pengaruh persepsi gaya kepemimpinan dan...
Embed Size (px)
TRANSCRIPT

PENGARUH PERSEPSI GAYA KEPEMIMPINAN DAN
KEPUASAN KERJA TERHADAP
PADA KARYAWAN
PT. BUMI SERPONG DAMAI Tbk. TANGERANG
ADAM MUHAMMAD PUTRA PERDANA106070002203
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
ORGANIZATIONAL
CITIZENSHIP BEHAVIOR (OCB)
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi)
Oleh :

1432 H 2011 M/

1
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi)
Oleh :
PENGARUH PERSEPSI GAYA KEPEMIMPINAN DAN
KEPUASAN KERJA TERHADAP
PADA KARYAWAN
PT. BUMI SERPONG DAMAI Tbk. TANGERANG
ADAM MUHAMMAD PUTRA PERDANA106070002203
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
ORGANIZATIONAL
CITIZENSHIP BEHAVIOR (OCB)

2
/1432 H 2011 M

1
Skripsi yang berjudul PENGARUH PERSEPSI GAYA KEPEMIMPINAN DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP
PADA KARYAWAN PT. BUMI SERPONG DAMAI Tbk. TANGERANG telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta p a tanggal 14 Februari2011. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Program Strata 1 (S1) pada Fakultas Psikologi.
Jakarta, 14 Februari 2011
Sidang Munaqasyah
Dekan/Ketua Merangkap Anggota
Pembantu Dekan/Sekretaris Merangkap Anggota
Anggota
Penguji I Penguji II/ Pembimbing I
Pembimbing II
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Jahja Umar, Ph.DNIP. 130 885 522
Dra. Fadhilah Suralaga, M.SiNIP.19561223 198303 2 001
Miftahuddin, M.SiNIP. 19730317 200604 1 001
Prof. Dr. Abdul Mujib, M.AgNIP. 19680614 199704 1 001
ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR (OCB)

Liany Luzvinda, M.SiNIP. 150 411 152

3

PENGARUH PERSEPSI GAYA KEPEMIMPINAN DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP
PADA KARYAWAN PT. BUMI SERPONG DAMAI Tbk. TANGERANG
Adam Muhammad Putra Perdana106070002203
Prof. Dr. Abdul Mujib, M.AgNIP. 19680614 199704 1 001
Liany Luzvinda, M.SiNIP. 150 411 152
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR (OCB)
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk memenuhi salah satu
persyaratan memperoleh gelar Sarjana Psikologi (S.Psi)
Oleh:
Dibawah Bimbingan
Pembimbing I Pembimbing II

2
1432 H 2011 M/

PERNYATAAN
Adam Muhammad Putra Perdana
106070002203
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Adam Muhammad Putra Perdana
NIM : 106070002203
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul PENGARUH PERSEPSI
GAYA KEPEMIMPINAN DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP
PADA KARYAWAN
PT. BUMI SERPONG DAMAI Tbk. TANGERANG adalah benar merupakan
karya saya sendiri dan tidak melakukan tindakan plagiat dalam penyusunan karya
tersebut. Adapun kutipan-kutipan yang ada dalam penyusunan karya ini telah saya
cantumkan sumber pengutipannya dalam skripsi. Saya bersedia untuk melakukan
proses yang semestinya sesuai dengan undang-undang yang berlaku jika ternyata
skripsi ini secara prinsip merupakan plagiat dari karya orang lain.
Demikian pernyataan ini dibuat untuk dipergunakan seperlunya.
Jakarta, Februari 2010
Yang Menyatakan,
ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR (OCB)

Motto Kehidupan
”Manusia Yang Paling Dicintai Oleh Allah
SWT. Adalah Manusia Yang Paling
Bermanfaat Bagi Manusia Yang Lain.”
(HR. Ibnu Al-Asqalani)
“Fan Shi Gan Jie”
“Apapun Yang Terjadi Patut Disyukuri”
(Pepatah China Kuno)

1
ABSTRAK
Fakultas Psikologi
Februari 2011
Adam Muhammad Putra Perdana
Pengaruh Persepsi Gaya Kepemimpinan Dan Kepuasan Kerja Terhadap
Pada Karyawan PT. Bumi
Serpong Damai Tbk. Tangerang
XV + 135 Halaman + 30 Lampiran
Kesuksesan dan keberhasilan suatu organisasi atau perusahaan dapat ditentukan
oleh banyak hal, salah satu hal terpenting yang dapat enentukannya adalah
sumber daya manusia (SDM) yang dimiliki. Perusahaan yang dapat mengelola
dan mengoptimalkan SDM secara berkualitas, dipastikan akan meraih
kesuksesan dan produktivitas yang tinggi. Oleh karena itu sumber daya
manusia (SDM) merupakan aset yang sangat penting dan berharga bagi
perusahaan. Salah satu perilaku yang dapat meningkatkan produktivitas
perusahaan adalah perilaku .Perilaku OCB merupakan perilaku yang dilakukan secara sukarela (sekehendak
hati) oleh karyawan dengan tanpa meminta imbalan apapun dari perusahaan
dan secara langsung dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi di dalam
perusahaan. Perilaku ini dapat muncul dikarenakan karyawan berupaya
membalas budi atas perlakuan baik yang ditunjukkan oleh perusahaan
terhadap dirinya. Adapun perilaku yang dapat meningkatkan perilaku OCB
adalah gaya kepemimpinan dan kepuasan kerja. Hal ini b asarkan berbagai
penelitian yang dilakukan oleh para ahli. Yang mana variabel gaya
kepemimpinan dan kepuasan kerja merupakan utama terhadap
Organizational Citizenship Behavior (OCB)
organizational citizenship behavior (OCB)
predictor

2
meningkatnya perilaku OCB pada karyawan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh persepsi gaya
kepemimpinan dan kepuasan kerja terhadap
. Adapun variabel yang terdapat dalam penelitian ini
berjumlah 19 variabel, (IV) berjumlah 18 variabel dan
(DV) berjumlah 1 variabel. Sedangkan teknik pengambilan
sampel yang terdapat dalam penelitian ini adalah dan
jumlah sampel yang terdapat dalam penelitian ini sebanyak 33 karyawan PT.
Bumi Serpong Damai Tbk. Tangerang. Adapun analisis data dalam penelitian
ini menggunakan uji regresi berganda pada taraf signifikansi 0,05 atau 5%.
Hasil atau kesimpulan yang terdapat dalam penelitian ini menunjukkan bahwa
terdapat pengaruh yang signifikan persepsi gaya kepemi pinan dan kepuasan
kerja terhadap dengan nilai
signifikansi sebesar 0,024 atau P < 0,05. Adapun nilai (R2) dari
semua variabel penelitian yang telah diujikan adalah s esar 0,789 atau 78,9%
dan sisanya sebesar 21,1% dapat disebabkan oleh aspek u faktor lainnya
yang dapat memberikan pengaruh terhadap perilaku OCB Sedangkan dari ke-
18 IV, terdapat tiga IV yang memiliki pengaruh dan signifikansi yang tinggi
terhadap , yakni
, dan . Adapun variabel lainnya
bila diujikan satu per satu, tidak memiliki pengaruh y ng signifikan terhadap
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, maka penulis me berikan saran kepada
pihak manajemen perusahaan agar memperhatikan dan meningkatkan gaya
kepemimpinan atasan yang lebih efektif dan meningkatka kepuasan kerja
pada karyawan. Adapun bila pihak perusahaan ingin melakukan intervensi
terhadap meningkatnya perilaku OCB pada karyawan, maka dapat
diperhatikan dan lebih diutamakan pada variabel
dalam gaya kepemimpinan transaksional dan pada variabel
dan dalam kepuasan kerja. Apabila variabel
tersebut dilakukan secara efektif, maka dapat dipastikan bahwa perilaku OCB
pada karyawan pun akan semakin tinggi. Selain itu penulis memberikan
masukan untuk penelitian selanjutnya agar menggunakan mpel penelitian
yang lebih banyak dan memperhatikan proses birokrasi, waktu, materi, analisis
organizational citizenship
behavior (OCB)
independent variable
dependent variable
accidental sampling
organizational citizenship behavior (OCB)
R Square
.
organizational citizenship behavior (OCB) management by
exception passive supervision, communication
organizational citizenship behavior (OCB).
management by exception-
passive
supervision communication

3
data, serta teori-teori yang berhubungan dengan penelitian yang hendak
diteliti.
Bahan Bacaan: 21 buku + 10 jurnal + satu skripsi

1
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahiim
alhamdullilahSyukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT., karena
berkat segala kekuasaan dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Shalawat serta salam semoga terlimpahkan kepada Nabi besar Muhammad SAW.
serta pengikutnya sampai akhir zaman.
Terselesaikannya skripsi ini tentunya tidak luput dari berbagai bantuan
pihak eksternal atau luar, oleh karena itu izinkanlah penulis mengucapkan rasa
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
Bapak Jahja Umar, Ph.D, selaku Dekan Fakultas Psikologi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, beserta jajarannya. Pudek bagian akademik Ibu Dra.
Fadhilah Suralaga, M.Si, Pudek bagian keuangan Bapak Bambang Suryadi,
Ph.D, dan Pudek bagian kemahasiswaan Ibu Zahrotun Nihayah, M.Si.
Bapak Prof. Dr. Abdul Mujib, M.Ag dan Ibu Liany Luzvinda, M.Si yang telah
membimbing, mengarahkan , dan memberikan saran serta ide dalam
penyusunan skripsi ini. Penulis banyak mendapatkan masukan, ide,
pengetahuan, serta wawasan yang telah diberikan selama penulis berjuang di
kampus tercinta ini.
Ibu Sitti Evangeline Imelda Suaidy M.Si,.Psi, selaku Pembimbing Akademik yang
hari-harinya cukup dipadati oleh kami yang selalu membutuhkan bimbingan
dan motivasi.
Seluruh Dosen Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatull h Jakarta yang telah
memberikan ilmu dan pengetahuannya dengan penuh kesabaran dan
keikhlasan, semoga Allah memberikan berlipat-lipat pahala atas amal yang
telah diberikan.

2
Kedua orang tua penulis Bapak H. Bambang Setiawan, S.H dan Ibu Eti Nurhayati
yang senantiasa memberikan dukungan serta doa yang tulus dalam proses
pembelajaran yang dilakukan penulis selama ini serta dalam proses
penyelesaian skripsi. Terima kasih banyak penulis ucapkan untuk kedua orang
tua yang telah banyak berjuang, memberikan kasih sayang, dan bersusah
payah dalam membimbing dan membina penulis agar meraih impian dan
kesuksesan dalam dunia dan akhirat.
Saudara kandung (adik) penulis, Annisa Muslim. Yang senantiasa diharapkan agar
dapat membanggakan kedua orang tua, kakak, agama, lingkungan, dan negara.
Semoga sukses dalam mencapai karir dan proses pembelajaran yang
cemerlang nan gemilang.
Para staf karyawan PT. Bumi Serpong Damai Tbk. Tangerang selaku ubjek
penelitian. Khususnya para pimpinan dan staf HRD (Bapak Syukur, Ibu
Jeannie, Ibu Sandy, Bapak Sukma, Bapak Toni, Ibu Maya, Bapak Arief,
Bapak Ikhsani, Mas Ary, Mas Safendo, Ibu Woro, Ibu Desi, Ibu Yohana, Ibu
Ismi, Agung, Putri, dan Dinda) yang sudah penulis anggap sebagai keluarga
dan telah membimbing serta membantu penulis dalam proses penyelesaian
skripsi ini.
Para Guru dan Sahabat yang tergabung dalam NLPTM dan
yang telah banyak mengajarkan dan membantu penulis dalam
menyadarkan tentang kehidupan. Terutama untuk Bapak Drs.
Asep Haerul Gani, Psi dan Mas Teddi Prasetya Yuliawan, S.Psi yang
senantiasa memotivasi penulis agar dapat menyelesaikan skripsi ini se-
mungkin.
Teman-teman psikologi angkatan 2006 khususnya kelas A serta teman-teman
angkatan di atas dan di bawah penulis, terima kasih banyak atas
kebersamaannya dalam suka nan bersahabat dan begitu pula atas
pembelajarannya selama ini. Khususnya untuk Muti, Ade, Fajar, Iqbal, Obi,
Hypnotherapy
Community
goal setting
excelence

3
Adiyo, Dimas, Dwi, Reza, Korina, Maihan, dan Amie yang telah membantu
penulis dalam berbagi pengetahuan. Serta teman-teman FP2I (Forum
Pengkajian Psikologi Islam) yang telah berjuang menyeb dan mengkaji
psikologi islam. Takkan pernah penulis lupakan jasa te an-teman FP2I yang
banyak membantu dan mengajarkan bagaimana caranya mengemban amanah
dan bertanggung jawab dalam sebuah organisasi.
Para staf pegawai bagian Akademik, Umum, Keuangan, dan Perpustakaan
Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah banyak
membantu dalam proses birokrasi dan kemudahan bagi penulis dalam
pembelajaran di kampus tercinta ini.
Semua pihak yang belum bisa disebutkan satu persatu, karena dukungan moral,
doa, dan pengertian mereka, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Hanya
kata terima kasih yang sebesar-besarnya penulis haturkan, semoga mereka
mendapatkan balasan yang setimpal atas usaha yang telah mereka berikan.
Hanya asa dan doa yang penulis panjatkan semoga pihak ang membantu
dalam proses penyelesaian skripsi ini mendapatkan ridho dan balasan yang
berlipat ganda dari Allah SWT, amin.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih cukup jauh dari kesempurnaan,
untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun san tlah diharapkan untuk
dapat menyempurnakan skripsi ini.
Akhir kata, sangat besar hasrat dan harapan penulis semoga skripsi ini
memberikan manfaat yang sangat besar, khususnya bagi penulis dan umumnya
bagi siapa saja yang membaca dan berkeinginan untuk mengeksplorasinya lebih
lanjut.
Jakarta, Februari 2011

4
Penulis

DAFTAR ISI
Judul Skrips i
Lembar Pengesahan Panitia Ujian
Lembar Pengesahan Pembimbing
Lembar Pernyataan Keas lian Skrips i
Motto Kehidupan
Abstrak
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Tabel
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Penelitian
1.2. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.4. Sis tematika Penulisan
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1. (OCB)
………………………………………………………………….. i
………………………………………….. ii
…………………………………………... iii
………………………………………. iv
…………………………………………………………….. v
………………………………………………………………………... vi
………………………………………………………………. viii
………………………………………………………………………. xi
………………………………………………………………….. xv
……………………………………………………. 1
……………………………………….... 1
…………………………… 15
1.3.1. Pembatasan masalah ………………………………………... 15
1.3.2. Perumusan masalah ………………………………………… 17
………………………………….. 19
1.4.1. Tujuan penelitian …………………………………………… 19
1.4.2. Manfaat penelitian ………………………………………….. 20
1.4.2.1. Manfaat teoritis …………………………………….. 20
1.4.2.2. Manfaat praktis …………………………………….. 20
……………………………………………... 21
………………………………………………... 23
……………………… 23
2.1.1. Definisi ………. 23
2.1.2. Dimensi-dimensi
Organizational Citizenship Behavior
organizational citizenship behavior (OCB)
organizational citizenship

2
2
……………………………………………... 25
2.1.3. Faktor-faktor yang mempengaruhi
…………………………………. 27
2.1.4. Manfaat
terhadap organisasi …………………………………………. 32
……………………………………. 34
2.2.1. Definisi persepsi …………………………………………….. 34
2.2.2. Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi ………………… 35
2.2.3. Definisi gaya kepemimpinan ………………………………... 37
2.2.4. Gaya kepemimpinan transaksional dan transformasional …… 39
2.2.4.1. Definisi gaya kepemimpinan transaksional ………… 39
2.2.4.2. Definisi gaya kepemimpinan transformasional …….. 42
2.2.5. Aspek-aspek gaya kepemimpinan transaksional
dan kepemimpinan transformasional ………………………... 44
2.2.5.1. Aspek-aspek gaya kepemimpinan transaksional …… 44
2.2.5.2. Aspek-aspek gaya kepemimpinan transformasional .. 46
2.2.6. Persepsi gaya kepemimpinan transaksional dan
transformasional ……………………………………………. 49
……………………………………………………. 50
2.3.1. Definisi kepuasan kerja ……………………………………... 50
2.3.2. Teori-teori kepuasan kerja …………………………………... 52
2.3.3. Faktor-faktor penentu kepuasan kerja ………………………. 54
2.3.4. Aspek-aspek kepuasan kerja ………………………………… 58
2.3.5. Dampak dari kepuasan dan ketidakpuasan kerja ……………. 59
…………………………………………………. 62
………………………………………………… 68
…………………………………… 71
………………………………….. 71
behavior (OCB)
organizational
citizenship behavior (OCB)
organizational citizenship behavior (OCB)
2.2. Persepsi Gaya Kepemimpinan
2.3. Kepuasan Kerja
2.4. Kerangka Berpikir
2.5. Hipotes is Penelitian
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

3
3
3.1.1. Pendekatan penelitian ……………………………………….. 71
………………………………………………... 71
3.2.1. Definisi variabel …………………………………………….. 71
3.2.2. Definisi konseptual …………………………………………. 72
3.2.3. Definisi operasional ………………………………………… 73
………………………………………………. 76
3.3.1. Populasi ……………………………………………………... 76
3.3.2. Sampel ………………………………………………………. 76
3.3.3. Teknik pengambilan sampel ………………………………… 77
………………………………………. 78
3.4.1. Instrumen penelitian ………………………………………... 78
………………………………………………………. 83
3.5.1. Uji validitas ………………………………………………… 83
3.5.2. Uji reliabilitas ………………………………………………. 88
………………………………………………... 88
………………………………………………. 92
………………………………... 94
…………………………….. 94
4.1.1. Responden berdasarkan jenis kelamin ……… ………………. 94
4.1.2. Responden berdasarkan usia …………………………………. 95
4.1.3. Responden berdasarkan status pekerjaan ……………………. 96
4.1.4. Responden berdasarkan tingkat pendidikan …………………. 96
4.1.5. Responden berdasarkan masa kerja ………………………….. 98
……………………………………………………... 98
4.2.1. Kategorisasi skor ……... 100
4.2.2. Kategorisasi skor persepsi gaya kepemimpinan ……………. 101
3.2. Variabel Penelitian
3.3. Populasi dan Sampel
3. 4. Teknik Pengumpulan Data
3.5. Uji Instrumen
3.6. Prosedur Penelitian
3.7. Teknik Analisis Data
BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN
4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian
4.2.
De
skripsi Data
organizational citizenship behavior

4
4
4.2.3. Kategorisasi skor kepuasan kerja …………………………… 102
……………………………………………….. 103
4.3.1. Uji hipotesis varian IV terhadap DV ……………………….. 107
4.3.2. Proporsi varian ……………………………………………… 111
………………………. 120
……………………………………………………….. 120
…………………………………………………………….. 123
………………………………………………………………. 130
5.3.1. Saran teoritis ………………………………………………… 130
5.3.2. Saran praktis ………………………………………………… 131
………………………………………………………. 133
4.3. Has il Uji Hipotesis
BAB V KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
5.2. Diskus i
5.3. Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

1
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Kerangka Berpikir Penelitian ……………………………………… 67
Tabel 3.1 Skala ……..
79
Tabel 3.2 Skala Persepsi Gaya Kepemimpinan Transaksional ……. 80
Tabel 3.3 Skala Persepsi Gaya Kepemimpinan Transformasional ... 81
Tabel 3.4 Spector ………………….. 82
Tabel 3.5 Bobot Nilai Tiap Jawaban Semua Skala …………………………... 83
Tabel 3.6 Uji Validitas Skala
……………………………………………………………... 84
Tabel 3.7 Uji Validitas Skala Persepsi Gaya Kepemimpinan
Transaksional ……………………………………………………... 85
Tabel 3.8 Uji Validitas Skala Persepsi Gaya Kepemimpinan
Transformasional …………………………………………………. 86
Tabel 3.9 Uji Validitas Spector …… 87
Tabel 4.1 Responden Berdasarkan Jenis Kelamin …………………………... 94
Tabel 4.2 Responden Berdasarkan Usia ……………………………………... 95
Tabel 4.3 Responden Berdasarkan Status Pekerjaan ……………………….... 96
Tabel 4.4 Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ……………………... 97
Tabel 4.5 Responden Berdasarkan Masa Kerja …………………………….... 98
Tabel 4.6 Analisis Deskriptif ……………………………………………….... 99
Tabel 4.7 Persebaran Skor ……
100
Tabel 4.8 Persebaran Skor Persepsi Gaya Kepemimpinan Transaksional …... 101
Tabel 4.9 Persebaran Skor Persepsi Gaya Kepemimpinan
Transformasional …………………………………………………. 102
Tabel 4.10 Persebaran Skor Kepuasan Kerja …………………………………. 103
Tabel 4.11 Model Analisis Regresi Dari Ke-18 IV ………………... 104
Blueprint Organizational Citizenship Behavior (OCB)
Blueprint
Blueprint
Blueprint Job Satisfaction Survey (JSS)
Blueprint Organizational Citizenship Behavior
(OCB)
Blueprint
Blueprint
Blueprint Job Satisfaction Survey (JSS)
Organizational Citizenship Behavior (OCB)
Summary

2
Tabel 4.12 Anova Analisis Regresi Dari Ke-18 IV …………………………... 105
Tabel 4.13 Analisis Regresi Dari Ke-18 IV ……………………... 106
Tabel 4.14 Proporsi Varian IV Yang Terkait Dengan DV ……………………. 112
Coefficients

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Penelitian
Krisis globalisasi yang terjadi saat ini banyak memberikan dampak yang sangat
besar dalam hal persaingan bisnis baik secara lokal maupun global serta perubahan
pada faktor ekonomi, teknologi, sosial, maupun budaya. Dampak tersebut secara
langsung dapat memberikan efek negatif yang cukup besar bagi banyak
perusahaan, sehingga menyebabkan timbulnya berbagai macam tekanan dan
tuntutan yang tentunya harus dipenuhi oleh setiap perusahaan. Salah satu tuntutan
yang terbesar adalah bagaimana perusahaan tersebut berusaha secara responsif
dan selektif menanggapi perubahan eksternal yang terjadi dan mampu berbenah
diri agar dapat tetap bertahan dan tetap sukses dalam menjalankan roda
perusahaan.
Agar perusahaan mampu untuk tetap bersaing dan sukses, maka
perusahaan dituntut untuk memiliki kemampuan dalam hal membuat rencana
pengembangan dan memaksimalkan peran sumber daya manusia (SDM) secara
berkualitas. Ulrich (dalam Ferry, 2006) mengatakan bahwa kunci su s dalam
menangani suatu perubahan adalah terletak pada sumber daya manusia (SDM),
yaitu sebagai dan agen perubahan terus-menerus, pembentuk proses,
serta budaya yang secara bersamaan dapat meningkatkan kemampuan perubahan
inisiator

2
organisasi.
Seorang karyawan diharapkan agar lebih produktif atau berdaya guna bagi
perusahaannya, karena produktivitas seorang karyawan dapat menentukan
produktivitas perusahaan secara keseluruhan. Adapun produktivitas seorang
karyawan terlihat dari tingkat kinerja yang ditampilkannya di dalam perusahaan.
Oleh karena itu, agar perusahaan mampu terus bersaing, tetap bertahan, dan tetap
sukses di era globalisasi ini, maka perusahaan tersebut harus mampu mengelola
dan memaksimalkan peran sumber daya manusia (SDM) dengan sebaik mungkin ,
karena sumber daya manusia merupakan aset yang sangat erharga bagi
perusahaan. Artinya bahwa perusahaan harus mampu memperbaiki kinerja secara
keseluruhan dengan meningkatkan kemampuan dan keterampilan karyawannya.
Salah satu perilaku yang dapat meningkatkan produktivitas karyawan di
dalam perusahaan adalah perilaku atau disebut juga sebagai perilaku
(perilaku kewarganegaraan dalam
organisasi). atau singkatnya perilaku OCB,
sangat mempengaruhi efektivitas dan efisiensi individu yang pada akhirnya dapat
meningkatkan produktivitas perusahaan. Dijelaskan bahwa perilaku yang
ditampilkan oleh seorang karyawan di tempat kerja sangatlah menentukan
kesuksesan sebuah perusahaan. Tentunya, yang dimaksud dalah perilaku yang
sangat menguntungkan bagi organisasi baik dari segi keuntungan ( ) yang
didapatkan maupun keuntungan lainnya.
Menurut Deluga (dalam Madhu & Krishnan, 2005) perilaku atau
extra-role
organizational citizenship behavior
Organizational citizenship behavior
profit
extra-role

3
perilaku OCB merupakan suatu perilaku yang dilakukan secara spontanitas yang
melebihi suatu pekerjaan wajib yang telah ditetapkan dalam organisasi (
) atau disebut juga sebagai perilaku , yang mana seorang
karyawan tersebut melakukan perilaku yang tidak menjadi kewajibannya atau
. Jacqueline (dalam Bukhari, 2008) mengatakan bahwa perilaku OCB
adalah suatu perilaku , dimana perilaku tersebut merupakan perilaku
yang tidak dibutuhkan dalam organisasi dan hanya lebih mengandalkan praktek
semata dalam kesediaan seorang karyawan sebagai konsekuensinya dengan
lingkungan organisasi.
Menurut Organ (2006),
. Singkatnya, perilaku OCB adalah
suatu perilaku individu yang dilakukan secara sukarela (sekehendak hati) yang
tidak berkaitan secara langsung atau eksplisit dengan stem ganjaran formal, yang
mana perilaku ini dapat meningkatkan fungsi efisiensi an efektivitas di dalam
organisasi. Dilakukan secara sukarela, menurut Organ (dalam Elanain, 2007)
bahwa perilaku OCB sebagai tipe perilaku yang bukanlah sebagai suatu bagian dari
organisasi, tetapi lebih dari suatu pilihan individu tu sendiri yang
apabila perilaku ini tidak dilakukan, maka tidak akan mendapat hukuman dari
organisasi.
Menurut Organ (dalam Giap, Hackermeier, Jiao, & Wagdarikar, 2005)
job
description in-role
extra-role
extra role
“Organizational citizenship behavior (OCB) is
individual behavior that is discretionary, not directl r explicitly recognized by
the formal reward system, and in the aggregate promotes the efficient and
effective functioning of the organization"
job description

4
menyatakan bahwa keseluruhan suksesnya suatu organisasi adalah memiliki
karyawan yang mampu bekerja melebihi tanggung jawab pe an formal mereka
dan secara sukarela (sekehendak hati) dapat memberikan waktu dan energi mereka
untuk kesuksesan organisasi. Karyawan seperti itulah yang dapat meningkatkan
produktivitas organisasi dengan menampilkan perilaku yang menguntungkan bagi
organisasi. Tanpa diminta pun, mereka akan melakukan pekerjaan dengan
seikhlasnya dan secara sukarela.
Sedangkan menurut Davis dan Newstorm (dalam Farah, 2008)
bahwasanya karyawan yang memiliki perilaku OCB akan berperilaku sosial secara
positif dalam hal membantu orang lain, seperti bekerja secara sukarela terhadap
pekerjaan tertentu, berbagi pengetahuan, serta koperatif terhadap orang lain. Dapat
dikatakan bahwa karyawan yang memiliki perilaku OCB yang tinggi mampu
menampilkan unjuk kinerja yang lebih baik dibandingkan karyawan yang ti ak
menampilkan perilaku OCB.
Smith, Bateman, dan Organ (dalam Jahangir, Akbar, Mohammad, & Haq,
2004) melakukan suatu penelitian yang menyelidiki tentang penyebab-penyebab
terjadinya perilaku OCB, dan mereka mengungkapkan bahwa kepuasan kerja
merupakan utama terhadap munculnya perilaku OCB. Selain kepuasan
kerja, terdapat pula komitmen organisasi, persepsi peran, perilaku pemimpin
(kepemimpinan) dan interaksi antara atasan dengan bawahan, persepsi keadilan,
penempatan individu, serta umur karyawan. Ketujuh aspek di atas merupakan
penyebab-penyebab yang telah diteliti oleh beberapa ah i yang dapat
predictor

5
meningkatkan perilaku OCB karyawan di tempat kerja.
Berdasarkan pernyataan Organ dkk. tersebut, bahwasanya kepuasan kerja
sangat mempengaruhi munculnya perilaku OCB. Hal ini dapat terjadi karena
seorang karyawan yang merasa puas akan lebih merasa bahwa meraka adalah
bagian dari organisasi yang memiliki hak dan kewajiban untuk membangun
perusahaan dengan sebaik mungkin serta mereka merasa berhutang budi terhadap
perlakuan baik yang diberikan oleh pihak perusahaan. Menurut Organ (dalam
Farah, 2008) bahwa karyawan yang memiliki kepuasan kerja akan menunjukkan
perilaku OCB karena karyawan tersebut mencari cara untuk membalas organisasi
yang telah memperlakukannya dengan baik.
Salah satu motivasi terbesar seseorang dalam bekerja adalah berkenaan
dengan kepuasan kerja yang diperolehnya di tempat kerja. Menurut Miller dan
Form (dalam Anoraga, 2001) menyatakan bahwa motivasi seseorang dalam
bekerja tidak hanya dikaitkan pada kebutuhan-kebutuhan ekonomis belaka, sebab
seseorang akan tetap bekerja walaupun sudah tidak memb tuhkan hal-hal yang
bersifat materil. Bahkan walaupun seluruh keluarganya ah diasuransikan untuk
jaminan masa depan anak-anaknya, tetap saja orang itu bekerja. Hal tersebut
dilakukan oleh mereka karena imbalan yang mereka peroleh dari bekerja itu adalah
imbalan sosial, seperti respek dan pengaguman dari rekan-rekan kerja mereka.
Menurut Spector (1997), “
Singkatnya, kepuasan kerja
Job satisfaction is simply how people feel about
their jobs and different aspects of their jobs. It is tent to which people like
(satisfaction) or dislike (dissatisfaction) their jobs”.

6
dianggap sebagai suatu perasaan seseorang secara umum rhadap pekerjaannya
ataupun sebagai suatu rangkaian yang saling berhubunga dari sikap-sikap
seseorang terhadap aspek-aspek atau bagian-bagian dari pekerjaannya. Kepuasan
kerja merupakan suatu sikap positif yang menyangkut penyesuaian diri yang sehat
dari para karyawan terhadap kondisi dan situasi kerja, termasuk didalamnya
masalah upah, kondisi sosial, kondisi fisik, dan kondi i psikologis.
Seorang karyawan akan merasa puas atas kinerja yang telah dilakukannya,
apabila sesuatu yang ia kerjakan itu dianggapnya telah memenuhi harapan serta
sesuai dengan tujuan ia bekerja. Kartini (1994) menyimpulkan bahwa salah satu
kepuasan sejati yang dapat diperoleh dari lingkungan kerja ialah rasa bangga, puas,
dan keberhasilan dalam melaksanakan tugas pekerjaan sampai tuntas, yang
disebut sebagai pemuas insting keahlian atau keterampi an. Karena prestasi kerja
atau kesuksesan sesorang dalam berkarya dapat meningkatkan status sosial,
respek, dan pengakuan dari lingkungan masyarakatnya.
Berdasarkan atas teori kepuasan kerja ( ) Spector
yang digunakan dalam penelitian ini, yang mana dalam teori tersebut terdapat
sembilan aspek yang memiliki pengaruh terhadap perilaku OCB. Kesembilan
aspek tersebut adalah
dan
Menurut Spector (1997) yang melakukan penelitian terhadap 2.870 sampel yang
berkaitan dengan teori kepuasan kerja, didapatkan hasil penelitian yang
menunjukkan bahwa aspek atau kepemimpinan memiliki skor
job satisfaction survey
pay, promotion, supervision, fringe benefits, continge
rewards, operating conditions, coworkers, nature of work, communication .
supervision

7
tertinggi dibanding aspek lainnya dalam mempengaruhi kepuasan kerja. Dimana
secara tidak langsung bahwa kepuasan kerja sangat memp garuhi perilaku OCB,
sehingga dapat dikatakan bahwa dalam hasil penelitian ang dilakukan oleh
Spector tersebut, aspek memiliki pengaruh yang signifikan pula
terhadap perilaku OCB.
Adapun selain aspek , aspek lainnya yang memiliki skor
tertinggi adalah pada aspek , d imana aspek ini adalah kepuasan
akan ganjaran dan penghargaan yang diberikan oleh perusahaan terhadap
karyawan atas performa baik yang telah dilakukannya di dalam perusahaan.
Sehingga seorang karyawan akan menampilkan perilaku OCB apabila karyawan
tersebut mendapatkan ganjaran dan penghargaan yang seh nya didapatkan dari
perusahaan. Dalam artian, bahwa semakin tinggi ganjaran dan penghargaan yang
didapatkan oleh karyawan, maka akan semakin tinggi pul perilaku OCB pada
karyawan dan begitupun sebaliknya. Dengan demikian bahwa aspek
dan diasumsikan memiliki pengaruh yang signifikan dan
tinggi terhadap munculnya perilaku OCB pada karyawan
Selain kepuasan kerja yang dapat mempengaruhi munculnya perilaku
OCB, perilaku kepemimpinan seorang atasan dapat mempengaruhi munculnya
perilaku OCB. Hal ini berdasarkan atas teori dan hasil penelitian yang dilakukan
oleh Organ dkk. (dalam Jahangir, Akbar, Mohammad, & Haq, 2004) yaitu
mengenai perilaku atau atasan. Perihal yang berkaitan dengan perilaku
atasan adalah sikap atau gaya kepemimpinan yang diterapkannya dalam
supervision
supervision
contingent rewards
supervision
contingent rewards
supervisor

8
menjalankan roda organisasi atau perusahaan. Apabila gaya kepemimpinan yang
diterapkan oleh atasan cukup sesuai serta efektif dengan keadaan atau kondisi
karyawan, tentunya karyawan tersebut akan merasa puas dan secara sukarel
melakukan berbagai hal yang dapat menguntungkan perusahaan dan dapat
meningkatkan produktivitas perusahaan.
Hal terpenting yang terdapat pada gaya kepemimpinan atasan bagi
karyawannya adalah bagaimana karyawan tersebut mempersepsikan perilaku
atasannya. Apabila karyawan mempersepsikan peran atasan sangat baik dalam
mengelola dan memimpin organisasi maka dapat dikatakan bahwa karyawan
merasa nyaman dalam bekerja sehingga dari perasaan nyaman tersebut, karyawan
dipastikan dapat menampilkan perilaku yang sangat meng tungkan organisasi.
Hal inilah yang menjadi faktor terpenting dalam kepemi pinan, dimana seorang
karyawan merasakan dan memberikan penilaian terhadap perilaku atasan dalam
perilaku kepemimpinannya secara keseluruhan.
Kartini (2009) mengatakan bahwa kepemimpinan memiliki beberapa unsur,
yakni kemampuan mempengaruhi orang lain, bawahan, atau kelompok dan
kemampuan mengarahkan tingkah laku bawahan atau orang ain, serta untuk
mencapai tujuan organisasi atau kelompok. Dengan demikian, kepemimpinan
adalah suatu tindakan seorang pemimpin dalam mempengaruhi, mengarahkan
atau membimbing, dan memimpin anggota-anggota kelompok yang dibawahinya
dalam usaha untuk mencapai tujuan bersama yang telah d tentukan secara efektif
dan efisien. Berdasarkan hal tersebut, maka dapat dikatakan bahwa kepemimpinan

9
merupakan seni dalam mempengaruhi orang lain atau sekelompok orang yang
bekerja bersama-sama guna mencapai tujuan organisasi secara keseluruhan.
Berdasarkan teori yang dikembangkan oleh Maxwell (dalam Marpaung,
2007) dalam bukunya “ (Hukum Hubungan),
mengatakan bahwa kemampuan seorang pemimpin yang baik alah dengan
menyentuh hati orang lain terlebih dahulu, sebelum mem nta seseorang
mengikutinya. Sehingga seorang pemimpin yang efektif adalah seorang pemimpin
yang dapat memberikan inspirasi kepada bawahannya dan bukan hanya sekedar
memerintah. Inspirasi yang mampu menggugah dan memberikan jalan keluar
(solusi) bagi pengikutnya akan menjadi suatu proses pembelajaran yang efektif
untuk pemberdayaan seluruh organisasinya.
Dua varian gaya kepemimpinan yang dikembangkan oleh Bass, yaitu gaya
kepemimpinan transaksional dan transformasional diasumsikan memiliki dampak
yang signifikan terhadap munculnya perilaku OCB. Pada kepemimpinan
transformasional, pemimpin mendorong bawahan untuk berhasrat memiliki
performa atau kinerja yang lebih baik untuk mencapai kemajuan dan kesuksesan
organisasi. Adapun pada kepemimpinan transaksional, pe impin memberikan
imbalan atas usaha-usaha bawahan yang telah dilakukannya bagi organisasi.
Menurut Bass dan Riggio (2006) kepemimpinan transaksional menekankan
akan adanya transaksi yang terjadi diantara pemimpin, olega, dan bawahan.
Pertukaran atau transaksi tersebut berdasarkan pada pemimpin yang bersepakat
dengan bawahan mengenai apa yang dibutuhkan dan menetapkan kondisi serta
The Law of Connection”

10
sehingga mereka akan menerimanya jika mereka memenuhi persyaratan
tersebut. Berdasarkan hal tersebut, maka kepemimpinan saksional didasari
oleh transaksi antara seorang pemimpin dengan bawahannya. Dalam hal ini, yang
dimaksud dengan transaksi adalah pemimpin menjelaskan pa yang diharapkan
dari bawahannya dan imbalan yang akan mereka terima ji mereka dapat
memenuhi harapan pemimpin, menurut Bass (dalam Akhsan & Nina, 2009).
Pada gaya kepemimpinan transaksional menurut Bass dan ggio (dalam
Munandar, 2005) bahwa terdapat empat aspek yang dapat mempengaruhi gaya
kepemimpinan transaksional. Adapun keempat aspek tersebut adalah
dan . Menurut Organ (dalam Asgari, Daud, Ahmad, & Sama, 2008)
menjelaskan bahwa variabel memiliki hubungan yang positif
dan signifikan terhadap perilaku OCB. Hasil penelitian tersebut menunjukkan
bahwa seorang karyawan akan menampilkan perilaku OCB apabila mereka
mendapatkan penghargaan dan imbalan yang sesuai dengan ang diharapkannya.
Menurut Bass (dalam Akhsan & Nina, 2009) kepemimpinan
transformasional adalah gaya kepemimpinan yang memotivasi para bawahannya
untuk bekerja mencapai tujuan-tujuan yang lebih tinggi untuk aktualisasi diri
daripada hanya untuk mencapai minat pribadi semata. Dan juga sebagai gaya
kepemimpinan yang mengkonsentrasikan usaha bawahan kep da tujuan jangka
panjang, menempatkan nilai dan menekankan pada pengemb gan visi,
melakukan perubahan atau meluruskan sistem yang telah a, serta melatih para
reward,
contingent
reward, management by exception-active, management by ception-passive,
laissez faire
contingent reward

11
bawahan untuk mengambil tanggung jawab yang lebih besar untuk perkembangan
mereka sendiri juga perkembangan orang lain.
Dengan kata lain bahwa seorang pemimpin transformasional adalah
seorang pemimpin yang menstimulasi dan menginspirasi b han untuk
mencapai hasil yang luar biasa dan dalam prosesnya mengembangkan kapasitas
kepemimpinan mereka. Pemimpin transformasional membantu bawahannya
bertumbuh dan berkembang dan merespon kebutuhan-kebutuhan individu dengan
meluruskan tujuan-tujuan individu, pemimpin, kelompok, dan organisasi secara
lebih besar (Bass & Riggio, 2006).
Pada gaya kepemimpinan transformasional menurut Bass d Riggio
(dalam Munandar, 2005) bahwa terdapat lima aspek yang dapat mempengaruhi
gaya kepemimpinan transformasional. Adapun kelima aspek tersebut adalah
dan . Kelima aspek tersebut
diasumsikan memiliki dampak yang positif dan signifikan terhadap peningkatan
perilaku OCB pada karyawan. Aspek-aspek tersebut secara teoritis berupaya untuk
mengembangkan peran karyawan ke arah yang lebih baik dan menguntungkan
bagi karyawan serta secara keseluruhan dapat menguntungkan dalam hal
meningkatkan produktivitas perusahaan.
Sedangkan menurut Podsakoff, MacKenzie, dkk. (dalam Madhu &
Krishnan, 2005) bahwa berpengaruh secara negatif
terhadap perilaku OCB, hal ini dikarenakan bahwa tekanan yang terus menerus
attributed charisma, inspirational leadership, intellectual stimulation,
individualized consideration, idealized influence
intellectual stimulation

12
dialami oleh bawahan untuk berpikir dengan cara atau metode yang baru, ide-ide
yang lebih baik, serta cara-cara kreatif dalam melakukan sesuatu. Sehingga
karyawan merasa jenuh dengan perlakuan atasan yang terus menerus meminta
bawahan untuk menumbuhkan dan mengembangkan ide-ide ba dan
memberikan saran-saran atau masukan kepada atasan. Seh ngga berdasarkan atas
perlakuan tersebut dapat menjadikan karyawan atau bawahan merasa enggan
untuk menampilkan perilaku OCB di dalam organisasi atau perusahaan.
Penerapan gaya kepemimpinan transaksional dan transformasional secara
bersama-sama dapat membuat bawahan lebih termotivasi untuk bekerja keras,
memiliki kemampuan bekerja sama dalam kelompok, mendapatkan penilaian yang
lebih tinggi dalam kinerja, dan memperkuat ikatan emos onal antara pemimpin
dengan bawahan. Dikarenakan kepemimpinan transformasional dibangun atas
fondasi kepemimpinan transaksional, dimana kepemimpina transformasional
dapat menghasilkan tingkat-tingkat usaha dan kinerja b han, di atas standar
yang biasa terjadi bila hanya menggunakan kepemimpinan saksional (Bass dan
Riggio, 2006).
Adapun penelitian ini dilakukan di PT. Bumi Serpong Damai Tbk.
Tangerang. Perusahaan tersebut adalah sebuah perusahaan pengembang kota
mandiri ( ) dengan motto “ “ yang
merencanakan, membangun, dan mengelola kota baru di daerah Tangerang.
Berdiri pada tanggal 16 Januari 1984 dan sejak tahun 1989 merupakan pelopor
pembangunan kota mandiri di wilayah Jabotabek dan memp yai SK. ijin lokasi
property bussiness Big City, Big Opportunity

13
seluas 6.000 hektar. Mayoritas kepemilikan saham PT. Bumi Serpong Damai Tbk.
dipegang oleh Sinarmas Grup dan sisanya dimiliki oleh arner Investment
(Labuan) Bhd, Salim Group, dan Pembangunan Jaya Group.
PT. Bumi Serpong Damai Tbk. merupakan salah satu perus aan terbesar
yang berdiri di daerah Tangerang. Hal ini dapat terlihat dari jumlah karyawan yang
dipekerjakannya, yakni sekitar ±1.500 karyawan yang tersebar di seluruh bisnis
unit yang dikelola oleh PT. Bumi Serpong Damai Tbk. De gan jumlah karyawan
yang begitu banyak, bisa dikatakan bahwa peran SDM bag perkembangan dan
kemajuan perusahaan sangatlah begitu besar dan vital. al tersebut tentunya
menjadi pekerjaan besar bagi manajemen perusahaan dala mengelola SDM
secara efektif dan efisien. Jika pihak perusahaan mampu mengelola dan
memaksimalkan peran SDM dengan sangat baik, maka dapat dipastikan bahwa
produktivitas perusahaan pun akan terus meningkat.
Namun, berdasarkan penelitian awal yang dilakukan oleh peneliti,
diperoleh beberapa data dan fakta tentang banyaknya perilaku karyawan yang
bertolak belakang dengan konsep atau teori dari perilaku OCB itu sendiri. Adapun
perilaku yang bertolak belakang tersebut yakni perilaku karyawan yang kurang
menggunakan waktu aktif bekerja secara efektif dan efisien, seperti bermain
pada waktu aktif bekerja, menambah atau melambat-lambatkan jam istirahat pada
saat waktu makan siang, banyak bersenda gurau dengan rekan sekerja tanpa ada
manfaatnya, banyak bersantai pada saat masuk waktu beribadah, tidur saat jam
game

14
aktif bekerja, dan masih banyak lagi. Hal tersebut ten ya banyak memberikan
masukan kepada peneliti untuk dapat lebih mendalami perilaku OCB yang
terdapat pada karyawan PT. Bumi Serpong Damai Tbk. dan berusaha meneliti
serta menguji hal apa sajakah yang dapat mempengaruhi perilaku OCB tersebut.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Asgari, Daud, Ahmad,
dan Sama (2008) bahwa gaya kepemimpinan sangatlah memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap perilaku OCB. Menurut hasil penelitian tersebut, gaya
kepemimpinan transaksional dan transformasional memiliki hubungan yang kuat
atau signifikan dengan perilaku OCB. Begitu pun halnya dengan penelitian yang
dilakukan oleh Madhu dan Krishnan (2005) yang menunjuk bahwa gaya
kepemimpinan transformasional sangat berhubungan dengan perilaku OCB.
Namun dalam penelitian tersebut tingkat signifikansi yang positif terhadap perilaku
OCB hanya terdapat pada dimensi dan yang
dipengaruhi oleh kepemimpinan transformasional. Hal te but dapat terjadi
karena seorang pemimpin transformasional memotivasi ba han mereka untuk
bekerja melebihi harapan dan meningkat secara signifikan, yang ditunjukkan pada
dimensi dan yang mendukung pengaruh tersebut.
Adapun hasil penelitian yang dilakukan oleh Hasanbasri (2007) mengenai
kepuasan kerja dengan perilaku OCB menyatakan bahwa kepuasan kerja memiliki
hubungan yang cukup signifikan. Artinya semakin tinggi nilai kepuasan kerja
karyawan maka akan semakin tinggi pula perilaku OCB karyawan. Hubungan ini
dapat dijelaskan bahwa perilaku karyawan dalam melaksanakan tugas yang
altruism conscientiousness
altruism conscientiousness

15
melebihi kewajiban formal ini dapat ditentukan apabila ia mendapatkan rasa puas
dalam pekerjaannya tersebut.
Berdasarkan hasil penelitian awal dan beberapa hasil penelitian yang telah
dilakukan, maka peneliti berkeinginan untuk menguji dan membuktikan apakah
gaya kepemimpinan transaksional dan transformasional serta kepuasan kerja dapat
mempengaruhi munculnya perilaku OCB di tempat kerja. Oleh maka itu, peneliti
merasa sangat tertarik untuk meneliti perilaku OCB dalam kaitannya dengan gaya
kepemimpinan dan kepuasan kerja. Dengan demikian penelitian ini berjudul
1.2.1. Pembatasan masalah.
Mengingat luas dan kompleksnya permasalahan yang terdapat dalam penelitian
ini, maka perlu adanya pembatasan masalah mengenai
Persepsi Gaya Kepemimpinan dan Kepuasan Kerja.
Gaya kepemimpinan yang penulis angkat dalam penelitian ini adalah gaya
kepemimpinan yang dikembangkan oleh Bass dan terdapat dua varian gaya
kepemimpinan yaitu gaya kepemimpinan transaksional dan transformasional.
Adapun batasan yang berkenaan dengan variabel yang terdapat dalam penelitian
“Pengaruh Perseps i Gaya Kepemimpinan Dan Kepuasan Kerja Terhadap
Pada Karyawan PT. Bumi
Serpong Damai Tbk. Tangerang”.
1.2. Pembatasan dan Perumusan Masalah
Organizational Citizenship Behavior (OCB)
Organizational
Citizenship Behavior (OCB),

16
ini akan dijelaskan secara rinci di bawah ini:
yang dimaksud dalam penelitian ini
adalah suatu perilaku yang dilakukan oleh individu atau laryawan secara
sukarela (sekehendak hati) yang bukanlah suatu kewajiban kerjanya (
) dan dengan tanpa meminta imbalan apapun sehingga mampu
meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam organisasi.
Persepsi gaya kepemimpinan transaksional yang dimaksud dalam peneliti n ini
adalah suatu perilaku atau aktivitas yang dilakukan oleh kary an dalam
memberikan penilaian terhadap perilaku atasan yang berdasarkan atas suatu
sikap atau gaya kepemimpinan yang memotivasi dan mengarahkan bawahan
dengan memberikan imbalan atau pertukaran terhadap pekerjaan yang telah
dilakukan untuk dapat meningkatkan produktivitas bawahan.
Persepsi gaya kepemimpinan transformasional yang dimaksud dalam penelitian
ini adalah suatu perilaku atau aktivitas yang dilakukan oleh karyawan d lam
memberikan penilaian terhadap perilaku atasan yang berdasarkan atas suatu
sikap atau gaya kepemimpinan yang memotivasi dan mengarahkan bawahan
dalam mencapai tujuan-tujuan hidup yang lebih tinggi (aktualisasi diri) serta
mampu membuat perubahan-perubahan (transformasi) pada diri bawahan
agar dapat bekerja secara efektif dan efisien.
Kepuasan kerja yang dimaksud dalam penelitian ini adalah suatu perasaan
Organizational citizenship behavior (OCB)
job
description

17
emosional seseorang dalam pencapaian atau penghargaan adap
pekerjaannya dan perasaan emosional tersebut meliputi sa puas maupun
tidak puas dari berbagai macam aspek pekerjaan.
Adapun batasan atau karakteristik dari subjek penelitian yang hendak peneliti
angkat dalam penelitian ini adalah para karyawan yang iri dari para
karyawan dan karyawati PT. Bumi Serpong Damai Tbk. Tangerang dengan
status karyawan tetap maupun tidak tetap, minimal berpendidikan SLTA,
memiliki atasan langsung (manajer), serta berusia antara 20-50 tahun.
Sehingga dengan batasan ini, dapat memudahkan peneliti dalam membuat
suatu penelitian dan agar tidak memberikan kesan yang sangat meluas
terhadap penelitian yang akan diteliti.
1.2.2. Perumusan masalah.
Adapun perumusan masalah yang terdapat dalam penelitia ini adalah sebagai
berikut:
Apakah ada pengaruh yang signifikan persepsi gaya kepemimpinan d n
kepuasan kerja terhadap pada
karyawan PT. Bumi Serpong Damai Tbk. Tangerang?
Apakah ada pengaruh yang signifikan dalam variabel persepsi
organizational citizenship behavior (OCB)
contingent reward

18
gaya kepemimpinan transaksional terhadap
pada karyawan?
Apakah ada pengaruh yang signifikan dalam
variabel persepsi gaya kepemimpinan transaksional terh ap
pada karyawan?
Apakah ada pengaruh yang signifikan dalam
variabel persepsi gaya kepemimpinan transaksional terh ap
pada karyawan?
Apakah ada pengaruh yang signifikan dalam variabel persepsi gaya
kepemimpinan transaksional terhadap
pada karyawan?
Apakah ada pengaruh yang signifikan dalam variabel
persepsi gaya kepemimpinan transformasional terhadap
pada karyawan?
Apakah ada pengaruh yang signifikan dalam variabel
persepsi gaya kepemimpinan transformasional terhadap
pada karyawan?
Apakah ada pengaruh yang signifikan dalam variabel
persepsi gaya kepemimpinan transformasional terhadap
pada karyawan?
Apakah ada pengaruh yang signifikan dalam
variabel persepsi gaya kepemimpinan transformasional terhadap
organizational citizenship
behavior (OCB)
management by exception-active
organizational
citizenship behavior (OCB)
management by exception-passive
organizational
citizenship behavior (OCB)
laissez faire
organizational citizenship behavior
(OCB)
attributed charisma
organizational
citizenship behavior (OCB)
inspirational leadership
organizational
citizenship behavior (OCB)
intellectual stimulation
organizational
citizenship behavior (OCB)
individualized consideration

19
pada karyawan?
Apakah ada pengaruh yang signifikan dalam variabel
persepsi gaya kepemimpinan transformasional terhadap
pada karyawan?
Apakah ada pengaruh yang signifikan dalam variabel kepuasan kerja
terhadap pada karyawan?
Apakah ada pengaruh yang signifikan dalam variabel kepuasan kerja
terhadap pada karyawan?
Apakah ada pengaruh yang signifikan dalam variabel kepuasan kerja
terhadap pada karyawan?
Apakah ada pengaruh yang signifikan dalam variabel kepuasan
kerja terhadap pada karyawan?
Apakah ada pengaruh yang signifikan dalam variabel
kepuasan kerja terhadap pada
karyawan?
Apakah ada pengaruh yang signifikan dalam variabel
kepuasan kerja terhadap pada
karyawan?
Apakah ada pengaruh yang signifikan dalam variabel kepuasan kerja
terhadap pada karyawan?
Apakah ada pengaruh yang signifikan dalam variabel kepuasan
kerja terhadap pada karyawan?
organizational citizenship behavior (OCB)
idealized influence
organizational
citizenship behavior (OCB)
pay
organizational citizenship behavior (OCB)
promotion
organizational citizenship behavior (OCB)
supervision
organizational citizenship behavior (OCB)
fringe benefits
organizational citizenship behavior (OCB)
contingent rewards
organizational citizenship behavior (OCB)
operating conditions
organizational citizenship behavior (OCB)
coworkers
organizational citizenship behavior (OCB)
nature of work
organizational citizenship behavior (OCB)

20
Apakah ada pengaruh yang signifikan dalam variabel kepuasan
kerja terhadap pada karyawan?
1.3.1. Tujuan penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh persepsi gaya kepemimpinan
dan kepuasan kerja terhadap pada
karyawan PT. Bumi Serpong Damai Tbk. Tangerang.
1.3.2. Manfaat penelitian
Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat serta
menambah wacana keilmuan dalam salah satu bidang psikologi, yaitu psikologi
industri dan organisasi, khususnya mengenai
, gaya kepemimpinan transaksional dan transformasional, serta
kepuasan kerja dan juga sebagai bahan referensi bagi penelitian selanjutnya.
Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan mampu
communication
organizational citizenship behavior (OCB)
organizational citizenship behavior (OCB)
organizational citizenship
behavior (OCB)
1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.3.2 .1. Manfaat Teoritis
1.3.2 .2. Manfaat Praktis

21
memberikan masukan dan pertimbangan yang sangat berharga (referensi) kepada
pihak perusahaan pada khususnya dan kepada khalayak ramai pada umumnya
untuk menentukan arah kebijakan pihak manajemen dalam rangka meningkatkan
gaya kepemimpinan yang lebih efektif dan efisien untuk dapat diterapkan oleh
para pimpinan (atasan) perusahaan atau organisasi dan meningkatkan kepuasan
kerja karyawan sehingga dapat menumbuhkan dan meningkatkan perilaku OCB
pada karyawan agar dapat meningkatkan produktivitas kerja serta bekerja secara
efektif dan efisien pada karyawan dalam mencapai tujuan-tujuan perusahaan
yang telah ditetapkan.
: Pendahuluan; menguraikan tentang Latar Belakang Masalah,
Identifikasi Masalah, Pembatasan dan Perumusan Masalah Tujuan dan
Manfaat Penelitian, serta Sistematika Penulisan.
: Kajian Pustaka; menguraikan tentang
Persepsi Gaya Kepemimpinan (Kepemimpinan
Transaksional dan Transformasional) dan Kepuasan Kerja, Kerangka
Berpikir, serta Hipotesis Penelitian.
1.4. Sis tematika Penulisan
BAB I
BAB II Organizational Citizenship
Behavior (OCB),

22
Dalam deskripsi teoritis
berisi tentang definisi
dimensi-dimensi , faktor-
faktor yang mempengaruhi
serta manfaat bagi
organisasi.
Dalam deskripsi teoritis persepsi gaya kepemimpinan (kepemimpinan
transaksional dan transformasional), berisi tentang definisi persepsi,
faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi, definisi gay
kepemimpinan, definisi gaya kepemimpinan transaksional dan
transformasional, aspek-aspek gaya kepemimpinan transaksional dan
transformasional, serta definisi persepsi gaya kepemimpinan
transaksional dan transformasional.
Dalam deskripsi teoritis kepuasan kerja, berisi tentan definisi kepuasan
kerja, teori-teori kepuasan kerja, aspek-aspek kepuasa kerja, faktor-
faktor penentu kepuasan kerja, dan dampak dari kepuasan dan
ketidakpuasan kerja.
: Metodologi Penelitian; membahas tentang Pendekatan Penelitian,
Definisi Konseptual dan Operasional, Populasi dan Sampel Penelitian
serta Teknik Pengambilan Sampel, Teknik Pengolahan Data atau Uji
organizational citizenship behavior (OCB),
organizational citizenship behavior (OCB),
organizational citizenship behavior (OCB)
organizational citizenship behavior
(OCB), organizational citizenship behavior (OCB)
BAB III

23
Instrumen (Instrumen Penelitian, Uji Validitas, dan Uji Reliabilitas),
Prosedur Penelitian, serta Teknik Analisis Data.
: Analisis Hasil Penelitian; membahas tentang Gambaran Umum Subjek,
Deskripsi Data, dan Hasil Uji Hipotesis.
: Penutup; membahas tentang Kesimpulan Hasil Penelitian, Diskusi, dan
Saran Teoritis dan Praktis.
BAB 1V
BAB V

BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1. Organizational Citizenship Behavior (OCB)
2.1.1. Definisi
Perilaku kewarganegaraan dalam organisasi atau
merupakan suatu konsep yang baru dalam hal analisis kinerja.
Konsep ini menjelaskan bahwa perilaku OCB dilakukan oleh seorang individu
dengan penuh kebebasan (sekehendak hati) dalam menentukan sesuatu dan saling
pengertian dengan tanpa adanya permintaan imbalan atau ganjaran formal lainnya
terhadap organisasi, sehingga perilaku ini sangat membantu dan menguntungkan
organisasi. Konsep perilaku ini pertama kali diperkenalkan pada pertengahan tahun
1980-an oleh Dennis Organ dan terus berkembang meluas.
Pemberian definisi perilaku OCB yang dilakukan oleh para peneliti
terdahulu tidaklah terdapat banyak perbedaan dalam konteks konten dan latar
belakangnya, hanya terdapat beberapa sikap konsisten yang ditemukan dalam
tatacara interpretasinya. Jacqueline (dalam Bukhari, 2008) mengatakan bahwa
perilaku OCB adalah suatu perilaku , yakni suatu perilaku yang tidak
dibutuhkan dalam organisasi dan lebih mengandalkan praktek semata terhadap
kesediaan seorang karyawan sebagai konsekuensinya dalam lingkungan
organisasi. Sedangkan menurut Todd (dalam Bukhari, 200 ) menyatakan bahwa
organizational citizenship behavior (OCB)
organizational citizenship
behavior (OCB)
extra role

2
2
perilaku OCB memberikan pengaruh yang besar terhadap keseluruhan efektivitas
organisasi dengan penambahan kerangka kerja sosial dalam lingkungan kerja.
Menurut Deluga (dalam Madhu & Krishnan, 2005) perilaku OCB diartikan
sebagai suatu perilaku spontanitas yang dapat melebihi suatu pekerjaan wajib yang
telah ditetapkan oleh organisasi ( ) atau disebut juga sebagai
perilaku , yang mana seorang bawahan melakukan perilaku yang ti ak
menjadi kewajibannya atau . Van Dyne (dalam Jahangir, Akbar, & Haq,
2004) mengemukakan konstrak perilaku atau perilaku OCB yang lebih
luas, yang diartikannya sebagai suatu perilaku yang menguntungkan organisasi
dan semata-mata dilakukan hanya untuk kepentingan organisasi dan perilaku ini
dilakukan secara sukarela (sekehendak hati), diluar harapan-harapan yang ada
dalam organisasi. Adapun hal terpenting yang terdapat dalam perilaku OCB adalah
adanya suatu pengaruh yang besar dalam hal keuntungan ( ) namun tidak
pada kepuasan pelanggan, menurut Koys (Dalam Bukhari, 2008).
Begum (dalam Asgari, Abu, Ahmad, & Sama, 2008) berpendapat bahwa
berkenaan dengan seperangkat
perilaku yang dilakukan secara sukarela (sekehendak hati) di tempat kerja yang
dapat melebihi suatu persyaratan-persyaratan dasar dalam pekerjaan (
). Sehingga perilaku OCB acapkali digambarkan sebagai suatu perilaku
yang terdorong oleh panggilan tugas yang datangnya dari dalam diri sendiri.
Contoh lainnya yang terdapat dalam perilaku OCB adalah mengenai kesediaan
seorang karyawan untuk bertindak dalam mencegah permas an yang dapat
job description
in-role
extra-role
extra-role
profit
organizational citizenship behavior (OCB)
job
description

3
3
terjadi dengan karyawan lain dan mentaati segala peraturan, regulasi, dan prosedur
organisasi ketika tanpa seorang pun mengamati perilakunya tersebut.
Menurut Organ (2006), “
". Singkatnya, perilaku OCB adalah
suatu perilaku individu yang dilakukan secara sukarela (sekehendak hati) yang
tidak berkaitan secara langsung atau eksplisit terhadap sistem ganjaran ( )
formal dan perilaku ini dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam
organisasi. Dilakukan secara sukarela (sekehendak hati), menurut Organ (dalam
Elanain, 2007) menggambarkan perilaku OCB sebagai tipe perilaku yang bukanlah
bagian dari organisasi, tetapi lebih dari suatu pilihan individu tu
sendiri yang apabila tidak dilakukan, maka tidak akan endapat hukuman dari
organisasi.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
(OCB) adalah suatu perilaku yang dilakukan
oleh individu atau karyawan secara sukarela (sekehendak hati) yang bukanlah
suatu kewajiban kerjanya ( ) dan dengan tanpa meminta imbalan
apapun sehingga mampu meningkatkan efisiensi dan efekt tas dalam organisasi.
2.1.2. Dimensi-dimensi (OCB)
Organizational citizenship behavior is
individual behavior that is discretionary, not directly or explicitly recognized by
the formal reward system, and in the aggregate promotes the efficient and
effective functioning of the organization
reward
job description
organizational citizenship behavior
job description
organizational citizenship behavior

4
4
Terdapat lima dimensi yang memiliki kontribusi dalam
(OCB), yakni
dan . Berikut ini adalah penjelasan secara terperinci dari dimensi-
dimensi yang terdapat dalam menurut
Organ, Podsakoff, dan MacKenzie (2006), yakni:
, yaitu perilaku yang dilakukan oleh individu secara sukarela
(sekehendak hati) dalam peranannya sebagai seorang karyawan yang memiliki
pengaruh untuk membantu individu tertentu yang memiliki permasalahan
dalam organisasi. Menurut Organ (dalam Jahangir dkk., 2004) perilaku
misalnya membantu rekan kerja baru dan secara sukarela
meluangkan waktunya kepada orang lain dalam bekerja yang secara khusus
ditujukan kepada individu lainnya tetapi tetap berkontribusi terhadap efisiensi
dalam kelompok dengan memperbesar kinerja individu.
, yaitu perilaku yang dilakukan oleh individu secara sukarela
(sekehendak hati) yang menguntungkan dan melebihi apa yang
dipersyaratkan oleh organisasi seperti membantu pekerjaan karyawan yang
tidak hadir, mematuhi peraturan dan regulasi perusahaan, merelakan waktu
istirahat, dan sebagainya. Menuru t Organ (dalam Jahangir dkk., 2004) perilaku
misalnya menggunakan waktu secara efisien, beristirahat
secukupnya, serta mampu memperbesar efisiensi antara individu dan
kelompok.
organizational citizenship
behavior altruism, conscientiousness, sportsmanship, courtesy,
civic virtue
organizational citizenship behavior (OCB)
Altruism
altruism
Conscientiousness
conscientiousness

5
5
, yaitu perilaku yang dilakukan oleh individu secara sukarela
(sekehendak hati) dalam kesediaannya sebagai seorang karyawan yang
menunjukkan sikap toleransi terhadap situasi yang kura g ideal dalam
organisasi dan tanpa mengeluh sedikit pun. Menurut Organ (dalam Jahangir
dkk., 2004) perilaku misalnya menghindari keluhan serta
memperbaiki sejumlah waktu yang telah terbuang di dalam organisasi.
, yaitu perilaku yang dilakukan oleh individu secara sukarela
(sekehendak hati) dalam peranannya sebagai karyawan yang membantu
mencegah timbulnya masalah yang berhubungan dengan pekerjaan atau
masalah pekerjaan yang timbul dari pihak luar maupun rekan kerja. Menurut
Organ (dalam Jahangir dkk., 2004) perilaku misalnya memberikan
perhatian dan peringatan, mengkomunikasikan informasi yang tepat,
membantu dalam mencegah timbulnya permasalahan, dan memfasilitasi
penggunaan waktu dalam organisasi.
, yaitu perilaku yang dilakukan oleh individu secara sukarela
(sekehendak hati) dalam peranannya yang mengindikasikan bahwa ia terlibat
secara langsung dan bertanggung jawab atas kelangsungan organisasi yang
beurusan dengan kehidupan perusahaan. Menurut Organ (dalam Jahangir
dkk., 2004) perilaku misalnya melayani organisasi dan secara
sukarela merawat fungsi serta menaikkan ketertarikan kepada organisasi.
Sportsmanship
sportsmanship
Courtesy
courtesy
Civic Virtue
civic virtue

6
6
2.1.3. Faktor-faktor yang mempengaruhi
Smith, Bateman, dan Organ (dalam Jahangir, Akbar, & Haq, 2004) melakukan
suatu penelitian yang menyelidiki tentang penyebab-pen ebab terjadinya perilaku
OCB, dan mereka menyatakan bahwa kepuasan kerja merupakan
utama terhadap perilaku OCB. Setelah dua dekade lamanya penelitian tersebut,
kepuasan kerja masih menjadi yang terbaik sebagai terhadap perilaku
OCB. Hasil ini cukup berpengaruh bahwa perilaku OCB kemungkinan besar dapat
muncul apabila karyawan merasa puas dalam bekerja. Hal tersebut betul-betul
dapat mempertimbangkan bermacam-macam individu dan var el organisasi
yang biasa ditemukan dalam mempengaruhi kesediaan seorang karyawan untuk
melakukan perilaku OCB. Berikut ini adalah beberapa faktor yang dapat
mempengaruhi seorang karyawan dalam melakukan perilaku OCB, yakni:
Kepuasan kerja dan komitmen organisasi
Kepuasan kerja diyakini memiliki suatu hubungan yang p itif dengan
kinerja dan perilaku OCB, secara bergantian keduanya memiliki suatu
pengaruh yang sangat signifikan dalam hal absensi, , dan stres kerja
menurut Davis (dalam Jahangir, Akbar, & Haq, 2004). Seorang karyawan
yang memiliki level tinggi pada kepuasan kerjanya, akan memiliki
kecenderungan yang besar dalam melakukan perilaku OCB (Brown dalam
Jahangir, Akbar, & Haq, 2004).
organizational citizenship behavior
(OCB)
predictor
predictor
turn over

7
7
Berhubungan dengan kepuasan kerja, komitmen organisasi acapkali
disebut sebagai penyebab terjadinya perilaku OCB. Komitmen organisasi
diartikan sebagai suatu kepercayaan dan dukungan yang kuat terhadap tujuan
organisasi dan memiliki hasrat yang kuat pula dalam memelihara keanggotaan
organisasi menurut Van Dyne dkk. (dalam Jahangir, Akbar, & Haq, 2004).
Dikarenakan komitmen organisasi dapat memelihara arah perilaku karyawan
ketika yang tersisa hanya ada harapan kecil dalam ganjaran formal menurut
Allen dan Meyer (dalam Jahangir, Akbar, & Haq, 2004). Hal tersebut terlihat
logis bahwa komitmen dalam organisasi dapat memunculkan perilaku OCB
yang terutama tidak bergantung pada penguatan atau gan ran formal.
Persepsi peran
Persepsi peran meliputi persepsi sebagai konflik dan a biguitas peran,
yang mana keduanya diteliti dan memiliki hubungan yang secara negatif
bersignifikan dengan perilaku OCB. Dalam catatan lainnya, kemurnian peran
dan fasilitas peran secara positif berhubungan dengan perilaku OCB menurut
Podsakoff dkk. (dalam Jahangir, Akbar, & Haq, 2004). Tetapi sejak ambiguitas
dan konflik peran diteliti dan memiliki pengaruh terhadap kepuasan kerja serta
kepuasan kerja berhubungan dengan perilaku OCB, maka hal tersebut
kemungkinan besar memiliki bagian yang cukup sedikit h ungannya antara
ambiguitas, konflik, dan perilaku OCB yang dimediasikan oleh kepuasan
kerja.

8
8
Perilaku pemimpin dan interaksi antara atasan-bawahan
Kepemimpinan memiliki pengaruh yang cukup kuat terhadap
kesediaan karyawan dalam melakukan perilaku OCB. Beberapa hasil
penelitian menjelaskan bahwa hal tersebut merupakan kualitas dari suatu
hubungan antara karyawan dengan pemimpin menurut Podsakoff dkk. (dalam
Jahangir, Akbar, & Haq, 2004). Kualitas hubungan antara seorang bawahan
dengan atasannya seringkali disebut sebagai (LMX).
Variabel kepemimpinan lainnya yang secara positif berh ungan dengan
perilaku OCB adalah perilaku seorang pemimpin yang
mengungkapkan tentang kepuasan atau apresiasi terhadap kinerja yang baik
menurut Podsakoff dkk. (dalam Jahangir, Akbar, & Haq, 2004). Perilaku
kepemimpinan juga mempengaruhi perilaku OCB secara langsung melalui
persepsi karyawan mengenai keadilan di tempat kerja.
Persepsi keadilan
Persepsi keadilan berhubungan dengan merasakan atau ti aknya
seorang karyawan dalam keputusan organisasi yang dibuat secara wajar dan
sebagai karyawan yang dibutuhkannya (disebut sebagai
) dan menerima atau tidaknya seorang karyawan bahwa mereka
diganjar sesuai dengan tingkat pelatihan, masa jabatan tanggung jawab atau
beban kerja mereka (disebut sebagai ). Persepsi keadilan
secara positif berhubungan dengan perilaku OCB menurut Moorman (dalam
leader member exchange
contingent reward
input procedural
justice
distributive justice

9
9
Jahangir, Akbar, & Haq, 2004).
Penempatan individu
Menurut Organ dan Ryan (dalam Jahangir, Akbar, & Haq, 2004)
menyatakan bahwa variabel-variabel kepribadian meliputi perasaan positif dan
negatif, ketelitian, dan persetujuan yang secara kesel annya diyakini dapat
mempengaruhi seseorang dalam pengenalan diri mereka yang membuat
mereka lebih memiliki kecenderungan dalam melakukan perilaku OCB.
Perilaku OCB terlihat tidak bergantung pada ciri kepribadian seperti
, atau keterbukaan diri seseorang untuk berubah. Fakta
tersebut menunjukkan bahwa perilaku OCB diartikan sebagai suatu perangkat
perilaku utama yang dipengaruhi oleh persepsi di tempat kerja, dan mungkin
dalam mengukur kepribadian tidaklah lebih luas digunakan dalam studi
tentang perilaku OCB. Meskipun begitu, kepribadian menjadi suatu ukuran
yang penting dalam mengontrol pengaruhnya pada perilak ataupun untuk
menyelidiki beberapa perasaan moderat.
Umur karyawan
Perihal yang berkenaan dengan karyawan yang lebih muda dan
karyawan yang lebih tua merupakan suatu gambaran kerja dan diri seorang
karyawan yang memiliki perbedaan secara mendasar. Wagner dan Rush
(dalam Jahangir, Akbar, & Haq, 2004) mencatat bahwa seorang karyawan
yang lebih muda (20-34 tahun) baginya adalah tahun-tah yang cukup
ekstrovert, introvert

10
10
menentukan dan juga terkadang cepat jatuh, kemudian ka yawan yang berusia
pada kisaran (35-55 tahun) lebih memiliki perasaan yang kuat terhadap dirinya
dan tepatnya berhadapan secara langsung dengan kehidupan dan juga
pekerjaan. Mereka berpendapat bahwa karyawan yang lebih muda dapat
mengatur kebutuhan-kebutuhan mereka terhadap kebutuhan organisasi
dengan lebih fleksibel. Berbeda dengan karyawan yang l ih tua yang
berkecenderungan lebih sukar untuk mengurus kebutuhan-kebutuhan mereka
terhadap kebutuhan organisasi. Oleh karena itu, karyawan yang ebih muda
dan karyawan yang lebih tua mungkin berbeda dalam orientasi mereka
terhadap diri sendiri, orang lain, dan pekerjaan. Perb daan ini dapat
membedakan motif yang menonjol terhadap perilaku OCB antara karyawan
yang lebih tua dengan karyawan yang lebih muda.
2.1.4. Manfaat terhadap organisasi
Menurut Organ, Podsakoff, dan MacKenzie (2006), terdapat banyak manfaat
dalam (OCB) terhadap organisasi, adapun
penjelasan manfaat-manfaat tersebut adalah sebagai berikut:
Meningkatkan produktivitas rekan kerja
Karyawan yang membantu dan mempercepat penyelesaian tugas rekan
kerjanya dapat menjadi seorang karyawan yang lebih produktif.
Karyawan yang menggunakan aktivitas pengembangan dalam diri mereka,
organizational citizenship behavior (OCB)
organizational citizenship behavior

11
11
akan menjadi lebih efisien dalam melakukan pekerjaan mereka.
Meningkatkan produktivitas manajer
Karyawan yang menampilkan perilaku , maka bagi seorang
manajer mungkin akan menerima saran dan yang berharga dalam
idenya untuk memperbaiki efektivitas dalam unit kerjanya.
Karyawan yang sopan (yang menghindari terjadinya konflik) menghargai
manajer agar terhindar jatuh dari krisis manajemen.
Menghemat sumber daya untuk tujuan yang lebih produktif
Karyawan yang saling tolong menolong dalam menyelesaikan masalah
pekerjaan, maka tidak perlu melibatkan manajer dan konsekuensinya
adalah manajer dapat memakai waktunya untuk melaksanakan tugas lain .
Karyawan yang menampilkan sikap teliti yang tinggi hanya membutuhkan
pengawasan minim dari manajer sehingga manajer dapat mendelegasikan
tanggung jawab yang lebih besar kepada mereka, dengan begitu banyak
waktu yang bisa digunakan untuk tugas yang lebih penti g.
Membantu menghemat sumber daya yang langka untuk memelihara fungsi
kelompok
Suatu hal yang alami dengan menghasilkan perilaku menolong adalah bahwa
civic virtue
feedback

12
12
hal tersebut dapat mempertinggi semangat tim , moral, d n kepaduan,
kemudian mengurangi kebutuhan anggota kelompok untuk m ghabiskan
energi dan fungsi waktu pemeliharaan dalam kelompok.
Karyawan yang menampilkan perilaku sopan terhadap reka kerjanya dan
bersikap sportif dengan mengurangi konflik antar kelompok, dengan
demikian dapat mengurangi waktu yang terbuang.
Meningkatkan kemampuan organisasi untuk menarik dan mempertahankan
karyawan terbaik
Ketika karyawan berusaha untuk mempromosikan organisasi kepada orang
luar dan berkontribusi terhadap loyalitas (kesetiaan organisasi), organisasi
akan nampak lebih atraktif dalam mencari calon pekerja yang bagus.
Perilaku menolong dapat meningkatkan moral, kepaduan k ompok, dan rasa
saling memiliki dalam kelompok, sehingga akan meningkatkan kinerja
organisasi dan membantu organisasi dalam menarik dan m mpertahankan
karyawan yang terbaik.
Meningkatkan stabilitas kinerja organisasi
Membantu tugas karyawan yang absen dan yang memiliki beban kerja yang
cukup berat dapat meningkatkan stabilitas dalam unit kerja.
Karyawan yang teliti cenderung mempertahankan tingkat inerjanya secara
konsisten, sehingga mengurangi variabilitas dalam unit kerja.

13
13
2.2.1. Definisi persepsi
Menurut Pareek (dalam Sobur, 2003) persepsi dapat didefinisikan sebagai proses
menerima, menyeleksi, mengorganisasi, mengartikan, men , dan memberikan
reaksi terhadap rangsangan panca indera atau data. Dalam perspektif ilmu
komunikasi, persepsi bisa dikatakan sebagai inti komun kasi, sedangkan penafsiran
(interpretasi) adalah inti persepsi yang identik denga penyandian balik ( )
dalam proses komunikasi. Hal tersebut tampak jelas dari definisi yang diberikan
oleh Verderber bahwa persepsi adalah suatu proses menafsirkan informasi secara
inderawi (dalam Sobur, 2003).
Persepsi adalah suatu proses penggunaan pengetahuan ya g telah dimiliki
(yang tersimpan dalam ingatan) untuk mendeteksi atau memperoleh dan
menginterpretasi stimulus (rangsangan) yang diterima oleh alat indera seperti
mata, telinga, hidung, dan lainnya. Secara singkat dapat dikatakan bahwa persepsi
adalah menginterpretasi atau menafsirkan informasi yang diperoleh melalui sistem
alat indera manusia menurut Matlin dan Solso (dalam Suharman, 2005).
Sedangkan menurut Chaplin (2005) menyatakan bahwa, persepsi adalah
proses mengetahui atau mengenali objek atau kejadian objektif dengan bantuan
inderawi. Lain halnya menurut Robbins (dalam Makmuri, 2005) bahwa persepsi
didefinisikan sebagai suatu proses dimana individu mengorganisasikan dan
2.2. Persepsi Gaya Kepemimpinan
decode

14
14
menginterpretasikan impresi sensorinya agar dapat memberikan arti kepada
lingkungan sekitarnya. Dengan demikian, persepsi jauh lebih kompleks dan luas
daripada sensasi. Dikarenakan proses persepsi banyak melibatkan interaksi yang
kompleks dari seleksi, organisasi, dan interpretasi.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
persepsi adalah suatu proses atau perilaku dalam mengindera, mengidentifikasi,
dan memberikan penilaian terhadap rangsangan lingkungan sekitar dengan
menggunakan panca indera.
2.2.2. Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi
Sejumlah faktor dapat berpengaruh dalam memperbaiki atau terkadang
mendistorsi persepsi kita. Faktor-faktor ini dapat terletak pada pelaku persepsi,
objek atau target persepsi, dan dalam konteks situasi imana persepsi itu dibuat
(Makmuri, 2005). Berikut ini adalah penjelasannya:
Pelaku Persepsi
Jika seseorang melihat sebuah target dan mencoba untuk memberikan
interpretasi tentang apa yang dilihatnya, interpretasi tersebut sangat
dipengaruhi oleh karakteristik pribadinya (masing-masing pelaku persepsi).
Sebelum membeli mobil merek tertentu, seseorang tidak pernah menaruh
perhatian pada jumlah mobil merek tersebut di kotanya. Tetapi begitu
membeli mobil tersebut, ia mulai menghitung setiap mobil dengan merek

15
15
sama yang lewat di depannya, seolah-olah jumlahnya menjadi bertambah
banyak. Hal ini merupakan contoh bahwa faktor-faktor y ng berhubungan
dengan pelaku persepsi akan mempengaruhi persepsi terh ap objek tertentu.
Beberapa karakteristik pribadi yang dapat mempengaruhi persepsi adalah
sikap, motif, , pengalaman masa lalu, dan ekspektasi.
Target Persepsi
Karakteristik dalam target persepsi yang sedang diobservasi
mempengaruhi segala hal yang dipersepsikan. Objek-objek yang letaknya
saling berdekatan akan cenderung dipersepsikan sebagai kelompok objek
yang tak terpisahkan. Para karyawan dalam departemen y g khusus akan
dilihat sebagai sebuah kelompok. Manusia, objek, atau peristiwa yang hampir
sama satu sama lain cenderung untuk dikelompokkan bers a. Makin besar
persamaannya, maka makin besarlah kemungkinannya untuk cenderung
mempersepsikan mereka sebagai sebuah kelompok bersama.
Situasi
Elemen-elemen dalam lingkungan sekitar dapat mempengaruhi
persepsi individu. Seseorang mungkin tidak akan memperhatikan seorang
gadis cantik dengan gaun yang menyolok dan ber- berat di sebuah
kelab malam. Tetapi, jika gadis yang sama dengan gaun dan -nya
interest
make up
make up

16
16
yang berat datang keesokan harinya ke tempat ibadah, p sti ia akan menarik
perhatian orang tersebut dan sebagain besar orang disana. Dalam hal ini,
bukanlah pelaku persepsi maupun target persepsi yang berubah, elainkan
situasinya yang berbeda.
2.2.3. Definisi gaya kepemimpinan
Kepemimpinan atau berasal dari bahasa Inggris yakni
(memimpin). sama dengan , atau
membimbing, atau mengarahkan dalam segala bentuk tindakan. adalah
orang yang membimbing dan mengarahkan orang lain, sedangkan atau
kepemimpinan adalah sifat yang dimiliki seseorang sehingga mampu membimbing
orang lain atau kemampuan untuk mempengaruhi orang lain sehingga orang
tersebut dengan kemauan sendiri mau berbuat seperti yang dikehendaki oleh sang
pemimpin.
Menurut Robbins (dalam Makmuri, 2005) kepemimpinan (
didefinisikan sebagai kemampuan seseorang dalam mempengaruhi suatu
kelompok untuk menuju pencapaian tujuan kelompok. Sedangkan menurut
Husaini (2003) kepemimpinan adalah suatu ilmu dan seni mempengaruhi orang
atau kelompok untuk bertindak seperti yang diharapkan tuk mencapai tujuan
secara efektif dan efisien.
Definisi kepemimpinan yang mendasar adalah suatu proses dalam
leadership lead
To lead to guide to direct in action
Leader
leadership
leadership)

17
17
mempengaruhi orang lain agar orang tersebut mau mengikuti dan melaksanakan
tugas yang sudah disepakati bersama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan
dengan tulus dan ikhlas (Parlindungan, 2007). Menurut Maxwell (dalam
Parlindungan, 2007) mendefinisikan kepemimpinan sebagai suatu pengaruh, tidak
lebih dan tidak kurang. Adapun pengertian pemimpin ada ah seseorang yang
mampu melebihi orang lain. Begitu pula dengan definisi yang diberikan oleh
Kartini (2009) yang mengatakan bahwa kepemimpinan itu memiliki beberapa
unsur, yakni kemampuan dalam mempengaruhi orang lain, bawahan atau
kelompok, dan kemampuan mengarahkan tingkah laku bawahan atau orang lain
untuk mencapai tujuan organisasi atau kelompok.
Dari berbagai pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
kepemimpinan merupakan suatu tindakan seorang pemimpin dalam
mempengaruhi, mengarahkan atau membimbing, dan memimpin anggota-anggota
kelompok yang dibawahinya dalam usaha untuk mencapai tujuan bersama yang
telah ditentukan secara efektif dan efisien. Dengan demikian kepemimpinan
merupakan sebagai suatu seni untuk mempengaruhi orang lain atau sekelompok
orang untuk bekerja bersama-sama guna mencapai tujuan bersama kearah
pencapaian tujuan organisasi atau perusahaan. Adapun model kepemimpinan
yang dimaksud dalam penelitian ini adalah model kepemi pinan yang
dikembangkan oleh Bass yakni kepemimpinan transaksiona dan transformasional.
2.2.4. Gaya kepemimpinan transaksional dan transformasional

18
18
Hubungan antara pemimpin dengan pengikutnya atau hubungan antara manajer
dengan bawahannya, merupakan hubungan saling ketergantungan ang pada
umumnya tidak seimbang. Bawahan pada umumnya merasa lebih tergantung
kepada pimpinannya daripada sebaliknya. Dalam proses i teraksi yang terjadi
antara pemimpin dengan bawahan, berlangsung proses saling mempengaruhi
dimana pemimpin berupaya mempengaruhi bawahannya agar berperilaku sesuai
dengan yang diharapkannya agar dapat meningkatkan produktivitas kerja.
Corak interaksi inilah yang dapat menentukan derajat keberhasilan seorang
pemimpin dengan gaya kepemimpinannya. Teori kepemimpinan yang berkaitan
dengan hal ini yaitu teori kepemimpinan transaksional an transformasional yang
dikembangkan oleh Bass dan Avolio. Burn (dalam Bass, 2006) merupakan seorang
yang telah mengkonseptualisasikan teori kepemimpinan transaksional dan
transformasional, lalu dikembangkan dan dimodifikasi oleh Bass. Berikut ini
penjelasan mengenai gaya kepemimpinan transaksional dan transformasional.
Bass (dalam Levy, 2006) menerangkan bahwa kepemimpinan transaksional
berbeda dengan kepemimpinan transformasional, yang mana hubungan antara
pemimpin dan bawahan berdasarkan atas pertukaran atau transaksi, tidak kurang
tidak lebih. Misalnya, pemimpin yang lebih bergaya transaksional daripada
transformasional cenderung menjelaskan kepada bawahan mereka mengenai apa
2.2.4.1. Definis i gaya kepemimpinan transaks ional

19
19
yang diharapkan dari mereka dan apa yang dapat mereka peroleh jika mereka
berhasil mengerjakan harapan-harapan tersebut daripada menekankan bagaimana
bawahan dapat bertumbuh dan berkembang di dalam organi asi. Singkatnya,
pemimpin transaksional menjalankannya gaya kepemimpinannya berdasarkan
, mengganjar bawahan terhadap perilaku yang lebih
spesifik.
Gaya kepemimpinan transaksional memberikan perhatiannya pada
pertukaran dengan bawahannya atau keuntungan untuk pem uhan kebutuhan
bawahan. Pertukaran ini berdasarkan atas perundingan dengan bawahan mengenai
apa yang dibutuhkan dan menetapkan suatu kondisi atau njaran lainnya yang
akan diterima jika itu semua telah memenuhi kebutuhann a. Menurut Bycio dkk.
serta Koh dkk. (dalam Rita & Marselius, 2004) kepemimpinan transaksional adalah
gaya kepemimpinan dimana seorang pemimpin memfokuskan perhatiannya hanya
pada transaksi interpersonal antara pemimpin dengan ka yawan yang melibatkan
hubungan pertukaran. Pertukaran tersebut didasarkan pa a kesepakatan mengenai
klasifikasi sasaran, standar kerja, penugasan kerja, d n penghargaan.
Adapun pengertian gaya kepemimpinan transaksional menurut Bass dan
Riggio (2006) bahwa kepemimpinan transaksional menekankan ada ya transaksi
yang terjadi diantara pemimpin, kolega, dan bawahan. Pertukaran tersebut
berdasarkan atas pemimpin yang bersepakat dengan karyawan mengenai apa yang
dibutuhkan dan atas penetapan kondisi dan yang mana mereka akan
menerimanya jika mereka memenuhi persyaratan tersebut. Dengan kata lain ,
contingent reinforcement
reward,

20
20
pemimpin transaksional adalah seorang pemimpin yang memotivasi bawahannya
dengan memberikan imbalan bagi pelayanan yang dilakuka oleh para
bawahannya tersebut.
Proses yang terjadi dalam kepemimpinan transaksional mendorong
seseorang untuk menampilkan sejumlah daya dan upaya guna berprestasi dalam
pekerjaannya. Dorongan ini sama dengan harapan yang di iliki oleh seseorang
bahwa upaya yang ia lakukan akan dapat mencapai hasil yang sesuai dengan yang
diharapkannya. Model gaya kepemimpinan transaksional menekankan bahwa
seorang pemimpin perlu menentukan hal-hal yang harus d akukan oleh para
bawahan untuk mencapai tujuan. Memberikan motivasi agar bawahan melakukan
tanggung jawab mereka dan para pemimpin transaksional sangat mengandalkan
sistem pemberian penghargaan dan hukuman yang disebut bagai proses
transaksi sehingga hubungan yang terbangun antara pemi pin dan bawahannya
merupakan hubungan transaksi.
Menurut Al-Mailam (dalam Akhsan dan Nina, 2009) gaya kepemimpinan
transaksional ( ) adalah gaya kepemimpinan dimana
seorang pemimpin bertindak sebagai agen perubahan dan membuat pertukaran
atau transaksi dengan karyawan sehingga dapat meningkatkan produktivitas kerja
karyawan. Sedangkan menurut Makmuri (2005) gaya kepemimpinan transaksional
adalah gaya kepemimpinan yang membimbing dan memotivasi para bawahan agar
menuju ke arah pembuatan beberapa tujuan dengan menjel kan peranan dan
tugas-tugas yang diperlukan.
transactional leadership

21
21
Berdasarkan beberapa pendapat di atas mengenai gaya kepemimpinan
transaksional, maka dapat disimpulkan bahwa gaya kepemimpinan transaksional
adalah suatu sikap atau gaya kepemimpinan yang memotivasi dan mengarahkan
bawahannya dengan memberikan imbalan atau pertukaran terhadap pekerjaan
yang telah dilakukan agar dapat meningkatkan produktivitas kerja.
Pemimpin transformasional adalah seorang pemimpin yang menstimulasi dan
menginspirasi para bawahannya untuk mencapai hasil yang luar biasa dan dalam
prosesnya mampu mengembangkan kemampuan mereka sendiri. Pemimpin
transformasional membantu perkembangan bawahannya dan mengembangkannya
menjadi para pemimpin dengan memberikan kebutuhan-kebutuhan individu
bawahannya dengan memberikan kuasa kepada mereka dan d ngan meluruskan
tujuan-tujuan organisasi dan tujuan-tujuan individu bawahan, pemimpin,
kelompok, dan organisasi yang lebih besar. Pemimpin transformasional
memberikan perhatiannya pada mobilitas dan pengarahan terhadap bawahan
dalam pengembangan yang lebih tinggi (transendental).
Menurut Bass (dalam Levy, 2006) mendefinisikan kepemimpinan
transformasional sebagai suatu bentuk gaya kepemimpinan yang mana interaksi
antara pemimpin dan bawahan dapat menaikkan keduanya pada level motivasi dan
moralitas yang lebih tinggi daripada mereka yang mencapainya secara individu.
2.2.4.2. Definis i gaya kepemimpinan transformasional

22
22
Pengaruhnya, pemimpin transformasional mencoba memotiv i bawahan untuk
melebihi minat dan harapan pribadi mereka dan mencapai sesuatu lebih daripada
yang mereka pikirkan mungkin atau dapat terjadi.
Gaya kepemimpinan transformasional adalah gaya kepemimpinan yang
memotivasi para bawahannya untuk bekerja mencapai tujuan-tujuan yang lebih
tinggi atau aktualisasi diri daripada untuk mencapai minat pribad semata. Dan
juga sebagai gaya kepemimpinan yang mengkonsentrasikan usaha mereka pad
tujuan jangka panjang, menempatkan nilai dan menekankan pada pengembangan
visi, melakukan perubahan atau meluruskan sistem yang lah ada, serta melatih
para bawahan untuk mengambil tanggung jawab yang lebih besar untuk
perkembangan mereka sendiri juga perkembangan orang lain menurut Bass (dalam
Akhsan dan Nina, 2009)
Sedangkan menurut Makmuri (2005) gaya kepemimpinan transformasional
adalah gaya kepemimpinan yang memberikan pertimbangan erseorangan ,
stimulasi intelektual, serta memiliki kharisma yang sangat tinggi. Gaya
kepemimpinan transformasional lebih dari sekedar pertukaran, melainkan
memberikan dorongan pada bawahan untuk melakukan kinerja yang diharapkan
dengan melakukan stimulasi intelektual dan menginspirasi para bawahannya untuk
melebihi minat-minat pribadi mereka demi tujuan, misi, dan visi kolektif yang
lebih tinggi.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
gaya kepemimpinan transformasional adalah suatu sikap atau gaya kepemimpinan

23
23
yang memotivasi dan mengarahkan bawahannya dalam mencapai tujuan-tujuan
hidup yang lebih tinggi (aktualisasi diri) serta mampu membuat perubahan-
perubahan (transformasi) pada diri bawahan agar dapat bekerja secara efektif dan
efisien.
2.2.5. Aspek-aspek gaya kepemimpinan transaksional dan transformasional
Gaya kepemimpinan transaksional terjadi ketika ganjaran dari seorang pemimpin
bergantung pada performa bawahannya. Dalam bentuk gaya kepemimpinan ini,
pemimpin berinteraksi dengan bawahannya berdasarkan proses transaksi
(ganjaran formal). Bass dan Avolio (dalam Munandar, 2005) membahas empat
aspek transaksi tersebut, yakni :
Jika bawahan melakukan pekerjaan untuk perusahaan dan
menguntungkan perusahaan, maka mereka dijanjikan imbalan yang setimpal,
mereka dapat mengharapkan untuk memperoleh imbalan yang setimpal, serta
atasan mampu menghargai prestasi yang telah dicapai bawahan etika tujuan-
tujuan organisasi tercapai. Transaksinya ialah: “Jika anda bekerja dengan baik,
maka akan saya beri imbalan yang baik”.
2.2.5 .1. Aspek-aspek gaya kepemimpinan transaks ional
Contingent Reward
Management By Exception-Active

24
24
Manajer atau pemimpin secara aktif dan ketat memantau pelaksanaan
tugas pekerjaan bawahannya agar mereka tidak membuat kesalahan-kesalahan
atau agar mereka tidak gagal dalam melaksanakan pekerjaan, agar kesalahan
dan kegagalan bawahan dapat secepatnya diketahui dan diperbaiki. Pemimpin
mampu mengamati dan mencari penyimpangan kinerja sesuai dengan aturan
dan standar kinerja yang telah ditentukan serta mengambil tindakan korektif
secara langsung ketika terjadi penyimpangan kinerja bawahan.
Transaksinya ialah: “Silahkan melaksanakan tugas pekerjaan anda,
saya akan mengawasi secara ketat, sehingga jika saya melihat akan ti bul
kesalahan, atau jika begitu timbul kesalahan, maka and kan saya bantu”.
Manajer atau pemimpin baru bertindak setelah terjadinya kegagalan
yang dilakukan oleh bawahannya, tindakan pemimpin tersebut dilakukan
untuk mencapai tujuan organisasi atau setelah benar-benar timbul masalah
yang serius. Manajer berpandangan bahwa ia belum akan ertindak jika
belum timbul masalah yang cukup vital atau jika belum ada kegagalan.
Bawahan mendapat kesempatan untuk berupaya memperbaiki unjuk
kerjanya, mengatasi masalahnya, dan mengoreksi kesalah nya.
Transaksinya ialah: “Silahkan melaksanakan tugas pekerjaan anda. Jika
timbul masalah atau jika anda bertindak salah, usahaka mengatasi masalah
atau memperbaiki kesalahan anda sendiri. Saya baru akan membantu anda
Management By Exception-Passive

25
25
jika saya melihat anda tidak mampu mengatasi masalahny atau memperbaiki
kesalahannya”.
Manajer membiarkan bawahannya agar dapat melakukan tugas
pekerjan tanpa ada pengawasan dari dirinya. Mutu unjuk kerja seorang
bawahan keseluruhannya merupakan tanggung jawabnya. Dengan begitu,
seorang pemimpin memberikan kebebasan sepenuhnya kepad bawahan agar
dapat mengerjakan dan menyelesaikan pekerjaan yang tel diberikan
olehnya dengan sebaik mungkin tanpa adanya campur tang seorang
pemimpin. Transaksinya ialah: “Silahkan anda melakukan tugas pe an
anda secara mandiri, anda mampu melakukannya dan harus bertanggung
jawab sendiri atas hasil kerja anda”.
Dari keempat aspek pada gaya kepemimpinan transaksional di atas dapat
disimpulkan bahwa adanya derajat kepercayaan dari seorang pemimpin terhadap
bawahannya yang berbeda-beda. Efektif atau tidaknya gaya kepemimpinan atasan,
tergantung pada derajat ketepatan pengenalan bawahan oleh atasan. Bila tepat
gaya kepemimpinannya tentu akan efektif dan efisien bagi organisasi.
Laissez Faire

26
26
Interaksi antara pemimpin dengan bawahannya ditandai oleh pengaruh pemimpin
untuk mengubah perilaku bawahannya untuk menjadi seorang yang merasa
mampu dan bermotivasi tinggi, serta berupaya mencapai prestasi kerja yang tinggi
dan bermutu. Beberapa tingkat dari aspek-aspek gaya kepemimpinan
transformasional telah dikembangkan sebagai perbaikan ang dibuat dalam
konseptualisasi dan pengukuran pada gaya kepemimpinan transformasional.
Berikut ini adalah penjelasan mengenai kelima aspek gaya kepemimpinan
transformasional, yakni:
Pemimpin atau manajer mendahulukan kepentingan perusahaan dan
kepentingan orang lain daripada kepentingan dirinya sendiri. Ia sebagai
pemimpin perusahaan bersedia memberikan pengorbanan un kepentingan
perusahaan dan menimbulkan kesan kepada bawahannya bah a ia memiliki
keahlian untuk melakukan tugas pekerjaannya, sehingga atut dihargai.
Bawahan memiliki rasa bangga dan merasa tenang berada ekat dengan
pemimpinnya. Pemimpin juga dapat merasa tenang menghadapi situasi yang
kritikal dan yakin dapat berhasil mengatasi permasalahan tersebut.
Pemimpin atau manajer mampu menumbuhkan inspirasi pada
2.2.5 .2. Aspek-aspek gaya kepemimpinan transformasional
Attributed Charisma
Inspirational Leadership

27
27
bawahannya antara lain dengan menentukan standar-stand tinggi dalam
memberikan keyakinan bahwa tujuan orgnaisasi dapat dicapai serta mampu
mengkomunikasikan harapan (visi) yang tinggi terhadap asa depan.
Bawahan merasa mampu melakukan tugas pekerjaannya dan ampu
memberikan berbagai macam gagasan. Sehingga mereka merasa diberi
inspirasi dan termotivasi oleh pimpinannya.
Pemimpin atau manajer transformasional mampu merangsang upaya
bawahannya untuk menjadi inovatif dan kreatif dengan penerimaan berbagai
usul, membingkai masalah, dan mencari pendekatan-pendekatan yang baru
terhadap situasi yang lama dalam organisasi. Bawahan merasa bahwa
pemimpin mendorong mereka untuk memikirkan kembali cara kerja mereka
dan mencari cara baru dalam melaksanakan tugas serta mendapatkan cara
baru dalam mempersepsi tugas-tugas mereka. Juga seoran pemimpin
transformasional dapat menumbuhkan ide-ide baru kepada bawahan untuk
menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang dihadapi.
Bawahan merasa diperhatikan dan diperlakukan secara khusus oleh
pemimpinnya. Pemimpin memperlakukan setiap bawahannya sebagai seorang
Intellectual Stimulation
Individualized Consideration

28
28
pribadi dengan kecakapan, kebutuhan, dan keinginannya asing-masing. Ia
memberikan nasihat yang bermakna, memberikan pelatihan yang diperlukan,
dan bersedia mendengarkan pandangan dan keluhan mereka.
Pemimpin atau manajer berusaha melalui pembicaraan,
mempengaruhi bawahannya dengan menekankan pentingnya nilai-nilai dan
keyakinan, pentingnya keikatan pada keyakinan ( ), perlu dimilikinya
tekad mencapai tujuan, serta perlu diperhatikan akibat-akibat moral dan etik
dari keputusan yang diambil. Berusaha menekankan kepada bawahan
mengenai pentingnya keyakinan untuk mencapai tujuan serta mampu
mempertimbangkan akibat-akibat moral dan etik dari kep san yang diambil.
Seorang pemimpin dapat saja memiliki aspek gaya kepemimpinan
transaksional tertentu dan aspek gaya kepemimpinan transformasional tertentu
yang menonjol secara bersamaan pada saat yang sama pula. Jadi seorang
pemimpin belum tentu mutlak memiliki semua macam aspek yang terkandung
pada salah satu gaya kepemimpinan saja, bisa dikombinasikan dengan kebutuh n-
kebutuhan organisasi atau perusahaan pada saat itu.
2.2.6. Persepsi gaya kepemimpinan transaksional dan transformasional
Berdasarkan teori dan konsep-konsep yang telah dipaparkan di atas, mengenai
Idealized Influence
belief

29
29
persepsi dan gaya kepemimpinan transaksional serta transformasional. Maka dapat
disimpulkan bahwa persepsi gaya kepemimpinan transaksional adalah suatu
perilaku atau aktivitas yang dilakukan oleh karyawan d lam memberikan penilaian
terhadap perilaku atasan yang berdasarkan atas suatu sikap atau gaya
kepemimpinan yang memotivasi dan mengarahkan bawahanny dengan
memberikan imbalan atau pertukaran terhadap pekerjaan yang telah dilakukan
agar dapat meningkatkan produktivitas kerja, yang mana variabel gaya
kepemimpinan transaksional ini diukur berdasarkan atas aspek-aspek gaya
kepemimpinan transaksional, yaitu ,
, dan .
Sedangkan persepsi gaya kepemimpinan transformasional adalah suatu
perilaku atau aktivitas yang dilakukan oleh karyawan d lam memberikan penilaian
terhadap perilaku atasan yang berdasarkan atas suatu sikap atau gaya
kepemimpinan yang memotivasi dan mengarahkan bawahan dalam mencapai
tujuan-tujuan hidup yang lebih tinggi (aktualisasi diri) serta mampu membuat
perubahan-perubahan (transformasi) pada diri bawahan agar dapat bekerja secara
efektif dan efisien, yang mana variabel gaya kepemimpinan transformasional ini
diukur berdasarkan aspek-aspek gaya kepemimpinan transformasional, yaitu
, , ,
, dan .
contingent reward management by exception-
active, management by exception-passive laissez faire
attributed charisma inspirational leadership intellectual stimulation
individualized consideration idealized influence

30
30
2.3.1. Definisi kepuasan kerja
Perasaan puas atau tidaknya seorang karyawan, tentu sangat bergantung dengan
apa yang diharapkan dengan apa yang telah dicapainya. Jika seorang karyawan
telah mendapatkan apa yang telah diharapkannya, maka d at dikatakan bahwa
karyawan tersebut merasa puas. Adapun perasaan puas an ra seorang karyawan
yang satu dengan karyawan yang lainnya tentulah berbed eda. Di satu sisi,
seorang karyawan merasa puas dengan gaji yang diterimanya, sedangkan
karyawan yang lainnya merasa puas dengan suasana serta lingkungan pekerjaan
dan lain sebagainya.
Menurut Siegel dan Lane (dalam Munandar, 2005) yang mendapatkan
batasan pengertian dari Locke, “
”. Secara singkat,
karyawan yang merasa puas dengan pekerjaannya adalah karyawan yang menilai
pekerjaannya sebagai suatu pencapaian atau penghargaan terhadap nilai-nilai
pekerjaan dan penerimaan nilai tersebut sejalan dengan pemenuhan kebutuhan
dasarnya.
Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa terdapat dua unsur yang
penting dalam kepuasan kerja, yaitu nilai-nilai pekerjaan dan kebutuhan-
kebutuhan dasar. Nilai-nilai pekerjaan merupakan tujuan-tujuan yang ingin dicapai
2.3. Kepuasan Kerja
Job satisfaction is the appraisal of one's job as
attaining or allowing the attainment of one's important job values, providing
these values are congruent with or help fulfill one's asic needs

31
31
dalam melaksanakan tugas pekerjaan dan yang ingin dica ai ialah nilai-nilai
pekerjaan yang dianggap penting oleh individu. Dikatakan selanjutnya bahwa nilai-
nilai pekerjaan harus sesuai atau dapat membantu pemen an kebutuhan-
kebutuhan dasar seseorang. Dapat disimpulkan bahwa kepuasan kerja merupakan
hasil dari karyawan yang berkaitan dengan motivasi kerja (Munandar, 2005).
Sedangkan menurut Spector (1997), “
Menurutnya kepuasan kerja dianggap sebagai suatu perasaan seseorang secara
umum terhadap pekerjaannya ataupun sebagai rangkaian y g saling berhubungan
dari sikap-sikap seseorang terhadap aspek-aspek pekerjaannya. Yang mana
kepuasan kerja tersebut menggambarkan tingkatan dimana seseorang merasa puas
atau tidaknya terhadap pekerjaannya.
Lain halnya menurut Robert dan Kinicki (2001), “
. Secara
sederhana dari pengertian diatas dapat diartikan bahwa kepuasan kerja adalah
suatu respon emosional atau perasaan seorang pekerja terhadap berbagai macam
aspek dari suatu pekerjaannya. Dari definisi diatas dapat diartikan bahwa kepuasan
kerja bukanlah suatu konsep yang satu. Tetapi, seseora g bisa secara relatif puas
dengan satu aspek pekerjaannya dan juga merasa tidak p as dengan satu atau
lebih pada aspek pekerjaan yang lainnya.
Dari beberapa pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kepuasan
Job satisfaction is simply how
people feel about their jobs and different aspects of heir jobs. It is extent to
which people like (satisfaction) or dislike (dissatisfaction) their jobs”.
Job satisfaction is an
affective or emotional response toward various facets one's job”

32
32
kerja adalah suatu perasaan emosional seseorang dalam encapaian atau
penghargaan terhadap pekerjaannya dan perasaan emosion l tersebut meliputi rasa
puas maupun tidak puas dari berbagai macam aspek pekerjaan.
2.3.2. Teori-teori kepuasan kerja
Menurut Munandar (2005), terdapat tiga teori yang berh ungan dengan kepuasan
kerja, yakni teori pertentangan, teori model kepuasan bidang, dan teori proses-
bertentangan. Ketiga teori ini diperoleh dari beberapa konsep yang telah
diutarakan oleh berbagai ahli, yang tentunya berkaitan dengan kepuasan kerja.
Berikut ini adalah pemaparan dari teori-teori tersebut:
Teori Pertentangan ( )
Teori pertentangan dari Locke ini menyatakan bahwa puas atau tidak
puasnya seseorang terhadap beberapa aspek pekerjaannya mencerminkan
pertimbangan dua nilai. Pertama, pertentangan yang dip psikan antara apa
yang diinginkan oleh individu dengan apa yang ia terima. Kedua, pentingnya
apa yang diinginkan oleh individu. Kepuasan kerja secara keseluruhan bagi
individu adalah jumlah kepuasan kerja dari setiap aspek pekerjaan dikalikan
dengan derajat pentingnya aspek pekerjaan bagi individ tersebut. Secara
singkat, perasaan puas atau tidak puasnya merupakan sesuatu yang pribadi,
Discrepancy Theory

33
33
tergantung bagaimana individu tersebut mempersepsikan adanya kesesuaian
atau pertentangan antara keinginan-keinginannya dengan asil keluarannya.
Teori Model Kepuasan Bidang Atau Bagian ( )
Teori model Lawyer dari kepuasan bidang ini berkaitan erat dengan
teori keadilan Adams. Menurut teori model Lawyer, orang akan merasa puas
dengan bidang tertentu dalam pekerjaan mereka (misalny dengan rekan kerja,
atasan, ataupun gaji) jika jumlah dari bidang tersebut mereka persepsikan
harus mereka terima untuk melaksanakan pekerjaan merek sama dengan
jumlah yang mereka persepsikan dari yang secara aktual mereka terima.
Misalnya persepsi karyawan terhadap jumlah honorarium yang seharusnya ia
terima berdasarkan atas unjuk kerjanya dengan persepsinya tentang
honorarium yang secara aktual ia terima.
Menurut Lawyer, jumlah dari bidang yang dipersepsikan ng
tergantung dari bagaimana orang mempersepsikan masukan ekerjaan, ciri-ciri
pekerjaannya, dan bagaimana mereka mempersepsikan masukan dan keluaran
dari orang lain yang dijadikan pembanding bagi mereka.
Teori Proses-Bertentangan ( )
Teori proses-bertentangan Landy ini memandang kepuasan kerja dari
perspektif yang berbeda secara mendasar dibanding pendekatan lainnya. Teori
ini menekankan bahwa orang ingin mempertahankan suatu keseimbangan
emosional. Teori proses-bertentangan ini berasumsi bahwa kondisi emosional
Facet Satisfaction
Opponent-Process Theory

34
34
yang ekstrim tidak memberikan kemaslahatan. Kepuasan a ketidakpuasan
kerja (dengan emosi yang berhubungan) memacu mekanisme fisiologikal
dalam sistem syaraf pusat yang membuat aktif emosi yan bertentangan atau
berlawanan.
Teori ini menyatakan bahwa jika seseorang memperoleh ganjaran pada
pekerjaannya, mereka akan merasa senang sekaligus ada sa tidak senang
(yang lebih lemah). Berdasarkan asumsi bahwa kepuasan rja bervariasi
secara mendasar dari waktu ke waktu, akibatnya ialah b wa pengukuran
kepuasan kerja perlu dilakukan secara periodik dengan nterval waktu yang
sesuai.
2.3.3. Faktor-faktor penentu kepuasan kerja
Tardapat bnyak faktor yang telah diteliti sebagai faktor-faktor ang dapat
menentukan kepuasan kerja. Berikut ini adalah faktor-faktor penentu kepuasan
kerja menurut Munandar (2005) yaitu sebagai berikut:
Ciri-Ciri Intrinsik Pekerjaan
Menurut Locke, ciri-ciri intrinsik dalam pekerjaan yang menentukan
kepuasan kerja ialah keragaman, kesulitan, jumlah peke , tanggung jawab,
otonomi, kendali terhadap metode kerja, kemajemukan, d n kreativitas. Ada
satu unsur penting yang dapat ditemukan pada ciri-ciri intrinsik dari pekerjaan
di atas, yaitu tingkat tantangan mental. Pekerjaan men tut kecakapan yang

35
35
lebih tinggi daripada kecakapan yang dimiliki tenaga kerja atau tuntutan
pribadi yang tidak dapat dipenuhi tenaga kerja akan menimbulkan frustrasi
dan akhirnya menimbulkan perasaan tidak puas terhadap pekerjaannya.
Gaji Penghasilan atau Imbalan Yang Dirasakan Adil ( )
Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Theriault, kepuasan kerja
merupakan fungsi dari jumlah yang absolut berdasarkan aji yang diterima,
derajat sejauh mana gaji tersebut memenuhi harapan-harapan tenaga kerja
dan bagaimana gaji diberikan. Tentunya uang memiliki arti yang berbeda-beda
bagi orang yang berbeda-beda. Disamping untuk memenuhi kebutuhan-
kebutuhan tingkat rendah, uang merupakan simbol dari p capaian
( ), keberhasilan, dan pengakuan atau penghargaan.
Dengan menggunakan teori keadilan Adams, dilakukanlah berbagai
penelitian dan salah satu hasilnya ialah bahwa orang y g menerima gaji yang
dipersepsikan terlalu kecil atau terlalu besar akan mengalami atau
ketidakpuasan kerja. Yang terpenting ialah sejauh mana gaji yang diterima
dirasakan adil. Jika gaji dipersepsikan sebagai keadilan yang didasarkan pada
tuntutan-tuntutan pekerjaan, tingkat keterampilan indi du, dan standar gaji
yang berlaku untuk kelompok pekerjaan tertentu, maka akan terciptalah
kepuasan kerja.
Penyeliaan (kepemimpinan)
Locke memberikan kerangka kerja teoritis untuk memahami kepuasan
Equittable Reward
achievement
distress

36
36
tenaga kerja dengan penyeliaan, ia memperkenalkan dua is dari hubungan
atasan-bawahan. Pertama, hubungan fungsional mencermin n sejauh mana
penyelia membantu tenaga kerja untuk memuaskan nilai-n ai pekerjaan yang
penting bagi tenaga kerja. Kedua, hubungan keseluruhan didasarkan pada
ketertarikan antar pribadi yang mencerminkan sikap dasar dan nilai-nilai yang
serupa.
Tingkat kepuasan kerja yang paling besar dengan seoran atasan ialah
apabila kedua jenis hubungan tersebut adalah positif. yeliaan
(kepemimpinan) merupakan salah satu faktor juga dari kelompok faktor
dari Herzberg. Jika cara penyeliaan dilakukan oleh atasan yang
memiliki ciri-ciri pemimpin yang transformasional maka tenaga kerja akan
meningkat motivasinya dan sekaligus dapat merasakan kepuasan dengan
pekerjaannya.
Rekan Sejawat Yang Menunjang
Setiap pekerjaan dalam organisasi memiliki kaitannya d gan
pekerjaan yang lain. Ada tenaga kerja yang dalam menjalankan tugas
pekerjaannya memperoleh masukannya (bahan-bahan dalam entuk tertentu)
dari tenaga kerja lain. Keluarannya (barang yang seten h jadi) menjadi
masukan untuk tenaga kerja lainnya. Hubungan yang terjadi antar pekerja
adalah hubungan ketergantungan sepihak yang bercorak fungsional.
Kepuasan kerja yang ada pada para pekerja timbul karen mereka dalam
hygiene

37
37
jumlah tertentu berada dalam satu ruangan kerja, sehin mereka dapat
saling berbicara (kebutuhan sosialnya terpenuhi).
Didalam kelompok kerja dimana para pekerjanya harus bekerja
sebagai satu tim, kepuasan kerja mereka dapat timbul k a kebutuhan-
kebutuhan tingkat tinggi (kebutuhan harga diri dan keb an aktualisasi diri)
dapat dipenuhi dan mempunyai dampak pada motivasi kerja mereka.
Kondisi Kerja Yang Menunjang
Bekerja dalam ruangan kerja yang sempit, panas, cahaya lampu yang
menyilaukan mata, dan kondisi kerja yang tidak nyaman ( )
akan menimbulkan keengganan untuk bekerja. Orang akan encari alasan
untuk sering-sering keluar ruangan kerjanya. Perusahaan perlu menyediakan
ruang kerja yang tenang dan sejuk, terdapat peralatan rja yang nyaman
untuk digunakan, dan terdapat meja dan kursi kerja yan dapat diatur tinggi-
rendah serta miring-tegak duduknya. Kondisi kerja yang memperhatikan
prinsip-prinsip ergonomis. Dalam kondisi kerja seperti itu dan bila kebutuhan-
kebutuhan fisik terpenuhi maka dapat memuaskan tenaga kerja.
Berdasarkan penjelasan yang telah diuraikan di atas, maka dapat terlihat
bahwa banyak sekali faktor yang dapat menentukan keputusan seseorang dalam
meningkatkan kepuasan kerjanya. Dengan berkaca pada kebutuhan, alasan, dan
tujuan setiap individu yang berbeda-beda antara yang satu dengan yang lainnya,
maka diharapkan seorang individu dapat memilih dan menjala kan pekerjaannya
uncomfortable

38
38
dengan hasil yang sebaik mungkin.
2.3.4. Aspek-aspek kepuasan kerja
Menurut Spector (1997) terdapat sembilan aspek ( ) yang sangat berpengaruh
terhadap kepuasan kerja seseorang. Kesembilan aspek tersebut adalah:
Gaji ( ), yaitu kepuasan terhadap gaji dan kenaikan gaji.
Promosi ( ), yaitu kepuasan akan mendapatkan kesempatan promosi.
Kepemimpinan ( ), yaitu kepuasan terhadap perilaku pemimpin.
Tunjangan ( ), yaitu kepuasan akan keuntungan atau tunjangan
yang didapatkan.
yaitu kepuasan terhadap
yang diberikan terhadap performa yang baik.
Prosedur kerja ( ), yaitu kepuasan terhadap peraturan-
peraturan dan prosedur perusahaan.
Rekan kerja ( ), yaitu kepuasan terhadap rekan sekerja.
Sifat pekerjaan ), yaitu kepuasan terhadap tipe pekerjaan yang
dilakukan.
Komunikasi ( ), yaitu kepuasan akan komunikasi yang terjalin di
dalam organisasi.
2.3.5. Dampak dari kepuasan dan ketidakpuasan kerja
facet
pay
promotion
supervision
fringe benefits
Penghargaan dari perusahaan (contingent rewards),
reward
operating conditions
coworkers
(nature of work
communication

39
39
Dampak perilaku seseorang terhadap kepuasan dan ketidakpuasan kerja telah
banyak diteliti dan dikaji. Berikut ini beberapa hasil penelitian tentang dampak
kepuasan kerja terhadap produktivitas, ketidakhadiran ( ) dan
keluarnya tenaga kerja ( ), kesehatan, motivasi,
.
Dampak terhadap produktivitas
Pada mulanya banyak para ahli yang berpendapat bahwa produktivitas
dapat dinaikkan dengan menaikkan kepuasan kerja. Namun hal ini kuranglah
mendukung dan kurang memiliki hubungan diantara keduan a dari beberapa
penelitian yang telah dilakukan oleh beberapa peneliti. Akhir-akhir ini terdapat
pandangan bahwa kepuasan kerja mungkin merupakan akibat dan bukan lah
merupakan penyebab dari produktivitas. Lawyer dan Porter mengharapkan
produktivitas yang tinggi dapat menyebabkan peningkatan dari ke uasan kerja
hanya jika tenaga kerja mempersepsikan bahwa ganjaran ntrinsik (misalnya
rasa telah mencapai sesuatu) dan ganjaran ekstrinsik (misalnya gaji) yang
diterima kedua-duanya adil dan wajar serta diasosiasikan dengan unjuk kerja
yang unggul. Jika tenaga kerja tidak mempersepsikan ga jaran intrinsik dan
ekstrinsik berasosiasi dengan unjuk kerja, maka kenaikan dalam unjuk kerja
tidak akan berkorelasi dengan kenaikan dalam kepuasan erja (Munandar,
2001).
Dampak terhadap ketidakhadiran ( ) dan keluarnya tenaga kerja
absenteisme
turn over organizational
citizenship behavior (OCB)
absenteisme

40
40
( )
Porter dan Steers berkesimpulan bahwa ketidakhadiran d n berhenti
kerja merupakan jenis jawaban-jawaban yang secara kual tatif berbeda.
Ketidakhadiran lebih spontan sifatnya dan dengan demikian kurang mungkin
mencerminkan ketidakpuasan kerja. Lain halnya dengan b enti atau keluar
dari pekerjaan. Perilaku ini karena akan memiliki akib bat ekonomis yang
besar, maka lebih besar kemungkinannya ia berhubungan engan
ketidakpuasan kerja.
Steers dan Rhodes mengembangkan model dalam pengaruh terhadap
kehadiran. Mereka melihat adanya dua faktor pada peril ku hadir, yaitu
motivasi untuk hadir dan kemampuan untuk hadir. Mereka percaya bahwa
motivasi untuk hadir dipengaruhi oleh kepuasan kerja d am kombinasi
dengan tekanan-tekanan internal dan eksternal untuk da g pada pekerjaan.
Sedangkan menurut Robbins, ketidakpuasan kerja pada tenaga kerja dapat
diungkapkan kedalam berbagai macam cara, misalnya selain meninggalkan
pekerjaan, karyawan dapat mengeluh, membangkang, mencuri barang milik
organisasi, dan menghindari sebagian dari tanggung jawab pekerjaan mereka
(Munandar, 2001).
Dampak terhadap kesehatan
Terdapat beberapa bukti tentang adanya hubungan antara kepuasan
turnover

41
41
kerja dengan kesehatan fisik dan mental. Dari suatu kajian
disimpulkan bahwa ukuran-ukuran dari kepuasan kerja me akan peramal
yang baik bagi atau panjang umur atau rentang kehidupan. Salah
satu temuan yang penting dari kajian yang dilakukan ol Kornhauser tentang
kesehatan mental dan kepuasan kerja ialah bahwa untuk mua tingkatan
jabatan dan persepsi dari tenaga kerja bahwa pekerjaan mereka menuntut
penggunaan efektif dari kecakapan-kecakapan mereka yan berkaitan dengan
tingkat dari kepuasan kerja dan tingkat dari jabatan.
Meskipun jelas bahwa kepuasan kerja berhubungan dengan kesehatan,
hubungan kausalnya masih belum jelas. Diduga bahwa kep san kerja
menunjang tingkat dari fungsi fisik dan mental serta k uasan sendiri
merupakan tanda dari kesehatan. Tingkat dari kepuasan rja dan kesehatan
mungkin saling mengukuhkan sehingga peningkatan dari y ng satu dapat
meningkatkan yang lainnya dan sebaliknya penurunan yan satu mempunyai
akibat yang negatif juga pada yang lainnya (Munandar, 2001).
Dampak terhadap motivasi
Berdasarkan hasil penelitian terakhir, banyak pekerja yang menyatakan
bahwa sebuah hubungan yang positif secara signifikan antara motivasi dan
kepuasan kerja. Karena kepuasan dengan penyeliaan juga secara signifikan
berkorelasi dengan motivasi, manajer memikirkan untuk empertimbangkan
bagaimana pengaruh perilaku kepuasan karyawan mereka. anajer dapat
longitudinal
longevity

42
42
secara potensial mampu mempertinggi motivasi karyawan elalui bermacam-
macam usaha untuk meningkatkan kepuasan kerja (Kreitner & Kinicki, 2001).
Dampak terhadap
atau OCB adalah perilaku yang
dilakukan oleh seorang karyawan yang diperuntukkan dal menolong rekan
sekerja atau organisasi. Berbeda dengan kinerja, perilaku OCB adalah perilaku
yang melebihi persyaratan formal yang terdapat dalam suatu pekerjaan
menurut Schnake (dalam Spector, 1997). Perilaku ini terdiri dari perilaku
seorang karyawan yang dilakukan secara sukarela dalam embantu rekan
sekerja dan karyawan lainnya. Seseorang yang puas dengan pekerjaan
mereka, mungkin akan merasa ikhlas dalam melakukan pekerjaan yang
melebihi apa yang dibutuhkan dari mereka. Menurut Schn ke (dalam Spector,
1997) menyimpulkan bahwa OCB disebabkan oleh perlakuan yang baik dari
seorang seorang pemimpin dan oleh kepuasan kerja.
Salah satu kunci agar suatu organisasi atau perusahaan tetap bertahan dan tetap
sukses di tengah krisis globalisasi seperti saat ini adalah sejauh mana organisasi
tersebut mampu mengelola, merencanakan, dan memaksimalkan peran sumber
daya manusia secara berkualitas. Suatu organisasi atau perusahaan, dituntut untuk
organizational citizenship behavior (OCB)
Organizational citizenship behavior
2.4. Kerangka Berpikir

43
43
lebih dapat memaksimalkan peran sumber daya manusia sebagai seperangkat
yang mampu mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien serta
meningkatkan produktivitas perusahaan secara keseluruhan. Salah satu perilaku
yang dapat meningkatkan produktivitas serta mampu mencapai tujuan organisasi
secara efektif dan efisien adalah perilaku atau disebut dengan
merupakan suatu perilaku positif
yang ditampilkan oleh karyawan di dalam perusahaan. Yang mana perilaku ini
merupakan kesediaan seorang karyawan secara sukarela (sekehendak hati) dalam
memberikan kontribusinya dengan melebihi batas atau tugas formal yang telah
ditentukan oleh perusahaan ( ). Adapun munculnya perilaku ini
dapat ditentukan oleh beberapa hal, yakni seperti karyawan yang merasa puas
terhadap perlakuan baik yang diberikan oleh perusahaan, sehingga karyawan ingin
membalas perlakuan baik tersebut. Selain itu, sebagai seorang karyawan yang
memiliki konsekuensi terhadap kehidupan atau lingkungan sosialnya di dalam
perusahaan sehingga mereka berusaha untuk saling membantu antara karyawan
yang satu dengan yang lainnya.
Salah satu determinan yang dapat mempengaruhi munculnya perilaku
OCB adalah kepuasan kerja dan gaya kepemimpinan atasan atau pemimpin .
Menurut Schnake (dalam Spector, 1997) yang menyimpulkan bahwa munculnya
perilaku OCB disebabkan oleh perlakuan baik yang diberikan oleh seorang
pemimpin dan kepuasan kerja yang didapatkannya. Menurut Smith dkk. (dalam
resource
extra-role
organizational citizenship behavior (OCB).
Organizational citizenship behavior
job description

44
44
Jahangir, 2004) kepuasan kerja merupakan yang sangat tinggi
hubungannya dengan perilaku OCB. Seseorang akan merasa puas atas kinerja
yang telah dilakukannya, apabila yang dilakukannya itu dianggapnya telah
memenuhi harapan dan sesuai dengan tujuannya bekerja. Karyawan melewatkan
sebagian besar waktunya untuk bekerja, sehingga pihak perusahaan diharapkan
dapat menciptakan lingkungan kerja yang menyenangkan d mendatangkan
kepuasan bagi para karyawannya.
Peningkatan kepuasan yang berdasarkan pada aspek-aspek dalam
pekerjaan seperti gaji, promosi, kepemimpinan,
Spector. Kesembilan aspek tersebut adalah
dan Yang mana bahwa kesembilan aspek ini dijelaskan
predictor
tunjangan, penghargaan,
prosedur pekerjaan, rekan kerja, lingkungan, dan komunikasi diasumsikan
dapat mendatangkan banyak manfaat terhadap keefektivitasan organisasi serta
meningkatkan produktivitas kerja individu maupun perusahaan. Oleh maka itu ,
kepuasan kerja merupakan elemen yang sangat penting bagi perusahaan dalam
mencapai tujuan-tujuan yang telah ditentukan. Yang mana tujuan-tujuan
tersebut dapat tercapai apabila pihak perusahaan dapat memaksimalkan peran
sumber daya manusia (SDM) secara berkualitas.
Penelitian ini bertujuan untuk menguji gaya kepemimpinan dan
kepuasan kerja terhadap perilaku OCB, adapun variabel kepuasan kerja
berdasarkan atas sembilan aspek yang terdapat dalam teori job satisfaction
survey pay, promotion, supervision,
fringe benefits, contingent rewards, operating conditi coworkers, nature of
work, communication.

45
45
dapat meningkatkan kepuasan kerja dan secara tidak langsung dapat meningkatkan
perilaku OCB pada karyawan.
Selain kepuasan kerja, perilaku seorang pemimpin dalam mengelola dan
memimpin organisasi atau perusahaan dapat pula mempengaruhi munculnya
perilaku OCB pada karyawan. Dua varian gaya kepemimpinan yang
diformulasikan oleh Bass, yaitu gaya kepemimpinan transaksional dan
transformasional diasumsikan memiliki dampak signifikan terhadap perilaku OCB.
Gaya kepemimpinan transaksional berupaya memotivasi bawahan engan
memberikan imbalan sebagai pertukaran atas usaha yang ah dilakukan oleh
bawahan bagi kemajuan organisasi atau perusahaan. Sedangkan, gaya
kepemimpinan transformasional merupakan gaya kepemimpi an yang berupaya
memotivasi para bawahan untuk bekerja lebih baik dari pa yang diharapkan
sebelumnya sehingga mereka dapat mencapai prestasi tin gi dan membawa
organisasi kepada pencapaian tujuan.
Penerapan gaya kepemimpinan transaksional dan transformasional secara
bersama-sama dapat membuat bawahan lebih termotivasi untuk bekerja keras dan
bersungguh-sungguh, memiliki kemampuan bekerja sama dengan baik dalam
kelompok, mendapatkan penilaian yang tinggi dalam kinerja, dan memperkuat
ikatan emosional antara pemimpin dengan bawahan (Bass & Riggio, 2006). Pada
gaya kepemimpinan transaksional, aspek-aspek yang terdapat di dalamnya
berdasarkan atas empat variabel yang coba penulis ujikan pengaruhnya terhadap
perilaku OCB, yakni contingent reward, management by exception-active,

46
46
dan . Sedangkan pada gaya
kepemimpinan transformasional berdasarkan atas lima variabel, yakni
dan . Kesembilan aspek tersebutlah yang
diasumsikan memiliki dampak secara tidak langsung terhadap meningkatnya
perilaku OCB pada karyawan.
Berdasarkan hal tersebut bahwa variabel-variabel yang terdapat dalam gaya
kepemimpinan dan kepuasan kerja secara teoritis dan berbagai penelitian yang
telah dilakukan sebelumnya, dapat memunculkan perilaku OCB pada karyawan di
dalam organisasi atau perusahaan. Yang mana gaya kepemimpinan adalah sebagai
perilaku yang ditampilkan oleh seorang atasan dalam mengelola dan
memimpin bawahannya dan kepuasan kerja pada karyawan merupakan atau
perilaku yang dirasakan oleh karyawan akibat hasil dari kinerjanya di dalam
organisasi dan terhadap perlakuan dan fasilitas yang diberikan oleh perusahaan ,
serta perilaku sebagai perilaku
yang ditampilkan oleh karyawan berdasarkan atas kesediaan atau secara sukarela
(sekehendak hati) demi produktivitas individu dan organisasi secara keseluruhan .
Karena munculnya perilaku OCB ini disebabkan oleh karyawan yang merasa
berhutang budi dengan organisasi atau perusahaan yang memperlakukan
mereka dengan sangat baik sehingga mereka bersedia secara sukarela dalam
membantu pencapaian atau produktivitas perusahaan.
management by exception-passive, laissez faire
attributed
charisma, inspirational leadership, intellectual stimulation, individualized
consideration, idealized influence
output
input
organizational citizenship behavior (OCB) output

47
47
Tabel 2.1
kerangka berpikir penelitian
GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL
GAYA KEPEMIMPINAN TRANSAKSIONAL
KEPUASAN KERJA
5. Attributed Charisma 6. Inspirational Leadership 7.Intellectual Stimulation 8.Individualized
Consideration 9.Idealized Influence
1. Contingent Reward 2. Management By
Exception- Active 3. Management By
Exception- Passive 4.Laissez Faire
10. Pay 11.Promotion 12.Supervision 13.Fringe Benefits 14.Contingent Rewards 15.Operating Conditions 16.Coworkers 17.Nature of Work 18.Communication

48
48
Berdasarkan perumusan masalah, tujuan penelitian, landasan teori, dan kerangka
berpikir yang telah dikemukakan, maka hipotesis yang d ajukan dalam penelitian
ini adalah:
H1 : Ada pengaruh yang signifikan persepsi gaya kepemimpinan dan kepuasan
kerja terhadap pada karyawan
PT. Bumi Serpong Damai Tbk. Tangerang.
Adapun rincian hipotesis dari masing-masing (IV)
terhadap (DV) adalah sebagai berikut:
H1.a : Ada pengaruh yang signifikan dalam variabel
persepsi gaya kepemimpinan transaksional terhadap
pada karyawan
H1.b : Ada pengaruh yang signifikan dalam
variabel persepsi gaya kepemimpinan transaksional terhadap
pada karyawan
2.5. Hipotes is Penelitian
organizational citizenship behavior (OCB)
independent variable
dependent variable
contingent reward
organizational
citizenship behavior (OCB) .
management by exception-active
organizational citizenship behavior (OCB) .

49
49
H1.c : Ada pengaruh yang signifikan
dalam variabel persepsi gaya kepemimpinan transaksiona terhadap
pada karyawan
H1.d : Ada pengaruh yang signifikan dalam variabel persepsi
gaya kepemimpinan transaksional terhadap
pada karyawan
H1.e : Ada pengaruh yang signifikan dalam variabel
persepsi gaya kepemimpinan transformasional terhadap
pada karyawan
H1. f : Ada pengaruh yang signifikan dalam variabel
persepsi gaya kepemimpinan transformasional terhadap
pada karyawan
H1.g : Ada pengaruh yang signifikan dalam variabel
persepsi gaya kepemimpinan transformasional terhadap
pada karyawan
H1.h : Ada pengaruh yang signifikan dalam
variabel persepsi gaya kepemimpinan transformasional terhadap
pada karyawan
H1. i : Ada pengaruh yang signifikan dalam variabel
persepsi gaya kepemimpinan transformasional terhadap
pada karyawan
management by exception-passive
organizational citizenship behavior (OCB) .
laissez faire
organizational citizenship
behavior (OCB) .
attributed charisma
organizational
citizenship behavior (OCB) .
inspirational leadership
organizational
citizenship behavior (OCB) .
intellectual stimulation
organizational
citizenship behavior (OCB) .
individualized consideration
organizational citizenship behavior (OCB) .
idealized influence
organizational
citizenship behavior (OCB) .

50
50
H1. j : Ada pengaruh yang signifikan dalam variabel kepuasan kerja
terhadap pada karyawan
H1.k : Ada pengaruh yang signifikan dalam variabel kepuasan
kerja terhadap pada
karyawan
H1. l : Ada pengaruh yang signifikan dalam variabel kepuasan
kerja terhadap pada
karyawan
H1.m : Ada pengaruh yang signifikan dalam variabel kepuasan
kerja terhadap pada
karyawan
H1.n : Ada pengaruh yang signifikan dalam variabel
kepuasan kerja terhadap
pada karyawan
H1.o : Ada pengaruh yang signifikan dalam variabel
kepuasan kerja terhadap
pada karyawan
H1.p : Ada pengaruh yang signifikan dalam variabel kepuasan
kerja terhadap pada
karyawan
H1.q : Ada pengaruh yang signifikan dalam variabel kepuasan
kerja terhadap pada
pay
organizational citizenship behavior (OCB) .
promotion
organizational citizenship behavior (OCB)
.
supervision
organizational citizenship behavior (OCB)
.
fringe benefits
organizational citizenship behavior (OCB)
.
contingent rewards
organizational citizenship behavior (OCB)
.
operating conditions
organizational citizenship behavior (OCB)
.
coworkers
organizational citizenship behavior (OCB)
.
nature of work
organizational citizenship behavior (OCB)

51
51
karyawan
H1. r : Ada pengaruh yang signifikan dalam variabel
kepuasan kerja terhadap
pada karyawan
.
communication
organizational citizenship behavior (OCB)
.

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Pendekatan dan Jenis Penelitian
3.2. Variabel Penelitian
3.1.1. Pendekatan penelitian
Pendekatan yang terdapat dalam penelitian ini menggunakan pendekatan
kuantitatif, di mana dalam pendekatan kuantitatif ini data yang dihasilkan berupa
data yang berbentuk bilangan atau angka yang dimulai dari pengumpulan data,
penafsiran terhadap data, dan pada penampilan hasilnya. Dalam penelitian ini pula,
pengumpulan data kuantitatif diperoleh dari hasil pengukuran skala atau kuesioner
dan penyajian hasil datanya dalam bentuk deskripsi den n menggunakan data
dan rumus statistik. Adapun jenis penelitian yang terdapat dalam penelitian ini
adalah korelasional yang bersifat prediktif dengan menggunakan regresi berganda
sebagai analisis data karena tujuan dalam penelitian ini adalah melihat pengaruh
pada variabel (IV) terhadap variabel (DV).
3.2.1. Definisi variabel
Untuk dapat meneliti suatu konsep secara empiris, maka konsep tersebut harus
terlebih dahulu dioperasionalisasikan dengan merubahnya menjadi variabel.

2
Menurut Nazir (2005), variabel adalah konsep yang mempunyai be macam-
macam nilai. Dalam penelitian ini, terdapat dua variabel, yakni variabel bebas
( ) adalah variabel yang tidak terikat atau tidak tergan g
dengan variabel yang lain atau disebut juga sebagai variabel yang dapat berdiri
sendiri dan variabel terikat ( ) adalah variabel yang tergantung
dengan variabel yang lainnya atau disebut juga sebagai variabel konsekuensi.
Adapun kedua variabel tersebut yaitu:
Variabel bebas ( ), yaitu persepsi gaya kepemimpinan yang
terdiri dari dua varian yakni gaya kepemimpinan transaksional dan
transformasional serta variabel kepuasan kerja.
Variabel terikat ( ), yaitu
3.2.2. Definisi konseptual
Definisi konseptual adalah suatu definisi konstrak yang diberikan kepada suatu
konstrak dengan menggunakan konstrak yang lain (Nazir, 2005). Definisi
konseptual dari variabel-variabel dalam penelitian ini irumuskan sebagai berikut:
adalah suatu perilaku yang
dilakukan oleh individu atau karyawan secara sukarela (sekehendak hati) yang
bukanlah suatu kewajiban kerjanya ( ) dan dengan tanpa
meminta imbalan apapun sehingga mampu meningkatkan efi iensi dan
independent variable
dependent variable
independent variable
dependent variable organizational citizenship behavior
(OCB).
Organizational citizenship behavior (OCB)
job description

3
efektivitas dalam organisasi
Persepsi gaya kepemimpinan transaksional adalah suatu perilaku atau aktivitas
yang dilakukan oleh karyawan dalam memberikan penilaia terhadap perilaku
atasan yang berdasarkan atas suatu sikap atau gaya kepemimpinan yang
memotivasi dan mengarahkan bawahannya dengan memberikan imbalan atau
pertukaran terhadap pekerjaan yang telah dilakukan agar dapat meningkatkan
produktivitas kerja.
Persepsi gaya kepemimpinan transformasional adalah suatu perilaku atau
aktivitas yang dilakukan oleh karyawan dalam memberikan penilaian terhadap
perilaku atasan yang berdasarkan atas suatu sikap atau gaya kepemimpinan
yang memotivasi dan mengarahkan bawahan dalam mencapai tujuan-tujuan
hidup yang lebih tinggi (aktualisasi diri) serta mampu membuat perubahan-
perubahan (transformasi) pada diri bawahan agar dapat bekerja secara efektif
dan efisien
Kepuasan kerja adalah suatu perasaan emosional seseorang dalam pencapaian
atau penghargaan terhadap pekerjaannya dan perasaan em ional tersebut
meliputi rasa puas maupun tidak puas dari berbagai mac aspek pekerjaan.
Definisi operasional
Definisi operasional adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu variabel
atau konstrak dengan cara memberikan arti, atau menspesifikasikan kegiatan,

4
ataupun memberikan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur konstrak
atau variabel tersebut (Nazir, 2005). Definisi operasional dari variabel-variabel
yang terdapat dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:
adalah skor yang diperoleh dari
karyawan PT. Bumi Serpong Damai Tbk. Tangerang, dimana suatu perilaku
yang dilakukan oleh individu atau karyawan secara sukarela (sekehendak hati)
yang bukanlah suatu kewajiban kerjanya ( ) dan dengan tanpa
meminta imbalan apapun sehingga mampu meningkatkan efi iensi dan
efektivitas dalam organisasi, dan variabel ini diukur berdasarkan dimensi-
dimensinya, yaitu: ,
dan . Adapun tipe skala yang digunakan dalam penelitian ini
adalah model skala Likert.
Persepsi gaya kepemimpinan transaksional adalah skor yang diperoleh d ri
karyawan PT. Bumi Serpong Damai Tbk. Tangerang tentang gaya
kepemimpinan transaksional, dimana perilaku ini merupakan suatu perilaku
atau aktivitas yang dilakukan oleh karyawan dalam memb rikan penilaian
terhadap perilaku atasan yang berdasarkan atas suatu sikap atau gaya
kepemimpinan yang memotivasi dan mengarahkan bawahanny dengan
memberikan imbalan atau pertukaran terhadap pekerjaan ang telah dilakukan
agar dapat meningkatkan produktivitas kerja, dan ini diukur berdasarkan aspek-
aspek gaya kepemimpinan transaksional, yaitu: ,
Organizational citizenship behavior (OCB)
job description
altruism, conscientiousness, sportsmanship, courtesy
civic virtue
contingent rewards

5
, dan
. Adapun tipe skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah
model skala Likert.
Persepsi gaya kepemimpinan transformasional adalah skor yang diperoleh dari
karyawan PT. Bumi Serpong Damai Tbk. Tangerang tentang gaya
kepemimpinan transformasional, dimana perilaku ini merupakan suatu
perilaku atau aktivitas yang dilakukan oleh karyawan d am memberikan
penilaian terhadap perilaku atasan yang berdasarkan atas suatu sikap atau
gaya kepemimpinan yang memotivasi dan mengarahkan bawa an dalam
mencapai tujuan-tujuan hidup yang lebih tinggi (aktual sasi diri) serta mampu
membuat perubahan-perubahan (transformasi) pada diri b wahan agar dapat
bekerja secara efektif dan efisien, dan variabel ini diukur berdasarkan aspek-
aspek gaya kepemimpinan transformasional, yaitu: ,
, ,
, dan . Adapun tipe skala yang digunakan
dalam penelitian ini adalah model skala Likert.
Kepuasan kerja adalah skor yang diperoleh dari karyawan PT. Bumi Serpong
Damai Tbk. Tangerang, dimana perasaan emosional seseorang dalam
pencapaian atau penghargaan terhadap pekerjaannya dan erasaan emosional
tersebut meliputi rasa puas maupun tidak puas dari berbagai macam aspek
pekerjaan, dan variabel ini diukur berdasarkan alat ukur
management by exception-active, management by exception-passive
laissez faire
attributed charisma
inspirational leadership intellectual stimulation individualized
consideration idealized influence
job satisfaction

6
Spector yaitu:
. Adapun tipe skala yang digunakan dalam penelitian in
adalah model skala Likert.
3.3.1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Sebagai suatu populasi, kelompok
subjek ini harus memiliki ciri-ciri atau karakteristik bersama yang membedakannya
dari kelompok subjek yang lain. Adapun populasi dalam penelitian ini adalah para
karyawan PT. Bumi Serpong Damai Tbk. Tangerang yang berkantor di
, yakni berjumlah sekitar ± 400 karyawan.
3.3.2. Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteli . Dinamakan sebagai
penelitian sampel apabila yang dimaksudkan untuk menggeneralisasikan hasil
penelitian sampel. Yang dimaksud dengan menggeneralisasikan hasil penel tian
adalah mengangkat kesimpulan penelitian sebagai sesuatu yang berlaku bagi
populasi.
Penggunaan sampel dalam jumlah yang besar akan semakin mengurangi
survey pay, promotion, supervison, fringe benefits, contingent
rewards, operating conditions, coworkers, nature of work, dan
communication
management office
3.3. Populasi dan Sampel

7
terjadinya bias yang dapat ditemui, dibandingkan jika ada sampel dalam jumlah
yang kecil. Terlebih lagi, penggunaan sampel dalam jumlah yang besar juga akan
menjadi lebih reliabel dari hasil penelitian tersebut. Namun hal tersebut tergantung
setidaknya dari kemampuan peneliti yang dapat dilihat dari waktu, tenaga, dana,
dan sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap subjek, karena hal ini
menyangkut banyak sedikitnya data, serta besar kecilny resiko yang ditanggung
oleh peneliti. Adapun subjek yang dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah
sebanyak 33 orang.
Jumlah tersebut peneliti dapatkan berdasarkan persetujuan dengan pihak
perusahaan yang memberikan proporsi angket atau kuesioner peneli an kepada
peneliti sebanyak 100 kuesioner. Sebanyak 50 kuesioner digunakan untuk
penelitian dan 50 kuesioner digunakan untuk penelitian lapangan. Adapun
penyebaran kuesioner untuk penelitian lapangan yang berjumlah 50 kuesioner
tersebut, yang terkumpul sebanyak 33 kuesioner. Sehingga jumlah angket atau
kuesioner tersebut yang peneliti jadikan sampel dalam penelitian ini.
3.3.3. Teknik pengambilan sampel
Penelitian ini dilakukan dengan mendapatkan data dari sekelompok subjek yang
dianggap mewakili populasi. Idealnya, sebuah penelitian dilakukan terhadap
seluruh populasi sehingga dapat diperoleh gambaran yan akurat mengenai hasil
penelitian. Namun hal itu cukup sulit untuk dilakukan karena banyaknya kendala
try out

8
yang dihadapi, seperti keterbatasan waktu, tenaga, dan biaya. Adapun dalam
pengambilan sampel dilakukan oleh pihak HRD sendiri dan peneliti hanya
menunggu hasil atau kuesioner yang terkumpul.
Dalam penelitian ini, metode pengambilan sampel yang digunakan adalah
dengan teknik pengambilan sampel yang digunakan
yakni . Pada teknik ini, instrumen penelitian atau kuesioner
diberikan kepada siapa saja atau karyawan yang ditemui ada waktu itu. Teknik ini
dipilih karena pengambilan sampel dilakukan oleh pihak HRD sendiri tanpa
melibatkan peneliti serta berdasarkan pertimbangan akan keterbatasan waktu,
tenaga, dan biaya penelitian. Namun penelitian ini tetap mempertimbangkan
persoalan keakuratan data dengan memberikan karakteristik sampel penelitian
kepada pihak HRD. Adapun karakteristik tersebut adalah sebagai berikut:
Pegawai tetap (PKWTT) dan pegawai tidak tetap (PKWT).
Memiliki atasan langsung ( ).
Berusia antara 20-50 tahun.
Tingkat pendidikan terakhir minimal SLTA atau sederajat.
Instrumen penelitian
Penelitian ini menggunakan instrumen berupa skala atau kuesioner yang terdiri
nonprobability sampling
accidental sampling
manager
Teknik Pengumpulan Data

9
dari:
Isian biodata subjek penelitian. Angket ini berisi pertanyaan mengenai biodata
responden, seperti inisial, jenis kelamin, usia, status pekerjaan karyawan,
tingkat pendidikan, dan masa kerja.
Skala Skala ini adalah skala yang
dibuat atau disusun oleh peneliti sendiri yang mana aspek-aspek yang diukur
berdasarkan atas teori menurut
Organ dan dengan menggunakan model skala Likert. Adapun skala
terdapat dalam tabel 3.1.
1 1, 2 8, 14 4
2 4, 16, 19 3 4
3 5, 15 6, 9 4
4 7, 13, 17 10 4
5 11, 18 12, 20 4
12 8 20
Skala persepsi gaya kepemimpinan transaksional. Skala ini adalah skala yang
dibuat atau disusun oleh peneliti sendiri yang mana aspek-aspek yang diukur
berdasarkan atas teori kepemimpinan transaksional menurut Bass dan den an
organizational citizenship behavior (OCB).
organizational citizenship behavior (OCB)
blueprint
organizational citizenship behavior (OCB)
Altruism
Conscientiousness
Sportsmanship
Courtesy
Civic Virtue
Tabel 3.1
skala
No. Aspek Nomor Butir Jml
Fav Unfav
Jumlah
blueprint organizational citizenship behavior (OCB)

10
menggunakan model skala Likert. Adapun skala persepsi gaya
kepemimpinan transaksional terdapat dalam tabel 3.2.
1 Menjanjikan imbalan yang
setimpal.
Memberikan imbalan atas usaha
yang telah dilakukan bawahan.
Menghargai prestasi yang telah
dicapai bawahan.
1, 15
3
2
16
2
1
2
blueprint
Contingent
Reward
Tabel 3.2
skala perseps i gaya kepemimpinan transaks ional
No Aspek Indikator Nomor Butir Jml
Fav Unfav
blueprint

11
2 Menggambarkan dengan jelas
tugas yang harus dilakukan.
Mengamati dan mencari
penyimpangan kinerja.
Mengambil tindakan korektif
ketika terjadi penyimpangan
kinerja.
4
9
6
14
5
12
2
2
2
3 Memberikan kesempatan untuk
memperbaiki kesalahan.
Melakukan intervensi setelah
terjadinya kegagalan.
11
10 7
1
2
4 Membiarkan bawahan melakukan
pekerjaannya tanpa ada
pengawasan.Memberikan tanggung jawab
sepenuhnya kepada bawahan.
8
13
1
1
10 6 16
Skala persepsi gaya kepemimpinan transformasional. Skala ini adalah skala yang
dibuat atau disusun oleh peneliti sendiri yang mana aspek-as ek yang diukur
berdasarkan atas teori kepemimpinan transformasional menurut Bass dan
dengan menggunakan model skala Likert. Adapun skala persepsi
gaya kepemimpinan transformasional terdapat dalam tabel 3.3.
Management
By Exception-
Active
Management
By Exception-
Passive
Laissez Faire
blueprint
Jumlah
Tabel 3.3
skala perseps i gaya kepemimpinan transformasional
No. Aspek Indikator Nomor Butir Jml
Fav Unfav
blueprint

12
1 Rela berkorban untuk
kepentingan bersama.Menumbuhkan rasa bangga
anggota.
Mampu memperoleh
kepercayaan dari bawahan.
1, 26
25
3 24
2
1
2
2 Mengkomunikasikan harapan
(visi) yang tinggi.Menumbuhkan inspirasi pada
bawahan.Memotivasi bawahan.
4, 27
23
6
5
22
2
2
2
3 Merangsang upaya bawahan
agar kreatif dan inovatif.
Menumbuhkan ide baru kepada
bawahan dalam menyelesaikan
permasalahan.Mendorong bawahan agar
mencari cara baru dalam
melaksanakan tugas.
21, 7
8, 2
9 20
2
2
2
4 Memperhatikan kebutuhan
bawahan.Memberikan bimbingan dan
saran.
10, 19
18 11
2
2
5 Menekankan akan pentingnya
keyakinan mencapai tujuan.Mempengaruhi bawahan akan
pentingnya nilai-nilai ( )
yang dianut.Mempertimbangkan akibat
moral dan etik dari keputusan
yang diambil.
12, 17
16
14
13
15
2
2
2
20 7 27
Skala kepuasan kerja. Skala ini adalah skala yang peneliti adaptasi dari
Spector. Adapun penelitian ini menggunakan model skala
Attributed
Charisma
Inspirational
Leadership
Intellectual
Stimulation
Individualized
Consideration
Idealized
Influence
beliefs
job
satisfaction survey
Jumlah

13
Likert dengan aspek-aspek yang diukur berdasarkan atas teori kepuasan kerja
Spector. Adapun skala kepuasan kerja terdapat dalam tabel 3.4.
1 Kepuasan akan kesesuaian
gaji dan kenaikan gaji yang
diterima.
1, 28 10, 19 4
2 Kepuasan akan adanya
kesempatan promosi.
11, 20,
33
2 4
3 Kepuasan akan interaksi
dengan atasan dan fungsi dari
atasan.
3, 30 12, 21 4
4 Kepuasan terhadap benefit
yang diberikan perusahaan.
13, 22 4, 29 4
5 Kepuasan terhadap
penghargaan (imbalan) atas
pencapaian kerja yang baik.
5 14, 23,
32
4
6 Kepuasan akan prosedur dan
peraturan (kondisi kerja) yang
berada di dalam perusahaan.
15 6, 24,
31
4
7 Kepuasan akan kerja sama
dengan rekan kerja dan
terhadap kompetensi yang
dimiliki rekan kerja.
7, 25 16, 34 4
8 Kepuasan terhadap
kesesuaian akan jenis
pekerjaan yang dilakukan.
17, 27,
35
8 4
9 Kepuasan akan komunikasi di
dalam perusahaan.
9 18, 26,
36
4
17 19 36
Pilihan jawaban untuk semua skala penelitian terdiri dari empat macam, yaitu:
blueprint
Pay
Promotion
Supervision
Fringe Benefits
Contingent
Rewards
Operating
Conditions
Coworkers
Nature of Work
Communication
Tabel 3.4
Spector
No. Aspek Indikator-Indikator Nomor Butir Jml
Fav Unfav
Jumlah
blueprint job satisfaction survey (JSS)

14
SS, apabila subjek merasa sangat sesuai atas pernyataan yang diberikan.
S, apabila subjek merasa sesuai atas pernyataan yang diberikan.
TS, apabila subjek merasa tidak sesuai atas pernyataan yang diberikan.
STS, apabila subjek merasa sangat tidak sesuai atas pernyataan yang diberikan.
Dalam setiap jawaban, peneliti memberikan nilai atau b ot tertentu sebagaimana
terdapat pada tabel 3.5 berikut ini:
(SS) Sangat Sesuai
(S) Sesuai
(TS) Tidak Sesuai
(STS) Sangat Tidak Sesuai
4
3
2
1
1
2
3
4
Uji validitas
Validitas adalah derajat ketepatan suatu alat ukur ten g pokok isi atau arti
sebenarnya yang diukur. Pengujian validitas dilakukan ntuk mengetahui apakah
alat ukur dalam hal ini skala atau kuesioner mampu men asilkan data yang akurat
sesuai dengan tujuan ukurnya. Uji validitas dilakukan dengan mengkorelasikan
Tabel 3.5
bobot nilai tiap jawaban semua skala
Skala
Uji Instrumen
Favourabl
e
Unfavourabl
e

15
antara skor masing-masing item dengan skor total. Penghitungannya dengan
menggunakan program SPSS versi 11.5 untuk memudahkan d am proses
penghitungan.
Suatu item dikatakan valid apabila korelasi Pearson yang didapatkan = 0,3.
Berdasarkan uji validitas yang dilakukan, ditemukan bahwa dari 20 item pada skala
yang diujicoba terdapat 12 item yang
valid, dari 16 item pada skala persepsi gaya kepemimpinan transaksional yang
diujicoba terdapat 13 item yang valid, dari 27 item pada skala persepsi gaya
kepemimpinan transformasional yang diujicoba terdapat 26 item yang valid,
sedangkan dari 36 item pada skala kepuasan kerja atau
Spector yang diujicoba terdapat 28 item yang valid. Berikut ini, hasil dari uji
validitas terhadap empat alat ukur :
1 1, 2* 8, 14* 4
2 4, 16, 19 3 4
3 5, 15* 6*, 9* 4
4 7*, 13*, 17 10 4
5 11*, 18 12, 20 4
12 8 20
* = item yang tidak valid
organizational citizenship behavior (OCB)
job satisfaction survey
(JSS)
Altruism
Conscientiousness
Sportsmanship
Courtesy
Civic Virtue
Tabel 3.6
uji validitas skala
No. Aspek Nomor Butir Jumlah
Fav Unfav
Jumlah
blueprint organizational citizenship behavior (OCB)

16
1 Menjanjikan imbalan yang
setimpal.
Memberikan imbalan atas usaha
yang telah dilakukan bawahan.
Menghargai prestasi yang telah
dicapai bawahan.
1, 15
3
2
16
2
1
2
2 Menggambarkan dengan jelas
tugas yang harus dilakukan.
Mengamati dan mencari
penyimpangan kinerja.
Mengambil tindakan korektif
ketika terjadi penyimpangan
kinerja.
4
9*
6
14*
5
12*
2
2
2
3 Memberikan kesempatan untuk
memperbaiki kesalahan.
Melakukan intervensi setelah
terjadinya kegagalan.
11
10 7
1
2
4 Membiarkan bawahan melakukan
pekerjaannya tanpa ada
pengawasan.Memberikan tanggung jawab
sepenuhnya kepada bawahan.
8
13
1
1
10 6 16
* = item yang tidak valid
Tabel 3.7
uji validitas skala perseps i gaya kepemimpinan transaks ional
No Aspek Indikator Nomor Butir Jml
Fav Unfav
Jumlah
blueprint
Contingent
Reward
Management
By Exception-
Active
Management
By Exception-
Passive
Laissez Faire

17
1 Rela berkorban untuk
kepentingan bersama.
Menumbuhkan rasa bangga
anggota.
Mampu memperoleh
kepercayaan dari bawahan.
1, 26
25
3 24
2
1
2
2 Mengkomunikasikan harapan
(visi) yang tinggi.
Menumbuhkan inspirasi pada
bawahan.
Memotivasi bawahan.
4, 27
23
6
5
22
2
2
2
3 Merangsang upaya bawahan
agar kreatif dan inovatif.
Menumbuhkan ide baru kepada
bawahan dalam menyelesaikan
permasalahan.
Mendorong bawahan agar
mencari cara baru dalam
melaksanakan tugas.
21, 7
8, 2
9 20*
2
2
2
Tabel 3.8
uji validitas skala perseps i gaya kepemimpinan transformasional
No. Aspek Indikator Nomor Butir Jml
Fav Unfav
blueprint
Attributed
Charisma
Inspirational
Leadership
Intellectual
Stimulation

18
4 Memperhatikan kebutuhan
bawahan.
Memberikan bimbingan dan
saran.
10, 19
18 11
2
2
5 Menekankan akan pentingnya
keyakinan mencapai tujuan.
Mempengaruhi bawahan akan
pentingnya nilai-nilai ( ) yang dianut.
Mempertimbangkan akibat
moral dan etik dari keputusan
yang diambil.
12, 17
16
14
13
15
2
2
2
20 7 27
* = item yang tidak valid
1 Kepuasan akan kesesuaian
gaji dan kenaikan gaji yang
diterima.
1, 28 10, 19 4
2 Kepuasan akan adanya
kesempatan promosi.
11, 20,
33
2 4
3 Kepuasan akan interaksi
dengan atasan dan fungsi dari
atasan.
3, 30 12, 21 4
4 Kepuasan akan benefit yang
diberikan perusahaan.
13, 22 4, 29 4
5 Kepuasan akan penghargaan
(imbalan) atas pencapaian
kerja yang baik.
5 14, 23,
32
4
6 Kepuasan akan prosedur dan
peraturan (kondisi kerja) yang
berada di dalam perusahaan.
15* 6*, 24,
31*
4
Individualized
Consideration
Idealized
Influence
beliefs
Pay
Promotion
Supervision
Fringe Benefits
Contingent
Rewards
Operating
Conditions
Jumlah
Tabel 3.9
uji validitas Spector
No. Aspek Indikator-Indikator Nomor Butir Jml
Fav Unfav
Blueprint job satisfaction survey (JSS)

19
7 Kepuasan akan kerja sama
dengan rekan kerja dan
terhadap kompetensi yang
dimiliki rekan kerja.
7*,
25*
16, 34 4
8 Kepuasan terhadap
kesesuaian akan jenis
pekerjaan yang dilakukan.
17* , 27* , 35*
8 4
9 Kepuasan akan komunikasi di
dalam perusahaan.
9 18, 26,
36
4
17 19 36
* = item yang tidak valid
Uji reliabilitas
Reliabilitas adalah derajat ketepatan dan ketelitian atau akurasi yang ditunjukkan
oleh instrumen pengukuran. Dalam penelitian ini, pengukuran reliabilitas akan
dihitung dengan cara menghitung koefisien reliabilitas , dengan
menggunakan rumus koefisien alpha. Penghitungannya dengan menggunakan
program SPSS versi 11.5 untuk memudahkan dalam proses penghitungan.
Berdasarkan uji reliabilitas dan uji validitas melalui SPSS 11.5, didapatkan
nilai koefisien pada skala
sebesar 0,7680. Uji reliabilitas untuk skala persepsi gaya kepemimpinan
transaksional sebesar 0,8241. Uji reliabilitas untuk skala persepsi gaya
kepemimpinan transformasional sebesar 0,9575. Sedangkan uji reliabilitas untuk
Coworkers
Nature of Work
Communication
alpha cronbach
alpha cronbach organizational citizenship behavior
(OCB)
Jumlah

20
Spector sebesar 0,9301. Dengan begitu semua alat
ukur yang terdapat dalam penelitian ini dapat dikatakan reliabel untuk mengukur
skala-skala atau alat instrumen tersebut dan dapat digunakan.
Secara garis besar, penelitian ini dilakukan berdasarkan dua tahap, yaitu:
1. Tahap uji coba alat ukur ( penelitian)
Mempersiapkan alat pengumpulan data atau instrumen penelitian dengan
menentukan alat ukur yang akan digunakan.
Menyusun alat ukur yang akan disebarkan kepada responden penelitian, yaitu
kepada karyawan PT. Bumi Serpong Damai Tbk. Tangerang.
Penyusunan terdiri dari pengaturan tampilan huruf, halaman kuesioner atau
alat ukur, penulisan kata pengantar dan petunjuk pengisian, serta
pengelompokkan alat ukur menjadi lima bagian yaitu isian biodata
responden, skala model Likert yang terdiri dari skala
, skala persepsi gaya kepemimpinan
transaksional dan gaya kepemimpinan transformasional, dan skala
Spector.
Memohon persetujuan dan bimbingan dari dosen pembimbin perihal
pelaksanaan penelitian.
job satisfaction survey (JSS)
try out
organizational
citizenship behavior (OCB)
job
satisfaction survey (JSS)
try out
Prosedur penelitian

21
Persiapan segala hal yang menyangkut izin penelitian.
Membuat surat izin penelitian dan meminta persetujuan tas surat izin
penelitian yang telah dikeluarkan kepada pudek bagian akademik.
Memberikan surat izin penelitian dan proposal penelitian kepada pihak PT.
Bumi Serpong Damai Tbk. Tangerang dan menjelaskan peri al tujuan
dari pelaksanaan penelitian kepada Ka. Sub. Dept. HR Development
(Ibu V.A.G. Sandrajanti).
Memberikan penjelasan tentang proposal penelitian serta memohon untuk
mengecek alat ukur yang akan digunakan kepada pihak dept. HRD.
Berdiskusi dengan pihak dept. HRD dalam menentukan jumlah sampel dan
teknik dalam pengambilan sampel.
Menunggu persetujuan izin penelitian dan hasil pengecekan alat ukur dari
pihak dept. HRD.
Memperbanyak jumlah alat ukur untuk uji coba ( ) dan mempersiapkan
peralatan penunjang yang akan digunakan seperti amplop dan .
Memberikan alat ukur untuk penelitian kepada staff HRD (Bpk. Arief
Wibowo) pada tanggal 1 November 2010, karena pendistribusian alat ukur
kepada responden penelitian atau karyawan dilakukan oleh staf HRD
sendiri. Sehingga peneliti hanya menunggu hasil alat ukur yang sudah
terkumpul.
Adapun alat ukur tersebut terkumpul pada tanggal 12 November 2010. Jumlah
alat ukur yang terkumpul adalah 36 dari 50 alat ukur yang diberikan dan
try out
souvenir
try out

22
alat ukur yang sah atau valid untuk digunakan hanya sebanyak 32 karena
terdapat empat alat ukur yang tidak diisi secara lengkap.
Melakukan skoring terhadap alat ukur hasil penelitian.
Memilih item-item yang valid dan reliabel dari alat ukur yang digunakan pada
saat penelitian.
Mengatur tampilan alat ukur dengan menyusun kembali item-item yang valid
dan reliabel untuk dijadikan alat ukur yang siap pakai dalam penelitian
lapangan.
2. Tahap pelaksanaan penelitian lapangan
Memperbanyak jumlah alat ukur untuk pengambilan data dan mempersiapkan
peralatan penunjang yang akan digunakan seperti amplop an .
Menentukan jumlah sampel. Adapun jumlah sampel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah sebanyak 50 orang.
Menjelaskan secara rinci kepada pihak dept. HRD perihal karakteristik
responden yang berhak untuk mengisi alat ukur, karena berkaitan dengan
pembatasan subjek penelitian dan agar tidak terlihat b tu meluas.
Memberikan alat ukur untuk penelitian lapangan kepada staff HRD (Bpk.
Arief Wibowo) pada tanggal 16 November 2010, karena pendistribusian
alat ukur kepada sampel penelitian atau karyawan dilakukan oleh staf HRD
sendiri. Sehingga peneliti hanya menunggu hasil alat ukur yang sudah
try out
try out
souvenir

23
terkumpul.
Adapun alat ukur tersebut terkumpul pada tanggal 13 Desember 2010. Jumlah
alat ukur yang terkumpul adalah 33 dari 50 alat ukur yang diberikan.
Meminta surat keterangan telah melaksanakan kegiatan penelitian kepada
pihak dept. HRD dan ditandatangani langsung oleh Ka. Sub. Dept. HR
Development (Ibu V.A.G. Sandrajanti).
Mengecek dan menyortir alat ukur yang telah terkumpul karena jika terdapat
alat ukur yang tidak diisi secara lengkap oleh responden, maka data yang
terdapat dalam alat ukur tersebut tidak bisa digunakan untuk dianalisis
dalam penelitian.
Adapun alat ukur yang sah atau valid untuk dianalisis adalah sebanyak 33
ukur dari 33 alat ukur yang terkumpul. Dengan demikian semua alat ukur
yang terkumpul bisa digunakan dan selanjutnya dapat di nalisis.
Analisis data adalah proses penelaahan data agar dapat ditafsirkan. Tujuan dari
penafsiran tersebut adalah untuk memberikan makna pada data yang diperole
dan menjelaskan pola atau kategori, kemudian mencari h ungan antara berbagai
konsep. Pengolahan data dilakukan dengan analisa data statisti ebagai cara untuk
mengetahui pengaruh variabel bebas ( ), yaitu persepsi gaya
Teknik Analis is Data
independent variable

24
kepemimpinan transaksional dan transformasional dan kepuasan kerja terhadap
variabel terikat ( ), yaitu
Dalam rangka menjawab pertanyaan penelitian yaitu apakah terdapat
pengaruh yang signifikan persepsi gaya kepemimpinan dan kepuasan kerja
terhadap , maka penulis menggunakan
metode statistika karena datanya berupa angka-angka ya g merupakan hasil
pengukuran atau penghitungan. Dalam hal ini berdasarkan hipotesis yang aka
diukur, penulis menggunakan teknik analisis atau analisis
regresi berganda. Yang mana cara pengukurannya adalah dengan menggunakan
program atau SPSS versi 11.5.
Dalam analisis in i dapat diperoleh beberapa informasi,
yaitu :
R 2 yang menunjukkan proporsi varian (presentase varian) d
(DV) yang bisa diterangkan oleh (IV).
Uji hipotesis mengenai signifikan atau tidaknya masing masing koefisien regresi.
Koefisien yang signifikan menunjukkan dampak yang sign fikan dari
(IV) yang bersangkutan.
Persamaan regresi yang ditemukan bisa digunakan untuk embuat prediksi
tentang berapa harga Ý jika nilai setiap (IV) diketahui.
dependent variable organizational citizenship behavior
(OCB).
organizational citizenship behavior (OCB)
multiple regression
software
multiple regression
dependent
variable independent variable
independent variable
independent variable

BAB IV
ANALISIS HASIL PENELITIAN
4.1. Gambaran umum subjek penelitian
Tabel 4.1
responden berdasarkan jenis kelamin
Jenis Kelamin Jumlah Persentase (%)
Jumlah 33 100%
Berikut ini akan diuraikan gambaran responden berdasarkan jenis kelamin, usia,
status pekerjaan, tingkat pendidikan, dan masa kerja. Dalam penelitian ini, peneliti
menggunakan sampel sebanyak 33 karyawan dari populasi sebanyak ±400
karyawan yang berkantor di PT. Bumi Serpong Damai Tbk.
Tangerang.
4.1.1. Responden berdasarkan jenis kelamin
Berikut ini akan dijelaskan mengenai gambaran responden yang berdasarkan jenis
kelamin pada tabel 4.1.
Laki-Laki 18 54,55%
Perempuan 15 45,45%
Berdasarkan data yang terdapat dalam tabel 4.1, maka dapat disimpulkan
management office

2
bahwa responden yang berjenis kelamin laki-laki mendominasi penelitian ini.
Responden laki-laki berjumlah 18 orang (54,55%) sedangkan responden
perempuan berjumlah 15 orang (45,45%). Dengan demikian, responden yang
terdapat dalam penelitian ini sebagian besar berjenis kelamin laki-laki.
4.1.2. Responden berdasarkan usia
Dalam mengelompokkan responden berdasarkan usia, penel ti membaginya
berdasarkan periode perkembangan. Dimana responden yang terdapat dalam
penelitian ini berada pada periode perkembangan dewasa awal dan dewasa madya.
Pada dewasa awal rentang usianya adalah 20-30 tahun dan pada dewasa madya
rentang usianya adalah 31-45 tahun (Santrock, 2002). Gambaran responden
berdasarkan usia akan dijelaskan pada tabel 4.2 berikut ini :
Dewasa awal 24 72,73%
Dewasa madya 9 27,27%
Berdasarkan data yang terdapat dalam tabel 4.2, maka dapat diambil
kesimpulan bahwa mayoritas responden yang terdapat dalam penelitian ini yakni
berkisar pada masa perkembangan dewasa awal (20-30 tahun) yakni berjumlah 24
Table 4.2
responden berdasarkan usia
Usia Jumlah Persentase (%)
Jumlah 33 100%

3
orang (72,73%). Sedangkan responden yang berkisar pada masa perkembangan
dewasa madya (31-45 tahun) yakni berjumlah 9 orang (27,27%). Hal ini
menandakan bahwa mayoritas responden yang terdapat dalam penelitian ini
adalah responden yang berada pada periode perkembangan dewasa awal yang
berada pada rentang usia 20-30 tahun.
4.1.3. Responden berdasarkan status pekerjaan
Berikut ini akan dijelaskan mengenai gambaran responden yang berdasarkan
status pekerjaan pada tabel 4.3.
Pegawai Tetap (PKWTT) 18 54,55%
Pegawai Tidak Tetap (PKWT) 15 45,45%
Berdasarkan data yang terdapat dalam tabel 4.3, jumlah pegawai tetap
(PKWTT) sebanyak 18 orang (54,55%) adalah lebih banyak daripada pegawai
tidak tetap (PKWT) sebanyak 15 orang (45,45%). Dengan demikian, responden
yang terdapat dalam penelitian ini sebagian besar merupakan berstatus pegawai
tetap (PKWTT).
Table 4.3
responden berdasarkan status pekerjaan
Status Pekerjaan Frekuensi Persentase (%)
Jumlah 33 100%

4
4.1.4. Responden berdasarkan tingkat pendidikan
Gambaran mengenai jumlah repsonden berdasarkan tingkat pendidikan akan
dijelaskan pada tabel 4.4 berikut ini.
S2 1 3,03%
S1 15 45,45%
D3 5 15,15%
SLTA 12 36,37%
Berdasarkan tingkat pendidikan responden yang terdapat dalam penelitian
ini, responden yang tingkat pendidikannya S1 atau sederajat lebih banyak
dibandingkan dengan responden pada tingkat pendidikan lainnya. Responden
yang berpendidikan SLTA yakni sebanyak 12 orang (36,37%), responden dengan
tingkat pendidikan D3 berjumlah 5 orang (15,15%), responden dengan tingkat
pendidikan S1 berjumlah 15 orang (45,45%), sedangkan responden dengan tingkat
pendidikan S2 berjumlah 1 orang (3,03%). Berdasarkan data yang terdapat pada
tabel 4.4, maka dapat diambil kesimpulan bahwa sebagian besar tingkat
pendidikan responden yang terdapat dalam penelitian ini adalah berpendidikan S1
Table 4.4
responden berdasarkan tingkat pendidikan
Jenjang
Pendidikan
Frekuensi Persentase (%)
Jumlah 33 100%

5
atau sederajat. Hal ini dikarenakan sebagaian besar pegawai yang bekerja di
perusahaan tersebut direkrut memang didasarkan pada tingkat pendidikan S1 atau
sederajat.
4.1.5. Responden berdasarkan masa kerja
Gambaran mengenai jumlah repsonden berdasarkan masa kerja akan dijelaskan
pada tabel 4.5 berikut ini.
< 1 Tahun 4 12,12%
1 - 9 Tahun 25 75,76%
10 - 18 Tahun 4 12,12%
Berdasarkan masa kerja responden yang terdapat dalam penelitian ini,
responden dengan masa kerja di bawah 1 tahun sebanyak 4 orang (12,12%),
responden dengan masa kerja diantara rentang 1-9 tahun sebanyak 25 orang
(75,76%), dan responden dengan masa kerja diantara rentang 10-18 tahun
sebanyak 4 orang (12,12%). Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden
Table 4.5
responden berdasarkan masa kerja
Masa Kerja Frekuensi Persentase (%)
Jumlah 33 100%

6
berdasarkan masa kerja didominasi oleh responden yang emiliki masa kerja
diantara rentang 1-9 tahun.
Berikut ini akan di uraikan analisis deskriptif
persepsi gaya kepemimpinan transaksional, persepsi gaya kepemimpinan
transformasional, dan kepuasan kerja. Dalam tabel 4.6 berikut ini tentang analisis
deskriptif tersebut akan dijelaskan tentang (rerata),
(simpangan baku), rentangan, , dan dari masing-masing variabel
penelitian.
33 35 4,64 23 - 43 20 21,5
Persepsi Gaya
Kepemimpinan
Transaksional
33 35,42 4,84 26 - 45 19 23,44
Persepsi Gaya
Kepemimpinan
Transformasional
33 72,67 10,88 50 - 94 44 118,354
4.2. Deskripsi data
Tabel 4.6
analis is deskriptif
Variabel N M SD Rentangan Range Var
organizational citizenship behavior
(OCB),
mean standard deviation
range variance
Organizational
Citizenship
Behavior (OCB)

7
Kepuasan Kerja 33 65,88 11 40 - 86 46 121,047
Berdasarkan data yang terdapat pada tabel 4.6 tentang analisis deskriptif di
atas, maka dapat diketahui bahwa dari variabel
adalah 35 dengan standar deviasi sebesar 4,64. Pada variabel persepsi
gaya kepemimpinan transaksional, nya adalah 35,42 dengan standar deviasi
sebesar 4,84. Pada variabel persepsi gaya kepemimpinan transformasional,
nya adalah 72,67 dengan standar deviasi sebesar 10,88. Sedangkan pada variabel
kepuasan kerja, nya adalah 65,88 dengan standar deviasi sebesar 11.
4.2.1. Kategorisasi skor
Untuk mengetahui persebaran skor
yang diperoleh dari responden tersebut tingkatnya tinggi, sedang, atau rendah,
maka disajikan norma skor skala
setelah diketahui nilai dan standar deviasi pada tabel 4.6 sebelumnya.
Berikut ini persebaran skor :
(Job Satisfaction
Survey)
mean organizational citizenship
behavior
mean-
mean-
mean-
organizational citizenship behavior (OCB)
organizational citizenship behavior (OCB)
organizational citizenship behavior (OCB)
mean
organizational citizenship behavior (OCB)
Tabel 4.7
persebaran skor
Kategori Rumus Rentangan Jumlah
Subjek
Persentase
organizational citizenship behavior (OCB)
Raw Score

8
Tinggi X > M + 1SD > 40 4 12,12%
Sedang M - 1SD = X= M + 1SD 30 - 40 26 78,78%
Rendah X < M - 1SD < 30 3 9,1%
? 33 100%
Berdasarkan data persebaran skor pada tabel 4.7 di atas, maka dapat
diketahui bahwa dari 33 karyawan yang menjadi responden, 26 karyawan
(78,78%) memiliki skor yang masuk
dalam kategori sedang, 4 karyawan (12,12%) masuk dalam kategori tinggi, dan 3
karyawan (9,1%) masuk dalam kategori rendah.
4.2.2. Kategorisasi skor persepsi gaya kepemimpinan
Berikut ini akan digambarkan persebaran skor persepsi gaya kepemimpinan
transaksional pada tabel 4.8 dan persebaran skor persepsi gaya kepemimpinan
transformasional pada tabel 4.9, setelah nilai dan SD diketahui pada tabel 4.6
sebelumnya. Berikut ini adalah tabel datanya:
Tinggi X > M + 1SD > 40 4 12,12%
Sedang M - 1SD = X= M + 1SD 30 - 40 24 72,73%
organizational citizenship behavior (OCB)
mean
Tabel 4.8
persebaran skor persepsi gaya kepemimpinan transaksional
Kategori Rumus Rentangan Jumlah
Subjek
Persentase
Raw Score

9
Rendah X < M - 1SD < 30 5 15,15%
? 33 100%
Berdasarkan data persebaran skor pada tabel 4.8 di atas, maka dapat
diketahui bahwa dari 33 karyawan yang menjadi responden, 24 karyawan
(72,73%) memiliki skor persepsi gaya kepemimpinan transaksional yang masuk
dalam kategori sedang, 4 karyawan (12,12%) masuk dalam kategori tinggi, dan 5
karyawan (15,15%) masuk dalam kategori rendah.
Tinggi X > M + 1SD > 83 4 12,12%
Sedang M - 1SD = X= M + 1SD 62 - 83 23 69,70%
Rendah X < M - 1SD < 62 6 18,18%
? 33 100%
Berdasarkan data persebaran skor pada tabel 4.9, maka dapat diketahui
bahwa dari 33 karyawan yang menjadi responden, 23 kary n (69,70%) memiliki
Tabel 4.9
persebaran skor persepsi gaya kepemimpinan transformas onal
Kategori Rumus Rentangan Jumlah
Subjek
Persentas
eRaw Score

10
skor persepsi gaya kepemimpinan transformasional yang masuk dalam kategori
sedang, 4 karyawan (12,12%) masuk dalam kategori tinggi, dan 6 karyawan
(18,18%) masuk dalam kategori rendah.
4.2.3. Kategorisasi skor kepuasan kerja
Berikut ini akan digambarkan persebaran skor kepuasan kerja pada tabel 4.10,
setelah nilai dan SD diketahui pada tabel 4.6 sebelumnya.
Tinggi X > M + 1SD > 77 5 15,15%
Sedang M - 1SD = X= M + 1SD 55 -77 22 66,67%
Rendah X < M - 1SD < 55 6 18,18%
? 33 100%
mean
Tabel 4.10
persebaran skor kepuasan kerja
Kategori Rumus Rentangan Jumlah
Subjek
Persentase
Raw Score

11
Berdasarkan data persebaran skor pada tabel 4.10 di atas, maka dapat
diketahui bahwa dari 33 karyawan yang menjadi responden, 22 kary wan
(66,67%) memiliki skor kepuasan kerja yang masuk dalam kategori sedang, 5
karyawan (15,15%) masuk dalam kategori tinggi, dan 6 karyawan (18,18%) masuk
dalam kategori rendah.
Dalam subbab hasil uji h ipotesis ini, peneliti akan menjelaskan tentang hasil
penghitungan analisis regresi linear berganda yang dilakukan den n
menggunakan program SPSS versi 11.5. Uji hipotesis ini dila n untuk
mengetahui pengaruh antara masing-masing IV terhadap DV. Berikut ini akan
dijelaskan secara rinci hasil uji hipotesis pada tabel 4.11.
1 .888(a) .789 .517 3.22375
a Predictors: (Constant), communication, nature of work, operating conditions, idealized influence, laissez faire, coworkers, management by exception passive, fringe benefits, promotion, management by exception active, c tingent reward,
supervision, contingent reward, inspirational leadership, attributed charisma, pay, individualized consideration, intellectual stimulation
4.3. Has il Uji Hipotesis
Tabel 4.11
model analisis regres i dari ke-18 IV
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
summary

12
Berdasarkan data yang terdapat pada tabel 4.11 hasil model
analisis regresi dari ke-18 IV, maka dapat diketahui bahwa nilai korelasi (R) antara
18 IV dengan OCB adalah sebesar 0,888 atau 88,8% dengan nilai (R2)
adalah sebesar 0,789 atau 78,9%. Hal ini menjelaskan bahwa proporsi varian dari
yang secara keseluruhan bisa
diterapkan pada 18 variabel adalah sebesar 78,9%. Dengan kata lain , penyebab
bervariasinya skor yang ditentukan
oleh 18 variabel (
dan )
secara bersama-sama adalah sebesar 78,9%. Sedangkan sisanya sebesar 21,1%
disebabkan oleh aspek-aspek lainnya yang dapat memberikan pengaruh terhadap
perilaku OCB. Sedangkan untuk nilai signifikansi dapat dilihat pada el 4.12
berikut ini:
1 Regression 542.504 18 30.139 2.900 .024(a)
Residual 145.496 14 10.393
Total 688.000 32
a Predictors: (Constant), communication, nature of work, operating conditions, idealized influence, laissez
summary
R square
organizational citizenship behavior (OCB)
organizational citizenship behavior (OCB)
contingent reward, management by exception-active,
management by exception-passive, laissez faire, attributed charisma,
inspirational leadership, intellectual stimulation, individualized consideration,
idealized influence, pay, promotion, supervision, fringe benefits, contingent
rewards, operating conditions, coworkers, nature of work, communication
Tabel 4.12
anova analis is regresi dari ke-18 IV
Model Sum of
Squares
df Mean Square F Sig.

13
faire, coworkers, management by exception passive, fri ge benefits, promotion, management by
exception active, contingent reward, supervision, contingent rewards, inspirational leadership, attributed charisma, pay, individualized consideration, intellect stimulation
b Dependent Variable: organizational citizenship behavior
Berdasarkan data yang terdapat pada tabel 4.12 tentang hasil anova analisis
regresi dari ke-18 IV, maka dapat diketahui bahwa nilai signifikan yang terdapat
dalam penelitian ini atau nilai pengaruh persepsi gaya kepemimpinan
transaksional, persepsi gaya kepemimpinan transformasional, dan kepuasan kerja
terhadap adalah sebesar 0,024. Hal ini
menunjukkan bahwa dari keseluruhan IV terhadap DV menunjukkan nilai yang
signifikan pada taraf signifikansi 5% atau 0,024 < 0,05. Kesimpulannya adalah
bahwa aspek-aspek atau dimensi-dimensi yang terdapat d variabel persepsi
gaya kepemimpinan transaksional, persepsi gaya kepemim inan transformasional,
dan kepuasan kerja berpengaruh secara signifikan terhadap
Sedangkan untuk mengetahui pengaruh masing-masing IV terhadap DV yang
terdapat dalam penelitian ini, maka peneliti akan menjelaskannya berdasarkan hasil
nilai analisis regresi dari ke-18 IV. Berikut ini akan dijelaskan pada
tabel 4.13.
organizational citizenship behavior
organizational
citizenship behavior (OCB).
coefficients
Tabel 4.13
analis is regresi dari ke-18 IV
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
coefficients

14
1 (Constant) 30.337 9.819 3.090 .008Contingent Reward
.321 .386 .205 .831 .420
Management by Exception-Active
-.302 .937 -.082 -.322 .752
Management by Exception-Passive
-2.009 .893 -.553 -2.251 .041
Laissez Faire .070 .683 .016 .103 .920Attributed Charisma
-.195 .659 -.110 -.296 .771
Inspirational Leadership
-.497 .668 -.274 -.744 .469
Intellectual Stimulation
.632 .828 .345 .763 .458
Individualized Consideration
1.709 .959 .658 1.783 .096
Idealized Influence
.636 .442 .366 1.437 .173
Pay .851 .813 .391 1.047 .313
Promotion -.408 .701 -.197 -.582 .570Supervision -1.972 .559 -.926 -3.530 .003Fringe Benefits .406 .548 .197 .742 .471Contingent Rewards
-.114 .526 -.060 -.217 .831
Operating Conditions
-2.628 1.615 -.315 -1.627 .126
Coworkers -.182 .831 -.042 -.219 .830Nature of Work .267 1.044 .046 .256 .802Communication 1.260 .566 .485 2.227 .043
a Dependent Variable: Organizational Citizenship Behavior
Berdasarkan data yang terdapat pada tabel 4.13 tersebut, maka persamaan
regresi yang berdasarkan nilai B adalah sebagai berikut:
B Std. Error
Beta
(y') = 30,337 + 0,321 X1 - 0,302 X2 - 2,009
X3 + 0,070 X4 - 0,195 X5 - 0,497 X6 + 0,632 X7 + 1,709 X8 + 0,636 X9 + 0851 X1 0 -
0,408 X1 1 - 1,972 X1 2 + 0,406 X1 3 - 0,114 X1 4 - 2,628 X1 5 - 0,182 X1 6 + 0,267 X17
Organizational citizenship behavior

15
Dari persamaan regresi tersebut, maka dapat dibuat prediksi tentang berapa
harga Ý jika setiap IV diketahui. Sesuai dengan tabel 4.13 tersebut, maka dapat
diketahui signifikan atau tidaknya masing-masing IV terhadap DV. Hal ini untuk
menjawab hipotesis yang terdapat dalam penelitian ini. Berikut ini akan dijelaskan
hasil hipotesis yang terdapat dari penelitian ini, yaitu:
4.3.1. Uji hipotesis varian IV terhadap DV
Uji hipotesis ini berusaha untuk menjawab pertanyaan: apakah persepsi gaya
kepemimpinan dan kepuasan kerja memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
Adapun keseluruhan dari variabel
tersebut mencakup 18 IV dan rinciannya adalah sebagai berikut:
Pada tabel 4.13 diketahui nilai P untuk dalam persepsi gaya
kepemimpinan transaksional adalah sebesar 0,420. Karena P > 0,05, maka
dapat disimpulkan bahwa tidak memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap
Pada tabel 4.13 diketahui nilai P untuk dalam
persepsi gaya kepemimpinan transaksional adalah sebesar 0,752. Karena P >
0,05, maka dapat disimpulkan bahwa tidak
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
+ 1,260 X1 8
organizational citizenship behavior (OCB).
contingent reward
contingent reward
organizational citizenship behavior (OCB).
management by exception-active
management by exception-active
organizational citizenship
behavior (OCB).

16
Pada tabel 4.13 diketahui nilai P untuk dalam
persepsi gaya kepemimpinan transaksional adalah sebesar 0,041. Karena P <
0,05, maka dapat disimpulkan bahwa
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
Pada tabel 4.13 diketahui nilai P untuk dalam persepsi gaya
kepemimpinan transaksional adalah sebesar 0,920. Karena P > 0,05, maka
dapat disimpulkan bahwa tidak memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap
Pada tabel 4.13 diketahui nilai P untuk dalam persepsi gaya
kepemimpinan transformasional adalah sebesar 0,771. Karena P > 0,05,
maka dapat disimpulkan bahwa tidak memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap
Pada tabel 4.13 diketahui nilai P untuk dalam persepsi
gaya kepemimpinan transformasional adalah sebesar 0,469. Karena P > 0,05,
maka dapat disimpulkan bahwa tidak memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap
Pada tabel 4.13 diketahui nilai P untuk dalam persepsi
gaya kepemimpinan transformasional adalah sebesar 0,458. Karena P > 0,05,
maka dapat disimpulkan bahwa tidak memiliki
management by exception-passive
management by exception passive
organizational citizenship
behavior (OCB).
laissez faire
laissez faire
organizational citizenship behavior (OCB).
attributed charisma
attributed charisma
organizational citizenship behavior
(OCB).
inspirational leadership
inspirational leadership
organizational citizenship behavior
(OCB).
intellectual stimulation
intellectual stimulation

17
pengaruh yang signifikan terhadap
Pada tabel 4.13 diketahui nilai P untuk dalam
persepsi gaya kepemimpinan transformasional adalah seb ar 0,096. Karena
P > 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa
tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
Pada tabel 4.13 diketahui nilai P untuk dalam persepsi gaya
kepemimpinan transformasional adalah sebesar 0,173. Karena P > 0,05,
maka dapat disimpulkan bahwa tidak memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap
Pada tabel 4.13 diketahui nilai P untuk dalam kepuasan kerja adalah sebesar
0,313. Karena P > 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa tidak memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap
Pada tabel 4.13 diketahui nilai P untuk dalam kepuasan kerja adalah
sebesar 0,570. Karena P > 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa
tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
Pada tabel 4.13 diketahui nilai P untuk dalam kepuasan kerja adalah
sebesar 0,003. Karena P < 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
organizational citizenship behavior
(OCB).
individualized consideration
individualized consideration
organizational
citizenship behavior (OCB).
idealized influence
idealized influence
organizational citizenship behavior (OCB).
pay
pay
organizational citizenship behavior
(OCB).
promotion
promotion
organizational
citizenship behavior (OCB).
supervision
supervision
organizational citizenship

18
Pada tabel 4.13 diketahui nilai P untuk dalam kepuasan kerja
adalah sebesar 0,471. Karena P > 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa
tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
Pada tabel 4.13 diketahui nilai P untuk dalam kepuasan kerja
adalah sebesar 0,831. Karena P > 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa
tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
Pada tabel 4.13 diketahui nilai P untuk dalam kepuasan
kerja adalah sebesar 0,126. Karena P > 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa
tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
Pada tabel 4.13 diketahui nilai P untuk dalam kepuasan kerja adalah
sebesar 0,830. Karena P > 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa
tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
Pada tabel 4.13 diketahui nilai P untuk dalam kepuasan kerja
adalah sebesar 0,802. Karena P > 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa
tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
Pada tabel 4.13 diketahui nilai P untuk dalam kepuasan kerja
behavior (OCB).
fringe benefits
fringe benefits
organizational citizenship behavior (OCB).
contingent rewards
contingent reward
organizational citizenship behavior (OCB).
operating conditions
operating conditions
organizational citizenship behavior (OCB).
coworkers
coworkers
organizational
citizenship behavior (OCB).
nature of work
nature of work
organizational citizenship behavior (OCB).
communication

19
adalah sebesar 0,043. Karena P < 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
4.3.2. Proporsi varian
Pada subbab sebelumnya, dapat diketahui bahwa terdapat tiga IV yang
dampaknya signifikan terhadap yaitu
(persepsi gaya kepemimpinan transaksional)
serta dan (kepuasan kerja). Namun, penulis juga
ingin melihat varian dari masing-masing IV yang memiliki kontribusi paling tinggi
terhadap . Oleh karena itu penulis
melakukan analisis regresi secara hirarkikal. Awalnya enulis menghitung satu IV,
kemudian memasukkan satu IV lagi, dan begitu seterusny sehingga seluruh
masing-masing IV dimasukkan. Berdasarkan hasil hitungan dengan menggunakan
program SPSS versi 11.5, berikut ini adalah tabel prop i varian
yang terkait dengan IV, yaitu:
communication organizational
citizenship behavior (OCB).
organizational citizenship behavior (OCB),
management by exception-passive
supervision communication
organizational citizenship behavior (OCB)
organizational
citizenship behavior (OCB)

20
1 X1 0,037 3,7 % Tidak Signifikan
2 X12 0,038 0,1 % Tidak Signifikan
3 X123 0,239 20,1% Signifikan
4 X1234 0,245 0,6 % Tidak Signifikan
5 X12345 0,269 2,4 % Tidak Signifikan
6 X123456 0,283 1,4 % Tidak Signifikan
7 X1234567 0,303 2 % Tidak Signifikan
8 X12345678 0,338 3,5 % Tidak Signifikan
9 X123456789 0,350 1,2 % Tidak Signifikan
10 X12345678910 0,435 8,5 % Tidak Signifikan
11 X1234567891011 0,463 2,8 % Tidak Signifikan
12 X123456789101112 0,642 17,9 % Signifikan
13 X12345678910111213 0,642 0 % Tidak Signifikan
14 X1234567891011121314 0,644 0,2 % Tidak Signifikan
15 X123456789101112131415 0,713 6,9 % Tidak Signifikan
16 X12345678910111213141516 0,713 0 % Tidak Signifikan
17 X1234567891011121314151617 0,714 0,1 % Tidak Signifikan
18 X123456789101112131415161718 0,789 7,5 % Signifikan
78,9 %
Berdasarkan data yang terdapat tabel 4.14, maka dapat diketahui kontribusi
dari masing-masing variabel IV terhadap
. Berikut ini dijelaskan deskripsi secara jelas dari m ing-masing IV yakni
Tabel 4.14
Proporsi varian IV yang terkait dengan DV
No. IV R² Kontribus i
Varian (%)
Sig
Total Keseluruhan
organizational citizenship behavior
(OCB)

21
sebagai berikut:
dengan
diperoleh R² ( ) sebesar 0,037 yang berarti bahwa variabel
memiliki kontribusi sebesar 3,7% dalam mempengaruhi
. Selain itu, pada tabel 4.13
dapat diperoleh nilai B (koefisien regresi) sebesar 0,321 yang berarti bahwa
secara positif mempengaruhi
dengan kriteria tidak signifikan.
dengan
diperoleh R² ( ) sebesar 0,038 yang berarti bahwa variabel
memiliki kontribusi sebesar 0,1% dalam
mempengaruhi . Selain itu, pada
tabel 4.13 dapat diperoleh nilai B (koefisien regresi) sebesar -0,302 yang
berarti bahwa secara negatif
mempengaruhi dengan kriteria
tidak signifikan.
dengan
diperoleh R² ( ) sebesar 0,239 yang berarti bahwa variabel
memiliki kontribusi sebesar 20,1% dalam
mempengaruhi . Selain itu, pada
tabel 4.13 dapat diperoleh nilai B (koefisien regresi) sebesar -2,009 yang
berarti bahwa secara negatif
Organizational citizenship behavior (OCB) contingent reward
R Square
contingent reward
organizational citizenship behavior (OCB)
contingent reward organizational citizenship
behavior (OCB)
Organizational citizenship behavior (OCB) management by exception-
active R Square
management by exception-active
organizational citizenship behavior (OCB)
management by exception-active
organizational citizenship behavior (OCB)
Organizational citizenship behavior (OCB) management by exception-
passive R Square
management by exception-passive
organizational citizenship behavior (OCB)
management by exception-passive

22
mempengaruhi dengan kriteria
signifikan. Artinya semakin tinggi variabel
, maka perilaku OCB pada karyawan secara signifikan pun akan
semakin rendah
dengan diperoleh R²
( ) sebesar 0,245 yang berarti bahwa variabel memiliki
kontribusi sebesar 0,6% dalam mempengaruhi
. Selain itu, pada tabel 4.13 dapat diperoleh nilai B (koefisien
regresi) sebesar 0,070 yang berarti bahwa secara positif
mempengaruhi dengan kriteria
tidak signifikan.
dengan
diperoleh R² ( ) sebesar 0,269 yang berarti bahwa variabel
memiliki kontribusi sebesar 2,4% dalam mempengaruhi
. Selain itu, pada tabel 4.13
dapat diperoleh nilai B (koefisien regresi) sebesar -0,195 yang berarti bahwa
secara negatif mempengaruhi
dengan kriteria tidak signifikan.
dengan
diperoleh R² ( ) sebesar 0,283 yang berarti bahwa variabel
memiliki kontribusi sebesar 1,4% dalam
mempengaruhi . Selain itu, pada
organizational citizenship behavior (OCB)
management by exception-
passive
Organizational citizenship behavior (OCB) laissez faire
R Square laissez faire
organizational citizenship
behavior (OCB)
laissez faire
organizational citizenship behavior (OCB)
Organizational citizenship behavior (OCB) attributed charisma
R Square
attributed charisma
organizational citizenship behavior (OCB)
attributed charisma organizational
citizenship behavior (OCB)
Organizational citizenship behavior (OCB) inspirational leadership
R Square
inspirational leadership
organizational citizenship behavior (OCB)

23
tabel 4.13 dapat diperoleh nilai B (koefisien regresi) sebesar -0,497 yang
berarti bahwa secara negatif mempengaruhi
dengan kriteria tidak signifikan.
dengan
diperoleh R² ( ) sebesar 0,303 yang berarti bahwa variabel
memiliki kontribusi sebesar 2% dalam
mempengaruhi . Selain itu, pada
tabel 4.13 dapat diperoleh nilai B (koefisien regresi) sebesar 0,632 yang
berarti bahwa secara positif mempengaruhi
dengan kriteria tidak signifikan.
dengan
diperoleh R² ( ) sebesar 0,338 yang berarti bahwa
variabel memiliki kontribusi sebesar 3,5%
dalam mempengaruhi . Selain
itu, pada tabel 4.13 dapat diperoleh nilai B (koefisien regresi) sebesar 1,709
yang berarti bahwa secara positif
mempengaruhi dengan kriteria
tidak signifikan.
dengan
diperoleh R² ( ) sebesar 0,350 yang berarti bahwa variabel
memiliki kontribusi sebesar 1,2% dalam mempengaruhi
. Selain itu, pada tabel 4.13
inspirational leadership
organizational citizenship behavior (OCB)
Organizational citizenship behavior (OCB) intellectual stimulation
R Square
intellectual stimulation
organizational citizenship behavior (OCB)
intellectual stimulation
organizational citizenship behavior (OCB)
Organizational citizenship behavior (OCB) individualized
consideration R Square
individualized consideration
organizational citizenship behavior (OCB)
individualized consideration
organizational citizenship behavior (OCB)
Organizational citizenship behavior (OCB) idealized influence
R Square idealized
influence
organizational citizenship behavior (OCB)

24
dapat diperoleh nilai B (koefisien regresi) sebesar 0,636 yang berarti bahwa
secara positif mempengaruhi
dengan kriteria tidak signifikan.
dengan diperoleh R² (
) sebesar 0,435 yang berarti bahwa variabel memiliki kontribusi
sebesar 8,5% dalam mempengaruhi
. Selain itu, pada tabel 4.13 dapat diperoleh nilai B (koefisien regresi)
sebesar 0,851 yang berarti bahwa secara positif mempengaruhi
dengan kriteria tidak signifikan.
dengan diperoleh R² (
) sebesar 0,463 yang berarti bahwa variabel memiliki
kontribusi sebesar 2,8% dalam mempengaruhi
. Selain itu, pada tabel 4.13 dapat diperoleh nilai B (koefisien
regresi) sebesar -0,408 yang berarti bahwa secara negatif
mempengaruhi dengan kriteria
tidak signifikan.
dengan diperoleh R² (
) sebesar 0,642 yang berarti bahwa variabel memiliki
kontribusi sebesar 17,9% dalam mempengaruhi
. Selain itu, pada tabel 4.13 dapat diperoleh nilai B (koefisien
regresi) sebesar -1,972 yang berarti bahwa secara negatif
mempengaruhi dengan kriteria
idealized influence organizational citizenship
behavior (OCB)
Organizational citizenship behavior (OCB) pay R
Square pay
organizational citizenship behavior
(OCB)
pay
organizational citizenship behavior (OCB)
Organizational citizenship behavior (OCB) promotion R
Square promotion
organizational citizenship
behavior (OCB)
promotion
organizational citizenship behavior (OCB)
Organizational citizenship behavior (OCB) supervision R
Square supervision
organizational citizenship
behavior (OCB)
supervision
organizational citizenship behavior (OCB)

25
signifikan. Artinya semakin tinggi variabel , maka perilaku OCB
pada karyawan secara signifikan pun akan semakin rendah.
dengan diperoleh R²
( ) sebesar 0,642 yang berarti bahwa variabel
memiliki kontribusi sebesar 0% dalam mempengaruhi
. Selain itu, pada tabel 4.13 dapat diperoleh nilai
B (koefisien regresi) sebesar 0,406 yang berarti bahwa secara
positif mempengaruhi dengan
kriteria tidak signifikan.
dengan
diperoleh R² ( ) sebesar 0,644 yang berarti bahwa variabel
memiliki kontribusi sebesar 0,2% dalam mempengaruhi
. Selain itu, pada tabel 4.13
dapat diperoleh nilai B (koefisien regresi) sebesar -0,114 yang berarti bahwa
secara negatif mempengaruhi
dengan kriteria tidak signifikan.
dengan
diperoleh R² ( ) sebesar 0,713 yang berarti bahwa variabel
memiliki kontribusi sebesar 6,9% dalam
mempengaruhi . Selain itu, pada
tabel 4.13 dapat diperoleh nilai B (koefisien regresi) sebesar -2,628 yang
berarti bahwa secara negatif mempengaruhi
supervision
Organizational citizenship behavior (OCB) fringe benefits
R Square fringe benefits
organizational
citizenship behavior (OCB)
fringe benefits
organizational citizenship behavior (OCB)
Organizational citizenship behavior (OCB) contingent rewards
R Square
contingent rewards
organizational citizenship behavior (OCB)
contingent rewards organizational
citizenship behavior (OCB)
Organizational citizenship behavior (OCB) operating conditions
R Square
operating conditions
organizational citizenship behavior (OCB)
operating conditions

26
dengan kriteria tidak signifikan.
dengan diperoleh R² (
) sebesar 0,713 yang berarti bahwa variabel memiliki
kontribusi sebesar 0% dalam mempengaruhi
. Selain itu, pada tabel 4.13 dapat diperoleh nilai B (koefisien
regresi) sebesar -0,182 yang berarti bahwa secara negatif
mempengaruhi dengan kriteria
tidak signifikan.
dengan diperoleh R²
( ) sebesar 0,714 yang berarti bahwa variabel
memiliki kontribusi sebesar 0,1% dalam mempengaruhi
. Selain itu, pada tabel 4.13 dapat diperoleh nilai
B (koefisien regresi) sebesar 0,267 yang berarti bahwa secara
positif mempengaruhi dengan
kriteria tidak signifikan.
dengan diperoleh
R² ( ) sebesar 0,789 yang berarti bahwa variabel
memiliki kontribusi sebesar 7,5% dalam mempengaruhi
. Selain itu, pada tabel 4.13 dapat diperoleh nilai
B (koefisien regresi) sebesar 1,260 yang berarti bahwa
secara positif mempengaruhi
dengan kriteria signifikan. Artinya semakin tinggi variabel ,
organizational citizenship behavior (OCB)
Organizational citizenship behavior (OCB) coworkers R
Square coworkers
organizational citizenship
behavior (OCB)
coworkers
organizational citizenship behavior (OCB)
Organizational citizenship behavior (OCB) nature of work
R Square nature of work
organizational
citizenship behavior (OCB)
nature of work
organizational citizenship behavior (OCB)
Organizational citizenship behavior (OCB) communication
R Square communication
organizational
citizenship behavior (OCB)
communication
organizational citizenship behavior (OCB)
communication

27
maka perilaku OCB pada karyawan secara signifikan pun kan semakin
tinggi.
Berdasarkan pada penjelasan di atas mengenai proporsi per varian, maka
dapat disimpulkan bahwa jika ingin dilakukan intervensi terhadap peningkatan
perilaku OCB pada karyawan maka yang perlu diperhatikan dan didahulukan
adalah pada persepsi gaya kepemimpinan
transaksional. Adapun nilai signifikansi yang terdapat dalam
adalah sebesar 0,041. Setelah
adalah atau perilaku kepemimpinan seorang atasan atau
pemimpin pada kepuasan kerja. Yang mana nilai signifik si yang terdapat pada
adalah sebesar 0,003. Sedangkan variabel terakhir yang perlu
diperhatikan setelah kedua variabel sebelumnya adalah pada
kepuasan kerja. Adapun nilai signifikansi yang terdapat dalam
adalah sebesar 0,043.
management by exception-passive
management by
exception-passive management by exception-
passive supervision
supervision
communication
communication

BAB V
KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil uji h ipotesis dengan menggunakan analisis regresi berganda,
maka kesimpulannya adalah sebagai berikut:
Ada pengaruh yang signifikan persepsi gaya kepemimpinan dan kepuasan kerja
terhadap pada karyawan PT.
Bumi Serpong Damai Tbk. Tangerang. Dengan nilai kontribusi
(IV) terhadap (DV) sebesar 0,789 atau 78,9%.
Adapun nilai signifikansinya adalah sebesar 0,024 dengan taraf signifikansi
sebesar 5% yang berarti bahwa 0,024 < 0,05.
Adapun rincian pengaruh dari masing-masing (IV)
terhadap (DV) adalah sebagai berikut:
Tidak ada pengaruh yang signifikan dalam variabel
persepsi gaya kepemimpinan transaksional terhadap
pada karyawan
Tidak ada pengaruh yang signifikan dalam
variabel persepsi gaya kepemimpinan transaksional terhadap
organizational citizenship behavior (OCB)
independent
variable dependent variable
independent variable
dependent variable
contingent reward
organizational
citizenship behavior (OCB) .
management by exception-active

2
organizational citizenship behavior (OCB) .
management by exception-passive
organizational citizenship behavior (OCB) .
laissez faire
organizational citizenship
behavior (OCB)
attributed charisma
organizational
citizenship behavior (OCB) .
inspirational leadership
organizational
citizenship behavior (OCB) .
intellectual stimulation
organizational
citizenship behavior (OCB) .
individualized consideration
organizational citizenship behavior (OCB) .
pada karyawan
Ada pengaruh yang signifikan dalam
variabel persepsi gaya kepemimpinan transaksional terhadap
pada karyawan
Tidak ada pengaruh yang signifikan dalam variabel persepsi gaya
kepemimpinan transaksional terhadap
pada karyawan.
Tidak ada pengaruh yang signifikan dalam variabel
persepsi gaya kepemimpinan transformasional terhadap
pada karyawan
Tidak ada pengaruh yang signifikan dalam variabel
persepsi gaya kepemimpinan transformasional terhadap
pada karyawan
Tidak ada pengaruh yang signifikan dalam variabel
persepsi gaya kepemimpinan transformasional terhadap
pada karyawan
Tidak ada pengaruh yang signifikan dalam
variabel persepsi gaya kepemimpinan transformasional terhadap
pada karyawan

3
Tidak ada pengaruh yang signifikan dalam variabel
persepsi gaya kepemimpinan transformasional terhadap
pada karyawan
Tidak ada pengaruh yang signifikan dalam variabel kepuasan kerja
terhadap pada karyawan
Tidak ada pengaruh yang signifikan dalam variabel kepuasan kerja
terhadap pada karyawan
Ada pengaruh yang signifikan dalam variabel kepuasan kerja
terhadap pada karyawan
Tidak ada pengaruh yang signifikan dalam variabel kepuasan
kerja terhadap pada karyawan
Tidak ada pengaruh yang signifikan dalam variabel
kepuasan kerja terhadap pada
karyawan
Tidak ada pengaruh yang signifikan dalam variabel
kepuasan kerja terhadap pada
karyawan
Tidak ada pengaruh yang signifikan dalam variabel kepuasan kerja
terhadap pada karyawan
Tidak ada pengaruh yang signifikan dalam variabel kepuasan
kerja terhadap pada karyawan
Ada pengaruh yang signifikan dalam variabel kepuasan kerja
idealized influence
organizational
citizenship behavior (OCB) .
pay
organizational citizenship behavior (OCB) .
promotion
organizational citizenship behavior (OCB) .
supervision
organizational citizenship behavior (OCB) .
fringe benefits
organizational citizenship behavior (OCB) .
contingent rewards
organizational citizenship behavior (OCB)
.
operating conditions
organizational citizenship behavior (OCB)
.
coworkers
organizational citizenship behavior (OCB) .
nature of work
organizational citizenship behavior (OCB) .
communication

4
terhadap pada karyawan
Berdasarkan hasil uji hipotesis yang telah dikemukakan dalam penelitian ini,
bahwa persepsi gaya kepemimpinan dan kepuasan kerja secara bersama-sama
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
yakni dengan nilai signifikansi sebesar 0,024 dan dengan nilai kontribusi
variabel (IV) terhadap (DV) sebesar
0,789 atau 78,9% yang artinya bahwa gaya kepemimpinan dan kepuasan kerja
dapat diprediksi memiliki pengaruh terhadap perilaku OCB sebesar 78,9% dan
sisanya sebesar 21,1% dapat dipengaruhi oleh faktor lain. Namun dari keseluruhan
variabel IV yang coba peneliti ujikan untuk melihat kontribusi dari masing-masing
variabel IV tersebut, hanya variabel dalam
persepsi gaya kepemimpinan transaksional dan serta
dalam kepuasan kerja yang memiliki kontribusi cukup besar d n kriteria signifikan
terhadap .
Hasil yang terdapat dalam penelitian ini tidaklah mendukung hasil
penelitian yang dilakukan oleh Asgari, Daud, Ahmad, dan Sama (2008) yang
menyebutkan bahwa gaya kepemimpinan transformasional sangatlah memiliki
organizational citizenship behavior (OCB) .
organizational citizenship behavior
(OCB)
independent variable dependent variable
management by exception-passive
supervision communication
organizational citizenship behavior (OCB)
5.2. Diskus i

5
pengaruh yang signifikan terhadap perilaku OCB. Begitu pun halnya dengan
penelitian yang dilakukan oleh Madhu dan Krishnan (2005) yang menunjukkan
bahwa gaya kepemimpinan transformasional sangat berhubungan dengan perilaku
OCB. Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa gaya kepemimpinan transaksional
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perilaku OCB yang dapat terlihat pada
salah satu variabel kepemimpinan transaksional tersebut, yakni
. Hal tersebut tentunya menjadi suatu referensi bahwa gaya
kepemimpinan yang cukup efektif dan sesuai dengan kead karyawan yang
bekerja di PT. Bumi Serpong Damai Tbk. adalah dengan menggunakan gaya
kepemimpinan transaksional, karena gaya kepemimpinan i i diteliti lebih
berpengaruh terhadap munculnya perilaku OCB dibandingk gaya
kepemimpinan transformasional.
Adapun perbedaan hasil penelitian yang terdapat dalam penelitian ini
dengan beberapa hasil penelitian yang dilakukan sebelumnya oleh para peneliti
dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Adapun faktor-faktor tersebut adalah
seperti keterbatasan dalam hal sampel penelitian dan teknik dalam pengambilan
sampel. Namun faktor yang cukup besar atau dominan dalam perbedaan hasil
penelitian tersebut, terdapat pada jumlah sampel penelitian yang digunakan.
Karena banyaknya jumlah sampel tentunya dapat mempengaruhi hasil penelitian
walaupun hal tersebut tidaklah selalu signifikan. Sehi gga hasil yang terdapat
dalam penelitian ini tidaklah menjustifikasi hasil pen itian yang dilakukan oleh
para peneliti sebelumnya dan hasil yang terdapat dalam penelitian ini tentunya
management by
exception-passive

6
dapat menjadi masukan yang berharga dari sudut pandang yang berbeda.
Pada variabel diperoleh nilai kontribusi
sebesar 20,1% dengan nilai signifikansi sebesar 0,041. Hal ini menunjukkan bahwa
variabel tersebut memiliki pengaruh yang cukup besar dan signifikan terhadap
perilaku OCB. Namun variabel memiliki nilai B
(koefisien regresi) sebesar -2,009, yang artinya bahwa variabel tersebut secara
negatif mempengaruhi perilaku OCB. Yang artinya apabila variabel
semakin tinggi maka perilaku OCB pada karyawan akan
semakin rendah. Hal ini dapat dijelaskan bahwa jika pihak perusahaan ingin
melakukan intervensi dalam meningkatkan perilaku OCB pada karyawan, maka
variabel ini perlu diperhatikan agar peningkatan peril ku OCB pada karyawan tetap
terjaga.
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya menurut Bass dan Avolio (dalam
Munandar, 2005) bahwa perilaku merupakan
perilaku seorang pemimpin yang baru bertindak setelah terjadinya kegagalan yang
dialami oleh bawahannya dan tindakan pemimpin tersebut dilakukan untuk
mencapai tujuan organisasi atau setelah benar-benar timbul masalah yang serius.
Seorang pemimpin tersebut berpandangan bahwa ia belum akan bertindak jika
belum timbul masalah yang cukup vital. Artinya bawahan diberikan kesempatan
untuk memperbaiki kesalahan dan diberikan kepercayaan penuh untuk dapat
memperbaiki unjuk kinerjanya tanpa bantuan aktif atau campur tangan dari
seorang pemimpin. Namun hal ini kurang berlaku positif terhadap karyawa PT.
management by exception-passive
management by exception-passive
management
by exception-passive
management by exception-passive

7
Bumi Serpong Damai Tbk. jika pihak perusahaan ingin melakukan intervensi
dalam meningkatkan perilaku OCB. Sehingga perilaku tersebut dapat lebih
diperhatikan untuk tidak diutamakan dalam proses intervensi peningkatan perilaku
OCB karena pengaruhnya yang negatif dengan kriteria signifikan.
Adapun hasil yang terdapat dalam penelitian ini menunjukkan bahwa gaya
kepemimpinan transaksional dan transformasional secara bersama-sama
berpengaruh secara signifikan terhadap perilaku OCB dan hanya pada variabel
(gaya kepemimpinan transaksional) yang
memiliki pengaruh signifikan terhadap perilaku OCB. Namun hasil yang terdapat
dalam penelitian ini juga tidaklah mendukung atas hasil penelitian yang dilakukan
oleh Organ (dalam Asgari, Daud, Ahmad, & Sama, 2008) yang menjelaskan
bahwa memiliki hubungan yang positif dan signifikan terhadap
perilaku OCB. Dalam penelitian ini, hasil yang terdapat pada variabel
dijelaskan memiliki pengaruh yang positif namun dengan kriteria tidak
signifikan. Hal ini menjelaskan bahwa penghargaan dan imbalan tidakl
sepenuhnya dapat meningkatkan perilaku OCB secara sign fikan, namun secara
positif berpengaruh terhadap perilaku OCB.
Sedangkan variabel yang memiliki pengaruh signifikan y ng terdapat dalam
kepuasan kerja adalah dan . Dalam variabel
, diperoleh nilai kontribusi sebesar 17,9% dengan nilai signifikansi
sebesar 0,003, hal ini menunjukkan bahwa variabel ters ut memiliki pengaruh
yang cukup besar dan signifikan terhadap perilaku OCB. Namun variabel
management by exception-passive
contingent reward
contingent
reward
supervision communication
supervision

8
supervision
supervision
communication
communication,
communication
memiliki nilai B (koefisien regresi) sebesar -1,972 yang artinya bahwa
variabel tersebut secara negatif mempengaruhi perilaku OCB. Yang artinya apabila
variabel semakin tinggi maka perilaku OCB pada karyawan akan
semakin rendah. Hal ini menjelaskan bahwa perilaku seorang atasan atau
pemimpin di tempat kerja memiliki pengaruh yang negatif dan signifikan terhadap
perilaku OCB pada karyawan.
Hasil tersebut dapat dijelaskan bahwa semakin sering seorang karyawan
disupervisi oleh atasannya, maka karyawan tersebut akan semakin jenuh atau
bosan, artinya semakin karyawan tersebut merasa jenuh maka ereka semakin
tidak ingin menampilkan perilaku OCB. Sehingga hasil ini menjadi referensi bagi
pihak perusahaan agar memperhatikan perilaku atasan dalam memberikan
supervisi secara proporsional terhadap bawahannya. Dimana agar bawahan
tersebut tidak merasa jenuh dengan kegiatan supervisi ang dilakukan oleh atasan
agar tugas dan tanggung jawab bawahan tersebut dapat diemban dengan baik-
baiknya guna mencapai tujuan perusahaan .
Pada variabel , diperoleh nilai kontribusi sebesar 7,5%
dengan nilai signifikansi sebesar 0,043, hal ini menun an bahwa variabel
tersebut memiliki pengaruh yang cukup besar dan signifikan terhadap perilaku
OCB. Pada variabel memiliki nilai B (koefisien regresi) sebesar
1,260 yang artinya bahwa variabel tersebut secara positif mempengaruhi perilaku
OCB. Yang artinya apabila variabel semakin tinggi maka perilaku
OCB pada karyawan akan semakin tinggi. Oleh maka itu variabel ini merupakan

9
variabel yang sangat penting bagi perusahaan jika ingi melakukan intervensi
dalam meningkatkan perilaku OCB pada karyawan.
Sangatlah jelas bahwa faktor komunikasi dalam suatu organisasi atau
perusahaan sangat membantu seorang karyawan untuk berkembang dan
bertumbuh. Hal ini menjelaskan bahwa mereka merasa dianggap sebagai bagian
dari tim dalam mencapai target perusahaan. Namun, hasi ini akan sangat berbeda
apabila komunikasi yang terjalin di dalam perusahaan tidak terjalin cukup intensif
dan efektif. Maka berdasarkan hal tersebut, jelaslah bahwa komuni si yang baik
dapat meningkatkan perilaku OCB. Dikarenakan untuk meningkatkan perilaku
OCB, dibutuhkan seorang karyawan yang memiliki modal komunikasi yang cukup
handal, contohnya seperti berkomunikasi dalam membantu karyawan lain yang
sedang memiliki masalah dalam bekerja, membantu beradaptasi dengan karyawan
baru, mengingatkan rekan kerja, berbagi pengetahuan da ide dalam bekerja, dan
lain sebagainya.
Adapun hasil yang terdapat dalam penelitian ini menunjukkan bahwa
kepuasan kerja memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perilaku OCB, hasil
penelitian ini sesuai dan mendukung atas hasil penelitian yang dilakukan oleh
Hasanbasri (2007) yang menyatakan bahwa kepuasan kerja memiliki hubungan
yang cukup signifikan dengan perilaku OCB. Artinya semakin tinggi nilai
kepuasan kerja maka akan semakin tinggi pula perilaku OCB pada karyawan.
Hubungan ini dapat dijelaskan bahwa perilaku karyawan alam melaksanakan
tugas yang melebihi kewajiban formal ini dapat ditentukan apabila ia mendapatkan

10
rasa puas atau kepuasan dalam pekerjaannya. Hasil penelitian ini pun mendukung
hasil penelitian yang dilakukan oleh Smith, Bateman, dan Organ (dalam Jahangir,
Akbar, & Haq, 2004) yang menyelidiki tentang penyebab-penyebab terjadinya
perilaku OCB, mereka menyatakan bahwa kepuasan kerja merupakan
utama terhadap perilaku OCB. Hasil penelitian ini cukup berpengaruh bahwa
munculnya perilaku OCB kemungkinan besar dapat dilakukan oleh karyawan
ketika mereka merasa mendapatkan kepuasan dalam bekerja.
Keuntungan yang dapat diperoleh pihak perusahaan apabil karyawan
merasa puas dengan pekerjaannya menurut Raving, Ken, dan Sheldon (dalam
Furtwengler, 2000) yaitu lebih besar kemungkinannya se g karyawan untuk
betah bekerja, absennya lebih sedikit dibandingkan karyawan yang tidak puas
(bahagia), jarang mengeluh, menyelesaikan pekerjaan da am waktu yang lebih
cepat, menghasilkan pekerjaan yang berkualitas tinggi, mencari cara untuk
meningkatkan efektifitas kerjanya, serta menularkan an iasme kepada para rekan
kerja mereka. Manfaat-manfaat demikianlah yang dapat d eroleh pihak
perusahaan jika mampu menerapkan kepuasan kerja bagi para karyawannya.
Sehingga dapat menimbulkan lingkungan kerja yang kondusif dan produktif bagi
perusahaan serta meningkatnya perilaku OCB pada karyawan.
Adapun nilai lebih yang terdapat dalam penelitian ini dalah terdapat pada
bervariasinya variabel yang diujikan terhadap perilaku OCB. Dalam penelitian ini
terdapat 18 IV yang coba penulis lihat pengaruh dan nilai kontribusinya dari
masing-masing IV terhadap perilaku OCB. Kontribusi yang terdapat dalam
predictor

11
variabel IV terhadap DV adalah sebesar 78,9%, hal ini menjelaskan bahwa variabel
dalam penelitian ini memiliki kontribusi yang sangat b ar terhadap peningkatan
perilaku OCB. Sedangkan sisanya sebesar 21,1% dapat dipengaruhi oleh faktor-
faktor lainnya, seperti komitmen organisasi, unjuk ker , umur karyawan, dan lain
sebagainya.
Penelitian ini tentunya memiliki pengaruh yang cukup b sar bagi
perkembangan perusahaan dimasa yang akan datang. Yang ana jika atasan
menerapkan gaya kepemimpinan transaksional dan transformasional serta
meningkatkan kepuasan kerja karyawan maka akan meningkat pula perilaku OCB
pada karyawan. Artinya semakin tinggi gaya kepemimpinan atasan pada gaya
kepemimpinan transaksional dan transformasional serta ngginya kepuasan kerja
pada karyawan, maka perilaku OCB pada karyawan pun akan semakin tinggi. Hal
ini tentunya sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Smith, Bateman, dan
Organ (dalam Jahangir, Akbar, & Haq, 2004) melakukan s penelitian yang
menyelidiki tentang penyebab-penyebab terjadinya OCB, dimana perilaku seorang
pemimpin atau gaya kepemimpinan dan kepuasan kerja merupakan faktor-faktor
yang dapat mempengaruhi dan meningkatkan perilaku OCB pada karyawan.
Berdasarkan analisis seluruh konten dan proses yang terdapat dalam penelitian ini,
maka penulis merasa masih terdapat beberapa kekurangan yang harus dilengkapi
5.3. Saran

12
agar penelitian ini menjadi lebih baik. Oleh maka itu, penulis berusaha untuk
memberikan beberapa saran agar dapat dipergunakan selanjutnya bagi yang akan
menggunakan topik atau pendekatan yang sama dengan penelitian ini, antara lain:
5.3.1. Saran teoritis
Sebaiknya jumlah responden atau sampel penelitian dapat diperbanyak lagi dan
dapat difokuskan hanya pada departemen atau divisi tertentu saja. Sehingga
pada penelitian selanjutnya, tidak terlihat begitu meluas. Hal ini tentunya
dapat dilakukan apabila perusahaan atau organisasi yang menjadi populasi
penelitian memiliki jumlah karyawan yang cukup banyak atau mencapai di
atas ±500--1.000 karyawan.
Mempersiapkan hal-hal yang sangat dibutuhkan dalam penelitian dengan
seoptimal mungkin, baik materi, teori, waktu, analisis data, proses birokrasi
secara keseluruhan, dan penggunaan instrumen penelitian. Namun proses
yang perlu diperhatikan oleh peneliti selanjutnya adalah mengenai proses
pengambilan data. Proses pengambilan data di perusahaa cenderung lebih
sulit dibandingkan dengan pengambilan data selain di p rusahaan. Hal ini
dapat disebabkan oleh beberapa faktor yang cukup dominan terhadap kode
etik perusahaan, budaya perusahaan, dan faktor kesediaan karyawan dalam
mengisi alat ukur.

13
5.3.2. Saran praktis
Bahwasanya gaya kepemimpinan atasan atau pemimpin dalam suatu perusahaan,
dalam hal ini gaya kepemimpinan transaksional dan kepemimpinan
transformasional memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
, selain gaya kepemimpinan, kepuasan kerja pada
karyawan pun memiliki pengaruh yang signifikan terhadap meningkatnya
perilaku OCB. Hal ini tentunya menjadi masukan atau referensi kepada pihak
perusahaan agar dapat meningkatkan kepuasan kerja pada karyawan dan
meningkatkan gaya kepemimpinan transaksional dan transformasional pada
atasan secara bersama-sama sehingga dapat meningkatkan perilaku OCB pada
karyawan. Jika pihak perusahaan mampu meningkatkan perilaku OCB pada
karyawan, maka dapat dipastikan bahwa produktivitas perusahaan pun akan
meningkat.
Disarankan kepada pihak perusahan jika ingin dilakukannya intervensi terhadap
peningkatan perilaku OCB pada karyawan , maka yang perlu diperhatikan dan
lebih diutamakan adalah pada aspek atau variabel
(perilaku kepemimpinan atasan) dan .
Ketiga variabel tersebut memiliki kontribusi yang signi kan sehingga bila lebih
diperhatikan maka hasilnya pun akan signifikan. Namun, h ya pada variabel
organizational
citizenship behavior (OCB)
management by exception-
passive, supervision communication

14
communication
communication
management by
exception-passive supervision
saja yang memiliki pengaruh positif dengan kriteria signifikan
dalam mempengaruhi munculnya perilaku OCB pada karyawan, yang artinya
semakin tinggi variabel maka perilaku OCB pada karyawan
akan semakin tinggi. Sedangkan kedua variabel lainnya yakni,
dan memiliki pengaruh yang negatif dengan
kriteria signifikan dalam mempengaruhi munculnya perilaku OCB pada
karyawan, yang artinya semakin tinggi variabel tersebut maka perilaku OCB
pada karyawan akan semakin rendah.

DAFTAR PUSTAKA
Akhsan, Muhammad N. dan Seniati, Ali Nina L. (2009). H ungan antara persepsi
terhadap gaya kepemimpinan atasan dengan kepuasan kerja pada pekerja
berpengetahuan. , Vol. 1, No. 1, 1-8.
Anoraga, Pandji. (2001). . (Cet. Ke-3). Jakarta: Rineka Cipta.
Asgari, A., Silong, Abu D., Ahmad, A., dan Sama, Baham A. (2008). The
relationship between transformational leadership behaviors, leader-member
exchange, and organizational citizenship behaviors.
, Vol. 6, No. 4, 140-151.
Azwar, Saifuddin. (2006). . (Cet. Ke-8). Yogyakarta:
Pustaka Belajar.
Bass, Bernard M. (1985). . New
York: The Free Press.
Bass, Bernard M., dan Riggio, Ronald E. (2006). . New Jersey: Lawrence Erlbaum Associates.
Bukhari, Zirgham. (2008). Key antecedents of organizational citizenship behavior
(OCB) in the banking sector of pakistan.
, Vol. 3 No. 12, 106-115.
Chaplin, James P. (2005). . (Cet. Ke-7 & Terj. Kartini
Kartono 1981). Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Danan, Mubasysyir Hasanbasri. (2007). Hubungan kepuasa kerja dan komitmen
organisasi dengan organizational citizenship behavior (OCB) di politeknik
kesehatan Banjarmasin. , 2, 1-18.
Elanain, Hossam Abu. (2007). Relationship between personality and
organizational citizenship behavior: does personality influence employee
citizenship?. , Vol. 3.
No. 4. 31-43.
Fajarwati, Farah. (2008).
Jurnal Mindset
Psikologi kerja
European Journal of
Social Sciences
Penyusunan skala psikologi
Leadership and performance beyond expectations
Transformational leadership
International Journal of
Business and Management
Kamus lengkap psikologi
Working Paper Series
International Review of Business Research Paper
Hubungan keterlibatan kerja dengan organizational

2
2
. Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah.
Furtwengler, Dale. (2000). . (Terj.
Fandy Tjiptono, 2002). Yogyakarta: Andi Yogyakarta.
Giap, Bihn N., Hackermeier, I., Jiao, X., dan Wagdarikar, S. (2005). Organizational
citizenship behavior and perception of organizational ce in student job.
, 1-
14.
Hasibuan, Malayu. (2005). (Cet.
Ke-4). Jakarta: Bumi Aksara.
Jahangir, N., Akbar, Mohammad M., dan Haq, M. (2004). anizational
citizenship behavior: its nature and antecedents. ,
Vol. 1, No. 2, 75-85.
Kartono, Kartini. (1994).
. (Cet. Ke-4). Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Kartono. Kartini. (2009).
Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Kreitner, Robert dan Kinicki, Angelo. (2001). . (5th. Ed).
New York: McGraw-Hill Companies, Inc.
Levy, Paul E. (2006).
. (2nd. Ed). Boston: Houghton Mifflin Company
Madhu, B., dan Krishnan, R. (2005). Impact of transformational leadership and
karma-yoga on organizational citizenship behavior.
, 9, 1-20.
Marpaung, Parlindungan. (2007).
(Cet. Ke-2). Bandung: MQ. Publishing.
Muchlas, Makmuri. (2005). . Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.
Munandar, Ashar S. (2001). . Depok: UI-Press.
Nazir, Mohammad. (2005). . (Cet. Ke-6). Bogor: Ghalia
citizenship behavior (OCB)
Penuntun sepuluh menit untuk penilaian kinerja
Psychology of Exellence, M. A, Ludwig-Maximilians-University Munich
Manajemen: Dasar, pengertian, dan masalah.
BRAC University Journal
Psikologi sosial untuk manajemen, perusahaan, dan
organisasi
Pemimpin dan kepemimpinan: Apakah kepemimpinan
abnormal itu?.
Organizational behavior
Industrial or organization psychology: Understanding the
workplace
Prestige Journal of
Management and Research
Fulfilling life: Merayakan hidup yang bukan
main
Perilaku organisasi
Psikologi industri dan organisasi
Metode penelitian

3
3
Indonesia.
Novliadi, Ferry. (2006). Organizational citizenship behavior karyawan ditinjau dari
persepsi terhadap kualitas interaksi atasan-bawahan dan persepsi terhadap
dukungan organisasional. , Vol. 2, No. 1, 39-46.
Organ, D., Podsakoff, P., dan MacKenzie, S. (2006).
California: Sage
Publications, Inc.
Santrock, John W. (2002). . (Cet. Ke-5). Jakarta: Erlangga.
Sobur, Alex. (2003). . Bandung: Pustaka Setia.
Spector, Paul E. (1997).
. London: Sage Publications.
Suharman. (2005). . Surabaya: Srikandi.
Tondok, Marselius S. dan Andarika, Rita. (2004). Hubungan antara persepsi gaya
kepemimpinan transformasional dan transaksional dengan kepuasan kerja
karyawan. , Vol. 1, No. 1, 35-49.
Usman , Husaini. (2006). . Jakarta: Bumi Aksara.
Psikologia
Organizational citizenship
behavior: Its nature, antecedents, and consequences.
Life span development
Psikologi umum
Job satisfaction: Application, assesment, cause, and
consequences
Psikologi kognitif
Jurnal Psyche
Manajemen: Teori, praktek, dan riset pendidikan

LAMPIRAN

PROFIL RESPONDEN
DATA MENTAH PENELITIAN LAPANGAN SKALA ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR (OCB)
N o . IN IS IA L U S IA J E N IS K E L AM IN P E N DID IK A N T E R AK H IR L AM A BE K E R JA S T A T U S K AR Y AW A N123456789
101112131415161718192021222324252627282930313233
S D 3 5 P RIA S 1 7 T H N P K W T TA W 2 9 P RIA S L T A 5 T H N P K W T T
T 2 9 W A NIT A S 1 6 T H N P K W T TD 2 5 W A NIT A S L T A 4 T H N P K W T T
N A 2 4 W A NIT A D3 4 T H N P K W T TA 2 3 P RIA S L T A 1 T H N P K W T
M W 3 7 P RIA S L T A 15 T H N P K W TA 2 3 W A NIT A S L T A 6 T H N P K W T
M W 2 8 W A NIT A S 1 4 T H N P K W TN A 3 5 P RIA S L T A 6 T H N P K W TP 2 7 W A NIT A S L T A 5 T H N P K W T
Y K 3 1 W A NIT A S 2 10 B LN P K W TR I 3 0 W A NIT A S 1 1 T H N P K W T TI 2 2 P RIA S L T A 6 B LN P K W TC 2 2 P RIA D3 7 B LN P K W TM 2 5 W A NIT A S L T A 5 T H N P K W T TJR 2 9 P RIA S L T A 10 T H N P K W T
D E E 2 4 W A NIT A S 1 2 T H N P K W T TB H W 4 4 P RIA D3 5 T H N P K W T T
Y S 2 3 W A NIT A S L T A 4 T H N P K W T TR N 2 9 W A NIT A D3 6 T H N P K W T T
R T O 2 6 P RIA S 1 1 T H N P K W TP 4 3 P RIA S L T A 17 T H N P K W T T
A M 4 0 W A NIT A S 1 10 T H N P K W TS A S 2 7 P RIA S 1 4 T H N P K W T TJB K 2 0 P RIA D3 1 T H N P K W T TU T 3 0 P RIA S 1 5 T H N P K W T T
Y N G 2 9 W A NIT A S 1 6 T H N P K W TLZ 2 7 W A NIT A S 1 1 T H N P K W TS L 2 4 P RIA S 1 8 B LN P K W TB S 3 5 P RIA S 1 1 T H N P K W T TN 2 7 P RIA S 1 3 T H N P K W T TD S 4 0 P RIA S 1 4 T H N P K W T T

DATA MENTAH PENELITIAN LAPANGAN SKALA PERSEPSI GAYA KEPEMIMPINAN TRANSAKSIONAL
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 TOTAL KATEGO RISASI1 36 SEDANG2 32 SEDANG3 32 SEDANG4 30 SEDANG5 30 SEDANG6 35 SEDANG7 37 SEDANG8 36 SEDANG9 26 RENDAH
10 32 SEDANG11 36 SEDANG12 36 SEDANG13 36 SEDANG14 38 SEDANG15 34 SEDANG16 35 SEDANG17 42 TINGGI18 36 SEDANG19 43 TINGGI20 38 SEDANG21 36 SEDANG22 23 RENDAH23 39 SEDANG24 37 SEDANG25 32 SEDANG26 38 SEDANG27 30 SEDANG28 43 TINGGI29 41 TINGGI30 35 SEDANG31 39 SEDANG32 27 RENDAH33 35 SEDANG
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 33 2 3 3 3 3 3 3 2 2 2 32 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 22 2 2 3 2 3 3 3 3 2 3 22 2 2 3 2 3 3 3 3 2 3 23 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 33 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 33 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 33 2 3 2 1 1 2 3 2 2 1 43 2 4 3 1 2 2 3 3 3 3 33 2 4 3 3 3 3 3 3 3 3 33 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 32 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 33 4 3 3 3 3 4 2 4 2 3 43 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 33 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 34 4 4 3 3 3 3 2 4 4 4 43 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 34 4 4 4 3 3 3 3 4 3 4 43 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 33 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 33 2 1 1 3 1 3 1 1 3 1 33 3 4 3 3 3 3 3 4 3 4 33 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 33 3 3 3 3 1 4 3 3 3 1 23 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 34 3 3 3 2 1 2 3 3 3 1 23 4 4 4 4 2 4 4 3 3 4 43 4 4 3 3 3 3 4 3 3 4 43 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 34 4 4 4 1 4 1 4 4 4 4 13 2 3 2 2 2 2 2 2 3 2 23 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3

DATA MENTAH PENELITIAN LAPANGAN SKALA PERSEPSI GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 TOTAL KATEGORISASI1 37 SEDANG2 32 SEDANG3 40 SEDANG4 34 SEDANG5 34 SEDANG6 40 SEDANG7 41 TINGGI8 38 SEDANG9 27 RENDAH
10 40 SEDANG11 37 SEDANG12 36 SEDANG13 31 SEDANG14 44 TINGGI15 31 SEDANG16 38 SEDANG17 37 SEDANG18 34 SEDANG19 39 SEDANG20 28 RENDAH21 29 RENDAH22 35 SEDANG23 34 SEDANG24 34 SEDANG25 45 TINGGI26 36 SEDANG27 27 RENDAH28 34 SEDANG29 34 SEDANG30 38 SEDANG31 36 SEDANG32 43 TINGGI33 26 RENDAH
3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 32 2 2 2 2 3 3 3 3 3 2 2 33 2 4 4 3 3 4 2 2 4 2 4 32 1 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 32 1 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 34 1 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 24 2 2 3 4 4 4 3 2 4 3 3 34 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 31 1 1 3 3 3 3 3 1 3 3 1 13 1 3 4 3 4 3 4 4 4 1 3 34 1 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 32 2 3 4 3 3 4 3 2 3 2 2 33 2 2 2 3 3 3 2 2 2 3 2 23 3 4 4 3 4 4 1 4 3 4 4 32 1 3 2 3 3 3 3 1 3 3 2 23 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 32 3 3 3 3 4 3 3 1 3 4 4 12 3 3 3 3 3 4 2 2 3 1 2 32 3 4 3 4 4 4 2 3 2 1 3 43 1 2 2 3 3 3 2 1 3 2 2 12 3 1 2 3 2 3 4 1 3 3 1 13 1 2 2 4 3 3 3 3 3 3 3 22 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 2 23 3 3 2 3 3 4 3 2 3 1 1 33 4 3 3 4 4 4 3 3 4 3 3 43 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 31 1 2 2 3 3 4 3 2 3 1 1 12 2 3 4 3 2 3 4 2 3 2 2 22 2 3 4 3 2 3 4 3 2 2 2 23 2 3 4 3 3 3 3 3 4 2 2 33 1 2 2 3 3 3 3 3 4 4 3 24 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 32 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2 1 1

DATA MENTAH PENELITIAN LAPANGAN SKALA KEPUASAN KERJA
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 TOTAL KATEGORISASI1 78 SEDANG2 73 SEDANG3 79 SEDANG4 72 SEDANG5 72 SEDANG6 67 SEDANG7 83 SEDANG8 76 SEDANG9 64 SEDANG10 76 SEDANG11 80 SEDANG12 86 TINGGI13 61 RENDAH14 82 SEDANG15 59 RENDAH16 73 SEDANG17 88 TINGGI18 75 SEDANG19 94 TINGGI20 50 RENDAH21 56 RENDAH22 65 SEDANG23 71 SEDANG24 73 SEDANG25 82 SEDANG26 78 SEDANG27 52 RENDAH28 64 SEDANG29 66 SEDANG30 77 SEDANG31 91 TINGGI32 78 SEDANG33 57 RENDAH
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 4 3 33 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 2 2 4 3 32 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 3 3 1 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 32 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 22 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 23 3 3 3 2 3 3 2 2 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 2 2 2 2 2 2 33 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 4 3 1 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 33 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 32 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 1 2 3 2 2 2 3 2 2 1 4 2 3 2 24 3 3 3 3 4 3 3 3 3 2 2 2 3 4 3 3 3 3 3 4 1 3 2 3 33 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 2 3 3 3 33 3 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 32 2 2 2 3 2 3 2 2 3 2 2 3 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 3 3 22 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 2 3 3 4 3 3 2 4 3 3 4 3 42 1 2 2 3 2 2 2 2 2 3 3 3 3 2 3 3 2 3 2 2 3 2 1 2 23 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 32 3 4 4 4 4 4 4 4 3 2 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 1 3 3 3 33 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 22 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 1 4 3 4 4 4 4 3 3 4 3 4 41 2 1 2 3 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 1 2 1 1 2 2 2 22 2 3 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 12 3 3 3 3 2 3 2 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 23 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 3 2 23 3 3 2 3 3 3 2 2 2 3 2 3 2 4 3 3 3 3 3 3 2 3 4 3 33 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 33 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 31 3 3 3 4 1 1 1 3 2 3 2 2 2 2 3 2 2 1 2 2 1 2 1 1 22 4 3 3 3 3 4 3 2 1 3 2 3 2 1 2 3 3 3 3 1 2 2 2 2 22 4 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2 3 2 2 2 3 3 3 3 2 2 2 2 2 23 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 34 4 4 4 4 3 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 3 1 4 34 4 4 4 3 3 3 3 3 2 2 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 32 2 2 2 3 2 2 2 2 2 3 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2

DATA MENTAH PENELITIAN LAPANGAN SKALA PERSEPSI GAYA KEPEMIMPINAN TRANSAKSIONALPER DIMENSI
M ANA GE ME NT B Y MA NAGE MEN T BY
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 TOTAL KATEGORISASI1 65 SEDANG2 75 SEDANG3 61 SEDANG4 72 SEDANG5 72 SEDANG6 73 SEDANG7 75 SEDANG8 62 SEDANG9 50 RENDAH10 78 TINGGI11 69 SEDANG12 67 SEDANG13 68 SEDANG14 79 TINGGI15 56 SEDANG16 71 SEDANG17 66 SEDANG18 67 SEDANG19 86 TINGGI20 59 SEDANG21 68 SEDANG22 53 RENDAH23 70 SEDANG24 79 TINGGI25 82 TINGGI26 73 SEDANG27 40 RENDAH28 53 RENDAH29 64 SEDANG30 68 SEDANG31 51 RENDAH32 61 SEDANG33 41 RENDAH
2 2 3 2 2 2 3 1 2 3 2 2 3 2 2 2 3 3 1 2 2 3 3 3 2 3 3 21 4 3 3 3 2 2 4 1 2 1 4 3 3 4 2 3 1 4 3 3 1 4 3 4 1 3 32 1 3 2 3 4 3 1 1 2 1 2 3 2 1 3 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 32 3 3 3 2 2 3 2 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 2 2 2 3 2 2 3 3 3 32 3 3 3 2 2 3 2 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 2 2 2 3 2 2 3 3 3 33 2 2 2 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 2 3 3 3 2 22 2 3 2 3 3 3 2 4 3 2 3 3 2 4 3 3 2 2 2 2 3 2 3 2 3 4 33 1 3 2 2 3 3 1 2 3 2 2 2 2 1 2 3 3 1 2 2 3 2 3 2 2 3 21 1 3 1 1 4 3 1 1 3 1 1 2 1 1 4 1 1 1 2 2 2 1 3 1 1 3 32 3 3 2 3 3 3 4 4 4 3 4 1 3 3 3 3 3 3 2 1 3 4 1 1 3 3 31 2 3 2 3 4 3 4 3 3 1 2 2 3 2 3 3 2 2 3 2 2 2 3 2 1 3 32 2 3 2 4 1 3 1 3 3 2 1 3 3 3 2 3 2 2 2 3 2 2 3 2 2 3 32 2 3 2 3 3 3 2 3 2 3 2 2 3 2 3 3 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 34 3 3 3 2 4 3 2 4 3 1 2 4 4 3 3 1 2 2 2 1 4 3 3 3 3 4 31 2 2 2 1 3 2 1 2 3 1 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 33 3 2 2 2 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 2 2 2 3 2 3 2 3 2 23 1 3 3 2 2 1 1 2 3 3 2 3 3 2 4 2 3 2 2 2 4 3 3 2 1 3 12 2 2 2 3 3 3 1 3 2 2 2 3 2 2 3 3 2 2 3 3 3 3 2 2 3 2 22 3 4 3 3 4 3 2 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 4 3 3 4 3 3 3 32 2 2 2 3 2 2 1 3 1 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2 2 3 2 1 2 2 3 22 2 2 2 3 2 2 2 4 2 2 2 2 3 2 3 2 2 2 3 3 3 3 2 2 3 3 32 1 3 1 1 3 2 1 3 4 1 1 2 1 1 2 2 1 2 2 2 3 1 2 2 3 3 12 2 3 2 2 3 3 2 2 3 2 3 3 3 2 2 3 2 2 2 3 3 2 3 2 3 3 33 2 3 2 4 3 3 2 3 3 2 4 3 3 3 3 3 2 2 1 4 4 2 3 3 3 3 32 3 3 2 3 4 3 2 3 4 2 4 4 2 3 3 3 2 3 1 3 3 3 3 3 4 4 33 3 3 2 3 3 3 1 3 3 2 3 3 3 2 2 3 2 2 2 2 4 2 3 2 3 3 31 1 2 1 1 4 2 1 2 2 1 1 3 1 1 1 1 1 1 1 3 1 1 1 1 1 2 12 1 1 1 2 3 2 1 2 1 1 1 3 1 1 1 1 1 1 2 3 4 2 2 2 4 4 32 1 2 1 2 2 4 1 2 2 2 2 3 3 1 2 2 2 2 1 3 4 2 3 2 4 4 33 4 3 2 2 3 3 1 2 3 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 3 31 1 3 1 1 2 3 1 2 2 2 2 1 3 1 1 3 1 1 1 1 4 1 3 1 4 3 12 1 3 2 2 3 2 1 2 3 2 3 3 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 3 2 2 1 21 1 1 1 1 2 2 1 1 2 1 2 2 1 2 1 1 1 1 1 2 1 1 2 2 2 3 2

CON TIN GENT R EWARD E XCE PTION ACTIVE E XCEPTION PASSIVE L AISSEZ FA IR E
DATA MENTAH PENELITIAN LAPANGAN SKALA PERSEPSI GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL PER DIMENSI
3 2 3 3 32 2 2 2 33 2 4 4 32 1 3 2 32 1 3 2 34 1 3 3 24 2 2 3 34 2 3 3 31 1 1 1 13 1 3 3 34 1 3 3 32 2 3 2 33 2 2 2 23 3 4 4 32 1 3 2 23 3 3 3 32 3 3 4 12 3 3 2 32 3 4 3 43 1 2 2 12 3 1 1 13 1 2 3 22 3 2 2 23 3 3 1 33 4 3 3 43 2 3 2 31 1 2 1 12 2 3 2 22 2 3 2 23 2 3 2 33 1 2 3 24 3 3 4 32 2 2 1 1
3 3 32 2 34 3 33 3 33 3 34 4 43 4 43 3 33 3 34 3 43 3 34 3 32 3 34 3 42 3 33 3 33 3 43 3 33 4 42 3 32 3 22 4 33 3 32 3 33 4 43 3 32 3 34 3 24 3 24 3 32 3 33 3 32 3 2
3 33 22 23 23 23 33 33 33 34 13 33 22 31 43 33 23 42 12 12 24 33 32 33 13 33 33 14 24 23 23 43 32 2
3 2 33 3 34 2 43 3 33 3 33 3 34 2 43 2 33 1 33 4 43 2 34 2 33 2 24 4 33 1 33 3 33 1 34 2 34 3 23 1 33 1 33 3 33 3 34 2 34 3 43 2 34 2 33 2 33 3 23 3 43 3 43 4 43 2 2
14111611111314155
1314121117101513131698
11111317136
11111311178
97
1099
121199
119
108
1189
109
1187998
119899
10897
654556666565556573347654664665764
89
10999
1087
11897
117979977999
118988
1010117

3 3 4 3 33 3 4 3 32 3 3 3 32 3 2 3 22 3 2 3 23 3 2 2 33 3 3 3 33 3 2 3 32 3 3 2 24 3 2 3 33 3 3 3 33 4 3 3 32 2 3 3 22 4 4 3 42 2 1 2 23 3 2 3 32 4 3 3 33 3 3 2 22 4 3 4 41 1 2 2 22 3 2 2 12 3 2 2 23 3 3 2 23 3 4 3 33 3 3 3 33 3 3 3 31 3 1 1 22 3 2 2 22 3 2 2 23 3 3 3 34 4 1 4 34 4 3 3 32 2 2 2 2
3 3 3 3 2 32 3 3 3 2 23 4 4 3 3 33 3 3 3 3 33 3 3 3 3 33 2 3 2 2 23 3 4 3 3 33 3 3 3 3 32 3 3 2 4 23 3 4 3 1 33 3 3 3 2 34 3 4 3 2 32 3 2 2 2 23 3 3 2 3 32 3 2 2 3 23 2 3 3 2 34 4 4 3 1 33 3 3 2 3 34 4 4 4 3 42 3 2 2 1 22 2 2 2 2 23 3 2 2 2 23 3 3 2 2 32 3 3 3 2 33 4 3 3 3 33 3 3 3 3 33 4 1 2 1 23 3 3 3 2 23 3 3 3 2 23 3 3 3 2 34 4 3 3 4 34 3 3 3 3 32 3 2 2 3 2
3 3 3 3 33 3 3 3 33 3 3 3 33 3 3 2 33 3 3 2 33 3 2 2 23 4 3 3 33 3 3 3 33 3 3 3 13 3 3 3 44 3 3 3 43 4 4 4 32 3 2 2 23 3 3 3 41 2 2 2 23 3 3 3 33 4 4 4 33 3 3 3 34 4 4 3 32 2 2 2 12 2 2 2 23 3 2 3 23 3 3 3 33 3 2 2 33 3 3 3 33 3 3 3 33 1 1 3 24 4 3 2 14 3 3 2 23 3 3 3 34 3 4 3 34 3 3 3 32 2 2 2 2
16161412121315141215151612179
141513178
1011131615158
111115161710
A T T R IB U T E D CH A R IS M A T O T A L
1 71 52 01 81 81 41 91 81 61 71 71 91 31 71 41 61 91 72 31 21 21 41 61 61 91 81 31 61 61 72 11 91 4
IN S P IR A T IO N AL L E AD E R S H I P T O T A L
15151514141216151316171811169
151815189
10131513151510141415171610
T O T ALIN T E L L E C T U AL S T I M U L AT IO N

3 3 3 33 2 3 34 3 3 32 3 2 32 3 2 33 3 3 33 4 3 33 3 3 33 3 3 23 2 3 33 3 3 34 3 3 33 2 2 24 3 3 32 3 2 33 3 3 33 2 4 43 3 3 34 4 4 42 2 2 12 3 2 22 3 3 23 3 2 32 3 3 33 4 3 33 3 3 32 3 2 11 3 3 32 3 3 33 3 3 34 3 3 32 2 3 32 3 2 2
3 3 3 3 3 33 3 2 3 2 33 3 1 4 3 33 3 3 3 3 33 3 3 3 3 33 3 3 2 3 24 3 1 4 4 43 3 3 3 2 31 2 3 2 2 22 2 3 4 3 33 3 3 4 3 33 4 3 4 3 32 3 2 3 3 33 4 2 3 3 43 3 3 2 3 32 3 2 3 3 34 4 4 3 4 43 3 3 3 3 34 4 1 4 3 42 3 2 2 3 23 2 3 2 3 23 2 3 3 3 33 3 2 3 2 32 3 2 4 3 33 4 3 4 3 33 3 3 3 3 32 2 2 2 3 22 3 2 1 2 32 3 2 2 2 33 3 3 3 3 34 4 4 4 4 43 2 3 2 3 32 3 3 2 2 2
1211131010121312111112139
13101213121679
10111113128
10111213109
TO TALINDIVIDUAL IZED CO NSIDERAT IO N
181617181816201712171920161917162318201415171617201813131418241614
TO TALIDEAL IZED INL UENCE

DATA MENTAH PENELITIAN LAPANGAN SKALA KEPUASAN KERJA PER DIMENSI
2 1 2 31 4 4 12 1 1 22 2 3 32 2 3 33 2 3 32 2 4 33 1 1 31 1 1 22 4 3 31 4 2 22 1 3 22 2 2 34 2 3 41 1 2 23 2 3 33 1 2 42 1 2 32 2 3 32 1 2 32 2 2 32 1 1 32 2 2 33 2 3 42 2 3 33 1 2 41 1 1 12 1 1 42 1 1 43 1 2 21 1 1 42 1 2 21 1 2 1
2 2 2 34 1 2 11 1 3 23 3 3 33 3 3 32 3 3 32 4 3 31 2 2 21 1 4 13 4 3 32 3 3 12 3 2 22 3 3 33 4 3 32 2 2 23 3 2 31 2 4 12 3 3 33 3 3 32 3 3 22 4 3 31 3 2 32 2 2 32 3 3 33 3 3 43 3 2 31 2 1 11 2 1 41 2 2 44 2 2 21 2 1 41 2 2 21 1 1 2
3 3 3 33 2 3 33 2 2 33 3 3 23 3 3 22 3 3 33 3 3 33 3 3 33 3 1 33 4 3 13 3 3 33 3 3 33 2 3 23 3 1 32 3 2 22 3 3 33 3 2 32 2 3 24 4 3 42 1 2 12 2 2 23 4 2 23 3 3 33 3 3 33 4 3 33 3 3 32 2 1 11 1 1 22 2 2 33 3 2 33 2 3 33 3 2 31 2 1 2
2 2 3 33 1 1 42 1 2 23 2 3 23 2 3 22 3 3 22 2 2 22 2 3 21 1 1 12 3 3 42 1 2 22 2 2 22 3 2 23 1 2 32 1 2 22 3 3 23 3 3 32 2 2 33 3 3 32 2 2 22 2 2 31 1 1 12 2 2 22 2 2 22 2 2 32 2 2 21 1 1 11 1 1 21 2 2 22 2 2 21 2 1 12 2 3 21 1 1 1
3 33 33 22 32 33 23 42 32 31 32 33 32 24 42 23 23 33 23 32 32 32 33 33 34 43 33 23 43 42 31 33 12 3
8106
1010111185
12989
136
11108
108979
1210104888775
PAY TO T AL
987
1212111277
1399
11138
118
1112101299
111311589
10875
PRO MO TIO N TO TAL
12111011111112121011121210109
11119
1568
1112121312659
1111116
S UP E RV ISIO N T O T AL
1097
101010894
1278997
10129
1289488984578594
F R ING E B EN E F IT S T O T AL
665555755456484565655566865775445
C O W O R K E R S T O T AL

2 2 1 23 4 4 43 2 2 22 2 2 32 2 2 33 3 2 33 3 2 22 2 1 21 1 1 13 4 3 13 2 2 24 1 2 23 2 2 22 2 2 31 3 2 22 3 2 22 2 2 23 2 2 23 3 3 33 2 2 23 2 2 21 1 2 22 3 2 24 4 2 33 4 3 33 3 2 21 1 1 12 1 1 22 2 2 22 3 2 31 2 1 12 3 2 21 2 1 2
232222222232222223223221121212121
224223334341343323422333434323232
3 2 2 22 3 3 33 2 3 33 3 2 33 3 2 32 3 2 23 2 2 33 2 2 23 1 2 33 3 1 33 3 2 33 3 3 33 3 2 33 4 1 32 2 2 33 2 2 21 3 2 13 2 3 23 3 4 32 3 2 22 3 3 32 1 2 13 3 3 33 3 4 33 2 3 33 3 2 32 1 3 12 1 3 34 3 3 33 3 2 33 3 1 12 3 2 22 1 2 2
715999
111074
1199998989
129969
131310468
10596
CONT INGE NT REWARD TO TAL
232222222232222223223221121212121
OPERATING CONDITIONS TOTAL
224223334341343323422333434323232
NATURE OF WORK TOTAL
9111111119
1099
1011121111997
10139
116
1213111179
1311897
CO M M UNICATIO N TO T AL

DATA MENTAH TRY OUT SKALA
DATA MENTAH TRY OUT SKALA PERSEPSI GAYA KEPEMIMPINAN TRANSAKSIONAL
ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR (OCB)
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 201234567891011121314151617181920212223242526272829303132
3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 33 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 34 4 4 4 3 3 3 3 1 3 4 3 4 4 3 2 4 4 4 44 4 3 4 4 3 3 4 3 2 4 1 3 1 3 3 4 3 3 33 3 3 3 3 4 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 1 3 34 4 4 4 4 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 43 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 33 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 31 3 2 1 1 3 3 3 1 1 3 1 3 4 3 1 1 1 1 33 3 3 3 2 3 3 3 3 3 4 3 4 3 2 3 3 3 3 33 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 32 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 34 4 2 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 1 4 4 4 3 3 43 3 3 4 3 1 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 4 3 4 33 3 4 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 34 3 3 4 4 2 3 4 2 3 3 4 3 4 3 4 3 3 4 33 3 3 3 3 2 2 3 4 1 3 4 4 1 3 3 3 3 1 23 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 4 34 4 3 3 3 2 3 2 1 1 3 2 3 1 4 3 3 3 1 23 3 4 4 4 2 3 4 4 2 3 4 2 4 4 4 3 3 4 44 4 3 3 3 2 3 2 1 2 3 2 3 1 3 3 3 3 2 23 3 4 4 3 3 3 3 1 3 3 3 2 3 4 4 3 1 4 41 3 2 4 4 3 3 3 1 3 3 2 3 3 3 4 3 3 4 13 3 3 3 3 2 3 3 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 33 3 3 3 3 2 3 3 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 34 3 2 4 2 2 2 4 2 3 2 3 3 4 4 4 4 4 4 44 4 4 4 4 1 4 1 1 4 4 1 4 1 4 4 4 4 4 13 3 2 3 2 2 3 2 2 2 3 2 3 2 3 2 2 3 2 21 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 33 3 2 3 3 2 3 2 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 23 3 3 3 3 2 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 32 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 1 3 2 3 3 3 1 3 3

DATA MENTAH TRY OUT SKALA PERSEPSI GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16123456789
1011121314151617181920212223242526272829303132
2 3 3 4 3 3 1 3 3 3 3 3 1 2 2 33 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 32 3 3 3 3 4 3 1 4 1 3 3 4 1 4 13 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 2 4 32 3 3 3 3 3 4 3 3 2 3 4 2 3 2 32 3 4 3 4 4 4 4 4 3 2 4 3 2 3 43 1 2 2 3 3 3 1 3 1 3 2 1 2 2 12 3 1 2 3 2 1 1 2 1 3 3 4 3 1 13 1 2 2 4 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 23 2 3 3 3 3 2 3 3 4 4 3 3 2 4 33 3 3 1 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 32 3 3 2 2 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 33 3 3 3 3 3 3 3 3 2 4 3 1 2 4 32 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 23 3 3 2 3 3 4 3 3 2 3 4 2 4 1 33 3 3 3 4 4 4 3 4 2 4 4 4 2 3 33 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 2 2 3 43 2 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 2 31 1 2 2 3 3 4 1 3 2 3 4 4 1 1 12 2 3 4 3 2 3 2 2 2 3 3 1 2 2 21 1 2 2 3 3 4 1 3 2 3 4 4 1 1 12 2 3 4 3 2 1 2 2 3 2 3 4 2 2 21 1 1 2 2 3 2 1 3 1 3 3 3 1 1 13 2 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 2 2 33 2 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 2 2 33 2 3 3 3 4 4 2 4 1 4 4 4 3 4 23 1 2 2 3 3 3 2 3 3 4 3 3 1 3 24 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 2 4 32 3 3 2 3 3 3 2 3 2 3 3 3 2 2 23 2 3 3 2 3 4 2 3 3 3 2 3 2 3 22 2 2 2 3 2 1 1 2 2 2 3 2 2 1 13 2 3 1 3 3 3 3 3 1 3 3 1 2 3 3

DATA MENTAH TRY OUT SKALA KEPUASAN KERJA
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 271234567891011121314151617181920212223242526272829303132
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 33 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 32 3 4 4 4 4 4 4 4 3 2 4 4 4 3 4 4 4 4 2 3 1 3 3 3 3 32 2 3 2 2 3 3 4 3 3 3 2 2 3 1 2 3 2 3 1 3 3 2 2 3 2 33 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 22 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 1 4 3 4 4 4 3 3 3 4 3 4 4 41 2 1 2 3 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 1 2 1 1 2 2 2 2 22 2 3 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 22 3 3 3 3 2 3 2 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 2 2 2 2 2 2 23 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 4 2 2 3 3 3 33 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 33 3 3 2 3 3 3 3 2 3 2 2 3 3 3 2 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 32 4 4 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 2 2 3 2 33 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 2 2 23 3 3 2 3 3 3 2 2 2 3 2 3 2 4 3 3 3 3 3 3 2 3 4 3 3 33 3 4 3 4 4 3 3 3 3 4 3 3 4 4 3 4 3 3 4 3 2 3 3 3 4 33 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 4 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 33 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 31 3 3 3 4 1 1 1 3 2 3 2 2 2 2 3 2 2 1 2 2 1 2 1 1 2 22 4 3 3 3 3 4 3 2 1 3 2 3 2 1 2 3 3 3 3 1 2 2 2 2 2 31 3 3 3 4 1 1 1 3 2 3 2 2 2 2 3 2 2 1 2 2 1 2 1 1 1 22 4 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2 3 2 2 2 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 31 1 1 1 2 1 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 2 2 1 3 1 1 1 1 1 1 13 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 33 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 32 3 2 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 2 2 3 3 3 4 3 3 34 4 4 4 4 3 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 2 3 4 3 1 4 3 34 4 4 4 3 3 3 3 3 2 2 3 2 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 32 3 3 2 3 2 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 2 3 2 2 3 2 3 3 3 2 23 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 2 3 2 3 3 3 3 2 3 2 3 2 3 3 32 2 2 2 3 2 2 2 2 2 3 2 3 3 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2 23 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3

No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 361234567891011121314151617181920212223242526272829303132
3 2 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 23 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 33 1 3 3 2 3 4 2 1 1 2 3 3 2 3 3 4 3 2 4 2 3 2 2 4 2 4 4 3 3 2 2 1 3 4 14 2 3 2 3 1 3 3 1 2 4 3 2 2 2 3 3 3 3 4 2 3 2 2 4 3 4 4 3 2 2 3 4 4 3 32 2 2 2 3 3 3 3 3 1 3 2 2 2 2 3 2 2 2 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 2 2 22 3 4 3 3 3 3 4 3 2 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 2 3 4 4 3 3 4 2 3 3 3 4 32 2 2 2 3 3 3 2 2 1 3 1 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2 3 2 3 3 2 1 2 2 2 3 3 22 2 2 2 3 3 3 2 2 2 4 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 2 3 3 3 2 3 3 2 3 2 3 3 3 32 1 3 1 1 1 3 3 2 1 3 4 1 1 2 2 3 1 1 2 2 1 2 2 3 2 2 3 1 2 2 2 3 3 3 12 1 3 2 4 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 2 3 3 3 2 33 2 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 33 2 3 3 2 3 3 3 3 2 4 3 3 3 2 2 3 2 3 2 2 2 3 2 3 2 3 4 2 3 2 3 3 3 3 24 2 3 2 4 1 3 3 2 2 3 3 3 1 2 3 3 3 3 3 1 2 2 1 3 3 3 4 3 2 1 2 4 1 2 32 2 3 2 2 3 3 3 3 2 2 3 2 3 3 3 3 3 2 2 3 2 2 2 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 33 2 3 2 4 3 3 3 3 2 3 3 2 4 2 3 3 3 3 3 3 2 2 1 3 4 3 4 2 3 2 3 3 3 3 32 3 3 2 3 3 4 3 3 2 3 3 2 3 2 4 3 2 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 4 3 32 3 3 2 3 4 4 4 3 2 3 4 2 4 2 4 3 2 3 3 3 2 3 1 3 3 4 3 3 3 1 3 3 4 3 43 3 3 2 3 3 3 3 3 1 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 3 2 2 2 3 2 3 4 2 3 2 2 3 3 3 31 1 2 1 1 1 3 4 2 1 2 2 1 1 3 3 4 1 1 1 1 1 1 1 4 3 4 1 1 1 1 1 1 2 4 12 1 1 1 2 3 4 3 2 1 2 1 1 1 3 3 4 1 1 1 1 1 1 2 4 3 4 4 2 2 2 2 4 4 4 31 1 2 1 1 1 3 4 2 1 2 2 1 1 3 3 4 1 1 1 1 1 1 1 4 3 4 1 1 2 1 1 1 2 4 12 1 2 1 2 3 4 2 4 1 2 2 2 2 3 3 4 3 1 2 2 2 2 1 4 3 4 4 2 3 1 2 4 4 4 31 1 1 1 1 4 3 1 2 1 1 1 1 1 2 2 3 1 1 1 1 1 1 1 3 1 3 1 1 1 2 1 1 2 3 13 4 3 2 2 2 3 3 3 1 2 3 2 3 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 1 1 3 1 1 1 4 3 23 4 3 2 2 2 3 3 3 1 2 3 2 3 3 2 3 3 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 3 2 3 2 3 2 32 2 3 2 3 3 3 4 3 1 3 3 2 2 2 4 4 3 1 3 2 2 2 2 3 2 3 4 2 3 2 2 3 4 3 31 1 3 1 1 1 4 2 3 1 2 2 2 2 1 1 4 3 1 1 3 1 1 1 4 1 4 4 1 3 1 1 4 3 4 12 1 3 2 2 2 3 3 2 1 2 3 2 3 3 3 3 3 2 2 2 3 2 2 4 2 3 2 2 3 2 2 2 1 2 23 2 3 2 2 3 3 1 3 2 3 3 3 2 2 2 3 2 2 3 2 3 2 2 3 2 2 3 3 3 2 3 2 3 3 23 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 2 2 4 2 2 3 2 3 2 2 3 2 3 3 2 3 2 2 3 2 3 21 1 1 1 1 3 2 2 2 1 1 2 1 2 2 2 2 1 2 1 1 1 1 1 2 2 2 1 1 2 2 2 2 3 2 23 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3

HASIL ANALISIS DESKRIPTIF SEMUA VARIABEL
1. Organizational Citizenship Behavior (OCB)
2. Gaya Kepemimpinan Transaksional
3. Gaya Kepemimpinan Transformasional
4. Kepuasan Kerja
Descriptive S ta tistics
Descriptive Statistics
Descriptive Sta tistics
Descriptive Statistics
33 44.00 50.00 94.00 72.6667 10.87907 118.354
33
kepemimpinantransformasional
Valid N (listwise)
N Range Minimum Maximum Mean Std. Deviation Variance
33 46.00 40.00 86.00 65.8788 11.00215 121.047
33
kepuasan kerja
Valid N (listwise)
N Range Minimum Maximum Mean Std. Deviation Variance
33 20.00 23.00 43.00 35.0000 4.63681 21.500
33
organizationalcitizenship behavior
Valid N (listwise)
N Range Minimum Maximum Mean Std. Deviation Variance
33 19.00 26.00 45.00 35.4242 4.84142 23.439
33
kepemimpinantransaksional
Valid N (listwise)
N Range Minimum Maximum Mean Std. Deviation Variance

Hasil Uji Regresi Ke-18 IV Terhadap
Model Summary
ANOVA(b)
Coefficients(a)
Organizational Citizenship Behavior (OCB)
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
1 .888(a) .789 .517 3.22375
a Predictors: (Constant), communication, nature of work, operating conditions, idealized influence, laissez faire, coworkers, management by exception passive, fringe benefits, promotion, management by exception active, contingent reward, supervision, contingent reward, inspirational leadership, attributed charisma, pay, individualized consideration, intellectual stimulation
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 542.504 18 30.139 2.900 .024(a)Residual 145.496 14 10.393
Total 688.000 32
a Predictors: (Constant), communication, nature of work, operating conditions, idealized influence, laissez faire, coworkers, management by exception passive, fringe benefits, promotion, management by exception active, contingent reward, supervision, contingent reward, inspirational leadership, attributed charisma, pay, individualized consideration, intellectual stimulation
b Dependent Variable: organizational citizenship behavior
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 30.337 9.819 3.090 .008contingent reward .321 .386 .205 .831 .420management by exception active -.302 .937 -.082 -.322 .752management by exception passive -2.009 .893 -.553 -2.251 .041laissez faire .070 .683 .016 .103 .920attributed charisma -.195 .659 -.110 -.296 .771inspirational leadership -.497 .668 -.274 -.744 .469intellectual stimulation .632 .828 .345 .763 .458individualized consideration 1.709 .959 .658 1.783 .096idealized influence .636 .442 .366 1.437 .173Pay .851 .813 .391 1.047 .313Promotion -.408 .701 -.197 -.582 .570Supervision -1.972 .559 -.926 -3.530 .003fringe benefits .406 .548 .197 .742 .471contingent reward -.114 .526 -.060 -.217 .831operating conditions -2.628 1.615 -.315 -1.627 .126Coworkers -.182 .831 -.042 -.219 .830nature of work .267 1.044 .046 .256 .802Communication 1.260 .566 .485 2.227 .043
a Dependent Variable: organizational citizenship behavior

Hasil Uji Regresi Proporsi Varian Ke-18 IV Terhadap
Contingent Reward Terhadap OCB
Model Summary
ANOVA(b)
Management By Exception Active Terhadap OCB
Model Summary
ANOVA(b)
Management By Exception Passive Terhadap OCB
Model Summary
Organizational Citizenship Behavior (OCB)
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
1 .193(a) .037 .006 4.62230
a Predictors: (Constant), contingent reward
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 25.665 1 25.665 1.201 .282(a)Residual 662.335 31 21.366
Total 688.000 32
a Predictors: (Constant), contingent rewardb Dependent Variable: organizational citizenship behavior
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
1 .194(a) .038 -.027 4.69788
a Predictors: (Constant), management by exception active, contingent reward
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 25.897 2 12.949 .587 .562(a)Residual 662.103 30 22.070
Total 688.000 32
a Predictors: (Constant), management by exception active, contingent rewardb Dependent Variable: organizational citizenship behavior
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
1 .489(a) .239 .160 4.24942
a Predictors: (Constant), management by exception passive, management by exception active, contingent reward

ANOVA(b)
Laissez Faire Terhadap OCB
Model Summary
ANOVA(b)
Attributed Charisma Terhadap OCB
Model Summary
ANOVA(b)
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 164.331 3 54.777 3.033 .045(a)Residual 523.669 29 18.058
Total 688.000 32
a Predictors: (Constant), management by exception passive, management by exception active, contingent rewardb Dependent Variable: organizational citizenship behavior
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
1 .495(a) .245 .137 4.30717
a Predictors: (Constant), laissez faire, management by exception active, management by exception passive, contingent reward
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 168.552 4 42.138 2.271 .087(a)Residual 519.448 28 18.552
Total 688.000 32
a Predictors: (Constant), laissez faire, management by exception active, management by exception passive, contingent reward
b Dependent Variable: organizational citizenship behavior
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
1 .519(a) .269 .134 4.31450
a Predictors: (Constant), attributed charisma, laissez faire, management by exception active, management by exception passive, contingent reward
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 185.398 5 37.080 1.992 .112(a)Residual 502.602 27 18.615
Total 688.000 32
a Predictors: (Constant), attributed charisma, laissez faire, management by exception active, management by exception passive, contingent reward
b Dependent Variable: organizational citizenship behavior

Inspirational Leadership Terhadap OCB
Model Summary
ANOVA(b)
Intellectual Stimulation Terhadap OCB
Model Summary
ANOVA(b)
Individualized Consideration Terhadap OCB
Model Summary
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
1 .532(a) .283 .118 4.35545
a Predictors: (Constant), inspirational leadership, laissez faire, management by exception active, management by exception passive, contingent reward, attributed charisma
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 194.781 6 32.464 1.711 .158(a)Residual 493.219 26 18.970
Total 688.000 32
a Predictors: (Constant), inspirational leadership, laissez faire, management by exception active, management by exception passive, contingent reward, attributed charisma
b Dependent Variable: organizational citizenship behavior
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
1 .550(a) .303 .108 4.37970
a Predictors: (Constant), intellectual stimulation, laissez faire, management by exception active, management by exception passive, contingent reward, inspirational leadership, attributed charisma
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 208.456 7 29.779 1.552 .196(a)Residual 479.544 25 19.182
Total 688.000 32
a Predictors: (Constant), intellectual stimulation, laissez faire, management by exception active, management by exception passive, contingent reward, inspirational leadership, attributed charisma
b Dependent Variable: organizational citizenship behavior
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
1 .581(a) .338 .117 4.35676
a Predictors: (Constant), individualized consideration, laissez faire, management by exception passive, management by exception active, contingent reward, inspirational leadership, attributed charisma, intellectual stimulation

ANOVA(b)
Idealizaed Influence Terhadap OCB
Model Summary
ANOVA(b)
Pay Terhadap OCB
Model Summary
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 232.448 8 29.056 1.531 .199(a)Residual 455.552 24 18.981
Total 688.000 32
a Predictors: (Constant), individualized consideration, faire, management by exception passive, management by exception active, contingent reward, inspirational leadership, attributed charisma, intellectual stimulation
b Dependent Variable: organizational citizenship behavior
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
1 .592(a) .350 .096 4.40883
a Predictors: (Constant), idealized influence, laissez faire, management by exception active, management by exception passive, attributed charisma, inspirational leadership, contingent reward, individualized consideration, intellectual stimulation
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 240.931 9 26.770 1.377 .255(a)Residual 447.069 23 19.438
Total 688.000 32
a Predictors: (Constant), idealized influence, laissez faire, management by exception active, management by exception passive, attributed charisma, inspirational leadership, contingent reward, individualized consideration, intellectual stimulation
b Dependent Variable: organizational citizenship behavior
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
1 .660(a) .435 .178 4.20320
a Predictors: (Constant), pay, laissez faire, inspirational leadership, management by exception passive, management by exception active, idealized influence, contingent reward, attributed charisma, intellectual stimulation, individualized consideration

ANOVA(b)
Promotion Terhadap OCB
Model Summary
ANOVA(b)
Supervision Terhadap OCB
Model Summary
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 299.328 10 29.933 1.694 .145(a)Residual 388.672 22 17.667
Total 688.000 32
a Predictors: (Constant), pay, laissez faire, inspirational leadership, management by exception passive, management by exception active, idealized influence, contingent reward, attributed charisma, intellectual stimulation, individualized consideration
b Dependent Variable: organizational citizenship behavior
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
1 .680(a) .463 .181 4.19631
a Predictors: (Constant), promotion, laissez faire, inspirational leadership, management by exception passive, management by exception active, contingent reward, idealized influence, attributed charisma, pay, individualized consideration, intellectual stimulation
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 318.211 11 28.928 1.643 .158(a)Residual 369.789 21 17.609
Total 688.000 32
a Predictors: (Constant), promotion, laissez faire, inspirational leadership, management by exception passive, management by exception active, contingent reward, idealized influence, attributed charisma, pay, individualized consideration, intellectual stimulation
b Dependent Variable: organizational citizenship behavior
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
1 .801(a) .642 .427 3.51143
a Predictors: (Constant), supervision, laissez faire, management by exception passive, management by exception active, idealized influence, contingent reward, intellectual stimulation, pay, individualized consideration, inspirational leadership, attributed charisma

ANOVA(b)
Fringe Benefits Terhadap OCB
Model Summary
ANOVA(b)
Contingent Reward Terhadap OCB
Model Summary
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 441.397 12 36.783 2.983 .015(a)Residual 246.603 20 12.330
Total 688.000 32
a Predictors: (Constant), supervision, laissez faire, promotion, management by exception passive, management by exception active, idealized influence, contingent reward, intellectual stimulation, pay, individualized consideration, inspirational leadership, attributed charisma
b Dependent Variable: organizational citizenship behavior
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
1 .801(a) .642 .397 3.60179
a Predictors: (Constant), fringe benefits, laissez faire, management by exception passive, individualized consideration, promotion, idealized influence, management by exception active, supervision, contingent reward, intellectual stimulation, pay, inspirational leadership, attributed charisma
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 441.516 13 33.963 2.618 .028(a)Residual 246.484 19 12.973
Total 688.000 32
a Predictors: (Constant), fringe benefits, laissez faire, management by exception passive, individualized consideration, promotion, idealized influence, management by exception active, supervision, contingent reward, intellectual stimulation, pay, inspirational leadership, attributed charisma
b Dependent Variable: organizational citizenship behavior
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
1 .803(a) .644 .367 3.68792
a Predictors: (Constant), contingent reward, inspirational leadership, laissez faire, management by exception active, management by exception passive, promotion, idealized fringe benefits, supervision, contingent reward, intellectual stimulation, pay, individualized consideration, attributed charisma

ANOVA(b)
Operating Conditions Terhadap OCB
Model Summary
ANOVA(b)
Coworkers Terhadap OCB
Model Summary
Model Sum of Squares
df Mean Square F Sig.
1 Regression 443.187 14 31.656 2.328 .047(a)Residual 244.813 18 13.601
Total 688.000 32
a Predictors: (Constant), contingent reward, inspirational leadership, laissez faire, management by exception active, management by exception passive, promotion, idealized influence, fringe benefits, supervision, contingent reward, intellectual stimulation, pay, individualized consideration, attributed charisma
b Dependent Variable: organizational citizenship behavior
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
1 .845(a) .713 .460 3.40616
a Predictors: (Constant), operating conditions, idealized influence, laissez faire, management by exception active, contingent reward, management by exception passive, promotion, supervision, fringe benefits, contingent reward, inspirational leadership, attributed charisma, pay, individualized consideration, intellectual stimulation
Model Sum of Squares
df Mean Square F Sig.
1 Regression 490.767 15 32.718 2.820 .021(a)Residual 197.233 17 11.602
Total 688.000 32
a Predictors: (Constant), operating conditions, idealized influence, laissez faire, management by exception active, contingent reward, management by exception passive, promotion, supervision, fringe benefits, contingent reward, inspirational leadership, attributed charisma, pay, individualized consideration, intellectual stimulation
b Dependent Variable: organizational citizenship behavior
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
1 .845(a) .713 .427 3.51098
a Predictors: (Constant), coworkers, laissez faire, fringe benefits, management by exception passive, operating conditions, idealized influence, management by exception active, promotion, supervision, contingent reward, contingent reward, inspirational leadership, attributed charisma, pay, individualized consideration, intellectual stimulation

ANOVA(b)
Nature Of Work Terhadap OCB
Model Summary
ANOVA(b)
Communication Terhadap OCB
Model Summary
Model Sum of Squares
df Mean Square F Sig.
1 Regression 490.768 16 30.673 2.488 .039(a)Residual 197.232 16 12.327
Total 688.000 32
a Predictors: (Constant), coworkers, laissez faire, fringe benefits, management by exception passive, operating conditions, idealized influence, management by exception active, promotion, supervision, contingent reward, contingent reward, inspirational leadership, attributed charisma, pay, individualized consideration, intellectual stimulation
b Dependent Variable: organizational citizenship behavior
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
1 .845(a) .714 .389 3.62447
a Predictors: (Constant), nature of work, pay, operating conditions, laissez faire, inspirational leadership, coworkers, management by exception passive, management by exception active, contingent reward, idealized influence, contingent reward, supervision, promotion, fringe benefits, attributed charisma, individualized consideration, intellectual stimulation
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 490.948 17 28.879 2.198 .066(a)Residual 197.052 15 13.137
Total 688.000 32
a Predictors: (Constant), nature of work, pay, operating conditions, laissez faire, inspirational leadership, coworkers,management by exception passive, management by exception active, contingent reward, idealized influence, contingent reward, supervision, promotion, fringe benefits, attributed charisma, individualized consideration, intellectual stimulation
b Dependent Variable: organizational citizenship behavior
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
1 .888(a) .789 .517 3.22375
a Predictors: (Constant), communication, nature of work, operating conditions, idealized influence, laissez faire, coworkers, management by exception passive, fringe benefits, promotion, management by exception active, contingent reward, supervision, contingent reward, inspirational leadership, attributed charisma, pay, individualized consideration, intellectual stimulation

ANOVA(b)Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 542.504 18 30.139 2.900 .024(a)Residual 145.496 14 10.393
Total 688.000 32
a Predictors: (Constant), communication, nature of work, operating conditions, idealized influence, laissez faire, coworkers, management by exception passive, fringe benefits, promotion, management by exception active, contingent reward, supervision, contingent reward, inspirational leadership, attributed charisma, pay, individualized consideration, intellectual stimulation
b Dependent Variable: organizational citizenship behavior

Uji Validitas dan Reliabilitas Skala Organizational
Citizenship Behavior (OCB)
RELIABILITY ANALYSIS - SCALE(ALPHA)
Item-total Statistics
Scale Scale Corrected Mean Variance Item- Alpha if Item if Item Total if Item Deleted Deleted Correlation Deleted
VAR00001 55.1250 30.6935 .4253 .7510VAR00002 55.0000 34.0000 .2041 .7658VAR00003 55.1563 32.0716 .4303 .7524VAR00004 54.8750 30.1129 .7149 .7332VAR00005 55.1250 31.4032 .5062 .7470VAR00006 55.7500 35.8710 -.1032 .7861VAR00007 55.2188 35.9829 -.1454 .7777VAR00008 55.1875 32.3508 .3699 .7560VAR00009 56.0000 33.2258 .1586 .7734VAR00010 55.5625 30.6411 .5111 .7446VAR00011 55.0938 34.6683 .1235 .7691VAR00012 55.4375 31.4798 .3675 .7559VAR00013 55.0938 35.7651 -.0891 .7779VAR00014 55.6563 33.3942 .0907 .7848VAR00015 54.9688 34.1603 .2014 .7658VAR00016 55.0313 31.0635 .5427 .7442VAR00017 55.0313 30.3538 .7102 .7347VAR00018 55.3438 31.7813 .3524 .7570VAR00019 55.0625 27.9960 .7088 .7237

VAR00020 55.2500 31.4194 .3981 .7534
N of Cases = 32.0 N of Items = 20
Alpha = .7680
RELIABILITY ANALYSIS - SCALE(ALPHA)
Item-total Statistics
Scale Scale Corrected Mean Variance Item- Alpha if Item if Item Total if Item Deleted Deleted Correlation Deleted
VAR00001 40.5625 37.2218 .5299 .8089VAR00002 40.7500 37.0323 .4683 .8121VAR00003 40.3750 36.5000 .7022 .8007VAR00004 40.3750 38.8871 .2758 .8245VAR00005 40.0313 39.6442 .4211 .8171VAR00006 40.0313 38.0958 .6021 .8085VAR00007 40.0938 37.0554 .3926 .8179VAR00008 40.6875 33.4476 .7733 .7891VAR00009 40.2500 41.7419 .8496
Uji Validitas dan Reliabilitas Skala Persepsi Gaya
Kepemimpinan Transaksional
-.0275

VAR00010 40.7188 37.2409 .3932 .8176VAR00011 39.9063 39.0554 .3738 .8179VAR00012 39.9063 40.1522 .8231VAR00013 40.0313 38.0958 .6021 .8085VAR00014 40.9688 40.2893 .8278VAR00015 40.5625 35.0927 .5199 .8087VAR00016 40.6875 33.4476 .7733 .7891
N of Cases = 32.0 N of Items = 16
Alpha = .8241
RELIABILITY ANALYSIS - SCALE(ALPHA)
Item-total Statistics
Scale Scale Corrected Mean Variance Item- Alpha if Item if Item Total if Item Deleted Deleted Correlation Deleted
VAR00001 71.4063 153.2813 .6684 .9559
.2613
.1851
Uji Validitas dan Reliabilitas Skala Persepsi Gaya
Kepemimpinan Transformasional

VAR00002 70.8750 156.3065 .6220 .9563VAR00003 70.8750 154.1129 .7053 .9555VAR00004 70.9688 154.0958 .6897 .9557VAR00005 70.7500 160.4516 .4139 .9579VAR00006 71.0938 149.8296 .8635 .9539VAR00007 71.0000 154.1290 .7165 .9554VAR00008 71.0625 153.2863 .7323 .9552VAR00009 71.0938 160.1522 .5487 .9569VAR00010 71.2188 155.2732 .7073 .9555VAR00011 70.9688 161.2571 .3754 .9582VAR00012 71.1250 155.2097 .7491 .9552VAR00013 71.0313 154.4183 .7327 .9553VAR00014 71.1875 158.8024 .4228 .9582VAR00015 71.1250 150.6290 .7319 .9553VAR00016 71.0625 158.5766 .5552 .9568VAR00017 70.9375 153.6734 .8572 .9544VAR00018 71.0625 156.2540 .7976 .9551VAR00019 71.2188 150.4345 .8364 .9542VAR00020 71.4063 164.7006 .1195 .9605VAR00021 71.2500 153.8065 .7357 .9552VAR00022 71.6563 156.8780 .5195 .9573VAR00023 71.2500 154.8387 .7917 .9549VAR00024 71.3438 155.5232 .5516 .9571VAR00025 71.2500 150.9677 .8491 .9541VAR00026 71.3438 151.3296 .8168 .9544VAR00027 71.1875 155.0605 .7998 .9549
N of Cases = 32.0 N of Items = 27

Alpha = .9575
RELIABILITY ANALYSIS - SCALE(ALPHA)
Item-total Statistics
Scale Scale Corrected Mean Variance Item- Alpha if Item if Item Total if Item Deleted Deleted Correlation Deleted
VAR00001 86.5938 195.2167 .6069 .9271VAR00002 86.9688 196.2893 .5105 .9283VAR00003 86.2813 195.6925 .7013 .9263VAR00004 87.0000 195.2258 .7627 .9258VAR00005 86.5000 190.3871 .7421 .9253VAR00006 86.4063 203.2813 .2344 .9316VAR00007 85.7813 207.2087 .1956 .9306VAR00008 86.1250 203.1452 .2777 .9307VAR00009 86.3438 202.5554 .3662 .9296VAR00010 87.3438 197.2006 .6577 .9269VAR00011 86.2813 196.1442 .6338 .9269VAR00012 86.2813 196.2732 .5910 .9273VAR00013 86.8438 196.2651 .6833 .9265VAR00014 86.5938 192.8942 .6776 .9262VAR00015 86.4688 206.7087 .1779 .9310VAR00016 86.2188 200.3054 .4736
Uji Validitas dan Reliabilitas Skala Kepuasan Kerja

.9286VAR00017 85.7813 209.9183 -.0209 .9328VAR00018 86.5938 195.6683 .6194 .9270VAR00019 86.8125 193.3185 .7247 .9258VAR00020 86.5000 191.3548 .7334 .9255VAR00021 86.7188 194.4667 .7117 .9261VAR00022 86.8438 194.9103 .7062 .9262VAR00023 86.8750 193.9839 .8317 .9252VAR00024 87.0938 202.9264 .3696 .9295VAR00025 85.7188 211.9506 -.1581 .9330VAR00026 86.4688 200.8377 .3946 .9294VAR00027 85.7813 208.0474 .0823 .9320VAR00028 86.0000 193.0968 .5609 .9278VAR00029 86.7500 192.5806 .7730 .9253VAR00030 86.3438 195.6522 .6914 .9264VAR00031 87.0625 206.0605 .2243 .9306VAR00032 86.6875 193.9637 .7722 .9255VAR00033 86.2813 198.0796 .4161 .9296VAR00034 86.0000 202.0645 .3174 .9303VAR00035 85.9063 211.1845 -.0889 .9335VAR00036 86.5625 192.8992 .7063 .9259
N of Cases = 32.0 N of Items = 36
Alpha = .9301

Job Satisfaction Survey (JSS) Spector
Skala Kepuasan Kerja Spector
No Aspect Statement
1 Pay
2 Promotion
3 Supervision
4 Fringe Benefits
5 Contingent Rewards
I feel I am being paid a fair amount for the work I do.
I feel satisfied with my chances for salary increases.
Raises are too few and far between.
I feel unappreciated by the organization when I think about what
they pay me.
Those who do well on the job stand a fair chance of be ng
promoted.
People get ahead as fast here as they do in other place.
I am satisfied with my chances for promotion.
There is too little chance for promotion on my job.
My supervisor is quite competent in doing his/her job.
I like my supervisor.
My supervisor is unfair to me.
My supervisor shows too little interest in the feelings of
subordinates.
The benefits we receive are as good as most other organizations
offer.
The benefit package we have is equitable.
I am not satisfied with the benefits I receive.
There are benefits we do not have which we should have.
When I do a good job, I receive the recognition for it that I should
receive.
I do not feel that the work I do is appreciated.
There are few rewards for those who work here.
I don't feel my efforts are rewarded the way they should be.

6 Operating Conditions
7 Coworkers
8 Nature of Work
9 Communication
My efforts to do a good job are seldom blocked by red tape.
Many of our rules and procedures make doing a good job ifficult.
I have too much to do at work.
I have too much paperwork.
I like the people I work with.
I enjoy my coworkers.
I find I have to work harder at my job because of the
incompetence of people I work with.
There is too much bickering and fighting at work.
I like doing the things I do at work.
I feel a sense of pride in doing my job.
My job is enjoyable.
I sometimes feel my job is meaningless.
Communications seem good within this organization.
The goals of this organization are not clear to me.
I often feel that I do not know what is going on with e
organization.
Work assignments are not fully explained.
Sumber instrumen atau alat ukur penelitian Job Satisfaction Survey (JSS) Spector:
Spector, Paul E. (1997). . London:
Sage Publications.
Job satisfaction: Application, assesment, cause, and consequences

1
Salam sejahtera, puja dan puji syukur bagi Tuhan Yang aha Esa yang telah memberikan
Rahmat-Nya bagi kita semua.
Saya adalah seorang mahasiswa Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang
sedang menjalankan penelitian dengan judul “Pengaruh Persepsi Gaya Kepemimpinan Dan
Kepuasan Kerja Terhadap Pada Karyawan PT.
Bumi Serpong Damai Tbk. Tangerang”.
Dalam menjawab kuesioner ini, Anda diperbolehkan untuk mencantumkan inisial saja,
sehingga kerahasiaan identitas responden tetap terjaga. Dan Anda akan diberikan Nomor
Responden untuk kemudahan dalam pengolahan data.
Kami sangat berharap Anda menjawab seluruh pernyataan kuesioner. Bacalah setiap
pernyataan secara seksama dan teliti. Kemudian jawablah setiap nomor atau pernyataan yang
sesuai dengan keadaan yang sebenarnya terjadi dan dirasakan oleh Anda. Apapun jawaban
yang Anda pilih , tidak akan mempengaruhi penilaian kin rja atau kompetensi Anda.
Atas partisipasi dan kerjasamanya dalam mengisi kuesio er ini, saya ucapkan terima kasih.
Tangerang, 16 November 2010
KATA PENGANTAR
Selamat Pagi/ Siang/ Sore
Salam SMART
Organizational Citizenship Behavior (OCB)

2
Berikanlah jawaban berdasarkan pernyataan yang paling sesuai dengan kondisi Anda saa ini.
Sebelum Anda mengisi kuesioner ini, diharapkan untuk m gisi terlebih dahulu lembar
persetujuan di bawah ini selengkap-lengkapnya sebagai responden penelitian.
Dengan ini saya menyatakan bahwa :
Inisial :
Usia : Tahun
Jenis Kelamin : Pria/ Wanita
Pendidikan Terakhir : SLTA, D3, S1, Lainnya.......
Lama Bekerja : Bulan/ Tahun
Status Karyawan : PKWTT/ PKWT
Data yang diberikan oleh Anda, akan dijamin kerahasiaannya dan hanya digunakan untuk
kepentingan penelitian semata.
Tanda Tangan Responden
(.........................................)
Di bawah ini terdapat beberapa pernyataan mengenai Atasan dan diri Anda, baca dan
pahamilah setiap pernyataan tersebut dan kemudian berikan jawaban Anda dengan cara
memberi tanda (v) atau tanda silang (X) pada kolom yang tersedia:
PROFIL RESPONDEN
PETUNJUK UMUM
SS : Sangat Sesuai
S : Sesuai
TS : Tidak Sesuai
STS : Sangat Tidak Sesuai
checklist

3
Bila Anda mengalami kesulitan, harap meminta penjelasan kepada kami. Kami harap Anda
mengisi seluruh pernyataan dalam kuesioner ini dan sil kan untuk mengecek kembali
jawaban yang Anda berikan. Selamat mengerjakan dan kami mengucapkan Terima Kasih.
1 Atasan saya menjanjikan besarnya imbalan yang dapat
diterima jika bekerja sesuai standar organisasi.2 Saya merasa kecewa dengan imbalan yang saya terima.
3 Atasan saya menghargai prestasi yang telah dicapai ole
bawahan.4 Atasan saya menjelaskan secara detail pekerjaan yang h
dikerjakan.5 Atasan saya mengabaikan berbagai macam penyimpangan
kinerja yang sedang terjadi.6 Atasan saya segera mengambil tindakan korektif ketika di
banyak kesalahan.
7 Walaupun banyak terjadi kegagalan, atasan saya membiarkan
saja hal tersebut.8 Atasan saya memberikan kebebasan sepenuhnya dalam
melakukan tugas pekerjaan.9 Atasan saya segera mengambil alih pekerjaan bawahan ya g
mengalami banyak kegagalan.10 Sebesar apapun kesalahan yang terjadi, atasan saya tetap
memberikan peluang untuk memperbaikinya.
11 Atasan saya berusaha mencari sumber kesalahan yang terjadi
pada bawahan.12 Atasan saya bersedia menegosiasikan kembali imbalan ya g
diharapkan oleh bawahannya.13 Atasan saya sulit memberikan penghargaan kepada bawaha
atas hasil kinerjanya.
1 Atasan saya banyak meluangkan waktunya untuk membantu
bawahan.2 Atasan saya mendiskusikan permasalahan yang sedang terjadi
dengan bawahan.
KUESIONER 1
No Pernyataan JawabanSS S TS STS
KUESIONER 2
No Pernyataan JawabanSS S TS STS

4
3 Saya percaya bahwa atasan mampu membimbing saya dalam
mencapai tujuan organisasi.4 Atasan saya mengungkapkan harapannya, agar tujuan
organisasi dapat tercapai.
5 Pekerjaan yang diberikan oleh atasan saya berseberanga
dengan visi dan misi organisasi.6 Atasan saya memotivasi bawahan agar menyelesaikan
pekerjaan secara efektif dan efisien.7 Atasan saya mendorong bawahannya agar bekerja secara
kreatif.8 Atasan saya memberikan berbagai ide baru sebagai solus
pemecahan masalah.
9 Atasan saya memotivasi bawahan untuk mencari cara baru
dalam melaksanakan tugas pekerjaan.10 Atasan saya memberikan pengetahuan baru kepada
bawahannya.11 Atasan saya membiarkan pekerjaan yang dilakukan
bawahannya tanpa memberikan saran.12 Atasan saya menekankan pentingnya memiliki keyakinan
dalam mencapai tujuan organisasi.
13 Atasan saya menunjukkan perilaku yang berseberangan
dengan nilai-nilai keyakinan ( ) yang dianutnya.14 Demi keberhasilan organisasi, atasan saya lebih
mempertimbangkan kepentingan kelompok dalam setiap
pengambilan keputusan.15 Atasan saya hanya memikirkan keuntungan pribadi yang
dapat diperoleh dalam setiap keputusan yang diambilnya.16 Perilaku yang ditunjukkan oleh atasan saya, sesuai den n
nilai-nilai keyakinan ( ) yang dianutnya.17 Atasan saya mendorong bawahan agar berusaha lebih giat
dalam mencapai tujuan organisasi.18 Atasan saya memberikan pengarahan kepada bawahan dalam
melakukan tugas pekerjaan.19 Atasan saya memberikan dukungan moril kepada bawahan
yang memiliki masalah dalam pekerjaannya.20 Atasan saya menyatakan harapan yang besar agar bawahan
dapat berpartisipasi lebih dalam membangun organisasi.21 Atasan saya menerima berbagai usul bawahannya dengan
terbuka.22 Saya mampu mencapai tujuan organisasi tanpa dorongan
atasan.
belief
belief

5
23 Atasan saya adalah seorang inspirator yang baik bagi
bawahannya.24 Saya lebih mempercayai rekan sekerja daripada atasan.
25 Saya merasa bahwa atasan saya cakap dalam memimpin
organisasi.26 Walaupun memiliki jadwal yang cukup padat, atasan saya
bersedia memberikan pengarahan kepada bawahannya.
1 Saya digaji secara wajar atas pekerjaan yang saya lakukan. 2 Kesempatan promosi yang ada dalam pekerjaan saya cukup
kecil.3 Atasan saya cukup berkompeten (ahli) dalam melakukan
pekerjaannya.4 Saya merasa tidak puas dengan benefit yang saya dapatkan.5 Ketika saya melakukan pekerjaan dengan baik, saya
mendapatkan penghargaan (imbalan) yang seharusnya saya
terima.6 Saya merasa bahwa pekerjaan yang saya lakukan kurang
berarti.7 Komunikasi yang terjalin dalam perusahaan ini berjalan cukup
baik.8 Kenaikan gaji di perusahaan ini cukup kecil.9 Karyawan yang bekerja dengan baik di perusahaan ini,
mendapat kesempatan promosi.10 Atasan saya bersikap tidak adil terhadap saya.11 Benefit yang saya terima sudah sesuai dengan standar
penawaran dari perusahaan lain pada umumnya.12 Saya merasa bahwa pekerjaan yang saya lakukan kurang
dihargai.13 Saya harus bekerja lebih keras lagi karena orang-orang yang
bekerja dengan saya kurang ahli dengan pekerjaannya.14 Tujuan-tujuan yang ada dalam perusahaan ini tidak dije askan
secara detail kepada saya.15 Saya merasa diabaikan oleh perusahaan ketika saya
mempertimbangkan kenaikan gaji.
16 Seseorang akan dapat lebih maju di perusahaan ini sama
seperti ketika mereka bekerja di tempat lain.
KUESIONER 3
No Pernyataan JawabanSS S TS STS

6
17 Atasan saya memperlihatkan kepekaan yang terlalu kecil
terhadap perasaan bawahannya.18 Benefit yang saya terima cukup pantas.
19 Hanya sedikit penghargaan yang diberikan kepada karyaw
yang bekerja di perusahaan ini.20 Saya memiliki banyak sekali pekerjaan yang harus
diselesaikan.21 Saya merasa bahwa saya tidak mengetahui apa yang sedang
terjadi dengan perusahaan.22 Saya merasa puas mendapatkan kesempatan kenaikan gaji.
23 Saya tidak memperoleh benefit yang seharusnya diterima.24 Saya menyukai atasan saya.25 Saya merasa bahwa usaha yang saya lakukan tidak
memperoleh penghargaan yang semestinya.26 Saya puas dengan kesempatan dalam memperoleh promosi.27 Banyak sekali pertengkaran dan percekcokan yang terjad
dalam bekerja.28 Tugas-tugas dalam pekerjaan tidak dijelaskan secara de l
kepada saya.
1 Saya membantu rekan sekerja yang memiliki beban pekerjaan
terlalu banyak.2 Karena waktu istirahat yang ada cukup sedikit, saya
mengambil waktu istirahat tambahan.3 Walaupun hujan turun deras sekali, saya berusaha hadir tepat
waktu.4 Saya bersedia bekerja ekstra jika perusahaan membutuhkan
tenaga saya.5 Saya lebih memilih menyelesaikan pekerjaan sendiri daripada
membantu rekan sekerja yang baru.6 Saya malas memberikan informasi penting kepada rekan
sekerja yang susah diajak kerja sama.7 Saya malas menghadiri dan berperan aktif dalam rapat-rapat
penting organisasi.8 Saya tetap mematuhi peraturan perusahaan walaupun merasa
kurang nyaman dengan peraturan tersebut.
KUESIONER 4
No Pernyataan JawabanSS S TS STS

7
9 Saya memberikan semangat kepada rekan sekerja agar bekerja
sesuai dengan harapan perusahaan.10 Saya memberikan masukan yang berarti untuk pengembanga
organisasi ke depannya.
11 Meskipun gaji saya terbilang kecil, saya tetap melakukan
pekerjaan dengan sungguh-sungguh.12 Jika ada kegiatan yang diselenggarakan oleh perusahaan saya
malas menyempatkan diri untuk menghadirinya.

1
Salam sejahtera, puja dan puji syukur bagi Tuhan Yang Maha Esa yang tel h memberikan
Rahmat-Nya bagi kita semua.
Saya adalah seorang mahasiswa Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang
sedang menjalankan penelitian dengan judul “Pengaruh Persepsi Gaya Kepemimpinan Dan
Kepuasan Kerja Terhadap Pada Karyawan PT.
Bumi Serpong Damai Tbk. Tangerang”.
Dalam menjawab kuesioner ini, Anda diperbolehkan untuk mencantumkan inisial saja,
sehingga kerahasiaan identitas responden tetap terjaga. Dan Anda akan diberikan Nomor
Responden untuk kemudahan dalam pengolahan data.
Kami sangat berharap Anda menjawab seluruh pernyataan kuesioner. Bacalah setiap
pernyataan secara seksama dan teliti. Kemudian jawablah setiap nomor atau pernyataan yang
sesuai dengan keadaan yang sebenarnya terjadi dan dirasakan oleh Anda. Apapun jawaban
yang Anda pilih , tidak akan mempengaruhi penilaian kin rja atau kompetensi Anda.
Atas partisipasi dan kerjasamanya dalam mengisi kuesioner ini, saya ucapkan terima kasi .
Tangerang, 1 November 2010
KATA PENGANTAR
Selamat Pagi/ Siang/ Sore
Salam SMART
Organizational Citizenship Behavior (OCB)

2
Berikanlah jawaban berdasarkan pernyataan yang paling sesuai dengan kondisi Anda saa ini.
Sebelum Anda mengisi kuesioner ini, diharapkan untuk m gisi terlebih dahulu lembar
persetujuan sebagai responden penelitian.
Dengan ini saya menyatakan bahwa :
Inisial :
Usia : Tahun
Jenis Kelamin : Pria/ Wanita
Pendidikan Terakhir : SLTA, D3, S1, Lainnya.......
Lama Bekerja : Bulan/ Tahun
Status Karyawan : PKWTT/ PKWT
Data yang diberikan oleh Anda, akan dijamin kerahasiaannya dan hanya digunakan untuk
kepentingan penelitian semata.
Tanda Tangan Responden
(.........................................)
Di bawah ini terdapat beberapa pernyataan mengenai Atasan dan diri Anda, baca dan
pahamilah setiap pernyataan tersebut dan kemudian berikan lah jawaban Anda dengan cara
memberi tanda (v) atau tanda silang (X) pada kolom yang tersedia:
PROFIL RESPONDEN
PETUNJUK UMUM
SS : Sangat Sesuai
S : Sesuai
TS : Tidak Sesuai
STS : Sangat Tidak Sesuai
checklist

3
Bila Anda mengalami kesulitan, harap meminta penjelasan kepada kami. Selamat
mengerjakan dan kami mengucapkan Terima Kasih.
1 Atasan saya menjanjikan besarnya imbalan yang dapat
diterima jika bekerja sesuai standar organisasi.2 Saya merasa kecewa dengan imbalan yang saya terima.
3 Atasan saya menghargai prestasi yang telah dicapai oleh
bawahan.4 Atasan saya menjelaskan secara detail pekerjaan yang h
dikerjakan.5 Atasan saya mengabaikan berbagai macam penyimpangan
kinerja yang sedang terjadi.6 Atasan saya segera mengambil tindakan korektif ketika terjadi
banyak kesalahan.7 Walaupun banyak terjadi kegagalan, atasan saya membiarkan
saja hal tersebut.8 Atasan saya memberikan kebebasan sepenuhnya dalam
melakukan tugas pekerjaan.9 Atasan saya mempercayai bawahan agar bekerja secara
mandiri.10 Atasan saya segera mengambil alih pekerjaan bawahan ya g
mengalami banyak kegagalan.11 Sebesar apapun kesalahan yang terjadi, atasan saya tetap
memberikan peluang untuk memperbaikinya.12 Walaupun banyak terjadi penyimpangan kinerja, atasan s a
tetap diam saja.13 Atasan saya berusaha mencari sumber kesalahan yang terjadi
pada bawahan.
14 Tugas yang harus saya kerjakan dapat berubah-ubah seti p
waktu.15 Atasan saya bersedia menegosiasikan kembali imbalan ya g
diharapkan oleh bawahannya.16 Atasan saya sulit memberikan penghargaan kepada bawaha
atas hasil kinerjanya.
KUESIONER 1
No Pernyataan JawabanSS S TS STS

4
1 Atasan saya banyak meluangkan waktunya untuk membantu
bawahan.2 Atasan saya mendiskusikan permasalahan yang sedang terjadi
dengan bawahan.
3 Saya percaya bahwa atasan mampu membimbing saya dalam
mencapai tujuan organisasi.4 Atasan saya mengungkapkan harapannya, agar tujuan
organisasi dapat tercapai.5 Pekerjaan yang diberikan oleh atasan saya berseberanga
dengan visi dan misi organisasi.6 Atasan saya memotivasi bawahan agar menyelesaikan
pekerjaan secara efektif dan efisien.7 Atasan saya mendorong bawahannya agar bekerja secara
kreatif.8 Atasan saya memberikan berbagai ide baru sebagai solusi
pemecahan masalah.9 Atasan saya memotivasi bawahan untuk mencari cara baru
dalam melaksanakan tugas pekerjaan.10 Atasan saya memberikan pengetahuan baru kepada
bawahannya.11 Atasan saya membiarkan pekerjaan yang dilakukan
bawahannya tanpa memberikan saran.12 Atasan saya menekankan pentingnya memiliki keyakinan
dalam mencapai tujuan organisasi.13 Atasan saya menunjukkan perilaku yang berseberangan
dengan nilai-nilai keyakinan ( ) yang dianutnya.
14 Demi keberhasilan organisasi, atasan saya lebih
mempertimbangkan kepentingan kelompok dalam setiap
pengambilan keputusan.15 Atasan saya hanya memikirkan keuntungan pribadi yang
dapat diperoleh dalam setiap keputusan yang diambilnya.16 Perilaku yang ditunjukkan oleh atasan saya, sesuai den n
nilai-nilai keyakinan ( ) yang dianutnya.17 Atasan saya mendorong bawahan agar berusaha lebih giat
dalam mencapai tujuan organisasi.
18 Atasan saya memberikan pengarahan kepada bawahan dalam
melakukan tugas pekerjaan.
KUESIONER 2
No Pernyataan JawabanSS S TS STS
belief
belief

5
19 Atasan saya memberikan dukungan moril kepada bawahan
yang memiliki masalah dalam pekerjaannya.20 Atasan saya hanya menjelaskan bagaimana bekerja sesuai
dengan cara yang sudah ada dalam organisasi.
21 Atasan saya menerima berbagai usul bawahannya dengan
terbuka.22 Saya mampu mencapai tujuan organisasi tanpa dorongan
atasan.23 Atasan saya adalah seorang inspirator yang baik bagi
bawahannya.24 Saya lebih mempercayai rekan sekerja daripada atasan.
25 Saya merasa bahwa atasan saya cakap dalam memimpin
organisasi.26 Walaupun memiliki jadwal yang cukup padat, atasan saya
bersedia memberikan pengarahan kepada bawahannya.27 Atasan saya menyatakan harapan yang besar agar bawahan
dapat berpartisipasi lebih dalam membangun organisasi.
1 Saya digaji secara wajar atas pekerjaan yang saya lakukan. 2 Kesempatan promosi yang ada dalam pekerjaan saya cukup
kecil.3 Atasan saya cukup berkompeten (ahli) dalam melakukan
pekerjaannya.4 Saya merasa tidak puas dengan benefit yang saya dapatkan.5 Ketika saya melakukan pekerjaan dengan baik, saya
mendapatkan penghargaan (imbalan) yang seharusnya saya
terima.6 Banyak peraturan dan prosedur perusahaan yang mempersulit
saya untuk melakukan pekerjaan dengan baik.7 Saya menyukai orang-orang yang telah bekerja dengan sa a.
8 Saya merasa bahwa pekerjaan yang saya lakukan kurang
berarti.9 Komunikasi yang terjalin dalam perusahaan ini berjalan cukup
baik.10 Kenaikan gaji di perusahaan ini cukup kecil.11 Karyawan yang bekerja dengan baik di perusahaan ini,
mendapat kesempatan promosi.
KUESIONER 3
No Pernyataan JawabanSS S TS STS

6
12 Atasan saya bersikap tidak adil terhadap saya.13 Benefit yang saya terima sudah sesuai dengan standar
penawaran dari perusahaan lain pada umumnya.
14 Saya merasa bahwa pekerjaan yang saya lakukan kurang
dihargai.15 Usaha saya untuk melakukan pekerjaan dengan baik jarang
terhalang oleh proses birokrasi.16 Saya harus bekerja lebih keras lagi karena orang-orang yang
bekerja dengan saya kurang ahli dengan pekerjaannya.17 Saya senang melakukan tugas-tugas yang menjadi pekerjaan
saya.
18 Tujuan-tujuan yang ada dalam perusahaan ini tidak dije askan
secara detail kepada saya.19 Saya merasa diabaikan oleh perusahaan ketika saya
mempertimbangkan kenaikan gaji.20 Seseorang akan dapat lebih maju di perusahaan ini sama
seperti ketika mereka bekerja di tempat lain.21 Atasan saya memperlihatkan kepekaan yang terlalu kecil
terhadap perasaan bawahannya.
22 Benefit yang saya terima cukup pantas.23 Hanya sedikit penghargaan yang diberikan kepada karyaw
yang bekerja di perusahaan ini.24 Saya memiliki banyak sekali pekerjaan yang harus
diselesaikan.25 Saya merasa nyaman bekerja dengan rekan sekerja.26 Saya merasa bahwa saya tidak mengetahui apa yang sedang
terjadi dengan perusahaan.27 Saya bangga dengan pekerjaan yang saya lakukan.28 Saya merasa puas mendapatkan kesempatan kenaikan gaji.
29 Saya tidak memperoleh benefit yang seharusnya diterima.30 Saya menyukai atasan saya.31 Saya memiliki banyak sekali tugas.32 Saya merasa bahwa usaha yang saya lakukan tidak
memperoleh penghargaan yang semestinya.33 Saya puas dengan kesempatan dalam memperoleh promosi.34 Banyak sekali pertengkaran dan percekcokan yang terjad
dalam bekerja.35 Pekerjaan saya menyenangkan.
36 Tugas-tugas dalam pekerjaan tidak dijelaskan secara de l
kepada saya.

7
1 Saya membantu rekan sekerja yang memiliki beban pekerjaan
terlalu banyak.2 Saya menolong rekan sekerja yang mendapatkan banyak
permasalahan dalam pekerjaannya.
3 Karena waktu istirahat yang ada cukup sedikit, saya
mengambil waktu istirahat tambahan.4 Walaupun hujan turun deras sekali, saya berusaha hadir tepat
waktu.5 Saya bersedia bekerja ekstra jika perusahaan membutuhkan
tenaga saya.6 Saya merasa kesal dengan rekan sekerja yang menghiraukan
saran-saran yang saya berikan.7 Ketika terjadi permasalahan dengan rekan sekerja, saya
berusaha untuk mengalah.8 Saya lebih memilih menyelesaikan pekerjaan sendiri daripada
membantu rekan sekerja yang baru.9 Saya mengeluhkan kondisi kantor yang kurang menunjang
kinerja karyawannya.10 Saya malas memberikan informasi penting kepada rekan
sekerja yang susah diajak kerja sama.11 Saya senang mendiskusikan perihal kebijakan organisasi
dengan rekan sekerja.12 Saya malas menghadiri dan berperan aktif dalam rapat-rapat
penting organisasi.13 Saya berusaha menyelesaikan konflik internal yang terjadi
diantara rekan sekerja.
14 Saya membantu pekerjaan rekan sekerja yang berhalangan
hadir jika diberi kompensasi.15 Saya tetap berpikir positif walaupun segala sesuatunya
berjalan kurang baik di perusahaan ini.16 Saya tetap mematuhi peraturan perusahaan walaupun merasa
kurang nyaman dengan peraturan tersebut.17 Saya memberikan semangat kepada rekan sekerja agar bekerja
sesuai dengan harapan perusahaan.
18 Saya memberikan masukan yang berarti untuk pengembanga
organisasi ke depannya.
KUESIONER 4
No Pernyataan JawabanSS S TS STS

8
19 Meskipun gaji saya terbilang kecil, saya tetap melakukan
pekerjaan dengan sungguh-sungguh.20 Jika ada kegiatan yang diselenggarakan oleh perusahaan saya
malas menyempatkan diri untuk menghadirinya.
TERIMA KASIH
Semoga sukses dalam menjalankan setiap pekerjaan