pengaruh profitabilitas, ukuran...
TRANSCRIPT
BURSA EFEK INDONESIA (BEI) PERIODE 2010-2014
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh :
M. REZA RESPATI
NIM. 108082000006
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1437 H/ 2016 M
PENGARUH PROFITABILITAS, UKURAN PERUSAHAAN,
TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN STRUKTUR MODAL TERHADAP
NILAI PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR
SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI
PENGARUH PROFITABILITAS, UKURAN PERUSAHAAN, TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN STRUKTUR MODAL TERHADAP NILAI PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN
MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2010-2014
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Disusun Oleh :
M. REZA RESPATI
NIM. 108082000006
Dibawah bimbingan
Pembimbing II
Yahya Hamja, Dr., MM
Zuwesty Eka Putri, SE., M.Ak
NIP: 194906021978031001 NIP: 198004162009012006
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1437 H/ 2016 M
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF
Hari ini Kamis, tanggal 09 Oktober 2014 telah dilakukan ujian komprehensif atas Mahasiswa:
1. Nama : M. Reza Respati
2. NIM : 108082000006
3. Jurusan : Akuntansi Manajemen
4. Judul Skripsi : Pengaruh Profitabilitas, Ukuran Perusahaan, Tanggung Jawab Sosial dan
Struktur Modal Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur
Sektor Industri Barang Konsumsi Yang Terdaftar di BEI Periode 2010-
2013.
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang bersangkutan selama
ujian komprehensif, maka diputuskan bahwa mahasiswa tersebut di atas dinyatakan lulus dan
diberi kesempatan untuk melanjutkan ke tahap ujian skripsi sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri
(1j(r/JV )
3. Hepi Prayudiawan, SE., M.M., Ak., CA ( NIP. 197205162009011006
Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 08 Desember 2015
1. M. Hartana I. Putra, M.Si NIP. 196806052008011023
2. Yessi Fitri, S.E., M.Si NIP. 197609242006042002
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI
Hari ini, Selasa, 29 Desember 2015 telah dilaksanakan Ujian Skripsi atas mahasiswa:
1. Nama : Muhammad Reza Respati
2. NIM : 108082000006
3. Jurusan : Akuntansi
4. Judul Skripsi : Pengaruh Profitabilitas, Ukuran Perusahaan, Tanggung Jawab Sosial
dan Struktur Modal terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur sektor
industri barang konsumsi yang terdaftar di BET 2010-2013
Setelah meneennati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang bersangkutan
selama proses ujian skirpsi, maka diputuskan bahwa mahasiwa tersebut di atas
dinyatakan lulus dan skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 29 Desember 2015
1. Desmadi Saharuddin, MA., Dr NIP. 197207112005011007
2. Hepi Prayudiawan, SE.,MM.,Ak.,CA NIP. 197205162009011006
3. Rini, SE, Ak.,M.si,CA NIP. 197603152005012002
4. Dr.Yahya Hamja.,MM NIP. 194906021978031001
5. Zuwesty Eka Putri SE.,MAK NIP. 198004162009012006
PembiTubing IT
1V
LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : M. Reza Respati
NIM : 108082000006
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Jurusan : Akuntansi
Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini saya :
1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan
mempertanggungjawabkan
2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah orang lain
3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber ashi
atau tanpa izin pemilik karya
4. Mengerjakan sendiri dan mampu bertanggungjawab atas karya ini
Jika di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan
melalui pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan, temyata memang
ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas, maka saya siap
untuk dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan
Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Demikian pemyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.
Jakarta, 21 Desember 2015
LEVItTERAO _, ;17.4MPFL
ipl
trilp -
ADF777890756 , '''-'61; 0 •
7.11RIBU RUPIAH
M. REZA RESPATI
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS PRIBADI
1. Nama Lengkap : Muhammad Reza Respati
2. Tempat Tanggal Lahir : Jakarta, 13 Mei 1990
3. Alamat : Perumahan Binong Permai Blok I 12 no.10 RT/RW
004/014 Kel.Binong Kec.Curug Kab Tangerang
Provinsi Banten kode pos : 15810
4. Telepon : 089617459367
5. Email : [email protected]
II. PENDIDIKAN FORMAL
1. SD Binong Permai Tahun 1996-2002
2. MTS Subulusalam Tahun 2002-2005
3. MA Subulussalam Tahun 2005-2008
4. S1 Akuntansi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2009-2015
III. PENGALAMAN ORGANISASI
1. Ketua DPS ( Dewan Perwakilan Santri )
2. Wakil Ketua Remaja Masjid Al-hijrah Blok i
3. Anggota Lembaga Dakwah Kampus UIN Syarif Hidayatullah
4. Anggota Badan Eksekutiv Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah
IV. LATAR BELAKANG KELUARGA
1. Ayah : JA.Irianto SE
2. Tempat Tanggal Lahir : 12 Juli 1962
3. Ibu : Jumaini Irianti
4. Tempat Tanggal Lahir : 12 Mei 1967
6. Alamat: : Perumahan Binong Permai Blok I 12 no.10 RT/RW
004/014 Kel.Binong Kec.Curug Kab Tangerang
Provinsi Banten kode pos : 15810
i
The Effect Of Profitability, Size, Social Responsibility And Capital Structure To
Corporate Value At Industrial Goods Manufacturing Sector Consumption
Listed In Indonesia Stock Exchange Period 2010-2014
ABSTRACT
This study aimed to get empirical evidence about the effect of profitability,
the size of the company, social responsibility and capital structure to the
company's value. Independent variables used is the profitability, the size of the
company, social responsibility and capital structure. While the dependent
variable used is the value of the company.
The population were a company manufacturing consumer goods industry
sectors listed on the Indonesia Stock Exchange (BEI) in the period 2010-2014.
Samples were collected using purposive sampling method. A total of 60
companies were determined as a sample. This research analysis method using
linear regression.
These results indicated that profitability, social responsibility and capital
structure significantly influenced the value of the company. Meanwhile, the size of
the company did not have a significant effect on firm value. Results showed
determination coefficient of 35.9% which indicated the ability of independent
variables in explaining the dependent variable while 64.1% is explained by other
variables.
Keywords : Profitability, Company Size, Social Responsibility, Capital
structure, The Company's Value.
ii
Pengaruh Profitabilitas, Ukuran Perusahaan, Tanggung Jawab Sosial Dan
Struktur Modal Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur
Sektor Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
(BEI) Periode 2010-2014
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bukti empiris tentang pengaruh
profitabilitas, ukuran perusahaan, tanggung jawab sosial dan struktur modal
terhadap nilai perusahaan. Variabel independen yang digunakan adalah
profitabilitas, ukuran perusahaan, tanggung jawab sosial dan struktur modal.
Sedangkan variabel dependen yang digunakan adalah nilai perusahaan.
Populasi dalam penelitian adalah perusahaan manufaktur sektor industri
barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode 2010-
2014. Sampel yang dikumpulkan menggunakan metode purposive sampling. Total
60 perusahaan ditentukan sebagai sampel. Metode analisis penelitian ini
menggunakan regresi linier berganda.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa profitabilitas, tanggung jawab
sosial dan struktur modal berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan.
Sementara ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai
perusahaan. Hasil koefisien determinasi menunjukkan sebesar 35,9 % kemampuan
variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen, sementara 64,1 %
dijelaskan oleh variabel lain.
Kata Kunci : Profitabilitas, Ukuran Perusahaan, Tanggung jawab Sosial,
Struktur modal, nilai perusahaan.
iii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan karunia-Nya yang sangat berlimpah kepada penulis, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Shalawat serta salam penulis haturkan
kepada Rasul kita, Nabi Muhammad SAW, nabi akhir zaman, yang telah
membimbing umatnya menuju jalan kebenaran. Skripsi ini disusun dalam rangka
memenuhi syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi, Universitas
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Pada kesempatan ini, dengan segala kerendahan hati penulis
menyampaikan terima kasih atas bantuan, bimbingan, dukungan, perhatian,
semangat, serta doa, baik langsung maupun tidak langsung dalam penyelesaian
skripsi ini kepada :
1. Bapak Dr. M. Arief Mufraini LC., MA selaku Dekan Fakultas Ekonomi
dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2. Ibu Yessi Fitri, SE, M.Si selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
3. Bapak Hepi Prayudiawan, SE, M.M., Ak., CA selaku Sekretaris Jurusan
Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Yahya Hamja, Dr., MM selaku Dosen Pembimbing Skripsi I yang telah
bersedia meluangkan waktu untuk berdiskusi, memberikan pengarahan
dan bimbingan dalam penulisan skripsi ini. Terima kasih atas semua
bimbingan yang telah diberikan selama proses penulisan skripsi sampai
terlaksananya sidang skripsi.
iv
5. Zuwesty Eka Putri, SE., M.Ak selaku Dosen Pembimbing Skripsi II yang
telah meluangkan waktu, mencurahkan perhatian, membimbing dan
memberikan pengarahan kepada penulis. Terima kasih atas semua saran
yang telah diberikan selama proses penulisan skripsi sampai terlaksananya
sidang skripsi.
6. Seluruh staf pengajar dan karyawan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
7. Kedua orang tua dan keluarga tercinta yang telah memberikan banyak
kasih sayang, semangat, motivasi, bimbingan, arahan dan doa yang tak ada
habisnya untuk penulis selama ini.
8. Buat kekasih aku DEDE NURMAYA yang tercinta yang selama ini
menemani penulis sedih maupun senang.serta sudah menyempatkan waktu
buat menemani penulis dalam menyelesaikan skripsi ini sampai akhir.
9. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu, tanpa mengurangi
rasa hormat, terima kasih atas dukungan dan bantuannya selama ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik
yang membangun dari berbagai pihak.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Jakarta, 21 Desember 2015
Penulis,
M. REZA RESPATI
v
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI
LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
ABSTRACT...…………………………………………………………... i
ABSTRAK……………………………………………………………... ii
KATA PENGANTAR………………………………………………… iii
DAFTAR ISI…………………………………………………………… v
DAFTAR TABEL……………………………………………………... viii
DAFTAR GAMBAR………………………………………………….. ix
DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………….. x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian…………………………………. 1
B. Perumusan Masalah………………………………………... 9
C. Tujuan Penelitian…………………………………………... 10
D. Manfaat Penelitian……………………………………........ 11
BAB II TELAAH PUSTAKA
A. Landasan Teori……………………………………………. 12
1. Nilai Perusahaan………………………………………… 12
2. Teori Sinyal (Signalling Theory)……………………….. 16
3. Profitabilitas…………………………………………….. 17
4. Ukuran Perusahaan……………………………………… 23
5. Struktur Modal………………………………………….. 26
6. Corporate Social Responsibility (CSR)…………………. 35
B. Penelitian Terdahulu……………………………………….. 41
vi
C. Kerangka Berpikir…………………………………………. 43
D. Hipotesis Penelitian…………………………………………. 45
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian………………………………. 47
B. Metode Penentuan Sampel……………………………… 47
C. Metode Pengumpulan Data……………………………... 48
D. Metode Analisis Data…………………………………… 49
1. Analisis Statistik Deskriptif…………………………... 49
2. Uji Asumsi Klasik…………………………………….. 49
a. Uji Normalitas Data………………………………... 49
b. Uji Heterokedastisitas……………………………… 50
c. Uji Multikolonieritas……………………………….. 50
d. Uji Autokorelasi……………………………………. 51
3. Analisis Regresi Linier Berganda…………………….. 52
4. Pengujian Hipotesis ……………...…………………… 53
a. Uji F (F-test) ………………………………………. 53
b. Uji Statistik T (T-test)……………………………… 53
4. Koefisien Determinasi………………………………… 54
E. Operasional Variabel Penelitian…………………………. 55
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian……………… 56
1. Deskripsi Data…………………………………………. 56
B. Analisis Data Penelitian………………………………….. 60
1. Hasil Uji Statistik Deskriptif…………………………... 62
2. Hasil Uji Asumsi Klasik……………………………….. 67
a. Uji Normalitas Data………………………………... 67
b. Uji Heterokedastisitas……………………………… 69
c. Uji Multikolonieritas……………………………….. 70
d. Uji Autokorelasi……………………………………. 71
vii
3. Hasil Uji Hipotesis……………………………………... 72
a. Hasil Uji F (Uji F-test) ……………………………... 72
b. Hasil Uji Statistik t (Uji t-test)…………………….... 74
c. Hasil Uji Koefisien Determinasi…………………….. 76
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan……………………………………………….. 78
B. Saran………………………………………………………. 79
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu………………………… 42
Tabel 3.1 Proksi Variabel Penelitian………………………………. 55
Tabel 4.1 Daftar nama perusahaan manufaktur jenis sektor
industri barang konsumsi periode 2010-2014 ………….. 57
Tabel 4.2 Penentuan sampel penelitian berdasarkan kriteria………. 59
Tabel 4.3 Data penelitian berdasarkan perusahaan sampel
periode 2010-2014………………………………………. 60
Tabel 4.4 Statistik Deskriptif Variabel Penelitian…………………. 63
Tabel 4.5 Uji Kolmogorov Smirnov……………………………….. 68
Tabel 4.6 Hasil Uji Multikolonieritas................................................ 70
Tabel 4.7 Uji Durbin-Watson……………………………………… 71
Tabel 4.5 Hasil Uji Statistik F……………………………………... 73
Tabel 4.6 Hasil Uji Statistik t………………………………………. 74
Tabel 4.7 Hasil Uji Adjusted R2 Model Summary
b………………... 76
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Teoritis………………………….. 44
Gambar 4.1 Normal Probability Plot ……………………………… 67
Gambar 4.2 Hasil Uji Heterokedastisitas…………………………… 69
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Daftar Nama Perusahaan Yang Menjadi Sampel Penelitian
Lampiran 2 Perhitungan Return On Equity (ROE), SIZE, Corporate Social
Responsibilty (CSR), Debt To Equity Ratio (DER) Dan Price To
Book Value (PBV) Tahun 2010
Lampiran 3 Perhitungan Return On Equity (ROE), SIZE, Corporate Social
Responsibilty (CSR), Debt To Equity Ratio (DER) Dan Price To
Book Value (PBV) Tahun 2011
Lampiran 4 Perhitungan Return On Equity (ROE), SIZE, Corporate Social
Responsibilty (CSR), Debt To Equity Ratio (DER) Dan Price To
Book Value (PBV) Tahun 2012
Lampiran 5 Perhitungan Return On Equity (ROE), SIZE, Corporate Social
Responsibilty (CSR), Debt To Equity Ratio (DER) Dan Price To
Book Value (PBV) Tahun 2013
Lampiran 6 Perhitungan Return On Equity (ROE), SIZE, Corporate Social
Responsibilty (CSR), Debt To Equity Ratio (DER) Dan Price To
Book Value (PBV) Tahun 2014
Lampiran 7 Output SPSS 21.00
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Perkembangan ekonomi di masa globalisasi ini telah memberikan banyak
pengaruh pada laju pertumbuhan perusahaan. Salah satu cara bagi perusahaan
untuk mendapatkan tambahan modal adalah dengan menawarkan kepemilikan
perusahaan kepada masyarakat/ publik (go public) yang umumnya dilakukan di
pasar modal sebagai tempat bagi perusahaan untuk mengumpulkan modal
dengan cara menawarkan sahamnya kepada masyarakat/ publik.
Pasar modal merupakan media yang sangat efektif untuk dapat
menyalurkan dan menginvestasikan dana yang berdampak produktif dan
menguntungkan investor. Melalui kegiatan pasar modal, perusahaan dapat
memperoleh dana untuk membiayai kegiatan operasional dan perluasan
perusahaannya. Pasar modal mempunyai peranan penting untuk dapat
memenuhi kebutuhan modal bagi dunia usaha agar tetap eksis dalam
perekonomian global.
Sebagai suatu entitas yang beroperasi dengan menerapkan prinsip-prinsip
ekonomi, umumnya sebuah perusahaan tidak hanya berorientasi pada
pencapaian laba maksimal dari kegiatan usaha yang dilakukannya, tetapi juga
berorientasi pada peningkatan nilai perusahaan dan kemakmuran pemiliknya.
2
Oleh karena itu, perusahaan memiliki rencana strategis dalam rangka
pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Nilai sebuah perusahaan sendiri akan
tergambar dari harga saham perusahaan bersangkutan.
Perusahaan yang telah go public memiliki tujuan utama yaitu
meningkatkan kemakmuran pemilik atau para pemegang saham melalui
peningkatan nilai perusahaan (Dominick, 2011:589-621). Nilai perusahaan
menjadi sangat penting karena nilai perusahaan yang tinggi akan diikuti oleh
tingginya kemakmuran pemegang saham (Brigham, 2010). Semakin tinggi
harga saham maka akan semakin tinggi nilai perusahaan. Nilai perusahaan
yang tinggi menjadi keinginan para pemilik perusahaan karena nilai tersebut
juga akan menunjukan kemakmuran pemegang saham yang tinggi.
Fenomena yang terjadi saat ini, aktivitas investasi yang terjadi melalui
perantara pasar modal sering dihadapkan pada berbagai macam resiko dan
ketidakpastian. Investor memerlukan berbagai informasi relevan untuk
pertimbangan investasi yang akan dilakukannya. Salah satu informasi tersebut
bisa didapatkan dari adanya laporan keuangan yang dipublikasikan oleh
perusahaan di pasar modal. Laporan keuangan tersebut akan mencerminkan
rasio keuangan, kinerja perusahaan dan nilai dari perusahaan (Sunarto dan
Kartika, 2003:67).
Harga saham di pasar modal terbentuk berdasarkan kesepakatan antara
permintaan dan penawaran investor sehingga harga saham merupakan fair
3
price yang dapat dijadikan sebagai proksi nilai perusahaan (Hasnawati,
2005:33-41). Naik turunnya harga saham sebuah perusahaan yang
diperjualbelikan di pasar modal sangat bergantung pada pencantuman atau
publikasi laporan keuangan perusahaan yang bersangkutan. Laporan keuangan
tersebut akan menggambarkan nilai perusahaan yang juga menggambarkan
keadaan perusahaan.
Dalam mempertimbangkan investasinya, salah satu indikator penting bagi
investor yaitu dengan melihat pertumbuhan profitabilitas perusahaan untuk
menilai prospek perusahaan di masa depan (Tandelilin, 2010:240). Semakin
baik pertumbuhan profitabilitas perusahaan berarti prospek perusahaan di masa
depan dinilai semakin baik pula, yang artinya nilai perusahaan juga akan
dinilai semakin baik di mata investor. Apabila kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan laba meningkat, maka harga saham perusahaan tersebut pun
akan meningkat (Husnan, 2011:317).
Ketika perusahaan semakin berkembang, maka tingkat kesenjangan sosial
dan kerusakan lingkungan pun semakin tinggi karena adanya aktivitas
perusahaan yang tidak terkendali terhadap berbagai sumber daya untuk
meningkatkan laba perusahaan. Selain pihak yang terkait langsung dengan
perusahaan, masyarakat dan lingkungan sekitar perusahaan pun merasakan
dampak yang ditimbulkan oleh aktivitas operasi perusahaan. Oleh sebab itu,
tanggung jawab perusahaan tidak hanya kepada para shareholder, tetapi juga
4
kepada pihak-pihak yang memiliki kepentingan dengan perusahaan, seperti
pelanggan, pemilik atau investor, supplier, komunitas dan juga pesaing (Rika
dan Islahuddin, 2008).
Persaingan dalam industri manufaktur membuat setiap perusahaan
manufaktur semakin meningkatkan kinerja agar tujuannya dapat tetap tercapai.
Beragamnya jenis industri manufaktur yang ada di Indonesia membuat
perusahaan manufaktur terus berlomba dalam meningkatkan kemakmuran
perusahaan melalui penjualan saham yang tinggi. Salah satu jenis perusahaan
manufaktur yang sudah tidak asing lagi dikenal masyarakat adalah jenis sektor
industri barang konsumsi yang sangat dekat dengan masyarakat dengan laju
pertumbuhan usaha yang sangat fluktuatif.
Penelitian mengenai nilai perusahaan sudah banyak dilakukan oleh peneliti
sebelumnya, salah satu diantaranya adalah penelitian yang dilakukan oleh Eka
yang membuktikan bahwa secara simultan struktur modal, kepemilikan
manajerial dan ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap nilai
perusahaan (Eka, 2010). Sedangkan penelitian oleh Safrida membuktikan
secara simultan struktur modal dan pertumbuhan perusahaan berpengaruh
secara negatif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Secara parsial bahwa
struktur modal berpengaruh secara negatif dan signifikan terhadap nilai
perusahaan (Safrida, 2008).
5
Terdapat banyak sekali faktor yang dapat mempengaruhi tinggi rendahnya
sebuah nilai perusahaan. Menurut beberapa penelitian sebelumnya, nilai
perusahaan umumnya dipengaruhi oleh profitabilitas, pertumbuhan
perusahaan, struktur modal, laverage, kebijakan dividen dan lain-lain, namun
pada penelitian ini, penulis hanya mengambil empat faktor yang dicurigai
memberikan pengaruh pada nilai perusahaan yaitu profitabilitas dan ukuran
perusahaan.
Rasio profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba
dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri
(Sartono, 2010:122). Penelitian yang dilakukan oleh Nurmayasari,
menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan terhadap nilai
perusahaan (Nurmayasari, 2012). Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh
Noviyanto profitabilitas yang diukur dengan Return On Equity (ROE)
menunjukkan bahwa ROE tidak berpengaruh secara signifikan terhadap nilai
perusahaan (Noviyanto, 2008).
Selain profitabilitas, ukuran perusahaan juga dianggap mampu
mempengaruhi nilai perusahaan. Hal ini dikarenakan semakin besar ukuran
atau skala perusahaan maka akan semakin mudah pula perusahaan memperoleh
sumber pendanaan baik yang bersifat internal maupun eksternal. Penelitian
yang dilakukan oleh Rachmawati, dkk menyatakan ukuran perusahaan
berhubungan positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan (Rachmawati,
6
2007). Namun penelitian oleh Siallagan dan Mas’ud menyatakan ukuran
perusahaan mempunyai nilai negatif dan signifikan (Siallagan, 2006).
Seorang manajer harus mampu menghimpun dana yang bersumber dari
internal maupun eksternal perusahaan secara efisien yaitu dengan mengambil
keputusan pendanaan yang mampu meminimalisasikan biaya modal (cost of
capital) yang ditanggung perusahaan. Keputusan ini sangat berkaitan dengan
komposisi modal yang optimal, yang akan menghasilkan sebuah keputusan
struktur modal atau keputusan pendanaan. Keputusan struktur modal
merupakan keputusan keuangan yang berkaitan dengan kombinasi hutang dan
ekuitas dalam struktur keuangan jangka panjang perusahaan.
Struktur modal merupakan masalah yang penting bagi perusahaan karena
baik buruknya struktur modal akan mempunyai efek langsung terhadap posisi
finansial perusahaan, yang akhirnya akan mempengaruhi nilai perusahaan.
Kesalahan dalam menentukan struktur modal akan berdampak luas terutama
apabila perusahaan terlalu besar dalam menggunakan hutang, sehingga beban
tetap yang harus ditanggung perusahaan semakin besar pula. Melalui struktur
modal yang optimal dapat meminimumkan biaya modal rata-rata (average cost
of capital) dan memaksimumkan nilai perusahaan.
Optimalisasi nilai perusahaan dapat dicapai melalui pelaksanaan fungsi
manajemen keuangan. Manajemen keuangan sendiri merupakan penyelesaian
atas keputusan penting yang diambil perusahaan antara lain keputusan
7
investasi, keputusan pendanaan, dan kebijakan dividen. Suatu kombinasi yang
optimal atas ketiganya akan memaksimumkan nilai perusahaan yang
selanjutnya akan meningkatkan kemakmuran kekayaan pemegang saham.
Bowen menyatakan bahwa keberhasilan dunia bisnis ditentukan oleh
bagaimana kontribusinya terhadap kesejahteraan masyarakat umum, bukan
hanya untuk warga bisnis itu sendiri. Suatu entitas dalam menjalankan
usahanya tidak terlepas dari masyarakat dan lingkungan sekitarnya, sehingga
menciptakan hubungan timbal balik antara masyarakat dan perusahaan.
Perusahaan membutuhkan suatu respon yang positif dari masyarakat yang
diperoleh melalui apa yang dilakukan oleh perusahaan kepada para
stakeholder, termasuk masyarakat dan lingkungan sekitar (Kamil dan
Antonius, 2012).
Corporate Social Responsibility (CSR) adalah gagasan yang membuat
perusahaan tidak hanya bertanggungjawab dalam hal keuangannya saja, tetapi
juga terhadap masalah sosial dan lingkungan sekitar perusahaan agar
perusahaan dapat tumbuh secara berkelanjutan, seperti pendapat Sari (2012)
yang menyatakan bahwa tanggung jawab perusahaan lebih luas lagi, sampai
pada kemasyarakatan.
Secara teoritis, semakin banyaknya aktivitas Corporate Social
Responsibility (CSR) yang diungkapkan oleh perusahaan, maka nilai
perusahaan akan semakin meningkat karena pasar akan memberikan apresiasi
8
positif kepada perusahaan yang melakukan Corporate Social Responsibility
(CSR) yang ditunjukkan dengan peningkatan harga saham perusahaan. Investor
mengapresiasi praktik Corporate Social Responsibility (CSR) dan melihatnya
sebagai pedoman untuk menilai potensi keberlanjutan suatu perusahaan. Oleh
sebab itu, dalam mengambil keputusan investasi, banyak investor yang cukup
memperhatikan Corporate Social Responsibility (CSR) yang diungkapkan oleh
perusahaan (Ghoul et al., 2011).
Setiap pemilik perusahaan akan selalu menunjukkan kepada calon investor
bahwa perusahaan mereka tepat sebagai alternatif investasi. Tidak lakunya
saham sebuah perusahaan dapat mengakibatkan turunnya nilai perusahaan bagi
perusahaan yang telah go public. Maka apabila pemilik perusahaan tidak
mampu menampilkan sinyal yang baik tentang nilai perusahaan, nilai
perusahaan akan berada di atas atau dibawah nilai yang sebenarnya.
Penelitian Zuhroh dan Putu (2003) menyatakan bahwa pengungkapan
sosial dalam laporan tahunan perusahaan yang go public telah terbukti
berpengaruh terhadap volume perdagangan saham bagi perusahaan yang
masuk kategori high profile. Artinya bahwa investor sudah mulai merespon
dengan baik informasi-informasi sosial yang disajikan perusahaan dalam
laporan tahunan. Semakin luas pengungkapan sosial yang dilakukan
perusahaan dalam laporan tahunan ternyata memberikan pengaruh terhadap
volume perdagangan saham perusahaan dimana terjadi lonjakan perdagangan
9
pada seputar publikasi laporan tahunan sehingga meningkatkan nilai
perusahaan.
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, penulis
ingin meneliti faktor yang mempengaruhi pertumbuhan nilai perusahaan pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), peneliti
mengambil periode laporan perusahaan dari mulai tahun 2010 sampai dengan
2014 dengan memfokuskan pada perusahaan manufaktur jenis sektor industri
barang konsumsi.
B. Perumusan Masalah
Adapun dari rumusan masalah yang ingin diketahui dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut :
1. Apakah ada pengaruh antara tingkat profitabilitas terhadap nilai
perusahaan pada perusahaan manufaktur jenis sektor industri barang
konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2010-
2014?
2. Apakah ada pengaruh antara ukuran perusahaan terhadap nilai perusahaan
pada perusahaan manufaktur jenis sektor industri barang konsumsi yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2010-2014?
10
3. Apakah ada pengaruh antara tanggung jawab sosial terhadap nilai
perusahaan pada perusahaan manufaktur jenis sektor industri barang
konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2010-
2014?
4. Apakah ada pengaruh antara struktur terhadap nilai perusahaan pada
perusahaan manufaktur jenis sektor industri barang konsumsi yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2010-2014?
C. Tujuan Penelitian
Sebagaimana permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini, maka
tujuan penelitian dapat dijabarkan sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengaruh tingkat profitabilitas terhadap nilai
perusahaan pada perusahaan manufaktur jenis sektor industri barang
konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2010-
2014.
2. Untuk mengetahui pengaruh ukuran perusahaan terhadap nilai perusahaan
pada perusahaan manufaktur jenis sektor industri barang konsumsi yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2010-2014.
3. Untuk mengetahui pengaruh tanggung jawab sosial terhadap nilai
perusahaan pada perusahaan manufaktur jenis sektor industri barang
11
konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2010-
2014.
4. Untuk mengetahui pengaruh struktur modal terhadap nilai perusahaan
pada perusahaan manufaktur jenis sektor industri barang konsumsi yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2010-2014.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi akademisi
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dalam
pengembangan teori mengenai tingkat profitabilitas, ukuran perusahaan,
Corporate Social Responsibility (CSR) dan struktur modal pada suatu
perusahaan serta pengaruhnya terhadap nilai perusahaan.
2. Bagi praktis
Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi pertimbangan
dalam mengaplikasikan variabel-variabel penelitian untuk membantu
meningkatkan dan menjaga stabilitas nilai perusahaan serta dapat menjadi
referensi atau bahan wacana bermanfaat bagi penelitian selanjutnya
mengenai nilai perusahaan.
12
BAB II
TELAAH PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Nilai Perusahaan
Setiap perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
menginginkan harga saham yang dijual memiliki potensi harga tinggi dan
menarik minat para investor untuk membelinya. Hal ini dikarenakan,
semakin tinggi harga saham, maka akan semakin tinggi nilai perusahaan
tersebut. Nilai perusahaan yang diindikasikan dengan price to book value
(PBV) yang tinggi menjadi keinginan para pemilik perusahaan, atau menjadi
tujuan perusahaan bisnis pada saat ini, sebab akan meningkatkan
kemakmuran para pemegang (Brigham, 2010:10)
Nilai perusahaan merupakan persepsi investor terhadap perusahaan
terbuka, yang sering dikaitkan dengan harga saham. Harga saham yang
tinggi membuat nilai perusahaan juga tinggi. Adapun yang dimaksud dengan
harga saham adalah harga yang terjadi pada saat saham diperdagangkan di
pasar, atau tepatnya disebut harga penutupan (clossing price) (Fakhrudin,
2012:316).
Penelitian ini menggunakan istilah nilai perusahaan dengan price to
book value, dimana PBV yang tinggi akan membuat pasar percaya atas
13
prospek perusahaan. Secara konseptual, PBV merupakan perbandingan
antara harga saham dengan nilai buku per saham (Brigham dan Gapenski,
2010). Adapun nilai buku per saham atau book value per share adalah
perbandingan antara modal (common equity) dengan jumlah saham yang
beredar (shares outstanding) (Fakhrudin, 2012:67).
Menurut Fakhruddin dan Hadianto (2012):
“PBV dapat diartikan sebagai hasil perbandingan antara
harga pasar saham dengan nilai buku saham. PBV juga dapat
berarti rasio yang menunjukkan apakah harga saham yang
diperdagangkan overvalued (di atas) atau undervalued (di
bawah) nilai buku saham tersebut.”
PBV yang tinggi dapat mencerminkan tingkat kemakmuran para
pemegang saham. Dengan kata lain, untuk mencapai tujuan tersebut setiap
perusahaan hendaknya dapat meningkatkan harga saham, karena harga
saham yang tinggi atau naik dapat meningkatkan PBV.
Nilai perusahaan diciptakan oleh perusahaan melalui kegiatan
perusahaan dari waktu ke waktu. Pada satu sisi, nilai perusahaan ditunjukkan
dengan laporan keuangan perusahaan, khususnya neraca yang berisi
informasi keuangan masa lalu, sementara sisi lainnya beranggapan bahwa
nilai suatu perusahaan tergambar dari nilai saham perusahaan.
Myers mengemukakan konsep nilai perusahaan sebagai kombinasi
aktiva yang dimiliki dan opsi investasi di masa yang akan datang (Myer,
14
2012:81-102). Sedangkan Graver dan Gaver mengemukakan bahwa nilai
perusahaan dapat diartikan sebagai nilai jual perusahaan maupun nilai
tambah bagi pemegang saham (Graver dan Gaver dalam Lifessy, 2011).
Nilai perusahaan merupakan konsep penting bagi investor, karena
merupakan indikator bagi pasar dalam menilai perusahaan secara
keseluruhan (Mahendra, 2011). Menurut Weston dan Thomas (2010) :
“Memaksimumkan nilai berarti mempertimbangkan
pengaruh waktu terhadap nilai uang, dana yang diterima
tahun ini bernilai lebih tinggi daripada dana yang diterima
tahun yang akan datang dan berarti juga
mempertimbangkann berbagai resiko terhadap arus
pendapatan.”
Tandelilin (2010) mengemukakan tiga jenis nilai yang dikenal dalam
penilaian saham diantaranya nilai buku, nilai pasar dan nilai intrinsik :
a) Nilai nominal adalah nilai yang tercantum secara formal dalam
anggaran dasar perseroan, disebutkan secara eksplisit dalam neraca
perusahaan dan juga ditulis jelas dalam surat saham kolektif.
b) Nilai pasar adalah harga yang terjadi dari proses tawar menawar di
pasar saham. Nilai ini hanya bisa ditentukan jika saham perusahaan
dijual di pasar saham. Nilai pasar merupakan nilai perusahaan,
karena nilai perusahaan yang dapat memberikan kemakmuran
15
pemegang saham secara maksimum apabila harga saham perusahaan
meningkat.
c) Nilai intrinsik merupakan konsep yang paling abstrak, karena
mengacu pada perkiraan nilai riil suatu perusahaan. Sedangkan nilai
buku adalah nilai perusahaan yang dihitung dengan dasar konsep
akuntansi. Secara sederhana dihitung dengan membagi selisih antara
total aktiva dan total utang dengan jumlah saham yang beredar.
d) Nilai likuidasi adalah nilai jual seluruh aset perusahaan setelah
dikurangi semua kewajiban yang harus dipenuhi. Nilai sisa
merupakan bagian para pemegang saham.
Suharli (2012:23-24) menyatakan bahwa nilai pemegang saham akan
meningkat apabila nilai perusahaan meningkat yang ditandai dengan tingkat
pengembalian investasi yang tinggi kepada pemegang saham. Penilaian
perusahaan (corporate value) merupakan bagian penting dalam proses
privatisasi perusahaan. Proses ini seringkali hanya memperhatikan aspek
keuangan yang terfokus pada nilai aset fisik (tangible asset) yang
direfleksikan dalam bentuk laporan balance sheets dan income statement.
16
2. Signalling Theory
Menurut Brigham dan Houston (2011) isyarat atau signal adalah suatu
tindakan yang diambil perusahaan untuk memberi petunjuk bagi investor
tentang bagaimana manajemen memandang prospek perusahaan. Sinyal ini
berupa informasi mengenai apa yang sudah dilakukan oleh manajemen
untuk merealisasikan keinginan pemilik.
Informasi yang dikeluarkan oleh perusahaan merupakan hal yang
penting, karena pengaruhnya terhadap keputusan investasi pihak diluar
perusahaan. Informasi tersebut penting bagi investor dan pelaku bisnis
karena informasi pada hakekatnya menyajikan keterangan, catatan atau
gambaran, baik untuk keadaan masa lalu, saat ini maupun masa yang akan
datang bagi kelangsungan hidup perusahaan dan bagaimana efeknya pada
perusahaan.
Signalling theory menjelaskan mengapa perusahaan mempunyai
dorongan untuk memberikan informasi laporan keuangan pada pihak
eksternal. Dorongan perusahaan untuk memberikan informasi karena
terdapat asimetri informasi antara perusahaan dan pihak luar karena
perusahaan mengetahui lebih banyak mengenai perusahaan dan prospek
yang akan datang daripada pihak luar (investor dan kreditur). Kurangnya
informasi bagi pihak luar mengenai perusahaan menyebabkan mereka
melindungi diri mereka dengan memberikan harga yang rendah untuk
perusahaan. Perusahaan dapat meningkatkan nilai perusahaan dengan
17
mengurangi informasi asimetri. Salah satu cara untuk mengurangi informasi
asimetri adalah dengan memberikan sinyal pada pihak luar.
Signalling theory menyatakan pengeluaran investasi memberikan
sinyal positif tentang pertumbuhan perusahaan dimasa yang akan datang,
sehingga meningkatkan harga saham sebagai indikator nilai perusahaan
(Hasnawati, 2005). Peningkatan hutang juga dapat diartikan pihak luar
tentang kemampuan perusahaan untuk membayar kewajibannya di masa
yang akan datang atau risiko bisnis yang rendah, sehingga penambahan
hutang akan memberikan sinyal positif (Brigham dan Houston, 2011). Ini
karena perusahaan yang meningkatkan hutang dapat dipandang sebagai
perusahaan yang yakin dengan prospek perusahaan di masa yang akan
datang.
3. Profitabilitas
Tujuan akhir yang ingin dicapai suatu perusahaan yang terpenting
adalah memperoleh laba atau keuntungan yang maksimal, disamping hal-hal
lainnya. Dengan memperoleh laba yang maksimal seperti yang telah
ditargetkan, perusahaan dapat berbuat banyak bagi kesejahteraan pemilik,
karyawan, serta meningkatkan mutu produk dan melakukan investasi baru.
Para investor menanamkan saham pada perusahaan adalah untuk
mendapatkan return, yang terdiri dari yield dan capital gain. Semakin tinggi
kemampuan memperoleh laba, maka semakin besar return yang diharapkan
18
investor, sehingga menjadikan nilai perusahaan menjadi lebih baik.
Profitabilitas adalah hasil akhir dari sejumlah kebijakan dan keputusan
manajemen perusahaaan (Brigham dan Gapenski, 2010).
Untuk mengetahui profitabilitas suatu perusahaan adalah sangat
penting bagi investor maupun kreditor. Menurut Sartono, profitabilitas
adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya
dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri (Sartono, 2010:122).
Sedangkan menurut Munawir (2009:31) profitabilitas adalah kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan laba dalam periode tertentu. Dari kedua
pengertian ini dapat disimpulkan bahwa profitabilitas adalah kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan laba selama periode tertentu yang dapat
dihitung berdasarkan penjualan atau aktiva atau modal sendiri.
Salah satu indikator penting bagi investor dalam menilai prospek
perusahaan di masa depan adalah dengan melihat sejauhmana pertumbuhan
profitabilitas perusahaan (Tandelilin, 2010:240). Profitabilitas dapat
mencerminkan keuntungan dari investasi keuangan, artinya profitabilitas
berpengaruh terhadap nilai perusahaan karena sumber internal yang semakin
besar. Semakin baik pertumbuhan profitabilitas perusahaan berarti prospek
perusahaan di masa depan dinilai semakin baik, artinya nilai perusahaan
juga akan dinilai semakin baik di mata investor. Apabila kemampuan
19
perusahaan untuk menghasilkan laba meningkat, maka harga saham juga
akan meningkat (Husnan, 2011:317).
Profitabilitas merupakan gambaran dari kinerja manajemen dalam
mengelola perusahaan (Petronila, 2003:17). Ukuran profitabilitas dapat
berbagai macam seperti laba operasi, laba bersih, tingkat pengembalian
investasi atau aktiva, dan tingkat pengembalian ekuitas pemilik. Angg
mengungkapkan bahwa rasio profitabilitas atau rasio rentabilitas
menunjukkan keberhasilan dalam menghasilkan keuntungan (Angg, 2010).
Munawir (2009) menjelaskan ada beberapa faktor yang
mempengaruhi profitabilitas diantaranya yaitu :
1. Jenis perusahaan
Profitabilitas perusahaan sangat bergantung pada jenis perusahaan,
dimana jika perusahaan menjual barang-barang konsumsi atau jasa
biasanya akan memiliki keuntungan yang stabil daripada
perusahaan yang memproduksi barang-barang modal.
2. Umur perusahaan
Sebuah perusahaan yang telah lama berdiri, maka akan lebih stabil
bila dibandingkan dengan perusahaan yang baru berdiri.
20
3. Skala perusahaan
Jika skala ekonominya lebih tinggi, berarti perusahaan dapat
menghasilkan produk dengan biaya rendah. Tingkat biaya rendah
tersebut merupakan unsur untuk memperoleh laba yang diinginkan.
4. Harga produksi
Perusahaan yang biaya produk per unitnya relatif rendah akan
memiliki keuntungan yang lebih baik dan stabil daripada
perusahaan yang harga produknya tinggi.
5. Habitat bisnis
Perusahaan yang bahan produksinya dibeli atas dasar kebiasaan
bisnis (habitual basis) akan memperoleh kebutuhan lebih stabil
daripada non habitual bisnis.
6. Produk yang dihasilkan
Perusahaan yang bahan produksinya berhubungan dengan
kebutuhan pokok, penghasilannya akan lebih stabil daripada
perusahaan yang menghasilkan barang mewah (lux).
Rasio profitabilitas terdiri atas dua jenis yaitu, rasio yang
menunjukkan profitabilitas dalam kaitannya dengan penjualan (margin laba
kotor dan margin laba bersih), dan profitabilitas dalam kaitannya dengan
21
investasi yaitu return on asset (ROA) return on equity (ROE) (Horne,
2013). Syamsudin (2011:59) mengatakan ada beberapa rasio yang
digunakan dalam pengukuran profitabilitas diantaranya :
1. Return On Asset, adalah tingkat keuntungan bersih yang diperoleh
perusahaan dalam menjalankan operasionalnya.
2. Return On Invesment, adalah kemampuan modal yang
diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan
keuntungan neto.
3. Return On Equity, adalah rasio yang digunakan untuk mengukur
pengembalian investasi pemilik yaitu seberapa besar laba yang
dihasilkan tiap rupiah modal yang ditanamkan.
4. Gross Profit Margin. Rasio ini menggambarkan kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan laba kotornya dari tiap penjualan
yang dilakukannya. Dengan rasio ini akan dapat ditentukan tingkat
efisiensi berproduksi dan penetapan harga jual.
5. Operating Income Ratio. Rasio ini menunjukan kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan laba selama periode tertentu,
sehingga dapat memperlihatkan efisiensi operasi dan produk
perusahaan.
22
6. Net Profit Margin, merupakan keuntungan neto rupiah penjualan.
7. Price Earning Ratio. Rasio ini merupakan perbandingan harga per
lembar saham dengan pendapatan per lembar saham dalam periode
tertentu.
8. Price Book Value. Rasio ini merupakan perbandingan harga saham
dengan modal perusahaan.
9. Dividen Yield, merupakan perbandingan antara besar dividen yang
diberikan untuk setiap lembar saham dengan harga saham, sehingga
dapat dilihat keuntungan yang diperoleh oleh setiap saham.
Dalam mengukur profitabilitas digunakan return on investment (ROI)
dan return on equity (ROE) (Naim, 2000). ROI merupakan tingkat
pengembalian atas investasi perusahaan pada aktiva. ROI sering disebut
juga return on asset (ROA).
ROA adalah perbandingan laba bersih dengan jumlah aktiva
perusahaan. Sedangkan ROE merupakan perbandingan antara laba bersih
setelah pajak dengan ekuitas yang akan di investasikan pemegang saham
pada perusahaan. Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam
modal ekuitas untuk menghasilkan laba.
Return on equity (ROE) merupakan tingkat pengembalian ekuitas
pemilik perusahaan. Sebagai salah satu rasio profitabilitas, ROE merupakan
23
indicator yang sangat penting bagi para investor. ROE dibutuhkan investor
untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba bersih
yang berkaitan dengan dividen. Pemilihan ROE sebagai proksi dari
profitabilitas adalah karena dalam ROE ditunjukkan, semakin tinggi ROE
menunjukkan semakin efisien perusahaan dalam menggunakan modal
sendiri untuk menghasilkan laba investor yang ditanam pada perusahaan
(Horne, 2012).
Naiknya rasio ROE dari tahun ke tahun pada perusahaan berarti terjadi
adanya kenaikan laba bersih dari perusahaan yang bersangkutan. Naiknya
laba bersih dapat dijadikan salah satu indikasi bahwa nilai perusahaan juga
naik karena naiknya laba bersih sebuah perusahaan yang bersangkutan akan
menyebabkan harga saham yang berarti juga kenaikan dalam nilai
perusahaan.
4. Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan dapat diartikan sebagai besar kecilnya perusahaan
dilihat dari besarnya nilai equity, nilai perusahaan, ataupun hasil nilai total
aktiva dari suatu perusahaan (Riyanto, 2010). Disini yang dimaksud dengan
ukuran perusahaan yaitu besar kecilnya suatu perusahaan yang dapat
dinyatakan dengan total aktiva. Semakin besar total aktiva maka semakin
besar pula ukuran suatu perusahaan. Semakin besar aktiva maka semakin
24
besar modal yang ditanam. Dengan demikian, ukuran perusahaan
merupakan ukuran atau besarnya asset yang dimiliki oleh perusahaan.
Semakin besar ukuran suatu perusahaan, maka kecenderungan
menggunakan modal asing juga semakin besar. Hal ini disebabkan karena
perusahaan besar membutuhkan dana yang besar pula untuk menunjang
operasionalnya, dan salah satu alternatif pemenuhannya adalah dengan
modal asing apabila modal sendiri tidak mencukupi.
Weston dan Brigham (2010) menyatakan bahwa suatu perusahaan
yang besar dan mapan (stabil) akan lebih mudah untuk ke pasar modal.
Kemudahan untuk ke pasar modal maka berarti fleksibilitas bagi perusahaan
besar lebih tinggi serta kemampuan untuk mendapatkan dana dalam jangka
pendek juga lebih besar daripada perusahaan kecil.
Perusahaan besar lebih dipercaya oleh kreditur karena semakin besar
ukuran perusahaan akan lebih transparan dalam mengungkapkan kinerja
keuangannya. Oleh karena itu, ukuran perusahaan yang besar merupakan
sinyal positif bagi kreditur untuk memberikan pinjaman. Selain itu,
perusahaan besar memiliki keuntungan aktivitas serta lebih dikenal oleh
publik dibandingkan dengan perusahaan kecil sehingga kebutuhan hutang
perusahaan yang besar akan lebih tinggi dari perusahaan kecil.
Perusahaan yang berukuran besar memiliki kecenderungan melakukan
tindakan manajemen labanya lebih kecil dibanding perusahaan yang
25
ukurannya lebih kecil. Hal ini dikarenakan perusahaan besar dipandang
lebih kritis oleh pemegang saham dan pihak luar. Sehingga perusahaan
besar mendapatkan tekanan yang lebih kuat untuk menyajikan pelaporan
keuangan yang kredible.
Perusahaan yang besar lebih diperhatikan oleh masyarakat sehingga
mereka akan lebih berhati-hati dalam melakukan pelaporan keuangan,
sehingga berdampak perusahaan tersebut melaporkan kondisinya lebih
akurat. Peasnell, Pope, dan Young (2005) menunjukkan adanya hubungan
negatif antara ukuran perusahaan dan manajemen laba di Inggris. Dengan
ini disimpulkan bahwa manajer yang memimpin perusahaan yang lebih
besar memiliki kesempatan yang lebih kecil dalam memanipulasi laba
dibandingkan dengan manajer di perusahaan kecil.
Semakin besar ukuran perusahaan, biasanya informasi yang tersedia
untuk investor dalam pengambilan keputusan sehubungan dengan investasi
dalam saham perusahaan tersebut semakin banyak (Siregar, 2005). Menurut
Brigham Houston (2011) ukuran perusahaan adalah gambaran dari besar
kecilnya suatu perusahaan.
Besar kecilnya perusahaan dapat ditinjau dari lapangan usaha yang
dijalankan. Penentuan besar kecilnya skala perusahaan dapat ditentukan
berdasarkan total penjualan, total aktiva, rata-rata tingkat penjualan, dan
rata-rata total aktiva.
26
Perusahaan sulit membiayai investasinya lewat pasar modal karena
besarnya asimetri informasi yang terjadi. Investor dapat memperoleh lebih
banyak informasi dari perusahaan kecil daripada perusahaan besar. Dengan
diperolehnya dana lewat pasar modal menjadikan proporsi utang menjadi
semakin besar dalam struktur modalnya. Hal ini mengindikasikan bahwa
ukuran perusahaan berpengaruh terhadap struktur modal.
5. Struktur Modal
Struktur modal adalah pencerminan dari perimbangan antara hutang
jangka panjang dan modal sendiri dari suatu perusahaan. Perbaikan struktur
permodalan dunia usaha merupakan keharusan untuk meningkatkan
efisiensi dan memperkokoh daya saing perusahaan dalam menghadapi
persaingan yang semakin tajam terutama dalam era globalisasi. Oleh karena
itu, sumber pembiayaan jangka panjang seperti yang disediakan oleh pasar
modal merupakan suatu keharusan bagi pembangunan nasional (Anwar,
2008:3).
Struktur modal yang optimal adalah struktur modal yang dapat
meminimumkan biaya dan mengoptimalkan keseimbangan antara risiko dan
pengembalian, sehingga memaksimumkan harga saham. Struktur modal erat
kaitannya dengan harga saham, hal ini dikarenakan salah satu unsur yang
membentuk harga saham adalah persepsi investor atas kinerja perusahaan,
dan struktur modal adalah salah satu unsur yang menentukan baik buruknya
27
kinerja perusahaan, karena struktur modal akan menentukan sumber
pembiayaan dan pembelanjaan yang dilakukan oleh perusahaan atas
kegiatan operasionalnya.
Struktur modal adalah pembiayaan permanen yang terdiri dari hutang
jangka panjang, saham preferen dan modal pemegang saham (Weston dan
Copeland, 2010). Menurut Husnan (2011), struktur modal adalah
perbandingan antara sumber jangka panjang yang bersifat pinjaman dan
modal sendiri. Struktur modal juga dapat didefinisikan sebagai perimbangan
atau perbandingan antara hutang jangka panjang dengan modal sendiri
(Riyanto, 2010). Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut dapat
disimpulkan, bahwa struktur modal adalah perbandingan antara hutang
jangka panjang dengan modal sendiri.
Secara umum struktur modal terdiri atas beberapa komponen :
1. Modal sendiri
Modal sendiri pada dasarnya adalah modal yang berasal dari
pemilik dan tertanam di dalam perusahaan untuk waktu yang tidak
tertentu lamanya (Riyanto, 2010). Modal sendiri juga dapat
didefinisikan sebagai dana yang “dipinjam” dalam jangka waktu tak
terbatas dari para pemegang saham.
Berdasarkan beberapa pengertian diatas maka dapat disimpulkan
bahwa modal sendiri adalah modal yang berasal dari pemilik perusahaan
28
yang tertanam dalam perusahaan dalam jangka waktu tertentu lamanya.
Sumber modal sendiri dapat berasal dari dalam perusahaan maupun luar
perusahaan.
Sumber dari dalam (internal financing) berasal dari hasil operasi
perusahaan yang berbentuk laba ditahan dan penyusutan. Sedangkan
sumber dari luar (external financing) dapat dalam bentuk saham biasa
atau saham preferen (Husnan, 2011). Komponen modal sendiri di dalam
suatu perusahaan yang berbentuk Perseroan Terbatas (PT) terdiri dari :
1) Modal saham
Saham menunjukkan bukti kepemilikan yang diterbitkan oleh
perusahaan (Husnan, 2011). Sedangkan menurut Riyanto (2010)
saham adalah tanda bukti pengambilan bagian atau peserta dalam
suatu perseroan terbatas. Sehingga dapat disimpulkan bahwa saham
adalah tanda bukti kepemilikan atau pengambil bagian dalam suatu
perseroan terbatas. Menurut Riyanto (2010), jenis-jenis modal
saham terdiri dari :
a. Saham biasa (Common Stock).
Pemegang saham biasa akan mendapat dividen pada akhir
tahun pembukuan, hanya kalau perusahaan tersebut
mendapat keuntungan.
29
b. Saham Preferen (Prefered Stock)
Pemegang saham preferen mempunyai keistimewaan
tertentu di atas pemegang saham biasa. Pertama, dividen
dari saham preferen diambil terlebih dahulu barulah
disediakan untuk pemegang saham biasa. Kedua, apabila
perusahaan dilikuidir, maka dalam pembagian kekayaan
saham prefern didahulukan daripada saham biasa.
c. Saham Preferen Kumulatif (Cummulative Prefered Stock)
Jenis saham ini pada dasarnya adalah sama dengan saham
preferen. Perbedaannya hanya terletak pada adanya hak
kumulatif pada saham preferen kumulatif. Dengan demikian
pemegang saham kumulatif apabila tidak menerima deviden
selama beberapa waktu karena besarnya laba tidak
mengizinkan atau karena adanya kerugian, pemegang saham
jenis ini di kemudian hari apabila perusahaan mendapatkan
keuntungan berhak untuk menuntut dividen-dividen yang
tidak dibayarkan diwaktu-waktu yang lampau.
30
2) Cadangan
Menurut Riyanto (2010), cadangan merupakan keuntungan yang
dibentuk oleh perusahaan selama beberapa waktu yang lampau atau
dari tahun yang berjalan (reserve that are surplus).
3) Laba Ditahan
Laba ditahan adalah keuntungan yang diperoleh oleh suatu
perusahaan yang tidak dibayarkan sebagai deviden (Riyanto, 2010).
Sementara itu, menurut Sutojo dan Kleinsteuber (2010) laba ditahan
adalah akumulasi laba sesudah pajak yang dikumpulkan sejak
perusahaan didirikan dan tidak dibagikan kepada pemiliknya.
Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan, bahwa laba
ditahan merupakan keuntungan sesudah pajak yang diperoleh
perusahaan yang tidak dibagikan sebagai deviden.
Komponen modal sendiri ini merupakan modal dalam
perusahaan yang dipertaruhkan untuk berbagai risiko, baik risiko
usaha, risiko investasi, maupun risiko-risiko lainnya. Menurut
Gitosudarmo dan Basri (2012), risiko usaha adalah risiko yang
disebabkan tidak berhasilnya perusahaan untuk memperoleh hasil di
dalam lingkungan di dunia bisnis. Hal ini disebabkan oleh
produknya mungkin tidak laku terjual, mesin-mesin tidak berjalan
secara normal dan sebagainya. Sedangkan risiko investasi yaitu
31
kemungkinan bahwa perusahaan tidak dapat memperoleh laba yang
cukup besar untuk menutup beban-beban finansial yang berupa
beban bunga, pengembalian cicilan utang ataupun pembayaran
dividen kepada para pemegang saham.
Oleh karena itu, setiap perusahaan harus mempunyai sejumlah
modal sendiri minimum yang diperlukan untuk menjamin
keberlangsungan hidup perusahaan. Besaran modal sendiri yang
lebih dominan dari modal asing dalam struktur modal perusahaan
mutlak diperlukan, untuk menjaga tingkat solvabilitas perusahaan.
2. Modal asing atau hutang jangka panjang.
Modal asing atau hutang jangka panjang adalah hutang yang
jangka waktunya panjang umumnya lebih dari sepuluh tahun. Hutang
jangka panjang ini pada umumnya digunakan untuk membelanjai
perluasan perusahaan (ekspansi) atau modernisasi dari perusahaan
karena kebutuhan modal untuk keperluan tersebut jumlah sangat besar.
32
Menurut Brigham dan Houston (2011), faktor-faktor yang
berpengaruh terhadap struktur modal perusahaan antara lain :
a) Stabilitas penjualan
Perusahaan dengan penjualan yang relatif stabil dapat lebih aman
memperoleh lebih banyak pinjaman dan menanggung beban tetap lebih
tinggi dibandingkan dengan perusahaan yang penjualannya tidak stabil.
b) Struktur aktiva
Perusahaan yang struktur aktivanya cocok untuk dijadikan jaminan kredit
cenderung lebih banyak menggunakan banyak utang.
c) Operating Leverage.
Suatu perusahaan dengan leverage operasi yang lebih kecil dianggap lebih
mampu memakai leverage keuangan karena dengan memiliki leverage
operasi yang lebih kecil maka berarti perusahaan memiliki risiko bisnis
yang lebih kecil (dengan asumsi cetiris paribus)
d) Tingkat pertumbuhan.
Perusahaan yang tingkat pertumbuhannya tinggi pada umumnya lebih
tergantung pada modal dari luar perusahaan, dengan asumsi faktor lain
dianggap konstan. Sedangkan perusahaan yang tingkat pertumbuhannya
rendah pada umumnya kebutuhan modal baru relatif kecil sehingga dapat
33
dipenuhi dari laba ditahan. Semakin tinggi tingkat pertumbuhan
perusahaan, maka akan membutuhkan sumber dana dari modal ekstern
yang lebih besar.
e) Profitabilitas
Perusahaan yang mempunyai tingkat pengembalian tinggi atas investasi,
menggunakan utang yang relatif kecil. Tingkat pengembalian yang tinggi
memungkinkan perusahaan membiayai sebagian besar kebutuhan
pendanaan dengan dana yang dihasilkan secara internal.
f) Pajak.
Biaya bunga merupakan biaya yang dapat mengurangi pajak perusahaan.
Sedangkan pembayaran deviden tidak mengurangi pembayaran pajak.
Oleh karena itu, semakin tinggi tingkat pajak perusahaan, maka semakin
besar daya tarik penggunaan hutang.
g) Pengendalian.
Pengendalian terhadap hutang yang besar dapat mengakibatkan
pengawasan yang semakin ketat oleh pihak kreditur. Pengendalian ini
dapat mengurangi fleksibilitas manajemen dalam mengambil keputusan.
34
h) Sikap Manajemen.
Sikap manajemen akan mempengaruhi dalam pengambilan keputusan
mengenai cara pemenuhan kebutuhan dana. Beberapa manajemen
cenderung bersifat konservatif daripada manajemen lainnya sehingga
cenderung menggunakan tingkat hutang yang konservatif pula (sedikit
hutang) daripada rata-rata perusahaan dalam industrinya, sedangkan
manajemen yang agresif menggunakan hutang lebih banyak dalam rangka
memperoleh profit yang lebih besar.
i) Sikap agen penilai dan peminjam.
Sikap agen penilai dan peminjam seringkali mempengaruhi keputusan
struktur keuangan. Pada umumnya, manajemen akan berdiskusi mengenai
struktur finansial perusahaan dengan agen tersebut dan memberi banyak
pengaruh pada saran mereka. Namun jika manajemen perusahaan sangat
yakin mengenai masa depan perusahaan maka manajemen akan
menggunakan hutang melebihi norma yang berlaku bagi industrinya,
sehingga kreditur mungkin menolak penambahan hutang tersebut atau
mungkin menerimanya dengan syarat tingkat bunga yang tinggi.
j) Kondisi pasar.
Kondisi pasar modal sering mengalami perubahan dalam menjual sekuritas
harus menyesuaikan dengan pasar modal tersebut.
35
k) Kondisi internal perusahaan.
Apabila perusahaan memperoleh keuntungan yang rendah sehingga tidak
menarik bagi investor, maka perusahaan lebih menyukai pembelanjaan
dengan hutang daripada mengeluarkan saham.
l) Fleksibilitas Keuangan.
Seorang manajer pendanaan yang pintar adalah selalu dapat menyediakan
modal yang diperlukan untuk mendukung operasi.
6. Corporate Social Responsibility (CSR)
Setiap perusahaan di seluruh dunia akan melakukan berbagai macam
kegiatan yang terencana untuk dapat meningkatkan eksistensi perusahaan
dan menjadi perusahaan yang good bussiness. Salah satu kegiatan tersebut
adalah Corporate Sosial Responsibility (CSR). CSR adalah kegiatan-
kegiatan sosial yang dilakukan perusahaan sebagai bentuk tanggung jawab
perusahaan terhadap masyarakat dan lingkungan.
Tanggung jawab sosial perusahaan dikonsepkan lebih luas sebagai
tugas manajerial untuk mengambil tindakan melindungi dan
mengembangkan kesejahteraan masyarakat dan sekaligus memberikan
keuntungan bagi perusahaan. Corporate Sosial Responsibility (CSR) pada
dasarnya merupakan bentuk tanggung jawab perusahaan kepada masyarakat
sekaligus sebagai sarana untuk membangun reputasi dan meningkatkan
keunggulan perusahaan dalam persaingan di dunia bisnis.
36
Secara umum, Corporate Sosial Responsibility (CSR) didefinisikan
sebagai bentuk kegiatan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat
melalui peningkatan kemampuan manusia sebagai individu untuk
beradaptasi dengan keadaan sosial yang ada, menikmati, memanfaatkan dan
memelihara lingkungan hidup yang ada. International Finance Corporation
mendefinisikan Corporate Sosial Responsibility (CSR) sebagai :
“Komitmen dunia bisnis untuk memberi kontribusi terhadap
pembangunan ekonomi berkelanjutan melalui kerjasama dengan
karyawan, keluarga mereka, komunitas lokal, dan masyarakat luas
untuk meningkatkan kehidupan mereka melalui cara-cara yang
baik bagi bisnis maupun pembangunan.”
Menurut Canadian (2011) Government adalah sebuah kegiatan usaha
yang mengintegrasikan aspek ekonomi, lingkungan dan sosial ke dalam
nilai budaya, pengambilan keputusan, strategi dan operasi perusahaan yang
dilakukan secara transparan dan bertanggung jawab untuk menciptakan
masyarakat yang sehat dan berkembang. Selain itu, ISO:26000
mendefinisikan Corporate Sosial Responsibility (CSR) sebagai :
“Tanggung jawab sebuah organisasi terhadap dampak-dampak dari
keputusan-keputusan dankegiatan-kegiatannya pada masyarakat
dan lingkungan yang diwujudkan dalambentuk perilaku transparan
dan etis yang sejalan dengan pembangunan berkelanjutan dan
kesejahteraan masyarakat, mempertimbangkan harapan pemangku
kepentingan, sejalan dengan hukum yang ditetapkan dan norma-
norma perilaku internasional, serta terintegrasi dengan organisasi
secara menyeluruh.”
37
Corporate Sosial Responsibility (CSR) merupakan tanggung jawab
perusahaan kepada pemangku kepentingan untuk berlaku etis, meminimalkan
dampak negatif dan memaksimalkan dampak positif yang mencakup aspek
ekonomi dan sosial (triple bottom line) dalam rangka mencapai tujuan
pembangunan berkelanjutan (Wibisono, 2011). Sementara menurut Nursahid
(2011) Corporate Sosial Responsibility (CSR) adalah :
“Tanggung jawab moral suatu organisasi bisnis terhadap kelompok
yang menjadi stakeholder-nya yang terkena pengaruh baik secara
langsung maupun tidak langsung dari operasi perusahaan.”
Elkington mengemas konsep Corporate Sosial Responsibility (CSR) ke
dalam tiga fokus, yaitu 3P (profit, planet, people). Menurutnya, perusahaan
yang baik tidak hanya mencari keuntungan (profit) belaka melainkan
perusahaan harus memiliki kepedulian pula terhadap kelestarian lingkungan
(planet) dan kesejahteraan masyarakat (people). Berdasarkan riset yang
dilakukan oleh United States-based Business for Social Responsibility (BSR),
banyak sekali keuntungan yang didapatkan oleh perusahaan yang telah
mempraktekkan Corporate Sosial Responsibility (CSR) antara lain :
1. Meningkatkan brand image dan reputasi perusahaan.
Dengan adanya kegiatan Corporate Sosial Responsibility (CSR) dapat
membuat perusahaan menjadi lebih dikenal oleh masyarakat sehingga
reputasi perusahaan juga akan meningkat apabila perusahaan
melaksanakan program tersebut dengan sebaik–baiknya.
38
2. Meningkatkan penjualan dan loyalitas pelanggan.
Apabila program Corporate Sosial Responsibility (CSR) dilakukan dengan
baik oleh perusahaan maka para pelanggan akan menjadi lebih loyal
karena para pelanggan tidak hanya mengetahui kualitas tetapi juga tujuan
baik perusahaan.
3. Mengurangi biaya operasional perusahaan.
Dengan adanya Corporate Sosial Responsibility (CSR) perusahaan tidak
perlu lagi perlu mengeluarkan anggaran untuk biaya promosi, karena
produk atau perusahaannya pasti akan menjadi lebih dikenal oleh
masyarakat. Dengan demikian biaya operasional perusahaan pun akan
menurun setidaknya untuk bidang promosi.
4. Meningkatkan kinerja keuangan.
Dengan adanya Corporate Sosial Responsibility (CSR) diharapkan laba
perusahaan akan lebih meningkat karena penjualan juga akan meningkat.
Dengan demikian, kinerja keuangan dari perusahaan pun secara otomatis
akan meningkat.
Program Corporate Sosial Responsibility (CSR) yang dikembangkan
dengan baik akan menciptakan suatu kaitan emosional antara masyarakat
dengan perusahaan yang nantinya akan berdampak pada brand awareness
yang lama-kelamaan akan berkembang menjadi brand loyalty yang akan
menciptakan ekuitas merek yang menguntungkan bagi perusahaan (Sen,
2013:37).
39
Wibisono (2011) menjelaskan bahwa penerapan Corporate Sosial
Responsibility (CSR) yang dilakukan perusahaan dapat dibagi menjadi 4
(empat) tahapan yaitu perencanaan, implementasi, evaluasi dan pelaporan.
Tanggung jawab sosial yang dilakukan oleh perusahaan dapat dibagi menjadi
3 (tiga) model yaitu keterlibatan langsung, melalui yayasan atau organisasi
sosial perusahaan dan bermitra dengan pihak lain. Adapun bentuk tanggung
jawab sosial perusahaan adalah sebagai berikut :
1. Hibah (grant).
Merupakan bantuan dana tanpa ikatan yang diberikan oleh perusahaan
untuk membangun investasi sosial.
2. Penghargaan (award).
Merupakan pemberian bantuan oleh perusahaan kepada sasaran yang
dianggap berjasa bagi masyarakat banyak dan lingkungan usahanya.
Biasanya penghargaan diberikan dalam bentuk sertifikat dan atau sejumlah
uang kepada perorangan atau institusi atau panti yang diselenggarakan
secara berkelanjutan dan dalam waktu tertentu.
3. Dana komunitas lokal (community funds).
Merupakan bantuan dana atau dalam bentuk lain bagi komunitas tertentu
untuk meningkatkan kualitas di bidangnya secara berkesinambungan.
4. Bantuan subsidi (social subsidies).
40
Merupakan bantuan dana atau bentuk lainnya bagi sasaran yang berhak
untuk meningkatkan kinerja secara berkelanjutan seperti pemberian
bantuan dana buruh lokal atau modal usaha kecil satu kawasan.
5. Bantuan pendanaan jaringan teknis.
Diperuntukan bagi sasaran yang berhak untuk memperoleh pengetahuan
dan keterampilan sehingga mampu meningkatkan produktivitas. Misalnya,
bantuan teknis untuk usaha kecil atau mikro.
6. Penyediaan pelayanan sosial seperti pendidikan, kesehatan, hukum, taman
bermain, panti asuhan, beasiswa, dan berbagi pelayanan sosial lainnya
bagi masyarakat.
7. Bantuan kredit usaha kecil dengan bunga rendah bagi rumah tangga, baik
masyarakat yang tinggal disekitar perusahaan maupun masyarakat pada
umumnya.
8. Program bina lingkungan melalui pengembangan masyarakat.
9. Penyediaan kompensasi sosial bagi masyarakat yang menjadi korban
polusi serta kerusakan lingkungan baik karena bencana maupun dampak
dari aktivitas perusahaan.
41
B. Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1
Ringkasan Penelitian Terdahulu
No Peneliti Judul
Penelitian
Variabel Hasil Penelitian
Independen Dependen
1. Yangs Analisa,
Fakultas
Ekonomi -
Universitas
Diponegoro
Semarang, 2011
Sumber : Data
Skunder
Penelitian, 2015
Pengaruh
Ukuran
Perusahaan,
Leverage,
Profitabilitas
dan Kebijakan
Dividen
Terhadap Nilai
Perusahaan
(Studi Pada
Perusahaan
Manufaktur
Yang Terdaftar
di Bursa Efek
Indonesia Tahun
2006-2008)
Ukuran
Perusahaan
(X1) Leverage
(X2),
Profitabilitas
(X3) dan
Kebijakan
Dividen (X4)
Nilai
Perusahaan
(Y)
(1) ukuran perusahaan
mempunyai pengaruh
positif dan signifikan
terhadap nilai perusahaan,
(2) leverage mempunyai
pengaruh positif dan tidak
signifikan terhadap nilai
perusahaan,
(3) profitabilitas
mempunyai pengaruh
positif dan signifikan
terhadap nilai perusahaan,
dan
(4) kebijakan dividen
mempunyai pengaruh
negatif
tidak signifikan terhadap
nilai perusahaan.
2. Ria Nofrita,
Program Studi
Akuntansi
Fakultas
Ekonomi
Universitas
Negeri Padang
2013
Sumber : Data
Skunder
Penelitian, 2015
Pengaruh
Profitabilitas
Terhadap Nilai
Perusahaan
Dengan
Kebijakan
Deviden
Sebagai
Variabel
Intervening
(Studi Empiris
Pada Perusahaan
Manufaktur
Yang Terdaftar
Di BEI)
Profitabilitas
(X1)
Kebijakan
deviden (X2)
Nilai
perusahaan
(Y)
1) Profitabilitas dan
kebijakan deviden
berpengaruh signifikan
positif terhadap nilai
perusahaan
2) Profitabilitas
berpengaruh tidak
signifikan terhadap
kebijakan deviden.
Bersambung ke halaman belakang…
42
Tabel 2.1 (lanjutan..)
Ringkasan Penelitian Terdahulu
No Peneliti Judul
Penelitian
Variabel Hasil Penelitian
Independen Dependen
3. Ima Maspupah,
Program Studi
Keuangan Islam
Fakultas
Syari’ah Dan
Hukum
Universitas
Islam Negeri
Sunan Kalijaga
Yogyakarta
2014
Sumber : Data
Skunder
Penelitian, 2015
Pengaruh
Ukuran
Perusahaan,
Profitabilitas,
Tanggungjawab
Sosial
Perusahaan,
Kepemilikan
Institusional,
Pertumbuhan
Penjualan, Dan
Struktur Modal
Terhadap Nilai
Perusahaan
(Studi Empiris
Pada Perusahaan
Properti Yang
Masuk Kedalam
Kelompok
Daftar Efek
Syariah Periode
2009-2012
Ukuran
perusahaan
(X1),
Profitabilitas
(X2),
Tanggung
jawab sosial
perusahaan
(X3),
Kepemilikan
institusional
(X4),
Pertumbuhan
penjualan (X5),
Struktur modal
(X6)
Nilai
perusahaan
(Y)
1) Uji t menunjukan SIZE
tidak berpengaruh
terhadap nilai perusahaan
(signifikansi sebesar
0,699 > 0,05)
2) ROE menunjukan
pengaruh positif
signifikan terhadap nilai
perusahaan (nilai
signifikansi sebesar 0,036
< 0,05)
3) CSR tidak berpengaruh
terhadap nilai perusahaan
(signifikansi 0,102 >
0,05)
4) IOWN tidak
berpengaruh terhadap
nilai perusahaan
(signifikansi 0,342 >
0,05)
5) GROWTH tidak
berpengaruh terhadap
nilai perusahaan
(signifikansi 0,349 >
0,05)
6) DER berpengaruh
positif signifikan terhadap
nilai perusahaan
(signifikansi 0,000 <
0,05).
7) SIZE, ROE, CSR,
IOWN, GROWTH, dan
DER secara bersama-
sama berpengaruh
signifikan terhadap nilai
perusahaan.
43
C. Kerangka Pemikiran
Penelitian ini mengenai pengaruh profitabilitas, ukuran perusahaan,
tanggung jawab sosial dan struktur modal terhadap nilai perusahaan. Tinggi
rendahnya nilai perusahaan yang umumnya dilihat dari harga saham (diproksi
menjadi Price to Book Value (PBV)) ditentukan oleh berbagai faktor yang
ada pada masing-masing perusahaan. Tinggi rendahnya nilai perusahaan ini
harus diperhatikan pada suatu perusahaan karena akan berpengaruh pada
kepercayaan investor dan investasi pada perusahaan tersebut.
Pada penelitian ini terdapat beberapa variabel yang ingin diteliti oleh
peneliti yang diindikasikan dapat mempengaruhi nilai perusahaan. Peneliti
mengambil 4 (empat) variabel yaitu profitabilitas (diproksi menjadi Return
On Equity (ROE)), ukuran perusahaan (diproksi menjadi SIZE), tanggung
jawab sosial (diproksi menjadi CSR) dan struktur modal (diproksi menjadi
Debt to Equity Ratio (DER)) yang dalam hal ini menjadi variabel independen.
Sementara itu, nilai perusahaan (diproksi menjadi Price to Book Value
(PBV)) akan menjadi variabel yang dipengaruhi atau dependen.
Penelitian ini mengambil perusahaan-perusahaan manufaktur
khususnya pada sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI) periode tahun 2010-2014. Dalam menentukan sampel
penelitian, peneliti menggunakan teknik purposive sampling dimana sampel
dipilih berdasarkan karakteristik tertentu. Adapun kerangka berfikir pada
penelitian ini dapat dilihat pada gambar berikut :
44
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Teoritis
Pengaruh Profitabilitas, Ukuran Perusahaan, Tanggung jawab Sosial dan
Struktur Modal terhadap Nilai Perusahaan
Analisis Statistik Deskriptif
Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi yang terdaftar
di BEI periode 2010-2014
Signalling Theory
Variabel Independen (X)
Profitabilitas (ROE) X1
Ukuran Perusahaan (SIZE) X2
Tanggung jawab Sosial (CSR) X3
Struktur Modal (DER) X4
Uji Asumsi Klasik
1. Uji Normalitas Data
2. Uji Heterokedastisitas
3. Uji Multikolonieritas
4. Uji Autokorelasi
Variabel Dependen (Y)
Nilai Perusahaan (PBV)
Uji Hipotesis
Uji Statistik F (F-test)
Uji Statistik t (t-test)
Koefisien Determinasi
Analisis Regresi Berganda
Kesimpulan dan Saran
Hasil Penelitian
45
D. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah penelitian, maka dapat dirumuskan hipotesis
penelitian sebagai berikut :
• Pengaruh profitabilitas terhadap nilai perusahaan di perusahaan
manufaktur jenis sektor industri barang konsumsi.
Ho1 : Tidak ada pengaruh antara profitabilitas terhadap nilai perusahaan
di perusahaan manufaktur jenis sektor industri barang konsumsi.
Ha1 : Ada pengaruh antara profitabilitas terhadap nilai perusahaan di
perusahaan manufaktur jenis sektor industri barang konsumsi.
• Pengaruh ukuran perusahaan terhadap nilai perusahaan di perusahaan
manufaktur jenis sektor industri barang konsumsi.
Ho2 : Tidak ada pengaruh antara ukuran perusahaan terhadap nilai
perusahaan di perusahaan manufaktur jenis sektor industri barang
konsumsi.
Ha2 : Ada pengaruh antara ukuran perusahaan terhadap nilai
perusahaan di perusahaan manufaktur jenis sektor industri barang
konsumsi.
• Pengaruh tanggung jawab sosial terhadap nilai perusahaan di perusahaan
manufaktur jenis sektor industri barang konsumsi.
Ho3 : Tidak ada pengaruh antara tanggung jawab sosial terhadap nilai
perusahaan di perusahaan manufaktur jenis sektor industri barang
konsumsi.
46
Ha3 : Ada pengaruh antara tanggung jawab sosial terhadap nilai
perusahaan di perusahaan manufaktur jenis sektor industri barang
konsumsi.
• Pengaruh struktur modal terhadap nilai perusahaan di perusahaan
manufaktur jenis sektor industri barang konsumsi.
Ho4 : Tidak ada pengaruh antara struktur modal terhadap nilai
perusahaan di perusahaan manufaktur jenis sektor industri barang
konsumsi.
Ha4 : Ada pengaruh antara struktur modal terhadap nilai perusahaan di
perusahaan manufaktur jenis sektor industri barang konsumsi.
47
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan meneliti laporan keuangan perusahaan
manufaktur jenis sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI) periode 2010-2014 melalui data Indonesian Capital Market
Directory (ICMD).
B. Metode Penentuan Sampel
Populasi adalah kumpulan dari keseluruhan elemen yang menjadi pusat
objek penelitian (Supomo, 2010). Elemen yang dimaksud tersebut biasanya berupa
orang, barang, unit organisasi dan perusahaan. Populasi dari penelitian ini adalah
perusahaan manufaktur jenis sektor industri barang konsumsi yang tercatat di
Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2010 sampai 2014 sebanyak 36 perusahaan.
Sampel pada penelitian ini diambil dengan menggunakan metode Purposing
Sampling. Purposing sampling adalah pengembalian sampel yang dilakukan sesuai
dengan tujuan penelitian yang telah ditetapkan (Sekaran, 2013). Adapun kriteria
sampel yang akan digunakan yaitu :
1. Perusahaan industri barang konsumsi yang terdaftar di BEI periode 2010-2014
2. Menerbitkan laporan tahunan lengkap selama tahun penelitian.
48
3. Menerbitkan laporan keberlanjutan (Sustainibility Reporting) atau informasi
sosial lainnya selama tahun penelitian.
4. Memiliki data yang lengkap terkait dengan variabel-variabel yang digunakan
dalam penelitian.
C. Metode Pengumpulan Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, data
yang diperoleh dari sumber-sumber yang berhubungan dengan penelitian. Data
yang dibutuhkan dalam penelitian ini diperoleh dari Indonesian Capital Market
Directory (ICMD) periode tahun 2010 – 2014.
Adapun metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan metode studi kepustakaan dan studi observasi. Metode studi
kepustakaan adalah suatu cara yang dilakukan dimana dalam memperoleh data
dengan menggunakan cara membaca dan mempelajari buku-buku yang
berhubungan dengan masalah yang dibahas dalam lingkup penelitian. Sedangkan
metode studi observasi yaitu suatu cara memperoleh data dengan menggunakan
dokumentasi yang berdasarkan pada laporan keuangan yang telah dipublikasikan
oleh BEI melalui Indonesian Capital Market Directory (ICMD) dimana data
yang digunakan merupakan data time-series periode 2010 – 2014.
49
D. Metode Analisis Data
1. Analisis Statistik Deskriptif
Analisis statistik deskriptif mempunyai tujuan untuk mengetahui
gambaran umum dari semua variabel yang digunakan dalam penelitian ini,
dengan cara melihat tabel statistik deskriptif yang menunjukkan hasil
pengukuran mean, nilai minimal dan maksimal, serta standar deviasi semua
variabel penelitian.
2. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas Data
Uji normalitas data bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi, variabel bebas, dan variabel terikat memiliki distribusi normal dan
tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data secara
normal atau mendekati normal (Ghozali, 2011:66). Untuk menguji
normalitas data dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dengan melihat
grafik normal probability plot dasar pengambilan keputusan dari tampilan
grafik normal probability plot yang mengacu pada :
a. Jika data (titik) menyebar di sekitar garis diagonal dan
mengikuti arah garis diagonal, berarti menunjukkan pola
50
distribusi yang normal sehingga model regresi dapat memenuhi
asumsi normalitas.
b. Jika data (titik) menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak
mengikuti arah garis diagonal berarti tidak menunjukkan pola
distribusi normal sehingga model regresi tidak memenuhi
asumsi normalitas (Ghozali, 2011:66).
b. Uji Heterokedastisitas
Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu observasi
yang lain. Apabila varians dari residual satu observasi ke observasi
yang lain tetap disebut homokedastisitas. Sedangkan apabila varians
dari residual satu observasi ke observasi lain berbeda maka disebut
heterokedastisitas.
Model regresi yang baik adalah homoskedastisitas, tidak terjadi
heterokedastisitas dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi
variabel terikat (dependen) yaitu ZPRED dengan nilai residual
SRESID. Deteksi ada tidaknya dapat dilakukan dengan melihat ada
tidaknya pola tertentu pada grafik Scatterplot antara SRESID dan
ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu
51
X adalah residual (Y prediksi - Y sesungguhnya) yang telah di
standardized.
c. Uji Multikolinieritas
Tujuan dari uji multikolonieritas adalah untuk menguji apakah
model regresi memiliki korelasi antar variabel bebas. Uji
multikolonieritas dilakukan dengan meregresikan model analisis dan
menguji korelasi antar variabel independen dengan menggunakan
variance inflantion factor (VIF). Batas (cut off) dari VIF > 0 dan nilai
tolerance jika nilai VIF lebih besar dari 10 dan nilai toleran kurang
dari 0,10 dan tingkat kolinieritas lebih dari 0,95 maka terjadi
multikolonieritas (Ghozali, 2011:66).
d. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi terjadi apabila terdapat penyimpangan
terhadap suatu observasi oleh penyimpangan yang lain atau terjadi
korelasi diantara obserasi menurut waktu dan tempat. Pada penelitian
ini uji autokorelasi menggunakan uji dusbinwaston (DW-Test)
dengan kriteria sebagai berikut (Ghozali, 2011) :
52
0 < DW < dl : Terjadi autokorelasi
dl ≤ DW ≤ du : Tidak dapat disimpulkan
du < DW < 4-du : Tidak ada autokorelasi
4-du ≤ DW ≤ 4-dl : Tidak dapat disimpulkan
4-dl < d < 4 : Terjadi autokorelasi
Keterangan : DL : Batas bawah DW
DU : Batas atas DW
3. Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis regresi berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh antara
variabel bebas dalam mempengaruhi variabel tidak bebas secara bersama-sama
ataupun secara parsial. Persamaan regresi dengan linier berganda dalam
penelitian ini adalah :
Y = bX1 + bX2+ bX3 + bx4
Keterangan :
Y : Nilai Perusahaan (PBV)
X1 : Tingkat Profitabilitas (ROE)
X2 : Ukuran Perusahaan (SIZE)
X3 : Tanggung jawab Sosial Perusahaan (CSR)
X4 : Struktur Modal (DER)
53
4. Pengujian Hipotesis
a. Uji F (F-test)
Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel
bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-
sama terhadap variabel dependen. Jika probabilitas (signifikasi) lebih besar
dari 0,05 maka variabel bebas secara bersama-sama tidak berpengaruh
terhadap variabel terikat jika probabilitas lebih kecil 0,05 maka variabel
bebas secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel terikat. Nilai f
dapat dihitung dengan rumus (Gujarati, 2011) :
F hitung = R² / (k-1)
(1-R²) / (n-K)
Dimana : R² : koefisien determinasi
1-R² : Residual sum of squares
n : jumlah sampel
K : jumlah variabel
b. Uji Statistik T (T-test)
Uji t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel
independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen
(Ghozali, 2011). Dalam pengolahan data penelitian ini menggunakan program
komputer SPSS 16.0, pengaruh secara individual ditunjukkan dari nilai
54
sifnifikan uji t. Jika nilai sifnifikan uji t < 0,05 maka dapat disimpulkan
terdapat pengaruh yang signifikan secara individual masing-masing variabel.
Nilai t dapat dihitung dengan rumus (Gujarati, 2011):
t hitung = b
σb
Dimana : b : Koefisien regresi variabel Independen
σb : Devinisi standar koefisien regresi variabel independen
5. Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi (R2) mengukur seberapa jauh kemampuan model
dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai R2 mempunyai interval
antara 0 sampai 1 (0 £ R2 £1). Semakin besar R
2 (mendekati 1), semakin baik
hasil untuk model regresi tersebut dan semakin mendekati 0, maka variabel
independen secara keseluruhan tidak dapat menjelaskan variabel dependen.
Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel dalam menjelaskan
variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati 1 berarti variabel-
variabel independen memberikan semua informasi yang dibutuhkan untuk
memprediksi variasi variabel dependen.
55
E. Operasional Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini variabel yang digunakan terdiri dari variabel dependen
dan variabel independen.
a. Variabel Independen, adalah variabel yang menjelaskan atau mempengaruhi
variabel yang lain. Pada penelitian ini menggunakan variabel tingkat
profitabilitas, ukuran perusahaan, tanggung jawab sosial perusahaan dan
struktur modal sebagai variabel independen.
b. Variabel Dependen, adalah variabel yang dijelaskan atau dipengaruhi oleh
variabel independen. Variabel dependen pada perusahaan ini adalah nilai
perusahaan.
Tabel 3.1
Proksi Variabel Penelitian
Variabel Indikator Skala
Profitabilitas Return On Equity (ROE) = Laba setelah pajak
Total Ekuitas
Rasio
Ukuran Perusahaan SIZE = Ln (total asset)
Tanggung jawab sosial perusahaan Corporate Social Responsibility (CSR)
Struktur Modal Debt Equity Ratio (DER) = Total Kewajiban
Total Ekuitas
Nilai Perusahaan Price to Book Value (PBV) = Harga saham
Nilai buku per saham
Sumber : Data berbagai referensi penelitian
56
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian
Pada bab ini, penulis akan menguraikan hasil yang telah diperoleh selama
penelitian berlangsung dan membahasnya sesuai dengan batasan penelitian
yang telah ditentukan sebelumnya.
Bursa Efek Indonesia (BEI) adalah bursa saham yang dapat memberikan
peluang investasi dan sumber pembiayaan dalam upaya mendukung
pembangunan ekonomi nasional. BEI didirikan di Jakarta pada tanggal 14
Desember 1912. BEI didirikan jauh sebelum Indonesia merdeka oleh
pemerintahan Hindia Belanda yang diselenggarakan oleh Vereniging Voor de
Effectenhandel yang pada saat itu masih bernama Bursa Efek Jakarta (BEJ).
Peranan BEI adalah berupaya mengembangkan pemodal lokal yang besar
dan solid untuk menciptakan pasar modal Indonesia yang stabil. Untuk
memberikan informasi yang lebih lengkap tentang perkembangan bursa kepada
masyarakat, BEI menyebarkan data pergerakan harga saham melalui media
cetak dan elektronik. Indikator pergerakan harga saham tersebut adalah indeks
harga saham.
1. Deskripsi Data
Yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan
manufaktur jenis sektor industri barang konsumsi yang terdaftar pada
57
Bursa Efek Indonesia (BEI) periode tahun 2010-2014. Berdasarkan
jenisnya, perusahaan manufaktur jeni sektor industri barang konsumsi
yang terdaftar di BEI dibedakan menjadi 5 (lima) jenis diantaranya jenis 1)
Makanan dan minuman; 2) Rokok; 3) Farmasi; 4) Kosmetik dan barang
keperluan rumah tangga; 5) Peralatan rumah tangga dengan daftar nama
perusahaan sebagai berikut :
Tabel 4.1
Daftar nama perusahaan manufaktur jenis sektor industri barang
konsumsi periode 2010-2014
Jenis
Industri
2010 2011 2012 2013 2014
Makanan &
Minuman
1. ADES (Akasha
Wira
International
Tbk)
2. AISA (Tiga Pilar
Sejahtera Food
Tbk)
3. CEKA (Cahaya
Kalbar Tbk)
4. DAVO (Davomas
Abadi Tbk)
5. DLTA (Delta
Djakarta Tbk)
6. ICBP (Indofood
CBP Sukses
Makmur Tbk)
7. INDF (Indofood
Sukses Makmur
Tbk)
8. MLBI (Multi
Bintang
Indonesia Tbk)
9. MYOR (Mayora
Indah Tbk)
10. PSDN (Prashida
Aneka Niaga
Tbk)
11. ROTI (Nippon
Indosari
Corporindo Tbk)
12. SKLT (Sekar
Laut Tbk)
1. ADES (Akasha
Wira
International
Tbk)
2. AISA (Tiga Pilar
Sejahtera Food
Tbk)
3. CEKA (Cahaya
Kalbar Tbk)
4. DAVO (Davomas
Abadi Tbk)
5. DLTA (Delta
Djakarta Tbk)
6. ICBP (Indofood
CBP Sukses
Makmur Tbk)
7. INDF (Indofood
Sukses Makmur
Tbk)
8. MLBI (Multi
Bintang
Indonesia Tbk)
9. MYOR (Mayora
Indah Tbk)
10. PSDN (Prashida
Aneka Niaga
Tbk)
11. ROTI (Nippon
Indosari
Corporindo Tbk)
12. SKLT (Sekar
Laut Tbk)
1. ADES (Akasha
Wira
International
Tbk)
2. AISA (Tiga Pilar
Sejahtera Food
Tbk)
3. ALTO (Tri
Banyan Tirta
Tbk)
4. CEKA (Cahaya
Kalbar Tbk)
5. DAVO (Davomas
Abadi Tbk)
6. DLTA (Delta
Djakarta Tbk)
7. ICBP (Indofood
CBP Sukses
Makmur Tbk)
8. INDF (Indofood
Sukses Makmur
Tbk)
9. MLBI (Multi
Bintang
Indonesia Tbk)
10. MYOR (Mayora
Indah Tbk)
11. PSDN (Prashida
Aneka Niaga
Tbk)
12. ROTI (Nippon
Indosari
Corporindo Tbk)
13. SKLT (Sekar
Laut Tbk)
1. ADES (Akasha Wira
International Tbk)
2. AISA (Tiga Pilar
Sejahtera Food Tbk)
3. CEKA (Cahaya
Kalbar Tbk)
4. DAVO (Davomas
Abadi Tbk)
5. DLTA (Delta
Djakarta Tbk)
6. ICBP (Indofood CBP
Sukses Makmur Tbk)
7. INDF (Indofood
Sukses Makmur Tbk)
8. MLBI (Multi Bintang
Indonesia Tbk)
9. MYOR (Mayora
Indah Tbk)
10. PSDN (Prashida
Aneka Niaga Tbk)
11. ROTI (Nippon
Indosari Corporindo
Tbk)
12. SKLT (Sekar Laut
Tbk)
13. STTP (Siantar Top
Tbk)
14. ALTO (Tri Banyan
Tirta Tbk)
15. ULTJ (Ultrajaya Milk
Industry and Trading
Company Tbk)
1. ADES (Akasha Wira
International Tbk)
2. AISA (Tiga Pilar
Sejahtera Food Tbk)
3. CEKA (Cahaya
Kalbar Tbk)
4. DAVO (Davomas
Abadi Tbk)
5. DLTA (Delta
Djakarta Tbk)
6. ICBP (Indofood CBP
Sukses Makmur Tbk)
7. INDF (Indofood
Sukses Makmur Tbk)
8. MLBI (Multi Bintang
Indonesia Tbk)
9. MYOR (Mayora
Indah Tbk)
10. PSDN (Prashida
Aneka Niaga Tbk)
11. ROTI (Nippon
Indosari Corporindo
Tbk)
12. SKLT (Sekar Laut
Tbk)
13. STTP (Siantar Top
Tbk)
14. ALTO (Tri Banyan
Tirta Tbk)
15. ULTJ (Ultrajaya Milk
Industry and Trading
Company Tbk)
58
Tabel 4.1 (lanjutan…)
Daftar nama perusahaan manufaktur jenis sektor industri barang
konsumsi periode 2010-2014
Jenis
Industri
2010 2011 2012 2013
Makanan &
Minuman
13. STTP (Siantar
Top Tbk)
14. ULTJ (Ultrajaya
Milk Industry and
Trading Company
Tbk)
13. STTP (Siantar
Top Tbk)
14. ULTJ (Ultrajaya
Milk Industry
and Trading
Company Tbk)
14. STTP (Siantar
Top Tbk)
15. ULTJ (Ultrajaya
Milk Industry and
Trading
Company Tbk)
Rokok 1. GGRM (Gudang
Garam Tbk)
2. HMSP (Hanjaya
Mandala
Sampoerna Tbk)
3. RMBA (Bentoel
International
Investama Tbk)
1. GGRM (Gudang
Garam Tbk)
2. HMSP (Hanjaya
Mandala
Sampoerna Tbk)
3. RMBA (Bentoel
International
Investama Tbk)
1. GGRM (Gudang
Garam Tbk)
2. HMSP (Hanjaya
Mandala
Sampoerna Tbk)
3. RMBA (Bentoel
International
Investama Tbk)
4. WIIM (Wismilak
Inti Makmur Tbk)
1. GGRM (Gudang
Garam Tbk)
2. HMSP (Hanjaya
Mandala Sampoerna
Tbk)
3. RMBA (Bentoel
International
Investama Tbk)
4. WIIM (Wismilak Inti
Makmur Tbk)
1. GGRM (Gudang
Garam Tbk)
2. HMSP (Hanjaya
Mandala Sampoerna
Tbk)
3. RMBA (Bentoel
International
Investama Tbk)
4. WIIM (Wismilak Inti
Makmur Tbk)
Farmasi 1. DVLA (Darya
Varia Laboratoria
Tbk)
2. INAF (Indofarma
Tbk)
3. KAEF (Kimia
Farma Tbk)
4. KLBF (Kalbe
Farma Tbk)
5. MERK (Merck
Tbk)
6. PYFA (Pyridam
Farma Tbk)
7. SCPI (Schering
Plough Indonesia
Tbk)
8. SQBI (Taisho
Pharmaceutical
Indonesia Tbk)
9. TSPC (Tempo
Scan Pasific Tbk)
1. DVLA (Darya
Varia Laboratoria
Tbk)
2. INAF (Indofarma
Tbk)
3. KAEF (Kimia
Farma Tbk)
4. KLBF (Kalbe
Farma Tbk)
5. MERK (Merck
Tbk)
6. PYFA (Pyridam
Farma Tbk)
7. SCPI (Schering
Plough Indonesia
Tbk)
8. SQBI (Taisho
Pharmaceutical
Indonesia Tbk)
9. TSPC (Tempo
Scan Pasific Tbk)
1. DVLA (Darya
Varia Laboratoria
Tbk)
2. INAF (Indofarma
Tbk)
3. KAEF (Kimia
Farma Tbk)
4. KLBF (Kalbe
Farma Tbk)
5. MERK (Merck
Tbk)
6. PYFA (Pyridam
Farma Tbk)
7. SCPI (Schering
Plough Indonesia
Tbk)
8. SQBI (Taisho
Pharmaceutical
Indonesia Tbk)
9. TSPC (Tempo
Scan Pasific Tbk)
1. DVLA (Darya Varia
Laboratoria Tbk)
2. INAF (Indofarma
Tbk)
3. KAEF (Kimia Farma
Tbk)
4. KLBF (Kalbe Farma
Tbk)
5. MERK (Merck Tbk)
6. PYFA (Pyridam
Farma Tbk)
7. SCPI (Schering
Plough Indonesia
Tbk)
8. SIDO (Industri Jamu
dan Farmasi Sido
Muncul Tbk)
9. SQBI (Taisho
Pharmaceutical
Indonesia Tbk)
10. TSPC (Tempo Scan
Pasific Tbk)
1. DVLA (Darya Varia
Laboratoria Tbk)
2. INAF (Indofarma
Tbk)
3. KAEF (Kimia Farma
Tbk)
4. KLBF (Kalbe Farma
Tbk)
5. MERK (Merck Tbk)
6. PYFA (Pyridam
Farma Tbk)
7. SCPI (Schering
Plough Indonesia
Tbk)
8. SIDO (Industri Jamu
dan Farmasi Sido
Muncul Tbk)
9. SQBI (Taisho
Pharmaceutical
Indonesia Tbk)
10. TSPC (Tempo Scan
Pasific Tbk)
59
Tabel 4.1 (lanjutan…)
Daftar nama perusahaan manufaktur jenis sektor industri barang
konsumsi periode 2010-2014
Kosmetik
& Barang
Keperluan
Rumah
Tangga
1. MRAT (Mustika
Ratu Tbk)
2. TCID (Mandom
Indonesia Tbk)
3. UNVR (Unilever
Indonesia Tbk)
1. MBTO (Martina
Berto Tbk)
2. MRAT (Mustika
Ratu Tbk)
3. TCID (Mandom
Indonesia Tbk)
4. UNVR (Unilever
Indonesia Tbk)
1. MBTO (Martina
Berto Tbk)
2. MRAT (Mustika
Ratu Tbk)
3. TCID (Mandom
Indonesia Tbk)
4. UNVR (Unilever
Indonesia Tbk)
1. MBTO (Martina Berto
Tbk)
2. MRAT (Mustika Ratu
Tbk)
3. TCID (Mandom
Indonesia Tbk)
4. UNVR (Unilever
Indonesia Tbk)
1. MBTO (Martina Berto
Tbk)
2. MRAT (Mustika Ratu
Tbk)
3. TCID (Mandom
Indonesia Tbk)
4. UNVR (Unilever
Indonesia Tbk)
Peralatan
Rumah
Tangga
1. KDSI
(Kedawung Setia
Industrial Tbk)
2. KICI (Kedaung
Indag Can Tbk)
3. LMPI (Langgeng
Makmur Industry
Tbk
1. KDSI (Kedawung
Setia Industrial
Tbk)
2. KICI (Kedaung
Indag Can Tbk)
3. LMPI (Langgeng
Makmur Industry
Tbk)
1. KDSI (Kedawung
Setia Industrial
Tbk)
2. KICI (Kedaung
Indag Can Tbk)
3. LMPI (Langgeng
Makmur Industry
Tbk)
1. KDSI (Kedawung Setia
Industrial Tbk)
2. KICI (Kedaung Indag
Can Tbk)
3. LMPI (Langgeng
Makmur Industry Tbk)
1. KDSI (Kedawung Setia
Industrial Tbk)
2. KICI (Kedaung Indag
Can Tbk)
3. LMPI (Langgeng
Makmur Industry Tbk)
Sumber : Data penelitian diolah, 2015. Diakses dari www.sahamok.com pada
tanggal 10 Juni 2015 jam 02.32 pm
Sampel dalam penelitian ini diambil dengan menggunakan metode
purposive sampling. Adapun selengkapnya mengenai rincian sampel
penelitian perusahaan dapat dilihat dalam tabel 4.2 sebagai berikut :
Tabel 4.2
Penentuan sampel penelitian berdasarkan criteria
Kriteria Penentuan Sampel Jumlah Perusahaan
Jumlah perusahaan manufaktur jenis sektor barang konsumsi yang
terdaftar di BEI periode 2010-2014
36
Jumlah perusahaan yang melakukan CSR secara berturut-turut
periode 2010-2014
12
Jumlah perusahaan yang menerbitkan laporan keuangannya secara
lengkap periode 2010-2014
12
Tahun Pengamatan 5
Jumlah sampel penelitian 60
60
B. Analisis Data Penelitian
Analisis data dilakukan dengan cara analisis statistik deskriptif dan model
regresi linier berganda. Data yang tersedia bagi variabel dependen yaitu nilai
perusahaan (PBV) dan variabel independen yang terdiri dari Profitabilitas
(ROE), dan Ukuran Perusahaan (SIZE), Tanggung jawab sosial (CSR) dan
struktur modal (DER). Analisis dilakukan dengan menguji pengaruh keempat
variabel independen terhadap variabel dependen Price to Book Value (PBV)
secara simultan melalui Uji Statistik F dan secara parsial melalui Uji Statistik t.
Tabel 4.3
Data Penelitian Berdasarkan Sampel Perusahaan
TAHUN Kode PROKSI
ROE SIZE CSR DER PBV
2010
ADES 4.88 21.41 11.54 36.00 0.45
INDF 13.41 20.42 16.67 24.56 0.68
MLBI 6.39 25.11 16.67 21.91 1.11
MYOR 1.13 22.1 34.62 40.00 1.28
ROTI 2.16 19.81 21.22 34.12 0.75
GGRM 13.19 21.24 54.22 101.4 2.01
MRAT 10.43 19.88 17.95 76.11 1.55
TCID 2.93 21.25 14.22 50.70 0.63
UNVR 3.92 20.36 48.16 95.77 1.56
MERK 2.22 20.27 23.87 88.58 0.90
TSPC 3.72 18.76 14.88 10.00 0.22
ICBP 11.4 20.48 12.75 2.24 0.36
2011
ADES 5.32 22.56 12.42 37.12 0.78
INDF 11.20 21.17 17.26 24.98 1.02
MLBI 5.23 23.5 17.66 23.56 1.66
MYOR 3.63 25.9 36.12 42.12 1.55
ROTI 2.25 20.75 23.21 35.87 1.99
GGRM 19.88 23.12 55.32 102.5 2.25
MRAT 12.43 20.77 18.12 77.23 1.99
TCID 6.78 19.50 15.21 52.69 0.88
UNVR 9.89 25.9 49.22 96.86 1.97
MERK 5.78 22.6 25.89 89.58 1.00
TSPC 1.77 19.45 16.54 11.10 0.36
ICBP 7.52 22.96 14.89 2.89 0.89
61
Tabel 4.3 (lanjutan…)
TAHUN Kode PROKSI
ROE SIZE CSR DER PBV
2012
ADES 5.55 21.24 10.22 38.55 0.76
INDF 12.45 19.88 12.45 25.69 1.31
MLBI 6.33 21.25 13.78 22.13 1.65
MYOR 4.58 19.50 38.77 43.77 1.66
ROTI 3.33 25.9 20.21 31.06 1.88
GGRM 20.87 22.6 56.77 113.7 2.64
MRAT 13.56 19.45 16.01 69.66 1.22
TCID 7.13 22.1 11.32 46.88 0.23
UNVR 10.69 19.81 49.09 88.96 1.15
MERK 6.35 21.24 34.88 90.88 1.69
TSPC 2.10 19.88 11.45 12.45 1.12
ICBP 8.45 21.25 12.36 3.15 1.08
2013
ADES 6.12 25.9 12.42 37.12 1.22
INDF 13.15 20.75 17.26 24.98 1.88
MLBI 6.89 23.12 17.66 23.56 0.55
MYOR 5.68 20.77 36.12 42.12 0.45
ROTI 5.79 19.50 23.21 35.87 2.03
GGRM 22.77 25.9 55.32 102.5 2.78
MRAT 15.64 22.6 18.12 77.23 1.56
TCID 7.19 19.45 15.21 52.69 0.98
UNVR 15.12 21.17 49.22 96.86 1.62
MERK 7.33 23.5 25.89 89.58 1.77
TSPC 2.23 19.88 16.54 11.10 1.45
ICBP 7.66 21.25 14.89 2.89 1.67
2014
ADES 8.12 25.9 12.42 37.12 1.02
INDF 16.15 20.75 17.26 24.98 1.66
MLBI 6.89 23.12 17.66 23.56 1.55
MYOR 5.68 19.50 15.21 52.69 1.99
ROTI 5.79 25.9 49.22 96.86 2.25
GGRM 22.77 22.6 25.89 89.58 1.15
MRAT 15.64 19.45 16.54 11.10 1.69
TCID 7.19 19.45 15.21 52.69 1.12
UNVR 15.12 21.17 49.22 96.86 1.08
MERK 7.33 23.5 25.89 89.58 1.77
TSPC 2.23 19.81 49.09 88.96 1.45
ICBP 7.66 21.24 34.88 90.88 1.88
Setelah menentukan jumlah sampel yang diambil dalam penelitian ini,
langkah selanjutnya adalah menganalisis hasil data penelitian. Data pada
penelitian ini sebagaimana disajikan pada tabel 4.3 di atas, selanjutnya data
diolah dan dianalisis menggunakan SPSS 21.00.
62
Pertama, analisis data dilakukan dengan memilih perusahaan yang sesuai
dengan kriteria sampel yaitu perusahaan manufaktur jenis sektor industri
barang konsumsi yang terdaftar Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2010-
2014, yang mempunyai data lengkap untuk variabel yang diteliti dan
melakukan kegiatan CSR selama 5 tahun penelitian.
Sebagaimana telah diuraikan di atas, sampel dalam penelitian ini
diperoleh 60 sampel. Setelah didapatkan jumlah sampel dan data perusahaan
sesuai kriteia yang dibutuhkan, data tersebut dijadikan sampel dan kemudian
dihitung. Dari data tersebut dilakukan Uji Statistik F dan Uji Statistik t dengan
menggunakan model regresi linier berganda program SPSS 21.00 for windows.
Pada penelitian ini, pengambilan sampel menggunakan teknik purposive
sampling dimana teknik pengamatan dengan maksud tertentu. Sementara jenis
data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh
dari Bursa Efek Indonesia (BEI), fact book, Indonesian Capital Market
Directory (ICMD).
1. Hasil Uji Statistik Deskriptif
Berdasarkan hasil uji statistik deskriptif yang dilakukan, pengaruh
variabel ROE, SIZE, CSR dan DER terhadap Price to Book Value (PBV)
memberikan gambaran suatu data yang dapat dilihat dari nilai rata-rata
(mean), standar deviasi, nilai maksimum dan minimum. Selengkapnya
63
mengenai hasil statistik deskriptif penelitian dapat dilihat pada tabel 4.4
sebagai berikut :
Tabel 4.4
Statistik Deskriptif Variabel Penelitian
Descripitive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
ROE 60 .11 .19 .14 .08218
SIZE 60 18.19 32.56 11.0045 2.67470
CSR 60 6.7 50.22 16.7862 4.02462
DER 60 2.24 148.01 56.5563 6.86334
PBV 60 .14 2.15 .43 .01459
Valid N (listwise) 60
Sumber :Output SPSS 21.00, Data skunder penelitian diolah 2015.
Berdasarkan hasil pengolahan data pada tabel 4.4 diatas diketahui
bahwa rasio PBV diperoleh mean sebesar 0.43 (dibulatkan 0.40). Hasil ini
berarti bahwa rata-rata nilai perusahaan di industri manufaktur sektor
barang konsumsi adalah sebesar 43% dari nilai buku persaham masing-
masing perusahaan tersebut. Rata-rata nilai perusahaan sebesar 43% ini
juga mencerminkan harga saham dari perusahaan yang termasuk dalam
industri manufaktur sektor barang konsumsi.
Selanjutnya, variabel profitabilitas yang diwakili ROE menunjukkan
nilai mean sebesar 0,14. Hal ini berarti bahwa rata-rata perusahaan sampel
mampu mendapatkan laba bersih sebesar 14% dari total asset yang dimiliki
perusahaan dalam satu periode. Nilai minimum ROE yaitu sebesar 0,11
yang berarti sampel terendah hanya mendapatkan laba bersih dari seluruh
64
total asset perusahaan sebesar 11% dalam satu periode dan nilai
maksimum diketahui sebesar 0,19.
Menurut Hanafi dan Halim (2005:85) :
“Rasio profitabilitas sangat bermanfaat bagi
kelangsungan perusahaan karena dapat membantu
perusahaan untuk mengetahui kontribusi keuntungan
perusahaan dalam jangka pendek atau jangka
panjang.”
Profitabilas merupakan gambaran dari kinerja manajemen dalam
mengelola perusahaan. Dalam penelitian ini, profitabilitas dilihat
berdasarkan nilai ROE dimana ROE merupakan tingkat pengembalian
ekuitas pemilik perusahaan. Berdasarkan hasil deskriptif statistik yang
telah diuraikan pada tabel 4.4, tingkat profitabilitas rata-rata dari
perusahaan sampel dalam penelitian ini adalah 14%. Hal ini menunjukkan
bahwa rata-rata kemampuan perusahaan sampel dalam penelitian ini dalam
mendapatkan laba bersih per satu periodenya adalah sebesar 14% dari
jumlah aktiva yang dimiliki oleh perusahaan.
Selanjutnya, variabel yang juga diteliti dalam penelitian ini adalah
ukuran perusahaan (SIZE) yang merupakan log natural dari Total Aset
menunjukkan mean sebesar 11,0045 (dibulatkan menjadi 11,00).
Sedangkan nilai maksimumnya adalah 32,56 dan nilai minimumnya 18,19.
Menurut Handayani dan Hadinugroho (2009:66) “ukuran perusahaan
adalah skala besar kecilnya perusahaan. Perusahaan besar yang sudah
mapan akan memiliki akses mudah menuju pasar modal”. Berdasarkan
65
pengertian ini dan hasil deskriptif statistik pada tabel 4.4 yang telah
diuraikan sebelumnya, dapat diartikan bahwa ukuran perusahaan sampel
yang paling tertinggi adalah sebesar 32,56 dan terendahnya sebesar 18.19
dengan rata-rata 11,00. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan yang
memiliki akses mudah menuju pasar modal adalah perusahaan yang
memiliki ukuran perusahaan (size) rata-rata sebesar 11,00.
Corporate Social Responsibility (CSR) adalah kegiatan-kegiatan
sosial yang dilakukan perusahaan sebagai bentuk tanggung jawab
perusahaan terhadap masyarakat dan lingkungan. Menurut International
Finance Corporation mendefinisikan Corporate Social Responsibility
(CSR) sebagai :
“Komitmen dunia bisnis untuk memberi kontribusi terhadap
pembangunan ekonomi berkelanjutan melalui kerjasama dengan
karyawan, keluarga mereka, komunitas lokal, dan masyarakat luas
untuk meningkatkan kehidupan mereka melalui cara-cara yang
baik bagi bisnis maupun pembangunan.”
Berdasarkan data pada tabel 4.4 di atas, diketahui bahwa variabel
Corporate Social Responsibility (CSR) memiliki nilai minimum sebesar
6,7 dan maksimum 50,22. Rata-rata nilai CSR adalah 16,7862 (dibulatkan
menjadi 16,8). Hasil ini dapat diartikan bahwa komitmen dari perusahaan
manufaktur industry barang konsumsi dalam hal CSR hanya rata-rata
16,8% dari keseluruhan kegiatan perusahaan. Nilai maksimum sebesar
50,22 menyatakan arti bahwa perusahaan yang paling tinggi memberikan
kontribusinya sebesar 50,22% untuk hal CSR.
66
Variabel yang terakhir adalah struktur modal. Struktur modal adalah
pencerminan dari perimbangan antara hutang jangka panjang dan modal
sendiri dari suatu perusahaan. Struktur modal yang optimal adalah struktur
modal yang dapat meminimumkan biaya dan mengoptimalkan
keseimbangan antara risiko dan pengembalian, sehingga memaksimumkan
harga saham.
Dari data pada tabel 4.4 di atas mengenai nilai deskriptif variabel
struktur modal yang diproksi melalui DER, nilai minimum DER sebesar
2,24 dan maksimum sebesar 148,01 dengan rata-rata sebesar 56,55. Hasil
ini dapat diartikan bahwa rata-rata perusahaan manufaktur sektor industry
barang konsumsi dapat meminimkan biaya dan optimalkan keseimbangan
antara resiko dan pengembalian sebesar 56,55 %.
Struktur modal erat kaitannya dengan harga saham, hal ini
dikarenakan salah satu unsur yang membentuk harga saham adalah
persepsi investor atas kinerja perusahaan, dan struktur modal adalah salah
satu unsur yang menentukan baik buruknya kinerja perusahaan, karena
struktur modal akan menentukan sumber pembiayaan dan pembelanjaan
yang dilakukan oleh perusahaan atas kegiatan operasionalnya.
67
2. Hasil Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas Data
Untuk menguji apakah distribusi data normal atau tidak, salah
satunya dengan menggunakan analisis grafik. Metode yang handal
adalah dengan melihat normal probability plot, dimana pada grafik ini
terlihat titik-titik menyebar disekitar garis diagonal serta penyebarannya
mengikuti arah garis diagonal. Adapun hasil uji normalitas data
dijelaskan melalui grafik berikut :
Gambar 4.1
Normal Probability Plot
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual Dependent Variable : LNPBV@
Observed Cum Prob
Sumber : Data penelitian diolah, output SPSS 21.00
68
Berdasarkan grafik di atas dapat diketahui bahwa model regresi
pada penelitian ini layak dipakai karena pada grafik normal plot terlihat
titik-titik menyebar disekitar garis diagonal serta penyebarannya
mengikuti arah garis diagonal dan data yang dimiliki terlihat merata dan
cukup baik. Hasil ini berarti model regresi tersebut memenuhi asumsi
normalitas yang berarti bahwa data terdistribusi secara normal.
Tabel 4.5
Uji Kolmogorov Smirnov
One sample Kolmogrov Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N
Normal Parameters a.b
Most Extreme
Differences
Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp.Sig. (2-tailed)
Mean
Std. Deviation
Absolute
Positive
Negative
60
.0000000
.43512661
.092
.092
-.072
.674
.611
a. Test Distribution is Normal Sumber : Output SPSS
b. Calculated from data
Berdasarkan tabel 4.5 diatas dapat diketahui bahwa besarnya nilai
Komolgorov-Smirnov adalah 0,674 dengan signifikansi sebesar 0,611
dimana > 0,05. Dengan demikian Ho diterima dan Ha ditolak yang
berarti data terdistribusi normal.
69
b. Uji Heterokedastisitas
Uji heterokedastisitas bertujuan menguji apakah model regresi
terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah model yang
bebas dari masalah heterokedastisitas (homokedastisitas). Adapun hasil
uji heterokedastisitas pada penelitian ini sebagai berikut :
Gambar 4.2
Hasil Uji Heterokedastisitas
Scatterplots
Dependent Variable : LNPBV@
Regression Standarized Predicted Value
Sumber : Data penelitian diolah, 2015. Output SPSS 21
Grafik scatterplots di atas menunjukkan bahwa titik-titik
menyebar secara acak serta tersebar baik diatas maupun dibawah angka
0 pada sumbu Y dan tidak terdapat suatu pola yang jelas pada
penyebaran data tersebut. Hasil ini dapat disimpulkan bahwa tidak
terjadi heterokedastisitas pada model regresi sehingga model regresi
70
layak digunakan untuk memprediksi nilai perusahaan atau Price to
Book Value (PBV) berdasarkan variabel yang mempengaruhinya
(independent) yaitu profitabilitas (ROE), ukuran perusahaan (SIZE),
tanggung jawab sosial (CSR) dan struktur modal (DER).
c. Uji Multikolonieritas
Untuk mendeteksi ada tidaknya gejala multikolonieritas antar
variabel independen digunakan Variance Inflation Factor (VIF) dan
Tolerance. Batas dari tolerance value adalah 0,10 dan batas VIF adalah
10. Apabila tolerance value > 0,10 dan nilai VIF < 10 maka tidak
terjadi multikolonieritas. Sampel hasil yang ditunjukkan dalam output
SPSS maka besar nilai VIF dan nilai tolerance dari masing-masing
variabel independen dapat dilihat pada tabel 4.6 sebagai berikut:
Tabel 4.6
Hasil Uji Multikolonieritas
Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF
(Constant)
LNROE@ .212 3.441
LNSIZE@ .256 4.321
LNCSR@ .144 1.005
LNDER@ .586 1.492
Sumber : Output SPSS 21.00
71
Berdasarkan tabel di atas memperlihatkan hasil pengujian
multikolonieritas. Hasil pengujian tersebut menunjukkan bahwa tidak
ada variabel independen yang memiliki nilai tolerance > 0,10 dan nilai
VIF < 10. Hal tersebut ditunjukkan dengan nilai tolerance untuk ROE
sebesar 0.212 dan VIF 3.441, SIZE dengan nilai tolerance sebesar 0.256
dan VIF 4.321, CSR dengan nilai tolerance sebesar 0.144 dan VIF
1.005, DER dengan nilai tolerance sebesar 0.586 dan VIF 1.491
Dengan demikian model regresi dalam penelitian ini terbukti terbebas
dari gejala multikolonieritas.
d. Uji Autokorelasi
Autokorelasi didefinisikan sebagai terjadinya korelasi diantara
data pengamatan, dimana munculnya suatu data dipegaruhi oleh data
sebelumnya. Penyimpangan autokorelasi dalam penelitian diuji dengan
uji Durbin-Watson (DW test). Adapun hasil uji autokorelasi pada
penelitian ini adalah sebagai berikut :
Tabel 4.7
Uji Durbin-Watson
Durbin-Watson
2.122
Sumber : Output SPSS 21.00
72
Dari tabel 4.7 di atas menunjukkan bahwa nilai D-W sebesar
2,122. Dengan jumlah predictors sebanyak 4 buah (k = 4) dan sampel
sebanyak 60 perusahaan (n=60), berdasarkan tabel D-W dengan tingkat
signifikansi 5%, maka dapat ditentukan nilai (dl) adalah sebesar 1,571
dan (du) adalah sebesar 1,679 dengan demikian nilai du < DW < 4-du
yaitu 1,679 < 2,122 < 2,321 yang menandakan bahwa tidak terdapat
autokorelasi positif dan negatif dalam model regresi. Hasil ini berarti
bahwa variabel ROE, SIZE, CSR dan DER dalam penelitian ini telah
terbebas dari masalah autokorelasi.
3. Hasil Uji Hipotesis
Setelah mengetahui hasil statistik deskriptif variabel dalam
penelitian ini yang diuraikan melalui nilai minimum, maximum, mean dan
standar deviasi pada masing-masing indikator variabel penelitian, langkah
selanjutnya adalah menguji hipotesis penelitian yang telah ditentukan
sebelumnya pada bab II. Adapun hasil pengujian hipotesis dalam
penelitian ini meliputi :
a. Hasil Uji Statistik F (Uji F-test)
Uji F bertujuan untuk mengetahui apakah seluruh variabel
independen dalam penelitian ini secara bersama-sama (simultan) memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen. Adapun signifikansi
73
model regresi pada penelitian ini diuji dengan melihat nilai signifikansi
(sig.) yang diuraikan melalui tabel 4.8 sebagai berikut :
Tabel 4.8
Hasil Uji Statistik F ANOVAa
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
Regression 16.968 4 2.632 4.774 .000b
1 Residual 46.691 56 .411
Total 63.648 60
a. Dependent Variable : PBV
b. Predictors : (Constant. ROE, SIZE, CSR, DER)
Sumber : Output SPSS 21.00, Data skunder penelitian diolah 2015.
Ketentuan :
a. Jika probabilitas (signifikasi) lebih besar dari 0,05 maka variabel
independen secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadap variabel
dependen
b. Jika probabilitas lebih kecil 0,05 maka variabel independen secara
bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen.
Pada table di atas dapat diketahui bahwa variabel independen yaitu
Profitabilitas (ROE), Ukuran Perusahaan (SIZE), Tanggung Jawab Sosial
(CSR) dan Struktur Modal (DER) secara simultan atau bersama-sama
mampu memberikan perubahan pada variabel dependen Nilai Perusahaan
(PBV). Hal ini ditunjukkan dari nilai Fhitung (4,774) dengan tingkat
signifikan (sig.) sebesar 0,000 yang lebih kecil dari 0,05 (α = 0,05). Dari
74
hasil tersebut maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh simultan
yang signifikan antara ROE, SIZE, CSR dan DER terhadap PBV.
b. Hasil Uji Statistik t (Uji t-test)
Pada penelitian ini, pengujian statistik t diperoleh dari nilai
signifikansi antara variabel independen penelitian yaitu Profitabilitas
(ROE), Ukuran Perusahaan (SIZE) Tanggung Jawab Sosial (CSR) dan
Struktur Modal (DER) dalam menerangkan variabel dependen yaitu Nilai
Perusahaan (PBV). Adapun hasil pengujian t-test yang telah dilakukan
peneliti dapat dilihat pada tabel 4.9 sebagai berikut :
Tabel 4.9
Hasil Uji Statistik t
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std.Eror Beta
(Constant) 1.003 1.409 .767 .445
1 LNROE .376 .088 .440 4.213 .000
LNSIZE -.708 .977 -.071 -.715 .423
LNCSR .235 .072 .310 2.452 .000
LNDER .402 .096 .502 2.616 .000
Sumber : Output SPSS 21.00, Data skunder penelitian diolah 2015.
Berdasarkan data pada table 4.9 di atas, maka dapat diperoleh
persamaan regresi berganda adalah sebagai berikut :
75
PBV = 1,003 + 0,376 ROE - 0,708 SIZE + 0,235 CSR + 0,402 DER
Konstanta dalam penelitian ini bernilai sebesar 1,003 dengan nilai
positif. Hal ini dapat diartikan bahwa nilai perusahaan akan bernilai 1,003
apabila masing-masing variabel independen dalam penelitian yaitu
profitabilitas, ukuran perusahaan, tanggung jawab sosial perusahaan dan
struktur modal memiliki nilai 0 (nol).
Selanjutnya, variabel profitabilitas yang memiliki koefisien regresi
0.376 untuk ROE dengan nilai positif, hal ini menunjukkan bahwa
profitabilitas memberikan pengaruh positif terhadap nilai perusahaan.
Hasil tersebut menggambarkan bahwa jika setiap kenaikan satu persen
variabel profitabilitas dengan asumsi variabel lain tetap maka akan
menaikkan nilai perusahaan sebesar 0,376.
Pada variabel ukuran perusahaan memiliki koefisien regresi sebesar -
0,708. Nilai koefisien regresi negatif menunjukkan bahwa ukuran
perusahaan berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan. Hasil ini
menggambarkan bahwa jika terjadi setiap kenaikan satu persen variabel
ukuran perusahaan dengan asumsi variabel lain tetap maka akan
menurunkan kebijakan dividen sebesar 0,708.
Kemudian, pada variable tanggung jawab sosial perusahaan yang
diproksi melalui CSR, memiliki nilai koefisien regresi sebesar 0,235
dengan nilai positif. Hasil ini menunjukkan bahwa setiap kenaikan satu
76
persen variabel CSR dengan asumsi variabel lain tetap maka akan
menaikkan nilai perusahaan sebesar 0,235.
Variabel terakhir adalah struktur modal dimana DER memiliki
koefisien regresi sebesar 0,402 dengan nilai positif. Hal ini dapat diartikan
bahwa setiap kenaikan satu persen dari struktur modal akan memberikan
kenaikan pula pada nilai perusahaan sebesar 0,402 dengan asumsi variabel
lainnya tetap.
c. Hasil Uji Koefisien Determinasi
Pada model regresi berganda penggunaan adjusted R2 (Adj R
2), atau
koefisien determinasi yang telah disesuaikan, lebih baik dalam melihat
seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel
dependen bila dibandingkan dengan R2 (koefisien determinasi).
Kelemahan dalam menggunakan nilai R2 adalah karena adanya bias
terhadap jumlah variabel independen yang dimasukkan ke dalam model.
Adapun hasil uji koefisien determinasi pada penelitian ini dapat dilihat
berdasarkan tabel uji Adjusted R2 sebagai berikut:
Tabel 4.10
Hasil Uji Adjusted R2
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .408a .167 .359 .64124
Sumber: Output SPSS 21.00, Data skunder penelitian diolah 2015.
77
Dari tabel 4.10 di atas diketahui bahwa nilai adjusted R2 adalah
sebesar 0,359. Hal ini berarti bahwa sebesar 35,9% nilai perusahaan
dipengaruhi oleh profitabilitas, ukuran perusahaan, tanggung jawab sosial
perusahaan dan struktur modal Sedangkan sisanya 64,1% dijelaskan oleh
faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi nilai perusahaan.
78
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil uraian dan pembahasan yang telah dilakukan pada bab
sebelumnya, maka dapat ditarik suatu simpulan dan saran yang dapat dipakai
sebagai bahan pertimbangan dan pengambilan keputusan oleh perusahaan dalam
menghadapi masalah yang ada.
A. Kesimpulan
Adapun hasil penelitian yang telah dibahas sebelumnya, maka dapat
diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
1. Berdasarkan hasil uji analisis regresi berganda, ditemukan bahwa
variabel profitabilitas yang diproksi melalui Return On Equity (ROE)
berpengaruh signifikan positif terhadap nilai perusahaan
2. Berdasarkan hasil uji analisis regresi berganda, ditemukan bahwa
variabel ukuran perusahaan yang diproksi melalui SIZE tidak
berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan
3. Berdasarkan hasil uji analisis regresi berganda, ditemukan bahwa
variabel tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) berpengaruh
signifikan positif terhadap nilai perusahaan
4. Berdasarkan hasil uji analisis regresi berganda, ditemukan bahwa
variabel struktur modal yang diproksi melalui Debt to Equity Ratio
(DER) berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan
79
5. Secara simultan variabel profitabilitas (ROE), ukuran perusahaan
(SIZE), tanggung jawab sosial (CSR) dan struktur modal (DER)
berpengaruh terhadap nilai perusahaan sebesar 35,9% sementara 64,1%
lainnya dipengaruhi oleh faktor lain
B. Saran
1. Secara Teoritis
a) Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada simpulan,
diketahui ternyata terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi nilai
perusahaan pada perusahaan manufaktur diantaranya tingkat
profitabilitas, CSR dan struktur modal. Maka dari itu, disarankan
untuk melakukan penelitian lebih lanjut terhadap variabel yang lebih
luas untuk meneliti secara lebih detail faktor-faktor yang
mempengaruhi naik turunnya nilai perusahaan.
b) Bagi peneliti selanjutnya, disarankan untuk menggunakan jenis
sampel perusahaan yang lebih luas dan berbeda dengan waktu
pengamatan yang lebih lama pula agar hasil penelitian dapat lebih
mudah untuk digeneralisasikan; dan
c) Disarankan untuk mengklasifikasikan perusahaan berdasarkan umur
perusahaan. Karena ada kemungkinan perusahaan yang sudah lama
stabil dengan yang baru didirikan akan berpengaruh terhadap tingkat
nilai perusahaan terkait.
80
2. Secara Praktis
a) Hal-hal yang telah sesuai dengan standar penyajian laporan penelitian
harap dipertahankan dan diperbaiki sesuai kebutuhan penelitian yang
dilakukan;
b) Bagi perusahaan manufaktur, disarankan memperbaiki dan
melengkapi penyajian laporan keuangan agar informasi yang ingin
disampaikan perusahaan dapat dengan jelas diterima oleh publiknya;
c) Bagi penelitian selanjutnya, disarankan dapat lebih detail dalam hal
penyajian hasil penelitian dan data penelitian yang ada harap
dilampirkan secara lengkap untuk mendukung validitas penelitian.
DAFTAR PUSTAKA
Ang, Robert. 2010. Buku Pintar Pasar Modal Indonesia. Jakarta: Mediasoft
Indonesia.
Brigham, E.F. and L.C. Gapenski. 2010. Intermediate Financial Management.
7th edition. Sea Harbor Drive: The Dryden Press.
Brigham, E.F. and M.C. Ehrhardt. 2011. Financial Management: Theory and
Practice. 10th
edition. Orlando: Sea Harbor Drive.
Brigham, Eugene F. Dan Joul F Houston. 2011. Manajemen Keuangan. Jakarta
:Erlangga.
Eka Lestari, Putu. 2010. Pengaruh Struktur Modal dan Kepemilikan
Manajerial Serta Ukuran Perusahaan terhadap Nilai Perusahaan pada
Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Skripsi. Denpasar :
Universitas Udayana.
Fakhruddin, M. dan M.S. Hadianto. 2012. Perangkat dan Model Analisis
Investasi di Pasar Modal. Jakarta: Elex Media Komputindo.
Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan program SPSS.
Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Graver dan Gaver dalam Martalina, Lifessy. 2011. Pengaruh Profitabilitas
dan Ukuran Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Struktur
Modal Sebagai Variabel Intervening. Skripsi. Padang : Universitas
Negeri Padang.
Gujarati, Damodar. 2011. Ekonometrika Dasar, Buku II, Edisi kelima. Jakarta :
Salemba Empat.
Hasnawati, Sri. 2005. “Implikasi Keputusan Investasi, Pendanaan, dan
Dividen terhadap Nilai Perusahaan Publik di Bursa Efek Jakarta”.
Usahawan. No. 09/Th XXXIX. September 2005 : 33-41.
Husnan, Suad. 2011. Dasar-Dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas.
Yogyakarta : Unit Penerbit dan Percetakan AMP YKPN.
Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo. 2010. Metodologi Penelitian Bisnis
untuk Akuntansi dan. Manajemen. Edisi Pertama. Yogyakarta : BPFE
Yogyakarta.
Mahendra, Alfredo DJ. 2011. Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Nilai
Perusahaan (Kebijakan Deviden Sebagai Variabel Moderating) Pada
Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia. Tesis. Denpasar :
Universitas Udayana.
Myers, Stewart C. 2012. Capital Structure. Dalam Journal of Economic
Perspective. Spring, 15 (2): h: 81-102.
Naim, Ainun dan Fu’ad Rakhman. 2000. “Analisis Hubungan Antara
Kelengkapan Pengungkapan Laporan Keuangan Dengan Struktur
Modal dan Tipe Kepemilikan Perusahaan”, Jurnal Ekonomi dan Bisnis
Indonesia, Vol. 15, No.1.
Noviyanto, Dwi. 2008. Pengaruh Rasio Profitabilitas dan Rasio investor
terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan LQ45 di Bursa Efek
Jakarta tahun 2005-2007. Skripsi. Malang : Universitas Negeri
Malang.
Nurmayasari, Andi. 2012. Analisis Pengaruh Profitabilitas, Ukuran
Perusahaan, Leverage, dan Kebijakan Dividen terhadap Nilai
Perusahaan (Studi Kasus pada Perusahaan Manufaktur di BEI Tahun
2007-2010). Skripsi. Yogyakarta : Universitas Islam Indonesia,
Yogyakarta.
Peasnell, K.V, P.F. Pope, dan Young, S. 2005. Outside Directors, Board
Effectiveness and Earnings Management. Working Paper, Lancaster
University, UK.
Petronila, Thio Anastasia dan Mukhlasin. 2003. “Pengaruh Profitabilitas
perusahaan terhadap Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan dengan
Opini Audit Sebagai Moderating Variabel”. Jurnal Ekonomi dan Bisnis
Universitas Katolik Indonesia Atmajaya. Jakarta.
Rachmawati, Andri dan Hanung Triatmoko. 2007. Analisis Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Kualitas Laba dan Nilai Perusahaan. Dalam
Simposium Nasional Akuntansi X, Makassar.
Riyanto, Bambang. 2010. Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan. Edisi
Keempat. Yogyakarta: BPFE
S. Munawir. 2009. “Akuntansi Keuangan Dan Manajemen”. Edisi Revisi.
Yogyakarta : BPFE.
Safrida, Eli. 2008. Pengaruh Struktur Modal dan Pertumbuhan Perusahaan
terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur di Bursa
Efek Jakarta. Tesis. Medan : Universitas Sumatera Utara.
Salvatore, Dominick. 2011. Ekonomi Manajerial dalam Perekonomian Global.
Jakarta :Salemba Empat. Schoubben, F., dan C. Van Hulle. 2004. ”The
Determinant of Leverage: Difference beetwen Quoted and Non Quoted
Firms”, Tijdschrift voor Economie en Management, XLIX (4): 589-
621.
Sartono, Agus. 2010. Manajemen Keuangan. Teori dan Aplikasi. Yogyakarta :
BPFE.
Sekaran, Uma. 2013. Metodelogi Penelitian untuk Bisnis 1 Ed. 4. Yogyakarta :
Penerbit Salemba Empat.
Siallagan, Hamonangan dan M. Machfoedz. 2006. Mekanisme Corporate
Governance, Kualitas Laba dan Nilai Perusahaan. Dalam Simposium
Nasonal Akuntansi IX, Padang.
Siregar, Veronica N.P, Sylvia dan Siddharta Utama. 2005. Pengaruh Struktur
Kepemilikan, Ukuran Perusahaan, dan Praktik Corporate Governance
terhadap Pengelolaan Laba. Simpsium Nasional Akuntansi VIII., Solo.
Suharli, Michell. 2007. Studi Empiris Terhadap Faktor yang Mempengaruhi
Nilai Perusahaan pada Perusahaan Go Public di Indonesia. Dalam
Jurnal Manjemen Akuntansi, 6(1): h: 23-24.
Syamsuddin, Lukman. 2011. Manajemen Keuangan Perusahaan. Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada.
Tandelilin, Eduardus. 2010. Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio.
Yogyakarta : PT. BPFE.
Van Horne, Wachowicz. 2012. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Jakarta:
Salemba Empat.
Van Horne, C James., and Wachowicz, John M, JR. 2013. Prinsip-Prinsip
Manajemen Keuangan. Edisi Ketiga belas. Penerbit Salemba empat.
Weston, J. Fred dan Eugene Brigham. 2010. Manajemen Keuangan. Edisi
kesembilan. Jakarta : Erlangga.
Weston, Fred J., and Copeland, Thomas. 2010. Manajemen Keuangan. Edisi
Kesepuluh. Jakarta: Binarupa Aksara.
xi
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xii
Lampiran 1
DAFTAR NAMA PERUSAHAAN YANG MENJADI SAMPEL
PENELITIAN
No. Nama Perusahaan Kode
1. Akasha Wira International Tbk ADES
2. Indofood Sukses Makmur Tbk INDF
3. Multi Bintang Indonesia Tbk MLBI
4. Mayora Indah Tbk MYOR
5. Nippon Indosari Corporindo Tbk ROTI
6. Gudang Garam Tbk GGRM
7. Mustika Ratu Tbk MRAT
8. Mandom Indonesia Tbk TCID
9. Unilever Indonesia Tbk UNVR
10. Merck Tbk MERK
11. Tempo Scan Pacific Tbk TSPC
12. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk ICBP
xiii
Lampiran 2
Perhitungan Return On Equity (ROE), SIZE, Corporate Social Responsibilty
(CSR), Debt to Equity Ratio (DER) dan Price to Book Value (PBV) tahun 2010
No. Kode Tahun Variabel
ROE SIZE CSR DER PBV
1. ADES 2010 4.88 21.41 11.54 36.00 0.45
2. INDF 2010 13.41 20.42 16.67 24.56 0.68
3. MLBI 2010 6.39 25.11 16.67 21.91 1.11
4. MYOR 2010 1.13 22.1 34.62 40.00 1.28
5. ROTI 2010 2.16 19.81 21.22 34.12 0.75
6. GGRM 2010 13.19 21.24 54.22 101.4 2.01
7. MRAT 2010 10.43 19.88 17.95 76.11 1.55
8. TCID 2010 2.93 21.25 14.22 50.70 0.63
9. UNVR 2010 3.92 20.36 48.16 95.77 1.56
10. MERK 2010 2.22 20.27 23.87 88.58 0.90
11. TSPC 2010 3.72 18.76 14.88 10.00 0.22
12. ICBP 2010 11.4 20.48 12.75 2.24 0.36
xiv
Lampiran 3
Perhitungan Return On Equity (ROE), SIZE, Corporate Social Responsibilty
(CSR), Debt to Equity Ratio (DER) dan Price to Book Value (PBV) tahun 2011
No. Kode Tahun Variabel
ROE SIZE CSR DER PBV
1. ADES 2011 5.32 22.56 12.42 37.12 0.78
2. INDF 2011 11.20 21.17 17.26 24.98 1.02
3. MLBI 2011 5.23 23.5 17.66 23.56 1.66
4. MYOR 2011 3.63 25.9 36.12 42.12 1.55
5. ROTI 2011 2.25 20.75 23.21 35.87 1.99
6. GGRM 2011 19.88 23.12 55.32 102.5 2.25
7. MRAT 2011 12.43 20.77 18.12 77.23 1.99
8. TCID 2011 6.78 19.50 15.21 52.69 0.88
9. UNVR 2011 9.89 25.9 49.22 96.86 1.97
10. MERK 2011 5.78 22.6 25.89 89.58 1.00
11. TSPC 2011 1.77 19.45 16.54 11.10 0.36
12. ICBP 2011 7.52 22.96 14.89 2.89 0.89
xv
Lampiran 4
Perhitungan Return On Equity (ROE), SIZE, Corporate Social Responsibilty
(CSR), Debt to Equity Ratio (DER) dan Price to Book Value (PBV) tahun 2012
No. Kode Tahun Variabel
ROE SIZE CSR DER PBV
1. ADES 2012 5.55 21.24 10.22 38.55 0.76
2. INDF 2012 12.45 19.88 12.45 25.69 1.31
3. MLBI 2012 6.33 21.25 13.78 22.13 1.65
4. MYOR 2012 4.58 19.50 38.77 43.77 1.66
5. ROTI 2012 3.33 25.9 20.21 31.06 1.88
6. GGRM 2012 20.87 22.6 56.77 113.7 2.64
7. MRAT 2012 13.56 19.45 16.01 69.66 1.22
8. TCID 2012 7.13 22.1 11.32 46.88 0.23
9. UNVR 2012 10.69 19.81 49.09 88.96 1.15
10. MERK 2012 6.35 21.24 34.88 90.88 1.69
11. TSPC 2012 2.10 19.88 11.45 12.45 1.12
12. ICBP 2012 8.45 21.25 12.36 3.15 1.08
xvi
Lampiran 5
Perhitungan Return On Equity (ROE), SIZE, Corporate Social Responsibilty
(CSR), Debt to Equity Ratio (DER) dan Price to Book Value (PBV) tahun 2013
No. Kode Tahun Variabel
ROE SIZE CSR DER PBV
1. ADES 2013 6.12 25.9 12.42 37.12 1.22
2. INDF 2013 13.15 20.75 17.26 24.98 1.88
3. MLBI 2013 6.89 23.12 17.66 23.56 0.55
4. MYOR 2013 5.68 20.77 36.12 42.12 0.45
5. ROTI 2013 5.79 19.50 23.21 35.87 2.03
6. GGRM 2013 22.77 25.9 55.32 102.5 2.78
7. MRAT 2013 15.64 22.6 18.12 77.23 1.56
8. TCID 2013 7.19 19.45 15.21 52.69 0.98
9. UNVR 2013 15.12 21.17 49.22 96.86 1.62
10. MERK 2013 7.33 23.5 25.89 89.58 1.77
11. TSPC 2013 2.23 19.88 16.54 11.10 1.45
12. ICBP 2013 7.66 21.25 14.89 2.89 1.67
xvii
Lampiran 6
Perhitungan Return On Equity (ROE), SIZE, Corporate Social Responsibilty
(CSR), Debt to Equity Ratio (DER) dan Price to Book Value (PBV) tahun 2014
No. Kode Tahun Variabel
ROE SIZE CSR DER PBV
1. ADES 2014 8.12 25.9 12.42 37.12 1.02
2. INDF 2014 16.15 20.75 17.26 24.98 1.66
3. MLBI 2014 6.89 23.12 17.66 23.56 1.55
4. MYOR 2014 5.68 19.50 15.21 52.69 1.99
5. ROTI 2014 5.79 25.9 49.22 96.86 1.25
6. GGRM 2014 22.77 22.6 25.89 89.58 2.81
7. MRAT 2014 15.64 19.45 16.54 11.10 1.69
8. TCID 2014 7.19 19.45 15.21 52.69 1.12
9. UNVR 2014 15.12 21.17 49.22 96.86 2.08
10. MERK 2014 7.33 23.5 25.89 89.58 2.77
11. TSPC 2014 2.23 19.81 49.09 88.96 1.45
12. ICBP 2014 7.66 21.24 34.88 90.88 1.88
xviii
Lampiran 7
Output SPSS 21.00
Descripitive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
ROE 60 .11 .19 .14 .08218
SIZE 60 18.19 32.56 11.0045 2.67470
CSR 60 6.7 50.22 16.7862 4.02462
DER 60 2.24 148.01 56.5563 6.86334
PBV 60 .14 2.15 .43 .01459
Valid N (listwise) 60
Variables Entered/Removeda
Model Variables
Entered
Variables
Removed
Method
1 ROE, SIZE,
CSR, DER
. Enter
a. Dependent Variable : PBV
b. All requested variables entered.
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
Durbin-Watson
1 .408a .167 .359 .55757 2.122
a. Prediction (Constant): ROE, SIZE, CSR, DER
b. Dependent Variable: PBV
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Regression 16.968 4 2.632 4.774 .000b
1 Residual 46.691 56 .411
Total 63.648 60
a. Dependent Variable : PBV
b. Predictors : (Constant. ROE, SIZE, CSR, DER)
xix
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig. Collinearity Statistics
B Std.Eror Beta Tolerance VIF
(Constant) 1.003 1.409 .767 .445
1 LNROE .376 .088 .440 4.213 .000 .212 3.441
LNSIZE -.708 .977 -.071 -.715 .423 .256 4.321
LNCSR .235 .072 .310 2.452 .000 .144 1.005
LNDER .402 .096 .502 2.616 .000 .586 1.492
One Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N
Normal Parameters a.b
Most Extreme
Differences
Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp.Sig. (2-tailed)
Mean
Std. Deviation
Absolute
Positive
Negative
60
.0000000
.43512661
.092
.092
-.072
.674
.611
a. Test Distribution is Normal
b. Calculated from data