pengaruh penggunaan bse interaktif berbasis lcds …digilib.unila.ac.id/57371/18/skripsi tanpa bab...
TRANSCRIPT
PENGARUH PENGGUNAAN BSE INTERAKTIF BERBASIS
LCDS PADA MATERI INTI ATOM DENGAN
PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAP
HOTS DAN SIKAP ILMIAH SISWA
(Skripsi)
Oleh
ANNISA TASYA MARSAKHA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2019
ii
ABSTRAK
PENGARUH PENGGUNAAN BSE INTERAKTIF BERBASIS
LCDS PADA MATERI INTI ATOM DENGAN
PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAP
HOTS DAN SIKAP ILMIAH SISWA
Oleh
Annisa Tasya Marsakha
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan BSE interaktif
berbasis LCDS pada materi inti atom dengan pendekatan saintifik terhadap HOTS
siswa, mengetahui pengaruh penggunaan BSE interaktif berbasis LCDS pada
materi inti atom dengan pendekatan saintifik terhadap sikap ilmiah siswa, dan
mengetahui rata-rata HOTS siswa setelah menggunakan BSE interaktif dengan
BSE non-interaktif. Desain penelitian yang digunakan adalah pretest posttest
control group design, dengan menggunakan subjek siswa SMAN 3 Kotabumi
kelas XII IPA 4 sebagai kelas kontrol yang diberikan perlakuan menggunakan
BSE non interaktif dankelas XII IPA 5 sebagai kelas eksperimen yang diberi
perlakuan menggunakan BSE interaktif berbasis LCDS pada semester genap tahun
ajaran 2018/2019. Berdasarkan hasil analisis data pada kelas eksperimen
diperoleh rata-rata posttest HOTS sebesar 80,7sedangkan rata-rata pretest sebesar
38,0. Rata-rata sikap ilmiah siswa pada kelas eksperimen sebesar 3,53, sedangkan
kelas kontrol sebesar 3,40. Rata-rata N-gain HOTS siswa yang menggunakan BSE
iii
interaktif berbasis LCDS memperoleh sebesar 0,69 (kategori sedang), sedangkan
kelas yang menggunakan BSE non interaktif memperoleh rata-rata N-gain HOTS
sebesar 0,63 (kategori sedang). Terdapat perbedaan signifikan HOTS dan sikap
ilmiah pada kedua kelas. Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa
terdapat pengaruh penggunaan BSE interaktif berbasis LCDS dengan pendekatan
saintifik pada materi inti atom terhadapHOTSdan sikap ilmiah siswa.
Kata kunci: BSE Interaktif, LCDS, Inti Atom, HOTS, Sikap Ilmiah
Annisa Tasya Marsakha
PENGARUH PENGGUNAAN BSE INTERAKTIF BERBASIS
LCDS PADA MATERI INTI ATOM DENGAN
PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAP
HOTS DAN SIKAP ILMIAH SISWA
Oleh
ANNISA TASYA MARSAKHA
Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar
SARJANA PENDIDIKAN
Pada
Program Studi Pendidikan Fisika
Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2019
viii
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Kotabumi, Kabupaten Lampung Utara pada tanggal 31
Maret 1998, sebagai anak pertama dari 2 bersaudara, dari pasangan bapak Ir.
Khaidir Mashur dan ibu Sakila Wati, S.E.
Penulis mengawali pendidikan formal di TK Ar-Rosyid Kotabumi pada tahun
2002, kemudian melanjutkan di SD Negeri 3 Rejosari, Kotabumi pada tahun 2003
sampai tahun 2009. Setelah itu penulis melanjutkan studi di SMP Negeri 7
Kotabumi pada tahun 2009 hingga 2012, lalu pada tahun 2012 hingga tahun 2015
penulis mengenyam pendidikan di SMA Negeri 3 Kotabumi. Pada tahun 2015
penulis diterima di Program Studi Pendidikan Fisika Jurusan Pendidikan MIPA
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung melalui jalur
Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN).
Selama menjadi mahasiswa, penulis pernah mengikuti organisasi Himasakta
periode 2015/2016 dan mengikuti organisasi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM)
tingkat fakultas pada periode 2016/2017 sebagai Staff Kepemudaan. Tahun 2018
penulis melaksanakan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) di SMP Negeri 1
Sekampung Udik dan Kuliah Kerja Nyata (KKN-KT) di Desa Pugung Raharjo,
Kecamatan Sekampung Udik, Kabupaten, Lampung Timur.
ix
MOTTO
“Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.
Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan”
(Q.S. Al-Insyirah: 5-6)
“Yakin dan percayalah...rencana Allah yang terbaik”
(Annisa Tasya Marsakha)
“Saat aku melibatkan Allah dalam setiap impianku, aku percaya tidak ada yang tidak mungkin”
(Anonim)
x
PERSEMBAHAN
Puji syukur kehadirat Allah Subhanahu wa ta’ala yang selalu memberikan
limpahan rahmat dan karunia-Nya. Shalawat serta salam selalu tercurahkan
kepada Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam. Kupersembahkan karya ini
sebagai tanda bakti dan kasih sayangku yang tulus dan mendalam kepada:
1. Kedua orang tuaku tercinta Bapak Ir. Khaidir Mashur dan Ibu Sakila Wati,
S.E. yang telah membesarkan dengan sepenuh hati, mendidik, mendoakan
kebaikan, dan mendukung apapun impian dan cita-citaku. Semoga Allah
subhanahuwata’ala senantiasa melimpahkan karunia-Nya dan memberikanku
kemampuan untuk selalu membahagiakan kalian.
2. Adikku tersayang, M. Rexy Meisakha dan keluarga besarku yang menjadi
pelengkap semangatku.
3. Para pendidik yang telah mengajarkan banyak hal berupa ilmu pengetahuan
dan ilmu agama.
4. Sahabat-sahabat terbaikku, yang selalu memberikan dukungan dan doanya.
5. Almamaterku tercinta Universitas Lampung.
xi
SANWACANA
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan ridho-Nya penulis
dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PengaruhPenggunaan BSE Interaktif
Berbasis LCDS pada Materi Inti Atom dengan Pendekatan Saintifik terhadap
HOTS dan Sikap Ilmiah Siswa”. Penulis menyadari bahwa terdapat banyak
bantuan dari berbagai pihak sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Oleh karena
itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Patuan Raja, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
2. Bapak Dr. Caswita, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan MIPA.
3. Bapak Dr. Wayan Distrik, M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Fisika.
4. Bapak Prof. Dr. Agus Suyatna, M.Si., selaku Pembimbing Akademik dan
Pembimbing I, atas kesabarannya dalam memberikan bimbingan, arahan, dan
motivasi kepada penulis.
5. Ibu Dr. Kartini Herlina, M.Si., selaku Pembimbing II, yang selalu sabar
memberikan bimbingan, arahan, motivasi, kritik dan saran yang bersifat
positif dan membangun kepada penulis.
xii
6. Bapak Dr. Undang Rosidin, M.Pd., selaku Pembahas atas kesediaan dan
keikhlasannya memberikan bimbingan, saran dan kritik kepada penulis dalam
proses penyusunan skripsi ini.
7. Bapak dan Ibu Dosen serta Staf Program Studi Pendidikan Fisika dan Jurusan
Pendidikan MIPA.
8. Ibu Mike, M.Pd., selaku Kepala Sekolah SMAN 3 Kotabumi yang telah
memberikan izin penulis untuk melakukan penelitian.
9. Bapak Munardi S.Pd.,selaku Wakil Kepala Sekolah bagian Kurikulum
SMAN 3 Kotabumi beserta anggota Staf TU, atas bantuannya untuk
melakukan penelitian.
10. Bapak Hendri Sukoco, S.T.,S.Pd., selaku Guru Mitra dan murid-murid kelas
XII IPA4 dan kelas XII IPA5 SMAN 3 Kotabumi atas bantuan dan
kerjasamanya.
11. Sahabat perkuliahanku Genk-gonk, Cahaya Sukma Putri, Ria Rahmanida,
Della Dwi Andhini, Nanda Rizqi Caesarani, Mirda Raviany, Nia Sumiyati,
Dwi Kusdayanti, Mala Pratiwi, dan Siti Nurmahudina yang telah
membersamai dari awal perkuliahan hingga sekarang.
12. Sahabat KKN dan PPL-ku, Eti, Cimit, Rency, Lady, Kadek, Frenti, Deby,
Wimpi, dan Arief.
13. Teman-teman seperjuangan Pendidikan Fisika A dan B angkatan 2015, terima
kasih atas dukungannya.
14. Kepada semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah
membantu menyelesaikan skripsi ini.
xiii
Semoga kebaikan, kemurahan hati dan bantuan yang telah diberikan semua pihak
mendapat pahala serta balasan dari Allah SWT dan semoga skripsi ini bermanfaat.
Aamiin.
Bandar Lampung, Mei 2019
Penulis,
Annisa Tasya Marsakha
xiv
DAFTAR ISI
Halaman
SANWACANA .......................................................................................... xi
DAFTAR ISI .............................................................................................. xiv
DAFTAR TABEL ..................................................................................... xvi
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. xvii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xviii
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ......................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian .......................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian ........................................................................ 5
E. Ruang Lingkup.............................................................................. 6
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Kerangka Teoretis ......................................................................... 7
1. Pembelajaran Interaktif ........................................................... 7
2. Buku Sekolah Elektronik (BSE) ............................................. 8
3. Learning Content Development System (LCDS)..................... 10
4. Pendekatan Saintifik ............................................................... 13
5. Higher Order Thinking Skill (HOTS) ..................................... 16
6. Sikap Ilmiah ............................................................................ 18
B. Kerangka Pemikiran...................................................................... 20
C. Anggapan Dasar dan Hipotesis Penelitian .................................... 26
III. METODE PENELITIAN
A. Populasi Penelitian ........................................................................ 28
B. Sampel Penelitian.......................................................................... 28
C. Desain Penelitian .......................................................................... 28
D. Variabel Penelitian ........................................................................ 30
xv
E. Instrumen Penelitian ..................................................................... 30
F. Analisis Instrumen ........................................................................ 30
G. Prosedur penelitian........................................................................ 32
H. Teknik Pengumpulan Data ............................................................ 33
I. Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis ............................. 34
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian .............................................................................. 39
B. Pembahasan .................................................................................... 49
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan ........................................................................................ 54
B. Saran .............................................................................................. 55
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Indikator HOTS .................................................................................. 17
2. Pengelompokan Sikap Ilmiah ............................................................ 19
3. Kriteria Indeks Reliabilitas ................................................................ 32
4. Format Nilai HOTS Siswa.................................................................. 33
5. Format Nilai Sikap Ilmiah Siswa ....................................................... 34
6. Kriteria N-gain ................................................................................... 36
7. Data Rata-rata HOTS Kedua Kelas .................................................... 39
8. Data Rata-rata Sikap Ilmiah Kedua Kelas ......................................... 40
9. Hasil Uji Validitas Soal HOTS .......................................................... 40
10. Hasil Uji Validitas Skala Sikap Ilmiah ............................................. 41
11. Hasil Uji Reliabilitas HOTS dan Sikap Ilmiah Siswa ........................ 42
12. Hasil Uji Normalitas Skor N-gain Hasil HOTS Siswa Kelas Eksperimen
dan Kelas Kontrol .............................................................................. 43
13. Hasil Uji Normalitas Sikap Ilmiah Kedua Kelas ............................... 44
14. Hasil Uji Homogenitas Varians Pretest dan Posttest HOTS
Kedua Kelas ....................................................................................... 44
15. Hasil Uji Homogenitas Varians Sikap Ilmiah Kedua Kelas .............. 45
16. Hasil Uji Paired Sample T-Test Hasil HOTS Kelas Eksperimen ..... 46
17. Hasil Uji Independent Sample T-Tes Sikap Ilmiah dan HOTS
Kedua Kelas ....................................................................................... 48
xvii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Langkah-Langkah Pendekatan Saintifik ............................................ 14
2. Diagram Kerangka Pemikiran ............................................................ 24
3. Diagram Kerangka Teoretis ............................................................... 25
4. Desain Pretest-Posttest Control Group ............................................. 29
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Silabus ................................................................................................ 60
2. RencanaPelaksanaanPembelajaran (RPP) Kelas Eksperimen ........... 64
3. RPP Kelas Kontrol ............................................................................. 82
4. Soal Valid HOTS Inti Atom ............................................................... 100
5. Kisi–Kisi Soal Valid HOTS ............................................................... 103
6. Rubrik Evaluasi Materi Inti Atom ..................................................... 107
7. Skala Sikap Ilmiah ............................................................................. 113
8. Pemetaan Indikator Skala Sikap Ilmiah ............................................. 116
9. Hasil Uji Validitas Soal .................................................................... 120
10. Hasil Uji Validitas Sikap Ilmiah ........................................................ 122
11. Hasil Uji Reliabilitas SoalHOTS ........................................................ 127
12. Hasil Uji Reliabilitas Sikap Ilmiah .................................................... 128
13. Daftar Nilai HOTSKelas XII IPA 5 ................................................... 129
14. Daftar Nilai HOTSKelas XII IPA 4 ................................................... 130
15. Daftar Nilai Sikap Ilmiah Kelas XII IPA 5 ........................................ 131
16. Daftar Nilai Sikap Ilmiah Kelas XII IPA 4 ........................................ 132
17. Hasil Uji NormalitasN-Gain HOTS ................................................... 133
18. Hasil Uji Normalitas Sikap Ilmiah ..................................................... 134
xix
19. Hasil Uji Homogenitas Pretest HOTS ............................................... 135
20. Hasil Uji Homogenitas Posttest HOTS .............................................. 136
21. Hasil Uji Homogenitas Sikap Ilmiah ................................................. 137
22. Hasil Uji Independent Sample T-Test HOTS ..................................... 138
23. Hasil Uji Independent Sample T-Test Sikap Ilmiah ........................... 139
24. Hasil Uji Paired Sample T-Test Kelas Eksperimen ........................... 140
25. Surat Balasan dari Sekolah ................................................................ 141
1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan menjadi peran yang sangat berpengaruh bagi kemajuan suatu
bangsa dengan melahirkan generasi penerus bangsa yang berkualitas baik dari
segi spiritual, keagamaan, kepribadian, moral, kecerdasan, serta keterampilan
yang dimiliki. Pendidikan di indonesia terus menerus mengalami
perkembangan dari masa ke masa, dimana pada abad ke-21saat ini dikenal
dengan era Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). Pembelajaran
berbasis TIK tidak dapat dipisahkan dengan tuntutan abad 21, yakni
pengintegrasian TIK dalam proses pembelajaran (Yusuf, Widyaningsih &
Purwanti, 2015).
Media pembelajaran berbasis TIK menurut Halidi, Husain & Saehana (2015)
dapat membantu guru selama proses pembelajaran, baik dalam penyampaian
pesan atau informasi maupun mentransfer ilmu pengetahuan kepada siswa
yang dikemas sedemikian rupa dari yang bersifat abstrak hingga menjadi
konkrit, membuat proses pembelajaran menjadi lebih menyenangkan.
Pembelajaran dengan TIK di era teknologi seperti saat ini merupakan hal
yang dibutuhkan dalam dunia pendidikan, hal ini sesuai dengan
2
Permendikbud Republik Indonesia No.65 tahun 2013 bahwa salah satu
sumber belajar dapat berupa media elektronik.
Fisika pada dasarnya memuat berbagai fakta, prinsip, teori, dan hukum yang
memiliki bukti kuat, diperoleh dari runtutan kegiatan ilmiah. Pembelajaran
fisika memuat konsep-konsep yakni persamaan matematis yang berfungsi
sebagai penjelas dari kejadian-kejadian alam yang dikaji dalam fisika
berdasarkan pengamatan yang sesungguhnya. Pembelajaran fisika dimanapun
harus lebih dulu mengenalkan aplikasi nyata dari konsep tersebut, kemudian
baru diperkenalkan persamaan matematis yang digunakan untuk
menyelesaikan suatu permasalahan.
Umumnya buku cetak atau buku teks merupakan salah satu sumber belajar di
sekolah, dimana pada buku cetak bersifat statis yakni hanya menampilkan
data berupa tulisan dan gambar. Hal tersebut kurang mendukung
pembelajaran fisika yang bersifat abstrak. Pembelajaran fisika yang terus
menerus berkembang harus didukung dengan media yang dapat membantu
siswa lebih mudah dalam memahami kosep fisika yang abstrak yaitu media
yang bersifat dinamis, dimana tidak hanya menampilkan teks dan gambar
namun dapat menampilkan suara, animasi, simulasi, video serta multimedia
lainnya.
Sumber belajar alternatif yang sesuai dengan pesatnya perkembangan
teknologi saat ini salah satunya ialah e-book. Wibowo, Endang & Dewi
(2014) mengemukakan bahwa dengan berkembangnya teknologi saat ini
perlu menyisipkan konten multimedia ke dalam buku elektronik. E-book
3
biasanya bersifat informatif, namun ada pula e-book yang bersifat interaktif,
yakni terkait dengan komunikasi dua arah, saling aktif, dan saling
berhubungan serta mempunyai timbal balik antara satu dengan yang lainnya.
E-book interaktif tersebut dapat menunjang siswa untuk berperan lebih aktif
dalam proses pembelajaran fisika.
Hasil wawancara dengan salah satu guru fisika dan siswa kelas XII SMA
Negeri 3 Kotabumi menunjukkan bahwa sumber belajar di sekolah hanya
mengandalkan buku cetak atau buku paket. Siswa hanya diberikan latihan
soal khususnya soal-soal untuk ujian serta soal-soal persiapan masuk
perguruan tinggi, dan dengan keterbatasan waktu pembelajaran di sekolah
pada kelas XII semester genap, membuat guru hanya memberi dan
menerangkan materi secara ringkas serta diprediksi akan keluar pada saat
ujian, sehingga kurang melatih siswa untuk berpikir tingkat tinggi. Selain itu,
salah satu materi yang tidak cukup jika hanya dijelaskan tanpa adanya suatu
media yang dapat membantu dalam proses pembelajaran adalah materi inti
atom, karena cukup bersifat abstrak, sehingga dibutuhkan suatu media yang
dapat membantu siswa agar lebih mudah dalam mengamati suatu peristiwa
inti atom.
Berdasarkan pemaparan di atas untuk memfasilitasi pembelajaran fisika yang
lebih efektif, efisien dan meningkatkan Higher Order Thinking Skill (HOTS)
serta sikap ilmiah siswa, penelitian ini akan meneliti penggunaan Buku
Sekolah Elektronik (BSE ) interaktif berbasis Learning Content Development
System (LCDS) pada materi inti atom. Media pembelajaran ini merupakan
4
media pembelajaran interaktif yang dilengkapi dengan berbagai macam fitur
yang menarik yakni gambar, simulasi, animasi, video, dan soal. Produk ini
dianggap dapat menunjukkan pengaruh dalam berpikir tingkat tinggi dan
sikap ilmiah siswa jika diterapkan dalam kegiatan pembelajaran. Selain itu,
dapat mengatasi kendala dalam mempresentasikan peristiwa pada materi inti
atom dengan jelas dan menarik bagi siswa. Animasi yang ditampilkan sesuai
dengan konsep fisika yang sesungguhnya dan telah teruji, oleh karena itu,
peneliti tertarik melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Penggunaan
BSE Interaktif Berbasis LCDS pada Materi Inti Atom dengan Pendekatan
Saintifik terhadap HOTS dan Sikap Ilmiah Siswa”.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada penelitian ini adalah:
1. bagaimana pengaruh penggunaan BSE interaktif berbasis LCDS pada
materi inti atom dengan pendekatan saintifik terhadap HOTS siswa?
2. bagaimana pengaruh penggunaan BSE interaktif berbasis LCDS pada
materi inti atom dengan pendekatan saintifik terhadap sikap ilmiah
siswa?
3. apakah ada perbedaan rata-rata HOTS siswa yang menggunakan BSE
interaktif dengan BSE non-interaktif?
5
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang ada, tujuan penelitian ini yaitu:
1. mengetahui pengaruh penggunaan BSE interaktif berbasis LCDS pada
materi inti atom dengan pendekatan saintifik terhadap HOTS siswa,
2. mengetahui pengaruh penggunaan BSE interaktif berbasis LCDS pada
materi inti atom dengan pendekatan saintifik terhadap sikap ilmiah siswa,
dan
3. mengetahui rata-rata HOTS siswa setelah menggunakan BSE interaktif
dengan BSE non-interaktif.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini, yaitu:
1. menjadi masukan bagi guru dalam pembelajaran dengan menggunakan
BSE interaktif berbasis LCDS terhadap HOTS dan sikap ilmiah siswa,
2. dapat memberikan sumbangan pemikiran kepada pihak sekolah di SMA
sehingga mampu meningkatkan mutu pendidikan di sekolah dan
pendidikan pada umumnya, dan
3. sebagai referensi untuk peneliti lainnya.
6
E. Ruang Lingkup
Ruang lingkup penelitian ini adalah:
1. BSE interaktif berbasis LCDS yang digunakan merupakan produk berupa
bahan ajar siswa yang telah dikembangkan oleh Ni Wayan Santi,
2. BSE interaktif berbasis LCDS yang digunakan tidak hanya menampilkan
teks dan gambar saja, tetapi dilengkapi dengan animasi, simulasi, video
soal interaktif,
3. materi pokok yang dibahas dalam penelitian ini adalah inti atom dalam
kurikulum 2013,
4. subjek penelitian ini adalah siswa kelas XII SMA Negeri 3 Kotabumi
semester genap tahun pelajaran 2018/2019,
5. HOTS yang dilatihkan dalam penelitian ini yaitu C4, C5, C6, dan
6. sikap ilmiah yang diteliti dalam pembelajaran ini yaitu sikap ingin tahu,
sikap jujur, sikap respek terhadap data, sikap berpikir kritis, sikap
bertanggung jawab, sikap kreatif dan penemuan, sikap ketekunan, sikap
keragu-raguan, sikap berpikir terbuka, dan sikap bekerja sama.
7
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Kerangka Teoretis
1. Pembelajaran Interaktif
Pembelajaran interaktif adalah pembelajaran dimana didalamnya terjadi
interaksi baik antara siswa dan guru ataupun siswa dengan media atau
sumber belajar yang digunakan untuk mencapai indikator pembelajaran.
Definisi tersebut didukung oleh pendapat Munir dan Sanjaya. Munir
(2009, h. 88) mengemukakan bahwa terdapat beberapa bentuk komunikasi
dalam proses pembelajaran interaktif, yaitu komunikasi satu arah (one
ways communication), dua arah (two ways communication), dan banyak
arah (multi ways communication) berlangsung antara guru dan peserta
didik. Pengajar akan menyampaikan materi pelajaran dan peserta didik
akan memberikan respon terhadap materi tersebut. Dalam pembelajaran
interaktif, pengajar akan menerima umpan balik atau respon peserta didik
terhadap materi yang telah disampaikan dan akan memberikan penguatan
(reinforcement) terhadap hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik.
Sanjaya (2009, h. 172) mengemukakan bahwa prinsip interaktif yaitu
mengajar bukan hanya sekedar menyampaikan pengetahuan dari guru ke
peserta didik saja akan tetapi mengajar dianggap sebagai proses
8
memanfaatkan lingkungan sekitar agar dapat merangsang siswa untuk
belajar.
Penggunaan media interaktif dalam proses pembelajaran menurut Akbas &
Pektas (2013) menghasilkan perolehan hasil belajar yang lebih tinggi
dibandingkan dengan media konvensional (media cetak), selain itu juga
meningkatkan aktivitas siswa di kelas, menciptakan suasana yang lebih
antusias, dan menghasilkan pelajaran yang lebih menyenangkan.
Primavera & Suwarna (2014) menyatakan bahwa penggunaan media
berbasis audio-visual (video) dalam pembelajaran fisika lebih unggul
dalam meningkatkan kemampuan memahami, menerapkan, dan
menganalisis peserta didik. Leow & Neo (2014) menyatakan bahwa
pembelajaran yang di dalamnya menggunakan media interaktif akan
memudahkan siswa dalam belajar, dimana penyampaian materinya lebih
efektif dengan menampilkan lebih banyak informasi dan dapat digunakan
secara berulang-ulang dibandingkan hanya menggunakan media
tunggal/media cetak.
2. Buku Sekolah Elektronik (BSE)
Menurut Darlen, Sjarkawi & Lukman (2015) salah satu kelebihan dari
penggunaan e-book yaitu menghemat dalam penggunaan kertas sehingga
lebih ramah lingkungan namun, dalam penggunaannya diperlukan
perangkat komputer. E-book yang digunakan dalam pembelajaran di
sekolah salah satunya adalah BSE yang dikeluarkan oleh Kementrian
Pendidikan Nasional (Kemendiknas).
9
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Rosida, Fadiawati & Jalmo (2017)
menyatakan bahwa dengan menggunakan e-book interaktif sebagai bahan
ajar cukup efektif dalam menumbuhkan keterampilan berpikir kritis siswa.
Siswa lebih mudah termotivasi dalam memahami materi yang terdapat
dalam e-book interaktif, karena e-book interaktif dilengkapi dengan
gambar, animasi,simulasi dan video yang mendukung materi sehingga
membuat siswa tertarik untuk mempelajari materi yang disajikan dalam
e-book interaktif tersebut.
Menurut Sutrisno, Murtiono & Tamrin (2013) manfaat dari BSE adalah:
a. menyediakan sumber belajar alternatif bagi siswa,
b. merangsang siswa untuk berpikir kreatif dengan bantuan teknologi
informasi dan komunikasi,
c. memberi peluang kebebasan untuk menggandakan, mencetak,
memfotocopy, mengalihmediakan, atau memperdagangkan BSE tanpa
prosedur perijinan, dan bebas biaya royalti sesuai dengan ketentuan
yang diberlakukan Menteri, dan
d. memberi peluang bisnis bagi siapa saja untuk menggandakan dan
memperdagangkan dengan proyeksi keuntungan 15% sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
Darlen, Sjarkawi & Lukman (2015) mengemukakan bahwa melalui e-book
interaktif fisika siswa dapat berinteraksi secara langsung dengan buku
berupa bentuk digital yang berisikan materi,gambar berwarna, animasi,
simulasi, dan video. Objek yang semula ditampilkan dalam bentuk gambar
10
diam dapat ditampilkan dalam bentuk animasi, simulasi, dan video,
sehingga selain membaca buku siswa juga dapat menyaksikan secara
langsung objek-objek yang berkaitandengan materi yang dipelajari seperti
gaya, aplikasi tekanan, cahaya, resonansi, dan lain sebagainya. Animasi
dan simulasi dapat juga digunakan dalam pembahasan contoh soal
sehingga siswa dapat menyaksikan masalah yang ditampilkan. Tampilan
objek melalui animasi dalam e-book interaktif membantu untuk mengatasi
keterbatasan waktu. Sehingga waktu yang diperlukan untuk menggambar
objek dipapan tulis sudah berkurang atau lebih efisien.
Berdasarkan beberapa pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa BSE
interaktif mampu mengintegrasikan tayangan suara, teks, gambar, grafik,
video, animasi dan simulasi sehingga informasi yang disampaikan lebih
kaya dibandingkan dengan buku konvensional. Selain itu penerapan BSE
interaktif dalam pembelajaran cukup efektif, dan lebih meminimalisir
biaya dalam penggunaannya.
3 Learning Content Development System(LCDS)
Aremu & Efuwape (2013) menyatakan bahwa microsoft LCDS merupakan
perangkat lunak gratis dari microsoft yang memungkinkan komunitas
microsoft learning untuk mempublikasikan program e-learning dengan
mengisi formulir LCDS yang mudah digunakan penggunanya yang
menghasilkan konten yang sangat disesuaikan dengan kualitas tinggi dan
interaktif yang berisi kuis, permainan, penilaian, animasi, demo, dan
multimedia lainnya.
11
Microsoft Corporation (2016) mendeskripsikan tentang LCDS yaitu:
The Microsoft Learning Content Development System (LCDS) is a
free tool that enables the Microsoft training and certification
community to create high-quality, interactive, online courses and
Microsoft Silverlight Learning Snacks.
LCDS adalah software yang digunakan dalam pembuatan BSE interaktif
yang berisi teks, video, animasi, gambar dan soal interaktif. Dengan
menggunakan LCDS, akan lebih mudah dalam menyampaikan isi pesan
pembelajaran. Materi fisika disampaikan dalam bentuk BSE interaktif
yang menyajikan fenomena fisika secara visual. Penggunaan media
interaktif yang berbasis fenomena dalam kehidupan sehari-hari, belajar
fisika akan lebih menarik dan lebih efektif. Fisika merupakan salah satu
mata pelajaran dalam rumpun sains yang sangat erat kaitannya dengan
kehidupan sehari-hari. Peserta didik menganggap bahwa mata pelajaran
fisika merupakan salah satu bidang Ilmu Pegetahuan Alam (IPA) yang
tergolong sulit dipahami. Pembelajaran fisika diperlukan suatu media yang
dapat menunjang penguasaan konsep fisika khususnya pada materi inti
atom yaitu BSE interaktif yang berisi simulasi, video, gambar, dan soal
interaktif (Kurniawan, Suyatna & Suana, 2015).
Kelebihan dari software LCDS menurut Taufani & Iqbal (2011: 4) yaitu:
a. mengembangkan konten dengan cepat, tepat waktu, dan relevan,
b. memberikan konten web yang sesuai dengan SCORM 1.2 dan dapat di-
host dalam sebuah learning management system,
c. upload atau publish konten yang ada,
12
d. membuat rich e-learning content yang berbasiskan silverlight secara
mudah,
e. mengembangkan struktur pelatihan dan dengan mudah mengatur ulang
setiap saat, dan
f. mengembangkan modul pembelajaran yang dilengkapi dengan animasi,
gambar, video, dan soal interaktif.
Software LCDS ini dikembangkan menjadi BSE interaktif yang dapat
digunakan mandiri oleh siswa. BSE interaktif membantu proses
pembelajaran siswa di kelas dikarenakan adanya fitur-fitur menarik seperti
animasi, simulasi, dan permainan yang akan berdampak positif pada minat
belajar siswa. Pembelajaran menggunakan BSE pembelajaran berbasis
LCDS ini dapat digunakan dalam metode pembelajaran blended learning,
dimana pembelajaran mengabungkan beberapa metode dengan
memanfaatkan berbagai teknologi seperti LCDS ini.
Berdasarkan pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa LCDS
merupakan salah satu media interaktif yang dapat digunakan oleh siswa
agar lebih mudah dalam memahami suatu konsep pembelajaran. Kelebihan
dalam penggunaan LCDS BSE interaktif ini antara lain dapat digunakan
dengan cepat, tepat waktu, dan relevan; struktur pelatihan dapat
dikembangkan dengan mudah dan dapat diatur ulang; serta BSE yang
dilengkapi dengan animasi, gambar, video, simulasi dan soal interaktif.
13
4. Pendekatan Saintifik
Perkembangan kurikulum di Indonesia lebih menekankan pada pendekatan
saintifik, dimana proses pembelajaran berpusat pada siswa. Hal tersebut
sesuai dengan Permendikbud No. 65 tahun 2013 (Kemendikbud, 2013, h.
3). Menurut Machin (2014) keunggulan dari pendekatan saintifik tersebut
antara lain meningkatkan kemampuan kemampuan berpikir tingkat tinggi,
membentuk kemampuan siswa dalam menyelesaikan masalah secara
sistematik, terciptanya pembelajaran dimana siswa merasa bahwa belajar
itu merupakan suatu kebutuhan.
Pendekatan ilmiah dalam pembelajaran merupakan proses ilmiah, seperti
mengamati, menanya, mencoba, menalar, dan mengomunikasikan
simpulan hasil belajar. Pendekatan ini dianggap sesuai dalam
pengembangan kognitif, afektif dan psikomotor siswa. Kurikulum 2013
mengarahkan untuk melakukan penilaian secara autentik yang mencakup
penilaian kognitif, afektif, dan psikomotor (Sari, dkk., 2016).
Pendekatan ilmiah dalam pembelajaran meliputi langkah-langkah
diantaranya mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengolah
informasi, dan mengkomunikasikan, sebagaimana yang dapat ditunjukkan
pada Gambar 1.
14
Gambar 1. Langkah-langkah Pendekatan Saintifik
a. Mengamati
kegiatan belajar yang dapat dilakukan oleh peserta didik misalnya
membaca, mendengar, menyimak, melihat (dengan atau tanpa alat).
Kompetensi yang dikembangkan melalui pengalaman belajar
mengamati ialah melatih kesungguhan, ketelitian, dan kemampuan
mencari informasi.
b. Menanya
Kegiatan belajar yang dapat dilakukan adalah peserta didik memperoleh
informasi tambahan tentang apa yang sedang mereka amati dengan cara
bertanya atau mengajukan pertanyaan tentang informasi apa yang tidak
dipahami dari apa yang diamati. Pertanyaan yang ajukan oleh peserta
didik dapat dimulai dari pertanyaan-pertanyaan yang bersifat faktual
hingga mengarah kebersifat dugaan. Kompetensi yang dikembangkan
adalah pengembangan kreativitas, rasa ingin tahu, kemampuan
merumuskan pertanyaan untuk pengembangan keterampilan berpikir
kritis, dan pembentukan karakter pembelajar sepanjang hayat.
Mengamati Menanya Mengumpulkan
Informasi Mengkomunikasikan
Mengolah
Informasi
15
c. Mengumpulkan Informasi
Kegiatan ini adalah membaca beragam sumber informasi lainnya selain
yang terdapat pada buku teks, mengamati objek, mengamati kejadian,
melakukan aktivitas tertentu, hingga berwawancara dengan seorang
narasumber. Kompetensi yang dikembangkan antara lain: peserta didik
akan mengembangkan sikap teliti, jujur, sopan, menghargai pendapat
orang lain, memiliki kemampuan berkomunikasi, memiliki kemampuan
mengumpulkan informasi dengan beragam cara, mengembangkan
kebiasaan belajar, hingga menjadi seorang pebelajar sepanjang hayat.
d. Mengolah Infromasi
Bentuk kegiatan belajar yang dapat diberikan guru antara lain
pengolahan informasi mulai dari beragam informasi dengan
memperdalam dan memperluas informasi hingga informasi yang saling
mendukung, bahkan yang berbeda atau bertentangan. Melalui
pengalaman belajar ini diharapkan peserta didik mengembangkan sikap
jujur, teliti, disiplin, taat kepada aturan, bekerja keras, mampu
menerapkan suatu prosedur dalam berpikir secara deduktif atau induktif
untuk menarik suatu kesimpulan.
e. Mengomunikasikan
Memberikan pengalaman belajar untuk melakukan kegiatan belajar
berupa menyampaikan hasil pengamatan yang telah dilakukannya,
kesimpulan yang diperolehnya berdasarkan hasil analisis, dilakukan
baik secara lisan, tertulis, atau cara-cara dan media lainnya, hal tersebut
16
dimaksudkan agar peserta didik mempunyai kesempatan untuk
mengembangkan kompetensinya dalam hal pengembangan sikap jujur,
teliti, toleransi, berpikir secara sistematis, mengutarakan pendapat
dengan cara yang singkat dan jelas, hingga berkemampuan berbahasa
secara baik dan benar (Kemendikbud, 2013, h. 36-40).
Berdasarkan pendapat beberapa ahli dapat disimpulkan bahwa
pendekatan saintifik merupakan suatu pendekatan pada kurikulum 2013
dimana pendekatan ini dimaksudkan agar peserta didik dapat
mengetahui, memahami serta mempraktikan apa yang telah dipelajari
secara ilmiah melalui mengamati, menanya, mencoba, mengolah,
menyajikan, menyimpulkan, dan mencipta pada semua mata pelajaran
terlebih lagi pada mata pelajaran fisika.
5 Higher Order ThinkingSkill (HOTS)
Salah satu potensi yang sangat diperlukan oleh peserta didik pada zaman
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi seperti saat ini adalah
kemampuan berpikir tingkat tinggi, sebab selain hasil-hasil IPTEK yang
dapat dinikmati, ternyata juga timbul beberapa permasalahan bagi manusia
dan lingkungan. Kemampuan berpikir peserta didik yang dimaksud yaitu
kemampuan berpikir tingkat tinggi (HOTS). HOTS merupakan
kemampuan aktif yang dimiliki peserta didik saat dihadapkan oleh
permasalahan yang tidak biasa, ketidaktahuan, pertanyaan, dan dilema
(Fayakun & Joko, 2015) dengan mengembangkan kemampuan berpikir
peserta didik, diharapkan peserta didik dapat mengikuti pembelajaran
17
secara aktif sehingga berdampak positif dan merubah anggapan bahwa
fisika sulit menjadi fisika yang menyenangkan.
HOTS adalah bagian utama dari pemikiran kreatif dan kritis dan pedagogi
berpikir kreatif dapat membantu siswa mengembangkan ide-ide yang lebih
inovatif, perspektif ideal dan wawasan imajinatif. HOTS menekankan pada
pengembangan kemampuan siswa untuk membantu mereka menganalisis
secara efektif, mengevaluasi dengan menafsirkan dari informasi yang ada
dan membuat (mensintesis) sesuatu yang baru (Nourdad, Masoudi &
Rahimali, 2018).
Aspek-aspek HOTS terdiri dari sebagai berikut:
1. HOTS sebagai Transfer of Knowledge.
2. HOTS sebagai Critical-Creative Thinking.
3. HOTS sebagai Problem Solving.
Tabel 1. Indikator HOTS
Transfer of
Knowledge
Berpikir Kritis-Kreatif Pemecahan Masalah
Mengingat Logika dan penalaran Mengidentifikasi
masalah
Memahami Menemukan informasi yang
relevan
Merumuskan masalah
Mengaplikasikan Menilai kredibilitas sumber Mengidentifikasi
irrelevansi
Menganalisis Menginterpretasi dan
memprediksi data
Mendeskripsikan
strategi pemecahan
masalah
Mengevaluasi Membuat argumentasi Menggunakan analogi
Mencipta Menilai inferensi Memecahkan masalah
menggunakan data
Pengambilan keputusan Menyajikan solusi
pemecahan masalah
(Anderson & Krathwohl, 2001, p. 100).
18
Berdasarkan pendapat beberapa ahli di atas dapat ditarik kesimpulan
bahwa HOTS merupakan proses yang tidak hanya menghafal dan
menyampaikan kembali informasi yang diketahui, tetapi juga kemampuan
menghubungkan informasi yang diperoleh dengan pengetahuan dan
pengalaman yang telah dimiliki dalam upaya menentukan keputusan dan
memecahkan masalah pada situasi yang baru dan itu semua tidak lepas
dari kehidupan sehari-hari.
6. Sikap Ilmiah
Sikap yang dikembangkan dalam pembelajaran khususnya pembelajaran
IPA adalah sikap ilmiah. Seorang ilmuwan atau akademisi harus memiliki
sikap ilmiah ketika menghadapi persoalan-persoalan ilmiah. Selain itu,
sikap ilmiah juga memiliki perhatian besar terhadap ilmu pengetahuan atau
kebiasaan berpikir ilmiah.
Dewi (2016) mengemukakan bahwa sikap ilmiah sangat diperlukan siswa
dalam pembelajaran karena dapat memotivasi kegiatan belajarnya.
Terdapat gambaran bagaimana siswa seharusnya bersikap dalam belajar,
menanggapi suatu permasalahan, melaksanakan suatu tugas, dan
mengembangkan diri. Hal ini sangat mempengaruhi hasil dari kegiatan
belajar siswa ke arah yang positif. Melalui penanaman sikap ilmiah dalam
belajar siswa memiliki kemungkinan maupun kecendrungan untuk lebih
belajar memahami dan menemukan.
19
Sikap ilmiah memiliki pengelompokan yang sangat bervariasi menurut
para ahli, meskipun jika ditelaah lebih jauh hampir tidak ada perbedaan
yang berarti. Variasi muncul hanya dalam penempatan dan penamaan
sikap ilmiah yang ditonjolkan. Berikut ini merupakan pengelompokan
sikap ilmiah menurut Kusuma, Rosidin & Viyanti (2013) dan American
Association for Advancement of Science (AAAS).
Tabel 2. Pengelompokan Sikap Ilmiah
No Harlen AAAS
1. Sikap ingin tahu (Curiosity) Sikap Jujur (Honesty) 2. Sikap respek terhadap data (Respect for
evidence)
Sikap Ingin Tahu
(Curiosity) 3. Sikap kritis (Critial reflection) Sikap Berpikir Terbuka
(Open Minded) 4. Sikap ketekunan (Perseverance) Sikap Keragu-raguan
(Skepticism) 5. Sikap kreatif dan penemuan (Cretivity
and inventiveness)
6. Sikap bekerja sama dengan orang lain
(Co-operation with others)
7. Sikap keinginan
menerimaketidakpastian
(Willingness to tolerate
uncertainly)
8. Sikap bertanggung jawab (Responsible)
Kusuma, Rosidin & Viyanti (2013).
Berdasarkan pendapat beberapa ahli, dapat disimpulkan siswa yang
memiliki sikap ilmiah yang positif khususnya terhadap fisika, akan
cenderung lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran di dalam kelas dan
siswa tersebut cenderung memiliki rasa ingin tahu yang tinggi serta sikap
kritis terhadap permasalahan fisika yang diberikan oleh guru.
20
B. Kerangka Pemikiran
Penelitian ini menggunakan BSE interaktif berbasis LCDS pada materi inti
atom dengan pendekatan saintifik. BSE interaktif berbasis LCDS memiliki
sifat interaktif dan dinamis terdiri dari berbagai fitur seperti animasi, simulasi,
soal interaktif dan video yang disusun dengan pendekatan saintifik dimana
proses pembelajaran berpusat pada siswa. Pendekatan saintifik dalam
pembelajaran merupakan proses ilmiah, seperti mengamati, menanya,
mengumpulkan informasi, mengolah informasi, dan mengomunikasikan
simpulan hasil belajar, sehingga cenderung menginspirasi siswa berpikir
secara kritis dan memiliki sikap ilmiah yang positif dalam mengidentifikasi,
memahami, memecahkan masalah, dan mengaplikasikan materi
pembelajaran, dimana indikator HOTS sebagai transfer of knowledge yaitu
mengingat, memahami, mengaplikasikan, menganalisis, mengevaluasi, dan
mencipta. Indikator HOTS sebagai berpikir kritis-kreatif, yaitu logika dan
penalaran, menemukan informasi yang relevan, menilai kredibilitas sumber,
mengintterpretasi dan memprediksi data, membuat argumentasi, menilai
inferensi, dan pengambilan keputusan.
Indikator HOTS sebagai pemecahan masalah yaitu mengidentifikasi masalah,
merumuskan masalah, mengidentifikasi irrelevansi, mendeskripsikan strategi
pemecahan masalah, menggunakan analogi, memecahkan masalah
menggunakan data dan menyajikan solusi pemecahan masalah. Sedangkan
indikator sikap ilmiah terdiri dari sikap ingin tahu, respek terhadap data atau
fakta, jujur, bertanggung jawab, sikap keragu-raguan, sikap berpikir kritis,
21
sikap berpikir terbuka dan kerjasama, sikap penemuan, serta sikap ketekunan
yang dimiliki peserta didik.
Langkah pertama dari pendekatan saintifik yaitu mengamati, dimana pada
tahap ini melatih siswa melatih memiliki kesungguhan, ketelitian, dan
kemampuan mencari informasi. Dengan menggunakan BSE interaktif yang
tidak hanya menampilkan teks dan gambar, melainkan terdapat video,
animasi, dan simulasi menunjang siswa untuk HOTS, dimana indikator HOTS
sebagai berpikir kritis-kreatif yaitu menemukan informasi yang relevan dan
indikator sikap ilmiah yang sesuai dengan hal tersebut yaitu sikap ingin tahu,
sikap ketekunan dan sikap penemuan.
Langkah kedua dari pendekatan saintifik yaitu menanya, dimana kompetensi
yang dikembangkan adalah pengembangan kreativitas, rasa ingin tahu,
kemampuan merumuskan pertanyaan untuk pengembangan keterampilan
berpikir kritis, dan pembentukan karakter pembelajar sepanjang hayat,
dengan menggunakan BSE interaktif yang terdiri dari berbagai fitur seperti
animasi, simulasi, soal interaktif dan video menunjang siswa untuk HOTS,
dimana indikator HOTS sebagai pemecahan masalah yaitu mengidentifikasi
masalah dan perumusan masalah serta indikator sikap ilmiah yang sesuai
dengan hal tersebut yaitu sikap ingin tahu dan sikap berpikir kritis.
22
Langkah ketiga pendekatan saintifik yaitu mengumpulkan informasi dimana
pada tahap ini kompetensi yang dikembangkan antara lain siswa
mengembangkan sikap teliti, jujur, sopan, menghargai pendapat orang lain,
memiliki kemampuan berkomunikasi, memiliki kemampuan mengumpulkan
informasi dengan beragam cara, mengembangkan kebiasaan belajar, hingga
menjadi seorang pebelajar sepanjang hayat. Dengan menggunakan BSE
interaktif yang tidak hanya menampilkan teks dan gambar, melainkan
berbagai fitur seperti soal interaktif, simulasi, animasi dan video menunjang
siswa untuk HOTS, dimana indikator HOTS sebagai berpikir kritis-kreatif
yaitu menemukan informasi yang relevan, sedangkan indikator sikap ilmiah
yang sejalan dengan hal tersebut yaitu sikap jujur, sikap penemuan atau
kreatif, sikap sikap berpikir terbuka, dan sikap bekerjasama.
Langkah keempat pendekatan saintifik yaitu mengumpulkan informasi
dimana melalui proses pembelajaran siswa mengembangkan sikap jujur, teliti,
disiplin, taat kepada aturan, bekerja keras, mampu menerapkan suatu
prosedur dalam berpikir secara deduktif atau induktif untuk menarik suatu
kesimpulan. Dengan menggunakan BSE interaktif menunjang siswa untuk
HOTS, dimana indikator HOTS sebagai transfer of knowledge yaitu
menganalisis, indikator HOTS sebagai berpikir kritis-kreatif yaitu
pengambilan keputusan, dan indikator sikap ilmiah yang sejalan dengan hal
tersebut yaitu sikap jujur dan sikap bertanggung jawab.
23
Tahap terakhir dari pendekatan saintifik yaitu mengkomunikasikan, dimana
pada tahap tersebut kompetensi yang dikembangkan ialah sikap jujur, teliti,
toleransi, berpikir secara sistematis, mengutarakan pendapat dengan cara
yang singkat dan jelas, hingga berkemampuan berbahasa secara baik dan
benar. Setelah siswa mengumpulkan informasi dari BSE interaktif yang tidak
hanya menampilkan teks dan gambar melainkan simulasi, animasi dan video,
lalu siswa mengolah informasi yang telah diperoleh, hal menunjang siswa
untuk HOTS dimana indikator HOTS sebagai berpikir kritis-kreatif yaitu
membuat argumentasi, pengambilan keputusan, indikator HOTS sebagai
pemecahan masalah yaitu menyajikan solusi pemecahan masalah, dan
indikator sikap ilmiah yang akan dicapai yaitu sikap jujur, sikap berpikir
terbuka, sikap bekerjasama, dan sikap bertanggung jawab. Hubungan variabel
pada penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 2.
24
Gambar 2. Diagram Kerangka Pemikiran
Keterangan:
X1 : Menggunakan BSE interaktif berbasis LCDS
X2 : Menggunakan BSE non interaktif
Y1 : HOTS
Y2 : Sikap Ilmiah
X1
Y1
Y2
X2
Y1
Y2
Dibandingkan
Dibandingkan
27
Gambar 3. Diagram Kerangka Teoretis
Sikap Ilmiah
1. Sikap ingin tahu
2. Sikap jujur
3. Respek terhadap
data/fakta
4. Sikap berpikir kritis
5. Sikap berpikir
terbuka
6. Sikap bekerja sama
7. Sikap penemuan
8. Sikap ketekunan
9. Sikap keragu-
raguan
10. Sikap bertanggung
jawab
KELAS
EKSPERIMEN
(BSE Interaktif
Berbasis LCDS)
BSE interaktif
berbasis LCDS
mampu
mengintegrasikan
tayangan suara,
teks, gambar,
grafik, video,
animasi dan
simulasi sehingga
informasi yang
disampaikan
lebih kaya
dibandingkan
dengan buku
konvensional
Pendekatan
Saintifik:
Observing,
questioning,
associating,
experimenting,
dan networking
HOTS
Indikator HOTS sebagai transfer of knowledge diantaranya mengingat,
memahami, mengaplikasikan, menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta.
Indikator HOTS sebagai berpikir kritis-kreatif diantaraanya logika dan
penalaran, menemukan informasi yang relevan, menilai kredibilitas sumber,
mengintterpretasi dan memprediksi data, membuat argumentasi, menilai
inferensi, dan pengambilan keputusan.
Indikator HOTS sebagai pemecahan masalah diantaranya mengidentifikasi
masalah, merumuskan masalah, mengidentifikasi irrelevansi,
mendeskripsikan strategi pemecahan masalah, menggunakan analogi,
memecahkan masalah menggunakan data dan menyajikan solusi pemecahan
masalah.
KELAS
KONTROL
(BSE Statis)
BSE statis
menyajiakan teks,
gambar dan
grafik
25
28
III. METODE PENELITIAN
A. Populasi Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan populasi penelitian
yaitu seluruh siswa kelas XII IPA SMA Negeri 3 Kotabumi pada semester
genap tahun ajaran 2018/2019 yang terdiri dari enam kelas.
B. Sampel Penelitian
Penelitian ini memerlukan kelas kontrol dan kelas eksperimen dengan
pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling. Sampel
diambil dari enam kelas XII IPA SMA Negeri 3 Kotabumi, kemudian
diperoleh satu kelas sebagai sampel untuk kelas kontrol dan satu kelas
sebagai sampel untuk kelas eksperimen. Kelas XII IPA 4 sebagai kelas
kontrol dan kelas XII IPA 5 sebagai kelas eksperimen.
C. Desain Penelitian
Siswa diberikan perlakuan menggunakan BSE interaktif berbasis LCDS pada
materi inti atom dengan pendekatan saintifik pada kelas eksperimen (kelas
XII IPA 5), sedangkan pada kelas kontrol (kelas XII IPA 4) menggunakan
BSE non-interaktif. Pada desain ini, siswa diberi tes sebanyak dua kali yaitu
sebelum mengikuti pembelajaran dan setelah mengikuti pembelajaran dalam
29
waktu tertentu untuk melihat HOTS siswa, kemudian dilakukan uji hipotesis
dengan menggunakan Paired Sample T-Test dan Independent Sample T-Test
untuk mengetahui pengaruh penggunaan BSE interaktif berbasis LCDS
terhadap HOTS siswa, sedangkan untuk pengukuran sikap ilmiah dengan
menggunakan data skor skala dari skala sikap ilmiah setelah pembelajaran,
kemudian dilakukan uji hipotesis dengan menggunakan Independent Sample
T-Test. Adanya pengaruh perlakuan tersebut dilihat dari ada perbedaan rata-
rata hasil HOTS dan sikap ilmiah siswa menggunakan analisis uji
Independent Sample T-Test. Perbedaan hasil HOTS dan sikap ilmiah siswa
menjadi indikator pengaruh penggunaan BSE interaktif berbasis LCDS pada
materi inti atom. Desain ini dapat digambarkan pada Gambar 3.
O1 X1 O2
O3 X2 O4
Gambar 4. Desain Pretest-Posttest Control Group
Keterangan:
O1dan O3 = Nilai pretest
O2dan O4 = Nilai posttest
X1 = Kelas eksperimen dengan penerapan pembelajaran BSE
interaktif berbasis LCDS
X2 = Kelas kontrol dengan penerapan pembelajaran BSE non-
interaktif
(Fraenkel, Wallen & Hyun, 2011, p. 275).
30
D. Variabel Penelitian
Penelitian ini memiliki dua bentuk variabel yaitu variabel bebas dan veriabel
terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah penggunaan BSE interaktif
berbasis LCDS, sedangkan variabel terikatnya adalah HOTS dan sikap ilmiah
siswa.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan berupates observasi, lembar tes soal untuk
mengetahui HOTS siswa. Lembar tes ini digunakan pada saat pretest dan
posttest, sedangkan untuk pengukuran sikap ilmiah dilakukan dengan
menggunakan instrumen berupa skala sikap ilmiah sesuai dengan indikator
dari sikap ilmiah.
F. Analisis Instrumen
Sebelum instrumen digunakan dalam sampel, instrumen harus diuji validitas
dan uji reliabilitasnya.
1. Uji Validitas
Instrumen tes yang digunakan untuk menguji variabel terikat pada
penelitian harus valid agar diperoleh data yang valid. Metode uji validitas
yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menghitung korelasi
product moment yang dikemukakan oleh Pearson dengan rumus:
𝑟𝑥𝑦 =N Σ XY − (Σ X) (Σ Y)
√{N Σ 𝑋2 − (Σ X)2}{N Σ𝑌2 − (Σ Y)2}
31
Keterangan :
𝑟𝑥𝑦 = koefisien korelasi yang menyatakan validitas
X = Skor butir soal
Y = Skor total
N = jumlah sampel
Dengan kriteria pengujian apabila 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔>𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 dengan α = 0,05 makaalat
ukur tersebut dinyatakan valid, dan sebaliknya apabila 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔<𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka
alat ukur tersebut tidak valid. Uji validitas dalam penelitian ini dilakukan
dengan menggunakan program SPSS 21.0 dengan kriteria uji coba
Corrected Butir-Total Correlation lebih besar dibandingkan dengan 0,3
maka data merupakan construct yang kuat (valid).
2. Uji Reliabilitas
Intrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa
kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang
sama. Perhitungan untuk mencari harga reliabilitas instrumen didasarkan
pada pendapat Arikunto (2012, h. 109) yang menyatakan bahwa untuk
menghitung reliabilitas dapat digunakan rumus alpha, yaitu :
𝑟11 = (𝑛
𝑛−1) (1 −
Σ σ𝑖2
σ𝑡2)
Keterangan :
𝑟11 = reliabilitas yang dicari
Σ 𝜎𝑖2 = jumlah varians skor tiap-tiap butir
𝜎𝑡2 = varians total
32
𝑛 = banyaknya butir angket
Kriteria indeks reliabilitas dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Kriteria Indeks Reliabilitas
No Nilai Kategori
1. 0.800 - 1.000 Sangat Tinggi
2. 0.600 - 0.800 Tinggi
3. 0.400 - 0.600 Cukup
4. 0.200 - 0.400 Rendah
5. 0.000 - 0.200 Sangat Rendah
(Arikunto, 2012, h. 87).
G. Prosedur Penelitian
Tahap-tahap yang akan dilakukan peneliti untuk mendapatkan hasil:
1. Tahap perencanaan
Pada tahap perencanaan ini, hal pertama yang dilakukan ialah membuat
perangkat pembelajaran dan menyusun instrumen, kemudian mengurus
perizinan ke pihak sekolah untuk mengadakan suatu penelitian.
Selanjutnya mengobservasi tempat penelitian dan menentukan kelas yang
akan dijadikan sampel.
2. Tahap pelaksanaan
Memberikan pretest kepada kelas eksperimen dan kelas kontrol, kemudian
memberikan treatment kepada kelas eksperimen dengan menggunakan
BSE interaktif berbasis LCDS dan kelas kontrol dengan menggunakan
BSE non-interaktif. Setelah itu memberikan posttest kepada kelas
eksperimen dan kelas kontrol. Selanjutnya pengumpulan data dari hasil
instrumen.
33
3. Tahap akhir
Pada tahap akhir peneliti mengolah data, adapun langkah-langkah dalam
mengolah data sebagai berikut:
a. Memberikan skor pada tes
b. Menganalisis skor mentah menjadi nilai
c. Menghitung nilai rata-rata
d. Menghitung N-gain
e. Klasifikasi N-gain
f. Uji hipotesis menggunakan SPSS 21.0
H. Teknik Pengumpulan Data
1. Teknik Tes HOTS
Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan lembar pengumpulan
data berbentuk lembar tes soal untuk menguji ketercapaian HOTS. Siswa
akan memperoleh skor yang besarnya ditentukan dari banyaknya soal yang
dapat dijawab dengan benar. Pengumpulan data dilakukan dengan
menggunakan lembar pengumpulan data berbentuk tabel. Format tabel
nilai ketercapaian HOTS dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel. 4. Format Nilai HOTS Siswa
No Nama
Siswa
No Butir Soal Ke- Nilai
1 2 3 ........
1.
2.
3.
dan
seterusnya
Nilai Rata-rata
Nilai Tertinggi dan Nilai Terendah
34
2. Angket Sikap Ilmiah
Siswa diberikan lembar skala sikap ilmiah setelah pembelajaran untuk
mengumpulkan data sikap ilmiah. Format tabel dari nilai sikap ilmiah
dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5. Format Nilai Sikap Ilmiah
No Nama
Siswa
No Butir Soal Ke- Nilai
1 2 3 ........
1. Siswa 1
2. Siswa 2
3. Siswa 3
dan
seterusnya
Nilai Rata-rata
Nilai Tertinggi
Nilai Terendah
I. Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis
Data penelitian yang diperoleh pada penelitian ini, yaitu hasil HOTS dan
sikap ilmiah siswa, kemudian data tersebut dianalisis dengan melakukan (1)
uji normalitas, (2) uji homogenitas, (3) Uji N-Gain, (4) Uji Paired Sample
dan (5) Independent Sample T Test (data berdistribusi normal).
1. Uji Normalitas
Uji normalitas data dilakukan untuk melihat apakah populasi berdistribusi
normal atau tidak berdistribusi normal berdasarkan data indeks gain
kemampuan representasi matematis dari sampel.
35
Adapun rumusan hipótesis untuk uji ini sebagai berikut:
Ho : data gain berasal dari populasi yang berdistribusi normal
H1 : data gain berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal
Pedoman untuk pengambilan keputusan, data dapat dikatakan memenuhi
asumsi normalitas atau terdistribusi normal jika pada Kolmogorov-Smirnov
nilai sig.>0,05 dan data yang tidak terdistribusi normal memiliki nilai
sig.<0,05.
2. Uji Homogenitas
Uji homogenitas varians dilakukan untuk mengetahui apakah kedua
kelompok data yaitu pembelajaran menggunakan BSE interaktif berbasis
LCDS dan pembelajaran menggunakan BSE statis memiliki variansi yang
homogen atau tidak homogen. Rumusan hipotesis untuk uji ini adalah:
H0: 𝜎12 = 𝜎2
2 (variansi kedua populasi homogen)
H1: 𝜎12 𝜎2
2 (variansi kedua populasi tidak homogen)
Untuk menguji hipotesis tersebut menggunakan rumus:
F = s1
2
s22
Keterangan:
s12 = varians terbesar
s22 = varians terkecil
Kriteria pengujian adalah kedua data akan homogen, jika signifikansi >
0,05 dan sebaliknya.
36
3. Uji N-gain
Untuk menganalisis data kuantitatif yaitu kategori tes HOTS dan sikap
ilmiah siswa digunakan skor gain yang ternormalisasi. Adapun rumus N-
gain sebagai berikut:
N-gain (g) = 𝑆𝑃𝑜𝑠𝑡−𝑆𝑃𝑟𝑒
𝑆𝑚𝑎𝑥−𝑆𝑃𝑟𝑒
Keterangan:
g = N-gain
Spost = Nilai posttest
Spre = Nilai pretest
Smax = Nilai maksimum
Kriteria N-gain dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6. Kriteria N-gain
No Nilai Kategori
1. 0,7 ≤ N-gain ≤ 1 Tinggi
2. 0,3 ≤ N-gain < 0,7 Sedang
3. N-gain < 0,3 Rendah
4. Uji Paired SampleT-Test
Paired Sample T-Test digunakan untuk menguji perbedaan dua sampel
yang berpasangan. Sampel yang berpasangan diartikan sebagai sebuah
sampel dengan subjek yang sama, namun mengalami dua perlakuan yang
berbeda pada situasi sebelum dan sesudah proses pembelajaran, pada taraf
kepercayaan 95% (α 0,05). Paired sample t-test digunakan apabila data
berdistribsui normal. Berpedoman berdasarkan nilai signifikansi: (1) jika
37
nilai signifikansi > 0,05 maka H0 diterima; (2) jika nilai signifikansi < 0,05
maka H0 ditolak.
5. Uji Independent Sample T-Test
Uji ini dilakukan untuk membandingkan dua sampel yang berbeda (bebas).
Independent Sample T-Test digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya
perbedaan rata-rata antara dua kelompok sampel yang tidak berhubungan.
Berpedoman berdasarkan nilai signifikansi: (1) jika nilai signifikansi >
0,05 maka H0 diterima; (2) jika nilai signifikansi < 0,05 maka H0 ditolak.
Rumus perhitungan Independent Sample T-Test adalah sebagai berikut :
𝑡 =𝑋1 − 𝑋2
√(𝑛1−1)𝑆1
2+(𝑛2−1)𝑆22
𝑛1+𝑛2−2(
1
𝑛1+
1
𝑛2)
Keterangan:
T = nilai t-hitung
X1 = rata-rata nilai kelas eksperimen
X2 = rata-rata nilai kelas kontrol
n1 = banyaknya anggota sampel di kelas eksperimen
n2 = banyaknya anggota sampel di kelas kontrol
S12 = rata-rata varians kelas eksperimen
S22 = rata-rata varians kelas kontrol
Setelah dilakukan uji T, maka harga Thitung yang diperoleh perlu
dibandingkan dengan tabel untuk mengetahui perbedaan itu signifikan atau
38
tidak signifikan dengan kebebasan (dk) = n1+ n2-2 dan taraf kepercayaan
95%.
Cara menguji hipotesis ini, yaitu membandingkan nilai Sig.(2-tailed) pada
uji- T dengan nilai α (0,05) dengan kriteria uji sebagai berikut:
1) Jika nilai Sig.(2-tailed) < α (0,05), maka tolak H0.
2) Jika nilai Sig.(2-tailed) >α (0,05), maka terima H0.
(Sugiyono, 2015, h. 120).
54
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa:
1. Terdapat pengaruh penggunaan BSE interaktif berbasis LCDS dengan
pendekatan saintifik pada materi inti atom terhadap HOTS siswa. Rata-rata
posttest diperoleh sebesar 80,7 berbeda secara signifikan dengan rata-rata
pretest sebesar 38,0 pada taraf kepercayaan 95%.
2. Terdapat pengaruh penggunaan BSE interaktif berbasis LCDS dengan
pendekatan saintifik pada materi inti atom terhadap sikap ilmiah siswa.
Rata-rata sikap ilmiah siswa pada kelas eksperimen diperoleh sebesar 3,53
berbeda secara signifikan dengan kelas kontrol yaitu sebesar 3,40 pada
taraf kepercayaan sebesar 95%.
3. Terdapat perbedaan secara signifikan rata-rata N-gain HOTS siswa yang
belajar berbantuan BSE interaktif berbasis LCDS dengan berbantuan BSE
non interaktif. Rata-rata N-gain HOTS siswa yang menggunakan BSE
interaktif berbasis LCDS diperoleh sebesar 0,69 (kategori sedang),
sedangkan kelas yang menggunakan BSE non interaktif memperoleh rata-
rata N-gain HOTS sebesar 0,63 (kategori sedang) pada taraf kepercayaan
sebesar 95%.
55
B. Saran
Berdasarkan simpulan, maka penulis memberikan saran sebagai berikut:
1. Peneliti atau guru yang ingin meningkatkan HOTS dan sikap ilmiah siswa
dapat menggunakan BSE interaktif berbasis LCDS untuk dijadikan salah
satu alternatif sebagai bahan ajar siswa.
2. Peneliti yang berminat melakukan penelitian lebih lanjut dapat mencari
cara yang lebih efektif agar kondisi kelas lebih kondusif.
3. Peneliti lain yang berminat melakukan penelitian lebih lanjut mengenai
BSE interaktif berbasis LCDS terhadap HOTS dan sikap ilmiah dapat
mengadakan penelitian dengan konsep-konsep fisika yang lain.
56
DAFTAR PUSTAKA
Akbas, O. & Pektas, H. M. (2013). The Effects of Using An Interactive
Whiteboard on The Academic Achievement of University Students. Asia-
Pacific Forum on Science Learning and Teaching Journal, 12(2), 45-54.
Anderson, L.W. & Krathwohl, D.R. (2001). A Taxonomy of Learning, Teaching,
and Assessing: A Revision of Bloom’s Taxonomy of Educational Objectives.
New York: Longman.
Aremu, A. & Efuwape, B. M. (2013). A Microsoft Learning Content
Development System (LCDS) Based Learning Package for Electrical and
Electronics Technology-Issues on Acceptability and Usability in Nigeria.
American Journal of Educational Research, 1 (2), 41-48.
Arikunto, S. (2012). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan Edisi 2. Jakarta: Bumi
Aksara.
Aulia, M. K., Suyatna, A., & Sesunan, F.(2017). Pengembangan Modul
Pembelajaran Menggunakan Learning Content Development System Materi
Kinematika Gerak. Jurnal Pembelajaran Fisika, 1(2), 104-106.
Cahyani, A., Nyeneng, I. D. P., & Suyanto, E.(2016). Pengembangan Modul
Pembelajaran menggunakan Learning Content Development System (LCDS)
pada materi Hukum Newton tentang Gravitasi. Jurnal Pembelajaran Fisika
Universitas Lampung, 4 (1), 119-130.
Darlen, R. F., Sjarkawi., & Lukman, A. (2015). Pengembangan E-book Interaktif
untuk Pembelajaran Fisika SMP. Jurnal Tekno-Pedagogi, 5 (1), 13-23.
Dewi, P. S. (2016). Perspektif Guru sebagai Implementasi Pembelajaran Inkuiri
Terbuka dan Inkuiri Terbimbing terhadap Sikap Ilmiah dalam Pembelajaran
Sains. Jurnal Keguruan dan Ilmu Tarbiyah,1(2), 179-186.
Dinafitri, H., Wiyono, K., & Pasaribu, A. (2016). Development of Interactive
Multimedia Based Multiple Intelligence on The Sound Waves for Students
of Class XII Senior High School. Journal FKIP Unsri, 2, 503-505.
57
Fayakun, M.& Joko, P. (2015). Efektivitas Pembelajaran Fisika Menggunakan
Model Kontektual (CTL) dengan Metode POE terhadap Kemampuan
Berpikir Tingkat Tinggi. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia, 11, 49-58.
Fraenkel, J., Wallen, N., & Hyun, H. (2011). How to Design and Evaluate
Research in Education. San Fransisco: Library of Congress Cataloging.
Halidi, H. M., Husain. S. N.,& Saehana, S. (2015). Pengaruh Media Pembelajaran
Berbasis TIK terhadap Motivasi dan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V SDN
Model Terpadu Madani Palu. E-Jurnal Mitra Sains, 3 (1), 53-60.
Hutagalung, R. S. R., Suyatna, A., & Maharta, N. (2016).Pengembangan Modul
Pembelajaran Menggunakan Learning Content Development System (LCDS)
untuk Materi Pokok Impuls dan Momentum. Jurnal Pembelajaran Fisika, 1
(2), 121-123.
Kemendikbud. (2013). Diklat Guru dalam Rangka Implementasi Kurikulum 2013.
Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
Kurniawan, D., Suyatna, A., & Suana, W. (2015). Pengembangan Modul Interaktif
Menggunakan Learning Content Development System pada Materi Listrik
Dinamis. Universitas Lampung. Jurnal Pembelajaran Fisika, 3 (6), 1-10.
Kusuma, M. D., Rosidin, U., & Viyanti. (2013). Pengaruh Sikap Ilmiah Siswa
terhadap Hasil Belajar Fisika dan Kemandirian Belajar Siswa SMA melalui
Strategi Scaffolding- Kooperatif. Jurnal Pembelajaran Fisika Universitas
Lampung, 1 (2), 23-33.
Leow, F. T.& Neo, M. (2014). Interactive Multimedia Learning: Innovating
Classroom Education in a Malaysian University. Turkish Online Journal of
Educational Technology-TOJET, 13 (2), 99-110.
Machin, A. (2014). Implementasi Pendekatan Saintifik, Penanaman Karakter, dan
Konservasi pada Pembelajaran Materi Pertumbuhan. Jurnal Pendidikan IPA
Indonesia, 3 (1),28-35.
Microsoft Corporation. (2016). Microsoft Learning Content Development System.
Diakses pada 22 Agustus 2019, dari https://www.microsoft.com/en-
us/learning/lcds-tool.aspx.
Munir. 2009. Multimedia Pembelajaran Jarak Jauh Berbasis Teknologi Informasi
dan Komunikasi. Bandung: Alfabeta.
Nourdad, N., Masoudi, S., & Rahimali, P. (2018). The Effect of Higher Order
Thinking Skill Instruction on EFL Reading Ability.International Journal of
Applied Linguistics & English Literature, 7, 231.
58
Primavera, I. R. C. & Suwarna, I. P. (2014). Penggunaan Media Audio-Visual
(Video) terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas XI pada Konsep Elastisitas.
Jurnal FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 14(5), 122-129.
Rachmad, R., Ertikanto, C., & Suana, W. (2017). Pengaruh Penggunaan Modul
LCDS terhadap Hasil Belajar Kognitif dan Afektif. Jurnal Pembelajaran
Fisika Universitas Lampung, 5 (5), 40-41.
Rosida., Fadiawati, N.,& Jalmo, T. (2017). Efektivitas Penggunaan Bahan Ajar E-
book Interaktif dalam Menumbuhkan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa.
Jurnal Pembelajaran Fisika Universitas Lampung, 5 (1), 40-42.
Sanjaya, W. 2009. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta:
Prenada Media Group.
Saputra, Z. A. H., Yuanita, L., & Ibrahim, M. (2016). Pengembangan Perangkat
Pembelajaran Kimia Model Inkuiri untuk Meningkatkan Penguasaan
Konsep dan Melatih Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SMA. Jurnal
Penelitian Pendidikan Sains, 6 (1), 1218-1223.
Simamora, F. G., Ertikanto., &Wahyudi, I. (2017). Pengaruh Penggunaan Modul
Pembelajaran Berbasis LCDS terhadap Hasil Belajar Siswa. Jurnal
Pembelajaran Fisika, 1 (2), 97-99.
Siregar, A., Sunarno, W.,& Carl. (2013). Pembelajaran Fisika Kontekstual
Melalui Metode Eksperimen dan Demonstrasi Diskusi Menggunakan
Multimedia Interaktif Ditinjau dari Sikap Ilmiah dan Kemampuan Verbal
Siswa. Jurnal Universitas Sebelas Maret, 2 (2), 111-113.
Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta.
Suryani, W.&Sukarmin. (2012). Pengembangan E-book Interaktif pada Materi
Pokok Elektrokimia Kelas XII SMA. Jurusan FMIPA UNESA. Unesa
Journal Chemical Education, 1(2), 54-62.
Sutrisno., Murtiono, E. S., & Tamrin, A.G. (2013). Alternatif Model Penggunaan
Buku Sekolah Elektronik (BSE) Berbasis Project Based Learning Sebagai
Salah Satu Sumber Belajar di Sekolah Menengah Kejuruan. Jurusan Ilmiah
Pendidikan Teknik dan Kejuruan, 6 (2), 117-124.
Suyatna, A., Anggraini, D., Agustina, D., & Widyastuti, D. (2017). The Role of
Visual Representation in Physics Learning: Dynamic Versus Static
Visualization. Journal of Physics: Conference Series, 909 (1), 1-6.
Taufani, D. R.& Iqbal, M. (2011). Membuat Content E-Learning dengan
Microsoft Learning Content Development System (LCDS). Bandung:
Universitas Komputer Indonesia
59
Wibowo, T. P., Endang, S. M., & Dewi, N. K. (2014). Pengembangan Bahan Ajar
Elektronik Multimedia Book pada Materi Sistem Organisasi Kehidupan di
SMP. Journal of Biology Education, 3 (1), 101-109.
Yusuf, I., Widyaningsih, S. W., & Purwati, D. (2015). Pengembangan Perangkat
Pembelajaran Fisika Modern Berbasis Media Laboratorium Virtual
Berdasarkan Paradigma Pembelajaran Abad 21 dan Kurikulum 2013. Jurnal
Pancaran Pendidikan, 4 (2), 190-198.