pengaruh sanitasi lingkungan sungai terhadap tingkat kesehatan masyarakat pinggir sungai musi...
TRANSCRIPT
Pengaruh Sanitasi Lingkungan Sungai Terhadap Tingkat Kesehatan
Masyarakat Pinggir Sungai Musi Palembang
Rr Dita Nurul Savitri
702009048
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
Jalan Jenderal Ahmad Yani Talang Banten Kampus-B
13 Ulu Telp. 0711-7780788
PALEMBANG
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia dapat dikategorikan sebagai negara yang memiliki banyak
permasalahan dalam kehidupan misal kehidupan sosial, ekonomi, politik, pendidikan,
kesehatan dan masih banyak lagi masalah yang dihadapi oleh negara ini. Salah satu
masalah yang paling sering adalah masalah kesehatan. Masalah kesehatan bagaikan
hal yang paling ditakuti oleh kebanyakan orang.
Tidak ada satupun di muka bumi ini yang berdiri sendiri, semuanya
bergantung dan saling membutuhkan satu dengan yang lainnya. Demikian juga
dengan kesehatan dan kualitas hidup manusia. Kesehatan pada dasarnya adalah
sebuah pilihan bagi tiap individu dan merupakan sebuah cara untuk kita bertahan
hidup ataupan cara memperlakukan hidup itu dengan cara masing-masing yang unik
dan berbeda antara cara hidup manusia satu dengan yang lain. Lingkungan serta gaya
hidup juga keadaan tiap individu yang menyebabkan mereka memiliki cara menikmati
kehidupannya masing-masing. Secara umum kesehatan sering disepelekan oleh
sebagian kalangan karena mungkin hal ini dianggap wajar bahwa kesehatan dapat
diperoleh dengan mudah sejalan dengan aktivitas yang dijalankan, tetapi sebenarnya
jika seorang sudah terjangkit penyakit yang serius mereka akan sekuat tenaga untuk
menyembuhkan penyakit yang ia derita. Gambaran masyarakat ini yang menarik
sebagian peneliti untuk mengadakan sebuah penelitian yang kaitannya dengan
kesehatan dan gaya hidup masyarakat yang berpengaruh terhadap kesehatan.
Gambaran kesehatan tidak bisa di ukur hanya dengan statistika saja,
sebenarnya banyak hal yang harus dipahami dalam melihat kriteria kesehatan itu
sendiri. Definisi kesehatan yang secara jelas dan mulai tertera dalam piagam
Organisasi Kesehatan Sedunia adalah suatu keadaan yang menjamin adanya
kesejahteraan jasmani, rohani dan sosial yang utuh. Pada dasarnya kesehatan itu
sendiri tidak akan terlepas dari gaya hidup setiap individu.
Kenyataan di masyarakat adalah hidup sehat dan bersih masih menjadi impian yang
sebagian kalangan masyarakat belum bertindak sebagai pelaku hidup bersih dan sehat.
Sebagian kalangan masih menganggap bahwa hidup sehat hanya dapat dimiliki oleh
kalangan menengah atas, tapi sebenarnya kriteria hidup sehat dapat dikatakan jika
kegiatan sehari-hari menggunakan air bersih, makan-makanan yang mengandung
vitamin yang di butuhkan oleh tubuh serta cara pembuangan limbah yang baik dan
kegiatan mandi cuci kakus memenuhi kriteria yang sudah ditetapkan.
Masalah kesehatan itu sendiri memiliki kriteria dan merupakan hasil dari
berbagai masalah lingkungan yang bersifat ilmiah maupun buatan manusia. Konsep
sehat dan sakit sesungguhnya tidak terlalu mutlak dan menyeluruh karena adanya
faktor-faktor diluar kenyataan klinis yang terutama factor sosial budaya. Jadi sangat
penting menumbuhkan pengertian yang benar pada masyarakat tentang konsep sehat
dan sakit karena dengan konsep yang benar pula untuk menyelesaiakan masalah
kesehatan (Foster, 2006). Pengetahuan masyarakat sangat dibutuhkan dalam
membiasakan untuk hidup sehat dan kebiasaan untuk mempergunakan fasilitas
kesehatan yang ada.
Masalah yang sering muncul pada masalah kesehatan salah satunya adalah
pada sanitasi lingkungan.Air merupakan faktor utama dalam kaitan dengan masalah
kesehatan karena air adalah bahan utama dalam rantai jaringan aktivitas manusia.
Kesimpulannya bahwa antara sanitasi lingkungan dengan masalah kesehatan
masyarakat memiliki keterkaitan yang amat erat yaitu jika sanitasi lingkungan sudah
baik maka tingkat kesehatan masyarakat akan baik juga.
Masyarakat pinggir sungai sering kali mengabaikan masalah-masalah yang
sebenarnya sangat penting dalam kaitannya dengan kebersihan dan kesehatan. Pada
halnya masyarakat pinggir sungai musi yang berada di kota Palembang terlihat
bahwa seringkali masyarakat pinggir sungai yang melakukan aktivitas mandi, cuci
dan buang air bahkan sampah di sungai. Dari uraian diatas maka peneliti ingin untuk
melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Sanitasi Lingkungan Sungai
Terhadap Tingkat Kesehatan Masyarakat Pinggir Sungai Musi Palembang
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dipaparkan diatas, maka peneliti mengungkap
masalah penelitian sebagai berikut:
1. Apa yang menyebabkan mereka melakukan aktivitas mandi, cuci, kakus di sungai?
2. Bagaimana kondisi kesehatan masyarakat pinggir sungai dalam upaya sanitasi
lingkungan?
3. Adakah pengaruh antara sanitasi lingkungan sungai terhadap tingkat kesehatan
masyarakat?
4. Apakah ada pengaruh antara sanitasi lingkungan sungai terhadap tingkat pemahaman
masyarakat itu sendiri ?
C. Tujuan
Adapun tujuan dari penelitian yang dilakukan penulis ini adalah:
1. Mengetahui alasan mereka melakukan aktivitas mandi, cuci, kakus di sepanjang aliran
sungai
2. Mendeskripsikan bagaimana kondisi kesehatan masyarakat pinggir sungai dalam upaya
sanitasi lingkungan
3. Menganalisis pengaruh antara sanitasi lingkungan sungai terhadap tingkat kesehatan
masyarakat
4. Untuk mengetahui tingkat pemahaman masyarakat di pinggiran sungai
D. Manfaat
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, baik secara teoritis maupun
secara praktis bagi segenap pihak yang berkepentingan.
1. Manfaat teoritis
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya wawasan pengembangan ilmu
pengetahuan yang berhubungan dengan dunia pendidikan kesehatan.
b. Memberikan penjelasan kepada masyarakat pinngiran sungai agar mengetahui bagaimana
syarat air yang baik, rumah yang sehat, dan jamban yang baik.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian
2.1.1 Sanitasi
Sanitasi adalah perilaku disengaja dalam pembudayaan hidup bersih dengan
maksud mencegah manusia bersentuhan langsung dengan kotoran, limbah dan barang-
barang berbahaya lainnya dengan harapan usaha ini akan menjaga dan meningkatkan
kesehatan manusia.
Definisi lain dari sanitasi adalah segala upaya yang dilakukan untuk menjamin
terwujudnya kondisi yang memenuhi persyaratan kesehatan. Sementara beberapa definisi
lainnya menitik beratkan pada pemutusan mata rantai kuman dari sumber penularannya dan
pengendalian lingkungan.
2.1.2 Kesehatan
Kesehatan ialah Istilah kesehatan itu sendiri dalam kenyataan merupakan suatu
konsepsi yang tidak pernah dipersoalkan pada setiap penelitian maka setiap tahap yang dilalui
dalam mencari pertolongan medis merupakan tahapan tersendiri yang sangat berbeda dengan
tahap yang lainnya (Mainland 1967:27). Konsepsi sehat itu sendiri dapat diartikan sebagai
suatu keadaan yang sangat didambakan oleh orang-orang yang menderita penyakit itu baik
penyakit secara jasmani atau psikomotorik.
Tradisi serta budaya dalam kegiatan BAB dipinggiran sungai serta keterbatasan
ekonomi masyarakatlah yang membuat perilaku masyarakat tersebut. Pengetahuan tentang
kesehatan lingkungan terdapat pada cara pembuangan limbah yang sehat, sampah yang sehat
serta penerangan dan pencahayaan rumah meliputi (air, udara dan tanah).
Menurut Sarwono (2004: 32-34) perilaku sehat adalah tindakan yang dilakukan
individu untuk memelihara dan meningkatkan kesehatannya, termasuk pencegahan penyakit,
perawatan kebersihan diri, penjagaan kebugaran melalui olahraga dan makanan bergizi.
Perilaku sehat ini diperlihatkan oleh individu- individu yang merasa dirinya sehat meskipun
secara medis belum tentu individu benar- benar sehat. Ruang lingkup kesehatan lingkungan
antara lain mencakup: perumahan, pembuangan kotoran manusia (tinja) penyediaan air
bersih, pembuangan sampah(Notoatmodjo)
2.1.3 Sanitasi Lingkungan
Sanitasi Lingkungan adalah status kesehatan lingkungan yang mencakup
perumahan, pembuangan kotoran, penyediaan air bersih dsb
(Notoatmodjo,2003). Sanitasi Lingkungan dapat juga di artikan sebagai
kegiatan yang ditujukan untuk meningkatkan dan mempertahankan kondisi
lingkungan yang mendasar yang mempengaruhi kesejahteraan manusia.
Kondisi tersebut mencakup: (1) pasokan air yang bersih dan aman;
(2) pembuangan limbah dari hewan, manusia dan industri yang efisien; (3)
perlindungan makanan dari kontaminasi biologis dan kimia;(4) udara yang
bersih dan aman (5) rumah yang bersih dan aman
2.2 MENINGKATKAN SANITASI LINGKUNGAN
Lingkungan yang sanitasinya buruk akan berdampak buruk pula bagi
kesehatan. Berbagai jenis penyakit dapat muncul karena lingkungan yang
bersanitasi buruk menjadi sumber berbagai jenis penyakit. Agar kita terhindar
dari berbagai penyakit tersebut, maka lingkungan harus selalu terjaga
sanitasinya, khususnya rumah dan lingkungan sekitar. Rumah memiliki fungsi
beragam, selain sebagai tempat berlindung dari panasnya sinar matahari dan
hujan, rumah juga menjadi tempat untuk melakukan sosialisasi antar
penghuninya. Rumah menjadi tempat bagi orang tua untuk membesarkan dan
mendidik anaknya, saling berbagi antarsesama anggota keluarga, dan menjadi
tempat yang nyaman untuk beristirahat dari kesibukan kerja.
Sebagian waktu manusia dihabiskan di rumah. Karena itu, kondisi
rumah dapat mempengaruhi perkembangan fisik dan mental penghuninya.
Rumah yang sehat akan memberikan kesehatan penghuninya. Selain sehat
rumah juga harus aman dan perlu pula memperhatikan estetika agar dapat
memberikan ketenangan dan kenyamanan.
Karena itu, dalam membangun rumah perlu diperhatikan hal–hal berikut ini,
yaitu:
1. Faktor lingkungan, baik lingkungan fisik, biologis maupun lingkungan
sosial.
Lingkungan fisik, biologis maupun sosial perlu diperhatikan dalam
membangun rumah. Rumah di daerah pantai atau dataran rendah sebaiknya
dibuat agar terhindar dari banjir. Langit-langit rumah dibuat lebih tinggi dan
lebih banyak ventilasi udara untuk mengurangi panas. Di daerah dataran tinggi
atau di pegunungan, rumah sebaiknya dibuat agar ruangan dalam lebih hangat.
Rumah di daerah rawan gempa juga perlu disesuaikan agar tidak mudah roboh.
Bagi rumah yang dekat dengan hutan, dibuat agar aman dari serangan binatang
buas.
Faktor sosial, juga perlu diperhatikan agar rumah tidak terkesan aneh, lain dari
yang lain. Adat dan budaya setempat sebaiknya perlu diperhatikan dalam
menentukan bentuk rumah karena biasanya merupakan hasil adaptasi dengan
lingkungan fisiknya. Selain itu, tentu saja agar warisan budaya tetap
terpelihara melalui bentuk rumah yang kita bangun.
2. Tingkat kemampuan ekonomi
Bentuk dan ukuran rumah serta bahan yang akan digunakan sangat terkait pula
dengan kemampuan ekonomi. Namun demikian, tidak berarti mengabaikan
persyaratan keamanan, kesehatan dan kenyamanan. Persyaratan tersebut tidak
selalu harus dipenuhi dengan harga yang mahal. Sebagai contoh, untuk
memenuhi tuntutan keamanan, kesehatan dan kenyamanan dapat pula
digunakan bahan yang sederhana seperti bambu atau kayu.
2.3 Syarat Air Yang Baik
Karakteristik Fisik
Karakteristik fisik yang terpenting yang mempengaruhi kualitas air ditentukan
oleh:
a) Bahan Padat Keseluruhan.
Koloid mempengaruhi kualitas air dalam proses koagulasi dan filtrasi.
Material layang dapat diukur dengan melakukan penyaringan, sedangkan
material terlarut dapat diukur dengan penguapan.
b) Kekeruhan
Air yang mengandung material kasat mata dalam larutan disebut keruh.
Kekeruhan dalam air yang terdiri dari lempeng, liat, bahan organik dan
mikroorganisme. Tingkat kekeruhan air biasanya diukur dengan alat yang
disebut turbidimeter.
c) Warna
Air murni tidak berwarna. Warna dalam air diakibatkan oleh adanya material
yang larut atau koloid dalam suspensi atau mineral.
d) Bau dan Rasa
Air murni tidak berbau dan tidak berasa, tetapi air minum idealnya tidak
berbau, namun boleh berasa. Rasa dalam air disebabkan adanya garam-garam
terlarut, bau, dan rasa yang timbul dalam air karena kehadiran
mikroorganisme, bahan mineral, gas terlarut, dan bahan-bahan organik. Untuk
menghilangkan bau dan rasa yang tidak dikehendaki dapat dilakukan dengan
pemakaian karbon aktif, koagulasi, sedimentasi, dan filtrasi.
e) Temperatur
Temperatur air di alam tropis yang normal adalah sekitar 20ºC sampai 30ºC.
Untuk sistem air bersih, temperatur ideal sekitar 5ºC sampai 10ºC.
Karakteristik Kimia
Kandungan bahan-bahan kimia yang ada dalam air berpengaruh terhadap
kesesuaian penggunaan air. Secara umum karakteristik kimiawi air meliputi
pH, dan alkalinitas
a) pH
Sebagai pengukur sifat keasaman dan kebasaan air dinyatakan dengan nilai
pH, yang didefinisikan sebagai logaritma dari bolak-baliknya konsentrasi ion-
hidrogen dalam moles per liter. Air murni pada suhu 24ºC ditimbang
berkenaan dengan ion-ion H+ dan ion-ion OH- masing-masing mempunyai
kandungan 10-7 moles per liter. Dengan demikian pH air murni adalah 7. Air
dengan pH di atas 7
bersifat basa, dan pH di bawah 7 bersifat asam. Nilai pH diukur dengan
Potensiometer, yang mengukur potensi listrik yang dibangkitkan oleh ion-ion
H+.
b) Alkalinitas
Kebanyakan air bersifat alkalin karena garam-garam alkalin sangat umum
berada dalam tanah. Ketidakmurnian air ini diakibatkan adanya Karbonat dan
Bikarbonat dari Kalsium, Sodium, dan Magnesium. Alkalinitas dinyatakan
dalam mg/liter ekivalen Kalsium Karbonat.keasaman air disebabkan adanya
Karbon dioksida dalam air. Hal ini diukur berdasarkan banyaknya kalsium
karbonat yang diperlukan untuk menetralkan asam karbonat dan dinyatakan
dalam mg/liter.
Karakteristik Biologi
Bakteri yang dapat menimbulkan penyakit disebut bakteri pathogen,
sedangkan bakteri yang tidak berbahaya bagi kesehatan disebut non-pathogen.
Escherichia coli adalah bakteri non-pathogen yang hidup dalam usus binatang
berdarah panas. Dalam air, bakteri ini biasanya mengeluarkan tinja sehingga
keberadaannya di dalam air dapat dijadikan indikasi keberadaan bakteri
pathogen.
Organisme mikroskopik seperti jamur dan alga dapat ditemukan dalam air
tanah. Alga adalah tumbuhan kecil yang hidup di air. Jika dalam jumlah besar
dapat mempengaruhi kekeruhan dan warna air, disamping itu juga memberi
andil terhadap rasa dan bau air yang tidak dikehendaki. Pertumbuhan alga
yang berlebihan dapat dikontrol dengan tembaga-sulfat atau klorida.
Organisme makroskopik seperti ganggang dan rumput laut dapat menurunkan
kualitas air dalam hal rasa, warna, dan bau, namun dapat dihilangkan dalam
proses purifikasi. Penebaran ikan dalam waduk-waduk dapat mengendalikan
pertumbuhan organisme makroskopik dan beberapa mikroskopik.
Dalam air terdapat juga virus, yaitu organisme penyebab infeksi yang lebih
kecil dari pada bakteri secara umum. Virus dalam air biasanya dikendalikan
dengan klorinasi dikombinasikan dengan proses penon-aktifan virus (Suripin,
2001).
KRITERIA KUALITAS AIR YANG DAPAT DIGUNAKAN SEBAGAI AIR MINUM
PARAMETER SATUAN MAKSIMUM YANG DIANJURKAN
MAKSIMUM YANG DIBOLEHKAN
KETERANGAN
Fisika
Temperatur oC Temperatur air alam Temperatur air alam
Warna Mg Pt-Co/1 5 50
Bau Tidak berbau Tidak berbau
Rasa Tidak berasa Tidak berasa
Kekeruhan Mg S1O2/1 5 25
Residu terlarut Mg/1 500 1500
Daya hantar listrik
micromholan 400 1250
Kimia
pH 6,5 - 8,5 6,5 - 8,5 nilai antara (range)
Kalsium (Ca) Mg/1 75 200
Magnesium (Mg)
Mg/1 30 150
Kesadahan Mg/1 350 - minimum 10
Barium (Ba) Mg/1 Nihil 0,05
Besi (Fe) Mg/1 0,1 1
2.4 Tipe-tipe jamban dan Syarat Jamban yang Sehat
2.4.1 Jenis – jenis jamban
1. jamban cemplung ini banyak dipedesaan tapi kurang sempurna,
misalnya tanparumah jamban. Jenis jamban ini, kotoran langsung
masuk kejamban dan tidak t e r l a l u da l am ka rena akan men go to r i
a i r t anah . Da l amn ya s ek i t a r 1 , 5 -3 me t e r (Mashuri,1994)
2. j amban cemplung be rven t i l a s i
Jamban ini mirip dengan jamban cemplung, bedanya lebih lengkap yaitu
memakaiventilasi pipa yang terbuat dari bahan bambu untuk pertukaran udara
3. jamban empang
jamban ini dibangun diatas empang, bedanya disini terjadi daur ulang, yakni
tinjabisa langsung dimakan ikan, ikan dimakan orang, lalu orang
mengeluarkan tinja,dan seterusnya. Jamban ini berfungsi mencegah
tercemarnya lingkungan olehtinja, juga menambah protein bagi nelayan
penghasil ikan (Kumoro,1998).
4. J amban pupuk ( compos t p r i vy )
Jamban i n i s epe r t i kakus cemp lung , dan l eb ih dangka l
ga l i annya . Fungs inya membuang kotoran, sampah dan daun-daunan
(Kusnoputranto,1995).
a.Mula-mula membuat jamban cemplung biasa
b.Lapisan bawah sendiri ditaruh sampah daun-daunan
c.Diatasnya ditaruh kotoran dan kotoran hewan setiap hari.
d.Se t e l ah 20 i nch i , d i t u tup dedaunan s ampah , & d ibe r i
ko to r an s ampa i penuh.
e.Setelah penuh ditimbun tanah, dan dibuat jamban baru.
f. Lebih kurang 6 bulan digunakan untuk pupuk tanaman bar
Jamban keluarga di pedesaan
Banyak macam jamban yang digunakan tetapi jamban pedesaan di Indonesia
padadasarnya digolongkan menjadi 2 macam yaitu :
1. Jamban tanpa leher angsa.
Jamban ini bermacam cara pembuangankotorannya.
a. Jamban cubluk, bila kotoran dibuang ke tanah.
b. Jamban empang, bila kotoran dialirkan keempang atau kolam.
2. Jamban dengan Leher Angsa. Jamban ini mempunyai 2 cara :
a . T e m p a t j o n g k o k d a n l e h e r a n g s a a t a u
p e m a s a n g a n slab dan bowl
langsung diatas lubang galian penampungan kotoran
.b . Tempa t j ongkok dan l ehe r angsa t i dak be rada
l angsung d i a t a s l ubang galian penampungan kotoran atau pemasangan
slab dan bowl tapi dibangun terpisah dan dihubungkan oleh satu saluran
yang miring kedalam lubanggalian penampungan kotoran (Warsito,1996 ).
2.4.2 Persyaratan Jamban Sehat
Me l iha t s eg i pemi l i han kon s t r uks i pembua nga n ada bebe rap a
ha l yan g pe r l u diperhatikan antara lain:
a. Keadaan tanah, seperti susunan, kemiringan , dan permukaan
tanah.
b. Keadaan sosial ekonomi, dan pengetahuan masyarakat
(Kumoro,1998)
Bila ditinjau dari konstruksinya, jamban harus dilengkapi 8 komponen yaitu:
a. Rumah Kakus
Melihat fungsinya sebagai sarana pelindung pemakai, maka rumah kakus
s eba iknya t e r l i ndung da r i pandangan o r ang , gangguan cuaca
dan keamanan .
b.Lantai kakus
fungsinya sebagai sarana penahan atau tempat pemakai yang sifatnya harus
baik,kuat dan mudah dibersihkan serta tidak menyerap air. Pada dasarnya
menyangkutkontruksi serta bahan buatannya (Kumoro,1998 ).
c. Tempat duduk
Melihat fungsi tempat duduk kakus merupakan tempat penampungan tinja
makakondisinya harus memenuhi konstruksi yang kuat dan mudah
dibersihkan juga bisa mengisolir rumah kakus jadi tempat pembuangan
tinja, serta berbentuk leher angsa atau memakai tutup yang mudah diangkat
( Simanjuntak P, 1999).
d. Kecukupan air bersih
Untuk menjaga keindahan jamban dari pandangan estetika, jamban
hendaklahd i s i r am a i r m in ima l 4 -5 gayung s ampa i ko to r an
t i dak mengapung d i l ubang jamban atau
closet.
Tujuannya menghindari penyebaran bau tinja dan menjagakondisi
jamban tetap bersih, selain itu kotoran tidak dihinggapi serangga sehingga
mencegah penyakit menular. Air bersih ada di bak penampungan didalam
rumah kakus.
e. Tersedia alat pembersih
Alat pembersih adalah bahan yang ada di rumah kakus didekat jamban. Jenis
alatpembersih ini yaitu sikat, bros, sapu, tissu dan lainnya.Tujuan alat
pembersih iniaga r j amban t e t ap be r s i h s e t e l ah j amban d i s i r am
a i r . Pembe r s ihan d i l akukan minimal 2-3 hari sekali meliputi
kebersihan lantai agar tidak berlumut, tempat jongkok tidak licin, dan
lubang tempat penampung tinja bersih.
f. Tempat Penampungan Tinja
Penampungan tinja yaitu lubang isolasi serta tempat proses
penguraian tinja danstabilisasi serta menurut sifatnya bisa berbentuk
lubang tanah atau tangki dalamberbagai modifikasi (Kumoro, 1998 ).
g. Septic Tank
Septic tank ini merupakan cara yang paling memenuhi persyaratan.
Septic tank terdiri dari tangki sedimentasi yang kedap air, tinja dan
air buangan mengalami dekomposisi.
h. Saluran Peresapan
Saluran ini berfungsi menguraikan cairan dari septic tank
BAB III
Metode Penelitian
A. Rancangan Penelitian
HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN KEPALA KELUARGA
DAN STATUS EKONOMI DENGAN PENERAPAN PHBS
RUMAH TANGGA DI DAERAH ILIR TIMUR II
PALEMBANG TAHUN 2012
Berliany Luthfi
702009057
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
Jalan Jenderal Ahmad Yani Talang Banten Kampus-B
13 Ulu Telp. 0711-7780788
PALEMBANG
HUBUNGAN KEHAMILAN MULTIGRAVIDA DENGAN
KEJADIAN PERDARAHAN ANTEPARTUM
DI RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH PALEMBANG
TAHUN 2011
Nurfanida Natasya M
702009051
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
Jalan Jenderal Ahmad Yani Talang Banten Kampus-B
13 Ulu Telp. 0711-7780788
PALEMBANG
PENGARUH SANITASI LINGKUNGAN SUNGAI TERHADAP
TINGKAT KESEHATAN MASYARAKAT PINGGIR SUNGAI
MUSI PALEMBANG
SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat memperoleh gelarSarjana Kedokteran (S.Ked)
Oleh:
Rr.Dita Nurul SavitriNIM: 702009048
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
2012