pengaruh proporsi komisaris independen, ukuran...

111
i PENGARUH PROPORSI KOMISARIS INDEPENDEN, UKURAN KOMITE AUDIT, DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP SIKLUS KONVERSI KAS (CASH CONVERSION CYCLE) (Studi Empiris pada Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013-2015) SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Disusun Oleh: Muthia Rahmadani Sadono 1112082000026 Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 1437 H/2016 M

Upload: truongngoc

Post on 13-Mar-2019

225 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH PROPORSI KOMISARIS INDEPENDEN, UKURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33270/1/MUTHIA... · ii . Pengaruh Dewan Komisaris Independen, Komite Audit dan

i

PENGARUH PROPORSI KOMISARIS INDEPENDEN,

UKURAN KOMITE AUDIT, DAN UKURAN PERUSAHAAN

TERHADAP SIKLUS KONVERSI KAS (CASH CONVERSION

CYCLE)

(Studi Empiris pada Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek

Indonesia Tahun 2013-2015)

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi

Disusun Oleh:

Muthia Rahmadani Sadono

1112082000026

Program Studi Akuntansi

Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta

1437 H/2016 M

Page 2: PENGARUH PROPORSI KOMISARIS INDEPENDEN, UKURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33270/1/MUTHIA... · ii . Pengaruh Dewan Komisaris Independen, Komite Audit dan

ii

Pengaruh Dewan Komisaris Independen, Komite Audit dan Ukuran

Perusahaan Terhadap Siklus Konversi Kas

(Studi Empiris pada Perusahaan Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar

di Bursa Efek Indonesia Periode 2013-2015)

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh:

Muthia Rahmadani Sadono

NIM : 1112082000026

Di Bawah Bimbingan :

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1437 H/2016 M

Page 3: PENGARUH PROPORSI KOMISARIS INDEPENDEN, UKURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33270/1/MUTHIA... · ii . Pengaruh Dewan Komisaris Independen, Komite Audit dan

iii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

Hari ini Kamis Tanggal Sembilan Bulan Juni Tahun Dua Ribu Enam Belas telah

dilakukan Ujian Komprehensif atas mahasiswa/i:

1. Nama : Muthia Rahmadani Sadono

2. NIM : 1112082000026

3. Jurusan : Akuntansi

4. Judul Skripsi :“Pengaruh Proporsi Komisaris Independen, Ukuran Komite

Audit dan Ukuran Perusahaan Terhadap Siklus Konversi

Kas”

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang

bersangkutan selama proses Ujian Komprehensif, maka diputuskan bahwa

mahasiswa/i tersebut di atas dinyatakan lulus dan diberi kesempatan untuk

melanjutkan ke tahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 09 Juni 2016

1. Dr. Rini, Ak., CA.

NIP 19760315 200501 2 002

2. Fitri Yani Jalil, SE., M.sc.

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI

Page 4: PENGARUH PROPORSI KOMISARIS INDEPENDEN, UKURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33270/1/MUTHIA... · ii . Pengaruh Dewan Komisaris Independen, Komite Audit dan

iv

Hari ini Senin, 19 September 2016 telah dilaksanakan Ujian Skripsi atas

mahasiswa/i:

1. Nama : Muthia Rahmadani Sadono

2. NIM : 1112082000026

3. Jurusan : Akuntansi

4. Judul Skripsi :“Pengaruh Proporsi Komisaris Independen, Ukuran Komite

Audit dan Ukuran Perusahaan Terhadap Siklus Konversi

Kas”

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang

bersangkutan selama Ujian Skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa/i tersebut

di atas dinyatakan lulus dan skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 19 September 2016

1. Hepi Prayudiawan, SE.,MM.,Ak.,CA.

NIP 19720516 200901 1 006

2. Yusro Rahma, SE.,M.Si.

NIP 19800506 200801 2 016

3. Ismawati Haribowo, SE.,M.Si.

NIP 19800909 201411 2 003

Page 5: PENGARUH PROPORSI KOMISARIS INDEPENDEN, UKURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33270/1/MUTHIA... · ii . Pengaruh Dewan Komisaris Independen, Komite Audit dan

v

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

Yang bertanda tangan di bawah ini

Nama : Muthia Rahmadani Sadono

NIM : 1112082000026

Fakultas : Ekonomi dan Bisnis

Jurusan : Akuntansi

Dengan ini menyatakan bahwadalam penulisan skripsi ini, saya:

1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan

mempertanggungjawabkan.

2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah orang lain.

3. Tidak menggunakan karya ilmiah orang lain tanpa menggunakan

sumber asli atau tanpa menyebut pemilik karya.

4. Mengerjakan sendiri karya ilmiah ini dan mampu bertanggungjawab

atas karya ini.

Kalau dikemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya dan telah

melalui pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan, ternyata memang

ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas, maka saya siap

untuk dikenakan sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.

Page 6: PENGARUH PROPORSI KOMISARIS INDEPENDEN, UKURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33270/1/MUTHIA... · ii . Pengaruh Dewan Komisaris Independen, Komite Audit dan

vi

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS DIRI

1. Nama Lengkap : Muthia Rahmadani Sadono

2. Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 23 Pebruari 1994

3. Alamat : KPP IPB Baranang Siang 4, Blok D No. 17,

RT 02 RW 10, Kelurahan Tanah Baru,

Kecamatan Bogor Utara, Bogor 16154

4. Telepon : 085692221213

5. Email : [email protected]

II. PENDIDIKAN

No. Nama Sekolah Tahun Ajaran

1. TK Islam Insani 1999-2000

2. SDN Papandayan 1 2000-2006

3. SMP Negeri 2 Bogor 2006-2009

4. SMA Negeri 3 Bogor 2009-2012

5. S1 Ekonomi Akuntansi UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta

2012-2016

III. PENGALAMAN ORGANISASI

1. Panitia Orientasi Pengenalan Akademik Mahasiswa/i UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta Tahun 2014

2. Panitia Acara GALAKSI (Gebyar Lomba Akuntansi) UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta Tahun 2014

IV. DATA KELUARGA

No. Keterangan Nama

1. Ayah Dwi Sadono

2. Ibu Rohati

3. Adik Mughit K.S.

Page 7: PENGARUH PROPORSI KOMISARIS INDEPENDEN, UKURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33270/1/MUTHIA... · ii . Pengaruh Dewan Komisaris Independen, Komite Audit dan

vii

THE INFLUENCE OF INDEPENDENT COMMISSIONER, AUDIT

COMMITTEE AND FIRM SIZE TO CASH CONVERSION CYCLE

ABSTRACT

This research aims to analyze and get empirical evidence about the effect

of independent commissioner, audit committee and firm size on cash conversion

cycle. Independent commissioner was measured by proportion of independent

commissioner to board of commissioner, audit committee was measured by size of

audit committee, and firm size was measured by logaritma natural of total

revenue (LnTR).Sample of this research were consumer goods industry companies

which were listed in Indonesia Stock Exchange (IDX) during 2013-2015 period.

The number of manufacturing companies in this study were 33 companies with 3

years observation that acquired by using purposive sampling method.. Hypothesis

in this research were tested by multiple regression model. The results of this

research showed that independent commissioner and audit committee not

significantly influence on cash conversion cycle. In the other hand, firm size had

significant negatively influence on cash conversion cycle.

Keywords: independent commissioner, audit committee, firm size and cash

conversion cycle

Page 8: PENGARUH PROPORSI KOMISARIS INDEPENDEN, UKURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33270/1/MUTHIA... · ii . Pengaruh Dewan Komisaris Independen, Komite Audit dan

viii

PENGARUH KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE AUDIT DAN

UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP SIKLUS KONVERSI KAS (CASH

CONVERSION CYCLE)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan mendapatkan bukti

empiris tentang pengaruh dewan komisaris independen, komite audit, dan ukuran

perusahaan terhadap siklus konversi kas. Dewan komisaris independen diukur

dengan menghitung proporsi dewan komisaris independen terhadap jumlah

anggota dewan komisaris, komite audit diukur dengan skor efektivitas komite

audit, dan ukuran perusahaan diukur dengan logaritma nartural total revenue

(LnTR). Penelitian ini menggunakan sampel perusahaan industri barang konsumsi

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2013-2015. Jumlah

perusahaan manufaktur yang dijadikan sampel penelitian ini adalah 35 perusahaan

selama 3 tahun dengan menggunakan metode purposive sampling. Pengujian

hipotesis dalam penelitian ini menggunakan metode regresi berganda. Hasil

penelitian menunjukan bahwa komisaris independen dan komite audit tidak

memiliki pengaruh secara signifikan terhadap siklus konversi kas. Sedangkan

ukuran perusahaan memiliki pengaruh signifikan terhadap siklus konversi kas.

Kata kunci: dewan komisaris independen, komite audit, ukuran perusahaan, dan

siklus konversi kas

Page 9: PENGARUH PROPORSI KOMISARIS INDEPENDEN, UKURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33270/1/MUTHIA... · ii . Pengaruh Dewan Komisaris Independen, Komite Audit dan

ix

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat,

rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi

ini dengan baik. Shalawat serta Salam senantiasa dicurahkan kepada Nabi

Muhammad SAW yang telah membimbing umatnya menuju jalan kebenaran,

beserta seluruh keluarga, sahabat, dan para pengikutnya sampai akhir zaman.

Penulis menyadari bahwa selama penulisan skripsi ini tidak sedikit

hambatan dan kesulitan yang ditemui. Namun berkat kerja keras, bimbingan,

masukan-masukan yang positif, do’a dan dorongan dari berbagai pihak, segala

macam kendala yang dihadapi dapat diatasi. Oleh sebab itu, penulis mengucapkan

terimakasih yang setulusnya kepada:

1. Keluarga tercinta Ayahanda Dwi Sadono dan Ibunda Rohati yang tak

hentinya mendoakan, melimpahkan kasih sayang serta memberikan

dukungan moril dan materil. Adik Mughit Khairy yang selalu mendoakan

dan mendorong penulis untuk tetap semangat dalam mengejar dan meraih

cita-cita. Semoga kita selalu berada dalam lindungan-Nya.

2. Seluruh anggota keluarga besar yang selalu mendoakan dan memberikan

dukungan untuk kesuksesan penulis.

3. Bapak Dr. Arief Mufraini, Lc., M.Si., Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Ibu Yessi Fitri, SE., Ak., M.Si., Ketua Program Studi Akuntansi Fakultas

Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. Bapak Hepi Prayudiawan, SE., Ak., CA., MM., Sekretaris Program Studi

Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

dan selaku dosen pembimbing akademik yang selalu meluangkan waktu

Page 10: PENGARUH PROPORSI KOMISARIS INDEPENDEN, UKURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33270/1/MUTHIA... · ii . Pengaruh Dewan Komisaris Independen, Komite Audit dan

x

untuk memberikan motivasi, nasihat dan saran dalam menjalani

perkuliahan.

6. Ibu Yusro Rahma, SE., M.Si., selaku dosen pembimbing skripsi yang telah

bersedia meluangkan waktu serta tak pernah lelah memberikan pengarahan

dan bimbingan dalam penulisan skripsi ini.

7. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan bimbingan kepada

penulis selama mengikuti perkuliahan. In sya Allah ilmu yang telah Ibu dan

Bapak berikan dapat bermanfaat dan diberikan keberkahan dari Allah SWT.

8. Seluruh Staf Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

yang telah membantu dalam berbagai kegiatan akademik.

9. Sahabat-sahabatku semasa sekolah Anastasia, Annisa Trianadewi, Ellin

Handayani, Enno Elis Amalia, Denasta Oktafira, Dini Megasari, Ghina

Waniar, Hilda Nursadiah, Karina Demante, Kartika Nurfadillah, Nurul

Afiifah Ghifari, Rahmawati Putri, Ratna Wulansari, Satya Nur Aisha,

Sevira, Siti Nurlaela, Syakina Oktaviani, Verissa Rana Khansa, Yulia Zahra,

dan Zata Yumni yang selalu mendoakan kelancaran penulis dalam

mengerjakan skripsi, tempat berbagi cerita, meluangkan waktunya untuk

penulis, dan yang selalu membuat saya rindu kota tempat saya tinggal.

Semoga hubungan silaturahmi kita selalu baik dan sukses untuk kita semua.

10. Sahabatku tersayang Aninditia Hardianti, Desi Trisnawati, Haifa Najib,

Inayah Ats’tsaqafiyah, Laila Ramadiana, Lidiyna Khoirul Fatih, Nova

Yulianti, Opi Widiyanti, Rini Dwi Anggraini, dan Tasya Chasanah Marpid

yang selalu memberikan masukan positif, semangat, motivasi dan menjadi

tempat berbagi cerita selama menjalani perkuliahan. Semoga kita diberi

kesuksesan dan tetap terjalin hubungan silaturahim yang baik diantara kita.

11. Teman-teman “Bolang Akuntansi 2012” yang sudah mendoakan, memberi

semangat, dan juga tempat berbagi keseruan semasa kuliah.

12. Teman-teman seperjuangan Jurusan Akuntansi Angkatan Tahun 2012,

terkhusus teman-teman kelas A. Terimakasih untuk semangat dan

Page 11: PENGARUH PROPORSI KOMISARIS INDEPENDEN, UKURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33270/1/MUTHIA... · ii . Pengaruh Dewan Komisaris Independen, Komite Audit dan

xi

kebersamaannya. Semoga tetap terjalin hubungan silaturahim yang baik

diantara kita.

13. Teman-teman KKN Parahita 2015 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Terimakasih untuk semangat dan kebersamaannya. Semoga tetap terjalin

hubungan silaturahim yang baik diantara kita.

Ucapan terimakasih juga ditujukan kepada semua pihak yang namanya tidak

dapat penulis sebutkan satu persatu. Semoga bantuan, bimbingan, dukungan,

motivasi dan do’a yang telah diberikan dapat menjadi pintu datangnya ridho dan

kasih sayang Allah SWT di dunia dan di akhirat. Aamiin yaa robbal’alamin.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa betapapun penulis telah berusaha

untuk menyusun skripsi ini dengan sebaik-baiknya, namun masih terdapat

berbagai kekurangan dan kelemahan. Karena itu kritik dan saran dari pembaca

akan penulis terima dengan hati terbuka. Penulis berharap skipsi ini dapat

membawa manfaat yang sebesar-besarnya bagi penulis khususnya dan bagi

pembaca pada umumnya.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Jakarta, 9 September 2016

Penulis,

Muthia Rahmadani Sadono

Page 12: PENGARUH PROPORSI KOMISARIS INDEPENDEN, UKURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33270/1/MUTHIA... · ii . Pengaruh Dewan Komisaris Independen, Komite Audit dan

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ............................................................... ii

PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF .................................................... iii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI .................................................. iv

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH .......................... v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ........................................................................... vi

ABSTRACT ......................................................................................................... vii

ABSTRAK .......................................................................................................... viii

KATA PENGANTAR ........................................................................................ ix

DAFTAR ISI ....................................................................................................... xii

DAFTAR TABEL .............................................................................................. xv

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xvii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1

A. Latar Belakang Penelitian ....................................................................... 1

B. Perumusan Masalah ................................................................................ 9

C. Tujuan Penulisan ..................................................................................... 9

D. Manfaat Penelitian .................................................................................. 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................ 12

A. Tinjauan Literatur ................................................................................... 12

1. Teori Keagenan ................................................................................. 12

2. Manajemen Modal Kerja .................................................................. 14

a. Pengertian Manajemen Modal Kerja .......................................... 14

b. Jenis Manajemen Modal Kerja ................................................... 14

c. Konsep Manajemen Modal Kerja ............................................... 16

d. Tujuan Manajemen Modal Kerja ................................................ 17

e. Perhitungan Manajemen Modal Kerja ........................................ 18

Page 13: PENGARUH PROPORSI KOMISARIS INDEPENDEN, UKURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33270/1/MUTHIA... · ii . Pengaruh Dewan Komisaris Independen, Komite Audit dan

xiii

f. Siklus Konversi Kas .................................................................... 19

3. Dewan Komisaris Independen .......................................................... 24

4. Komite Audit .................................................................................... 28

5. Ukuran Perusahaan ........................................................................... 31

B. Keterkaitan Antar Variabel dan Perumusan Hipotesis ........................... 32

1. Proporsi Dewan Komisaris Independen dengan Siklus

Konversi Kas ........................................................................................... 32

2. Efektivitas Komite Audit dengan Siklus Konversi Kas ...................... 33

3. Ukuran Perusahaan dengan Siklus Konversi Kas ............................... 34

C. Penelitian Sebelumnya ............................................................................ 34

D. Kerangka Pemikiran ................................................................................ 38

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ........................................................ 40

A. Ruang Lingkup Penelitian ........................................................................ 40

B. Metode Penentuan Sampel ....................................................................... 40

C. Metode Pengumpulan Data ...................................................................... 41

D. Metode Analisis Data ............................................................................... 42

1. Satatistik Deskriptif .............................................................................. 42

2. Uji Asumsi Klasik ................................................................................ 43

a. Uji Normalitas .............................................................................. 43

b. Uji Multikolinieritas ..................................................................... 43

c. Uji Heterokedastisitas .................................................................. 44

d. Uji Autokorelasi ........................................................................... 45

3. Analisis Regresi .................................................................................... 45

4. Uji Statistik ........................................................................................... 46

a. Koefisien Determinasi .................................................................. 46

b. Uji Signifikansi Simultan ............................................................. 47

c. Uji Signifikansi Parameter Individual .......................................... 48

E. Operasional Variabel Penelitian ............................................................... 48

1. Variabel Dependen ............................................................................... 48

2. Variabel Independen ............................................................................ 50

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................... 54

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ............................................. 54

1. Deskripsi Objek Penelitian ................................................................... 54

2. Deskripsi Sampel Penelitian ................................................................ 54

B. Analisis dan Pembahasan ......................................................................... 56

1. Hasil Uji Statistik Deskriptif ................................................................ 56

2. Hasil Uji Asumsi Klasik ...................................................................... 59

a. Uji Normalitas .............................................................................. 59

b. Uji Multikolonieritas .................................................................... 62

c. Uji Heterokedastisitas .................................................................. 63

Page 14: PENGARUH PROPORSI KOMISARIS INDEPENDEN, UKURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33270/1/MUTHIA... · ii . Pengaruh Dewan Komisaris Independen, Komite Audit dan

xiv

d. Uji Autokorelasi ........................................................................... 66

3. Uji Koefisien Determinasi .................................................................... 66

4. Pengujian Hipotesis dan Pembahasan .................................................. 68

a. Uji Signifikansi Simultan ............................................................. 68

b. Uji Signifikansi Parameter Individual .......................................... 69

BAB V PENUTUP .............................................................................................. 74

A. Kesimpulan .............................................................................................. 74

B. Saran ......................................................................................................... 75

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 76

Page 15: PENGARUH PROPORSI KOMISARIS INDEPENDEN, UKURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33270/1/MUTHIA... · ii . Pengaruh Dewan Komisaris Independen, Komite Audit dan

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 : Penelitian-penelitian Terdahulu ......................................................... 35

Tabel 3.1 : Operasional Variabel ......................................................................... 53

Tabel 4.1 : Proses Seleksi Sampel ....................................................................... 55

Tabel 4.2 : Statistik Deskriptif ............................................................................. 57

Tabel 4.3 : Hasil Uji Normalitas Sebelum Pengurangan Data Outlier ................ 60

Tabel 4.4 : Hasil Uji Normalitas Setelah Pengurangan Data Outlier ................... 61

Tabel 4.5 : Hasil Uji Multikolonieritas ................................................................ 62

Tabel 4.6 : Ringkasan Hasil Uji Multikolonieritas .............................................. 63

Tabel 4.7 : Uji Glejser .......................................................................................... 65

Tabel 4.8 : Hasil Uji Heterokedastisitas ............................................................... 65

Tabel 4.9 : Hasil Uji Autokorelasi ....................................................................... 66

Tabel 4.10 : Hasil Uji Koefisien Determinasi ...................................................... 67

Tabel 4.11 : Hasil Uji Signifikansi Simultan ....................................................... 68

Tabel 4.12 : Uji Signifikansi Parameter Individual ............................................. 69

Tabel 4.13 : Ringkasan Hasil Penelitian .............................................................. 75

Page 16: PENGARUH PROPORSI KOMISARIS INDEPENDEN, UKURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33270/1/MUTHIA... · ii . Pengaruh Dewan Komisaris Independen, Komite Audit dan

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 : Skema Kerangka Pemikiran ........................................................... 39

Gambar 4.1 : Hasil Uji Heterokedastisitas dengan Grafik Scatterplot................. 64

Page 17: PENGARUH PROPORSI KOMISARIS INDEPENDEN, UKURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33270/1/MUTHIA... · ii . Pengaruh Dewan Komisaris Independen, Komite Audit dan

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Daftar Nama Perusahaan Industri Barang Konsumsi ..................... 81

Lampiran 2 : Daftar Pertanyaan Skoring Efektifitas Komite Audit ..................... 82

Lampiran 3 : Hasil Siklus Konversi Kas .............................................................. 87

Lampiran 4 : Hasi Proporsi Dewan Komisaris Independen ................................. 89

Lampiran 5 : Hasil Efektivitas Komite Audit ...................................................... 91

Lampiran 6 : Hasil Logaritma Natural Total Revenue Ukuran Perusahaan ........ 93

Lampiran 7 : Hasil Output SPSS .......................................................................... 96

Page 18: PENGARUH PROPORSI KOMISARIS INDEPENDEN, UKURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33270/1/MUTHIA... · ii . Pengaruh Dewan Komisaris Independen, Komite Audit dan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Era globalisasi yang telah berkembang sampai saat ini memberikan

peluang bagi perekonomian dunia. Setiap negara memiliki kesempatan

untuk mengembangkan perekonomian negaranya agar mampu bersaing

dalam pasar dunia termasuk Indonesia. Peluang tersebut digunakan oleh

perusahaan-perusahaan di Indonesia untuk mengembangkan usahanya.

Perusahaan dikatakan berhasil apabila memiliki manajemen yang mampu

memprediksi kemungkinan di masa mendatang baik dalam jangka pendek

maupun dalam jangka panjang. Selain itu juga mampu menghadapi

persaingan ketat dengan pesaing bisnis lainnya. Pada dasarnya pendirian

suatu perusahaan didasari oleh suatu tujuan. Dimana tujuan suatu

perusahaan ialah untuk menghasilkan laba, meningkatkan pertumbuhan

perusahaan, memaksimalkan nilai perusahaan, dan mensejahterakan para

pemegang saham. Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan manajemen

yang efektif dan efisien.

Pada umumnya kinerja perusahaan dikaitkan dengan pencapaian

laba perusahaan dimana manajer dituntut untuk mampu mengelola

modalnya dengan efektif dan efisien. Manajer bertanggung jawab untuk

membuat suatu keputusan berinvestasi dan kebijakan keuangan

perusahaan. Di samping itu, perilaku pengambil keputusan dipengaruhi

oleh kepentingan dalam memperoleh sumber daya organisasi untuk

Page 19: PENGARUH PROPORSI KOMISARIS INDEPENDEN, UKURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33270/1/MUTHIA... · ii . Pengaruh Dewan Komisaris Independen, Komite Audit dan

2

melaksanakan tugasnya maupun kepentingan pribadinya yang menyangkut

kepentingan materiil (imbalan) dan non-materiil (penghargaan) (Ishak dan

Arief, 2015:13). Pengambilan keputusan oleh manajer keuangan pada

dasarnya terkonsentrasi pada tiga hal, yaitu struktur modal, penganggaran

modal dan manajemen modal kerja. Modal kerja atau working capital

merupakan suatu aktiva lancar yang digunakan dalam operasi perusahaan.

Setiap manajer harus merencanakan berapa besar aktiva lancar yang harus

dimiliki perusahaan setiap bulan bahkan tahun dan darimana aktiva lancar

tersebut harus dibiayai (Sri Ambarwati, 2010:111).

Setiawan (2015) mengemukakan dalam tulisannya pada satu situs

berita online mengenai masalah kesulitan keuangan yang dialami

perusahaan elektronik asal Jepang, Sharp. Dimana Sharp dinilai telah

mengalami kerugian terus menerus akibat penjualan yang terus menurun

sehingga mengalami kesulitan keuangan. Pada tahun 2015 triwulan ketiga

laba operasi perusahaan menurun hingga 86 persen. Kesalahan manajemen

dalam mengelola modal kerja yang tidak optimal dinilai sebagai salah satu

faktor yang mengakibatkan penurunan pada penjualan, sehingga

persediaan masih banyak yang tidak habis terjual. Kasus kesulitan

keuangan juga dialami pada oleh perusahaan besar Amerika pada tahun

2001 lalu yaitu Enron. Dimana Enron telah melakukan kecurangan pada

laporan keuangannya sehingga ikut menyeret kantor akuntan ternama yaitu

Andersen. Kesuksesan Enron ternyata hanya topeng yang menutupi

keadaan yang sebenarnya dialami oleh perusahaan besar tersebut. Enron

Page 20: PENGARUH PROPORSI KOMISARIS INDEPENDEN, UKURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33270/1/MUTHIA... · ii . Pengaruh Dewan Komisaris Independen, Komite Audit dan

3

memiliki utang yang luar biasa dan aset perusahaan yang sangat minim

yang mengakibatkan pada kebangkrutan. Dari dua kasus di atas terdapat

salah satu faktor penyebab perusahaan mengalami pailit yaitu manajemen

yang tidak efisien yang dapat menyebabkan ketidakseimbangan antara

modal, utang dan piutang.

Penyediaan modal kerja yang cukup merupakan upaya manajemen

yang strategis, dimana setiap perusahaan mengupayakan penyediaan

modal kerja yang cukup agar aktivitasnya berjalan dengan lancar.

Tersedianya modal kerja yang berlebihan mengakibatkan modal kerja

tersebut tidak produktif, sebaliknya jika kurang tersedianya modal kerja

dapat mengakibatkan perusahaan kesulitan dalam menjalankan

aktivitasnya (Joko dan Husnul, 2007). Penetapan besarnya modal kerja

yang dibutuhkan perusahaan berbeda-beda, salah satunya tergantung pada

jenis perusahaan dan besar kecilnya perusahaan itu sendiri. Kebijakan

perusahaan dalam mengelola jumlah modal kerja secara tepat akan

menghasilkan keuntungan yang benar-benar diharapkan oleh perusahaan

sedangkan akibat pengelolaan modal yang kurang tepat akan

mengakibatkan kerugian (Beny dan Minamita, 2012).

Dalam modal kerja atau secara terminologi sering disebut sebagai

manajemen modal kerja (Sri Ambarwati, 2010:111) terdapat satu

komponen penting yaitu kas atau setara kas karena merupakan aset

perusahaan yang paling likuid atau mudah dicairkan. Kas dibutuhkan

perusahaan dalam membiayai aktivitasnya sehari-hari. Seperti pembelian

Page 21: PENGARUH PROPORSI KOMISARIS INDEPENDEN, UKURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33270/1/MUTHIA... · ii . Pengaruh Dewan Komisaris Independen, Komite Audit dan

4

persediaan, pembayaran utang usaha, pembayaran gaji karyawan dan

pembayaran dividen untuk para pemegang saham. Karena itulah

pengelolaan kas yang efektif dan efisien sangat penting bagi kelancaran

kegiatan perusahaan. Karena kas merupakan komponen penting dalam

pengelolaan modal kerja maka ukuran manajemen modal kerja yang

paling komprehensif adalah cash conversion cycle (CCC) atau juga

disebut siklus konversi kas (Deelof, 2003).

Menurut Gill dan Biger (2013) dalam John et al. (2015) komponen

dari cash conversion cycle terdiri dari days sales outstanding (DSO) atau

periode penerimaan piutang dari hasil penjualan, days payable outstanding

(DPO) atau periode penangguhan utang, dan days sales inventory (DSI)

atau periode konversi persediaan. Cash conversion cycle digunakan untuk

mengukur berapa lama perusahaan dapat mengumpulkan kas yang berasal

dari hasil kegiatan operasi perusahaan yaitu dimulai dari pembeliaan

bahan baku atau persediaan, melakukan proses produksi lalu menjualnya

sampai dengan penagihan penjualan atas barang jadi yang pada akhirnya

mempengaruhi jumlah dana yang diperlukan perusahaan untuk disimpan

pada current assets (Edman dan Ita, 2009).

Siklus konversi kas dapat digunakan untuk mengetahui kebijakan

apa yang akan diambil oleh manajemen dalam pengelolaan kas

perusahaan, apakah dengan mempercepat periode penagihan piutangnya

atau dengan menahan pembayaran utangnya. Semakin kecil nilai cash

conversion cycle maka dapat diartikan semakin efektif pula manajemen

Page 22: PENGARUH PROPORSI KOMISARIS INDEPENDEN, UKURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33270/1/MUTHIA... · ii . Pengaruh Dewan Komisaris Independen, Komite Audit dan

5

dalam pengelolaan kasnya (Uyar, 2009). Sebaliknya, jika perusahaan

memiliki siklus konversi kas yang lama dapat mengakibatkan penurunan

keuntungan dikarenakan pengelolaan modal kerja yang tidak efektif (Iva

dan Indira, 2013).

Dalam pengelolaan arus kas perusahaan biasanya pihak

manajemen lebih banyak memiliki informasi mengenai keuangan

perusahaan dibanding pemegang saham sehingga menyebabkan terjadinya

asimetri informasi antara manajer dengan pemegang saham/investor,

selain itu dimana manajemen juga bertindak sebagai pengambil keputusan.

Manajemen perusahaan pasti lebih menginginkan pendapatan yang tinggi

atau menguntungkannya dengan cara meningkatkan kinerjanya. Salah satu

tindakan yang sering diambil yaitu lebih memilih untuk mengalokasikan

kas ke investasi daripada membagikan dividen kepada para pemegang

saham terlebih lagi kepada pemegang saham minoritas. Sedangkan di lain

pihak, pemegang saham menginginkan agar mendapatkan keuntungan

yang besar dari pembagian dividen. Masalah yang dapat ditimbulkan dari

pemisahan fungsi kepemilikan dan pengelolaan serta perbedaan

kepentingan inilah disebut dengan agency problem.

Teori keagenan menyebutkan bahwa utang yaitu salah satu

komponen dari siklus konversi kas adalah salah satu mekanisme bagi

shareholder untuk meminimumkan agency problem dengan manajer.

Dimana perusahaan yang memiliki tingkat utang yang lebih besar

memiliki tanggung jawab lebih besar kepada para kreditor dan pemegang

Page 23: PENGARUH PROPORSI KOMISARIS INDEPENDEN, UKURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33270/1/MUTHIA... · ii . Pengaruh Dewan Komisaris Independen, Komite Audit dan

6

saham untuk mengungkapkan informasi lebih luas mengenai perusahaan.

Sehingga manajemen pun akan berhati-hati dalam membuat keputusan

pengelolaan kasnya.

Adanya alasan tersebut maka perusahaan perlu menerapkan

corporate governance untuk memberikan informasi yang simetris antara

kedua belah pihak, karena penerapan corporate governance yang baik

dapat mengurangi adanya asimetri informasi karena perusahaan akan

memberikan lebih banyak informasi yang dapat mengurangi asimetri

informasi tersebut. Dalam penelitian ini corporate governance diproksikan

dengan proporsi komisaris independen dan ukuran komite audit. Dengan

proporsi komisaris independen dan banyaknya anggota komite audit dalam

perusahaan diharapkan periode cash conversion cycle dapat menjadi lebih

singkat dan keputusan yang diambil oleh pihak manajemen dapat

memberikan keuntungan bagi semua pemegang saham tidak terkecuali

pemegang saham minoritas (Debora, 2012).

Penelitian yang dilakukan oleh John et al. (2015:87) menyatakan

bahwa adanya CEO tenure, CEO duality, komisaris independen dan

ukuran komite audit berpengaruh negatif terhadap cash conversion cycle

yang artinya semakin banyak anggotanya maka akan mempersingkat

waktu persediaan tersimpan di dalam gudang dan juga mempersingkat

waktu periode cash conversion cycle untuk perusahaan manufaktur di

Amerika yang terdaftar dalam Bursa Efek New York. Penelitian ini juga

didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Gill dan Biger (2013) bahwa

Page 24: PENGARUH PROPORSI KOMISARIS INDEPENDEN, UKURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33270/1/MUTHIA... · ii . Pengaruh Dewan Komisaris Independen, Komite Audit dan

7

CEO tenure, CEO duality, dan ukuran komite audit yang merupakan

proksi dari corporate governance dapat mempengaruhi efisensi

manajemen modal kerja dimana cash conversion cycle adalah sebagai

salah satu proksinya.

Achchuthan dan Kajananthan (2013) mengemukakan bahwa

praktik corporate governance yang diproksikan sebagai proporsi

komisaris independen, jumlah komite audit, dan jumlah kehadiran rapat

tidak berpengaruh signifikan terhadap efisiensi manajemen modal kerja

yang salah satu proksinya juga merupakan cash conversion cycle, kecuali

untuk proksi struktur kepemimpinan dewan berpengaruh signifikan

terhadap efisiensi manajemen modal kerja.

Selanjutnya penelitian mengenai hubungan ukuran perusahaan

dengan cash conversion cycle dijelaskan dalam penelitian yang dilakukan

oleh Moss dan Stine (1993) menyatakan bahwa ukuran perusahaan

memiliki pengaruh negatif signifikan terhadap panjangnya periode siklus

konversi kas. Selanjutnya menurut Eljelly (2004) ukuran perusahaan akan

mempengaruhi periode siklus konversi kas. Penelitian Edman dan Ita

(2009) menyatakan bahwa ukuran perusahaan berhubungan negatif dengan

cash conversion cycle. Hal ini berarti bahwa jangka waktu cash

conversion cycle yang pendek dimiliki oleh perusahaan yang besar,

sementara perusahaan kecil, memiliki jangka waktu cash conversion cycle

yang lebih panjang. Penelitian ini juga didukung oleh penelitian yang

dilakukan Muneeb dan Kashif (2012) dimana perusahaan besar lebih

Page 25: PENGARUH PROPORSI KOMISARIS INDEPENDEN, UKURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33270/1/MUTHIA... · ii . Pengaruh Dewan Komisaris Independen, Komite Audit dan

8

efisien dalam mengelola manajemen modal kerjanya yang mengakibatkan

siklus konversi kasnya pun lebih singkat dibandingkan dengan perusahaan

kecil, hasil tersebut sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Farrah et

al. (2016:297) menyatakan bahwa perusahaan kecil di Malaysia kurang

efisien dalam mengelola modal kerjanya.

Pada penelitian yang dilakukan oleh Adisti (2012) tidak ditemukan

adanya pengaruh ukuran perusahaan terhadap kebutuhan modal kerja. Hal

ini menunjukkan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap

manajemen modal kerja yang termasuk di dalamnya adalah cash

conversion cycle. Temuan ini mengindikasi, perusahaan yang memiliki

ukuran besar maupun kecil memiliki kesempatan yang sama untuk dapat

menjalankan pengelolaan modal kerja yang efisien. Hal ini dapat

disebabkan a) kebijakan manajemen modal kerja yang terdiri dari piutang

usaha, persediaan, dan utang usaha dipengaruhi oleh berbagai aspek yang

berbeda antara perusahaan dan b) pengaruh perusahaan kecil yang berada

dalam satu grup dapat menyebabkan posisi perusahaan kecil dapat

memiliki keuntungan yang hampir serupa dengan perusahaan yang besar

yang tidak berada di dalam pengaruh satu grup.

Siklus konversi kas menarik untuk diteliti karena periode dari

siklus konversi kas akan menggambarkan bagaimana kemampuan

manajemen dalam mengelola modal kerjanya dimana akan berpengaruh

terhadap kinerja perusahaan. Berdasarkan uraian di atas, maka menarik

bagi peneliti untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh

Page 26: PENGARUH PROPORSI KOMISARIS INDEPENDEN, UKURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33270/1/MUTHIA... · ii . Pengaruh Dewan Komisaris Independen, Komite Audit dan

9

Proporsi Komisaris Independen, Ukuran Komite Audit, dan Ukuran

Perusahaan Terhadap Siklus Konversi Kas (Cash Conversion Cycle)

(Studi Empiris pada Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di

Bursa Efek Indonesia Periode 2013-2015)”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan permasalahan

yang hendak diteliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Apakah proporsi komisaris independen berpengaruh secara signifikan

terhadap siklus konversi kas (cash conversion cycle)?

2. Apakah ukuran komite audit berpengaruh secara signifikan terhadap

siklus konversi kas (cash conversion cycle)?

3. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh secara signifikan terhadap

siklus konversi kas (cash conversion cycle)?

4. Apakah proporsi komisaris independen, ukuran komite audit, dan

ukuran perusahaan berpengaruh simultan terhadap siklus konversi kas

(cash conversion cycle)?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah, penelitian ini bertujuan untuk

menemukan bukti empiris atas hal-hal sebagai berikut ini:

a. Pengaruh proporsi komisaris independen terhadap siklus konversi

kas (cash conversion cycle).

Page 27: PENGARUH PROPORSI KOMISARIS INDEPENDEN, UKURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33270/1/MUTHIA... · ii . Pengaruh Dewan Komisaris Independen, Komite Audit dan

10

b. Pengaruh ukuran komite audit terhadap siklus konversi kas (cash

conversion cycle).

c. Pengaruh ukuran perusahaan terhadap siklus konversi kas (cash

conversion cycle).

d. Pengaruh simultan proporsi komisaris independen, ukuran komite

audit, dan ukuran perusahaan terhadap siklus konversi kas (cash

conversion cycle).

2. Manfaat Penelitian

Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi:

a. Manfaat Teoritis

1) Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara

teoritis, sekurang-kurangnya dapat berguna sebagai sumbangan

pemikiran bagi dunia pendidikan.

b. Manfaat Praktis

1) Ilmu Pengetahuan

Penelitian ini berguna untuk memberikan wawasan dalam ilmu

pengetahuan khususnya di bidang akuntansi.

2) Akademisi

Penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk melengkapi

penelitian penelitian terdahulu dan berguna sebagai referensi

dan rujukan bagi penelitian selanjutnya.

Page 28: PENGARUH PROPORSI KOMISARIS INDEPENDEN, UKURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33270/1/MUTHIA... · ii . Pengaruh Dewan Komisaris Independen, Komite Audit dan

11

3) Perusahaan

Penelitian ini diharapkan juga dapat memberi masukan

bermanfaat bagi perusahaan mengenai mekanisme tata kelola

perusahaan yang lebih baik diterapkan dalam perusahaan agar

cash conversion cycle dapat berjalan dengan efektif.

4) Investor

Penelitian diharpakan dapat berguna bagi para investor aka

pentingnya pengetahuan tentang mekanisme corporate

governance yang nantinya akan berpengaruh pada kemampuan

perusahaan dalam melakukan kegiatan operasional yang

digambarkan dengan periode cash conversion cycle yang

dimiliki perusahaan. Dengan mengetahui kondisi perusahaan

secara lebih jelas, maka kualitas pengambilan keputusan

investor iharapkan akan menjadi lebih baik.

5) Regulator

Sebagai bahan pertimbangan kepada regulator yaitu Bapepam-

LK, untuk meningkatkan penerapan good corporate

governance dengan membuat an memperbaiki peraturan yang

mendukung untuk penerapan good corporate governance pada

perusahaan terbukaserta menjadi bahan pertimbangan dalam

meningkatkan pengawasan.

Page 29: PENGARUH PROPORSI KOMISARIS INDEPENDEN, UKURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33270/1/MUTHIA... · ii . Pengaruh Dewan Komisaris Independen, Komite Audit dan

12

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Literatur

1. Teori Keagenan (Agency Problem)

Teori yang digunakan adalah Teori Keagenan (Agency Theory).

Jensen dan Meckling (1976) mendefinisikan hubungan agensi sebagai

suatu kontrak di bawah satu atau lebih principal yang melibatkan

agent untuk melaksanakan beberapa layanan bagi mereka dengan

melakukan pendelegasian wewenang pengambilan keputusan kepada

agent. Principal maupun agent diasumsikan sebagai orang ekonomi

rasional dan semata-mata termotivasi oleh kepentingan pribadi.

Principal mendelegasikan pembuatan keputusan mengenai perusahaan

kepada manajer atau agent.

Tujuan utama teori keagenan (agency theory) adalah untuk

menjelaskan bagaimana pihak-pihak yang melakukan hubungan

kontrak dapat mendesain kontrak yang tujuannya untuk

meminimalisasi cost sebagai dampak adanya informasi yang tidak

simetris dan kondisi ketidakpastian.

Godfrey et al (2010) membagi biaya keagenan dalam tiga jenis

biaya yaitu:

Page 30: PENGARUH PROPORSI KOMISARIS INDEPENDEN, UKURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33270/1/MUTHIA... · ii . Pengaruh Dewan Komisaris Independen, Komite Audit dan

13

1) Biaya monitoring

Biaya yang ditujukan untuk mengawasi perilaku agen.

Prinsipal melakukan pengukuran, pengamatan dan

pengendalian atas perilaku agen.

2) Biaya perikatan (Bonding Cost)

Biaya yang dikeluarkan oleh agen dalam rangka

mematuhi dan mengimplementasikan mekanisme kontrak

yang menjamin bahwa agen akan bertindak sejalan dengan

kepentingan prinsipal.

3) Residual Loss

Biaya yang masih dapat timbul ketika tindakan yang

dilakukan agen berbeda dengan apa yang seharusnya

dilakukan untuk memenuhi kepentingan prinsipal walaupun

biaya terkait pengawasan dan perikatan sudah dilakukan.

Masalah keagenan terjadi apabila konflik kepentingan yang

terjadi antara prinsipal dan agen menyebabkan kerugian pada sisi

prinsipal. Secara teori, masalah keagenan dapat dieliminasi dengan

kontrak lengkap yang menjelaskan sikap-sikap yang perlu diambil

setiap pihak pada kondisi tertentu di masa depan (Chrisman et

al.,2012). Selain menggunakan kontrak tersebut, masalah keagenan

dapat dieliminasi dengan membentuk pihak independen untuk

melakukan pengawasan.

Page 31: PENGARUH PROPORSI KOMISARIS INDEPENDEN, UKURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33270/1/MUTHIA... · ii . Pengaruh Dewan Komisaris Independen, Komite Audit dan

14

Pembentukan pihak independen yang melakukan

pengawasan efektif terhadap manajemen inilah yang menjadi dasar

pembentukan struktur tata kelola perusahaan. Struktur tata kelola

yang efektif akan meningkatkan baik kualitas maupun kuantitas

pengungkapan informasi perusahaan dan menjadi salah satu

mekanisme untuk mengatasi masalah agensi (Sun et al., 2012).

2. Manajemen Modal Kerja

a. Pengertian Manajemen Modal Kerja

Pengelolaan (manajemen) modal kerja merupakan pengelolaan

keuangan jangka pendek karena menyangkut aset lancar dan kewajiban

lancar sebagai pendanaan aset lancar tersebut. Modal kerja diukur

dengan modal kerja bersih (net working capital) yaitu selisih antara

aset lancar dengan kewajiban lancar. Maka seringkali net working

capital diartikan sebagai kebijakan keuangan jangka pendek.

Kebijakan keuangan jangka pendek melibatkan kas masuk (cash

inflow) dan kas keluar (cash outflow) yang terjadi dalam satu tahun

(Ross et al., 2010). Manajemen modal kerja mencakup penetapan

kebijakan modal kerja dan pelaksanaan kebijakan tersebut dalam

operasi sehari-hari (Bringham dan Houston, 2004).

b. Jenis Manajemen Modal Kerja

Kebutuhan untuk pengelolaan modal kerja perusahaan

ditentukan oleh aktivitas produksi yang dilakukan oleh perusahaan.

Apabila kapasitas produksi berubah maka modal kerja yang

Page 32: PENGARUH PROPORSI KOMISARIS INDEPENDEN, UKURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33270/1/MUTHIA... · ii . Pengaruh Dewan Komisaris Independen, Komite Audit dan

15

dibutuhkan juga mengalami perubahan. Menurut WB. Taylor dan

Bambang Riyanto (1995) modal kerja dibedakan menjadi:

1) Modal Kerja Permanen

Adalah modal kerja yang harus ada dalam perusahaan untuk

memenuhi kebutuhan konsumen berupa barang jadi. Modal

kerja permanen dibedakan menjadi:

a) Modal kerja primer

Adalah modal kerja minimal yang harus dimiliki

perusahaan agar dapat terus beroperasi.

b) Modal kerja normal

Adalah modal kerja yang harus ada dalam perusahaan agar

dapat beroperasi dalam kapasitas normal.

2) Modal Kerja Variabel

Adalah modal kerja yang selalu berubah proporsional dengan

perubahan kapasitas produksi. Modal kerja ini terdiri dari:

a) Modal Kerja Musiman

Modal kerja yang berubah sesuai perubahan

musim/permintaan misalnya permintaan yang besar pada

waktu hari raya.

b) Modal Kerja Siklis

Modal kerja yang berubah akibat fluktuasi konjungtur.

Page 33: PENGARUH PROPORSI KOMISARIS INDEPENDEN, UKURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33270/1/MUTHIA... · ii . Pengaruh Dewan Komisaris Independen, Komite Audit dan

16

c) Modal Kerja Darurat

Modal kerja yang berubah sesuai keadaan yang terjadi di

luar kemampuan perusahaan.

c. Konsep Manajemen Modal Kerja

Seperti yang dikutip dalam Bambang Riyanto (1995) ada

tiga konsep modal kerja, yaitu:

1) Modal Kerja Kuantitatif

Modal kerja menurut konsep ini adalah keseluruhan elemen

aktiva lancar, sehingga disebut modal kerja bruto karena tidak

memperhatikan utang jangka panjang pendeknya. Misal: kas,

efek, piutang, dan persediaan.

2) Modal Kerja Kualitatif

Modal kerja dalam konsep ini adalah elemen aktiva lancar

dikurangi seluruh utang jangka pendek yang harus dibayar

perusahaan.

3) Modal Kerja Fungsional

Modal kerja menurut konsep ini adalah dana yang digunakan

perusahaan dalam mencapai laba. Misal: kas, piutang dagang,

persediaan barang dagang, penyusutan mesin, penyusutan

bangunan dan gedung, sedangkan efek baru menjadi modal

kerja jika sudah terjual.

Page 34: PENGARUH PROPORSI KOMISARIS INDEPENDEN, UKURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33270/1/MUTHIA... · ii . Pengaruh Dewan Komisaris Independen, Komite Audit dan

17

d. Tujuan Manajemen Modal Kerja

Adapun tujuan dari manajemen modal kerja bagi

perusahaan adalah sebagai berikut:

1) Modal kerja digunakan untuk memenuhi kebutuhan likuiditas

perusahaan, artinya likuiditas perusahaan sangat tergantung

kepada manajemen modal kerja.

2) Dengan modal kerja yang cukup perusahaan memiliki

kemampuan untuk memenuhi kewajiban pada waktunya.

Pemenuhan kewajiban jangka pendek yang sudah jatuh

tempo dan segera harus dibayarkan secara tepat waktu

merupakan ukuran keberhasilan manajemen modal kerja.

3) Memungkinkan perusahaan untuk memiliki cadangan modal

kerja untuk memenuhi permintaan produk atau jasa yang

dihasilkan perusahaan untuk memenuhi kebutuhan

pelanggannya.

4) Guna memaksimalkan penggunaan aktiva lancar untuk

meningkatkan penjualan dan laba.

5) Perusahaan mampu melindungi diri apabila terjadi krisis

ekonomi yang menyebabkan turunnya nilai aktiva lancar.

Tujuan di atas akan dapat tercapai apabila modal kerja

perusahaan dapat dikelola secara baik dan benar sesuai dengan

prinsip manajemen modal kerja.

Page 35: PENGARUH PROPORSI KOMISARIS INDEPENDEN, UKURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33270/1/MUTHIA... · ii . Pengaruh Dewan Komisaris Independen, Komite Audit dan

18

e. Perhitungan Manajemen Modal Kerja

Dalam penelitian Hofmann dan Kotzab (2010), manajemen

modal kerja terbagi menjadi dua sudut pandang, yaitu dalam sudut

pandang moneter (monetary-based) dan waktu (time-based):

1) Working Capital Monetary-Based

Sudut pandang monetary-based pada pengelolaan modal

kerja melihat satuan monetary. Pengelolaan modal kerja

memiliki berbagai perhitungan yang mendeskripsikan

monetary-based, antara lain:

a) Modal Kerja Bersih (Net Working Capital).

Menurut Ross et al. (2010:28), perhitungan net

working capital (NWC) adalah sebagai berikut:

Net Working Capital (WCR) = Crrent Assets –

Current Liability

b) Kebutuhan Modal Kerja (Working Capital

Requirement-WCR) dan Net Liquid Balance-NLB.

Shulman dan Cox (1985) membagi perhitungan net

working capital menjadi working capital requirement

(WCR) dan net liquid balance (NLB) untuk analisis

evaluasi pengelolaan modal kerja dan kemampuan

meningkatkan dan megalokasikan modal (capital).

Hawawini et al. (1986) mengatakan evaluasi yang

dilakukan dengan menggunakan indikator ini

Page 36: PENGARUH PROPORSI KOMISARIS INDEPENDEN, UKURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33270/1/MUTHIA... · ii . Pengaruh Dewan Komisaris Independen, Komite Audit dan

19

menghasilkan analisis yag lebih baik dari pada

indikator tradisional net working capital. Berikut

adalah formula perhitungan WCR dan NLB (Chiou

dkk., 2006:253):

Working Capital Requirement (WCR) = [(account

receivables + inventories) – (account payable + other

payable)]

Net Liquid Balance (NLB) = [(cash and cash

equvalents + short-term investment) (short-erm debt +

commercial paper payable + long-term debt a year

term)]

2) Working Capital Time-Based atau Cash Conversion Cycle

Sudut pandang time-based pada pengelolaan modal kerja

bertujuan untuk menghilangkan waktu yang tidak memberi

nilai tambah. Perhitungan ini disebut juga cash conversion

cycle (Emery dkk., 2007).

f. Siklus Konversi Kas (Cash Conversion Cycle)

Konsep siklus kas diperkenalkan oleh Lawrence J. Gitman

pada tahun 1974. Siklus konversi kas merupakan pengukuran

dinamis terhadap manajemen likuiditas berjalan (Jose et al., 1996).

Siklus konversi kas (cash conversion cycle) merupakan lamanya

waktu yang dibutuhkan oleh perusahaan dalam mengelola kas

sebagai modal kerja sebelum nantinya kas tersebut kembali ketika

Page 37: PENGARUH PROPORSI KOMISARIS INDEPENDEN, UKURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33270/1/MUTHIA... · ii . Pengaruh Dewan Komisaris Independen, Komite Audit dan

20

terjadi pembayaran oleh pelanggan atas barang atau jasa yang telah

diberikan (Hutchison et al., 2007). Perhitungan ini menyangkut

bagaimana suatu perusahaan mengusahakan agar pengeluaran kas

terpegunakan sesuai waktunya. Jika waktu yang digunakan lebih

singkat maka semakin efisien dan begitu pula sebaliknya, karena

jika perusahaan gagal untuk mengelola modal kerjanya maka

perusaaan memerlukan pendanaan tambahan untuk dapat melunasi

kewajiban jangka pendeknya (Bhutto et al., 2011). Cash

conversion cycle terdiri dari tiga komponen, yaitu:

1) Periode Perputaran Piutang (Days of Sales Outstanding-DSO)

Penjualan secara kredit merupakan hal yang umumnya

dilakukan oleh perusahaan kepada pelanggannya utnuk

memperbesar volume penjualan, karena mempermudah

pelanggan dalam melakukan pembayaran. Hasil penjualan

tersebut tidak segera menghasilkan penerimaan kas, melainkan

menimbulkan piutang terlebih dahulu sebelum jatuh tempo

pelanggan melunasi pembayarannya. Semakin besar proporsi

dan jumlah penjualan kredit maka akan meningkat pula

piutang usaha perusahaan, dengan catatan bahwa pelanggan

tidak mengubah kebiasaan mereka dalam melunasi piutang

tesebut. Jumlah piutang dari perusahaan pada waktu tertentu

dipengaruhi oleh faktor volume penjualan secara kredit dan

Page 38: PENGARUH PROPORSI KOMISARIS INDEPENDEN, UKURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33270/1/MUTHIA... · ii . Pengaruh Dewan Komisaris Independen, Komite Audit dan

21

periode rata-rata antara penjualan dan pengumpulan piutang

(Suad, 1997).

Secara garis besar ada tiga tujuan perusahaan dalam

mengelola piutang, yaitu untuk meningkatkan volume

penjualan, meningkatkan profit, dan bersaing dengan

kompetitor (Ross, 2008). Periode perputaran piutang adalah

rata-rata waktu yang dibutuhkan untuk mengkonversi piutang

perusahaan menjadi kas, yaitu untuk menerima kas setelah

menjadi penjualan. Periode ini dihitung dengan membagi

piutang dengan rata-rata penjualan kredit perhari.

DSO = 𝐴𝑐𝑐𝑜𝑢𝑛𝑡 𝑅𝑒𝑐𝑒𝑖𝑣𝑎𝑏𝑙𝑒

𝑆𝑎𝑙𝑒𝑠/365

2) Periode Perputaran Persediaan (Days of Sales in Inventory-

DSI)

Persediaan merupakan komponen dari aset lancar yang

mungkin sangat diperhatikan oleh perusahaan manufaktur

karena memiliki pengaruh terhadap laba perusahaan dan pada

umumnya persediaan merupakan aset terbesar setelah harta.

Periode perputaran persediaan adalah waktu yang dibutuhkan

untuk mengkonversi bahan baku menjadi barang jadi dan

kemudian menjual barang tersebut. Semakin rendah periode

konversi persediaan semakin tinggi profitabilitas perusahaan.

Periode ini dihitung dengan membagi persediaan dengan harga

pokok penjualan perhari.

Page 39: PENGARUH PROPORSI KOMISARIS INDEPENDEN, UKURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33270/1/MUTHIA... · ii . Pengaruh Dewan Komisaris Independen, Komite Audit dan

22

DSI = 𝐼𝑛𝑣𝑒𝑛𝑡𝑜𝑟𝑖𝑒𝑠

𝐶𝑂𝐺𝑆/365

3) Periode Perputaran Utang (Days of Payables Outstanding-

DPO)

Utang lancar merupakan kewajiban perusahaan kepada

supplier yang jadwal pelunasannya dilakukan dalam jangka

waktu tertentu dan juga pembayaran atas jasa tenaga kerja

yang dilakukan setiap suatu periode tertentu juga (Uyar, 2009).

Periode penangguhan utang adalah rata-rata waktu yang

dibutuhkan untuk membeli bahan baku dan tenaga kerja serta

pembayarannya. Periode ini dihitung dengan membagi jumlah

utang lancar dengan jumlah harga pokok penjualan perhari.

DPO = 𝐴𝑐𝑐𝑜𝑢𝑛𝑡 𝑃𝑎𝑦𝑎𝑏𝑙𝑒

𝐶𝑂𝐺𝑆/365

Dalam bentuk persamaan yang paling sederhana

menggabungkan tiga komponen di atas, dimana semuanya terukur

dalam satuan hari, sebagaimana yang dituliskan oleh Keown, dkk.

(2001:492) cash conversion cycle dihitung dengan rumus sebagai

berikut:

CCC = DSO + DSI – DPO

Perusahaan harus mempersingkat periode CCC tanpa

mengganggu operasional sehari-hari untuk meningkatkan profit.

Tujuan dari manajemen modal kerja adalah cash conversion cycle

yang singkat bahkan negatif, karena hasil CCC yang positif

mengindikasikan jumlah hari perusahaan didanai oleh modal

Page 40: PENGARUH PROPORSI KOMISARIS INDEPENDEN, UKURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33270/1/MUTHIA... · ii . Pengaruh Dewan Komisaris Independen, Komite Audit dan

23

mereka sendiri sebelum mereka menerima pembayaran dari hasil

penjualan, sedangkan hasil CCC yang negatif mengindikasikan

perusahaan telah menerima pelunasan piutang dari pelanggannya

namun tagihan dari supplier perusahaan tempat mereka membeli

bahan baku atau persediaan belum dibayarkan karena belum jatuh

tempo pada waktunya (Hutchison dkk., 2007). Menurut Uyar

(2009) siklus konversi kas dapat dipercepat dengan cara:

1) Mengurangi periode konversi persediaan

Hal ini dapat dilakukan dengan memperoses dan menjual

barang secara lebih cepat. Manajer perusahaan harus

memastikan bahwa sistem persediaan telah berjalan dengan

efektif dan efisien seperti proses pemesanan dan

pengelolaan material.

2) Mengurangi periode penerimaan piutang

Manajer harus memastikan bahwa perusahaan sudah

menjalankan prosedur terhadap piutang secara efektif

sehingga dapat mempercepat proses penagihan dan

perusahaan tidak mengalami masalah likuiditas. Sebagai

salah satu contoh perusahaan dapat menerapkan sistem

diskon dalam jangka waktu tertentu agar pelanggan dapat

dengan cepat membayar pelunasannya.

Page 41: PENGARUH PROPORSI KOMISARIS INDEPENDEN, UKURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33270/1/MUTHIA... · ii . Pengaruh Dewan Komisaris Independen, Komite Audit dan

24

3) Memperpanjang periode penangguhan utang usaha

Perusahaan dianjurkan untuk berusaha memperlambat

pembayaran yang dilakukan kepada supplier. Kemampuan

perusahaan untuk lebih dulu melakukan penagihan kas dari

piutang daripada melakukan pengeluaran kas untuk

pembayaran utang merupakan salah satu strategi

meningkatkan pertumbuhan perusahaan (Padachi, 2006)

3. Dewan Komisaris Independen

Berdasarkan UU Perseroan Terbatas No.40 Tahun 2007

menyatakan bahwa dewan komisaris terdiri atas satu orang atau lebih.

Forum for Corporate Governance Indonesia (FCGI, 2000), dewan

komisaris merupakan salah satu unsur terpenting dari corporate

governance yang memiliki tanggung jawab menjamin pelaksanaan

strategi perusahaan berjalan sesuai tujuan, mengawasi manajemen

dalam mengelola perusahaan serta mewajibkan terlaksananya

akuntabilitas.

Berdasarkan pedoman Good Corporate Governance di

Indonesia tahun 2010, komposisi atau jumlah komisaris independen

tidak ditentukan dalam jumlah tertentu namun demikian jumlah atau

komposisi komisaris independen harus dapat menjamin agar

mekanisme pengawasan berjalan secara efektif dan sesuai dengan

peraturan perundang-undangan. Adapun kriteria yang ditetapkan yaitu

Page 42: PENGARUH PROPORSI KOMISARIS INDEPENDEN, UKURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33270/1/MUTHIA... · ii . Pengaruh Dewan Komisaris Independen, Komite Audit dan

25

salah satu dari komisaris independen harus mempunyai latar belakang

akuntansi atau keuangan.

Meskipun Pedoman Good Corporate Governance tidak

menentukan jumlah komisaris independen, dalam Peraturan Bapepam-

LK, emiten atau perusahaan publik wajib memiliki sekurang-

kurangnya satu orang komisaris independen sedangkan Bursa Efek

Indonesia mewajibkan sekurang-kurangnya 30% dari dewan komisaris

adalah komisaris independen. Kriteria komisaris independen secara

rinci diatur dalam peraturan Bapepam-LK yaitu:

a. Berasal dari luar emten atau Perusahaan Publik.

b. Tidak mempunyai saham emiten atau Perusahaan Publik baik

langsung maupun tidak langsung.

c. Tidak mempunyai hubungan sfiliasi dengan Komisaris, Direksi,

dan Pemegang Saham Utama Emiten atau Perusahaan Publik.

d. Tidak mempunyai hubungan usaha dengan emiten atau Perusahaan

Publik baik langsung maupun tidak langsung.

Untuk menjamin pelaksanaan GCG diperlukan anggota dewan

komisaris yang memiliki integritas, kemampuan, tidak cacat hukum

dan independen, serta tidak memiliki hubungan bisnis atau hubungan

lain dengan pemegang saham mayoritas dan dewan direksi baik

langsung maupun tidak langsung. Hal ini dimaksudkan agar dewan

komisaris independen dapat menjadi penyeimbang dalam pengambilan

keputusan dewan komisaris dan mewakili kepentingan stakeholders

Page 43: PENGARUH PROPORSI KOMISARIS INDEPENDEN, UKURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33270/1/MUTHIA... · ii . Pengaruh Dewan Komisaris Independen, Komite Audit dan

26

lainnya daripada kepentingan stakeholders mayoritas. Komisaris

independen diusulkan dan dipilih oleh pemegang saham minoritas

yang bukan merupakan pemegang saham pengendali dalam RUPS.

Namun seringkali dewan direksi lebih memiliki kekuatan dibanding

dewan komisaris. Hal inilah yang menyebabkan independensi dari

dewan komisaris menjadi sangat penting sebagai penyeimbang dari

dewan direksi.

Dalam melaksanakan tugasnya dewan komisaris bersama

dewan direksi memiliki tanggung jawab dalam menjaga kelangsungan

usaha perusahaan dalam jangka panjang, yaitu (KNKG, 2006):

a. Terlaksananya dengan baik kontrol internal dan manajemen risiko.

b. Tercapainya imbal hasil yang optimal bagi pemegang saham.

c. Terlindunginya kepentingan pemangku kepentingan secara wajar.

d. Terlaksananya suksesi kepemimpinan yang wajar demi

kesinambungan manajemen di semua lini organisasi.

Penerapan corporate governance dapat dilihat salah satunya

dari proporsi komisaris independen terhadap jumlah keseluruhan

komisaris yang ada dalam perusahaan. Penelitian yang dilakukan oleh

Yeh et al. (2002) memperoleh hasil bahwa penerapan corporate

governance akan mempengaruhi kinerja perusahaan. Dengan

melakukan penerapan corporate governance yang baik akan

meningkatkan kinerja perusahaan dan mencegah terjadinya kecurangan

oleh manajemen. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang

Page 44: PENGARUH PROPORSI KOMISARIS INDEPENDEN, UKURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33270/1/MUTHIA... · ii . Pengaruh Dewan Komisaris Independen, Komite Audit dan

27

dilakukan oleh Black et al. (2002) bahwa perusahaan dengan

penerapan corporate governance yang baik akan memiliki kinerja

operasional yang baik dibandingkan dengan perusahaan yang

penerapan corporate governancenya kurang baik. Selanjutnya,

penelitian yang dilakukan oleh John et al. (2015:87) menyatakan

bahwa corporate governance yang diproksikan salah satunya adalah

komisaris independen berpengaruh negatif terhadap siklus konversi

kas. Dimana siklus konversi kas termasuk bagian dari kinerja

perusahaan apakah perusahaan dapat mengelola modalnya dengan

efisien atau tidak.

Namun hasil penelitian tersebut berbeda dengan penelitian

yang dilakukan oleh Wulandari (2006) bahwa jumlah komisaris dan

proporsi komisaris independen yang ada dalam perusahaan tidak

berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja perusahaan. Penelitian

ini sejalan dengan penelitian Achchuthan dan Kajananthan (2013)

mengemukakan bahwa praktik corporate governance yang diproksikan

sebagai proporsi komisaris independen, ukuran komite audit, dan

jumlah kehadiran rapat tidak berpengaruh signifikan terhadap efisiensi

manajemen modal kerja yang salah satu proksinya juga merupakan

cash conversion cycle, kecuali untuk proksi struktur kepemimpinan

dewan berpengaruh signifikan terhadap efisiensi manajemen modal

kerja.

Page 45: PENGARUH PROPORSI KOMISARIS INDEPENDEN, UKURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33270/1/MUTHIA... · ii . Pengaruh Dewan Komisaris Independen, Komite Audit dan

28

4. Komite Audit

Berdasarkan Peraturan Bapepam-LK No IX.I.5, Komite Audit

adalah komite yang dibentuk oleh dan bertanggung jawab kepada

Dewan Komisaris dalam rangka membantu melaksanakan tugas dan

fungsi Dewan Komisaris. KNKG (2006) menyatakan bahwa Komite

Audit dibentuk untuk membantu Dewan Komisaris dalam memastikan

bahwa laporan keuangan disajikan secara wajar sesuai dengan prinsip

akuntansi yang berlaku umum, struktur pengendalian internal

perusahaan dengan baik, pelaksanaan audit internal maupun eksternal

dilakukan sesuai dengan standar audit yang berlaku, serta melakukan

tindak lanjut atas temuan hasil audit yang dilaksanakan manajemen.

Selain itu Komite Audit juga terlibat dalam pemrosesan calon auditor

eksternal beserta imbalan jasanya untuk kemudian disampaikan kepala

Dewan Komisaris.

Berdasarkan Peraturan Bapepam-LK No. IX.I.5, dalam

menjalankan fungsinya, Komite Audit memiliki tugas dan tanggung

jawab antara lain sebagai berikut:

a. Melakukan penelaahan atas informasi keuangan yang akan

dikeluarkan perusahaan seperti laporan keuangan, proyeksi, dan

informasi keuangan lainnya.

b. Melakukan penelaahan atas ketaatan perusahaan terhadap

peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal dan

Page 46: PENGARUH PROPORSI KOMISARIS INDEPENDEN, UKURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33270/1/MUTHIA... · ii . Pengaruh Dewan Komisaris Independen, Komite Audit dan

29

peraturan perundangan-undangan lainnnya yang berhubungan

dengan kegiatan peusahaan.

c. Melakukan penelaahan atas pelaksanaan pemeriksaan oleh auditor

internal.

d. Melaporkan kepada Komisaris berbagai risiko yang dihadai

perusahaan dan pelaksanaan manajemen risiko oleh direksi.

e. Melakukan penelaahan dan melaporkan kepada Komisaris atas

pengaduan yang berkaitan dengan Emiten atan Perusahaan Publik

f. Menjaga kerahasiaan dokumen, data, dan informasi perusahaan

Adapun wewenang Komite Audit dalam melaksanakan tugas

dan tanggung jawabnya adalah sebagai berikut:

a. Mengakses dokumen, data dan informasi perusahaan tentang

karyawan, dana, aset, sumber daya perusahaan yang diperlukan.

b. Berkomunikasi langsung atau tidak langsung dengan karyawan,

dan pihak yang menjalankan fungsi internal dan eksternal audit

serta manajemen risiko.

c. Melibatkan pihak independen di luar anggota Komite Audit yang

diperlukan untuk membantu pelaksanaan tugasnya (jika

diperlukan).

d. Melakukan kewenangan lain yang diberikan oleh Dewan

Komisaris.

Komite Audit biasanya terdiri dari dua hingga tiga orang

anggota. Dipimpin oleh seorang Komisaris Independen. Seperti komite

Page 47: PENGARUH PROPORSI KOMISARIS INDEPENDEN, UKURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33270/1/MUTHIA... · ii . Pengaruh Dewan Komisaris Independen, Komite Audit dan

30

pada umumnya, Komite audit yang beranggotakan sedikit cenderung

dapat bertindak lebih efisien. Akan tetapi, Komite audit beranggota

terlalu sedikit juga menyimpan kelemahan yakni minimnya ragam

pengalaman anggota. Sedapat mungkin anggota Komite audit memiliki

pemahaman memadai tentang pembuatan laporan keuangan dan

prinsip-prinsip pengawasan internal.

5. Ukuran Perusahaan

Definisi ukuran perusahaan menurut Riyanto (1999:313) adalah

“besar kecilnya perusahaan dilihat dari nilai equity, nilai penjualan

atau total aktiva.” Ukuran perusahaan merupakan pengukur yang

menunjukkan besar kecilnya perusahaan. Ukuran perusahaan dapat

diukur dengan menggunakan total aset, penjualan, dan ekuitas total

utang dan ukuran perusahaan memiliki korelasi kuat dan positif

(Odgen, 1987 dalam Magreta dan Nurmayanti, 2009).

Ukuran perusahaan dapat dinilai dari beberapa segi. Besar

kecilnya suatu perusahaan dapat didasarkan pada total nilai aktiva,

total penjualan, kapitalisasi pasar, jumlah tenaga kerja dan sebagainya.

Semakin besar aktiva suatu perusahaan maka akan semakin besar pula

modal yang ditanam, semakin besar total penjualan suatu perusahaan

maka akan semakin banyak juga perputaran uang dan semakin besar

kapitalisasi pasar maka semakin besar pula perusahaan dikenal

masyarakat (Hilmi dan Ali, 2008).

Page 48: PENGARUH PROPORSI KOMISARIS INDEPENDEN, UKURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33270/1/MUTHIA... · ii . Pengaruh Dewan Komisaris Independen, Komite Audit dan

31

Ukuran perusahaan berbeda akan memiliki modal kerja yang

berbeda pula. Perusahaan besar dapat mengambil keuntungan dari

tersedianya sumber daya yang lain ketika perusahaan sedang

mengalami kekurangan kas ataupun kesulitan dalam proses penagihan

piutang. Sedangkan perusahaan kecil akan lebih rentan dengan

kegagalan penagihan piutangnya. Penelitian yang dilakukan oleh Moss

dan Stine (1993) menyatakan bahwa ukuran perusahaan memiliki

pengaruh negatif signifikan terhadap panjangnya periode siklus

konversi kas, artinya semakin besar suatu perusahaan maka periode

siklus konversi kasnya semakin singkat.

Menurut Eljelly (2004), ukuran perusahaan akan

mempengaruhi likuiditas, CCC, dan profitabilitas perusahaan.

Perusahaan besar akan lebih memiliki keuntungan dalam pembelian

persediaan, mendapatkan pinjaman dari kreditor, dan pengumpulan

piutang pelanggan yang akan meningkatkan likuiditas dan

mempersingkat periode siklus konversi kas dibandingkan perusahaan

kecil.

Page 49: PENGARUH PROPORSI KOMISARIS INDEPENDEN, UKURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33270/1/MUTHIA... · ii . Pengaruh Dewan Komisaris Independen, Komite Audit dan

32

B. Keterkaitan Antar Variabel dan Perumusan Hipotesis

Hipotesis merupakan dugaan sementara atas suatu hubungan, sebab

akibat dari kinerja variabel yang perlu dibuktikan kebenarannya (Hamid,

2012:26). Perumusan hipotesis pada penelitian ini berdasarkan teori dan

penelitian-penelitian terdahulu yang bertujuan untuk menguji pengaruh

proporsi komisaris independen, ukuran komite audit, dan ukuran

perusahaan terhadap siklus konversi kas (cash conversion cycle).

1. Proporsi Komisaris Independen dengan Siklus Konversi Kas

Pada penelitian yang dilakukan oleh John et al. (2015:87)

menemukan bukti empiris bahwa proporsi komisaris independen

berpengaruh negatif terhadap cash conversion cycle. Achchuthan dan

Kajananthan (2013) mendapatkan bukti empiris bahwa proporsi

komisaris independen tidak mempengaruhi periode cash conversion

cycle. Berdasarkan uraian di atas maka hipotesis yang diajukan adalah

sebagai berikut:

Ha₁ :Proporsi komisaris independen berpengaruh terhadap

siklus konversi kas (cash conversion cycle).

2. Ukuran Komite Audit dengan Siklus Konversi Kas

Penelitian yang dilakukan oleh Gill dan Biger (2013)

menemukan bukti empiris bahwa komite audit mempengaruhi siklus

konversi kas. Selanjutnya penelitian yang dilakukan John dkk

(2015:87) menyatakan bahwa keberadaan komite audit berpengaruh

secara signifikan dan negatif terhadap siklus konversi kas. Achchuthan

Page 50: PENGARUH PROPORSI KOMISARIS INDEPENDEN, UKURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33270/1/MUTHIA... · ii . Pengaruh Dewan Komisaris Independen, Komite Audit dan

33

dan Kajananthan (2013) dalam penelitiannya mengemukakan bahwa

praktik corporate governance yang diproksikan salah satunya adalah

komite audit tidak berpengaruh terhadap manajemen modal kerja yang

diproksikan cash conversion cycle. Berdasarkan uraian di atas maka

hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut:

Ha₂ :Efektivitas komite audit berpengaruh terhadap siklus konversi

kas (cash conversion cycle)

3. Ukuran Perusahaan dengan Siklus Konversi Kas

Penelitian yang dilakukan oleh Moss dan Stine (1993)

menyatakan bahwa ukuran perusahaan memiliki pengaruh negatif

signifikan terhadap panjangnya periode siklus konversi kas.

Selanjutnya menurut Eljelly (2004) ukuran perusahaan akan

mempengaruhi periode siklus konversi kas. Penelitian Edman dan Ita

(2009) menyatakan bahwa ukuran perusahaan berhubungan negatif

dengan cash conversion cycle. Penelitian ini juga didukung oleh

penelitian yang dilakukan Muneeb dan Kashif (2012) dimana

perusahaan besar lebih efisien dalam mengelola manajemen modal

kerjanya yang mengakibatkan siklus konversi kasnya pun lebih

singkat. Berdasarkan uraian di atas maka hipotesis yang diajukan

adalah sebagai berikut:

Ha₃ :Ukuran perusahaan berpengaruh terhadap siklus konversi kas

(cash conversion cycle)

Page 51: PENGARUH PROPORSI KOMISARIS INDEPENDEN, UKURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33270/1/MUTHIA... · ii . Pengaruh Dewan Komisaris Independen, Komite Audit dan

34

4. Pengaruh Proporsi Komisaris Independen, Ukuran Komite Audit,

dan Ukuran Perusahaan Secara Simultan terhadap Siklus

Konversi Kas

Dalam penelitian ini, peneliti ingin mengetahui apakah semua variabel

independen yaitu proporsi komisaris independen, ukuran komite audit,

dan ukuran perusahaan secara simultan atau bersama-sama

berpengaruh terhadap variabel dependen yaitu siklus konversi kas,

sehingga diajukan hipotesis sebagai berikut:

Ha₄ :Proporsi komisaris independen, ukuran komite audit, dan

ukuran perusahaan berpengaruh simultan terhadap siklus konversi kas

(cash conversion cycle)

C. Penelitian Sebelumnya

Adapun hasil-hasil sebelumnya dari penelitian-penelitian terdahulu

mengenai topik yang berhubungan dengan penelitian ini dapat dilihat pada

tabel 2.1 berikut.

Page 52: PENGARUH PROPORSI KOMISARIS INDEPENDEN, UKURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33270/1/MUTHIA... · ii . Pengaruh Dewan Komisaris Independen, Komite Audit dan

35

Tabel 2.1

Penelitian-penelitian Terdahulu

Bersambung pada halaman selanjutnya

No Nama Peneliti

(Tahun) Judul Penelitian

Metodologi Penelitian Hasil Penelitian

Persamaan Perbedaan

1 Farrah Wahieda

Kasiran, Noredi Azhar

Mohamad, dan Othman

Chin (2016)

Working Capital

Management

Efficiency: A Study

on the Small Medium

Enterprise in

Malaysia.

Variabel

independen firm

size. Variabel

dependen cash

conversion cycle

Perhitungan Firm Size

diproksikan dengan Ln

Total Aset.

Perusahaan kecil

kurang efisien

dibandingkan dengan

perusahaan besar dalam

mengelola modal

kerjanya termasuk cash

conversion cycle

(CCC).

2 John Obradovich,

Amarjit Gill, dan

Nahum Biger (2015)

The Impact of

Independent Directors

on the Cash

Conversion Cycle of

American

Manufacturing Firms.

Variabel

independen

komisaris

independen dan

komite audit.

Variabel

dependen CCC

Variabel independen

CEO duality, CEO

tenure dan komite. audit

Dewan Komisaris

Independen, CEO

Duality, CEO Tenure,

Komite Audit

berpengaruh negatif

terhadap Cash

Conversion Cycle.

3 Seno Teguh dan Catur

Rahayu M (2015)

Faktor-Faktor yang

Mempengaruhi

Kebutuhan Working

Capital pada

Perusahaan

Manufaktur yang

Terdaftar dalam Bursa

Efek Indonesia (BEI)

Variabel

dependen cash

conversion cycle.

Variabel

independen firm

size

Variabel independen

operating cash flow,

profitability, leverage,

gross domestic, dan

inflation

Cash conversion cycle,

operating cash flow,

profitability, leverage,

gross domestic, dan

inflation berpengaruh

signifikan terhadap

working capital,

sedangkan firm size

Page 53: PENGARUH PROPORSI KOMISARIS INDEPENDEN, UKURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33270/1/MUTHIA... · ii . Pengaruh Dewan Komisaris Independen, Komite Audit dan

36

Tabel 2.1 (Lanjutan)

Bersambung pada halaman selanjutnya

No Nama Peneliti

(Tahun)

Judul

Penelitian

Metodologi Penelitian Hasil Penelitian

Persamaan Perbedaan

tidak berpengaruh

signifikan terhadap

working capital.

4 Amarjit S. Gill dan

Nahum Biger (2013)

The impact of

corporate

governance on

working capital

management

efficiency of

American

manufacturing firms

Variabel dependen

cash conversion

cycle.

Variabel independen

board size dan

komite audit

Variabel independen CEO

tenure dan CEO duality.

Board size diproksikan

dengan Ln total aset.

CEO Tenure, CEO

Duality, board size, dan

komite audit

berpengaruh terhadap

working capital

management termasuk

siklus koversi kas.

5 Achchuthan S dan

Kajananthan R (2013)

Corporate

governance

practices and

working capital

management

efficiency: special

reference to listed

manufacturing

companies in

Srilanka

Variabel dependen

cash conversion

cycle.

Variabel independen

proporsi komisaris

independen dan

komite audit.

Variabel independen

jumlah kehadiran rapat

dan struktur

kepemimpinan dewan.

Proporsi dewan

komisaris, komite audit

dan jumlah kehadiran

rapat tidak berpengaruh

signifikan terhadap

working capital

management, sedangkan

struktur kepemimpinan

dewan berpengaruh

signifikan terhadap

working capital

management termasuk

siklus konversi kas.

Page 54: PENGARUH PROPORSI KOMISARIS INDEPENDEN, UKURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33270/1/MUTHIA... · ii . Pengaruh Dewan Komisaris Independen, Komite Audit dan

37

Tabel 2.1 (Lanjutan)

No Nama Peneliti

(Tahun)

Judul

Penelitian

Metodologi Penelitian Hasil Penelitian

Persamaan Perbedaan

6 Henry Kuruga Karani

(2013)

The Effect of

Corporate

Governance on

Working Capital of

Manufacturing Firms

Variabel dependen

proksi cash

conversion cycle

Variabel independen

corporate governance

corporate governance

berpengaruh terhadap

working capital

7 Muneeb Ahmad Attari

dan Kashif Raza (2012)

The Optimal

Relationship of Cash

Conversion Cycle

with Firm Size and

Profitability

Variabel dependen

cash conversion

cycle.

Variabel

independen Firm

size.

Variabel independen

profitability.

Firm size diproksikan

dengan Ln total aset.

Firm size dan

profitability

berhubungan negatif

dengan cash conversion

cycle

8 Amarjit Gill (2011) Factors that

influence working

capial requirements

in Canada

Variabel dependen

working capital

(cash conversion

cycle). Variabel

independen firm

size

Variabel independen

operating cycle, ROA,

firm growth, dan

intenationalozation of

firm

Operating cycle, ROA,

internationalozation of

firm, firm’s growth, dan

firm size berpengaruh

signifikan terhadap

working capital

9 Moch. Edman Syarief

dan Ita Prihatining

Wilujeng (2009)

Cash conversion

cycle dan

hubungannya dengan

ukuran perusahaan,

profitabilitas dan

manajemen modal

kerja

Variabel dependen

cash conversion

cycle.

Variabel

independen ukuran

perusahaan.

Variabel independen

profitabilitas dan

manajemen modal

kerja.

Ukuran perusahaan dan

manajemen modal kerja

berhubungan signifikan

dengan CCC,

profitabilitas tidak

berhubungan signifikan

dengan CCC

Sumber : Diolah dari berbagai referensi

Page 55: PENGARUH PROPORSI KOMISARIS INDEPENDEN, UKURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33270/1/MUTHIA... · ii . Pengaruh Dewan Komisaris Independen, Komite Audit dan

38

D. Kerangka Pemikiran

Hamid (2012:25) mengungkapkan bahwa kerangka pemikiran

merupakan sintesa dan serangkaian teori yang tertuang dalam tinjauan

pustaka, yang pada dasarnya merupakan gambaran sistematis dari kinerja

teori dalam memberikan solusi atau alternatif solusi dari serangkaian

masalah yang ditetapkan. Kerangka pemikiran dapat disajikan dalam

bentuk bagan, deskripsi kualitatif, dan atau gabungan dari keduanya. Ada

beberapa masalah yang terdapat dalam penelitian ini di antaranya adalah

proporsi komisaris independen, ukuran komite audit, dan ukuran

perusahaan yang diduga dapat mempengaruhi periode siklus konversi kas

(cash conversion cycle).

Berdasarkan uraian di atas maka dapat digambarkan kerangka

pemikiran dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Page 56: PENGARUH PROPORSI KOMISARIS INDEPENDEN, UKURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33270/1/MUTHIA... · ii . Pengaruh Dewan Komisaris Independen, Komite Audit dan

39

Gambar 2.1

Skema Kerangka Pemikiran

Skandal bangkrutnya perusahaan-perusahaan

besar

Basis Teori : Teori Agensi (Agency Theory)

Pengaruh Proporsi Komisaris Independen, Ukuran Komite Audit, dan

Ukuran Perusahaan Terhadap Siklus Konversi Kas (Cash Conversion

Cycle)

Variabel Independen Variabel Dependen

Proporsi Komisaris

Independen

Ukuran Komite

Audit

Ukuran Perusahaan

Siklus Konversi Kas

(Cash Conversion

Cycle)

Metode Analisis : Regresi Berganda

Hasil Pengujian dan Pembahasan

Kesimpulan dan Saran

Pengelolaan modal kerja yang kurang efisien

Page 57: PENGARUH PROPORSI KOMISARIS INDEPENDEN, UKURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33270/1/MUTHIA... · ii . Pengaruh Dewan Komisaris Independen, Komite Audit dan

40

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh proporsi

komisaris independen, ukuran komite audit, dan ukuran perusahaan

terhadap periode siklus konversi kas (cash conversion cycle) dalam

laporan tahunan dengan populasi perusahaan manufaktur yang terdaftar di

BEI tahun 2013, 2014, dan 2015. Namun, objek penelitian ini peneliti

batasi yaitu pada Industri Barang Konsumsi. Jenis data yang dikumpulkan

mencakup data laporan tahunan selama periode penelitian yaitu 2013

sampai 2015 yang didapat dari website www.idx.com.

B. Metode Penentuan Sampel

Penelitian ini dilakukan dengan mengamati seluruh perusahaan

manufaktur industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia (BEI) periode observasi 2013 sampai 2015. Peneliti

mengumpulkan data dari laporan keuangan dan laporan tahunan

perusahaan. Sampel pada penelitian ini adalah perusahaan manufaktur

industri barang konsumsi yang terdaftar di BEI selama periode tahun

2013-2015. Metode yang digunakan peneliti dalam pemilihan sampel

penelitian adalah purposive sampling dengan teknik berdasarkan

pertimbangan (judgement) yang merupakan tipe pemilihan sampel secara

tidak acak yang informasinya diperoleh dengan menggunakan

pertimbangan tertentu. Teknik penarikan sampel purposive ini dilakukan

Page 58: PENGARUH PROPORSI KOMISARIS INDEPENDEN, UKURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33270/1/MUTHIA... · ii . Pengaruh Dewan Komisaris Independen, Komite Audit dan

41

dengan cara memilih sampel dari suatu populasi berdasarkan pada

informasi yang tersedia (Sarwono dan Suhayati 2010:50). Metode

purposive sampling dengan tujuan untuk mendapatkan sampel yang

representatives sesuai dengan kriteria yang ditentukan. Adapun kriteria

sampel yang akan digunakan adalah sebagai berikut:

1. Perusahaan listing atau terdaftar di BEI dari awal periode pengamatan

dan tidak delisting sampai akhir periode pengamatan.

2. Perusahaan manufaktur industri barang konsumsi yang terdaftar secara

berturut-turut di Bursa Efek Indonesia selama periode 2013-2015.

3. Perusahaan manufaktur pada industri barang konsumsi yang terdaftar

di BEI yang laporan keuangannya telah diaudit dan menyediakan

informasi keuangan lengkap.

4. Perusahaan memiliki data lengkap terkait dengan dewan komisaris,

komisaris independen, dan komite audit.

C. Metode Pengumpulan Data

Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder,

yaitu annual report untuk tahun 2013, 2014, dan 2015. Annual report

digunakan karena pada annual report terdapat sumber informasi yang

dilaporkan oleh perusahaan yang penting dan bermanfaat bagi stakeholder

dalam pengambilan keputusan dengan tujuan untuk mengurangi adanya

asimetri informasi.

Untuk metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian

ini adalah content analysis, yaitu suatu metode pengumpulan data

Page 59: PENGARUH PROPORSI KOMISARIS INDEPENDEN, UKURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33270/1/MUTHIA... · ii . Pengaruh Dewan Komisaris Independen, Komite Audit dan

42

penelitian melalui teknik observasi dan analisis terhadap isi atau pesan dari

suatu dokumen. Tujuan content analysis adalah melakukan identifikasi

terhadap karakteristik atau informasi spesifik yang terdapat pada suatu

dokumen untuk menghasilkan deskripsi obyektif dan sistematik

(Indriantoro dalam Istanti, 2009). Content analysis dilakukan dengan cara

membaca laporan tahunan setiap perusahaan sampel dan memberi kode

informasi yang terkandung di dalamnya.

D. Metode Analisis Data

Metode analisis data dalam penelitian ini menggunakan metode

analisis regresi yang perhitungannya menggunakan SPSS versi 22. Regresi

digunakan untuk mengukur besarnya pengaruh variabel independen

terhadap variabel dependen. Analisis regresi ada 2 jenis, yaitu regresi

linier sederhana dan regresi linier berganda. Penelitian ini menggunakan

regresi linier berganda karena variabel independen yang digunakan lebih

dari satu variabel. Metode analisis regresi berganda yang dipergunakan

dalam penelitian ini meliputi statistik deskriptif, uji asumsi klasik, uji

hipotesis dan uji statistik.

1. Statistik Deskriptif

Ghozali (2013) menyatakan bahwa statistik deskriptif

memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai

rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum,

range, kurtosis dan skewness (kemencengan distribusi). Statistik

deskriptif biasanya digunakan untuk menggambarkan profil data

Page 60: PENGARUH PROPORSI KOMISARIS INDEPENDEN, UKURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33270/1/MUTHIA... · ii . Pengaruh Dewan Komisaris Independen, Komite Audit dan

43

sampel sebelum memanfaatkan teknik analisis statistik yang berfungsi

untuk menguji hipotesis.

2. Uji Asumsi Klasik

Pengujian asumsi klasik digunakan untuk menguji apakah

persamaan regresi yang telah ditentukan merupakan persamaan yang

dapat menghasilkan estimasi yang tidak bias. Uji asumsi klasik ini

terdiri dari:

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam

model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki

distribusi normal. Seperti diketahui bahwa Uji t dan uji F

mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal.

Kalau asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid

untuk jumlah sampel kecil. Ada dua cara mendeteksi apakah

residual berdistribusi normal atau tidak yakni dengan analisis

grafik dan uji statistik (Ghozali, 2013).

b. Uji Multikolinieritas

Multikolinieritas adalah suatu kondisi yang menunjukan

satu atau lebih variabel independen terdapat korelasi dengan

variabel independen lainnya. Uji multikolinieritas bertujuan untuk

menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar

variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya

tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Jika variabel

Page 61: PENGARUH PROPORSI KOMISARIS INDEPENDEN, UKURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33270/1/MUTHIA... · ii . Pengaruh Dewan Komisaris Independen, Komite Audit dan

44

independen saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak

ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel independen yang

nilai korelasi antar sesama variabel independen sama dengan nol

(Ghozali, 2013)

Adanya multikolinieritas dapat dilihat dari tolerance value

atau nilai tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF). Batas dari

nilai tolerance adalah 0,01 dan batas VIF adalah 10. Apabila nilai

tolerance di bawah 0,01 atau nilai VIF di atas 10 maka terjadi

multikolinieritas (Ghozali, 2013).

c. Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas merupakan suatu varian pengganggu

yang tidak mempunyai varian yang sama untuk setiap observasi,

sehingga mengakibatkan penaksiran regresi yang tidak efisien. Uji

heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi

terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke

pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan

ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika

berbeda disebut heteroskedastisitas.

Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas

atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Kebanyakan data crossection

mengandung situasi heteroskedastisitas karena data ini

menghimpun data yang mewakili berbagai ukuran baik ukuran

kecil, sedang maupun besar (Ghozali, 2013).

Page 62: PENGARUH PROPORSI KOMISARIS INDEPENDEN, UKURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33270/1/MUTHIA... · ii . Pengaruh Dewan Komisaris Independen, Komite Audit dan

45

d. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model

regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada

periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1

(sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem

autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan

sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Masalah ini timbul

karena residual (kesalahan pengganggu) tidak bebas dari suatu

observasi ke observasi lainnya.

Hal ini sering ditemukan pada data runtut waktu (time

series) karena “gangguan” pada seseorang individu/kelompok

cenderung memengaruhi “gangguan” pada individu/kelompok

yang sama pada periode berikutnya (Ghozali, 2013).

3. Analisis Regresi

Hipotesis dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan

model regresi berganda (multiple regression). Model regresi berganda

umumnya digunakan untuk menguji pengaruh dua atau lebih variabel

independen terhadap variabel dependen dengan skala pengukuran

interval atau rasio dalam suatu persamaan linier.

Analisis regresi berganda merupakan eksistensi dari modal

regresi dalam analisis bivariate yang umumnya digunakan untuk

menguji pengaruh dua atau lebih variabel independen terhadap

variabel dependen. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dilakukan

Page 63: PENGARUH PROPORSI KOMISARIS INDEPENDEN, UKURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33270/1/MUTHIA... · ii . Pengaruh Dewan Komisaris Independen, Komite Audit dan

46

atas lima variabel dengan menggunakan rumus persamaan matematis

seperti di bawah ini:

Y = α + β₁X₁ + β₂X₂ + β₃X₃ + ɛ

Dimana:

Y = Siklus Konversi Kas (Cash Conversion Cycle)

α = Konstanta (tetap)

β₁-β₅ = Koefisien variabel independen, apabila nilai β positif

maka akan terjadi kenaikan pada variabel dependen (Y),

jika nilai β negatif akan terjadi penurunan pada variabel

dependen (Y)

X₁ = Proporsi dewan komisaris

X₂ = Jumlah komite audit

X₃ = Ukuran perusahaan

ɛ = Kesalahan baku/error

4. Uji Statistik

a. Koefisien Determinasi (R²)

Koefisien determinasi (R²) pada intinya mengukur seberapa

jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel

dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu.

Nilai R² yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen

yang menjelaskan variabel-variabel dependen amat terbatas. Nilai

yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen

memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk

Page 64: PENGARUH PROPORSI KOMISARIS INDEPENDEN, UKURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33270/1/MUTHIA... · ii . Pengaruh Dewan Komisaris Independen, Komite Audit dan

47

memprediksi variasi variabel dependen. Secara umum koefisien

determinasi untuk data silang (crosssection) relatif rendah karena

adanya variasi yang besar antara masing-masing pengamatan.

Kelemahan mendasar dalam menggunakan koefisien

determinasi adalah bias terhadap jumlah variabel independen yang

dimasukkan dalam model. Apabila satu variabel independen

ditambah, R² akan meningkat tanpa mempedulikan apakah variabel

tersebut berpengaruh secara signifikan atau tidak terhadap variabel

dependen. Oleh karena itu, penelitian ini menggunakan nilai

adjusted R² untuk mengevaluasi model regresi. Nilai adjusted R²

mampu naik atau turun apabila satu variabel independen

ditambahkan dalam model regresi. Seperti halnya koefisien

determinasi (R²), nilai adjusted R² juga berkisar antara nol dan satu.

Apabila mendekati nilai 1 berarti semakin kuat kemampuan variabel

independen dalam menjelaskan variabel dependennya (Ghozali,

2013).

b.Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)

Uji F pada dasarnya menunjukan apakah semua variabel

independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai

pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Untuk

menguji hipotesis ini digunakan statistik F dengan kriteria

pengambilan keputusan bahwa apabila nilai signifikansi > 0,05 maka

Page 65: PENGARUH PROPORSI KOMISARIS INDEPENDEN, UKURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33270/1/MUTHIA... · ii . Pengaruh Dewan Komisaris Independen, Komite Audit dan

48

Ha ditolak, sedangkan apabila nilai signifikansi < 0,05 maka Ha

diterima (Ghozali, 2013).

c. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statisti t)

Uji parsial digunakan untuk mengetahui pengaruh masing-

masing variabel independen terhadap variabel dependen. Uji t-test

ini pada dasarnya untuk menunjukan seberapa jauh pengaruh atau

variabel penjelas/independen secara individual dalam menerangkan

variasi variabel dependen (Ghozali, 2013). Kriteria pengambilan

keputusan dilakukan dengan tingkat signifikansi 5%. Hipotesis Ha

diterima jika tingkat signifikansi < 5% (kurang dari 0,05) dan

hipotesis Ha ditolak apabila tingkat signifikansi > 5%.

E. Operasional Variabel Penelitian

Data dalam penelitian ini dapat dikelompokan menjadi dua variabel

yaitu variabel dependen dan variabel independen. Berikut ini akan

diuraikan definisi mengenai variabel yang digunakan beserta dengan

dimensi, operasional, indikator dan skala pengukurannya.

1. Variabel Dependen (Terikat)

Dalam penelitian ini, peneliti mengambil management

working capital yang menggunakan cash conversion cycle (CCC)

sebagai variabel dependen. Siklus konversi kas (cash conversion cycle)

merupakan lamanya waktu yang dibutuhkan oleh perusahaan dalam

mengelola kas sebagai modal kerja sebelum nantinya kas tersebut

kembali ketika terjadi pembayaran oleh pelanggan atas barang atau

Page 66: PENGARUH PROPORSI KOMISARIS INDEPENDEN, UKURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33270/1/MUTHIA... · ii . Pengaruh Dewan Komisaris Independen, Komite Audit dan

49

jasa yang telah diberikan (Hutchison dkk., 2007). Cash conversion

cycle terdiri dari tiga siklus utama yaitu Days of Sales Outstanding,

Days os Sales in Inventory, dan Days of Payables Outstanding.

a. Periode Perputaran Piutang (Days os Sales Outstanding-DSO)

Periode perputaran piutang adalah rata-rata waktu yang

dibutuhkan untuk mengkonversi piutang perusahaan menjadi kas,

yaitu untuk menerima kas setelah menjadi penjualan. Periode ini

dihitung dengan membagi piutang dengan rata-rata penjualan

kredit perhari.

DSO = 𝐴𝑐𝑐𝑜𝑢𝑛𝑡 𝑅𝑒𝑐𝑒𝑖𝑣𝑎𝑏𝑙𝑒

𝑆𝑎𝑙𝑒𝑠/365

b. Periode Perputaran Persediaan (Days of Sales in Inventory-DSI)

Periode perputaran persediaan adalah waktu yang dibutuhkan

untuk mengkonversi bahan baku menjadi barang jadi dan

kemudian menjual barang tersebut. Semakin rendah periode

konversi persediaan semakin tinggi profitabilitas perusahaan.

Periode ini dihitung dengan membagi persediaan dengan harga

pokok penjualan perhari.

DSI = 𝐼𝑛𝑣𝑒𝑛𝑡𝑜𝑟𝑖𝑒𝑠

𝐶𝑂𝐺𝑆/365

c. Periode Perputaran Utang (Days of Payables Outstanding-DPO)

Periode penangguhan utang adalah rata-rata waktu yang

dibutuhkan untuk membeli bahan baku dan tenaga kerja serta

pembayarannya. Periode ini dihitung dengan membagi jumlah

utang lancar dengan jumlah harga pokok penjualan perhari.

Page 67: PENGARUH PROPORSI KOMISARIS INDEPENDEN, UKURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33270/1/MUTHIA... · ii . Pengaruh Dewan Komisaris Independen, Komite Audit dan

50

DPO = 𝐴𝑐𝑐𝑜𝑢𝑛𝑡 𝑃𝑎𝑦𝑎𝑏𝑙𝑒

𝐶𝑂𝐺𝑆/365

Dalam bentuk persamaan yang paling sederhana

menggabungkan tiga komponen di atas, dimana semuanya terukur

dalam satuan hari, sebagaimana yang dituliskan oleh Keown, dkk.

(2001:492) cash conversion cycle dihitung dengan rumus sebagai

berikut:

CCC = DSO + DSI – DPO

Keterangan:

CCC = Cash Conversion Cycle

DSO = Days of Sales Outstanding

DSI = Days os Sales in Inventory

DPO = Days of Payables Oustanding

2. Variabel Independen (Bebas)

Variabel independen adalah variabel yang memengaruhi

variabel terikat, baik secara positif maupun secara negatif. Jika

terdapat variabel dependen maka variabel independen juga harus hadir,

dan di setiap unit kenaikan dalam variabel independen maka akan

terdapat pula kenaikan atau penurunan dalam variabel dependen

(terikat).

Dalam penelitian ini, variabel independen terdiri dari proporsi

dewan komisaris independen, jumlah komite audit, dan ukuran

perusahaan. Tujuan peneliti adalah untuk menjelaskan dan

memprediksi apakah dewan komisaris independen, jumlah komite

Page 68: PENGARUH PROPORSI KOMISARIS INDEPENDEN, UKURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33270/1/MUTHIA... · ii . Pengaruh Dewan Komisaris Independen, Komite Audit dan

51

audit, dan ukuran perusahaan mempengaruhi atau tidak mempengaruhi

periode cash conversion cycle pada perusahaan. Variabel independen

dapat secara umum dipaparkan sebagai berikut:

a. Proporsi Dewan Komisaris Independen

Proporsi dewan komisaris independen didefiniskan sebagai

bagian atau isi dari dewan komisaris yang berada di perusahaan.

Proporsi dari dewan komisaris independen meliputi tentang

banyaknya dewan komisaris independen dibandingkan dengan total

dewan komisaris yang ada dalam susunan dewan komisaris

perusahaan sampel (Boediono, 2005).

Proporsi dewan komisaris diukur dengan cara:

Keberadaan Dewan Komisaris Independen

= 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐷𝑒𝑤𝑎𝑛 𝐾𝑜𝑚𝑖𝑠𝑎𝑟𝑖𝑠 𝐼𝑛𝑑𝑒𝑝𝑒𝑛𝑑𝑒𝑛

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐷𝑒𝑤𝑎𝑛 𝐾𝑜𝑚𝑖𝑠𝑎𝑟𝑖𝑠

b. Ukuran Komite Audit

Ukuran komite audit merupakan jumlah komite audit yang

dimiliki perusahaan sampel. Komite audit biasanya terdiri dari dua

hingga tiga orang anggota. Pertimbangan anggota komite audit

berjumlah lebih dari satu orang disebabkan agar antar anggota

komite audit dapat saling bertukar pikiran dalam melaksanakan

tanggung jawabnya dalam membantu dewan komisaris (Tifani

Vota, 2010). Dipimpin oleh seorang komisaris independen. Seperti

komite pada umumnya, komite audit yang beranggotakan sedikit

cenderung dapat bertindak lebih efisien. Akan tetapi, komite audit

Page 69: PENGARUH PROPORSI KOMISARIS INDEPENDEN, UKURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33270/1/MUTHIA... · ii . Pengaruh Dewan Komisaris Independen, Komite Audit dan

52

beranggota terlalu sedikit juga menyimpan kelemahan yakni

minimnya ragam pengalaman anggota. Sedapat mungkin anggota

komite audit memiliki pemahaman memadai tentang pembuatan

laporan keuangan dan prinsip-prinsip pengawasan internal. Skala

yang digunakan adalah skala rasio (Rina, 2008).

c. Ukuran Perusahaan

Besar kecilnya perusahaan dilihat dari besarnya nilai

equity, nilai total penjualan, atau nilai total aktiva (Riyanto, 1999).

Menurut undang-undang No.9 tahun 1995 tentang usaha kecil

point b, menjelaskan bahwa “perusahaan yang memiliki hasil

penjualan tahunan paling banyak Rp.1.000.000.000.000,- (satu

milyar rupiah) digolongkan kelompok usaha kecil”. Dengan

adanya ketentuan ini, maka dapat dinyatakan bahwa perusahaan

yang memiliki hasil penjualan tahunan di atas satu milyar rupiah

dapat dikelompokkan ke dalam industri menengah dan besar.

Semakin besar suatu perusahaan semakin kompleks dalam

pengelolaan modal kerjanya.

Maka di dalam penelitian ini, pengukuran terhadap ukuran

perusahaan mengacu pada pendapat Riyanto (1999) dan juga

mengacu pada undang-undang No.9 tahun 1995, dimana ukuran

perusahaan diproksikan dengan nilai logaritma natural dari total

penjualan (LnTR)

Page 70: PENGARUH PROPORSI KOMISARIS INDEPENDEN, UKURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33270/1/MUTHIA... · ii . Pengaruh Dewan Komisaris Independen, Komite Audit dan

53

Berdasarkan penjelasan di atas, maka operasional variabel

penelitian dapat disajikan dalam tabel 3.1 di bawah ini:

Tabel 3.1

Operasional Variabel

Variabel Indikator Skala

Cash conversion cycle

(CCC) (Keown et al.,

2001)

CCC = DSO + DSI – DPO Rasio

Proporsi komisaris

independen (Boediono,

2005)

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐷𝑒𝑤𝑎𝑛 𝐾𝑜𝑚𝑖𝑠𝑎𝑟𝑖𝑠 𝐼𝑛𝑑𝑒𝑝𝑒𝑛𝑑𝑒𝑛

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐷𝑒𝑤𝑎𝑛 𝐾𝑜𝑚𝑖𝑠𝑎𝑟𝑖𝑠

Rasio

Ukuran komite audit

(Rina, 2008)

Jumlah Anggota Komite Audit Rasio

Ukuran perusahaan

(Riyanto, 1999)

Logaritma natural Total Revenue Rasio

Page 71: PENGARUH PROPORSI KOMISARIS INDEPENDEN, UKURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33270/1/MUTHIA... · ii . Pengaruh Dewan Komisaris Independen, Komite Audit dan

54

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Deskripsi Objek Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan industri barang

konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) mulai tahun

2013-2015. Perusahaan industri barang konsumsi tersebut telah

terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan selama periode penelitian

tersebut tidak keluar dari Bursa Efek Indonesia atau mengalami

delisting. Peneliti memilih sektor industri barang konsumsi karena

untuk menghindari industrial effect yaitu resiko industri yang berbeda

antara sektor industri yang satu dengan yang lain. Periode pengamatan

dalam penelitian ini adalah 3 tahun yaitu 2013, 2014 dan 2015.

2. Deskripsi Sampel Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan tiga periode

pengamatan dan pemilihan sampel dari populasi menggunakan teknik

purposive sampling yang merupakan tipe pemilihan sampel secara

tidak acak yang informasinya diperoleh dengan menggunakan

pertimbangan tertentu. Metode purposive sampling dengan tujuan

untuk mendapatkan sampel yang representatives sesuai dengan kriteria

yang ditentukan.

Page 72: PENGARUH PROPORSI KOMISARIS INDEPENDEN, UKURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33270/1/MUTHIA... · ii . Pengaruh Dewan Komisaris Independen, Komite Audit dan

55

Tabel 4.1

Proses Seleksi Sampel

No Kriteria Pelanggaran

Kriteria Jumlah

1 Total perusahaan industri barang

konsumsi yang listing di BEI

2013-2015

38

2 Perusahaan industri barang

konsumsi yang terdaftar secara

berturut-turut di BEI selama

periode 2013-2015

(3) 35

3 Perusahaan industri barang

konsumsi yang laporan

keuangannya telah diaudit dan

menyediakan informasi keuangan

lengkap

- 35

4 Perusahaan memiliki data lengkap

terkait dewan komisaris,

komisaris independen, dan komite

audit.

(2) 33

Jumlah sampel yang memenuhi

kriteria.

33

Tahun pengamatan 3

Jumlah 99

Jumlah data outlier (2)

Jumlah sampel penelitian 97

Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui bahwa total perusahaan

industri barang konsumsi yang terdaftar di BEI berjumlah 38. Namun,

berdasarkan hasil seleksi sampel hanya ada 33 perusahaan industri

barang konsumsi yang masuk dalam kriteria sampel. Periode

pengamatan yang diambil oleh peneliti adalah 3 (tiga) tahun, yaitu

tahun 2013, 2014 dan 2015. Jadi, total sampel yang diteliti sebanyak 99

data laporan tahunan perusahaan industri barang konsumsi, selanjutnya

dikarenakan adanya data outlier maka jumlah sampel dalam penelitian

ini adalah sebanyak 97 data laporan tahunan perusahaan industri barang

Page 73: PENGARUH PROPORSI KOMISARIS INDEPENDEN, UKURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33270/1/MUTHIA... · ii . Pengaruh Dewan Komisaris Independen, Komite Audit dan

56

konsumsi. Outlier adalah kasus atau data yang memiliki karakteristik

unik yang terlihat sangat berbeda jauh dari observasi-observasi lainnya

dan muncul dalam bentuk ekstrim baik untuk sebuah variabel tunggal

atau variabel kombinasi (Ghozali, 2013).

B. Analisis dan Pembahasan

Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini diuji dengan model

regresi berganda. Tujuannya adalah memperoleh gambaran yang

menyeluruh mengenai pengaruh variabel independen (proporsi dewan

komisaris independen, efektivitas komite audit, dan ukuran perusahaan)

terhadap variabel dependen yaitu siklus konversi kas (cash conversion

cycle).

1. Hasil Uji Statistik Deskriptif

Uji data statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi

suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi,

varian, maksimum, minimum, sum, range kurtosis dan skewness

(kemencengan distribusi) (Ghozali, 2013).

Tabel 4.2 menggambarkan statistik deskriptif seluruh variabel

dalam penelitian ini yang meliputi nilai minimum, maksimum, mean

(rata-rata) dan standar deviasi. Nilai minimum menggambarkan nilai

paling kecil yang diperoleh dari hasil pengolahan dan analisis data

yang telah dilakukan terhadap perusahaan sampel. Nilai maksimum

menggambarkan nilai paling besar yang diperoleh dari hasil

Page 74: PENGARUH PROPORSI KOMISARIS INDEPENDEN, UKURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33270/1/MUTHIA... · ii . Pengaruh Dewan Komisaris Independen, Komite Audit dan

57

pengolahan dan analisis data yang telah dilakukan, sedangkan mean

(rata-rata) menunjukan nilai rata-rata dari masing-masing variabel.

Berikut ini adalah gambaran statistik deskriptif perusahaan sampel

secara keseluruhan.

Tabel 4.2

Statistik Deskripif

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

CCC 97 -25,271 650,412 132,94303 100,388347

KOM 97 ,200 ,800 ,40500 ,112455

AUDIT 97 2,0 6,0 3,072 ,4620

SALES 97 25,242 32,120 28,59630 1,687191

Valid N (listwise) 97

Sumber : Data diolah (Output SPSS 22)

Tabel 4.2 di atas merupakan hasil statistik deskriptif dari data-data

yang dikumpulkan yang menunjukan bahwa variabel dependen yaitu

siklus konversi kas atau cash conversion cycle (CCC) memiliki nilai

minimum sebesar -25, 271 yang diperoleh dari Indofarma Tbk pada

tahun 2015 sedangkan nilai maksimumnya sebesar 650,412 diperoleh

dari Merck Sharp Dohme Pharma Tbk pada tahun 2013. Nilai rata-rata

siklus konversi kas sebesar 132,943. Hal ini menunjukkan rata-rata

perusahaan industri barang konsumsi dalam mengelola kasnya adalah

selama 132,94 hari dan standar deviasinya adalah sebesar 100,388347.

Variabel proporsi komisaris independen (KOM) menunjukkan nilai

minimum sebesar 0,20 yang diperoleh dari Tiga Pilar Sejahtera Food

Tbk pada tahun 2014 dan nilai maksimumnya sebesar 0,80 diperoleh

dari Bentoel International Investama Tbk pada tahun 2015 dan

Page 75: PENGARUH PROPORSI KOMISARIS INDEPENDEN, UKURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33270/1/MUTHIA... · ii . Pengaruh Dewan Komisaris Independen, Komite Audit dan

58

Unilever Indonesia Tbk pada tahun 2013 dan 2014. Hal ini berarti

dalam perusahaan sampel paling kecil ada sebesar 20% dari total

jumlah dewan komisaris dan paling besar aadalah sebesar 80% dari

total dewan komisaris. Rata-rata variabel proporsi komisaris

independen adalah sebesar 0,405. Hal ini berarti rata-rata proporsi

komisaris independen di industri barang konsumsi telah memenuhi

ketentuan mengenai dewan komisaris independen diatur dalam

Keputusan Direksi PT Bursa Efek Jakarta No:Kep-305/BEJ/07-2004

Tentang Pencatatan Saham dan Efek bersifat Ekuitas Selain Saham

yang Diterbitkan oleh Perusahaan Tercatat. Berdasarkan peraturan

tersebut, perusahaan yang listing di Bursa Efek Indonesia harus

memiliki komisaris independen yang jumlahnya sekurang-kurangnya

30% dari seluruh jumlah anggota dewan komisaris. Sedangkan standar

deviasinya adalah sebesar 0,112455.

Variabel ukuran komite audit (AUDIT) memiliki nilai minimum

sebesar 2 yang diperoleh dari Martina Berto Tbk pada tahun 2013,

2014 dan 2015, Indofarma Tbk pada tahun 2016, dan Mustika Ratu

Tbk pada tahun 2016. Sedangkan nilai maksimum sebesar 6 yang

diperoleh dari Indofarma Tbk pada tahun 2013. Nilai rata-rata ukuran

komite audit sebesar 0,3072 artinya rata-rata jumlah anggota komite

audit di perusahaan industri barang konsumsi yang ada di Indonesia

terdiri dari 3 anggota dan standar deviasinya sebesar 0,4620.

Page 76: PENGARUH PROPORSI KOMISARIS INDEPENDEN, UKURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33270/1/MUTHIA... · ii . Pengaruh Dewan Komisaris Independen, Komite Audit dan

59

Variabel ukuran perusahaan (SALES) memiliki nilai minimum

sebesar 25,24 yng diperoleh dari Kedaung Indag Can Tbk pada tahun

2015. Sedangkan nilai maksimum sebesar 32,12 diperoleh dari

Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk pada tahun 2015. Nilai rata-rata

ukuran perusahaan sebesar 28,59 dan standar deviasi sebesar 1,6871.

2. Hasil Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam

sebuah model regresi, variabel dependen, variabel independen atau

keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Dalam

penelitian ini, uji normalitas dilakukan dengan menggunakan alat

uji non-parametic Kolmogorov-Smirnov (K-S). Pengambilan

keputusan dalam uji K-S ini adalah dengan melihat nilai

probabilitas signifikansi data residual. Jika angka probabilitas

kurang dari 0,05 maka variabel tidak terdistribusi secara nornal dan

menolak H0. Sebaliknya jika angka probabilitas lebih dari 0,05

berarti data terdistribusi secara normal dan menolak HA. Adapun

hasil uji normalitas menggunakan Kolmogorov-Smirnov (K-S)

dapat dilihat dalam tabel 4.3

Page 77: PENGARUH PROPORSI KOMISARIS INDEPENDEN, UKURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33270/1/MUTHIA... · ii . Pengaruh Dewan Komisaris Independen, Komite Audit dan

60

Tabel 4.3

Hasil Uji Normalitas (One-Sample Kolmogorof-Smirnof Test)

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 99

Normal

Parametersa,b

Mean ,0000000

Std. Deviation 93,83495374

Most Extreme

Differences

Absolute ,091

Positive ,091

Negative -,063

Test Statistic ,091

Asymp. Sig. (2-tailed) ,043c

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

c. Lilliefors Significance Correction.

Sumber : Data diolah (Output SPSS 22)

Tabel di atas menunjukan hasil perhitungan dengan

menggunakan uji One-Sample Kolmogorof-Smirnof Test yang

memiliki probabilitas tingkat signifikansi 0,043 dibawah nilai

tingkat signifikansi kepercayaan 0,05. Hal ini berarti hipotesis nol

ditolak atau variabel proporsi komisaris independen (KOM),

ukuran komite audit (AUDIT), ukuran perusahaan (SIZE), dan

Siklus Konversi Kas (CCC) tidak terdistribusi secara normal.

Untuk data mendapatkan hasil pengujian yang lebih baik dan valid

maka dilakukan pengurangan data yang memiliki nilai ekstrim

sebagai data outlier.

Outlier adalah kasus atau data yang memiliki karakteristik

unik yang terlihat sangat berbeda jauh dari observasi-observasi

lainnya dan muncul dalam bentuk nilai ekstrim baik untuk sebuah

Page 78: PENGARUH PROPORSI KOMISARIS INDEPENDEN, UKURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33270/1/MUTHIA... · ii . Pengaruh Dewan Komisaris Independen, Komite Audit dan

61

variabel tunggal atau variabel kombinasi (Ghozali, 2013). Terdapat

dua data outlier dari variabel proporsi komisaris independen

(KOM) yang dikurangkan. Sehingga jumlah sampel dalam

penelitian berkurang menjadi 97 (99-2) sampel. Hasil uji

normalitas setelah pengurangan data outlier dapat dilihat dalam

tabel 4.4

Tabel 4.4

Hasil Uji Normalitas(One-Sample Kolmogorof-Smirnof Test)

Setelah Pengurangan Data Outlier

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 97

Normal

Parametersa,b

Mean ,0000000

Std. Deviation 93,78747019

Most Extreme

Differences

Absolute ,090

Positive ,090

Negative -,051

Test Statistic ,090

Asymp. Sig. (2-tailed) ,053c

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

c. Lilliefors Significance Correction.

Sumber : Data diolah (Output SPSS 22)

Tabel di atas menunjukan hasil perhitungan dengan

menggunakan uji One-Sample Kolmogorof-Smirnof Test setelah

pengurangan data outlier yang terdapat nilai ekstrim memiliki

probabilitas tingkat signifikansi di atas kepercayaan α = 0,05 yaitu

0,053. Hal ini berarti dapat disimpulkan bahwa data dalam

penelitian ini berdistribusi normal.

Page 79: PENGARUH PROPORSI KOMISARIS INDEPENDEN, UKURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33270/1/MUTHIA... · ii . Pengaruh Dewan Komisaris Independen, Komite Audit dan

62

b. Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model

regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas

(independen). Model regresi yang baik yaitu model regresi yang

tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Untuk

mengetahui ada atau tidaknya multikolinieritas dapat dilihat dari

nilai Tolerance dan lawannya Variance Inflation Factor (VIF)

dalam Collinearity Statistics. Hasil uji multikolinieritas terdapat

pada tabel 4.5 berikut ini.

Tabel 4.5

Hasil Uji Multikolinieritas

Coefficientsa

Model

Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1 (Constant)

KOM ,829 1,206

AUDIT ,991 1,009

SALES ,831 1,204

a. Dependent Variable: CCC

Sumber : Data diolah (Output SPSS 22)

Setiap peneliti harus menentukan tingkat kolinieritas yang

masih dapat ditolerir. Sebagai misal nilai tolerance = 0,10 sama

dengan tingkat kolinieritas 0,95. (Ghozali, 2013). Selanjutnya

dengan melihat nilai VIF, jika tidak terdapat nilai VIF yang lebih

dari 10 menunjukan bahwa antar variabel independen dalam model

regresi tidak terdapat multikolinieritas. Tabel berikut ini

menunjukan ringkasan dari hasil uji multikolinieritas.

Page 80: PENGARUH PROPORSI KOMISARIS INDEPENDEN, UKURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33270/1/MUTHIA... · ii . Pengaruh Dewan Komisaris Independen, Komite Audit dan

63

Tabel 4.6

Ringkasan Hasil Uji Multikolinieritas

Variabel Independen Collinearity Statistics

Kesimpulan Tolerance VIF

Proporsi Dewan Komisaris

Independen

0,829 1,206 Tidak ada multikolinieritas

Ukuran Komite Audit 0,991 1,009 Tidak ada multikolinieritas

Ukuran Perusahaan 0,831 1,204 Tidak ada multikolinieritas

Sumber : Data diolah

Berdasarkan pada tabel di atas, terlihat bahwa tidak ada

variabel independen yang memiliki nilai Tolerance kurang dari

0,10. Selanjutnya hasil perhitungan VIF juga menunjukan hal yang

sama yaitu tidak ada satupun variabel independen yang memiliki

nilai VIF lebih besar dari 10. Sehingga dapat disimpulkan bahwa

tidak terjadi multikolinieritas antar variabel independen dalam

model regresi.

c. Uji Heterokedastisitas

Uji heteroskedastisitas digunakan untuk melihat apakah

dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari

residual satu pengamatan ke pengamatan lain (Ghozali, 2013:139).

Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas.

Kebanyakan data crossection mengandung situasi yang

heteroskedastisitas karena data ini menghimpun berbagai data yang

memiliki semua ukuran baik kecil, sedang, maupun besar Dalam

penelitian ini uji heteroskedastisitas yang digunakan adalah uji

Glejser dan grafik scatterplot.

Page 81: PENGARUH PROPORSI KOMISARIS INDEPENDEN, UKURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33270/1/MUTHIA... · ii . Pengaruh Dewan Komisaris Independen, Komite Audit dan

64

Data yang tidak menyalahi asumsi heteroskedastisitas titik-

titik yang terdapat pada grafik scatterplot akan terlihat menyebar di

atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y Uji Glejser dilakukan

untuk meregresi nilai absolute residual terhadap variabel

independen. Jika nilai signifikansi antar variabel independen

dengan absolute residualnya lebih dari tingkat signifikansi 0,05

maka tidak terjadi masalah heteroskedastisitas.

Hasil uji heterokedastisitas dengan menggunakan grafik

scatterplot dapat dilihat pada gambar 4.1

Gambar 4.1

Hasil Uji Heterokedastisitas dengan Grafik Scatterplot

Page 82: PENGARUH PROPORSI KOMISARIS INDEPENDEN, UKURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33270/1/MUTHIA... · ii . Pengaruh Dewan Komisaris Independen, Komite Audit dan

65

Hasil uji heterokedastisitas dengan Uji Glejser dapat dilihat

pada tabel 4.7.

Tabel 4.7

Uji Glejser

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 233,114 112,185 2,078 ,040

KOM 39,526 59,950 ,074 ,659 ,511

AUDIT ,410 13,342 ,003 ,031 ,976

SALES -6,247 3,992 -,176 -1,565 ,121

a. Dependent Variable: ABS_RES

Sumber : Data Diolah (output SPSS 22)

Jika variabel independen secara signifikan mempengaruhi

variabel dependen dengan tingkat kepercayaan di bawah 5% berarti

ada indikasi terjadinya heteroskedastisitas. Model regresi yang baik

adalah yang tidak terjadi heteroskedastisitas. Hasil Uji Glejser dapt

dilihat pada tabel 4.8 berikut ini.

Tabel 4.8

Hasil Uji Heteroskedastisitas

Variabel Independen Sig Keterangan

Proporsi Komisaris Independen 0,511 Tidak ada heteroskedastisitas

Ukuran Komite Audit 0,976 Tidak ada heteroskedastisitas

Ukuran Perusahaan 0,121 Tidak ada heteroskedastisitas

Sumber : Data Diolah

Hasil perhitungan heteroskedastisitas dengan menggunakan

Uji Glejser pada tabel mengindikasikan nilai probabilitas

signifikansinya di atas 5% sehingga dapat disimpulkan bahwa

model regresi yang digunakan tidak terdapat adanya

heteroskedastisitas.

Page 83: PENGARUH PROPORSI KOMISARIS INDEPENDEN, UKURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33270/1/MUTHIA... · ii . Pengaruh Dewan Komisaris Independen, Komite Audit dan

66

d. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan apakah dalam model regresi

linier terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t

dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya).

Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari

autokorelasi atau tidak terjadi autokorelasi. Uji autokorelasi yang

digunakan dalam penelitian ini adalah uji Durbin-Watson. Hasil uji

autokorelasi dapat dilihat pada tabel 4.9 berikut ini.

Tabel 4.9

Hasil Uji Autokorelasi

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 ,357a ,127 ,099 95,288165 1,773

a. Predictors: (Constant), SALES, KOM, AUDIT

b. Dependent Variable: CCC

Sumber : Data diolah (output SPSS 22)

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai DU adalah 1,732

sementara nilai DW adalah 1,773 lebih besar dari batas DU dan

kurang dari (4 – DU) / (4 - 1,732) = 2,268. Jadi dapat disimpulkan

bahwa tidak terjadi autokorelasi positif atau negatif.

3. Uji Koefisien Determinasi

Uji koefisien determinasi (R²) digunakan untuk mengukur seberapa

jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel

dependen. Nilai koefisien determinasi antara 0 dan 1. Apabila nilai

koefisien determinasi mendekati satu, maka variabel independen

DU < DW < (4 - DU) = 1732 < 1773 < 2,268

Page 84: PENGARUH PROPORSI KOMISARIS INDEPENDEN, UKURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33270/1/MUTHIA... · ii . Pengaruh Dewan Komisaris Independen, Komite Audit dan

67

memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan dalam

memprediksi variabel dependen.Koefisien determinasi (Adjusted R

Square) dapat dilihat pada tabel 4.10 berikut ini.

Tabel 4.10

Hasil Uji Koefisien Determinasi

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square Std. Error of the Estimate

1 ,357a ,127 ,099 95,288165

a. Predictors: (Constant), SALES, KOM, AUDIT

b. Dependent Variable: CCC

Sumber : Data diolah (output SPSS 22)

Hasil regresi memiliki nilai Adjusted R Square sebesar 0,099

atau 9,9%. Variabel dependen siklus konversi kas (CCC) dapat

dijelaskan secara signifikan oleh variasi variabel independen. Variabel

independen tersebut adalah proporsi komisaris independen, ukuran

komite audit, dan ukuran perusahaan, sedangkan sisanya 91,1%

dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diamati dalam penelitian ini

seperti efektivitas dewan komisaris, kepemilikan intitusional, transaksi

hubungan istimewa, leverage (Debora, 2012), profitabilitas (Edman &

Ita, 2009), firm growth (Gill, 2011), dan operating cash flow (Seno &

Catur, 2015)

4. Pengujian Hipotesis dan Pembahasan

a. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)

Uji F menunjukkan semua variabel independen yang ada

dalam model regresi mempunyai pengaruh secara simultan

Page 85: PENGARUH PROPORSI KOMISARIS INDEPENDEN, UKURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33270/1/MUTHIA... · ii . Pengaruh Dewan Komisaris Independen, Komite Audit dan

68

terhadap variabel dependen. Apabila nilai signifikansi < 0,05 maka

Ha diterima. Nilai F diturunkan dari tabel ANOVA yang dapat

dilihat pada tabel 4.11 di bawah ini.

Tabel 4.11

Hasil Uji Signifikansi Simultan

ANOVAa

Model

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 123046,134 3 41015,378 4,517 ,005b

Residual 844424,598 93 9079,834

Total 967470,733 96

a. Dependent Variable: CCC

b. Predictors: (Constant), SALES, AUDIT, KOM

Berdasarkan tabel 4.11 dapat diperoleh F hitung sebesar

4,517 yang mana lebih besar dari F tabel (2,47). Hasil uji

signifikansi sebesar 0,005 < 0,05, berarti proporsi komisaris

independen, ukuran komite audit, dan ukuran perusahaan secara

bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap siklus konversi kas.

Hal ini menunjukkan bahwa proporsi komisaris independen,

ukuran komite audit, dan ukuran perusahaan berpengaruh secara

simultan terhadap siklus konversi kas.

b. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)

Uji statistik t digunakan untuk mengetahui pengaruh antara

masing-masing variabel independen untuk menjelaskan variabel-

variabel dependen dengan tingkat signifikansi 5% atau 0,05.

Apabila nilai probabilitas < 0,05 maka koefisien regresi signifikan

Page 86: PENGARUH PROPORSI KOMISARIS INDEPENDEN, UKURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33270/1/MUTHIA... · ii . Pengaruh Dewan Komisaris Independen, Komite Audit dan

69

dan Ha diterima. Apabila nilai probabilitas lebih dari 0,05 maka

koefisien regresi tidak signifikan dan Ha ditolak.

Tabel 4.12

Hasil Uji Statistik t

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 701,260 177,758 3,945 ,000

KOM -21,703 94,992 -,024 -,228 ,820

AUDIT 9,783 21,141 ,045 ,463 ,645

SALES -20,617 6,325 -,347 -3,260 ,002

Pada tabel 4.12 terlihat bahwa variabel independen proporsi

komisaris independen dan ukuran komite audit tidak berpengaruh

secara signifikan terhadap siklus konversi kas (variabel dependen)

yaitu sebesar 0,820 dan 0,645 (karena lebih besar dari tingkat

signifikansi 0,05 atau 5%), sedangkan variabel ukuran perusahaan

berpengaruh secara signifikan terhadap siklus konversi kas yaitu

sebesar 0,002 (lebih kecil dari 0,05). Berikut ini akan dijelaskan

lebih lanjut mengenai hasil dari tabel 4.12

1) Pengaruh Proporsi Komisaris Independen (KOM)

terhadap Siklus Konversi Kas (CCC)

Proporsi komisaris independen yang dilambangkan

dengan KOM berdasarkan tabel mempunyai nilai t sebesar -

0,228 dan tingkat signifikansi 0,820 atau lebih besar dari 0,05.

Hal ini menyimpulkan bahwa secara parsial variabel proporsi

komisaris independen tidak berpengaruh secara signifikan

Page 87: PENGARUH PROPORSI KOMISARIS INDEPENDEN, UKURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33270/1/MUTHIA... · ii . Pengaruh Dewan Komisaris Independen, Komite Audit dan

70

terhadap siklus konversi kas (CCC) pada perusahaan

manufaktur industri barang konsumsi.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan

oleh Achchuthan dan Kajananthan (2013) bahwa proporsi

komisaris independen tidak mempengaruhi periode cash

conversion cycle. Hal ini disebabkan komisaris independen

yang dimiliki perusahaan hanya sebatas pemenuhan regulasi

dan masih terdapat dewan komisaris yang hanya independent in

appearance tidak independent in mind sehingga proporsi

komisaris independen yang semakin besar pun belum tentu

mengawasi manajemen dengan baik.

Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang

dilakukan oleh John et al. (2015:87) bahwa proporsi komisaris

independen berpengaruh negatif terhadap cash conversion

cycle. Hipotesis 1 dalam penelitian ini ditolak.

2) Pengaruh Ukuran Komite Audit (AUDIT) terhadap Siklus

Konversi Kas (CCC)

Ukuran komite audit yang dilambangkan dengan

AUDIT berdasarkan tabel mempunyai nilai t sebesar 0,463 dan

tingkat signifikansi 0,645 atau lebih besar dari 0,05. Hal ini

menyimpulkan bahwa secara parsial variabel ukuran komite

audit tidak berpengaruh secara signifikan terhadap siklus

konversi kas (CCC) pada perusahaan manufaktur industri

Page 88: PENGARUH PROPORSI KOMISARIS INDEPENDEN, UKURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33270/1/MUTHIA... · ii . Pengaruh Dewan Komisaris Independen, Komite Audit dan

71

barang konsumsi. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang

dilakukan oleh Achchuthan dan Kajananthan (2013) dalam

penelitiannya mengemukakan bahwa praktik corporate

governance yang diproksikan salah satunya adalah komite

audit tidak berpengaruh terhadap manajemen modal kerja yang

diproksikan cash conversion cycle. Ini disebabkan pengawasan

komite audit masih kurang terhadap manajemen terutama

dalam pengelolaan kas perlu ditingkatkan, selain itu jumlah

komite audit yang sedikit belum tentu lebih efisien dalam

kinerjanya dibandingkan yang memiliki banyak komite audit

karena kurangnya keberagaman pengalaman anggota. Namun,

penelitian ini tidak sejalan dengan Gill dan Biger (2013) dan

John et al. (2015) menemukan bukti empiris bahwa komite

audit mempengaruhi siklus konversi kas. Hipotesis 2 dalam

penelitian ini ditolak.

3) Pengaruh Ukuran Perusahaan (SALES) terhadap Siklus

Konversi Kas (CCC)

Ukuran perusahaan yang dilambangkan dengan SALES

berdasarkan tabel mempunyai nilai t sebesar -3,260 dan tingkat

signifikansi 0,002 atau lebih kecil dari 0,05. Hal ini

menyimpulkan bahwa secara parsial variabel ukuran

perusahaan berpengaruh secara signifikan terhadap siklus

Page 89: PENGARUH PROPORSI KOMISARIS INDEPENDEN, UKURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33270/1/MUTHIA... · ii . Pengaruh Dewan Komisaris Independen, Komite Audit dan

72

konversi kas (CCC) pada perusahaan manufaktur industri

barang konsumsi.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian Moss dan Stine

(1993), Eljelly (2004), Edman dan Ita (2009) dan Muneeb dan

Kashif (2012) yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan

memiliki pengaruh negatif signifikan terhadap panjangnya

periode siklus konversi kas. Hal ini berarti bahwa jangka waktu

cash conversion cycle yang pendek dimiliki oleh perusahaan

yang besar, sementara perusahaan kecil, memiliki jangka waktu

cash conversion cycle yang lebih panjang. Dimana perusahaan

besar lebih efisien dalam mengelola manajemen modal

kerjanya yang mengakibatkan siklus konversi kasnya pun lebih

singkat dibandingkan dengan perusahaan kecil. Hipotesis 3

dalam penelitian ini diterima.

Berdasarkan hasil analisis regresi berganda pada tabel

4.13 maka persamaan regresi adalah sebagai berikut:

Tabel 4.13

Ringkasan Hasil Penelitian

No Variabel Hasil

1 Proporsi Komisaris Independen Tidak Berpengaruh Signifikan

2 Ukuran Komite Audit Tidak Berpengaruh Signifikan

3 Ukuran Perusahaan Berpengaruh Signifikan

CCC = 701,260– 21,703KOM + 9,783AUDIT – 20,617SALES + ɛ

Page 90: PENGARUH PROPORSI KOMISARIS INDEPENDEN, UKURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33270/1/MUTHIA... · ii . Pengaruh Dewan Komisaris Independen, Komite Audit dan

73

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Penelitian ini menguji mengenai pengaruh proporsi komisaris

independen, ukuran komite audit, dan ukuran perusahaan terhadap siklus

konversi kas (Cash Conversion Cycle) perusahaan industri barang

konsumsi pada tahun 2013 sampai 2015. Analisis pengaruh yang

dilakukan dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda

dengan program Statistical Package for Social Science (SPSS) Ver. 22.

Data sampel yang digunakan sebanyak 97 perusahaan industri barang

konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2013

sampai 2015.

Hasil pengujian dalam penelitian ini dapat diambil kesimpulan

sebagai berikut:

1. Proporsi komisaris independen tidak berpengaruh signifikan terhadap

siklus konversi kas (cash conversion cycle) dalam laporan tahunan

perusahaan industri barang konsumsi. Hasil penelitian ini sejalan

dengan penelitian yang dilakukan oleh Achchuthan dan Kajananthan

(2013).

2. Ukuran komite audit tidak berpengaruh signifikan terhadap siklus

konversi kas (cash conversion cycle) dalam laporan tahunan

perusahaan industri barang konsumsi. Hasil penelitian ini sejalan

Page 91: PENGARUH PROPORSI KOMISARIS INDEPENDEN, UKURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33270/1/MUTHIA... · ii . Pengaruh Dewan Komisaris Independen, Komite Audit dan

74

dengan penelitian yang dilakukan oleh Achchuthan dan Kajananthan

(2013).

3. Ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap siklus konversi

kas (cash conversion cycle) dalam laporan tahunan perusahaan industri

barang konsumsi. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang

dilakukan oleh Moss dan Stine (1993), Eljelly (2004), Edman dan Ita

(2009) dan Muneeb dan Kashif (2012)

4. Proporsi komisaris independen, ukuran komite audit, dan ukuran

perusahaan berpengaruh secara simultan terhadap siklus konversi kas

(cash conversion cycle).

B. Saran

Penelitian mengenai siklus konversi kas (cash conversion cycle) di

masa mendatang diharapkan dapat mempertimbangkan saran berikut ini:

1. Penelitian selanjutnya agar menambahkan jenis perusahaan dari sektor

lain sebagai pembanding dan menggunakan periode penelitian lebih

dari 3 tahun agar hasil penelitian lebih akurat.

2. Penelitian selanjutnya dapat menggunakan variabel lain seperti

efektivitas dewan komisaris, kepemilikan intitusional, transaksi

hubungan istimewa, leverage, profitabilitas, likuiditas, sales growth,

dan operating cash flow.

Page 92: PENGARUH PROPORSI KOMISARIS INDEPENDEN, UKURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33270/1/MUTHIA... · ii . Pengaruh Dewan Komisaris Independen, Komite Audit dan

75

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Hamid, “Panduan Penulisan Skripsi”, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN

Jakarta, Jakarta, 2012.

Achchuthan, S. dan R. Kajananthan, “Corporate Governance Practices and

Working Capital Management Efficiency: Special Reference to Listed

Manufacturing Companies in Srilanka”, Vol. 1 No 1, International

Journal of Business and Management Review, 2013.

Arief Sugiono dan Ishak, “Akuntansi: Informasi dalam Pengambilan

Keputusan”, Penerbit PT Grasindo, Jakarta, 2015.

Bambang Riyanto,“Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan”. Edisi Keempat

Cetakan Pertama. Yogyakarta: BPFE. 1995.

Bambang Riyanto,“Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan”. Edisi Keempat

Cetakan Keenam. Yogyakarta: BPFE. 1999.

Beny Benardi dan Y. Minarnita, “Mengukur Cash Conversion Cycle Perusahaan

Terbuka Operator Telekomunikasi Seluler di Indonesia dalam

Ketrkaitannya dengan Kinerja Pengelolaan Modal Kerja”, Vol. 3 No.1,

Jurnal Telekomunikasi dan Komputer Universitas Mercu Buana, 2012.

Bhutto, N. A., A. Ghulam dan M. S. Syed, “Relationship of Cash Conversion

Cycle with Firm Size, Working Capital Approaches and Firms

Profitability: A Case of Pakistan Industries”, 2011.

Black, B. S., Jang, H., Kim, W. dan Mark, J. “Does Corporate Governace Affect

Firm Value? Evidence from Korea”, Standford Law School, 2002.

Brigham, E. F. dan J.F. Houston, “Fundamentals of Financial Management”,

10th Edition, Thomson-South Western, United Stated of America, 2004.

Chiou, J., Cheng, L., dan Wu, H. W. “The Determinants of Working Capital

Management”. Journal of American Academy of Business, 10(1), 149

155. 2006

Chrisman, J.J., Chua, J.H., Steier, L.P., Wright, M. dan McKnee, D.N.,”An

Agency Theoretic Analysis of Value Creation Through Management Buy

Outs of Family Firms”,Journal of Family Business Strategy, Vol. 3, 2012.

Deelof, M., “Does Working Capital Management Affect Profitability of Bergian

Firm?”, Journal of American Academy of Business, 2003.

Page 93: PENGARUH PROPORSI KOMISARIS INDEPENDEN, UKURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33270/1/MUTHIA... · ii . Pengaruh Dewan Komisaris Independen, Komite Audit dan

76

Edman M. dan Ita Prihatining, “Cash Conversion Cycle dan Hubungannya

dengan Ukuran Perusahaan, Profitabilitas dan Manajemen Modal

Kerja”, 14th No. 1, Jurnal Ekonomi Bisnis, 2009.

Eljelly, A., “Liquidity-Profitability Tradeoff: An Empirical Investigation in An

Emerging Market”, International Journal of Commerce and Management,

2004.

Emery, Douglas, R., John, D. Finnerty, dan John, D. Stowe, “Corporate

Financial Management”. Third Edition (International Edition). New

Jersey: Prentice Hall. 2007

Gill, Amarjit dan Biger, Nahum, “The Impact of Corporate Governance on

Working Capital Management Efficiency of American Manufacturing

Firms”, Vol. 39 No. 2, Journal of Managerial Finance, 2013.

Gill, Amarjit, “Factors that Influence Working Capital Requirements in Canada”,

Vol. 1, Economics and Finance Review, 2011.

Gitman, L.J., “Estimating Corporate Liquidity Requirements: a Simplified

Approach”. Finance Review. Vol. 9. No 3. Pp. 79 – 88. 1974

Godfrey, J., A. Hodgson, A. Tarca, J. Hamilton, dan S. Holmes, “Accounting

Theory”, 7th Edition, John Wiley & Scons, Inc, 2010.

Hawawini, G., P. Viallet dan A. Vora, “Industry Influence on Corporate Working

Capital Decision”. Sloan Management Review, 27 (4), 15-24. 1986

Hilmi Utara dan Syaiful Ali, “Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi

Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan (Studi Empiris pada

Perusahaan-perusahaan yang Terdaftar di BEJ Periode 2004-2006)”,

Jurnal Akuntansi Keuangan. 2008

Hofmann, E. dan Kotzab, H., “A Supply Chain-Oriented Approach of Working

Capital Management”. Journal of Business Logistics, Vol. 31, No. 2, pp.

305-330. 2010.

Hutchison, P. D., Farris II, M. T. dan Anders, S. B. “Cash-to-cash analysis and

management”, The CPA Journal, Vol. 77 No. 8, pp. 42-47. 2007.

Imam Ghozali, “Aplikasi Analisis Multivariate Debfab Program SPSS”, Edisi 7

Cetakan VII, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang, 2013.

Iva Martha dan Indira Januarti,“Pengaruh Siklus Konversi Kas terhadap

Profitabilitas Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Tahun

2008-2011”, Vol. 2 No. 2, Diponegoro Journal of Accounting, 2013.

Page 94: PENGARUH PROPORSI KOMISARIS INDEPENDEN, UKURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33270/1/MUTHIA... · ii . Pengaruh Dewan Komisaris Independen, Komite Audit dan

77

Jensen, Michael, C. dan William, H. Meckling,”Theory of the Firm: Managerial

Behavior, Agency Cost and Ownership”, Journal of Financial Economics,

Vol. 3, 1976.

Joko Pramono dan Khatimah Husnul, “Pengaruh Waktu dan Jenis Industri pada

Strategi Manajemen Modal Kerja Survey pada Industri Otomotif,

Garment, dan Makanan di Bursa Efek Jakarta”, Jurnal Universitas Islam

Bekasi, Bekasi, 2007.

Jose, M.L., Lancaster, C. dan Stevens, J.L.,” Corporate retuns and cash

conversion cycle”. Journal of Economic and Finance, Vol. 20 No. 1,pp.

33-46. 1996

Karina Adisti, “Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Kebutuhan Modal

Kerja”, Tesis Program Magister Manajemen Universitas Indonesia,

Jakarta, 2012.

Kasiran, Farrah, M. Noredi dan Chin, Othman, “Working Capital Magement

Efficiency: A Study on the Small Medium Enterprise in Malaysia”, 7th,

International Economics & Business Management Conference, Malaysia,

2016..

Kuruga, Henry, “The Effect of Corporate Governance on Working Capital of

Manufacturing Firms Listed at The Nairobi Securities Exchange”,

Department of Finance and Accounting, University of Nairobi, 2013.

Magreta dan Popy Nurmayanti. “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prediks

Peringkat Obligasi Ditinjau dari faktor Akuntansi dan Non-Akuntansi”.

Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol 11, No 3, Desember 2009, Hal 143-154.

2009.

Moss, J. dan Stine, B., “Cash Conversion Cycle and Firm Size: A Study of Retail

Firm”, Vol. 19 No. 8, Managerial Finance, 1993.

Muneeb dan Kashif, “The Optimal Relationship of Cash Conversion Cycle with

Firm Size and Profitability”, Vol. 2 No. 4, International Journal of

Academic Research in Business and Social Sciences, 2012.

Obradovich, John, Amarjit, Gill dan Nahum, Biger,“The Impact of Independent

Directors on the Cash Conversion Cycle of American Manufacturig

Firms”, Vol. 7 No. 1, International Journal of Economics and Finance,

Canada, 2015.

Ogden, J.P., “Determinants of the Relative Interest Rate Sensitivities of Corporate

Bonds”. Financial Management 16 (1). 1987

Page 95: PENGARUH PROPORSI KOMISARIS INDEPENDEN, UKURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33270/1/MUTHIA... · ii . Pengaruh Dewan Komisaris Independen, Komite Audit dan

78

Peraturan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK)

Nomor IX.I.5 Tentang Pembentukan dan Pedoman Pelaksanaan Kerja

Komite Audit.

Ross, S. A., Westerfield, R. W. dan Jafee, J., “Corporate Finance”, 9th Edition,

McGraw-Hill, Singapore, 2010.

Seno, Kuncoro dan M. Catur, “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan

Working Capital pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar dalam

Bursa Efek Indonesia”, Vol. 2 No. 1, Jurnal Manajemen Trisakti, 2015

Setiawan, Adiwijaya,“Terus Merugi, Sharp Bujuk Karyawan Beli Produknya”.

Diakses tanggal 30 Juli 2016. https://bisnis.tempo.co/read/news/2015/11/

20/090720575/terus-merugi-sharp-bujuk-karyawan-beli-produknya

Sri, Ambarwati, “Manajemen Keuangan”, Cetakan Pertama, Graha Ilmu,

Yogyakarta, 2010.

Sun, Y., Yi, Y., Lin, B.,”Board Independence, Internal Information Environment

and Voluntary Disclosure of Auditor’s Reports on Internal Control”,

China Journal of Accounting Research, Vol. 5, 2012.

Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1995 Tentang Usaha Kecil. Diakses tanggal 30

Juli 2016. http://peraturan.go.id/uu/nomor-9-tahun-1995.html

Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 106, Tambahan Lembaran

Negara Nomor 3913).

Taylor, W.B., “Marketing Research”, An Applied Approach. McGraw Hill

Text. 1995.

Uyar, A, “The Relationship of Cash Conversion Cycle with Firm Size and

Profitability: An Empirical Investigation in Turkey”, International

Research Journal of Finance and Economic, 2009.

Wulandari, “Karakteristik Good Corporate Governance”. Alfabeta. Bandung.

2006

Yeh, Y., Lee, T., dan Ko, C., “Corporate Governance and Rating System”. 2002.

Page 96: PENGARUH PROPORSI KOMISARIS INDEPENDEN, UKURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33270/1/MUTHIA... · ii . Pengaruh Dewan Komisaris Independen, Komite Audit dan

79

LAMPIRAN 1

Page 97: PENGARUH PROPORSI KOMISARIS INDEPENDEN, UKURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33270/1/MUTHIA... · ii . Pengaruh Dewan Komisaris Independen, Komite Audit dan

80

Lampiran 1

Daftar Nama Perusahaan Industri Barang Konsumsi

No Daftar Perusahaan Kode

1 Akasha Wira International Tbk ADES

2 Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk AISA

3 Cahaya Kalbar Tbk CEKA

4 Delta Djakarta Tbk DLTA

5 Indofood CBP Sukses Makmur Tbk ICBP

6 Indofood Sukses Makmur Tbk INDF

7 Multi Bintang Indonesia Tbk MLBI

8 Mayora Indah Tbk MYOR

9 Prashida Aneka Niaga Tbk PSDN

10 Nippon Indosari Corporindo Tbk ROTI

11 Sekar Bumi Tbk SKBM

12 Sekar Laut Tbk SKLT

13 Siantar Top Tbk STTP

14 Ultrajaya Milk Industry and Trading Comany Tbk ULTJ

15 Gudang Garam Tbk GGRM

16 Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk HMSP

17 Bentoel International Investama Tbk RMBA

18 Wismilak Inti Makmur Tbk WIIM

19 Darya Varia Laboratoria Tbk DVLA

20 Indofarma Tbk INAF

21 Kimia Farma Tbl KAEF

22 Kalbe Farma Tbk KLBF

23 Merck Indonesia Tbk MERK

24 Pyridam Farma Tbk PYFA

25 Merck Sharp Dohme Pharma Tbk SCPI

26 Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk SQBB

27 Tempo Scan Pasific Tbk TSPC

28 Martina Berto Tbk MBTO

29 Mustika Ratu Tbk MRAT

30 Mandom Indonesia Tbk TCID

31 Unilever Indonesia Tbk UNVR

32 Kedaung Indag Can Tbk KICI

33 Langgeng Makmur Industri Tbk LMPI

Page 98: PENGARUH PROPORSI KOMISARIS INDEPENDEN, UKURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33270/1/MUTHIA... · ii . Pengaruh Dewan Komisaris Independen, Komite Audit dan

81

LAMPIRAN 2

Page 99: PENGARUH PROPORSI KOMISARIS INDEPENDEN, UKURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33270/1/MUTHIA... · ii . Pengaruh Dewan Komisaris Independen, Komite Audit dan

82

Lampiran 2

Hasil Siklus Konversi Kas (CCC)

No Daftar Perusahaan Kode 2013 2014 2015

1 Akasha Wira International Tbk ADES 136 102 103

2 Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk AISA 185 188 214

3 Cahaya Kalbar Tbk CEKA 73 70 66

4 Delta Djakarta Tbk DLTA 233 319 292

5 Indofood CBP Sukses Makmur Tbk ICBP 50 42 43

6 Indofood Sukses Makmur Tbk INDF 70 57 56

7 Multi Bintang Indonesia Tbk MLBI 51 49 38

8 Mayora Indah Tbk MYOR 139 114 108

9 Prashida Aneka Niaga Tbk PSDN 90 97 109

10 Nippon Indosari Corporindo Tbk ROTI -11 10 1

11 Sekar Bumi Tbk SKBM 42 38 33

12 Sekar Laut Tbk SKLT 54 53 52

13 Siantar Top Tbk STTP 93 73 70

14 Ultrajaya Milk Industry and Trading Comany Tbk ULTJ 50 78 82

15 Gudang Garam Tbk GGRM 256 246 240

16 Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk HMSP 107 94 96

17 Bentoel International Investama Tbk RMBA 168 154 149

18 Wismilak Inti Makmur Tbk WIIM 197 195 223

29 Darya Varia Laboratoria Tbk DVLA 253 250 196

20 Indofarma Tbk INAF 50 12 -25

21 Kimia Farma Tbl KAEF 65 63 65

Bersambung pada halaman berikutnya

Page 100: PENGARUH PROPORSI KOMISARIS INDEPENDEN, UKURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33270/1/MUTHIA... · ii . Pengaruh Dewan Komisaris Independen, Komite Audit dan

83

Lampiran 2 (Lanjutan)

No Nama Perusahaan Kode 2013 2014 2015

22 Kalbe Farma Tbk KLBF 132 130 124

23 Merck Indonesia Tbk MERK 240 169 129

24 Pyridam Farma Tbk PYFA 226 181 199

25 Merck Sharp Dohme Pharma Tbk SCPI 650 194 125

26 Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk SQBB 99 106 103

27 Tempo Scan Pasific Tbk TSPC 66 60 36

28 Martina Berto Tbk MBTO 170 191 207

29 Mustika Ratu Tbk MRAT 258 232 273

30 Mandom Indonesia Tbk TCID 121 137 146

31 Unilever Indonesia Tbk UNVR -10 -18 -20

32 Kedaung Indag Can Tbk KICI 265 242 314

33 Langgeng Makmur Industri Tbk LMPI 196 274 338

Page 101: PENGARUH PROPORSI KOMISARIS INDEPENDEN, UKURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33270/1/MUTHIA... · ii . Pengaruh Dewan Komisaris Independen, Komite Audit dan

84

Lampiran 3

Hasil Proporsi Dewan Komisaris Independen

No Daftar Perusahaan Kode 2013 2014 2015

1 Akasha Wira International Tbk ADES 0,333333333 0,333333333 0,333333333

2 Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk AISA 0,333333333 0,2 0,4

3 Cahaya Kalbar Tbk CEKA 0,333333333 0,333333333 0,333333333

4 Delta Djakarta Tbk DLTA 0,4 0,4 0,4

5 Indofood CBP Sukses Makmur Tbk ICBP 0,428571429 0,428571429 0,5

6 Indofood Sukses Makmur Tbk INDF 0,375 0,375 0,375

7 Multi Bintang Indonesia Tbk MLBI 0,428571429 0,5 0,571428571

8 Mayora Indah Tbk MYOR 0,4 0,4 0,4

9 Prashida Aneka Niaga Tbk PSDN 0,333333333 0,333333333 0,333333333

10 Nippon Indosari Corporindo Tbk ROTI 0,333333333 0,333333333 0,333333333

11 Sekar Bumi Tbk SKBM 0,333333333 0,333333333 0,333333333

12 Sekar Laut Tbk SKLT 0,333333333 0,333333333 0,333333333

13 Siantar Top Tbk STTP 0,5 0,5 0,333333333

14 Ultrajaya Milk Industry and Trading Comany Tbk ULTJ 0,333333333 0,333333333 0,333333333

15 Gudang Garam Tbk GGRM 0,333333333 0,5 0,5

16 Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk HMSP 0,5 0,5 0,4

17 Bentoel International Investama Tbk RMBA 0,6 0,666666667 0,8

18 Wismilak Inti Makmur Tbk WIIM 0,333333333 0,333333333 0,333333333

19 Darya Varia Laboratoria Tbk DVLA 0,428571429 0,428571429 0,333333333

20 Indofarma Tbk INAF 0,5 0,5 0,333333333

21 Kimia Farma Tbl KAEF 0,4 0,4 0,4

Bersambung pada halaman berikutnya

Page 102: PENGARUH PROPORSI KOMISARIS INDEPENDEN, UKURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33270/1/MUTHIA... · ii . Pengaruh Dewan Komisaris Independen, Komite Audit dan

85

Lampiran 4 (Lanjutan)

No Nama Perusahaan Kode 2013 2014 2015

22 Kalbe Farma Tbk KLBF 0,333333333 0,333333333 0,428571429

23 Merck Indonesia Tbk MERK 0,333333333 0,333333333 0,333333333

24 Pyridam Farma Tbk PYFA 0,333333333 0,333333333 0,5

25 Merck Sharp Dohme Pharma Tbk SCPI 0,333333333 0,333333333 0,333333333

26 Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk SQBB 0,333333333 0,333333333 0,333333333

27 Tempo Scan Pasific Tbk TSPC 0,6 0,75 0,5

28 Martina Berto Tbk MBTO 0,333333333 0,333333333 0,333333333

29 Mustika Ratu Tbk MRAT 0,333333333 0,333333333 0,333333333

30 Mandom Indonesia Tbk TCID 0,4 0,333333333 0,5

31 Unilever Indonesia Tbk UNVR 0,8 0,8 0,8

32 Kedaung Indag Can Tbk KICI 0,333333333 0,333333333 0,333333333

33 Langgeng Makmur Industri Tbk LMPI 0,5 0,5 0,5

Page 103: PENGARUH PROPORSI KOMISARIS INDEPENDEN, UKURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33270/1/MUTHIA... · ii . Pengaruh Dewan Komisaris Independen, Komite Audit dan

86

Lampiran 4

Hasil Efektivitas Komite Audit

No Daftar Perusahaan Kode 2013 2014 2015

1 Akasha Wira International Tbk ADES 3 3 3

2 Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk AISA 3 4 4

3 Cahaya Kalbar Tbk CEKA 3 3 3

4 Delta Djakarta Tbk DLTA 3 3 3

5 Indofood CBP Sukses Makmur Tbk ICBP 3 3 3

6 Indofood Sukses Makmur Tbk INDF 3 3 3

7 Multi Bintang Indonesia Tbk MLBI 3 3 3

8 Mayora Indah Tbk MYOR 3 3 3

9 Prashida Aneka Niaga Tbk PSDN 3 3 3

10 Nippon Indosari Corporindo Tbk ROTI 3 3 3

11 Sekar Bumi Tbk SKBM 3 3 3

12 Sekar Laut Tbk SKLT 3 3 3

13 Siantar Top Tbk STTP 3 3 3

14 Ultrajaya Milk Industry and Trading Comany Tbk ULTJ 3 3 3

15 Gudang Garam Tbk GGRM 3 3 3

16 Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk HMSP 3 3 4

17 Bentoel International Investama Tbk RMBA 3 3 3

18 Wismilak Inti Makmur Tbk WIIM 3 3 3

19 Darya Varia Laboratoria Tbk DVLA 4 4 3

20 Indofarma Tbk INAF 6 3 2

21 Kimia Farma Tbl KAEF 3 3 3

Bersambung pada halaman berikutnya

Page 104: PENGARUH PROPORSI KOMISARIS INDEPENDEN, UKURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33270/1/MUTHIA... · ii . Pengaruh Dewan Komisaris Independen, Komite Audit dan

87

Lampiran 4 (Lanjutan)

No Nama Perusahaan Kode 2013 2014 2015

22 Kalbe Farma Tbk KLBF 3 3 3

23 Merck Indonesia Tbk MERK 3 3 3

24 Pyridam Farma Tbk PYFA 3 3 3

25 Merck Sharp Dohme Pharma Tbk SCPI 3 3 3

26 Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk SQBB 3 3 3

27 Tempo Scan Pasific Tbk TSPC 3 3 3

28 Martina Berto Tbk MBTO 2 2 2

29 Mustika Ratu Tbk MRAT 3 3 2

30 Mandom Indonesia Tbk TCID 4 4 4

31 Unilever Indonesia Tbk UNVR 3 3 3

32 Kedaung Indag Can Tbk KICI 3 3 3

33 Langgeng Makmur Industri Tbk LMPI 3 3 3

Page 105: PENGARUH PROPORSI KOMISARIS INDEPENDEN, UKURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33270/1/MUTHIA... · ii . Pengaruh Dewan Komisaris Independen, Komite Audit dan

88

Lampiran 5

Hasil Logaritma natural Total Revenue (LnTR) Ukuran Perusahaan

No Daftar Perusahaan Kode 2013 2014 2015

1 Akasha Wira International Tbk ADES 26,94290924 27,08419519 27,23013302

2 Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk AISA 29,03139958 29,26806914 29,42459477

3 Cahaya Kalbar Tbk CEKA 28,55998369 28,93985889 28,87969971

4 Delta Djakarta Tbk DLTA 27,48838156 27,50233896 27,27364138

5 Indofood CBP Sukses Makmur Tbk ICBP 30,85367703 31,03296698 31,0886333

6 Indofood Sukses Makmur Tbk INDF 31,64962971 31,78354735 31,79087165

7 Multi Bintang Indonesia Tbk MLBI 28,90134021 28,72579304 28,62290825

8 Mayora Indah Tbk MYOR 30,11741309 30,28208383 30,32691308

9 Prashida Aneka Niaga Tbk PSDN 27,87753197 27,60578644 27,54802296

10 Nippon Indosari Corporindo Tbk ROTI 28,04015943 28,26243272 28,39532629

11 Sekar Bumi Tbk SKBM 27,89078065 28,0235799 27,94015562

12 Sekar Laut Tbk SKLT 27,06371076 27,24744399 27,33679465

13 Siantar Top Tbk STTP 28,15866578 28,40596218 28,56486797

14 Ultrajaya Milk Industry and Trading Comany Tbk ULTJ 28,87235654 28,99629339 29,11124577

15 Gudang Garam Tbk GGRM 31,64626753 31,80826354 31,88472524

16 Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk HMSP 31,94884527 32,02163749 32,1204359

17 Bentoel International Investama Tbk RMBA 30,15857386 30,3044435 30,45325392

18 Wismilak Inti Makmur Tbk WIIM 28,09351046 28,13876191 28,24047119

19 Darya Varia Laboratoria Tbk DVLA 27,72786119 27,72979962 27,89806529

20 Indofarma Tbk INAF 27,92182196 27,95414507 28,1146186

21 Kimia Farma Tbl KAEF 29,1007541 29,13975972 29,21213599

Bersambung pada halaman berikutnya

Page 106: PENGARUH PROPORSI KOMISARIS INDEPENDEN, UKURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33270/1/MUTHIA... · ii . Pengaruh Dewan Komisaris Independen, Komite Audit dan

89

Lampiran 5 (Lanjutan)

No Nama Perusahaan Kode 2013 2014 2015

22 Kalbe Farma Tbk KLBF 30,40374302 30,48568121 30,51512126

23 Merck Indonesia Tbk MERK 27,41503439 27,48392098 27,61432905

24 Pyridam Farma Tbk PYFA 25,98365146 26,12730449 26,10704469

25 Merck Sharp Dohme Pharma Tbk SCPI 26,73229701 27,59624154 28,44663898

26 Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk SQBB 26,77872894 26,93286455 26,96686572

27 Tempo Scan Pasific Tbk TSPC 29,55598327 29,64753817 29,73289441

28 Martina Berto Tbk MBTO 27,18673917 27,23262921 27,26686505

29 Mustika Ratu Tbk MRAT 26,60415503 26,79803032 26,78260567

30 Mandom Indonesia Tbk TCID 28,3380216 28,46749065 28,47038322

31 Unilever Indonesia Tbk UNVR 31,05715287 31,1723147 31,22789575

32 Kedaung Indag Can Tbk KICI 25,31868561 25,35771633 25,24216682

33 Langgeng Makmur Industri Tbk LMPI 27,23962321 26,96460799 26,83848132

Page 107: PENGARUH PROPORSI KOMISARIS INDEPENDEN, UKURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33270/1/MUTHIA... · ii . Pengaruh Dewan Komisaris Independen, Komite Audit dan

90

LAMPIRAN 3

Page 108: PENGARUH PROPORSI KOMISARIS INDEPENDEN, UKURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33270/1/MUTHIA... · ii . Pengaruh Dewan Komisaris Independen, Komite Audit dan

91

Lampiran 6

Hasil Output SPSS

1. Hasil Uji Statistik Deskriptif

Statistik Deskripif

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

CCC 97 -25,271 650,412 132,94303 100,388347

KOM 97 ,200 ,800 ,40500 ,112455

AUDIT 97 2,0 6,0 3,072 ,4620

SALES 97 25,242 32,120 28,59630 1,687191

Valid N (listwise) 97

2. Hasil Uji Normalitas Residual Kolmogorof-Smirnov Sebelum Transformasi dan

Pengurangan Data Outlier

Hasil Uji Normalitas (One-Sample Kolmogorof-Smirnof Test)

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 99

Normal

Parametersa,b

Mean ,0000000

Std. Deviation 93,83495374

Most Extreme

Differences

Absolute ,091

Positive ,091

Negative -,063

Test Statistic ,091

Asymp. Sig. (2-tailed) ,043c

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

c. Lilliefors Significance Correction.

Page 109: PENGARUH PROPORSI KOMISARIS INDEPENDEN, UKURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33270/1/MUTHIA... · ii . Pengaruh Dewan Komisaris Independen, Komite Audit dan

92

3. Hasil Uji Normalitas Residual Kolmogorof-Smirnov Setelah Transformasi dan

Pengurangan Data Outlier

Hasil Uji Normalitas(One-Sample Kolmogorof-Smirnof Test)

Setelah Pengurangan Data Outlier

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 97

Normal

Parametersa,b

Mean ,0000000

Std. Deviation 93,78747019

Most Extreme

Differences

Absolute ,090

Positive ,090

Negative -,051

Test Statistic ,090

Asymp. Sig. (2-tailed) ,053c

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

c. Lilliefors Significance Correction.

4. Hasil Uji Multikolonieritas

Coefficientsa

Model

Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1 (Constant)

KOM ,829 1,206

AUDIT ,991 1,009

SALES ,831 1,204

Page 110: PENGARUH PROPORSI KOMISARIS INDEPENDEN, UKURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33270/1/MUTHIA... · ii . Pengaruh Dewan Komisaris Independen, Komite Audit dan

93

5. Hasil Uji Heterokedastisitas

Uji Glejser

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 233,114 112,185 2,078 ,040

KOM 39,526 59,950 ,074 ,659 ,511

AUDIT ,410 13,342 ,003 ,031 ,976

SALES -6,247 3,992 -,176 -1,565 ,121

b. Dependent Variable: ABS_RES

Hasil Uji Heterokedastisitas dengan Grafik Scatterplot

Page 111: PENGARUH PROPORSI KOMISARIS INDEPENDEN, UKURAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33270/1/MUTHIA... · ii . Pengaruh Dewan Komisaris Independen, Komite Audit dan

94

6. Hasil Uji Autokorelasi dan Koefisien Determinasi

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 ,357a

,127 ,099 95,288165 1,773

a. Predictors: (Constant), SALES, KOM, AUDIT

b. Dependent Variable: CCC

7. Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji F)

ANOVAa

Model

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 123046,134 3 41015,378 4,517 ,005b

Residual 844424,598 93 9079,834

Total 967470,733 96

a. Dependent Variable: CCC

b. Predictors: (Constant), SALES, AUDIT, KOM

8. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji t)

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 701,260 177,758 3,945 ,000

KOM -21,703 94,992 -,024 -,228 ,820

AUDIT 9,783 21,141 ,045 ,463 ,645

SALES -20,617 6,325 -,347 -3,260 ,002