pengaruh penerapan model active...

94
PENGARUH PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING DENGAN STRATEGI GROUP RESUME TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA (Penelitian Kuasi Eksperimen di SMA Muhammadiyah 8 Ciputat) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) OLEH : ZAENAL ARIFIN NIM. 105016200566 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1431 H /2010 M

Upload: ngothuan

Post on 24-Apr-2018

218 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH PENERAPAN MODEL ACTIVE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2490/1/98367...PENGARUH PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING. DENGAN STRATEGI . GROUP RESUME. TERHADAP

PENGARUH PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING DENGAN STRATEGI GROUP RESUME TERHADAP HASIL

BELAJAR KIMIA SISWA (Penelitian Kuasi Eksperimen di SMA Muhammadiyah 8 Ciputat)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

OLEH : ZAENAL ARIFIN

NIM. 105016200566

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1431 H /2010 M

Page 2: PENGARUH PENERAPAN MODEL ACTIVE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2490/1/98367...PENGARUH PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING. DENGAN STRATEGI . GROUP RESUME. TERHADAP

LEMBAR PENGESAHAN

PENGARUH PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING

DENGAN STRATEGI GROUP RESUME TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

OLEH :

ZAENAL ARIFIN NIM. 105016200566

Dibawah Bimbingan.

Pembimbing I,

Ir. H. Mahmud M. Siregar M.Si NIP. 19540310198803 1001

Pembimbing II,

Tonih Faronika M.Pd NIP. 19760107200501 1007

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 1431 H / 2010 M

Page 3: PENGARUH PENERAPAN MODEL ACTIVE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2490/1/98367...PENGARUH PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING. DENGAN STRATEGI . GROUP RESUME. TERHADAP

LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi berjudul ”Pengaruh Penerapan Model Active Learning dengan Strategi

Group Resume terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa”. Diajukan kepada Fakultas

Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta,

dan dinyatakan lulus dalam ujian munaqasah pada tanggal 12 Agutus 2010 di hadapan

dewan penguji. Oleh karena itu, penulis berhak memperoleh gelar sarjana strata I (S.Pd)

dalam bidang pendidikan kimia.

Jakarta. 12 Agustus 2010

Panitia Ujian Munaqasah

Tanggal

Tanda tangan

Ketua Panitia (Ketua Jurusan P. IPA)

Baiq Hana Susanti, M.Sc NIP. 197002092000032001

..........................

.........................

Sekretaris (Sekretaris Jurusan P. IPA)

Nengsih Juanengsih, M.Pd NIP. 197905102006042001

...........................

.........................

Penguji I

Drs. Ahmad Sofyan, M.Pd NIP. 196501151987031020

...........................

........................

Penguji II

Dedi Irwandi, M.Si NIP. 197105282000031002

..........................

.........................

Mengetahui

Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Prof. Dr. Dede Rosyada, M.A NIP. 195710051987031003

Page 4: PENGARUH PENERAPAN MODEL ACTIVE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2490/1/98367...PENGARUH PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING. DENGAN STRATEGI . GROUP RESUME. TERHADAP

LEMBAR PENGESAHAN

PENGARUH PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING

DENGAN STRATEGI GROUP RESUME TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

OLEH :

ZAENAL ARIFIN NIM. 105016200566

Dibawah Bimbingan.

Pembimbing I,

Ir. H. Mahmud M. Siregar M.Si NIP. 19540310198803 1001

Pembimbing II,

Tonih Faronika M.Pd NIP. 19760107200501 1007

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 1431 H / 2010 M

Page 5: PENGARUH PENERAPAN MODEL ACTIVE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2490/1/98367...PENGARUH PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING. DENGAN STRATEGI . GROUP RESUME. TERHADAP

LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi berjudul ”Pengaruh Penerapan Model Active Learning dengan Strategi

Group Resume terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa”. Diajukan kepada Fakultas

Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta,

dan dinyatakan lulus dalam ujian munaqasah pada tanggal 12 Agutus 2010 di hadapan

dewan penguji. Oleh karena itu, penulis berhak memperoleh gelar sarjana strata I (S.Pd)

dalam bidang pendidikan kimia.

Jakarta. 12 Agustus 2010

Panitia Ujian Munaqasah

Tanggal

Tanda tangan

Ketua Panitia (Ketua Jurusan P. IPA)

Baiq Hana Susanti, M.Sc NIP. 197002092000032001

..........................

.........................

Sekretaris (Sekretaris Jurusan P. IPA)

Nengsih Juanengsih, M.Pd NIP. 197905102006042001

...........................

.........................

Penguji I

Drs. Ahmad Sofyan, M.Pd NIP. 196501151987031020

...........................

........................

Penguji II

Dedi Irwandi, M.Si NIP. 197105282000031002

..........................

.........................

Mengetahui

Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Prof. Dr. Dede Rosyada, M.A NIP. 195710051987031003

Page 6: PENGARUH PENERAPAN MODEL ACTIVE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2490/1/98367...PENGARUH PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING. DENGAN STRATEGI . GROUP RESUME. TERHADAP

ABSTRACT

Zaenal Arifin, Effect of Adoption of Active Learning Model With Strategic Group Resumes Against Chemistry Student Learning Outcomes (Experiments in SMA Muhammadiyah 8 Ciputat). Chemical Education Courses, Majority in Natural Science, Faculty of tarbiya and Teaching, Syarif Hidayatullah State Islamic University of Jakarta, 2010.

This study aimed to determine whether the learning outcomes of students on the subject of the chemistry of carbon compounds by applying the active learning model with a strategy group resume is better than the method of lecture. This research was conducted in SMA Muhammadiyah 8 Ciputat. Sample used purposive sampling technique. research sample consisted of two groups, namely X-A graders numbered 23 students as the experimental group and X-B graders numbered 22 students as a control class. The data collection instrument using achievement test (post test) of 20 multiple choice questions that had previously tested instrument analysis. Hypothesis is the null hypothesis (Ho) that have no effect on the application of active learning model with group strategy resumes to chemistry students 'learning outcomes and the alternative hypothesis (Ha) is there any effect the application of active learning model with strategy group resumes to chemistry students' learning outcomes. Data analysis using hypothesis testing by t-test. In this study was obtained t count equal to 3.171, with significance level 5% obtained t-table for 2,021. Thus the t-test bigger than t-table (3.171 > 2.021). This means the null hypothesis (Ho) refused and Alternative Hypothesis (Ha) accepted. It can be concluded that there was a significant influence on the application of active learning model with strategy group resume to chemistry student learning outcomes.

Keywords: Active learning, Group Resumes , Results of Studying Chemistry

i

Page 7: PENGARUH PENERAPAN MODEL ACTIVE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2490/1/98367...PENGARUH PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING. DENGAN STRATEGI . GROUP RESUME. TERHADAP

ii

ABSTRAK

Zaenal Arifin, Pengaruh Penerapan Model Active Learning Dengan Strategi Group Resume Terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa (Eksperimen di SMA Muhammadiyah 8 Ciputat). Program Studi Pendidikan Kimia, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2010.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah hasil belajar kimia siswa pada konsep senyawa karbon dengan menerapkan model pembelajaran aktif dengan strategi resum kelompok lebih baik dibandingkan dengan metode ceramah. penelitian ini dilakukan di SMA Muhammadiyah 8 Ciputat. sampel digunakan dengan teknik purpossive sampling. sampel penelitian terdiri dari dua kelompok, yaitu siswa kelas X-A berjumlah 23 siswa sebagai kelompok eksperimen dan Siswa kelas X-B berjumlah 22 siswa sebagai kelas kontrol. pengambilan data mengunakan instrumen tes hasil belajar (postest) sebanyak 20 soal pilihan ganda yang sebelumnya telah diuji analisis butir soalnya. hipotesis yang diajukan adalah hipotesis nihil (Ho) yaitu tidak terdapat pengaruh penerapan model active learning dengan strategi group resume terhadap hasil belajar kimia siswa dan hipotesis alternatif (Ha) yaitu terdapat pengaruh penerapan model active learning dengan strategi group resume terhadap hasil belajar kimia siswa. analisis data menggunakan pengujian hipotesis dengan uji t. dalam penelitian ini diperoleh t-hitung sebesar 3,171 degan taraf signifikansi 0.05 diperoleh t-tabel sebesar 2.021. dengan demikian t-hitung lebih besar dibandingkan t-tabel (3,171 > 2.021). hal ini berarti hipotesis nihil (Ho) ditolak dan hipotesis alternatif (Ha) diterima. maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan pada penerapan model pembelajaran aktif dengan strategi resum kelompok terhadap hasil belajar kimia siswa.

Kata kunci : Pembelajaran Aktif, Resum Kelompok, Hasil Belajar Kimia.

Page 8: PENGARUH PENERAPAN MODEL ACTIVE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2490/1/98367...PENGARUH PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING. DENGAN STRATEGI . GROUP RESUME. TERHADAP

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil ‘alamien…. kalimat syukur paling awal yang penulis

ucapkan seraya suluruh puja serta puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan rahmat, hidayah dan kasih sayang-Nya kepada penulis. sehingga penulis

mampu menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul “Pengaruh Penerapan Model

Active Learning dengan Strategi Group Resume terhadap Hasil Belajar Kimia

Siswa.”

Salawat serta salam yang terindah penulis curahkan pada junjungan besar

seluruh umat Islam di dunia, Nabi Muhammad SAW. Nabi akhir zaman, guru sampai

akhir jaman, penyempurna ajaran dan penegak kebenaran yang berhasil membawa

manusia keluar dari gerbang kejahiliahan menuju gerbang kemuliaan.

Dalam penyelesaian skripsi ini, tidak akan terlupakan rasa terimakasih penulis

yang sebesar-besarnya dan sedalam-dalamnya kepada seluruh pihak yang telah

memberikan semangat dan dukungan, yang tidak dapat diungkapkan dengan rangkaian

bahasa dan kata-kata yang indah, secara khusus penulis mengucapkan terima kasih

kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, M.A, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

UIN Syaraif Hidayatullah Jakarta.

2. Ibu Baiq Hana Susanti, M.Sc, Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam

dan Ibu Nengsih Juanengsih, M.Pd, Sekretaris Jurusan Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Alam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Bapak Dedi Irwandi, M.Si, Ketua Program Studi Pendidikan Kimia UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta sekaligus dosen penasehat akademik.

4. Bapak Ir. H. Mahmud M Siregar, M.Si, dosen pembimbing I dan Bapak Tonih

Faronika, M.Pd, dosen pembimbing II yang tidak kenal lelah dan bersedia

meluangkan waktu untuk membimbing penulis, terimakasih atas kritikannya selama

penyusunan skripsi ini, semoga Allah SWT membalas budi baik bapak.

5. Bapak Drs. Endang Surahman, MA, Kepala SMA Muhammadiyah 8 Ciputat yang

telah memberikan perizinan dan kemudahan pada penulis untuk melaksanakan

penelitian disekolah tersebut.

6. Ayahanda tercinta Suja’i dan Ibunda tercinta Een Haeni yang dengan ikhlas

mengasuh, mendidik dan mengajar penulis dengan cucuran keringat dan linangan

i

Page 9: PENGARUH PENERAPAN MODEL ACTIVE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2490/1/98367...PENGARUH PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING. DENGAN STRATEGI . GROUP RESUME. TERHADAP

ii

air mata. kasih sayang kalian tiada tara dan akan penulis rasakan sampai akhir

hayat, kiranya sampai detik ini penulis belum mampu membalas cinta dan kasih

sayang kalian yang begitu besar. kepada Allah penulis akan terus berdoa, keringat

dan air mata yang kalian tumpahkan selama hayat hanya Allah yang mampu

membalas keikhlasan kalian dengan balasan yang lebih baik. tak lupa penulis selalu

meminta keridhoan doa untuk penulis.

7. Teh Euis dan Aa wiwin, teh Dini dan Aa Ibad, Aa Yusep dan teh Eli serta Aa Kiki

dan teh Nani yang telah membantu secara moril dan materi sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini.

8. Seluruh dosen Fakultas Ilmu Trabiyah dan Keguruan yang talah memberikan ilmu,

pengalaman dan bimbingannya, dan tak ketinggalan staf dan karyawan fakultas,

terimakasih atas pelayanan akademik selama menyelesaikan studi di UIN Syaraif

Hidayatullah Jakarta.

9. Keluarga besar Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Cabang Ciputat teman

seperjuangan Indra, Rizal, Toto, Amir, Jajang, Hasbi, Nunung, Tarsih, Pipit dan

semuanya yang pernah berjuang bersama.

10. Ade Sudarmaji, Obay, Soni, Achep, Ahmad, Hawasi, Zulkifli, Ichan dan semua

teman-teman pendidikan kima, biologi dan fisika angkatan 2005.

11. Untuk dinda Ririn Zikriyah yang terus memberikan dorongan, motivasi semangat

yang tak kenal lelah mendampingi penulis untuk menyelesaikan skripsi ini, untuk

Nunung Nurjanah yang senantiasa membantu, ikhlas direpotkan dalam pengerjaan

skripsi ini.

Kata ucapan terima kasih di atas betapapun tulusnya, penulis sadari tidak akan

mampu untuk mengungkapkan seluruh tumpahan rasa terimakasih yang terbaik dalam

diri penulis, sehingga penulis menyadari tidak akan mampu untuk membalasnya.

Diharapkan penelitian ini memberikan sumbangan positif pada pembaca dan semua

pihak yang bergelut dalam bidang pendidikan. hanya pada Allah SWT harapan tertuju

semoga apa yang telah diikhlaskan untuk penelitian ini mendapat balasan yang lebih

baik di sisi-Nya. Amin

Ciputat, 21 Juni 2010

Penulis

Zaenal Arifin

Page 10: PENGARUH PENERAPAN MODEL ACTIVE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2490/1/98367...PENGARUH PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING. DENGAN STRATEGI . GROUP RESUME. TERHADAP

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ................................................................................................................ i

KATA PENGANTAR ................................................................................................ iii

DAFTAR ISI............................................................................................................... vi

DAFTAR TABEL ...................................................................................................... viii

DAFTAR GAMBAR .................................................................................................. ix

DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................................. x

BAB I PENDAHULUAN

A. . Latar Belakang Masalah ............................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ..................................................................................... 8

C. Pembatasan Masalah .................................................................................... 8

D. Perumusan Masalah ...................................................................................... 9

E. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 9

F. Manfaat Penelitian ........................................................................................ 9

BAB II DESKRIPSI TEORETIS, KERANGKA PIKIR

DAN PENGAJUAN HIPOTESISI

A. Deskripsi Teoretis ........................................................................................ 11

1. Hakikat Model Pembelajaran ................................................................. 11

2. Model-model pembelajaran konstruktivisme ........................................ 13

3. Model Pembelajaran Active Learning .................................................... 15

a. Model Active Learning ....................................................................... 15

b. Keunggulan Belajar Active Learning ................................................ 22

c. Prosedur pelaksanaan Pembelajaran Active Learning ...................... 24

d. Active Learning dengan strategi Group Resume ................................ 26

4. Hakikat Belajar Kimia ........................................................................... 28

5. Hakikat Hasil Belajar ............................................................................ 33

6. Konsep Senyawa Karbon ....................................................................... 40

B. Kerangka Pikir .............................................................................................. 46

C. Pengajuan Hipotesis .................................................................................... 48

i

Page 11: PENGARUH PENERAPAN MODEL ACTIVE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2490/1/98367...PENGARUH PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING. DENGAN STRATEGI . GROUP RESUME. TERHADAP

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian ...................................................................... 49

B. Metode dan Desains Penelitian ................................................................... 49

C. Populasi dan Sampel .................................................................................... 50

D. Alur Penelitian. ............................................................................................. 51

E. Variabel Penelitian ....................................................................................... 51

F. Teknik Pegumpulan Data ............................................................................. 52

1. Suber data ............................................................................................... 52

2. Jenis data ................................................................................................ 52

3. Cara pengambilan data ........................................................................... 52

G. Instrumen Penelitian .................................................................................... 53

H. Analisis Butir Soal Instrumen ....................................................................... 53

I. Teknik Analisis Data .................................................................................... 55

1. Pengujian Persyaratan Analisis .............................................................. 55

2. Analisis Data Hasil Belajar ................................................................... 56

3. Analisisi Lembar Observas .................................................................... 58

J. Hipotesis Statistik ......................................................................................... 58

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ............................................................................................. 59

1. Data Hasil Penelitian .............................................................................. 59

2. Pengujian Prasyarat Analisis ................................................................... 63

3. Pengujian Hipotesis ................................................................................ 65

C. Pembahasan ................................................................................................... 65

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan .................................................................................................... 72

B. Saran ............................................................................................................... 72

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 74

LAMPIRAN – LAMPIRAN ..................................................................................... 78

ii

Page 12: PENGARUH PENERAPAN MODEL ACTIVE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2490/1/98367...PENGARUH PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING. DENGAN STRATEGI . GROUP RESUME. TERHADAP

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Keunggulan model Active Learning .................................................... 23

Tabel 3.1 Desain Penelitian ................................................................................. 50

Tabel 3.2 Populasi kelas X SMA Muhammadiyah 8 Ciputat .............................. 50

Tabel 3.3 Teknik Pengumpulan data .................................................................... 53

Tabel 4.1 Pemahaman Konsep Siswa Berdasarkan Postest

Kelompok Eksperimen ......................................................................... 60

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Data Hasil Belajar kimia (Postest)

Kelompok Eksperimen ......................................................................... 61

Tabel 4.3 Pemahaman Konsep Siswa Berdasarkan Postest

Kelompok Kontrol ............................................................................... 62

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Data Hasil Belajar kimia (Postest)

Kelompok Kontrol ............................................................................... 62

Tabel 4.5 Deskripsi Perbandingan Data Kelompok Eksperimen

dan Kelompok Kontrol ........................................................................ 64

Tabel 4.6 Hasil Uji Normalitas dengan uji Chi-square ...................................... 65

Tabel 4.7 Hasil Uji Homogenitas dengan Uji Fisher ........................................... 66

Tabel 4.8 Hasil Uji Hipotesis dengan Uji t .......................................................... 66

iii

Page 13: PENGARUH PENERAPAN MODEL ACTIVE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2490/1/98367...PENGARUH PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING. DENGAN STRATEGI . GROUP RESUME. TERHADAP

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1.1 Diagram Proses Belajar ........................................................................ 2

Gambar 2.1 Hakikat Hirarkis Model Pembelajaran .................................................. 12

Gambar. 2.2 Tahapan Pembelajaran Active Learning ............................................... 25

Gambar 2.3 Proses Hasil Belajar .............................................................................. 37

Gambar 2.4 Kerangka pikir ....................................................................................... 48

Gambar 4.1 Grafik Distribusi Frekuensi Kelas Eksperimen .................................... 61

Gambar 4.2 Grafik Distribusi Frekuensi Kelas control ............................................ 63

Gambar 4.3 Perbandingan Data Mean Postest kelompok Eksperimen

dan Kelompok Kontrol ......................................................................... 64

iv

Page 14: PENGARUH PENERAPAN MODEL ACTIVE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2490/1/98367...PENGARUH PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING. DENGAN STRATEGI . GROUP RESUME. TERHADAP

v

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Silabus Pembelajaran ........................................................................... 80

Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ..................................................... 82

Lampiran 3. Materi Senyawa Karbon ....................................................................... 88

Lampiran 4. Kisi-Kisi Instrumen Hasil Belajar ........................................................ 92

Lampiran 5. Soal Untuk Validasi Instrumen ............................................................ 102

Lampiran 6. Soal Ulangan Senyawa Karbon ............................................................ 108

Lampiran 7. Kunci Jawaban Ulangan ....................................................................... 112

Lampiran 8. Analisis Butir Soal Instrument ............................................................. 113

Lampiran 9. Hasil Belajar Kelas Eksperimen dan Kontrol ....................................... 115

Lampiran 10. Evaluasi Kegiatan Pembelajaran (Observasi Kelas) ............................ 117

Lampiran 11. Perhitungan Data Distribusi Frekuensi Kelompok Eksperimen ........... 119

Lampiran 12. Perhitungan Data Distribusi Frekuensi Kelompok Kontrol ................. 122

Lampiran 13. Perhitungan Uji Normalitas .................................................................. 125

Lampiran 14. Perhitungan Uji Homogenitas .............................................................. 129

Lampiran 15. Perhitungan Uji Signifikansi dengan t-tes ............................................ 130

Lampiran 16. Foto-foto Kegiatan Pembelajaran Group Resume ................................ 131

Lampiran 17. Keterangan Melaksanakan Penelitian dari SMA

Muhammadiyah 8 Ciputat................................................................... 132

Lampiran 18. Surat Bimbingan dari Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan ............. 133

Lampiran 19. Surat Izin Penelitian dari Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan ........ 134

Lampiran 20. Lembar Uji Referensi ........................................................................... 135

Lampiran 21. Biodata Penulis ..................................................................................... 137

Page 15: PENGARUH PENERAPAN MODEL ACTIVE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2490/1/98367...PENGARUH PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING. DENGAN STRATEGI . GROUP RESUME. TERHADAP

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sekolah merupakan salah satu lembaga yang sangat penting dalam

upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan negara serta dalam

meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Sumber daya manusia

dipengaruhi dan ditentukan oleh kualitas pendidikan yang diperolehnya.

Peningkatan kualitas pendidikan tidak terlepas dari upaya peningkatan

komponen-komponen yang ada di dalamnya yang saling terkait antara satu

dengan yang lainya dalam suatu sistem, komponen yang dimaksud adalah

guru, siswa, kurikulum, model pengajaran, media pengajaran, sarana dan

prasarana sekolah dan lain sebagainya.

Sesuai dengan isi dari tujuan pendidikan Nasional yang tercantum

dalam Undang-undang RI No 20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan

Nasional, yang berbunyi: ”Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan

kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang

bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan

untuk berkembangnya potensi agar menjadi manusia yang bertaqwa

kepada Tuhan YME, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,

mandiri dan menjadi warga negara yang demokrasi serta bertanggung

jawab.”1

Belajar adalah merupakan suatu proses.2 Karena belajar merupakan

suatu proses, maka sudah pasti ada yang diproses (input) dan hasil dari

proses itu sendiri (output), dan sudah menjadi hal yang lumrah jika ada

hal-hal atau faktor-faktor yang dapat mempengaruhi suatu proses,

begitupun dengan belajar dan hasil belajar tidak sedikit hal atau faktor

yang mempengaruhiya. Faktor yang dimaksud adalah masukan lingkungan

1 Anwar Arifin, Memahami Pradigma Baru Pendidikan Nasional Dalam Undang-

Undang Sisdiknas, (Jakarta: Ditjen kelembagaan Agama Islam Depag, 2003) Cet 3, hlm 37 2 Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007), Cet.

22, hlm. 26

1

Page 16: PENGARUH PENERAPAN MODEL ACTIVE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2490/1/98367...PENGARUH PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING. DENGAN STRATEGI . GROUP RESUME. TERHADAP

2

(environmental input) dan faktor yang sengaja dirancang (instrumental

input). Dengan demikian kegiatan belajar dapat digambarkan sebagai

berikut:3

TEACHING – LEARNING PROCESS

ENVIRONMENTAL INPUT

INSRTUMENTAL INPUT

OUT PUT RAW INPUT

Gambar 1.1 Diagram proses belajar

Dalam proses belajar mengajar (teaching learning process) siswa

merupakan masukan mentah (raw input) atau bahan baku yang perlu

diolah dalam hal ini objek yang diberi pengalaman belajar tertentu, akan

tetapi yang perlu dipahami bahwa setiap individu siswa memiliki

karakteristik tertentu baik fisiologis maupun psikologis yang dapat

mempengaruhi bagaimana proses dan hasil belajarnya.4 Sedangkan yang

dimaksud environmental input atau masukan lingkungan sebagai faktor

alam yang memang harus diperhatikan dalam pemberian pengalaman pada

siswa, baik secara langsung maupun tidak, akan membawa pengaruh

terhadap belajar dan hasil belajarnya, dan yang dimaksud instrumental

input atau faktor yang sengaja dirancang adalah kurikulum atau bahan

pelajaran, guru yang memberikan pengajaran, sarana dan fasilitas, serta

manajemen yang berlaku di sekolah. Maka insrtumental input juga

merupakan hal yang sangat penting dalam menentukan pencapaian hasil

belajar yang dikehendaki.

Faktor yang dirancang juga menentukan pengalaman belajar apa

yang hendak diberikan kepada siswa, yang sesuai dengan perkembangan

fisiologis dan psikologis siswa itu sendiri. Di jenjang sekolah menengah

atas (SMA) dan perguruan tinggi pengalaman belajar atau pembelajaran

lebih cenderung pada bagaimana mengaplikasikannya. Pada pembelajaran

3 Ibid., hlm.106. 4 Ibid., hlm.106.

Page 17: PENGARUH PENERAPAN MODEL ACTIVE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2490/1/98367...PENGARUH PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING. DENGAN STRATEGI . GROUP RESUME. TERHADAP

3

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) di jenjang sekolah menengah atas

pemberian pengalaman IPA sudah mengalami pengkhususan mata

palajaran di antaranya yaitu mata pelajaran kimia.

Kimia merupakan salah satu bidang ilmu yang telah berkembang

secara pesat. Dan kimia dipandang sebagai salah satu dasar bagi

perkembangan ilmu dan teknologi. Ilmu kimia adalah ilmu yang

berdasarkan percobaan, yaitu berupa fakta-fakta yang di generalisir

menjadi konsep-konsep dan teori-teori.

Dalam naskah standar isi mata pelajaran kimia dinyatakan bahwa

mata pelajaran kimia di SMA/MA bertujuan agar peserta didik memiliki

kemampuan sebagai berikut :5

1) Membentuk sikap positif terhadap kimia dengan menyadari keteraturan

dan keindahan alam serta mengagungkan kebesaran Tuhan Yang

Maha Esa.

2) Memupuk sikap ilmiah yaitu jujur, obyektif, terbuka, ulet, kritis, dan

dapat bekerja sama dengan orang lain.

3) Memperoleh pengalaman melalui percobaan atau eksperimen dalam

penerapan metode ilmiah. Dimana siswa melakukan pengujian

hipotesis dengan merancang eksperimen melalui pemasangan

instrumen, pengambilan, pengolahan dan interpretasi data serta

mengkomunikasikan hasil eksperimen secara lisan maupun tulisan.

4) Meningkatkan kesadaran tentang aflikasi sains (kimia) yang dapat

bermanfaat dan juga merugikan bagi individu, masyarakat dan

linkungan serta menyadari pentingnya mengelola dan melestarikan

lingkungan demi kesejahteraan masyarakat.

5) Memahami konsep, prinsip, hukum, dan tori kimia serta saling

keterkaitannya dan penerapannya untuk memecahkan masalah dalam

kehidupan sehari-hari dan teknologi

5 Bambang Soehendro, Panduan Penyusunan KTSP Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengan.

(Jakarta: Badan Standar Nasional pendidikan. 2006) hlm, 460

Page 18: PENGARUH PENERAPAN MODEL ACTIVE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2490/1/98367...PENGARUH PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING. DENGAN STRATEGI . GROUP RESUME. TERHADAP

4

Tapi fenomena yang terjadi di kalangan siswa bahwa pentingnya

kimia dalam kehidupan malah dianggap sebaliknya oleh siswa. Dari apa

yang telah peneliti amati dan beberapa penelitian terdahulu, siswa

menganggap pelajaran kimia adalah salah satu pelajaran yang kurang

diminati dan dianggap sulit serta membosankan, hal ini dapat dilihat dari

hasil belajar siswa dengan perolehan nilai rata-rata relatif masih rendah.

Dengan demikian tidak mengherankan bila sebagian siswa menganggap

ilmu kimia menakutkan.

Ketidak tahuan peserta didik mengenai kegunaan ilmu kimia dalam

kehidupan sehari-hari menjadi penyebab mereka cepat jenuh dan tidak

berminat pada pembelajaran kimia. Di samping itu guru bidang studi

kimia dalam mengajar monoton hanya menggunakan metode ceramah,

pemanfaatan model pembelajaran yang kurang bervariasi dan hanya

berpegang pada buku-buku paket saja.

Kesulitan siswa yang berakibat rendahnya penguasaan konsep-

konsep kimia tidak terlepas dari berbagai faktor, salah satunya adalah

guru. Dalam kegiatan belajar mengajar guru memiliki posisi yang

menentukan keberhasilan pembelajaran, karena fungsi utama adalah

merancang, mengolah dan mengevaluasi pembelajaran.

Dalam pembelajaran kimia di SMA/MA, masih banyak guru yang

kurang inovatif dan kreatif dalam mencari dan menciptakan model

pembelajaran yang dapat merangsang dan memacu motivasi belajar siswa.

Sebagian besar guru masih menggunakan metode ceramah dalam

menyampaikan konsep, prinsip dan hukum kimia dalam bentuk yang

sudah jadi kepada siswa. Siswa tidak diajak untuk mencari sendiri,

berdiskusi serta memecahkan masalah secara kelompok sehingga

menyebabkan mereka lebih individualis dan cenderung bersifat pasif

dalam belajar. Hal yang seperti ini dalam pembelajaran, menyebabkan

siswa kurang berperan aktif sehingga tidak terjadi perkembangan struktur

kognitif dalam pikiran siswa, oleh sebab itu metode yang digunakan guru

menjadi membosankan dan kurang merangsang siswa untuk berpikir.

Page 19: PENGARUH PENERAPAN MODEL ACTIVE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2490/1/98367...PENGARUH PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING. DENGAN STRATEGI . GROUP RESUME. TERHADAP

5

Dengan demikian salah satu upaya untuk mengatasi hal diatas diperlukan

kreativitas guru dalam melakukan suatu pendekatan dalam pembelajaran

kimia sehingga akan mencapai sasaran yang diharapkan dalam pendidikan

yaitu aspek kognitif, afektif dan psikomotorik.

Mata pelajaran kimia di kelas X merupakan pelajaran yang masih

baru bagi siswa. Karena mereka baru mendapatkan materi kimia secara

utuh sebagai satu mata pelajaran di SMA/MA. Hal ini memungkinkan

siswa mendapat kesulitan dalam pembelajarannya. Oleh sebab itu

diharapkan tenaga pengajar kimia dapat memberikan motivasi dan

mengenalkan kimia dengan lebih menarik, menyenangkan dan bersahabat.

Dengan demikin anggapan dan penilaian siswa terhadap pelajaran kimia

selama ini, bahwa pelajaran kimia sulit dan menjenuhkan adalah tidak

benar.

Dalam pembelajaran kimia, profesionalitas guru juga sangat

mempengaruhi pandangan siswa yang tadinya menganggap kimia sebagai

mata pelajaran yang sulit menjadi mata pelajaran yang mudah dan

menyenangkan. Untuk mengubah pandangan tersebut, seorang guru harus

memiliki pengetahuan yang mendalam mengenai materi yang akan

disampaikan, serta mampu mengolah materi dengan baik. Seorang guru

juga harus memiliki model (penerapan pendekatan, strategi, motode, taktik

dan teknik) belajar mengajar yang tepat, sehingga kegiatan belajar

mengajar berjalan dengan baik.

Penyajian materi dan pemilihan model yang tepat dalam proses

pembelajaran sangat penting dalam menarik minat dan perhatian siswa.

Model pembelajaran berfungsi sebagai daya dukung dan penunjang

terjadinya keefektifan kegiatan pembelajaran, sehingga dapat

mempermudah dan meningkatkan semangat siswa dalam belajar.

Kegiatan-kegiatan dalam pembelajaran kimia merupakan upaya

bagaimana konsep-konsep dan teori yang ada dapat dipahami oleh siswa.

pemahaman siswa dapat diperoleh dari proses pembelajaran dan dapat

dilihat dari hasil belajar (output) siswa yang diukur melalui pemberian tes

Page 20: PENGARUH PENERAPAN MODEL ACTIVE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2490/1/98367...PENGARUH PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING. DENGAN STRATEGI . GROUP RESUME. TERHADAP

6

pada siswa. Karena itu perlu dilakukan penelitian untuk mencari

pendekatan, strategi, metode, taktik, teknik serta model pembelajaran yang

efektif dalam kegiatan belajar mengajar dalam kelas sehinga pada akhirnya

dapat memberikan alternatif instrumental input yang memungkinkan

untuk diterapkan dalam proses pembelajaran kimia

Salah satu instrumental input dalam hal ini model pembelajaran

yang diharapkan mampu memberikan peran aktif pada siswa adalah model

pembelajaran aktif (active learning). adalah model pembelajaran yang

mengajak siswa untuk belajar secara aktif, dengan menggunakan otak,

baik untuk menemukan ide pokok dari materi pelajaran, memecahkan

masalah, atau mengaplikasikan apa yang baru mereka ketahui ke dalam

persoalan yang ada dalam kehidupan nyata.6

Model pembelajaran active learning dimaksudkan untuk

mengoptimalkan penggunaan semua potensi yang dimiliki oleh anak didik,

sehingga semua anak didik dapat mencapai hasil belajar yang memuaskan

sesuai dengan karakteristik pribadi yang mereka miliki. Di samping itu

pembelajaran aktif (active learning) juga dimaksudkan untuk menjaga

perhatian siswa/anak didik agar tetap tertuju pada proses pembelajaran.7

Salah satu strategi dalam pembelajaran active learning adalah

group resume (resume kelompok). Teknik resume secara khusus

menggambarkan sebuah prestasi, kecakapan, dan pencapaian individual.

Sedangkan group resume (resum kelompok) merupakan cara yang

menyenangkan untuk membantu siswa lebih mengenal atau melakukan

kegiatan membangun tim (tim belajar) dari sebuah kelompok yang para

anggotanya telah mengenal satu sama lain. Tim ini akan bekerja sama

dalam kelompok untuk membuat resume yang telah ditentukan oleh guru.

6 Aristha Shintawati , Model Active Learning Dalam Pembelajaran Fiqih Di Madrasah

Aliyah Keagamaan Khusnul Khotimah. Skipsi. UM Surakarta. 2008. hlm .4 7 Hartono. “Strategi Pembelajaran Active Learning; Suatu Strategi Pembelajaran Student

Centered”, artikel diakses tanggal 3 agustus 2009, dari http://edu.article.com (http://sditalqalam.wordpress.com/2008/01/09/ strategi-pembelajaran-active-learning/.)

Page 21: PENGARUH PENERAPAN MODEL ACTIVE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2490/1/98367...PENGARUH PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING. DENGAN STRATEGI . GROUP RESUME. TERHADAP

7

Strategi group resume (resume kelompok) ini mengacu kepada

strategi pembelajaran dimana siswa bekerjasama dalam kelompok kecil

untuk saling membantu dalam belajar. Siswa dilarutkan dalam

pembelajaran yang mengasah koneksi, komunikasi dan kerjasama.

Kegiatan itu diperlukan dalam rangka keutuhan proses belajar, kaitannya

dengan komunikasi Jourdan dalam bukunya Yusup 1990, mengungkapkan

“Pendidikan hanya bisa berjalan melalui komunikasi”.8 Dimana setiap

siswa dapat memastikan bahwa seluruh anggota kelompok telah

memahami seluruh materi yang dibahas serta mampu menyampaikan

kembali materi yang telah difahami pada teman sebayanya, sehingga dapat

memberikan suatu penilaian. Kegiatan ini juga diperlukan dalam rangka

persiapan untuk mengerjakan ujian atau soal. Mereka belajar, bekerja dan

menilai dalam suatu format belajar kelompok. Melalui kelompok ini

diharapkan diperoleh hasil yang optimal. Di samping itu juga akan

memupuk sikap gotong royong, toleransi, demokrasi, dan memupuk

keterampilan mengadakan interaksi sosial. Lebih dari itu kegiatan ini akan

menumbuhkan semangat dan motivasi belajar siswa sehingga siswa akan

lebih senang dalam belajar.

Melihat pentingnya inovasi-inovasi baru dalam kegiatan belajar

mengajar disekolah sebagai rekayasa positif dalam rangka pencapaian

tujuan pendidikan nasional. Serta alasan-alasan di atas yang mendasari

peneliti untuk meneliti suatu model pembelajaran yang lebih mengaktifkan

siswa dalam belajar kimia, diantara tujuannya adalah untuk meningkatkan

hasil berlajar siswa serta diharapkan siswa menjadi aktif dalam proses

pembelajaran. Berdasarkan alasan inilah peneliti memberi judul skripsi :

"PENGARUH PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING

DENGAN STRATEGI GROUP RESUME TERHADAP HASIL

BELAJAR KIMIA SISWA"

8 Ahmad Syahid, Komunikasi Pembelajaran,(Jurnal Pendidikan & Pembelajaran, vol. 9,

no. 2, oktober 2002: 132-139), hlm. 132.

Page 22: PENGARUH PENERAPAN MODEL ACTIVE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2490/1/98367...PENGARUH PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING. DENGAN STRATEGI . GROUP RESUME. TERHADAP

8

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian singkat pada latar belakang di atas, terlihat

bahwa banyak faktor yang mempengaruhi minat dan hasil belajar kimia

siswa, maka peneliti dapat mengidentifikasi beberapa masalah, diantaranya

adalah :

1. Siswa tidak mengetahui manfaat ilmu kimia dalam kehidupan sehari-

hari, sehingga menjadi penyebab mereka cepat jenuh dan tidak

berminat pada pembelajaran kimia

2. Di kalangan siswa pembelajaran kimia masih dianggap sulit dan

membosankan. Sehingga kurangnya minat, perhatian dan motivasi

siswa pada pembelajaran kimia.

3. Dominasi guru dalam kegiatan belajar mengajar cenderung membuat

siswa bersifat pasif dalam belajar.

4. Masih banyak guru yang mengunakan metode ceramah dan sedikit

yang mengunakan model, pendekatan, metode pembelajaran yang

mengaktifkan siswa dalam kegiatan belajar-mengajar kimia

5. Dalam pembelajaran siswa jarang diajak untuk saling berbagi

pengalaman dan pengetahuan dengan siswa lain dalam bentuk diskusi

atau kerja kelompok

C. Pembatasan Masalah

Masalah yang timbul dalam identifikasi sedemikian banyaknya,

sehingga pada kesempatan ini sulit untuk dapat diteliti semuanya. Oleh

karena itu, agar penelitian ini mempunyai arahan yang jelas maka dalam

penelitian eksperimen pengaruh penerapan model active learning dengan

strategi group resume terhadap hasil belajar kimia siswa ini dibatasi pada:

1. Pembelajaran kimia dengan menerapkan model active learning dengan

strategi group resume pada konsep senyawa karbon

2. Pemahaman siswa dilihat dari hasil belajar siswa pada ranah kognitif

dengan tes kemampuan (Posstes) yang diambil setelah pembelajaran

selesai.

Page 23: PENGARUH PENERAPAN MODEL ACTIVE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2490/1/98367...PENGARUH PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING. DENGAN STRATEGI . GROUP RESUME. TERHADAP

9

D. Perumusan Masalah

Dari pembahasan diatas maka masalah dalam penelitian ini

dirumuskan sebagai berikut: Bagaimanakah pengaruh penerapan model

active learning dengan strategi group resume terhadap hasil belajar kimia

siswa?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Tujuan Umum

Tujuan umum dalam penelitian ini adalah sebagai upaya

peningkatan minat dan aktivitas belajar kimia siswa dalam rangka

meningkatan hasil belajar siswa secara lokal maupun nasional

2. Tujuan Khusus

Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan, maka penelitian

ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh dari

penerapan model active learning (pembelajaran aktif) dengan strategi

group resume (resum kelompok) terhadap hasil belajar kimia.

Sehingga dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk memilih model

pembelajaran yang mampu meningkatkan minat, perhatian, motivasi

serta aktivitas siswa pada pembelajaran kimia.

F. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini diharapkan :

1. Penelitian ini dapat memberikan informasi tentang pemanfaatan model

pembelajaran aktif terhadap hasil belajar kimia siswa, sehingga dapat

dijadikan bahan masukan bagi sistem pendidikan dan pengajaran di

Indonesia umumnya dan bagi pendidikan dan pengajaran kimia pada

khususnya.

Page 24: PENGARUH PENERAPAN MODEL ACTIVE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2490/1/98367...PENGARUH PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING. DENGAN STRATEGI . GROUP RESUME. TERHADAP

10

2. Hasil penelitian ini dapat memberikan masukan bagi para guru dalam

mengajar kimia di SMA dan dapat dimanfaatkan guru sebagai salah

satu model alternatif dalam pembelajaran kimia sehingga proses

pembelajaran berjalan aktif, efektif, efisien dan menyenangkan serta

mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.

3. Penelitian ini juga dapat memberikan informasi kepada pemegang

kebijakan publik khususnya yang berkaitan dengan masalah

pendidikan disetiap lapisan pemerintahan untuk lebih konsen pada

peningkatan kualitas, kuantitas guru sehingga guru kedepan akan terus

termotivasi untuk melakukan inovasi-inovasi baru dalam

pengajarannya untuk mewujudkan cita-cita tujuan pendidikan nasional.

4. Sedang manfaat untuk peneliti sediri, diharapkan hasil dari penelitian

ini mampu memberi motivasi agar lebih mengembangkan model

pembelajaran active learning (pembelajaran aktif) dengan strategi

group resume (resume kelompok), dan dapat terpacu untuk membuat

lebih banyak lagi model-model pembelajaran yang dapat digunakan

dalam pembelajaran kimia.

Page 25: PENGARUH PENERAPAN MODEL ACTIVE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2490/1/98367...PENGARUH PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING. DENGAN STRATEGI . GROUP RESUME. TERHADAP

11

BAB II

DESKRIPSI TEORETIS, KERANGKA PIKIR

DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

A. Deskripsi Teoretis

1. Hakikat Model pembelajaran

Model pembelajaran terbentuk apabila antara pendekatan, strategi,

metode, teknik dan bahkan taktik pembelajaran sudah terangkai menjadi

satu kesatuan yang utuh. Dengan kata lain, model pembelajaran

merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan,

strategi, metode, dan teknik pembelajaran.1

Pemahaman hakikat model pembelajaran seperti yang telah di

ungkapkan diatas tidak terlepas dari pengertian penyusun yang

membentuk suatu model pembelajaran itu sendiri. Berikut paparan

pengertiannya, dengan harapan dapat memberikan kejelasan tentang

hakikat model pembelajaran : 2

a. Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau

sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk

pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya

masih sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginspirasi,

menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan

teoretis tertentu.

b. Strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang

harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat

dicapai secara efektif dan efisien.

c. Metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan

untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam

bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan

pembelajaran.

1 Akhmad Sudrajat, Pengertian-Pendekatan-Strategi-Metode-Teknik-Taktik-Dan-Model-Pembelajaran http://akhmadsudrajat.wordpress.com, //2008/09/12/, hlm. 1–3.

2 Ibid., hlm. 1–3.

11

Page 26: PENGARUH PENERAPAN MODEL ACTIVE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2490/1/98367...PENGARUH PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING. DENGAN STRATEGI . GROUP RESUME. TERHADAP

12

d. Teknik pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang dilakukan

seseorang dalam mengimplementasikan suatu metode secara

spesifik.

e. Taktik pembelajaran merupakan gaya seseorang dalam

melaksanakan metode atau teknik pembelajaran tertentu yang

sifatnya individual.

Untuk lebih jelasnya, posisi hirarkis dari masing-masing istilah

tersebut, kiranya dapat divisualisasikan sebagai berikut:

Gambar 2.1 Hakikat Hirarkis Model Pembelajaran

Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola

yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran

dikelas atau pembelajaran dalam tutorial dan untuk menentukan

perangkat-peragkat pembelajaran termasuk didalamnya buku-buku, film,

komputer, kurikulum dll. Selanjutnya Joyce mengatakan bahwa setiap

model pembelajaran mengarahkan kita kedalam mendesain pembelajaran

untuk membantu peserta didik sedemikian rupa sehingga tujuan

pembelajaran tercapai.3

Adapun Sukamto dkk dalam buku Nurulwati, mengemukakan,

model pembelajaran adalah : "kerangka konseptual yang melukiskan

prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar

untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman

3 Trianto, Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi konstruktivistik,

(Jakarta:Prestasi Pustaka, 2007), hlm. 5

Page 27: PENGARUH PENERAPAN MODEL ACTIVE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2490/1/98367...PENGARUH PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING. DENGAN STRATEGI . GROUP RESUME. TERHADAP

13

bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan

aktivitas belajar mengajar".4 Jadi dapat dijelaskan bahwa model

pembelajaran memberikan kerangka dan arah bagi guru untuk mengajar.

Sejalan dengan usulan Tolman dalam buku (George R. Taylor and Loretta

MacKenney),5 bahwa perilaku diorientasikan pada tujuan. Kita termotivasi

untuk menjangkau tujuan khusus dan terus untuk mengalami itu sampai

kita memperolehnya, guru membangun aktivitas belajar yang

dikehendaki, memotivasi prestasi merupakan tujuan positif untuk anak-

anak dengan menyediakan secara kultural relevan instruksi dan material.

Pemanfaatan model pembelajaran yang beragam diyakini mampu

mengurangi faktor kejenuhan belajar siswa, model pembelajaran juga

dapat membantu guru dalam meningkatkan kapasitasnya untuk

menjangkau semua siswa serta menciptakan lingkungan belajar yang lebih

kaya dan beragam.6 Jadi dapat disimpulkan, model pembelajaran pada

dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal

sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru.

2 . Model-model Pembelajaran Konstruktivisme

Prinsip-prinsip pembelajaran dengan pendekatan konstruktivisme

telah melahirkan berbagai macam model-model pembelajaran, dan dari

berbagai model pembelajaran tersebut terdapat pandangan yang sama,

bahwa dalam proses pembelajaran siswa adalah pelaku aktif kegiatan

belajar dengan membangun sendiri pengetahuan berdasarkan pengalaman-

pengalaman yang dimilikinya. Beberapa model pembelajaran yang

didasarkan pada prinsip konstruktivisme antara lain :7

1. Discovery Learning yaitu siswa didorong untuk belajar dengan

diri sendiri. Siswa belajar aktif dengan konsep-konsep dan prinsip-

4 Ibid., hlm. 5. 5 George R. Taylor and Loretta MacKenney, Improving Human Learning in the

Classroom: Theories and Teaching Practices, (ROWMAN & LITTLEFIELD EDUCATION Lanham • New York • Toronto • Plymouth, UK, 2008). hlm. 102. www.eBook.com

6 Yusri Panggabean, Dkk. Strategi, Model dan Evaluasi Pembelajaran Kurikulum 2006, (Bandung : Bina Media Informasi, 2007) hlm. 7.

7 Burhanudin & Esa N.W. Teori Belajar dan Pembelajaran, (Jogjakarta: Ar-Ruzz media, 2009) hlm.128

Page 28: PENGARUH PENERAPAN MODEL ACTIVE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2490/1/98367...PENGARUH PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING. DENGAN STRATEGI . GROUP RESUME. TERHADAP

14

prinsip, dan guru mendorong siswa untuk memiliki pengalaman-

pengalaman tersebut untuk memperoleh prinsip-prinsip bagi diri

sendiri. Keuntungan discovery learning antara lain siswa memiliki

motivasi dari dalam diri sendiri untuk dapat menyelesaikan

pekerjaannya sampai mereka menemukan jawaban-jawaban atas

problem yang dihadapi mereka. Siswa juga belajar sendiri dalam

memecahkan masalah dan memiliki keterampilan berfikir kritis,

karena mereka harus menganalisis dan mengelola informasi.

2. Assisted Learning mempunyai peran penting dalam perkembangan

kognitif individu. Dalam belajar dengan bantuan atau perantara

lain, guru adalah agen budaya yang dengan bimbingan dan

pengajaran siswa dapat menginternalisasikan dan menguasai

keterampilan yang membutuhkan fungsi kognitif yang lebih tinggi,

secara teknis scaffolding dalam belajar adalah membantu siswa

pada awal pelajaran untuk mencapai pemahaman dan keterampilan

dan secara perlahan-lahan bantuan tersebut dikurangi sampai

akhirnya siswa dapat belajar sendiri.

3. Active Learning artinya pembelajaran aktif. Menurut silberman

belajar bukan merupakan konsekuensi otomatis dari penyampai

informasi pada siswa. Belajar membutuhkan keterlibatan mental

dan tindakan sekaligus. Cara belajar dengan cara mendengarkan

akan lupa, dengan cara mendengarkan, melihat dan mendiskusikan

serta melakukan akan memperoleh pengetahuan dan keterampilan,

dan cara untuk menguasai pelajaran terbaik adalah dengan cara

mengajarkan.

4. The accelerated Learning adalah pembelajaran yang dipercepat.

konsep dasar dari pembelajaran ini adalah bahwa pembelajaran itu

berlangsung secara cepat, menyenangkan dan memuaskan,

tentunya dengan upaya yang normal. Bobi Deporter menganggap

model ini memungkinkan siswa belajar dengan cepat yang

mengesankan, dengan upaya yang normal dibarengi dengan

Page 29: PENGARUH PENERAPAN MODEL ACTIVE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2490/1/98367...PENGARUH PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING. DENGAN STRATEGI . GROUP RESUME. TERHADAP

15

kegembiraan. Cara ini menyatukan unsur-unsur semisal hiburan,

permainan, warna, cara berfikir positif, kebugaran fisik dan

kesehatan emosional.

5. Quantum Learning mengasumsikan bahwa siswa jika mampu

mengunakan potensi dasar dan emosinya secara jitu, akan mampu

membuat loncatan prestasi yang tidak bisa terduga sebelumnya.

Model ini berusaha mengubah suasana belajar yang monoton dan

membosankan kedalam suasana belajar yang meriah dan gembira

dengan memadukan potensi fisik, psikis dan emosi siswa menjadi

satu kesatuan kekuatan yang integral.

6. Contextual Teaching and Learning adalah konsep belajar yang

membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan

situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan

antara pengetahuan yang dimilikinya dalam kehidupan sehari-hari.

3 . Model Pembelajaran Active Learning

a. Model Active Learning

Perubahan kurikulum yang saat ini tejadi dilingkungan sekolah

khususnya Pemberlakuan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan atau

yang kita kenal dengan singkatan KTSP, membuat guru harus mendesain

suatu pembelajaran yang mampu merubah siswa menjadi lebih aktif yang

tentunya harus disesuaikan dengan keadaan sekolah serta kondisi dan

kebutuhan peserta didik.

Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan seorang guru

untuk dapat membangkitkan daya berfikir dan aktivitas siswa dalam

belajar adalah model active learning. Bila dikaji secara bahasa, active

learning berasal dari bahasa inggris yakni active dan learning. Active

memiliki arti aktif, gesit, giat dan bersemangat.8 Sedangkan kata learning

8 Jhon M.Echols dan Hasan Shadily, Kamus Inggris Indonesia (Jakarta: Gramedia

Pustaka Utama, 2007) hlm. 9

Page 30: PENGARUH PENERAPAN MODEL ACTIVE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2490/1/98367...PENGARUH PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING. DENGAN STRATEGI . GROUP RESUME. TERHADAP

16

yang di ambil dari kata learn memiliki arti belajar.9 Jadi bila kedua kata

ini diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia mengandung arti belajar aktif

atau pembelajaran aktif.

Telah dijelaskan sebelumnya bahwa active learning adalah salah

satu model pembelajaran yang berlandaskan prinsip atau teori belajar

konstuktivisme. Filsafat konstruktivisme menjadi landasan bagi banyak

strategi pembelajaran, terutama yang dikenal dengan nama student

centered learning, yang digunakan adalah pembelajaran bukan belajar

mengajar. Hal ini perlu dipahami berdasarkan premis dasar

konstruktivisme yang mengutamakan keaktivan siswa dalam

mengkonstruksi pengetahuan berdasarkan interaksinya dalam pengalaman

belajar yang diperoleh. Vadeboncoeur juga berpendapat bahwa

konstruktivisme adalah pendekatan yang berpusat pada anak yang

bertujuan untuk mengidentifikasi, melalui kajian ilmiah, jalur alami

perkembangan kognitif.10

Adapun Secara garis besar, prinsip-prinsip Konstruktivisme yang

diterapkan dalam belajar mengajar adalah: 11

1) Pengetahuan dibangun oleh siswa sendiri

2) Pengetahuan tidak dapat dipindahkan dari guru ke murid,

kecuali hanya dengan keaktivan murid sendiri untuk menalar

3) Murid aktif megkontruksi secara terus menerus, sehingga selalu

terjadi perubahan konsep ilmiah

4) Guru sekedar membantu menyediakan saran dan situasi agar

proses konstruksi berjalan lancar

5) Menghadapi masalah yang relevan dengan siswa

6) Struktur pembalajaran seputar konsep utama pentingnya sebuah

pertanyaan

9 Ibid., hlm.23 10 Abdal-Haqq, Ismat. Constructivism in Teacher Education: Considerations for Those

Who Would Link Practice to Theory Article ERIC Identifier,(ERIC Clearinghouse on Teaching and Teacher Education Washington DC : 1998) hlm 2

11 Anonim, Teori Pembelajaran Konstruktivisme. artikel diakses pada16 februari 2009 http://warnadunia.com/teori-pembelajaran-konstruktivisme

Page 31: PENGARUH PENERAPAN MODEL ACTIVE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2490/1/98367...PENGARUH PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING. DENGAN STRATEGI . GROUP RESUME. TERHADAP

17

7) mencari dan menilai pendapat siswa

8) Menyesuaikan kurikulum untuk menanggapi anggapan siswa.

Hakikat dari teori konstruktivisme adalah keyakinan bahwa

siswa dapat membangun sendiri pengetahuannya, sedang posisi guru

adalah menyediakan fasilitas, kondisi, lingkungan dan sarana agar siswa

dapat membangun sendiri pengetahuannya.12 Pernyataan ini sejalan

dengan apa yang diungkapkan Strommen dan Lincoln, “The

constructivists regard learning as a process of mental formation. The

students learn the new information by installing them in their previous

knowledge”.13

Dari beberapa pernyataan tentang teori kontruktivisme, ada satu

prinsip yang paling penting adalah guru tidak boleh hanya semata-mata

memberikan pengetahuan kepada siswa. siswa harus membangun

pengetahuan didalam benaknya sendiri. Artinya belajar konstruktivisme

lebih menfokuskan pada kesuksesan siswa dalam mengorganisasikan

pengalaman mereka. Bukan kepatuhan siswa dalam refleksi atas apa

yang telah diperintahkan dan dilakukan oleh guru. Dengan kata lain,

siswa lebih diutamakan untuk mengkonstruksi sendiri pengetahuan

mereka melalui asimilasi dan akomodasi.14 hal itu juga sejalan dengan

apa yang diungkap oleh Jhon Dewey dalam bukunya demokrasi dan

pendidikan.sebagai berikut :

Defined education as a process to restructure the individual experience by reflective thinking through expanding one’s present experience. Individual experience is the core of knowledge, not knowledge offered by others. Thus, continuous development of the child must be stimulated through his interaction to his environment to create meaningful knowledge. 15

12 Panggabean. Strategi, Model dan Evaluasi hlm. 73. 13 Mustafa Dooru and Suna Kalender, Applying the Subject “Cell” Through

Constructivist Approach during Science Lessons and the Teacher’s View,( International Journal of Environmental & Science Education, 2007, 2 (1), 3 – 13)

14 Abrar, Adzka. “Penerapan Konstruktivisme Dalam Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar”. Artikel di http//www.google.com.

15 Jong Suk kim. The Effects of a Constructivist Teaching Approach on Student Academic Achievement, Self-concept, and Learning Strategies. (Chungnam National University

Page 32: PENGARUH PENERAPAN MODEL ACTIVE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2490/1/98367...PENGARUH PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING. DENGAN STRATEGI . GROUP RESUME. TERHADAP

18

Bahwa Pendidikan didefinisikan sebagai suatu proses untuk

merestrukturisasi pengalaman individu dengan berpikir reflektif melalui

pengalaman ini memperluas seseorang Individu. pengalaman Individual

adalah inti dari pengetahuan, bukan pengetahuan yang ditawarkan oleh

orang lain. Dengan demikian, pengembangan yang berkesinambungan

anak harus dirangsang melalui interaksinya dengan lingkungan untuk

menciptakan pengetahuan yang bermakna.

Paham active learning ini pada awalnya diperkenalkan oleh

confusius sekitar 2400 tahun yang lalu. dia mengatakan bahwa : “what I

hear, I forgot ; what I see, I remember ; what I do, I understand. Apa

yang saya dengar, saya lupa. Apa yang saya liat, saya ingat. Apa yang

saya kerjakan, saya pahami”.16 Tiga pernyataan sederhana ini banyak

bicara tentang perlunya belajar aktif.

Kata-kata bijak Confusius diatas kemudian dimodifikasi,

diperluas dan dikembangkan oleh Silberman menjadi apa yang dia

sebut belajar aktif. “What I hear, I forgot ; what I hear and see, I

remember a little ; what I hear, see and ask question about or discuss

with someone else, I begin to understand ; what I hear, see, discuss

and do, I acquire knowledge and skill ; what I teach to another, I

master. Apa yang saya dengar, saya lupa. Apa yang saya dengar dan

lihat, saya ingat sedikit. Apa yang saya dengar, lihat dan tanyakan atau

diskusikan dengan beberapa teman, saya mulai paham. Apa yang saya

dengar, lihat, diskusikan dan lakukan, saya memperoleh pengetahuan

dan keterampilan. Apa yang saya ajarkan pada orang lain, saya

menguasainya.”17

Dua pernyataan diatas diperkuat dengan beberapa penelitian

yang membuktikan bahwa perhatian anak didik berkurang bersamaan

Korea : 2005) , journal Asia Pacific Education Review Copyright 2005 by Education Research Institute Vol. 6, No. 1, 7-19. hlm 8

16 Mel Silberman. Active Learning ; 101 strategi pembelajaran aktif terj. Sarjuli dkk (Yogyakarta; Yapendis, 2002 ) hlm.1

17 Ibid., hlm.1

Page 33: PENGARUH PENERAPAN MODEL ACTIVE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2490/1/98367...PENGARUH PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING. DENGAN STRATEGI . GROUP RESUME. TERHADAP

19

dengan berlalunya waktu. Penelitian Pollio menunjukkan bahwa siswa

dalam ruang kelas hanya memperhatikan pelajaran sekitar 40% dari

waktu pembelajaran yang tersedia. Sementara penelitian McKeachie

menyebutkan bahwa dalam sepuluh menit pertama perthatian siswa

dapat mencapai 70%, dan berkurang sampai menjadi 20% pada waktu

20 menit terakhir.18

Kondisi tersebut di atas merupakan kondisi umum yang

sering terjadi di lingkungan sekolah. Hal ini menyebabkan seringnya

terjadi kegagalan dalam dunia pendidikan kita, terutama disebabkan

anak didik di ruang kelas lebih banyak menggunakan indera

pendengarannya dibandingkan visual, sehingga apa yang dipelajari di

kelas tersebut cenderung untuk dilupakan.

Ada beberapa alasan penyebab mengapa kebanyakan orang

cenderung melupakan apa yang mereka dengar. Salah satu jawaban

yang menarik adalah karena adanya perbedaan antara kecepatan bicara

guru dengan tingkat kemampuan siswa mendengarkan apa yang

disampaikan guru. karena siswa mendengarkan pembicaraan guru

sambil berpikir. Kerja otak manusia tidak sama dengan tape recorder

yang mampu merekam suara sebanyak apa yang diucapkan dengan

waktu yang sama dengan waktu pengucapan.

Otak manusia selalu mempertanyakan setiap informasi yang

masuk ke dalamnya, dan otak juga memproses setiap informasi yang ia

terima, sehingga perhatian tidak dapat tertuju pada stimulus secara

menyeluruh. Hal ini menyebabkan tidak semua yang dipelajari dapat

diingat dengan baik. Dengan penambahan visual di samping auditori

dalam pembelajaran kesan yang masuk dalam diri anak didik semakin

kuat sehingga dapat bertahan lebih lama dibandingkan dengan hanya

menggunakan audio (pendengaran) saja. Hal ini disebabkan karena

fungsi sensasi perhatian yang dimiliki siswa saling menguatkan, apa

18 Hartono. “Strategi Pembelajaran Active Learning; Suatu Strategi Pembelajaran

Student Centered”, artikel diakses tanggal 3 agustus 2009, dari http://edu.article.com

Page 34: PENGARUH PENERAPAN MODEL ACTIVE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2490/1/98367...PENGARUH PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING. DENGAN STRATEGI . GROUP RESUME. TERHADAP

20

yang didengar dikuatkan oleh penglihatan (visual), dan apa yang dilihat

dikuatkan oleh audio (pendengaran).

Penelitian mutakhir tentang otak menyebutkan bahwa belahan

kanan korteks otak manusia bekerja 10.000 kali lebih cepat dari belahan

kiri otak sadar. Pemakaian bahasa membuat orang berpikir dengan

kecepatan kata. Otak limbik (bagian otak yang lebih dalam) bekerja

10.000 kali lebih cepat dari korteks otak kanan, serta mengatur dan

mengarahkan seluruh proses otak kanan.19

Sebagian proses mental jauh lebih cepat dibanding pengalaman

atau pemikiran sadar seseorang. Strategi pembelajaran konvensional

pada umumnya lebih banyak menggunakan belahan otak kiri (otak

sadar) saja, sementara belahan otak kanan kurang diperhatikan. Pada

pembelajaran dengan active learning (pembelajaran aktif)

pemberdayaan otak kiri dan kanan sangat dipentingkan.

Thorndike mengemukakan 3 hukum belajar, yaitu :20

a. Law of readiness, yaitu kesiapan seseorang untuk berbuat dapat

memperlancar hubungan antara stimulus dan respons.

b. Law of exercise, yaitu dengan adanya ulangan-ulangan yang

selalu dikerjakan maka hubungan antara stimulus dan respons

akan menjadi lancar

c. Law of effect, yaitu hubungan antara stimulus dan respons akan

menjadi lebih baik jika dapat menimbulkan hal-hal yang

menyenangkan, dan hal ini cenderung akan selalu diulang.

Active learning (pembelajaran aktif) pada dasarnya berusaha

untuk memperkuat dan memperlancar stimulus dan respons anak didik

dalam pembelajaran, sehingga proses pembelajaran menjadi hal yang

menyenangkan, tidak menjadi hal yang membosankan bagi mereka.

Dengan memberikan model active learning (pembelajaran aktif) pada

anak didik dapat membantu ingatan (memory) mereka, sehingga mereka

19 Ibid., hlm 5 20 Ibid., hlm 9

Page 35: PENGARUH PENERAPAN MODEL ACTIVE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2490/1/98367...PENGARUH PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING. DENGAN STRATEGI . GROUP RESUME. TERHADAP

21

dapat dihantarkan kepada tujuan pembelajaran dengan sukses. Hal ini

kurang diperhatikan pada pembelajaran konvensional.

Dalam model active learning (pembelajaran aktif) setiap materi

pelajaran yang baru harus dikaitkan dengan berbagai pengetahuan dan

pengalaman yang ada sebelumnya. Materi pelajaran yang baru

disediakan secara aktif dengan pengetahuan yang sudah ada. Agar

murid dapat belajar secara aktif, guru perlu menciptakan strategi yang

tepat guna sedemikian rupa, sehingga peserta didik mempunyai

motivasi yang tinggi untuk belajar.

Active learning juga berarti belajar kebermaknaan, mengarah

pada pentingnya melibatkan dan partisipasi siswa secara aktif dalam

proses belajar, merupakan pendekaan dari berbagai macam model, dan

siswa sebagai obyeknya. Sejalan dengan yang diungkapakan silberman

bahwa pembelajaran aktif merupakan kesatuan sumber, kumpulan

strategi-strategi pembelajaran yang komprehensif.

Dapat dikatakan bahwa active learning lebih memfokuskan

kepada keaktifan siswa, yang ditandai dengan siswa sebagai subyek

belajar, siswa beraktivitas, bergerak dan melakukan sesuatu dengan

aktif, baik aktif secara fisik maupun aktif menggunakan otaknya. Serta

dalam kegiatan pembelajaran diterapkan berbagai model, strategi dan

berbagai macam sumber belajar. Dalam active learning pun dijelaskan

perlunya penerapkan-penerapan strategi dalam membuka, membangun

tim dan menutup sebuah pembelajaran.

Pada intinya penerapan strategi yang telah disebutkan diatas

bertujuan melibatkan siswa secara aktif dalam kegiatan pembelajaran.

Dimana keaktifan siswa akan membuat siswa melatih kemampuan

berfikirnya, semakin dipacu siswa untuk berpikir semakin lama siswa

mampu memikirkan hal-hal yang absrtak dan luas dehingga mampu

menemukan gagasan-gagasan yang baru.

Page 36: PENGARUH PENERAPAN MODEL ACTIVE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2490/1/98367...PENGARUH PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING. DENGAN STRATEGI . GROUP RESUME. TERHADAP

22

Dari pemaparan tentang active learning, maka dapat

disimpulkan bahwa active learning adalah pembelajaran yang di desain

untuk mengaktifkan siswa dalam belajar yang berisi penerapan berbagai

model, strategi, media dan sumber belajar.

b. Keunggulan Active Learning

Hartono menjelaskan, active learning atau pembelajaran aktif

pada dasarnya “berusaha untuk membantu memperkuat dan

memperlancar stimulus dan respon siswa dalam pembelajaran sehingga

proses pembelajaran menjadi hal yang menyenangkan, tidak menjadi

hal yang membosankan bagi mereka”.21 Dengan diterapkan model

active learning pada siswa dapat membantu ingatan (memori) mereka

sehingga mereka dapat diarahkan pada tujuan pendidikan yang sukses

hal tesebut sesuai dengan apa yang dikatakan Bruner. 1961 “The

overarching concept behind active learning is the assumption that

learners, who actively engage with the material will find it easier to

recall information” Konsep menyeluruh di belakang pembelajaran aktif

adalah asumsi bahwa peserta didik, yang secara aktif terlibat dengan

materi akan lebih mudah untuk mengingat informasi.22

Berbeda dalam pembelajaran konvensional fenomena-

fenomena yang sama dengan pembelajaran aktif Sangat kurang

diperhatikan. Berikut ini adalah tabel beberapa perbedaan dan

keunggulan active learning dibandingakan dengan pembelajaran

konvensional.23

21 Ibid., hlm 12 22 Peter Klappa. 2009, Promoting active learning through ‘pub quizzes’ — a case study

at the University of Kent, www.bioscience.heacademy.ac.uk/journal/vol14/des 2009 23 Hartono. “Strategi Pembelajaran Active Learning; Suatu Strategi hlm. 13.

Page 37: PENGARUH PENERAPAN MODEL ACTIVE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2490/1/98367...PENGARUH PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING. DENGAN STRATEGI . GROUP RESUME. TERHADAP

23

Pembelajaran Active Learning Pembelajaran konvensional

1. Berpusat pada siswa 2. Sangat menyenangkan 3. Memberdayakan semua indra

dan potensi anak didik

4. Menggunakan banyak metode 5. Menggunakan banyak media

6. Disesuaikan dengan

pengetahuan yang sudah ada

1. Berpusat pada guru 2. Kurang menyenangkan 3. Kurang memberdayakan

semua indera dan potensi anak didik

4. Mengunakan metode yang monoton

5. Sedikit media yang digunakan

6. Tidak perlu disesuaikan denga pengetahuan yang sudah ada

Table. 2.1 Keunggulan model Active Learning

Perbandingan kedua model pembelajaran tersebut dapat

dijadikan bahan pertimbangan dan alasan untuk menerapkan model

active learning (belajar aktif) dalam pembelajaran di kelas. Selain itu

sebagai bahan pertimbangan bahwa active learning juga ada tanggung

jawab dimana suatu proses belajar yang memberi wewenang pada

siswa, mendorong siswa untuk kritis, giru lebih banyak mendengarkan

dari pada berbicara, menghormati ide-ide siswa, memberi pilihan dan

kesempatan pada siswa untuk mengambil keputusan sendiri.

Beberapa hasil penelitian yang ada menganjurkan agar anak

didik tidak hanya sekedar mendengarkan saja di dalam kelas. Mereka

perlu membaca, menulis, berdiskusi atau bersama-sama dengan anggota

kelas yang lain dalam memecahkan masalah. Yang paling penting

adalah bagaimana membuat anak didik menjadi aktif, sehingga mampu

pula mengerjakan tugas-tugas yang menggunakan kemampuan berpikir

yang lebih tinggi, seperti menganalisis, membuat sintesis dan

mengevaluasi. Dalam arti kata menggunakan active learning (belajar

aktif) di kelas menjadi sangat penting karena memiliki pengaruh yang

besar terhadap belajar siswa.

Page 38: PENGARUH PENERAPAN MODEL ACTIVE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2490/1/98367...PENGARUH PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING. DENGAN STRATEGI . GROUP RESUME. TERHADAP

24

c. Prosedur Pelaksanaan Active Learning

Penerapan pembelajaran aktif atau active learning oleh peneliti

pada hakikatnya merupakan pembelajaran yang di desain dengan lebih

mengaktifkan siswa dalam proses belajar dikelas. Mel Silberman

memaparkan bahwa hendaknya guru atau pengajar perlu mengetahuai

inti dan kerangka belajar aktif atau active learning sebagai berikut :24

1. Sepuluh rancangan tata ruang kelas

2. Sepuluh metode untuk memperoleh partisipasi siswa setiap saat

3. Sepuluh tugas untuk memberi partner belajar

4. Sepuluh Pertanyaan untuk menggali harapan-harapan siswa

5. Sepuluh cara untuk memperbaiki ceramah

6. Sepuluh stategi untuk membentuk kelompok-kelompok belajar

7. Sepuluh alternatif dalam memilih ketua kelompok dan mengisi

tugas-tugas lain

8. Sepuluh petunjuk untuk memfasilitasi diskusi

9. Sepuluh langkah ketika memfasilitasi aktivitas pengalaman

10. Sepuluh Pilihan untuk bermain peran

11. Sepuluh cara menghemat waktu ketika belajar aktif

Beberapa petunjuk perlu diketahui oleh seorang pengajar atau

guru dalam menerapkan active learning. Dengan tujuan demi

membantu guru mengidentifikasi dan memfasilitasi belajar aktif

menjadi lebih mudah. Dalam penelitian ini untuk mempermudah

pelaksanaan active learning. Peneliti menyusun tahapan-tahapan

seperti dibawah ini :

1. Terlebih dahulu mencari model pembelajaran yang mampu

menyelesaikan masalah pembelajar

2. Menetapkan konsep materi yang akan diterapkan

3. Menentukan strategi yang tepat untuk konsep yang dipilih

4. Mendesain pembelajaran yang berisi :

24 Mel Silberman. Active Learning ; 101 strategi hlm. 11

Page 39: PENGARUH PENERAPAN MODEL ACTIVE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2490/1/98367...PENGARUH PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING. DENGAN STRATEGI . GROUP RESUME. TERHADAP

25

a. Penerapan strategi

b. Penerapan berbagai metode

c. Penerapan berbagai sumber belajar

d. Penerapan berbagai media

5. Melakukan evaluasi pembelajaran

Adapun tahapan–tahapan tersebut dapat digambarkan pada

diagram sebagai berikut :

Model pembelajaran

Pokok Bahasan

Penetapan strategi

Desain Pembelajaran

Strategi Pembuka

Berbagai Metode

Berbagai Media

Berbagai Sumber belajar

Evaluasi Pembelajaran

Gambar. 2.2 Tahapan Pembelajaran Active Learning

Dalam penelitian eksperimen penerapan model pembelajaran

aktif (active learning) kali ini, peneliti menetapkan strategi resume

kelompok (group resume) sebagai proses kegiatan siswa dikelas dalam

rangka mengaktifkan siswa dalam proses pembelajaran.

d. Active Learning dengan strategi Group Resume

Banyak riset yang menunjukkan bahwa dibandingkan dengan

pembelajaran tradisional (pembelajaran satu arah), pembelajaran aktif

ini memberikan peluang bagi siswa untuk dapat menyerap lebih banyak

materi pelajaran, mengingat dan memahami lebih lama, dan yang

terpenting adalah menyukai aktivitas belajar itu sendiri. Fink

menyarankan bahwa siswa harus melakukan hal yang lebih daripada

sekedar mendengarkan. Dalam active learning (pembelajaran aktif),

Page 40: PENGARUH PENERAPAN MODEL ACTIVE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2490/1/98367...PENGARUH PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING. DENGAN STRATEGI . GROUP RESUME. TERHADAP

26

siswa tidak belajar sendiri tetapi mereka dapat belajar dengan

pendampingan guru selaku instruktur atau teman sekelasnya.25

Dialog dengan diri sendiri adalah proses dimana anak didik

atau siswa mulai berpikir secara reflektif mengenai topik yang

dipelajari. Mereka menanyakan pada diri mereka sendiri mengenai apa

yang mereka pikir atau yang harus mereka pikirkan, apa yang mereka

rasakan mengenai topik yang dipelajari. Pada tahap ini guru dapat

meminta anak didik untuk membaca sebuah jurnal atau teks dan

meminta mereka menulis apa yang mereka pelajari, bagaimana mereka

belajar, apa pengaruh bacaan tersebut terhadap diri mereka. Dialog

dengan orang lain bukan dimaksudkan sebagai dialog parsial

sebagaimana yang terjadi pada pengajaran tradisional, tetapi dialog

yang lebih aktif dan dinamis ketika guru membuat diskusi kelompok

kecil tentang topik yang dipelajari. Observasi terjadi ketika siswa

memperhatikan atau mendengar seseorang yang sedang melakukan

sesuatu hal yang berhubungan dengan apa yang mereka pelajari, apakah

itu guru atau teman mereka sendiri. Doing atau berbuat merupakan

aktivitas belajar di mana siswa berbuat sesuatu, seperti membuat suatu

eksperimen, mengkritik sebuah argumen atau sebuah tulisan dan lain

sebagainya.

Ada banyak strategi atau metode yang dapat digunakan dalam

menerapkan active learning (belajar aktif) dalam pembelajaran di

sekolah. Mel Silberman mengemukakan 101 bentuk metode yang dapat

digunakan dalam pembelajaran aktif.26 Strategi ini sejalan dengan apa

disampaikan oleh Hisam Zaini dkk. Bahwasanya ada 12 strategi

pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa, diantaranya:27

25 Neila Ramdhani. Active learning and soft skill, artikel diakses 29 januari 2010 di

http://www.google.com. 26 Silberman. Active Learning ; 101 strategi hlm. 11 27 Yekti Lestari. SKRIPSI ; Upaya Peningkatan Kreativitas Siswa Dalam Pembelajaran

Matematika Melalui Strategi Group Resum. UM Surakarta 2008. hlm 23

Page 41: PENGARUH PENERAPAN MODEL ACTIVE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2490/1/98367...PENGARUH PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING. DENGAN STRATEGI . GROUP RESUME. TERHADAP

27

1. Critical Insident (pengalaman penting) 2. Prediction Guide (tebak pelajaran) 3. Group Resume (resume kelompok) 4. Assesmen search (menilai kelas ) 5. Question student have (pertanyaan siswa) 6. Active knowledge sharing (saling tukar pengetahuan) 7. Listening team ( tim pendengar) 8. Synergetic Teaching (pengajaran sinergis) 9. Active Debate (debat aktif) 10. Card Sort (memilah dan memilih kartu) 11. Jigsaw learning (belajar model jigsaw) 12. Everyone is Teacher (setiap orang adalah guru)

Kesemuanya dapat diterapkan dalam pembelajaran di kelas,

sesuai dengan jenis materi dan tujuan yang diinginkan dapat dicapai

oleh anak didik. Menurut Silberman ada tiga tujuan penting yang harus

dicapai dalam pembelajaran aktif antara lain : (a) Pembentukan tim,

Membantu siswa untuk mengenal satu sama lain dan menciptakan

semangat kerja sama. (b) Penilaian sederhana, pelajari sikap,

pengetahuan dan pengalaman siswa. (c) keterlibatan belajar langsung,

ciptakan minat awal pada pelajaran.

Salah satu strategi yang disarankan oleh Mel Silbermen dalam

rangka meningkatkan kreativitas dan aktivitas siswa di kelas adalah

strategi group resume.28 Hisyam Zaini memaparkan bahwa Teknik

resume secara khusus menggambarkan sebuah prestasi, kecakapan, dan

pencapaian individual. Sedangkan resume kelompok (group resume)

merupakan cara yang menyenangkan untuk membantu siswa lebih

mengenal atau melakukan kegiatan membangun tim dari sebuah

kelompok yang para anggotanya telah mengenal satu sama lain.29

Tim akan bekerja sama dalam kelompok untuk membuat

resume yang telah ditentukan oleh guru. Melalui kelompok ini

diharapkan diperoleh hasil yang optimal. Di samping itu juga akan

memupuk sikap gotong royong, toleransi, demokrasi, dan memupuk

28 Mel Silberman. Active Learning ; 101 strategi hlm. 69. 29 Yekti Lestari. Upaya Peningkatan Kreativitas hlm. 5.

Page 42: PENGARUH PENERAPAN MODEL ACTIVE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2490/1/98367...PENGARUH PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING. DENGAN STRATEGI . GROUP RESUME. TERHADAP

28

keterampilan mengadakan interaksi sosial. Lebih dari itu kegiatan ini

akan menumbuhkan semangat dan motivasi belajar siswa sehingga

siswa akan lebih senang dalam belajar.

Dalam meningkatkan kreativitas dan aktivitas siswa dalam

pembelajaran kimia melalui strategi group resume, dimana dengan

strategi group resume ini siswa akan diaktifkan dengan kegiatan

membaca, memahami, mendiskusikan, menuliskan dan menyampaikan

apa yang telah mereka pahami pada teman sekelasnya. Jelasnya

kegiatan siswa tersebut dirangkai dalam langkah-langkah atau prosedur

strategi group resume sebagai beriku: 30

1) Bagilah siswa kedalam beberapa kelompok (tim) setiap

kelompok terdiri antara 3 sampai 6 siswa

2) Beritahukan kepada siswa bahwa kelas memiliki kesatuan

bakat dan pengalaman yang sangat hebat.

3) Sarankan bahwa salah satu cara untuk mengenal dan

menyampaikan sumber mata pelajaran adalah dengan membuat

resum kelompok (anda mungkin ingin menyarankan suatu

indakan atau kontak imajiner yang bisa diusahakan untuk

diperoleh)

4) Berikan kelompok – kelompok tersebut contoh berarti dan

penilaian untuk menunjukan resume mereka. Resume tersebut

harus memasukan informasi yang bisa mengenalkan kelompok

tersebut secara keseluruhan.

5) Ajaklah masing-masing kelompok menyampaikan ringkasan

dan merayakan semua sumber yang ada dalam seluruh

kelompok tersebut.

4. Hakikat Belajar Kimia

Belajar adalah suatu proses, maka belajar disini adalah merupakan

proses aktif siswa untuk menpelajari dan memahami konsep-konsep yang

30 Mel Silberman. Active Learning ; 101 strategi hlm. 47.

Page 43: PENGARUH PENERAPAN MODEL ACTIVE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2490/1/98367...PENGARUH PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING. DENGAN STRATEGI . GROUP RESUME. TERHADAP

29

dikembangkan dalam proses belajar mengajar, baik individual maupun

kelompok, baik mandiri maupun dibimbing.31

Pernyataan tentang belajar tersebut sejalan dengan prinsip-prinsip

belajar yang dikemukakan oleh Jacques Delosr sebagai ketua Komisi

Internasional tentang pendidikan untuk abad XXI, dalam laporannya yang

berjudul "Learning: The Treasure Within" (Belajar: Harta Karun di

Dalamnya) sebagi berikut:32 Empat sokoguru atau pilar belajar yang tidak

terpisahkan satu dengan yang lainnya, saling terkait, saling berpengaruh

dan saling mengisi dan melegkapi.

a. Belajar untuk mengetahui (Learning to know)

b. Belajar untuk berbuat (Learningh to do),

c. Belajar untuk hidup bersama, hidup dengan orang-orang lain

(Learning to live together, learning to live with others)

d. Belajar untuk menjadi seseorang (Learning to be)

Kimia adalah mata pelajaran yang diajarkan pada jenjang

pendidikan menengah, baik menengah pertama maupun menengah atas.

Sebagai perluasan dan pengembangan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA).

a. Pengertian Ilmu Kimia

Ilmu kimia adalah ilmu yang diperoleh dan dikembangkan

berdasarkan pada eksperimen yang mencari jawaban apa, mengapa dan

bagaimana gejala-gejala alam. Khususnya yang berkaitan dengan

komposisi, stuktur, sifat, transformasi, dinamika dan energi zat.33

Pelajaran kimia difokuskan pada pemberian pengalaman langsung

menerapkan konsep, prinsif, fakta sains, temuan sains. Dalam hal ini

peserta didik perlu dibantu untuk dapat mengembangkan keterampilan

ilmiah untuk memahami perilaku dan gejala alam. Keterampilan yang

dimaksud adalah keterampilan mengamati dengan semua indra,

31 Mulyati, Arifin. Dkk. Strategi Belar Mengajar Kimia, Prinsif Dan Aflikasinya Menuju

Pembelajaran Yang Efektif, ( Bandung : UN Yogyakarta, 2000) hlm, 8. 32 Napitupulu, Untuk Apa Belajar?, ( Jakarta: Universitas Satya Negara Indonesia, 1998)

hlm, 4. 33 Bambang Soehendro, Panduan Penyusunan KTSP Jenjang Pendidikan Dasar dan

Menengan, (Jakarta: Badan Standar Nasional pendidikan. 2006) hlm, 459

Page 44: PENGARUH PENERAPAN MODEL ACTIVE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2490/1/98367...PENGARUH PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING. DENGAN STRATEGI . GROUP RESUME. TERHADAP

30

mengunakan alat dan bahan, mengajukan pertanyaan, merencanakan

eksperimen, merumuskan hipotesa, melakukan percobaan, menyimpulkan

dan mengkomunikasikan temuan.

Hakikat belajar kimia adalah pengembangan komponen adaftif

yang berhubungan dengan perubahan kondisi saat ini dengan kondisi yang

akan datang. Kemampuan ini terbingkai dalam kerja ilmiah yang meliputi

kemampuan merencanakan dan melakukakan percobaan, memilih,

memilah, dan menata informasi, menyimpulkan, mengkomunikasikan dan

menyempurnakan temuan.

b. Fungsi dan Tujuan Pelajaran Kimia.34

1) Menanamkan keyakinan terhadap Tuhan YME, berdasarkan

keindakan yang terkandung dalam alam ciptaan-Nya

2) Memupuk sikap ilmiah yang mencakup :

a) Sikap jujur dan obyektif terhadap data

b) Sikap Terbuka, yakni sikap menerima pendapat orang lain,

serta lapang dada

c) Ulet dan tidak cepat putus asa

d) Kritis terhadap pernyataan ilmiah, tidak mudah percaya tanpa

ada dukungan hasil observasi empiris

e) Dapat bekerjasama dengan orang lain

3) Memperoleh pengalaman melalui percobaan atau eksperimen

dalam penerapan metode ilmiah. Dimana siswa melakukan

pengujian hipotesis dengan merancang eksperimen melalui

pemasangan instrumen, pengambilan, pengolahan dan interpretasi

data serta mengkomunikasikan hasil eksperimen secara lisan

maupun tulisan.

4) Meningkatkan kesadaran tentang aplikasi sains yang dapat

bermanfaat dan juga merugikan bagi individu, masyarakat dan

lingkungan serta menyadari pentingnya mengelola dan

melestarikan lingkungan demi kesejahteraan masyarakat.

34 Ibid., hlm, 460.

Page 45: PENGARUH PENERAPAN MODEL ACTIVE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2490/1/98367...PENGARUH PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING. DENGAN STRATEGI . GROUP RESUME. TERHADAP

31

5) Memahami konsep-konsep kimia serta keterkaitannya dengan

penerapannya untuk memecahkan masalah dalam kehidupan

sehari-hari dan teknologi

6) Pembentukan sikap yang positif terhadap kimia, yaitu merasa

tertarik untuk mempelajari kimia lebih lanjut karena merasakan

keindahan dalam keteraturan prilaku alam serta kemampuan kimia

dalam menjelaskan berbagai peristiwa alam dan penerapannya

dalam teknologi.

c. Ruang Lingkup Mata Pelajaraan Kimia

Materi kimia di SMA dan MA diorganisasikan dalam 5 lingkup,

yaitu:35

1) Melakukan kerja ilmiah

2) Struktur dan sifat

3) Dinamika

4) Energetika Zat

5) Kimia Terapan

Lingkup bahan kajian kimia di SMA dan MA kelas X pada

semester ganjil meliputi : seputar ilmu kimia, materi dan perubahannya,

sitem periodik unsur dan struktur atom, ikatan kimia. pada penelitian ini

peneliti mengunakan konsep senyawa karbon yang temasuk lingkup ajar

dengan melakukan pembelajaran active learning dengan strategi group

resume.

Untuk dapat memahami konsep-konsep kimia sesuai tujuan

kurikulum, pembelajaran kimia harus mampu mengembangkan

keterampilan berpikir siswa. Berpikir merupakan keaktifan pribadi

manusia yang mengakibatkan penemuan (pengetahuan) yang terarah pada

satu tujuan.36 Dalam proses berfikir terjadi manipulasi keaktifan karena

adanya rangsangan dari luar untuk membentuk pemikiran, penalaran,

35 Ibid., hlm, 460 36 Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007), cet

22, hlm. 43

Page 46: PENGARUH PENERAPAN MODEL ACTIVE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2490/1/98367...PENGARUH PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING. DENGAN STRATEGI . GROUP RESUME. TERHADAP

32

keputusan serta mengembangkan aturan yang sudah ada untuk

memecahkan masalah.

Pemecahan masalah keterampilam berpikir dapat dibedakan

menjadi keterampilan berpikir Induktif, Deduktif dan Analogis. Proses

berpikir induktif ialah proses berpikir yang berlangsung dari hal yang

khusus menuju kepada yang umun, dan proses berpikir deduktif adalah

prosesnya berlangsung dari yang umum menuju pada yang khusus,

aktivitas yang termasuk keterampilan berpikir tersebut adalah, menghafal,

membayangkan, mengelompokan, menggeneralisasikan, mengevaluasi,

menganalisis, mendeduksi dan menyimpulkan. Sedang proses berpikir

analogis adalah berpikir dengan jalan menyamakan atau

memperbandidingkan fenomena-fenomena yang biasa atau pernah

terjadi.37

Dalam menumbuhkan proses berpikir dan kaitannya dalam

kehidupan masyarakat guru memiliki peranan yang sangat penting, karena

guru adalah satu diantara pembentuk utama calon pemimpin masyarakat.

Namun masih ada yang meragukan tanggung jawab seorang guru.

Tanggung jawab guru dimulai ketika orang tua memasukan putra -

putinya kesekolah untuk dididik agar menjadi orang yang berilmu

pengetahuan di kemudian hari, kepercayaan orang tua anak diterima

dengan kesadaran dan keiklasan, dan tanggung jawab guru tidak hanya

pada seorang anak tapi dalam julmlah yang cukup banyak, dari latar

belakang dan karakteristik yang berbeda - beda.38

Tugas seorang guru adalah mengajar. Mengajar pada umumnya

usaha guru untuk menciptakan kondidi-kondisi atau mengatur lingkungan

belajar sedemikian rupa, sehingga terjadi interaksi positif antara siswa

dengan lingkungannya lebih jauh lagi pada hubunga individu manusia

dengan lingkungan masyarakat sekitarnya.39

37 Ibid., hlm. 47- 48. 38 Saiful B.D dan Aswan Z. Belajar Mengajar, (Jakarta : Rineka Cipta , 2006) cet, 3

hlm. 113 39 Nasution M.A. Teknologi Pendidikan, (Bandung: c.v Jemmars. 1982) hlm. 54

Page 47: PENGARUH PENERAPAN MODEL ACTIVE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2490/1/98367...PENGARUH PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING. DENGAN STRATEGI . GROUP RESUME. TERHADAP

33

Peranan guru yang amat penting adalah menjadi fasilitator belajar.

Yang bertujuan mempermudah proses belajar. cara yang dilakukan guru

anatara lain :40

1) Membimbing siswa belajar

2) Menyediakan media dan sumber belajar

3) Memberi penguatan belajar

4) Menjadi teman dalam mengevaluasi pelaksanaan, cara, dan hasil

belajar

5) Memberi kesempatan pada siswa untuk memperbaiki diri.

5. Hakikat Hasil Belajar

a. Konsep Belajar

1) Pengertian Belajar

Belajar adalah “key term (istilah kunci) yang paling penting atau

vital dalam setiap usaha pendidikan, sehinnga tanpa belajar sesungguhnya

tak pernah ada pendidikan”.41 Sebagai suatu proses, belajar hampir selalu

mendapat yang luas dalam berbagai disiplin ilmu yang berkaitan dengan

upaya pendidikan. Menurut Morgan dalam buku Purwanto,

mendefinisikan belajar sebagai berikut : “ belajar adalah setiap perubahan

yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil

dari latihan dan pengalaman”.42

Pendapat searah juga diungkapkan oleh O. Whittaker dalam buku

Sumanto, bahwa belajar adalah “proses dimana tingkah laku ditimbulkan

atau diubah melalui latihan atau pengalaman”.43 Dengan demikian, belajar

yang efektif adalah mealalui pengalaman. Dalam proses belajar, seseorang

40 Dimyati dan Mudjiono, belajar dan pembelajaran, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2006)

Cet. 3, hlm. 164 41 Muhibin Syah, psikologi pendidikan dengan pendekatan baru, (Bandung: Remaja

Rosadakarya, 2007) cet. Ke-13, hlm. 94 42 Purwanto, Psikologi Pendidikan, hlm. 84 43 Wasty Soemanto, Psikologi pendidikan (Landasan Kerja Pemimpin Pendidikan),

(Jakarta : Rineka Cipta, 2006) cet. 5, hlm. 104

Page 48: PENGARUH PENERAPAN MODEL ACTIVE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2490/1/98367...PENGARUH PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING. DENGAN STRATEGI . GROUP RESUME. TERHADAP

34

berinteraksi langsung dengan objek belajar dengan menggunakan semua

alat indranya.

Proses dasar dari perkembanagan manusia adalah belajar. Dengan

belajar manausia melakukan peubahan kalitatif individu sehingga tingkah

lakunya berkembang. Aktivitas dan kemampuan manusia tidak lain dari

hasil belajar.

Dalam fase perkembangannya, proses belajar menjadikan manusia

yang tadinya lemah dan tidak bisa berbuat apa-apa menjadi manusia yang

mampu mengusai berbagai skill (keterampilan) maupun pengetahuan.

Dengan demikian dapat disimpulkan, bahwa belajar suatu usaha individu

dengan menggunakan potensi yang dimilikinya untuk melakukan

perubahan fisik, mental dan juga tingkah laku yang juga harus didukung

oleh lingkungannya.

2) Tujuan Belajar

Belajar merupakan aktivitas yang bertujuan. Tujuan belajar ini ada

yang benar-benar disadari dan ada pula yang kurang bergitu disadari oleh

orang yang belajar. Tujuan belajar tersebut erat kaitannya dengan

perubahan atau pembentukan tingkah laku tertentu. Tujuan belajar tersebut

dalam dunia pendidikan kita sekarang lebih dikenal dengan tujuan

pendidikan menurut Taksonomi Bloom yaitu tujuan belajar diarahkan

untuk mencapai ketiga ranah : kognitif, afektif dan psikomotorik.44

Tujuan belajar kognitif untuk memperoleh pengetahuan fakta atau

ingatan, pemahaman, aplikasi, dan kemampuan berfikir analisis, sintesis

dan evaluasi. Tujuan belajar afektif untuk memperoleh sikap, apresiasi,

karakreristik dan tujuan psikomotorik untuk memperoleh keterampilan

fisik yang berkaitan dengan keterampilan gerak maupun keterampilan

ekspresi verbal dan non verbal.

44 Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, (Jakarta : Pedoman Ilmu Jaya, 1996). Cet. 1 hlm.

58

Page 49: PENGARUH PENERAPAN MODEL ACTIVE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2490/1/98367...PENGARUH PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING. DENGAN STRATEGI . GROUP RESUME. TERHADAP

35

3) Ciri – ciri Belajar

Berdasarkan pengertian atau definisi belajar yang telah diuraikan

diatas maka belajar sebagai suatu kegiatan maka dapat diidentifikasi ciri-

ciri kegiatannya sebagai berikut:45

a) Belajar adalah aktifitas yang menghasilkan perubahan pada diri

individu yang belajar (perubahan tingkah laku) baik aktual

maupun potensial.

b) perubahan itu pada dasarnya adalah didapatkannya kemampuan

baru yang berlaku dalam waktu yang relatif lama.

c) perubahan itu terjadi karena ada usaha (dengan sengaja).

Ciri-ciri yang menunjukan bahwa seseorang melakukan kegiatan

belajar dapat ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku yang aktual

dan potensial dan Perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar di atas,

bagi individu merupakan kemampuan baru dalam ranah kognitif, afektif

dan psikomotorik. Serta adanya usaha atau aktivitas yang sengaja

dilakukan oleh orang yang belajar dengan pengalaman (memperhatikan,

mengamati, memikirkan, merasakan, menghayati dan sebagainya) atau

dengan latihan (melatih, menirukan).

4) Faktor – faktor yang Mempengaruhi Belajar

Dalam proses belajar ternyata banyak faktor yang

mempengaruhinya, Menurut Muhibbin Syah dalam bukunya, faktor-faktor

yang mempengaruhi belajar dapat dibedakan menjadi tiga macam:46

a) Faktor internal (faktor dari dalam siswa) yakni keadaan atau

kondisi jasmani dan rohani siswa

b) Faktor eksternal (faktor dari luar siswa) yakni kondisi

lingkungan disekitar siswa.

c) Faktor pendekatan belajar (approach to learning) yakni upaya

belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang

45 Ibid., hlm. 56 46 Muhibin syah, psikologi pendidikan hlm. 132

Page 50: PENGARUH PENERAPAN MODEL ACTIVE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2490/1/98367...PENGARUH PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING. DENGAN STRATEGI . GROUP RESUME. TERHADAP

36

digunakan untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-

materi pelajaran.

Berbagai faktor yang dapat mempengaruhi proses belajar, adapun

faktor yang mempengaruhinya mentut M. Alisuf Sabri sebagai berikut :47

a) Faktor-faktor yang berasal dari luar siswa (eksternal) yang

terdiri dari faktor lingkungan dan faktor instrumental. Faktor

lingkungan yakni faktor sosial dan non sosial sedangkan faktor

instrumental adalah beraupa sarana yang menunjang proses

belajar.

b) Faktor – faktor dari dalam diri siswa (internal) adalah berupa

faktor fisiologis dan faktor psikologis dalam diri siswa.

Secara garis besar, faktor-faktor yang dapat mempengaruhi belajar

siswa dibagi menjadi dua yaitu internal dan eksternal siswa. faktor intenal

siswa meliputi faktor psikologis dan fisiologis siswa itu sendiri. Dan

faktor eksternal siswa meliputi lingkungan dan instrumental diluar diri

siswa.

b. Konsep Hasil Belajar

Dari definisi yang telah diungkapkan tentang belajar, dijelaskan

bahwa belajar adalah sebuah proses. Jika belajar adalah proses maka dapat

dikatakan bahawa hasil belajar adalah hasil dari sebuah proses. Proses

perubahan tingkah laku melaui pengalaman atau latihan yang mengadakan

kemampuan, kecakapan dan skill sebagai suatu hasil belajar yang dimiliki

seorang individu.

Slameto mengungkapkan bahwa “kreativitas adalah hasil belajar

dalam kecakapan kognitif,”48 kreatif dapat dipelajari melalui proses

belajar mengajar. Hasil belajar dalam kecakapan kognitif itu mempunyai

hirarki, adapun hirarki yang dimaksud adalah sebagai berikut :49

47 Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, hlm. 59 48 Slameto, Proses Belajar Mengajar dalam Sistem Kredit Semester (SKS), (Jakarta:

Bumi Aksara, 1991) cet. ke-1 h1m. 131 49 Ibid., hlm. 131

Page 51: PENGARUH PENERAPAN MODEL ACTIVE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2490/1/98367...PENGARUH PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING. DENGAN STRATEGI . GROUP RESUME. TERHADAP

37

1) Informasi non verbal

2) Informasi fakta dan pengetahuan verbal

3) Konsep dan prinsip

4) Pemecahan masalah dan kreatifitas

Penguasaan hasil belajar oleh seseorang dapat dilihat dari

prilakunya, baik prilaku dalam bentuk penguasaan pengetahuan,

keterampilan berpikir maupun keterampilan motoriknya. Dengan demikian

perilaku seseorang didasarkan pada tingkat pengetahuan terhadap sesuatu

yang dipelajari yang kemudian dapat diketahui melalui tes. Yang pada

akhirnya didapat nilai hasil belajar. Dapat digambarkan dalam bagan

sebagai berikut:

Pengetahuan

Belajar

Perilaku

Hasil Belajar Tes

Nilai

Gambar 2.3 Proses Hasil Belajar

Transfer belajar berkenaan dengan konsep yang telah

diorganisasikan dalam struktur kognitif siswa. Transfer belajar dapat

terwujud jika siswa berhasil menguasai pengetahuan dan keterampilan

kimia untuk memecahkan masalah, baik permasalahan kimia maupun

permasalahan lain dalam kehidupan sehari-hari. Pengetahuan dan

keterampilan yang dimaksud diperoleh dari pengalaman dan latihan dalam

belajar. Hal tersebut sejalan dengan yang diungkapakan oleh Nana

Sudjana bahwa kemampuan-kemampuan yang dimiliki oleh siswa setelah

mereka mengalami pengalaman belajar yang disebut hasil belajar.

Page 52: PENGARUH PENERAPAN MODEL ACTIVE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2490/1/98367...PENGARUH PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING. DENGAN STRATEGI . GROUP RESUME. TERHADAP

38

Pencapaian hasil belajar siswa melalui proses pembelajaran yang

yang maksimal cenderung akan mewujudkan hasil yang meimiki ciri

sebagai berikut :50

1) Kepuasan dan kebanggaan yang dapat menumbuhkan motivasi

belajar intrinsik pada diri siswa.

2) Menambah keyakinan akan kemampuan dirinya.

3) Hasil belajar yang dicapai berarti bagi dirinya.

4) Hasil belajar siswa diperoleh secara menyeluruh.

5) Kemampuan siswa untuk mengontrol atau menilai dan

mengendalikan dirinya terutama dalam menilai hasil maupun

menilai dan mengendalikan proses belajarnya dan usaha

belajarnya.

Hasil belajar yang dimaksud adalah sesuatu yang diketahui,

diperoleh dan didapat setelah melalui proses belajar, baik karena belajar

bersamama guru yang mengajar ataupun siswa sendiri yang belajar dengan

memanfatakan lingkungannya.

Hasil belajar yang dicapai merupakan hasil yang didapat siswa

setelah berinteraksi dengan beberapa faktor yang mempengaruhinya baik

faktor internal (dalam diri siswa) maupun faktor Eksternal (luar diri

siswa). Faktor internal seperti minat belajar, kesehatan, perhatian,

ketenangan jiwa waktu belajar, motivasi, kegairahan diri, cita-cita,

kebugaran jasmani dan kepekaan alat-alat indra dalam belajar. Dan faktor

eksternal seperti keadaan lingkungan sekolah (suasana kelas), cuaca, letak

sekolah, faktor interaksi sosial dengan teman sebangku, dan peserta didik

dengan pendidikan.

Hasil belajar merupakan perolehan perubahan tingkah laku yang

meliputi : pengamatan, pengenalan, pengertian, perbuatan, keterampilan,

perasaan, minat dan bakat. Dalam dunia pendidikan hasil belajar dijadikan

umpan balik sebagai pendorong siswa untuk meningkatkan ilmu

50 Nana Sudjana, Penelitian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2001), hal.56 - 57

Page 53: PENGARUH PENERAPAN MODEL ACTIVE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2490/1/98367...PENGARUH PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING. DENGAN STRATEGI . GROUP RESUME. TERHADAP

39

pengetahuan dan teknologi, yang bertujuan meningkatkan mutu

pendidikan.

c. Hubungan Model Active Learning dengan Hasil Belajar kimia

siswa

Telah dijelaskan sebelumnya bahwa hasil belajar itu dapat

dipengaruhi oleh banyak faktor, secara umum faktor yang dimaksud

adakah faktor internal dan eksternal siswa atau peserta didik. Begitupun

dalam pembelajaran kimia, faktor-faktor yang dimaksud pun tentunya

akan mempengaruhi hasil belajar kimia siswa.

Kimia merupakan bagian dari ilmu sains, Sebagaimana ilmu sains

yang dipahami sebagai ilmu eksakta dan tidak berubah. Dan merupakan

keilmuan terstruktur yang sudah terbentuk, yang diajarkan darisekolah

tingkat pertama sampai ke perguruan tinggi. Dengan demikian pemahaman

konsep ilmu sains khususnya kimia, memungkinkan siswa harus berulang-

ulang memahami konsep itu sendiri.

Dalam pembelajaran kimia, faktor-faktor belajar siswa yang akan

mempengaruhi proses siswa dalam belajar, memahami konsep, berlatih

dalam rangka pencapaian hasil belajar yang oftimal perlu dimanipulasi

agar faktor belajar yang dimaksud dapat diarakan pada peningkatan hasil

belajar siswa.

Salah satu faktor yang dapat dimanipulasi oleh seorang guru untuk

menigkatkan hasil belajar kimia siswa adalah faktor instrumen. Faktor

instrumen yang dimaksud adalah model pembelajaran. Diyakini bahwa

pemilihan model pembelajaran yang tepat dengan materi pembelajaran,

yang sesuai dengan tujuan pembelajaran serta mendapat respon yang

positif dari siswa, mampu mempengaruhi hasil belajar siswa kearah yang

lebih baik.

Salah satu alternatif pilihan model pembelajaran yang diharapakan

mampu meningkatkan hasil belajar siswa yakni model pembelajaran active

learning yang membangun motivasi, serta membangun siswa yang aktif,

Page 54: PENGARUH PENERAPAN MODEL ACTIVE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2490/1/98367...PENGARUH PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING. DENGAN STRATEGI . GROUP RESUME. TERHADAP

40

kreatif dan inovatif. Serta dengan menerapkan strategi group resume

dalam pembelajaran aktif ini minimal pembelajaran akan memiliki ciri

menyenangkan dan efektif. Ciri menyenangkan diwakili siswa akan larut

dalam permaianan yang akan memacu semangat dan terhindar dari rasa

jenuh. Menyenangkan juga berarti suasana belajar-mengajar yang jauh dari

rasa bosan dan takut sehingga siswa dapat memusatkan perhatiannya

secara penuh pada pembelajaran sehingga waktu curah perhatiannya pada

pembelajaran tinggi. Menurut hasil penelitian, tingginya waktu curah

perhatian terbukti meningkatkan hasil belajar.51

Strategi group resume memiliki ciri efektif, karena model

pembelajaran aktif dengan strategi resume kelompok akan mengaktifkan

siswa dalam membaca yakni siswa mencari dan memahami sendiri topik

yang sedang dipelajari, berdiskusi yakni siswa berbagai pengalaman,

berbagai pengetahuan dan membicarakan serta memecahkan masalah

dengan teman satu timnya, serta mengajarkan yakni menyampai materi

atau topik yang telah mereka kuasai kepada teman sekelasnya selain itu

menggunakan media karton sehinga siswa lebih fokus dalam memahami

konsep.

Disadari atau tidak hasil belajar siswa sangat dipengaruhi oleh

situasi dan kondisi kegiatan belajar mengajar di kelas, dan menerapkan

model pembelajaran yang sesuai adalah merupakan salah satu faktor

terbentuknya proses belajar yang menyenangkan dan kondusif.

6. Konsep Senyawa Hidrokarbon

Hidrokarbon adalah golongan senyawa karbon yang paling

sederhana, hanya terdiri dari unsur karbon (C) dan hidrogen (H). meskipun

hanya terdiri dari dua jenis unsur hidrokarbon merupakan merupakan suatu

kelompok besar senyawa.52 Hidrokarbon merupakan senyawa karbon yang

51 Anonim. Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan (Pakem). Artikel.

http//www.google.com. 52 Unggul Sudarmo., kimia untuk SMA kelas X, (Jakarta: Erlangga 2004)

Page 55: PENGARUH PENERAPAN MODEL ACTIVE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2490/1/98367...PENGARUH PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING. DENGAN STRATEGI . GROUP RESUME. TERHADAP

41

dipelajari di SMA/MA kelas X semeter II (dua). Hidrokarbon digolongkan

berdasarkan bentuk rantai karbon dan jenis ikatannya. Berdasarkan bentuk

rantai karbonnya, hidrokarbon digolongkan ke dalam hidrokarbon alifatik

dan alisiklik. Sedangkan berdasarkan bentuk ikatannya hidrokarbon

digolongkan kedalam hidrokarbon jenuh (ikatan tunggal) dan hidrokarbon

tak jenuh (ikatan rangkap).

Hidrokarbon merupakan salah satu dari konsep ilmu kimia cukup

syarat dan susah untuk dipahami siswa, hal ini karena siswa disamping

harus mengingat jenis-jenis senyawanya, juga harus mengenal gugus

(struktur dasar) fungsionalnya dan dapat menuliskan ataupun

menggambarkan rumus struktur dari senyawanya.

Adapun indikator-indikator yang harus dicapai pada konsep

senyawa karbon adalah sebagai berikut :

1) Mengidentifikasi unsur C, H, dan O dalam senyawa karbon.

2) Mendeskripsikan kekhasan atom karbon dalam senyawa karbon

3) Membedakan atom C primer, sekunder, tertier dan kuarterner.

4) Mengelompokkan senyawa hidrokarbon berdasarkan kejenuhan

ikatan dan tatanamanya

Adapaun konsep senyawa karbon yang dipelajari di SMA/MA

dapat dilihat pada pemaparan materi senyawa karbon sebagai berikut :

a. Keberadaan Senyawa Karbon di Alam

Bahan yang berasal dari mahluk hidup umumnya merupkan

senyawa karbon. Hal ini dapat kita buktika dalam kehidupan sehari-hari.

Perhatikan apa yang terjadi pada sampel organik, seperti : kayu, telur,

daging atau beras dibakar pada suhu yang cukup tinggi bahah itu akan

gosong, bukan? Hal ini terjadi karena pemanasan menyebabkan senyawa

karbon dalam bahan tersebut terurai menjadi karbon yang berwarna hitam

(arang).

Senyawa karbon biasa juga disebut dengan senyawa organik, ini

karena senyawa yang berasal dari mahluk hidup banyak mengandung

Page 56: PENGARUH PENERAPAN MODEL ACTIVE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2490/1/98367...PENGARUH PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING. DENGAN STRATEGI . GROUP RESUME. TERHADAP

42

karbon. Pada setiap senyawa organik selalu terdapat unsur karbon dan

hidrogen, secara lebih pasti dapat ditunjukan dengan percobaan sederhana,

yakni dengan uji pembakaran. Adapun reaksi pembakarannya adalah

sebagai berikut : (jika pembakaran berlangsung sempurna)

Sampel Organik + O2(g) CO2(g) + H2O(g)

Keberadaan karbon (C) terlihat dari terbentuknya gas CO2 dan

hidrogen (H) terbentuknya gas H2O atau uap air. Selain karbon dan

hidrogen, unsur yang sering terdapat dalam senyawa karbon adalah

oksigen, nitrogen, fosforus, halogen dan beberapa unsur logam.

b. Perbedaan Sifat Senyawa Organik dan Anorganik

Para ahli membedakan senyawa-senyawa di alam ini kedalam

Senyawa organik dan anorganik. Senyawa organik merupakan senyawa

yang berasal dari makhluk hidup seperti gula, kabohidrat, protein, dll.

Sementara itu, senyawa anorganik adalah senyawa yang bukan dari

mahkluk hidup seperti air, garam, pasir dll.

Berdasarkan sifat-sifatnya, kedua kelompok senyawa tersebut

mempunyai ciri-ciri umum yang berbeda. Berikut ini perbedaan yang

utama dintara keduanya:

1) Pada umumnya, senyawa organik mempunyai titik didih dan lebur

relatif rendah, sedangkan senyawa anorganik mempunyai titik

didih dan lebur yang relatif tinggi.

2) Pada umumnya, senyawa organik kurang larut dalam air atau

pelarut polar lainnya, tetapi mudah larut dalam pelarut nonpolar,

sedangkan senyawa anorganik mudah larut dalam air atau senyawa

polar lainnya dan tidak larut dalam senyawa nonpolar.

3) Pada umumnya, senyawa organik mudah terbakar atau tidak tahan

terhadap pembakaran dibandingkan senyawa organik, tetapi

senyawa organik kurang reaktif terhadap zat lain

4) Ikatan kimia senyawa organik merupakan senyawa kovalen,

sedangkan ikatan senyawa anorganik pada umumnya adalah

merupakan ikatan ion

Page 57: PENGARUH PENERAPAN MODEL ACTIVE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2490/1/98367...PENGARUH PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING. DENGAN STRATEGI . GROUP RESUME. TERHADAP

43

5) Senyawa organik tidak dapat menghantarkan panas atau listrik

sedang senyawa anorganik dapat menghantarkan panas atau listrik.

c. Kekhasan atau Keistimewaan Atom Karbon

Karbon merupkan satu unsur kimia nonlogam yang dilambangkan

dengan C, nama karbon diambil dari nama latin yakni karbo yang artinya

arang.53 Telah disebutkan bahwa jumlah senyawa karbon sangat banyak,

jauh melampaui senyawa yang tidak mengandung karbon. Apa

keistimewaan atom karbon yang tidak dimiliki atom lain? Ternyata

keistimewaan atom karbon berkaitan dengan keberadaannya pada sistem

periodik unsur. Dimana nomor atom karbon (Z = 6). Terletak pada periode

ke-2 dan golongan IVA. Posisi itulah yang memberikan keistimewaan

atom karbon. Adapaun keistimewaan itu antaralain :

1) Karbon mempunyai 4 elektron valensi

Seperti atom unsur lainnya, elektron-elektron dalam atom karbon

terletak pada kulit-kulit disekitar intinya. Untuk memenuhi aturan oktet

maka atom karbon dengan nomor atom (Z = 6) akan memiliki kofigurasi

elektron pada kulit K = 2 dan kulit L = 4. Jadi karbon memiliki 2 buah

elekton pada kulit terdalam dan 4 elektron valensi pada kulit terluar. Suatu

atom pada umumnya stabil jika kulit terluarnya terisi penuh elektron,

untuk mencapai kulit terluar yang penuh atau membentuk konfigurasi

oktet, atom karbon membentuk 4 ikatan kovalen dengan atom-atom lain.

Atom karbon dapat membentuk 4 ikatan kovalen dengan atom

unsur logam maupun nonlogam. Unsur-unsur yang paling banyak

ditemukan membentuk ikatan kovalen dengan atom karbon adalah

hidrogen (H), oksigen (O), nitrogen (N) dan unsur-unsur halogen (F, Cl,

Br dan I).

2) Atom karbon dapat membentuk rantai karbon

Bagaimana cara karbon dapat membentuk banyak persenyawaan?

Ini bisa dijelaskan dengan keistimewaan atom karbon yakni kemampuan

53 Sunardi. Kimia Billingual untuk SMA kelas X Semester 1 dan 2. KTSP (Yrama whidya:

Bandung. 2007). hlm.222

Page 58: PENGARUH PENERAPAN MODEL ACTIVE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2490/1/98367...PENGARUH PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING. DENGAN STRATEGI . GROUP RESUME. TERHADAP

44

atom karbon untuk membentuk rantai karbon. Atom karbon dengan 4

elektron valensi dapat membentuk ikatan atom karbon dan membentuk

rantai karbon dijelaskan sebagai berikut.

• Ikatan karbon dapat membentuk ikatan tunggal, rangkap dua atau

rangkap tiga. Dan jika dilihat dari kejenuhannya ikatan karbon

yang membentuk ikatan tunggal itu artinya ikatan itu bersifat jenuh

sedang ikatan rangkap maupun rangkap tiga bersifat tidak jenuh.54

CH3 - CH3 CH2 = CH2 CH ≡ CH tunggal rangkap dua rangkap tiga jenuh tidak jenuh tidak jenuh

• Rantai atom karbon yang terbentuk dapat berupa rantai terbuka

dan rantai tertutup/lingkar (siklik) contoh.

- rantai lurus (tebuka) : CH3 – CH2 – CH2 – CH3

- rantai bercabang (terbuka) : CH3 – CH – CH3 |

CH3

- Rantai terturtup (tertutup) : CH2 – CH2 | | CH2 – CH2

3) Ukuran atom karbon relatif kecil

Berdasarkan konfigurasi elektronnya, atom karbon hanya

mempunyai dua kulit yakni K dan L, sehingga ukuran jari-jari atom

karbon relatif kecil. Oleh karena itu, pada saat atom karbon berikatan

dengan atom unsur lain atau dengan sesama atom karbon pasangan

elektronnya akan lebih kuat ke inti. Akibatnya ikatan kovalen yang di

bentuk karbon cukup kuat.55

d. Jenis Atom Karbon Dalam Senyawanya

Berdasarkan jumlah atom yang diikatnya, atom karbon dengan

empat elektron valensi atau emapat ikatan kovalen tunggal dibedakan atas

54 Sunardi. Kimia Billingual untuk SMA kelas X Semester 1 dan 2. KTSP (Yrama whidya:

Bandung. 2007) hlm.226 55 Michael Purba. Kimia untuk SMA Kelas X. KTSP 2006. (Erlangga: Jakarta. 2006)

hlm.199

Page 59: PENGARUH PENERAPAN MODEL ACTIVE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2490/1/98367...PENGARUH PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING. DENGAN STRATEGI . GROUP RESUME. TERHADAP

45

atom karbon primer (1o), Sekunder (2o), tersier (3o) dan kuarterner (4o).

Dimana :56

• Atom C primer (1o) : atom karbon yang mengikat 1 atom C yang

lainnya. primer

| | contoh : – C – C – | |

• Atom C sekunder (2o) : atom karbon yang mengikat 2 atom C yang

lainnya. sekunder

| | | Contoh : – C – C – C – | | |

• Atom C tersier (3o) : atom karbon yang mengikat 3 atom C yang

lainnya. tersier

| | | Contoh : – C – C – C – | | |

– C – |

• Atom C kuarterner (4o) : atom karbon yang mengikat 4 atom C yang

lainnya.

| – C – tersier

| | | Contoh : – C – C – C – | | |

– C – |

Senyawa karbon atau konsep hidrokarbon selama ini diajarakan

melalui penyampaian yang umumnya hafalan terhadap kumpulan fakta.

Siswa melihat konsep ini tidak lebih dari kumpulan berbagai senyawa

kimia, gugus fungsional dan reaksi-reaksi kimia yang seakan tiada

batasnya. Dengan demikian materi yang cukup luas tersebut menjadi

56 Omay Sumarna Dkk. Kimia untuk SMA/MA Kelas X. (Bogor: CV Regina, 2006). hlm

155

Page 60: PENGARUH PENERAPAN MODEL ACTIVE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2490/1/98367...PENGARUH PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING. DENGAN STRATEGI . GROUP RESUME. TERHADAP

46

beban belajar bagi siswa, itu sebabnya pemahaman dan penguasan siswa

terhadap konsep ini masih rendah. Kondisi belajar yang berkesan dan

bermakna sangat diperlukan bagi siswa di dalam kelas yang menjadikan

siswa memahami dan menguasai konsep hidrokarbon tersebut dengan

baik.

Penerapan model active learning dengan strategi group resume

dalam penelitian ini memberikan keuntungan bagi siswa sebagai cara yang

baik untuk membantu mereka memahami dan menguasai pelajaran penuh

makna dengan kreatif dan aktif tentang konsep-konsep kimia. Hal lain

keuntungan penerapan model active learning selain memberikan

keuntungan bagi siswa, juga membantu guru dalam menerapkan

pembelajaran yang bebasis student centered sesuai kurikulum yang saat ini

tengah diterapkan di dunia pendidikan kita yakni KTSP. Hal ini juga

memberikan tangung jawab penuh pada siswa untuk belajar mandiri

disamping bimbingan dari guru sebagai fasilitator.

B. Kerangka Pikir

Belajar diartikan sebagai proses perubahan tingkah laku pada diri

individu berkat adanya interaksi antar individu dan individu dengan

lingkungannya. Belajar dalam kimia dapat diartikan sebagai suatu kegiatan

yang bersifat eksperimen guna mengungkap rahasia alam. Kunci pokok

untuk memperoleh ukuran dan hasil belajar siswa sebagaimana yang

terurai adalah mengetahui garis-garis indikator dikaitkan dengan jenis

prestasi atau hasil belajar yang hendak diungkapkan atau diukur.

Untuk meningkatkan prestasi belajar siswa terhadap mata pelajaran

kimia, guru harus mampu menciptakan suasana belajar yang efektif,

susana belajar yang efektif dapat ditunjukan kesenangan siswa pada proses

pembelajaran dan hasil belajar yang optimal.

Page 61: PENGARUH PENERAPAN MODEL ACTIVE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2490/1/98367...PENGARUH PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING. DENGAN STRATEGI . GROUP RESUME. TERHADAP

47

Dalam pembelajaran kimia, salah satu hal yang harus diperhatikan

oleh guru dalam mengajarkan suatu konsep adalah pemilihan model

pembelajaran yang sesuai dengan materi yang diajarkan, karena melihat

kondisi siswa yang mempunyai karakteristik yang berbeda antara satu

dengan yang lainnya dalam menerima materi pelajaran yang disajikan guru

di kelas, ada siswa yang mempunyai daya serap cepat dan ada pula siswa

yang mempunyai daya tanggap yang lama. Walau demikian harus kita

pahami dan siswa juga pahami bahwa semua siswa memiliki kesatuan

bakat dan kemampuan yang sama.

Perlu digunakan model pembelajaran active learning dengan

strategi group resume, yaitu membagi siswa dalam beberapa kelompok

yang terdiri dari 3-6 orang siswa dan setiap kelompok mempunyai tingkat

kemampuan yang beragam, ada yang pintar, sedang, dan ada pula yang

tingkat kemampuannya kurang. Kemudian setiap anggota kelompok

diberikan tanggung jawab untuk memahami topik dengan meresum

(membaca, berdiskusi, menyampaikan). Serta memecahkan masalah atau

soal dalam kelompoknya dan diberikan kebebasan mengeluarkan pendapat

tanpa merasa takut salah.

Oleh karena itu tidak tampak lagi mana siswa yang unggul, karena

semuanya berbaur dalam satu kelompok dan sama-sama bertanggung

jawab terhadap kelompoknya. Khususnya pada konsep senyawa karbon,

guru perlu menerapkan model pembelajaran active learning dengan

strategi group resume dalam proses pembelajarannya, karena daya serap

siswa dalam menerima konsep senyawa karbon tidak sama, maka

diharapkan dengan model pembelajaran active learning setiap siswa akan

mempunyai tingkat kemampuan yang relatif sama terhadap materi

senyawa karbon dan pada akhirnya prestasi belajar siswa akan lebih baik.

Jadi dengan demikian penerapan model active learning dengan

strategi group resume, memang sengaja dirancang dengan tujuan

meningkatkan hasil belajar dan prestasi siswa dalam pelajaran kimia.

Page 62: PENGARUH PENERAPAN MODEL ACTIVE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2490/1/98367...PENGARUH PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING. DENGAN STRATEGI . GROUP RESUME. TERHADAP

48

Proses Pembelajaran

Hasil Belajar

Faktor internal - intelegensi - sikap - minat - bakat

Faktor external - guru - teman - lingkungan

Model Pembelajaran aktif

atau ACTIVE LEARNING

Strategi Group Resume (Resume Kelompok)

Gambar 2.4 Kerangka pikir

C. Perumusan Hipotesis

Berdasarkan kerangka pikir di atas, maka hipotesis penelitian dapat

ditulis sebagai berikut:

Terdapat pengaruh penerapan model active learning dengan

strategi group resume terhadap hasil belajar kimia siswa. Hipotesis

dirumuskan oleh dua variabel yakni variabel bebas (X) Model Active

Learning dengan strategi Group Resume dan variabel terikat (Y) Hasil

Belajar Kimia Siswa. Maka hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut:

Ho : Tidak ada pengaruh penerapan model active learning dengan

strategi group resume terhadap skor rata-rata hasil belajar

kimia siswa

Ha : Ada pengaruh penerapan model active learning dengan strategi

group resume terhadap skor rata-rata hasil belajar kimia siswa.

Pembuka Tim/kelompok,

Apersepsi, Games

inti Baca, Diskusi,

resume,ajarkan, Hargai.

Penutup Penghargaan, kesimpulan

Berbagai Media,

Bahan Ajar

Page 63: PENGARUH PENERAPAN MODEL ACTIVE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2490/1/98367...PENGARUH PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING. DENGAN STRATEGI . GROUP RESUME. TERHADAP

49

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Waktu pelaksanaan penelitian dilakukan pada bulan maret - april

disemester genap tahun ajaran 2009 - 2010. dan tempat yang dipilih

sebagai lapangan Penelitian adalah SMA Muhammadiyah 8 Ciputat

Tangerang Selatan, Banten.

B. Metode dan Desains Penelitian

1. Metode Penelitian

Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah Quasi

Eksperimen (eksperimen semu), ciri penelitian ekperimen semu secara

khas mengenai keadaan praktis, yakni tidak mungkin untuk

mengontrol semua variabel yang relevan kecuali beberapa dari pariabel

tersebut.1

Metode Quasi Eksperimen yang dimaksud adalah metode yang

mendekati percobaan sungguhan, dimana dalam penelitian ini

pengujian hipotesis berbentuk hubungan sebab-akibat melalui suatu

perlakuan yakni menerapkan model active learning dengan strategi

group resume dan menguji perubahan hasil belajar kimia yang

diakibatkan oleh perlakuan tersebut.

2. Desains Penelitian

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah The static

group comparison design2, yaitu penelitian eksperimen dimana

sejumlah subjek diambil dari populasi yang dibagi menjadi dua

kelompok, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

Kelompok eksperimen dilakukan perlakuan dalam waktu tertentu, lalu

kedua kelompok tersebut dikenai pengukuran yang sama yakni tes

1 Sumardi Suryabrata, Metodologi Penelitian, (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2008), hlm. 92

2 Ibid., hlm. 117

49

Page 64: PENGARUH PENERAPAN MODEL ACTIVE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2490/1/98367...PENGARUH PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING. DENGAN STRATEGI . GROUP RESUME. TERHADAP

50

kasil belajar (postest). Perbedaan yang ada dianggap bersumber pada

perlakuan.

Adapun rancangan penelitiannya sebagai berikut:

Kelompok Treatment Postest E X T

C - T Tabel 3.1 Desains Penelitian

Keterangan:

E : Kelompok kelas eksperimen (kelompok yang menerapakan

model Active Learning)

C : Kelompok kontrol (kelompok yang tidak menerapakan model

Active Learning)

T : Postest (tes akhir yang sama pada kedua kelompok )

X : Perlakuan (penerapan model active learning dengan strategi

group resume)

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Adalah semua anggota kelompok individu yang tinggal

bersama dalam satu tempat dan secara terencana menjadi target

simpulan dari akhir penelitian.3 Populasi dapat dibedakan sebagai

berikut :

a. Populasi target adalah seluruh siswa SMA Muhammadiyah 8

Ciputat, semester II (genap) tahun pelajaran 2009-2010.

b. Populasi terjangkau adalah siswa kelas X SMA Muhammadiyah 8

Ciputat semester II (genap) tahun pelajaran 2009-2010.

Dapat dilihat dari tabel berikut :

Kelas X-A X-B jumlah siswa 23 Orang 22 Orang

Tabel. 3.2 Populasi kelas X SMA Muhammadiyah 8 Ciputat.

3 Sukardi, Metodologi Penelitian pendidikan, (Jakarta: PT. Bumi Aksara. 2008) Cet.ke-V

hlm. 66

Page 65: PENGARUH PENERAPAN MODEL ACTIVE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2490/1/98367...PENGARUH PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING. DENGAN STRATEGI . GROUP RESUME. TERHADAP

51

2. Sampel

Adalah bagian dari populasi yang dijadikan sebagai sumber

informasi.4 Sampel diambil dari populasi terjangkau yang terdiri dari

kelas. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan

purposive sampling,5 yaitu penentuan kelas didasarkan atas

pertimbangan peneliti dan guru yakni dilihat dari kondisi kelas dan

kondisi siswa yang memang dalam kegiatan belajar siswa terlihat

masih pasif dan tidak saling membantu dalam proses belajar. Adapun

kelas yang dijadikan sampel adalah kelas XA yang berjumlah 23 orang

siswa dan kelas XB yang berjumlah 22 orang siswa.

D. Alur Penelitian.

1. Faktor yang diteliti

Faktor yang diteliti dalam penelitian ini adalah hasil belajar yang di

lihat dari aspek kognitif, hasil kognitif siswa diukur dengan tes objektif

(pilihan ganda).

2. Prosedur penelitian

Prosedur penelitian ini terdiri dari tahap persiapan, tahap uji coba dan

tahap pelaksanaan penelitian.

a. Tahap Persiapan

1). Observasi mengenai materi yang mendukung penelitian

2). Membuat kisi-kisi instrumen penelitian berdasarkan indikator

ranah afektif dan kognitif

3) Menyusun instrumen proses dan hasil belajar.

b. Tahap Uji Coba

1) Instrumen diuji coba untuk menentukan validitas dan

reliabilitanya

2). Menganalisis serta memberi skor hasil tes uji coba, untuk

menentukan instrumen yang akan digunakan dalam peneliti

4 Ibid., hlm. 66 5 Ibid., hlm. 64

Page 66: PENGARUH PENERAPAN MODEL ACTIVE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2490/1/98367...PENGARUH PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING. DENGAN STRATEGI . GROUP RESUME. TERHADAP

52

c. Tahap pelaksanaan penelitian

Penelitian dilakukan dengan penerapan model pembelajaran active

learning dengan strategi group resume pada kelas eksperimen.

d. Pengolahan dan analisis data.

Pengolahan dan analisis data dilakukan untuk memperoleh hasil

berlajar siswa setelah dilakukan pengambilan data, dan hasil

analisis dijadikan acuan untuk mengambil kesimpulan dalam

penelitian.

E. Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini digunakan dua variabel, yakni :

1. Variabel bebas (X) adalah model active learning dengan strategi

group resume, dan

2. Variabel terikat (Y) adalah hasil belajar kimia siswa

F. Teknik Pegumpulan Data

1. Suber data

Sumber data penelitian ini adalah siswa kelas X SMA

Muhammadiyah 8 Ciputat, guru serta lingkungan yang mendukung

terlaksananya penelitian

2. Jenis data

Data yang diharapkan adalah data kuantitatif, dimana data kuantitatif

diperoleh dari tes hasil belajar pada ranah kognitif sesudah diberi

pembelajaran active learning dengan strategi group resume.

3. Cara pengambilan data

Data yang diambil adalah tes hasil belajar. Adapun pengertian tes

menurut Webster's Collegiate adalah sebagai berikut.6

"test = any series of questios or exercises or orther means of measuring the skill, knowledge, intellegence, capacities of aptitudes or an individual or group"

6 Suharsini Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara.2006).

hlm. 33

Page 67: PENGARUH PENERAPAN MODEL ACTIVE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2490/1/98367...PENGARUH PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING. DENGAN STRATEGI . GROUP RESUME. TERHADAP

53

Tes digunakan untuk mengukur kemampuan atau bakat baik individu

maupun kelompok. Tes dalam penelitian ini adalah tes prestasi atau

achievment test. Yaitu tes untuk menilai apa yang telah diperoleh

setelah siswa itu diberi suatu pelajaran.7 Dalam penelitian ini tes

digunakan untuk mengukur hasil belajar kimia siswa kelas eksperimen.

Tes yang digunakan adalah Postest. Postest adalah tes hasil belajar

berupa tes obyektif pilihan ganda sebanyak 20 soal yang diberikan

setelah penerapan model active learning dengan strategi group resume.

Dan juga dapat digambarkan dengan tabel sebagi berikut :

Sumber Data

Jenis Data Teknik Pengumpulan Data

Instrumen Penelitian

Siswa Hasil belajar siswa sesudah dilakukan perlakuan dengan model pembelajaran active learning dengan strategi group resume

Melaksanakan, observasi dan postest

tes objektif. Butir soal pilihan ganda dengan lima pilihan jawaban.

Tabel 3.2 Teknik Pengumpulan data

G. Instrumen Penelitian

1. Instrumen Proses Belajar (observasi)

Instrumen proses belajar yang digunakan dalam penelitian ini

adalah lembar observasi yang dibuat oleh peneliti dan disetujui oleh

pembimbing. Metode observasi menurut Suharsisni adalah

pengamatan dan pencatatan sistematis fenomena yang diteliti. Metode

ini penulis gunakan untuk mengamati, mendengarkan, dan mencatat

langsung kegitan pembelajaran. Dimana instrumen proses belajar ini

didasarkan pada fenomena-fenomena aktivitas siswa yang terlihat

disetiap tahapan pelaksanaan model active learning dengan strategi

group resume.

7 Ibid., hlm. 144

Page 68: PENGARUH PENERAPAN MODEL ACTIVE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2490/1/98367...PENGARUH PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING. DENGAN STRATEGI . GROUP RESUME. TERHADAP

54

2. Instrumen Hasil Belajar

Instrumen hasil belajar yang digunakan dalam penelitian ini

adalah tes. Tes yang digunakan adalah tes objektif berupa soal pilihan

berganda pada konsep senyawa karbon. Jumlah butir soal yang

diberikan pada siswa sebanyak 20 butir soal dimana setiap butir soal

dilengkapi dengan lima pilihan jawaban yakni A, B, C, D atau. E

H. Analisis Butir Soal Instrumen

Analisis instrumen merupakan analisis untuk mengetahui, validitas,

reliabilitas, indeks kesukaran dan daya beda soal. Ini bertujuan untuk

mendapat butir soal atau tes yang memiliki karakter yang baik untuk

penelitian.

1. Validitas

Validitas dalah sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat

ukur dalam melakukan pungsi ukurnya.8 Artinya, valid tidaknya alat ukur

ditentukan mampu tidaknya alat tersebut mencapai tujuan pengukuran

yang dikehendaki. Dari hasil analisis butir instrumen, sebanyak 30 butir

soal yang diujikan didapat 21 butir soal yang mampu mengukur apa yang

hendak diukur atau bisa dikatakan valid.

2. Reliabilitas

Reliabilitas adalah keterpecayan, kestabilan atau konsistensi.9

Yakni sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya dan konsisten.

Dimana secara empirik tinggi rendahnya reliabilitas ditunjukan oleh

angka koefisien reliabilitas. Dari hasil analisis butir instrument didapat

simpangan baku sebesar 5.56, korelasiXY sebesar 0.85 dan reliabilitas

tesnya sebesar 0.92 ini menunjukan koefisien reliabilitasnya sangat tinggi.

dengan demikian dapat dikatakan instrument hasil belajar sebanyak 21

butir soal valid adalah reliabel.

8 Ahmad sofyan Dkk. Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi, (jakarta: UIN Syahid. 2006), Cet.1 hlm. 105

9 Ibid., hlm. 105

Page 69: PENGARUH PENERAPAN MODEL ACTIVE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2490/1/98367...PENGARUH PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING. DENGAN STRATEGI . GROUP RESUME. TERHADAP

55

3. Tingkat kesukaran

Indeks kesukaran adalah proporsi atau perbandingan antara siswa

yang menjawab benar dengan keseluruhan siswa yang mengukuti tes.10

indeks kesukaran Rentangnya dari 0.0 – 1.0. Semakin besar indeks

menunjukan semakin mudah butir soal, sebaliknya semakin kecil atau

tidak ada sama sekali siswa yang menjawab benar menunjukan butir soal

sukar. Dari hasil analisis buti soal intrumen tingkat kesukaran instrumen

hasil belajar termasuk dalam kategori mudah dan sedang.

4. Daya beda soal

Daya beda digunakan untuk mengetahui kemempuan butir soal

dalam membedakan siswa yang pandai dengan siswa yang kurang

pandai.11 Dimana keadaan tersebut mengacu pada distribusi normal. Dari

hasil analisis instrumen dapat dikatakan instrumen hasil belajar memiliki

daya beda yang baik karena mampu membedakan kemampuan kelas atas

dan kelas bawah dengan n = 7.

Analisis instrumen ini dilakukan sebelum diberikan pada

sampel. Soal instrumen tersebut terlebih dahulu diuji cobakan pada siswa

kelas XI SMAN 6 Tangerang Selatan. Uji coba ini tentu saja

dimaksudkan untuk mengetahui apakah soal instrumen tersebut telah

memenuhi persyaratan seperti di atas. Adapun analisis butir soal instrumen

ini dilakukan dengan cara menggunakan software Anates versi 4.0

I. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang dipakai adalah kesamaan dua rata-rata

dan uji statistik yang digunakan adalah uji-t. Namun sebelum analisis

statistik dilakukan terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dan uji

homogenitas sebagai syarat dapat dilakukannya analisis data.

10 Ibid., hlm. 103 11 Ibid., hlm.104

Page 70: PENGARUH PENERAPAN MODEL ACTIVE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2490/1/98367...PENGARUH PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING. DENGAN STRATEGI . GROUP RESUME. TERHADAP

56

1. Pengujian Persyaratan Analisis

a. Uji Normalitas Data

Untuk mengetahui apakah sampel yang diteliti berdistribusi

normal atau tidak. Karena data tunggal, uji normalitas yang

digunakan adalah uji atau rumus kai kuadrat ( chi square ):12

( )Ei

EiOiX2

2 −= ∑

Hipotesis uji normalitas dijelaskan sebagai berikut :

Ho : data berasal dari populasi berdistribusi normal

Ha : data berasal dari populasi berdistribusi tidak normal

Adapun Kriteria pada uji normalaitas adalah sebagi berikut :

pada taraf signifikansi α = 0.05, jika X2hitung < X2

tabel , maka sampel

berdistribusi normal. dan Maka pada keadaan lain data tidak

berdistribusi normal

b. Uji Homogenitas

Disamping pengujian terhadap normal tidaknya distribusi

data pada sampel, perlu kiranya melakukan pengujian terhadap

kesamaan beberapa bagian sampel, yakni seragam tidaknya

variansi sampel-sampel yang diambil dari populasi yang sama.13

Sedang menurut Ruseffendi dalam bukunya, adalah pengujian

sama tidaknya variansi-variansi dua buah distribusi atau lebih.14

Atau dengan kata lain uji homogenitas ini dimaksudkan

untuk mengetahui apakah kedua kelompok siswa (eksperimen dan

control) dalam penelitian ini berasal dari populasi yang homogen

(sama) atau tidak. Uji homogenitas yang digunakan adalah uji

homogenitas dua varians atau uji Fisher.15 Dengan rumus sebagai

berikut :

12 Subana. Statistik pendidikan . ( Bandung : Pustaka Setia, 2005 ), hlm 170 13 Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu pendekatan Praktek hlm 289 14 Ruseffendi, Statistik Dasar Untuk Penelitin Pendidikan, (Bandung: IKIP Bandung

press /cv Andira Bandung, 1998) cet. Ke 1 hlm. 294 15 Ibid., hlm. 294

Page 71: PENGARUH PENERAPAN MODEL ACTIVE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2490/1/98367...PENGARUH PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING. DENGAN STRATEGI . GROUP RESUME. TERHADAP

57

,22

21

SSF = 2

/2dim yxSDSana =

Keterangan :

F : Homogenitas 2

1S : varians data pertama/varians data terbesar 22S : varians data kedua/varian data terkecil

Menentukan Ftabel = F(a) (db1,db2)

Adapun kriteria pengujian uji homogenitas adalah :

Jika Fhitung < Ftabel , maka Ho diterima, sehingga varians kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol homogen.

Jika Fhitung > Ftabel , maka Ho ditolak, sehingga varians kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol tidak homogen.

yx

yx

nnS

XXt

11+

−=

2. Analisis Data

Setelah selesai dilaksanakan eksperimen dan telah

dilakukan uji prasyarat diamana data dinyatakan berdistribusi normal

dan homogen. maka tes hasil kognitif (postest) diolah dan dilakukan

pengujian hipotesis. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh

penerapan model aktive learning dengan strategi group resume

terhadap hasil belajar kimia. Untuk mengkaji hipotesis, rumus yang

digunakan adalah uji- t atau t-test.

Rumus uji t sebagi berikut : pada tarap signifikansi 1% (α = 0.01).16

, Dimana ( ) ( )

( )211 22

−+

−+−=

nnSnSn

Sx

yyxx

Keterangan :

16 Subana. Statistik pendidikan, hlm 171

Page 72: PENGARUH PENERAPAN MODEL ACTIVE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2490/1/98367...PENGARUH PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING. DENGAN STRATEGI . GROUP RESUME. TERHADAP

58

t = Angka indeks t

Xx = Nilai rata-rata hasil kelompok eksperimen

Xy = Nilai rata-rata hasil kelompok kontrol

nx = Jumlah sampel pada kelompok eksperimen

ny = Jumlah sampel pada kelompok kontrol

S = Standar deviasi kelompok eksperimen dan kelompok kontrol

Sebelum menentukan harga thitung maka terlebih dahulu

menentukan jumlah standar deviasi (S) gabungan dari kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol dengan rumus sebagai berikut :17

( ) ( )( )2

11 22

−+

−+−=

yx

yyxx

nnSnSn

S

dimana:

S = strandar deviasi gabungan kelompok eksperimen dan kontrol

Sx2 = standar deviasi/varians kelompok eksperimen

Sy2 = standar deviasi/varians kelompok kontrol

nx = jumlah sampel pada kelompok eksperimen

ny = jumlah sampel pada kelompok kontrol

Adapun kriteria penerimaan atau penolakan Ho dengan uji t (t-tes)

adalah sebagai berikut :

a. Jika thitung > ttabel maka Ho ditolak dan Ha diterima

b. Jika thitung < ttabel maka Ho diterima dan Ha di tolak

3. Analisis Hasil Lembar Observasi Proses Pembelajaran

Analisis lembar observasi dilakukan setelah seluruh kegiatan

pebelajaran selesai dilaksanakan. Analisis lembar observasi proses

pembelajaran dengan strategi group resume ini dilakukan berdasarkan

fenomena apa saja atau aktivitas siswa apa saja yang terjadi pada

17 Ibid., hlm 171

Page 73: PENGARUH PENERAPAN MODEL ACTIVE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2490/1/98367...PENGARUH PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING. DENGAN STRATEGI . GROUP RESUME. TERHADAP

59

setiap tahapan dalam pelaksanaan strategi group resume yang dicatat

berdasarkan kenyataan dilapangan yang dapat diamati peneliti.

Aktivitas siswa itu dikaitkan dengan kegiatan dan pengalaman belajar

siswa yang memungkinkan dapat mempengaruhi siswa dalam

mengkonstruk pengetahuan dan pemahamannya tentang materi yang

sedang dipelajari, aktivitas siswa juga dihubungkan dengan bagaimana

aktivitas siswa itu mampu mempengaruhi hasil belajar.

J. Hipotesis Statistik

Pasangan hipotesis yang akan di uji pada penelitian ini adalah:

Ho : µ1 ≤ µ2, maka Ho ditrima dan Ha ditolak

Ha : µ1 > µ2, maka Ha diterima dan Ho ditolak

Keterangan:

Ho : Tidak ada pengaruh model active learning dengan strategi

group resume terhadap hasil belajar kimia siswa

Ha : Terdapat pengaruh model active learning  dengan strategi

group resume terhadap hasil belajar kimia siswa

µ1 : Rata-rata skor postest yang menerapkan model pembelajaran

active learning dengan strategi group resume

µ2 : Rata-rata skor postest yang tidak menerapkan pembelajaran

active learning dengan strategi group resume

Page 74: PENGARUH PENERAPAN MODEL ACTIVE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2490/1/98367...PENGARUH PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING. DENGAN STRATEGI . GROUP RESUME. TERHADAP

60

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil penelitian yang dilakukan

di SMA Muhammadyah 8 Ciputat, yang dilaksanakan pada bulan april -

maret 2010. Sampel diambil dari kelas X-A sebanyak 23 orang siswa dan

kelas X-B sebanyak 22 orang siswa, hasil belajar siswa berupa aspek kognitif

dijaring dengan menggunakan instrument tes berupa pilihan ganda sebanyak

20 soal yang diberikan sesudah pembelajaran (postest).

Dalam penelitian ini pengambilan data dilakukan setelah pembelajaran

selesai (postest), sedangkan data sebelum pembelajaran dilaksanakan (pretest)

tidak diambil. Hal ini karena kelas eksperimen maupun kelas kontrol yang

akan diteliti memiliki karakteristik yang sama sehingga peneliti hanya

mengambil data postest untuk dilakukan uji hipotesis. Data hasil postest dari

kelompok eksperimen dan kontrol dapat dilihat pada lampiran 11 dan 12.

Adapun data hasil penelitian adalah sebagai berikut :

1. Data Hasil Penelitian

a. Deskripsi Data Postest Kelompok Eksperimen

Hasil postest kelas eksperimen yang menerapkan model

pembelajaran active learning dengan strategi group resume pada

konsep senyawa karbon disajikan dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 4.1. Pemahaman Konsep Siswa Berdasarkan Postest Kelompok Eksperimen

Deskripsi Nilai Maksimal 95 Minimal 60

Mean 77,39 Median 80 Modus 80

Standar Deviasi 9.99

60

Page 75: PENGARUH PENERAPAN MODEL ACTIVE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2490/1/98367...PENGARUH PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING. DENGAN STRATEGI . GROUP RESUME. TERHADAP

61

Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Data Hasil Belajar kimia (Postest) Kelompok Eksperimen

No Kelas

Interval Titik

Tengah Batas

Bawah Batas Atas

Frekuensi

Absolut Relatif 1 60-65 62,5 59,5 65,5 5 22% 2 66-71 68,5 65,5 71,5 2 8,7% 3 72-77 74,5 71,5 77,5 3 13% 4 78-83 80,5 77,5 83,5 7 30,3% 5 84-89 86,5 83,5 89,5 2 8,7% 6 90-95 92,5 89,5 95,5 4 17,3%

Jumlah 23 100%

Jika diinterpretasikan, maka nilai yang berada pada interval

kelas 78 sampai 83 merupakan nilai yang paling banyak diperoleh oleh

siswa dengan presentasi sebanyak 30.3%, dengan rata-rata (Mean)

yang diperoleh siswa sebesar 77,39. Dengan demikian nilai yang

berada di interval kelas 4, 5 dan 6 termasuk nilai ditas rata-rata.

Hasil belajar kimia siswa kelas group resume (kelompok

eksperimen) pada konsep senyawa karbon juga dapat ditunjukan

dengan grafik histogram sebagai berikut :

0

1

2

3

4

5

6

7

Gambar 4.1. Grafik Distribusi Frekuensi Kelas Eksperimen

Frekue

nsi

Interval kelas

Histogram hasil belajar kimia siswa

60‐65

66‐71

72‐77

78‐83

84‐89

90‐95

Page 76: PENGARUH PENERAPAN MODEL ACTIVE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2490/1/98367...PENGARUH PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING. DENGAN STRATEGI . GROUP RESUME. TERHADAP

62

Keterangan :

Berdasarkan grafik histogram pada gambar 4.1, terlihat

sebanyak 26% sampel mendapat skor 84–95 sedangkan yang

mendapat skor 72–83 sebanyak 43.3% dan skor yang paling sedikit

sebanyak 8,7% pada skor antara 66–71 dan 84–89.

b. Deskripsi Data Postest Kelompok Kontrol

Hasil postest kelas kontrol yang menerapkan metode ceramah

dan tanya jawab pada konsep senyawa karbon disajikan dalam tabel

sebagai berikut:

Tabel. 4.3. Pemahaman Konsep Siswa Berdasarkan Postest Kelompok Kontrol

Deskripsi Nilai Maksimal 80 Minimal 40

Mean 59,55 Median 60 Modus 60

Standar Deviasi 11,27

Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Data Hasil Belajar kimia (Postest) Kelompok Kontrol

no Kelas

Interval Titik

Tengah Batas

Bawah Batas Atas

Frekuensi

Absolut Relatif 1 40-46 43 39,5 46,5 3 13,6% 2 47-53 50 46,5 53,5 4 18,2% 3 54-60 57 53,5 60,5 7 31,8% 4 61-67 64 60,5 67,5 2 9,1% 5 68-74 71 67,5 74,5 2 9,1% 6 75-81 78 74,5 81,5 4 18,2%

Jumlah 22 100%

Page 77: PENGARUH PENERAPAN MODEL ACTIVE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2490/1/98367...PENGARUH PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING. DENGAN STRATEGI . GROUP RESUME. TERHADAP

63

Jika diinterpretasikan, maka nilai yang berada pada interval

kelas 54 sampai 60 merupakan nilai yang paling banyak diperoleh oleh

siswa sebayak 31.8% dengan rata-rata (Mean) yang diperoleh siswa

yaitu sebesar 59,55. Dengan demikian nilai-nilai yang berada di

interval kelas 3, 4, 5 dan 6 termasuk nilai di atas rata-rata.

Hasil belajar kimia siswa kelas ceramah (kelompok kontrol)

pada konsep senyawa karbon juga dapat ditunjukan dengan grafik

histogram sebagai berikut :

0

1

2

3

4

5

6

7

frekue

nsi

Interval Kelas

Histogram Hasil Belajar Kimia Siswa

40‐46

47‐53

54‐60

61‐67

68‐74

75‐81

Gambar 4.2. Grafik Distribusi Frekuensi Kelas control

Keterangan :

Berdasarkan grafik histogram pada gambar 4.2, terlihat

sebanyak 27.3% sampel mendapat skor 68 – 81 sedangkan yang

mendapat skor 54–67 sebanyak 40.9% dan skor yang paling sedikit

sebanyak 9,1% pada skor antara 61–67 dan 68–74.

Page 78: PENGARUH PENERAPAN MODEL ACTIVE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2490/1/98367...PENGARUH PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING. DENGAN STRATEGI . GROUP RESUME. TERHADAP

64

c. Perbandingan Rata-rata Kelompok Eksperimen Dan Kelompok

Kontrol

Perbandingan hasil belajar siswa diambil dari rata-rata

kelompok eksperimen dan kelompok control seperti pada tabel 4.5

dibawah ini :

Tabel 4.5 Deskripsi perbandingan data kelompok eksperimen dan kelompok konrol

No. Data Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol 1 Jumlah siswa (N) 23 22 2 Rata-rata (mean) 77.39 59.55 3 Standar Deviasi 9.99 11.27

Tabel 4.5 di atas menunjukan bahwa ada perbandingan hasil

belajar siswa kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

Perbandingan pemahaman siswa terhadap konsep pada masing-masing

kelompok atau kelas digambarkan dengan grafik histogram berikut :

77.39

59.55

0102030

405060

708090

Eksperimen Kontrol

Rata‐rata (m

ean)

Kelas

Postest

Gambar 4.3 Perbandingan Data Mean Postest Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol

2. Pengujian Prasyarat Analisis

a. Uji Normalitas

Uji normalitas data ini dilakukan untuk mengetahui apakah

sampel yang diteliti berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas

Page 79: PENGARUH PENERAPAN MODEL ACTIVE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2490/1/98367...PENGARUH PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING. DENGAN STRATEGI . GROUP RESUME. TERHADAP

65

hasil belajar dilakukan dengan uji Chi-square atau chi kuadrat (χ2)

dengan kriteria χ2hitung < χ2

tabel dan pada taraf signifikansi 0.01.

Berdasarkan perhitungan uji normalitas postest pada kelas

eksperimen, di peroleh χ2hitung postest sebesar 8.09 dengan jumlah

sampel sebanyak 23 siswa dan pada taraf signifikansi 0.01, maka

diperoleh χ2tabel sebesar 11.34. dari data tersebut dapat diketahui

bahwa χ2hitung < χ2

tabel maka Hipotesis nol (Ho) diterima. Dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa data sampel kelas eksperimen

berdistribusi normal.

Sedangkan dari perhitungan uji normalitas postest pada kelas

kontrol, di peroleh χ2hitung postest sebesar 10.00 dengan jumlah sampel

sebanyak 22 siswa dan pada taraf signifikansi 0.01, maka diperoleh

χ2tabel sebesar 11.34. dari data tersebut dapat diketahui bahwa χ2

hitung <

χ2tabel maka Hipotesis nol (Ho) diterima. Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa data sampel kelas kontrol berdistribusi normal.

Tabel 4.6 Hasil Uji Normalitas dengan hji Chi-square1

Kelompok Jumlah Sampel χ2 Hitung χ2

Tabel Kesimpulan Eksperimen 23 8.09 11,34 Ho diterima

Kontrol 22 10.00 11,34 Ho diterima

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas (kesamaan varian) dilakukan dengan uji

Fisher. dimana uji fisher ini menghitung varian data terbesar dibagi

varian data terkecil. dengan kriteria Fhitung < Ftabel pada tarap

signifikansi 0.05. dari hasil perhitungan uji homogenitas untuk kelas

eksperimen dan kelas kontrol diperoleh Fhitung sebesar 1.28 dan Ftabel

sebesar 2.38. dari data tersebut, dapat dilihat bahwa Fhitung < Ftabel,

maka hipotesis nol (Ho) diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan

bahwa kedua sampel bersifat homogen.

1 Lampiran uji normalitas dan homogenitas hlm 125 - 129

Page 80: PENGARUH PENERAPAN MODEL ACTIVE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2490/1/98367...PENGARUH PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING. DENGAN STRATEGI . GROUP RESUME. TERHADAP

66

Tabel 4.7 Hasil Uji Homogenitas Dengan Uji Fisher2

Kelompok Jumlah Sampel F Hitung F Tabel kesimpulan Eksperimen 23 1,28 2,38 Ho diterima Kontrol 22

3. Pengujian Hipotesis

Setelah melakukan uji prasyarat analisis (normalitas dan

homogenitas), diketahui bahwa kedua kelas berdistribusi normal dan

bersifat homogen. Karena kedua kelompok normal dan homogen, maka

hipotesis penelitian diuji dengan menggunakan uji “t” atau t-tes. Uji t

dilakukan untuk mengetahui pengaruh penerapan model active learning

dengan strategi group resume terhadap hasil belajar kimia siswa pada

konsep senyawa karbon dengan perbandingan nilai postest antara

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

Dari hasil perhitungan, diperoleh thitung Untuk membandingkan

nilai postest antara kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah sebesar

3.171. sedangkan ttabel untuk dk = 43 pada taraf signifikansi 0,05 adalah

sebesar 2.021. thitung yang diperoleh berada pada daerah penolakan Ho.

Maka hipotesis nol ditolak. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa

terdapat perbedaan nilai postest antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Tabel 4.8 Hasil Uji Hipotesis Dengan Uji “t”

α Nilai thitung ttabel Kesimpulan 0.05 Postest 3.171 2.021 Ho ditolak/Ha diteima

B. Pembahasan

Skor rata-rata hasil belajar kimia kelas eksperimen lebih besar

dibandingkan skor rata-rata siswa kelas kontrol. ini dibuktikan dengan data-

data yang menujukan adanya perbedaan skor hasil belajar kimia yang

diperoleh dari kedua kelompok tersebut. Data-data tersebut adalah pada

kelompok eksperimen dari jumlah siswa 23 dengan nilai rata-rata kelas adalah

sebesar 77,39 sedangkan pada kelompok kontrol dari jumlah siswa 22 nilai

2 Lampiran uji normalitas dan homogenitas hlm 125 -129

Page 81: PENGARUH PENERAPAN MODEL ACTIVE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2490/1/98367...PENGARUH PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING. DENGAN STRATEGI . GROUP RESUME. TERHADAP

67

rata-rata kelasnya adalah 59.55. berdasarkan data tersebut, menunjukan bahwa

hasil belajar kimia siswa kelompok eksperimen lebih baik atau lebih tingi

dibandingkan dengan hasil belajar kimia siswa kelompok kontrol. Dan pada

uji hipotesis dengan menggunakan uji t, didapat thitung sebesar 3.171 dan ttabel

sebesar 2.021. dengan demikian thitung > ttabel, (3,171 > 2.021). berdasarkan

perhitungan analisis data melaui uji hipotesis dengan uji t, maka perbedaan

skor hasil belajar kimia siswa dari kedua kelompok tersebut signifikan.

Hasil belajar kimia siswa dari hasil analisis pada kelas eksperimen

dan kelas kontrol, menunjukan perbedaan yang menunjukan hasil belajar kelas

eksperimen yang menerapakan model aktive learning dengan strategi group

resume lebih baik atau lebih tinggi dibandingkan dengan kelas control yang

mengunakan metode ceramah dan tanya jawab. Hal ini identik dengan hasil

penelitian yang dilakukan oleh Imam Mustaqim bahwa : “Siswa yang

mengikuti pembelajaran dengan menggunakan strategi group resume memiliki

minat dan prestasi belajar yang lebih baik daripada siswa yang mengikuti

pembelajaran dengan metode ceramah”.3 Berdasarkan kenyataan tersebut

dapat disimpulkan bahwa penerapan model active learning dengan strategi

group resume ternyata cukup efektif untuk dimanfaatkan sebagai model

pembelajaran yang berpengaruh terhadap hasil belajar kimia siswa khususnya

pada konsep senyawa karbon.

Hasil belajar lebih tinggi atau lebih baik yang di dapat kelompok

eksperimen tentu tidak begitu saja didapat akan tetapi ada usaha yang

disengaja untuk lebih mengaktifkan siswa dalam belajar. Dengan tujuan agar

siswa menguasi apa yang dipelajari dan mampu berprestasi. Sejalan dengan

yang sampaikan Djuairiyah bahwa prestasi adalah hasil yang telah dicapai

oleh seseorang setelah melakukan suatu pekerjaan / aktivitas tertentu.4

3 Imam Mustakim,. Pengaruh Penerapan Strategi Group Resume Pada Sub Bab Sistem

Peredaran Darah Pada Manusia Terhadap Minat Dan Prestasi Belajar Siswa Kelas VIII MTsN Prambanan Sleman Yogyakarta. (Skripsi. UIN Sunan Kalijaga Yog : 2009)

4 Siti djuariyah. Makalah : Penerapan metode belajar aktif Sebagai upaya membantu meningkatkan Prestasi belajar pada siswa kelas . ( Jardiknas : Probolinggo, 2007). Hlm 6.

Page 82: PENGARUH PENERAPAN MODEL ACTIVE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2490/1/98367...PENGARUH PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING. DENGAN STRATEGI . GROUP RESUME. TERHADAP

68

Pada kelas eksperimen dalam kegiatan belajarnya diterapkan model

pembelajaran aktif (active learning) dengan strategi resume kelompok (group

resume). Model pembelajaran seperti ini merupakan model pembelajaran yang

berpusat pada siswa atau strudent centered yang mengutamakan keaktifan dan

kreatifitas siswa untuk memahami konsep dalam pembelajarannya, ini sejalan

dengan yang diungkapkan Dina Gasong bahwa kreatifitas dan keaktifan siswa

akan membantu mereka untuk berdiri sendiri dalam kehidupan kognitif

siswa5.

Dalam pengamatan peneliti berdasarkan lembar observasi proses

belajar,6 dalam kelas group resume pada kegiatan awal pembelajaran,

keaktifan siswa jelas terlihat. Keaktifan siswa itu ditunjukan dengan siwa

merespon perangkat pembelajaran yang disiapkan guru dikelas. Perangkat

pembelajaran dalam group resume seperti spidol dan karton memang

disiapkan sebagai stimulus awal untuk melihat respon siswa terhadap kegiatan

pembelajaran. respon siswa ditunjukan dengan mengajukan beberapa

pertanyaan mengenai kegiatan pembelajaran apa yang akan dilakukan. contoh

pertanyaannya seperti : “Pak itu karton buat apa? Atau Pak kita mau belajar

apa?. Hal ini didukung dengan pernyataan Thorndike. Menurut Thorndike,

belajar adalah proses interaksi antara stimulus yang mungkin berupa pikiran,

perasaan atau gerakan dan respon yang juga bisa berupa pikiran, perasaan atau

gerakan).7 dengan demikian dapat disimpulkan bahwa respon siswa terhadap

stimulus berupa karton dan spidol yang disiapkan guru dalam pembelajaran

group resume menunjukan kesiapan siswa untuk memulai pembelajaran

dikelas

Selanjutnya pada tahap pengondisian kelas, Keaktifan siswa dilihat

dalam hal : antusias siswa dalam membentuk kelompok belajar di kelas yang

disarankan oleh guru. antusias siswa telihat dari hampir keseluruhan siswa

5 Dina Gasong, Model Pembelajaran Konstruktivistik Sebagai Alternative Mengatasi

Masalah Pembelajaran. Artikel. www.google.com 6 Lampiran lembar observasi Proses belajar, hlm. 119 7 Hayatuddin Fataruba, Pengkondisian Belajar (Conditioning Learning) Dalam Rangka

Memperkuat Motivasi Anak Pada Proses Pembelajaran. (Artikel, Sula Paedagog Community : 2010). Hlm 3

Page 83: PENGARUH PENERAPAN MODEL ACTIVE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2490/1/98367...PENGARUH PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING. DENGAN STRATEGI . GROUP RESUME. TERHADAP

69

didalam kelas berdiri, gaduh, dan berisik, untuk mencari teman kelompoknya.

ini karena pembentukan kelompok atau tim dibangun dengan cara

menyenangkan. Sikap siswa yang demikian sesuai dengan yang dikatakan

Silberman bahwa belajar aktif harus gesit, menyenangkan, bersemanagat dan

penuh gairah, siswa bahkan sering meninggalkan tempat duduk mereka,

bergerak leluasa dan berfikir keras ( moving about dan thingking aloud).8 Ini

artinya siswa sudah masuk dalam kegiatan belajar, dengan demikian antusias

siswa berupa gerakan atau tingkah laku siswa dalam membentuk kelompok

belajar merupakan ketertarikan dan partisifasi siswa terhadap pelaksanaan

strategi group resume yang diberikan guru dalam kegiatan pembelajaran di

kelas.

Pada tahap melakukan apersepsi atau prediksi oleh guru, keaktifan

siswa dapat dilihat dari : sebagian besar siswa membaca bahan bacaan yang

mereka miliki mengenai konsep yang dipelajari, selain itu beberapa siswa

mulai berdiskusi dengan satu atau dua orang teman di kelompoknya

mengenai prediksi yang diajukan oleh guru. Sesuai dengan yang di ungkap

oleh James Eison mengenai aktifitas dalam Active Learning. sebagai berikut 9

“Engage students in thinking critically or creatively about course content,

speaking with a partner, talking in a small group, sharing one's ideas with the

entire class” bahwa siswa dilibatkan berfikir kritis atau kreatif tentang konsep

yang dipelajari, berbicara dengan pasangan, berbicara dalam kelompok kecil,

berbagi ide dengan seseorang dan seluruh kelas. Dengan demikian pemberian

apersepsi atau prediksi mampu mengaktifkan siswa dilihat dari siswa

membaca bahan bacaan dan mulai bekomunikasi dengan temannya.

Pada tahap kegiatan inti atau aktifitas pembelajara siswa, aktifitas

siswa terlihat jelas karena memang pada kegiatan ini guru hanya sebagai

fasilitator atau hanya sebatas mengarahkan. Aktivitas siswa terlihat dalam hal

: membaca dan mencermati beberapa bahan bacaan (buku paket, LKS,

8 Silberman. Active Learning : 101 Cara Belajar Siswa Aktif. (Bandung : Nusamedia.

2006) Cet. III, hlm. 9 9 James Eison. Active Learning. (Teaching and Learning Horizon, Universitas Kristen

Maranatha : vol. 1 No. 1. Agustus 2008). Hlm. 1

Page 84: PENGARUH PENERAPAN MODEL ACTIVE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2490/1/98367...PENGARUH PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING. DENGAN STRATEGI . GROUP RESUME. TERHADAP

70

artikel) yang disediakan oleh guru dan beberapa yang mereka siapkan sendiri

mengenai konsep yang dipelajari dan yang harus mereka pahami mengenai

senyawa karbon, hal itu sejalan dengan yang di sampaikan Yulaelawati bahwa

adanya bahan ajar dapat memacu terjadinya belajar aktif, atau dikenal dengan

cara belajar siswa aktif, dalam cara belajar ini, siswa belajar secara aktif

memutuskan apa yang akan dipelajari dan cara mempelajarinya.10 Selain itu

siswa aktif berdiskusi atau bertanya antar teman kelompok, berdiskusi atau

bertanya antara siswa dan guru, bekerja berama dalam meresum, menuliskan

atau menyajikan hasil resum dan mengkaji ulang hasil resum yang mereka

buat. Aktifitas siswa yang demikian merupakan aktifitas yang diinginkan

dalam kegitan belajar dengan strategi group resume. karena pada proses inilah

siswa mampu mengkonstruk dan membangun pengalaman belajarnya sendiri

yang memungkinkan mereka menguasai materi yang sedang dipelajari

Dalam diskusi yang lebih besar atau diskusi kelas siswa per

kelompok terlihat aktif atau berantusias dalam mempresentasikan atau

mengajarkan apa yang telah meraka pahami pada teman sekelasnya dan

keaktifan siswa pun terlihat dari beberapa pertanyaan yang diajukan siswa

pada kelompok presenter tentang hasil resume yang belum mereka pahami.

Dalam proses ini pun siswa terlihat tidak malu atau ragu dalam

menyampaikan pendapat atau idenya mengenai hasil resum kelompoknya,

bahkan siswa tidak merasa takut untuk mengkritik atau memberi masukan

tentang kelengkapan isi dari resume kelompok presenter. Ini juga dikuatkan

oleh James Eison bahwa pembelajaran aktif itu terlihat dari kegiatan siswa

seperti:11 Mengekspresikan ide-ide seseorang melalui tulisan, menghargai

pengalaman pribadi seseorang, sikap dan nilai-nilai, memberi dan/atau

menerima umpan balik, serta belajar merenungkan pengalaman sendiri dan

orang lain. Dari proses pembelajaran inilah siswa akan tertantang

kreatifitasnya selain itu proses pembelajaran ini menurut Yekti Lestari

10 Hadir Yakub & Sunyono, Peningkatan Kualitas Pembelajaran Mata Kuliah Ikatan

Kimia Melalui Penerapan Metode Belajar Mahasiswa Aktif Dan Konsistensi Pelaksanaan Evaluasi. Penelitian ( FKIP Universitas lampung:2005) hlm. 4

11 Eison. Active Learning. hlm 1

Page 85: PENGARUH PENERAPAN MODEL ACTIVE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2490/1/98367...PENGARUH PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING. DENGAN STRATEGI . GROUP RESUME. TERHADAP

71

akan memupuk sikap gotong royong, toleransi, demokrasi, dan memupuk

keterampilan mengadakan interaksi sosial. Lebih dari itu kegiatan ini akan

menumbuhkan semangat dan motivasi belajar siswa sehingga siswa akan lebih

senang dalam belajar.12

Fenomena-fenomena dalam kelas eksperimen jarang sekali

ditemukan pada proses pembelajaran pada kelas kontrol yang menggunakan

metode ceramah dan tanya jawab. Dalam kelas kontrol siswa terlihat pasif

dengan mendengarkan penjelasan materi oleh guru walaupun sesekali

beberapa siswa ada yang bertanya mengenai materi yang belum dipahami.

Bahkan beberapa siswa di barisan belakang terlihat mengobrol dengan teman

sebangkunya atau bahkan ada yang mengambar dalam buku tulis.

Fenomena yang terjadi dikelas kontrol dikarenan kejenuhan siswa

terhadap metode pembelajaran yang monoton yang dilakukan guru dalam

mengajar. dimana guru mendominasi kelas dengan pengajaran tradisional

dengan mengandalkan buku paket hal ini sejalan dengan apa yan dikatakan

Suk Kim seperti berikut bahwa guru dalam pembelaran tradisional

mendominasi kelas dengan penggunaan lebih dari buku teks.13 Dengan

demikian siswa menjadi pasif dalam belajar, sehingga siswa tidak terpacu dan

bahkan tidak memiliki kesempatan untuk menggali serta mengembangkan

keterampilan berpikir yang dimilikinya, selain itu siswa kurang inisiatif, siswa

juga tidak mempunyai keberanian dan sulit untuk mengemukakan ide dan

pertanyaan. Disamping itu perhatian siswa terhadap pembelajaran pun sangat

kurang.

Bedasarkan uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa model

active learning dengan strategi group resume mempengaruhi hasil belajar

kimia siswa pada konsep senyawa karbon. Hal ini juga menguatkan apa yang

12 Yekti Lestari. Upaya Peningkatan Kreatifitas Siswa Dalam Pelajaran Matematika Melalui Strategi Group Resume, Skripsi PTK. (Unipersitas Mukammadiyah Surakarta : 2008). hlm 5.

13 Jong Suk kim. The Effects of a Constructivist Teaching Approach on Student Academic Achievement, Self-concept, and Learning Strategies. (Chungnam National University Korea : 2005) , journal Asia Pacific Education Review Copyright 2005 by Education Research Institute Vol. 6, No. 1, 7-19. hlm 2

Page 86: PENGARUH PENERAPAN MODEL ACTIVE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2490/1/98367...PENGARUH PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING. DENGAN STRATEGI . GROUP RESUME. TERHADAP

72

telah dijelaskan pada Bab I bahwa hasil belajar siswa dipengaruhi oleh

beberapa faktor diantarannya adalah faktor instrumental input atau faktor yang

sengaja dirancang dimana dalam penelitian ini faktor yang dimaksud adalah

penerapan model active learning dengan strategi group resume dalam

kegiatan pembelajarannya.

Page 87: PENGARUH PENERAPAN MODEL ACTIVE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2490/1/98367...PENGARUH PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING. DENGAN STRATEGI . GROUP RESUME. TERHADAP

73

Page 88: PENGARUH PENERAPAN MODEL ACTIVE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2490/1/98367...PENGARUH PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING. DENGAN STRATEGI . GROUP RESUME. TERHADAP

73

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan data hasil penelitian, analisis data dan pengujian

hipotesis yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya. maka hasil

penelitian ini dapat disimpulkan bahwa, terdapat perbedaan hasil belajar

siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol, dimana hasil belajar kimia

siswa kelas eksperimen lebih baik atau lebih tinggi dibandingkan dengan

hasil belajar kimia kelas kontrol. Ini dibuktikan dengan nilai rata-rata kelas

Eksperimen adalah 77,39 sedangkan kelas kontrol nilai rata-rata kelasnya

adalah 59.55. Hal ini dibuktikan dengan uji statistik menggunakan uji-t

yaitu diperoleh thitung sebesar 3,171 dan nilai ttabel sebesar 2.021 karena

thitung > ttabel, ini berarti Ho ditolak dan Ha diterima yang artinya terdapat

pengaruh yang signifikan penerapan model active learning dengan strategi

group resume terhadap hasil belajar kimia siswa.

B. Saran

Berdasarkan uraian hasil penelitian dan simpulan penelitian ini

penulis mengajukan saran yang insyaallah bermanfaat, yang bisa dijadikan

pertimbangan dalam meningkatkan hasil belajar siswa, yakni :

1. kiranya guru dapat berkomunikasi dengan baik dengan siswa dalam

pembelajaran dengan cara menerapakan model, strategi, media, metode

dan pendekatan yang dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar

siswa.

2. kiranya sekolah sebagai intansi pendidikan formal, dapat memfasilitasi

guru dengan perangkat penunjang pembelajaran secara utuh guna

memudahkan penyampaian materi dan siswa mudah dalam menguasai

materi pembelajaran sehingga pencapain tujuan pembeljaran yang

diharapkan dapat tercapai.

73

Page 89: PENGARUH PENERAPAN MODEL ACTIVE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2490/1/98367...PENGARUH PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING. DENGAN STRATEGI . GROUP RESUME. TERHADAP

74

3. Dalam penerapan model active learning dengan strategi group resume,

untuk memaksimalkan hasil belajar hendaknya proses pembelajaran

dilakukan dalam waktu yang relative sedikit lebih lama.

4. Dalam menerapakan active learning dengan strategi group resume

dalam proses pembelajaran, guru hendaknya menghindari materi atau

konsep yang bersifat hitungan, rumus-rumus dan semacamnya.

Page 90: PENGARUH PENERAPAN MODEL ACTIVE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2490/1/98367...PENGARUH PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING. DENGAN STRATEGI . GROUP RESUME. TERHADAP

Lampiran. 21 140

BIODATA PENULIS

ZAENAL ARIFIN, yang lahir disuatu desa di Kabupaten Bogor tepatnya pada

tanggal 23 bulan februari tahun 1987 ini biasa disapa akrab oleh teman-teman dekatnya

dengan panggilan ipin. Terlahir dari keluarga guru sehingga dalam diri penulis mengalir

darah guru, dididik dan dibesarkan oleh cucuran keringat dua orang guru. Oleh karena itu

ketika menginjak ke jenjang pendidikan perguruan tinggi penulis didirong dan terdorong

untuk mengambil jurusan kependidikan atau keguruan, dengan memfokuskan diri di

jurusan kependidikan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan.

Riwayat pendidikan penulis dimulai dari Madrasah Ibtidaiyah (MI)

Muhammadiyah Curugbitung Nanggung Bogor lulus tahun 1999. Setelah menyelesaikan

sekolah dasar melanjutkan ke Madrasah Tsanawiyah (MTs) Mualimien Muhammadiyah

Leuwiliang Bogor lulus tahun 2002. Setelah itu penulis melanjutkan pendidikannya ke

Madrasah Aliyah (MA) Mualimien Muhammadiyah Leuwiliang Bogor lulus tahun 2005.

Setelah menamatkan jenjang sekolah menengah, penulis melanjutkan pendidikanya ke

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan lulus sarjana starata-1 (S1) bidang pendidikan kimia

pada tanggal 12 Agustus 2010 dengan predikat amat baik.

Ketika penulis menjalani studi di jenjang sekolah menengah, sudah aktif dalam

berbagai kegiatan kesiswaan dan organisasi kesiswaan. Selain itu penulis juga aktif

dalam kegiatan kegiatan organisasi pelajar dan keremajaan desa. Pada waktu kuliah

terlibat aktif dalam Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Cabang Ciputat. Selain aktif di

organisasi ektra, terlibat aktif juga dalam organisasi intra yaitu UKM FORSA (Unit

Kegiatan Mahasiswa Federasi Olahraga Mahasiswa). Saat ini aktif mengajar Kimia di

SMK Media Informatika Jakarta dan mengajar Penjaskes di SMA Dwi Putra Ciputat.

Saat ini domisili penulis di Pisangan, Ciputat, Tangerang selatan. Telp/Hp

085691445996. E-mail. [email protected].

Page 91: PENGARUH PENERAPAN MODEL ACTIVE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2490/1/98367...PENGARUH PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING. DENGAN STRATEGI . GROUP RESUME. TERHADAP

75

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan (Pakem). Artikel. http//www.google.com.

Anonim. 2009, Teori Pembelajaran Konstruktivisme. http://warnadunia.com/teori-

pembelajaran-konstruktivisme. Abrar, Adzka. “Penerapan Konstruktivisme Dalam Pembelajaran Matematika di

Sekolah Dasar”. Artikel di http//www.google.com. Arifin, Anwar. 2003, Memahami Pradigma Baru Pendidikan Nasional Dalam Undang-

Undang Sisdiknas, Jakarta: Ditjen kelembagaan Agama Islam Depag. Arifin, Mulyati, Dkk. 2000, Strategi Belar Mengajar Kimia, prinsif dan aflikasinya

menuju pembelajaran yang efektif, Bandung : UN Yogyakarta. Arikunto, Suharsimi, 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:

Rineka Cipta. Arikunto, Suharsimi. 2006, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara. Burhanudin & Esa N.W, 2009. Teori Belajar dan Pembelajaran, Jogjakarta: Ar-Ruzz

media. Dewey. Jhon, 2008, Moral Principles in Education, (Release Date: April 25, [EBook

#25172] ) the Project Gutenberg License included with this eBook or online at www.gutenberg.net.

Dimyati dan Mudjiono, 2006, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: PT. Rineka Cipta. Djuariyah, Siti. 2007. Makalah : Penerapan Metode Belajar Aktif Sebagai Upaya

Membantu Meningkatkan Prestasi Belajar Pada Siswa Kelas . Jardiknas : Probolinggo.

Dooru, Mustafa and Kalende, Sunar, 2007, Applying the Subject “Cell” Through

Constructivist Approach during Science Lessons and the Teacher’s View, International Journal of Environmental & Science Education.

Fataruba, Hayatuddin. 2010. Pengkondisian Belajar (Conditioning Learning) Dalam

Rangka Memperkuat Motivasi Anak Pada Proses Pembelajaran. Artikel, Sula Paedagog Community.

Gasong, Dina Artikel Model Pembelajaran Konstruktivistik Sebagai Alternative Mengatasi Masalah Pembelajaran.. www.google.com.

75

Page 92: PENGARUH PENERAPAN MODEL ACTIVE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2490/1/98367...PENGARUH PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING. DENGAN STRATEGI . GROUP RESUME. TERHADAP

76

Hartono. 2009, Artikel : Strategi Pembelajaran Active Learning; Suatu Strategi Pembelajaran Student Centered”, http://edu.article.com (http://sditalqalam.wordpress.com/trategi-pembelajaran-active-learning/.)

Ismat, Abdal-Haqq. 1998. Constructivism in Teacher Education: Considerations for

Those Who Would Link Practice to Theory Article ERIC Identifier, ERIC Clearinghouse on Teaching and Teacher Education Washington DC.

Jhon Echols dan Hasan Shadily, 2007. Kamus Inggris Indonesia Jakarta: Gramedia

Pustaka Utama. Katu, Nggandi, Belajar Paling Efektif Jika Menyenangkan, jurnal :Universitas Pelita

Harapan. kim, Jong Suk. 2005. The Effects of a Constructivist Teaching Approach on Student

Academic Achievement, Self-concept, and Learning Strategies. Chungnam National University Korea , Journal Asia Pacific Education Review. by Education Research Institute Vol. 6, No. 1, 7-19.

Klappa, Peter. 2009, Promoting active learning through ‘pub quizzes’ — a case study at

the University of Kent, www.bioscience.heacademy.ac.uk/journal/vol14/des. Lestari, Yekti, 2008. Upaya Peningkatan Kreativitas Siswa Dalam Pembelajaran

Matematika Melalui Strategi Group Resum. SKRIPSI. Universitas Muhammadiyah Surakarta.

M Alisuf Sabri, 1996, Psikologi Pendidikan, Jakarta : Pedoman Ilmu Jaya. Mulyasa, E. 2007, Kurukulum Tingkat Satuan Pendidikan, Bandung : PT Remaja

Rosdakarya. Mustakim, Imam. 2009. Skripsi: Pengaruh Penerapan Strategi Group Resume Pada

Sub Bab Sistem Peredaran Darah Pada Manusia Terhadap Minat Dan Prestasi Belajar Siswa Kelas VIII MTSN Prambanan Sleman Yogyakarta. UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Nana Sudjana, 2001, Penelitian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: Remaja

Rosdakarya. Napitupulu, W.P. 1998, Untuk Apa Belajar?, Jakarta: Universitas Satya Negara

Indonesia. Nasution, S. 1982, Teknologi Pendidikan, Bandung: c.v Jemmars. Panggabean, Yusri. Dkk. 2007, Strategi, Model dan Evaluasi Pembelajaran Kurikulum

2006, Bandung : Bina media Informasi.

Page 93: PENGARUH PENERAPAN MODEL ACTIVE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2490/1/98367...PENGARUH PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING. DENGAN STRATEGI . GROUP RESUME. TERHADAP

77

Purwanto, Ngalim. 2007, Psikologi Pendidikan, Bandung : PT. Remaja Rosdakarya. Ramdhani, Neila. 2010, Active learning and soft skill, artikel diakses 29 januari di

http://www.google.com. Ruseffendi. 1998. Statistik Dasar Untuk Penelitin Pendidikan, Bandung: CV Andira

Bandung. Saiful dan Aswan . 2006, Belajar Mengajar, Jakarta : PT. Rineka Cipta. Shintawati, Aristha, 2008. Skipsi : Model Active Learning Dalam Pembelajaran Fiqih

Di Madrasah Aliyah Keagamaan Khusnul Khotimah. Surakarta : Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Silberman, Melvin. 2002, Active Learning ; 101 strategi pembelajaran aktif Terj.

Sarjuli dkk . Yogyakarta : Yapendis. Slameto, 1991, Proses Belajar Mengajar dalam Sistem Kredit Semester (SKS), Jakarta:

Bumi Aksara. Soehendro, Bambang. 2006, Panduan Penyusunan KTSP Jenjang Pendidikan Dasar

dan Menengan, Jakatra: Badan Standar Nasional pendidikan. Soekisno, R. Bambang Aryan, 2008, "Bentang Penggajen” : Adalah pembelajaran

matematika yang simpel, fun dan efektif untuk membengun skill komonikasi matematika dan nilai moral siswa, www.Google.com.

Soemanto, Wasty, 2006, Psikologi Pendidikan (Landasan Kerja Pemimpin

Pendidikan), Jakarta : Rineka Cipta. Sofyan, Ahmad, Dkk. 2006, Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi, Jakarta:

UIN Syarif Hidayatullah. Sudarmo, Unggul. 2004, Kimia untuk SMA Kelas X, Jakarta: Erlangga. Sudrajat, Akhmad, 2008. Pengertian-Pendekatan-Strategi-Metode-Teknik-Taktik-dan-

Model-Pembelajaran, http://akhmadsudrajat.wordpress.com. Sukardi, 2008. Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta: PT. Bumi Aksara. Sumarna, Omay. dkk. Kimia untuk SMA/MA Kelas X, (Bogor: CV Regina, 2006). Sunardi, 2007, Kimia Bilingual : untuk SMA/MA Kelas X Semester 1 dan 2, Bandung :

Yrama Dana. Suryabrata, Sumardi. 2008, Metodologi Penelitian, Jakarta : Raja Grafindo Persada.

Page 94: PENGARUH PENERAPAN MODEL ACTIVE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2490/1/98367...PENGARUH PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING. DENGAN STRATEGI . GROUP RESUME. TERHADAP

78

Syah, Muhibbin, 2001. Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Syahid. Ahmad, 2002, Komunikasi Pembelajaran, Jurnal Pendidikan & Pembelajaran,

vol. 9, no. 2, Oktober. Taylor. George and MacKenney. Loretta, 2008, Improving Human Learning in the

Classroom: Theories and Teaching Practices, (ROWMAN & LITTLEFIELD EDUCATION Lanham • New York • Toronto • Plymouth, UK,) www.eBook.com.

Trianto, 2007. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik,

Jakarta: Prestasi Pustaka. Yakub, Hadir & Sunyono. 2005. Peningkatan Kualitas Pembelajaran Mata Kuliah

Ikatan Kimia Melalui Penerapan Metode Belajar Mahasiswa Aktif Dan Konsistensi Pelaksanaan Evaluasi. Penelitian FKIP Universitas lampung.