pemberian reward atas performance
c. Strategi dealer contest,yaitu strategi mengadakan perlombaan atau
kontes diantara para diler atau retailer.
d. Strategi dealer leader,yaitu strategi dengan memberikan rak khusus
berisi produk-produk yang ingin dijual.
e. Strategi sales training,yaitu strategi dengan memberikan pelatihan
kepada para penjual untuk mengetahui product knowledge.
f. Strategi Point of Purchase, Materi yang digunakan dalam POP
adalah banner ,poster, counter stand, flour stand, TV plasma, video
28
media interaktif, serta berbagai rak pajang atau gantungan produk
sehingga mencermikan produk yang dijual. Display dapat
meningkatkan impulse buying
Sedangkan menurut menurut Lovelock dan Wirtz (2004 : 135) Sales
promotion for service firms may take such forms as samples, coupons and
other discounts, gift,sign-up rebates, and prize promotions. Sampel disini
adalah upaya konsumen merasakan produk atau jasa secara gratis atau
dengan harga miring. Kupon adalah sebuah sertifikat dengan nilai tertulis
tertentu yang ditunjukkan kepada toko pengecer guna mendapatkan
pengurangan harga produk tertentu selama periode waktu tertentu.
Gifts/hadiah merupakan barang yang ditawarkan gratis atau dengan harga
miring sebagai insentif karena membeli suatu produk. Sedangkan Sign-up
Rebates adalah Tawaran untuk mengembalikan sebagian uang pembelian
suatu produk kepada konsumen. Prize Promotion yaitu Promosi yang
menawarkan penurunan harga. Intinya alat promosi penjualan
menitikberatkan pada 6 (enam) item.
C. Kualitas Produk
1. Pengertian Kualitas Produk
Produk didefinisikan sebagai sesuatu yang dapat ditawarkan ke
dalam pasar untuk diperhatikan, dimiliki, dipakai, atau dikonsumsi
sehingga dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan (Kotler dan
Amstrong, 2012:243).
29
Menururt Kotler dan Keller (2012 : 349) ada tiga klasifikasi produk
yaitu:
1. Berdasarkan Daya Tahan Dan Keberwujudan Produk dapat
diklasifikasikan menjadi tiga kelompok menurut daya tahan dan
wujudnya
a) Barang yang tidak tahan lama (nondurable goods) Adalah barang-
barang berwujud yang biasanya dikonsumsi dalam satu atau
beberapa kalimpenggunaan. Contoh : sabun dan bir
b) Barang tahan lama (durable goods) Adalah barang berwujud yang
biasanya tetap bertahan walaupun sudah digunakan berkali-kali.
Contoh: Lemari dan pakaian.
c) Jasa (services) Adalah produk-produk yang tidak berwujud, tidak
terpisahkan, dan mudah habis. Contoh : dokter terhadap pasien dan
tukang pangkas rambut orang yang akan di pangkas rambutnya.
2. Berdasarkan Penggunaan
Klasifikasi Barang Konsumen (consumer goods), adalah produk
yang dibeli konsumen akhir untuk di konsumsi secara pribadi.
Banyaknya barang yang dibeli konsumen dapat di klasifikasikan
berdasarkan kebiasaan berbelanja konsumen yang meliputi :
a) Barang sehari-hari (convenience goods), adalah barang-barang yang
biasanya sering dibeli pelanggan dengan cepat dan dengan upaya
yang sangat sedikit.Contoh : rokok, koran.
30
1. Kebutuhan pokok (staples goods), yaitu barang yang dibeli
konsumen secara teratur.Contoh : pasta gigi.
2. Barang dadakan (impulse goods), yaitu barang yang dibeli
konsumenn secara dadakan tanpa perencanaan atau upaya
pencarian. Contoh :minuman ringan atau permen.
3. Barang darurat (emergency goods), yaitu barang yang dibeli pada
saat suatu kebutuhan mendesak. Contoh : payung saat hujan atau
jas hujan.
b) Barang Toko (shopping goods), adalah barang-barang yang biasanya
dibandingkan berdasarkan kesesuaian, kualitas, harga, dan gaya
dalam proses pemilihan dan pembeliannya. Contoh : furniture,
pakaian, mobil bekas, peralatan rumah tangga utama.
1. Barang toko homogen (homogenous shopping goods), yaitu
barangbarang yang memiliki kemiripan mutu, tetapi cukup
berbeda dari segi harga sehingga dapat menjadi alasan
perbandingan dalam berbelanja.
2. Barang toko heterogen (heterogeneous shopping goods), yaitu
barang yang berbeda dalam hal keistimewaan dan jasa produk
yang mungkin lebih penting dari harganya.Contoh : handphone,
camera.
3. Barang Khusus (specialty goods), adalah barang-barang dengan
karakteristik unik dan/atau identifikasi merek dimana untuk
memperoleh barang-barang itu sekelompok pembeli yang cukup
31
besar bersedia melakukan usaha khusus untuk
membelinya.Contoh : mobil mewah, rumah mewah dan barang-
barang antik.
4. Barang yang tidak dicari (unsought goods), adalah barang yang
tidak diketahui pembeli, atau diketahui tetapi biasanya mereka
tidak berfikir untuk membelinya. Contoh : batu nisan, asuransi
jiwa, tanah kuburan.
c) Klasifikasi Barang Industri (industrial goods), adalah barang yang
dibeli untuk pemrosesan lanjut atau penggunaan yang terkait dengan
bisnis. Barang industri dapat di klasifikasikan cara barang itu
memasuki proses produksi:
1. Bahan baku dan suku cadang (materials and parts), adalah
barang-barang yang seluruhnya masuk ke produk produsen.
2. Barang modal (capital item), adalah barang-barang tahan lama
yang memudahkan pengembangan atau pengelolaan produk akhir.
3. Perlengkapan dan jasa bisnis (supplies and business services),
adalah barang dan jasa yang berumur pendek (tidak tahan lama)
yang memudahkan pengembangan atau pengelolaan produk jadi.
Menurut Kotler dan Armstrong (2012:254), “Atribut produk
merupakan pengembangan suatu produk atau jasa yang melibatkan
pendefinisian manfaat yang akan ditawarkan produk atau jasa tersebut”
Kotler dan Armstrong (2012:255) menyatakan ada beberapa
komponen atribut produk, diantaranya:
32
a) Kualitas Produk: Kualitas produk adalah salah satu sarana
positioning utama untuk pemasar. Mempunyai dampak langsung
pada kinerja produk. Oleh karena itu kualitas berhubungan erat
dengan nilai dan kepuasan pelanggan.
b) Fitur Produk: Fitur produk adalah sebuah produk dapat ditawarkan
dalam beragam fitur, model dasar, model tanpa tambahan apapun,
merupakan titik awal. Fitur adalah sarana kompetitif untuk
mendiferensiasikan produk perusahaan dari produk pesaing.
c) Gaya dan Desain ProdukL: Desain memiliki konsep yang lebih luas
daripada gaya (style). Desain selain mempertimbangkan faktor
penampilan, juga bertujuan untuk memperbaiki kinerja produk,
mengurangi biaya produksi, dan menambah keunggulan bersaing.
d) Penetapan Merek: Merek (brand) adalah sebuah nama, istilah, tanda,
lambang atau desain, atau kombinasi semua ini, yang menunjukan
identitas pembuat atau penjual produk atau jasa. Konsumen akan
memandang merek sebagai bagian penting dari produk, dan
penetapan merek bisa menambah nilai bagi suatu produk.
e) Kemasan: Kemasan (packaging) melibatkan perancangan dan
produksi wadah atau pembungkus untuk sebuah produk. Fungsi
utama kemasan adalah menyimpan dan melindungi produk.
Kemasan yang inovatif bisa memberikan manfaat kepada perusahaan
melebihi pesaing dan mendorong penjualan.
33
f) Label: Label berkisar dari penanda sederhana yang ditempelkan pada
produk sampai rangkaian huruf rumit yang menjadi bagian kemasan.
Label mempunyai beberapa fungsi. Label menunjukan produk atau
merek,. Label juga bisa menggambarkan beberapa hal tentang
produk: siapa yang membuatnya, dimana produk itu dibuat, kapan
produk itu dibuat, kandungannya, cara pemakaianya, dan himbauan
dalam penggunaan.
g) Pelayanan Pendukung Produk: Pelayanan pelanggan adalah elemen
lain dalam strategi produk. Penawaran perusahaan biasanya meliputi
beberapa pelayanan pendukung, yang bisa menjadi bagian kecil atau
bagian besar dari seluruh penawaran.
Berbicara mengenai produk maka aspek yang perlu diperhatikan
adalah kualitas produk. Menurut American Society for Quality Control,
kualitas adalah “The totality of features and characteristics of a product
or service that bears on its ability to satisfy given needs”, artinya
keseluruhan ciri dan karakter-karakter dari sebuah produk atau jasa
yang menunjukkan kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan yang
tersirat. Definisi ini merupakan pengertian kualitas yang berpusat pada
konsumen sehingga dapat dikatakan bahwa seorang penjual telah
memberikan kualitas bila produk atau pelayanan penjual telah
memenuhi atau melebihi harapan konsumen. (www.jurnal-
sdm.blogspot.com).
34
Menurut Kotler dan Amstrong (2012:283) Kualitas produk adalah
kemampuan suatu produk untuk melaksanakan fungsinya, meliputi
daya tahan, keandalan, ketepatan, kemudahan operasi dan perbaikan,
serta atribut bernilai lainnya.
Kualitas produk merupakan pemahaman bahwa produk
merupakan peluang ditawarkan oleh penjual mempunyai nilai jual lebih
yang tidak dimiliki oleh produk pesaing. Oleh karena itu perusahaan
berusaha memfokuskan pada kualitas produk dan membandingkannya
dengan produk yang ditawarkan oleh perusahaan pesaing
Konsumen akan menyukai produk yang menawarkan kualitas,
kinerja, dan inovasi yang berbeda dari produk lainnya. Kualitas produk
menggambarkan sejauh mana kemampuan produk tersebut dalam
memenuhi kebutuhan konsumen. Definisi dari kualitas produk
mencerminkan kemampuan produk untuk menjalankan tugasnya yang
mencakup daya tahan, kehandalan atau kemajuan, kekuatan,
kemudahan dalam pengemasan dan reparasi produk dan ciri-ciri
lainnya.
2. Dimensi Kualitas Produk
Fandy tjiptono, (2008:25) untuk menentukan dimensi kualitas
produk, dapat melalui delapan dimensi sebagai berikut :
1) Performance, hal ini berkaitan dengan aspek fungsional suatu barang
dan merupakan karakteristik utama yang dipertimbangkan pelanggan
dalam membeli barang tersebut.
35
2) Features, yaitu aspek performansi yang berguna untuk menambah
fungsi dasar, berkaitan dengan pilihan-pilihan produk dan
pengembangannya.
3) Reliability, hal yang berkaitan dengan probabilitas atau kemungkinan
suatu barang berhasil menjalankan fungsinya setiap kali digunakan
dalam periode waktu tertentu dan dalam kondisi tertentu pula.
4) Conformance, hal ini berkaitan dengan tingkat kesesuaian terhadap
spesifikasi yang telah ditetapkan sebelumnya berdasarkan keinginan
pelanggan.
5) Durability, yaitu suatu refleksi umur ekonomis berupa ukuran daya
tahan atau masa pakai barang.
6) Serviceability, yaitu karakteristik yang berkaitan dengan kecepatan,
kompetensi, kemudahan, dan akurasi dalam memberikan layanan untuk
perbaikan barang.
7) Asthetics, merupakan karakteristik yang bersifat subyektif mengenai
nilai-nilai estetika yang berkaitan dengan pertimbangan pribadi dan
refleksi dari preferensi individual.
8) Perceived quality, konsumen tidak selalu memiliki informasi yang
lengkap mengenai atribut-atribut produk. Namun demikian, biasanya
konsumen memiliki informasi tentang produk secara tidak langsung.
Kualitas produk merupakan pemahaman bahwa produk yang
ditawarkan oleh penjual mempunyai nilai jual lebih yang tidak dimiliki
oleh produk pesaing. Oleh karena itu perusahaan berusaha memfokuskan
36
pada kualitas produk dan membandingkannya dengan produk yang
ditawarkan oleh perusahaan pesaing
Suatu produk dapat dikatakan memiliki kualitas yang baik bila di
dalam produk tersebut tercakup dimensi tersebut. Dengan adanya dimensi
tersebut dalam suatu produk, maka diharapkan agar produk tersebut
memiliki nilai lebih dibandingkan produk pesaing. Membangun kualitas
produk merupakan langkah strategis yang harus ditempuh oleh
perusahaan. Hal ini disebabkan bahwa kualitas produk merupakan nilai
lebih atau superior value dimata para pelanggan.
D. Kualitas Pelayanan
1. Pengertian Kualitas Pelayanan
Perilaku impulse buying hampir secara exclusive dikendalikan oleh
rangsangan. Pembeli-pembeli impulsif kemungkinan besar terbuka dan
fleksibel terhadap pikiran pembelian tiba-tiba atau pembelian yang tidak
diduga-duga. Jadi, pembeli-pembeli impulsif kemungkinan besar untuk
merespon secara positif dan segera untuk membeli dengan rangsangan
produk-produk, pelayanan toko, atau lingkungan toko.
Kualitas Pelayanan merupakan suatu kondisi dinamis yang
berpengaruh dengan produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan yang
memenuhi atau melebihi harapan (Tjiptono, 2008:51). Sehingga definisi
kualitas pelayanan dapat diartikan sebagai upaya pemenuhan kebutuhan
dan keinginan konsumen serta ketepatan penyampaiannya dalam
mengimbangi harapan konsumen (Tjiptono, 2008: 71).
37
Menurur Raharjani, 2005 (dalam Luthfiana, 2014:12), pelayanan
meliputi segala fasilitas nonfisik yang di tawarkan perusahaan kepada
konsumen.pelayanan adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk
keperluan orang lain.
Lewis dan Booms (1983) dalam Tjiptono (2008 : 85)
mendefinisikan kualitas jasa sebagai ukuran seberapa bagus tingkat
layanan yang diberikan mampu sesuai dengan ekspektasi pelanggan,
berdasarkan definisi ini, kualitas layanan ditentukan oleh kemampuan-
kemampuan perusahaan memenuhi keinginan dan kebutuhan pelanggan
sesuai dengan ekspektasi pelanggan
Menurut Kotler dan Amstrong, (2012:223) terdapat 4 karakteristik
pelayanan:
1. Tidak berwujud (intangibility), Tidak seperti barang yang dijual,
layanan tidak bisa dilihat, dicicipi, dirasakan, didengar, atau dicium
sebelum dibeli. Untuk mengurangi ketidakpastian yang disebabkan
oleh service intangibility, pelanggan berusaha untuk mencari bukti
yang dapat dilihat atau tangible yang dapat memberikan informasi
dan keyakinan mengenai pelayanan tersebut.
2. Tidak dapat dipisahkan (inseparability), mengandung arti bahwa
pelanggan merupakan bagian dari produk Di sebagian besar bisnis
layanan, penjual maupun pembeli harus hadir sehingga transaksi
dapat terjadi. Pelanggan menghubungi karyawan merupakan bagian
dari produk yang dijual.
38
3. Berubah-ubah (variability), artinya layanan sifatnya berubah-ubah,
layanan tergantung pada siapa yang menyediakan, kapan dan dimana
serta bagaimana layanan tersebut disediakan.
4. Tidak tahan lama (perishability), artinya layanan tidak dapat
disimpan dan tidak bertahan lama, dalam pengertian layanan
dirasakan pada saat konsumen membeli.
Kualitas pelayanan merupakan sikap yang berhubungan dengan
keunggulan suatu jasa pelayanan atau pertimbangan konsumen
tentang kelebihan suatu perusahaan. Parasuraman, et al , 1988
Reaksi emosional kepada pelayan toko juga dapat mempengaruhi
maksud pembelian pelanggan. Pelayan toko seringkali mendorong atau
meyakinkan pelanggan untuk membeli lebih banyak produk dalam toko.
Park dan Lennon, (2006) menemukan bahwa impulse buying dipengaruhi
oleh kuantitas dari interaksi dengan pelayan toko di dalam toko. Daya
tarik emosional akan produk yang diinginkan sepanjang interaksi dengan
pelayan toko dapat menstimulasi pembeli-pembeli untuk menerima
gagasan pembelian tiba-tiba dan pembelian yang tidak diduga-duga
selama berbelanja.
2. Dimensi Kualitas Pelayanan
Ada beberapa pakar pemasaran yang menentukan kriteria atau
dimensi dari kualitas jasa baik berdasarkan riset empiris maupun yang
bersifat deskriptif teoritis. Parasuraman dkk dalam Tjiptono (2008 : 108)
mengemukakan hasil penelitiannya bahwa ada sepuluh kriteria atau
39
dimensi yang dapat digunakan untuk menilai kualitas pelayanan yaitu ten
dimension of servqual (SERVice QUALity). Diantaranya:
1) Reliabilitas, mencakup dua hal pokok, yaitu konsistensi kerja
(performance) dan kemampuan untuk dipercaya (dependability).
2) Responsivitas atau daya tanggap, yaitu kesediaan atau kesiapan para
karyawan untuk membantu dan melayani para pelanggan dengan
segera.
3) Kompetensi, yaitu penguasaan keterampilan dan pengetahuan yang
dibutuhkan agar dapat melayani sesuai dengan kebutuhan pelanggan.
4) Akses, meliputi kemudahan untuk dihubungi atau ditemui dan
kemudahan kontak, seperti lokasi mudah dijangkau, komunikasi
tidak susah dihubungi, mengantri tidak terlalu lama dan sebagainnya.
5) Kesopanan (courtesy), meliputi sikap sopan santun, respek,
perhatian, dan keramahan yang dimiliki para contak person (seperti
resepsionis, operator telepon, dll).
6) Komunikasi (communication), artinya memberikan informasi kepada
pelanggan dalam bahasa yang mudah mereka fahami, serta selalu
mendengar saran dan keluhan pelanggan.
7) Kredibilitas (credibility) yaitu sifat jujur dan dapat dipercaya.
Kreadibilitas mencakup nama perusahaan, reputasi perusahaan,
karakteristik pribadi karyawan, dan interaksi dengan pelanggan.
40
8) Keamanan (security) yaitu bebas dari bahaya, resiko, atau keragu
raguan baik didalamnya keamanan secara fisik, keamanan financial,
privasi, dan kerahasiaan.
9) Kemampuan memahami pelanggan, yaitu berupaya memahami
pelanggan dan kebutuhan spesifik mereka, memberikan perhatian
individual, dan mengenal pelanggan reguler.
10) Fasilitas fisik (tangibel), yang dirasakan yaitu bukti fisik dari jasa
berupa fasilitas fisik, peralatan yang dipergunakan, dan refresentasi
fisik dari jasa.
Lupioadi dan Hamdani (2006 : 182) menyimpulkan bahwa terdapat
limadimensi SERVQUAL yang didasarkan pada salah satu studi
mengenai SERVQUAL oleh Parasuraman tahun 1988 yang melibatkan
800 pelanggan (yang terbagi dalam empat perusahaan) brusia 25 tahun
keatas. Limadimensi tersebut adalah:
1) Berwujud (tangibel), yaitu kemampuan suatu perusahaan dalam
menunjukan eksistensinya kepada pihak eksternal. Penampilan dan
kemampuan sarana dan prasarana fisik perusahaan yang dapat
diandalkan keadaan lingkungan sekitar merupakan bukti nyata dari
pelayanan yang diberikan oleh pemberi jasa. Hal ini meliputi fasilitas
fisik, perlengkapan, peralatan yang digunakan, serta penampilan
karyawan.
2) Keandalan (reliabilty), yaitu kemampuan perusahaan untuk
memberikan pelayanan yang sesuai dengan yang dijanjikan secara
41
akurat dan terpercaya. Kinerja harus sesuai dengan harapan pelanggan
yang berarti ketepatan waktu, pelayanan yang sama untuk semua
tanpa kesalahan, sikap yang simpatik, dan dengan akurasi yang tinggi.
3) Ketanggapan (responsiveness), yaitu suatu kebijakan untuk membantu
memberikan pelayanan yang cepat (responsif) dan tepat kepada
pelanggan, dengan menyampaikan informasi yang jelas.
4) Jaminan (assurance), yaitu pengetahuan, kesopanan santunan, dan
kemampuan para pegawai perusahaan untuk menumbuhkan rasa
percaya pelanggan kepada perusahaan, hal ini meliputi komunikasi,
keamanan, kompetensi, dan sopan santun.
5) Empati (empathi), yaitu memberikan perhatian yang tulus dan bersifat
indivual atau pribadi yang diberikan kepada para pelanggan dengan
berupaya memahami keinginan konsumen. Dimana perusahaan
diharap memiliki pengertian dan pengetahuan tentang pelanggan,
memahami kebutuhan pelanggan secara spesifik, serta memiliki waktu
pengoperasian yang nyaman bagi pelanggan.
E. Impulse Buying
1. Perilaku Konsumen
Strategi yang paling penting yang harus dilakukan oleh pemasar
khususnya di toko ritel modern adalah dengan memiliki pengetahuan
tentang perilaku belanjakonsumen/pelanggan yang menjadi pasar sasaran
di toko ritel modern (swalayan/self-service). Karena pengetahuan tentang
perilaku konsumen merupakan kunci dalam memenangkan persaingan di
42
pasar. Konsumen merupakan penyampai pesan yang jelas akan suatu
produk atau jasa dapat dikatakan sukses atau tidak. Konsumen dalam
melakukan tindakan-tindakannya dalam usaha memperoleh,
menggunakan, menentukan produk/jasa termasuk pengambilan
keputusan yang mendahului dan mengikutinya dipengaruhi oleh beberapa
faktor.
Menurut Fandy Tjiptono (2008:19) Salah satu faktor fundamental
dalam studi perilaku konsumen adalah premis bahwa “people often buy
product not for what they do, butfor what they mean”. Artinya, konsumen
membeli sebuah produk bukan semata-mata karena mengejar manfaat
fungsionalnya, namun lebih dari itu juga mencari makna tertentu (seperti
citra diri, gengsi, bahkan kepribadian). Oleh karena itu, kajian akan
perilaku konsumen perlu dipelajari sebagai langkah bagi pelaku usaha di
dunia ritel modern untuk mengetahui bagaimana perilaku konsumen di
dalam toko ritel modern. Dan selanjutnya bisa dijadikan referensi untuk
membuat strategi pemasaranyang baik.
Perilaku konsumen yang menarik di dalam toko ritel modern yaitu
adanya perilaku impulse buying atau yang biasa disebut pemasar dengan
pembelian yangntidak direncanakan. Impulse buying adalah bagian dari
sebuah kondisi yangndinamakan “unplanned purchase” atau pembelian
yang tidak direncanakan yangnkurang lebih adalah pembelanjaan yang
terjadi ternyata berbeda dengannperencanaan pembelanjaan seorang
konsumen
43
2. Pengertian Impulse Buying
Impulse Buying didefinisikan sebagai “tindakan membeli yang
sebelumnya tidak diakui secara sadar sebagai hasil dari suatu
pertimbangan atau niat membeli yang terbentuk sebelum memasuki toko”
(Sinaga et al. 2012)
impulse buying sebagai kecenderungan konsumen untuk membeli
secara spontan, reflek, tiba-tiba dan otomatis. Dari definisi ini terlihat
bahwa impulse buying merupakan sesuatu yang alamiah dan merupakan
reaksi cepat. Impulse buying terjadi pada saat konsumen masuk ke toko
ritel dan ternyata membeli produk ritel itu tanpa merencanakan
sebelumnya.
Sedangkan menurut Schiffman dan Kanuk (2007 : 511) impulse
buying merupakan keputusan yang emosional atau menurut desakan hati.
Emosi dapat menjadi sangat kuat dan kadangkala berlaku sebagai dasar
dari motif pembelian yang dominan.
Terjadinya impulse buying pada konsumen umumnya adalah
pertama produk yang memiliki harga yang rendah sehingga konsumen
tidak perlu berfikir untuk menghitung bajet yang dikeluarkan. Kedua
adalah produk-produk yang memiliki mass marketing, sehingga ketika
berbelanja konsumen ingat bahwa produk tersebut tersebar pernah
diiklankan di televisi. Ketiga adalah produk-produk dalam ukuran kecil
dan mudah disimpan
44
Setiap keputusan pembelian mempunyai motif di baliknya. Motif
pembelian dapat dipandang sebagai kebutuhan yang timbul, rangsangan
atau gairah. Motif ini berlaku sebagai kekuatan yang timbul yang
ditujukan untuk memuaskan kebutuhan yang timbul. Persepsi seseorang
mempengaruhi atau membentuk tingkah laku ini. Pemahaman akan motif
pembelian memberikan alasan pada penjual mengapa pelanggan tersebut
membeli.
Tingkah laku pembeli menunjukkan bahwa orang-orang membuat
keputusan pembelian berdasarkan pada motif pembelian emosional dan
rasional. Impulse buying adalah adalah satu yang mendorong calon
pelanggan untuk bertindak karena daya tarik atas sentimen atau gairah
tertentu.(Manning, Reece, 2001 : 159).
Berdasarkan beberapa definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa
impulse buying adalah suatu kegiatan yang didasarkan pada emosi
seseorang yang timbul karena rasa ketertarikan pada produk tertentu dan
dorongan keras untuk langsung membeli suatu barang. Ini dilakukan
secara cepat tanpa berfikir panjang terlebih dahulu. Emosi ini terlibat
karena adanya tuntutan untuk memenuhi kebutuhan hidup secara cepat.
Dengan kata lain seorang penjual harus melakukan segala cara
untuk menemukan emosi yang mempengaruhi keputusan pembelian..
Penjual yang mampu mengenali dan memuaskan motif pembelian
emosional telah memberikan layanan yang terpenting.
45
3. Karakteristik Impulse Buying
Menurut Manning dan Reece (2001:159) impulse buying
menitikberatkan pada daya tarik atas sentimen dan gairah membeli.
Artinya berkaitan dengan emosi seseorang. Daya tarik di sini berkaitan
dengan barang yang ditawarkan suatu toko tertentu, sehingga mereka
tertarik dan mempunyai gairah untuk membelanjakannya.
Menurut Utami (2010:68) terdapat empat tipe dari pembelian tak
terencana, yaitu :
1) Pure Impulse
Pembelian yang memang benar-benar murni secara spontan.
2) Suggestion Impulse
Ketika calon pembeli tidak mempunyai pengetahuan sebelumnya atas
produk tersebut dan baru pertama kali melihat dan merasa
membutuhkan produk tersebut.
3) Reminder Impulse
Ketika pembeli mengingat persediaan produk di rumah hampir habis
atau belum memiliki produk tersebut dan mengingat barang tersebut
setelah melihat atau mendengarkan lewat iklan.
4) Planned Impulse
Ketika calon pembeli memasuki toko dengan harapan untuk mencari
barang dengan harga spesial, penukaran kupon, dan sebagainya
Menurut Engel et al Impulse buying memiliki beberapa
karakteristik (2003:156) yaitu sebagai berikut :
46
1) Spontanitas: pembelian ini tidak diharapkan dan memotivasi
konsumen untuk membeli sekarang, sering sebagai respons terhadap
stimulasi visual yang langsung ditempat penjualan.
2) Kekuatan, kompulsi, dan intensitas: mungkin ada motivasi untuk
mengesampingkan semua yang lain dan bertindak seketika.
3) Kegairahan dan stimulasi: desakan mendadak untuk membeli sering
disertai emosi yang dicirikan sebagai “menggairahkan” ,
”menggetarkan” atau “liar”.
4) Ketidakpedulian akan akibat: desakan untuk membeli dapat menjadi
begitu sulit ditolak sehingga akibat yang mungkin negatif diabaikan.
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dikatakan bahwa impulse
buying itu adalah suatu kegiatan yang didasarkan pada emosi seseorang
yang timbul karena rasa ketertarikan pada produk tertentu. Ini dilakukan
secara cepat tanpa berfikir panjang terlebih dahulu. Emosi ini terlibat
karena adanya tuntutan untuk memenuhi kebutuhan hidup secara cepat.
4. Dimensi Impulse Buying
Fandy Tjiptono (2004:213) menyimpulkan bahwa hasil riset
tentang faktor faktor penentu pembelian impulsi. Hasil riset ini
menghasilkan skala pengukuran pembelian impulsif, yaitu:
1) Desakan untuk berbelanja Menurut Rook (1987:193) Desakan tiba-
tiba tampaknya dipicu oleh konfrontasi visual dengan produk atau
iklan-iklan promosi, namun hasrat berbelanja tidak selalu bergantung
pada stimulasi visual langsung.
47
2) Emosi positif Menurut Rook (1987:190) Psikonanalisis yang
menggambarkan kendali hasrat sebagai hal yang dibutuhkan secara
social yang melahirkan prinsip kepuasan yang mendorong gratifikasi
yang segera namun dinyatakan sebagai seorang yang bereaksi pada
kecenderungan prinsip kenyataan terhadap kebebasan rasional
3) Emosi negatif Menurut Rook (1987: 195) reaksi atau pun konsekwensi
negatif yang diakibatkan dari kurang kendali terhadap hasrat dalam
berbelanja. Dan membiarkan hasrat belanja memandu konsumen ke
dalam masalah yang lebih besar. Misalnya rasa penyesalan yang
dikaitkan dengan masalah financial rasa kecewa dengan membeli
produk berlebihan, dan hasrat berbelanja telah memanjakan rencana
(non-keuangan).
4) Melihat-lihat toko Menurut Hatane (2005:145) sebagian orang
menganggap kegiatan belanja dapat menjadi alat untuk
menghilangkan stress, dan kepuasan konsumen secara positif
berhubungan terhadap dorongan hati untuk membeli atau belanja yang
tidak terencanakan
5) Kesenangan belanja Menurut Semuel Hatane (2006:108) adalah sikap
pembeli atau pembelanja yang berhubungan dengan memperoleh
kepuasan, mencari, bersenang dan bermain, selain melakukan
pembelian, diukur sebelum mengikuti perlakuan. Sedangkan menurut
Rook (1987: 194) kesenangan belanja merupakan pandangan bahwa
48
pembelian impulsif sebagai sumber kegembiraan individu. Hasrat ini
datang tiba-tiba dan memberikan kesenangan baru yang tiba-tiba.
6) Ketersediaan waktu Menurut Babin et.al., dalam Semuel Hatane
(2005:145) faktor-faktor internal yang terbentuk dalam diri seseorang
akan menciptakan suatu keyakinan bahwa lingkungan toko
merupakan tempat yang menarik untuk menghabiskan waktu luang.
7) Ketersediaan uang Menurut Semuel Hatane (2005:145) sebagian
orang menghabiskan uang dapat mengubah suasana hati seseorang
berubah secara signifikan, dengan kata lain uang adalah sumber
kekuatan.
8) Kecenderungan pembelian impulsif. Menurut Stern dalam Semuel
Hatane (2006: 107) adalah tingkat kecenderungan partisipan
berperilaku untuk membeli secara spontan, dan tiba-tiba atau ingin
membeli karena mengingat apa yang pernah dipikirkan, atau secara
sugesti ingin membeli, atau akan direncanakan untuk membeli
F. Penelitian Terdahulu
Terdapat beberapa penelitian yang telah dilakukan sebelumnya
berkaitan dengan penelitian ini. Penelitian tersebut antara lain:
Tabel 2.1
Hasil – Hasil Penelitian Terdahulu
NO. Peneliti (tahun) Metodologi Hasil Penelitian
49
& Judul Penelitian Persamaan Perbedaan
1 Lisda
Rahmasari
(2010)
Menciptakan
Impulse Buying
Structural
Equaition
Model
(SEM).
Variabel store
environment dan
personal selling
berpengaruh
positif terhadap
impulse buying
Terdapat Variabel
emosi positif dan
in-storepromotion
yang berpengaruh
posiitif terhadap
impulse buying
2 Ria Arifianti
tahun 2013
Pengaruh
Promosi
Penjualan
Terhadap
Impulse
Buying pada
Hypermarket
di kota
Bandung
analisis
linier
sederhana.
Insidental
sampling
pada 100
orang.
Korelasi kuat
antara promosi
penjualan dengan
impulse buying.
Uji hipotesis
promosi
penjualan
berpengaruh
positif terhadap
impulse buying
3 A A Ngr Indra
Wiguna dan
I Nyoman
Nurcaya
analisis
linier
berganda.
Purposive
Kualitas Produk
dan memberikan
pengaruh positif
dan signifikan
Terdapat variabel
Fashion
Involvement, dan
Kewajaran Harga
50
Tahun 2013
Pengaruh
Fashion
Involvement,
Kualitas
Produk dan
Harga terhadap
Impulse
Buying pada
NEVADA
sampling
pada 200
orang
terhadap Impulse
Buying
memberikan
pengaruh positif
dan signifikan
terhadap Impulse
Buying
4 Okky Ratna
Utami dan Ni
Made Rastini
Tahun 2015
Pengaruh
variabel
demografi,
kualitas
layanan, dan
atmosfer toko
pada impulse
buying
Hypermart Bali
analisis
linier
berganda.
Purposive
sampling,
pada 180
orang
variabel kualitas
layanan, atmosfer
toko berpengaruh
signifikan pada
impulse buying di
Hypermart Mal
Bali Galeria.
Terdapat variabel
demografi yang
juga berpengaruh
positif dan
signifikan
terhadap impulse
buying.
51
5 Vika Ary
Ratnasari
Srikandi
Kumadji dan
Andriani
Kusumawati
Tahun 2015
Pengaruh Store
Atmosphere
Terhadap
Hedonic
Shoping Value
Dan Impulse
Buying (Pada
Konsumen
Hypermart
Matos)
Path
analisis
Purposive
sampling.
Pada 105
orang.
variabel store
atmosphere
berpengaruh
signifikan
terhadap variabel
impulse buying;
variabel store
atmosphere
berpengaruh
signifikan
terhadap variabel
hedonic shopping
value; variabel
hedonic shopping
value
berpengaruh
signifikan
terhadap variabel
impulse buying
6 G.
Murugananth
m & Ravi
Shankar
Bhakat
Tahun 2013
Review of
jurnals
about
impulse
buying
Store
environment,
promotion,
product quality
are factor to
create an impulse
52
A Review of
Impulse
Buying
Behavior
buying.
G. Keterkaitan Antar Variabel (Hipotesis)
1. Hubungan antara Store Atmosphere dengan Impulse Buying
Store atmosphere atau lingkungan toko merupakan rangsangan dari
luar yang dapat mempengaruhi keputusan pembelian konsumen seperti
cahaya, musik, warna dan bau. Yistiani, et al. (2012:140)
mengungkapkan apabila pelanggan merasa nyaman dengan lingkungan
toko ditambah dengan motivasi emosional maka akan memungkinkan
meningkatnya pembelian secara impulsif Menurut Kusuma, et al. 2013
untuk meningkatkan penjualan, peritel harus memberikan perhatian lebih
pada lingkungan belanja mengingat konsumen yang hedonis cenderung
lebih memilih lingkungan berbelanja yang nyaman. Store atmosphere
merupakan lingkungan toko yang dibuat semenarik mungkin untuk
mempengaruhi konsumen dalam melakukan pembelian.
H1: Variabel Store Atmosphere berpengaruh positif terhadap Impulse
buying
53
2. Hubungan antara Promosi Penjualan dengan Impulse buying
Promosi penjualan (sales promotion) merupakan salah satu elemen
dari marketing mix menjadi sangat penting. Menurut Aruman (2007 : 20-
21) Anggaran iklan dan promosi penjualan 70 : 30, kini berbalik
menjadi 30 : 70. Dengan kata lain promosi penjualan mempunyai
dampak terhadap penjualan. Keadaan ini mengakibatkan suatu konsumen
mempunyai satu motif pembelian. Motif ini berlaku sebagai kekuatan
yang merangsang tingkah laku yang ditujukan untuk memuaskan
kebutuhan yang timbul. Intinya promosi penjualan dapat mengakibatkan
terjadinya pengambilan keputusan yang salah satunya adalah bersifat
emosional.
Hal senada diungkapkan oleh Cummins dan Mullin (2008 : 41-44)
mengatakan salah satu tujuan dari promosi penjualan adalah menciptakan
ketertarikan dan mengalihkan perhatian dari harga. Intinya ketertarikan
itu akan menimbulkan gairah atau antusiasme pembeli untuk membeli
suatu produk dan tetap membeli kepada toko yang bersangkutan.
Promosi terhadap nilai yang menciptakan ketertarikan dan
mengakibatkan pembelian tidak terencana (impulse buying)
Tujuan dari promosi penjualan ini tentunya meningkatkan volume
penjualan jangka pendek untuk perusahaan dengan menciptakan tampilan
dan aktivitas yang menarik dan menimbulkan impulse buying.
H2: Variabel Promosi Penjualan Berpengaruh positif terhadap Impulse
Buying
54
3. Hubungan Antara Kualitas Produk Terhadap Impulse Buying
Faktor eksternal dari pembelian impulse buying adalah rangsangan
eksternal pembelian impulsif mengacu pada rangsangan pemasaran yang
dikontrol dan dilakukan oleh pemasar (Maymand & Mostafa, 2011).
Dawson dan Kim (2009: 23) menyatakan, faktor eksternal memegang
peran penting karena faktor eksternal inilah yang dapat dimaksimalkan
dan diatur perannya oleh peritel untuk dapat memikat konsumen untuk
melakukan impulse buying. Faktor eksternal dalam penelitian ini adalah
kualitas produk dan kewajaran harga. Kotler & Amstrong, (2012:156)
menyatakan kualitas produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan
ke pasar untuk mendapatkan perhatian, dibeli, digunakan, atau
dikonsumsi yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan.
H3 : Variabel Kualitas Produk berpengaruh positif terhadap Impulse
Buying
4. Hubungan Antara Kualitas Pelayanan terhadap Impulse Buying
Kualitas pelayanan yang baik juga menjadi faktor timbulnya
impulse buying. Pelayanan meliputi segala fasilitas nonfisik yang di
tawarkan perusahaan kepada konsumen. Pelayanan adalah suatu kegiatan
yang dilakukan untuk keperluan orang lain. Pelayanan merupakan suatu
kinerja penampilan, tidak berwujud dan cepat hilang, lebih dapat
dirasakan daripada dimiliki serta pelanggan lebih dapat berpartisipasi
aktif dalam proses konsumsi jasa tersebut (Raharjani, 2010).
Kepercayaan yang diberikan konsumen kepada produsen harus di jaga
55
dengan baik karena kredibilitas produsen sangat dipertaruhkan di sini.
Produsen harus menjaga nama baik, tepat waktu dalam pengiriman, sifat
amanah, ramah dalam membalas atau merespon pesan yang dikirim oleh
konsumen. (Ari, 2012).
H3 : Variabel Kualitas Produk berpengaruh positif terhadap Impulse
Buying
56
H. Kerangka Pemikiran
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran
Kualitas Pelayanan
Kualitas Produk
Promosi Penjualan
Store Atmosphere
ACE Hardware
Uji Validitas dan Reliabilitas
Impulse Buying
Uji Hipotesis:
1. Uji F (Simultan)
2. Uji R Determinasi
3. Uji t (Parsial)
Uji Asumsi Klasik:
1. Normalitas
2. Heterokedastisitas
3. Multikolinieritas
Regresi Linear Berganda
Kesimpulan dan Implikasi
57
I. Hipotesis
Hipotesis merupakan dugaan sementara atas suatu hubungan, sebab
akibat dari kinerja variabel yang perlu dibuktikan kebenarannya (Hamid,
2010:16). Berdasarkan rumusan permasalahan, tujuan penelitian, landasan
teori dan kerangka pemikiran diatas dapat diajukan hipotesis sebagai berikut :
1. Pengaruh variabel store atmosphere terhadap impulse buying
H01 : β1 = 0 ; Tidak terdapat pengaruh yang signifikan pada variabel
store atmosphere tehadap impulse buying.
Ha1 : β1 ≠ 0 ; Terdapat pengaruh variabel yang signifikan pada store
atmosphere tehadap impulse buying.
2. Pengaruh variabel promosi penjualan terhadap impulse buying
H02 : β2 = 0 ; Tidak terdapat pengaruh variabel yang signifikan pada
promosi penjualan tehadap impulse buying.
Ha2 : β2 ≠ 0 ; Tidak terdapat pengaruh variabel yang signifikan pada
promosi penjualan tehadap impulse buying.
3. Pengaruh variabel kualitas produk terhadap impulse buying
H03 : β3 = 0 ; Tidak terdapat pengaruh variabel yang signifikan pada
kualitas produk tehadap impulse buying.
58
Ha3 : β3 ≠ 0 ; Tidak terdapat pengaruh variabel yang signifikan pada
store atmosphere tehadap impulse buying.
4. Pengaruh variabel kualitas layanan terhadap impulse buying
H04 : β4 = 0 ; Tidak terdapat pengaruh variabel yang signifikan pada
kualitas pelayanan tehadap impulse buying.
Ha4 : β4 ≠ 0 ; Tidak terdapat pengaruh variabel yang signifikan pada
kualitas pelayanan tehadap impulse buying.
5. Pengaruh variabel store atmosphere, promosi penjualan, kualitas produk,
kualitas pelayanan secara (simultan) terhadap impulse buying.
H05 : β1234 = 0 ; Tidak terdapat pengaruh variabel yang signifikan pada
store atmosphere, promosi penjualan, kualitas produk,
kualitas pelayanan secara (simultan) terhadap impulse
buying.
Ha5 : β1234 ≠ 0 ; Terdapat pengaruh variabel yang signifikan pada store
atmosphere, promosi penjualan, kualitas produk,
kualitas pelayanan secara (simultan) terhadap impulse
buying.
59
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Dalam ruang lingkup diperlukan adanya penenkanan batasan lokasi,
waktu atau sektor sektor dan variabel-variabel yang dibahas. Hal ini sangat
diperlukan agar penulis tidak keluar dari wilayah yang ditelitinya, dan akan
sangat berguna bagi para pemula (Hamid, 2010:17). Dalam penelitian ini
ruang lingkupnya dibatasi pada store atmosphere, promosi penjualan,
kualitas produk,dan kualitas pelayanan, sebagai faktor-faktor yang
mempengaruhi keputusan pembelian.
Penelitian yang bersifat deskriptif ini dilakukan untuk mendapatkan
gambaran yang membahas faktor-faktor yang berpengaruh terhadap Impulse
buying produk ACE Hardware Pondok Indah Mall. Lokasi dan obyek yang
akan diteliti adalah pengunjung yang berbelanja di ACE Hardware Pondok
Indah Mall.
B. Metode Penentuan Sampel
1. Populasi Penelitian
Populasi Menurut Sugiyono (2012:117) adalah “Wilayah
generalisasi (umum) yang terdiri atas: Obyek/subyek yang mempunyai
kualitas dan karateristik tetentu yang ditetapkan oleh penelitian untuk
mempelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.
60
Menurut R.Gunawan Sudarmanto (2013:26) adalah “totalitas semua
nilai yang mungkin mengenai karakteristik tertentu dari semua anggota
yang lengkap dan jelas serta dipelajari sifat-sifatnya.
Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah para konsumen
yang pernah membeli produk ACE Hardware Pondok Indah Mall dalam
periode bulan Desember 2015 – Mei 2016
2. Sampel Penelitian
Menurut Sugiyono (2012:118): ”sampel adalah bagian dari jumlah
dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Sampel yang
diambil dari populasi harus betul-betul representatif (mewakili)”.
Menurut Riduwan (2012:58): “Simple Random Sampling ialah cara
pengambilan sampel dari anggota populasi dengan menggunakan acak
tanpa memperhatikan strata (tingkatan) dalam anggota populasi tersebut “
Teknik Sampel yang digunakan penulis dalam melakukan
penelitian skripsi ini adalah Simple Random Sampling. Simple Random
Sampling adalah pengambilan anggota sampel dari populasi yang
dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam
populasi itu (Sugiyono, 2012: 93).
Simple Random Sampling dilakukan apabila anggota populasi
dianggap homogen. Simple Random Sampling dapat dilakukan dengan
cara undian, memilih bilangan dari daftar bilangan secara acak, dsb.
Untuk ukuran sample penelitian menurut Roscoe dalam Ahmad
Faisal (2010) menyatakan bahwa ukuran sampel yang layak dalam
61
penelitian adalah antara 30 sampai 500. Menurut champion dalam
Hanneman (2012) mengatakan bahwa sebgaian besar uji statistik selalu
menyertakan rekomendasi ukuran sampel, uji-uji statistik yang ada akan
sangat efektif jika diterapkan pada sampel yang jumlahnya 30-60 atau
120-130 responden.
Dalam penelitian ini, pengambilan sampel disesuaikan dengan teori
Roscoe (2009: 129-130), bahwa ukuran sampel yang layak bila penelitian
akan melakukan analisis multivariat maka jumlah anggota sampel minimal
12 dikali jumlah variabel yang diteliti. Jumlah variabel dalam penelitian
adalah 5, sehingga jumlah sampel yang dibutuhkan sebanyak 60 (12 x 5)
sampel responden pada konsumen ACE Hardware Pondok Indah Mall.
Berdasarkan pendapat-pendapat para ahli tersebut diatas, maka peneliti
menetapkan jumlah sampel sebesar 60 sampel yang akan dipergunakan
dalam penelitian ini.
C. Metode Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data menurut Sugiyono (2012:193) “Merupakan
langkah yang paling strategis dalam penelitian , karena tujuan utama dari
penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan
data, maka penelitian tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar
data yang ditetapkan .
Untuk mendapatkan sejumlah data yang diperlukan dalam penyusunan
skripsi ini, maka penulis menggunakan data primer dan data sekunder.
Dalam memperoleh data tersebut penulis melakukan penelitan di ACE
62
Hardware Pondok Indah Mall. Dalam penelitian ini, metode pengumpulan
data yang digunakan meliputi:
1. Data Primer (Primary Data)
Data primer merupakan data yang didapat dari sumber pertama,
misalnya dari individu atau perseorangan, seperti:
a. Studi Lapangan (Field Research) yaitu mengunjungi secara langsung
ke ACE Hardware Pondok Indah Mall. Hal ini dilakukan dengan cara
survei (wawancara atau tanya jawab pada karyawan) dan observasi .
b. Kuesioner (quistionaire), kuesioner adalah teknik terstruktur untuk
memperoleh data yang teridiri dari serangkaian pertanyaan, tertulis
atau verbal, yang dijawab responden.(Malhotra, 2009:325). Dalam
melakukan penelitian data yang telah dikumulkan akan digunakan
untuk memecahkan masalah yang ada sehigga data-data yang
dikumpulkan tersebut harus benar-benar dapat dipercaya dan akurat.
Penulis membagikan kuesioner langsung kepada konsumen ACE
Hardware Pondok Indah Mall,. Tampilan kuesioner dirancang dengan
menggunakan pernyataan tertutup (skala ordinal) dalam tabel-tabel
sehingga memudahkan responden untuk memahami diantara beberapa
alternative yang diajukan .terdapat pula kata pengantar yang
menginformasikan tujuan penelitian dan adanya keterangan pengisian
kuisioner disetiap variabel yang diteliti. Pertanyaan–pertanyaan
kuesioner didasarkan pada indikator operasional variabel yang telah
disesuaikan dengan objek penelitian. Digunakan mengukur respon
63
konsumen terhadap masing-masing variabel penelitian. Dimana jawaban
setiap pertanyaan akan diolah sedemikian rupa untuk dapat menjawab
hipotesis yang telah dibangun, untuk memecahkan masalah yang diteliti.
Pertanyaan-pertanyaan pada kuesioner yang penulis buat sebagai teknik
dalam mengumpulkan data dapat diukur dengan menggunakan skala likert
yaitu pengukuran dengan lima kategori respon yang berkisar antara “ sangat
setuju” dan “sangat tidak setuju” yang mengharuskan responden
menentukan derajat persetujuan atau ketidaksetujuan responden terhadap
masing-masing dari serangkaian pertanyaan mengenai objek stimulus.
(Malhotra, 2009:298). Skala 1-5 untuk memperoleh data yang bersifat
numerical dan diberi skor atau nilai.
Tabel 3.1
Jawaban Setiap Item Instrumen Menggunakan Skala Likert Dari Sangat
Setuju Sampai Sangat Tidak Setuju
sumber : Malhotra, 2009
NO. JENIS JAWABAN BOBOT
1 SANGAT SETUJU (SS) 5
2 SETUJU (S) 4
3 NETRAL (N) 3
4 TIDAK SETUJU (TS) 2
5 SANGAT TIDAK SETUJU (STS) 1
64
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah sumber data yang tidak langsung
memberikan data kepada pengumpul data, misalnya melalui orang atau
lewat dokumen. Data sekunder umumnya digunakan oleh peneliti untuk
memberikan gambaran tambahan, gambaran pelengkap, ataupun untuk
diproses lebih lanjut. Data ini dapat diperoleh dari literatur-literatur,
jurnal-jurnal penelitian terdahulu, majalah, maupun data dokumen yang
diperlukan dalam penelitian ini.
Dalam proses pengumpulann data ini, peneliti mengumpulkan data-
data yang berkaitan dan berhubungan dengan penelitian, sehingga, dapat
menjadi materi pendukung dalam penelitian tersebut. Sumber studi
kepustakaan ini berasal dari buku konsentrasi mata kuliah, jurnal jurnal
ilmiah, majalah ekonomi, website, dan sumber sumber lain yang layak.
D. Metode Analisis Data
Data yang telah terkumpul dari hasil penyebaran kuesioner akan diolah
dan dianalisis dengan tujuan data yang diolah tersebut menjadi sebuah
informasi, sehingga karakteristik dapat lebih mudah dipahami untuk dijadikan
dasar pengambilan keputusan. Pengolahan dan analisis data dilakukan dengan
bantuan software Statistical Product and Service Solutions (SPSS) versi 20
1. Uji Kualitas Data
Tahap ini merupakan tahap yang sangat penting dan menentukan.
pada tahap inilah data diolah sedemikian rupa sehingga berhasil
disimpulkan kebenaran yang dapat dipakai untuk menjawab persoalan-
65
persoalan yang diajukan dalam penelitian. Metode analisis data yang
digunakan dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi linier
berganda. Uji kualitas data yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji
validitas dan uji realibilitas.
a) Uji Validitas Data
Uji validitas digunakan untuk mengetahui valid atau tidaknya
suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada
kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh
kuesioner tersebut (Ghozali, 2011:52).
Uji validitas dilakukan dengan membandingkan nilai r hitung
denga nilai r table dengan degree of freedom (df) = n-2 dengan alpha
0,05. Jika r hitung lebih besar dari r table dan nilai positif maka butir
pertanyaan atau indikator tersebut dinyatakan valid (Ghozali, 2011:53).
b) Uji Reliabilitas Data
Uji reliabilitas (keandalan) merupakan ukuran suatu kestabilan
dan konsistensi responden dalam menjawab hal yang berkaitan dengan
konstruk - konstruk pertanyaan yang merupakan dimensi suatu variabel
dan disusun dalam bentuk kuesioner. Uji reliabilitas merupakan alat
untuk mengukur suatu kuisioner yang merupakan indikator dari suatu
variabel atau konstruk.
Uji reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang
merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner
dikatakan reliable atau handal jika jawaban seseorang terhadap
66
pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (Ghozali,
2011:47).
Cara yang digunakan untuk menguji reliabilitas kuesioner pada
penelitian ini dengan melihat besaran nilai Cronbach Alfa. Suatu
konstruk atau variabel dikatakan reliable jika memberikan memberikan
nilai nilai Cronbach Alpha > 0,60 (Ghozali, 2011:48)
2. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik merupakan tahapan awal yang digunakan sebelum
analisis linier berganda (Ghozali, 2011: 105). Ketika asumsi tidak terpenuhi,
biasanya peneliti menggunakan berbagai solusi agar asumsinya dapat
terpenuhi atau beralih ke metode yang lebih advance agar asumsinya dapat
terselesaikan. Uji asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini adalah
uji normalitas, uji multikolonieritas, dan uji heteroskedastisitas.
a) Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi, variabel independent dan variabel dependent keduanya
mempunyai distribusi normal atau mendekati normal (Ghozali, 2011:
160). Data yang baik dan layak dalam penelitian adalah yang memiliki
distribusi normal. Normalitas data dapat dilihat dengan beberapa cara
diantaranya dengan melihat kurva normal probability plot.
Normalitas dapat dilihat dengan cara melihat penyebaran data
(titik) pada sumbu diagonal grafik. Jika data (titik) menyebar jauh dari
garis diagonal, maka menunjukkan pola distribusi normal yang
67
mengindikasikan bahwa model regresi memenuhi asumsi normalitas. Jika
data (titik) menyebar menjauh dari garis diagonal maka tidak
menunjukkan pola distribusi normal yang mengindikasikan bahwa model
regresi tidak memenuhi asumsi normalitas (Ghozali, 2011: 160).
Untuk Uji normalitas penelitian ini juga menggunakan uji non-
parametik Kolmogorov-Smrirnov (K-S) untuk mengetahui signifikansi
data terdistribusi normal. Dalam uji Kolmogorov-Smirnov, suatu data
dikatakan normal jika nilai asymptotic significance lebih dari 0,05
(Ghozali, 2011: 161).
b) Uji Multikolinearitas
Multikolinearitas adalah keadaan dimana antara dua variabel
independent atau lebih pada model regresi terjadi hubungan linear yang
sempurna atau mendekati sempurna. Uji multikolinearitas bertujuan
untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi dengan
variabel bebas (independent). Model regresi yang baik mensyaratkan
tidak adanya multikolinearitas atau tidak terjadi korelasi diantara variabel
independen (Ghozali, 2011: 171). Jika variabel independent saling
berkorelasi, maka variabel – variabel ini tidak ortogonal. Variabel
ortogonal adalah variabel independent yang memiliki nilai korelasi antar
sesama variabel independent sama dengan nol.
Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinieritas di dalam
model regresi adalah sebagai berikut:
68
1) Nilai R2
yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi empiris
sangat tinggi, tetapi secara individual variabel-variabel independent
banyak yang tidak signifikan mempengaruhi variabel dependent.
2) Menganalisis matriks korelasi variabel-variabel independent. Jika
antar variabel ada korelasi yang cukup tinggi (umumnya di atas
0.90), maka hal ini merupakan indikasi adanya multikolinieritas.
Tidak adanya korelasi yang tinggi antar variabel independent tidak
berarti bebas dari multikolinieritas. Multikolinieritas dapat
disebabkan karena adanya efek kombinasi dua atau lebih variabel
independent.
3) Multikolinieritas dapat juga dilihat dari (1) nilai tolerance dan
lawannya (2) variance inflation factor (VIF). Kedua ukuran ini
menunjukkan setiap variabel independent manakah yang dijelaskan
oleh variabel independent lainnya. Dalam pengertian sederhana
setiap variabel independent menjadi variabel dependent (terikat) dan
diregres terhadap variabel independent lainnya. Tolerance mengukur
variabilitas variabel independent yang terpilih jika dijelaskan oleh
variabel independent lainnya. Jadi nilai tolerance yang rendah sama
dengan nilai VIF tinggi (karena VIF = 1/tolerance). Nilai cut off
yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinieritas
adalah nilai tolerance < 0.10 atau sama dengan nilai VIF > 10. Setiap
peneliti harus menentukan tingkat kolinieritas yang masih dapat
ditolerir. Sebagai misal nilai tolerance = 0.10 sama dengan tingkat
69
kolinieritas 0.95. Walaupun multikolinieritas dapat dideteksi dengan
nilai tolerance dan VIF, tetapi kita masih tetap tidak mengetahui
variabel-variabel independent mana sajakah yang saling berkolerasi.
c) Uji Heterokedastisitas
Uji heterokedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi
terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain. Jika varians dari residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain tetap maka disebut homokedastisitas, jika berbeda
disebut heterokedastisitas (Ghozali, 2011:138).
Model regresi yang baik adalah homokedastisitas atau tidak terjadi
heterokedastisitas. Kebanyakan data crossection mengandung situasi
heterokedastisitas karena data ini menghimpun data yang mewakili
berbagai ukuran (kecil, sedang, besar). Salah satu cara untuk mendeteksi
ada atau tidaknya heterokedastisitas adalah dengan cara melihat grafik plot
antara nilai prediksi variabel terikat (dependent) yaitu ZPRED dengan
residualnya SRESID. Deteksi ada tidaknya heterokedastisitas dapat
dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik
scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang
telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual (Y prediksi – Y
sesungguhnya) yang telah di - studentized.
Dengan analisis jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada
membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian
menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heterokedastisitas dan
70
jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di
bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heterokedastisitas
(Ghozali, 2011: 139).
3. Koefisien Determinasi (R²)
Koefisien determinasi (R²) bertujuan mengukur seberapa jauh
kemampuan variabel independent dalam menjelaskan variasi variabel
dependent. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai
yang mendekati satu berarti variabel independent memberikan hampir
semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel dependent
(Ghozali, 2011:97).
Kelemahan mendasar penggunaan koefisien determinasi adalah bias
terhadap jumlah variabel independent yang dimasukkan ke dalam model.
Setiap penambahan satu variabel independent maka R² pasti meningkat
tidak peduli apakah variabel tersebut berpengaruh secara signifikan
terhadap variabel dependent.
Oleh karena itu penelitian ini menggunakan nilai R². Jika nilai R²
adalah sebesar 1 berarti fluktuasi variabel dependen seluruhnya dapat
dijelaskan oleh variabel independent dan tidak ada faktor lain yang
menyebabkan fluktuasi variabel dependent. Nilai R² berkisar dari 0 sampai
1. Jika mendekati 1 berarti semakin kuat kemampuan variabel independent
dapat menjelaskan variabel dependent. Sebaliknya, jika nilai R² semakin
medekati angka 0 berarti semakin lemah kemampuan variabel independent
untuk dapat menjelaskan fluktuasi variabel dependnt (Ghozali, 2011: 97).
71
4. Uji Hipotesis
a) Uji Signifikasi Parsial (Uji Statistik t)
Uji t pada dasarnya menunjukan seberapa jauh suatu variabel
independen secara individual dalam menerangkan variasi-variasi
variabel dependen. Jika nilai probability t lebih besar dari 0,05 maka
tidak ada pengaruh dari variabel independen terhadap varibel dependen
(koefisien regresi tidak signifikan) sedangkan jika nilai probability t
lebih kecil dari 0,05 maka terdapat pengaruh dari variabel independen
terhadap variabel dependen (koefisien regresi signifikan) (Ghozali,
2011:98).
Selain itu dalam bukunya Duwi Puriyatno (2013:120) juga
menjelaskan kriteria pengujiannya adalah Ho diterima jika – t tabel ≤ t
hitung ≤ t tabel dan Ho ditolak jika – t hitung < – t tabel atau t hitung >
t tabel.
Menurut Duwi Priyatno (2010: 69), dasar pengambilan keputusan
yang digunakan dalam uji statistik t adalah sebagai berikut:
1) Ho : β = 0
Jika nilai probabilitas lebih besar dari 0,05, maka H0 diterima
atau Ha ditolak, ini berarti menyatakan bahwa variabel independen atau
bebas tidakmempunyai pengaruh secara individual terhadap variabel
dependen atau terikat.
72
2) Ha : β ≠ 0
Jika nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05, maka H0 ditolak atau
Ha diterima, ini berarti menyatakan bahwa variabel independen atau
bebas mempunyai pengaruh secara individual terhadap variabel
dependen atau terikat.
b) Uji Signifikasi simultan (Uji Statistik F)
Uji statistik F menunjukkan apakah semua variabel independen
atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara
bersama-sama terhadap variabel dependen atau terikat ntuk mengambil
keputusan hipotesis diterima atau ditolak dengan membandingkan
tingkat signifikansi (alpha) sebesar 5% (0,05). Jika nilai probability F
lebih besar dari alpha 0,05 maka model regresi tidak dapat digunakan
untuk memprediksi variabel dependen dengan kata lain variabel
independen secara bersama-sama tidak berpengaruh (Ghozali, 2011:84).
Selain itu dalam bukunya Duwi Priyatno (2013: 122) dijelaskan kriteria
pengujian uji F adalah Ho diterima bila F hitung ≤ F tabel dan Ho
ditolak bila F hitung > F tabel. Dasar pengambilan keputusan yang
digunakan dalam uji statistic F adalah sebagai berikut:
1) Ho : β1,2,3,4,5 = 0
Jika nilai probabilitas lebih besar dari 0,05, maka H0 diterima
atau Ha ditolak, ini berarti menyatakan bahwa semua variabel
independen atau bebas tidak mempunyai pengaruh secara bersama-
sama terhadap variabel dependen atau terikat.
73
2) Ha : β1,2,3,4,5 ≠ 0
Jika nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05, maka H0 ditolak
atau Ha diterima, ini berarti menyatakan bahwa semua variabel
independen atau bebas mempunyai pengaruh secara bersama-sama
terhadap variabel dependen atau terikat.
5. Analisis Regresi Linier Berganda
Dari beberapa jurnal penelitian terdahulu yang mempunyai tema
hampir sama dengan penelitian ini, sebagian besar penelitian tersebut
menggunakan analisis regresi linier berganda, maka alasan inilah yang
membuat peneliti juga memakai analisis regresi linier berganda. Menurut
Duwi Priyatno (2013:116) Analisis regresi linier berganda adalah alat
analisis yang dapat digunakan untuk meramalkan nilai pengaruh dua
variabel bebas atau lebih terhadap satu variabel terikat. Yang bertujuan
untuk membuktikan ada tidaknya hubungan fungsional atau hubungan
kausal antara dua atau lebih variabel bebas. variabel independent dan
variabel dependent yaitu antara store atmosphere (X1), promosi
penjualan(X2), kualitas produk (X3), kualitas pelayanan (X4) dan impulse
buying (Y) .
Mencari persamaan garis regresi linier berganda menggunakan rumus:
Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 + e
Dimana:
Y = impulse buying
α = harga Y bila X = (0 harga Konstan)
74
X1 = store atmosphere
β1 = koefisien regresi store atmosphere
X2 = promosi penjualan
β2 = koefisien regresi promosi penjualan
X3 = kualitas produk
β3 = koefisien regresi kualitas produk
X4 = kualitas pelayanan
β4 = koefisien regresi kualitas pelayanan
e = standar error
E. Operasional Variabel Penelitian
1. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari
orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulan (Sugiyono,
2012:59). Pada penelitian ini terdapat dua buah variabel, yaitu variabel
bebas (independent variable) dan variabel terikat (dependent variable).
a) Variabel Bebas (X)
Variabel bebas atau independent variable adalah merupakan
variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya
atau timbulnya variabel terikat (dependent variable) (Sugiyono, 2012:
61).
75
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah store atmopshere (X1),
promosi panjualan (X2), kualitas produk (X3) dan kualitas pelayanan
(X4).
1) Store atmosphere, adalah suatu karakteristik fisik yang sangat
penting bagi setiap bisnis ritel hal ini berperan sebagai penciptaan
suasana yang nyaman sesuai dengan keinginan konsumen dan
membuat konsumen ingin berlama-lama berada di dalam toko dan
secara tidak langsung merangsang konsumen untuk melakukan
pembelian. Indikator yang di teliti (a) desain toko, (b) perencanaan
toko, (c) komunikasi visual, (d)penyajian produk.
2) Promosi penjualan adalah promosi penjualan adalah segala bentuk
promosi dan insentif yang ditawarkan kepada calon konsumen
ataupun pelanggan dan untuk agen retailer oleh perusahaan yang
bertujuan untuk menarik minat beli dan menambah jumlah
pembelian dengan kurun waktu pelaksanaan yang relatif singkat atau
dalam jangka waktu yang pendek. Indikator yang di teliti (a) Sampel,
(b) Premium, (c) Rabat dan Diskon
3) Kualitas produk merupakan pemahaman bahwa produk merupakan
peluang ditawarkan oleh penjual mempunyai nilai jual lebih yang
tidak dimiliki oleh produk pesaing. Oleh karena itu perusahaan
berusaha memfokuskan pada kualitas produk dan
membandingkannya dengan produk yang ditawarkan oleh
perusahaan pesaing. Indikator yang di teliti (a) fungsional, (b) daya
76
tahan, (c) kesesuaian dengan spesifikasi, (d) keistimewaan
tambahan, (e) reabilitas, (f) estetika, (g) kesan kualitas
4) Kualitas pelayanan adalah segala bentuk aktivitas yang dilakukan
oleh perusahaan guna memenuhi harapan konsumen. Pelayanan
dalam hal ini diartikan sebagai jasa atau service yang disampaikan
oleh pemilik jasa yang berupa kemudahan, kecepatan, hubungan,
kemampuan dan keramahtamahan yang ditujukan melalui sikap dan
sifat dalam memberikan pelayanan untuk kepuasan konsumen.
Indikator yang di teliti (a) Bentuk fisik yang berwujud, (b)
Keandalan, (c) Daya tanggap, (d) Jaminan, (e) Empati
Menurut Sugiyono (2012: 134) skala likert adalah jenis skala
yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi
seseorang atau sekelompok orang tentang kejadian atau gejala sosial
yang sedang berlangsung.
b) Variabel Dependen (Y)
Variabel ini sering disebut variabel terikat atau dependent
variable adalah variabel yang dipengaruhi oleh independent variable
atau variabel bebas (Sugiyono,2012: 61).
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah impulse buying (Y)
ACE Hardware Pondok Indah Mall. Impulse buying adalah suatu
kegiatan yang didasarkan pada emosi seseorang yang timbul karena
rasa ketertarikan pada produk tertentu dan dorongan keras untuk
langsung membeli suatu barang. Ini dilakukan secara cepat tanpa
77
berfikir panjang terlebih dahulu. Emosi ini terlibat karena adanya
tuntutan untuk memenuhi kebutuhan hidup secara cepat. Indikator yang
diteliti (a) pure impulse, (b) suggestion impulse, (c) reminder impulse,
(d) planned impulse, (e) stimulasi
Skala pengukurannya adalah dengan skala likert. terdiri 5 poin dari
sangat tidak setuju (1), tidak setuju (2), netral (3), setuju (4), dan sangat
setuju (5).
78
Tabel 3.2
Operasional Variabel
Variabel Sub variabel Indikator skala
Store atmosphere X1
maa'ruf H (2006)
1. Desain Toko 1. Desain eksterior ordinal
2. Suasana toko
2. perencanaan toko 3. tata letak produk
4. alokasi ruangan
3. komunikasi visual
5. komunikasi
grafis/gambar
4. penyajian produk
6. display informasi
produk
7. display produk
8. pengelompokan
produk
Promosi Penjualan X2
fredy rangkuti (2009)
1. Sampel
1. memberikan informasi
akan produk baru
ordinal
2. premium 2. insentif extra atas
pembelian
ordinal
3. penawaran kredit
3. rabat dan diskon
4. potongan harga
ordinal
kualitas produk X3
Fandy tjiptono (2008)
1. fungsional 1. kemudahan
penggunaan
ordinal
2. kenyamanan
penggunaan
2. daya tahan 3. umur ekonomis
produk
ordinal
3. kesesuaian dengan
spesifikasi 4. kesesuaian standar
kualitas produk (SNI)
ordinal
4. keistimewaan
tambahan
5. menambah
ketertarikan konsumen
terhadap produk
ordinal
5. reabilitas 6. tidak mudah/sering
rusak
ordinal
6. estetika 7. desain model yang
artistik
ordinal
79
7. kesan kualitas 8. reputasi produk dan.
tanggung jawab
perusahaan
ordinal
TABEL 3.3
OperasionalVariabel
kualitas pelayanan
X4
Parasuraman (1988)
dalam Lupioadi dan
Hamdani (2006)
1. bentuk fisik
yang berwujud
1. tempat bersih dan rapi
ordinal 2. kerapian karyawan
2. keandalan
3. fasilitas lengkap
ordinal
4. ketepatan pelayanan
5. kecepatan pelayanan
3. daya tanggap
6. ketepatan menjawab
pertanyaan
ordinal
7. menanggapi keluhan,
masalah dan bersedia
membantu konsumen
4. jaminan
8. mengetahui informasi
produk
ordinal
9. garansi akan produk yang
diberikan secara langsung
oleh ACE hardware
5. empati
10. perhatian secara individual
oleh karyawan pada
konsumen ordinal
Impulse Buying
Y
( Engel et al 2003)
1. spontanitas 1. tidak direncanakan tapi
tetap dibeli
ordinal
2. kekuatan
kompulsif dan
intensitas
2. mengetahui fungsi produk
3. memiliki kebutuhan akan
produk
ordinal
3. kegairahan
dan stimulasi
4. merasa diingatkan akan
kebutuhan suatu produk
ordinal
5. terdapat motivasi dan
gairah untuk membeli
4.ketidakpedulia
n akan akibat
6. ketika memasuki gerai
timbul rencana membeli
produk
ordinal
ordinal
80
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Sejarah Perkembangan Ace Hardware
Perjalanan sejarah dan perkembangan toko perkakas merk Ace ini
sangat menarik untuk dikaji, karena bukan hanya mengandung nilai-nilai
historis yang dalam, melainkan juga mengandung makna dan pengetahuan
tentang perjalanan usaha yang merentang ke segala penjuru dunia. Toko
Ace Hardware saat ini sudah berumur 82 tahun dan beredar lebih dari 70
negara di dunia dan jumlah produk- produknya dengan merk “Ace”
mencapai 7000 jenis barang.
Bermula dari Mr. Richard Hesse mengambil alih usaha sebuah toko
perkakas kecil pada tahun 1920 di Chicago, Illinois, Amerika Serikat. Pada
tahun 1922, Mr. Hesse mengumpulkan beberapa pemilik toko perkakas
dan mengusulkan untuk menggabungkan toko mereka menjadi suatu
koperasi yang menjual alat-alat kebutuhan rumah tangga dan kebun yang
memiliki posisi lebih kuat dan berpengaruh terhadap para produsen barang,
khususnya dalam hal penentuan harga. Pada tahun 1924, Mr. Hesse
bertemu dengan Mr. Frank Burke dari Waukegan, Illinois yang juga
memiliki ide yang sama tentang pembentukan koperasi, sehingga pada
tahun itu juga, mereka menggabungkan kedua perusahaan tersebut. Pada
tahun 1928, secara resmi, the ACE Company Inc, didirikan.
(http://www.acehardware.co.id/home_page.htm).
81
Pada tahun 1930, Amerika Serikat mengalami depresi ekonomi yang
berkepanjangan, tetapi Ace Hardware tetap tumbuh berkembang dengan
ditandai semakin bertambahnya anggota yang bergabung, jenis produk
yang dijual dan pembukaan cabang-cabang baru di seluruh Amerika. Pada
tahun 1931, kantor pusat Ac Hardware pindah dari Chicago ke
Winsconsin dan kemudia berkembang pesat ke area Midwest sampai
dengan pertengahan tahun 1940. Pada tahun 1950, Ace Hardware mulai
melakukan standarisasi penampilan toko dan aspek-aspek operasionalnya.
Istilah “self-service” mulai diperkenalkan di industri ritel. Pada tahun ini,
jumlah tokoace hardware sudah berjumlah 325 diseluruh Amerika.
Gambar 4.1. Salah satu toko ACE Hardware pada awal mula berdiri
Pada tahun 1974, MR.Hesse, pendiri ACE Hardware, menjual
seluruh sahamnya kepada para dealer. Semenjak itu ACE Hardware
berkembang menjadi koperasi terbesar di Amerika Serikat. Sampai dengan
akhir tahun 2000, ACE Hardware telah berkembang menjadi 5.500 toko di
seluruh dunia. Hingga saat ini ACE telah memiliki pabrik sendiri yang
82
memproduksi produk-produknya dengan merk “ACE” dengan jumlah
produk mencapai 7000 jenis barang. Ace Paint, menduduki ranking ke-2
dari 10 pabrik cat terbesar di Amerika. (http:thehardwarecatalog.com)
Perusahaan Ace Hardware telah berkembang menjadi sebuah
korporasi yang mendunia. Di mulai dengan sebuah toko kecil di Chicago,
kini Ace Hardware telah merambah ke banyak negara termasuk Indonesia.
Di kota-kota besar Indonesia, Ace Hardware relatif mudah ditemui, karena
memiliki 34 toko. Markas utama perusahan berlokasi di Oak Brook,
Illinois, Amerika Serikat (AS). Selain di Indonesia, tokonya sudah
merambah di lebih dari 60 negara. Mulai dari Asia Tengah sampai Inggris,
dan dari Indonesia sampai Meksiko. Dengan total lebih dari 5000 toko di
seluruh dunia. Ace Hardware mencetak total volume usaha lebih dari 3
miliar dolar AS per tahun. Di setiap negara, termasuk Indonesia, Ace
Hardware hadir tak ubahnya sebuah toko korporasi biasa.
2. Bentuk Badan Usaha Ace Hardware
Dalam daftar 300 perusahaan global tahun 2008 yang dibuat
International Cooperative Alliance (ICA) , Ace Hardware menduduk
urutan ke 66. Sejarah terbentuknya perusahaan Ace Hardware, sangat unik.
Mulanya, adalah perusahaan ritel biasa, yang digagas oleh empat
pengusaha, yaitu Richard Hesse, E.Gunnard Lindquist, Frank Burke dan
Oscar Fisher pada 1924, di Chicago. Dalam gagasan itu, mereka merasa
perlunya mengorganisir perusahaan secara baik. Namun, baru pada 1928
83
gagasan tersebut terwujud, ditandai dengan berdirinya Ace Hardware
(http://www.acehardwareintl.com). Setelah berjalan 45 tahun, tepatnya
pada 1975, Ace Hardware melakukan perubahan organisasi secara
dramatis, menjadi perusahaan ritel terlengkap. Kantor pusatnya, pindah ke
Oak Brook, sampai sekarang. Prinsip dasar perusahaan yang diterapkan
antara lain, setiap pemilik gerai, adalah anggota. Mereka menjalankan
gerainya secara otonom, kecuali untuk hal tertentu seperti standar produk,
pelayanan sampai desain gerai, yang harus patuh pada standar Ace
Hardware. Dengan berhimpun dalam anggota perusahaan, anggota Ace
Hardware bisa memperoleh suplai barang dengan harga lebih murah,
karena pembeliannya dilakukan secara bersama. Keuntungan dari
pembelian bersama yang diperoleh anggota perusahaan pun, masih
dibagikan kepada anggota secara proporsional. Anggota juga diuntungkan
dengan iklan, bantuan teknis dan berbagai bentuk dukungan dari anggota
perusahaan. Sejak itu, jaringan Ace Hardware berkembang pesat, hingga
seperti sekarang. Pengelolaan bisnisnya, benar-benar dilakukan secara
profesional, antara lain dengan menerapkan standar sistem operasi secara
ketat, dan sangat memperhatikan kebutuhan serta kepuasan pelanggan
gerai. Karena anggota perusahaan Ace Hardware sudah sangat besar, maka
untuk menjadi anggota tidak lagi mudah. Calon anggota harus
menyediakan dana cukup besar. Biaya aplikasi saja sudah 5 ribu dolar AS,
dan simpanan sebagai saham 5 ribu dolar AS juga. Sedangkan modal untuk
memulai sebuah gerai, minimal 740 ribu dolar AS. Modal sebanyak itu,
84
250 ribu dolar AS di antaranya disediakan calon anggota, sedangkan 390
ribu dolar AS merupakan pinjaman dari Ace Hardware. Modal tersebut,
belum termasuk kepemilikan atau sewa gedung, yang lokasi dan luasnya
harus memenuhi standar Ace Hardware (http://www.acehardwareintl.com).
Setelah menjadi raksasa ritel perkakas di tanah kelahirannya, AS,
Ace Hardware masih terus melebarkan sayap bisnisnya, dengan melakukan
ekspansi di berbagai negara. Seperti perusahaan lain yang skala usahanya
sudah meraksasa terutama di AS, Ace Hardware pun kemudian lebih
banyak bergerak sebagai korporat (perusahaan biasa). Namun, dengan
menjalankan sistem waralaba, Ace Hardware memang memberi
kesempatan kepada pemodal di manapun, untuk memiliki gerai sendiri,
lengkap dengan brand dan standar pelayanan ACE.
Di Indonesia, misalnya, Ace Hardware berkibar dengan PT Ace
Hardware Indonesia, yang sebagian besar (60 persen) sahamnya dimiliki
PT Kawan Lama. Selain menawarkan sistem waralaba untuk merangkul
pengusaha lokal, keberhasilan gerai Ace Hardware di berbagai negara, juga
didukung oleh strategi yang jitu dalam mengikutsertakan berbagai produk
lokal. Sampai akhir 2008, dengan cakupan operasional di lebih dari 60
negara, Ace Hardware mempekerjakan lebih dari 100 ribu orang.
3. Mendambakan Perusahaan Perkakas Multinasional
Dalam jagat perusahaan perkakas secara global, saat ini Ace
Hardware merupakan salah satu perusahaan perkakas terbesar di dunia.
85
Perusahaan perkakas lain yang sudah mendunia, adalah perkulakan Makro
asal Belanda. Jadi sekarang perusahaan-perusahaan ini lebih
memperlihatkan wajahnya sebagai korporasi, terutama ketika beroperasi di
negara-negara lain. Sudah pasti, ada alasan rasional di balik semua itu.
Bisnis, memang kerap menuntut langkah cepat yang ringkas dan efisien,
tanpa ampun. Lagi pula, kalau perusahaan sudah menjelma menjadi bisnis
raksasa, jelas tidak mudah bagi orang lain yang akan bergabung menjadi
anggota baru. Sebab, sebagai calon pemilik, tentu saja ia harus menyetor
simpanan atau saham, yang nilainya disesuaikan dengan aset perusahaan.
Karena menyentuh kebutuhan orang banyak, perusahaan perkakas memang
termasuk yang memungkinkan dibentuk secara lintas negara, atau
multinasional, seperti Multinational Corporation (MNC) pada perusahaan
swasta. Perusahaan multinasional sebetulnya sudah ada, yaitu Coop
Norden. Perusahaan konsumen ini beroperasi sebagai perusahaan murni di
tiga negara, yaitu Norwegia, Swedia dan Denmark. Namun, prosesnya
tidak dalam bentuk ekspansi sebuah perusahaan, melainkan hasil merger
perusahaan konsumen besar di setiap negara bersangkutan, yang terjadi
pada 2002, yaitu NKL (Norwegia), The Swedish Co-operaive Union
(KF) dan FDB (Denmark). Jika di Indonesia ada perusahaan perkakas yang
kuat, hal serupa mungkin bisa dilakukan dengan perusahaan ritel yang
masuk ke negeri ini, seperti perusahaan Ace Hardware dari AS. Meskipun,
prosesnya tidak akan sederhana (http://thehardwarecatalog.com).
86
4. Sejarah Perkembangan Ace Hardware Di Indonesia
PT. Ace Hardware Indonesia. Didirikan pada tahun 1995 sebagai
anak perusahaan dari PT. Kawan Lama Sejahtera - pusat perlengkapan
teknik dan industri #1 di Indonesia, PT. Ace Hardware Indonesia, Tbk.
ialah pemegang lisensi tunggal ACE Hardware di negeri ini, yang ditunjuk
secara langsung oleh ACE Hardware Corporation, Amerika.
Toko ACE Hardware Indonesia pertama dibuka di Supermal
Karawaci, Tangerang, pada tahun yang sama, diikuti rentetan toko lain di
berbagai wilayah secara cepat. Pertumbuhan pesat ini ditunjang penuh oleh
berbagai gudang logistik di titik-titik sentral, sistem distribusi modern yang
terintegrasi, beserta para staf profesional yang kemampuannya senantiasa
ditingkatkan via berbagai training, seminar, dan sistem peningkatan
keterampilan yang lain.
Saat ini ACE adalah Pionir dan Pusat Perlengkapan Rumah & Gaya
Hidup Terlengkap, dengan 99 toko di beraneka pusat keramaian pada kota-
kota besar di Indonesia. Toko ACE terbesar, yang sekaligus paling besar di
Dunia, terletak di Alam Sutera, Serpong - Tangerang. ACE Alam Sutera
ialah Flagship dari Toko ACE di negeri ini, yang memiliki luas 15.000
meter persegi, dan menyediakan lebih dari 75.000 tipe produk berkualitas
dalam kategori lengkap. Terobosan dalam hal menyediakan banyak macam
produk di bawah satu atap membuat ACE menjadi destinasi utama dalam
mencari solusi perlengkapan rumah dan gaya hidup keluarga modern.
87
Komitmen dalam memberikan kepuasan pelanggan secara maksimal
dibuktikan dengan penganugerahan Quality Management System ISO
9001-2000 Certificate, membuat ACE menjadi toko perlengkapan rumah
pertama yang mendapat sertifikat tersebut di Indonesia. Tahun 2011 ACE
juga menerima SERVICE QUALITY GOLDEN AWARD 2011 dalam
kategori Modern Home Builder & Retailer, dari SERVICE
EXCELLENCE Magazine (Grup Majalah Marketing) & Carre - Center for
Customer Satisfaction & Loyalty (Carre - CCSL).
ACE berusaha untuk menjadi pemimpin dalam konsep "Do-It-
Yourself" (kerjakan secara mandiri), yang berarti, kami tak hanya
menyediakan produk, namun juga pengetahuan yang diperlukan dalam
memasang, mengoperasikan, serta memelihara produk tersebut dengan
tepat. Sementara konsep "The Helpful Place" menjadi jawaban dari
beraneka kebutuhan yang jamak ditemui pelanggan sehari-hari. Selain
melalui koleksi lengkap produk, kami terus berinovasi dalam memberikan
layanan terbaik, dari presales hingga aftersales, di antaranya Free Delivery
Service, Free Installation, 10 Days Return Policy, Price Guarantee, dan
lain sebagainya. ACE menawarkan bukan sekedar transaksi jual beli
barang secara konvensional, namun lebih dari itu, pengalaman berbelanja
yang memberi nilai lebih (rewarding shopping experience).
88
5. Visi dan Misi ACE Hardware
5.a. Visi
Kami berusaha menjadi pusat ritel perlengkapan rumah dan gaya
hidup yang terdepan di Indonesia.
5.b Misi
Kami bertujuan memberikan pilihan lengkap untuk produk
berkualitas tinggi dengan harga kompetitif, ketersediaan stok,
lingkungan belanja yang nyaman dan ditunjang pelayanan
pelanggan oleh tim profesional
5.c Budaya Perusahaan
Dibangun berlandaskan kesuksesan panjang dalam bidang ritel,
ACE Hardware Indonesia (dikenal juga dengan sebutah AHI) telah
menciptakan budaya yang disesuaikan dengan kebutuhan para
personil perusahaan, produk dan area kerja, serta filosofi layanan
profesional yang ada. Itu adalah empat intisari ACE yang telah
membentuk pondasi untuk kami tumbuh dan berkembang pesat.
B. Pembahasan Hasil Kuesioner
1. Deskriptif Profil Responden
Responden dalam penelitian ini adalah Konsumen (yang pernah
berbelanja di ACE Hardware Pondok Indah Mall. Berikut ini adalah
deskripsi mengenai jumlah data responden dan identitas responden
penelitian yang terdiri dari jenis kelamin dan usia.
89
a. Data jumlah kuisioner yang disebarkan
Tabel 4.1 berikut ini menyajikan jumlah kuisioner yang disebarkan
kepada responden.
Tabel 4.1
Data Sampel Penelitian
No. Keterangan Jumlah Presentase
1 Jumlah kuesioner yang disebar 60 100%
2 Jumlah kuesioner yang tidak kembali 0 0%
3 Jumlah kuesioner yang tidak dapat diolah 0 0%
4 Jumlah kuesioner yang dapat diolah 60 100%
Sumber: Data primer
Sebanyak 60 responden Konsumen (yang pernah berbelanja di
ACE Hardware Pondok Indah Mall)
b. Deskripsi responden berdasarkan jenis kelamin
Tabel 4.2 berikut ini menyajikan hasil uji deskripsi responden
berdasarkan jenis kelamin.
Tabel 4.2
Jenis Kelamin Responden
Jenis Kelamin Frekuensi Persentase
Laki-laki 46 76,7%
Perempuan 14 23,3%
Jumlah 60 100%
Sumber: Data primer yang diolah
Tabel 4.2 diatas menunjukkan bahwa sebanyak 46 orang atau
76,7% responden berjenis kelamin laki-laki, dan sisanya sebesar 14
orang atau 23,3% responden berjenis kelamin perempuan. Hal ini
menjelaskan bahwa mayoritas sebagian besar responden adalah laki-
laki.
90
c. Deskripsi responden berdasarkan usia
Tabel 4.3 berikut ini menyajikan hasil uji deskripsi responden
berdasarkan usia.
Tabel 4.3
Usia Responden
Usia Frekuensi Persentase
< 30 tahun 24 40%
31-45 tahun 30 50%
> 45 tahun 6 10%
Jumlah 60 100%
Sumber: Data primer yang diolah
Tabel 4.3 menunjukkan bahwa responden yang mengisi kuesioner
40% diantaranya dalam rentang usia dibawah 30 tahun, sedangkan yang
berusia antara dari 31-45 tahun sebanyak 50%, dan sisanya adalah
responden yang berusia diatas 45 tahun sebesar 10%. Rata-rata
responden yaitu berusia dibawah 30 tahun dan 31-45 tahun dimana usia
tersebut adalah usia yang ideal untuk mengkonsumsi produk yang dijual
ACE Hardware.
2. Distribusi Jawaban Kuesioner
a) Distribusi Jawaban Responden Mengenai Store Atmosphere.
Variabel X1 pada penelitian ini diukur melalui 8 pertanyaan yang
disebarkan ke 60 responden dan mempresentasikan indikator-indikator
dari variabel tersebut. Hasil tanggapan terhadap Store Atmosphere
dijelaskan pada tabel 4.4 berikut:
91
Tabel 4.4
Distribusi Jawaban Responden Mengenai Store Atmosphere
No Pernyataan STS
%
TS
%
N
%
S
%
SS
%
Total
%
1
Desain eksterior ACE
Hardware menarik perhatin
mata
0 0 65 35 100
2
Suasana di dalam gerai ACE
Hardware yang sejuk dan
harum membuat anda nyaman
berada di dalam nya
0 0 3,3 63,4 33,3 100
3
Alokasi ruangan seperti AC
ruangan, sound system, tempat
kasir, display produk, papan
promosi, dsb tertata dengan
baik
0 0 0 66,7 33,3 100
4
Barang barang di letakkan
dengan baik dan tertata dengan
rapi
0 0 0 66,7 33,3 100
5
Dalam gerai ACE Hardware
terdapat TV atau monitor
sebagai sarana informasi
tentang produk
0 0 0 51,7 48,3 100
6
Setiap barang memiliki
informasi terkait barang
tersebut seperti spesifikasi dan
harga
0 0 3,3 78,4 18,3 100
7
Barang – barang yang dijual di
posisikan secara menarik, dan
memudahkan untuk melihat
atau mengambilnya
0 0 3,3 63,4 33,3 100
8
Barang – barang yang dijual
ACE Hardware dikelompokan
sesuai kategori barang
0 0 3,3 56,7 40 100
Sumber : Data primer yang diolah
Tabel 4.4 menunjukan bahwa pada variabel Store Atmosphere
jawaban “setuju” dan “sangat setuju” lebih banyak daripada jawaban
“tidak setuju” dan “sangat tidak setuju. Hal ini menunjukan bahwa
indikator store atmosphere berpengaruh terhadap impulse buying karena
92
suasana toko yang nyaman menyenangkan dan menarik memberikan
stimulus akan keinginan membeli yang kuat sehingga mendorong adanya
impulse buying dari pengunjung ACE Hardware.
d. Distribusi Jawaban Responden Mengenai Promosi Penjualan
Variabel X2 pada penelitian ini diukur melalui 5 pertayaan yang
disebarkan ke 60 responden dan mempresentasikan indikator-indikator
dari variabel tersebut. Hasil tanggapan terhadap Promosi Penjualan
dijelaskan pada tabel 4.5 berikut:
Tabel 4.5
Distribusi Jawaban Responden Mengenai Promosi Penjualan
No. Pernyataan STS
%
TS
%
N
%
S
%
SS
%
Total
%
1
ACE Hardware memberikan
informasi setiap ada barang baru
yang dijual 0 0 0 55 45 100
2
ACE Hardware memberikan
ekstra point kepada pemegang
member card 0 0 0 66,7 33,3 100
3
ACE hardware menawarkan
pembelian secara cicilan 0%
untuk pengguna credit card 0 0 0 51,7 48,3 100
4
ACE hardaware menawarkan
pemberian diskon secara
langsung pada beberapa barang
yang dijualnya
0 0 3,3 78,4 18,3 100
5
ACE hardware menawarkan
potongan harga atau tambahan
bonus bagi pengguna credit card 0 0 0 75 25 100
Sumber : Data primer yang diolah
93
Tabel 4.5 menunjukan bahwa indikator promosi penjualan
berpengaruh terhadap impulse buying, dimana pengunjung menjadi
tertarik mengalihkan perhatian pada gerai / toko ACE Hardware
kemudian membeli prodk secara spontan karena merasa mendapat
keuntungan akan promosi penjualan yang ditawarkan ACE Hardware
e. Distribusi Jawaban Responden Mengenai Kualitas Produk.
Variabel X3 pada penelitian ini diukur melalui 8 pertayaan yang
disebarkan ke 60 responden dan mempresentasikan indikator-indikator
dari variabel tersebut. Hasil tanggapan terhadap Kualitas Produk
dijelaskan pada tabel 4.6 berikut:
Tabel 4.6
Distribusi Jawaban Responden Mengenai Kualitas Produk
No. Pernyataan STS
%
TS
%
N
%
S
%
SS
%
Total
%
1 ACE hardware menawarkan
barang yang mudah digunakan 0 0 1,6 51,7 46,7 100
2
ACE Hardware menawarkan
barang yang aman & nyaman
dalam penggunaanya 0 0 0 51,7 48,3 100
3
Produk ACE Hardware dikenal
lebih awet atau tidak mudah
rusak. 0 0 3,3 78,4 18,3 100
4
Barang yang ditawarkan ACE
Hardware semua sesuai dengan
SNI 0 0 3,3 63,4 33,3 100
5
Barang yang ditawarkan ACE
Hardware memiliki
ketertarikan tersendiri
dibandingkan barang sejenis di
toko lainnya
0 0 0 66,6 33.3 100
94
6
ACE Hardware menawarkan
barang yang memiliki desain
menarik dan menambah nilai 0 0 1,6 71,7 26,7 100
7
Barang di ACE Hardware
memilki pilihan warna untuk
setiap jenisnya sehingga lebih
menarik
0 1,6 6,7 51,7 40 100
8
Barang yang dijual oleh ACE
Hardware sudah dikenal akan
kualitas dan garansi nya. 0 0 6,7 33,3 60 100
Sumber : Data primer yang diolah
Tabel 4.6 menunjukan bahwa pada variabel kualitas produk
jawaban “setuju” dan “sangat setuju” lebih banyak daripada jawaban
“tidak setuju” dan “sangat tidak setuju”. Hal ini menunjukan bahwa
indikator kualitas produk berpengaruh pada impulse buying, dimana
pengunjung menjadi mengenal dan mngetahui kualitas akan suatu produk
yang dijual di ACE Hardware kemudian timbul keinginan spontan untuk
membeli produk tersebut.
f. Distribusi Jawaban Responden Mengenai Kualitas Pelayanan.
Variabel X4 pada penelitian ini diukur melalui 10 pertayaan yang
disebarkan ke 60 responden dan mempresentasikan indikator-indikator
dari variabel tersebut. Hasil tanggapan terhadap Kualitas Pelayanan
dijelaskan pada tabel 4.7 berikut:
Tabel 4.7
Distribusi Jawaban Responden Mengenai Kualitas Pelayanan
No. Pernyataan STS
%
TS
%
N
%
S
%
SS
%
Total
%
1 ACE Hardware memliki gerai 0 0 0 51,7 48,3 100
95
yang bersih dan penataan produk
rapi
2
Pelayan ACE Hardware
mengenakan pakaian yang rapi
dan seragam 0 0 3,3 78,4 18,3 100
3
ACE Hardware menyediakan
fasilitas berbelanja seperti Troly
dan kasir yang banyak 0 0 3,3 63,4 33,3 100
4
Pelayan memberikan layanan
sesuai dengan apa yang anda
butuhkan saat berbelanja 0 0 0 66,7 33,3 100
5
Anda mendapatkan bantuan atau
pelayanan yang cepat oleh
pelayan ACE Hardware 0 0 0 66,7 33,3 100
6
Pelayan memberikan informasi
dan jawaban akan pertanyaan
secara tepat dan sesuai 0 0 0 51,7 48,3 100
7
Pelayan merespon dengan
bantuan atas keluhan atau
masalah yang anda dapatkan
saat berbelanja
0 0 3,3 78,4 18,3 100
8
Pelayan ACE Hardware
mengetahui informasi tentang
produk 0 0 3,3 63,4 33,3 100
9
Pelayan dapat berkomunikasi
dengan baik, ramah, dan sopan 0 0 0 66,7 33,3 100
10
Anda mendapatkan perhatian
dan layanan yang baik, ramah
dan sopan ketika berada di gerai
ACE Hardware
0 0 1,6 71,7 26,7 100
Sumber : Data primer yang diolah
96
Tabel 4.7 menunjukan bahwa pada variabel Kualitas Pelayanan
jawaban “setuju” dan “sangat setuju” lebih banyak daripada jawaban
“tidak setuju” dan “sangat tidak setuju”. Hal ini menunjukan bahwa
indikator kualitas pelayanan berpengaruh terhadap impulse buying
pengunjung ACE Hardware, dimana setelah pengunjung mendapatkan
pelayanan menjadi tertarik dan timbul rasa ingin membeli produk
walaupun tidak ada rencana membeli sebelumnya atau hanya berniat
melihat lihat.
g. Distribusi Jawaban Responden Mengenai Impulse Buying
Variabel Y pada penelitian ini diukur melalui 6 pertayaan yang
disebarkan ke 60 responden dan mempresentasikan indikator-indikator
dari variabel tersebut. Hasil tanggapan terhadap Impulse Buying
dijelaskan pada tabel 4.8 berikut:
Tabel 4.8
Distribusi Jawaban Responden Mengenai Impulse Buying
No. Pernyataan STS
%
TS
%
N
%
S
%
SS
%
Tota
l %
1
Anda membeli secara spontan
membeli barang di ACE
Hardware tanpa ada niat
sebelumnya
0 0 1,6 51,7 46,7 100
2 Dengan mengetahui fungsi
produk anda membeli produk 0 0 3,3 63,3 33,4 100
3
Anda tersugesti memilki
kebutuhan akan produk yang
berada di gerai kemudian
membeli produk
0 0 0 66,7 33,3 100
4 Anda diingatkan akan produk
yang anda butuhkan kemudian 0 0 0 66,7 33,3 100
97
anda melakukan pembelian
5
Anda melakukan pembelian
karena mendapat dorongan dan
gairah membeli setelah merasakan
kenyamanan, ditawarkan promosi,
mengetahui kualitas produk dan
pelayanan yang terdapat pada
ACE Hardware
0 0 0 51,7 48,3 100
6
Rencana pembelian anda timbul
setelah anda memasuki gerai ACE
Hardware 0 0 3,3 78,3 18,4 100
Sumber : Data primer yang diolah
Tabel 4.8 menunjukan bahwa pada variabel Impulse Buying
jawaban “setuju” dan “sangat setuju” lebih banyak daripada jawaban
“tidak setuju” dan “sangat tidak setuju”. Hal ini menunjukan bahwa
impulse buying banyak terjadi dalam motif pembelian konsumen ACE
Hardware .
C. Pembahasan dan Analisis Data
1. Hasil Uji Statistik Deskriptif
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Store
Atmosphere, Promosi Penjualan, Kualitas Produk, Kualitas Pelayanan dan
Impulse Buying akan diuji secara statistik deskriptif seperti pada tabel 4.9.
98
Tabel 4.9
Hasil Uji Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
STOREATMOSPHERE 60 29.00 40.00 34.6167 2.66230
PROMOSIPENJUALAN 60 20.00 25.00 21.6667 1.61210
KUALITASPRODUK 60 29.00 40.00 34.8000 2.67316
KUALITASPELAYANAN 60 38.00 50.00 43.1167 3.33493
IMPULSEBUYING 60 23.00 30.00 26.0500 2.08648
Valid N (listwise) 60
Sumber: Data primer yang diolah
Tabel 4.9 menjelaskan bahwa pada variabel Store Atmosphere
memiliki jawaban minimum responden yang didapat dari penyebaran
kuesioner adalah sebesar 29 dan jawaban maksimum responden yang
didapat dari penyebaran kuesioner adalah sebesar 40, dengan rata-rata
total jawaban 34,60 (rata-rata jawaban responden yang didapat melalui
penyebaran kuesioner) dan standar deviasi sebesar 2,662. Variabel
Promosi Penjualan memiliki jawaban minimum responden yang didapat
dari penyebaran kuesioner adalah sebesar 20 dan jawaban maksimum
responden yang didapat dari penyebaran kuesioner adalah sebesar 25
dengan rata-rata total jawaban 21,66 (rata-rata jawaban responden yang
didapat melalui penyebaran kuesioner) dan standar deviasi sebesar
1,612. Variabel Kualitas Produk memiliki jawaban minimum responden
yang didapat dari penyebaran kuesioner adalah sebesar 29 dan jawaban
maksimum responden yang didapat dari penyebaran kuesioner adalah
sebesar 40, dengan rata-rata total jawaban sebesar 34,80 (rata-rata
jawaban responden yang didapat melalui penyebaran kuesioner) dan
99
standar deviasi sebesar 2,673. Sedangkan variabel Kualitas pelayanan
memiliki jawaban minimum responden yang didapat dari penyebaran
kuesioner adalah sebesar 38 dan jawaban maksimum responden yang
didapat dari penyebaran kuesioner adalah sebesar 50, dengan rata-rata
total jawaban sebesar 43,11 (rata-rata jawaban responden yang didapat
melalui penyebaran kuesioner) dan standar deviasi sebesar 3,330.
Sedangkan variabel Impulse Buying memiliki jawaban minimum
responden yang didapat dari penyebaran kuesioner adalah sebesar 23 dan
jawaban maksimum responden yang didapat dari penyebaran kuesioner
adalah sebesar 30, dengan rata-rata total jawaban sebesar 26,05 (rata-rata
jawaban responden yang didapat melalui penyebaran kuesioner) dan
standar deviasi sebesar 2,086.
2. Hasil Uji Kualitas Data
a. Hasil Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur valid atau tidaknya
suatu kuesioner. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan
Pearson Corelation, pedoman suatu model dikatakan valid jika
tingkat signifikansinya dibawah 0,05 maka butir pertanyaan tersebut
dapat dikatakan valid. Tabel berikut menunjukkan hasil uji validitas
dari empat variabel yang digunakan dalam penelitian ini. Store
Atmosphere (SA), Promosi Penjualan (PP), Kualitas Produk (KPRO),
Kualitas Pelayanan (KP) dan Impulse Buying (IB) dengan 60 sampel
responden.
100
Berikut adalah rincian tabel hasil uji validitas untuk setiap
variabel yang digunakan dalam penelitian ini:
1) Uji Validitas Store Atmosphere (SA)
Tabel 4.10
Hasil Uji Validitas Store Atmosphere
Correlations
SA1 SA2 SA3 SA4 SA5 SA6 SA7 SA8 SAT
SA1
Pearson
Correlation 1 .312
* .222 .222 .479
** -.170 .312
* .083 .464
**
Sig. (2-
tailed)
.015 .088 .088 .000 .193 .015 .528 .000
N 60 60 60 60 60 60 60 60 60
SA2
Pearson
Correlation .312
* 1 .269
* .269
* .336
** .453
** 1.000
** .777
** .851
**
Sig. (2-
tailed) .015
.038 .038 .009 .000 .000 .000 .000
N 60 60 60 60 60 60 60 60 60
SA3
Pearson
Correlation .222 .269
* 1 1.000
** .448
** .321
* .269
* .172 .679
**
Sig. (2-
tailed) .088 .038
.000 .000 .012 .038 .188 .000
N 60 60 60 60 60 60 60 60 60
SA4
Pearson
Correlation .222 .269
*
1.00
0**
1 .448** .321
* .269
* .172 .679
**
Sig. (2-
tailed) .088 .038 .000
.000 .012 .038 .188 .000
N 60 60 60 60 60 60 60 60 60
SA5
Pearson
Correlation .479
**
.336*
*
.448*
*
.448** 1 .049 .336
** .083 .595
**
Sig. (2-
tailed) .000 .009 .000 .000
.709 .009 .527 .000
N 60 60 60 60 60 60 60 60 60
SA6
Pearson
Correlation -.170
.453*
*
.321* .321
* .049 1 .453
** .325
* .508
**
Sig. (2-
tailed) .193 .000 .012 .012 .709
.000 .011 .000
N 60 60 60 60 60 60 60 60 60
101
SA7
Pearson
Correlation .312
*
1.00
0**
.269* .269
* .336
** .453
** 1 .777
** .851
**
Sig. (2-
tailed) .015 .000 .038 .038 .009 .000
.000 .000
N 60 60 60 60 60 60 60 60 60
SA8
Pearson
Correlation .083
.777*
*
.172 .172 .083 .325* .777
** 1 .663
**
Sig. (2-
tailed) .528 .000 .188 .188 .527 .011 .000
.000
N 60 60 60 60 60 60 60 60 60
SAT
Pearson
Correlation .464
**
.851*
*
.679*
*
.679** .595
** .508
** .851
** .663
** 1
Sig. (2-
tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 60 60 60 60 60 60 60 60 60
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Sumber: Data primer yang diolah
Tabel 4.10 menunjukkan variabel Store Atmosphere
mempunyai kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan
nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 hal ini menunjukan bahwa
masing-masing pertanyaan pada variabel store atmosphere dapat
diandalkan dan layak sebagai penelitian.
2) Uji Validitas Promosi Penjualan (PP)
Tabel 4.11
Hasil Uji Validitas Promosi Penjualan
Correlations
PP1 PP2 PP3 PP4 PP5 PPT
PP1
Pearson Correlation 1 .213 .734** -.080 .406
** .692
**
Sig. (2-tailed) .102 .000 .544 .001 .000
N 60 60 60 60 60 60
PP2 Pearson Correlation .213 1 .448
** .321
* .816
** .811
**
Sig. (2-tailed) .102 .000 .012 .000 .000
102
N 60 60 60 60 60 60
PP3
Pearson Correlation .734** .448
** 1 .049 .366
** .786
**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .709 .004 .000
N 60 60 60 60 60 60
PP4
Pearson Correlation -.080 .321* .049 1 -.022 .355
**
Sig. (2-tailed) .544 .012 .709 .868 .005
N 60 60 60 60 60 60
PP5
Pearson Correlation .406** .816
** .366
** -.022 1 .746
**
Sig. (2-tailed) .001 .000 .004 .868 .000
N 60 60 60 60 60 60
PPT
Pearson Correlation .692** .811
** .786
** .355
** .746
** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .005 .000
N 60 60 60 60 60 60
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Sumber: Data primer yang diolah
Tabel 4.11 menunjukkan variabel Promosi Penjualan (PP)
mempunyai kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan
nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05. hal ini menunjukan bahwa
masing-masing pertanyaan pada variabel promosi penjualan dapat
diandalkan dan layak diajukan sebagai penelitian.
3) Uji Validitas Kualitas Produk (KPR)
Tabel 4.12
Hasil Uji Validitas Kualitas Produk
Correlations
KPR1 KPR2 KPR3 KPR4 KPR5 KPR6 KPR7 KPR8 KPRT
KPR1
Pearson
Correlation 1 .500
** .282
* .532
** .334
** .418
** .420
** .234 .740
**
Sig. (2-
tailed)
.000 .029 .000 .009 .001 .001 .072 .000
N 60 60 60 60 60 60 60 60 60
KPR2 Pearson
Correlation .500
** 1 .049 .336
** .448
** -.018 .165 .083 .501
**
103
Sig. (2-
tailed) .000
.709 .009 .000 .893 .207 .530 .000
N 60 60 60 60 60 60 60 60 60
KPR3
Pearson
Correlation .282
* .049 1 .453
** .321
* .543
** .244 .257
* .596
**
Sig. (2-
tailed) .029 .709
.000 .012 .000 .060 .047 .000
N 60 60 60 60 60 60 60 60 60
KPR4
Pearson
Correlation .532
** .336
** .453
** 1 .269
* .506
** .362
** .277
* .736
**
Sig. (2-
tailed) .000 .009 .000
.038 .000 .005 .032 .000
N 60 60 60 60 60 60 60 60 60
KPR5
Pearson
Correlation .334
** .448
** .321
* .269
* 1 .301
* .265
* .133 .587
**
Sig. (2-
tailed) .009 .000 .012 .038
.019 .040 .309 .000
N 60 60 60 60 60 60 60 60 60
KPR6
Pearson
Correlation .418
** -.018 .543
** .506
** .301
* 1 .240 .287
* .629
**
Sig. (2-
tailed) .001 .893 .000 .000 .019
.065 .026 .000
N 60 60 60 60 60 60 60 60 60
KPR7
Pearson
Correlation .420
** .165 .244 .362
** .265
* .240 1 .381
** .657
**
Sig. (2-
tailed) .001 .207 .060 .005 .040 .065
.003 .000
N 60 60 60 60 60 60 60 60 60
KPR8
Pearson
Correlation .234 .083 .257
* .277
* .133 .287
* .381
** 1 .563
**
Sig. (2-
tailed) .072 .530 .047 .032 .309 .026 .003
.000
N 60 60 60 60 60 60 60 60 60
KPRT
Pearson
Correlation .740
** .501
** .596
** .736
** .587
** .629
** .657
** .563
** 1
Sig. (2-
tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 60 60 60 60 60 60 60 60 60
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
104
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Sumber: data primer yang diolah
Tabel 4.12 menunjukkan variabel Kualitas Produk (KPR)
mempunyai kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan
nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05. Hal ini menunjukan bahwa
masing-masing pertanyaan pada variabel kualitas produk dapat
diandalkan dan layak diajukan sebagai penelitian.
4) Uji Validitas Kualitas Pelayanan
Tabel 4.13
Hasil Uji Kualitas Pelayanan
Correlations
KPL
1
KPL
2
KPL
3
KPL
4
KPL
5
KPL
6
KPL
7
KPL
8
KPL
9
KPL
10
KPLT
KPL1
Pearson
Correlati
on
1 .049 .336
*
*
.448*
*
.448*
*
1.00
0**
.049 .336
*
*
.448*
*
-.018 .611**
Sig. (2-
tailed)
.709 .009 .000 .000 .000 .709 .009 .000 .893 .000
N 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60
KPL2
Pearson
Correlati
on
.049 1 .453
*
*
.321* .321
* .049
1.00
0**
.453*
*
.321*
.543*
*
.640**
Sig. (2-
tailed) .709
.000 .012 .012 .709 .000 .000 .012 .000 .000
N 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60
KPL3
Pearson
Correlati
on
.336*
*
.453*
*
1 .269* .269
*
.336*
*
.453*
*
1.00
0**
.269*
.506*
*
.727**
Sig. (2-
tailed) .009 .000
.038 .038 .009 .000 .000 .038 .000 .000
N 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60
KPL4
Pearson
Correlati
on
.448*
*
.321* .269
* 1
1.00
0**
.448*
*
.321* .269
*
1.00
0**
.301* .777
**
105
Sig. (2-
tailed) .000 .012 .038
.000 .000 .012 .038 .000 .019 .000
N 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60
KPL5
Pearson
Correlati
on
.448*
*
.321* .269
*
1.00
0**
1 .448
*
*
.321* .269
*
1.00
0**
.301* .777
**
Sig. (2-
tailed) .000 .012 .038 .000
.000 .012 .038 .000 .019 .000
N 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60
KPL6
Pearson
Correlati
on
1.00
0**
.049 .336
*
*
.448*
*
.448*
*
1 .049 .336
*
*
.448*
*
-.018 .611**
Sig. (2-
tailed) .000 .709 .009 .000 .000
.709 .009 .000 .893 .000
N 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60
KPL7
Pearson
Correlati
on
.049 1.00
0**
.453*
*
.321* .321
* .049 1
.453*
*
.321*
.543*
*
.640**
Sig. (2-
tailed) .709 .000 .000 .012 .012 .709
.000 .012 .000 .000
N 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60
KPL8
Pearson
Correlati
on
.336*
*
.453*
*
1.00
0**
.269* .269
*
.336*
*
.453*
*
1 .269*
.506*
*
.727**
Sig. (2-
tailed) .009 .000 .000 .038 .038 .009 .000
.038 .000 .000
N 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60
KPL9
Pearson
Correlati
on
.448*
*
.321* .269
*
1.00
0**
1.00
0**
.448*
*
.321* .269
* 1 .301
* .777
**
Sig. (2-
tailed) .000 .012 .038 .000 .000 .000 .012 .038
.019 .000
N 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60
KPL10
Pearson
Correlati
on
-.018 .543
*
*
.506*
*
.301* .301
* -.018
.543*
*
.506*
*
.301* 1 .571
**
Sig. (2-
tailed) .893 .000 .000 .019 .019 .893 .000 .000 .019
.000
N 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60
106
KPLT
Pearson
Correlati
on
.611*
*
.640*
*
.727*
*
.777*
*
.777*
*
.611*
*
.640*
*
.727*
*
.777*
*
.571*
*
1
Sig. (2-
tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Sumber: Data primer yang diolah
Tabel 4.14 menunjukkan Kualitas Pelayanan (KP)
mempunyai kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan
nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05. Hal ini menunjukan bahwa
masing-masing pertanyaan pada variabel kualitas pelayanan dapat
diandalkan dan layak diajukan sebagai penelitian.
5) Uji validitas Impulse Buying
Tabel 4.14
Hasil Uji Impulse Buying
Correlations
IB1 IB2 IB3 IB4 IB5 IB6 IBT
IB1
Pearson Correlation 1 .532** .334
** .334
** .500
** .282
* .724
**
Sig. (2-tailed) .000 .009 .009 .000 .029 .000
N 60 60 60 60 60 60 60
IB2
Pearson Correlation .532** 1 .269
* .269
* .336
** .453
** .691
**
Sig. (2-tailed) .000 .038 .038 .009 .000 .000
N 60 60 60 60 60 60 60
IB3
Pearson Correlation .334** .269
* 1 1.000
** .448
** .321
* .786
**
Sig. (2-tailed) .009 .038 .000 .000 .012 .000
N 60 60 60 60 60 60 60
IB4
Pearson Correlation .334** .269
* 1.000
** 1 .448
** .321
* .786
**
Sig. (2-tailed) .009 .038 .000 .000 .012 .000
N 60 60 60 60 60 60 60
IB5 Pearson Correlation .500
** .336
** .448
** .448
** 1 .049 .670
**
Sig. (2-tailed) .000 .009 .000 .000 .709 .000
107
N 60 60 60 60 60 60 60
IB6
Pearson Correlation .282* .453
** .321
* .321
* .049 1 .558
**
Sig. (2-tailed) .029 .000 .012 .012 .709 .000
N 60 60 60 60 60 60 60
IBT
Pearson Correlation .724** .691
** .786
** .786
** .670
** .558
** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 60 60 60 60 60 60 60
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Sumber:data primer yang diolah
Tabel 4.14 menunjukkan Impulse Buying (IB) mempunyai
kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai
signifikansi lebih kecil dari 0,05. Hal ini menunjukan bahwa
masing-masing pertanyaan pada variabel Impulse Buying dapat
diandalkan dan layak diajukan sebagai penelitian.
b. Hasil Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas dilakukan untuk menilai konsistensi dari
instrumen penelitian. Suatu instrumen penelitian dapat dikatakan
reliabel jika nilai Cronbach Alpha berada diatas 0,60. Tabel 4.15
menunjukkan hasil uji reliabilitas untuk variabel penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini.
108
Tabel 4.15
Hasil Uji Reliabilitas
Variabel Cronbach’s
Alpha Keterangan
Store Atmosphere 0,764 Reliabel
Promosi Penjualan 0,711 Reliabel
Kualitas Produk 0,753 Reliabel
Kualitas Pelayanan 0,766 Reliabel
Impulse Buying 0,776 Reliabel
Sumber : Data primer yang diolah
Tabel 4.16 menunjukkan nilai cronbach‟s alpha atas variabel
Store Atmosphere sebesar 0,764, Promosi Penjualan sebesar 0,771,
Kualitas Produk 0,753, kualitas pelayanan sebesar 0,766 dan Impulse
Buying sebesar 0,776. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa
pernyataan dalam kuesioner ini reliabel karena mempunyai nilai
cronbach‟s alpha lebih dari 0,60. Hal ini menunjukkan bahwa setiap
item pernyataan yang digunakan akan mampu memperoleh data yang
konsisten yang berarti bila pernyataan itu diajukan kembali akan
diperoleh jawaban yang relatif sama dengan jawaban sebelumnya.
3. Hasil Uji Asumsi Klasik
a. Hasil Uji Multikolonieritas
Untuk mendeteksi adanya problem multiko, maka dapat
dilakukan dengan melihat nilai Tolerance dan Variance Inflation
Factor (VIF) serta besaran korelasi antar variabel independen. Tabel
4.16 menunjukkan hasil uji multikolonieritas pada penelitian ini.
109
Tabel 4.16
Hasil Uji Multikolonieritas
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. Collinearity Statistics
B Std.
Error
Beta Tolerance VIF
1
(Constant) -2.439 .651 -3.745 .000
Store A .210 .051 .268 4.112 .000 .105 9.537
Promosi P .282 .051 .218 5.477 .000 .283 3.530
Kualitas Pro .125 .037 .160 3.412 .001 .203 4.915
Kualtas Pel .250 .054 .399 4.641 .000 .061 6.527
a. Dependent Variable: IMPULSEBUYING
Sumber : Data primer yang diolah
Berdasarkan tabel 4.16 diatas terlihat bahwa nilai tolerance
mendekati angka 1 dan nilai variance inflation factor (VIF) disekitar
angka 1 untuk setiap variabel, yang ditunjukkan dengan nilai
tolerance store atmosphere sebesar 0,105, promosi penjualan sebesar
0,283, kualitas produk sebesar 0,203, dan kualitas pelayanan sebesar
0,061. Selain itu nilai VIF untuk store atmospehere sebesar 9537,
promosi penjualan sebesar 3,530, kualitas produk sebesar 4,915, dan
kualitas pelayanan sebesar 6,527. Suatu model regresi dikatakan bebas
dari problem multiko apabila memiliki nilai VIF kurang dari 10.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa model persamaan regresi
tidak terdapat problem multiko dan dapat digunakan dalam penelitian
ini.
110
b. Hasil Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah
model regresi, variabel dependen dan variabel independen atau
keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang
baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal.
Tabel 4.17
Hasil Uji Normalitas Menggunakan
Kolmogorov-Smirnov Test
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 60
Normal Parametersa,b
Mean 0E-7
Std. Deviation .32714683
Most Extreme Differences
Absolute .086
Positive .086
Negative -.080
Kolmogorov-Smirnov Z .665
Asymp. Sig. (2-tailed) .769
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sumber : Data primer yang diolah
Pada tabel 4.17 uji selanjutnya yang digunakan adalah uji
kolmogorov-smirnov, diperoleh hasil output asymp. sig. (2-tailed)
sebesar 0,769 atau jauh diatas 0,05 menunjukkan bahwa angka
signifikan diatas 0,05 adalah data tersebut terdistribusi secara normal.
111
Gambar 4.1
Hasil uji normalitas P-plot
Sumber: data yang diolah
Normalitas dapat dilihat dengan cara melihat penyebaran data
(titik) pada sumbu diagonal grafik. Jika data (titik) mengikuti dan
mendekati garis diagonal, maka menunjukkan pola distribusi normal
yang mengindikasikan bahwa model regresi memenuhi asumsi
normalitas.
c. Hasil Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk menguji apakah dalam
sebuah model regresi, terjadi ketidaksamaan varians dari residual dari
satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Deteksi ada tidaknya
heteroskedastisitas dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola
112
tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED, yang
diperlihatkan pada gambar 4.3
Gambar 4.3
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Sumber : Data primer yang diolah
Berdasarkan gambar 4.3, grafik scatterplot menunjukkan
bahwa data tersebar di atas dan di bawah angka 0 (nol) pada sumbu
Y dan tidak terdapat suatu pola yang jelas pada penyebaran data
tersebut. Hal ini berarti tidak terjadi heteroskedastisitas pada model
persamaan regresi, sehingga model regresi layak digunakan untuk
memprediksi impulse buying berdasarkan variabel yang
mempengaruhinya, yaitu
store atmosphere, promosi penjualan,
kualitas produk, dan kualitas pelayanan.
Kemudian pada tabel 4.18 berikut ini adalah hasil uji
heterokedastisitas dengan menggunakan metode Uji Glejser. Dengan
113
asumsi data regresi yang diterima adalah jika nilai t hitung lebihkecil
dari t tabel dan nilai signifikansi lebih besar dari 0.05
Tabel 4.18
Hasil Uji Heterokedastisitas dengan Uji Glejser
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) -2.537 2.949 -.860 .393
Store Atmosphere -.039 .043 -.124 -.903 .370
Promosi Penjualan .159 .098 .227 1.627 .109
Kualitas Produk .026 .035 .100 .745 .460
KualitasPelayanan .023 .042 .073 .549 .585
a. Dependent Variable: abs_res
Sumber: data yang diolah
Pada tabel 4.18 diatas, t hitung lebih kecil dari t tabel
2,396 dan pada nilai signifikansi lebih besar dari 0,05,
sehingga tidak terjadi masalah heterokedastisitas.
4. Uji Koefisien Determinasi (R2)
Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel independen
dalam menjelaskan variabel dependen sangat terbatas. Nilai yang
mendekati satu berarti variabel-varabel independen memberikan
hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel
dependen (Ghozali, 2011: 97).
114
Tabel 4.19
Uji Koefisien Determinan R2
Model Summary
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .988a .975 .974 .33883
a. Predictors: (Constant), Kualitas Pelayanan, Promosi Penjualan,
Kualitas Produk, Store Atmosphere
Sumber : Data primer yang diolah
Tabel 4.19 menunjukkan nilai Adjusted R Square sebesar 0,975
atau 97,5%, ini menunjukkan bahwa variabel impulse buying yang
dapat dijelaskan oleh variabel store astmosphere, promosi penjualan,
kualitas produk, kualitas pelayanan sebesar 97,5%. Sedangkan sisanya
sebesar 0,250 atau 2,5% variabel yang lain atau variabel yang tidak di
teliti penulis seperti lokasi, hedonic motive, harga dan lain sebagainya.
5. Uji Hipotesis
a. Hasil Uji Statistik t (parsial)
Hasil uji statistik t dapat dilihat pada tabel 4.20, jika nilai
probability t lebih kecil dari 0,05 maka Ha diterima dan menolak H0,
sedangkan jika nilai probability t lebih besar dari 0,05 maka H0
diterima dan menolak Ha (Ghozali, 2011:98).
Tabel 4.20
Uji Statistik t
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) -2.439 .651 -3.745 .000
Store A .210 .051 .268 4.112 .000 .105 9.537
115
Promosi P .282 .051 .218 5.477 .000 .283 3.530
Kualitas Pro .125 .037 .160 3.412 .001 .203 4.915
Kualitas Pel .250 .054 .399 4.641 .000 .061 6.527
a. Dependent Variable: Impulse Buying
Sumber: Data primer yang diolah
Berdasarkan tabel 4.20, maka diperoleh persamaan regresi
sebagai berikut:
1) Hipotesis 1 : Pengaruh Store Atmosphere terhadap impulse
buying.
Ho :Tidak terdapat pengaruh yang signifikan pada Store
Atmosphere terhadap impulse buying secara parsial.
Ha :Terdapat pengaruh yang signifikan pada pada Store
Atmosphere terhadap impulse buying secara parsial..
Pada tabel diatas untuk variabel Store atmosphere (X1)
dapat diperoleh nilai signifikan sebesar 0,000 dan thitung 4,112.
Dengan tingkat signifikan sebebsar 5% dimana: N – K = 60-5=
55, maka didapat nilai ttabel 2,396
Gambar 4.4
Hasil Uji Statistik t
Untuk Variabel Store Atmosphere (X1) Daerah Daerah
Penerimaan Ha Penerimaan Ha
Daerah Penerimaan H0
-ttabel= -2,396 thitung= 4,112 ttabel= 2,396
Sumber: Data Primer yang diolah, 2015
Y = -2,439 + 0,210 X1+ 0,282X2 + 0,125X3+0,250X4 + e
116
Karena nilai thitung = 4,112 > nilai ttabel = 2,396 dan
nilai signifikan t (0,000) < tingkat kesalahan (α = 0,05), maka H0
ditolak dan Ha diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa store
atmosphere berpengaruh secara signifikan terhadap impulse
buying pada ACE Hardware Pondok Indah Mall.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian terdahulu yang
dilakukan oleh Vika Ary Ratnasari, Srikandi Kumadji dan Andriani
Kusumawati (2015)) dimana store atmosphere berpengaruh positif
terhadap impulse buying. Begitu juga dengan penelitian yang
dilakukan oleh Lisda Rahmasari (2010) bahwa store environment
berpengaruh signifikan terhadap impulse buying. Dengan
berpengaruh positif maka disimpulkan store atmosphere
mempunyai peranan penting dalam menimbulkan impulse buying
pada pengunjung sehingga melakukan pembelian.
2) Hipotesis 2 : Pengaruh Promosi Penjualan terhadap Impulse
Buying
Ho : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan pada
Promosi Penjualan terhadap Impulse Buying secara
parsial.
Ha : Terdapat pengaruh yang signifikan pada Promosi
Penjualan terhadap Impulse Buying secara parsial.
Pada tabel diatas untuk variabel promosi penjualan (X1)
dapat diperoleh nilai signifikan sebesar 0,000 dan thitung 5,477.
117
Dengan tingkat signifikan sebebsar 5% dimana: N – K = 60-5=
55, maka didapat nilai ttabel 2,396
Gambar 4.5
Hasil Uji Statistik t
Untuk Variabel Promosi Penjualan (X2)
Daerah Daerah
Penerimaan Ha Penerimaan Ha
Daerah Penerimaan H0
-ttabel= -2,396 thitung= 5,477 ttabel= 2,396
Sumber: Data Primer yang diolah, 2015
Karena nilai thitung = 5,477 > nilai ttabel = 2,396 dan nilai
signifikan t (0,000) < tingkat kesalahan (α = 0,05), maka H0
ditolak dan Ha diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa store
atmosphere berpengaruh secara signifikan terhadap impulse
buying pada ACE Hardware Pondok Indah Mall.
Hasil penelitian ini seseuai dengan penelitian terdahulu oleh
Ria Arifianti (2013) dimana promosi penjualan memberikan
pengaruh yang positif terhadap impulse buying. Penelitian oleh Nur
Fahmi Winawati dan Saino (2015) menunjukan hal yang sama
bahwa promosi penjualan berpengaruh positif pada impulse buying.
Dengan berpengaruh positif maka disimpulkan adanya promosi
penjualan yang dilakukan oleh toko atau ritel mempunyai peranan
penting dalam menimbulkan impulse buying pada pengunjung
sehingga melakukan pembelian.
118
3) Hipotesis 3 : Pengaruh Kualitas Produk terhadap Impulse
Buying
Ho : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan pada
Kualitas Produk terhadap variabel impulse buying
secara parsial.
Ha : Terdapat pengaruh yang signifikan pada Kualitas
Produk terhadap variabel impulse buying secara
parsial.
Pada tabel diatas untuk variabel kualitas produk (X3) dapat
diperoleh nilai signifikan sebesar 0,000 dan thitung 3,412. Dengan
tingkat signifikan sebebsar 5% dimana: N – K = 60-5= 55, maka
didapat nilai ttabel 2,396
Gambar 4.6
Hasil Uji Statistik t
Untuk Variabel Kualitas Produk (X3) Daerah Daerah
Penerimaan Ha Penerimaan Ha
Daerah Penerimaan H0
-ttabel= -2,396 thitung= 3,412 ttabel= 2,396
Sumber: Data Primer yang diolah, 2015
Karena nilai thitung = 3,412 > nilai ttabel = 2,396 dan
nilai signifikan t (0,001) < tingkat kesalahan (α = 0,05), maka H0
ditolak dan Ha diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa
kualitas produk berpengaruh secara signifikan terhadap
impulse buying pada ACE Hardware Pondok Indah Mall.
119
Pengaruh positif yang ini maka disimpulkan dengan
pemberian informasi akan kualitas produk mempunyai peranan
penting dalam menimbulkan impulse buying pada pengunjung
sehingga melakukan pembelian.. Hasil penelitian ini sesuai dengan
penelitian terdahulu oleh A A Ngr Indra Wiguna dan I Nyoman
Nurcaya (2013) dimana kualitas produk memberikan pengaruh
yang positif terhadap impulse buying.
4) Hipotesis 4 : Pengaruh Kualitas Pelayanan terhadap Impulse
Buying
H4o : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan pada
Kualitas Pelayanan terhadap variabel impulse
buying secara parsial.
H4a : Terdapat pengaruh yang signifikan pada Kualitas
Pelayanan terhadap variabel impulse buying secara
parsial.
Pada tabel diatas untuk variabel kualitas pelayanan (X4)
dapat diperoleh nilai signifikan sebesar 0,000 dan thitung 4,614.
Dengan tingkat signifikan sebebsar 5% dimana: N – K = 60-5=
55, maka didapat nilai ttabel 2,396
120
Gambar 4.7
Hasil Uji Statistik t
Untuk Variabel Kualitas Pelayanan (X4) Daerah Daerah
Penerimaan Ha Penerimaan Ha
Daerah Penerimaan H0
-ttabel= -2,396 thitung= 4,641 ttabel= 2,396
Sumber: Data Primer yang diolah, 2015
Karena nilai thitung = 4,641 > nilai ttabel = 2,396 dan
nilai signifikan t (0,000) < tingkat kesalahan (α = 0,05), maka H0
ditolak dan Ha diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa
kualitas pelayanan berpengaruh secara signifikan terhadap
impulse buying pada ACE Hardware Pondok Indah Mall.
Pengaruh positif yang ini mengindikasikan bahwa semakin
baik dan menyenangkan kualitas pelayanan yang diberikan pada
konsumen saat berada dalam toko menimbulkan keinginan untuk
membeli sehingga terjadi impulse buying. Hasil penelitian ini
seseuai dengan penelitian terdahulu oleh Okky Ratna Utami dan Ni
Made Rastini (2015) dimana kualitas pelayanan berpengaruh
positif terhadap impulse buying.
b. Hasil Uji Statistik F (Simultan)
Pengujian secara simultan dilakukan dengan menggunakan uji F
dilakukan untuk mengetahui apakah semua variabel independen dalam
model mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen yang diuji
121
secara simultan. Tabel 4.21 berikut menggambarkan hasil uji statistik
F.
Tabel. 4.21
Uji Statistik F
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1
Regression 250.536 4 62.634 545.550 .000b
Residual 6.314 55 .115
Total 256.850 59
a. Dependent Variabel: Impulse Buying
b. Predictors: (Constant), Kualitas Pelayanan, Promosi Penjualan, Kualitas Produk, Store
Atmosphere
Sumber : Data primer yang diolah
Berdasarakan hasil uji F pada tabel 4.21 didapat nilai F hitung
sebesar 545,550 dengan signifikansi 0,000. Karena tingkat signifikansi
lebih kecil dari pada 0,05 maka model regresi dapat dikatakan bahwa
store atmosphere, promosi penjualan, kualitas produk, dan kualitas
pelayanan mempunyai pengaruh terhadap impulse buying
Hipotesis 5 : Pengaruh variabel store atmosphere, promosi penjualan,
kualitas produk, kualitas pelayanan secara (simultan) terhadap impulse
buying.
H05 : β1234 = 0 ; Tidak terdapat pengaruh variabel yang signifikan
pada store atmosphere, promosi penjualan, kualitas
produk, kualitas pelayanan secara (simultan)
terhadap impulse buying.
122
Ha5 : β1234 ≠ 0 ; Terdapat pengaruh variabel yang signifikan pada
store atmosphere, promosi penjualan, kualitas
produk, kualitas pelayanan secara (simultan)
terhadap impulse buying.
Berikut adalah gambar penjelasan penerimaan hipotesis 5 dengan uji F
Gambar 4.8
Hasil Uji Statistik F
Daerah Daerah
Penerimaan Ha Penerimaan Ha
Daerah Penerimaan H0
-Ftabel= -2,54 Fhitung=545.550 Ftabel= 2,54
Sumber: Data Primer yang diolah
Karena nilai Fhitung = 545.550 > nilai Ftabel = 2,54 dan
nilai signifikan F (0,000) < tingkat kesalahan (α = 0,05), maka H0
ditolak dan Ha diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa store
atmosphere, promosi penjualan, kualitas produk dan kualitas
pelayanan berpengaruh secara signifikan terhadap impulse buying
pada ACE Hardware Pondok Indah Mall.
5. Uji Regresi Linear Berganda
Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
analisis regresi linier berganda. Analisis regresi linier berganda
digunakan sebagai alat analisis statistik karena penelitian ini dirancang
untuk meneliti variabel-variabel yang berpengaruh dari variabel
123
independen terhadap variabel dependen dimana variabel yang digunakan
dalam penelitian ini lebih dari satu. Untuk menentukan persamaan
regresi, maka dapat dilihat pada tabel 4.22 berikut:
Tabel 4.22
Hasil Regresi Linier Berganda
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. Collinearity Statistics
B Std.
Error
Beta Tolerance VIF
1
(Constant) -2.439 .651 -3.745 .000
Store A .210 .051 .268 4.112 .000 .105 9.537
Promosi P .282 .051 .218 5.477 .000 .283 3.530
Kualitas Pro .125 .037 .160 3.412 .001 .203 4.915
Kualtas Pel .250 .054 .399 4.641 .000 .061 6.527
a. Dependent Variable: IMPULSEBUYING
Sumber: data primer yang diolah
Berdasarkan tabel 4.22 diatas maka dapat diperoleh persamaan
regresi sebagai berikut :
Y = a + b1x1 + b2x2 + b3x3 + b4x4+ e
Y = -2,439 + 0,210 X1 + 0,282 X2 + 0,125X3 + 0,250 X4 + e
Keterangan :
Y = Impulse Buying
a = Harga Y bila X = 0 (harga konstan)
b 1 = Koefisien regresi Store Atmosphere
X1 = Store Atmosphere
b2 = Koefisien regresi Promosi Penjualan
X2 = Promosi Penjualan
124
b3 = Koefisien regresi Kualitas Produk
X3 = Kualitas Produk
b4 = Koefisien Kualitas Pelayanan
X4 = Kualitas Pelayanan
e = Standar eror
Dari persamaan diatas dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Nilai a sebesar 2,439 berarti jika X1 (store atmosphere), X2
(pomosi penjualan), X3 (kualitas produk) dan X4 (kualitas
pelayanan) bernilai 0, maka kepuasan kerja akan bernilai 2,439.
b. Koefisien regresi dari variabel X1 (store atmosphere) sebesar 0,210
menyatakan bahwa Y (impulse buying) akan meningkat sebesar
0,210 untuk setiap tambahan satu satuan X1 (store
atmosphere ) dengan asumsi variabel lain konstan. Jadi apabila
store atmosphere mengalami peningkatan satu satuan, maka
kepuasan kerja akan meningkat sebesar 0,210.
c. Koefisien regresi dari variabel X2 (promosi penjualan) sebesar
0,282 menyatakan bahwa Y (impulse buying) akan meningkat
sebesar 0,282 untuk setiap tambahan satu satuan X2 (promosi
penjualan) dengan asumsi variabel lain konstan. Jadi apabila
promosi penjualan mengalami peningkatan satu satuan, maka
impulse buying akan meningkat sebesar 0,282
125
d. Koefisien regresi dari variabel X3 (kualitas produk) sebesar 0,125
menyatakan bahwa Y (impulse buying) akan meningkat sebesar
0,125 untuk setiap tambahan satu satuan X3 (kualitas produk)
dengan asumsi variabel lain konstan. Jadi apabila kualitas produk
mengalami peningkatan satu satuan, maka impulse buying akan
meningkat sebesar 0,125.
e. Koefisien regresi dari variabel X4 (kualitas pelayanan) sebesar
0,250 menyatakan bahwa Y (impulse buying) akan meningkat
sebesar 0,250 untuk setiap tambahan satu satuan X3 (kualitas
pelayanan) dengan asumsi variabel lain konstan. Jadi apabila kualitas
pelayanan mengalami peningkatan satu satuan, maka impulse buying
akan meningkat sebesar 0,250
Untuk mengetahui diantara variabel bebas tersebut yang
berpengaruh paling dominan terhadap variabel terikat dapat dilihat dari
nilai koefisien beta masing-masing. Koefisien beta merupakan nilai
dari koefisien regresi yang telah distandarisasi dan berguna untuk
membandingkan mana di antara variabel bebas yang dominan terhadap
variabel terikat.
Dari tabel dapat dilihat nilai koefisien beta untuk masing-masing
variabel bebas tersebut:
126
1. Nilai koefisien beta X1 (store atmosphere) adalah 0,210.
2. Nilai koefisien beta X2 (promosi penjualan) adalah 0,282.
3. Nilai koefisien beta X3 (kualitas produk) adalah 0,125.
4. Nilai koefisien beta X4 (kualitas pelayanan) adalah 0,250.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa diantara variabel bebas dalam
penelitian ini yang lebih dominan pengaruhnya adalah promosi
penjualan yaitu sebesar 0,282 atau 28,2%.
127
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis dan pembahasan dari data tentang penilaian
responden tentang pengaruh Store Atmosphere, Promosi Penjualan, Kualitas
Produk dan Kualitas Pelayanan terhadap Impulse Buying ACE Hardware
Pondok Indah Mall, maka dapat ditarik kesimpulan, yaitu:
Melalui analisis faktor dapat diperoleh enam faktor yang berpengaruh
terhadap impulse buying pada ACE Hardware Pondok Indah Mall. Adapun
faktor-faktor tersebut adalah:
1. Secara parsial store atmospehere mempunyai pengaruh signifikan
terhadap impulse buying ACE hardware Pondok Indah Mall.
2. Secara parsial promosi penjualan mempunyai pengaruh signifikan
terhadap impulse buying ACE hardware Pondok Indah Mall..
3. Secara parsial kualitas produk mempunyai pengaruh signifikan terhadap
impulse buying ACE hardware Pondok Indah Mall..
4. Secara parsial kualitas pelayanan mempunyai pengaruh signifikan
terhadap impulse buying ACE hardware Pondok Indah Mall..
5. Berdasarkan hasil uji F variabel store atmospehere, promosi penjualan ,
kualitas produk dan kualitas pelayanan mempunyai pengaruh signifikan
secara bersama-sama (simultan) terhadap impulse buying ACE Hardware
Pondok Indah Mall
128
6. Variabel paling dominan adalah variabel Promosi Penjualan dimana nilai
koefisien beta paling tinggi diantara varibel yang lain
B. SARAN
Dari hasil penelitian ini terdapat beberapa saran yang disampaikan, yaitu:
1. Bagi pihak ACE Hardware Pondok Indah Mall,
a) Peningkatan yang berkelanjutan dari store atmosphere sangat
disarankan karena dari hasil uji t membuktikan bahwa secara parsial
variabel tersebut memiliki pengaruh positif terhadap impulse buying
ACE Hardware Pondok Indah Mall. Menjaga dan meningkatkan store
atmosphere agar lebih menarik perhatian pengunjung Pondok Indah
Mall.
b) Peningkatan yang berkelanjutan dari promosi penjualan sangat
disarankan karena dari hasil uji t membuktikan bahwa secara parsial
variabel tersebut memiliki pengaruh positif terhadap impulse buying
ACE Hardware Pondok Indah Mall. Memperbanyak Promosi Penjualan
agar pengunjung tertarik untuk membeli produk ACE Hardware.
c) Peningkatan yang berkelanjutan dari kualitas produk sangat disarankan
karena dari hasil uji t membuktikan bahwa secara parsial variabel
tersebut memiliki pengaruh positif terhadap impulse buying ACE
Hardware Pondok Indah Mall. Menjaga dan meningkatkan kualitas
produk ACE Hardware adapun produk dengan merk lain sebaiknya
dipilih merk merk yang memiliki atribut produk yang baik.
129
d) Peningkatan yang berkelanjutan dari kualitas pelayanan sangat
disarankan karena dari hasil uji t membuktikan bahwa secara parsial
variabel tersebut memiliki pengaruh positif terhadap impulse buying
ACE Hardware Pondok Indah Mall. Menjaga dan mengedukasi
karyawan untuk memberikan pelayanan yang lebih baik dan membuat
pengunjung menjadi merasa tertarik untuk menjadi konsumen.
2. Bagi peneliti selanjutnya, perlu dilakukan pengkajian dengan cara
memperdalam atau mengembangkan variabel penelitian dengan sampel
dan populasi yang lebih besar. Pengkajian ini diharapkan dapat
menemukan hasil temuan baru yang dapat bermanfaat bagi pengembangan
ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang manajemen pemasaran.
130
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Hamid, Ahmad Faisal. 2010. “ Panduan Penulisan Skripsi:. Cetak 1.
FEIS. UIN Press. Jakarta
Arifianti, Ria. 2013. Pengaruh Promosi Penjualan terhadap Impulse Buying
pada Hypermarket di Kota Bandung. Jurnal Manajemen Pemasaran
UNPAD
Arnold, Mark J., and Kristy E. Reynolds. 2012. Approach and Avoidance
Motivations: Investigating Hedonic Consumption in a Retail
Setting. United States: Journal of Retailing
Arruman . 2007. Sebuah Dunia (Tanpa ?) Promosi Penjualan. Mix
Marketing Xtra. Jakarta.
Berman, Barry and Joel R.Evans. 2007. Retail Management. NewJersey:
Prentice Hall
Cummins, Julian. Roddy Mullin. 2008. Sales Promotion . PPM. Jakarta
Dawson, Sandy dan Minjeong Kim.(2009). External and Internal Trigger
Cues of ImpulseBbuying Online. An International Journal.
Emerald Article, 3(1), pp: 20-34.
Dharmemesta, Basu Swasta dan Handoko, Hani. 2003. Manajemen
pemasaran: Analisa Perilaku Konsumen. Yogyakarta: BPFE
Engel. J. F., R.D Blackwell, dan P.W Miniard. 2003. Perilaku Konsumen.
Edisi keenam. Jilid 1. Jakarta: Binarupa Aksara
Fandy, Tjiptono,dkk. 2004. Marketing Scales. Yogyakarta: Andi Offset
Fandy, Tjiptono. 2008. Strategi Pemasaran. Yogyakarta: Andi Offset.
131
Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM
SPSS19 (edisi kelima). Semarang: Universitas Diponegoro.
Hermawan, Kertajaya. 2006. Seri 9 Elemen Marketing. Jakarta : PT.
Gramedia Pustaka Utama
Irani, Neda and K. H Hanzaee. 2011. The Effects of Variety-seeking Buying
Tendency and Price Sensitivity on Utilitarian and Hedonic Value in
Apparel Shopping Satisfaction. International Journal of Marketing
Studies.
Kotler, P., dan Gary, Amstrong. 2012. Prinsip – Prinsip Pemasaran. Edisi
13 jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Kusuma, G.W., Idrus, S., dan Atim Djazul., 2013. The Influence of Hedonic
shopping Motivations on Buying Decision with Gender as Dummy
Variable. Malang: Europan Journal of Business and Management
Loudon, David L, Albert J, Della Bitta, consumer behavior 4th edition, New
York: Mc Graw Hill. 1993
Lupiyoadi, Rambat dan Hamdani, A. Manajemen Pemasaran Jasa. Edisi
kedua. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama
Ma’ruf, Hendri. 2006. Pemasaran Ritel. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Utama
Malhotra, N.K. 2009. Riset Pemasaran. Edisi keempat: Jilid 1. PT Indeks:
Jakarta
132
Maria, Imaculada C.A de Olivera. 2011. Pengaruh Suasana Toko dan Gaya
Hidup terhadap Pembelian Impulsif pada The Oasis Factory Outlet
Bandung. Bandung: JBPTUNIKOMPP
Maymand, Mohammad Mahmoud, & Mostafa Ahmadinejad. 2011. Impulse
Buying: The Role of Store Environmental Stimulation and
Situational Factors (An empirical investigation). African Journal of
Business Management, 5(34), pp: 13057-13065.
Mulianingrum, Wikartika. 2010. Jurnal Analisis Faktor yang
Mempengaruhi Impulse Buying pada Merk Super T-shirt. Surakarta
Nagara, Danes Jaya dan Dharmemesta, Basu Swasta. 2003. „Normative
Moderators of Impulse Buying Behaviour International Journal of
Bussines”
Priyatno, Duwi. 2013. Mandiri Belajar Analisis Statistik Data Dengan
SPSS.Yogyakarta: Mediakom
Purnama, Luvi. 2011. Pengaruh Store Atmosphere dan Harga terhadap
Minat Beli Konsumen di Alfamart Margahayu Bandung.
JurnalEkonomi Universitas Pasundan.
Purwaningsih, Ayu. 2013. Pengaruh Suasana Toko terhadap Minat Beli
Konsumen pada Swalayan Jadi Baru di Kebumen. Jurnal
Manajemen Universitas Jendral Soedirman
Raharjani, Jeni. 2010, Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Keputusan Pemilihan Pasar Swalayan Sebagai Tempat Berbelanja,
133
dalam Jurnal Manajemen Pemasaran Fakultas Ekonomi,
Universitas Diponegoro, 2010.
Rangkuti, Freddy.2009. Strategi Promosi yang Kreatif dan Analisis Kasus
Integrated Marketing Communication. Jakarta : PT. Gramedia
Pustaka Utama
Riduwan. 2012. Metode & Teknik Menyusun Proposal Penelitian. Bandung:
Alfabeta
Samuel, Hanneman. 2012. Peter Berger: Sebuah Pengantar Ringkas.
Depok: Kepik.
Schiffman, Leon G. Leslie Lazar Kanuk. 2007. Consumer Behavior.
Pearson Prentice Hall. America
Sopiah dan Syihabudin. 2008. Manajemen Bisnis Ritel. Yogyakarta: Andi
offset
Srikandi Kumadji, Ary Ratnasari dan Andriani Kusumawati. 2015.
Pengaruh Store Atmosphere terhadap Hedonic Shoping Values dan
Impulse Buying. Malang: Jurnal Fakultas Ilmu Administrasi
Universitas Brawijaya.
Sudarmanto,R. Gunawan.2013.Statistik Terapan Berbasis Komputer
Dengan Program IBM SPSS Statistics 19. Jakarta:PT Mitra
Wacana Media
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&B.
Bandung: Alfabeta
134
Sutisna. 2003. Perilaku Konsumen dan Komunikasi pemasaran. Bandung :
PT. Remaja Rosdakarya.
Tirmizi, Muhammad Ali, Kashif.ur.Rahman dan M.Iqbal Saif. 2009. “An
Empirical Study of Consumer Impulse Buying Behavior in
Markets”. European Journal of Scientific Research. ISSN 1450-
216X Vol.28 No.4
Utami, Christina Whidya. 2010. Manajemen Ritel: Strategi dan
Implementasi Ritel Modern. Jakarta : Salemba Empat.
Wiguna, AA Nur Indra dan Nurcaya, I Nyoman. 2013. Pengaruh Fashion
Involvement, Kualitas Produk dan Kewajaran Harga terhadap
Impulse Buying. Bali: Jurnal fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Udayana
Yistiani, N.N.M., Yasa, N.N.K., dan I. Suasana. 2012. Pengaruh Atmosfer
Gerai dan Pelayanan Ritel Terhadap Nilai Hedonik dan Pembelian
Impulsif. Denpasar: Jurnal Management, Strategi Bisnis dan
Kewirausahaan.
WEBSITE:
BisnisIndonesiaOnline.com . 2008. Edisi minggu ke 4 Mei.(diakses pada
november 2015)
www.wikipedia.com (diakses pada agustus 2015)
http://swa.co.id/businessstrategy/marketing/2012-bisnisritel-di-indonesia-
kian-menjanjikan\ (diakses pada november 2015)
135
http://radarpena.com/read/2015/01/24/15038/18/1/Aprindo-Ramalkan-
Pertumbuhan-Industri-Retail-Naik-10 (dikses pada november
2015)
http://thehardwarecatalog.com .(diakses pada desember 2015)
http://www.acehardwareintl.com (diakses pada desember 2015)
136
Lampiran 1
Kuesioner Penelitian Tugas Akhir (Skripsi)
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
Kuesioner ini dimaksudkan nuntuk bahan dalam menyelesaikan penelitian
tugas akhir (skripsi) jenjang pendidikan S1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis jurusan
Manajemen konsentrasi Pemasaran
Oleh:
Eko Wahyu Hidayat
1110081000114
JudulSkripsi:
Analisis Pengaruh Store Atmosphere, Promosi Penjualan, Kualitas Produk, dan
Kualitas Pelayanan Terhadap Impulse Buying
(Studi Kasus Pada Konsumen ACE Hardware Pondok Indah Mall)
137
PENGANTAR
Saya adalah mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang sedang menyelesaikan tugas akhir
(skripsi). Untuk itu, kami memohon partisipasi anda untuk mengisi kuesioner ini.
Dalam pengisian kuisioner ini tidak ada jawaban benar maupun salah.
Yang terpenting adalah jawaban yang benar-benar sesuai dengan keadaan
anda. Semua jawaban yang Anda berikan akan dijamin kerahasiaannya dan
hanya akan digunakan untuk keperluan penelitian ini, Anda boleh tidak
mencantumkan nama Anda dalam kuesioner ini.
Kuesioner ini terdiri dari sejumlah pernyataan yang harus dijawab. Cara
pengisian kuesioner ini akan dijelaskan dalam petunjuk pengisian pada bagian
awal kuesioner. Anda diharapkan memperhatikan petunjuk pengisian kuesioner
ini. Sebelum Anda mengerjakan, bacalah terlebih dahulu setiap penjelasan dan
petunjuk pengisian yang diberikan. Setelah Anda menjawab, periksalah kembali
kelengkapan jawaban Anda, jangan sampai ada yang terlewati.
Partisipasi Anda sangat berarti bagi kami. Oleh karena itu, kami ucapkan
terima kasih.
Hormat saya,
Eko Wahyu Hidayat
138
DATA RESPONDEN
PETUNJUK : untuk pertanyaan pilihan ganda isi dengan menyilang a,b atau c
Nama (boleh tidak di isi) :
Jenis kelamin : a. Pria b. Wanita
Alamat rumah :
Usia : a. >30 th b. 31-45 th c. 45<
PETUNJUK
Dalam Kuesioner ini, Anda diminta untuk memberi penilaian terhadap sejumlah
pernyataan di bawah ini dengan memberi tanda silang (X) pada kolom yang
tersedia di setiap nomor. Berikanlah penilaian Anda pada setiap pernyataan,
yaitu sejauh mana Anda setuju dengan pernyataan tersebut – dengan
pedoman sebagai berikut:
STS : Sangat Tidak Setuju
TS : Tidak Setuju
: Netral
S : Setuju
SS : Sangat Setuju
Contoh:
Pernyataan STS TS N S SS
Saya menyukai hal-hal yang baru X
Jawaban tersebut berarti anda sangat setuju pada hal-hal yang baru.
Jika anda ingin mengubah jawaban anda, silahkan mengoreksi jawaban
anda dengan mencoret jawaban salah dan memberikan tanda silang pada
jawaban yang benar
139
Beri tanda (x) pada pilihan tanggapan pernyataan yang sesuai dengan anda.
Keterangan:
STS : Sangat Tidak Setuju TS : Tidak Setuju N : Netral
S : Setuju SS : Sangat Setuju
No Store atmosphere STS TS N S SS
1 Desain eksterior ACE Hardware menarik
perhatin mata
2 Suasana di dalam gerai ACE Hardware yang
sejuk dan harum membuat anda nyaman
berada di dalam nya
3 Alokasi ruangan seperti AC ruangan, sound
system, tempat kasir, display produk, papan
promosi, dsb tertata dengan baik
4 Barang barang di letakkan dengan baik dan
tertata dengan rapi
5 Dalam gerai ACE Hardware terdapat TV atau
monitor sebagai sarana informasi tentang
produk
6 Setiap barang memiliki informasi terkait
barang tersebut seperti spesifikasi dan harga
7 Barang –barang yang dijual di posisikan
secara menarik, dan memudahkan untuk
melihat atau mengambilnya
8 Barang – barang yang dijual ACE Hardware
dikelompokan sesuai kategori barang
Promosi Penjualan STS TS N S SS
1 ACE Hardware memberikan informasi setiap
ada barang baru yang dijual
2 ACE Hardware memberikan ekstra point
kepada pemegang member card
3 ACE hardware menawarkan pembelian
140
secara cicilan 0% untuk pengguna credit card
4 ACE hardaware menawarkan pemberian
diskon secara langsung pada beberapa
barang yang dijualnya
5 ACE hardware menawarkan potongan harga
atau tambahan bonus bagi pengguna credit
card
Kualitas Produk STS TS N S SS
1 ACE hardware menawarkan barang yang
mudah digunakan
2 ACE Hardware menawarkan barang yang
aman & nyaman dalam penggunaanya
3 Produk ACE Hardware dikenal lebih awet
atau tidak mudah rusak.
4 Barang yang ditawarkan ACE Hardware
semua sesuai dengan SNI
5 Barang yang ditawarkan ACE Hardware
memiliki ketertarikan tersendiri
dibandingkan barang sejenis di toko lainnya
6 ACE Hardware menawarkan barang yang
memiliki desain menarik dan menambah nilai
7 Barang di ACE Hardware memilki pilihan
warna untuk setiap jenisnya sehingga lebih
menarik
8 Barang yang dijual oleh ACE Hardware sudah
dikenal akan kualitas dan garansi nya.
Kualitas Pelayanan STS TS N S SS
141
1 ACE Hardware memliki gerai yang bersih dan
penataan produk rapi
2 Pelayan ACE Hardware mengenakan pakaian
yang rapi dan seragam
3 ACE Hardware menyediakan fasilitas
berbelanja seperti Troly dan kasir yang
banyak
4 Pelayan memberikan layanan sesuai dengan
apa yang anda butuhkan saat berbelanja
5 Anda mendapatkan bantuan atau pelayanan
yang cepat oleh pelayan ACE Hardware
6 Pelayan memberikan informasi dan jawaban
akan pertanyaan secara tepat dan sesuai
7 Pelayan merespon dengan bantuan atas
keluhan atau masalah yang anda dapatkan
saat berbelanja
8 Pelayan ACE Hardware mengetahui informasi
tentang produk
9 ACE Hardware memberikan layanan retur
akan produk yang rusak dalam waktu
tertentu
10 Anda mendapatkan perhatian dan layanan
yang baik, ramah, dan sopan ketika berada di
gerai ACE Hardware
Impulse buying STS TS N S SS
1 Anda membeli secara spontan membeli
barang di ACE Hardware tanpa ada niat
sebelumnya
142
2 Dengan mengetahui fungsi produk anda
membeli produk
3 Anda tersugesti memilki kebutuhan akan
produk yang berada di gerai kemudian
membeli produk
4 Anda diingatkan akan produk yang anda
butuhkan kemudian anda melakukan
pembelian
5 Anda melakukan pembelian karena
mendapat dorongan dan gairah membeli
setelah merasakan kenyamanan, ditawarkan
promosi, mengetahui kualitas produk dan
pelayanan yang terdapat pada ACE Hardware
6 Anda memutuskan membeli karena
keinginan yang timbul tidak dapat ditolak
143
Lampiran 2
Data mentah hasil jawaban Kuesioner
Variabel Store Atmosphere
4 4 4 4 4 4 4 4 32
4 4 4 4 4 4 4 4 32
4 4 4 4 4 4 4 4 32
4 4 4 4 5 3 4 4 32
4 4 4 4 4 4 4 5 33
4 4 4 4 4 4 4 5 33
4 5 5 5 5 5 5 5 39
4 4 4 4 4 4 4 5 33
4 4 4 4 4 4 4 5 33
4 4 4 4 4 4 4 5 33
5 4 4 4 5 4 4 4 34
5 4 5 5 5 4 4 4 36
4 4 5 5 5 4 4 4 35
5 5 5 5 5 4 5 5 39
5 5 5 5 5 5 5 4 39
5 5 5 5 5 4 5 5 39
4 4 5 5 4 4 4 5 35
5 5 4 4 4 4 5 5 36
5 5 4 4 5 4 5 4 36
5 4 4 4 5 3 4 4 33
5 5 4 4 5 4 5 5 37
5 4 4 4 5 4 4 4 34
5 4 5 5 4 4 4 4 35
5 4 4 4 5 4 4 4 34
4 4 4 4 5 4 4 4 33
4 4 4 4 4 4 4 4 32
4 4 4 4 4 4 4 4 32
4 5 4 4 4 4 5 5 35
4 4 4 4 4 4 4 4 32
4 4 5 5 5 4 4 4 35
5 4 5 5 5 4 4 4 36
5 4 4 4 4 4 4 4 33
4 4 4 4 4 4 4 4 32
4 5 4 4 4 4 5 5 35
4 4 4 4 5 4 4 4 33
4 4 4 4 4 4 4 4 32
4 4 4 4 5 4 4 4 33
144
4 4 4 4 4 5 4 4 33
4 4 4 4 4 4 4 4 32
4 4 4 4 4 4 4 4 32
4 4 4 4 4 4 4 4 32
4 3 4 4 4 4 3 3 29
4 4 4 4 4 4 4 4 32
4 3 4 4 4 4 3 3 29
5 4 4 4 5 4 4 4 34
5 4 5 5 5 4 4 4 36
4 4 5 5 5 4 4 4 35
5 5 5 5 5 4 5 5 39
5 5 5 5 5 5 5 5 40
5 5 5 5 5 4 5 5 39
4 4 5 5 4 4 4 4 34
5 5 4 4 4 4 5 5 36
5 5 4 4 5 4 5 5 37
4 5 4 4 5 5 5 5 37
4 5 5 5 5 5 5 5 39
4 5 4 4 4 5 5 5 36
4 5 5 5 5 5 5 5 39
4 4 5 5 4 5 4 4 35
4 5 5 5 5 5 5 5 39
4 5 4 4 4 5 5 5 36
Variabel Promosi Penjualan
5 4 4 4 4 21
4 4 4 4 4 20
5 4 4 4 4 21
4 4 5 3 4 20
4 4 4 4 4 20
4 4 4 4 4 20
4 5 5 5 4 23
4 4 4 4 4 20
4 4 4 4 4 20
4 4 4 4 4 20
5 4 5 4 4 22
5 5 5 4 5 24
5 5 5 4 5 24
5 5 5 4 5 24
5 5 5 5 5 25
5 5 5 4 5 24
145
4 5 4 4 5 22
4 4 4 4 4 20
5 4 5 4 4 22
5 4 5 3 4 21
5 4 5 4 4 22
5 4 5 4 4 22
4 5 4 4 5 22
5 4 5 4 4 22
5 4 5 4 4 22
4 4 4 4 4 20
4 4 4 4 4 20
4 4 4 4 4 20
4 4 4 4 4 20
5 5 5 4 5 24
5 5 5 4 5 24
4 4 4 4 4 20
4 4 4 4 4 20
4 4 4 4 4 20
5 4 5 4 4 22
4 4 4 4 4 20
5 4 5 4 4 22
4 4 4 5 4 21
4 4 4 4 4 20
4 4 4 4 4 20
4 4 4 4 4 20
4 4 4 4 4 20
4 4 4 4 4 20
4 4 4 4 4 20
5 4 5 4 4 22
5 5 5 4 5 24
5 5 5 4 5 24
5 5 5 4 5 24
5 5 5 5 5 25
5 5 5 4 5 24
4 5 4 4 5 22
4 4 4 4 4 20
5 4 5 4 4 22
5 4 5 5 4 23
4 5 5 5 4 23
5 4 4 5 4 22
4 5 5 5 4 23
4 5 4 5 4 22
146
4 5 5 5 4 23
4 4 4 5 4 21
Variabel Kualitas Produk
4 4 4 4 4 4 4 4 32
4 4 4 4 4 4 4 4 32
3 4 4 4 4 4 3 4 30
4 5 3 4 4 4 2 3 29
4 4 4 4 4 4 4 4 32
4 4 4 4 4 4 3 4 31
5 5 5 5 5 5 5 3 38
4 4 4 4 4 4 4 4 32
4 4 4 4 4 4 3 3 30
4 4 4 4 4 4 4 3 31
5 5 4 4 4 4 4 5 35
5 5 4 4 5 4 5 4 36
4 5 4 4 5 4 5 4 35
5 5 4 5 5 5 5 5 39
5 5 5 5 5 5 5 5 40
5 5 4 5 5 4 4 4 36
4 4 4 4 5 4 4 5 34
5 4 4 5 4 5 5 5 37
5 5 4 5 4 4 5 5 37
5 5 3 4 4 4 5 5 35
5 5 4 5 4 4 5 5 37
5 5 4 4 4 4 4 4 34
5 4 4 4 5 5 4 4 35
5 5 4 4 4 4 5 5 36
4 5 4 4 4 4 4 5 34
4 4 4 4 4 4 4 5 33
4 4 4 4 4 5 4 5 34
4 4 4 5 4 4 4 5 34
4 4 4 4 4 4 5 5 34
4 5 4 4 5 4 4 5 35
5 5 4 4 5 4 4 5 36
5 4 4 4 4 4 4 5 34
4 4 4 4 4 5 4 5 34
4 4 4 5 4 4 5 5 35
4 5 4 4 4 4 4 4 33
4 4 4 4 4 4 4 4 32
4 5 4 4 4 4 4 5 34
147
4 4 5 4 4 4 3 5 33
4 4 4 4 4 4 4 5 33
4 4 4 4 4 4 5 4 33
4 4 4 4 4 4 5 5 34
4 4 4 3 4 4 4 4 31
4 4 4 4 4 4 5 4 33
4 4 4 3 4 4 4 4 31
5 5 4 4 4 3 4 4 33
5 5 4 4 5 4 5 5 37
4 5 4 4 5 4 4 5 35
5 5 4 5 5 5 4 5 38
5 5 5 5 5 5 4 5 39
5 5 4 5 5 4 4 4 36
4 4 4 4 5 4 5 5 35
5 4 4 5 4 5 5 5 37
5 5 4 5 4 4 5 4 36
5 5 5 5 4 5 4 5 38
5 5 5 5 5 5 5 5 40
5 4 5 5 4 5 5 5 38
4 5 5 5 5 4 5 5 38
5 4 5 4 5 5 5 5 38
5 5 5 5 5 5 5 5 40
5 4 5 5 4 5 4 5 37
Variabel Kualitas Pelayanan
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
5 3 4 4 4 5 3 4 4 4 40
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 42
5 4 4 5 5 5 4 4 5 4 45
5 4 4 5 5 5 4 4 5 4 45
5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 48
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
5 4 5 5 5 5 4 5 5 4 47
148
4 4 4 5 5 4 4 4 5 4 43
4 4 5 4 4 4 4 5 4 5 43
5 4 5 4 4 5 4 5 4 4 44
5 3 4 4 4 5 3 4 4 4 40
5 4 5 4 4 5 4 5 4 4 44
5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 42
4 4 4 5 5 4 4 4 5 5 44
5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 42
5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 42
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 41
4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 42
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
5 4 4 5 5 5 4 4 5 4 45
5 4 4 5 5 5 4 4 5 4 45
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 41
4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 42
5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 42
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 42
4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 42
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 38
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 38
5 4 4 4 4 5 4 4 4 3 41
5 4 4 5 5 5 4 4 5 4 45
5 4 4 5 5 5 4 4 5 4 45
5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 48
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
5 4 5 5 5 5 4 5 5 4 47
4 4 4 5 5 4 4 4 5 4 43
4 4 5 4 4 4 4 5 4 5 43
5 4 5 4 4 5 4 5 4 4 44
5 5 5 4 4 5 5 5 4 5 47
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
4 5 5 4 4 4 5 5 4 5 45
5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 49
4 5 4 5 5 4 5 4 5 5 46
149
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
4 5 5 4 4 4 5 5 4 5 45
Variabel Impulse Buying
4 4 4 4 4 4 24
4 4 4 4 4 4 24
3 4 4 4 4 4 23
4 4 4 4 5 3 24
4 4 4 4 4 4 24
4 4 4 4 4 4 24
5 5 5 5 5 5 30
4 4 4 4 4 4 24
4 4 4 4 4 4 24
4 4 4 4 4 4 24
5 4 4 4 5 4 26
5 4 5 5 5 4 28
4 4 5 5 5 4 27
5 5 5 5 5 4 29
5 5 5 5 5 5 30
5 5 5 5 5 4 29
4 4 5 5 4 4 26
5 5 4 4 4 4 26
5 5 4 4 5 4 27
5 4 4 4 5 3 25
5 5 4 4 5 4 27
5 4 4 4 5 4 26
5 4 5 5 4 4 27
5 4 4 4 5 4 26
4 4 4 4 5 4 25
4 4 4 4 4 4 24
4 4 4 4 4 4 24
4 5 4 4 4 4 25
4 4 4 4 4 4 24
4 4 5 5 5 4 27
5 4 5 5 5 4 28
5 4 4 4 4 4 25
4 4 4 4 4 4 24
4 5 4 4 4 4 25
4 4 4 4 5 4 25
4 4 4 4 4 4 24
4 4 4 4 5 4 25
150
4 4 4 4 4 5 25
4 4 4 4 4 4 24
4 4 4 4 4 4 24
4 4 4 4 4 4 24
4 3 4 4 4 4 23
4 4 4 4 4 4 24
4 3 4 4 4 4 23
5 4 4 4 5 4 26
5 4 5 5 5 4 28
4 4 5 5 5 4 27
5 5 5 5 5 4 29
5 5 5 5 5 5 30
5 5 5 5 5 4 29
4 4 5 5 4 4 26
5 5 4 4 4 4 26
5 5 4 4 5 4 27
5 5 4 4 5 5 28
5 5 5 5 5 5 30
5 5 4 4 4 5 27
4 5 5 5 5 5 29
5 4 5 5 4 5 28
5 5 5 5 5 5 30
5 5 4 4 4 5 27
151
Lampiran 3
Correlations
SA1 SA2 SA3 SA4 SA5 SA6 SA7 SA8 SAT
SA1
Pearson
Correlation 1 .312
* .222 .222 .479
** -.170 .312
* .083 .464
**
Sig. (2-tailed) .015 .088 .088 .000 .193 .015 .528 .000
N 60 60 60 60 60 60 60 60 60
SA2
Pearson
Correlation .312
* 1 .269
* .269
* .336
** .453
** 1.000
** .777
** .851
**
Sig. (2-tailed) .015 .038 .038 .009 .000 .000 .000 .000
N 60 60 60 60 60 60 60 60 60
SA3
Pearson
Correlation .222 .269
* 1 1.000
** .448
** .321
* .269
* .172 .679
**
Sig. (2-tailed) .088 .038 .000 .000 .012 .038 .188 .000
N 60 60 60 60 60 60 60 60 60
SA4
Pearson
Correlation .222 .269
* 1.000
** 1 .448
** .321
* .269
* .172 .679
**
Sig. (2-tailed) .088 .038 .000 .000 .012 .038 .188 .000
N 60 60 60 60 60 60 60 60 60
SA5
Pearson
Correlation .479
** .336
** .448
** .448
** 1 .049 .336
** .083 .595
**
Sig. (2-tailed) .000 .009 .000 .000 .709 .009 .527 .000
N 60 60 60 60 60 60 60 60 60
SA6
Pearson
Correlation -.170 .453
** .321
* .321
* .049 1 .453
** .325
* .508
**
Sig. (2-tailed) .193 .000 .012 .012 .709 .000 .011 .000
N 60 60 60 60 60 60 60 60 60
SA7
Pearson
Correlation .312
* 1.000
** .269
* .269
* .336
** .453
** 1 .777
** .851
**
Sig. (2-tailed) .015 .000 .038 .038 .009 .000 .000 .000
N 60 60 60 60 60 60 60 60 60
SA8
Pearson
Correlation .083 .777
** .172 .172 .083 .325
* .777
** 1 .663
**
Sig. (2-tailed) .528 .000 .188 .188 .527 .011 .000 .000
N 60 60 60 60 60 60 60 60 60
SAT
Pearson
Correlation .464
** .851
** .679
** .679
** .595
** .508
** .851
** .663
** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 60 60 60 60 60 60 60 60 60
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
152
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of Items
.820 8
Correlations
PP1 PP2 PP3 PP4 PP5 PPT
PP1
Pearson Correlation 1 .213 .734** -.080 .406
** .692
**
Sig. (2-tailed) .102 .000 .544 .001 .000
N 60 60 60 60 60 60
PP2
Pearson Correlation .213 1 .448** .321
* .816
** .811
**
Sig. (2-tailed) .102 .000 .012 .000 .000
N 60 60 60 60 60 60
PP3
Pearson Correlation .734** .448
** 1 .049 .366
** .786
**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .709 .004 .000
N 60 60 60 60 60 60
PP4
Pearson Correlation -.080 .321* .049 1 -.022 .355
**
Sig. (2-tailed) .544 .012 .709 .868 .005
N 60 60 60 60 60 60
PP5
Pearson Correlation .406** .816
** .366
** -.022 1 .746
**
Sig. (2-tailed) .001 .000 .004 .868 .000
N 60 60 60 60 60 60
PPT
Pearson Correlation .692** .811
** .786
** .355
** .746
** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .005 .000
N 60 60 60 60 60 60
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of Items
.711 5
153
Correlations
KP1 KP2 KP3 KP4 KP5 KP6 KP7 KP8 KPT
KP1
Pearson
Correlation 1 .500
** .282
* .532
** .334
** .418
** .420
** .234
.740*
*
Sig. (2-tailed) .000 .029 .000 .009 .001 .001 .072 .000
N 60 60 60 60 60 60 60 60 60
KP2
Pearson
Correlation .500
** 1 .049 .336
** .448
** -.018 .165 .083
.501*
*
Sig. (2-tailed) .000 .709 .009 .000 .893 .207 .530 .000
N 60 60 60 60 60 60 60 60 60
KP3
Pearson
Correlation .282
* .049 1 .453
** .321
* .543
** .244 .257
*
.596*
*
Sig. (2-tailed) .029 .709 .000 .012 .000 .060 .047 .000
N 60 60 60 60 60 60 60 60 60
KP4
Pearson
Correlation .532
** .336
** .453
** 1 .269
* .506
** .362
** .277
*
.736*
*
Sig. (2-tailed) .000 .009 .000 .038 .000 .005 .032 .000
N 60 60 60 60 60 60 60 60 60
KP5
Pearson
Correlation .334
** .448
** .321
* .269
* 1 .301
* .265
* .133
.587*
*
Sig. (2-tailed) .009 .000 .012 .038 .019 .040 .309 .000
N 60 60 60 60 60 60 60 60 60
KP6
Pearson
Correlation .418
** -.018 .543
** .506
** .301
* 1 .240 .287
*
.629*
*
Sig. (2-tailed) .001 .893 .000 .000 .019 .065 .026 .000
N 60 60 60 60 60 60 60 60 60
KP7
Pearson
Correlation .420
** .165 .244 .362
** .265
* .240 1 .381
**
.657*
*
Sig. (2-tailed) .001 .207 .060 .005 .040 .065 .003 .000
N 60 60 60 60 60 60 60 60 60
KP8
Pearson
Correlation .234 .083 .257
* .277
* .133 .287
* .381
** 1
.563*
*
Sig. (2-tailed) .072 .530 .047 .032 .309 .026 .003 .000
N 60 60 60 60 60 60 60 60 60
KPT
Pearson
Correlation .740
** .501
** .596
** .736
** .587
** .629
** .657
** .563
** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 60 60 60 60 60 60 60 60 60
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
154
Cronbach's
Alpha
N of Items
.774 8
Correlations
KPL
1
KPL
2
KPL
3
KPL
4
KPL
5
KPL
6
KPL
7
KPL
8
KPL
9
KPL
10
KPLT
KPL
1
Pearson
Correlation 1 .049
.336*
*
.448*
*
.448*
*
1.00
0**
.049 .336
*
*
.448*
*
-.018 .611**
Sig. (2-tailed) .709 .009 .000 .000 .000 .709 .009 .000 .893 .000
N 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60
KPL
2
Pearson
Correlation .049 1
.453*
*
.321* .321
* .049
1.00
0**
.453*
*
.321*
.543*
*
.640**
Sig. (2-tailed) .709 .000 .012 .012 .709 .000 .000 .012 .000 .000
N 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60
KPL
3
Pearson
Correlation
.336*
*
.453*
*
1 .269* .269
*
.336*
*
.453*
*
1.00
0**
.269*
.506*
*
.727**
Sig. (2-tailed) .009 .000 .038 .038 .009 .000 .000 .038 .000 .000
N 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60
KPL
4
Pearson
Correlation
.448*
*
.321* .269
* 1
1.00
0**
.448*
*
.321* .269
*
1.00
0**
.301* .777
**
Sig. (2-tailed) .000 .012 .038 .000 .000 .012 .038 .000 .019 .000
N 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60
KPL
5
Pearson
Correlation
.448*
*
.321* .269
*
1.00
0**
1 .448
*
*
.321* .269
*
1.00
0**
.301* .777
**
Sig. (2-tailed) .000 .012 .038 .000 .000 .012 .038 .000 .019 .000
N 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60
KPL
6
Pearson
Correlation
1.00
0**
.049 .336
*
*
.448*
*
.448*
*
1 .049 .336
*
*
.448*
*
-.018 .611**
Sig. (2-tailed) .000 .709 .009 .000 .000 .709 .009 .000 .893 .000
N 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60
KPL
7
Pearson
Correlation .049
1.00
0**
.453*
*
.321* .321
* .049 1
.453*
*
.321*
.543*
*
.640**
Sig. (2-tailed) .709 .000 .000 .012 .012 .709 .000 .012 .000 .000
N 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60
KPL
8
Pearson
Correlation
.336*
*
.453*
*
1.00
0**
.269* .269
*
.336*
*
.453*
*
1 .269*
.506*
*
.727**
Sig. (2-tailed) .009 .000 .000 .038 .038 .009 .000 .038 .000 .000
N 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60
KPL
9
Pearson
Correlation
.448*
*
.321* .269
*
1.00
0**
1.00
0**
.448*
*
.321* .269
* 1 .301
* .777
**
Sig. (2-tailed) .000 .012 .038 .000 .000 .000 .012 .038 .019 .000
N 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60
155
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of Items
.875 10
Correlations
IB2 IB IB3 IB4 IB5 IB6 IBT
IB2
Pearson Correlation 1 .532** .334
** .334
** .500
** .282
* .724
**
Sig. (2-tailed) .000 .009 .009 .000 .029 .000
N 60 60 60 60 60 60 60
IB
Pearson Correlation .532** 1 .269
* .269
* .336
** .453
** .691
**
Sig. (2-tailed) .000 .038 .038 .009 .000 .000
N 60 60 60 60 60 60 60
IB3
Pearson Correlation .334** .269
* 1 1.000
** .448
** .321
* .786
**
Sig. (2-tailed) .009 .038 .000 .000 .012 .000
N 60 60 60 60 60 60 60
IB4
Pearson Correlation .334** .269
* 1.000
** 1 .448
** .321
* .786
**
Sig. (2-tailed) .009 .038 .000 .000 .012 .000
N 60 60 60 60 60 60 60
IB5
Pearson Correlation .500** .336
** .448
** .448
** 1 .049 .670
**
Sig. (2-tailed) .000 .009 .000 .000 .709 .000
N 60 60 60 60 60 60 60
IB6
Pearson Correlation .282* .453
** .321
* .321
* .049 1 .558
**
Sig. (2-tailed) .029 .000 .012 .012 .709 .000
N 60 60 60 60 60 60 60
IBT
Pearson Correlation .724** .691
** .786
** .786
** .670
** .558
** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 60 60 60 60 60 60 60
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
KPL
10
Pearson
Correlation -.018
.543*
*
.506*
*
.301* .301
* -.018
.543*
*
.506*
*
.301* 1 .571
**
Sig. (2-tailed) .893 .000 .000 .019 .019 .893 .000 .000 .019 .000
N 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60
KPL
T
Pearson
Correlation
.611*
*
.640*
*
.727*
*
.777*
*
.777*
*
.611*
*
.640*
*
.727*
*
.777*
*
.571*
*
1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
156
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of Items
.795 6
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. Collinearity Statistics
B Std.
Error
Beta Tolerance VIF
1
(Constant) -2.439 .651 -3.745 .000
Store A .210 .051 .268 4.112 .000 .105 9.537
Promosi P .282 .051 .218 5.477 .000 .283 3.530
Kualitas Pro .125 .037 .160 3.412 .001 .203 4.915
Kualtas Pel .250 .054 .399 4.641 .000 .061 6.527
a. Dependent Variable: IMPULSEBUYING
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 60
Normal Parametersa,b
Mean 0E-7
Std. Deviation .32714683
Most Extreme Differences
Absolute .086
Positive .086
Negative -.080
Kolmogorov-Smirnov Z .665
Asymp. Sig. (2-tailed) .769
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
157
Model Summary
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .988a .975 .974 .33883
a. Predictors: (Constant), Kualitas Pelayanan, Promosi Penjualan,
Kualitas Produk, Store Atmosphere
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1
Regression 250.536 4 62.634 545.550 .000b
Residual 6.314 55 .115
Total 256.850 59
a. Dependent Variabel: Impulse Buying
b. Predictors: (Constant), Kualitas Pelayanan, Promosi Penjualan, Kualitas Produk, Store
Atmosphere
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1
(Constant) -2.439 .651 -3.745 .000
Store A .210 .051 .268 4.112 .000 .105 9.537
Promosi P .282 .051 .218 5.477 .000 .283 3.530
158
Kualitas Pro .125 .037 .160 3.412 .001 .203 4.915
Kualitas Pel .250 .054 .399 4.641 .000 .061 6.527
a. Dependent Variable: Impulse Buying
Grafik histogram dan p-plot
159
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) -2.537 2.949 -.860 .393
Store Atmosphere -.039 .043 -.124 -.903 .370
Promosi Penjualan .159 .098 .227 1.627 .109
Kualitas Produk .026 .035 .100 .745 .460
KualitasPelayanan .023 .042 .073 .549 .585
a. Dependent Variable: abs_res