pengaruh pengungkapan sustainability report terhadap...

Download Pengaruh Pengungkapan Sustainability Report terhadap ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3705/2/T1_232009030_Full... · ... (good corporate governance) ... ukuran perusahaan

If you can't read please download the document

Upload: hoangdieu

Post on 06-Feb-2018

223 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 1

    PENDAHULUAN

    Perkembangan arus informasi di era globalisasi saat ini menyebabkan banyak

    perusahaan di Indonesia berlomba-lomba untuk meningkatkan reputasi perusahaan di mata

    sosial masyarakat agar perusahaan dapat menarik para investor dan mendapatkan banyak

    dukungan dari masyarakat sehingga perusahaan dapat meningkatkan performa perusahaan

    dimasa mendatang dan mempertahankan keberlangsungan hidup bisnisnya. Namun disisi

    lain, demi untuk mendapatkan keuntungan yang besar tidak jarang perusahaan memberikan

    dampak buruk bagi lingkungannya, seperti pencemaran limbah pabrik yang mengotori aliran

    air masyarakat, keracunan makanan, polusi dan produksi makanan yang mengandung zat

    berbahaya bagi tubuh manusia. Akibat dari dampak buruk yang ditimbulkan oleh aktivitas

    perusahaan, menyebabkan masyarakat menuntut perusahaan untuk peduli terhadap

    lingkungan sekitarnya. Salah satunya adalah perusahaan manufaktur yang merupakan

    perusahaan yang menyediakan barang dan jasa yang dibutuhkan oleh masyarakat. Hal ini

    dikarenakan perusahaan manufaktur merupakan emiten terbesar yang ada di Bursa Efek

    Indonesia (Fajarini, 2012) dan merupakan sektor industri yang dianggap paling sensitif

    terhadap isu sosial dan lingkungan sehingga mempunyai pengaruh atau dampak terhadap

    lingkungan sekitarnya sebagai akibat dari aktivitas yang dilakukan perusahaan (Tamba,

    2011).

    Perusahaan diharapkan tidak hanya mementingkan kepentingan manajemen dan

    pemilik modal (investor dan kreditor) tetapi juga karyawan, konsumen serta masyarakat.

    Tuntutan terhadap perusahaan untuk memberikan informasi yang transparan, organisasi yang

    akuntabel serta tata kelola perusahaan yang semakin bagus (good corporate governance)

    semakin memaksa perusahaan untuk memberikan informasi mengenai aktivitas sosialnya,

    salah satunya melalui laporan keberlanjutan. Laporan keberlanjutan (Sustainability Report)

    kian menjadi tren dan kebutuhan bagi perusahaan progresif untuk menginformasikan perihal

  • 2

    kinerja ekonomi, sosial dan lingkungannya sekaligus kepada seluruh pemangku kepentingan

    (stakeholders) perusahaan (Chariri dan Firman, 2009). Sustainability Reporting memuat tidak

    saja informasi kinerja keuangan tetapi juga informasi non keuangan yang terdiri dari

    informasi aktivitas sosial dan lingkungan yang lebih menekankan pada prinsip dan standar

    pengungkapan yang mampu mencerminkan tingkat aktivitas perusahaan secara menyeluruh

    sehingga memungkinkan perusahaan bisa bertumbuh secara berkesinambungan (sustainable

    performance). Sustainability (keberlanjutan) adalah keseimbangan antara people-planet-

    profit, yang dikenal dengan konsep Triple Bottom Line (TBL). Sustainability terletak pada

    pertemuan antara tiga aspek, people-sosial; planet-environment; dan profit-economic

    (Soelistyoningrum dan Prastiwi, 2011).

    Penelitian mengenai pengaruh pengungkapan sustainability report terhadap kinerja

    keuangan pada perusahaan yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia, sudah pernah dilakukan

    oleh Soelistyoningrum dan Prastiwi (2011) yang menggunakan tiga variabel kinerja

    keuangan, yaitu : profitabilitas, likuiditas, dan dividend payout ratio. Adhima (2012) juga

    pernah melakukan penelitian mengenai pengaruh pengungkapan sustainability report

    terhadap kinerja keuangan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek

    Indonesia, yang hanya menggunakan variabel rasio keuangan profitabilitas. Selain itu juga

    Widianto (2011) pernah melakukan penelitian mengenai pengaruh profitabilitas, likuiditas,

    leverage, aktivitas, ukuran perusahaan dan corporate governance terhadap praktik

    pengungkapan sustainability report pada perusahaan-perusahaan yang listed (go public) di

    Bursa Efek Indonesia, namun dalam penelitian ini tidak berhasil membuktikan pengaruh

    pengungkapan sustainability report terhadap profitabilitas, likuiditas, leverage, aktivitas,

    ukuran perusahaan, dan corporate governance.

    Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan memperoleh bukti empiris pengaruh

    Sustainability Report terhadap kinerja keuangan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar

  • 3

    di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2010. Variabel - variabel kinerja keuangan yang

    digunakan dalam penelitian ini meliputi : profitabilitas, likuiditas, leverage, aktivitas, dan

    dividend payout ratio. Persamaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu yaitu sama -

    sama menggunakan alat ukur rasio sedangkan perbedaan penelitian ini dengan penelitian-

    penelitian di atas terletak pada tahun, objek yang digunakan dalam penelitian dan

    penambahan variabel penelitian dari rasio keuangan yang digunakan dalam penelitian. Objek

    yang digunakan oleh Soelistyoningrum dan Prastiwi (2011) adalah perusahaan yang

    mengungkapkan Sustainability Report yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan

    periode penelitian tahun 2006-2008, sementara dalam penelitian ini adalah lebih fokus pada

    spesifik untuk ukuran perusahaan - perusahaan yang memiliki karakteristrik industri yang

    sejenis yaitu menggunakan sampel perusahaan manufaktur yang mengungkapkan

    Sustainability Report dan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2010, seperti

    penelitian yang dilakukan oleh Adhima (2012). Pemilihan sampel perusahaan manufaktur

    dalam penelitian ini karena merupakan perusahaan yang relatif lebih banyak memiliki

    dampak pada lingkungan dibandingkan dengan perusahaan jasa atau dagang dan merupakan

    jumlah perusahaan dalam satu populasi yang besar sehingga peran industri manufaktur dalam

    perekonomian di Indonesia menempati posisi yang dominan (Wijaya, 2012). Penelitian ini

    tidak hanya menggunakan rasio keuangan diantaranya adalah profitabilitas (ROA), likuiditas

    (CR), dividend payout ratio (DPR) sebagaimana yang digunakan oleh penelitian

    Soelistyoningrum dan Prastiwi (2011) tetapi juga ada penambahan variabel rasio keuangan

    diantaranya adalah leverage (DER) dan aktivitas (IT) sebagaimana dengan variabel rasio

    keuangan yang digunakan juga untuk mengukur kinerja keuangan seperti yang digunakan

    oleh Widianto (2011).

    Manfaat dari penelitian ini adalah berdasarkan hasil analisis pengaruh sustainability report

    terhadap kinerja keuangan dapat dijadikan solusi memberikan pemahaman tentang

  • 4

    pentingnya pertanggungjawaban ekonomi, sosial, dan lingkungan perusahaan yang

    diungkapkan dalam laporan yang disebut SR. Sehingga dapat menjadi strategi bagi

    perusahaan dalam meningkatkan kinerja keuangan di masa yang akan datang didalam

    membangun reputasi atau image perusahaan. Selain itu dapat memberikan manfaat bagi

    pemerintah maupun pihak lain sebagai bahan atau masukan yang bermanfaat dalam

    memberikan informasi atau wacana mengingat belum adanya standar untuk menentukan

    kebijakan yang jelas dan pasti dalam mengatur pelaksanaan pengungkapan SR bagi

    perusahaan-perusahaan yang ada di Indonesia.

    LANDASAN TEORI

    2.1 Sustainability Report

    Menurut GRI (dalam Judges, 2009) seperti yang dikutip oleh Widianto (2011),

    mendefinisikan sustainability report sebagai praktik dalam mengukur dan mengungkapkan

    aktivitas perusahaan, sebagai tanggung jawab kepada stakeholder internal maupun eksternal

    mengenai kinerja organisasi dalam mewujudkan tujuan pembangunan berkelanjutan.

    Sustainability report akan menjadi salah satu media untuk mendeskripsikan pelaporan

    ekonomi, lingkungan, dan dampak sosial (seperti halnya konsep triple bottom line, pelaporan

    CSR).

    2.2 Pengungkapan Sustainability Report

    Pengungkapan sustainability report didefinisikan sebagai data yang diungkapkan

    perusahaan berkaitan dengan aktivitas sosial yang dilakukan perusahaan yang meliputi tema

    sebagai berikut : Economic, Environmental, Human Rights, Labor Practices & Decent Work,

    Society, dan Product Responsibility (GRI-G3 Guideliness) seperti yang dikutip oleh

    Soelistyoningrum dan Prastiwi (2011). Variabel ini diukur melalui Sustainability Report

    Disclosure Index (SRDI). SRDI menilai tanggung jawab sosial yang sesuai dengan kriteria

  • 5

    menurut GRI, yaitu: Economic, Environmental Performance, Human Rights, Labor Practices

    & Decent Work, Society, dan Product Responsibility. Dari 6 aspek pengungkapan

    sustainability reporting terdapat 79 item yang kemudian disesuaikan kembali dengan masing-

    masing perusahaan. Perhitungan SRDI dilakukan dengan memberikan skor 1 jika satu item

    diungkapkan, dan 0 jika tidak diungkapkan. Setelah dilakukan pemberian skor pada seluruh

    item, skor tersebut kemudian dijumlahkan untuk memperoleh keseluruhan skor untuk setiap

    perusahaan.

    Prinsip Pengungkapan Sustainability Report

    Pengungkapan Sustainability Report yang sesuai dengan GRI (Global Reporting Index) harus

    memenuhi beberapa prinsip. Prinsip-prinsip ini tercantum dalam GRI-G3 Guidelines, yaitu:

    1. Keseimbangan

    Sustainability Report sebaiknya mengungkapkan aspek positif dan negatif dari kinerja

    suatu perusahaan.

    2. Dapat dibandingkan

    Sustainability Report disajikan dengan seksama sehingga memungkinkan para

    stakeholder untuk menganalisis perubahan kinerja organisasi dari waktu ke waktu.

    3. Akurat

    Informasi yang dilaporkan dalam Sustainability Report harus cukup akurat dan rinci.

    4. Urut waktu

    Pelaporan Sustainability Report tersebut harus terjadwal dan informasi yang ada harus

    selalu tersedia bagi para stakeholder.

    5. Kesesuaian

    Informasi yang diberikan dalam Sustainability Report harus sesuai dengan pedoman dan

    dapat dimengerti serta dapat diakses oleh stakeholder.

  • 6

    6. Dapat dipertanggungjawabkan

    Informasi dan proses yang digunakan dalam penyusunan laporan harus tepat sehingga

    dapat menetapkan kualitas dan materialitas informasi.

    Pengungkapan dalam Sustainability Report

    Pengungkapan standar dalam SR menurut GRI-G3 Guidelines terdiri dari:

    1. Ekonomi

    Menyangkut dampak yang dihasilkan perusahaan pada kondisi ekonomi dari stakeholder

    dan pada sistem ekonomi di tingkat lokal, nasional, dan global.

    2. Lingkungan

    Menyangkut dampak yang dihasilkan perusahaan terhadap makhluk dibumi, dan

    lingkungan sekitar termasuk ekosistem, tanah, udara, dan air.

    3. Hak Asasi Manusia

    Adanya transparansi dalam mempertimbangkan pemilihan investor dan

    pemasok/kontraktor. Dalam melaksanakan kegiatannya, perusahaan harus senantiasa

    memperhatikan kepentingan pemegang saham dan pemangku kepentingan lainnya

    berdasarkan asas kewajaran dan kesetaraan.

    4. Masyarakat

    Memusatkan perhatian pada dampak organisasi terhadap masyarakat dimana mereka

    beroperasi, dan mengungkapkan bagaimana resiko yang mungkin timbul dari interaksi

    dengan lembaga sosial lainnya.

    5. Tanggung jawab produk

    Berisi pelaporan produk yang dihasilkan perusahaan dan layanan yang secara langsung

    mempengaruhi pelanggan, yaitu kesehatan dan keamanan, informasi dan pelabelan,

    pemasaran, dan privasi.

  • 7

    6. Sosial

    Berisi kegiatan sosial yang dilakukan oleh perusahaan, apa saja yang sudah dilakukan

    dan bagaimana kegiatan tersebut dilakukan.

    2.3 Kinerja Keuangan

    Kinerja Keuangan adalah hasil keputusan berdasarkan penilaian terhadap kemampuan

    perusahaan, baik dari aspek likuiditas, aktivitas, solvabilitas dan profitabilitas yang dibuat

    oleh pihak-pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan. Kinerja keuangan merefleksikan

    kinerja fundamental perusahaan yang akan diukur dengan menggunakan data yang berasal

    dari laporan keuangan. Laporan dari kinerja keuangan dibuat untuk menggambarkan kondisi

    keuangan perusahaan masa lalu dan digunakan untuk memprediksi keuangan dimasa yang

    akan datang. Pengukuran kinerja keuangan dapat dilakukan dengan penilaian analisis rasio

    keuangan. Analisis rasio keuangan merupakan dasar untuk menilai dan menganalisis prestasi

    operasi perusahaan atau kinerja perusahaan (Soelistyoningrum dan Prastiwi, 2011).

    2.4 Hipotesis

    2.4.1 Pengaruh Pengungkapan Sustainability Report terhadap Profitabilitas

    Perusahaan

    Perusahaan yang mengeluarkan biaya tambahan khusus untuk melaksanakan tanggung

    jawab sosial akan menghasilkan dampak yang netral terhadap profitabilitas, hal ini karena

    tambahan biaya yang dikeluarkan tertutupi oleh keuntungan efisiensi yang ditimbulkan oleh

    pengeluaran tersebut. Sehingga profitabilitas akan meningkat karena peluang perusahaan

    untuk mendapatkan laba tidak akan hilang (Adhima, 2012). Penelitian yang dilakukan oleh

    Soelistyoningrum dan Prastiwi (2011) menunjukkan bahwa pengungkapan Sustainability

    Report berpengaruh signifikan terhadap ROA dengan arah positif, hasil ini sesuai dengan

    studi yang dilakukan oleh Dahlia dan Siregar (2008), dikatakan bahwa tujuan perusahaan

    menggunakan sustainability reporting framework adalah untuk mengelola hubungan dengan

    stakeholder, mengkomunikasikan kinerja manajemen dalam mencapai keuntungan jangka

  • 8

    panjang perusahaan kepada stakeholders, seperti perbaikan kinerja keuangan, kenaikan dalam

    competitive advantage, maksimisasi profit, serta kesuksesan perusahaan jangka panjang.

    Dengan pengungkapan sustainability report yang dilakukan perusahaan diharapkan dapat

    memberikan bukti nyata bahwa proses produksi yang dilakukan perusahaan tidak hanya

    berorientasi keuntungan, tetapi juga memperhatikan isu sosial, dan lingkungan, sehingga

    dapat meningkatkan kepercayaan stakeholder yang akan berdampak pada peningkatan nilai

    perusahaan melalui peningkatan investasi yang berdampak pada peningkatan laba

    perusahaan.

    Penelitian Adhima (2012) menunjukkan bahwa pengungkapan sustainability report

    yang diukur dengan menggunakan SRDI berpengaruh positif dan signifikan terhadap

    profitabilitas perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Hasil penelitian ini sejalan

    dengan Tsoutsoura dan Tresnawati (2004) seperti yang dikutip oleh Adhima (2012), yang

    menyatakan adanya pengaruh positif pengungkapan CSR terhadap profitabilitas perusahaan.

    Kondisi ini menunjukkan bahwa pengungkapan sustainability report dapat meningkatkan

    reputasi perusahaan, meningkatkan kepercayaan publik, dan juga kehandalan perusahaan

    dalam memelihara konsumen, SDM yang bertalenta, dan pengelolaan kekayaan perusahaan

    yang berakibat meningkatkan profit perusahaan.

    H1 : Pengungkapan SR berpengaruh positif terhadap ROA perusahaan.

    2.4.2 Pengaruh Pengungkapan Sustainability Report terhadap Likuiditas Perusahaan

    Pengungkapan sustainability report diharapkan mampu meningkatkan dukungan

    stakeholder yang dapat mendorong investasi yang masuk. Investasi yang diperoleh dari para

    stakeholder, dapat digunakan untuk membiayai kewajiban perusahaan, sehingga likuiditas

    perusahaan meningkat (Soelistyoningrum dan Prastiwi, 2011). Penelitian yang dilakukan oleh

    Almilia dan Devi, (2007) menunjukkan bahwa pengungkapan sustainability report

    berpengaruh signifikan terhadap CR dengan arah positif, hal ini dikarenakan tingkat likuiditas

    yang tinggi akan menunjukkan kuatnya kondisi keuangan perusahaan. Perusahaan dengan

  • 9

    tingkat likuiditas yang tinggi akan mampu untuk menciptakan image yang kuat dan positif

    dimata para stakeholder-nya serta memiliki kemampuan yang besar juga untuk membayar

    kewajiban keuangannya secara tepat waktu karena perusahaan dalam keadaan likuid dan

    mempunyai aktiva lancar lebih besar dari pada utang lancar. Upaya-upaya yang dapat

    ditempuh perusahaan untuk membentuk dan memperkuat image-nya adalah melalui

    pembuatan laporan-laporan tambahan. Salah satu upaya pengungkapan yang dapat dilakukan

    oleh perusahaan adalah melalui pembuatan sustainability report secara sukarela, sebagai aksi

    perusahaan untuk mendapatkan dukungan dari para stakeholder-nya.

    Penelitian Rahajeng (2010), juga menunjukkan bahwa pengungkapan sukarela

    berpengaruh positif dan signifikan terhadap likuiditas perusahaan manufaktur yang terdaftar

    di BEI. Penelitian tersebut menyebutkan bahwa rasio likuiditas berpengaruh pada luas

    pengungkapan sukarela. Karena kondisi perusahaan didasarkan pada alasan bahwa bagi

    perusahaan yang memiliki likuiditas baik, menunjukkan memiliki struktur finansial yang baik

    pula. Jika kondisi ini diketahui oleh publik, maka perusahaan tidak terancam kinerjanya,

    bahkan jika likuiditas perusahaan itu tinggi dan diketahui oleh publik, secara langsung atau

    tidak langsung perusahaan menunjukan validitas kinerjanya yang baik.

    H2 : Pengungkapan SR berpengaruh positif terhadap CR perusahaan.

    2.4.3 Pengaruh Pengungkapan Sustainability Report terhadap Leverage Perusahaan

    Perusahaan yang melakukan pengungkapan lebih luas cenderung memiliki tingkat

    leverage yang tinggi karena dengan mengungkapkan informasi sosial perusahaan telah

    melakukan tanggung jawab sosialnya dengan baik sehingga dapat meningkatkan minat serta

    kepercayaan kreditur sebagai salah satu sumber dana perusahaan. Semakin tinggi tingkat

    hutang maka perusahaan tersebut memiliki tingkat kepercayaan yang tinggi dari kreditur

    karena hal tersebut mengindikasikan bahwa perusahaan mampu untuk memenuhi

    kewajibannya kepada kreditur (Setiawan, 2006).

  • 10

    Penelitian yang dilakukan oleh Widianto (2011), menunjukkan bahwa pengungkapan

    sustainability report berpengaruh signifikan terhadap DER dengan arah positif. Penelitian ini

    menjelaskan bahwa tingkat rasio leverage menggambarkan resiko keuangan perusahaan.

    Semakin tinggi tingkat leverage, maka akan ada kecenderungan perusahaan berusaha untuk

    melaporkan profitabilitasnya agar tetap tinggi. Hal ini dikarenakan, tingkat profitabilitas yang

    tinggi akan mencerminkan kondisi keuangan perusahaan yang kuat sehingga dapat

    meyakinkan perusahaan dalam memperoleh pinjaman dari para stakeholder-nya. Perusahaan

    yang memiliki tingkat leverage yang tinggi, menganggap perlu memberikan laporan

    pengungkapan tanggung jawab sosial, sehingga ada good news tentang kinerja perusahaan,

    sehingga dapat menarik para stakeholder untuk menginvestasikan dananya pada perusahaan

    yang memiliki kondisi keuangan yang sehat dan baik. Pengungkapan informasi sosial dan

    lingkungan dapat dilakukan perusahaan salah satunya melalui pembuatan sustainability

    report.

    H3 : Pengungkapan SR berpengaruh positif terhadap DER perusahaan.

    2.4.4 Pengaruh Pengungkapan Sustainability Report terhadap Aktivitas Perusahaan

    Perusahaan yang melakukan pengungkapan lebih luas cenderung memiliki tingkat

    aktivitas yang tinggi karena dengan tingginya tingkat aktivitas yang dilakukan oleh

    perusahaan mencerminkan semakin baik kemampuan manajemen perusahaan didalam

    mengelola aktivitas pendanaan untuk dapat mencapai kondisi keuangan yang stabil dan kuat.

    Hal ini dikarenakan kondisi keuangan yang semakin stabil dan kuat merupakan cerminan

    upaya yang dilakukan perusahaan untuk mendapat dukungan stakeholder dalam

    mempertahankan kelangsungan hidupnya (Setiawan, 2006). Penelitian yang dilakukan oleh

    Widianto (2011) mengatakan bahwa sekitar tujuh puluh persen penelitian menyebutkan

    adanya hubungan positif antara kinerja perusahaan dengan pengungkapan CSR. Pembuatan

    sustainability report oleh perusahaan, juga sebagai sarana pelaporan sosial bagi perusahaan,

    kepada para stakeholder-nya mengenai aktivitas-aktivitas CSR yang telah dilakukan.

  • 11

    Berdasar argumen-argumen tersebut, dapat diasumsikan bahwa tingkat aktivitas perusahaan

    memiliki hubungan positif dengan pengungkapan sustainability report.

    Penelitian Luthfia (2012), menunjukkan bahwa pengungkapan laporan berkelanjutan

    berpengaruh positif dan signifikan terhadap aktivitas perusahaan. Hal tersebut dikarenakan

    semakin tinggi rasio aktivitas mancerminkan semakin efektif tindakan-tindakan perusahaan

    dalam pengeloaan dana, maka perusahaan akan memiliki kecenderungan untuk mencapai

    kondisi keuangan yang semakin stabil dan kuat. Kondisi keuangan yang stabil dan kuat yang

    dihasilkan perusahaan, merupakan salah satu upaya perusahaan untuk mendapat dukungan

    stakeholders. Dukungan stakeholders digunakan perusahaan untuk mencapai keberlanjutan

    perusahaan. Dukungan stakeholders dapat dihimpun perusahaan dengan mempublikasikan

    SR (Sustainability Report).

    H4 : Pengungkapan SR berpengaruh positif terhadap IT perusahaan.

    2.4.5 Pengaruh Pengungkapan Sustainability Report terhadap Dividend Payout Ratio

    Pada umumnya, tujuan investor melakukan investasi saham adalah untuk

    mendapatkan keuntungan yang berupa dividen atau capital gain. Pemegang saham berharap

    untuk mendapat dividen dalam jumlah besar atau minimal relatif stabil dari tahun ke tahun,

    sehingga investasi yang masuk diharapkan dapat meningkatkan DPR (Hadiwidjaja, 2007).

    Penelitian yang dilakukan oleh Amalia dan Wijayanto (2007), dalam Dahlia dan Siregar

    (2008), menunjukkan bahwa pengungkapan sustainability report berpengaruh signifikan

    terhadap dividend payout ratio dengan arah positif. Penelitian tersebut menyatakan bahwa

    perusahaan dengan kinerja lingkungan yang bagus akan mendapatkan respon positif oleh para

    investor melalui fluktuasi harga saham yang semakin naik dari periode ke periode.

    Pengungkapan SR merupakan cara pertanggungjawaban perusahaan terhadap isu ekonomi,

    sosial, dan lingkungan. Pengungkapan tersebut diharapkan dapat menarik minat para

    stakeholder untuk melakukan investasi. Karena pada umumnya, tujuan investor melakukan

  • 12

    investasi saham adalah untuk mendapatkan keuntungan yang berupa dividen atau capital

    gain.

    H5 : Pengungkapan SR berpengaruh positif terhadap DPR perusahaan.

    2.5 Model Penelitian

    METODE PENELITIAN

    3.1 Populasi dan Sampel

    Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di

    Bursa Efek Indonesia (BEI) yang melakukan pengungkapan sustainability report pada tahun

    2010. Dipilihnya satu kelompok industri yaitu industri manufaktur barang konsumsi sebagai

    populasi dimaksudkan untuk menghindari bias yang disebabkan oleh efek industri (industrial

    effect) (Muhammady, 2012). Dalam melakukan penelitian ini peneliti mengambil sampel

    perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang melakukan

    pengungkapan sustinability report dengan pengambilan sampel secara purposive sampling,

    artinya bahwa populasi yang akan dijadikan sampel penelitian adalah populasi yang

    memenuhi kriteria sampel tertentu. Kriteria yang digunakan dalam pengambilan sampel

    penelitian ini adalah :

    1. Perusahaan manufaktur yang mempublikasikan Laporan Tahunan 2010 dan

    mengandung informasi laporan keberlanjutan, dan dapat diakses melalui website

    perusahaan dan website BEI (http://www.idx.co.id). Hal tersebut untuk menunjukkan

    bahwa informasi yang terdapat dalam sustainability report (SR) perusahaan dapat

    diakses oleh publik.

    Pengungkapan Laporan berkelanjutan

    (Sustainability Reporting)

    (Sustainability Report)

    Profitabilitas (Return On Assets)

    Likuiditas (Current Ratio)

    Leverage (Debt Equity Ratio)

    Aktivitas (Inventory Turnover)

    Dividend Payout Ratio

  • 13

    2. Perusahaan tersebut mempublikasikan laporan keuangan tahunan (Annual Report)

    tahun 2011 serta memiliki data yang lengkap terkait dengan variabel-variabel yang

    digunakan dalam penelitian ini.

    3.2 Jenis dan Sumber data

    Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari

    data laporan keuangan tahunan perusahaan tahun 2010 yang terdaftar di Bursa Efek

    Indonesia, yang mengandung informasi laporan keberlanjutan dan data laporan keuangan

    tahun 2011 untuk mengukur variabel-variabel kinerja keuangan. Pemilihan data pada rentang

    waktu tersebut karena data tersebut merupakan data paling baru. Data sekunder yang

    digunakan adalah sustainability report dan laporan keuangan tahunan (Annual Report) yang

    didapat dari website perusahaan atau website BEI (http://www.idx.co.id). Data untuk variabel

    SRDI diperoleh dari sustainability report perusahaan, data untuk variabel profitabilitas,

    likuiditas, leverage, aktivitas dan rasio pembayaran dividend didapat dari laporan keuangan

    perusahaan dan ICMD 2011 (Indonesian Capital Market Directory).

    3.3 Pengukuran Variabel Penelitian

    3.3.1 Variabel Independen

    Sustainability Report.

    V

    M 100%SRDI =

    Dimana:

    SRDI = Sustainability Report Disclosure Index perusahaan

    V = Jumlah item yang diungkapkan perusahaan

    M = Jumlah item yang diharapkan

    3.3.2 Variabel Dependen

    Profitabilitas

    Laba setelah pajak

    Total Aset ROA = 100%

    V

    MSRDI = 100%

  • 14

    Likuiditas

    Aset Lancar

    Kewajiban lancar CR = 100%

    Leverage

    Total Kewajiban

    Total Ekuitas DER = 100%

    Aktivitas

    Penjualan (Sales)

    Pesediaan (Inventory)IT = 100%

    Devidend Payout Ratio

    Dividend per lembar

    Earning per lembar DPR = 100%

    3.4 Langkah analisis

    Analisis Statistik Deskriptif

    Statistik deskriptif digunakan untuk menggambarkan variabel-variabel dalam penelitian

    ini. Analisis ini akan menghasilkan rata-rata (mean), nilai maksimal, nilai minimal, dan

    standar deviasi untuk mendeskripsikan variabel penelitian.

    Uji Asumsi Klasik

    a. Uji Normalitas

    Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel

    dependen dan variabel independen memiliki distribusi data yang normal atau tidak.

    b. Uji Heteroskedastisitas

    Heteroskedastisitas adalah varian residual yang tidak konstan pada regresi sehingga

    akurasi hasil prediksi menjadi meragukan. Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji

    apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual suatu pengamatan ke

    pengamatan yang lain.

  • 15

    c. Uji Autokorelasi

    Untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi yaitu dengan menggunakan uji Durbin

    Watson. Uji Durbin Watson ini hanya digunakan untuk autokorelasi tingkat satu (first order

    autocorrelation) dan mensyaratkan adanya intersep dalam model regresi dan tidak ada

    variabel lagi diantara variabel penjelas.

    Analisis Regresi

    Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah model persamaan

    regresi sederhana untuk menguji adanya pengaruh variabel independen terhadap variabel

    dependen. Model analisis pengaruh pengungkapan sustainability report terhadap kinerja

    keuangan dalam penelitian ini dapat dijabarkan sebagai berikut:

    ROA(t+1) = 0 + 1 SRDI + e (1)

    CR(t+1) = 0 + 1 SRDI + e (2)

    DER(t+1) = 0 + 1 SRDI + e (3)

    IT(t+1) = 0 + 1 SRDI + e (4)

    DPR(t+1) = 0 + 1 SRDI + e (5)

    Dimana:

    ROA : Return On Asset

    CR : Current Ratio

    DER : Debt Equity Ratio

    IT : Inventory Turnover

    DPR : Dividend Payout Ratio

    SRDI : Sustainability Report Disclosure Index berdasarkan indikator GRIG3 Guidelines

    : Koefisien yang diestimasi

    e : error term

  • 16

    Pengujian Hipotesis (Simple Regression)

    Uji Koefisien Determinasi (R)

    Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengetahui seberapa jauh kemampuan

    model dalam menjelaskan variasi variabel dependen. Semakin besar nilai koefisien

    determinasi berarti semakin besar kemampuan variabel independen dalam menjelaskan

    variabel dependen. Sebaliknya, semakin kecil nilai koefisien determinasi berarti semakin

    kecil kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen atau sangat

    terbatas.

    Uji Regresi Parsial (Uji t)

    Pengujian untuk mengetahui kemampuan variabel independen dalam menjelaskan

    perilaku variabel dependen dengan uji statistik t. Pengujian dilakukan dengan menggunakan

    signifikansi level 0,05 (alpha = 5%).

    ANALISIS DATA

    4.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian

    Data yang dipakai dalam penelitian ini sebanyak 146 perusahaan manufaktur yang

    terdaftar di BEI. Dari data yang terkumpul kemudian dipilih data yang sesuai dengan kriteria

    yang telah ditentukan terdapat 33 perusahaan yang memenuhi kriteria sampel penelitian.

    Tabel 1. Hasil Pemlihan Sampel

    Kriteria-kriteria Sampel Jumlah

    Data Data perusahaan manufaktur yang terdaftar 146

    di BEI tahun 2010 Data perusahaan manufaktur yang tidak (24)

    mengungkapkan Sustainability Reporting

    Data perusahaan manufaktur yang tidak (4)

    menerbitkan laporan keuangan tahun 2011

    Jumlah sampel 118

    Sampel yang dihilangkan 85

    Jumlah sampel yang digunakan 33

    Sumber : Data sekunder laporan keuangan yang diolah

  • 17

    Dalam penelitian ini objek penelitian yang digunakan adalah perusahaan manufaktur

    yang mengungkapkan Sustainability Report yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI)

    untuk tahun 2010 dan perusahaan manufaktur yang mempublikasikan laporan keuangan

    tahunan (annual report) tahun 2011 serta memiliki data yang lengkap terkait dengan variabel-

    variabel kinerja keuangan yang digunakan dalam penelitian dengan memenuhi kriteria yang

    ditetapkan dalam purposive sampling, yaitu metode penentuan sampel berdasarkan kriteria

    tertentu. Dari 118 perusahaan, melalui prosedur penentuan sampel sebagaimana dipaparkan

    di atas, terdapat 33 perusahaan yang memenuhi kriteria sampel penelitian.

    4.2 Statistik Deskriptif

    Analisis statistik deskriprtif menggambarkan karakteristik sampel dan digunakan

    untuk mengetahui kemungkinan pola distribusi data. Pada analisis ini didapatkan

    karakteristik berupa nilai minimum, nilai maksimum, mean, dan standar deviasi.

    Tabel 2. Statistik Deskriptif

    N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

    ROA

    CR

    DER

    IT

    DPR

    SRDI

    Valid N (listwise)

    33

    33

    33

    33

    33

    33

    33

    .01

    .48

    .07

    1.49

    .00

    .20

    .42

    11.74

    5.96

    25.91

    9.29

    .75

    .1073

    2.4047

    1.2728

    7.6560

    .6026

    .4626

    .09310

    2.35440

    1.19290

    5.12798

    1.58167

    .15620

    Sumber : Data sekunder SPPS yang diolah

    Penelitian ini menggunakan tema pengungkapan sosial, ekonomi, dan lingkungan

    yang secara keseluruhan terdiri dari 79 item pada 6 aspek yang diungkapkan dalam

    Sustainability Report. Indeks pengungkapan Sustainability Report diperoleh sebesar 0,4626

    atau 46,26%. Hal ini berarti bahwa dalam satu periode 2010-2011 dalam Sustainability

    Report, perusahaan sampel mengungkapkan sebanyak 46,26% pengungkapan sosial,

    ekonomi, dan lingkungan yang dilakukan perusahaan. Indeks pengungkapan Sustainability

    Report terkecil adalah sebesar 0,20 dimiliki oleh PT. Jembo Cable Company Tbk dan indeks

    pengungkapan terbesar adalah sebesar 0,75 dimiliki oleh PT. Tunas Baru Lampung Tbk.

  • 18

    Variabel dependen profitabilitas (ROA) dari perusahaan sampel pada tahun 2010-

    2011 diperoleh rata-rata sebesar 0,1073. Nilai ROA terendah adalah sebesar 0,01 dimiliki

    oleh PT. Langgeng Makmur Industri Tbk dan nilai ROA yang terbesar adalah sebesar 0,42

    dimiliki oleh PT. Multi Bintang Indonesia Tbk, sedangkan nilai standar deviasi dari seluruh

    sampel adalah sebesar 0,09310.

    Variabel dependen likuiditas (CR) dari perusahaan sampel pada tahun 2010-2011

    diperoleh rata-rata sebesar 2,4047. Nilai CR terendah adalah sebesar 0,48 dimiliki oleh PT.

    Multistrada Arah Sarana Tbk dan nilai CR yang terbesar adalah sebesar 11,74 dimiliki oleh

    PT. Mandom Indonesia, sedangkan nilai standar deviasi dari seluruh sampel adalah sebesar

    2,35440

    Variabel dependen leverage (DER) dari perusahaan sampel pada tahun 2010 2011

    diperoleh rata-rata sebesar 1,2728. Nilai DER terendah adalah sebesar 0,07 dimiliki oleh PT.

    Selamat Sempurna Tbk dan nilai DER yang terbesar adalah sebesar 5,96 dimiliki oleh PT.

    Intraco Penta Tbk, sedangkan nilai standar deviasi dari seluruh sampel adalah sebesar

    1,19290.

    Variabel dependen aktivitas (IT) dari perusahaan sampel pada tahun 2010 2011

    diperoleh rata-rata sebesar 7,6560. Nilai IT terendah adalah sebesar 1,49 dimiliki oleh PT.

    Gudang Garam Tbk dan nilai IT yang terbesar adalah sebesar 25,91 dimiliki oleh PT. Arwana

    Citramulia Tbk, sedangkan nilai standar deviasi dari seluruh sampel adalah sebesar 1,19290.

    Variabel dependen dividend payout ratio (DPR) dari perusahaan sampel pada tahun

    2010-2011 diperoleh rata-rata sebesar 0,6026. Hal ini berarti bahwa perusahaan sampel rata-

    rata memiliki kemampuan untuk membagikan dividen sebesar 60,26% dari laba yang

    diperoleh perusahaan. Nilai DPR terendah adalah sebesar 0,00% yang dimiliki oleh PT.

    Merck Tbk dan nilai DPR yang terbesar adalah sebesar 9,29% persen yang dimiliki oleh PT.

  • 19

    Goodyear Indonesia Tbk, sedangkan nilai standar deviasi dari seluruh sampel adalah sebesar

    1,58167.

    4.3 Hasil Pengujian Hipotesis

    Hasil analisis regresi yang dilakukan untuk menguji pengaruh tingkat pengungkapan

    Sustainability Report terhadap kinerja keuangan Return Of Asset (ROA), Current Ratio (CR),

    Debt Equity Ratio (DER), Inventory Turnover (IT), Dividen Payout Ratio (DER). Hasil uji

    hipotesis dapat dilihat pada tabel 3 dibawah ini :

    Tabel 3. Hasil Uji Hipotesis

    Dependen

    t Variabel

    Konstant

    a

    B t Sig R

    Square

    Adj R

    Square

    Ln ROA -1.675 1.097 2.620 0.014 0.181 0.155

    Ln CR 0.606 0.006 0.017 0.987 0.000 -0.032

    Ln DER -0.543 -0.455 -0.922 0.364 0.027 -0.005

    Ln IT 2.311 0.545 1.935 0.062 0.108 0.079

    Ln DPR -1.869 -0.530 -0.746 0.461 0.018 -0.014

    Sumber : Data sekunder SPSS yang diolah

    4.3.1 Hasil Pengujian Hipotesis Model I

    Pengaruh Pengungkapan Sustainability Report terhadap ROA

    Dari hasil regresi yang dilakukan terhadap variabel tingkat pengungkapan SR

    terhadap profitabilitas, maka dapat dirumuskan persamaan :

    Ln ROA = - 1.675 +1.097 Ln SRDI + e

    Setiap 100% kenaikkan perubahan dalam SRDI mengakibatkan kenaikkan sebesar 1001.097

    perubahan dalam ROA.

    Pada tabel 3 dapat dilihat nilai R2

    = 0,181 dan adj R

    2 = 0,155 atau sebesar 15,5% variasi dari

    tingkat pengungkapan SR berpengaruh terhadap laba setelah pajak terhadap total asset.

    Menurut Ghozali (2005), nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen

    memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel

    dependen. Sisanya sebesar 84,5% dijelaskan oleh variabel-variabel lainnya diluar model yang

  • 20

    digunakan dalam penelitian ini yang lebih dapat menjelaskan perubahan variabel rasio laba

    setelah pajak terhadap total aset.

    Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan diperoleh nilai t sebesar 2,620 dengan

    tingkat signifikansi sebesar 0,014 berada lebih kecil dari = 0,05. Sehingga hasil penelitian

    ini mendukung hipotesis pertama. Hal ini menunjukkan bahwa perubahan dalam

    Sustainability Report berpengaruh signifikan terhadap perubahan dalam profitabilitas.

    Dari hasil analisis tersebut dapat dilihat adanya indikasi arah tingkat pengungkapan

    SR menunjukkan hasil adanya indikasi arah positif tingkat pengungkapan SR, yang berarti

    semakin banyak pengungkapan SR maka semakin tinggi nilai profitabilitas. Hal ini berarti

    semakin banyak pengungkapan SR semakin tinggi kemampuan perusahaan dalam

    memperoleh laba.

    4.3.2 Hasil Pengujian Hipotesis Model II

    Pengaruh Pengungkapan Sustainability Report terhadap CR

    Dari hasil regresi yang dilakukan terhadap variabel tingkat pengungkapan SR

    terhadap likuiditas, maka dapat dirumuskan persamaan :

    Ln CR = 0.606 + 0.006 Ln SRDI + e

    Setiap 100% kenaikkan perubahan dalam SRDI mengakibatkan kenaikkan sebesar

    1000.006 perubahan dalam CR.

    Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan menunjukkan nilai t sebesar 0,017 dengan

    tingkat signifikansi sebesar 0,987 berada lebih besar dari = 0,05. Sehingga hasil penelitian

    ini tidak mendukung hipotesis kedua. Hal ini menunjukkan bahwa perubahan dalam

    Sustainability Report tidak berpengaruh signifikan terhadap perubahan dalam likuiditas

    Dari hasil analisis tersebut dapat dilihat adanya indikasi arah positif tingkat

    pengungkapan SR yang berarti semakin banyak pengungkapan SR semakin tinggi nilai

    likuiditas. Hal itu berarti semakin banyak pengungkapan SR maka semakin tinggi

  • 21

    kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya dengan menggunakan investasi yang

    diperoleh dari para stakeholders.

    4.3.3 Hasil Pengujian Hipotesis Model III

    Pengaruh Pengungkapan Sustainability Report terhadap DER

    Dari hasil regresi yang dilakukan terhadap variabel tingkat pengungkapan SR

    terhadap leverage, maka dapat dirumuskan persamaan :

    Ln DER = -0.543 - 0.455 Ln SRDI + e

    Setiap 100% penurunan perubahan dalam SRDI mengakibatkan penurunan sebesar

    1000.455 perubahan dalam DER.

    Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan menunjukkan nilai t sebesar -0,922 dengan

    tingkat signifikansi sebesar 0,364 berada lebih besar dari = 0,05. Sehingga hasil penelitian

    ini tidak mendukung hipotesis ketiga. Hal ini menunjukkan bahwa perubahan dalam

    Sustainability Report tidak berpengaruh signifikan terhadap perubahan dalam leverage.

    Dari hasil analisis tersebut juga ditemukan adanya indikasi arah tingkat pengungkapan

    SR negatif yang dapat diartikan semakin banyak pengungkapan SR yang dilakukan maka

    semakin rendah nilai leverage. Hal ini berarti semakin banyak pengungkapan SR semakin

    rendah kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya dengan menggunakan aset.

    4.3.4 Hasil Pengujian Hipotesis Model IV

    Pengaruh Pengungkapan Sustainability Report terhadap IT

    Dari hasil regresi yang dilakukan terhadap variabel tingkat pengungkapan SR

    terhadap aktivitas, maka dapat dirumuskan persamaan :

    Ln IT = 2.311 + 0.545 Ln SRDI + e

    Setiap 100% kenaikkan perubahan dalam SRDI mengakibatkan kenaikkan sebesar

    1000.545 perubahan dalam CR.

  • 22

    Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan menunjukkan nilai t sebesar 1,935 dengan

    tingkat signifikansi sebesar 0,062 berada lebih besar dari = 0,05. Sehingga hasil penelitian

    ini tidak mendukung hipotesis keempat. Hal ini menunjukkan bahwa perubahan dalam

    Sustainability Report tidak berpengaruh signifikan terhadap perubahan dalam aktivitas.

    Dari hasil analisis tersebut dapat dilihat adanya indikasi arah positif tingkat

    pengungkapan SR, yang berarti semakin banyak pengungkapan SR semakin tinggi nilai

    aktivitas. Hal ini berarti semakin banyak pengungkapan SR maka semakin tinggi kemampuan

    pendanaan perusahaan untuk dapat mencapai kondisi keuangan yang stabil dan kuat.

    4.3.5 Hasil Pengujian Hipotesis Model V

    Pengaruh Pengungkapan Sustainability Report terhadap DPR

    Dari hasil regresi yang dilakukan terhadap variabel tingkat pengungkapan SR

    terhadap dividend payout ratio, maka dapat dirumuskan persamaan :

    Ln DPR = -1.869 - 0.530 Ln SRDI + e

    Setiap 100% penurunan perubahan dalam SRDI mengakibatkan penurunan sebesar

    1000.530 perubahan dalam DPR.

    Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan menunjukkan nilai t sebesar -0,746 dengan

    tingkat signifikansi sebesar 0,461 berada lebih besar dari = 0,05. Sehingga hasil penelitian

    ini tidak mendukung hipotesis kelima. Hal ini menunjukkan bahwa perubahan dalam

    Sustainability Report tidak berpengaruh signifikan terhadap perubahan dalam dividend

    payout ratio.

    Dari hasil analisis tersebut juga ditemukan adanya indikasi arah negatif tingkat

    pengungkapan SR, yang berarti semakin banyak pengungkapan SR yang dilakukan maka

    semakin rendah nilai dividend payout ratio. Hal ini berarti semakin banyak pengungkapan SR

    semakin rendah kemampuan perusahaan didalam memperoleh dividen yang masuk dari

    investasi saham.

  • 23

    4.4 Interpretasi Hasil

    4.4.1 Pengaruh pengungkapan Sustainability Report terhadap ROA

    Hasil pengujian menunjukkan bahwa pengungkapan Sustainability Report

    berpengaruh signifikan terhadap ROA dengan arah positif, hasil ini sesuai dengan studi yang

    dilakukan oleh Dahlia dan Siregar (2008), dikatakan bahwa tujuan perusahaan menggunakan

    sustainability reporting framework adalah untuk mengkomunikasikan kinerja manajemen

    dalam mencapai keuntungan jangka panjang perusahaan kepada stakeholders, seperti

    perbaikan kinerja keuangan, kenaikan dalam competitive advantage, maksimisasi profit, serta

    kesuksesan perusahaan jangka panjang. Pengungkapan Sustainability Report oleh perusahaan

    akan memberikan informasi positif tentang hal-hal yang dilakukan oleh perusahaan berkaitan

    dengan masalah-masalah ekonomi, lingkungan, tenaga kerja, produk, dan masalah sosial

    lainnya. Bagaimanapun informasi dalam Sustainability Report dapat menjadi salah satu

    media promosional bagi publik sehingga sikap positif masyarakat terhadap perusahaan akan

    semakin besar. Hal ini dapat berdampak pada peningkatan kinerja dan kemampuan

    perusahaan dalam mendapatkan laba.

    4.4.2 Pengaruh pengungkapan Sustainability Report terhadap CR

    Hasil pengujian menunjukkan bahwa pengungkapan Sustainability Report tidak

    memiliki pengaruh yang signifikan terhadap CR. Hal ini menunjukkan bahwa pengungkapan

    yang lebih luas nampaknya belum mampu meningkatkan CR. Sehingga dalam hal ini berbeda

    dengan hasil yang diperoleh menurut penelitian Soelistyoningrum dan Prastiwi (2011) yang

    menemukan bukti bahwa pengungkapan laporan berkelanjutan berpengaruh positif dan

    signifikan terhadap likuiditas perusahaan.

    Tidak adanya pengaruh pengungkapan Sustainability Report terhadap CR nampaknya

    dikenakan sifat dari nilai biaya pengungkapan SR yang terlalu tinggi, sehingga menyebabkan

    keterbatasan dana anggaran untuk mengungkapkan informasi sosial. Karena keterbatasan

  • 24

    dana biaya-biaya untuk mengungkapkan informasi sosial inilah menyebabkan perusahaan

    tidak mendapat dukungan dari para stakeholder untuk melakukan investasi sehingga

    likuiditas perusahaan menurun menyebabkan perusahaan menjadi tidak mampu membayar

    kewajiban-kewajiban jangka pendeknya sehingga image perusahaan menjadi rendah dan

    negatif dimata para stakeholder (Widianto, 2011). Selain itu juga tidak adanya pengaruh

    pengungkapan Sustainability Report terhadap CR dapat dilihat dari data pada perusahaan PT.

    Tunas Baru Lampung Tbk yang memiliki SR tinggi sebesar 74,68% dengan CR tinggi

    sebesar 137,83% dan data pada perusahaan PT. Intraco Penta Tbk yang memiliki SR tinggi

    sebesar 62,03% dengan CR rendah sebesar 83,97%.

    4.4.3 Pengaruh pengungkapan Sustainability Report terhadap DER

    Hasil pengujian menunjukkan bahwa pengungkapan Sustainability Report tidak

    memiliki pengaruh yang signifikan terhadap DER, hasil ini sesuai dengan studi yang

    dilakukan oleh Waryanto (2010) yang menemukan bahwa leverage berpengaruh secara

    negatif terhadap luas pengungkapan informasi sosial perusahaan, karena berdasarkan teori

    agensi, manajemen perusahaan dengan tingkat leverage yang tinggi akan mengurangi

    pengungkapan tanggung jawab sosial yang dibuatnya. Hal ini dilakukan agar tidak menjadi

    sorotan dari para debtholders mengenai tingkat ketergantungan perusahaan terhadap utang

    dalam membiayai kegiatan operasinya. Demikian juga penelitian yang dilakukan oleh

    Ratnasari dan Prastiwi (2010) menemukan bahwa leverage tidak berpengaruh secara

    signifikan terhadap luas pengungkapan sustainability report, Karena semakin tinggi tingkat

    leverage semakin besar kemungkinan perusahaan akan melanggar perjanjian kredit, sehingga

    perusahaan akan berusaha melaporkan laba yang lebih tinggi, salah satunya yang dapat

    dilakukan dengan cara mengurangi biaya-biaya, termasuk biaya untuk mengungkapkan

    informasi sosial. Tidak adanya pengaruh pengungkapan Sustainability Report terhadap DER

    juga dapat dilihat dari data pada perusahaan PT. Intraco Penta Tbk yang memiliki SR tinggi

  • 25

    sebesar 62,03% dengan DER tinggi sebesar 596,38% dan data pada perusahaan PT. Selamat

    Sempurna Tbk yang memiliki SR tinggi sebesar 49,37% dengan DER rendah sebesar 6,95%.

    4.4.4 Pengaruh pengungkapan Sustainability Report terhadap IT

    Hasil pengujian menunjukkan bahwa pengungkapan Sustainability Report tidak

    memiliki pengaruh yang signifikan terhadap IT. Hal ini menunjukkan bahwa pengungkapan

    yang lebih luas nampaknya belum mampu meningkatkan IT. Sehingga dalam hal ini berbeda

    dengan hasil yang diperoleh menurut penelitian Luthfia (2012), yang menemukan bukti

    bahwa pengungkapan laporan berkelanjutan berpengaruh positif dan signifikan terhadap

    aktivitas perusahaan.

    Tidak adanya pengaruh pengungkapan Sustainability Report terhadap IT nampaknya

    dikenakan sifat aktivitas perusahaan yang lebih mengutamakan pada tindakan-tindakan

    pengelolaan dana dalam mengelola aset yang dimiliki perusahaan, sehingga perusahaan lebih

    mengutamakan pada aspek financial (economy) saja tanpa memperhatikan aktivitas-aktivitas

    untuk aspek sosial (society) dan lingkungan (environment). Hal inilah menyebabkan

    perusahaan tidak akan mendapat respons positif dari para stakeholder sehingga menyebabkan

    menurunnya image atau citra perusahaan dimata para stakeholder, Widianto (2011). Selain

    itu juga tidak adanya pengaruh pengungkapan Sustainability Report terhadap IT dapat dilihat

    dari data pada perusahaan PT. Multi Bintang Indonesia Tbk yang memiliki SR tinggi sebesar

    72,15% dengan IT tinggi sebesar 1741,51% dan data pada perusahaan PT. Intraco Penta Tbk

    yang memiliki SR tinggi sebesar 74,68% dengan IT rendah sebesar 763,14%.

    4.4.5 Pengaruh pengungkapan Sustainability Report terhadap DPR

    Hasil pengujian menunjukkan bahwa pengungkapan Sustainability Report tidak

    memiliki pengaruh yang signifikan terhadap DPR. Hal ini menunjukkan bahwa

    pengungkapan yang lebih luas nampaknya belum mampu meningkatkan DPR. Hal ini

    berbeda dengan hasil yang diperoleh Amalia dan Wijayanto (2007), dalam Dahlia dan Siregar

  • 26

    (2008), menyatakan bahwa perusahaan dengan kinerja lingkungan yang bagus akan

    mendapatkan respon positif oleh para investor melalui fluktuasi harga saham yang semakin

    naik dari periode ke periode.

    Tidak adanya pengaruh pengungkapan Sustainability Report terhadap DPR

    nampaknya dikenakan sifat dari DPR yang mencerminkan besarnya dividen yang dibagikan

    kepada investor dari laba yang diperoleh. Hal ini dimungkinkan investor mengutamakan

    profit yang didapatkan, sehingga aktivitas sosial perusahaan jarang sekali berkaitan langsung

    dengan nilai yang dapat diperoleh investor, Soelistyoningrum dan Prastiwi (2011). Tidak

    adanya pengaruh pengungkapan Sustainability Report terhadap DPR dapat dilihat dari data

    pada perusahaan PT. Goodyear Indonesia Tbk yang memiliki SR tinggi sebesar 62,03%

    dengan DPR tinggi sebesar 928,57% dan data pada perusahaan PT. Mandom Indonesia Tbk

    yang memiliki SR tinggi sebesar 56,96% dengan DPR rendah sebesar 0,00%.

    KESIMPULAN, IMPLIKASI, KETERBATASAN, SARAN

    5.1 Kesimpulan

    Penelitian ini dilakukan untuk menguji dan memperoleh bukti empiris mengenai

    pengaruh pengungkapan Sustainability Report terhadap kinerja keuangan perusahaan yang

    meliputi ROA, CR, DER, IT dan DPR. Dengan menggunakan sampel perusahaan industri

    manufaktur yang terdaftar di BEI dan mengukuti Pedoman Laporan Berkelanjutan (GRI -

    G3) 2000-2006. Dari hasil analisis data, pengujian hipotesis, dan pembahasan, maka dapat

    ditarik kesimpulan bahwa untuk pengujian hipotesis model I, pengungkapan Sustainability

    Report memiliki pengaruh signifikan terhadap ROA dengan arah positif. Perusahaan dengan

    pengungkapan Sustainability Report yang luas cenderung mendapatkan ROA yang besar

    pada 1 tahun berikutnya. Sedangkan untuk pengujian hipotesis model II diperoleh bahwa

    pengungkapan Sustainability Report tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap CR.

    Pengujian hipotesis model III diperoleh bahwa pengungkapan Sustainability Report tidak

  • 27

    memiliki pengaruh signifikan terhadap DER. Pengujian hipotesis model IV diperoleh bahwa

    pengungkapan Sustainability Report tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap IT dan

    pengujian hipotesis model V diperoleh bahwa pengungkapan Sustainability Report tidak

    memiliki pengaruh signifikan terhadap DPR.

    5.2 Implikasi

    Adanya biaya yang cukup besar untuk melakukan pengungkapan SR sementara

    manfaat dari SR ini tidak dapat dirasakan dalam jangka pendek bagi kinerja perusahaan,

    sehingga perusahaan harus mempertimbangkan lebih cermat dengan adanya biaya (cost) dan

    manfaat (benefit) untuk melakukan pengungkapan SR secara bertahap dari tahun ke tahun.

    Jika perusahaan mampu menerapkan SR secara konsisten dan berkesinambungan hal tersebut

    dapat meningkatkan profitabilitas perusahaan dan mengurangi resiko yang ditimbulkan oleh

    perusahaan, selain itu pengungkapan SR yang baik juga dapat berguna dalam pengambilan

    keputusan oleh investor, pemegang saham, karyawan, dan masyarakat serta pihak-pihak

    terkait lainnya.

    5.3 Keterbatasan

    Dalam keterbatasan melakukan penelitian ini, maka beberapa hal yang disarankan

    untuk penelitian selanjutnya adalah sebagai berikut :

    1. Jumlah sampel yang digunakan terlalu kecil, yaitu hanya 33 perusahaan yang terdaftar

    di BEI, dikarenakan masih sedikit perusahaan yang mengungkapkan SR baik berdiri

    sendiri maupun terintegrasi dengan laporan tahunan. Pengujian dengan sampel yang

    lebih banyak akan menjauhkan dari distribusi data yang tidak normal.

    2. Terdapat unsur subjektivitas dalam menentukan indeks pengungkapan. Hal ini

    dikarenakan tidak adanya penentuan baku yang dapat dijadikan standar atau acuan,

    sehingga diharapkan pada penelitian yang akan datang subjektivitas dapat

  • 28

    dikonsultasikan dengan pihak yang lebih pakar karena penentuan indeks untuk

    indikator dalam kategori yang sama akan berbeda untuk setiap peneliti.

    3. Penelitian ini meneliti mengenai pengaruh pengungkapan sustainability report hanya

    dalam jangka pendek dan tidak memperhitungkan variabel-variabel kontrol.

    5.4 Saran

    Demi kesempurnaan penelitian selanjutnya perlu diperhatikan beberapa faktor yang

    dapat meningkatkan validitas hasil penelitian, yaitu:

    1. Melakukan penelitian ulang di masa mendatang dengan menggunakan sampel yang

    lebih luas dan representative serta memperpanjang periode tahun pengamatan menjadi

    beberapa tahun sehingga jumlah sampel penelitian juga lebih banyak. Hal ini dapat

    meningkatkan distribusi data yang lebih baik.

    2. Bagi peneliti yang akan mereplikasi penelitian asing disarankan untuk memperhatikan

    perbedaan budaya dan kondisi perekonomian di berbagai negara. Di beberapa negara

    maju dengan kondisi perekonomian yang lebih stabil, perusahaan mempunyai

    kemampuan pendanaan yang lebih untuk dialokasikan pada kegiatan yang terkait

    dengan kepedulian terhadap lingkungan dibandingkan dengan perusahaan di negara

    yang sedang berkembang dengan kondisi perekonomian yang relatif stabil dan

    kemampuan pendanaan yang terbatas.

    3. Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan adanya perbaikan model penelitian maupun dapat

    menggunakan pengukuran lain dalam mengukur variabel yang ada, atau

    menambahkan variabel baru dalam penelitian selanjutnya, seperti ukuran perusahaan,

    karena ukuran perusahaan yang diukur melalui jumlah aset yang dimiliki memiliki

    hubungan positif dengan praktik pengungkapan sustainability report.

    4. Bagi peneliti selanjutnya, lebih baik jika unsur pada subjektivitas yang muncul saat

    menentukan indeks pengungkapan dapat dikonsultasikan dengan pihak yang lebih

  • 29

    pakar karena penentuan indeks untuk indikator dalam kategori yang sama akan

    berbeda untuk setiap peneliti.

  • 30

    DAFTAR PUSTAKA

    Adhima, Mochammad Fauzan. (2012). Pengaruh Pengungkapan Sustainability Report

    Terhadap Profitabilitas Perusahaan, (Studi Kasus Pada Perusahaan Manufaktur Yang

    Terdaftar Dalam Bursa Efek Indonesia). Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Semarang,

    2012.

    Almilia, Luciana Spica dan Vieka Devi. 2007. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prediksi

    Peringkat Obligasi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta.

    Proceeding Seminar Nasional manajemen SMART. Universitas Kristen Maranatha

    Bandung. 3 November 2007.

    Chariri, A dan Firman A. J. 2009. Retorika Dalam Pelaporan Corporate Social

    Responsibility: Analisis Semiotik Atas Sustainability Reporting Pt Aneka Tambang

    Tbk. Simposium Nasional Akuntansi XII Palembang 4-6 November 2009.

    Dahlia, Lely dan Silvia Veronica Siregar. 2008. Pengaruh Corporate Social Responsibility

    Terhadap Kinerja Perusahaan. Studi Empiris Pada Perusahaan Yang Tercatat Di Bursa

    Efek Indonesia Pada Tahun 2005 Dan 2006. SNA XI, Pontianak.

    Fajarini, Indah (2012). Pengaruh Biaya Politis, Leverage, dan ROE, Terhadap Pengungkapan

    Pertanggungjawaban Sosial Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia

    (Eco-Entrepreneurship Seminar & Call for Paper "Improving Performance by

    Improving Environment" 2012), Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Semarang, Page

    89.

    Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang :

    Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

    Global Reporting Initiative (GRI). 2010. Pedoman Laporan Berkelanjutan (GRI - G3) 2000-

    2006. Versi Bahasa Indonesia. (http://www.globalreporting.org), diakses 20 Juni 2012.

    Hadiningsih, Murni. 2007. Analisis Dampak Jangka Panjang Merger dan Akuisisi terhadap

    Kinerja Keuangan Perusahaan Pengakuisisi dan Perusahaan Diakuisisi di BEJ. Skripsi

    SI Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia. Yogyakarta.

    Hadiwidjaja, Rini D. 2007. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dividen Payout

    Ratio pada Perusahaan Manufaktur di Indonesia, Universitas Sumatera Utara, Medan.

    Laraswita dan Indrayani. 2010. Pengaruh Karakteristik Perusahaan terhadap Kelengkapan

    Pengungkapan dalam Laporan Tahunan Sektor Properti dan Real Estate yang Terdaftar

    di BEI. dalam Jurnal Akuntansi. Http//www.gunadarma.ac.id. Diakses tanggal 3 Maret

    2011.

    http://www.globalreporting.org/

  • 31

    Luthfia, Khaula (2012). Pengaruh Kinerja Keuangan, Ukuran Perusahaan, Struktur Modal

    dan Corporate Governance terhadap Publikasi Sustainability Report (Studi Empiris

    Perusahaan-Perusahaan yang Listed (Go-Public) di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode

    2007-2010). Skripsi S1 Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro,

    Semarang 2012.

    Muhammady, Faddly Akbar El. (2012). Pengaruh Kinerja Keuangan Dan Corporate Social

    Responsibility (CSR) Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Yang

    Terdaftar di BEI, Jurnal Management, Fakultas Ekonomi, Jurusan Manajemen

    Universitas Gunadarma.

    Rahajeng, Rahmi Galuh. (2010). Faktor-Faktor yang mempengaruhi pengungkapan social

    (Social Disclosure) dalam laporan tahunan perusahaan (Studi Empiris Pada Perusahaan

    Manufaktur di Bursa Efek Indonesia). Skripsi S1 Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi

    Universitas Diponegoro, Semarang 2010.

    Ratnasari, Yunita & Prastiwi, Andri. (2010). Pengaruh Corporate Governance terhadap luas

    pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan didalam Sustainability Report. Jurnal

    Akuntansi dan Keuangan, Semarang, 2010.

    Setiawan, Maman. (2006). Pengaruh Struktur Kepemilikan, Karakteristik Perusahaan, dan

    Karakteristik Tata Kelola Perusahaan terhadap Kinerja Perusahaan. Dalam Laporan

    Penelitian. Lembaga Penelitian Universitas Padjajaran.

    Soelistyoningrum, Jenia Nur & Prastiwi, Andri. (2011). Pengaruh Pengungkapan

    Sustainability Report terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan (Studi Empiris Pada

    Perusahaan Yang Terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia). Jurnal Akuntansi dan

    Keuangan, Semarang, 2011. Retrieved: Agustus 8, 2011.

    Tamba, Erida Gabriella Handayani. (2011). Pengaruh Struktur Kepemilikan Terhadap

    Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Studi Empiris pada Perusahaan

    Manufacturing Secondary Sectors yang Listing di BEI tahun 2009), Skripsi S1 Jurusan

    Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro, Semarang 2011.

    Waryanto. (2010). Pengaruh Karakteristik Good Governance (GCG) Terhadap Luas

    Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) di Indonesia. Skripsi S1

    Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomika Universitas Diponegoro , Semarang 2010.

    Widianto, Hari Suryono. (2011). Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, Leverage, Aktivitas,

    Ukuran Perusahaan, dan Corporate Governance Terhadap Praktik Pengungkapan

    Sustainability Report (Studi Pada Perusahaan Perusahaan yang Listed (Go-Public) di

    Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2007 2009). Jurnal Akuntansi dan Keangan,

    Semarang, 2011. Retrieved : Mei 9, 2011.

  • 32

    Wijaya, Maria. (2012). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan Tanggung Jawab

    Sosial Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Jurnal

    Ilmiah Mahasiswa Akuntansi - Vol 1, No 1, Januari 2012.