pengaruh perilaku kepemimpinan pelatih dan...

162
i PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN HUBUNGAN PELATIH-ATLET TERHADAP KETANGGUHAN MENTAL ATLET SEPAKBOLA Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi.) Oleh: SYAHRIDA SYAHRUL NIM: 109070000143 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1435 H/2014 M

Upload: duonganh

Post on 14-Mar-2019

247 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28771/1/SYAHRIDA... · PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN HUBUNGAN PELATIH.ATLET

i

PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH

DAN HUBUNGAN PELATIH-ATLET TERHADAP

KETANGGUHAN MENTAL ATLET SEPAKBOLA

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi.)

Oleh:

SYAHRIDA SYAHRUL

NIM: 109070000143

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1435 H/2014 M

Page 2: PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28771/1/SYAHRIDA... · PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN HUBUNGAN PELATIH.ATLET

PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIHDAN HUBUNGAN PELATIH.ATLET TERHADAPKETANGGUHAN MENTAL ATLET SEPAKBOLA

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi.)

Oleh:

SYAHRIDA SYAHRULNIM: 109070000143

Pembimbing lI

NIP. 19640814 200112 1 001

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAHJAKARTA

1435Ht2014 M

Pembimbing I

Dr. Abdul Rahiluf Shaleh. NI.SiNrP.19720823 199903 1 002

Page 3: PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28771/1/SYAHRIDA... · PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN HUBUNGAN PELATIH.ATLET

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi berjudul *PENGARUH PERILAKU I(EPEMIMPINAN PELATIH

DAN HUBUNGAN PELATIH-ATLET TERHADAP KETANGGUHAN

MENTAL ATLET SEPAKBOLA" telah diujikan dalam sidang munaqasyah

Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada 2l

Mei 2014. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar

sarjana psikologi (S.Psi) pada Fakultas Psikologi.

Jakarta,2l Mei 20t4

Sidang Munaqasyah

Prof. Dr. Abdul Muiib, M.SiNrP. 1968061.4 199704 1 001

Anggota

wDrs. Akhmad Baidun M.SiGazi, M.Si

NrP. 19711214 200701 r 014 NIP. 19640814200112 1 001

iii

Dekan/Ketua Wakil Dekan/ S tarislAnggota

Dr. Abdul RahmaNrP. 19720823 I

Page 4: PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28771/1/SYAHRIDA... · PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN HUBUNGAN PELATIH.ATLET

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk

memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar sarjana strata satu

(Sl) di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Sernua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya

cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karyaini bukan hasil karya asli saya

atau merupakan hasil jiplakan dat'. karya orang lain, maka saya bersedia

menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

IV

NIM. 109070000143

Email: [email protected]

Page 5: PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28771/1/SYAHRIDA... · PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN HUBUNGAN PELATIH.ATLET

v

MOTTO

TO LIVE

TO LOVE

TO LEARN

TO LEAVE A LEGACY

- Sthepen R. Covey

Page 6: PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28771/1/SYAHRIDA... · PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN HUBUNGAN PELATIH.ATLET

vi

Persembahan

Sebuah karya kupersembahkan untuk kedua orang tuaku

Sebagai bakti atas jiwa dan raga yang telah dikorbankan

Sehingga raga berdiri kokoh terbebas dari belenggu rasa takut

Untuk melangkah sebagai cahaya dalam gelapnya sebuah

ketidaktahuan

Page 7: PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28771/1/SYAHRIDA... · PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN HUBUNGAN PELATIH.ATLET

vii

ABSTRAK

A) Fakultas Psikologi

B) Mei 2014

C) Syahrida Syahrul

D) Pengaruh Perilaku Kepemimpinan Pelatih dan Hubungan Pelatih-Atlet

Terhadap Ketangguhan Mental Atlet Sepakbola

E) Xv + 101 halaman + lampiran

F) Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perilaku kepemimpinan

pelatih dan hubungan pelatih-atlet terhadap ketangguhan mental atlet

sepakbola. Sampel penelitian ini yaitu atlet sepakbola di 5 klub anggota

pengurus cabang PSSI Jakarta Timur sebanyak 200 orang. Teknik sampling

yang digunakan yaitu nonprobability sampling. Analisis data yang digunakan

yaitu Multiple Regression Analysis pada taraf signifikansi 0,05.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan

perilaku kepemimpinan pelatih dan hubungan pelatih-atlet terhadap

ketangguhan mental atlet sepakbola. Proporsi varians dari ketangguhan

mental yang dijelaskan oleh seluruh variabel bebas yaitu sebesar 53.6%,

sedangkan 46,4% sisanya dipengaruhi oleh variabel lain di luar penelitian ini.

Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa dimensi komitmen dan perilaku

komplementer memiliki pengaruh yang signifikan terhadap ketangguhan

mental. Sedangkan dimensi training & instruction, perilaku demokratis,

perilaku autokratis, dukungan sosial, umpan balik positif, dan kedekatan

emosional tidak berpengaruh terhadap ketangguhan mental. Berdasarkan hasil

penelitian, seorang pelatih disarankan memiliki ketegasan dalam memilih

pendekatan yang akan digunakan sebagai gaya melatih. Pelatih turut

disarankan untuk membangun sebuah hubungan interpersonal yang

berorientasi jangka panjang dengan atlet.

Kata kunci : perilaku kepemimpinan pelatih, hubungan pelatih-atlet,

ketangguhan mental, atlet, sepakbola

G) Bahan Bacaan: 57; Buku: 13, Jurnal: 31, Artikel: 2, Tesis: 4, Internet: 6, dan

Komunikasi personal: 1. (1977-2014)

Page 8: PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28771/1/SYAHRIDA... · PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN HUBUNGAN PELATIH.ATLET

viii

ABSTRACT

A) Faculty of Psychology, State Islamic University Syarif Hidayatullah Jakarta

B) May 2014

C) Syahrida Syahrul

D) The Affects of Coach Leadership Behavior and Coach–Athlete Relationship

on Mental Toughness of an Football Athlete

E) xv+ 101 pages + appendix

F) This research examines the affects of coach leadership behavior and coach–

athlete relationship on mental toughness of an football athlete. A Sample of

200 athletes (M age: 20 years) participated and ranged from five different

football club member of East Jakarta PSSI. This research using the

nonprobability sampling technique. Multiple Regression Analysis was

employed to analyze data observed at 0.05 level of significance.

Coach leadership behavior and coach–athlete relationship was predicted to

be significantly related to mental toughness. Consistent with theoretical

predictions, coach leadership behavior and coach–athlete relationship was

found to be significantly related with mental toughness. The results revealed

that mental toughness predicted by all independent variable (R2= .536).

Results of linear regression analysis revealed commitment and

complementarity were significant predictors of mental toughness. Total

mental toughness was not found to be significantly related to training &

instruction, democratic behavior, autocratic behavior, social support,

positive feedback, and closeness. This suggests that coaches should use a

clear approach when coaching athletes either using a democratic or an

autocratic behavior as a coaching style. Coaches also suggested to have a

long term interpersonal relationship with athletes. Limitations and future

research direction are discussed.

Keywords: coach leadership behavior, coach–athlete relationship, mental

toughness, athlete, football

G) Reading Material: 57; Books: 3, Journals: 31, Article: 2, Thesis: 4, websites:

6, and personal communication: 1. (1977-2014)

Page 9: PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28771/1/SYAHRIDA... · PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN HUBUNGAN PELATIH.ATLET

ix

KATA PENGANTAR

Bismillahirahmanirrahim

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan

karunia, hidayah, dan pencerahan-Nya kepada penulis, sehingga dapat

menyelesaikan penelitian ini. Shalawat serta salam semoga terlimpahkan kepada

Nabi Muhammad SAW serta pengikutnya sampai akhir zaman.

Dalam penyususnan skripsi ini, penulis telah melibatkan banyak pihak

yang telah memberikan kontribusi bagi penulis. Setiap pelajaran dan hikmah yang

diperoleh selama penulis menghabiskan masa perkuliahan di Fakultas Psikologi

merupakan sebuah anugerah bagi kehidupan penulis. Dengan penuh kerendahan

hati, penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Abdul Mujib, M.Ag, M.si, selaku Dekan Fakultas Psikologi

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, periode 2014-2019, beserta jajarannya.

2. Bapak Dr. Abdul Rahman Shaleh, M.Si dosen pembimbing pertama yang

telah memberikan banyak saran dan kritik kepada penulis dalam penyusunan

skripsi ini. Secara khusus, penulis menucapkan terima kasih dan tidak akan

pernah melupakan pelajaran “khusus” tentang integritas yang pernah

diberikan.

3. Bapak Akhmad Baidun, M.Si dosen pembimbing kedua yang secara berkala

memberikan banyak masukan dan kritikan kepada penulis dalam menyusun

skripsi ini.

4. Ibu Solicha, M.Si dosen Pembimbing Akademik kelas D tahun angkatan

2009, terima kasih atas bimbingan, motivasi, teguran, nasehat dan waktu

yang disediakan untuk mendengar setiap keluh kesah penulis selama

menjalani masa perkuliahan.

5. Seluruh dosen di Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,

khususnya Bapak Jahja Umar, Ph.D, selaku mantan dekan Fakultas Psikologi

periode 2009-2013 yang selama ini memberikan ilmu dan wawasan bagi

penulis. Para staff Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang

telah banyak memberikan kemudahan bagi penulis dalam proses adminisrasi.

Page 10: PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28771/1/SYAHRIDA... · PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN HUBUNGAN PELATIH.ATLET

x

6. Seluruh responden penelitian yang telah bersedia memberikan informasi dan

mengisi angket penelitian. Khususnya, kepada Bapak Sawid di Pengcab PSSI

Jakarta Timur yang telah memberikan saran dan gambaran tentang atlet

sepakbola.

7. Kedua orang tua penulis, Papa Syahrul Mahruzar dan Mama Salwa yang

senantiasa memberikan dukungan dan do’a selama penulis menjalani

perkuliahan dan menyelesaikan skripsi. Kepada seluruh kakak, abang dan

adik penulis, terima kasih atas setiap bantuan dan nasehatnya.

8. Terima Kasih buat Arif Hilman, Adhie Mansur, Amin To dan Eko, atas

bantuannya ketika mengumpulkan dan mengolah data. Keluarga besar D-One

Heart 2009, terima kasih atas setiap suka dan duka yang pernah dijalani

bersama. Kalian semua luar biasa!.

9. Terakhir, terimakasih untuk kawan-kawan seperjuangan yang telah banyak

mendukung dan memberikan masukan baik selama penyusunan skripsi ini,

Deden Dwi, Kunarto Yoga, Rio “jawa” dan Nur Fauziah,

10. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah ikut

berkontribusi terhadap penelitian ini

Penulis sangat bersyukur atas setiap bantuan yang diberikan, semoga Allah

senantiasa melimpahkan rahmat-Nya kepada mereka yang telah membantu

penulis.

Jakarta, 21 Mei 2014

Penulis

Page 11: PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28771/1/SYAHRIDA... · PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN HUBUNGAN PELATIH.ATLET

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................................... i

LEMBAR PERSETUJUAN ....................................................................................... ii

LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................................ iii

LEMBAR ORISINALITAS ....................................................................................... iv

MOTTO......................................................................................................................... v

LEMBAR PERSEMBAHAN ..................................................................................... vi

ABSTRAK .................................................................................................................... vii

KATA PENGANTAR ................................................................................................. ix

DAFTAR ISI................................................................................................................. xi

DAFTAR TABEL ........................................................................................................ xiii

DAFTAR GAMBAR ................................................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................... xv

BAB 1. PENDAHULUAN .......................................................................................... 1

1.1. Latar Belakang Masalah ......................................................................... 1

1.2. Rumusan dan Batasan Masalah .............................................................. 10

1.2.1. Rumusan masalah.......................................................................... 10

1.2.2. Batasan masalah ............................................................................ 11

1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................................... 11

1.3.1. Tujuan Penelitian ......................................................................... 11

1.3.2. Manfaat Penelitian ....................................................................... 12

1.4. Sistematika Penulisan .............................................................................. 13

BAB 2. KAJIAN TEORI ............................................................................................ 15

2.1. Ketangguhan Mental ............................................................................... 15

2.1.1 Definisi ketangguhan mental ......................................................... 15

2.1.2 Dimensi ketangguhan mental ........................................................ 16

2.1.3 Faktor yang mempengaruhi ketangguhan mental......................... 19

2.1.4 Pengukuran ketangguhan mental ................................................... 21

2.2 Perilaku Kepemimpinan Pelatih ............................................................. 22

2.2.1 Definisi perilaku kepemimpinan pelatih ....................................... 22

2.2.3 Dimensi perilaku kepemimpinan pelatih ...................................... 24

2.2.3 Pengukuran perilaku kepemimpinan pelatih................................. 26

2.2.4 Perilaku kepemimpinan pelatih dan ketangguhan mental ........... 27

2.3 Hubungan Pelatih-Atlet ........................................................................... 28

2.3.1 Definisi hubungan pelatih-atlet ..................................................... 28

2.3.2 Dimensi hubungan pelatih-atlet ..................................................... 30

2.3.3 Pengukuran hubungan pelatih-atlet ............................................... 31

2.3.4 Hubungan pelatih-atlet dan ketangguhan mental ......................... 32

2.4 Kerangka Berpikir.................................................................................... 33

2.5 Hipotesis Penelitian ................................................................................. 38

Page 12: PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28771/1/SYAHRIDA... · PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN HUBUNGAN PELATIH.ATLET

xii

BAB 3. METODE PENELITIAN ............................................................................. 39

3.1. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel ............................ 39

3.1.1 Populasi dan sampel penelitian...................................................... 39

3.1.2 Teknik pengambilan sampel .......................................................... 39

3.2 Variabel Penelitian ................................................................................... 40

3.3 Definisi Operasional Variabel ................................................................. 40

3.3.1 Ketangguhan Mental ...................................................................... 40

3.3.2 Perilaku Kepemimpinan Pelatih .................................................... 40

3.3.3 Hubungan Pelatih-Atlet .................................................................. 41

3.4 Instrumen Penelitian ................................................................................ 41

3.4.1 Alat ukur Ketangguhan Mental ..................................................... 41

3.4.2 Alat ukur Perilaku Kepemimpinan Pelatih ................................... 42

3.4.3 Alat ukur Hubungan Pelatih-Atlet ................................................. 43

3.5 Pengujian Validitas Konstruk ................................................................. 44

3.6 Uji validitas konstruk Ketangguhan Mental .......................................... 46

3.7 Analisa Faktor Eksploratori Skala Ketangguhan Mental ...................... 54

3.8 Uji validitas konstruk Perilaku Kepemimpinan Pelatih ........................ 56

3.9 Uji validitas konstruk Hubungan Pelatih-Atlet ...................................... 65

3.10 Prosedur Pengumpulan Data ................................................................. 70

3.11 Metode Analisa Data ............................................................................. 71

BAB 4. HASIL PENELITIAN ................................................................................... 74

4.1 Gambaran Umum Sampel Penelitian ..................................................... 74

4.2 Deskripsi Statistik Hasil Penelitian ........................................................ 76

4.3 Kategorisasi Skor Variabel...................................................................... 78

4.4 Uji Hipotesis Penelitian ........................................................................... 85

4.5 Pengujian proporsi varian independent variable ................................... 89

BAB 5. KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN ................................................. 93

5.1 Kesimpulan............................................................................................... 93

5.2 Diskusi ...................................................................................................... 93

5.3 Saran ......................................................................................................... 99

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 13: PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28771/1/SYAHRIDA... · PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN HUBUNGAN PELATIH.ATLET

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Blueprint Skala Ketangguhan Mental

Tabel 3.2 Blueprint Skala Perilaku Kepemimpinan Pelatih

Tabel 3.3 Blueprint Skala Hubungan Pelatih-Atlet

Tabel 3.4 Muatan Faktor Item Thrive Through Challenge

Tabel 3.5 Muatan Faktor Item Sport Awareness

Tabel 3.6 Muatan Faktor Item Tough Attitude

Tabel 3.7 Muatan Faktor Item Desire Success

Tabel 3.8 Muatan Faktor Item Ketangguhan Mental

Tabel 3.9 Blueprint Hasil EFA Skala Ketangguhan Mental

Tabel 3.10 Muatan Faktor Item Training and Instruction

Tabel 3.11 Muatan Faktor Item Perilaku Demokratis

Tabel 3.12 Muatan Faktor Item Perilaku Autokratis

Tabel 3.13 Muatan Faktor Item Dukungan Sosial

Tabel 3.14 Muatan Faktor Item Umpan Balik Positif

Tabel 3.15 Muatan Faktor Item Kedekatan Emosional

Tabel 3.16 Muatan Faktor Item Komitmen

Tabel 3.17 Muatan Faktor Item Perilaku Komplementer

Tabel 4.1 Gambaran Subjek Berdasarkan Usia dan Waktu Latihan

Tabel 4.2 Gambaran Subjek Berdasarkan Intensitas Latihan

Tabel 4.3 Gambaran Subjek Berdasarkan Profesi, Status Pemain dan

Prestasi Tertinggi

Tabel 4.4 Deskripsi Statistik Variabel Penelitian

Tabel 4.5 Norma Skor Variabel

Tabel 4.6 Kategorisasi Skor Ketangguhan Mental

Tabel 4.7 Kategorisasi Skor Training & Instruction

Tabel 4.8 Kategorisasi Skor Perilaku Demokratis

Tabel 4.9 Kategorisasi Skor Perilaku Autokratis

Tabel 4.10 Kategorisasi Skor Dukungan Sosial

Tabel 4.11 Kategorisasi Skor Umpan Balik Positif

Tabel 4.12 Kategorisasi Skor Kedekatan Emosional

Tabel 4.13 Kategorisasi Skor Komitmen

Tabel 4.14 Kategorisasi Skor Perilaku Komplementer

Tabel 4.15 Model Summary R

Tabel 4.16 Model Summary R Independent Variable I & Independent

Variable II

Tabel 4.17 Anova Pengaruh Seluruh IV Terhadap DV

Tabel 4.18 Koefisien Regresi

Tabel 4.19 Proporsi Varians Untuk Masing-Masing independent variable

Page 14: PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28771/1/SYAHRIDA... · PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN HUBUNGAN PELATIH.ATLET

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir

Page 15: PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28771/1/SYAHRIDA... · PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN HUBUNGAN PELATIH.ATLET

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Ijin Penelitian

Lampiran 2 Kuesioner Penelitian

Lampiran 3 Diagram CFA

Lampiran 4 Tabel EFA Skala Ketangguhan Mental

Lampiran 5 Contoh Syntax Analisis Faktor Konfimatorik

Lampiran 6 Indonesian Clubs in Asian Football

Page 16: PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28771/1/SYAHRIDA... · PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN HUBUNGAN PELATIH.ATLET

1

BAB I

PENDAHULUAN

Dalam bab pendahuluan ini akan dibahas mengenai latar belakang masalah,

perumusan dan pembatasan penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan

sistematika penulisan.

1.1. Latar Belakang Masalah

Klub sepakbola Indonesia telah mengalami penurunan prestasi sejak tahun 1991

(Wikipedia.com, 2014). Prestasi terbaik klub sepakbola asal Indonesia dalam

kompetisi tingkat Asia hanya peringkat ketika pada turnamen AFC Champions

League pada musim 1990-1991. Setelah periode tersebut, prestasi sepakbola klub

nasional terus mengalami penurunan. Beragam faktor teknis dan non-teknis

menjadi penyebab keterpurukan sepakbola nasional. Salah satu yang menjadi

penyebab keterpurukan sepakbola nasional adalah mentalitas atlet yang lemah.

Menurut Lombardi (2010), sebuah tim dengan mentalitas yang lemah akan

cenderung bermain buruk ketika bertanding. Hal ini diakui oleh pelatih timnas U-

21, Widodo C. Putro (dalam Afroni, 2012) yang menjelaskan timnas mengalami

kekalahan karena lemah dalam mental bertanding.

Atlet dengan mentalitas yang kuat memiliki beberapa karakteristik umum

seperti memiliki self-belief yang tinggi, memiliki motivasi yang tinggi, mampu

menjaga fokus dan konsentrasi, menunjukkan determinasi yang tinggi serta

memiliki komitmen (Gucciardi, Gordon & Dimmock, 2008). Atlet sepakbola

Indonesia baik pada tingkat timnas dan klub cenderung menunjukkan pola

mentalitas yang sama ketika bertanding. Secara umum, atlet cenderung bermain

Page 17: PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28771/1/SYAHRIDA... · PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN HUBUNGAN PELATIH.ATLET

2

taktis dengan determinasi tinggi dan konsentrasi terbatas pada lima belas menit

pertama pada setiap babak. Pertengahan hingga akhir pertandingan atlet

cenderung mengalami penurunan kualitas mentalitas. Beberapa indikator

penurunan mentalitas yang dapat diamati antara lain: kesalahan dalam melakukan

passing karena konsentrasi dan fokus yang menurun, pengambilan keputusan

yang tergesa-gesa, pressing yang lemah dan cenderung bermain secara individu.

Dengan demikian, maka mentalitas atlet sepakbola nasional perlu mengalami

pembenahan dan peningkatan kualitas.

Berbagai penelitian tentang mentalitas atlet menggunakan istilah

ketangguhan mental untuk menjelaskan kumpulan atribut psikologis atlet unggul

(Jones, 2002; Bull, Shambrook, James & Brooks, 2005; Weinberg, Butt & Culp,

2011; Jones, Hanton & Connaughton, 2007; Gucciardi et.al., 2008). Istilah

ketangguhan mental merupakan istilah yang digunakan atlet, pelatih dan media

untuk mengambarkan karakteristik psikologis atlet unggul yang secara konsisten

ditampilkan saat latihan atau kompetisi. Dalam berbagai literatur penelitian,

ketangguhan mental kerap dikaitkan dengan top-level performance.

Ketangguhan mental atlet penting untuk diteliti karena dapat memberikan

pengaruh terhadap kinerja atlet (Newland, 2009; Thewell, Weston & Greenlees,

2005). Penelitian yang dilakukan Golby dan Sheard (2003) menemukan semakin

tinggi ketangguhan mental atlet akan berpengaruh terhadap tingkat performa atlet.

Begitu juga dengan semakin tinggi tingkat pertandingan yang dijalani atlet akan

berdampak pada meningkatnya ketangguhan mental atlet.

Page 18: PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28771/1/SYAHRIDA... · PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN HUBUNGAN PELATIH.ATLET

3

Seorang atlet dengan mental yang tangguh akan memperlihatkan kegigihan

yang luar biasa meski secara objektif tidak ada harapan untuk memenangkan

pertandingan (Gunarsa, 2004). Pertandingan Bayern Munich menghadapi

Manchester United pada tahun 1998 dan AC Milan menghadapi Liverpool pada

tahun 2005 merupakan contoh atlet dengan ketangguhan mental yang mumpuni

hingga pertandingan berakhir. Manchester United dan Liverpool berhasil

mengubah ketertinggalan menjadi kemenangan (BBC Sport, 2005).

Ketangguhan mental merupakan komponen penting bagi perkembangan

atlet. Talenta fisik dan teknik yang dimiliki atlet tidak dapat berkembang dengan

optimal tanpa di dukung ketangguhan mental (misalnya kasus Florent Sinama

Ponggolle dan Anthony Le Tallec pada tahun 2001 yang bersinar di usia muda

namun gagal pada tingkat premier league). Gucciardi et.al. (2008) menjelaskan

bahwa ketangguhan mental merupakan aspek krusial terhadap pencapaian prestasi

atlet meski atlet tersebut memiliki kemampuan fisik yang mumpuni. Atlet harus

memiliki keseimbangan dalam kemampuan fisik dan ketangguhan mental agar

dapat tampil optimal (Suwendi dalam Dewabrata, 2012).

Ketangguhan mental merupakan kumpulan atribut positif yang

memungkinkan atlet mampu mengatasi beragam tuntutan (misalnya, kompetisi,

latihan dan gaya hidup) lebih baik dari lawan bertanding (Jones, 2002). Loehr

menjelaskan atlet dengan ketangguhan mental yang tinggi memiliki kapasitas

untuk meningkatkan energi positif dalam situasi kritis (Loehr dalam Nizam,

Fauzee & Samah, 2009).

Page 19: PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28771/1/SYAHRIDA... · PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN HUBUNGAN PELATIH.ATLET

4

Gucciardi et.al. (2008) menjelaskan ketangguhan mental merupakan

kumpulan nilai, sikap, perilaku dan emosi yang membuat atlet mampu bertahan

dan melalui beragam hambatan, kesusahan, atau tekanan yang dialami. Atlet turut

mampu untuk tetap mempertahankan konsentrasi dan motivasi saat situasi normal.

Perbedaan mendasar antara ketangguhan mental dengan resiliensi dan hardiness

yaitu ketangguhan mental memiliki konsep ”positive pressure”. Positive pressure

merupakan beragam situasi positif (seperti berada dalam keadaan unggul, menjadi

bintang lapangan, atau mendapat label sebagai wonderkid) yang memberikan

tekanan kepada atlet. Sementara resiliensi dan hardiness merupakan konsep

bangkit dari tantangan yang bersifat distress (Kobasa, 1979; Kobasa, Maddi &

Kahn, 1982; dan Maddi, 1989).

Penelitian yang dilakukan oleh Gould menemukan 82% pelatih menilai

ketangguhan mental sebagai atribut psikologis yang menentukan kesuksesan atlet

(Gould dalam Weinberg et.al., 2011). Pelatih terkemuka seperti Sir Alex Ferguson

dan Sven-Goran Eriksson turut menilai ketangguhan mental merupakan salah satu

faktor yang memberikan kontribusi penting bagi kesuksesan tim (Bull &

Shambrook dalam Fauzee, Saputra, Samad, Gheimi, Asmuni, & Johar, 2012).

Sebagai salah satu aspek yang krusial dalam menunjang performa atlet, sejatinya

ketangguhan mental dikembangkan melalui persiapan yang terstruktur bukan

melalui banyaknya frekuensi kompetisi (Bull et.al., 2005).

Kelemahan dan kelebihan yang dimiliki oleh atlet dapat diketahui dan

dikembangkan melalui persiapan matang sehingga dapat disusun program latihan

yang proporsional agar atlet dapat tampil maksimal. Persiapan yang berkualitas

Page 20: PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28771/1/SYAHRIDA... · PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN HUBUNGAN PELATIH.ATLET

5

meliputi persiapan fisik, teknis, taktis dan ketangguhan mental atlet sehingga atlet

berada dalam kondisi siap bertanding (Gucciardi et.al., 2009). Dalam

mengembangkan ketangguhan mental atlet, pelatih memiliki peran yang cukup

sentral (Weinberg et.al., 2011).

Pelatih berkewajiban untuk membimbing dan membantu pengembangan

ketangguhan mental atlet di dalam dan di luar lapangan. Pelatih dapat mengetahui

perkembangan ketangguhan mental atlet melalui observasi sikap dan perilaku

yang ditampilkan oleh atlet. Sebagai sosok sentral dalam pengembangan

ketangguhan mental, pelatih memberikan bimbingan, latihan dan aktivitas yang

disesuaikan dengan kondisi atlet (Weinberg et.al., 2011). Setiap program yang

disusun oleh pelatih diharapkan memberikan perubahan positif terhadap karakter,

sikap dan pemikiran atlet (Bull et.al., 2005). Berhasil atau tidaknya sebuah

program pengembangan turut dipengaruhi faktor kepemimpinan pelatih

(Weinberg et.al., 2011; Amorose & Horn, 2000; Burke, Stagl, Klein, Goodwin,

Salas & Halpin, 2006).

Seorang pelatih perlu menyadari aspek kepemimpinan untuk dapat

mengarahkan atlet mencapai tujuan (Satiadarma, 2000). Kepemimpinan seorang

pelatih merupakan sebuah proses perilaku yang mempengaruhi atlet agar memiliki

kinerja yang optimal (Barrow, 1977). Seorang pelatih bertanggung jawab untuk

melatih dan memberikan instruksi kepada atlet dalam usahanya membantu atlet

mencapai potensi fisik maksimum (Chelladurai & Saleh, 1980).

Perilaku pelatih turut mempengaruhi atribut psikologis atlet. Penelitian yang

dilakukan oleh Black dan Weiss (dalam Amorose & Horn, 2000) menemukan

Page 21: PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28771/1/SYAHRIDA... · PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN HUBUNGAN PELATIH.ATLET

6

umpan balik yang diberikan oleh pelatih berpengaruh terhadap persepsi

kemampuan dan motivasi intrinsik atlet. Begitu juga penelitian Pelletier dan

Vallerand (dalam Amorose & Horn, 2000) menemukan kecenderungan pelatih

untuk berperilaku secara bebas dan mandiri atau penuh dengan kontrol turut

mempengaruhi motivasi intrinsik atlet.

Perilaku kepemimpinan pelatih merupakan bentuk perilaku kepemimpinan

yang ditampilkan pelatih yang secara konsisten muncul di dalam dan di luar

lapangan. Chelladurai (2012) menjelaskan tiga komponen kepemimpinan

multidimensi seorang pelatih. Pertama, required behavior merupakan perilaku

pelatih yang secara umum dipengaruhi karakteristik situasional. Kedua, preferred

behavior merupakan perilaku pelatih yang dinilai sesuai oleh atlet sebagai fungsi

karakteristik individual. Terakhir, actual behavior merupakan perilaku pelatih

yang dipengaruhi karakteristik pemimpin, required behavior dan preferred

behavior. Menurut Chelladurai (2012), ketiga komponen tersebut akan

memberikan pengaruh secara signifikan terhadap kepuasan atlet dan performa tim

apabila ketiganya kongruen.

Cox (2012) menjelaskan agar memperoleh perilaku kepemimpinan yang

ideal, maka ketiga komponen tersebut harus kongruen. Jika actual behavior belum

kongruen dengan required dan preferred behavior, maka harapan yang muncul

adalah pelatih akan diganti. Jika preferred behavior belum kongruen dengan

required behavior dan actual behavior, performa tim mungkin akan baik namun

menimbulkan ketidakpuasan atlet karena perilaku pelatih tidak sesuai harapan.

Terakhir, apabila required behavior belum kongruen dengan preferred behavior

Page 22: PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28771/1/SYAHRIDA... · PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN HUBUNGAN PELATIH.ATLET

7

dan actual behavior maka performa tim akan mengalami penurunan meski atlet

merasa puas dengan perilaku yang ditampilkan pelatih.

Chelladurai & Saleh (1980) menjelaskan terdapat lima dimensi dalam

perilaku kepemimpinan pelatih yaitu: (1) Training and instruction, merupakan

fungsi utama seorang pelatih. Pelatih bertanggung jawab untuk melatih dan

memberikan instruksi kepada atlet dalam usahanya membantu atlet mencapai

potensi fisik maksimum. (2) Perilaku demokratis, merefleksikan kebebasan

pelatih untuk melibatkan atlet dalam proses pengambilan keputusan. (3) Perilaku

autokratis, merefleksikan sejauh mana seorang pelatih harus terpisah dari atlet dan

menekankan kekuasaannya sebagai seorang pelatih, hal ini diharapkan akan

menimbulkan kepatuhan atas setiap keputusan yang diambil pelatih. (4)

Dukungan sosial, merefleksikan sejauh mana keterlibatan pelatih dalam

pemenuhan kebutuhan interpersonal atlet. (5) Umpan balik positif, merefleksikan

umpan balik berupa pujian dan penghargaan pelatih atas kontribusi dan performa

atlet.

Faktor lain yang dapat mempengaruhi pengembangan ketangguhan mental

atlet adalah hubungan antara atlet dan pelatih. Hal ini berdasarkan gagasan

seorang pelatih dalam melaksanakan tugas diharuskan membangun komunikasi

yang positif dengan atlet. Hubungan pelatih-atlet dalam proses latihan

berkontribusi positif terhadap keberhasilan pengembangan potensi atlet,

sebaliknya bila diabaikan akan menghambat kesuksesan pengembangan potensi

atlet (Lyle dalam Jowett & Cockerill, 2002).

Page 23: PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28771/1/SYAHRIDA... · PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN HUBUNGAN PELATIH.ATLET

8

Hubungan pelatih-atlet merupakan komunikasi yang intensif antara atlet

dan pelatih. Menurut Jowett dan Cockerill (2002), efektifitas seorang pelatih

dalam melakukan persiapan teknis, taktis dan strategis, serta mengorganisir,

mengevaluasi dan mengarahkan atlet, akan bergantung pada hubungan yang

dibangun antara pelatih-atlet. McGready (dalam Jowett & Cockerill, 2002)

menjelaskan bahwa untuk membentuk hubungan yang nyaman dan penuh

kepercayaan antara pelatih dan atlet adalah tugas yang berat. Hal ini disebabkan

oleh sikap, perasaan dan motivasi yang terlibat sulit untuk dikendalikan, misalnya

pada sepakbola wanita terdapat ketertarikan pada pelatih yang berjenis kelamin

berbeda.

Jowett (2009) menjelaskan hubungan pelatih-atlet merupakan sebuah

situasi dimana pelatih dan atlet membangun perasaan, pikiran, dan perilaku yang

saling terkait. Terdapat tiga dimensi hubungan pelatih-atlet yaitu, kedekatan

emosional, komitmen, dan perilaku komplementer. Dimensi pertama adalah

kedekatan emosional, mengambarkan keterikatan afektif antara atlet dan pelatih

seperti saling menghormati, saling mempercayai, dan menghargai satu sama lain.

Kedua komitmen, menggambarkan keterikatan kognitif dan berorientasi jangka

panjang satu sama lain. Terakhir perilaku komplementer, menggambarkan

transaksi perilaku antara pelatih-atlet seperti perilaku saling kerjasama dan

kontributif.

Variabel demografis seperti usia, jenis kelamin, dan pengalaman turut

berpengaruh terhadap ketangguhan mental (Nicholls, Polman, Levy dan

Backhouse, 2009). Berdasarkan penelitian tersebut, atlet akan mengalami

Page 24: PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28771/1/SYAHRIDA... · PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN HUBUNGAN PELATIH.ATLET

9

peningkatan ketangguhan mental seiring pertambahan usia dan pengalaman

bertanding. Atlet yang bertanding pada tingkat elit (misalnya Olimpiade,

pertandingan Internasional, dan divisi teratas sebuah liga) cenderung memiliki

ketangguhan mental yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan atlet yang

bertanding pada tingkat yang lebih rendah (Nizam, Fauzee & Samah 2009).

Dari berbagai pemaparan di atas, pembinaan ketangguhan mental atlet

sepakbola perlu mendapat perhatian khusus. Sebab, penguasaan teknik bermain

sepakbola akan bergantung pada ketangguhan mental atlet. Proses pembinaan

ketangguhan mental atlet cenderung bergantung pada proses latihan yang

dipimpin oleh pelatih. Seorang pelatih merupakan seorang role model bagi atlet.

Pelatih pula yang paling mengetahui potensi dan kemampuan yang dimiliki atlet.

Dalam membina dan mengembangkan potensi atlet, seorang pelatih akan

menampilkan perilaku kepemimpinan. Perilaku kepemimpinan pelatih di dalam

dan di luar lapangan akan berpengaruh pada proses pembinaan ketangguhan

mental atlet. Selain itu, interaksi antara pelatih dengan atlet akan membentuk

atmosfir latihan yang nyaman dan berdampak pada pengembangan ketangguhan

mental atlet. Dengan fakta bahwa belum ada peningkatan prestasi secara

signifikan dalam proses yang telah berlangsung selama ini, maka hal ini

mendorong peneliti untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh

Perilaku Kepemimpinan Pelatih dan Hubungan Pelatih-Atlet Terhadap

Ketangguhan Mental Atlet Sepakbola “.

Page 25: PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28771/1/SYAHRIDA... · PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN HUBUNGAN PELATIH.ATLET

10

1.2. Rumusan dan Batasan Masalah

1.2.1 Rumusan Masalah

Untuk memfokuskan dan memperoleh hasil penelitian yang lebih akurat sesuai

dengan tujuan penelitian, maka penelitian ini merumuskan masalah pada hal-hal

yang terkait dengan hubungan antara ketangguhan mental, perilaku kepemimpinan

pelatih, dan hubungan pelatih-atlet sebagai berikut:

1. Apakah perilaku kepemimpinan pelatih dan hubungan pelatih-atlet

berpengaruh secara signifikan dan positif terhadap ketangguhan mental atlet

sepakbola?

2. Apakah training and instruction berpengaruh secara signifikan dan positif

terhadap ketangguhan mental atlet sepakbola?

3. Apakah perilaku demokratis berpengaruh secara signifikan dan positif

terhadap ketangguhan mental atlet sepakbola?

4. Apakah perilaku autokratis berpengaruh secara signifikan dan positif terhadap

ketangguhan mental atlet sepakbola?

5. Apakah dukungan sosial berpengaruh secara signifikan dan positif terhadap

ketangguhan mental atlet sepakbola?

6. Apakah umpan balik positif berpengaruh secara signifikan dan positif

terhadap ketangguhan mental atlet sepakbola?

7. Apakah kedekatan emosional berpengaruh secara signifikan dan positif

terhadap ketangguhan mental atlet sepakbola?

8. Apakah komitmen berpengaruh secara signifikan dan positif terhadap

ketangguhan mental atlet sepakbola?

Page 26: PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28771/1/SYAHRIDA... · PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN HUBUNGAN PELATIH.ATLET

11

9. Apakah perilaku komplementer berpengaruh secara signifikan dan positif

terhadap ketangguhan mental atlet sepakbola?

1.2.2 Batasan Masalah

Untuk memfokuskan dan memperoleh hasil penelitian yang lebih akurat sesuai

dengan tujuan penelitian, maka penelitian ini dibatasi pada hal-hal yang terkait

dengan hubungan antara ketangguhan mental, perilaku kepemimpinan pelatih, dan

hubungan pelatih-atlet yang didefinisikan sebagai berikut:

1. Ketangguhan mental adalah kumpulan nilai, sikap, perilaku, dan emosi yang

memungkinkan untuk bertahan dan menanggulangi segala rintangan,

kesusahan, atau tekanan yang dialami, namun tetap dapat mempertahankan

konsentrasi dan motivasi saat keadaan baik untuk mencapai suatu tujuan

(Gucciardi, Gordon & Dimmock, 2008).

2. Perilaku kepemimpinan pelatih adalah perilaku kepemimpinan pelatih yang

mempunyai kekuatan untuk mempengaruhi bawahan dengan cara tertentu.

3. Hubungan pelatih-atlet adalah situasi emosi, pikiran dan perilaku antara

pelatih dan atlet saling berhubungan (Jowett & Cockerill, 2002).

1.3. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian

1.3.1 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis variabel yang mempengaruhi

ketangguhan mental atlet sepakbola. Secara rinci tujuan penelitian ini yaitu ingin:

1. Mengetahui pengaruh perilaku kepemimpinan pelatih dan hubungan pelatih-

atlet terhadap ketangguhan mental.

Page 27: PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28771/1/SYAHRIDA... · PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN HUBUNGAN PELATIH.ATLET

12

2. Mengetahui perilaku kepemimpinan yang paling efektif dalam membentuk

ketangguhan mental atlet.

3. Mengetahui pengaruh hubungan pelatih-atlet terhadap perkembangan

ketangguhan mental atlet.

1.3.2 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, baik secara teoritis maupun

praktis yaitu:

Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi

pengembangan teori psikologi, khususnya yang berhubungan dengan psikologi

olahraga. Penelitian ini diharapkan mampu menjadi embrio bagi pengembangan

konseptual ketangguhan mental di Indonesia.

Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan beberapa

manfaat, yaitu:

1. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi literatur bagi para atlet dan pelatih

tentang faktor psikologis atlet sehingga dapat menunjang performa atlet di

masa yang akan datang.

2. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi literatur atau bacaan acuan bagi para

atlet dan pelatih untuk menambah pengetahuan tentang ketangguhan mental

serta mampu mengembangkannya secara praktis.

3. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan dalam mengembangkan

penelitian tentang ketangguhan mental.

Page 28: PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28771/1/SYAHRIDA... · PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN HUBUNGAN PELATIH.ATLET

13

1.4. Sistematika Penulisan

Penulisan hasil penelitian ini mengacu pada pedoman penulisan skripsi Fakultas

Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, dengan

sistematika sebagai berikut:

BAB 1: Pendahuluan

Bab 1 ini berisi tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, pembatasan

masalah, tujuan dan manfaat penelitian, serta sistematika penulisan.

BAB 2: Kajian Teori

Bab 2 ini berisi kajian teori yang digunakan dalam penelitian yaitu, ketangguhan

mental, perilaku kepemimpinan pelatih, dan hubungan pelatih-atlet.

a. Penjabaran dan definisi tentang ketangguhan mental, dimensi ketangguhan

mental, faktor yang mempengaruhi ketangguhan mental, pengukuran

ketangguhan mental

b. Penjabaran dan definisi tentang perilaku kepemimpinan pelatih, dimensi

perilaku kepemimpinan pelatih, dan pengukuran perilaku kepemimpinan

pelatih.

c. Penjabaran dan definisi tentang hubungan pelatih-atlet, dimensi hubungan

pelatih-atlet, dan pengukuran hubungan pelatih-atlet.

d. Kerangka berpikir, dan

e. Hipotesis

BAB 3: Metode Penelitian

Bab 3 ini berisi penguraian mengenai populasi dan sampel penelitian, variabel

penelitian, definisi operasional variabel, instrumen penelitian, pengujian validitas

Page 29: PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28771/1/SYAHRIDA... · PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN HUBUNGAN PELATIH.ATLET

14

konstruk, prosedur pengumpulan data dan metode analisis data yang digunakan

dalam penelitian ini.

BAB 4: Analisa Hasil Penelitian

Bab 4 ini menguraikan hasil pengolahan data yang terkumpul dari penelitian ini

dan melakukan analisis secara deskriptif berdasarkan hasil yang diperoleh dari

subjek penelitian.

BAB 5: Kesimpulan, Diskusi dan Saran

Bab 5 ini terdiri atas rangkuman hasil penelitian yang telah dilakukan yang dibagi

kedalam tiga sub bab yaitu kesimpulan, diskusi, dan saran.

Page 30: PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28771/1/SYAHRIDA... · PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN HUBUNGAN PELATIH.ATLET

15

BAB II

KAJIAN TEORI

Pada bab kajian teori ini akan dijelaskan mengenai teori-teori yang berkaitan

dengan penelitian. Teori Ketangguhan Mental, Perilaku Kepemimpinan Pelatih,

dan Hubungan Pelatih-Atlet, serta kerangka berfikir dan hipotesis penelitian.

2.1. Ketangguhan Mental

2.1.1. Definisi Ketangguhan Mental

Ketangguhan mental merupakan istilah yang digunakan untuk menjelaskan

karakteristik mental superior seorang atlet. Gucciardi et. al. (2008) menjelaskan

ketika kemampuan fisik, teknik, dan taktis yang dimiliki atlet cenderung sama,

ketangguhan mental merupakan pembeda antara atlet “baik” dengan atlet “hebat”.

Gucciardi et.al. (2008) mendefinisikan ketangguhan mental dengan:

Mental toughness is a collection of values, attitude, behaviours, and

emotions that enables you to preserve and overcome any obstacle,

adversity, or pressure experienced, but also to maintain concentration and

motivation when things are going well to consistently achieve your goals.

(Gucciardi et.al., 2008, p.278)

Gucciardi et.al. (2008) melakukan penelitian ketangguhan mental dalam

konteks olahraga beregu yaitu football (Gucciardi menggunakan Autralian-rules

football). Dalam penelitiannya, Gucciardi et.al. (2008) melakukan wawancara

dengan sebelas pelatih berpengalaman pada tingkat elit. Data verbatim yang

diperoleh kemudian dianalisis dan menghasilkan tiga kategori utama dalam

memahami ketangguhan mental. Kategori pertama adalah characteristic, kategori

ini terdiri atas sebelas karakteristik yang dianggap sebagai kunci ketangguhan

mental (self-belief, etos kerja, nilai personal, self-motivated, tough attitude,

Page 31: PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28771/1/SYAHRIDA... · PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN HUBUNGAN PELATIH.ATLET

16

konsentrasi, resiliensi, handling pressure, kecerdasan emosional, sport

intelligence, dan ketangguhan fisik). Dua kategori lain yaitu situasi dan perilaku.

Ketiga kategori tersebut mampu memberikan pemahaman hubungan antara

karakteristik utama dengan proses (situasi dan perilaku).

Situasi merupakan situasi yang memberikan tuntutan tinggi akan

ketangguhan mental seperti ketika dalam keadaan cedera, sedang menjalani masa

rehabilitasi cedera, persiapan untuk latihan dan kompetisi, tantangan di dalam dan

di luar lapangan, tekanan sosial, serta tekanan internal (misalnya kelelahan dan

kurang percaya diri) dan tekanan eksternal (misalnya lingkungan dan situasi

ketika bertanding, variabel pertandingan (suporter), dan resiko fisik). Situasi ini

merupakan faktor yang mempengaruhi atau keadaan yang membutuhkan

ketangguhan mental.

Berdasarkan uraian di atas peneliti dapat menyimpulkan bahwa

ketangguhan mental merupakan kumpulan nilai, sikap, perilaku dan emosi yang

membuat atlet mampu bertahan dan melalui beragam hambatan, kesusahan, atau

tekanan yang dialami. Atlet mampu untuk tetap mempertahankan konsentrasi dan

motivasi saat situasi normal dan menguntungkan.

2.1.2. Dimensi Ketangguhan Mental

Gucciardi et.al. (2008) mengatakan bahwa penelitian tentang ketangguhan mental

relatif baru dan sedang berkembang. Hal ini dapat dilihat pada variasi hasil

penelitian yang dipublikasi (misalnya Clough & Earle, 2000; Bull et.al., 2005;

Middleton, Marsh, Martin, Richards, & Perry, 2004; Gucciardi et.al., 2008).

Namun, dalam penelitian yang telah dilakukan diperoleh beberapa dimensi yang

Page 32: PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28771/1/SYAHRIDA... · PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN HUBUNGAN PELATIH.ATLET

17

sama seperti self-belief, fokus dan konsentrasi, motivasi, thriving on competition,

resiliensi, handling pressure, sikap positif, persiapan yang berkualitas, goal-

setting, determination and perseverance, dan komitmen (Gucciardi et.al., 2008).

Penelitian ini menggunakan dimensi ketangguhan mental yang dirumuskan

oleh Gucciardi et.al. (2009). Keempat dimensi tersebut yaitu:

1. Thrive through challange, yaitu perilaku dan sikap untuk mampu menghadapi

suatu tantangan yang berasal dari tekanan internal dan eksternal. Dimensi ini

terdiri atas delapan atribut, yaitu (a) belief in physical and mental ability, atlet

memiliki self-belief atas kemampuan fisik dan mental untuk mampu bangkit

ketika berada dalam tekanan; (b) skill execution under pressure, atlet mampu

menunjukkan skill dalam keadaan tertekan; (c) pressure as challenge, atlet

menerima setiap tekanan yang diterima sebagai tantangan terhadap

kemampuan diri; (d) competitiveness, atlet memiliki hasrat kompetitif untuk

menjadi yang terbaik; (e) bounce back, atlet memiliki kemampuan untuk

bangkit dari kesulitan dengan etos kerja dan tekad; (f) concentration, atlet

mampu fokus dan konsentrasi pada tujuan yang ingin dicapai; dan (g)

persistence, atlet tekun dan memiliki tekad yang kuat untuk sukses.

2. Sport awareness, yaitu perilaku, sikap dan nilai yang relevan dengan

performa individual atau tim. Dimensi ini terdiri atas enam atribut, yaitu (a)

aware of individual roles, atlet memiliki kesadaran dan menerima tanggung

jawab individual dalam tim; (b) understand pressure, atlet memahami setiap

tekanan yang diterima di dalam dan di luar pertandingan; (c) acceptance of

team role, atlet menerima dan memahami tanggung jawab sebagai bagian

Page 33: PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28771/1/SYAHRIDA... · PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN HUBUNGAN PELATIH.ATLET

18

sebuah tim dan mendahului kepentingan tim di atas kepentingan pribadi; (d)

personal value, atlet memiliki dan berpedoman pada nilai kehidupan yang

dimiliki untuk menjadi atlet dan pribadi unggul; (e) make sacrifice, atlet

menyadari pengorbanan merupakan usaha untuk meraih kesuksesan tim dan

personal; dan (f) accountability, atlet bertanggung jawab atas setiap perilaku

dan tidak mencari alasan ketika gagal.

3. Tough attitude, yaitu perilaku dan sikap yang mendasar untuk menghadapi

tekanan dan tantangan yang bersifat positif maupun negatif. Dimensi ini

terdiri atas lima atribut, yaitu (a) distractible, atlet mudah teralihkan yang

ditandai oleh perilaku yang tidak menentu, sporadis dan tidak terkendali; (b)

disicpline, atlet memiliki disiplin dalam perilaku; (c) give in to challenges,

atlet mudah menyerah dalam menghadapi beragam tantangan; (d) physical

fatigue and performance, atlet mampu menampilkan yang terbaik pada sesi

latihan dan pertandingan meski mengalami kelelahan; dan (e) niggly injuries

and performance, atlet mampu menampilkan yang terbaik dalam latihan dan

pertandingan meski mengalami cedera.

4. Desire succsess, yaitu perilaku, sikap, dan nilai yang dihubungkan dengan

pencapaian atau keberhasilan. Dimensi ini terdiri lima atribut, yaitu (a)

understanding the game, atlet mengetahui dan memahami aturan permainan

secara utuh; (b) sacrifices as part of success, atlet memahami pengorbanan

adalah bagian dari kesuksesan; (c) desire team success, atlet memiliki

keinginan untuk menjadi bagian dari kesuksesan tim; (d) vision of success,

atlet memiliki visi yang jelas untuk kesuksesan dan mampu menerapkannya

Page 34: PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28771/1/SYAHRIDA... · PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN HUBUNGAN PELATIH.ATLET

19

dalam tindakan; dan (e) enjoy 50/50 situasions, atlet menikmati situasi yang

memiliki peluang sama kuat.

Beberapa penelitian tentang ketangguhan mental belum mampu

menghasilkan dimensi yang sama dengan penelitian lain (lihat Bull et al., 2005;

Middleton et al., 2004; Gucciardi et al., 2008; Jones, 2002; Loehr dalam Newland,

2009). Hal ini disebabkan karena ketangguhan mental merupakan variabel baru

dalam kajian psikologi olahraga (Gucciardi et.al., 2008). Dalam usaha mencapai

kesamaan persepsi maka dalam penelitian ini menggunakan keempat dimensi

tersebut.

2.1.3. Faktor yang mempengaruhi Ketangguhan Mental

Penelitian tentang ketangguhan mental terlalu berfokus pada gagasan tentang

adversity dan bagaimana setiap karakteristik dapat digunakan sebagai modal

untuk menghadapi dan mengatasi adversity tersebut (Gucciardi et.al., 2008).

Nicholls et.al. (2009) menemukan bahwa achievement level, jenis kelamin, usia,

pengalaman, dan jenis olahraga turut mempengaruhi ketangguhan mental.

Gucciardi et.al. (2008) menemukan terdapat dua faktor utama yang

mempengaruhi atau situasi yang membutuhkan ketangguhan mental, yakni situasi

umum dan situasi kompetitif. Situasi umum terdiri atas lima faktor, yakni

1. Cedera dan rehabilitasi

Faktor ini berkaitan dengan cedera yang dialami dan proses rehabilitasi. Cedera

yang dialami menyebabkan perubahan rutinitas dan memaksa seorang atlet harus

mengkaji ulang dan membuat penyesuaian yang dibutuhkan.

Page 35: PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28771/1/SYAHRIDA... · PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN HUBUNGAN PELATIH.ATLET

20

2. Persiapan

Faktor ini berkaitan dengan semua persiapan terhadap latihan dan kompetisi (mis,

diet dan etos kerja) yang bertujuan untuk dapat melakukan kegiatan lebih baik dan

di atas rata-rata orang lain sehingga mampu bermain dengan kemampuan terbaik.

3. Bentuk tantangan

Faktor ini berkaitan dengan performa, baik secara individu maupun tim, saat

keadaan baik (mis, unggul atas lawan) atau buruk (mis, tertinggal dan tampil di

bawah performa).

4. Tekanan sosial

Faktor ini berkaitan dengan tekanan teman dan lingkungan sosial (mis, ajakan

untuk menggunakan narkoba atau mabuk) yang memungkinkan atlet kehilangan

kontrol atas diri dan olahraga yang ditekuni.

5. Komitmen yang seimbang

Faktor ini berkaitan dengan komitmen atlet yang seimbang antara olahraga yang

ditekuni dengan kehidupan di luar olahraga (mis, berhubungan dengan lawan

jenis, dan media) terutama berhubungan dengan manajemen waktu dan displin.

Gucciardi, Gordon & Dimmock (2008) menyebutkan faktor lain adalah

situasi kompetitif. Faktor ini terdiri atas tekanan eksternal dan internal. Tekanan

internal adalah tekanan yang berasal dari atlet seperti kelelahan dan ketika self-

belief atlet berkurang. Tekanan eksternal adalah tekanan yang berasal dari luar

atlet, terdiri atas: (1) kondisi lingkungan ketika bermain, faktor ini berkaitan

dengan keadaan lingkungan dan kondisi saat suatu pertandingan berlangsung

(mis, bermain sebagai tim tamu, penonton, cuaca, dan keputusan wasit); (2)

Page 36: PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28771/1/SYAHRIDA... · PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN HUBUNGAN PELATIH.ATLET

21

variabel pertandingan, faktor ini merupakan beberapa variabel pertandingan

seperti, (a) mendapat tantangan secara individual oleh lawan; (b) resiko fisik

seperti cedera; dan (c) ketika sedang unggul dan bermain baik.

2.1.4. Pengukuran Ketangguhan Mental

Semakin berkembang suatu teori maka akan semakin banyak pengukuran tentang

teori tersebut, demikian pula ketangguhan mental. Pengukuran ketangguhan

mental yang dilakukan oleh Loehr dengan PPI (Psychological Performance

Inventory) terdiri atas 42-item yang mengukur motivasi, kepercayaan diri, energi

negatif, attention control, visualisasi dan imagery control, energi positif, dan

attitude control. PPI menggunakan skala model likert dengan lima pilihan

jawaban dimulai “hampir tidak pernah” hingga “hampir selalu”. Gucciardi,

Gordon & Dimmock (2009) mengatakan, meski banyak digunakan PPI belum

mampu membuktikan validitas konstruk dengan pendekatan psikometrik.

Middleton et.al. (2004a) melakukan uji validitas konstruk atas PPI dengan jumlah

sampel 263 atlet-pelajar (163 pria, 100 wanita) berusia 12-17 tahun dari sekolah

menengah olahraga terkemuka di Sydney, Australia.

Pada tahap awal dilakukan uji validitas konstuk menggunakan confirmatory

factor analysis, namun tidak mendukung model a priori dan poor fit. Kemudian

dilakukan exploratory factor analysis dengan hasil model lima faktor. Model lima

faktor ini dikenal dengan PPI-A. Versi alternatif PPI memiliki model fit yang

lebih baik dibandingkan versi asli, namun versi alternatif menunjukkan hubungan

yang lebih lemah dengan beberapa hipotesis kunci yang dihubungkan dengan

ketangguhan mental seperti physical self-description (r = 0,02-0,45), perception of

Page 37: PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28771/1/SYAHRIDA... · PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN HUBUNGAN PELATIH.ATLET

22

success (r = -0,03-0,33), elite athlete self-description (r = 0,01-0,66), dan flow (r =

0,02-0,70). Middleton et al. (2004a) menyimpulkan baik PPI versi asli atau versi

alternatif lima-faktor belum cukup memenuhi kaidah pengukuran psikometrik

tentang ketangguhan mental dan menganjurkan penelitian lanjutan.

Penelitian ini menggunakan pengukuran yang diadaptasi dari penelitian

Gucciardi, Gordon dan Dimmock (2009). Skala ini bernama AfMTI (Australian

football Mental Toughness Inventory). Skala ini terdiri atas 24 item yang

mengukur empat faktor ketangguhan mental: thrive through challange, sport

awareness, tough attitude, dan desire success. Respon item tersedia dalam tujuh

skala model likert dimulai dari 1= salah hingga 7=benar. Reabilitas internal dari

alat ukur AfMTI termasuk dalam kategori dapat diterima dengan koefisien alpha

cronbach 0,70-0,81, dengan nilai minimun reliabilitas alpha cronbach adalah

0,70. Penggunaan AfMTI dalam penelitian ini mengalami penyesuaian jumlah

pilihan jawaban menjadi empat agar diperoleh efektifitas dan efisiensi waktu.

2.2. Perilaku Kepemimpinan Pelatih

2.2.1. Definisi Perilaku Kepemimpinan Pelatih

Relevansi teori kepemimpinan dengan olahraga menjadi semakin jelas ketika

olahraga beregu dipandang sebagai sebuah organisasi formal (Chelladurai &

Saleh, 1980). Ball (dalam Chelladurai & Saleh, 1980) menjelaskan bahwa

olahraga beregu sesuai dengan deskripsi organisasi formal. Lebih jauh, dijelaskan

bahwa olahraga beregu memiliki ciri: (a) terdapat identitas yang jelas; (b)

memiliki daftar anggota, termasuk daftar jabatan dan status; (c) memiliki aktivitas

yang terprogram dan divisi tenaga kerja sebagai usaha mencapai tujuan khusus;

Page 38: PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28771/1/SYAHRIDA... · PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN HUBUNGAN PELATIH.ATLET

23

dan (d) memiliki tata cara pergantian anggota dan perpindahan anggota dari satu

posisi ke posisi lain. Dengan menganalogikan olahraga beregu sebagai sebuah

organisasi formal, maka posisi pelatih dapat disamakan dengan manajemen (Sage

dalam Chelladurai & Saleh, 1980). Fungsi manajemen seorang pelatih dapat

bervariasi meliputi perencanaan secara umum, perencanaan keuangan, mengatur

jadwal latihan, hubungan masyarakat, kepemimpinan dan sebagainya.

Barrow (1977) mendefiniskan kepemimpinan sebagai sebuah proses

perilaku mempengaruhi individu dan kelompok untuk mencapai tujuan yang telah

ditetapkan. Bridgewater (2010) menjelaskan terdapat lima gaya kepemimpinan

seorang pelatih, yaitu (a) Builder, pelatih mengembangkan sesuatu dari nihil pada

tahap awal pengembangan klub; (b) Revitalizer, pelatih mengembalikan energi

yang hilang ketika klub kehilangan momentum; (c) Accelerator, pelatih

melanjutkan dan menambah momentum pada proses perubahan yang dimulai oleh

orang lain; (d) Turn-arounder, pelatih terlibat dalam sebuah perubahan besar pada

beberapa bagian klub yang mengalami kemunduran; dan (e) Inheritor, pelatih

mewarisi kesuksesan pada suatu klub dan mencoba melanjutkan kesuksesan

tersebut dengan gayanya sendiri.

Perilaku kepemimpinan pelatih adalah perilaku kepemimpinan yang

ditampilkan seorang pelatih ketika latihan atau kompetisi. Chelladurai (dalam

Tenenbaum, Eklund & Kamata, 2012) menjelaskan perilaku pelatih terdiri atas

tiga komponen: (1) required behaviors, merupakan perilaku pelatih yang

dipengaruhi oleh karakteristik situasi tertentu.; (2) preferred behaviors,

merupakan perilaku pelatih yang diharapkan atlet sebagai hasil karakteristik

Page 39: PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28771/1/SYAHRIDA... · PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN HUBUNGAN PELATIH.ATLET

24

individu atlet.; (3) actual behavior, merupakan perilaku pelatih yang tampil

karena dipengaruhi karakteristik pelatih. Menurut Chelladurai, kesesuaian antara

tiga bentuk perilaku pelatih tersebut akan berdampak pada meningkatnya

kepuasan atlet dan perfoma tim. Seorang pelatih dapat juga mengadaptasi bentuk

kepemimpinan transformasional sebagai usaha untuk (a) mengganti karakteristik

situasi yang menekan tim dalam beraktivitas; dan (b) merubah karakteristik atlet

yakni self-esteem dan aspirasi atlet.

Cox (2012) menjelaskan agar memperoleh leadership behavior yang ideal

maka ketiga komponen tersebut harus kongruen. Jika actual behavior belum

kongruen dengan required dan preferred behavior, maka harapan yang muncul

adalah bahwa pelatih akan diganti. Jika preferred behavior belum kongruen

dengan required behavior dan actual behavior, performa tim mungkin akan baik

namun menimbulkan ketidakpuasan atlet. Terakhir, apabila required behavior

belum kongruen dengan preferred behavior dan actual behavior maka performa

tim akan mengalami penurunan meski atlet merasa puas dengan perilaku yang

ditampilkan.

Berdasarkan uraian di atas peneliti dapat menyimpulkan bahwa perilaku

kepemimpinan pelatih merupakan perilaku pelatih yang secara konsisten

ditampilkan di dalam dan di luar lapangan sebagai usaha mempengaruhi anggota

untuk meraih tujuan bersama.

2.2.2. Dimensi Perilaku Kepemimpinan Pelatih

Chelladurai & Saleh (1980) menjelaskan bahwa terdapat lima dimensi perilaku

yang ditampilkan oleh pelatih yaitu:

Page 40: PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28771/1/SYAHRIDA... · PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN HUBUNGAN PELATIH.ATLET

25

1. Training and Instruction

Merefleksikan fungsi utama seorang pelatih-yakni meningkatkan level performa

atlet. Pelatih bertanggung jawab untuk melatih dan memberikan instruksi kepada

atlet dalam usaha membantu atlet mencapai potensi fisik maksimum. Pelatih juga

diharapkan untuk menginstruksikan atlet bagaimana menguasai skill tertentu dan

mengajarkan atlet teknik dan taktik dalam sepakbola. Dalam konteks olahraga

beregu, pelatih juga mengkordinasikan setiap aktivitas atlet dalam tim.

2. Perilaku Demokratis (Democratic Behavior)

Merefleksikan kebebasan pelatih untuk melibatkan altlet dalam proses

pengambilan keputusan. Proses pengambilan keputusan ini terkait penentuan

target tim dan bagaimana cara meraih target tersebut. Dengan kebebasan tersebut

diharapkan atlet mampu bermain secara total karena merasa dilibatkan secara

utuh.

3. Perilaku Autokratis (Autocratic Behavior)

Merefleksikan sejauh mana seorang pelatih harus menjauhkan diri dari atlet dan

menekankan kekuasaannya sebagai seorang pelatih. Dalam situasi tersebut,

diharapkan akan timbul kepatuhan atas keputusan yang telah ditetapkan. Perilaku

yang ditampilkan pelatih cenderung dirasakan sebagai salah satu bentuk tekanan

terhadap atlet.

4. Dukungan Sosial (Social Support)

Merefleksikan sejauh mana keterlibatan pelatih dalam pemenuhan kebutuhan

interpersonal atlet. Perilaku yang ditampilkan oleh pelatih dapat secara langsung

memenuhi kebutuhan tersebut. Pelatih juga dapat membangun iklim sosial yang

Page 41: PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28771/1/SYAHRIDA... · PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN HUBUNGAN PELATIH.ATLET

26

saling memenuhi kebutuhan interpersonal atlet. Penting untuk dicatat, bahwa

dukungan sosial yang diberikan tidak berkaitan dengan baik atau buruknya

performa yang ditampilkan oleh atlet.

5. Umpan Balik Positif (Positive Feedback)

Merefleksikan umpan balik berupa pujian dan penghargaan pelatih atas kontribusi

dan performa atlet. Dalam setiap kompetisi, hanya terdapat satu pemenang dari

sejumlah partisipan. Seorang atlet atau sebuah tim mungkin tampil dengan potensi

maksimum namun tetap kalah dalam kompetisi tersebut. Lebih jauh, dalam

olahraga beregu, kontribusi yang diberikan oleh atlet dengan posisi tertentu

mungkin belum disadari dan belum diketahui. Dalam situasi tersebut, penting bagi

pelatih untuk mengekspresikan apresiasi dan memberikan pujian pada atlet

tersebut atas performa dan kontribusi yang diberikan. Positive feedback dari

seorang pelatih menjadi sangat krusial dalam menjaga tingkat motivasi atlet.

2.2.3. Pengukuran Perilaku Kepemimpinan Pelatih

Pengukuran perilaku kepemimpinan pelatih dalam penelitian ini menggunakan

Leadership Scale for Sports (LSS) oleh Chelladurai & Saleh, (1980). LSS

mengukur model konstruk kepemimpinan multidimensional. Skala tersebut terdiri

atas 40 item yang mengukur lima dimensi perilaku pelatih: training and

instruction (13 item), perilaku demokratis (9 item), perilaku autokratis (5 item),

dukungan sosial (8 item), dan umpan balik positif (5 item). Dalam LSS, terdapat

lima pilihan jawaban yaitu: selalu, sering, kadang-kadang, jarang, dan tidak

pernah. Terdapat tiga versi LSS yang mengukur, (a) perilaku seharusnya seorang

pelatih menurut atlet; (b) persepsi atlet terhadap perilaku pelatih; dan (c) persepsi

Page 42: PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28771/1/SYAHRIDA... · PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN HUBUNGAN PELATIH.ATLET

27

pelatih atas perilakunya. Chelladurai dalam Tenenbaum, Eklund & Kamata (2012)

menjelaskan konsistensi internal untuk empat faktor dalam LSS adalah adekuat,

kecuali dimensi perilaku autokratis yang rendah yakni (< 0,70).

2.2.4. Perilaku Kepemimpinan Pelatih dan Ketangguhan Mental

Cardinal (1998) menjelaskan ciri perilaku seorang pelatih terdiri atas: 1) aktif

dalam proses pengambilan keputusan, 2) memberikan umpan balik (baik positif

atau negatif) sebagai tanggapan atas performa atlet., 3) menggunakan teknik

motivasi tertentu dan 4) memiliki hubungan dengan atlet. Menurut Fletcher

(2006), perilaku kepemimpinan yang ditampilkan seorang pelatih akan memiliki

dampak yang signifikan terhadap performa atlet dan/atau kualitas psikologis atlet.

Seorang pelatih memiliki tanggung jawab untuk mempersiapkan mentalitas

atlet agar tangguh dalam menghadapi kompetisi, secara khusus hal ini dilakukan

sebelum kompetisi berlangsung (Fletcher, 2006). Menurut Orlick and Partington

(dalam Fletcher, 2006), persiapan mentalitas atlet merupakan kunci kesuksesan

dalam mencapai performa yang luar biasa.

Chelladurai dan Carron (dalam Fletcher, 2006) menjelaskan perilaku

training and instruction pelatih menjadi kurang efektif dalam membentuk

ketangguhan mental atlet pada atlet yang sarat pengalaman. Sebaliknya pada atlet

yang kurang pengalaman bertanding, perilaku training and instruction akan

memiliki pengaruh yang signifikan. Hal ini didukung oleh penelitian Crust dan

Azadi (2008) yang menemukan perilaku training and instruction pelatih memiliki

pengaruh yang signifikan terhadap ketangguhan mental atlet. Hal ini dapat

Page 43: PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28771/1/SYAHRIDA... · PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN HUBUNGAN PELATIH.ATLET

28

merefleksikan bahwa perilaku training and instruction erat kaitannya dengan

usaha peningkatan performa atlet.

Penelitian lain yang dilakukan oleh Salminen dan Liukkonen (dalam

Fletcher, 2006) menemukan bahwa pelatih yang menerapkan perilaku demokratis

turut berpengaruh. Hal ini berbanding terbalik dengan penelitian Crust dan Azadi

(2008) yang menemukan bahwa perilaku demokratis pelatih tidak signifikan

dalam mempengaruhi ketangguhan mental atlet. Lebih jauh, Crust dan Azadi

(2008) juga menjelaskan bahwa dukungan sosial, umpan balik positif, dan

perilaku autokratis tidak mempengaruhi ketangguhan mental secara signifikan.

Selain itu, kebutuhan akan dukungan sosial pelatih semakin meningkat seiring

meningkatnya tingkat kompetisi yang dijalani atlet (Chelladurai & Carron dalam

Fletcher, 2006).

Menurut Connaughton, Wadey, Hanton, dan Jones (2008) dukungan sosial

cukup penting dalam perkembangan ketangguhan mental. Hal ini menunjukkan

bahwa mayoritas atlet mempersepsikan pelatih sebagai pemberi pengaruh positif

dalam perkembangan atlet. Atlet mempersepsikan pelatih sebagai orang yang

membantu memiliki kontribusi dalam mencapai performa optimal. Meski

demikian, atlet tidak selalu setuju dengan keputusan dan gaya kepemimpinan

pelatih dalam melatih (Crust & Azadi, 2008).

2.3. Hubungan Pelatih-Atlet

2.3.1. Definisi Hubungan Pelatih-Atlet

Seorang pelatih akan senantiasa berinteraksi dengan atletnya dalam latihan atau

kompetisi. Interaksi yang berlangsung merupakan bagian dari usaha pelatih dalam

Page 44: PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28771/1/SYAHRIDA... · PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN HUBUNGAN PELATIH.ATLET

29

melaksanakan tugas. Jowett dan Cockerill (2002) menjelaskan tugas pelatih yang

meliputi persiapan teknis, taktis dan strategis, serta tugas mengorganisir,

mengevaluasi dan mengarahkan atlet akan sangat bergantung pada hubungan

antara pelatih-atlet. Jowett dan Cockerill (2002) mendefinisikan hubungan

pelatih-atlet sebagai situasi emosi, pikiran dan perilaku antara pelatih dan atlet

yang saling berhubungan. Coe dalam Jowett dan Cockerill (2002) menjelaskan

bahwa ketika pelatih dan atlet berada dalam satu harmoni, maka akan berdampak

pada pencapaian yang luar biasa bagi tim.

McGready (dalam Jowett & Cockerill, 2002) menjelaskan bahwa untuk

membentuk hubungan yang nyaman dan penuh kepercayaan antara pelatih-atlet

merupakan tugas yang berat karena sikap, perasaan dan motivasi yang terlibat

sulit dikendalikan. McGready menjelaskan bahwa kesulitan disebabkan oleh

pelatih yang cenderung menghabiskan waktu pada hal yang bersifat teknis dan

administratif. Kesulitan dalam membangun hubungan antara pelatih-atlet tidak

berarti mengabaikan aspek tersebut, sebab pelatih yang mengabaikan hubungan

antara pelatih-atlet dalam proses pelatihan dinilai membahayakan kesuksesan

pengembangan potensi atlet (Lyle dalam Jowett & Cockerill, 2002).

Hubungan pelatih-atlet yang dibangun tidak selalu berhasil dan efektif.

Pendekatan negatif yang dilakukan saat melatih turut mempengaruhi

perkembangan hubungan pelatih dengan atlet. Pendekatan negatif berupa latihan

yang keras, penuh aturan dan militeristik merupakan usaha pelatih dalam

mencapai ambisi pribadi melalui atlet yang dilatih tanpa memperhatikan kondisi

cedera, kelelahan atau depresi yang mungkin dialami atlet. Menurut Jowett dan

Page 45: PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28771/1/SYAHRIDA... · PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN HUBUNGAN PELATIH.ATLET

30

Cockerill (2002), pendekatan negatif yang dilakukan pelatih merupakan perilaku

negative coaching. Perilaku negative coaching merupakan bentuk pengabaian dan

pengkhianatan atas kepercayaan yang merupakan bagian dari hubungan antara

pelatih-atlet (Ryan dalam Jowett & Cockerill, 2002). Menurut Jowett dan

Cockerill (2003), pengabaian hubungan antara pelatih-atlet dapat berpengaruh

pada keadaan di luar olahraga.

Berdasarkan uraian di atas peneliti dapat menyimpulkan bahwa hubungan

pelatih-atlet merupakan hubungan yang saling terkait antara pelatih dan atlet

secara emosi, pikiran dan perilaku positif sebagai usaha untuk mencapai tujuan

bersama.

2.3.2. Dimensi Hubungan Pelatih-Atlet

Jowett (2009) menjelaskan bahwa terdapat tiga dimensi hubungan pelatih-atlet

yaitu:

1. Kedekatan Emosional (Closeness)

Merupakan dimensi yang berfokus pada kesesuaian emosional dalan hubungan

pelatih-atlet dan merefleksikan kelekatan diantara pelatih-atlet. Dimensi ini

mengambarkan keterikatan afektif seperti saling menghormati, saling

mempercayai, dan menghargai satu sama lain yang ditunjukkan sebagai sebuah

keadaan interpersonal yang positif dan stabil. Jowett (2003) menjelaskan bahwa

merasa dekat satu sama lain merupakan usaha untuk memahami jiwa dan perasaan

atlet. Kedekatan yang dibangun memiliki batasan tertentu sebagai upaya agar

pelatih tetap memiliki penilaian yang objektif atas atlet.

Page 46: PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28771/1/SYAHRIDA... · PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN HUBUNGAN PELATIH.ATLET

31

2. Komitmen (Commitment)

Dimensi ini menggambarkan keterikatan kognitif dan berorientasi jangka panjang

satu sama lain. Komitmen menjelaskan bahwa antara pelatih-atlet memiliki

landasan yang serupa seperti belief, nilai, dan tujuan. Dengan komitmen, pelatih

dan atlet saling berbagi pengetahuan dan pemahaman yang bertujuan saling

memahami diantara keduanya. Pengetahuan pelatih tentang kepribadian, perilaku,

kelemahan, dan keunggulan atletnya akan memudahkan pelatih dalam

meningkatkan performa atlet secara efektif (Jowett, 2003).

3. Perilaku komplementer (Complementarity)

Dimensi ini menggambarkan transaksi perilaku antara pelatih-atlet seperti

perilaku saling kerjasama. Dimensi ini memiliki prinsip “give and take”, yang

berarti pelatih dan atlet saling membutuhkan satu sama lain dalam kegiatan yang

sama. Baik pelatih maupun atlet harus saling menerima dan menanggapi atas

setiap tindakan. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kontribusi dalam mencapai

tujuan dan kesuksesan. Misal, seorang atlet memiliki pengalaman bertanding lebih

banyak dari pelatihnya maka pengalaman tersebut dapat digunakan pelatih

sebagai sebuah keunggulan bagi tim (Jowett, 2003).

2.3.3. Pengukuran Hubungan Pelatih-Atlet

Pengukuran hubungan pelatih-atlet dalam penelitian ini menggunakan The Coach

– Athlete Relationship Questionnaire (CART-Q) oleh Jowett & Ntoumanis,

(2002). CART-Q mengukur model konstruk hubungan pelatih-atlet. Skala tersebut

terdiri atas 11 item yang mengukur tiga dimensi hubungan pelatih-atlet: kedekatan

emosional (4 item), komitmen (3 item), dan perilaku komplementer (4 item).

Page 47: PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28771/1/SYAHRIDA... · PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN HUBUNGAN PELATIH.ATLET

32

Dalam CART-Q, terdapat lima pilihan jawaban yaitu: selalu, sering, kadang-

kadang, jarang, dan tidak pernah. Terdapat dua versi CART-Q yang mengukur, (a)

persepsi atlet terhadap hubungan dengan pelatih; dan (b) persepsi pelatih terhadap

hubungan dengan atlet. CART-Q memiliki nilai reabilitas 0,82 untuk dimensi

komitmen, 0,89 untuk dimensi kedekatan emosional, dan 0,89 untuk dimensi

perilaku komplementer.

2.3.4. Dinamika Hubungan Pelatih-Atlet dan Ketangguhan Mental

Literatur yang membahas dinamika pengaruh hubungan pelatih-atlet terhadap

ketangguhan mental atlet masih sangat terbatas, namun terdapat beberapa

penelitian yang menjelaskan bahwa hubungan pelatih-atlet memiliki pengaruh

terhadap atribut psikologis yang merupakan bagian dari ketangguhan mental. Sir

Alex Ferguson (dalam Jowett & Carter, 2006), menjelaskan bahwa komitmen

merupakan salah satu elemen kunci dalam melatih. Adie dan Jowett (2010)

menjelaskan bahwa hubungan pelatih-atlet mempengaruhi performa dan motivasi

atlet. Secara khusus, hubungan pelatih-atlet merupakan determinan yang sangat

penting dalam mempersiapkan ketangguhan mental atlet (Gould et.al. dalam Adie

& Jowett, 2010). Hal ini didukung oleh Gucciardi et.al. dalam Asamoah (2013)

yang menjelaskan hubungan pelatih-atlet (komunikasi yang terbuka dengan atlet)

mempengaruhi ketangguhan mental. Lebih jauh, Fletcher (2006) menjelaskan

bahwa pelatih dapat menggunakan pendekatan individual terhadap atlet dalam

mempersiapkan mentalitas atlet. Meski minim penelitian terdahulu, namun

dengan gagasan bahwa pelatih memiliki hubungan yang intens dan personal yang

Page 48: PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28771/1/SYAHRIDA... · PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN HUBUNGAN PELATIH.ATLET

33

memiliki tujuan yang sama (Jowett & Carter, 2006), maka peneliti berasumsi bahwa

hubungan pelatih-atlet memiliki pengaruh terhadap ketangguhan mental atlet.

2.4. Kerangka Berfikir

Klub sepakbola Indonesia cenderung mengalami penurunan prestasi sejak tahun

1991 (Wikipedia, 2014). Prestasi terbaik klub Indonesia adalah peringkat ketiga

AFC Champions League pada tahun 1991 yang diwakili oleh Pelita Jaya.

Beragam faktor menjadi penyebab penurunan prestasi klub sepakbola seperti

kompetisi yang belum terorganisir dengan baik, manajemen klub yang belum

profesional, kualitas teknik atlet yang di bawah rata–rata atlet Asia, dan lainnya.

Berfokus pada atlet sebagai salah satu kontributor penurunan prestasi klub

sepakbola nasional, maka terdapat empat faktor utama yang saling kongruen yaitu

aspek teknik, aspek fisik, aspek taktik, dan aspek mentalitas (Arsene Wenger,

2011). Menurut Wenger (dalam UEFA Grassroot Day, 2011) mentalitas seorang

atlet sepakbola merupakan kunci untuk menjadi atlet kelas dunia. Lebih jauh,

Wenger menjelaskan bahwa usaha mengembangkan aspek teknik, fisik, dan taktik

akan menjadi sia–sia bila aspek mentalitas tidak dikembangkan. Kelemahan

dalam hal mentalitas merupakan salah satu permasalahan yang dimiliki atlet

sepakbola Indonesia. Beberapa klub peserta kompetisi Indonesia Super League

2014 seperti PSM Makassar, Persiba Balikpapan, Persebaya Surabaya, Gresik

United, Mitra Kukar dan Persija Jakarta sudah memberikan perhatian khusus pada

pembenahan mental bertanding atlet sebagai salah satu usaha memperbaiki

prestasi klub (Goal.com, 2014). Akan tetapi, pembenahan yang dilakukan tanpa

Page 49: PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28771/1/SYAHRIDA... · PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN HUBUNGAN PELATIH.ATLET

34

pemahaman kongkrit tentang aspek mentalitas menyebabkan program belum

berjalan dengan efektif.

Mentalitas yang dimaksud dalam penelitian ini adalah ketangguhan mental.

Ketangguhan mental merupakan kumpulan nilai, sikap, perilaku dan emosi yang

membuat atlet mampu bertahan dan melalui beragam hambatan, kesusahan, atau

tekanan yang dialami. Begitu juga atlet mampu untuk tetap mempertahankan

konsentrasi dan motivasi saat situasi normal (Gucciardi et.al., 2008). Seorang atlet

sepakbola akan menghadapi beragam situasi yang menekan secara psikologis

seperti bermain sebagai tim tamu, menghadapi tekanan supporter ketika bermain

home atau away, keputusan wasit, dan lainnya.

Gucciardi et.al. (2008) menjelaskan beragam situasi tersebut membutuhkan

ketangguhan mental dalam derajat yang berbeda. Artinya, bila seorang atlet

sepakbola memiliki ketangguhan mental yang lemah maka situasi yang bersifat

menekan akan cenderung menimbulkan reaksi yang negatif seperti gugup ketika

bertanding, kehilangan konsentrasi, memukul wasit, dan perilaku yang di luar

kendali internal atlet tersebut. Sebaliknya, apabila ketangguhan mental dari atlet

tersebut kuat maka reaksi yang muncul atas beragam situasi yang penuh tekanan

cenderung bersifat positif seperti memiliki motivasi lebih karena tensi

pertandingan yang meningkat, tetap mampu fokus meski tertinggal jumlah gol,

tetap menghormati keputusan wasit seraya tetap berusaha mengeluarkan

kemampuan terbaik.

Membentuk seorang atlet untuk memiliki ketangguhan mental yang kuat

merupakan sebuah proses yang kompleks dan panjang. Proses pembinaan

Page 50: PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28771/1/SYAHRIDA... · PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN HUBUNGAN PELATIH.ATLET

35

ketangguhan mental atlet bergantung pada sosok seorang pelatih. Sebagai sosok

sentral dalam pengembangan ketangguhan mental, pelatih harus memberikan

bimbingan, latihan dan aktivitas yang disesuaikan dengan kondisi atlet (Weinberg

et.al., 2011). Hal ini bertujuan memaksimalkan dampak positif yang akan

diperoleh atlet.

Seorang pelatih akan menampilkan perilaku kepemimpinan yang secara

konsisten muncul di dalam dan di luar lapangan. Menurut Chelladurai dan Shaleh

(1980), seorang pelatih yang menggunakan pendekatan perilaku demokratis atau

otoriter dalam melatih atlet akan memiliki dampak yang berbeda terhadap atlet.

Seorang pelatih yang memberikan dukungan secara personal atau kerap

memberikan penghargaan seperti bonus uang turut mempengaruhi perkembangan

ketangguhan mental atlet ketika menjalani sebuah kompetisi atau sesi latihan yang

menguras kemampuan fisik dan psikis atlet.

Dalam mengembangkan ketangguhan mental atlet, pelatih harus memikirkan

strategi yang tepat agar diperoleh hasil yang maksimal. Menurut Weinberg, Butt

& Culp (2011) merekayasa lingkungan latihan menjadi lebih kompetitif,

menuntut, dan menantang secara fisik merupakan salah satu jalan yang cukup

efektif dalam mengembangkan ketangguhan mental atlet. Selain itu, menurut

banyak atlet di dunia yang berprestasi, ketangguhan mental ternyata juga

dipengaruhi oleh kemauan yang keras, sikap gigih, dan pantang menyerah, yang

terpupuk dari pengalaman pribadi atau melalui penanganan khusus baik oleh

pelatih maupun psikolog olahraga (Gunarsa, 2004).

Page 51: PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28771/1/SYAHRIDA... · PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN HUBUNGAN PELATIH.ATLET

36

Seorang pelatih cenderung untuk memiliki sebuah hubungan dan

komunikasi yang intensif dengan atletnya. Pola komunikasi yang terbangun akan

turut mempengaruhi berhasil atau tidaknya sebuah program latihan yang dijalani.

Menurut Jowett & Cockerill (2002), efektivitas tugas seorang pelatih yang

meliputi persiapan teknis, taktis dan strategis. Tugas mengorganisir, mengevaluasi

dan mengarahkan atlet akan bergantung pada hubungan antara pelatih-atlet.

Seorang pelatih yang mampu memposisikan dirinya sebagai seorang teman atau

ayah bagi atlet akan cenderung memiliki tingkat keberhasilan yang lebih baik bila

dibandingkan dengan pelatih yang memperlakukan pemain sebagai bawahan.

Memperlakukan pemain sebagai bawahan akan cenderung menghasilkan lebih

banyak konflik personal yang dapat berujung pada pemecatan pemain atau pemain

dijual ke klub lain misalnya kasus Roberto Mancini dengan Mario Balotelli dan

Carlos Tevez di klub Manchester City. Pemecatan atau dijual ke klub lain sedikit

banyak akan memiliki dampak psikologis bagi atlet yang mengalaminya.

Jowett (2009) menjelaskan hubungan pelatih-atlet merupakan sebuah

situasi dimana pelatih dan atlet membangun perasaan, pikiran, dan perilaku

komplementer yang saling terkait. Hubungan yang dibangun meliputi kedekatan

emosional yang berorientasi jangka panjang dan ditandai dengan adanya perilaku

saling membutuhkan satu sama lain. Semakin berkualitas hubungan yang

dibangun, maka turut mempengaruhi kualitas perkembangan ketangguhan mental

atlet. Hal ini berdasarkan pemahaman pelatih tentang latar belakang pemain

sehingga mampu menerapkan metoda yang tepat.

Page 52: PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28771/1/SYAHRIDA... · PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN HUBUNGAN PELATIH.ATLET

37

Perilaku Kepemimpinan

Pelatih

Hubungan Pelatih-Atlet

Dari pemaparan di atas, peneliti menyimpulkan kerangka berfikir dalam

bagan 2.1. berikut.

Bagan 2.1. Kerangka berfikir

Ketangguhan

Mental

Training and Instruction

Perilaku Demokratis

Kedekatan Emosional

Komitmen

Perilaku Komplementer

Umpan Balik Positif

Perilaku Autokratis

Dukungan Sosial

Page 53: PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28771/1/SYAHRIDA... · PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN HUBUNGAN PELATIH.ATLET

38

2.5. Hipotesis

Ha1: Terdapat pengaruh yang signifikan dan positif perilaku kepemimpinan

pelatih dan hubungan pelatih-atlet terhadap ketangguhan mental atlet sepakbola.

Ha2: Terdapat pengaruh yang signifikan dan positif training and instruction

terhadap ketangguhan mental atlet sepakbola.

Ha3: Terdapat pengaruh yang signifikan dan positif perilaku demokratis terhadap

ketangguhan mental atlet sepakbola.

Ha4: Terdapat pengaruh yang signifikan dan positif perilaku autokratis terhadap

ketangguhan mental atlet sepakbola.

Ha5: Terdapat pengaruh yang signifikan dan positif dukungan sosial terhadap

ketangguhan mental atlet sepakbola.

Ha6: Terdapat pengaruh yang signifikan dan positif umpan balik positif terhadap

ketangguhan mental atlet sepakbola.

Ha7: Terdapat pengaruh yang signifikan dan positif kedekatan emosional terhadap

ketangguhan mental atlet sepakbola.

Ha8: Terdapat pengaruh yang signifikan dan positif komitmen terhadap

ketangguhan mental atlet sepakbola.

Ha9: Terdapat pengaruh yang signifikan dan positif perilaku komplementer

terhadap ketangguhan mental atlet sepakbola.

Page 54: PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28771/1/SYAHRIDA... · PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN HUBUNGAN PELATIH.ATLET

39

BAB III

METODE PENELITIAN

Dalam bab tiga ini peneliti akan memaparkan tentang populasi, sampel, teknik

pengambilan sampel, variabel penelitian, definisi operasional variabel, uji

validitas instrumen, analisa faktor eksploratori, teknik analisis data, serta prosedur

penelitian yang digunakan dalam penelitian.

3.1. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

3.1.1. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi penelitian ini yaitu atlet sepakbola di 24 klub anggota Pengcab PSSI

Jakarta Timur. Karakteristik sampel dalam penelitian ini meliputi kriteria: (a)

Merupakan pemain aktif klub anggota Pengcab PSSI Jakarta Timur, (b) Telah

berlatih sepakbola minimal selama 1 tahun, (c) Berusia minimal 15 tahun, dan (d)

Bersedia menjadi responden dalam penelitian ini. Sampel dalam penelitian ini

berjumlah 200 atlet sepakbola yang terdiri dari 50 atlet sepakbola di klub

sepakbola Bina Taruna, 40 atlet sepakbola di P.S. ABC Wirayudha, 50 atlet

sepakbola di URAKAN FC., dan 60 atlet sepakbola di klub sepakbola Universitas

Negeri Jakarta.

3.1.2. Teknik Pengambilan Sampel

Pada penelitian ini peneliti menggunakan teknik non-probability sampling.

Teknik ini digunakan ketika jumlah populasi penelitian tidak dapat diidentifikasi

secara individu atau tidak diketahui. Dalam situasi tersebut, maka penentuan

sampel bergantung pada pertimbangan penggunaan karakteristik tertentu yang

sesuai dengan tujuan penelitian, sehingga dalam populasi yang telah ditetapkan

Page 55: PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28771/1/SYAHRIDA... · PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN HUBUNGAN PELATIH.ATLET

40

tidak seluuh anggota populasi memiliki kesempatan untuk terpilih menjadi sampel

penelitan jika tidak memenuhi kriteria atau karakteristik sampel yang telah

ditetapkan sebelumnya (Kumar, 1999).

3.2. Variabel Penelitian

Variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini terdiri dari: ketangguhan mental

yang merupakan dependent variable. Sementara variabel perilaku kepemimpinan

pelatih merupakan independent variable I yang meliputi dimensi training and

instruction, perilaku demokratis, perilaku autokratis, dukungan sosial, dan umpan

balik positif. Sementara variabel hubungan pelatih-atlet merupakan independent

variable II yang meliputi dimensi kedekatan emosional, komitmen, dan perilaku

komplementer.

3.3. Definisi Operasional Variabel

3.3.1. Ketangguhan Mental

Ketangguhan mental merupakan kumpulan nilai, sikap, perilaku dan emosi yang

membuat atlet mampu bertahan dan melalui beragam hambatan, kesusahan, atau

tekanan yang dialami yang dihasilkan dari skor thrive through challenge, sport

awereness, tough attitude, dan desire success dengan menggunakan alat ukur

Australian football Mental Toughness Inventory (AfMTI).

3.3.2. Perilaku Kepemimpinan Pelatih

Perilaku kepemimpinan pelatih merupakan perilaku kepemimpinan seorang

pelatih yang secara konsisten ditampilkan di dalam dan di luar lapangan sebagai

usaha mempengaruhi anggota untuk meraih tujuan bersama yang dihasilkan dari

skor training and instruction, perilaku demokratis, perilaku autokratis, dukungan

Page 56: PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28771/1/SYAHRIDA... · PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN HUBUNGAN PELATIH.ATLET

41

sosial, dan umpan balik positif dengan menggunakan alat ukur Leadership Scale

for Sport (LSS).

3.3.3. Hubungan Pelatih-Atlet

Hubungan pelatih-atlet merupakan hubungan yang saling terkait antara pelatih dan

atlet secara emosi, pikiran dan perilaku positif sebagai usaha untuk mencapai

tujuan bersama yang dihasilkan dari skor kedekatan emosional, komitmen, dan

perilaku komplementer dengan menggunakan alat ukur Coach-Athlete

Relationship Questionnaire (CART-Q).

3.4. Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk

kuesioner dengan menggunakan skala model Likert yang telah dimodifikasi

menjadi empat alternatif pilihan jawaban. Skor untuk alternatif pilihan jawaban

dalam pernyataan favourable dimulai dari 4 (sangat setuju) hingga 1 (sangat tidak

setuju). Sementara skor untuk alternatif pilihan jawaban dalam pernyataan

unfavourable dimulai dari 1 (sangat setuju) hingga 4 (sangat tidak setuju).

3.4.1. Alat Ukur Ketangguhan Mental

Alat ukur ketangguhan mental merupakan sebuah skala yang digunakan untuk

mengukur variabel ketangguhan mental. Alat ukur ketangguhan mental yang

peneliti gunakan dalam penelitian ini merupakan adaptasi dari alat ukur yang

dikembangkan oleh Gucciardi, Gordon & Dimmock (2009) yaitu Australian

football Mental Toughness Inventory (AfMTI). Skala ini terdiri atas 24 item yang

mengukur empat faktor ketangguhan mental: thrive through challange, sport

awareness, tough attitude, dan desire success. Peneliti melakukan adaptasi dengan

Page 57: PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28771/1/SYAHRIDA... · PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN HUBUNGAN PELATIH.ATLET

42

melakukan penambahan jumlah item pada alat ukur ketangguhan mental menjadi

dua kali jumlah item awal dengan pertimbangan apabila terdapat suatu item yang

gugur setelah uji validitas, maka peneliti masih memiliki item lain yang mengukur

variabel yang sama. Peneliti mengadaptasi instrumen ini dengan menggunakan

skala model Likert dengan rentangan sebanyak 4 pilihan jawaban dari “sangat

setuju” hingga “sangat tidak setuju”.

Tabel 3.1

Blueprint Skala Ketangguhan Mental

No. Dimensi No.Item

Jumlah Favourable Unfavourable

1 Thrive through

challenge

1, 5, 13, 17, 21, 25, 27, 29,

31, 33, 35, 39, 43, 45, 47 9 16

2 Sport

awereness

2, 6, 10, 14, 18, 22, 26, 32,

34, 36, 40, 44 - 12

3 Tough attitude 3, 7, 11, 15, 19, 23, 28, 37,

41, 46 - 10

4 Desire success 4, 8, 12, 16, 24, 30, 38, 42,

48 20 10

Jumlah 46 2 48

3.4.2. Alat Ukur Perilaku Kepemimpinan Pelatih

Alat ukur perilaku kepemimpinan pelatih merupakan sebuah skala yang

digunakan untuk mengukur variabel perilaku kepemimpinan pelatih. Alat ukur

perilaku kepemimpinan pelatih yang digunakan peneliti mengacu dari alat ukur

Leadership Scale for Sports (LSS) dari Chelladurai & Saleh, (1980), yang terdiri

dari 40 item. Pilihan jawaban yang digunakan yaitu skala model Likert dengan

rentangan sebanyak 4 pilihan jawaban dari “sangat setuju” hingga “sangat tidak

setuju”.

Page 58: PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28771/1/SYAHRIDA... · PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN HUBUNGAN PELATIH.ATLET

43

Tabel 3.2

Blueprint Skala Perilaku Kepemimpinan Pelatih

No. Dimensi No.Item

Jumlah Favourable Unfavourable

1 Training and

Instruction

1, 6, 11, 16, 21, 26, 29,

31, 33, 35, 37, 39, 40 - 13

2 Perilaku Demokratis 2, 7, 12, 17, 22, 27, 30,

34, 38 - 9

3 Perilaku Autokratis 3, 8, 13, 18, 23 - 5

4 Dukungan Sosial 4, 9, 14, 19, 24, 28, 32,

36 - 8

5 Umpan Balik Positif 5, 10, 15, 20, 25 - 5

Jumlah 40 40

3.4.3. Alat Ukur Hubungan Pelatih-Atlet

Alat ukur hubungan pelatih-atlet merupakan sebuah skala yang digunakan untuk

mengukur variabel hubungan pelatih-atlet. Alat ukur hubungan pelatih-atlet yang

peneliti gunakan dalam penelitian ini mengadaptasi kepada alat ukur yang

dikembangkan oleh Jowett dan Ntoumanis (2002) yaitu Coach–Athlete

Relationship Questionnaire (CART-Q) yang terdiri dari 11 item. Peneliti

melakukan adaptasi dengan melakukan penambahan jumlah item pada alat ukur

hubungan pelatih-atlet menjadi dua kali jumlah item awal dengan pertimbangan

apabila terdapat suatu item yang gugur setelah uji validitas, maka peneliti masih

memiliki item lain yang mengukur variabel yang sama. Dua puluh dua item dalam

skala ini terdiri atas 8 item mengukur dimensi kedekatan emosional. Delapan item

mengukur dimensi komitmen dan 8 item mengukur dimensi perilaku

komplementer. Instrumen ini menggunakan skala model Likert dengan rentangan

sebanyak 4 pilihan jawaban dari “sangat setuju” hingga “sangat tidak setuju”.

Page 59: PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28771/1/SYAHRIDA... · PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN HUBUNGAN PELATIH.ATLET

44

Tabel 3.3

Blueprint Skala Hubungan Pelatih-Atlet

No. Dimensi No.Item

Jumlah Favourable Unfavourable

1 Kedekatan Emosional 1, 4, 7, 8, 13, 15, 18, 20 - 8

2 Komitmen 2, 9, 10, 12, 16, 21 - 6

3 Perilaku Komplementer 3, 5, 6, 11, 14, 17, 19, 22 - 8

Jumlah 22 22

3.5. Pengujian Validitas Konstruk

Dalam sebuah penelitian, penting untuk melakukan uji validitas kostruk.

Pengujian validitas konstruk menggunakan Confirmatory Factor Analysis (CFA)

yang bertujuan untuk mengetahui apakah setiap item pada variabel valid dalam

mengukur apa yang hendak diukur. CFA digunakan dalam proses pengembangan

skala untuk memeriksa struktur laten dari suatu alat tes. Dalam konteks ini, CFA

digunakan untuk verifikasi jumlah dimensi yang mendasari instrumen (faktor) dan

pola hubungan item dengan faktor (factor loading).

Dalam Confirmatory Factor Analysis (CFA), peneliti harus memiliki

gambaran yang spesifik mengenai (a) jumlah faktor, (b) variabel yang

mencerminkan suatu faktor, dan (c) faktor yang saling berkorelasi. Tahapan dalam

CFA diawali dengan merumuskan model teoritis (hipotesis) tentang pengukuran

variabel laten, kemudian model tersebut diuji kebenarannya secara statistik

menggunakan data. CFA lebih tepat digunakan pada pengujian teori karena (a)

langsung menguji teori dan (b) tingkat fit pada model dapat diukur dalam berbagai

cara. Adapun logika dasar dari CFA menurut Harrington (2009) :

1. Bahwa terdapat sebuah konsep atau trait berupa kemampuan yang

didefinisikan secara operasional sehingga dapat disusun suatu pertanyaan atau

Page 60: PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28771/1/SYAHRIDA... · PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN HUBUNGAN PELATIH.ATLET

45

pernyataan untuk mengukurnya. Kemampuan ini disebut faktor, sedangkan

pengukuran terhadap faktor ini dilakukan melalui analisis terhadap respon

(jawaban atas item).

2. Diteorikan setiap item hanya mengukur satu faktor atau dengan kata lain

bersifat unidimensional.

3. Berdasarkan model unidimensional. Pada butir di atas, dapat disusun untuk

himpunan persamaan matematis. Persamaan tersebut dapat digunakan untuk

memprediksi (dengan menggunakan data yang tersedia) matriks korelasi antar

item (yang seharusnya diperoleh), jika korelasi antar item tersebut

(unidimensional) benar. Matriks korelasi ini dinamakan sigma (∑).

Kemudian, matriks ini akan dibandingkan dengan matriks korelasi yang

diperoleh secara empiris dari data (disebut matriks S). Jika teori tersebut

benar (unidimensional), maka seharusnya tidak ada perbedaan yang

signifikan antara elemen matriks ∑ dengan elemen matriks S. secara

matematis dapat dituliskan: S-∑ = 0.

4. Pernyataan matematis yang dijadikan hipotesis nihil yang akan dianalisis

menggunakan CFA. Dalam hal ini, dilakukan uji signifikansi dengan Chi-

square. Jika Chi-square yang dihasilkan tidak signifikan (nilai p>0,05), maka

dapat disimpulkan bahwa hipotesis nilai yang menyatakan: “tidak ada

perbedaan antara matriks S dan ∑” yaitu tidak ditolak (diterima). Artinya,

teori yang menyatakan bahwa seluruh item mengukur hal yang sama, dapat

diterima kebenarannya (didukung oleh data). Sebaliknya, jika nilai Chi-

square yang diperoleh signifikan, maka hipotesis nihil S-∑ = 0 ditolak.

Page 61: PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28771/1/SYAHRIDA... · PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN HUBUNGAN PELATIH.ATLET

46

Artinya, teori tersebut tidak didukung oleh data (ditolak). Dengan kata lain,

analisis faktor konfirmatori merupakan pengujian terhadap hipotesis nihil

(H0) : S-∑ = 0. Artinya, tidak ada perbedaan antara matriks korelasi yang

diperoleh dari hasil observasi.

5. Jika teori diterima (model fit), langkah selanjutnya menguji hipotesis tentang

signifikan tidaknya masing-masing item dalam mengukur apa yang hendak

diukur. Uji hipotesis ini dilakukan dengan t-test. Jika nilai t signifikan, berarti

item yang bersangkutan signifikan dalam mengukur apa yang hendak diukur.

Dengan cara seperti ini, dapat dinilai butir item mana yang valid dan yang

tidak valid didalam konteks validitas konstruk.

3.6. Uji Validitas Konstruk Skala Ketangguhan Mental

Peneliti melakukan pengujian validitas terhadap 48 item yang terdapat pada alat

ukur ketangguhan mental untuk mengetahui apakah seluruh item bersifat

unidimensional, yang berarti hanya mengukur ketangguhan mental. Peneliti

melakukan pengujian CFA pertama terhadap masing-masing dimensi

ketangguhan mental yaitu dimesi thrive through challenge, sport awareness,

tough attitude, dan desire succsess. Hasil uji validitas CFA pertama diuraikan

sebagai berikut:

1. Thrive Through Challenge

Dari hasil analisis CFA yang dilakukan terhadap 16 item dengan model satu

faktor menunjukkan model tidak fit dengan nilai Chi-Square=605.34, df=104, P-

value=0.00000, RMSEA=0.156. Peneliti kemudian melakukan modifikasi

terhadap model, dimana kesalahan pengukuran pada beberapa item dibebaskan

Page 62: PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28771/1/SYAHRIDA... · PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN HUBUNGAN PELATIH.ATLET

47

berkorelasi satu sama lain. Modifikasi dilakukan sebanyak 41 kali sehingga

diperoleh model fit dengan nilai Chi-Square=79.47, df=63, P-value=0.07868,

RMSEA=0.036. Hasil modifikasi model fit yang diperoleh menjelaskan bahwa

seluruh item hanya mengukur satu faktor yaitu ketangguhan mental pada dimensi

thrive through challenge.

Langkah berikutnya adalah menguji validitas masing-masing item sehingga

dapat diketahui apakah item tersebut perlu di drop atau tidak. Dalam hal ini yang

diuji adalah hipotesis nihil (Ho) tentang koefisien muatan faktor item. Pengujian

dilakukan dengan melihat nilai t untuk setiap koefisien muatan faktor seperti pada

tabel 3.4. Pada tabel 3.4 dapat dilihat bahwa item yang tidak signifikan adalah

nomor item 9. Tidak terdapat muatan faktor item yang bernilai negatif.

Tabel 3.4

Muatan Faktor Item Thrive Through Challenge

No item Loading factor Standard error t -value Keterangan

1 0.60 0.07 9.00 √

5 0.63 0.07 9.48 √

9 0.00 0.08 0.05 X

13 0.72 0.06 11.41 √

17 0.59 0.07 8.76 √

21 0.55 0.07 8.11 √

25 0.74 0.06 11.90 √

27 0.73 0.06 11.71 √

29 0.73 0.06 11.68 √

31 0.81 0.06 13.42 √

33 0.70 0.06 11.05 √

35 0.62 0.07 9.21 √

39 0.64 0.07 9.80 √

43 0.68 0.06 10.62 √

45 0.54 0.07 8.12 √

47 0.42 007 5.99 √ Keterangan:tanda √ = signifikan (t>1.96) dan tanda X= tidak signifikan (t<1.96)

Model fit yang diperoleh merupakan hasil modifikasi dengan membebaskan

antar item saling berkorelasi. Semakin banyak korelasi yang terjadi maka

Page 63: PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28771/1/SYAHRIDA... · PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN HUBUNGAN PELATIH.ATLET

48

menunjukkan item tersebut dapat diragukan validitasnya. Peneliti melakukan

pengkajian kembali dengan melihat koefisien muatan faktor (factor loading).

Menurut Harrington (2009), semakin tinggi nilai koefisien factor loading suatu

item maka semakin baik. Koefisien muatan faktor di atas 0.71 dikategorikan

sangat baik, 0.63 sangat baik, dan 0.55 merupakan kategori baik.

Penelitian ini menetapkan ambang batas koefisien muatan faktor sebesar

0.63. Artinya jika nilai koefisien muatan faktor pada hasil CFA pertama <0.63

maka item tersebut akan diabaikan, sementara item yang tersisa akan tetap

digunakan dalam pengujian CFA kedua. Berdasarkan hasil uji CFA pertama pada

tabel 3.4 terdapat 7 item pengukuran dimensi thrive through challenge yang

memiliki nilai koefisien <0.63 yaitu item nomor 1, 9, 17, 21, 35, 45, dan 47,

sementara sisanya memiliki nilai koefisien >0.63. Dengan hasil ini, maka 7 item

tersebut diabaikan, sementara 9 item sisanya akan dilakukan uji CFA kembali.

2. Sport Awareness

Dari hasil analisis CFA yang dilakukan terhadap 12 item dengan model satu

faktor menunjukkan model tidak fit dengan nilai Chi-Square=327.24, df=54, P-

value=0.00000, RMSEA=0.159. Peneliti kemudian melakukan modifikasi

terhadap model, dimana kesalahan pengukuran pada beberapa item dibebaskan

berkorelasi satu sama lain. Modifikasi dilakukan sebanyak 14 kali sehingga

diperoleh model fit dengan nilai Chi-Square=52.86, df=40, P-value=0.08371,

RMSEA=0.040. Hasil modifikasi model fit yang diperoleh menjelaskan bahwa

seluruh item hanya mengukur satu faktor yaitu ketangguhan mental pada dimensi

sport awareness.

Page 64: PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28771/1/SYAHRIDA... · PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN HUBUNGAN PELATIH.ATLET

49

Langkah berikutnya adalah menguji validitas masing-masing item sehingga

dapat diketahui apakah item tersebut perlu di drop atau tidak. Dalam hal ini yang

diuji adalah hipotesis nihil (Ho) tentang koefisien muatan faktor item. Pengujian

dilakukan dengan melihat nilai t untuk setiap koefisien muatan faktor seperti pada

tabel 3.5. Pada tabel 3.5 dapat dilihat bahwa seluruh item signifikan dan tidak

terdapat muatan faktor item yang bernilai negatif.

Dengan ambang batas koefisien muatan faktor sebesar 0.63. Artinya jika

nilai koefisien muatan faktor pada hasil CFA pertama <0.63 maka item tersebut

akan diabaikan, sementara item yang tersisa akan tetap digunakan dalam

pengujian CFA kedua. Berdasarkan hasil uji CFA pertama pada tabel 3.5 terdapat

3 item pengukuran dimensi sport awareness yang memiliki nilai koefisien <0.63,

yaitu item nomor 26, 32, dan 44, sementara sisanya memiliki nilai koefisien

>0.63. Dengan hasil ini, maka 3 item tersebut diabaikan, sementara 9 item sisanya

akan dilakukan uji CFA kembali.

Tabel 3.5

Muatan Faktor Item Sport Awareness

No item Loading factor Standard error t -value Keterangan

2 0.68 0.06 10.68 √

6 0.64 0.07 9.78 √

10 0.73 0.06 11.79 √

14 0.73 0.06 11.96 √

18 0.78 0.06 12.90 √

22 0.86 0.06 14.97 √

26 0.56 0.07 8.53 √

32 0.33 0.07 4.73 √

34 0.76 0.06 12.68 √

36 0.76 0.06 11.24 √

40 0.70 0.06 12.41 √

44 0.50 0.07 7.50 √ Keterangan:tanda √ = signifikan (t>1.96) dan tanda X= tidak signifikan (t<1.96)

Page 65: PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28771/1/SYAHRIDA... · PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN HUBUNGAN PELATIH.ATLET

50

3. Tough Attitude

Dari hasil analisis CFA yang dilakukan terhadap 12 item dengan model satu

faktor menunjukkan model tidak fit dengan nilai Chi-Square=508.36, df=35, P-

value=0.00000, RMSEA=0.261. Peneliti kemudian melakukan modifikasi

terhadap model, dimana kesalahan pengukuran pada beberapa item dibebaskan

berkorelasi satu sama lain. Modifikasi dilakukan sebanyak 14 kali sehingga

diperoleh model fit dengan nilai Chi-Square=31.69, df=21, P-value=0.06297,

RMSEA=0.051. Hasil modifikasi model fit yang diperoleh menjelaskan bahwa

seluruh item hanya mengukur satu faktor yaitu ketangguhan mental pada dimensi

tough attitude.

Langkah berikutnya adalah menguji validitas masing-masing item sehingga

dapat diketahui apakah item tersebut perlu di drop atau tidak. Dalam hal ini yang

diuji adalah hipotesis nihil (Ho) tentang koefisien muatan faktor item. Pengujian

dilakukan dengan melihat nilai t untuk setiap koefisien muatan faktor seperti pada

tabel 3.6. Pada tabel 3.6 dapat dilihat bahwa terdapat 1 item yg tidak signifikan

yakni item nomor 19 dan terdapat 3 item dengan muatan faktor yang bernilai

negatif yaitu item nomor 7, 15 dan 28.

Dengan ambang batas koefisien muatan faktor sebesar 0.63. Artinya jika

nilai koefisien muatan faktor pada hasil CFA pertama <0.63 maka item tersebut

akan diabaikan, sementara item yang tersisa akan tetap digunakan dalam

pengujian CFA kedua. Berdasarkan hasil uji CFA pertama pada tabel 3.6 terdapat

8 item pengukuran dimensi tough attitude yang memiliki nilai koefisien <0.63,

yaitu item nomor 3, 7, 15, 19, 28, 37, 41 dan 46, sementara sisanya memiliki nilai

Page 66: PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28771/1/SYAHRIDA... · PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN HUBUNGAN PELATIH.ATLET

51

koefisien >0.63. Dengan hasil ini, maka 8 item tersebut diabaikan, sementara 2

item sisanya akan dilakukan uji CFA kembali.

Tabel 3.6

Muatan Faktor Item Tough Attitude

No item Loading factor Standard error t -value Keterangan

3 0.34 0.07 4.80 √

7 -0.20 0.07 -2.77 X

11 0.72 0.08 9.16 √

15 -0.02 0.07 -0.23 X

19 0.13 0.07 1.85 X

23 0.67 0.07 9.70 √

28 -0.19 0.07 -2.75 X

37 0.96 0.07 14.10 √

41 0.40 0.07 5.73 √

46 0.34 0.07 4.84 √ Keterangan:tanda √ = signifikan (t>1.96) dan tanda X= tidak signifikan (t<1.96)

4. Desire Succsess

Dari hasil analisis CFA yang dilakukan terhadap 12 item dengan model satu

faktor menunjukkan model tidak fit dengan nilai Chi-Square=133.27, df=35, P-

value=0.00000, RMSEA=0.119. Peneliti kemudian melakukan modifikasi

terhadap model, dimana kesalahan pengukuran pada beberapa item dibebaskan

berkorelasi satu sama lain. Modifikasi dilakukan sebanyak 10 kali sehingga

diperoleh model fit dengan nilai Chi-Square=32.35, df=25, P-value=0.14808,

RMSEA=0.038. Hasil modifikasi model fit yang diperoleh menjelaskan bahwa

seluruh item hanya mengukur satu faktor yaitu ketangguhan mental pada dimensi

desire success.

Langkah berikutnya adalah menguji validitas masing-masing item sehingga

dapat diketahui apakah item tersebut perlu di drop atau tidak. Dalam hal ini yang

diuji adalah hipotesis nihil (Ho) tentang koefisien muatan faktor item. Pengujian

Page 67: PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28771/1/SYAHRIDA... · PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN HUBUNGAN PELATIH.ATLET

52

dilakukan dengan melihat nilai t untuk setiap koefisien muatan faktor seperti pada

tabel 3.7. Pada tabel 3.7 dapat dilihat bahwa terdapat 1 item yang tidak signifikan

dan muatan faktor bernilai negatif yaitu item 20.

Dengan ambang batas koefisien muatan faktor sebesar 0.63. Artinya jika

nilai koefisien muatan faktor pada hasil CFA pertama <0.63 maka item tersebut

akan diabaikan, sementara item yang tersisa akan tetap digunakan dalam

pengujian CFA kedua. Berdasarkan hasil uji CFA pertama pada tabel 3.7 terdapat

4 item pengukuran dimensi desire success yang memiliki nilai koefisien <0.63,

yaitu item nomor 4, 20, 24, dan 48, sementara sisanya memiliki nilai koefisien

>0.63. Dengan hasil ini, maka 4 item tersebut diabaikan, sementara 6 item sisanya

akan dilakukan uji CFA kembali.

Tabel 3.7

Muatan Faktor Item Desire Success

No item Loading factor Standard error t -value Keterangan

4 0.36 0.07 5.17 √

8 0.68 0.06 10.93 √

12 0.74 0.06 12.12 √

16 0.86 0.06 14.17 √

20 -0.15 0.07 -2.01 X

24 0.58 0.07 8.61 √

30 0.85 0.06 13.82 √

38 0.69 0.07 10.03 √

42 0.64 0.06 9.95 √

48 0.47 0.07 7.00 √ Keterangan:tanda √ = signifikan (t>1.96) dan tanda X= tidak signifikan (t<1.96)

Setelah melakukan CFA pertama terhadap dimensi dari dependent variable,

selanjutnya peneliti melakukan CFA kedua dengan seluruh item yang signifikan

dan memiliki koefisien muatan faktor >0.63. Dari hasil analisis CFA kedua yang

Page 68: PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28771/1/SYAHRIDA... · PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN HUBUNGAN PELATIH.ATLET

53

dilakukan terhadap 26 item dengan model satu faktor menunjukkan model tidak

fit dengan nilai Chi-Square=1792.03, df=299, P-value=0.00000, RMSEA=0.158.

Tabel 3.8

Muatan Faktor Item Ketangguhan Mental

No item Loading factor Standard error t -value Keterangan

2 0.66 0.06 10.30 √

5 0.54 0.07 8.25 √

6 0.54 0.07 8.18 √

8 0.69 0.06 11.20 √

10 0.74 0.06 11.90 √

11 -0.11 0.07 -1.54 X

12 0.75 0.06 12.21 √

13 0.75 0.06 12.87 √

14 0.69 0.06 11.33 √

16 0.72 0.06 11.59 √

18 0.77 0.06 12.98 √

22 0.85 0.06 14.73 √

23 0.06 0.07 0.87 X

25 0.63 0.06 10.01 √

27 0.74 0.06 12.23 √

29 0.75 0.06 12.32 √

30 0.76 0.06 12.37 √

31 0.66 0.06 10.52 √

33 0.58 0.07 8.71 √

34 0.75 0.06 12.33 √

36 0.75 0.06 12.30 √

38 0.60 0.06 9.38 √

39 0.68 0.06 10.92 √

40 0.70 0.06 11.15 √

42 0.72 0.06 11.76 √

43 0.68 0.06 10.81 √ Keterangan:tanda √ = signifikan (t>1.96) dan tanda X= tidak signifikan (t<1.96)

Peneliti kemudian melakukan modifikasi terhadap model, dimana kesalahan

pengukuran pada beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama lain. Modifikasi

dilakukan sebanyak 120 kali sehingga diperoleh model fit dengan nilai Chi-

Square=208.17, df=179, P-value=0.06682, RMSEA=0.029. Hasil modifikasi

Page 69: PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28771/1/SYAHRIDA... · PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN HUBUNGAN PELATIH.ATLET

54

model fit yang diperoleh menjelaskan bahwa seluruh item hanya mengukur satu

faktor yaitu ketangguhan mental. Berdasarkan hasil uji CFA kedua pada tabel 3.8

terdapat 6 item pengukuran ketangguhan mental yang memiliki nilai koefisien

<0.63, yaitu item nomor 2, 5, 10, 22, 31 dan 36, sementara sisanya memiliki nilai

koefisien >0.63. Dengan hasil ini, maka 6 item tersebut diabaikan, sementara 20

item sisanya akan digunakan dalam analisis regresi.

3.7. Analisa Faktor Eksploratori Skala Ketangguhan Mental

Peneliti memiliki asumsi bahwa terdapat masalah pengukuran pada skala

ketangguhan mental. Asumsi peneliti berdasarkan hasil uji validitas konstruk dan

expert judgement yang menjelaskan terdapat beberapa indikator masalah

pengukuran diantaranya:

1. Hanya terdapat 20 dari 48 item yang dinyatakan valid. Hal ini berarti bahwa

item yang memenuhi kriteria validitas (t-value >1.96 dan koefisien muatan

faktor >0.63) kurang dari 50%.

2. Model mengalami modifikasi sebanyak 120 kali.

3. Mayoritas antar item berkorelasi lebih dari 3 kali. Menurut Lestari

(komunikasi personal, 2014), jika sebuah item memiliki korelasi sekurang-

kurangnya dengan 3 item lain pada konstruk yang sama maka item tersebut

terdapat kecenderungan multidimensional. Berdasarkan hal tersebut, maka

item sebaiknya tidak digunakan karena dinilai kurang mewakili konstruk.

Berdasarkan indikator masalah pengukuran yang ditemukan, maka peneliti

mengambil gagasan awal bahwa jumlah faktor yang diukur dalam skala

ketangguhan mental cenderung tidak sesuai dengan jumlah sebenarnya. Menurut

Page 70: PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28771/1/SYAHRIDA... · PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN HUBUNGAN PELATIH.ATLET

55

Henson dan Roberts (dalam Gucciardi et.al., 2009) dalam sebuah pengembangan

alat ukur akan terdapat kemungkinan kesalahan ketika menteorikan jumlah faktor

suatu variabel. Hal ini mendorong peneliti untuk melakukan Exploratory Factor

Analysis (EFA) untuk mencari jumlah faktor yang diukur oleh skala ketangguhan

mental. Peneliti menggunakan metode ekstraksi: Maximum Likelihood dan

metode rotasi: Varimax dengan Kaiser Normalization. Jumlah faktor ditentukan

berdasarkan besaran eigenvalue lebih besar dari 1.0 (Guttman dalam Thompson,

2004).

Dari hasil analisis EFA (lihat lampiran 4) yang dilakukan terhadap 48 item

skala ketangguhan mental. Diteorikan bahwa skala tersebut mengukur 10 faktor

(eigenvalue >1.0). Faktor 5, 7, 8, dan 9 masing-masing hanya diukur oleh satu

item. Faktor 5 diukur oleh item 43, faktor 7 diukur oleh item 39, faktor 8 diukur

oleh item 2, dan faktor 9 diukur oleh item 1.

Menurut Lestari (komunikasi personal, 2014), faktor yang hanya diukur oleh

satu item sebaiknya tidak digunakan. Hal ini mempertimbangkan bahwa jika item

tersebut gugur maka tidak ada item lain yang mengukur faktor tersebut,

kemudian terdapat kecenderungan bahwa item yang mengukur faktor tersebut

multidimensional dengan faktor lain. Pertimbangan berikutnya adalah item

tersebut cenderung tidak memenuhi syarat validitas item yang salah satunya

adalah bersifat unidimensional.

Pada faktor 10 tidak ada item yang secara utuh mengukur faktor 10. Hal ini

dapat terjadi karena nilai eigenvalue faktor 10 yang kemungkinan masih lebih

dari 1.0 sehingga dianggap memenuhi syarat. Item 10 dan item 30 yang

Page 71: PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28771/1/SYAHRIDA... · PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN HUBUNGAN PELATIH.ATLET

56

diteorikan mengukur faktor 10 ternyata multidimensional dengan faktor 1.

Koefisien muatan faktor 1 pada item 10 dan item 30 lebih besar jika

dibandingkan dengan faktor 10 (lihat lampiran 4), sehingga item 10 dan item 30

diteorikan mengukur faktor 1.

Berdasarkan hasil EFA bahwa gagasan awal peneliti yang menyatakan

bahwa “skala ketangguhan mental tidak mengukur jumlah faktor yang tidak

sesuai dengan seharusnya” menjadi diterima. Sebab terdapat lima faktor yang

diukur oleh sekurang-kurangnya dua item yaitu faktor 1, faktor 2, faktor 3, faktor

4 dan faktor 6. Dengan demikian, bahwa hasil EFA penelitian ini berbeda dengan

hasil dari penelitian Gucciardi et.al. (2009) yang menghasilkan 4 faktor. Selain

itu, perbedaan hasil EFA dalam penelitian ini terdapat pada komposisi item yang

mengukur masing-masing faktor.

Tabel 3.9

Blueprint Hasil EFA Skala Ketangguhan Mental

No.

No.Item Jumlah

1 Faktor 1

2, 7, 8, 10, 12, 13, 14, 15, 16, 17,

20, 21, 22, 26, 27, 28, 30, 34, 35,

36, 38, 39, 40, 42, 43, 44

26

2 Faktor 2 1, 24, 25, 29, 31, 32, 33, 45, 46,

47, 48 11

3 Faktor 3 3, 11, 23, 37, 41 5

4 Faktor 4 4, 5, 6, 9 4

5 Faktor 6 18 & 19 2

Jumlah 48 48

3.8. Uji Validitas Konstruk Skala Perilaku Kepemimpinan Pelatih

Skala ini memiliki lima dimensi, yaitu training and instruction, perilaku

demokratis, perilaku autokratis, dukungan sosial, dan umpan balik positif.

Page 72: PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28771/1/SYAHRIDA... · PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN HUBUNGAN PELATIH.ATLET

57

1. Training and Instruction

Dari hasil analisis CFA yang dilakukan terhadap 13 item dengan model satu

faktor, menunjukkan model tidak fit dengan nilai Chi-Square=244.51, df=65, P-

value=0.00000, RMSEA=0.118. Peneliti kemudian melakukan modifikasi

terhadap model, dimana kesalahan pengukuran pada beberapa item dibebaskan

berkorelasi satu sama lain. Modifikasi dilakukan sebanyak 12 kali sehingga

diperoleh model fit dengan nilai Chi-Square=70.39, df=53, P-value=0.05522,

RMSEA=0.041. Hasil modifikasi model fit yang diperoleh menjelaskan bahwa

seluruh item hanya mengukur satu faktor yaitu perilaku kepemimpinan pelatih

pada dimensi training and instruction.

Langkah berikutnya adalah menguji validitas masing-masing item sehingga

dapat diketahui apakah item tersebut perlu di drop atau tidak. Dalam hal ini yang

diuji adalah hipotesis nihil (Ho) tentang koefisien muatan faktor item. Pengujian

dilakukan dengan melihat nilai t untuk setiap koefisien muatan faktor seperti pada

tabel 3.10. Pada tabel 3.10 dapat dilihat bahwa seluruh item signifikan dan

bermuatan positif.

Dengan ambang batas koefisien muatan faktor sebesar 0.63. Artinya jika

nilai koefisien muatan faktor pada hasil CFA pertama <0.63 maka item tersebut

akan diabaikan, sementara item yang tersisa akan tetap digunakan dalam

pengujian CFA kedua. Berdasarkan hasil uji CFA pertama pada tabel 3.10

terdapat 2 item pengukuran dimensi training and instruction yang memiliki nilai

koefisien <0.63, yaitu item nomor 1 dan 33, sementara sisanya memiliki nilai

Page 73: PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28771/1/SYAHRIDA... · PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN HUBUNGAN PELATIH.ATLET

58

koefisien >0.63. Dengan hasil ini, maka kedua item tersebut diabaikan, sementara

11 item sisanya akan dilakukan uji CFA kembali.

Tabel 3.10

Muatan Faktor Item Training and Instruction

No item Loading factor Standard error t -value Keterangan

1 0.60 0.07 9.03 √

6 0.69 0.06 11.05 √

11 0.71 0.06 11.30 √

16 0.72 0.06 11.54 √

21 0.65 0.06 10.07 √

26 0.69 0.06 10.99 √

29 0.75 0.06 12.15 √

31 0.77 0.06 12.54 √

33 0.56 0.07 8.44 √

35 0.70 0.06 11.15 √

37 0.77 0.06 12.56 √

39 0.68 0.06 10.57 √

40 0.81 0.06 13.61 √

Keterangan:tanda √ = signifikan (t>1.96) dan tanda X= tidak signifikan (t<1.96)

Setelah melakukan CFA pertama terhadap dimensi dari independent variable,

selanjutnya peneliti melakukan CFA kedua dengan seluruh item yang signifikan

dan memiliki koefisien muatan faktor >0.63. Dari hasil analisis CFA kedua yang

dilakukan terhadap 11 item dengan model satu faktor menunjukkan model tidak

fit dengan nilai Chi-Square=154.66, df=44, P-value=0.00000, RMSEA=0.112.

Peneliti kemudian melakukan modifikasi terhadap model, dimana kesalahan

pengukuran pada beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama lain. Modifikasi

kedua dilakukan sebanyak 8 kali sehingga diperoleh model fit dengan nilai Chi-

Square=43.30, df=36, P-value=0.18783, RMSEA=0.032. Hasil modifikasi model

fit yang diperoleh menjelaskan bahwa seluruh item hanya mengukur satu faktor

yaitu perilaku kepemimpinan pelatih pada dimensi training and instruction.

Page 74: PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28771/1/SYAHRIDA... · PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN HUBUNGAN PELATIH.ATLET

59

2. Perilaku Demokratis

Dari hasil analisis CFA yang dilakukan terhadap 9 item dengan model satu faktor,

menunjukkan model tidak fit dengan nilai Chi-Square=157.23, df=27, P-

value=0.00000, RMSEA=0.156. Peneliti kemudian melakukan modifikasi

terhadap model, dimana kesalahan pengukuran pada beberapa item dibebaskan

berkorelasi satu sama lain. Modifikasi dilakukan sebanyak 12 kali sehingga

diperoleh model fit dengan nilai Chi-Square=22.11, df=15, P-value=0.10503,

RMSEA=0.049. Hasil modifikasi model fit yang diperoleh menjelaskan bahwa

seluruh item hanya mengukur satu faktor yaitu perilaku kepemimpinan pelatih

pada dimensi perilaku demokratis.

Langkah berikutnya adalah menguji validitas masing-masing item sehingga

dapat diketahui apakah item tersebut perlu di drop atau tidak. Dalam hal ini yang

diuji adalah hipotesis nihil (Ho) tentang koefisien muatan faktor item. Pengujian

dilakukan dengan melihat nilai t untuk setiap koefisien muatan faktor seperti pada

tabel 3.11. Pada tabel 3.11 dapat dilihat bahwa seluruh item signifikan dan

bermuatan positif.

Dengan ambang batas koefisien muatan faktor sebesar 0.63. Artinya jika

nilai koefisien muatan faktor pada hasil CFA pertama <0.63 maka item tersebut

akan diabaikan, sementara item yang tersisa akan tetap digunakan dalam

pengujian CFA kedua. Berdasarkan hasil uji CFA pertama pada tabel 3.11

terdapat 6 item pengukuran dimensi perilaku demokratis yang memiliki nilai

koefisien <0.63, yaitu item nomor 7, 17, 22, 27, 34, dan 38, sementara sisanya

Page 75: PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28771/1/SYAHRIDA... · PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN HUBUNGAN PELATIH.ATLET

60

memiliki nilai koefisien >0.63. Dengan hasil ini, maka keenam item tersebut

diabaikan, sementara 3 item sisanya akan dilakukan uji CFA kembali.

Tabel 3.11

Muatan Faktor Item Perilaku Demokratis

No item Loading factor Standard error t -value Keterangan

2 0.63 0.07 9.03 √

7 0.48 0.08 6.03 √

12 0.74 0.07 10.00 √

17 0.55 0.07 7.85 √

22 0.49 0.07 6.86 √

27 0.45 0.08 5.87 √

30 0.78 0.07 11.00 √

34 0.58 0.07 7.18 √

38 0.51 0.07 7.18 √ Keterangan:tanda √ = signifikan (t>1.96) dan tanda X= tidak signifikan (t<1.96)

Setelah melakukan CFA pertama terhadap dimensi dari independent variable,

selanjutnya peneliti melakukan CFA kedua dengan seluruh item yang signifikan

dan memiliki koefisien muatan faktor >0.63. Dari hasil analisis CFA kedua yang

dilakukan terhadap 3 item dengan model satu faktor menunjukkan model fit

dengan nilai Chi-Square=0.00, df=0, P-value=1.00000, RMSEA=0.000. Hasil

model fit yang diperoleh menjelaskan bahwa seluruh item hanya mengukur satu

faktor yaitu perilaku kepemimpinan pelatih pada dimensi perilaku demokratis.

3. Perilaku Autokratis

Dari hasil analisis CFA yang dilakukan terhadap 5 item dengan model satu faktor,

menunjukkan model tidak fit dengan nilai Chi-Square=12.97, df=5, P-

value=0.02364, RMSEA=0.090. Peneliti kemudian melakukan modifikasi

terhadap model, dimana kesalahan pengukuran pada beberapa item dibebaskan

berkorelasi satu sama lain. Modifikasi dilakukan sebanyak 2 kali sehingga

diperoleh model fit dengan nilai Chi-Square=2.63, df=3, P-value=0.45171,

Page 76: PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28771/1/SYAHRIDA... · PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN HUBUNGAN PELATIH.ATLET

61

RMSEA=0.000. Hasil modifikasi model fit yang diperoleh menjelaskan bahwa

seluruh item hanya mengukur satu faktor yaitu perilaku kepemimpinan pelatih

pada dimensi perilaku autokratis.

Langkah berikutnya adalah menguji validitas masing-masing item sehingga

dapat diketahui apakah item tersebut perlu di drop atau tidak. Dalam hal ini yang

diuji adalah hipotesis nihil (Ho) tentang koefisien muatan faktor item. Pengujian

dilakukan dengan melihat nilai t untuk setiap koefisien muatan faktor seperti pada

tabel 3.12. Pada tabel 3.12 dapat dilihat bahwa seluruh item signifikan dan

bermuatan positif.

Dengan ambang batas koefisien muatan faktor sebesar 0.63. Artinya jika

nilai koefisien muatan faktor pada hasil CFA pertama <0.63 maka item tersebut

akan diabaikan, sementara item yang tersisa akan tetap digunakan dalam

pengujian CFA kedua. Berdasarkan hasil uji CFA pertama pada tabel 3.12

terdapat 3 item pengukuran dimensi perilaku autokratis yang memiliki nilai

koefisien <0.63, yaitu item nomor 3, 8 dan 13, sementara sisanya memiliki nilai

koefisien >0.63. Pengecualian diberikan pada item nomor 13 karena memiliki

koefisien muatan faktor paling tinggi diantara dua lainnya. Pengecualian diberikan

agar data dapat diolah dan diwakili oleh sekurang-kurangnya 3 item. Dengan hasil

ini, maka hanya dua item yang diabaikan, sementara 3 item sisanya akan langsung

digunakan dalam analisis regresi.

Setelah melakukan CFA pertama terhadap dimensi dari independent

variable, selanjutnya peneliti melakukan CFA kedua dengan seluruh item yang

signifikan dan memiliki koefisien muatan faktor >0.63.

Page 77: PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28771/1/SYAHRIDA... · PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN HUBUNGAN PELATIH.ATLET

62

Tabel 3.12

Muatan Faktor Item Perilaku Autokratis

No item Loading factor Standard error t -value Keterangan

3 0.33 0.08 4.24 √

8 0.52 0.08 6.86 √

13 0.55 0.07 7.39 √

18 0.84 0.07 11.61 √

23 0.73 0.07 10.10 √ Keterangan:tanda √ = signifikan (t>1.96) dan tanda X= tidak signifikan (t<1.96)

Dari hasil analisis CFA kedua yang dilakukan terhadap 3 item dengan model satu

faktor menunjukkan model fit dengan nilai Chi-Square=0.00, df=0, P-

value=1.00000, RMSEA=0.000. Hasil model fit yang diperoleh menjelaskan

bahwa seluruh item hanya mengukur satu faktor yaitu perilaku kepemimpinan

pelatih pada dimensi perilaku autokratis.

4. Dukungan Sosial

Dari hasil analisis CFA yang dilakukan terhadap 8 item dengan model satu faktor,

menunjukkan model tidak fit dengan nilai Chi-Square=79.43, df=20, P-

value=0.00000, RMSEA=0.122. Peneliti kemudian melakukan modifikasi

terhadap model, dimana kesalahan pengukuran pada beberapa item dibebaskan

berkorelasi satu sama lain. Modifikasi dilakukan sebanyak 5 kali sehingga

diperoleh model fit dengan nilai Chi-Square=20.99, df=15, P-value=0.13719,

RMSEA=0.045. Hasil modifikasi model fit yang diperoleh menjelaskan bahwa

seluruh item hanya mengukur satu faktor yaitu perilaku kepemimpinan pelatih

pada dimensi dukungan sosial.

Langkah berikutnya adalah menguji validitas masing-masing item sehingga

dapat diketahui apakah item tersebut perlu di drop atau tidak. Dalam hal ini yang

diuji adalah hipotesis nihil (Ho) tentang koefisien muatan faktor item. Pengujian

Page 78: PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28771/1/SYAHRIDA... · PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN HUBUNGAN PELATIH.ATLET

63

dilakukan dengan melihat nilai t untuk setiap koefisien muatan faktor seperti pada

tabel 3.13. Pada tabel 3.13 dapat dilihat bahwa seluruh item signifikan dan

bermuatan positif.

Dengan ambang batas koefisien muatan faktor sebesar 0.63. Artinya jika

nilai koefisien muatan faktor pada hasil CFA pertama <0.63 maka item tersebut

akan diabaikan, sementara item yang tersisa akan tetap digunakan dalam

pengujian CFA kedua. Berdasarkan hasil uji CFA pertama pada tabel 3.13

terdapat 3 item pengukuran dimensi dukungan sosial yang memiliki nilai

koefisien <0.63, yaitu item nomor 4, 9 dan 36, sementara sisanya memiliki nilai

koefisien >0.63. Dengan hasil ini, maka ketiga item tersebut diabaikan, sementara

5 item sisanya akan dilakukan uji CFA kembali.

Tabel 3.13

Muatan Faktor Item Dukungan Sosial

No item Loading factor Standard error t -value Keterangan

4 0.45 0.07 6.00 √

9 0.50 0.07 6.77 √

14 0.70 0.07 10.23 √

19 0.68 0.07 9.75 √

24 0.64 0.07 9.15 √

28 0.65 0.07 9.43 √

32 0.74 0.07 10.83 √

36 0.26 0.08 3.23 √ Keterangan:tanda √ = signifikan (t>1.96) dan tanda X= tidak signifikan (t<1.96)

Setelah melakukan CFA pertama terhadap dimensi dari independent variable,

selanjutnya peneliti melakukan CFA kedua dengan seluruh item yang signifikan

dan memiliki koefisien muatan faktor >0.63. Dari hasil analisis CFA kedua yang

dilakukan terhadap 5 item dengan model satu faktor menunjukkan model fit

dengan nilai Chi-Square=6.64, df=5, P-value=0.24853, RMSEA=0.041. Hasil

Page 79: PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28771/1/SYAHRIDA... · PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN HUBUNGAN PELATIH.ATLET

64

model fit yang diperoleh menjelaskan bahwa seluruh item hanya mengukur satu

faktor yaitu perilaku kepemimpinan pelatih pada dimensi dukungan sosial.

5. Umpan Balik Positif

Dari hasil analisis CFA yang dilakukan terhadap 5 item dengan model satu faktor,

menunjukkan model fit dengan nilai Chi-Square=9.41, df=5, P-value=0.09376,

RMSEA=0.067. Hasil model fit yang diperoleh menjelaskan bahwa seluruh item

hanya mengukur satu faktor yaitu perilaku kepemimpinan pelatih pada dimensi

umpan balik positif.

Langkah berikutnya adalah menguji validitas masing-masing item sehingga

dapat diketahui apakah item tersebut perlu di drop atau tidak. Dalam hal ini yang

diuji adalah hipotesis nihil (Ho) tentang koefisien muatan faktor item. Pengujian

dilakukan dengan melihat nilai t untuk setiap koefisien muatan faktor seperti pada

tabel 3.14. Pada tabel 3.14 dapat dilihat bahwa seluruh item signifikan dan

bermuatan positif.

Dengan ambang batas koefisien muatan faktor sebesar 0.63. Artinya jika

nilai koefisien muatan faktor pada hasil CFA pertama <0.63 maka item tersebut

akan diabaikan, sementara item yang tersisa akan tetap digunakan dalam

pengujian CFA kedua. Berdasarkan hasil uji CFA pertama pada tabel 3.14

terdapat 1 item pengukuran dimensi umpan balik positif yang memiliki nilai

koefisien <0.63, yaitu item nomor 5, sementara sisanya memiliki nilai koefisien

>0.63. Dengan hasil ini, maka kedua item tersebut diabaikan, sementara 4 item

sisanya akan dilakukan uji CFA kembali.

Page 80: PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28771/1/SYAHRIDA... · PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN HUBUNGAN PELATIH.ATLET

65

Tabel 3.14

Muatan Faktor Item Umpan Balik Positif

No item Loading factor Standard error t -value Keterangan

5 0.47 0.07 6.41 √

10 0.78 0.07 11.98 √

15 0.72 0.07 10.48 √

20 0.76 0.07 11.68 √

25 0.67 0.07 9.77 √ Keterangan:tanda √ = signifikan (t>1.96) dan tanda X= tidak signifikan (t<1.96)

Setelah melakukan CFA pertama terhadap dimensi dari independent variable,

selanjutnya peneliti melakukan CFA kedua dengan seluruh item yang signifikan

dan memiliki koefisien muatan faktor >0.63. Dari hasil analisis CFA kedua yang

dilakukan terhadap 4 item dengan model satu faktor menunjukkan model tidak fit

dengan nilai Chi-Square=6.89, df=2, P-value=0.03184, RMSEA=0.111. Peneliti

kemudian melakukan modifikasi terhadap model, dimana kesalahan pengukuran

pada beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama lain. Modifikasi dilakukan

sebanyak 1 kali sehingga diperoleh model fit dengan nilai Chi-Square=1.84, df=1,

P-value=0.17554, RMSEA=0.065. Hasil modifikasi model fit yang diperoleh

menjelaskan bahwa seluruh item hanya mengukur satu faktor yaitu perilaku

kepemimpinan pelatih pada dimensi umpan balik positif.

3.9.Uji Validitas Konstruk Skala Hubungan Pelatih-Atlet

Skala ini memiliki tiga dimensi, yaitu kedekatan emosional, komitmen, dan

perilaku komplementer.

1. Kedekatan Emosional

Dari hasil analisis CFA yang dilakukan terhadap 5 item dengan model satu faktor,

menunjukkan model tidak fit dengan nilai Chi-Square=193.05, df=20, P-

value=0.00000, RMSEA=0.209. Peneliti kemudian melakukan modifikasi

Page 81: PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28771/1/SYAHRIDA... · PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN HUBUNGAN PELATIH.ATLET

66

terhadap model, dimana kesalahan pengukuran pada beberapa item dibebaskan

berkorelasi satu sama lain. Modifikasi dilakukan sebanyak 10 kali sehingga

diperoleh model fit dengan nilai Chi-Square=22.11, df=15, P-value=0.10503,

RMSEA=0.049..Hasil modifikasi model fit yang diperoleh menjelaskan bahwa

seluruh item hanya mengukur satu faktor yaitu hubungan pelatih-atlet pada

dimensi kedekatan emosional.

Langkah berikutnya adalah menguji validitas masing-masing item sehingga

dapat diketahui apakah item tersebut perlu di drop atau tidak. Dalam hal ini yang

diuji adalah hipotesis nihil (Ho) tentang koefisien muatan faktor item. Pengujian

dilakukan dengan melihat nilai t untuk setiap koefisien muatan faktor seperti pada

tabel 3.15. Pada tabel 3.15 dapat dilihat bahwa seluruh item signifikan dan

bermuatan positif.

Dengan ambang batas koefisien muatan faktor sebesar 0.63. Artinya jika

nilai koefisien muatan faktor pada hasil CFA pertama <0.63 maka item tersebut

akan diabaikan, sementara item yang tersisa akan tetap digunakan dalam

pengujian CFA kedua. Berdasarkan hasil uji CFA pertama pada tabel 3.15

terdapat 2 item pengukuran dimensi kedekatan emosional yang memiliki nilai

koefisien <0.63, yaitu item nomor 13 dan 15, sementara sisanya memiliki nilai

koefisien >0.63. Dengan hasil ini, maka kedua item tersebut diabaikan, sementara

6 item sisanya akan dilakukan uji CFA kembali.

Setelah melakukan CFA pertama terhadap dimensi dari independent

variable, selanjutnya peneliti melakukan CFA kedua dengan seluruh item yang

signifikan dan memiliki koefisien muatan faktor >0.63. Dari hasil analisis CFA

Page 82: PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28771/1/SYAHRIDA... · PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN HUBUNGAN PELATIH.ATLET

67

kedua yang dilakukan terhadap 6 item dengan model satu faktor menunjukkan

model tidak fit dengan nilai Chi-Square=96.18, df=9, P-value=0.00000,

RMSEA=0.221. Peneliti kemudian melakukan modifikasi terhadap model, dimana

kesalahan pengukuran pada beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama lain.

Modifikasi kedua dilakukan sebanyak 5 kali sehingga diperoleh model fit dengan

nilai Chi-Square=5.02, df=4, P-value=0.28480, RMSEA=0.036. Hasil modifikasi

model fit yang diperoleh menjelaskan bahwa seluruh item hanya mengukur satu

faktor yaitu hubungan pelatih-atlet pada dimensi kedekatan emosional.

Tabel 3.15

Muatan Faktor Item Kedekatan Emosional

No item Loading factor Standard error t -value Keterangan

1 0.75 0.06 11.85 √

4 0.75 0.06 12.23 √

7 0.63 0.07 9.58 √

8 0.78 0.06 12.63 √

13 0.59 0.07 8.78 √

15 0.57 0.07 8.11 √

18 0.91 0.06 16.03 √

20 0.77 0.06 12.34 √

Keterangan:tanda √ = signifikan (t>1.96) dan tanda X= tidak signifikan (t<1.96)

2. Komitmen

Dari hasil analisis CFA yang dilakukan terhadap 5 item dengan model satu faktor,

menunjukkan model tidak fit dengan nilai Chi-Square=42.48, df=9, P-

value=0.00000, RMSEA=0.137. Peneliti kemudian melakukan modifikasi

terhadap model, dimana kesalahan pengukuran pada beberapa item dibebaskan

berkorelasi satu sama lain. Modifikasi dilakukan sebanyak 2 kali sehingga

diperoleh model fit dengan nilai Chi-Square=10.77, df=7, P-value=0.14904,

RMSEA=0.052. Hasil modifikasi model fit yang diperoleh menjelaskan bahwa

Page 83: PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28771/1/SYAHRIDA... · PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN HUBUNGAN PELATIH.ATLET

68

seluruh item hanya mengukur satu faktor yaitu hubungan pelatih-atlet pada

dimensi komitmen.

Langkah berikutnya adalah menguji validitas masing-masing item sehingga

dapat diketahui apakah item tersebut perlu di drop atau tidak. Dalam hal ini yang

diuji adalah hipotesis nihil (Ho) tentang koefisien muatan faktor item. Pengujian

dilakukan dengan melihat nilai t untuk setiap koefisien muatan faktor seperti pada

tabel 3.16. Pada tabel 3.16 dapat dilihat bahwa seluruh item signifikan dan

bermuatan positif.

Tabel 3.16

Muatan Faktor Item Komitmen

No item Loading factor Standard error t -value Keterangan

2 0.74 0.06 11.49 √

9 0.61 0.07 8.84 √

10 0.84 0.06 13.60 √

12 0.79 0.06 12.53 √

16 0.63 0.07 9.28 √

21 0.68 0.07 9.85 √ Keterangan:tanda √ = signifikan (t>1.96) dan tanda X= tidak signifikan (t<1.96)

Menggunakan ambang batas koefisien muatan faktor sebesar 0.63. Artinya

jika nilai koefisien muatan faktor pada hasil CFA pertama <0.63 maka item

tersebut akan diabaikan, sementara item yang tersisa akan tetap digunakan dalam

pengujian CFA kedua. Berdasarkan hasil uji CFA pertama pada tabel 3.16

terdapat 1 item pengukuran dimensi komitmen yang memiliki nilai koefisien

<0.63, yaitu item nomor 9, sementara sisanya memiliki nilai koefisien >0.63.

Dengan hasil ini, maka item tersebut diabaikan, sementara 5 item sisanya akan

dilakukan uji CFA kembali.

Page 84: PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28771/1/SYAHRIDA... · PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN HUBUNGAN PELATIH.ATLET

69

Setelah melakukan CFA pertama terhadap dimensi dari independent

variable, selanjutnya peneliti melakukan CFA kedua dengan seluruh item yang

signifikan dan memiliki koefisien muatan faktor >0.63. Dari hasil analisis CFA

kedua yang dilakukan terhadap 5 item dengan model satu faktor menunjukkan

model tidak fit dengan nilai Chi-Square=13.63, df=5, P-value=0.01817,

RMSEA=0.093. Peneliti kemudian melakukan modifikasi terhadap model, dimana

kesalahan pengukuran pada beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama lain.

Modifikasi dilakukan sebanyak 1 kali sehingga diperoleh model fit dengan nilai

Chi-Square=4.48, df=4, P-value=0.34544, RMSEA=0.024. Hasil modifikasi

model fit yang diperoleh menjelaskan bahwa seluruh item hanya mengukur satu

faktor yaitu hubungan pelatih-atlet pada dimensi komitmen.

3. Perilaku Komplementer

Dari hasil analisis CFA yang dilakukan terhadap 8 item dengan model satu faktor,

menunjukkan model tidak fit dengan nilai Chi-Square=141.70, df=20, P-

value=0.00000, RMSEA=0.175. Peneliti kemudian melakukan modifikasi

terhadap model, dimana kesalahan pengukuran pada beberapa item dibebaskan

berkorelasi satu sama lain. Modifikasi dilakukan sebanyak 7 kali sehingga

diperoleh model fit dengan nilai Chi-Square=15.80, df=13, P-value=0.26031,

RMSEA=0.033. Hasil modifikasi model fit yang diperoleh menjelaskan bahwa

seluruh item hanya mengukur satu faktor yaitu hubungan pelatih-atlet pada

dimensi perilaku komplementer.

Langkah berikutnya adalah menguji validitas masing-masing item sehingga

dapat diketahui apakah item tersebut perlu di drop atau tidak. Dalam hal ini yang

Page 85: PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28771/1/SYAHRIDA... · PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN HUBUNGAN PELATIH.ATLET

70

diuji adalah hipotesis nihil (Ho) tentang koefisien muatan faktor item. Pengujian

dilakukan dengan melihat nilai t untuk setiap koefisien muatan faktor seperti pada

tabel 3.17. Pada tabel 3.17 dapat dilihat bahwa seluruh item signifikan dan

bermuatan positif.

Dengan ambang batas koefisien muatan faktor sebesar 0.63. Artinya jika

nilai koefisien muatan faktor pada hasil CFA pertama <0.63 maka item tersebut

akan diabaikan, sementara item yang tersisa akan tetap digunakan dalam

pengujian CFA kedua. Berdasarkan hasil uji CFA pertama pada tabel 3.17, bahwa

seluruh item memiliki nilai koefisien >0.63. Dengan hasil ini, maka seluruh item

akan tetap digunakan dan tidak dilakukan uji CFA kembali.

Tabel 3.17

Muatan Faktor Item Perilaku komplementer

No item Loading factor Standard error t -value Keterangan

3 0.82 0.06 13.23 √

5 0.71 0.06 11.14 √

6 0.70 0.06 11.19 √

11 0.77 0.06 12.42 √

14 0.78 0.06 12.94 √

17 0.70 0.06 10.85 √

19 0.66 0.06 10.18 √

22 0.81 0.06 13.46 √

3.9. Prosedur Pengumpulan Data

Penelitian ini berjalan dengan tiga tahapan prosedur penelitian, yaitu tahapan

persiapan, pelaksanaan penelitian, dan pengolahan data.

1) Persiapan

Dimulai dengan perumusan masalah, menentukan variabel yang akan diteliti,

melakukan kajian teori untuk mendapatkan gambaran dan penjelasan yang

Page 86: PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28771/1/SYAHRIDA... · PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN HUBUNGAN PELATIH.ATLET

71

tepat tentang variabel penelitian. Kemudian menentukan, menyusun dan

menyiapkan alat ukur yang akan digunakan.

2) Pelaksanaan penelitian

Penelitian dilaksanakan pada tanggal 27 Maret 2013 di klub sepakbola

Universitas Negeri Jakarta, dengan sampel sebanyak 60 atlet sepakbola.

Penelitian selanjutnya dilaksanakan pada tanggal 31 Maret 2013 di klub

sepakbola Bina Taruna dengan sampel sebanyak 50 atlet sepakbola. Penelitian

selanjutnya dilaksanakan pada tanggal 2 April 2013 di URAKAN FC, dengan

sampel sebanyak 50 atlet sepakbola.. Penelitian selanjutnya dilaksanakan pada

tanggal 2 April 2013 di PS ABC Wirayudha, dengan sampel sebanyak 40 atlet

sepakbola.

3) Pengolahan data

Untuk setiap variabel penelitian peneliti menghitung true skor (faktor skor)

dengan menggunakan CFA. Dalam hal ini hanya item yang tidak didrop yang

akan dianalisis dalam perhitungan faktor skor.

3.10. Metode Analisa Data

Untuk melihat pengaruh independent variable terhadap dependent variable,

peneliti menggunakan analisis regresi berganda. Paling tidak ada empat tahap

yang akan dilakukan untuk melihat pengaruh variabel independen terhadap

variabel dependen (Pedhazur, 1997). Pertama, peneliti menghitung konstanta (a,

b1, b2,...,bk) dari persamaan regresi Y’ = a + b1X1 + b2X2 +...+ bkXk. Dengan

begitu peneliti dapat menggunakan variabel penelitian untuk memprediksi Y

partisipan. Kedua, peneliti akan menghitung proporsi varian dari ketangguhan

Page 87: PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28771/1/SYAHRIDA... · PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN HUBUNGAN PELATIH.ATLET

72

mental yang dapat dijelaskan oleh independent variable yang diteliti, yaitu R2.

Ketiga, peneliti akan menguji signifikansi dari hasil yang didapat. Jadi peneliti

dapat mengetahui apakah regresi dari ketangguhan mental atas delapan variabel

signifikan secara statistik. Peneliti juga dapat mengetahui apakah koefisien regresi

(b) dari persamaan regresi secara statistik berbeda dari nol. Terakhir, peneliti

dapat menentukan relativitas pentingnya setiap variabel independen dalam

menjelaskan ketangguhan mental. Berikut penjelasan secara singkat dari empat

langkah tersebut.

Pertama membuat persamaan regresi dari ketangguhan mental. Berikut

persamaan regresi tersebut:

Y = a + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3 + b4 X4 + b5 X5 + b6 X6 + b7 X7+ b8 X8 + e

Dengan dependent variabel ketangguhan mental, dan independent variable

training and instruction, perilaku demokratis, perilaku autokratis, dukungan

sosial, umpan balik positif, kedekatan emosional, komitmen, dan perilaku

komplementer maka penjelasan persamaan regresi di atas sebagai berikut:

Y’= ketangguhan mental

a = konstanta/intersep

b = koefisien regresi masing-masing independent variable

X1 = training and instruction

X2 = perilaku demokratis

X3 = perilaku autokratis

X4 = dukungan sosial

X5 = umpan balik positif

X6 = kedekatan emosional

X7 = komitmen

X8 = perilaku komplementer

e= error

Langkah kedua yaitu peneliti menghitung proporsi varian yang dapat

dijelaskan oleh delapan variabel independen (R2). R

2 atau squared multiple

correlation coefficient bernilai antara 0 hingga 1. Ketika R2 dikali dengan 100,

Page 88: PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28771/1/SYAHRIDA... · PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN HUBUNGAN PELATIH.ATLET

73

peneliti mendapatkan presentase varian dari ketangguhan mental yang dapat

dijelaskan oleh delapan variabel independen. Rumus dari R2 ialah sebagai berikut:

R2 =

SS reg

SS y

Ketiga, peneliti melakukan uji signifikan. Paling tidak ada tiga uji

signifikan yang akan dilakukan pada penelitian ini. Yang pertama ialah uji

signifikan dari R2. R

2 diuji signifikannya dengan uji F. Berikutnya ialah uji

signifikan dari koefisien regresi atas setiap variabel independen. Koefisien regresi

diuji dengan uji t. Yang terakhir ialah uji dari kenaikan proporsi varian yang dapat

dijelaskan atau R2 change.

Keempat, peneliti ingin mengetahui variabel independen yang memiliki

pengaruh paling signifikan terhadap variabel dependen diantara variabel lain yang

diteliti. Ada dua cara yang peneliti lakukan untuk dapat mengetahui hal tersebut,

yaitu dengan melihat standardized coefficient regression (atau beda), dan

pertambahan (increments) proporsi varian yang dapat dijelaskan atau R2 change.

Page 89: PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28771/1/SYAHRIDA... · PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN HUBUNGAN PELATIH.ATLET

74

BAB IV

HASIL PENELITIAN

Dalam bab empat ini peneliti akan memaparkan tentang gambaran umum subjek

penelitian, deskripsi statistik hasil penelitian, kategorisasi variabel penelitian,

serta pengujian hipotesis penelitian.

4.1 Gambaran Umum Sampel Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah atlet sepakbola yang berlatih di klub sepakbola

Bina Taruna sebanyak 50 atlet, klub sepakbola P.S. ABC Wirayudha sebanyak 40

atlet, klub sepakbola URAKAN FC sebanyak 50 atlet dan klub sepakbola

Universitas Negeri Jakarta sebanyak 60 atlet sehingga total keseluruhan subjek

dalam penelitian ini berjumlah 200 atlet. Perbedaan jumlah subjek karena

terdapat perbedaan jumlah pemain yang berlatih pada masing-masing klub.

Data yang disajikan berdasarkan subjek penelitian dan tidak berdasarkan

klub sepakbola yang berpartisipasi. Hal ini dikarenakan penelitian ini tidak

bertujuan untuk melakukan perbandingan antar klub sepakbola yang

berpartisipasi dalam penelitian. Di bawah ini akan dijelaskan gambaran subjek

penelitian berdasarkan usia dan waktu latihan di klub sepakbola yang dapat

dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.1

Gambaran Subjek Berdasarkan Usia dan Waktu Latihan

Berdasarkan tabel 4.1 dapat dilihat bahwa usia terendah atlet dalam penelitian ini

adalah 15 tahun dan usia tertinggi adalah 17 tahun dengan rata-rata usia 19.93

N Minimum Maximum Mean

Usia 200 15 25 19.93

Waktu Latihan 200 1 17 6.49

Page 90: PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28771/1/SYAHRIDA... · PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN HUBUNGAN PELATIH.ATLET

75

tahun (dibulatkan menjadi 20 tahun). Waktu latihan merupakan rentang waktu

atlet berlatih sepakbola. Berdasarkan tabel 4.1, atlet dengan waktu latihan paling

cepat selama 1 tahun dan atlet dengan waktu latihan terlama selama 17 tahun

dengan rata-rata waktu latihan 6.49 tahun. Artinya rata-rata atlet telah berlatih

sepakbola selama 6.49 tahun. Pada tabel 4.2 berikut akan dijelaskan gambaran

subjek penelitian berdasarkan intensitas latihan.

Tabel 4.2

Gambaran Subjek Berdasarkan Intensitas Latihan

Berdasarkan tabel 4.2 dapat dilihat bahwa atlet dengan intensitas latihan “4x

seminggu” sebanyak 126 atlet atau 63% dari total subjek. Atlet dengan intensitas

latihan “>4x seminggu” sebanyak 20 atlet atau 10% dari total subjek. Sementara

54 atlet atau 27% dari total subjek memiliki intensitas latihan yang bervariasi

diluar kedua pilihan tersebut. Pada tabel 4.3 berikut akan dijelaskan gambaran

subjek penelitian berdasarkan profesi, status pemain dan prestasi tertinggi.

Tabel 4.3

Gambaran Subjek Berdasarkan Profesi, Status Pemain dan Prestasi

Tertinggi

Frekuensi Persentase

Profesi

Pelajar/Mahasiswa 192 96.0

Karyawan 3 1.5

Lainnya 5 2.5

Status Pemain

Pemula 67 33.5

Amatir 102 51.0

Semi-Profesional 27 13.5

Profesional 4 2.0

Prestasi Tertinggi

Universitas 55 27.5

Lokal 84 42.0 Regional 34 17.0

Nasional 27 13.5

Frekuensi Persentase

4x Seminggu 126 63.0

>4x Seminggu 20 10.0

Lainnya 54 27.0

Page 91: PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28771/1/SYAHRIDA... · PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN HUBUNGAN PELATIH.ATLET

76

Berdasarkan tabel 4.3 dapat dilihat bahwa 192 atlet atau 96% dari total subjek

berprofesi sebagai “Pelajar/Mahasiswa”. Atlet yang berprofesi sebagai

“Karyawan” sebanyak 3 atlet atau 1.5% dari total subjek. Sementara 2.5% dari

total subjek atau sebanyak 5 atlet berprofesi diluar profesi yang disebutkan.

Status pemain merupakan identitas kualifikasi atlet dalam sebuah cabang

olahraga. Dalam penelitian ini terdapat 67 atlet atau 33.5% dari total subjek

merupakan atlet yang berstatus “Pemula”. Atlet dengan status “Amatir” sebanyak

102 atlet atau 51% dari total subjek. Sementara 13.5% dari total subjek atau 27

atlet berstatus “Semi-Profesional”dan2% dari total subjek atau sebanyak 4 atlet

berstatus “Profesional”.

Prestasi tertinggi merupakan tingkat kompetisi tertinggi yang pernah diikuti

oleh atlet dalam suatu cabang olahraga. Dalam penelitian ini terdapat 55 atlet atau

27.5% dari total subjek berpartisipasi dalam kompetisi tingkat “Universitas”.

Atlet yang berpartisipasi dalam kompetisi tingkat “Lokal” sebanyak 84 atlet atau

42% dari total subjek. Sementara 17% dari total subjek atau 34 atlet berpartisipasi

dalam kompetisi tingkat “Regional” dan 13.5% dari total subjek atau sebanyak 27

atlet berpartisipasi dalam kompetisi tingkat “Nasional”.

4.2 Deskripsi Statistik Hasil Penelitian

Skor yang digunakan dalam analisis statistik pada penelitian ini merupakan skor

murni (t-score) yang merupakan hasil dari konversi raw score. Konversi ini

dilakukan untuk memudahkan peneliti dalam melakukan perbandingan antar skor

hasil penelitian setiap variabel yang diteliti, dengan demikian seluruh raw score

setiap variabel harus diletakkan pada platform yang sama. Untuk memperoleh

Page 92: PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28771/1/SYAHRIDA... · PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN HUBUNGAN PELATIH.ATLET

77

Tscore= (10 × skor faktor) + 50

deskripsi statistik, peneliti menghitung setiap item yang valid dan bermuatan

positif sehingga diperoleh skor faktor. Skor faktor tersebut dihitung untuk

menghindari bias dari kesalahan perngukuran. Jadi, penghitungan skor faktor

bukan merupakan penjumlahan tiap item variabel seperti pada umumnya, namun

dengan menghitung true score pada tiap skala. Skor faktor yang dianalisis

merupakan skor faktor yang bermuatan positif dan signifikan.

Setelah memperoleh skor faktor yang telah diubah menjadi Tscore,

nilai baku ini kemudian akan dianalisis dalam uji hipotesis korelasi dan regresi.

Hal yang sama berlaku untuk seluruh variabel pada penelitian ini. Skor tersebut

dapat dilihat pada tabel 4.4.

Tabel 4.4

Deskripsi Statistik Variabel Penelitian

N Minimum Maximum Mean Std.

Deviation

Ketangguhan Mental 200 -0.66 65.72 50.0000 9.67290

Training & Instruction 200 11.89 65.68 50.0000 9.46207

Perilaku Demokratis 200 28.31 66.47 50.0000 8.44991

Perilaku Autokratis 200 37.98 70.89 50.0000 8.55127

Dukungan Sosial 200 19.72 65.29 50.0000 8.85650

Umpan Balik Positif 200 20.72 65.29 50.0000 8.81234

Kedekatan Emosional 200 14.98 63.68 50.0000 9.27110

Komitmen 200 16.22 66.62 50.0000 9.12850

Perilaku Komplementer 200 11.84 64.14 50.0000 9.31075

Valid N (listwise) 200

Pada tabel 4.4 dapat diketahui skor dari training & instruction terendah 11.89 dan

skor tertinggi 65.68 dengan standar deviasi 9.46207. Skor perilaku demokratis

terendah 28.31 dan skor tertinggi 66.47 dengan standar deviasi 8.44991. Skor

perilaku autokratis terendah 37.98 dan skor tertinggi 70.89 dengan standar deviasi

8.55127. Skor dukungan sosial terendah 19.72 dan skor tertinggi 65.29 dengan

Page 93: PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28771/1/SYAHRIDA... · PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN HUBUNGAN PELATIH.ATLET

78

standar deviasi 8.85650. Skor umpan balik positif terendah 20.72 dan skor

tertinggi 65.29 dengan standar deviasi 8.81234. Skor terendah kedekatan

emosional 14.98 dan skor tertinggi 63.68 dengan standar deviasi 9.27110. Skor

terendah komitmen 16.22 dan skor tertinggi 66.62 dengan standar deviasi

9.12850. Skor terendah compelementarity 11.84 dan skor tertinggi 64.14 dengan

standar deviasi 9.31075. Terakhir, skor terendah ketangguhan mental -0.66 dan

skor tertinggi 65.72 dengan standar deviasi 9.67290 dengan nilai rata-rata dari

seluruh variabel sebesar 50.

Data skor ketangguhan mental, training & instruction, perilaku

demokratis, perilaku autokratis, dukungan sosial, umpan balik positif, kedekatan

emosional, komitmen dan perilaku komplementer diperoleh melalui angket yang

didistribusikan oleh peneliti kepada responden. Dengan data skor yang dimiliki,

peneliti kemudian membuat kategorisasi responden untuk menentukan jumlah

responden pada tiap variabel yang terbagi dalam tiga kategori yaitu tinggi,

sedang, dan rendah.

4.3 Kategorisasi Skor Variabel

Kategorisasi responden bertujuan untuk menempatkan individu kedalam

kelompok yang terpisah secara berjenjang menurut suatu kontinum berdasarkan

atribut yang diukur. Kontinum berjenjang yang akan peneliti gunakan dalam

kategorisasi variabel penelitian terdiri dari kategori tinggi hingga kategori rendah.

Sebelum melakukan pengelompokan setiap variabel berdasarkan kategori tinggi,

sedang, dan rendah. Peneliti terlebih dahulu menetapkan norma dari skor dengan

Page 94: PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28771/1/SYAHRIDA... · PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN HUBUNGAN PELATIH.ATLET

79

menggunakan nilai mean dan standar deviasi pada tabel 4.4 dan berlaku pada

seluruh variabel. Norma skor tersebut digambarkan dalam tabel 4.5 berikut.

Tabel 4.5

Norma Skor Variabel Kategori Rumus

Tinggi X>M+1SD

Sedang M-1SD ≤ X ≤ M+1SD

Rendah X≤M-1SD

Setelah norma kategorisasi tersebut diperoleh, selanjutnya akan dijelaskan

perolehan nilai persentase kategorisasi untuk variabel ketangguhan mental,

training & instruction, perilaku demokratis, perilaku autokratis, dukungan sosial,

umpan balik positif, kedekatan emosional, komitmen dan perilaku komplementer.

4.3.1 Kategorisasi Skor Ketangguhan Mental

Berdasarkan data hasil kategorisasi ketangguhan mental, dapat dilihat bahwa atlet

yang memiliki ketangguhan mental dalam kategori tinggi sebanyak 16.5% atau

33 atlet, atlet yang memiliki ketangguhan mental kategori sedang sebanyak

72.5% atau 145 atlet, sementara atlet yang memiliki ketangguhan mental kategori

rendah sebesar 11% atau 22 atlet. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa

atlet yang memiliki ketangguhan mental dalam kategori sedang merupakan yang

terbesar dengan 145 atlet atau 72.5% dari total subjek. Kategorisasi skor

ketangguhan mental dapat dilihat pada tabel 4.6 berikut:

Tabel 4.6

Kategorisasi Skor Ketangguhan Mental Kategorisasi N Persentase

Tinggi 33 16.5%

Sedang 145 72.5%

Rendah 22 11%

Page 95: PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28771/1/SYAHRIDA... · PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN HUBUNGAN PELATIH.ATLET

80

4.3.2 Kategorisasi Skor Training & Instruction

Berdasarkan data hasil kategorisasi training & instruction, dapat dilihat bahwa

atlet dengan persepsi aktual terhadap perilaku training & instruction pelatih

dalam kategori tinggi sebanyak 14% atau 28 atlet, atlet dengan persepsi aktual

terhadap perilaku training & instruction pelatih kategori sedang sebanyak 72.5%

atau 145 atlet, sementara atlet dengan persepsi aktual terhadap perilaku training

& instruction pelatih kategori rendah sebesar 13.5% atau 27 atlet. Dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa atlet dengan persepsi aktual terhadap perilaku

training & instruction pelatih dalam kategori sedang merupakan yang terbesar

dengan 145 atlet atau 72.5% dari total subjek. Kategorisasi skor training &

instruction dapat dilihat pada tabel 4.7 berikut:

Tabel 4.7

Kategorisasi Skor Training & Instruction Kategorisasi N Persentase

Tinggi 28 14% Sedang 145 72.5% Rendah 27 13.5%

4.3.3 Kategorisasi Skor Perilaku Demokratis

Berdasarkan data hasil kategorisasi perilaku demokratis, dapat dilihat bahwa atlet

dengan persepsi aktual terhadap perilaku perilaku demokratis pelatih dalam

kategori tinggi sebanyak 10.5% atau 21 atlet, atlet dengan persepsi aktual

terhadap perilaku perilaku demokratis pelatih kategori sedang sebanyak 80% atau

160 atlet, sementara atlet dengan persepsi aktual terhadap perilaku perilaku

demokratis pelatih kategori rendah sebesar 9.5% atau 19 atlet. Dengan demikian

dapat disimpulkan bahwa atlet dengan persepsi aktual terhadap perilaku perilaku

demokratis pelatih dalam kategori sedang merupakan yang terbesar dengan 160

Page 96: PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28771/1/SYAHRIDA... · PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN HUBUNGAN PELATIH.ATLET

81

atlet atau 80% dari total subjek. Kategorisasi skor perilaku demokratis dapat

dilihat pada tabel 4.8 berikut.

Tabel 4.8

Kategorisasi Skor Perilaku Demokratis Kategorisasi N Persentase

Tinggi 21 10.5% Sedang 160 80% Rendah 19 9.5%

4.3.4 Kategorisasi Skor Perilaku Autokratis

Berdasarkan data hasil kategorisasi perilaku autokratis, dapat dilihat bahwa atlet

dengan persepsi aktual terhadap perilaku perilaku autokratis pelatih dalam

kategori tinggi sebanyak 7.5% atau 15 atlet, atlet dengan persepsi aktual terhadap

perilaku perilaku autokratis pelatih kategori sedang sebanyak 85% atau 170 atlet,

sementara atlet dengan persepsi aktual terhadap perilaku perilaku autokratis

pelatih kategori rendah sebesar 7.5% atau 15 atlet. Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa atlet dengan persepsi aktual terhadap perilaku perilaku

autokratis pelatih dalam kategori sedang merupakan yang terbesar dengan 170

atlet atau 85% dari total subjek. Kategorisasi skor perilaku autokratis dapat dilihat

pada tabel 4.9 berikut:

Tabel 4.9

Kategorisasi Skor Perilaku Autokratis Kategorisasi N Persentase

Tinggi 15 7.5% Sedang 170 85% Rendah 15 7.5%

4.3.5 Kategorisasi Skor Dukungan Sosial

Berdasarkan data hasil kategorisasi dukungan sosial, dapat dilihat bahwa atlet

dengan persepsi aktual terhadap perilaku dukungan sosial pelatih dalam kategori

tinggi sebanyak 15.5% atau 31 atlet, atlet dengan persepsi aktual terhadap

Page 97: PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28771/1/SYAHRIDA... · PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN HUBUNGAN PELATIH.ATLET

82

perilaku dukungan sosial pelatih kategori sedang sebanyak 69.5% atau 139 atlet,

sementara atlet dengan persepsi aktual terhadap perilaku dukungan sosial pelatih

kategori rendah sebesar 15% atau 30 atlet. Dengan demikian dapat disimpulkan

bahwa atlet dengan persepsi aktual terhadap perilaku dukungan sosial pelatih

dalam kategori sedang merupakan yang terbesar dengan 139 atlet atau 69.5% dari

total subjek. Kategorisasi skor dukungan sosial dapat dilihat pada tabel 4.10

berikut:

Tabel 4.10

Kategorisasi Skor Dukungan Sosial

Kategorisasi N Persentase

Tinggi 31 15.5%

Sedang 139 69.5%

Rendah 30 15%

4.3.6 Kategorisasi Skor Umpan Balik Positif

Berdasarkan data hasil kategorisasi umpan balik positif, dapat dilihat bahwa atlet

dengan persepsi aktual terhadap perilaku umpan balik positif pelatih dalam

kategori tinggi sebanyak 13% atau 26 atlet, atlet dengan persepsi aktual terhadap

perilaku umpan balik positif pelatih kategori sedang sebanyak 74% atau 148 atlet,

sementara atlet dengan persepsi aktual terhadap perilaku umpan balik positif

pelatih kategori rendah sebesar 13% atau 26 atlet. Kategorisasi skor umpan balik

positif dapat dilihat pada tabel 4.11 berikut:

Tabel 4.11

Kategorisasi Skor Umpan Balik Positif Kategorisasi N Persentase

Tinggi 26 13% Sedang 148 74% Rendah 26 13%

Page 98: PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28771/1/SYAHRIDA... · PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN HUBUNGAN PELATIH.ATLET

83

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa atlet dengan persepsi aktual terhadap

perilaku umpan balik positif pelatih dalam kategori sedang merupakan yang

terbesar dengan 148 atlet atau 74% dari total subjek.

4.3.7 Kategorisasi Skor Kedekatan Emosional

Berdasarkan data hasil kategorisasi kedekatan emosional, dapat dilihat bahwa

atlet yang memiliki hubungan kedekatan emosional dengan pelatih dalam

kategori tinggi sebanyak 19.5% atau 39 atlet, atlet yang memiliki hubungan

kedekatan emosional dengan pelatih kategori sedang sebanyak 70.5% atau 141

atlet, sementara atlet yang memiliki hubungan kedekatan emosional dengan

pelatih kategori rendah sebesar 10% atau 20 atlet. Dapat disimpulkan bahwa atlet

yang memiliki hubungan kedekatan emosional dengan pelatih dalam kategori

sedang merupakan yang terbesar dengan 141 atlet atau 70.5% dari total subjek.

Kategorisasi skor kedekatan emosional dapat dilihat pada tabel 4.12 berikut:

Tabel 4.12

Kategorisasi Skor Kedekatan Emosional

Kategorisasi N Persentase

Tinggi 39 19.5% Sedang 141 70.5% Rendah 20 10%

4.3.8 Kategori Skor Komitmen

Berdasarkan data hasil kategorisasi komitmen, dapat dilihat bahwa atlet yang

memiliki hubungan komitmen dengan pelatih dalam kategori tinggi sebanyak

15.5% atau 31 atlet, atlet yang memiliki hubungan komitmen dengan pelatih

kategori sedang sebanyak 69.5% atau 139 atlet, sementara atlet yang memiliki

hubungan komitmen dengan pelatih kategori rendah sebesar 15% atau 30 atlet.

Dapat disimpulkan bahwa atlet yang memiliki hubungan komitmen dengan

Page 99: PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28771/1/SYAHRIDA... · PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN HUBUNGAN PELATIH.ATLET

84

pelatih dalam kategori sedang merupakan yang terbesar dengan 139 atlet atau

69.5% dari total subjek. Kategorisasi skor komitmen dapat dilihat pada tabel 4.13

berikut:

Tabel 4.13

Kategorisasi Skor Komitmen

Kategorisasi N Persentase

Tinggi 31 15.5% Sedang 139 69.5% Rendah 30 15%

4.3.9 Kategori Skor Perilaku komplementer

Berdasarkan data hasil kategorisasi perilaku komplementer, dapat dilihat bahwa

atlet yang memiliki hubungan perilaku komplementer dengan pelatih dalam

kategori tinggi sebanyak 16.5% atau 33 atlet, atlet yang memiliki hubungan

perilaku komplementer dengan pelatih kategori sedang sebanyak 73.5% atau 147

atlet, sementara atlet yang memiliki hubungan perilaku komplementer dengan

pelatih kategori rendah sebesar 10% atau 20 atlet. Dapat disimpulkan bahwa atlet

yang memiliki hubungan perilaku komplementer dengan pelatih dalam kategori

sedang merupakan yang terbesar dengan 147 atlet atau 73.5% dari total subjek.

Kategorisasi skor perilaku komplementer akan dijelaskan pada tabel 4.14 sebagai

berikut:

Tabel 4.14

Kategorisasi Skor Perilaku Komplementer

Kategorisasi N Persentase

Tinggi 33 16.5%

Sedang 147 73.5% Rendah 20 10%

Page 100: PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28771/1/SYAHRIDA... · PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN HUBUNGAN PELATIH.ATLET

85

4.4 Uji Hipotesis Penelitian

4.4.1 Pengujian Hipotesis

Pada tahap ini peneliti menguji hipotesis dengan teknik analisis regresi berganda.

Dalam regresi ada 3 hal yang harus diperhatikan. Hal pertama adalah besaran R

square untuk mengetahui berapa persentase (%) varians DV yang dijelaskan oleh

IV. Kedua, apakah secara keseluruhan IV berpengaruh secara signifikan terhadap

DV. Terakhir dengan melihat signifikan atau tidaknya koefisien regresi dari

masing-masing IV.

Tabel 4.15

Model Summary R

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the

Estimate

1 .732a .536 .516 6.72627

a. Predictors: (Constant), Perilaku Komplementer, Perilaku Autokratis, Perilaku Demokratis,

Umpan Balik Positif, Dukungan Sosial, Komitmen, Training & Instruction, Kedekatan

Emosional

Langkah pertama peneliti melihat besaran R square untuk mengetahui berapa

persen (%) varians DV yang dijelaskan oleh IV. Dari tabel 4.15 dapat dilihat

bahwa perolehan R square sebesar 0.536 atau 53,.6%. Artinya proporsi varians

dari ketangguhan mental yang dijelaskan oleh semua independent variable

sebesar 53.6%, sementara 46,4% sisanya dipengaruhi oleh variabel lain di luar

penelitian ini.

Pada tabel 4.16 dapat dilihat bahwa perolehan R square independent

variable I yakni, Perilaku Kepemimpinan Pelatih (CLB) sebesar 0.275 atau

27,5%. Artinya proporsi varians dari ketangguhan mental yang dijelaskan oleh IV

I yakni CLB sebesar 27,5% sementara sisanya sebesar 26,1% merupakan

pengaruh variabel IV II yaitu Hubungan Pelatih-Atlet.

Page 101: PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28771/1/SYAHRIDA... · PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN HUBUNGAN PELATIH.ATLET

86

Langkah kedua peneliti menganalisis dampak dari seluruh independent

variable terhadap ketangguhan mental. Adapun hasil uji F dapat dilihat pada tabel

4.17. Jika melihat kolom ke 6 dari kiri diketahui bahwa (p<0.05), maka hipotesis

nihil yang menyatakan tidak ada pengaruh yang signifikan dari seluruh

independent variable terhadap ketangguhan mental di tolak. Artinya, ada

pengaruh yang signifikan dari training & instruction, perilaku demokratis,

perilaku autokratis, dukungan sosial, umpan balik positif, kedekatan emosional,

komitmen dan perilaku komplementer terhadap ketangguhan mental.

Tabel 4.17

Anova Pengaruh Seluruh IV Terhadap DV

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 9978.084 8 1247.260 27.568 .000a

Residual 8641.366 191 45.243

Total 18619.450 199

Peneliti melakukan uji hipotesis (minor) untuk melihat koefisien regresi

setiap independent variable. Jika nilai t >1.96 maka koefisien regresi tersebut

signifikan yang berarti bahwa IV tersebut memiliki dampak yang signifikan

terhadap ketangguhan mental. Adapun koefisien regresi masing-masing IV dapat

dilihat pada tabel 4.18.

Tabel 4.16

Model Summary R Independent Variable I & Independent Variable II

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the

Estimate

1 .524a .275 .256 8.34246

2 .732b .536 .516 6.72627

a. Predictors: (Constant), Training & Instruction, Perilaku Autokratis, Perilaku Demokratis,

Umpan Balik Positif, Dukungan Sosial.

b. Predictors: (Constant), Training & Instruction, Perilaku Autokratis, Perilaku Demokratis,

Umpan Balik Positif, Dukungan Sosial, Kedekatan Emosional, Komitmen, Perilaku

Komplementer.

Page 102: PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28771/1/SYAHRIDA... · PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN HUBUNGAN PELATIH.ATLET

87

Untuk melihat signifikan atau tidaknya suatu koefisien yang dihasilkan,

maka cukup dengan melihat nilai sig pada kolom yang paling kanan, jika p<0.05,

maka koefisien regresi yang dihasilkan signifikan pengaruhnya terhadap

ketangguhan mental dan sebaliknya. Dari hasil tabel 4.18 dapat dilihat bahwa

hanya koefisien regresi komitmen dan perilaku komplementer yang berpengaruh

atau signifikan terhadap ketangguhan mental, sedangkan variabel lain tidak

signifikan.

Tabel 4.18

Koefisien Regresia

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients t Sig.

B Std. Error Beta 1 (Constant) 11.292 4.436 2.546 .012

Training & Instruction .096 .099 .094 .963 .337

Perilaku Demokratis -.004 .070 -.004 -.060 .952

Perilaku Autokratis -.085 .059 -.075 -1.422 .157

Dukungan Sosial -.032 .105 -.029 -.306 .760

Umpan Balik Positif .052 .077 .047 .677 .499

Kedekatan Emosional .170 .117 .163 1.456 .147

Komitmen .255 .086 .241 2.974 .003*

Perilaku Komplementer .322 .118 .310 2.730 .007* a. Dependent Variable: Ketangguhan Mental

Berdasarkan koefisien regresi di atas dapat dijelaskan persamaan regresi sebagai

berikut: (*signifikan)

Ketangguhan mental= 11.292 + (0.094) training and instruction + (-0.004)

perilaku demokratis + (-0.075) perilaku autokratis + (-0.029) dukungan

sosial + (0.047) umpan balik positif + (0.163) kedekatan emosional + (0.241)*

komitmen + (0.310)* perilaku komplementer + e

Page 103: PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28771/1/SYAHRIDA... · PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN HUBUNGAN PELATIH.ATLET

88

Berdasarkan tabel 4.18 maka dapat diartikan dari 8 hipotesis minor terdapat

2 variabel yang signifikan. Nilai koefisien regresi yang diperoleh masing-masing

IV akan dijelaskan di bawah ini.

1. Variabel Training & Instruction

Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0.096 dengan signifikansi 0.377

(p>0,05), artinya variabel training & instruction tidak berpengaruh secara

signifikan terhadap ketangguhan mental.

2. Variabel Perilaku Demokratis

Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar -0.004 dengan signifikansi 0.952

(p>0,05), artinya variabel perilaku demokratis tidak berpengaruh secara

signifikan terhadap ketangguhan mental.

3. Variabel Perilaku Autokratis

Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar -0.085 dengan signifikansi 0.059

(p>0,05), artinya variabel perilaku autokratis tidak berpengaruh secara signifikan

terhadap ketangguhan mental.

4. Variabel Dukungan Sosial

Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar -0.032 dengan signifikansi 0.760

(p>0,05), artinya variabel dukungan sosial tidak berpengaruh secara signifikan

terhadap ketangguhan mental.

5. Variabel Umpan Balik Positif

Diperoleh nilai koesfisien regresi sebesar 0.052 dengan signifikansi 0.499

(p>0,05), artinya variabel umpan balik positif tidak berpengaruh secara signifikan

terhadap ketangguhan mental.

Page 104: PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28771/1/SYAHRIDA... · PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN HUBUNGAN PELATIH.ATLET

89

6. Variabel Kedekatan Emosional

Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0.170 dengan signifikansi 0.147

(p>0,05), artinya variabel kedekatan emosional tidak berpengaruh secara

signifikan terhadap ketangguhan mental.

7. Variabel Komitmen

Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0.255 dengan signifikansi 0.003

(p<0,05), variabel komitmen berpengaruh secara signifikan terhadap ketangguhan

mental. Artinya semakin tinggi komitmen yang dimiliki seorang atlet terhadap

pelatih, maka semakin tinggi pula ketangguhan mental atlet tersebut.

8. Variabel Perilaku Komplementer

Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0.322 dengan signifikansi 0.007

(p<0,05), variabel perilaku komplementer berpengaruh secara signifikan terhadap

ketangguhan mental. Artinya, semakin tinggi perilaku komplementer yang

terjalin antara atlet dan pelatih, maka semakin tinggi pula ketangguhan mental

atlet tersebut.

4.5 Pengujian Proporsi Varians Masing-Masing Independent Variable

Pada tahap ini peneliti ingin mengetahui bagaimana penambahan proporsi varians

dari masing-masing independet variable terhadap ketangguhan mental. Pada tabel

4.19 kolom pertama merupakan IV yang dianalisis secara satu per satu. Kolom

kedua merupakan penambahan varians DV dari tiap IV yang dianalisis satu per

satu. Kolom ketiga merupakan nilai murni varians DV dari tiap IV yang

dimasukkan secara satu per satu. Kolom keempat merupakan nilai F hitung bagi

IV yang bersangkutan, kolom df merupakan derajat bebas bagi IV yang terdiri

Page 105: PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28771/1/SYAHRIDA... · PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN HUBUNGAN PELATIH.ATLET

90

dari numerator dan denumerator. Kolom F tabel merupakan kolom mengenai nilai

IV pada tabel F dengan df yang telah ditentukan sebelumnya, nilai kolom inilah

yang akan dibandingkan dengan kolom nilai F hitung. Apabila nilai F hitung

lebih besar daripada F tabel, maka kolom selanjutnya merupakan kolom

signifikansi yang akan dituliskan signifikan atau tidak signifikan. Besarnya

proporsi varians pada ketangguhan mental dapat dilihat pada tabel 4.19.

Tabel 4.19

Proporsi Varians Untuk Masing-Masing Independent Variable

Model

R

R

Square

Adjusted

R

Square

Std.

Error of

the

Estimate

Change Statistics

R

Square

Change

F

Change df1 df2

Sig. F

Change

1

2

3

4

5

6

7

8

.476a .227 .223 8.52636 .227 58.118 1 198 .000

.479b .230 .222 8.53310 .003 .687 1 197 .408

.491c .241 .229 8.49347 .011 2.843 1 196 .093

.522d .273 .258 8.33271 .032 8.636 1 195 .004

.524e .275 .256 8.34246 .002 .545 1 194 .461

.691f .477 .461 7.10332 .202 74.588 1 193 .000

.720g .518 .500 6.83840 .041 16.244 1 192 .000

.732h .536 .516 6.72627 .018 7.454 1 191 .007

a. Predictors: (Constant), Training & Instruction

b. Predictors: (Constant), Training & Instruction, Perilaku Demokratis

c. Predictors: (Constant), Training & Instruction, Perilaku Demokratis, Perilaku Autokratis

d. Predictors: (Constant), Training & Instruction, Perilaku Demokratis, Perilaku Autokratis,

Dukungan Sosial

e. Predictors: (Constant), Training & Instruction, Perilaku Demokratis, Perilaku Autokratis, Dukungan Sosial, Umpan Balik Positif

f. Predictors: (Constant), Training & Instruction, Perilaku Demokratis, Perilaku Autokratis,

Dukungan Sosial, Umpan Balik Positif, Kedekatan Emosional

g. Predictors: (Constant), Training & Instruction, Perilaku Demokratis, Perilaku Autokratis,

Dukungan Sosial, Umpan Balik Positif, Kedekatan Emosional, Komitmen

h. Predictors: (Constant), Training & Instruction, Perilaku Demokratis, Perilaku Autokratis,

Dukungan Sosial, Umpan Balik Positif, Kedekatan Emosional, Komitmen, Perilaku

Komplementer

Berdasarkan data yang ditampilkan pada tabel 4.19 dapat dijelaskan bahwa:

1. Variabel training & instruction memberikan sumbangan sebesar 22.7%

dalam varians ketangguhan mental. Sumbangan tersebut signifikan

dengan F= 58.118 dan df= 1.198.

Page 106: PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28771/1/SYAHRIDA... · PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN HUBUNGAN PELATIH.ATLET

91

2. Variabel perilaku demokratis memberikan sumbangan sebesar 0.3%

dalam varians ketangguhan mental. Sumbangan tersebut tidak signifikan

dengan F= 0.687 dan df= 1.197

3. Variabel perilaku autokratis memberikan sumbangan sebesar 1.1% dalam

varians ketangguhan mental. Sumbangan tersebut tidak signifikan dengan

F= 2.843 dan df= 1.196.

4. Variabel dukungan sosial memberikan sumbangan sebesar 3.2% dalam

varians ketangguhan mental. Sumbangan tersebut signifikan dengan F=

8.636 dan df= 1.195.

5. Variabel umpan balik positif memberikan sumbangan sebesar 0.2% dalam

varians ketangguhan mental. Sumbangan tersebut tidak signifikan dengan

F= 0.545 dan df= 1.194

6. Variabel kedekatan emosional memberikan sumbangan sebesar 20.2%

dalam varians ketangguhan mental. Sumbangan tersebut signifikan

dengan F= 70.588 dan df= 1.193.

7. Variabel komitmen memberikan sumbangan sebesar 4.1 % dalam varians

ketangguhan mental. Sumbangan tersebut signifikan dengan F= 16.244

dan df= 1.192.

8. Variabel perilaku komplementer memberikan sumbangan sebesar 1.8%

dalam varians ketangguhan mental. Sumbangan tersebut signifikan

dengan F= 7.454 dan df= 1.191.

Dari pemaparan di atas, dapat disimpulkan bahwa dari delapan IV yaitu

training & instruction, perilaku demokratis, perilaku autokratis, dukungan sosial,

Page 107: PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28771/1/SYAHRIDA... · PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN HUBUNGAN PELATIH.ATLET

92

umpan balik positif, kedekatan emosional, komitmen dan perilaku komplementer,

hanya tiga IV yang tidak signifikan sumbangannya terhadap ketangguhan mental

yaitu variabel perilaku demokratis, perilaku autokratis, dan umpan balik positif.

Sementara lima variabel sisanya memiliki sumbangan signifikan. Dengan melihat

besaran pertambahan R2 yang dihasilkan setiap penambahan IV (sumbangan

proporsi varians yang diberikan), dari delapan IV tersebut, maka dapat diukur

variabel mana memberikan sumbangan paling besar terhadap DV. Hal tersebut

dapat diketahui dengan melihat nilai R2 change. Semakin besar nilai R2 change

maka semakin besar nilai sumbangan yang diberikan terhadap DV.

Berdasarkan tabel 4.19 maka dapat disusun urutan IV yang secara

signifikan memberikan sumbangan dalam varian DV dari yang terkecil hingga

terbesar . Variabel dengan sumbangan terkecil adalah variabel perilaku

komplementer dengan R2 change sebesar 1.8%, kemudian variabel dukungan

sosial dengan R2 change sebesar 3.2%, disusul oleh variabel komitmen dengan R2

change 4.1 %, lalu variabel kedekatan emosional dengan R2 change sebesar

20.2% dan terbesar adalah variabel training & instruction dengan R2 change

sebesar 22.7%. Variabel Perilaku Kepemimpinan Pelatih memiliki kontribusi

pengaruh terhadap Ketangguhan Mental sebesar 27.5% sementara variabel

Hubungan Pelatih-Atlet memiliki kontribusi sebesar 26.1%.

Page 108: PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28771/1/SYAHRIDA... · PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN HUBUNGAN PELATIH.ATLET

93

BAB V

KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN

Pada bab lima ini akan diuraikan mengenai kesimpulan hasil penelitian, diskusi

tentang hasil penelitian serta saran praktis dan saran teoritis untuk penelitian

selanjutnya.

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil uji hipotesis, maka diperoleh kesimpulan bahwa terdapat

pengaruh yang signifikan dan positif perilaku kepemimpinan pelatih dan

hubungan pelatih-atlet terhadap ketangguhan mental atlet sepakbola. Hal tersebut

ditunjukkan dari hasil uji F yang menguji seluruh independent variable terhadap

dependent variable.

Setelah melakukan uji hipotesis dari masing-masing koefisien regresi

terhadap dependent variabel, maka hanya diperoleh dua koefisien regresi yang

memiliki pengaruh signifikan terhadap ketangguhan mental, yaitu variabel

komitmen dan perilaku komplementer.

Dengan melihat proporsi varians masing-masing variabel bebas terhadap

ketangguhan mental maka terdapat lima variabel yang memiliki sumbangan yang

signifikan dan positif, yaitu variabel training and instruction, variabel dukungan

sosial, variabel kedekatan emosional, variabel komitmen dan variabel perilaku

komplementer.

5.2. Diskusi

Ketangguhan mental merupakan konstruk psikologi yang integral dengan

performance excellence seorang atlet (Gould, Hodge, Peterson, & Petlichkoff

Page 109: PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28771/1/SYAHRIDA... · PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN HUBUNGAN PELATIH.ATLET

94

dalam Gucciardi et.al., 2009a). Performance excellence yang diraih atlet dalam

berbagai tingkat khususnya kategori elit, merupakan hasil dari proses

pengembangan ketangguhan mental atlet yang panjang melibatkan berbagai

faktor, salah satu diantaranya yaitu faktor pelatih (Connaughton,Wadey, Hanton,

& Jones, 2008). Connaughton et.al. (2008) mejelaskan efektifitas kepemimpinan

seorang pelatih berpengaruh pada tahap awal pengembangan ketangguhan mental

atlet.

Penelitian yang dilakukan oleh Bull et.al. (2005) dan Thewell et.al. (2005)

menjelaskan perilaku pelatih yang muncul merupakan pendekatan secara tidak

langsung dalam proses pengembangan ketangguhan mental atlet. Pendekatan ini

dilakukan dengan menciptakan lingkungan latihan yang penuh dengan peluang

untuk berkembang bagi atlet dari sisi karakter, sikap dan pemikiran. Meski

terdapat perbedaan pendekatan, hasil penelitian ini mengkonfirmasi bahwa

perilaku kepemimpinan pelatih memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

ketangguhan mental atlet.

Perbedaan penelitian terletak pada pendekatan perilaku pelatih. Dalam

penelitian ini perilaku pelatih yang dikaji merupakan perilaku seorang pelatih

yang secara konsisten muncul dalam latihan atau pertandingan (Cox, 2012).

Sementara penelitian Bull et.al (2005) dan Thewell et.al (2005) merupakan

perilaku pelatih yang bersifat situasional yang disesuaikan dengan program.

Dimana berhasil atau tidaknya sebuah program pengembangan turut dipengaruhi

faktor kepemimpinan pelatih (Weinberg et.al., 2011; Amorose & Horn, 2000;

Page 110: PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28771/1/SYAHRIDA... · PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN HUBUNGAN PELATIH.ATLET

95

Burke, Stagl, Klein, Goodwin, Salas & Halpin, 2006). Selain itu, hasil penelitian

ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Crust dan Azadi (2008).

Kajian pustaka penelitian terdahulu yang dilakukan, secara umum tidak

dijelaskan secara mendalam bagaimana hubungan pelatih-atlet berpengaruh dalam

mengembangkan ketangguhan mental atlet. Secara umum, penelitian umum

berfokus pada pengembangan teoritis hubungan pelatih-atlet (Jowett &

Ntoumanis, 2002; Jowett & Wylleman, 2005; Jowett, 2009; Jowett, 2009a;

Mageau & Vallerand, 2003; Yang & Jowett, 2011). Sementara penelitian lain

mengkaji hubungan pelatih-atlet sebagai faktor penyebab dari kohesivitas sebuah

tim (Jowett & Chaundy, 2004).

Penelitian yang dilakukan oleh Lyle dalam Jowett & Cockerill (2002)

menjelaskan bahwa hubungan pelatih-atlet dalam proses latihan memiliki

kontribusi positif terhadap keberhasilan pengembangan potensi psikologis dan

fisik atlet. Namun, tidak dijelaskan secara mendetail potensi psikologis yang

dimaksud. Dengan memaknai potensi psikologis tersebut sebagai ketangguhan

mental, maka dalam penelitian ini hubungan pelatih-atlet memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap ketangguhan mental.

Berdasarkan pengujian hipotesis (minor) yang dilakukan, hanya terdapat

dua variabel yang memiliki pengaruh yang signifikan terhadap ketangguhan

mental. Variabel tersebut adalah komitmen dan perilaku komplementer yang

merupakan dimensi variabel hubungan pelatih-atlet. Variabel lain diluar kedua

variabel tersebut tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap ketangguhan

mental.

Page 111: PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28771/1/SYAHRIDA... · PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN HUBUNGAN PELATIH.ATLET

96

Hasil penelitian dari variabel hubungan pelatih-atlet, menunjukkan bahwa

terdapat pengaruh yang signifikan pada dimensi komitmen terhadap ketangguhan

mental. Berdasarkan tabel 4.17, koefisien regresi komitmen memiliki besaran

yang bernilai positif. Artinya, semakin tinggi hubungan komitmen atlet dengan

pelatih maka semakin tinggi ketangguhan mental yang dimiliki. Dengan hubungan

komitmen, pelatih dan atlet saling berbagi pengetahuan dan pemahaman yang

bertujuan saling memahami diantara keduanya dengan landasan belief, values dan

tujuan yang serupa (Jowett, 2003; Jowett & Cockerill, 2003). Dengan demikian

pelatih memiliki kemampuan untuk memahami dan mengembangkan kondisi

psikologis secara efektif dan sesuai. Peneliti dapat mengatakan bahwa atlet yang

memiliki nilai komitmen yang tergolong rendah akan sulit untuk memiliki

ketangguhan mental yang tinggi karena terdapat perbedaan landasan belief, values

dan tujuan. Misalnya atlet menolak mengikuti suatu sesi latihan karena merasa hal

tersebut tidak relevan dengan nilai atau tujuan yang dimilikinya.

Hasil penelitian lain dari variabel hubungan pelatih-atlet, menunjukkan

bahwa terdapat pengaruh yang signifikan pada dimensi perilaku komplementer

terhadap ketangguhan mental. Berdasarkan tabel 4.16, koefisien regresi perilaku

komplementer memiliki besaran yang bernilai positif. Artinya, semakin tinggi

hubungan perilaku komplementer atlet dengan pelatih maka semakin tinggi

ketangguhan mental yang dimiliki. Semakin tinggi kebutuhan atlet terhadap

pelatih atau sebaliknya dalam sebuah kegiatan yang sama (misalnya latihan) maka

semakin tinggi ketangguhan mental atlet yang ditandai dengan prinsip “give and

take” (Jowett, 2003).

Page 112: PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28771/1/SYAHRIDA... · PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN HUBUNGAN PELATIH.ATLET

97

Berdasarkan pengujian hipotesis (minor) yang dilakukan, terdapat enam

variabel yang tidak berpengaruh secara signifikan terhadap ketangguhan mental.

Variabel tersebut diantaranya kedekatan emosional yang merupakan dimensi

variabel hubungan pelatih-atlet. Sementara training & instruction, perilaku

demokratis, perilaku autokratis, dukungan sosial, umpan balik positif merupakan

dimensi variabel perilaku kepemimpinan atlet.

Koefisien regresi yang tidak signifikan dalam penelitian ini dikarenakan

beberapa hal yang merupakan asumsi peneliti antara lain: (1) karakteristik sampel

yang berbeda. Secara umum, penelitian ketangguhan mental yang dilakukan

menggunakan sampel atlet elit (misalnya Thewell et.al, 2005; Jones, 2002;

Gucciardi et.al, 2008). (2) Meski belum di uji secara statistik, terdapat

kecenderungan sampel untuk menjawab secara normatif sehingga data yang

diperoleh cenderung kurang representatif. (3) Dengan jumlah item didrop cukup

banyak ketika uji validitas konstruk, maka secara tidak langsung turut

mempengaruhi hasil penelitian. (4) Minimnya penelitian terdahulu yang

menghubungkan antara variabel hubungan pelatih-atlet dan variabel perilaku

kepemimpinan pelatih dengan ketangguhan mental menyebabkan penelitian ini

terbatas secara kajian literatur. (5) Adanya individual difference setiap atlet

sehingga memiliki penilaian yang berbeda terhadap hubungan pelatih-atlet dan

perilaku kepemimpinan pelatih. Variabel penelitian yang tidak signifikan antara

lain variabel training & instruction, perilaku demokratis, perilaku autokratis,

dukungan sosial, dan umpan balik positif yang merupakan dimensi dari variabel

Page 113: PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28771/1/SYAHRIDA... · PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN HUBUNGAN PELATIH.ATLET

98

perilaku kepemimpinan pelatih. Sementara kedekatan emosional merupakan

dimensi dari variabel hubungan pelatih-atlet.

Dalam penelitian ini, dimensi training & instruction tidak memiliki

pengaruh yang signifikan terhadap ketangguhan mental. Berdasarkan tabel 4.16,

dimensi ini memiliki nilai koefisien regresi yang bernilai positif. Hal ini berarti

training & instruction mempengaruhi ketangguhan mental secara positif namun

tidak signifikan. Dengan demikian, semakin tinggi persepsi aktual atlet terhadap

perilaku training & instruction pelatih maka semakin tinggi pula ketangguhan

mental atlet tersebut. Hal ini sedikit berbeda dengan penelitian Crust dan Azadi

(2008) yang menemukan training & instruction memiliki pengaruh yang

signifikan dan positif.

Variabel perilaku demokratis, perilaku autokratis, dan dukungan sosial

memiliki pengaruh yang tidak signifikan dan bernilai negatif. Hal ini sesuai

dengan penelitian penelitian Crust dan Azadi (2008) dengan hasil yang sama.

Sementara variabel umpan balik positif memiliki nilai positif meski tidak

memiliki pengaruh terhadap ketangguhan mental. Variabel kedekatan emosional

dalam penelitian ini memiliki pengaruh yang tidak signifikan dengan nilai yang

positif. Keterbatasan jumlah penelitian terdahulu membuat perbandingan dengan

penelitian ini untuk dilakukan.

Berdasarkan kategorisasi hasil penelitian ini, mayoritas atlet memiliki

tingkat ketangguhan mental pada level rendah, yang artinya sebagian besar atlet

memiliki ketangguhan mental atau mental bertanding yang lemah ketika

menjalani aktivitas di klub sepakbola. Jumlah atlet yang memiliki ketangguhan

Page 114: PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28771/1/SYAHRIDA... · PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN HUBUNGAN PELATIH.ATLET

99

mental tinggi hampir mendekati jumlah mayoritas sampel. Sedangkan, sebagian

kecil dari atlet memiliki ketangguhan mental pada tingkat sangat tinggi dan sangat

rendah. Hal ini dapat berarti bahwa atlet sepakbola dengan ketangguhan mental

yang lemah berdampak pada penurunan prestasi klub sepakbola, dimana faktor

perilaku kepemimpinan pelatih yang berupa perilaku pelatih yang konsisten dan

hubungan pelatih-atlet yang terjalin belum mampu untuk meningkatkan

ketangguhan mental atlet sepakbola.

5.3. Saran

5.3.1. Saran Teoritis

1. Berdasarkan hasil analisis regresi, sumbangan efektif dari hasil penelitian

pada variabel coach leadership behavior dan hubungan pelatih-atlet terhadap

ketangguhan mental menunjukkan pengaruh secara keseluruhan sebesar

53.6% dan selebihnya dipengaruhi oleh variabel lain. Untuk penelitian

selanjutnya disarankan agar melakukan penelitian untuk menguji faktor lain

yang mempengaruhi ketangguhan mental seperti optimisme (Nicholls et al,

2009), goal profile (Kuan & Roy, 2007) atau youth experience (Jones &

Parker, 2013). Dengan mempertimbangkan variabel tersebut, diharapkan

penelitian selanjutnya akan lebih menyempurnakan hasil dalam penelitian ini.

2. Sampel dalam penelitian ini mayoritas berstatus amatir dengan jumlah 102

atlet atau 51% dari total sampel. Selain itu, sampel penelitian ini mayoritas

masih remaja. Disarankan agar penelitian selanjutnya merubah karakteristik

sampel yang digunakan, misalnya sampel yang digunakan yaitu atlet elit

Indonesia yang telah bermain pada tingkat internasional atau divisi tertinggi

Page 115: PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28771/1/SYAHRIDA... · PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN HUBUNGAN PELATIH.ATLET

100

sebuah liga dan telah memasuki usia dewasa. Penyesuaian karakteristik

sampel diharapkan akan memberikan data yang lebih representatif.

3. Berdasarkan hasil uji validitas konstruk ketangguhan mental, ditemukan

bahwa 28 dari 48 item yang digunakan dalam penelitian ini tidak valid (t <

1,96 dan factor loading <0,63). Peneliti berasumsi, hal disebabkan

penerjemahan item yang kurang baik sehingga menyebabkan kesalahan

dalam memperoleh data. Peneliti menyarankan dalam penelitian selanjutnya

untuk melakukan pilot study pada responden yang akan diteliti dan

menganalisa dengan bertanya langsung apakah kalimat yang digunakan

dalam alat ukur tersebut mudah dipahami atau tidak.

4. Hasil temuan yang menyatakan ketangguhan mental dipengaruhi oleh

perilaku kepemimpinan pelatih dan hubungan pelatih-atlet cukup

menjelaskan bahwa kedua IV merupakan variabel causal. Sehingga, peneliti

menyarankan agar variabel ketangguhan mental dalam penelitian selanjutnya

digunakan sebagai independent variable. Hal ini bertujuan agar dapat melihat

besaran pengaruh yang mampu diberikan ketangguhan mental sebagai IV.

Peneliti menyarankan sport performance (Newland, 2009) sebagai dependent

variable yang dipengaruhi ketangguhan mental.

5.3.2. Saran Praktis

1. Mempertimbangkan kesimpulan penelitian ini yang menunjukkan bahwa

perilaku kepemimpinan pelatih dan hubungan pelatih-atlet berpengaruh

secara signifikan (p<0.05) terhadap ketangguhan mental atlet. Seorang

pelatih disarankan untuk mengembangkan kepemimpinan sebagai pelatih dan

Page 116: PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28771/1/SYAHRIDA... · PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN HUBUNGAN PELATIH.ATLET

101

mengembangkan kemampuan interpersonal dalam membangun hubungan

dengan atlet.

2. Hasil penelitian menunjukkan variabel perilaku demokratis dan perilaku

autokratis tidak berpengaruh secara signifikan (p>0.05) terhadap

ketangguhan mental atlet. Hal ini dapat menjadi indikasi bahwa pelatih harus

memiliki ketegasan dalam memilih pendekatan yang akan digunakan sebagai

gaya melatih.

3. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 145 atlet atau 72.5% dari total

populasi atlet memiliki ketangguhan mental pada kategorisasi sedang. Untuk

itu, peneliti menyarankan pihak klub sepakbola agar lebih memperhatikan

faktor yang dapat meningkatkan ketangguhan mental pada atlet sepakbola.

Peneliti menyarankan klub untuk memberikan program pelatihan mental

training bagi atlet sepakbola yang berlatih di klub tersebut. Melalui program

ini diharapkan para atlet sepakbola memiliki mental bertanding yang tangguh

dan memiliki daya tahan yang baik dalam menghadapi segala tekanan dan

tantangan yang akan dihadapi.

4. Mempertimbangkan hasil uji regresi yang menunjukkan bahwa komitmen

dan perilaku komplementer berpengaruh secara signifikan (p<0.05) terhadap

ketangguhan mental atlet. Pelatih disarankan untuk membangun sebuah

hubungan interpersonal yang berorientasi jangka panjang dengan pemain.

Page 117: PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28771/1/SYAHRIDA... · PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN HUBUNGAN PELATIH.ATLET

DAFTAR PUSTAKA

Amorose, J.A., & Horn, S.T. (2000). Intrinsic motivation: relationships with

collegiate athletes’ gender, scholarship status, and perceptions of their

coaches behavior. Journal Of Sport & Exercise Psychology, 22, 63–84.

Asamoah, Benjamin. (2013). The role of mental toughness, psychological skills

and team cohesion in soccer performance. Thesis. Department of Sport

Science, Faculty of Education at Stellenbosch University.

Barrow, C. Jeffrey, (1977). The variables of leadership: a review and conceptual

framework. The Academy Of Management Review, 2, 231–251.

Bull, S., Shambrook, C., James, W., & Brooks, J. (2005). Towards an

understanding of mental toughness in elite english cricketers. Journal Of

Applied Sport Psychology, 1, 209–227

Bridgewater, S. (2010). Football management. New York: Palgrave Macmillan.

Burke, C.S., Stagl, K.C., Klein, C., Goodwin, G.F., Salas, E. & Halpin, S.M.

(2006). What type of leadership behaviors are functional in teams? A

meta-analysis. The Leadership Quarterly, 17, 288–307.

Cardinal, J.S. (1998). Effects of coach interactions on college soccer players'

behavior and perception. Thesis. San Jose State University.

Chelladurai, P., & Saleh, S.D. (1980). Dimension of leader behavior in sports:

development of a leadership scale. Journal Of Sport Psychology, 2, 34–

45.

Chelladurai, P. (2012). Leadership in sports. dalam Tenenbaum, G., & Eklund,

C.R. (Eds), Handbook Of Sport Psychology (H. 113 – 135). New Jersey :

John Wiley & Sons, Inc.

Chelladurai, P. (2012). Models and measurement of leadership in sport. dalam

Tenenbaum, G., Eklund, C.R., Kamata, A. (Eds), Measurement In Sport

And Exercise Psychology. Human Kinetics.

Clough, P. J., & Earle, K., (2000). Mental toughness questionnaire (MT48) –

Technical Manual.

Page 118: PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28771/1/SYAHRIDA... · PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN HUBUNGAN PELATIH.ATLET

Connaughton, D., & Hanton, S. (2009). Mental toughness in sport. Dalam

Mellalieu, S.D., & Hanton, S. (Eds), advances in applied sport

psychology: a review (p. 317–346). New York: Routledge.

Connaughton, D., Wadey, R., Hanton, S., & Jones, G. (2008). The development

and maintenance of mental toughness: Perceptions of elite performers.

Journal of Sport Sciences, 26, 83–95.

Cox, H.R. (2012). Sport psychology: concepts and applications. New York:

Mcgraw-Hill.

Crust, L., & Azadi, K. (2008). Leadership preferences of mentally tough athletes.

Personality and Individual Differences, 47, 326–330

Fauzee, M.S.O., Saputra, Y.H., Samad, N., Gheimi, Z., Asmuni, M.N., & Johar,

M. (2012). Mental toughness among footballers: A case study.

International Journal of Academic Research in Business and Social

Sciences, 2, 639-658.

Fletcher, Scott. (2006). The final hour: coach-athlete interactions immediately

prior to performance in basketball. Thesis. Victoria University.

Golby, J., Sheard, M. (2003). Mental toughness and hardiness at different levels

of rugby league. Personality And Individual Differences, 37, 933–942.

Gucciardi, D., Gordon, S., Dimmock, J.A. (2008). Towards an understanding of

mental toughness in australian football. Journal Of Applied Sport

Psychology, 20, 261 – 281.

Gucciardi, D., Gordon, S, Dimmock, J A. (2009). Development and preliminary

validation of a mental toughness inventory for australian football.

Psychology Of Sport And Exercise, 10, 201 – 209.

Gucciardi, D., Gordon, S, Dimmock, J A. (2009a). Evaluation of a mental

toughness training program for youth-aged australian footballers: i. A

quantitative analysis. Journal of applied sport psychology, 21, 307–323

Gunarsa, S.D. (2004). Psikologi olahraga prestasi. Jakarta. Gunung Mulia.

Harrington, D. (2009). Confirmatory factor analysis. Oxford: Wadsworth.

Jones, G. (2002). What is this thing called mental toughness? An investigation of

elite sport performers. Journal Of Applied Sport Psychology, 14, 205-218.

Page 119: PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28771/1/SYAHRIDA... · PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN HUBUNGAN PELATIH.ATLET

Jones, G., Hanton, S. & Connaughton, D. (2007). A framework of mental

toughness in the world’s best performers. The Sport Psychologist, 2007,

21, 243-264.

Jowett, S. & Cockerill, I. (2002). dalam Cockerill, I. (2002), solution in sport

psychology. London : Thompson Learning.

Jowett, S. & Ntounamis, N. (2002). The coach – athlete relationship

questionnaire (CART–Q): development and initial validation.

Scandinavian Journal Of Medicine & Science In Sports.

Jowett, S. (2003). When the “honeymoon” is over: a case study of a coach-athlete

dyad in crisis. The Sport Psychologist, 17, 444 – 460.

Jowett, S. & Carter, D.C. (2006). Perception of empathic accuracy and assumed

similarity in the coach-athlete relationship. British Journal of Social

Psychology, 45, 617-637.

Jowett, S. & Cockerill, I. (2003). Olympic medallists’ perspective of the althlete–

coach relationship. Psychology Of Sport And Exercise, 4, 313 – 331.

Jowett, S. & Chaundy, V. (2004). An investigation into the impact of coach

leadership and coach–athlete relationship on group cohesion. Group

Dynamics: Theory, Research, and Practice, 8, 302–311.

Jowett, S., & Wylleman P. (2005). Interpersonal relationships in sport and

exercise settings: crossing the chasm. Psychology of Sport and Exercise,

7, 119–123.

Jowett, S. (2009). Validating coach-athlete relationship measures with the

nomological network. Measurement In Physical Education And Exercise

Science, 13, 34 – 51.

Jowett, Sophia (2009a). Factor structure and criterion-related validity of the

metaperspective version of the coach–athlete relationship questionnaire

(CART-Q). Group Dynamics: Theory, Research, and Practice, 13, 163–

177.

Kobasa, S.C. (1979). Stressful life events, personality, and health: an inquiry into

hardiness. Journal of Personality and Social Psychology, 37, 1-11.

Kobasa, S.C., Maddi, S.R., Kahn, S. (1982). Hardiness and health: a prospective

study. Journal of Personality and Social Psychology, 42, 168-177.

Page 120: PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28771/1/SYAHRIDA... · PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN HUBUNGAN PELATIH.ATLET

Kumar, R. (1999). Research methodology. London: Sage Publication.

Lestari, Nia. (2014). Komunikasi personal.

Maddi, S.R. (1999). The personality construct of hardiness: Effects on

experiencing, coping, and strain. Consulting Psychology Journal:

Practice and Research, 51, 83-94.

Mageau, G. A., & Vallerand, R. J. (2003). The coach–athlete relationship: a

motivational model. Journal of Sport Sciences, 21, 883-904.

Middleton, S., Marsh, H., Martin, A. Richards, G. & Perry, C. (2004).

Discovering mental toughness: a qualitative study of mental toughness in

elite athletes [R]. Paper Presented At The 3rd International Biennial Self

Research Conference, Berlin, Germany.

Middleton, S. C., Marsh, H. W., Martin, A. J., Richards, G. E., Savis, J., Perry,

C., Et Al. (2004a). The psychological performance inventory: is the

mental toughness test enough?. Paper Presented At Nzare Aare,

Auckland, New Zealand.

Newland, Aubrey. (2009). The relationship between mental toughness and

performance in collegiate basketball players. Thesis. Departement Of

Kinesiology At Western Illinois University.

Nicholls, A., Polman, R., Levy, A., & Backhouse, S. (2009). Mental toughness in

sport: achievement level, gender, age, experience, and sport type

differences. Personality And Individual Differences, 47, 73 – 75.

Nizam, A.M., Fauzee, M.S.O., Samah, B.A. (2009). The affect of higher score of

mental toughness in the early stage of the league towards winning among

malaysian football players. Research Journal Of Internatıonal Studıes,

12, 67 – 78.

Pedhazur, E.J. (1997). Multiple regression in behavioral research: explanation

and prediction. USA: Wadsworth-Thomson Learning.

Satiadarma, M. (2000). Dasar – dasar psikologi olahraga. Jakarta: Pustaka Sinar

Harapan.

Thewell, R. , Weston, N., & Greenlees, I. (2005). Defining and understanding

mental toughness within soccer. Journal Of Applied Psychology, 17, 326-

332.

Page 121: PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28771/1/SYAHRIDA... · PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN HUBUNGAN PELATIH.ATLET

Thompson, Bruce. (2004). Exploratory and confirmatory factor analysis:

understanding concepts and applications. Washington DC: American

Psychological Association.

Weinberg, R., Butt, R., & Culp, B. (2011). Coaches views of mental toughness

and how it is built. International Journal Of Sport And Exercise

Pssychology, 9, 156 – 172.

Yang, S. X., & Jowett, S., (2011) Psychometric properties of the Coach-Athlete

Relationship Questionnaire (CART-Q) in seven countries. Psychology of

Sport and Exercise, 13, 36-43

Sumber Internet

Afroni, Donny (2012). Widodo C Putro: Mental Bertanding Timnas U-21 Masih

Kurang. Diakses Tanggal 7 Desember 2013 dari

Http://Www.Goal.Com/Id-Id

BBC Sport, Benitez stunned by epic comeback. Diakses Tanggal 4 November

2012 dari http://news.bbc.co.uk

Dewabrata, A. Wisnu (2012). Olahraga Tak Cuma Melatih Fisik, Tapi Juga

Mental. Diakses Tanggal 4 November 2012 dari

Http://Bola.Kompas.Com

Wenger, A. (2011). Uefa Grassroot Day Wenger’s Key Player Traits. Diunduh

Tanggal 21 Januari 2014 Dari Http://Uefa.Com

Vince Lombardi Quotes (2010). Diakses Pada 4 November 2012 dari

Http://Www.Vincelombardi.Com

Indonesian Clubs In Asian Football. Diakses Pada 7 Desember 2013 dari

Http://En.Wikipedia.Org

Page 122: PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28771/1/SYAHRIDA... · PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN HUBUNGAN PELATIH.ATLET

Lampiran 2

Kuesioner Penelitian

No. Reg: S…

KUESIONER

PENELITIAN

Page 123: PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28771/1/SYAHRIDA... · PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN HUBUNGAN PELATIH.ATLET

1

INFORM CONSENT

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Salam Sejahtera

Dengan hormat,

Saya Syahrida Syahrul, merupakan mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri

(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, yang saat ini sedang melakukan penelitian dalam rangka

penyusunan skripsi. Adapun penelitian ini mengambil topik psikologi olahraga.

Saya mengharapkan kesediaan saudara untuk berpartisipasi dalam penelitian saya dengan

menjadi responden. Saudara diharapkan memberikan informasi yang dibutuhkan dengan

mengisi kuesioner yang terlampir. Tidak ada jawaban salah atau benar. Adapun informasi

atau data yang saudara berikan akan sangat bermanfaat bagi penelitian dan dijaga

kerahasiaannya. Setelah mengisi pastikan semua pernyataan telah dijawab dan tidak ada

yang terlewati.

Atas bantuan dan kerjasama saudara dalam mengisi kuesioner ini, saya ucapkan terima kasih.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Hormat saya,

Syahrida Syahrul

Page 124: PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28771/1/SYAHRIDA... · PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN HUBUNGAN PELATIH.ATLET

2

PERNYATAAN PERSETUJUAN PARTISIPASI

Dengan ini saya secara sukarela menyatakan bersedia untuk berpartisipasi dalam penelitian

ini : (WAJIB DIISI)

Nama (Inisial) :

Usia :

Profesi saat ini : Pelajar/Mahasiswa Karyawan

: (Lainnya) tuliskan ……………………

Berlatih sepakbola sejak tahun: ….

Status pemain : Pemula Amatir Semi-profesional

Profesional

Prestasi tertinggi tingkat :

Universitas Lokal Regional Nasional

Internasional

Jumlah waktu latihan :

2X Seminggu 4X Seminggu >4X Seminggu Lainnya : …

TTD Partisipan,

( )

Page 125: PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28771/1/SYAHRIDA... · PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN HUBUNGAN PELATIH.ATLET

3

Bagian I

Baca dan pahami dengan seksama setiap pernyataan yang diberikan. Saudara diminta untuk

mengemukakan apakah pernyataan tersebut sesuai dengan diri saudara, dengan cara

memberikan Checklist ( √ ) pada salah satu kolom pilihan jawaban yang tersedia.

Adapun kolom pilihan jawaban yang tersedia sebagai berikut :

SS = Bila saudara Sangat Sesuai dengan pernyataan tersebut.

S = Bila saudara Sesuai dengan pernyataan tersebut.

TS = Bila saudara Tidak Sesuai dengan pernyataan tersebut.

STS = Bila saudara Sangat Tidak Sesuai dengan pernyataan tersebut.

Contoh :

No. PERNYATAAN SS S TS STS

1. Saya senang bermain sepakbola √

No. PERNYATAAN SS S TS STS

1. Saya senang dengan pelatih saat ini.

2. Saya memiliki komitmen terhadap program latihan dari

pelatih.

3. Saya merasa nyaman dengan pelatih saat ini.

4. Saya mempercayai pelatih.

5. Saya mendukung setiap usaha pelatih dalam meningkatkan

kemampuan pemain.

6. Saya bersikap ramah kepada pelatih.

7. Saya menghormati pelatih.

8. Saya menghargai pengorbanan yang dilakukan pelatih untuk

meningkatkan performance tim.

9. Saya akrab dengan pelatih.

10. Saya berfikir bahwa karir saya sebagai pemain cukup

menjanjikan dengan pelatih saat ini.

11. Saya siap melakukan yang terbaik.

Page 126: PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28771/1/SYAHRIDA... · PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN HUBUNGAN PELATIH.ATLET

4

Saya merasa …

No. PERNYATAAN SS S TS STS

1. Pelatih memiliki komitmen terhadap pengembangan

kemampuan saya.

2. Pelatih menghormati saya.

3. Pelatih siap melakukan yang terbaik.

4. Pelatih senang karena saya berada di dalam tim.

5. Pelatih akrab dengan saya.

6. Pelatih bersikap ramah kepada saya.

7. Pelatih menghargai pengorbanan yang saya lakukan dalam

meningkatkan performance.

8. Pelatih merupakan orang yang menyenangkan.

9. Pelatih mempercayai saya.

10. Pelatih percaya bahwa karirnya sebagai pelatih cukup

menjanjikan bersama saya.

11. Pelatih mendukung setiap usaha saya untuk menjadi lebih

baik.

Bagian II

Baca dan pahami dengan seksama setiap pernyataan yang diberikan. Saudara diminta untuk

mengemukakan apakah pernyataan tersebut sesuai dengan diri saudara, dengan cara

memberikan Checklist ( √ ) pada salah satu kolom pilihan jawaban yang tersedia.

No. PERNYATAAN SS S TS STS

1. Saya percaya pada kemampuan fisik yang saya miliki.

2. Saya menyadari peranan saya dalam tim.

3. Saat bertanding, saya mudah kehilangan fokus.

4. Saya memahami peraturan pertandingan secara utuh.

5. Saya dapat bertahan dalam situasi apapun.

6. Saya mampu memahami tekanan media.

7. Disiplin merupakan kunci dalam mencapai keberhasilan.

8. Pengorbanan merupakan sesuatu yang harus dilakukan untuk

mencapai kesuksesan.

Page 127: PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28771/1/SYAHRIDA... · PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN HUBUNGAN PELATIH.ATLET

5

No. PERNYATAAN SS S TS STS

9. Semakin tertekan, saya semakin tidak mampu

menampilkan kemampuan terbaik saya.

10. Saya memahami tanggung jawab saya dalam tim.

11. Saat menghadapi suatu tantangan kadang saya mudah

menyerah.

12. Saya ingin berkontribusi untuk kesuksesan tim.

13. Bagi saya, tekanan dan hambatan merupakan tantangan yang

harus dihadapi.

14. Sebagai pemain, penting bagi saya untuk berpegang teguh

pada prinsip.

15. Meski kelelahan, saya tetap berusaha menampilkan yang

terbaik dalam berlatih dan bertanding.

16. Sebagai seorang atlet, penting bagi saya untuk memiliki visi

yang jelas.

17. Menurut saya, setiap atlet penting untuk memiliki daya saing.

18. Saya mengorbankan banyak hal untuk kesuksesan pribadi dan

tim.

19. Saya tetap berusaha memberikan yang terbaik meskipun

dalam keadaan cedera.

20. Skor pertandingan yang sama kuat membuat saya

frustasi.

21. Menyerah bukan pilihan bagi saya.

22. Saya bertanggung jawab atas setiap perbuatan saya.

23. Keputusan wasit membuat saya bereaksi negatif.

24. Memahami aturan pertandingan membuat saya lebih berhati-

hati ketika bertanding.

25. Saya mampu mempertahankan konsentrasi dalam sebuah

pertandingan.

26. Bila saya mengabaikan tanggung jawab dalam pertandingan,

maka akan berpengaruh terhadap tim.

27. Saya berlatih dengan jadwal yang teratur demi kesuksesan

karir saya.

28. Penting bagi saya untuk memiliki disiplin dalam keseharian.

Page 128: PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28771/1/SYAHRIDA... · PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN HUBUNGAN PELATIH.ATLET

6

No. PERNYATAAN SS S TS STS

29. Kemampuan fisik saya membuat saya percaya diri.

30. Saya rela berkorban apapun demi mencapai kesuksesan.

31. Saya yakin dapat tetap kuat dalam situasi tertekan.

32. Berhadapan dengan fans merupakan tekanan yang harus saya

hadapi sehari-hari.

33. Saya tetap mampu menampilkan skill yang saya miliki dalam

situasi sulit.

34. Meraih gelar juara bersama tim lebih utama dari sekedar

mengejar ambisi pribadi seperti menjadi top scorer.

35. Setiap tekanan yang saya alami merupakan ujian atas

kemampuan saya.

36. Saya memiliki prinsip hidup yang positif.

37. Saya memilih pasrah ketika mengalami kegagalan.

38. Saya bangga menjadi bagian dari kesuksesan tim.

39. Saya bersaing untuk tetap menjadi yang terbaik.

40. Pengorbanan saya sepadan dengan hasil yang akan saya capai.

41. Kelelahan mengganggu performa saya di atas lapangan.

42. Saya mampu menerapkan visi saya ke dalam tindakan nyata.

43. Kesulitan seperti apapun tidak membuat saya patah semangat.

44. Ketika gagal, saya mengakui kesalahan dan tidak mencari

alasan.

45. Saya menjadi pilihan utama pelatih karena kemampuan

konsentrasi saya diatas rata-rata.

46. Meskipun cedera saya tetap berusaha melanjutkan

latihan/pertandingan.

47. Dengan skill yang saya miliki, berlatih sendiri sudah cukup

untuk menjadi pemain inti.

48. Saat pertandingan berlangsung seimbang, saya berusaha

untuk tetap enjoy.

Page 129: PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28771/1/SYAHRIDA... · PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN HUBUNGAN PELATIH.ATLET

7

Bagian III

Baca dan pahami dengan seksama setiap pernyataan yang diberikan. Saudara diminta untuk

mengemukakan apakah pernyataan tersebut sesuai dengan diri saudara, dengan cara

memberikan Checklist ( √ ) pada salah satu kolom pilihan jawaban yang tersedia.

Adapun kolom pilihan jawaban yang tersedia sebagai berikut :

Tidak Pernah = Bila pernyataan tersebut Tidak Pernah saudara alami.

Jarang = Bila pernyataan tersebut Jarang saudara alami.

Sering = Bila pernyataan tersebut Sering saudara alami.

Selalu = Bila pernyataan tersebut Selalu saudara alami.

Contoh :

No. PERNYATAAN

Tidak

Pernah Jarang Sering Selalu

1. Pelatih memuji performa saya ketika berlatih. √

No. PERNYATAAN Tidak

Pernah Jarang Sering Selalu

1. Pelatih mengamati setiap pemain berusaha sesuai

dengan kemampuan yang dimiliki.

2. Pelatih meminta pendapat pemain tentang strategi

permainan dalam kompetisi.

3. Setiap rencana latihan sebisa mungkin disusun pelatih

tanpa melibatkan pemain.

4. Pelatih turut membantu menyelesaikan masalah

pribadi pemain.

5. Dihadapan pemain lain, pelatih memuji salah seorang

pemain ketika bermain baik.

6. Pelatih menjelaskan teknik dan taktik dalam sepak

bola kepada setiap pemain.

7. Untuk hal yang penting, pelatih selalu meminta

persetujuan pemain.

8. Pelatih tidak menjelaskan tujuan dari setiap

tindakannya.

9. Pelatih membantu penyelesaian konflik antar-pemain.

Page 130: PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28771/1/SYAHRIDA... · PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN HUBUNGAN PELATIH.ATLET

8

No. PERNYATAAN Tidak

Pernah Jarang Sering Selalu

10. Pelatih memberitahu pemain ketika ia bermain baik.

11. Pelatih memberikan perhatian khusus dalam

memperbaiki kesalahan pemain.

12. Dalam mengambil keputusan, pemain diberi

kesempatan untuk memberikan pendapat.

13. Pada situasi tertentu, pelatih menolak untuk

berkompromi.

14. Pelatih memperhatikan kesejahteraan pemain.

15. Penghargaan diberikan kepada pemain yang

menampilkan permainan bagus.

16. Pelatih memastikan fungsi seorang pelatih dipahami

oleh semua pemain.

17. Pemain didorong untuk memberikan saran bagaimana

kegiatan latihan dilaksanakan.

18. Pelatih menjaga jarak dari pemain.

19. Secara pribadi, pelatih memberikan dukungan kepada

pemain.

20. Pelatih menunjukkan apresiasi ketika pemain tampil

baik.

21. Satu per satu pemain diberikan instruksi peguasaan

skill bermain bola.

22. Setiap pemain dibebaskan untuk menentukan tujuan

pribadi.

23. Perkataan pelatih mengecilkan hati pemain.

24. Pelatih menunjukkan empati kepada pemain.

25. Pelatih memberikan pujian kepada pemain ketika

layak diberikan.

26. Pelatih mencari tahu apa yang harus dilakukan dalam

berbagai situasi.

27. Meski telah melakukan kesalahan, setiap pemain tetap

dibebaskan untuk berlatih dengan caranya sendiri.

Page 131: PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28771/1/SYAHRIDA... · PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN HUBUNGAN PELATIH.ATLET

9

No. PERNYATAAN Tidak

Pernah Jarang Sering Selalu

28. Pemain didorong untuk mempercayakan berbagai hal

pada pelatih.

29. Pelatih menjelaskan apa yang harus dan tidak boleh

dilakukan oleh pemain.

30. Ketika memberikan arahan yang penting, pelatih

meminta pendapat pemain.

31. Pelatih mengharapkan pemain berlatih dengan

memperhatikan step by step.

32. Pelatih mendorong hubungan yang akrab dengan

pemain.

33. Pelatih menunjukkan kelebihan dan kekurangan

masing-masing pemain.

34. Pelatih membiarkan pemain berlatih sesuai dengan

kemampuan yang dimiliki.

35. Setiap pemain diberikan instruksi khusus dalam

menghadapi berbagai situasi dalam pertandingan.

36. Pemain diundang ke rumah pelatih untuk

bersilaturahmi.

37. Pelatih memastikan setiap usaha pemain terkoordinasi

dengan baik.

38. Pemain bebas menentukan taktik permainan yang

akan digunakan dalam pertandingan.

39. Pelatih menjelaskan secara mendetail apa yang

diharapkan dari setiap pemain.

40. Pelatih menjelaskan kontribusi setiap pemain agar

sesuai dengan skema permainan.

TERIMA KASIH

&

sukses selalu untuk anda

Page 132: PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28771/1/SYAHRIDA... · PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN HUBUNGAN PELATIH.ATLET

Lampiran 3

Diagram CFA

GAMBAR 1

DIAGRAM CFA PERTAMA MENTAL TOUGHNESS DIMENSI THRIVE

THROUGH CHALLENGE

Page 133: PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28771/1/SYAHRIDA... · PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN HUBUNGAN PELATIH.ATLET

GAMBAR 2

DIAGRAM CFA PERTAMA MENTAL TOUGHNESS DIMENSI SPORT

AWARENESS

Page 134: PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28771/1/SYAHRIDA... · PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN HUBUNGAN PELATIH.ATLET

GAMBAR 3

DIAGRAM CFA PERTAMA MENTAL TOUGHNESS DIMENSI TOUGH

ATTITUDE

Page 135: PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28771/1/SYAHRIDA... · PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN HUBUNGAN PELATIH.ATLET

GAMBAR 4

DIAGRAM CFA PERTAMA MENTAL TOUGHNESS DIMENSI DESIRE

SUCCESS

Page 136: PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28771/1/SYAHRIDA... · PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN HUBUNGAN PELATIH.ATLET

GAMBAR 5

DIAGRAM CFA KEDUA MENTAL TOUGHNESS

Page 137: PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28771/1/SYAHRIDA... · PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN HUBUNGAN PELATIH.ATLET

GAMBAR 6

DIAGRAM CFA PERTAMA TRAINING & INSTRUCTION

Page 138: PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28771/1/SYAHRIDA... · PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN HUBUNGAN PELATIH.ATLET

GAMBAR 7

DIAGRAM CFA KEDUA TRAINING & INSTRUCTION

Page 139: PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28771/1/SYAHRIDA... · PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN HUBUNGAN PELATIH.ATLET

GAMBAR 8

DIAGRAM CFA PERTAMA DEMOCRATIC BEHAVIOR

Page 140: PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28771/1/SYAHRIDA... · PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN HUBUNGAN PELATIH.ATLET

GAMBAR 9

DIAGRAM CFA KEDUA DEMOCRATIC BEHAVIOR

GAMBAR 10

DIAGRAM CFA PERTAMA AUTOCRATIC BEHAVIOR

Page 141: PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28771/1/SYAHRIDA... · PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN HUBUNGAN PELATIH.ATLET

GAMBAR 11

DIAGRAM CFA KEDUA AUTOCRATIC BEHAVIOR

GAMBAR 12

DIAGRAM CFA PERTAMA SOCIAL SUPPORT

Page 142: PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28771/1/SYAHRIDA... · PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN HUBUNGAN PELATIH.ATLET

GAMBAR 13

DIAGRAM CFA KEDUA SOCIAL SUPPORT

GAMBAR 14

DIAGRAM CFA PERTAMA POSITIVE FEEDBACK

Page 143: PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28771/1/SYAHRIDA... · PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN HUBUNGAN PELATIH.ATLET

GAMBAR 15

DIAGRAM CFA KEDUA POSITIVE FEEDBACK

GAMBAR 16

DIAGRAM CFA PERTAMA CLOSENESS

Page 144: PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28771/1/SYAHRIDA... · PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN HUBUNGAN PELATIH.ATLET

GAMBAR 17

DIAGRAM CFA KEDUA CLOSENESS

GAMBAR 18

DIAGRAM CFA PERTAMA COMMITMENT

Page 145: PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28771/1/SYAHRIDA... · PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN HUBUNGAN PELATIH.ATLET

GAMBAR 19

DIAGRAM CFA KEDUA COMMITMENT

GAMBAR 20

DIAGRAM CFA COMPLEMENTARITY

Page 146: PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28771/1/SYAHRIDA... · PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN HUBUNGAN PELATIH.ATLET

Lampiran 4

Tabel EFA Skala Ketangguhan Mental

Faktor

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Item1 .249 .314 .014 .172 .095 .066 .171 .239 .400 -.037

Item2 .319 .277 .023 .141 .051 .118 .074 .874 .098 .062

Item3 .051 -.096 .363 .237 .125 .146 .110 .023 .121 -.047

Item4 .228 .202 .044 .521 -.085 .046 .186 .036 -.005 -.054

Item5 .147 .414 -.031 .587 .176 .024 .028 .041 .239 .078

Item6 .235 .303 -.050 .583 .216 .124 -.147 .156 -.012 .115

Item7 .657 .047 -.026 .261 -.129 -.040 .134 -.064 .217 .027

Item8 .638 -.010 -.001 .144 -.068 .232 .134 .164 .119 .101

Item9 .031 -.071 -.602 .163 .144 -.002 -.151 -.034 -.038 .005

Item10 .483 .291 .035 .299 -.024 -.022 .010 .168 .090 .346

Item11 -.086 .049 .647 .003 -.022 -.044 -.014 -.025 -.081 -.023

Item12 .517 .181 .050 .130 .105 .181 .086 .121 .210 .252

Item13 .709 .225 -.196 .065 .022 .068 .063 .118 .063 -.114

Item14 .752 .119 -.100 .072 .040 .127 -.096 .103 .088 -.077

Item15 .503 .277 .032 .053 -.007 .371 .071 .207 .258 -.111

Item16 .632 .188 -.015 .111 .083 .136 -.073 .036 .141 .191

Item17 .610 .017 .147 .013 .172 .358 .049 .040 .064 -.201

Item18 .536 .233 .038 .150 .021 .575 .105 .143 -.178 .173

Item19 .253 .365 .087 .114 .099 .395 .010 .033 .122 .038

Item20 .129 -.278 -.456 .093 .010 -.029 -.069 -.031 -.061 -.146

Item21 .440 .024 -.060 .081 .063 .006 .070 .022 .391 .117

Item22 .668 .227 -.100 .132 .192 .118 .077 .000 .018 .057

Page 147: PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28771/1/SYAHRIDA... · PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN HUBUNGAN PELATIH.ATLET

Item23 -.183 .304 .599 -.005 .211 .012 -.105 .009 .172 .103

Item24 .234 .455 .097 .122 .103 .111 .298 .065 -.008 .066

Item25 .267 .574 .040 .089 .188 .088 .186 .188 .008 -.155

Item26 .327 .234 .140 .110 .227 .202 .044 .188 -.061 .136

Item27 .380 .373 .081 .107 .206 .201 .180 .113 .079 .200

Item28 .634 .168 -.085 .249 .172 .083 .148 -.020 -.048 .130

Item29 .337 .505 -.046 .086 .090 .292 .177 .141 .261 -.114

Item30 .434 .379 .012 .037 .159 .183 .228 .067 .068 .390

Item31 .259 .425 .077 .277 .382 .166 .164 .022 .112 .121

Item32 .101 .305 .264 .251 .299 .143 -.134 .196 .020 -.069

Item33 .219 .446 .089 .266 .177 .079 .187 .083 .041 -.054

Item34 .711 .075 -.034 .054 .095 .045 .252 .136 -.085 -.105

Item35 .577 .121 -.030 .246 .282 -.031 .205 .165 -.220 .018

Item36 .637 .336 -.019 -.048 .093 -.175 -.011 .101 -.127 .191

Item37 -.199 .311 .659 .138 .016 .034 -.187 .010 -.009 -.078

Item38 .511 .133 .001 .078 .060 -.037 .482 .082 .083 .009

Item39 .428 .256 .083 .102 .036 .141 .531 .036 .167 .099

Item40 .450 .251 .049 .193 .279 .098 .172 .083 .113 .003

Item41 .191 .051 .464 .069 .050 .027 .017 -.014 -.126 -.009

Item42 .407 .405 .049 .009 .392 .121 .012 .022 .061 .098

Item43 .477 .221 -.073 .139 .475 -.078 .052 .051 .141 .012

Item44 .454 .044 .048 -.026 .286 .088 .219 -.149 -.109 -.053

Item45 .074 .623 .173 .138 .065 -.066 -.041 .124 .125 .064

Item46 .131 .592 .193 .111 .013 .150 .018 -.027 -.011 .060

Item47 .038 .657 .282 .067 -.042 -.003 -.030 .052 -.057 .054

Item48 .290 .376 .079 .224 .020 -.048 .065 -.043 -.040 .153

Page 148: PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28771/1/SYAHRIDA... · PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN HUBUNGAN PELATIH.ATLET

Lampiran 5

Syntax Lisrel

L I S R E L 8.70

BY

Karl G. Jöreskog & Dag Sörbom

This program is published exclusively by

Scientific Software International, Inc.

7383 N. Lincoln Avenue, Suite 100

Lincolnwood, IL 60712, U.S.A.

Phone: (800)247-6113, (847)675-0720, Fax: (847)675-2140

Copyright by Scientific Software International, Inc., 1981-2004

Use of this program is subject to the terms specified in the

Universal Copyright Convention.

Website: www.ssicentral.com

ANALISA FAKTOR ThriveThroughChallenge

DA NI=16 NO=200 MA=PM

LA

Item1 Item5 Item9 Item13 Item17 Item21 Item25 Item27 Item29 Item31 Item33

Item35 Item39 Item43 Item45 Item47

PM SY FI=ThriveThroughChallenge.cor

MO NX=16 NK=1 TD=SY,FI LX=FR

LK

ThriveThroughChallenge

FR TD 1 1 TD 2 2 TD 3 3 TD 4 4 TD 5 5 TD 6 6 TD 7 7 TD 8 8 TD 9 9 TD 10

10 TD 11 11 TD 12 12 TD 13 13 TD 14 14 TD 15 15 TD 16 16

FR TD 16 15 TD 14 12 TD 5 4 TD 16 7 TD 10 4 TD 9 1 TD 5 2 TD 14 6 TD 4 3

TD 16 3 TD 7 6 TD 11 6 TD 16 6

FR TD 13 12 TD 12 4 TD 12 5 TD 3 2 TD 15 6 TD 8 1 TD 10 2 TD 5 3 TD 14

11 TD 4 2 TD 7 3 TD 13 3 TD 13 5

FR TD 15 11 TD 2 1 TD 13 1 TD 13 9 TD 9 5 TD 6 1 TD 12 6 TD 9 7 TD 16 9

TD 9 6 TD 15 5 TD 15 4 TD 15 12

FR TD 15 2 TD 16 4

PD

OU SS MI TV

Page 149: PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28771/1/SYAHRIDA... · PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN HUBUNGAN PELATIH.ATLET

L I S R E L 8.70

BY

Karl G. Jöreskog & Dag Sörbom

This program is published exclusively by

Scientific Software International, Inc.

7383 N. Lincoln Avenue, Suite 100

Lincolnwood, IL 60712, U.S.A.

Phone: (800)247-6113, (847)675-0720, Fax: (847)675-2140

Copyright by Scientific Software International, Inc., 1981-2004

Use of this program is subject to the terms specified in the

Universal Copyright Convention.

Website: www.ssicentral.com

ANALISA FAKTOR SportAwareness

DA NI=12 NO=200 MA=PM

LA

Item2 Item6 Item10 Item14 Item18 Item22 Item26 Item32 Item34 Item36 Item40

Item44

PM SY FI=SportAwareness.cor

MO NX=12 NK=1 TD=SY,FI LX=FR

LK

SportAwareness

FR TD 1 1 TD 2 2 TD 3 3 TD 4 4 TD 5 5 TD 6 6 TD 7 7 TD 8 8 TD 9 9 TD 10

10 TD 11 11 TD 12 12

FR TD 12 9 TD 12 1 TD 9 2 TD 6 1 TD 12 3 TD 8 7 TD 9 3 TD 8 2 TD 8 1 TD

10 5 TD 10 2 TD 11 8 TD 6 2 TD 10 3

PD

OU SS MI TV

ANALISA FAKTOR ToughAttitude

DA NI=10 NO=200 MA=PM

LA

Item3 Item7 Item11 Item15 Item19 Item23 Item28 Item37 Item41 Item46

PM SY FI=ToughAttitude.cor

MO NX=10 NK=1 TD=SY,FI LX=FR

LK

ToughAttitude

FR TD 1 1 TD 2 2 TD 3 3 TD 4 4 TD 5 5 TD 6 6 TD 7 7 TD 8 8 TD 9 9 TD 10

10

FR TD 7 2 TD 5 4 TD 10 5 TD 10 4 TD 9 4 TD 10 7 TD 8 3 TD 4 2 TD 7 4 TD 7

5 TD 5 2 TD 9 7 TD 9 2 TD 6 5

PD

OU SS MI TV

Page 150: PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28771/1/SYAHRIDA... · PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN HUBUNGAN PELATIH.ATLET

L I S R E L 8.70

BY

Karl G. Jöreskog & Dag Sörbom

This program is published exclusively by

Scientific Software International, Inc.

7383 N. Lincoln Avenue, Suite 100

Lincolnwood, IL 60712, U.S.A.

Phone: (800)247-6113, (847)675-0720, Fax: (847)675-2140

Copyright by Scientific Software International, Inc., 1981-2004

Use of this program is subject to the terms specified in the

Universal Copyright Convention.

Website: www.ssicentral.com

ANALISA FAKTOR DesireSuccess

DA NI=10 NO=200 MA=PM

LA

Item4 Item8 Item12 Item16 Item20 Item24 Item30 Item38 Item42 Item48

PM SY FI=DesireSuccess.cor

MO NX=10 NK=1 TD=SY,FI LX=FR

LK

DesireSuccess

FR TD 1 1 TD 2 2 TD 3 3 TD 4 4 TD 5 5 TD 6 6 TD 7 7 TD 8 8 TD 9 9 TD 10

10

FR TD 10 6 TD 5 2 TD 7 4 TD 2 1 TD 8 4 TD 8 7 TD 6 4 TD 6 1 TD 10 1 TD 5

4

PD

OU SS MI TV

Page 151: PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28771/1/SYAHRIDA... · PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN HUBUNGAN PELATIH.ATLET

L I S R E L 8.70

BY

Karl G. Jöreskog & Dag Sörbom

This program is published exclusively by

Scientific Software International, Inc.

7383 N. Lincoln Avenue, Suite 100

Lincolnwood, IL 60712, U.S.A.

Phone: (800)247-6113, (847)675-0720, Fax: (847)675-2140

Copyright by Scientific Software International, Inc., 1981-2004

Use of this program is subject to the terms specified in the

Universal Copyright Convention.

Website: www.ssicentral.com

ANALISA FAKTOR MT

DA NI=26 NO=200 MA=PM

LA

Item2 Item5 Item6 Item8 Item10 Item11 Item12 Item13 Item14 Item16 Item18

Item22 Item23 Item25 Item27 Item29 Item30 Item31 Item33 Item34 Item36

Item38 Item39 Item40 Item42 Item43

PM SY FI=MT.cor

MO NX=26 NK=1 TD=SY,FI LX=FR PH=ST

LK

MentalToughness

FR TD 1 1 TD 2 2 TD 3 3 TD 4 4 TD 5 5 TD 6 6 TD 7 7 TD 8 8 TD 9 9 TD 10

10 TD 11 11 TD 12 12 TD 13 13 TD 14 14 TD 15 15 TD 16 16 FR TD 17 17 TD

18 18 TD 19 19 TD 20 20 TD 21 21 TD 22 22 TD 23 23 TD 24 24 TD 25 25 TD

26 26

FR TD 9 8 TD 3 2 TD 10 9 TD 13 6 TD 23 22 TD 26 25 TD 19 18 TD 13 8 TD

26 12 TD 20 4 TD 11 9 TD 26 11 TD 22 20 TD 12 1 TD 18 2 TD 21 16 TD 16

14 TD 15 12 TD 20 5 TD 26 20 TD 20 17 TD 23 17 TD 23 21 TD 24 17 TD 21 5

TD 21 9 TD 9 7 TD 21 17 TD 17 7 TD 10 7 TD 15 7 TD 17 16 TD 20 3 TD 26 7

TD 15 14 TD 26 22 TD 13 4 TD 12 7 TD 24 10 TD 20 16 TD 14 1 TD 13 10 TD

18 14 TD 14 2 TD 18 17 TD 19 7 TD 19 4 TD 24 19 TD 22 18 TD 24 23 TD 19

2 TD 24 22 TD 25 12 TD 19 14 TD 17 13 TD 23 12 TD 21 11 TD 21 2 TD 14 7

TD 14 5 TD 4 1 TD 16 5 TD 16 4 TD 15 9 TD 20 8 TD 12 8 TD 16 3 TD 19 3

TD 18 3 TD 15 4 TD 21 15 TD 15 6 TD 22 7 TD 26 9 TD 24 15 TD 25 5 TD 15

3 TD 9 2 TD 11 2 TD 18 13 TD 14 13 TD 22 13 TD 23 3 TD 12 2 TD 19 16 TD

20 13 TD 13 12 TD 13 11 TD 20 10 TD 10 1 TD 11 4 TD 9 4 TD 8 4 TD 22 8

TD 26 8 TD 10 5 TD 26 24 TD 25 23 TD 25 1 TD 10 4 TD 21 19 TD 3 1 TD 26

3 TD 7 3 TD 5 3 TD 21 7 TD 17 11 TD 24 3 TD 24 2 TD 5 2 TD 11 3 TD 20 2

TD 13 1 TD 5 1 TD 6 3 TD 17 8 TD 6 4 TD 11 10 TD 26 4 TD 25 4

PD

OU SS MI TV AD=OFF

Page 152: PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28771/1/SYAHRIDA... · PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN HUBUNGAN PELATIH.ATLET

L I S R E L 8.70

BY

Karl G. Jöreskog & Dag Sörbom

This program is published exclusively by

Scientific Software International, Inc.

7383 N. Lincoln Avenue, Suite 100

Lincolnwood, IL 60712, U.S.A.

Phone: (800)247-6113, (847)675-0720, Fax: (847)675-2140

Copyright by Scientific Software International, Inc., 1981-2004

Use of this program is subject to the terms specified in the

Universal Copyright Convention.

Website: www.ssicentral.com

ANALISA FAKTOR TrainingInstruction

DA NI=13 NO=200 MA=PM

LA

Item1 Item6 Item11 Item16 Item21 Item26 Item29 Item31 Item33 Item35 Item37

Item39 Item40

PM SY FI=TrainingInstruction.cor

MO NX=13 NK=1 TD=SY,FI LX=FR

LK

TrainingInstruction

FR TD 1 1 TD 2 2 TD 3 3 TD 4 4 TD 5 5 TD 6 6 TD 7 7 TD 8 8 TD 9 9 TD 10

10 TD 11 11 TD 12 12 TD 13 13

FR TD 2 1 TD 3 12 TD 11 8 TD 8 13 TD 6 4 TD 2 6 TD 8 7 TD 10 1 TD 10 9

TD 9 8 TD 12 4 TD 12 5

PD

OU SS MI TV

ANALISA FAKTOR TrainingInstruction

DA NI=11 NO=200 MA=PM

LA

Item6 Item11 Item16 Item21 Item26 Item29 Item31 Item35 Item37 Item39

Item40

PM SY FI=TrainingInstruction.cor

MO NX=11 NK=1 TD=SY,FI LX=FR

LK

TrainingInstruction

FR TD 1 1 TD 2 2 TD 3 3 TD 4 4 TD 5 5 TD 6 6 TD 7 7 TD 8 8 TD 9 9 TD 10

10 TD 11 11

FR TD 7 6 TD 10 2 TD 9 7 TD 11 7 TD 1 5 TD 11 1 TD 5 3 TD 10 3

PD

OU SS MI TV

Page 153: PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28771/1/SYAHRIDA... · PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN HUBUNGAN PELATIH.ATLET

L I S R E L 8.70

BY

Karl G. Jöreskog & Dag Sörbom

This program is published exclusively by

Scientific Software International, Inc.

7383 N. Lincoln Avenue, Suite 100

Lincolnwood, IL 60712, U.S.A.

Phone: (800)247-6113, (847)675-0720, Fax: (847)675-2140

Copyright by Scientific Software International, Inc., 1981-2004

Use of this program is subject to the terms specified in the

Universal Copyright Convention.

Website: www.ssicentral.com

ANALISA FAKTOR DemocraticBehavior

DA NI=9 NO=200 MA=PM

LA

Item2 Item7 Item12 Item17 Item22 Item27 Item30 Item34 Item38

PM SY FI=DemocraticBehavior.cor

MO NX=9 NK=1 TD=SY,FI LX=FR

LK

DemocraticBehavior

FR TD 1 1 TD 2 2 TD 3 3 TD 4 4 TD 5 5 TD 6 6 TD 7 7 TD 8 8 TD 9 9

FR TD 6 5 TD 2 1 TD 6 2 TD 7 3 TD 8 3 TD 9 6 TD 7 6 TD 9 5 TD 7 2

FR TD 5 4 TD 8 2 TD 8 6

PD

OU SS MI TV

ANALISA FAKTOR AutocraticBehavior

DA NI=3 NO=200 MA=PM

LA

Item13 Item18 Item23

PM SY FI=AutocraticBehavior.cor

MO NX=3 NK=1 TD=SY,FI LX=FR

LK

AutocraticBehavior

FR TD 1 1 TD 2 2 TD 3 3

PD

OU SS MI TV

Page 154: PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28771/1/SYAHRIDA... · PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN HUBUNGAN PELATIH.ATLET

L I S R E L 8.70

BY

Karl G. Jöreskog & Dag Sörbom

exclusively by

Scientific Software International, Inc.

7383 N. Lincoln Avenue, Suite 100

Lincolnwood, IL 60712, U.S.A.

Phone: (800)247-6113, (847)675-0720, Fax: (847)675-2140

Copyright by Scientific Software International, Inc., 1981-2004

Use of this program is subject to the terms specified in the

Universal Copyright Convention.

Website: www.ssicentral.com

ANALISA FAKTOR AutocraticBehavior

DA NI=5 NO=200 MA=PM

LA

Item3 Item8 Item13 Item18 Item23

PM SY FI=AutocraticBehavior.cor

MO NX=5 NK=1 TD=SY,FI LX=FR

LK

AutocraticBehavior

FR TD 1 1 TD 2 2 TD 3 3 TD 4 4 TD 5 5

FR TD 3 2 TD 2 1

PD

OU SS MI TV

ANALISA FAKTOR AutocraticBehavior

DA NI=3 NO=200 MA=PM

LA

Item13 Item18 Item23

PM SY FI=AutocraticBehavior.cor

MO NX=3 NK=1 TD=SY,FI LX=FR

LK

AutocraticBehavior

FR TD 1 1 TD 2 2 TD 3 3

PD

OU SS MI TV

Page 155: PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28771/1/SYAHRIDA... · PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN HUBUNGAN PELATIH.ATLET

L I S R E L 8.70

BY

Karl G. Jöreskog & Dag Sörbom

This program is published exclusively by

Scientific Software International, Inc.

7383 N. Lincoln Avenue, Suite 100

Lincolnwood, IL 60712, U.S.A.

Phone: (800)247-6113, (847)675-0720, Fax: (847)675-2140

Copyright by Scientific Software International, Inc., 1981-2004

Use of this program is subject to the terms specified in the

Universal Copyright Convention.

Website: www.ssicentral.com

ANALISA FAKTOR SocialSupport

DA NI=8 NO=200 MA=PM

LA

Item4 Item9 Item14 Item19 Item24 Item28 Item32 Item36

PM SY FI=SocialSupport.cor

MO NX=8 NK=1 TD=SY,FI LX=FR

LK

SocialSupport

FR TD 1 1 TD 2 2 TD 3 3 TD 4 4 TD 5 5 TD 6 6 TD 7 7 TD 8 8

FR TD 8 4 TD 5 8 TD 3 8 TD 4 7 TD 2 1

PD

OU SS MI TV

ANALISA FAKTOR SocialSupport

DA NI=5 NO=200 MA=PM

LA

Item14 Item19 Item24 Item28 Item32

PM SY FI=SocialSupport.cor

MO NX=5 NK=1 TD=SY,FI LX=FR

LK

SocialSupport

FR TD 1 1 TD 2 2 TD 3 3 TD 4 4 TD 5 5

PD

OU SS MI TV

Page 156: PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28771/1/SYAHRIDA... · PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN HUBUNGAN PELATIH.ATLET

L I S R E L 8.70

BY

Karl G. Jöreskog & Dag Sörbom

This program is published exclusively by

Scientific Software International, Inc.

7383 N. Lincoln Avenue, Suite 100

Lincolnwood, IL 60712, U.S.A.

Phone: (800)247-6113, (847)675-0720, Fax: (847)675-2140

Copyright by Scientific Software International, Inc., 1981-2004

Use of this program is subject to the terms specified in the

Universal Copyright Convention.

Website: www.ssicentral.com

ANALISA FAKTOR PositiveFeedback

DA NI=5 NO=200 MA=PM

LA

Item5 Item10 Item15 Item20 Item25

PM SY FI=PositiveFeedback.cor

MO NX=5 NK=1 TD=SY,FI LX=FR

LK

PositiveFeedback

FR TD 1 1 TD 2 2 TD 3 3 TD 4 4 TD 5 5

PD

OU SS MI TV

ANALISA FAKTOR PositiveFeedback

DA NI=4 NO=200 MA=PM

LA

Item10 Item15 Item20 Item25

PM SY FI=PositiveFeedback.cor

MO NX=4 NK=1 TD=SY,FI LX=FR

LK

PositiveFeedback

FR TD 1 1 TD 2 2 TD 3 3 TD 4 4 TD 3 2

PD

OU SS MI TV

Page 157: PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28771/1/SYAHRIDA... · PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN HUBUNGAN PELATIH.ATLET

L I S R E L 8.70

BY

Karl G. Jöreskog & Dag Sörbom

This program is published exclusively by

Scientific Software International, Inc.

7383 N. Lincoln Avenue, Suite 100

Lincolnwood, IL 60712, U.S.A.

Phone: (800)247-6113, (847)675-0720, Fax: (847)675-2140

Copyright by Scientific Software International, Inc., 1981-2004

Use of this program is subject to the terms specified in the

Universal Copyright Convention.

Website: www.ssicentral.com

ANALISA FAKTOR Closeness

DA NI=8 NO=200 MA=PM

LA

Item1 Item4 Item7 Item8 Item13 Item15 Item18 Item20

PM SY FI=Closeness.cor

MO NX=8 NK=1 TD=SY,FI LX=FR

LK

Closeness

FR TD 1 1 TD 2 2 TD 3 3 TD 4 4 TD 5 5 TD 6 6 TD 7 7 TD 8 8

FR TD 4 3 TD 8 6 TD 1 2 TD 8 4 TD 8 1 TD 2 3 TD 6 7 TD 6 3 TD 6 5 TD 4 5

PD

OU SS MI TV

ANALISA FAKTOR Closeness

DA NI=6 NO=200 MA=PM

LA

Item1 Item4 Item7 Item8 Item18 Item20

PM SY FI=Closeness.cor

MO NX=6 NK=1 TD=SY,FI LX=FR

LK

Closeness

FR TD 1 1 TD 2 2 TD 3 3 TD 4 4 TD 5 5 TD 6 6 TD 4 3 TD 2 6 TD 5 4 TD 5 2

TD 4 1

PD

OU SS MI TV

Page 158: PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28771/1/SYAHRIDA... · PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN HUBUNGAN PELATIH.ATLET

L I S R E L 8.70

BY

Karl G. Jöreskog & Dag Sörbom

This program is published exclusively by

Scientific Software International, Inc.

7383 N. Lincoln Avenue, Suite 100

Lincolnwood, IL 60712, U.S.A.

Phone: (800)247-6113, (847)675-0720, Fax: (847)675-2140

Copyright by Scientific Software International, Inc., 1981-2004

Use of this program is subject to the terms specified in the

Universal Copyright Convention.

Website: www.ssicentral.com

ANALISA FAKTOR Commitment

DA NI=6 NO=200 MA=PM

LA

Item2 Item9 Item10 Item12 Item16 Item21

PM SY FI=Commitment.cor

MO NX=6 NK=1 TD=SY,FI LX=FR

LK

Commitment

FR TD 1 1 TD 2 2 TD 3 3 TD 4 4 TD 5 5 TD 6 6

FR TD 2 5 TD 3 6

PD

OU SS MI TV

ANALISA FAKTOR Commitment

DA NI=5 NO=200 MA=PM

LA

Item2 Item10 Item12 Item16 Item21

PM SY FI=Commitment.cor

MO NX=5 NK=1 TD=SY,FI LX=FR

LK

Commitment

FR TD 1 1 TD 2 2 TD 3 3 TD 4 4 TD 5 5 TD 5 2

PD

OU SS MI TV

Page 159: PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28771/1/SYAHRIDA... · PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN HUBUNGAN PELATIH.ATLET

L I S R E L 8.70

BY

Karl G. Jöreskog & Dag Sörbom

This program is published exclusively by

Scientific Software International, Inc.

7383 N. Lincoln Avenue, Suite 100

Lincolnwood, IL 60712, U.S.A.

Phone: (800)247-6113, (847)675-0720, Fax: (847)675-2140

Copyright by Scientific Software International, Inc., 1981-2004

Use of this program is subject to the terms specified in the

Universal Copyright Convention.

Website: www.ssicentral.com

ANALISA FAKTOR Complementary

DA NI=8 NO=200 MA=PM

LA

Item3 Item5 Item6 Item11 Item14 Item17 Item19 Item22

PM SY FI=Complementary.cor

MO NX=8 NK=1 TD=SY,FI LX=FR

LK

Complementary

FR TD 1 1 TD 2 2 TD 3 3 TD 4 4 TD 5 5 TD 6 6 TD 7 7 TD 8 8

FR TD 8 1 TD 7 1 TD 6 7 TD 2 3 TD 4 1 TD 1 2 TD 6 8

PD

OU SS MI TV

Page 160: PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28771/1/SYAHRIDA... · PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN HUBUNGAN PELATIH.ATLET

Lampiran 6

Indonesian Clubs in AFC Champions League/Club Championship From Wikipedia, the free encyclopedia

Year Team Progress Score Last Opponents Notes

1967- 69 None Entered

1970 PSMS Medan Fourth Place 1-0 Homenetmen

1971 None Entered

1985-86 Krama Yudha Tiga

Berlian

Third Place 1-0 Al-Ittihad

1986-87 Krama Yudha Tiga

Berlian

2nd in Group Stage N/A Liaoning FC, South China

1987-88 Krama Yudha Tiga

Berlian

2nd in Group Stage N/A Federal Territory, Tiong Bahru CSC, Kota Rangers FC

1988-89 Niac Mitra 3rd in Group Stage N/A Royal Thai Air Force, Pahang FA, Geylang International, Bandaran

1989-90 Pelita Jaya 4th in Group Semi's N/A Liaoning FC, Al Rasheed, Shahin Ahvaz

1990-91 Pelita Jaya Third Place 2–2

(7-6p) April 25

1991-92 Pelita Jaya First Round 3-4 Geylang International

1-2 in First Match

2-2 in Second Match

1992-93 Arseto Solo 4th in Group Stage N/A Yomiuri FC, Al-Shabab, Al-Muharraq

1993-94 Arema Malang First Round 3-6 Thai Farmers Bank

2-2 in First Match

1-4 in Second Match

1994-95 Pelita Jaya Second Round 1-5 Ilhwa Chunma

1-1 in First Match

0-4 in Second Match

Page 161: PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28771/1/SYAHRIDA... · PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN HUBUNGAN PELATIH.ATLET

Indonesian Clubs in AFC Champions League/Club Championship (Cont...)

1995-96 Persib Bandung

4th in Group

Quarter’s N/A Ilhwa Chunma, Thai Farmers Bank, Verdy Kawasaki

1996-97 PSM Makassar First Round 1-4 Pohang Steelers

1-0 in First Match

0-4 in Second Match

1997-98 Persebaya Surabaya First Round 2-6 Ulsan Hyundai Horang-i

1-2 in First Match

1-4 in Second Match

1998-99 None Entered

1999-00 PSIS Semarang First Round 4-9 Suwon Samsung Bluewings

2-3 in First Match

2-6 in Second Match

2000-01 PSM Makassar

4th in Group

Quarter’s N/A Júbilo Iwata, Suwon Samsung Bluewings, Shandong Luneng

2001-02 Persija Jakarta First Round 1-4 Kashima Antlers

1-4 in First Match

Second match cancelled

2002-03 None Entered

2004 PSM Makassar 4th in Group Stage N/A Dalian Shide, Hoang Anh, Krung Thai

Persik Kediri 3rd in Group Stage N/A Seongnam Ilhwa Chunma, Yokohama F. Marinos, Binh Dinh

2005 PSM Makassar 3rd in Group Stage N/A Shandong Luneng, Yokohama F. Marinos, BEC Tero Sasana

Persebaya Surabaya 3rd in Group Stage N/A Busan I'Park, Krung Thai, Binh Dinh

2006 Disqualified

2007 Persik Kediri 3rd in Group Stage N/A Urawa Red Diamonds, Sydney FC, Shanghai Shenhua

Arema Malang 3rd in Group Stage N/A Kawasaki Frontale, Chunnam Dragons, Bangkok University

2008 None Entered

2009 PSMS Medan Qualifiers 1-2 Singapore Armed Forces

Sriwijaya 4th in Group Stage N/A Gamba Osaka, FC Seoul, Shandong Luneng

Page 162: PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28771/1/SYAHRIDA... · PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PELATIH DAN HUBUNGAN PELATIH.ATLET

Indonesian Clubs in AFC Champions League/Club Championship (Cont...)

2010 Sriwijaya Qualifiers 0-3 Singapore Armed Forces

Persipura Jayapura 4th in Group Stage N/A Kashima Antlers, Jeonbuk Hyundai Motors, Changchun Yatai

2011 Sriwijaya Qualifiers 0-4 Al-Ain

Arema 4th in Group Stage N/A Jeonbuk Hyundai Motors, Cerezo Osaka, Shandong Luneng

2012 Persipura Jayapura Qualifiers 0-3 Adelaide United

2013 None Entered

2014 None Entered

Indonesian Clubs in AFC Cup

Year Team Progress Score Last Opponents Notes

2004 - 08 None Entered

2009 PSMS Medan Round of 16 0-4 Chonburi

2010

Persiwa Wamena 4th in Group Stage N/A South China, Muangthong United, VB Sports Club

Sriwijaya Round of 16 1-4 Thai Port

2011

Persipura Jayapura Quarterfinal 1-3 Arbil

1-2 in First Match

0-1 in Second Match

Sriwijaya Round of 16 0-3 Chonburi

2012 Arema Quarterfinal 0-4 Al-Ettifaq

0-2 in First Match

0-2 in Second Match

2013

Semen Padang Quarterfinal 1-2 East Bengal 0-1 in First Match, 1-1 in Second Match

Persibo Bojonegoro 4th in Group Stage N/A Sunray Cave JC Sun Hei, New Radiant, Yangon United

2014

Persipura Jayapura

Arema