pengaruh penggunaan model pembelajaran …/pengaruh... · metode dokumentasi yang berupa kalender...

90
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) TERHADAP HASIL BELAJAR IPS DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS IV SD NEGERI SE GUGUS SLAMET RIYADI BOYOLALI TAHUN AJARAN 2011/2012 SKRIPSI Oleh: DEWI WIJAYANTI K7108115 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Juli 2012

Upload: trinhtruc

Post on 19-Mar-2019

224 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN …/Pengaruh... · Metode dokumentasi yang berupa kalender pendidikan semester genap tahun ajaran 2011/2012, foto dan video kegiatan pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) TERHADAP HASIL

BELAJAR IPS DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA

KELAS IV SD NEGERI SE – GUGUS SLAMET RIYADI

BOYOLALI TAHUN AJARAN 2011/2012

SKRIPSI

Oleh:

DEWI WIJAYANTI

K7108115

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

Juli 2012

Page 2: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN …/Pengaruh... · Metode dokumentasi yang berupa kalender pendidikan semester genap tahun ajaran 2011/2012, foto dan video kegiatan pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Dewi Wijayanti

NIM : K7108115

Jurusan/Program Studi : IP/PGSD

menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul “PENGARUH PENGGUNAAN

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS

TOGETHER (NHT) TERHADAP HASIL BELAJAR IPS DITINJAU DARI

MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS IV SD NEGERI SE – GUGUS

SLAMET RIYADI BOYOLALI TAHUN AJARAN 2011/2012” ini benar-

benar merupakan hasil karya saya sendiri. Selain itu, sumber informasi yang

dikutip dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam

daftar pustaka.

Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil

jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya

Surakarta, 18 Juni 2012

Yang membuat pernyataan

Dewi Wijayanti

Page 3: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN …/Pengaruh... · Metode dokumentasi yang berupa kalender pendidikan semester genap tahun ajaran 2011/2012, foto dan video kegiatan pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) TERHADAP HASIL

BELAJAR IPS DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA

KELAS IV SD NEGERI SE – GUGUS SLAMET RIYADI

BOYOLALI TAHUN AJARAN 2011/2012

Oleh:

DEWI WIJAYANTI

K7108115

Skripsi

Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar

Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar,

Jurusan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

Juli 2012

Page 4: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN …/Pengaruh... · Metode dokumentasi yang berupa kalender pendidikan semester genap tahun ajaran 2011/2012, foto dan video kegiatan pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji

Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta

Surakarta, Juni 2012

Pembimbing I

Drs. Chumdari, M. Pd

NIP. 195605121981111001

Pembimbing II

Hadiyah, S. Pd, M. Pd

NIP. 195807271985032003

Page 5: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN …/Pengaruh... · Metode dokumentasi yang berupa kalender pendidikan semester genap tahun ajaran 2011/2012, foto dan video kegiatan pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima

untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Hari : Rabu

Tanggal : 11 Juli 2012

Page 6: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN …/Pengaruh... · Metode dokumentasi yang berupa kalender pendidikan semester genap tahun ajaran 2011/2012, foto dan video kegiatan pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

ABSTRAK

Dewi Wijayanti. PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN

KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT)

TERHADAP HASIL BELAJAR IPS DITINJAU DARI MOTIVASI

BELAJAR SISWA KELAS IV SD NEGERI SE – GUGUS SLAMET

RIYADI BOYOLALI TAHUN AJARAN 2011/2012. Skripsi, Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. Juli 2012.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya

pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads

Together (NHT) terhadap hasil belajar IPS ditinjau dari motivasi belajar siswa

kelas IV SD Negeri se – gugus Slamet Riyadi Boyolali tahun ajaran 2011/2012.

Penelitian ini menggunakan motode eksperimen semu. Populasi

penelitian adalah seluruh siswa kelas IV SD Negeri se – gugus Slamet Riyadi

Boyolali tahun ajaran 2011/2012, yang berjumlah 112 siswa pada 5 sekolah.

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 2 kelas, yaitu kelas

eksperimen pada SD Negeri 1 Kiringan yang berjumlah 26 siswa dan kelas

kontrol pada SD Negeri 3 Kiringan yang berjumlah 26 siswa. Teknik pengambilan

sampel dilakukan secara sampling ramdom kluster. Uji instrumen dilaksanakan di

SD Negeri 4 Kiringan. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah: (1)

Metode dokumentasi yang berupa kalender pendidikan semester genap tahun

ajaran 2011/2012, foto dan video kegiatan pembelajaran di kelas, (2) Metode

angket untuk motivasi belajar, dan (3) Metode tes untuk data hasil belajar IPS.

Teknik analisis yang digunakan adalah analisis variansi dua jalan sel tak sama.

Sebagai persyaratan analisis yaitu populasi berdistribusi normal menggunakan uji

Lilliefors dan populasi mempunyai variansi yang sama (homogen) menggunakan

uji Bartlett dengan statistik uji Chi Kuadrat dengan taraf signifikansi 5%.

Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa: (1) Penggunaan model

pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) menghasilkan

hasil belajar IPS yang lebih baik daripada penggunaan model pembelajaran

langsung pada siswa kelas IV SD Negeri se – gugus Slamet Riyadi Boyolali

Tahun Ajaran 2011/2012 (Fhitung=32,39 > 4,06=Ftabel pada taraf signifikansi 5%),

(2) Terdapat pengaruh motivasi belajar siswa terhadap hasil belajar IPS siswa

kelas IV SD Negeri se – gugus Slamet Riyadi Boyolali tahun ajaran 2011/2012

(Fhitung=51,51 > 2,82=Ftabel pada taraf signifikansi 5%), (3) Tidak terdapat

pengaruh interaksi antara model pembelajaran dan motivasi belajar terhadap hasil

belajar IPS siswa kelas IV SD Negeri se – gugus Slamet Riyadi Boyolali tahun

ajaran 2011/2012 (Fhitung=0,84 < 2,82=Ftabel pada taraf signifikansi 5%)

Kata kunci: model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together, hasil

belajar IPS, motivasi belajar siswa

Page 7: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN …/Pengaruh... · Metode dokumentasi yang berupa kalender pendidikan semester genap tahun ajaran 2011/2012, foto dan video kegiatan pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

ABSTRACT

Dewi Wijayanti. THE INFLUENCE NUMBERED HEADS TOGETHER

(NHT) TYPE OF COOPERATIVE LEARNING MODEL TO RESULT ON

LEARNING SOCIAL STUDIES LOOK FROM STUDENT MOTIVATION

FOURTH GRADE ELEMENTARY SCHOOL OF SLAMET RIYADI

GROUP BOYOLALI 2011/2012 ACADEMIC YEAR. Minithesis, Teacher

Training and Education Faculty Sebelas Maret University of Surakarta. July 2012.

The purpose of this research is to determine whether there is influence of

the use Numbered Heads Together (NHT) type of cooperative learning model on

learning outcomes in terms of motivation to learn social studies fourth grade

elementary school students of Slamet Riyadi group Boyolali 2011/2012 academic

year.

This research uses quasi – experimental method. The population of

research is all fourth grades students of Slamet Riyadi group Boyolali 2011/2012

academic year, which totaled 112 students in five schools. The sample in this

research use 2 classes, experimental class in SD N 1 Kiringan with 26 students

and control class in SD N 3 Kiringan with 26 students. The sampling technique is

random cluster sampling. Test instruments held in SD N 4 Kiringan. Data

collection techniques used are: (1) Documentation in the form of education

calendar in odd semester 2011/2012 academic year, photos and videos in the

classroom learning activities, (2) The questionnaire method for learning

motivation , and (3) Test method for data on student social studies learning

achivement. Technique of analyzing data uses two way analysis of variance with

unequel cells. The analysis requirement is the population with normal distribution

using Lilliefors test and population having the same variance (homogenous) using

Bartlett method with Chi Square test statistic at 5% significance level.

The result of research can be concluded that: (1) Learning using

Numbered Heads Together (NHT) type of cooperative learning model provides

social studies learning achivement better than direct instruction in the fourth grade

elementary school students of Slamet Riyadi group Boyolali 2011/2012 academic

year (Fcount=32,39 > 4,06=Ftable at 5% significance level), (2) There is an

influence of students motivation to result on learning social studies fourth grade

elementary school of Slamet Riyadi group Boyolali 2011/2012 academic year

(Fcount=51,51 > 2,82=Ftable at 5% significance level), (3) There is no interaction

influence between learning model and learning motivation to students result on

learning social studies fourth grade elementary school of Slamet Riyadi group

Boyolali 2011/2012 academic year (Fcount=0,84 < 2,82=Ftable at 5%

significance level)

Key words: Numbered Heads Together type of cooperative learning model, the

result of studying social studies, students motivation

Page 8: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN …/Pengaruh... · Metode dokumentasi yang berupa kalender pendidikan semester genap tahun ajaran 2011/2012, foto dan video kegiatan pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

MOTTO

# Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya

(Q.S Al Baqarah : 286)#

# Kegagalan hanya terjadi bila kita menyerah (Lessing)#

#Pikirkan hal-hal yang paling hebat, dan engkau akan menjadi terhebat. Tetapkan

akal pada hal tertinggi, dan engkau akan mencapai yang tertinggi#

Page 9: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN …/Pengaruh... · Metode dokumentasi yang berupa kalender pendidikan semester genap tahun ajaran 2011/2012, foto dan video kegiatan pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

PERSEMBAHAN

Dengan segenap hati, karya ini penulis persembahkan untuk:

Ayah dan Ibuku tercinta ”Suparman & Sumiyati”yang selalu memberikan

kasih sayang yang tak terhingga, pengorbanan yang tulus, dan doa yang

tiada terputus

Kakakku ”Danang Atmojo” yang selalu memberikan doa, semangat, dan

dukungan

Sahabat-sahabatku semoga persahabatan kita selalu terjaga

Teman-teman kelas B angkatan 2008

Bapak dan Ibu Dosen PGSD FKIP UNS

Almamater tercinta PGSD FKIP UNS

Page 10: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN …/Pengaruh... · Metode dokumentasi yang berupa kalender pendidikan semester genap tahun ajaran 2011/2012, foto dan video kegiatan pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan berkat, rahmat,

dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul

“PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN

KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT)

TERHADAP HASIL BELAJAR IPS DITINJAU DARI MOTIVASI

BELAJAR SISWA KELAS IV SD NEGERI SE – GUGUS SLAMET

RIYADI BOYOLALI TAHUN AJARAN 2011/2012.”

Penulis menyadari selama pembuatan skripsi ini tidak lepas dari

bimbingan, arahan, petunjuk, dan saran-saran dari berbagai pihak. Untuk itu, pada

kesempatan ini penulis dengan tulus menyampaikan terima kasih kepada:

1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret.

2. Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret.

3. Ketua Program Studi PGSD Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret.

4. Drs. Chumdari, M.Pd., selaku pembimbing I skripsi yang telah memberi

bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi ini.

5. Hadiyah, S.Pd, M.Pd., selaku pembimbing II skripsi yang telah memberi

dorongan, semangat, dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.

6. Kepala SD Negeri 1 Kiringan yang telah memberi ijin kepada peneliti untuk

melaksanakan penelitian di SD Negeri 1 Kiringan.

7. Kepala SD Negeri 3 Kiringan yang telah memberi ijin kepada peneliti untuk

melaksanakan penelitian di SD Negeri 3 Kiringan.

8. Kepala SD Negeri 4 Kiringan yang telah memberi ijin kepada peneliti untuk

melaksanakan try out di SD Negeri 4 Kiringan.

9. Sri Ngatini, A.Ma,Pd., selaku guru kelas IV SD Negeri 1 Kiringan yang telah

merelakan waktunya untuk berkolaborasi dengan peneliti dalam penelitian.

10. Dyah Sinung D, S.Pd., selaku guru kelas IV SD Negeri 3 Kiringan yang telah

merelakan waktunya untuk berkolaborasi dengan peneliti dalam penelitian.

Page 11: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN …/Pengaruh... · Metode dokumentasi yang berupa kalender pendidikan semester genap tahun ajaran 2011/2012, foto dan video kegiatan pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

11. Krisyati, S.Pd., selaku guru kelas IV SD Negeri 4 Kiringan yang telah

memberikan ijin kepada peneliti untuk melakukan try out di kelas IV SD

Negeri 4 Kiringan.

12. Pihak-pihak lain yang tidak bisa peneliti sebutkan satu per satu atas bantuan

terhadap penyusunan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari

kesempurnaan. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang

membangun dari pembaca. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi perkembangan

ilmu pengetahuan dan menjadi bahan bacaan yang menarik dan mudah dipahami.

Surakarta, Juli 2012

Penulis

Page 12: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN …/Pengaruh... · Metode dokumentasi yang berupa kalender pendidikan semester genap tahun ajaran 2011/2012, foto dan video kegiatan pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i

HALAMAN PERNYATAAN ........................................................................ ii

HALAMAN PENGAJUAN ........................................................................... . iii

HALAMAN PERSETUJUAN ....................................................................... . iv

HALAMAN PEGESAHAN ........................................................................... v

HALAMAN ABSTRAK ................................................................................. vi

HALAMAN MOTTO ...................................................................................... vii

HALAMAN PERSEMBAHAN ..................................................................... ix

KATA PENGANTAR ..................................................................................... x

DAFTAR ISI ................................................................................................... xii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ 1

A. Latar Belakang ........................................................................ 1

B. Identifikasi Masalah ................................................................ 4

C. Pembatasan Masalah ............................................................... 5

D. Perumusan Masalah ................................................................ 5

E. Tujuan Penelitian ..................................................................... 5

F. Manfaat Penelitian .................................................................. 6

BAB II LANDASAN TEORI .................................................................... 7

A. Kajian Pustaka ......................................................................... 7

1. Hasil Belajar IPS ............................................................... 7

a. Pengertian Belajar ........................................................ 7

b. Hasil Belajar ................................................................ 8

c. Pembelajaran IPS.......................................................... 9

d. Hasil Belajar IPS .......................................................... 13

2. Motivasi Belajar …………………………………………. 13

a. Pengertian Motivasi ………………………………… . 13

b. Macam – Macam Motivasi ………………………….. 16

Page 13: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN …/Pengaruh... · Metode dokumentasi yang berupa kalender pendidikan semester genap tahun ajaran 2011/2012, foto dan video kegiatan pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

c. Teori Motivasi ……………………………………….. 16

d. Model ARCS ………………………………………… 17

e. Motivasi Belajar ……………………………………... 18

3. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads

Together ............................................................................. 20

a. Model Pembelajaran …………………………………. 20

b. Model Pembelajaran Kooperatif ……………………... 21

c. Langkah – Langkah Model Pembelajaran Kooperatif .. 22

d. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered

Heads Together ……………………………………… 23

4. Model Pembelajaran Langsung (Direct Instruction) ........ 25

a. Pengertian Pembelajaran Langsung …………………. 25

b. Fase Pembelajaran Langsung ………………………... 26

c. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Langsung ... 27

5. Pembelajaran IPS dengan Model Pembelajaran

Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT) dan

Pembelajaran Langsung . ................................................... 28

a. Pembelajaran IPS dengan Model Pembelajaran

Kooperatif Tipe NHT ………………………………... 28

b. Pembelajaran IPS dengan Model Pembelajaran

Langsung …………………………………………….. 29

c. Perbedaan Pembelajaran IPS dengan Model

Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads

Together (NHT) dan Pembelajaran Langsung ………. 29

B. Penelitian yang Relevan .......................................................... 30

C. Kerangka Berpikir ................................................................... 31

D. Perumusan Hipotesis ............................................................... 33

BAB III METODE PENELITIAN ............................................................. 34

A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................. 34

Page 14: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN …/Pengaruh... · Metode dokumentasi yang berupa kalender pendidikan semester genap tahun ajaran 2011/2012, foto dan video kegiatan pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

B. Jenis Penelitian ....................................................................... 34

C. Rancangan/Desain Penelitian ……………………………….. 35

D. Populasi dan Sampel ............................................................... 36

E. Teknik Pengambilan Sampel ................................................... 36

F. Pengumpulan Data .................................................................. 37

G. Validasi Instrumen Penelitian .................................................. 39

H. Analisis Data ........................................................................... 42

BAB IV HASIL PENELITIAN …………………………………………… 53

A. Deskripsi Data .......................................................................... 53

B. Uji Keseimbangan .................................................................... 63

C. Pengujian Hipotesis .................................................................. 63

D. Pembahasan Hasil Analisis Data .............................................. 67

BAB V SIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN .................................... .. 69

A. Simpulan .................................................................................. 69

B. Implikasi .................................................................................. 69

C. Saran ........................................................................................ 71

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 73

LAMPIRAN .................................................................................................... 77

Page 15: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN …/Pengaruh... · Metode dokumentasi yang berupa kalender pendidikan semester genap tahun ajaran 2011/2012, foto dan video kegiatan pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Hierarki Kebutuhan Maslow ..................................................................... 17

2.2 Kerangka Berpikir ...................................................................................... 32

Page 16: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN …/Pengaruh... · Metode dokumentasi yang berupa kalender pendidikan semester genap tahun ajaran 2011/2012, foto dan video kegiatan pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1 ARCS Categories ...................................................................................... 18

2.2 Langkah-Langkah Model Pembelajaran Kooperatif ........................... ...... 22

2.3 Perbedaan Pembelajaran IPS dengan Model Pembelajaran Kooperatif

Tipe Numbered Heads Together (NHT) dan Pembelajaran Langsung .... 29

3.1 Desain Faktorial 2 x 4 ................................................................................ 35

3.2 Data Amatan, Rataan, dan Jumlah Kuadrat Deviasi .................................. 47

3.3 Rataan dan Jumlah Rataan ......................................................................... 47

3.4 Rangkuman Analisis .................................................................................. 50

4.1 Deskripsi Data Skor Hasil Belajar Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol.. 61

4.2 Cacah Siswa Untuk Tiap Kategori Motivasi Belajar Siswa ...................... 62

4.3 Data Hasil Belajar IPS Siswa .................................................................... 62

4.4 Hasil Analisis Uji Normalitas Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ........ 63

4.5 Hasil Analisis Uji Normalitas .................................................................... 64

4.6 Hasil Uji Homogenitas .............................................................................. 65

4.7 Rangkuman Analisis Variansi Dua Jalan Sel Tak Sama ........................... 65

4.8 Hasil Uji Komparasi Ganda Antar Kolom ................................................ 66

Page 17: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN …/Pengaruh... · Metode dokumentasi yang berupa kalender pendidikan semester genap tahun ajaran 2011/2012, foto dan video kegiatan pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Silabus ... ...................................................................................................... 77

2. RPP Kelas Eksperimen ................................................................................ 84

3. RPP Kelas Kontrol ...................................................................................... 120

4. Materi Pembelajaran .................................................................................... 144

5. Materi Pembelajaran .................................................................................... 146

6. Jadwal Kegiatan Penelitian .......................................................................... 149

7. Kisi-Kisi, Soal, dan Kunci Jawaban Pre-Test .............................................. 150

8. Kisi-Kisi, Soal, dan Kunci Jawaban Post-Test ............................................ 158

9. Pedoman Pengamatan Afektif ..................................................................... 167

10. Lembar Pengamatan Afektif Kelas Eksperimen ........................................ 169

11. Lembar Pengamatan Afektif Kelas Kontrol .............................................. 175

12. Pedoman Pengamatan Psikomotorik ......................................................... 181

13. Lembar Pengamatan Psikomotorik Kelas Eksperimen ............................. 183

14. Lembar Pengamatan Psikomotorik Kelas Kontrol .................................... 189

15. Rangkuman Data Induk Penelitian Kelas Eksperimen .............................. 195

16. Rangkuman Data Induk Penelitian Kelas Kontrol ..................................... 196

17. Instrumen Angket ....................................................................................... 197

18.Uji Validitas Soal Pre-Test ......................................................................... 202

19. Uji Reliabilitas Soal Pre-Test .................................................................... 205

20. Uji Daya Beda Soal Pre-Test ..................................................................... 207

21. Uji Validitas Soal Post-Test ....................................................................... 208

22. Uji Reliabilitas Soal Post-Test ................................................................... 212

23. Uji Daya Beda Soal Post-Test ................................................................... 214

24. Uji Tingkat Kesukaran Soal Pre-Test dan Post-Test.................................. 215

25. Uji Normalitas Hasil Pre-Test ................................................................... 216

26. Uji Homogenitas ........................................................................................ 220

Page 18: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN …/Pengaruh... · Metode dokumentasi yang berupa kalender pendidikan semester genap tahun ajaran 2011/2012, foto dan video kegiatan pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xviii

27. Uji Keseimbangan ...................................................................................... 222

28. Uji Normalitas ............................................................................................ 223

29. Uji Homogenitas ........................................................................................ 232

30. Analisis Variansi Dua Jalan (2 x 4) dengan Frekuensi Sel Tak Sama ....... 235

31. Uji Komparasi Ganda ................................................................................ 241

32. Foto-Foto Hasil Penelitian...................................................................... ... 244

33. Surat Perijinan ........................................................................................... 247

34. Daftar Tabel ....................................................................................... ...... 248

Page 19: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN …/Pengaruh... · Metode dokumentasi yang berupa kalender pendidikan semester genap tahun ajaran 2011/2012, foto dan video kegiatan pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembelajaran adalah suatu proses serangkaian interaksi guru dan siswa

dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu baik bersifat akademis

maupun non akademis yang dilaksanakan di dalam atau di luar kelas, kegiatan

ekstrakurikuler maupun non kurikuler. Pembelajaran yang berkualitas sangat

tergantung dari motivasi peserta didik dan kreativitas guru. Peserta didik yang

memiliki motivasi tinggi ditunjang dengan guru yang mampu memfasilitasi

motivasi tersebut akan membawa keberhasilan pencapaian target belajar. Guru

mempunyai kewajiban untuk memberikan, membangkitkan, dan mengembangkan

motivasi siswa agar dapat mencapai target belajar secara optimal. Apabila peran

guru di dalam pembelajaran itu tidak dapat terlaksana dengan baik, maka target

belajar tidak akan tercapai.

Salah satu pembelajaran di sekolah dasar adalah pembelajaran IPS.

Menurut Trianto (2010: 171) Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan integrasi

dari berbagai cabang ilmu-ilmu sosial, seperti sosiologi, sejarah, geografi,

ekonomi, politik, hukum, dan budaya. Pembelajaran IPS di sekolah dasar

merupakan mata pelajaran yang mengaitkan permasalahan dan perkembangan

masyarakat dari masa lampau hingga masa kini. IPS sebagai salah satu bidang

studi yang memiliki tujuan membekali siswa untuk mengembangkan

penalarannya di samping aspek nilai dan moral, banyak memuat materi sosial

sehingga pengetahuan dan informasi yang diterima siswa sebatas produk hafalan

(Winataputra, 2008: 9.4). Hal yang menjadi hambatan dalam pembelajaran IPS

adalah penerapan model pembelajaran dari guru yang kurang tepat dalam

menyampaikan pelajaran dan guru kurang memanfaatkan sumber belajar yang ada

dengan baik sehingga siswa cenderung pasif dan kurang termotivasi dalam

pembelajaran.

Pembelajaran di sekolah seharusnya berlangsung secara aktif dan

dilaksanakan berpusat pada siswa. Siswa melakukan sebagian besar pekerjaan

Page 20: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN …/Pengaruh... · Metode dokumentasi yang berupa kalender pendidikan semester genap tahun ajaran 2011/2012, foto dan video kegiatan pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

yang harus dilakukan pada saat proses pembelajaran berlangsung. Siswa

menggunakan otak untuk melaksanakan tugasnya, mengeluarkan ide-ide,

memecahkan masalah, dan menerapkan sesuatu yang mereka pelajari. Menurut

Silberman (2009: 28) ketika kegiatan belajar aktif, siswa akan mengupayakan

sesuatu. Dia menginginkan jawaban atas sebuah pertanyaan, membutuhkan

informasi untuk memecahkan masalah, atau mencari cara untuk mengerjakan

tugas. Jadi dalam pembelajaran aktif peran siswa akan lebih dominan karena

siswa akan mencari informasi dan mencari cara untuk memecahkan masalah yang

dihadapinya.

Pembelajaran IPS yang berlangsung di kelas IV SD Negeri se – gugus

Slamet Riyadi Boyolali selama ini banyak ditemukan kelemahan-kelemahan yang

mempengaruhi hasil belajar siswa yaitu: (1) selama proses pembelajaran siswa

kurang memperhatikan penjelasan guru, (2) konsentrasi siswa kurang terfokus, (3)

penerapan model pembelajaran yang kurang tepat oleh guru. Berdasarkan nilai

pre-test yang dilakukan pada kelas kontrol dan kelas eksperimen siswa kelas IV

SD Negeri se – gugus Slamet Riyadi menunjukkan hasil belajar yang masih

rendah dan di bawah nilai KKM yaitu 60. Nilai rata-rata pre-test untuk kelas

kontrol 54,38 (lampiran 16 halaman 196 ) dan untuk kelas eksperimen 54,88

(lampiran 15 halaman 195). Jika model pembelajaran yang diterapkan guru tidak

sesuai dengan keadaan siswa, maka akan dapat berdampak buruk bagi siswa dan

sekolah tersebut. Dampak yang bisa terjadi antara lain: (1) menurunnya motivasi

belajar siswa, (2) menurunnya hasil belajar siswa, (3) pembelajaran menjadi tidak

efektif, (4) prestasi sekolah menurun.

Penggunaan model pembelajaran yang inovatif dalam KBM juga menjadi

pengaruh besar dalam keberhasilan pembelajaran dan sebuah keberhasilan

tersebut sangat dimungkinkan tumbuh dari motivasi atau dorongan yang besar

dalam diri siswa. Arends (2008) menyeleksi enam macam model pembelajaran

yang sering dan praktis digunakan guru dalam mengajar, masing-masing adalah:

presentasi, pengajaran langsung (direct instruction), pengajaran konsep,

pembelajaran kooperatif, pengajaran berdasarkan masalah (problem base

instruction), dan diskusi kelas. Untuk mencapai keberhasilan suatu pendidikan

Page 21: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN …/Pengaruh... · Metode dokumentasi yang berupa kalender pendidikan semester genap tahun ajaran 2011/2012, foto dan video kegiatan pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

yang terkait dengan masalah dalam proses pembelajaran di kelas, maka diperlukan

suatu upaya peningkatan keberhasilan pembelajaran IPS dengan menggunakan

model pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif adalah konsep yang

lebih luas meliputi semua jenis kerja kelompok termasuk bentuk-bentuk yang

lebih dipimpin oleh guru atau diarahkan oleh guru (Agus Suprijono, 2011: 54).

Slavin (2005: 33) menyatakan bahwa tujuan yang paling penting dari

pembelajaran kooperatif adalah untuk memberikan para siswa pengetahuan,

konsep, kemampuan, dan pemahaman yang mereka butuhkan supaya bisa menjadi

anggota masyarakat yang bahagia dan memberikan kontribusi. Jadi dengan

penerapan model pembelajaran kooperatif diharapkan siswa dapat memperoleh

pengetahuan, kemampuan, dan pemahaman dalam pembelajaran melalui interaksi

sosial dengan siswa yang lain.

Model pembelajaran kooperatif memiliki banyak tipe / teknik antara lain

Student Teams Achievement Divisions (STAD), Teams Games Tournament

(TGT), Team Accelerated Instruction (TAI), Cooperative Integrated Reading and

Composition (CIRC), Jigsaw, dan Numbered Heads Together (NHT) (Arends,

2008). Salah satu tipe dari pembelajaran kooperatif adalah Numbered Heads

Together Numbered Heads Together adalah pendekatan yang dikembangkan oleh

Spenser Kagan (1998) untuk melibatkan lebih banyak siswa dalam review

berbagai materi yang dibahas dalam sebuah pelajaran dan untuk memeriksa

pemahaman mereka tentang isi pelajaran itu (Arends, 2008: 16). Dalam

pembelajaran menggunakan Numbered Heads Together siswa diberi kesempatan

untuk saling membagikan ide-ide dan mempertimbangkan jawaban yang paling

tepat. Dengan penerapan Numbered Heads Together diharapkan siswa lebih

berperan aktif dalam proses pembelajaran dan semangat kerja sama dalam

kelompok meningkat.

Motivasi memiliki peranan penting dalam belajar dan pembelajaran.

Prinsip mengajar adalah mempermudah dan memberikan motivasi kegiatan

belajar. Menurut Sardiman (2004: 75) dalam kegiatan belajar, motivasi dapat

dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang

menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar

Page 22: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN …/Pengaruh... · Metode dokumentasi yang berupa kalender pendidikan semester genap tahun ajaran 2011/2012, foto dan video kegiatan pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang

dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai. Agus Suprijono (2011:163)

menyatakan bahwa motivasi belajar adalah proses yang memberi semangat

belajar, arah, dan kegigihan perilaku. Artinya, perilaku yang temotivasi adalah

perilaku yang penuh energi, terarah dan tahan lama. Jadi dengan adanya motivasi

dalam belajar siswa siswa akan lebih semangat dalam belajar, proses belajar akan

penuh energi, terarah, dan akan tahan lama.

Motivasi dapat mendorong timbulnya tingkah laku dan mempengaruhi

serta mengubah tingkah laku. Dengan adanya motivasi seseorang akan lebih

bergairah dalam melakukan suatu hal. Dalam pembelajaran, motivasi diperlukan

untuk memperoleh hasil belajar yang optimal. Semakin tepat motivasi yang

diberikan, akan semakin berhasil pula pembelajaran tersebut. Dengan adanya

usaha yang tekun dan disadari dengan adanya motivasi, seseorang yang belajar

akan dapat memperoleh hasil belajar yang optimal. Indikator prestasi belajar

menurut Uno (2008: 23) dapat diklasifikasikan sebagai berikut: (1) adanya hasrat

dan keinginan berhasil, (2) adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar, (3)

adanya harapan dan cita-cita masa depan, (4) adanya penghargaan dalam belajar,

(5) adanya kegiatan yang menarik dalam belajar, (6) adanya lingkungan belajar

yang kondusif sehingga memungkingkan peserta didik dapat belajar dengan baik.

Berdasarkan pendapat di atas maka peneliti melakukan penelitian dengan

judul “Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered

Heads Together (NHT) Terhadap Hasil Belajar IPS Ditinjau dari Motivasi

Belajar Siswa Kelas IV SD Negeri Se – Gugus Slamet Riyadi Boyolali Tahun

Ajaran 2011/2012”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka masalah – masalah

dalam penelitian ini dapat di identifikasikan sebagai berikut :

1. Rendahnya motivasi belajar mempengaruhi hasil belajar siswa.

2. Penggunaan model pembelajaran yang kurang tepat dapat menyebabkan

rendahnya motivasi belajar siswa.

Page 23: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN …/Pengaruh... · Metode dokumentasi yang berupa kalender pendidikan semester genap tahun ajaran 2011/2012, foto dan video kegiatan pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

3. Pembelajaran IPS memerlukan penggunaan model pembelajaran yang inovatif

agar hasil belajar siswa optimal.

4. Penggunaan model pembelajaran dapat mempengaruhi motivasi belajar siswa.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang dan identifikasi masalah, maka

pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Model pembelajaran yang digunakan adalah Numbered Heads Together

(NHT) dalam pembelajaran IPS.

2. Hasil belajar ditinjau dari motivasi belajar yang dimaksud adalah hasil belajar

IPS ditinjau dari motivasi siswa dalam belajar IPS.

3. Materi IPS dibatasi pada K.D 2.3 (perkembangan teknologi) dan K.D 2.4

(masalah sosial)

4. Subjek penelitian dibatasi pada siswa kelas IV SD di Gugus Slamet Riyadi

Kecamatan Boyolali Kabupaten Boyolali Tahun Ajaran 2011/2012.

D. Perumusan Masalah

Dari identifikasi dan pembatasan masalah di atas, rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah “Adakah pengaruh penggunaan model pembelajaran

kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) terhadap hasil belajar IPS

ditinjau dari motivasi belajar siswa kelas IV SD negeri se – gugus Slamet Riyadi

Boyolali tahun ajaran 2011/2012?”

E. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya pengaruh

penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together

(NHT) terhadap hasil belajar IPS ditinjau dari motivasi belajar siswa kelas IV SD

negeri se – gugus Slamet Riyadi Boyolali tahun ajaran 2011/2012.

Page 24: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN …/Pengaruh... · Metode dokumentasi yang berupa kalender pendidikan semester genap tahun ajaran 2011/2012, foto dan video kegiatan pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

F. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian dapat dibedakan atas menfaat teoritis dan manfaat

praktis. Berdasarkan tujuan tersebut di atas manfaat yang diharapkan dari

penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Manfaat Teoritis

a. Sebagai sumbangan karya ilmiah bagi pengembangan ilmu pengetahuan,

khususnya bagi guru (pendidik).

b. Memberi sumbangan positif untuk menambah khasanah ilmu pengetahuan

dalam ilmu pendidikan khususnya mengenai inovasi model pembelajaran.

c. Sebagai dasar teori bagi penngembangan penelitian yang relevan lebih

lanjut

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Siswa

1) Menjadikan pembelajaran IPS lebih bermakna.

2) Memotivasi siswa untuk belajar lebih giat sehingga hasil belajar IPS

meningkat.

3) Memberikan pengalaman belajar yang menarik dan mengesankan bagi

siswa.

b. Bagi Sekolah

1) Untuk perbaikan mutu pembelajaran IPS Sekolah Dasar.

2) Memberikan masukan kepada sekolah dan guru agar dalam

pelaksanaan pembelajaran selalu memperhatikan faktor- faktor yang

mempengaruhi motivasi belajar.

3) Untuk mendorong sekolah melaksanakan pembelajaran yang inovatif

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads

Together (NHT).

Page 25: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN …/Pengaruh... · Metode dokumentasi yang berupa kalender pendidikan semester genap tahun ajaran 2011/2012, foto dan video kegiatan pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Hasil Belajar IPS

a. Pengertian Belajar

Morgan (1986: 112) menyatakan definisi belajar sebagai berikut,

”Learning is any relatively permanent change in behaviour which occurs

as a result of practice or experience”. Ini berarti bahwa belajar adalah

perubahan perilaku yang bersifat permanen sebagai hasil dari pengalaman.

Menurut Dimyati & Mudjiono (2002: 295) belajar adalah kegiatan

individu memperoleh pengetahuan, perilaku, dan keterampilan dengan

cara mengolah bahan belajar. Menurut Uno (2008: 23) belajar adalah

perubahan tingkah laku secara relatif permanen dan secara potensial terjadi

sebagai hasil dari praktik atau penguatan (reinforced practice) yang

dilandasi tujuan untuk mencapai tujuan tertentu.

Slavin (1997: 151) menjelaskan “ Learning is a change in an

individual that results from experience”. Artinya bahwa belajar adalah

suatu perubahan individu yang berasal dari sebuah pengalaman. Menurut

Slameto (1991:78) belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan

seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru

secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi

dengan lingkungannya. Menurut Djamarah (2002: 13) belajar adalah

serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan

tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi

dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotor.

Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

belajar adalah perubahan perilaku individu secara keseluruhan

menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik yang bersifat

permanen sebagai hasil dari pengalamannya sendiri dalam interaksi

dengan lingkungannya untuk memperoleh pengetahuan dan keterampilan.

Page 26: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN …/Pengaruh... · Metode dokumentasi yang berupa kalender pendidikan semester genap tahun ajaran 2011/2012, foto dan video kegiatan pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

b. Hasil Belajar

Agus Suprijono (2011: 5) mengemukakan bahwa hasil belajar

adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap,

apresiasi dan ketrampilan. Menurut Dimyati dan Mudjiono (2002: 20)

hasil belajar merupakan suatu puncak proses belajar. Hasil belajar dapat

berupa dampak pengajaran dan dampak pengiring. Kedua dampak tersebut

bermanfaat bagi guru dan siswa.

Nana Sudjana (2001: 22) menyatakan hasil belajar adalah

kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima

pengalaman belajarnya. Oleh karena itu, hasil belajar tidak akan pernah

diperoleh selama seseorang tidak melakukan kegiatan pembelajaran.

Menurut Winkel (1996: 51) hasil belajar merupakan perubahan yang

mengakibatkan manusia berubah dalam sikap dan tingkah lakunya.

Menurut Bloom (Agus Suprijono, 2011: 6) hasil belajar

mencakup tiga domain/ranah yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik.

Penjelasan dari setiap domain adalah sebagai berikut:

1) Ranah Kognitif

Berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari 6 aspek

yaitu pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan

penilaian.

2) Ranah Afektif

Berkenaan dengan sikap dan nilai. Ranah afektif meliputi lima jenjang

kemampuan yaitu menerima, menjawab atau reaksi, menilai,

organisasi dan karakterisasi dengan suatu nilai atau kompleks nilai.

3) Ranah Psikomotor

Meliputi keterampilan motorik, manipulasi benda-benda, koordinasi

neuromuscular (menghubungkan, mengamati).

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar

adalah perubahan individu yang merupakan puncak dari suatu proses

belajar yang meliputi tiga ranah yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik.

Page 27: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN …/Pengaruh... · Metode dokumentasi yang berupa kalender pendidikan semester genap tahun ajaran 2011/2012, foto dan video kegiatan pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

c. Pembelajaran IPS

1) Pengertian IPS

Istilah Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan terjemahan

dari social studies, yang bisa juga diartikan penelaahan masyarakat.

Melalui IPS para siswa diajarkan mengerti dan memahami kenyataan

yang ada di dalam masyarakat dengan berbagai masalah dan cara

pemecahannya.

National Council for Social Studies (NCSS) dalam Hidayati

(2008: 1-6), mendefinisikan IPS sebagai berikut, “Social studies is the

integrated study of the science and humanities to promote civic

competence.“ Artinya IPS atau ilmu sosial merupakan sebuah bidang

studi yang menggabungkan ilmu pengetahuan dan manusia untuk

meningkatkan kemampuan sosial.

Menurut Saidiharjo (Hidayati, 2008: 1-7) IPS merupakan hasil

kombinasi atau hasil pemfusian atau perpaduan dari sejumlah mata

pelajaran seperti: geografi, ekonomi, sejarah, sosiologi, antropologi,

politik. Team IPS (2003: 2) mendefinisikan IPS merupakan perpaduan

konsep-konsep dari berbagai ilmu sosial yang sejenis yang digabungkan

dengan pendekatan edukatif, psikologis, kelayakan dan kegunaan bagi

siswa.

Jadi, pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial adalah bidang studi

yang mempelajari, menelaah dan menganalisis gejala dan masalah

sosial di masyarakat ditinjau dari berbagai aspek kehidupan secara

terpadu. Memang pengetahuan sosial itu diperoleh secara alamiah dari

kehidupan sehari-hari dan telah ada pada diri kita masing-masing,

namun hal ini belum cukup mengingat kehidupan masyarakat dengan

segala permasalahannya semakin berkembang. Untuk menghadapi

keadaan demikian pengetahuan sosial yang diperoleh secara alamiah

tidak cukup. Maka diperlukan pendidikan formal khususnya pendidikan

Ilmu Pengetahuan Sosial.

Page 28: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN …/Pengaruh... · Metode dokumentasi yang berupa kalender pendidikan semester genap tahun ajaran 2011/2012, foto dan video kegiatan pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

Pembelajaran IPS di SD memiliki beberapa karakteristik.

Karakteristik Pendidikan IPS terutama di sekolah dasar dapat dilihat

dari berbagai pandangan. Berikut ini dikemukakan karakteristik IPS

dilihat dari materi dan strategi penyampaiannya.

2) Karakteristik IPS

Karakteristik Pendidikan IPS terutama di sekolah dasar dapat

dilihat dari berbagai pandangan. Mempelajari IPS pada hakekatnya

adalah menelaah interaksi antara individu dan masyarakat dengan

lingkungan. Materi IPS digali dari segala aspek kehidupan praktis

sehari – hari di masyarakat. Menurut Badan Standar Nasional

Pendidikan Sekolah Dasar tahun 2006, ruang lingkup mata pelajaran

IPS sekolah dasar meliputi aspek-aspek sebagai berikut:

a) Manusia, Tempat, dan Lingkungan

b) Waktu, Keberlanjutan, dan Perubahan

c) Sistem Sosial dan Budaya

d) Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan

3) Materi IPS SD

Materi IPS dapat bersumber dari segala aspek kehidupan

praktis sehari-hari di masyarakat (Hidayati dkk, 2008: 1-26). Ada 5

macam sumber materi IPS untuk sekolah dasar, yaitu: (a) segala sesuatu

atau apa yang terjadi di sekitar siswa, (b) kegiatan-kegiatan manusia, (c)

lingkungan geografi dan budaya, (d) sejarah, (e) siswa sebagai sumber

belajar. Penjelasan dari sumber materi IPS di atas adalah sebagai

berikut:

a) Segala sesuatu atau apa saja yang ada dan terjadi di sekitar siswa

dimulai dari lingkup keluarga, sekolah, desa, kecamatan hingga

lingkungan yang lebih luas yaitu negara dan dunia dengan berbagai

permasalahannya.

b) Kegiatan-kegiatan manusia misalnya: mata pencaharian, ekonomi

pendidikan, keagamaan, produksi, komunikasi, dan transportasi.

Page 29: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN …/Pengaruh... · Metode dokumentasi yang berupa kalender pendidikan semester genap tahun ajaran 2011/2012, foto dan video kegiatan pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

c) Lingkungan geografi dan budaya meliputi segala aspek geografi

dan antropologi yang terdapat sejak dari lingkungan tempat tinggal

siswa yang terdekat sampai wilayah yang lebih jauh.

d) Kehidupan masa lampau, perkembangan kehidupan manusia,

sejarah yang dimulai dari sejarah lingkungan terdekat sampai yang

terjauh, tentang tokoh-tokoh dan kejadian-kejadian yang penting.

e) Siswa sebagai sumber materi belajar meliputi berbagai segi, dari

makanan, pakaian, permainan, keluarga, dan lain sebagainya.

4) Strategi Penyampaian Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar

Hidayati, dkk (2008: 1-29) mengemukakan ada beberapa

karakteristik yang dapat diidentifikasi pada siswa sekolah dasar

berdasarkan tingkatan kelas-kelasnya.

Karakteristik pada masa kelas rendah SD (Kelas 1, 2, dan 3):

a) Ada hubungan kuat antara keadaan jasmani dan prestasi sekolah

b) Suka memuji diri sendiri

c) Apabila tidak dapat menyelesaikan sesuatu, hal itu dianggapnya

tidak penting

d) Suka membandingkan dirinya dengan anak lain dalam hal yang

menguntungkan dirinya

e) Suka meremehkan orang lain

Karakteristik pada Masa Kelas Tinggi SD (Kelas 4, 5, dan 6);

a) Perhatianya tertuju pada kehidupan praktis sehari-hari

b) Ingin tahu, ingin belajar, dan realistis

c) Timbul minat pada pelajaran-pelajaran khusus

d) Anak memandang nilai sebagai ukuran yang tepat mengenai prestasi

belajarnya di sekolah.

Dalam teori belajar kognitivisme Jean Piaget (Hidayati, 2008:

1-29), usia siswa SD (7-12 tahun) tingkat berpikirnya berada pada

stadium operasional konkrit. Oleh karena itu guru harus mampu

merancang pembelajaran yang dapat membangkitkan siswa, misalnya

melalui model pembelajaran yang membuat siswa aktif, peristiwa

Page 30: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN …/Pengaruh... · Metode dokumentasi yang berupa kalender pendidikan semester genap tahun ajaran 2011/2012, foto dan video kegiatan pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

belajar yang bervariasi, dan yang tidak kalah pentingnya sajian materi

menggunakan media menarik bagi siswa.

Dengan memperhatikan materi dan strategi penyampaian

pembelajaran IPS SD, guru dapat menentukan perencanaan

pembelajaran yang dapat disesuaikan dengan karakteristik dan tingkat

perkembangan siswa SD.

5) Media dalam Pembelajaran IPS

Hidayati (2008:7-9) mengemukakan bahwa jenis- jenis media

pengajaran yang dapat disiapkan dan dikembangkan dalam

pembelajaran IPS antara lain:

a) Media yang tidak diproyeksikan

b) Media visual yang diproyeksikan

c) Media audio

d) Sistem multimedia

Penjelasan dari jenis media dalam pembelajaran IPS di atas

adalah sebagai berikut:

a) Media yang tidak diproyeksikan adalah jenis media yang tidak

memerlukan proyektor (alat proyeksi) untuk melihatnya. Media

yang tidak diproyeksikan ini dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:

(1) gambar diam (gambar yang menyerupai foto yang

menggambarkan lokasi atau benda tertentu); (2) bahan-bahan grafis

(bahan non fotografik dua dimensi yang biasanya memuat

lambang-lambang verbal dan tanda-tanda visual secara simbolis

misalnya sketsa, poster, komik); (3) model dan realita (tiruan benda

yang sebenarnya dan bersifat tiga dimensi misalnya uang logam,

globe).

b) Media visual yang diproyeksikan adalah jenis media yang terdiri

dari dua macam, yaitu: (1) media proyeksi yang tidak bergerak

(slide, film rangkai/filmstrip, dan OHP); (2) media proyeksi yang

bergerak (film, televisi, video tape recorder (VTR), film loop)

Page 31: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN …/Pengaruh... · Metode dokumentasi yang berupa kalender pendidikan semester genap tahun ajaran 2011/2012, foto dan video kegiatan pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

c) Media audio adalah berbagai bentuk atau cara perekaman dan

transmisi suara (manusia dan suara lainnya) untuk kepentingan

tujuan pembelajaran, misalnya radio dan rekaman.

d) Sistem multimedia adalah kombinasi dari media dasar audio visual

dan visual yang dipergunakan untuk tujuan pembelajaran. Jadi

penggunaan secara kombinasi dua atau lebih media pembelajaran

dikenal sebagai sistem multimedia. Contohnya kombinasi slide

suara, kombinasi sistem audio kaset, dan kit (peralatan)

multimedia.

d. Hasil Belajar IPS

Hasil belajar adalah perubahan individu yang merupakan puncak

dari suatu proses belajar yang meliputi tiga ranah yaitu kognitif, afektif,

dan psikomotorik. IPS adalah bidang studi yang mempelajari, menelaah

dan menganalisis gejala dan masalah sosial di masyarakat ditinjau dari

berbagai aspek kehidupan secara terpadu.

Jadi hasil belajar IPS adalah perubahan individu dalam segi

kognitif, afektif, dan psikomotorik sebagai suatu hasil dalam mempelajari

gejala dan masalah sosial di masyarakat dalam berbagai aspek kehidupan,

misalnya siswa mengetahui tentang permasalahan sosial yang terjadi di

daerahnya dan ikut berpartisipasi dalam mengatasinya.

2. Motivasi Belajar

a. Pengertian Motivasi

Istilah motivasi berasal dari kata motif yang dapat diartikan

sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri individu, yang menyebabkan

individu tersebut bertindak atau berbuat (Uno, 2008: 3). Motif adalah daya

penggerak dari dalam dan di dalam subjek untuk melakukan aktivitas-

aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan (Sardiman, 2004: 73). Jadi

dapat disimpulkan bahwa motif adalah kekuatan dari dalam individu yang

menyebabkan individu tersebut melakukan sesuatu untuk mencapai suatu

tujuan.

Page 32: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN …/Pengaruh... · Metode dokumentasi yang berupa kalender pendidikan semester genap tahun ajaran 2011/2012, foto dan video kegiatan pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

Motivasi merupakan hal-hal yang dapat mempengaruhi motif.

Bimo Walgito (2004: 224) mengemukakan terdapat beberapa jenis motif,

antara lain: (1) motif fisiologis; (2) motif sosial; (3) motif eksplorasi,

kompetensi, dan self-aktualisasi. Salah satu jenis motif adalah motif sosial.

Motif sosial merupakan motif yang kompleks, dan bersumber dari banyak

perilaku atau perbuatan manusia (Bimo Walgito: 227). McClelland dalam

Bimo Walgito (2004: 227) berpendapat bahwa motif sosial itu dapat

dibedakan dalam: (1) motif berprestasi (achievement motivation) atau juga

disebut need for achivement (n-achivement), (2) motif berafiliasi atau juga

disebut kebutuhan berafiliasi (need for affiliation atau n-affiliation), (3)

motif berkuasa atau kebutuhan berkuasa (need for power atau n-power).

Mc. Donald (Djamarah, 2002: 114) mengatakan bahwa

”Motivation is a energy change within person characterized by affective

arousal and anticipatory goal reactions” yang diartikan, bahwa motivasi

adalah suatu perubahan energi di dalam pribadi seseorang yang ditandai

dengan timbunya afektif (perasaan) dan reaksi untuk mencapai tujuan.

Menurut Sardiman (2004: 75) motivasi adalah serangkaian usaha untuk

menyediakan kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang mau dan ingin

melakukan sesuatu, dan bila ia tidak suka, maka akan berusaha untuk

meniadakan atau mengelakkan perasaan tidak suka itu.

Motivasi merupakan keadaan dalam diri individu atau organisme

yang mendorong perilaku ke arah tujuan (Bimo Walgito, 2004: 220).

Menurut Uno (2008: 3) motivasi merupakan dorongan yang terdapat

dalam diri seseorang untuk berusaha mengadakan perubahan tingkah laku

yang lebih baik dalam memenuhi kebutuhannya. Winataputra (2008: 9.7)

mengemukakan bahwa motivasi adalah suatu proses untuk menggiatkan

motif-motif menjadi perbuatan guna mencapai tujuan, atau keadaan dan

kesiapan dalam diri seseorang yang mendorong tingkah lakunya untuk

berbuat sesuatu dalam mencapai tujuan tertentu.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi

adalah dorongan yang terdapat dalam diri seseorang untuk melakukan

Page 33: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN …/Pengaruh... · Metode dokumentasi yang berupa kalender pendidikan semester genap tahun ajaran 2011/2012, foto dan video kegiatan pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

sesuatu yang ditandai dengan timbulnya afektif (perasaaan) dalam

mencapai suatu tujuan tertentu.

Mc. Donald (Sardiman, 2004: 74) mengemukakan bahwa

motivasi mengandung tiga elemen penting yaitu: (1) motivasi mengawali

terjadinya perubahan energi pada setiap individu manusia, (2) motivasi

ditandai dengan munculnya rasa (feeling), afeksi seseorang, (3) motivasi

akan dirangsang karena adanya tujuan. Penjelasan dari setiap elemen

adalah sebagai berikut:

1) Motivasi mengawali terjadinya perubahan energi pada setiap individu

manusia. Maksud dari pernyataan ini adalah dengan adanya

perkembangan motivasi pada individu akan membawa perubahan

energi pada individu tersebut. Perubahan energi dalam diri indvidu

tersebut akan tampak pada kegiatan yang dilakukannya.

2) Motivasi ditandai dengan munculnya rasa (feeling), afeksi seseorang.

Maksudnya adanya motivasi dalam diri individu berkaitan dengan

munculnya persoalan-persoalan kejiwaan, sikap, dan emosi yang dapat

menentukan tingkah laku manusia.

3) Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan. Motivasi dalam hal ini

merupakan suatu respon dari suatu aksi, yakni tujuan yang akan dicapai.

Dalam pengertian yang lain, motivasi akan muncul karena terangsang

oleh tujuan yang ingin dicapai individu tersebut. Tujuan yang ingin

dicapai oleh individu ini menyangkut kebutuhan yang ingin

dipenuhinya.

Dengan ketiga elemen di atas, maka dapat dikatakan bahwa

motivasi itu sebagai sesuatu yang kompleks. Motivasi akan menyebabkan

terjadinya suatu perubahan energi yang ada pada diri manusia, sehingga

akan berkaitan dengan persoalan gejala kejiwaan, perasaan dan juga

emosi, untuk kemudian bertindak atau melakukan sesuatu. Semua ini

didorong karena adanya tujuan, kebutuhan atau keinginan.

Page 34: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN …/Pengaruh... · Metode dokumentasi yang berupa kalender pendidikan semester genap tahun ajaran 2011/2012, foto dan video kegiatan pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

b. Macam-Macam Motivasi

Menurut Djamarah (2002: 115) motivasi terdapat dua macam

yaitu motivasi instrinsik dan motivasi ekstrinsik. Berikut penjelasan dari

kedua jenis motivasi tersebut:

1) Motivasi Instrinsik

Motivasi instrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau

berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam setiap diri

individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu

2) Motivasi Ekstrinsik

Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsi

karena adanya perangsang dari luar seperti diakui, angka, ijazah,

pujian, dan hadiah.

c. Teori Motivasi

Abraham Maslow mengemukakan teori motivasi atau yang lebih

dikenal dengan hirearki teori kebutuhan. Maslow berpendapat bahwa

dalam setiap diri manusia terdapat hierarki dari lima kebutuhan, yaitu

fisiologis (rasa lapar, haus, seksual, dan kebutuhan fisik lainnya), rasa

aman (rasa ingin dilindungi dari bahaya fisik dan emosional), sosial (rasa

kasih sayang, kepemilikan, penerimaan, dan persahabatan), penghargaan

(faktor penghargaan internal dan eksternal), dan aktualisasi diri

(pertumbuhan, pencapaian potensi seseorang, dan pemenuhan diri sendiri).

Maslow menunjukkannya dalam 5 tingkatan yang berbentuk piramid,

orang memulai dorongan dari tingkatan terbawah. Lima tingkat kebutuhan

itu dikenal sebagai teori kebutuhan (needs) yang digambarkan hierarkis

seperti berikut.

Page 35: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN …/Pengaruh... · Metode dokumentasi yang berupa kalender pendidikan semester genap tahun ajaran 2011/2012, foto dan video kegiatan pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

Gambar 2.1: Hierarki Kebutuhan Maslow

(Uno, 2008: 6)

d. Model ARCS

“The ARCS model is a problem solving approach to designing the

motivational aspects of learning environments to stimulate and sustain

students’ motivation to learn” (John Keller, 2006). Model ARCS adalah

pendekatan pemecahan masalah untuk merancang aspek motivasi dalam

lingkungan belajar untuk merangsang dan mempertahankan motivasi siswa

untuk belajar. Model ARCS ini dikembangkan oleh John Keller, memiliki

dua bagian utama yaitu seperangkat kategori yang mewakili komponen

motivasi dan proses desain sistematis yang membantu dalam menciptakan

perangkat tambahan motivasi yang sesuai bagi siswa. Jadi model ARCS

merupakan suatu model yang dirancang untuk mempertahankan motivasi

siswa untuk belajar.

Model ARCS memiliki empat kategori yaitu attention (perhatian),

relevance (relevansi), confidence (percaya diri), dan satisfaction

(kepuasan). Masing-masing kategori memiliki aspek-aspek yang saling

mempengaruhi. Aspek-aspek tersebut disebutkan pada tabel di bawah ini:

Page 36: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN …/Pengaruh... · Metode dokumentasi yang berupa kalender pendidikan semester genap tahun ajaran 2011/2012, foto dan video kegiatan pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

Tabel 2.1 ARCS Categories

Attention Relevance Confidence Satisfaction

A

1

A

2

A

3

Perceptual

arousal

Inquiry

arousal

Variability

R

1

R

2

R

3

Goal

orienta-

tion

Motive

matching

Familiari

-ty

C1

C2

C3

Learning

requirements

Success

opportunities

Personal

control

S1

S2

S3

Intrinsic

reinforce-

ment

Extrinsic

rewards

Equity

Pada kategori perhatian (attention) aspek yang mempengaruhi

yaitu adanya hasrat untuk memahami, hasrat untuk menyelidiki, dan

variabilitas (adanya perubahan). Pada kategori relevansi/hubungan

(relevance) aspek yang mempengaruhi yaitu adanya pemaparan dari tujuan

yang ingin dicapai, kesamaan alasan, dan kebiasaan yang sama. Untuk

kategori kepercayaan diri (confidence) terdapat aspek syarat-syarat belajar,

keberhasilan dalam memanfaatkan peluang, dan kontrol diri sendiri.

Sedangkan pada kategori kepuasan (satisfaction) aspek yang

mempengaruhi yaitu penguatan dari dalam diri individu, penghargaan dari

orang lain, dan perlakuan yang adil. Jadi pembelajaran motivasional dapat

timbul dengan adanya perhatian dari siswa dan adanya hubungan yang

baik antara guru dengan siswa, serta siswa dengan siswa yang dapat

menumbuhkan kepercayaan diri siswa, didukung dengan adanya

penguatan, penghargaan, dan perlakuan yang sama dari guru sehingga

dapat menciptakan kepuasan siswa dalam belajar. Dengan timbulnya

kepuasan siswa dalam belajar, maka siswa akan lebih temotivasi dalam

mengikuti kegiatan pembelajaran.

e. Motivasi Belajar

Motivasi dan belajar merupakan dua hal yang sangat

mempengaruhi. Motivasi belajar dapat timbul karena faktor intrinsik,

berupa hasrat dan keinginan berhasil dan dorongan kebutuhan belajar,

Page 37: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN …/Pengaruh... · Metode dokumentasi yang berupa kalender pendidikan semester genap tahun ajaran 2011/2012, foto dan video kegiatan pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

harapan akan cita-cita. Sedangkan faktor ekstrinsiknya adalah adanya

penghargaan, lingkungan belajar yang kondusif, dan kegiatan belajar yang

menarik (Uno, 2008: 23).

Hakikat motivasi belajar (Agus Suprijono, 2011: 163) adalah

dorongan internal dan eksternal para peserta didik yang sedang belajar

untuk mengadakan perubahan perilaku. Motivasi belajar adalah proses

yang memberi semangat belajar, arah, dan kegigihan perilaku, artinya

perilaku yang termotivasi adalah perilaku yang penuh energi, terarah dan

bertahan lama. Menurut Dimyati dan Mudjiono (2002: 97) motivasi

belajar merupakan segi kejiwaan yang mengalami perkembangan, artinya

terpengaruh oleh kondisi fisiologis dan kematangan psikologis siswa.

Sebagai ilustrasi, keinginan anak untuk membaca majalah misalnya,

terpengaruh oleh kesiapan alat-alat indra untuk mengucap kata.

Keberhasilan mengucap kata dari simbol pada huruf-huruf mendorong

keinginan menyelesaikan tugas baca. Menurut Sardiman (2004: 75),

dalam kegiatan belajar motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya

penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang

menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberikan arah

pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek

belajar itu dapat tercapai.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi

belajar adalah dorongan internal dan eksternal dari peserta didik yang

terpengaruh oleh kondisi fisiologis dan kematangan psikologis yang

menimbulkan kegiatan belajar sehingga tujuan yang dikehendaki peserta

didik dapat tercapai. Belajar yang termotivasi merupakan suatu kegiatan

belajar yang penuh energi, terarah, dan dapat bertahan lama.

Indikator motivasi belajar menurut Uno (2008: 23) dapat

diklasifikasikan sebagai berikut:

1) Adanya hasrat dan keinginan berhasil.

2) Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar.

3) Adanya harapan dan cita – cita masa depan.

Page 38: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN …/Pengaruh... · Metode dokumentasi yang berupa kalender pendidikan semester genap tahun ajaran 2011/2012, foto dan video kegiatan pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

4) Adanya penghargaan dalam belajar.

5) Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar.

6) Adanya lingkungan belajar yang kondusif sehingga memungkinkan

peserta didik dapat belajar dengan baik.

Motivasi belajar bertalian erat dengan tujuan belajar. Terkait

dengan hal tersebut motivasi mempunyai fungsi:

1) Mendorong peserta didik untuk berbuat. Motivasi sebagai pendorong

atau motor dari setiap kegiatan belajar.

2) Menentukan arah kegiatan pembelajaran yakni kearah tujuan belajar

yang hendak dicapai.

3) Menyeleksi kegiatan pembelajaran yang sesuai guna mencapai tujuan

pembelajaran.

3. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together

a. Model Pembelajaran

Model adalah bentuk representasi akurat sebagai proes aktual

yang memungkinkan seseorang atau sekelompok orang mencoba bertindak

berdasarkan model itu (Mills dalam Agus Suprijono, 2011: 45). Menurut

Dimyati & Mudjiono (2002: 297) pembelajaran adalah kegiatan guru

secara terprogram dalam desain instruksional, untuk membuat siswa

belajar secara aktif, yang menekankan pada penyediaan sumber belajar.

Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola

yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di

kelas atau pembelajaran dalam tutorial (Trianto, 2010: 51). Agus

Suprijono (2011: 46) mengemukakan bahwa model pembelajaran adalah

kerangka konseptual yang melukiskan prosedur sistematis dalam

mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar.

Aunurrahman (2009: 146) menyatakan bahwa model pembelajaran dapat

diartikan sebagai blueprint yang dapat dipergunakan untuk membimbing

guru di dalam mempersiapkan dan melaksanakan pembelajaran.

Page 39: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN …/Pengaruh... · Metode dokumentasi yang berupa kalender pendidikan semester genap tahun ajaran 2011/2012, foto dan video kegiatan pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

Berdasarkan uraian di atas, model pembelajaran adalah

perencanaan atau pola yang dapat dipergunakan oleh guru dalam

mengorganisasikan pengalaman belajar siswa untuk mencapai tujuan

belajar. Model pembelajaran ini dipergunakan guru untuk mempersiapkan

dan melaksanakan pembelajaran.

Arends (2008) menyeleksi enam macam model pembelajaran

yang sering dan praktis digunakan guru dalam mengajar, yaitu: (1)

pengajaran langsung (direct instruction); (2) pengajaran konsep; (3)

pembelajaran kooperatif; (4) pembelajaran berdasarkan masalah (problem

based instruction); dan (5) diskusi kelas.

b. Model Pembelajaran Kooperatif

Cooperative learning berasal dari kata cooperative yang artinya

mengerjakan sesuatu secara bersama-sama dengan saling membantu satu

sama lainnya sebagai satu kelompok atau satu tim (Isjoni, 2009:14).

Pembelajaran kooperatif adalah konsep yang lebih meliputi semua jenis

kerja kelompok termasuk bentuk-bentuk yang lebih dipimpin oleh guru

(Agus Suprijono, 2011:54). Pembelajaran kooperatif (cooperative

learning) merupakan bentuk pembelajaran dengan cara siswa belajar dan

bekerja dalam kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri

dari empat sampai enam orang dengan struktur kelompok yang bersifat

heterogen (Rusman, 2011:202). Etin Solihatin & Rahardjo (2007:4)

mengemukakan bahwa cooperative learning mengandung pengertian

sebagai suatu sikap atau perilaku bersama dalam bekerja atau membantu di

antara sesama dalam struktur kerja sama yang teratur dalam kelompok,

yang terdiri dari dua orang atau lebih di mana keberhasilan kerja sangat

dipengaruhi oleh keterlibatan dari setiap anggota kelompok itu sendiri.

Berdasarkan pendapat di atas maka dapat disimpulkan

pembelajaran kooperatif (cooperative learning) adalah bentuk

pembelajaran yang meliputi semua jenis kerja kelompok. Dalam

pembelajaran kooperatif siswa belajar dan bekerja pada kelompok kecil

Page 40: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN …/Pengaruh... · Metode dokumentasi yang berupa kalender pendidikan semester genap tahun ajaran 2011/2012, foto dan video kegiatan pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

dengan struktur kelompok yang bersifat heterogen di mana keberhasilan

kerja dipengaruhi oleh keterlibatan setiap individu dalam kelompok.

Menurut Slavin (2005) ada beberapa tipe pembelajaran kooperatif

yaitu:

1) Student Teams Achievement Divisions (STAD)

2) Teams Games Tournament (TGT)

3) Team Accelerated Instruction (TAI)

4) Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC)

5) Jigsaw

6) Numbered Heads Together (NHT)

c. Langkah-Langkah Model Pembelajaran Kooperatif

Terdapat enam langkah utama atau tahapan di dalam pelajaran

yang menggunakan pembelajaran kooperatif, pelajaran dimulai dengan

guru menyampaikan tujuan pelajaran dan mengkondisikan suasana belajar

siswa. Tahap ini diikuti penyajian informasi oleh guru secara verbal

kepada siswa. Selanjutnya, siswa dikelompokkan ke dalam tim-tim belajar.

Tahap ini diikuti bimbingan guru saat bekerja bersama untuk

menyelesaikan tugas. Fase terakhir yaitu presentasi hasil akhir kerja

kelompok atau evaluasi tentang apa yang telah mereka pelajari dan

memperi pengakuan terhadap usaha-usaha kelompok maupun individu.

Tabel 2.2 Langkah-Langkah Model Pembelajaran Kooperatif

FASE-FASE PERILAKU GURU

Fase 1: Present goals and set

Menyampaikan tujuan dan

memper-siapkan peserta didik

Menjelaskan tujuan pembelajaran

dan mempersiapkan peserta didik

siap belajar

Fase 2: Present information

Menyajikan informasi

Mempresentasikan informasi

kepada peserta didik secara verbal

Fase 3: Organize students into

learning teams

Mengorganisir peserta didik ke

Memberikan penjelasan kepada

peserta didik tentang cara

pembentukan tim belajar dan

Page 41: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN …/Pengaruh... · Metode dokumentasi yang berupa kalender pendidikan semester genap tahun ajaran 2011/2012, foto dan video kegiatan pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

dalam tim-tim belajar membantu kelompok melakukan

transisi yang efisien

Fase 4: Assist team work and study

Membantu kerja tim dan belajar

Membantu tim-tim belajar selama

peserta didik mengerjakan

tugasnya

Fase 5: Test on the materials

Mengevaluasi

Menguji pengetahuan peserta

didik mengenai berbagai materi

pembelajaran atau kelompok-

kelompok mempresen-tasikan

pekerjaannya

Fase 6: Provide recognition

Memberikan pengakuan atau

penghargaan

Mempersiapkan cara untuk

mengakui usaha dan prestasi

individu maupun kelompok

(Agus Suprijono, 2011: 65)

d. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together

Numbered Heads Together adalah pendekatan yang

dikembangkan oleh Spenser Kagan (1998) untuk melibatkan lebih banyak

siswa dalam review berbagai materi yang dibahas dalam sebuah pelajaran

dan untuk memeriksa pemahaman mereka tentang isi pelajaran itu

(Arends, 2008: 16). Teknik ini memberikan kesempatan kepada siswa

untuk saling membagikan ide-ide dan mempertimbangkan jawaban yang

paling tepat. Selain itu, teknik ini juga mendorong siswa untuk

meningkatkan semangat kerja sama mereka (Anita Lie, 2008: 59).

Miftahul Huda (2011: 138) berperdapat bahwa Numbered Heads Together

dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk saling sharing ide-ide

dan mempertimbangkan jawaban yang paling tepat.dan dapat

meningkatkan semangat kerja sama siswa. Numbered Heads Together

dapat digunakan untuk semua mata pelajaran dan tingkatan kelas.

Kagan (1992) mengemukakan bahwa: “Numbered Heads

Together (NHT) is another instructional strategy designed to actively

engage more pupils during lessons and, thereby, improve their academic

Page 42: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN …/Pengaruh... · Metode dokumentasi yang berupa kalender pendidikan semester genap tahun ajaran 2011/2012, foto dan video kegiatan pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

performace”. Artinya Numbered Heads Together (NHT) adalah salah satu

bentuk desain strategi pengajaran untuk mengaktifkan peran serta siswa

selama pembelajaran sehingga siswa dapat meningkatkan prestasi

akademiknya.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa Numbered

Heads Together adalah pendekatan pembelajaran yang melibatkan lebih

banyak siswa dan mengaktifkan peran serta siswa untuk saling

membagikan ide-ide dan mempertimbangkan jawaban yang paling tepat

dalam pembelajaran. Numbered Heads Togehter dapat meningkatkan

semangat kerjasama siswa dan dapat digunakan pada semua mata

pelajaran.

Arends (2008:16) mengemukakan terdapat empat langkah dalam

Numbered Heads Together yaitu: (1) numbering, (2) questioning, (3)

heads together, (4) answering. Penjelasan dari masing-masing langkah

sebagai berikut:

1) Numbering

Guru membagi siswa menjadi beberapa tim beranggota tiga sampai

lima orang dan memberi nomor sehingga setiap siswa pada masing-

masing tim memiliki nomor antara 1 sampai 5.

2) Questioning

Guru mengajukan sebuah pertanyaan kepada siswa. Pertanyaannya

bisa bervariasi. Pertanyaan itu bisa sangat spesifik dan dalam bentuk

pertanyaan.

3) Heads Together

Siswa menyatukan ”kepalanya” untuk menemukan jawabannya dan

memastikan bahwa semua orang tahu jawabannya.

4) Answering

Guru memanggil salah satu nomor dan siswa dari masing-masing

kelompok yang memiliki nomor itu mengangkat tangannya dan

memberikan jawabannya ke hadapan seluruh kelas.

Page 43: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN …/Pengaruh... · Metode dokumentasi yang berupa kalender pendidikan semester genap tahun ajaran 2011/2012, foto dan video kegiatan pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

Penerapan teknik Numbered Heads Together pada pembelajaran

di kelas memiliki kelebihan dan kelemahan. Kelebihan teknik Numbered

Heads Together yaitu: (a) setiap siswa menjadi siap semua, (b) siswa dapat

melakukan diskusi dengan sungguh-sungguh, (c) siswa yang pandai dapat

mengajari siswa yang kurang pandai. Kelemahan dari teknik Numbered

Heads Together yaitu: (a) kemungkinan nomor yang dipanggil, akan

dipanggil lagi oleh guru, (b) tidak semua kelompok dipanggil oleh guru

(Hamdani, 2011:90).

4. Model Pembelajaran Langsung (Direct Instruction)

a. Pengertian Pembelajaran Langsung

Pembelajaran langsung atau direct instruction dikenal dengan

sebutan active teaching dan whole class teaching. Penyebutan itu mengacu

pada gaya mengajar di mana guru terlibat aktif dalam mengusung isi

pelajaran kepada peserta didik dan mengajarkannya secara langsung

kepada seluruh kelas (Agus Suprijono, 2011:46). Menurut Rusman

(2011:132) pendekatan yang berpusat pada guru menurunkan strategi

pembelajaran langsung (direct instruction), pembelajaran deduktif atau

pembelajaran ekspositori. Slavin (1997:231) menyatakan bahwa, “direct

instruction approach to teaching in which lesson are goal-oriented and

structured by the teacher”. Artinya pembelajaran langsung adalah cara

mengajar suatu pelajaran yang tujuan dan susunannya dirancang sendiri

oleh guru. Menurut Trianto (2011:41) pengajaran langsung adalah suatu

model pengajaran yang bersifat teacher center.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa

pembelajaran langsung adalah gaya mengajar yang bersifat teacher center

atau guru menjadi pusat dalam kegiatan pembelajaran. Guru

menyampaikan materi kepada siswa secara langsung dan tujuan serta

susunan dalam pembelajaran dirancang sendiri oleh guru.

Page 44: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN …/Pengaruh... · Metode dokumentasi yang berupa kalender pendidikan semester genap tahun ajaran 2011/2012, foto dan video kegiatan pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

b. Fase Pembelajaran Langsung

Pada model pembelajaran langsung terdapat lima fase yang sangat

penting. Arends (1997: 67) mengemukakan bahwa: ”direct instruction is a

teacher-centered model that has five steps: set induction, demonstration,

guided practice, feedback, and extended practice”. Artinya pembelajaran

langsung adalah model pembelajaran berpusat pada guru yang memiliki

lima tahap pembelajaran yaitu: mengatur kondisi pembelajaran,

demonstrasi, praktik terbimbing, timbal balik, dan praktik mandiri.

Joyce, Weil, dan Calhoun (2009) menjelaskan bahwa model

pengajaran langsung terdiri dari lima tahap aktivitas, yaitu orientasi,

presentasi, praktik yang terstruktur, praktik di bawah bimbingan, dan

praktik mandiri. Adapun tahapannya adalah sebagai berikut:

1) Orientasi

Pada tahap ini guru menyampaikan harapan dan keinginannya, guru

menjelaskan tugas-tugas, dan menentukan tanggung jawab siswa

dalam pembelajaran.

2) Presentasi

Dalam tahap ini guru menyampaikan penjelasan tentang konsep

materi ajar dan memberikan pemeragaan contoh.

3) Praktik yang terstruktur

Guru menuntun siswa melalui contoh-contoh praktik dan langkah-

langkah di dalamnya.

4) Praktik dibawah bimbingan guru

Guru memberikan siswa kesempatan untuk melakukan praktik

dengan kemauan mereka sendiri.

5) Praktik mandiri

Praktik ini diberikan jika siswa telah mencapai level bimbingan 85%

sampai dengan 90%. Tujuan praktik mandiri ini adalah untuk

memastikan dan menguji pemahaman siswa terhadap praktik-praktik

sebelumnya.

Page 45: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN …/Pengaruh... · Metode dokumentasi yang berupa kalender pendidikan semester genap tahun ajaran 2011/2012, foto dan video kegiatan pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

c. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Langsung

Pembelajaran konvensional disebut juga pembelajaran langsung.

Dalam pembelajaran langsung terjadi tatap muka secara langsung antara

guru dan siswa dalam satu ruang kelas. Guru menyiapkan rencana

pembelajaran dan materi pelajaran yang akan disajikan, kemudian guru

menyajikan materi yang akan diajarkan sesuai dengan silabus. Metode

penyajian dalam pembelajaran langsung dapat berupa metode bercerita,

metode pemecahan masalah bersama, metode tanya jawab, dan metode

penugasan disesuaikan dengan tuntutan isi materi pelajaran. Guru menilai

tingkat pemahaman siswa dengan cara mengadakan evaluasi pada akhir

pembelajaran yang disebut tes formatif.

Menurut Joyce, Weil dan Caalhoun (2009) keunggulan terpenting

pengajaran langsung adalah adanya fokus akademik, arahan dan kontrol

guru, harapan yang tinggi terhadap perkembangan siswa, sistem

menejemen waktu, dan atmosfer akademik yang cukup netral. Jadi dalam

pembelajaran langsung guru dapat memanajemen waktu dengan baik dan

guru dapat mengkondisikan kelas dengan lebih mudah.

Joyce, Weil dan Caalhoun (2009) mengemukakan beberapa

kekurangan tentang model pengajaran langsung ini antara lain: 1) selama

aktivitas pengajaran akademik berlangsung, penggunaan perangkat

akademik seperti mainan dan teka-teki, tidak terlalu ditekankan atau

bahkan ditiadakan. Seperti halnya interaksi guru-siswa yang tidak

berorientasi akademik, seperti diskusi masalah pribadi 2) siswa sering

diminta untuk bekerja dari teks atau buku pelajarannya tanpa sedikitpun

diberi penjelasan dari atau oleh arahan guru. Dalam pembelajaran

langsung biasanya murid akan lekas bosan karena pembelajaran lebih

terpusat pada guru (teacher center) dan siswa kurang dilibatkan dalam

kegiatan pembelajaran.

Page 46: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN …/Pengaruh... · Metode dokumentasi yang berupa kalender pendidikan semester genap tahun ajaran 2011/2012, foto dan video kegiatan pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

5. Pembelajaran IPS dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

Numbered Heads Together (NHT) dan Pembelajaran Langsung

a. Pembelajaran IPS dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT

Pembelajaran IPS merupakan kegiatan belajar antara guru dengan

siswa dalam mempelajari bidang studi yang menelaah dan menganalisis

gejala dan masalah sosial di masyarakat dinjau dari berbagai aspek

kehidupan secara terpadu. Pada pembelajaran IPS dengan menggunakan

model kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) siswa akan

belajar dalam kelompok kecil yang telah dibentuk guru. Setiap anggota

dalam kelompok akan diberi nomor oleh guru di “kepala” mereka. Siswa

dalam kelompok akan bekerja sama untuk menjawab pertanyaan dari guru.

Apabila guru telah memanggil satu nomor, maka nomor yang dipanggil

guru dari masing-masing kelompok mengangkat tangan dan memberikan

jawabannya di hadapan seluruh kelas. Jawaban dari perwakilan kelompok

ini merupakan jawaban dari hasil diskusi kelompok, jadi bukan merupakan

jawaban dari individu yang nomornya dipanggil oleh guru. Setelah

perwakilan dari masing-masing kelompok memberikan jawaban, guru

memberikan kesimpulan dari jawaban yang telah disampaikan oleh

perwakilan kelompok.

Pada pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together

siswa akan terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran. Siswa dituntut

untuk selalu siap menjawab pertanyaan dari guru karena guru memanggil

nomor secara acak. Pembelajaran dengan model kooperatif tipe Numbered

Heads Together ini bersifat student center atau pembelajaran berpusat

pada siswa karena pada kegiatan pembelajaran siswa akan menggunakan

otak mereka untuk menjawab pertanyaan/permasalahan yang diberikan

oleh guru secara kelompok dan guru sebagai fasilitator akan membimbing

serta mengarahkan siswa dalam bekerja secara berkelompok. Dengan

belajar secara berkelompok ini siswa diharapkan akan saling memiliki

ketergantungan positif, maksudnya siswa akan saling membantu dan saling

memberikan motivasi dalam menyelesaikan permasalahan/pertanyaan

Page 47: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN …/Pengaruh... · Metode dokumentasi yang berupa kalender pendidikan semester genap tahun ajaran 2011/2012, foto dan video kegiatan pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

yang diberikan oleh guru. Pada akhir pembelajaran siswa yang dapat

mengerjakan soal evaluasi dengan baik, maka siswa tersebut akan

mendapatkan reward dari guru sebagai penghargaan atas prestasi yang

telah dicapai.

b. Pembelajaran IPS dengan Model Pembelajaran Langsung

Pembelajaran IPS dengan pembelajaran langsung yaitu

penyampaian materi pembelajaran IPS secara langsung dari guru dan

tujuan dan susunan pembelajaran dirancang sendiri oleh guru. Pada

pembelajaran IPS dengan pembelajaran langsung guru akan menjadi pusat

pembelajaran (teacher center), siswa akan mengikuti arahan dari guru

tanpa adanya partisipasi aktif pada proses pembelajaran. Siswa sering

diminta untuk bekerja dari teks atau buku pelajarannya tanpa sedikitpun

diberi penjelasan dari atau oleh arahan guru. Metode yang digunakan guru

pada pembelajaran langsung yaitu metode ceramah atau metode

ekspositori, metode penugasan, metode tanya jawab, dan metode

penyelesaian masalah bersama.

c. Perbedaan Pembelajaran IPS dengan Model Pembelajaran

Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT) dan Pembelajaran

Langsung

Tabel 2.3 Perbedaan Pembelajaran IPS dengan Model Kooperatif Tipe

Numbered Heads Together (NHT) dan Pembelajaran Langsung

Pembelajaran IPS dengan Model

Pembelajaran tipe NHT

Pembelajaran IPS dengan Model

Pembelajaran Langsung

Pembelajaran berpusat pada siswa

(student center)

Pembelajaran berpusat pada guru

(teacher center)

Siswa terlibat aktif dalam

pembelajaran

Siswa cenderung pasif

Guru sebagai fasilitator Guru sebagai nara sumber pokok

pada pembelajaran

Page 48: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN …/Pengaruh... · Metode dokumentasi yang berupa kalender pendidikan semester genap tahun ajaran 2011/2012, foto dan video kegiatan pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

Adanya diskusi kelompok untuk

memecahkan masalah yang

diberikan guru

Masalah diselesaikan oleh seluruh

siswa bersama guru

Siswa yang mendapatkan prestasi

tertinggi dalam evaluasi akan

mendapatkan reward

Tidak ada reward yang diberikan

guru

Adanya ketergantungan positif antar

siswa

Tidak adanya ketergantugan positif

dari siswa

Dari perbedaan pembelajaran IPS menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together dan model

pembelajaran langsung, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran

kooperatif tipe Numbered Heads Together lebih tepat diterapkan pada

pembelajaran IPS karena pada model pembelajaran kooperatif tipe

Numbered Heads Together siswa akan lebih berpartisipasi aktif pada

pembelajaran karena pembelajaran bersifat student center.

B. Penelitian yang Relevan

Hasil penelitian Anik Nur Khayati pada siswa kelas X SMA Batik 1

Surakarta tahun ajaran 2008/2009 menyimpulkan bahwa pemakaian model

kooperatif tipe Numbered Heads Together menghasilkan prestasi belajar yang

lebih baik dibandingkan dengan model pembelajaran konvensional. Analisis data

yang diperoleh Fab = 0.3703 < 3.134 = Ftabel pada taraf signifikansi 5%. Rata-rata

prestasi belajar kelompok kontrol 74 dan kelompok eksperimen 82.

Hasil penelitian Sri Retno Wulansari pada siswa kelas X administrasi

perkantoran SMK Kristen 1 Surakarta tahun ajaran 2010/2011 menyimpulkan

bahwa penerapan pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT)

dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Berdasarkan hasil pekerjaan siswa pada

siklus pertama diketahui bahwa sebanyak 25 siswa atau sebesar 73,52% sudah

Page 49: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN …/Pengaruh... · Metode dokumentasi yang berupa kalender pendidikan semester genap tahun ajaran 2011/2012, foto dan video kegiatan pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

memenuhi KKM dan meningkat sebanyak 17,65% menjadi 31 siswa atau sebesar

91,17% pada siklus yang kedua.

Jurnal Internasional : Journal Behavioral of Education volume 19 number

3 hasil penelitian Todd Haydon, Lawrence Maheady and William Hunter during

7th

grade language arts lessons menyimpulkan bahwa “Results indicated that

three students with various disabilities had higher percent intervals of on-task

behavior and daily quiz scores during either Heads Together condition.” yang

berarti hasil penelitian menunjukkan bahwa tiga siswa dengan berbagai

ketidakmampuannya memiliki interval persen lebih tinggi pada perilaku tugas dan

nilai kuis sehari-hari selama dalam kondisi Numbered Heads Together. Jadi

penelitian ini membuktikan siswa yang memilki kekurangan akademik dengan

treatment Numbered Heads Together pada proses pembelajaran dapat

meningkatkan hasil belajar siswa. Indikator peningkatan hasil belajar siswa dilihat

dari hasil tugas dan hasil ulangan sehari-hari yang mengalami kenaikan

dibandingkan dengan hasil pada proses pembelajaran yang lalu.

C. Kerangka Berpikir

Berdasarkan kajian teori yang telah dikemukakan di atas, maka dapat

disusun kerangka berpikir. Terdapat dua macam model pembelajaran yang akan

diteliti dalam penelitian ini yaitu pertama penerapan model pembelajaran

kooperatif tipe Numbered Heads Together. Kedua menggunakan model

pembelajaran konvensional/ pembelajaran langsung.

Dalam kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru selama ini masih

menggunakan model yang kurang tepat. Biasanya mereka menggunakan model

pembelajaran langsung/model pembelajaran konvensional. Pada pembelajaran

langsung ini guru menjadi pusat informasi dan mengajar secara klasikal di dalam

kelas, siswa hanya mengikuti arahan dari guru tanpa bisa berpartisipasi aktif pada

pembelajaran. Oleh karena itu, proses pembelajaran seperti ini akan

mengakibatkan kejenuhan dan kebosanan siswa. Siswa kurang dirangsang berpikir

untuk memecahkan masalah sehingga siswa hanya bersikap pasif. Strategi

metode konvensional dalam pembelajaran meliputi kegiatan awal dengan

Page 50: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN …/Pengaruh... · Metode dokumentasi yang berupa kalender pendidikan semester genap tahun ajaran 2011/2012, foto dan video kegiatan pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

membangkitkan minat siswa dan apersepsi. Kegiatan inti meliputi memberikan

informasi tentang materi dengan metode ceramah, tanya jawab tentang materi dan

kegiatan terakhir meliputi penarikan kesimpulan, tes dan pemberian tugas/praktik

mandiri. Strategi ini lebih menitikberatkan persamaan daripada perbedaan yang

ada pada siswa. Hasil belajar yang dihasilkan pun akan kurang maksimal.

Pembelajaran langsung yang dilakukan guru berakibat rendahnya

motivasi belajar IPS. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered

Heads Together (NHT) ini diharapkan mampu berpengaruh terhadap motivasi

belajar IPS. Pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Heads Together adalah suatu

pendekatan pembelajaran yang melibatkan lebih banyak siswa untuk saling

membagikan ide-ide dan mempertimbangkan jawaban yang paling tepat. Model

pembelajaran ini dapat meningkatkan semangat kerja sama siswa dalam kelompok

sehingga motivasi belajar siswa akan meningkat.

Bertolak dari pemikiran di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa ada

pengaruh besar terhadap motivasi belajar IPS dengan menciptakan suasana

pembelajaran yang menyenangkan dan menarik minat siswa. Oleh karena itu,

penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together

menjadi lebih efektif daripada model pengajaran langsung/metode konvensional

dalam meningkatkan motivasi belajar siswa mata pelajaran IPS. Untuk

memperjelas kerangka pemikiran ini, maka dapat digambarkan kerangka

pemikiran sebagai berikut:

Gambar 2.2 Kerangka Berpikir

Pembelajaran IPS

dengan NHT

(kelompok

eksperimen)

Pembelajaran IPS

dengan pembe-

lajaran langsung

(kelompok kontrol)

Motivasi

belajar IPS

rendah

Hasil belajar IPS

rendah

Motivasi

belajar IPS

tinggi

Hasil belajar IPS

tinggi

Page 51: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN …/Pengaruh... · Metode dokumentasi yang berupa kalender pendidikan semester genap tahun ajaran 2011/2012, foto dan video kegiatan pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

D. Perumusan Hipotesis

Berdasarkan kajian teori dan kerangka berfikir diatas maka rumusan

hipotesis dalam penelitian ini adalah:

1. Terdapat pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe

numbered heads together terhadap hasil belajar IPS siswa kelas IV SD

Negeri Se – Gugus Slamet Riyadi Boyolali Tahun Ajaran 2011/2012.

2. Terdapat pengaruh antara motivasi belajar siswa dengan hasil belajar IPS

siswa kelas IV SD Negeri Se – Gugus Slamet Riyadi Boyolali Tahun

Ajaran 2011/2012.

3. Terdapat pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe

numbered heads together dan motivasi belajar siswa terhadap hasil belajar

IPS siswa kelas IV SD Negeri Se – Gugus Slamet Riyadi Boyolali Tahun

Ajaran 2011/2012.

Page 52: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN …/Pengaruh... · Metode dokumentasi yang berupa kalender pendidikan semester genap tahun ajaran 2011/2012, foto dan video kegiatan pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Tempat penelitian merupakan tempat untuk memperoleh data yang

diperlukan dalam suatu penelitian. Tempat yang digunakan untuk penelitian

ini dibatasi yaitu SD Negeri se-gugus Slamet Riyadi Boyolali dengan subjek

penelitian siswa SD Negeri kelas IV Tahun Pelajaran 2011/2012.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan selama 7 bulan meliputi tahap persiapan

penelitian, pelaksanaan sampai dengan penyusunan laporan serta ujian

skripsi. Penelitian ini di mulai dari bulan Januari sampai dengan bulan Juli

tahun 2012. Persiapan penelitian yang meliputi pengajuan judul, penyusunan

proposal, seminar proposal, dan pengajuan surat ijin penelitian dilaksanakan

pada bulan Januari sampai dengan bulan Maret. Pelaksanaan penelitian yang

meliputi uji coba instrumen, pengumpulan data, dan analisis data

dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan bulan Mei. Penyusunan dan

penyelesaian laporan dilaksanakan dari bulan Mei sampai dengan bulan Juli.

Dan untuk ujian skripsi dilaksanakan pada tanggal 11 Juli 2012. Adapun

rincian waktu penelitiannya terlampir pada lampiran 6 halaman 149.

B. Jenis Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

eksperimental semu (quasi experimental research). Hal ini dikarenakan tidak

memungkinkan untuk mengontrol atau memanipulasikan semua variabel yang

relevan. Seperti yang dikemukakan St. Y. Slamet dan Suwarto (2007 : 42) bahwa

tujuan penelitian eksperimental semu adalah untuk memperoleh informasi yang

merupakan perkiraan bagi informasi yang dapat diperoleh dengan eksperimen

Page 53: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN …/Pengaruh... · Metode dokumentasi yang berupa kalender pendidikan semester genap tahun ajaran 2011/2012, foto dan video kegiatan pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

yang sebenarnya dalam keadaan yang tidak memungkinkan untuk mengontrol

atau memanipulasikan semua variabel yang relevan. Metode dalam penelitian ini

memberikan perlakuan pada objek penelitian berupa pembelajaran dengan

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together

(NHT) pada kelompok eksperimen dan pembelajaran langsung pada kelompok

kontrol

C. Rancangan/Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan adalah desain faktorial 2 x 4 dengan

model desain sebagai berikut:

Tabel 3.1 Desain Faktorial 2 x 4

A

B

Motivasi Belajar (A)

A1 A2 A3 A4

Model

Pembelajaran

(B)

B1 A1B1 A2B1 A3B1 A4B1

B2 A1B2 A2B2 A3B2 A4B2

Rancangan penelitian tersebut berbentuk matrik yang terdiri atas 4 sel.

Secara umum setiap selnya dapat dijelaskan sebagai berikut: AB dengan motivasi

belajar (A) dan model pembelajaran (B). Indek B1 menunjukkan pembelajaran

dengan menggunakan model pembelajaran Numbered Heads Together dan B2

menunjukkan pembelajaran dengan model pembelajaran langsung, sedangkan A1

dan A2 menunjukkan motivasi belajar tinggi dan rendah. A1B1 menunjukkan

kelompok siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi yang diberi perlakuan

pembelajaran dengan model pembelajaran Numbered Heads Together. A1B2

menunjukkan kelompok siswa yang memiliki motivasi belajar rendah yang diberi

perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran Numbered Heads Together.

A2B1 menunjukkan kelompok siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi yang

diberi perlakuan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran

langsung. A2B2 menunjukkan kelompok siswa yang memilki motivasi belajar

rendah yang diberi perlakuan pembelajaran dengan model pembelajaran langsung.

Page 54: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN …/Pengaruh... · Metode dokumentasi yang berupa kalender pendidikan semester genap tahun ajaran 2011/2012, foto dan video kegiatan pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

D. Populasi dan Sampel

Untuk memperoleh data dalam penelitian ini peneliti melakukan berbagai

hal antara lain :

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Suharsimi Arikunto,

2006: 130). Populasi yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah seluruh

siswa kelas IV yang berada di SD Negeri se-gugus Slamet Riyadi Kecamatan

Boyolali Kabupaten Boyolali tahun pelajaran 2011/2012. Adapun jumlah

populasi seluruhnya ada 112 siswa yang berada di 5 SD se-gugus Slamet

Riyadi Kecamatan Boyolali Kabupaten Boyolali tahun pelajaran 2011/2012.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Suharsimi

Arikunto, 2006: 131). Dari pengertian itu sampel berarti sebagian populasi

yang terpilih untuk mewakili menjadi subjek penelitian. Apabila subyek

kurang dari 100 lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan

penelitian populasi. Namun jika jumlahnya besar, maka diambil antara 10-

15% atau 20-25% atau lebih tergantung dari kemampuan peneliti (waktu,

tenaga, dan dana), sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap subyek,

dan besar kecilnya resiko ditanggung oleh peneliti.

Dalam penelitian ini yang digunakan sebagai sampel adalah

sebagian siswa kelas IV di SD Negeri se-gugus Slamet Riyadi Kecamatan

Boyolali Kabupaten Boyolali tahun pelajaran 2011/2012, sebanyak 52 siswa

yang berada di 2 SD yaitu SD Negeri 1 Kiringan sebanyak 26 siswa dan SD

Negeri 3 Kiringan sebanyak 26 siswa. Uji instrumen dilaksanakan di SD

Negeri 4 Kiringan yang berjumlah 16 siswa.

E. Teknik Pengambilan Sampel

Pengambilan sampel dilakukan dengan cluster sampling (sampling

kelompok). Sampling kelompok adalah bentuk sampling random yang

populasinya dibagi menjadi beberapa kelompok (cluster) dengan menggunakan

aturan-aturan tertentu (Iqbal Hasan, 2010:90). Cara pengambilan sampel dari 5

Page 55: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN …/Pengaruh... · Metode dokumentasi yang berupa kalender pendidikan semester genap tahun ajaran 2011/2012, foto dan video kegiatan pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

SD Negeri se-gugus Slamet Riyadi Kecamatan Boyolali Kabupaten Boyolali

tahun pelajaran 2011/2012 dimana peneliti mengambil kelas IV dan untuk

penentuan SD dilakukan secara random sampling maksudnya dalam menentukan

anggota sampel dilakukan secara acak dan sembarang, dengan cara setiap populasi

diberi kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi sampel penelitian. Prosedur

yang digunakan yaitu dengan menggunakan undian yang sudah diisi dengan

nama-nama SD Negeri se-gugus Slamet Riyadi Kecamatan Boyolali Kabupaten

Boyolali. Kemudian mengundinya sebanyak tiga kali, tiga sekolah dasar tesebut

kemudian diundi lagi untuk ditentukan sebagai kelompok eksperimen, kelompok

kontrol dan kelompok uji coba.

Dari lima SD yang ada di gugus Slamet Riyadi Boyolali terpilih 3 SD

sebagai sampel, yaitu SD Negeri 1 Kiringan sebagai kelompok eksperimen, SD

Negeri 3 Kiringan sebagai kelompok kontrol, dan SD Negeri 4 Kiringan sebagai

kelompok uji coba.

F. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi yang

dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan penelitian. Metode pengumpulan data

yang dipilih untuk penelitian ini adalah angket, tes, dan dokumentasi.

1. Angket

Definisi angket sama dengan kuesioner. Menurut Suharsimi

Arikunto (2002:202) kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang

digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan

tentang pribadinya atau hal-hal lain yang ia ketahui. Angket ini digunakan

untuk mengukur tinggi rendahnya motivasi belajar siswa. Pemberian skor

untuk angket motivasi digunakan skala 1 sampai 4, untuk item yang

mengarah jawaban positif, pemberian skornya sebagai berikut: (1) Skor 4

untuk jawaban Sangat Setuju, (2) Skor 3 untuk jawaban Setuju, (3) Skor 2

untuk jawaban Tidak Setuju, (4) Skor 1 untuk jawaban Sangat Tidak Setuju.

Dan item yang mengarah jawaban negatif, pemberian skornya sebagai

berikut: (1) Skor 1 untuk jawaban Sangat Setuju, (2) Skor 2 untuk jawaban

Page 56: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN …/Pengaruh... · Metode dokumentasi yang berupa kalender pendidikan semester genap tahun ajaran 2011/2012, foto dan video kegiatan pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

Setuju, (3) Skor 3 untuk jawaban Tidak Setuju, (4) Skor 4 untuk jawaban

Sangat Tidak Setuju.

2. Tes

Menurut Suharsimi Arikunto (2010 : 193) tes adalah serentetan

pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur

keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki

oleh individu atau kelompok. Ditinjau dari segi fungsinya, tes yang

digunakan adalah tes awal (pre- test) dan tes akhir (post- test). Tes awal (pre-

test) diberikan sebelum mempelajari materi IPS tentang perkembangan

teknologi di Indonesia dan masalah-masalah sosial di Indonesia. Menurut

Anas Sudijono (2006:69), tes jenis ini dilaksanakan untuk mengetahui sejauh

manakah bahan pelajaran yang akan diajarkan telah dikuasai oleh peserta

didik. Tes akhir (post- test) diberikan sesudah mempelajari materi tentang

perkembangan teknologi di Indonesia dan masalah-masalah sosial di

Indonesia. Tes akhir dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui apakah

semua materi pelajaran yang tergolong penting sudah dapat dikuasai dengan

sebaik-baiknya oleh peserta didik.

Pre-test dan post-test ini diadakan secara terpisah terhadap masing-

masing kelompok dalam bentuk tes yang sama. Data dari hasil pre-test dan

post-test akan digunakan untuk menjawab permasalahan penelitian. Tipe tes

yang digunakan adalah tipe tes objektif, dengan bentuk pilihan ganda.

Sebelum soal digunakan, terlebih dahulu diujicobakan untuk mengetahui

validitas, reliabilitas, daya pembeda, dan taraf kesukaran tiap-tiap butir tes

pada kelas uji coba. Jika terdapat butir soal yang tidak valid, daya beda tidak

signifikan serta taraf kesukaran yang tinggi maka butir soal tersebut tidak

digunakan dalam penelitian. Sedangkan butir soal yang valid, signifikan, taraf

kesukaran rendah dan reliabel akan digunakan dalam penelitian. Soal-soal

tersebut akan digunakan sebagai tes untuk kelompok eksperimen dan

kelompok kontrol yang kemudian akan dianalisis.

Page 57: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN …/Pengaruh... · Metode dokumentasi yang berupa kalender pendidikan semester genap tahun ajaran 2011/2012, foto dan video kegiatan pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

3. Dokumentasi

Menurut Suharsimi Arikunto (2006:231) dokumentasi berasal dari

kata dokumen yang berarti barang-barang tertulis. Di dalam melaksanakan

metode dokumentasi, peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-

buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian,

dan sebagainya. Adapun jenis dokumen yang diperlukan dalam penelitian ini

adalah kalender pendidikan semester genap tahun ajaran 2011/2012 dan

dokumentasi berupa foto dan video kegiatan pembelajaran IPS di kelas.

G. Validasi Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini meliputi instrumen

angket dan instrumen tes.

1. Instrumen Angket

Instrumen angket pada penelitian ini menggunakan angket model ARCS

oleh John Keller. Dalam angket ARCS ini terdapat empat aspek motivasi yang

ingin diteliti yaitu attention (perhatian), relevance (relevansi), confidence

(percaya diri), dan satisfaction (kepuasan).

2. Instrumen Tes

Tes sebagai alat ukur dapat dikatakan baik bila memenuhi syarat-syarat:

validitas, daya beda, reliabilitas, dan taraf kesukaran. Berikut penjelasan

mengenai validitas, daya beda, reliabilitas, dan taraf kesukaran alat ukur

tersebut:

a. Uji Validitas Isi

Sebelum dilaksanakan analisis data terlebih dahulu dilakukan uji

instrumen terhadap responden. Instrumen adalah alat ukur yang dapat

digunakan peneliti untuk mengumpulkan data. Instrumen juga digunakan

untuk mendapatkan hasil yang baik, cermat, lengkap, dan sistematis

sehingga mempermudah pengolahan data. Menurut Purwanto (2010: 114),

validitas berhubungan dengan kemampuan untuk mengukur secara tepat

sesuatu yang akan diukur. Dengan demikian, data itu valid jika sudah

Page 58: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN …/Pengaruh... · Metode dokumentasi yang berupa kalender pendidikan semester genap tahun ajaran 2011/2012, foto dan video kegiatan pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

diukur dengan instrumen yang valid sehingga bias digunakan sebagai alat

ukur.

Untuk mengukur hasil belajar IPS, peneliti menggunakan

instrumen tes. Untuk instrumen yang berbentuk tes, dikaatakan valid

apabila dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat.

Tinggi rendahnya instrumen menunjukkan kesesuaian data dengan

validitas yang telah ditentukan. Pengujian validitas ini dilakukan dengan

membandingkan antara isi instrumen dengan materi pelajaran yang telah

diajarkan. Secara teknis pengujian validitas isi ini dapat dibantu dengan

menggunakan kisi-kisi instrumen, atau matrik pengembangan instrumen.

Dalam kisi-kisi itu terdapat materi yang diteliti, indikator, dan

deskripsi/jenis penilaiannya.

Untuk menguji tingkat validitas instrumen, peneliti mengadakan

kegiatan tes uji coba (try out) instrumen. Apabila data yang diperoleh

sudah sesuai, maka instrumennya sudah baik/valid. Adapun rumus korelasi

untuk mengukur validitas instrumen adalah rumus korelasi product

moment yang dikemukakan oleh Pearson. Rumusnya sebagai berikut:

rxy = ∑ ∑ ∑

∑ ∑ ∑ ∑

Keterangan:

rxy = Koefisien korelasi antara skor tiap – tiap item dengan

skor total

X = Jumlah skor tiap – tiap item

Y = Jumlah skor total

N = Jumlah subyek dalam uji coba

(Suharsimi Arikunto, 2006:170)

Page 59: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN …/Pengaruh... · Metode dokumentasi yang berupa kalender pendidikan semester genap tahun ajaran 2011/2012, foto dan video kegiatan pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

b. Uji Daya Beda

Untuk mengetahui daya pembeda butir digunakan rumus sebagai

berikut:

Keterangan :

= banyaknya penjawab item dengan benar dari kelompok tinggi

= banyaknya penjawab dari kelompok tinggi

= banyaknya penjawab item dengan benar dari kelompok rendah

= banyaknya penjawab dari kelompok rendah

Klasifikasi daya beda :

0, 40 atau lebih = baik sekali

0, 30 – 0, 39 = baik

0, 20 – 0, 29 = cukup

Kurang dari 0, 20 = jelek

(Saifuddin Azwar, 2010: 138)

c. Uji Reliabilitas

Uji reabilitas merupakan penerjemahan dari kata relibility yang

artinya ketidakpercayaan, keterandalan, konsistensi dan sebagainya.

Reabilitas merupakan indek yang menunjukkan sejauh mana suatu alat

ukur dipercaya dan dapat diandalkan. Adapun penghitungan menggunakan

rumus KR. 20 sebagai berikut :

Keterangan :

ri = Reliabilitas intrumen

k = Jumlah item dalam instrumen

pi = Proporsi banyaknya subyek yang menjawab pada item 1.

qi = 1 - pi

S2i = Varians total

d = ⁄ - ⁄

ri =

{ ∑

}

Page 60: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN …/Pengaruh... · Metode dokumentasi yang berupa kalender pendidikan semester genap tahun ajaran 2011/2012, foto dan video kegiatan pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

Patokan yang digunakan:

0,00≤ rn < 0,20 : sangat rendah

0,20≤ rn < 0,40 : rendah

0,40 ≤ rn < 0,60 : cukup

0,60 ≤ rn < 0,80 : tinggi

0,80 ≤ rn < 1,00 : sangat tinggi

(Sugiyono, 2009: 360)

d. Uji Taraf Kesukaran

Butir soal yang baik adalah soal yang mempunyai tingkat

kesukaran yang memadai artinya tidak mudah dan tidak terlalu sukar.

Untuk menentukan tingkat kesukaran tiap-tiap butir tes digunakan rumus:

Keterangan:

I = indeks kesulitan untuk setiap butir soal

B = banyaknya siswa yang menjawab benar setiap butir soal

N = banyaknya siswa yang memberikan jawaban pada soal yang

dimaksudkan

Kriteria indeks kesulitan soal tersebut adalah sebagai berikut :

0 – 0, 30 = soal kategori sukar

0,31 – 0,70 = soal kategori sedang

0,71 – 1,00 = soal kategori mudah

(Nana Sudjana, 2001: 137)

H. Analisis Data

1. Uji Keseimbangan

Uji ini dilakukan pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol

sebelum dikenai perlakuan yang bertujuan untuk mengetahui apakah kedua

kelompok tersebut seimbang. Hal ini bertujuan agar hail eksperimen adalah

I =

Page 61: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN …/Pengaruh... · Metode dokumentasi yang berupa kalender pendidikan semester genap tahun ajaran 2011/2012, foto dan video kegiatan pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

benar akibat perlakuan yang telah diberikan bukan karena adanya pengaruh

lain. Secara statistik, apakah terdapat perbedaan mean yang berarti dari dua

sampel yang independen. Statistik ujinya adalah uji-t. sebelum dilakukan

perhitungan, diuji terlebih dahuluapakah kedua kelompok berdistribusi

normal.

a. Hipotesis :

a) : = (kedua kelompok mempunyai kemampuan awal yang

sama).

b) : (kedua kelompok mempunyai kemampuan awal tidak

sama).

b. Taraf signifikansi ( )

c. Statistik Uji

Dengan :

s = standar deviasi

Keterangan:

= rata-rata kelompok eksperimen

= rata-rata kelompok kontrol

= simpangan baku kelompok eksperimen

= simpangan baku kelompok kontrol

= jumlah sampel kelompok eksperimen

= jumlah sampel kelompok control

d. Daerah Kritik (dk) = ( dan peluang (1- ⁄ )

t =

=

Page 62: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN …/Pengaruh... · Metode dokumentasi yang berupa kalender pendidikan semester genap tahun ajaran 2011/2012, foto dan video kegiatan pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

e. Keputusan Uji

= diterima jika ⁄ < t <

f. Kesimpulan

a) Motivasi awal kelompok sama jika diterima.

b) Motivasi awal kelompok tidak sama jika ditolak.

(Sudjana, 2005: 238)

2. Uji Hipotesis

a. Uji Prasyarat Analisis Variansi

1) Uji Normalitas

Uji ini digunakan untuk mengetahui suatu sampel berasal dari

populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Untuk mendapatkan uji

normalitas dengan menggunakan metode Lilliefors sebagai berikut :

1) Hipotesis :

a) : Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal

b) : Sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi

normal

2) Taraf signifikansi (

3) Statistik uji yang digunakan :

;

Dengan

F = P ; Z N ;

S = proporsi cacah Z terhadap seluruh

4) Daerah Kritis = {( | )} dengan n adalah ukuran sampel

5) Keputusan Uji

ditolah jika terletak di daerah kritik

6) Kesimpulan

a) Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal jika

tidak ditolak

L = Maks | | =

Page 63: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN …/Pengaruh... · Metode dokumentasi yang berupa kalender pendidikan semester genap tahun ajaran 2011/2012, foto dan video kegiatan pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

b) Sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal

jika ditolak

(Budiyono, 2009: 170)

2) Uji Homogenitas

Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah populasi

penelitian mempunyai variansi yang sama atau tidak. Untuk

mendapatkan uji homogenitas dengan menggunakan uji Bartlett

sebagai berikut :

1) Hipotesis :

a) = =

(variansi populasi homogen)

b) =

(variansi populasi tidak homogen)

2) Taraf signifikansi ( = 0,05)

3) Statistik uji yang digunakan

Dengan

;

Keterangan :

= variansi gabungan

= banyaknya anggota sampel ke-i

= variansi sampel ke-i

4) Daerah Kritik (dk) = (k-1) dan peluang (1- )

5) Keputusan Uji

= ditolak jika

6) Kesimpulan

a) Populasi-populasi homogen jika tidak ditolak

b) Populasi-populasi tidak homogen jika ditolak

(Sudjana, 2005: 261)

= ∑ log

= ∑

B = ∑

Page 64: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN …/Pengaruh... · Metode dokumentasi yang berupa kalender pendidikan semester genap tahun ajaran 2011/2012, foto dan video kegiatan pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

b. Analisis Variansi Dua Jalan Sel Tak Sama

Analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama digunakan untuk

menguji signifikansi perbedaan efek dua faktor A dan B serta interaksi AB

terhadap variabel terikat. Model dari analisis dua jalan dengan sel tak sama

adalah sebagai berikut:

Xijk = µ + αi +βj + (αβ)ij + εijk

Dengan :

Xijk : data (nilai) ke-k pada baris ke – i dan kolom ke – j

µ : rerata dari seluruh data (rerata besar, grand mean)

i : efek baris ke-i pada variabel terikat

j : efek kolom ke-j pada variabel terikat

()iji : kombinasi efek baris ke-i dan kolom ke-j pada variabel

terikat

εijk : deviasi data Xijk terhadap rataan populasinya (µijk) yang

berdistribusi normal dengan rataan 0, 2 = 1

i : 1, 2, ..., p ; p : cacah baris (A)

j : 1, 2, …, q ; q ; cacah kolom (B)

k : 1, 2, …, nij ; nij : cacah data amatan pada setiap sel

(Budiyono, 2009:228)

Prosedur dalam pengujian dengan menggunakan analisis variansi dua

jalan dengan sel tak sama yaitu:

a. Hipotesis

1) H0A : = 0 untuk setiap i = 1, 2, .... p (tidak ada pengaruh model

pembelajaran terhadap hasil belajar IPS)

H1A : paling sedikit ada satu 1 yang tidak nol (ada perbedaan efek

antar baris terhadap variabel terikat)

2) H0B : 1 = 0 untuk setiap j = 1, 2, ... q (tidak ada perbedaan efek

antara kolom kolom terhadap variabel terikat)

H1B : paling sedikit ada satu j yang tidak nol (ada perbedaan efek

antar kolom terhadap variabel terikat)

Page 65: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN …/Pengaruh... · Metode dokumentasi yang berupa kalender pendidikan semester genap tahun ajaran 2011/2012, foto dan video kegiatan pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

3) H0AB : ()ij = 0 untuk setiap i = 1, 2, ... q (tidak ada interaksi baris

dan kolom terhadap variabel terikat)

H1AB : paling sedikit ada satu ()ij yang tidak nol (ada interaksi

baris dan kolom terhadap variabel terikat)

(Budiyono, 2009:228)

b. Komputasi

Tabel 3.2 Data Amatan, Rataan, dan Jumlah Kuadrat Deviasi

Motivasi Belajar

b1 b2 b3 b4

Model

Pembelajaran

a1

n11

kX11

X 11

kx

11

2

C11

SS11

n12

kx

12

X 12

kx

12

2

C12

SS12

n13

kX13

X 13

kx

13

2

C13

SS13

n14

kX14

X 14

kx

14

2

C14

SS14

a2

n21

KX 21

X 21

kx

21

2

C21

SS21

n22

Kx

22

X 22

kx

22

2

C22

SS22

n23

kX 23

X 23

kx

23

2

C23

SS23

n24

kX 24

X 24

kx

24

2

C24

SS24

Tabel 3.3 Rataan dan Jumlah Rataan

B

A b1 b2 b3 b4 Total

a1 11AB 12AB 13AB 14AB A1

a2 21AB 22AB 23AB 24AB A2

Total B1 B2 B3 B4 G

Sel abij memuat : Xij1 ; Xij2 ; ... ; Xijn

Page 66: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN …/Pengaruh... · Metode dokumentasi yang berupa kalender pendidikan semester genap tahun ajaran 2011/2012, foto dan video kegiatan pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

Pada analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama didefinisikan

notasi-notasi sebagai berikut:

nij = ukuran sel ij (sel pada baris ke-i dan kolom ke-j)

= cacah data amatan pada sel ij

= frekuensi sel ij

hn = rataan harmonik frekuensi seluruh sel

ji ij

h

n

pqn

,

1

N = cacah seluruh data amatan

ji

ijnN,

SSij = jumlah kuadrat deviasi data amatan pada sel ij

k ij

k

ijk

ijkijn

X

XSS

2

2

ijAB = rataan pada sel ij = ij

k

ijk

n

X

Ai = jumlah rataan pada baris ke-i =j

ijAB

Bi = jumlah rataan pada kolom ke-j = i

ijAB

G = jumlah rataan semua sel = ji i j

jiij BAAB,

Untuk memudahkan perhitungan, didefinisikan besaran-besaran

(1), (2), (3), (4), dan (5) sebagai berikut

(1) = pq

G 2

(4) = j

j

p

B2

(2) = ji

ijSS,

(5) = ji

ijAB,

2

Page 67: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN …/Pengaruh... · Metode dokumentasi yang berupa kalender pendidikan semester genap tahun ajaran 2011/2012, foto dan video kegiatan pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

(3) = i

i

q

A2

Pada analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama terdapat lima

jumlah kuadrat yaitu:

JKA = hn [(3) – (1)]

JKB = hn [(4) – (1)]

JKAB = hn [(1) + (5) – (4) – (3) ]

JKG = (2)

JKT = JKA + JKB + JKAB + JKG

Dengan:

JKA = jumlah kuadrat baris

JKB = jumlah kuadrat kolom

JKAB = jumlah kuadrat interaksi antara baris

JKG = jumlah kuadrat galat

JKT = jumlah kuadrat total

Derajat kebebasan (dk) untuk masing-masing jumlah kuadrat

tersebut adalah:

dkA = p – 1 dkT = N – 1

dkB = q – 1 dkG = N – pq

dkAB = (p – 1) (q – 1)

Berdasar jumlah kuadrat dan derajat kebebasan masing-masing

diperoleh rataan kuadrat berikut:

RKA = dkA

JKA RKAB =

dkAB

JKAB

RKB = dkB

JKB RKG =

dkG

JKG

c. Statistik Uji

Untuk H0A adalah Fa = RKG

RKA

Untuk H0B adalah Fb = RKG

RKB

Page 68: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN …/Pengaruh... · Metode dokumentasi yang berupa kalender pendidikan semester genap tahun ajaran 2011/2012, foto dan video kegiatan pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

Untuk H0AB adalah Fab = RKG

RKAB

d. Taraf Signifikansi () = 0,05

e. Daerah Kritik

(1) Daerah kritik untuk Fa adalah DK {Fa | Fa > F; p-1; N-pq}

(2) Daerah kritik untuk Fb adalah DK{Fb | Fb > F; q-1;N-pq}

(3) Daerah kritik untuk Fab adalah DK {Fab | Fab > F; (p-1)(q-1);N-pq}

f. Keputusan Uji

H0 ditilak jika Fhit DK

Rangkuman analisis

Tabel 3.4 Rangkuman analisis

Sumber JK dK RK Fhit F

A (baris) JKA dkA RKA Fa Fa > F; p-1; N-pq

B (kolom) JKB dkB RKB Fb Fb > F; q-1;N-pq

AB JKAB dkAB RKAB Fab Fab > F; (p-1)(q-1);N-pq

Galat JKG dkG RKG - -

Total JKT dkT - - -

(Budiyono, 2009:228-230)

c. Uji Komparasi Ganda

Komparasi ganda adalah tindak lanjut dari analisis variansi

apabila hasil analisis variansi tersebut menunjukkan bahwa hipotesis nol

ditolak. Uji ini digunakan untuk mengetahui perbedaan rerata setiap

pasang baris, setiap pasang kolom dan setiap pasang sel. Untuk uji lanjutan

setelah analisis variansi digunakan metode Scheffe. Adapun langkah-

langkah dalam menggunakan metode Scheffe adalah sebagai berikut:

a. Mengidentifikasi semua pasangan komparasi rataan yang ada

b. Merumuskan hipotesis yang bersesuaian dengan komparasi tersebut

c. Mencari nilai statistik uji dengan rumus yang bersesuaian

Page 69: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN …/Pengaruh... · Metode dokumentasi yang berupa kalender pendidikan semester genap tahun ajaran 2011/2012, foto dan video kegiatan pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

1) Komparasi rataan tiap baris

Karena dalam penelitian ini hanya terdapat 2 variabel maka

jika H0A ditolak tidak perlu dilakukan komparasi pasca anava antar

baris. Untuk mengetahui model pembelajaran manakah yang lebih

baik cukup dengan membandingkan besarnya rerata marginal dari

masing-masing model pembelajaran. Jikan rataan marginal untuk

model pembelajaran kooperatif tipe NHT lebih besar dari rataan

marginal untuk model pembelajaran langsung berarti model

pembelajaran kooperatif tipe NHT dikatakan lebih baik dibandingkan

dengan model pembelajaran langsung atau sebaliknya.

2) Komparasi rataan antar kolom

Fi-j =

ji

ji

nnRKG

XX

11

2

Fi-j = nilai Fobs pada pembandingan kolom ke-i dan kolom ke-j

iX = rerata pada kolom ke-i

jX = rerata pada kolom ke-j

RKG = rerata kuadrat galat, yang diperoleh dari perhitungan

analisis variansi

ni = ukuran sampel kolom ke-i

nj = ukuran sampel kolom ke-j

dengan daerah kritik DK = {F | F > (q-1) F; q-1; N-pq}

3) Komparasi rataan antar sel pada kolom yang sama

Fij.ki =

kjij

kjij

nnRKG

XX

11

2

Fij.ki = nilai Fobs pada pembandingan rataan pada sel ij dan rataan

pada sel kj

ijX = rerata pada sel ij

Page 70: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN …/Pengaruh... · Metode dokumentasi yang berupa kalender pendidikan semester genap tahun ajaran 2011/2012, foto dan video kegiatan pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

kjX = rerata pada sel kj

RKG = rerata kuadrat galat, yang diperoleh dari perhitungan

analisis variansi

nij = ukuran sel ij

nkj = ukuran sel kj

dengan daerah kritik DK = {Fij | Fij.kj > (pq-1) F; pq-1; N-pq}

4) Komparasi rataan antar sel pada baris yang sama

Fij.ik =

ikij

ikij

nnRKG

XX

11

2

Fij.ik = nilai Fhit pada pembandingan kolom ke-i dan kolom ke-j

ijX = rerata pada sel ij

kjX = rerata pada sel kj

RKG = rerata kuadrat galat, yang diperoleh dari perhitungan

analisis variansi

nij = ukuran sel ij

nkj = ukuran sel kj

dengan daerah kritik DK = {Fij | Fij.ik > (p-1) F; q\p-1; N-pq}

(Budiyono, 2009:213-215)

Page 71: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN …/Pengaruh... · Metode dokumentasi yang berupa kalender pendidikan semester genap tahun ajaran 2011/2012, foto dan video kegiatan pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Data

1. Pelaksanaan Penelitian

a. Uji Coba (Try Out)

Kegiatan uji coba (try out) instrumen tes dilaksanakan pada

kelompok uji coba yaitu pada kelas IV di SD Negeri 4 Kiringan Boyolali

yang berjumlah 16 siswa. Instrumen tes yang akan diuji cobakan ini

berupa soal objektif dengan 4 pilihan jawaban. Try out pada kelas uji

coba dilaksanakan sebanyak dua kali, yang pertama yaitu uji coba soal

pre-test dan yang kedua yaitu uji coaba soal post-test. Jumlah yang diuji

cobakan untuk soal pre-test adalah 35 soal dengan waktu untuk

mengerjakan soal selama 45 menit. Sedangkan untuk soal post-test

berjumlah 50 soal dengan waktu untuk mengerjakan soal selama 60

menit.

Setelah dilakukan uji coba terhadap soal pre-test dan soal post-

test, tahap selanjutnya yang dilakukan adalah menguji tingkat validitas,

reliabilitas, dan daya beda soal. Setelah soal sudah valid, reliabel, dan

memiliki daya beda yang bagus, soal tersebut sudah layak digunakan

untuk mengukur kemampuan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Soal pre-test ini digunakan untuk mengetahui kemampuan awal siswa

dalam belajar IPS pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Sedangkan

soal post-test digunakan untuk mengetahui hasil belajar IPS siswa pada

kelas eksperimen dan kelas kontrol.

b. Tes Awal (Pre-Test)

1) Kelas Eksperimen

Pre-test dilakukan sebelum kelas eksperimen mendapatkan

treatment. Pre-test ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui

kemampuan awal kelas eksperimen sebelum diterapkannya model

pembelajaran kooperatif tipe numbered heads together. Soal yang

Page 72: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN …/Pengaruh... · Metode dokumentasi yang berupa kalender pendidikan semester genap tahun ajaran 2011/2012, foto dan video kegiatan pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

digunakan untuk pre-test adalah berupa soal objektif berjumlah 30

soal (lampiran 7 halaman 150) yang telah diuji validitas, reliabilitas,

dan daya bedanya pada kelas uji coba. Waktu yang diberikan untuk

mengerjakan soal pre-test ini adalah 45 menit.

2) Kelas Kontrol

Sama dengan kelas eksperimen, pre-test pada kelas kontrol

ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan awal siswa sebelum

dilakukan treatment. Treatment yang diberikan pada kelas kontrol

adalah model pembelajaran langsung. Soal yang digunakan untuk

pre-test pada kelas kontrol sama dengan soal yang digunakan pada

kelas eksperimen, yaitu soal objektif berjumlah 30 soal dengan 4

macam pilihan jawaban yang sudah diuji validitas, reliabilitas, dan

daya bedanya pada kelas uji coba. Waktu yang digunakan untuk

mengerjakan soal adalah 45 menit.

c. Perlakuan (Treatment)

1) Kelas Eksperimen

Kelas eksperimen mendapatkan treatment berupa model

pembelajaran kooperatif tipe numbered heads together. Model

pembelajaran kooperatif tipe numbered heads together ini digunakan

pada pembelajaran IPS di kelas IV SD Negeri 1 Kiringan selama

penelitian berlangsung.

Pada kegiatan awal pembelajaran, guru membuka

pembelajaran dengan berdoa, presensi siswa, apersepsi, dan

motivasi. Pada kegiatan inti terdapat tiga tahap, yaitu eksplorasi,

elaborasi, dan konfirmasi. Pada tahap eksplorasi, guru menguji

pengetahuan awal siswa terhadap materi pembelajaran yang akan

disampaikan dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan, setelah itu

guru memberikan gambaran umum mengenai materi pembelajaran

yang akan dipelajari. Pada tahap elaborasi, guru menerapkan model

pembelajaran kooperatif tipe numbered heads together. Pelaksanaan

model pembelajaran kooperatif tipe numbered heads together ini

Page 73: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN …/Pengaruh... · Metode dokumentasi yang berupa kalender pendidikan semester genap tahun ajaran 2011/2012, foto dan video kegiatan pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

meliputi tahap questioning, numbering, heads together, dan

answering. Pada tahap questioning, guru memberikan permasalahan

yang harus diselesaikan siswa dalam kelompok. Guru membagikan

lembar kerja siswa yang harus dikerjakan setiap kelompok. Pada

tahap selanjutnya yaitu numbering, guru memberikan nomor kepada

setiap siswa pada setiap kelompok. Kelompok pada kelas

eksperimen ini berjumlah 5 kelompok dengan jumlah anggota 5-6

orang setiap kelompok. Pada setiap kelompok, siswa diberi nomor

dari angka 1 sampai angka 6. Pada tahap heads together, siswa

bekerja sama untuk menyelesaikan lembar kerja siswa yang

diberikan oleh guru secara kelompok. Pada tahap ini guru berperan

mengarahkan dan membimbing siswa dalam bekerja secara

kelompok. Pada tahap answering, guru menunjuk salah satu nomor

pada semua kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi mereka

ke depan kelas. Setelah semua kelompok selesai menyampaikan

hasil diskusi mereka, pada tahap konfirmasi guru memberikan

penguatan kepada siswa yang sudah menyampaikan hasil diskusi di

depan kelas, selanjutnya tugas guru adalah mempertegas kembali

jawaban yang benar dari hasil diskusi siswa.

Pada kegiatan akhir, siswa bersama guru menyimpulkan

pembelajaran yang sudah berlangsung. Guru menberikan umpan

balik dan pertanyaan-pertanyaan tentang materi pembelajaran yang

sudah dipelajari kepada siswa. Setelah itu guru mengadakan evaluasi

individu untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dan guru

dalam pembelajaran. Setelah evaluasi individu selesai, guru

mengakhiri kegiatan pembelajaran dengan memberikan tugas atau

pekerjaan rumah kepada siswa.

2) Kelas Kontrol

Kelas kontrol pada siswa kelas IV SD Negeri 3 Kiringan

Boyolali mendapatkan treatment berupa model pembelajaran

langsung (direct instruction). Pelaksanaan pembelajaran pada kelas

Page 74: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN …/Pengaruh... · Metode dokumentasi yang berupa kalender pendidikan semester genap tahun ajaran 2011/2012, foto dan video kegiatan pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

kontrol ini lebih didominasi oleh guru atau pembelajaran lebih

berpusat pada guru dan tidak seperti pada kelas eksperimen yang

pembelajaran yang lebih berpusat pada siswa. Pada kegiatan awal,

pelaksanaannya hampir mirip dengan pembelajaran pada kelas

eksperimen yaitu diawali dengan berdoa, presensi, apersepsi, dan

motivasi.

Pada kegiatan inti tahap eksplorasi, guru memberikan

gambaran umun tentang materi pembelajaran yang akan dipelajari

siswa. Guru memberikan penjelasan tentang materi yang akan

dibahas pada pembelajaran. Selanjutnya pada tahap elaborasi guru

memberikan soal kepada siswa untuk dikerjakan secara kelompok.

Pada tahap ini guru bertugas memberikan pengarahan dan bimbingan

kepada siswa dalam mengerjakan soal. Setelah siswa selesai

mengerjakan soal, kemudian guru bersama siswa membahas soal

yang dikerjakan siswa. Pada tahap konfirmasi, guru kembali

mempertegas hasil dari soal yang dikerjakan siswa dan memberikan

penguatan kepada siswa.

Pada kegiatan akhir, guru meminta siswa untuk

menyimpulkan hasil dari kegiatan pembelajaran. Guru memberikan

umpan balik tentang materi pembelajaran yang sudah dipelajari.

Kegiatan selanjutnya yaitu siswa mengerjakan soal evaluasi individu

yang bertujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dan

guru dalam pembelajaran. Setelah evaluasi individu selesai, guru

mengakhiri kegiatan pembelajaran dengan memberikan tugas atau

pekerjaan rumah kepada siswa.

d. Tes Akhir (Post-Test)

1) Kelas Eksperimen

Post-test pada kelas eksperimen ini dilakukan untuk

mengetahui hasil belajar IPS siswa setelah mendapatkan treatment.

Post-test ini dilakukan pada akhir penelitian setelah seluruh materi

Page 75: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN …/Pengaruh... · Metode dokumentasi yang berupa kalender pendidikan semester genap tahun ajaran 2011/2012, foto dan video kegiatan pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

pembelajaran telah disampaikan menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe numbered heads together.

Jumlah soal untuk post-test ini ada 40 nomor (lampiran 8

halaman 158) yang berupa tes objektif dengan 4 macam pilihan

jawaban. Soal yang digunakan untuk post-test ini sebelumnya sudah

dilakukan uji coba pada kelas uji coba terlebih dahulu untuk

mengetahui validitas, reliabilitas, dan daya beda soal. Waktu yang

diberikan untuk mengerjakan soal post-test ini adalah 60 menit.

2) Kelas Kontrol

Pada kelas kontrol juga dilakukan post-test untuk

mengetahui hasil belajar IPS siswa setelah mendapatkan treatment

model pembelajaran langsung (direct instruction). Post-test ini

dilaksanakan setelah semua materi pembelajaran telah selesai

disampaikan guru.

Soal yang digunakan untuk post-test pada kelas kontrol

sama dengan soal yang digunakan untuk post-test pada kelas

eksperimen yang berjumlah 40 soal berupa tes objektif dengan 4

macam pilihan jawaban. Setelah hasil dari post-test ini didapat,

kemudian dianalisis dari hasil dari kelas eksperimen dan kelas

kontrol untuk mengetahui hasil penelitian yang sudah dilaksanakan

pada kedua kelas tersebut.

e. Pengisian Angket

Pengisian angket ini bertujuan untuk mengetahui motivasi

belajar IPS siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol setelah

mendapatkan treatment yang berbeda dari guru. Angket motivasi ini diisi

oleh siswa dengan bimbingan dari peneliti. Sebelum siswa memberikan

penilaian, peneliti memberikan penjelasan dari pernyataan yang tertulis

pada angket motivasi siswa. Pengisian angket ini dilakukan setelah

proses pembelajaran berlangsung, jadi angket ini diisi siswa setelah

mendapatkan treatment dari guru berupa model pembelajaran kooperatif

Page 76: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN …/Pengaruh... · Metode dokumentasi yang berupa kalender pendidikan semester genap tahun ajaran 2011/2012, foto dan video kegiatan pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

tipe numbered heads together untuk kelas eksperimen dan model

pembelajaran langsung (direct instruction) pada kelas kontrol.

Setelah hasil dari angket motivasi didapat, hasilnya

menunjukkan bahwa siswa yang memiliki motivasi belajar sangat tinggi

akan memiliki hasil belajar IPS yang tidak sama dengan siswa yang

memiliki motivasi belajar tinggi, rendah, dan sangat rendah. Dan untuk

siswa yang memiliki motivasi tinggi memiliki hasil belajar yang berbeda

dengan siswa yang memiliki motivasi belajar rendah dan sangat rendah.

Sedangkan siswa yang memiliki motivasi belajar rendah memiliki hasil

belajar yang sama dengan siswa yang memiliki motivasi belajar sangat

rendah.

2. Hasil Pengembangan Tes Kemampuan Awal Siswa (Pre-test)

a. Uji Validitas

Pada penelitian ini dilakukan kegiatan uji coba (try out)

instrumen untuk menguji tingkat validitas instrumen tersebut sebelum

dilakukan perlakuan/treatment. Apabila instrumen sudah valid maka data

yang diperoleh dan dapat digunakan untuk mengukur tigkat kemampuan

siswa. Instrumen ini berbentuk tes pilihan ganda yang berjumlah 30 soal

dengan 4 macam pilihan jawaban dan waktu unutk mengerjakan selama

45 menit. Jumlah soal untuk tes kemampuan awal berjumlah 35 butir

soal. Berdasarkan uji validitas soal, diketahui rtabel product moment

dengan n=16 pada taraf signifikansi 5% adalah 0,497. Soal yang valid

kriterianya adalah jika rhitung > rtabel. Dari 35 butir soal tersebut terdapat 30

soal yang valid dan digunakan untuk mengukur kemampuan awal siswa,

sedangkan 5 soal yang tidak valid tidak digunakan untuk pengukuran.

Dengan demikian, instrumen tes tersebut sudah valid dan dapat

digunakan untuk mengukur kemampuan awal siswa. (Perhitungan

selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 18 halaman 202)

b. Uji Reliabilitas

Setelah dilakukan analisis validitas soal, selanjutnya dihitung

reliabilitas terhadap 30 soal try out yang valid menggunakan rumus KR-

Page 77: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN …/Pengaruh... · Metode dokumentasi yang berupa kalender pendidikan semester genap tahun ajaran 2011/2012, foto dan video kegiatan pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

20. Berdasarkan uji reliabilitas soal, maka diperoleh indeks reliabilitas

soal yaitu 0,998. Hal ini menunjukkan bahwa soal tersebut memiliki

reliabilitas/tingkat keajegan yang sangat tinggi. Dengan demikian 30 soal

tersebut valid dan reliabel. (Perhitungan uji reliabilitas dapat dilihat pada

Lampiran 19 halaman 205)

c. Uji Daya Beda Soal

Berdasarkan perhitungan uji daya beda terhadap 30 soal yang

valid pada lampiran 2, diketahui bahwa soal yang berada dalam daya

pembeda baik sekali berjumlah 18 soal karena daya pembeda soal

tersebut lebih besar atau sama dengan 0,40; soal dengan daya beda baik

berjumlah 9 karena soal tersebut memiliki daya beda 0,30 – 0,39; dan

soal dengan daya beda cukup sejumlah 3 soal karena soal tersebut

memiliki daya pembeda 0,20 – 0,29 (Perhitungan selengkapnya dapat

dilihat pada Lampiran 20 halaman 207). Untuk soal-soal valid yang

memiliki daya beda yang jelek, kemudian dilakukan perbaikan soal

sebelum soal tersebut diujikan kepada siswa. Hal ini bertujuan agar soal

tersebut memiliki daya beda yang baik.

d. Uji Tingkat kesukaran Soal

Berdasarkan hasil uji indeks kesukaran terhadap 30 soal yang

valid, maka diperoleh 8 soal dalam kategori sedang dan 22 soal dalam

kategori mudah. Hasil analisis indeks kesukaran soal dapat dilihat pada

lampiran 24 halaman 215.

3. Hasil Pengembangan Tes Hasil Belajar Siswa (Post-test)

a. Uji Validitas

Pada penelitian ini dilakukan kegiatan uji coba (try out)

instrumen untuk menguji tingkat validitas instrumen tersebut sebelum

dilakukan perlakuan/treatment. Apabila instrumen sudah valid maka data

yang diperoleh dan dapat digunakan untuk mengukur tigkat kemampuan

siswa. Instrumen ini berbentuk tes pilihan ganda dengan 4 macam pilihan

jawaban. Jumlah soal untuk tes akhir berjumlah 50 butir soal.

Berdasarkan uji validitas soal, diketahui rtabel product moment dengan

Page 78: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN …/Pengaruh... · Metode dokumentasi yang berupa kalender pendidikan semester genap tahun ajaran 2011/2012, foto dan video kegiatan pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

n=16 pada taraf signifikansi 5% adalah 0,497. Soal yang valid kriterianya

adalah jika rhitung > rtabel. Dari 50 butir soal tersebut terdapat 40 soal yang

valid dan digunakan untuk mengukur kemampuan awal siswa, sedangkan

10 soal yang tidak valid tidak digunakan untuk pengukuran. Dengan

demikian, instrumen tes tersebut sudah valid dan dapat digunakan untuk

mengukur kemampuan awal siswa. (Perhitungan selengkapnya dapat

dilihat pada Lampiran 21 halaman 208)

b. Uji Reliabilitas

Setelah dilakukan analisis validitas soal, selanjutnya dihitung

reliabilitas terhadap 40 soal try out yang valid menggunakan rumus KR-

20. Berdasarkan uji reliabilitas soal, maka diperoleh indeks reliabilitas

soal yaitu 0,984. Hal ini menunjukkan bahwa soal tersebut memiliki

reliabilitas/tingkat keajegan yang sangat tinggi. Dengan demikian 40 soal

tersebut valid dan reliabel. (Perhitungan uji reliabilitas dapat dilihat pada

Lampiran 22 halaman 212)

c. Uji Daya Beda Soal

Berdasarkan perhitungan uji daya beda terhadap 40 soal yang

valid pada lampiran 21, diketahui bahwa soal yang berada dalam daya

pembeda sangat baik berjumlah 28, soal yang memiliki daya beda baik

berjumlah 6 soal, soal yang berdaya beda cukup berjumlah 2 soal, dan

soal yang berdaya beda jelek sejumlah 4 soal (Perhitungan selengkapnya

dapat dilihat pada Lampiran 23 halaman 214). Untuk soal-soal valid yang

memiliki daya beda yang jelek, kemudian dilakukan perbaikan soal

sebelum soal tersebut diujikan kepada siswa. Hal ini bertujuan agar soal

tersebut memiliki daya beda yang baik.

d. Uji Tingkat Kesukaran Soal

Berdasarkan hasil uji indeks kesukaran soal terhadap 40 soal

yang valid, maka diperoleh 30 soal dengan indeks kesukaran soal cukup

dan 10 soal dengan indeks kesukaran soal mudah. Hasil analisis indeks

kesukaran soal dapat dilihat pada lampiran 24 halaman 215.

Page 79: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN …/Pengaruh... · Metode dokumentasi yang berupa kalender pendidikan semester genap tahun ajaran 2011/2012, foto dan video kegiatan pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

4. Hasil Pengembangan Angket

Angket motivasi belajar yang digunakan dalam penelitian ini

adalah angket motivasi belajar yang telah disesuaikan dengan model ARCS

yang dikembangkan oleh John Keller.(Terlampir pada lampiran 17 halaman

197)

5. Data Skor Hasil Belajar Siswa

Setelah data dari setiap variabel terkumpul, yaitu data tentang

motivasi belajar siswa dan data tes hasil belajar siswa, selanjutnya data

tersebut akan digunakan untuk menguji hipotesis penelitian (Data

selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 15 halaman 195 dan Lampiran 16

halaman 196). Berikut ini akan diberikan data hasil belajar siswa , dicari

ukuran tendensi sentral meliputi rata-rata ( X ), Median (Me), Modus (Mo),

dan ukuran penyebaran dispersi meliputi jangkauan (R) dan deviasi standar

(s) yang dapat dirangkum dalam tabel sebagai berikut.

Tabel 4.1 Deskripsi Data Skor Hasi Belajar IPS Kelas Eksperimen dan Kelas

Kontrol

Kelas

Ukuran Tendensi Sentral Ukuran Dispersi

X Mo Me Skor

Min

Skor

Maks R s

Eksperimen 88,19 90 88 80 95 15 4,578

Kontrol 83,62 80 83 75 93 18 5,485

6. Data Skor Angket Motivasi Belajar Siswa

Data tentang motivasi belajar IPS diperoleh dari skor angket

motivasi belajar siswa. Selanjutnya dikelompokkan menjadi 2 kategori

berdasarkan skor rata-rata gabungan dari kriteria positif dan negatif tiap

kondisi. Sedangkan untuk penentuan kategori dengan ketentuan skor rata-rata

yaitu 1,00-1,49 = sangat rendah, 1,50-2,49 = rendah, 2,50-3,49 = tinggi, dan

4,50-5,00 = sangat tinggi.

Page 80: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN …/Pengaruh... · Metode dokumentasi yang berupa kalender pendidikan semester genap tahun ajaran 2011/2012, foto dan video kegiatan pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

Setelah dilakukan pengelompokan data motivasi belajar siswa

sesuai dengan kategori yang telah ditentukan, diperoleh cacah siswa untuk

tiap kategori motivasi belajar sebagai berikut:

Tabel 4.2 Cacah Siswa Untuk Tiap Kategori Motivasi Belajar Siswa

Kategori

Model

Pembelajaran

Sangat

Tinggi Tinggi Rendah

Sangat

Rendah Jumlah

Numbered Heads

Together 5 14 4 3 26

Pembelajaran

Langsung 5 14 4 3 26

Jumlah 10 28 8 6 52

Setelah diperoleh skor tes hasil belajar IPS, kemudian skor

dikelompokkan berdasarkan kategori motivasi belajar masing-masing siswa.

Setelah dilakukan pengelompokkan ke dalam tiap-tiap kategori motivasi

belajar IPS diperoleh data sebagai berikut:

Tabel 4.3 Data Hasil Belajar IPS Siswa

Model

Pembelajaran

Motivasi Belajar

Sangat

Tinggi Tinggi Rendah

Sangat

Rendah

Numbered

Heads

Together

95 95 95 95

90

90 88 85 88

90 85 88 90

90 93 93 88

85 90

88 83 83 80 83 80 83

Pembelajaran

Langsung

90 93 90 88

93

80 80 83 80

83 83 88 83

78 78 80 78 75 75 75

Page 81: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN …/Pengaruh... · Metode dokumentasi yang berupa kalender pendidikan semester genap tahun ajaran 2011/2012, foto dan video kegiatan pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

88 85 90 85

88 85

B. Uji Keseimbangan

Data untuk uji keseimbangan diambil dari nilai pre-test kelas eksperimen

dan kelas kontrol. Sebelum dilakukan uji keseimbangan perlu diadakan uji

normalitas dan uji homogenitas. Hasil uji normalitas telah terangkum dalam tabel

berikut: (Perhitungan selengkapnya terdapat pada Lampiran 25 halaman 216)

Tabel 4.4 Hasil Analisis Uji Normalitas Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

No Kelompok Lhitung Ltabel Kesimpulan

1.

2.

Eksperimen

Kontrol

0,1526

0,1392

0,1726

0,1726

Normal

Normal

Hasil uji homogenitas kemampuan awal diperoleh x2hitung = 0,1727.

Dengan demikian x2

hitung tidak terletak di daerah kritik DK = { x2 | x

2 > x

2 0,05;1 =

3,841} sehingga H0 diterima dan dapat disimpulkan sampel dalam penelitian ini

berasal dari populasi yang homogen. (Perhitungan selengkapnya terdapat pada

Lampiran 26 halaman 220).

Hasil analisis dari uji keseimbangan menggunakan uji t diperoleh thitung =

0,1024. Dengan demikian thitung tidak terletak di daerah kritik DK = {t t < -2,0

atau i > 2,0} sehingga H0 diterima. Jadi dapat disimpulkan bahwa kedua kelas

yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol berasal dari populasi yang memiliki

kemampuan awal sama. (Perhitungan selengkapnya terdapat pada lampiran 27

halaman 222).

C. Pengujian Hipotesis

1. Uji Prasyarat Analisis Variansi

a. Uji Normalitas

Salah satu syarat agar teknik analisis dapat diterapkan maka

harus normal pada distribusi populasinya. Untuk mengetahui apakah

Page 82: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN …/Pengaruh... · Metode dokumentasi yang berupa kalender pendidikan semester genap tahun ajaran 2011/2012, foto dan video kegiatan pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

prasyarat telah dipenuhi, maka dilakukan uji Lilliefors. Uji ini bertujuan

untuk menyelidiki apakah sampel dalam penelitian ini berasal dari

populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Hasil uji normalitas telah

terangkum dalam tabel berikut:

Tabel 4.5 Hasil Analisis Uji Normalitas

No Kelompok Lhitung Ltabel Kesimpulan

1.

2.

3.

4.

5.

6.

Model Numbered Heads

Together

Pembelajaran Langsung

Motivasi belajar sangat tinggi

Motivasi belajar tinggi

Motivasi belajar rendah

Motivasi belajar sangat rendah

0,1136

0,13

0,2159

0,1307

0,2843

0,3106

0,1727

0,1727

0,2580

1,4980

0,2850

0,3190

Normal

Normal

Normal

Normal

Normal

Normal

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa harga statistik uji masing-masing

kelompok tidak melebihi Ltabel , maka diambil kesimpulan bahwa H0

diterima atau sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

(Perhitungan selengkapnya terdapat pada Lampiran 28 halaman 223)

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah sampel

berasal dari populasi yang homogen atau tidak. Uji homogenitas yang

digunakan dalam penelitian ini adalah uji Bartlet dengan statistik uji Chi

Kuadrat. Dalam penelitian ini ada dua kali uji homogenitas yaitu antar

baris (uji homogenitas hasil belajar siswa ditinjau dari model

pembelajaran), antar kolom (uji homogenitas hasil belajar siswa ditinjau

dari motivasi belajar siswa). Hasil uji homogenitas dapat dilihat pada

tabel sebagai berikut:

Page 83: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN …/Pengaruh... · Metode dokumentasi yang berupa kalender pendidikan semester genap tahun ajaran 2011/2012, foto dan video kegiatan pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

Tabel 4.6 Hasil Uji Homogenitas

Sampel k x2

hitung x2

0,05;n Keputusan Kesimpulan

Model Mengajar

Motivasi Belajar

2

4

0,1899

0,3714

3,8410

7,8150

H0 diterima

H0 diterima

Homogen

Homogen

Berdasarkan tabel di atas, ternyata harga x2hitung dari kelas yang diberi

perlakuan model pembelajaran dan motivasi belajar siswa kurang dari

x2

0,05;n , sehingga H0 diterima. Ini berarti variansi-variansi motivasi

belajar siswa berasal dari populasi homogen. (Perhitungan selengkapnya

terdapat pada Lampiran 29 halaman 232)

2. Analisis Variansi Dua Jalan Sel Tak Sama

Hasil perhitungan anava dua jalan sel tak sama disajikan pada tabel

berikut: (Perhitungan selengkapnya terdapat pada Lampiran 30 halaman 235)

Tabel 4.7 Rangkuman Analisis Variansi Dua Jalan Sel Tak Sama

Sumber JK dK RK Fhit Ftabel Keputusan

Model Pembelajaran (A) 225,44 1 225,44 32,39 4,06 H0A ditolak

Motivasi Belajar (B) 1075,56 3 358,52 51,51 2,82 H0B ditolak

Interaksi (AB) 17,60 3 5,87 0,84 2,82 H0AB diterima

Galat 306,37 44 6,96

Total 1624,97 51

Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan sebagai berikut:

a. Siswa yang mendapat perlakuan dengan model pembelajaran kooperatif

tipe numbered heads together memiliki hasil belajar IPS yang berbeda

dari siswa yang dikenai model pembelajaran langsung.

b. Terdapat perbedaan hasil belajar IPS antara siswa dengan motivasi

belajar IPS sangat tinggi, tinggi, rendah, dan sangat rendah.

c. Tidak terdapat interaksi antara model pembelajaran dengan motivasi

belajar terhadap hasil belajar IPS siswa.

Page 84: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN …/Pengaruh... · Metode dokumentasi yang berupa kalender pendidikan semester genap tahun ajaran 2011/2012, foto dan video kegiatan pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

3. Uji Komparasi Ganda

Uji komparasi ganda (uji lanjut pasca anava) dilakukan dengan

menggunakan metode Scheffe. Berdasarkan perhitungan analisis variansi dua

jalan sel tak sama telah diperoleh keputusan bahwa H0A ditolak, H0B ditolak

dan H0AB diteima, maka perlu dilakukan uji komparasi rataan antar kolom

disajikan dalam tabel sebagai berikut: (Perhitungan selengkapnya terdapat

pada Lampiran 31 halaman 241)

Tabel 4.8 Hasil Uji Komparasi Ganda Antar Kolom

Komparasi (i

X -- j

X )2

(

) RKG F Kritik Keputusan

µ1 vs µ2

µ1 vs µ3

µ1 vs µ4

µ2 vs µ3

µ2 vs µ4

µ3 vs µ4

33,99

129,96

193,21

31,03

65,13

6,25

0,1357

0,2250

0,2667

0,1607

0,2024

0,2917

6,96

6,96

6,96

6,96

6,96

6,96

36,16

82,99

104,10

27,74

46,24

3,08

8,46

8,46

8,46

8,46

8,46

8,46

H0 Ditolak

H0 Ditolak

H0 Ditolak

H0 Ditolak

H0 Ditolak

H0 Diterima

Keterangan:

µ1 : rataan siswa yang mempunyai motivasi belajar sangat tinggi

µ2 : rataan siswa yang mempunyai motivasi belajar tinggi

µ3 : rataan siswa yang mempunyai motivasi belajar rendah

µ4 : rataan siswa yang mempunyai motivasi belajar sangat rendah

Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan sebagai berikut:

a. Siswa dengan motivasi belajar sangat tinggi mempunyai hasil belajar yang

tidak sama daripada siswa dengan motivasi belajar tinggi.

b. Siswa dengan motivasi belajar sangat tinggi mempunyai hasil belajar yang

tidak sama daripada siswa dengan motivasi belajar rendah.

c. Siswa dengan motivasi belajar sangat tinggi mempunyai hasil belajar yang

tidak sama daripada siswa dengan motivasi belajar sangat rendah.

d. Siswa dengan motivasi belajar tinggi mempunyai hasil belajar yang tidak

sama daripada siswa dengan motivasi belajar rendah.

Page 85: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN …/Pengaruh... · Metode dokumentasi yang berupa kalender pendidikan semester genap tahun ajaran 2011/2012, foto dan video kegiatan pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

e. Siswa dengan motivasi belajar tinggi mempunyai hasil belajar yang tidak

sama daripada siswa dengan motivasi belajar sangat rendah.

f. Siswa dengan motivasi belajar rendah mempunyai hasil belajar yang sama

daripada siswa dengan motivasi belajar sangat rendah.

D. Pembahasan Hasil Analisis Data

1. Hipotesis Pertama

Berdasarkan hasil anava dua jalan sel tak sama diperoleh

Fhitung>Ftabel (32,39 > 4,06). Dengan demikian Fhitung terletak di daerah kritik

maka H0A ditolak dan berarti terdapat pengaruh model pembelajaran terhadap

hasil belajar IPS. Dari rataan marginalnya (model pembelajaran kooperatif

tipe numbered heads together lebih besar daripada model pembelajaran

langsung (85,97 > 81,65)) menunjukkan bahwa pembelajaran dengan model

pembelajaran kooperatif tipe numbered heads together menghasilkan hasil

belajar yang lebih baik dibandingkan model pembelajaran langsung pada

mata pelajaran IPS.

2. Hipotesis Kedua

Berdasarkan hasil anava dua jalan sel tak sama diperoleh

Fhitung>Ftabel (51,51 > 2,82). Dengan demikian Fhitung terletak di daerah kritik

maka H0B ditolak dan berarti terdapat pengaruh motivasi belajar siswa

terhadap hasil belajar IPS. Dari rataan marginalnya (motivasi belajar tinggi

(87,24) dan motivasi belajar rendah (80,38)) dan setelah dilakukan uji

Scheffe, maka dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa siswa dengan

motivasi belajar tinggi mempunyai hasil belajar yang lebih baik daripada

siswa dengan motivasi belajar rendah.

3. Hipotesis Ketiga

Berdasarkan hasil anava dua jalan tak sama diperoleh Fhitung < Ftabel

(0,84 < 2,82). Dengan demikian Fhitung tidak terletak di daerah kritik, maka

H0AB diterima dan berarti tidak terdapat interaksi antara model pembelajaran

dan motivasi belajar terhadap hasil belajar IPS. Berdasarkan hasil uji

hipotesis pertama, pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran

Page 86: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN …/Pengaruh... · Metode dokumentasi yang berupa kalender pendidikan semester genap tahun ajaran 2011/2012, foto dan video kegiatan pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

kooperatif tipe numbered heads together menghasilkan hasil belajar yang

lebih baik daripada model pembelajaran langsung. Karena tidak ada interaksi

maka hal tersebut juga berlaku pada tiap kategori motivasi belajar siswa,

dalam arti model pembelajaran kooperatif tipe numbered heads together

akan menghasilkan hasil belajar yang lebih baik daripada model pembelajaran

langsung untuk setiap kategori motivasi belajar yang dimiliki siswa.

Berdasarkan uji hipotesis yang kedua dan uji komparasi ganda, siswa yang

mempunyai motivasi belajar sangat tinggi memiliki hasil belajar yang lebih

baik daripada siswa yang mempunyai motivasi belajar tinggi, siswa yang

mempunyai motivasi belajar sangat tinggi memiliki hasil belajar yang lebih

baik daripada siswa yang mempunyai motivasi belajar rendah, siswa yang

mempunyai motivasi belajar sangat tinggi memiliki hasil belajar yang lebih

baik daripada siswa yang mempunyai motivasi belajar sangat rendah, siswa

yang mempunyai motivasi belajar tinggi memiliki hasil belajar yang lebih

baik daripada siswa yang mempunyai motivasi belajar rendah, siswa yang

mempunyai motivasi belajar tinggi memiliki hasil belajar yang lebih baik

daripada siswa yang mempunyai motivasi belajar sangat rendah, sedangkan

siswa yang mempunyai motivasi belajar rendah memiliki hasil belajar yang

sama dengan siswa yang mempunyai motivasi belajar sangat rendah. Karena

tidak adanya interaksi antara model pembelajaran dan motivasi belajar siswa

terhadap hasil belajar IPS siswa, maka ini berarti bahwa hasil belajar siswa

dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe numbered heads

together pada siswa yang memiliki motivasi belajar sangat tinggi, tinggi,

rendah, dan sangat rendah lebih baik daripada menggunakan model

pembelajaran langsung pada mata pelajaran IPS.

Tidak adanya interaksi antara model pembelajaran dan motivasi

belajar siswa terhadap motivasi belajar IPS mungkin dikarenakan dalam

penelitian ini siswa yang mempunyai motivasi rendah dan diprediksikan akan

kurang aktif dalam pembelajaran ternyata ikut berperan aktif dalam

pembelajaran.

Page 87: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN …/Pengaruh... · Metode dokumentasi yang berupa kalender pendidikan semester genap tahun ajaran 2011/2012, foto dan video kegiatan pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

BAB V

SIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan kajian teori dan hasil penelitian yang telah dikemukakan

sebelumnya, maka dapat disimpulkan beberapa hasil sebagai berikut:

a. Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari penggunaan model

pembelajaran kooperatif tipe numbered heads together terhadap hasil belajar

IPS siswa kelas IV SD se-gugus Slamet Riyadi Boyolali tahun ajaran

2011/2012.

b. Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari model pembelajaran

kooperatif tipe numbered heads together dan model pembelajaran langsung

antara siswa dengan motivasi belajar IPS sangat tinggi, tinggi, rendah, dan

sangat rendah dilihat dari perbedaan hasil belajar IPS.

c. Tidak terdapat pengaruh interaksi penggunaan model pembelajaran yang

berbeda yaitu model pembelajaran kooperatif tipe numbered heads together

untuk kelas eksperimen dan model pembelajaran langsung untuk kelas

kontrol dengan motivasi belajar terhadap hasil belajar IPS siswa.

B. Implikasi

Berdasarkan kajian teori dan mengacu pada hasil penelitian ini, maka

implikasi dalam penelitian ini adalah dengan model pembelajaran kooperatif tipe

numbered heads together menghasilkan hasil belajar yang lebih baik daripada

dengan model pembelajaran langsung. Model pembelajaran kooperatif tipe

numbered heads together mempunyai karakteristik mengaktifkan siswa karena

dalam model pembelajaran ini guru memberikan materi pelajaran kemudian

memberikan LKS yang berisi permasalahan yang harus diselesaikan secara

kelompok.

Pembelajaran menggunakan model pembelejaran kooperatif tipe

numbered heads together lebih baik dari model pembelajaran langsung karena

dengan melakukan diskusi dalam kelompoknya dapat menjalin kerjasama serta

Page 88: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN …/Pengaruh... · Metode dokumentasi yang berupa kalender pendidikan semester genap tahun ajaran 2011/2012, foto dan video kegiatan pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

dapat bertukar pikiran tentang materi yang sedang dipelajari sesuai dengan

pemahaman masing-masing kemudian disatukan pemahaman masing-masing

anggota kelompok untuk menyelesaikan masalah yang diberikan guru. Bagi siswa

yang belum paham dapat bertanya kepada siswa yang sudah paham dan bagi

siswa yang sudah paham dapat lebih memperdalam materi yang sedang dipelajari.

Selanjutnya perwakilan dari setiap kelompok menyampaikan hasil diskusi

kelompok dengan cara guru memanggil nomor anggota tertentu dari semua

kelompok untuk mewakili kelompoknya. Setelah semua kelompok selesai

menyampaikan hasil diskusi, maka selanjutnya tugas guru untuk membahas hasil

diskusi dan menyatukan pemahaman siswa yang memiliki beda pemahaman

tentang hasil diskusi dari masalah yang diberikan guru.

Diskusi yang dilakukan siswa ini akan membuat siswa lebih mudah

menyelesaikan permasalahan/soal yang diberikan oleh guru dan siswa akan

belajar dengan memahami bukan mengahapal. Selain itu pemberian latihan soal

pada tiap LKS memberikan kesempatan siswa untuk menerapkan apa yang telah

mereka temukan untuk menyelesaikan masalah pada materi pelajaran yang sedang

mereka pelajari. Kelompok yang mengalami kesulitan dalam menyelesaikan

permasalahan akan diberi bimbingan guru, namun guru hanya memberikan

pengarahan bukan jawaban dari permasalahan tersebut. Jadi dalam pembelajaran

siswa dituntut untuk berpikir bersama dalam menemukan penyelesaian dari

masalah tersebut.

Adanya presentasi dari beberapa kelompok tentang hasil diskusi mereka

membuat siswa berani mengungkapkan pemikirannya dan diskusi mereka

sehingga mengetahui mana yang benar dan mana yang salah dengan penegasan

jawaban dari guru.

Dari hasil penelitian diperoleh bahwa tidak ada interaksi antara model

pembelajaran dan motivasi belajar siswa terhadap hasil belajar IPS. Hal ini

mungkin dikarenakan dalam penelitian ini siswa yang mempunyai motivasi

rendah dan diprediksikan akan kurang aktif dalam pembelajaran ternyata ikut

berperan aktif dalam pembelajaran.

Page 89: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN …/Pengaruh... · Metode dokumentasi yang berupa kalender pendidikan semester genap tahun ajaran 2011/2012, foto dan video kegiatan pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

Hasil penelitian ini menyatakan bahwa penggunaan model pembelajaran

kooperatif tipe numbered heads together memberikan hasil yang lebih baik

daripada pembelajaran dengan model pembelajaran langsung sehingga dapat

digunakan sebagai masukan bagi guru dan calon guru dalam upaya peningkatan

kualitas proses pembelajaran khususnya pada mata pelajaran IPS dan lebih

luasnya dapat digunakan sebagai model pembelajaran pada mata pelajaran yang

lain dengan memperhatikan beberapa faktor yaitu: kesesuaian materi, kemampuan

guru, kemampuan siswa, lingkungan belajar siswa, dan fasilitas belajar di sekolah.

C. Saran

Sesuai dengan simpulan dan implikasi hasil penelitian di atas, maka

peneliti menyampaikan saran bagi siswa, guru, sekolah, dan peneliti yang akan

datang. Adapun penjelasan lebih lanjut dapat disampaikan saran-saran sebagai

berikut:

1. Bagi Siswa

a. Siswa hendaknya memperhatikan instruksi yang diberikan oleh guru

dengan seksama agar dapat melaksanakan pembelajaran dengan baik.

b. Siswa hendaknya mempersiapkan diri dengan baik sebelum mengikuti

pembelajaran, misalnya dengan lebih aktif mencari informasi materi dan

sumber selain dari buku pelajaran.

c. Siswa hendaknya lebih aktif dalam kegiatan diskusi maupun pada saat

presentasi kelompok.

2. Bagi Guru

a. Guru hendaknya meningkatkan kompetensi keprofesionalannya dengan

merancang proses pembelajaran yang inovatif. Hal ini dapat dilakukan

dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe numbered heads

together dalam pembelajaran agar pembelajaran menjadi lebih bermakna.

Dengan demikian siswa dalam mengikuti pembelajaran tidak mudah

bosan dan tetap bersemangat untuk mengikuti pembelajaran.

Page 90: PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN …/Pengaruh... · Metode dokumentasi yang berupa kalender pendidikan semester genap tahun ajaran 2011/2012, foto dan video kegiatan pembelajaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

b. Guru hendaknya menambah wawasan, pengalaman, pengetahuan, dan

keterampilan dalam merancang model yang tepat dan menarik sehingga

mempermudah proses pembelajaran.

3. Bagi Sekolah

a. Sekolah hendaknya menyediakan fasilitas baik sarana dan prasarana yang

menunjang bagi keberhasilan guru dalam menerapkan model

pembelajaran yang inovatif, misalnya pada penerapan model

pembelajaran kooperatif tipe numbered heads together .

4. Bagi Peneliti Yang Akan Datang

a. Bagi peneliti yang akan melakukan penelitian tentang model

pembelajaran inovatif, hendaknya mampu mengetahui dan menguasai

kondisi pembelajaran dan kemampuan siswa dengan lebih cermat.

b. Peneliti mampu memanfaatkan model pembelajaran inovatif dengan

maksimal sehingga diperoleh hasil penelitian yang lebih baik.

c. Mampu meningkatkan kreatifitas dan keterampilan peneliti untuk

mengatasi permasalahan yang terjadi dalam pembelajaran melalui

penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe numbered heads

together dan model-model pembelajaran inovatif lainnya.