pengaruh pijat bayi terhadap peningkatan berat badan bayi di wilayah kerja puskesmas maligano...

87
PENGARUH PIJAT BAYI TERHADAP PENINGKATAN BERAT BADAN BAYI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MALIGANO KECAMATAN MALIGANO KABUPATEN MUNA PERIODE JULI 2016 Karya Tulis Ilmiah Diajukan sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan di Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna Oleh : Sitti Nurlaela PSW.2013.IB.0092 YAYASAN PENDIDIKAN SOWITE AKADEMI KEBIDANAN PARAMATA RAHA KABUPATEN MUNA 2016

Upload: warnet-raha

Post on 12-Apr-2017

366 views

Category:

Education


2 download

TRANSCRIPT

i

PENGARUH PIJAT BAYI TERHADAP PENINGKATAN BERATBADAN BAYI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MALIGANO

KECAMATAN MALIGANO KABUPATEN MUNAPERIODE JULI 2016

Karya Tulis Ilmiah

Diajukan sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikandi Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna

Oleh :

Sitti NurlaelaPSW.2013.IB.0092

YAYASAN PENDIDIKAN SOWITEAKADEMI KEBIDANAN PARAMATA RAHA

KABUPATEN MUNA2016

ii

LEMBAR PERSETUJUAN

Karya Tulis Ilmiah

Pengaruh Pijat Bayi terhadap Peningkatan Berat Badan Bayidi Wilayah Kerja Puskesmas Maligano Kecamatan Maligano

Kabupaten Muna Periode Juli 2016

Telah disetujui untuk diseminarkan di hadapan Tim Penguji Karya Tulis IlmiahAkademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna

Raha, Juli 2016

Pembimbing I Pembimbing II

Wa Ode Siti Asma, S.ST., M.Kes La Hasariy, SKM., M.Kes

Mengetahui,Direktur Akbid Paramata RahaKabupaten Muna

Rosminah Mansyarif, S.Si.T., M.Kes

iii

LEMBAR PENGESAHAN

Karya Tulis ini telah diperiksa dan disahkan oleh Tim Penguji Karya Tulis Ilmiah

Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna

TIM PENGUJI

1. Rosminah Mansyarif, S.Si.T., M.Kes (……….......................….)

2. Wa Ode Siti Asma, S.ST., M.Kes (…..……….…...…..……)

3. La Hasariy, SKM., M.Kes (…...…..............….......... )

Raha, Juli 2016Pembimbing I Pembimbing II

Wa Ode Siti Asma, S.ST., M.Kes La Hasariy, SKM., M.Kes

Mengetahui,Direktur Akbid Paramata RahaKabupaten Muna

Rosminah Mansyarif, S.Si.T., M.Kes

iv

RIWAYAT HIDUP

A. IDENTITAS DIRI

1. Nama : Sitti Nurlaela

2. Nim : PSW. 2013. IB. 0092

3. Tempat/ tanggal lahir : Latompa, 4 September 1995

4. Agama : Islam

5. Suku/Kebangsaan : Bugis/Indonesia

6. Alamat : Desa Latompa, Kecamatan Maligano

B. IDENTITAS ORANG TUA

1. Nama Ayah/Ibu : Muhammad Djabir/Halwiah

2. Pekerjaan : Wiraswasta / IRT

3. Alamat : Desa Latompa, Kecamatan Maligano

C. PENDIDIKAN

1. SD : SD Negeri 6 Maligano Tahun 2007

2. SMP : SMP Negeri 1 Maligano Tahun 2010

3. SMA : SMA Negeri 1 Maligano Tahun 2013

4. Sejak tahun 2013 mengikuti pendidikan D III Kebidanan di Akademi

Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna yang direncanakan selesai tahun

2016.

v

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Tidak ada kata yang paling indah selain mengucap puji syukur kepada Sang

Maha Pencipta Allah SWT, karena hanya rahmat dan ridho-Nya sehingga Karya Tulis

Ilmiah ini dengan judul “Pengaruh Pijat Bayi terhadap Peningkatan Berat Badan

Bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Maligano Kecamatan Maligano Kabupaten

Muna Periode Juli 2016” dapat selesai tepat waktu.

Penghargaan yang tinggi dan ucapan terima kasih yang tiada henti penulis

haturkan kepada Wa Ode Siti Asma, S.ST., M.Kes selaku pembimbing I dan

La Hasariy, SKM., M.Kes selaku pembimbing II atas kesediaannya baik berupa

waktu, bimbingan, motivasi, petunjuk, pengarahan dan dorongan baik moril maupun

materil yang begitu sangat berharga.

Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini, tidak terlepas dari bantuan

berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini dengan penuh kerendahan

hati, penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada:

1. La Ode Muhlisi, A.Kep., M.Kes selaku Ketua Yayasan Pendidikan Sowite

Kabupaten Muna.

2. Rosminah Mansyarif, S.Si.T., M.Kes selaku Direktur Akademi Kebidanan

Paramata Raha Kabupaten Muna dan sekaligus sebagai penguji yang telah

meluangkan waktu untuk memberikan ujian Karya Tulis Ilmiah kepada penulis.

vi

3. Aris Gani, S.SiT selaku Kepala Puskesmas dan, Jeri Nicolin Amd.Keb salaku

Bidan Kordinator di Puskesmas Maligano Kecamatan Maligano yang telah

memberi izin untuk pengambilan data yang penulis butuhkan.

4. Seluruh jajaran Dosen dan Staf Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten

Muna yang telah memberikan petunjuk dan bimbingan selama mengikuti

pendidikan dan penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

5. Ayahanda Muhammad Djabir dan Ibunda Halwiah yang paling kucintai yang telah

mendidik, membesarkan dengan penuh cinta dan kasih sayang yang begitu tulus,

serta doa restu dan pengorbanan yang tiada henti-hentinya hingga penulis dapat

menyelesaikan pendidikan ini. Serta saudara-saudaraku tercinta Kadri, S.Kep, Ns,

Ratna Dewi, S.Pd, Nur Hanija, Wa Ode Bay Warni, Amd.Kep, kaka Ino,

Rahmat Muliadi, S.Pd, Mashuri Kaseng, S.Kep, Kasman S.Hut Bunda Aya dan

Bunda Anel yang telah mendukung penulis dengan doa dan harapan agar penulis

dapat menyelesaikan pendidikan ini.

6. Sahabat-sahabatku Sitti Fatimah Delli, Sri Sulastri, Wa Ode Herianti, Erfiana,

Muddmaina Akhsan, Sepcerah Sriwati A.L, Hazriani, Hasti, Yusniar, Sarnia dan

Rija yang telah berbagi suka duka, saling memberi dukungan, perhatian dan kasih

sayang, terima kasih atas kebersamaan kalian selama menyelesaikan pendidikan

ini. Seluruh temanku tingkat III dan semua pihak yang tidak dapat penulis

sebutkan satu persatu yang telah membantu dan memotivasi selama mengikuti

pendidikan di Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna.

Penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini jauh dari sempurna

baik dari segi materi maupun penulisannya. Namun, sungguh membahagiakan bagi

vii

penulis dapat mempersembahkan karya ini, penulis memohon kepada Allah SWT atas

segala kekurangan dan kekhilafan dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini serta

penulis senantiasa mengharapkan saran yang membangun sehingga dapat berkarya

lebih baik lagi di masa mendatang. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat memberikan

manfaat bagi semua yang membutuhkannya. Amin Ya Rabbal Alamin.

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Raha, Juli 2016

Penulis

viii

DAFTAR ISI

Halaman ............ .................................................................................................. i

Lembar Persetujuan ......................................................................................... ... ii

Lembar Pengesahan ............................................................................................. iii

Riwayat Hidup ..................................................................................................... iv

Kata Pengantar ...................................................................................................... v

Daftar Isi .. ........................................................................................................... viii

Daftar Tabel .......................................................................................................... x

Daftar Gambar ..................................................................................................... xi

Intisari ............................. .................................................................... ............... xii

Pernyataan ....................................................................................................... ..... xiii

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................. 1

A. Latar Belakang......................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah.............................................................................. ..... 6

C. Tujuan Penelitian...................................................................................... 6

D. Manfaat Penelitian................................................................................... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................ 9

A. TelaahPustaka.……………………………………….…………..…...... 9

1. Bayi……............................................................................................. 9

2. Pijat bayi………...........................……………….……….................. 12

3. Penigkatan Berat Badan Bayi….......................................................... 20

B. Landasan Teori......................................................................................... 23

1. Pijat Bayi............................................................................................. 23

2. Peningkatan Berat Badan Bayi............................................................ 24

C. Kerangka Konsep..................................................................................... 27

D. Hipotesis Penelitian.................................................................................. 27

BAB III METODE PENELITIAN.................................................................... 28

A. Jenis dan Rancangan Penelitian .............................................................. 28

B. Subjek Penelitian...................................................................................... 30

C. Tempat dan Waktu Penelitian.................................................................. 31

ix

D. Identifikasi Variabel Penelitian ................................................................. 31

E. Defenisi Operasional ................................................................................. 32

F. Istrumen Penelitian .................................................................................... 33

G. Cara Analisis Data...................................................................................... 33

H. Jalannya Penelitian .................................................................................... 35

BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan.......................................................... 37

A. Hasil Penelitian .......................................................................................... 37

B. Pembahasan .............................................................................................. 46

BAB V Kesimpulan dan Saran ............................................................................. 52

A. Kesimpulan ................................................................................................ 52

B. Saran .......................................................................................................... 52

Daftar Pustaka............................................................. .......................................... 53

Lampiran

x

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Tabel Pertumbuhan Balita ....................................................................

Tabel 2. Defenisi Operasional ................................................................

Tabel 3. Jumlah Sarana Kesehatan Menurut Desa/Kelurahan Tahun 2014 .......

Tabel 4. Jumlah Tenaga Kesehatan Menurut Desa/Kelurahan Tahun 2014 .................

Tabel 5. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Peningkatan Berat

Badan bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Maligano Kecamatan

Maligano Kabupaten Muna Periode Juli 2016 .....................................

Tabel 6. Pengaruh Pijat Bayi Terhadap Peningkatan Berat Badan Bayi

di Wilayah Kerja Puskesmas Maligano Kecamatan Maligano

Kabupaten Muna Periode Juli 2016 .....................................................

10

32

40

41

44

45

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 : Pijatan pada kaki ..............................................................................

Gambar 2 : Pijatan pada perut ............................................................................

Gambar 3 : Pijatan pada tangan ..........................................................................

Gambar 4 : Pijatan pada wajah ...........................................................................

Gambar 5: Kerangka Konsep Penelitian.................. ...........................

Gambar 6: Rancangan Penelitian Quasi Eksperimen ...........................

Gambar 7: Grafik Karakteristik Responden Berdasarkan Umur di Wilayah

Kerja Puskesmas Maligano Kecamatan Maligano Tahun 2016 ......

Gambar 8: Grafik Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

di Wilayah Kerja Puskesmas Maligano Keca. Maligano Tahun

2016..................................................................................................

Gambar 9: Grafik Karakteristik Responden Berdasarkan Asupan Nutrisi

di Wilayah Kerja Puskesmas Maligano Kec. Maligano Tahun

2016 .................................................................................................

Gambar 10: Grafik Karakteristik Responden Berdasarkan Tempat Tinggal

Menurut Desa di Wilayah Kerja Puskesmas Maligano Kec.

Maligano Tahun 2016 ......................................................................

18

18

19

20

27

28

41

42

43

44

xii

INTISARI

Sitti Nurlaela (2013.IB.0092) “Pengaruh Pijat Bayi terhadap PeningkatanBerat Badan Bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Maligano KecamatanMaligano Kabupaten Muna Periode Juli 2016” di bawah bimbinganWa Ode Siti Asma dan La Hasariy.

Latar Belakang: Di Kabupaten Muna rata–rata cakupan penimbangan balita yangmengalami kenaikan berat badan masih jauh dari standar kenaikan berat badan yangseharusnya, hal ini disebabkan pertumbuhan dan perkembangan bayi yang kurangoptimal. Sehingga hampir semua bayi di Kabupaten Muna beresiko untuk mengalamigangguan pertumbuhan dan perkembangan. Prevalensi gangguan tumbuh kembangbayi di Kabupaten Muna, didapatkan bahwa gangguan perkembangan menempatiprevalensi tertinggi setelah masalah gizi. Salah satu alternatif dalam memberikanrangsangan terhadap pertumbuhan dan perkembangan bayi adalah dengan pijat bayi.Metode Penelitian: Menggunakan jenis penelitian quasi eksperimen(eksperimen semu) dengan desain non equivalen kontrol group. Pengambilansampel menggunakan total sampling yang memenuhi kriteria inklusi dan kriteriaekslusi.Hasil Penelitian: Berdasarkan hasil uji statistik dengan menggunakan paired t testdidapatkan t = 6,610. Oleh karena t hitung (6,610) > t tabel (2,0345) maka H0ditolak dan Ha diterima, hal ini menunjukan ada pengaruh pijat bayi terhadappeningkatan berat badan bayi di wilayah kerja Puskesmas Maligano KecamatanMaligano periode Juli 2016.Kesimpulan: Ada pengaruh pijat bayi terhadap peningkatan berat badan bayi diwilayah kerja Puskesmas Maligano Kecamatan Maligano Kabupaten Muna periodeJuli 2016.

Kata Kunci : Pijat, Peningkatan Berat Badan BayiDaftar Pustaka : 25 (2009-2015)

xiii

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam karya tulis ilmiah ini tidak

terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar keserjanaan di suatu

perguruan tinggi. Disepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat

yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu

dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Raha, Juli 2016

Penulis

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Angka Kematian Bayi (AKB) adalah jumlah yang meninggal sebelum

mencapai usia 1 tahun yang dinyatakan dalam 1.000 kelahiran hidup pada tahun yang

sama. Setiap tahunnya di seluruh dunia diperkirakan sekitar 4 juta bayi meninggal

pada tahun pertama kehidupannya dan dua pertiganya meninggal pada bulan pertama

kehidupannya (Depkes RI, 2008).

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia World Health Orrganization (WHO)

AKB yang tertinggi adalah di Asia Tenggara, namun menurun hingga 64% setiap

tahunnya dimana pada tahun 1990 118/ 1.000 kelahiran menjadi 43/1.000 kelahiran

pada tahun 2015 atau sekitar 7.400 bayi yang baru lahir meninggal setiap harinya di

Asia Tenggara (United Nation Information Centre, 2015).

Di Indonesia AKB mencapai 34/1000 kelahiran hidup pada tahun 2007, dan

turun lagi menjadi 32/1000 kelahiran hidup pada tahun 2012. Pada tahun 2014 AKB

di Indonesia mencapai 23/1000 kelahiran hidup dan meningkat pada tahun 2015

mencapai 30/1000 kelahiran hidup, sedangkan target MDG’s tahun 2015 AKB turun

menjadi <23/1000 kelahiran hidup (Profil Kesehatan Indonesia, 2014).

Di Sulawesi Tenggara pada tahun 2013 AKB mencapai 13/1000 kelahiran

hidup dan pada tahun 2014 AKB mencapai 560 jiwa atau sekitar 4/1000 kelahiran

hidup. Jumlah AKB dipenguruhi oleh berbagai faktor, yaitu pelayanan kesehatan,

tingkat social ekonomi, gizi, kesehatan lingkungan dan lainnya. Tersedianya

berbagai fasilitas atau aksesibilitas pelayanan kesehatan serta kesediaan masyarakat

2

untuk merubah kehidupan tradisional ke norma kehidupan modern (sehat) dalam

bidang kesehatan juga merupakan faktor-faktor yang sangat berpengaruh terhadap

AKB (Badan Pusat Statistik, 2015).

Jumlah kematian bayi tahun 2013 – 2015 di Kabupaten Muna Provinasi

Sulawesi Tenggara menjadi daerah dengan AKB yang cukup tinggi, yaitu pada tahun

2013 mencapai 16/1000 kelahiran hidup. Pada tahun 2014 jumlah AKB 19/1000

kelahiran hidup dan pada tahun 2015 jumlahnya meningkat menjadi 16/1000

kelahiran hidup.

Di Kecamatan Maligano AKB tahun 2013 mencapai 53/1000 kelahiran

hidup. Kemudian Pada tahun 2014 menurun menjadi 30/1000 kelahiran hidup dan

meningkat kembali pada tahun 2015 mencapai 9/1000 kelahiran hidup. Hal ini perlu

diwaspadai agar tidak terlalu banyak kematian pada bayi. Banyak faktor yang

mengkibatkan bayi mengalami kematian, di antaranya adalah perwatan yang tidak

optimal dan kurangnya asupan nutrisi yang dibutuhkan oleh si bayi. Oleh karena itu

salah satu peran pemerintah dalam hal ini adalah pihak kesehatan harus berupaya

agar dapat menanggulangi kematian yang terjadi pada bayi salah satunya adalah

bentuk perawatan optimalisasi pertumbuhan bayi dengan cara melakukan pijat bayi

yang berguna untuk menstimulasi pertumbuhan dan perkembangan bayi.

Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 900/MENKES/SK/VI/

2002 tentang registrasi dan praktek bidan menyebutkan bahwa bidan berwenang

memantau tumbuh kembang bayi melalui deteksi dini dan stimulasi tumbuh

kembang. Salah satu bentuk stimulasi yang selama ini dilakukan masyarakat adalah

dengan pijat bayi (Destyna, 2015).

3

Pijat merupakan salah satu metode pengobatan tertua di dunia. Pijat meliputi

seni perawatan kesehatan dan pengobatan yang mampu melemaskan sendi yang

terlalu kaku dan menyatukan organ tubuh dengan gosokan yang kuat. Terapi pijat

tidak hanya digunakan disalon dan spa saja, tapi juga di berbagai rumah sakit dan

pusat perawatan kesehatan. Saat ini, teknik pijat telah banyak digunakan untuk

kesehatan dan peningkatan berat badan pada bayi (Syaukani, 2015).

Sesuai dengan apa yang diungkapkan oleh T. Field dan Scafidi 1986 dan

1990 menunjukkan bahwa pada 20 bayi premature dengan berat badan 1.280 gr dan

1.176 gr, yang dipijat selama 5 menit per hari dalam 10 hari, terjadi kenaikan berat

badan 20%-47%.

Para ahli di Fakultas Kedokteran Universitas Miami sejak tahun 1986

meneliti tentang manfaat pijat bayi dan terbukti perkembangan berat badan bayi

prematur yang dipijat juga akan mengalami kenaikan berat badan 20-40%

dibandingkan dengan bayi yang tidak dipijat (Kartini, 2014).

Penelitian tentang pengaruh pijat bayi terhadap kenaikan berat badan bayi

juga dilakukan oleh Dasuki (2003) dan memperoleh hasil bahwa pada kelompok

kontrol kenaikan berat badan sebesar 6,16%, sedangkan pada bayi yang dipijat

terdapat kenaikan sebesar 9,44%. Hal ini menunjukkan bahwa pijat bayi dapat

menjadi stimulasi positif dalam usaha peningkatan berat badan (Sugiharti,dkk, 2012).

Penelitian pijat bayi juga dilakukan oleh Universitas Gajah Mada pada tahun

2012, pijat bayi merupakan peluang yang berpengaruh terhadap peningkatan berat

badan sebesar 2,68%. Kenaikan berat bayi berat lahir rendah yang diberikan

4

perlakuan pijat selama 10 hari lebih besar dibandingkan dengan bayi yang tidak

dilakukan pijat (Asmar, 2012).

Penelitian lain yang telah dilakukan oleh Underdown, (2006) seorang peneliti

masalah anak dari Warwick Medical School, Institute of Education dan Universiity

Warwick Coventry menyatakan bahwa pemijatan yang dilakukan pada bayi dan

balita akan meningkatkan kesehatan fisik dan ketahanan tubuh dari berbagai

penyakit. Pijat bayi juga diteliti oleh Stikes Fort De Kock Bukit tinggi, rata-rata berat

badan pada minggu pertama sebesar 5.716,67 gram dari ke 12 responden bayi usia

3-4 bulan kemudian dilakukan pijat bayi selama kurang lebih 15 menit sebanyak

empat kali setiap minggu dalam waktu 1 bulan. Rata-rata berat badan bayi meningkat

menjadi 6.366,67. Dari uraian tersebut dapat diketahui bahwa terjadi peningkatan

sebesar 650 gram (Sulung, dkk, 2014).

Menurut Rini sekartin, dokter spesialis anak dari Fakultas Kedokteran

Universitas Indonesia, pijatan pada bayi mampu merangsang motorik, membantu

proses tidur, mengurangi rasa cemas dan keluhan. Terjadi peningkatan zat-zat

makanan di saluran pencernaan dan mengembangkan mental anak, membuat suhu

tubuh bisa lebih stabil serta mampu meningkatkan hormon gastrin dan insulin yang

berperan dalam penyerapan makanan sehingga berat badan bayi naik lebih cepat

(Sutrianto, 2014).

Berdasarkan data pendukung dari hasil wawancara dengan ibu masing-

masing bayi didapatkan data bahwa bayi mereka tidurnya lebih tenang setelah

dilakukan pijat bayi, bayi tidak rewel ketika bangun tidur, buang air besar lancar dan

nafsu makannya juga meningkat. Selain itu, Pemijatan juga meningkatkan

5

mekanisme penyerapan makanan oleh nervus vagus sehingga nafsu makan bayi juga

akan meningkat yang dapat secara langsung meningkatkan berat badan bayi

(Syaukani, 2015).

Pada tahun 2007 cakupan penimbangan balita yaitu yang ditimbang dibagi

jumlah sasaran (D/S) mencapai 81,99%, untuk cakupan balita yang mengalami

kenaikkan berat badan dibagi jumlah sasaran (N/D) yaitu pada balita mencapai

97,56%. Menargetkan cakupan penimbangan balita diposyandu mencapai 90%.

Cakupan penimbangan balita yang ditimbang dibagi jumlah sasaran (D/S) mencapai

76%. Untuk cakupan balita yang mengalami kenaikan berat badan dibagi jumlah

sasaran (N/d) yaitu pada balita mencapai 86%. Pemerintah menargetkan

penimbangan balita mencapai 100% (Halima, 2015).

Berdasarkan survey data awal hasil penimbangan bayi di bulan Januari-Mei

di wilayah kerja Puskesmas Maligano Kecamatn Maligano, terdapat 115 bayi

yang tercatat melakukan penimbangan di posyandu dan hasilnya hanya terdapat

58 bayi atau sekitar 51% yang mengalami kenaikan berat badan, sisanya 57 bayi

atau sekitar 49% bayi tidak mengalami kenaikan berat badan yang seharusnya.

Rata-rata ibu bayi tersebut tidak mengetahui cara perawatan kesehatan bayi

dengan stimulasi pertumbuhan bayi menggunakan pijat bayi. Observasi awal yang

dilakukan oleh penulis pada petugas kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Maligano

Kecamatan Maligano bahwa disemua desa belum ada yang melakukan teknik

pemijatan bayi secara spesifik yang berguna untuk meningkatan kesehatan dan

perawatan pada bayi.

6

Dilihat dari uraian tentang masalah berat badan bayi yang tidak mengalami

peningkatan dan perkembangan yang cukup baik dan kurangnya pengetahuan ibu dan

petugas kesehatan mengenai pentingnya stimulasi pertumbuhan dan perkembangan

bayi menggunakan pijat bayi, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

tentang “Pengaruh pijat bayi terhadap peningkatan berat badan bayi di Wilayah

Kerja Puskesmas Maligano Kecamatan Maligano Kabupaten Muna periode

Juli 2016”.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah ada pengaruh pijat

bayi terhadap peningkatan berat badan bayi di wilayah kerja Puskesmas Maligano

Kecamatan Maligano Kabupaten Muna periode Juli 2016 ?”

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pijat bayi terhadap

peningkatan berat badan bayi di wilayah kerja Puskesmas Maligano Kecamatan

Maligano Kabupaten Muna periode Juli 2016.

7

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini memiliki manfaat secara teoritis dan praktis, yaitu sebagai

berikut:

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai salah satu

intervensi kebidanan yang efektif untuk meningkatkan berat badan bayi .

2. Manfaat Praktis

a. Manfaat bagi Profesi

Penelitian ini di harapkan dapat dijadikan Sebagai sumber informasi

bagi pendidikan kebidanan bahwa ada hasil “evidence based” tentang

salah satu intervensi kebidanan yang dapat digunakan untuk

meningkatkan berat badan bayi melalui pemberian teknik pemijatan,

sehingga menjadi pedoman dalam memberikan asuhan pada bayi secara

profesional, memberikan pendidikan kesehatan pada ibu bayi untuk

perawatan kesehatan bayi dan mencegah masalah-masalah kesehatan bayi

lainnya yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan bayi

melalui teknik pijat bayi.

b. Manfaat bagi Peneliti

Dapat menambah wawasan khususnya tentang pengaruh pijat bayi

terhadap peningkatan berat badan bayi, serta melatih peneliti dalam

pembuatan Karya Tulis Ilmiah.

c. Manfaat Bagi Institusi

Sebagai tambahan sumber kepustakaan bagi mahasiswa kebidanan

8

dalam meningkatkan pengetahuan khususnya mengenai pengaruh pijat bayi

terhadap peningkatan berat badan bayi usia 1-3 bulan.

d. Manfaat bagi Penelitian Selanjutnya

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai sumber

data atau informasi bagi pengembangan penelitian berikutnya

terutama yang berhubungan dengan pengaruh pijat bayi terhadap

peningkatan berat badan bayi.

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Telaah Pustaka

Telaah pustaka ini akan memberikan pemahaman tentang beberapa konsep

yang berhubungan dengan bayi, pijat bayi dan peningkatan berat badan bayi.

1. Bayi

a. Pengertian bayi

Bayi adalah masa tahapan pertama kehidupan seorang manusia setelah

lahir dari rahim seorang ibu. Pada masa ini, perkembangan otak dan fisik bayi

selalu menjadi perhatian utama (Rizema, 2012).

Masa bayi adalah masa keemasan sekaligus masa kritis perkembangan

seseorang. Masa bayi dibagi menjadi dua periode, yaitu masa neonatal dan

masa post neonatal. Masa neonatal dimulai dari umur 0 sampai 28 hari,

sedangkan masa post neonatal dimulai dari umur 29 hari sampai 11 bulan

(Departemen Kesehatan, 2009).

b. Pertumbuhan dan perkembangan bayi

1) Pertumbuhan bayi

Menurut Hellbrugge.dkk, 1988 dalam (Maryunani, 2011).

Pertumbuhan adalah perubahan dari tubuh yang berhubungan dengan

bertambahnya ukuran-ukuran tubuh. Pertumbuhan berat badan dan panjang

badan bayi sesuai umur bayi dapat dilihat pada Tabel 1.

10

Tabel 1. Tabel Pertumbuhan Balita

Umur Berat (Gram) Panjang Badan (Cm)

StandarAtas

80% Standar 80% Standar

Lahir0 – 1 Bulan

2 Bulan3 Bulan4 Bulan5 Bulan6 Bulan7 Bulan8 Bulan9 Bulan10 Bulan11 Bulan12 Bulan

3.4004.3005.0005.7006.3006.9007.4008.0008.4008.9009.3009.6009.900

2.7003.4004.0004.5005.0005.5005.9006.3006.0007.1007.4007.7007.900

50.555.058.060.062.564.566.067.569.070.572.073.574.5

40.543.546.048.049.551.052.554.055.556.557.558.560.0

1 thn 3 Bulan6 Bulan9 Bulan

10.60011.30011.900

8.5009.0009.600

78.081.584.5

62.565.067.5

2 thn 0 Bulan3 Bulan6 Bulan9 Bulan

12.40012.90013.50014.000

9.90010.50010.80011.200

87.089.592.094.0

69.571.573.575.0

3 thn 0 Bulan3 Bulan6 Bulan9 Bulan

14.50015.00013.50016.000

11.60012.00012.40012.900

96.098.099.5

101.5

77.078.579.581.5

4 thn 0 Bulan3 Bulan6 Bulan9 Bulan

16.50017.00017.40017.900

13.20013.60014.00014.400

103.5105.0107.0108.0

82.5

85.586.5

5 thn 0 Bulan 18.400 14.700 109.0 87.0

11

2) Perkembangan bayi

Perkembangan adalah bertambah sempurnanya fungsi alat tubuh

yang dapat dicapai melalui tumbuh kematangan dan belajar, terdiri dari

kemampuan gerak kasar dan halus, pendengaran, bicara, emosi-sosial,

kemandirian, intelegensia, dan perkembangan moral (Muslihatun, 2011).

c. Bayi sehat dan bayi sakit

Pada bayi yang sehat, umumnya ditandai oleh beberapa hal diantaranya:

1) Matanya yang cemerlang saat menatap.

2) Bergerak aktif, di mana gerakannya itu melibatkan tubuh, kepala, kaki, dan

tangan secara seimbang.

3) Cukup "rakus" mengisap ASI.

4) Tangisannya cukup bertenaga dan mudah ditenangkan lagi.

5) Suka tersenyum dan tertawa saat diajak bicara.

6) Pernapasan 40-60x/ menit dan suhu 36,5-37,5℃.

Sementara, pada bayi yang sakit umumnya ditandai oleh:

1) Matanya tidak cemerlang dan redup.

2) Terlihat lemas dan malas bergerak.

3) Susah disusui atau meminum susu.

4) Sering nangis dan sulit ditenangkan (rewel).

5) Lebih banyak tidur dari biasanya.

6) Kemudian, diikuti gejala-gejala susulan seperti kaki dan tangannya terasa

dingin (maupun panas), hidung berair (jika flu), batuk-batuk terkadang

disertai muntah (jika infeksi tenggorokan), mencret-mencret (jika diare),

12

suhu di atas 37,5℃ dan lain sebagainya. Tergantung dari penyakit yang

dialaminya (Anonime, 2011).

d. Peran Bidan pada Bayi

Bulan pertama kehidupan merupakan masa transisi dan penyesuaian

baik untuk orang tua maupun bayi, oleh karena itu bidan harus dapat

memfasilitasi proses tersebut. Peran bidan pada bayi satu bulan pertama dalam

praktiknya dilakukan secara komprehensif dan multidisipliner, yakni perawatan

anak (Muslihatun, 2011). sesuai dengan keputusan Menteri Kesehatan tentang

registrasi dan praktek bidan menyebutkan bahwa bidan berwenang memantau

tumbuh kembang bayi melalui deteksi dini dan stimulasi tumbuh kembang.

Salah satu bentuk stimulasi yang selama ini dilakukan masyarakat adalah

dengan pijat bayi (Destyna, 2015).

2. Pijat Bayi

Dalam pijat bayi ini akan membahas mengenai pengertian pijat bayi,

mengenal pijat bayi, manfaat pijat bayi, persiapan sebelum memijat dan tehnik

pemijatan bayi.

a. Pengertian pijat bayi

Pijat bayi adalah terapi sentuhan yang dilakukan pada bayi, yang dapat

memberikan jaminan adanya kontak tubuh berkelanjutan (Sulung,dkk, 2014).

Pijat bayi merupakan metode stimulasi berupa terapi sentuh (touch

therapy) tertua dan terpopuler yang dikenal manusia. Pijat bayi dapat

meningkatkan produksi ASI dan merangsang peningkatan nafsu makan

13

sehingga dapat meningkatkan berat badan bayi secara optimal. Peningkatan

berat badan bayi ini terjadi karena bayi yang dipijat mengalami peningkatan

tonus nervus vagus (saraf otak ke – 10) yang membuat kadar enzim penyerapan

gastrin dan insulin meningkat sehingga penyerapan sari makanan menjadi lebih

baik. Penyerapan makanan yang lebih baik akan menyebabkan bayi cepat lapar

dan lebih sering menyusu (Sugiharti,dkk, 2012).

b. Mengenal pijat bayi

Pijat bayi tentu saja hadir beriringan dengan lahirnya kemampuan

manusia dalam melakukan terapi pijat. Karena pijat bayi juga diartikan sebagai

sentuhan komunikasi yang nyaman antara ibu dan bayi. Pijat bayi merupakan

pengungkapan rasa kasih sayang antara orang tua dengan anak lewat sentuhan

pada kulit. Sentuhan dan pelukan seorang ibu merupakan kebutuhan dasar bayi.

Di mana semua itu memiliki dampak yang luar biasa bagi perkembangan bayi.

Sentuhan yang dihadirkan dalam pijat-pijatan lembut untuk bayi merupakan

sebuah stimulasi yang penting dalam tumbuh kembang anak. Anak yang

mendapat stimulus yang terarah dan teratur akan lebih cepat berkembang

dibandingkan dengan anak yang kurang atau tidak mendapatkan stimulasi.

Naluri seorang bayi merespon sentuhan ibu sebagai sebuah bentuk

perlindungan, perhatian, ungkapan cinta serta sentuhan komunikasi yang

nyaman antara ibu dan bayi. Sentuhan yang dihadirkan ke pada bayi dalam

bentuk pijatan-pijatan lembut sebaiknya dilakukan oleh orang-orang terdekat

bayi, baik itu ibu, ayah, kakek atau nenek. Kurangnya informasi dan

pengetahuan orang tua terhadap pijat ini, menjadikan banyak orang tua

14

menganggap bahwa pijat bukanlah sebuah bentuk terapi ilmiah sekaligus

alamiah pada bayi yang dapat meningkatkan berat badan bayi

(Syaukani, 2015).

c. Manfaat pijat bayi

Adapun manfaat pijat bayi menurut para ahli adalah sebagai berikut:

1) Manfaat bagi bayi

a) Meningkatkan berat badan.

b) Membuat bayi semakin tenang.

c) Meningkatkan efektivitas istirahat (tidur bayi).

d) Meningkatkan Pertumbuhan.

e) Memperbaiki konsentrasi bayi.

f) Membantu meringankan ketidak nyamanan dalam pencernaan dan

tekanan emosi.

g) Memacu perkembangan otak dan system saraf.

h) Meningkatkan gerak peristaltik untuk pencernaan.

i) Menstimulus aktivitas nervus vagus untuk perbaikan pernafasan.

j) Memperkuat system kekebalan tubuh.

k) Mengajar bayi sejak dini tentang bagian tubuh.

l) Meningkatkan aliran oksigen dan nutrisi menuju sel .

2) Manfaat bagi orang tua

a) Meningkatkan kepercayaan diri.

b) Memudahkan orang tua mengenali bayinya.

c) Membina ikatan kasih sayang orang tua dan anak.

15

d) Hiburan menyenangkan keluarga (Syaukani, 2015).

Para ahli berpendapat, pemijatan bayi yang dapat dilakukan sedini

mungkin setelah bayi dilahirkan, lebih cepat mengawali pemijatan, bayi

akan mendapat keuntungan yang lebih besar. Apalagi pemijatan sejak

kelahiran sampai bayi berusia 6 sampai 7 bulan (Syaukani, 2015).

d. Mekanisme pijat bayi

1) Meningkatkan aktifitas nervus vagus

Hal ini disebabkan bayi yang dipijat mengalami peningkatan kadar

enzim penyerapan dan insulin sehingga penyerapan terhadap sari makanan

pun menjadi lebih baik. Hasilnya, bayi menjadi cepat lapar dan karena itu

lebih sering menyusu sehingga meningkatkan produksi ASI (Suparyanto

2011). Pemijatan juga meningkatkan mekanisme penyerapan makanan oleh

nervus vagus sehingga nafsu makan bayi juga akan meningkat yang dapat

secara langsung meningkatkan berat badan bayi (Syaukani, 2015).

2) Produksi serotin meningkatkan daya tahan tubuh

Aktifitas pemijatan akan meningkakan aktifitas neorotransmitter serotin,

yaitu meningkatkan kapasitas sel reseptor yang berfungsi meningkatkan

glucocorticoid (adrenalin, suatu hormon stres). Proses ini akan

menyebabkan terjadinya penurunan kadar hormon adrenalin (hormon stres)

penurunan kadar hormon stres ini akan meningkatkan daya tahan tubuh,

terutama IgM dan IgG.

16

3) Pijatan dapat mengubah gelombang otak

Pijat bayi akan membuat bayi tidur lebih leleap dan meningkatkan

kesiagaan (alertness) atau konsentrasi. Hal ini dikarenakan pijatan yang

baik dapat mengubah gelombang otak. Pengubahan ini terjadi dengan cara

menurunkan gelombang alpha dan meningkatkan gelombang beta serta

tetha yang dapat dibuktikan dengan penggunaan EEG (electro

encephalogram) (Syaukani, 2015).

e. Persiapan sebelum memijat

Ada baiknya sebelum melakukan pemijatan, orang tua atau pemijat harus

memperhatikan hal-hal berikut ini :

1) Tangan harus bersih dan dalam keadaan hangat.

2) Kosongkan tangan dari segala perhiasan agar tidak mengakibatkan goresan

pada kulit bayi, dan juga pastikan kuku tidak dalam keadaan panjang.

3) Persiapan ruangan agar terasa hangat dan hindari ruangan yang terasa

pengap.

4) Pastikan perut bayi sudah terisi dan tidak dalam keadaan kosong.

5) Sediakan waktu untuk tidak diganggu mimal selama 15 menit guna

melakukan seluruh tahap-tahap pemijatan.

6) Duduklah pada posisi nyaman dan tenang.

7) Baringkanlah bayi diatas permukaan kain yang rata, lembut, dan bersih.

8) Siapkanlah handuk, popok, baju ganti dan minyak bayi (baby oil atau

lotion).

17

9) Mintalah izin pada bayi sebelum melakukan pemijatan dengan cara

membelai wajah dan kepala bayi sambil mengajaknya bicara

(Syaukani 2015).

f. Teknik memijat bayi

Seperti keterangan sebelumnya, pemijatan bayi memiliki mekanisme

tersendiri.

Pada dasarnya pijat bayi memiliki urutan sebagai berikut ini :

1) Pijatan pada kaki

Ada beberapa teknik pijatan yang dapat dipraktekan dalam memijat kaki

bayi, di antaranya:

a) Perahan (seperti memerah susu)

Pertama kali, peganglah kaki bayi pada pangkal paha, seperti

memegang pemukul pada olah raga softball, kemudian gerakan tangan

ke bawah secara bergantian, seperti memerah susu.

b) Peras dan putar

Pegang kaki bayi pada pangkal paha dengan kedua tangan secara

bersamaan, kemudian peras dan putar kaki bayi dengan lembut

dimulai dari pangkal paha kearah mata kaki perlahan.

c) Pijatan pada telapak kaki

Urutlah telapak kaki bayi dengan kedua ibu jari secara bergantian dan

perlahan yang diawali dengan memijat tumit kaki menuju jari-jari

diseluruh telapak kaki. Pijatan pada kaki dapat dilihat pada Gambar 1.

18

Gambar 1 : Pijatan pada kaki

2) Pijatan pada perut

Pemijatan pada perut harus dilakukan dengan ekstra hati-hati,

apalagi bagi orang tua yang baru punya anak dan baru mempraktekan

pijatan pada bayi. Gerakan pijatan yang bisa dilakukan pada perut bayi

yaitu gerakakan mengayuh sepeda dengan melakukan gerakan memijat

pada perut bayi seperti mengayuh sepeda, dimulai dari bagian atas

kebawah perut, gerakan ini dilakukan secara bergantian dengan tangan

kanan dan kiri. Pijatan pada perut dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2 : Pijatan pada perut

3) Pijatan pada tangan

Ada beberapa gerakan yang bisa dilakukan pemijatan pada tangan bayi,

diantaranya sebagai berikut :

19

a) Pijatan pada ketiak

Buatlah gerakan memijat pada daerah ketiak dari atas kebawah.

b) Peras dan putar

Peras dan putarlah lengan bayi dengan lembut mulai dari pundak

kepergelangan tangan.

c) Membuka tangan

Pijat telapak tangan dengan kedua ibu jari dari pergelangan tangan

kearah jari-jari. Pijatan pada tangan dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3 : Pijatan pada tangan

4) Pijatan daerah muka

Pijatan pada muka atau bayi akan merelaksasi dan melemaskan otot-otot

wajah bayi, dan bayi akan terlihat lebih ceriah.

a) Pijatan pada dahi

Pertama, letakan jari-jari kedua tangan pada pertengahan dahi, lalu

tekankan jari-jari dengan lembut mulai dari tengah dahi keluar

kesamping kanan dan kiri.

20

b) Pijatan pada alis

Letakan ke dua ibu jari di antara kedua alis mata dengan menggunakan

kedua ibu jari untuk memijat secara lembut pada alis mata dan di atas

kelopak mata, mulai dari tengah ke samping seolah menyetrika alis.

c) Belakang telinga

Dengan memepergunakan ujung-ujung jari, berikan tekanan lembut

pada daerah belakan telinga kanan dan kiri (Syaukani, 2015). Pijatan

pada wajah dapat dilihat pada Gambar 4.

Gambar 4 : Pijatan pada wajah

3. Peningkatan Berat Badan Bayi

Berat badan merupakan hasil peningkatan atau penurunan semua jaringan

yang ada pada tubuh, antara lain tulang, otot, lemak, cairan tubuh, dll. Berat badan

dipakai sebagai indikator terbaik saat ini untuk mengetahui keadaan gizi dan

pertumbuhan bayi. Peningkatan berat badan bayi merupakan perbandingan secara

langsung dapat dilihat dari hasil penimbangan sebelumnya dibandingkan dengan

penimbangan anak terkini yang menunjukan peningkatan berat badan bayi yang

signifikan. Pada bayi yang lahir cukup bulan, berat badan waktu lahir akan

kembali pada hari ke – 10. Berat badan akan kembali menjadi 2 kali lipat berat

lahir pada bayi umur 5 bulan, menjadi 3 kali lipat berat lahir pada bayi umur 5

21

bulan, menjadi 3 kali lipat berat lahir pada umur 1 tahun dan menjadi 4 kali lipat

berat badan lahir pada umur 2 tahun (Sugiharti,dkk, 2012).

Salah satu prosedur yang dapat menggambarkan berat badan seseorang yaitu

dengan cara penimbangan berat badan. Penimbangan merupakan salah satu

kegiatan utama program perbaikkan gizi yang menitik beratkan pada pencegahan

dan peningkatan keadaan gizi anak. Anak sehat bertambah umur akan bertambah

berat badannya dan persentase balita yang naik timbangannya dapat

menggambarkan tingkat kesehatan balita di wilayah kerja. Penimbangan berat

badan bayi sangat penting karena banyak fakta menunjukan pertumbuhan bayi

yang tidak normal. Menimbang berat badan bayi merupakan salah satu upaya

yang harus dilakukan untuk mengetahui pertumbuhan bayi sehingga diketahui

normal atau tidaknya pertumbuhannya. Berikut ini prosedur dalam melakukan

penimbangan bayi yaitu:

a) Cuci tangan

b) Jelaskan pada keluarga tentang tindakan yang akan dilaksanakan, sesuai tingkat

perkembangan dan kemampuan keluarga dalam komunikasi.

c) Setel timbangan dengan penunjuk pada angka nol.

d) Buka selimut bayi, lalu baringkan bayi di atas timbangan, baca berat badan.

e) Rapikan bayi ke tempat semula.

f) Catat berat badan pada lembar observasi.

g) Bereskan alat.

h) Cuci tangan (Rizema, 2012).

22

Pijat bayi adalah terapi sentuhan yang dilakukan pada bayi, yang dapat

memberikan jaminan adanya kontak tubuh berkelanjutan, mempertahankan

perasaan aman pada bayi dan dapat mempererat tali kasih orang tua dengan

anak. Pijat bayi merupakan salah satu stimulus dari luar yang bermaanfaat untuk

meningkatkan berat badan bayi, dan juga berperan bagi pertumbuhan fisik dan

perkembangan emosional anak (Sulung,dkk, 2014).

Penelitian tentang pengaruh pijat bayi terhadap kenaikan berat badan

bayi dilakukan oleh Dasuki (2003) memperoleh hasil bahwa pada kelompok

kontrol kenaikan berat badan sebesar 6,16 %, sedangkan pada bayi yang dipijat

terdapat kenaikan sebesar 9,44 %. Hal ini menunjukkan bahwa pijat bayi dapat

menjadi stimulasi positif dalam usaha peningkatan berat badan

(Sugiharti,dkk, 2012).

Bayi yang dipijat mengalami peningkatan kadar enzim penyerapan dan

insulin sehingga penyerapan terhadap sari makanan pun menjadi lebih baik.

Alhasil bayi menjadi cepat lapar dan karena itu lebih sering menyusu sehingga

meningkatkan produksi ASI (Suparyanto, 2011). Pemijatan juga meningkatkan

mekanisme penyerapan makanan oleh nervus vagus sehingga nafsu makan bayi

juga akan meningkat yang dapat secara langsung meningkatkan berat badan

bayi (Syaukani, 2015).

23

B. Landasan Teori

Landasan teori dalam penelitian ini mencakup pijat bayi dan peningkatan berat

badan bayi.

1. Pijat Bayi

Pijat bayi adalah terapi sentuhan yang dilakukan pada bayi, yang dapat

memberikan jaminan adanya kontak tubuh berkelanjutan, mempertahankan

perasaan aman pada bayi dan dapat mempererat tali kasih orang tua dengan anak.

Pijat bayi merupakan salah satu stimulus dari luar yang bermaanfaat untuk

meningkatkan berat badan bayi, dan juga berperan bagi pertumbuhan fisik dan

perkembanganemosional anak (Sulung,dkk, 2014).

Sebuah studi menunjukkan bahwa bayi prematur yang dipijat tiga kali sehari

selama sepuluh hari mendapatkan kenaikan berat badan hampir 50 persen lebih

banyak dan dapat meninggalkan rumah sakit enam hari lebih cepat dibandingkan

bayi prematur lainnya. Bayi yang dipijat dengan baik dan teratur dapat tumbuh

lebih sehat dan berkembang lebih baik (Salma, 2014).

Menurut penelitian T.Field dan Scafidi 1986 dan 1990 menunjukkan bahwa

pada 20 bayi prematur (berat badan 1.280 dan 1.176 gr), yang dipijat selama 3 kali

15 menit selama 10 hari, terjadi kenaikan berat badan 20% - 47% lebih dari yang

tidak dipijat dan terhadap bayi cukup bulan yang berusia 1 – 3 bulan yang dipijat

selama 15 menit sebanyak 2 kali seminggu untuk masa enam minggu

menunjukkan kenaikan berat badan yang lebih dari bayi kontrol (Destyna, 2015).

Para ahli di Fakultas Kedokteran Universitas Miami sejak tahun 1986

meneliti tentang manfaat pijat bayi dan terbukti perkembangan berat badan bayi

24

yang dipijat juga akan mengalami kenaikan berat badan 20 - 40 % dibandingkan

dengan bayi yang tidak dipijat (Kartini, 2014).

Bayi yang dipijat mengalami peningkatan kadar enzim penyerapan dan

insulin sehingga penyerapan terhadap sari makanan pun menjadi lebih baik.

Alhasil bayi menjadi cepat lapar dan karena itu lebih sering menyusu sehingga

meningkatkan produksi ASI (Suparyanto, 2011). Pemijatan juga meningkatkan

mekanisme penyerapan makanan oleh nervus vagus sehingga nafsu makan bayi

juga akan meningkat yang dapat secara langsung meningkatkan berat badan bayi

(Syaukani, 2015).

2. Peningkatan Berat Badan Bayi

Balita yang naik berat badannya adalah balita yang ditimbang di posyandu

maupun di luar posyandu yang berat badannya naik dan mengikuti garis

pertumbuhan pada KMS di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu

(Nurfajran, 2015). Penimbangan merupakan salah satu kegiatan utama program

perbaikkan gizi yang menitik beratkan pada pencegahan dan peningkatan keadaan

gizi anak (Rizema, 2012).

Salah satu bentuk stimulasi yang dapat digunakan untuk meningkatkan berat

badan bayi adalah dengan menggunakan tehnik pijat bayi. para ahli di Fakultas

Kedokteran Universitas Miami sejak tahun 1986 meneliti tentang manfaat pijat

bayi dan terbukti perkembangan berat badan bayi prematur yang dipijat juga akan

mengalami kenaikan berat badan 20 - 40 % dibandingkan dengan bayi yang tidak

dipijat (Kartini, 2014).

25

Menurut penelitian T.Field dan Scafidi 1986 dan 1990 menunjukkan bahwa

pada 20 bayi prematur (berat badan 1.280 dan 1.176 gr), yang dipijat selama 15

menit perhari selama 10 hari, terjadi kenaikan berat badan 20% - 47% lebih dari

yang tidak dipijat dan terhadap bayi cukup bulan yang berusia 1 – 3 bulan yang

dipijat selama 15 menit sebanyak 2 kali seminggu untuk masa enam minggu

menunjukkan kenaikan berat badan yang lebih dari bayi kontrol.

Bayi yang dipijat mengalami peningkatan kadar enzim penyerapan dan

insulin sehingga penyerapan terhadap sari makanan pun menjadi lebih baik.

Alhasil bayi menjadi cepat lapar dan karena itu lebih sering menyusu sehingga

meningkatkan produksi ASI (Suparyanto, 2011). Pemijatan juga meningkatkan

mekanisme penyerapan makanan oleh nervus vagus sehingga nafsu makan bayi

juga akan meningkat yang dapat secara langsung meningkatkan berat badan bayi

(Syaukani, 2015).

Perubahan berat badan merupakan indikator yang sangat sensitif untuk

memantau pertumbuhan dan kesehatan anak. Bayi baru lahir hingga anak umur 1

tahun harus ditimbang setiap sebulan sekali. Anak umur 1-2 tahun harus

ditimbang setidaknya setiap 3 bulan sekali. Setiap berkunjung ke pusat kesehatan,

anak harus selalu dicek tinggi badannya. Bila kenaikan berat badan anak lebih

rendah dari seharusnya, pertumbuhan anak akan terganggu dana anak akan

berisiko mengalami kekurangan gizi. Sebaliknya bila kenaikan berat badan lebih

besar dari seharusnya merupakan indikasi risiko kelebihan gizi. Orang tua harus

mengetahui tentang pola makan dan pemenuhan gizi yang baik pada anak. Salah

26

satu alat yang dapat digunakan untuk memantau pertumbuhan bayi yaitu dengan

menggunakan grafik di KMS. Cara membaca KMS yaitu sebagai berikut:

a. Tidak naik (T), grafik berat badan memotong garis pertumbuhan dibawahnya,

kenaikan berat badan < KBM (<800 g)

b. Naik (N), grafik berat badan memotong garis pertumbuhan diatasnya, kenaikan

berat badan > KBM (>900 g)

c. Naik (N), grafik berat badan mengikuti garis pertumbuhannya, kenaikan berat

badan > KBM (>500 g).

d. Tidak naik (T), grafik berat badan mendatar; kenaikan berat badan < KBM

(<400 gr).

e. Tidak naik (T), grafik berat badan menurun; grafik berat badan < KBM

(<300 gr)

Anak yang sehat kurva berat badannya selalu naik setiap bulan. Kenaikan

berat badan minimum di bulan pertama 800 gram, bulan kedua 900 gram, bulan

ketiga 800 gram, bulan keempat 600 gram, bulan kelima 500 gram, bulan keenam

400 gram, bulan ketujuh hingga ke sebelas 300 gram. Kenaikan berat badan

minimal bulan ke dua belas hingga 5 tahun adalah 200 gram. Kurva pertumbuhan

dan status kecukupan gizi (Anonime, 2015).

27

C. Kerangka Konsep

Kerangka konsep dalam penelitian ini memiliki variabel independen (pijat

bayi) dan variabel dependen (peningkatan berat badan bayi) yang terbagi dalam

kelompok intervensi dan kelompok kontrol. Kerangka konsep dalam penelitian ini

dapat dilihat pada gambar 5 .

Keterangan :

: Variabel Independen (variabel bebas)

: Variabel Dependen (variabel terikat)

: Hasil dari variabel yang diteliti

Gambar 5. Kerangka Konsep Penelitian

D. Hipotesis Penelitian

Hipotesis dalam penelitian ini memiliki hipotesis awal (H0) dan hipotesis

alternatif (Ha). Hipotesis penelitian tersebut adalah sebagai berikut :

H0 : Tidak ada pengaruh pijat bayi terhadap peningkatan berat badan bayi di

wilayah kerja Puskesmas Maligano Kecamatan Maligano Kabupaten Muna

periode Juli 2016.

Ha : Ada pengaruh pijat bayi terhadap peningkatan berat badan bayi di wilayah kerja

Puskesmas Maligano Kecamatan Maligano Kabupaten Muna periode Juli

2016.

Peningkatanberat badan

bayi

Pijat Bayi

28

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Metode penelitian yang digunakan untuk penelitian ini adalah quasi

eksperimen (eksperimen semu). Penelitian quasi eksperimen (eksperimen semu)

adalah desain penelitian di mana peneliti melakukan intervensi/perlakuan pada

subjek (Sulistyaningsih, 2011).

Tujuan Penelitian quasi eksperimen (eksperimen semu) adalah untuk

memperoleh informasi yang merupakan perkiraan bagi informasi yang dapat

diperoleh dengan eksperimen sebenarnya (Setiadi, 2013).

Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

rancangan non equivalen kontrol group. Rancangan penelitian ini digunakan

untuk membandingkan hasil intervensi program kesehatan di suatu kontrol yang

serupa, tetapi tidak perlu kelompok yang benar-benar sama. Penelitian yang

menggunakan desain penelitian eksperimental merupakan penelitian dengan

hasil yang mendekati kebenaran (Nasir, 2011).

Rancangan penelitian pada penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 6 :

Pre Test Eksperimen Post Test

Kel. Perlakuan

Kel. Kontrol

Gambar 6: Rancangan Penelitian Quasi Eksperimen

O1 X O2

O1’ O2’

29

Keterangan kelompok eksperimen:

O1 = Pre-Test

X = Perlakuan

O2 = Post-test

Keterangan kelompok kontrol:

O1’ = Pre-Test

O2’ = Post-test (Sulistyaningsih, 2011).

Eksperimen ini dilakukan pada bayi usia 1-3 bulan yang berada di wilayah

kerja Puskesmas Maligano yang telah memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi. Sampel

dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok intervensi dan kelompok kontrol.

Kemudian dilakukan pre-test pada seluruh sampel (menimbang berat badan awal)

dengan menggunakan timbangan bayi yang sudah terstandarisasi dan sudah

digunakan untuk menimbang berat badan bayi secara berulang yang sebelumnya

sudah ditera (skala 0) untuk mendapatkan hasil yang sama, selanjutnya kelompok

intervensi diberikan terapi pijat bayi sedangkan pada kelompok kontrol tidak

diberikan terapi pijat bayi. Perlakuan berlangsung selama 10 hari terhitung dari saat

pemberian terapi pijat bayi pertama kali. Langkah akhir adalah melakukan post test

(penimbangan berat badan akhir) dengan menggunakan timbangan bayi yang sudah

terstandarisasi dan sudah digunakan untuk menimbang berat badan bayi secara

berulang yang sebelumnya sudah ditera (skala 0) untuk mendapatkan hasil yang

sama, kemudian dilihat dan dibandingkan antara kelompok intervensi dan kelompok

kontrol melalui uji statistik untuk melihat ada tidaknya pengaruh pijat bayi terhadap

peningkatan berat badan bayi.

30

B. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini terbagi atas populasi dan sampel.

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh bayi usia 1-3 bulan di

wilayah kerja Puskesmas Maligano yang berjumlah 34 bayi.

2. Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah bayi yang berumur 1-3 bulan yang

tercatat di buku register Puskesmas Maligano. Pengambilan sampel dilakuakan

dengan menggunakan tehnik total sampel dimana jumlah populasi sama dengan

jumlah sampel dalam penelitian ini. Sampel penelitian ini memiliki kriteria inklusi

dan kriteria ekslusi.

a. Kriteria Inklusi

Kriteria inklusi (kriteria yang layak diteliti) adalah karakteristik umum

subyek penelitian dari suatu populasi target dan terjangkau yang akan diteliti

(Setiadi, 2013). Kriteria sampel inklusi dalam penelitian ini adalah :

a) Bayi sehat.

b) Orang tua responden yang bersedia untuk bayinya dilakukan pemijatan.

b. Kriteria Ekslusi

Kriteria ekslusi (kriteria yang tidak layak diteliti) adalah menghilangkan

/mengeluarkan subyek yang tidak memenuhi kriteria inklusi dan studi

(Setiadi, 2013). Kriteria sampel ekslusi dalam penelitian ini adalah :

31

1) Orang tua responden yang tidak bertempat tinggal tetap di wilayah kerja

Puskesmas Maligano.

2) Bayi yang tiba-tiba mengalami sakit selama proses penelitan.

Dari hasil penarikan sampel ditetapkan responden penelitian berjumlah

34 bayi, yaitu 17 bayi sebagai kelompok intervensi yang diberikan pijat bayi

dan 17 bayi sebagai kelompok kontrol yang tidak diberikan pijat bayi.

C. Tempat Penelitian dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Maligano Kecamatan

Maligano Kabupaten Muna pada tanggal 17 – 29 Juli tahun 2016.

D. Identifikasi Variabel Penelitian

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah peningkatan berat badan bayi,

sedangkan yang menjadi variabel independennya adalah pijat bayi.

32

E. Definisi Operasional

Definisi operasional dalam penelitian ini memiliki variabel penelitian

independen yaitu pijat bayi dan variabel dependen yaitu peningkatan berat badan

bayi. Definisi operasional dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Defenisi Operasional

NO

VariabelPenelitian

DefinisiOperasional

Kriteria Obyektif InstrumenPenelitian

SkalaUkur

1 IndependenPijat bayi

Upaya yangdilakukan olehbidan melaluipijatan padabagian-bagiantertentu tubuhbayi untukmeningkatkanberat badanbayi

Dipijat: bila bayidiberikan pijat bayi(intevensi)Tidak dipijat: bilabayi tidakdiberikan pijatbayi (kontrol)

Lembarobservasi

Nominal

2 DependenPeningkatanBerat badanbayi

Beratbadan bayisetelahdilakukanupayapemijatan.

Meningkat: Beratbadan bayi meningkat20% setelah dilakukanpemijatan selama 15menit/hari dalamwaktu 10 hariTidak meningkat:Berat badan bayimeningkat <20%setelah dilakukanpemijatan selama 15menit/hari dalamwaktu 10 hari.

Timbanganbayi

Rasio

33

F. Instrument Penelitian

Instrument yang digunakan pada penelitian ini adalah timbangan bayi

dan lembar observasi.

G. Cara Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini menggunakan menggunakan analisis

univariat dan analisis bivariat.

1. Analisis Univariat

Data yang diperoleh dari hasil pengumpulan data disajikan dalam bentuk

Tabel distribusi frequensi dan diagram. Dalam penelitian ini dilakukan analisis

univariat secara deskriptif sederhana berupa persentase. Rumus yang digunakan

adalah :

P = fn X 100%Keterangan:

f = Frequensi setiap kategori variabel

P = Persentase

n = Jumlah sampel

2. Analisis bivariat

Uji statistik dengan menggunakan Microsoft excel dan Paired Test untuk

menguji perbedaan dari data dependen (sampel terikat). Taraf kesalahan atau

tingkat signifikasi (a) yang digunakan adalah 0,05 dengan confidence interval (CI)

95%. Adapun rumus yang digunakan adalah :

34

= √̅d = = 1d nS = ∑ = 1 − (d − d)n − 1Keterangan :

Sd = Standar devisiasi

n = Besar sampel̅ = Rata-rata selisih

= Selisih

= Nilai t hitung

Kriteria pengujian:

a. Jika ρ value < 0,05 atau nilai t hitung > t tabel maka H0 ditolak dan Ha

diterima yang berarti ada pengaruh pijat bayi terhadap peningkatan berat

badan bayi di wilayah kerja Puskesmas Maligano Kecamatan Maligano

Kabupaten Muna Periode Juli 2016.

b. Jika ρ value > 0,05 atau nilai t hitung < t tabel maka H0 diterima dan Ha

ditolak yang berarti tidak ada pengaruh pijat bayi terhadap peningkatan berat

badan bayi di wilayah kerja Puskesmas Maligano Kecamatan Maligano

Kabupaten Muna Periode Juli 2016.

35

H. Jalannya Penelitian

1. Tahap persiapan

Penelitian ini dilaksanakan setelah peneliti mendapat persetujuan dari

institusi Akbid Paramata Raha. Di tahap awal penelitian dimulai dengan

mengurus surat pengantar penelitian dari institusi dan dilaporkan ke kantor

KESBANG. Kemudian surat izin penelitian dari KESBANG diteruskan

ke Puskesmas Maligano. Setelah dilaporkan dan mendapatkan izin, maka

penelitiakan mulai melakukan kegiatan penelitian di lapangan.

2. Tahap Pelaksanaan

Pelaksanaan dimulai dengan mengumpulkan responden yang memenuhi

kriteria inklusi dan ekslusi lalu membagi dalam matcing usia (bulan) baik

kelompok intervensi maupun kelompok kontrol. Tahap selanjutnya melakukan

pengukuran berat badan awal pada bayi secara keseluruhan, kemudian

memberikan perlakuan terapi pijat bayi selama 10 menit dalam waktu 10 hari

pada kelompok intervensi. Peneliti dalam melakukan terapi pijat bayi benar-benar

dilakukan secara pribadi dan professional dalam menerapkan teori pijat bayi guna

mendapatkan hasil yang akurat. Setelah perlakuan diberikan pada kelompok

intervensi selama 10 hari, kemudian dilakukan penimbangan berat badan bayi

kembali secara keseluruhan pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol

(berat badan akhir).

36

3. Tahap Pengolahan Data

Hasil pengukuran yang telah diperoleh setelah pemberian perlakuan selama

10 hari, kemudian di olah dan dianalisis serta disajikan secara analitik dalam

bentuk narasi, tabel dan diagram.

4. Tahap Penulisan Laporan

Tahap ini merupakan tahap akhir dari keseluruhan rangkaian penelitian.

37

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

a. Geografi

Kecamatan Maligano merupakan salah satu Kecamatan yang terdapat di

Kabupaten Muna. Batas Kecamatan Maligano yaitu sebelah utara berbatasan

dengan Kabupaten Buton Utara, sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten

Buton Utara, sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Batukara dan di

sebelah barat berbatasan dengan Selat Buton.

Luas daratan Kecamatan Maligano yaitu 98.09 km2. Secara Administrasi

Kecamatan Maligano terdiri dari 6 desa yaitu Langkoroni, Latompa, Raimuna,

Maligano, Lapole dan Pohorua.

Desa Raimuna, Langkoroni, Latompa, Raimuna, Maligano, Lapole dan

Pohorua adalah wilayah kerja puskesmas Maligano yang merupakan lokasi

penelitian. Desa Raimuna memiliki luas sekitar 18,14 km2 atau sekitar 18 % dari

luas Kecamatan Maligano. Dari 6 desa yang ada di Kecamatan Maligano, Desa

Raimuna menempati posisi kedua sebagai wilaya terluas di Kecamatan Maligano

setelah Langkoroni 23,41 km2 atau 24%, sedangkan Desa Latompa adalah desa

terkecil yang hanya memiliki luas wilayah 10,82 km2 atau 11% dari wilayah

Kecamatan Maligano.

38

b. Demografi

1) Jumlah dan Laju pertumbuhan penduduk

Sumber utama data kependudukan adalah sensus penduduk yang

dilaksanakan setiap sepuluh tahun sekali, karena yang menjadi pertimbangan

penting pemerintahan adalah sensus penduduk. Penduduk merupakan sarana

pembangunan dalam berbagai bidang utamannya dibidang kesehatan dan

bidang pendidikan, karena penduduk salah satu aset penting yang dimiliki

wilayah atau daerah. Kecamatan Maligano merupan daerah dengan kepadatan

penduduk yang cukup padat. Di mana setiap desa hampir memiliki

perbandingan lurus antara luas lahan yang dimiliki suatu desa dengan jumlah

penduduk yang ada.

Kecamatan Maligano memiliki total penduduk sebanyak 5.444 jiwa yang

tercatat pada Badan Pusat Statistik Kabupaten Muna. Dengan rincian tiap

desanya yaitu, Desa Pohorua sebanyak 645 jiwa atau sekitar 12% dari total

jumlah penduduk Kecamatan Maligano, Desa Lapole berjumlah 921 jiwa

(16%), Desa Maligano 1.281 jiwa (23%), Desa Raimuna 598 jiwa (21%), Desa

Latompa 808 jiwa (15%) dan selebihnya adalah penduduk Desa Langkoroni

sebanyak 691 jiwa atau sekitar 13% dari jumlah penduduk Kecamatan

Maligano.

2) Luas Wilayah dan Kepadatan Penduduk

Kepadatan penduduk adalah banyaknya penduduk yang dihitung setiap

per km2 berdasarkan luas suatu tempat atau wilayah yang di tinggali.

Kepadatan penduduk di Kecamatan Maligano pada tahun 2014 yaitu 55 jiwa

39

dengan luas wilayah 98,09 km2, artinya dalam 1 km2 ditinggali sebanyak 55

jiwa. Desa Pohorua memiliki kepadatan penduduk sebanyak 37 jiwa/km2

dengan luas wilayah 17,32 km2, Desa Lapole memiliki luas wilayah 11,63 km2

dengan kepadatan penduduk sekitar 79 jiwa/km2, Desa Maligano 76 jiwa/km2

memiliki luas wilayah 16,77 km2, Desa Raimuna dengan luas wilayah 18,14

km2 memiliki kepadatan penduduk 60 jiwa/km2, Desa Latompa memiliki luas

wilayah 10,82 km2 dengan kepadatan 75 Jiwa/km2, dan Desa Langkoroni

memiliki luas wilayah yang paling luas dibandingkan dengan desa lain yaitu

dengan luas area 23,41 km2 namun dengan kepadatan penduduk terendah yaitu

sebanyak 29 jiwa/km2.

3) Jenis Kelamin

Penduduk laki-laki di Kecamatan Maligano berjumlah 2.697 jiwa dan

jumlah penduduk perempuan yaitu 2.747 jiwa. Desa Pohorua memiliki 321

jiwa penduduk laki-laki dan 324 jiwa penduduk perempuan dengan jumlah

rumah tangga 135. Desa Lapole memiliki 429 jiwa penduduk laki-laki dan 492

jiwa penduduk perempuan dengan jumlah rumah tangga 191. Desa Maligano

memiliki 616 jiwa penduduk laki-laki dan 665 jiwa penduduk perempuan

dengan jumlah rumah tangga 273. Desa Raimuna memiliki 558 jiwa penduduk

laki-laki dan 540 jiwa penduduk perempuan dengan jumlah rumah tangga 248.

Desa Latompa memiliki 415 jiwa penduduk laki-laki dan 393 jiwa penduduk

perempuan dengan jumlah rumah tangga 173. Desa Langkoroni memiliki 358

jiwa penduduk laki-laki dan 333 jiwa penduduk perempuan dengan jumlah

rumah tangga 152. Seluruh Desa memiliki rata-rata penduduk rumah tangga

40

yang sama yaitu sekitar 4 orang penduduk per rumah tangga (Badan Pusat

Statistik Kabupaten Muna, 2015).

4) Fasilitas dan Tenaga Kesehatan serta Pelayanan Posyandu

Kecamatan Maligano memiliki fasilitas pelayanan kesehatan dan tenaga

keseahatan yang tersebar di beberapa desa di Kecamatan Maligano yang dapat

dilihat pada Tabel 3 dan tabel Tabel 4.

Tabel 3. Jumlah Sarana Kesehatan Menurut Desa/Kelurahan Tahun 2014

No Desa/kelurahan Puskesmas Pustu Poskesdes1 Pohorua - 1 1

2 Lapole - 1 1

3 Maligano - -

4 Raimuna 1 1 1

5 Latompa - 1 1

6 Langkoroni - -

Jumlah 1 4 4

Dari Tabel 3 dapat dilihat bahwa di Kecamatan Maligano memiliki

satu puskesmas yang terletak di Desa Raimuna dan puskesmas pembantu yang

juga menjadi poskesdes terdapat di Desa Pohorua, Desa Lapole, Desa

Raimuna, dan Desa Latompa.

41

Tabel 4. Jumlah Tenaga Kesehatan Menurut Desa/Kelurahan Tahun 2014

No Desa/kelurahan Dokter Perawat Bidan Gizi Kesling

1 Pohorua - - 2 - 1

2 Lapole - - 2 - -

3 Maligano 2 4 6 1 -

4 Raimuna - 2 - 1

5 Latompa - - 2 - -

6 Langkoroni - - 2 - -

Jumlah - 4 16 1 2

Dari Tabel 4 menunjukan bahwa di Kecamatan Maligano memiliki 16

bidan yang tersebar di setiap desa di wilah kerja Puskesmas Maligano Kecamatan

Maligano.

2. Karakteristik Responden

a. Umur responden

Karakterisitik responden berdasarkan umur di Kecamatan Maligano, dapat

dilihat pada gambar distribusi umur berikut.

Sumber : Data primer 17 -19 Juli 2016Gambar 7. Grafik Karakteristik Responden Berdasarkan Umur di Wilayah Kerja

Puskesmas Maligano Kecamatan Maligano Tahun 2016.

7

1413 1 Bulan

2 Bulan3 Bulan

42

Berdasarkan Gambar 7, dketahui responden terbanyak berumur 2 bulan

yaitu 14 responden (41%), selanjutnya berumur 3 bulan sebanyak 13 bayi (38%)

dan sisanya, responden berusia 1 bulan yaitu 7 responden atau sekitar 21%. Umur

bayi dihitung berdasarkan tanggal lahir bayi sampai hari pengambilan data awal

bayi baik secara sekunder maupun primer.

b. Jenis kelamin responden

Karakterisitik responden berdasarkan jenis kelamin di Kecamatan Maligano,

dapat dilihat pada gambar distribusi berikut.

Sumber : Data primer 17 -19 Juli 2016Gambar 8. Grafik Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin di Wilayah

Kerja Puskesmas Maligano Kecamatan Maligano Tahun 2016.

Berdasarkan Gambar 8. Responden terbanyak dalam penelitian ini, berjenis

kelamin laki-laki yaitu berjumlah 21 responden sedangkan sisanya, responden

berjenis kelamin perempuan berjumlah 13 responden.

21

13

0

5

10

15

20

25

Laki-Laki Perempuan

43

c. Asupan nutrisi responden

Karakterisitik responden berdasarkan asupan nutrisi di Kecamatan Maligano,

dapat dilihat pada gambar berikut.

Sumber : Data primer 17-19 Juli 2016Gambar 9. Grafik Karakteristik Responden Berdasarkan Asupan Nutrisi di Wilayah

Kerja Puskesmas Maligano Kecamatan Maligano Tahun 2016.

Berdasarkan Gambar 9 diketahui bahwa rata-rata bayi masih diberikan ASI

namun juga diberikan makanan tambahan (PASI) berupa pisang dan sun yaitu

sejumlah 17 bayi. Dan sisanya sebanyak 14 bayi masih diberi ASI saja dan 3 bayi

sudah tidak diberi ASI dan asupan nutrisinya hanya menggunakan PASI.

d. Tempat tinggal responden menurut desa

Karakterisitik responden berdasarkan tempat tinggal berdasarkan desa

di Kecamatan Maligano, dapat dilihat pada gambar berikut.

0

10

20

ASIASI+PASI

PASI

14 17

3

44

Sumber : Data primer 17-19 Juli 2016Gambar 10. Grafik Karakteristik Responden Berdasarkan Tempat Tinggal Menurut

Desa di Wilayah Kerja Puskesmas Maligano Kecamatan Maligano Tahun2016.

Berdasarkan Gambar 10, menunjukan bahwa responden terbanyak dalam penelitian

ini bertempat tinggal di Desa Latompa dan Desa Raimuna.

e. Analisis univariat

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Peningkatan Berat Badan di

Wilayah Kerja Puskesmas Maligano Kecamatan Maligano Kabupaten Muna

tahun 2016 dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Peningkatan Berat Badan diWilayah Kerja Puskesmas Maligano Kecamatan Maligano Kabupaten Muna

Tahun 2016Peningkatan Berat Badan Frekuensi Persentasi (%) Ket

Ya 30 88

Tidak 2 6

Tetap 2 6

Jumlah (n) 34 100

Sumber: Data Primer 1 - 16 Juli 2016

Berdasarkan Tabel 5, responden yang mengalami peningkatan berat badan

sebanyak 30 orang (88%) yang terdiri dari 16 bayi intervensi dan 14 bayi kontrol.

05

103 5 6 8 9

4

45

Responden yang tidak mengalami peningkatan berat badan sebanyak 2 orang (6%)

dari kelompok kontrol dan sisanya 2 bayi (2%) tidak mengalami peningkatan

ataupun penurunan berat badan ( berat badan tetap).

f. Analisis bivariat

1) Pemberian Pijat Bayi Terhadap Peningkatan berat badan bayi

Analisis pengaruh pijat bayi terhadap peningkatan berat badan bayi dapat

dilihat berdasarkan hasil perhitungan pada Tabel 6.

Tabel 6. Pengaruh Pijat Bayi Terhadap Peningkatan Berat Badan Bayidi Wilayah Kerja Puskesmas Maligano Kecamatan Maligano

Kabupaten Muna Tahun 2016Bayi

PemberianPijat Bayi

Peningkatan BeratBadan bayi

(gram)

Nilai T

Sebelum Sesudah hitung Tabel17 Ya 95.500 102.350

6,610 2,034517 Tidak 91.950 94.800

Tabel 6 menunjukan bahwa dari 34 orang responden yang terbagi dalam

kelompok intervensi yakni yang diberikan pijat bayi dan kelompok kontrol yang tidak

diberikan pijat bayi, terdapat 30 responden yang mengalami peningkatan berat badan

(88%) yang terdiri dari 16 bayi intervensi dan 14 bayi kontrol. Responden yang tidak

mengalami peningkatan berat badan sebanyak 4 orang (12%) 3 bayi dari kelompok

kontrol dan 1 bayi dari kelompok intervensi.

Berdasarkan hasil uji statistik dengan menggunakan paired t test didapatkan

t = 6,610. Oleh karena t hitung (6,610) > t tabel (2,0345) maka H0 ditolak dan Ha

diterima, hal ini menunjukan ada pengaruh pijat bayi terhadap peningkatan berat badan

bayi di wilayah kerja Puskesmas Maligano Kecamatan Maligano periode Juli 2016.

46

B. Pembahasan

Dari hasil penelitian data demografi responden didapat rata-rata berat badan

responden sebelum dan sesudah dipijat didapat rata- rata berat badan sebelum dipijat

pada kelompok intervensi adalah 5.594 gr dan menagalami peningkatan berat badan

setelah dipijat dengan rata-rata 6.021 gr dengan standar deviasi 519.46, sedangkan pada

kelompok kontrol rata-rata berat badan sebelum dipijat adalah 5.409 gr dan setelah

dipijat mengalami peningkatan berat badan rata-rata 5.576 gr dengan standar deviasi

243,34.

Berdasarkan hasil uji statistik t-dependent diperoleh hasil bahwa ada

perbedaan yang signifikan pada peningkatan berat badan bayi sebelum dan sesudah

dilakukan pemijatan pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol. Data yang

diperoleh pada tabel 5 yang menunjukan bahwa responden yang terbagi dalam

kelompok eksperimen yakni yang diberikan pijat bayi terdapat 30 responden yang

mengalami peningkatan berat badan (88%) yang terdiri dari 16 bayi intervensi dan 14

bayi kontrol. Responden yang tidak mengalami peningkatan berat badan sebanyak 4

orang (12%) 3 bayi dari kelompok kontrol dan 1 bayi dari kelompok intervensi.

Secara rinci peningkatan berat badan bayi ditunjukan pada Tabel 10.

Berdasarkan hasil uji statistik dengan menggunakan paired t test didapatkan t = 6,610.

Oleh karena t hitung (6,610) > t tabel (2,0345) maka H0 ditolak dan Ha diterima, hal

ini menunjukan ada pengaruh pijat bayi terhadap peningkatan berat badan bayi di

wilayah kerja Puskesmas Maligano Kecamatan Maligano periode Juli 2016.

Peningkatan berat badan bayi tersebut tentunya sangat dipengaruhi oleh

pemberian pijat bayi yang diberikan secara kontiniu. Pada dasarnya bayi yang dipijat

47

akan mengalami peningkatan kadar enzim penyerapan dan insulin sehingga penyerapan

terhadap sari makanan pun menjadi lebih baik. Hasilnya, bayi menjadi cepat lapar dan

karena itu lebih sering menyusu sehingga meningkatkan produksi ASI (Suparyanto

2011). Pemijatan juga meningkatkan mekanisme penyerapan makanan oleh nervus vagus

sehingga nafsu makan bayi juga akan meningkat yang dapat secara langsung

meningkatkan berat badan bayi (Syaukani, 2015).

Berdasarkan pengamatan secara kualitatif, diketahui bahwa faktor-faktor

perancu seperti asupan nutrisi yang didapatkan oleh responden penelitian ini juga

memberi pengaruh yang cukup bermakna baik pada kelompok eksperimen maupun pada

kelompok kontrol.

Dari Tabel 6 menunjukan bahwa responden yang terbagi dalam kelompok

eksperimen yakni yang diberikan pijat bayi terdapat 30 responden yang mengalami

peningkatan berat badan (88%) yang terdiri dari 16 bayi intervensi dan 14 bayi kontrol.

Responden yang tidak mengalami peningkatan berat badan sebanyak 4 orang (12%) 3

bayi dari kelompok kontrol dan 1 bayi dari kelompok intervensi. Dari 16 bayi intervesi

yang mengalami peningkatan berat badan diketahui rata-rata bayi tersebut mendapatkan

asupan nutrisi berupa ASI dan 4 responden yang tidak mengalami peningkatan berat

badan bayi mendapatkan asupan nutrisi berupa PASI dan sebagian mendapatkan ASI

namun juga telah diberikan PASI. Hal ini tentunya berpengaruh terhadap sistem

pencernaan bayi yang belum mampu mencerna dengan baik nutrisi berupa makanan

pendamping ASI yang tidak sesuai dengan kebutuhan nutrisi bayi sehingga

pertumbuhan bayi tidak menjadi optimal.

48

Seperti yang sudah dijelaskan bahwa terdapat beberapa faktor yang dapat

mempengaruhi penigkatan berat badan pada bayi diantaranya adalah pengetahuan ibu

mengenai gizi, status kesehatan, psikologi bayi, serta faktor pribadi dan kesukaan belum

dapat disingkirkan sebagai faktor perancu penelitian ini. Status sosial ekonomi dan

budaya pangan mempunyai tanggung jawab yang cukup besar terhadap status kesehatan

bayi. Namun, secara khusus penelitian ini membuktikan bahwa pemberian pijat bayi

dapat membantu mengoptimalkan pertumbuhan bayi dengan peningkatan

berat badan bayi.

penelitian ini sesuai dengan pernyataan ilmu kesehatan modern yang telah

membuktikan secara ilmiah bahwa terapi sentuh dan pijat pada bayi menjadi Sentuhan

yang dihadirkan dalam pijat-pijatan lembut untuk bayi dan merupakan sebuah stimulasi

yang penting dalam tumbuh kembang anak. Anak yang mendapat stimulus yang terarah

dan teratur akan lebih cepat berkembang dibandingkan dengan anak yang kurang atau

tidak mendapatkan stimulasi salah satunya dengan peningkatan berat badan yang

signifikan pada bayi yang dipijat. Naluri seorang bayi merespon sentuhan ibu sebagai

sebuah bentuk perlindungan, perhatian, ungkapan cinta serta sentuhan komunikasi yang

nyaman antara ibu dan bayi. Sentuhan yang dihadirkan ke pada bayi dalam bentuk

pijatan-pijatan lembut (Syaukani, 2015).

Bayi yang dipijat mengalami peningkatan kadar enzim penyerapan dan insulin

sehingga penyerapan terhadap sari makanan pun menjadi lebih baik. Hasilnya, bayi

menjadi cepat lapar dan karena itu lebih sering menyusu sehingga meningkatkan produksi

ASI (Suparyanto 2011). Pemijatan juga meningkatkan mekanisme penyerapan makanan

49

oleh nervus vagus sehingga nafsu makan bayi juga akan meningkat yang dapat secara

langsung meningkatkan berat badan bayi (Syaukani, 2015).

Aktifitas pemijatan akan meningkakan aktifitas neorotransmitter serotin, yaitu

meningkatkan kapasitas sel reseptor yang berfungsi meningkatkan glucocorticoid

(adrenalin, suatu hormon stres). Proses ini akan menyebabkan terjadinya penurunan kadar

hormon adrenalin (hormon stres) penurunan kadar hormon stres ini akan meningkatkan

daya tahan tubuh, terutama IgM dan IgG. Pijat bayi akan membuat bayi tidur lebih leleap

dan meningkatkan kesiagaan (alertness) atau konsentrasi. Hal ini dikarenakan pijatan

yang baik dapat mengubah gelombang otak. Pengubahan ini terjadi dengan cara

menurunkan gelombang alpha dan meningkatkan gelombang beta serta tetha yang dapat

dibuktikan dengan penggunaan EEG (electro encephalogram) (Syaukani, 2015).

Menurut Rini Sekartin, dokter spesialis anak dari Fakultas Kedokteran Universitas

Indonesia, pijatan pada bayi mampu merangsang motorik, membantu proses tidur,

mengurangi rasa cemas dan keluhan. Terjadi peningkatan zat-zat makanan di saluran

pencernaan dan mengembangkan mental anak, membuat suhu tubuh bisa lebih stabil serta

mampu meningkatkan hormon gastrin dan insulin yang berperan dalam penyerapan

makanan sehingga berat badan bayi naik lebih cepat (Sutrianto, 2014).

Penelitian pijat bayi juga dilakukan oleh Universitas Gajah Mada pada tahun

2012, pijat bayi merupakan peluang yang berpengaruh terhadap peningkatan berat badan

sebesar 2,68%. Kenaikan berat bayi berat lahir rendah yang diberikan perlakuan pijat

selama 10 hari lebih besar dibandingkan dengan bayi yang tidak dilakukan pijat

(Asmar, 2012).

50

Penelitian lain yang telah dilakukan oleh Underdown, (2006) seorang peneliti

masalah anak dari Warwick Medical School, Institute of Education dan Universiity

Warwick Coventry menyatakan bahwa pemijatan yang dilakukan pada bayi dan balita

akan meningkatkan kesehatan fisik dan ketahanan tubuh dari berbagai penyakit. Pijat

bayi juga diteliti oleh Stikes Fort De Kock Bukit tinggi, rata-rata berat badan pada

minggu pertama sebesar 5.716,67 gram dari ke 12 responden bayi usia 3-4 bulan

kemudian dilakukan pijat bayi selama kurang lebih 15 menit sebanyak empat kali setiap

minggu dalam waktu 1 bulan. Rata-rata berat badan bayi meningkat menjadi 6.366,67.

Dari uraian tersebut dapat diketahui bahwa terjadi peningkatan sebesar 650 gram

(Sulung, dkk, 2014).

Penelitian ini juga, didukung dengan penelitian T.Field dan Scafidi (1986

dan 1990, dalam Roesli, 2008, hal 12) yang menunjukkan bahwa pada 20 bayi prematur

(berat badan 1.280 dan 1.176 gr), yang dipijat selama 3 kali 15 menit selama 10 hari,

terjadi kenaikan berat badan 20% - 47% per hari, lebih dari yang tidak dipijat.

Hal ini sesuai dengan pernyataan, Dasuki (2003, dalam Prasetyono, 2009, hlm.9)

yang menyatakan bahwa pengaruh pijat bayi terhadap kenaikan berat badan bayi

memperoleh hasil bahwa pada kelompok kontrol kenaikan berat badan sebesar 6,16%,

sedangkan pada kelompok yang dipijat 9,44%.

Berdasarkan hasil penelitian pengaruh pijat bayi terhadap peningkatan berat

badan bayi yang telah saya lakukan, telah diketahui bahwa pijat bayi memberikan

manfaat yang sangat besar terhadap pertumbuhan bayi terutama peningkatan berat badan

bayi. Selain itu, pijat bayi juga telah dibuktikan efektifitasnya terhadap pertumbuhan dan

perkembangan bayi oleh beberapa peneliti dari berbagai universitas dan dan para ahli

51

menyatakan bahwa bayi yang rutin diberikan pijat bayi akan memiliki sistem imunitas

yang lebih tinggi (bayi tidak gampang sakit) dan menunjukan sikap perkembangan

motorik yang lebih cepat dibandingkan dengan bayi yang tidak diberikan pijat bayi. oleh

karena itu, perlu adanya penerapan stimulasi bayi menggunakan pijat bayi agar

pertumbuhan dan perkembangan bayi lebih optimal guna meningkatkan kualitas sumber

daya manusuia yang unggul yang tercipta dan terasah pada 1000 hari pertama

kehidupannya.

52

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil uji statistik dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh pijat bayi

terhadap peningkatan berat badan bayi di wilayah kerja Puskesmas Maligano Kecamatan

Maligano periode Juli 2016.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan serta kesimpulan yang telah diuraikan

maka diharapkan bidan sebagai petugas kesehatan perlu lebih memahami tentang manfaat

pijat bayi terhadap pertumbuhan dan perkembangan bayi. Konseling yang baik pada ibu

menjadi faktor pendukung yang penting serta memberikan contoh cara memijat bayi yang

baik dan benar.

Bagi ibu bayi dapat mengetahui manfaat pemberian pijat bayi dan menerapkannya

dirumah sehingga dapat meningkatkan status kesehatan bagi bayinya yang tentunya perlu

ditunjang dengan pemberian nutrisi yang seimbang.

Pemerintah sebagai penentu dan pengambil kebijakan kiranya penelitian ini dapat

menjadi bahan pertimbangan untuk penentuan kebijakan selanjutnya terkait pemberian

stimulasi bayi melalui pijat bayi yang sangat berperan penting dalam mengoptimalkan

pertumbuhan dan perkembangan bayi sehingga berpengaruh terhadap menurunnya Angka

Kematian Bayi di Indonesia sesui harapan pemerintah.

53

DAFTAR PUSTAKA

Anonime, (2011) Perbedaan Ciri Bayi Yang Sehat Dan Yang Sakit. Diakses pada tanggal25 Juni 2016

Anonime, (2015). Cara Membaca Kartu Menuju Sehat (KMS). Diakses pada tanggal 15Juli 2016.

Asmar, (2012) Pengaruh Pijat Bayi Berat Lahir Rendah Terhadap Kenaikan BeratBadan Di Rsud Panembahan Senopati Bantul Tahun 2012. Diakses pada tanggal15 Juli 2016

Badan Pusat Statistik (2015) Statistik Sulawesi Tenggara.

Badan Pusat Statisitik Kabupaten Muna (2015) Kecamatan Maligano Dalam Angka.

Depkes (Departemen Kesehatan), (2009) Hubungan Frekuensi Baby Spa denganPerkembangan pada Bayi Usia 4-6 Bulan di Klinik Baby Spa Ananda KecamatanAmbarawa Kabupaten Semarang. Diakses pada tanggal 25 juni 2016

Depkes (Departemen Kesehatan), (2012) Angka Kematian Bayi (AKB) atau InfantMortality Rate . Diakses pada tanggal 25 juni 2015

Destyna, (2015) Efektifitas Pijat Bayi Terhadap Peningkatan Berat Badan BayiPremature di Ruang Perinatologi Rumah Sakit Imelda Medan. Diakses tanggal 23Mei 2016

Halimatusakdiyah lubis, (2015) Makalah Tentang Pentingnya Penimbangan Berat BadanBayi/Balita. Diakses pada tanggal 25 juni 2016

Kartini, (2014) Pijat Bayi. Diakses pada tanggal 25 Juni 2016

Maryunani Anik, (2010) Ilmu Kesehatan Anak Dalam Kebidanan. Jakarta, CV. TransInfo Media.

Muslihatun Wafi Nur, (2011) Asuhan Neonatus Bayi dan Balita. yogyakarta, Fitramaya.

Nasir, (2011) Buku Ajar Metodologi Kesehatan: Konsep Pembuatan Karya Tulis danThesis untuk Mahasiswa Kesehatan. Yogyakarta, Nuha Medika.

Nurfajran Setiawan Riska, (2015) Makalah SKDN (Status Gizi Balita ).Diakses padatanggal 15 Juli 2016

54

Profil kesehatan indonesia, (2014) Tren Angka Kematian Neonatal, Bayi, dan Balita.Diakses pada tanggal 18 Juli 2016

Rizema Putra Sitiava, (2012) Asuhan Neonates Bayi an Balita Untuk Keperaatan DanKebidanan. Jogjakarta, D-Medika.

Salma, (2014) Majalah Kesehatan Pijat Bayi. Diakses pada tangal 25 Mei 2016

Setiadi, (2013) Riset dan Penelitian Keperawatan. Jakarta, fitramaya

Sulung, Neila, Chania Dini Gayatri Ajeng, (2014) Efektivitas Massage Baby TerhadapPeningkatan Berat Badan Bayi Usia 3-4 Bulan di BPS bunda KecamatanMandiangin Koto Selayan Bukittinggi Tahun 2014. Diakses pada tanggal 25 Mei2016

Sutrianto Eko, (2014) Bayi Prematur Dipijat Saat Kondisi Stabil. Diakses pada tanggal15 Juli 2016

Sugiharti Nining, Yuliati Alie (2012). Pengaruh Pemijatan pada Bayi Usia 4-6 Bulanterhadap Peningkatan Berat Badan di Desa Pundong Kecamatan DiwekKabupaten Jombang. Diakses pada tanggal 29 Mei 2016

Sulistyaningsih, (2011) Metodologi Penelitian Kebidanan Kuantitatif-Kualitatif.Yogyakarta, Graha Ilmu.

Suparyanto, (2011) Pijat Bayi. Diakses pada tanggal 15 Juli 2016.

Syaukani Aulia, (2015) Petunjuk Praktis Pijat, Senam, dan Yoga Sehat untuk Bayi agarTumbuh Kembang Maksimal . Yogyakarta, Araska.

United Nation Information Centre, (2015) Sekitar 1,8 Juta Kematian Bayi Yang BaruLahir Tahun Di Asia Tenggara Dapat Dicegah – Badan Kesehatan Pbb. Diaksespada tanggal 15 Juni 2016

Lampiran 1

Lembar Persetujuan Menjadi Responden

(Informed Consent)

Saya bernama Sitti Nurlaela / PSW.B.2013 IB 0092 adalah mahaiswi

Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna. Saat ini saya sedang

melakukan penelitian tentang “Pengaruh pijat bayi terhadap peningkatan berat

badan bayi di wilayah kerja Puskesmas Maligano Kecamatan Maligano

Kabupaten Muna Periode Juli 2016”. Penelitian ini merupakan salah satu kegiatan

dalam menyelesaikan tugas akhir di Program Studi Akademi Kebidanan Paramata

Raha Kabupaten Muna.

Untuk keperluan tersebut saya mohon kesediaan ibu agar bayinya menjadi

responden dalam penelitian. Selanjutnya, jika ibu bersedia silahkan tanda

tangani lembar persetujuan ini sebagai bukti kesediaan ibu.

Partisipasi ibu dalam penelitian ini bersifat sukarela, sehingga ibu bebas untuk

mengundurkan diri setiap saat tanpa ada sanksi apapun. Identitas pribadi bayi ibu dan

semua informasi yang ibu berikan akan dirahasiakan dan hanya digunakan untuk

keperluan penelitian ini.

Terima kasih atas partisipasi ibu dalam penelitian ini.

Raha, Agustus 2016Peneliti Responden

(Sitti Nurlaela) ( )

Lampiran 2

Lembar Observasi

NoNamabayi JK Usia

(bulan)Asupannutrisi

BB bayi sebelumPemijatan (gram)

BB bayi sesudahPemijatan (gram)

KK KI KK KI

Lampiran 3

PROSEDUR PELAKSANAAN PIJAT BAYI

A. Pijatan Pada Kaki

1. Perahan (seperti memerah susu)

Pertama kali, peganglah kaki bayi pada pangkal

paha, seperti memegang pemukul pada olah raga

softball, kemudian gerakan tangan ke bawah secara

bergantian, seperti memerah susu.

2. Peras dan putar

Pegang kaki bayi pada pangkal paha dengan kedua

tangan secara bersamaan, kemudian peras dan putar

kaki bayi dengan lembut dimulai dari pangkal paha

kearah mata kaki perlahan.

3. Pijatan pada telapak kaki

Urutlah telapak kaki bayi dengan kedua ibu jari

secara bergantian dan perlahan yang diawali dengan

memijat tumit kaki menuju jari-jari diseluruh telapak

kaki.

B. Pijatan Pada Perut

Gerakan pijatan yang bisa dilakukan pada perut bayi yaitu

gerakakan mengayuh sepeda dengan melakukan gerakan

memijat pada perut bayi seperti mengayuh sepeda,

dimulai dari bagian atas kebawah perut, gerakan ini

dilakukan secara bergantian dengan tangan kanan dan kiri.

C. Pijatan Pada Tangan

1. Pijatan pada ketiak

Buatlah gerakan memijat pada daerah ketiak dari atas

kebawah.

2. Peras dan putar

Peras dan putarlah lengan bayi dengan lembut mulai

dari pundak kepergelangan tangan.

3. Membuka tangan

Pijat telapak tangan dengan kedua ibu jari dari

pergelangan tangan kearah jari-jari.

D. Pijatan Daerah Muka

1. Pijatan pada dahi

Pertama, letakan jari-jari kedua tangan pada

pertengahan dahi, lalu tekankan jari-jari dengan lembut

mulai dari tengah dahi keluar kesamping kanan dan kiri.

2. Pijatan pada alis

Letakan ke dua ibu jari di antara kedua alis mata

dengan menggunakan kedua ibu jari untuk memijat

secara lembut pada alis mata dan di atas kelopak mata,

mulai dari tengah ke samping seolah menyetrika alis.

3. Belakang telinga

Dengan memepergunakan ujung-ujung jari, berikan

tekanan lembut pada daerah belakan telinga kanan dan

kiri.

Lampiran 4

PROSEDUR PENIMBAGAN BAYI

1. Cuci tangan

2. Jelaskan pada keluarga tentang tindakan yang akan dilaksanakan, sesuai tingkat

perkembangan dan kemampuan keluarga dalam komunikasi.

3. Setel timbangan dengan penunjuk pada angka nol.

4. Buka selimut bayi, lalu baringkan bayi di atas timbangan, baca berat badan.

5. Rapikan bayi ke tempat semula.

6. Catat berat badan pada lembar observasi.

7. Bereskan alat.

8. Cuci tangan .

Lampiran 5PROTAP PENELITIAN TENTANG

PENGARUH PIJAT BAYI TERHADAP PENINGKATAN BERATBADAN BAYI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MALIGANO

KECAMATAN MALIGANO KABUPATEN MUNAPERIODE JULI 2016

1. Menjelaskan prosedur teknik pijat bayi kepada orang tua responden atau

keluarga

2. Mempraktekkan prosedur teknik pijat pada bayi kepada orang tua bayi.

3. Melakukan informed consent pada pihak keluarga responden.

4. Melakukan penimbangan kepada responden sebelum dilakukan pemijatan

pada kelompok kontrol dan kelompok intervensi

5. Melakukan pemijatan pada kelompok intervensi 1 x sehari dalam 15

menit selama 10 hari

6. Melakukan penimbangan setelah dilakukan pijat bayi pada kelompok

kontrol dan kelompok intervensi.

7. Menganalisa data yang sudah terkumpul dan disajikan dalam bentuk tabel.

Lampiran 6UJI MANUAL PAIRED T TEST

Pengaruh Pijat Bayi Terhadap Peningkatan Berat Badan Bayi di Wilayah KerjaPuskesmas Maligano Kecamatan MaliganoKabupaten MunaPeriode Juli 2016

NoNamabayi J

KUsia

(bulan)Asupannutrisi

BBbayisebelumPemijatan(gram)

BBbayisesudahPemijatan(gram)

KK KI KK KI1 By.E P 2 ASI 6.600 69502 By.R P 2 ASI 4.300 4.5003 By.I L 3 ASI+PA 4.900 5.4004 By.Y L 3 ASI+PA 6.850 7.100

5 By.O L 2 PASI 4.900 5.2006 By.F L 2 ASI 6.100 6.2007 By.F L 2 ASI+PA 7000 7.1508 By.J L 2 ASI+PA 5.500 5.700

9 By.M L 2 ASI+PA 6.600 6.90010 By.M P 2 ASI+PA 4.950 5.100

11 By.Y P 3 ASI+PA 4.600 4.900

12 By.D L 3 ASI+PA 6.150 6.100

13 By.L P 2 ASI+PA 5.000 5.350

34 By.S L 2 ASI+PA 5.300 5.50015 By.R P 1 ASI+PA 4.500 4.900

16 By.L L 1 ASI+PA 4.600 5.00017 By.H P 3 PASI 6.700 7.20018 By.I P 3 ASI 5.400 5.10019 By.N P 1 ASI 4.050 4.50020 By.S L 1 ASI 5.750 6.100

21 By.R L 3 ASI 6.600 6.900

22 By.C P 3 ASI 5.950 6.000

23 By.A L 2 ASI 5.650 6.900

24 By.S L 2 ASI 5.950 6.100

25 By.N P 1 ASI 3.300 3.750

26 By.B L 1 PASI 3.000 3.000

27 By.R L 2 ASI+PA 4.500 5.200

28 By.L L 2 ASI+PA 6.000 6.300

29 By.R L 3 ASI+PA 7.700 7.900

30 By.W L 3 ASI 6.400 6.700

31 By.A P 3 ASI 5.500 5.950

32 By.T P 3 ASI 5.950 6.200

33 By.Z L 3 ASI+PA 6.600 7.300

34 By.J L 1 ASI+PA 3.800 4.100

A. PAIRED T TEST PADA KELOMPOK INTERVENSI DAN

KELOMPOK KONTROL

Pertanyaan: Apakah ada pengaruh pijat bayi terhadap peningkatan berat

badan bayi, pada tingkat signifikasi (α) = 5%?

Jawab :

1. Hipotesis

H0: Tidak ada pengaruh pijat bayi terhadap peningkatan berat badan bayi

H0 : µ2 - µ1

Ha : Ada pengaruh pijat bayi terhadap peningkatan berat badan bayi

Ha: µ2 ≠ µ1

2. Jenis uji statistik yang tepat digunakan sesuai dengan tujuan, jenis sampel,

jumlah sampel dan jenis dat, maka ujiannya adalah paired T test

3. Tingkat signifikasi (α) = 0,05 dan df= n-1 = 33, jadi titik kritisnya t =

2,0345.

4. Kriteria pengujian:

a. Jika ρ value < 0,05 atau nilai t hitung > t tabel maka H0 ditolak dan

Ha diterima yang berarti ada pengaruh pijat bayi terhadap peningkatan

berat badan bayi di wilayah kerja Puskesmas Maligano Kecamatan

Maligano Kabupaten Muna Periode Juli 2016.

b. Jikaρ value > 0,05 atau nilai t hitung < t tabel maka H0 diterima dan

Ha ditolak yang berarti tidak ada pengaruh pijat bayi terhadap

peningkatan berat badan bayi di wilayah kerja Puskesmas Maligano

Kecamatan Maligano Kabupaten Muna Periode Juli 2016.

5. Dengan menggunakan rumus paired T Test :

= √̅dimana:

d = = 1d ndan

S = ∑ = 1 − (d − d)n − 1Tabel bantuan perhitungan paired T Test

Pemberianpijat bayi

Berat Badan bayi(gram)

X1-X2(di) đ (di-đ)2

Sebelum Sesudah

Ya 6.600 6.950 -350

297,05

2.804Tidak 4.300 4.500 -200 9.419

Ya 4.900 5.400 -500 41.189Tidak 6.850 7.100 -250 2.214

Ya 4.900 5.200 -300 9Tidak 6.100 6.200 -100 38.829

Ya 7000 7.150 -150 21.624Tidak 5.500 5.700 -200 9.419

Ya 6.600 6.900 -300 9Tidak 4.950 5.100 -150 21.624

Ya 4.600 4.900 -300 9Tidak 6.150 6.100 50 120.444

Ya 5.000 5.350 -350 2.804Tidak 5.300 5.500 -200 9.419

Ya 4.900 4.900 0 88.239Tidak 4.600 5.000 -400 10.599

Ya 6.700 7.200 -500 41.189Tidak 5.400 5.100 300 356.469

Ya 4.050 4.500 -450 23.394Tidak 5.750 6.100 -350 2.804

Ya 6.600 6.900 -300 9Tidak 5.950 6.000 -50 61.034

Ya 5.650 6.900 -1.250 908.114Tidak 5.950 6.100 -150 21.624

Ya 3.300 3.750 -450 23.394Tidak 3.000 3.000 0 88.239

Ya 4.500 5.200 -700 162.369Tidak 6.000 6.300 -300 9

Ya 7.700 7.900 -200 9.419Tidak 6.400 6.700 -300 9

Ya 5.500 5.950 -450 23.394Tidak 5.950 6.200 -250 2.214

Ya 6.600 7.300 -700 162.369Tidak 3.800 4.100 -300 9

Jumlah 187.050 197.150 -10.100 2.264.706

Penyelesaian S = ∑ = 1 − (d − d)n − 1S = ∑ = 1 − 2.264.70634 − 1S = ∑ = 1 − 2.264.70633S = ∑ = −2.264.70533S = − 68.627,42 = 261,96

= √̅= 297,05261,96 √34

= 297,05261,96 5,830= 297,0544,934 = 6,610

Daerah penolakan H0 Daerah penerimaan H0 daerah penolakan

-2,0345 0 2,0345

6. Kesimpulan

Karena t hitung (6,610)< t tabel (2,034) maka H0ditolak dan Ha diterima

yang berarti bahwa ada pengaruh pijat bayi terhadap peningkatan berat

badan bayidi wilayah kerja Puskesmas Maligano Kecamatan Maligano

Kabupaten Muna Periode Juli 2016.

B. PAIRED T TEST PADA KELOMPOK EKSPERIMENPertanyaan: Apakah ada pengaruh pijat bayi terhadap peningkatan berat

badan bayi, pada tingkat signifikasi (α) = 5%?

Jawab :

1. Hipotesis

H0 : Tidak ada pengaruh pijat bayi terhadap peningkatan berat badan bayi

H0 : µ2 - µ1

Ha : Ada pengaruh pijat bayi terhadap peningkatan berat badan bayi

Ha: µ2 ≠ µ1

2. Jenis uji statistik yang tepat digunakan sesuai dengan tujuan, jenis sampel,

jumlah sampel dan jenis dat, maka ujiannya adalah paired T test

3. Tingkat signifikasi (α) = 0,05 dan df= n-1 = 33, jadi titik kritisnya t =

2,0345.

4. Kriteria pengujian:

a. Jika ρ value < 0,05 atau nilai t hitung > t tabel maka H0 ditolak dan

Ha diterima yang berarti ada pengaruh pijat bayi terhadap peningkatan

berat badan bayi di wilayah kerja Puskesmas Maligano Kecamatan

Maligano Kabupaten Muna Periode Juli 2016.

b. Jikaρ value > 0,05 atau nilai t hitung < t tabel maka H0 diterima dan

Ha ditolak yang berarti tidak ada pengaruh pijat bayi terhadap

peningkatan berat badan bayi di wilayah kerja Puskesmas Maligano

Kecamatan Maligano Kabupaten Muna Periode Juli 2016.

5. Dengan menggunakan rumus paired T Test :

= √̅dimana:

d = = 1d ndan

S = ∑ = 1 − (d − d)n − 1Tabel bantuan perhitungan paired T Test

Bayi Berat Badan bayi(gram)

X2-X1(di)

d ̅ (di-d ̅)2Sebelum(X1)

Sesudah(X2)

1 6.600 6.950 350

426,47

5.8482 4.900 5.400 500 5.4073 4.900 5.200 300 15.9954 7000 7.150 150 76.4365 6.600 6.900 300 15.9956 4.600 4.900 300 15.9957 5.000 5.350 350 5.8488 4.900 4.900 0 181.8779 6.700 7.200 500 5.407

10 4.050 4.500 450 55411 6.600 6.900 300 15.99512 5.650 6.900 1.250 678.20213 3.300 3.750 450 55414 4.500 5.200 700 74.81915 7.700 7.900 200 51.28916 5.500 5.950 450 55417 6.600 7.300 700 74.819

Jumlah 95.100 102.350 7.250 1.225.588

S = ∑ = 1 . 225.58817 − 1S = ∑ = 1.225.58816

S = 76.599,25 = 276,76= √̅

= 426,47276,76 √17= 426,47276,76 4,123= 426,4767,125 = 6,353

Daerah penolakan H0 Daerah penerimaan H0 daerah penolakan

-2,120 0 2,1206. Kesimpulan

Karena t hitung (6,353) > t tabel (2,120) maka H0ditolak dan Ha diterima

yang berarti bahwa ada pengaruh pijat bayi terhadap peningkatan berat

badan bayidi wilayah kerja Puskesmas Maligano Kecamatan Maligano

Kabupaten Muna Periode Juli 2016.

C. PAIRED T TEST PADA KELOMPOK KONTROL

Pertanyaan: Apakah ada pengaruh pijat bayi terhadap peningkatan berat

badan bayi, pada tingkat signifikasi (α) = 5%?

Jawab :

1. Hipotesis

H0 : Tidak ada pengaruh pijat bayi terhadap peningkatan berat badan bayi

H0 : µ2 - µ1

Ha : Ada pengaruh pijat bayi terhadap peningkatan berat badan bayi

Ha: µ2 ≠ µ1

2. Jenis uji statistik yang tepat digunakan sesuai dengan tujuan, jenis sampel,

jumlah sampel dan jenis dat, maka ujiannya adalah paired T test

3. Tingkat signifikasi (α) = 0,05 dan df= n-1 = 33, jadi titik kritisnya t =

2,0345.

4. Kriteria pengujian:

a. Jika ρ value < 0,05 atau nilai t hitung > t tabel maka H0 ditolak dan

Ha diterima yang berarti ada pengaruh pijat bayi terhadap peningkatan

berat badan bayi di wilayah kerja Puskesmas Maligano Kecamatan

Maligano Kabupaten Muna Periode Juli 2016.

b. Jikaρ value > 0,05 atau nilai t hitung < t tabel maka H0 diterima dan

Ha ditolak yang berarti tidak ada pengaruh pijat bayi terhadap

peningkatan berat badan bayi di wilayah kerja Puskesmas Maligano

Kecamatan Maligano Kabupaten Muna Periode Juli 2016.

5. Dengan menggunakan rumus paired T Test :

= √̅dimana:

d = = 1d ndan

S = ∑ = 1 − (d − d)n − 1Tabel bantuan perhitungan paired T Test

Bayi Berat Badan bayi(gram)

X2-X1 (di)2

d ̅ (di-d ̅) (di-d ̅)2Sebelum

X1Sesudah

X2(di)

1 4.300 4.500 200 40.000 167,64 32 1.0472 6.850 7.100 250 62.500 167,64 82 6.7833 6.100 6.200 100 10.000 167,64 -68 4.5754 5.500 5.700 200 40.000 167,64 32 1.0475 4.950 5.100 150 22.500 167,64 -18 3116 6.150 6.100 -50 2.500 167,64 -218 47.3677 5.300 5.500 200 40.000 167,64 32 1.0478 4.600 5.000 400 160.000 167,64 232 53.9919 5.400 5.100 -300 90.000 167,64 -468 218.687

10 5.750 6.100 350 122.500 167,64 182 33.25511 5.950 6.000 50 2.500 167,64 -118 13.83912 5.950 6.100 150 22.500 167,64 -18 31113 3.000 3.000 0 0 167,64 -168 28.10314 6.000 6.300 300 90.000 167,64 132 17.51915 6.400 6.700 300 90.000 167,64 132 17.51916 5.950 6.200 250 62.500 167,64 82 6.78317 3.800 4.100 300 90.000 167,64 132 17.519

Jumlah 91.950 94.800 2.850 947.500 469.706

S = ∑ = 469.70617 − 1S = ∑ = 469.70616

S = 29.356,62 = 670,59= √̅

= 167,64670,59 √17= 167,64670,59 4,123= 167,64162,64 = 1,030

Daerah penolakan H0 Daerah penerimaan H0 daerah penolakan

-1,030 0 1,0306. Kesimpulan

Karena t hitung (1,030)< t tabel (2,120) maka H0 diterima dan Ha ditolak

yang berarti bahwa tidak ada pengaruh peningkatan berat badan bayi

terhadap bayi yang tidak dilakukan pijat bayi di wilayah kerja Puskesmas

Maligano Kecamatan Maligano Kabupaten Muna Periode Juli 2016.

Pelaksanaan Pijat Bayi