pengaruh penggunaan media audio video terhadap...
TRANSCRIPT
PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VIDEO
TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA
PELAJARAN IPS TERPADU
(Penelitian Tindakan Kelas di SMP Al-Mubarak Pondok Aren)
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Untuk Memenuhi Syarat-syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Pada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan
Disusun Oleh :
Syafiq Agung Ruswandi
NIM: 109015000035
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2014
i
ABSTRAK
SYAFIQ AGUNG RUSWANDI. Pengaruh Penggunaan Media Audio
Video Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Terpadu.
Penelitian Tindakan Kelas di SMP Al-Mubarak Pondok Aren.
Skripsi.Jakarta: Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah.2014.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh media audio video
terhadap hasil belajar siswa dalam mata pelajaran IPS. Metode yang digunakan
dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas (Classroom Action
Research). Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah siswa
kelas VIII yang terdiri dari 39 siswa 17 laki-laki dan 22 perempuan. Instrumen
dalam penelitian ini adalah wawancara, lembar observasi dan tes hasil belajar.
Siklus yang digunakan sebanyak dua siklus yaitu siklus I dan siklus II.
Berdasarkan hasil belajar siklus I dan II dapat dibandingkan adanya peningkatan
pada nilai rata-rata pretes, postes serta Ngain siklus I dan siklus II. Perinciannya
adalah sebagai berikut : nilai rata-rata pretes siklus I adalah 3,79 dan nilai rata-
rata postes adalah 7,3. Nilai pretes siklus II adalah 4,05 dan nilai rata-rata postes
siklus II adalah 8,2. Sedangkan rata-rata NGain pada siklus I adalah 0,51 dan rata-
rata nilai NGain siklus II adalah 0,68. Hal ini menunjukan bahwa pemahaman
siswa pada materi pengendalian sosial dapat ditingkatkan melalui media audio
video.
Dengan pembelajaran menggunakan media audio video pun membuat siswa
menjadi lebih aktif dan bersikap kritis terhadap materi yang diajarkan. Hal ini
dapat dilihat dari respon siswa dan hasil wawancara yang melibatkan siswa yang
menunjukan bahwa siswa menjadi lebih bersemangat dan tidak mudah merasa
bosan sehingga membuat hasil belajarnya mengalami peningkatan yang
signifikan.
Kata Kunci : Media Audio Video, Hasil Belajar, Penelitian Tindakan Kelas
ii
ABSTRACT
SYAFIQ AGUNG RUSWANDI. The Influence of Audio-Video
Implementation towards Students’ Study Result in Social Subjects.
Classroom Action Research in SMP Al-Mubarak PondokAren.Thesis.
Jakarta: Social Science Department, Faculty of Tarbiyah and Education
State Islamic University Syarif Hidayatullah. 2014.
The aim of this study was to investigate the influence of audio-video as a
learning tool towards students’ result in Social subjects. Classroom Action
Research methodology was used in this study. The subject of this study was VII
grade students which consist of 39 students, 17 men and 22 women. The
instruments of this study wereinterview, observation sheets, and achievement test.
There were two cycles in this research i.e. cycle I and cycle II. Based
oncomparison of students’ result in cycle I and II, there is improvement on
average score of pre-test, post-test, and Ngaincycle I and II. The average score of
pre-test in cycle I was 3.79 and the average score of post-test was 7.3. Moreover,
the average score of pre-test in cycle II was 4.05 and 8.2 for the average score of
post-test. Mean while, the average Ngainin cycle I was 0.51 and 0.68 for average
Ngain score in cycle II.
Therefore, the results indicated that that audio-video increase the students’
understanding in social-control materials. Besides, it motivated the students to be
more active and increased the students’ critical thinking. It could be seen from
interviews and students’ responses. The students were more motivated to learn
and they did not get bored easily which can improve their result study
significantly.
Keywords: Media Audio Video, Students’ Study Result, Classroom Action
Research
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas limpahan nikmat
dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VIDEO TERHADAP
HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN IPS TERPADU”.
Shalawat dan salam semoga tercurahkan kepada baginda Nabi besar
Muhammad SAW yang telah membawa umatnya dari zaman kebodohan ke
zaman yang penuh dengan ilmu dan teknologi ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan sebagaimana yang diharapkan walaupun waktu, tenaga, dan pikiran
telah diperjuangkan dengan segala keterbatasan kemampuan penulis miliki demi
terselesaikannya skripsi ini agar bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca
pada umumnya.
Terselesaikannya skripsi ini tidak lepas dari partisipasi beberapa pihak
yang telah membantu, memotivasi serta arahan dari berbagai pihak, sehingga
patut kiranya penulis ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Dra. Nurlena Rifa’i MA,Ph.D selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), Dr.Iwan
Purwanto M.Pd dan Sekretaris Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Drs.H Syaripulloh M.Si.
3. Dr.Ulfah Fajarini,M.Si dan Cut Dien Noerwahida M.A selaku Dosen
Pembimbing skripsi yang telah meluangkan tenaga,waktu dan pikiran
untuk memberikan bimbingan kepada penulis hingga berakhirnya
penulisan skripsi ini. Semoga Ibu dan keluarga selalu berada dalam
lindungan ALLAH SWT. Amiin.
4. Seluruh dosen dan karyawan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan pada
umumnya dan Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
khususnya yang telah memberikan konstribusi pemikiran melalui
pengajaran dan diskusi yang berkaitan dengan skripsi ini.
iv
5. Bapak H. Nahrawi Mughni selaku Kepala Sekolah SMP AL-Mubarak
Pondok Aren, serta seluruh dewan guru dan siswa/i.
6. Terkhusus untuk ayahanda (Alm) Bpk Dede Wahyudin dan Ibunda Titi
Rustiah S.H yang tercinta dan yang telah merawat, membesarkan,
mendidik, dan mencurahkan kasih sayang serta tak bosan-bosannya
memberikan bantuan secara moril, materil, semangat dan do’a untuk
penulis.
7. Buat adikku Viali Dwi Putra yang telah memberikan Semangat tak henti-
hentinya dalam terselesaikannya Skripsi ini.
8. Tak Lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada Diyan Pebriyanti
yang telah memberikan Semangat, Dorongan, Perhatian kepada penulis
untuk terselesaikannya skripsi ini.
9. Seluruh teman-teman seperjuangan IPS C yang telah memberikan bantuan
dan semangat untuk menyelesaikan skripsi ini. Semoga kesuksesan
menghampiri kita semua.
10. Seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu baik secara
langsung maupun tidak langsung turut memberikan bantuan dan do’a
untuk terselesaikannya skripsi ini.
Penulis berharap dan berdo’a kepada Allah SWT, agar seluruh pengorbanan
yang telah diberikan kepada penulis, akan mendapatkan balasan yang setimpal
disisinya, jazakumullah Khairan Katsira.
Jakarta, Januari 2014
Penulis,
Syafiq Agung Ruswandi
v
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ......................................................................................................... i
ABSTRACT ...................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ....................................................................................... iii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... v
DAFTAR TABEL ............................................................................................. viii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... x
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah .......................................................................... 5
C. Pembatasan Masalah.......................................................................... 5
D. Perumusan Masalah ........................................................................... 6
E. Tujuan Penelitian ............................................................................... 6
F. Manfaat Penelitian ............................................................................. 6
BAB II. KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS
A. KajianTeori
1. Pengertian Belajar ............................................................................ .8
2. Unsur-Unsur Belajar ......................................................................... 11
3. Prinsip-Prinsip Belajar ...................................................................... 11
4. Jenis-Jenis Belajar ............................................................................ 12
5. Tipe-Tipe Belajar ............................................................................. 13
6. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar ....................................... 13
B. Hasil Belajar
1. Pengertian Hasil Belajar ................................................................... 14
2. Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ......................................... 14
C. Media Pembelajaran
1. Pengertian Media .............................................................................. 16
vi
2. Kegunaan Media dan Fungsi Media .................................................. 18
3. Dasar Pertimbangan Pemilihan dan Prinsip Pemanfaatan Media ....... 19
4. Taksonomi, Karakteristik dan Jenis Media ........................................ 21
5. Jenis-Jenis Media Pembelajaran........................................................ 23
D. Media Audio Video
1. Pengertian Media Audio Video ................................................. 27
2. Macam-Macam Media Audio Visual ......................................... 27
E. Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
1. Pengertian IPS .................................................................................... 29
2. Ruang Lingkup IPS ............................................................................ 29
3. Karakteristik IPS ................................................................................ 31
4. Tujuan IPS .......................................................................................... 31
F. Hakikat Sosiologi
1. Pengertian Sosiologi .......................................................................... 32
2. Ruang Lingkup Sosiologi ................................................................... 34
3. Perspektif Sosiologi .......................................................................... 34
G. Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
1. Pengertian PTK .......................................................................... 35
2. Ciri-Ciri Penelitian Tindakan Kelas.................................................... 36
3. Karakteristik Penelitian Tindakan Kelas ............................................ 37
4. Fokus dan Komponen Penelitian Tindakan Kelas .............................. 38
5. Manfaat Penelitian Tindakan Kelas ................................................... 39
6. Kelebihan dan Kelemahan PTK ........................................................ 40
7. Asas-Asas Penelitian Tindakan Kelas ................................................ 40
H. Hasil Penelitian yang Relevan ................................................................ 42
I. Kerangka Berpikir .................................................................................. 42
J. Hipotesis Tindakan ................................................................................. 45
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................... 46
B. MetodePenelitian .............................................................................. 46
C. Subjek Penelitian .............................................................................. 48
vii
D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian ........................................ 48
E. Tahap Intervensi Tindakan ............................................................... 49
F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan ...................................... 49
G. Data dan Sumber Data ...................................................................... 49
H. Instrumen Pengumpulan Data ........................................................... 49
I. Teknik Pengumpulan Data ................................................................ 50
J. Teknik Pemeriksaan Kepercayaan Studi ........................................... 51
K. Analisis Data dan Intervensi Hasil Analisis ....................................... 58
L. Pengembangan Perencanaan Tindakan.............................................. 59
BAB IV. HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Sekolah ............................................................... 60
B. Deskripsi Data Hasil Pengamatan .................................................... 64
C. Pembahasan Temuan Penelitian ....................................................... 89
BAB V. KESIMPULAN
A. Kesimpulan ..................................................................................... 93
B. Saran ............................................................................................... 94
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... ...96
LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................................ ...98
viii
DAFTAR TABEL
hlm
2.2 Skema Kerangka Berpikir 44
3.1 Rekapan Hasil Uji Validitas Soal 52
3.2 Interprestasi Tingkat Kesukaran 54
3.3 Tingkat Kesukaran Penelitian 55
3.4 Interprestasi atau Penafsiran Daya Pembeda 57
3.5 Hasil Daya Pembeda 57
4.1 Jumlah Tenaga Pendidik 62
4.2 Data Siswa/i SMP Al-Mubarak 63
4.3 Hasil Observasi Aktivitas Siswa dalam PBMSiklus I 68
4.4 Observasi Kegiatan Guru Siklus I 69
4.5 Hasil Belajar Siklus I 72
4.6 Hasil Observasi Aktivitas Siswa dalam PBM Siklus II 77
4.7 Observasi Kegiatan Guru Siklus II 78
4.8 Hasil Wawancara Responden Siswa Kelas VIII 80
4.9 Hasil Wawancara Responden Guru IPS Terpadu 82
4.10 Hasil Belajar Siklus II 84
4.11 Perbandingan Ngain Siklus I dan Ngain Siklus II 87
ix
DAFTAR GAMBAR
Hal
3.1 Siklus Penelitian Tindakan Kelas 48
4.1 Ngain Siklus I 73
4.2 Ngain Siklus II 86
4.3 Perbandingan Ngain Siklus I dan Siklus II 88
x
DAFTAR LAMPIRAN
Hlm
1. Skor data dibobot 98
2. Reabilitas Tes 99
3. Daya Pembeda 100
4. Tingkat Kesukaran 101
5. Rekap Analisis Butir 102
6. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I 103
7. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II 110
8. Kisi Kisi Soal Tes Hasil Belajar Siklus I 117
9. Soal Pretes dan Postes Siklus I 118
10. Kunci Jawaban Siklus I 120
11. Ngain Siklus I 121
12. Kisi Kisi Soal Tes Hasil Belajar Siklus I I 122
13. Soal Pretes dan Postes Siklus II 123
14. Kunci Jawaban Siklus II 125
15. Ngain Siklus II 126
16. Lembar Observasi Kegiatan Guru Siklus I 127
17. Lembar Observasi Kegiatan Guru Siklus II 130
18. Lembar Observasi Kegiatan Siswa Siklus I 133
19. Lembar Observasi Kegiatan Siswa Siklus II 135
20. Lembar Wawancara dengan Siswa Kelas VIII 147
21. Lembar Wawancara dengan Guru IPS 139
22. Dokumentasi Kegiatan Belajar Mengajar 141
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dunia pendidikan merupakan sebuah dunia yang memiliki cakupan yang
sangat luas wilayahnya. Hal ini didasari oleh banyaknya disiplin-disiplin ilmu
yang dipelajari dalam dunia pendidikan. Pendidikan adalah usaha sadar untuk
menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan/atau
latihan bagi peranannya di masa yang akan datang.
Di negara Indonesia, disiplin-disiplin ilmu ini pada umumnya
diaplikasikan oleh guru kepada siswa dengan cara mengajar yang klasik, proses
pembelajaran dengan cara yang klasik berupaya untuk memelihara dan
menyampaikan nilai-nilai lama dari generasi terdahulu ke generasi berikutnya.
Isi pembelajaran berupa sejumlah informasi dan ide yang paling populer dan
dipilih dari dunia yang diketahui siswa. Oleh karenanya materi pembelajaran
bersifat obyektif, jelas dan dis-organisasi secara sistematis-logis. Proses
penyampaian materi pembelajaran tidak didasarkan atas minat siswa, melainkan
2
pada urutan tertentu. Peran guru disini sangat dominan, karena dia harus
menyampaikan materi pembelajaran.1
Dalam menyampaikan materi pembelajaran guru cenderung menggunakan
metode ceramah. Metode ceramah dapat dipandang sebagai suatu cara
penyampaian pelajaran dengan melalui penuturan. Metode ini dipandang sebagai
metode yang klasik. Namun penggunaannya sangat populer. Mayoritas guru
banyak menggunakan metode ceramah dalam pelaksanaan pembelajaran
dikarenakan sifat pengaplikasiaannya sangat sederhana dan tidak memerlukan
pengorganisasian yang sangat rumit.
Dalam metode ceramah, komunikasi antara guru dengan siswa pada
umumnya bersifat searah. Oleh karena itu guru dapat mengawasi kelas secara
cermat. Namun demikian kritik dilontarkan pun cukup banyak. Terutama karena
dalam pelaksanaan pembelajaran, guru tidak dapat menguasai dan mengetahui
batas kemampuan siswa. Di samping itu seringkali pula terjadi siswa menerima
pengertian yang salah terhadap materi pembelajaran yang dituturkan atau
diceramahkan.2
Dan oleh karena itu bagaimana mungkin siswa dapat aktif melakukan
kegiatan kalau mereka hanya sebagai penerima pelajaran (pasif) yang dituturkan
guru, yang dimana kita ketahui pada saat ini zaman telah modern dan
perkembangan teknologi pun sudah semakin pesat.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin mendorong
upaya-upaya pembaharuan dalam pemanfaatan hasil-hasil teknologi dalam
proses belajar. Para guru dituntut agar mampu menggunakan alat-alat yang dapat
disediakan oleh sekolah, dan tidak tertutup keumungkinan bahwa alat-alat
tersebut dengan sesuai perkembangan dan tuntutan zaman. Guru sekurang-
kurangnya dapat menggunakan alat yang murah dan efisien meskipun sederhana
dan bersahaja tetapi merupakan keharusan dalam upaya mencapai tujuan
pengajaran yang diharapkan, terutama dalam dunia pendidikan nasional.
1Sumiati, Asra, Metode Pembelajaran, (Bandung: CV. Wacana Prima, 2008),h.75
2Ibid,h.98
3
Pendidikan nasional sendiri bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan
bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang
beriman dan bertaqwa terhadap tuhan yang maha esa dan berbudi pekerti luhur,
memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani,
kepribbadian yang mantap dan mandiri serta bertanggung jawab kemasyarakatan
dan kebangsaan.
“Pendidikan nasional pun berfungsi untuk mengembangkan kemampuan
serta meningkatkan mutu kehidupan dan martabat manusia indonesia dalam
rangka upaya mewujudkan tujuan nasional”.3
Dalam rangka mewujudkan tujuan nasional, lembaga pendidikan dalam
hal ini sebagai wadah utnuk menciptakan dan meningkatkan Sumber Daya
Manusia yang berkualitas dituntut untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, hal
yang dimaksud ialah mengembangkan berbagai media pembelajaran, menerapkan
berbagai media pembelajaran dan memilih serta menetapkan jenis media
pembelajaran yang akan digunakan yang semata-mata untuk membuat Sumber
Daya Manusia di negara Indonesia dapat berdiri sejajar atau bahkan bersaing
dengan sumber daya manusia di negara-negara maju seperti Amerika, Inggris,
Perancis, dan Jerman.
Dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) terutama dalam
pembahasan sosiologi, siswa sering dituntut untuk memahami suatu pembahasan
yang hanya guru berikan atau menggunakan metode ceramah dan juga hanya dari
buku pelajaran yang mereka punya. Hal ini bisa menyebabkan anak didik kita
merasa bosan dalam mengikuti mata pelajaran tersebut. Bisa terlihat monoton
apabila dalam penyampaian materi pembelajaran siswa hanya menjadi pendengar,
bersikap pasif dan tidak diberikan kesempatan untuk diskusi. Hal ini bisa terjadi
dikarenakan pembahasan dalam isi mata pelajaran IPS (sosiologi), hanya tentang
sebuah pendapat-pendapat yang menjelaskan tentang pengetahuan atau ilmu
tentang sikap, perilaku dan tindakan yang ada di masyarakat juga tentang
hubungan-hubungan yang ada di dalam masyarakat. Dan apabila itu sudah tidak
3 Oemar Hamalik, Media Pendidikan, (Bandung: Cipta Aditya Bakti, 1994), h.3
4
dianggap kurang menarik bagi siswa, maka pembelajaran seperti itu tidak dapat
memberikan pengaruh positif dan memberikan dampak yang signifikan dalam
mendapatkan sebuah hasil belajar di sekolah.
Dan oleh karena itu, guru sebagai tenaga pendidik untuk mengatasi
masalah tersebut sebaiknya mengikuti perkembangan zaman, dikarenakan zaman
modern ini telah terlihat adanya kemajuan dan perkembangan yang sangat pesat
dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Dengan majunya ilmu
pengetahuan dan teknologi para guru pun dapat menggunakan media media
pembelajaran sesuai kebutuhan dan tujuan dari pembelajaran yang dimaksudkan
yaitu sosiologi.
Dalam mata pelajaran IPS, pada dasarnya memang materinya sebagian
besar bisa dilakukan hanya dengan metode ceramah dan metode textbook. Tapi
untuk memberikan kesan nyata agar para peserta didik dapat dengan mudah
mengingat dan memahami suatu materi pembelajaran yang dibahas oleh guru
yang memberikan materi pembelajaran.
Kesan nyata memang diperlukan untuk lebih membantu anak bersikap
kritis dan berfikir logis dalam mata pelajaran IPS (sosiologi), dan untuk
menunjang kesan nyata dalam pelajaran IPS (sosiologi) sebaiknya guru
menggunakan sebuah media bantu berupa media audio dan media video. Dengan
kedua media tersebut anak didik (murid) akan dapat termotivasi dalam kegiatan
belajar mengajar, juga akan dapat lebih cepat dalam memahami dan mengerti
tentang materi yang diajarkan dengan media audio video tersebut. Anak didik
(murid) kita pun diyakini akan lebih bergairah dan senang dengan tampilan dan
pengalaman dari yang dilihatnya dan didengarnya melalui media tersebut. Dengan
alat bantu Media Audio Video maka akan mampu dalam merangsang daya pikir
yang bersifat kreatif dan kritis bagi anak didik (murid) sehingga akan memberikan
suatu umpan balik antara tenaga pendidik (guru) dan anak didik (murid). Sehingga
berbagai macam masalah dan kesenjangan yang terjadi dapat diminimalisasi dan
murid-murid pun akan lebih mudah mendapatkan hasil belajar yang mereka
harapkan.
5
Apabila kita mendengar kata hasil yang muncul dalam pikiran kita adalah
sebuah kerja keras yang dilakukan dalam berbagai bidang yang dilakukan dengan
sungguh-sungguh dan dengan ketekunan yang bertujuan untuk mencapai
kepuasan pribadi.
Melihat dampak positif penggunaan media Audio dan video untuk
meningkatkan berbagai aspek positif seperti minat, aktifitas, dan hasil siswa
dalam belajar, serta dalam upaya meningkatkan ketertarikan belajar siswa pada
mata pelajaran IPS (sosiologi), maka peneliti merasa sangat perlu untuk
melakukan penelitian dengan judul “ Pengaruh Penggunaan Media Audio
Video Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Terpadu Di
SMP Al-Mubarak Pondok Aren”.
B. Identifikasi masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan di atas, terdapat
beberapa masalah yang dapat diidentifikasikan ialah sebagai berikut :
1. Metode belajar yang digunakan dalam mata pelajaran IPS masih bersifat
konvensional, yaitu menggunakan metode ceramah.
2. Rendahnya hasil belajar siswa dalam mata pelajaran IPS (sosiologi)
3. Kurangnya penggunaan media pembelajaran dalam proses kegiatan belajar
mengajar.
4. Kurangnya keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran IPS (sosiologi)
C. Pembatasan Masalah
Melihat banyaknya masalah yang ada diidentifikasi, maka dalam hal ini
peneliti memfokuskan penelitian terhadap media pembelajaran yang inovatif
yaitu media pembelajaran dengan menggunakan media audio video.
6
D. Perumusan masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan pembatasan
masalah yang ada, maka dalam penelitian ini penulis membuat suatu rumusan
masalah sebagai berikut.
“Apakah penggunaan media audio video dapat mempengaruhi hasil belajar
siswa di SMP Al-Mubarak Pondok Aren?”
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan di atas, maka tujuan yang
ingin dicapai ialah untuk mengetahui pengaruh penggunaan media audio video
terhadap hasil belajar siswa dalam mata pelajaran IPS di SMP Al-Mubarak
Pondok Aren.
F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak yang
terkait, utamanya bagi pihak-pihak berikut ini :
a) Bagi Siswa
Penelitian ini dapat membantu siswa untuk memahami mateeri IPS secara
menarik melalui media audio video. Dengan bantuan media pembelajaran
yang menarik dan tepat guna diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar
siswa dan kualitas proses belajar pada umumnya.
b) Bagi Guru
Sebagai sarana untuk mengambil inisiatif dalam rangka penyempurnaan
program proses belajar mengajar sehingga antara guru sebagai pendidik di
sekolah dan siswa sebagai pihak yang perlu dididik bisa saling melengkapi
dan bekerja sama dengan baik, sehingga hasil belajar siswa akan selalu
meningkat. Dan sebagai alternarif dalam pemilihan media dalam
pembelajaran serta memperkaya kreativitas guru dalam mengajar. Selain
7
itu juga sebagai bahan koreksi diri para pengajar untuk meningkatkan
kualitas dan kreativitas dalam kegiatan pembelajaran.
c) Bagi Instansi
Sebagai bahan masukan dalam mengambil kebijaksanaan yang tepat dan
memberikan/menambah sarana dan prasarana dalam rangka memberikan
gairah dalam proses belajar mengajar guna meningkatkan mutu dan
prestasi belajar siswa, sekaligus meningkatkan mutu pendidikan.
d) Bagi Peneliti
Sebagai bahan latihan dalam penulisan karya ilmiah, sekaligus sebagai
tambahan informasi dalam hal penggunaan media dalam pembelajaran IPS
di dalam kelas.Selain itu juga sebagai tambahan pengalaman untuk
menjadikan kita sebagai pengajar yang baik dan berkualitas.
8
BAB II
KAJIAN TEORITIK DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL
INTERVENSI TINDAKAN
A. Hakikat Pembelajaran
1. Pengertian Belajar
“Menurut Suyono Harianto, Belajar merupakan suatu aktifitas atau suatu
proses untuk memperoleh pengetahuan, meningkatkan keterampilan, memperbaiki
perilaku, sikap dan mengokohkan kepribadian”.1
Belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada semua orang
dan berlangsung seumur hidup, sejak dia masih bayi hingga ke liang lahat nanti.
Salah satu pertanda bahwa seseorang telah belajar sesuatu adalah adanya
perubahan tingkah laku dalam dirinya. Perubahan tingkah laku tersebut
menyangkut baik perubahan yang bersifat pengetahuan (kognitif) dan
keterampilan (psikomotorik) maupun yang menyangkut nilai dan sikap (afektif).
Menurut Gagne, dalam buku The condition of learning menyatakan bahwa
“Belajar terjadi apabila suatu stimulus bersama-sama dengan isi ingatan
mempengaruhi siswa sedimikian rupa sehingga perbuatannya
1 Suyono,Harianto, Belajar dan Pembelajaran, (Bandung:Rosda,2011), h.9
9
(performanceberubah dari waktu sebelum ia mengalami situasi itu ke waktu
sebelum ia mengalami situasi itu ke waktu sesudah ia mengalami situasi tadi”. 2
“Menurut Witherington, dalam buku Educational Psychology
mengemukakan Belajar adalah suatu perubahan di dalam kepribadian yang
menyatakan diri sebagai suatu pola baru daripada reaksi yang berupa kecakapan,
sikap kebiasaan, kepandaian, atau suatu pengertian”.3
“Menurut Sumiati Asra, Secara umum belajar dapat diartikan sebagai
proses perubahan perilaku, akibat interaksi individu dengan lingkungan. Jadi
perubahan perilaku ialah hasil belajar. Artinya, seseorang dikatakan telah belajar,
jika ia dapat melakukan sesuatu yang tidak dapat dilakukan sebelumnya”.4
Untuk dapat disebut belajar, maka perubahan itu harus relatif mantap,
harus merupakan akhir daripada suatu periode waktu yang cukup panjang. Berapa
lama periode waktu itu berlangsung sulit ditentukan dengan pasti, tetapi
perubahan itu hendaknya merupakan akhir dari suatu periode yang mungkin
berlangsung berhari-hari, berbulan-bulan ataupun bertahun-tahun. Ini berarti kita
harus mengenyampingkan perubahan-perubahan tingkah laku yang disebabkan
oleh motivasi, kelelahan, adaptasi, ketajaman perhatian atau kepekaan seseorang,
yang biasanya hanya berlangsung sementara”.5
Beberapa ciri umum kegiatan belajar menurut (Wragg,1994) adalah
sebagai berikut:
Pertama, belajar menunjukan suatu aktifitas pada diri seseorang yang
disadari atau disengaja. Oleh sebab itu pemahaman kita pertama yang sangat
penting adalah bahwa kegiatan belajar merupakan kegiatan yang atau
direncanakan oleh pembelajar sendiri dalam bentuk suatu aktifitas tertentu.
Aktifitas ini menunjukan pada keaktifan seseorang dalam melakukan sesuatu
kegiatan tertentu baik dalam aspek-aspek jasmaniah maupun aspek mental yang
2 Abdul Rahman Shaleh, Psikologi Dalam Persepktif Islam (Jakarta:Prenada
Media,2004), h.210 3 Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan,(Bandung,PT remaja Rosdakarya,1990), h.84 4 Sumiati, Asra, Metode Pembelajaran, (Bandung: CV. Wacana Prima, 2008), h.38 5Op.cit, h.85
10
memungkinkan terjadinya perubahan pada dirinya. Dengan demikian dapat
dipahami bahwa suatu kegiatan belajar dikatakan semakin baik, bilamana
intensitas keaktifan jasmaniah maupun mental seseorang semakin tinggi.
Sebaliknya meskipun seseorang dikatakan belajar, namun bilamana keaktifan
jasmaniah dan mental rendah berarti kegiatan belajar tersebut tidak dilakukan
secara intensif. Dari aspek ini kita memahami begitu banyak aktivitas seseorang
merupakan cerminan dari kegiatan belajar, walaupun diri individu tersebut tidak
secara nyata memahami bahwa dirinya melakukan kegiatan belajar.
Kedua, belajar merupakan interaksi individu dengan lingkungannya.
Lingkungan dalam hal ini dapat berupa manusia atau objek-objek lain yang
memungkinkan individu memperoleh pengalaman-pengalaman atau pengetahuan,
baik pengalaman atau pengetahuan baru maupun sesuatu yang pernah diperoleh
atau ditemukan sebelumnya akan tetapi menimbulkan perhatian kembali bagi
individu tersebut sehingga memungkinkan terjadinya interaksi. Adanya interaksi
individu dengan lingkungan ini mendorong adanya reaksi individu dengan
lingkungan ini mendorong seseorang untuk lebih intensif meningkatkan keaktifan
jasmaniah maupun mentalnya guna lebih mendalami sesuatu yang menjadi
perhatian.
Ketiga, hasil belajar ditandai dengan perubahan tingkah laku walaupun
tidak semua perubahan tingkah laku merupakan hasil belajar, akan tetapi aktivitas
belajar pada umumnya disertai perubahan tingkah laku. Perubahan tingkah laku
pada kebanyakan hal ini merupakan sesuatu perubahan yang dapat diamati. Akan
tetapi juga tidak selalu perubahan tingkah laku yang dimaksudkan sebagai hasil
belajar tersebut dapat diamati. Perubahan-perubahan yang dapat diamati
kebanyakan diamati kebanyakan berkenaan dengan perubahan aspek-aspek
motorik.
Menurut Aunurrahman, Perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar juga
dapat menyentuh perubahan pada aspek afektif, termasuk perubahan aspek
emosional. “Perubahan-perubahan pada aspek ini umumnya tidak mudah dilihat
dalam waktu yang singkat, akan tetapi seringkali dalam rentang waktu yang relatif
11
lama. Perubahan hasil belajar juga dapat ditandai dengan perubahan kemampuan
berfikir”.6
2. Unsur-Unsur Belajar
Unsur-unsur belajar adalah faktor-faktor yang menjadi indikator
keberlangsungan proses belajar. Setiap ahli pendidikan sesuai dengan aliran teori
belajar yang dianutnya memberikan aksentuasi sendiri tentang hal-hal apa yang
penting dipahami dan dilakukan agar belajar benar-benar belajar. Berikut ini tujuh
unsur utama dalam proses belajar, ialah :
a. Tujuan. Belajar dimulai karena adanya suatu tujuan yang ingin dicapai.
Tujuan ini muncul karena adanya sesuatu kebutuhan. Perbuatan belajar
atau pengalaman belajar akan efektif bila diarahkan kepada tujuan yang
jelas dan bermakna bagi individu.
b. Kesiapan. Agar mampu melaksanakan perbuatan belajar dengan baik, anak
perlu memiliki kesiapan, baik kesiapan fisik, psikis, maupun kesiapan
yang berupa kematangan untuk melakukan sesuatu yang terkait dengan
pengalaman belajar.
c. Situasi. Kegiatan belajar berlangsung dalam situasi belajar. Adapun yang
dimaksud situasi belajar. Yang dimaksud situasi belajar adalah tempat,
lingkungan sekitar; alat dan bahan yang dipelajari, guru, kepala sekolah,
pegawai administrasi, dan seluruh warga sekolah yang lain.
d. Interpretasi. Di sana anak melakukan interpretasi yaitu melihat hubungan
di antara komponen-kompenen situasi belajar, melihat makna dari
hubungan tersebut dan menghubungkannya dengan kemungkinan
pencapaian tujuan.
e. Konsekuensi. Berupa hasil, dapat hasil positif maupun hasil negatif
sebagai konsekuensi respon yang dipilih siswa.
f. Reaksi terhadap kegagalan. Kegagalan dapat menurunkan semaganat
motivasi, memperkecil usaha-usaha belajar selanjutnya, namun dapat juga
membangkitkan siswa karena dia mau belajar dari kegagalannya.7
3. Prinsip-Prinsip Belajar
Belajar menurut Wingo didasarkan atas prinsip-prinsip belajar sebagai berikut :
a. Prinsip Umum belajar
a) Hasil Belajar sepatutnya menjangkau banyak segi
b) Hasil belajar diperoleh berkat pengalaman
c) Belajar merupakan suatu kegiatan yang mempunyai tujuan.
b. Prinsip belajar pada aktivitas siswa
a) Belajar dapat terjadi dalam proses mengalami
6Aunurrahman, Belajar dan Pembelajaran. (Bandung: Alfabeta,2009). h.35-37 7 Suyono, hariyanto, belajar dan pembelajaran (Bandung: Rosda, 2011),h .126-127
12
b) Belajar merupakan transaksi aktif
c) Belajar secara, aktif memerlukan kegiatan yang vital, sehingga dapat
berupaya mencapai tujuan dan memenuhi kebutuhan pribadinya.
d) Belajar terjadi melalui proses mengatasi hambatan (masalah) sehingga
mencapai pemecahan atau tujuan
e) Hanya dengan melalui penyodoran masalah memungkinkan
diaktifkannya motivasi dan upaya, sehingga siswa berpengalaman
dengan kegiatan yang bertujuan.8
4. Jenis-Jenis Belajar
Dalam proses belajar dikenal adanya bermacam-macam kegiatan yang
memiliki corak yang berbeda antara satu dengan lainnya, baik dalam aspek materi
dan metodenya maupun dalam aspek tujuan dan perubahan tingkah laku yang
diharapkan.
Jenis Jenis belajar dibedakan menjadi 8 jenis, yaitu :
1) Belajar Abstrak
Jenis belajar ini merupakan kegiatan yang menggunakan cara-cara berfikir
abstrak, yang bertujuan untuk memperoleh pemahaman dan pemecahan
masalah-masalah yang tidak nyata.
2) Belajar keterampilan
Jenis belajar ini menggunakan gerakan-gerakan motorik yakni yang
berhubungan dengan urat-urat syaraf dengan tujuan untuk memperoleh
dan menguasai keterampilan jasmaniah tertentu.
3) Belajar Sosial
Belajar sosial pada dasarnya belajar memahami masalah-masalah dan
teknik-teknik untuk memecahkan masalah tersebut. Tujuannya untuk
menguasai pemahaman dan kecakapan dalam memecahkan masalah-
masalah sosial.
4) Belajar pemecahan masalah
Belajar pemecahan masalah pada dasarnya adalah belajar menggunakan
metode-metode ilmiah atau berfikir secara sistematis, logis, teratur, dan
teliti.
5) Belajar Rasional
Belajar rasional adalah belajar dengan menggunakan kemampuan berpikir
secara logis dan rasional, tujuannya untuk memperoleh aneka ragam
kecakapan menggunakan prinsip-prinsip dan konsep-konsep.
6) Belajar Kebiasaan
Belajar Kebiasaan adalah proses pembentukan kebiasaan-kebiasaan baru
atau perbaikan kebiasaan yang telah ada.
7) Belajar Apresiasi
8 Dra.Sumiati, Asra, Metode Pembelajaran, (Bandung: CV Wacana Prima. 2009), h. 41
13
Belajar Apresiasi adalah mempertimbangkan arti penting atau nilai suatu
objek dengan tujuan agar siswa memperoleh dan mengembangkan
kecakapan ranah ras.
8) Belajar Pengetahuan
“Belajar pengetahuan adalah belajar dengan cara melakukan penyelidikan
mendalah terhadap objek pengetahuan tertentu”.9
“Keanekaragaman jenis belajar ini muncul dalam dunia pendidikan
sejalan dengan kebutuhan kehidupan manusia yang juga bermacam-
macam”.10
5. Tipe-Tipe Belajar
Menurut Gagne, belajar memiliki 8 tipe, kedelapan tipe itu bertingkat-ada
hirarki dalam masing-masing tipe, setiap tipe belajar merupakan prasyarat bagi
tipe belajar di atasnya. Tipe-tipe tersebut ialah :
a. Belajar isyarat
b. Belajar stimulus-respon
c. Belajar rangakian
d. Asosiasi verbal
e. Belajar diskriminasi
f. Belajar konsep
g. Belajar aturan
h. Belajar pemecahan masalah.11
6. Faktor yang mempengaruhi belajar
”Menurut Ngalim Purwanto dalam bukunya Psikologi Pendidikan,
menyatakan bahwa ada dua faktor yang mempengaruhi kegiatan belajar yaitu :
a. Faktor yang ada pada diri organisme itu sendiri yang kita sebut faktor
individual, dan
b. Faktor yang ada di luar individu yang kita sebut faktor sosial”.12
9 Suralaga,fadilah,dkk. Psikologi Pendidikan Dalam Perspektif Islam, (Jakarta:UIN
Press,2005) h. 81-83 10 Muhibbin Syah, Psikologi pendidikan, (Bandung:PT Remaja Rosdakarya,2010) h.120 11 Sumiati, Asra, Metode Pembelajaran,(Bandung: CV Wacana Prima. 2009), h. 52-54 12
Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung:PT Remaja Rosdakarya,1998)
h.102
14
B. Hakikat Hasil Belajar
1. Pengertian Hasil Belajar
Suatu proses belajar akan menghasilkan hasil belajar. Hasil belajar ini
nyata terlihat dari apa yang dilakukan oleh siswa yang sebelumnya tidak dapat
dilakukannya. Dalam hal ini terjadi perubahan tingkah laku yang dapat diamati
dan dapat dibuktikan dengan perbuatan. Hal ini sesuai dengan pernyataan S.
Nasution yang mendefinisikan “hasil belajar sebagai suatu perubahan yang terjadi
pada individu yang belajar, bukan saja perubahan mengenai pengetahuan, tetapi
juga pengetahuan untuk kecakapan, kebiasaan, sikap, pengertian, penguasaan,
penghargaan dalam diri pribadi individu yang belajar”.13
Hasil belajar adalah indikasi yang menunjukkan upaya penguasaan
pengetahuan (kognitif) siswa terhadap materi pelajaran yang diberikan guru
melalui kegiatan kokurikuler (pekerjaan rumah) dan tes ulangan. Hasil belajar
nilai akhir dari seorang siswa yang diukur melalui teknik evaluasi, memenuhi
aspek evaluasi dan dapat digunakan sebagai petunjuk seberapa jauh materi
pelajaran telah dikuasai siswa.
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil belajar
Secara global faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar adalah :
a) Faktor internal yang meliputi dua aspek, yaitu : aspek fisiologis dan aspek
psikologis, yang terdiri dari lima faktor yaitu:
(a) Intelegensi siswa
(b) Sikap siswa
(c) Bakat siswa
(d) Minat siswa
(e) Motivasi siswa
b) Faktor eksternal yang terdiri atas dua macam, yaitu:
(a) Lingkungan sosial
(b) Lingkungan non sosial (sarana dan prasarana), termasuk didalamnya
media pembelajaran.
13 S. Nasution.”Didaktik Asas-Asas Mengajar”. (Jakarta : Bumi Aksara, 1995) cet. 1, h. 34
15
c) Faktor pendekatan belajar, yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi
strategi dan metode yang digunakan untuk melakukan kegiatan
pembelajaran.14
Faktor-faktor tersebut di atas sangat mempengaruhi hasil belajar siswa,
karena dalam proses pembelajaran siswalah yang menentukan terjadi atau
tidaknya suatu proses belajar. Untuk belajar siswa menghadapi masalah-masalah
baik internal maupun eksternal. Jika siswa tidak dapat mengatasi masalah
tersebut, maka siswa tidak dapat belajar dengan baik. Dalam penelitian ini, faktor-
faktor yang mempengaruhi hasil belajar yang dimaksud adalah fakktor lingkungan
nonsosial yang meliputi sarana dan prasarana serta faktor pendekatan belajar.
Dalam proses pembelajaran guru menggunakan strategi penggunaan media audio
video.
“Menurut Suryadi Suryabrata hasil belajar tidak terlepas dari faktor-faktor
yang mempengaruhi proses hasil belajar siswa di sekolah. Terdapat dua faktor
utama yang mempengaruhi hasil belajar siswa, yaitu faktor dari dalam siswa
(internal), dan faktor dari luar siswa atau faktor lingkungan (eksternal). Tinjauan
kedua faktor tersebut adalah :
1. Faktor dari dalam siswa (internal)
a. Faktor fisiologis terdiri dari tonus jasmani seperti nutrisi harus cukup,
karena kekurangan kadar makanan akan mengakibatkan kurangnya
tonus jasmani yang pengaruhnya dapat berupa kelesuan, lekas lelah
dan sebagainya. Selain beberapa penyakit kronis juga sangat
mengganggu hasil belajar siswa, demikian pula kondisi fungsi panca
indera terutama mata dan telinga.
b. Faktor psikologis terdiri dari adanya kebutuhan fisik, rasa aman, bebas
dari kekhawatiran, adanya kebutuhan akan kecintaan dan penerimaan
dalam hubungan dengan orang lain, kebutuhan untuk mendapat
kehormatan dari masyarakat.
2. Faktor dari luar siswa atau faktor lingkungan (eksternal)
a. Faktor non sosial terdiri dari keadaan udara, suhu udara, cuaca, waktu
(pagi, atau siang, ataupun malam), tempat (letaknya, pergedungannya),
alat-alat yang dipakai untuk belajar (seperti alat tulis-menulis, buku-
buku dan alat peraga).
14 Muhibbin Syah, “Psikologi Belajar”, (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2004), cet. 3.,h
145
16
b. Faktor sosial diantara faktor manusia (sesama manusia), baik itu ada
(hadir) maupun kehadirannya itu dapat disimpulkan, jadi tidak
langsung hadir.15
Berdasarkan uraian di atas, Clark mengatakan bahwa “hasil belajar yang
diperolah siswa 70% dipengaruhi kemampuan siswa dan 30% dipengaruhi oleh
lingkungan”.16
Dengan demikian, hasil yang dapat diraih siswa juga tergantung
dari lingkungan, salah satu lingkungan belajar yang paling dominan
mempengaruhi hasil belajar di sekolah adalah kualitas pengajara. Hal senada
dengan apa yang dikatakan Carrol, bahwa ada lima faktor yang dapat
mempengaruhi hasil belajar siswa yaitu: 1) bakat pelajar, 2) waktu yang tersedia
untuk belajar, 3) waktu yangdiperlukan siswa untuk menjelaskan pelajaran, 4)
kualitas pengajaran, dan 5) kemampuan individu.
C. Media Pembelajaran
1. Pengertian Media
“Menurut Arif Sadiman, Kata media berasal dari bahasa Latin dan
merupakan bentuk jamak dari kata madium yang secara harfiah berarti perantara
atau pengantar. Media adalah “perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke
penerima pesan”.17
Sedangkan menurut batasannya media adalah perangkat lunak yang
berisikan pesan (atau informasi) pendidikan yang lazimnya disajikan dengan
menggunakan peralatannya. Dikatakan lazimnya karena ada beberapa jenis media
yang bersifat swasaji, seperti halnya gambar dan objek yang berupa benda-benda
yang sebenarnya maupun benda-benda tiruan.
Dalam pengertian teknologi pendidikan, media atau bahan sebagai sumber
belajar merupakan komponen dari sistem instruksional di samping pesan, orang,
teknik latar dan peralatan. Media atau bahan sendiri adalah perangkat lunak
15 Sumardi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Garfindo, 2007), hal.
233, et, Seqq 16 Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, h. 39. 17 Arief S. Sadiman,dkk. Media pendidikan (Jakarta: CV Rajawali, 1986). h. 6
17
(software) berisi pesan atau informasi pendidikan yang biasanya disajikan dengan
menggunakan peralatan. Sedangkan perangkat keras (hardware) sendiri
merupakan saran untuk dapat menampilkan pesan yang terkandung pada media
tersebut .
Berikut ini beberapa contoh pengertian media , yaitu :
“Menurut AECT, media merupakan segala bentuk dan saluran yang
digunakan orang untuk menyalurkan pesan atau informasi”.18
Menurut Gagne (1970) media adalah berbagai jenis komponen dalam
lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar.
Menurut Briggs (1970) media adalah segala alat fisik yang dapat
menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar. Buku, film, kaset, film
bingkai adalah contoh-contohnya.
“Menurut NEA media adalah bentuk-bentuk komunikasi baik tercetak
maupun audio visual serta peralatannya. Media hendaknya dapat dimanipulasi,
dapat diligat, didengar dan dibaca”.19
“Menurut Yudhi Munadi, Media Pembelajaran adalah segala sesuatu yang
dapat menyampaikan dan menyalurkan pesan dari sumber secara terencana
sehingga tercipta lingkungan belajar yang kondusif dimana penerimanya dapat
melakukan proses belajar secara efisien dan efektif”.20
Media pendidikan merupakan salah satu sumber belajar yang dapat
menyalurkan pesan tertentu. Perbedaan gaya belajar, minat, intelegensi,
keterbatasan daya indera, cacat tubuh atau hambatan jarak geografis, jarak waktu
dan lain-lain dapat dibantu dan diatasi dengan pemanfaataan media pendidikan.
18
Hamzah B. Uno, Profesi Kependidikan Problema Solusi dan Reformasi Pendidikan di
Indonesia,(Jakarta: Bumi Aksara, 2007), h. 11 19 Asnawir dan Basyirudin Usman, Media Pembelajaran, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002),
h. 11 20 Yudhi Munadi,Media Pembelajaran, (Jakarta:GP Press,2012),h . 7-8
18
2. Kegunaan Media dan Fungsi Media
a. Kegunaan Media
“Menurut Arif Sadiman, Kegunaan media pendidikan dalam proses
belajar mengajar secara umum adalah sebagai berikut :
1) Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalis
(dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan belaka)
2) Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan daya indera, seperti
misalnya :
a. Objek yang terlalu besar bisa digantikan dengan realita, gambar,
film bingkai, film atau model:
b. Objek yang kecil dibantu dengan proyektor mikro, film bingkai,
film atau gambar:
c. Gerak yang terlalu lambat atau terlalu cepat, dapat dibantu dengan
Timelapse atau HighSspeed Photography.
d. Kejadian atau peristiwa yang terjadi di masa lalu bisa ditampilkan
lagi lewat rekaman film, video, film bingkai, foto maupun secara
verbal:
e. Objek yang terlalu kompleks (misalnya mesin-mesin) dapat
disajikan dengan model, diagram, dan lain-lain: dan
f. Konsep yang terlalu luas (gunung berapi, gempa bumi, iklim dan
lain-lain) dapat divisualisasikan dalam bentuk film, film bingkai,
gambar, dan lain-lain.
3) Dengan menggunakan media pendidikan secara tepat dan bervariasi
dapat diatasi sikap pasif anak didik. dalam hal ini media pendidikan
berguna untuk :
a. Menimbulkan kegairahan belajar
b. Memungkinkan interaksi yang lebih langsung antara anak didik
dengan lingkungan dan kenyataan
c. Memungkinkan anak didik belajar sendiri-sendiri menurut
kemampuannya dan minatnya.
4) Dengan sifat yang unik pada setiap siswa ditambah lagi dengan
lingkungan dan pengalaman yang berbeda, sedangkan kurikulum dan
materi pendidikan ditentukan sama untuk semua siswa, maka guru
akan banyak mengalami kesulitan bilamana semuanya itu harus diatasi
sendiri. Apalagi bila latar-belakang lingkungan guru dengan siswa juga
berbeda. Masalah ini dapat diatasi dengan media pendidikan yaitu
dengan kemampuannya dalam :
a. Memberikan perangsang yang sama
b. Mempersamakan pengalaman
c. Menimbulkan persepsi yang sama”.21
21 Arief S. Sadiman,dkk. Media pendidikan (Jakarta: CV Rajawali, 1986) h. 16-17
19
b. Fungsi Media Pembelajaran
Menurut Levie dan lentz (1982) mengemukakan empat fungsi media
pembelajaran, khususnya media visual, yaitu (a) fungsi atensi, (b) fungsi afektif,
(c) fungsi kognitif dan (d) fungsi kompensatoris.
(a) Fungsi Atensi, merupakan inti, yaitu menarik dan mengarahkan perhatian
siswa untuk berkonsentrasi kepada isi pelajaran yang berkaitan dengan
makna visual yang ditampilkan atau menyertai teks materi pelajaran.
(b) Fungsi Afektif media terlihat dari tingkat kenikmatan siswa ketika belajar
(atau membaca) teks yang bergambar.
(c) Fungsi kognitif media terlihat dari temuan-temuan penelitian yang
mengungkapkan bahwa lambang visual atau gambar memperlancar
pencapaian tujuan untuk memahami dan mengiingat informasi atau pesan
yang terkandung dalam gambar.
(d) Fungsi kompensatoris media terlihat dari hasil penelitian bahwa media
visual yang memberikan konteks untuk memahami teks membantu siswa
yang lemah dalam membaca untuk mengorganisasikan informasi
informasi dalam teks mengingatnya kembali.22
3. Dasar Pertimbangan Pemilihan dan Prinsip Pemanfaatan Media
Agar media pengajaran yang dipilih itu tepat, terdapat beberapa faktor dan
kriteria yang perlu diperhatikan sebagaimana diuraikan berikut ini :
a) Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam memilih media
pengajaran.
(a) Objektifitas
Unsur subjektifitas guru dalam memilih media pengajaran harus
dihindarkan
(b) Program Pengajaran
Program pengajaran yang akan disampaikan kepada anak didik harus
sesuai kurilulum yang berlaku, baik isinya, strukturnya, maupun
kedalamannya.
(c) Susunan Program
Sasaran program yang dimaksud adalah anak didik yang akan menerima
informasi pengajaran melalui media pengajaran.
(d) Situasi dan Kondisi
Situasi dan kondisi yang ada juga perlu mendapatkan perhatian dalalam
menentukan pemilihan media, situasi yang dimaksud meliputi :
22 Cecep Kustandi,dkk. Media Pembelajaran;Manual Dan Digital (Bogor:Ghalia
Indonesia) h.22
20
1. Situasi dan kondisi sekolah
2. Situasi dan kondisi anak didik
3. Kualitas teknik
4. Keefektifan dan efisiensi penggunaan.23
b) Kriteria Pemilihan Media Pengajaran
(a) Ketepatan dengan tujuan pengajaran
(b) Dukungan terhadap isi pelajaran
(c) Kemudahan memperoleh media
(d) Keterampilan guru dalam menggunakannya
(e) Tersedia waktu untuk menggunakannya
(f) Sesuai dengan taraf berfikir siswa.24
c) Manfaat Media Pembelajaran
Menurut Nana Sudjana Manfaat Media Pengajaran ialah :
a) Dapat meletakan dasar-dasar yang nyata untuk berfikir. Karena dapat
mengurangi verbalisme
b) Dapat memperbesar minat dan perhatian siswa untuk belajar
c) Dapat meletakan dasar untuk perkembangan belajar sehingga hasil belajar
bertambah mantap
d) Memberikan pengalaman nyata dan dapat menumbuhkan kegiatan
berusaha sendiri pada siswa
e) Membantu tumbuhnya pemikiranyang teratur dan berkesinambungan
f) Memberikan pengalaman yang tidak mudah diperoleh dengan cara lain
serta membantu berkembangnya efisiensi dan pengalaman belajar
g) Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya
h) Metode mengajar akan lebih bervariasi
i) Siswa lebih banyak melakukan kegiatan pembelajaran
Sedangkan menurut Sudirman N.dkk adalah
a) Meletakan dasar-dasar yang konkret dari konsep yang abstrak
b) Dapat menampilkan objek yang terlalu besar
c) Dapat memperlambat objek yang bergerak terlalu cepat
d) Membangkitkan motivasi belajar siswa
23 Syaiful Bahri,dkk, Strategi Belajar Mengajar,(Jakarta:Rineka Cipta,2006) h. 128-130 24 Ibid. hal.130-133
21
e) Dapat mengontrol dan mengatur waktu bersama
f) Bahan pelajaran dapat diulang
g) Dapat menampilkan objek yang langka
h) Dapat menampilkan objek yang sulit diamati dengan mata telanjang.25
d. Prinsip Pemanfaatan Media Pembelajaran
Media pengajaran digunakan dalam rangka upaya peningkatan atau
mempertinggi mutu proses kegiatan belajar mengajar. Oleh karena itu harus
diperhatikan prinsip-prinsip penggunaannya yang antara lain :
a) Penggunaan media pengajaran hendaknya dipandang sebagai bagian yang
integral dari suatu sistem pengajaran dan bukan hanya sebagai alat bantu
yang berfungsi sebagai tambahan yang digunakan bila dianggap perlu dan
hanya dimanfaatkan sewaktu di saat diperlukan.
b) Media pengajaran hendaknya dipandang sebagai sumber belajar yang
digunakan dalam usaha memecahkan masalah yang dihadapi dalam proses
belajar-mengajar.
c) Guru hendaknya benar-benar menguasai teknik-teknik dari suatu media
pengajaran yang digunakannya.
d) Guru seharusnya memperhitungkan untung ruginya pemanfaatan suatu
media pengajaran.
e) Penggunaan media pengajaran harus diorganisir secara sistematis bukan
sembarang menggunakannya.
4. Taksonomi, Karakteristik dan Jenis Media Pembelajaran
a. Karakteristik
Setiap media pembelajaran memiliki karakteristik tertentu, yang dikaitkan
atau dilihat dari berbagai segi. Misalnya, Schramm melihat karakteristik media
dari segi ekonomisnya, lingkup sasaran yang dapat diliput, dan kemudahan
kontrolnya oleh pemakai (Sadiman, dkk., 1990). Karakteristik media juga dapat
dilihat menurut kemampuannya membangkitkan rangsangan seluruh alat indera.
25 Ibid. hal.137-138
22
Dalam hal ini, pengetahuan mengenai karakteristik media pembelajaran sangat
penting artinya untuk pengelompokan dan pemilihan media. Kemp, 1975,
(Sadiman, dkk., 1990) juga mengemukakan bahwa karakteristik media merupakan
dasar pemilihan media yang disesuaikan dengan situasi belajar tertentu.
Gerlach dan Ely mengemukakan tiga karakteristik media berdasarkan
petunjuk penggunaan media pembelajaran untuk mengantisipasi kondisi
pembelajaran di mana guru tidak mampu atau kurang efektif dapat melakukannya.
Ketiga karakteristik atau ciri media pembelajaran tersebut adalah:
a. Ciri Fiksatif, yang menggambarkan kemampuan media untuk merekam,
menyimpan, melestarikan, dan merekonstruksi suatu peristiwa atau obyek.
b. Ciri Manipulatif, yaitu kamampuan media untuk mentransformasi suatu
obyek, kejadian atau proses dalam mengatasi masalah ruang dan waktu.
Sebagai contoh, misalnya proses larva menjadi kepompong dan kemudian
menjadi kupu-kupu dapat disajikan dengan waktu yang lebih singkat (atau
dipercepat dengan teknik Timelapse Recording. Atau sebaliknya, suatu
kejadian/peristiwa dapat diperlambat penayangannya agar diperoleh urut-
urutan yang jelas dari kejadian/peristiwa tersebut.
c. Ciri Distributif, yang menggambarkan kemampuan media
mentransportasikan obyek atau kejadian melalui ruang, dan secara
bersamaan kejadian itu disajikan kepada sejumlah besar siswa, di berbagai
tempat, dengan stimulus pengalaman yang relatif sama mengenai kejadian
tersebut.26
b. Beberapa contoh usaha ke arah taksonomi media antara lain adalah:
a) Taksonomi menurut Rudy Bretz
Bretz mengidentifikasikan ciri utama dari media menjadi tiga unsur
pokok, yaitu : Suara, visual, dan gerak. Visual sendiri dibedakan menjadi
tiga yaitu gambar, garis (line graphic) dan simbol yang merupakan suatu
kontinuum dan bentuk yang dapat ditangkap dengan indera penglihatan
b) Taksonomi media menurut Duncan
Menurut Duncan, semakin rumit jenis perangkat media yang
dipakai, maka semakinmahal biaya investasinya dan semakin susah
pengadaanya, tetapi juga semakin umum penggunaanya dan semakin luas
lingkup sasarannya. Sebaliknya semakin sederhana perangkat media yang
digunakan biayanya akan lebih murah, pengadaanya lebih mudah, sifat
penggunaannya lebih khusus dan lingkup sasarannya lebih terbatas.
c) Taksonomi menurut Briggs
Taksonomi ini lebih mengarah kepada karakteristik menurut
stimulus atau rangsanganyang dapat ditimbulkannya daripada dari
26 Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: PT.Rajagrafindo Persada,1997). h 11-14
23
medianya sendiri, yaitu kesesuaian rangsangan tersebut dengan
karakteristik siswa, tugas pembelajaran, bahan dan transmisinya.
d) Taksonomi menurut Gagne
Gagne membuat 7 macam pengelompokan media, yaitu benda
untuk didemonstrasikan, komunikasi lisan, media cetak, gambar diam,
gambar gerak, film bersuara dan mesin belajar. Ke tujuh kelompok media
ini kemudian dikaitkannya dengan kemampuannya memenuhi fungsi
menurut tingkat hirarki belajar yang dikembangkannya, yaitu : pelontar
stimulus belajar, penarik minat belajar, contoh perilaku belajar, memberi
kondisi eksternal, menuntun cara berfikir, memasukan alih-ilmu, menilai
prestasi dan pemberi umpan balik.
e) Taksonomi menurut Edling
Menurut Edling, media merupakan bagian dari enam unsur
rangsangan belajar, yaitu dua untuk pengalaman audio meliputi kodifikasi
subjektif visual dan kodofikasi objektif visual. Dan dua pengalaman
belajar 3 dimensi meliputi pengalaman langsung dengan orang dan
pengalaman langsung dengan benda-benda. 27
5. Jenis-Jenis Media Pembelajaran
Ada beberapa jenis media pembelajaran yang dapat digunakan dalam
proses belajar mengajar, antara lain ialah :
a. Media Grafis
“Menurut Yudhi Munadi, Media grafis merupakan dan bisa disebut juga
sebagai media Visual,Media grafis merupakan dan bisa disebut juga sebagai
media Visual, media visual adalah “media yang melibatkan indera penglihatan.
Terdapat dua jenis pesan yang dimuat dalam media visual, yakni pesan verbal dan
non verbal. Pesan verbal-visual terdiri atas kata-kata dalam bentuk tulisan; dan
pesan nonverbal-visual adalah pesan yang dituangkan dalam simbol-simbol
nonverbal-visual”.28
Simbol-simbol tersebut perlu dipahami benar, artinya agar proses
penyampaian pesan dapat berhasil dan efisien. Selain fungsi umum tersebut,
secara khusus grafis berfungsi pula untuk menarik perhatian, memperjelas sajian
27 Op.cit. h.19-26 28 Yudi Munadi, Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru,(Ciputat:Gaung Persada
Press,2008),h. 83
24
ide, mengilustrasikan atau menghiasi fakta yang mungkin akan cepat dilupakan
atau diabaikan bila tidak digrafiskan.
Beberapa macam media grafis adalah sebagai berikut :
1) Gambar atau Foto
Gambar atau Foto adalah media reproduksi bentuk asli dalam dua
dimensi. Foto ini merupakan alat visual yang efektif karena dapat
divisualisasikan sesuatu yang akan dijelaskan dengan lebih konkrit dan
realistis.
2) Sketsa
Sketsa adalah gambar yang sederhana atau draft kasar yang
melukiskan bagian-bagian pokoknya tanpa detail. Sketsa selain dapat
menarik perhatian murid, menghindari verbalisme, dan dapat memperjelas
penyampaian pesan, harganya pun tak perlu dipersoalkan karena media ini
langsung dibuat oleh guru.
3) Grafik
“Menurut Yudhi Munadi Grafik adalah gambar yang sederhana
yang banyak sedikitnya merupakan penggambaran data kumulatif yang
akurat dalam bentuk menarik dan mudah dimengerti. Grafik terbagi
menjadi 4 jenis, yaitu grafik garis, grafik batang, grafik lingkaran, dan
grafik simbol”.29
4) Bagan
“Menurut Arief Sadiman Bagan adalah suatu media pembelajaran
yang fungsi pokoknya ialah menyajikan ide atau konsep yang sulit bila
hanya disampaikan secara tertulis atau lisan secara visual. Bagan juga
mampu memberikan ringkasan butir-butir penting dari suatu presentasi. Di
dalam bagan biasanya kita menemukan jenis media lain seperti
gambar,diagram, kartun atau lambang-lambang verbal”.30
Bagan pun
29 Ibid. h. 89 30 Arief S. Sadiman,dkk. Media pendidikan, (Jakarta: CV Rajawali, 1986) h. 35
25
terbagi menjadi 4 macam, yaitu: bagan organisasi, bagan arus, bagan
pohom dan bagan proses
5) Diagram
Diagram merupakan susunan garis-garis dan lebih menyerupai peta
daripada gambar.
6) Peta
“Menurut Yudhi Munadi Peta adalah gambar permukaan Bumi
atau sebagian daripadanya. Sebenarnya peta bisa disebut sebagai bagan.
Dengan peta orang dapat menvisualisasikan apa yang ada dipermukaan
bumi ini dan menentukan tempat kejadian sesuatu”. 31
b. Media Audio
“Menurut Yudhi Munadi Media Audio adalah media yang hanya
melibatkan indera pendengaran dan hanya mampu memanipulasi kemampuan
suara semata. Dilihat dari sifat pesan yang diterimanya, media audio ini menerima
pesan verbal dan non verbal. Pesan verbal audio adalah bahasa lisan atau kata-
kata, dan pesan nonverbal audio adalah bunyi-bunyian dan vokalisasi seperti
gerutuan, gumam, musik, dan lain-lain”.32
Sangat berbeda dengan media grafis, media audio lebih mengarah kepada
indera pendengaran. Pesan yang disampaikan dituangkan ke dalam lambang-
lambang auditif, baik secara verbal (kedalam kata-kata lisan) maupun non verbal.
Ada beberapa jenis media yang dapat kita kelompokan dalam media Audio, antara
lain : radio, alat perekam pita dan laboratorium bahasa”.33
1) Radio merupakan sebuah perlengkapan elektronik yang harganya
relatif murah mudah dipindahkan (mobile) dan variasi programnya
lebih banyak daripada TV”.34
31
Yudi Munadi, Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru,(Ciputat:Gaung Persada
Press,2008),h.96 32 Ibid,h 55 33 Op.cit h. 52 34 Ibid.h 52
26
2) Alat perekam pita magnetik atau sering disebut sebagai Tape Recorder
adalah alat perekam yang menggunakan pita dan kaset. Dan juga salah
satu media pendidikan yang tak dapat diabaikan untuk menyampaikan
informasi, karena mudah menggunakannya.
3) Laboratorium bahasa adalah alat untuk melatih siswa mendengar dan
berbicara dalam bahasa asing dengan jalan menyajikan materi
pembelajaran yang disiaplan sebelumnya. Dalam laboratorium bahasa
murid duduk sendiri-sendiri di dalam kotak bilik akustik dan kotak
suara. Siswa mendengar suara guru yang duduk di ruang control lewat
Headphone.35
c. Media Proyeksi Diam
“Menurut Arief Sadiman media proyeksi diam mempunyai persamaan
dengan media grafis dalam arti menyajikan rangsangan-rangsangan visual.
Kecuali itu bahan-bahan grafis banyak sekali dipakai dalam media proyeksi diam.
Perbedaan yang jelas antara mereka adalah bila pada media yang bersangkutan
pada media proyeksi pesan tersebut harus diproyeksikan dengan proyektor agar
dapat dilihat oleh sasaran, terlebih dahulu. Ada kalanya media jenis ini disertai
rekaman audio, tapi ada pula yang hanya visual saja”.36
Beberapa jenis media proyeksi diam antara lain:
1. Film bingkai
2. Film rangkai
3. Overhead proyektor
4. Proyektor opaque
5. Tachitoscope
6. Micro Projection
7. Micro Film
35 Ibid.h 55
36Ibid.h 57
27
D. Media Audio Visual
1. Pengertian Media Audio Video
“Menurut Azhar Arsyad media audio visual yaitu media yang mempunyai
unsur suara dan unsur gambar. Jenis media ini mempunyai kemampuan yang lebih
baik. Teknologi Audio visual digunakan untuk menyampaikan materi dengan
menggunakan mesin-mesin mekanis dan elektronik untuk menyajikan pesan-
pesan audio visual. Pengajaran audio visual jelas dan bercirikan pemakaian
perangkat keras selama proses belajar, seperti mesin Proyektor film, Tape
Recorder dan proyektor visual yang lebar. Jadi pengajaran melalui audio visual
adalah “produksi dan penggunaan materi yang penyerapannya melalui pandangan
dan pendengaran serta tidak seluruhnya tergantung kepada pemahaman kata atau
simbol-simbol serupa”.37
2. Macam-Macam Media Audio Visual
a. Jenis-jenis Media Audio Visual
Media audio visual dibagi ke dalam dua jenis, yaitu :
(i) Audio visual murni, yaitu baik unsur suara maupu unsur gambar yang
berasal dari satu sumber seperti video kaset.
(ii) Audio visual tidak murni, yaitu unsur suara dan unsur gambarnya berasal
dari sumber yang berbeda.
b. Karakteristik Media Audio Visual
“Menurut Azhar Arsyad ciri-ciri dan karakteristik utama teknologi media audio
visual adalah sebagai berikut :
(i) Bersifat linear
(ii) Menyajikan visual yang dinamis
(iii) Digunakan dengan cara yang telah ditetapkan sebelumnya oleh
perancang atau pembuatnya.
(iv) Dikembangkan menurut prinsip psikologis, behaviorisme dan kognitif
(v) Merupakan representasi fisik dari gagasan riil atau gagasan abstrak.
37 Azhar Arsyad, Media pembelajaran, (jakarta: PT.Rajagrafindo Persada,2010) h.30
28
(vi) Berorientasi kepada guru dengan tingkat pelibatan interaktif murid yang
rendah”.38
Video, sebagai media audio-visual yang menampilkan gerak, semakin
lama semakin populer dalam masyarakat kita. Pesan yang disajikan bersifat fakta
(kejadian atau peristiwa penting, berita) maupun fiktif (cerita), bisa bersifat
informatif, edukatif maupun instruksional. Sebagian besar tugas film dapat
digantikan video. Tapi ini tidak berarti bahwa video akan menggantikan
kedudukan film. Masing-masing mempunyai kelebihan dan keterbatasannya
sendiri.
c. Kelebihan dan Kelemahan Media Audio Video
Kelebihan :
(i) Dapat menarik perhatian untuk periode-periode yang singkat dari
rangsangan luar lainnya.
(ii) Dengan alat perekam pita video sejumlah besar penonton dapat
memperoleh informasi dari ahli-ahli atau spesialis
(iii) Demonstrasi yang sulit bisa dipersiapkan dan direkam sebelumnya,
sehingga pada waktu mengajar guru bisa memusatkan perhatian pada
penyajiannya
(iv) Menghemat waktu dan rekaman dapat diputar berulang-ulang
(v) Kamera TV bisa mengamati lebih dekat objek yang lagi bergerak atau
objek yang berbahaya seperti harimau
(vi) Keras dan lemah suara yang ada bisa diatur dan disesuaikan bila akan
disisipi komentar yang akan didengar
(vii) Gambar proyeksi biasa di bekukan untuk diamati dengan seksama. Guru
bisa mengatur dimana dia akan menghentikan gerakan gambar tersebut,
kontrol sepenuhnya di tangan guru .
(viii) Ruangan tak perlu digelapkan waktu menyajikannya
38 Ibid.h.31
29
Kekurangan :
(i) Perhatian penonton sulit dikuasai, partisipasi mereka jarang dipraktekkan
(ii) Sifat komunikasinya yang bersifat satu arah haruslah diimbangi dengan
pencarian bentuk umpan balik yang lain
(iii)Kurang mampu menampilkan detail dari objek yang disajikan secara
sempurna
(iv) Memerlukan peralatan yang mahal dan kompleks.
E. Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
1. Pengertian IPS
Pendidikan IPS adalah “penyederhanaan atau adaptasi dari disiplin ilmu-
ilmu sosial dan humaniora, serta kegiatan dasar manusia yang diorganisasikan dan
disajikan secara ilmiah dan pedagogis atau psikologis untuk tujuan pendidikan.”
IPS merupakan padanan dari Sosial Studies konteks kurikulum di Amerika
Serikat. Istilah tersebut pertama kali digunakan di AS pada tahun 1913
mengadopsi nama lembaga Social Studies yang mengembangkan kurikulum di AS
(Marsh, 1980; Martorella, 1976). Kurikulum Pendidikan IPS tahun 1994
sebagaimana yang dikatakan oleh Hamid Hasan (1990), merupakan difusi dari
berbagai disiplin ilmu”.
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah salah satu mata pelajaran yang di
ajarkan di sekolah, mulai dari jenjang pendidikan dasar hingga pendidikan
menengah. Sasaran utamanya adalah pengembangan teoritis, seperti yang menjadi
penekaan pada socian science. Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan
bahwa IPS adalah suatu mata pelajaran yang mengkaji kehidupan sosial yang
bahannya didasarkan pada kajian sejarah, geografi, ekonomi, serta mata pelajaran
ilmu sosial lainnya.
2. Ruang Lingkup IPS
IPS bukanlah mata pelajaran yang berdiri sendiri, tetapi terdiri dari
beberapa disiplin ilmu, yaitu sejarah, geografi, ekonomi, sosiologi, antropologi
dan tata negara.
30
Ruang lingkup mata pelajaran IPS (Terpadu) meliputi beberapa aspek-
aspek sebagai berikut:
1) Manusia, tempat dan lingkungan.
2) Waktu, keberlanjutan dan perubahan.
3) Sistem sosial dan budaya.
4) Perilaku ekonomi dan kesejahteraan.39
Pembelajaran IPS berkenaan dengan kehidupan manusia yang melibatkan
segala tingkah laku dan kebutuhannya, IPS berkenaan dengan cara manusia
menggunakan usaha memenuhi kebutuhan materinya, memenuhi kebutuhan
kebudayaan-kebudayaan jiwanya, pemanfaatan sumber daya yang ada
dipermukaan bumi, mengatur kesejahteraan, pemerintahan dan sebagainya.
Sehingga dapat dikatakan yang menjadi ruang lingkup IPS adalah manusia pada
konteks sosialnya atau manusia sebagai anggota masyarakat.
Mengingat manusia dalam konteks sosial itu demikian luasnya maka
dalam pembelajaran IPS ditiap jenjang pendidikan harus melakukan pembatasan-
pembatasan sesuai dengan kemampuan pada tingkat masing-masing.
Pembelajaran IPS bukan hanya sekedar menyajikan materi-materi yang akan
memenuhi ingatan para siswa, melainkan lebih jaun kebutuhannya sendiri dan
sesuai kebutuhan dan tuntutan masyarakat. Oleh karena itu, pembelajaran IPS
harus pula menggali materi-materi yang bersumber pada masyarakat.
Gejala-gejala yang di luar jendela kelas dan di luar halaman sekolah
seperti; persampahan, kemacetan lalu lintas, pengangguran dan lain-lain
merupakan materi IPS yang dapat merangsang pikiran para siswa. Gejala-gejala
tersebut ditinjau dari berbagai dimensi atau segi ekonomi, segi mental, segi sikap,
berhubungan antar manusia dan lain-lain. Melalui proses tersebut, guru dan siswa
telah memberikan fungsi yang praktis kepada masyarakat sebagai sumber materi
IPS. Dengan demikian, baik guru maupun murid tidak berhadapan dengan sumber
39
Sapriya, Pendidikan IPS Konsep dan Pembelajaran (Bandung: PT. Remaja Rosda
Karya, 2009), cet,1, hal.208.
31
dan materi yang asing bagi mereka, pada diri siswa dapat dibina konsep-konsep
IPS yang sesuai dengan kenyataan.
3. Karakteristik IPS
Karakteristik mata pelajaran IPS SMP/MTS antara lain sebagai berikut:
1) IPS merupakan gabungan dari unsur-unsur geografi, sejarah, ekonomi,
hukum dan politik, kewarganegaraan, sosiologi bahkan juga bidang
humaniora, pendidikan dan agama.
2) Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS berasal dari struktur
keilmuan geografi, sejarah, ekonomi dan sosiologi, yang dikemas
sedemikian rupa sehingga menjadi pokok bahasan atau topik (tema)
tertentu.
3) Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS juga menyangkut berbagai
masalah sosial yang dirumuskan dengan pendekatan interdisipliner dan
multidisipliner.
4) Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS dapat menyangkut
peristiwa dan perubahan kehidupan masyarakat dengan prinsip sebab
akibat, kewilayahan, adaptasi dan pengelolaan lingkungan, struktur, proses
dan masalah sosial serta upaya-upaya perjuangan hidup agar survive
seperti pemenuhan kebutuhan, kekuasaan, keadilan dan jaminan
keamanan.
5) Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS menggunakan tiga
dimensi dalam mengkaji dan memahami fenomena sosial serta kehidupan
manusia secara keseluruhan.40
Dengan demikian, dapat dipahami bahwa karakteristik IPS merupakan
gabungan dari berbagai materi yang ada dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu,
IPS juga merupakan salah satu mata pelajarn yang sangat penting karena
materinya menyangkut dengan kehidupan sehari-hari manusia secara keseluruhan.
4. Tujuan IPS
“Menurut Syafrudin Nurdin Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) bertujuan
untuk “mengembangkan kemampuan berpikir, sikap, dan nilai siswa sebagai
individu maupun sebagai sosial budaya”.41
Tujuan utama IPS di tingkat sekolah yaitu untuk mempersiapkan para
siswa sebagai warga Negara yang menguasai pengetahuan (knowledge),
keterampilan (skills), sikap dan nilai (attitudes dan values) yang dapat digunakan
sebagai kemampuan untuk memecahkan masalah pribadi atau masalah sosial serta
40 Trianto, Model Pembelajaran Terpadu Dalam Teori dan Praktek, (Jakarta : Prestasi
Pustaka Publisher, 2001),hal.126. 41 Syafruddin Nurdin, “Model Pembelajaran yang Memperhatikan Keragaman Individu
Siswa dalam KBK”, (Jakarta:Ciputat Press, 2005),hal.23
32
kemampuan mengambil keputusan dan berpartisipasi dalam berbagai kegiatan
kemasyarakatan agar menjadi warga negara yang baik. Pada dasarnya tujuan dari
pendidikan IPS adalah untuk mendidik dan memberi bekal kemampuan dasar
kepada siswa untuk mengembangkan diri sesuai dengan bakat, minat, kemampuan
dan lingkungannya, serta berbagai bekal bagi siswa untuk melanjutkan pendidikan
ke jenjang yang lebih tinggi.
Berdasarkan uraian di atas, dapat dipahami bahwa IPS bertujuan untuk
mengembangkan kemampuan berpikir, sikap dan nilai siswa sebagai individu,
anggota masyarakat, makhluk sosial dan budaya, agar nantinya mampu hidup
ditengah-tengah masyarakat dengan baik.
F. HAKIKAT SOSIOLOGI
1. Pengertian Sosiologi
Secara harfiah atau etimologi sosiologi berasal dari bahasa Latin yaitu
socius atau logos. Socius artinya teman, kawan, sahabat (dapat juga diartikan
sebagai pergaulan hidup manusia atau masyarakat), dan logos berasal dari bahasa
Yunani yang artinya ilmu pengetahuan. Jadi, Sosiologi adalah “suatu ilmu tentang
masyarakat”.42
Sosiologi pada hakikatnya bukanlah semata-mata ilmu murni yang
hanya mengembangkan ilmu pengetahuan secara abstrak demi
usaha peningkatan kualitas ilmu itu sendiri, namun Sosiologi bisa
juga menjadi ilmu terapan yang menyajikan cara-cra untuk
mempergunakan pengetahuan ilmiahnya guna memecahkan
masalah praktis atau masalah sosial yang perlu ditanggulangi.43
Kekhususan Sosiologi adalah bahwa perilaku manusia selalu dilihat dalam
kaitannya dengan struktur-struktur kemasyarakatan dan kebudayaan yang
dimiliki, dibagi, ditunjang bersama. Sosiologi mempelajari perilaku sosial
manusia dengan meneliti kelompok yang dibangunnya. Kelompok tersebut
mencakup keluarga, suku bangsa, komunitas, pemerintahan, dan berbagai
organisasi sosial, politik, ekonomi, dan organisasi lainnya. Dengan demikian,
42 M. Sitorus, Berkenalan dengan Sosiologi, (Jakarta: Erlangga, 1999), h.2 43 J. Dwi Narwoko dan Bagong Suyanto, Sosiologi: Teks Pengantar & Terapan, (Jakarta:
Kencana, 2007), Ed.2,cet.3,h.2.
33
Sosiologi bisa dikatakan sebagai ilmu tersendiri, karena sosiologi adalah disiplin
intelektual yang secara khusus, sistematis, dan terandalkan mengembangkan
pengetahuan tentang hubungan sosial manusia pada umumnya dan tentang produk
dari hubungan tersebut.
Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi yang dikutip oleh Soerjono
Soekanto menyatakan bahwa sosiologi atau ilmu masyarakat adalah “ilmu yang
mempelajari struktur sosial dan proses-proses sosial termasuk perubahan-
perubahan sosial”.44
Menurut Auguste Comte ilmuan yang berasal dari Prancis dan dikenal
sebagai bapak Sosiologi dan dikutip oleh Bernard Raho mengatakan bahwa
Sosiologi adalah ilmu positif tentang mansyarakat. Ia menggunakan istilah positiff
yang artinya sama dengan empiris. Jadi bagi dia, Sosiologi adalah studi empiris
tentang masyarakat. Menurut Comte “fokus dari studi sosiologis tentang
masyarakat ada dua, yakni struktur masyarakat yang disebutnya statika sosial dan
prose-proses sosial di dalam masyarakat yang disebut dengan istilah dinamika
sosial”.45
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa Sosiologi
adalah merupakan salah satu ilmu sosial yang mempelajari tentang masyarakat,
hubungan antara individu dengan individu, individu dengan kelompok, dan
kelompok dengan kelompok. Banyak yang dipelajari dalam Sosiologi seperti
interaksi dalam masyarakat, hubungan sosial masyarakat dan lain-lain, semua
materi yang dipelajari berkembang sesuai dengan keadaan sosial yang terjadi pada
saat ini.
“Menurut Dahlan Al Barry sosiologi adalah ilmu yang mempelajari
struktur sosial dan proses-proses sosial, terutama di dalamnnya perubahan-
perubahan sosial”.46
Menurut Soekanto sosiologi merupakan ilmu sosial yang objeknya adalah
masyarakat. Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang berdiri sendiri karena
telah memenuhi segenap unsur-unsur ilmu pengetahuan, yang ciri-ciri utamanya
adalah:
44 Soerjono Soekanto, Memperkenalkan Sosiologi, (Jakarta: CV. Rajawali, 1982),h.21. 45 Bernard Raho, Sosiologi-Sebuah Pengantar, (Surabaya: Ledalero, 2004),h.2. 46 Dahlan Al Barry,”Kamus Ilmiah Populer, (Surabaya: Arkola, 1994), h.719
34
a. Sosiologi bersifat empiris yang berarti bahwa ilmu pengetahuan
tersebut didasarkan pada observasi terhadap kenyataan dan akal sehat
serta hasilnya tidak bersigat spekulatif.
b. Sosiologi bersifat teoritis, yaitu ilmu pengetahuan tersebut selalu
berusaha untuk menyusun abstraksi dari hasil-hasil observasi.
Abstraksi tersebut merupakan kerangka unsur-unsur yang tersusun
secara logis serta bertujuan untuk menjelaskan hubungan-hubungan
sebab-akibat, sehingga menjadi teori.
c. Sosiologi bersifat kumulatif yang berarti bahwa teori-teori Sosiologi
dibentuk atas teori-teori yang sudah ada dalam arti memperbaiki,
memperluas serta memperhalus teori-teori yang lama.
d. Bersifat non-etis, yakni yang dipersoalkan bukan buruk baiknya fakta
tertentu, akan tetapi tujuannya adalah untuk menjelaskan fakte tersebut
secara analisis.47
Jadi, Sosiologi merupakan ilmu yang membahas tentang struktur, proses
dan perubahan sosial yang terjadi dimasyarakat. Sosiologi memiliki ciri-ciri
empiris. Teoritis, kumulatif, dan non-etis.
2. Ruang Lingkup Sosiologi
Pitirim Sorokin mengatakan bahwa Sosiologi adalah suatu ilmu yang
mempelajari:
a) Hubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka macam gejala-
gejala sosial (misalnya antara gejala ekonomi dengan agama; keluarga
dengan moral, hukum dengan ekonomi, gerak masyarakat dengan
politik dan lain sebagainya).
b) Hubungan dan pengaruh timbal balik antara gejala sosial dengan
gejala-gejala non sosial (misalnya gejala geografis, biologis, dan
sebagainya).
c) Ciri-ciri umum semua jenis gejala-gejala sosial.48
3. Perspektif Sosiologi
Didalam setiap ilmu pengetahuan, senantiasa ada perspektif atau imajinasi
tertentu; di dalam sosiologi hal itu disebut sebagai perspektif atau imajinasi
sosiologi (sociological perspective atau sociological imajination). Untuk dapat
memahami suatu ilmu dengan baik, maka terlebih dahulu harus dikuasai dasar-
dasar konsepsional dari perspektif ilmu yang bersangkutan, yaitu:
a. Interaksi sosial
Adalah hubungan timbal balik antara individu dengan individu,
kelompok dengan kelompok, serta individu dengan kelompok.
b. Struktur sosial
47 Soekanto, Sosiologi Suatu ..., h. 15 48
Soekanto, Sosiologi Suatu ...., h.29
35
Adalah jalinan unsur-unsur sosial yang pokok dalam masyarakat
mencakup antara lain:
(a) Kelompok sosial, baik yang teratur maupun tidak teratur.
(b) Kebudayaan yang merupakan hasil karya, rasa dan cipta yang
didasarkan pada karsa.
(c) Lembaga sosial, yaitu himpunan kaidah-kaidah dari segala
tingkatan yang berkisar pada kebutuhan pokok manusia.
(d) Stratifikasi sosial, yaitu lapisan-lapisan dalam masyarakat yang
didasarkan pada kenyataan, kekuasaan, ilmu pengetahuan,
kehormatan, dan sebagainya.
(e) Kekuasaan dan wewenang. Kekuasaan merupakan kemampuan
untuk mempengaruhi pikiran orang lain, segingga orang tersebut
mengikuti kehendak yang memberi pengaruh; wewenang
merupaka kekuasaan yang diakui.
c. Jangka waktu atau aspek historis
Setiap masyarakat terikat oleh jangka waktu atau ruang waktu. Misalnya,
walaupun di Bali dewasa ini masyarakat masih terbagi atas kasta (stratifikasi),
akan tetapi kasta-kasta tersebut pasti berbeda dengan keadaannya dua puluh tahun
yang lalu.
d. Ruang di mana suatu masyarakat hidup
Ruang tempat suatu masyarakat tinggal, juga perlu diperhatikan di dalam
pemikiran sosiologis.49
G. PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)
1. Pengertian PTK
“Menurut Rochiati Wiriaatmadja Penelitian tindakan kelas ialah dimana
guru melakukan peranan sebagai peneliti dan kelas sebagai laboratorium”.50
“Menurut Kunandar Penelitian tindakan kelas (PTK) memiliki peranan
penting dan strategis untuk meningkatkan mutu pembelajaran apabila di
implementasikan dengan baik dan benar. Diimplementasikan dengan baik, artinya
pihak yang terlibat dalam PTK mencoba dengan sadar mengembangkan
kemampuan dalam mendeteksi dan memecahkan masalah-masalah yang terjadi
dalam pembelajaran di kelas melalui tindakan bermakna yang diperhitungkan
49 Soerjono Soekanto, Memperkenalkan Sosiologi, (Jakarta: CV. Rajawali, 1982), h.8-10 50 Rochiati Wiriaatmadja, Metode Penelitian Tindakan Kelas, (Bandung: PT. Remaja
Rosydakarya, 2006), h 23-24
36
dapat memecahkan masalah atau memperbaiki situasi dan kemudian secara cermat
mengamati pelaksanaannya untuk mengukur tingkat keberhasilannya”.51
Secara etimologis, ada tiga istilah yang berhubungan dengan Penelitia
tindakan Kelas (PTK), yakni penelitian, tindakan dan kelas. Pertama, penelitian
adalah suatu proses pemecahan masalah yang dilakukan secara sistematis,
empiris, dan terkontrol. Sistematis dapat diartikan sebagai prosesyang runtut
sesuai dengan aturan tertentu. Kedua, tindakan dapat diartikan sebagai perlakuan
tertentu yang dilakukan peneliti yakni guru. Tindakan diarahkan untuk
memperbaiki kinerja yang dilakukan guru. Ketiga¸ kelas menunjukan pada tempat
proses pembelajaran berlangsung. Ini berarti PTK dilakukan di dalam kelas yang
tidak di-settinguntuk kepentingan penelitian secara khusus, akan tetapi PTK
berlangsung dalam keadaan situasi dan kondisi yang real tanpa rekayasa.52
“Menurut Kunandar Pendidikan tindakan kelas dapat didefinisikan sebagai
suatu penelitian tindakan yang dilakukan oleh guru yang sekaligus sebagai
peneliti di kelasnya atau bersama-sama dengan orang lain (kolaborasi) dengan
jalan merancang melaksanakan dan merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan
partisipatif yang bertujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan mutu (kualitas)
proses pembelajaran di kelasnya melalui suatu tindakan tertentu dalam suatu
siklus. Tujuan utama PTK ”adalah untuk memecahkan permasalahan nyata yang
terjadi di kelas dan meningkatkan kegiatan nyata guru dalam kegiatan
pengembang profesinya”.53
2. Ciri-ciri Penelitian Tindakan Kelas
Penelitian tindakan kelas dibedakan menjadi 2 ciri, yaitu ciri-ciri umum dan
ciri-ciri khusus. Ciri-ciri umum adalah sebagai berikut
a. Situasional, kontekstual, berskala kecil, praktis, terlokalisasi, dan secara
langsung relevan dengan situasi nyata dalam dunia kerja.
51
Kunandar, Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembang Profesi
Guru (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2010) h. 41 52 Wina sanjaya, Penelitian Tindakan Kelas,...................................h 25-26 53 Kunandar, Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas ,.............................................. h
44-45
37
b. Memberikan kerangka kerja yang teratur kepada pemecah masalah
praktis. Penelitian tindakan kelas juga bersifat empiris, artinya ia
mengandalkan observasi nyata dan data perilaku
c. Fleksibel dan adaptif sehingga memungkinkan adanya perubahan selama
masa percobaan dan pengabaian pengontrolan karena lebih menekankan
sifat tanggap dan pengujicobaan serta pembaruan di tempat kejadian atau
pelaksanaan PTK
d. Partisipatori karena peneliti dan/atau anggota tim peneliti sendiri ambil
bagian secara langsung atau tidak langsung dalam melakukan PTK.
e. Self-evaluation yaitu modifikasi secara kontinu yang dievaluasi dalam
situasi yang ada, yang tujuan akhirnya adalah untuk meningkatkan mutu
pembelajaran dengan cara tertentu.
f. Perubahan dalam praktik didasari pengumpulan informasi atau data yang
memberikan dorongan untuk terjadinya perubahan.
g. Secara ilmiah atau kurang ketat karea kesahihan internal dan eksternalnya
lemah meskipun diupayakan untuk dilakukan secara sistematis dan
ilmiah.54
Sementara ciri-ciri khusus penelitian tindakan kelas adalah sebagai berikut.
a. Dalam penelitian tindakan kelas ada komitmen pada peningkatan
pendidikan. Komitmen tersebut memungkinkan setiap yang terlibat untuk
memberikan andil yang berarti demi tercapainya peningkatan yang mereka
sendiri dapat ikut rasakan.
b. Dalam penelitian tindakan kelas, ada maksud jelas untuk melakukan
intervensi ke dalam dan peningkatan pemahaman dan praktik seseorang
serta untuk menerima tanggung jawab dirinya sendiri.
c. Pada penelitian tindakan kelas melekat tindakan yang berpengetahuan,
berkomitmen, dan bermaksud. Tindakan dalam PTK direncanakan
berdasarkan hasil refleksi kritis terhadap praktik terkait berdasarkan nilai-
nilai nyang diyakini kebenarannya. Tindakan dalam PTK juga dilakukan
atas dasar komitmen kuat dan keyakinan bahwa situasi dapat dirubah
kearah perbaikan.
d. Dalam penelitian tindakan kelas dilakukan pemantauan sistemik untuk
menghasilkan data atau informasi yang valid.
e. Penelitian tindakan kelas melibatkan deskripsi autentik tentang tindakan.
Deskripsi yang dimaksud ialah bukan penjelasan tetapi rangkaian cerita
tentang keguatan yang terjadi dan biasanya berbentuk laporan.55
3. Karakteristik dan Tujuan Penelitian Tindakan Kelas
PTK berbeda dengan pendidikan formkal pada umumnya, karena PTK
memiliki beberapa karakteristik sebagai berikut .
54 Kusnandar,,h 56-57 55 Kunandar, Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas ,..............................................h
56-58
38
a. On-the job problem oriented(masalah yang diteliti ialah masalah yang
nyata yang muncul dari dunia
b. Problem-solving oriented (berorientasi pada pemecahan masalah)
c. Improvement-oriented (berorientasi pada peningkatan mutu)
d. Ciclic (siklus)
e. Action oriented
f. Pengkajian terhadap dampak tindakan
g. Specifics contextual
h. partisipatory56
Sedangkan Tujuan dari PTK ialah sebagai berikut.
a. Untuk memecahkan permasalahan nyata yang terjadi di dalam kelas yang
dialami langsung dalam interaksi antara guru dengan siswa yang sedang
belajar, meningkatkan profesionalisme guru, dan menumbuhkan budaya
akademik di kalangan guru.
b. Peningkatan kualitas praktik pembelajaran di kelas secara terus-menerus
mengingat masyarakat berkembang secara cepat
c. Peningkatan relevansi pendidikan, hal ini dicapai melalui peningkatan
proses pembelajaran.
d. Sebagai alat training in-service, yang memperlengkapi guru dengan skill
dan metode baru, mempertajam kekuatan analitisnyta dan mempertinggi
kesadaran dirinya.
e. Sebagai alat untuk memasukan pendekatan tambahan atau inovatif
terhadap sistem pembelajaran yang berkelanjutan yang biasanya
menghambat inovasi dan perubahan.
f. Peningkatan mutu hasil pendidikan melalui perbaikan praktik
pembelajaran di kelas dengan mengembangkan berbagai jenis
keterampilan dan meningkatkan motivasi belajar siswa.
g. Meningkatkan sikap profesional pendidik dan tenaga kependidikan.
h. Menumbuhkembangkan budaya akademik di lingkungan sekolah,
sehingga tercipta sikap proaktif dalam melakukan perbaikan mutu
pendidikan dan pembelajaran secara berkelanjutan.
i. Peningkatan efisiensi pengelolaan pendidikan, peningkatan atau perbaikan
proses pembelajaran di samping untuk meningkatkan relevansi dan mutu
hasil pendidikan juga ditunjukan untuk meingkatkan efisiensi pemanfaatan
sumber-sumber daya yang terintegrasi di dalamnya.57
4. Fokus dan Komponen Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Penelitian tindakan kelas berfokus pada kelas atau proses belajar mengajar
yang terjadi di dalam kelas dan bukan pada input kelas, seperti silabus dan materi.
PTK harus tertuju pada hal-hal yang terjadi di dalam kelas. Pengertian kelas
dalam PTK tidak hanya sebatas pada kelas yang sedang aktif melangsungkan
56 Ibid, h.58-62 57 Ibid...,h.63-64
39
proses belajar mengajar di dalam suatu ruangan tertutup saja, tetapi dapat juga
terjadi ketika siswa sedang melaksanakan aktifitas di luar kelas, seperti ketika
siswa sedang karya wisata (study tour), di laboratorium, di kebun, di masyarakat,
dan berbagai tempat lainnya.
Objek yang menjadi fokus penelitian tindakan kelas antara lain :
a. Siswa
b. Guru
c. Media atau alat peraga pendidikan.
d. Hasil pembelajaran.
e. Sistem evaluasi dan hasil pembelajaran,dan
f. Lingkungan.58
5. Manfaat PTK
Sesuai dengan karakteristik dan Tujuan seperti yang telah dijelaskan di
atas, maka PTK memiliki manfaat sebagai berikut :
a. Manfaat untuk Guru
PTK memiliki manfaat yang sangat besar untuk guru di antaranya :
Pertama, PTK dapat meningkatkan kualitas pembelajaran yang menjadi tanggung
jawab. Kedua, melalui perbaikan dan peningkatan kerja, maka akan tumbuh
kepuasan dan rasa percaya diri yang dapat dijadikan sebagai modal untuk secara
terus menerus meningkatkan kemampuan dan kinerjanya. Ketiga, keberhasilan
PTK dapat berpengaruh terhadap guru lain. Keempat, PTK juga dapat mendorong
guru memiliki sikap profesional.
b. Manfaat PTK untuk siswa
Selain untuk guru, PTK juga bermanfaat bagi siswa, di antaranya Pertama,
melalui PTK dapat mengurangi bahkan menghilangkan rasa jenuh dalam
mengikuti proses pembelajaran. Kedua, PTK dapat berpengaruh positif terhadap
pencapaian hasil belajar siswa
c. Manfaat PTK untuk Sekolah
“Menurut Wina Sanjaya dengan adanya guru-guru yang kreatif dan
inovatif dengan selalu berupaya meningkatkan hasil belajar siswa, secara
58 Ibid...,h.66-67
40
langsung akan membantu sekolah bertanggung jawab dalam penyelenggaraan
pendidikan untuk mendidik siswanya”.59
6. Kelebihan dan Kelemahan PTK
a. Kelebihan PTK
1. PTK tidak dilaksanakan oleh seorang saja, tapi dilaksanakan secara
kolaboratif dengan melibatkan berbagai pihak antara lain guru sebagai
pelaksana tindakan sekaligus peneliti, observasi baik yang dilakukan
oleh guru lain sebagai teman sejawat atau oleh orang
2. Kerja sama sebagai ciri khas dalam PTK, memungkinkan dapat
menghasilkan sesuatu yang lebih kreatif dan inovatif
3. Hasil atau simpulan yang diperoleh adalah hasil kesepakatan semua
pihak khususnyaantara guru sebagai peneliti denga mitranya.
4. PTK berangkat dari masalah yang dihadapi guru secara nyata, dengan
demikian kelebihan PTK adalah hasil yang diperoleh dapat secara
langsung diterapkan oleh guru
b. Keterbatasan PTK
1. PTK adalah penelitian yang berangkat dari masalah praktis yang
dihadapi guru, dengan demikian simpulan yang dihasilkan tidak
bersifat universal yang berlaku umum.
2. “Menurut Wina Sandjaya PTK adalah penelitian yang bersifat
situasional dan kondisional, yang bersifat longgar yang kadang-kadang
tidak menerapkan prinsip-prinsip metode ilmiah”.60
7. Asas-Asas PTK
PTK adalah bentuk penelitian yang tidak formal, yakni penelitian yang
bersifat longgar dalam menerapkan prinsip-prinsip metode ilmiah, oleh karena
tujuan utamanya bukan menemukan atau menggeneralisasikan akan tetapi
memperbaiki proses pembelajaran. Ada beberapa asas dalam proses pelaksanaan
PTK. Asas-asas tersebut ialah sebagai berikut :
59 Wina Sanjaya, Penelitian Tindakan Kelas, ........................h.35-36 60 Ibid h.36-47
41
a. Asas reflektif
PTK tidak berangkat dari keinginan peneliti untuk membuktikan sesuatu,
akan tetapi berangkat dari semangat untuk memperbaiki kinerja guru itu sendiri.
Melakukan refleksi adalah langkah utama dan pertama dalan menemukan
berbagai kelemahan yang dilakukan oleh guru itu sendiri, misalnya dengan
menelaah hasil observasi, hasil wawancara, dan menelaah hasil tes.
b. Asas Kolaboratif
Guru sebagai orang yang bertanggung jawab dalam pelaksaaan PTK harus
mampu bekerja sama dengan mendorong mereka untuk memberikan data yang
objektif agar PTK menghasilkan sesuatu yang berarti. Untuk menjamin terjadinya
kolaborasi, semua pihak yang terlibat perlu memandang dari sudut pandang yang
berbeda sehingga akan memberikan perluasan pandangan sehingga tindakan yang
dilakukan guru lebih bermakna.
c. Asas Resiko
Asas risiko memiliki pengertian, bahwa guru sebagai peneliti harus berani
menanggung berbagai kemungkinan yang terjadi, yakni :
a) Resiko kegagalan tindakan yang dilakukannya, yakni manakala
hipotesis yang diajukan tidak diterima.
b) Adanya tuntutan melakukan tindakan tertentu dari berbagai pihak
misalnya dari orang tua atau pimpinan sekolah,
c) Adanya kejadian-kejadian di luar dugaan dan perhitungan peneliti.
Misalnya masalah waktu yang tidak sesuai dengan perencanaan.
d. Laporan menyeluruh
Semua aspek terjadi sebelum, selama, dan sesudah PTK perlu disusun dan
dilaporkan secara utuh, sehingga pembaca laporan dapat memahaminya secara
utuh juga.61
61 Ibid, ................................................h.38-40
42
H. Penelitian yang Relevan
1. Nailis Sa’adah/2011, Efektifitas Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Think-Pair-Share dengan Media Compact Disk (CD) Terhadap Hasil
Belajar Akuntansi Siswa di SMK Taman Siswa Kudus. Dalam
kesimpulannya mengatakan bahwa model pembelajaran Think Pair Share
dengan media CD lebih efektif dibandingkandengan model konvensional
berbantuan modul untuk meningkatkan hasil belajar siswa di SMK Taman
Siswa Kudus.62
2. Mika Prihastuti/2011, Efektifitas Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe
STAD (Student Teams Achievement Division) Menggunakan Media VCD
Terhadap Hasil Belajar Siswa Mata Pelajaran Akuntansi Kelas XI IPS
SMA Negeri 1 Pegadon Kabupaten Kendal Tahun Pelajaran 2010/2011,
dalam kesimpulannya mengatakan bahwa dengan metode pembelajaran
kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Division)
menggunakan media VCD lebih baik daripada yang diberi perlakuan
dengan metode ceramah.63
I. Kerangka Berpikir
Berdasarkan latar belakang dan landasan teori yang telah dikemukakan di
atas, maka penulis dapat mengambil suatu kerangka berfikir sebagai berikut, di
zaman modern yang dimana alat-alat teknologi telah berkembang pesat, berbagai
macam alat untuk menunjang kegiatan belajar mengajar diperlukan juga alat-alat
yang juga modern. Sehingga dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar, guru
bisa lebih memmberikan media dan metode belajar yang bervariatif sehingga bisa
membantu siswa dalam mencapai hasil dan prestasi belajar yang memuaskan
Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui
kegiatan bimbingan, pengajaran, dan/atau latihan bagi peranannya di masa yang
62
Nailis Sa’adah, Efektifitas Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair-Share
dengan Media Compact Disk (CD) Terhadap Hasil Belajar Akuntansi Siswa di SMK Taman Siswa
Kudus, 2011. 63 Mika Prihastuti, Efektifitas Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student
Teams Achievement Division) Menggunakan Media VCD Terhadap Hasil Belajar Siswa Mata
Pelajaran Akuntansi Kelas XI IPS SMA Negeri 1 Pegadon Kabupaten Kendal Tahun Pelajaran
2010/2011.
43
akan datang. Dan oleh karena itu kita sebagai tenaga pengajar dituntut untuk
selalau memberikan yang terbaik untuk anak didik kita yang tak lain hal ini perlu
kita lakukan untuk memperbaiki mutu pendidikan di negara indonesia.
Dan untuk mencapai mutu pendidikan yang terbaik kita sebagai tenaga
pengajar seharusnya memberikan berbagai metode-metode pembelajaran yang
dapat meningkatkan bakat, motivasi hingga meningkatkan hasil dan prestasi
belajar anak didik kita. Seperti yang kita ketahui di zaman yang telah modern
dimana teknologi telah berkembang pesat, pada umumnya tenaga pengajar / guru
masih menggunakan metode klasik, seharusnya tenaga pengajar memanfaatkan
sebuah media pembelajaran yang inovatif yang sangat disukai oleh siswa. Media
tersebut misalnya Media pembelajaran Audio Video.
Dengan adanya media inovatif dan efektif seperti media Audio Video,
mata pelajaran IPS (sosiologi) yang guru berikan akan dengan mudah terserap
oleh siswa kita, karena IPS(sosiologi) pada dasarnya memang ilmu yang harus
kita teliti sendiri ke lapangan dan itu bisa membuang waktu belajar yang telah
ditentukan oleh sekolah, tapi dengan media audio video kita sebagai guru beserta
murid akan lebih mudah dalam mencapai proses pembelajaran dan tujuan
pembelajaran, dan apabila ada sebuah ketertarikan dalam penggunaan media
tersebut prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran sosiologi akan mengalami
kenaikan yang signifikan.
44
Tabel 2.1
Skema Kerangka Berpikir
Guru Metode mengajar ceramah
Kurangnya Pengalaman Belajar siswa Siswa Pasif dalam Pembelajaran
Hasil Belajar Siswa Rendah
Penggunaan Media Audio Video dalam
Pembelajaran
Aplikasi PTK
Siswa mendapat pengalaman belajar Siswa aktif dalam Pembelajaran
Aplikasi PTK
45
J. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan deskripsi teoritis di atas, maka hipotesis penelitian
dirumuskan sebagai berikut: adanya pengaruh media audio video terhadap hasil
belajar siswa kelas VIII pada mata pelajaran IPS Terpadu SMP Al-Mubarak
Pondok Aren.
46
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di kelas VIII SMP AL-Mubarak pada semester
genap tahun ajaran 2012-2013. Penelitian dilaksanakan dari bulan Mei-Juni 2013.
B. Metode dan Desain Intervensi Tindakan atau Rancangan Siklus
Penelitian
Metode penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas.
Pelaksanaan tindakan pembelajaran dengan media Audio Video, siswa terlibat
langsung dalam kegiatan pembelajaran. Media Audio Video ini dapat memicu
siswa dalam mengikuti pembelajaran dengan antusias dan memudahkan siswa
dalam memahami konsep dan menyerap ilmu yang diberikan. Dengan demikian
diharapkan hasil belajar siswa akan meningkat.
Penelitian tindakan kelas ini menggunakan per siklus. Masing-masing
siklus meliputi tahap perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan refleksi. Siklus akan
berhenti apabila kriteria keberhasilan telah tercapai.
47
a. Perencanaan (planning)
Pada tahap ini peneliti menyiapkan Rencana pelaksanaan pembelajaan
(RPP). Peneliti membuat rencana dan skenario pembelajaran yang akan disajikan
dalam materi penelitian. Selain itu pada tahap ini juga peneliti meyiapkan
instrumen penelitian yang terdiri dari lembar observasi, dan soal yang harus
dikerjakan siswa.
b. Tindakan (acting)
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah melakukan rencana dan
skenario pembelajaran yang telah dibuat sebelumnya.
c. Pengamatan (observing)
Pada tahap ini peneliti melakukan pengamatan bersamaan dengan
pelaksanaan tindakan untuk memperoleh data yang akurat. Observasi
dimaksudkan sebagai keguatan mengamati, dan mendokumentasikan semua gejala
indikaator yang terjadi selama proses penelitian. Dalam penelitian ini, peneliti
dibantu oleh guru kelas yang berperan sebagai kolaborator. Sebagai kolaborator
guru membantu peneliti untuk mengamati dan meniai dalam proses pembelajaran
IPS.
d. Refleksi (reflecting)
Tahap ini merupakan kegiatan mengemukakan kembali apa yang sudah
dilakukan, hasil yang diperoleh dari pengamatan dikumpulkan dan dianalisis
bersama oleh peneliti dan kolaborator. Sehingga dapat diketahui apakah kegiatan
yang dilaksanakan mencapai tujuan yang diharapkan atau masih perlu adanya
perbaikan. Hasil analisis tersebut juga akan digunakan sebagai acuan untuk
merencanakan tindakan selanjutnya.
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah merujuk
pada model yang dikembangkan oleh Kemmis & Mc Taggart yang dikutip oleh
Suharsimi Arikunto, yang digambarkan dalam bagan di bawah ini.
48
Gambar 3.1
Siklus Penelitian Tindakan Kelas
C. Subjek atau Partisipasi yang Terkait
Pihak yang terkait dalam penelitian ini adalah guru IPS dan siswa kelas
VIII SMP AL-Muabarak Pondok aren. Adapun jumlah siswa yang menjadi subjek
penelitian sebanyak 37 siswa/i, yang terdiri dari 22 siswa perempuan dan 15 siswa
laki-laki.
D. Peran Peneliti dalam Penelitian
Posisi peneliti dalam penelitian ini adalah sebagai observer sekaligus guru.
Dan berkolaborasi dengan guru IPS sebagai partner, yaitu menyaksikan segala
aktifitas yang dilakukan oleh siswa selama proses pembelajaran berlangsung
dengan menggunakan media Audio Video serta mengevaluasi kelebihan dan
Perencanaan
Pelaksanaan
Pengamatan
Refleksi Siklus I
Perencanaan
Pelaksanaan
Pengamatan
Siklus II Refleksi
49
kekurangan peneliti dalam proses pembelajaran pada pelajaran IPS Sosiologi
yang menggunakan media audio video..
E. Tahap Intervensi Tindakan
Prosedur tindakan yang dilakukan pada penelitian ini sebagai berikut:
1. Peneliti membuat acuan program pembelajaran dengan media Audio
Video pada pembelajaran IPS Sosiologi.
2. Sebelum proses pembelajaran dilaksanakan, guru memberikan tes
kemampuan awal (pre-test).
3. Guru memberikan penjelasan mengenai silabus materi yang akan
diberikan kepada siswa.
4. Guru memberikan materi pembelajaran dengan media audio-video.
5. Pada akhir pembelajaran guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan
materi.
6. Tes kemampuan akhir (post-test).
F. Hasil Intervensi Tindakan yang diharapkan
Hasil yang diharapkan dari penelitian ini adalah adanya partisipasi siswa
dalam berinteraksi selama proses pembelajaran berlangsung dan adanya
peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS khususnya pada
pembelajaran IPS dengan media Audio Video. Adapun ketentuan belajar yang
diharapkan mencapai 100% dengan nilai KKM 68.
G. Data dan Sumber Data
Sumber data diperoleh dari siswa-siswi SMP AL-Mubarak Pondok Aren
kelas VIII dan data yang diperoleh berupa situasi dan suasana kelas saat proses
pembelajaran berlangsung dan peningkatan hasil belajar siswa setelah mengikuti
proses pembelajaran dengan menggunakan Media Audio Video.
H. Instrumen-instrumen Pengumpul Data yang Digunakan
1. Lembar wawancara analisis kebutuhan
Wawancara dilakukan dengan guru dan siswa. Pedoman wawancara
kepada guru menitikberatkan pada tanggapan dan kesulitan guru dalam mengajar
IPS. Sedangkan pedoman wawancara dengan siswa menitik beratkan pada
50
pandangan siswa terhadap pelajaran IPS dan kesulitan dalam mempelajari IPS
serta saran siswa terhadap pembelajaran berikutnya.
2. Lembar observasi proses pembelajaran
Lembar observasi diperlukan untuk mencatat kejadian-kejadian selama
proses pembelajaran berlangsung. Lembar observasi ini berisi tentang kegiatan-
kegiatan baik yang dilakukan oleh siswa ataupun oleh guru selama proses
pembelajaran.
3. Tes hasil belajar
Tes kemampuan hasil belajar dilakukan sebelum (pre-tes) dan sesudah
(post-test) pembelajaran. Tes kemampuan yang dilakukan sebelum pembelajarn
dilakukan untuk mengetahui kemampuan awal yang dimiliki siswa. Sedangkan tes
kemampuan yang diberikan setelah proses pembelajaran dilakukan untuk
mengetahui peningkatan hasil belajar/kemampuan siswa setelah mendapat
pengajaran dengan Media audio video. Jenis soal tes yang diberikan kepada siswa
berupa pilihan ganda sebanyak 20 butir soal baik pre-tes dan post-tes.
Alasan penggunaan jenis soal pilihan ganda karena soal bentuk pilihan
ganda memiliki banyak keunggulan, antara lain sebagai berikut :
a. Penskoran mudah, cepat dan efektif
b. Dapat mencakup ruang lingkup bahan/materi yang luas,
c. Mampu mengungkapkan tingkat kognitif rendah sampai tinggi
I. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan melakukan
wawancara, observasi, dan rekapitulasi hasil nilai belajar yang diperoleh siswa
dari hasil tes pada setiap akhir siklus.Setelah semua data terkumpul penelitian
bersama kolaborator (guru mata pelajaran) melakukan analisa evaluasi data untuk
membuat kesimpulan mengenai peningkatan hasil belajar siswa serta kelebihan
dan kekurangan penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan.
51
J. Teknik Pemeriksaan Kepercayaan Studi
Sebelum tes tersebut dijadikan sebagai instrument penelitian, terlebih
dahulu dilakukan uji coba kepada responden, yaitu orang-orang di luar sampel
(subjek) yang telah ditetapkan.Tes uji coba tersebut bermaksud untuk megetahui
apakah instrumen yang digunakan dalam penelitian memenuhi syarat validitas dan
reliabilitasnya.
1. Uji validitas
Uji validitas adalah uji kesanggupan alat penilaian dalam mengukur isi
sebenarnya. Pengujian uji validitas terdiri dari :
(1) Validitas isi dan kontruk, validitas ini dilakukan bertujuan untuk
menentukan kesesuaian antara soal dengan materi ajar dengan tujuan yang
ingin diukur atau dengan kisi-kisi yang kita buat; (2) Validitas prediksi,
validitas ini dimaksudkan agar hasil tes mampu memprediksi keberhasilan
peserta didik dikemudian hari, misalnya ujian masuk atau tes seleksi;
(3)Validitas Empiris (Kriterium), Validitas ini bertujuan untuk
menentukan tingkat kehandalan soal adalah validitas bandingan
(concurrent validity).1 Namun dalam penelitian ini digunakan program
ANATES.
Instrumen yang digunakan untuk menguji hasil belajar IPS terpadu siswa
pada masing-masing siklus yaitu siklus I berjumlah 10 soal, siklus II berjumlah 10
soal yang berasal dari 30 soal, yang diujikan terlebih dahulu melalui Validitas,
Realibilitas dan tingkat kesukaran menggunakan program ANATES. Proses
pengambilan data hasil belajar IPS terpadu pada masing-masing instrumen
melalui uji pretes dan uji postes yang diambil setelah dua kali pertemuan tiap
siklus.
1Ibid, h.179.
52
Tabel 3.1
REKAPAN HASIL UJI VALIDITAS SOAL
NO Indikator Butir soal yang
valid
Butir soal yang
tidak valid
1
2
3
4
5
Mendeskripsikan arti pengendalian
sosial
Mengidentifikasikan macam-macam
pengendalian sosial
Mengidentifikasikan tahapan
pengendalian sosial
Mengidentifikasikan bentuk-bentuk
pengendalian sosial
Menjelaskan peran pranata sosial
dalam upaya pengendalian sosial
6,7
5,11,14,15
2,3,9,10
17,18,19,24,29,
20,22,23,25,27,
4,
1,8,12,13
21,30
16,26,28
JUMLAH 20 10
2. Uji Reliabilitas
“Reliabilitas alat penilaian adalah ketetapan atau keajegan alat tersebut
dalam menilai apa yang dinilainya. Artinya, kapan pun alat penilaian tersebut
digunakan akan memberikan hasil yang relatif sama.” 2
Tes hasil belajar dikatakan ajeg apabila hasil pengukuran saat ini
menujukkan kesamaan hasil pada saat yang berlainan waktunya terhadap siswa
yang sama. Dalam menguji reliabilitas digunakan uji konsistensi internal dengan
menggunakan rumus sebagai berikut :
2
2
11 11 t
b
Vk
kr
(Asep Jihad & Abdul Haris, 2013)
2 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung : PT. Remaja
Rosdakarya, 2010), h.16.
53
Dimana: r11 = reliabilitas instrumen
k = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
2
b = jumlah varian butir/item
2
tV = varian total
Kriteria suatu instrumen penelitian dikatakan reliabel dengan menggunakan
teknik ini, bila koefisien reliabilitas (r11) > 0,6.
Adapun kriteria pengujiannya adalah :
r11= 0,00 – 0,20 = Reliabilitas kecil
r11= 0,20 – 0,40 = Reliabilitas rendah
r11= 0,40 – 0,70 = Reliabilitas sedang
r11= 0,70 - 0,90 = Reliabilitas tinggi
r11 = 0,90 – 1,00 = Reliabilitas sangat tinggi
Namun dalam penelitian ini perhitungan Reliabilitas menggunakan
program ANATES. Instrumen tersebut juga diujikan reliabilitasnya berdasarkan
perhitungan ANATES. Reliabilitas soal pada uji validitas adalah 0,89 (kriteria
Tinggi). Hasil di atas menunjukkan pada satu pengertian bahwa instrumen dapat
dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen yang
sudah dapat dipercaya akan menghasilkan data yang dapat dipercaya juga.
Apabila datanya memang benar sesuai dengan kenyataannya, maka berapa
kalipun diambil akan tetap sama.
3. Tingkat kesukaran
Tingkat kesukaran merupakan salah satu analisis kuantitatif konvensional
paling sederhana dan mudah. Hasil hitungnya merupakan proporsi atau
perbandingan antara siswa yang menjawab benar dengan keseluruhan siswa
yang mengikuti tes.3
3 Ahmad Sofyan, dkk, Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi, (Jakarta : UIN
Press, 2006), h.103.
54
Menentukan taraf kesukaran (TK) digunakan rumus sebagai berikut:
Dimana:
TK = Tingkat kesukaran
SA = Jumlah skor kelompok atas
SB = Jumlah skor kelompok bawah
n = Jumlah siswa kelompok atas dan kelompok bawah
maks = skor maksimal yang bersangkutan.
Tabel 3.2
Interprestasi Tingkat Kesukaran
Tingkat Kesukaran (TK) Interprestasi atau Penafsiran TK
TK < 0,30 Sukar
0,30 ≤ TK ≤ 0,70 Sedang
TK > 0,70 Mudah
0,70 ≤ TK ≤ 1 Sangat Mudah
Namun dalam penelitian ini perhitungan Tingkat Kesukaran menggunakan
program ANATES. Tingkat kesukaran dalam penelitian ini dapat dilihat pada
tabel berikut ini :
55
Tabel 3.3
Tingkat Kesukaran Penelitian
Butir Soal No. Tingkat Kesukaran Penafsiran
1 0,69 Sedang
2 0,58 Sedang
3 0,74 Mudah
4 0,56 Sedang
5 0,56 Sedang
6 0,64 Sedang
7 0,74 Mudah
8 0,38 Sedang
9 0,69 Sedang
10 0,74 Mudah
11 0,74 Mudah
12 0,69 Sedang
13 0,69 Sedang
14 0,64 sedang
15 0,76 Mudah
16 0,35 Sedang
17 0,74 Mudah
18 0,71 Mudah
19 0,61 Sedang
20 0,76 Mudah
21 0,48 Sedang
22 0,71 Mudah
23 0,69 Sedang
24 0,61 Sedang
25 0,56 Sedang
26 0,69 Sedang
27 0,71 Mudah
56
28 0,71 Mudah
29 0,76 Mudah
30 0,76 mudah
Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa dari 30 butir soal yang diujikan
terdapat 17 soal dengan kriteria sedang dan 13 soal dengan kriteria mudah.
Dengan ini hanya 20 soal yang digunakan untuk pretes dan postes yang dibagi 10
soal untuk tiap masing-masing siklus.
4. Daya Pembeda
Menentukan daya pembeda (DP) digunakan rumus sebagai berikut.
Dimana:
DP = Daya Pembeda
SA = Jumlah skor kelompok atas
SB = Jumlah skor kelompok bawah
n = Jumlah siswa kelompok atas dan kelompok bawah
maks = skor maksimal yang bersangkutan
57
Dengan interprestasi DP sebagaimana terdapat dalam Tabel 3.4 berikut :
Tabel 3.4
Interprestasi atau penafsiran Daya Pembeda (DP)
Daya Pembeda (DP) Interprestasi atau penafsiran DP
DP ≥ 0,70 Baik sekali (digunakan)
0,40 ≤ DP < 0,70 Baik (digunakan)
0,20 ≤ DP < 0,40 Cukup
DP < 0,20 Jelek
Perhitungan Daya Pembeda menggunakan program ANATES. Pada
penelitian ini daya pembeda yang baik digunakan dalam penelitian dari masing-
masing soal dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 3.5
Hasil Daya Pembeda
Butir Soal No. Daya Pembeda Penafsiran
1 0,18 Jelek
2 0,45 Baik
3 0,45 Baik
4 0,27 Cukup
5 0,36 Cukup
6 0,18 Jelek
7 0,36 Cukup
8 0,45 Baik
9 0,54 Baik
10 0,72 Baik sekali
11 0,63 Baik
12 0,18 Jelek
13 0,18 Jelek
58
14 0,45 Baik
15 0,45 Baik
16 0,45 Baik
17 0,72 Baik sekali
18 0,36 Cukup
19 0,54 Baik
20 0,54 Baik
21 0,36 Cukup
22 0,54 Baik
23 0,63 Baik
24 0,27 Cukup
25 0,45 Baik
26 0,27 Cukup
27 0,18 Jelek
28 0,27 Cukup
29 0,36 Cukup
30 0,09 Jelek
Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa soal yang di ujicobakan dalam
penelitian ini memiliki daya pembeda yang cukup baik. Dalam 30 soal yang
diujikan terdapat 2 butir soal dengan kriteria daya pembeda baik sekali, 13 butir
soal dengan kriteria baik, 9 butir soal dengan kriteria cukup dan 6 butir soal
dengan kriteria jelek.
K. Analisis Data dan Intervensi Hasil Analisis
Setelah data terkumpul maka dilakukan teknik analisa data, yaitu peneliti
member uraian mengenai hasil penelitian. Menganalisa data merupakan cara yang
digunakan peneliti untuk menguraikan data yang diperoleh agar dapat dipahami
bukan hanya orang yang meneliti, tetapi orang lain yang ingin mengetahui hasil
penelitian. Data yang didapat berupa hasil belajar siswa pada ranah kognitif,
59
lembar observasi kegiatan siswa dan guru pada proses pembelajaran serta respon
siswa terhadap pelajaran IPS Terpadu dengan menggunakan media audio video
pembelajaran.
Dalam menganalisa data hasil belajar pada aspek kognitif atau penguasaan
konsep menggunakan analisadeskriptif dari setiap siklus menggunakan gain skor.
Gain adalah selisih antara nilai postes dan pretes, gain menunjukkan peningkatan
pemahaman atau penguasaan konsep siswa setelah pembelajaran yang dilakukan
guru.Untuk mengetahui selisih nilai tersebut, menggunakan Normalized Gain:
Ng =
Dengan kategori :
g tinggi : nilai (g) > 0,70
g sedang : 0,70 > (g) > 0,3
g rendah : nilai (g) < 0,3
L. Tindak Lanjut/Pengembangan Perencanaan Tindakan
Seperti yang telah dikemukakan, bahwa penelitian yang dilakukan peneliti
merupakan jenis penelitian tindakan kelas (PTK) yang memiliki tahapan-tahapan
dalam tiap siklusnya.Tahapan tersebut meliputi perencanaan, tindakan,
pengamatan/pengumpulan data dan refleksi. Sedangkan prosedur pelaksanaan
perbaikan apabila setelah tindakan siklus I selesai dilakukan dan belum terjadi
peningkatan hasil belajar siswa, maka akan ditindak lanjuti untuk melakukan
tindakan selanjutnya pada siklus II sebagai perbaikan pembelajaran. Jika hasil
penelitian telah mencukupi indikator keberhasilan maka dicukupkan dan dianggap
penelitian tindakan kelas berhasil dilaksanakan.
60
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Tentang SMP AL-Mubarak
1. Sejarah Berdirinya SMP AL-Mubarak
SMP Al-Mubarak didirikan pada tahun 1992 dan mulai beroperasi
pada tahun 1993. Sekolah yang beralamat di Jl. Raya Pondok Aren-
Jombang No. 15 Kecamatan Pondok Aren Tangerang Selatan ini berdiri di
atas tanah seluas 9.350 m2, dengan luas seluruh bangunan 3.500 m
2.
Walaupun termasuk sekolah swasta dan tergabung dalam Yayasan Al-
Mubarak (terdiri dari TK, SD, SMP, SMA dan SMK) namun SMP Al-
Mubarak sudah terakreditasi A. Bapak H. Nahrawi Mughni, S.Pd,I adalah
kepala sekolah SMP Al-Mubarak sejak awal beroperasi hingga saat ini,
jadi dapat dikatakan beliau sudah memimpin SMP Al-Mubarak selama 20
tahun.
Yayasan Al-Mubarak didirikan pada tahun 1964 di Bendungan Hilir
Jakarta Pusat dan memulai pengembangan da’wahnya dalam bidang
pendidikan pada tahun 1964 dengan salah satu pendirinya yaitu KH.
Abdullah Bin H. Syarmili dan KH. Abdurrahman bin H. Muasyim
(keduanya telah almarhum).Pembentukan Yayasan Al-Mubarak dilatar
belakangi oleh keinginan beliau untuk memajukan masyarakat yang
61
berwawasan intelektual tanpa melupakan ajaran dan nilai-nilai Islam di era
globalisasi dan modernisasi yang sebagaimana dalam sabda Rasulullah
disebut antara lain: “Education is Investation without end” (pendidikan itu
adalah modal yang ditanamkan tanpa mengenal akhir karena mencakup
kehidupan di dunia dan akhirat).
Untuk merealisasikan cita-citanya langkah awal beliau adalah
mendirikan Pendidikan tingkat TK, SD, SLTP Al-Mubarak yang
berdomisili di Ibu kota negara Republik Indonesia tepatnya Bendungan
Jatiluhur Jakarta Pusat. Dalam perjalanannya mendapatkan respon positif
dari masyarakat dan mengalami perkembangan.
Yayasan Al-Mubarak di bawah kepengurusan KH. Abdurrahman telah
mengantisipasi sejak dini bahwa untuk memperluas pengembangan dalam
bidang pendidikan perlu memiliki lokasi baru dalam wilayah BOTABEK
untuk mengikuti pengembangan pemukiman, yakni di daerah Pondok
Aren Ciledug Tangerang. Hal ini berdasarkan atas pertimbangan bahwa
pada lokasi tersebut perlu adanya fasilitas pendidikan yang memadai,
maka didirikan TK, SD, SLTP dan SMU Islam Al-mubarak beserta rumah
dinas guru dan karyawan dalam satu lokasi, yang luas arealnya ± 9.350
m2dan telah diresmikan hari Minggu tanggal 11 April 1993 dengan
pembukaan awal tahun pelajaran 1993/1994.
2. Visi dan Misi SMP Al-Mubarak
Visi: “Menjadikan siswa sebagai sumberdaya manusia yang cermat dan
berakhlak mulia.”
Misi:
1. Mempersiapkan peserta didik untuk mencapai aspek kecerdasan
2. Membentuk pribadi peserta didik yang religius dan berakhlak mulia
3. Menghasilkan lulusan yang berprestasi dan berjiwa mandiri
62
4. Membina peserta didik sehat jasmani, rohani, dan bertanggung jawab.
Tujuan:
1. Berorientasi ke depan dengan memiliki kecerdasan yang mampu
bersaing
2. Mencerminkan nilai religious yang selalu berpedoman pada norma
agama
3. Memotivasi semangat siswa untuk berjiwa mandiri
4. Membentuk pribadi yang bertanggung jawab
3. Guru dan Tenaga Kependidikan
Guru dan tenaga kependidikan di SMP Al-Mubarak dapat dilihat pada
tabel di bawah ini.
Tabel 4.1
Jumlah Tenaga Pendidik
Tenaga Pendidik Jumlah
Tenaga Pendidik/Guru 12 orang
Pustakawan 1 orang
Laboran (IPA/Bahasa/Komputer) 2 orang
Staf Tata Usaha 2 orang
4. Siswa
Berikut ini data siswa SMP Al-Mubarak dalam lima tahun terakhir:
63
Tabel 4.2
Data Siswa/i SMP Al-Mubarak
5. Sarana dan Prasarana
SMP Al-Mubarak mempunyai 5 ruang kelas dengan ukuran 7 x 9 m
2,
saat rombel lebih dari 5 SMP Al-Mubarak menggunakan ruang kelas yang
jika siang digunakan oleh SMK. Di SMP Al-Mubarak juga tersedia 1
ruang UKS, 1 ruang kelas serba guna dan 1 ruang Lab. Komputer.
Sedangkan untuk ruang yang lainnya dimiliki oleh yayasan dengan fungsi
penggunaan bersama-sama dengan SD, SMP, SMA dan SMK Al-Mubarak
seperti 2 WC siswa dan 2 WC guru, 1 ruang perpustakaan dan 1 mushola.
6. Kegiatan Ekstra Kurikuler
SMP Al-Mubarak termasuk sekolah yang mengembangkan minat dan
bakat siswa di luar kelas. Di sekolah ini terdapat beberapa ekstra kulikuler
(ekskul) yang disediakan sekolah. Diantaranya tari saman, pencak silat,
karate, marawis, nasyid/vocal grup dan pramuka. Bahkan untuk ekskul
pramuka sudah mempunyai acara rutin tahunan yakni Lomba Pramuka
akbar untuk tingkat SD/MI dan SMP/MTs se-JABODETA. Sekolah ini
Th. Ajaran Jumlah
pendaftar
Kelas VII Kelas VIII Kelas IX Kls
VII+VIII+IX
Jml
siswa
Jml
rmbl
Jml
siswa
Jml
rmbl
Jml
siswa
Jml
rmbl
Jml
siswa
Jml
rbl
2008/2009 85 org 53 org 2 71 org 2 69 org 2 193 org 6
2009/2010 55 org 35 org 1 53 org 2 66 org 2 154 org 5
2010/2011 49 org 32 org 1 35 org 1 49 org 2 116 org 4
2011/2012 53 org 41 org 1 33 org 1 36 org 1 110 org 3
2012/2013 53 org 35 org 1 40 org 1 34 org 1 109 org 3
64
pun aktif mengirim siswa-siswinya untuk mengikuti berbagai macam
lomba yang diselenggarakan di tingkat sekolah, rayon, kota bahkan
provinsi.
B. Deskripsi Data Hasil penelitian
Subjek penelitian tindakan ini adalah siswa dan siswi SMP Al-Mubarak
Pondok Aren kelas VIII sebanyak 39 orang. Berdasarkan hasil wawancara
dengan guru dan siswa kelas VIII, pembelajaran IPS terpadu (sosiologi) masih
menggunakan metode dan media yang bersifat konvensional. Guru masih
menggunakan sumber belajar dan media yang sederhana seperti papan tulis
dan beberapa buku paket. Bila menggunakan media alternatif pun guru hanya
menggunakan media Microsoft Power Point. Dalam kegiatan pembelajaran
IPS terpadu (sosiologi) di kelas VIII, guru masih mendominasi dan menjadi
pusat dari kegiatan belajar mengajar. Selama 2 x 40 menit waktu pelajaran IPS
terpadu, guru pun lebih banyak mendominasi dalam menyampaikan informasi.
Hanya sedikit siswa dan siswi yang aktif dalam kegiatan belajar mengajar. Hal
ini dikarenakan guru hanya berpatokan terhadap 2 buku sumber belajar yang
digunakan untuk menyampaikan materi yang sedang diajarkan. Dan hal ini
yang menyebabkan guru terus menggunakan metode ceramah yang membuat
kurang aktifnya para siswa dan siswi pada saat kegiatan pembelajaran IPS
terpadu.
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru, guru merasa bahwa metode
yang digunakan sudah cukup memberi pemahaman kepada siswa terhadap
kegiatan belajar mengajar IPS terpadu, namun bagi siswa metode ceramah
cenderung membosankan. Metode ceramah hanya memfokuskan apa yang
disampaikan oleh guru, tidak ada sumber lain dalam pembahasan materi,
seakan-akan pendapat guru yang paling benar, padahal sebenarnya siswa-siswi
yang aktif bisa memberikan pandangan lain dalam suatu pembelajaran.
Berdasarkan masalah di atas, maka peneliti mencoba melakukan kegiatan
pembelajaran dengan menggunakan media yang berbasis audio video. Media
65
ini dipilih untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran IPS
terpadu. Video yang digunakan adalah video yang berhubungan dengan materi
IPS terpadu yang akan disampaikan. Dengan adanya suara dan gambar yang
ditimbulkan dari video tersebut diharapkan siswa dan siswi menjadi lebih
antusias dan tidak merasa bosan dalam kegiatan belajar mengajar IPS terpadu.
Objek dari penelitian tindakan kelas ini adalah media audio video dan
hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS Terpadu (sosiologi). Penelitian ini
dilakukan sebanyak 2 siklus, dengan masing-masing siklus terdiri dari
kegiatan perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi.
Dalam hal ini peneliti yang berperan sebagai pengajar menggunakan
media audio video yang berbentuk suatu potongan video yang diunduh
melalui Youtube. Dalam kegiatan belajar mengajar IPS terpadu, pertama-tama
guru menyampaikan materi apa yang akan dibahas hari itu dan menyampaikan
indikator pembelajaran kepada para siswa dan siswi agar pembelajaran
menjadi lebih terarah dan mencapai tujuan, setelah memberi tahu materi apa
yang akan disampaikan, guru menayangkan potongan video mengenai
pengendalian sosial. Sambil menyimak dan mengawasi siswa dan siswi
menyaksikan video yang guru berikan, guru pun memberi arahan kepada
siswa dan siswi untuk mengingat dan memahami apa saja yang dilakukan dan
simapaikan oleh orang-orang tersebut dalam video yang sedang diputar.
Dengan adanya video tersebut, guru tidak harus menyampaikan materi
secara textbook serta siswa dapat memahami penjelasan yang ada karena
diperagakan oleh para pelaku dalam video tersebut.
Setelah sama-sama menyaksikan, guru dan siswa menyamakan persepsi
mengenai pembahasan suatu materi, siswa bebas berpendapat asalkan
berhubungan dengan materi, setelah sepakat terhadap suatu pengertian dalam
materi, guru meminta siswa untuk mencocokan dengan materi yang ada di
buku paket, setelah itu siswa diberikan tugas individu dan kelompok. Guru
memberikan tugas individu yang menyenangkan, guru tidak mengambil soal
66
dari buku paket, namun mengemasnya menjadi sebuah permainan berupa
pertanyaan yang bermakna dan berhubungan dengan materi pelajaran.
Kemudian untuk tugas kelompok diberikan berupa tugas mendiskusikan
secara berkelompok tentang apa yang terjadi dan makna apa saja yang
terkandung di dalam video tersebut. Guru merasa kegiatan belajar mengajar
IPS terpadu tidak harus serius dan dibebani bermacam tugas, diusahakan guru
memberikan tugas yang menyenangkan namun dapat menambah pemahaman
siswa atas suatu materi pelajaran.
1. Siklus 1
a. Perencanaan
Pembelajaran pada siklus 1 terdiri dari 2 kali pertemuan dengan
durasi 2 x 40 menit. Materi yang diajarkan pada siklus 1 adalah
pengendalian sosial. Kegiatan yang dilakukan pada tahap
perencanaan ini adalah peneliti membuat Rencana Pelaksanaan
pembelajaran (RPP) dilengkapi dengan pedoman wawancara dan
menyiapkan tes hasil belajar siswa dan selain itu tentu saja peneliti
menyiapkan bahan audio dan video yang berhubungan dengan
materi yang akan diajarkan, dan menyiapkan alat-alat untuk
menampilkan audio video seperti laptop, proyektor, dan speaker.
b. Tahap pelaksanaan
Tahap pelaksanaan pada siklus 1 terdiri dari dua kali pertemuan
dengan pokok-pokok pembahasan yaitu pengendalian sosial.
Rencana pelaksanaan pembelajaran pada siklus 1 dapat dilihat pada
lampiran. Adapun uraian proses pembelajaranan pada siklus 1
adalah sebagai berikut :
Pada pertemuan pertama siklus I, kegiatan pembelajaran
berlangsung pada selama 2x40 menit (2 jam pelajaran), dimulai
pada pukul 07.30-08-20. Proses pembelajaran diawali dengan
pembukaan dan pengkondisian kelas seperti menertibkan siswa dan
67
siswi yang berpakaian kurang rapi kemudian mengabsen siswa dan
siswi yang hadir maupun tidak hadir kemudian memberikan
motivasi kepada siswanya sebelum melaksanakan kegiatan belajar-
mengajar, kegiatan motivasi merupakan suatu kewajiban dari
seorang guru.
Setelah itu guru memberikan soal pretes kepada para siswa
sebanyak 10 soal yang berbentuk soal pilihan ganda. Siswa
diberikan waktu selama 15 menit untuk mengerjakannya. Tujuan
dari pretes adalah untuk mengukur seberapa jauh kemampuan dan
pemahaman siswa akan materi yang akan dipelajari, selain itu
pretes juga nantinya digunakan untuk melihat adakah peningkatan
hasil belajar siswa dan siswi di kelas.
Setelah selesai melaksanakan kegiatan pretes, mulailah
pembehasan materi IPS terpadu (sosiologi) dengan menggunakan
media audio-video dilaksanakan. Siswa-siswi beserta guru
menyimak dan menyaksikan bersama-sama materi dengan
menggunakan media audio-video yang telah disediakan selama 20
menit. Setelah itu siswa-siswi dan guru mendiskusikan apa yang
telah disaksikan dan ditayangkan kemudian saling memberi
pendapat, bertukar pikiran, menyamakan persepsi atas suatu
definisi tertentu. Pada tahap akhir, guru memberikan tugas kepada
siswa dan siswi untuk dikumpulkan pada pertemuan selanjutnya
hingga pembahasan dirasa cukup .
Pada pertemuan kedua siklus I, kegiatan pembelajaran masih
berlangsung selama 2x40 menit. Proses pembelajaran dimulai pada
pukul 11.20-12.30. Materi yang disampaikan masih terkait tentang
pengendalian sosial. Kemudian pada pertemuan guru sebagai
peneliti melaksanakan postes (tes akhir).
c. Observasi
68
Pada tahap observasi, guru mata pelajaran IPS terpadu yang
berperan sebagai observer mengobservasi proses pembelajaran
serta mengamati aktifitas belajar mengajar yang dilakukan oleh
guru dan siswa. Berikut adalah kegiatan observasi yang dilakukan
peneliti.
Tabel 4.3
Hasil Observasi Aktifitas Siswa Dalam Proses Belajar Mengajar
(Siklus I)
N
O
Aspek yang diamati Keterangan Nilai
Ada Tidak SB B C K S
K
1 Melaksanakan tes Awal (pre-
test)
√ √
2 Mendengarkan penjelasan
materi yang disampaikan
oleh guru
√ √
3 Menyimak materi yang
sedang disampaikan melalui
media audio video.
√ √
4 Memberikan respon positif
terhadap materi audio video
yang ditampilkan.
√ √
5 Aktif bertanya dan
mengungkapkan pendapat
√ √
6 Melakukan Diskusi
Kelompok
√ √
7 Mepresentasikan Hasil
Diskusi
√ √
69
8 Aktif dan bertanggung jawab
dalam kerja kelompok
√ √
9 Membuat laporan akhir √ √
10 Melaksanakan tes akhir √ √
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa aktifitas siswa
pada proses pembelajaran IPS terpadu dengan menggunakan media
audio video masih perlu ditingkatkan. Hal ini dikarenakan masih
banyak siswa yang kurang aktif dalam mengikuti proses
pembelajaran IPS terpadu. Dan juga masih banyak siswa yang
kurang fokus dalam mendengarkan penjelasan dari guru dan dalam
menyimak materi yang disampaikan melalui media audio video.
Tabel 4.4
Observasi Kegiatan Guru
(Siklus I)
N
o
Aspek yang diobservasi Ket Nilai
Ada Tidak SB B C K S
K
1. Mengkondisikan situasi
pembelajaran dan kesiapan
siswa untuk mengikuti
proses pembelajaran
√ √
2 Apersepsi √ √
3 Membangkitkan semangat
dan motivasi siswa
√ √
4 Menyampaikan tujuan dan
indikator yang ingin dicapai
√ √
5 Penggunaan media atau alat √ √
70
pembelajaran yang sesuai
dengan indikator bahan ajar
6 Pemusatan perhatian siswa
terhadap proses
pembelajaran
√ √
7 Teknik
menjelaskan/menyampaikan
materi
√ √
8 Guru memberikan conto-
contoh terkait dengan
pelajaran yang diajarkan
√ √
9 Pengelolaan kegiatan
pembelajaran dengan
menggunakan media audio
video
√ √
10 Memberikan kesempatan
kepada siswa untuk
membaca dan mempelajari
materi pada pegangannya
√ √
11 Pemberian kesempatan
kepada siswa untuk
bertanya dan
mengungkapkan pendapat
√ √
12 Mengamati kesulitan dan
kemajuan belajar siswa
√ √
13 Keterampilan menerangkan
kembali atau menyimpulkan
materi yang disampaikan
√ √
14 Keterampilan memberikan
kegiatan tindak lanjut
√ √
71
setelah pencapaian materi
15 Kemampuan memberikan
evaluasi pembelajaran yang
sesuai dengan indikator
yang ingin dicapai
√ √
Hasil observasi aktivitas guru dalam proses pembelajaran IPS
terpadu pada siklus I bisa dikatakan cukup baik. Namun kegiatan
pembelajaran IPS Terpadu ini kembali lagi kepada siswa-siswi di
kelas VIII dan kondisi kelas. Pada saat kegiatan pembelajaran
masih banyak siswa-siswi yang mengobrol dan tidak fokus.
d. Refleksi
Pada tahap selanjutnya, yaitu tahap refleksi. Dalam tahap ini
peneliti melihat apakah proses pembelajaran yang dilakukan pada
siklus pertama sudah sesuai dengan perencanaan, apakah urutan
proses pembelajaran sudah sesuai dengan RPP yang dibuat dan
apakah proses pembelajaran yang sudah dilakukan sudah mencapai
tujuan yang tertuang dalam indikator pembelajaran.
Dari proses pembelajaran pada siklus pertama banyak
hambatan yang terjadi dalam proses kegiatan belajar mengajar,
hambatan itu datang dari siswa itu sendiri maupun dari media yang
digunakan yaitu media audio video. Hambatan yang timbul dari
siswa dan siswi ialah siswa terkadang tidak fokus memahami
materi yang diajarkan, siswa dan siswi hanya tertarik kepada
gambar-gambar dan suara yang timbul dari materi yang peneliti
berikan dengan menggunakan media audio video. Dan hambatan
dari media bantu tersebut yaitu dari segi peralatan audio, dengan
jauhnya jarak alat bantu audio berupa speaker dari meja peneliti
hingga meja siswa yang duduk di barisan belakang membuat siswa
72
yang duduk di barisan belakang terkadang tidak terlalu jelas dalam
mendengarkan sehingga terkadang siswa melakukan kegiatan
diskusi dengan teman sebangkunya tanpa memperhatikan dan
cenderung bingung mengenai apa yang disampaikan dalam materi
yang diberikan oleh peneliti dalam bentuk media audio-video.
Pembelajaran IPS terpadu (sosiologi) dengan menggunakan
media audio video bertujuan untuk meningkatan hasil belajar. Data
hasil belajar siswa berupa pretes dan postes pada siklus I dapat
dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4.5
Hasil Belajar Siklus I
No Nama Pretes Postes NGain Keteranga
n
1 Aang Ramadhan 4 6 0,3 Rendah
2 Achmad Fathoni 3 6 0,4 Sedang
3 Adelia Islamiyah Nisa 3 6 0,4 Sedang
4 Adinda 4 7 0,5 Sedang
5 Athaya Anindita Putri 3 7 0,5 Sedang
6 Audy Setya Prakoso P 4 8 0,6 Sedang
7 Bagus Awang Basuki 4 8 0,6 Sedang
8 Dwi Anis Fitris 3 6 0,4 Sedang
9 Eva Yulianti 3 7 0,5 Sedang
10 Fajar Septia 4 6 0,3 Rendah
11 Fajri Yanti 5 7 0,4 Sedang
12 Farhan Nizam Firdaus 4 8 0,6 Sedang
13 Fera Koeserawati 4 8 0,6 Sedang
14 Ika Oktavia 5 7 0,4 Sedang
15 Inas Inayah 5 7 0,4 Sedang
16 Indah Permata 3 6 0,4 Sedang
17 Irsyad Maulana 2 6 0,5 Sedang
18 Ita Rosita 3 7 0,5 Sedang
19 Khuluqil Hasanah 4 8 0,6 Sedang
20 M.Henry Syahrani 4 7 0,5 Sedang
21 M.Taufan Alfaridzi 5 9 0,8 Tinggi
22 Maya Rosmita 4 7 0,5 Sedang
23 Mega Chairunnisa 4 7 0,5 Sedang
24 Muhammad Muzakki 3 6 0,4 Sedang
73
25 Agiel 5 9 0,8 Tinggi
26 Narulis Ayu Nawastiti 3 8 0,7 Tinggi
27 Niken Meidyanti 3 8 0,7 Tinggi
28 Okta Bagus 4 6 0,3 Rendah
29 Prisma Winda Afina 4 8 0,6 Sedang
30 Rahadian Chandra 3 6 0,4 Sedang
31 Rahmad Suci 4 8 0,5 Sedang
32 Revi Lpriansyah 4 7 0,5 Sedang
33 Ripa Paoziyah 3 7 0,5 Sedang
34 Sela Sulitya P 3 8 0,7 Tinggi
35 Selvy Dian Lestari 3 9 0,8 Tinggi
36 Silmi Fuadna 4 7 0,5 Sedang
37 Syifa Fauziah 3 8 0,7 Tinggi
38 Tita Tamara 3 6 0,4 Sedang
39 Widya Sariningrum 2 6 0,5 Sedang
JUMLAH
RATA-RATA
148
3,79
286
7,3
20,2
0,51
Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa
Hasil belajar pada siklus I masih harus ditingkatkan karena
masih ditingkatkan karena masih banyak siswa yang berada dan
memiliki nilai dibawah rata-rata dari data di atas terdapat 3 orang
siswa yang memiliki Ngain yang tergolong rendah, 29 siswa
8%
74%
18%
Gambar 4.1 NGain siklus I
NGain kriteria
rendah
NGain Kriteria
sedang
Ngain kriteria
tinggi
74
memiliki Ngain tergolong sedang dan hanya 7 orang siswa yang
memiliki Ngain yang tergolong tinggi.
Selain itu dapat peneliti jelaskan mengenai nilai rata-rata pretes
ialah 3,79 dan nilai rata-rata postes adalah 7,3. Proses
pembelajaran IPS terpadu (sosiologi) menggunakan media audio
video dilanjutkan ke siklus II dengan tujuan meningkatkan hasil
belajar IPS dikarenakan masih ada siswa yang mendapatkan nilai
yang rendah. Kegiatan pembelajaran IPS terpadu belum
memenuhi indikator yang ingin dicapai yang dapat dilihat dari
hasil belajar siswa kelas VIII yang belum semua memenuhi Nilai
Ketuntasan Kriteria Minimum (KKM) sebesar 70.
2. Siklus II
a. Perencanaan
Tahap perencanaan siklus II ini dimulai dengan rencana
pembelajaran yang sesuai dengan materi yang akan diajarkan,
menyiapan soal tes hasil belajar siswa dan tentu saja peneliti
menyiapkan bahan-bahan yang berkaitan dengan kegiatan yang
akan diajarkan, dalam hal ini peneliti menggunakan media audio
video. Bahan-bahan untuk menunjang keberhasilan penggunaan
media audio video yang akan digunakan, peneliti mempersiapkan
audiovideo yang berhubungan dengan materi yang akan dijelaskan
oleh peneliti kemudian mempersiapkan alat-alat untuk
menampilkan cuplikan audiovideo berupa laptop. Proyektor, dan
speaker.
Karena pada siklus sebelumnya banyak sekali hambatan, baik
itu hambatan dari para siswa dan juga hambatan dari peralatan
penunjang penggunaan media audio video, maka ada perbedaan
dalam persiapkan yang peneliti lakukan. Jika pada siklus pertama
masih banyak siswa yang berdiskusi antara sesama teman
75
sebangkunya pada saat peneliti memberikan materi melalui media
audio video yang dikarenakan kecilnya suara yang keluar dari
speaker peneliti, maka di siklus kedua itu peneliti memastikan
bahwa speaker yang digunakan pada siklus 2 bisa terdengar
Hingga ke barisan belakang tempat duduk siswa, yang juga bisa
tidak ada lagi siswa yang saling berdiskusi dengan alasan tidak
terdengan apa yang disampaikan oleh peneliti. Kemudian bila pada
siklus I banyak siswa yang tidak fokus terhadap materi yang
dibahas, maka pada siklus II peneliti lebih memberikan arahan
kepada siswa dan siswi agar lebih menyimak materi IPS terpadu
melalui media audio video yang peneliti berikan.
b. Tahap pelaksanaan
Tahap pelaksanaan pada siklus II terdiri dari dua kali
pertemuan dengan pokok-pokok pembahasan yaitu pengendalian
sosial. Rencana pelaksanaan pembelajaran pada siklus II dapat
dilihat pada lampiran. Adapun uraian proses pembelajaranan pada
siklus IIadalah sebagai berikut :
Pada pertemuan pertama siklus II, kegiatan pembelajaran
berlangsung pada selama 2x40 menit (2 jam pelajaran), dimulai
pada pukul 07.30-08-20. Proses pembelajaran diawali dengan
pembukaan dan pengkondisian kelas seperti menertibkan siswa dan
siswi yang berpakaian kurang rapi kemudian mengabsen siswa dan
siswi yang hadir maupun tidak hadir kemudian memberikan
motivasi kepada siswanya sebelum melaksanakan kegiatan belajar-
mengajar, kegiatan motivasi merupakan suatu kewajiban dari
seorang guru.
Setelah itu guru memberikan soal pretes kepada para siswa
sebanyak 10 soal yang berbentuk soal pilihan ganda. Siswa
diberikan waktu selama 15 menit untuk mengerjakannya. Tujuan
76
dari pretes adalah untuk mengukur seberapa jauh kemampuan dan
pemahaman siswa akan materi yang akan dipelajari, selain itu
pretes juga nantinya digunakan untuk melihat adakah peningkatan
hasil belajar siswa dan siswi di kelas.
Setelah selesai melaksanakan kegiatan pretes, mulailah
pembehasan materi IPS terpadu (sosiologi) dengan menggunakan
media audio-video dilaksanakan. Siswa-siswi beserta guru
menyimak dan menyaksikan bersama-sama materi dengan
menggunakan media audio-video yang telah disediakan selama 20
menit. Setelah itu siswa-siswi dan guru mendiskusikan apa yang
telah disaksikan dan ditayangkan kemudian saling memberi
pendapat, bertukar pikiran, menyamakan persepsi atas suatu
definisi tertentu. Dan di akhir, guru memberikan tugas kepada
siswa dan siswi untuk dikumpulkan pada pertemuan selanjutnya
hingga pembahasan dirasa cukup.
Pada pertemuan kedua siklus II, kegiatan pembelajaran masih
berlangsung selama 2x40 menit. Proses pembelajaran dimulai pada
pukul 11.20-12.30. materi yang disampaikan masih terkait tentang
pengendalian sosial. Kemudian pada pertemuan guru sebagai
peneliti melaksanakan postes (tes akhir).
c. Observasi
Pada tahap observasi, guru mata pelajaran IPS terpadu yang
berperan sebagai observer mengobservasi proses pembelajaran
serta mengamati aktifitas belajar mengajar yang dilakukan oleh
guru dan siswa. Berikut adalah kegiatan observasi yang dilakukan
peneliti.
77
Tabel 4.6
Hasil Observasi Aktifitas Siswa Dalam Proses Belajar Mengajar
(Siklus II)
N
O
Aspek yang diamati Keterangan Nilai
Ada Tida
k
SB B C K SK
1 Melaksanakan tes Awal (pre-
test)
√ √
2 Mendengarkan penjelasan
materi yang disampaikan
oleh guru
√ √
3 Menyimak materi yang
sedang disampaikan melalui
media audio video.
√ √
4 Memberikan respon positif
terhadap materi audio video
yang ditampilkan.
√ √
5 Aktif bertanya dan
mengungkapkan pendapat
√ √
6 Melakukan Diskusi
Kelompok
√ √
7 Mepresentasikan Hasil
Diskusi
√ √
8 Aktif dan bertanggung jawab
dalam kerja kelompok
√ √
9 Membuat laporan akhir √ √
10 Melaksanakan tes akhir √ √
78
Berdasarkan tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa aktifitas
belajar siswa semakin meningkat dibandingkan dengan aktivitas
siswa pada pembelajaran IPS terpadu di siklus I. Peningkatan yang
terjadi ialah siswa lebih mendengarkan materi yang dijelaskan oleh
guru, siswa menyimak materi yang disampaikan oleh guru
terhadap materi audio video,
Tabel 4.7
Observasi Kegiatan Guru
(Siklus II)
No Aspek yang diobservasi Ket Nilai
Ada Tidak SB B C K SK
1. Mengkondisikan situasi
pembelajaran dan kesiapan
siswa untuk mengikuti
proses pembelajaran
√ √
2 Apersepsi √ √
3 Membangkitkan semangat
dan motivasi siswa
√ √
4 Menyampaikan tujuan dan
indikator yang ingin dicapai
√ √
5 Penggunaan media atau alat
pembelajaran yang sesuai
dengan indikator bahan ajar
√ √
6 Pemusatan perhatian siswa
terhadap proses
pembelajaran
√ √
7 Teknik
menjelaskan/menyampaikan
√ √
79
materi
8 Guru memberikan conto-
contoh terkait dengan
pelajaran yang diajarkan
√ √
9 Pengelolaan kegiatan
pembelajaran dengan
menggunakan media audio
video
√ √
10 Memberikan kesempatan
kepada siswa untuk
membaca dan mempelajari
materi pada pegangannya
√ √
11 Pemberian kesempatan
kepada siswa untuk
bertanya dan
mengungkapkan pendapat
√ √
12 Mengamati kesulitan dan
kemajuan belajar siswa
√ √
13 Keterampilan menerangkan
kembali atau menyimpulkan
materi yang disampaikan
√ √
14 Keterampilan memberikan
kegiatan tindak lanjut
setelah pencapaian materi
√ √
15 Kemampuan memberikan
evaluasi pembelajaran yang
sesuai dengan indikator
yang ingin dicapai
√ √
80
Dilihat dari hasil observasi di atas guru telah dapat
menjalankan pembelajaran sesuai dengan konsep yang telah dibuat
sebelumnya. Guru sudah dapat beradaptasi dengan siswa secara
baik dan guru sudah menjalankan kegiatan pembelajaran sesuai
dengan RPP.
Selain melakukan observasi peneliti juga melakukan
wawancara untuk menguatkan data hasil pengamatan. Wawancara
dilakukan di akhir siklus II. Setelah semua kegiatan penelitian yang
dilakukan. Yang menjadi narasumber dalam wawancara tersebut
adalah guru mata pelajaran IPS Terpadu dan siswa kelas VIII.
Berikut adalah petikan wawancara peneliti baik dengan guru
maupun dengan siswa dan siswi :
Tabel 4.8
Hasil Wawancara Responden Siswa Kelas VIII
SMP Al-Mubarak Pondok Aren Setelah Pelaksanaan PTK
Dengan Menggunakan Media Audio Video
NO Pertanyaan Jawaban
1 Apakah kamu menyukai
pembelajaran IPS dengan
menggunakan media audio video?
sangat suka, karena menurut
saya penggunaan media audio
video ini sangat menarik
2 Pembelajaran dengan media apa yang
kamu sukai, dengan media audio
video atau media dengan
menggunakan buku saja?
tentunya dengan media audio
video, karena kalau dengan
media buku saja saya kurang
mengerti materinya
3 Pada bagian mana yang kamu
sukai/tidak dari pembelajaran dengan
saya sangat suka pada bagian
menampilkan video-video yang
81
menggunakan media audio video ini?
sesuai materinya, karena dengan
begitu saya dapat paham apa
maksud dari materi yang sedang
dipelajari
4 Perbedaan apa yang kamu rasakan
setelah belajar IPS dengan
menggunakan media audio video?
saya lebih merasa nyaman
dalam pembelajaran dan saya
juga lebih merasa mudah
memahami materi yang sedang
kita pelajari
5 Menurut kamu apa kelebihan dan
kekurangan dari penggunaan media
audio video ini?
kekurangannya tidak ada,
kelebihannya lebih bisa
membantu siswa untuk
memahami pembelajaran yang
dipelajari
6 Apakah kamu memiliki saran
terhadap pembelajaran IPS dengan
menggunakan media audio video ini
agar lebih baik? Bagaimana saran
kamu?
ya, sarannya video-video yang
tampilkan usahakan lebih
menarik lagi, dan juga sesuai
materi yang dipelajari agar
memudahkan kita juga dalam
mengingat materi pembelajaran.
Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat disimpulkan
bahwa kegiatan pembelajaran dengan menggunakan media audio
video lebih disukai siswa dan lebih dapat dipahami siswa dalam
memahami materi-materi IPS terpadu. Hasil belajar IPS Terpadu
siswa pun mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II. Hal ini
menunjukan bahwa penelitian yang dilakukan oleh peneliti yakni
82
PTK telah berhasil karena pengaplikasiannya positif terhadap
proses pembelajaran IPS terpadu dan hasil belajar IPS terpadu.
Selain melakukan wawancara dengan siswa-siswi kelas VIII,
peneliti juga melakukan wawancara dengan guru mata pelajaran
yang juga berperan sebagai observer pada saat penelitian di KBM
IPS terpadu.
Tabel 4.9
Hasil Wawancara Responden Guru IPS Terpadu
SMP Al-Mubarak Pondok Aren
Setelah Pelaksanaan PTK dengan Menggunakan Media Audio Video
NO Pertanyaan Jawaban
1 Menurut anda apakah cocok media
audio video digunakan dalam
pembelajaran IPS?
cocok, karena siswa terlihat lebih
antusias dalam mengikuti
pembelajaran
2 Adakan kemungkinan anda
menerapkan media audio video ini
dikelas yang anda kerjakan?
ya pasti, setelah saya melihat
sikap antusiasnya siswa dengan
media yang di terapkan saya
merasa tertarik untuk mencoba
media tersebut
3 Pada materi apa yang cocok digunakan
dalam penggunaan media audio video
ini?
saya rasa materi apa saja cocok,
tergantung kita bisa
mengaplikasikannya dalam
menyampaikan materi kepada
siswa
4 Berdasarkan pengamatan yang anda
lakukan, apakah terdapat kemajuan
sejauh ini saya sudah menemukan
adanya kemajuan dalam proses
83
dalam belajar IPS siswa setelah
digunakannya media audio video?
belajar mengajar
5 Menurut anda, apakah kekurangan dan
kelebihan dari media audio video ini?
mungkin kekurangannya dari
sarana prasarana yang disediakan
disekolah, dan kelebihannya itu
bisa menarik perhatian siswa
dalam pembelajaran dan lebih
bisa memberikan pemahaman
kepada siswa tentang materi yang
diajarkan
6 Dengan pengamatan yang anda
lakukan selama ini, bagaimana tingkat
perhatian siswa terhadap pelajaran?
tingkat perhatian siswa sangat
jauh lebih baik dari sebelumnya
7 Menurut anda, apakah media audio
video dapat meningkatkan hasil belajar
siswa ?
Tentu saja, karena dengan
antusiasme dan tingginya
perhatian siswa terhadap materi
yang diajarkan, maka akan
berdampak meningkatnya hasil
belajar siswa dengan sendirinya.
Berdasarkan hasil wawancara di atas, dapat dilihat bahwa guru
mata pelajaran IPS Terpadu setuju bahwa kegiatan pembelajaran
dengan menggunakan media video pembelajaran sangat baik dan
dianggap berdampak positif terhadap hasil belajar siswa.
84
d. Refleksi
Pada tahap selanjutnya, yaitu tahap refleksi. Dalam tahap ini
peneliti melihat apakah proses pembelajaran yang dilakukan pada
siklus pertama sudah sesuai dengan perencanaan, apakah urutan
proses pembelajaran sudah sesuai dengan RPP yang dibuat dan
apakah proses pembelajaran yang sudah dilakukan sudah mencapai
tujuan yang tertuang dalam indikator pembelajaran.
Pada tahap refleksi siklus ke II, peneliti menyadari masih
banyak kekurangan yang terjadi. Baik yang timbul dari siswa
maupun secara teknis. Namun karena ahsil dari postes siklus ke II
yang telaj dilakukan terhadap siswa telah mendapatkan nilai yang
sesuai dan lebih dari nilai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM)
dari mata pelajaran IPS terpadu sebesar 70. Maka siklus dihentikan
dan dinyatakan berhasil.
Tabel 4.10
Hasil Belajar Siklus II
NO Nama Pretes Postes N-
gain
keterangan
1 Aang Ramadhan 3 7 0,5 Sedang
2 Achmad Fathoni 3 8 0,7 Tinggi
3 Adelia Islamiyah Nisa 4 8 0,6 Sedang
4 Adinda 4 8 0,6 Sedang
5 Athaya Anindita Putri 3 9 0,85 Tinggi
6 Audy Setya Prakoso P 4 8 0,6 Sedang
7 Bagus Awang Basuki 5 9 0,8 Tinggi
8 Dwi Anis Fitris 3 8 0,7 Tinggi
9 Eva Yulianti 4 9 0,8 Tinggi
10 Fajar Septia 2 8 0,75 Tinggi
11 Fajri Yanti 5 10 1 Tinggi
12 Farhan Nizam Firdaus 4 8 0,6 Sedang
13 Fera Koeserawati 3 8 0,7 Tinggi
14 Ika Oktavia 4 8 0,6 Sedang
15 Inas Inayah 3 8 0,7 Tinggi
85
16 Indah Permata 5 8 0,6 Sedang
17 Irsyad Maulana 3 7 0,5 Sedang
18 Ita Rosita 4 8 0,6 Sedang
19 Khuluqil Hasanah 4 8 0,6 Sedang
20 M.Henry Syahrani 4 8 0,6 Sedang
21 M.Taufan Alfaridzi 5 10 1 Tinggi
22 Maya Rosmita 5 9 0,8 Tinggi
23 Mega Chairunnisa 5 9 0,8 Tinggi
24 Muhammad Muzakki 3 8 0,7 Tinggi
25 Agiel 5 10 1 Tinggi
26 Narulis Ayu Nawastiti 4 8 0,6 Sedang
27 Niken Meidyanti 5 9 0,8 Tinggi
28 Okta Bagus 2 8 0,75 Tinggi
29 Prisma Winda Afina 4 8 0,6 Sedang
30 Rahadian Chandra 5 8 0,6 Sedang
31 Rahmad Suci 5 8 0,6 Sedang
32 Revi Lpriansyah 4 8 0,6 Sedang
33 Ripa Paoziyah 4 8 0,6 Sedang
34 Sela Sulitya P 4 8 0,6 Sedang
35 Selvy Dian Lestari 5 8 0,6 Sedang
36 Silmi Fuadna 4 8 0,6 Sedang
37 Syifa Fauziah 5 9 0,8 Tinggi
38 Tita Tamara 4 8 0,6 Sedang
39 Widya Sariningrum 5 8 0,6 Sedang
JUMLAH
RATA-RATA
158
4,05
323
8,2
26,65
0,68
86
Dari data di atas terdapat hasil sebagai berikut :
Hasil belajar IPS terpadu siklus II mengalami peningkatan dari
siklus I, hal ini dapat dibuktikan dengan tidak ada lagi siswa yang
memiliki Ngain rendah dan otomatis menambah siswa dengan
Ngain sedang dan tinggi.
Pada siklus II terdapat 22 siswa yang memiliki Ngain sedang
dan 17 siswa yang memiliki Ngain tinggi. Rata-rata nilai pretes
adalah 4,05 dan nilai rata-rata postes adalah 8,2. Dengan demikian
dapat peneliti simpulkan bahwa proses pembelajaran pada siklus II
mengalami peningkatan.
56%
44%
Gambar 4.2 NGain siklus II
Ngain kriteria
sedang
Ngain kriteria
tinggi
87
Tabel 4.11
Perbandingan Ngain Siklus I dan Ngain Siklus II
NO NAMA Ngain siklus I Ngain siklus II
1 Aang Ramadhan 0,3 0,5
2 Achmad Fathoni 0,4 0,7
3 Adelia Islamiyah Nisa 0,4 0,6
4 Adinda 0,5 0,6
5 Athaya Anindita Putri 0,5 0,85
6 Audy Setya Prakoso P 0,6 0,6
7 Bagus Awang Basuki 0,6 0,8
8 Dwi Anis Fitris 0,4 0,7
9 Eva Yulianti 0,5 0,8
10 Fajar Septia 0,3 0,75
11 Fajri Yanti 0,4 1
12 Farhan Nizam Firdaus 0,6 0,6
13 Fera Koeserawati 0,6 0,7
14 Ika Oktavia 0,4 0,6
15 Inas Inayah 0,4 0,7
16 Indah Permata 0,4 0,6
17 Irsyad Maulana 0,5 0,5
18 Ita Rosita 0,5 0,6
19 Khuluqil Hasanah 0,6 0,6
20 M.Henry Syahrani 0,5 0,6
21 M.Taufan Alfaridzi 0,8 1
22 Maya Rosmita 0,5 0,8
23 Mega Chairunnisa 0,5 0,8
24 Muhammad Muzakki 0,4 0,7
25 Agiel 0,8 1
26 Narulis Ayu Nawastiti 0,7 0,6
27 Niken Meidyanti 0,7 0,8
28 Okta Bagus 0,3 0,75
29 Prisma Winda Afina 0,6 0,6
30 Rahadian Chandra 0,4 0,6
31 Rahmad Suci 0,5 0,6
32 Revi Lpriansyah 0,5 0,6
33 Ripa Paoziyah 0,5 0,6
34 Sela Sulitya P 0,7 0,6
35 Selvy Dian Lestari 0,8 0,6
36 Silmi Fuadna 0,5 0,6
37 Syifa Fauziah 0,7 0,8
38 Tita Tamara 0,4 0,6
39 Widya Sariningrum 0,5 0,6
JUMLAH
RATA-RATA
20,2
0,51
26,65
0,68
88
Berdasarkan tabel siklus I dan siklus II dapat dibandingkan
adanya peningkatan pada nilai rata-rata pretes, postes serta Ngain
pada siklus I dan siklus II. Perinciannya adalah sebagai berikut :
Nilai rata-rata pretes siklus I adalah 3,79 dan pretes pada siklus
II adalah 4,05. Kemudian nilai rata-rata postes siklus I adalah 7,3
dan postes pada siklus II adalah 8,2. Kemudian rata-rata Ngain
siklus I adalah 0,51 dan rata-rata Ngain siklus II adalah 0,68.
Peningkatan hasil belajar pada siklus I dan II dapat dilihat sebagai
berikut :
Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa ada peningkatan hasil
belajar pada siklus I dan siklus II. Nilai Ngain pada siklus I
dengan kriteria rendah yaitu sebesar 8% sebanyak 3 orang siswa,
kriteria sedang sebesar 74% sebanyak 29 orang siswa dan kriteria
8
0
74
44
18
56
0
10
20
30
40
50
60
70
80
NGain Siklus I NGain Siklus II
Dala
m (
%)
Gambar 4.3
Perbandingan NGain Siklus I dan Siklus II
89
tinggi sebesar 18% sebanyak 7 orang siswa. Hasil pada siklus I
jelas menunjukan bahwa nilai yang dihasilkan belum maksimal dan
belum mencapai tujuan yakni KKM sebesar 70.
Pada siklus II peningkatan terjadi sangan signifikan dalam
Ngain kriteria tinggi, dimana pada siklus II terdapat Ngain dengan
kriteria sedang sebesar 56% yaitu sebanyak 22 orang siswa dan
kriteria tinggi sebesar 44% sebanyak 17 orang siswa. Pada siklus II
tidak terdapat siswa dengan Ngain berkriteria rendah yang
menunjukan bahwa siklus II telah memuaskan dan sesuai dengan
tujuan KKM sebesar 70.
C. Pembahasan Hasil Temuan Penelitian
Sebelum dilakukan tindakan pembelajaran dengan menggunakan media
audio video, proses pembelajaran IPS lebih didominasi oleh guru sehingga
siswa kurang aktif selama proses pembelajaran berlangsung. Selain itu faktor
penyebab rendahnya hasil belajar siswa adalah kurangnnya guru dalam
menggunakan media bantu dalam kegiatan belajar-mengajar. Dengan
menggunakan media audio video kegiatan pembelajaran selain menjadi lebih
menarik dan menyenangkan juga bisa membuat kejenuhan siswa menjadi
hilang dalam kegiatan belajar mengajar.
Penggunaan media audio video pada mata pelajaran IPS terpadu
(sosiologi) di kelas VIII awalnya memang masih banyak terdapat berbagai
kendala. Kendala itu muncul baik dari segi peralatan audio video yang akan
dijadikan alat untuk menampilkan objek mata pelajaran, juga kendala yang
timbul dari siswa itu sendiri. Di awal kegiatan pembelajaran masih banyak
siswa yang kurang fokus dan menyimak materi yang diberikan oleh guru
lewat media audio video. Namun seiring berjalannya waktu serta ditambah
pengarahan dari guru sebagai peneliti, maka kegiatan pembelajaran IPS
terpadu (sosiologi) dengan menggunakan media audio video berjalan dengan
90
baik dan terbukti dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII SMP Al-
Mubarak Pondok Aren.
Berdasarkan hasil dari siklus I, hasil belajar pada siklus I masih harus
ditingkatkan, karena masih terdapat nilai siswa yang berada di bawah rata-
rata. 3 siswa memiliki Ngain tergolong rendah, 29 siswa memiliki Ngain
tergolong sedang dan hanya 7 siswa yang memiliki Ngail tergolong tinggi.
Selain itu dapat dijelaskan mengenai rata-rata nilai pretes yaitu 3,79 dan rata-
rata nilai postes 7,3. Oleh karena itu proses pembelajaran IPS terpadu
menggunakan media audio video dilanjutkan ke siklus II dengan tujuan
meningkatkan hasil belajar IPS terpadu (sosiologi) karena masih ada siswa
yang mendapatkan nilai rendah.
Hasil belajar IPS terpadu (sosiologi) siswa pada siklus II mengalami
peningkatan dari siklus I, hal ini dapat dibuktikan dengan tidak ada lagi siswa
yang memiliki Ngain rendah sehingga menambah siswa dengan nilai Ngain
sedang dan tinggi. Pada siklus II terdapat 22 siswa yang memiliki nilai Ngain
sedang dan 17 siswa yang memiliki nilai Ngain tinggi. Rata-rata nilai pretes
adalah 4,05 dan rata-rata nilai postes adalah 8,2. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa proses pembelajaran pada siklus II mengalami
peningkatan.
Berdasarkan tabel hasil belajar siklus I dan siklus II dapat dibandingkan
adanya peningkatan pada nilai rata-rata pretes , postes serta Ngain pada siklus
I dan siklus II. Perinciannya adalah sebagai berikut : nilai rata-rata pretes
siklus I ialah 3,79, nilai rata-rata postes siklus I adalah 7,3. Nilai rata-rata
pretes siklus II adalah 4,05 dan rata-rata nilai postes siklus II adalah 8,2. Rata-
rata Ngain siklus I adalah 0,51 dan rata-rata Ngain siklus II adalah 0,68.
Dalam penelitian yang dilakukan oleh peneliti, terbukti bahwa ada
pengaruh media audio video dalam kegiatan belajar mengajar IPS terpadu.
Namun tidak bisa dipungkiri bahwa keberhasilan penggunaan media audio
video diiringi oleh beberapa kelemagan. Kelemahan ini terjadi pada saat
91
proses pembelajaran menggunakan media audio video dilakukan. Pada saat
kegiatan belajar menggunakan media dilaksanakan, masih banyak siswa yang
kurang paham akan tujuan sebenarnya menonton materi yang diberikan oleh
peneliti. Sehingga ada beberapa siswa yang saling berdiskusi antar siswa
lainnya. Kurangnya arahan dari guru juga menjadi andil terjadinya hal
tersebut. Banyak dari siswa dan siswi hanya terfokus kepada sesuatu yang
terlihat menyenangkan dalam video yang diberikan peneliti. Padahal
sesingguhnya tujuan dari menyimak materi audio video adalah untuk memberi
kemudahan dalam memahami materi pelajaran yang terkandung dalam media
audio video yang ditampilkan.
Selain itu kurangnya persiapan dari segi teknis juga bisa mengurangi
keberhasilan dalam proses pembelajaran. Misalnya pada siklus I peneliti yang
saat itu bertindak sebagai guru mata pelajaran IPS terpadu kurang
mempersiapkan peralatan audio yang sesuai dengan spesifikasi untuk
menanyangkan materi audio dan video yang akan diberikan kepada murid.
Akibatnya pada saat kegiatan berlangsung, speaker yang digunakan untuk
mendengarkan suara dari audio video yang diberikan oleh guru berfungsi
kurang maksimal. Akibatnya banyak siswa dan siswi yang akhirnya sedikit
kurang paham akan materin yang disampaikan melalui media audio video.
Kurangnya dan terbatasnya waktu pembelajaran juga menjadi kelemahan dari
pembelajaran menggunakan media audio video. Kelemahan tersebut yaitu
waktu terlalu banyak habis hanya untuk memberi pengarahan dan
mempersiapkan kondisi kelas agar lebih kondusif .
Dalam hal ini, media audio video bukanlah menjadi suatu media yang
sempurna dan tidak memiliki kekurangan. Media audio video dengan segala
kemenarikan dari segi audio dan visual tak selamanya membawa pengaruh
yang positif pada saat kegiatan belajar berlangsung. Terkadang kemenarikan
video dari segi audio visual akan mengurangi bahwa menghilangkan
konsentrasi siswa dan siswi dalam menerima materi yang disampaikan.
Namun dengan diberikannya arahan yang cukup mengenai tujuan dan hakikat
92
dari menonton materi yang disampaikan melalui media audio video tentu
kegiatan pembelajaran akan berdampak positif dalam kegiatan pembelajaran.
Berdasarkan hasil evaluasi dapat dikatakan bahwa jalannya pembelajaran
pada siklus II telah berhasil memperbaiki berbagai kelemahan yang terjadi
pada siklus I. Perbaikan tersebut berakibat pada peningkatan aktifitas siswa
dalam pembelajaran dan akhirnya mengakibatkan pada pencapaian hasil
belajar siswa yang memuaskan.
Berdasarkan hasil wawancara terhadap guru mata pelajaran setelah
tindakan, dapat disimpulkan bahwa media audio video bisa dikatakan sangat
cocok dalam menunjang kegiatan pembelajaran terlebih dengan adanya media
audio video penyampaian materi menjadi lebih mudah dipahami siswa dan
bisa menarik perhatian siswa lebih baik tentang materi yang diajarkan. Hal ini
dikarenakan guru mata pelajaran hanya menggunakan metode ceramah
sehingga terkadang membuat siswa merasa bosan dalam mengikuti kegiatan
pembelajaran.
Kemudian berdasarkan hasil wawancara terhadap siswa setelah tindakan,
dapat disimpulkan bahwa penggunaan media audio video terasa lebih menarik
dalam kegiatan pembelajaran. Dengan media audio video siswa pun merasa
lebih mengerti jika dibandingkan dengan media buku. Dengan media audio
video pun siswa bisa lebih memahami materi pembelajaran hal ini
dikarenakan berbeda dengan buku, media audio dan video langsung menuju
inti dari pembelajaran yang sedang dipelajari tanpa mengurangi makna dan isi
dari materi yang diajarkan lewat media buku sehingga siswa tidak merasa
bosan dan jenuh dalam mengikuti materi pelajaran IPS yang dikenal sebagai
mata pelajaran hafalan.
93
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan yang telah diuraikan di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa media audio video dapat meningkatkan hasil belajar IPS
terpadu (sosiologi) pada materi pengendalian sosial, hal ini didasarkan pada:
Setelah dilakukan kegiatan pembelajaran dengan media audio video dalam
mata pelajaran IPS terpadu (sosiologi) di kelas VIII SMP Al-Mubarak Pondok
Aren. Setiap siklusnya terdapat peningkatan hasil belajar siswa dalam mata
pelajaran IPS Terpadu (sosiologi). Berdasarkan hasil belajar siklus I dan II
dapat dibandingkan adanya peningkatanpada nilai rata-rata pretes, postes serta
Ngain siklus I dan siklus II. Perinciannya adalah sebagai berikut : nilai rata-
rata pretes siklus I adalah 3,79 dan nilai rata-rata postes adalah 7,3. Nilai
pretes siklus II adalah 4,05 dan nilai rata-rata postes siklus II adalah 8,2.
Sedangkan rata-rata NGain pada siklus I adalah 0,51 dan rata-rata nilai NGain
siklus II adalah 0,68.
Hal ini menunjukan bahwa pemahaman siswa pada materi pengendalian
sosial dapat ditingkatkan melalui media audio video. Dengan pembelajaran
94
menggunakan media audio video pun membuat siswa menjadi lebih aktif dan
bersikap kritis terhadap materi yang diajarkan. Hal ini dapat dilihat dari respon
siswa dan hasil wawancara yang melibatkan siswa yang menunjukan bahwa
siswa menjadi lebih bersemangat dan tidak mudah merasa bosan sehingga
membuat hasil belajarnya mengalami peningkatan yang signifikan.
B. SARAN
a. Siswa hendaknya menanamkan rasa senang terhadap pelajaran IPS
(Sosiologi). Karena hal tersebut akan memudahkan siswa dalam
memahami pelajaran sehingga dapat meningkatkan hasil belajar.
b. Berdasarkan penelitian ini, hendaknya guru dapat dan mau menggunakan
media audio video sebagai salah satu sumber belajar bagi para siswanya.
Karena media tersebut terbukti dapat meningkatkan hasil siswa dalam
belajar IPS di sekolah. Sehingga sumber belajar yang dapat di akses siswa
tidak hanya terbatas pada guru dan buku teks saja tetapi telah bertambah
dengan di manfaatkannya media audio video.
c. Guru diharapkandapatmengoptimalkan kemampuannya mengajar untuk
dapat memotivasi siswa dalam kegiatan belajar mengajar yaitu dengan
menggunakan media pembelajaran.
d. Pengaruh media pembelajaran terhadap hasil belajar siswa pada mata
pelajaran IPS Terpadu di SMP Al-Mubarak Pondok Aren sebagai upaya
peningkatan penggunaan media pembelajaran cukup baik. Upaya yang
dilakukan untuk meningkatkan pengguanan media pembelajaran agar lebih
efektif dan efisien adalah salah satunya dengan mengikuti pelatihan-
pelatihan tentang penggunaan media pembelajaran serta tetap
memperharikan prinsip-prinsip dan faktor-faktor dalam pemilihan dan
penggunaan media pengajaran. Hal ini sangat diperlukan untuk
menghasilkan pembelajaran yang efektif dan efisien khususnya pada
pembelajaran IPS Terpadu serta informasi pengajaran atau materi
pelajaran dapat diserap oleh anak didik dengan optimal.
95
e. Bagi peneliti diharapkan dengan adanya penelitian ini dapat bermanfaat
dalam melakukan kegiatan penelitian yang terkait dengan penggunaan
media audio dan video dalam proses kegiatan belajar mengajar pada mata
pelajaran IPS terpadu (Sosiologi).
96
DAFTAR PUSTAKA
Al Barry,Dahlan. Kamus Ilmiah Populer,.Surabaya : Arkola, 1994.
Arsyad,Azhar. Media pembelajaran. Jakarta : PT.Rajagrafindo Persada,1997.
Asnawir dan Basyirudin Usman. Media Pembelajaran. Jakarta: Ciputat Pers,
2002.
Asra, Sumiati. Metode Pembelajaran,.Bandung : CV. Wacana Prima, 2008.
Aunurrahman, Belajar dan Pembelajaran. Bandung : Alfabeta,2009.
Cecep kustandi,dkk. Media pembelajaran;manual dan digital. Bogor :Ghalia
Indonesia.
Hamalik, Oemar.Media pendidikan.Bandung : Cipta Aditya Bakti, 1994.
Hamzah B. Uno. Profesi Kependidikan Problema Solusi Dan Reformasi
Pendidikan Di Indonesia. Jakarta : Bumi Aksara, 2007
Harianto,Suyono. Belajar dan Pembelajaran. Bandung : Rosda,2011.
J. Dwi Narwoko dan Bagong Suyanto. Sosiologi: Teks Pengantar & Terapan.
Jakarta: Kencana, 2007.
Kunandar. Langkah mudah Penelitian Tindakan kelas sebagai pengembang
profesi guru. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2010.
M. Sitorus. Berkenalan dengan Sosiologi. Jakarta : Erlangga, 1999.
Munadi,Yudhi. Media Pembelajaran. Jakarta :GP Press,2012.
Nasution. Didaktik Asas-Asas Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara, 1995.
Nurdin, Syafruddin. Model Pembelajaran yang Memperhatikan Keragaman
Individu Siswa dalam KBK. Jakarta :Ciputat Press, 2005.
97
Purwanto,Ngalim. Psikologi pendidikan. Bandung : PT remaja Rosdakarya,1990.
Raho, Bernard. Sosiologi-Sebuah Pengantar. Surabaya : Ledalero, 2004.
Sadiman S, Arif. Media pendidikan . Jakarta : CV Rajawali, 1986.
Sapriya,.Pendidikan IPS Konsep dan Pembelajaran. Bandung : PT. Remaja
Rosda Karya, 2009.
Shaleh, Abdul Rahman, Psikologi dalam persepktif Islam. Jakarta : Prenada
Media,2004.
Soekanto, Soerjono. Memperkenalkan Sosiologi. Jakarta : CV. Rajawali, 1982.
Sudjana, Nana. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : PT. Remaja
Rosdakarya, 2010.
Suralaga,Fadilah,dkk. Psikologi pendidikan dalam perspektif islam. Jakarta :UIN
Press,2005
Suryabrata,Sumardi. Psikologi Pendidikan, Jakarta : PT. Raja Garfindo, 2007.
Syah, Muhibbin. Psikologi pendidikan. Bandung :PT Remaja Rosdakarya,2010.
Syaiful bahri,dkk. Strategi belajar mengajar. Jakarta :Rineka Cipta,2006.
Trianto.Model Pembelajaran Terpadu Dalam Teori dan Praktek. Jakarta : Prestasi
Pustaka Publisher, 2001.
Wiriaatmadja ,Rochiati. Metode penelitian tindakan kelas. Bandung: PT. Remaja
Rosydakarya, 2006.
98
Lampiran 1 SKOR DATA DIBOBOT ================= Jumlah Subyek = 39 Butir soal = 30 Bobot utk jwban benar = 1 Bobot utk jwban salah = 0 Nama berkas: Uji Validitas kelas VIII No Urt No Subyek Kode/Nama Benar Salah Kosong Skr Asli Skr Bobot 1 1 1 21 9 0 21 21 2 2 2 20 10 0 20 20 3 3 3 18 12 0 18 18 4 4 4 23 7 0 23 23 5 5 5 20 10 0 20 20 6 6 6 19 11 0 19 19 7 7 7 9 21 0 9 9 8 8 8 19 11 0 19 19 9 9 9 10 20 0 10 10 10 10 10 23 7 0 23 23 11 11 11 19 11 0 19 19 12 12 12 23 7 0 23 23 13 13 13 27 3 0 27 27 14 14 14 19 11 0 19 19 15 15 15 22 8 0 22 22 16 16 16 21 9 0 21 21 17 17 17 26 4 0 26 26 18 18 18 12 18 0 12 12 19 19 19 20 10 0 20 20 20 20 20 25 5 0 25 25 21 21 21 21 9 0 21 21 22 22 22 19 11 0 19 19 23 23 23 23 7 0 23 23 24 24 24 17 13 0 17 17 25 25 25 29 1 0 29 29 26 26 26 28 2 0 28 28 27 27 27 20 10 0 20 20 28 28 28 24 6 0 24 24 29 29 29 22 8 0 22 22 30 30 30 27 3 0 27 27 31 31 31 3 27 0 3 3 32 32 32 16 14 0 16 16 33 33 33 20 10 0 20 20 34 34 34 19 11 0 19 19 35 35 35 21 9 0 21 21 36 36 36 20 10 0 20 20 37 37 37 22 8 0 22 22 38 38 38 4 26 0 4 4 39 39 39 23 7 0 23 23
99
LAMPIRAN 2 RELIABILITAS TES ================ Rata2= 19,85 Simpang Baku= 5,72 KorelasiXY= 0,79 Reliabilitas Tes= 0,89 Nama berkas = Uji Realibilitas kelas VIII No.Urut No. Subyek Kode/Nama Subyek Skor Ganjil Skor Genap Skor Total 1 1 1 13 8 21 2 2 2 10 10 20 3 3 3 10 8 18 4 4 4 11 12 23 5 5 5 10 10 20 6 6 6 9 10 19 7 7 7 4 5 9 8 8 8 9 10 19 9 9 9 5 5 10 10 10 10 11 12 23 11 11 11 8 11 19 12 12 12 12 11 23 13 13 13 14 13 27 14 14 14 10 9 19 15 15 15 14 8 22 16 16 16 11 10 21 17 17 17 14 12 26 18 18 18 7 5 12 19 19 19 9 11 20 20 20 20 14 11 25 21 21 21 11 10 21 22 22 22 8 11 19 23 23 23 12 11 23 24 24 24 9 8 17 25 25 25 15 14 29 26 26 26 15 13 28 27 27 27 9 11 20 28 28 28 13 11 24 29 29 29 11 11 22 30 30 30 14 13 27 31 31 31 3 0 3 32 32 32 8 8 16 33 33 33 10 10 20 34 34 34 9 10 19 35 35 35 11 10 21 36 36 36 10 10 20 37 37 37 13 9 22 38 38 38 1 3 4 39 39 39 12 11 23
100
LAMPIRAN 3 DAYA PEMBEDA ============ Jumlah Subyek= 39 Klp atas/bawah(n)= 11 Butir Soal= 30 Nama berkas: Daya Pembeda kelas VIII No Butir Baru No Butir Asli Kel. Atas Kel. Bawah Beda Indeks DP (%) 1 1 8 6 2 18,18 2 2 10 5 5 45,45 3 3 11 6 5 45,45 4 4 8 5 3 27,27 5 5 8 4 4 36,36 6 6 8 6 2 18,18 7 7 10 6 4 36,36 8 8 6 1 5 45,45 9 9 10 4 6 54,55 10 10 11 3 8 72,73 11 11 11 4 7 63,64 12 12 8 6 2 18,18 13 13 9 7 2 18,18 14 14 9 4 5 45,45 15 15 11 6 5 45,45 16 16 7 2 5 45,45 17 17 11 3 8 72,73 18 18 9 5 4 36,36 19 19 9 3 6 54,55 20 20 11 5 6 54,55 21 21 8 4 4 36,36 22 22 11 5 6 54,55 23 23 11 4 7 63,64 24 24 8 5 3 27,27 25 25 10 5 5 45,45 26 26 9 6 3 27,27 27 27 8 6 2 18,18 28 28 9 6 3 27,27 29 29 10 6 4 36,36 30 30 9 8 1 9,09
101
LAMPIRAN 4 TINGKAT KESUKARAN ================= Jumlah Subyek= 39 Butir Soal= 30 Nama berkas: Tingkat Kesukaran Kelas VIII No Butir Baru No Butir Asli Jml Betul Tkt. Kesukaran(%) Tafsiran 1 1 27 69,23 Sedang 2 2 23 58,97 Sedang 3 3 29 74,36 Mudah 4 4 22 56,41 Sedang 5 5 22 56,41 Sedang 6 6 25 64,10 Sedang 7 7 29 74,36 Mudah 8 8 15 38,46 Sedang 9 9 27 69,23 Sedang 10 10 29 74,36 Mudah 11 11 29 74,36 Mudah 12 12 27 69,23 Sedang 13 13 27 69,23 Sedang 14 14 25 64,10 Sedang 15 15 30 76,92 Mudah 16 16 14 35,90 Sedang 17 17 29 74,36 Mudah 18 18 28 71,79 Mudah 19 19 24 61,54 Sedang 20 20 30 76,92 Mudah 21 21 19 48,72 Sedang 22 22 28 71,79 Mudah 23 23 27 69,23 Sedang 24 24 24 61,54 Sedang 25 25 22 56,41 Sedang 26 26 27 69,23 Sedang 27 27 28 71,79 Mudah 28 28 28 71,79 Mudah 29 29 30 76,92 Mudah 30 30 30 76,92 Mudah
102
LAMPIRAN 5 REKAP ANALISIS BUTIR ===================== Rata2= 19,85 Simpang Baku= 5,72 KorelasiXY= 0,79 Reliabilitas Tes= 0,89 Butir Soal= 30 Jumlah Subyek= 39 Nama berkas: Rekapitulasi data Btr Baru Btr Asli D.Pembeda(%) T. Kesukaran Korelasi Sign. Korelasi 1 1 18,18 Sedang 0,051 - 2 2 45,45 Sedang 0,365 Signifikan 3 3 45,45 Mudah 0,431 Signifikan 4 4 27,27 Sedang 0,324 - 5 5 36,36 Sedang 0,379 Signifikan 6 6 18,18 Sedang 0,405 Signifikan 7 7 36,36 Mudah 0,514 Sangat Signifikan 8 8 45,45 Sedang 0,283 - 9 9 54,55 Sedang 0,621 Sangat Signifikan 10 10 72,73 Mudah 0,670 Sangat Signifikan 11 11 63,64 Mudah 0,597 Sangat Signifikan 12 12 18,18 Sedang 0,267 - 13 13 18,18 Sedang 0,267 - 14 14 45,45 Sedang 0,405 Signifikan 15 15 45,45 Mudah 0,405 Signifikan 16 16 45,45 Sedang 0,314 - 17 17 72,73 Mudah 0,608 Sangat Signifikan 18 18 36,36 Mudah 0,366 Signifikan 19 19 54,55 Sedang 0,492 Sangat Signifikan 20 20 54,55 Mudah 0,427 Signifikan 21 21 36,36 Sedang 0,308 - 22 22 54,55 Mudah 0,578 Sangat Signifikan 23 23 63,64 Sedang 0,611 Sangat Signifikan 24 24 27,27 Sedang 0,398 Signifikan 25 25 45,45 Sedang 0,452 Sangat Signifikan 26 26 27,27 Sedang 0,306 - 27 27 18,18 Mudah 0,386 Signifikan 28 28 27,27 Mudah 0,346 - 29 29 36,36 Mudah 0,513 Sangat Signifikan 30 30 9,09 Mudah 0,244 -
103
LAMPIRAN 6
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Sekolah : SMP AL-Mubarok
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Kelas/ Semester :VIII/2
Pertemuan Ke- : 1 dan 2
Alokasi Waktu : 4 x 40 Menit (2x pertemuan)
STANDAR KOMPETENSI :Memahami pranata dan penyimpangan sosial
I. Kompetensi Dasar
- Mendeskripsikan upaya pengendalian sosial
II. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI
NO Indikator Pencapaian Kompetensi Nilai Karakter
1 Mendeskripsikan arti pengendalian sosial jujur, disiplin, mandiri, kerja
keras, rasa ingin tahu,
semangat, bersahabat, cinta
damai, peduli sosial, tanggung
jawab, rasa hormat dan
perhatian.
2 Mengidentifikasikan macam-macam pengendalian
sosial
3 Mengidentifikasikan tahapan pengendalian sosial
III. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari materi siswa diharapkan mampu :
1. Menjelaskan pengertian pengendalian sosial
2. Menyebutkan macam-macam pengendalian sosial
3. Menyebutkan tahapan pengendalian sosial
IV. MATERI PEMBELAJARAN
A. Materi Pokok
Pengendalian sosial
104
B. Uraian Materi
a. Pengertian Pengendalian Sosial
Pengendalian sosial adalah suatu bentuk aktivitas masyarakat yang
disampaikan kepada pihak-pihak tertentu dalam masyarakat karena
adanya penyimpangan-penyimpangan sosial.
b. Macam-macam pengendalian sosial
a) Berdasarkan Waktu pelaksanaannya
Berdasarkan waktu pelaksanaannya, pengendalian sosial dapat
dibedakan menjadi 3, yaitu :
1. Tindakan Preventif, yaitu tindakan yang dilakukan oleh pihak
berwajib sebelum penyimpangan sosial terjadi agar suatu tindak
pelanggaran dapat diredam atau dicegah.
2. Tindakan Represif, yaitu tindakan aktif yang dilakukan pihak
berwajib pada saat penyimpangan sosial terjadi agar penyimpangan
yang sedang terjadi dapat dihentikan.
3. Tindakan Kuratif, yaitu tindakan yang diambil setelah terjadinya
tindak penyimpangan sosial.
b) Berdasarkan Sifatnya
1. Pengendalian Internal ; pengendalian jenis ini dilakukan oleh
penguasa sebagai pemegang kekuasaan untuk menjalankan roda
pemerintahannya melalui strategi politik.
2. Pengendalian eksternal ; pengendalian sosial jenis ini dilakukan
oleh rakyat kepada para penguasa.
c) Berdasarkan Cara pengendalian sosial
1. Tindakan Persuasif yaitu tindakan pencegahan yang dilakukan
dengan cara pendekatan secara damai tanpa ada paksaan.
2. Tindakan koersif yaitu tindakan pengendalian sosial yang dilakukan
secara pemaksaan.
105
d) Berdasarkan Pelaku Pengendalian Sosial
1. Pengendalian Pribadi yaitu pengaruh yang datang dari orang atau
tokoh tertentu.
2. Pengendalian Institusional yaitu pengaruh yang ditimbulkan dari
adanya suatu konstitusi atau lembaga.
3. Pengendalian Resmi yaitu pengendalian atau pengawasan sosial
yang dilakukan oleh lembaga resmi negara sesuai dengan peraturan
yang berlaku dengan sanksi hukum yang jelas dan mengikat.
4. Pengendalian tidak resmi yaitu pengendalian atau pengawasan sosial
yang dilakukan tanpa rumusan aturan yang jelas atau tanpa sanksi
hukum yang tegas.
c. Tahapan Pengendalian Sosial
1. Tahap sosialisasi atau pengenalan
Pada tahap ini, masyarakat dikenalkan pada bentuk-bentuk
penyimpangan sosial beserta sanksi-sanksinya
2. Tahap Penekanan Sosial
Tahap ini dilakukan untuk mendukung terciptanya kondisi sosial
yang stabil. Pada tahap ini telah disertai dengan pelaksanaan sanksi
atau hukuman kepada para pelaku tindakan penyimpangan.
3. Tahap Pendekatan Kekuasaan/Kekuatan
Berdasarkan pelakunya, tahap ini dapat dibedakan menjadi 3, yaitu :
1. Pengendalian Kelompok terhadap Kelompok
2. Pengendalian kelompok terhadap anggotanya
3. Pengendalian pribadi terhadap pribadi lainnya
V. METODE PEMBELAJARAN
a. Ceramahbervariasi dengan menggunakan Media Audio Video
b. Tanya jawab
c. Observasi
d. Diskusi
e. Penugasan
VI. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
4. Pertemuan 1
A. Pendahuluan
106
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter
A. Apresepsi
- Menanyakan kembali tentang
materi yang akan dibahas
- Guru memberikan pre test untuk
mengetahui kemampuan siswa
sebelum diterangkan materi ajar.
B. Motivasi
- Guru menjelaskan pengendalian
Sosial
- Siswa memperhatikan dan
merespon dengan baik.
- Siswa mengerjakan soal pretes
yang diberikan oleh guru.
- Mendengarkan guru tentang
materi yang disampaikan
Disiplin,
kerjasama,
keterampilan
Pemahaman
B. Kegiatan Inti
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter
Eksplorasi
- Mengarahkan siswa untuk
membaca buku sumber.
- Melibatkan peserta didik mencari
informasi yang luas dan dalam
tentang topik/tema yang
dipelajari.
- Menggunakan beragam
pendekatan pembelajaran dan
media bantu audio video.
- Melibatkan peserta didik secara
aktif dalam setiap kegiatan
pembelajaran.
Elaborasi
- Guru membagi beberapa siswa
kedalam kelompok belajar untuk
berdiskusi tentang arti, macam-
macam dan tahapan pengendalian
- Siswa membaca buku sesuai arahan
guru
- Siswa belajar sesuai metode yang
dipakai guru.
- Siswa belajar, jika ada yang tidak
tahu. Siswabertanya kepada guru.
- Siswa belajar aktif di dalam proses
pembelajaran
- Siswa membagi kelompok untuk
melakukan diskusi terkait materi
yang diajarkan.
Disiplin,
kerjasama,
keterampilan, rasa
ingin tahu,
semangat,
mandiri, kerja
keras, demokratis,
gemar membaca,
tanggung jawab,
toleransi, cinta
tanah air, jujur,
religius,
menghargai
prestasi,
bersahabat, peduli
lingkungan,
gemar membaca,
semangat
107
C. Penutup
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter
- Bersama-sama dengan siswa/i
membuat rangkuman/simpulan
pelajaran
- Guru memberikan penguatan dari
hasil tanya jawab maupun diskusi
kelompok
- Bertanya kepada guru jika ada hal-
hal yang tidak dipahami.
- Siswa memperhatikan dan
menanggapi penjelasan guru.
Pengendalian
diri
sosial
- Guru memberikan waktu untuk
setiap kelompok
mempresentasikan hasil pekerjaan
kelompoknya secara pleno.
- Guru menjelaskan hasil diskusi
keseluruhan kelompok, untuk
memperoleh jawaban yang sesuai
dengan materi yang sedang
diajarkan.
Konfirmasi
- Guru bertanya jawab tentang hal-
hal yang belum diketahui siswa.
- Guru bersama siswa bertanya
jawab meluruskan kesalah
pahaman, memberikan penguatan
dan penyimpulan.
- Setiap kelompok mempresentasikan
pekerjaannya secara pleno
- Seluruh siswa memperhatikan dan
menanggapi penerangan guru
terkait materi pengendalian sosial.
Pengertian,macam-macam, dan
tahapan pengendalian sosial
- Siswa menjawab sebisanya apa
yang akan ditanyakan oleh guru.
- Siswa juga bertanya kepada guru
apa saja yang belum diketahui
terkait dengan materi pembahasan
kebangsaan.
108
- Guru memberikan post test kepada
siswa
- Siswa mengerjakan soal post test
yang diberikan oleh guru
VII. Sumber Belajar
Buku Paket IPS KelasVIII
Buku-buku Sumber yang Relevan
Video yang sesuai dengan materi
VIII. Penilaian
a. Tes tulis
b. penugasan
Format Kriteria Penilaian
1. PRODUK ( HASILDISKUSI )
No. Aspek Kriteria Skor
1. Konsep * semua benar
* sebagian besar benar
* sebagian kecil benar
* semuasalah
4
3
2
1
2. PERFORMANSI
No. Aspek Kriteria Skor
1.
2.
Kerjasama
Partisipasi
* bekerjasama
* kadang-kadangkerjasama
* tidakbekerjasama
* aktifberpartisipasi
* kadang-kadangaktif
* tidakaktif
4
2
1
4
2
1
3. LembarPenilaian
No NamaSiswa Performan Produk JumlahSkor Nilai
109
Kerjasama Partisipasi
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
CATATAN :
Nilai = ( Jumlah skor : jumlah skor maksimal ) X 10.
Untuk Siswa yang belum memenuhi syarat nilai sesuai KKM maka
diadakan Remedial.
Pondok Aren, Februari 2013
Mengetahui
Guru IPS Peneliti
Drs. Rohayati Syafiq Agung Ruswandi
110
LAMPIRAN 7
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Sekolah : SMP AL-Mubarok
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Kelas/ Semester :VIII/2
Pertemuan Ke- : 1 dan 2
Alokasi Waktu : 4 x 40 Menit (2x pertemuan)
STANDAR KOMPETENSI :Memahami pranata dan penyimpangan sosial
IX. Kompetensi Dasar
- Mendeskripsikan upaya pengendalian sosial
X. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI
NO Indikator Pencapaian Kompetensi Nilai Karakter
1 Mengidentifikasi bentuk-bentuk pengendalian
sosial.
jujur, disiplin, mandiri, kerja
keras, rasa ingin tahu,
semangat, bersahabat, cinta
damai, peduli sosial, tanggung
jawab, rasa hormat dan
perhatian.
2 Menjelaskan peran pranata sosial dalam upaya
pengendalian sosial
XI. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari materi siswa diharapkan mampu :
4. Menyebutkan bentuk-bentuk pengendalian sosial.
5. Menjelaskan peran pranata sosial dalam upaya pengendalian sosial.
XII. MATERI PEMBELAJARAN
C. Materi Pokok
Pengendalian sosial
111
D. Uraian Materi (terlampir)
a. Bentuk-Bentuk Pengendalian Sosial
Bentuk pengendalian sosial terbagi menjadi beberapa jenis, yaitu :
a) Gosip ; adalah kabar burung yang tidak berlandaskan fakta.
Gosip disebut juga sebagai kabar burung atau desas-desus.
b) Teguran ; adalah kritik sosial yang bersifat terbuka, baik lisan
maupun tulisan, terhadap orang atau lembaga yang melakukan
tindak penyimpangan sosial.
c) Sanksi atau Hukuman ; adalah tindakan tegas yang diambil jika
teguran tidak diindahkan oleh pelaku tindak penyimpangan.
d) Pendidikan dan agama ; pendidikan berfungsi untuk
mengarahkan dan membentuk sikap mental sesuai dengan
kaidah dan norma yang berlaku.
b. Peran Pranata sosial dalam upaya pengendalian Sosial
Keberhasilan suatu upaya pengendalian sosial tidak terlepas dari peran
pranata sosial di masyarakat. Peran pranata sosial sendiri adalah berusaha
menegakan dan menjalankan nilai dan norma sosial agar tercipta suatu
kondisi kehidupan masyarakat yang aman, selaras, dan tertib. Berikut ni
adalah pranata sosial yang berperan besar dalam upaya menciptakan
ketertiban dan pengendalian sosial :
a. Pranata Keluarga ; merupakan bentuk basic institutions.
Keluarga memiliki peran besar dalam membentuk karakter
seseorang kaitannya dengan perilaku sosial yang dilakukannya
dalam masyarakat.
b. Pranata Agama ; merupakan general institutions. Dalam
kehidupan bermasyarakat, agama merupakan benteng individu
dalam menghadapi tantangan dunia yang kian kompleks dari
waktu ke waktu.
c. Pranata Ekonomi ; pranata ekonomi memberikan aturan-aturan
khusus dalam upaya pengendalian sosial agar terciptanya suatu
keseimbangan dan terwujudnya suatu keadilan sosial.
112
d. Pranata pendidikan ; memiliki aturan dan disiplin baku yang
bertujuan untuk mempersiapkan anak didik melalui pengajaran
dan pendidikan ilmu pengetahuan. Dengan bekal tersebut,
seseorang diharapkan dapat menguasai berbagai jenis ilmu
pengetahuan sehingga mampu berkompetisi dalam kehidupan.
Pranata politik ; memiliki peran utama yaitu mengupayakan
kehidupan bermasyarakat yang merdeka, adil dan makmur, menjaga
kehormatan hak-hak dan kewajiban warga negara, serta mengatur
hubungan suatu negara dengannegara lain dalam pergaulan internasioal.
XIII. METODE PEMBELAJARAN
a. Ceramah bervariasi dengan menggunakan Media Audio Video
b. Tanya jawab
c. Observasi
d. Diskusi
e. Penugasan
XIV. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
D. Pendahuluan
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter
C. Apresepsi
- Menanyakan kembali tentang
materi yang akan dibahas
- Guru memberikan pre test untuk
mengetahui kemampuan siswa
sebelum diterangkan materi ajar.
D. Motivasi
- Guru menjelaskan pengendalian
Sosial
- Siswa memperhatikan dan
merespon dengan baik.
- Siswa mengerjakan soal pretes
yang diberikan oleh guru.
- Mendengarkan guru tentang
materi yang disampaikan
Disiplin,
kerjasama,
keterampilan
Pemahaman
E. Kegiatan Inti
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter
Eksplorasi Disiplin,
113
- Mengarahkan siswa untuk
membaca buku sumber.
- Melibatkan peserta didik mencari
informasi yang luas dan dalam
tentang topik/tema yang
dipelajari.
- Menggunakan beragam
pendekatan pembelajaran dan
media bantu audio video.
- Melibatkan peserta didik secara
aktif dalam setiap kegiatan
pembelajaran.
Elaborasi
- Guru membagi beberapa siswa
kedalam kelompok belajar untuk
berdiskusi tentang bentuk-bentuk
pengendalian sosial dan peran
pranata sosial dalam upaya
pengendalian sosial
- Guru merubah posisi tempat
duduk setiap kelompok agar siswa
tidak merasa jenuh di satu tempat
- Guru memberikan beberapa kata
kunci dari materi yang sedang
diajarkan kepada setiap kelompok
diskusi untuk didiskusikan dan
dibuatkan kalimat dari setiap kata
kunci
- Guru memberikan waktu untuk
setiap kelompok
mempresentasikan hasil pekerjaan
kelompoknya secara pleno.
- Siswa membaca buku sesuai arahan
guru
- Siswa belajar sesuai metode yang
dipakai guru.
- Siswa belajar, jika ada yang tidak
tahu. Siswabertanya kepada guru.
- Siswa belajar aktif di dalam proses
pembelajaran
- Siswa membagi kelompok untuk
melakukan diskusi terkait materi
yang diajarkan.
- Siswa mengikuti arahan guru
- Siswa berdiskusi dan membuat
kalimat dengan kata kunci yang
sudah disediakan oleh guru
- Setiap kelompok mempresentasikan
pekerjaannya secara pleno
kerjasama,
keterampilan, rasa
ingin tahu,
semangat,
mandiri, kerja
keras, demokratis,
gemar membaca,
tanggung jawab,
toleransi, cinta
tanah air, jujur,
religius,
menghargai
prestasi,
bersahabat, peduli
lingkungan,
gemar membaca,
semangat
kebangsaan.
114
F. Penutup
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter
- Bersama-sama dengan siswa/i
membuat rangkuman/simpulan
pelajaran
- Guru memberikan penguatan dari
hasil tanya jawab maupun diskusi
kelompok
- Guru memberikan post test kepada
siswa
- Bertanya kepada guru jika ada hal-
hal yang tidak dipahami.
- Siswa memperhatikan dan
menanggapi penjelasan guru.
- Siswa mengerjakan soal post test
yang diberikan oleh guru
Pengendalian
diri
- Guru menjelaskan hasil diskusi
keseluruhan kelompok, untuk
memperoleh jawaban yang sesuai
dengan materi yang sedang
diajarkan.
Konfirmasi
- Guru bertanya jawab tentang hal-
hal yang belum diketahui siswa.
- Guru bersama siswa bertanya
jawab meluruskan kesalah
pahaman, memberikan penguatan
dan penyimpulan.
- Seluruh siswa memperhatikan dan
menanggapi penerangan guru
terkait materi pengendalian sosial.
Pengertian,macam-macam, dan
tahapan pengendalian sosial
- Siswa menjawab sebisanya apa
yang akan ditanyakan oleh guru.
- Siswa juga bertanya kepada guru
apa saja yang belum diketahui
terkait dengan materi pembahasan
115
XV. Sumber Belajar
Buku Paket IPS KelasVIII
Buku-buku Sumber yang Relevan
Video yang sesuai dengan materi
XVI. Penilaian
a. Tes tulis
b. penugasan
Format Kriteria Penilaian
3. PRODUK ( HASILDISKUSI )
No. Aspek Kriteria Skor
1. Konsep * semua benar
* sebagian besar benar
* sebagian kecil benar
* semuasalah
4
3
2
1
4. PERFORMANSI
No. Aspek Kriteria Skor
1.
2.
Kerjasama
Partisipasi
* bekerjasama
* kadang-kadangkerjasama
* tidakbekerjasama
* aktifberpartisipasi
* kadang-kadangaktif
* tidakaktif
4
2
1
4
2
1
3. LembarPenilaian
No NamaSiswa Performan
Produk JumlahSkor Nilai Kerjasama Partisipasi
116
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
CATATAN :
Nilai = ( Jumlah skor : jumlah skor maksimal ) X 10.
Untuk Siswa yang belum memenuhi syarat nilai sesuai KKM maka
diadakan Remedial.
Pondok Aren, Februari 2013
Mengetahui
Guru IPS Peneliti
Drs. Rohayati Syafiq Agung Ruswandi
117
Lampiran 8
Kisi-kisi
Soal Tes Hasil Belajar Sosiologi Siklus I
NO Standar
Kompetensi
Kompetensi
dasar
Materi
Pokok
Indikator Nomor
soal
Bentuk
soal
1.1
1.2
1.3
Memahami pranata dan
penyimpangan
sosial
Mendeskripsikan upaya
pengendalian
sosial
Pengendalian sosial
Mendeskripsikan arti
pengendalian sosial
Mengidentifikasikan
macam-macam pengendalian sosial
Mengidentifikasikan
tahapan pengendalian sosial
1,2
3,4,5,6
7,8,9,10
Pilihan ganda
118
Lampiran 9
PRETES dan POSTES
SIKLUS I
Nama : ....................................................
Kelas : .....................................................
Berilah tanda silang (x) pada a,b,c dan d pada jawaban yang benar !
1. Penggerebekan rumah yang diduga sarang teroris merupakan suatu bentuk suatu
bentuk tindakan ...
a. Persuasif
b. represif
c. Kuratif
d. Preventif
2. Pola tingkah laku masyarakat di sekitar asrama militer akan menunjukan
kemiripan dengan pola militer juga. Hal ini merupakan dampak adanya
pengendalian sosial yang bersifat...
a. Koersi.
b. represif
c. Primer
d. Institusional
3. Pengendalian institusional adalah pengendalian sosial yang dilakukan oleh
a. Guru
b. Lembaga sosial
c. Guru
d. Tokoh adat
4. Latar belakang diperlukannya pengendalian sosial, adalah
a. Adanya homogenitas warga masyarakat
b. Adanya heterogenitas warga masyarakat
c. Adanya rasa senasib sepenanggungan antarwarga masyarakat
d. Mudah masuknya pengaruh budaya asing kedalam budaya kita
5. Secara umum fungsi pengendalian sosial ialah ..
a. Agar nilai dan norma dapat dijalankan warga masyarakat
119
b. Agar tercipta suasana saling menghargai antar warga masyarakat
c. Agar terjadi hubungan yang harmonis antar warga masyarakat
d. Menjadikan warga masyarakat patuh
6. KPK menyatakan perang terhadap Korupsi dan mengingatkan agar tidak mencoba
melakukan tindak pidana korupsi. Contoh pengendalian sosial tersebut
berdasarkan caranya tergolong jenis
a. Proaktif
b. Preventif
c. Represif
d. Persuasif
e. Koersif
7. Contoh pengendalian yang bersifat persuasif adalah ...
a. Anak yang memeras temannya ditangkap dan dibina agar baik
b. Perampok yang dihakimi massa sampai mati
c. Pencopet yang tertangkap langsung diserahkan ke polisi
d. Pencuri ayam tertangkap dan dihajar warga
8. Pendidikan merupakan sarana pengendalian sosial yang efektif karena pada
dasarnya pendidikan juga merupakan pengendalian sosial yang dilakukan dengan
cara tertentu, yaitu...
a. Secara formal
b. Secara informal
c. Secara sadar
d. Secara sempurna
9. Melalui pendidikan dapat diupayakan pengendalian sosial karena
a. Melalui pendidikan siswa menjadi pandai
b. Pendidikan mengajarkan siswa untuk mamu
c. Pendidikan mendidik siswa untuk mengetahui nilai-nilai yang dianggap
d. Pendidikan tidak memberikan manfaat apapun
10. Pengendalian sosial dapat ditempuh melalui proses
a. Peringatan- teguran – hukuman
b. Hukuman – peringatan –teguran
c. Teguran – perignatan – hukuman
d. Peringatan – hukuman – teguranan
120
Lampiran 10
Kunci jawaban siklus I
1. C
2. B
3. D
4. B
5. A
6. D
7. A
8. B
9. C
10. A
121
Lampiran 11
NGain Siklus I
Hasil Belajar Siklus I
No Nama Pretes Postes NGain Keterangan
1 Aang Ramadhan 4 6 0,3 Rendah
2 Achmad Fathoni 3 6 0,4 Sedang
3 Adelia Islamiyah Nisa 3 6 0,4 Sedang
4 Adinda 4 7 0,5 Sedang
5 Athaya Anindita Putri 3 7 0,5 Sedang
6 Audy Setya Prakoso P 4 8 0,6 Sedang
7 Bagus Awang Basuki 4 8 0,6 Sedang
8 Dwi Anis Fitris 3 6 0,4 Sedang
9 Eva Yulianti 3 7 0,5 Sedang
10 Fajar Septia 4 6 0,3 Rendah
11 Fajri Yanti 5 7 0,4 Sedang
12 Farhan Nizam Firdaus 4 8 0,6 Sedang
13 Fera Koeserawati 4 8 0,6 Sedang
14 Ika Oktavia 5 7 0,4 Sedang
15 Inas Inayah 5 7 0,4 Sedang
16 Indah Permata 3 6 0,4 Sedang
17 Irsyad Maulana 2 6 0,5 Sedang
18 Ita Rosita 3 7 0,5 Sedang
19 Khuluqil Hasanah 4 8 0,6 Sedang
20 M.Henry Syahrani 4 7 0,5 Sedang
21 M.Taufan Alfaridzi 5 9 0,8 Tinggi
22 Maya Rosmita 4 7 0,5 Sedang
23 Mega Chairunnisa 4 7 0,5 Sedang
24 Muhammad Muzakki 3 6 0,4 Sedang
25 Agiel 5 9 0,8 Tinggi
26 Narulis Ayu Nawastiti 3 8 0,7 Tinggi
27 Niken Meidyanti 3 8 0,7 Tinggi
28 Okta Bagus 4 6 0,3 Rendah
29 Prisma Winda Afina 4 8 0,6 Sedang
30 Rahadian Chandra 3 6 0,4 Sedang
31 Rahmad Suci 4 8 0,5 Sedang
32 Revi Lpriansyah 4 7 0,5 Sedang
33 Ripa Paoziyah 3 7 0,5 Sedang
34 Sela Sulitya P 3 8 0,7 Tinggi
35 Selvy Dian Lestari 3 9 0,8 Tinggi
36 Silmi Fuadna 4 7 0,5 Sedang
37 Syifa Fauziah 3 8 0,7 Tinggi
38 Tita Tamara 3 6 0,4 Sedang
39 Widya Sariningrum 2 6 0,5 Sedang
JUMLAH
RATA-RATA
148
3,79
286
7,3
20,2
0,51
122
Lampiran 12
Kisi-Kisi
Soal tes hasil belajar Siklus II
NO Standar
Kompetensi
Kompetensi
dasar
Materi
Pokok
Indikator Nomor
soal
Bentuk
soal
1.1
1.2
Memahami pranata dan
penyimpangan
sosial
Mendeskripsikan upaya
pengendalian
sosial
Pengendalian sosial
Mengidentifikasikan
bentuk-bentuk pengendalian sosia
l
Menjelaskan peran
pranata sosial dalam upaya pengendalian
sosial
1,2,3,4,5
6,7,8,9,10
Pilihan ganda
123
Lampiran 13
PRETES dan POSTES
SIKLUS II
Nama : ....................................................
Kelas : .....................................................
Berilah tanda silang (x) pada a,b,c dan d pada jawaban yang benar !
1. Bentuk pengendalian sosial yang memiliki sifat tegas dan nyata serta efektif
digunakan sebagai pengendali sosial adalah...
a. Agama
b. Teguran
c. Hukuman
d. Gosip
2. Saat gosip tidak mampu mengubah suatu keadaan yang menyimpang, maka
bentuk pengendalian berikutnya adalah
a. Kekerasan
b. Teguran
c. Hukuman
d. Melalui jalur agama
3. Intimidasi merupakan salah satu jenis pengendalian sosial dengan cara
a. Sapaan
b. Teguran keras
c. Peringatan
d. Kontak fisik
4. Lembaga sosial yang memiliki kekuatan untuk mempengaruhi opini publik
terhadap suatu kejadian atau peristiwa tertentu sehingga dapat berperan dalam
pengendalian sosial adalah
a. Kepolisian
b. Kehakiman
c. Tokoh masyarakat
d. Media masa
5. Seorang ibu melarang anaknya mengendarai kendaraan dengan mengebut di jalan,
supaya tidak terjadi kecelakaa. Larangan ibu terhadap anaknya tersebut termasuk
cakupan pengendalian sosial, yaitu,,,
124
a. Pengawasan individu terhadap individu lain
b. Pengawasan dari beberapa kelompok terhadap individu
c. Pengawasan kelompok terhadap individu
d. Pengawasan kelompok terhadap kelompok
6. Apabila masyarakat menggunjing atau membicarakan secara tertutup tentang
perilaku menyimpang yang dilakukan oleh seorang individu berarti masyarakat
telah melakukan pengendalian sosial yang berupa ...
a. Nasihat
b. Gosip
c. Intimidasi
d. Teguran
7. Aksi-aksi demonstrasi sering dilakukan oleh masyarakat kemungkinan akan
menimbulkan disintegrasi sosial. Namun demikian kegiatan tersebut juga
mempunyai dampak positif, diantaranya...
a. Sebagai alat kontrol sosial
b. Menjaga kestabilan negara
c. Sebagai wadah pelampiasan kekecewaan
d. Mengurangi adanya kesenjangan sosial
8. Pranata ekonomi sangatlah penting bagi masyarakat, karena ....
a. Dapat memperkuat penyesuaian diri dan hubungan sosial
b. Memberi pedoman bagi keluarga untuk mengatur pendapatannya
c. Memberi arahan kepada pengusaha cara mengeksploitasi sumber daya yang
ada
d. Dapat memberikan aturan bagi masyarakat dalam melakukan kegiatan
ekonomi.
9. Pada masa sekarang tindakan kkn yang merugikan rakyat sering dilakukan. Kasus
ini menunjukan lemahnya sistem pengendalian sosial negara pada lembaga
a. Keagamaan , kepolisian dan kehakiman
b. Pendidikan , kepolisian dan kehakiman
c. Kepolisian , kejaksanaan dan kehakiman
d. Pendidikan , kejaksaan dan kepolisian
10. Pengendalian sosial yang menekankan pembinaan kerohanian dapat tercapai
melalui
a. Pendidikan agama
b. Denda
c. Kurungan
d. Pengorbanan
125
Lampiran 14
Kunci jawaban siklus II
1. A
2. C
3. D
4. C
5. A
6. B
7. C
8. A
9. A
10. A
126
Lampiran 15
NGain Siklus II
Hasil Belajar Siklus II
NO Nama Pretes Postes N-gain keterangan
1 Aang Ramadhan 3 7 0,5 Sedang
2 Achmad Fathoni 3 8 0,7 Tinggi
3 Adelia Islamiyah Nisa 4 8 0,6 Sedang
4 Adinda 4 8 0,6 Sedang
5 Athaya Anindita Putri 3 9 0,85 Tinggi
6 Audy Setya Prakoso P 4 8 0,6 Sedang
7 Bagus Awang Basuki 5 9 0,8 Tinggi
8 Dwi Anis Fitris 3 8 0,7 Tinggi
9 Eva Yulianti 4 9 0,8 Tinggi
10 Fajar Septia 2 8 0,75 Tinggi
11 Fajri Yanti 5 10 1 Tinggi
12 Farhan Nizam Firdaus 4 8 0,6 Sedang
13 Fera Koeserawati 3 8 0,7 Tinggi
14 Ika Oktavia 4 8 0,6 Sedang
15 Inas Inayah 3 8 0,7 Tinggi
16 Indah Permata 5 8 0,6 Sedang
17 Irsyad Maulana 3 7 0,5 Sedang
18 Ita Rosita 4 8 0,6 Sedang
19 Khuluqil Hasanah 4 8 0,6 Sedang
20 M.Henry Syahrani 4 8 0,6 Sedang
21 M.Taufan Alfaridzi 5 10 1 Tinggi
22 Maya Rosmita 5 9 0,8 Tinggi
23 Mega Chairunnisa 5 9 0,8 Tinggi
24 Muhammad Muzakki 3 8 0,7 Tinggi
25 Agiel 5 10 1 Tinggi
26 Narulis Ayu Nawastiti 4 8 0,6 Sedang
27 Niken Meidyanti 5 9 0,8 Tinggi
28 Okta Bagus 2 8 0,75 Tinggi
29 Prisma Winda Afina 4 8 0,6 Sedang
30 Rahadian Chandra 5 8 0,6 Sedang
31 Rahmad Suci 5 8 0,6 Sedang
32 Revi Lpriansyah 4 8 0,6 Sedang
33 Ripa Paoziyah 4 8 0,6 Sedang
34 Sela Sulitya P 4 8 0,6 Sedang
35 Selvy Dian Lestari 5 8 0,6 Sedang
36 Silmi Fuadna 4 8 0,6 Sedang
37 Syifa Fauziah 5 9 0,8 Tinggi
38 Tita Tamara 4 8 0,6 Sedang
39 Widya Sariningrum 5 8 0,6 Sedang
JUMLAH
RATA-RATA
158
4,05
323
8,2
26,65
0,68
127
Lampiran 16
Lembar Observasi Kegiatan Guru
Aktivitas Guru
LEMBAR OBSERVASI KEGIATAN GURU
Kegiatan Pembelajaran IPS Terpadu
Dengan menggunakan media audio video
(siklus I)
Nama Sekolah : SMP Al-Mubarak Pondok Aren
Mata Pelajaran : IPS Terpadu
Kelas : VIII
Berilah tanda checklist(√) pada nilai sesuai dengan pengamatan anda.
SB : Sangat Baik
B : Baik
C : Cukup
K : Kurang
SK : Sangat Kurang
No Aspek yang diobservasi Ket Nilai
Ada Tidak SB B C K SK
1. Mengkondisikan situasi
pembelajaran dan kesiapan
siswa untuk mengikuti
proses pembelajaran
√ √
128
2 Apersepsi √ √
3 Membangkitkan semangat
dan motivasi siswa
√ √
4 Menyampaikan tujuan dan
indikator yang ingin dicapai
√ √
5 Penggunaan media atau alat
pembelajaran yang sesuai
dengan indikator bahan ajar
√ √
6 Pemusatan perhatian siswa
terhadap proses
pembelajaran
√ √
7 Teknik
menjelaskan/menyampaikan
materi
√ √
8 Guru memberikan conto-
contoh terkait dengan
pelajaran yang diajarkan
√ √
9 Pengelolaan kegiatan
pembelajaran dengan
menggunakan media audio
video
√ √
10 Memberikan kesempatan
kepada siswa untuk
membaca dan mempelajari
materi pada pegangannya
√ √
11 Pemberian kesempatan
kepada siswa untuk
bertanya dan
mengungkapkan pendapat
√ √
12 Mengamati kesulitan dan
kemajuan belajar siswa
√ √
13 Keterampilan menerangkan
kembali atau menyimpulkan
√ √
129
materi yang disampaikan
14 Keterampilan memberikan
kegiatan tindak lanjut
setelah pencapaian materi
√ √
15 Kemampuan memberikan
evaluasi pembelajaran yang
sesuai dengan indikator
yang ingin dicapai
√ √
130
Lampiran 17
LEMBAR OBSERVASI KEGIATAN GURU
Kegiatan Pembelajaran IPS Terpadu
Dengan menggunakan media audio video
(siklus II)
Nama Sekolah : SMP Al-Mubarak Pondok Aren
Mata Pelajaran : IPS Terpadu
Kelas : VIII
Berilah tanda checklist(√) pada nilai sesuai dengan pengamatan anda.
SB : Sangat Baik
B : Baik
C : Cukup
K : Kurang
SK : Sangat Kurang
No Aspek yang diobservasi Ket Nilai
Ada Tidak SB B C K SK
1. Mengkondisikan situasi
pembelajaran dan kesiapan
siswa untuk mengikuti
proses pembelajaran
√ √
2 Apersepsi √ √
3 Membangkitkan semangat
dan motivasi siswa
√ √
4 Menyampaikan tujuan dan
indikator yang ingin dicapai
√ √
131
5 Penggunaan media atau alat
pembelajaran yang sesuai
dengan indikator bahan ajar
√ √
6 Pemusatan perhatian siswa
terhadap proses
pembelajaran
√ √
7 Teknik
menjelaskan/menyampaikan
materi
√ √
8 Guru memberikan conto-
contoh terkait dengan
pelajaran yang diajarkan
√ √
9 Pengelolaan kegiatan
pembelajaran dengan
menggunakan media audio
video
√ √
10 Memberikan kesempatan
kepada siswa untuk
membaca dan mempelajari
materi pada pegangannya
√ √
11 Pemberian kesempatan
kepada siswa untuk
bertanya dan
mengungkapkan pendapat
√ √
12 Mengamati kesulitan dan
kemajuan belajar siswa
√ √
13 Keterampilan menerangkan
kembali atau menyimpulkan
materi yang disampaikan
√ √
14 Keterampilan memberikan
kegiatan tindak lanjut
setelah pencapaian materi
√ √
15 Kemampuan memberikan √ √
132
evaluasi pembelajaran yang
sesuai dengan indikator
yang ingin dicapai
133
Lampiran 18
Lampiran Observasi Kegiatan Siswa
Aktifitas Siswa
LEMBAR OBSERVASI KEGIATAN SISWA
Kegiatan Pembelajaran IPS Terpadu
Dengan Menggunakan Media Audio Video
(Siklus I)
Nama Sekolah : SMP Al-Mubarak Pondok Aren
Mata Pelajaran : IPS Terpadu
Kelas : VIII
Observer : Drs. Rohayati
Berilah tanda checklist(√) pada nilai sesuai dengan pengamatan anda.
SB : Sangat Baik
B : Baik
C : Cukup
K : Kurang
SK : Sangat Kurang
Hasil Observasi Aktifitas Siswa Dalam Proses Belajar Mengajar Siklus I
NO Aspek yang diamati Keterangan Nilai
Ada Tidak SB B C K SK
1 Melaksanakan tes Awal (pre-
test)
√ √
2 Mendengarkan penjelasan √ √
134
materi yang disampaikan
oleh guru
3 Menyimak materi yang
sedang disampaikan melalui
media audio video.
√ √
4 Memberikan respon positif
terhadap materi audio video
yang ditampilkan.
√ √
5 Aktif bertanya dan
mengungkapkan pendapat
√ √
6 Melakukan Diskusi
Kelompok
√ √
7 Mepresentasikan Hasil
Diskusi
√ √
8 Aktif dan bertanggung jawab
dalam kerja kelompok
√ √
9 Membuat laporan akhir √ √
10 Melaksanakan tes akhir √ √
135
Lampiran 19
Aktifitas Siswa
LEMBAR OBSERVASI KEGIATAN SISWA
Kegiatan Pembelajaran IPS Terpadu
Dengan Menggunakan Media Audio Video
(Siklus II)
Nama Sekolah : SMP Al-Mubarak Pondok Aren
Mata Pelajaran : IPS Terpadu
Kelas : VIII
Observer : Drs. Rohayati
Berilah tanda checklist(√) pada nilai sesuai dengan pengamatan anda.
SB : Sangat Baik
B : Baik
C : Cukup
K : Kurang
SK : Sangat Kurang
Hasil Observasi Aktifitas Siswa Dalam Proses Belajar Mengajar Siklus II
NO Aspek yang diamati Keterangan Nilai
Ada Tidak SB B C K SK
1 Melaksanakan tes Awal (pre-
test)
√ √
2 Mendengarkan penjelasan
materi yang disampaikan
oleh guru
√ √
136
3 Menyimak materi yang
sedang disampaikan melalui
media audio video.
√ √
4 Memberikan respon positif
terhadap materi audio video
yang ditampilkan.
√ √
5 Aktif bertanya dan
mengungkapkan pendapat
√ √
6 Melakukan Diskusi
Kelompok
√ √
7 Mepresentasikan Hasil
Diskusi
√ √
8 Aktif dan bertanggung jawab
dalam kerja kelompok
√ √
9 Membuat laporan akhir √ √
10 Melaksanakan tes akhir √ √
137
Lampiran 20
Lembar Wawancara Dengan siswa kelas VIII
Hasil Wawancara Responden Siswa kelas VIII
SMP Al-Mubarak Pondok Aren Setelah Pelaksanaan PTK
Dengan Menggunakan Media Audio Video
NO Pertanyaan Jawaban
1 Apakah kamu menyukai pembelajaran IPS
dengan menggunakan media audio video?
sangat suka, karena menurut saya
penggunaan media audio video ini
sangat menarik
2 Pembelajaran dengan media apa yang kamu
sukai, dengan media audio video atau media
dengan menggunakan buku saja?
tentunya dengan media audio video,
karena kalau dengan media buku
saja saya kurang mengerti materinya
3 Pada bagian mana yang kamu sukai/tidak dari
pembelajaran dengan menggunakan media
audio video ini?
saya sangat suka pada bagian
menampilkan video-video yang
sesuai materinya, karena dengan
begitu saya dapat paham apa
maksud dari materi yang sedang
dipelajari
4 Perbedaan apa yang kamu rasakan setelah
belajar IPS dengan menggunakan media audio
video?
saya lebih merasa nyaman dalam
pembelajaran dan saya juga lebih
merasa mudah memahami materi
yang sedang kita pelajari
5 Menurut kamu apa kelebihan dan kekurangan
dari penggunaan media audio video ini?
kekurangannya tidak ada,
kelebihannya lebih bisa membantu
siswa untuk memahami
pembelajaran yang dipelajari
6 Apakah kamu memiliki saran terhadap
pembelajaran IPS dengan menggunakan
ya, sarannya video-video yang
tampilkan usahakan lebih menarik
138
media audio video ini agar lebih baik?
Bagaimana saran kamu?
lagi, dan juga sesuai materi yang
dipelajari agar memudahkan kita
juga dalam mengingat materi
pembelajaran.
139
Lampiran 21
Lembar Wawancara dengan Guru mata pelajaran IPS
Hasil Wawancara Responden Guru IPS Terpadu
SMP Al-Mubarak Pondok Aren
Setelah Pelaksanaan PTK dengan Menggunakan Media Audio Video
Nama : Drs. Rohayati
Jabatan : Guru IPS Terpadu kelas VIII
NO Pertanyaan Jawaban
1 Menurut anda apakah cocok media audio
video digunakan dalam pembelajaran IPS?
cocok, karena siswa terlihat lebih
antusias dalam mengikuti
pembelajaran
2 Adakan kemungkinan anda menerapkan
media audio video ini dikelas yang anda
kerjakan?
ya pasti, setelah saya melihat sikap
antusiasnya siswa dengan media yang
di terapkan saya merasa tertarik untuk
mencoba media tersebut
3 Pada materi apa yang cocok digunakan dalam
penggunaan media audio video ini?
saya rasa materi apa saja cocok,
tergantung kita bisa
mengaplikasikannya dalam
menyampaikan materi kepada siswa
4 Berdasarkan pengamatan yang anda lakukan,
apakah terdapat kemajuan dalam belajar IPS
siswa setelah digunakannya media audio
video?
sejauh ini saya sudah menemukan
adanya kemajuan dalam proses
belajar mengajar
5 Menurut anda, apakah kekurangan dan
kelebihan dari media audio video ini?
mungkin kekurangannya dari sarana
prasarana yang disediakan disekolah,
dan kelebihannya itu bisa menarik
perhatian siswa dalam pembelajaran
dan lebih bisa memberikan
140
pemahaman kepada siswa tentang
materi yang diajarkan
6 Dengan pengamatan yang anda lakukan
selama ini, bagaimana tingkat perhatian siswa
terhadap pelajaran?
tingkat perhatian siswa sangat jauh
lebih baik dari sebelumnya
7 Menurut anda, apakah media audio video
dapat meningkatkan hasil belajar siswa ?
Tentu saja, karena dengan antusiasme
dan tingginya perhatian siswa
terhadap materi yang diajarkan, maka
akan berdampak meningkatnya hasil
belajar siswa dengan sendirinya.
141
LAMPIRAN 22
DOKUMENTASI KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR
142