pengaruh profitabilitas dewan komisaris …repository.umrah.ac.id/1393/1/delvi...
TRANSCRIPT
1
PENGARUH PROFITABILITAS, DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN,
LEVERAGE, INTENSITAS ASET TETAP TERHADAP TARIF PAJAK
EFEKTIF PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR
DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2013-2016
Delvi Afrianti1
, Jack Febriand Adel2 , Inge Lengga Sari Munthe
3
Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Maritim Raja Ali Haji
(UMRAH), Tanjungpinang, Kepulauan Riau.
Email : [email protected]
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Profitabilitas, Dewan
Komisaris Independen, Leverage, Intensitas Aset Tetap Terhadap Tarif Pajak
Efektif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang
terdaftar di bursa efek Indonesia tahun 2013-2016. Sampel ditentukan dangan
purposive sampling, sehingga diperoleh total sampel penelitian sebanyak 47
sampel. Jenis data yang digunakan adalah data sekunder yang diperoleh dari
www.idx.co.id. Data dianalisis menggunakan model analisis Regresi liner
berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Profitabilitas berpengaruh
negative signifikan terhadap tarif pajak efektif, Dewan Komisaris Independen
berpengaruh positif signifikan terhadap tarif pajak efektif, Leverage tidak
berpengaruh signifikan terhadap tarif pajak efektif dan Intensitas asset tetap tidak
berpengaruh signifikan terhadap tarif pajak efektif. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa secara simultan variabel Profitabilitas, Dewan Komisaris
Independen, Leverage, dan Intensitas Aset Tetap berpengaruh terhadap Tarif
Pajak Efektif. Nilai adjusted R2
square adalah 0,304, hal ini berarti 30,4% variabel
tarif pajak efektif dapat dijelaskan oleh keempat variabel independen,
profitabilitas (ROA), dewan komisaris independen (DK), leverage (DER),
intensitas asset tetap (IAT). Sedangkan sisanya yaitu 69,6% (100%-30,4%)
dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dijelaskan dalam model ini.
Kata kunci : Profitabilitas, Dewan Komisaris Independen, Leverage
Intensitas Aset tetap dan Tarif Pajak Efektif.
2
PENDAHULUAN
Indonesia merupakan salah satu Negara berkembang dan mempunyai
penduduk yang cukup besar. Indonesia sendiri mempunyai kekayaan alam yang
berlimpah dan terletak pada kondisi geografis yang strategis, tidak mengherankan
banyak perusahaan dalam maupun luar negeri yang berada di Indonesia. Kondisi
seperti itu dapat menguntungkan pemerintah dalam penerimaan Negara dari sektor
pajak (Ardyansah, 2014)”. Menurut Prof. Dr. H. Rochmat Soemitra Pajak adalah
iuran rakyat kepada kas Negara berdasarkan undang-undang (yang sifatnya dapat
dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa timbal yang langsung dapat ditunjukkan
dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum. Penerimaan pajak
hingga saat ini terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.
Penerimaan pajak di tahun 2017 mencapai Rp1.151 triliun atau 89,7% dari
target dalam APBNP 2017 dengan pertumbuhan year-on-year sebesar 4,08%.
Angka pertumbuhan penerimaan ini lebih banyak dipengaruhi oleh Rp122,7
triliun penerimaan di tahun 2016 yang sifatnya tidak berulang yaitu penerimaan
dari program Amnesti Pajak dan revaluasi asset tetap dengan rincian sebagai
berikut:
Sumber Penerimaan 2017 (Rp triliun) 2016 (Rp triliun)
Amnesti Pajak 1 2,0 1 04,0
Revaluasi Aktiva Tetap 0 1 8,7
Total 1 2,0 1 22,7
Sumber : Direktorat Jenderal Pajak, 2018
Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh
Profitabilitas, Dewan Komisaris Independen, Leverage Intensitas Aset tetap
terhadap Tarif Pajak Efektif pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia periode 2012-2016 baik secara parsial maupun simultan.
Sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh
Profitabilitas, Dewan Komisaris Independen, Leverage Intensitas Aset tetap
terhadap Tarif Pajak Efektif.
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS
Pajak
Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang
pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan
tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan
negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat (Pasal 1 Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2007 Tentang Perubahan Ketiga Atas
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 Tentang Ketentuan Umum Dan Tata Cara
Perpajakan) .
Pajak merupakan beban bagi perusahaan yang dapat mengurangi laba
bersih suatu perusahaan, hampir sebagian besar perusahaan tidak ada yang
sukarela dengan senang hati membayar pajak. Perusahaan membayar pajak karena
3
sifatnya memaksa, apabila tidak membayar akan terkena sanksi yang dapat
merugikan perusahaan (Ardyansah, 2014).
Tarif Pajak Efektif
Tarif pajak efektif atau Effective Tax Rate (ETR) dapat digunakan sebagai
indicator perencanaan pajak yang efektif. Dengan demikian Effective Tax Rate
merupakan ukuran terbaik untuk mengevaluasi beban pajak perusahaan yang
sebenarnya. Effective Tax Rate dapat dihitung dari total beban pajak penghasilan
(beban pajak kini) dibagi dengan laba sebelum pajak sehingga dapat dirumuskan
sebagai berikut (Wulandari & Septiari, 2015; Situmorang, 2015; Bachtiar, 2015
dan Subramanyan, dkk (2005)):
Profitabilitas
Profitabilitas adalah kemampuan atau kinerja perusahaan dalam
menghasilkan keuntungan. Variabel ini diukur dengan membandingkan laba
setelah pajak dengan total aset (Rodriguez dan Arias, 2012 dalam Ardyansah)
yang dapat dirumuskan sebagai berikut:
Dewan Komisaris Independen
Komisaris independen merupakan komisaris yang berhasil dari luar
perusahaan yang tidak mempunyai saham dalam perusahaan, dan tidak
mempunyai hubungan baik langsung maupun tidak langsung berkaitan dengan
kegiatan perusahaan. Variabel ini diukur dengan membagi jumlah komisaris
independen dengan jumlah dewan komisaris Utami & Setyawan (2015) :
Proporsi komisaris independen =
Leverage
Leverage adalah mengukur seberapa besar perusahaan dibiayai dengan
utang. Dalam penelitian ini, leverage diproksikan dengan debt to equity ratio
yaitu rasio antara total kewajiban dan total ekuitas dalam pendanaan perusahaan
(Agustina, 2017) .
4
H5
Intensitas Aset Tetap
Definisi intensitas aset tetap adalah gambaran besarnya aset tetap yang
dimiliki oleh perusahaan. Penelitian ini menggunakan proxy intensitas aset tetep
untuk menggambarkan intensitas aset tetap perusahaan. Intensitas aset tetap
perusahaan dalam penelitian ini dapat dihitung dengan cara total aset tetap yang
dimiliki perusahaan dibandingkan dengan total aset perusahaan, atau dapat
dirumuskan sebagai berikut (Darmadi, 2013):
Kerangka Pemikiran
Pengembangan Hipotesis
Pengaruh Profitabilitas Terhadap Tarif Pajak Efektif
Rodriguez dan Arias dalam Sartika, 2018 menyebutkan bahwa hubungan
antara profitabilitas dan Effective Tax Rate bersifat langsung dan signifikan.
Tingkat pendapatan cenderung berbanding lurus dengan pajak yang dibayarkan,
sehingga perusahaan yang mempunyai tingkat keuntungan yang tinggi cenderung
memiliki tax burden yang tinggi.
Profitabilitas
(X1)
Leverage
(X3)
Dewan Komisaris
Independen
(X2)
Tarif Pajak Efektif
(Y)
Intensitas Aset
Tetap
(X4)
5
Meningkatnya profitabilitas suatu perusahaan dapat disebabkan oleh
meningkatnya kapasitas perusahaan atau sumber pendanaan dalam menjalankan
aktivitas bisnis. Perusahaan yang mempunyai laba atau keuntungannya
meningkat, cenderung memiliki konflik perbedaan kepentingan antara pemilik
perusahaan (prinsipal) dan manajemen (agen) perusahaan cenderung rendah,
karena perusahaan dianggap sudah berjalan sesuai dengan yang di harapkan oleh
pemilik perusahaan (Sartika, 2018).
Perusahaan yang memiliki kemampuan untuk memperoleh keuntungan
harus mempersiapkan pajak yang akan dibayarkan sebesar pendapatan yang
diperoleh. Ketika sebuah perusahaan telah mengalami laba, maka dapat dikatakan
bahwa manejemen telah bekerja dengan baik dalam memaksimalkan sumber daya
yang dimiliki oleh perusahaan (Putri, 2017).
Perusahaan dengan tingkat yang tinggi dapat membayar pajak lebih tinggi
dari perusahaan yang memiliki profitabilitas yang rendah. Penyebabnya adalah
karena pajak penghasilan perusahaan akan dikenakan berdasarkan besarnya yang
diterima oleh perusahaan. Undang – Undang No. 36 tahun 2008 pasal 1
menjelaskan bahwa pajak pengasilan dibebankan kepada subjek yang menerima
atau memperoleh penghasilan dalam tahun pajak.
Dengan adanya uraian diatas didapat hipotesa pertama yaitu:
H1: Diduga Profitabilitas berpengaruh terhadap Effective Tax Rate (ETR)
Pengaruh Dewan Komisaris independen Terhadap Tarif Pajak Efektif
Komisaris independen merupakan komisaris yang bukan merupakan
anggota Manajemen, pemegang saham mayoritas, pejabat atau berhubungan
langsung maupun tidak langsung dengan pemegang saham mayoritas dari suatu
perusahaan tersebut. komisaris independen berfungsi sebagai pemisah
kepentingan antara pemegang saham dengan manajemen perusahaan (Sartika,
2018).
Komisaris independen memiliki peran yang sangat penting yaitu untuk
mengawasi bagaimana organisasi dalam perusahaan dijalankan dan dapat menjadi
penengah antara komisaris dalam dan pihak pemegang saham apabila terjadi
konflik dalam penerapan corporate governance (Sartika, 2018).
Keberadaan dewan komisaris ternyata belum bisa memberikan jaminan
terlaksananya prinsip-prinsip corporate governance , khususnya mengenai
perlindungan terhadap investor serta komisaris independen mempunyai sikap
objektif dan memiliki risiko yang kecil dalam konflik internal. Dengan adanya
komisaris independen diharapkan dapat terjadinya keseimbangan dalam
perusahaan antara manajemen perusahaan dan para stakeholdier-nya, berpendapat
bahwa dewan komisaris independen merupakan pilihana yang paling menonjol
untuk mekanisme corporate governance (Sartika,2018)
Keberadaan komisaris independen berdasarkan keputusan direksi PT.
Bursa Efek Indonesia Nomor Kep-305/BEI/07-2004 mewajibkan perusahaan yang
sahamnya tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk dapat memiliki komisaris
independen sekurang-kurangnya 30% dari seluruh jajaran anggota dewan
6
komisaris. Komisaris independen mengarahkan perusahaan berdasarkan kepada
aturan yang telah ditetapkan dengan tujuan untuk menentukan strategi kebijakan
jangka panjang maupun jangka pendek yang dapat menguntungkan perusahaan
yang terkait dengan meminimaliskan pembayaran pajak (Sartika, 2018).
Menurut peneliti Hanum & Zulaikha (2013), Ardyansah (2014) dan
Wulandari dan Septiari (2015) , kehadiran komisaris independen dalam dewan
komisaris mampu meningkatkan pengawasan terhadap kinerja direksi, sehingga
dapat berpengaruh terhadap manajemen untuk meminimalkan tingkat Effective
Tax Rate suatu perusahaan.
H2 : Diduga Dewan Komisaris Independen berpengaruh terhadap Effective
Tax Rate (ETR)
Pengaruh Leverage Terhadap Tarif Pajak Efektif
Leverage menggambarkan tingkat risiko dari perusahaan yang diukur
dengan membandingkan total hutang perusahaan dengan total ekuitas yang
dimiliki perusahaan. Penggunaan utang dalam membiayai kegiatan operasional
perusahaan akan menimbulkan biaya tetap yaitu bunga. Biaya bunga dapat
dikurangkan dari pajak, sehingga penggunaan utang sebagai pembiayaan
operasional perusahaan akan secara langsung mempengaruhi tarif pajak efektif
perusahaan (Pertiwi, 2018).
Menurut Imelia dalam Pertiwi, 2018 , manajemen perusahaan harus dapat
mengatur hutang dalam perusahaan yang tujuannya agar menguntungkan dan
menghindari kerugian akibat timbulnya hutang.
Hutang dapat digunakan oleh manajer untuk menekan biaya pajak
perusahaan dengan memanfaatkan biaya bunga hutang. Jika biaya bunga hutang
dapat digunakan utuk menekan beban pajak, maka ada kemungkinan manajer
memilih menggunakan hutang untuk pendanaan guna mendapatkan benefit berupa
biaya bunga hutang. Biaya bunga hutang yang timbul akan digunakan sebagai
pengurang pajak sehingga dapat meningkatkan laba perusahaan. Semakin besar
tingkat hutang akan menurunkan tarif pajak efektif ( Pertiwi, 2018).
Liu dan Cao dalam Ardyansah (2014) menyebutkan bahwa perusahaan
dengan jumlah utang yang lebih banyak memiliki nilai Effective Tax Rate (ETR)
yang lebih rendah. Hal ini dikarenakan biaya bunga dapat mengurangi pendapatan
perusahaan sebelum pajak.
Dengan adanya uraian diatas didapat hipotesa ketiga yaitu
H3: Diduga Leverage berpengaruh terhadap Effective Tax Rate (ETR)
Pengaruh Intensitas Aset Tetap Terhadap Tarif Pajak
Blocher dalam Darmadi (2013) Intensitas aset tetap perusahaan
menggambarkan banyaknya investasi perusahaan terhadap aset tetap perusahaan.
Intensitas aset tetap perusahaan dapat mengurangi pajak karena adanya depresiasi
yang melekat dalam aset tetap. Seperti yang dijelaskan yaitu beban depresiasi
7
memiliki pengaruh pajak dengan bertindak sebagai pengurang pajak. Dalam teori
agensi, depresiasi dapat dimanfaatkan oleh manajer untuk menekan jumlah beban
pajak perusahaan. Manajer akan menginvestasikan dana menganggur perusahaan
untuk berinvestasi dalam aset tetap, dengan tujuan untuk mendapatkan
keuntungan berupa depresiasi yang dapat digunakan sebagai pengurang pajak.
Dengan memanfaatkan adanya depresiasi, manajer dapat meningkatkan kinerja
perusahaan untuk tercapainya kompensasi kinerja manajer yang diinginkan.
Penelitian terdahulu yang telah dilakukan Derashid dan Zhang dalam
Darmadi (2013), Richardson dan Lanisa dalam Darmadi (2013) dan Noor et al.
dalam Darmadi (2013) mendapatkan hasil bahwa variabel intensitas aset tetap
berpengaruh negatif terhadap tarif pajak efektif sehingga variabel intesitas aset
tetap berpengaruh positif manajemen pajak. Dengan adanya uraian diatas didapat
hipotesa keempat yaitu:
Dengan adanya uraian diatas didapat hipotesa kedua yaitu
H4: Diduga intensitas aset tetap perusahaan berpengaruh terhadap tarif
pajak efektif
H5: Diduga Profitabilitas, Dewan Komisaris independen , Leverage, dan
Intensitas Aset Tetap berpengaruh terhadap Tarif Pajak Efektif
METODOLOGI PENELITIAN
Objek dan Ruang Lingkup Penelitian
Objek yang digunakan dalam penelitian ini adalah laporan keuangan perusahaan-
perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI selama periode 2013-2016. Data
yang digunakan dalam penelitian ini adalah data laporan keuangan perusahaan
periode audit pada tahun 2013-2016. Data diambil dari situs resmi Bursa Efek
Indonesia di www.idx.co.id.
Metode Penelitian
Metode penelitian ini adalah metode kuantitatif, dan data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah data sekunder yang meliputi variabel-variabel independen
penelitian yaitu Profitabilitas, Dewan Komisaris independen, Leverage, Intensitas
Aset Tetap dan variabel dependen penelitian yaitu tarif pajak efektif.
Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode
purposive sampling. Metode purposive sampling adalah pengambilan sampel
berdasarkan pertimbangan subjek penelitian, sampel dipilih berdasarkan pada
kesesuaian karakteristik dengan kriteria sampel yang ditentukan agar diperoleh
sampel yang representative pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia tahun 2013-2016. Informasi tentang data yang diperlukan
diperoleh dari Laporan Keuangan dan Catatan Atas Laporan Keuangan yang
diunduh dari website resmi Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id).
8
Teknik Penentuan Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2012-2016 yaitu sebanyak 138
perusahaan. Metode penentuan sampel dalam penelitian ini adalah purposive
sampling. Purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan
pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2013 : 85).
Penelitian ini menggunakan sampel yang berasal dari Bursa Efek Indonesia tahun
2013-2016. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan beberapa
kriteria yaitu :
1. Perusahaan manufaktur yang melaporkan Laporan Keuangan secara
lengkap per 31 Desember tahun 2013-2016.
2. Perusahaan manufaktur yang menyajikan laporan keuangan dalam mata
uang Rupiah selama periode 2013-2016.
3. Perusahaan manufaktur yang memperoleh laba bersih selama periode
2013-2016.
Metode Analisis Data
Metode analisis data dalam penelitian ini adalah analisis regresi linier
berganda. Dengan bantuan SPSS 21.0. dalam analisis ini, terdiri dari uji statistik
deskriptif, uji asumsi klasik (uji normalitas, multikoliniearitas, autokorelasi, dan
heterokedastisitas), dan uji hipotesis (uji t, uji f dan koefisien determinasi).
Metode ini digunakan untuk menjelaskan hubungan antara variabel terikat dengan
variabel-variabel bebas. Dalam penelitian ini, analisis regresi linier berganda
digunakan untuk mengetahui pengaruh profitabilitas, dewan komisaris
independen, leverage, intensitas asset tetap terhadap tariff pajak efektif pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2013-2016.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil Uji Analisis Statistik Deskriptif
Uji statistik deskriptif dilakukan guna memahami karakteristik variabel penelitian
dari segi nilai minimum, maksimum, rata-rata, dan standar deviasi (Ghozali,
2013:19). Hasil uji menggunakan program SPSS 21.0 dapat dilihat pada tabel
berikut setelah dioutlier
Tabel 1 Hasil Uji Analisis Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
TPE 188 .0291 .9476 .288920 .1442463
ROA 188 .0004 .6572 .103341 .1000079
DK 188 .2000 .8000 .382249 .0940113
DER 188 .0709 5.1524 .817735 .8101876
IAT 188 .0403 .7966 .348866 .1679183
Valid N (listwise) 188
Sumber: Data Olahan Penulis,2018
9
Hasil Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,
variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Menurut Ghozali
(2013:164) untuk menguji normalitas residual adalah dengan menggunakan uji
non parametrik kolmogorov-smirnov (K-S). Uji Kolmogorov-Smirnov (K-S)
dibuat dengan melihat signifikansi di atas 0,05 berarti data berdistribusi normal.
Tabel 2 Hasil Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 183
Normal Parametersa,b
Mean .0000000 Std. Deviation .08438262
Most Extreme Differences Absolute .089 Positive .082 Negative -.089
Kolmogorov-Smirnov Z 1.200 Asymp. Sig. (2-tailed) .112
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Sumber: output spss 21 data diolah 2018
Berdasarkan tabel 2 diatas dapat dilihat bahwa nilai Kolmogorov-Smirnov
adalah 1,200 dan signifikan pada 0,112 karena p-value = 0,112 > 0,05, maka H0
diterima yang berarti data residual berdistribusi secara normal.
Hasil Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang
baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen.
Multikolinearitas dapat dilihat dari (1) nilai tolerance dan lawannya (2) variance
inflation factor (VIF). Jika nilai tolerance > 0,1 dan VIF < 10 maka tidak terjadi
multikolinearitas (Ghozali, 2013:105).
Tabel 3 Hasil Uji Multikolinearitas
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
t Sig. Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1
(Constant) .389 .060 6.487 .000
SQRT_ROA -.367 .047 -.512 -7.750 .000 .877 1.140
SQRT_DK .351 .096 .238 3.647 .000 .894 1.118
SQRT_DER .031 .018 .114 1.747 .082 .900 1.111
SQRT_IAT .004 .044 .005 .081 .936 .936 1.069
a. Dependent Variable: SQRT_TPE
Sumber: output spss 21 data diolah 2018.
10
diatas menunjukan hasil pengujian multikolonieritas dapat dilihat bahwa semua
variabel independen memiliki nilai tolerance lebih besar dari 0,10 dan nilai VIF
kurang dari 10. Hal ini menunjukkan bahwa model penelitian terbebas dari
masalah multikolonieritas.
.
Hasil Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linier
ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan
pengganggu pada periode t-1 (Ghozali, 2013:110). Untuk melihat ada atau
tidaknya gejala autokorelasi ini maka dapat dilakukan uji Durbin-Watson. Model
regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi dengan melihat
Durbin-Watson berada diantara -2 dan +2 atau -2 ≤ DW ≤ +2 (Sunyoto, 2011:91).
Tabel 4 Hasil Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
Durbin-Watson
1 .565a .319 .304 .08533 1.780
a. Predictors: (Constant), SQRT_IAT, SQRT_DK, SQRT_DER, SQRT_ROA
b. Dependent Variable: SQRT_TPE
Sumber : Data Olahan Penulis, 2018
Berdasarkan hasil uji Durbin-Watson pada tabel 4 di atas dapat dilihat
bahwa hasil uji autokorelasi pada nilai Durbin-Watson test menunjukkan nilai
1,774 , dimana angka tersebut berada diantara -2 sampai +2. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa data dalam penelitian ini bebas dari adanya autokorelasi.
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang
lain jika sama disebut Homokedastisitas dan jika berbeda disebut
Heteroskedastisitas. Model regresi yang baik tidak mengandung
heteroskedastisitas. Untuk melihat heteroskedastisitas, maka dilakukan uji Rank
Spearman dengan melihat nilai signifikan jika > 0,05 maka model regresi tidak
mengandung adanya Heteroskedastisitas (Ghozali, 2013:139).
11
Tabel 5 Hasil Uji Heteroskedastisitas Rank Spearman
Sumber : Hasil Olahan Penulis, 2018
Berdasarkan output pada tabel 5 diatas, diketahui bahwa nilai sig untuk
variabel Profitabilitas (ROA) sebesar 0,260, nilai sig untuk variabel Dewan
Komisaris Independen (DK) sebesar 0,767, nilai sig untuk variabel Leverage
(DER) 0,331 nilai sig untuk variabel Intensitas Aset Tetap (IAT) 0,558 sehingga
dapat disimpulkan bahwa semua variabel mempunyai nilai sig > 0,05, maka dapat
dipastikan model tidak mengandung heterokedastisitas.
Hasil Uji Analisis Regresi Linear Berganda
Tabel 6 Hasil Uji Analisis Regresi Linier Berganda
Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) .389 .060 6.487 .000
SQRT_ROA -.367 .047 -.512 -7.750 .000
SQRT_DK .351 .096 .238 3.647 .000
SQRT_DER .031 .018 .114 1.747 .082
SQRT_IAT .004 .044 .005 .081 .936
Sumber : Data Olahan Penulis, 2018
Berdasarkan tabel 6 diatas, maka dapat disusun persamaan regresi linear
berganda sebagai berikut :
ETR = 0,389 - 0,367ROAit + 0,351DKit + 0,031DERit + 0,004IAT it + ℮
12
Dari persamaan regresi linear diatas dapat diinterpretasikan sebagai
berikut :
1. Konstanta (α)
Nilai konstanta (α) sebesar 0,389 menyatakan bahwa jika variabel
Profitabilitas, Dewan Komisaris Independen, Leverage, Intensitas Aset
tetap dianggap konstan, maka nilai tarif pajak efektif sebesar 0,389.
2. Koefisien β1 untuk variabel Profitabilitas
Besarnya nilai koefisien regresi (β1) sebesar -0,367. Nilai β1 yang negatif
menunjukkan bahwa jika setiap kenaikan satu persen variabel
Profitabilitas, dengan asumsi variabel lain tetap maka akan menurunkan
tarif pajak efektif sebesar 0,367.
3. Koefisien β2 untuk variabel Dewan Komisaris Independen
Besarnya nilai koefisien regresi (β2) sebesar 0,351. Nilai β2 yang positif
menunjukkan bahwa jika setiap kenaikan satu persen variabel Dewan
Komisaris independen, dengan asumsi variabel lain tetap maka akan
menaikkan tarif pajak efektif sebesar 0,351.
4. Koefisien β3 untuk variabel Leverage
Besarnya nilai koefisien regresi (β3) sebesar 0,031. Nilai β3 yang positif
menunjukkan bahwa jika setiap kenaikan satu persen variabel Leverage,
dengan asumsi variabel lain tetap maka akan menaikkan tarif pajak efektif
sebesar 0,031.
5. Koefisien β4 untuk variabel intensitas asset tetap
Besarnya nilai koefisien regresi (β4) sebesar 0,004. Nilai β4 yang negatif
menunjukkan bahwa jika setiap kenaikan satu persen variabel intensitas
asset tetap, dengan asumsi variabel lain tetap maka akan menurunkan tarif
pajak efektif sebesar 0,004.
Hasil Uji Hipotesis
Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji-f)
Uji signifikansi simultan (uji-f) digunakan untuk mengetahui apakah
variabel independen secara bersama-sama atau simultan mempengaruhi variabel
dependen. Jika nilai Fhitung > Ftabel dan nilai signifikan < 0,05, H0 ditolak, jika nilai
Fhitung < Ftabel dan nilai signifikan > 0,05, H0 diterima (Ghozali, 2013:98).
Tabel 7 Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji-f)
ANOVAa
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1
Regression .608 4 .152 20.888 .000b
Residual 1.296 178 .007
Total 1.904 182
a. Dependent Variable: SQRT_TPE
b. Predictors: (Constant), SQRT_IAT, SQRT_DK, SQRT_DER, SQRT_ROA
Sumber : Data Olahan Penulis, 2018
13
Berdasarkan tabel 7 mengenai hasil uji signifikasi simultan (uji statistik F)
atau uji ANOVA dapat diketahui bahwa tingkat signifikansi yaitu 0,000 < 0,05,
maka dapat dikatakan bahwa Ha diterima dan H0 ditolak. Sementara itu dapat juga
dilihat nilai Fhitung dibanding dengan nilai Ftabel. Fhitung memiliki nilai sebesar
20,888. Nilai Ftabel pada tingkat kesalahan α = 5% dengan derajat kebebasan (df) =
df pembilang (k-1) ; df penyebut (n-k). Jumlah variabel penelitian (k) berjumlah
5, dan jumlah sampel (n) sebanyak 183. Jadi df pembilang (5-1) = 4 dan df
penyebut (183-5) = 178, sehingga Ftabel pada tingkat kepercayaan 95% (α = 5%)
adalah 2,42. Jadi Fhitung > Ftabel (20,888> 2,42) dan tingkat signifikansi sebesar
0,000 < 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa Ha diterima dan H0 ditolak artinya
profitabilitas (ROA), dewan komisaris independen (DK), leverage (DER),
intensitas asset tetap (IAT) secara simultan berpengaruh secara signifikan
terhadap tarif pajak efektif pada perusahaan amnufaktur yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia periode 2013-2016.
Hasil Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji-t).
Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu
variabel independen secara individual terhadap variabel dependen. Dengan
menentukan taraf signifikan adalah 0,05. Apabila Thitung > Ttabel atau - Thitung < -
Ttabel dan nilai sig < 0,05 maka hipotesis akan diterima sedangkan jika Thitung <
Ttabel atau - Thitung > - Ttabel dan nilai sig > 0,05 maka hipotesis akan ditolak atau
tidak berpengaruh terhadap variabel dependen (Ghozali, 2013:99).
Tabel 8 Hasil Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji-t).
Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) .389 .060 6.487 .000
SQRT_ROA -.367 .047 -.512 -7.750 .000
SQRT_DK .351 .096 .238 3.647 .000
SQRT_DER .031 .018 .114 1.747 .082
SQRT_IAT .004 .044 .005 .081 .936
Sumber : Data Olahan Penulis, 2018
Berdasarkan hasil uji signifikansi parameter individual (uji-t) pada tabel 8
dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Variabel profitabilitas (ROA) memiliki tingkat signifikansi 0,000 < 0,05.
Variabel profitabilitas ini juga memiliki nilai thitung sebesar -7,750 < -
1,973457 (ttabel α = 0,05, df = (183-5-1) = 177). Hal ini dapat disimpulkan
bahwa H1 diterima dan H0 ditolak, yang berarti variabel profitabilitas
secara parsial berpengaruh terhadap tarif pajak efektif.
2. Variabel dewan komisaris independen (DK) memiliki nilai tingkat
signifikansi 0,000 < 0,05. Variabel dewan komisaris ini juga memiliki
nilai thitung sebesar 3,647 > 1,973457 (ttabel α = 0,05, df = (183-5-1) = 177).
14
Hal ini dapat disimpulkan bahwa H2 diterima dan H0 ditolak, yang berarti
variabel dewan komisaris independen secara parsial berpengaruh terhadap
tarif pajak efektif.
3. Variabel leverage (DER) memiliki nilai tingkat signifikansi 0,82 < 0,05.
Variabel leverage juga memiliki nilai thitung sebesar 1.747 < 1,973457
(ttabel α = 0,05, df = (183-5-1) = 177). Hal ini dapat disimpulkan bahwa H3
diterima dan H0 ditolak, yang berarti variabel leverage secara parsial
berpengaruh terhadap tarif pajak efektif.
4. Variabel intensitas asset tetap (IAT) memiliki nilai tingkat signifikansi
0,936 < 0,05. Variabel intensitas asset tetap juga memiliki nilai tabel thitung
sebesar 0,081 > 1,973457 (ttabel α = 0,05, df = (212-5-1) = 206). Hal ini
dapat disimpulkan bahwa H4 diterma dan H0 ditolak, yang berarti
intensitas asset tetap secara parsial berepengaruh terhadap tarif pajak
efektif.
Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)
Tabel 9 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)
ANOVAa
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1
Regression .608 4 .152 20.888 .000b
Residual 1.296 178 .007
Total 1.904 182
a. Dependent Variable: SQRT_TPE
b. Predictors: (Constant), SQRT_IAT, SQRT_DK, SQRT_DER, SQRT_ROA
Sumber : Data Olahan Penulis, 2018
Berdasarkan tabel 4.9 mengenai hasil uji signifikasi simultan (uji statistik
F) atau uji ANOVA dapat diketahui bahwa tingkat signifikansi yaitu 0,000 < 0,05,
maka dapat dikatakan bahwa Ha diterima dan H0 ditolak. Sementara itu dapat juga
dilihat nilai Fhitung dibanding dengan nilai Ftabel. Fhitung memiliki nilai sebesar
20,888. Nilai Ftabel pada tingkat kesalahan α = 5% dengan derajat kebebasan (df) =
df pembilang (k-1) ; df penyebut (n-k). Jumlah variabel penelitian (k) berjumlah
5, dan jumlah sampel (n) sebanyak 183. Jadi df pembilang (5-1) = 4 dan df
penyebut (183-5) = 178, sehingga Ftabel pada tingkat kepercayaan 95% (α = 5%)
adalah 2,42. Jadi Fhitung > Ftabel (20,888> 2,42) dan tingkat signifikansi sebesar
0,000 < 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa Ha diterima dan H0 ditolak artinya
profitabilitas (ROA), dewan komisaris independen (DK), leverage (DER),
intensitas asset tetap (IAT) secara simultan berpengaruh secara signifikan
terhadap tarif pajak efektif pada perusahaan amnufaktur yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia periode 2013-2016.
15
Pembahasan Hasil Penelitian
Pengaruh Profitabilitas terhadap Tarif Pajak Efektif
Berdasarkan uji signifikansi parameter individual (uji-t) variabel
profitabilitas memiliki nilai signifikansi 0,000 lebih kecil dari taraf signifikansi
0,05. Nilai thitung sebesar -7,750 sedangkan ttabel sebesar -1,973457 sehingga thitung
> ttabel, maka hasil penelitian ini menunjukkan bahwa profitabilitas berpengaruh
terhadap tarif pajak efektif pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia periode 2013-2016. Sehingga dapat disimpulkan bahwa H1
diterima dan H0 ditolak.
Hipotesis pertama yang diajukan oleh peneliti adalah profitabilitas
berpengaruh terhadap tarif pajak efektif pada perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2016. Berdasarkan hasil pengujian
yang dilakukan oleh peneliti dapat dibuktikan bahwa hipotesis pertama dapat
diterima dengan hasil penelitian profitabilitas berpengaruh secara signifikan
negatif terhadap tarif pajak efektif.
Hasil ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Noor et, al. (2010)
dan Amelia (2015) yang menyatakan bahwa profitabilitas berpengaruh negatif
terhadap tarif pajak efektif. Besarnya profitabilitas perusahaan dapat mengurangi
beban pajak perusahaan.
Hal ini dikarenakan perusahaan dengan tingkat efisiensi yang tinggi dan
yang memiliki pendapatan tinggi cenderung menghadapi beban pajak yang
rendah. Rendahnya beban pajak perusahaan dikarenakan perusahaan dengan
pendapatan yang tinggi berhasil memanfaatkan keuntungan dari adanya insentif
pajak dan pengurangan pajak yang lain dapat menyebabkan Effective Tax Rate
perusahaan lebih rendah dari yang seharusnya (Noor et, al. 2010).
Pengaruh Dewan Komisaris Independen terhadap Tarif Pajak Efektif
Berdasarkan uji signifikansi parameter individual (uji-t) variabel
profitabilitas memiliki nilai signifikansi 0,000 lebih besar dari taraf signifikansi
0,05. Nilai thitung sebesar 3,647 sedangkan ttabel sebesar 1,973457 sehingga thitung >
ttabel, maka hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dewan komisaris independen
berpengaruh signifikan postitif terhadap tarif pajak efektif pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2016. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa H1 diterima dan H0 ditolak.
Hipotesis kedua yang diajukan oleh peneliti adalah dewan komisaris
independen berpengaruh terhadap tarif pajak efektif pada perusahaan manufaktur
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2016. Berdasarkan hasil
pengujian yang dilakukan oleh peneliti dapat dibuktikan bahwa hipotesis kedua
dapat diterima dengan hasil penelitian dewan komisaris independen t berpengaruh
secara signifikan positif terhadap tarif pajak efektif.
Hasil yang positif ini menunjukkan bahwa peningkatan komisaris
independen akan menyebabkan kinerja perusahaan akan semakin baik dan
16
semakin efektif. Sehingga perusahaan akan melakukan hal-hal yang dianggap
perlu agar tercapainya suatu keefektifan dalam kegiatan perusahaan termasuk
dalam penetapan kebijakan yang berkaitan dengan tarif pajak efektif Hanum &
Zulaikha (2013).
Pengaruh Leverage terhadap Tarif Pajak Efektif
Berdasarkan uji signifikansi parameter individual (uji-t) variabel leverage
tidak berpengaruh terhadap tarif pajak efektif pada perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2016. Leverage memiliki nilai
signifikansi 0,82 lebih besar dari taraf signifikansi 0,05. Nilai thitung sebesar 1,747
sedangkan ttabel sebesar 1,973457 sehingga thitung < ttabel, maka dapat disimpulkan
bahwa H5 ditolak dan H0 diterima.
Hipotesis ketiga yang diajukan oleh peneliti adalah Leverage tidak
berpengaruh terhadap tarif pajak efektif pada perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2016. Berdasarkan hasil pengujian
yang dilakukan oleh peneliti dapat dibuktikan bahwa hipotesis ketiga dapat
diterima dengan hasil penelitian leverage tidak berpengaruh secara signifikan
terhadap tarif pajak efektif.
Penggunaan dana yang berasal dari hutang akan mengakibatkan risiko
pada perusahaan tersebut apabila laba yang diperoleh perusahaan lebih kecil dari
biaya bunga. Leverage yang tinggi akan meningkatkan biaya bunga diiringi
dengan menurunnya biaya pajak. Sehingga dalam hal ini kreditur akan berfikir
dua kali untuk berinvestasi pada perusahaan tersebut,karena dikhawatirkan
perusahaan tersebut tidak dapat melunasi kewajibannya secara tepat waktu.
Pengaruh Intensitas Aset Tetap terhadap Tarif Pajak Efektif
Berdasarkan uji signifikansi parameter individual (uji-t) variabel intensitas
asset tetap tidak berpengaruh terhadap tarif pajak efektif pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2016. Intensitas
asset tetap memiliki nilai signifikansi 0,936 lebih besar dari taraf signifikansi
0,05. Nilai thitung sebesar 0,081 sedangkan ttabel sebesar 1,973457 sehingga thitung <
ttabel, maka dapat disimpulkan bahwa H5 ditolak dan H0 diterima.
Hipotesis keempat yang diajukan oleh peneliti adalah intensitas asset tetap
tidak berpengaruh terhadap tarif pajak efektif pada perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2016. Berdasarkan hasil pengujian
yang dilakukan oleh peneliti dapat dibuktikan bahwa hipotesis empat tidak dapat
diterima dengan hasil dengan hasil penelitian intensitas asset tetap tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap tarif pajak efektif.
Hasil tersebut mengindikasikan bahwa intensitas asset tetap pada
perusahaan manufaktur tidak mempengaruhi besaran Effective Tax Rate yang
dihasilkan oleh perusahaan dan terdapat indikasi bahwa pada perusahaan
manufaktur terdapat banyak asset tetap yang habis umur ekonomisnya. Ketika
suatu perusahaan membeli asset dengan umur yang diatas satu tahun, perusahaan
17
menyusutkan asset tersebut sepanjang waktu penggunaannya, maka perusahaan
tidak memperhitungkan biaya penyusutan dikarenakan telah habis umur ekonomis
asset tetap (Eugenen F, et. al).
Variabel intensitas asset tetap mempunyai arah yang positif menunjukkan
bahwa perusahaan yang mempunyai asset tetap yang tinggi menanggung beban
pajak yang tinggi. Hal ini dikarenakan beberapa perusahaan mempunyai asset
tetap yang sudah habis manfaat ekonominya tetapi tidak dihentikan pengakuannya
dan untuk asset bergerak seperti kendaraan jika dibawa pulang oleh penggunanya
maka tidak semua biaya penyusutan atau pemeliharaan dapat dibebankan
melainkan hanya sebesar 50% Ardyansah & Zulaikha (2014).
Pengaruh Profitabilitas, Dewan Komisaris Independen, Leverage, Intensitas
Aset Tetap Terhadap Tarif Pajak efektif
Hipotesis kelima dalam penelitian ini adalah Pengaruh Profitabilitas, Dewan
Komisaris Independen, Leverage, Intensitas Aset Tetap Terhadap Tarif Pajak
efektif. Hasil penelitian uji signifikansi simultan (Uji-f) menunjukkan nilai
signifikan 0,000 < 0,05 yang berarti hipotesis keenam diterima. Hal ini
mengindikasikan bahwa Pengaruh Profitabilitas, Dewan Komisaris Independen,
Leverage, Intensitas Aset Tetap berpengaruh secara simultan terhadap Terhadap
Tarif Pajak efektif.
KESIMPULAN
Penelitian ini dilakukan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia selama tahun 2013-2016 dan bertujuan untuk melihat apakah
Profitabilitas, Dewan Komisaris Independen, leverage, dan intensitas asset tetap,
terhadap tarif pajak efektif. Adapun populasi dalam penelitian ini berjumlah 138
perusahaan dan perusahaan yang menjadi sampel sebanyak 47 perusahaan
sehingga data observasi dalam penelitian ini sebanyak 188 data sebelum dioutlier
dan Transformasi. Setelah dilakukan outlier berjumlah 183 data.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat ditarik
kesimpulan hasil penelitian sebagai berikut:
1. Profitabilitas berpengaruh terhadap tarif pajak efektif pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2016.
2. Dewan komisaris Independen berpengaruh terhadap tarif pajak efektif
pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
periode 2013-2016.
3. Leverage tidak berpengaruh terhadap tarif pajak efektif pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2016.
4. Intensitas Aset Tetap tidak berpengaruh terhadap tarif pajak efektif pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode
2013-2016.
5. Profitabilitas, Dewan Komisaris Independen, leverage, intensitas Aset
Tetap , berpengaruh secara simultan terhadap tarif pajak efektif pada
18
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode
2013-2016.
Saran
Untuk penelitian selanjutnya juga diharapkan agar dapat menambah
periode penelitian yang tidak hanya empat periode, menambah variabel
independen lain yang dapat mempengaruhi tarif pajak efektif seperti variabel laba
sebagai variabel intervening dan juga jumlah tenaga professional yang dimiliki
perusahaan.
Daftar Pustaka
Agustina, Rian. 2017. Analisis Pengaruh Leverage, (Debt To Equity), dan
Likuiditas (Current Ratio), Terhadap Profitabilitas (Return On Asset) Pada
PT. Bank BNI SYARIAH. Universitas Islam Negeri Raden Fatah
Palembang.
Amelia, V. (2015). Pengaruh Ukuran Perusahaan, Leverage,
Profitabilitas,Intensitas Aset Tetap, Intensitas Persediaan dan Komisaris
Independen Terhadap Effective Tax Rate (Studi Empiris Pada Perusahaan
Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2014).
Skripsi
Ardyansah, Danis. Dan Zulaikha, 2014. Pengaruh Size, Leverage, Profitabilitas,
Capital Intensity Ratio dan Komisaris Independen Terhadap Effective Tax
Rate (ETR) (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar
Di BEI Selama Periode 2010-2012). Skripsi : Universitas Diponegoro.
Atarwaman, R. J. D. 2011. Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas,
dan Kepemilikan Manejerial Terhadap Praktek Perataan Laba Yang
Dilakukan Oleh Perusahaan Manufaktur Terhadap Bursa Efek Indonesia,
Jurnal Ilmu Ekonomi Advantege, Vol. 2, No. 2, 19 Februari.
Brigham, Eugene F. 2006. Dasar-Dasar Manajemen , alih bahasa Ali Akbar
Yulianto, Buku satu, Edisi sepuluh. Jakarta: PT Salemba Empat.
Direktorat Jenderal Pajak, 2018.
Darmadi, I. N. H. 2013. Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Manajemen Pajak
Dengan Indikator Tarif Pajak Efektif ( Studi Empiris Pada Perusahaan
Manufaktur yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Pada Tahun 2011-
2012). Skripsi : Universitas Diponegoro.
Ghozali, I. (2013). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 21
(7 ed.). Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Hanafi, Mamduh dan Halim, Abdul. 2012. Analisis Laporan Keuangan. Edisi
Ketiga. Cetakan Pertama. Penerbit UPP Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen
YKPN. Yogyakarta.
19
Hanum, H. R & Zulaikha. 2013. Pengaruh Karakteristik Corporate Governance
Terhadap Effective Tax Rate (Studi Empiris Pada BUMN yang Terdaftar
Di BEI 2009-2011). Diponegoro Journal Of Accounting Vol. 2 No. 2
Tahun 2013. ISSN (Online) : 2337-3806. Pp 1-10.
Meilinda, Maria. 2013. Pengaruh Corporate Governance Terhadap Manajemen
Laba Pajak (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar
Di Bursa Efek Indonesia tahun 2009-2011). Skripsi : Universitas
Diponegoro.
Mulyani, S., Darminto., dan Endang, M.W. 2014. Pengaruh Karakteristik
Perusahaan, Koneksi Politik dan Reformasi Perpajakan Terhadap
Penghindaran Pajak (Studi pada perusahaan manufaktur yeng terdaftar di
BEI tahun 2008-2012). Jurnal Mahasiswa Perpajakan Universitas
Brawijaya, Vol. 1, No. 2, 2014, hal 1-9.
Noor RM, F. N. (2010). Corporate Tax Planning : A Study On Corporate
Effective Tax rates of Malaysian Listed Companies. Internasional Journal
of Trade, Econoics and Finance, Vol. 1, No.2.
(OJK,2014).
Peraturan Bank Indonesia No.8/4/PBI/2006 tentang pelaksanaan Good corporate
governance dalam pasal 1 ayat 4
Pertiwi, K. 2018. Pengaruh Intensitas Modal, Leverage, Intensitas Persediaan,
Transaksi Perusahaan Afiliasi, dan Transfer Pricing Terhadap Tarif Pajak
Efektif Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia Tahun 2013-2016. Jurnal : Universitas Maritim Raja Ali Haji.
Putri, S. E. 2016. Pengaruh Ukuran Perusahaan, Return On Asset (ROA),
Leverage dan Intensitas Modal Terhadap Tarif Pajak Efektif ( Studi
Empiris Pada Perusahaan Transportasi yang Terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia Periode 2011-2013). Jurnal JOM Fekon, Vol. 3 No. 1.
PSAK No. 16 Tahun 2007
Sartika. 2018. Pengaruh Corporate Governance dan Profitabilitas Terhadap Tarif
Pajak Efektif Pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar Di Bursa
Efek Indonesia Periode 2013-2016. Jurnal : Universitas Maritim Raja Ali
Haji.
Situmorang, Prawira Putri C.I. 2015. Pengaruh Struktur Kepemilikan dan
Mekanisme Corporate Governance Terhadap Effective Tax Rate (ETR)
(Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa
Efek Indonesia Tahun 2010-2013). Skripsi : Universitas Diponegoro.
Sudarmadhi, Ardi Murdoko & Sularto, Lana. 2007. Pengaruh Ukuran Perusahaan,
Profitabilitas, Leverage, dan Tipe Kepemilikan Perusahaan Terhadap Luas
Voluntary Disclosure Laporan Keuangan Tahunan. Proceeding PESAT
(Psikologi, Ekonomi, Sastra, Arsitik dan Sipil) Vol. 2. ISSN : 1858-2559.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung :
Alfabeta.
Sujarweni, Wiratna. 2015. Metodelogi Penelitian Bisnis dan Ekonomi.
Yogyakarta: Pustaka Baru Press.
Suta, Anita yolanda dan laksito, herry. 2012. “Analisis Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Luas Pengungkapan Informasi Sukarela Laporan Tahunan
20
Srudi Empiris Pada Perusahaan Manukfatur Yang Terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia Tahun 2008-2010”. Universitas Diponegoro.
Suyanto, K. D. & Supramono. 2012. Likuiditas, Leverage, Komisaris Independen,
dan Manajemen Laba Terhadap Agresivitas Pajak Perusahaan. Jurnal
Keuangan dan Perbankan, Vol. 16, No : Hlm 167-177 Terakreditas SK.
No. 64a/DIKTI/Kep/2010.
Undang - Undang Nomor 16 Tahun 2009 Tentang Perubahan Keempat atas
Undang - Undang Nomor 6 Tahun 1983 Tentang Ketentuan Umum dan
Tata Cara Perpajakan pada Pasal 1 ayat 1.
Undang-Undang Perseroan Terbatas Nomor 40 tahun 2007 Pasal 108 ayat (5).
Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2007 Tentang Perubahan
Ketiga Atas Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 Tentang Ketentuan
Umum Dan Tata Cara Perpajakan.
UU No. 36 Tahun 2008.
Utami, Wahyu Tri & Setyawan, Hendri. Pengaruh kepemilikan Keluarga
Terhadap Tindakan Pajak Agresif Dengan Corporate Governance Sebagai
Variabel Moderating (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang
Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2013). Conference
Business, Accounting And Management, Sultan Agung Islamic University
Vol 2 No 1 May 2015. ISSN 2302-9791.
Wulandari, May & Septiari, Dovi. 2015. Effective Tax Rate : Efek Dari Corporate
Governance. Jurnal Akuntansi, Ekonomi dan Manajemen Bisnis Vol. 3.
No. 2 ISSN: 2337-7887. Pp 177-183.
www.idx.co.id.