pengaruh pola asuh orang tua dan interaksi …etheses.iainponorogo.ac.id/2487/1/laras eka...

83
56 PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA DAN INTERAKSI SOSIAL TERHADAP PERKEMBANGAN MORAL ANAK DI DESA DADI KECAMATAN PLAOSAN KABUPATEN MAGETAN SKRIPSI OLEH: LARAS EKA AFRIANA NIM 210313227 FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PONOROGO 2018

Upload: buithu

Post on 22-Jun-2019

214 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA DAN INTERAKSI …etheses.iainponorogo.ac.id/2487/1/Laras Eka Afriana.pdf · pengaruh antara pola asuh orang tua dan interaksi sosial anak terhadap perkembangan

56

PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA DAN INTERAKSI SOSIAL

TERHADAP PERKEMBANGAN MORAL ANAK DI DESA DADI

KECAMATAN PLAOSAN KABUPATEN MAGETAN

SKRIPSI

OLEH:

LARAS EKA AFRIANA

NIM 210313227

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

(IAIN) PONOROGO

2018

Page 2: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA DAN INTERAKSI …etheses.iainponorogo.ac.id/2487/1/Laras Eka Afriana.pdf · pengaruh antara pola asuh orang tua dan interaksi sosial anak terhadap perkembangan

57

ABSTRAK

Afriana, Laras Eka. Pengaruh Pola Asuh Orang Tua dan Interaksi Sosial

terhadap Perkembangan Moral Anak di Desa Dadi Kecamatan Plaosan

Kabupaten Magetan. Skripsi, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Pendidikan

Agama Islam, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ponorogo. Pembimbing:

Kadi,M.Pd.I

Kata Kunci : Pola Asuh Orang tua, Interaksi Sosial, Perkembangan Moral

Besarnya peran pola asuh orang tua dalam mewujudkan perilaku moral

dalam diri anak harus diimbangi dengan kontrol dalam interaksi sosial. Karena

semakin maraknya tidak kriminal yang dilakukan oleh remaja dan pola pergaulan

anak dijaman sekarang yang kurang sesuai apabila dilakukan oleh anak pada usia

antara 10-14 tahun. Sehingga dalam penelitian yang dilakukan di desa Dadi,

Kecamatan Plaosan, Kabupaten Magetan ini bertujuan untuk mendeskripsikan

pola asuh orang tua, interaksi sosial anak, perkembangan moral anak, dan

pengaruh antara pola asuh orang tua dan interaksi sosial anak terhadap

perkembangan moral anak usia 10-14 tahun di desa Dadi kecamatan plaosan

kabupaten magetan. Berdasarkan jumlah populasi anak di desa Dadi berjumlah 75

anak maka penelinian ini dilakukan dengan menggunakan 75 sampel anak di desa

Dadi, Kecamatan Plaosan, Kabupaten Magetan dengan usia 10-14 tahun. karena

pada usia yang demikian usia yang sangat rentan akan terjadinya perkembangan

moral anak, mengingat dengan usia dalam tingkat peralihan dari masa kanak-

kanak menuju tahap remaja. Anak akan mudah mencoba melakukan suatu hal

yang baru, sehingga dapat memuaskan dirinya. Instrument yang digunakan dalam

penelitian ini adalah kuesioner tertutup dengan 4 opsi pilihan yang sudah

diujicobakan terlebih dahulu. Setelah itu dilakukan penskoran dan teknik analisis

data menggunakan uji regresi linier berganda.

Berdasarkan hasil analisis data dan uji hipotesis regresi linier diperoleh

kesimpulan bahwa: 1) Pola asuh orang tua berpengaruh signifikan secara parsial

terhadap perkembangan moral anak diDesa Dadi Kecamatan Plaosan Kabupaten

Magetan dengan thitung = 3.710 > ttabel = 1.99254 dan nilai Sig. 0.000 serta 72%

anak memiliki respon sangat baik; 2) Interaksi sosial berpengaruh signifikan

secara parsial terhadap perkembangan moral anak diDesa Dadi Kecamatan

Plaosan Kabupaten Magetan thitung = 5.080 > ttabel = 1.99254 dan nilai Sig. 0.000

serta 73.3% anak memiliki respon sangat baik; dan 7) Pola asuh dan interaksi

sosial secara bersama–sama berpengaruh terhadap perkembangan moral anak

diDesa Dadi Kecamatan Plaosan Kabupaten Magetan dengan nilasi Sig. 0.000

serta 69.3% anak memiliki respon sangat baik.

Page 3: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA DAN INTERAKSI …etheses.iainponorogo.ac.id/2487/1/Laras Eka Afriana.pdf · pengaruh antara pola asuh orang tua dan interaksi sosial anak terhadap perkembangan

58

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat

dan pemerintah melalui kegiatan bimbingan, pengajaran atau latihan yang

berlangsung di sekolah ataupun di luar sekolah. Untuk mempersiapkan peserta

didik agar dapat menjalankan kehidupannya dalam berbagai lingkungan hidup

secara tepat dimasa yang akan datang.

Lembaga pendidikan yang tak kalah penting dengan lembaga sekolah

yaitu keluarga. Seorang individu tidak akan terlepas dari suatu keluarga.

Menurut Gunarsa keluarga ideal merupakan ada dua individu yang memainkan

peran sebagai ayah dan ibu. Peran ibu yaitu memenuhi kebutuhan biologis dan

fisik, merawat dan mengurus keluarga, mendidik, mengatur, dan membimbing

anak, serta menjadi contoh dan teladan bagi anak. Sedangkan peran ayah yaitu

pencari nafkah, memberi rasa aman, berpartisipasi dalam pendidikan anak,

sebagai pelindung dan mengasihi keluarga, karena orangtua berkewajiban

dalam mendidik dan membimbing anak.1Dari dalam keluarga itulah anak akan

mendapatkan rangsangan, hambatan dan pengaruh yang pertama dalam

pertumbuhan dan perkembangan anak, baik secara fisik ataupun psikisnya.

Keluarga harus mampu memberikan berbagai sumbangan lain bagi

1 Singgih D. Gunarsa, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja , (Jakarta: BPK Gunung

Mulia, 2002), 35.

Page 4: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA DAN INTERAKSI …etheses.iainponorogo.ac.id/2487/1/Laras Eka Afriana.pdf · pengaruh antara pola asuh orang tua dan interaksi sosial anak terhadap perkembangan

59

perkembangan anak. Sumbangan yang diberikan kepada anak ditemukan oleh

sifat hubungan antara anak dengan berbagai anggota keluarga yang lain. Dia

akan memulai untuk bersosialsisasi dengan teman sebayanya, bukan hanya

dengan anggota keluarganya. Karena itu orang tua perlu mengetahui cara

mendidiknya agar ia dapat aktif secara sosial. Melalui komunikasi dan interaksi

yang sering terjadi dalam lingkungan sosial anak akan terbiasa untuk berbagi

dan bekerjasama, belajar peka akan perasaan orang lain, menyelesaikan

pertengkaran dengan kata-kata dan bukan dengan perilaku yang agresif,2

sehingga anak akan dapat menjalin interaksi sosial yang baik.

Jenis pola keluarga yang berperan dalam memberikan sumbagan kepada

anak akan berpengaruh pada perkembangan anak. Pola asuh orang tua dipilih

untuk mendidik dan mengasuh anak kelak akan membentuk anak sesuai

harapan dan keinginan orang tua. Cara orang tua mengasuh anak akan

mempengaruhi sikap orang tua dalam memperlakukan anak mereka sendiri.

Hal itu akan mempengaruhi sikap dan perilaku anak terhadap orang tua

maupun kepada orang lain. Orang tua seharusnya mampu bersikap positif jika

ingin anaknya tumbuh dengan baik.

Pola kepengasuhan anak adalah salah satu faktor yang sangat

mempengaruhi bagaimana masa depan anak. Apakah ia akan tumbuh menjadi

anak seperti dambaan orang tua atau bahkan sebaliknya. Maka faktor yang

menjadi penyebab tidak tercapainya harapan orang tua terhadap anak, antara

lain adalah ketidaktahuan orang tua tentang bagaimana mendidik atau

2 Sri Mulyanti, Cara Cerdas Mendidik & Mengoptimalkan Kecerdasan Anak

(Yogyakarta: Buana Pustaka, 2013), 53-54.

Page 5: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA DAN INTERAKSI …etheses.iainponorogo.ac.id/2487/1/Laras Eka Afriana.pdf · pengaruh antara pola asuh orang tua dan interaksi sosial anak terhadap perkembangan

60

mengasuh anak secara benar. Pola asuh yang benar adalah yang mengacu pada

konsep dasar tumbuh kembang (asah-asih-asuh) sehingga anak dapat tumbuh

dan berkembang secara optimal. Menurut Old dan Felman menyatakan bahwa

pola asuh ada lima macam antara lain pola asuh orang tua otoriter, pola asuh

orang tua demokratis, pola asuh orang tua permisif, pola asuh orang tua

situasional dan pola asuh orang tua laisses fire. Pola asuh yang diberikan orang

tua kepada anak melainkan akan berpengaruh pula pada perkembangan anak

terutama perkembangan moral.

Menurut John W. Santrock perkembangan moral adalah perubahan

penalaran, perasaan dan perilaku tentang standar mengenai benar dan

salah.3Perkembangan moral adalah perubahan-perubahan perilaku yang terjadi

dalam kehidupan anak berkenaan dengan tata cara, kebiasaan, adat, atau

standar nilai yang berlaku dalam kelompok sosial. Berdasarkan Undang-

Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional pada pasal 7 ayat 1 berbunyi “ Orang tua mempunyai kewajiban

untuk mengasuh putra-putrinya. Sikap tersebut tercermin dalam pola

pengasuhan kepada anak-anaknya. Karena masing-masing orang tua memiliki

pola asuh tertentu. Selain itu orang tua berhak berperan serta dalam memilih

satuan pendidikan dan memperoleh informasi tentang perkembangan

pendidikan anaknya.”

Akan tetapi yang terjadi pada saat ini justru kebanyakan orang tua yang

belum menerapkan pola asuh yang baik bagi anaknya sesuai dengan kebutuhan

3 John W. Santrock, Perkembangan Anak, Edisi ketujuh, Jilid dua (Surabaya: Erlangga,

2007), 9.

Page 6: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA DAN INTERAKSI …etheses.iainponorogo.ac.id/2487/1/Laras Eka Afriana.pdf · pengaruh antara pola asuh orang tua dan interaksi sosial anak terhadap perkembangan

61

dan perkembangan anak. Selain itu pada saat ini banyak orang tua yang lebih

memilih untuk menyerahkan kepengasuhan anaknya kepada pengasuh. Orang

tua yang sibuk dengan pekerjaannya sehingga segala sesuatunya diserahkan

kepada pengasuh si anak. Tentu saja hal ini sangatlah merugikan anak karena

pola asuh yang diberikan bukan pola asuh orang tua sebagaimana mestinya

diberikan oleh orang tua akan tetapi pola asuh diberikan dari pengasuh anak.

Selain itu masih banyak orang tua yang berpendapat jika kebijaksanaan dalam

mendidik anak otomatis akan muncul seiring dengan semakin bertambahnya

usia. Mereka tidak mengetahui secara sadar dan rasional suatu hal yang sangat

dibutuhkan anaknya. Mengingat adanya zaman yang berkembang secara pesat

dan tantangan di dalam membesarkan anak pun semakin kompleks, maka perlu

dikaji lebih mendalam. Pola asuh orang tua sangat erat hubungannya dengan

perkembangan moral anak, karena pola asuh orang tua adalah suatu interaksi

antara orang tua dengan anaknya , dimana orang tua bermaksud untuk

memberikan rangsangan kepada anak dengan tujuan untuk mengubah tingkah

laku, pengetahuan serta nilai-nilai yang dianggap tepat oleh orang tua agar

anak menjadi mandiri, tumbuh dan berkembang secara sehat dan optimal.

Karena sebagai bentuk dari upaya orang tua mengasuh, memelihara,

meunjukkan kekuasaannya terhadap anak dan salah satu tanggung jawab orang

tua dalam mengantarkan anaknya menuju kedewasaan.

Berdasarkan beberapa penjelasan diatas nyata bahwa peran orang tua

dalam pengasuhan sangat besar dimana orang tua diharuskan untuk

memperhatikan pola asuh yang akan diberikan dalam mendidik anaknya. Pola

Page 7: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA DAN INTERAKSI …etheses.iainponorogo.ac.id/2487/1/Laras Eka Afriana.pdf · pengaruh antara pola asuh orang tua dan interaksi sosial anak terhadap perkembangan

62

asuh yang bermacam-macam itulah yang nantinya akan mempengaruhi

perkembangan moral anak. Apabila orang tua dapat memberikan pola asuh

yang tepat kepada anak maka perkembangan moral anak akan berkembang

sesuai dengan yang kami harapkan.

Penanganan terhadap perilaku anak yang menyimpang bukanlah hal yang

mudah. Orang tua berhak memilih pola asuh yang diharapkan dalam kehidupan

berkeluarga. Akan tetapi, pola asuh yang diterapkan orang tua keliru, maka

yang akan terjadi bukan perilaku yang baik, sebaliknya akan menambah buruk

perilaku anak. Dengan demikian orang tua diharapkan dapat memilih pola asuh

yang tepat bagi anak, yang bertujuan untuk mengoptimalkan perkembangan

anak dan yang paling utama pola asuh bertujuan untuk menanamkan nilai-nilai

agama pada anak, sehingga dapat mencegah dan menghindari segala bentuk

dan perilaku menyimpang pada anak di kemudian hari. Betapa besarnya

tanggungjawab orang tua dihadapan Allah Swt terhadap pendidikan anak.

Dalam permasalahan ini Allah berfirman dalam QS. At-Tahrim ayat 6:

“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu

dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya

malaikat-malaikat yang kasar, keras, tidak mendurhakai Allah terhadap apa

yang diperintahkan-Nya kepada mereka yang selalu mengerjakan apa yang

telah diperintahkan”4

Berdasarkan pengamatan awal yang peneliti lakukan di lapangan

4Lajnah Pentashih Mushaf Al-Qur’an, Al-qur’an dan Terjemahnya (Jakarta: Pustaka

Amani, 2005), 820..

Page 8: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA DAN INTERAKSI …etheses.iainponorogo.ac.id/2487/1/Laras Eka Afriana.pdf · pengaruh antara pola asuh orang tua dan interaksi sosial anak terhadap perkembangan

63

khususnya di desa Dadi, ditemukan beberapa anak yang perkembangan moralnya

belum sesuai dengan tahapan perkembangan. Seperti halnya anak pada usia balita

ataupun kanak-kanak meniru gaya bicara orang dewasa dengan mengucapkan

kata-kata kasar, anak pada usia 11-12 tahun sudah mulai merokok, mengendarai

sepeda motor dengan ugal-ugalan di jalan. Serta remaja mulai dari usia 14 tahun

pun banyak yang mulai mengkonsumsi minuman keras, sehingga seringkali

terjadi konflik antar teman. Selain itu anak-anak juga malas untuk pergi ke TPQ

ataupun mengikuti bimbel dan lebih mementingkan bermain untuk berkumpul

dengan teman-temannya.5

Mencermati kenyataan tersebut diatas, bahwa dari latar belakang

keluarga yang berbeda akan membentuk pola kepengasuhan yang berbeda pula,

selain itu bentuk interaksi sosial yang dilakukan anak sehari-hari juga akan

mempengaruhi perkembangan moral juga. Secara kenyataannya di desa Dadi

belum pernah diadakan penelitian yang mendalam tentang “ Pengaruh Pola

Asuh Orang Tua dan Interaksi Sosial terhadap Perkembangan Moral Anak”.

Hal tersebutlah yang mendorong penulis untuk mengadakan penelitian tentang

pengaruh pola asuh orang tua dan interaksi sosial terhadap perkembangan

moral di desa tersebut, dan akhirnya penulis merumuskan kedalam penelitian

yang berjudul: “Pengaruh Pola Asuh Orang Tua dan Interaksi Sosial Terhadap

Perkembangan Moral Anak di Desa Dadi Kecamatan Plaosan Kabupaten

Magetan”.

5Observasi dilakukan pada tanggal 15 September 2017 di Desa Dadi, Kecamatan Plaosan,

Kabupaten Magetan.

Page 9: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA DAN INTERAKSI …etheses.iainponorogo.ac.id/2487/1/Laras Eka Afriana.pdf · pengaruh antara pola asuh orang tua dan interaksi sosial anak terhadap perkembangan

64

B. Batasan Masalah

Adanya berbagai keterbatasan yang ada baik waktu, dana, maupun

Banyak faktor atau variabel yang dapat dikaji untuk ditindak lanjuti dalam

penelitian ini. Namun karena cakupan bidang yang sangat luas serta jangka

penulis. Sehingga dalam penelitian ini dibatasi pada:

1. Pola asuh orangtua dalam penelitian ini yaitu pola asuh yang diberikan

oleh orang tua kepada anak dalam bentuk perlakuan secara fisik maupun

psikis yang tercermin dalam tutur kata, sikap, perilaku dan tindakan.

Dalam penelitian ini pola asuh yang diukur pola asuh orang tua otoriter,

demokratis, permisif, situasional dan laisses fire.

2. Interaksi sosial dalam penelitian ini yaitu semua hal yang dilakukan anak

baik melalui kerjasama, persaingan, pertikaian atau pertentangan dan

akomodasi dengan teman sebaya ataupun dengan orang tua serta dengan

masyarakat yang turut mempengaruhi terhadap perkembangan moral.

3. Subyek dalam penelitian ini adalah anak berusia 10 hingga 14 tahun dan

bertempat tinggal di dusun Dadi, Kecamatan Plaosan, Kabupaten Magetan.

Karena pada usia antara 10 hingga 14 tahun itulah masa-masa yang sangat

rentan akan terjadinya kenakalan remaja. Hal itu akibat dengan adanya

masa-masa pubertas yaitu dengan peralihannya masa kanak-kanak menuju

tahap remaja. Dengan demikian anak akan memulai untuk menemukan jati

dirinya dan akan mencoba-coba melakukan suatu hal baru yang akan

membuat ia merasa senang.

4. Tempat yang menjadi penelitian ini berlokasi di desa Dadi, kecamatan

Page 10: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA DAN INTERAKSI …etheses.iainponorogo.ac.id/2487/1/Laras Eka Afriana.pdf · pengaruh antara pola asuh orang tua dan interaksi sosial anak terhadap perkembangan

65

Plaosan, Kabupaten Magetan. Tempat yang dijadikan penelitian ini dibatasi

hanya di Dusun Dadi.Karena di dusun Dadi ini memiliki tingkatan usia anak

yang merata mulai dari usia 10 hingga 14 tahun yang berjumlah 93 anak.

Dengan adanya batasan masalah dalam penelitian ini, diharapkan dapat

mempermudah dan mempertegas ruang lingkup pembahasan.

C. Rumusanmasalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah pada

penelitian ini adalah:

1. Bagaimana pengaruh pola asuh orang tua terhadap perkembangan moral

anak di desa Dadi, Kecamatan Plaosan, Kabupaten Magetan?

2. Bagaimana pengaruh interaksi sosial terhadap perkembangan moral anak di

desa Dadi, Kecamatan Plaosan, Kabupaten Magetan?

3. Bagaimana pengaruh pola asuh orang tua dan interaksi sosial terhadap

perkembangan moral anak di Desa Dadi, Kecamatan Plaosan Kabupaten

Magetan?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui pengaruh antara pola asuh orang tua terhadap

perkembangan moral anak di Desa Dadi, Kecamatan Plaosan Kabupaten

Magetan.

Page 11: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA DAN INTERAKSI …etheses.iainponorogo.ac.id/2487/1/Laras Eka Afriana.pdf · pengaruh antara pola asuh orang tua dan interaksi sosial anak terhadap perkembangan

66

2. Untuk mengetahui pengaruh antara interaksi sosial terkadap perkembangan

moral anak di Desa Dadi, Kecamatan Plaosan Kabupaten Magetan.

3. Untuk mengetahui pengaruh pola asuh orang tua dan pola interaksi sosial

terhadap perkembangan moral anak di Desa Dadi, Kecamatan Plaosan

Kabupaten Magetan.

E. Manfaat Penelitian

1. Manfaat secara teoretis

Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menguji teori tentang

pengaruh pola asuh orang tua dan pola interaksi sosial terhadap

perkembangan moral anak.

2. Manfaat secara praktis

a. Bagi Peneliti

Sebagai sarana menambah wawasan pengetahuan yang berkaitan dengan

konsep pola asuh orang tua dan interaksi sosial yang berlaku di dalam

sebuah keluarga ataupun masyarakat terhadap perkembangan moral anak.

Serta menambah pengalaman dalam hal penulisan karya ilmiah.

b. Bagi Pembaca

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan serangkaian teori tentang

pola asuh orang tua dan interaksi sosial yang dilakukan di dalam sebuah

keluarga terhadap perkembangan moral anak. Sehingga dapat

memberikan gambaran yang jelas bagi para pembaca bahwa kedua aspek

tersebut sangatlah penting dan berpengaruh terhadap pertumbuhan serta

Page 12: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA DAN INTERAKSI …etheses.iainponorogo.ac.id/2487/1/Laras Eka Afriana.pdf · pengaruh antara pola asuh orang tua dan interaksi sosial anak terhadap perkembangan

67

perkembangan anak.

c. Bagi Orang Tua

Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pendidikan moral di

lingkungan keluarga, dapat memberikan sumbangan kepada orang tua

untuk selalu membentuk moral yang baik pada anak-anaknya.

d. Bagi Anak

Penelitian ini diarapkan dapat memberikan masukan bagi anak untuk

meningkatkan moral anak dengan memperhatikan pola asuh orang tua

dan interaksi sosialnya.

F. Sistematika Pembahasan

Sistematika pembahasan dimaksudkan untuk mempermudah pembaca

menelaah isi kandungan yang ada dalam laporan penelitian. Penelitian ini

terdiri dari lima bab, adapun sistematikanya adalah sebagai berikut:

Bab pertama, Pendahuluan. Bab ini berfungsi untuk memberikan

gambaran tentang penelitian yang akan dilakukan yang meliputi latar belakang

masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat

penelitian dan sistematika pembahasan.

Bab kedua, Landasan Teori, telaah hasil penelitian terdahulu, kerangka

berfikir, pengajuan hipotesis. Landasan teori dalam penelitian ini memuat

tentang pola suh orang tua, pola interaksi dalam keluarga dan perkembangan

moral.

Bab ketiga, Metode penelitian. Berisi rancangan penelitian, populasi,

Page 13: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA DAN INTERAKSI …etheses.iainponorogo.ac.id/2487/1/Laras Eka Afriana.pdf · pengaruh antara pola asuh orang tua dan interaksi sosial anak terhadap perkembangan

68

sampel, instrumen pengumpulan data, teknik pengumpulan data dan teknik

analisis data, yaitu menjelaskan tentang penggunaan rumus.

Bab keempat, Hasil penelitian, berisi deskripsi data, analisis data

(pengajuan hipotesis), pembahasan dan interpretasi.

Bab kelima, Penutup. Berisi kesimpulan dan saran. Bab ini berfungsi

mempermudah pembaca dalam mengambil inti sari dari penelitian ini.

Page 14: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA DAN INTERAKSI …etheses.iainponorogo.ac.id/2487/1/Laras Eka Afriana.pdf · pengaruh antara pola asuh orang tua dan interaksi sosial anak terhadap perkembangan

69

BAB II

LANDASAN TEORI, TELAAH HASIL PENELITIAN TERDAHULU,

KERANGKA BERPIKIR, DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

A. Landasan Teori

1. Pola Asuh Orang Tua

a. Pengertian Pola Asuh

Pola asuh terdiri dari dua kata yaitu pola dan asuh, pola yang

berarti corak, model, sistem, cara kerja, bentuk (struktur) yang tepat.6

Sedangkan kata asuh berarti menjaga (merawat dan mendidik) anak

kecil, membimbing (membantu, melatih, dan sebagainya) dan memimpin

satu badan atau lembaga.7 Lebih jelasnya kata asuh yaitu mencakup

segala aspek yang berkaitan dengan perawatan, pemeliharaan, dukungan

dan bantuan sehingga seseorang tetap berdiri dan menjalankan

kehidupannya. Pola asuh merupakan suatu cara terbaik yang dapat

ditempuh orang tua dalam mendidik anak-anaknya sebagai perwujudan

dari rasa tanggung jawab kepada anak-anaknya. Gunarso mengatakan

pola asuh merupakan cara orang tua bertindak, berinteraksi, mendidik,

dan membimbing anak sebagai suatu aktivitas yang melibatkan banyak

perilaku tertentu secara individu maupun bersama-sama dalam

6 Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 1988), 54.

7 TIM Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar

Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 1988), cet. Ke-1, 692.

Page 15: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA DAN INTERAKSI …etheses.iainponorogo.ac.id/2487/1/Laras Eka Afriana.pdf · pengaruh antara pola asuh orang tua dan interaksi sosial anak terhadap perkembangan

70

serangkaian usaha aktif untuk mengarahkan anak.8 Sedangkan pola asuh

yang kaitannya dengan pendidikan berarti orang tua mempunyai

tanggungjawab primer.9 Tanggung jawab tersebut meliputi membimbing,

mendidik, menanamkan ketauhidan, serta membentuk kepribadian yang

baik di dalam diri anak.

Dengan demikian pola asuh orang tua merupakan gambaran

tentang sikap dan perilaku orang tua dan anak dalam berinteraksi,

berkomunikasi selama mengadakan kegiatan pengasuhan. Dalam

kegiatan pengasuhan ini, orang tua akan memberikan perhatian,

peraturan, disiplin, hadiah dan hukuman, serta tanggapan terhadap

keinginan anak-anaknya.10

Sehingga dengan melalui sikap, perilaku, dan

kebiasaan orang tua yang telah dilihat oleh anak akan cenderung ditiru

oleh anaknya hingga dapat menjadi suatu kebiasaan yang dilakukan oleh

anak-anaknya.

b. Macam-macam Pola Asuh

Berikut ini diuraikan macam-macam pola asuh orang tua terhadap

anak, antara lain:

1. Pola Asuh Otoriter (Parent Oriented)

Pola asuh otoriter pada umumnya menggunakan pola

komunikasi satu arah (One Way Communication). Ciri-ciri pola asuh

8 Yulia Singgih D. Gunarsa, Psikologi Anak dan Remaja (Jakarta: BPK Gunung Mulia,

2002), 37. 9Mansur, Pendidikan Anak Usia Dini, (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2005), 350.

10Moh. Haitami Salim, Pendidikan Karakter: Konsepsi & Implementasinya secara

terpadu di lingkungan keluarga, sekolah, perguruan tinggi dan masyarakat, (Yogyakarta: Ar-Ruzz

Media, 2013), 81.

Page 16: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA DAN INTERAKSI …etheses.iainponorogo.ac.id/2487/1/Laras Eka Afriana.pdf · pengaruh antara pola asuh orang tua dan interaksi sosial anak terhadap perkembangan

71

jenis ini menekankan bahwa segala aturan orang tua harus ditaati oleh

anak-anaknya.11

Hal ini bermaksud bahwa orang tua sering kali

memaksa anak untuk berperilaku seperti mereka, kebebasan untuk

bertindak atas nama sendiri cenderung dibatasi. Pola asuh ini juga

ditandai dengan adanya hukuman-hukuman yang dilakukan dengan

keras, mayoritas hukuman badan dan anak juga diatur untuk

membatasi perilakunya.

Dengan demikian sampai menginjak dewasa kemungkinan besar

mempunyai sifat-sifat yang ragu-ragu, mudah tersinggung, penakut,

pemurung, mudah terpengaruh, mudah stress, tidak punya arah masa

depan yang jelas, tidak bersahabat dan lemah kepribadian serta tidak

mampu mengambil keputusan tentang apapun yang dihadapi dalam

kehidupannya, sehingga anak akan selalu menggantungkan orang

lain.12

2. Pola Asuh Permisif (Children Centered)

Pola asuh permisif ini menggunakan pola komunikasi satu arah

(One Way Communication) karena meskipun orang tua memiliki

kekuasaan penuh dalam keluarga terutama terhadap anak, tetapi anak

memutuskan keinginannya sendiri baik orang tua setuju ataupun tidak.

Artinya dalam pola asuh jenis ini orang tua mengikuti segala kemauan

anaknya. Dengan demikian pola asuh ini menyebabkan anak kurang

disiplin dengan aturan-aturan sosial yang berlaku. Namun jika anak

11

Helmawati, Pendidikan Keluarga: Teoritis dan Praktis (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2014), 138. 12

Mansur, Pendidikan Anak Usia Dini dalam Islam, 354.

Page 17: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA DAN INTERAKSI …etheses.iainponorogo.ac.id/2487/1/Laras Eka Afriana.pdf · pengaruh antara pola asuh orang tua dan interaksi sosial anak terhadap perkembangan

72

menerapkan pola asuh ini dengan tanggungjawab maka anak akan

menjadi seseorang yang mandiri, kreatif, inisiatif, bersikap impulsif

dan agresif, suka memberontak, suka mendominasi, tidak jelas arah

hidupnya, prestasi rendah dan mampu mewujudkan aktualisasi dirinya

dalam kehidupan masyarakat.

3. Pola Asuh Demokratis

Pola asuh demokratis menggunakan komunikasi dua arah (Two

Way Communication). Kedudukan antara orang tua dan anak dalam

berkomunikasi sejajar. Sehingga suatu keputusan diambil bersama

dengan mempertimbangkan kedua belah pihak. Anak diberi kebebasan

yang bertanggungjawab. Artinya, segala yang dilakukan anak tetap

dibawah pengawasan orangtua dan dapat dipertanggungjawabkan

secara moral. Dalam pola asuh jenis ini anak akan menjadi indivisu

yang mempercayai orang lain, bertanggungjawab terhadap setiap

tindakannya, tidak munafik dan jujur.13

Selain itu pola asuh tipe ini

akan menghasilkan ciri-ciri sebagai berikut: bersikap bersahabat,

bersikap sopan, mau bekerja sama, memiliki rasa ingin tahu yang

tinggi, berorientasi terhadap prestasi, dan memiliki rasa percaya diri

yang tinggi.

4. Pola Asuh Situasional

Dalam tipe pola asuh ini orang tua tidak menetapkan salah satu

tipe dalam mendidik anak. Orang tua dapat menggunakan satu atau

13

Helmawati, Pendidikan Keluarga: Teoretis dan Praktis, 138-139.

Page 18: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA DAN INTERAKSI …etheses.iainponorogo.ac.id/2487/1/Laras Eka Afriana.pdf · pengaruh antara pola asuh orang tua dan interaksi sosial anak terhadap perkembangan

73

dua (campuran pola asuh) dalam situasi tertentu. Hal ini bertujuan

untuk membentuk agar anak menjadi anak yang berani menyampaikan

pendapat sehingga memiliki ide-ide yang kreatif, berani dan jujur.

5. Pola Asuh Laisses fire

Pola asuh jenis ini orang tua mendidik anak secara bebas, anak

diberi kelonggaran seluas-luasnya terhadap apa saja yang ia

kehendaki. Kontrol orang tua terhadap anak sangat lemah, orang tua

juga tidak membrikan bimbingan kepada anaknya.14

Sehingga apa

yang dilakukan oleh anak dianggap benar dan tidak perlu mendapat

teguran, arahan, ataupun bimbingan dari orang tua.

c. Faktor yang Mempengaruhi Pola Asuh

Adapun faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pola asuh antara

lain sebagai berikut:

1) Jenis Kelamin

Pada umumnya orang tua akan lebih keras terhadap anak wanita

daripada terhadap anak laki-laki.

2) Kebudayaan

Latar belakang budaya akan menghasilkan perbedaan dalam pola

pengasuhan anak. Hal ini terkait dengan adanya perbedaan peran

antara wanita dan laki-laki di dalam suatu kebudayaan masyarakat.

3) Status Sosial

Orang tua yang berlatar pendidikan rendah, tingkat ekonomi kelas

14

Mansur, Pendidikan Anak Usia Dini dalam Islam, 356.

Page 19: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA DAN INTERAKSI …etheses.iainponorogo.ac.id/2487/1/Laras Eka Afriana.pdf · pengaruh antara pola asuh orang tua dan interaksi sosial anak terhadap perkembangan

74

menengah dan rendah akan cenderung lebih keras, memaksa dan

kurang toleransi disbanding dengan mereka yang berasal dari kelas

menengah atas, akan tetapi mereka akan lebih konsisten.15

d. Tujuan Kepengasuhan Orang Tua

Memberikan landasan kehidupan keluarga pada anak-anak, agar

anak kelak menjadi adaptif dalam menyiasati kehidupan mereka,

menanamkan sikap disiplin pada anak dan membangun rasa percaya diri

anak.16

2. Interaksi Sosial

a. Pengertian Interaksi Sosial

Manusia dikatakan sebagai makhluk sosial karena pada diri

manusia ada dorongan, untuk berhubungan atau berinteraksi dengan

orang lain. Interaksi adalah hubungan timbal balik antar individu,

individu dengan kelompok, dan kelompok dengan kelompok

lainnya. merupakan hubungan-hubungan sosial yang menyangkut

hubungan antarindividu, individu (seseorang) dengan kelompok, dan

kelompok dengan kelompok.17

Berdasarkan penjabaran-penjabaran tersebut dapat ditarik

kesimpulan bahwa interaksi sosial merupakan pengaruh timbal balik

15

M. Enoch Markum, Keluarga dan Masyarakat ( Jakarta: Sinar Harapan, 1985) cet II,

41. 16

Singgih D. Gunarsa, Dari Anak Sampai Usia Lanjut, ( Jakarta: Gunung Mulia, 2006),

297. 17

https://ronnyafrianto1.wordpress.com/category/interaksi-anak-dalam-keluarga/html,

diakses pada tanggal 05 Januari 2017, pukul: 19.19 Wib.

Page 20: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA DAN INTERAKSI …etheses.iainponorogo.ac.id/2487/1/Laras Eka Afriana.pdf · pengaruh antara pola asuh orang tua dan interaksi sosial anak terhadap perkembangan

75

antara individu satu dengan individu yang lain atau dengan kelompok

yang lain dalam rangka mencapai tujuan tertentu. Namun perlu diketahui

bahwa dengan adanya interaksi dapat mempengarui tingkah laku orang

lain. Seperti halnya dengan melalui obrolan, pendengaran, melakukan

gerakan badan, penglihatan, tulisan ataupun cara berhubungan jarak jauh.

b. Bentuk-bentuk Interaksi Sosial

Interaksi sosial dapat terjadi dalam berbagai bentuk, antara lain:

1) Kerjasama

Menurut Roucek dan Warren kerjasama diartikan sebagai bekerja

bersama-sama dalam rangka untuk mencapai tujuan bersama.18

Sehingga berdasarkan penjelasan tersebut dapat dipahami bahwa kerja

sama merupakan pola hubungan antara satu individu yang satu dengan

yang lain dengan melibatkan pembagian tugas dan tanggungjawab

tertentu pada anggota kelompoknya dalam rangka untuk mencapai

tujuan bersama.

2) Persaingan

Merupakan suatu usaha dari seseorang untuk mencapai sesuatu yang

lebih daripada yang lainnya. Persaingan tersebut umumnya bersifat

individu dan hasil persaingan itu dianggap cukup untuk memenuhi

kepentingan pribadi. Namun perlu diketahui bahwa bentuk persaingan

ini biasanya didorong oleh motivasi sebagai berikut: mendapatkan

status sosial, memperoleh jodoh, mendapatkan kekuasaan,

18

Abdul Syani, Sosiologi: Skematika, Teori dan Terapan , (Jakarta: Bumi Aksara, 2012),

156.

Page 21: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA DAN INTERAKSI …etheses.iainponorogo.ac.id/2487/1/Laras Eka Afriana.pdf · pengaruh antara pola asuh orang tua dan interaksi sosial anak terhadap perkembangan

76

mendapatkan nama baik, dan mendapatkan kekayaan.

3) Pertikaian atau pertentangan

Menurut Sarjono Soekanto menjelaskan pertikaian adalah suatu proses

sosial dimana orang perorangan atau kelompok manusia berusaha

untuk memenuhi usahanya atau tujuannya dengan jalan menentang

pihak lawan yang disertai dengan ancaman ataupun kekerasan.

4) Akomodasi

Menurut Soedjono, akomodasi merupakan suatu keadaan dimana

suatu pertikaian atau konflik, mendapat penyelesaian sehingga

terjalin kerjasama yang baik kembali.19

c. Faktor-faktor yang mempengaruhi interaksi

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi interaksi antara lain:

1) Imitasi

Imitasi adalah dorongan untuk meniru perilaku dan gaya seseorang

yang menjadi idolanya. Sehingga imitasi memgang peranan penting

dalam interaksi social, dalam hal ini individu mempengaruhi atau

meniru orang lain melalui imitasi dan interaksi social. Tindakan

imitasi dilakukan dengan belajar dan mengikuti perbuatan orang lain

yang menarik perhatiannya. Imitasi dapat terjadi contohnya cara

berpakaian, model rambut, gaya bicara, cara bertingkah laku, dan

sebagainya. Imitasi dapat bersifat positif jika mendorong seseorang

untuk mempertahankan, melestarikan, serta menaati norma dan nilai

19

Ibid., 158-159.

Page 22: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA DAN INTERAKSI …etheses.iainponorogo.ac.id/2487/1/Laras Eka Afriana.pdf · pengaruh antara pola asuh orang tua dan interaksi sosial anak terhadap perkembangan

77

yang berlaku.

2) Sugesti

Sugesti adalah pengaruh psikologis, baik yang dating dai dalam diri

sendiri ataupun orang lain, yang pada umumnya diterima tanpa adanya

kritik dari individu yang bersangkutan, .sugesti dapat dibedakan

menjadi dua yaitu: auto-sugesti, yaitu sugesti terhadap diri sendiri,

sugesti yang datang dari dalam individu yang bersangkutan, dan

hetero-sugesti yaitu sugesti yang dating dari orang lain. Sugesti akan

mudah diterima oleh orang lain apabila memiliki ciri-ciri sebagai

berikut:

a) Bila daya pikir kritisnya dihambat

b) Bila kemampuan berfikirnya terpecah-pecah

c) Bila sugesti tersebut mendapatkan dukungan dari orang banyak

d) Bila sugesti tersebut diberikan oleh orang yang memiliki otoritas

3) Identifikasi

Identifikasi adalah keinginan seseorang untuk sama dengan orang lain.

Sifat identifikasi lebih mendalam dari pada imitasi karena dalam

proses ini kepribadian seseorang turut terbentuk. Proses identifikasi

dapat berlangsung tanpa sengaja atau dengan sengaja, sehingga

prosesi identifikasi dapat membentuk kepribadian seseorang. Karena

pada saat terjadi identifikasi anak mempelajari norma-norma sosial

dari ornag tua atau masyarakat melalui sikap-sikap ataupun norma-

norma dari lingkungan tersebut yang dijadikan tempat untuk

Page 23: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA DAN INTERAKSI …etheses.iainponorogo.ac.id/2487/1/Laras Eka Afriana.pdf · pengaruh antara pola asuh orang tua dan interaksi sosial anak terhadap perkembangan

78

melakukan identifiaksi.

4) Simpati

Simpati adalah perasaan rasa tertarik kepada orang lain dalam

interaksi sosial. Karena simpati merupakan perasaan, maka simpati

timbul tidak atas dasar logis rasional , melainkan atas dasar perasaan

atau emosi. Sehingga simpati disampaikan kepada seseorang pada

saat-saat tertentu, bisa saat bergembira bisa pula saat bersedih.

5) Motivasi

Motivasi adalah dorongan yang diberikan kepada seseorang individu

kepada individu lainnya. Motivasi bertujuan agar orang yang diberi

motivasi tersebut menuruti atau melaksanakan apa yang

dimotivasikan. Selain diberikan kepada individu, motivasi juga dapat

diberikan individu kepada kelompok, kelompok kepada kelompok,

dan kelompok kepada individu.

6) Empati

Empati adalah keadaan mental yang membuat seseorang merasa atau

mengindentifikasi dirinya dalam keadaan perasaan atau pikiran yang

sama dengan orang atau kelompok lain. Misalnya, jika melihat

seseorang mengalami kecelakaan dan luka berat. kita berempati

seolah-olah juga ikut merasakan sakit orang tersebut. Dengan kata

lain, kita memposisikan diri kita pada orang lain.20

20https://ronnyafrianto1.wordpress.com/category/interaksi-anak-dalam-keluarga/Html,

diakses pada tanggal 05 Januari 2017, Pukul: 20.38 Wib.

Page 24: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA DAN INTERAKSI …etheses.iainponorogo.ac.id/2487/1/Laras Eka Afriana.pdf · pengaruh antara pola asuh orang tua dan interaksi sosial anak terhadap perkembangan

79

3. Perkembangan Moral

a. Pengertian Moral

Secara etimologi istilah moral berasal dari bahasa latin yaitu mos,

moris yang berarti adat istiadat, kebiasaan, peraturan/nilai-nilai atau

tatacara kehidupan. Sedangkan moralitas merupakan kemauan untuk

menerima dan melakukan peraturan, nilai-nilai atau prinsip moral. Secara

terminologis, terdapat berbagai rumusan pengertian moral, yang dari segi

substantif materiilnya tidak ada perbedaan, tetapi bentuk formalnya

berbeda. beberapa ahli mengartikan moral dengan sebagai berikut:

Widjaja menyatakan bahwa moral adalah ajaran yang baik dan buruk

tentang perbuatan dan kelakuan (akhlak). Sedangkan Al-Ghazali

mengemukakan pengertian akhlak, sebagai padanan kata moral, sebagai

perangai (watak, tabiat) yang menetap kuat dalam jiwa mnausia dan

merupakan sumber timbulnya perbuatan tertentu dari dirinya secara

mudah dan ringan, tanpa perlu dipikirkan dan direncanakan

sebelumnya.21

Selain itu Bambang Daroeso merumusakn pengertian

moral secara lebih komprehensif rumusan formalnya sebagai berikut:

1) Moral sebagai perangkat ide-ide tentang tingkah laku hidup, dengan

warna dasar tertentu yang dipegang oleh sekelompok manusia didalam

lingkungan tertentu.

2) Moral adalah ajaran tentang laku hidup yang baik berdasarkan

pandangan hidup atau agama tertentu.

21

Muchson AR dan Samsuri, Dasar-Dasar Pendidikan Moral: Basis Pengembangan

Pendidikan Karakter (Yogjakarta: Ombak, 2015), 1.

Page 25: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA DAN INTERAKSI …etheses.iainponorogo.ac.id/2487/1/Laras Eka Afriana.pdf · pengaruh antara pola asuh orang tua dan interaksi sosial anak terhadap perkembangan

80

3) Moral sebagai tingkah laku hidup manusia, yang mendasarkan pada

kesadaran bahwa ia terikat oleh keharusan untuk mencapai yang baik,

sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku dalam lingkungannya.22

Berdasarkan penjabaran diatas maka dapat disimpulkan bahwa

moral merupakan pandangan benar atau salah, baik atau buruk, apa yang

dapat ataupun apa yang tidak dapat dilakukan oleh seseorang yang dapat

mempengaruhi tingkah lakunya dalam kehidupan bermasyarakat.

b. Pengertian Perkembangan Moral

Perkembangan moral adalah perubahan penalaran, perasaan, dan

perilaku tentang standar benar-salah. Perkembangan moral memiliki

dimensi intrapersonal yang mengatur aktivitas seseorangketika dia tidak

terlibat dalam interaksi social dan dimensi interpersonal yang mengatur

interaksi sosial dan penyelesaian konflik.23

Sedangkan perkembangan

moral dalam tinjauan paradigma absolutistik, menurut Liebert, lebih

memperhatikan kemajuan dalam tingatan atau tahap perkembangan

moral insani yang berlaku secara universal.24

Menurut hemat penulis

perkembangan moral merupakan perkembangan yang berkaitan dengan

aturan dan konvensi mengenai dengan apa yang seharusnya dilakukan

oleh manusia dalam berinteraksi dengan orang lain. Seperti halnya yang

berkenaan dengan tatacara, kebiasaan, adat, atau standar nilai yang

berlaku dalam suatu kelompok sosial.

22

Ibid., 2. 23

John W. Santrock, Perkembangan Anak, Edisi kesebelas Jilid 2 (Jakarta: Erlangga,

2007), 117. 24

Muchson AR dan Samsuri, Dasar-Dasar Pendidikan Moral, 50.

Page 26: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA DAN INTERAKSI …etheses.iainponorogo.ac.id/2487/1/Laras Eka Afriana.pdf · pengaruh antara pola asuh orang tua dan interaksi sosial anak terhadap perkembangan

81

c. Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Moral

Perkembangan moral seorang anak banyak dipengaruhi oleh

lingkungannya (baik lingkungan keluarga, sekolah ataupun masyarakat).

Namun anak memperoleh nilai-nilai moral dari lingkungannya, terutama

dari orangtuanya.25

Selain itu Piaget ataupun Kohlberg menyatakan bahwa faktor yang

mempengaruhi perkembangan moral anak antara lain pengasuhan orang

tua dan hubungan dengan teman sebaya.26

d. Proses Perkembangan Moral

Perkembangan moral anak dapat berlangsung melalui beberapa cara,

sebagai berikut:

1. Pendidikan langsung

Yaitu melalui penanaman pengertian tentang tingkah laku yang benar

dan salah, atau baik dan buruk oleh orang tua, guru ataupun orang

dewasa yang lainnya. Namun yang paling penting dalam pendidikan

moral yaitu teladan dari orangtua, guru ataupun orang dewasa lainnya.

2. Identifikasi

Yaitu dengan cara mengidentifikasi atau meniru penampilan atau

tingkah laku moral seesorang yang menjadi idolanya (seperti

orangtua, guru, artis atau orang dewasa lainnya).

3. Proses coba-coba (trial & error)

Yaitu dengan cara mengembangkan tingkah laku moral secara coba-

25

Syamsu Yusuf, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, 133. 26

John W. Santrock., Perkembangan Anak, 132.

Page 27: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA DAN INTERAKSI …etheses.iainponorogo.ac.id/2487/1/Laras Eka Afriana.pdf · pengaruh antara pola asuh orang tua dan interaksi sosial anak terhadap perkembangan

82

coba. Sehingga tingkah laku yang mendatangkan pujian akan terus

dilakukan sedangkan tingkah laku yang mendatangkan

hukuman/celaan akan dihentikan.27

e. Tingkat dan Tahap Perkembangan Moral

Adapun perlu diketahui bahwa sebelum Lawrence Kohlberg

mencetuskan teori perkembangan moral, Jean Piaget lebih dulu

menyusun teori perkembangan moral. Yang dikenal sebagai teori

struktural kognitif. Teori ini melihat perkembangan moral sebagai suatu

hasil interaksi antara pelaksana aturan, pengikut atau pembuatnya secara

individu dengan kerangka jalinan aturan yang bersangkutan yang telah

menunjukkan esensi moralitas tersebut. Sehingga teori yang

dikemukakan oleh Jean Piaget berfokus pada sikap, perasaan (afeksi),

serta kognisi dari individu terhadap perangkat aturan yang telah

bersangkutan.28

Sedangkan teori perkembangan Lawrence Kohlberg

merupakan pengembangan teori struktural-kognitif yang telah dilakukan

oleh piaget sebelumnya. Sehingga Lawrence Kohlberg mengusulkan

suatu teori perkembangan pemikiran moral ( teori development

kognitive). Teori ini menyatakan bahwa setiap individu melelui sebuah

tahapan moral. Tiap-tiap tahap ditandai oleh struktur mental khusus yang

diekspresikan dalam bentuk khusus penalaran moral.29

Berdasarkan pennelitiannya Lawrence Kohlberg (Ronald Duska

dan Mariellen Whelan) mengklasifikasikan perkembangan moral

27

Ibid., 134. 28

Mucson AR dan Samsuri, Dasar-dasar Pendidikan Moral, 50. 29

Mucson AR dan Samsuri, Dasar-dasar Pendidikan Moral, 54.

Page 28: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA DAN INTERAKSI …etheses.iainponorogo.ac.id/2487/1/Laras Eka Afriana.pdf · pengaruh antara pola asuh orang tua dan interaksi sosial anak terhadap perkembangan

83

kedalam tiga tingkat, yaitu sebagai berikut:

Tabel 2.1

Klasifikasi Perkembangan Moral

Tingkat (Level) Tahap (Stages)

I. Pra Konvensional

Pada tahap ini, anak mengenal

baik-buruk, benar-salah suatu

perbuatan, dari sudut

konsekuensi (dampak/akibat)

menyenangkan (ganjaran) atau

menyakiti (hukuman) secara

fisik akibat perbuatan yang

diterima. Dengan kata lain

bahwa dalam tahap ini anak

tidak memiliki ide tentang

aturan-aturan atau standar

moral.30

1. Orientasi Hukuman dan

Kepatuhan

Anak menilai baik-buruk,

atau benar-salah dari sudut

dampak

(hukuman/ganjaran) yang

diterimanya dari yang

mempunyai otoritas (yang

membuat aturan), baik

orangtua ataupun orang

dewasa lainnya. Dengan

demikian anak akan

melakukan perbuatan baik

ataupun semata-mata hanya

untuk menghindari

hukuman dan anak

mematuhi aturan orangtua

agar terhindar dari

hukuman.

2. Orientasi Relativis-

Instrumental

Perbuatan yang benar/salah

adalah yang berfungsi

sebagai instrumen (alat)

30

Ibid., 55.

Page 29: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA DAN INTERAKSI …etheses.iainponorogo.ac.id/2487/1/Laras Eka Afriana.pdf · pengaruh antara pola asuh orang tua dan interaksi sosial anak terhadap perkembangan

84

untuk memenuhi kebutuhan

atau kepuasan diri.

Sehingga anak akan

mematuhi segala apa pun

selama dapat memuaskan

diri sendiri ataupun

oranglain. Dengan demikian

anak melakukan atau

memberikan sesuatu kepada

orang lain bukan karena

rasa terima kasih atau

sebagai curahan kasih

sayang, melainkan karena

bersifat pamrih ( keinginan

untuk mendapatkan

balasan).

II. Konvensional

Pada tahap ini, anak

memandang perbuatan

baik/benar, atau berharga

bagi dirinya apabila dapat

memenuhi

harapan/persetujuan

keluarga, kelompok, atau

bangsa. Sehingga anak

menghormati moralitas

sebagai perangkat aturan

sosial dan harapan-harapan

sosial.31

Dengan demikian

3. Orientasi Kesepakatan

antar Pribadi, atau

Orientasi Anak Manis

(good boy/girl)

Anak memandang suatu

perbuatan itu baik, atau

berharga baginya apabila

dapat menyenangkan,

membantu atau disetujui

orang lain.

4. Orientasi Hukuman dan

Ketertiban

Perilaku yang baik adalah

31

Ibid.,

Page 30: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA DAN INTERAKSI …etheses.iainponorogo.ac.id/2487/1/Laras Eka Afriana.pdf · pengaruh antara pola asuh orang tua dan interaksi sosial anak terhadap perkembangan

85

dalam diri anak akan

berkembanglah sikap

konformitas, loyalitas, atau

penyesuaian diri terhadap

keinginan kelompok atau

aturan sosial masyarakat.

melaksanakan kewajiban,

menghormati otoritas, dan

memelihara ketertiban

sosial.

Dalam konteks usia manusia, tahap perkembangannya ialah sebagai

berikut: a) Tahap ke-1 dan 2 umumnya terjadi pada usia 10-14 tahun. b)

tahap ke-3 untuk usia 14 tahun keatas. Kohlberg juga beranggapan bahwa

tahapan itu bersifat taksonomik, artinya selalu mengikuti pola ukuran

jenjang. Sehingga untuk memasuki ke tahap yang lebih tinggi harus

melalui dan ditentukan tahap sebelumnya. Sebagaimana yang sesuai

dengan teori sosiologi dari K.Manheim mengenai situation gebundenthiet

das menslichen und denken. Hal ini bermakna bahwa pola fikir dan

keinginan manusia ditentukan oleh situasi dan lingkungannya.32

Namun perlu diketahui bahwa dengan adanya berbagai penjabaran

tentang tahap-tahap perkembangan moral tersebut, peneliti hanya

mengambil titik fokus pada tahap perkembangan moral konvensional

saja. Karena tahap perkembangan moral konvensional berdasarkan pada

harapan-harapan sosial, yang pada umumnya terjadi melalui adanya

interaksi sosial dalam kehidupan bermasyarakat.

32

Hamid Darmadi, DASAR KONSEP PENDIDIKAN MORAL: Landasan Konsep Dasar

dan Implementasi (Bandung: Alfabeta, 2012), 49.

Page 31: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA DAN INTERAKSI …etheses.iainponorogo.ac.id/2487/1/Laras Eka Afriana.pdf · pengaruh antara pola asuh orang tua dan interaksi sosial anak terhadap perkembangan

86

4. Anak

a. Pengertian Anak

Dalam kamus besar bahasa Indonesia, anak adalah manusia yang

masih kecil, Seseorang yang berasal dari atau dilahirkan di suatu negeri,

daerah, dan sebagainya, atau manusia yang lebih kecil dibandingkan

orang dewasa, bisa juga dikatakan keturunan Adam.33

Namun perlu

diketahui bahwa di Indonesia, batasan anak yaitu dari usia 0-12 tahun.

Maka, dalam kelompok anak di Indonesia akan termasuk bayi, anak

balita, dan anak usia sekolah.34

Dengan demikian dapat didimpulkan

bahwa anak adalah manusia yang masih kecil, dan belum dapat dikatakan

dewasa.

b. Tugas Perkembangan Anak Usia 7-12 Tahun

Usia 7 sampai 12 tahun adalah tahapan perpindahan dari berfikir

pra-operasional menjadi operasional konkret. Dengan berfikir

operasional konkret anak belajar membentuk sistem logika, kemampuan

kognitifnya meningkat beriringan dengan situasi-situasi konkret yang

terjadi di sekitarnya.35

Tugas perkembangan anak usia 7-12 tahun (masa kanak-kanak

akhir) menurut Havighurst adalah:

1) Membangun sikap dan perilaku yang sehat mengenai diri sendiri,

sebagai makhluk yang sedang tumbuh.

33

Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1988), Cet I, 30-31. 34

Ensiklopedia Nasional Indonesia, (Bekasi: PT Delta Pamungkas, 2004), cet IV, 4. 35

Abu Bakar Braja, Psikologi Perkembangan Tahapan dan Aspeknya, (Jakarta: Studi

Press, 2005), cet ke-1, 43.

Page 32: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA DAN INTERAKSI …etheses.iainponorogo.ac.id/2487/1/Laras Eka Afriana.pdf · pengaruh antara pola asuh orang tua dan interaksi sosial anak terhadap perkembangan

87

2) Mengembangkan hati nurani, memahami moral (akhlak), tata tertib

dan tingkatan nilai.

3) Belajar menyesuaikan diri dengan teman-temannya.

4) Mencapai kebebasan pribadi.

5) Mengembangkan pengertian-pengertian yang diperlukan untuk

kehidupan sehari-hari.

6) Mulai mengembangkan peran sosial wanita dan pria yang tepat.36

Selain itu periode anak-anak akhir ada tiga proses perkembangan

yaitu: perkembangan kognitif, perkembangan psikososial dan

perkembangan moral.37

B. Telaah Hasil Penelitian Terdahulu

Disamping memanfaatkan berbagai teori yang relevan dengan bahasan

ini, penulis juga melakukan telaah hasil penelitian terdahulu yang ada

relevansinya dengan penelitian ini. Berikut adalah bebrapa penelitian yang

membahas tentang pola asuh orang tua:

1. Dalam skripsi yang ditulis oleh Rulik Pebriana Sari (2011, STAIN

Ponorogo) dengan judul “Studi Korelasi Pola Kepengasuhan Orang Tua

dengan Kedisiplinan Siswa-siswi Kelas IV SDN 1 Serangan Kecamatan

Sukorejo Kabupaten Ponorogo Tahun Pelajaran 2010-2011”.

Kesimpulan dari penelitian tersebut adalah sebagai berikut:

a. Pola kepengasuhan orang tua kelas IV SDN Serangan kecamatan

36

Elizabeth Hurlock, Psikologi Perkembangan (Jakarta: Erlangga, 1994), 10. 37

Ibid., 15.

Page 33: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA DAN INTERAKSI …etheses.iainponorogo.ac.id/2487/1/Laras Eka Afriana.pdf · pengaruh antara pola asuh orang tua dan interaksi sosial anak terhadap perkembangan

88

Sukorejo kabupaten ponorogo Tahun pelajaran 2010-2011, adalah

kategori tinggi (9,52%), kategori sedang (76,19%), dan kategori

rendah (14,29%).

b. Kedisiplinan siswa-siswi kwlas IV SDN Serangan kecamatan

Sukorejo kabupaten ponorogo tahun pelajaran 2010-2011, adalah

kategor tinggi (14,29%), kategori sedang (66,66%), dan kategori

rendah (19,05%).

c. Terdapat korelasi positif dan signifikan antara pola kepengasuhan

orang tua dengan kedisiplinan siswa-siswi kelas IV SDN Serangan

kecamatan sukorejo kabupaten ponorogo tahun pelajaran 2010-

2011 dengan koefisien korelasi sebesar 0,693730521 atau 0,694.38

2. Dalam skripsi yang ditulis oleh Nilam Nur Khotimah (2015, STAIN

Ponorogo) dengan judul “Korelasi Pola Asuh Demokratis Orang Tua dan

Empati Peserta Didik dengan Perilaku Prososial Peserta Didik Kelas XI

SMAN 1 Ponorogo Tahun Pelajaran 2014/2015 ”. Kesimpulan dari

penelitian tersebut adalah sebagai berikut:

a. Pola Asuh Demokratis Orang Tua Peserta Didik kelas XI SMAN 1

Ponorogo adalah (17,46%) kategori baik, (57,14%) kategori cukup,

dan (25,40%) kategori kurang.

b. Empati Peserta Didik kelas XI SMAN 1 Ponorogo adalah (20,63%)

kategori baik, (63,49%) kategori cukup dan (15,87%) kategori

kurang.

38

Rulik Pebriana Sari, “Studi Korelasi Pola Kepengasuhan Orang tua dengan Kedisiplinan

Siswa-siswi Kelas IV SDN 1 Serangan Kecamatan Sukorejo Kabupaten Ponorogo Tahun 2010-

2011,” (Skripsi, STAIN, Ponorogo, 2011), 90.

Page 34: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA DAN INTERAKSI …etheses.iainponorogo.ac.id/2487/1/Laras Eka Afriana.pdf · pengaruh antara pola asuh orang tua dan interaksi sosial anak terhadap perkembangan

89

c. Perilaku Prososial Peserta Didik kelas XI SMAN 1 ponorogo adalah

(17,46%) kategori baik, (57,14%) kategori cukup dan (25,40%)

kategori kurang.

d. Terdapat korelasi yang kuat antara pola asuh demokratis orang tua

dan mepati peserta didik dengan perilaku prososial peserta didik

kelas XI SMAN 1 Ponorogo.39

3. Dalam skripsi yang ditulis oleh Annas Musthofa (2014, STAIN Ponorogo)

dengan judul “Hubungan Pola Asuh Orang Tua dengan Tingkat

Kedisiplinan Belajar Siswa Kelas XI di SMK Wahid Hasyim Ponorogo

Tahun Pelajaran 2013/2014”. Kesimpulan dari penelitian tersebut adalah

sebagai berikut:

a. Pola Asuh Tipe Otoriter dengan Tingkat Kedisiplinan

BelajarBerdasarkan hasil penelitian tersebut diperoleh data bahwa

0,483 atau 48,3% tingkat kedisiplinan belajar siswa dipengaruhi oleh

pola asuh orang tua tipe otoriter, sedangkan 51,7% dipengaruhi oleh

faktor lain.

b. Pola Asuh Tipe Demokrasi dengan Tingkat Kedisiplinan Belajar

Berdasarkan hasil penelitian tersebut diperoleh data bahwa 0,683 atau

6,83% tingkat kedidiplinan belajar siswa dipengaruhi oleh pola asuh

orang tua tipe demokrasi, sedangkan yang 31,7% diperkirakan

dipengaruhi oleh faktor lain.

c. Pola Asuh Tipe Permisif dengan Tingkat Kedisiplinan Belajar

39

Nilam Nur Khotimah, “Korelasi Pola Asuh Demokratis Orang Tua dan Empati Peserta

Didik dengan Perilaku Prososial Peserta Didik Kelas XI SMAN 1 Ponorogo Tahun Pelajaran

2014/2015 ” (Skripsi, STAIN, Ponorogo, 2015), 99.

Page 35: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA DAN INTERAKSI …etheses.iainponorogo.ac.id/2487/1/Laras Eka Afriana.pdf · pengaruh antara pola asuh orang tua dan interaksi sosial anak terhadap perkembangan

90

Berdasarkan hasil perhitungan analisis data diperoleh hasil yang cukup

tinggi yaitu adanya hubungan antara pola asuh orang tua tipe permisif

dengan tingkat kedisiplinan belajar siswa kelas XI di SMK Wahid

Hasyim Ponorogo Tahun Ajaran 2013-2014 mencapai 100%. Namun

tidak sepenuhnya tingkat kedisiplinan belajar siswa dipengarui oleh

pola asuh orangtua tipe permisif dan kemungkinan ada faktor lain yang

mempengaruhi tingkat kedisiplinan belajar siswa.40

C. Kerangka Berpikir

Berdasarkan landasan teori tang dikemukakan diatas, maka dihasilkan

kerangka berfikir, sebagai berikut

Gambar 2.1

Hubungan Antar Variabel

Pola asuh orang tua adalah pola perilaku yang diterapkan pada anak yang

relatif konsisiten dari waktu ke waktu. Pola perilaku ini dapat dirasakan oleh

anak, dari segi positif dan negatif.41

Pola asuh tersebut merupakan bentuk

interaksi antara anak dengan orang tua selama mengadakan kegiatan

40Annas Musthofa , “Hubungan Pola Asuh Orang Tua dengan Tingkat Kedisiplinan

Belajar Siswa Kelas XI di SMK Wahid Hasyim Ponorogo Tahun Pelajaran 2013/2014,” (Skripsi,STAIN, Ponorogo, 2014), 93-94.

41 Syaiful Bahri Djamarah, Pola Komunikasi Orang Tua dan Anak dalam Keluarga (

Jakarta: Rineka Cipta, 2004), 26.

Pola Asuh Orang Tua

(Variabel X1)

Perkembangan

Moral Anak Interaksi Sosial

Page 36: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA DAN INTERAKSI …etheses.iainponorogo.ac.id/2487/1/Laras Eka Afriana.pdf · pengaruh antara pola asuh orang tua dan interaksi sosial anak terhadap perkembangan

91

pengasuhan dengan memalui pendidikan, bimbingan, dan mendisiplinkan serta

melindungi anak untuk mencapai kedewasaan. Sehingga orang tua dapat

memilih pola asuh yang tepat bagi anaknya dalam membentuk moral yang baik

pada anak. Selain itu interaksi sosial merupakan pengaruh timbal balik antara

individu yang satu dengan yang lainnya dalam suatu kelompok tertentu dalam

rangka mencapai tujuan tertentu. Sehingga interaksi sosial ini sangat

mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan dalam diri anak. Dengan

demikian penerapan pola asuh orang tua dan interaksi sosial dapat membentuk

moral yang baik dan tidak membawa kehancuran moral atau merusak jiwa dan

watak seorang anak.

D. Pengajuan Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah

penelitian.42

Atas dasar kerangka berfikir yang menghubungkan variabel-

variabel penelitian yang digunakan yaitu. Pengaruh pola asuh orang tua (X1),

Interaksi sosial (X2), dan perkembangan moral (Y) maka dapat dirumuskan

hipotesis sebagai berikut:

1. Ada pengaruh yang signifikan antara pola asuh orang tua terhadap

perkembangan moral anak.

2. Ada pengaruh yang signifikan antara interaksi sosial terhadap

perkembangan moral anak.

3. Ada pengaruh yang signifikan antara pola asuh orang tua dan interaksi

42

Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D (Bandung: Alfabeta,

2017), Cet ke-25, 63.

Page 37: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA DAN INTERAKSI …etheses.iainponorogo.ac.id/2487/1/Laras Eka Afriana.pdf · pengaruh antara pola asuh orang tua dan interaksi sosial anak terhadap perkembangan

92

sosial anak secara bersama-sama terhadap perkembangan moral anak.

Page 38: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA DAN INTERAKSI …etheses.iainponorogo.ac.id/2487/1/Laras Eka Afriana.pdf · pengaruh antara pola asuh orang tua dan interaksi sosial anak terhadap perkembangan

93

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

Penelitian ini termasuk dalam penelitian kuantitatif yang mana data-

datanya diperoleh sebagian besar berupa angka. Sehingga penelitian ini secara

umum menggunakan analisis statistik. Sehingga pengumpulan data yang

dilakukan dalam penelitian ini dengan menggunakan daftar pertanyaan

berstruktur (angket) yang disusun berdasarkan pengukuran terhadap variabel

yang diteliti kemudian menghasilkan data kuantitatif.43

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis

penelitian survey, yaitu penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi

dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok.

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek

yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan peneliti

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.44

Dalam penelitian ini

populasinya adalah anak-anak di Dusun Dadi Kecamatan Plaosan

Kabupaten Magetan yang berjumlah75 anak.

43

Sugiiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D (Bandung:

Alfabeta Cet ke-25, 2017), 7. 44

Ibid., 80.

Page 39: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA DAN INTERAKSI …etheses.iainponorogo.ac.id/2487/1/Laras Eka Afriana.pdf · pengaruh antara pola asuh orang tua dan interaksi sosial anak terhadap perkembangan

94

Tabel 3.1

Populasi Penelitian

No Usia Jumlah

1 10 Tahun 15 Anak

2 11 Tahun 15 Anak

3 12 Tahun 15 Anak

4 13 Tahun 15 Anak

5 14 Tahun 15 Anak

Jumlah 75 Anak

2. Sampel

Sampel merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki

oleh populasi. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari

semua yang ada pada populasi karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu,

maka peneliti menggunakan sampel yang diambil dari populasi. Teknik

yang digunakan dalam pengambilan sampel adalah menggunakan total

sampling karena jumlah sampel sama dengan populasi.45

Menurut Sugiyono

apabila jumlah populasi yang kurang dari 100 seluruh populasi dijadikan

sampel penelitian semuanya. Berdasarkan alasan tersebut, maka peneliti

menjadikan sampel semuanya.

C. Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala. Dalam

penelitian ini skala diberikan kepada anak-anak di desa Dadi mulai dari usia 10

hingga 14 tahun. skala yang diberikan berupa skala pola asuh orang tua,

45

Deni Darmawan, Metode Penelitian Kuantitatif (Bandung: RemajaRosdakarya, 2014),

152.

Page 40: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA DAN INTERAKSI …etheses.iainponorogo.ac.id/2487/1/Laras Eka Afriana.pdf · pengaruh antara pola asuh orang tua dan interaksi sosial anak terhadap perkembangan

95

interaksi sosial dan perkembangan moral.

Instrumen yang akan digunakan dibuat berdasarkan kisi-kisi yang telah

ditetapkan sebelumnyaberdasarkan kajian teori yang telah disusun, oleh karena

itu pembuatan instrumen harus melalui beberapa tahapan. Penyusunan

instrumen melalui enam tahap. Tahap tersebut yaitu perencanaan, penulisan

butir soal, penyuntingan, uji coba, penganalisaan hasil, dan mengadakan revisi.

Tahapan pembuatan instrumen adalah sebagai berikut:

1. Perencanaan

Perencanaan pembuatan instrumen didasarkan pada tujuan penelitian.

Tujuan penelitian diwujudkan dalam kisi-kisi skala yang dibuat berdasarkan

kajian teori.

2. Penulisan Butir Soal

Data dalam penelitian ini diperoleh dari skala pengukuran. Skala yang

digunakan dalam penelitian ini adalah skala dengan empat pilihan jawaban.

Variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator yang dijadikan

pedoman penyusunan skala dengan empat pilihan jawaban. Respon jawaban

diberikan dengan menggunakan tanda (X) pada jawaban yang telah

disediakan. Berikut ini alternatif jawaban yang diberikan pada pertanyaan

positif dalam skala.

a. Selalu diberi skor 4

b. Sering diberi skor 3

c. Kadang-kadang diberi skor 2

d. Tidak pernah diberi skor 1

Page 41: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA DAN INTERAKSI …etheses.iainponorogo.ac.id/2487/1/Laras Eka Afriana.pdf · pengaruh antara pola asuh orang tua dan interaksi sosial anak terhadap perkembangan

96

Alternatif jawaban pada pernyataan negatif dalam skala sebagai berikut.

a. Selalu diberi skor 1

b. Sering diberi skor 2

c. Kadang-kadang diberi skor 3

d. Tidak pernah diberi skor 4

Penyusunan skala diawali dengan penyusunan kisi-kisi.

Penyusunan kisi-kisi ini bertujuan agar skala yang dibuat mampu

memberikan informasi sesuai dengan kebutuhan dan tujuan penelitian.

Berikut ini kisi-kisi yang digunakan untuk menyusun skala.

Tabel 3.2

Kisi-kisi Pengembangan Kuesioner

Variabel Indikator Aspek No. Butir Jumlah

Pola Asuh

Orang tua

Otoriter Anak Patuh terhadap

Orangtua

1,2

Orangtua memberikan

aturan yang kaku pada

anak

3

Orangtua memberikan

hukuman kepada anak

4

Kesempatan anak untuk

bereksplorasi terbatas

5

Permisif Orangtua cenderung

membiarkan anak

6,7

Orangtua hampir tidak

menghukum anak

8

Orangtua memberikan

kepercayaan penuh

9

Page 42: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA DAN INTERAKSI …etheses.iainponorogo.ac.id/2487/1/Laras Eka Afriana.pdf · pengaruh antara pola asuh orang tua dan interaksi sosial anak terhadap perkembangan

97

kepada anak

Komunikasi antara

orang tua dan anak

9,10

Demokratis Orang tua memberikan

kesempatan kepada

anak untuk saling

berinteraksi dengan

lingkungan

11,12

Orang tua mampu

menempatkan dirinya

sebagai teman curhat

anak

13

Orang tua memberikan

pujian, ketika anak

berhasil dalam

melakukan sesuatu

14

Orang tua melibatkan

anak dalam mengambil

keputusan dalam

kebutuhan keluarga

15

Situasional Orangtua menghukum

anak ketika melanggar

peraturan

16

Orang tua memberi

kebebasan anak dalam

bergaul

17

Orang tua mengontrol

kegiatan anak sehari-

hari

18

Orang tua memberikan 19

Page 43: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA DAN INTERAKSI …etheses.iainponorogo.ac.id/2487/1/Laras Eka Afriana.pdf · pengaruh antara pola asuh orang tua dan interaksi sosial anak terhadap perkembangan

98

kepercayaan penuh

kepada anak

Orang tua mampu

menjadi teman curhat

anak

20

Leisses Fire Orang tua

cenderungmembebaska

n anak

21

Orang tua tidak

melibatkan anak dalam

mengambil keputusan

22

Orang tua menasehati

anak, tatkala ia telah

berbuat kesalahan

23

Orang tua cenderung

memanjakan anak

secara meteri daripada

untuk berkumpul

bersama anak

24

Terjalinnya komunikasi

yang baik antara orang

tua dan anak

25 1

Jumlah Butir Pertanyaan Pola Asuh 25

Interaksi

Sosial

Kerjasama

Anak lebih suka belajar

kelompok

1

Anak terbiasa untuk

saling berbagi engan

teman

2

Anak berpartisipasi

dalam segala kegiatan

3

Page 44: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA DAN INTERAKSI …etheses.iainponorogo.ac.id/2487/1/Laras Eka Afriana.pdf · pengaruh antara pola asuh orang tua dan interaksi sosial anak terhadap perkembangan

99

yang ada di desa

Anak cenderung suka

bersosial memiliki

banyak teman

4

Anak terbiasa

membantu orang yang

kesusahan

5

Persaingan Anak bersaing untuk

mendapatkan prestasi

belajar

6

Anak bersaing untuk

mendapatkan prestasi

secara sportif

7,8

Anak terbiasa mengalah

untuk menerima

kekalahannya

9,10

Pertikaian/

Pertentangan

Anak lebih terbiasa

untuk berkelahi ketika

ingin mendapatkan

sesuatu, ataupun terjadi

dalam hal apapun

11,13

Anak melakukan

tindakan curang di

sekolah

12

Anak terbiasa

mempunyai karakter

sebagai pendendam

14,15

Akomodasi Siswa dan guru terbiasa

untuk menyelesaikan

masalah secara damai

16,17

Page 45: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA DAN INTERAKSI …etheses.iainponorogo.ac.id/2487/1/Laras Eka Afriana.pdf · pengaruh antara pola asuh orang tua dan interaksi sosial anak terhadap perkembangan

100

dengan bermusyawarah

Anak mengalah demi

untuk menutupi

kesalahan teman

18

Anak terbiasa

mengambil hakim

sendiri ketika menemui

suatu masalah

19

Ketika hendak terjadi

suatu masalah anak

menyerahkannya pada

pihak yang berwajib

20

Jumlah Butir Pertanyaan Interaksi Sosial 20

Perkemba

ngan

Moral

Orientasi

Kesepakata

n antar

Pribadi atau

Orientasi

Anak Manis

Anak akan

menghormati kedua

orang tuanya

1

Anak akan patuh

kepada orang tua, untuk

membuat mereka

merasa senang

2,3

Anak selalu taat kepada

orang tua dan guru

4

Anak merasa malu

ketika mendapat

hukuman

5

Orientasi

hukuman

dan

ketertiban

Anak patuh terhadap

aturan dan tata tertib

6,8

Anak mematuhi aturan,

untuk menghindari

adanya hukuman

7

Page 46: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA DAN INTERAKSI …etheses.iainponorogo.ac.id/2487/1/Laras Eka Afriana.pdf · pengaruh antara pola asuh orang tua dan interaksi sosial anak terhadap perkembangan

101

Anak beraprtisipasi

dalam menjunjung

nilai-nilai hukum adat

9

Anak merasa malu,

ketika melanggar suatu

hukum

10

Jumlah Butir Pertanyaan Perkembangan Moral 10

3. Penyuntingan

Proses penyuntingan dalam skala ini meliputi penyuntingan bahasa

dan penambahan pedoman pengisian skala. Penyuntingan bahasa digunakan

agar bahasa dalam skala mudah dimengerti anak-anak. Penambahan

pedoman pengisian skala bertujuan untuk memberi petunjuk kepada anak-

anak dalam memilih jawaban sesuai dengan skala yang telah ditentukan.

4. Uji Coba

Uji coba skala ini dilakukan untuk menguji kelayakan suatu skala

yang akan digunakan dalam penelitian. Pengujian instrument bertujuan

untuk memperoleh hasil penelitian yang valid dan reliabel. Uji coba dalam

penelitian ini dimulai dengan menyebar skala pada anak-anak di luar subyek

penelitian, kemudian menganalisis hasil uji coba dan menggugurkan butir

soal yang tidak layak digunakan dalam instrumen.

5. Penganalisaan Hasil

Skala yang valid dan reliabilitas merupakan syarat mutlak dalam

mencapai hasil penelitian yang valid dan reliabel. Oleh karena itu analisis

hasil uji coba skala ini dengan menggunakan uji validitas dan reliabilitas

Page 47: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA DAN INTERAKSI …etheses.iainponorogo.ac.id/2487/1/Laras Eka Afriana.pdf · pengaruh antara pola asuh orang tua dan interaksi sosial anak terhadap perkembangan

102

butir soal.

a. Uji validitas

Uji validitas mencakup dua hal, yaitu uji validitas internal dan

eksternal. Uji validitas skala dalam penelitian ini menggunakan validitas

internal dan eksternal. uji validitas butir soal dengan menggunakan

bantuan SPSS. Suatu butir soal dinyatakan valid jika r hitung ≥ r tabel

0,361 dengan rumus Korelasi Product Moment untuk mencari validitas

eksternal tiap item.Rumus Korelasi Product Moment :

= � Σ − (Σ )(Σ ) �Σ 2 − (Σ )2 (�Σ 2 − (Σ )2

Dimana

= koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y, dua

variabel yang dikorelasikan

Setelah uji coba dilakukan pada 20 anak hasilnya akan dilakukan

penskoran dan dianalisis menggunakan korelasi product moment untuk

mengetahui tingkat kevalidan dan uji reliabilitas menggunakan SPSS for

windows versi 23. Berikut hasil analisa person korelasi product moment:

Tabel 3.3

Hasil Validitas Uji Coba Kuesioner

Pola Asuh Interaksi Sosial Perkembangan Moral

No. Butir rhitung No. Butir rhitung No. Butir rhitung

1 -0.648 1 0.937 1 0.984

2 -0.587 2 0.942 2 0.974

3 -0.783 3 0.933 3 0.978

4 -0.926 4 0.77 4 0.899

Page 48: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA DAN INTERAKSI …etheses.iainponorogo.ac.id/2487/1/Laras Eka Afriana.pdf · pengaruh antara pola asuh orang tua dan interaksi sosial anak terhadap perkembangan

103

5 -0.773 5 0.823 5 0.967

6 0.975 6 0.933 6 0.984

7 -0.783 7 0.942 7 0.932

8 -0.926 8 -0.714 8 0.819

9 -0.773 9 0.944 9 0.93

10 0.825 10 0.917 10 0.924

11 0.975 11 -0.766

12 0.975 12 -0.848

13 0.975 13 -0.807

14 0.975 14 -0.799

15 0.975 15 -0.862

16 0.886 16 0.935

17 0.975 17 0.955

18 0.975 18 -0.887

19 0.975 19 -0.853

20 0.975 20 0.955

21 0.886

22 -0.648

23 0.975

24 -0.648

25 0.975

Berdasarkan hasil uji SPSS diketahui nilai rhitung 0.361 yang berarti

bahwa semua butir pernyataan dapat digunakan untuk mengukur variabel

yang hendak di ukur.

b. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas instrument dilakukan dengan tujuan untuk

mengetahui konsistensi dari instrument sebagai alat ukur, sehingga hasil

Page 49: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA DAN INTERAKSI …etheses.iainponorogo.ac.id/2487/1/Laras Eka Afriana.pdf · pengaruh antara pola asuh orang tua dan interaksi sosial anak terhadap perkembangan

104

suatu pengukuran dapat dipercaya.46

Dengan demikian tes yang

digunakan dalam penelitian untuk mengetahui apakah alat pengumpul

data yang digunakan menunjukkan tingkat ketepatan, keakuratan,

kestabilan, dan konsistensi dalam mengungkapkan gejala dari

sekelompok individu walaupun dilaksanakan pada waktu yang berbeda.

Hasil analisis dapat digunakan untuk memprediksi reabilitas instrumen.47

Adapun rumus yang digunakan untuk uji reliabilitas instrumen ini

adalah rumus Cronbach Alpha. Hasil pengolahan reabilitas data dengan

menggunakan SPSS. Nilai Cronbach Alpha pada penelitian ini akan

digunakan nilai 0,6 dengan asumsi bahwa daftar pertanyaan yang diuji

akan dikatakan reliabel bila nilai Cronbach Alpha ≥ 0,6.Uji alpha sebagai

berikut :

11 = �� − 1 1 − Σ��2��2

Tabel 3.4

Indeks Reliabilitas dan Interpretasinya

Koefisien Alpha (α) Interpretasi

0,800 – 1,00 Sangat Tinggi

0,600 – 0,799 Tinggi

0,400 – 0,599 Cukup Tinggi

0,200 – 0,399 Rendah

<0,200 Sangat Rendah

46

Ibid., 47

Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, 185.

Page 50: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA DAN INTERAKSI …etheses.iainponorogo.ac.id/2487/1/Laras Eka Afriana.pdf · pengaruh antara pola asuh orang tua dan interaksi sosial anak terhadap perkembangan

105

Sedangkan pengujian reliabilitas data yaitu dengan

membandingkan r ALPHA dengan Cronbach Alpha , penggunaan nilai

ALPHA dengan Cronbach Alpha disebabkan perhitungan lebih akurat

tanpa menghilangkan data yang tidak valid, di mana jika:

- r ALPHA hasil uji reliabel > 0,6, data reliabel

- r ALPHA hasil uji reliabel < 0,6 data tidak reliabel

Berikut hasil peritungan r ALPHA dengan Cronbach

Alphamenggunakan SPSS versi 23:

Tabel 3.5

Hasil Reabilitas Uji Coba Kuesioner

Variabel Nilai Cronbach's Alpha Intepretasi

Pola Asuh 0.711 Tinggi

Interaksi Sosial 0.669 Tinggi

Perkembangan Moral 0.794 Tinggi

Karena hasil nilai cronbach's alphamemiliki interpretasi tinggi,

maka kuesionerdikatakan reliabel dan memiliki tingkat keeratan

(korelasi) tinggi dan dapat digunakan sebagai instrumen penelitian.

Sehingga secara keseluruhan dapat dikatakan bahwa instrumen

kuesioner pola asuh, interaksi sosial dan perkembangan moral dapat

digunakan untuk mengetahui pengaruh yang ditimbulkan.

c. Mengadakan Revisi

Setelah melalui analisis data, langkah selanjutnya adalah

mengadakan revisi instrumen penelitian. Butir soal yang tidak valid

maupun reliabel kemudian diperbaiki.

Page 51: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA DAN INTERAKSI …etheses.iainponorogo.ac.id/2487/1/Laras Eka Afriana.pdf · pengaruh antara pola asuh orang tua dan interaksi sosial anak terhadap perkembangan

106

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan cara untuk memperoleh data dan

keterangan-keterangan yang telah dibutuhkan dalam penelitian. Data dan

keterangan tersebut dapat diperoleh dengan menentukan teknik pengumpulan

data yang sesuai dengan permasalahan yang akan diteliti.Pengumpulan data

dalam penelitian ini menggunakan skala dengan empat pilihan jawaban.

Pengumpulan data dalam penelitian ini dimaksudkan untuk mengumpulkan

data tentang pola asuh orang tua, interaksi sosial dan perkembangan moral.

E. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan regresi ganda.

Analisis regresi ganda untuk pengolahan data penelitian ini menggunakan

SPSS for windows versi 23. Analisis regresi ganda membahas hubungan

variabel terikat dengan dua atau lebih variabel bebas. Variabel terikat dalam

penelitian ini adalah perkembangan moral. Variabel bebas dalam penelitian ini

adalah pola asuh orang tua dan interaksi sosial.

1. Uji Penyimpangan Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas Data

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi, variabel dependen dan independen keduanya mempunyai

distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki

Page 52: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA DAN INTERAKSI …etheses.iainponorogo.ac.id/2487/1/Laras Eka Afriana.pdf · pengaruh antara pola asuh orang tua dan interaksi sosial anak terhadap perkembangan

107

distribusi data normal atau mendekati normal.48

Deteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu

diagonal dari grafik normal P-P Plot. Adapun pengambilan keputusan

disasarkan kepada:

1) Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis

diagonal, atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi

normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.

2) Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti

arah garis diagonal, atau grafik histogram tidak menunjukkan pola

distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi

normalitas.

b. Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas dilakukan untuk menguji apakah pada model

regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen yaitu

variabel pola asuh orang tua dan interaksi sosial, maka dinamakan

terdapat problem multikolinieritas. Model regresi yang baik seharusnya

tidak terjadi korelasi diantara variabel independen.49

Pengujian ada tidaknya gejala multikolinieritas dilakukan dengan

memperhatikan nilai matriks korelasi yang dihasilkan pada saat

pengolahan data. Apabila nilai matriks korelasi tidak ada yang lebih

besar dari 0,5 maka dapat dikatakan data yang akan dianalisis terlepas

48

Retno Widianingrum, Statistika Edisi Revisi, (Yogyakarta: Pustaka Felicha, 2013), 103-

104. 49

Singgih Santoso, Buku Latihan SPSS Statistik Parametrik ( Jakarta: PT Elex Media

Computindo, 2000), 84.

Page 53: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA DAN INTERAKSI …etheses.iainponorogo.ac.id/2487/1/Laras Eka Afriana.pdf · pengaruh antara pola asuh orang tua dan interaksi sosial anak terhadap perkembangan

108

dari gejala multikolinieritas. Kemudian apabila nilai matriks berada di

sekitar angka 1 maka dapat diambil kesimpulan bahwa model regresi

tersebut tidak terdapat masalah multikolinieritas.

c. Uji heterokesdastisitas

Heterokesdatisitas dilakukan untuk menguji apakah dalam sebuah

model regresi, terjadi ketidaksamaan varians dari residual dari suatu

pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut

Homokesdatisitas. Dan jika varians berbeda, disebut heterokesdatisitas.

Model regresi yang beik adalah tidak terjadi heterokesdatisitas.

Uji heterokesdatisitas dalam penelitian ini menggunakan

scatterplot pada uji regresi yang dilakukan sebelumnya. Dalam uji ini

yang perlu diperhatikan adalah dengan melihat ada tidaknya pola tertentu

pada scatterplot dari variabel terikat, dimana jika tidak terdapat pola

tertentu maka terjadi heterokesdatisitas namun apabila terdapat pola

tertentu maka terjadi heterokesdatisitas pada data yang digunakan dalam

penelitian ini.

d. Uji Autokorelasi

Untuk melakukan uji autukorelasi, pada penelitian ini

menggunakan besaran Durbin Watson, dimana ketentuannya adalah:

Tabel 3.6

Persyaratan Uji Autokorelasi

HIPOTESIS NOL KEPUTUSAN JIKA

Tidak ada autukorelasi

positif

Ditolak 0<d<Dl

Tidak ada autokorelasi Tidak ada keputusan dL≤d≤dU

Page 54: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA DAN INTERAKSI …etheses.iainponorogo.ac.id/2487/1/Laras Eka Afriana.pdf · pengaruh antara pola asuh orang tua dan interaksi sosial anak terhadap perkembangan

109

positif

Tidak ada korelasi

negative

Ditolak 4-dL<d<4

Tidak ada korelasi

negative

Tidak ada keputusan

4-dU≤d≤4-dL

Tidak ada autokorelasi

positif atau negative

Tidak ditolak

dU<d<4-dU

Dengan melihat dL dan Du jelas bahwa karena dU<DW≤4-Du jika

nilai Durbin Watson terletak Du<DW≤4-Du maka model dapat dikatakan

tidak mengandung gejala autokorelasi.

2. Analisis Regresi Ganda

Metode yang digunakan untuk menganalisis data dalam penelitian ini

berupa metode analisis statistik. Teknik statistik digunakan untuk menguji

hipotesis penelitian, dengan memakai teknik analisis regresi dua prediktor.

Y : F (� ,� ,� ,� ,� ,� )

Keterangan:

Y : Perkembangan Moral Anak

X1 : Pola Asuh Orang Tua Otoriter

X2 : Pola Asuh Permisif

X3 : Pola Asuh Demokratis

X4 : Pola Asuh Situasional

X5 : Pola Asuh Laisses Fire

X6 : Interaksi Sosial

Sehingga setelah data diolah dapat diperoleh persamaan, dengan

Metode yang digunakan sebagai berikut:

Page 55: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA DAN INTERAKSI …etheses.iainponorogo.ac.id/2487/1/Laras Eka Afriana.pdf · pengaruh antara pola asuh orang tua dan interaksi sosial anak terhadap perkembangan

110

Y = α + � � + � � + � � + � � + � � + � �

Keterangan:

Y : Perkembangan Moral Anak

α : Konstanta β1,2,3 : Variabel Bebas

X1 : Pola Asuh Orang Tua Otoriter

X2 : Pola Asuh Permisif

X3 : Pola Asuh Demokratis

X4 : Pola Asuh Situasional

X5 : Pola Asuh Laisses Fire

X6 : Interaksi Sosial

3. UjiHipotesis

Untuk megetahui ada tidaknya pegaruh variabel bebas terhadap

variabel terikat maka dilakukan pengujian terhadap hipotesis yang telah

diajukan pada penelitian ini. Metode pengujian terhadap hipotesis yang

diajukan dilakukan pengujian secara parsial menggunakan uji t.

a. Uji t (Pengujian signifikansi secara parsial)

Pengukuran � dimaksudkan untuk mempengaruhi apakah secara

individu ada pengaruh antara variabel-variabel bebas dengan variabel

terikat. Pengujian secara parsial untuk setiap koefisien regresi diuji untuk

megetahui pegaruh secara parsial antara variabel bebas dengan variabel

terikat, dengan melihat tingkat signifikansi nilai t pada 5% rumus yang

Page 56: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA DAN INTERAKSI …etheses.iainponorogo.ac.id/2487/1/Laras Eka Afriana.pdf · pengaruh antara pola asuh orang tua dan interaksi sosial anak terhadap perkembangan

111

digunakan sebagai berikut: �� = �−��

Ket:

ℎ : t hitung � : parameter yang diestimasi

b : koefisien regresi

� : standar error

Dengan pengujian satu sisi, setiap koefisien regresi dikatakan

signifikan apabila nilai mutlak th > t maka hipotesis nol (Ho)

ditolakdan hipotesis alteratif (Ha) diterima. Sehingga ada pengaruh

secara parsial antara variabel bebas di dalam peelitian ini dapat dikatakan

signifikan pada α = 5% apabila nilai probability significancy dari t-rasio

pada hasil regresi lebih kecil dari 0,05. Artinya tingkat signifikan 5%

atau 0,05 yaitu mengambil resiko salah dalam mengambil keputusan

untuk menolak hipotesis yang benar sebanyak 5% dan benar dalam

mengambil keputusan sedikitnya 95% (tingkat kepercayaan).50

b. Uji F (Pengujian signifikansi secara simultan)

Untuk menguji secara bersama-sama antara variabel bebas dengan

variabel terikat dengan melihat tingkat signifikansi (F) pada 5% rumus

yang digunakan.

50

Sugiyono, Statistika untuk Penelitian (Bandung: CV. Alfabeta, 2008), 261.

Page 57: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA DAN INTERAKSI …etheses.iainponorogo.ac.id/2487/1/Laras Eka Afriana.pdf · pengaruh antara pola asuh orang tua dan interaksi sosial anak terhadap perkembangan

112

��=

��− −��−�

Keteragan:

R : Koefisien korelasi ganda

Fh : F hitung

K : Jumlah variabel bebas

N : Jumlah sampel yang dipakai

Pengujian setiap koefien regresi bersama-sama dikatakan signifikan

bila nilai mutlak Fh ≥ Ft maka hipotesis nol (Ho) ditolak dan hipotesis

alternatif (Ha) diterima. Sebaliknya dikatakan tidak signifikan bila Fh <

Ft maka hipotesis nol (Ho) diterima dan hipotesis alternatif (Ha) ditolak.

Jika nilai probability significancy dari F-rasio dari regresi lebih

kecil dari 0,050 maka dapat dikatakan bahwa semua variabel bebas yang

ada pada model secara simultan mempengaruhi variabel terikat dan

significancy pada α = 5%.

4. Analisis Determinasi ( )

Koefisien determinasi (R2 ) dipergunakan untuk mengetahui sampai

seberapa besar prosentase variasi variabel bebas pada model dapat

menerangkan variabel terikat. Koefisien determinasi (R2) dinyatakan dalam

prosentase. Nilai R2 dinyatakan dalam prosentase. Nilai R2 ini berkisar

antara 0 <R2< 1.

Page 58: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA DAN INTERAKSI …etheses.iainponorogo.ac.id/2487/1/Laras Eka Afriana.pdf · pengaruh antara pola asuh orang tua dan interaksi sosial anak terhadap perkembangan

113

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data Variabel

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahuipengaruh pola asuh orang tua

dan interaksi sosial terhadap perkembangan moral anak diDesa Dadi Kecamatan

Plaosan Kabupaten Magetan, maka penelitian ini juga telah dilakukan dengan

mengikuti aturan yang telah ditetapkan. Hasil survei menggunakan kuesioner dengan

sampel 75 anak usia 10-14 tahun untukpola asuh orang tua(X1) dan interaksi sosial

(X2) serta perkembangan moral anak (Y) dilakukan penskoran hingga diperoleh hasil

sebagai berikut:

1. Deskripsi Data Pola AsuhOrang Tua

Berdasarkan penskoran kuesioner75 anak usia 10-14 tahunDesa Dadi

Kecamatan Plaosan Kabupaten Magetan mengenai pola asuh yang dikategorikan

menjadi 5 bagian diperoleh data sebagai:

Tabel 4.1

Rekapitulasi Kuesioner Pola Asuh Orang Tua

Interval

Skor

Frekuensi Pola Asuh

Kategori Otoriter Permisif Demokratis Situasional

Laisses

Fire

17 - 20 4 0 54 45 0 Sangat Baik

13 – 16 9 51 5 14 42 Baik

9 – 12 4 21 2 6 30 Cukup

5 – 8 58 3 14 10 3 Rendah

1 – 4 0 0 0 0 0 Sangat Rendah

Berdasarkan hasil rekapitulasi kategori pola asuh, maka dapat diketahui

bahwa untuk frekuensi tertinggi pola asuh orang tua otoriter yakni kategori

rendah sebanyak 58 anak, pola asuh orang tua permisif frekuensi tertinggi yakni

Page 59: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA DAN INTERAKSI …etheses.iainponorogo.ac.id/2487/1/Laras Eka Afriana.pdf · pengaruh antara pola asuh orang tua dan interaksi sosial anak terhadap perkembangan

114

kategori baik sebanyak 51 anak, pola asuh orang tua demokrasi memiliki frekuensi

tertinggi yakni kategori sangat baik sebanyak 54 anak, pola asuh orang tua

situasional memiliki frekuensi tertinggi yakni kategori sangat baik sebanyak 45

anak, dan pola asuh orang tua Laisses Fire memiliki frekuensi tertinggi yakni

kategori baik sebanyak 42 anak.

2. Deskripsi Data Interaksi Sosial

Berdasarkan penskoran kuesioner 75 anak usia 10-14 tahunDesa Dadi

Kecamatan Plaosan Kabupaten Magetan mengenai interaksi sosial yang diperoleh

data sebagai:

Tabel 4.2

Rekapitulasi Kuesioner Interaksi Sosial

Interval Skor Frekuensi Kategori

65 – 80 1 Sangat Baik

49 – 64 55 Baik

33 – 48 19 Cukup

17 – 32 0 Rendah

1 – 16 0 Sangat Rendah

Jumlah 75

Berdasarkan table 4.2 di atas, diketahui bahwa interaksi sosial 75 anak usia

10-14 tahunDesa Dadi Kecamatan Plaosan Kabupaten Magetan memiliki kategori

paling banyak baik sebanyak 55 anak.

3. Deskripsi Data Perkembangan Moral Anak

Berdasarkan penskoran kuesioner 75 anak usia 10-14 tahunDesa Dadi

Kecamatan Plaosan Kabupaten Magetan mengenai perkembangan moral anak

yang diperoleh data sebagai:

Tabel 4.3

Rekapitulasi Kuesioner Perkembangan Moral Anak

Page 60: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA DAN INTERAKSI …etheses.iainponorogo.ac.id/2487/1/Laras Eka Afriana.pdf · pengaruh antara pola asuh orang tua dan interaksi sosial anak terhadap perkembangan

115

Interval Skor Frekuensi Kategori

33 – 40 52 Sangat Baik

25 – 32 7 Baik

17 – 24 1 Cukup

9 – 16 15 Rendah

1 – 8 0 Sangat Rendah

Jumlah 75

Berdasarkan tabel 4.2 di atas, diketahui bahwa perkembangan moral

anak75 anak usia 10-14 tahunDesa Dadi Kecamatan Plaosan Kabupaten Magetan

memiliki kategori paling banyak sangat baik sebanyak 52 anak.

B. Analisis Data

Alat analisa yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda, maka untuk

memenuhi syarat yang ditentukan dalam penggunaan model regresi linier berganda

perlu dilakukan pengujian atas beberapa asumsi klasik yang digunakan yaitu: Uji

Normalitas, Multikolinearitas, Heteroskedastisitas, dan Autokorelasi yang secara rinci

dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas

Pada penelitian ini uji normalitas dilakukan pada keempat variabel

penelitian, yaitu pola asuh orang tuaotoriter (X1), pola asuh orang tua permisif

(X2) dan pola asuh orang tua demokrasi (X3), pola asuh orang tua

situasional(X4), pola asuh orang tua Laisses Fire (X5) dan interaksi sosial (X6)

serta perkembangan moral anak (Y)menggunakan SPSS for windows versi 23.

Berikut hasil uji normalitas:

Page 61: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA DAN INTERAKSI …etheses.iainponorogo.ac.id/2487/1/Laras Eka Afriana.pdf · pengaruh antara pola asuh orang tua dan interaksi sosial anak terhadap perkembangan

116

Gambar 4.1 Output P-P Plot SPSS

Page 62: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA DAN INTERAKSI …etheses.iainponorogo.ac.id/2487/1/Laras Eka Afriana.pdf · pengaruh antara pola asuh orang tua dan interaksi sosial anak terhadap perkembangan

117

Berdasarkan gambar 4.1 di atas, maka dapat dilihat bahwa data

menyebar di sekitar garis normal dan mendekati garis normal. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa data yang diperoleh dari kuesioner memiliki distribusi

normal dan dapat dilakukan uji coba selanjutnya.

b. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinieritas dilakukan untuk menguji apakah pada model regresi

ditemukan adanya korelasi antar variabel independen yaitu variabel pola asuh

orang tua dan interaksi sosial, maka dinamakan terdapat problem

multikolinieritas. Untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinearitas dalam

model regresi dapat dilihat dari tolerancevalue atau variance inflation factor

(VIF). Hasil uji multikolinieritas, dapat dilihat pada tabel Coefficientsadari

output for windows versi 23:

Tabel 4.4

Hasil Uji Multikolinieritas

Variabel Independent Collinearity Statistics

Kategori Tolerance VIF

Pola Asuh Orang Tua Otoriter 0.170 5.886 Ada

Pola asuh orang tua permisif 0.225 4.451 Ada

Pola asuh orang tua demokrasi 0.059 16.859 Tidak

Pola asuh orang tua situasional 0.089 11.229 Tidak

Pola asuh orang tua Laisses Fire 0.450 2.222 Ada

Interaksi Sosial 0.386 2.594 Ada

Hasil dari uji VIF pada tabel 4.4 menunjukkan bahwa variabel pola asuh

orang tua otoriter, permisif, Laisses fire, dan interaksi sosial terjadi

multikolinieritas karena nilai VIF < 10 dan TOL > 0.1. Sedangkan, variabel pola

asuh orang tua demokrasi dan situasioal VIF > 10 dan TOL < 0.1, maka tidak

ada multikolinieritas.Dengan demikian variabel independen dapat digunakan

Page 63: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA DAN INTERAKSI …etheses.iainponorogo.ac.id/2487/1/Laras Eka Afriana.pdf · pengaruh antara pola asuh orang tua dan interaksi sosial anak terhadap perkembangan

118

untuk memprediksi perkembangan moral anak selama periode pengamatan.

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke

pengamatan lain. Untuk menentukan heteroskedastisitas juga dapat

menggunakan grafik scatterplot, titik-titik yang terbentuk harus menyebar

secara acak, tersebar baik diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y. Hasil

uji heteroskedastisitas dapat Model regresi yang baik adalah yang terjadi

homokesdastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Berikut hasil grafik

Scatterplot, yang ditunjukkan pada gambar 4.1 dibawah ini:

Gambar 4.2Scatterplot Variabel Terikat

Berdasarkan grafik scatterplot terlihat bahwa titik-titik menyebar secara

acak serta tersebar baik diatas maupun dibawah angka nol (0) pada sumbu Y,

tidak berkumpul disatu tempat, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak

Page 64: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA DAN INTERAKSI …etheses.iainponorogo.ac.id/2487/1/Laras Eka Afriana.pdf · pengaruh antara pola asuh orang tua dan interaksi sosial anak terhadap perkembangan

119

terjadi heteroskedastisitas pada model regresi dalam artian bahwa varian

semua variabel ini menunjukkan variabel independen dapat digunakan untuk

memprediksi perkembangan moral anakusia 10-14 tahunDesa Dadi Kecamatan

Plaosan Kabupaten Magetan.

d. Uji Autokorelasi

Penyimpangan autokorelasi dalam penelitian ini diuji dengan uji Durbin-

Watson (DW-test). Hasil regresi dengan lavel of signifikan 0,05 dengan

sejumlah variabel independen 6 dan banyak data (n = 75). Adapun hasil dari uji

autokorelasi pada tabel Model Summaryb. Berikutrincian hasil uji autokorelasi:

Tabel 4.5

Uji Autokorelasi

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .962a .926 .920 2.812 1.854

a. Predictors: (Constant), Interaksi Sosial, Pola asuh orang tua Laisses Fire, Pola asuh

orang tua permisif, Pola Asuh Orang Tua Otoriter, Pola asuh orang tua situasional, Pola

asuh orang tua demokrasi

b. Dependent Variable: Perkembangan Moral Anak

Berdasarkan hasil uji Durbin-Watson sebesar 2.255. Berdasarkan

kategori tabel 4.5 nilai DW berada lebih besar dari dU = 1.8013 dan dL =

1.4577, maka dapat disimpulkan bahwa DW-test tidak dapat menolak H0 yang

menyatakan bahwa tidak ada autokorelasi negatif maupun positif. Sehingga

model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada usia anak

saat ini dan sebelumnya.

2. Analisis Regresi Linier Berganda

Untuk mengetahui adanya pengaruh variabel bebas dengan variabel terikat

Page 65: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA DAN INTERAKSI …etheses.iainponorogo.ac.id/2487/1/Laras Eka Afriana.pdf · pengaruh antara pola asuh orang tua dan interaksi sosial anak terhadap perkembangan

120

dapat dilihat dari hasil uji regresi linier berganda SPSS for windows versi 23

dengan model regresi linier berganda yang dirumuskan dengan persamaan

berikut:

Keterangan :

Y : Perkembangan Moral Anak

α : Konstanta

e : Variabel residual β1,2,3,4,5,6 :Koefisien Regresi

X1 : Pola Asuh Orang Tua Otoriter

X2 : Pola asuh orang tua permisif

X3 : Pola asuh orang tua demokrasi

X4 : Pola asuh orang tua situasional

X5 : Pola asuh orang tua Laisses Fire

X6 : Interaksi Sosial

Untuk mendapatkan hasil persamaan model regresi linier seerti di atas,

dapat dilihat dari hasil SPSS for windows versi 23 output uji regresi linier berikut

ini:

Tabel 4.6

Hasil Analisis Regresi Linier Berganda

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

B Std. Error Beta

1 (Constant) 7.592 4.997

Pola Asuh Orang Tua Otoriter -0.920 0.196 -0.375

Pola asuh orang tua permisif 1.294 0.329 0.274

Y = α + β1 X1 + β2 X2 + β3 X3 + β4 X4 + β5 X5 + β6 X6 e

Page 66: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA DAN INTERAKSI …etheses.iainponorogo.ac.id/2487/1/Laras Eka Afriana.pdf · pengaruh antara pola asuh orang tua dan interaksi sosial anak terhadap perkembangan

121

Pola asuh orang tua demokrasi 0.992 0.267 0.502

Pola asuh orang tua situasional -0.738 0.278 -0.293

Pola asuh orang tua Laisses Fire -0.547 0.260 -0.103

Interaksi Sosial 0.328 0.065 0.270

Berdasarkan hasil output SPSS for windows versi 23 nampak bahwa

pengaruh secara parsial keenam variabel independen tersebut

terhadapperkembangan moral anak. Dari hasil analisis regresi linier berganda

dengan program SPSS seperti terlihat pada table 4.6 persamaan regeresi linier

yang terbentuk adalah:

Y = 7.592 -0.920X1+1.294X2+ 0.992X3- 0.738X4- 0.547X5+ 0.328X6+ e

Dari persamaan regresi linier berganda diatas maka dapat dianalisis sebagai

berikut:

a. Konstanta sebesar 7.592menyatakan bahwa jika variabel independen dianggap

konstan, maka nilai perkembangan moral anak sebesar 7.592.

b. Dari hasil perhitungan uji regresi linier berganda koefisien variabel pola asuh

orang tua otoriter mempunyai nilai koefisien regresi sebesar 0.920. Koefisien

bertanda negatif. Hal ini menyatakan bahwa setiap penurunan rasio pola asuh

orang tua otoriter sebesar 1 satuan akan mengakibatkan perkembangan moral

anakturun sebesar 0.920.

c. Dari hasil perhitungan uji regresi linier berganda variabel pola asuh orang tua

permisif mempunyai nilai koefisien regresi sebesar 1.294.Koefisien bertanda

positif. Hal ini menyatakan bahwa setiap penambahan atau kenaikan rasio pola

asuh orang tua permisif sebesar 1 satuan akan mengakibatkan kenaikan

perkembangan moral anak naik sebesar 1.294.

d. Dari hasil perhitungan uji regresi linier berganda koefisien variabel pola asuh

Page 67: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA DAN INTERAKSI …etheses.iainponorogo.ac.id/2487/1/Laras Eka Afriana.pdf · pengaruh antara pola asuh orang tua dan interaksi sosial anak terhadap perkembangan

122

orang tua demokrasimempuyai nilai koefisien regresi sebesar 0.992. Koefisien

bertanda positif, hal ini menyatakan bahwa setiap kenaikan atau penambahan

rasio pola asuh orang tua demokrasi sebesar 1 satuan akan

menaikkanperkembangan moral anak sebesar 0.992.

e. Dari hasil perhitungan uji regresi linier berganda koefisien variabel pola asuh

orang tua situasionalmempuyai nilai koefisien regresi sebesar 0.738. Koefisien

bertanda negatif, hal ini menyatakan bahwa setiap penurunan rasio pola asuh

orang tua situasional sebesar 1 satuan akan menurunkanperkembangan moral

anak sebesar 0.738.

f. Dari hasil perhitungan uji regresi linier berganda koefisien variabel pola asuh

orang tua Laisses Firemempuyai nilai koefisien regresi sebesar 0.547. Koefisien

bertanda negatif, hal ini menyatakan bahwa setiap penurunan rasio pola asuh

orang tua Laisses Fire sebesar 1 satuan akan menurunkanperkembangan moral

anak sebesar 0.547.

g. Dari hasil perhitungan uji regresi linier berganda variabel interaksi sosial

mempunyai nilai koefisien regresi sebesar 0.328.Koefisien bertanda positif. Hal

ini menyatakan bahwa setiap penambahan atau kenaikan rasio interaksi

sosialsebesar 1 satuan akan mengakibatkan kenaikan perkembangan moral

anak naik sebesar 0.328.

C. Pengujian Hipotesis

1. Pengujian Hipotesis secara Parsial ( Uji t )

Berikut ini merupakan hasil pengujian secara parsial menggunakan uji t

Page 68: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA DAN INTERAKSI …etheses.iainponorogo.ac.id/2487/1/Laras Eka Afriana.pdf · pengaruh antara pola asuh orang tua dan interaksi sosial anak terhadap perkembangan

123

yang nilainya akan dibandingkan dengan signifikansi 0,05 atau 5%. Pengujian

secara parsial menggunakan uji t (pengujian signifikansi secara parsial)

dimaksudkan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh pola asuh orang

tuaotoriter (X1), pola asuh orang tua permisif (X2) dan pola asuh orang tua

demokrasi (X3), pola asuh orang tua situasional(X4), pola asuh orang tua Laisses

Fire (X5) dan interaksi sosial (X6)terhadapperkembangan moral anak (Y) diDesa

Dadi Kecamatan Plaosan Kabupaten Magetan.

Berdasarkan hasil output SPSS for windows versi 23 nampak bahwa

pengaruh secara parsial keenam variabel independen tersebut perkembangan

moral anak seperti ditunjukkan pada tabel 4.9 sebagai berikut:

Tabel 4.7

Uji Pengaruh Parsial

Model t Sig.

1 (Constant) 1.519 0.133

Pola Asuh Orang Tua Otoriter -4.692 0.000

Pola asuh orang tua permisif 3.935 0.000

Pola asuh orang tua demokrasi 3.710 0.000

Pola asuh orang tua situasional -2.650 0.010

Pola asuh orang tua Laisses Fire -2.105 0.039

Interaksi Sosial 5.080 0.000

Berdasarkan hasil tabel di atas akan dibuat kesimpulan untuk pengambilan

hipotesis sebagai berikut:

a. Pengujian Hipotesis 1

H0 : b1 = Pola asuh orang tua otoriter tidak berpengaruh signifikan secara

parsial terhadap perkembangan moral anak diDesa Dadi

Kecamatan Plaosan Kabupaten Magetan.

Page 69: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA DAN INTERAKSI …etheses.iainponorogo.ac.id/2487/1/Laras Eka Afriana.pdf · pengaruh antara pola asuh orang tua dan interaksi sosial anak terhadap perkembangan

124

Ha : b1 = Pola asuh orang tua otoriter berpengaruh signifikan secara parsial

terhadap perkembangan moral anak diDesa Dadi Kecamatan

Plaosan Kabupaten Magetan.

Berdasarkan hasil tabel 4.7 di atas, maka dapat diketahui hasil uji T-test

untuk variabel pola asuh orang tua otoriter senilai thitung = -4.692>ttabel = -

1.99254 (df=74) dan nilai Sig. 0.000> 0.05, yang berarti H0 ditolak. Hal ini

menunjukkan bahwa variabel pola asuh orang tua otoriter(X1) berpengaruh

signifikan secara parsial perkembangan moral anak diDesa Dadi Kecamatan

Plaosan Kabupaten Magetan.

b. Pengujian Hipotesis 2

H0 : b2 = Pola asuh orang tua permisif tidak berpengaruh signifikan secara

parsial terhadap perkembangan moral anak diDesa Dadi Kecamatan

Plaosan Kabupaten Magetan.

Ha : b2 = Pola asuh orang tua permisif berpengaruh signifikan secara parsial

terhadap perkembangan moral anak diDesa Dadi Kecamatan Plaosan

Kabupaten Magetan.

Berdasarkan hasil tabel 4.7 di atas, maka dapat diketahui hasil uji T-test

untuk variabel pola asuh orang tua permisif senilai thitung = 3.935>ttabel =

1.99254 dan nilai Sig. 0.000< 0.05, yang berarti H0 ditolak. Hal ini menunjukkan

bahwa variabel pola asuh orang tua permisifberpengaruh signifikan secara

parsial terhadap perkembangan moral anak diDesa Dadi Kecamatan Plaosan

Kabupaten Magetan.

c. Pengujian Hipotesis 3

Page 70: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA DAN INTERAKSI …etheses.iainponorogo.ac.id/2487/1/Laras Eka Afriana.pdf · pengaruh antara pola asuh orang tua dan interaksi sosial anak terhadap perkembangan

125

H0 : b3 = Pola asuh orang tua demokrasi tidak berpengaruh signifikan secara

parsial terhadap perkembangan moral anak diDesa Dadi Kecamatan

Plaosan Kabupaten Magetan.

Ha : b3 = Pola asuh orang tua demokrasi berpengaruh signifikan secara parsial

terhadap perkembangan moral anak diDesa Dadi Kecamatan Plaosan

Kabupaten Magetan.

Berdasarkan hasil tabel 4.7 di atas, maka dapat diketahui hasil uji T-test

untuk variabel pola asuh orang tua demokrasi senilai thitung= 3.710>ttabel =

1.99254 dan nilai Sig. 0.00 < 0.05, yang berarti H0 ditolak. Hal ini menunjukkan

bahwa variabel pola asuh orang tua demokrasi berpengaruh signifikan secara

parsial terhadap perkembangan moral anak diDesa Dadi Kecamatan Plaosan

Kabupaten Magetan.

d. Pengujian Hipotesis 4

H0 : b4 = Pola asuh orang tua situasional tidak berpengaruh signifikan secara

parsial terhadap perkembangan moral anak diDesa Dadi Kecamatan

Plaosan Kabupaten Magetan.

Ha : b4 = Pola asuh orang tua situasional berpengaruh signifikan secara parsial

terhadap perkembangan moral anak diDesa Dadi Kecamatan Plaosan

Kabupaten Magetan.

Berdasarkan hasil tabel 4.7 di atas, maka dapat diketahui hasil uji T-test

untuk variabel DER senilai thitung= -2.650>ttabel = -1.99254 dan nilai Sig. 0.010<

0.05, yang berarti H0 ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa variabel pola asuh

orang tua situasional berpengaruh signifikan secara parsial terhadap

Page 71: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA DAN INTERAKSI …etheses.iainponorogo.ac.id/2487/1/Laras Eka Afriana.pdf · pengaruh antara pola asuh orang tua dan interaksi sosial anak terhadap perkembangan

126

perkembangan moral anak diDesa Dadi Kecamatan Plaosan Kabupaten

Magetan.

e. Pengujian Hipotesis 5

H0 : b5 = Pola asuh Leisses fire tidak berpengaruh signifikan secara parsial

terhadap perkembangan moral anak diDesa Dadi Kecamatan Plaosan

Kabupaten Magetan.

Ha : b5 = Pola asuh Leisses fire berpengaruh signifikan secara parsial terhadap

perkembangan moral anak diDesa Dadi Kecamatan Plaosan

Kabupaten Magetan.

Berdasarkan hasil tabel 4.7 di atas, maka dapat diketahui hasil uji T-test

untuk variabel DER senilai thitung= -2.105>ttabel = -1.99254 dan nilai Sig. 0.039<

0.05, yang berarti H0 ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa variabel pola asuh

Leisses fire berpengaruh signifikan secara parsial terhadap perkembangan

moral anak diDesa Dadi Kecamatan Plaosan Kabupaten Magetan.

f. Pengujian Hipotesis 6

H0 : b6 = Interaksi sosial tidak berpengaruh signifikan secara parsial terhadap

perkembangan moral anak diDesa Dadi Kecamatan Plaosan

Kabupaten Magetan.

Ha : b6 = Interaksi sosial berpengaruh signifikan secara parsial terhadap

perkembangan moral anak diDesa Dadi Kecamatan Plaosan

Kabupaten Magetan.

Berdasarkan hasil tabel 4.7 di atas, maka dapat diketahui hasil uji T-test

untuk variabel DER senilai thitung= 5.080>ttabel = 1.99254 dan nilai Sig. 0.000 <

Page 72: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA DAN INTERAKSI …etheses.iainponorogo.ac.id/2487/1/Laras Eka Afriana.pdf · pengaruh antara pola asuh orang tua dan interaksi sosial anak terhadap perkembangan

127

0.05, yang berarti H0 ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa variabel interaksi

sosial berpengaruh signifikan secara parsial terhadap perkembangan moral

anak diDesa Dadi Kecamatan Plaosan Kabupaten Magetan.

2. Pengujian Hipotesis secara Simultan ( Uji F)

H0 = Pola asuh dan interaksi sosial secara bersama–sama tidak berpengaruh

terhadap perkembangan moral anak diDesa Dadi Kecamatan Plaosan

Kabupaten Magetan.

Ha = Pola asuh dan interaksi sosial secara bersama–sama berpengaruh terhadap

perkembangan moral anak diDesa Dadi Kecamatan Plaosan Kabupaten

Magetan.

Berikut ini adalah hasil dari pengujian secara simultan menggunakan uji F

yang nilainya akan dibandingkan dengan signifikansi 0,05 atau 5%. Berdasarkan

hasil output SPSS for windows versi 23 nampak bahwa pengaruh secara bersama-

sama empat variabel independen tersebut terhadap perkembangan moral anak

seperti ditunjukkan pada table 4.8 sebagai berikut:

Tabel 4.8

Hasil Perhitungan Uji Simultan Regresi

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 6734.904 6 1122.484 141.938 .000b

Residual 537.763 68 7.908

Total 7272.667 74

a. Dependent Variable: Perkembangan Moral Anak

b. Predictors: (Constant), Interaksi Sosial, Pola asuh orang tua Laisses Fire, Pola asuh

orang tua permisif, Pola Asuh Orang Tua Otoriter, Pola asuh orang tua situasional, Pola

asuh orang tua demokrasi

Page 73: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA DAN INTERAKSI …etheses.iainponorogo.ac.id/2487/1/Laras Eka Afriana.pdf · pengaruh antara pola asuh orang tua dan interaksi sosial anak terhadap perkembangan

128

Dari hasil perhitungan yang diperoleh nilai F sebesar 141.938 dan nilai

signifikan sebesar 0.000. Karena nilai signifikansi kurang dari 5% atau 0.05, maka

H0 ditolak dan terdapat pengaruh yang signifikan variabel pola asuh dan interaksi

sosial secara bersama–sama berpengaruh terhadap perkembangan moral anak

diDesa Dadi Kecamatan Plaosan Kabupaten Magetan.

Sehingga dari uji T dan uji F dapat dibuat rekapitulasi hasil analisis regresi

linier berganda sebagai berikut:

Tabel 4.9

Rekapitulasi Hasil Uji Regresi Linier Berganda

Jenis Uji Variabel Nilai Sig. Kriteria

Uji T

(Parsial) Pola asuh

orang tua

otoriter

0.000< 0.05

Pola asuh orang tua

otoriterberpengaruh signifikan secara

parsial terhadap perkembangan moral

anak.

Pola asuh

orang tua

permisif

0.000< 0.05

Pola asuh orang tua

permisifberpengaruh signifikan secara

parsial terhadapperkembangan moral

anak.

Pola asuh

orang tua

demokrasi

0.000< 0.05

Pola asuh orang tua

demokrasiberpengaruh signifikan secara

parsial terhadap perkembangan moral

anak.

Pola asuh

orang tua

situasional 0.010< 0.05

Pola asuh orang tua situasional

berpengaruh signifikan secara parsial

terhadap perkembangan moral anak.

Pola asuh

Leisses Fire 0.039< 0.05

Pola asuh Leisses Fire berpengaruh

signifikan secara parsial terhadap

perkembangan moral anak.

Interaksi

Sosial 0.000< 0.05

Interaksi sosial berpengaruh signifikan

secara parsial terhadap perkembangan

moral anak.

Uji F

(Simutan) EPS, ROE, dan

DER 0.005< 0.05

Pola asuh dan interaksi sosial secara

bersama-sama berpengaruh terhadap

perkembangan moral anak.

Page 74: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA DAN INTERAKSI …etheses.iainponorogo.ac.id/2487/1/Laras Eka Afriana.pdf · pengaruh antara pola asuh orang tua dan interaksi sosial anak terhadap perkembangan

129

(Sumber: Data sekunder diolah tahun 2017 dengan SPSS for windows versi 23)

3. Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi 2pada adalah mengukur seberapa jauh kemampuan

model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi

adalah antara nol dan satu. Nilai 2 yang kecil berarti kemampuan variabel-

variabel independen dalam menjelaskan variabel-variabel dependen amat

terbatas.Nilai koefisien determinasi dapat menunjukkan presentase variansi nilai

variabel dependen, yang dapat dijelaskan oleh persamaan regresi yang dihasilkan.

Uji koefisien determinasi digunakan untuk menguji goodness-fit dari model

regresi. Berdasarkan hasil output SPSS for windows versi 23 besarnya nilai

adjusted R² dapat dilihat pada tabel 4.11 sebagai berikut:

Tabel 4.10

Uji Koefisien Determinasi

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .962a .926 .920 2.812 1.854

a. Predictors: (Constant), Interaksi Sosial, Pola asuh orang tua Laisses Fire, Pola asuh

orang tua permisif, Pola Asuh Orang Tua Otoriter, Pola asuh orang tua situasional, Pola

asuh orang tua demokrasi

b. Dependent Variable: Perkembangan Moral Anak

Dilihat dari tabel diatas, nilai koefisien Determinasi (R²) sebesar 0.926 atau 92.6%. Hal

ini berarti 92.6% variasi perkembangan moral anak yang bisa dijelaskan oleh variasi

dari keenam variabel independen yaitu,pola asuh orang tua otoriter, pola asuh orang

tua permisif, pola asuh orang tua demokrasi, pola asuh orang tua situasional, pola

asuh orang tua Laisses Fire, dan interaksi sosial. Sedangkan sisanya sebesar 7.4%

Page 75: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA DAN INTERAKSI …etheses.iainponorogo.ac.id/2487/1/Laras Eka Afriana.pdf · pengaruh antara pola asuh orang tua dan interaksi sosial anak terhadap perkembangan

130

dijelaskan oleh sebab-sebab lain diluar model regresi. Standar Error of estimate (SEE)

sebesar 2.812. Makin kecil nilai SEE akan membuat model regresi semakin tepat

dalam memprediksi variabel dependen.

g. Pembahasan

Keluarga adalah suatu wadah yang terbentuk karena ikatan perkawinan antara

suami-istri yang ingin hidup bersama. Sehingga didalamnya terdapat anggota

keluarga yang meliputi ayah, ibu dan juga anak, yang menjadi tanggungjawab

orangtua.Orang tua perlu mengontrol, mengendalikan serta melakukan pola asuh

yang baik kepada anak-anaknya. Sehingga anak mampu tumbuh dan berkembang

serta berinteraksi dengan baik sesuai dengan tingkat usia mereka. Oleh karena itu,

dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh macam-macam polaasuh dan

interaksi sosial terhadap perkembangan moral anakdiDesa Dadi Kecamatan Plaosan

Kabupaten Magetan. Untuk dapat mengetahui pola asuh yang baik dalam

mengontrol anak, supaya dapat ber interaksi dengan lingkungan dan memiliki moral

yang baik.

Penelitian dilakukan dengan menggunakan kuesioner yang sudah

dikembangkan dan dilakukan uji validasi serta reabilitas, supaya angket layak

digunakan untukmengukur variabel-variabel yang diteliti. Kuesioner yang sudah valid

diberikan pada 75 anak yang menjadi sampel. Setelah sampel menyelesaikan

kuesioner yang diberikan, maka kuesioner akan dilakukan penskoran untuk di analisis

secara regresi linier berganda menggunakan aplikasi SPSS for windows versi 23 untuk

mengetahui pengaruh variabel pengamatan.

Page 76: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA DAN INTERAKSI …etheses.iainponorogo.ac.id/2487/1/Laras Eka Afriana.pdf · pengaruh antara pola asuh orang tua dan interaksi sosial anak terhadap perkembangan

131

Berdasarkan hasil analisis regresi linier bergandadihasilkan persamaan korelasi

antara untukpola asuh orang tuaotoriter (X1), pola asuh orang tua permisif (X2) dan

pola asuh orang tua demokrasi (X3), pola asuh orang tua situasional(X4), pola asuh

orang tua Laisses Fire (X5) dan interaksi sosial (X6)terhadapperkembangan moral

anak (Y) sebagai berikut ini:

Y = 7.592 - 0.920X1 + 1.294X2 + 0.992X3- 0.738X4 - 0.547X5 + 0.328X6+ e

Berdasarkan persamaan regresi di atas, dapat diketahui bahwa variabel pola

asuh orang tua permisif (X2), pola asuh orang tua demokrasi (X3), dan interaksi sosial

(X6) memberikan pengaruh yang positif terhadap perkembangan moral anakdiDesa

Dadi Kecamatan Plaosan Kabupaten Magetan serta dari hasil uji T dan uji F semua

variabel menunjukkan pengaruh yang signifikan. Hal ini, dapat diartikan bahwauntuk

meningkatkan perkembangan moral anak menjadi lebih baik, orang tua dapat

menerapkan pola asuh secara permisif dan demokrasi serta memberikan kesempatan

kepada anak untuk melakukan interaksi dengan lingkungan sosialnya secara

terkontrol.

Hasil penelitian ini juga sependapat dengan hasil penelitian Musthofa (2014)

yang menyatakan bahwa, ti gkat kedisipli a belajar siswa siswa kelas XI di SMK

Wahid Hasyim Ponorogo Tahun Ajaran 2013-2014dipengaruhi pola asuh orang tua

demokrasi sebesar 6.83% dan pola asuh orang tua permisif sbesar % . “ehi gga

untuk membentuk perkembangan moral baik dari segi kedisiplinan maupun

kepatuhan dari diri sendiri dapat diterapkan pola asuh dengan tipe permisif dan

demokrasi.

Pola asuh yang diterapkan oleh orangtua merupakan bentuk interaksi antara

Page 77: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA DAN INTERAKSI …etheses.iainponorogo.ac.id/2487/1/Laras Eka Afriana.pdf · pengaruh antara pola asuh orang tua dan interaksi sosial anak terhadap perkembangan

132

anak dengan orang tua selama mengadakan kegiatan pengasuhan dengan melalui

pendidikan, bimbingan, dan mendisiplinkan serta melindungi anak untuk mencapai

kedewasaan. Sehingga orang tua dapat memilih pola asuh yang tepat bagi anaknya

dalam membentuk moral yang baik pada anak.

Berdasarkan hasil deskripsi data juga dapat diketahui bagaimana bentuk tipe

pola asuh dan interaksi sosial serta perkembangan moral anak khususnya diDesa

Dadi Kecamatan Plaosan Kabupaten Magetan adalah sebagai berikut:

Gambar 4.3 Grafik Kategori Data Kuesioner

Berdasarkan hasil grafik di atas, diketahui bahwa pola asuh otoriter memiliki

respon paling tinggi dengan kategorirendah sebanyak 77.3% dari 75 anak, pola asuh

orang tua permisif memiliki respon paling tinggi dengan kategori baik sebanyak 68%,

pola asuh orang tua demokrasi memiliki respon paling tinggi dengan kategori sangat

baik sebanyak 72%,pola asuh orang tua situasional memiliki respon paling tinggi

dengan kategori sangat baik sebanyak 60%, pola asuh Leisses Fire memiliki respon

9

51

5

14

42

55

74

21

26

30

19

1

58

3

1410

30

15

0 0 0 0 0 0 00

10

20

30

40

50

60

70

Sangat Baik

Baik

Cukup

Rendah

Sangat Rendah

Page 78: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA DAN INTERAKSI …etheses.iainponorogo.ac.id/2487/1/Laras Eka Afriana.pdf · pengaruh antara pola asuh orang tua dan interaksi sosial anak terhadap perkembangan

133

paling tinggi dengan kategori baik sebanyak56%, interaksi sosial memiliki respon

paling tinggi dengan kategori sangat baik sebanyak 73.3%, dan perkembangan moral

anak memiliki respon paling tinggi dengan kategori sangat baik sebanyak 69.3% dari

75 anak yang menyelesaikan kesioner. Ini menunjukkan bahwa anak-anak tidak suka

diberlakukan pola asuh otoriter yakni, hanya komunikasi secara sepihak atau satu

arah saja. Anak-anak diDesa Dadi Kecamatan Plaosan Kabupaten Magetan memiliki

respon yang sangat baik dengan pola asuh orang tua demokrasi dan situasinal.

Berarti anak-anak suka dibimbing dengan komunikasi dua arah dan diberikan

kebebasan atas meraka dengan batas-batasan yang sudah disepakati sesuai dengan

kondisi mereka. Hal inilah yang juga menunjukkan perkembangan morak anak diDesa

Dadi Kecamatan Plaosan Kabupaten Magetan 69.3% memiliki bentuk perkembangan

yang sangat sangat baik.

Sehingga diharapkan dengan interaksi sosial yang sangat baik akan memberi

pengaruh timbal balik antara individu yang satu dengan yang lainnya dalam suatu

kelompok tertentu dalam rangka mencapai tujuan tertentu. Sehingga interaksi sosial

ini sangat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan dalam diri anak. Dengan

demikian penerapan pola asuh orang tua dan interaksi sosial dapat membentuk

moral yang baik dan tidak membawa kehancuran moral atau merusak jiwa dan watak

seorang anak.

Page 79: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA DAN INTERAKSI …etheses.iainponorogo.ac.id/2487/1/Laras Eka Afriana.pdf · pengaruh antara pola asuh orang tua dan interaksi sosial anak terhadap perkembangan

134

BAB V

PENUTUP

A. Keimpulan

Berdasarkan analisis data dan pembahasan serta dari hipotesis yang

telahdisusundan telah diuji menggunakan regresi linier berganda, maka dapat

disimpulkan pengaruh variabel-variabel independen (pola asuh orang tuadan

interaksi sosial) terhadap perkembangan moral anakdiDesa Dadi Kecamatan Plaosan

Kabupaten Magetansebagai berikut:

1. Pola asuh orang tua berpengaruh signifikan secara parsial terhadap

perkembangan moral anak diDesa Dadi Kecamatan Plaosan Kabupaten Magetan

dengan thitung = 3.710 > ttabel = 1.99254 dan nilai Sig. 0.00 serta 72%anak memiliki

respon sangat baik.

2. Interaksi sosial berpengaruh signifikan secara parsial terhadap perkembangan

moral anak diDesa Dadi Kecamatan Plaosan Kabupaten Magetanthitung= 5.080>ttabel

= 1.99254 dan nilai Sig. 0.000serta 73.3% anak memiliki respon sangat baik.

3. Pola asuh dan interaksi sosial secara bersama–sama berpengaruh terhadap

perkembangan moral anak diDesa Dadi Kecamatan Plaosan Kabupaten Magetan

dengan nilasi Sig. 0.000serta 69.3% anak memiliki respon sangat baik.

B. Saran

Page 80: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA DAN INTERAKSI …etheses.iainponorogo.ac.id/2487/1/Laras Eka Afriana.pdf · pengaruh antara pola asuh orang tua dan interaksi sosial anak terhadap perkembangan

135

Setelah mengkaji hasil penelitian ini maka saran yang dapatpenulis ajukan

sebagai berikut:

1. Sebagai orang tua memang memilikikewajiban untuk membimbing dan

mengontrol anaknya dengan pola asuh yang tepat, tetapi tidak dengan cara

membatasi semua aktivitas dan keinginan anak. Maka orang tua dapat

menerapkan pola asuh demokratis yang memberikan kebebasan anak dan pola

situasional yang tetap memberikan batasan serta kebebasan sesuai dengan

kondisi yang terjadi.

2. Jika Orangtua yang memberikan pola asuh yang tepat sesuai dengan kebutuhan

anak yang merupakan bentuk interaksi anak dengan lingkungan terutama

keluarga. Ini akan membentuk pola interaksi anak saat dilingkungan secara

sosialdengan baik juga.

3. Dengan bentuk interaksi orang tua yang harmonis maka akan mendidik anak

dengan interaksi sosial yang baik pula, sehingga perkembangan moral anak baik di

keluarga maupun secara sosial juga akan sangat baik.

4. Interaksi sosial yang terjadi di desa Dadi sudah cukup baik, sehingga dapat

menciptakan suasana yang rukun dan damai. Namun alangkah baiknya apabila

dalam berinteraksi sosial dapat terklasifikasi. Seperti halnya anak mampu bergaul

sesuai dengan tingkat usia mereka. Dengan demikian dapat memperkecil adanya

faktor-faktor negatif yang mampu mempengaruhi pertumbuhan dan

perkembangan jiwa anak.

Page 81: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA DAN INTERAKSI …etheses.iainponorogo.ac.id/2487/1/Laras Eka Afriana.pdf · pengaruh antara pola asuh orang tua dan interaksi sosial anak terhadap perkembangan

136

5. Dengan berdasarkan hasil penelitian yang saya dapatkan saat ini, saya sangatlah

berharap akan adanya peneliti berikutnya yang dapat memperkuat hasil

penelitian yang telah dilakukan saat ini.

Page 82: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA DAN INTERAKSI …etheses.iainponorogo.ac.id/2487/1/Laras Eka Afriana.pdf · pengaruh antara pola asuh orang tua dan interaksi sosial anak terhadap perkembangan

137

DAFTAR PUSTAKA

Al-Qur’a da Terje aha ya. Jakarta: Pustaka Amani. 2005.

Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta. 2002.

Braja, Bakar. Psikologi Perkembangan Tahapan dan Aspeknya. Jakarta: Studi

Press, 2005. cet ke-1.

Darmadi, Hamid. DASAR KONSEP PENDIDIKAN MORAL: Landasan Konsep

Dasar dan Implementasi. Bandung: Alfabeta. 2012.

Djamarah, Syaiful Bahri. Pola Komunikasi Orang Tua dan Anak dalam Keluarga.

Jakarta: Rineka Cipta. 2004.

Ensiklopedia Nasional Indonesia. Bekasi: PT Delta Pamungkas. 2004. cet IV.

Felman. Duskin, dkk, HUMAN DEVELOPMENT Perkembangan Manusia, Edisi

10 buku 2.Jakarta: McGraw – Hill. 2009.

Gunarsa, Singgih. D. Dari Anak Sampai Usia Lanjut. Jakarta: Gunung Mulia,

2006.

. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja , Jakarta: BPK Gunung Mulia.

2002.

. Psikologi Anak dan Remaja . Jakarta: BPK Gunung

Mulia. 2002.

Helmawati, Pendidikan Keluarga: Teoritis dan Praktis. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya. 2014.

Hurlock, Elizabeth. Perkembangan Anak jilid 2. Jakarta: Erlangga. 1999.

Lajnah Pentashih Mushaf Al-Qur’an, Al-qur’an dan Terjemahnya .Jakarta:

Pustaka Amani. 2005.

Mansur, Pendidikan Anak Usia Dini. Yogyakarta: Pustaka Belajar. 2005.

Markum, M. Enoch. Keluarga dan Masyarakat. Jakarta: Sinar Harapan, 1985. cet

II.

Mulyanti, Sri. Cara Cerdas Mendidik & Mengoptimalkan Kecerdasan Anak.

Yogyakarta: Buana Pustaka. 2013.

Page 83: PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA DAN INTERAKSI …etheses.iainponorogo.ac.id/2487/1/Laras Eka Afriana.pdf · pengaruh antara pola asuh orang tua dan interaksi sosial anak terhadap perkembangan

138

Salim, Moh Haitami. Pendidikan Karakter: Konsepsi & Implementasinya secara

terpadu di lingkungan keluarga, sekolah, perguruan tinggi dan

masyarakat. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2013.

Samsuri, Muchson AR. Dasar-Dasar Pendidikan Moral: Basis Pengembangan

Pendidikan Karakter. Yogjakarta: Ombak. 2015.

.

Santrock, John W. Perkembangan Anak, Edisi kesebelas Jilid 2. Jakarta:

Erlangga. 2007.

Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D. Bandung: Alfabeta. 2017.

Cet ke-25.

Syani, Abdul. Sosiologi: Skematika, Teori dan Terapan. Jakarta: Bumi Aksara,

2012.

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar

Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. 1988.

Widianingrum, Retno. Statistika.Yogyakarta: Pustaka Felicha, 2013.

Wulansari, Andhita Dessy. Penelitian Pendidikan. Ponorogo: STAIN PO PRESS, 2012