pengaruh rasio keuangan terhadap harga saham

87
PENGARUH RETURN ON ASSET (ROA), CURRENT RATIO (CR), LONG DEBT TO EQUITY RATIO (LDER), DAN TOTAL ASSET TURNOVER (TATO) TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MINYAK DAN GAS BUMI YANG TERDAFTAR DI BEI OLEH Dian Mayang Sari 110503010 PROGRAM STUDI AKUNTANSI DEPARTEMEN AKUNTANSI i

Upload: ari-masjaya

Post on 13-Dec-2015

41 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

Rasio keuangan

TRANSCRIPT

Page 1: Pengaruh Rasio keuangan Terhadap Harga saham

PENGARUH RETURN ON ASSET (ROA), CURRENT RATIO (CR), LONG DEBT TO EQUITY RATIO (LDER), DAN

TOTAL ASSET TURNOVER (TATO) TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN

MINYAK DAN GAS BUMI YANG TERDAFTAR DI BEI

OLEH

Dian Mayang Sari110503010

PROGRAM STUDI AKUNTANSIDEPARTEMEN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNISUNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2015

i

Page 2: Pengaruh Rasio keuangan Terhadap Harga saham

ii

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI...................................................................................................... i

DAFTAR TABEL.............................................................................................. iii

DAFTAR GAMBAR......................................................................................... iv

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 11.1 Latar Belakang Masalah ............................................................. 11.2 Rumusan Masalah ...................................................................... 61.3 Tujuan Penelitian........................................................................ 61.4 Manfaat Penelitian ..................................................................... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................. 82.1 Teori Pesinyalan (Signaling Theory).......................................... 8

2.1.1 Saham ............................................................................... 92.1.1.1 Pengertian Harga Saham.......................................... 102.1.1.2 Standar Pengukuran Harga Saham........................... 112.1.1.3 Faktor-Faktpr yang Mempengaruhi Harga Saham... 13

2.1.2 Return On Asset (ROA)..................................................... 142.1.3 Current Ratio (CR)............................................................ 152.1.4 Long Debt Equity Ratio (LDER)....................................... 172.1.5 Total Asset Turnover (TATO)........................................... 19

2.2 Hasil Penelitian Terdahulu......................................................... 212.3 Kerangka Konseptual................................................................. 242.4 Hipotesis ..................................................................................... 25

BAB III METODE PENELITIAN.............................................................. 263.1 Jenis Penelitian ................................................................................ 263.2 Tempat dan Waktu Penelitian.......................................................... 263.3 Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel.............................. 273.4 Populasi dan Sampel........................................................................ 283.5 Jenis Dan Sumber Data.................................................................... 293.6 Metode Pengumpulan Data.............................................................. 303.7 Teknik Analisis Data........................................................................ 30

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN................................................ 364.1 Analisis Hasil Penelitian............................................................ 36

4.1.1 Analisis Statistik Deskriptif............................................. 364.1.2 Uji Asumsi Klasik............................................................ 38

i

Page 3: Pengaruh Rasio keuangan Terhadap Harga saham

iii

4.1.3 Analisis Regresi............................................................... 424.1.4 Uji t (Uji Parsial).............................................................. 454.1.5 Uji F (Uji Simultan)......................................................... 47

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian..................................................... 47

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN...................................................... 501. Kesimpulan ............................................................................... 502. Saran........................................................................................... 50

DAFTAR PUSTAKA

ii

Page 4: Pengaruh Rasio keuangan Terhadap Harga saham

iv

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu....................................................... 22

Tabel 3.1 Waktu Penelitian.............................................................................. 26

Tabel 3.2 Populasi Penelitian Perusahaan Minyak Dan Gas Bumi............. 28

Tabel 3.3 Sampel Penelitian Perusahaan Minyak Dan Gas Bumi............... 29

Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Variabel-Variabel Selama Tahun 2009-2013 45

Tabel 4.2 Uji Normalitas................................................................................... 39

Tabel 4.3 Uji Multikolinearitas........................................................................ 41

Tabel 4.4 Uji Autokorelasi ............................................................................... 42

Tabel 4.5 Hasil Analisis Regresi....................................................................... 43

Tabel 4.6 Koefisien Determinasi...................................................................... 45

Tabel 4.7 Hasil Uji t Coefficients..................................................................... 45

Tabel 4.8 Hasil Uji F......................................................................................... 47

iii

Page 5: Pengaruh Rasio keuangan Terhadap Harga saham

v

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual.................................................................. 24

Gambar 4.1 Histogram..................................................................................... 39

Gambar 4.2 Grafik P-Plot................................................................................ 40

iv

Page 6: Pengaruh Rasio keuangan Terhadap Harga saham

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pasar modal di Indonesia dewasa ini berkembang dengan baik yang dapat

terlihat dari adanya 487 perusahaan yang telah go public pada akhir tahun 2013-

2014 dimana sebagian besar dari perusahaan go public tersebut menjadikan pasar

modal sebagai suatu lembaga alternatif dalam menghimpun dana dari investor

untuk pengembangan perusahaan ke depannya.

Salah satu instrumen keuangan pasar modal yang paling banyak digunakan

oleh perusahaan go public adalah saham. Saham merupakan selembar kertas yang

berisi tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang atau badan dalam suatu

perusahaan terbatas. Keuntungan yang dimiliki investor yang menanam

investasinya dalam bentuk saham dapat berupa capital gain (kenaikan harga

saham) dan dividen. Harga saham merupakan suatu nilai saham yang

mencerminkan kekayaan perusahaan yang menerbitkan saham tersebut, dimana

perubahan harga saham ini banyak ditentukan oleh kekuatan penawaran dan

permintaan yang terjadi di pasar modal. Oleh karena itu dapat dikatakan juga

bahwa harga saham emiten menunjukkan nilai penyertaan investor dalam

perusahaan dan nilai perusahaan di mata masyarakat. Nilai suatu perusahaan dapat

diketahui dengan mengalikan harga saham emiten dengan jumlah lembar saham

yang telah diterbitkan emiten. Kekuatan permintaan dan penawaran di pasar

modal yang mempengaruhi perubahan harga saham disebabkan oleh beberapa

1

Page 7: Pengaruh Rasio keuangan Terhadap Harga saham

2

faktor eksternal seperti tingkat suku bunga, tingkat resiko, laju inflasi, kebijakan

pemerintah, keadaan makro ekonomi, politik keamanan suatu negara. Sedangkan

faktor internal yang berpengaruh terhadap kekuatan permintaan dan penawaran ini

adalah kinerja keuangan perusahaan bersangkutan.

Informasi keuangan haruslah akurat dan bebas dari salah saji agar dapat

dijadikan sebagai bahan pertimbangan bagi investor dalam menentukan pilihan

investasi. Contoh alat yang dapat digunakan untuk menganalisis kinerja keuangan

adalah analisis rasio keuangan. Melalui rasio-rasio keuangan ini, pemakai

informasi keuangan dapat mengetahui kondisi dan posisi keuangan perusahaan,

serta kinerja ekonomis perusahaan di masa depan. Kemudian dengan

mengasumsikan investor adalah pelaku yang rasional, maka aspek fundamental

akan menjadi dasar penilaian yang sangat berharga. Hal ini didasarkan pada

argumen bahwa nilai keseluruhan saham mewakili nilai perusahaan, tidak hanya

nilai intrinsik pada saat itu saja, namun juga merupakan harapan akan kemampuan

perusahaan dalam meningkatkan nilai kekayaan perusahaan di kemudian hari.

Rasio keuangan perusahaan yang baik umumnya akan meningkatkan nilai

saham perusahaan tersebut, dan sebaliknya apabila kinerja keuangan perusahaan

buruk maka hal ini akan mempengaruhi nilai saham perusahaan tersebut karena

hilangnya kepercayaan dari investor. Rasio keuangan dalam penelitian ini diukur

melalui rasio profitabilitas yaitu ROA (Return On Asset), rasio likuiditas yaitu CR

(current ratio), solvabilitas yaitu LDER (Long debt to equity ratio) dan rasio

perputaran aktivitas yaitu TATO (total asset turnover).

Page 8: Pengaruh Rasio keuangan Terhadap Harga saham

3

Rasio profitabilitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur

tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai oleh perusahaan yang

bersangkutan (Kasmir,2009:229). ROA menunjukkan kemampuan perusahaan

dalam menghasilkan laba kepada pemegang saham dengan menggunakan asset

yang dimiliki. Semakin tinggi nilai rasio ROA maka akan semakin efektif

perusahaan dalam menghasilkan laba bagi pemegang saham. Laba yang tinggi

kemudian akan meningkatkan harga saham perusahaan. Penelitian yang di

lakukan oleh Akroman (2009) menunjukkan bahwa ROA berpengaruh signifikan

terhadap harga saham sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Wulandari

(2011) menunjukkan tidak berpengaruh terhadap harga saham.

Rasio solvabilitas bank merupakan ukuran kemampuan bank dalam

mencari sumber dana untuk membiayai kegiatannya (Kasmir,2009:229). Rasio

solvabilitas perusahaan diukur melalui rasio LDER. LDER mencerminkan

kemampuan perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajibannya yang ditunjukkan

oleh beberapa bagian dari modal yang digunakan untuk membayar hutang jangka

panjang. LDER juga memberikan jaminan tentang seberapa besar hutang-hutang

jangka panjang perusahaan dijamin oleh modal (Riyanto:2011:121). Semakin besar

LDER menandakan struktur permodalan usaha lebih banyak memanfaatkan hutang-

hutang jangka panjang relatif terhadap ekuitas. Semakin besar LDER

mencerminkan risiko perusahaan yang relatif tinggi akibatnya meningkatkan jumlah

utang juga membuat ekuitas lebih beresiko akibatnya akan menurunkan harga

saham. Namun penelitian oleh Fanny (2009) dan Helena (2010) menunjukkan

bahwa LDER tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham.

Page 9: Pengaruh Rasio keuangan Terhadap Harga saham

4

Rasio likuiditas menurut Kasmir (2009:229) ialah “rasio yang digunakan

untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka

pendeknya pada saat ditagih”. Rasio likuiditas diukur melalui CR. Current ratio

yaitu kemampuan aktiva lancar perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka

pendek dengan aktiva lancar yang dimiliki. Likuiditas jangka pendek ini penting

karena masalah arus kas jangka pendek bisa mengakibatkan perusahaan bangkrut,

semakin tinggi Current Ratio semakin besar kemampuan perusahaan untuk

membayar kewajiban jangka pendek. Hal ini akan mempengaruhi penilaian

investor dalam mengambil keputusan investasinya sehingga hal ini akan

mempengaruhi harga saham perusahaan tersebut. Penelitian oleh Lambey (2013)

menunjukkan bahwa current ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap harga

saham.

Rasio aktivitas merupakan salah satu upaya perusahaan di dalam

menghindari adanya pemborosan-pemborosan Sehingga setiap dana yang

dioperasikan oleh suatu perusahaan dapat terarah secara efektif dan dana operasi

dapat segera kembali dengan mendatangkan keuntungan bagi perusahaan (Kasmir,

2009:245). Pada penelitian ini rasio aktivitas diukur dengan menggunakan TATO.

Total Asset Turnover adalah kemampuan perusahaan dalam menghasilkan

penjualan berdasarkan total aktiva yang dimiliki perusahaan. Semakin tinggi

TATO berarti semakin efektif penggunaan aktiva tersebut. Semakin tinggi rasio

ini semakin baik, karena penggunaan aktiva yang efektif dalam menghasilkan

penjualan, sehingga dapat dikatakan bahwa laba yang dihasilkan juga tinggi dan

dengan demikian harga saham semakin baik. Penelitian yang dilakukan oleh

Page 10: Pengaruh Rasio keuangan Terhadap Harga saham

5

Lambey (2013) dengan hasil penelitian TATO bepengaruh positif terhadap harga

saham pada perusahaan BUMN yang terdaftar di BEI.

Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian Lambey (2013) yang

menguji pengaruh rasio keuangan terhadap harga saham bank yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia periode 2008 sampai 2011. Perbedaan penelitian ini dengan

penelitian terdahulu adalah periode tahun penelitian dimana periode penelitian

terdahulu adalah 2008 sampai 2011, sedangkan dalam penelitian ini menggunakan

periode 2009 sampai 2013, objek penelitian dimana objek penelitian terdahulu

pada Bank, sedangkan dalam penelitian ini menggunakan objek penelitian pada

perusahaan minyak dan gas bumi.

Motivasi peneliti dalam penelitian ini adalah ingin mengetahui sejauh

mana rasio-rasio keuangan yang dipilih peneliti akan mempengaruhi harga saham

pada periode sejalan dengan pergerakan harga minyak dunia yang berdampak

pada pasar modal Indonesia. Pemilihan rasio keuangan diatas juga didasarkan atas

suatu fenomena yang terjadi pada perusahaan Radiant Utama Interisco Tbk

dimana pada tahun 2013 nilai ROA 2.32%, nilai LDER 1,41%, nilai CR 111,80

TATO 1,40% yang kemudian menyebabkan harga saham mengalami penurunan

di tahun 2012 sebesar Rp195 menjadi Rp 192 di tahun 2013.

Berdasarkan fenomena dan kondisi diatas serta adanya ketidakkonsistenan

hasil penelitian, membuat peneliti tertarik untuk meneliti kemungkinan rasio

keuangan mempengaruhi harga saham yang terdaftar di BEI. Oleh Karena itu

peneliti menuangkannya dalam sebuah karya tulis ilimiah yang berbentuk skripsi

dengan judul” Pengaruh Return On Asset (ROA), Long debt to equity ratio

Page 11: Pengaruh Rasio keuangan Terhadap Harga saham

6

(LDER), current ratio (CR) dan Total Asset Turnover (TATO) Terhadap

Harga Saham Pada Perusahaan Minyak Dan Gas Bumi Yang Terdaftar Di

BEI”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan sebelumnya

maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Apakah

ROA, CR , LDER, TATO secara parsial dan simultan berpengaruh terhadap

harga saham pada perusahaan minyak dan gas bumi yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia periode 2009-2013

1.3 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan yang diajukan dalam penelitian, maka tujuan

dari penelitian ini adalah untuk menguji dan memberikan bukti empiris pengaruh

ROA, CR , LDER, TATO secara parsial dan simultan berpengaruh terhadap

harga saham pada perusahaan minyak dan gas bumi yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia periode 2009-2013

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat pada pihak-pihak

terkait antara lain:

1. Bagi investor, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan

pertimbangan mengenai pengambilan keputusan investasi oleh investor.

Page 12: Pengaruh Rasio keuangan Terhadap Harga saham

7

2. Bagi kalangan akademik dan praktisi, hasil penelitian ini diharapkan dapat

memberikan kontribusi pemahaman rasio keuangan dan pengaruhnya terhadap

harga saham.

3. Bagi peneliti, penelitian ini bermanfaat untuk menambah dan mengembangkan

wawasan pengetahuan peneliti khususnya mengenai pengaruh rasio keuangan

terhadap harga saham

Page 13: Pengaruh Rasio keuangan Terhadap Harga saham

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1Teori Pesinyalan (Signaling Theory)

Signalling theory menekankan kepada pentingnya informasi yang

dikeluarkan oleh perusahaan terhadap keputusan investasi pihak di luar

perusahaan. Informasi merupakan unsur penting bagi investor dan pelaku bisnis

karena informasi pada hakekatnya menyajikan keterangan, catatan atau gambaran

baik untuk keadaan masa lalu, saat ini maupun keadaan masa yang akan datang

bagi kelangsungan hidup suatu perusahaan dan bagaimana pasaran efeknya.

Informasi yang lengkap, relevan, akurat dan tepat waktu sangat diperlukan

oleh investor di pasar modal sebagai alat analisis untuk mengambil keputusan

investasi.

Teori signali menurut Jogiyanto (2000: 392) ialah “informasi yang

dipublikasikan sebagai suatu pengumuman akan memberikan signal bagi investor

dalam pengambilan keputusan investasi”. Jika pengumuman tersebut

mengandung nilai positif, maka diharapkan pasar akan bereaksi pada waktu

pengumuman tersebut diterima oleh pasar.

Pada waktu informasi diumumkan dan semua pelaku pasar sudah

menerima informasi tersebut, pelaku pasar terlebih dahulu menginterpretasikan

dan menganalisis informasi tersebut sebagai signal baik (good news) atau signal

buruk (bad news). Jika pengumuman informasi tersebut sebagai signal baik bagi

investor, maka terjadi perubahan dalam volume perdagangan saham.

8

Page 14: Pengaruh Rasio keuangan Terhadap Harga saham

9

Salah satu jenis informasi yang dikeluarkan oleh perusahaan yang dapat

menjadi signal bagi pihak di luar perusahaan, terutama bagi pihak investor adalah

laporan tahunan. Informasi yang diungkapkan dalam laporan tahunan dapat

berupa informasi akuntansi yaitu informasi yang berkaitan dengan laporan

keuangan dan informasi non-akuntansi yaitu informasi yang tidak berkaitan

dengan laporan keuangan. Laporan tahunan hendaknya memuat informasi yang

relevan dan mengungkapkan informasi yang dianggap penting untuk diketahui

oleh pengguna laporan baik pihak dalam maupun pihak luar. Semua investor

memerlukan informasi untuk mengevaluasi risiko relatif setiap perusahaan

sehingga dapat melakukan diversifikasi portofolio dan kombinasi investasi dengan

preferensi risiko yang diinginkan. Jika suatu perusahaan ingin sahamnya dibeli

oleh investor maka perusahaan harus melakukan pengungkapan laporan keuangan

secara terbuka dan transparan.

2.1.1 Saham

Saham sebagai salah satu bentuk investasi, merupakan suatu tanda

penyertaan modal pada suatu perusahaan yang banyak dipergunakan dalam pasar

modal. Saham yang diperdagangkan di pasar modal tersebut dapat diperoleh

melalui pembelian atau cara lain yang kemudian memberikan hak atas dividen

sesuai dengan besar kecilnya investasi modal pada perusahaan tertentu.

Pengertian saham menurut Anoraga (2006:54) ialah “sebagai tanda

penyertaan modal pada suatu perseroan terbatas dan memiliki manfaat diantaranya

dividen dan capital gain”. Dividend merupakan bagian dari keuntungan

Page 15: Pengaruh Rasio keuangan Terhadap Harga saham

10

perusahaan yang dibagikan kepada pemegang saham sedangkan capital gain

adalah keuntungan yang diperoleh dari selisih harga jual dengan harga belinya.

Saham terbagi atas saham biasa (common stock), saham preferen (preferred

stock), dan saham treasuri (treasury stock). Karakteristik saham biasa adalah

pemegang saham memiliki tanggung jawab terbatas terhadap klaim pihak lain

sebesar proporsi saham, pemegang saham merupakan pihak terakhir yang

mendapat pembagian hasil usaha, dan pemegang saham memiliki hak untuk

menentukan arah dan tujuan perusahaan. Sedangkan saham preferen merupakan

saham yang memiliki karakteristik gabungan antara obligasi dan saham biasa

yaitu preferen terhadap dividen dan preferen terhadap likuidasi. Preferen terhadap

dividen artinya pemegang saham preferen memiliki hak untuk menerima dividen

terlebih dahulu dibandingkan dengan pemegang saham biasa. Preferen terhadap

likuidasi artinya pemegang saham preferen memiliki hak untuk mendapatkan

aktiva perusahaan terlebih dahulu dibandingkan dengan saham biasa pada saat

terjadi likuidasi.

2.1.1.1 Harga Saham

Investor yang ingin menginvestasikan dananya di pasar modal yang

berupa saham, investor harus mengetahui harga saham dalam menentukan

pembelian saham pada suatu perusahaan.

Menurut Jogiyanto (2000:8) “Harga saham yang terjadi dipasar bursa pada

saat tertentu yang ditentukan oleh pelaku pasar dan ditentukan oleh permintaan

dan penawaran saham yang bersangkutan dipasar modal”.

Page 16: Pengaruh Rasio keuangan Terhadap Harga saham

11

Menurut Anoraga (2006:58) “harga saham merupakan nilai sekarang dari

arus kas yang akan diterima oleh pemilik saham dikemudian hari. Harga saham

adalah uang yang dikeluarkan untuk memperoleh bukti penyertaan atau pemilikan

suatu perusahaan” .

Menurut Sartono (2001:9) “harga saham terbentuk dipasar modal dan

ditentukan oleh beberapa factor seperti laba per lembar saham atau earning per

share, rasio laba terhadap harga per lembar saham atau price earning ratio, tingkat

bunga bebas resiko yang diukur dari tingkat bunga deposito pemerintah dan

tingkat kepastian operasi perusahaan.

Pembahasan ini dapat disimpulkan bahwa harga saham yaitu suatu nilai

nominal yang harus dikeluarkan investor untuk membeli saham atau nilai dari

perlembar saham yang diperjualbelikan dipasar modal.

2.1.1.2 Standar Pengukuran Harga Saham

Untuk mengukur harga saham dapat dilihat dari penutupan harga pada satu

periode (closing price). Rasio saham merupakan salah satu rasio yang paling

penting. Investor bisa menggunakan price-earning ratio (PER), misalnya, untuk

mengukur mahal-murahnya suatu saham. Semakin rendah PER, semakin murah

saham tersebut. Investor juga bisa mengukur tingkat keuntungan dividen yang

bisa diperolehnya dari suatu saham. Jadi, rasio ini tak boleh dilewatkan.

Rasio saham menunjukkan bagian dari laba bersih perusahaan, dividen,

dan modal yang dibagikan kepada setiap saham. Ada beberapa rasio saham yang

bisa Anda cermati. Yang pertama adalah rasio harga terhadap laba per saham atau

price earning ratio (PER). Rumusnya adalah harga per saham dibagi dengan laba

Page 17: Pengaruh Rasio keuangan Terhadap Harga saham

12

per saham, adapun hasilnya dinyatakan dalam "kali". Tapi, perhatikan, laba di sini

bukanlah laba total tapi laba per saham. Ini adalah total laba bersih perusahaan

yang telah dibagi dengan total rata-rata jumlah saham  perusahaan. Dengan rumus

seperti itu kita bisa mengukur mahal-murahnya suatu saham. Jika PER suatu

saham sudah tinggi, biasanya, para analis mengatakan bahwa harga saham itu itu

sudah mahal. Tapi, agar lebih akurat, investor harus membandingkan PER

perusahaan tersebut dengan PER perusahaan-perusahaan lain yang ada di dalam

industri yang sama.

Ambil contoh PER saham Bank Untung adalah 2 kali. Dengan PER segitu,

saham Bank Untung bisa dikatakan mahal jika PE rata-rata saham perbankan

lainnya ternyata hanya 1,5 kali.Selanjutnya ada dividen per saham dan imbal hasil

dividen atau dividend yield. Dividen per saham dihitung dengan membagi total

dividen yang dibayarkan perusahaan dengan total jumlah saham yang beredar.

Angka ini menggambarkan nilai dividen yang akan diterima oleh setiap pemilik

satu saham perusahaan.

Adapun dividend yield adalah hasil pembagian dividen per saham dengan

harga per saham. Dari rasio ini kita bisa mengukur berapa besar tingkat

keuntungan dividen yang bisa kita peroleh dari suatu saham. Semakin tinggi

dividend yield, semakin bagus saham tersebut.

Rasio harga saham terhadap nilai buku per saham atau price to book value

(PBV) sama pentingnya dengan price-earning ratio (PER). Dengan menggunakan

PBV, investor juga bisa mengukur apakah harga suatu saham masih murah atau

sudah kemahalan. Karenanya, selain price earning ratio (PER), investor juga harus

Page 18: Pengaruh Rasio keuangan Terhadap Harga saham

13

mencermati rasio nilai buku per saham atau book value per share (BV). Untuk

menghitungnya, kita harus membagi ekuitas dengan rata-rata jumlah saham yang

beredar. Hasilnya dinyatakan dalam rupiah. Misalnya total ekuitas PT Maju Jaya

Rp 100 miliar sedangkan jumlah rata-rata saham beredarnya 1 miliar. Dengan

kondisi seperti ini artinya nilai buku (BV) per saham Maju Jaya adalah Rp 100 per

saham (100/1).

Lantas apa bedanya BV yang Rp 100 per saham itu dengan harga saham

Maju Jaya di bursa saham yang, misalnya, Rp 300 per saham? Hati-hati, nilai

buku (BV) memang bisa jadi sangat berbeda dengan harga saham di pasar. Nilai

buku per saham menggambarkan nilai setiap saham tersebut dalam hitungan

akuntansi. Adapun harga saham menggambarkan ekspektasi investor atas nilai

setiap saham.

2.1.1.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Harga Pasar Saham

Anoraga (2004:88) berpendapat bahwa informasi yang dibutuhkan oleh

investor dalam pengambilan investasi di pasar modal ada tiga jenis informasi

utama diantaranya informasi berupa faktor yang mempengaruhi harga saham

yaitu:

1) Faktor FundamentalInformasi yang bersifat fundamental merupakan informasi yang berkaitan dengan keadaan perusahaan, kondisi umum industri yang sejenis, dan faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi kondisi dan prospek perusahaan di masa yang akan datang seperti rasio keuangan yaitu rasio profitabilitas yang diukur dengan ROA, ROE, NPM, EPS dan GPM, rasio pertumbuhan yang diukur dengan rasio pertumbuhan penjualan dan rasio pertumbuhan laba, rasio hutang yang diukur dengan DAR, DER, rasio aktivitas yang diukur dengan perputaran

Page 19: Pengaruh Rasio keuangan Terhadap Harga saham

14

persediaan, perputaran piutang, perputaran modal kerja, rasio likuiditas yang diukur dengan rasio lancar, rasio cepat, acid rasio.

2) Faktor TeknisInformasi kedua berhubungan dengan faktor teknis yang penting untuk diketahui oleh para perantara pedagang efek dan para pemodal. Informasi ini mencerminkan kondisi perdagangan efek, fluktuasi kurs, volume transaksi, dan sebagainya. Informasi ini sangat penting untuk menentukan kapan suatu efek harus dibeli, dijual, atau ditukar dengan efek lain agar dapat memperoleh keuntungan yang maksimal.

3) Faktor LingkunganInformasi ketiga berkaitan dengan faktor lingkungan yang mencakup kondisi ekonomi, politik, dan keamanan negara. Informasi ini dapat mempengaruhi prospek perusahaan serta perkembangan perdagangan efeknya, baik secara fundamental maupun secara teknikal.

2.1.2 Return On Asset (ROA)

Menurut Dendawijaya (2005:118) menjelaskan ”Rentabilitas adalah alat

untuk mengukur tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai oleh bank

yang bersangkutan”. Selanjutnya menurut Hanafi (2008:42) “ ROA adalah rasio

profitabilitas yang mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih

(sesudah pajak) berdasarkan tingkat asset yang tertentu”.

Menurut Munawir, (2004:89) ROA adalah

salah satu bentuk dari rasio profitabilitas atau disebut juga dengan rasio rentabilitas yang dimaksudkan untuk dapat mengukur kemampuan perusahaan dengan keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aktiva yang digunakan untuk operasi perusahaan untuk menghasilkan keuntungan”.

Besarnya ROA dapat dihitung dengan rumus :

(Lukman Dendawijaya 2005:118)

ROA (Return On Asset) =

Laba Setelah pajakTotal Aktiva

x 100

Page 20: Pengaruh Rasio keuangan Terhadap Harga saham

15

2.1.3 Current Ratio (CR)

Rasio lancar atau (current ratio) menurut Kasmir (2008:134) merupakan

“rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban

jangka pendek atau utang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara

keseluruhan”.

Menurut Keown (2004: 108) “current ratio merupakan rasio yang digunakan

untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka

pendeknya dengan menggunakan aktiva lancar yang dimiliki”. Tingkat current

ratio dapat ditentukan dengan jalan membandingkan antara current assets dengan

current liabilities.

Menurut Sawir (2003:8) menerangkan bahwa “Current ratio merupakan

ukuran yang paling umum digunakan untuk mengetahui kesanggupan memenuhi

kewajiban jangka pendek, karena rasio ini menunjukan seberapa jauh tuntutan dari

kreditor jangka pendek dipenuhi oleh aktiva yang diperkirakan menjadi uang tunai

dalam periode yang sama dengan jatuh tempo utang”.

Rasio ini menunjukkan kemampuan aktiva lancar yang paling likuid mampu

menutupi utang lancar. Semakin besar rasio ini semakin baik. Rasio ini disebut

juga Acid Test Ratio. Angka rasio ini tidak harus 100% atau 1:1.

Rasio lancar sangat berguna untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam

melunasi kewajiban-kewajiban jangka pendeknya, dimana dapat diketahui sampai

seberapa jauh sebenarnya jumlah aktiva lancar perusahaan dapat menjamin hutang

lancarnya. Semakin tinggi rasio berarti semakin terjamin hutang-hutang

perusahaan kepada kreditor. Current Ratio kadang-kadang sudah memuaskan bagi

Page 21: Pengaruh Rasio keuangan Terhadap Harga saham

16

suatu perusahaan, tetapi jumlah modal kerja dan besarnya rasio tergantung pada

beberapa faktor, suatu standard atau rasio yang umum tidak dapat ditentukan

untuk seluruh perusahaan. Current Ratio hanya merupakan kebiasaan dan akan

digunakan sebagai titik tolak untuk mengadakan penelitian atau analisa lebih

lanjut.

Bagi perusahaan yang mempunyai hubungan baik dengan kreditor atau

posisinya kuat terhadap pemasok, mungkin perusahaan tidak perlu memiliki rasio

yang tinggi. Sebagai contoh supermarket. Posisi supermarket terhadap pemasok

biasanya adalah cukup kuat. Dengan kondisi demikian maka supermarket dapat

membayar hutangnya setelah 3 atau 4 bulan, sedangkan penjualan dilakukan

secara tunai. Dalam kondisi demikian rasio lacar tidak perlu terlalu rasio lancar

mempunyai sifat tingginya berubah-ubah dari waktu ke waktu. Sebagai contoh,

pada toko pakaian ketika menjelang hari-hari raya permintaan akan pakaian mulai

meningkat, kemudian menurun mencapai titik terbawah lagi pada hari raya

tersebut. Untuk menghadapi kenaikan permintaan tersebut toko pakaian harus

menaikkan besarnya persediaan.

Kalau peningkatan persediaan barang dagangan tersebut dibiayai dengan

cara mengurangi uang tunai perusahaan, maka rasio lancar perusahaan tidak

mengalami perubahan. Sebab pada transaksi seperti itu hanya struktur aktiva

lancarnya saja yang mengalami perubahan, sedangkan nilai total aktiva lancar dan

nilai total passiva lancarnya tidak mengalami perubahan, sehingga rasio lancar

tidak mengalami perubahan.

Page 22: Pengaruh Rasio keuangan Terhadap Harga saham

17

Akan tetapi jika penumpukan persediaan dilaksanakan dengan cara dibiayai dari

pinjaman jangka pendek, maka ketika volume penjualan tinggi, rasio lancar

perusahaan akan menurun.

Rasio lancar secara luas sebagai ukuran likuiditas mencakup

kemampuannya untuk mengukur:

1. kemampuan memenuhi kewajiban lancar, semakin tinggi perkalian

kewajiban lancar terhadap aktiva lancar, semakin besar keyakinan bahwa

kewajiban lancar akan dibayar.

2. penyangga kerugian, semakin besar penyangga, semakin kecil risikonya.

Rasio lancar menunjukkan tingkat keamanan yang tersedia untuk menutup

penurunan nilai aktiva lancar non-kas pada saat aktiva tersebut dilepas

atau dilikuidasi.

3. cadangan dana lancar, rasio lancar merupakan ukuran tingkat keamanan

terhadap ketidakpastian dan kejutan atas arus kas perusahaan.

Ketidakpastian dan kejutan, seperti adanya pemogokan dan kerugian luar

biasa, dapat membahayakan arus kas secara sementara dan tidak terduga.

2.1.4 Long Debt To Equity Ratio (LDER)

Menurut Kasmir (2008:110) “LDER merupakan total modal sendiri yang

dimiliki perusahaan”. Rasio ini menunjukkan komposisi atau financial leverage

dari total pinjaman (hutang) terhadap total modal yang dimiliki perusahaan.

Page 23: Pengaruh Rasio keuangan Terhadap Harga saham

18

Sedangkan menurut Syamsuddin (2007:54) LDER merupakan “pengukuran

jumlah modal perusahaan yang dibiayai oleh utang jangka panjang yang berasal

dari kreditur”.

Menurut Darsono (2005:54), LDER yaitu “rasio total kewajiban jangka

panjang terhadap jumlah modal”. Rasio ini menekankan pentingnya pendanaan

hutang jangka panjang dengan jalan menunjukkan persentase modal perusahaan

yang didukung oleh hutang jangka panjang.

Semakin tinggi Long Debt to Equity Ratio menunjukkan semakin besar

total utang terhadap total ekuitas (Ang, 1997), hal ini juga akan menujukkan

semakin besar ketergantungan perusahaan terhadap pihak luar (kreditur) sehingga

tingkat resiko perusahaan semakin besar.

Menurut Bringham dan Houston (2006 :17), semakin tinggi resiko dari

penggunaan lebih banyak utang cenderung akan menurunkan harga saham.

Investor perlu memperhatikan kesehatan perusahaan melalui perbandingan antara

modal sendiri dan modal pinjaman. Jika modal sendiri lebih besar daripada modal

pinjaman, maka perusahaan tidak akan mudah bangkrut dan sebaliknya (Samsul,

2006:204).

Long Debt to Equity Ratio merupakan salah satu rasio yang digunakan

untuk mengukur tingkat solvabilitas perusahaan, hal ini berkaitan dengan

keputusan pembiayaan dan menghitung bagian dari setiap rupiah modal sendiri

yang dijadikan jaminan untuk keseluruhan utang (Bambang Riyanto, 2001:333).

Rasio ini memberikan petunjuk umum tentang kelayakan dan risiko keuangan.

Page 24: Pengaruh Rasio keuangan Terhadap Harga saham

19

Rasio ini diperoleh dengan menggunakan rumus sebagai berikut (Kasmir,

2008:111) :

LDER = h utang jangka panjang

total modalx100%

Long Debt To Equity Ratio yang semakin besar menunjukkan bahwa

financial leverage yang berasal dari utang semakin besar digunakan untuk

mendanai ekuitas yang ada. Kreditor memandang, semakin besar rasio ini akan

semakin tidak menguntungkan karena akan semakin besar resiko yang ditanggung

atas kegagalan yang mungkin terjadi di perusahaan. Semakin kecil rasio ini

semakin baik. Untuk keamanan pihak luar, rasio terbaik jika jumlah modal lebih

besar dari jumlah utang atau minimal sama, namun bagi pemegang saham atau

manajemen rasio ini sebaiknya besar.

Analisis Long Debt to Equity Ratio penting karena digunakan untuk

mengukur tingkat penggunaan hutang sebagai sumber pembiayaan perusahaan

yang mencakup kewajiban lancar maupun hutang jangka panjang, dalam menilai

kinerja keuangan perusahaan.

2.1.5 Total Asset Turnover (TATO)

Perputaran total aktiva (Total Assets Turnover) merupakan rasio antara

jumlah aktiva yang digunakan dalam operasi (Operating Asset) terhadap jumlah

penjualan yang diperoleh selama periode tertentu. Perputaran Total Aktiva (Total

assets Turnover) merupakan ukuran tentang sampai seberapa jauh aktiva ini telah

dipergunakan didalam kegiatan perusahaan atau menunjukkan berapa kali

Operating Assets berputar dalam suatu periode tertentu. Berikut ini adalah definisi

Page 25: Pengaruh Rasio keuangan Terhadap Harga saham

20

Perputaran Total aktiva menurut beberapa sumber, yaitu sebagai berikut :

Perputaran Total aktiva adalah : “ Kecepatan berputarnya Total Assets

dalam suatu periode tertentu”. (Agnes sawir, 2003:19) Definisi Perputaran Total

aktiva (Total assets Turnover) sebagai berikut : “Rasio ini mengukur sejauh mana

kemampuan perusahaan menghasilkan penjualan berdasarkan efektifitas

penggunaan total aktiva”. (Hanafi, 2003:81)

Perputaran Total Aktiva Adalah : “Rasio ini mengukur seberapa banyak

penjualan yang bisa diciptakan dari setiap rupiah aktiva yang dimiliki”. (Husnan

dan Pudjiastuty, 2004:75)

Berdasarkan keterangan diatas, maka yang dimaksud dengan Perputaran

Total Aktiva adalah kemampuan perusahaan dalam menghasilkan penjualan

berdasarkan total aktiva yang dimiliki perusahaan. Semakin tinggi Perputaran

Total Aktiva berarti semakin efektif penggunaan aktiva tersebut.

Adapun rumus untuk menghitung perputaran total aktiva adalah sebagai

berikut :

(Wild, 2005, Hal. 41)

Adapun manfat dari perputaran aktiva adalah Rasio ini memperlihatkan

sejauh mana efektivitas perusahaan menggunakan aktiva tetapnya. Semakin tinggi

rasio ini berarti semakin efektif penggunaan aktiva tetap tersebut. Pada beberapa

industri seperti industri yang mempunyai proporsi aktiva tetap yang tinggi, rasio

ini cukup penting diperhatikan. Sedangkan pada beberapa industri yang lain

TATO = Penjualan x 1kali Total Asset

Page 26: Pengaruh Rasio keuangan Terhadap Harga saham

21

seperti industri jasa yang mempunyai proporsi aktiva tetap yang kecil, rasio ini

barangkali relatif tidak begitu penting untuk diperhatikan.

2.2 Hasil Penelitian Terdahulu

Terdapat beberapa penelitian yang mengkaitkan pengaruh mikro ekonomi

terhadap harga saham diantaranya adalah Nurvigia (2010), Analisis Rasio – Rasio

Keuangan Terhadap Harga saham pada Perusahaan Otomotif yang Terdaftar Di

Bursa Efek Indonesia. Hasil penelitian tersebut adalah current ratio, quick ratio,

working capital to total asset, debt to equity ratio, profit margin secara simultan

memiliki pengaruh yang signifikan terhadap harga saham, secara parsial current

ratio tidak berpengaruh secara signifikan dan negatif, working capital to total

asset berpengaruh signifikan dan positif, debt to equity ratio tidak berpengaruh

secara signifikan dan positif, serta profit margin berpengaruh secara signifikan

dan positif. Indah Ningsih (2010), Pengaruh Mikro Ekonomi Terhadap Harga

saham Perusahaan Manufaktur Industri Makanan dan Minuman Yang Terdaftar

Di Bursa Efek Indonesia. Hasil penelitian tersebut adalah berdasarkan uji simultan

current ratio, debt to equity ratio, debt to asset ratio, total asset turnover, return

on equity, return on asset, gross profit margin, inventory turnover berpengaruh

signifikan terhadap harga saham, berdasarkan uji parsial current ratio, total asset

turnover, inventory turnover bepengaruh signifikan, debt to equity ratio, debt to

asset ratio, return on asset, return on equity, gross profit margin tidak

bepengaruh signifikan terhadap harga saham. Oktanto dan Nuryatno (2014),

Pengaruh mikro ekonomi Terhadap Harga saham pada Perusahaan Manufaktur

Page 27: Pengaruh Rasio keuangan Terhadap Harga saham

22

yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008-2011. Hasil penelitian

tersebut adalah secara parsial quick ratio, total asset turnover, tidak berpengaruh

terhadap harga saham, Secara simultan quick ratio, debt to equity ratio, debt to

total asset, total asset turnover, inventory turnover berpengaruh secara serempak

terhadap harga saham.

Tabel 2.1Tinjauan Penelitian Terdahulu

No Peneliti Judul Variabel Hasil Penelitian1 Thaussie

Nurvigia (2010)

Analisis Rasio – Rasio Keuangan Terhadap Harga saham pada Perusahaan Otomotif yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

current ratio, quick ratio, working capital to total asset, debt to equity ratio, profit margin, harga saham

Hasil penelitian tersebut adalah current ratio, quick ratio, working capital to total asset, debt to equity ratio, profit margin secara simultan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap harga saham, secara parsial current ratio tidak berpengaruh secara signifikan dan negatif, working capital to total asset berpengaruh signifikan dan positif, debt to equity ratio tidak berpengaruh secara signifikan dan positif, serta profit margin berpengaruh secara signifikan dan positif

Page 28: Pengaruh Rasio keuangan Terhadap Harga saham

23

Sambungan Tabel Penelitian TerdahuluNo Peneliti Judul Variabel Hasil Penelitian2 Widya

Ningsih (2010)

Pengaruh Mikro Ekonomi Terhadap Harga saham Perusahaan Manufaktur Industri Makanan dan Minuman Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

current ratio, debt to equity ratio, debt to asset ratio, total asset turnover, return on equity, return on asset, gross profit margin, inventory turnover, harga saham

Hasil penelitian tersebut adalah berdasarkan uji simultan current ratio, debt to equity ratio, debt to asset ratio, total asset turnover, return on equity, return on asset, gross profit margin, inventory turnover berpengaruh signifikan terhadap harga saham, berdasarkan uji parsial current ratio, total asset turnover, inventory turnover bepengaruh signifikan, debt to equity ratio, debt to asset ratio, return on asset, return on equity, gross profit margin tidak bepengaruh signifikan terhadap harga saham

3 Adi Prana Dipa (2013)

Pengaruh Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Debt to Asset Ratio, Net Profit Margin, dan Gross Profit Margin Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Minyak dan Gas Bumi Yang Terdaftar Di BEI

Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Debt to Asset Ratio, Net Profit Margin, dan Gross Profit Margin, Harga Saham

Hasil penelitian tersebut secara parsial CR, DER, DAR, NPM, dan GPM berpengaruh terhadap harga saham, Secara simultan CR, DER, DAR, NPM, dan GPM berpengaruh secara serempak terhadap harga saham

Page 29: Pengaruh Rasio keuangan Terhadap Harga saham

H5

H2

ROA(X1)

Harga Saham(Y)

H1

TATO(X4)

CR(X2)

LDER(X3)

H3

24

2.3 Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

Gambar 2.1Kerangka Konseptual

Return On Asset akan dapat menunjukkan seberapa efisien kemampuan

perusahaan dalam menghasilkan laba atau keuntungan dengan memanfaatkan aset

yang dimilikinya, dimana semakin tinggi nilai rasio ini berarti semakin baik

kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan kata lain harga saham

semakin tinggi.

Current ratio merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan

dalam membayar kewajiban jangka pendek atau utang yang segera jatuh tempo

pada saat ditagih secara keseluruhan. Apabila rasio lancar rendah, dapat dikatakan

H4

Page 30: Pengaruh Rasio keuangan Terhadap Harga saham

25

bahwa perusahaan kurang modal untuk membayar utang sehingga laba perusahaan

akan rendah karena akan digunakan untuk membayar utang tersebut.

Long debt to equity ratiomerupakan rasio yang digunakan untuk menilai

utang jangka panjang dengan kas dengan membandingkan seluruh utang termasuk

utang lancar dengan seluruh ekuitas. Semakin besar rasio ini, akan semakin tidak

menguntungkan karena semakin besar resiko yang akan ditanggung karena

perusahaan lebih banyak dibiayai oleh utang sehingga harga saham perusahaan

akan rendah karena diproyeksikan untuk membayar utang tersebut.

Total Asset Turn Over merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur

perputaran semua aktiva yang dimiliki perusahaan dan mengukur berapa jumlah

penjualan yang diperoleh dari tiap rupiah aktiva. Apabila rasio ini tinggi,

penjualan akan semakin besar sehingga laba yang akan diperoleh semakin besar

dan meningkatkan harga saham.

Rasio keuangan perusahaan yang baik umumnya akan meningkatkan nilai

saham perusahaan tersebut, dan sebaliknya apabila kinerja keuangan perusahaan

buruk maka hal ini akan mempengaruhi nilai saham perusahaan tersebut karena

hilangnya kepercayaan dari investor.

2.4 Hipotesis

Adapun hipotesis dari penelitian ini adalah sebegai berikut : ROA, CR ,

LDER, TATO berpengaruh signifikan baik secara parsial maupun simultan

terhadap harga saham pada perusahaan minyak dan gas bumi yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia periode 2009-2013.

Page 31: Pengaruh Rasio keuangan Terhadap Harga saham

26

BAB III

METODE PENELITIIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain penelitian kausal. Desain penelitian

kausal merupakan desain penelitian yang bertujuan menganalisis hubungan sebab

akibat antara satu variabel dengan variabel lainnya. Penelitian ini menguji

pengaruh ROA (Return On Asset), CR (Current Asset), LDER (Long Debt To

Equity Ratio), TATO (Total Asset Turnover) terhadap harga saham.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Adapun tempat dan waktu penelitian sebagai berikut :

Tempat : Perusahaan minyak dan gas bumi yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia www.idx.co.id

Waktu : Penelitian ini dimulai dari bulan November 2014 hingga selesai

Tabel 3.1Waktu Penelitian

Jadwal Bulan Pelaksanaan 2014 s/d 2015

September November Desember Januari Februari Maret1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1.Pengajuan judul                              

2.Pembuatan Proposal

                               

3. Bimbingan Proposal

                 

4. Seminar Proposal

                               

5. Pengumpulan Data

                               

6. Bimbingan Skripsi

                   

7. Sidang Meja Hijau

26

Page 32: Pengaruh Rasio keuangan Terhadap Harga saham

27

3.3 Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Variabel independen

Variabel independen dalam penelitian ini adalah

a. ROA

ROA (Return On Asset) merupakan rasio yang membandingkan laba

bersih setelah pajak dengan total aktiva.

ROA= lababersih setelah pajaktotal asset

x100%

b. CR

Current Ratio

merupakan rasio antara lancar dengan hutang lancar yang

dimiliki oleh perusahaan. rasio ini mengukur aktiva yang dimiliki

perusahaan dalam hutang lancar perusahaan.

CR= Asset LancarHutang La ncar

x100%

c. LDER

Long Debt To Equity Ratio menandakan struktur permodalan usaha lebih

banyak memanfaatkan hutang-hutang relatif terhadap ekuitas. Semakin

besar Long Debt To Equity Ratio mencerminkan risiko perusahaan yang

Page 33: Pengaruh Rasio keuangan Terhadap Harga saham

28

relatif tinggi akibatnya meningkatkan jumlah utang juga membuat ekuitas

lebih beresiko.

LDER=hutang jangka panjangEkuitas (Equity) x100%

d. TATO

Perputaran total aktiva merupakan rasio antara jumlah aktiva yang

digunakan dalam operasi (Operating Asset) terhadap jumlah penjualan

yang diperoleh selama periode tertentu.

TATO= PenjualanTotal Asset

x1kali

2. Variabel Dependen

Variabel dependen yang digunakan adalah harga saham. Harga saham

merupakan harga suatu kepemilikan yang terjadi di pasar bursa pada saat tertentu

yang ditentukan oleh pelaku pasar dan oleh permintaan dan penawaran saham.

Harga Saham yang dipakai adalah harga pasar per lembar saham pada saat

penutupan (closing price) tahun 2009-2013.

3.4. Populasi dan Sampel

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan minyak dan

gas bumi yang terdaftar di BEI selama tahun 2009-2013 yaitu berjumlah 8

perusahaan. Berikut adalah data populasi pada penelitian ini :

Tabel 3.2Populasi Penelitian Perusahaan Minyak Dan Gas Bumi

No

Emiten

Nama Perusahaan

1 ENRG Energi Mega Persada Tbk

Page 34: Pengaruh Rasio keuangan Terhadap Harga saham

29

2 ELSA Elnusa Tbk3 ARTI Ratu Prabu Energi Tbk4 RUIS Radiant Utama Interisco Tbk5 MEDC Medco Energi Internatioanal Tbk6 INCO Vale Indonesia Tbk7 ANTM Aneka Tambang Tbk8 PSAB J.Resource Asia Pasifik Tbk

Teknik pemilihan sampel yang digunakan adalah purposive sampling,

dengan kriteria sebagai berikut :

1. Perusahaan minyak dan gas bumi yang terdaftar di BEI dari tahun 2009-

2013.

2. Perusahaan minyak dan gas bumi yang mempublikasi laporan

keuangannya di BEI dari tahun 2009-2013.

Berikut adalah tabel penarikan sampel berdasarkan kriteria sampel penelitian : Tabel 3.3

Sampel Penelitian Perusahaan Minyak Dan Gas Bumi No

Emiten

Nama Perusahaan Kriteria

1 21 ENRG Energi Mega Persada Tbk √ √2 ELSA Elnusa Tbk √ √3 ARTI Ratu Prabu Energi Tbk √ √4 RUIS Radiant Utama Interisco Tbk √ √5 MEDC Medco Energi Internatioanal Tbk √ √6 INCO Vale Indonesia Tbk √ √7 ANTM Aneka Tambang Tbk √ √8 PSAB J.Resource Asia Pasifik Tbk √ x

Dari hasil penarikan sampel diatas maka sampel yang digunakan dalam

penelitian berjumlah 7 perusahaan minyak dan gas bumi yang terdaftar di BEI.

3.5. Jenis Dan Sumber Data

Page 35: Pengaruh Rasio keuangan Terhadap Harga saham

30

Menurut jenisnya, data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data

sekunder. Menurut Umar (2008 : 60), “Data sekunder merupakan data primer

yang telah diolah lebih lanjut, misalnya dalam bentuk tabel, grafik, diagram

gambar dan sebagainya sehingga lebih informatif jika digunakan oleh pihak lain.”

Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari website Bursa Efek Indonesia

yaitu www.idx.co.id dan data dari ICMD (Indonesia Capital Market Directory).

Menurut waktu pengumpulannya, data yang digunakan termasuk dalam

Pooling Data. Pooling data merupakan gabungan dari data yang melibatkan urutan

waktu (time series) dan data yang melibatkan satu waktu tertentu dengan banyak

sampel (cross sectional) (Jogiyanto, 2004 : 54).

3.6 Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini jenis data yang digunakan adalah data kuantitatif dan

merupakan data sekunder yang informasinya diperoleh secara tidak langsung dari

perusahaan. Metode pengumpulan data dilakukan dengan metode dokumentasi,

yaitu metode mengumpulkan data sekunder yang berasal dari laporan keuangan

perusahaan dan informasi lain yang berkaitan dengan penelitian. Data yang

digunakan dalam penelitian ini diperoleh dengan cara mengunduh data-data yang

diperlukan dari www.idx.co.id dan ICMD (Indonesia Capital Market Directory).

3.7. Teknik Analisis Data

Teknik data pada penelitian ini dilakukan dengan studi dokumentasi yaitu

dengan mempelajari, mengklasifikasikan, dan mengalisis data sekunder berupa

catatan – catatan, laporan keuangan, maupun informasi lainnya yang terkait

Page 36: Pengaruh Rasio keuangan Terhadap Harga saham

31

dengan lingkup penelitian ini. Data penelitian mengenai ROA, CR, LDER, TATO

dan harga saham.

3.7.1 Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif merupakan analisis yang paling mendasar untuk

menggambarkan keadaan data secara umum. Statistik deskriptif ini meliputi

beberapa hal sub menu deskriptif statistik seperti frekuensi, deskriptif, eksplorasi

data, tabulasi silang dan analisis rasio yang menggunakan Minimum, Maksimum,

Mean, Median, Mode, Standard Deviasi.

3.7.2 Pengujian Asumsi Klasik

Model regresi yang digunakan dalam menguji hipotesis haruslah

menghindari kemungkinan terjadinya penyimpangan asumsi klasik. Asumsi klasik

regresi meliputi (Ghozali dalam Sugiyono, 2002).

3.7.2.1 Uji Normalitas Data

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi, variabel

terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak.

Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati

normal. Metode yang dapat dipakai untuk normalitas antara lain:

analisis grafik dan analisis statistik. Uji normalitas dalam penelitian ini

dilakukan dengan cara analisis grafik. Normalitas dapat dideteksi dengan melihat

penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik atau dengan melihat

histogram dari residualnya: Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan

mengikuti garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi

normal (menyerupai lonceng), regresi memenuhi asumsi normalitas.

Page 37: Pengaruh Rasio keuangan Terhadap Harga saham

32

3.7.2.2 Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi

ditemukan adanya korelasi diantara variabel independen (Erlina, 2008:105). Jika

terjadi korelasi, berarti terjadi masalah multikolinieritas. Model regresi yang baik

seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Untuk melihat ada

atau tidaknya multikolinieritas dalam model regresi dilihat dari nilai tolerance dan

nilai Variance Inflation Factor (VIF). Batasan yang umum dipakai untuk

menunjukkan adanya mutikolineritas adalah nilai tolerance < 0,10 dan nilai

VIF>10. Apabila nilai tolerance > 0,10 atau nilai VIF < 10 maka dapat

disimpulkan tidak terjadi multikolinearitas.

3.7.2.3 Uji Autokorelasi

Adapun uji yang dapat digunakan untuk mendeteksi adanya

penyimpangan asumsi klasik ini adalah uji Durbin Watson (D-W stat) dengan

ketentuan sebagai berikut (Sujianto, 2009:80) :

1. 1,65 < DW < 2,35 maka tidak ada autokorelasi.

2. 1,21 < DW < 1,65 atau 2,35 < DW < 2,79 maka tidak dapat

disimpulkan.

3. DW < 1,21 atau DW > 2,79 maka terjadi auto korelasi.

3.7.2.4 Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi

terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang

lain. Model regresi yang baik adalah yang tidak terjadi heteroskedasitas. Metode

Page 38: Pengaruh Rasio keuangan Terhadap Harga saham

33

yang dapat dipakai untuk mendeteksi gejala heterokedasitas antara lain: metode

grafik, park glejser, rank spearman dan barlett.

Dalam penelitian ini metode yang digunakan untuk mendeteksi gejala

heteroskedasitas dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat

(ZPRED) dengan residualnya (SRESID). Deteksi ada tidaknya heteroskedasitas

dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot

antara ZPRED dan SRESID dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan

sumbu X adalah residual (Y prediksi – Y sesungguhnya) yang terletak di

Studentized ketentuan tersebut adalah sebagai berikut:

1) Jika ada titik-titik yang membentuk pola tertentu yang teratur maka

mengidentifikasikan telah terjadi heterokedasitas.

2) Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan

dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedasitas.

3.7.3. Regresi Linier Berganda

Penelitian ini bertujuan melihat pengaruh hubungan antara variabel-

variabel independen terhadap variabel dependen dengan menggunakan analisis

regresi linear berganda. Statistik untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini

menggunakan metode regresi linier berganda dengan rumus:

Y= a + b1x1 + b2x2 + b3x3 + b4x4 +e

Dalam hal ini,

Y = Harga Saham

a = konstanta persamaan regresi

b1,b2, = koefisien regresi

x1 = ROA (Return On Asset)

Page 39: Pengaruh Rasio keuangan Terhadap Harga saham

34

x2 = CR (Current Ratio)

x3 = LDER (Long Debt To Equity Ratio)

x4 = TATO (Total Asset Turnover)

e = Eror

3.7.4 Pengujian Hipotesis

3.7.4.1 Uji F

Uji F dilakukan untuk melihat pengaruh variabel bebas secara bersama-

sama terhadap variabel tidak bebas. Tahapan uji F sebagai berikut:

1). Merumuskan hipotesis

H0 : ROA (Return On Asset), CR (Current Ratio), LDER (Long Debt To Equity

Ratio), TATO (Total Asset Turnover) berpengaruh signifikan baik secara

parsial maupun simultan terhadap harga saham pada perusahaan minyak dan

gas bumi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2013.

H1 : ROA (Return On Asset), CR (Current Ratio), LDER (Long Debt To Equity

Ratio), TATO (Total Asset Turnover) tidak berpengaruh signifikan baik

secara parsial maupun simultan terhadap harga saham pada perusahaan

minyak dan gas bumi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2009-

2013.

2). Membandingkan hasil Fhitung dengan Ftabel dengan kriteria sebagai berikut:

Jika F hitung > F tabel berarti α = 5%, Ho diterima

Jika F hitung ≤ F tabel berarti α = 5%, H1 diterima.

Page 40: Pengaruh Rasio keuangan Terhadap Harga saham

35

3.7.4.1.2 Uji t

Uji t dilakukan untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel

independen yang terdiri atas ROA (Return On Asset), CR (Current Ratio), LDER

(Long Debt To Equity Ratio), TATO (Total Asset Turnover) terhadap harga

saham. Adapun langkah-langkah yang harus dilakukan dalam uji ini adalah

sebagai berikut

1). Merumuskan hipotesis

H0 : ROA (Return On Asset), CR (Current Ratio), LDER (Long Debt To Equity

Ratio), TATO (Total Asset Turnover) berpengaruh signifikan baik secara

parsial maupun simultan terhadap harga saham pada perusahaan minyak dan

gas bumi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2013.

H1 : ROA (Return On Asset), CR (Current Ratio), LDER (Long Debt To Equity

Ratio), TATO (Total Asset Turnover) tidak berpengaruh signifikan baik

secara parsial maupun simultan terhadap harga saham pada perusahaan

minyak dan gas bumi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2009-

2013.

Jika thitung > ttabel berarti α = 5%, Ho diterima H0 diterima.

Jika t hitung ≤ ttabel berarti α = 5%, Ho diterima H1 diterima

Page 41: Pengaruh Rasio keuangan Terhadap Harga saham

36

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1 Analisis Hasil Penelitian

4.1.1 Analisis Statistik Deskriptif

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode statistik

deskriptif, yaitu penelitian yang dilakukan untuk memperoleh gambaran yang

sebenarnya tentang kondisi perusahaan dalam analisis. Statistik deskriptif

memberikan penjelasan mengenai nilai minimum, nilai maksimum, dan nilai rata-

rata (mean), dan nilai standar deviasi dari variabel-variabel independen dan

variabel dependen. Informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini merupakan

data sekunder yang diperoleh dari www.idx.co.id dan Indonesian Capital Market

Directory berupa data keuangan sampel perusahaan minyak dan gas bumi dari

tahun 2009 sampai tahun 2013 yang dijabarkan dalam bentuk statistik.

Variabel dari penelitian ini terdiri ROA (Return On Asset), CR (Current

Ratio), LDER (Long Debt To Equity Ratio), TATO (Total Asset Turnover)

sebagai variabel bebas (independent variable) dan harga saham sebagai variabel

Page 42: Pengaruh Rasio keuangan Terhadap Harga saham

37

terikat (dependent variable). Statistik deskriptif dari variabel tersebut dari sampel

perusahaan real estate dan properti selama periode tahun 2009 sampai dengan

tahun 2013 disajikan dalam tabel 4.1 berikut ini.

Tabel 4.1Statistik Deskriptif Variabel-Variabel Selama Tahun 2009 - 2013

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum MeanStd.

DeviationROA 35 -14,93 19,97 4,9306 7,61149CR 35 47,19 1064,23 246,6131 217,55449LDER 35 ,07 4,08 ,8409 ,79782TATO 35 ,11 1,84 ,6463 ,45994Saham 35 70,00 4875,00 1195,4571 1302,36017Valid N (listwise)

35

Sumber: Data diolah penulis (2015)

Tabel diatas menunjukkan bahwa hanya variabel ROA (Return On Asset)

yang memiliki nilai minimun negatif sedangkan variabel CR (Current Ratio),

LDER (Long Debt To Equity Ratio), TATO (Total Asset Turnover) dan harga

saham memiliki nilai minimum positif. Untuk nilai maksimum, semua variabel

memiliki nilai yang positif. Berikut ini perincian data deskriptif yang telah diolah:

a. variabel ROA memiliki nilai minimum -14.93 dan nilai maksimum

19.97 dengan rata-rata ROA 4.9306 dengan jumlah sampel sebanyak

35 perusahaan.

b. variabel CR memiliki nilai minimum 47.19 dan nilai maksimum

1064.23 dengan rata-rata CR 246.6131 dengan jumlah sampel sebanyak

Page 43: Pengaruh Rasio keuangan Terhadap Harga saham

38

35 perusahaan.

c. variabel LDER memiliki nilai minimum 0,07 dan nilai maksimum 4.08

dengan rata-rata LDER 0,8409 dengan jumlah sampel sebanyak 35

perusahaan.

Page 44: Pengaruh Rasio keuangan Terhadap Harga saham

39

d. variabel TATO memiliki nilai minimum 0,11 dan nilai maksimum 1.84

dengan rata-rata TATO 0,6463 dengan jumlah sampel sebanyak 35

perusahaan.

e. variabel harga saham memiliki nilai minimum 70.00 dan nilai

maksimum 4875 dengan rata-rata harga saham 1195,4571 dengan

jumlah sampel sebanyak 35 perusahaan.

4.1.2 Uji Asumsi Klasik

Pengujian asumsi klasik dilakukan untuk menentukan model regresi dapat

diterima secara ekonometrik. Untuk menghasilkan suatu model regresi yang baik,

analisis regresi memerlukan pengujian asumsi klasik sebelum melakukan

pengujian hipotesis. Apabila terjadi penyimpangan dalam pengujian asumsi klasik

perlu dilakukan perbaikan terlebih dahulu. Pengujian asumsi klasik ini terdiri dari

Uji Normalitas, Uji Multikolonearitas, dan Uji Heterokedastisitas.

4.1.2.1 Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah variabel residual

berdistribusi normal. Pengujian normalitas data dalam penelitian ini mengunakan

uji statistik non parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S), grafik Histogram, dan

grafik Normal Plot. Uji statistik non parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S)

dengan membuat hipotesis:

H0 : Data residual berdistribusi normal

Ha : Data residual tidak berdistribusi normal

Dalam uji Kormogrov-Smirnov, pedoman yang digunakan dalam

pengambilan keputusan yaitu:

1) jika nilai signifikansi < 0,05 maka distribusi data tidak normal,

Page 45: Pengaruh Rasio keuangan Terhadap Harga saham

40

2) jika nilai signifikansi > 0,05 maka distribusi data normal.

Hasil uji kolmogorov-Smirnov dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.2Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

ROA CR LDER TATO SahamN 35 35 35 35 35

Normal Parameters(a,b) Mean 1,3369 5,2269 -,5589 -,6811 6,3617 Std. Deviation 1,16596 ,73718 ,91464 ,73289 1,28886Most Extreme Differences Absolute ,144 ,093 ,126 ,093 ,191 Positive ,078 ,093 ,123 ,093 ,191 Negative -,144 -,070 -,126 -,085 -,159Kolmogorov-Smirnov Z ,854 ,552 ,743 ,548 1,133Asymp. Sig. (2-tailed) ,459 ,921 ,639 ,925 ,154

a Test distribution is Normal.b Calculated from data.Sumber: data diolah oleh penulis, 2014

Dari hasil pengolahan data tersebut, besarnya nilai Kolmogorov-

Smirnov adalah ROA (Return On Asset) 0.459, CR (Current Asset) 0.921,

LDER (Long Debt To Equity Ratio) 0.639, TATO (Total Asset Turnover) 0.925,

dan harga saham 0.154 maka disimpulkan data terdistribusi secara normal karena

p > 0,05. Data yang terdistribusi secara normal tersebut juga dapat dilihat melalui

grafik histogram dan grafik normal plot data berikut ini:

Gambar 4.1Histogram

Page 46: Pengaruh Rasio keuangan Terhadap Harga saham

41

Berdasarkan grafik diatas dapat disimpulkan bahwa distribusi data normal

karena grafik histogram menunjukkan distribusi data mengikuti garis diagonal

yang tidak menceng (skewness) ke kiri maupun ke kanan. Demikian pula

dengan hasil uji normalitas dengan menggunakan grafik p-plot dibawah ini. Pada

grafik normal p-plot, terlihat titik-titik menyebar disekitar garis diagonal serta

penyebarannya agak mendekati dengan garis diagonal sehingga dapat disimpulkan

bahwa data dalam model regresi terdistribusi secara normal.

Gambar 4.2Grafik P-Plot

4.1.2.2 Uji Multikolinearitas

Uji multikolonearitas bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi

ditemukan korelasi antara variabel independent. Jika terjadi korelasi maka

terdapat masalah multikolonearitas sehingga model regresi tidak dapat digunakan.

Mendeteksi ada tidaknya gej ala multikolinearitas adalah dengan melihat nilai

tolerance dan variance inflation factor (VIF), serta menganalisis matrik korelasi

variabel-variabel independen. Besarnya tingkat multikolinearitas yang masih

Page 47: Pengaruh Rasio keuangan Terhadap Harga saham

42

dapat ditolerir, yaitu: Tolerance > 0.10, dan nilai VIF < 5. Berikut ini disajikan

tabel hasil pengujian multikolonearitas:

Tabel 4.3Uji Multikolinearitas

Unstandardized

CoefficientsStandardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF1 (Constant) -1,397 1,292 -1,081 ,288 ROA ,177 ,144 ,160 1,228 ,229 ,812 1,231 CR 1,428 ,253 ,817 5,646 ,000 ,663 1,509 LDER ,267 ,212 ,189 1,259 ,218 ,614 1,629 TATO -,307 ,215 -,175 -1,428 ,164 ,927 1,079

a Dependent Variable: SahamSumber: data diolah (2015)

Berdasarkan pada tabel 4.3 diatas, dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi

gejala multikolonearitas antara variabel independen yang diindikasikan dari nilai

tolerance setiap variabel lebih besar dari 0,1. Nilai tolerance ROA adalah

0,812, CR adalah 0,663, LDER sebesar 0,614. Nilai VIF dari keempat variabel

independen juga lebih kecil dari 5 yaitu untuk ROA sebesar 1,231, CR 1,509,

LDER 1,629, TATO 1,079,.

4.1.2.3 Uji Autokorelasi

Uji ini bertujuan untuk melihat apakah dalam suatu model regresi linear

ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada

periode t-1. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang

tahun yang berkaitan satu dengan yang lainnya. Hal ini sering ditemukan pada

data time series. Cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi masalah

autokorelasi adalah dengan menggunakan nilai uji Durbin Watson. Untuk uji

Durbin Watson memiliki ketentuan sebagai berikut:

1) tidak ada autokorelasi positif, jika 0 < d < dl,

2) tidak ada autokorelasi positif, jika dl ~ d ~ du,

Page 48: Pengaruh Rasio keuangan Terhadap Harga saham

43

3) tidak ada korelasi negatif, jika 4 - dl < d < 4,

4) tidak ada korelasi negatif, jika 4 – du ~ d ~ 4 – dl,

5) tidak ada autokorelasi, positif atau negatif, jika du < d < 4 – du.

Tabel 4.4Uji Autokorelasi

Model R R Square

Adjusted R

SquareStd. Error

of the

Durbin-

Watson

1 .764a .584 .529 .88485 2.495

Tabel 4.4 memperlihatkan nilai statistik D-W sebesar 2,495 (d). Nilai ini

akan peneliti bandingkan dengan nilai tabel dengan menggunakan signifikansi

5%, jumlah pengamatan (n) sebanyak 35 perusahaan dan jumlah variabel

independen 4 (k = 4). Berdasarkan tabel Durbin Watson didapat nilai batas atas

(du) sebesar 1,7814 dan nilai batas bawah (dl) 1,2546. Oleh karena itu, nilai dw

dapat dinyatakan 1,7814 (du) < 2,459 (d) < 2,7454 (4 – du). Berdasarkan

pengamatan ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi autokorelasi positif

maupun autokorelasi negatif.

4.1.3 Analisis Regresi

Berdasarkan hasil pengujian asumsi klasik disimpulkan bahwa model

regresi yang dipakai dalam penelitian ini telah memenuhi model estimasi yang

Best Linear Unbiased Estimator (BLUE) dan layak dilakukan analisis

regresi. Untuk menguji hipotesis, peneliti menggunakan analisis regresi berganda.

Berdasarkan hasil pengolahan data dengan program SPSS 18, maka diperoleh

hasil sebagai berikut:

Page 49: Pengaruh Rasio keuangan Terhadap Harga saham

44

4.1.3.1 Persamaan Regresi

Dalam pengolahan data dengan menggunakan regresi linier, dilakukan

beberapa tahapan untuk mencari hubungan antara variabel independen dan

variabel dependen, melalui pengaruh ROA yang memiliki nilai minimun negatif

sedangkan variabel CR, LDER, TATO terhadap harga saham. Berdasarkan hasil

pengolahan data dengan program SPSS Versi 18, maka diperoleh hasil sebagai

berikut:

Tabel 4.5Hasil Analisis Regresi

Unstandardized

CoefficientsStandardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF1 (Constant) 1,397 1,292 -1,081 ,288 ROA ,177 ,144 ,160 1,228 ,229 ,812 1,231 CR 1,428 ,253 ,817 5,646 ,000 ,663 1,509 LDER ,267 ,212 ,189 1,259 ,218 ,614 1,629 TATO -,307 ,215 -,175 -1,428 ,164 ,927 1,079

Berdasarkan tabel diatas didapatlah persamaan regresi sebagai berikut

HS = 1,397+0,177 ROA+1,428 CR+0,267 LDER - 0,307TATO +µ

Keterangan:

1) konstanta sebesar 1,397 menunjukkan bahwa apabila tidak ada variabel

independen (X1 = 0, X2 = 0, X3 = 0, X4 = 0) maka nilai harga saham sebesar

1,397.

2) β1 sebesar 0,177 menunjukkan bahwa setiap kenaikan ROA sebesar 1% akan

diikuti oleh peningkatan harga saham sebesar 0,177 dengan asumsi variabel

lain tetap,

3) β2 sebesar 1,428 menunjukkan bahwa setiap kenaikan CR sebesar 1% akan

diikuti oleh kenaikan harga saham sebesar 1,428 dengan asumsi variabel lain

Page 50: Pengaruh Rasio keuangan Terhadap Harga saham

45

tetap,

4) β3 sebesar 0,267 menunjukkan bahwa setiap LDER sebesar 1% akan diikuti

oleh penurunan harga saham sebesar 0,267 dengan asumsi variabel lain tetap,

5) β4 sebesar 0,307 menunjukkan bahwa setiap kenaikan TATO sebesar 1%

akan diikuti oleh penurunan harga saham sebesar 0,307 dengan asumsi variabel

lain tetap,

4.1.3.2. Analisis Koefisien Regresi

Nilai koefisien korelasi (R) menunjukkan seberapa besar korelasi atau

hubungan antara variabel-variabel independen dengan variabel dependen.

Koefisien korelasi dikatakan kuat apabila data nilai R berada diantara 0,5 dan

mendekati 1. Koefisien determinasi (R Square) menunjukkan seberapa besar

variabel independen menjelaskan variabel dependennya. Nilai R Square adalah 0

sampai dengan 1. Apabila nilai R Square semakin mendekati 1, maka variabel-

variabel independen mendekati semua informasi yang dibutuhkan untuk

memprediksi variasi variabel dependen. Sebaliknya, semakin kecil nilai R

Square maka kemampuan variabel-variabel independen untuk menjelaskan

variasi variabel dependen semakin terbatas. Nilai R Square memiliki kelemahan

yaitu nilai R Square akan meningkat setiap ada penambahan satu variabel

dependen meskipun variabel independen tersebut tidak berpengaruh signifikan

terhadap variabel dependen.

Tabel 4.6Koefisien Determinasi

Page 51: Pengaruh Rasio keuangan Terhadap Harga saham

46

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error

of the

Durbin-

Watson

1 .764a .584 .529 .88485 2.495

b. Dependent Variable: harga saham

Hasil pengujian dengan menggunakan koefisien determinasi menunjukkan

bahwa nilai R = 0,764 berarti hubungan antara ROA, CR, LDER, TATO terhadap

harga saham sebesar 76,4%. Artinya hubungannya erat. Semakin besar R berarti

hubungan semakin erat.

R Square sebesar 0,584 berarti 54,4% harga saham dipengaruhi oleh ROA,

CR, LDER, TATO. Sisanya 45,6% dijelaskan oleh variabel-variabel lainnya yang

tidak masuk dalam model penelitian ini.

Adjusted R Square sebesar 0,529 berarti 52,9% ROA, CR, LDER, TATO

mempengaruhi harga saham sementara sisanya 47,1% dijelaskan oleh variabel

lainnya yang tidak masuk dalam model penelitian ini.

4.1.4. Uji t (Uji Parsial)

Uji t digunakan untuk menguji signifikansi konstanta dan setiap variabel

independennya. Berdasarkan hasil pengolahan SPSS versi 18, diperoleh hasil

sebagai berikut.

Tabel 4.7Hasil Uji t Coefficients

Unstandardized

CoefficientsStandardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF1 (Constant) 1,397 1,292 -1,081 ,288 ROA ,177 ,144 ,160 1,228 ,229 ,812 1,231 CR 1,428 ,253 ,817 5,646 ,000 ,663 1,509 LDER ,267 ,212 ,189 1,259 ,218 ,614 1,629 TATO -,307 ,215 -,175 -1,428 ,164 ,927 1,079

Page 52: Pengaruh Rasio keuangan Terhadap Harga saham

47

Dari tabel regresi dapat dilihat besarnya thitung untuk variabel ROA sebesar

1,228 dengan nilai signifikan 0,229, sedangkan ttabel adalah 1,68, sehingga th i t ung <

tt abe l (1,228 < 1,68), maka ROA secara parsial tidak mempengaruhi harga saham.

Signifikansi penelitian juga menunjukkan angka > 0,05 (0,229 > 0,05), maka H0

diterima dan Ha ditolak, artinya ROA tidak berpengaruh signifikan terhadap harga

saham.

CR memiliki thitung sebesar 5,646 dengan nilai signifikan 0,000, sedangkan

ttabel adalah 1,68, sehingga th i t ung > tt abe l (5,646 > 1,68), maka CR secara individual

mempengaruhi harga saham. Signifikansi penelitian juga menunjukkan angka <

0,05 (0,000 < 0,05), maka H0 ditolak dan Ha diterima, artinya CR berpengaruh

signifikan terhadap harga saham.

Nilai dari LDER menunjukkan besarnya thitung untuk variabel LDER sebesar

1,259 sedangkan ttabel adalah 1,68, sehingga th i t ung < tt abe l (1,259 < 1,68), maka

LDER tidak berpengaruh terhadap harga saham secara individual. Signifikansi

0,218 menyimpulkan bahwa sig penelitian >0,05 (0,218 > 0,05), maka Ho

diterima dan Ha ditolak, artinya LDER tidak berpengaruh signifikan terhadap

harga saham.

Tabel diatas juga menunjukkan besarnya thitung untuk variabel TATO sebesar

-1,428 dengan nilai signifikan 0,164, sedangkan tt abe l adalah 1,68, sehingga th i t ung

< tt abe l (-1,428 < 1,68), maka TATO secara individual tidak berpengaruh terhadap

harga saham. Signifikansi penelitian juga menunjukkan angka > 0,05 (0,164 >

0,05), maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya TATO tidak berpengaruh

signifikan positif terhadap harga saham.

Page 53: Pengaruh Rasio keuangan Terhadap Harga saham

48

4.1.5. Uji F (Uji Simultan)

Untuk melihat pengaruh ROA, CR, LDER, TATO terhadap harga saham

secara simultan dapat dihitung dengan menggunakan F test. Berdasarkan hasil

pengolahan data dengan program SPSS 18, maka diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 4.8Hasil Uji F ANOVAb

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 32,990 4 8,248 10,534 ,000(a)Residual 23,489 30 ,783Total 56,479 34

a Predictors: (Constant), TATO, ROA, CR, LDERb Dependent Variable: Saham

Dari uji ANOVA atau F test, diperoleh Fhitung sebesar 10,534 dengan

tingkat signifikansi 0,000, sedangkan Ftabel sebesar 2,69 dengan signifikansi 0,05.

Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa ROA, CR, LDER, TATO

secara simultan berpengaruh signifikan positif terhadap harga saham karena

Fh i t u n g > Ft a b e l (10,534 > 2,69) dan signifikansi penelitian < 0,05 (0,000 < 0,05).

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian

Adjusted R Square sebesar 0,529 berarti 52,9% ROA, CR, LDER, TATO

mempengaruhi harga saham sementara sisanya 47,1% dijelaskan oleh variabel

lainnya yang tidak masuk dalam model penelitian ini.

Dari tabel regresi dapat dilihat besarnya thitung untuk variabel ROA sebesar

1,228 dengan nilai signifikan 0,229, sedangkan ttabel adalah 1,68, sehingga th i t ung <

tt abe l (1,228 < 1,68), maka ROA secara parsial tidak mempengaruhi harga saham.

Signifikansi penelitian juga menunjukkan angka > 0,05 (0,229 > 0,05), maka H0

diterima dan Ha ditolak, artinya ROA tidak berpengaruh signifikan terhadap harga

saham.

Page 54: Pengaruh Rasio keuangan Terhadap Harga saham

49

CR memiliki thitung sebesar 5,646 dengan nilai signifikan 0,000, sedangkan

ttabel adalah 1,68, sehingga th i t ung > tt abe l (5,646 > 1,68), maka CR secara individual

mempengaruhi harga saham. Signifikansi penelitian juga menunjukkan angka <

0,05 (0,000 < 0,05), maka H0 ditolak dan Ha diterima, artinya CR berpengaruh

signifikan terhadap harga saham.

Nilai dari LDER menunjukkan besarnya thitung untuk variabel LDER sebesar

1,259 sedangkan ttabel adalah 1,68, sehingga th i t ung < tt abe l (1,259 < 1,68), maka

LDER tidak berpengaruh terhadap harga saham secara individual. Signifikansi

0,218 menyimpulkan bahwa sig penelitian >0,05 (0,218 > 0,05), maka Ho

diterima dan Ha ditolak, artinya LDER tidak berpengaruh signifikan terhadap

harga saham.

Tabel diatas juga menunjukkan besarnya thitung untuk variabel TATO

sebesar -1,428 dengan nilai signifikan 0,164, sedangkan tt abe l adalah 1,68,

sehingga th i t ung < tt abe l (-1,428 < 1,68), maka TATO secara individual tidak

berpengaruh terhadap harga saham. Signifikansi penelitian juga menunjukkan

angka > 0,05 (0,164 > 0,05), maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya TATO

tidak berpengaruh signifikan positif terhadap harga saham.

Dari uji ANOVA atau F test, diperoleh Fhitung sebesar 10,534 dengan tingkat

signifikansi 0,000, sedangkan Ftabel sebesar 2,69 dengan signifikansi 0,05.

Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa ROA, CR, LDER, TATO

secara simultan berpengaruh signifikan positif terhadap harga saham karena

Fh i t u n g > Ft a b e l (10,534 > 2,69) dan signifikansi penelitian < 0,05 (0,000 < 0,05).

Factor-faktor yang mempengaruhi nilai harga saham suatu perusahaan tidak

hanya tercermin dari kinerja keuangan perusahaan saja. Profitabilitas perusahaan

Page 55: Pengaruh Rasio keuangan Terhadap Harga saham

50

belum tentu dapat meningkatkan nilai harga saham nya. Faktor-faktor lain,

misalnya struktur kepemilikan, ukuran perusahaan, likuiditas, dsb. Selain faktor

internal dan laporan keuangan, keputusan investasi seorang investor yang

berdampak pada peningkatan harga saham dapat dilihat dari faktor eksternal

seperti, tingkat inflasi, tingkat kurs.

Page 56: Pengaruh Rasio keuangan Terhadap Harga saham

51

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dikemukakan

dalam Bab IV, maka kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah

1. Secara simultan, ROA, CR, LDER, TATO berpengaruh signifikan positif

terhadap harga saham

2. ROA secara parsial tidak mempengaruhi harga saham. Signifikansi penelitian

juga menunjukkan angka > 0,05 (0,229 > 0,05).

3. CR secara individual mempengaruhi harga saham. Signifikansi penelitian juga

menunjukkan angka < 0,05 (0,000 < 0,05).

4. LDER tidak berpengaruh terhadap harga saham secara individual. Signifikansi

0,218 menyimpulkan bahwa sig penelitian >0,05 (0,218 > 0,05)

5. TATO secara individual tidak berpengaruh terhadap harga saham. Signifikansi

penelitian juga menunjukkan angka > 0,05 (0,164 > 0,05)

2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini, peneliti mencoba memberikan saran bagi

penelitian selanjutnya. Untuk peneliti selanjutnya disarankan untuk memanfaatkan

informasi laporan keuangan yang lebih lengkap yang telah dipublikasikan oleh

perusahaan seperti size perusahaan, pertumbuhan perusahaan, kualitas laba dan

variabel lain yang mempengaruhi harga saham. Peneliti selanjutnya juga

diharapkan untuk menambah tahun pengamatan dan menggunakan sampel yang

50

Page 57: Pengaruh Rasio keuangan Terhadap Harga saham

52

lebih besar sehingga hasil penelitian yang diperoleh lebih valid untuk mengetahui

variabel-variabel apa saja yang mempengaruhi harga saham suatu perusahaan.

Page 58: Pengaruh Rasio keuangan Terhadap Harga saham

53

DAFTAR PUSTAKA

Agus Suhendro (2001), Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi, Edisi Empat, PT. Bhakti Profesindo, Yogyakarta

Alwi, Iskandar. Z., (2003), Pasar Modal, Teori dan Aplikasi, Cetakan. Pertama, Yayasan Pancur Siwah, Jakarta

Anoraga, Pandji. (2001). Pengantar Pasar Modal. Cetakan Kelima. Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Baridwan, Zaki., 2000. Intermedite Accounting, PT. Bhakti Profesindo, Yogyakarta

Bodie, Kane, Marcus. (2002) Investment. Buku Satu, Salemba Empat, Jakarta

Fabozzi, Frank J. (1999). “Manajemen Investasi”. Salemba empat dan Simon & Schuster (Asia) Pte.Ltd.Prentice-hall.

Cahyono, Tri Bambang dan Adi Sugiyono, 2000, Manajemen Industri Kecil,. Liberty, Yogyakarta

Darmadji, Tjiptono dan Hendy M. Fakhrudin, (2006) Pasar Modal di Indonesia Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan, Jakarta : Salemba Empat

Darminto,Dwi Prastowo, 2000, Analisis Laporan Keuangan Hotel, Penerbit. Andi, yogyakarta

Fabozzi, Frack J. 2000. Manajemen Investasi buku 2. (Invesment Mangement). Jakarta: Penerbit Salemba. Empat

Fitrijanti, Tettet dan Hartono, Jogiyanto. 2002. “Set Kesempatan Investasi: Konstruksi dan Analisis Hubungannya dengan Kebijakan Pendanaan dan Dividen”. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol. 5, No. 1: 35 – 63.

Gujarati, Damodar N. 1995. “Basic Econometrics”. Singapore: Mc Graw Hill, Inc.

Hair Joseph F; Anderson Rolph E; Tatham Ronald L; and Black William C. 1998. “Multivariate Data Analysis”. Fifth Edition. Prentice-Hall International, Inc.

Page 59: Pengaruh Rasio keuangan Terhadap Harga saham

54

Hatta, Atika J, 2002, “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen: Investifasi Pengaruh Teori Stakeholder”. JAAI. Vol.6. No.2. Desember. 2002

Husnan, Suad. (2002). “Corporate Governance dan Keputusan Pendanaan: Perbandingan Kinerja Perusahaan dengan Pemegang Saham Pengendali Perusahaan Multinasional dan Bukan Multinasional”. Jurnal Riset Akuntansi, Manajemen, Ekonomi, Vol. 1 No.1, Februari: 1 – 12.

IAI,2004. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Salemba Empat.

Imam Ghozali, 2002, “Aplikasi Analisis Multivariate dengan program SPSS”, Badan Penerbit UNDIP, Semarang.

Jogiyanto.1998. “Teori Portofolio dan Analisis Investasi” PT. Bhakti Profesindo: Yogjakarta

Kasmir. 2008. Analisis Laporan Keuangan, PT. Rajagrafindo. Jakarta

Lukman Dedawidjaya, 2005. Analisis Laporan Keuangan, Erlangga, Jakarta

Munawir,2000, Analisa Laporan Keuangan Yoyakarta: Liberty

Parthington. 1989. “Dividend Policy: Case Study Australian Capital Market”. Journal of Finance: 155-176.

Sugiyono, 2004. Metode Penelitian Bisnis, CV. Alfabeta, Bandung

Umar Husein, 2003. Metode Riset Bisnis, PT. Gramedia, Jakarta