pengaruh pola asuh orang tua dengan...

115
PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PELAKSANAAN IBADAH SHALAT FARDHU ANAK USIA SLTA DI DESA KAMPUNG KEBON RT. 04 RW. 07 KEL. CINANGKA KEC. SAWANGAN KOTA. DEPOK Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam (S.Pd.I) Disusun Oleh : MUNAROM NIM 208011000076 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2014

Upload: nguyenphuc

Post on 02-Mar-2019

243 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/.../123456789/25236/3/MUNAROM-FITK.pdf · Asuh Orang Tua Dengan Pelaksanakan Ibadah Shalat Fardhu Anak Usia SLTA

PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PELAKSANAAN

IBADAH SHALAT FARDHU ANAK USIA SLTA DI DESA KAMPUNG

KEBON RT. 04 RW. 07 KEL. CINANGKA KEC. SAWANGAN KOTA.

DEPOK

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan

Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana

Pendidikan Agama Islam (S.Pd.I)

Disusun Oleh :

MUNAROM

NIM 208011000076

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2014

Page 2: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/.../123456789/25236/3/MUNAROM-FITK.pdf · Asuh Orang Tua Dengan Pelaksanakan Ibadah Shalat Fardhu Anak Usia SLTA
Page 3: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/.../123456789/25236/3/MUNAROM-FITK.pdf · Asuh Orang Tua Dengan Pelaksanakan Ibadah Shalat Fardhu Anak Usia SLTA
Page 4: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/.../123456789/25236/3/MUNAROM-FITK.pdf · Asuh Orang Tua Dengan Pelaksanakan Ibadah Shalat Fardhu Anak Usia SLTA
Page 5: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/.../123456789/25236/3/MUNAROM-FITK.pdf · Asuh Orang Tua Dengan Pelaksanakan Ibadah Shalat Fardhu Anak Usia SLTA

i

ABSTRAK

Munarom, Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 15 September 2014, Judul:

Pengaruh Pola Asuh Orang Tua Dengan Pelaksanakan Ibadah Shalat Fardhu

Anak Usia SLTA di Desa Kampung Kebon RT. 04 RW. 07 Kel. Cinangka, Kec.

Sawangan, Kota Depok.

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data empiris tentang Pengaruh

Pola Asuh Orang Tua Terhadap Motivasi Melaksanakan Ibadah Shalat Fardhu

Anak Usia SLTA di Desa Kampung Kebon RT. 04 RW. 07 Kel. Cinangka, Kec.

Sawangan, Kota Depok. Variabel bebas (X) dalam penelitian ini adalah Pola Asuh

Orang Tua, sedangkan variabel terikat (Y) adalah Pelaksanakan Ibadah Shalat

Fardhu.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

analisis, sedangkan tekniknya adalah observasi dan angket. Pengujian hipotesis

dengan menggunakan rumus regresi dan korelasi product moment.

Hasil penelitian menyimpulkan bahwa diperoleh tentang Pengaruh Pola

Asuh Orang Tua Dengan Pelaksanakan Ibadah Shalat Fardhu Anak Usia SLTA di

Desa Kampung Kebon RT. 04 RW. 07 Kel. Cinangka, Kec. Sawangan, Kota

Depok dengan kategori baik / tinggi. Diperoleh koefisien korelasi 0,67 terdapat

pengaruh antara pola asuh orang tua dengan pelaksanakan ibadah shalat fardhu.

Dibuktikan dengan pengujian hipotesis didapat 6,14 > 1,65. Dari

penghitungan koefisien determinasi diperoleh nilai 45%, yang berarti motivasi

melaksanakan ibadah shalat fardhu dapat dipengaruhi oleh pola asuh orang tua

sebesar 45 % dan ada faktor lain yang mempengaruhi hubungan Pelaksanakan

ibadah shalat fardhu sebesar 55%.

Page 6: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/.../123456789/25236/3/MUNAROM-FITK.pdf · Asuh Orang Tua Dengan Pelaksanakan Ibadah Shalat Fardhu Anak Usia SLTA

i

ABSTRACT

Munarom, Islamic Education Department, Faculty of Tarbiyah and

Teaching UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, September 15, 2014, Title: The

Effect of Parents' Parenting With Prayer Worship Fard implementing high

school age children in the village of Kampung Kebun RT. 04 RW. 07 Ex.

Cinangka, district. Sawangan, Depok.

This study aims to obtain empirical date on Parenting Parental Influence

Motivation Fard Prayer Worship Implement high school age children in the

village of Kampung Kebun RT. 04 RW. 07 Ex. Cinangka, district. Sawangan,

Depok. The independent variable (X) in this study is the Parenting Parents, while

the dependent variable (Y) is implementing Fard Prayer Worship.

The method used in this research is descriptive method of analysis, while

the technique is the observation and questionnaires. Hypothesis testing using

product moment correlation formula.

The research concludes that obtained on the Influence Parenting Parents

With Prayer Worship Fard implementing high school age children in the village of

Kampung Kebun RT. 04 RW. 07 Ex. Cinangka, district. Sawangan, Depok City

with good category / high. Provided there are significant correlation coefficient of

0.67 between parenting parents with implementing praying fard. Evidenced by

testing hypotheses derived t_hitung 6.14> 1.65 t_tabel. From the calculation of the

coefficient of determination obtained a value of 45%, which means the motivation

to implement praying fard can be influenced by parenting parents by 45% and

there are other factors that affect the relationship implementing praying fard by

55%.

Page 7: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/.../123456789/25236/3/MUNAROM-FITK.pdf · Asuh Orang Tua Dengan Pelaksanakan Ibadah Shalat Fardhu Anak Usia SLTA

ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur bagi Allah SWT. yang telah memberikan pertolongan-Nya dan

telah melimpahkan kekuatan lahir dan batin kepada diri penulis, sehingga setelah

melalui proses yang cukup panjang, pada akhirnya penulisan skripsi ini dapat

terselesaikan. Shalawat serta salam semoga tetap tercurah kepada Nabi

Muhammad SAW beserta keluarga dan para sahabatnya demikian juga para

pengikutnya yang setia mengikuti jejak Rasulullah Saw.

Selanjutnya penulis mengucapkan rasa terimakasih yang tak terhingga

kepada pihak-pihak yang langsung maupun tidak langsung dalam terslesainya

skripsi ini, diantaranya adalah :

1. Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Dekan Fakultas ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta Ibu Nurlena Rifa'I, MA,Ph.D beserta seluruh staffnya.

3. Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam bapak Dr. H. Abdul Majid Khon,

M.Ag dan sekretaris jurusan Pendidikan Agama Islam Ibu Marhamah

Shaleh, LC, beserta seluruh staffnya

4. Drs. Rusdi Jamil, MA. Selaku dosen pembimbing yang telah mencurahkan

pikiran, mengikhlasan waktu dan tenaganya untuk memberikan motivasi

dan arahan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

5. Bapak dan ibu dosen fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan yang telah

memberikan ilmunya kepada penulis, semoga bapak dan ibu dosen selalu

dalam lindungan Allah Swt. dan apa-apa yang diajarkan dapat bermanfaat

dikemudian hari.

6. Ibu, bapak, kakak, dan adikku tercinta serta istriku yang selalu

memberikan dukungan moril maupun materil selama menuntut ilmu dari

awal hingga akhir. Terimakasih yang tak terhingga atas semua

pengorbanan, cinta, kasih sayang dan do'anya.

7. Seluruh staf perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah

mencutahkan tenaganya untuk memberikan pelayanan terbaik, sehingga

penulis dapat menjalankan studi dengan lancar.

Page 8: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/.../123456789/25236/3/MUNAROM-FITK.pdf · Asuh Orang Tua Dengan Pelaksanakan Ibadah Shalat Fardhu Anak Usia SLTA

iii

8. Teman-temanku mahasiswa UIN Khususnya jurusan Pendidikan Agama

Islam angkatan 2008, teman-teman dekatku saudara Hermanto, Indah

Royta, Muhammad Abdul Jawad, dan sebagainya yang selalu memberikan

support semangat, motivasi kepada penulis. Semoga Allah SWT membalas

dengan balasan yang lebih sempurna.

9. Segenap sahabat dan semua pihak yang telah banyak memberikan

dukungan yang tidak dapat disebutkan satu persatu, semoga Allah Swt

membalaskan kalian dengan sebaik-baik balasan. Amin.

Jakarta, 15 September 2014

Penulis

Munarom

Page 9: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/.../123456789/25236/3/MUNAROM-FITK.pdf · Asuh Orang Tua Dengan Pelaksanakan Ibadah Shalat Fardhu Anak Usia SLTA

iv

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI SKRIPSI

LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PEMBIMBING

LEMBAR PERNYATAAN KARYA SENDIRI

ABSTRAK……………………………………………………………….. i

KATA PENGANTAR…………………………………………………... ii

DAFTAR ISI …………………………………………………………….. iv

DAFTAR TABEL……………………………………………………….. vii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah…………………………………… 1

B. Identifikasi Masalah……………………………………….. 6

C. Pembatasan Masalah……………………………………….. 6

D. Perumusan Masalah………………………………………... 7

E. Tujuan Penelitian…………………………………………... 7

F. Manfaat Penelitian…………………………………………. 7

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

A. Deskripsi Teoritik………………………………………… 9

1. Pola Asuh Orang Tua………………………………….. 9

a. Pengertian Pola Asuh……………………………… 9

b. Jenis-jenis Pola Asuh……………………………… 11

c. Faktor-faktor yang mempengaruhi pola asuh……... 17

d. Aspek-aspek Pengukuran Pola Asuh Orang Tua….. 19

2. Pelaksanakan Ibadah Shalat Fardhu…………………... 20

a. Pengertian Shalat Fardhu…………………………. 21

b. Hukum Shalat Fardhu …………………………….. 23

c. Tujuan Shalat……………………………………… 25

d. Tata Cara Shalat Nabi SAW………………………. 26

e. Indikator Melaksanakan Ibadah Shalat Fardhu…… 41

f. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pelaksanaan

Ibadah Shalat Fardhu……………………………… 49

Page 10: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/.../123456789/25236/3/MUNAROM-FITK.pdf · Asuh Orang Tua Dengan Pelaksanakan Ibadah Shalat Fardhu Anak Usia SLTA

v

B. Hasil Penelitian Yang Relevan……………………………. 51

C. Kerangka Berfikir…………………………………………. 52

D. Hipotesis Penelitian………………………………………... 53

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian……………………………... 54

B. Metode Penelitian…………………………………………. 54

C. Populasi dan Sampel………………………………………. 55

D. Teknik Pengumpulan Data………………………………… 56

E. Definisi Operasional dari Variabel dan Kisi-Kisi

Instrumen………………………………………………….. 57

F. Teknik Analisis Data……………………………………… 58

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data…………………………………………….. 63

1. Deskripsi Data Variabel Pola Asuh Orang Tua……….. 63

2. Deskripsi Data Variabel Melaksanakan ibadah

Shalat Fardhu………………………………………….. 64

B. Pengujian Persyaratan Analisis……………………………. 66

1. Uji Normalitas Variabel Pola Asuh Orang Tua……….. 66

2. Uji Normalitas Variabel Pelaksanakan

Ibadah Shalat Fardhu………………………………….. 66

C. Pengujian Hipotesis……………………………………….. 66

1. Koefisien Korelasi…………………………………….. 67

2. Uji – t………………………………………………….. 67

3. Koefisien Determinasi………………………………… 67

D. Pembahasan Hasil Penelitian……………………………… 68

Page 11: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/.../123456789/25236/3/MUNAROM-FITK.pdf · Asuh Orang Tua Dengan Pelaksanakan Ibadah Shalat Fardhu Anak Usia SLTA

vi

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Kesimpulan………………………………………………... 70

B. Implikasi…………………………………………………... 70

C. Saran – saran………………………………………………. 71

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 12: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/.../123456789/25236/3/MUNAROM-FITK.pdf · Asuh Orang Tua Dengan Pelaksanakan Ibadah Shalat Fardhu Anak Usia SLTA

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang Masalah

Anak merupakan titipan (amanah) dari Allah SWT dan setiap anak yang

lahir ke muka bumi dalam keadaan suci (fitrah) sebagaimana dari Abu Hurairah

Ra, Rasulullah SAW bersabda1,

بأف ةرطفى انهع دني الإ دني ا يي ا ك اسجي أ ارصي أ ادي ا

ى خ: ح تايى رف اءعدج ا ييف سحح م اءعج تيب تيبان جخح

اعدجا حكح

Artinya :

"Tidaklah seorang anak terlahir melainkan dalam keadaan fitrah,

kedua orangtuanyalah yeng merubahnya menjadi Yahudi, Nasrani atau Majusi;

seperti hewan yang sehat dan tidak cacat melahirkan yang sehat, apakah kalian

mendapatkannya (melahirkan turunan) yang cacat." Dalam suatu riwayat,

"Hingga kamulah yang menjadikannya cacat."

Hadist ini menyatakan bahwa orangtua merupakan pemeran utama dalam

mendidik anak-anaknya. Perilaku anak sangat bergantung kepada pendidikan,

pengarahan, dan bimbingan orangtua. Seorang anak kecil yang belum mengerti

1 Al-Maghribi bin as-Said al-Maghribi, Begini Seharusnya Mendidik Anak (Jakarta :

Darul Haq, 2004) hal. 137

1

Page 13: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/.../123456789/25236/3/MUNAROM-FITK.pdf · Asuh Orang Tua Dengan Pelaksanakan Ibadah Shalat Fardhu Anak Usia SLTA

2

apa-apa ibarat sebuah kertas putih yang diatasnya bisa kita bubuhkan coretan

apapun yang kita mau. Para orangtua mempunyai tanggung jawab penuh atas

pendidikan anak-anaknya. Orangtua menjadi suri tauladan bagi anak-anaknya di

lingkungan keluarga dalam berbagai hal dari mulai ibadah, ucapan, sikap,

prilaku hingga etika sehari-hari.

Keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang pertama bagi anak-

anak, karena dalam keluarga anak-anak pertama kali akan mendapatkan

bimbingan ibadah terutama ibadah shalat. Keluarga juga merupakan lingkungan

pertama dan utama yang dikenal si anak, sehingga pendidikan paling banyak

diterima si anak dalam keluarga, yakni di kedua orangtuanya sebagai guru

pertama dan utama, karena pendidikan dimulai dari pangkuan ibunya.

Maimunah Hasan pernah mengatakan bahwa "Pola pengasuhan yang tepat

bagi anak akan mempengaruhi kehidupannya kelak. Pemberian asah, asih,

dan asuh yang tepat dapat mempengaruhi karakter anak. Asah adalah

stimulasi yang diberikan. Asih adalah kasih sayang yang diberikan oleh

orangtua. Asuh adalah kecukupan sandang, pangan, papan, dan kesehatan,

termasuk pendidikan yang diperoleh oleh anak,2

Oleh karena itu, dalam pola asuh orangtua harus bisa memberikan

pendidikan yang sesuai dengan kepribadian sang anak supaya sang anak mudah

mengerti dan memahami apa yang diberikan orangtua untuk menjalankan apa

yang dibuat peraturan dalam keluarga. Untuk itu tingkah laku orangtua sering

ditiru anak karena dalam perilaku orangtua terdapat pendidikan yang sangat

efektif untuk anak. Tujuannya untuk mencapai kehidupan yang lebih sukses

dalam pembentukan pribadi yang baik untuk anak. Dengan demikian, setiap

kata dan ucapan yang didengar oleh anak dari ibunya cenderung membentuk

wataknya. Pendidikan ibadah shalat dalam keluarga merupakan awal pendidikan

ibadah shalat anak sehingga pada usia baligh ia tidak mendapat kesulitan dalam

mengerjakan ibadah shalat fardhu.

Pada usia balita, hampir semua waktu seorang anak dihabiskan di rumah

atau di lingkungan keluarga. Pada masa inilah anak gemar melihat dan meniru

2 Maimunah Hasan, Pendidikan Anak Usia Dini (Jogjakarta : DIVA Press, 2011) hal. 18

Page 14: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/.../123456789/25236/3/MUNAROM-FITK.pdf · Asuh Orang Tua Dengan Pelaksanakan Ibadah Shalat Fardhu Anak Usia SLTA

3

ketika anak melihat orangtuanya shalat maka dengan cepat menirunya, bila

orangtuanya melatih dan membiasakan hal ini maka kebiasaan shalat akan

melekat dengan kuat hingga dewasa. Sifat meniru ini merupakan metode yang

positif dalam pendidikan keagamaan pada anak3. Orangtua yang rajin shalat

akan sangat efektif bagi pembentukan pribadi anak. Anak lebih senang pada

contoh gerakan-gerakan dibandingkan dengan contoh-contoh verbal. Pada masa

ini kebiasaan dan pembiasaan pada anak sangat penting bagi keberhasilan

pendidikan bukan hanya terbatas pada massalah shalat saja, tapi juga masalah-

masalah yang lain.

Rasulullah SAW memerintahkan agar para orangtua menyuruh anak-

anaknya mengerjakan shalat tatkala berumur tujuh tahun. Sabda Rasulullah

SAW yang dikutip Ibnu Hasan bin Abdul Kadir Nuh4 :

نادكى با ا أ ى ير ا ى عهي اضرب ى أباء سبع ا أباء عشرنصهاة فرق

ى ف )را اندر قطي( عاجضي انبي

Artinya : "Perintahkan anak-anakmu untuk shalat ketika berumur tujuh

tahun dan pukullah untuk shalat ketika mereka berumur sepuluh tahun serta

serta pisahkanlah tempat tidur mereka". (HR. Ahmad, Abu Dawud, dan Hakim)

Hadits tersebut memerintahkan kepada orangtua untuk membina dan

mendidik ibadah shalat kepada anak-anaknya sedini mungkin agar setelah

mereka dewasa nanti, benar-benar terampil dalam hal shalat itu dalam segala

seluk beluknya.

Ketika usianya mulai masuk sekolah atau bersekolah sampai usia duabelas

tahun, lebuh dari delapan puluh persen (80%) waktunya dihabiskan juga dalam

komunitas keluarga. Oleh karena itu orangtua memiliki kewajiban untuk terus

mengarahkan dan membimbing anak-anaknya tentang tata cara shalat mulai

rukunnya, syaratnya, waktunya dan hal-hal yang merusak shalat, serta

3 Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta : Kalam Mulia, 2012) hal. 353

4 Ibnu Hasan bin Abdul Kadir Nuh, Panduan Shalat Lengkap, (Jakarta : Pena Pundi

Aksara, 2008) hal.25

Page 15: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/.../123456789/25236/3/MUNAROM-FITK.pdf · Asuh Orang Tua Dengan Pelaksanakan Ibadah Shalat Fardhu Anak Usia SLTA

4

membiasakan diri untuk mengerjakan shalat fardhu. Ajaklah anak pergi ke

masjid untuk shalat fardhu berjamaah dan mendengarkan ceramah-ceramah

agama. Pendidikan ibadah shalat pada masa ini dilakukan dengan penuh

kesabaran, dan jangan sekali-kali memaksakan kehendak kepada anak. Cara

yang paling tepat adalah pembinaan latihan dan suri tauladan dari orangtua5.

Mengenai penanaman dan pembinaan ibadah shalat, di masa anak-anak

inilah yang paling tepat, karena masa anak-anak adalah saat yang paling baik

untuk meresapkan dasar-dasar hidup beragama, pengenalan tauhid dan

keimanan serta pembinaan ketaatan kepada aturan Allah dan Rasulnya terutama

ibadah shalat fardhu. Apakah anak terbiasa melakukan shalat sejak usia kanak-

kanak maka ia akan mencintai shalat dan tidak malas atau tidak mau

meninggalkannya. Ibadah shalat memberi pengaruh yang besar dalam diri anak

karena mereka ada ikatan kuat dengan Allah, perasaan emosional terkendali,

dan hawa nafsu terpelihara sehingga anak berprilaku lurus dan bersikap

istiqomah.

Shalat adalah rukun Islam yang kedua, tiang agama, cahaya keyakinan,

peristirahatan ahli ibadah, wahana komunikasi Antara hamba dengan Rabb-Nya

dan tempat mencari ketentraman hati bagi kau mukminin. Shalat yang khusu'

mampu mencegah dari perbuatan keji dan mungkar, memacu orang untuk

berzakat, berbuat yang terbaik untuk dirinya, keluarganya dan masyarakat, dan

orang tersebut akan santun serta berakhlak mulia sebagaimana firman Allah

SWT :

Artinya : "… dan dirikanlah shalat, sesungguhnya shalat itu mencegah

dari perbuatan-perbuatan keji dan mungkar…".(QS. Al-Ankabut (29) : 45).

5 Ramayulis, Op. Cit. hal. 455

Page 16: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/.../123456789/25236/3/MUNAROM-FITK.pdf · Asuh Orang Tua Dengan Pelaksanakan Ibadah Shalat Fardhu Anak Usia SLTA

5

Amalan yang pertama kali dihisab Allah pada hari kiamat adalah ibadah

shalat, dan shalat merupakan cermin sikap dan penentu nasib kehidupan

seseorang di dunia dan di akhirat. Hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah SAW

yang dikutip dari HM. Masykuri Abdurrahman6 :

سائإ, فاةهانص تاييقان وي ديعان ب باسحا يي لأ , ر صهحج صهح ن ه ع

فسدث فسد سائر إ

Artinya : "Perkara yang pertama kali dihisab dari seorang hamba pada

hari kiamat adalah shalat, jika shalatnya baik maka akan baik seluruh amalnya,

jika shalatnya rusak maka akan rusak seluruh amalnya". (HR. Bukhori Muslim)

Shalat sebagai sarana untuk membentengi anak dari kehancuran moral dan

akhlak dan shalat juga sebagai bentuk syiar agama yang harus ditegaskan oleh

setiap orang muslim.

Setiap orang islam yang akil baligh berkewajiban melaksanakan shalat

fardhu tepat pada waktunya dengan waktu yang telah ditentukan, sebagaimana

firman Allah SWT :

Artinya : "Maka dirikanlah shalat itu (sebagaimana biasa, sesungguhnya

shalat itu adalah suatu kewajiban yang ditentukan waktunya atas orang-orang

yang beriman". (QS. An Nisa (11) : 103).

Oleh karena itu, dari ayat diatas kita mengambil kesimpulan dalam

konteks mendidik anak bahwa Seorang anak yang di didik shalat oleh

orangtuanya jelas akan berbeda dengan seorang anak yang biasa diajarkan

menonton film, music atau sepak bola. Kenyataan membuktikan, bahwa anak-

anak yang masa kecilnya tidak dilatih dan tidak dibiasakan untuk mengerjakan

shalat fardhu dalam kehidupan keluarga, maka tatkala dewasa mereka itupun

6 HM. Masykuri Abdurrahman, Shalat Versi Kitab Salaf, (Sidogiri: Pustaka Sidogiri, 2006) hal. 3

Page 17: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/.../123456789/25236/3/MUNAROM-FITK.pdf · Asuh Orang Tua Dengan Pelaksanakan Ibadah Shalat Fardhu Anak Usia SLTA

6

akan malas mengerjakan shalat. Adalah suatu kesia-siaan apabila orangtua

mengabaikan waktu anak-anaknya hanya dengan membiarkan anak-anak

bermain-main, menonton televisi tanpa terus mendidik dan memotivasi anak

untuk rajin mengerjakan ibadah shalat fardhu dan segala aktifitas keagamaan.

Orangtua harus mengontrol anaknya agar selalu mengerjakan ibadah shalat

fardhu baik di rumah maupun di luar rumah. Serta orangtua juga harus sering

berinteraksi dengan anaknya, karena dengan interaksi anak tidak sukar atau

merasa tidak diabaikan/tidak dipedulikan sama orangtua sehingga anak dengan

mudah menjalankan peraturan yang dibuat oleh keluarga. Dan satu hal lagi,

ketika orangtua membuat peraturan sang anak harus diajak untuk berdiskusi

menentukan peraturan tersebut supaya anak juga mudah untuk menjalankannya.

Berdasarkan pengamatan sepintas di lingkungan Desa Kampung Kebon

RT. 04 RW. 07 Kel. Cinangka, Kec. Sawangan, Kota Depok, penulis

menemukan tidak sedikit anak yang sudah akil baligh sering lali dan malas

untuk melaksanakn shalat fardhu, bahkan ada yang belum bisa shalat apalagi

menghafal bacaan-bacaan shalat. Mereka lebih suka pergi ke internet, cafe, mall,

jalan-jalan dengan teman hingga melupakan waktu shalat daripada pergi ke

masjid untuk shalat berjamaah dan melakukan kegiatan-kegiatan keagamaan.

Inilah yang menjadi tantangan bagi orangtua, ketika anak lalai dan malas untuk

shalat, orangtua harus memberi peringatan yang keras, sebab anak sudah

dipengaruhi oleh setan dan anak butuh dikembalikan kepada jalan yang benar

dan lurus.

Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka penulis mengajukan judul

penelitian "Hubungan Pola Asuh Orangtua Terhadap Pelaksanaan Shalat Fardhu

Anak Usia SLTA di Desa Kampung Kebon RT. 04 RW. 07 Kel. Cinangka, Kec.

Sawangan, Kota Depok"

B. Identifikasi Masalah

1. Pola asuh orangtua belum bisa mempengaruhi anak untuk melaksanakan

ibadah shalat fardhu

Page 18: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/.../123456789/25236/3/MUNAROM-FITK.pdf · Asuh Orang Tua Dengan Pelaksanakan Ibadah Shalat Fardhu Anak Usia SLTA

7

2. Kurangnya interaksi orangtua dengan anak dalam membimbing dan

mendidik untuk shalat fardhu

3. Usaha orangtua belum bisa membawa hasil dalam memotivasi anak

untuk melaksanakan shalat fardhu

4. Sering kali tidak ada kerjasama yang baik Antara orangtua dengan anak

untuk memotivasi agar anak rajin shalat

5. Kurangnya motivasi anak untuk melaksanakan ibadah shalat fardhu

C. Pembatasan Masalah

Penelitian ini dibatasi pada masalah:

1. Pola asuh orangtua untuk membimbing dan mendidik anak di

lingkungan rumah

2. Pelaksanaan ibadah shalat fardhu anak usia SLTA di Kampung Kebon

Rt. 04 Rw. 07 Kel. Cinangka Kec. Sawangan Kota. Depok.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah di atas, maka

penulis dapat merumuskan masalah yaitu Bagaimana Hubungan Pola Asuh

Orangtua Dengan Pelaksanaan Ibadah Shalat Fardhu Anak Usia SLTA di

Desa Kampung Kebon Rt. 04 Rw. 07 Kel. Cinangka Kec. Sawangan Kota.

Depok?.

E. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui usaha-usaha pola asuh orangtua dengan pelaksanaan

ibadah shalat fardhu Anak Usia SLTA di Desa Kampung Kebon Rt. 04 Rw.

07 Kel. Cinangka Kec. Sawangan Kota. Depok

F. Manfaat Penelitian

1. Secara Teoritis

Page 19: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/.../123456789/25236/3/MUNAROM-FITK.pdf · Asuh Orang Tua Dengan Pelaksanakan Ibadah Shalat Fardhu Anak Usia SLTA

8

a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan ilmu

pengetahuan khususnya tentang pola asuh orangtua terhadap

pelaksanaan ibadah shalat fardhu anak-anaknya.

b. Dapat dijadikan sebagai referensi bagi penelitian lebih lanjut dan

sejenis.

2. Secara praktis

a. Bagi penulis ini sebagai salah atu syarat untuk menyelesaikan studi

strata satu (S1).

b. Memberikan masukan kepada orangtua untuk terus membimbing

anak-anaknya agar taat dalam melaksanakan ibadah shalat fardhu.

c. Untuk dapat memperkaya khasanah dan bacaan bagi mahasiswa

khususnya Fakultas Ilmu Pendidikan dan Keguruan dan semua

mahasiswa pada umumnya.

Page 20: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/.../123456789/25236/3/MUNAROM-FITK.pdf · Asuh Orang Tua Dengan Pelaksanakan Ibadah Shalat Fardhu Anak Usia SLTA

9

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Deskripsi Teoritik

1. Pola Asuh Orangtua

a. Pengertian Pola Asuh

Secara etimologi, pola Asuh berasal dari dua kata yaitu "Pola" dan

"Asuh". Pola artinya 1) gambar yang dipakai untuk contoh batik 2) corak

batik 3) potongan kertas yang dipakai membuat baju, model 4) system, cara

kerja 5) bentuk (struktur) yang tetap. Asuh artinya 1) menjaga (merawat dan

mendidik) anak kecil, 2) membimbing (membantu, melatih, dan sebagainya)

supaya dapat berdiri sendiri, 3) memimpin (mengepalai, menyelenggarakan)

suatu badan kelembagaan.7 Pola asuh merupakan suatu system atau cara

membimbing dan mendidik anak. Mendidik dan memelihara anak baik

mengurus makannya, misalnya, pakaiannya, dan keberhasilanya sampai

dewasa.

Disamping pengertian etimologi di atas, berikut akan dijelaskan

pengertian pola asuh secara terminologi dari beberapa pendapat ahli sebagai

berikut :

1) Pola asuh dapat diartikan kepemimpinan dan bimbingan yang

dilakukan terhadap anak yang berkaitan dengan kepentingan

7 Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Bahasa Indonesia (Jakarta : Balai Pustaka,

2007) hal. 268

9

Page 21: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/.../123456789/25236/3/MUNAROM-FITK.pdf · Asuh Orang Tua Dengan Pelaksanakan Ibadah Shalat Fardhu Anak Usia SLTA

10

hidupnya.8 Pendidikan yang diberikan orangtua seharusnya

menjadi dasar pendidikan anak, proses sosialisasi, dan kehidupan

anak di masyarakat. Orangtua terkadang kurang memperhatikan

kebutuhan anak yang sebenarnya serta kurang memperhatikan

adanya suatu perbedaan individu pada setiap anak.

2) KBBI menyatakan bahwa kata pola asuh terdiri dari dua kata,

yaitu pola dan asuh. Kata pola berarti system, corak, bentuk

(struktur) yang tetap, cara kerja. Sedangkan kata asuh dapat

berarti menjaga (merawat dan mendidik) anak kecil,

membimbing (membantu, melatih, dan sebagainya), dan

memimpin (mengepalai dan menyelenggarakan) satu badan atau

lembaga. Singkatnya, kata asuh mencakup segala aspek yang

berkaitan dengan pemeliharaan, perawatan, dukungan, dan

bantuan sehingga orang tetap berdiri dan menjalani kehidupan

secara sehat dan optimal.9

3) sedangkan pola asuh menurut St. Vembriarto adalah melindungi,

memelihara, sosialisasi, dan memberikan suasana kemesraan bagi

anggotanya.10

Dalam mengasuh anak hendaknya sikap orangtua

dapat memberi kesempatan kepada anak untuk menyalurkan

inisiatifnya, sehingga ia mendapat kesempatan untuk membuat

kesalahan dan belajar dari kesalahan tersebut. Ikut sertakan anak

dalam aktivitas keluarga, misalnya berbelanja ke pasar, menyapu

ruangan dan membetulkan mainan yang rusak. Jangan membuat

dan memberi perasaan takut terhadap anak. Dengar dan hargailah

pendapat serta usul yang dikemukakan oleh anak. Orangtua

jangan menuntut yang melebihi kemampuan anak. Berikan

pelajaran pada anak untuk membedakan perilaku yang benar dan

8 Maimunah Hasan, PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) (Yogyakarta : DIVA Press,

2011) hal. 21 9 Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia. Kamus Besar Bahasa Indonesia,

(Jakarta : edisi ke 3 cet. 4, Balai Pustaka) hal.73 & 884 10

St. Vembriarto, Sosiologi Pendidikan, (Jakarta : PT. Grasindo, 1993) hal. 35

Page 22: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/.../123456789/25236/3/MUNAROM-FITK.pdf · Asuh Orang Tua Dengan Pelaksanakan Ibadah Shalat Fardhu Anak Usia SLTA

11

perilaku yang salah, serta tata tertib dan sopan santun yang

berlaku di masyarakat setempat. Ketidaktepatan dalam

memberikan pengarahan akan menyebabkan anak merasa

bersalah, rasa takut berbuat sesuatu serta serba salah dalam

bergaul.

4) Pengarahan, bimbingan dan pendidikan kepada anak secara

maksimun dan sempurna baik berbentuk perintah maupn

larangan atau baik dalam bentuk motivasi maupun sanksi, atau

bisa dalam bentuk ajakan kepada kebaikan maupun peringatan

dari perbuatan tercela.11

Dari beberapa definisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa pola

asuh adalah keteladanan, cara pengasuhan anak dan keseluruhan interaksi

orangtua dengan anak yang merupakan kegiatan dalam usaha memelihara,

membimbing, dan membina anak baik berbentuk perintah maupun larangan

atau baik dalam bentuk motivasi maupun sanksi untuk kelangsungan hidup,

perkembangan dan pertumbuhan yang serasi, selaras dan seimbang baik

fisik maupun mentalnya.

b. Jenis-jenis Pola Asuh

Menurut Baumrind seorang ahli psikologi perkembangan yang

dikutip oleh Agoes Dariyo mengatakan Ada tiga jenis pola asuh yaitu Pola

asuh Otoriter, permisif, dan Demokratis12

.

1) Pola asuh otoriter (parent oriented). Ciri-ciri dari pola asuh ini,

menekankan segala aturan orangtua harus ditaati oleh anak. Orangtua

bertindak semena-mena, tanpa dapat dikontrol oleh anak. Anak harus

menurut dan tidak boleh membantah terhadap apa yang

diperintahkan oelh orangtua. Dalm hal ini, anak seolah-olah menjadi

"robot", sehingga ia kurang inisiatif, merasa takut, tidak percaya diri,

pencemas, rendah diri, minder dalam pergaulan; tetapi disisi lain,

11

Al-maghribi bin as Said al Maghribi, Op. Cit., hal. 134 12

Agoes Dariyo, Psi, Psikologi Perkembangan Remaja (Bogor : Ghalia Indonesia, 2004)

hal. 97-98

Page 23: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/.../123456789/25236/3/MUNAROM-FITK.pdf · Asuh Orang Tua Dengan Pelaksanakan Ibadah Shalat Fardhu Anak Usia SLTA

12

anak bisa memberontak, nakal, atau melarikan diri dari kenyataan,

misalnya dengan menggunakan narkoba (alchohol or drug abuse)

dari segi positifnya, anak yang dididik dalam pola asuh ini,

cenderung akan menjadi disiplin yakni mentaati peraturan. Akan

tetapi bisa jadi, ia hanya mau menunjukkan kedisiplinan dihadapan

orangtua, padahal dalam hatinya berbicara lain, sehingga ketika di

belakang orangtua, anak bersikap dan bertindak lain. hal itu

tujuannya semata hanya untuk menyenangkan hati orangtua. Jadi

anak cenderung memiliki kedisiplinan dan kepatuhan yang semu.

2) Pola asuh permisif. Sifat pola asuh ini, children centered yakni

segala aturan dan ketetapan keluarga di tangan anak. Apa yang

dilakukan oleh anak diperbolehkan orangtua. Orangtua menuruti

segala kemauan anak. Anak cenderung bertindak semena-mena,

tanpa pengawasan orangtua. Ia bebas melakukan apa saja yang

diinginkan. Dari sisi negatif lain, anak kurang disiplin dengan aturan-

aturan sosial yang berlaku. Bila anak mampu menggunakan

kebebasan tersebut secara bertanggung jawab, maka anak akan

menjadi seorang yang mandiri, kreatif, inisiatif dan mampu

mewujudkan aktualisasinya.

3) Pola asuh demokratis. Kedudukan antara orangtua dan anak sejajar.

Suatu keputusan diambil bersama dengan mempertimbangkan kedua

belah pihak. Anak diberi kebebasan yang bertanggung jawab, artinya

apa yang dilakukan oleh anak tetap harus dibawah pengawasan

orangtua dan dapat dipertanggungjawabkan secara moral. Orangtua

dan anak tidak dapat berbuat semena-mena. Anak diberi kepercayaan

dan dilatih untuk mempertanggungjawabkan segala tindakannya.

Akibat positif dari pola asuh ini, anak akan menjadi seorang individu

yang mempercayai orang lain, bertanggung jawab terhadap tindakan-

tindakannya, tidak munafik, jujur. Namun akibat negative, anak akan

cenderung merongrong kewibawaan otoritas orangtua, kalau segala

sesuatu harus dipertimbangkan antara anak-orangtua.

Page 24: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/.../123456789/25236/3/MUNAROM-FITK.pdf · Asuh Orang Tua Dengan Pelaksanakan Ibadah Shalat Fardhu Anak Usia SLTA

13

Dari pernyataan-pernyataan di atas dapat di simpulkan bahwa pola

asuh Otoriter adalah pola pengasuhan anak yang bersifat pemaksaan, keras

dan kaku dimana orangtua akan membuat berbagai aturan yang harus

dipatuhi oleh anak-anaknya tanpa mau tahu perasaan anak. Sedangkan pola

asuh Permisif ialah jenis mengasuh anak yang cuek terhadap anak, apapun

yang mau dilakukan anak diperbolehkan. Dan yang terakhir pola asuh

Demokratis adalah pola asuh orangtua pada anak yang memberi kebebasan

pada anak untuk berkreasi dan mengeksplorasi berbagai hal sesuai dengan

kemampuan anak dengan sensor batasan dan pengawasan yang baik dari

orangtua.

Menurut Maimunah Hasan ada beberapa tipe pola asuh, diantaranya

adalah tipe autoritatif, tipe otoriter, tipe penyabar, dan tipe penelantar.13

1) Tipe Autoritatif

Orangtua tipe autoritatif akan menerima dan melibatkan anak

sepenuhnya. Orangtua itu memiliki tingkat pengendalian yang

tinggi dan mengharuskan anak-anaknya bertindak pada tingkat

intelektual dan sosial sesuai dengan usia dan kemampuan mereka.

akan tetapi, mereka tetap memberi kehangatan, bimbingan dan

komunikasi dua arah. Mereka memberikan penjelasan dan alasan

hukuman dan larangan. Anak dari orangtua seperti ini akan tumbuh

menjadi anak yang mandiri, tegas terhadap diri sendiri, ramah

dengan teman sebayanya, dan mau bekerja sama dengan orangtua.

Anak juga akan berhasil secara intelektual dan sosial, menikmati

kehidupan dan memiliki motivasi yang kuat untuk maju.

2) Tipe Otoriter

Orangtua tipe otoriter selalu menuntut dan mengendalikan semata-

mata karena kekuasaan, tanpa kehangatan, bimbingan dan

komunikasi dua arah. Mereka mengendalikan dan menilai perilaku

anak dengan standar mutlak. Mereka menghargai kepatuhan, rasa

hormat terhadap kekuasaan mereka dan tradisi. Hukuman mental

13

Maimunah Hasan, Op. Cit., hal. 26

Page 25: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/.../123456789/25236/3/MUNAROM-FITK.pdf · Asuh Orang Tua Dengan Pelaksanakan Ibadah Shalat Fardhu Anak Usia SLTA

14

dan fisik akan sering diterima dengan alasan agar anak terus tetap

patuh dan disiplin serta menghormati orangtua yang

membesarkannya. Anak-anak dengan orangtua seperti ini cenderung

memiliki kompetensi dan tanggung jawab sedang, cenderung

menarik diri secara sosial. Dan tidak memiliki sikap spontanitas.

Anak perempuan akan tergantung pada orangtuanya dan tidak

memiliki motivasi untuk maju. Anak laki-laki cenderung lebih

agresif dibandingkan dengan anak laki-laki yang lain.

3) Tipe Penyabar

Orangtua tipe penyabar akan menerima, responsif, sedikit

memberikan tuntutan pada anak-anak. Anak akan lebih positif

mood-nya dan lebih menunjukkan vitalitasnya dibandingkan anak

dari keluarga otoriter. Orangtua yang serba membolehkan (permisif)

akan membuat anak cenderung berwatak tidak patuh, tidak dapat

menahan emosi kemarahan dan menuntut orang lain secara

berlebihan. Dia memiliki sikap cemas, ragu-ragu dan tidak percaya

diri.

Untuk itu orangtua yang terlalu berlebihan dalam memberikan

perhatian kepada anak. Mereka terlamapau cemas terhadap

keadaan-keadaan yang dihadapi anak dan kelewat hati-hati.

Memamg, orang sering keliru menerapkan kasih sayang dan

menyerah pada keinginan-keinginan anak. Ternyata "cinta yang

buta" itu malahan mengakibatkan anak sangat bergantung kepada

orangtua dan si anak kehilangan kesempatan untuk belajar dan

berusaha bagi diri sendiri. Hal ini berarti menambah masalah baru

bagi orangtua.14

4) Tipe Penelantar

Orangtua tipe penelantar lebih memperhatikan aktivitas diri mereka

sendiri dan tidak terlibat dengan aktivitas anak-anaknya. Mereka

14

Dra. Kartini Kartono, Peranan Keluarga Memandu Anak, (Jakarta : CV. Rajawali,

1992) hal. 21

Page 26: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/.../123456789/25236/3/MUNAROM-FITK.pdf · Asuh Orang Tua Dengan Pelaksanakan Ibadah Shalat Fardhu Anak Usia SLTA

15

tidak tahu dimana anak-anak mereka berada, apa yang sedang

dilakukan, dan siapa teman-temannya saat diluar rumah. Mereka

tidak tertarik pada kejadian-kejadian di sekolah anak, jarang

bercakap-cakap dengan anak-anaknya, dan tidak mempedulikan

pendapat anak-anaknya. biasanya pola pengasuhan anak oleh

orangtua semacam ini diakibatkan oleh orangtua yang terlalu sibuk

dengan pekerjaan, kesibukan atau urusan lain yang akhirnya lupa

untuk mendidik dan mengasuh anak dengan baik. Dengan begitu

anak hanya diberi materi atau harta saja dan terserah anak itu mau

tumbuh dan berkembang menjadi apa.

Pola asuh juga merupakan kepemimpinan karena orangtua sebagai

pemimpin dalm keluarga. Anak-anak selalu membutuhkan kepemimpinan

dari orangtua yang mampu memberikan rasa percaya diri dan kedewasaan

dalam berpikir serta yang mampu membimbingnya membuat keputusan

yang lebih rasional dan bisa dipertanggungjawabkan. Oleh karena itu

orangtua bisa memilih pola kepemimpinan yang sesuai untuk diterapkan

dalam menetapkan paraturan-peraturan dan batas-batas dalam mendidik

anak. Tanpa kepemimpinan, tanpa peraturan dan tanpa batas-batas, maka

tak akan ada keluarga yang dapat berfungsi.

Dr.W.A Gerungan Dipl. Psych. dalam bukunya mengemukakan ada

3 cara kepemimpinan yaitu cara otoriter, cara demokratis, dan cara laissez

faire.15

1) Cara otoriter

Pemimpin menentukan segala kegiatan kelompok secara otoriter.

Dialah yang memastikan apa yang akan dilakukan oleh kelompok,

dan anggota-anggota kelompok tidak diajak untuk turut menentukan

langkah-langkah pelaksanaan ataupun perencanaan kegiatan-kegiatan

anggota kelompok. Kegiatan-kegiatan, acara-acara, dan tujuan-tujuan

15

W.A. Gerungan. Dipl. Psych, Psikologi Sosial (Bandung: PT. Refika Aditama, 2000)

hal. 132

Page 27: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/.../123456789/25236/3/MUNAROM-FITK.pdf · Asuh Orang Tua Dengan Pelaksanakan Ibadah Shalat Fardhu Anak Usia SLTA

16

kelompok ditentukan dari atas. Di samping itu, kelompok hanya

diberi intrusksi tentang langkah-langkah pekerjaan yang paling dekat

saja, tanpa diberi tahu rencana secara keseluruhan. Anggota hanya

diberi tahu langkah kegiatan selangkah demi selangkah, tanpa ada

perembukan mengenai tujuan-tujuan umum dari kegiatan kelompok.

Sikap pemimpin otoriter seakan-akan ia tidak turut serta dengan

interaksi kelompok. Ia hanya bersaling hubungan dengan anggota-

anggota ketika memberikan instruksi mengenai langkah kegiatan,

setelah itu ia menyendiri. Ia terpisah dari kelompok dan tidak

mencampurkan diri dengan mereka.

2) Cara demokratis

Pemimpin di sini mengajak anggota kelompok untuk menentukan

bersama tujuan kelompok serta perencanaan langkah-langkah

pekerjaan. Penentuan tersebut adalah secara musyawarah dan

mufakat. Pemimpin memberikan bantuan atau nasihat kepada

anggota kelompok dalam pekerjaannya. Selain itu, ia pun

memberikan saran-saran mengenai berbagai kemungkinan

pelaksanaan pekerjaan yang dapat mereka pilih sendiri mana yang

terbaik. Pemimpin demokratis memberikan penghargaan dan kritik

secara objektif dan positif. Dengan tindakan-tindakan demikian,

pemimpin demokratis itu berpartisipasi, ikut serta dengan kegiatan-

kegiatan kelompok. Ia bertindak sebagai seorang kawan yang lebih

berpengalaman dan turut serta dalam interaksi kelompok dengan

peranan sebagai kawan yang lebih matang tadi.

3) Cara laissez faire

Pemimpin menjalankan peranan yang pasif sebagai seseorang

yang hanya menonton. Ia menyerahkan segala penentuan tujuan dan

kegiatan kelompok kepada anggota-anggotanya sendiri. Pemimpin

hanya menyerahkan bahan-bahan dan alat-alat yang diperlukan

Page 28: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/.../123456789/25236/3/MUNAROM-FITK.pdf · Asuh Orang Tua Dengan Pelaksanakan Ibadah Shalat Fardhu Anak Usia SLTA

17

dalam pekerjaan kelompok itu. Ia tidak mengambil inisiatif apapun

didalam kegiatan kelompok. Ia berada di tengah-tengah kelompok

tetapi tidak berinteraksi dan berlaku seperti seorang penonton saja.

Dalam mengasuh anak, orangtua mempunyai cara yang berbeda-beda.

Perbedaan tersebut dikarenakan oleh perbedaan latar belakang pendidikan,

sosial ekonomi orangtua, seperti ada orangtua yang bersikap keras dan ada

pula yang bersikap lembut penuh toleransi. Orangtua yang tidak otoriter

akan dapt mentoleransikan kemauan anak-anaknya. Tetapi yang paling

penting, mungkin yang dapat membawa anak ke jenjang kesuksesan adalah

suasana yang hangat dan menyenangkan di dalam rumah.

c. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pola Asuh

Menurut Oqbum yang dikutip oleh Drs. H. Abu Ahmadi, bahwa

keluarga juga berfungsi sebagai kasih sayang, ekonomi, pendidikan,

perlindungan/penjagaan, status dalam keluarga, beragama, dan rekreasi

dalam keluarga.16

Oleh sebab itu artinya ada beberapa faktor yang dapat

mempengaruhi digunakannya pola asuh tertentu oleh orangtua dalam

mendidik dan mengasuh anaknya, antara lain : faktor tingkat sosial

ekonomi, tingkat pendidikan, kepribadian, jumlah anak.

Dari uraian-uraian di atas dapat disimpulkan faktor-faktor yang

mempengaruhi pola asuh dibagi dua yaitu faktor intern dan ekstern.

1) Faktor intern

Faktor yang ada dalam diri individu, mencakup :

a) Faktor tingkat sosial ekonomi : orangtua berasal dari tingkat sosial

ekonomi menengah lebih bersikap hangat dibandingkan dengan

orangtua yang berasal dari tingkat sosial ekonomi rendah.

16

Drs. H. Abu Ahmadi, Sosiologi Pendidikan, ( Jakarta : PT. Rineka Cipta, 2007) hal.

108

Page 29: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/.../123456789/25236/3/MUNAROM-FITK.pdf · Asuh Orang Tua Dengan Pelaksanakan Ibadah Shalat Fardhu Anak Usia SLTA

18

b) Faktor tingkat pendidikan : orangtua dalam latar belakang

pendidikan yang lebih tinggi, dalam praktek asuhannya terlihat lebih

sering membaca artikel ataupun mengikuti kemajuan pengetahuan

mengenai perkembangan anaknya. Dalam mengasuh anaknya

mereka menjadi lebih siap karena memiliki latar belakang

pendidikan terbatas, memiliki pengetahuan dan pengertian yang

terbatas mengenai kebutuhan dan perkembangan anak, sehingga

menunjukkan pengertian dan cenderung untuk mendominasi anak.

c) Faktor kepribadian : kepribadian orangtua dapat mempengaruhi

penerapan pola asuh. Orangtua yang berkepribadian tertutup

cenderung akan memperlakukan anaknya dengan ketat, tegas, dan

otoriter. Demikian juga dengan anak yang bersifat terbuka, akan

lebih bisa dapat menerima rangsangan-rangsangan yang datang pada

dirinya, dan hal tersebut akan mempengaruhi pemilihan pola asuh

yang diberikan oleh orangtua kepada dirinya.

2) Faktor ekstern

Faktor berada di luar individu, mencakup :

a) Faktor jumlah anak : jumlah anak yang dimiliki oleh suatu keluarga

juga dapat mempengaruhi digunakannya pola asuh tertentu. Orangtua

yang memilikianak hanya dua sampai tiga orang (keluarga kecil)

cenderung lebih intensif pengasuhannya, dimana interaksi yang

terjadi antara orangtua dan anak lebih menekan pada perkembangan

pribadi, kerjasama antara anggota keluarga dapat lebih diperhatikan.

Tetapi, biasanya anak kurang bersosialisasi karena dirumahnya

hanya terdiri dari empat atau lima orang saja. Orangtua yang

memiliki anak lebih dari lima orang (keluarga besar) sangat kurang

memperoleh kesempatan untuk mengadakan pertemuan secara

intensif antar orangtua dan anak, karena orangtua secara tidak

langsung kurang memperhatikan segala perilaku dan perbuatan

Page 30: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/.../123456789/25236/3/MUNAROM-FITK.pdf · Asuh Orang Tua Dengan Pelaksanakan Ibadah Shalat Fardhu Anak Usia SLTA

19

anaknya. Tetapi, rasa sosialisasi anak sangat tinggi karena mereka

merasa ada saingan dalam keluarganya.

b) Latar belakang keluarga : faktor ini mempengaruhi kualitas

perkawinan seseorang, menentukan pemilihan pasangan

mempengaruhi pola interaksi/komunikasi antara suami istri dan anak

sehingga akan mempengaruhi dalam menentukan pola asuh dalam

keluarganya.

c) Keadaan masyarakat di mana keluarga itu hidup : keluarga yang

berada di lingkungan yang baik, ramah, penuh kasih sayang akan

membuat keluarga yang harmonis sebaliknya keluarga yang berada

di lingkungan yang buruk, masa bodoh dan kurang perhatian akan

menyebabkan sikap orangtua yang tidak memperhatikan perilaku

anak-anaknya.

d. Aspek-aspek Pengukuran Pola Asuh Orangtua

Orangtua selalu mempunyai pengaruh yang kuat pada anak-anak.

Setiap orangtua mempunyai gaya tersendiri dalam hubungannya dengan

anak-anaknya.

Menurut Diane Baumrind yang dikutip oleh Sri Esti Wuryani

Djiwandono ada beberapa aspek dalam pola asuh orangtua yaitu : kontrol

orangtua terhadap anak, tuntutan orangtua kepada anak untuk menjadi

matang, dan kejelasan komunikasi orangtua dan anak17

.

1) Kontrol orangtua terhadap anak

Adalah bagaimana sikap orangtua dalam menerima dan menghadapi

tingkah laku anaknya, yang tidak sesuai dengan perilaku yang

diharapkan. Orangtua mengontrol dan memberikan pujian atas tingkah

laku yang baik.

2) Tuntutan orangtua kepada anak untuk menjadi matang

17

Sri Esti Wuryani Djiwandono, Psikologi Pendidikan (Jakarta : PT Grasindo, 2008)

hal. 78

Page 31: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/.../123456789/25236/3/MUNAROM-FITK.pdf · Asuh Orang Tua Dengan Pelaksanakan Ibadah Shalat Fardhu Anak Usia SLTA

20

Adalah bagaimana tingkah laku orangtua mendorong kemandirian anak

dan mendorong anak memiliki rasa tanggung jawab atas segala

tindakannya dan mengharapkan anak-anak bertindak cara-cara yang

matang.

3) Kejelasan komunikasi orangtua dan anak

Adalah bagaimana usaha orangtua anak agar tampil pada tingkat yang

tinggi secara intelektual, sosial, dan emosional. Bagaimana ungkapan

orangtua dalam menunjukkan kasih sayang, perhatian, terhadap anak dan

bagaimana cara memberikan dorongan kepada anaknya.

2. Pelaksanakan Ibadah Shalat Fardhu

Secara umum pelaksanaan ibadah berarti bakti manusia kepada

Allah SWT karena didorong dan dibangkitkan oleh akidah tauhid18

. Tujuan

utama penciptaan manusia adalah untuk merealisasikan akidah yang shahih

dan tauhid yang lurus yaitu agar setiap muslim memurnikan ibadah hanya

kepada Allah sebagaimana firman-Nya :

Artinya : "Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya

mereka mengabdi kepada-Ku". (QS. Adz-Dzariyat : 56)

Dengan demikian ibadah adalah bertaqarrub (mendekatkan diri)

kepada Allah dengan jalan mentaati segala perintah-perintah-Nya, menjauhi

larangan-larangan-Nya, dan mengamalkan segala yang diizinkan Allah.

Oleh sebab itu, ibadah secara umum adalah segala mengamalkan yang di

izinkan Allah dan secara khusus ialah apa yang telah ditetapkan Allah akan

perincian-perinciannya, tingkah dan cara-caranya yang tertentu.

18

Nasruddin Razak, Dienul Islma (Bandung : PT Almaarif, 2000) hal. 57

Page 32: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/.../123456789/25236/3/MUNAROM-FITK.pdf · Asuh Orang Tua Dengan Pelaksanakan Ibadah Shalat Fardhu Anak Usia SLTA

21

Ibadah yang khusus merupakan pokok-pokok ibadah yang

dirumuskan dalam "Arkanul Islam" yaitu : Shalat lima waktu, zakat, puasa

di bulan ramadhan, naik haji dan ditambah degan ibadah bersuci

(thaharah)19

. Di dalam penelitian ini hanya membahas ibadah shalat fardhu.

a. Pengertian Shalat Fardhu

Shalat secara etimologi berarti doa, sebagaimana tertera di dalam

firman Allah SWT20

:

Artinya :

…..Dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi)

ketenteraman jiwa bagi mereka. dan Allah Maha mendengar lagi Maha

mengetahui. (At-Taubah : 103)

Secara terminologi ada beberapa pendapat yaitu :

1) Shalat adalah ibadah dalam bentuk perkataan dan perbuatan tertentu

dengan menghadirkan hati secara iklas dan khusu', dimulai dengan

takbiratul ihram dan diakhiri dengan salam, menurut syarat dan rukun

yang telah ditentukan Allah dan Rasul-Nya.21

2) Shalat ialah berhadap hati kepada Allah sebagai ibadat, dalam bentuk

beberapa perkataan dan perbuatan, yang dimulai dengan takbir dan

diakhiri dengan salam serta menurut syarat-syarat yang telah ditentukan

syara'.22

3) Shalat adalah bentuk ibadah yang paling agung karena amal pertama kali

yang akan ditanyakan nanti di hari kiamat adalah shalat. Kalau shalatnya

19

Nasrudin Razak, Op. Cit., hal. 228 20

Ibnu Hasan Bin Abdul Kadir Nuh, Panduan Shalat Lengkap dan Mudah (Jakarta : Pena

Pundi Aksara, 2008) hal. 11 21

Ibid, hal. 12 22

Moh. Rifa'I, Risalah Tuntunan Shalat Lengkap, (Semarang : PT. Karya Toha Putra,

2008) hal. 32

Page 33: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/.../123456789/25236/3/MUNAROM-FITK.pdf · Asuh Orang Tua Dengan Pelaksanakan Ibadah Shalat Fardhu Anak Usia SLTA

22

baik, semua amalan lainnya baik pula. Tapi sebaliknya, kalau shalatnya

jelek amalan yang lainnya juga akan ikut jelek.23

4) Menurut Sulaiman Rasyid yang di kutip oleh Dr. H. Zurinal Z adalah

ibadat yang tersusun dari beberapa perkataan dan beberapa perbuatan

yang dimulai dengan takbir dan disudahi dengan salam, dan memenuhi

beberapa syarat yang ditentukan24

.

5) Shalat adalah cahaya hati. Barang siapa ingin agar hatinya selalu

bersinar, maka hendaklah ia menyinarinya dengan shalat.25

Berdasarkan pengertian secara etimologi dan terminologi, dapat

disimpulkan bahwa shalat merupakan sarana komunikasi dan pendekatan

diri antara hamba dan Al-Khaliq yang Maha Pencipta. Penghambaan itu

dilakukan dalam bentuk kepatuhan dan ketaatan secara utuh, baik jiwa

maupun raga, juga dalam bentuk munajat (permohonan) sesuai aturan dan

ketentuan yang telah digariskan didalam firman-Nya dan dijelaskan di

dalam Sunnah Rasul-Nya.

Oleh karena itu, shalat merupakan sarana menjalin hubungan antara

seseorang (hamba) dengan Allah yang Maha Pencipta. Ketika itulah,

seseorang menjadi ingat kepada Allah (minimal lima sampai sepuluh menit

dalam satu waktu shalat), sejak awal pelaksanaan shalat sampai akhir.26

Komunikasi yang dibangun di dalam shalat dapat menjadikan orang itu

sadar akan resiko amal perbuatannya, yakni bahwa perbuatan baik sekecil

apa pun akan diperlihatkan balasannya oleh Allah SWT., begitu pula

perbuatan buruk sekecil apa pun akan dimintai pertanggungjawaban di

hadapan Allah swt.

Dengan demikian, pelaksanaan shalat dapat menumbuhkan

kesadaran setiap insan akan datangnya hari Akhir. Pada hari itu, manusia

akan dimintai pertanggungjawaban akan amal-amal perbuatannya selama

23

Sayyid Shaleh Al-Ja'fari, The Miracle Of Shalat, (Depok: Gema Insani, 2007) hal. 24 24

Zurinal.Z & Drs. Aminuddin, M.Ag, Op. Cit., hal. 64 25

Sudirman Tebba, Nikmatnya Shalat, (Jakarta: Pustaka Irvan, 2008) hal. 53 26

Ibnu Hasan Bin Abdul Kadir Nuh, Op. Cit., hal. 18

Page 34: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/.../123456789/25236/3/MUNAROM-FITK.pdf · Asuh Orang Tua Dengan Pelaksanakan Ibadah Shalat Fardhu Anak Usia SLTA

23

hidup di dunia. Karena itu, apabila seseorang melaksanakan shalat dengan

sungguh-sungguh, akan menumbuhkan rasa mawas diri dan kehati-hatian

dalam membuat putusan terhadap keinginan yang timbul di dalam dirinya,

serta mencegahnya melakukan hal-hal keji dan mungkar.

b. Hukum Shalat Fardhu

Kewajiban untuk mengerjakan shalat lima waktu diturunkan oleh

Allah SWT sewaktu Rasulullah SAW menjalani mi'raj dan shalat sendiri

sering disebut sebagai mi'rajnya orang-orang beriman yang mengerjakan

ibadah itu, bukan karena shalat diperintahkan saat Nabi SAW mengalami

mukjizat itu, tetapi karena sifat ibadah ini yang menuntut komunikasi

langsung antara hamba dengan Tuhannya.27

Diterimanya perintah shalat lima waktu melalui peristiwa khusus

Isra dan Mikraj berbeda dengan perintah ibadah lainnya, seperti zakat,

puasa, dan haji, yang disampaikan melalui Malaikat Jibril. Hal itu menjadi

bukti bahwa shalat merupakan ibadah penting dan harus diprioritaskan

untuk dikerjakan oleh setiap orang Islam. Karena itu, tidaklah pantas jika

orang yang telah beriman kepada Allah, lalu ia meninggalkan shalat.

Menurut Abu Hanifah, Malik, dan Imam Syafi'I sebagaimana yang

dikutip oleh Ibnu Hasan Bin Abdul Kadir Nuh, "Orang yang meninggalkan

shalat lima waktu digolongkan fasik. Karena itu, ia diperintahkan untuk

bertobat. Jika ia tidak mau bertobat, ia boleh dibunuh". Mengenai hal itu,

Abu Hanifah berkata, "Ia tidak dibunuh, tapi dihukum takzir dan dipenjara

sampai ia mau melakukan shalat.28

Maka, shalat fardhu lima waktu wajib di kerjakan karena hukumnya

wajib 'ain. Yaitu yang mesti dikerjakan oleh setiap orang yang mukallaf

sendiri, seperti shalat yang lima waktu, puasa dan sebagainya.29

Untuk itu

27

Sudirman Tebba, Op. Cit., hal. 11 28

Ibnu Hasan Bin Abdul Kadir Nuh, Op. Cit., hal. 24 29

Moh. Rifa'I, Op. Cit. hal. 9

Page 35: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/.../123456789/25236/3/MUNAROM-FITK.pdf · Asuh Orang Tua Dengan Pelaksanakan Ibadah Shalat Fardhu Anak Usia SLTA

24

mari kita ikuti uraian tentang dalil yang memerintahkan setiap mukmin

untuk mendirikan shalat yang bersumber dari Al-Qur'an dan hadits

Rasulullah saw sebagai berikut30

:

1) Perintah shalat di dalam Al-Qur'an

Dalil tentang diwajibkannya shalat bagi setiap mukmin banyak

tertera di dalam Al-Qur'an. Sebagaimana firman Allah SWT :

Artinya :

Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, Yaitu Al kitab (Al

Quran) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari

(perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar. dan Sesungguhnya mengingat

Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat

yang lain). dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Al-Ankabut

: 45)

Begitu pula firman Allah swt :

Artinya :

Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalat(mu), ingatlah Allah

di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring. kemudian

30

Ibnu Hasan Bin Abdul Kadir Nuh, Op. Cit., hal. 25

Page 36: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/.../123456789/25236/3/MUNAROM-FITK.pdf · Asuh Orang Tua Dengan Pelaksanakan Ibadah Shalat Fardhu Anak Usia SLTA

25

apabila kamu telah merasa aman, Maka dirikanlah shalat itu

(sebagaimana biasa). Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang

ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman. (an-Nisa : 103)

2) Perintah shalat di dalam Hadits Rasulullah saw.

Perintah shalat oleh Rasulullah saw. mulai ditanamankan ke dalam

hati dan jiwa anak-anak sejak mereka kecil. Sebagaimana dijelaskan di

dalam hadits :

"Perintahkanlah anak-anakmu untuk mengerjakan shalat apabila

mereka sudah berumur tujuh tahun, dan pulullah mereka jika mereka

meninggalkannya ketiga umur mereka sudah mencapai sepuluh tahun,

serta pisahkanlah tempat tidur mereka." (HR Ahmad, Abu Dawud, dan

Hakim)

Imam Tirmidzi meriwayatkan bahwa Rasulullah saw bersabda :

"ikatan yang ada antara kami dan mereka adalah shalat. Barangsiapa

meninggalkannya (shalat) dengan sengaja, sungguh, ia telah menjadi

kafir". (HR Imam Tirmidzi)

Berdasarkan keterangan ayat al-Qur'an dan hadis Rasulullah saw di

atas, dapatlah dimengerti bahwa perintah mendirikan shalat bersifat

mutlak, artinya tidak ada alasan bagi orang dewasa yang normal untuk

meninggalkan shalat. Bahkan, anak-anak yang mulai tumbuh dan

berkembang secara fisik (jasmani) maupun psikis (kejiwaan) sudah harus

dididik sejak dini untuk melakukan shalat sampai tiba saatnya bagi

mereka dapat merasakan bahwa shalat merupakan suatu kebutuhan

utama di dalam hidup mereka.

c. Tujuan Shalat

Untuk meningkatkan keimanan dan ketaatan dalam beribadah shalat

fardhu, maka kita harus mengetahui tujuan shalat fardhu dan arahnya yang

di kemukakan dalam al-Qur'an:

Page 37: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/.../123456789/25236/3/MUNAROM-FITK.pdf · Asuh Orang Tua Dengan Pelaksanakan Ibadah Shalat Fardhu Anak Usia SLTA

26

Artinya :

"Sesungguhnya aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak)

selain Aku, Maka sembahlah aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat

aku." (Q. 20 : 14)

d. Tata Cara Shalat Nabi SAW

Di dalam pelaksanaan shalat ada beberapa syarat dan ketentuan-

ketentuan yang telah ditetapkan berdasarkan keterangan Al-Qur'an dan As-

Sunnah. Karena itu, tidak dibenarkan bagi siapapun untuk melakukan shalat

tanpa mendapat bimbingan yang benar dan bersumber dari contoh-contoh

yang telah diajarkan Rasulullah saw sebagaimana sabda beliau31

:

ى أصهي ا رأيخ ا ك سهى صه عهي صهى انه ل انه قال رس

Artinya : "Shalatlah kalian sebagaimana kalian melihat aku shalat"

(Diriwayatkan oleh Bukhori)

"Rifa'ah ibn Rafi' bercerita : Seorang laki-laki datang ke masjid dan shalat.

Lalu ia mendatangi Rasulullah saw. dan memberi salam. Beliau menjawab,

"Ulangi shalatmu, karena kamu belum shalat!" laki-laki itu meminta

Rasulullah mengajarinya. Rasulullah menjelaskan, "Ketika menghadap

kiblat, bertakbirlah, lalu bacalah beberapa ayat Al-Quran; ketika rukuk,

tempatkan kedua telapak tangan pada kedua lututmu, membungkuk secara

sempurna dengan merentangkan punggungmu; saat berdiri, berdirilah

dengan meluruskan punggungmu dan mengangkat wajahmu agar kamu

tegak;kala bersujud, sujudlah dengan baik, dan duduk di antara keduanya

31

Ibid, hal. 27

Page 38: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/.../123456789/25236/3/MUNAROM-FITK.pdf · Asuh Orang Tua Dengan Pelaksanakan Ibadah Shalat Fardhu Anak Usia SLTA

27

dengan baik pula. Kerjakanlah semua itu sampai kamu menyelesaikan

shalatmu."(HR Bukhari)32

Demianlah Rasulullah saw. mengajarkan tatacara shalat.

Ringkasnya, rukun shalat ada empat belas33

:

1) Niat

2) Takbiratul ihram

3) Berdiri tegak

4) Membaca Al-fatiha setiap rakaat

5) Rukuk

6) Bangkit dari rukuk

7) I'tidal

8) Sujud

9) Bangkit dari sujud

10) Duduk diantara dua sujud

11) Tumakninah ketika rukuk, sujud, berdiri, dan duduk

12) Membaca tasyahud akhir serta duduk

13) Membaca salam yang pertama

14) Menjalankan rukun-rukun shalat di atas secara berurutan

Untuk terhidar dari bid'ah (penyimpangan) maka di bawah ini akan

dijelaskan tentang tata cara shalat Nabi Muhammad SAW yang dikutip Ibnu

Hasan bin Abdul Kadir Nuh34

, yaitu :

1. Berdiri tegak menghadap kiblat sambil mengukuhkan niat di dalam hati

untuk melakukan shalat karena Allah swt. Pandangan mata diarahkan ke

tempat sujud dan kedua lengan lurus ke bawah searah dengan sisi badan.

Sementara jarak antar kaki yaitu mulai sejengkal hingga posisi kaki bagian

luar lurus dengan pundak, (lihat gambar 1 dan 2)

32

Firdaus Wajdi & Saira Rahmani, Buku Pintar Shalat Wajib dan Sunnah (Jakarta:

Zaman, 2010) hal. 36 33

Ibid, hal. 37 34

Hasan bin Abdul Kadir Nuh, Op. Cit. hal. 129-155

Page 39: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/.../123456789/25236/3/MUNAROM-FITK.pdf · Asuh Orang Tua Dengan Pelaksanakan Ibadah Shalat Fardhu Anak Usia SLTA

28

ال بانياث ا انأع إ

"Sesungguhnya (sahnya)

amal itu tergantung kepada

niyat"

2. Mengangkat kedua tangan (takbiratul ihram) sambil mengucapkan,"Allahu

akbar". Telapak tangan dihadapkan kea rah kiblat, ujung jari-jari tangan

lurus terbuka dan sejajar dengan pundak, (lihat gambar 3 dan 4);

اهلل أكبر

Atau ibu jari didekatkan ke telinga dan jari-jari tangan lurus terbuka

menghadap ke arah kiblat, (lihat gambar 5 dan 6)

Page 40: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/.../123456789/25236/3/MUNAROM-FITK.pdf · Asuh Orang Tua Dengan Pelaksanakan Ibadah Shalat Fardhu Anak Usia SLTA

29

3. Setelah takbiratul ihram, kedua lengan diletakkan di dada; di sekitar ulu

hati. Lengan kanan ditopangkan di atas lengan kiri; sisi dalam pergelangan

tangan kanan ditopangkan ke punggung pergelangan tangan kiri. Sementara

posisi jari tangan kanan menggenggam lengan tangan kiri, (lihat gambar 7).

4. Membaca doa iftitah (tawajjub)

Page 41: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/.../123456789/25236/3/MUNAROM-FITK.pdf · Asuh Orang Tua Dengan Pelaksanakan Ibadah Shalat Fardhu Anak Usia SLTA

30

5. Membaca ta'awwudz

6. Membaca Al-fatihah

7. Setelah membaca al-Fatihah yaitu setelah bacaan "gairil-magdhubi 'alaihim

wa ladhdhallin," maka ucapkanlah, "Amin". Setelah itu, lanjutkan dengan

membaca salah satu surah atau ayat al-Qur'an. Misalnya seperti surah

berikut ini.

8. Setelah membaca surah atau ayat al-Qur'an, dilanjutkan dengan rukuk yang

diawali dengan mengangkat kedua tangan, seperti ketika takbiratul ihram

sambil mengucapkan, "Allahu akbar" (lihat gambar 8)

Page 42: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/.../123456789/25236/3/MUNAROM-FITK.pdf · Asuh Orang Tua Dengan Pelaksanakan Ibadah Shalat Fardhu Anak Usia SLTA

31

اهلل أكبر

Kemudian membungkuk (rukuk) dan kedua telapak tangan memegang lalu

menggenggam kedua lutut dengan posisi jari renggang, sedangkan posisi

kedua lengan direnggangkan dari sisi samping lambung dan kepala

diluruskan dengan punggung; kepala tidak diangkat dan tidak diturunkan.

Sementara pandangan diarahkan ke tempat sujud, (lihat gambar 9 dan 10)

Ketika rukuk, bacalah dzikir berikut ini

9. tegak setelah rukuk (I'tidal), sambil mengengkat kedua tangan seperti ketika

takbiratul ihram, (lihat gambar 11). Kemudian berdiri tegak sejenak, dan

posisi kedua tangan lurus ke bawah searah dengan sisi badan, seperti sikap

Page 43: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/.../123456789/25236/3/MUNAROM-FITK.pdf · Asuh Orang Tua Dengan Pelaksanakan Ibadah Shalat Fardhu Anak Usia SLTA

32

awal ketika hendak memulai shalat (lihat gambar 12). Ketika hendak berdiri

sambil membaca zikir berikut ini.

Ketika telah berdiri tegak, bacalah

doa berikut ini.

(Rabbku dan segala puji kepada-

Mu), (Mencakup seluruh langit dan

seluruh bumi dan segenap yang

Engkau kehendaki selain dari itu)

10. Sujud, sambil mengucapkan, "Allahu akbar." Ketika hendak sujud, kedua

lutut diletekkan di lantai sebelum kedua telapak tangan (sejajar dengan

telinga atau pundak). Lalu, kening dan hidung ditempelkan di tempat sujud.

Kedua sikut diangkat (tidak menempel ke lantai) dan direnggangkan dari

sisi badan. Ujung jari-jari tangan dirapatkan dan dihadapkan kea rah kiblat.

Perut jari-jari kaki ditempelkan ke lantai dan kedua telapak kaki ditegakkan.

Dan kedua tumit kaki di dekatkan. Boleh juga dirapatkan, (lihat gambar 13

dan gambar 14)

Page 44: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/.../123456789/25236/3/MUNAROM-FITK.pdf · Asuh Orang Tua Dengan Pelaksanakan Ibadah Shalat Fardhu Anak Usia SLTA

33

Ketika sedang sujud, bacalah salah satu zikir berikut

ini.

11. Setelah sujud, bangkit untuk duduk iftirasy, yaitu duduk dengan menduduki

telapak kaki kiri dan menegakkan telapak kaki kanan, sedangkan jari-jari

kaki kanan ditekuk mengarah ke kiblat. Sementara telapak tangan kanan

dan kiri diletakkan di atas paha (dekat dengan lutut), dan posisi jari-jari

tangan tidak terlalu rapat dan tidak terlalu renggang,(lihat gambar 15 dan

16)

Ketika sudah duduk, bacalah salah satu doa berikut ini.

12. Sujud kembali dengan mengucapkan, "Allahu akbar," dengan menurunkan

kedua telapak tangan ke lantai, kemudian kening dan hidung, (lihat gambar

17 dan 18).

Page 45: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/.../123456789/25236/3/MUNAROM-FITK.pdf · Asuh Orang Tua Dengan Pelaksanakan Ibadah Shalat Fardhu Anak Usia SLTA

34

Ketika telah sujud, bacalah salah

satu zikir berikut ini.

13. Kemudian, berdiri kembali dengan mengucapkan, "Allahu akbar." Ketika

hendak bangkit dari sujud hendaklah mengangkat kepala terlebih

dahulu,lalu kedua tangan, kemudian kedua lutut, lalu berdiri seperti sikap

semula sesudah takbiratul ihram, yakni langsung meletakkan kedua lengan

di atas dada (bersedekap), tanpa mengangkat tangan sejajar dengan pundak

seperti ketika takbiratul ihram, (lihat gambar 19).

اهلل أكبر

Selanjutnya, tanpa membaca doa iftitah/tawajjub, dimulai shalat (rakaat)

yang kedua dengan langsug membaca surah al-Fatihah. Setelah itu,

lanjutkan dengan membaca surah atau ayat lain di dalam Al-Qur'an,

misalnya surah berikut ini.

Page 46: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/.../123456789/25236/3/MUNAROM-FITK.pdf · Asuh Orang Tua Dengan Pelaksanakan Ibadah Shalat Fardhu Anak Usia SLTA

35

14. Selanjutnya, rukuk; sama dengan rakaat pertama, sambil mengucapkan,

"Allahu akbar", (lihat gambar 21). Sebelum rukuk, hendaklah mengangkat

kedua tangan, (lihat gambar 20).

Kemudian, membaca zikir

sebanyak tiga kali.

15. Kemudian, I'tidal (sama dengan rakaat pertama) sambil mengangkat kedua

tangan seperti ketika takbiratul ihram, (lihat gambar 22). Kemudian

mengucapkan, . setelah berdiri tegak, (lihat gambar 23),

Page 47: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/.../123456789/25236/3/MUNAROM-FITK.pdf · Asuh Orang Tua Dengan Pelaksanakan Ibadah Shalat Fardhu Anak Usia SLTA

36

lalu membaca zikir

(Rabbku dan segala puji kepada-Mu),

(Mencakup seluruh langit dan seluruh bumi dan

segenap yang Engkau kehendaki selain dari itu)

16. Setelah itu, sujud, sama dengan rakaat pertama, diawali dengan

mengucapkan, "Allahu akbar," (lihat gambar 24 dan 25)

Ketika sujud bacalah zikir, sebanyak tiga kali,

atau bacaan lainnya yang di ajarkan Rasulullah

saw

Page 48: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/.../123456789/25236/3/MUNAROM-FITK.pdf · Asuh Orang Tua Dengan Pelaksanakan Ibadah Shalat Fardhu Anak Usia SLTA

37

17. Bangkit dari sujud untuk iftirasy sambil mengucapkan, "Allahu akbar"

(lihat gambar 26 dan 27).

Lalu bacalah doa,

atau bacaan yang lain yang di ajarkan Rasulullah saw

18. Sujud kembali, sama dengan rakaat pertama, sambil mengucapkan, "Allahu

akbar" (lihat gambar 28 dan 29).

Ketika sujud, bacalah zikir,

sebanyak tiga kali, atau bacaan lain yang di ajarkan Rasulullah

Page 49: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/.../123456789/25236/3/MUNAROM-FITK.pdf · Asuh Orang Tua Dengan Pelaksanakan Ibadah Shalat Fardhu Anak Usia SLTA

38

saw

19. Duduk tahiat dengan posisi iftirasy sambil mengucapkan, "Allahu akbar”.

Jika shalat yang dilakukan terdiri dari tiga atau empat rakaat, maka posisi

duduknya adalah tahiat awal, lalu berdiri kembali melakukan gerakan shalat

seperti rakaat pertama.

Kemudian membaca tasyahud sebagai berikut :

Tahiat awal, yakni duduk setelah bangkit dari sujud pada rakaat kedua di

dalam shalat zhuhur,ashar, maghrib, dan isya (lihat gambar 30 dan 31)

مال, السلهل اتبيالط اتىلالص اتكربمال اتيحالتا نيلع مال, الس هاتكربو اهلل ةمحرو يبنا الهيأ كيلع اهلل ألإ لها إل نأ دهش. أهيحالالص اهلل ادبى علع و .اهلل لىسا ردمحم نأ دهشأو

"segala kehormatan, keberkahan, kebahagiaan, dan kebaikan

bagi Allah. Salam, rahmat, dan berkah-Nya kupanjatkan

kepadamu (Muhammad), wahai Nabi. Salam (keselamatan)

semoga tetap untuk kami, seluruh hambah yang saleh. Aku

bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah, dan aku bersaksi bahwa

Nabi Muhammad adalah utusan Allah

Page 50: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/.../123456789/25236/3/MUNAROM-FITK.pdf · Asuh Orang Tua Dengan Pelaksanakan Ibadah Shalat Fardhu Anak Usia SLTA

39

Tahiat akhir, yakni pada rakaat kedua shalat subuh dan pada rakaat ketiga

shalat maghrib, atau pada rakaat keempat dalam shalat zhuhur, ashar, dan

isya' (lihat gambar 32, 33, dan 34)

Posisi tangan ketika tahiat awal atau akhir adalah telapak tangan kiri

diletakkan di atas paha kiri (dekat dengan lutut) dan posisi siku lurus

dengan paha tapi tidak rapat dengan paha. Sementara tangan kanan

diletakkan di atas paha kanan dengan posisi ibu jari, jari tengah, jari manis,

dan kelingking digenggam, sedangkan jari telunjuk diluruskan ke depan,

dan posisi siku lurus dengan paha tapi tidak rapat dengan paha. Dalam

sumber yang lain dikatakan, ibu jari dan jari tengah dibuat melingkar, jari

manis dan kelingking digenggam, sedangkan jari telunjuk dibentangkan ke

depan.

Bacalah tasyahud pada tahiat akhir sama dengan bacaan tasyahud

pada tahiat awal, ditambah dengan bacaan shalawat. Adapun duduk

tasyahud akhir adalah duduk tawarruk, yakni duduk dengan meletakkan

pinggul dilantai dengan mengeluarkan telapak kaki yang kiri (melalui

bawah tulang kering kaki kanan) dan menegakkan telapak kaki yang kanan,

dan jari-jari kaki kanan ditekuk mengarah ke kiblat.

Adapun bacaan shalawat ketika duduk tasyahud yaitu sebagai

berikut:

Page 51: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/.../123456789/25236/3/MUNAROM-FITK.pdf · Asuh Orang Tua Dengan Pelaksanakan Ibadah Shalat Fardhu Anak Usia SLTA

40

Artinya : “Ya Allah berikanlah Shalawat kepada Muhammad dan keluarga

Muhammad sebagaimana Engkau telah memberikan shalawat kepada

keluarga Ibarahim, sesungguhnya Engkau Maha Terpuji dan Maha Agung.

Ya Allah berkahilah Muhammad dan keluarga Muhammad sebagaimana

Engkau telah memberkati keluarga Ibrahim. Sesungguhnya Engkau Maha

Terpuji dan Maha Agung.”

20. Membaca doa sesudah tasyahud akhir, yakni sebelum mengucapkan salam.

Artinya: “Ya Allah! Aku berlindung kepada-Mu dari siksa jahannam, siksa

kubur, fitnahnya hidup dan mati serta fitnahnya Al-Masiihid

Dajjaal.”(Hadits dikeluarkan oleh Al Imam Al-Bukhari dan Muslim dengan

lafadhz Muslim)

21. Mengucapkan salam sambil menengok ke kanan hingga pipi terlihat dari

belakang (lihat gambar 35), Kemudian mengulang ucapan salam yang sama

sambil menengok ke kiri hingga pipi terlihat dari belakang, (lihat gambar

36).

Page 52: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/.../123456789/25236/3/MUNAROM-FITK.pdf · Asuh Orang Tua Dengan Pelaksanakan Ibadah Shalat Fardhu Anak Usia SLTA

41

Adapun kalimat salamnya adalah sebagai berikut.

Dengan demikian kalau di ucapkannya salam, berakhirnya shalat yang kita

kerjakan. Dan setelah melaksanakan shalat,dianjurkan bagi kita untuk

berzikir dan berdoa, sebagaimana yang dicantumkan di dalam pembahasan

khusus pada bab terakhir buku ini.

e. Indikator Melaksanakan Ibadah Shalat Fardhu

Shalat merupakan pendidikan positif menjadikan manusia dan

masyarakat hidup teratur35

. Shalat juga merupakan obat bagi gangguan

kejiwaan, karena salah satu penyebab dari gangguan kejiwaan adalah

merasa bersalah atau berdosa. Orang akan merasa gelisah dan goncang

jiwanya apabila ia merasa bersalah atau berdosa kepada Tuhan36

. Oleh

karena itu dalam shalat terdapat pendidikan positif menjadikan manusia dan

masyarakat hidup teratur. Sebagaimana yang di katakan Prof. Dr. Zakiah

Daradjat bahwa, shalat yang di landasi dengan sabar dalam diri manusia,

35

Nasruddin Razak, Op. Cit., hal. 57 36

Prof. Dr. Zakiah Daradjat, Shalat Menjadikan Hidup Bermakna, (Jakarta : CV

Ruhama, 1996) hal. 21

Page 53: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/.../123456789/25236/3/MUNAROM-FITK.pdf · Asuh Orang Tua Dengan Pelaksanakan Ibadah Shalat Fardhu Anak Usia SLTA

42

maka shalat tersebut dapat menjadi penolong dalam menentramkan batin

dan selanjutnya menjadi penolong dalam menghadapi berbagai persoalan

hidup.37

Sungguh banyak pembelajaran dan manfaat bagimengerjakan shalat,

di antaranya yang sangat penting pula adalah untuk pengendali moral,

sebagaimana firman Allah dalam surat Al-An Kabut : 45

….

Artinya :

…dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari

(perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar. dan Sesungguhnya mengingat

Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang

lain). dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.

Dalam ayat tersebut Allah memerintahkan kepada kita mendirikan

shalat. Ditegaskan-Nya bahwa dengan melaksanakan shalat, orang dapat

menjaga dirinya dari kerusakan akhalak dan terjatuh ke lembah nista, serta

diingatkan-Nya pula betapa besarnya nilai shalat bagi kehidupan manusia.

Ayat itu diakhiri dengan peringatan bahwa tidak ada suatu perbuatan yang

dapat disembunyikan kepada Allah SWT.

Ketika membaca ayat tersebut, terbayang seolah-olah setiap orang

yang mengajarkan shalat dengan sendirinya tidak akan pernah jatuh kepada

perbuatan keji dan mungkar. Tetapi dalam kenyataan sehari-hari, ada orang

yang mengerjakan shalat, tetap saja melakukan perbuatan yang dilarang

Allah, seolah-olah baginya shalat merupakan kewajiban kepada Allah yang

tidak ada kaitannya dengan larangan Allah SWT, seperti berjudi, minuman

keras, mencuri, bahkan mau melakukan perbuatan onar yang dikutuk Allah.

37

Ibid, hal. 13

Page 54: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/.../123456789/25236/3/MUNAROM-FITK.pdf · Asuh Orang Tua Dengan Pelaksanakan Ibadah Shalat Fardhu Anak Usia SLTA

43

Oleh karena itu, shalat yang bernilai tinggi dan mengungguli semua

ibadah lainnya adalah shalat yang dilaksanakan dengan sempurna sesuai

dengan syarat dan rukunnya, serta tekun dan teratur sedemikian rupa,

sehingga tidak ada satu pun shalat wajib yang lima waktu ditinggalkan.38

Berdasarkan pendapat di atas terdapat indikator dalam melaksanakan

shalat sebagai berikut : tepat waktu, kepatuhan terhadap syarat dan rukun

shalat, berjamaah, khusu' dalam shalat dan pembiasaan. Berikut

penjelasannya :

1) Tepat Waktu

Melaksanakan shalat, terdapat indikator bahwa sesorang itu

mematuhi perintah Allah SWT, disiplin bagi seseorang adalah penting

karena seorang muslim sebenarnya telah diajarkan dan dilatih untuk

tepat waktu sesuai dengan firman Allah : "Wal-Ashri". (QS. Al Ashr

(103): 1). Ayat tersebut menunjukkan bahwa islam mewajibkan setiap

orang muslim mengerjakan shalat lima waktu tepat pada waktunya

dalam sehari semalam.

2) kepatuhan terhadap syarat dan rukun shalat

kepatuhan adalah sikap mental yang ditunjukkan dengan kemauan

untuk melaksanakan segala perintah shalat dan menjauhi segala

larangan. Kepatuhan terhadap syarat dan rukun shalat merupakan

prasyarat bagi seseorang sebelum melaksanakan shalat. Disiplin

seseorang dalam melaksanakan shalat ditandai pula dengan kepatuhan

terhadap syarat dan rukun shalat.

3) Berjamaah

Shalat berjamaah adalah shalat bersama yang dilakukan oleh

sekurang-kurangnya dua orang, dengan adanya imam dan makmum.

Hukum shalat ini adalah fardhu kifayah bagi orang yang mendengarkan

azan.39

Sedangkan pahala shalat berjamaah melebihi shalat sendiri

sebanyak 27 derajat. Shalat berjamaah mempunyai peranan penting

38

Ibid, hal. 13 39

Ibnu Hasan Bin Abdul Kadir Nuh, Op. Cit., hal. 173

Page 55: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/.../123456789/25236/3/MUNAROM-FITK.pdf · Asuh Orang Tua Dengan Pelaksanakan Ibadah Shalat Fardhu Anak Usia SLTA

44

dalam beribadah, selain mempunyai keterkaitan batin langsung dengan

Allah juga mempunyai ajaran sosial yang tinggi sekaligus dapat

mempererat tali silaturrahmi antara sesama muslim. Hal ini sesuai

dengan pendapat Sudirman Tebba bahwa melaksanakan shalat

berjamaah, maka memelihara keteraturan dalam pemujaan menjadi lebih

mudah. Semangat kompitisi positif tercipta di tengah-tengah mereka.

Seseorang juga dapat mengoreksi kesalahan yang lainnya dan

mempelajari aturan-aturan shalat secara lebih mudah melakukannya

dengan berjamaah.

Shalat berjamaah juga memberikan kesempatan yang luar biasa

bagi para pemuja untuk mencontoh para ulama dan hambah Allah

lainnya yang taat. Satu keuntungan dari shalat berjamaah adalah bahwa

sering kali seluruh jamaah terhimpun dalam limpahan kasih Tuhan

karena ketaatan dan ketinggian ruhani di dalamnya serta kemuliaan dan

kebaikan orang-orang yang ikut di dalamnya. Begitu pula dengan

keimanan dan keikhlasan setiap hamba Allah kadang memberikan

pengaruh yang menyejukkan bagi orang-orang yang sedih dan putus asa,

dan karena merekalah maka doa-doa dari para anggota jamaahpun

diterima. Seperti yang dikatakan Rasulullah : "(mereka yang taat dan

Ikhlas) adalah orang-orang yang keikutsertaannya (dalam shalat) tidak

pernah terlepas dari rahmat Allah". Lagi pula kalau diingat bahwa taka

da satu pun bangsa atau kelompok yang dapat hidup dan bertahan tanpa

organisasi dan tata tertib yang tepat dalam masyarakat. Tata tertib

individual dan karakter individual semata tidak dapat memberikan hasil

yang nyata tanpa adanya pengorganisasian pada tingkat sosial dan

kelompok.40

4) khusu' dalam shalat

secara harfiah istilah khusu' berarti tunduk dan menundukkan

pandangan. Sedang khusu' dalam shalat ada yang mengatakan bahwa itu

adalah memejamkan mata (penglihatan) dan merendahkan suara. Ada

40

Sudirman Tebba, Nikmatnya Shalat Jamaah, (Jakarta : Pustaka Irvan, 2008) hal. 113

Page 56: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/.../123456789/25236/3/MUNAROM-FITK.pdf · Asuh Orang Tua Dengan Pelaksanakan Ibadah Shalat Fardhu Anak Usia SLTA

45

pula yang mengatakan bahwa khusu' ialah tiada berpaling ke kanan dan

ke kiri dalam shalat41

. Dalam firman Allah :

Artinya : "(yaitu) orang-orang yang khusyu' dalam

sembahyangnya," (QS. Al-Mukminuun : 2)

Atthobrosi berkata mengenai ayat tersebut yang di kutip oleh

Muhammad Taufiq Ali Yahya bahwa mereka yang khusyu di dalam

shalat yaitu mereka merendahkan diri atau khuduk, rendah hati, dan hina

serta tidak mengangkat pandangan mereka dari tempat sujudnya.

Sedangkan khusyu' dengan hati adalah perhatian hati dengan segala

konsentrasinya terhadap shalat dan berpaling ke laiannya maka

didalamnya hanya terdapat ibadah dan ma'bud (yag di sembah). Adapun

khusyu' dalam anggota badan adalah menutup sebagian mata menghadap

penuh pada-Nya serta tidak menoleh dan tidak bersenda gurau.42

Adapun khusyu' menurut al-Qur'an adalah43

a) Khusyu' pandangan sebagaimana firman Allah :

Artinya :

Sambil menundukkan pandangan-pandangan mereka keluar dari

kuburan seakan-akan mereka belalang yang beterbangan (QS. Al-

Qamar : 7)

b) Khusyu di dalam hati seperti yang terdapat dalam firman Allah :

41

Sudirman Tebba, Nikmatnya Shalat Yang Khusyu', , (Jakarta : Pustaka Irvan, 2008)

hal. 1 42

Muhammad Taufiq Ali Yahya, Shalat Hikmah, Syariat & Wirid-wiridnya, (Jakarta :

Lentara, 2006) hal. 48 43

Ibid, hal. 49

Page 57: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/.../123456789/25236/3/MUNAROM-FITK.pdf · Asuh Orang Tua Dengan Pelaksanakan Ibadah Shalat Fardhu Anak Usia SLTA

46

Artinya :

Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman,

untuk tunduk hati mereka mengingat Allah dan kepada kebenaran

yang telah turun (kepada mereka), dan janganlah mereka seperti

orang-orang yang sebelumnya telah diturunkan Al kitab kepadanya,

kemudian berlalulah masa yang panjang atas mereka lalu hati

mereka menjadi keras. dan kebanyakan di antara mereka adalah

orang-orang yang fasik. (QS. Al-Hadid : 16)

c) Khusyu' suara sebagaimana disebut dalam firman Allah :

Artinya :

"pada hari itu manusia mengikuti (menuju kepada suara)

penyeru dengan tidak berbelok-belok; dan merendahlah semua

suara kepada Tuhan yang Maha pemurah, Maka kamu tidak

mendengar kecuali bisikan saja." (QS. Thahaa : 108)

Di anjurkan mengeluarkan suara dalam bacaan shalat walaupun

sekedar berbisik. Oleh karena itu "Khusyu'nya shalat sangat

tergantung pada tiga arti khusyu' di atas. Allah SWT berfirman

(hadis Qudsi)44

:

"sesungguhnya aku hanya menerima shalat dari orang yang

merendah diri karena keagungan-Ku, dan dia mengekang dirinya dari

syawat-syawat karena Aku dan mengisi siang harinya dengan

44

Ibid, hal. 51

Page 58: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/.../123456789/25236/3/MUNAROM-FITK.pdf · Asuh Orang Tua Dengan Pelaksanakan Ibadah Shalat Fardhu Anak Usia SLTA

47

mengingat-Ku, dan tidak sombong atas ciptaan-Ku, memberi makan

orang lapar, memberi pakaian orang telanjang, berbalas kasih

terhadap orang yang tertimpa musibah, memberi tempat pada orang

pendatang, maka orang itulah yang cahayanya memancar seperti

matahari, dan di tengah kegelapan akan diberikan cahaya buatnya,

dan ditengah kebodohan Aku berikan padanya pengetahuan." (Al-

Bihar : 78/285)

5) Pembiasaan

Pembiasaan adalah sebuah pendekatan dalam pendidikan Islam.

Pembiasaan pada intinya adalah pengalaman. Karena apa yang

dibiasakan berarti itulah yang diamalkan. Seseorang terbiasa dengan

suatu perilaku karena sering mengamalkan perilaku itu45

. Faktor ini perlu

diterapkan sejak usia dini contorh membiasakan mengucapkan salam,

berdoa sebelum dan sesudah melakukan suatu pekerjaan da

melaksanakan ibadah shalat. Dengan pembiasaan maka segala urusan

yang banyak menjadi mudah. Seseorang yang melakukan sesuatu amalan

kalau terus-menerus dilakukan maka jadilah sebuah kebiasaan. Bila anak

sudah dibiasakan dengan sesuatu seperti shalat maka ia akan senantiasa

akan mengerjakannya sepanjang hidupnya.

Faktor pembiasaan hendanya dilakukan secara kontinu dalam arti

dilatih dengan tidak jemu-jemunya. Ada dua jenis pembiasaan yang

perlu ditanamkan yaitu : (1) Pembiasaan yang bersifat otomatis, (2)

Pembiasaan yang dilakukan atas dasar pengertian dan kesadaran akan

manfaat dan tujuannya46

.

45

Armai Arif, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam (Jakarta : Ciputat Pers,2002) hal. 124

46 Ramayulis, Op. Cit., hal. 287

Page 59: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/.../123456789/25236/3/MUNAROM-FITK.pdf · Asuh Orang Tua Dengan Pelaksanakan Ibadah Shalat Fardhu Anak Usia SLTA

48

f. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pelaksanaan Ibadah Shalat

Fardhu

Rasulullah saw. memerintahkan supaya kita melahirkan keturunan

yang mu'min dan shalih, agar pada hari kiamat kelak beliau bangga dengan

kita terhadap umat-umat lain. beliau bersabda47

:

"menikahlah kalian, niscaya kalian akan berketurunan, dan niscaya kalian

akan menjadi banyak. Maka sesungguhnya aku bangga dengan kalian

terhadap umat-umat pada hari kiamat". (al-hadits)

Ini merupakan dalil yang jelas, bahwa keluarga Muslim wajib

mendidik anak-anaknya dengan tujuan agar dapat merealisasikan ajaran

Islam dan rukun iman di dalam jiwa dan tingkah laku mereka. banyaknya

keturuan yang shalih membawakan kebanggaan tersendiri. Oleh karena itu,

diatas pundak kedua orangtua terletak tanggungjawab mendidik dan

melindungi anak-anak dari kerugian, kejahatan, dan api neraka yang

menanti setiap insan yang tidak beriman kepada Allah SWT. Mengikuti

selain jalan orang-orang Mu'min. Allah berfirman :

….

Artinya :

"Hai orang-orang yang beriman, peliharalah diri kalian dan keluarga

kalian dari api neraka yang bahan bakarnya addalah manusia dan

batu.."(Q.S. 66 At-Tahrim:6)

Tanggungjawab ini dirasakan semakin penting pada masa sekarang,

sebab sebagian anasir kehidupan sosial di luar keluarga dan masjid tidak

selalu menunjang tercapainya tujuan pendidikan Islam. Misalnya ada

sementara acara radio, televisi serta beberapa majalah menyajikan cerita-

cerita yang tidak sepantasnya ditonton dan dibaca anak-anak. Jika kedua

47 Abdurahman An-Nahlawi, Prinsip-prinsip dan Metoda Pendidikan Islam (Bandung:

Darul Fikr, 1989) hal. 196

Page 60: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/.../123456789/25236/3/MUNAROM-FITK.pdf · Asuh Orang Tua Dengan Pelaksanakan Ibadah Shalat Fardhu Anak Usia SLTA

49

orangtua kurang waspada, niscaya tidak akan mudah menyelamatkan anak-

anak mereka dari godaan syetan, baik yang berbentuk manusia maupun jin.

Maka dari itu, ajarkanlah kepada anak-anak tentang shalat sedini mungkin

karena mendidik dan mengubah anak tidak bisa dilakukan sekaligus dalam

sekejap mata, melainkan harus melalui tahapan waktu yang tepat. Orangtua

yang cermat adalah orangtua yang bisa menanamkan kepada anak-anaknya

kebiasaan melakukan amalan yang baik dan melaksanakan ibadah sesuai

dengan ajaran islam48

.

Shalat yang dilakukan secara tekun dan kontinu, menjadi alat

pendidikan rohani manusia yang efektif, memperbaharui dan memelihara

jiwa serta memupuk pertumbuhan kesadaran. Semakin banyak shalat itu

dilakukan dengan kesadaran bukan dengan paksaan dan tekanan apapun,

berarti sebanyak itu rohani dan jasmani dilatih berhadapan dengan Zat yang

Maha Suci49

.

Berdasarkan pendapat-pendapat diatas terdapat beberapa faktor yang

mempengaruhi pelaksanaan ibadah shalat fardhu, yaitu faktor intern dan

faktor ekstern. Penjelasan singkat faktor-faktor tersebut sebagai berikut :

1) Faktor intern

Faktor yang ada dalam diri individu seperti : motivasi, minat sikap yang

berkaitan erat dengan keimanan yang ada dalam dirinya. Keimanan

seseorang kadang-kadang sangat kuat, tetapi kadang-kadang akan

menjadi kurang yang terlihat pada ibadahnya. Shalatnya kadang-kadang

rajin kadang-kadang malas.

2) Faktor ekstern

Faktor yang berada diluar individu yang mencakup lingkungan,

kebiasaan, kesadaran dan faktor keilmuan.

a) Lingkungan

Lingkungan yaitu kondisi di sekitar yang terdiri dari lingkungan

keluarga, lingkungan tempat bergaul dan lingkungan masyarakat.

48

Al-Maghribi bin as-Said al-Maghribi, Op. Cit., hal. 380 49

Nasruddin Razak, Op. Cit., hal. 233

Page 61: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/.../123456789/25236/3/MUNAROM-FITK.pdf · Asuh Orang Tua Dengan Pelaksanakan Ibadah Shalat Fardhu Anak Usia SLTA

50

Lingkungan masyarakat apabila dibina dengan pendidikan agama

islam akan berpengaruh keimanan kepada setiap individu

didalamnya, sebaliknya apabila di lingkungan masyarakat rusak

akhlaknya yang tidak dibina oleh pendidikan agama islam akan

merusak keimanan setiap individu.

Pendidikan di mulai dari lingkungan keluarga dan orangtualah yang

menjadi penanggung jawabnya, sebagaimana firman Allah :

Artinya:

Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu

dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu;

penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak

mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada

mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan. (QS. At-

Tahrim : 6)

b) Kebiasaan

Untuk membina anak agar mengamalkan ibadah shalat fardhu, perlu

disadari sejak kecil melalui latihan-latihan dan pembiasaan,

mengajak dan membimbing mereka untuk melakukan ibadah shalat

di rumah oleh orangtua. Jika anak-anak telah terbiasa shalat fardhu

dalam lingkungan keluarga, maka kebiasaan tersebut akan terbawa

sampai ia dewasa, bahkan sampai tua di kemudian hari dalam

lingkungan dan dalam kondisi bagaimanapun tidak akan

meninggalkan ibadah shalat fardhu.

Page 62: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/.../123456789/25236/3/MUNAROM-FITK.pdf · Asuh Orang Tua Dengan Pelaksanakan Ibadah Shalat Fardhu Anak Usia SLTA

51

Abdullah Ibnu Mas Mas'ud memberi nasihat kepada anak-anak dan

kaum ibu : "Jagalah shalatnya anak-anakmu dan biasakanlah mereka

berbuat kebaikan sebab perbuatan baik tergantung kebiasaan"50

.

Kebiasaan mengamalkan ibadah shalat fardhu akan mendorong

seseorang untuk mematuhi segala peraturan atau norma yang telah

digariskan oleh Allah SWT, serta kebiasaan itu akan menumbuhkan

seseorang untuk secara teratur dan terus-menerus melaksanakan

segala peraturan tepat pada waktu yang telah ditentukan.

c) Faktor keilmuan

Seseorang yang mempunyai ilmu dan memahami secara luas ajaran

Islam akan berbeda dengan orang yang tidak mempunyai ilmu agama

Islam. Kesungguhan dalam memahami dan mempelajari maka akan

semakin bertambah ilmu pengetahuan, keimanan dan pengalaman

dalam kehidupan sehari-hari. Orang yang berilmu akan mengetahui

hukum ibadah shalat yang merupakan kewajiban bagi setiap orang

muslim yang telah akil baligh, sehingga dengan kesadaran ia akan

mengajarkan ibadah shalat fardhu karena Allah.

B. Hasil Penelitian Yang Relevan

Penelitian yang dilakukan mengacu pada penelitian terdahulu yang

relevan yaitu penelitian yang dilakukan oleh Rahmawati MS (2011)

"Hubungan Peranan Orangtua Sebagai Motivator Dengan Pelaksanaan

Ibadah Shalat Anak Di MTS Al-Falah", menyimpulkan bahwa dengan

peranan orangtua sebagai motivator memberikan konstribusi terhadap

pelaksanaan ibadah shalat anak sebesar 48,58%. Peranan orangtua dalam hal

ini yaitu peran orangtua dalam memberikan dorongan kepada anak-anaknya

untuk melaksanakan ibdah shalat dengan cara memberikan bimbingan,

mengawasi ibadah shalat, memerintahkan anak melaksanakan shalat,

menghukum anak jika tidak mau shalat, mengajari bacaan dan gerakan

shalat, membiasakan shalat dalam keluarga, mengingatkan anak untuk tidak

50

Al-Maghribi bin as-Said al-Maghribi, Op. Cit., hal. 282

Page 63: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/.../123456789/25236/3/MUNAROM-FITK.pdf · Asuh Orang Tua Dengan Pelaksanakan Ibadah Shalat Fardhu Anak Usia SLTA

52

meninggalkan shalat dan memberi tauladan. Cara-cara tersebut dapat

memotivasi anak dalam melaksanakan ibadah shalat.

Lutfiyah (2009) dalam penelitian "Hubungan Motivasi Orangtua

Terhadap Prestasi Belajar siswa Kelas V Di SDN Curug 2 Cimanggis

Depok", menyimpulkan bahwa orangtua siswa SDN Curug 2 banyak atau

sering sekali memberikan motivasi terhadap anak-anaknya dan prestasi

belajar siswa SDN Curug 2 rata-rata baik hal ini kemungkinan disebabkan

karena adanya motivasi orangtua sehingga siswa terdorong untuk

melakukan penunjang prestasi belajar.

C. Kerangka Berfikir

Pola asuh merupakan cara atau kerangka kerja yang diterapkan

orangtua dalam usaha membimbing anak untuk kelangsungan hidup dan

masa depannya. Orangtua memperlakukan anaknya dalam pemenuhan

kebutuhan fisik dan kebutuhan psikologis, melatih pengetahuan,

ketrampilan dan nila serta pendidikan agama untuk bekal kehidupan di

dunia dan di akhirat melalui pola asuh yang diterapkannya.

Orangtua harus bisa menyesuaikan pola asuh orang dengan situasi,

kondisi, kemampuan dan kebutuhan anak. Anak yang dibesarkan dalam

suasana demokratis, perkembangannya lebih luwes dan dapat menerima

kekuasaan secara rasional serta akan bisa mematuhi peraturan-peraturan

dengan mudah.

Anak yang orangtuanya sibuk bekerja dan hanya memberi materi

saja kepada anak menyebabkan anak kurang perhatian sehingga

mengakibatkan anak tumbuh tanpa kedisiplinan sebaliknya anak dalam pola

pengasuhan yang bersifat pemaksaan akan tetap patuh dan disiplin tetapi

akan mudah sedih dan tertekan.

Peran pola asuh orangtua sangat besar dalam usaha mengasuh dan

mendidik anak melalui pola auh yang diterapkannya. Orangtua memberikan

semua yang terbaik untuk anaknya dengan harapan anaknya mandiri,

bertanggung jawab dan taat pada perintah agama terutama dalam

Page 64: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/.../123456789/25236/3/MUNAROM-FITK.pdf · Asuh Orang Tua Dengan Pelaksanakan Ibadah Shalat Fardhu Anak Usia SLTA

53

melaksanakan ibadah shalat fardhu. Secara sistematis uraian kerangkaa

pemikiran tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :

D. Perumusan Hipotesis

Berdasarkan deskripsi teoritis dan kerangka berpikir maka diajukan

hipotesis penelitian sebagai berikut :

H0 : Tidak ada hubungan Antara pola asuh orangtua terhadap

motivasi melaksanakan ibadah shalat fardhu

H1 : Ada hubungan yang signifikan antara pola asuh orangtua

terhadap motivasi melaksanakan ibadah shalat fardhu

Page 65: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/.../123456789/25236/3/MUNAROM-FITK.pdf · Asuh Orang Tua Dengan Pelaksanakan Ibadah Shalat Fardhu Anak Usia SLTA

54

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Desa Kampung Kebon RT. 04 RW. 07

Kel. Cinangka, Kec. Sawangan, Kota Depok, Provensi Jawa Barat. Adapun

waktu yang digunakan peneliti untuk mengumpulkan dan mengelola data.

Terhitung dilaksanakan pada bulan juli sampai dengan bulan Agustus 2014.

B. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Hal ini sejalan

dengan tujuan penelitian yang penulis lakukan, yang memfokuskan

permasalahan pada pembuktian tentang pengaruh antara pola asuh orangtua

terhadap motivasi melaksanakan ibadah shalat. Untuk memperoleh data-

data yang dibutuhkan, maka peneliti menggunakan deskriptif analisis,

untuk mendapatkan data nyata atas hal-hal yang dialami dan dirasakan

responden untuk membahas hubungan Antara variabel bebas yaitu pola asuh

orangtua dengan variabel terikat yaitu motivasi melaksanakan ibadah shalat

fardhu.

Berdasarkan konsep, teori dan pandangan dari berbagai ahli, dalam

setiap variabel penelitian telah dibangun konstruk dan indikator yang juga

54

Page 66: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/.../123456789/25236/3/MUNAROM-FITK.pdf · Asuh Orang Tua Dengan Pelaksanakan Ibadah Shalat Fardhu Anak Usia SLTA

55

berfungsi sebagai dasar penyusunan instrument penelitian dalam bentuk

kuesioner.

Sedangkan jenis pendekatan yang digunakan adalah metode

korelasional. Metode ini digunakan karena untuk mencapai tujuan yang

ingin dicapai yaitu untuk mengetahui signifikan pengaruh Antara pola asuh

orangtua terhadap motivasi melaksanakan ibadah shalat fardhu.

C. Populasi dan Sampel

Menurut Sugiyono, populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri

atas obyek/subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu

yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian di tarik

kesimpulan51

. Dalam penelitian ini yang menjadi populasi obyek dalam

penelitian adalah seluruh anak usia SLTA yang bertempat tinggal di Desa

Kampung Kebon RT. 04 RW. 07 Kel. Cinangka, Kec. Sawangan, Kota

Depok yang berjumlah 48 anak terdiri dari 21 anak laki-laki dan 27 anak

perempuan.

Sampel yang kelak menjadi responden adalah semua anggota

populasi karena jumlah populasi kurang dari 100.

D. Teknik Pengumpulan Data

Metode deskriptif ini menggunakan teknik pengumpulan data seperti

Angket, yaitu teknik pengumpul data yang dilakukan dengan cara

memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada

responden untuk dijawabnya52

. Peneliti memberikan pertanyaan dan

pernyataan secara tertulis kepada responden (siswa) untuk dijawab

dengan menggunakan skala likert.

Pengumpulan data untuk penelitian ini mencakup 2 variabel

penelitian yaitu : variabel pola asuh orangtua (X) dan variabel motivasi

melaksanakan ibadah shalat fardhu (Y). pegukuran kedua variabel dilakukan

51

Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi (Bandung: Alfabeta, 2011) hal. 119 52

Ibid.,hal. 192

Page 67: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/.../123456789/25236/3/MUNAROM-FITK.pdf · Asuh Orang Tua Dengan Pelaksanakan Ibadah Shalat Fardhu Anak Usia SLTA

56

dengan menggunakan instrument berbentuk kuesioner yang dikembangkan

oleh peeliti. Kuesioner yang telah disiapkan disebarkan kepda responden

yang di sertai dengan sejumlah alternative jawaban. Setiap jawaban yang

dikembangkan akan disusun kedalam 5 optimal (paling tinggi). Jika item

angket berorientasi positif maka penyekorannya a=5, b=4, c=3, d=2, e=1

dan jika item angket berorientasi negatif maka penyekorannya a=1, b=2,

c=3, d=4, e=5.

E. Definisi Operasional dari Variabel dan Kisi-Kisi Instrumen

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu : Pola Asuh

Orangtua (X) dan Pelaksanaan Ibadah Shalat fardhu (Y).

1. Pola Asuh Orangtua

Pola asuh orangtua adalah kepemimpinan, cara pengasuhan anak dan

keseluruhan interaksi orangtua dengan anak merupakan kegiatan dalam

usaha memelihara, membimbing, dan membina anak baik berupa perintah

maupun larangan atau dalam bentuk motivasi maupun sanksi untuk

kelangsungan hidup, perkembangan dan pertumbuhan yang serasi, selaras

dan seimbang baik fisik maupun mentalnya. Peranan orangtua sangat

penting bagi perkembangan anak, meliputi : tingkat control orangtua

terhadap anak, tuntutan orangtua kepada anak untuk menjadi matang dan

kejelasan komunikasi orangtua dan anak.

Dari definisi operasional diatas peneliti memperoleh sejumlah

indicator dari variabel pola asuh orangtua : a) Penerapan peraturan b)

Bimbingan c) Pemberian/belajar bertanggung jawab d) Memberikan

kesempatan untuk mandiri e) Keterbukaan dalam hubungan dengan anak f)

Bersedia menjelaskan larangan dan perintah g) Pemenuhan kebutuhan, dan

h) Cara memberikan dorongan.

Page 68: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/.../123456789/25236/3/MUNAROM-FITK.pdf · Asuh Orang Tua Dengan Pelaksanakan Ibadah Shalat Fardhu Anak Usia SLTA

57

Tabel 3.1

Kisi-kisi Instrumen Penelitian Variabel Pola Asuh Orangtua

Variabel Dimensi Indikator Nomor Butir

Pertanyaan Jumlah

Pola

Asuh

Orangtua

1. Kontrol dari

orangtua

a. Penerapan peraturan

b. Bimbingan

1,3,5,10,25

6,9,15,7

5

4

2. Tuntutan

kedewasaan

a. Pemberian/belajar

tanggung jawab

b. Memberikan kesempatan

untuk mandiri

14,16,23

4,11

3

2

3. Interaksi

orangtua

dengan anak

a. Keterbukaan dalam

berhubungan

b. Bersedia menjelaskan

larangan dan perintah

17,19,20

2,8

3

2

4. Asuhan

orangtua

a. Pemenuhan kebutuhan

b. Cara memberikan

dorongan

12,18,13

21,22,24

3

3

2. Melaksanakan Ibadah shalat fardhu

melaksanakan ibadah shalat fardhu adalah suatu hasrat, keinginan, dan

minat sehingga timbul semangat dalam mendekatkan diri kepada Allah,

memohon kebijakan dan pujian, serta mengingat dan mengagungkan

kebesaran-Nya dengan beberaapa ucapan dan perbuatan ibadah yang

tersusun sedemikian rupa dengan syarat-syarat dan rukun tertentu serta

merupakan suatu kewajiaban.

Dari definisi operasional diatas ditentukan indikator variabel

melaksanakan ibadah shalat fardhu : a) senang menjalankan shalat fardhu b)

ketekunan dalam menjalankan shalat c) kerelaan meninggalkan tugas lain d)

kesadaran melakukan e) merasakan pentingnya shalat f) taat dan patuh g)

Page 69: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/.../123456789/25236/3/MUNAROM-FITK.pdf · Asuh Orang Tua Dengan Pelaksanakan Ibadah Shalat Fardhu Anak Usia SLTA

58

bersemangat dan bergairah dalam shalat, dan h) lebih senang shalat

berjamaah.

Tabel 3.2

Kisi-kisi Instrumen Penelitian Variabel Motivasi Melaksanakan

Ibadah Shalat Fardhu

Variabel Dimensi Indikator Nomor Butir

Pertanyaan Jumlah

Motivasi

melaksanakan

ibadah shalat

fardhu

1. Hasrat a. Senang menjalankan

shalat fardhu

b. Ketekunan dalam

menjalankan shalat

1,4,10,18

6,7,17

4

3

2. Keinginan a. Kerelaan meninggalkan

tugas lain

b. Kesadaran melakukan

2,5,21

15,16,22

3

3

3. Minat a. Merasakan pentingnya

shalat

b. Taat dan patuh

19,20,23

8,9,24

3

3

4. Semangat a. Bersemangat dan

bergairah dalam shalat

b. Lebih senang shalat

berjamaah

3,14

11,12,13,25

2

4

F. Teknik Analisis Data

Dari data-data yang terkumpul berupa data-data kuantitatif

dianalisis dengan menggunakan analisis ststistik. Adapun cara

pengolahannya dengan menggunakan analisis persial dan analisis

korelasional.

Page 70: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/.../123456789/25236/3/MUNAROM-FITK.pdf · Asuh Orang Tua Dengan Pelaksanakan Ibadah Shalat Fardhu Anak Usia SLTA

59

1. Analisis Persial

Analisis persial digunakan untuk mendapatkan data masing-masing

variabel dengan langkah-langkah sebagai berikut :

a. Mencarai rentang dengan rumus :

R = Data terbesar di kurangi data terkecil53

b. Mencari kelas interval (Ki), dengan rumus :

Ki = 1 + 3,3 Log n54

c. Mencari panjang interval (P), dengan rumus :

P = R : Ki55

d. Membuat table distribusi frekuensi

e. Menghitung mean ( )dengan rumus :

56

f. Menentukan median (Me), dengan rumus

[

] 57

g. Menentukan Modus (Mo), dengan rumus :

[

] 58

h. Sebagai kriteria interprestasi dari kecenderungan perumusan

(tendensi sentral) di atas adalah sebagai berikut :

a) Jika mean median modus ini berarti data mempunyai

kecenderungan positif

b) Jika mean median modus ini berarti data mempunyai

kecenderungan yang sama kearah positif dan negative.

53

Prof. Dr. Sudjana,MA., M.Sc, Metoda Statistika (Bandung: Tarsito, 2005) hal. 47 54

Ibid., hal. 47 55

Ibid., hal. 47 56

Ibid., hal. 67 57

Ibid., hal. 79 58

Ibid., hal. 77

Page 71: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/.../123456789/25236/3/MUNAROM-FITK.pdf · Asuh Orang Tua Dengan Pelaksanakan Ibadah Shalat Fardhu Anak Usia SLTA

60

2. Uji Normalitas Data

Sebelum penghitungan uji hipotesis menggunakan regresi dan

korelasi terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dengan menggunakan

uji Lilifors. Langkah perhitungan sebagai berikut59

:

a. Menetapkan L berdasarkan tabel atau rumus L =

b. Perhitungan

Mencari (Xi - ) yaitu selisih Antara Xi dan

Mencari yaitu kuadrat dari Xi -

c. Mencari Simpangan Baku (Standar Deviasi)

S = √

d. Mencari Simpangan Baku (Zi) dengan rumus :

Zi =

e. Untuk mengisi F(Zi) dapat dilihat pada table distribusi normal baku.

f. Mencari S(Zi) =

g. Mencari | | yaitu selisih Antara F (Zi). Tentukan harga

mutlaknya.

h. Ambil harga yang paling besar diantara harga mutlak. Harga tersebut

disebut

Kesimpulan :

Jika maka da ta berdistribusi normal

3. Menghitung Koefisien

a. Jika kedua variabel berdistribusi normal dan beregresi linier, maka

digunakan rumus kolerasi product moment, yaitu :

60

59

Ibid., hal. 466 60

Ibid., hal.369

Page 72: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/.../123456789/25236/3/MUNAROM-FITK.pdf · Asuh Orang Tua Dengan Pelaksanakan Ibadah Shalat Fardhu Anak Usia SLTA

61

b. Jika salah satu atau dua variabel tidak berdistribusi normal atau tidak

beregresi linier, maka menggunakan rumus kolerasi rangkaian dari

Spermen sebagai berikut :

61

Tinggi rendahnya interprestasi koefisien korelasi menurut Prof. Dr.

Sugiono62

, yaitu :

0,00 – 0,199 Korelasi sangat rendah

0,20 – 0,399 Korelasi rendah

0,40 – 0,599 Korelasi sedang

0,60 – 0,799 Korelasi kuat

0,80 – 1,000 Korelasi sangat kuat

4. Uji Hipotesis

Untuk mengetahui signifikasi korelasi menggunakan rumus sebagai

berikut :

t = √

63

Jika ternyata t hitung > t table, maka korelasi Antara variabel X dan

variabel Y adalah signifikan, akan tetapi sebaliknya jika t hitung < t

table, maka korelasi Antara variabel X dan variabel Y tidak signifikan.

5. Koefisien Determinasi

Perhitungan ini dimanfaatkan untuk mengetahui kontribusi variabel X

terhadap variabel Y, dengan rumus 64

:

KD = x 100%

61

Prof. Dr. Sugiyono, Statistika Untuk Penelitian (Bandung: ALFABETA, 2011) hal. 245 62

Sugiyono, Op. Cit., hal. 242 63

Ibid., hal. 243 64

Drs. M. Subana, M. Pd – Sudrajat, S. Pd, Dasar-dasar Penelitian Ilmiah (Bandung:

Pustaka Setia, 2009) hal. 174

Page 73: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/.../123456789/25236/3/MUNAROM-FITK.pdf · Asuh Orang Tua Dengan Pelaksanakan Ibadah Shalat Fardhu Anak Usia SLTA

62

KD : Koefisien Detemination (kontribusi variabel X terhadap

variabel Y)

r : Koefisien korelasi Antara variabel X dan Y

Page 74: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/.../123456789/25236/3/MUNAROM-FITK.pdf · Asuh Orang Tua Dengan Pelaksanakan Ibadah Shalat Fardhu Anak Usia SLTA

63

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

Deskripsi data penelitian yang disajikan pada bab ini terdiri dari skor

terendah, skor tertinggi, skor rata-rata, skor median, skor modus, skor standar

deviasi dan varians dari masing-masing variabel penelitian. Selanjutnya,

sebaran data dari setiap variabel penelitian disajikan dalam bentuk tabel

distribusi frekuensi dan gambar histogram. Secara rinci, deskripsi data yang

dimaksud diuraikan sebagai berikut :

1. Deskripsi Data Variabel pola Asuh Orangtua

Variabel Pola Asuh Orangtua yang dikaji dianalisis dalam penelitian ini

merupakan data yang dikumpulkan melalui penyebaran angket (kuesioner).

Data pola asuh orangtua tersebut memiliki skor terendah 57 dan skor tertinggi

94. Selanjutnya, diperoleh skor rata-rata 79,3, skor modus 84,8, skor median

81,04, standar deviasi 9,83, dan varians sebesar 96,61 (hasil perhitungan

selengkapnya ditunjukkan pada lampiran 2)

Apabila skor Pola Asuh Orangtua dikelompokkan dalam bentuk distribusi

frekuensi kumulatif absolut dan presentase dapat dikatagorikan dalam tiga

kelompok, yaitu responden yang memperoleh skor pada kelompok rata-rata

63

Page 75: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/.../123456789/25236/3/MUNAROM-FITK.pdf · Asuh Orang Tua Dengan Pelaksanakan Ibadah Shalat Fardhu Anak Usia SLTA

64

sebanyak 6 orang atau sebesar 12,5%, kelompok responden yang memperoleh

skor di bawah skor rata-rata sebanyak 17 orang atau sebesar 35,4%, dan yang

memperoleh skor di atas kelompok rata-rata sebanyak 25 orang atau sebesar

52,1%. Data ini memberikan indikasi bahwa sebanyak 31 orang (64,6%) yang

menjadi responden dalam penelitian ini memberikan respon bahwa Pola Asuh

Orangtua di lingkungan RT. 04 RW. 07 Kampung Kebon – Cinangka –

Sawangan – Depok, berada dalam kategori rata-rata atau lebih tinggi dari

kelompok rata-rata.

Selengkapnya distribusi frekuensi skor Pola Asuh Orangtua menurut

responden dalam penelitian ini ditunjukkan pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1

Distribusi Frekuensi Skor Pola Asuh Orangtua (X)

Kelas Interval Frek Absolut

(f)

Frek Kumulatif

(fk)

Frek Relatif

(%)

57 – 62 3 3 6,25

63 – 68 6 9 12,50

69 – 74 8 17 16,67

75 – 80 6 23 12,50

81 – 86 11 34 22,92

87 – 92 9 43 18,75

93 – 98 5 48 10,41

Jumlah 48 100

2. Deskripsi Data variabel Pelaksanakan Ibadah Shalat Fardhu

Instrument variabel Pelaksanaan Ibadah Shalat Fardhu yang

dikembangkan dalam penelitian ini dan digunakan untuk mengumpulkan data

Page 76: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/.../123456789/25236/3/MUNAROM-FITK.pdf · Asuh Orang Tua Dengan Pelaksanakan Ibadah Shalat Fardhu Anak Usia SLTA

65

berjumlah 20 butir (item) pernyataan, dengan skor terendah 56, skor tertinggi

94.

Selanjutnya, hasil perhitungan memberikan skor rata-rata 75,4 skor

modus 71,5 median 68,36, standar deviasi 11,74, dan variansi 137,76 (hasil

perhitungan selengkapnya pada lampiran 3).

Jika skor variabel Pelaksanakan Ibadah Shalat Fardhu dikelompokkan ke

dalam distribusi frekuensi, diperoleh sebanyak 7 orang (14,58%) berada dalam

kelompok rata-rata, sebanyak 23 orang (47,92%) berada di bawah kelompok

rata-rata, dan 18 orang (37,50%) berada di atas kelompok rata-rata. Data ini

memberikan suatu evidensi bahwa sebagian besar responden, yaitu 25 orang

(52,08%) yang menjadi responden dalam penelitian ini memberikan respon

bahwa Pelaksanakan Ibadah Shalat Fardhu di lingkungan RT. 04 RW. 07

Kampung Kebon – Cinangka – Sawangan – Depok, berada dalam kategori rata-

rata atau lebih tinggi dari kelompok rata-rata.

Selengkapnya distribusi frekuensi skor variabel Pelaksanakan Ibadah

Shalat Fardhu dalam penelitian ini ditunjukkan pada Tabel 4.2 di bawah ini.

Tabel 4.2

Distribusi Frekuensi Skor Variabel Pelaksanakan Ibadah Shalat

Fardhu (Y)

Kelas

Interval

Frek Absolut

(f)

Frek Kumulatif

(fk)

Frek Relatif

(%)

56 – 61 9 9 18,75

62 – 67 4 13 8,33

68 – 73 10 23 20,84

74 – 79 7 30 14,58

80 – 85 6 36 12,50

86 – 91 6 42 12,50

92 – 97 6 48 12,50

Jumlah 48 100,00

Page 77: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/.../123456789/25236/3/MUNAROM-FITK.pdf · Asuh Orang Tua Dengan Pelaksanakan Ibadah Shalat Fardhu Anak Usia SLTA

66

Histogram distribusi frekuensi skor variabel Pelaksanakan Ibadah Shalat

Fardhu berdasarkan jawaban 48 responden terhadap 20 butir pernyataan melalui

kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini, secara visual ditunjukkan pada

gambar 4.2.

B. Pengujian Persyaratan Analisis

Sebelum penarikan kesimpulan berdasarkan hasil pengujian hipotesis,

menggunakan analisis regresi dan korelasi, terlebih dahulu dilakukan

pemeriksaaan terhadap persyaratan analisis yang diperlukanyaitu uji normalitas

data.

1. Uji Normalitas Variabel Pola Asuh Orangtua

Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan uji Lillifors. Hasil

pengujian normalitas variabel Pola Asuh Orangtua menunjukkan bahwa

Lhitung < Ltabel, yaitu 0,065 < 0,128, berarti variabel Pola Asuh

Orangtua berdistribusi normal. (perhitungan selengkapnya dapat dilihat

pada lampiran halaman 4)

2. Uji Normalitas Variabel Pelaksanakan Ibadah Shalat Fardhu

Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan uji Lillifors. Hasil

pengujian normalitas variabel Pelaksanakan Shalat Fardhu menunjukkan

bahwa Lhitung < Ltabel, yaitu 0,056 < 0,128, berarti variabel Motivasi

Melaksanakan Ibadah Shalat Fardhu berdistribusi normal.

(penghitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 5).

C. Pengujian Hipotesis

Setelah menganalisa variabel X da variabel Y, maka selanjutnya

dilakukan analisis korelasioner dengan maksud untuk mengetahui seberapa

besar derajat korelasi antara kedua vvariabel tersebut, dengan langkah-langkah

sebagai berikut :

Page 78: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/.../123456789/25236/3/MUNAROM-FITK.pdf · Asuh Orang Tua Dengan Pelaksanakan Ibadah Shalat Fardhu Anak Usia SLTA

67

1. Koefisien Korelasi

Hasil perhitugan menunjukkan bahwa kedua variabel berdistribusi

normal dan regresinya linier. Oleh karena itu derajat hubungannya

ditentukan dengan menggunakan pendekatan Product Moment. Pada

hasil perhitungan menghasilkan angka koefisien korelasi sebesar 0,67.

Adapun penghitungan korelasi harga koefisien 0,67 jika dikonsultasikan

pada skala konservatif termasuk pada kategori kuat karena terletak pada

interval 0,60 – 0,799. (penghitungan selengkapnya dapat dilihat pada

lampiran 6)

2. Uji – t

Hasil perhitungan uji – t diperoleh hasil 6,14 dan

sebesar 1,678 dengan taraf signifikasi 5% dengan db = 46 sehingga

> . Hal ini menunjukkan hipotesis nol (Ho) yang

menyatakan tidak ada pengaruh antara pola asuh orangtua terhadap

pelaksanakan ibadah shalat fardhu ditolak sedangkan hipotesis

alternative diterima. Konsekwensinya terdapat pengaruh yang signifikan

antara pola asuh orangtua terhadap pelaksanakan ibadah shalat fardhu.

3. Koefisien Determinasi (KD)

Adapun penentuan kontribusi variabel X terhadap variabel Y

menggunakan rumus Koefisien Determinasi (KD). Berdasarkan

perhitungan pola asuh orangtua berkontribusi 45% terhadap

Pelaksanakan ibadah shalat fardhu. (perhitungan selengkapnya dapat

dilihat pada lampiran 6).

Page 79: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/.../123456789/25236/3/MUNAROM-FITK.pdf · Asuh Orang Tua Dengan Pelaksanakan Ibadah Shalat Fardhu Anak Usia SLTA

68

D. Pembahasan Hasil Penelitian

Langkah selanjutnya penulis berusaha untuk membahas hasil penelitian

yang penulis lakukan melalui angket yang diberikan kepada responden untuk

menjawab beberapa pertanyaan dan pembahasan sebagai berikut :

1. Pola Asuh Orangtua

Arti pola asuh orangtua menurut Maemunah Hasan adalah Pola asuh

dapat diartikan kepemimpinan dan bimbingan yang dilakukan terhadap

anak yang berkaitan dengan kepentingan hidupnya. Pendidikan yang

diberikan orangtua seharusnya menjadi dasar pendidikan anak, proses

sosialisasi, dan kehidupan anak di masyarakat.

Adapun hasil penelitian yang telah penulis laksanakan menunjukkan

bahwa pola asuh orangtua, baik ditinjau dari penerapan peraturan,

bimbingan, pemberian/belajar bertanggung jawab, memberikan

kesempatan untuk mandiri, keterbukaan dalam berhubungan, bersedia

menjelaskan larangan dan perintah, pemenuhan kebutuhan, dan cara

memberikan dorongan adalah berkualifikasi baik.

2. Pelaksanakan Ibadah Shalat Fardhu Anak usia SLTA di Lingkungan

RW 07 kampung kebon – cinangka – Sawangan – Depok

Penelitian terhadap pelaksanakan ibadah shalat fardhu anak usia

SLTA di lingkungan RW 07 kampung kebon – cinangka – Sawangan –

Depok dinilai dari delapan (8) indikator yaitu senang menjalankan shalat

fardhu, ketekunan dalam menjalankan shalat, kerelaan meninggalkan

tugas lain, kesadaran melakukan, merasakan pentingnya shalat, taat dan

patuh, bersemangat dan bergairah dalam shalat, dan lebih senang shalat

berjamaah.

menurut Drs. K.H. Nasruddin Razak : shalat yang dilakukan secara

tekun dan continue, menjadi alat pendidikan rohani manusia yang

efektif, memperbaruhi da memelihara jiwa serta memupuk pertumbuhan

kesadaran.

Page 80: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/.../123456789/25236/3/MUNAROM-FITK.pdf · Asuh Orang Tua Dengan Pelaksanakan Ibadah Shalat Fardhu Anak Usia SLTA

69

Shalat harus dilakukan dengan penuh ikhlas dan kesadaran baik

dalam kondisi apapun. Ikhlas adalah mengajarkan ibadah semata-mata

hanya karena Allah dan hendak mendekatkan diri kepada Allah bukan

karena melahirkan taat di hadapan umum dan mengharapkan puji dan

sanjungan orang banyak.

Dari hasil angket menunjukkan bahwa pelaksanakan ibadah shalat

fardhu anak usia SLTA di lingkungan RW.04 kampung kebon –

Ciangka- Sawangan – Depok tergolong cukup.

3. Hubungan Pola Asuh Orangtua Terhadap Pelaksanakan Ibadah Shalat

Fardhu

Pendapat Al-Maghribi bin as-Said al-Maghribi65

`mengatakan

seorang pendidik yang cermat adalah orang yang bisa menanamkan

kepada anak-anaknya kebiasaan melakukan amalan yang baik dan

beruntung dalam urusan agama, dunia, taqwa dan amal shalih. Oleh

karena itu, orangtua yang cermat adalah orangtua yang bisa

menanamkan kepada anak-anaknya kebiasaan melakukan amalan yang

baik dan melaksanakan ibadah sesuai dengan ajaran Islam.

Dari pernyataan diatas maka dapat disimpulkan terdapat hubungan yang

signifikan antara pola asuh orangtua dengan pelaksanakan ibadah shalat fardhu.

Karena pada dasarnya orangtua adalah manusia dewasa pertama yang

bertanggungjawab dalam pendidikan putra-putrinya, ibu dan ayah pola interaksi

pertama yang dipelajari dan diteladani anak. Pendidikan keluarga menjadi

sebagian penentu masa depan anak, apakah anak akan menjadi shaleh,baik,

santun, penyayang, taat beribadah atau sebaliknya, semuanya tergantung pada

tangan-tangan pertama yang mendidiknya yakni orangtuanya.

Setelah diteliti hasilnya menunjukkan bahwa hubungan orangtua dengan

pelaksanakan ibadah shalat fardhu termasuk pada kategori kuat / tinggi karena

terletak pada interval 0,60 – 0,799.

65

Al-Maghribi bin as-Said al-Maghribi, Op.Cit., hal. 380

Page 81: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/.../123456789/25236/3/MUNAROM-FITK.pdf · Asuh Orang Tua Dengan Pelaksanakan Ibadah Shalat Fardhu Anak Usia SLTA

70

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil analisis, mengenai pola

asuh orangtua dengan pelaksanakan ibadah shalat fardhu, secara kuantitatif

dapat disimpulkan bahwa hipotesis hubungan pola asuh orangtua dengan

pelaksanakan ibadah shalat fardhu, menunjukkan hubungan yang tinggi. Ini

terbukti dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0,67. Angka ini termasuk

korelasi kuat / tinggi, karena berada pada daerah interval 0,06 – 0,799.

Sementara itu pola asuh orangtua mempengaruhi dengan pelaksanakan ibadah

shalat fardhu sebesar 45%. Dengan demikian masih ada faktor lain yang

mempengaruhi motivasi melaksanakan ibadah shalat fardhu sebesar 55%

B. Implikasi

1. Penerapan peraturan, bimbingan, pemberian/belajar bertanggung jawab,

memberikan kesempatan untuk mandiri, keterbukaan dalam berhubungan,

bersedia menjelaskan larangan dan perintah, pemenuhan kebutuhan, dan

cara memberikan dorongan pada anak adalah merupakan pola asuh yang

berkualitas baik dan hal itu harus di tanamkan setiap keluarga.

2. Memberikan tauladan pada anak kita, agar melaksanakan shalat fardhu

lima waktu dalam sehari dan tepat waktu untuk mengerjakannya. Karena

dari shalatlah akhlak maupun moral dan sebagainya tercipta karena

dimulai dengan shalat lima waktu tersebut.

70

Page 82: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/.../123456789/25236/3/MUNAROM-FITK.pdf · Asuh Orang Tua Dengan Pelaksanakan Ibadah Shalat Fardhu Anak Usia SLTA

71

C. Saran – saran

Berdasarkan hasil perhitungan data pada bab sebelumnya dan

kesimpulan diatas,maka setidaknya penulis dapat memberikan saran, antara

lain :

1. Setelah diketahui bahwa pelaksanakan ibadah shalat fardhu sebesar 45%

dipengaruhi oleh pola asuh orangtua dan masih ada faktor lain sebesar

55%, maka diharapkan kepada para ketua RT dan ketua RW serta tokoh

masyarakat di lingkungan RW. 07 Kp.Kebon cinangka – Sawangan untuk

membantu meningkatkan pelaksanakan ibadah shalat fardhu anak usia

SLTA dengan cara anatara lain : membentuk remaja masjid, TPA,

pesantren Ramadhan, dan melalui Karang Taruna, misalnya : diadakan

pengajian rutin dua mingguan, diskusi keagamaan.

2. Karena terdapat hubungan antara pola asuh orangtua dengan pelaksanakan

ibadah shalat fardhu, maka sebaiknya orangtua menjadi teladan yang baik

bagi anak-anaknya. Dengan adanya teladan, seorang anak akan belajar

shalat dan menekuninya ketika melihat kedua orangtuanya tekun

menunaikan shalat fardhu di setiap waktunya.

3. Shalat merupakan kewajiban setiap orang islam. Oleh karena itu, setiap

anak yang sudah baligh harus menjaga shalatnya, pilihlah teman yang rajin

shalat. Teman yang baik akan memberi pengaruh yang baik, sedang teman

yang buruk akan memberi pengaruh yang buruk.

Page 83: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/.../123456789/25236/3/MUNAROM-FITK.pdf · Asuh Orang Tua Dengan Pelaksanakan Ibadah Shalat Fardhu Anak Usia SLTA

DAFTAR PUSTAKA

Al-Maghribi bin as-Said al-Maghribi, 2004. Begini Seharusnya Mendidik Anak ,

Jakarta : Darul Haq

Peter Salim, M.A., Drs., & Yenny Salim, B. Se, 2002. Kamus Bahasa Indonesia

Kontemporer, Jakarta : Modern English Press

Arif, Armai, 2002. Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, Jakarta :

Ciputat Pers

An-Nahlawi, Abdurahman, 1989. Prinsip-prinsip dan Metoda Pendidikan Islam,

Bandung: Darul Fikr

Dariyo, Psi, Agoes, 2004. Psikologi Perkembangan Remaja, Bogor : Ghalia

Indonesia

Dr. Zakiah Daradjat, Prof., 1996. Shalat Menjadikan Hidup Bermakna, Jakarta :

CV Ruhama

Firdaus Wajdi & Saira Rahmani, 2010. Buku Pintar Shalat Wajib dan Sunnah,

Jakarta: Zaman

Gerungan, W.A., 2000. Psikologi Sosial, Bandung: PT. Refika Aditama

Hasan, Maimunah,2011. Pendidikan Anak Usia Dini, Jogjakarta : DIVA Press

H. Ramayulis, Prof. Dr., 2012. Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta : Kalam Mulia

Hj. Zurinal.Z, Dr. & Aminuddin, M.Ag, Drs., 2008. Fiqih Ibadah, Jakarta:

Lembaga Penelitian Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Ibnu Hasan Bin Abdul Kadir Nuh, 2008. Panduan Shalat Lengkap dan Mudah,

Jakarta : Pena Pundi Aksara

Kartini Kartono, Dra, 1992. Peranan Keluarga Memandu Anak, Jakarta : CV.

Rajawali

Masykuri Abdurrahman, HM., 2006. Shalat Versi Kitab Salaf, Sidogiri: Pustaka

Sidogiri

Abu Ahmadi, Drs. H., 2007., Sosiologi Pendidikan,, Jakarta : PT. Rineka Cipta,

M. Echols, John, 2000. Kamus Inggris Indonesia, Jakarta : PT. Gramedia

M. Alisuf Sabri, Drs., 1993. Pengantar Psikologi Umum dan Perkembangan,

Page 84: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/.../123456789/25236/3/MUNAROM-FITK.pdf · Asuh Orang Tua Dengan Pelaksanakan Ibadah Shalat Fardhu Anak Usia SLTA

Jakarta : Pedoman Ilmu Jaya

Moh. Rifa'I, Drs., 2008. Risalah Tuntunan Shalat Lengkap, Semarang : PT.

Karya Toha Putra

M. Subana, M. Pd, Drs. – Sudrajat, S. Pd, 2009. Dasar-dasar Penelitian Ilmiah,

Bandung: Pustaka Setia

Ngalim Purwanto, M. 2002. Psikologi Pendidikan, bandung : PT Remaja

Rosdakarya

Razak, Nasruddin, 2000. Dienul Islam, Bandung : PT Almaarif

Sadirman A.M, 2011. Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta : Rajawali

Pers

Shaleh Al-Ja'fari, Sayyid., 2007. The Miracle Of Shalat, Depok: Gema Insani

Sudjana,MA., M.Sc,. Prof. Dr., 2005. Metoda Statistika Bandung: Tarsito

Sugiyono, Prof. Dr., 2011. Statistika Untuk Penelitian, Bandung: ALFABETA

-----------, Prof. Dr, 2011. Metode Penelitian Kombinasi, Bandung: Alfabeta

Tebba, Sudirman, 2008. Nikmatnya Shalat, Jakarta: Pustaka Irvan

--------------------, 2008. Nikmatnya Shalat Jamaah, Jakarta : Pustaka Irvan

----------------------, 2008. Nikmatnya Shalat Yang Khusyu', Jakarta : Pustaka Irvan

Taufiq Ali Yahya, Muhammad, 2006. Shalat Hikmah, Syariat & Wirid-wiridnya,

Jakarta : Lentara

Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2007. Kamus Besar Bahasa

Indonesia, Jakarta : edisi ke 3 cet. 4, Balai Pustaka

Vembriarto, St, 1993. Sosiologi Pendidikan, Jakarta : PT. Grasindo

Wuryani Djiwandono, Sri Esti, 2008. Psikologi Pendidikan , Jakarta : PT

Grasindo

W. Santrock, John, 2011. Psikologi Pendidikan, Jakarta : Kencana

Page 85: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/.../123456789/25236/3/MUNAROM-FITK.pdf · Asuh Orang Tua Dengan Pelaksanakan Ibadah Shalat Fardhu Anak Usia SLTA
Page 86: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/.../123456789/25236/3/MUNAROM-FITK.pdf · Asuh Orang Tua Dengan Pelaksanakan Ibadah Shalat Fardhu Anak Usia SLTA
Page 87: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/.../123456789/25236/3/MUNAROM-FITK.pdf · Asuh Orang Tua Dengan Pelaksanakan Ibadah Shalat Fardhu Anak Usia SLTA
Page 88: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/.../123456789/25236/3/MUNAROM-FITK.pdf · Asuh Orang Tua Dengan Pelaksanakan Ibadah Shalat Fardhu Anak Usia SLTA
Page 89: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/.../123456789/25236/3/MUNAROM-FITK.pdf · Asuh Orang Tua Dengan Pelaksanakan Ibadah Shalat Fardhu Anak Usia SLTA
Page 90: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/.../123456789/25236/3/MUNAROM-FITK.pdf · Asuh Orang Tua Dengan Pelaksanakan Ibadah Shalat Fardhu Anak Usia SLTA
Page 91: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/.../123456789/25236/3/MUNAROM-FITK.pdf · Asuh Orang Tua Dengan Pelaksanakan Ibadah Shalat Fardhu Anak Usia SLTA

LAMPIRAN

Page 92: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/.../123456789/25236/3/MUNAROM-FITK.pdf · Asuh Orang Tua Dengan Pelaksanakan Ibadah Shalat Fardhu Anak Usia SLTA

Lampiran 1

ANGKET PENELITIAN

NAMA : …………………………………………………………………..

Petunjuk Pengisihan :

1. Bacalah setiap soal dengan baik dan teliti

2. Pilih jawaban yang paling sesuai menurut Anda dengan cara memberi tanda

(X) pada pilihan A, B, C, D, atau E

3. Bila terjadi kesalahan dalam memberi tanda silang, jawaban diberi tanda

lingkaran (O) dan memberi tanda silang pada jawaban yang menurut Anda

benar

A. POLA ASUH ORANG TUA

1. Peraturan di rumah saya dibuat melalui musyawarah bersama antar anggota

keluarga

A. Selalu B. Sering C. Kadang-kadang

D. Tidak pernah

2. Orang tua saya bersedia menjelaskan alasan dari peraturan yang telah dibuat

A. Selalu B. Sering C. Kadang-kadang

D. Tidak pernah

3. Peraturan yang telah dibuat bisa berubah sesuai keadaan.

A. Selalu B. Sering C. Kadang-kadang

D. Tidak pernah

4. Saya diikutsertakan dalam pengambilan keputusan keluarga

A. Selalu B. Sering C. Kadang-kadang

D. Tidak pernah

5. Orang tua memaksa anaknya untuk mematuhi peraturannya

A. Selalu B. Sering C. Kadang-kadang

D. Tidak pernah

6. Orang tua mendidik anak dengan penuh kedisiplinan.

A. Selalu B. Sering C. Kadang-kadang

D. Tidak pernah

Page 93: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/.../123456789/25236/3/MUNAROM-FITK.pdf · Asuh Orang Tua Dengan Pelaksanakan Ibadah Shalat Fardhu Anak Usia SLTA

7. Jika orang tua melarang saya melakukan sesuatu disertai alasan yang

dimengerti anaknya.

A. Selalu B. Sering C. Kadang-kadang

D. Tidak pernah

8. Orang tua saya percaya sepenuhnya bahwa saya bisa mengikuti kegiatan tanpa

adanya bimbingan dari orang tua.

A. Selalu B. Sering C. Kadang-kadang

D. Tidak pernah

9. Orang tua membebaskan saya melakukan kegiatan yang positif di rumah.

A. Selalu B. Sering C. Kadang-kadang

D. Tidak pernah

10. Orang tua saya menyediakan waktu untuk rekreasi atau bermain dengan anak

A. Selalu B. Sering C. Kadang-kadang

D. Tidak pernah

11. Orang tua saya memberi kesempatan anaknya untuk bermain bersama teman

sebayanya di luar rumah

A. Selalu B. Sering C. Kadang-kadang

D. Tidak pernah

12. Orang tua saya membiarkan anaknya belajar menghadapi masalah dan

mencoba memecahkan masalahnya sendiri.

A. Selalu B. Sering C. Kadang-kadang

D. Tidak pernah

13. Orang tua saya ikut menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi anaknya.

A. Selalu B. Sering C. Kadang-kadang

D. Tidak pernah

14. Orang tua saya memberi kesempatan untuk berperan menjadi teman saya

A. Selalu B. Sering C. Kadang-kadang

D. Tidak pernah

15. Orang tua membantu menyiapkan perlengkapan sekolah

A. Selalu B. Sering C. Kadang-kadang

D. Tidak pernah

16. Orang tua saya tidak mempunyai waktu untuk mendengarkan permasalahan

yang sedang saya hadapi

Page 94: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/.../123456789/25236/3/MUNAROM-FITK.pdf · Asuh Orang Tua Dengan Pelaksanakan Ibadah Shalat Fardhu Anak Usia SLTA

A. Selalu B. Sering C. Kadang-kadang

D. Tidak pernah

17. Dukungan yang diberikan oleh orang tua memacu saya untuk berprestasi

A. Selalu B. Sering C. Kadang-kadang

D. Tidak pernah

18. Orang tua saya memberikan motivasi kepada saya untuk rajin beribadah

A. Selalu B. Sering C. Kadang-kadang

D. Tidak pernah

19. Orang tua saya mendukung hal-hal positif yang saya lakukan

A. Selalu B. Sering C. Kadang-kadang

D. Tidak pernah

20. Orang tua saya memberi penghargaan atas keberhasilan yang saya capai.

A. Selalu B. Sering C. Kadang-kadang

D. Tidak pernah

Page 95: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/.../123456789/25236/3/MUNAROM-FITK.pdf · Asuh Orang Tua Dengan Pelaksanakan Ibadah Shalat Fardhu Anak Usia SLTA

B. ANGKET PELAKSANAAN IBADAH SHALAT FARDHU

1. Saya melaksanakan ibadah shalat fardhu

A. Selalu B. Sering C. Kadang-kadang

D. Tidak pernah

2. Ketika saya sedang menonton acara televisi kesayangan tiba-iba waktu shalat

tiba, saya tidak menghiraukannya.

A. Selalu B. Sering C. Kadang-kadang

D. Tidak pernah

3. Ketika mendengar suara adzan, saya segera mengambil air wudhu untuk

melaksanakan shalat fardhu

A. Selalu B. Sering C. Kadang-kadang

D. Tidak pernah

4. Saya mengerjakan shalat fardhu secara rutin

A. Selalu B. Sering C. Kadang-kadang

D. Tidak pernah

5. Ketika waktu shalat tiba sedangkan saya sedang sibuk dengan pekerjaan yang

sedang saya lakukan, saya memilih menyelesaikan pekerjaan

A. Selalu B. Sering C. Kadang-kadang

D. Tidak pernah

6. Ketika saya akan mengerjakan shalat, saya menjauhi segala yag akan

membatalkan shalat

A. Selalu B. Sering C. Kadang-kadang

D. Tidak pernah

7. Ketika salah satu rukun shalat ketinggalan tetapi saya ingat setelah shalat

selesai maka saya mengulanginya.

A. Selalu B. Sering C. Kadang-kadang

D. Tidak pernah

8. Jika saya berada di pegunungan, sedangkan waktu shalat tiba tetapi saya tidak

mengetahui arah kiblat, saya tetap akan melaksanakan shalat.

A. Selalu B. Sering C. Kadang-kadang

D. Tidak pernah

9. Saya mengerjakan shalat sesuai dengan tuntunan Rasulullah saw

A. Selalu B. Sering C. Kadang-kadang

D. Tidak pernah

10. Walaupun rumah saya berjauhan dengan masjid, saya melaksanakan shalat

berjamaah di masjid.

A. Selalu B. Sering C. Kadang-kadang

D. Tidak pernah

Page 96: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/.../123456789/25236/3/MUNAROM-FITK.pdf · Asuh Orang Tua Dengan Pelaksanakan Ibadah Shalat Fardhu Anak Usia SLTA

11. Apabila saya bersama teman-teman melaksanakan shalat, saya melaksanakan

dengan shalat berjamaah.

A. Selalu B. Sering C. Kadang-kadang

D. Tidak pernah

12. Dalam keadaan tergesa-gesa sedangkan di masjid sedang berlangsung shalat

berjamaah, saya tetap mengikutinya.

A. Selalu B. Sering C. Kadang-kadang

D. Tidak pernah

13. Saya mengerjakan shalat fardhu tepat waktu

A. Selalu B. Sering C. Kadang-kadang

D. Tidak pernah

14. Saya memperoleh ketenangan hati sesudah melaksanakan shalat fardhu

A. Selalu B. Sering C. Kadang-kadang

D. Tidak pernah

15. Ketika shalat saya mudah melamun dan lupa jumlah rakaat yang sudah

dilewati.

A. Selalu B. Sering C. Kadang-kadang

D. Tidak pernah

16. Pada saat saya shalat perhatian saya disibukkan dengan hal-hal yang lainnya

selain ketentuan shalat

A. Selalu B. Sering C. Kadang-kadang

D. Tidak pernah

17. Pada saat shalat, saya megingat tugas dari guru yang harus dikerjakan.

A. Selalu B. Sering C. Kadang-kadang

D. Tidak pernah

18. Saya melakukan shalat fardhu atas kesadaran sendiri

A. Selalu B. Sering C. Kadang-kadang

D. Tidak pernah

19. Ketika saya berpergian, saya terbiasa untuk tetap mengerjakan shalat fardhu.

A. Selalu B. Sering C. Kadang-kadang

D. Tidak pernah

20. Dalam keluarga saya dibiasakan untuk shalat fardhu berjamaah.

A. Selalu B. Sering C. Kadang-kadang

D. Tidak pernah

Page 97: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/.../123456789/25236/3/MUNAROM-FITK.pdf · Asuh Orang Tua Dengan Pelaksanakan Ibadah Shalat Fardhu Anak Usia SLTA

Lampiran 2

Skor mentah variabel X

57 60 62 64 65 66 67 67 68 69 72 72

73 73 73 74 74 77 77 78 79 79 80 81

81 82 82 82 83 83 83 84 84 86 87 87

87 88 88 89 89 89 92 93 93 93 94 94

Menentukan distribusi frekuensi variabel X

1. Menghitung Rentang (R)

R = Data tertinggi – data terendah

R = 94 – 57

= 37

2. Menghitung Kelas Interval (K)

K = 1 + 3,3 log n

= 1 + 3,3 log 48

= 1 + 5,54

= 6,54 dibulatkan menjadi 7

3. Menentukan Panjang Interval (P)

P =

=

= 6 (sudah dibulatkan)

4. Membuat Tabel Distribusi Frekuensi

Interval f x fx

57 – 62 3 59,5 178,5

63 – 68 6 65,5 393

69 – 74 8 71,5 572

75 – 80 6 77,5 465

81 – 86 11 83,5 918,5

87 – 92 9 89,5 805,5

93 – 98 5 95,9 477,5

Jumlah 48 532,5 3810

5. Menentukan Mean (M)

M = ∑

=

M = 79,3

Page 98: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/.../123456789/25236/3/MUNAROM-FITK.pdf · Asuh Orang Tua Dengan Pelaksanakan Ibadah Shalat Fardhu Anak Usia SLTA

6. Menentukan Median (Me)

Me = b+p (

)

= 80,5 + 6 (

)

= 80,5 + 0,545

Me = 81,04

7. Menentukan Modus (Mo)

Mo = b + p (

)

= 80,5 + 6 (

)

= 80,5 + 4,3

Mo = 84,8

Page 99: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/.../123456789/25236/3/MUNAROM-FITK.pdf · Asuh Orang Tua Dengan Pelaksanakan Ibadah Shalat Fardhu Anak Usia SLTA

Lampiran 3

Skor mentah variabel Y

56 56 57 58 58 60 61 61 61 62 63 63

64 70 71 71 71 71 71 72 72 72 73 74

74 76 76 77 79 79 80 80 80 81 83 85

86 86 87 90 90 91 92 92 93 93 94 94

Menentukan distribusi frekuensi variabel Y

1. Menghitung Rentang (R)

R = Data tertinggi – data terendah

R = 94 – 56

= 38

2. Menghitung Kelas Interval (K)

K = 1 + 3,3 log n

= 1 + 3,3 log 48

= 1 + 5,54

= 6,54 dibulatkan menjadi 7

3. Menentukan Panjang Interval (P)

P =

=

= 6 (sudah dibulatkan)

4. Membuat Tabel Distribusi Frekuensi

Interval f x fx

56 – 61 9 58,5 526,5

62 – 67 4 64,5 258

68 – 73 10 70,5 705

74 – 79 7 76,5 535,5

80 – 85 6 82,5 495

86 – 91 6 88,5 531

92 – 97 6 94,9 567

Jumlah 48 535,5 3618

5. Menentukan Mean (M)

M = ∑

=

M = 75,4

Page 100: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/.../123456789/25236/3/MUNAROM-FITK.pdf · Asuh Orang Tua Dengan Pelaksanakan Ibadah Shalat Fardhu Anak Usia SLTA

6. Menentukan Median (Me)

Me = b+p (

)

= 67,5 + 6 (

)

= 67,5 + 0,857

Me = 68,36

7. Menentukan Modus (Mo)

Mo = b + p (

)

= 67,5 + 6 (

)

= 67,5 + 4

Mo = 71,5

Page 101: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/.../123456789/25236/3/MUNAROM-FITK.pdf · Asuh Orang Tua Dengan Pelaksanakan Ibadah Shalat Fardhu Anak Usia SLTA

Lampiran 4

Perhitungan Uji Normalitas Data Variabel Pola Asuh Orang Tua

No.

Urut

No.

Resp Zi F(Zi) S(Zi) F(Zi) – S(Zi) Xi – X

1 30 57 -2.26 0.0119 0.0208 -0.009 -2.2167 491.376

2 1 60 -1.95 0.0256 0.0416 -0.016 -1.9167 367.374

3 17 62 -1.75 0.0401 0.0625 -0.022 -1.7167 294.706

4 25 64 -1.54 0.0618 0.0833 -0.022 -1.5167 230.037

5 13 65 -1.44 0.0749 0.1041 -0.023 -1.4167 200.704

6 21 66 -1.34 0.0901 0.1250 -0.014 -1.3167 173.370

7 29 67 -1.24 0.1075 0.1458 -0.038 -1.2167 148.036

8 34 67 -1.24 0.1075 0.1666 -0.059 -1.2167 148.036

9 3 68 -1.14 0.1271 0.1875 -0.060 -1.1167 124.702

10 12 69 -1.04 0.1492 0.2083 -0.059 -1.0167 103.368

11 27 72 -0.73 0.2033 0.2291 -0.026 -7.167 51.366

12 37 72 -0.73 0.2033 0.2500 -0.047 -7.167 51.366

13 15 73 -0.64 0.2611 0.2708 -0.010 -6.167 38.032

14 16 73 -0.64 0.2611 0.2916 -0.031 -6.167 38.032

15 28 73 -0.64 0.2611 0.3125 -0.051 -6.167 38.032

16 5 74 -0.53 0.2981 0.3333 -0.036 -5.167 26.698

17 8 74 -0.53 0.2981 0.3542 -0.056 -5.167 26.698

18 4 77 -0.22 0.4125 0.3750 0.034 -2.167 4.696

19 35 77 -0.22 0.4125 0.3958 0.017 -2.167 4.696

20 22 78 -0.12 0.4522 0.4166 0.043 -1.167 1.362

21 10 79 -0.02 0.4920 0.4375 0.055 -0.167 0.028

22 31 79 -0.02 0.4920 0.4583 0.034 -0.167 0.028

23 42 80 0.08 0.5319 0.4791 0.053 0.833 0.694

24 23 81 0.19 0.5753 0.5000 0.075 1.833 3.360

25 26 81 0.19 0.5753 0.5208 0.055 1.833 3.360

26 11 82 0.29 0.6141 0.5417 0.072 2.833 8.026

27 23 82 0.29 0.6141 0.5621 0.052 2.833 8.026

28 32 82 0.29 0.6141 0.5833 0.031 2.833 8.026

29 20 83 0.39 0.6517 0.6042 0.048 3.833 14.692

30 33 83 0.39 0.6517 0.6250 0.027 3.833 14.692

31 38 83 0.39 0.6517 0.6458 0.006 3.833 14.692

32 6 84 0.49 0.6879 0.6667 0.021 4.833 23.358

33 14 84 0.49 0.6879 0.6875 0.004 4.833 23.358

34 44 86 0.70 0.7580 0.7083 0.050 6.833 46.690

35 2 87 0.80 0.7881 0.7291 0.059 7.833 61.356

36 7 87 0.80 0.7881 0.7500 0.038 7.833 61.356

37 19 87 0.80 0.7881 0.7768 0.017 7.833 61.356

38 39 88 0.90 0.8150 0.7917 0.023 8.833 78.022

39 45 88 0.90 0.8150 0.8125 0.003 8.833 78.022

Page 102: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/.../123456789/25236/3/MUNAROM-FITK.pdf · Asuh Orang Tua Dengan Pelaksanakan Ibadah Shalat Fardhu Anak Usia SLTA

40 9 89 1.00 0.8413 0.8333 0.008 9.833 96.688

41 43 89 1.00 0.8413 0.8542 -0.013 9.833 96.688

42 48 89 1.00 0.8413 0.8750 -0.034 9.833 96.688

43 40 92 1.31 0.9049 0.8958 0.009 12.833 164.686

44 24 93 1.41 0.9207 0.9167 0.004 13.833 191.352

45 46 93 1.41 0.9207 0.9375 -0.017 13.833 191.352

46 47 93 1.41 0.9207 0.9583 -0.020 13.833 191.352

47 18 94 1.51 0.9345 0.9792 -0.042 14.833 220.018

48 41 94 1.51 0.9345 1 -0.066 14.833 220.018

3800 4540.671

Perhitungan Uji Normalitas Data variable Pola Asuh Orangtua

1. Hipotesis

: Data berdistribusi normal

: Data tidak berdistribusi normal

2. Kriteria Pengujian Terima , bila <

3. Menetapkan L berdasarkan table atau rumus L =

√ =

√ = 0,128

4. Perhitungan

Mencari (Xi – X ) yaitu selisih antara Xi dan X

Mencari yaitu kuadrat dari Xi - X

5. Mencari Simpangan Baku (Standar Deviasi)

S = √∑

= √

= √

= 9,829

6. Mencari Simpangan Baku (Zi) dengan rumus : Zi =

7. Untuk mengisi F(Zi) dapat dilihat pada table distribusi normal baku.

8. Mencari S(Zi) =

9. Mencari | | yaitu selisih antara F(Zi) dengan S(Zi). Tentukan

harga mutlaknya.

Page 103: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/.../123456789/25236/3/MUNAROM-FITK.pdf · Asuh Orang Tua Dengan Pelaksanakan Ibadah Shalat Fardhu Anak Usia SLTA

10. Ambil harga yang paling besar diantara harga mutlak. Harga tersebut

disebut

Kesimpulan :

sebesar 0,066 dan pada = 0,05 sebesar 0,128. Karena <

. Jadi data terdistribusi normal.

Page 104: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/.../123456789/25236/3/MUNAROM-FITK.pdf · Asuh Orang Tua Dengan Pelaksanakan Ibadah Shalat Fardhu Anak Usia SLTA

Lampiran 5

Perhitungan Uji Normalitas Data Variabel Pelaksanaan Shalat Fardhu Anak

No.

Urut

No.

Resp Zi F(Zi) S(Zi) F(Zi) – S(Zi) Xi – X

1 6 56 -1.63 0.516 0.0208 0.031 -19.146 366.569

2 27 56 -1.63 0.516 0.0416 0.010 -19.146 366.569

3 28 57 -1.55 0.0906 0.0625 0.028 -18.146 329.277

4 15 58 -1.46 0.0721 0.0833 -0.011 -17.146 293.985

5 30 58 -1.46 0.0721 0.1041 -0.032 -17.146 293.985

6 16 60 -1.29 0.0985 0.1250 -0.027 -15.146 229.401

7 1 61 -1.21 0.1131 0.1458 -0.033 -14.146 200.109

8 14 61 -1.21 0.1131 0.1666 -0.054 -14.146 200.109

9 29 61 -1.21 0.1131 0.1875 -0.074 -14.146 200.109

10 10 62 -1.04 0.1492 0.2083 -0.059 -12.146 147.525

11 2 63 -1.04 0.1492 0.2291 -0.080 -12.146 147.525

12 34 63 -1.04 0.1492 0.2500 -0.101 -12.146 147.525

13 11 64 -0.95 0.1711 0.2708 -0.099 -11.146 124.233

14 18 70 -0.44 0.3300 0.2916 0.038 -5.146 26.481

15 3 71 -0.35 0.3032 0.3125 -0.010 -4.146 17.189

16 12 71 -0.35 0.3032 0.3333 -0.030 -4.146 17.189

17 17 71 -0.35 0.3032 0.3542 -0.051 -4.146 17.189

18 19 71 -0.35 0.3032 0.3750 -0.072 -4.146 17.189

19 22 71 -0.35 0.3032 0.3958 -0.092 -4.146 17.189

20 7 72 -0.27 0.3936 0.4166 -0.023 -3.146 9.897

21 31 72 -0.27 0.3936 0.4375 -0.044 -3.146 9.897

22 20 73 -0.18 0.4285 0.4583 -0.030 -2.146 4.605

23 35 73 -0.18 0.4285 0.4791 -0.051 -2.146 4.605

24 21 74 -0.10 0.4602 0.5000 -0.040 -1.146 1.313

25 32 74 -0.10 0.4602 0.5208 -0.061 -1.146 1.313

26 5 76 0.07 0.5279 0.5417 -0.014 0.854 0.729

27 9 76 0.07 0.5279 0.5625 -0.035 0.854 0.729

28 33 77 0.16 0.5636 0.5833 -0.020 1.854 3.437

29 23 79 0.33 0.6293 0.6042 0.025 3.854 14.853

30 43 79 0.33 0.6293 0.6250 0.004 3.854 14.853

31 24 80 0.41 0.6591 0.6458 0.013 4.854 23.561

32 37 80 0.41 0.6591 0.6667 -0.008 4.854 23.561

33 42 80 0.41 0.6591 0.6875 -0.029 4.854 23.561

34 8 81 0.50 0.6915 0.7083 -0.017 5.854 34.269

35 4 83 0.67 0.7486 0.7291 0.020 7.854 61.685

36 36 85 0.84 0.7995 0.7500 0.050 9.854 97.101

37 13 86 0.92 0.8212 0.7708 0.050 10.854 117.809

38 48 86 0.92 0.8212 0.7917 0.030 10.854 117.809

39 39 87 1.01 0.8435 0.8125 0.031 11.854 140.517

Page 105: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/.../123456789/25236/3/MUNAROM-FITK.pdf · Asuh Orang Tua Dengan Pelaksanakan Ibadah Shalat Fardhu Anak Usia SLTA

40 41 90 1.27 0.8980 0.8333 0.065 14.854 220.641

41 44 90 1.27 0.8980 0.8542 0.044 14.854 220.641

42 45 91 1.35 0.9115 0.8750 0.037 15.854 251.349

43 26 92 1.44 0.9251 0.8958 0.029 16.854 284.057

44 46 92 1.44 0.9251 0.9167 0.008 16.854 284.057

45 38 93 1.52 0.9357 0.9375 -0.002 17.854 318.765

46 40 93 1.52 0.9357 0.9583 -0.023 17.854 318.765

47 25 94 1.59 0.9441 0.9792 -0.035 18.854 355.473

48 47 94 1.59 0.9441 1 -0.056 18.854 355.473

3607 6474.672

Perhitungan Uji Normalitas Data Variabel Pelaksanaan Shalat Fardhu Anak

1. Hipotesis

: Data berdistribusi normal

: Data tidak berdistribusi normal

2. Kriteria Pengujian Terima , bila <

3. Menetapkan L berdasarkan table atau rumus L =

√ =

√ = 0,128

4. Perhitungan

Mencari (Xi – X ) yaitu selisih antara Xi dan X

Mencari yaitu kuadrat dari Xi - X

5. Mencari Simpangan Baku (Standar Deviasi)

S = √∑

= √

= √

= 11,737

6. Mencari Simpangan Baku (Zi) dengan rumus : Zi =

7. Untuk mengisi F(Zi) dapat dilihat pada table distribusi normal baku.

8. Mencari S(Zi) =

9. Mencari | | yaitu selisih antara F(Zi) dengan S(Zi). Tentukan

harga mutlaknya.

Page 106: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/.../123456789/25236/3/MUNAROM-FITK.pdf · Asuh Orang Tua Dengan Pelaksanakan Ibadah Shalat Fardhu Anak Usia SLTA

10. Ambil harga yang paling besar diantara harga mutlak. Harga tersebut disebut

Kesimpulan :

sebesar 0,056 dan pada = 0,05 sebesar 0,128. Karena <

. Jadi data terdistribusi normal.

Page 107: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/.../123456789/25236/3/MUNAROM-FITK.pdf · Asuh Orang Tua Dengan Pelaksanakan Ibadah Shalat Fardhu Anak Usia SLTA

Lampiran 6

PROSES PERHITUNGAN UNTUK MENENTUKAN ANGKA KOFISIEN

KORELASI DAN HIPOTESIS

Dari hasil analisis terdahulu diketahui bahwa data variabel X dan Y

berdistribusi normal dan regresinya linier. Oleh karena itu derajat hubungan

variabel X Pola Asuh Orang Tua dan Y Pelaksanaan Ibadah Shalat Fardhu Anak

ditentukan dengan menggunakan rumus korelasi product moment.

1. Derajat Korelasi (r)

= ∑ ∑ ∑

√ ∑ ∑ ∑

=

= 0,67

2. Uji Signifikan Korelasi

a. Menentukan nilai t hitung

t = √

= √

=

= 6,14

b. Mencari nilai dari daftar (table) dengan db = 46 dengan taraf signifikansi

5 % (α = 0,05)

Db = n – 2

= 48 – 2

Page 108: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/.../123456789/25236/3/MUNAROM-FITK.pdf · Asuh Orang Tua Dengan Pelaksanakan Ibadah Shalat Fardhu Anak Usia SLTA

Angket yang taraf signifikansi 5% dengan db = 46 setelah dilihat dalam

table ternyata tidak terdapat, maka untuk memperoleh jawaban digunakan cara

interpolasi yaitu :

t 0,95(40) = 1,68

0,95 (46) = 1,68 – 1/40 (0,01)

t 0,95 (60) = 1,67 = 1,68 – 0,03 = 1,65

Dari hasil perhitungan ternyata a > atau 6,14 > 1,65 maka dapat

disimpulkan koefisien korelasi sebesar 0,67 untuk kedua variabel penelitian

berarti (signifikan).

3. Koefisien Determinasi (KD)

Perhitungan ini dimanfaatkan untuk mengetahui kontribusi variabel X terhadap

variabel Y.

KD = . 100%

= 0,45 . 100 (Nilai r berasal dari hasil perhitungan )

= 45%

Berdasarkan perhitungan diatas dapat diketahui bahwa variabel pola asuh

orangtua berkontribusi terhadap variabel pelaksanaan ibadah shalat fardhu anak

45%.

Page 109: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/.../123456789/25236/3/MUNAROM-FITK.pdf · Asuh Orang Tua Dengan Pelaksanakan Ibadah Shalat Fardhu Anak Usia SLTA
Page 110: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/.../123456789/25236/3/MUNAROM-FITK.pdf · Asuh Orang Tua Dengan Pelaksanakan Ibadah Shalat Fardhu Anak Usia SLTA
Page 111: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/.../123456789/25236/3/MUNAROM-FITK.pdf · Asuh Orang Tua Dengan Pelaksanakan Ibadah Shalat Fardhu Anak Usia SLTA
Page 112: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/.../123456789/25236/3/MUNAROM-FITK.pdf · Asuh Orang Tua Dengan Pelaksanakan Ibadah Shalat Fardhu Anak Usia SLTA
Page 113: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/.../123456789/25236/3/MUNAROM-FITK.pdf · Asuh Orang Tua Dengan Pelaksanakan Ibadah Shalat Fardhu Anak Usia SLTA
Page 114: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/.../123456789/25236/3/MUNAROM-FITK.pdf · Asuh Orang Tua Dengan Pelaksanakan Ibadah Shalat Fardhu Anak Usia SLTA
Page 115: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/.../123456789/25236/3/MUNAROM-FITK.pdf · Asuh Orang Tua Dengan Pelaksanakan Ibadah Shalat Fardhu Anak Usia SLTA