pengaruh produksi beras, impor beras,...

327
PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, TINGKAT KONSUMSI BERAS TERHADAP HARGA BERAS DI INDONESIA TAHUN 2008-2013 (Studi Kasus 32 Provinsi) Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Untuk Memenuhi Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Oleh : DIMAS BRIANTO NIM: 1111084000006 JURUSAN ILMU EKONOMI DAN STUDI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1436 H/2015 M

Upload: duongnhi

Post on 26-Feb-2018

235 views

Category:

Documents


13 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, TINGKAT

KONSUMSI BERAS TERHADAP HARGA BERAS DI INDONESIA

TAHUN 2008-2013

(Studi Kasus 32 Provinsi)

Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah

Untuk Memenuhi Persyaratan guna Memperoleh

Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh :

DIMAS BRIANTO

NIM: 1111084000006

JURUSAN ILMU EKONOMI DAN STUDI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1436 H/2015 M

Page 2: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, TINGKAT KONSUMSI

BERAS TERHADAP HARGA BERAS DI INDONESIA TAHUN 2008-2013

(Studi Kasus 32 Provinsi)

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah

Untuk Memenuhi Persyaratan guna Memperoleh

Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh :

DIMAS BRIANTO

NIM: 1111084000006

Di Bawah Bimbingan

JURUSAN ILMU EKONOMI DAN STUDI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1436 H/2015 M

Page 3: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

Hari ini Selasa, 07 April 2015 telah dilakukan Ujian Komprehensif atas mahasiswa:

1. Nama : Dimas Brianto

2. NIM : 1111-084-0000-06

3. Jurusan : Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan

4. Judul Skripsi : Pengaruh Produksi Beras, Impor Beras dan Tingkat

Konsumsi Beras terhadap Harga Beras di Indonesia Tahun

2008-2013 (Studi Kasus 32 Provinsi)

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan serta kemampuan yang

bersangkutan selama proses ujian Komprehensif, maka diputuskan bahwa mahasiswa

tersebut di atas dinyatakan LULUS dan diberi kesempatan untuk melanjutkan ke tahap

Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Page 4: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI

Hari ini Selasa, 22 September 2015 telah dilakukan Ujian Skripsi atas mahasiswa:

1. Nama : Dimas Brianto

2. NIM : 1111-084-0000-06

3. Jurusan : Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan

4. Judul Skripsi : Pengaruh Produksi Beras, Impor Beras dan Tingkat

Konsumsi Beras terhadap Harga Beras di Indonesia Tahun 2008-2013

(Studi Kasus 32 Provinsi)

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan serta kemampuan yang

bersangkutan selama proses ujian Skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa diatas

dinyatakan LULUS dan Skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Page 5: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Dimas Brianto

NIM : 1111084000006

Fakultas : Ekonomi dan Bisnis

Jurusan : Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan

Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya:

1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan

mempertanggungjawabkan

2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah karya orang lain.

3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli

atau tanpa izin pemilik karya

4. Tidak melakukan manipulasi dan pemalsuan data

5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggungjawab atas karya

ini

Jika di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah melalui

pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan, ternyata memang ditemukan bukti

bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas, maka saya siap untuk dikenai sanksi

berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.

Page 6: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

i

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama Lengkap : Dimas Brianto

Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 18 Februari 1992

Alamat : Jl. Ubin C7/23 Rt 007/ Rw 06 Komplek Pondok Jaya,

Kelurahan Pondok Karya, Kecamatan Pondok Aren,

Bintaro Jaya Tangerang Selatan, Banten, 15225

Nomor Handphone : 087727895410

Email : [email protected], [email protected]

Latar Belakang Keluarga

Nama Ayah : Alm. Suandi

Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 06 Februari 1962

Nama Ibu : Almh. Susanti

Tempat, Tanggal Lahir : Solo, 21 April 1964

Alamat : Jl. Koral C7/24 Rt 007/ Rw 06 Komplek Pondok

Jaya, Kelurahan Pondok Karya, Kecamatan Pondok

Aren, Bintaro Jaya Tangerang Selatan, Banten,

15225

Anak Ke dan Dari : 1 dari 2 bersaudara

Pendidikan Formal

1. SDN 04 Bintaro Jakarta Selatan Tahun 1998 – 2004

2. MTs Al-Zaytun Indramayu Tahun 2005 – 2008

3. MA Al-Zaytun Indramayu Tahun 2008 – 2011

4. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2011 – 2015

Page 7: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

ii

Pendidikan Non Formal

1. International Computer Driving Licence, ECDL Foundation, Al-Zaytun Global

Information And Comunication Technology, 2010-2012

Pengalaman Organisasi

1. Bendahara Majelis Permusyawaratan Kelas IX MTs Al-Zaytun, 2007-2008

2. Anggota Komunitas Pencinta Tanaman Hias Al-Zaytun, 2008-2009

3. Anggota Departemen Informasi Majelis Permusyawaratan Kelas X-XI MA Al-

Zaytun, 2008-2010

4. Anggota Kelompok Ilmiah Fisika Al-Zaytun, 2005-2008

5. Bendahara Kelompok Ilmiah Fisika Al-Zaytun, 2008-2009

6. Anggota Forum Studi Jurnalis Al-Zaytun, 2009-2010

7. Anggota Workshop Sigma Al-Zaytun, 2009-2010

8. Sekertaris Kelompok Ilmiah Fisika Al-Zaytun, 2009-2011

9. Qismu Alat (Departemen Peralatan) Pengurus Binayah Huffadh Al-Zaytun,

2008-2010

10. Staf Departemen Kesekretariatan Organisasi Pelajar Al-Zaytun Dharma Bakti

VII, 2010-2011

11. Produser Film “Pertama dan Terakhir” Festival Film Independen Al-Zaytun,

2011

12. Sekertaris Kelompok KKN “Pendekar” UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014

13. Anggota Panitia Perayaan 1 Muharram Masjid Uswatun Hasanah Komplek

Pondok Jaya, 2014

14. Ketua Panitia Perayaan 17 Agustus Rt 007/ Rw 06 Komplek Pondok Jaya, 2015

Pengalaman Kerja

Page 8: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

iii

1. Rapporteur Forum Pemerintahan dan Swasta dalam Manajemen Gratifikasi

Transparency Internasional Indonesia dan Komisi Pemberantasan Korupsi Republik

Indonesia, 2014

Seminar dan Workshop

1. Seminar “The Most Effective Way To Learn A Foreign Language”, Faculity of

Languages Universitas Al-Zaytun Indonesia, 2010

2. Training dan Talkshow “Kokohkan Iman dan Budayamu Ditengah Terjangan

Globalisasi”, UIN Jakarta, 2012

3. Dialog Publik “Pemanfaatan Energi Panas Bumi Untuk Kemajuan Indonesia”,

UIN Jakarta, 2012

4. Dialog Publik “Konsep Tata Ruang Kota di Indonesia dalam Perspektif Etika

Lingkungan”. UIN Jakarta, 2012

5. Dialog Jurusan dan Seminar Konsentrasi “Mengenal Lebih Dekat dengan jurusan

Sendiri”, UIN Jakarta, 2013

6. Seminar Nasional “Pembangunan Ekonomi Berbasis Inovasi dan Imtaq Menuju

Indonesia Yang Maju, Adil-Makmur, Berdaulat, dan Diridhai Allah SWT”, UIN

Jakarta, 2013

7. Seminar Nasional “Mewujudkan Lembaga Keuangan Mikro Yang Berdaya Saing

Dalam Menghadapi MEA (Masyarakat Ekonomi Asean) 2015”, UIN Jakarta,

2014

8. Seminar Nasional “Korupsi Mengkorupsi Indonesia”, UIN Jakarta, 2014

9. Dialog Safari Ramadhan “Kegiatan Edukasi Keuangan Bersama Otoritas Jasa

Keuangan”, JPMI DKI Jaya, 2015

Page 9: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

iv

Abstract

This study aimed to analyze the influence of Rice Production, Rice Imports and

Rice Consumption against Price of Rice 32 provinces in Indonesia. This study uses

research methods combination of sequential explanatory design, where there is a

quantitative approach using panel data analysis methods Fixed Effect Model (FEM) in

the first stage and a qualitative approach uses the interviews in the second phase to

strengthen the results of quantitative research result approach to gain deeper

understanding on the problem. The results showed that 65% variable Price of Rice 32

provinces in Indonesia can be described by Rice Production, Rice Imports and Rice

Consumption. Simultaneously, Rice Production, Rice Import and Rice Consumption

significant effect on Price of Rice. However partially, the statistical results showed

that: first, Rice Production does not significantly and positively correlated to the Prices

of Rice, second, Rice Imports significant and negatively correlated to the Prices of

Rice, third, Rice consumption is significant and negatively correlated to the price of

Rice. Additionally there is a problem in rice production because productivity figure

only reached 50%. While in rice imports are treated free for premium rice quality and

special needs, while the medium rice quality is only done by Bulog. As with the

consumption of rice, in which the amount of consumption of rice in Indonesia made a

great deal of pressure, but no local food that is capable of being a substitute and

complementary of rice.

Keywords: Price of Rice, Rice Production, Rice Imports, Rice Consumption, Fixed

Effect Model

Page 10: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

v

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Produksi Beras, Impor

Beras dan Konsumsi Beras terhadap Harga Beras 32 Provinsi di Indonesia. Penelitian

ini menggunakan metode penelitian kombinasi sequential explanatory design, dimana

terdapat pendekatan kuantitatif dengan menggunakan analisis data panel metode Fixed

Effect Model (FEM) pada tahap pertama dan kualitatif berupa wawancara pada tahap

kedua untuk memperkuat hasil penelitian kuantitatif, agar hasil penelitian lebih

mendalam dan komprehensif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 65% variabel

Harga Beras 32 Provinsi di Indonesia dapat dijelaskan oleh Produksi Beras, Impor

Beras dan Konsumsi Beras. Secara simultan, Produksi Beras, Impor Beras dan

Konsumsi Beras berpengaruh signifikan terhadap Harga Beras. Namun secara parsial,

hasil statistik menunjukkan bahwa: pertama, Produksi Beras tidak berpengaruh

signifikan dan berkolerasi positif terhadap Harga Beras, kedua, Impor Beras

berpengaruh signifikan dan berkorelasi negatif terhadap Harga Beras, ketiga,

Konsumsi Beras berpengaruh signifikan dan berkorelasi negatif terhadap Harga Beras.

Selain itu terjadi permasalahan pada Produksi Beras dikarenakan angka produktifitas

hanya mencapai 50%. Sedangkan dalam Impor Beras diperlakukan bebas bagi beras

kualitas premium dan kebutuhan khusus, sedangkan beras kualitas medium hanya

dilakukan oleh Bulog. Lain halnya dengan Konsumsi Beras, dimana besarnya

Konsumsi Beras di Indonesia membuat tekanan yang sangat besar, namun tidak ada

pangan lokal yang mampu menjadi substitusi maupun komplementer dari beras.

Kata Kunci: Harga Beras, Produksi Beras, Impor Beras, Konsumsi Beras, Fixed Effect

Model

Page 11: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

vi

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi Rabbil 'Alamin, segala puji hanya milik Allah SWT yang

telah memberikan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Produksi Beras, Impor

Beras dan Tingkat Konsumsi Beras terhadap Harga Beras di Indonesia

(Studi Kasus 32 Provinsi)”. Shalawat serta salam semoga selalu tercurah

kepada Baginda Rasulullah SAW beserta para sahabat dan para pengikutnya

hingga akhir zaman kelak, Amin.

Dengan diselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, dorongan,

bimbingan, serta doa dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini, penulis ingin

menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya

kepada pihak-pihak yang terkait dalam penyelesaian skripsi ini, kepada :

1. Allah SWT yang telah menciptakan bumi, langit dan seluruh isinya

termasuk penulis yang bukan apa-apa jika dibandingkan dengan kuasa

Allah. Terima kasih banyak ya Allah atas segala perjalanan hidup yang

dihadapi penulis termasuk salah satunya dalam penggarapan skripsi ini

sehingga akhirnya dapat terselesaikan dengan baik.

2. Nabi Muhammad SAW yang menjadi inspirasi, tuntunan bagi penulis

dan seluruh umat islam. Sari tauladan yang diberikan beliau membuat

penulis selalu berusaha menjadi lebih baik sehingga dapat berguna bagi

Page 12: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

vii

keluarga, Negara, Agama dan seluruh umat manusia di dunia.

3. Alm. Bapak Suandi dan Almh. Ibu Susanti selaku orang tua penulis

yang selalu menjadi inspirasi, motivasi, sumber kebahagiaan serta

kekuatan dalam hidup. Terima kasih untuk seluruh pengorbanan,

pengajaran, daya dan upaya yang telah dilakukan serta doa yang tidak

pernah putus kepada penulis, semoga mereka mendapatkan

perlindungan Allah SWT dan mendapatkan tempat terbaik di sisi

Allah SWT.

4. Kepada seluruh Keluarga Besar Darmowiyono dari pihak ibu baik itu

Mbah Darmo, Pakde Giyoto, Bude Lis, Bude Harto, Pakde Tukijo,

Mama Tarti, Pakde Harno, Bude Harno, Om Tino, Bulek Warni, Mbak

Yuni dan Suami, Mbak Umi dan Suami, Mas Sukar dan Istri, Mas

Suhono dan Istri, Mas Sigit, Mbak Dina, Mbak Ida, Mbak Hesti, Kiki,

Dito, Nisa, Mbak Anis dan Suami, Aziz, Mbak Fitri dan suami, Rhino,

Mbak Dian dan Suami, Panji, Wisnu, Sasa, Bagus dan seluruh kerabat

dari keluarga Darmowiyono yang belum saya sebutkan saya ucapkan

terima kasih banyak atas dukungannya, semangatnya dan segalanya

terlebih setelah penulis kehilangan kedua orang tua kalianlah sebagian

dalam hidup saya.

5. Kepada Keluarga Besar Samid dari pihak ayah seperti Paman, Bibi dan

kerabat yang mohon maaf tidak saya sebutkan satu persatu. Selain itu

Page 13: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

viii

Keluarga Besar Ibu Yuli sebagai ibu sambung saya seperti Kakek,

Nenek, Bu Yuli, Huda, Isa, Om-Om dan Tante-Tante serta seluruh

kerabat yang saya sebutkan saya ucapkan terima kasih atas

dukungannya, semangatnya dan segalanya terlebih setelah penulis

kehilangan kedua orang tua kalianlah sebagian dalam hidup saya.

6. Kepada seluruh keluarga besar saya yang telah mendahului kami

kepada Allah SWT seperti Mbah Kakung, Kakek dan Nenek dari pihak

bapak, Pakde dan Bude Sadinem, Pakde Harto, Mas Siswo, dan kerabat

lain yang belum penulis sebutkan.

7. Bapak Dr.M. Arief Mufraini, Lc., M.Si, selaku Dekan Fakultas

Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah

memberikan ilmu yang sangat berharga selama perkuliahan.

8. Bapak Arief Fitrijanto, M.Si, selaku Ketua Jurusan Ilmu Ekonomi dan

Studi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, atas bimbingan, arahan, dan pengalamannya yang

diberikan pada penulis.

9. Bapak Pheni Chalid, Ph.D selaku Dosen Pembimbing Skripsi 1 yang

dengan kerendahan hatinya bersedia meluangkan waktu untuk

memberikan pengarahan, ilmu yang berharga, serta bimbingan yang

sangat berarti selama penyelesaian skripsi. Terima kasih atas semua

saran dan arahan yang Bapak berikan selama proses penulisan hingga

Page 14: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

ix

terselesaikannya skripsi ini. Semoga Allah SWT membalas kebaikan

bapak.

10. Bapak Arief Fitrijanto, M.Si, selaku Dosen Pembimbing 2 yang telah

meluangkan waktu, memberikan arahan serta bimbingan yang sangat

berarti kepada penulis. Terima kasih atas semua saran dan arahan yang

bapak berikan sehingga terselesaikannya skripsi ini. Semoga Allah

SWT membalas kebaikan bapak.

11. Seluruh jajaran dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis secara umum dan

doesn Jurusan Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan secara khusus yang

telah memberikan ilmu yang sangat berguna dan berharga bagi penulis.

Semoga Allah selalu, memberikan pahala yang sebesar-besarnya atas

kebaikan para dosen FEB UIN Jakarta. Jajaran karyawan dan staf UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah melayani dan membantu penulis

selama perkuliahan.

12. Narasumber dalam wawancara yang dilakukan penulis kepada bapak

Bustanul Arifin, Narasumber dari Badan Ketahanan Pangan dan Ditjen

Tanaman Pangan yang telah meluangkan waktunya dalam wawancara.

Semoga Allah SWT membalas kebaikan Bapak dan Ibu sekalian.

13. Kepada ustadz dan ustadzah yang membimbing penulis dan

mengajarkan hal-hal positif selama belajar di Al-Zaytun. Khususnya

kepada Umi Waway Nuryani yang telah membantu penulis

Page 15: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

x

memperbaiki diri dari keterpurukan setelah meninggalnya ibu saat itu,

memberikan motivasi yang besar dan mengajarkan banyak hal untuk

memperbaiki kualitas hidup penulis, dan Abi Juniarto Hendro Buwono

yang menjadi pengganti bapak dari Penulis dan teman-teman satu

angkatan SWAT selama 6 tahun mengasuh dan mendidik kami. Semoga

Allah membalas kebaikan Bapak dan Ibu sekalian.

14. Sahabat-sahabat dari SMP yang menemani dari masa-masa sekolah di

Al-Zaytun hingga saat ini meniti kesuksesan bersama-sama; Achix,

Sabriyan, Abghi, Roli, Lukman, Topik, Juang, Shoffan, Bagus Aryo,

Bagus Herda, Rusydan, Nanda, Hanif, Wahyu, Septian, Mahmuda,

Willian, Dori, Zamroni, Wafiy, Haziq Hassan, Haziq Mohsin, Abni,

Waldan, Aji, Khoer, Tansa, Imam Belo, Dani Belo, Arum, Iqlim, Ines,

Ima, Sarah, Iwan, Ushe, Vita, Asih, Ama, Kiki Marwah, Ita, Toyib,

Nunu, Ukhfiya, Ratih, Andre Jidat, Andre Sengau, Eliya, Gesta, Silmi,

Nopiah, Wasiah, Puspita, Camay, Kinah, Thoriq, Jawad, Zaki, Qori,

ACR terima kasih atas doa, semangat, canda, tawa, tangis dan segalanya

yang diberikan kepada penulis sehingga mewarnai kehidupan penulis

dan memberikan dorongan untuk menyelesaikan skripsi ini dengan baik

dan berusaha menggapai kesuksesan bersama-sama amin.

15. Teman-teman SWAT (Santriwan Santriwati Angkatan Tujuh) yang

mohon maaf tidak disebutkan satu-persatu terma kasih atas segalanya

Page 16: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

xi

sehingga mewarnai kehidupan penulis dan memberikan dorongan untuk

menyelesaikan skripsi ini dengan baik dan berusaha menggapai

kesuksesan bersama-sama amin.

16. Teman-teman terbaikku Rudi Suwardi, Vallerio Raga, Abdur Rozaq,

Septian Puguh, Ariad Ditya, Aprian Subhan, Barep Prajitno, Riri

Ruhiana, Novanda Dwi Saputra, Kemal, Kharisma Susetyo, M. Ihsan,

M. Arief Budiman, Yusuf Muhammad, Azhar, Bilal, Lukman, Riski,

Dwika Julia Mutiara, Annisa Rahmadani, Vina Refriana, Isti Destriani,

Ella Dhanila, Indri Filiyana, Nilam Nurlaela, Tami, Amel, Annisa

Febriyanti, Nuni, Nunu, Revi, Weli, Wihda, Rani, Aryo, Ina Windi

terima kasih untuk semua motivasi, semangat, dan kenangan yang

sangat berkesan selama 4 tahun ini yang akan menjadi ambisi

penulis untuk meraih kesuksesan.

17. Teman seperjuangan IESP angkatan 2011 yang tidak bisa penulis

sebutkan satu per satu, terima kasih untuk 4 tahun yang sangat indah

serta berkesan dan tidak akan pernah penulis lupakan

18. Senior dan junior Fakultas Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang memberikan

banyak inspirasi dan pengetahuan kepada penulis dalam menjalani

kuliah dan skripsi.

19. Teman-teman sekaligus Keluarga Besar Binayah Huffadh; Teh Enuy,

Page 17: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

xii

Kak Sitim, Kak Nufus, Kakak-kakak Panglima (maaf lupa namanya

satu-satu), Teh Gina, Kak Mar’ah, Kak Indah, Adlan, Adi, Ziden,

Risman, Diba, Dzulfi, Maya, Athirah, Melia, Subhan, Ulum, Yuli, Umi,

Ary, Hasna, Luqman, Amut, Rahma, Nur Syahirah, Firman, Ubay,

Hasbi, Nabihah, Icha, Aming, Zaytunah, dan semuanya belum tersebut

oleh penulis terima kasih banyak atas goresan warna-warni kehidupan

yang kalian berikan sehingga indah kehidupan penulis bersama kalian.

20. Pembina, Senior, Pengurus dan Anggota Kelompok Ilmiah Fisika yang

telah memberikan kesempatan kepada penulis dalam berfikir, berkarya

dan berteknologi pada organisasi yang terbaik menurut penulis.

21. Teman-teman main di rumah; Dani, Kenang, Mbak Estu, Mbak Lia,

Wahid, Galuh terima kasih atas doa dan semangatnya kepada penulis.

22. Sahabat-sahabat KKN PENDEKAR Bang Ilham, Bang Akrom,

Lukman, Pandu, Ariad, Nisa, Putri, Amel, Gesty, Atina, Gita, Ino,

Aldha terima kasih untuk 30 hari yang begitu berharga dan berkesan.

23. Bapak Hasanuddin Kades Kosambi Timur, para tokoh-tokoh

masyarakat yang ada di Desa Kosambi Timur, Karang Taruna dan

Remaja Masjid Desa Kosambi Timur, PKK Desa Kosambi Timur,

Seluruh Institusi Pendidikan yang ada di Desa Kosambi Timur, Seluruh

Perangkat Desa serta Bagian Kesehatan yang ada di Desa Kosambi

Timur dan masyarakat Desa Kosambi Timur terima kasih atas doa dan

Page 18: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

xiii

semangat yang diberikan kepada penulis agar menyelesaikan kuliah dan

sukses.

24. Dan untuk semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu,

terima kasih yang sebesar-besarnya untuk seluruh doa, dukungan, dan

motivasinya. Semoga keberkahan dan kesuksesan menyertai kita

semua. Amin.

Akhirnya semoga skripsi ini dapat menambah wawasan serta informasi

kepada para pembaca. Jika ada kritik dan saran yang bersifat

membangun untuk kebaikan skripsi ini penulis akan terima dengan senang

hati.

Jakarta, 31 Agustus 2015

Penulis

Dimas Brianto

Page 19: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

xiv

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .....................................................................................

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ........................................................

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ...........................

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ............................................

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ....................

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ..................................................................... i

ABSTRACT .................................................................................................... iv

ABSTRAK ..................................................................................................... v

KATA PENGANTAR ................................................................................... vi

DAFTAR ISI .................................................................................................. xiv

DAFTAR TABEL ......................................................................................... xvii

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xix

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xxi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ................................................................. 1

B. Perumusan Masalah .......................................................... 16

C. Tujuan Penelitian .............................................................. 17

D. Manfaat Penelitian ............................................................ 17

BAB II KERANGKA TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori .................................................................. 19

Page 20: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

xv

1. Teori Harga ............................................................... 19

2. Teori Produksi ........................................................... 23

3. Hubungan Antara Produksi dan Harga ...................... 26

4. Teori Impor ............................................................... 36

5. Hubungan Antara Impor dan Harga .......................... 57

6. Teori Konsumsi ......................................................... 59

7. Hubungan Antara Konsumsi dan Harga .................... 63

B. Penelitian Terdahulu ......................................................... 64

C. Kerangka Berfikir ............................................................. 75

D. Hipotesis ........................................................................... 78

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian ................................................. 79

B. Populasi dan Sampel ........................................................ 80

C. Metode Pengumpulan Data .............................................. 80

D. Teknik Analisis ................................................................. 83

1. Analisis Data Kuantitatif ........................................... 84

2. Estimasi Model Data Panel ....................................... 86

3. Pemilihan Model Data Panel ..................................... 88

4. Model Empiris ........................................................... 91

5. Uji Asumsi Klasik ..................................................... 92

6. Uji Hipotesis .............................................................. 95

Page 21: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

xvi

E. Operasional Variabel Penelitian ....................................... 100

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian ................................. 103

B. Hasil Analisis dan Pembahasan ........................................ 106

1. Analisis Deskriptif ..................................................... 106

2. Pemilihan Model Terbaik .......................................... 119

3. Uji Asumsi Klasik ..................................................... 125

4. Pengujian Hipotesis ................................................... 130

5. Analisis Hasil Wawancara ......................................... 146

6. Analisis Ekonomi ...................................................... 191

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ....................................................................... 218

B. Saran ................................................................................. 222

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 224

LAMPIRAN ................................................................................................... 230

Page 22: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

xvii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Harga Rata-Rata Beras pada 32 Provinsi di Indonesia Tahun 2008-2013

Per Kilogram .................................................................................. 3

Tabel 1.2 Jumlah Produksi Beras pada 32 Provinsi di Indonesia Tahun 2008-2013

Per Ton ........................................................................................... 8

Tabel 1.3 Jumlah Impor Beras pada 32 Provinsi di Indonesia Tahun 2008-2013 Per

Ton .................................................................................................. 11

Tabel 1.4 Jumlah Konsumsi Beras pada 32 Provinsi di Indonesia Tahun 2008-2013

Per Ton ........................................................................................... 13

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ....................................................................... 70

Tabel 3.1 Operasional Variabel Penelitian ...................................................... 102

Tabel 4.1 Regresi Data Panel: Pooled Least Square (PLS) ............................ 120

Tabel 4.2 Regresi Data Panel: Fixed Effect Model (FEM) ............................. 121

Tabel 4.3 F-Restricted ..................................................................................... 122

Tabel 4.4 Regresi Data Panel: Random Effect Model (REM) ......................... 123

Tabel 4.5 Uji Hausman ................................................................................... 124

Tabel 4.6 Matriks Korelasi .............................................................................. 126

Tabel 4.7 Uji Park ........................................................................................... 127

Tabel 4.8 Uji Glejser ....................................................................................... 128

Tabel 4.9 Uji Autokorelasi sebelum Cross section weight ............................. 129

Tabel 4.10 Uji Autokorelasi sesudah Cross section weight ............................ 129

Page 23: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

xviii

Tabel 4.11 Hasil Regresi dengan FEM ........................................................... 130

Tabel 4.12 Hasil Uji T ..................................................................................... 131

Tabel 4.13 Hasil Uji F ..................................................................................... 134

Tabel 4.14 Cross section effect 32 Provinsi di Indonesia ............................... 136

Tabel 4.15 Kebijakan dan Penyaluran mengenai Gabah/Beras ...................... 177

Tabel 4.16 Perbandingan Harga Beras Impor dan Beras Lokal di Indonesia Tahun

2008-2013 ....................................................................................... 182

Tabel 4.17 Perbandingan Harga Beras Impor dan Beras Lokal di Indonesia Tahun

2008-2013 ....................................................................................... 201

Tabel 4.18 Tabel Differensiasi Konsumsi ....................................................... 210

Page 24: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

xix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kurva Cobweb ............................................................................. 22

Gambar 2.2 Kurva Biaya Total, Biaya Tetap dan Biaya Variabel .................. 28

Gambar 2.3 Kurva Biaya Rata-Rata ................................................................ 30

Gambar 2.4 Kurva Marginal Cost ................................................................... 31

Gambar 2.5 Teorema Amplop (Envelope Theorem) ...................................... 34

Gambar 2.6 Skala Produksi Ekonomis dan Tidak Ekonomis ......................... 35

Gambar 2.7 Kurva Impor ................................................................................ 38

Gambar 2.8 Analisis Efek-Efek Tarif Bea Masuk .......................................... 43

Gambar 2.9 Infrant Industry Argument ........................................................... 47

Gambar 2.10 Analisis Efek-Efek Tarif Beas Masuk ....................................... 53

Gambar 2.11 Analisis Subsidi ......................................................................... 56

Gambar 2.12 Kurva Fungsi Konsumsi ............................................................ 62

Gambar 2.13 Kurva Garis Anggaran (Budget Line Curve) ............................ 64

Gambar 2.14 Kerangka Penelitian .................................................................. 77

Gambar 3.1 Langkah-Langkah Penelitian dalam Sequential Explanatory Design

......................................................................................................... 84

Gambar 4.1 Harga Rata-Rata Beras Pada 32 Provinsi di Indonesia Tahun 2008-2013

......................................................................................................... 108

Gambar 4.2 Jumlah Produksi Beras Pada 32 Provinsi di Indonesia Tahun 2008-2013

......................................................................................................... 112

Page 25: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

xx

Gambar 4.3 Jumlah Impor Beras Pada 32 Provinsi di Indonesia Tahun 2008-2013

......................................................................................................... 115

Gambar 4.4 Total Konsumsi Beras Agregat Pada 32 Provinsi di Indonesia Tahun

2008-2013 ....................................................................................... 118

Gambar 4.5 Histogram-Uji Normalitas ........................................................... 125

Gambar 4.6 Alur Distribusi Beras di Indonesia .............................................. 149

Page 26: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

xxi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Data Normal dan Data Penyesuaian dengan Model ................. 230

Lampiran 2 : Pooled Least Square dan Fixed Effect Model ........................... 241

Lampiran 3 : Uji Chow ................................................................................... 242

Lampiran 4 : Random Effect Model ............................................................... 242

Lampiran 5 : Uji Hausman .............................................................................. 243

Lampiran 6 : Histogram-Uji Normalitas ......................................................... 243

Lampiran 7: Matriks Korelasi ......................................................................... 243

Lampiran 8 : Uji Park ...................................................................................... 244

Lampiran 9 : Uji Glejser ................................................................................. 244

Lampiran 10 : Uji Autokorelasi-Sesudah Cross Section Weight .................... 245

Lampiran 11 : Cross Section Effect ................................................................ 246

Lampiran 12: Tabel Differensiasi Konsumsi .................................................. 247

Lampiran 13 : Pedoman Wawancara Bapak Bustanul .................................... 249

Lampiran 14 : Pedoman Wawancara Badan Ketahanan Pangan dan Ditjen Tanaman

Pangan ............................................................................................ 251

Lampiran 15 : Hasil Wawancara dengan Bapak Bustanul Arifin ................... 252

Lampiran 16 : Hasil Wawancara dengan Narasumber Badan Ketahanan Pangan

......................................................................................................... 266

Lampiran 17 : Hasil Wawancara dengan Narasumber Ditjen Tanaman Pangan

......................................................................................................... 287

Page 27: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ada pepatah mengatakan bahwa hampir semua orang Indonesia bila sedang

lapar pasti akan makan dengan nasi, tidak akan kenyang bila makan dengan

selain nasi. Adapun nasi sendiri merupakan salah satu olahan pangan yang

terbuat dari beras. Sehingga saat ini masyarakat Indonesia sebagian besar

sangat tergantung dengan adanya beras. Bahkan Kepala Badan Urusan Logistik

(Bulog) Sutarto Alimoeso dalam wawancara kepada Antara TV dalam acara

Mata Indonesia mengatakan bahwa 95% orang Indonesia bergantung dengan

beras sebagai bahan konsumsi.

Dahulu orang Indonesia memiliki makanan pokok sesuai keadaan

wilayahnya seperti Jawa Tengah dan Jawa Timur banyak yang menggunakan

jagung sebagai bahan makanan pokok, atau Maluku, Papua dan daerah

Indonesia timur terkenal dengan sagu sebagai bahan makanan pokoknya.

Namun seiring berkembangnya jaman banyak masyarakat yang mulai

meninggalkan kebiasaan lama mereka menggunakan bahan makanan pokok

lokal, mereka mengikuti daerah-daerah yang telah maju terlebih dulu dengan

menggunakan beras sebagai bahan makanan pokok. Pergeseran kebiasaaan ini

membuat tingkat konsumsi beras meningkat, sehingga beras menjadi populer

Page 28: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

2

bagi masyarakat di Indonesia. Sayangnya peningkatan tingkat konsumsi

beras ini tidak seiring dengan kapasitas produksi yang dimiliki Indonesia, hal

ini terjadi karena banyak faktor, yaitu percepatan pertumbuhan penduduk yang

sangat tinggi di Indonesia, pertumbuhan produksi beras di dalam negeri tidak

sebanding dengan pertumbuhan penduduk, dan juga tingkat produktivitas padi

di Indonesia belum maksimal berada dikisaran angka 50%.

Pemenuhan kebutuhan masyarakat atas harga beras yang murah dan

stoknya terjamin merupakan salah satu upaya pemerintah dalam melaksanakan

ketahanan pangan yang sesuai dengan amanah undang undang Pangan No. 18

Tahun 2012, dimana pada pasal 4 tertulis bahwa “Ketahanan Pangan adalah

kondisi terpenuhinya Pangan bagi Negara sampai dengan perseorangan, yang

tercermin dari tersedianya Pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya,

aman, beragam, bergizi, merata dan terjangkau serta tidak bertentangan dengan

agama, keyakinan dan budaya masyarakat, untuk dapat hidup sehat, aktif, dan

produktif secara berkelanjutan.”

Harga suatu barang dan jumlah barang tersebut yang diperjualbelikan,

ditentukan oleh permintaan dan penawaran barang tersebut. Dan juga keadaan

di suatu pasar dikatakan dalam keseimbangan atau ekuilibrium apabila jumlah

yang ditawarkan pada penjual pada suatu harga tertentu adalah sama dengan

jumlah yang diminta para pembeli pada harga tersebut. Dengan demikian harga

suatu barang dan jumlah barang yang diperjualbelikan dapat ditentukan dengan

Page 29: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

3

melihat keadaan keseimbangan dalam suatu pasar (Sadono Sukirno, 2009: 90).

Menurut Winardi (1987: 13) bahwa harga menerangkan komposisi atau

alokasi produksi total. Menurut Pindyck (2009: 13) harga merupakan salah satu

penentu dari situasi-tukar dalam setiap pilihan manusia. Seperti seorang

konsumen yang melakukan situasi-tukar antara daging sapi dan ayam tidak

hanya pada preferensinya, tetapi juga berdasarkan harganya. Begitu juga, para

pekerja melakukan situasi-tukar antara kerja dan istirahat sebagian berdasarkan

pada “harga” yang mereka peroleh dari pekerjaan mereka – yaitu upah. Dan

perusahaan memutuskan apakah akan memperkerjakan karyawan lebih banyak

atau membeli mesin lebih banyak sebagian juga didasarkan pada tingkat upah

dan harga mesin.

Tabel 1.1

Harga Rata-Rata Beras pada 32 Provinsi di Indonesia Tahun 2008-2013

Per Kilogram

Provinsi 2008 2009 2010 2011 2012 2013

Aceh 6.258,32 6.532,56 6.993,89 8.247,31 8.643,8 9.264,79

Sumatera Utara 5.894,92 6.390,29 6.954,47 7.725,61 7.881,98 8.286,99

Sumatera Barat 6.653,31 7.117,49 8.007,47 9.878,17 9.721,15 9.921,76

Riau 6.562,43 7.081,2 7.888,78 9.600,82 9.775,81 9.976,67

Jambi 5.973,92 6.142,24 7.335,81 8.031,48 8.733,38 8.562,53

Sumatera Selatan 5.552,26 5.840,13 6.824,81 7.631,13 8.376,95 8.889,22

Bengkulu 5.480,81 5.776,42 6.742,39 7.643,67 8.459,45 9.349,06

Lampung 5.621,7 5.948,41 6.515,6 7.667,32 8.430,09 12.978,43

Bangka Belitung 5.841,16 5.804,45 6.712,67 7.556,16 8.673,44 8.655,33

Kep. Riau 7.571,66 7.781,6 9.350,89 10.574,74 11.487,14 9.135,93

DKI Jakarta 5.838,09 6.143,26 7.982,68 9.929,83 11.811,22 12.654,83

Page 30: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

4

Jawa Barat 5.599 5.779,26 6.888,16 7.639,1 8.913,89 9.083,01

Jawa Tengah 5.469,96 5.644,64 6.668,52 7.761,37 8.653,99 8.117,34

DI. Yogyakarta 5.241,32 5.563,05 6.357,81 7.183,22 7.830,38 8.982,15

Jawa Timur 5.240,08 5.578,45 6.673,45 7.798,9 8.537,42 7.521,66

Banten 5.020,62 5.087,39 5.868,78 6.493,79 7.262,23 8.899,08

Bali 5.419,46 5.794,45 7.173,71 8.332,57 9.188,72 9.549,81

NTB 4.843,46 5.133,18 6.185,78 6.609,87 7.418,37 7.587

NTT 5.957,7 6.271,66 7.404,06 8.058,16 9.025,44 9.518,21

Kalimantan Barat 6.387,73 6.579,09 8.162,34 9.116,78 10.293,72 11.016,41

Kalimantan Tengah 6.010,74 6.373,52 9.133,91 10.882,96 10.749,92 10.458,16

Kalimantan Selatan 5.024,82 5.335,93 7.774,83 9.343,89 9.117,71 9.387,5

Kalimantan Timur 5.699,39 6.261,48 7.199,49 8.056,5 8.850,76 9.299,97

Sulawesi Utara 5.684,16 6.431,62 7.288,34 7.677,71 8.726,8 8.865,08

Sulawesi Tengah 4.970,38 5.676,91 6.515 7.014,97 7.834,2 7.502,49

Sulawesi Selatan 4.798,78 5.132,31 5.922,01 6.503,52 7.410,08 7.981,99

Sulawesi Tenggara 4.679,82 5.823,58 6.429,68 6.706,13 8.008,11 8.296,84

Gorontalo 5.645,97 6.406,41 7.174,76 7.613,73 8.186,81 7.888,93

Maluku 6.170,24 6.433,64 7.504,53 8.394,32 9.159,99 9.539,41

Maluku Utara 6.766,44 6.771,75 7.980,56 8.785,25 9.565,95 9.807,03

Papua 7.586,64 7.576,48 7.536,79 9.284,97 9.993,12 8.083,06

Papua Barat 6.533,12 6.674,23 6.977,41 7.551,39 7.920,77 10.155,63

Sumber: Tabel Rata-rata Harga Eceran Beras di Pasar Tradisional di 33 Kota,

2000-2013 (Diolah dari Hasil Survei Harga Konsumen) Badan Pusat Statistik

Republik Indonesia (diolah kembali)

Dari tabel 1.1 dapat dilihat bahwa perkembangan harga rata-rata beras pada

32 provinsi di Indonesia selalu mengalami peningkatan yang signifikan dengan

besaran perubahan harga beras di Indonesia pada angka 10% dalam periode

2008-2013. Hal ini menandakan bahwa tren harga beras di Indonesia itu selalu

naik setiap tahunnya, hal ini disebabkan oleh banyak hal seperti harga

kebutuhan pokok produksi yang selalu meningkat, harga pokok transportasi dan

logistik yang selalu naik. Perubahan harga beras yang paling tertinggi terjadi

pada tahun 2010 sebesar 17,1% mengingat pada tahun 2010 terjadi krisis

Page 31: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

5

keuangan global sehingga banyak harga-harga barang komoditas utama

mengalami kenaikan yang cukup besar, termasuk beras. Sedangkan perubahan

harga beras yang paling terrendah terjadi pada tahun 2013 sebesar 4,2%, hal ini

disebabkan keadaan perekonomian yang sedang stabil menyebabkan perubahan

harga beras pada hampir seluruh provinsi berada di kisaran angka 1-7%.

Seharusnya penentuan harga beras dapat menyesuaikan keadaan ekonomi

masyarakat yang kebanyakan golongan menengah kebawah, ditambah lagi

dengan kondisi produksi yang melimpah, impor yang tersedia, dan kemampuan

Indonesia untuk mengekspor beras jenis-jenis tertentu. Pemerintah sebagai

pengendali pasar dan pihak yang mengatur perdagangan beras di Indonesia, hal

ini sesuai dengan kebijakan pemerintah melalui Undang Undang Pangan No.

12 Tahun 2012, pada pasal 55-57. Adapun yang sesuai dengan penentuan harga

beras, bahkan komoditas pangan pada umumnya berada pada pasal 56 ayat a

dan b yaitu “penetapan harga pada tingkat produsen sebagai pedoman

pembelian pemerintah” dan “penetapan harga pada tingkat konsumen sebagai

pedoman bagi penjualan pemerintah”.

Untuk harga yang dijual kepada masyarakat salah satu pembentuk harganya

melalui HPP yang diatur dalam Impres Nomor 3 Tahun 2012 untuk saat ini.

Harga pembelian gabah dengan kualitas air maksimum 25% dan kadar hampa

kotoran maksimum 10% adalah Rp. 3.300/kg di petani sementara di tingkat

penggilingan dihargai Rp. 3.350/kg untuk jenis gabah kering panen (GKP).

Sementara itu untuk gabah kualitas gabah kering giling (GKG) dengan kadar

Page 32: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

6

air maksimum 14% dan kadar hampa kotoran maksimum 3% adalah Rp.

4.150/kg di gudang perum Bulog. Untuk harga beras dengan kualitas kadar air

maksimum 14%, bulir patah maksimum 2% dan derajat sosoh minimum 95%

adalah Rp. 6.600/kg di gudang perum bulog. (Pada Bisnis Indonesia judul

Harga Beras: HPP dan Gabah Petani Naik Maret 2015, 15 Maret 2015)

Adapun beberapa faktor utama yang menyebabkan harga beras selalu naik

adalah: (1) kondisi Iklim yang tidak menentu, dimana di saat-saat tertentu misal

turunnya hujan pada tahun 2014 yang seharusnya turun pada bulan oktober

justru turun pada bulan November. (2) Banjir yang terjadi dibanyak daerah,

dimana bila sudah datang musim hujan, curah hujan sangat tinggi menyebabkan

banyak daerah terendam banjir, seperti yang terjadi di Serang, Banten akibat

2.300 hektar lahan pertanian terendam banjir potensi produksi gabah kering

giling hilang sebanyak 12.000 ton. (3) dugaan adanya penimbunan beras yang

terjadi di beberapa area pergudangan. Misalnya, penimbunan beras operasi

pasar khusus yang ditemukan di area pergudangan di Pulogadung dan Klender,

Jakarta Timur. Temuan di dapati ketika dilakukan inspeksi mendadak oleh

sejumlah lembaga pemerintahan. Berdasarkan data Kementerian Perindustrian,

terdapat 10.400 gudang penyimpanan yang dikelola swasta di seluruh

Indonesia. Tidak tertutup kemungkinan kegiatan penimbunan juga terjadi oleh

mereka. (4) adanya mafia beras yang juga dilakukan oleh oknum internal Perum

Bulog. Hal ini diperkuat oleh keterangan Menteri Perdagangan Rachmat Gobel

setelah melakukan inspeksi mendadak di salah satu gudang beras di Cakung,

Jakarta Timur. Ditemukan kegiatan pengoplosan antara beras Perum Bulog dan

beras lain, dikemas ulang dan dijual dengan harga yang lebih mahal. Di tempat

terpisah, juga terdapat temuan beras illegal atas nama Perum Bulog yang masuk

ke Pasar Induk Besar Cipinang, Jakarta Timur. (Pada Kompas judul Harga

Beras Naik, Salah Siapa, 15 Maret 2015).

Page 33: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

7

Berdasarkan cuplikan kedua berita diatas dapat menggambarkan keadaan

harga beras di Indonesia memiliki pembentuk harga dasar dari harga penentuan

gabah kering dan harga penentuan gabah giling sehingga harga pokok produksi

beras berada di kisaran harga penentuan gabah kering dan gabah giling. Selain

itu faktor-faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya harga beras di pasar

adalah harga-harga penentu produksi misal perubahan harga pupuk, harga

transportasi, harga bahan bakar minyak, kondisi iklim dan cuaca ekstrim,

bahkan hingga terjadinya penimbunan beras dan adanya mafia beras yang

sangat merugikan pasar.

Sedangkan penentuan harga itu sebenarnya salah satu pengaruhnya

berdasarkan kemampuan produksi beras, mengapa? Karena dengan semakin

besarnya produksi beras (jika seluruh faktor-faktor pengaruh lainnya dianggap

tetap, ceteris paribus), maka dapat diasumsikan harga beras yang dijual kepada

konsumen di pasar akan semakin murah, dikarenakan ketersediaan beras di

pasar melimpah. Sedangkan jika semakin kecil produksi beras (ceteris paribus),

maka dapat diasumsikan harga beras yang dijual kepada konsumen di pasar

akan semakin mahal dikarenakan ketersediaan pasar di pasar terbatas.

Menurut I Gusti Ngurah Agung (2008: 9) produksi dapat didefinisikan

sebagai hasil dari suatu proses atau aktifitas ekonomi dengan memanfaatkan

beberapa masukan (input), oleh karena itu kegiatan produksi tersebut adalah

mengkombinasikan berbagai input untuk menghasilkan output. Menurut Ari

Page 34: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

8

Sudarman (2001: 119) produksi meliputi semua aktivitas dan tidak hanya

mencakup pembuatan barang-barang yang dapat dilihat. Menulis buku, memberi

nasehat, pertunjukkan bioskop dan jasa bank adalah termasuk dalam pengertian

produksi. Tetapi akan sedikit mengalami kesulitan untuk menunjukkan secara

pasti faktor-faktor produksi seperti yang dicontohkan tadi, namun jelas bahwa

dalam proses produksi seperti ini diperlukan beberapa keterampilan baik bersifat

teknis maupun intelektual.

Sadono Sukirno (2009: 193) menyatakan bahwa fungsi produksi adalah

hubungan diantara faktor- faktor produksi dan tingkat produksi yang

diciptakannya. Adapun menurut Prathama Rahardja dan Mandala Manurung

(2006: 109) menyatakan bahwa ekonom membagi faktor produksi barang

menjadi barang modal (capital) dan tenaga kerja (labour).

Tabel 1.2

Jumlah Produksi Beras pada 32 Provinsi di Indonesia Tahun 2008-2013

Per Ton

Produksi Tahun

2008 2009 2010 2011 2012 2013

ACEH 1.556.858 1.402.287 1.582.393 1.772.962 1.788.738 1.956.940

SUMATERA UTARA 3.527.899 3.340.794 3.582.302 3.607.403 3.715.514 3.727.249

SUMATERA BARAT 2.105.790 1.965.634 2.211.248 2.279.602 2.368.390 2.430.384

RIAU 531.429 494.260 574.864 535.788 512.152 434.144

JAMBI 644.947 581.704 628.828 646.641 625.164 664.535

SUMATERA SELATAN 3.125.236 2.971.286 3.272.451 3.384.670 3.295.247 3.676.723

BENGKULU 510.160 484.900 516.869 502.552 581.910 622.832

LAMPUNG 2.673.844 2.341.075 2.807.676 2.940.795 3.101.455 3.207.002

KEP. BANGKA BELITUNG

19.864 15.079 22.259 15.211 22.395 28.480

KEP. RIAU 430 404 1.246 1.223 1.323 1.370

Page 35: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

9

DKI JAKARTA 11.013 8.352 11.164 9.516 11.044 10.268

JAWA BARAT 11.322.68

1 10.111.06

9 11.737.07

0 11.633.89

1 11.271.86

1 12.083.16

2

JAWA TENGAH 9.600.415 9.136.405 10.110.83

0 9.391.959

10.232.934

10.344.816

DI YOGYAKARTA 837.930 798.232 823.887 842.934 946.224 921.824

JAWA TIMUR 11.259.08

5 10.474.77

3 11.643.77

3 10.576.54

3 12.198.70

7 12.049.34

2

BANTEN 1.849.007 1.818.166 2.048.047 1.949.714 1.865.893 2.083.608

BALI 878.764 840.465 869.161 858.316 865.553 882.092

NUSA TENGGARA BARAT

1.870.775 1.750.677 1.774.499 2.067.137 2.114.231 2.193.698

NUSA TENGGARA TIMUR

607.359 577.895 555.493 591.371 698.566 729.666

KALIMANTAN BARAT 1.300.798 1.321.443 1.343.888 1.372.988 1.300.100 1.441.876

KALIMANTAN TENGAH

578.761 522.732 650.416 610.236 755.507 812.652

KALIMANTAN SELATAN

1.956.993 1.954.284 1.842.089 2.038.309 2.086.221 2.031.029

KALIMANTAN TIMUR 555.560 586.031 588.879 552.616 561.959 439.439

SULAWESI UTARA 549.087 520.193 584.030 596.223 615.062 638.373

SULAWESI TENGAH 953.396 985.418 957.108 1.041.789 1.024.316 1.031.364

SULAWESI SELATAN 4.324.178 4.083.356 4.382.443 4.511.705 5.003.011 5.035.830

SULAWESI TENGGARA 407.367 405.256 454.644 491.567 516.291 561.361

GORONTALO 256.934 237.873 253.563 273.921 245.786 295.913

MALUKU 89.875 75.826 83.109 87.468 84.271 101.835

MALUKU UTARA 46.253 51.599 55.401 61.430 65.686 72.445

PAPUA BARAT 36.985 39.537 34.254 29.304 30.245 29.912

PAPUA 98.511 85.699 102.610 115.437 138.032 169.791

Sumber: Tabel Produksi Produk Pangan Beras Tahun 2008-2013 Badan

Pusat Statistik Republik Indonesia (diolah kembali)

Berdasarkan data diatas dapat diketahui bahwa perubahan produksi beras

pada 32 provinsi di Indonesia cenderung fluktuatif. Seperti yang terjadi pada

kurun waktu 2008-2009 perubahan produksi beras berada pada angka -0,05%,

lain hal pada kurun waktu 2009-2010 terjadi peningkatan kapasitas produksi

Page 36: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

10

beras berada pada angka 16,17%. Namun, pada kurun waktu 2010-2011

perubahan produksi beras berada pada angka 0,4%, hal ini disebabkan

banyaknya daerah-daerah yang mengalami penurunan kapasitas produksi

seperti provinsi Bangka Belitung pada angka -31,66%, DKI Jakarta pada angka

-14,76% dan Papua Barat pada angka -14,45%. Sedangkan pada kurun waktu

2011-2012 perubahan produksi beras berada pada angka 6,13%, hal ini

disebabkan meningkatnya kapasitas produksi pada banyak provinsi di

Indonesia seperti pada provinsi Bengkulu pada angka 15,79%, Bangka Belitung

pada angka 47,22%, DKI Jakarta pada angka 16,05%, DI Yogyakarta pada

angka 12,25%, Jawa Timur pada angka 15,33%, NTT pada angka 18,12%,

Kalimantan Tengah pada angka 23,8%, dan Papua Barat pada angka 19,57%.

Lain lagi pada kurun waktu 2012-2013 perubahan produksi beras mengalami

penurunan, yaitu pada angka 4,89%. Penurunan perubahan ini disebabkan oleh

menurunnya kapasitas produksi beras pada banyak provinsi di Indonesia seperti

pada provinsi Riau pada angka -15,23% dan Kalimantan Timur pada angka -

21,8%.

Adapun bila produksi nasional tidak mencukupi kebutuhan nasional maka

pemerintah umumnya melakukan impor. Adapun kebijakan ini diambil selain

menutupi defisit antara produksi dan konsumsi nasional, impor juga digunakan

pemerintah sebagai salah satu cara dalam menekan tingginya harga beras yang

ditawarkan kepada pasar. Menurut Suherman Rosyidi dalam bukunya Pengantar

Page 37: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

11

Teori Ekonomi: Pendekatan Kepada Teori Ekonomi (2001: 223-224)

Kemampuan suatu bangsa untuk mengimpor sangat tergantung pada pendapatan

nasionalnya. Artinya, semakin besar pendapatan nasional, semakin besar pula

kemampuan bangsa tersebut mengimpor barang dan jasa. Jadi: M = f(Y). Tetapi

harus diingat, bahwa hubungan antara impor, M, dengan pendapatan nasional,

Y, itu tidaklah berupa hubungan proporsional. Artinya, tidak dapat ditarik

kesimpulan bahwa jika pendapatan nasional bertambah menjadi dua kali lipat,

misalnya, maka impor akan menjadi dua kali lipat.

Tabel 1.3

Jumlah Impor Beras pada 32 Provinsi di Indonesia Tahun 2008-2013

Per Ton

Provinsi 2008 2009 2010 2011 2012 2013

Aceh 15.900 0 14.750 31.400 4.600 0

Sumatera Utara 45.100,4 26.395,6 92.672,6

5 358.693,89 103.175,3 47.566

Sumatera Barat 23.000 0 10.500 44.250 25.050 0

Riau 21.500 0 10.951,1

4 86.853,12 18.501 0

Jambi 0 0 0 0 0 0

Sumatera Selatan 0 0 0 43.550 22.900 0

Bengkulu 0 0 0 0 0 0

Lampung 6.200 25.499,9

9 77.408,2

0 205.495,99 88.007,79 49.616,15

Bangka Belitung 0 0 0 0 0 0

Kep Riau 0 0 0 0 0 0

DKI Jakarta 66.975,9 105.289,

8 262.484,

8 1.001.298,8

6 749.936,7 221.537,0

6

Jawa Barat 0 0 0 0 0 0

Jawa Tengah 30.716,9

1 418,02 2.481,90 3.955 612 2.640

DI Yogyakarta 0 0 0 0 0 0

Page 38: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

12

Jawa Timur 80.296,1

9 92.869,6

9 116.368,

4 605.533,84 588.174,8 151.305,4

Banten 0 0 9.650 135.780 109.464,3

5 0

Bali 0 0 8.450 12.894,36 9.600 0

NTB 0 0 0 22.200 0 0

NTT 0 0 27.264,4

0 23.900 34.731,8 0

Kalimantan Barat 0 0 0 0 0 0

Kalimantan Tengah 0 0 0 0 0 0

Kalimantan Selatan 0 0 0 0 0 0

Kalimantan Timur 0 0 3.900 18.750 8.600 0

Sulawesi Utara 0 0 12.000 82.600 26.767,9 0

Sulawesi Tengah 0 0 10.500 18.950 0 0

Sulawesi Selatan 0 0 0 0 0 0

Sulawesi Tenggara 0 0 0 3.600 0 0

Gorontalo 0 0 0 0 0 0

Maluku 0 0 12.000 24.671,09 13.650 0

Maluku Utara 0 0 0 0 0 0

Papua 0 0 12.200 15.400 0 0

Papua Barat 0 0 0 10.700 6.600 0

Sumber: Buku Statistik Perdagangan Luar Negeri Impor Jilid III 2008-2013

Badan Pusat Statistik Republik Indonesia (diolah kembali)

Berdasarkan data impor diatas dapat diketahui bahwa perubahan impor

pada 32 provinsi di Indonesia secara umum terjadi penurunan, namun tren

kenaikan sangat signifikan terjadi pada kurun waktu 2010-2011 yaitu pada

angka 302,36%. Tingginya kenaikan jumlah impor beras di Indonesia pada

kurun waktu 2010-2011 disebabkan terjadinya penurunan kapasitas produksi

beras di Indonesia pada kurun waktu yang sama, sehingga pemerintah

mengantisipasi adanya kelangkaan beras dan tingginya harga beras dengan

Page 39: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

13

meningkatkan jumlah impor beras. Pada kurun waktu 2008-2009 terjadi

penurunan jumlah impor beras pada angka -13,53% dikarenakan meningkatnya

kapasitas produksi beras di waktu yang sama. Sedangkan pada kurun waktu

2009-2010 terjadi peningkatan jumlah impor sebesar 172,91%. Adapun pada

kurun waktu 2011-2012 terjadi penurunan jumlah impor beras sangat besar,

yaitu pada angka -34,17%. Penurunan jumlah impor beras ini disebabkan

meningkatnya kapasitas produksi beras di Indonesia pada kurun waktu yang

sama. Seperti pada kurun waktu sebelumnya, pada kurun waktu 2012-2013

terjadi kembali penurunan jumlah impor beras namun dengan jumlah

perubahan yang jauh lebih besar yaitu pada angka -73,89%. Hal ini disebabkan

adanya peningkatan kapasitas produksi beras di Indonesia pada kurun waktu

yang sama.

Selain produksi dan impor, harga dapat dipengaruhi oleh tingkat konsumsi

dikarenakan apabila tingkat konsumsi tinggi namun kapasitas produksinya

tidak dapat memenuhi konsumsi maka dapat diasumsikan harga beras akan

meningkat tajam karena ketidaktersediaannya beras dipasar. Pernyataan ini

diperkuat menurut Ratih Kumala Sari (2014) yaitu “meskipun jumlah produksi

beras terus meningkat belum tentu dapat memenuhi kebutuhan beras di dalam

negeri. Sebab jumlah penduduk Indonesia tiap tahun terus meningkat per

tahunnya, sedangkan produksi yang dihasilkan kurang mencukupi tingkat

konsumsi masyarakat Indonesia”.

Page 40: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

14

Tabel 1.4

Jumlah Konsumsi Beras pada 32 Provinsi di Indonesia Tahun 2010-2013

Per Ton

Propinsi Agregat Konsumsi Beras Per Provinsi 2010-2013 (per Ton)

2008 2009 2010 2011 2012 2013

ACEH 693.683,2 716.679 730.095,2 739.396,8 754.322,6 754.504,2

SUMATERA UTARA

2.050.044 2.091.021,

2 2.103.024,

7 2.116.365,

2 2.145.046,

5 2.131.308,

4

SUMATERA BARAT

761.834,9 778.953,4 785.331,3 789.677,1 799.933,0 794.557,4

RIAU 833.758,9 872.299,3 899.871,2 916.634,3 940.539,6 946.176,5

JAMBI 474.645,5 491.387,6 501.612,6 507.060,7 516.272,1 515.345,0

SUMATERA SELATAN

1.159.429,5

1.191.642,5

1.207.640,8

1.216.346,9

1.234.135,2

1.227.741,4

BENGKULU 267.854,6 274.792,8 277.972,4 280.615,4 285.356,7 284.544,6

LAMPUNG 1.197.798,

1 1.223.473,

4 1.232.240,

4 1.238.341,

6 1.253.492,

8 1.243.957,

2

KEP. BANGKA BELITUNG

185.667,2 193.366,2 198.572,5 201.409,2 205.830,5 206.241,5

KEP. RIAU 246.024,9 261.107,8 273.242,9 279.943,1 288.780,3 291.915,4

DKI JAKARTA 1.507.406,

1 1.542.371,

9 1.556.103

1.561.089,3

1.577.740,7

1.563.536,6

JAWA BARAT 6.692.117 6.881.551,

7 6.977.492,

7 7.033.602

7.142.075,9

7.110.603,1

JAWA TENGAH 5.180.631,

3 5.245.470,

3 5.236.924,

8 5.238.591,

8 5.279.138,

5 5.216.697,

4

DI YOGYAKARTA 546.267,1 556.849,2 559.705,7 561.871,1 568.329,6 563.772,7

JAWA TIMUR 5.951.624,

4 6.049.794,

4 6.063.675,

2 6.057.435

6.096.301,3

6.016.336

BANTEN 1.625.179,

1 1.684.464,

4 1.725.298,

0 1.751.853,

3 1.791.554,

2 1.796.046,

4

BALI 601.837,3 620.454,3 630.712,1 633.521,7 641.072,6 636.132,1

NUSA TENGGARA BARAT

709.594,6 724.291,5 728.965,3 733.441,9 743.396 738.774,5

NUSA TENGGARA TIMUR

726.057,9 747.906,3 759.650,2 766.545,9 779.295,5 776.914,6

KALIMANTAN BARAT

696.796 709.361,8 712.065,1 718.570,7 730.405,6 727.890,8

Page 41: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

15

KALIMANTAN TENGAH

344.580,6 353.937,7 358.469,9 364.191,7 372.721,9 373.982,3

KALIMANTAN SELATAN

562.888 579.352,4 587.969,5 594.574,9 605.525,0 604.484,7

KALIMANTAN TIMUR

532.278 558.213,9 577.235,4 588.107,8 603.477,3 607.041,0

SULAWESI UTARA

357.088,1 364.891,5 367.654,4 369.122,1 373.313,8 370.171,4

SULAWESI TENGAH

409.217,3 421.015,5 427.103,5 431.056,0 438.233,7 436.838,0

SULAWESI SELATAN

1.266.495.2

1.292.725,8

1.301.067,7

1.305.606,0

1.319.836,6

1.308.240,1

SULAWESI TENGGARA

346.065,4 356.514,6 362.150,2 367.281,2 375.233,5 375.864,2

GORONTALO 160.563,8 165.717,2 168.646,2 170.098,1 172.826,6 172.194,6

MALUKU 234.345,9 243.211,7 248.885,4 251.433,3 255.888,3 255.375

MALUKU UTARA 159.645,2 165.123,3 168.404 170.834,4 174.554,4 174.845

PAPUA BARAT 114.147 119.584,7 123.530,7 125.820,7 129.104 129.898,7

PAPUA 411.390,6 438.640,6 461.162 466.673,2 475.749,1 475.574

Sumber: Tabel Jumlah Penduduk Indonesia Tahun 2000-2010 Badan Pusat

Statistik Republik Indonesia, Tabel Laju Pertumbuhan Penduduk per Tahun

menurut Provinsi di Indonesia Tahun 1971-2010 Badan Pusat Statistik

Republik Indonesia, Tabel Proyeksi Jumlah Penduduk Indonesia Tahun 2010-

2013 Badan Pusat Statistik Republik Indonesia dan Tabel Perkembangan

Konsumsi Rumah Tangga per Kapita di Indonesia Kelompok Padi-padian

Komoditi Beras Departemen Pertanian Republik Indonesia Tahun 1993-2013

(diolah kembali).

Berdasarkan data diatas dapat kita cermati bahwa perubahan tingkat

konsumsi beras pada 32 provinsi di Indonesia tahun 2008-2013 fluktuatif di tiap

tahunnya. Yaitu pada kurun waktu 2008-2009 perubahan tingkat konsumsi

beras berada pada angka 3,1%, sedangkan pada kurun waktu 2009-2010

perubahan tingkat konsumsi beras berada pada angka -99,89%, penurunan

tingkat konsumsi beras yang sangat signifikan ini disebabkan oleh terjadinya

Page 42: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

16

kenaikan harga BBM pada saat itu menganggu pola konsumsi masyarakat

Indonesia khususnya pada bidang pangan. Lain halnya pada kurun waktu 2010-

2011 perubahan tingkat konsumsi beras berada pada angka 0,9%, hal ini

disebabkan pada tahun 2010 terjadi krisis keuangan global yang memiliki

pengaruh terhadap perekonomian di Indonesia khususnya harga minyak dunia,

sehingga memicunya kenaikan harga BBM (Bahan Bakar Minyak) di

Indonesia. Dengan kenaikan harga BBM tersebut akhirnya berdampak terhadap

kenaikan harga barang dan jasa sehingga mengurangi daya belanja masyarakat.

Sedangkan pada kurun waktu 2011-2012 terjadi kenaikan tingkat konsumsi

beras berada pada angka 1,7%, hal ini disebabkan memulihnya keadaan

perekonomian di Indonesia serta bertahannya perekonomian Indonesia dalam

menghadapi krisis keuangan global pada tahun 2010. Sedangkan pada kurun

waktu 2012-2013 terjadi penurunan tingkat konsumsi beras yang signifikan

sehingga berada pada angka -0,2%. Hal ini disebabkan terjadinya penurunan

kapasitas produksi beras di Indonesia pada kurun waktu 2012-2013.

Berdasarkan pemaparan masalah-masalah diatas, pada 32 provinsi di

Indonesia terjadi fenomena bahwa harga beras itu cenderung selalu naik

walaupun keadaan produksi beras yang cenderung fluktuatif, impor beras yang

cenderung menurun dan konsumsi beras yang cenderung fluktuatif. Padahal

dengan keadaan diatas dapat di asumsikan harga beras itu cenderung stabil

bahkan mengalami penurunan. Oleh karena itu, diperlukan penelitian lebih

Page 43: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

17

lanjut mengenai masalah ini dengan judul penelitian “Pengaruh Produksi

Beras, Impor Beras dan Konsumsi Beras Terhadap Harga Beras di

Indonesia Tahun 2008-2013 (Studi Kasus 32 Provinsi)”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang sudah diuraikan diatas mengenai Produksi

Beras, Impor Beras dan Konsumsi Beras terhadap Harga Beras di Indonesia

Tahun 2008-2013. Sesuai dengan yang diuraikan diatas, maka dapat

dirumuskan permasalahan yang dapat dikaji dalam penelitian ini yaitu:

1. Seberapa besar pengaruh Produksi Beras terhadap Harga Beras di

Indonesia Tahun 2008-2013 secara parsial?

2. Seberapa besar pengaruh Impor Beras terhadap Harga Beras di Indonesia

Tahun 2008-2013 secara parsial?

3. Seberapa besar pengaruh Konsumsi Beras terhadap Harga Beras di

Indonesia Tahun 2008-2013 secara parsial?

4. Seberapa besar pengaruh Produksi Beras, Impor Beras dan Konsumsi

Beras terhadap Harga Beras di Indonesia Tahun 2008-2013 secara

simultan?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk menganalisis dan mengetahui seberapa besarnya pengaruh

Produksi Beras terhadap Harga Beras secara parsial di Indonesia Tahun

2008-2013.

Page 44: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

18

2. Untuk menganalisis dan mengetahui seberapa besarnya pengaruh Impor

Beras terhadap Harga Beras secara parsial di Indonesia Tahun 2008-2013.

3. Untuk menganalisis dan mengetahui seberapa besarnya pengaruh

Konsumsi Beras terhadap Harga Beras secara parsial di Indonesia Tahun

2008-2013.

4. Untuk menganalisis dan mengetahui seberapa besarnya pengaruh secara

simultan Produksi Beras, Impor Beras dan Konsumsi Beras terhadap

Harga Beras di Indonesia Tahun 2008-2013.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan sebagai berikut:

1. Kegunaan praktis dalam menggambarkan keadaan perberasan di

Indonesia sehingga dapat menjadi informasi dan masukan tambahan bagi

pemerintah khususnya yang menangani bidang pertanian dalam mengatasi

masalah perberasan.

2. Kegunaan ilmiah untuk memberikan sumbangan pemikiran untuk

kemajuan ilmu pengetahuan khususnya dalam pengembangan teori-teori

aplikasi ekonomi makro.

Page 45: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

19

BAB II

KERANGKA TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Teori Harga

Harga adalah satuan nilai yang diberikan pada suatu komoditi sebagai

informasi kontraprestasi dari produsen/pemilik komoditi. Dalam teori

ekonomi disebutkan bahwa harga barang dan jasa yang pasarnya

kompetitif, maka tinggi rendahnya harga ditentukan oleh permintaan dan

penawaran pasar. Dalam kenyataannya, penentuan harga pada komoditi

beras di Indonesia ditentukan batasan-batasan tertentu oleh pemerintah.

Hal ini sesuai dengan kebijakan pemerintah melalui Undang Undang

Pangan No. 12 Tahun 2012, pada pasal 55-57. Adapun yang sesuai dengan

penentuan harga beras, bahkan komoditas pangan pada umumnya berada

pada pasal 56 ayat a dan b yaitu “penetapan harga pada tingkat produsen

sebagai pedoman pembelian pemerintah” dan “penetapan harga pada

tingkat konsumen sebagai pedoman bagi penjualan pemerintah”.

Walaupun pemerintah melakukan penentuan harga, mekanisme

permintaan dan penawaran sangat menentukan harga beras di Indonesia

walau berada pada koridor penentuan harga yang ditentukan, atau biasa

kita dengar dengan istilah penentuan harga dasar dan harga atas. Sehingga

Page 46: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

20

dengan adanya penentuan harga dasar dan harga atas, diharapkan produsen

(khususnya petani) tetap menjual hasil produksi dengan harga yang layak

namun tidak mencekik konsumen untuk membeli beras.

Selalu dalam asumsi konsumen berusaha mendapatkan barang dengan

harga yang lebih murah, sedangkan dalam asumsi penjual berusaha

menawarkan barang dengan harga yang lebih mahal dengan harapan

keuntungan yang besar. Kedua asumsi ini bertemu dalam kegiatan jual beli,

sehingga terjadi proses tawar-menawar yang nantinya terjadi kesepakatan

bersama atas harga barang. Kesepakatan harga yang telah disetujui pihak

konsumen dan penjual disebut dengan harga pasar. Pada harga tersebut

jumlah barang yang ditawarkan sama dengan jumlah barang yang diminta.

Dengan pernyataan tersebut dapat diketahui bahwa harga pasar disebut

juga dengan harga keseimbangan (equilibrium).

Harga suatu barang dan jumlah barang tersebut yang diperjualbelikan,

ditentukan oleh permintaan dan penawaran barang tersebut. Dan juga

keadaan di suatu pasar dikatakan dalam keseimbangan atau ekuilibrium

apabila jumlah yang ditawarkan pada penjual pada suatu harga tertentu

adalah sama dengan jumlah yang diminta para pembeli pada harga

tersebut. Dengan demikian harga suatu barang dan jumlah barang yang

diperjualbelikan dapat ditentukan dengan melihat keadaan keseimbangan

dalam suatu pasar (Sadono Sukirno, 2009: 90).

Page 47: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

21

Menurut Winardi (1987: 13) bahwa harga menerangkan komposisi atau

alokasi produksi total. Menurut Pindyck (2009: 5) harga merupakan salah

satu penentu dari situasi-tukar dalam setiap pilihan manusia. Seperti

seorang konsumen yang melakukan situasi-tukar antara daging sapi dan

ayam tidak hanya pada preferensinya, tetapi juga berdasarkan harganya.

Begitu juga, para pekerja melakukan situasi-tukar antara kerja dan istirahat

sebagian berdasarkan pada “harga” yang mereka peroleh dari pekerjaan

mereka – yaitu upah. Dan perusahaan memutuskan apakah akan

memperkerjakan karyawan lebih banyak atau membeli mesin lebih banyak

sebagian juga didasarkan pada tingkat upah dan harga mesin.

Suherman dalam bukunya Pengantar Teori Ekonomi: Pendekatan

Kepada Teori Ekonomi (2001: 238) mengatakan mengapa suatu barang

memiliki harga? Haruskah setiap barang memiliki harga? Jawabannya

bahwa tidak semua barang memiliki harga, karena yang memiliki harga

hanya barang ekonomis (economic goods), tetapi barang-barang bebas

(free goods) tidak ada harga. Sedangkan mengapa barang-barang memiliki

harga karena dalam satu sisi barang tersebut berguna atau memiliki

manfaat, selain itu dipihak lain jumlahnya jarang (scare/langka). Oleh

karena itu harga sendiri dibentuk oleh bersatunya dua jenis kekuatan:

kegunaan dan kelangkaan.

Teori Cobweb menjelaskan mengenai harga produk pertanian yang

Page 48: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

22

menunjukkan fluktuasi tertentu dari musim ke musim. Penyebab fluktuasi

tersebut adalah reaksi yang terlambat (time lag) dari produsen (petani)

terhadap harga.

Gambar 2.1

Kurva Cobweb

Misalkan, pada musim pertama (musim 1) jumlah produk pertanian

yang dihasilkan sebanyak Q1. Kita telah mengetahui bahwa barang-barang

hasil pertanian merupakan barang non durable (tidak tahan lama). Itulah

sebabnya jumlah Q1 tadi harus terjual habis pada musim itu juga dengan

harga P1 (berdasarkan kurva permintaan D). Untuk selanjutnya, para

petani mungkin sekali mendasarkan keputusannya untuk berproduksi pada

harga yang berlaku di pasar (P1), sehingga jumlah yang ditawarkan pada

musim berikutnya (musim 2) adalah sebanyak Q2 (sesuai dengan hukum

penawaran), dengan anggapan bahwa harga tetap pada P1. Namun, dengan

Page 49: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

23

jumlah sebanyak Q2 di pasar, maka harga yang terjadi pada musim 2

adalah P2. Kemudian, petani merencanakan berproduksi selanjutnya

sebanyak Q3 pada musim 3, berdasarkan harga yang berlaku (P2). Hasil

panen sebanyak Q3 ini akan menyebabkan harga naik menjadi P3. Dengan

harga P3 ini pulalah petani membuat rencana produksi Q4 pada musim 4,

dan begitu seterusnya. Apabila proses ini terus berlangsung, fluktuasinya

akan semakn mengecil dan akhirnya terjadi keseimbangan (equilibrium),

di mana harga keseimbangannya Pe dan jumlah yang diproduksi (dan

dikonsumsi) sebanyak Qe. Pada tingkat ini terjadi kestabilan. Dalam

proses tersebut tingkat harga menunjukkan fluktuasi (naik turun) dari satu

musim ke musim berikutnya. Proses ini dinamakan Cobweb atau sarang

laba-laba, karena gambarnya memang menyerupai sarang laba-laba.

(Prathama Rahardja dan Mandala Manurung, 2006: 70-71).

2. Teori Produksi

Produksi adalah suatu proses dimana sumber daya (masukan) diolah

sedemikian rupa agar menghasilkan produk (keluaran) dengan nilai tambah

yang lebih besar daripada bentuk sebelumnya.

Menurut I Gusti Ngurah Agung (2008: 9) produksi dapat didefinisikan

sebagai hasil dari suatu proses atau aktifitas ekonomi dengan

memanfaatkan beberapa masukan (input), oleh karena itu kegiatan produksi

tersebut adalah mengkombinasikan berbagai input untuk menghasilkan

Page 50: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

24

output. Menurut Ari Sudarman (2001: 119) produksi meliputi semua

aktivitas dan tidak hanya mencakup pembuatan barang-barang yang dapat

dilihat. Menulis buku, memberi nasehat, pertunjukkan bioskop dan jasa

bank adalah termasuk dalam pengertian produksi. Tetapi akan sedikit

mengalami kesulitan untuk menunjukkan secara pasti faktor-faktor

produksi seperti yang dicontohkan tadi, namun jelas bahwa dalam proses

produksi seperti ini diperlukan beberapa keterampilan baik bersifat teknis

maupun intelektual.

Menurut Denny Afrianto pada skripsinya (2010: 31-32), Pada dasarnya

faktor-faktor produksi meliputi :

a. Faktor Produksi Alam

Sumber-sumber alam merupakan dasar untuk kegiatan disektor

pertanian, kehewanan, perikanan dan di sektor pertambangan.

Sektor-sektor itu lazim disebut produksi primer (industri pabrik

dipandang sebagai produksi sekunder). Faktor produksi ini terdiri

dari :

1) Tanah dan keadaan iklim

2) Kekayaan hutan

3) Kekayaan di bawah tanah (bahan pertambangan)

4) Kekayaan air; sebagai sumber tenaga penggerak, untuk

pengangkutan, sebagai sumber bahan makanan (perikanan),

sebagai sumber pengairan dll.

Page 51: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

25

b. Tenaga Kerja

Yang termasuk tenaga kerja yaitu semua yang bersedia dan

sanggup bekerja. Golongan ini meliputi yang bekerja untuk

kepentingan sendiri baik anggota-anggota keluarga yang tidak

menerima bayaran berupa uang maupun mereka yang bekerja

untuk gaji dan upah. Juga yang menganggur, tetapi yang

sebenarnya bersedia dan mampu untuk bekerja.

c. Modal

Modal, yaitu barang-barang yang dihasilkan untuk

dipergunakan selanjutnya dalam produksi barang-barang lain.

Barang-barang modal terutama terdiri atas peralatan yang sangat

berguna dalam proses produksi. Peralatan modal tersebut meliputi:

mesin-mesin, alat-alat besar, gedung-gedung dsb.

Sadono Sukirno (2009: 193) menyatakan bahwa fungsi produksi adalah

hubungan diantara faktor- faktor produksi dan tingkat produksi

yang diciptakannya. Adapun menurut Prathama Rahardja dan Mandala

Manurung (2006: 107) menyatakan bahwa ekonom membagi faktor

produksi barang menjadi barang modal (capital) dan tenaga kerja (labour).

Hubungan matematis penggunaan hal-hal berhubungan dengan produksi

yang menghasilkan output maksimum disebut fungsi produksi sebagai

berikut.

Page 52: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

26

Q = f(K,L)

Dimana

Q = tingkat output.

K = barang modal.

L = tenaga kerja/buruh.

Dalam Skripsi Denny Afrianto (2010: 33) bahwa pada produksi bidang

pertanian, faktor produksinya sangat menentukan besar kecilnya produksi

yang akan diperoleh. Untuk menghasilkan produksi (output) yang optimal

maka penggunaan faktor produksi tersebut dapat digabungkan. Dalam

berbagai literatur menunjukkan bahwa faktor produksi lahan, modal untuk

membeli bibit, pupuk, obat-obatan, tenaga kerja dan aspek manajemen

adalah faktor produksi terpenting diantara faktor produksi yang lain

(Soekartawi, 1991), seperti tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, tingkat

keterampilan dan lain-lain.

Dalam praktek, faktor-faktor produksi yang mempengaruhi produksi ini

dibedakan atas dua kelompok (Soekartawi, 1991):

a. Faktor biologis, seperti lahan pertanian dengan macam dan

tingkat kesuburannya, bibit, varietas, pupuk, obat-obatan, gulma dan

lain sebagainya.

Page 53: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

27

b. Faktor sosial ekonomi, seperti biaya produksi, harga tenaga kerja,

tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, resiko dan ketidakpastian,

kelembagaan, tersedianya kredit dan sebagainya.

3. Hubungan antara produksi dan harga

Hubungan antara produksi dengan harga dapat dijelaskan dengan teori

biaya produksi. Biaya produksi merupakan nilai yang dikeluarkan untuk

memproduksi suatu barang. Semakin banyak biaya yang dikeluarkan untuk

memproduksi maka akan semakin besar harga yang ditetapkan untuk

barang tersebut. Oleh karena itu, biaya produksi dapat disebut sebagai salah

satu variabel pembentuk harga barang.

Berhubungan dengan konsep biaya produksi, Prathama Rahardja dan

Mandala Manurung (2006: 134) berpendapat bahwa biaya produksi

berhubungan dengan dua konsep biaya. Yaitu, biaya eksplisit (explicit cost)

dan biaya implisit (implicit cost). Biaya eksplisit adalah biaya-biaya yang

secara eksplisit terlihat, terutama melalui laporan keuangan seperti biaya

listrik, telepon, air, pembayaran upah buruh dan gaji karyawan. Sedangkan

biaya implisit adalah biaya kesempatan (opportunity cost).

Perilaku biaya juga berhubungan dengan dengan periode produksi.

Dalam jangka pendek ada faktor produksi tetap yang menimbulkan biaya

tetap, yaitu biaya produksi yang besarnya tidak tergantung pada tingkat

produksi. Dalam jangka panjang, karena semua faktor produksi adalah

Page 54: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

28

variabel, biaya juga variabel. Artinya besarnya biaya produksi dapat

disesuaikan dengan tingkat produksi (Prathama Rahadja dan Mandala

Manurung, 2006: 135). Oleh karena itu, biaya produksi terbagi menjadi dua

periode yaitu biaya produksi jangka pendek dan biaya produksi jangka

panjang.

a. Biaya Produksi Jangka Pendek

Pada biaya produksi jangka pendek, hal yang berhubungan adalah

seperti biaya total, biaya tetap, biaya variabel, biaya rata-rata, biaya

marginal. Biaya total jangka pendek (total cost) sama dengan biaya tetap

ditambah biaya variabel. Biaya tetap (fixed cost) adalah biaya yang

besarnya tidak tergantung pada jumlah produksi, contohnya biaya

barang modal, gaji pegawai, bunga pinjaman, sewa gedung kantor.

Bahkan pada saat perusahaan tidak berproduksi (Q=0), biaya tetap harus

dikeluarkan dengan jumlah sama. Biaya variabel (variable cost) adalah

biaya yang besarnya tergantung pada tingkat produksi, contohnya upah

buruh, biaya bahan baku.

TC = FC + VC

Dimana: TC = biaya total jangka pendek

FC = biaya tetap jangka pendek

VC = biaya variabel jangka pendek

Page 55: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

29

Gambar 2.2

Kurva Biaya Total, Biaya Tetap dan Biaya Variabel

Kurva FC mendatar menunjukkan bahwa besarnya biaya tetap tidak

tergantung pada jumlah produksi. Kurva VC membentuk huruf S

terbalik, menunjukkan hubungan terbalik antara tingkat produktifitas

dengan besarnya biaya. Kurva TC sejajar dengan VC menunjukkan

bahwa dalam jangka pendek perubahan biaya total semata-mata

ditentukan oleh perubahan biaya variabel (Prathama Rahadja dan

Mandala Manurung, 2006: 135-136).

Biaya rata-rata adalah biaya yang harus dikeluarkan untuk

memproduksi satu unit output. Besarnya biaya rata-rata adalah biaya

total dibagi dengan jumlah output. Karena dalam jangka pendek TC =

FC + VC, maka biaya rata-rata (average cost) sama dengan biaya tetap

Page 56: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

30

rata-rata (average fixed cost) ditambah biaya variabel rata-rata (average

variable cost).

AC = AFC +AVC

Atau

𝑇𝐶

𝑄=

𝐹𝐶

𝑄+

𝑉𝐶

𝑄

Dimana: AC = biaya rata-rata jangka pendek

AFC = biaya tetap rata-rata jangka pendek

AVC = biaya variabel rata-rata jangka pendek.

Gambar 2.3

Kurva Biaya Rata-rata

Kurva AFC terus menurun, menunjukkan bahwa AFC makin menurun

bila produksi ditambah. Tetapi kurva AFC tidak pernah menyentuh

sumbu horizontal (asimptot). Artinya nilai AFC tidak pernah negatif.

Page 57: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

31

Kurva AC mula-mula menurun lalu naik, sepola dengan pergerakan

AVC. Pola ini berkaitan dengan hukum LDR (law diminishing return).

Kurva AVC juga mula-mula menurun selanjutnya menaik dan terus

mendekati kurva AC, namun tidak pernah bersentuhan (asimptot).

Makin kecil jarak AVC dengan AC karena makin mengecilnya AFC.

Pergerakan kurva AVC berkaitan dengan pergerakan kurva AP

(average product). Bila harga per unit tenaga kerja adalah P, maka AVC

= P/AP. Dari persamaan ini terlihat pada saat nilai AP meningkat, nilai

AVC menurun. Begitu pula sebaliknya (Prahatma Rahadja dan Mandala

Manurung, 2006: 136-137).

Biaya marginal (Marginal Cost) adalah tambahan biaya karena

menambah produksi sebanyak satu unit output. Jika biaya marjinal

jangka pendek dinotasikan MC dan perubahan output adalah ∂Q, maka

𝑀𝐶 = 𝜕𝑇𝐶

𝜕𝑄

Dalam jangka pendek, perubahan biaya total disebabkan perubahan

biaya variabel.

𝑀𝐶 = 𝜕𝑉𝐶

𝜕𝑄

Jika harga per unit tenaga kerja adalah P dan perubahan tenaga kerja

adalah ∂V, maka

∂VC = P. ∂V

MC = P.( ∂V/∂Q), karena MP adalah ∂Q/∂V, maka

Page 58: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

32

𝑀𝐶 = 𝑃 (1

𝑀𝑃)

Gambar 2.4

Kurva Marginal Cost

Kurva diatas menunjukkan bahwa garis singgung a, b, c dan seterusnya

menunjukkan besarnya MC. Bila garis singgung makin mendatar, nilai

MC makin mengecil, begitu juga sebaliknya (Prahatma Rahadja dan

Mandala Manurung, 2006: 136-137).

b. Biaya Produksi Jangka Panjang

Menurut Prahatma Rahadja dan Mandala Manurung (2006: 139-140)

dalam jangka panjang semua biaya adalah variabel. Karena itu biaya

yang relevan dalam jangka panjang adalah biaya total, biaya variabel,

biaya rata-rata dan biaya marjinal. Perubahan biaya total adalah sama

dengan perubahan biaya variabel dan sama dengan biaya marjinal.

Adapun pada biaya produksi jangka panjang, S pada STC, SVC, SAC

dan SMC menunjukkan dimensi waktu jangka pendek (short run),

Page 59: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

33

sedangkan L pada LTC, LVC, LAC, dan LMC menunjukkan jangka

panjang (long run).

Biaya total (jangka panjang) adalah biaya yang dikeluarkan untuk

memproduksi seluruh output dan semuanya bersifat variabel.

LTC = LVC

Dimana : LTC = biaya total jangka panjang

LVC = biaya variabel jangka panjang

Biaya marjinal adalah tambahan biaya karena menambah produksi

sebanyak satu unit. Perubahan biaya total adalah sama dengan

perubahan biaya variabel.

𝐿𝑀𝐶 = 𝜕𝐿𝑇𝐶

𝜕𝑄

Dimana : LMC = biaya marjinal jangka panjang

∂LTC = perubahan biaya total jangka panjang

∂Q = perubahan output

Biaya rata-rata adalah biaya total dibagi dengan jumlah output.

𝐿𝐴𝐶 = 𝐿𝑇𝐶

𝑄

Dimana : LAC = biaya rata-rata jangka panjang

Q = jumlah output

Dalam Biaya produksi jangka panjang ada banyak macam didalamnya

salah satunya adalah Teorema Amplop (Envelope Theorem) menurut

Prathama Rahadja dan Mandala Manurung (2006: 140-144) merupakan

Page 60: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

34

salah satu bentuk perilaku biaya jangka panjang. Pada teorema amplop

dianggap dalam menentukan tingkat produksi perusahaan hanya

memiliki tiga pilihan:

1) Memproduksi dengan pabrik ukuran kecil (small size plant), yang

dalam jangka pendek mempunyai kurva biaya rata-rata SAC1.

2) Memproduksi dengan pabrik ukuran sedang (medium size plant),

yang dalam jangka pendek memiliki kurva biaya rata-rata SAC2.

3) Memproduksi dengan pabrik ukuran sedang (large size plant), yang

dalam jangka pendek mempunyai kurva biaya rata-rata SAC3.

Gambar 2.5

Teorema Amplop (Envelope Theorem)

Jika produsen berpandangan bahwa tingkat output yang memberikan

laba maksimum adalah X1, maka dalam jangka pendek dia memilih

Page 61: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

35

berproduksi dengan pabrik ukuran kecil. Tetapi jika menurutnya tingkat

produksi yang memberi laba adalah X3, maka dalam jangka pendek

pabrik yang dia pilih adalah yang berskala menengah. Sebenarnya dia

bisa saja memproduksi X3 dengan menggunakan pabrik kecil, tetapi

biaya produksi rata-ratanya menjadi lebih besar (0C1 > )C2). Dalam

jangka pendek perusahaan hanya dapat memilih satu pabrik saja untuk

berproduksi. Tetapi dalam jangka panjang pengusaha dapat menambah

atau mengurangi jumlah pabrik sesuai dengan tingkat produksi yang

direncanakan. Kemampuan tersebut memungkinkan perusahaan

beroperasi dengan biaya rata-rata yang minimum pada berbagai tingkat

produksi.

Selain Teorema Amplop dikenal juga dengan Skala Produksi Ekonomis

dan Tidak Ekonomis. Skala produksi ekonomis (economies of scale)

adalah interval tingkat produksi dimana penambahan output akan

menurunkan biaya produksi jangka panjang per unit. Sebaliknya, skala

produksi tidak ekonomis (diseconomies of scale) adalah interval tingkat

produksi dimana penambahan tingkat produksi justru menaikkan biaya

produksi jangka panjang per unit. Hal tersebut menunjukkan bahwa

dalam jangka panjang berlaku hukum LDR (Law Dimirishing of

Return).

Page 62: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

36

Gambar 2.6

Skala Produksi Ekonomis dan Tidak Ekonomis

Jika dilihat diatas kurva LAC mencapai minimum di titik A, kemudian

naik lagi. Gerak menurun sampai titik A disebabkan efisiensi skala

produksi. Sebaliknya setelah titik A efisiensi skala produksi tidak terjadi

lagi. Penampahan jumlah output menaikkan biaya produksi per unit.

Sebelum di titik A, kurva LMC berada di bawah kurva LAC, karena

pada saat itu nilai MP (marginal product) lebih besar dari AP (average

product). Besarnya nilai MP menyebabkan nilai LAC bergerak

menurun. Hal yang sebaliknya terjadi setelah di titik A.

4. Teori Impor

Impor merupakan pembelian barang dari luar negeri ke dalam negeri.

Hal ini biasa terjadi karena produksi barang yang ada di dalam negeri tidak

dapat memenuhi kebutuhan konsumsi dalam negeri. Selain itu sebab-sebab

Page 63: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

37

impor dapat pula terjadi karena tidak mampunya dalam negeri

memproduksi barang dikarenakan belum adanya teknologi dan modal yang

mencukupi, permintaan masyarakat akan barang-barang dari luar negeri

walaupun produksi dalam negeri mencukupi kualitas yang dimiliki.

Menurut Suherman Rosyidi dalam bukunya Pengantar Teori Ekonomi:

Pendekatan Kepada Teori Ekonomi (2001: 223-224) Kemampuan suatu

bangsa untuk mengimpor sangat tergantung pada pendapatan nasionalnya.

Artinya, semakin besar pendapatan nasional, semakin besar pula

kemampuan bangsa tersebut mengimpor barang dan jasa. Jadi: M = f(Y).

Tetapi harus diingat, bahwa hubungan antara impor, M, dengan pendapatan

nasional, Y, itu tidaklah berupa hubungan proporsional. Artinya, tidak dapat

ditarik kesimpulan bahwa jika pendapatan nasional bertambah menjadi dua

kali lipat, misalnya, maka impor akan menjadi dua kali lipat.

Hubungan antara impor, M, dan pendapatan nasional, Y, itu ditentukan

oleh hasrat mengimpor marjinal (marginal propensity to import atau MPM)

yang besarnya adalah:

𝑀𝑃𝑀 =𝑑𝑀

𝑑𝑌

Yakni, MPM menunjukkan bagian dari tambahan pendapatan nasional

yang dipakai untuk menambah impor barang dan jasa. Jika kemudian, MPM

itu diberi notasi m, maka bentuk hubungan antara pendapatan nasional

dengan impor itu adalah: M = Mo + mY. Di mana Mo menunjukkan

Page 64: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

38

besarnya impor otonom, yakni nilai impor yang tidak dipengaruhi oleh

pendapatan nasional. (Ingat a dalam fungsi konsumsi, yang menunjukkan

besarnya konsumsi otonom).

Secara grafis, kurva impor dapat digambarkan sebagai yang

diperlihatkan dalam gambar … berikut. Dalam gambar tersebut, impor

diletakkan pada sumbu tegak sedangkan di sumbu datar diukurkan

pendapatan nasional. Kurva impor adalah garis M = Mo + mY. Jarak OA

menunjukkan besarnya impor otonom, sedangkan koefisien kemiringan

kurva tersebut adalah sebesar m.

Gambar 2.7

Kurva Impor

Dari gambar diatas, dapat dipahami bahwa jika impor otonom, Mo,

berubah, maka seluruh kurva itu akan bergeser pula, dengan pergeseran

sejajar. Kurva itu akan bergeser ke kiri atas, jika impor otonom bertambah

besar, vice versa. Selanjutnya, jika m berubah, maka kemiringan kurva itu

pun berubah. Jika m atau hasrat mengimpor marginal (MPM) itu bertambah

besar, maka kurva itu akan semakin curam, vice versa.

Page 65: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

39

Impor otonom akan berubah, misalnya saja disebabkan oleh berubahnya

kebijakan pemerintah mengenai kuota impor, kebijakan mengenai

pelarangan atau pengizinan impor beberapa jenis komoditi tertentu,

perubahan harga barang impor di luar negeri, dan lain sebagainya.

Sedangkan perubahan MPM dapat disebabkan oleh hal-hal sepertu

perubahan cita rasa konsumen dalam negeri terhadap barang impor,

perubahan nilai mata uang dan sebagainya (Suherman Rosyidi, 2001: 224).

Menurut Hamdy Hady (2001: 65) kebijakan perdagangan internasional

di bidang impor diartikan sebagai berbagai tindakan dan peraturan yang

dikeluarkan pemerintah, baik secara langsung maupun tidak langsung, yang

akan mempengaruhi struktur, komposisi, dan kelancaran usaha untuk

melindungi atau mendorong pertumbuhan industri dalam negeri dan

penghematan devisa.

Kebijakan perdagangan internasional di bidang impor dapat

dikelompokkan menjadi dua macam kebijakan sebagai berikut.

a. Kebijakan Tariff Barrier

Kebijakan tariff barrier atau TB dalam bentuk bea masuk adalah

sebagai berikut.

Pembebasan bea masuk/tarif rendah adalah antara 0%-5%:

Page 66: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

40

Dikenakan untuk bahan kebutuhan pokok dan vital, seperti

beras, mesin-mesin vital, alat-alat militer/pertahanan/keamanan,

dan lain-lain.

Tarif sedang antara >5%-20%:

Dikenakan untuk barang setengah jadi dan barang-barang lain

yang belum cukup diproduksi di dalam negeri.

Tarif tinggi di atas 20%:

Dikenakan untuk barang-barang mewah dan barang-barang lain

yang sudah cukup diproduksi di dalam negeri dan bukan barang

kebutuhan pokok.

1.) Kebijakan Tarif dan Efek-Efek Tarif

Tarif menurut Hamdy Hady (2001: 65-67) adalah pungutan bea

masuk yang dikenakan atas barang impor yang masuk untuk

dipakai/dikonsumsi habis di dalam negeri. Dalam

pelaksanaannya, sistem/cara pemungutan tarif bea masuk ini

dapat dibedakan sebagai berikut.

a) Bea Harga (Ad Valorem Tariff)

Besarnya pungutan bea masuk atas barang impor ditentukan

oleh tingkat prosentase tarif dikalikan dengan harga CIF dari

barang tersebut (BM= % tarif × Harga CIF).

Sifat: Proporsional

Page 67: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

41

Keuntungan:

- Dapat mengikuti perkembangan tingkat harga/inflasi.

- Terdapat diferensiasi harga produk sesuai dengan

kualitasnya.

Kerugian:

- Memberikan beban yang cukup berat bagi administrasi

pemerintahan, khususnya bea cukai karena

memerlukan data dan perincian harga barang yang

lengkap

- Sering menimbulkan perselisihan dalam penetapan

harga untuk perhitungan bea masuk antara importir dan

bea cukai, sehingga dapat menimbulkan

stagnasi/kemacetan arus barang di pelabuhan.

b) Bea Spesifik (Specific Tariff)

Pungutan bea masuk ini didasarkan pada ukuran atau satuan

tertentu dari barang impor. Di Indonesia sistem tarif ini

digunakan sebelum tahun 1991.

Sifat: Regresif

Keuntungan

- Mudah dilaksanakan karena tidak memerlukan

perincian harga barang sesuai kualitasnya.

Page 68: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

42

- Dapat digunakan sebagai alat kontrol proteksi industri

dalam negeri.

Kerugian

- Pengenaan tarif dirasakan kurang/tidak adil karena

tidak membedakan harga/kualitas barang.

- Hanya dapat digunakan sebagai alat kontrol proteksi

yang bersifat statis.

c) Bea Campuran (Compound Tariff)

Pungutan bea masuk ini merupakan kombinasi antara sistem

a dan sistem b.

Tujuan dan Fungsi Tarif Bea Masuk

1. Menurut tujuannya, kebijakan tarif bea masuk dapat

diklasifikasikan sebagai berikut.

a. Tarif Proteksi, yaitu pengenaan tarif bea masuk yang

tinggi untuk mencegah/membatasi impor barang

tertentu.

b. Tarif Revenue, yaitu pengenaan tarif bea masuk yang

bertujuan untuk meningkatkan penerimaan Negara.

2. Berdasarkan tujuan tersebut maka fungsi bea masuk adalah

sebagai berikut.

Page 69: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

43

a. Fungsi mengatur (regulerend), yaitu mengatur

perlindungan kepentingan ekonomi/industri dalam

negeri.

b. Fungsi budgeter, yaitu sebagai salah satu sumber

penerimaan Negara.

c. Fungsi demokrasi, yaitu penetapan besarnya tarif bea

masuk melalui persetujuan DPR.

d. Fungsi pemerataan, yaitu untuk pemerataan distribusi

pendapatan nasional, misalnya dengan pengenaan tarif

bea masuk yang tinggi untuk barang mewah (Hamdy

Hady, 2001: 67)

Efek-efek Tarif (Analisis Parsial untuk Negara Kecil)

Gambar 2.8

Analisis Efek-Efek Tarif Bea Masuk

Page 70: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

44

Keterangan:

1) Pada harga P0 dan titik keseimbangan E0, perekonomian berada

dalam keadaan autarki dengan kondisi sebagai berikut.

- Tidak adanya ekspor dan impor.

- Produksi Dalam Negeri = Konsumsi Dalam Negeri = OQ0.

2) Pada harga P1 dan titik keseimbangan E2, perekonomian

berada dalam keadaan free trade dengan kondisi sebagai

berikut.

- Produksi Dalam Negeri = OQ1.

- Konsumsi Dalam Negeri = OQ2.

- Impor = Q1Q2.

Karena produksi dalam negeri menurun dari OQ0, menjadi

OQ1, maka industri dalam negeri akan rugi sehingga dapat

menimbulkan pengangguran. Untuk itu, pemerintah

memberikan produksi dalam bentuk tarif bea masuk sebesar

P1P2.

3) Dengan pengenaan tarif bea masuk sebesar P1P2 maka akan

menimbulkan efek-efek tarif sebagai berikut.

- Harga akan naik dari P1 ke P2.

- Konsumsi Dalam Negeri akan turun dari Q2 ke Q4.

- Produksi Dalam Negeri akan naik dari Q1 ke Q3.

Page 71: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

45

- Pemerintah akan mendapat penerimaan Negara dalam

bentuk bea masuk sebesar ruang abde.

- Redistribusi income atau subsidi dari konsumen kepada

produsen sebesar ruang P1afP1

- Cost of Production sebesar ruang aef dan bcd.

- Impor turun dari Q1Q2 menjadi Q3Q4 (Hamdy Hady, hal.

67-68, 2001).

2.) Tarif Nominal dan Tarif Proteksi Efektif

a) Tarif normal

Tarif nominal adalah besarnya prosentase tarif suatu barang

tertentu yang tercantum dalam Buku Tarif Bea Masuk

Indonesia (BTBMI). Tarif Bea Masuk Indonesia yang

digunakan saat ini adalah buku tarif berdasarkan ketentuan

harmonized system atau HS yang menggunakan

penggolongan barang dengan 9 digit.Penggolongan barang

dengan sistem digit ini akan mempermudah dan

memperlancar perdagangan internasional karena adanya

kesatuan kode barang untuk seluruh Negara, terutama yang

telah menjadi anggota World Customs Organization (WCO)

yang bermarkas di Brussel.

b) Tarif Proteksi Efektif

Page 72: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

46

Tarif proteksi efektif ini disebut juga sebagai Effective Rate

of Protection (ERP), yaitu kenaikan Value Added

Manufacturing (VAM) yang terjadi karena perbedaan

antara prosentase tarif nominal untuk barang jadi atau CBU

(Completely Built-up) dengan tarif nominal untuk bahan

baku/komponen impor impornya atau CKD (Completely

Knock Down).

𝑅𝑢𝑚𝑢𝑠𝑎𝑛 𝐸𝑅𝑃 = 𝑡𝑗 − 𝑎𝑖𝑗. 𝑡𝑖

1 − 𝑎𝑖𝑗= ∆𝑉𝐴𝑀

Keterangan: tj = Tarif bea masuk untuk barang jadi

(CBU atau Completely Built-Up).

ti = Tarif bea masuk untuk bahan baku

atau komponen input impor (CKD atau

Completely Knock Down).

aij = Bagian atau prosentase komponen

input impor.

∆VAM = Value Added Manufacturing

(nilai tambah fabrikasi).

Kenaikan VAM dalam suatu proses industrialisasi sangat

penting karena VAM diartikan sebagai balas jasa dari faktor

Page 73: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

47

produksi yang digunakan dalam proses industrialisasi

tersebut, yaitu:

Tenaga kerja mendapat upah/gaji

Tanah/bangunan mendapat sewa.

Modal mendapat bunga.

Teknologi mendapat royalty/fee.

Pengusaha/manajemen mendapat laba (Hamdy Hady,

2001: 69-70).

3.) Infrant Industry Argument

Menurut Hamdy Hady (2001: 70-71) Pelaksanaan

pembangunan ekonomi di Negara-negara yang sedang

berkembang seperti halnya Indonesia banyak landaskan pada

infrant industry argument. Infrant industry argument adalah

suatu kebijaksanaan untuk melindungi industri-industri dalam

negeri yang baru lahir/tumbuh dengan “proteksi edukatif”,

sehingga dapat bersaing baik di pasar dalam negeri maupun luar

negeri.

Secara grafis “infrant industry argument” tersebut dapat

digambarkan sebagai berikut.

Page 74: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

48

Gambar 2.9

Infrant Industry Argument

Keterangan:

Pada awal Pelita I (1969/70), Indonesia memulai

pembangunan industrinya dengan pembangunan sektor

industri tekstil.

Akan tetapi karena industri tersebut baru lahir, (infrant

industry) maka harga produk atau domestik price-nya (Dp)

relatif lebih tinggi dibandingkan harga produk di luar

negeri atau world price (Wp) sehingga perlu di proteksi,

terutama dengan tarif bea masuk yang relatif tinggi.

Infrant industry yang diproteksi ini dicerminkan oleh

bidang A. karena harga produk tekstil dalam negeri masih

lebih tinggi dari pada harga luar negeri (Dp>Wp), maka:

Perlu diberikan proteksi tarif yang edukatif minimal

sebesar jarak Wp-Dp.

Page 75: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

49

Terdapat “subsidi” dari konsumen kepada produsen

karena konsumen membayar harga tekstil dalam

negeri lebih mahal daripada luar negeri.

Dengan teori experience curve atau learning curve, harga

tekstil dalam negeri akan semakin menurun sehingga

akhirnya pada tahun 1979/1980 harga tekstil dalam negeri

akan sama dengan luar negeri.

Akhirnya dengan proteksi edukatif yang semakin menurun

dan sejalan dengan perkembangan serta pertumbuhan

infrant industry yang semakin dewasa dan kuat seperti

dicerminkan oleh bidang B, selain harga produk tekstil

dalam negeri sudah lebih murah daripada tekstil luar

negeri (Dp<Wp) maka:

Industri tekstil mampu mengekspor produknya ke luar

negeri.

Konsumen dalam negeri akan mendapatkan

“kompensasi” dari produsen tekstil karena dapat

membeli dengan harga yang relatif lebih murah.

4.) Proteksi Edukatif

Agar tujuan infrant industry argument tersebut dapat dicapai,

maka menurut Hamdy Hady (2001: 72) perlu dijalankan suatu

Page 76: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

50

kebijakan “proteksi edukatif”, yaitu kebijakan untuk melindungi

infrant industry secara mendidik dengan ciri-ciri atau

karakteristik sebagai berikut.

a) Transparan

Proteksi harus bersifat “transparan”, yaitu dengan sistem

tariff barrier atau bea masuk.

b) Selektif

Proteksi harus bersifat selektif, maksudnya hanya diberikan

kepada industri yang betul-betul dapat memberikan nilai

tambah atau value added manufacturing yang relatif tinggi.

c) Limitatif

Proteksi hanya diberikan untuk jangka waktu

tertentu/terbatas.

d) Kuantitatif

Tingkat atau besarnya proteksi harus dapat

ditentukan/dihitung berdasarkan Effective Rate of Protection

(ERP) atau kenaikan Value Added Manufacturing (VAM)

yang diperoleh. Dengan kata lain proteksi tidak boleh

ditetapkan berdasarkan pesan sponsor atau kepentingan

pihak-pihak tertentu saja.

e) Declining

Page 77: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

51

Proteksi yang diberikan harus semakin menurun sesuai

dengan peningkatan daya saing industri yang bersangkutan.

b. Kebijakan Nontariff Barrier

1.) Instrumen Kebijakan Nontarif

Hamdy Hady (2001: 72-73) menulis bahwa Kebijakan Nontariff

Barrier (NTB) adalah sebagai kebijakan perdagangan selain bea

masuk yang dapat menimbulkan distorsi, sehingga mengurangi

potensi manfaat perdagangan internasional. Secara garis besar NTB

data dikelompokkan sebagai berikut (A.M. Rugman & R.M.

Hodgetts, 1995).

a) Pembatasan Spesifik (Specific limitation):

i. Larangan impor secara mutlak.

ii. Pembatasan impor atau quota system.

iii. Peraturan atau ketentuan teknis untuk impor produk

tertentu.

iv. Peraturan kesehatan/karantina.

v. Peraturan pertahanan dan keamanan Negara.

vi. Peraturan kebudayaan.

vii. Perizinan impor/import licences.

viii. Embargo.

ix. Hambatan pemasaran/marketing seperti:

Page 78: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

52

- VER (Voluntary Export Restraint), yaitu pembatasan

ekspor secara sukarela oleh Negara eksportir.

- OMA (Orderly Marketing Agreement), yaitu

pembatasan pemasaran produk tertentu atas

permintaan Negara importir.

b) Peraturan Bea Cukai (customs administration rules)

i. Tatalaksana impor tertentu (procedure).

ii. Penetapan harga pabean (customs value).

iii. Penetapan forex rate (kurs valas) dan pengawasan

devisa (forex control).

iv. Consulat formalities.

v. Packaging/labeling regulation.

vi. Documentation needed.

vii. Quality and testing standard.

viii. Pungutan administrasi (fees).

ix. Tariff classification.

c) Government Participation

i. Kebijakan pengadaan pemerintah.

ii. Subsidi dan intensif ekspor.

iii. Countervailing duties.

iv. Domestic assistance programs.

Page 79: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

53

v. Trade-diverting.

d) Import charges

i. Import deposits.

ii. Supplementary duties.

iii. Variable levies.

2.) Sistem Kuota dan Efek-Efek Kuota

Kuota adalah pembatasan fisik secara kuantitatif yang dilakukan

atas pemasukan barang (kuota impor) dan pengeluaran barang

(kuota ekspor) dari/ke suatu Negara untuk melindungi kepentingan

industri dan konsumen.

Menurut ketentuan GATT/WTO, sistem kuota ini hanya dapat

digunakan dalam hal berikut.

a. Untuk melindungi hasil pertanian.

b. Untuk menjaga keseimbangan balance of payment.

c. Untuk melindungi kepentingan ekonomi nasional.

Macam-macam Kuota impor

a. Absolute/unilateral quota, yaitu sistem kuota yang ditetapkan

secara sepihak (tanpa negosiasi).

b. Negotiated/bilateral quota, yaitu sistem kuota yang ditetapkan

atas kesepakatan atau menurut perjanjian.

Page 80: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

54

c. Tarif kuota, yaitu pembatasan kuota yang dilakukan dengan

mengkombinasikan sistem tarif dan sistem kuota.

d. Mixing quota, yaitu pembatasan impor bahan baku tertentu

untuk melindungi industri dalam negeri.

Gambar 2.10

Analisis Efek-Efek Tarif Bea Masuk

Keterangan:

1) Pada harga P0 dan titik keseimbangan E0, perekonomian berada

dalam keadaan autarki dengan kondisi sebagai berikut.

- Tidak adanya ekspor dan impor.

- Produksi Dalam Negeri = Konsumsi Dalam Negeri = OQ0.

2) Pada harga P1 dan titik keseimbangan E2, perekonomian berada

dalam keadaan free trade dengan kondisi sebagai berikut.

- Produksi Dalam Negeri = OQ1.

Page 81: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

55

- Konsumsi Dalam Negeri = OQ2.

- Impor = Q1Q2.

Karena produksi dalam negeri menurun dari OQ0, menjadi

OQ1, maka industri dalam negeri akan rugi sehingga dapat

menimbulkan pengangguran. Untuk itu, pemerintah

memberikan produksi dalam bentuk tarif bea masuk sebesar

P1P2.

3) Dengan pengenaan tarif bea masuk sebesar P1P2 maka akan

menimbulkan efek-efek tarif sebagai berikut.

i. Harga akan naik dari P1 ke P2.

ii. Konsumsi Dalam Negeri akan turun dari Q2 ke Q4.

iii. Produksi Dalam Negeri akan naik dari Q1 ke Q3.

iv. Pemerintah akan mendapat penerimaan Negara dalam

bentuk bea masuk sebesar ruang abde.

v. Redistribusi income atau subsidi dari konsumen kepada

produsen sebesar ruang P1afP1

vi. Cost of Production sebesar ruang aef dan bcd.

vii. Impor turun dari Q1Q2 menjadi Q3Q4.

Kelemahan sistem kuota impor jika digunakan sebagai instrumen

proteksi adalah sebagai berikut.

i. Sifatnya yang tidak transparan.

Page 82: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

56

ii. Jika kuota dibeikan kepada perseorangan atau perusahaan

swasta, maka yang mendapatkan keuntungan/manfaat

hanyalah orang pribadi atau perusahaan yang mendapat

kuota tersebut.

iii. Dapat menimbulkan distorsi pasar berupa monopoli yang

akan merugikan masyarakat konusmen (Hamdy Hady,

2001: 73-75).

3.) Subsidi

Subsidi adalah kebijakan pemerintah untuk memberikan

perlindungan atau bantuan kepada industri dalam negeri dalam

bentuk keringanan pajak, pengembalian pajak, fasilitas kredit,

subsidi harga, dan lain-lain yang bertujuan sebagai berikut.

1) Menambah produksi dalam negeri.

2) Mempertahankan jumlah konsumsi dalam negeri.

3) Menjual harga yang murah daripada produk impor.

Page 83: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

57

Gambar 2.11

Analisis Subsidi

1) Pada saat keadaan persaingan/perdagangan bebas (tanpa subsidi):

Untuk harga P1:

Produksi dalam negeri = OQ1.

Konsumsi dalam negeri = OQ2.

Impor =Q1Q2.

2) Jika pemerintah ingin menaikkan produksi dalam negeri dari Q1 ke

Q3 maka:

i. Secara teoritis produsen akan bersedia menaikkan/menambah

produksinya jika harga naik dari P1 ke P2.

ii. Supaya produksi dalam negeri naik, tetapi harga tidak naik

maka pemerintah memberikan subsidi harga sebesar P1P2 atau

BC.

iii. Dengan pemberian subsidi sebesar P1P2 atau BC, maka:

o Produksi dalam negeri naik dari OQ1 ke OQ3.

Page 84: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

58

o Impor turun dari Q1Q2 menjadi Q2Q3.

o Konsumen tetap membayar dengan harga P1.

o Produsen menerima pembayaran harga P2.

Kebijakan proteksi terhadap industri dalam negeri dengan pemberian

subsidi ini dalam hal tertentu mempunyai beberapa kelebihan

dibandingkan cara proteksi lainnya karena:

a) Subsidi biasanya diberikan untuk barang-barang kebutuhan pokok

masyarakat banyak.

b) Subsidi biasanya bersifat transparan dan dapat dikontrol oleh

masyarakat (Hamdy Hady, 2001: 75-76).

5. Hubungan antara Impor dan Harga

Hubungan antara impor dengan harga dapat dijelaskan dengan Tarif

Perdagangan. Menurut Dochak Latief (2002: 77-78) tarif perdagangan

merupakan perpajakan yang dikenakan dalam transaksi perdagangan

merupakan hal yang sudah lama sekali dikerjakan bahkan sama tuanya

dengan perdagangan itu sendiri. Khusus menengenai tarif, biasanya

dikandung juga maksud, yaitu sebagai penghasilan Negara, alat

melaksanakan proteksi dan perbaikan neraca pembayaran. Arti tarif

sebenarnya ialah daftar segala jenis barang-barang yang dikenakan beban

pajak, baik pajak impor maupun ekspor, ataupun berupa pajak transit, yaitu

Page 85: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

59

pajak yang dikenakan atas barang yang melalui Negara tersebut, tetapi

tujuan yang sebenarnya ialah Negara lain.

Suatu Negara yang ingin menggunakan tarif sebagai instrumen

kebijakan perdagangan akan menghadapi berbagai masalah yang harus

diselesaikan, yaitu sistem perhitungan beban tarif yang dikenakan pada

barang-barang. Biasanya ada tiga kemungkinan:

a. Advalorem, yaitu pajak yang dikenakan atas dasar prosentase dari harga

barang-barang yang diimpor, seperti misalnya 5%, 10% dan sebagainya.

b. Specific duties, yaitu bila pajak itu dipungut atas dasar jumlah atau

volumenya. Misalnya, sebesar Rp. 500,00 per sak semen yang diimpor

atau per gallon minyak atau per buah mobil dan sebagainya.

c. Compound duty atau specific advalorem, yaitu gabungan antara cara

pertama dan kedua.

Baik advalorem maupun specific masing-masing mengandung

kelemahannya. Kesulitan sistem advalorem duty tampak dalam

menghitung penghasilan yang diperoleh Negara dari pemungutan pajak

pada waktu harga barang-barang tersebut tidak stabil. Namun,

pelaksanaannya lebih sederhana, mengingat macam barang-barang yang

akan dikenakan pajak itu sangat banyak sehingga tidak perlu meneliti

secara rinci pengelompokan barang-barang yang akan dikenakan pajak.

Page 86: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

60

Begitu pula, saat harga barang-barang yang relatif tinggi, maka hal ini

sangat efektif bila dimasukkan sebagai tarif yang bersifat proaktif.

Specific duties pelaksanaannya lebih repot sebab perlu adanya

penelitian berat barang. Bagi sistem impor yang melalui banyak pelabuhan,

hal ini sangat merepotkan karena peralatan penimbangan tidak selalu ada

di pelabuhan-pelabuhan yang tidak begitu besar. Di samping itu, juga akan

memperlambat proses penyelesaian di kantor-kantor pabean tersebut. Oleh

sebab itu, banyak Negara yang mengikuti sistem campuran, yaitu

compound duties atau specific advalorem duties dalam arti alternative duty.

Hal ini terkait dengan penentuan barang mana yang lebih baik dikenakan

specific dan barang-barang mana yang lebih tepat diperhitungkan beban

pajaknya secara advalorem. Pada saat dunia mengalami inflasi seperti

sekarang ini, banyak Negara yang menerapkan perhitungan advalorem

(Dochak Latief, 2002: 78).

6. Teori Konsumsi

Menurut Samuelson dan Nordhaus dalam bukunya Ilmu

Makroekonomi (2004: 124) Konsumsi (atau lebih tepatnya, pengeluaran

konsumsi pribadi) adalah pengeluaran oleh rumah tangga atas barang jadi

dan jasa. Dilihat dari arti ekonomi, konsumsi merupakan tindakan untuk

mengurangi atau menghabiskan nilai guna ekonomi suatu benda.

Sedangkan menurut Suherman (2001: 147) konsumsi berarti penggunaan

Page 87: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

61

barang dan jasa untuk memuaskan kebutuhan manusiawi (the use of goods

and service in the statisfication of human wants). Konsumsi haruslah

dianggap sebagai maksud serta tujuan yang esensial daripada produksi.

Atau dengan perkataan lain, produksi adalah alat bagi konsumsi.

Dan Suherman (2001: 147) berpendapat bila digunakan tanpa

kualifikasi apapun, maka istilah konsumsi itu, akan diartikan secara umum

sebagai penggunaan barang-barang dan jasa secara langsung akan

memenuhi kebutuhan manusia. Namun harus kita ingat terdapat beberapa

jenis barang, seperti mesin-mesin maupun bahan mentah, digunakan untuk

menghasilkan barang lain. Hal ini dapat disebut dengan konsumsi

produktif (productive consumption), sedangkan konsumsi yang dapat

memenuhi kepuasan akan kebutuhan secara langsung disebut sebagai

konsumsi akhir (final consumption).

Konsumsi sebenarnya sangat tergantung (atau merupakan bagian dalam)

pendapatan. Rumusan tersebut adalah Y = C + S, dimana Y adalah

pendapatan, C adalah konsumsi, sedangkan S adalah tabungan.

Berdasarkan persamaan tersebut, hubungan konsumsi dan pendapatan

seperti ini dapat dituliskan bahwa C = f(Y). melihat hal itu, dapat

disimpulkan bahwa terdapat hubungan positif antara konsumsi dan

pendapatan. Artinya apabila pendapatan meningkat, konsumsi pun akan

meningkat, sebaliknya apabila pendapatan menurun maka konsumsi akan

Page 88: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

62

mengalami penurunan pula. Hubungan yang erat antara pendapatan

dengan konsumsi seperti ini disebut dengan propensity to consume atau

hasrat untuk mengkonsumsi (Suherman, 2001: 148).

Marginal propensity to consume (hasrat marginal untuk melakukan

konsumsi) dapat disingkat dengan MPC. Bila dilambangkan maka akan

menjadi rumus sebagai berikut:

𝑀𝑃𝐶 = ∆ 𝐶

∆ 𝑌

Atau MPC adalah penambahan konsumsi dibagi dengan pertambahan

pendapatan. MPC menunjukkan berapa bagiankah dari penambahan

pendapatan yang dikonsumsikan. Semakin besar MPC, maka akan berarti

semakin besar pula bagian dari setiap kenaikan pendapatan yang

digunakan untuk keperluan konsumsi, dan demikian pula sebaliknya,

semakin kecil MPC, semakin kecil pula bagian penambahan pendapatan

yang dikonsumsikan (Suherman, 2001: 151).

Dan Suherman (2001: 152) menuliskan selain MPC terdapat hal yang lain

mengenai konsumsi yaitu mengenai APC atau average propensity to

consume (hasrat merata untuk mengkonsumsi). APC ini didapatkan

dengan rumus:

𝐴𝑃𝐶 = 𝐶

𝑌

Atau APC adalah konsumsi dibagi dengan pendapatan, angka APC ini

Page 89: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

63

menunjukkan seberapa besar yang dikonsumsi dari setiap pendapatan.

Atau APC menujukkan rasio (perbandingan) antara konsumsi dengan

pendapatan, yakni berapa bagiankah pendapatan yang dipergunakan untuk

keperluan konsumsi.

a. Fungsi Konsumsi

Menurut Samuelson dan Nordhaus (2004: 129-130) fungsi

konsumsi menunjukkan hubungan antara tingkat pengeluaran

konsumsi dengan tingkat pendapatan pribadi yang siap dibelanjakan.

Konsep ini, yang diperkenalkan oleh Keynes, didasarkan hipotesis

bahwa ada hubungan empiris yang stabil antara konsumsi dan

pendapatan.

Fungsi konsumsi adalah suatu kurva yang menggambarkan sifat

hubungan di antara tingkat konsumsi rumah tangga dalam

perekonomian dengan pendapatan nasional (pendapatan disposabel)

perekonomian tersebut. Fungsi konsumsi dapat dinyatakan dalam

persamaan:

C = a + bY

Di mana a adalah konsumsi rumah tangga ketika pendapatan

nasional adalah 0, b adalah kecondongan konsumsi marginal, C adalah

tingkat konsumsi dan Y adalah tingkat pendapatan nasional.

Page 90: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

64

Gambar 2.12

Kurva Fungsi Konsumsi

Secara singkat menurut Suherman (2001: 150) bahwa kurva diatas

menjelaskan bahwa pendapatan dikurangi konsumsi sama dengan

tabungan. Pernyataan ini persis sama dengan pernyataan yang terlebih

dahulu yakni Y = C + S, pendapatan sama dengan konsumsi ditambah

tabungan. Dari fungsi tersebut terjadi transformasi sebagai berikut:

Oleh karena Y = C + S

Maka S = Y – C

Atau C = Y – S

7. Hubungan antara konsumsi dan harga

Hubungan antara konsumsi dengan harga dapat dijelaskan dengan

kurva garis anggaran (budget line). Menurut Prathama Rahadja dan

Mandala Manurung (2006: 84-85) Garis anggaran (budget line) adalah

kurva yang menunjukkan kombinasi konsumsi dua macam barang yang

Page 91: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

65

membutuhkan biaya (anggaran) yang sama besar. Misalnya garis anggaran

dinotasikan sebagai BL, sedangkan harga sebagai P (Px untuk X dan Py

untuk Y) dan jumlah barang yang dikonsumsi adalah Q(Qx untuk X dan

Qy untuk Y), maka

BL = Px.Qx + Py.Qy

Kemiringan (slope) kurva BL adalah negatif, yang merupakan rasio Px

dan Py. Pada gambar dibawah dapat kita lihat bahwa OY sama dengan

besarnya pendapatan (M) dibagi harga Y, sedangkan OX sama dengan

besarnya pendapatan (M) dibagi harga X. sehingga slope kurva garis

anggaran adalah:

- (OY/OX) = - (1/Py.M) / (1/Px.M) = -Px/Py

Gambar 2.13

Kurva Garis Anggaran (Budget Line Curve)

Page 92: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

66

B. Penelitian Terdahulu

Penelitian mengenai harga beras dan perberasan di Indonesia maupun

Negara lain cukup banyak dilakukan, penelitian-penelitian tersebut banyak

digunakan sebagai referensi penelitian di masa akan datang. Penelitian

mengenai harga beras dan perberasan telah dilakukan oleh:

1. Ratih Kumala Sari (2014)

Penelitian yang berjudul “Analisis Impor Beras di Indonesia”

menggunakan metode Analisis Regresi Berganda dengan model ECM

(Error Correction Model) dari tahun 2001-2012. Variabel yang

digunakan adalah Produksi Beras, Konsumsi Beras, Harga Beras

Dalam Negeri, Kurs Dollar Amerika Serikat dan Impor Beras. Dalam

penelitian ini disimpulkan bahwa secara parsial maupun bersama-sama

Produksi Beras, Konsumsi Beras, Harga Beras Dalam Negeri, Kurs

Dollar Amerika Serikat berpengaruh dan signifikan terhadap Impor

Beras di Indonesia.

2. Edward Christianto (2013)

Penelitian yang berjudul “Faktor Yang Mempengaruhi Volume Impor

Beras di Indonesia” menggunakan metode Analisis Regresi Berganda

dari tahun 2001-2010. Variabel yang digunakan adalah Produksi

Beras, Harga Beras Dunia, Tingkat Konsumsi Beras Per Kapita dan

Volume Impor Beras. Dalam penelitian ini disimpulkan bahwa

Page 93: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

67

Produksi Beras tidak berpengaruh signifikan terhadap Volume Impor

Beras, selain itu Harga Beras Dunia juga tidak berpengaruh signifikan

terhadap Volume Impor Beras. Namun, Tingkat Konsumsi Beras Per

Kapita berpengaruh signifikan dan positif terhadap Volume Impor

Beras.

3. Denny Afrianto (2010)

Penelitian yang berjudul “Analisis Stok Beras, Luas Panen, Rata-rata

Produksi, Harga Beras dan Jumlah Konsumsi Beras Terhadap

Ketahanan Pangan di Jawa Tengah” menggunakan metode Analisis

Data Panel dari tahun 2005-2007. Variabel yang digunakan adalah

Stok Beras, Luas Panen, Rata-rata Produksi, Harga Beras Eceran,

Jumlah Konsumsi Beras dan Rasio Ketersediaan Beras. Dari hasil

regresi diketahui bahwa stok berpengaruh positif namun tidak

signifikan terhadap rasio ketersediaan beras, luas panen dan rata-rata

produksi berpengaruh positif dan signifikan terhadap rasio

ketersediaan beras, harga beras berpengaruh negatif namun tidak

signifikan terhadap rasio ketersediaan beras, dan jumlah konsumsi

berpengaruh negatif dan signifikan terhadap rasio ketersediaan beras.

Berdasarkan hasil analisis didapatkan temuan bahwa terdapat 22

kabupaten/kota yang memiliki pertumbuhan ketahanan pangan yang

lebih baik dari Kabupaten Sukoharjo yang menjadi benchmark dam

Page 94: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

68

penelitian ini, sementara sisanya yaitu 12 kabupaten/kota di Jawa

Tengah memiliki pertumbuhan ketahanan pangan yang lebih rendah

jika dibandingkan dengan Kabupaten Sukoharjo.

4. A. Husni Mailan, Sudi Mardianto dan Mewa Ariani (2004)

Penelitian yang berjudul “Faktor Yang Mempengaruhi Produksi,

Konsumsi dan Harga Beras Serta Inflasi Bahan Makanan”

menggunakan metode Two-Stage Least Squares (2SLS) dengan model

Error Correction Model (ECM) pada tahun 1970-2002. Variabel yang

digunakan adalah Luas Panen Padi, Produktifitas Padi, Produksi Padi,

Impor Beras, Konsumsi Beras, Harga Domestik Beras dan Inflasi.

Hasil analisis menunjukkan bahwa kebijakan harga dasar gabah tidak

akan efektif apabila tidak diikuti dengan kebijakan perberasan lainnya.

Faktor determinan yang teridentifikasi memberikan pengaruh adalah:

(1) Produksi padi dipengaruhi oleh luas panen padi tahun sebelumnya,

impor beras, harga pupuk urea, nilai tukar riil dan harga beras di pasar

domestik; (2) Konsumsi beras dipengaruhi oleh jumlah penduduk,

harga beras di pasar domestik, impor beras tahun sebelumnya, harga

jagung pipilan di pasar domestik, dan nilai tukar riil; (3) Harga beras

di pasar domestik dipengaruhi oleh nilai tukar riil, harga jagung pipilan

di pasar domestik dan harga dasar gabah; dan (4) Indeks harga

kelompok bahan makanan dipengaruhi oleh harga beras di pasar

Page 95: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

69

domestik, nilai tukar riil, excess demand beras, harga dasar gabah,

harga beras dunia dan total produksi padi.

5. Sugiharto, Hari Nugroho (2011)

Penelitian yang berjudul “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Harga Beras di Indonesia Tahun 1988-2008” menggunakan alat

analisis Metode Analisis Regresi Berganda dengan menggunakan

Model “Error Correction Model” (ECM) pada tahun 1988-2008.

Variabel yang digunakan adalah Produksi Beras, Impor Beras,

Pendapatan per Kapita, Harga Gabah dan Harga Beras. Dari model

analisis ECM menghasilkan model yang valid terhadap harga beras,

ditunjukkan dengan nilai ECT pada α = 0,05 dengan nilai koefisien

regresi sebesar 0.693242 sehingga dapat dipakai untuk menganalisis

pengaruh variabel bebas terhadap variabel tidak bebas. Berdasarkan

uji asumsi klasik, untuk uji multikolinieritas tidak ada masalah pada

variabel Produksi Beras, Impor Beras, Pendapatan per Kapita dan

Harga Gabah. Heteroskedastisitas dan autokorelasi tidak ditemukan

masalah. Uji normalitas menunjukkan distribusi Ut normal, uji

spesifikasi model dengan uji Ramsey Reset menunjukkan model yang

digunakan linier. Dari hasil uji kebaikan model, nilai Fhitung

(9.579128) lebih besar dari Ftabel (3.02) berarti model yang digunakan

eksis. Untuk nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0.896063

Page 96: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

70

menunjukkan bahwa variasi dari variabel Produksi Beras, Impor

Beras, Pendapatan per Kapita, dan Harga Gabah dapat menjelaskan

variasi dari variabel Harga Beras sebesar 89.6063%. Sedangkan

sisanya yaitu 10.3937% dijelaskan oleh variasi dari variabel‐variabel

lain diluar model. Hasil analisis dengan uji t diketahui bahwa variabel

Produksi Beras, Impor Beras, Pendapatan per Kapita, tidak

berpengaruh secara signifikan terhadap variabel Harga Beras pada α =

0.05, sedang variabel Harga Gabah berpengaruh secara signifikan

terhadap variabel Harga Beras.

6. Dyah Ayu Suryaningrum, Wen-I Chang dan Ratya Anindita (2013)

Penelitian yang berjudul “Analysis on Spatial Integration of Thailand

and Vietnam Rice Market in Indonesia (Analisis pada Integrasi Spasial

Pangsa Pasar Beras Thailand dan Vietnam di Indonesia)”

menggunakan alat analisis Pendekatan Johansen co-integration test

untuk hubungan jangka panjang dari Harga dan Vector Error

Correction Model (VECM) untuk hubungan jangka pendek dari Harga

dengan data bulanan dari Januari 2000 sampai Desember 2012.

Variabel yang digunakan Harga Beras Thailand, Harga Beras

Vietnam, Harga Beras Indonesia, peraturan batasan Impor. Hasil

analisis menunjukkan bahwa terdapat eksistensi hubungan jangka

panjang antara Harga Beras Thailand, Harga Beras Vietnam dan Harga

Page 97: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

71

Beras Indonesia pada pasar domestik Indonesia. Sementara, hasil dari

VECM mengindikasikan perubahan harga di Indonesia sangat

dipengaruhi kondisi musiman panen dan pembatasan impor pada

tahun 2004-2005. Harga Beras Thailand dan Harga Beras Vietnam

sangat dipengaruhi oleh Harga Beras Indonesia periode sebelumnya

(t-1) dan kebijakan pembatasan Impor Indonesia. Kemampuan

penyesuaian Harga Beras Vietnam terhadap ekuilibrium jangka

panjang lebih cepat daripada Harga Beras Thailand, namun

kemampuan penyesuaian Harga Beras Indonesia tidak signifikan.

7. Bisuk Abraham Sisungkunon (2013)

Penelitian yang berjudul “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Produksi Padi di Indonesia Tahun 1972-2011” menggunakan alat

analisis Ordinary Least Square (OLS) dari tahun 1972-2011. Variabel

yang digunakan Produksi padi, Harga Padi, Luas Area Panen Pulau

Jawa, Luas Area Panen diluar Pulau Jawa, dan Produktivitas Padi.

Hasil Penelitian menunjukkan bahwa produksi padi Indonesia

dipengaruhi secara signifikan oleh persentase perubahan luas panen

padi di luar pulau jawa, harga padi di tingkat produsen beda kala satu

tahun, dan produktivitas padi per satuan luas lahan.

Page 98: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

72

Tabel 2.1

Penelitian Terdahulu

No. Nama

Penulis Judul

Alat

Analisis Variabel Hasil Penelitian

1

Ratih

Kumala Sari

(2014)

Analisis

Impor

Beras di

Indonesia

Metode

Analisis

Regresi

Bergand

a

dengan

model

ECM

(Error

Correcti

on

Model)

Produksi

Beras,

Konsumsi

Beras, Harga

Beras Dalam

Negeri, Kurs

Dollar

Amerika

Serikat dan

Impor Beras

Dalam penelitian ini disimpulkan bahwa

secara parsial maupun bersama-sama

Produksi Beras, Konsumsi Beras, Harga

Beras Dalam Negeri, Kurs Dollar Amerika

Serikat berpengaruh dan signifikan terhadap

Impor Beras di Indonesia.

Page 99: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

73

2

Edward

Christianto

(2013)

Faktor

Yang

Mempen

garuhi

Volume

Impor

Beras di

Indonesia

Metode

Analisis

Regresi

Bergand

a

Produksi

Beras, Harga

Beras Dunia,

Tingkat

Konsumsi

Beras Per

Kapita dan

Volume

Impor Beras.

Dalam penelitian ini disimpulkan bahwa

Produksi Beras tidak berpengaruh

signifikan terhadap Volume Impor Beras,

selain itu Harga Beras Dunia juga tidak

berpengaruh signifikan terhadap Volume

Impor Beras. Namun, Tingkat Konsumsi

Beras Per Kapita berpengaruh signifikan

dan positif terhadap Volume Impor Beras.

Page 100: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

74

3

Denny

Afrianto

(2010)

Analisis

Stok

Beras,

Luas

Panen,

Rata-rata

Produksi,

Harga

Beras dan

Jumlah

Konsums

i Beras

Terhadap

Ketahana

n Pangan

di Jawa

Tengah

Metode

Analisis

Data

Panel

Stok Beras,

Luas Panen,

Rata-rata

Produksi,

Harga Beras

Eceran,

Jumlah

Konsumsi

Beras dan

Rasio

Ketersediaan

Beras

Dari hasil regresi diketahui bahwa stok

berpengaruh positif namun tidak signifikan

terhadap rasio ketersediaan beras, luas

panen dan rata-rata produksi berpengaruh

positif dan signifikan terhadap rasio

ketersediaan beras, harga beras berpengaruh

negatif namun tidak signifikan terhadap

rasio ketersediaan beras, dan jumlah

konsumsi berpengaruh negatif dan

signifikan terhadap rasio ketersediaan

beras. Berdasarkan hasil analisis didapatkan

temuan bahwa terdapat 22 kabupaten/kota

yang memiliki pertumbuhan ketahanan

pangan yang lebih baik dari Kabupaten

Sukoharjo yang menjadi benchmark dam

penelitian ini, sementara sisanya yaitu 12

kabupaten/kota di Jawa Tengah memiliki

pertumbuhan ketahanan pangan yang lebih

rendah jika dibandingkan dengan

Kabupaten Sukoharjo.

Page 101: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

75

4

A. Husni

Mailan, Sudi

Mardianto

dan Mewa

Ariani (2004)

Faktor

Yang

Mempen

garuhi

Produksi,

Konsums

i dan

Harga

Beras

Serta

Inflasi

Bahan

Makanan

Metode

Two-

Stage

Least

Squares

(2SLS)

dengan

model

Error

Correcti

on

Model

(ECM

Luas Panen

Padi,

Produktifitas

Padi,

Produksi

Padi, Impor

Beras,

Konsumsi

Beras, Harga

Domestik

Beras dan

Inflasi.

Hasil analisis menunjukkan bahwa

kebijakan harga dasar gabah tidak akan

efektif apabila tidak diikuti dengan

kebijakan perberasan lainnya. Faktor

determinan yang teridentifikasi

memberikan pengaruh adalah: (1) Produksi

padi dipengaruhi oleh luas panen padi tahun

sebelumnya, impor beras, harga pupuk urea,

nilai tukar riil dan harga beras di pasar

domestik; (2) Konsumsi beras dipengaruhi

oleh jumlah penduduk, harga beras di pasar

domestik, impor beras tahun sebelumnya,

harga jagung pipilan di pasar domestik, dan

nilai tukar riil; (3) Harga beras di pasar

domestik dipengaruhi oleh nilai tukar riil,

harga jagung pipilan di pasar domestik dan

harga dasar gabah; dan (4) Indeks harga

kelompok bahan makanan dipengaruhi oleh

harga beras di pasar domestik, nilai tukar

riil, excess demand beras, harga dasar

gabah, harga beras dunia dan total produksi

padi.

Page 102: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

76

5

Sugiharto,

Hari

Nugroho

(2011)

Analisis

Faktor-

Faktor

yang

Mempen

garuhi

Harga

Beras di

Indonesia

Tahun

1988-

2008

Metode

Analisis

Regresi

Bergand

a

dengan

menggu

nakan

Model

“Error

Correcti

on

Model”

(ECM)

Produksi

Beras, Impor

Beras,

Pendapatan

per Kapita,

Harga Gabah

dan Harga

Beras

Hasil analisis dengan uji t diketahui bahwa

variabel Produksi Beras, Impor Beras,

Pendapatan per Kapita, tidak berpengaruh

secara signifikan terhadap variabel Harga

Beras pada α = 0.05, sedang variabel Harga

Gabah berpengaruh secara signifikan

terhadap variabel Harga Beras.

Page 103: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

77

6

Dyah Ayu

Suryaningrum,

Wen-I Chang

dan Ratya

Anindita

(2013)

Analysis

on Spatial

Integratio

n of

Thailand

and

Vietnam

Rice

Market in

Indonesia

(Analisis

pada

Integrasi

Spasial

Pangsa

Pasar

Beras

Thailand

dan

Vietnam

di

Indonesia)

Pendekat

an

Johansen

co-

integrati

on test

untuk

hubunga

n jangka

panjang

dari

Harga

dan

Vector

Error

Correcti

on

Model

(VECM)

untuk

hubunga

n jangka

pendek

Harga Beras

Thailand,

Harga Beras

Vietnam,

Harga Beras

Indonesia,

peraturan

batasan Impor

Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat

eksistensi hubungan jangka panjang antara

Harga Beras Thailand, Harga Beras Vietnam

dan Harga Beras Indonesia pada pasar domestik

Indonesia. Sementara, hasil dari VECM

mengindikasikan perubahan harga di Indonesia

sangat dipengaruhi kondisi musiman panen dan

pembatasan impor pada tahun 2004-2005.

Harga Beras Thailand dan Harga Beras Vietnam

sangat dipengaruhi oleh Harga Beras Indonesia

periode sebelumnya (t-1) dan kebijakan

pembatasan Impor Indonesia. Kemampuan

penyesuaian Harga Beras Vietnam terhadap

ekuilibrium jangka panjang lebih cepat daripada

Harga Beras Thailand, namun kemampuan

penyesuaian Harga Beras Indonesia tidak

signifikan.

Page 104: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

78

7

Bisuk

Abraham

Sisungkunon

(2013)

Analisis

Faktor-

Faktor

yang

Mempen

garuhi

Produksi

Padi di

Indonesia

Tahun

1972-

2011

Metode

Ordinar

y Least

Square

(OLS)

Produksi

padi, Harga

Padi, Luas

Area Panen

Pulau Jawa,

Luas Area

Panen diluar

Pulau Jawa,

dan

Produktivitas

Padi

Hasil Penelitian menunjukkan bahwa

produksi padi Indonesia dipengaruhi secara

signifikan oleh persentase perubahan luas

panen padi di luar pulau jawa, harga padi di

tingkat produsen beda kala satu tahun, dan

produktivitas padi per satuan luas lahan.

C. Kerangka Berfikir

Teori Cobweb menjelaskan mengenai harga produk pertanian yang

menunjukkan fluktuasi tertentu dari musim ke musim. Penyebab fluktuasi

tersebut adalah reaksi yang terlambat (time lag) dari produsen (petani)

terhadap harga (Prathama Rahardja dan Mandala Manurung, 2006: 70-71).

Page 105: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

79

Terdapat variabel yang diduga mempengaruhi harga yaitu produksi, impor dan

konsumsi.

Hubungan antara variabel tersebut mempunyai keterkaitan dengan

harga. Jumlah yang akan diproduksi sangat berkaitan dengan jumlah biaya

yang akan dikeluarkan oleh produsen. Semakin besar biaya produksi maka

akan semakin besar harga barang ditetapkan. Semakin besar jumlah impor

yang ada maka akan semakin besar pengaruhnya terhadap harga barang pada

pasar khususnya beras. Dikarenakan pada umumnya harga beras impor jauh

lebih murah dibandingkan dengan harga beras lokal, sehingga semakin banyak

jumlah impor beras maka akan semakin besar pengaruhnya terhadap harga

beras di pasar. Selain itu, mengikuti dengan perubahan pertumbuhan penduduk

di Indonesia maka jumlah konsumsi masyarakat akan semakin meningkat.

Akibat dari permintaan beras yang tinggi mengakibatkan akan terjadi kenaikan

harga beras.

Dari paparan tersebut, penulis tertarik untuk meneliti variabel yang

diduga mempengaruhi harga beras. Dengan menggunakan variabel

independen produksi beras, impor beras dan konsumsi beras. Sehingga dapat

dibuat persamaan sebagai berikut.

Y = f ( P, I , K )

Dimana:

Y : Harga Beras

Page 106: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

80

P : Produksi Beras

I : Impor Beras

K : Konsumsi Beras

Page 107: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

81

Gambar 2.14

Kerangka Pemikiran

Page 108: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

82

D. Hipotesis

Dengan mengacu pada dasar pemikiran teoritis dan studi empiris yang

pernah dilakukan berkaitan dengan penelitian di bidang ini, maka dapat

dirumuskan hipotesis sebagai berikut :

1. Terdapat pengaruh Produksi Beras, Impor Beras, Konsumsi Beras secara

bersama-sama terhadap Harga Beras pada Periode Penelitian 2008-2013.

2. Terdapat pengaruh Produksi Beras secara parsial terhadap Harga Beras

pada Periode Penelitian 2008-2013.

3. Terdapat pengaruh Impor Beras secara parsial terhadap Harga Beras pada

Periode Penelitian 2008-2013.

4. Terdapat pengaruh Konsumsi Beras secara parsial terhadap Harga Beras

pada Periode Penelitian 2008-2013.

Page 109: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

83

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan metode

kombinasi dengan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Pendekatan kuantitatif

dilakukan dengan melihat sejauh mana pengaruh Produksi Beras, Impor Beras,

Tingkat Konsumsi Beras terhadap Harga Beras di Indonesia tahun 2008-2013

(Studi Kasus 32 Provinsi). Adapun pendekatan kualitatif bersifat deskriptif,

peneliti melakukan wawancara kepada narasumber yang terkait dengan tema

penelitian ini dan berusaha menjelaskan mengenai perberasan di Indonesia,

khususnya mengenai Produksi Beras, Impor Beras, Konsumsi Beras dan Harga

Beras.

Dalam penelitian ini, penulis melakukan terlebih dahulu pendekatan

kuantitatif melalui metode data panel, dengan data sekunder yang diperoleh

dari hasil pengolahan pihak kedua (data eksternal). Adapun data yang

digunakan merupakan data tahunan pada periode 2008-2013. Dalam

pendekatan kuantitatif, bersifat eksplanatif yang menggambarkan hubungan

sebab akibat antara variabel independen terhadap variabel dependen. Setelah

melakukan pendekatan kuantitatif, maka dilakukan pendekatan kualitatif

bersifat eksploratif untuk melihat sejauh mana hubungan-hubungan antar

Page 110: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

84

variabel ini saling mempengaruhi satu sama lain. Adapun pendekatan kualitatif

dengan melakukan wawancara kepada narasumber untuk memperoleh

informasi yang mendalam mengenai variabel-variabel yang diteliti penulis.

B. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh provinsi di Indonesia.

Menurut Sugiyono (2007: 62), Sampel merupakan bagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Sebuah sampel yang ditemukan tidak

selalu memenuhi persyaratan dalam variabel penelitian sehingga diperlukan

pula besaran peluang representatifnya sebuah kelompok sampel dalam sebuah

populasi penelitian. Adapun sampel yang terdapat dalam penelitian ini adalah

sejumlah 32 provinsi. Dari jumlah keseluruhan provinsi yang ada di Indonesia

sejumlah 34 provinsi, yang tidak masuk ke dalam objek penelitian adalah

provinsi Sulawesi Barat dan Kalimantan Utara. Hal ini dikarenakan provinsi

Sulawesi Barat terdapat ketidak selarasan data antar variabel yang dibutuhkan

penulis di tahun 2008, sedangkan provinsi Kalimantan Utara dimekarkan pada

tanggal 25 Oktober 2012 sehingga tidak selaras dengan data di provinsi

lainnya.

Metode pengambilan data yang akan digunakan penulis adalah dengan

teknik purposive sampling yaitu dengan cara pengambilan sampel, dimana

anggota sampel diserahkan kepada pertimbangan pengumpul data yang

berdasarkan atas pertimbangan yang sesuai dengan maksud dan tujuan

Page 111: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

85

tertentu.

C. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan hal yang harus dilakukan dalam

penyusunan penelitian ini untuk memperoleh hasil yang sesuai dengan tujuan

penelitian ini. Metode yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah

penelitian kombinasi (Mixed Methods) dengan kombinasi antara pendekatan

kuantitatif dengan pendekatan kualitatif. Metode kombinasi menghasilkan

fakta yang lebih komprehensif dan kuat dalam meneliti suatu permasalahan,

karena memiliki kebebasan untuk menggunakan semua alat pengumpul data

sesuai dengan jenis data yang dibutuhkan.

Sugiyono (2012: 404) menyatakan bahwa metode penelitian kombinasi

(mixed methods) adalah suatu metode penelitian yang mengkombinasikan atau

menggabungkan antara metode kuantitatif dengan metode kualitatif untuk

digunakan bersama-sama dalam suatu kegiatan penelitian, sehingga diperoleh

data komprehensif, valid, reliable, dan obyektif. Menurut Creswell (2010: 5)

pengertian dari metode penelitian campuran merupakan pendekatan penelitian

yang mengkombinasikan antara penelitian kualitatif dengan kuantitatif.

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan

sekunder. Data primer merupakan data yang dikumpulkan langsung dari objek

penelitian. Sedangkan data sekunder merupakan data atau informasi yang

diperoleh secara tidak langsung atau telah dikumpulkan oleh pihak tertentu

Page 112: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

86

dari objek penelitian.

Data primer diperoleh melalui wawancara yang mendalam dengan

bapak Bustanul Arifin sebagai narasumber ahli, Kepala Badan Ketahanan

Pangan, Kementerian Pertanian sebagai narasumber Produksi Beras, Harga

Beras dan Konsumsi Beras, Direktur Jendral Tanaman Pangan, Kementerian

Pertanian sebagai narasumber Produksi Beras, Harga Beras dan Impor Beras.

Adapun maksud ditentukannya narasumber adalah sebagai informan guna

mendapatkan keterangan secara lisan mengenai pemahaman, pendapat dan

fakta-fakta yang terdapat pada dunia perberasan di Indonesia.

Pengumpulan data sekunder dalam metode pendekatan kuantitatif

berdasarkan pada publikasi dan data yang tersedia pada Badan Pusat Statistik

Republik Indonesia (BPS RI) dan Departemen Pertanian Republik Indonesia.

Adapun publikasi dan data yang digunakan adalah Tabel Produksi Produk

Pangan Beras tahun 2008-2013, Hasil Survey Harga Konsumen Harga Eceran

Harga Beras Pada Pasar Tradisonal di 33 Kota tahun 2008-2013, Buku

Statistik Perdagangan Luar Negeri Impor Jilid III tahun 2008-2013, Tabel

Jumlah Penduduk Indonesia tahun 2000-2010, Tabel Laju Pertumbuhan

Penduduk per Tahun menurut Provinsi di Indonesia tahun 1971-2010, Tabel

Proyeksi Jumlah Penduduk Indonesia tahun 2010-2013, Tabel Perkembangan

Konsumsi Rumah Tangga per Kapita di Indonesia Kelompok Padi-padian

Komoditi Beras tahun 1993-2013.

Page 113: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

87

Pengumpulan data primer untuk penelitian dengan metode kualitatif itu

adalah dengan melakukan studi lapangan berupa wawancara, adapun

wawancara menurut Sugiyono (2012: 316) Esterberg (2002) mendefinisikan

interview sebagi berikut. “a meeting of two person to exchange information

and idea trough question and responses, resulting in communication and joint

construction of meaning about a particular topic”. Wawancara adalam

merupakan merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide

melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik

tertentu.

D. Teknik Analisis

Bogdan menyatakan bahwa ”Data analysis is the process of

systematically searching and arranging the interview transcripts, field notes,

and other materials that’s you accumulate to incrase your own understanding

of them and to enable you to present what you have discovered to others”.

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang

diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan bahan-bahan lain,

sehingga dapat mudah dipahami, dan temuannya dapat diinformasikan kepada

orang lain. Analisis data dilakukan dengan mengorganisasikan data,

menjabarkan ke dalam unt-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola,

memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat

kesimpulan yang dapat diceritakan kepada orang lain (Sugiyono, 2012: 332).

Page 114: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

88

Menurut Sugiyono (2012: 415) Model Penelitian sequential

explanatory design adalah metode penelitian kombinasi yang menggabungkan

metode penelitian kuantitatif dan kualitatif secara berurutan, dimana pada

tahap pertama penelitian dilakukan dengan menggunakan metode kuantitatif

dan pada tahap kedua dilakukan dengan metode kualitatif. Berikut merupakan

langkah-langkah penelitian sequential explanatory design:

Gambar 3.1

Langkah-Langkah Penelitian dalam Sequential Explanatory Design

Sumber: Sugiyono (2012: 416)

Kelanjutan dari pengumpulan data adalah menganalisis data, untuk

menganalisis dua jenis data kuantitatif dan kualitatif maka digunakan analisis

sesuai dengan metode yang digunakan yakni, sequential explanatory.Menurut

Sugiyono (2011: 409) Model Penelitian Sequential Explanatory design

dicirikan denganmelakukan pengumpulan data dan analisis data kuantitatif

pada tahap pertama, dan diikuti dengan pengumpulan dan analisis data

Page 115: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

89

kualitatif pada tahap kedua guna memperkuat hasil penelitian kuantitaif yang

dilakukan pada tahap pertama.

1. Analisis Data Kuantitatif

Analisis data kuantitatif pada penelitian ini menggunakan analisis data

panel. Menurut Winarno (2011: 9.1), data panel atau pooled data merupakan

data yang terdiri atas data seksi silang (beberapa objek) dan data runtut

waktu (berdasar waktu). Data panel adalah kombinasi dari data cross section

yaitu sejumlah ariabel diobservasi atas sejumlah katagori dan dikumpulkan

dalam suatu jangka waktu tertentu.

Analisis regresi data panel adalah analisis regresi yang didasarkan pada

data panel untuk mengamati hubungan antara variabel terikat (dependent

variable) dan variabel bebas (independent variable). Hal ini sesuai dengan

penelitian yang akan dilakukan mengenai masalah Pengaruh Produksi Beras,

Impor Beras, Konsumsi Beras terhadap Harga Beras di Indonesia

menggunakan studi kasus 32 Provinsi dengan tahun yang akan diteliti dari

tahun 2008-2013.

Model dengan data cross section :

𝑌𝑖 = 𝛼 + 𝛽𝑋𝑖 + 𝜀𝑖 ; 𝐼 = 1,2, … , 𝑁

N = Banyaknya data cross section

Model dengan data time series :

𝑌𝑡 = 𝛼 + 𝛽𝑋𝑖 + 𝜀𝑖 ; 𝑡 = 1,2, … , 𝑇

Page 116: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

90

T = Banyaknya data time series

Melihat data panel merupakan gabungan antara data cross section dan

data time series maka model yang dapat disimpulkan adalah sebagai berikut

:

𝑌𝑖𝑡 = 𝛼 + 𝛽𝑋𝑖𝑡 + 𝜀𝑖𝑡 ; 𝑖 = 1,2, … , 𝑁; 𝑡 = 1,2, … , 𝑇

Dimana :

N = Banyaknya data cross section

T = Banyaknya data time series

N T = Banyaknya data panel

2. Estimasi Model Data Panel

Terdapat tiga pendekatan yang dapat digunakan dalam mengestimasi

data panel, yaitu : 1) pendekatan OLS biasa (Pooled Least Square), 2)

pendekatan efek tetap (Fixed Effect Model), dan 3) pendekatan efek acak

(Random Effect Model).

a. Pendekatan Pooled Least Square

Pendekatan ini merupakan pendekatan yang paling sederhana karena

menggabungkan data cross section dan data time series sebagai analisisnya.

Dalam pendekatan ini tidak memperhatikan dimensi antar individu maupun

rentang waktu, sehingga model ini dapat pula dapat pula disebut sebagai

model OLS biasa karena menggunakan kuadrat terkecil.

b. Pendekatan Fixed Effect Model

Page 117: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

91

Metode efek tetap ini dapat menunjukan perbedaan antar objek

meskipun dengan regresor yang sama. Model ini dikenal dengan model

regresi Fixed Effect (efek tetap). Efek tetap ini dimaksudkan adalah bahwa

sutu objek, memiliki konstan yang tetap besarannya untuk berbagai periode

waktu. Demikian juga dengan koefisien regresinya, tetap besaranya dari

waktu ke waktu (time invariant).

Keuntungan metode efek tetap ini adalah dapat membedakan efek

individual dan efek waktu dan tidak perlu mengasumsikan bahwa

komponen eror tidak berkolerasi dengan variabel bebas yang mungkin sulit

dipenuhi. Dan kelemahan metode efek tetap ini adalah ketidaksesuaian

model dengan keadaan yang sesungguhnya. Kondisi tiap objek saling

berbeda, bahkan satu objek pada suatu waktu akan sangat berbeda dengan

kondisi objek tersebut pada waktu yang lain (Winarno, 2011: 9.15).

c. Pendekatan Random Effect Model

Keputusan untuk memasukan variabel boneka dalam model efek tetap

(fixed effect) tidak dapat dipungkiri akan dapat menimbulkan konsekuensi

(trade off). Penambahan variabel boneka ini akan dapat mengurangi

banyaknya drajat kebebasan (degree of freedom) yang pada akhirnya akan

mengurangi efisiensi dari parameter yang diestimasi. Model panel data

yang didalamnya melibatkan kolerasi antar error term karena berubahnya

waktu karena berbedanya observasi dapat diatasi dengan pendekatan model

Page 118: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

92

komponen eror (eror component model) atau disebut juga model efek acak

(random effect).

Metode ini digunakan untuk mengatasi kelemahan metode efek tetap

yang menggunakan variabel semu, sehingga model mengalami

ketidakpastian. Tanpa menggunakan variabel semu, metode efek

menggunakan residual, yang diduga memiliki hubungan antar waktu dan

antar objek. Syarat untuk menganalisis efek random yaitu objek data silang

harus lebih besar dari pada banyaknya koefisien (Winarno, 2011: 9.17).

3. Pemilihan Model Data Panel

Terdapat dua tahap dalam memilih metode data panel. Pertama kita

harus membandingkan Pooled Least Square (PLS) dengan Fixed Effect

Model (FEM) terlebih dahulu. Kemudian dilakukan uji F-test. Jika hasil

menunjukkan model PLS yang diterima, maka model Pooled Least Square

(PLS) lah yang akan dianalisa. Tapi jika model Fixed Effect Model (FEM)

yang diterima, maka tahap kedua dijalankan, yakni melakukan

perbandingan lagi dengan model Random Effect Model (REM). Setelah itu

dilakukan pengujian dengan Hausman test untuk menentukan metode mana

yang akan dipakai, apakah Fixed Effect Model (FEM) atau Random Effect

Model REM.

a. Pooled Least Square vs Fixed Effect Model (Uji Chow)

Uji ini dilakukan untuk mengetahui model Pooled Least Square

Page 119: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

93

(PLS) atau Fixed Effect Model (FEM) yang akan digunakan dalam

estimasi. Relatif terhadap Fixed Effect Model, Pooled Least Square

adalah restricted model dimana ia menerapkan intercept yang sama

untuk seluruh individu. Padahal asumsi bahwa setiap unit cross

section memiliki perilaku yang sama cenderung tidak realistis

mengingat dimungkinkan saja setiap unit tersebut memiliki perilaku

yang berbeda. Untuk mengujinya dapat digunakan restricted F-test,

dengan hipotesis sebagai berikut.

H0: Model Pooled Least Square

H1: Model Fixed Effect

Di mana restricted F-test dirumuskan sebagai berikut:

𝐹 =(𝑅𝑈𝑅

2 − 𝑅𝑅2)/𝑚

(1 − 𝑅𝑈𝑅2 )/𝑑𝑓

Di mana:

R2

UR : Unrestricted R2

R2

R : Restructed R2

m : df for numerator (N-1)

df : df for denominator (NT-N-K)

N : Jumlah Unit cross section

T : Jumlah Unit time series

K : Jumlah koefisien variabel

Page 120: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

94

Jika nilai probabilitas (P-Value) lebih kecil dari tingkat

signifikansi α 5% maka menolak H0, artinya model panel yang baik

untuk digunakan adalah Fixed Effect Model, dan sebaliknya jika H0

diterima, berarti model Pooled Least Square yang dipakai dan

dianalisis. Namun, jika H0 ditolak, maka model Fixed Effect Model

harus diuji kembali untuk memilih apakah akan memakai model Fixed

Effext Model atau Random Effect Model baru dianalisis.

b. Fixed Effect Model vs Random Effect Model (Uji Hausman)

Ada beberapa pertimbangan teknis empiris yang dapat digunakan

sebagai panduan untuk memilih antara Fixed Effect Model atau

Random Effect Model (Hamja, 2012:153), yaitu:

1) Bila T (jumlah unit time series) besar sedangkan N (jumlah

unit cross section) kecil, maka hasil Fixed Effect Model dan

Random Effect Model tidak jauh berbeda. Dalam hal ini pilihan

umumnya akan didasarkan pada kenyamanan perhitungan, yaitu

Fixed Effect Model.

2) Bila N besar dan T kecil, maka hasil estimasi kedua

pendekatan dapat berbeda signifikan. Jadi, apabila kita meyakini

bahwa unit cross section yang kita pilih dalam penelitian diambil

secara acak (random) maka Random Effect Model harus

digunakan. Sebaliknya, apabila kita meyakini bahwa unit cross

section yang kita pilih dalam penelitian tidak diambil secara

Page 121: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

95

acak maka kita menggunakan Fixed Effect Model.

3) Apabila cross section error component (€i) berkorelasi dengan

variabel bebas X maka parameter yang diperoleh dengan Random

Effect Model akan bias sementara parameter yang diperoleh

dengan Fixed Effect Model tidak habis.

4) Apabila N dan T kecil, dan apabila asumsi yang mendasari

Random Effect Model dapat terpenuhi, maka Random Effect

Model lebih efisien dibandingkan tidak bias.

Keputusan penggunaan Fixed Effect Model dan Random Effect

Model dapat pula ditentukan dengan menggunakan spesifikasi yang

dikembangkan dengan Hausman. Spesifikasi ini akan memberikan

penilaian dengan menggunakan Chi-square statistik sehinggan

keputusan pemilihan model akan dapat ditentukan secara statistik.

Pengujian ini dilakukan dengan hipotesa sebagai

berikut:

H0 : Random Effect Model

H1 :Fixed Effect Model

Setelah dilakukan pengujian ini, hasil dari Haussman test

dibandingkan dengan Chi-square statistik dengan df = k, dimana k

adalah jumlah koefesien variabel yang diestimasi. Jika hasil dari

Hausman test signifikan, maka H0 ditolak, yang Fixed Effect Model

digunakan.

Page 122: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

96

4. Model Empiris

Model persamaan yang akan diestimasi pada penelitian ini sebagai

berikut:

𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎𝐵𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖𝑡 = 𝛽0 + 𝛽1𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖𝐵𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖𝑡 + 𝛽2𝐼𝑚𝑝𝑜𝑟𝐵𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖𝑡 +

𝛽3𝐾𝑜𝑛𝑠𝑢𝑚𝑠𝑖𝐵𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖𝑡 + 𝜀𝑖𝑡

Untuk menstandarkan data, model diatas kemudian ditransformasikan

ke dalam bentuk persamaan berikut:

𝐿𝑜𝑔(𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎𝐵𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖𝑡) = 𝛽0 + 𝛽1(𝐿𝑜𝑔(𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖𝐵𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖𝑡))𝑡−1 +

𝛽2𝐷(𝐿𝑜𝑔(𝐼𝑚𝑝𝑜𝑟𝐵𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖𝑡)) + 𝛽3𝐷(𝐾𝑜𝑛𝑠𝑢𝑚𝑠𝑖𝐵𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖𝑡)) + 𝜀𝑖𝑡

Dimana:

HargaBerasit : Harga eceran rata-rata beras provinsi i pada

periode t

ProduksiBerasit : Total Produksi Beras di provinsi i pada

periode t

ImporBerasit : Total Impor Beras di provinsi i pada periode t

KonsumsiBerasit : Total Konsumsi Beras di provinsi i pada

periode t

β0 : Intercept/Konstanta

β1,β2,β3,β4 : Koefisien regresi

eit : error term

Page 123: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

97

Setelah model penelitian di estimasi maka akan diperoleh nilai dan

besaran dari masing-masing parameter dalam model persamaan diatas. Nilai

parameter positif atau negarif selanjutnya akan digunakan untuk menguji

hipotesis penelitian.

5. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik untuk melihat apakah data terbebas dari masalah

multikolinieritas, heterokedastisitas dan autokolerasi, Model regresi

berganda dibangun atas beberapa asumsi klasik yang diperlukan untuk

mendapatkan estimator OLS yang bersifat BLUE (Best Linier Unbiased

Estimator), yang berati model regresi tidak mengandung masalah. Untuk itu

perlu dibuktikan lebih lanjut apakah model regresi yang dilakukan sudah

memenuhi asumsi tersebut. Asumsi-asumsi tersebut antara lain:

a. Uji Normalitas

Salah satu asumsi dalam analisis statistika adalah data

berdistribusi normal. Untuk menguji data apakah terdistribusi normal

dengan menggunakan histogram dan uji Jarque-Bera.

Jarque-Bera adalah uji statistik untuk mengetahui apakah data

berdistribusi normal. Uji ini mengukur perbedaan skewness dan

kurtosis data dan dibandingkan dengan apabila datanya bersifat

normal. Dengan H0 pada data berdistribusi normal, uji Jarque-Bera

didistribusi dengan X2 dengan drajat bebas (degree of freedom)

Page 124: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

98

sebesar 2. Probability menunjukan kemungkinan Jarque-Bera

melebihi (dalam nilai absolut) nilai terobservasi dibawah hipotesis

nol. Nilai probabilitas yang kecil cendrung mengarahkan pada

penolakan hipotesis nol distribusi normal. Pada angka Jarque-Bera

diatas nilai probabilitas (5%), maka kita dapat menolak H0 bahwa

data terdistribusi normal (Winarno, 2006: 5.37).

b. Uji Multikolinearitas

Multikolinieritas adalah kondisi adanya hubungan dependensi

linier yang kuat diantara variabel independen. Jika terjadi

multikolinieritas maka nilai standard error dari koefisien menjadi

tidak valid sehingga hasil uji signifikansi koefisien dengan uji t tidak

valid. Salah satu ukuran yang paling popular untuk melihat adanya

multikolinieritas antar variabel independen adalah dengan

menggunakan Variance Inflation Factor (VIF) atau tolerance (1/VIF).

Regresi yang bebas multikolinieritas memiliki VIF disekitar satu atau

tolerance mendekati satu. Jika untuk suatu variabel independen nilai

vif>10 dikatakan terjadi koliniearitas yang kuat antar variabel

independen (Rosadi, 2012: 52-53).

Menurut Nachrowi dan Usman (2008: 122), ada beberapa dampak

yang ditimbulkan oleh koliniaritas antara lain:

1) Variansi bebas (dari taksiran OLS)

Page 125: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

99

2) Interval kepercayaan lebar (variansi besar, standar eror besar, dan

interval kepercayaan lebar)

3) Uji t tidak signifikan. Suatu vriabel bebas yang signifikan baik

secara subtansi, maupun secara statistik jika dibuat regresi

sederhana, bisa tidak signifikam karena variansi besar akibat

kolinearitas

4) R2 tinggi, tetapi banyak variabel yang tidak signifikan dari uji t.

5) Terkadang taksiran koefisien yang didapat akan mempunyai nilai

yang tidak sesuai dengan subtansi sehingga dapat menyesatkan

interpretasi.

Menurut Rosadi (2012: 53), untuk menyelesaikan masalah

multikolinieritas dapat dilakukan dengan berbagai cari, seperti:

1) Menambah lebih banyak observasi

2) Mengeluarkan salah satu variabel yang memiliki hubuhungan

kolerasi yang kuat.

3) Mentransformasikan variabel independen, seperti misalnya

mengkombinakasikan variabel-variabel independen kedalam

suatu indeks.

c. Uji Heteroskedastisitas

Dalam regresi linier ganda, salah satu asumsi yang harus dipenuhi

agar taksiran parameter dalam model tersebut bersifat BLUE adalah

Page 126: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

100

var (ui) = ơ2 (konstan), semua sesatan mempunyai variansi yang

sama. Padahal, ada kasus-kasus tertentu dimana variansi ưi tidak

konstan, melainkan suatu variabel berubah-ubah (Nachrowi, 2008:

128).

Heteroskedastisitas merupakan fenomena terjadinya perbedaan

varian antar seri data. Heteroskedastisitas muncul apabila nilai varian

dari variabel tak bebas (Yi) meningkat sebagai meningkatnya varian

dari variabel bebas (Xi), maka varian dari Yi adalah tidak sama.

Gejala heteroskedastisitas lebih sering dalam data cross section dari

pada time series. Selain itu juga sering muncul dalam analisis yang

menggunakan data rata-rata.

Menurut Nachrowi dan Usman (2008: 129), ada beberapa dampak

yang ditimbulkan oleh heteroskedastisitas terhadap OLS, antara lain:

1. Akibat tidak konstannya variansi, maka salah satu dampak yang

ditimbulkan adalah lebih besarnya variansi dari taksiran.

2. Lebih besarnya variansi taksiran, tentu akan berpengaruh pada uji

hipotesis yang dilakukan (uji t dan F) karena kedua uji tersebut

menggunakan besaran variansi taksiran. Akibatnya, kedua uji

hipotesis tersebut menjadi kurang akurat.

3. Lebih besarnya variansi taksiran akan mengakibatkan standard

error taksiran yang lebih besar sehingga interval kepercayaan

Page 127: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

101

menjadi sangat besar.

4. Akibat beberapa dampak tersebut, maka kesimpulan yang diambil

dari persamaan regresi yang dibuat dapat menyesatkan.

Menurut Gujarati (2007:89-94), untuk mendektesi keberadaan

heteroskedastisitas digunakan metode grafik scatter plot, uji Park, uji

Glejser, uji White, dimana apabila nilai probabilitas (p-value)

observasi R2 lebih besar dibandingkan tingkat resiko kesalahan yang

diambil (digunakan α = 5%), maka residual digolongkan

homoskedastisitas.

d. Uji Autokorelasi

Autokolerasi adalah adanya kolerasi antara variabel itu sendiri,

pada pengamatan yang berbeda waktu atau individu. Pada umumnya

autokolerasi lebih sering terjadi pada data time series (Nachrowi dan

Usman, 2008: 135).

Menurut Winarno (2006: 5.26), autokolerasi adalah hubungan

antara residual satu observasi dengan residual observasi lainnya.

Autokolerasi lebih mudah timbul pada data yang bersifat runtut

waktu, karena berdasarkan sifatnya, data masa sekarang dipengaruhi

oleh data pada masa-masa sebelumnya.

Dikarenakan dalam penelitian ini menggunakan data panel, maka

uji autokolerasi sudah tidak perlu di uji kembali, karena data panel

Page 128: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

102

sifatnya lebih kepada cross section maka bisa dikatakan tidak ada

autokolerasi.

6. Uji Hipotesis

Uji Hipotesis ini digunakan untuk memeriksa atau menguji apakah

koefisien regresi yang didapat signifikan (berbeda nyata). Maksudnya dari

signifikan ini adalah suatu nilai koefesien regresi yang secara statitik tidak

sama dengan nol. Jika koefisien slope sama dengan nol, berarti dapat

dikatakan bahwa tidak cukup bukti untuk menyatakan variabel bebas

mempunyai pengaruh terhadap variabel terikat. Ada dua jenis uji hipotesis

terhadap koefisien regresi yang dapat dilakukan antara lain:

a. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)

Uji t dilakukan untuk mengetahui pengaruh masing-masing

variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen. Uji t

dilakukan dengan membandingkan t hitung terhadap t tabel dengan

ketentuan sebagai berikut:

Ho : β = 0, berarti tidak ada pengaruh positif dari masing-masing

variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial

(individu).

Ha : β ≠ 0, berarti ada pengaruh positif dari masing-masing variabel

independen terhadap variabel dependen secara parsial (individu).

Tingkat kepercayaan yang digunakan adalah 95% atau taraf

Page 129: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

103

signifikan 5% (α = 0,05) dengan kriteria penilaian sebagai berikut :

1) Jika t hitung > t tabel maka Ha diterima dan Ho ditolak berarti

ada pengaruh yang signifikan dari masing-masing variabel

independen terhadap variabel dependen secara parsial

(individu).

2) Jika t hitung < t tabel maka Ho diterima dan Ha ditolak berarti

tidak ada pengaruh yang signifikan dari masing-masing

variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial

(individu).

b. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah semua variabel

independen secara bersama-sama (simultan) dapat berpengaruh

terhadap variabel dependen. Cara yang digunakan adalah dengan

membandingkan nilai F hitung dengan F tabel dengan ketentuan

sebagai berikut:

Ho : β = 0, berarti tidak ada pengaruh signifikan dari variabel

independen terhadap variabel dependen secara simultan (bersama-

sama).

Ha : β ≠ 0, berarti ada pengaruh yang signifikan dari variabel

independen terhadap variabel dependen secara simultan (bersama-

sama).

Page 130: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

104

Tingkat kepercayaan yang digunakan adalah 95% atau taraf

signifikan 5% (α = 0,05) dengan kriteria penilaian sebagai berikut:

1) Jika F hitung > F tabel maka Ha diterima dan Ho ditolak berarti

ada variabel independen secara bersama-sama mempunyai

pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.

2) Jika F hitung < F tabel maka Ho diterima dan Ha ditolak berarti

variabel independen secara bersama-sama tidak mempunyai

pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.

c. Koefisien Determinasi R2

Koefisien determinasi merupakan suatu ukuran yang penting

dalam regresi, karena dapat menginformasikan baik tidaknya model

regresi yang terestimasi. Atau dengan kata lain, angka tersebut dapat

mengukur seberapa dekatkah garis regresi yang terestimasi dengan

data sesungguhnya.

Nilai koefisien determinasi (Goodness of fit) mencerminkan seberapa

besar variasi dari regressand (Y) dapat diterangkan oleh regressor (X).

Bila R2 = 0, artinya variasi dari Y tidak dapat diterangkan oleh X sama

sekali. Sementara bila R2 = 1, artinya variasi Y secara keseluruhan

dapat diterangkan oleh X. Dengan kata lain bila R2 = 1, maka semua

titik pengamatan berbeda pada garis regresi. Dengan demikian ukuran

goodness of fit dari suatu model ditentukan oleh R2 yang nilainya

Page 131: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

105

antara nol dan satu. (Nachrowi dan Usman, 2008: 21-22).

E. Operasional Variabel Penelitian

1. Variabel Dependen

Harga Beras merupakan nilai tukar yang telah disepakati dalam pasar

untuk membeli satu kilogram beras, secara umum nilai tukar yang

digunakan di Indonesia merupakan mata uang Rupiah (Rp). Harga beras

yang digunakan merupakan Hasil Survey Harga Konsumen Harga Eceran

Harga Beras Pada Pasar Tradisonal di 33 Kota tahun 2008-2013 yang

dilakukan oleh Badan Pusat Statistik Republik Indonesia. Diukur secara

tahunan dalam satuan rupiah.

2. Variabel Independen

a. Produksi Beras merupakan total produksi produk pangan beras di

Indonesia. Produksi beras yang digunakan merupakan hasil

pengumpulan data yang tercatat dalam Tabel Produksi Produk Pangan

Beras Tahun 2008-2013 yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik

Republik Indonesia dan diolah kembali menyesuaikan kebutuhan

penelitian. Diukur secara tahunan dalam satuan Ton.

b. Impor Beras merupakan total pengiriman produk pangan beras yang

berasal dari luar negeri untuk digunakan di dalam negeri khususnya

Indonesia. Impor beras yang digunakan merupakan hasil

pengumpulan data yang tertulis dalam Buku Statistik Perdagangan

Page 132: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

106

Luar Negeri Impor Jilid III 2008-2013 yang dilakukan oleh Badan

Pusat Statistik Republik Indonesia. Diukur secara tahunan dalam

satuan Ton.

c. Konsumsi Beras merupakan total konsumsi beras yang terdapat di

seluruh Indonesia. Konsumsi Beras yang digunakan merupakan hasil

pengumpulan data yang tercatat dalam Tabel Jumlah Penduduk

Indonesia Tahun 2000-2010, Tabel Laju Pertumbuhan Penduduk per

Tahun menurut Provinsi di Indonesia tahun 1971-2010 dan Tabel

Proyeksi Jumlah Penduduk Indonesia tahun 2010-2013 yang

dilakukan oleh Badan Pusat Statistik Republik Indonesia dan Tabel

Perkembangan Konsumsi Rumah Tangga per Kapita di Indonesia

Kelompok Padi-padian Komoditi Beras tahun 1993-2013

Kementerian Pertanian Republik Indonesia serta diolah kembali

menyesuaikan kebutuhan penelitian. Diukur secara tahunan dalam

satuan Ton.

Page 133: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

107

Tabel 3.1

Operasional Variabel Penelitian

No.

Dimensi

Variabel Indikator Ukuran

1 Harga Beras Hasil Survey Harga Konsumen Harga Eceran

Beras pada Pasar Tradisional di 33 Kota

Tahun 2008-2013

Rupiah

2 Produksi Beras Total Produksi Produk Pangan Beras Tahun

2008-2013 pada 32 Provinsi di Indonesia

Ton

3 Impor Beras Total Impor Beras yang tercatat dalam Buku

Statistik Perdagangan Luar Negeri Impor Jilid

III Tahun 2008-2013 pada 32 Provinsi di

Indonesia

Ton

4 Konsumsi Beras Total Konsumsi Beras Tahun 2008-2013 pada

32 Provinsi di Indonesia

Ton

Page 134: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

108

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

Indonesia, negara yang berdiri diatas kepulauan terluas di dunia dengan

bentang luas daratan sebesar 1.992.570 Km2 dan luas perairannya 3.257.483

Km2. Terletak di antara Samudera Hindia dan Samudera Pasifik serta di antara

benua Asia dan benua Australia, juga berada di daerah ekuator (Khatulistiwa)

membuat Indonesia memiliki iklim yang tropis. Selain itu, indonesia berada di

kawasan gunung berapi yang terkenal dengan “Ring Of Fire” membuat kondisi

tanah di Indonesia sangat subur akibat proses vulkanis tersebut. Dengan

keunggulan tersebut membuat Indonesia menjadi tempat yang sangat subur,

banyak jenis tanaman dan hewan yang hidup di Indonesia. Adanya keunggulan

ini membuat Indonesia menjadi salah satu Negara produsen beberapa jenis

tanaman salah satunya adalah produk pertanian.

Adapun salah satu produk pertanian yang menjadi unggulan baik segi

produksi maupun konsumsinya adalah beras. Mengapa demikian karena beras

atau dalam bentuk jadinya adalah nasi merupakan salah satu makanan pokok

bagi hampir sebagian besar masyarakat Indonesia. Bahkan ada perumpamaan

bahwa bila tidak makan nasi maka tidak akan kenyang. Dahulu orang Indonesia

memiliki makanan pokok sesuai keadaan wilayahnya seperti Jawa Tengah dan

Page 135: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

109

Jawa Timur banyak yang menggunakan jagung sebagai bahan makanan pokok,

atau Maluku, Papua dan daerah Indonesia timur terkenal dengan sagu sebagai

bahan makanan pokoknya. Namun seiring berkembangnya jaman banyak

masyarakat yang mulai meninggalkan kebiasaan lama mereka menggunakan

bahan makanan pokok lokal, mereka mengikuti daerah-daerah yang telah maju

terlebih dulu dengan menggunakan beras sebagai bahan makanan pokok.

Pergeseran kebiasaaan ini membuat tingkat konsumsi beras meningkat,

sehingga beras menjadi populer bagi masyarakat di Indonesia. Sayangnya

peningkatan tingkat konsumsi beras ini tidak seiring dengan kapasitas produksi

yang dimiliki Indonesia, hal ini terjadi karena banyak faktor, yaitu percepatan

pertumbuhan penduduk yang sangat tinggi di Indonesia, pertumbuhan produksi

beras di dalam negeri tidak sebanding dengan pertumbuhan penduduk, dan juga

tingkat produktivitas padi di Indonesia belum maksimal berada dikisaran angka

50%.

Namun Indonesia memiliki potensi ketersediaan lahan yang cukup

besar dan belum dimanfaatkan secara optimal. Berdasarkan Buku Rencana

Strategis Kementerian Pertanian Tahun 2010-2014 (24: 2011) Data dari kajian

akademis yang dilaksanakan oleh Direktorat Jendral Pengelolaan Lahan dan

Air, Kementerian Pertanian pada tahun 2006 memperlihatkan bahwa total luas

daratan Indonesia adalah sebesar 192 juta Ha, terbagi atas 123 juta Ha (64,6%)

merupakan kawasan budidaya dan 67 juta Ha sisanya (35,4%) merupakan

Page 136: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

110

kawasan lindung. Dari total luas kawasan budidaya, yang berpotensi untuk

areal pertanian seluas 101 juta Ha, meliputi lahan basah seluas 25,6 juta Ha,

lahan kering tanaman semusim 25,3 juta Ha dan lahan kering tanaman tahunan

50,9 juta Ha. Sampai saat ini, dari areal yang berpotensi untuk pertanian

tersebut, yang sudah dibudidayakan menjadi areal pertanian sebesar 47 juta Ha,

sehingga masih tersisa 54 juta Ha yang berpotensi untuk perluasan areal

pertanian. Jumlah luasan dan sebaran hutan, sungai, rawa dan danau serta curah

hujan yang cukup dan merata sepanjang tahun sesungguhnya merupakan

potensi alamiah untuk memenuhi kebutuhan air pertanian apabila dikelola

dengan baik. Waduk, bendungan, embung dan air tanah serta air permukaan

lainnya sangat potensial untuk mendukung perkembangan usaha pertanian.

Dan juga menurut Buku Rencana Strategis Kementerian Pertanian

Tahun 2010-2014 (2011: 24) Jumlah penduduk Indonesia yang sangat besar

merupakan pasar dalam negeri yang potensial bagi produk-produk pertanian

yang dihasilkan petani. Pada tahun 2009 jumlah penduduk Indonesia tercatat

sebesar 230.632.700 jiwa dengan pertumbuhan 1,25% per tahun. Saat ini,

tingkat konsumsi aneka produk hasil pertanian Indonesia, kecuali beras, gula

dan minyak goreng, masih relatif rendah. Rendahnya tingkat konsumsi produk

pertanian ini, terutama disebabkan masih rendahnya tingkat pendapatan per

kapita penduduk Indonesia sehingga mempengaruhi daya beli.

Page 137: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

111

Persoalan mendasar yang diperkirakan masih dihadapi sektor pertanian

di masa yang akan datang, mencakup aspek seperti: kerusakan lingkungan dan

perubahan iklim, infrastruktur, sarana dan prasarana, lahan dan air, kepemilikan

lahan, sistem perbenihan dan pembibitan nasional, akses petani terhadap

permodalan kelembagaan petani dan penyuluh, ketahanan pangan dan energi,

Nilai Tukar Petani (NTP), keterpaduan antar sektor dan kinerja pelayanan

birokrasi pertanian.

Selain itu permasalahan geografis Indonesia sebagai Negara kepulauan

membuat distribusi barang dan jasa menjadi sulit, khususnya pada produk-

produk tidak tahan lama seperti produk pertanian. Selain permasalahan itu,

keterbatasan pilihan akan transportasi penghubung antar pulau, kualitas

transportasi yang tersedia, lamanya bongkar muat di masing-masing pelabuhan

serta kualitas sarana dan prasarana transportasi seperti jalan dan pelabuhan

yang belum baik, biaya distribusi dan transportasi yang tinggi memperparah

kondisi distribusi barang-barang di Indonesia.

B. Hasil Analisis dan Pembahasan

1. Analisis Deskriptif

a. Analisis Deskriptif Harga Beras

Menurut Prathama Rahardja dan Mandala Manurung (2006:

70-71), Cobweb menjelaskan mengenai harga produk pertanian

yang menunjukkan fluktuasi tertentu dari musim ke musim.

Page 138: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

112

Penyebab fluktuasi tersebut adalah reaksi yang terlambat (time lag)

dari produsen (petani) terhadap harga.

Harga suatu barang dan jumlah barang tersebut yang

diperjualbelikan, ditentukan oleh permintaan dan penawaran barang

tersebut. Dan juga keadaan di suatu pasar dikatakan dalam

keseimbangan atau ekuilibrium apabila jumlah yang ditawarkan

pada penjual pada suatu harga tertentu adalah sama dengan jumlah

yang diminta para pembeli pada harga tersebut. Dengan demikian

harga suatu barang dan jumlah barang yang diperjualbelikan dapat

ditentukan dengan melihat keadaan keseimbangan dalam suatu

pasar (Sadono Sukirno, 2009: 90).

Menurut Winardi (1987: 13) bahwa harga menerangkan

komposisi atau alokasi produksi total. Menurut Pindyck (2009: 5)

harga merupakan salah satu penentu dari situasi-tukar dalam setiap

pilihan manusia. Seperti seorang konsumen yang melakukan situasi-

tukar antara daging sapi dan ayam tidak hanya pada preferensinya,

tetapi juga berdasarkan harganya. Begitu juga, para pekerja

melakukan situasi-tukar antara kerja dan istirahat sebagian

berdasarkan pada “harga” yang mereka peroleh dari pekerjaan

mereka – yaitu upah. Dan perusahaan memutuskan apakah akan

memperkerjakan karyawan lebih banyak atau membeli mesin lebih

Page 139: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

113

banyak sebagian juga didasarkan pada tingkat upah dan harga mesin.

Page 140: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

114

Sumber: Tabel Rata-rata Harga Eceran Beras di Pasar Tradisional di 33 Kota, 2000-2013

(Diolah dari Hasil Survei Harga Konsumen) Badan Pusat Statistik Republik Indonesia (diolah

kembali)

Pada gambar 4.1 terlihat bahwa perubahan harga rata-rata

beras pada 32 provinsi di Indonesia selalu positif. Jika dilihat

pertumbuhan perubahan harga rata-rata beras yang paling besar

berada pada provinsi Lampung dengan pertumbuhan rata-rata

sebesar 19,38% per tahun dengan periode waktu 2008-2013.

Sedangkan pertumbuhan perubahan harga rata-rata beras yang

paling kecil disaat periode yang sama berada pada provinsi Maluku

Utara dengan pertumbuhan rata-rata sebesar 2,21% per tahun.

Perubahan yang terjadi pada harga beras kalau kita lihat secara

nasional pertumbuhannya berada pada angka 10% pada periode

2008-2013 hal ini menandakan bahwa perubahan harga pada

komoditas beras di Indonesia cukup besar. Dengan adanya fakta ini

menandakan perubahan harga beras tidak stabil, sehingga dapat

memperbesar jumlah beban konsumsi masyarakat secara umum.

b. Analisis Deskriptif Produksi Beras

Menurut I Gusti Ngurah Agung (2008: 9) produksi dapat

didefinisikan sebagai hasil dari suatu proses atau aktifitas ekonomi

dengan memanfaatkan beberapa masukan (input), oleh karena itu

kegiatan produksi tersebut adalah mengkombinasikan berbagai

input untuk menghasilkan output. Menurut Ari Sudarman (2001:

Page 141: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

115

119) produksi meliputi semua aktivitas dan tidak hanya mencakup

pembuatan barang-barang yang dapat dilihat. Menulis buku,

memberi nasehat, pertunjukkan bioskop dan jasa bank adalah

termasuk dalam pengertian produksi. Tetapi akan sedikit mengalami

kesulitan untuk menunjukkan secara pasti faktor-faktor produksi

seperti yang dicontohkan tadi, namun jelas bahwa dalam proses

produksi seperti ini diperlukan beberapa keterampilan baik bersifat

teknis maupun intelektual.

Sadono Sukirno (2009: 193) menyatakan bahwa fungsi

produksi adalah hubungan diantara faktor- faktor produksi dan

tingkat produksi yang diciptakannya. Adapun menurut Prathama

Rahardja dan Mandala Manurung (2006: 107) menyatakan bahwa

ekonom membagi faktor produksi barang menjadi barang modal

(capital) dan tenaga kerja (labour). Hubungan matematis

penggunaan hal-hal berhubungan dengan produksi yang

menghasilkan output maksimum disebut fungsi produksi sebagai

berikut.

Q = f(K,L)

Dimana

Q = tingkat output.

K = barang modal.

L = tenaga kerja/buruh.

Page 142: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

116

Dalam Skripsi Denny Afrianto (2010: 33) bahwa pada produksi

bidang pertanian, faktor produksinya sangat menentukan besar

kecilnya produksi yang akan diperoleh. Untuk menghasilkan

produksi (output) yang optimal maka penggunaan faktor produksi

tersebut dapat digabungkan. Dalam berbagai literatur menunjukkan

bahwa faktor produksi lahan, modal untuk membeli bibit, pupuk,

obat-obatan, tenaga kerja dan aspek manajemen adalah faktor

produksi terpenting diantara faktor produksi yang lain (Soekartawi,

1991), seperti tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, tingkat

keterampilan dan lain-lain.

Page 143: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

117

Sumber: Tabel Produksi Produk Pangan Beras Tahun 2008-2013 Badan Pusat Statistik Republik Indonesia (diolah

kembali)

Page 144: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

118

Pada gambar 4.2 terlihat bahwa produksi beras terbesar di

Indonesia terdapat pada 3 provinsi yaitu Jawa Barat, Jawa Timur dan

Jawa Tengah. Dan juga dapat dilihat bahwa perkembangan jumlah

produksi dari tahun ke tahun pada 32 provinsi di Indonesia

cenderung fluktuatif, kecuali pada provinsi Kalimantan Timur yang

memiliki tren negatif. Namun perkembangan jumlah produksi beras

tertinggi di Indonesia ada pada provinsi Kepulauan Riau sebesar

42,45% pada periode 2008-2013. Selain itu perkembangan jumlah

produksi beras terendah di Indonesia ada pada provinsi Kalimantan

Timur dengan angka -4% pada periode 2008-2013.

Perubahan jumlah yang terjadi pada 32 provinsi di Indonesia

secara umum berada pada angka 4,36% pada periode 2008-2013. Ini

menandakan bahwa perubahan jumlah produksi beras di Indonesia

cukup signifikan. Namun dengan jumlah perubahan ini sangat tidak

memungkinkan untuk mendukung konsumsi beras bagi masyarakat

Indonesia.

c. Analisis Deskriptif Impor Beras

Impor merupakan pembelian barang dari luar negeri ke dalam

negeri. Hal ini biasa terjadi karena produksi barang yang ada di

dalam negeri tidak dapat memenuhi kebutuhan konsumsi dalam

negeri. Selain itu sebab-sebab impor dapat pula terjadi karena tidak

Page 145: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

119

mampunya dalam negeri memproduksi barang dikarenakan belum

adanya teknologi dan modal yang mencukupi, permintaan

masyarakat akan barang-barang dari luar negeri walaupun produksi

dalam negeri mencukupi kualitas yang dimiliki.

Menurut Suherman Rosyidi dalam bukunya Pengantar Teori

Ekonomi: Pendekatan Kepada Teori Ekonomi (2001: 223-224)

Kemampuan suatu bangsa untuk mengimpor sangat tergantung pada

pendapatan nasionalnya. Artinya, semakin besar pendapatan

nasional, semakin besar pula kemampuan bangsa tersebut

mengimpor barang dan jasa. Jadi: M = f(Y). Tetapi harus diingat,

bahwa hubungan antara impor, M, dengan pendapatan nasional, Y,

itu tidaklah berupa hubungan proporsional. Artinya, tidak dapat

ditarik kesimpulan bahwa jika pendapatan nasional bertambah

menjadi dua kali lipat, misalnya, maka impor akan menjadi dua kali

lipat.

Menurut Hamdy Hady (2001: 65) kebijakan perdagangan

internasional di bidang impor diartikan sebagai berbagai tindakan

dan peraturan yang dikeluarkan pemerintah, baik secara langsung

maupun tidak langsung, yang akan mempengaruhi struktur,

komposisi, dan kelancaran usaha untuk melindungi atau mendorong

pertumbuhan industri dalam negeri dan penghematan devisa.

Page 146: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

120

Sumber: Buku Statistik Perdagangan Luar Negeri Impor Jilid III 2008-2013 Badan Pusat Statistik Republik

Indonesia (diolah kembali)

Page 147: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

121

Dalam grafik diatas dapat dilihat bahwa secara umum pada 32

provinsi di Indonesia impor beras jumlahnya kecil bahkan tidak ada

dari tahun ke tahun, namun ada beberapa provinsi yang memiliki

jumlah impor yang besar. Seperti pada provinsi DKI Jakarta,

Sumatera Utara, Lampung, Jawa Tengah dan Jawa Timur yang

setiap tahun memiliki jumlah impor dari tahun ke tahun pada periode

2008-2013.

Perkembangan jumlah impor provinsi yang tertinggi dalam

periode 2008-2013 pada provinsi Jawa Tengah sebesar 140,25%,

selanjutnya pada provinsi Lampung sebesar 115,90%, selanjutnya

pada provinsi DKI Jakarta sebesar 78,48%, selanjutnya pada

provinsi Jawa Timur sebesar 76,83%, dan yang kelima pada provinsi

Sumatera Utara sebesar 74,30%. Sedangkan provinsi lainnya tidak

setiap tahun mengalami impor beras sehingga kecil perkembangan

yang terjadi pada provinsi-provinsi tersebut. Adapun perubahan

jumlah impor ini mengikuti dengan ketersediaan beras di pasar dan

regulasi-regulasi yang terkait di dalam dunia perberasan di

Indonesia.

d. Analisis Deskriptif Konsumsi Beras

Menurut Samuelson dan Nordhaus dalam bukunya Ilmu

Makroekonomi (2004: 124) Konsumsi (atau lebih tepatnya,

Page 148: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

122

pengeluaran konsumsi pribadi) adalah pengeluaran oleh rumah

tangga atas barang jadi dan jasa. Dilihat dari arti ekonomi, konsumsi

merupakan tindakan untuk mengurangi atau menghabiskan nilai

guna ekonomi suatu benda.

Sedangkan menurut Suherman (2001: 147) konsumsi berarti

penggunaan barang dan jasa untuk memuaskan kebutuhan

manusiawi (the use of goods and service in the statisfication of

human wants). Konsumsi haruslah dianggap sebagai maksud serta

tujuan yang esensial daripada produksi. Atau dengan perkataan lain,

produksi adalah alat bagi konsumsi.

Dan Suherman (2001: 147) berpendapat bila digunakan tanpa

kualifikasi apapun, maka istilah konsumsi itu, akan diartikan secara

umum sebagai penggunaan barang-barang dan jasa secara langsung

akan memenuhi kebutuhan manusia. Namun harus kita ingat

terdapat beberapa jenis barang, seperti mesin-mesin maupun bahan

mentah, digunakan untuk menghasilkan barang lain. Hal ini dapat

disebut dengan konsumsi produktif (productive consumption),

sedangkan konsumsi yang dapat memenuhi kepuasan akan

kebutuhan secara langsung disebut sebagai konsumsi akhir (final

consumption).

Page 149: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

123

Sumber: Tabel Jumlah Penduduk Indonesia Tahun 2000-2010 Badan Pusat Statistik Republik Indonesia,

Tabel Laju Pertumbuhan Penduduk per Tahun menurut Provinsi di Indonesia Tahun 1971-2010 Badan

Pusat Statistik Republik Indonesia, Tabel Proyeksi Jumlah Penduduk Indonesia Tahun 2010-2013 Badan

Pusat Statistik Republik Indonesia dan Tabel Perkembangan Konsumsi Rumah Tangga per Kapita di

Indonesia Kelompok Padi-padian Komoditi Beras Departemen Pertanian Republik Indonesia Tahun

1993-2013 (diolah kembali).

Pada grafik diatas dapat dilihat bahwa jumlah konsumsi beras

Page 150: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

124

yang terbesar di Indonesia merupakan provinsi Jawa Barat sebanyak

7110603.1 Ton pada tahun 2013. Kenyataan bahwa Jawa Barat,

Jawa Tengah dan Jawa Timur menjadi provinsi yang terbesar dalam

mengkonsumsi beras sejalan dengan jumlah penduduk yang terdapat

pada ketiga provinsi tersebut. Namun ternyata provinsi yang

memiliki perubahan jumlah konsumsi beras terbesar di Indonesia

ada pada provinsi Kepulauan Riau dengan angka 3,4% pada periode

2008-2013. Sedangkan provinsi yang memiliki perubahan jumlah

konsumsi beras terkecil di Indonesia ada pada provinsi Jawa Timur

dengan angka 0,2% pada periode 2008-2013. Adapun perubahan

jumlah konsumsi beras sangatlah bergantung pada jumlah penduduk

dan kemampuan rumah tangga masyarakat dalam mengkonsumsi

beras.

2. Pemilihan Model Terbaik

Model yang digunakan secara umum adalah sebagai berikut:

𝐿𝑜𝑔(𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎𝐵𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖𝑡) = 𝛽0 + 𝛽1(𝐿𝑜𝑔(𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖𝐵𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖𝑡))𝑡−1 +

𝛽2𝐷(𝐿𝑜𝑔(𝐼𝑚𝑝𝑜𝑟𝐵𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖𝑡)) + 𝛽3𝐷(𝐾𝑜𝑛𝑠𝑢𝑚𝑠𝑖𝐵𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖𝑡)) + 𝜀𝑖𝑡

Dimana:

HargaBerasit : Harga eceran rata-rata beras provinsi i pada

periode t

ProduksiBerasit : Total Produksi Beras di provinsi i pada

Page 151: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

125

periode t

ImporBerasit : Total Impor Beras di provinsi i pada periode t

KonsumsiBerasit : Total Konsumsi Beras di provinsi i pada

periode t

β0 : Intercept/Konstanta

β1,β2,β3,β4 : Koefisien regresi

eit : error term

Selanjutnya kita memilih model mana yang terbaik untuk digunakan

pada persamaan diatas, adapun model-model yang ada pada regresi

data panel adalah sebagai berikut:

a. Pooled Least Square (PLS)

Pertama yang harus dilakukan untuk memulai mengolah data

yaitu dengan menggunakan metode Pooled Least Square (PLS),

dimana metode ini merupakan salah satu syarat untuk melakukan

uji F-restricted. Dari hasil pengolahan yang dilakukan melalui E-

Views 7.0 diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 4.1

Regresi Data Panel: Pooled Least Square (PLS)

Sumber: Data diolah. Lampiran 2

R-squared 0.364734

Adjusted R-squared 0.352517

Page 152: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

126

Tabel 4.1 memperlihatkan hasil estimasi dari regresi data

panel dengan menggunakan metode PLS, dimana R-Squared yang

diperoleh sebesar 0,364734, artinya sebesar 36,47% variabel

Harga Beras pada 32 Provinsi di Indonesia dapat dijelaskan oleh

Produksi Beras, Impor Beras, dan Konsumsi Beras pada 32

Provinsi di Indonesia. Sedangkan 63,53% variabel Harga Beras

dijelaskan oleh variabel lain yang tidak termasuk dalam penelitian

ini.

b. Fixed Effect Model (FEM)

Setelah hasil dari PLS diperoleh, maka dapat dilakukan uji

selanjutnya yaitu dengan metode Fixed Effect Model (FEM). Hal

ini dilakukan agar hasil yang diperoleh antara PLS dengan FEM

dapat dibandingkan dan dilihat kesesuaiannya, sehingga dapat

dijadikan sebagai model penelitian. Dari hasil pengolahan E-

Views 7.0 diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 4.2

Regresi Data Panel: Fixed Effect Model (FEM)

R-squared 0.650028

Adjusted R-squared 0.554836

Sumber: Data diolah. Lampiran 2

Tabel 4.2 memperlihatkan hasil estimasi dari regresi data

panel dengan menggunakan metode PLS, dimana R-Squared yang

Page 153: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

127

diperoleh sebesar 0,650028, artinya sebesar 65% variabel Harga

Beras pada 32 Provinsi di Indonesia dapat dijelaskan oleh Produksi

Beras, Impor Beras, dan Konsumsi Beras pada 32 Provinsi di

Indonesia. Sedangkan 35% variabel Harga Beras dijelaskan oleh

variabel lain yang tidak masuk ke dalam penelitian ini.

c. Pooled Least Square vs Fixed Effect Model (Uji Chow)

Uji Chow merupakan salah satu uji yang digunakan untuk

mengetahui apakah teknik regresi Pooled Least Square (PLS) lebih

baik dari pada Fixed Effect Model (FEM). Untuk mengetahui

model data panel yang akan digunakan, maka digunakan uji F-

Restricted dengan cara membandingkan F-Statistik dan F-Tabel.

Sebelum membandingkan, maka dibuat terlebih dahulu

hipotesisnya sebagai berikut:

H0: Model Pooled Least Square (Restricted)

Ha: Model Fixed Effect (Unrestricted)

Dari hasil regresi berdasarkan metode PLS dan FEM

menggunakan E-Views 7.0 diperoleh F-Statistik seperti yang

terlihat dalam Tabel 4.3 berikut ini:

Tabel 4.3

F-Restricted

Page 154: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

128

Redundant Fixed Effects Tests

Equation: FIXED

Test cross-section fixed effects Effects Test Statistic d.f. Prob. Cross-section F 3.287068 (31,125) 0.0000

Cross-section Chi-square 95.390675 31 0.0000

Sumber: Data diolah. Lampiran 3

Dari tabel 4.3 diperoleh nilai F-Statistik 3,287068, dengan

nilai F-Tabel pada df (31,125) α = 5% adalah 1,524 sehingga nilai

F-Statistik > F-Tabel, maka H0 ditolak dan Ha diterima, sehingga

model data panel yang digunakan adalah Fixed Effect Model

(FEM).

d. Random Effect Model (REM)

Setelah ditentukan bahwa Fixed Effect merupakan model yang

sesuai dengan penelitian ini melalui pengujian F-Restricted. Untuk

melihat bahwa model ini merupakan model yang tepat, maka perlu

dilakukan pengujian selanjutnya dengan membandingkan antara

model FEM dan REM pada uji Hausman. Dari hasil pengolahan E-

Views 7.0 didapatkan hasil sebagai berikut:

Tabel 4.4

Regresi Data Panel: Random Effect Model

R-squared 0.250395

Adjusted R-squared 0.235979

Sumber: Data diolah. Lampiran 4

Tabel 4.4 memperlihatkan bahwa hasil estimasi dari regresi

Page 155: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

129

data panel dengan menggunakan PLS, dimana R-Squared yang

diperoleh sebesar 0,250395, artinya sebesar 25,03% variabel

Harga Beras pada 32 Provinsi di Indonesia dapat dijelaskan oleh

Produksi Beras, Impor Beras dan Konsumsi Beras. Sedangkan

74,97% variabel Harga Beras dijelaskan oleh variabel lain yang

tidak termasuk dalam penelitian ini.

e. FEM vs REM (Uji Hausman)

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui model data panel

yang sesuai dalam penelitian antara FEM dan REM. Pengujian ini

dengan cara membandingkan nilai Chi-Square statistik dengan

nilai Chi-Square tabel. Sebelum membandingkan, maka dibuat

hipotesis terlebih dahulu yaitu sebagai berikut:

H0: Model Random Effect

Ha: Model Fixed Effect

Dari hasil regresi dengan E-Views 7.0 melalui Uji Hausman,

diperoleh hasil sebagai berikut pada tabel 4.5:

Tabel 4.5

Uji Hausman

Correlated Random Effects - Hausman Test

Equation: RANDOM

Test cross-section random effects

Test Summary Chi-Sq. Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.

Page 156: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

130

Cross-section random 9.724934 3 0.0211

Sumber: Data diolah. Lampiran 5

Dari Tabel 4.5 diatas diperoleh nilai Chi-Square Statistic

adalah 9,724934 dengan nilai Chi-Square tabel dengan d.f.=3 dan

α=5% adalah 7,814728. Sehingga nilai Chi-Square statistik

(9,724934) > Chi-Square tabel (7,814728), maka H0 ditolak dan

Ha diterima. Dari pengujian ini dapat disimpulkan bahwa model

yang tepat dalam penelitian ini adalah Fixed Effect Model.

3. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas

Untuk menguji apakah dalam model penelitian, variabel

pengganggu atau residual berdistribusi dengan normal atau tidak,

dapat diketahui dengan melihat dan membandingkan nilai Jarque-

Bera (JB) dengan nilai Chi-Square tabel. Menurut Winarno (2011:

5.37), “Jika nilai Jarque-Bera (JB) < Chi-Square Tabel, maka data

penelitian berdistribusi normal”. Setelah dilakukan pengujian

dengan menggunakan E-Views 7.0, diperoleh hasil sebagai

berikut:

Gambar 4.5

Histogram-Uji Normalitas

Page 157: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

131

Sumber: Lampiran 6

Gambar 4.5 menunjukkan bahwa nilai JB hitung sebesar

5,780233, dan nilai Chi-Square Tabel df(3), α=5% adalah 7,81.

Dengan nilai Chi-Square tabel (7,81) > JB Hitung (5,780233) dan

dapat disimpulkan bahwa data penelitian ini berdistribusi normal.

Selain itu dapat dilihat dari nilai probabilitas yang lebih dari α=5%

(0,05), dengan nilai probabilitas sebesar 0,55570.

b. Uji Multikolinearitas

Pada uji ini dilakukan untuk mengetahui keterkaitan antar

variabel independen (Produksi Beras, Impor Beras dan Konsumsi

Beras), karena apabila terdapat hubungan antar variabel

independen maka data yang akan diteliti akan mengalami masalah

dan akan mempengaruhi hasil penelitian. Menurut Hamja (2012:

23), untuk mengidentifikasi masalah multikolinearitas dapat

Page 158: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

132

dilihat dari nilai matriks korelasi, dimana nilainya tidak boleh

kurang dari 0,8.

Tabel 4.6

Matriks Korelasi

PRODUKSIBERAS IMPORBERAS KONSUMSIBERAS

PRODUKSIBERAS 1.000000 0.147007 0.670848

IMPORBERAS 0.147007 1.000000 0.394934

KONSUMSIBERAS 0.670848 0.394934 1.000000

Sumber: Lampiran 7

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa tidak terdapat masalah

multikolinearitas karena nilai matriks korelasi semua variabel

(Produksi Beras, Impor Beras dan Konsumsi Beras) kurang dari

nilai 0,8 (Hamja, 2012: 23).

c. Uji Heteroskedastisitas

Masalah heteroskedastisitas dapat dilihat dengan banyak cara

salah satunya dengan melihat Uji Park dan Uji Glejser. Adapun uji

park adalah uji yang menjadikan ln(residu2) menjadi variabel

dependen dan variabel independen diuji bersamanya. Adapun hasil

analisisnya sebagai berikut:

Tabel 4.7

Uji Park

Dependent Variable: LOG(RES2)

Method: Panel Least Squares

Date: 06/25/15 Time: 09:12

Sample (adjusted): 2009 2013

Periods included: 5

Page 159: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

133

Cross-sections included: 32

Total panel (balanced) observations: 160 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 2.542202 1.185842 2.143794 0.0336

PRODUKSIBERAS -0.342190 0.189987 -1.801124 0.0736

D(IMPORBERAS) 0.145916 0.083992 1.737259 0.0843

D(KONSUMSIBERAS) -52.03160 28.90227 -1.800260 0.0738 R-squared 0.042626 Mean dependent var 0.238258

Adjusted R-squared 0.024215 S.D. dependent var 2.028726

S.E. of regression 2.004013 Akaike info criterion 4.252862

Sum squared resid 626.5065 Schwarz criterion 4.329742

Log likelihood -336.2290 Hannan-Quinn criter. 4.284080

F-statistic 2.315243 Durbin-Watson stat 1.740147

Prob(F-statistic) 0.077959

Sumber: Lampiran 8

Pada tabel 4.7 terlihat bahwa nilai probabilitas variabel

Produksi Beras, Impor Beras dan Konsumsi Beras tidak signifikan,

yaitu probabilitas lebih dari α=5% (0,05). Maka data penelitian ini

dapat disimpulkan terbebas dari Heteroskedastisitas.

Untuk memperkuat hasil analisa agar hasil lebih akurat maka

dilakukan uji selanjutnya dengan uji glejser. Uji glejser sendiri

memiliki kemiripan dengan uji park namun letak perbedaannya

adalah variabel dependennya. Bila uji park menggunakan

ln(residu2), uji glejser menggunakan absolut residual sebagai

variabel dependennya. Adapun hasil analisisnya sebagai berikut:

Tabel 4.8

Uji Glejser

Dependent Variable: REABS

Method: Panel Least Squares

Page 160: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

134

Date: 06/25/15 Time: 09:15

Sample (adjusted): 2009 2013

Periods included: 5

Cross-sections included: 32

Total panel (balanced) observations: 160 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 0.928921 0.738119 1.258498 0.2101

PRODUKSIBERAS 0.090175 0.118256 0.762538 0.4469

D(IMPORBERAS) -0.000310 0.052280 -0.005929 0.9953

D(KONSUMSIBERAS) 15.72775 17.99000 0.874250 0.3833 R-squared 0.006315 Mean dependent var 1.545626

Adjusted R-squared -0.012794 S.D. dependent var 1.239479

S.E. of regression 1.247383 Akaike info criterion 3.304654

Sum squared resid 242.7303 Schwarz criterion 3.381533

Log likelihood -260.3723 Hannan-Quinn criter. 3.335872

F-statistic 0.330465 Durbin-Watson stat 2.013620

Prob(F-statistic) 0.803329

Sumber: Lampiran 9

Pada tabel 4.8 diketahui bahwa nilai probabilitas variabel

Produksi Beras, Impor Beras dan Konsumsi Beras tidak signifikan,

yaitu probabilitas lebih dari α=5% (0,05). Maka data penelitian ini

dapat disimpulkan terbebas dari Heteroskedastisitas.

d. Uji Autokorelasi

Masalah autokorelasi dapat dilihat dari nilai Durbin Watson

(DW), dalam penelitian ini menggunakan FEM dan diperoleh nilai

DW sebesar 1,520538 seperti yang dibawah ini.

Tabel 4.9

Uji Autokorelasi sebelum Cross section weight

Durbin-Watson stat 1.520538

Sumber: Data terlampir. Lampiran 2

Page 161: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

135

Dengan nilai 1,520538 maka dapat diketahui bahwa

autokorelasi tidak dapat disimpulkan karena berada pada angka

1,34-1,54. Oleh karena itu dilakukan estimasi kembali dengan

menggunakan cross section weight dan masalah autokorelasi dapat

teratasi. Adapun uji autokorelasi setelah dilakukan Cross section

weight adalah sebagai berikut:

Tabel 4.10

Uji Autokorelasi sesudah Cross section weight

Durbin-Watson stat 2.007921

Sumber: Data terlampir. Lampiran 10

Setelah dilakukan Cross section weight diperoleh nilai durbin

Watson (DW) sebesar 2,007921. Karena nilai DW lebih besar dari

1,54 (DW> 1,54) dan juga nilai DW kurang dari 2,15 (DW<2,15)

maka dapat disimpulkan bahwa dalam model penelitian ini

terbebas dari autokorelasi.

4. Pengujian Hipotesis

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui hipotesis yang telah

ditetapkan diterima atau ditolak secara statistik. Pengujian statistik ini

dilakukan dengan uji F, uji T, uji R2 dan analisis Cross section effects.

Adapun model penelitian yang digunakan merupakan regresi data panel

dengan menggunakan Fixed Effect Model, yang dapat dijelaskan

dengan persamaan sebagai berikut:

Page 162: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

136

𝐿𝑜𝑔(𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎𝐵𝑒𝑟𝑎𝑠) = 3,661787 +

0,049593(𝐿𝑜𝑔(𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖𝐵𝑒𝑟𝑎𝑠))𝑡−1 −

0,004656 𝐷(𝐿𝑜𝑔(𝐼𝑚𝑝𝑜𝑟𝐵𝑒𝑟𝑎𝑠)) −

9,123178 𝐷(𝐿𝑜𝑔(𝐾𝑜𝑛𝑠𝑢𝑚𝑠𝑖𝐵𝑒𝑟𝑎𝑠) + 𝜀

Dimana:

HargaBeras : Harga eceran rata-rata beras

ProduksiBeras : Total Produksi Beras

ImporBeras : Total Impor Beras

KonsumsiBeras : Total Konsumsi Beras

ε : error term

Tabel 4.11

Hasil Regresi dengan FEM

Variable Coefficient C 3.661787

PRODUKSIBERAS 0.049593

D(IMPORBERAS) -0.004656

D(KONSUMSIBERAS) -9.123178

Sumber: Data diolah (Lampiran 3)

a. Uji T dan Interpretasi Hasil Analisis

Pengujian ini dilakukan untuk melihat apakah variabel

independen (Produksi Beras, Impor Beras dan Konsumsi Beras)

berpengaruh secara parsial (individu) terhadap variabel dependen

(Harga Beras). Dengan kata lain, uji ini untuk melihat pengaruh

masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen.

Page 163: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

137

Kemudian membandingkan masing-masing nilai t-statistik dari

hasil regresi dengan nilai t-tabel dan disimpulkan dengan hipotesis.

Pada tingkat signifikansi α=5%, maka diperoleh t-tabel 1,975288.

Setelah dilakukan regres data dengan menggunakan E-Views 7.0

diperoleh nilai t-statistik sebagai berikut:

Tabel 4.12

Hasil Uji T

Variabel t-Statistik Probabilitas

ProduksiBeras 0.746428 0.4568

ImporBeras -1.982398 0.0496

KonsumsiBeras -9.631158 0.0000

Sumber: Data terlampir. Lampiran 3

1) Produksi Beras

Setelah melihat pada hasil di tabel 4.12 diketahui bahwa t-

Statistik dari produksi beras sebesar 0,746428, sedangkan

nilai t-Tabel 1,975288.

Dengan hipotesis:

Ho : β = 0, berarti tidak ada pengaruh signifikan dari variabel

Produksi Beras terhadap variabel Harga Beras secara parsial

(terpisah).

Ha : β ≠ 0, berarti ada pengaruh yang signifikan dari variabel

Produksi Beras terhadap variabel Harga Beras secara parsial

(terpisah).

Page 164: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

138

Karena t-statistik (0,746428) < t-tabel (1,975288) yang berarti

Ho diterima. Maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada

pengaruh yang signifikan antara variabel Produksi Beras

dengan variabel Harga Beras secara parsial. Hasil ini

diperkuat dengan probabilitas Produksi Beras (0,4568) >

tingkat signifikansi yang digunakan yaitu sebesar 5% (0,05).

Maka dapat disimpulkan bahwa variabel Produksi Beras tidak

berpengaruh secara signifikan terhadap variabel Harga Beras.

2) Impor Beras

Setelah melihat pada hasil di tabel 4.12 diketahui bahwa t-

Statistik pada variabel Impor Beras diketahui sebesar -

1,982398, sedangkan nilai t-Tabel 1,975288.

Dengan hipotesis:

Ho : β = 0, berarti tidak ada pengaruh signifikan dari variabel

Impor Beras terhadap variabel Harga Beras secara parsial

(terpisah).

Ha : β ≠ 0, berarti ada pengaruh yang signifikan dari variabel

Impor Beras terhadap variabel Harga Beras secara parsial

(terpisah).

Karena t-statistik (-1,982398) > t-tabel (1,975288) yang

berarti Ho ditolak dan Ha diterima. Maka dapat disimpulkan

Page 165: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

139

bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel

Impor Beras dengan variabel Harga Beras secara parsial. Hasil

ini diperkuat dengan probabilitas Impor Beras (0,0496) <

tingkat signifikansi yang digunakan yaitu sebesar 5% (0,05).

Maka dapat disimpulkan bahwa variabel Impor Beras

berpengaruh secara signifikan terhadap variabel Harga Beras.

3) Konsumsi Beras

Setelah melihat pada hasil di tabel 4.12 diketahui bahwa t-

Statistik pada variabel Konsumsi Beras diketahui sebesar -

9,631156, sedangkan nilai t-Tabel 1,975288.

Dengan hipotesis:

Ho : β = 0, berarti tidak ada pengaruh signifikan dari variabel

Konsumsi Beras terhadap variabel Harga Beras secara parsial

(terpisah).

Ha : β ≠ 0, berarti ada pengaruh yang signifikan dari variabel

Konsumsi Beras terhadap variabel Harga Beras secara parsial

(terpisah).

Karena t-statistik (-9,631156) > t-tabel (1,975288) yang berarti

Ho ditolak dan Ha diterima. Maka dapat disimpulkan bahwa

terdapat pengaruh variabel Konsumsi Beras dengan variabel

Harga Beras secara parsial. Hasil ini diperkuat dengan

Page 166: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

140

probabilitas Konsumsi Beras (0,0000) < tingkat signifikansi

yang digunakan yaitu sebesar 5% (0,05). Maka dapat

disimpulkan bahwa variabel Konsumsi Beras berpengaruh

secara signifikan dengan variabel Harga Beras.

b. Uji F dan Interpretasi Hasil Analisis

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui dan melihat

pengaruh antara variabel independen (Produksi Beras, Impor Beras

dan Konsumsi Beras) terhadap variabel dependen (Harga Beras)

secara simultan atau bersama-sama. Dari hasil regresi diperoleh

nilai F-Statistik sebesar 6,828576. Pada tingkat signifikansi α =

5%, k = 4, n = 160, sehingga diperoleh nilai F-Tabel dengan nilai

df yaitu 2,429625.

Tabel 4.13

Hasil Uji F

F-statistic 6.828576

Prob(F-statistic) 0.000000

Sumber: Data terlampir. Lampiran 3

Dengan hipotesis:

Ho : β = 0, berarti tidak ada pengaruh signifikan dari variabel

Produksi Beras, Impor Beras dan Konsumsi Beras terhadap

variabel Harga Beras secara simultan (bersama-sama).

Ha : β ≠ 0, berarti ada pengaruh yang signifikan dari variabel

Page 167: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

141

Produksi Beras, Impor Beras dan Konsumsi Beras terhadap

variabel Harga Beras secara simultan (bersama-sama).

Diketahui bahwa nilai F-Statistik (6,828576) > F-Tabel

(2,429625) maka dapat disimpulkan bahwa variabel independen

(Produksi Beras, Impor Beras dan Konsumsi Beras) berpengaruh

signifikan secara bersama-sama atau simultan terhadap variabel

dependen (Harga Beras).

c. Uji Koefisien Determinasi (R2) dan Interpretasi Hasil Analisis

Berdasarkan pengolahan data yang dilakukan dengan

menggunakan E-Views 7.0, diperoleh nilai R2 sebesar 0,650028.

Nilai ini menjelaskan bahwa 65% variabel Harga Beras pada 32

Provinsi di Indonesia mampu dijelaskan oleh variabel Produksi

Beras, Impor Beras dan Konsumsi Beras. Sedangkan 35% variabel

Harga Beras dapat dijelaskan oleh variabel lain yang tidak

termasuk dalam penelitian ini.

d. Cross-section Effect dan Interpretasi Hasil Analisis

Tabel 4.14

Cross-section Effect 32 Provinsi di Indonesia

No. PROVINSI Effect

1. Aceh -0.011039

2 Sumut -0.085673

3 Sumbar 7.70E-05

4 Riau 0.094277

5 Jambi 0.002439

Page 168: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

142

6 Sumsel -0.068065

7 Bengkulu -0.022915

8 Lampung -0.048003

9 Babel 0.078552

10 Kepri 0.310914

11 DKI 0.141375

12 Jabar -0.085053

13 Jateng -0.141300

14 DIY -0.080389

15 Jatim -0.148472

16 Banten -0.074409

17 Bali -0.015685

18 NTB -0.126876

19 NTT 0.006574

20 Kalbar 0.018033

21 Kalteng 0.086404

22 Kalsel -0.013323

23 Kaltim 0.052072

24 Sulut -0.029852

25 Sulteng -0.070761

26 Sulsel -0.146062

27 Sultengg -0.032371

28 Gorontalo -0.003525

29 Maluku 0.071943

30 Malut 0.104690

31 Papua 0.130087

32 Papbar 0.106336

Sumber: Lampiran 11

Dari tabel 4.14 terlihat bahwa 32 Provinsi di Indonesia

memiliki pengaruh individu yang berbeda-beda untuk setiap

perubahan pada jumlah Produksi Beras, Impor Beras dan

Konsumsi Beras.

1) Provinsi Aceh

Apabila terjadi perubahan sebesar 1% pada Produksi Beras,

Page 169: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

143

Impor Beras dan Konsumsi Beras baik antar daerah maupun

antar waktu, maka Provinsi Aceh akan mendapatkan pengaruh

individu terhadap Harga Beras sebesar -0,01%.

2) Provinsi Sumatera Utara

Apabila terjadi perubahan sebesar 1% pada Produksi Beras,

Impor Beras dan Konsumsi Beras baik antar daerah maupun

antar waktu, maka Provinsi Sumatera Utara akan mendapatkan

pengaruh individu terhadap Harga Beras sebesar -0,08%.

3) Provinsi Sumatera Barat

Apabila terjadi perubahan sebesar 1% pada Produksi Beras,

Impor Beras dan Konsumsi Beras baik antar daerah maupun

antar waktu, maka Provinsi Sumatera Barat akan mendapatkan

pengaruh individu terhadap Harga Beras sebesar 7,70%.

Pengaruh individu yang sangat tinggi pada Provinsi Sumatera

Barat disebabkan oleh banyak hal. Adapun hal-hal tersebut

adalah Provinsi Sumatera Barat mencapai percepatan tanam

padi, dengan angka target tanam padi pada Bulan Maret sudah

melampaui 1,14 % dari normal (Website Dinas Tanaman

Pangan Provinsi Sumatera Barat; Judul : Kementan Puji

Sumbar dalam Percepatan Tanam Padi, 10 April 2015) selain

itu, pada Provinsi Sumatera Barat juga memiliki irigasi yang

Page 170: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

144

baik, hal ini ditunjukkan salah satunya pada Daerah Irigasi

Limau Manis Kota Padang. Berdasarkan penelitian yang

dilakukan oleh Novi Afrianti (Analisis Partisipasi Petani Dalam

Pengelolaan Irigasi Di Daerah Irigasi Limau Manis Kota

Padang Sumatera Barat, Jurnal Fakultas Pertanian Universitas

Andalas; 2011: 55) menunjukkan bahwa partisipasi petani pada

Daerah Irigasi Limau Manis Kota Padang dalam hal

pengelolaan irigasi masih pada kategori sedang. Dimana petani

yang mengelola irigasi masih cukup banyak dan sadar akan

pentingnya mengelola irigasi yang baik agar memperoleh hasil

panen yang lebih baik lagi. Hal lain yang mempengaruhi

Provinsi Sumatera Barat mendapatkan pengaruh individu yang

sangat besar adalah kebiasaan masyarakat Sumatera Barat,

khususnya dari suku Minangkabau menjadikan nasi atau beras

yang sudah dimasak dengan direbus sebagai makan pokoknya.

Bahkan ada salah satu ungkapan yang sering didengar dalam

suku Minangkabau (suku terbesar di Provinsi Sumatera Barat)

adalah “bialah makan samba lado asal nasinyo lamak” (artinya

biarlah makan dengan sambal asal nasinya enak). Pernyataan ini

menunjukkan begitu pentingnya nasi bagi orang Minangkabau

(Erda Fitriani; Pola Kebiasaan Makan Orang Lanjut Usia (Studi

Page 171: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

145

Kasus: Penderita Penyakit Hipertensi Sukubangsa

Minangkabau di Jakarta); Humanus Vol.XI No.2 Th.2012:

138).

4) Provinsi Riau

Apabila terjadi perubahan sebesar 1% pada Produksi Beras,

Impor Beras dan Konsumsi Beras baik antar daerah maupun

antar waktu, maka Provinsi Riau akan mendapatkan pengaruh

individu terhadap Harga Beras sebesar 0,09%.

5) Provinsi Jambi

Apabila terjadi perubahan sebesar 1% pada Produksi Beras,

Impor Beras dan Konsumsi Beras baik antar daerah maupun

antar waktu, maka Provinsi Jambi akan mendapatkan pengaruh

individu terhadap Harga Beras sebesar 0,002%.

6) Provinsi Sumatera Selatan

Apabila terjadi perubahan sebesar 1% pada Produksi Beras,

Impor Beras dan Konsumsi Beras baik antar daerah maupun

antar waktu, maka Provinsi Sumatera Selatan akan

mendapatkan pengaruh individu terhadap Harga Beras sebesar

-0,06%.

7) Provinsi Bengkulu

Apabila terjadi perubahan sebesar 1% pada Produksi Beras,

Page 172: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

146

Impor Beras dan Konsumsi Beras baik antar daerah maupun

antar waktu, maka Provinsi Bengkulu akan mendapatkan

pengaruh individu terhadap Harga Beras sebesar -0,02%.

8) Provinsi Lampung

Apabila terjadi perubahan sebesar 1% pada Produksi Beras,

Impor Beras dan Konsumsi Beras baik antar daerah maupun

antar waktu, maka Provinsi Lampung akan mendapatkan

pengaruh individu terhadap Harga Beras sebesar -0,04%.

9) Provinsi Bangka Belitung

Apabila terjadi perubahan sebesar 1% pada Produksi Beras,

Impor Beras dan Konsumsi Beras baik antar daerah maupun

antar waktu, maka Provinsi Bangka Belitung akan mendapatkan

pengaruh individu terhadap Harga Beras sebesar 0,07%.

10) Provinsi Kepulauan Riau

Apabila terjadi perubahan sebesar 1% pada Produksi Beras,

Impor Beras dan Konsumsi Beras baik antar daerah maupun

antar waktu, maka Provinsi Kepulauan Riau akan mendapatkan

pengaruh individu terhadap Harga Beras sebesar 0,31%.

11) Provinsi DKI Jakarta

Apabila terjadi perubahan sebesar 1% pada Produksi Beras,

Impor Beras dan Konsumsi Beras baik antar daerah maupun

Page 173: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

147

antar waktu, maka Provinsi DKI Jakarta akan mendapatkan

pengaruh individu terhadap Harga Beras sebesar 0,14%.

12) Provinsi Jawa Barat

Apabila terjadi perubahan sebesar 1% pada Produksi Beras,

Impor Beras dan Konsumsi Beras baik antar daerah maupun

antar waktu, maka Provinsi Jawa Barat akan mendapatkan

pengaruh individu terhadap Harga Beras sebesar -0,08%.

13) Provinsi Jawa Tengah

Apabila terjadi perubahan sebesar 1% pada Produksi Beras,

Impor Beras dan Konsumsi Beras baik antar daerah maupun

antar waktu, maka Provinsi Jawa Tengah akan mendapatkan

pengaruh individu terhadap Harga Beras sebesar -0,14%.

14) Provinsi DI Yogyakarta

Apabila terjadi perubahan sebesar 1% pada Produksi Beras,

Impor Beras dan Konsumsi Beras baik antar daerah maupun

antar waktu, maka Provinsi DI Yogyakarta akan mendapatkan

pengaruh individu terhadap Harga Beras sebesar -0,08%.

15) Provinsi Jawa Timur

Apabila terjadi perubahan sebesar 1% pada Produksi Beras,

Impor Beras dan Konsumsi Beras baik antar daerah maupun

antar waktu, maka Provinsi Jawa Timur akan mendapatkan

Page 174: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

148

pengaruh individu terhadap Harga Beras sebesar -0,14%.

16) Provinsi Banten

Apabila terjadi perubahan sebesar 1% pada Produksi Beras,

Impor Beras dan Konsumsi Beras baik antar daerah maupun

antar waktu, maka Provinsi Banten akan mendapatkan

pengaruh individu terhadap Harga Beras sebesar -0,07%.

17) Provinsi Bali

Apabila terjadi perubahan sebesar 1% pada Produksi Beras,

Impor Beras dan Konsumsi Beras baik antar daerah maupun

antar waktu, maka Provinsi Bali akan mendapatkan pengaruh

individu terhadap Harga Beras sebesar -0,01%.

18) Provinsi Nusa Tenggara Barat

Apabila terjadi perubahan sebesar 1% pada Produksi Beras,

Impor Beras dan Konsumsi Beras baik antar daerah maupun

antar waktu, maka Provinsi Nusa Tenggara Barat akan

mendapatkan pengaruh individu terhadap Harga Beras sebesar

-0,12%.

19) Provinsi Nusa Tenggara Timur

Apabila terjadi perubahan sebesar 1% pada Produksi Beras,

Impor Beras dan Konsumsi Beras baik antar daerah maupun

antar waktu, maka Provinsi Nusa Tenggara Timur akan

Page 175: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

149

mendapatkan pengaruh individu terhadap Harga Beras sebesar

0,006%.

20) Provinsi Kalimantan Barat

Apabila terjadi perubahan sebesar 1% pada Produksi Beras,

Impor Beras dan Konsumsi Beras baik antar daerah maupun

antar waktu, maka Provinsi Kalimantan Barat akan

mendapatkan pengaruh individu terhadap Harga Beras sebesar

0,01%.

21) Provinsi Kalimantan Tengah

Apabila terjadi perubahan sebesar 1% pada Produksi Beras,

Impor Beras dan Konsumsi Beras baik antar daerah maupun

antar waktu, maka Provinsi Kalimantan Tengah akan

mendapatkan pengaruh individu terhadap Harga Beras sebesar

0,08%.

22) Provinsi Kalimantan Selatan

Apabila terjadi perubahan sebesar 1% pada Produksi Beras,

Impor Beras dan Konsumsi Beras baik antar daerah maupun

antar waktu, maka Provinsi Kalimantan Selatan akan

mendapatkan pengaruh individu terhadap Harga Beras sebesar

-0,01%.

23) Provinsi Kalimantan Timur

Page 176: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

150

Apabila terjadi perubahan sebesar 1% pada Produksi Beras,

Impor Beras dan Konsumsi Beras baik antar daerah maupun

antar waktu, maka Provinsi Kalimantan Timur akan

mendapatkan pengaruh individu terhadap Harga Beras sebesar

0,05%.

24) Provinsi Sulawesi Utara

Apabila terjadi perubahan sebesar 1% pada Produksi Beras,

Impor Beras dan Konsumsi Beras baik antar daerah maupun

antar waktu, maka Provinsi Sulawesi Utara akan mendapatkan

pengaruh individu terhadap Harga Beras sebesar -0,02%.

25) Provinsi Sulawesi Tengah

Apabila terjadi perubahan sebesar 1% pada Produksi Beras,

Impor Beras dan Konsumsi Beras baik antar daerah maupun

antar waktu, maka Provinsi Sulawesi Tengah akan

mendapatkan pengaruh individu terhadap Harga Beras sebesar

-0,07%.

26) Provinsi Sulawesi Selatan

Apabila terjadi perubahan sebesar 1% pada Produksi Beras,

Impor Beras dan Konsumsi Beras baik antar daerah maupun

antar waktu, maka Provinsi Sulawesi Selatan akan

mendapatkan pengaruh individu terhadap Harga Beras sebesar

Page 177: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

151

-0,14%.

27) Provinsi Sulawesi Tenggara

Apabila terjadi perubahan sebesar 1% pada Produksi Beras,

Impor Beras dan Konsumsi Beras baik antar daerah maupun

antar waktu, maka Provinsi Sulawesi Tenggara akan

mendapatkan pengaruh individu terhadap Harga Beras sebesar

-0,03%.

28) Provinsi Gorontalo

Apabila terjadi perubahan sebesar 1% pada Produksi Beras,

Impor Beras dan Konsumsi Beras baik antar daerah maupun

antar waktu, maka Provinsi Gorontalo akan mendapatkan

pengaruh individu terhadap Harga Beras sebesar -0,003%.

29) Provinsi Maluku

Apabila terjadi perubahan sebesar 1% pada Produksi Beras,

Impor Beras dan Konsumsi Beras baik antar daerah maupun

antar waktu, maka Provinsi Maluku akan mendapatkan

pengaruh individu terhadap Harga Beras sebesar 0,07%.

30) Provinsi Maluku Utara

Apabila terjadi perubahan sebesar 1% pada Produksi Beras,

Impor Beras dan Konsumsi Beras baik antar daerah maupun

antar waktu, maka Provinsi Maluku Utara akan mendapatkan

Page 178: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

152

pengaruh individu terhadap Harga Beras sebesar 0,1%.

31) Provinsi Papua

Apabila terjadi perubahan sebesar 1% pada Produksi Beras,

Impor Beras dan Konsumsi Beras baik antar daerah maupun

antar waktu, maka Provinsi Papua akan mendapatkan pengaruh

individu terhadap Harga Beras sebesar 0,13%.

32) Provinsi Papua Barat

Apabila terjadi perubahan sebesar 1% pada Produksi Beras,

Impor Beras dan Konsumsi Beras baik antar daerah maupun

antar waktu, maka Provinsi Papua Barat akan mendapatkan

pengaruh individu terhadap Harga Beras sebesar 0,1%.

5. Analisis Hasil Wawancara

Dunia perberasan merupakan salah satu elemen penting dalam

berkehidupan di Indonesia khususnya saat ini, hal ini tergambarkan

dengan besarnya konsumsi beras per kapita kita paling banyak di

Indonesia yaitu menurut Departemen Pertanian Republik Indonesia

sebesar 85,514 Kg di tahun 2013. Hal ini menyebabkan beras menjadi

tumpuan konsumsi masyarakat Indonesia, padahal kemampuan produksi

kita tak selalu dapat memenuhi kebutuhan nasional akan beras. Fenomena

ini dapat diungkap berdasarkan hasil wawancara penulis dengan beberapa

narasumber yang mengetahui secara jelas mengenai dunia perberasan.

Page 179: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

153

a. Produksi Beras

Produksi beras merupakan salah satu penopang konsumsi masyarakat

akan produk beras di Indonesia. Pemerintah mendukung adanya produksi

beras di Indonesia guna memenuhi kebutuhan nasional. Hal ini dapat

dijelaskan oleh salah satu sumber penulis di Badan Ketahanan Pangan

sebagai berikut:

“…Ada strategi yang dilakukan oleh Pemerintah dalam mendukung

peningkatan produksi beras di Indonesia sebagaimana tertuang dalam

Rencana Strategis Kementerian Pertanian (2015-2019) yaitu:

Peningkatan Luas Areal Penanaman dan Peningkatan Produksi Beras

itu sendiri…”

a. Langkah operasional dalam Peningkatan Luas areal

Penanaman adalah:

- Pemanfaatan dan pencetakan lahan baku sawah baru 1 juta

hektar dalam lima tahun (2015-2019).

- Optimasi lahan 1 juta hektar dalam lima tahun (2015-2019).

- Penambahan lahan kering 1 juta hektar untuk kedelai dan

jagung dalam lima tahun.

- Peningkatan indeks pertanaman (IP).

- Pemanfaatan lahan terlantar.

Page 180: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

154

- Bantuan alat dan mesin pertanian; 100 ribu traktor, 1500 rice

transplanter, 30 ribu pompa air.

- Pengembangan dan rehabilitasi jaringan irigasi tersier 3 juta

hektar.

- Dukungan peralatan pasca panen sekitar 1000 unit.

b. Langkah operasional dalam Peningkatan Produktivitas

adalah:

- Penerapan pengelolaan tanaman terpadu padi sekitar 700

ribu ha/tahun

- Penyediaan benih unggul padi untuk 3 juta ha/tahun

- Subsidi dan penyediaan pupuk

- Bantuan pengolahan pupuk organik sebanyak 1000 unit

- Pembangunan 1000 desa mandiri benih

- Pemberdayaan penangkar benih 175 penangkar/tahun

- Pendampingan desa mitra sebanyak 2,5 juta WKPP

- Penerapan adaptasi dan mitigasi perubahan iklim

- Pelatihan teknis pertanian 50 ribu orang

- Pengawalan dan pendampingan penyuluh pada 24 ribu

lokasi

- Penerapan pengendalian hama dan penyakit

- Revitalisasi penggilingan padi sekitar 10 ribu unit

Page 181: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

155

- Pemanfaatan kalender tanam.

Sedangkan menurut sumber penulis di Ditjen Tanaman Pangan adalah

sebagai berikut:

“…Secara umum yang dilakukan pemerintah adalah Penguatan

SDM (dengan menggandeng TNI), Kelembagaan dan Pembiayaan

bagi produsen beras…”

Beras tentulah memiliki alur distribusi yang jelas, dari petani sebagai

Produsen hingga masyarakat yang menjadi Konsumen. Adapun

penjelasannya menurut sumber penulis dari Badan Ketahanan Pangan

sebagai berikut:

“…Alur Distribusi Beras dari Petani Produsen hingga konsumen

pada umumnya di Indonesia terdiri dari lima anggota rantai pasok,

meliputi petani padi/beras, penggilingan padi/pedagang pengumpul,

pedagang grosir, pedagang pengecer, dan konsumen akhir. Secara

singkat alur distribusi Beras sebagaimana dalam gambar berikut

ini…”

Gambar 4.6

Alur Distribusi Beras di Indonesia

Page 182: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

156

Bila dalam produksi berasnya bagus, maka diharapkan kondisi

perberasan di Indonesia akan lebih baik. Namun, bila produksi berasnya

sedang tidak bagus, maka dimungkinkan akan terjadi kondisi yang tidak

baik pada perberasan di Indonesia. Namun berdasarkan Badan Pusat

Statistik produktifitas produksi beras berada di kisaran angka 0,5 atau

50%, fenomena ini dijelaskan oleh Bapak Bustanul Arifin sebagai berikut:

“…Satu dia (Petani) miskin, kemudian karena miskin luas

tanahnya sempit, luas lahan sempit itu terkena betul-betul

inferiority complex, dan dia merasa kecil, dan lahannya sempit

mereka juga bermasalah dengan efektifitas produksi yang tidak

efisien. Dalam konteks berapapun kita push untuk intensifikasi

ngga dapat, dalam konteks mereka tidak berada pada titik optimal.

Bila anda memahami fungsi produksi, kombinasi input-outputnya

dalam konten yang sekarang tidak tercapai titik-titik yang optimal.

Nah dari situ mau bagaimanapun kita push peningkatan

Page 183: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

157

produktifitasnya ton per hektarnya untuk meningkatkan

kesejahteraan petani itu sulit sehingga mereka berada pada kondisi

yang betul-betul tidak berada di kondisi ideal…”

Sedangkan menurut sumber dari Badan Ketahanan Pangan

menyatakan bahwa permasalahan yang dihadapi oleh petani dan produsen

beras adalah sebagai berikut:

“…Beberapa permasalahan yang dihadapi oleh petani selaku

produsen beras adalah: 1) Lebih dari 70% petani di Indonesia

adalah petani kecil/gurem. 2) Penguasaan lahan rata-rata 0,25 ha

di jawa atau 0,5 di luar jawa. Bila petani juga mempunyai lahan

kering/tegalan, maka luasnya sekitar 0,5 ha di Jawa dan 1,0 ha di

luar jawa. 3) Konversi lahan pertanian ke non-pertanian seluas

100-110 ribu ha/tahun. 4) SDM rumah tangga petani 10 tahun

terakhir menurun dari 31 juta menjadi 26 juta. 5) Saluran irigasi

rusak sebesar 46,03%. 6) Pemberian subsidi benih dan pupuk

yang tidak tepat sasaran baik dari sisi jumlah, kualitas dan waktu.

7) Kualitas panen memiliki mutu rendah dan kehilangan hasil

tinggi yaitu 10,82%. 8) Adanya dampak perubahan iklim

kekeringan (el-nino), banjir (la nina), dan jadwal tanam

maju/mundur. 9) Skim pembiayaan belum berpihak pada

petani…”

Page 184: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

158

Sedangkan menurut sumber penulis di Ditjen Tanaman Pangan

menyatakan bahwa permasalahan yang dihadapi petani dan produsen

beras adalah sebagai berikut:

“…Permasalahan yang dihadapi petani adalah a) Peningkatan

Produktivitas: 1) Tingkat adopsi teknologi masih lemah -

pertanian budaya, pendidikan rendah, modal lemah, penyuluh

kurang, 2) Ketersediaan benih yang cocok/pas (spesifik lokasi)

terbatas, 3) Daya beli petani yang rendah dan 4) Akses petani ke

permodalan lemah. b) Peningkatan Luas Panen: 1) Konversi lahan

sawah, 2) Kompetisi antar komoditas, 3) Rusaknya lingkungan

(DAS) dan infrakstruktur dan 4) Belum sinerginya pusat dan

daerah (perbedaan prioritas dan kepentingan)…”

Kenyataan ini diperkuat dengan ketersediaan pupuk yang terlambat,

harga tidak terjangkau serta ketiadaan penyuluh dalam membantu petani,

hal ini sesuai dengan pernyataan Bapak Bustanul Arifin sebagai berikut:

“…Kemudian ditambah pupuk sering terlambat, harga tidak

terjangkau, perhatian pemerintah amat sangat rendah dalam

bentuk penyuluh tidak ada, kemudian semua masalah muter

disitu…”

Dengan adanya permasalahan seperti ini, dibutuhkan solusi atau

terobosan yang mana digunakan untuk memperbaiki produksi beras di

Page 185: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

159

Indonesia adapun terobosan menurut Bapak Bustanul Arifin sebagai

berikut:

“…kalau memang serius membantu petani dan pertanian, skala

usahanya ditingkatkan. Sekarang itu skala usahanya rata-ratanya

0,5 hektar. Kalo mereka penguasaan lahannya masih kecil, seperti

sekarang ya, kita berharap mereka sejahtera kan akan sulit.

Mereka harus ditingkatkan penguasaan lahannya, sehingga anda

perlu mempelajari konsep-konsep mengenai land reform, ya?

Mengenai reformasi pengelolaan agrarian, dan macam-macam

bentuknya, bisa betul-betul diberi lahannya, bisa konsolidasi

lahan; jadi beberapa lahan dijadikan satu dengan pengelolaan

bersama, atau mereka bisa diberikan harapan baru. Diberi harapan

baru itu, karena kalo kita berharap dengan semi intensif atau super

intensif dari lahan yang kecil, dengan daya dukung yang menurun

itu cukup sulit. Nah misalnya, mereka kita ikutkan program

transmigrasi bagi yang tidak memiliki lahan itu masih bisa.

Mereka yang memiliki lahan, saya katakan tadi konsolidasi

dengan tetangganya, lalu dengan konsep share holding dan konsep

manajemen bergilir, itu juga masih mungkin. Nah saya tentu saja

menyarankan hal seperti ini, subject to. Tergantung pada

keseriusan dan keberanian aparatur pemerintah untuk berbuat

Page 186: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

160

seperti itu. Kalau kapasitas birokrasi dari pusat dan daerah tidak

mampu melakukan seperti itu, maka tidak akan ada artinya apa-

apa gitu. Jadi mereka orang pemerintahnya harus memiliki

kapasitas melakukan ini. Dan melakukan ini cuk up berat,

gitu…”

Sedangkan terobosan yang harus dilakukan menurut sumber penulis di

Badan Ketahanan Pangan adalah sebagai berikut:

“…Kementerian Pertanian memiliki Program Upaya Khusus

(UPSUS) dalam rangka meningkatlan produksi beras yang

teraplikasikan dalam kegiatan seperti gerakan pengelolaan

penerapan tanaman terpadu, rehabilitasi dan pembangunan

jaringan irigasi tersier, optimalisasi lahan dan System of Rice

Intensification (SRI). Adapun secara rinci terobosan yang

dilakukan adalah: a) Meningkatkan produksi benih/bibit unggul

(kelas benih sumber) oleh Litbang Pertanian dan membina

penangkar di tingkat pedesaan dalam rangka mewujudkan desa

berdaulat benih. b) Penambahan luas tambah tanam. Membangun

embung, perbaikan irigasi primer dan tersier, sumur resapan dan

channel reservoir untuk menjamin keberlangsungan produksi

pangan. c) Menetapkan kebijakan Harga Pembelian Pemerintah

(HPP) gabah/beras melalui Inpres No.5 Tahun 2015 tentang

Page 187: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

161

Pengadaan dan Penyaluran Beras. d) Mengendalikan impor

melalui : kebijakan non tariff serta melakukan pengawasan dalam

implementasi. e) Penguatan pendampingan petani untuk adopsi

teknologi dan mitigasi terhadap dampak anomali iklim…”

Sedangkan terobosan yang harus dilakukan menurut sumber penulis

dari Ditjen Tanaman Pangan adalah sebagai berikut:

“…Untuk meningkatkan produksi beras perlu adanya 2 hal

yang perlu ditingkatkan yaitu dari segi Luas Panen dan

Produktivitas. Adapun langkah-langkah yang perlu dilakukan

sebagai berikut: a) Luas Panen adalah: 1) Peningkatan IP

(Rehabilitasi Jaringan Irigasi,TAM/JITUT/JIDES, Pompanisasi,

mekanisasi), 2) Pemanaman di lahan sawah cetak sawah baru, 3)

Inter cropping di lahan perkebunan, kehutanan dll, 4) Penanaman

dalam pot/polybag, 5) Pengembangan food estate, 6) Pemanfaatan

lahan rawa/lebak (utamanya saat musim kemarau). b)

Produktivitas: 1) Penerapan paket teknologi spesifik lokasi (PTT),

2) Pengamanan produksi dari serangan OPT dan DPI, 3)

Pengurangan susut hasil (looses) panen dan pasca panen…”

Harapan mengenai produksi beras di Indonesia pada masa depan

adalah fokuskan pada peningkatan produksi beras bila tercapai kita dapat

mengurusi bagaimana beras kita bisa masuk ke pasar internasional. Hal ini

Page 188: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

162

sejalan dengan apa yang disampaikan oleh Bapak Bustanul Arifin sebagai

berikut:

“…Harapannya tingkatkan produksinya, urus produksi dulu.

Mungkin kita bisa keperdagangan-perdagangan fungsi dari atau

akibat dari produksi-produksi kita. Kalau produksi kita besar, kita

bisa mengurusi bagaimana beras kita masuk ke pasar

internasional, gitu. Jadi itu yang harus dibenahi di awal…”

Sedangkan harapan yang disampaikan oleh sumber penulis dari Badan

Ketahanan Pangan adalah sebagai berikut:

“…Harapannya kedepan, produk beras di Indonesia dapat

dikonsumsi secara massal sebagai beras organik yang ramah

lingkungan dan baik untuk kesehatan tetapi dapat dijangkau oleh

semua kalangan baik dari sisi kualitas maupun dari harga itu

sendiri…”

Sedangkan harapan yang disampaikan oleh sumber penulis dari Ditjen

Tanaman Pangan adalah sebagai berikut:

“…Adapun harapan dimasa depan mengenai produksi beras

adalah dengan dilaksanakannya penerapan teknologi, mekanisasi

sistem pertanian, revitalisasi penggilingan, menciptakan sawah

baru di luar jawa atau food estate, peningkatan indeks pertanaman

(varietas padi umur pendek/genjah, percepatan panen, olah tanah,

Page 189: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

163

tanam melalui mekanisasi), pemanfaatan lahan sub optimal (lahan

kering dan rawa) melalui dukungan paket teknologi, pengamanan

puso dari OPT dan DPI. Sehingga dapat diharapkan terjadinya

peningkatan produksi beras di Indonesia…”

b. Impor Beras

Sejalan dengan kemampuan produksi kita yang belum memenuhi

kebutuhan beras nasional, maka diperlukan impor beras. Hal ini

merupakan salah satu dampak dari belum efisiennya produksi beras di

Indonesia. Selain itu, perubahan harga yang sangat tinggi sering terjadi di

waktu-waktu tertentu pada pasar beras, maka diperlukannya impor beras

untuk menekan perubahan harga yang melonjak saat itu. Namun, selain

itu ada banyak mekanisme yang harus dilalui untuk melakukan impor

komoditas beras di Indonesia, Bapak Bustanul Arifin menjelaskan sebagai

berikut:

“…Sebetulnya cukup bebas, untuk beras premium. Untuk

beras-beras kualitas tinggi anda tinggal meminta izin impor, lihat

pengalamannya, kalo disetujui, disetujui. Itu semua orang boleh

melakukan itu. Tapi untuk beras kualitas medium, kualitas

medium itu dengan kualitas 25% patahan itu hanya boleh

dilakukan oleh bulog…”

Selain itu, selama ini dalam pemberitaan di media massa selalu

Page 190: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

164

diungkapkan kuota impor. Melihat dinamika seperti itu ternyata beras

tidak memiliki pengaturan kuota dalam impor khususnya beras kualitas

medium yang hanya boleh dilakukan oleh bulog. Pernyataan ini sesuai

dengan apa yang disampaikan oleh Bapak Bustanul Arifin sebagai berikut:

“…Ngga ada walaupun medium, itu ditentukan oleh

pemerintah, namanya bukan kuota. Jadi keputusan pemerintah

untuk melakukan impor itu adalah fully regulated. Jadi fully

regulated itu ngga ada kuota, yang menentukan pemerintah. Kalo

kuota itu berapa banyak yang diinginkan, berapa banyak yang

mengaplikasikan, lalu kita liat apakah tercapai atau tidak baru itu

namanya kuota. Kalau seperti itu tidak karena memang diatur oleh

pemerintah. Dan hanya boleh dilakukan oleh bulog. Karena

dikhawatirkan dapat mempengaruhi keseimbangan di dalam

negeri, gitu…”

Sedangkan menurut sumber penulis dari Badan Ketahanan Pangan

menyatakan bahwa mekanisme impor beras terdapat banyak aturan yang

berlaku, adapun penjelasannya sebagai berikut:

“…Impor beras di Indonesia dari sisi regulasi masih

dimungkinkan manakala produksi domestik tidak mencukupi dan

merupakan upaya terakhir. Sebagaimana tetuang dalam undang-

undang No.18 Tahun 2012 tentang Pangan pada Pasal 14 ayat 2

Page 191: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

165

“Dalam hal sumber penyediaan Pangan sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) belum mencukupi, Pangan dapat dipenuhi dengan

Impor Pangan sesuai dengan kebutuhan”. Secara teknis

pengaturan mekanisme impor beras dibagi dalam dua peraturan

yaitu: a) Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor

51/Permentan/HK.310/4/2014 tentang Rekomendasi Ekspor dan

Impor Beras Tertentu. Regulasi ini mengatur Khusus Beras

tertentu seperti beras Thai Hom Mali, Japonica, Basmati, Ketan

utuh dan lain-lain (hanya untuk memenuhi kebutuhan konsumen

tertentu seperti rumah makan, hotel, konsulat, kebutuhan

kesehatan/penyandang diabetes, dan lain-lain). b) Peraturan

Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor: 19-

MDAG/PER/3/2014 tentang Ketentuan Ekspor dan Impor Beras.

Regulasi ini mengatur khusus komoditas beras medium…”

Dalam memasukkan beras melalui jalur impor ada mekanisme yang

harus dilalui dan dipenuhi. Adapun hal-hal yang harus dilalui dan dipenuhi

menurut sumber penulis dari Badan Ketahanan Pangan sebagai berikut:

“…Importir harus memenuhi persyaratan setidaknya: (a)

nomor dan tanggal rekomendasi impor; (b) nama dan alamat

importir; (c) nomor dan tangggal surat permohonan; (d) jenis

beras; (e) volume beras per pelabuhan tujuan/tempat pemasukan;

Page 192: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

166

(f) pos tarif/HS; (g) tingkat kepecahan; (h) merek kemasan; (i)

berat per kemasan (untuk jenis Beras Thai Hom Mali, Basmati,

Japonica, Kukus maksimum 10 Kg); (j) Negara asal; (k) tujuan

penggunaan dan/atau pemasaran; (l) pernyataan uji klinis dari

institusi berwenang Negara asal; (m) keterangan kemurnian

varietas untuk jenis Beras Thai Hom Mali, Japonica dan Basmati;

(n) masa berlaku…”

Salah satu alasan atau statement mengapa impor dilakukan untuk

memenuhi kebutuhan konsumsi beras di Indonesia khususnya pada tahun

2008-2013 biasanya terjadi penyaluran untuk beras miskin terhambat,

tiba-tiba harga melonjak, hal ini sesuai dengan pernyataan Bapak Bustanul

Arifin sebagai berikut:

“…Karena ngga cukup produksinya, kalau cukup ngapain

impor? Tahun 2008-2009 ngga ada impor, tahun 2010 ada impor

karena ada masalah dalam stok. Stok itu berpengaruh lho terhadap

impor. Sama, tahun 2010 itu sama keadaannya dengan sekarang.

Presidennya baru, menterinya baru, kan SBY jilid 2, lalu

penyaluran untuk beras miskin terhambat, tiba-tiba harga

melonjak dan baru disitu impor…”

Sedangkan alasan atau statement mengapa impor menjadi salah satu

cara dalam memenuhi kebutuhan konsumsi beras di Indonesia menurut

Page 193: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

167

sumber penulis dari Badan Ketahanan Pangan adalah sebagai berikut:

“…Impor beras dilakukan sebagai upaya terakhir pemerintah

manakala cadangan beras nasional dan produksi padi yang

dihasilkan dalam negeri tidak memenuhi jumlah kebutuhan beras

nasional…”

Pengadaan impor beras ternyata memiliki batasan-batasan aturan dan

waktu kapan diperbolehkannya impor. Seperti tidak diperbolehkan impor

satu bulan sebelum panen raya dan dua bulan setelah panen raya.

Pernyataan ini sesuai dengan apa yang disampaikan oleh Bapak Bustanul

Arifin sebagai berikut:

“…Jadi sebenarnya sudah ada ketentuannya. Indonesia itu

tidak akan impor satu bulan sebelum panen raya dan dua bulan

setelah panen raya, itu ketentuannya. Nah anda tanya ketentuan

tadi berupa perencanaannya, jadi impor itu tidak akan terjadi satu

bulan sebelum panen raya dan dua bulan setelah panen raya.

Setidaknya empat bulan, jadi saat satu bulan sebelum panen raya,

saat panen raya dan dua bulan setelahnya. Itu ketentuannya maka

pemerintah fully regulated mengatur, itu perencanaannya. Jadi

impor bila dari perkiraan produksi dan manajemen stok tidak

cukup maka impor boleh dilakukan. Kalau produksinya cukup

seharusnya tidak perlu impor, justru kita ekspor, kalau

Page 194: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

168

produksinya cukup…”

Sedangkan menurut sumber penulis dari Badan Ketahanan Pangan

menyatakan bahwa ada langkah-langkah yang sedang direncanakan dan

dilaksanakan pemerintah dalam upaya mengurangi impor, adapun

penjelasannya sebagai berikut:

“…Salah satu cara yang dilakukan oleh pemerintah dewasa ini

dalam mengurangi bahkan meniadakan impor beras sehingga

terwujud swasembada beras dan kedaulatan pangan adalah

dengan melakukan Program Upaya Khusus (UPSUS) dalam

rangka meningkatkan produksi beras yang teraplikasikan dalam

kegiatan seperti gerakan pengelolaan penerapan tanaman terpadu,

rehabilitasi dan pembangunan jaringan irigasi tersier, optimalisasi

lahan dan System of Rice Intensification (SRI).Berdasarkan

ARAM I yang dirilis oleh BPS pada 1 Juli 2015 bahwa produksi

padi tahun 2015 mengalami peningkatan dibandingkan dengan

tahun 2014. Produksi padi 2015 diramalkan mencapai 75,55 juta

ton gabah kering giling (GKG) mengalami kenaikan 4,70 juta ton

atau 6,64% dibandingkan dengan tahun 2014 yang hanya

mencapau 70,85 juta ton. Mengacu pada angka padi tersebut,

maka diperkirakan pada tahun 2015 ini akan terjadi surplus

produksi beras sebesar 10,572 juta ton. Angka tersebut diperoleh

Page 195: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

169

dari hasil perkiraan ketersediaan sebesar 42,477 juta ton dikurangi

kebutuhan sebesar 31,905 juta ton. Dimana asumsi angka

kebutuhan yang digunakan adalah 124,89 kg/kap/tahun dengan

jumlah penduduk sebanyak 255,462 juta jiwa. Belum lagi, surplus

produksi tersebut belum termasuk stok awal tahun sebesar 1,62

juta ton, sehingga surplus total bisa bertambah menjadi 12,192

juta ton. Artinya, secara hitung-hitungan diatas kertas pada tahun

2015 tidak perlu adanya impor beras…”

Harapan impor di masa depan bagi perberasan di Indonesia adalah

dengan produksi yang besar mana mungkin kita impor. Dan bila ada impor

perlu kita atur dengan baik. Hal ini sesuai dengan apa yang disampaikan

oleh Bapak Bustanul Arifin sebagai berikut:

“…Bagi saya ya, sebagai ekonom impor itu nggak apa-apa.

Kalau seorang ekonom melarang impor itu nggak bener, kalau

nggak ada impor pasti bergejolak. Tapi, kita kelola kita atur, sekali

lagi kalo produksi dalam negeri besar mana mungkin kita impor?

Justru itu akibat saja, buktinya kita kelapa sawit kita ekspor karena

produksi kita berlimpah. Orang-orang Malaysia impor ke kita,

semua Negara dunia mengimpor ke kita. Kita push di

produksinya, kita cetak sawah-sawah baru kita dorong kepada

orang bahwa bertani beras itu sangat amat menguntungkan tapi

Page 196: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

170

lahannya harus luas, kalau lahannya sempit tidak

menguntungkan…”

Sedangkan harapan mengenai impor beras bagi sumber penulis dari

Badan Ketahanan Pangan adalah sebagai berikut:

“…Dengan berbagai potensi dan daya dukung yang dimiliki

oleh Indonesia, kedepan Indonesia akan lepas dari impor beras

bahkan menjadi lumbung pangan dunia. Hal ini dapat diyakini

seperti halnya wilayah merauke yang dapat dijadikan lumbung

beras nasional. Data menunjukkan bahwa terdapat 2,5 juta hektar

lahan potensial untuk pangan dan 1,9 juta hektar untuk lahan

basah di merauke (Papua)…”

c. Distribusi Beras

Dalam upaya pemenuhan konsumsi beras masyarakat, perlu adanya

distribusi yang baik dan terjangkau sehingga dapat mengurangi beban

biaya distribusi terhadap harga beras. Namun, dengan buruknya sarana

transportasi dan distribusi di Indonesia baik itu pelabuhan, pergudangan,

jembatan, kualitas jalan dan lain sebagainya membuat harga beras saat ini

menjadi tinggi. Kenyataan yang dihadapi dalam distribusi beras di

Indonesia saat ini sesuai dengan apa yang dinyatakan oleh Bapak Bustanul

Arifin, sebagai berikut:

“…Ya, kembalikan fungsi logistik. Fungsi distribusi perbaiki

Page 197: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

171

mulai dari pelabuhan, pergudangan, transportasi, jembatan,

kualitas jalan, disitu. Kalau itu bagus, ngga usah diatur-atur ntar

jalan sendiri. Bila semua itu baik, maka distribusi akan efisien…”

Sedangkan menurut sumber penulis dari Badan Ketahanan Pangan

distribusi beras yang terjadi di Indonesia sudah diatur dalam perundangan

yang berlaku khususnya pada beras miskin (Raskin), adapun

pernyataannya sebagai berikut:

“…Penyediaan dan penyaluran pangan bersubsidi (Raskin)

bagi masyarakat berpendapatan rendah masih menjadi salah satu

strategi Pemerintah untuk mencegah terjadi fluktuasi harga.

Rumah tangga sasaran penerima pangan bersubsidi tidak hanya

Rumah Tangga Miskin (RTS), tetapi juga meliputi Rumah Tangga

Rentan atau Hampir Miskin. Keberhasilan pelaksanaannya

ditentukan sejak dari perencanaan, penganggaran, penyediaan,

penyaluran, monitoring dan evaluasi, pengawasan dan

penanganan pengaduan oleh K/L terkait yang tergabung dalam

Tim Koordinasi Raskin Pusat. Pelaksanaan penyaluran Raskin

harus memenuhi target 6T (Tepat Sasaran, Tepat Harga, Tepat

Jumlah, Tepat Mutu, Tepat Waktu dan Tepat Administrasi).

Dalam pelaksanaannya, pemerintah menugaskan BULOG untuk

menyalurkan Raskin sampai titik distribusi (TD) di seluruh

Page 198: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

172

Indonesia. Pemda melanjutkan penyaluran Raskin dari TD sampai

kepada Pemda yang memiliki APBD yang cukup, menyediakan

Raskin Daerah untuk menambah jumlah RTS, subsidi harga tebus

raskin (HTR), pemberdayaan masyarakat melalui padat karya

raskin (PKR) atau “Raskin for Work”, penyaluran Raskin melalui

Warung Desa dan Pokmaskin. Demikian pula penyertaan

perguruan tinggi dan LSM untuk kajian dan pemantauan

pelaksanaan Raskin telah membuka ruang penilaian yang lebih

independen…”

Menjadikan distribusi beras menjadi efisien merupakan salah satu cara

untuk mengatasi kekurangan pada sistem perberasan di Indonesia menurut

penulis. Adapun cara-cara yang harus dilakukan agar distribusi beras

menjadi efisien menurut sumber penulis dari Badan Ketahanan Pangan

adalah sebagai berikut:

“…1) Mengembangkan Cetak Biru Sistem Logistik dan rantai

pasok Beras Nasional. 2) Mengembangkan Manajemen dan

Sistem Logistik Beras Nasional yaitu: a) Grand Strategi

operasional kawasan pengembangan sistem logistik agribisnis

dengan mempertimbangkan sistem logistic agribisnis: Gapoktan

(sub terminal) -> Terminal agribisnis (BUMD) -> market, b)

Gapoktan (sub terminal) agribisnis diharpkan melaksanakan

Page 199: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

173

fungsi-fungsi collecting, grading dan packaging, c) Terminal

agribisnis dikaitkan dengan koridor ekonomi nasional (Sumatera,

Jawa, Nusatenggara, Kalimantan, Papua dan lain-lain) dan juga

pembangunan infrastruktur tol laut. 3) Mengembangkan Reposisi

Peran Bulog dalam Konteks Mendukaung efisiensi distribusi

beras yaitu: Saat ini guna memangkas alur distribusi beras dari

petani selaku produsen hingga ke tangan konsumen, Kementerian

Pertanian bekerjasama dengan BULOG sedang merancang

Kegiatan Toko Tani Indonesia (TTI). Secara konseptual kegiatan

ini memberikan jaminan pasar kepada petani dan juga

memberikan harga yang wajar untuk kemudian dijual kepada

BULOG/Mitra BULOG dan selanjutnya didistribusikan kepada

TTI. Diharapkan dengan adanya kegiatan ini selain efisiensi

distribusi pasokan beras sasaran yang ingin dicapai adalah

stabilisasi pasokan dan harga pangan…”

Selain dengan sarana transportasi dan distribusi yang buruk, masalah

yang terjadi dalam distribusi adalah pungutan tidak resmi di mana-mana

dan banyak pencoleng; yang menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia

adalah orang yang melakukan pencurian atau penipuan dengan kekerasan

dengan seseorang. Adapun pernyataan ini sesuai dengan apa yang

disampaikan oleh Bapak Bustanul Arifin sebagai berikut:

Page 200: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

174

“…Ya dibalik aja tadi, dari jalan buruk, pelabuhan banyak

yang tidak berfungsi efisien, masalah di kualitas jalan, pungutan

tidak resmi dimana-mana, banyak pencoleng, itu permasalahan

yang terjadi di distribusi…”

Sedangkan menurut sumber penulis dari Badan Ketahanan Pangan

menyatakan bahwa permasalahan pada distribusi beras merupakan pada

mata rantai distribusi yang relatif panjang hingga mencapai 5 anggota

mata rantai, adapun penjelasan lengkapnya adalah sebagai berikut:

“…Mata rantai distribusi beras uang relatif panjang hingga

mencapai 5 anggota rantai pasok menjadikan mekanisme

distribusi beras di Indonesia kurang efisien. Dimana “middleman”

seringkali bertindak memanfaatkan kesempatan untuk

memperoleh keuntungan dari proses tata niaga beras yang

berlangsung. Ditambah lagi hambatan transportasi dan adanya

“pungutan liar” dalam proses perjalanan distribusi dari produsen

ke pedagang menyebabkan harga beras di tingkat konsumsi

menjadi relatif tinggi karena berbagai komponen biaya yang

dikeluarkan dalam distribusi beras harus ditanggung oleh

konsumen. Selain hal tersebut, secara detil permasalahan

distribusi beras di indonesia adalah: (1) infrastruktur distribusi, (2)

sarana dan prasarana pasca panen, (3) pemasaran dan distribusi

Page 201: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

175

antar dan keluar daerah dan isolasi daerah mengingat Indonesia

adalah wilayah kepulauan, (4) sistem informasi pasar, (5)

keterbatasan lembaga pemasaran daerah, (6) hambatan distribusi

karena pungutan resmi dan tidak resmi, (7) adanya kasus

penimbunan beras oleh spekulan, (8) adanya oenurunan akses

beras karena terkena bencana…”

d. Konsumsi Beras

Beras yang sampai dan dikonsumsi oleh masyarakat merupakan rantai

akhir dalam dunia perberasan. Dalam terpenuhinya kebutuhan masyarkat

akan konsumsi beras perlu adanya peran pemerintah dalam mengaturnya.

Adapun peran pemerintah dalam terpenuhinya kebutuhan masyarakat

akan konsumsi beras adalah berupa policy atau kebijakan yang

mengarahkan terpenuhinya konsumsi beras masyarakat di Indonesia

secara umum. Pernyataan ini sesuai dengan yang disampaikan oleh Bapak

Bustanul Arifin sebagai berikut:

“…Pemerintah mengurus kebijakan, kalau kita berharap

pemerintah melakukan sesuatu tetapi pemerintah ikut berdagang

tidak akan bisa, itu tidak efisien karena pemerintah bukan

pedagang. Kalau anda berharap pemerintah sama dengan tukang

beras, tidak bisa juga kan? Karena bukan pekerjaannya

pemerintah bukan? Pemerintah membuat policy atau kebijakan

Page 202: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

176

untuk mengarahkan kesana, jadi tidak direct dia. Mungkin harus

ditanyakan kembali bagaimana menjamin ketersediaan berasnya,

kalo mempush ketersediaan harus mempush produksi dong, kalo

memang tidak ada harus bagaimana? …”

Sedangkan menurut sumber penulis dari Badan Ketahanan Pangan,

pemerintah menjamin ketersediaan beras khususnya beras miskin atau

program Raskin, adapun penjelasannya sebagai berikut:

“…Pemerintah telah melakukan program raskin dengan tujuan

selain mengurangi beban pengeluaran Rumah Tangga Sasaran

melalui pemenuhan sebagian kebutuhan pangan beras juga

menjamin ketersediaan beras yang baik dan murah. Berdasarkan

Pedum Raskin Sasaran Program Raskin Tahun 2013 sebanyak

15.530.897 rumah tangga, yakni mengalami penurunan sekitar 2

(dua) juta rumah tangga dari jumlah RTS-PM Program Raskin

2009-2012 sebanyak 17.488.007 rumah tangga. Penurunan pagu

Raskin nasional ini sejalan dengan penurunan angka kemiskinan

dari 15,42% pada 2008 menjadi 11,66% pada September 2012

berdasarkan data BPS. Adapun dalam mencukupi kebutuhan

pangan beras melalui penyaluran beras bersubsidi (Raskin) yang

diberikan dengan alokasi sebanyak 15kg/RTS/bulan…”

Setiap beras yang akan dikonsumsi oleh masyarakat pasti memiliki

Page 203: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

177

standar masing-masing. Standar yang digunakan di Indonesia dalam

produk beras sendiri merupakan SNI (Standar Nasional Indonesia).

Setidaknya ada 8 kualitas yang dijadikan standar dalam produk beras di

Indonesia. Pernyataan diatas sesuai dengan pernyataan Bapak Bustanul

Arifin, pernyataan tersebut disampaikan oleh beliau sebagai berikut:

“…Ada dong standarisasi, namanya SNI, Standar Nasional

Indonesia. Pasti ada dong, standar beras di Indonesia itu ada 8

kualitas atau apa gitu. Kalau anda bertanya apakah ada, tapi di

Indonesia itu tidak ada yang bisa mengenforce, tidak ada yang bisa

melakukan pengawasan secara baik. Mmm… kalo kita berharap

pemerintah melakukan pengawasan seluruhnya ya nggak bener

juga, karena nggak punya kemampuan untuk melakukan itu. Pada

orang, kan nggak mungkin melakukan pengawasan satu-persatu.

Mekanisme check and balance itu justru dari para pedagang dan

masyarakat itu sendiri. Kalau dibilang beras kualitas A, yang

datang beras kualitas B mereka menyelesaikan sendiri. Kecuali

ada dispute atau persoalan hukum baru mereka melapor ke

penegak hukum, itu. Kalau kita melihat ada barang yang tidak

layak konsumsi, dikasih ke ayam saja…”

Masalah yang dihadapi oleh Indonesia dalam mengkonsumsi beras

adalah banyaknya beras yang dikonsumsi atau ketergantungannya

Page 204: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

178

masyarakat di Indonesia terhadap beras. Dalam food calorie masyarakat

Indonesia secara umum beras mendominasi, secara food balance atau

keseimbangan gizi masyarakat Indonesia belum tercapai. Statement diatas

sesuai dengan apa yang disampaikan oleh Bapak Bustanul Arifin sebgai

berikut:

“…Kebanyakan makan, hehe. Terlalu banyak bergantung

kepada beras, jadi bagian intake food calorie sebagian besar dari

beras. Kalo, itu saya bilang masalah. Dari situ sehingga

balancenya atau food balance, keseimbangan pangan atau

keseimbangan gizinya belum tercapai. Jadi karena disitu

masyarakat masih banyak tergantung pada beras, dia

menimbulkan tekanan pada konsumsi beras, sehingga konsumsi

beras kita tetap tinggi, gitu. Kita belum tersedia pilihan-pilihan,

dari pangan lokal yang mampu menjadi substitusi atau setidaknya

komplemen dari beras. Kalau itu tidak terjadi, sampai kapanpun

beras akan menjadi isu politis, itu…”

Sedangkan permasalahan yang dihadapi dalam konsumsi beras

menurut sumber penulis dari Badan Ketahanan Pangan adalah

berlebihannya dalam mengkonsumsi beras, penjelasan dari statement

tersebut adalah sebagai berikut:

“…Angka konsumsi beras masyarakat Indonesia yang

Page 205: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

179

mencapai 139 kg/kapita menjadikan bangsa Indonesia sebagai

Negara tertinggi di Asia bahkan di Dunia dalam mengkonsumsi

beras. Kebiasaan atau budaya yang melekat di masyarakat

Indonesia bahwa “belum kenyang kalau belum makan nasi” telah

mendarah daging di berbagai kalangan masyarakat. Disamping itu

politisasi beras dan penyeragaman budidaya padi di seluruh

Indonesia sehingga menjadikan beras sebagai “single commodity”

pada era zaman orde baru membuat pemenuhan beras menjadi

permasalahan tersendiri. Oleh karena itu, untuk mengurangi

kebiasaan yang telah melekat di masyarakat, Pemerintah

mentargetkan setiap tahunnya untuk mengurangi angka konsumsi

sebesar 1,5% pertahun dan telah melakukan berbagai terobosan

guna mengurangi angka konsumsi beras nasional, diantaranya

Perpres No. 22 tahun 2009 tentang Kebijakan Percepatan

Penganekaragaman Konsumsi Pangan Berbasis Sumber Daya

Lokal dan Permentan Nomor 43/Permentan/)T140/10/2009

tentang Gerakan Percepatan Penganekaragaman Konsumsi

Pangan Berbasis Sumber Daya Lokal. Kedua regulasi ini

kemudian diaplikasikan oleh pemerintah daerah seperti di Kota

Depok dengan Program ”One Day No Rice”. Dimana setiap hari

selasa di lingkungan Pemkot Depok dan wilayah Kota Depok

Page 206: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

180

disarankan untuk tidak mengkonsumsi nasi. Selain itu berbagai

penyuluhan, dan kampanye tentang bahaya dari konsumsi beras

yang berlebihan sehingga dapat menyebabkan diabetes juga

dilakukan bersama-sama dengan Kementerian Kesehatan dan

BPOM…”

Harapan mengenai konsumsi beras di indonesia pada masa depan

adalah dengan mengurangi konsumsi beras sehingga tekanan terhadap

beras tidak seperti sekarang. Dan juga secara kesehatan beras mengandung

hormon exorfin dengan mempunyai sifat yang mirip dengan morfin yaitu

ketagihan maupun sakau. Penjelasan lebih detil disampaikan oleh Bapak

Bustanul Arifin sebagai berikut:

“…Ya tadi, harapan untuk kita itu kurangi makan lah supaya

nggak gemuk-gemuk, baru tekanan terhadap beras ini berkurang.

Beras itu harus anda pelajari itu dia mengandung hormon exorfin,

exorfin itu sifatnya mirip dengan morfin ketagihan sakau. Kita

makan beras itu ketagihan lho, kurang terus kurang terus serius

lho. Orang banyak tidak perhatikan ini ada unsur exorfin ada unsur

addiction, udang juga ada unsur addiction kita makan satu itu

rasanya nggak cukup. Ada unsur-unsur seperti itu, kecil mirip

exorfin dengan morfin unsur zat kimianya sama jadi bikin

addicted. Anda ngga merasa, kita kan sebelum kembung masih

Page 207: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

181

akan menambah itu ketagihan. Nah itu kalo bisa dikurangi akan

mengurangi tekanan konsumsi kepada beras. Makanan pokok,

sementara kalo kita lihat data Negara-negara lain itu mereka sudah

mulai balance karbohidrat, protein vitamin, kita masih banyak

99% karbohidrat. Dan disitu kata orang kesehatan, untuk

mengurangi tekanan orang yang sakit gula diabetes, itu baru bisa

diharapkan yang lain-lain…”

Sedangkan harapan yang disampaikan oleh sumber penulis dari Badan

Ketahanan Pangan adalah sebagai berikut:

“…Kedepan, konsumsi beras diharapkan akan terus

mengalami penurunan sebagaimana target Kementerian Pertanian

itu sendiri sehingga sejalan dengan program diversifikasi pangan

mengingat tingkat konsumsi beras di Indonesia sebesar

139kg/kapita merupakan tertinggi di asia bahkan dunia. Sehingga

masyarakat Indonesia tidak mengandalkan beras sebagai sumber

pangan utama tetapi juga dapat mengkonsumsi pangan lainnya

yang melimpah tersedia di bumi Indonesia seperti jagung,

singkong, sagu, sukun, ubi dan lain-lainnya…”

e. Harga Beras

Nilai akan suatu benda biasanya akan diberikan sesuai dengan biaya

yang dikeluarkan dalam menghasilkan benda tersebut. Bergitu pula

Page 208: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

182

dengan harga beras, dengan mengikuti harga dasar yang dikeluarkan untuk

menghasilkan beras dari sejak ditanam hingga diterima dan dikonsumsi

masyarakat. Namun, seiring dengan adanya gejolak di dalam maupun di

luar negeri dapat mempengaruhi harga beras di Indonesia. Untuk

menanggulangi perubahan harga beras yang signifikan di pasar,

pemerintah melakukan upaya dalam menjamin harga beras yang

terjangkau bagi masyarkat. Upaya yang dilakukan adalah dengan operasi

pasar, raskin dan lain sebagainya. Adapun yang telah disampaikan diatas

sesuai dengan pernyataan Bapak Bustanul Arifin sebagai berikut:

“…Anda pernah baca ada operasi pasar? Lalu ada raskin?

Untuk 16 juta masyarakat miskin, pemerintah memberi subsidi

kepada masyarakat melalui bulog, ya? Jadi orang miskin

terpenuhi kebutuhannya, siapa yang dibilang miskin? Yang

menurut kriteria BPS dan BKKBN yang diadminsitrasi oleh

kelurahan, pemerintah yang paling rendah di masyarakat dan

pemerintah desa itu dianggap miskin. Berapa persen, kira-kira

orang miskin itu total 11 juta jadi orang yang paling miskin itu 5-

6% lah. Memang sebagian besar orang miskin nggak dapet,

karena dalam miskin sendiri ada 3 kategori, yang dapet raskin itu

adalah yang paling miskin, itu. Jadi orang miskin seperti itu diberi

subsidi, subsidinya berapa ya 1600 harganya, jadi disubsidi oleh

Page 209: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

183

pemerintah menjadi berapa kalo harga 7300, orang cuma bayar

1600 jadi kira-kira. Itu total nilainya 19 atau 20 triliun lah kalo ga

salah, itu yang dilakukan oleh pemerintah. Apakah kita mau

mendorong lebih besar dari itu? Kalo menurut saya tidak usah,

kalo perlu dikurangi sedikit-demi sedikit, begitu. Supaya

menunjukkan bahwa masyarakatnya makin sejahtera…”

Sedangkan menurut sumber penulis dari Badan Ketahanan Pangan

menyatakan bahwa pemerintah melakukan intervensi untuk menjaga

ketersediaan beras dengan cara menerapkan strategi pengadaan

gabah/beras dalam negeri dalam bentuk instrument Harga Pembelian

Pemerintah, adapun penjelasan lengkapnya sebagai berikut:

“…Pemerintah telah menerapkan strategi pengadaan

gabah/beras dalam negeri sebagai bentuk intervensi pada sisi

produsen pada saat suplai melimpah karena panen raya agar harga

di tingkat petani tidak jatuh. Pemerintah melindungi petani dari

kerugian akibat kurang kuatnya nilai tawar petani saat panen raya.

Instrumen yang digunakan adalah Harga Pembelian Pemerintah

(HPP) yang ditetapkan melalui Inpres. Penetapan HPP dilakukan

dalam rangka meningkatkan pendapatan petani, pengembangan

ekonomi pedesaan, stabilitas ekonomi nasional, peningkatan

ketahanan pangan dan dalam rangka pengadaan cadangan pangan.

Page 210: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

184

Selain itu juga untuk mendukung peningkatan produktivitas

petani padi dan produksi beras nasional. HPP gabah yang

ditetapkan pemerintah diharapkan menjadi “semacam harga

minimum” (floor price) yang berfungsi sebagai referensi harga

(price reference) bagi petani dan pedagang yang melakukan

transaksi jual-beli gabah/beras…”

Dalam penentuan harga beras, ada campur tangan pemerintah

didalamnya. Campur tangan pemerintah dalam hal menetapkan Harga

Pembelian Pemerintah atau HPP yang gunanya mengelola dunia

perberasan di Indonesia. Hal ini sesuai dengan apa yang disampaikan oleh

Bapak Bustanul Arifin sebagai berikut:

“…Dengan cara menetapkan harga pembelian pemerintah atau

HPP, itu cara mengatur atau bukan mengatur sih tetapi mengelola

sebetulnya. Kalo harga yang mengatur pasar dong, tetapi

pemerintah menetapkan harga pembelian minimum kan…”

Sumber penulis dari Badan Ketahanan Pangan menambahkan bahwa

secara detil kebijakan-kebijakan yang digunakan pemerintah guna

mendukung perberasan di Indonesia ada banyak, adapun keterangan yang

lebih lengkapnya sebagai berikut:

“…Ada, selama periode 2008-2013 pemerintah telah

mengeluarkan inpres tentang Kebijakan dan Penyaluran

Page 211: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

185

Gabah/Beras Petani.

Tabel 4.15

Kebijakan dan Penyaluran mengenai Gabah/Beras

Tahun Inpres

yang

Berlaku

Tentang HPP

GKP

Tingkat

Petani

(Rp/Kg)

HPP GKG

Tingkat

Penggilingan

(Rp/Kg)

HPP

Beras

(Rp/Kg)

2008 No.1/2008 Kebijakan

Perberasan

2.240 2.800 4.300

2009 No.8/2008 Kebijakan

Perberasan

2.400 3.000 4.600

2010 No.7/2009 Kebijakan

Perberasan

2.640 3.300 5.060

2011 No.7/2009 Kebijakan

Perberasan

2.640 3.300 5.060

No. 8

Tahun

2011

Kebijakan

Pengamanan

Cadangan

Beras yang

Dikelola

Pemerintah

Dalam

Menghadapi

Kondisi

Iklim

Ekstrim

2012 No.3/2012 Kebijakan

Perberasan

3.300 4.150 6.600

2013 No.3/2012 Kebijakan

Perberasan

3.300 4.150 6.600

Mekanisme:

Page 212: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

186

Tujuan dikeluarkannya Inpres tentang kebijakan perberasan

adalah untuk melindungi petani, yaitu dengan meningkatkan

pendapatan petani dan pengembangan ekonomi pedesaan melalui

pembelian gabah/beras petani dengan harga tertentu (minimal

sesuai HPP) sehingga petani memperoleh keuntungan usaha tani

padi yang layak. Namun apabila kita lihat tujuan inpres perberasan

pada kebijakan selanjutnya, mulai Inpres Nomor 2 tahun 2005

tanggal 2 maret 2005 tentang Kebijakan Perberasan, selain untuk

melindungi petani, kebijakan perberasan juga bertujuan untuk

menyediakan dan menyalurkan beras bersubsidi bagi masyarakat

miskin dan rawan pangan, dan untuk cadangan beras pemerintah

untuk menanggulangi keadaan darurat dan menjaga stabilitas

harga dalam negeri. Begitu juga pada Inpres Nomor 8 Tahun 2011

tanggal 15 April 2011 tentang Kebijakan Pengamanan Cadangan

Beras yang Dikelola Pemerintah Dalam Menghadapi Kondisi

Iklim Ekstrim, ditujukan untuk mengamankan cadangan beras

pemerintah serta mengantisipasi gangguan produksi dan kenaikan

harga gabah/beras akibat kondisi iklim ekstrim.

Perubahan Inpres kebijakan perberasan juga terkait dengan

perubahan besaran HPP gabah/beras, yang didasarkan oleh

beberapa pertimbangan, antara lain: (1) adanya kenaikan harga

Page 213: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

187

bahan bakar minyak (BBM) yang berdampak pada kenaikan harga

eceran tertinggi (HET) pupuk, terjadi pada tahun 2008 dan 2012;

(2) kondisi harga gabah/beras di petani/masyarakat jauh dari atas

HPP, seperti pada tahun 2008, 2009, dan 2011; serta (3) upaya

antisipasi tingginya harga beras dunia pada tahun 2007. Kenaikan

BBM berdampak pada meningkatnya biaya usaha tani padi

sehingga berpengaruh terhadap penurunan pendapatan petani.

Kondisi harga gabah/beras yang jauh diatas HPP bisa

menyebabkan harga turun/jatuh dari harga di tingkat pasar,

terutama pada saat panen raya sehingga akan merugikan petani.

Dengan adanya perubahan dan peningkatan HPP gabah/beras,

maka diharapkan dapat meningkatkan pendapatan petani,

sekaligus untuk meminimalisir kejadian harga jatuh/turun pada

saat panen raya…”

Secara umum semua pihak berharap tercapainya harga yang stabil pada

produk beras di Indonesia. Namun, fakta dilapangan mengatakan bahwa

terdapat periode-periode tertentu dimana harga beras akan tinggi dan

harga beras akan rendah. Disaat bulan Juni, Juli, Agustus dan September

harga beras di Indonesia sudah pasti tinggi. Disaat bulan Oktober harga

beras mulai stabil dan menurun rendah. Nanti pada bulan November,

Desember dan Januari harga beras akan tinggi lagi. Pola ini sudah baku di

Page 214: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

188

Indonesia, biasa meleset setengah bulan dari yang telah disampaikan

diatas. Pernyataan ini sesuai dengan apa yang disampaikan oleh Bapak

Bustanul Arifin sebagai berikut:

“…Stabilitas harga itu dapat diukur rentang waktu bisa diukur

rentang tempat. Rentang waktu bisa di duga stabilitasnya, jadi

berhubungan dengan karakteristik dari supply, supply

berhubungan dengan produksi dan pengelolaan stok. Jadi harga

beras di Indonesia itu sudah pasti tinggi pada bulan juni, juli,

agustus, september. Oktober mulai stabil sedikit, menurun rendah.

Nanti november, desember, januari tinggi lagi, sudah pasti seperti

itu polanya, ya meleset-meleset setengah bulan. Nah, dari situ

pemerintah melakukan stabilitas harga yang anda maksudkan itu

untuk mengoptimalkan operasi pasar pada saat harga-harga tinggi.

Pada saat harga rendah, harga rendah itu pada bulan selain yang

saya telah sebutkan tadi. Lebih sedikit sih, kira-kira

perbandingannya 7:5 atau bahkan 8:4 dalam 12 bulan, 7:5

kadangnya, 7 bulan tinggi 5 bulan rendah biasanya seperti itu. Dan

disitulah instrument bukan pengaturan ya tapi pengelolaan harga,

terakhir di inpres 5 tahun 2015 disitu disebutkan pada saat-saat

harga tinggi, pemerintah push operasi pasar. Pada saat harga-

harga rendah pemerintah melalui bulog juga mengambil dari

Page 215: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

189

masyarakat untuk disimpan di gudang, gitu mekanismenya.

Apakah itu, 100% jalan saya ya, nggak 100% jalan pastilah. Pasti

ada beberapa kelemahan dilapangan…”

Sedangkan menurut sumber penulis dari Badan Ketahanan Pangan

menyatakan bahwa beras impor lebih berfluktuasi daripada beras lokal.

Adapun penjelasan lebih lengkap mengenai statement tersebut adalah

sebagai berikut:

“…Beras lokal (Beras medium IR II, tingkat grosir) selama

tahun 2008-2013, menunjukkan peningkatan untuk setiap

tahunnya yakni rata-rata 9,52 persen/tahun. Sementara harga

beras impor (beras paritas fob Thai 5%) relatif mengalami

penurunan 5,30 persen/tahun. Harga beras impor untuk periode

tahun 2008-2010 selalu lebih tinggi daripada harga beras lokal,

namun pada periode tahun 2011-2013 harga beras impor lebih

rendah dibandingkan dengan harga beras lokal. Dilihat dari

fluktuasi harga yang digambarkan dengan koefisien variasi (CV),

harga beras impor lebih berfluktuasi dibandingkan dengan harga

beras lokal atau dengan kata lain harga beras lokal lebih stabil

dibandingkan harga beras impor. Fluktuasi harga beras impor

tertinggi terjadi pada tahun 2008 yang mencapai 20,19 persen

sedangkan pada periode yang sama CV untuk harga beras lokal

Page 216: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

190

sebesar 2,17 persen. Selama tahun 2008-2013, fluktuasi harga

beras relatif stabil, dimana nilai cv lebih kecil dari 5 persen kecuali

pada tahun 2010 dan 2011 fluktuasi harga beras lebih dari 5 persen

yaitu masing-masing mencapai 5,29 persen dan 9 persen.

Tabel 4.16

Perbandingan Harga Beras Impor dan Beras Lokal di Indonesia Tahun 2008-

2013

Bulan

2008 2009 2010 2011 2012 2013

Beras

Impor

Beras

Lokal

Beras

Impor

Beras

Lokal

Beras

Impor

Beras

Lokal

Beras

Impor

Beras

Lokal

Beras

Impor

Beras

Lokal

Beras

Impor

Beras

Lokal

Januari 5057 5198 8455 5250 6990 6042 5739 6239 6637 7445 6108 7945

Februari 5797 5084 9092 5369 6668 6098 5736 6057 6483 7500 6113 7879

Maret 7206 4866 9054 5256 6199 5698 5316 5865 6689 7500 6091 7758

April 10615 4832 7960 5171 5723 5690 5163 5800 6693 7500 6025 7600

Mei 10648 5053 7250 5171 5654 5835 5077 6029 7351 7537 5970 7713

Juni 9267 5100 7707 5237 5721 5910 5408 6237 7460 7713 5848 7870

Juli 8672 5010 7610 5250 5786 6135 5616 6805 7366 7758 5799 8174

Agustus 8247 5058 7017 5283 5912 6485 5914 7097 7449 7700 5747 8139

September 8302 5100 6800 5250 6264 6530 6414 7087 7387 7717 5355 7930

Oktober 8007 5100 6285 5250 6372 6595 6511 7207 7281 7700 5693 8052

November 8454 5100 6835 5257 6183 6400 6762 7315 7391 7838 5792 7900

Desember 7923 5180 7364 5534 6423 6394 6511 7229 7422 7919 6165 8006

Rata-rata 8183 5057 7619 5273 6158 6151 5847 6580 7134 7652 5892 7914

CV 20,19 2,17 11,66 1,83 6,78 5,29 9,86 9,00 5,35 1,99 3,97 2,13

Keterangan:

Beras Impor (Worldbank diolah BKP)

Beras paritas internasional dari perhitungan beras Thai 5%

(fob) Thailand

Page 217: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

191

Harga C & F = Harga Bangkok + insurance (22 USD/MT)

Border price = (Harga C & F X Kurs)/1000 + BM

Harga Paritas = (Border Price + PPh) X 1,15

Beras Lokal= Beras IR II Tingkat Grosir PIBC (Sumber: PIBC

diolah BKP)…”

Selain itu menurut sumber penulis dari Badan Ketahanan Pangan

menyatakan bahwa beras lokal kalah bersaing di pasaran internasional dari

sisi kualitas dan harga. Detil dari penjelasan tersebut adalah sebagai

berikut:

“…Ada, hal ini mengingat pemasaran untuk beras global

seringkali dikaitkan dengan politik dumping seperti kebijakan

yang ada di Jepang dan Vietnam. Disatu sisi kualitas beras

domestik kalah bersaing di pasaran internasional dari sisi kualitas

dan harga…”

Beberapa saat yang lalu, sedang ramai pada khalayak umum dan media

massa mengenai isu beras plastik di Indonesia. Isu tersebut menurut Bapak

Bustanul Arifin tidak ada hubungannya dengan lemahnya pengawasan

pemerintah dan tingginya harga beras saat itu. Kemungkinan yang terjadi

dalam isu beras plastik itu, beras terkontaminasi dengan proses-proses

polishing atau memoles beras dari beras yang lama disimpan digudang

menjadi beras baru. Adapun selengkapnya pernyataan dari Bapak

Page 218: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

192

Bustanul Arifin sebagai berikut:

“…Dengan harga mungkin nggak ada, saya nggak melihat isu

itu serius, dalam konteks ini semua dicampur dengan plastik.

Yang sangat mungkin itu dia terkontaminasi dengan Proses-

proses polishing atau memoles beras dari beras yang lama

disimpan digudang menjadi beras baru. Jadi beras itu diambil,

dijual dengan harga murah dari gudang baik dari gudang bulog

atau gudang siapa saja, lalu dipoles lalu disemprotkan bahan kimia

untuk memutihkan dan mempulenkan, saat dia uji laboratorium

dia mirip dengan PVC Poli Profolida kalau tidak salah yang

digunakan sebagai bahan untuk membuat plastik, kira-kira seperti

itu. Apakah ada hubungannya? Tidak ada hubungannya, tidak ada

hubungannya dengan itu. Dugaan saya sih adanya kelalaian dalam

kontaminasi ya dalam pengawasan karena tidak ada yang

mengawasi. Kemungkinan yang kedua, mungkin sabotase tapi itu

sangat kecil sekali…”

Sedangkan mengenai beras plastik, sumber penulis dari Badan

Ketahanan Pangan menyatakan sebagai berikut:

“…Isu beras plastik yang sempat mengemuka semata-mata

bukan hanya karena lemahnya sistem pengawasan dari

pemerintah tetapu ada faktor lain sebagai pemicu untuk dibukanya

Page 219: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

193

keran impor oleh pemerintah karena beras domestik pada saat itu

cenderung naik. Disisi lain, faktor politis sebagai pengalihan isu

yang sedang berkembang disinyalir dihunakan oleh pihak-pihak

tertentu dengan memanfaatkan kondisi yang sedang terjadi…”

Harapan mengenai harga beras di Indonesia pada masa depan adalah

perlu adanya pengaturan harga per kualitas, dimana gunanya untuk

menghindari oplosan. Hal ini sejalan dengan apa yang disampaikan oleh

Bapak Bustanul Arifin sebagai berikut:

“…Saya sebetulnya tidak ingin mengatur harga kalo boleh itu,

karena kalo signalnya salah pada petani kasihan. Tapi so far untuk

kebutuhan pokok elastisitasnya masih inelastis, sudah pasti masih

tinggi dan semua pelaku pasti tau mengenai hal itu. Kalau saya

sebenarnya ingin kalo memang diatur, ada harga per kualitas

beras. Gunanya untuk menghindari oplosan seperti itu, kalo perlu

juga tapi saya khawatir ngomong seperti ini pemerintah tidak bisa

melaksanakan untuk harga referensi atau harga patokan per

provinsi. Untuk menghidupkan pergerakan beras antar provinsi

juga gitu, kalau harganya dibikin sama, kalo beras di Jakarta Pulau

jawa dengan beras di wamena papua sana yaa sulit kan orang kan

menjadi apa namanya ya, spekulasinya menjadi amat sangat

tinggi. Tapi kan kalo harganya, tapi saya tau serumit apa ini jadi

Page 220: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

194

tidak dilaksanakan. Artinya memperlakukan beras seperti

premium, seperti bahan bakar bensin agak riskan, itu ya. Artinya

kita biarkan saja di timur sana harga tinggi karena mereka tidak

memproduksi beras, nah kita dibalikkan seandainya di timur di

papua bisa menjadi sentra produksi beras mungkin nggak akan

seperti ini kejadiannya, mungkin kita tidak impor. Tapi nggak ada

gunanya kalo kita ngomong seandainya…”

Sedangkan harapan mengenai harga beras menurut sumber penulis dari

Badan Ketahanan Pangan adalah sebagai berikut:

“…Dengan sinergitas antara kelembagaan yang menangani

pangan dan Tim Pengendali Inflasi maka, bukan hal yang mustahil

kedepan harga beras di Indonesia akan terjangkau oleh semua

kalangan dengan kualitas yang baik dimana petani selaku

produsen akan memperoleh keuntungan harga yang layak begitu

pula konsumen dapat memperoleh beras dengan harga yang

murah dan terjangkau…”

f. Kecurangan dalam Dunia Perberasan

Curang menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah tidak

jujur, tidak lurus hati, tidak adil. Dalam dunia perberasan umumnya tidak

melakukan kecurangan secara besar-besaran seperti aturan di terobos.

Namun dalam bahasa halusnya pedagang itu memanfaatkan segala

Page 221: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

195

kesempatan. Etika kadang mereka tidak terlalu junjung dengan baik.

Praktek yang sering terjadi adalah beras yang jelek dipoles lalu dicampur

dengan beras kualitas baik. Apa yang telah tercantum diatas sejalan

dengan apa yang disampaikan oleh Bapak Bustanul Arifin sebagai berikut:

“…Nggak juga sih, pedagang itu bahasa halusnya

memanfaatkan segala kesempatan. Etika kadang mereka tidak

terlalu junjung dengan baik, itu ya. Tapi kalo anda melihat pelaku

curang itu aturan di terabas, kira-kira yang praktek terjadi yang

saya sudah sampaikan tadi beras kecil atau jelek dipoles lalu

dicampur dengan beras kualitas baik, seperti itu. Terus, mereka

tidak taat terhadap pelabelan karena tidak ada yang mengawasi.

Kalo kita pergi kepasar, tertulis beras pandan wangi itu tidak ada

yang bisa menjamin bahwa itu pandan wangi, itu cuma karungnya

aja dan dikasih pewangi. Boleh itu disebut curang, boleh aja itu

disebut curang. Kalo terjadi kita berharap pedagang menjadi

orang sosial itu salah kita berharap seperti itu. Pedagang pasti

memanfaatkan setiap kesempatan, orang sosial masjid saja yang

sosial, pedagang jarang ada yang berfikir seperti itu. Kalau anda

berharap pedagang patuh akan aturan atau apa ya agak sulit, nanti

kalau anda belajar bisnis di dalam bisnis itu ada namanya etika

bisnis. Tapi feeling saya ya? Pasti mereka ada batasnya, kalau

Page 222: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

196

curang ditaruh angka 1-100 kira-kira tidak akan full curang 100%

mungkin beberapa persen, ngga mungkin karena akan menganggu

kelangsungan bisnisnya jika mereka main-main habis orang ngga

ada beli pasti mereka putar haluan. Ya apapun mereka

memanfaatkan kesempatan itu sebenarnya…”

Kecurangan dalam impor beras merupakan hal yang berbahaya

dikarenakan dapat menganggu perdagangan. Namun pernah terjadi,

bahwa ada oknum pedagang yang memiliki izin impor beras premium,

namun setelah diselidiki yang masuk ke dalam pasar tiba-tiba beras

medium. Setelah ditelusuri secara mendalam ternyata bea cukai tidak

meneliti secara mendalam jenis yang terdapat dalam isi kontainer, namun

memeriksa berdasarkan kontainer dan kode HS (Harmonized Code), yang

mana antara beras premium dengan beras medium memiliki 5 digit yang

sama. Selengkapnya penjelasan ini disampaikan oleh Bapak Bustanul

Arifin sebagai berikut:

“…Nggak juga sih, itu bahaya. Apa yang pernah terjadi itu ada

pedagang yang memiliki izin impor beras premium, karena beras

premium itu agak bebas mereka dapat izin impor itu. Kemudian

tiba-tiba setelah yang masuk ke pasar tiba-tiba beras medium,

kira-kira seperti itu. Kalau ditelusuri kenapa bea cukai sebagai

garda terdepan pintu masuk beras impor kenapa itu boleh masuk,

Page 223: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

197

karena itu beras medium harus pemerintah melalui bulog. Bea

cukai masih beralasan kan mereka tidak atau mereka memeriksa

berdasarkan kontainer dan label namanya HS Harmonized Code,

beras premium dan beras medium sampai dengan 5 digit itu masih

sama. Jadi kalo anda bikin daftar 5 digit pendaftaran, setelah digit

ke 5 pecah dua apakah ini pulen dari Thailand, tidak maka akan

pecah lagi terus sampai digit ke 9 bedanya sampai seperti itu

ketelitiannya, kepalanya pecah trus seperti itu. Sementara yang

dilaporkan ke bea cukai Indonesia itu sampai 5 digit, 5 digit sama

bedanya di sanapun sama-sama beras. Sementara bila ditelusuri

sampai detail baru itu beda, jadi pas kasus kemarin itu tidak ada

yang dituntut ke pengadilan karena memang kelalaian sistem kita

sendiri. Kecurangannya itu ya izinnya beras premium namun yang

datang beras medium, ketika masuk ke catatan badan pusat

statistik lho kenapa tahun ini ada impor beras, padahal seharusnya

tidak ada kira-kira gitu. Jadi kecurangannya itu dalam

memanfaatkan kesempatan kelemahan sistem kita sendiri…”

Dengan adanya kecurangan, tentu banyak pihak yang dirugikan.

Sebenarnya yang dirugikan pedagang sendiri dikarenakan barang yang

diterima tidak sesuai dengan apa yang diharapkan. Hal ini sesuai dengan

pernyataan oleh Bapak Bustanul Arifin sebagai berikut:

Page 224: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

198

“…Sebenarnya yang dirugikan adalah pedagang juga, dalam

bahasa lain itu pedagang yang seharusnya mendapat mampu

pasokan sebesar ini kualitas beras premium namun yang datang

kualitas medium. Jadi keseimbangan detilnya saja yang

terganggu…”

Dalam mengatasi kecurangan dalam dunia perberasan di Indonesia,

pemerintah haruslah bertindak untuk menghindari kejadian serupa di masa

depan. Bila pendaftaran HS di perdetil akan memperlambat proses barang,

sehingga tidak efisien. Yang paling baik adalah dengan memeriksa di

pintu terakhir, dengan peran asosiasi pedagang. Selengkapnya pernyataan

Bapak Bustanul Arifin sebagai berikut:

“…Itu agak rumit terus terang, kalau pendaftaran HS

diperdetail hingga sekian digit terakhir pemeriksaan akan lebih

lama, barang yang masuk terhambat pelabuhannya dianggap tidak

efisien terus berputar-putar seperti itu. Paling top, memeriksa di

pintu terakhir tetapi sekarang siapa, kualitas pemeriksanya siapa,

kuli-kuli gitu cuma colok diambil seperti itu. Memang saya

katakan rumit, tergantung pada HS atau harmonized systemnya

sendiri. Sekarang anda lihat saja pelabuhan, di dunia pelabuhan

seperti itu keadaannya. Satu, pengawas yang memiliki kompetensi

berapa, orang yang ingin bekerja di bidang seperti itu tidak

Page 225: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

199

banyak, tidak menjadi pekerjaan yang menarik jadi nyambung.

Kalo teknisnya bisa, ya bisa tetapi saya menyebutkan betapa

rumitnya itu persoalan dalam mengatasi kecurangan itu.

Sebetulnya bisa dikembalikan kepada pedagang itu sendiri atau

uruslah asosiasi nah atur-atur sendiri, kalau seperti itu masih

mungkin. Mmm… kalo kita tuh begini, terlalu banyak berharap

kepada pemerintah, pemerintah tidak bisa diharapkan seperti itu

keadaannya hehehe… kebalikan lagi mereka punya mekanisme,

mereka punya asosiasi pedagang, mereka tahu siapa yang suka

main disini. Kalau dikasarin, kau selesaikanlah ya kau atur-atur

sendiri mau ambil beberapa margin silahkan, kalau banyak-

banyak nanti masyarakat dirugikan. Dengan melakukan fungsi

seperti itu sebetulnya sudah lebih dari cukup. Baru setelah

administrasi didaftarkan pendaftaran izin, pendaftaran izin impor,

izin gudang, tidak memperbaiki cabut izinnya pemerintah bisa

melakukan itu. Tetapi bila mengurusi 24 jam sehari nggak

mungkin, nggak akan mampu…”

6. Analisis Ekonomi

Berdasarkan hasil dari estimasi dengan menggunakan fixed effect

model dapat disimpulkan bahwa regresi yang dihasilkan cukup baik untuk

menjelaskan hubungan antara Produksi Beras, Impor Beras dan Konsumsi

Page 226: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

200

Beras terhadap Harga Beras di Indonesia tahun 2008-2013. Namun dari

seluruh variabel yang diteliti terdapat satu variabel yaitu Produksi Beras

yang tidak berpengaruh signifikan terhadap Harga Beras. Kemudian

variabel lainnya yaitu Impor Beras dan Konsumsi Beras mempunyai

pengaruh yang signifikan terhadap Harga Beras.

a. Produksi Beras

Produksi Beras merupakan jumlah kumulatif dari hasil produksi

tanaman padi oleh petani atau produsen yang diolah menjadi beras.

Pada hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Produksi Beras

mempunyai pengaruh yang tidak signifikan dan berpengaruh

positif terhadap Harga Beras. Pada hasil statistik diperoleh nilai

koefisien sebesar 0,049593 yang berarti bahwa apabila Produksi

Beras mengalami kenaikan sebesar 1%, maka akan mengakibatkan

kenaikan pada Harga Beras sebesar 0,049593%. Hal ini tidak sesuai

dengan hipotesis yang menyatakan bahwa Produksi Beras

berpengaruh signifikan terhadap Harga Beras.

Produksi Beras yang tidak berpengaruh signifikan terhadap

Harga Beras dimungkinkan terjadi karena Produksi Beras yang

dihasilkan tidak langsung mempengaruhi Harga Beras, melainkan

masuk kedalam suplai beras. Apabila suplai beras tidak dapat

memenuhi permintaan pasar maka dapat mengakibatkan kenaikan

Page 227: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

201

harga. Hal ini sesuai dengan apa yang tertulis dalam Teori Cobweb.

Berdasarkan Teori Cobweb menjelaskan mengenai harga

produk pertanian yang menunjukkan fluktuasi tertentu dari musim

ke musim. Penyebab fluktuasi tersebut adalah reaksi yang

terlambat (time lag) dari produsen (petani) terhadap harga

(Prathama Rahardja dan Mandala Manurung, hal.70-71, 2006).

Dikarenakan sifat dari produk pertanian (khususnya beras) yang

cenderung tidak tahan lama jika dibandingkan dengan produk non-

pertanian menyebabkan anggapan petani akan memproduksi

barang atas dasar harga yang telah berlaku periode waktu panen

sebelumnya. Sehingga produksi yang ada akan mempengaruhi

suplai beras, maka nanti suplai beraslah yang akan mempengaruhi

harga. Oleh karena itu, produksi yang mempengaruhi harga

merupakan produksi waktu sebelumnya (t-1) terhadap harga saat

ini.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan

Sugiharto, Hari Nugroho (2011), Hasil analisis dengan uji t

diketahui bahwa variabel Produksi Beras, Impor Beras, Pendapatan

per Kapita, tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel

Harga Beras pada α = 0.05, sedang variabel Harga Gabah

berpengaruh secara signifikan terhadap variabel Harga Beras.

Page 228: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

202

Namun, berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa sumber

menyatakan bahwa banyak permasalahan dari segi produksi beras

kita. Menurut bapak Bustanul Arifin permasalahan dari segi

produksi sebagai berikut:

“…Satu dia (Petani) miskin, kemudian karena miskin

luas tanahnya sempit, luas lahan sempit itu terkena betul-

betul inferiority complex, dan dia merasa kecil, dan

lahannya sempit mereka juga bermasalah dengan

efektifitas produksi yang tidak efisien. Dalam konteks

berapapun kita push untuk intensifikasi ngga dapat, dalam

konteks mereka tidak berada pada titik optimal. Bila anda

memahami fungsi produksi, kombinasi input-outputnya

dalam konten yang sekarang tidak tercapai titik-titik yang

optimal. Nah dari situ mau bagaimanapun kita push

peningkatan produktifitasnya ton per hektarnya untuk

meningkatkan kesejahteraan petani itu sulit sehingga

mereka berada pada kondisi yang betul-betul tidak berada

di kondisi ideal…”

Sedangkan menurut sumber dari Badan Ketahanan Pangan

menyatakan bahwa permasalahan yang dihadapi oleh petani dan

produsen beras adalah sebagai berikut:

Page 229: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

203

“…Beberapa permasalahan yang dihadapi oleh petani

selaku produsen beras adalah: 1) Lebih dari 70% petani di

Indonesia adalah petani kecil/gurem. 2) Penguasaan lahan

rata-rata 0,25 ha di jawa atau 0,5 di luar jawa. Bila petani

juga mempunyai lahan kering/tegalan, maka luasnya sekitar

0,5 ha di Jawa dan 1,0 ha di luar jawa. 3) Konversi lahan

pertanian ke non-pertanian seluas 100-110 ribu ha/tahun. 4)

SDM rumah tangga petani 10 tahun terakhir menurun dari

31 juta menjadi 26 juta. 5) Saluran irigasi rusak sebesar

46,03%. 6) Pemberian subsidi benih dan pupuk yang tidak

tepat sasaran baik dari sisi jumlah, kualitas dan waktu. 7)

Kualitas panen memiliki mutu rendah dan kehilangan hasil

tinggi yaitu 10,82%. 8) Adanya dampak perubahan iklim

kekeringan (el-nino), banjir (la nina), dan jadwal tanam

maju/mundur. 9) Skim pembiayaan belum berpihak pada

petani…”

Sedangkan menurut sumber penulis di Ditjen Tanaman Pangan

menyatakan bahwa permasalahan yang dihadapi petani dan

produsen beras adalah sebagai berikut:

“…Permasalahan yang dihadapi petani adalah a)

Peningkatan Produktivitas: 1) Tingkat adopsi teknologi

Page 230: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

204

masih lemah - pertanian budaya, pendidikan rendah,

modal lemah, penyuluh kurang, 2) Ketersediaan benih yang

cocok/pas (spesifik lokasi) terbatas, 3) Daya beli petani

yang rendah dan 4) Akses petani ke permodalan lemah. b)

Peningkatan Luas Panen: 1) Konversi lahan sawah, 2)

Kompetisi antar komoditas, 3) Rusaknya lingkungan (DAS)

dan infrakstruktur dan 4) Belum sinerginya pusat dan daerah

(perbedaan prioritas dan kepentingan)…”

Kenyataan ini diperkuat dengan ketersediaan pupuk yang

terlambat, harga tidak terjangkau serta ketiadaan penyuluh dalam

membantu petani, hal ini sesuai dengan pernyataan Bapak Bustanul

Arifin sebagai berikut:

“…Kemudian ditambah pupuk sering terlambat, harga

tidak terjangkau, perhatian pemerintah amat sangat rendah

dalam bentuk penyuluh tidak ada, kemudian semua masalah

muter disitu…”

Untuk mengatasi permasalahan tersebut perlu adanya upaya

yang harus dilakukan, agar produksi beras menjadi lebih baik dan

dapat mendukung permintaan pasar akan konsumsi beras secara

nasional. Adapun upaya yang harus dilakukan menurut Bapak

Bustanul Arifin adalah sebagai berikut:

Page 231: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

205

“…kalau memang serius membantu petani dan

pertanian, skala usahanya ditingkatkan. Sekarang itu skala

usahanya rata-ratanya 0,5 hektar. Kalo mereka penguasaan

lahannya masih kecil, seperti sekarang ya, kita berharap

mereka sejahtera kan akan sulit. Mereka harus ditingkatkan

penguasaan lahannya, sehingga anda perlu mempelajari

konsep-konsep mengenai land reform, ya? Mengenai

reformasi pengelolaan agrarian, dan macam-macam

bentuknya, bisa betul-betul diberi lahannya, bisa

konsolidasi lahan; jadi beberapa lahan dijadikan satu dengan

pengelolaan bersama, atau mereka bisa diberikan harapan

baru. Diberi harapan baru itu, karena kalo kita berharap

dengan semi intensif atau super intensif dari lahan yang

kecil, dengan daya dukung yang menurun itu cukup sulit.

Nah misalnya, mereka kita ikutkan program transmigrasi

bagi yang tidak memiliki lahan itu masih bisa. Mereka yang

memiliki lahan, saya katakan tadi konsolidasi dengan

tetangganya, lalu dengan konsep share holding dan konsep

manajemen bergilir, itu juga masih mungkin. Nah saya tentu

saja menyarankan hal seperti ini, subject to. Tergantung

pada keseriusan dan keberanian aparatur pemerintah untuk

Page 232: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

206

berbuat seperti itu. Kalau kapasitas birokrasi dari pusat dan

daerah tidak mampu melakukan seperti itu, maka tidak akan

ada artinya apa-apa gitu. Jadi mereka orang pemerintahnya

harus memiliki kapasitas melakukan ini. Dan melakukan ini

cukup berat, gitu…”

Sedangkan terobosan yang harus dilakukan menurut sumber

penulis di Badan Ketahanan Pangan adalah sebagai berikut:

“…Kementerian Pertanian memiliki Program Upaya

Khusus (UPSUS) dalam rangka meningkatlan produksi

beras yang teraplikasikan dalam kegiatan seperti gerakan

pengelolaan penerapan tanaman terpadu, rehabilitasi dan

pembangunan jaringan irigasi tersier, optimalisasi lahan dan

System of Rice Intensification (SRI). Adapun secara rinci

terobosan yang dilakukan adalah: a) Meningkatkan

produksi benih/bibit unggul (kelas benih sumber) oleh

Litbang Pertanian dan membina penangkar di tingkat

pedesaan dalam rangka mewujudkan desa berdaulat benih.

b) Penambahan luas tambah tanam. Membangun embung,

perbaikan irigasi primer dan tersier, sumur resapan dan

channel reservoir untuk menjamin keberlangsungan

produksi pangan. c) Menetapkan kebijakan Harga

Page 233: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

207

Pembelian Pemerintah (HPP) gabah/beras melalui Inpres

No.5 Tahun 2015 tentang Pengadaan dan Penyaluran Beras.

d) Mengendalikan impor melalui : kebijakan non tariff serta

melakukan pengawasan dalam implementasi. e) Penguatan

pendampingan petani untuk adopsi teknologi dan mitigasi

terhadap dampak anomali iklim…”

Sedangkan terobosan yang harus dilakukan menurut sumber

penulis dari Ditjen Tanaman Pangan adalah sebagai berikut:

“…Untuk meningkatkan produksi beras perlu adanya 2

hal yang perlu ditingkatkan yaitu dari segi Luas Panen dan

Produktivitas. Adapun langkah-langkah yang perlu

dilakukan sebagai berikut: a) Luas Panen adalah: 1)

Peningkatan IP (Rehabilitasi Jaringan

Irigasi,TAM/JITUT/JIDES, Pompanisasi, mekanisasi), 2)

Pemanaman di lahan sawah cetak sawah baru, 3) Inter

cropping di lahan perkebunan, kehutanan dll, 4) Penanaman

dalam pot/polybag, 5) Pengembangan food estate, 6)

Pemanfaatan lahan rawa/lebak (utamanya saat musim

kemarau). b) Produktivitas: 1) Penerapan paket teknologi

spesifik lokasi (PTT), 2) Pengamanan produksi dari

serangan OPT dan DPI, 3) Pengurangan susut hasil (looses)

Page 234: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

208

panen dan pasca panen…”

b. Impor Beras

Impor Beras merupakan salah satu upaya yang dilakukan dalam

memenuhi kebutuhan konsumsi yang tidak terpenuhi akibat

kurangnya produksi beras. Adapun selisih produksi beras dalam

negeri dengan kebutuhan konsumsi dipenuhi dengan cara

memasukkan produk beras dari luar negeri. Pada hasil penelitian

diperoleh bahwa Impor Beras berpengaruh negatif dan signifikan

terhadap Harga Beras. Nilai koefisisen yang diperoleh -0,004656

yang berarti apabila Impor Beras meningkat 1% maka akan

menurunkan Harga Beras sebesar 0,004656%. Hal tersebut sesuai

dengan hipotesis bahwa Impor Beras dapat berpengaruh signifikan

terhadap Harga Beras.

Dengan adanya Impor beras, secara langsung dalam skala yang

kecil dapat menekan Harga Beras pada 32 Provinsi di Indonesia

secara umum. Analisa ini berdasarkan yang disampaikan sumber

penulis dari Badan Ketahanan Pangan sebagai berikut:

“…Beras lokal (Beras medium IR II, tingkat grosir)

selama tahun 2008-2013, menunjukkan peningkatan untuk

setiap tahunnya yakni rata-rata 9,52 persen/tahun.

Sementara harga beras impor (beras paritas fob Thai 5%)

Page 235: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

209

relatif mengalami penurunan 5,30 persen/tahun. Harga

beras impor untuk periode tahun 2008-2010 selalu lebih

tinggi daripada harga beras lokal, namun pada periode tahun

2011-2013 harga beras impor lebih rendah dibandingkan

dengan harga beras lokal. Dilihat dari fluktuasi harga yang

digambarkan dengan koefisien variasi (CV), harga beras

impor lebih berfluktuasi dibandingkan dengan harga beras

lokal atau dengan kata lain harga beras lokal lebih stabil

dibandingkan harga beras impor. Fluktuasi harga beras

impor tertinggi terjadi pada tahun 2008 yang mencapai

20,19 persen sedangkan pada periode yang sama CV untuk

harga beras lokal sebesar 2,17 persen. Selama tahun 2008-

2013, fluktuasi harga beras relatif stabil, dimana nilai cv

lebih kecil dari 5 persen kecuali pada tahun 2010 dan 2011

fluktuasi harga beras lebih dari 5 persen yaitu masing-

masing mencapai 5,29 persen dan 9 persen.

Tabel 4.17

Perbandingan Harga Beras Impor dan Beras Lokal di Indonesia Tahun 2008-

2013

Bulan

2008 2009 2010 2011 2012 2013

Beras

Impor

Beras

Lokal

Beras

Impor

Beras

Lokal

Beras

Impor

Beras

Lokal

Beras

Impor

Beras

Lokal

Beras

Impor

Beras

Lokal

Beras

Impor

Beras

Lokal

Januari 5057 5198 8455 5250 6990 6042 5739 6239 6637 7445 6108 7945

Page 236: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

210

Februari 5797 5084 9092 5369 6668 6098 5736 6057 6483 7500 6113 7879

Maret 7206 4866 9054 5256 6199 5698 5316 5865 6689 7500 6091 7758

April 10615 4832 7960 5171 5723 5690 5163 5800 6693 7500 6025 7600

Mei 10648 5053 7250 5171 5654 5835 5077 6029 7351 7537 5970 7713

Juni 9267 5100 7707 5237 5721 5910 5408 6237 7460 7713 5848 7870

Juli 8672 5010 7610 5250 5786 6135 5616 6805 7366 7758 5799 8174

Agustus 8247 5058 7017 5283 5912 6485 5914 7097 7449 7700 5747 8139

September 8302 5100 6800 5250 6264 6530 6414 7087 7387 7717 5355 7930

Oktober 8007 5100 6285 5250 6372 6595 6511 7207 7281 7700 5693 8052

November 8454 5100 6835 5257 6183 6400 6762 7315 7391 7838 5792 7900

Desember 7923 5180 7364 5534 6423 6394 6511 7229 7422 7919 6165 8006

Rata-rata 8183 5057 7619 5273 6158 6151 5847 6580 7134 7652 5892 7914

CV 20,19 2,17 11,66 1,83 6,78 5,29 9,86 9,00 5,35 1,99 3,97 2,13

Keterangan:

Beras Impor (Worldbank diolah BKP)

Beras paritas internasional dari perhitungan beras Thai

5% (fob) Thailand

Harga C & F = Harga Bangkok + insurance (22

USD/MT)

Border price = (Harga C & F X Kurs)/1000 + BM

Harga Paritas = (Border Price + PPh) X 1,15

Beras Lokal= Beras IR II Tingkat Grosir PIBC (Sumber:

PIBC diolah BKP)…”

Berdasarkan analisa diatas menyatakan bahwa harga beras

impor trennya memiliki nilai yang lebih rendah daripada harga

beras lokal sejak Mei 2010. Sehingga dapat dipastikan pada periode

Page 237: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

211

2008-2013 Impor Beras memiliki pengaruh terhadap Harga Beras.

Hubungan antara impor dengan harga dapat dijelaskan dengan

Tarif Perdagangan. Menurut Dochak Latief (hal. 77-78, 2002) tarif

perdagangan merupakan perpajakan yang dikenakan dalam

transaksi perdagangan merupakan hal yang sudah lama sekali

dikerjakan bahkan sama tuanya dengan perdagangan itu sendiri.

Khusus menengenai tarif, biasanya dikandung juga maksud, yaitu

sebagai penghasilan Negara, alat melaksanakan proteksi dan

perbaikan neraca pembayaran. Arti tarif sebenarnya ialah daftar

segala jenis barang-barang yang dikenakan beban pajak, baik pajak

impor maupun ekspor, ataupun berupa pajak transit, yaitu pajak

yang dikenakan atas barang yang melalui Negara tersebut, tetapi

tujuan yang sebenarnya ialah Negara lain.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Ratih (2014), menyatakan bahwa Impor Beras memiliki hubungan

signifikan dengan Harga Beras.

Berdasarkan hasil wawancara kepada ketiga narasumber

didapatkan kesimpulan bahwa perubahan harga yang sangat tinggi

sering terjadi di waktu-waktu tertentu pada pasar beras, maka

diperlukannya impor beras untuk menekan perubahan harga yang

melonjak saat itu. Namun, selain itu ada banyak mekanisme yang

Page 238: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

212

harus dilalui untuk melakukan impor komoditas beras di Indonesia,

Bapak Bustanul Arifin menjelaskan sebagai berikut:

“…Sebetulnya cukup bebas, untuk beras premium.

Untuk beras-beras kualitas tinggi anda tinggal meminta

izin impor, lihat pengalamannya, kalo disetujui, disetujui.

Itu semua orang boleh melakukan itu. Tapi untuk beras

kualitas medium, kualitas medium itu dengan kualitas 25%

patahan itu hanya boleh dilakukan oleh bulog…”

Selain itu, selama ini dalam pemberitaan di media massa selalu

diungkapkan kuota impor. Melihat dinamika seperti itu ternyata

beras tidak memiliki pengaturan kuota dalam impor khususnya

beras kualitas medium yang hanya boleh dilakukan oleh bulog.

Pernyataan ini sesuai dengan apa yang disampaikan oleh Bapak

Bustanul Arifin sebagai berikut:

“…Ngga ada walaupun medium, itu ditentukan oleh

pemerintah, namanya bukan kuota. Jadi keputusan

pemerintah untuk melakukan impor itu adalah fully

regulated. Jadi fully regulated itu ngga ada kuota, yang

menentukan pemerintah. Kalo kuota itu berapa banyak

yang diinginkan, berapa banyak yang mengaplikasikan,

lalu kita liat apakah tercapai atau tidak baru itu namanya

Page 239: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

213

kuota. Kalau seperti itu tidak karena memang diatur oleh

pemerintah. Dan hanya boleh dilakukan oleh bulog.

Karena dikhawatirkan dapat mempengaruhi

keseimbangan di dalam negeri, gitu…”

Sedangkan menurut sumber penulis dari Badan Ketahanan

Pangan menyatakan bahwa mekanisme impor beras terdapat

banyak aturan yang berlaku, adapun penjelasannya sebagai

berikut:

“…Impor beras di Indonesia dari sisi regulasi masih

dimungkinkan manakala produksi domestik tidak

mencukupi dan merupakan upaya terakhir. Sebagaimana

tetuang dalam undang-undang No.18 Tahun 2012 tentang

Pangan pada Pasal 14 ayat 2 “Dalam hal sumber

penyediaan Pangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

belum mencukupi, Pangan dapat dipenuhi dengan Impor

Pangan sesuai dengan kebutuhan”. Secara teknis

pengaturan mekanisme impor beras dibagi dalam dua

peraturan yaitu: a) Peraturan Menteri Pertanian Republik

Indonesia Nomor 51/Permentan/HK.310/4/2014 tentang

Rekomendasi Ekspor dan Impor Beras Tertentu. Regulasi

ini mengatur Khusus Beras tertentu seperti beras Thai

Page 240: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

214

Hom Mali, Japonica, Basmati, Ketan utuh dan lain-lain

(hanya untuk memenuhi kebutuhan konsumen tertentu

seperti rumah makan, hotel, konsulat, kebutuhan

kesehatan/penyandang diabetes, dan lain-lain). b)

Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia

Nomor: 19-MDAG/PER/3/2014 tentang Ketentuan

Ekspor dan Impor Beras. Regulasi ini mengatur khusus

komoditas beras medium…”

Sedangkan alasan atau statement mengapa impor menjadi salah

satu cara dalam memenuhi kebutuhan konsumsi beras di Indonesia

menurut sumber penulis dari Badan Ketahanan Pangan adalah

sebagai berikut:

“…Impor beras dilakukan sebagai upaya terakhir

pemerintah manakala cadangan beras nasional dan

produksi padi yang dihasilkan dalam negeri tidak

memenuhi jumlah kebutuhan beras nasional…”

Pengadaan impor beras ternyata memiliki batasan-batasan

aturan dan waktu kapan diperbolehkannya impor. Seperti tidak

diperbolehkan impor satu bulan sebelum panen raya dan dua bulan

setelah panen raya. Pernyataan ini sesuai dengan apa yang

disampaikan oleh Bapak Bustanul Arifin sebagai berikut:

Page 241: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

215

“…Jadi sebenarnya sudah ada ketentuannya. Indonesia

itu tidak akan impor satu bulan sebelum panen raya dan

dua bulan setelah panen raya, itu ketentuannya. Nah anda

tanya ketentuan tadi berupa perencanaannya, jadi impor itu

tidak akan terjadi satu bulan sebelum panen raya dan dua

bulan setelah panen raya. Setidaknya empat bulan, jadi

saat satu bulan sebelum panen raya, saat panen raya dan

dua bulan setelahnya. Itu ketentuannya maka pemerintah

fully regulated mengatur, itu perencanaannya. Jadi impor

bila dari perkiraan produksi dan manajemen stok tidak

cukup maka impor boleh dilakukan. Kalau produksinya

cukup seharusnya tidak perlu impor, justru kita ekspor,

kalau produksinya cukup…”

Sedangkan menurut sumber penulis dari Badan Ketahanan

Pangan menyatakan bahwa ada langkah-langkah yang sedang

direncanakan dan dilaksanakan pemerintah dalam upaya

mengurangi impor, adapun penjelasannya sebagai berikut:

“…Salah satu cara yang dilakukan oleh pemerintah

dewasa ini dalam mengurangi bahkan meniadakan impor

beras sehingga terwujud swasembada beras dan

kedaulatan pangan adalah dengan melakukan Program

Page 242: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

216

Upaya Khusus (UPSUS) dalam rangka meningkatkan

produksi beras yang teraplikasikan dalam kegiatan seperti

gerakan pengelolaan penerapan tanaman terpadu,

rehabilitasi dan pembangunan jaringan irigasi tersier,

optimalisasi lahan dan System of Rice Intensification

(SRI).Berdasarkan ARAM I yang dirilis oleh BPS pada 1

Juli 2015 bahwa produksi padi tahun 2015 mengalami

peningkatan dibandingkan dengan tahun 2014. Produksi

padi 2015 diramalkan mencapai 75,55 juta ton gabah

kering giling (GKG) mengalami kenaikan 4,70 juta ton

atau 6,64% dibandingkan dengan tahun 2014 yang hanya

mencapau 70,85 juta ton. Mengacu pada angka padi

tersebut, maka diperkirakan pada tahun 2015 ini akan

terjadi surplus produksi beras sebesar 10,572 juta ton.

Angka tersebut diperoleh dari hasil perkiraan ketersediaan

sebesar 42,477 juta ton dikurangi kebutuhan sebesar

31,905 juta ton. Dimana asumsi angka kebutuhan yang

digunakan adalah 124,89 kg/kap/tahun dengan jumlah

penduduk sebanyak 255,462 juta jiwa. Belum lagi, surplus

produksi tersebut belum termasuk stok awal tahun sebesar

1,62 juta ton, sehingga surplus total bisa bertambah

Page 243: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

217

menjadi 12,192 juta ton. Artinya, secara hitung-hitungan

diatas kertas pada tahun 2015 tidak perlu adanya impor

beras…”

Harapan impor di masa depan bagi perberasan di Indonesia

adalah dengan produksi yang besar mana mungkin kita impor. Dan

bila ada impor perlu kita atur dengan baik. Hal ini sesuai dengan

apa yang disampaikan oleh Bapak Bustanul Arifin sebagai berikut:

“…Bagi saya ya, sebagai ekonom impor itu nggak apa-

apa. Kalau seorang ekonom melarang impor itu nggak

bener, kalau nggak ada impor pasti bergejolak. Tapi, kita

kelola kita atur, sekali lagi kalo produksi dalam negeri

besar mana mungkin kita impor? Justru itu akibat saja,

buktinya kita kelapa sawit kita ekspor karena produksi kita

berlimpah. Orang-orang Malaysia impor ke kita, semua

Negara dunia mengimpor ke kita. Kita push di

produksinya, kita cetak sawah-sawah baru kita dorong

kepada orang bahwa bertani beras itu sangat amat

menguntungkan tapi lahannya harus luas, kalau lahannya

sempit tidak menguntungkan…”

Sedangkan harapan mengenai impor beras bagi sumber penulis

dari Badan Ketahanan Pangan adalah sebagai berikut:

Page 244: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

218

“…Dengan berbagai potensi dan daya dukung yang

dimiliki oleh Indonesia, kedepan Indonesia akan lepas dari

impor beras bahkan menjadi lumbung pangan dunia. Hal

ini dapat diyakini seperti halnya wilayah merauke yang

dapat dijadikan lumbung beras nasional. Data

menunjukkan bahwa terdapat 2,5 juta hektar lahan

potensial untuk pangan dan 1,9 juta hektar untuk lahan

basah di merauke (Papua)…”

c. Konsumsi Beras

Konsumsi Beras merupakan salah satu tindakan untuk

mengurangi atau menghabiskan nilai guna ekonomi dari beras.

Kegunaan dari beras sendiri adalah sebagai salah satu sumber

makanan (setelah dimasak menjadi nasi) bagi manusia untuk

menjadi sumber tenaga dalam hidup manusia. Pada hasil penelitian

diperoleh bahwa Konsumsi Beras berpengaruh negatif dan

signifikan terhadap Harga Beras. Nilai koefisisen yang diperoleh -

9.123178 yang berarti apabila Konsumsi Beras meningkat 1%

maka akan menurunkan Harga Beras sebesar 9.123178 %. Hal

tersebut sesuai dengan hipotesis bahwa Konsumsi Beras dapat

berpengaruh signifikan terhadap Harga Beras.

Pengaruh negatif yang diperoleh konsumsi beras diakibatkan

Page 245: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

219

oleh perubahan konsumsi beras yang cenderung menurun

sedangkan harga cenderung mengalami kenaikan selama tahun

penelitian. Seperti yang dapat kita lihat pada tabel berikut:

Tabel 4.18

Tabel Differensiasi Konsumsi

Sumber: Data terlampir, Lampiran 12

Berdasarkan tabel

diatas dapat diketahui bahwa

Provinsi Aceh, Sumatera Utara dan Sumatera Barat sebagai contoh

mengalami penurunan perubahan konsumsi. Perubahan inilah yang

Provinsi D(Konsumsi)

Aceh - 08 NA

Aceh - 09 0.014164

Aceh - 10 0.008054

Aceh - 11 0.005499

Aceh - 12 0.008679

Aceh - 13 0.000105

Sumut - 08 NA

Sumut - 09 0.008595

Sumut - 10 0.002486

Sumut - 11 0.002747

Sumut - 12 0.005846

Sumut - 13 -0.002791

Sumbar - 08 NA

Sumbar - 09 0.00965

Sumbar - 10 0.003542

Sumbar - 11 0.002397

Sumbar - 12 0.005604

Sumbar - 13 -0.002929

Page 246: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

220

menyebabkan terjadi hubungan negatif antara konsumsi dengan

harga. Selain itu hubungan negatif antara konsumsi dengan harga

juga dapat dijelaskan bahwa terjadi kemampuan masyarakat untuk

berkonsumsi menurun sedangkan harga cenderung tetap bahkan

meningkat diakibatkan besarnya biaya dalam faktor-faktor

produksi di Indonesia, mahal dan buruknya distribusi di Indonesia

dalam jangka waktu penelitian.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan A.

Husni Mailan, Sudi Mardianto dan Mewa Ariani (2004), Konsumsi

beras dipengaruhi oleh jumlah penduduk, harga beras di pasar

domestik, impor beras tahun sebelumnya, harga jagung pipilan di

pasar domestik, dan nilai tukar riil.

Hubungan antara konsumsi dengan harga dapat dijelaskan

dengan kurva garis anggaran (budget line). Menurut Prathama

Rahadja dan Mandala Manurung (hal. 84-85, 2006) Garis anggaran

(budget line) adalah kurva yang menunjukkan kombinasi

konsumsi dua macam barang yang membutuhkan biaya (anggaran)

yang sama besar.

Mengapa pengaruh dari konsumsi beras terhadap harga beras

hal ini dikarenakan dengan membudayanya beras sebagai bahan

pokok konsumsi pada hampir keseluruhan masyarakat Indonesia.

Page 247: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

221

Adapun penjelasan detil mengenai konsumsi beras menurut

narasumber penulis adalah sebagai berikut:

Setiap beras yang akan dikonsumsi oleh masyarakat pasti

memiliki standar masing-masing. Standar yang digunakan di

Indonesia dalam produk beras sendiri merupakan SNI (Standar

Nasional Indonesia). Setidaknya ada 8 kualitas yang dijadikan

standar dalam produk beras di Indonesia. Pernyataan diatas sesuai

dengan pernyataan Bapak Bustanul Arifin, pernyataan tersebut

disampaikan oleh beliau sebagai berikut:

“…Ada dong standarisasi, namanya SNI, Standar

Nasional Indonesia. Pasti ada dong, standar beras di

Indonesia itu ada 8 kualitas atau apa gitu. Kalau anda

bertanya apakah ada, tapi di Indonesia itu tidak ada yang

bisa mengenforce, tidak ada yang bisa melakukan

pengawasan secara baik. Mmm… kalo kita berharap

pemerintah melakukan pengawasan seluruhnya ya nggak

bener juga, karena nggak punya kemampuan untuk

melakukan itu. Pada orang, kan nggak mungkin

melakukan pengawasan satu-persatu. Mekanisme check

and balance itu justru dari para pedagang dan masyarakat

itu sendiri. Kalau dibilang beras kualitas A, yang datang

Page 248: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

222

beras kualitas B mereka menyelesaikan sendiri. Kecuali

ada dispute atau persoalan hukum baru mereka melapor ke

penegak hukum, itu. Kalau kita melihat ada barang yang

tidak layak konsumsi, dikasih ke ayam saja…”

Masalah yang dihadapi oleh Indonesia dalam mengkonsumsi

beras adalah banyaknya beras yang dikonsumsi atau

ketergantungannya masyarakat di Indonesia terhadap beras. Dalam

food calorie masyarakat Indonesia secara umum beras

mendominasi, secara food balance atau keseimbangan gizi

masyarakat Indonesia belum tercapai. Statement diatas sesuai

dengan apa yang disampaikan oleh Bapak Bustanul Arifin sebgai

berikut:

“…Kebanyakan makan, hehe. Terlalu banyak

bergantung kepada beras, jadi bagian intake food calorie

sebagian besar dari beras. Kalo, itu saya bilang masalah.

Dari situ sehingga balancenya atau food balance,

keseimbangan pangan atau keseimbangan gizinya belum

tercapai. Jadi karena disitu masyarakat masih banyak

tergantung pada beras, dia menimbulkan tekanan pada

konsumsi beras, sehingga konsumsi beras kita tetap tinggi,

gitu. Kita belum tersedia pilihan-pilihan, dari pangan lokal

Page 249: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

223

yang mampu menjadi substitusi atau setidaknya

komplemen dari beras. Kalau itu tidak terjadi, sampai

kapanpun beras akan menjadi isu politis, itu…”

Sedangkan permasalahan yang dihadapi dalam konsumsi beras

menurut sumber penulis dari Badan Ketahanan Pangan adalah

berlebihannya dalam mengkonsumsi beras, penjelasan dari

statement tersebut adalah sebagai berikut:

“…Angka konsumsi beras masyarakat Indonesia yang

mencapai 139 kg/kapita menjadikan bangsa Indonesia

sebagai Negara tertinggi di Asia bahkan di Dunia dalam

mengkonsumsi beras. Kebiasaan atau budaya yang

melekat di masyarakat Indonesia bahwa “belum kenyang

kalau belum makan nasi” telah mendarah daging di

berbagai kalangan masyarakat. Disamping itu politisasi

beras dan penyeragaman budidaya padi di seluruh

Indonesia sehingga menjadikan beras sebagai “single

commodity” pada era zaman orde baru membuat

pemenuhan beras menjadi permasalahan tersendiri. Oleh

karena itu, untuk mengurangi kebiasaan yang telah

melekat di masyarakat, Pemerintah mentargetkan setiap

tahunnya untuk mengurangi angka konsumsi sebesar 1,5%

Page 250: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

224

pertahun dan telah melakukan berbagai terobosan guna

mengurangi angka konsumsi beras nasional, diantaranya

Perpres No. 22 tahun 2009 tentang Kebijakan Percepatan

Penganekaragaman Konsumsi Pangan Berbasis Sumber

Daya Lokal dan Permentan Nomor

43/Permentan/)T140/10/2009 tentang Gerakan Percepatan

Penganekaragaman Konsumsi Pangan Berbasis Sumber

Daya Lokal. Kedua regulasi ini kemudian diaplikasikan

oleh pemerintah daerah seperti di Kota Depok dengan

Program ”One Day No Rice”. Dimana setiap hari selasa di

lingkungan Pemkot Depok dan wilayah Kota Depok

disarankan untuk tidak mengkonsumsi nasi. Selain itu

berbagai penyuluhan, dan kampanye tentang bahaya dari

konsumsi beras yang berlebihan sehingga dapat

menyebabkan diabetes juga dilakukan bersama-sama

dengan Kementerian Kesehatan dan BPOM…”

Harapan mengenai konsumsi beras di Indonesia pada masa

depan adalah dengan mengurangi konsumsi beras sehingga

tekanan terhadap beras tidak seperti sekarang. Dan juga secara

kesehatan beras mengandung hormon exorfin dengan mempunyai

sifat yang mirip dengan morfin yaitu ketagihan maupun sakau.

Page 251: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

225

Penjelasan lebih detil disampaikan oleh Bapak Bustanul Arifin

sebagai berikut:

“…Ya tadi, harapan untuk kita itu kurangi makan lah

supaya nggak gemuk-gemuk, baru tekanan terhadap beras

ini berkurang. Beras itu harus anda pelajari itu dia

mengandung hormon exorfin, exorfin itu sifatnya mirip

dengan morfin ketagihan sakau. Kita makan beras itu

ketagihan lho, kurang terus kurang terus serius lho. Orang

banyak tidak perhatikan ini ada unsur exorfin ada unsur

addiction, udang juga ada unsur addiction kita makan satu

itu rasanya nggak cukup. Ada unsur-unsur seperti itu, kecil

mirip exorfin dengan morfin unsur zat kimianya sama jadi

bikin addicted. Anda ngga merasa, kita kan sebelum

kembung masih akan menambah itu ketagihan. Nah itu

kalo bisa dikurangi akan mengurangi tekanan konsumsi

kepada beras. Makanan pokok, sementara kalo kita lihat

data Negara-negara lain itu mereka sudah mulai balance

karbohidrat, protein vitamin, kita masih banyak 99%

karbohidrat. Dan disitu kata orang kesehatan, untuk

mengurangi tekanan orang yang sakit gula diabetes, itu

baru bisa diharapkan yang lain-lain…”

Page 252: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

226

Sedangkan harapan yang disampaikan oleh sumber penulis dari

Badan Ketahanan Pangan adalah sebagai berikut:

“…Kedepan, konsumsi beras diharapkan akan terus

mengalami penurunan sebagaimana target Kementerian

Pertanian itu sendiri sehingga sejalan dengan program

diversifikasi pangan mengingat tingkat konsumsi beras di

Indonesia sebesar 139 kg/kapita merupakan tertinggi di

asia bahkan dunia. Sehingga masyarakat Indonesia tidak

mengandalkan beras sebagai sumber pangan utama tetapi

juga dapat mengkonsumsi pangan lainnya yang melimpah

tersedia di bumi Indonesia seperti jagung, singkong, sagu,

sukun, ubi dan lain-lainnya…”

Page 253: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

227

BAB V

PENUTUP

C. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang dipaparkan sebelumnya,

penulis memperoleh kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian mengenai

Pengaruh Produksi Beras, Impor Beras dan Konsumsi Beras terhadap Harga

Beras pada 32 Provinsi di Indonesia Tahun 2008-2013 adalah sebagai berikut:

1. Berdasarkan hasil estimasi regresi data panel model FEM dapat diketahui

dan dijelaskan secara bersama-sama bahwa Produksi Beras, Impor Beras

dan Konsumsi Beras berpengaruh signifikan terhadap Harga Beras tahun

2008-2013. Dengan diperoleh nilai F-Statistik sebesar 6,828576. Ini berarti

faktor-faktor yang menentukan Harga Beras salah satunya merupakan

Produksi Beras, Impor Beras dan Konsumsi Beras.

2. Berdasarkan hasil estimasi regresi data panel model FEM, secara parsial

dapat diperoleh bahwa Produksi Beras tidak berpengaruh signifikan dan

positif terhadap Harga Beras pada 32 Provinsi di Indonesia. Dengan

diperoleh nilai t-statistik sebesar 0,746428 dan probabilitas sebesar 0.4568

pada tingkat signifikansi sebesar 5%. Tidak ditemui hubungan yang

signifikan antara Produksi Beras dengan Harga Beras dapat disebabkan

karena secara umum Produksi Beras di Indonesia belum mencapai titik

Page 254: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

228

efisien, dengan angka produktifitas hanya mencapai 50%. Permasalahan

produktifitas ini disebabkan oleh keadaan petani secara umum dalam

keadaan miskin dan luas lahan yang sempit, ditambah dengan tingkat

adopsi teknologi masih lemah. Adapun tingkat adopsi yang lemah dapat

dilihat dari pendidikan rendah, modal lemah dan jumlah penyuluh kurang.

Selain itu, masalah produktifitas juga didapat akibat dari banyaknya

saluran irgasi yang rusak serta pemberian subsidi benih dan pupuk yang

tidak tepat sasaran. Selain dari segi produksi, juga terdapat masalah dalam

Distribusi Beras di Indonesia. Adapun permasalahan yang dihadapi adalah

buruknya kualitas jalan, pelabuhan, sarana dan prasarana transportasi,

banyak oknum yang meminta pungutan secara liar dan mata rantai

distribusi beras yang relatif panjang. Sehingga mekanisme distribusi beras

menjadi tidak efisien dan akhirnya dapat mempengaruhi hubungan antara

Produksi Beras dengan Harga Beras.

3. Berdasarkan hasil estimasi regresi data panel model FEM, secara parsial

dapat diperoleh bahwa Impor Beras berpengaruh signifikan dan negatif

terhadap Harga Betas pada 32 Provinsi di Indonesia. Dengan diperoleh

nilai t-statistik -1,982398 dan probabilitas sebesar 0.0496 pada tingkat

signifikansi sebesar 5%. Hal ini berarti setiap kenaikan perubahan Impor

Beras maka akan mempengaruhi Harga Beras secara negatif. Hal ini

didukung dengan adanya pengaturan berapa jumlah beras impor

Page 255: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

229

(khususnya kualitas medium) yang harus dikirim oleh pemerintah. Dan

juga terdapat waktu pembatasan impor, yaitu tidak diperkenankan impor

pada saat satu bulan sebelum panen raya dan dua bulan setelah panen raya.

Sehingga harga beras lokal dapat terjaga dengan baik, dan melindungi

petani-petani lokal. Namun, banyak terjadi kecurangan dalam dunia

perberasan di Indonesia, salah satunya dengan melakukan pelabelan yang

tidak sesuai dengan jenis beras seharusnya, penyalah gunaan izin impor

beras dengan memasukkan beras jenis medium namun hanya memiliki izin

impor beras jenis premium.

4. Berdasarkan hasil estimasi regresi data panel model FEM, secara parsial

dapat diperoleh bahwa Konsumsi Beras berpengaruh signifikan dan negatif

terhadap Harga Beras pada 32 Provinsi di Indonesia. Dengan diperoleh

nilai t-statistik -9.631158 dan probabilitas sebesar 0.0000 pada tingkat

signifikansi sebesar 5%. Pengaruh negatif yang diperoleh konsumsi beras

diakibatkan oleh perubahan konsumsi beras yang cenderung menurun

sedangkan harga cenderung meningkat selama tahun penelitian. Selain itu

hubungan negatif antara konsumsi dengan harga juga dapat dijelaskan

bahwa kemampuan masyarakat untuk berkonsumsi menurun sedangkan

harga cenderung stabil bahkan meningkat diakibatkan besarnya biaya

dalam faktor-faktor produksi, mahal dan buruknya distribusi di Indonesia

dalam jangka waktu penelitian. Selain itu, Indonesia merupakan Negara

Page 256: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

230

pengkonsumsi beras tertinggi di dunia, sehingga intake food calorie

sebagian besar dari beras dan food balance atau keseimbangan gizi belum

tercapai. Karena itulah masyarakat masih banyak tergantung pada beras,

menimbulkan tekanan pada konsumsi beras dan juga tidak ada pangan

lokal yang mampu menjadi substitusi atau komplementer dari beras.

Page 257: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

231

D. Saran

Berdasarkan hasil analisis dan penelitian, maka saran yang dapat diberikan

oleh penulis adalah sebagai berikut:

1. Bagi pemerintah pusat diharapkan dapat meningkatkan perhatian

dalam kebijakan perberasan di Indonesia, khususnya pada produksi

beras. Perlu adanya upaya lebih keras lagi agar produksi beras dapat

meningkat melebihi dari kebutuhan nasional namun juga

kesejahteraan petani sehingga SDM yang bekerja di bidang

pertanian tidak alih profesi bahkan menjual lahan miliknya untuk

kepentingan non-pertanian.

2. Bagi pemerintah pusat diharapkan juga memperhatikan keadaan

sarana dan prasarana pertanian dan hal-hal yang berkaitan seperti;

irigasi, pupuk, bibit, distribusi, pelabuhan, jalan dan lain

sebagainya. Gunanya agar mencapai kelancaran dunia perberasan

di Indonesia dari segi hulu yaitu produsen (petani) hingga segi hilir

yaitu konsumen. Apabila terjadi maka dapat diharapkan kualitas

dan harga beras Indonesia di pasar lokal maupun pasar internasional

dapat bersaing dengan beras-beras dari Negara lain.

3. Bagi pemerintah pusat agar bersama-sama pemerintah daerah untuk

mengawasi proses dalam dunia perberasan dengan baik. Agar

menghindari terjadinya kecurangan di dunia perberasan. Selain itu

Page 258: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

232

memperbaiki celah-celah hukum dalam dunia perberasan di

Indonesia, agar tidak ada pihak-pihak yang memanfaatkan celah

hukum sebagai sarana memperoleh keuntungan yang berlebihan

namun merugikan banyak pihak.

4. Bagi pemerintah daerah baik tingkat provinsi maupun kabupaten

dan kota untuk terus mendukung upaya pemerintah dalam

memperbaiki dunia perberasan di Indonesia. Dengan melakukan

kebijakan daerah (khususnya bidang pertanian) sejalan dengan

kebijakan pemerintah pusat. Dan perlu adanya ketegasan akan

mekanisme lahan pertanian, sehingga mengurangi kesempatan

oknum untuk mengubah lahan pertanian diperuntukkan sebagai

lahan non-pertanian.

5. Bagi pemerintah daerah agar memberikan intensif khusus bagi

petani dan pengusaha di bidang pertanian agar mempercepat

pengembangan usaha di bidang pertanian seperti; pengawasan

pengadaan pupuk dan bibit, pengadaan penyuluh pertanian, upaya

penanggulangan dan pencegahan bencana alam bagi pertanian

misal kekeringan jangka panjang dan wabah hama, membantu

dalam manajemen penyebaran produk pertanian hasil panen.

Page 259: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

233

DAFTAR PUSTAKA

Afrianti, Novi. “Analisis Partisipasi Petani Dalam Pengelolaan Irigasi di Daerah

Irigasi Limau Manis Kota Padang Sumatera Barat (Skripsi)”, FP Universitas

Andalas: Padang, 2011.

Afrianto, Denny. “Analisis Pengaruh Stok Beras, Luas Panen, Rata-Rata Produksi,

Harga Beras dan Jumlah Konsumsi Beras terhadap Ketahanan Pangan di

Jawa Tengah (Skripsi)”, FE Universitas Diponegoro: Semarang, 2010.

A. Husni Mailan, Sudi Mardianto dan Mewa Ariani. “Faktor-Faktor Yang

Mempengaruhi Produksi, Konsumsi dan Harga Beras serta Inflasi Bahan

Makanan (Jurnal)”, Jurnal Agro Ekonomi Pusat Penelitian dan

Pengembangan Sosial Ekonomi Pertanian: Bogor, 2004.

Badan Pusat Statistik.”Hasil Survei Harga Konsumen Eceran Beras di Pasar

Tradisional di 33 Kota, 2000-2013”, Badan Pusat Statistik Republik

Indonesia: Jakarta, 2014.

___ . “Tabel Produksi Produk Pangan Beras Tahun 2008-2013”,

Badan Pusat Statistik Republik Indonesia: Jakarta, 2014.

___ . “Buku Statistik Perdagangan Luar Negeri Impor Jilid III

Tahun 2008”, Badan Pusat Statistik Republik Indonesia: Jakarta, 2009.

___ . “Buku Statistik Perdagangan Luar Negeri Impor Jilid III

Tahun 2009”, Badan Pusat Statistik Republik Indonesia: Jakarta, 2010.

Page 260: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

234

___ . “Buku Statistik Perdagangan Luar Negeri Impor Jilid III

Tahun 2010”, Badan Pusat Statistik Republik Indonesia: Jakarta, 2011.

___ . “Buku Statistik Perdagangan Luar Negeri Impor Jilid III

Tahun 2011”, Badan Pusat Statistik Republik Indonesia: Jakarta, 2012.

___ . “Buku Statistik Perdagangan Luar Negeri Impor Jilid III

Tahun 2012”, Badan Pusat Statistik Republik Indonesia: Jakarta, 2013.

___ . “Buku Statistik Perdagangan Luar Negeri Impor Jilid III

Tahun 2013”, Badan Pusat Statistik Republik Indonesia: Jakarta, 2014.

___ . “Tabel Jumlah Penduduk Indonesia Tahun 2000-2010”, Badan

Pusat Statistik Republik Indonesia: Jakarta, 2011.

___ . “Tabel Laju Pertumbuhan Penduduk per Tahun menurut

Provinsi di Indonesia Tahun 1971-2010”, Badan Pusat Statistik Republik

Indonesia: Jakarta, 2011.

___ . “Tabel Proyeksi Jumlah Penduduk Indonesia Tahun 2010-

2013”, Badan Pusat Statistik Republik Indonesia: Jakarta, 2014.

Bisnis Indonesia. “Harga Beras: HPP dan Gabah Petani Naik Maret 2015 (Artikel

Koran)”, Bisnis Indonesia: Jakarta, 2015. Artikel diakses pada Tanggal 15

Maret 2015 pukul 12:20,

http://industri.bisnis.com/read/20150317/99/412670/harga-beras-hpp-dan-

gabah-petani-naik-maret-2015.

Christianto, Edward. “Faktor Yang Mempengaruhi Volume Impor Beras Di Indonesia

Page 261: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

235

(Jurnal)”, Jurnal JIBEKA, 2013.

Creswell, John W, “Research Design Qualitative, Quantitative, and Mixed Methods

Approaches”, SAGE Publication: United States Of America, 2009.

Dinas Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat. “Kementan Puji Sumbar dalam

Percepatan Tanam Padi (Artikel)”, Dinas Tanaman Pangan Provinsi

Sumatera Barat: Padang, 2015. Artikel diakses pada tanggal 19 Agustus 2015

pukul 13:36, http://diperta.sumbarprov.go.id/berita-254-kementan-puji-

sumbar-dalam-percepatan-tanam--padi.html.

Dyah Ayu Suryaningrum, Wen-I Chang dan Ratya Anindita. “Analisys on Spatial

Integration of Thailand and Vietnam Rice Market in Indonesia (Jurnal)”,

Greener Journal of Business and Management Studies, 2013.

Fitriani, Erda. “Pola Kebiasaan Makan Orang Lanjut Usia (Studi Kasus: Penderita

Penyakit Hipertensi Sukubangsa Minangkabau di Jakarta) (Jurnal)”,

Humanus Universitas Negeri Padang: Padang, 2012.

Gujarati, Damodar N. “Dasar-dasar ekonometrika”, Edisi Ketiga, Jilid Dua, Erlangga:

Jakarta, 2007

Hamja, Yahya. “Materi Kuliah Ekonometrik”, Bandung, 2008.

Hady, Hamdy. Ekonomi Internasional: Teori dan Kebijakan Perdagangan

Internasional, Ghalia Indonesia: Jakarta, 2001.

Kementerian Pertanian, “Rencana Strategis Kementerian Pertanian Tahun 2010-

2014”, Kementerian Pertanian: Jakarta, 2011.

Page 262: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

236

Kompas, “Harga Beras Naik, Salah Siapa (Artikel Koran)”, Kompas: Jakarta, 2015.

Artikel diakses pada Tanggal 26 Maret 2015 pukul 12:25,

http://print.kompas.com/baca/2015/03/04/Harga-Beras-Naik%2c-Salah-

Siapa).

Kumala Sari, Ratih. “Analisis Impor Beras Di Indonesia (Jurnal)”, Economics

Development Analysis Journal Universitas Negeri Semarang: Semarang, 2014.

I Gusti Ngurah Agung, N. Haidy A. Passay, Sugiharso, Teori Ekonomi Mikro: Suatu

Analisis Produksi Terapan, PT. Raja Grafindo Persada: Jakarta, 2008.

Latief, Dochak. Pembangunan Ekonomi dan Kebijakan Ekonomi Global,

Muhammadiyah University Press: Surakarta, 2002.

Nachrowi, Djalal & Hardius Usman. “Penggunaan Teknik Ekonometrik”, edisi revisi,

Raja Grafindo Persada: Jakarta, 2008.

Nicholson, Walter. “Mikroekonomi Intermediate dan aplikasinya”, Penerbit

Binarupa Aksara: Jakarta, 1995.

Presiden Republik Indonesia. “Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun

2012 Tentang Pangan”, Pemerintah Republik Indonesia: Jakarta, 2012.

Putong, Iskandar. “Pengantar Ekonomi Mikro dan Makro”, Ghalia Indonesia: Jakarta,

2000.

Rahadja, Pratama. “Teori Ekonomi Mikro; Suatu Pengantar”, Lembaga Penerbit

Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia: Jakarta, 2006.

Page 263: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

237

Robert S. Pindyck dan Daniel L. Rubinfeld. “Mikroekonomi”. PT. Indeks: Jakarta,

2009.

Rosadi, Dedi. “Ekonometrika dan Analisis Runtun Waktu Terapan dengan Eviews”,

ANDY Yogyakarta: Yogyakarta, 2012.

Rosyidi, Suherman. “Pengantar Teori Ekonomi: Pendekatan Kepada Teori Ekonomi

Mikro dan Makro”, Raja Grafindo Persada: Jakarta, 2001.

Sadono Soekirno. “Mikro Ekonomi Teori Pengantar”. PT. Raja Grafindo Persada:

Jakarta, 2009.

Samuelson, Paul. A dan Nordhaus, William D, “Ilmu Makroekonomi”, Media Global

Edukasi: Jakarta, 2004.

Sisungkunon, Bisuk Abraham. “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

Produksi Padi Indonesia, 1972-2011 (Skripsi)”, FE Universitas Indonesia: Depok,

2013.

Soekartawi. “Agribisnis, Teori dan Aplikasinya”. Rajawali Pers: Jakarta, 1991.

Sugiharto, Hari Nugroho, “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Harga Beras

di Indonesia Tahun 1988-2008 (Skripsi)”, FE Universitas Muhammadiyah

Surakarta: Surakarta, 2011.

Sugiyono, Prof. Statistik untuk Penelitian, Alfabeta: Bandung, 2007.

Sugiyono, Prof. Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods), Alfabeta: Bandung,

2012.

Sudarman, Ari. “Teori Ekonomi Mikro”, BPFE: Yogyakarta, 2001.

Page 264: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

238

Wawancara Pribadi dengan Dr. Bustanul Arifin, S.P, M.Sc. Tangerang Selatan,

tanggal 7 Juni 2015.

Wawancara Pribadi dengan Narasumber Badan Ketahanan Pangan. Jakarta, tanggal

10 Agustus 2015.

Wawancara Pribadi dengan Narasumber Ditjen Tanaman Pangan. Jakarta, tanggal 14

Agustus 2015.

Winardi, DR. “Pengantar Ilmu Ekonomi Mikro”, Alumni: Bandung, 1987.

Winaryo, Wing Wahyu. “Analisis ekonometrika dan statistika dengan Eviews”,

Sekolah Tinggi Ilmu Menejemen YKPN: Yogyakarta, 2006.

Winaryo, Wing Wahyu. “Analisis ekonometrika dan statistika dengan Eviews”,

Sekolah Tinggi Ilmu Menejemen YKPN: Yogyakarta, 2007.

Page 265: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

239

LAMPIRAN

Lampiran I

Data normal

Provinsi Tahun HargaBeras ProduksiBeras ImporBeras KonsumsiBeras

Aceh 2008 6258.32 1556858 15900 693683.2

Aceh 2009 6532.56 1402287 0 716679

Aceh 2010 6993.89 1582393 14750 730095.2

Aceh 2011 8247.31 1772962 31400 739396.8

Aceh 2012 8643.8 1788738 4600 754322.6

Aceh 2013 9264.79 1956940 0 754504.2

Sumut 2008 5894.92 3527899 45100.4 2050044

Sumut 2009 6390.29 3340794 26395.6 2091021.2

Sumut 2010 6954.47 3582302 92672.65 2103024.7

Sumut 2011 7725.61 3607403 358693.89 2116365.2

Sumut 2012 7881.98 3715514 103175.3 2145046.5

Sumut 2013 8286.99 3727249 47566 2131308.4

Sumbar 2008 6653.31 2105790 23000 761834.9

Sumbar 2009 7117.49 1965634 0 778953.4

Sumbar 2010 8007.47 2211248 10500 785331.3

Sumbar 2011 9878.17 2279602 44250 789677.1

Sumbar 2012 9721.15 2368390 25050 799933.0

Sumbar 2013 9921.76 2430384 0 794557.4

Riau 2008 6562.43 531429 21500 833758.9

Riau 2009 7081.2 494260 0 872299.3

Riau 2010 7888.78 574864 10951.14 899871.2

Riau 2011 9600.82 535788 86853.12 916634.3

Riau 2012 9775.81 512152 18501 940539.6

Riau 2013 9976.67 434144 0 946176.5

Jambi 2008 5973.92 644947 0 474645.5

Jambi 2009 6142.24 581704 0 491387.6

Jambi 2010 7335.81 628828 0 501612.6

Jambi 2011 8031.48 646641 0 507060.7

Jambi 2012 8733.38 625164 0 516272.1

Jambi 2013 8562.53 664535 0 515345.0

Page 266: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

240

Sumsel 2008 5552.26 3125236 0 1159429.5

Sumsel 2009 5840.13 2971286 0 1191642.5

Sumsel 2010 6824.81 3272451 0 1207640.8

Sumsel 2011 7631.13 3384670 43550 1216346.9

Sumsel 2012 8376.95 3295247 22900 1234135.2

Sumsel 2013 8889.22 3676723 0 1227741.4

Bengkulu 2008 5480.81 510160 0 267854.6

Bengkulu 2009 5776.42 484900 0 274792.8

Bengkulu 2010 6742.39 516869 0 277972.4

Bengkulu 2011 7643.67 502552 0 280615.4

Bengkulu 2012 8459.45 581910 0 285356.7

Bengkulu 2013 9349.06 622832 0 284544.6

Lampung 2008 5621.7 2673844 6200 1197798.1

Lampung 2009 5948.41 2341075 25499.99 1223473.4

Lampung 2010 6515.6 2807676 77408.20 1232240.4

Lampung 2011 7667.32 2940795 205495.99 1238341.6

Lampung 2012 8430.09 3101455 88007.79 1253492.8

Lampung 2013 12978.43 3207002 49616.15 1243957.2

Babel 2008 5841.16 19864 0 185667.2

Babel 2009 5804.45 15079 0 193366.2

Babel 2010 6712.67 22259 0 198572.5

Babel 2011 7556.16 15211 0 201409.2

Babel 2012 8673.44 22395 0 205830.5

Babel 2013 8655.33 28480 0 206241.5

Kepri 2008 7571.66 430 0 246024.9

Kepri 2009 7781.6 404 0 261107.8

Kepri 2010 9350.89 1246 0 273242.9

Kepri 2011 10574.74 1223 0 279943.1

Kepri 2012 11487.14 1323 0 288780.3

Kepri 2013 9135.93 1370 0 291915.4

DKI 2008 5838.09 11013 66975.9 1507406.1

DKI 2009 6143.26 8352 105289.83 1542371.9

DKI 2010 7982.68 11164 262484.76 1556103.0

DKI 2011 9929.83 9516 1001298.86 1561089.3

DKI 2012 11811.22 11044 749936.71 1577740.7

DKI 2013 12654.83 10268 221537.06 1563536.6

Page 267: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

241

Jabar 2008 5599 11322681 0 6692117

Jabar 2009 5779.26 10111069 0 6881551.7

Jabar 2010 6888.16 11737070 0 6977492.7

Jabar 2011 7639.1 11633891 0 7033602.0

Jabar 2012 8913.89 11271861 0 7142075.9

Jabar 2013 9083.01 12083162 0 7110603.1

Jateng 2008 5469.96 9600415 30716.91 5180631.3

Jateng 2009 5644.64 9136405 418.02 5245470.3

Jateng 2010 6668.52 10110830 2481.90 5236924.8

Jateng 2011 7761.37 9391959 3955 5238591.8

Jateng 2012 8653.99 10232934 612 5279138.5

Jateng 2013 8117.34 10344816 2640 5216697.4

DIY 2008 5241.32 837930 0 546267.1

DIY 2009 5563.05 798232 0 556849.2

DIY 2010 6357.81 823887 0 559705.7

DIY 2011 7183.22 842934 0 561871.1

DIY 2012 7830.38 946224 0 568329.6

DIY 2013 8982.15 921824 0 563772.7

Jatim 2008 5240.08 11259085 80296.19 5951624.4

Jatim 2009 5578.45 10474773 92869.69 6049794.4

Jatim 2010 6673.45 11643773 116368.441 6063675.2

Jatim 2011 7798.9 10576543 605533.84 6057435.0

Jatim 2012 8537.42 12198707 588174.8 6096301.3

Jatim 2013 7521.66 12049342 151305.44 6016336.0

Banten 2008 5020.62 1849007 0 1625179.1

Banten 2009 5087.39 1818166 0 1684464.4

Banten 2010 5868.78 2048047 9650 1725298.0

Banten 2011 6493.79 1949714 135780 1751853.3

Banten 2012 7262.23 1865893 109464.35 1791554.2

Banten 2013 8899.08 2083608 0 1796046.4

Bali 2008 5419.46 878764 0 601837.3

Bali 2009 5794.45 840465 0 620454.3

Bali 2010 7173.71 869161 8450 630712.1

Bali 2011 8332.57 858316 12894.36 633521.7

Bali 2012 9188.72 865553 9600 641072.6

Bali 2013 9549.81 882092 0 636132.1

Page 268: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

242

NTB 2008 4843.46 1870775 0 709594.6

NTB 2009 5133.18 1750677 0 724291.5

NTB 2010 6185.78 1774499 0 728965.3

NTB 2011 6609.87 2067137 22200 733441.9

NTB 2012 7418.37 2114231 0 743396.0

NTB 2013 7587 2193698 0 738774.5

NTT 2008 5957.7 607359 0 726057.9

NTT 2009 6271.66 577895 0 747906.3

NTT 2010 7404.06 555493 27264.40 759650.2

NTT 2011 8058.16 591371 23900 766545.9

NTT 2012 9025.44 698566 34731.8 779295.5

NTT 2013 9518.21 729666 0 776914.6

Kalbar 2008 6387.73 1300798 0 696796

Kalbar 2009 6579.09 1321443 0 709361.8

Kalbar 2010 8162.34 1343888 0 712065.1

Kalbar 2011 9116.78 1372988 0 718570.7

Kalbar 2012 10293.72 1300100 0 730405.6

Kalbar 2013 11016.41 1441876 0 727890.8

Kalteng 2008 6010.74 578761 0 344580.6

Kalteng 2009 6373.52 522732 0 353937.7

Kalteng 2010 9133.91 650416 0 358469.9

Kalteng 2011 10882.96 610236 0 364191.7

Kalteng 2012 10749.92 755507 0 372721.9

Kalteng 2013 10458.16 812652 0 373982.3

Kalsel 2008 5024.82 1956993 0 562888

Kalsel 2009 5335.93 1954284 0 579352.4

Kalsel 2010 7774.83 1842089 0 587969.5

Kalsel 2011 9343.89 2038309 0 594574.9

Kalsel 2012 9117.71 2086221 0 605525.0

Kalsel 2013 9387.5 2031029 0 604484.7

Kaltim 2008 5699.39 555560 0 532278

Kaltim 2009 6261.48 586031 0 558213.9

Kaltim 2010 7199.49 588879 3900 577235.4

Kaltim 2011 8056.5 552616 18750 588107.8

Kaltim 2012 8850.76 561959 8600 603477.3

Kaltim 2013 9299.97 439439 0 607041.0

Page 269: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

243

Sulut 2008 5684.16 549087 0 357088.1

Sulut 2009 6431.62 520193 0 364891.5

Sulut 2010 7288.34 584030 12000 367654.4

Sulut 2011 7677.71 596223 82600 369122.1

Sulut 2012 8726.8 615062 26767.9 373313.8

Sulut 2013 8865.08 638373 0 370171.4

Sulteng 2008 4970.38 953396 0 409217.3

Sulteng 2009 5676.91 985418 0 421015.5

Sulteng 2010 6515 957108 10500 427103.5

Sulteng 2011 7014.97 1041789 18950 431056.0

Sulteng 2012 7834.2 1024316 0 438233.7

Sulteng 2013 7502.49 1031364 0 436838.0

Sulsel 2008 4798.78 4324178 0 1266495.2

Sulsel 2009 5132.31 4083356 0 1292725.8

Sulsel 2010 5922.01 4382443 0 1301067.7

Sulsel 2011 6503.52 4511705 0 1305606.0

Sulsel 2012 7410.08 5003011 0 1319836.6

Sulsel 2013 7981.99 5035830 0 1308240.1

Sultengg 2008 4679.82 407367 0 346065.4

Sultengg 2009 5823.58 405256 0 356514.6

Sultengg 2010 6429.68 454644 0 362150.2

Sultengg 2011 6706.13 491567 3600 367281.2

Sultengg 2012 8008.11 516291 0 375233.5

Sultengg 2013 8296.84 561361 0 375864.2

Gorontalo 2008 5645.97 256934 0 160563.8

Gorontalo 2009 6406.41 237873 0 165717.2

Gorontalo 2010 7174.76 253563 0 168646.2

Gorontalo 2011 7613.73 273921 0 170098.1

Gorontalo 2012 8186.81 245786 0 172826.6

Gorontalo 2013 7888.93 295913 0 172194.6

Maluku 2008 6170.24 89875 0 234345.9

Maluku 2009 6433.64 75826 0 243211.7

Maluku 2010 7504.53 83109 12000 248885.4

Maluku 2011 8394.32 87468 24671.09 251433.3

Maluku 2012 9159.99 84271 13650 255888.3

Maluku 2013 9539.41 101835 0 255375.0

Page 270: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

244

Malut 2008 6766.44 46253 0 159645.2

Malut 2009 6771.75 51599 0 165123.3

Malut 2010 7980.56 55401 0 168404.0

Malut 2011 8785.25 61430 0 170834.4

Malut 2012 9565.95 65686 0 174554.4

Malut 2013 9807.03 72445 0 174845.0

Papua 2008 7586.64 98511 0 411390

Papua 2009 7576.48 85699 0 438640

Papua 2010 7536.79 102610 12200 461162.0

Papua 2011 9284.97 115437 15400 466673.2

Papua 2012 9993.12 138032 0 475749.1

Papua 2013 8083.06 169791 0 475574.0

Papbar 2008 6533.12 36985 0 114147

Papbar 2009 6674.23 39537 0 119584.7

Papbar 2010 6977.41 34254 0 123530.7

Papbar 2011 7551.39 29304 10700 125820.7

Papbar 2012 7920.77 30245 6600 129104.0

Papbar 2013 10155.63 29912 0 129898.7

Data penyesuaian dengan model

Provinsi Tahun HargaBeras ProduksiBeras ImporBeras KonsumsiBeras

Aceh 2008 3.796458 4.201397 5.841161

Aceh 2009 3.815083 6.192249 0 5.855325

Aceh 2010 3.844719 6.146837 4.168792 5.863379

Aceh 2011 3.916312 6.199314 4.49693 5.868878

Aceh 2012 3.936705 6.248699 3.662758 5.877557

Aceh 2013 3.966836 6.252547 0 5.877662

Sumut 2008 3.770478 4.65418 6.311763

Sumut 2009 3.805521 6.547516 4.421532 6.320358

Sumut 2010 3.842264 6.52385 4.966952 6.322844

Sumut 2011 3.887933 6.554162 5.554724 6.325591

Sumut 2012 3.896635 6.557195 5.013576 6.331437

Sumut 2013 3.918397 6.570019 4.677297 6.328646

Sumbar 2008 3.823038 4.361728 5.881861

Page 271: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

245

Sumbar 2009 3.852327 6.323415 0 5.891511

Sumbar 2010 3.903495 6.293503 4.021189 5.895053

Sumbar 2011 3.994676 6.344637 4.645913 5.89745

Sumbar 2012 3.987718 6.357859 4.398808 5.903054

Sumbar 2013 3.996589 6.374453 0 5.900125

Riau 2008 3.817065 4.332438 5.92104

Riau 2009 3.850107 5.725445 0 5.940666

Riau 2010 3.89701 5.693955 4.039459 5.95418

Riau 2011 3.982308 5.759565 4.938785 5.962196

Riau 2012 3.990153 5.728993 4.267195 5.973377

Riau 2013 3.998986 5.709399 0 5.975972

Jambi 2008 3.776259 0 5.676369

Jambi 2009 3.788327 5.809524 0 5.691424

Jambi 2010 3.865448 5.764702 0 5.700368

Jambi 2011 3.904796 5.798532 0 5.70506

Jambi 2012 3.941182 5.810663 0 5.712879

Jambi 2013 3.932602 5.795994 0 5.712098

Sumsel 2008 3.74447 0 6.064244

Sumsel 2009 3.766423 6.494883 0 6.076146

Sumsel 2010 3.834091 6.472944 0 6.081938

Sumsel 2011 3.882589 6.514873 4.638988 6.085057

Sumsel 2012 3.923086 6.529516 4.359835 6.091363

Sumsel 2013 3.948864 6.517888 0 6.089107

Bengkulu 2008 3.738845 0 5.427899

Bengkulu 2009 3.761659 5.707706 0 5.439005

Bengkulu 2010 3.828814 5.685652 0 5.444002

Bengkulu 2011 3.883302 5.71338 0 5.448112

Bengkulu 2012 3.927342 5.701181 0 5.455388

Bengkulu 2013 3.970768 5.764856 0 5.45415

Lampung 2008 3.749868 3.792392 6.078384

Lampung 2009 3.774401 6.427136 4.40654 6.087595

Lampung 2010 3.813954 6.369415 4.888787 6.090695

Lampung 2011 3.884644 6.448347 5.312803 6.09284

Lampung 2012 3.925832 6.468465 4.944521 6.098122

Lampung 2013 4.113222 6.491565 4.695623 6.094805

Babel 2008 3.766499 0 5.268735

Page 272: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

246

Babel 2009 3.763761 4.298067 0 5.286381

Babel 2010 3.826895 4.178373 0 5.297919

Babel 2011 3.878301 4.347506 0 5.304079

Babel 2012 3.938191 4.182158 0 5.31351

Babel 2013 3.937284 4.350151 0 5.314376

Kepri 2008 3.879191 0 5.390979

Kepri 2009 3.891069 2.633468 0 5.41682

Kepri 2010 3.970853 2.606381 0 5.436549

Kepri 2011 4.02427 3.095518 0 5.44707

Kepri 2012 4.060212 3.087426 0 5.460567

Kepri 2013 3.960753 3.12156 0 5.465257

DKI 2008 3.766271 4.825919 6.17823

DKI 2009 3.788399 4.041906 5.022386 6.188189

DKI 2010 3.902149 3.92179 5.419104 6.192038

DKI 2011 3.996942 4.04782 6.000564 6.193428

DKI 2012 4.072295 3.978454 5.875025 6.198036

DKI 2013 4.102256 4.043126 5.345446 6.194108

Jabar 2008 3.74811 0 6.825564

Jabar 2009 3.761872 7.053949 0 6.837686

Jabar 2010 3.838103 7.004797 0 6.843699

Jabar 2011 3.883042 7.06956 0 6.847178

Jabar 2012 3.950067 7.065725 0 6.853824

Jabar 2013 3.95823 7.051996 0 6.851906

Jateng 2008 3.737984 4.487378 6.714383

Jateng 2009 3.751636 6.98229 2.621197 6.719784

Jateng 2010 3.824029 6.960775 3.394784 6.719076

Jateng 2011 3.889938 7.004787 3.597146 6.719215

Jateng 2012 3.937216 6.972756 2.786751 6.722563

Jateng 2013 3.909414 7.01 3.421604 6.717396

DIY 2008 3.719441 0 5.737405

DIY 2009 3.745313 5.923208 0 5.745738

DIY 2010 3.803308 5.902129 0 5.74796

DIY 2011 3.856319 5.915868 0 5.749637

DIY 2012 3.893783 5.925794 0 5.7546

DIY 2013 3.95338 5.975994 0 5.751104

Jatim 2008 3.719338 4.904695 6.774636

Page 273: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

247

Jatim 2009 3.746514 7.051503 4.967874 6.781741

Jatim 2010 3.82435 7.020145 5.065835 6.782736

Jatim 2011 3.892033 7.066094 5.782138 6.782289

Jatim 2012 3.931327 7.024344 5.769506 6.785066

Jatim 2013 3.876314 7.086314 5.179855 6.779332

Banten 2008 3.700757 0 6.210901

Banten 2009 3.706495 6.266939 0 6.226462

Banten 2010 3.768548 6.259634 3.984527 6.236864

Banten 2011 3.812498 6.31134 5.132836 6.243498

Banten 2012 3.86107 6.289971 5.039273 6.25323

Banten 2013 3.949345 6.270887 0 6.254318

Bali 2008 3.733956 0 5.779479

Bali 2009 3.763012 5.943872 0 5.79271

Bali 2010 3.855744 5.92452 3.926857 5.799831

Bali 2011 3.920779 5.9391 4.1104 5.801761

Bali 2012 3.963255 5.933647 3.982271 5.806907

Bali 2013 3.979995 5.937294 0 5.803547

NTB 2008 3.685156 0 5.85101

NTB 2009 3.710386 6.272022 0 5.859913

NTB 2010 3.791394 6.243206 0 5.862707

NTB 2011 3.820193 6.249076 4.346353 5.865366

NTB 2012 3.870308 6.315369 0 5.87122

NTB 2013 3.88007 6.325152 0 5.868512

NTT 2008 3.775079 0 5.860971

NTT 2009 3.797383 5.783445 0 5.873847

NTT 2010 3.86947 5.761849 4.435596 5.880614

NTT 2011 3.906236 5.744679 4.378398 5.884538

NTT 2012 3.955468 5.77186 4.540727 5.891702

NTT 2013 3.978555 5.844207 0 5.890373

Kalbar 2008 3.805347 0 5.843106

Kalbar 2009 3.818166 6.11421 0 5.850868

Kalbar 2010 3.911815 6.121048 0 5.85252

Kalbar 2011 3.959841 6.128363 0 5.85647

Kalbar 2012 4.012572 6.137667 0 5.863564

Kalbar 2013 4.04204 6.113977 0 5.862066

Kalteng 2008 3.778928 0 5.537291

Page 274: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

248

Kalteng 2009 3.804379 5.762499 0 5.548927

Kalteng 2010 3.960657 5.718279 0 5.554453

Kalteng 2011 4.036747 5.813191 0 5.56133

Kalteng 2012 4.031405 5.785498 0 5.571385

Kalteng 2013 4.019455 5.878238 0 5.572851

Kalsel 2008 3.701121 0 5.750422

Kalsel 2009 3.72721 6.291589 0 5.762943

Kalsel 2010 3.890691 6.290988 0 5.769355

Kalsel 2011 3.970528 6.265311 0 5.774207

Kalsel 2012 3.959886 6.30927 0 5.782132

Kalsel 2013 3.97255 6.31936 0 5.781385

Kaltim 2008 3.755828 0 5.726139

Kaltim 2009 3.796677 5.744731 0 5.746801

Kaltim 2010 3.857302 5.767921 3.591065 5.761353

Kaltim 2011 3.906146 5.770026 4.273001 5.769457

Kaltim 2012 3.946981 5.742423 3.934498 5.780661

Kaltim 2013 3.968482 5.749705 0 5.783218

Sulut 2008 3.754666 0 5.552775

Sulut 2009 3.80832 5.739641 0 5.562164

Sulut 2010 3.862629 5.716165 4.079181 5.56544

Sulut 2011 3.885232 5.766435 4.91698 5.56717

Sulut 2012 3.940855 5.775409 4.427614 5.572074

Sulut 2013 3.947683 5.788919 0 5.568403

Sulteng 2008 3.69639 0 5.611954

Sulteng 2009 3.754112 5.979273 0 5.624298

Sulteng 2010 3.813914 5.99362 4.021189 5.630533

Sulteng 2011 3.846026 5.980961 4.277609 5.634534

Sulteng 2012 3.893995 6.01778 0 5.641706

Sulteng 2013 3.875205 6.010434 0 5.64032

Sulsel 2008 3.681131 0 6.102604

Sulsel 2009 3.710313 6.013412 0 6.111506

Sulsel 2010 3.772469 6.611017 0 6.1143

Sulsel 2011 3.813148 6.641716 0 6.115812

Sulsel 2012 3.869823 6.654341 0 6.12052

Sulsel 2013 3.902111 6.699231 0 6.116687

Sultengg 2008 3.670229 0 5.539158

Page 275: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

249

Sultengg 2009 3.76519 5.609986 0 5.552077

Sultengg 2010 3.808189 5.607729 0 5.558889

Sultengg 2011 3.826472 5.657671 3.556303 5.564999

Sultengg 2012 3.90353 5.691583 0 5.574302

Sultengg 2013 3.918913 5.712895 0 5.575031

Gorontalo 2008 3.751739 0 5.205648

Gorontalo 2009 3.806615 5.409822 0 5.219368

Gorontalo 2010 3.855807 5.376345 0 5.226976

Gorontalo 2011 3.881597 5.404086 0 5.230699

Gorontalo 2012 3.913115 5.437625 0 5.237611

Gorontalo 2013 3.897018 5.390557 0 5.23602

Maluku 2008 3.790302 0 5.369857

Maluku 2009 3.808457 4.953639 0 5.385984

Maluku 2010 3.875323 4.879818 4.079181 5.395999

Maluku 2011 3.923986 4.919648 4.392188 5.400423

Maluku 2012 3.961895 4.941849 4.135133 5.40805

Maluku 2013 3.979522 4.925678 0 5.407178

Malut 2008 3.83036 0 5.203156

Malut 2009 3.830701 4.66514 0 5.217808

Malut 2010 3.902033 4.712641 0 5.226352

Malut 2011 3.943754 4.743518 0 5.232575

Malut 2012 3.980728 4.788381 0 5.241931

Malut 2013 3.991538 4.817473 0 5.242653

Papua 2008 3.880049 0 5.614254

Papua 2009 3.879467 4.993485 0 5.642108

Papua 2010 3.877186 4.932976 4.08636 5.663854

Papua 2011 3.967781 5.01119 4.187521 5.669013

Papua 2012 3.999701 5.062345 0 5.677378

Papua 2013 3.907576 5.13998 0 5.677218

Papbar 2008 3.815121 0 5.057465

Papbar 2009 3.824401 4.568026 0 5.077676

Papbar 2010 3.843694 4.597004 0 5.091775

Papbar 2011 3.878027 4.534711 4.029384 5.099752

Papbar 2012 3.898767 4.466927 3.819544 5.11094

Papbar 2013 4.006707 4.480654 0 5.113605

Page 276: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

250

Lampiran 2

Pooled Least Square (PLS)

Dependent Variable: HARGABERAS

Method: Panel Least Squares

Date: 07/09/15 Time: 10:15

Sample (adjusted): 2009 2013

Periods included: 5

Cross-sections included: 32

Total panel (balanced) observations: 160 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 4.179961 0.039291 106.3850 0.0000

PRODUKSIBERAS -0.042311 0.006295 -6.721452 0.0000

D(IMPORBERAS) -0.007167 0.002783 -2.575421 0.0109

D(KONSUMSIBERAS) -7.362233 0.957628 -7.687992 0.0000 R-squared 0.364734 Mean dependent var 3.891264

Adjusted R-squared 0.352517 S.D. dependent var 0.082518

S.E. of regression 0.066400 Akaike info criterion -2.561570

Sum squared resid 0.687789 Schwarz criterion -2.484691

Log likelihood 208.9256 Hannan-Quinn criter. -2.530352

F-statistic 29.85543 Durbin-Watson stat 0.729953

Prob(F-statistic) 0.000000

Fixed Effect Model (FEM)

Dependent Variable: HARGABERAS

Method: Panel Least Squares

Date: 06/25/15 Time: 09:11

Sample (adjusted): 2009 2013

Periods included: 5

Cross-sections included: 32

Total panel (balanced) observations: 160 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 3.661787 0.384730 9.517798 0.0000

PRODUKSIBERAS 0.049593 0.066441 0.746428 0.4568

D(IMPORBERAS) -0.004656 0.002349 -1.982398 0.0496

D(KONSUMSIBERAS) -9.123178 0.947257 -9.631158 0.0000 Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables)

Page 277: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

251

R-squared 0.650028 Mean dependent var 3.891264

Adjusted R-squared 0.554836 S.D. dependent var 0.082518

S.E. of regression 0.055057 Akaike info criterion -2.770262

Sum squared resid 0.378907 Schwarz criterion -2.097568

Log likelihood 256.6210 Hannan-Quinn criter. -2.497104

F-statistic 6.828576 Durbin-Watson stat 1.520538

Prob(F-statistic) 0.000000

Lampiran 3

Uji Chow

Redundant Fixed Effects Tests

Equation: FIXED

Test cross-section fixed effects Effects Test Statistic d.f. Prob. Cross-section F 3.287068 (31,125) 0.0000

Cross-section Chi-square 95.390675 31 0.0000

Lampiran 4

Random Effect Model (REM)

Dependent Variable: PRODUKSIBERAS

Method: Panel EGLS (Cross-section random effects)

Date: 07/09/15 Time: 10:16

Sample (adjusted): 2009 2013

Periods included: 5

Cross-sections included: 32

Total panel (balanced) observations: 160

Swamy and Arora estimator of component variances Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -2.466928 1.442928 -1.709668 0.0893

KONSUMSIBERAS 1.413711 0.246325 5.739208 0.0000

D(IMPORBERAS) -0.001121 0.003126 -0.358560 0.7204

D(KONSUMSIBERAS) -3.517588 1.217720 -2.888669 0.0044 Effects Specification

S.D. Rho Cross-section random 0.609887 0.9857

Page 278: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

252

Idiosyncratic random 0.073346 0.0143 Weighted Statistics R-squared 0.250395 Mean dependent var 0.309282

Adjusted R-squared 0.235979 S.D. dependent var 0.085701

S.E. of regression 0.074910 Sum squared resid 0.875397

F-statistic 17.36984 Durbin-Watson stat 1.226497

Prob(F-statistic) 0.000000 Unweighted Statistics R-squared 0.457913 Mean dependent var 5.758917

Sum squared resid 70.92787 Durbin-Watson stat 0.015138

Lampiran 5

Uji Hausman

Correlated Random Effects - Hausman Test

Equation: RANDOM

Test cross-section random effects

Test Summary Chi-Sq. Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.

Cross-section random 9.724934 3 0.0211

Lampiran 6

Histogram-Uji Normalitas

Page 279: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

253

Lampiran 7

Matriks Korelasi

PRODUKSIBERAS IMPORBERAS KONSUMSIBERAS

PRODUKSIBERAS 1.000000 0.147007 0.670848

IMPORBERAS 0.147007 1.000000 0.394934

KONSUMSIBERAS 0.670848 0.394934 1.000000

Lampiran 8

Uji Park

Dependent Variable: LOG(RES2)

Method: Panel Least Squares

Date: 06/25/15 Time: 09:12

Sample (adjusted): 2009 2013

Periods included: 5

Cross-sections included: 32

Total panel (balanced) observations: 160 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 2.542202 1.185842 2.143794 0.0336

PRODUKSIBERAS -0.342190 0.189987 -1.801124 0.0736

D(IMPORBERAS) 0.145916 0.083992 1.737259 0.0843

D(KONSUMSIBERAS) -52.03160 28.90227 -1.800260 0.0738 R-squared 0.042626 Mean dependent var 0.238258

Adjusted R-squared 0.024215 S.D. dependent var 2.028726

S.E. of regression 2.004013 Akaike info criterion 4.252862

Sum squared resid 626.5065 Schwarz criterion 4.329742

Log likelihood -336.2290 Hannan-Quinn criter. 4.284080

F-statistic 2.315243 Durbin-Watson stat 1.740147

Prob(F-statistic) 0.077959

Lampiran 9

Uji Glejser

Dependent Variable: REABS

Method: Panel Least Squares

Date: 06/25/15 Time: 09:15

Sample (adjusted): 2009 2013

Periods included: 5

Page 280: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

254

Cross-sections included: 32

Total panel (balanced) observations: 160 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 0.928921 0.738119 1.258498 0.2101

PRODUKSIBERAS 0.090175 0.118256 0.762538 0.4469

D(IMPORBERAS) -0.000310 0.052280 -0.005929 0.9953

D(KONSUMSIBERAS) 15.72775 17.99000 0.874250 0.3833 R-squared 0.006315 Mean dependent var 1.545626

Adjusted R-squared -0.012794 S.D. dependent var 1.239479

S.E. of regression 1.247383 Akaike info criterion 3.304654

Sum squared resid 242.7303 Schwarz criterion 3.381533

Log likelihood -260.3723 Hannan-Quinn criter. 3.335872

F-statistic 0.330465 Durbin-Watson stat 2.013620

Prob(F-statistic) 0.803329

Lampiran 10

Uji Autokorelasi-Sesudah Cross section weight

Dependent Variable: HARGABERAS

Method: Panel EGLS (Cross-section weights)

Date: 08/04/15 Time: 20:09

Sample (adjusted): 2009 2013

Periods included: 5

Cross-sections included: 32

Total panel (balanced) observations: 160

Linear estimation after one-step weighting matrix Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 3.424811 0.331042 10.34556 0.0000

PRODUKSIBERAS 0.090707 0.057342 1.581844 0.1162

D(IMPORBERAS) -0.005158 0.001576 -3.272840 0.0014

D(KONSUMSIBERAS) -9.095891 0.689959 -13.18324 0.0000 Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) Weighted Statistics R-squared 0.738657 Mean dependent var 4.820834

Adjusted R-squared 0.667572 S.D. dependent var 1.712871

S.E. of regression 0.054910 Sum squared resid 0.376882

F-statistic 10.39116 Durbin-Watson stat 2.007921

Prob(F-statistic) 0.000000

Page 281: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

255

Unweighted Statistics R-squared 0.648609 Mean dependent var 3.891264

Sum squared resid 0.380443 Durbin-Watson stat 1.549831

Page 282: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

256

Lampiran 11

Cross section effect

No. PROVINSI Effect

1. Aceh -0.011039

2 Sumut -0.085673

3 Sumbar 7.70E-05

4 Riau 0.094277

5 Jambi 0.002439

6 Sumsel -0.068065

7 Bengkulu -0.022915

8 Lampung -0.048003

9 Babel 0.078552

10 Kepri 0.310914

11 DKI 0.141375

12 Jabar -0.085053

13 Jateng -0.141300

14 DIY -0.080389

15 Jatim -0.148472

16 Banten -0.074409

17 Bali -0.015685

18 NTB -0.126876

19 NTT 0.006574

20 Kalbar 0.018033

21 Kalteng 0.086404

22 Kalsel -0.013323

23 Kaltim 0.052072

24 Sulut -0.029852

25 Sulteng -0.070761

26 Sulsel -0.146062

27 Sultengg -0.032371

28 Gorontalo -0.003525

29 Maluku 0.071943

30 Malut 0.104690

31 Papua 0.130087

32 Papbar 0.106336

Page 283: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

257

Lampiran 12

Tabel Differensiasi Konsumsi

Provinsi D(Konsumsi) Provinsi D(Konsumsi) Provinsi D(Konsumsi) Provinsi D(Konsumsi)

Aceh - 08 NA Babel - 08 NA Bali - 08 NA Sulteng - 08 NA

Aceh - 09 0.014164 Babel - 09 0.017646 Bali - 09 0.013231 Sulteng - 09 0.012344

Aceh - 10 0.008054 Babel - 10 0.011538 Bali - 10 0.007121 Sulteng - 10 0.006235

Aceh - 11 0.005499 Babel - 11 0.00616 Bali - 11 0.00193 Sulteng - 11 0.004001

Aceh - 12 0.008679 Babel - 12 0.009431 Bali - 12 0.005146 Sulteng - 12 0.007172

Aceh - 13 0.000105 Babel - 13 0.000866 Bali - 13 -0.00336 Sulteng - 13 -0.001386

Sumut - 08 NA Kepri - 08 NA NTB - 08 NA Sulsel - 08 NA

Sumut - 09 0.008595 Kepri - 09 0.025841 NTB - 09 0.008903 Sulsel - 09 0.008902

Sumut - 10 0.002486 Kepri - 10 0.019729 NTB - 10 0.002794 Sulsel - 10 0.002794

Sumut - 11 0.002747 Kepri - 11 0.010521 NTB - 11 0.002659 Sulsel - 11 0.001512

Sumut - 12 0.005846 Kepri - 12 0.013497 NTB - 12 0.005854 Sulsel - 12 0.004708

Sumut - 13 -0.002791 Kepri - 13 0.00469 NTB - 13 -0.002708 Sulsel - 13 -0.003833

Sumbar - 08 NA DKI - 08 NA NTT - 08 NA Sultengg - 08 NA

Sumbar - 09 0.00965 DKI - 09 0.009959 NTT - 09 0.012876 Sultengg - 09 0.012919

Sumbar - 10 0.003542 DKI - 10 0.003849 NTT - 10 0.006767 Sultengg - 10 0.006812

Sumbar - 11 0.002397 DKI - 11 0.00139 NTT - 11 0.003924 Sultengg - 11 0.00611

Sumbar - 12 0.005604 DKI - 12 0.004608 NTT - 12 0.007164 Sultengg - 12 0.009303

Sumbar - 13 -0.002929 DKI - 13 -0.003928 NTT - 13 -0.001329 Sultengg - 13 0.000729

Riau - 08 NA Jabar - 08 NA Kalbar - 08 NA Gorontalo - 08 NA

Riau - 09 0.019626 Jabar - 09 0.012122 Kalbar - 09 0.007762 Gorontalo - 09 0.01372

Riau - 10 0.013514 Jabar - 10 0.006013 Kalbar - 10 0.001652 Gorontalo - 10 0.007608

Riau - 11 0.008016 Jabar - 11 0.003479 Kalbar - 11 0.00395 Gorontalo - 11 0.003723

Riau - 12 0.011181 Jabar - 12 0.006646 Kalbar - 12 0.007094 Gorontalo - 12 0.006912

Riau - 13 0.002595 Jabar - 13 -0.001918 Kalbar - 13 -0.001498 Gorontalo - 13 -0.001591

Jambi - 08 NA Jateng - 08 NA Kalteng - 08 NA Maluku - 08 NA

Jambi - 09 0.015055 Jateng - 09 0.005401 Kalteng - 09 0.011636 Maluku - 09 0.016127

Jambi - 10 0.008944 Jateng - 10 -0.000708 Kalteng - 10 0.005526 Maluku - 10 0.010015

Jambi - 11 0.004692 Jateng - 11 0.000139 Kalteng - 11 0.006877 Maluku - 11 0.004424

Jambi - 12 0.007819 Jateng - 12 0.003348 Kalteng - 12 0.010055 Maluku - 12 0.007627

Jambi - 13 -0.000781 Jateng - 13 -0.005167 Kalteng - 13 0.001466 Maluku - 13 -0.000872

Sumsel - 08 NA DIY - 08 NA Kalsel - 08 NA Malut - 08 NA

Sumsel - 09 0.011902 DIY - 09 0.008333 Kalsel - 09 0.012521 Malut - 09 0.014652

Sumsel - 10 0.005792 DIY - 10 0.002222 Kalsel - 10 0.006412 Malut - 10 0.008544

Page 284: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

258

Sumsel - 11 0.003119 DIY - 11 0.001677 Kalsel - 11 0.004852 Malut - 11 0.006223

Sumsel - 12 0.006306 DIY - 12 0.004963 Kalsel - 12 0.007925 Malut - 12 0.009356

Sumsel - 13 -0.002256 DIY - 13 -0.003496 Kalsel - 13 -0.000747 Malut - 13 0.000722

Bengkulu - 08 NA Jatim - 08 NA Kaltim - 08 NA Papua - 08 NA

Bengkulu - 09 0.011106 Jatim - 09 0.007105 Kaltim - 09 0.020662 Papua - 09 0.027854

Bengkulu - 10 0.004997 Jatim - 10 0.000995 Kaltim - 10 0.014552 Papua - 10 0.021746

Bengkulu - 11 0.00411 Jatim - 11 -0.000447 Kaltim - 11 0.008104 Papua - 11 0.005159

Bengkulu - 12 0.007276 Jatim - 12 0.002777 Kaltim - 12 0.011204 Papua - 12 0.008365

Bengkulu - 13 -0.001238 Jatim - 13 -0.005734 Kaltim - 13 0.002557 Papua - 13 -0.00016

Lampung - 08 NA Banten - 08 NA Sulut - 08 NA Papbar - 08 NA

Lampung - 09 0.009211 Banten - 09 0.015561 Sulut - 09 0.009389 Papbar - 09 0.020211

Lampung - 10 0.0031 Banten - 10 0.010402 Sulut - 10 0.003276 Papbar - 10 0.014099

Lampung - 11 0.002145 Banten - 11 0.006634 Sulut - 11 0.00173 Papbar - 11 0.007977

Lampung - 12 0.005282 Banten - 12 0.009732 Sulut - 12 0.004904 Papbar - 12 0.011188

Lampung - 13 -0.003317 Banten - 13 0.001088 Sulut - 13 -0.003671 Papbar - 13 0.002665

Page 285: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

259

Lampiran 13

Pedoman Wawancara Bapak Bustanul Arifin

A. Produksi Beras

1. Secara umum apa yang dilakukan pemerintah untuk mendukung produksi

beras di Indonesia?

2. Bagaimana alur beras yang diproduksi petani lokal hingga di konsumsi

oleh masyarakat di Indonesia khususnya pada tahun 2008-2013?

3. Permasalahan apa saja yang dihadapi petani dan produsen dalam

memproduksi beras di Indonesia pada tahun 2008-2013?

4. Terobosan apa saja yang harus dilakukan agar produksi beras di Indonesia

terus meningkat?

B. Impor Beras

1. Bagaimana mekanisme impor beras di Indonesia? Apakah ada pengaturan

kuota dalam impor beras di Indonesia?

2. Bagaimana alur beras impor sejak dari produsen di Negara asal hingga

dikonsumsi oleh masyarakat di Indonesia khususnya pada tahun 2008-

2013?

3. Mengapa impor beras sebagai salah satu cara dalam memenuhi kebutuhan

konsumsi beras di Indonesia khususnya pada tahun 2008-2013?

4. Bagaimana perencanaan untuk mengurangi impor beras bahkan

meniadakan impor beras?

C. Distribusi Beras

1. Bagaimana peran pemerintah dalam menjamin kelancaran distribusi beras

di Indonesia khususnya pada tahun 2008-2013?

2. Bagaimana agar mekanisme distribusi beras lebih efisien?

3. Permasalahan apa saja yang dihadapi dalam proses distribusi beras di

Indonesia khususnya pada tahun 2008-2013?

Page 286: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

260

D. Konsumsi Beras

1. Bagaimana peran pemerintah dalam menjamin ketersediaan beras yang

baik dan murah bagi masyarakat di Indonesia khususnya pada tahun 2008-

2013?

2. Bagaimana standarisasi beras agar layak dikonsumsi oleh masyarakat?

3. Permasalahan apa saja yang dihadapi masyarakat dalam mengkonsumsi

beras di Indonesia pada tahun 2008-2013?

E. Harga Beras

1. Bagaimana peran pemerintah dalam menjamin harga beras yang

terjangkau bagi masyarakat di Indonesia khususnya pada tahun 2008-

2013?

2. Adakah kebijakan yang mengatur harga beras di Indonesia khususnya

pada tahun 2008-2013? Bagaimana mekanismenya?

3. Apakah antara harga beras lokal dan beras impor memiliki harga yang

stabil di pasar Indonesia khususnya pada tahun 2008-2013?

4. Apakah ada perbedaaan harga antara harga beras lokal dengan beras

impor? Bagaimana hal ini dapat terjadi?

5. Adanya kejadian terbaru tentang beras plastik yang beredar dimasyarakat,

apakah ada hubungannya dengan lemahnya pengawasan pemerintah dan

tingginya harga beras saat ini?

F. Harapan

1. Harapan apa yang dapat tercapai dimasa depan mengenai produksi beras

di Indonesia?

2. Harapan apa yang dapat tercapai dimasa depan mengenai impor beras di

Indonesia?

3. Harapan apa yang dapat tercapai dimasa depan mengenai konsumsi beras

di Indonesia?

Page 287: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

261

4. Harapan apa yang dapat tercapai dimasa depan mengenai harga beras di

Indonesia?

G. Informal Question

1. Sebenarnya adakah pihak-pihak yang curang dalam dunia perberasan di

Indonesia khususnya pada tahun 2008-2013?

2. Apabila ada, apa saja yang dirugikan dengan adanya kecurangan dunia

perberasan di Indonesia khususnya pada tahun 2008-2013?

3. Bagaimana yang seharusnya dilakukan pemerintah dalam mengatasi

kecurangan di dunia perberasan di Indonesia khususnya pada tahun 2008-

2013?

Lampiran 14

Pedoman Wawancara Badan Ketahanan Pangan dan Ditjen Tanaman Pangan

A. Produksi Beras

5. Secara umum apa yang dilakukan pemerintah untuk mendukung produksi

beras di Indonesia?

6. Bagaimana alur beras yang diproduksi petani lokal hingga di konsumsi

oleh masyarakat di Indonesia khususnya pada tahun 2008-2013?

7. Permasalahan apa saja yang dihadapi petani dan produsen dalam

memproduksi beras di Indonesia pada tahun 2008-2013?

8. Terobosan apa saja yang harus dilakukan agar produksi beras di Indonesia

terus meningkat?

B. Distribusi Beras

4. Bagaimana peran pemerintah dalam menjamin kelancaran distribusi beras

di Indonesia khususnya pada tahun 2008-2013?

5. Bagaimana agar mekanisme distribusi beras lebih efisien?

Page 288: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

262

6. Permasalahan apa saja yang dihadapi dalam proses distribusi beras di

Indonesia khususnya pada tahun 2008-2013?

C. Konsumsi Beras

4. Bagaimana peran pemerintah dalam menjamin ketersediaan beras yang

baik dan murah bagi masyarakat di Indonesia khususnya pada tahun 2008-

2013?

5. Bagaimana standarisasi beras agar layak dikonsumsi oleh masyarakat?

6. Permasalahan apa saja yang dihadapi masyarakat dalam mengkonsumsi

beras di Indonesia pada tahun 2008-2013?

D. Harga Beras

6. Bagaimana peran pemerintah dalam menjamin harga beras yang

terjangkau bagi masyarakat di Indonesia khususnya pada tahun 2008-

2013?

7. Adakah kebijakan yang mengatur harga beras di Indonesia khususnya

pada tahun 2008-2013? Bagaimana mekanismenya?

8. Apakah antara harga beras lokal dan beras impor memiliki harga yang

stabil di pasar Indonesia khususnya pada tahun 2008-2013?

9. Apakah ada perbedaaan harga antara harga beras lokal dengan beras

impor? Bagaimana hal ini dapat terjadi?

10. Adanya kejadian terbaru tentang beras plastik yang beredar dimasyarakat,

apakah ada hubungannya dengan lemahnya pengawasan pemerintah dan

tingginya harga beras saat ini?

E. Harapan

5. Harapan apa yang dapat tercapai dimasa depan mengenai produksi beras

di Indonesia?

6. Harapan apa yang dapat tercapai dimasa depan mengenai impor beras di

Indonesia?

Page 289: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

263

7. Harapan apa yang dapat tercapai dimasa depan mengenai konsumsi beras

di Indonesia?

8. Harapan apa yang dapat tercapai dimasa depan mengenai harga beras di

Indonesia?

Lampiran 15

Hasil Wawancara dengan Bapak Bustanul Arifin

Nama Narasumber : Dr. Bustanul Arifin, S.P, M.Sc

Jabatan : Guru Besar Ilmu Ekonomi Pertanian, Universitas Lampung

dan Peneliti Senior, International Center for Applied Finance and Economics

(InterCafe).

Tempat Wawancara : Masjid Uswatun Hasanah, Komplek Pondok Jaya, Bintaro Jaya

Sektor 5, Tangerang Selatan.

Tanggal Wawancara : 7 Juni 2015

Penulis: Secara umum apa yang dilakukan pemerintah untuk mendukung produksi

beras di Indonesia?

Bapak Bustanul: secara politis pemerintah selalu mendukung produksi beras.

Penulis: Bagaimana alur beras yang diproduksi petani lokal hingga di konsumsi oleh

masyarakat di Indonesia khususnya pada tahun 2008-2013?

Bapak Bustanul: seharusnya tidak ditanya itu hehe, dari petani ke pedagang anda bisa

baca itu.. bisa baca beberapa buku

Page 290: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

264

Penulis: Permasalahan apa saja yang dihadapi petani dan produsen dalam

memproduksi beras di Indonesia pada tahun 2008-2013?

Bapak Bustanul: mmm… satu dia (Petani) miskin, mmm kemudian karena miskin luas

tanahnya sempit, luas lahan sempit itu.. mmm terkena betul-betul inferiority complex,

dan dia merasa kecil, mmm dan lahannya sempit mereka juga bermasalah dengan

efektifitas produksi yang tidak efisien. Dalam konsteks berapapun kita push untuk

intensifikasi ngga dapat, dalam konteks mereka tidak berada pada titik optimal. Bila

anda memahami fungsi produksi, kombinasi input-outputnya dalam konten yang

sekarang tidak tercapai titik-titik yang optimal. Nah dari situ mau bagaimanapun kita

push peningkatan produktifitasnya ton per hektarnya untuk meningkatkan

kesejahteraan petani itu sulit sehingga mereka berada pada kondisi yang betul-betul

tidak berada di kondisi ideal. Kemudian muterlah disitu mmm ditambah pupuk sering

terlambat, harga tidak terjangkau, perhatian pemerintah amat sangat rendah dalam

bentuk penyuluh tidak ada, kemudian semua masalah muter disitu.

Penulis: Terobosan apa saja yang harus dilakukan agar produksi beras di Indonesia

terus meningkat khususnya kapasitas produksi dan efektifitas produksi?

Bapak Bustanul: kalau memang serius membantu petani dan pertanian, skala usahanya

ditingkatkan. Sekarang itu skala usahanya rata-ratanya 0,5 hektar. Kalo mereka

penguasaan lahannya masih kecil, seperti sekarang ya, kita berharap mereka sejahtera

kan akan sulit. Mereka harus ditingkatkan mmm… penguasaan lahannya, sehingga

anda perlu mempelajari konsep-konsep mengenai land reform, ya? Mengenai reformasi

Page 291: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

265

pengelolaan agrarian, dan macam-macam bentuknya, bisa betul-betul diberi lahannya,

bisa konsolidasi lahan; jadi beberapa lahan dijadikan satu dengan pengelolaan bersama,

atau mereka bisa diberikan harapan baru. Diberi harapan baru itu, karena kalo kita

berharap dengan semi intensif atau super intensif dari lahan yang kecil, dengan daya

dukung yang menurun itu cukup sulit. Nah misalnya, mmm… mereka kita ikutkan

program transmigrasi bagi yang tidak memiliki lahan itu masih bisa. Mereka yang

memiliki lahan, saya katakan tadi konsolidasi dengan tetangganya, lalu dengan konsep

share holding dan konsep manajemen bergilir, itu juga masih mungkin. Nah saya tentu

saja menyarankan hal seperti ini, mmm… subject to. Tergantung pada keseriusan dan

keberanian aparatur pemerintah untuk berbuat seperti itu. Kalau kapasitas birokrasi dari

pusat dan daerah tidak mampu melakukan seperti itu, maka tidak akan ada artinya apa-

apa gitu. Jadi mereka orang pemerintahnya harus memiliki kapasitas melakukan ini.

Dan melakukan ini cukup berat, gitu.

Penulis: Bagaimana mekanisme impor beras di Indonesia? Trus apakah ada pengaturan

kuota dalam impor beras di Indonesia? apakah ada juga untuk medium pak?

Bapak Bustanul: sebetulnya cukup bebas, untuk beras premium. Untuk beras-beras

kualitas tinggi anda tinggal meminta izin impor, lihat pengalamannya, kalo disetujui,

disetujui. Itu semua orang boleh melakukan itu. Tapi untuk beras kualitas medium,

kualitas medium itu dengan kualitas 25% patahan itu hanya boleh dilakukan oleh

bulog. Ngga ada… walaupun medium, itu ditentukan oleh pemerintah, namanya bukan

kuota. Jadi keputusan pemerintah untuk melakukan impor itu. Jadi itu fully regulated

Page 292: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

266

ya… jadi fully regulated itu ngga ada kuota, yang menentukan pemerintah. Kalo kuota

itu berapa banyak yang diinginkan, berapa banyak yang mengaplikasikan, lalu kita liat

apakah tercapai atau tidak baru itu namanya kuota. Kalau seperti itu tidak karena

memang diatur oleh pemerintah. Dan hanya boleh dilakukan oleh bulog. Karena

dikhawatirkan dapat mempengaruhi keseimbangan di dalam negeri, gitu.

Penulis: Bagaimana alur beras impor sejak dari produsen di Negara asal hingga

dikonsumsi oleh masyarakat di Indonesia khususnya pada tahun 2008-2013?

Bapak Bustanul: biasa saja, dari petani ke pedagang besar, masuk ke kapal dan impor

ke Indonesia hingga ke pedagang di pasar, normal seperti perdagangan biasa.

Penulis: Mengapa impor beras sebagai salah satu cara dalam memenuhi kebutuhan

konsumsi beras di Indonesia khususnya pada tahun 2008-2013?

Bapak Bustanul: Karena ngga cukup produksinya, kalau cukup ngapain impor? Tahun

2008-2009 ngga ada impor, 2010.. 2008-2009 ngga ada impor.. tahun 2010 ada impor

karena ada masalah dalam stok, anda belum ngomong stok lho. Stok itu berpengaruh

lho terhadap impor. Sama, tahun 2010 itu sama keadaannya dengan sekarang.

Presidennya baru, menterinya baru, kan SBY jilid 2, lalu penyaluran untuk beras

miskin terhambat, tiba-tiba harga melonjak dan baru disitu impor.

Penulis: Bagaimana perencanaan untuk mengurangi impor beras bahkan meniadakan

impor beras?

Page 293: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

267

Bapak Bustanul: jadi sebenarnya sudah ada ketentuannya. Indonesia itu tidak akan

impor satu bulan sebelum panen raya dan dua bulan setelah panen raya, itu

ketentuannya. Nah anda tanya ketentuan tadi berupa perencanaannya, jadi impor itu

tidak akan terjadi satu bulan sebelum panen raya dan dua bulan setelah panen raya.

Setidaknya empat bulan, jadi saat satu bulan sebelum panen raya, saat panen raya dan

dua bulan setelahnya. Itu ketentuannya maka pemerintah fully regulated mengatur, itu

perencanaannya. Jadi impor bila dari perkiraan produksi dan manajemen stok tidak

cukup maka impor boleh dilakukan. Kalau produksinya cukup seharusnya tidak perlu

impor, justru kita ekspor, kalau produksinya cukup.

Penulis: selanjutnya pak, bagaimana peran pemerintah dalam distribusi beras pak?

Bapak Bustanul: yaa… kembalikan fungsi logistic, ya.. fungsi distribusi perbaiki mulai

dari apa… pelabuhan, pergudangan, transportasi, jembatan, kualitas jalan, disitu. Kalau

itu bagus, ngga usah diatur-atur ntar jalan sendiri. Bila semua itu baik, maka distribusi

akan efisien.

Penulis: trus apa saja sih pak yang dihadapi dalam distribusi beras saat ini?

Bapak Bustanul: ya dibalik aja tadi, dari jalan buruk, pelabuhan banyak yang tidak

berfungsi efisien, masalah di kualitas jalan, pungutan tidak resmi dimana-mana, banyak

pencoleng, itu permasalahan yang terjadi di distribusi.

Penulis: trus pak, bagaimana peran pemerintah dalam menjamin ketersediaan beras

yang baik dan murah, harus ngga sih pak bagi pemerintah?

Page 294: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

268

Bapak Bustanul: mmm… pemerintah mengurus kebijakan, kalau kita berharap

pemerintah melakukan sesuatu tetapi pemerintah ikut berdagang tidak akan bisa, itu

tidak efisien karena pemerintah bukan pedagang. Kalau anda berharap pemerintah

sama dengan tukang beras, tidak bisa juga kan? Karena bukan pekerjaannya.

Pemerintah bukan… pemerintah membuat policy atau kebijakan untuk mengarahkan

kesana. Jadi tidak direct dia. mungkin harus ditanyakan kembali bagaimana menjamin

ketersediaan berasnya, kalo mempush ketersediaan harus mempush produksi dong,

kalo memang tidak ada harus bagaimana?

Penulis: ya pak, trus bagaimana standarisasi beras yang layak dikonsumsi oleh

masyarakat pak?

Bapak Bustanul: ada dong standarisasi, namanya SNI, Standar Nasional Indonesia.

Pasti ada dong, standar beras di Indonesia itu ada 8 kualitas atau apa gitu. Kalau anda

bertanya apakah ada, tapi di Indonesia itu tidak ada yang bisa mengenforce, tidak ada

yang bisa melakukan pengawasan secara baik. Mmm… kalo kita berharap pemerintah

melakukan pengawasan seluruhnya ya nggak bener juga, karena nggak punya

kemampuan untuk melakukan itu. Pada orang, kan nggak mungkin melakukan

pengawasan satu-persatu. Mekanisme check and balance itu justru dari para pedagang

dan masyarakat itu sendiri. Kalau dibilang beras kualitas A, yang datang beras kualitas

B mereka menyelesaikan sendiri. Kecuali ada dispute atau persoalan hukum baru

mereka melapor ke penegak hukum, itu. Kalau kita melihat ada barang yang tidak layak

konsumsi, dikasih ke ayam saja.

Page 295: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

269

Penulis: Permasalahan apa saja sih pak yang dihadapi masyarakat dalam

mengkonsumsi beras di Indonesia saat ini?

Bapak Bustanul: kebanyakan makan, hehe. Terlalu banyak bergantung kepada beras,

jadi bagian intake food calorie sebagian besar dari beras. Kalo, itu saya bilang masalah.

Dari situ sehingga balancenya atau food balance, keseimbangan pangan atau

keseimbangan gizinya belum tercapai. Jadi karena disitu masyarakat masih banyak

tergantung pada beras, dia menimbulkan tekanan pada konsumsi beras, sehingga

konsumsi beras kita tetap tinggi, gitu. Kita belum tersedia pilihan-pilihan, dari pangan

lokal yang mampu menjadi substitusi atau setidaknya komplemen dari beras. Kalau itu

tidak terjadi, sampai kapanpun beras akan menjadi isu politis, itu.

Penulis: trus bagaimana peran pemerintah dalam menjamin harga beras yang

terjangkau bagi masyarakat pak?

Bapak Bustanul: anda pernah baca ada, operasi pasar? Lalu ada raskin? Untuk 16 juta

masyarakat miskin, pemerintah memberi subsidi kepada masyarakat melalui bulog, ya?

Jadi orang miskin terpenuhi kebutuhannya, siapa yang dibilang miskin? yang menurut

kriteria BPS dan BKKBN yang diadminsitrasi oleh kelurahan, pemerintah yang paling

rendah di masyarakat dan pemerintah desa itu dianggap miskin. berapa persen, kira-

kira berapa ya… mmm… orang miskin itu total 11 jadi orang yang paling miskin itu

5-6% lah. Memang sebagian besar orang miskin nggak dapet, karena dalam miskin

sendiri ada 3 kategori, yang dapet raskin itu adalah yang paling miskin, itu. Jadi orang

miskin seperti itu diberi subsidi, subsidinya berapa ya 1600 harganya, jadi disubsidi

Page 296: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

270

oleh pemerintah menjadi berapa kalo harga 7300, orang cuma bayar 1600 jadi kira-

kira. Itu total nilainya 19 atau 20 triliun lah kalo ga salah, itu yang dilakukan oleh

pemerintah. Apakah kita mau mendorong lebih besar dari itu? Kalo menurut saya tidak

usah, kalo perlu dikurangi sedikit-demi sedikit, begitu. Supaya menunjukkan bahwa

masyarakatnya makin sejahtera.

Penulis: trus pak apakah ada kebijakan untuk mengatur harga beras di Indonesia pak?

Bapak Bustanul: mmm… dengan cara menetapkan harga pembelian pemerintah atau

HPP, itu cara mengatur atau bukan mengatur sih tetapi mengelola sebetulnya. Kalo

harga yang mengatur pasar dong, tetapi pemerintah menetapkan harga pembelian

minimum kan.

Penulis: ya, trus pak apakah antara harga beras lokal dengan harga beras impor

memiliki harga yang stabil?

Bapak Bustanul: mmm… sebenarnya pertanyaannya ngga kena sih, stabilitas harga itu

dapat diukur rentang waktu bisa diukur rentang tempat. Rentang waktu bisa di duga

stabilitasnya, jadi berhubungan dengan karakteristik dari supply, supply berhubungan

dengan produksi dan pengelolaan stok. Jadi harga beras di Indonesia itu sudah pasti

tinggi pada bulan juni, juli, agustus, september. Oktober mulai stabil sedikit, menurun

rendah. Nanti november, desember, januari tinggi lagi, sudah pasti seperti itu polanya,

ya meleset-meleset setengah bulan. Nah, dari situ mmm… pemerintah melakukan

stabilitas harga yang anda maksudkan itu untuk mengoptimalkan operasi pasar pada

Page 297: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

271

saat harga-harga tinggi. Pada saat harga rendah, harga rendah itu pada bulan selain

yang saya telah sebutkan tadi. Lebih sedikit sih, kira-kira perbandingannya 7:5 atau

bahkan 8:4 dalam 12 bulan, 7:5 kadangnya, 7 bulan tinggi 5 bulan rendah biasanya

seperti itu. Dan disitulah instrument bukan pengaturan ya tapi pengelolaan harga,

terakhir di inpres 5 tahun 2015 disitu disebutkan pada saat-saat harga tinggi,

pemerintah push operasi pasar. Pada saat harga-harga rendah pemerintah melalui bulog

juga mengambil dari masyarakat untuk disimpan di gudang, gitu mekanismenya.

Apakah itu, 100% jalan saya ya.. nggak 100% jalan pastilah. Pasti ada beberapa

kelemahan dilapangan.

Penulis: trus, yang terakhir ini kan mengenai beras plastik pak. Adakah hubungannya

dengan lemahnya pengawasan pemerintah dan tingginya harga beras saat ini pak?

Bapak Bustanul: dengan harga mungkin nggak ada, saya nggak melihat isu itu serius,

dalam konteks ini semua dicampur dengan plastik. Yang sangat mungkin itu dia

terkontaminasi dengan Proses-proses polishing atau memoles beras dari beras yang

lama disimpan digudang menjadi beras baru. Jadi beras itu diambil, dijual dengan harga

murah dari gudang baik dari gudang bulog atau gudang siapa saja, lalu dipoles lalu

disemprotkan bahan kimia untuk memutihkan dan mempulenkan, saat dia uji

laboratorium dia mirip dengan PVC Poli Profolida kalau tidak salah yang digunakan

sebagai bahan untuk membuat plastik, kira-kira seperti itu. Apakah ada hubungannya?

Tidak ada hubungannya, tidak ada hubungannya dengan itu. Dugaan saya sih adanya

Page 298: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

272

kelalaian dalam kontaminasi ya dalam pengawasan karena tidak ada yang mengawasi.

Kemungkinan yang kedua, mungkin sabotase tapi itu sangat kecil sekali.

Penulis: sebenarnya ada ngga sih pak pihak-pihak yang curang dalam dunia perberasan

di Indonesia? baik dari segi kualitas berasnya, atau mungkin harganya atau mungkin

distribusinya?

Bapak Bustanul: nggak juga sih, pedagang itu bahasa halusnya memanfaatkan segala

kesempatan. Etika kadang mereka tidak terlalu junjung dengan baik, itu ya. Tapi kalo

anda melihat pelaku curang itu aturan di terabas, kira-kira yang praktek terjadi yang

saya sudah sampaikan tadi beras kecil atau jelek dipoles lalu dicampur dengan beras

kualitas baik, seperti itu. Terus, mereka tidak taat terhadap pelabelan karena tidak ada

yang mengawasi. Kalo kita pergi kepasar, tertulis beras pandan wangi itu tidak ada

yang bisa menjamin bahwa itu pandan wangi, itu cuma karungnya aja dan dikasih

pewangi. Boleh itu disebut curang, boleh aja itu disebut curang. Kalo terjadi kita

berharap pedagang menjadi orang sosial itu salah kita berharap seperti itu. Pedagang

pasti memanfaatkan setiap kesempatan, orang sosial masjid saja yang sosial, pedagang

jarang ada yang berfikir seperti itu. Kalau anda berharap pedagang patuh akan aturan

atau apa ya agak sulit, nanti kalau anda belajar bisnis di dalam bisnis itu ada namanya

etika bisnis. Tapi feeling saya ya? Pasti mereka ada batasnya, kalau curang ditaruh

angka 1-100 kira-kira tidak akan full curang 100% mungkin beberapa persen, ngga

mungkin karena akan menganggu kelangsungan bisnisnya jika mereka main-main

Page 299: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

273

habis orang ngga ada beli pasti mereka putar haluan. Ya apapun mereka memanfaatkan

kesempatan itu sebenarnya.

Penulis: mungkin di dalam impor mungkin ada kecurangan?

Bapak Bustanul: nggak juga sih, itu bahaya. Apa yang pernah terjadi itu ada pedagang

yang memiliki izin impor beras premium, karena beras premium itu agak bebas mereka

dapat izin impor itu. Kemudian tiba-tiba setelah yang masuk ke pasar tiba-tiba beras

medium, kira-kira seperti itu. Kalau ditelusuri kenapa bea cukai sebagai garda terdepan

pintu masuk beras impor kenapa itu boleh masuk, karena itu beras medium harus

pemerintah melalui bulog. Bea cukai masih beralasan kan mereka tidak atau mereka

memeriksa berdasarkan kontainer dan label namanya HS Harmonized Code, beras

premium dan beras medium sampai dengan 5 digit itu masih sama. Jadi kalo anda bikin

daftar 5 digit pendaftaran, setelah digit ke 5 pecah dua apakah ini pulen dari Thailand,

tidak maka akan pecah lagi terus sampai digit ke 9 bedanya sampai seperti itu

ketelitiannya, kepalanya pecah trus seperti itu. Sementara yang dilaporkan ke bea cukai

Indonesia itu sampai 5 digit, 5 digit sama bedanya di sanapun sama-sama beras.

Sementara bila ditelusuri sampai detail baru itu beda, jadi pas kasus kemarin itu tidak

ada yang dituntut ke pengadilan karena memang kelalaian sistem kita sendiri.

Kecurangannya itu ya izinnya beras premium namun yang datang beras medium, ketika

masuk ke catatan badan pusat statistik lho kenapa tahun ini ada impor beras, padahal

seharusnya tidak ada kira-kira gitu. Jadi kecurangannya itu dalam memanfaatkan

kesempatan kelemahan sistem kita sendiri.

Page 300: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

274

Penulis: dengan adanya kecurangan itu ada ngga sih pak pihak-pihak yang dirugikan

pak?

Bapak Bustanul: sebenarnya yang dirugikan adalah pedagang juga, dalam bahasa lain

itu pedagang yang seharusnya mendapat mampu pasokan sebesar ini kualitas beras

premium namun yang datang kualitas medium. Jadi keseimbangan detilnya saja yang

terganggu.

Penulis: bagaimana yang harus dilakukan pemerintah dalam mengatasi kecurangan di

dunia perberasan?

Bapak Bustanul: itu agak rumit terus terang, kalau pendaftaran HS diperdetail hingga

sekian digit terakhir pemeriksaan akan lebih lama, barang yang masuk terhambat

pelabuhannya dianggap tidak efisien terus berputar-putar seperti itu. Paling top,

memeriksa di pintu terakhir tetapi sekarang siapa, kualitas pemeriksanya siapa, kuli-

kuli gitu cuma colok diambil seperti itu. Memang saya katakan rumit, tergantung pada

HS atau harmonized systemnya sendiri. Sekarang anda lihat saja pelabuhan, di dunia

pelabuhan seperti itu keadaannya. Satu, pengawas yang memiliki kompetensi berapa,

orang yang ingin bekerja di bidang seperti itu tidak banyak, tidak menjadi pekerjaan

yang menarik jadi nyambung. Kalo teknisnya bisa, ya bisa tetapi saya menyebutkan

betapa rumitnya itu persoalan dalam mengatasi kecurangan itu. Sebetulnya bisa

dikembalikan kepada pedagang itu sendiri atau uruslah asosiasi nah atur-atur sendiri,

kalau seperti itu masih mungkin. Mmm… kalo kita tuh begini, terlalu banyak berharap

kepada pemerintah, pemerintah tidak bisa diharapkan seperti itu keadaannya hehehe…

Page 301: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

275

kebalikan lagi mereka punya mekanisme, mereka punya asosiasi pedagang, mereka

tahu siapa yang suka main disini. Kalau dikasarin, kau selesaikanlah ya kau atur-atur

sendiri mau ambil beberapa margin silahkan, kalau banyak-banyak nanti masyarakat

dirugikan. Dengan melakukan fungsi seperti itu sebetulnya sudah lebih dari cukup.

Baru setelah administrasi didaftarkan pendaftaran izin, pendaftaran izin impor, izin

gudang, tidak memperbaiki cabut izinnya pemerintah bisa melakukan itu. Tetapi bila

mengurusi 24 jam sehari nggak mungkin, nggak akan mampu.

Penulis: harapannya bapak mengenai tercapainya produksi beras di masa depan seperti

apa?

Bapak Bustanul: harapannya tingkatkan produksinya, urus produksi dulu. Mungkin

kita bisa keperdagangan-perdagangan fungsi dari atau akibat dari produksi-produksi

kita. Kalau produksi kita besar, kita bisa mengurusi bagaimana beras kita masuk ke

pasar internasional, gitu. Jadi itu yang harus dibenahi di awal.

Penulis: trus harapan bapak impor pak di masa depan?

Bapak Bustanul: bagi saya ya, sebagai ekonom impor itu nggak apa-apa. Kalau seorang

ekonom melarang impor itu nggak bener, kalau nggak ada impor pasti bergejolak. Tapi,

kita kelola kita atur, sekali lagi kalo produksi dalam negeri besar mana mungkin kita

impor? Justru itu akibat saja, buktinya kita kelapa sawit kita ekspor karena produksi

kita berlimpah. Orang-orang Malaysia impor ke kita, semua Negara dunia mengimpor

ke kita. Kita push di produksinya, kita cetak sawah-sawah baru kita dorong kepada

Page 302: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

276

orang bahwa bertani beras itu sangat amat menguntungkan tapi lahannya harus luas,

kalau lahannya sempit tidak menguntungkan.

Penulis: mmm… mengenai ini pak konsumsi beras?

Bapak Bustanul: ya tadi, harapan untuk kita itu kurangi makan lah supaya nggak

gemuk-gemuk kayak saya kayak anda ini hehehe baru tekanan terhadap beras ini

berkurang. Beras itu harus anda pelajari itu dia mengandung hormon exorfin, exorfin

itu sifatnya mirip dengan morfin ketagihan sakau. Kita makan beras itu ketagihan lho,

kurang terus kurang terus serius lho. Orang banyak tidak perhatikan ini ada unsur

exorfin ada unsur addiction, udang juga ada unsur addiction kita makan satu itu rasanya

nggak cukup. Ada unsur-unsur seperti itu, kecil mirip exorfin dengan morfin unsur zat

kimianya sama jadi bikin addicted. Anda ngga merasa, kita kan sebelum kembung

masih akan menambah itu ketagihan. Nah itu kalo bisa dikurangi akan mengurangi

tekanan konsumsi kepada beras. Makanan pokok, sementara kalo kita lihat data

Negara-negara lain itu mereka sudah mulai balance karbohidrat, protein vitamin, kita

masih banyak 99% karbohidrat. Dan disitu kata orang kesehatan, untuk mengurangi

tekanan orang yang sakit gula diabetes, itu baru bisa diharapkan yang lain-lain.

Penulis: mmm… ini pak mengenai harga, harga beras?

Bapak Bustanul: saya sebetulnya tidak ingin mengatur harga kalo boleh itu, karena kalo

signalnya salah pada petani kasihan. Tapi so far untuk kebutuhan pokok elastisitasnya

masih inelastis, sudah pasti masih tinggi dan semua pelaku pasti tau mengenai hal itu.

Page 303: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

277

Mmm.. kalau saya sebenarnya ingin kalo memang diatur, ada kualitas mmm.. ada harga

per kualitas beras. Gunanya untuk menghindari oplosan seperti itu, kalo perlu juga tapi

saya khawatir ngomong seperti ini pemerintah tidak bisa melaksanakan untuk harga

referensi atau harga patokan per provinsi. Untuk menghidupkan pergerakan beras antar

provinsi juga gitu, kalau harganya dibikin sama, kalo beras di Jakarta Pulau jawa

dengan beras di wamena papua sana yaa sulit kan orang kan menjadi apa namanya ya,

spekulasinya menjadi amat sangat tinggi. Tapi kan kalo harganya, tapi saya tau serumit

apa ini jadi tidak dilaksanakan. Artinya memperlakukan beras seperti premium, seperti

bahan bakar bensin agak riskan, itu ya. Artinya kita biarkan saja di timur sana harga

tinggi karena mereka tidak memproduksi beras, nah kita dibalikkan seandainya di timur

di papua bisa menjadi sentra produksi beras mungkin nggak akan seperti ini

kejadiannya, mungkin kita tidak impor. Tapi nggak ada gunanya kalo kita ngomong

seandainya.

Lampiran 16

Hasil Wawancara dengan Narasumber Badan Ketahanan Pangan

Nama Narasumber : Off record

Jabatan : Off record

Tempat Wawancara : Dengan percakapan email (dikarenakan kesibukan

narasumber)

Tanggal Wawancara : 10 Agustus 2015

Page 304: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

278

A. Produksi Beras

1. Penulis: Secara umum apa yang dilakukan pemerintah untuk mendukung

produksi beras di Indonesia?

Jawaban:

Ada strategi yang dilakukan oleh Pemerintah dalam mendukung

peningkatan produksi beras di Indonesia sebagaimana tertuang dalam

Rencana Strategis Kementerian Pertanian (2015-2019) yaitu: Peningkatan

Luas Areal Penanaman dan Peningkatan Produksi Beras itu sendiri.

c. Langkah operasional dalam Peningkatan Luas areal Penanaman adalah:

- Pemanfaatan dan pencetakan lahan baku sawah baru 1 juta hektar

dalam lima tahun (2015-2019).

- Optimasi lahan 1 juta hektar dalam lima tahun (2015-2019).

- Penambahan lahan kering 1 juta hektar untuk kedelai dan jagung

dalam lima tahun.

- Peningkatan indeks pertanaman (IP).

- Pemanfaatan lahan terlantar.

- Bantuan alat dan mesin pertanian; 100 ribu traktor, 1500 rice

transplanter, 30 ribu pompa air.

- Pengembangan dan rehabilitasi jaringan irigasi tersier 3 juta hektar.

- Dukungan peralatan pasca panen sekitar 1000 unit.

d. Langkah operasional dalam Peningkatan Produktivitas adalah:

Page 305: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

279

- Penerapan pengelolaan tanaman terpadu padi sekitar 700 ribu

ha/tahun

- Penyediaan benih unggul padi untuk 3 juta ha/tahun

- Subsidi dan penyediaan pupuk

- Bantuan pengolahan pupuk organik sebanyak 1000 unit

- Pembangunan 1000 desa mandiri benih

- Pemberdayaan penangkar benih 175 penangkar/tahun

- Pendampingan desa mitra sebanyak 2,5 juta WKPP

- Penerapan adaptasi dan mitigasi perubahan iklim

- Pelatihan teknis pertanian 50 ribu orang

- Pengawalan dan pendampingan penyuluh pada 24 ribu lokasi

- Penerapan pengendalian hama dan penyakit

- Revitalisasi penggilingan padi sekitar 10 ribu unit

- Pemanfaatan kalender tanam.

2. Penulis: Bagaimana alur beras yang diproduksi petani lokal hingga di

konsumsi oleh masyarakat di Indonesia khususnya pada tahun 2008-2013?

Jawaban:

Alur Distribusi Beras dari Petani Produsen hingga konsumen pada

umumnya di Indonesia terdiri dari lima anggota rantai pasok, meliputi

petani padi/beras, penggilingan padi/pedagang pengumpul, pedagang

Page 306: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

280

grosir, pedagang pengecer, dan konsumen akhir. Secara singkat alur

distribusi Beras sebagaimana dalam gambar berikut ini.

3. Penulis: Permasalahan apa saja yang dihadapi petani dan produsen dalam

memproduksi beras di Indonesia tahun 2008-2013?

Jawaban:

Beberapa permasalahan yang dihadapi oleh petani selaku produsen beras

adalah:

a) Lebih dari 70% petani di Indonesia adalah petani kecil/gurem.

b) Penguasaan lahan rata-rata 0,25 ha di jawa atau 0,5 di luar jawa. Bila

petani juga mempunyai lahan kering/tegalan, maka luasnya sekitar 0,5

ha di Jawa dan 1,0 ha di luar jawa.

c) Konversi lahan pertanian ke non-pertanian seluas 100-110 ribu

ha/tahun.

d) SDM rumah tangga petani 10 tahun terakhir menurun dari 31 juta

menjadi 26 juta.

Page 307: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

281

e) Saluran irigasi rusak sebesar 46,03%.

f) Pemberian subsidi benih dan pupuk yang tidak tepat sasaran baik dari

sisi jumlah, kualitas dan waktu.

g) Kualitas panen memiliki mutu rendah dan kehilangan hasil tinggi yaitu

10,82%.

h) Adanya dampak perubahan iklim kekeringan (el-nino), banjir (la nina),

dan jadwal tanam maju/mundur.

i) Skim pembiayaan belum berpihak pada petani.

4. Penulis: Terobosan apa saja yang harus dilakukan agar produksi beras di

Indonesia terus meningkat?

Jawaban:

Kementerian Pertanian memiliki Program Upaya Khusus (UPSUS) dalam

rangka meningkatlan produksi beras yang teraplikasikan dalam kegiatan

seperti gerakan pengelolaan penerapan tanaman terpadu, rehabilitasi dan

pembangunan jaringan irigasi tersier, optimalisasi lahan dan System of Rice

Intensification (SRI). Adapun secara rinci terobosan yang dilakukan adalah:

a. Meningkatkan produksi benih/bibit unggul (kelas benih sumber) oleh

Litbang Pertanian dan membina penangkar di tingkat pedesaan dalam

rangka mewujudkan desa berdaulat benih.

b. Penambahan luas tambah tanam

Page 308: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

282

c. Membangun embung, perbaikan irigasi primer dan tersier, sumur

resapan dan channel reservoir untuk menjamin keberlangsungan

produksi pangan.

d. Menetapkan kebijakan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) gabah/beras

melalui Inpres No.5 Tahun 2015 tentang Pengadaan dan Penyaluran

Beras.

e. Mengendalikan impor melalui : kebijakan non tariff serta melakukan

pengawasan dalam implementasi.

f. Penguatan pendampingan petani untuk adopsi teknologi dan mitigasi

terhadap dampak anomali iklim.

B. Impor Beras

1. Penulis: Bagaimana mekanisme impor beras di Indonesia? Apakah ada

pengaturan kuota dalam impor beras di Indonesia?

Jawaban:

Impor beras di Indonesia dari sisi regulasi masih dimungkinkan manakala

produksi domestik tidak mencukupi dan merupakan upaya terakhir.

Sebagaimana tetuang dalam undang-undang No.18 Tahun 2012 tentang

Pangan pada Pasal 14 ayat 2 “Dalam hal sumber penyediaan Pangan

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) belum mencukupi, Pangan dapat

dipenuhi dengan Impor Pangan sesuai dengan kebutuhan”.

Page 309: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

283

Secara teknis pengaturan mekanisme impor beras dibagi dalam dua

peraturan yaitu:

- Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor

51/Permentan/HK.310/4/2014 tentang Rekomendasi Ekspor dan Impor

Beras Tertentu. Regulasi ini mengatur Khusus Beras tertentu seperti

beras Thai Hom Mali, Japonica, Basmati, Ketan utuh dan lain-lain

(hanya untuk memenuhi kebutuhan konsumen tertentu seperti rumah

makan, hotel, konsulat, kebutuhan kesehatan/penyandang diabetes, dan

lain-lain).

- Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor: 19-

MDAG/PER/3/2014 tentang Ketentuan Ekspor dan Impor Beras.

Regulasi ini mengatur khusus komoditas beras medium.

2. Penulis: Bagaimana alur beras impor sejak dari produsen di Negara asal

hingga dikonsumsi oleh masyarakat di Indonesia khususnya pada tahun

2008-2013?

Jawaban:

Importir harus memenuhi persyaratan setidaknya: (a) nomor dan tanggal

rekomendasi impor; (b) nama dan alamat importir; (c) nomor dan tangggal

surat permohonan; (d) jenis beras; (e) volume beras per pelabuhan

tujuan/tempat pemasukan; (f) pos tarif/HS; (g) tingkat kepecahan; (h) merek

kemasan; (i) berat per kemasan (untuk jenis Beras Thai Hom Mali, Basmati,

Page 310: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

284

Japonica, Kukus maksimum 10 Kg); (j) Negara asal; (k) tujuan penggunaan

dan/atau pemasaran; (l) pernyataan uji klinis dari institusi berwenang

Negara asal; (m) keterangan kemurnian varietas untuk jenis Beras Thai

Hom Mali, Japonica dan Basmati; (n) masa berlaku.

3. Penulis: Mengapa impor beras sebagai salah satu cara dalam memenuhi

kebutuhan konsumsi beras di Indonesia khususnya pada tahun 2008-2013?

Jawaban:

Impor beras dilakukan sebagai upaya terakhir pemerintah manakala

cadangan beras nasional dan produksi padi yang dihasilkan dalam negeri

tidak memenuhi jumlah kebutuhan beras nasional.

4. Penulis: Bagaimana perencanaan untuk mengurangi impor beras bahkan

meniadakan impor beras?

Jawaban:

Salah satu cara yang dilakukan oleh pemerintah dewasa ini dalam

mengurangi bahkan meniadakan impor beras sehingga terwujud

swasembada beras dan kedaulatan pangan adalah dengan melakukan

Program Upaya Khusus (UPSUS) dalam rangka meningkatkan produksi

beras yang teraplikasikan dalam kegiatan seperti gerakan pengelolaan

penerapan tanaman terpadu, rehabilitasi dan pembangunan jaringan irigasi

tersier, optimalisasi lahan dan System of Rice Intensification (SRI).

Page 311: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

285

Berdasarkan ARAM I yang dirilis oleh BPS pada 1 Juli 2015 bahwa

produksi padi tahun 2015 mengalami peningkatan dibandingkan dengan

tahun 2014. Produksi padi 2015 diramalkan mencapai 75,55 juta ton gabah

kering giling (GKG) mengalami kenaikan 4,70 juta ton atau 6,64%

dibandingkan dengan tahun 2014 yang hanya mencapau 70,85 juta ton.

Mengacu pada angka padi tersebut, maka diperkirakan pada tahun 2015 ini

akan terjadi surplus produksi beras sebesar 10,572 juta ton. Angka tersebut

diperoleh dari hasil perkiraan ketersediaan sebesar 42,477 juta ton

dikurangi kebutuhan sebesar 31,905 juta ton. Dimana asumsi angka

kebutuhan yang digunakan adalah 124,89 kg/kap/tahun dengan jumlah

penduduk sebanyak 255,462 juta jiwa. Belum lagi, surplus produksi

tersebut belum termasuk stok awal tahun sebesar 1,62 juta ton, sehingga

surplus total bisa bertambah menjadi 12,192 juta ton. Artinya, secara

hitung-hitungan diatas kertas pada tahun 2015 tidak perlu adanya impor

beras.

C. Distribusi Beras

1. Penulis: Bagaimana peran pemerintah dalam menjamin kelancaran

distribusi beras di Indonesia khususnya pada tahun 2008-2013?

Jawaban:

Page 312: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

286

Penyediaan dan penyaluran pangan bersubsidi (Raskin) bagi masyarakat

berpendapatan rendah masih menjadi salah satu strategi Pemerintah untuk

mencegah terjadi fluktuasi harga. Rumah tangga sasaran penerima pangan

bersubsidi tidak hanya Rumah Tangga Miskin (RTS), tetapi juga meliputi

Rumah Tangga Rentan atau Hampir Miskin.

Keberhasilan pelaksanaannya ditentukan sejak dari perencanaan,

penganggaran, penyediaan, penyaluran, monitoring dan evaluasi,

pengawasan dan penanganan pengaduan oleh K/L terkait yang tergabung

dalam Tim Koordinasi Raskin Pusat. Pelaksanaan penyaluran Raskin harus

memenuhi target 6T (Tepat Sasaran, Tepat Harga, Tepat Jumlah, Tepat

Mutu, Tepat Waktu dan Tepat Administrasi).

Dalam pelaksanaannya, pemerintah menugaskan BULOG untuk

menyalurkan Raskin sampai titik distribusi (TD) di seluruh Indonesia.

Pemda melanjutkan penyaluran Raskin dari TD sampai kepada Pemda yang

memiliki APBD yang cukup, menyediakan Raskin Daerah untuk

menambah jumlah RTS, subsidi harga tebus raskin (HTR), pemberdayaan

masyarakat melalui padat karya raskin (PKR) atau “Raskin for Work”,

penyaluran Raskin melalui Warung Desa dan Pokmaskin. Demikian pula

penyertaan perguruan tinggi dan LSM untuk kajian dan pemantauan

pelaksanaan Raskin telah membuka ruang penilaian yang lebih independen.

Page 313: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

287

2. Penulis: Bagaimana agar mekanisme distribusi beras lebih efisien?

Jawaban:

a) Mengembangkan Cetak Biru Sistem Logistik dan rantai pasok Beras

Nasional

b) Mengembangkan Manajemen dan Sistem Logistik Beras Nasional

- Grand Strategi operasional kawasan pengembangan sistem logistik

agribisnis dengan mempertimbangkan sistem logistic agribisnis:

Gapoktan (sub terminal) -> Terminal agribisnis (BUMD) -> market

- Gapoktan (sub terminal) agribisnis diharpkan melaksanakan fungsi-

fungsi collecting, grading dan packaging.

- Terminal agribisnis dikaitkan dengan koridor ekonomi nasional

(Sumatera, Jawa, Nusatenggara, Kalimantan, Papua dan lain-lain)

dan juga pembangunan infrastruktur tol laut.

c) Mengembangkan Reposisi Peran Bulog dalam Konteks Mendukaung

efisiensi distribusi beras

- Saat ini guna memangkas alur distribusi beras dari petani selaku

produsen hingga ke tangan konsumen, Kementerian Pertanian

bekerjasama dengan BULOG sedang merancang Kegiatan Toko

Tani Indonesia (TTI). Secara konseptual kegiatan ini memberikan

jaminan pasar kepada petani dan juga memberikan harga yang wajar

untuk kemudian dijual kepada BULOG/Mitra BULOG dan

Page 314: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

288

selanjutnya didistribusikan kepada TTI. Diharapkan dengan adanya

kegiatan ini selain efisiensi distribusi pasokan beras sasaran yang

ingin dicapai adalah stabilisasi pasokan dan harga pangan.

3. Penulis: Permasalahan apa saja yang dihadapi dalam proses distribusi beras

di Indonesia khususnya pada tahun 2008-2013?

Jawaban:

Mata rantai distribusi beras uang relatif panjang hingga mencapai 5 anggota

rantai pasok menjadikan mekanisme distribusi beras di Indonesia kurang

efisien. Dimana “middleman” seringkali bertindak memanfaatkan

kesempatan untuk memperoleh keuntungan dari proses tata niaga beras

yang berlangsung. Ditambah lagi hambatan transportasi dan adanya

“pungutan liar” dalam proses perjalanan distribusi dari produsen ke

pedagang menyebabkan harga beras di tingkat konsumsi menjadi relatif

tinggi karena berbagai komponen biaya yang dikeluarkan dalam distribusi

beras harus ditanggung oleh konsumen.

Selain hal tersebut, secara detil permasalahan distribusi beras di indonesia

adalah: (1) infrastruktur distribusi, (2) sarana dan prasarana pasca panen,

(3) pemasaran dan distribusi antar dan keluar daerah dan isolasi daerah

mengingat Indonesia adalah wilayah kepulauan, (4) sistem informasi pasar,

(5) keterbatasan lembaga pemasaran daerah, (6) hambatan distribusi karena

Page 315: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

289

pungutan resmi dan tidak resmi, (7) adanya kasus penimbunan beras oleh

spekulan, (8) adanya oenurunan akses beras karena terkena bencana.

D. Konsumsi Beras

1. Penulis: Bagaimana peran pemerintah dalam menjamin ketersediaan beras

yang baik dan murah bagi masyarakat di Indonesia khususnya pada tahun

2008-2013?

Jawaban:

Pemerintah telah melakukan program raskin dengan tujuan selain

mengurangi beban pengeluaran Rumah Tangga Sasaran melalui

pemenuhan sebagian kebutuhan pangan beras juga menjamin ketersediaan

beras yang baik dan murah. Berdasarkan Pedum Raskin Sasaran Program

Raskin Tahun 2013 sebanyak 15.530.897 rumah tangga, yakni mengalami

penurunan sekitar 2 (dua) juta rumah tangga dari jumlah RTS-PM Program

Raskin 2009-2012 sebanyak 17.488.007 rumah tangga. Penurunan pagu

Raskin nasional ini sejalan dengan penurunan angka kemiskinan dari

15,42% pada 2008 menjadi 11,66% pada September 2012 berdasarkan data

BPS. Adapun dalam mencukupi kebutuhan pangan beras melalui

penyaluran beras bersubsidi (Raskin) yang diberikan dengan alokasi

sebanyak 15kg/RTS/bulan.

2. Penulis: Permasalahan apa saja yang dihadapi masyarakat dalam

mengkonsumsi beras di Indonesia pada tahun 2009-2013?

Page 316: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

290

Jawaban:

Angka konsumsi beras masyarakat Indonesia yang mencapai 139 kg/kapita

menjadikan bangsa Indonesia sebagai Negara tertinggi di Asia bahkan di

Dunia dalam mengkonsumsi beras. Kebiasaan atau budaya yang melekat di

masyarakat Indonesia bahwa “belum kenyang kalau belum makan nasi”

telah mendarah daging di berbagai kalangan masyarakat. Disamping itu

politisasi beras dan penyeragaman budidaya padi di seluruh Indonesia

sehingga menjadikan beras sebagai “single commodity” pada era zaman

orde baru membuat pemenuhan beras menjadi permasalahan tersendiri.

Oleh karena itu, untuk mengurangi kebiasaan yang telah melekat di

masyarakat, Pemerintah mentargetkan setiap tahunnya untuk mengurangi

angka konsumsi sebesar 1,5% pertahun dan telah melakukan berbagai

terobosan guna mengurangi angka konsumsi beras nasional, diantaranya

Perpres No. 22 tahun 2009 tentang Kebijakan Percepatan

Penganekaragaman Konsumsi Pangan Berbasis Sumber Daya Lokal dan

Permentan Nomor 43/Permentan/)T140/10/2009 tentang Gerakan

Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan Berbasis Sumber Daya

Lokal. Kedua regulasi ini kemudian diaplikasikan oleh pemerintah daerah

seperti di Kota Depok dengan Program ”One Day No Rice”. Dimana setiap

hari selasa di lingkungan Pemkot Depok dan wilayah Kota Depok

disarankan untuk tidak mengkonsumsi nasi. Selain itu berbagai penyuluhan,

Page 317: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

291

dan kampanye tentang bahaya dari konsumsi beras yang berlebihan

sehingga dapat menyebabkan diabetes juga dilakukan bersama-sama

dengan Kementerian Kesehatan dan BPOM.

E. Harga Beras

1. Penulis: Bagaimana peran pemerintah dalam menjamin harga beras yang

terjangkau bagi masyarakat di Indonesia khususnya pada tahun 2008-2013?

Jawaban:

Pemerintah telah menerapkan strategi pengadaan gabah/beras dalam negeri

sebagai bentuk intervensi pada sisi produsen pada saat suplai melimpah

karena panen raya agar harga di tingkat petani tidak jatuh. Pemerintah

melindungi petani dari kerugian akibat kurang kuatnya nilai tawar petani

saat panen raya. Instrumen yang digunakan adalah Harga Pembelian

Pemerintah (HPP) yang ditetapkan melalui Inpres. Penetapan HPP

dilakukan dalam rangka meningkatkan pendapatan petani, pengembangan

ekonomi pedesaan, stabilitas ekonomi nasional, peningkatan ketahanan

pangan dan dalam rangka pengadaan cadangan pangan. Selain itu juga

untuk mendukung peningkatan produktivitas petani padi dan produksi beras

nasional. HPP gabah yang ditetapkan pemerintah diharapkan menjadi

“semacam harga minimum” (floor price) yang berfungsi sebagai referensi

harga (price reference) bagi petani dan pedagang yang melakukan transaksi

jual-beli gabah/beras.

Page 318: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

292

2. Penulis: Adakah kebijakan yang mengatur harga beras di Indonesia

khususnya pada tahun 2008-2013? Bagaimana mekanismenya?

Jawaban:

Ada, selama periode 2008-2013 pemerintah telah mengeluarkan inpres

tentang Kebijakan dan Penyaluran Gabah/Beras Petani.

Tahun Inpres

yang

Berlaku

Tentang HPP

GKP

Tingkat

Petani

(Rp/Kg)

HPP GKG

Tingkat

Penggilingan

(Rp/Kg)

HPP

Beras

(Rp/Kg)

2008 No.1/2008 Kebijakan

Perberasan

2.240 2.800 4.300

2009 No.8/2008 Kebijakan

Perberasan

2.400 3.000 4.600

2010 No.7/2009 Kebijakan

Perberasan

2.640 3.300 5.060

2011 No.7/2009 Kebijakan

Perberasan

2.640 3.300 5.060

No. 8

Tahun

2011

Kebijakan

Pengamanan

Cadangan

Beras yang

Dikelola

Pemerintah

Dalam

Menghadapi

Kondisi

Iklim

Ekstrim

2012 No.3/2012 Kebijakan

Perberasan

3.300 4.150 6.600

2013 No.3/2012 Kebijakan

Perberasan

3.300 4.150 6.600

Mekanisme:

Page 319: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

293

Tujuan dikeluarkannya Inpres tentang kebijakan perberasan adalah untuk

melindungi petani, yaitu dengan meningkatkan pendapatan petani dan

pengembangan ekonomi pedesaan melalui pembelian gabah/beras petani

dengan harga tertentu (minimal sesuai HPP) sehingga petani memperoleh

keuntungan usaha tani padi yang layak. Namun apabila kita lihat tujuan

inpres perberasan pada kebijakan selanjutnya, mulai Inpres Nomor 2 tahun

2005 tanggal 2 maret 2005 tentang Kebijakan Perberasan, selain untuk

melindungi petani, kebijakan perberasan juga bertujuan untuk menyediakan

dan menyalurkan beras bersubsidi bagi masyarakat miskin dan rawan

pangan, dan untuk cadangan beras pemerintah untuk menanggulangi

keadaan darurat dan menjaga stabilitas harga dalam negeri. Begitu juga

pada Inpres Nomor 8 Tahun 2011 tanggal 15 April 2011 tentang Kebijakan

Pengamanan Cadangan Beras yang Dikelola Pemerintah Dalam

Menghadapi Kondisi Iklim Ekstrim, ditujukan untuk mengamankan

cadangan beras pemerintah serta mengantisipasi gangguan produksi dan

kenaikan harga gabah/beras akibat kondisi iklim ekstrim.

Perubahan Inpres kebijakan perberasan juga terkait dengan perubahan

besaran HPP gabah/beras, yang didasarkan oleh beberapa pertimbangan,

antara lain: (1) adanya kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) yang

berdampak pada kenaikan harga eceran tertinggi (HET) pupuk, terjadi pada

tahun 2008 dan 2012; (2) kondisi harga gabah/beras di petani/masyarakat

Page 320: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

294

jauh dari atas HPP, seperti pada tahun 2008, 2009, dan 2011; serta (3) upaya

antisipasi tingginya harga beras dunia pada tahun 2007. Kenaikan BBM

berdampak pada meningkatnya biaya usaha tani padi sehingga berpengaruh

terhadap penurunan pendapatan petani. Kondisi harga gabah/beras yang

jauh diatas HPP bisa menyebabkan harga turun/jatuh dari harga di tingkat

pasar, terutama pada saat panen raya sehingga akan merugikan petani.

Dengan adanya perubahan dan peningkatan HPP gabah/beras, maka

diharapkan dapat meningkatkan pendapatan petani, sekaligus untuk

meminimalisir kejadian harga jatuh/turun pada saat panen raya.

3. Penulis: Apakah antara harga beras lokal dan beras impor memiliki harga

yang stabil di pasar Indonesia khususnya pada tahun 2008-2013?

Jawaban:

Beras lokal (Beras medium IR II, tingkat grosir) selama tahun 2008-2013,

menunjukkan peningkatan untuk setiap tahunnya yakni rata-rata 9,52

persen/tahun. Sementara harga beras impor (beras paritas fob Thai 5%)

relatif mengalami penurunan 5,30 persen/tahun. Harga beras impor untuk

periode tahun 2008-2010 selalu lebih tinggi daripada harga beras lokal,

namun pada periode tahun 2011-2013 harga beras impor lebih rendah

dibandingkan dengan harga beras lokal. Dilihat dari fluktuasi harga yang

digambarkan dengan koefisien variasi (CV), harga beras impor lebih

berfluktuasi dibandingkan dengan harga beras lokal atau dengan kata lain

Page 321: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

295

harga beras lokal lebih stabil dibandingkan harga beras impor. Fluktuasi

harga beras impor tertinggi terjadi pada tahun 2008 yang mencapai 20,19

persen sedangkan pada periode yang sama CV untuk harga beras lokal

sebesar 2,17 persen. Selama tahun 2008-2013, fluktuasi harga beras relatif

stabil, dimana nilai cv lebih kecil dari 5 persen kecuali pada tahun 2010 dan

2011 fluktuasi harga beras lebih dari 5 persen yaitu masing-masing

mencapai 5,29 persen dan 9 persen.

Bulan

2008 2009 2010 2011 2012 2013

Beras

Impor

Beras

Lokal

Beras

Impor

Beras

Lokal

Beras

Impor

Beras

Lokal

Beras

Impor

Beras

Lokal

Beras

Impor

Beras

Lokal

Beras

Impor

Beras

Lokal

Januari 5057 5198 8455 5250 6990 6042 5739 6239 6637 7445 6108 7945

Februari 5797 5084 9092 5369 6668 6098 5736 6057 6483 7500 6113 7879

Maret 7206 4866 9054 5256 6199 5698 5316 5865 6689 7500 6091 7758

April 10615 4832 7960 5171 5723 5690 5163 5800 6693 7500 6025 7600

Mei 10648 5053 7250 5171 5654 5835 5077 6029 7351 7537 5970 7713

Juni 9267 5100 7707 5237 5721 5910 5408 6237 7460 7713 5848 7870

Juli 8672 5010 7610 5250 5786 6135 5616 6805 7366 7758 5799 8174

Agustus 8247 5058 7017 5283 5912 6485 5914 7097 7449 7700 5747 8139

September 8302 5100 6800 5250 6264 6530 6414 7087 7387 7717 5355 7930

Oktober 8007 5100 6285 5250 6372 6595 6511 7207 7281 7700 5693 8052

November 8454 5100 6835 5257 6183 6400 6762 7315 7391 7838 5792 7900

Desember 7923 5180 7364 5534 6423 6394 6511 7229 7422 7919 6165 8006

Rata-rata 8183 5057 7619 5273 6158 6151 5847 6580 7134 7652 5892 7914

CV 20,19 2,17 11,66 1,83 6,78 5,29 9,86 9,00 5,35 1,99 3,97 2,13

Keterangan:

Beras Impor (Worldbank diolah BKP)

Beras paritas internasional dari perhitungan beras Thai 5% (fob) Thailand

1) Harga C & F = Harga Bangkok + insurance (22 USD/MT)

Page 322: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

296

2) Border price = (Harga C & F X Kurs)/1000 + BM

Harga Paritas = (Border Price + PPh) X 1,15

Beras Lokal= Beras IR II Tingkat Grosir PIBC (Sumber: PIBC diolah BKP)

4. Penulis: Apakah ada perbedaan antara harga beras lokal dengan beras

impor? Bagaimana hal ini dapat terjadi?

Jawaban:

Ada, hal ini mengingat pemasaran untuk beras global seringkali dikaitkan

dengan politik dumping seperti kebijakan yang ada di Jepang dan Vietnam.

Disatu sisi kualitas beras domestik kalah bersaing di pasaran internasional

dari sisi kualitas dan harga.

5. Penulis: Adanya kejadian terbaru tentang beras plastic yang beredar di

masyarakat, apakah ada hubungannya dengan lemahnya pengawasan

pemerintah dari tingginya harga beras saat ini?

Jawaban:

Isu beras plastik yang sempat mengemuka semata-mata bukan hanya karena

lemahnya sistem pengawasan dari pemerintah tetapu ada faktor lain sebagai

pemicu untuk dibukanya keran impor oleh pemerintah karena beras

domestik pada saat itu cenderung naik. Disisi lain, faktor politis sebagai

pengalihan isu yang sedang berkembang disinyalir dihunakan oleh pihak-

pihak tertentu dengan memanfaatkan kondisi yang sedang terjadi.

F. Harapan

Page 323: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

297

1. Penulis: Harapan apa yang dapat tercapai dimasa depan mengenai produk

beras di Indonesia?

Jawaban:

Harapannya kedepan, produk beras di Indonesia dapat dikonsumsi secara

massal sebagai beras organic yang ramah lingkungan dan baik untuk

kesehatan tetapi dapat dijangkau oleh semua kalangan baik dari sisi kualitas

maupun dari harga itu sendiri.

2. Penulis: Harapan apa yang dapat tercapai di masa depan mengenai Impor

beras di Indonesia?

Jawaban:

Dengan berbagai potensi dan daya dukung yang dimiliki oleh Indonesia,

kedepan Indonesia akan lepas dari impor beras bahkan menjadi lumbung

pangan dunia. Hal ini dapat diyakini seperti halnya wilayah merauke yang

dapat dijadikan lumbung beras nasional. Data menunjukkan bahwa terdapat

2,5 juta hektar lahan potensial untuk pangan dan 1,9 juta hektar untuk lahan

basah di merauke (Papua).

3. Penulis: Harapan apa yang dapat tercapai dimasa depan mengenai konsumsi

beras di Indonesia?

Jawaban:

Kedepan, konsumsi beras diharapkan akan terus mengalami penurunan

sebagaimana target Kementerian Pertanian itu sendiri sehingga sejalan

Page 324: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

298

dengan program diversifikasi pangan mengingat tingkat konsumsi beras di

Indonesia sebesar 139kg/kapita merupakan tertinggi di asia bahkan dunia.

Sehingga masyarakat Indonesia tidak mengandalkan beras sebagai sumber

pangan utama tetapi juga dapat mengkonsumsi pangan lainnya yang

melimpah tersedia di bumi Indonesia seperti jagung, singkong, sagu, sukun,

ubi dan lain-lainnya.

4. Penulis: Harapan apa yang dapat tercapai dimasa depan mengenai harga

beras di Indonesia?

Jawaban:

Dengan sinergitas antara kelembagaan yang menangani pangan dan Tim

Pengendali Inflasi maka, bukan hal yang mustahil kedepan harga beras di

Indonesia akan terjangkau oleh semua kalangan dengan kualitas yang baik

dimana petani selaku produsen akan memperoleh keuntungan harga yang

layak begitu pula konsumen dapat memperoleh beras dengan harga yang

murah dan terjangkau.

Lampiran 17

Hasil Wawancara dengan Narasumber Ditjen Tanaman Pangan

Nama Narasumber : Off record

Jabatan : Off record

Tempat Wawancara : Dengan percakapan email (dikarenakan kesibukan

narasumber)

Page 325: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

299

Tanggal Wawancara : 14 Agustus 2015

A. Produksi Beras

1. Penulis: Secara umum apa yang dilakukan pemerintah untuk mendukung

produksi beras di Indonesia?

Jawaban:

Secara umum yang dilakukan pemerintah adalah Penguatan SDM (dengan

menggandeng TNI), Kelembagaan dan Pembiayaan bagi produsen beras.

3. Penulis: Permasalahan apa saja yang dihadapi petani dan produsen dalam

memproduksi beras di Indonesia pada tahun 2008-2013?

Jawaban:

a) Peningkatan Produktivitas

Tingkat adopsi teknologi masih lemah - pertanian budaya,

pendidikan rendah, modal lemah, penyuluh kurang

Ketersediaan benih yang cocok/pas (spesifik lokasi) terbatas

Daya beli petani yang rendah

Akses petani ke permodalan lemah

b) Peningkatan Luas Panen

Konversi lahan sawah

Kompetisi antar komoditas

Rusaknya lingkungan (DAS) dan infrakstruktur

Page 326: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

300

Belum sinerginya pusat dan daerah (perbedaan prioritas dan

kepentingan)

4. Penulis: Terobosan apa saja yang harus dilakukan agar produksi beras di

Indonesia terus meningkat?

Jawaban:

Untuk meningkatkan produksi beras perlu adanya 2 hal yang perlu

ditingkatkan yaitu dari segi Luas Panen dan Produktivitas. Adapun langkah-

langkah yang perlu dilakukan sebagai berikut:

a) Luas Panen

Peningkatan IP (Rehabilitasi Jaringan Irigasi,TAM/JITUT/JIDES,

Pompanisasi, mekanisasi).

Pemanaman di lahan sawah cetak sawah baru.

Inter cropping di lahan perkebunan, kehutanan dll.

Penanaman dalam pot/polibag

Pengembangan food estate

Pemanfaatan lahan rawa/lebak (utamanya saat musim kemarau)

b) Produktivitas

Penerapan paket teknologi spesifik lokasi (PTT)

Pengamanan produksi dari serangan OPT dan DPI.

Pengurangan susut hasil (looses) panen dan pasca panen

Page 327: PENGARUH PRODUKSI BERAS, IMPOR BERAS, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33226/1/DIMAS... · Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk ... Anggota Kelompok

301

F. Harapan

1. Penulis: Harapan apa yang dapat tercapai dimasa depan mengenai

produksi beras di Indonesia?

Jawaban:

Adapun harapan dimasa depan mengenai produksi beras adalah dengan

dilaksanakanya penerapan teknologi, mekanisasi sistem pertanian,

revitalisasi penggilingan, menciptakan sawah baru di luar jawa atau

food estate, peningkatan indeks pertanaman (varietas padi umur

pendek/genjah, percepatan panen, olah tanah, tanam melalui

mekanisasi), pemanfaatan lahan sub optimal (lahan kering dan rawa)

melalui dukungan paket teknologi, pengamanan puso dari OPT dan

DPI. Sehingga dapat diharapkan terjadinya peningkatan produksi beras

di Indonesia.