pengaruh penerapan metode sas (struktural analitik

190
PENGARUH PENERAPAN METODE SAS (STRUKTURAL ANALITIK SINTETIK) BERBANTUAN MEDIA KARTU KATA TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN KELAS I SD INPRES ANDI TONRO KECAMATAN TAMALATE KOTA MAKASSAR SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar OLEH NUR RAHMI AKIL SALEH 105401102416 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR 2020

Upload: others

Post on 04-Oct-2021

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH PENERAPAN METODE SAS (STRUKTURAL ANALITIK

PENGARUH PENERAPAN METODE SAS (STRUKTURAL ANALITIK

SINTETIK) BERBANTUAN MEDIA KARTU KATA TERHADAP

KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN

KELAS I SD INPRES ANDI TONRO

KECAMATAN TAMALATE

KOTA MAKASSAR

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Mendapatkan Gelar Sarjana

Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Muhammadiyah Makassar

OLEH

NUR RAHMI AKIL SALEH

105401102416

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

2020

Page 2: PENGARUH PENERAPAN METODE SAS (STRUKTURAL ANALITIK

ii

Page 3: PENGARUH PENERAPAN METODE SAS (STRUKTURAL ANALITIK

iii

Page 4: PENGARUH PENERAPAN METODE SAS (STRUKTURAL ANALITIK

iv

Page 5: PENGARUH PENERAPAN METODE SAS (STRUKTURAL ANALITIK

v

Page 6: PENGARUH PENERAPAN METODE SAS (STRUKTURAL ANALITIK

vi

Moto dan Persembahan

Melangkahlah agar dapat menikmati perjuangan

Berjuanglah agar dapat menikmati proses

Berproseslah agar dapat menikmati hasil

Tak lupa sertakan doa di dalamnya agar dapat menikmati keajaiban.

(Nur Rahmi Akil Saleh, 2020)

Sesengguhnya Allah tidak akan

mengubah keadaan suatu kaum sebelum

mereka mengubah keadaan diri mereka

sendiri

( terjemahan Q . S Ar-Ra’d, 13: 11)

Kupersembahkan karya ini teruntuk kedua orang tua ku tercinta

ayahanda ku dan ibunda ku yang telah memberi semua yang terbaik

selama hidupku serta saudara-saudaraku yang telah memberikan

dukungan dan doa yang tulus dan terima kasih untuk orang-orang

yang selalu memberikan bantuan, dukungan dan doa. Semoga Allah

membalas segala kebaikan yang terlah diberikan

Page 7: PENGARUH PENERAPAN METODE SAS (STRUKTURAL ANALITIK

vii

ABSRAK

Nur Rahmi Akil Saleh, 2020. “Pengaruh Penerapan Metode SAS (Struktural

Analitik Sintetik) Berbantuan Media Kartu Kata Terhadap Kemampuan Membaca Permulaan Kelas I SD Inpres Andi Tonro Kecamatan Tamalate Kota

Makassar. Skripsi. Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar. Pembimbing I Sulfasyah dan Pembimbing II Tasrif Akib.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan membaca permulaan siswa kelas I SD Inpres Andi Tonro sebelum dan setelah diberi

perlakuan berupa penerapan metode SAS (Struktural Analitik Sintetik) berbantuan media kartu kata pada kelas eksperimen dan tanpa perlakuan atau penerapan metode abjad pada kelas kontrol, untuk mengetahui pengaruh

metode SAS (Struktural Analitik Sintetik) berbantuan media kartu kata terhadap kemampuan membaca permulaan kelas I SD Inpres Andi Tonro, dan

untuk mengetahui perbedaan kemampuan membaca permulaan pada siswa kelas I SD Inpres Andi Tonro antara kelas eksperimen yang diberi perlakuan

berupa penerapan metode SAS (Struktural Analitik Sintetik) berbantuan media kartu kata dan tanpa perlakuan atau penerapan metode abjad pada kelas kontrol.

Penelitian eksperimen ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan quasi experimental design bentuk nonequivalent control group design.

Populasi dalam penelitian ini seluruh siswa kelas I SD Inpres Andi Tonro berjumlah 56 siswa. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan

teknik sampel jenuh yaitu populasi sekaligus menjadi sampel sebanyak 56 orang 28 kelas eksperimen dan 28 kelas kontrol. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah tes. Teknik analisis data menggunakan SPSS versi

25 yaitu analisis statistik deskriptif dan analisis statistik inferensial yaitu uji normalitas, uji homogenitas, dan uji hipotesis dengan menggunakan uji t

sampel independent. Berdasarkan hasil nilai rata-rata pretest nilai rata-rata awal kelas

eksperimen adalah 60 dan kelas kontrol 62,86. Sedangkan hasil nilai rata-rata

posttest pada kelas eksperimen 78,93 dan kelas kontrol 71,43. Berdasarkan uji hipotesis dengan menggunakan uji t sampel independent diperoleh nilai Sig (2-

tailed) sebesar 0,000 < 0,05 menunjukkan bahwa terdapat perbedaan rata-rata antara kelas eksperimen dan kelas kontrol, t hitung yaitu 3,727 dan t tabel

2,00488 (t hitung>t tabel) dengan demikian H0 ditolak dan H1 diterima karena H0 ditolak dan H1 sehingga terdapat perbedaan antara penerapan metode Struktural Analitik Sintetik (SAS) berbantuan media kartu kata dengan metode

abjad terhadap kemampuan membaca permulaan kelas I SD Inpres Andi Tonro Kecamatan Tamalate Kota Makassar.

Berdasarkan pemaparan hasil terdapat pengaruh penerapan metode SAS (Struktural Analitik Sintetik) berbantuan media kartu kata berpengaruh terhadap kemampuan membaca permulaan kelas I SD Inpres Andi Tonro

Kecamatan Tamalate Kota Makassar.

Kata Kunci : SAS, kartu kata, membaca permulaan

Page 8: PENGARUH PENERAPAN METODE SAS (STRUKTURAL ANALITIK

viii

KATA PENGANTAR

Alhamdulilahirabbil’alamin segala puji hanya milik Allah SWT atas

berkat rahmat, taufik serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

penyusunan skripsi ini. Salawat serta salam senantiasa penulis haturkan kepada

Rasulullah Muhammad Sallallahu’ Alaihi Wasallam sebagai satu-satunya uswatun

hasanah dalam menjalankan aktivitas keseharian kita.

Penyusunan skripsi ditengah pandemi Covid-19 ini banyak menemui

tantangan dan rintangan. Apalagi pada saat proses penelitian, semua sistematika

penelitian diubah disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang ada. Namun

peneliti yakin selalu ada kemudahan jika kita berusaha dan berdoa, serta mendapat

bantuan dari berbagai pihak. Bantuan dari berbagai pihak telah menuntun penulis

sehingga skripsi ini dapat selesai. Oleh karena itu, penulis menyampaikan rasa

terima kasih yang tak terhingga kepada kedua orang tua penulis, ayahanda

Muhammad Akil (Alm) dan ibunda Husniah yang telah memberikan do’a, kasih

sayang, cinta dan perhatian kepada penulis dalam segala hal.

Tidak lupa juga penulis ucapkan terima kasih kepada; Sulfasyah,

S.Pd.,M.A.,Ph.D pembimbing I, Tasrif Akib, S.Pd., M.Pd. pembimbing II yang

telah meluangkan waktunya untuk membimbing dan mengarahkan penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini.

Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag. Rektor Universitas Muhammadiyah

Makassar, Erwin Akib, S.Pd., M.Pd., Ph.D Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar, dan Aliem Bahri, S.Pd.,

Page 9: PENGARUH PENERAPAN METODE SAS (STRUKTURAL ANALITIK

ix

M.Pd. Ketua Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, dan seluruh dosen dan para

staf pegawai dalam lingkungan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah membekali penulis dengan ilmu

pengetahuan yang sangat bermanfaat bagi penulis.

Terima kasih penulis ucapkan kepada Dra.Hj.Ahkamah, M.M selaku

kepala sekolah SD Inpres Andi Tonro, Uswatun Hasanah.,S.Pd sebagai wali kelas

1 B (kelas eksperimen) dan Santi S.Pd wali kelas 1A (kelas kontrol), serta bapak

dan ibu guru beserta staf yang telah memberi izin kepada penulis untuk

melakukan penelitian di SD Inpres Andi Tonro meski dalam kondisi pandemi

covid-19.

Kepada teman-teman seangkatan penulis, terima kasih atas semua saran

dan motivasi selama penyelesaian penulisan ini. Semoga saran dan motivasi yang

diberikan bernilai disisi Allah SWT. Aamiin.

Akhirnya dengan segala kerendahan hati, penulis senantiasa

mengharapkan kritikan dan saran dari berbagai pihak, selama saran dan kritikan

tersebut sifatnya membangun dari pembaca untuk perbaikan hasil penulisan ini

serta dapat dijadikan sebagai panduan untuk penulisan-penulisan selanjutnya.

Makassar, September 2020

Penulis

Page 10: PENGARUH PENERAPAN METODE SAS (STRUKTURAL ANALITIK

x

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ..................................................................................... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING........................................................................... iii

SURAT PERNYATAAN ........................................................................................ iv

SURAT PERJANJIAN ............................................................................................ v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN .......................................................................... vi

ABSTRAK ................................................................................................................ vii

KATA PENGANTAR ............................................................................................. viii

DAFTAR ISI ............................................................................................................ x

DAFTAR TABEL .................................................................................................... xii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................... xiii

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................... 1

A. Latar Belakang .............................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah .......................................................................................... 8

C. Tujuan Penelitian .......................................................................................... 9

D. Manfaat Penelitian ......................................................................................... 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Pustaka ................................................................................................... 11

1. Hasil Penelitian yang Relevan ....................................................................... 11

2. Pembelajaran Bahasa Indonesia ..................................................................... 13

3. Kemampuan Membaca Permulaan ................................................................ 17

4. Metode SAS (Struktural Analitik Sintetik) .................................................... 24

5. Media Pembelajaran ....................................................................................... 34

B. Kerangka Pikir ................................................................................................... 47

C. Hipotesis Penelitian ............................................................................................ 51

Page 11: PENGARUH PENERAPAN METODE SAS (STRUKTURAL ANALITIK

xi

BAB III METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian ...................................................................................... 53

B. Populasi dan Sampel ....................................................................................... 56

C. Definisi Operasional Variabel ........................................................................ 56

D. Instrumen Penelitian ....................................................................................... 57

E. Teknik Pengumpulan Data ............................................................................. 58

F. Teknik Analisis Data ....................................................................................... 60

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ................................................................................................ 66

1. Kemampuan Membaca Permulaan Siswa Kelas I SD Inpres Andi Tonro ... 67

2. Analisis Pengaruh Metode SAS (Struktural Analitik Sintetik) Berbantuan

Media Kartu Kata Terhadap Kemampuan Membaca Permulaan Kelas I

SD Inpres Andi Tonro ................................................................................... 77

3. Analisis Perbedaan Antara Penerapan Metode Struktural Analitik Sintetik

(SAS) Berbantuan Media Kartu Kata dengan Metode Abjad Terhadap

Kemampuan Membaca Permulaan Kelas I SD Inpres Andi Tonro ............. 82

B. Pembahasan...................................................................................................... 90

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

A. SIMPULAN .................................................................................................. 99

B. SARAN .......................................................................................................... 100

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 102

LAMPIRAN

Page 12: PENGARUH PENERAPAN METODE SAS (STRUKTURAL ANALITIK

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1. Kriteria Penilaian Kemampuan Membaca Permulaan .................... 58

Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Hasil Pretest Kemampuan

Membaca Permulaan Kelas Eksperimen ......................................... 68

Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Hasil Pretest Kemampuan

Membaca Permulaan Kelas Kontrol ............................................... 69

Tabel 4.3. Analisis Statistik Deskriptif Sebelum Perlakuan

Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ............................................. 71

Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Hasil Posttest Kemampuan

Membaca Permulaan Kelas Eksperimen ......................................... 73

Tabel 4.5. Distribusi Frekuensi Hasil Posttest Kemampuan

Membaca Permulaan Kelas kontrol ................................................ 74

Tabel 4.6. Analisis Statistik Deskriptif Setelah Perlakuan

Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ............................................. 76

Tabel 4.7 Hasil Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen .................................. 79

Tabel 4.8 Hasil Pretest dan Posttest Kelas Kontrol ........................................ 80

Tabel 4.9 Perbandingan Hasil Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen dan

Kelas Kontrol .................................................................................. 81

Tabel 4.10. Uji Normalitas Data Penelitian ....................................................... 83

Tabel 4.11. Uji Homogenitas Data Penelitian .................................................... 84

Tabel 4.12. Uji T Sampel Independent ............................................................... 87

Tabel 4.13 Perbandingan Nilai Rata-Rata ......................................................... 88

Page 13: PENGARUH PENERAPAN METODE SAS (STRUKTURAL ANALITIK

xiii

DAFTAR GAMBAR

Bagan 2.1. Kerangka Pikir ........................................................................................ 50

Gambar 3.1. Desain Penelitian ................................................................................... 54

Grafik 4.1. Distribusi Frekuensi Hasil Pretest Kemampuan Membaca Permulaan

Kelas Eksperimen ................................................................................... 69

Grafik 4.2. Distribusi Frekuensi Hasil Pretest Kemampuan Membaca Permulaan

Kelas Kontrol ......................................................................................... 70

Grafik 4.3. Distribusi Frekuensi Hasil Posttest Kemampuan Membaca Permulaan

Kelas Eksperimen .................................................................................... 74

Grafik 4.4. Distribusi Frekuensi Hasil Posttest Kemampuan Membaca Permulaan

Kelas Kontrol .......................................................................................... 75

Page 14: PENGARUH PENERAPAN METODE SAS (STRUKTURAL ANALITIK

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan

manusia, selain penting pendidikan juga merupakan investasi suatu bangsa

karena dengan pendidikan manusia akan memiliki ilmu pengetahuan, ilmu

pengetahuan akan membawa wawasan manusia untuk dapat menentukan

keberadaannya di masa yang akan datang. Seiring dengan peran pendidikan

yang begitu penting bagi pembangunan dan kemajuan bangsa, pemerintah

mencantukan pasal 31 dalam Undang-Undang Dasar 1945 tentang pendidikan

yang berbunyi (1) Tiap-tiap warga negara berhak mendapat pengajaran; (2)

Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pengajaran

nasional, yang diatur dengan Undang-Undang. Selain itu, agar pendidikan

terarah dengan baik pendidikan di Indonesia memiliki tujuan pendidikan

nasional yang telah dituangkan dalam Undang-Undang No.20/2003 tentang

Sistem Pendidikan Nasional, yaitu:

Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam

rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk

berkembangnya potensi-potensi peserta didik agar menjadi manusia

yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak

mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga

negara yang demokratis, serta bertanggung jawab.

Sejalan dengan tujuan pendidikan nasional dalam rangka

mengembangkan potensi-potensi yang dimiliki peserta didik. Pada dasarnya

peserta didik telah membawa potensi dari lahir, potensi itu perlu

dikembangkan melalui pendidikan oleh pendidik/orang tua. Selain itu

Page 15: PENGARUH PENERAPAN METODE SAS (STRUKTURAL ANALITIK

2

pendidikan juga memiliki fungsi-fungsi yang dituturkan Langgulung (Basri;

2013:17) salah satunya adalah fungsi edukasi yang berarti mendidik anak agar

memiliki pengetahuan dan terhindar dari kebodohan.

Berdasarkan penjelasan tersebut pendidikan pada hakikatnya adalah

usaha agar manusia dapat mengembangkan potensi dirinya melalui proses

pembelajaran yang nantinya dapat berguna tidak hanya untuk dirinya,

masyarakat, bangsa dan negara. Maka dari itu perlu adanya peran aktif dari

semua pihak termasuk salah satunya adalah pemerintah sebagai

penyelengaraan negara yang harus mengusahakan dan menyelengarakan

pendidikan nasional yang diatur oleh undang-undang.

Pendidikan dasar atau sekolah dasar merupakan momentum awal bagi

anak untuk meningkatkan kemampuan dirinya. Bangku sekolah dasar

merupakan tempat mereka mendapatkan imunitas belajar yang kemudian

menjadi kebiasaan-kebiasaan yang akan mereka lakukan dikemudian hari.

Sehingga peran seorang guru sangatlah penting untuk menanamkan kebiasaan

baik bagi siswanya, sebagaimana mereka dituntut memiliki kompetensi-

kompetensi yang dapat meningkatkan kemampuan siswanya.

Salah satu kemampuan yang diharapkan dimiliki oleh siswa dari

sekolah dasar ini adalah kemampuan berbahasa yang baik. Pembelajaran

bahasa Indonesia di sekolah dasar diarahkan untuk meningkatkan kemampuan

siswa berkomunikasi baik secara lisan maupun tulisan. Pembelajaran bahasa

Indonesia, terutama di sekolah dasar tidak akan terlepas dari empat

kemampuan berbahasa. Ada empat kemampuan berbahasa yaitu menyimak,

berbicara, membaca dan menulis.

Page 16: PENGARUH PENERAPAN METODE SAS (STRUKTURAL ANALITIK

3

Salah satu bentuk kemampuan berbahasa adalah membaca. Membaca

merupakan suatu kemampuan berbahasa yang sangat penting peranannya

dalam kehidupan. Membaca memiliki peranan penting dalam melahirkan

generasi penerus bangsa yang cerdas, kreatif, dan kritis. Membaca membuat

seseorang mendapat pengetahuan dan informasi dari berbagai penjuru dunia.

Membaca menjadi sebuah keharusan yang dilakoni oleh pribadi yang

menamakan dirinya seorang intelektual. Manusia yang berbudaya dan

berpendidikan menjadikan membaca menjadi suatu kebutuhan

dalam berkomunikasi.

Membaca sangat berperan penting untuk mencapai kesuksesan dalam

belajar siswa sekolah dasar. Kegiatan pembelajaran di kelas tidak dapat

dilepaskan dari kemampuan siswa dalam membaca. Membaca merupakan

salah satu kemampuan dasar yang penting karena melalui kemampuan

membaca yang baik maka siswa akan mampu mengikuti mata pelajaran

lainnya dengan baik pula. Kemampuan membaca siswa Sekolah Dasar

berperan penting dalam kesuksesan belajarnya karena kemampuan

membaca adalah dasar bagi siswa untuk mampu menguasai kemampuan lain

sehingga membaca merupakan kemampuan dasar yang harus dimiliki setiap

siswa.

Kemampuan membaca diperoleh seseorang ketika mereka memasuki

pendidikan formal serta pembelajaran utama dan pertama bagi siswa sekolah

dasar di kelas awal. Kemampuan membaca permulaan diberikan saat anak

berada di kelas rendah, di sekolah dasar. Kemampuan ini penting diberikan di

Page 17: PENGARUH PENERAPAN METODE SAS (STRUKTURAL ANALITIK

4

awal karena dapat mendukung terlaksananya proses pembelajaran, memahami

bidang studi lain, dan sebagai dasar bagi kemampuan membaca lanjut.

Membaca permulaan merupakan tahapan proses belajar membaca bagi

siswa sekolah dasar kelas awal. Siswa belajar untuk memperoleh kemampuan

dan menguasai teknik-teknik membaca dan menangkap isi bacaan dengan

baik. Oleh karena itu guru perlu merancang pembelajaran membaca dengan

baik sehingga mampu menumbuhkan kebiasan membaca sebagai suatu yang

menyenangkan.

Pada dasarnya kemampuan membaca menjadi suatu kebutuhan yang

harus dipenuhi. Sehingga kemampuan membaca harus dilatih sejak dini.

Namun pada kenyataannya kemampuan membaca siswa di kelas rendah masih

sangat minim. Fakta tersebut terungkap pada saat proses magang III di SD

Inpres Andi Tonro. Terdapat beberapa siswa yang memiliki kemampuan

membaca rendah bahkan ada siswa yang tidak bisa membaca. Kurangnya

kemampuan membaca siswa tidak hanya peneliti temui dikelas rendah, bahkan

dikelas tinggi ada beberapa siswa yang tidak lancar membaca.

Hal tersebut dikuatkan dengan observasi lanjut yang dilakukan peneliti

untuk mengetahui kondisi sampel penelitian pada tanggal 18 Februari 2020,

masih terdapat siswa yang belum mampu membaca dengan baik. Hal ini

disebabkan karena metode pembelajaran yang digunakan oleh guru dalam

mengajarkan siswa membaca permulaan tidak dapat diikuti dengan baik oleh

siswa, metode pembelajaran masih bersifat monoton sehingga siswa merasa

bosan dalam belajar membaca permulaan. Metode yang digunakan guru dalam

mengajarkan membaca permulaan adalah metode abjad. Metode abjad

Page 18: PENGARUH PENERAPAN METODE SAS (STRUKTURAL ANALITIK

5

menekankan pada siswa untuk menghafal dan melafalkan huruf-huruf secara

alfabetis, sedangkan tidak semua siswa memiliki kemampuan menghafal yang

baik sehingga beberapa siswa mengalami kesulitan dalam pembelajaran

membaca permulaan. Jika masalah ini tidak segera diatasi maka akan

berdampak negatif terhadap hasil belajar siswa tak hanya mata pelajaran

bahasa Indonesia tetapi juga mata pelajaran lainnya karena apabila seorang

siswa belum bisa membaca siswa tersebut akan kesulitan dalam memahami

pelajaran lainnya karena membaca merupakan kemampuan dasar yang perlu

dikuasai siswa dengan baik.

Situasi dan kondisi yang tidak memungkinkan untuk melanjutkan

penelitian dikarenakan pandemi Covid-19 membuat proses penelitian ini

tertunda. Peneliti tetap menjalin komunikasi melalui daring dengan pihak

sekolah terutama dengan walikelas 1 SD Inpres Andi Tonro untuk mengetahui

perkembangan sampel penelitian yaitu siswa kelas 1 SD Inpres Andi Tonro.

Berdasarkan informasi yang diperoleh dari walikelas pada tanggal 21 Juli

2020 penerimaan siswa baru di SD Inpres Andi Tonro dan pada tanggal 30

Juli 2020 peneliti mendapat daftar nama siswa kelas 1 tahun ajaran 2020-2021

yang akan menjadi sampel penelitian, dikarenakan siswa kelas 1 SD Inpres

Andi Tonro tahun ajaran 2019-2020 telah naik kelas 2. Alasan peneliti

mengganti sampel penelitian dikarenakan dalam mengajarkan siswa membaca

permulaan sebaiknya dilakukan sejak awal masuk sekolah dasar yaitu kelas 1,

agar kedepannya siswa dapat mengikuti proses pembelajaran dengan baik

sehingga tidak ada lagi siswa yang belum mampu membaca apalagi siswa

yang tidak bisa membaca.

Page 19: PENGARUH PENERAPAN METODE SAS (STRUKTURAL ANALITIK

6

Pembelajaran merupakan suatu sistem, sebagai suatu sistem

pembelajaran memiliki komponen-komponen yang salin berkaitan.

Komponen-komponen pembelajaran berinteraksi antara satu dengan yang

lainnya untuk mencapai tujuan pembelajaran. Masing-masing komponen

memiliki fungsi yang berbeda-beda. Adapun P.H.Combs (Samsudin&Sutirna;

2015: 34) mengemukakan dua belas komponen pendidikan seperti berikut :

tujuan dan prioritas, peserta didik, manajemen atau pengelolaan, struktur dan

jadwal waktu, isi dan bahan pengajaran, guru dan pelaksana, alat bantu

belajar, fasilitas, teknologi, pengawasan mutu, penelitian, serta biaya.

Manajemen atau pengolahan pendidikan erat kaitannya dengan

pengelolaan kelas. Pengelolaan kelas yang baik dapat membuat suasana kelas

menjadi kondusif, siswa aktif dalam proses pembelajaran dan tujuan

pembelajaran dapat tercapai. Membuat siswa aktif dalam proses pembelajaran

tentu membutuhkan penerapan metode pembelajaran yang tepat sesuai dengan

tujuan yang ingin dicapai.

Penerapan metode pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan

membaca permulaan harus memperhatikan karakteristik siswa. Seperti

diketahui bahwa, siswa sekolah dasar terutama di kelas rendah memiliki minat

dan kemampuan yang beragam, memiliki gaya dan cara belajar yang berbeda,

ada yang unggul atau berbakat, ada yang lambat belajar, atau memiliki

kesulitan dalam belajar. Perbedaan dalam pembelajaran memerlukan metode

yang tepat khususnya dalam mengajarkan kemampuan membaca perlu

mendapat rangsangan dengan berbagai kegiatan dan media yang sesuai dengan

karakter mereka sehingga dapat menimbulkan motivasi.

Page 20: PENGARUH PENERAPAN METODE SAS (STRUKTURAL ANALITIK

7

Penggunaan metode pembelajaran dalam suatu proses pembelajaran

mempunyai pengaruh yang besar dalam tercapainya tujuan pembelajaran.

Proses pembelajaran yang dilakukan guru dengan penggunaan metode

dan media pembelajaran yang baik tentunya akan berpengaruh terhadap

minat belajar dan kemampuan membaca permulaan. Penggunaan metode

pembelajaran dalam proses pembelajaran dapat mempermudah siswa dalam

memahami pelajaran yang diajarkan oleh guru. Penggunaan media

pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan minat

belajar, media pembelajaran juga membantu siswa meningkatkan pemahaman,

menyajikan data dengan menarik dan terpercaya, memudahkan penafsiran data

dan memadatkan informasi.

Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa untuk mencapai

kemampuan membaca diperlukan metode yang aktif, kreatif, menarik dan

berfokus pada siswa. Selain penerapan metode, dalam proses pembelajaran

perlu dibantu pula dengan penggunaan media pembelajaran. Salah satu

metode yang dapat digunakan agar dapat meningkatkan kemampuan membaca

permulaan adalah metode pembelajaran SAS (Struktural Analitik Sintetik)

dengan berbantuan media kartu kata.

Metode SAS (Struktural Analitik Sintetik) adalah metode yang

disediakan untuk belajar membaca dan menulis permulaan di kelas permulaan

SD. Struktural menampilkan keseluruhan dan memperkenalkan kalimat yang

utuh, Analitik melakukan proses penguraian, Sintetik melakukan

penggabungan kembali kepada bentuk struktural semula. komunikan. Kartu

kata adalah kartu yang berisi satu kata yang telah memiliki arti. Kartu kata

Page 21: PENGARUH PENERAPAN METODE SAS (STRUKTURAL ANALITIK

8

yang dimaksud adalah kertas tebal yang dipotong dengan ukuran tertentu

berbentuk persegi dengan berisikan tulisan huruf-huruf abjad yang tersusun

membentuk kata yang mempunyai makna atau maksud. Kata dalam kartu kata

bisa berarti kata benda, kata sifat dan kata kerja. Adanya perpaduan metode

dan media dalam proses pembelajaran maka siswa semakin termotivasi

mengikuti pembelajaran di kelas.

Berdasarkan uraian tersebut penulis mengangkat permasalahan dalam

suatu penelitian yang berjudul Pengaruh Metode SAS (Struktural Analitik

Sintetik) Berbantuan Media Kartu Kata Terhadap Kemampuan Membaca

Permulaan Kelas I SD Inpres Andi Tonro Kecamatan Tamalate Kota

Makassar.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah pada

penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana kemampuan membaca permulaan siswa kelas I SD Inpres Andi

Tonro Kecamatan Tamalate Kota Makassar sebelum diberi perlakuan dan

setelah diberi perlakuan berupa penerapan metode SAS (Struktural Analitik

Sintetik) berbantuan media kartu kata pada kelas eksperimen dan tanpa

perlakuan atau penerapan metode abjad pada kelas kontrol ?

2. Bagaimanakah pengaruh metode SAS (Struktural Analitik Sintetik)

berbantuan media kartu kata terhadap kemampuan membaca permulaan

kelas I SD Inpres Andi Tonro Kecamatan Tamalate Kota Makassar?

3. Bagaimanakah perbedaan antara penerapan metode Struktural Analitik

Sintetik (SAS) berbantuan media kartu kata dengan metode abjad terhadap

Page 22: PENGARUH PENERAPAN METODE SAS (STRUKTURAL ANALITIK

9

kemampuan membaca permulaan kelas I SD Inpres Andi Tonro Kecamatan

Tamalate Kota Makassar ?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan penelitian adalah sebagai

berikut :

1. Untuk mengetahui kemampuan membaca permulaan siswa kelas I SD

Inpres Andi Tonro Kecamatan Tamalate Kota Makassar sebelum diberi

perlakuan dan setelah diberi perlakuan berupa penerapan metode SAS

(Struktural Analitik Sintetik) berbantuan media kartu kata pada kelas

eksperimen dan tanpa perlakuan atau penerapan metode abjad pada kelas

kontrol.

2. Untuk mengetahui pengaruh metode SAS (Struktural Analitik Sintetik)

berbantuan media kartu kata terhadap kemampuan membaca permulaan

kelas I SD Inpres Andi Tonro Kecamatan Tamalate Kota Makassar.

3. Untuk mengetahui perbedaan kemampuan membaca permulaan pada

siswa kelas I SD Inpres Andi Tonro Kecamatan Tamalate Kota Makassar

antara kelas eksperimen yang diberi perlakuan berupa penerapan metode

SAS (Struktural Analitik Sintetik) berbantuan media kartu kata dan tanpa

perlakuan atau penerapan metode abjad pada kelas kontrol.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang dapat diperoleh melalui penelitian ini, yaitu :

Page 23: PENGARUH PENERAPAN METODE SAS (STRUKTURAL ANALITIK

10

1. Bagi Siswa

Siswa diharapkan mendapatkan kesempatan untuk meningkatkan

kemampuan membaca permulaan dengan menggunakan metode SAS

(Struktural Analitik Sintetik) berbantuan media kartu kata.

2. Bagi Guru

a. Guru dapat mengetahui salah satu metode pembelajaran untuk mengajarkan

siswa membaca permulaan dengan bantuan media pembelajaran.

b. Guru dapat mengetahui perbedaan antara penerapan metode SAS

(Struktural Analitik Sintetik) berbantuan media kartu kata dan penerapan

metode abjad dalam mengajarkan siswa membaca permulaan.

c. Guru dapat menjadikan masukan dalam usaha peningkatan kualitas

pembelajaran khususnya dalam meningkatkan kemampuan membaca

permulaan siswa kelas I dengan metode pembelajaran SAS (Struktural

Analitik Sintetik) berbantuan media kartu kata.

3. Bagi Sekolah

Penelitian ini bermanfaat bagi sekolah sebagai upaya untuk

meningkatkan mutu dan prestasi siswa.

4. Bagi Peneliti

Penelitian ini dapat menjadi bekal bagi peneliti sebagai calon guru

dalam meningkatkan kemampuan membaca permulaan siswa dengan metode

pembelajaran Struktural Analitik Sintetik (SAS) berbantuan media kartukata.

Page 24: PENGARUH PENERAPAN METODE SAS (STRUKTURAL ANALITIK

11

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Pustaka

1. Hasil Penelitian yang Relevan

I Putu Suarmei Artana (2014) dalam e-jurnal skripsi yang berjudul

‘’Pengaruh Metode SAS berbantuan media kartu huruf terhadap kemampuan

membaca dan menulis siswa kelas II SD’’ (penelitian eksperimen pada SD

Negeri di Desa Panglatan murid kelas II Tahun Ajaran 2013/2014). Hasil

penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan keterampilan membaca dan

menulis permulaan yang signifikan antara kelompok murid yang mengikuti

pembelajaran metode Struktural Analitik dan Sintetik (SAS) dengan kelompok

murid yang mengikuti pembelajaran dengan metode abjad. Hal ini

menunjukkan ada pengaruh positif Struktural Analitik dan Sintetik (SAS)

terhadap keterampilan murid menulis dan membaca permulaan dibandingkan

dengan metode abjad. Persamaan dengan penelitian ini adalah variabel terikat

yaitu penerapan metode SAS berbantuan media kartu huruf sedangkan

perbedaannya yaitu variabel bebas pada penelitian ini yaitu kemampuan

membaca permulaan kelas I SD sedangkan pada penelitian relevan yaitu

kemampuan membaca dan menulis permulaan kelas II

Muhammad Nasir Azam (2017) dalam e-jurnal tesis yang berjudul ‘’

Pengaruh Metode SAS Berbantuan Media Sandpaper Letters dengan

Permainan Bahasa Terhadap Keterampilan Membaca dan Menulis Permulaan

Siswa Kelas I Sekolah Dasar’’(penelitian eksperimen pada SDN Sukamulya di

Kecamatan Baleendah siswa kelas I semester genap tahun ajaran 2016/2017).

Page 25: PENGARUH PENERAPAN METODE SAS (STRUKTURAL ANALITIK

12

Hasil penelitian yang diperoleh adalah metode SAS berbantuan media

sandpaper letters dengan permainan bahasa berpengaruh secara signifikan

terhadap keterampilan membaca permulaan. Persamaan pada penelitian ini

yaitu penerapan metode SAS sedangkan perbedaannya yaitu menggunaan

media kartu kata pada penelitian ini sedangkan pada penelitian relevan

menggunakan media sandpaper letters dengan permainan bahasa.

Widi Arsih (2018) dalam e-jurnal skripsi yang berjudul ‘’ Penggunaan

Metode SAS dengan Media Kartu Huruf dalam Peningkatkan Kemampuan

Membaca Permulaan Pada Siswa Kelas I’’(penelitian tindakan kelas pada

SDN 1 Banjarej Tahun Ajaran 2013/2014). Hasil penelitian menunjukkan

penerapan metode SAS dengan media kartu huruf dapat meningkatkan

kemampuan membaca permulaan pada siswa kelas I SD. Persamaan dengan

penelitian ini yaitu penerapan metode SAS dengan kartu huruf sedangkan

perbedaannya yaitu jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini yaitu

eksperimen sedangkan pada penelitian relevan yaitu penelitian tindakan kelas.

Siti Aminah (2018) dalam e-jurnal skripsi yang berjudul "Pengaruh

Metode Sturuktur Analitik Sintetik (SAS) Pada Kemampuan Membaca

Permulaan di Kelas I di SD Muhammadiyah Kleco 1 Yogyakarta" (penelitian

eksperimen semu pada SD Muhammadiyah Kleco 1 Yogyakarta. Hasil

penelitian Terdapat pengaruh pada penerapan metode (SAS) Struktur Analitik

Sintetik dibandingkan dengan menggunakan metode konvensional biasa. Hal

ini dengan pembuktian yang dilakukan melalui uji t independent yang

menunjukan nilai (sig. 2 tailed) sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05 yang

memberikan arti bahwa terdapat perbedaan kemampuan membaca permulaan

Page 26: PENGARUH PENERAPAN METODE SAS (STRUKTURAL ANALITIK

13

ketika sebelum diberikan treament dan sesudah diberikan treatment, dengan

nilai N-gain 0,83 memiliki arti dapat meningkatkan kemampuan membaca

permulaan, termasuk kategori tinggi karena di atas 0.7. Persamaan dengan

penelitian ini adalah penerapan metode SAS sedangkan perbedaannya adalah

pada penelitian ini berbantuan media kartu kata sedangkan pada penelitian

relevan tanpa bantuan media.

Delfi Citra Utami (2017) dalam e-jurnal skripsi yang berjudul

‘’Pengaruh Penggunaan Media Kartu Huruf Terhadap kemampuan Membaca

permulaan siswa Kelas 1 SD Negeri 1 Rajabasa Raya Bandarlampung’’

(penelitian quasi eksperimen pada SD Negeri 1 Rajabasa Raya

Bandarlampung tahun ajaran 2016/2017). Hasil penelitian menunjukkan ada

perbedaan pada kemampuan membaca siswa sebelum dan sesudah

digunakan media kartu huruf pada siswa kelas 1 SD Negeri 1 Rajabasa

Raya Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2016/2017.Rata-rata hasil belajar

siswa yang mengikuti pembelajaran menggunakan media kartu huruf pada

kelas eksperimen (1B) lebih tinggi dari nilai rata-rata hasil belajar siswa

yang tidak menggunakan media kartu huruf pada kelas kontrol (1A).Hasil

analisis t hitung sebesar lebih besar dari t tabel. Berdasarkan hasil penelitian

dapat disimpulkan bahwa penggunaan media kartu huruf berpengaruh

terhadap kemampuan membaca permulaan siswa kelas I SD. Persamaan

dengan penelitian ini adalah penggunaan media kartu kata sedangkan

perbedaannya pada penelitian ini menerapkan metode SAS berbantuan media

kartu kata.

Page 27: PENGARUH PENERAPAN METODE SAS (STRUKTURAL ANALITIK

14

Berdasarkan beberapa hasil penelitian yang relevan dengan penelitian

ini dapat disimpulkan bahwa penerapan metode SAS (Struktur Analitik

Sintetik) berbantuan media kartu kata dapat berpengaruh terhadap kemampuan

membaca permulaan siswa kelas I SD .

2. Pembelajaran Bahasa Indonesia

Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia

dengan baik dan benar,baik secara lisan maupun tulis,serta menumbuhkan

apresiasi terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia. Belajar berbahasa

adalah belajar berkomunikasi, baik lisan maupun tulisan. Pembelajaran bahasa

Indonesia dikembalikan pada kedudukan yang sebenarnya, yaitu melatih siswa

untuk aktif mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis

a. Pengertian Bahasa Indonesia

Kamus Besar Bahasa Indonesia bahasa adalah sistem lambang bunyi

yang arbitre, yang dipergunakan oleh para anggota suatu masyarakat untuk

bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri; percakapan

(perkataan) yang baik; tingkah laku yang baik; sopan santun.

Bahasa Indonesia mempunyai arti peranan penting bagi kehidupan

bermasyarakat berbangsa maupun bernegara. Bahasa Indonesia mempunyai

peranan penting juga dalam dunia pendidikan dapat di lihat dari kegiatan

pembelajaran yang bertujuan untuk mengembangkan kemampuan

menggunakan bahasa Indonesia dalam segala hal termasuk fungsinya, yaitu

sebagai sarana berkomunikasi, sarana persatuan, sarana berfikir dan sarana

kebudayaan Nurul Hidayah (dalam Yuliana, 2018: 38)

Page 28: PENGARUH PENERAPAN METODE SAS (STRUKTURAL ANALITIK

15

Menurut Effendi (2015: 3) kemampuan berbahasa Indonesia dapat di

tingkatkan terus menerus melalui kegiatan belajar dan berlatih dengan

menggunakan bahasa Indonesia setiap hari. Sebagai warga Negara yang baik

seyogyanya mempelajari pemakaian bahasa Indonesia yang baik dan benar.

Bahasa Indonesia yang baik adalah bahasa Indonesia yang sopan, santun,

dan tidak menyatukan atau mencampurkan dengan kata-kata asing atau

dialek. Penggunaan yang mematuhi aturan atau kaidah tata bahasa Indonesia

dan ejaaan yang resmi.

Pembelajaran bahasa Indonesia bertujuan untuk menjadikan siswa

memiliki keempat keterampilan dalam menyampaikan materi yang sesuai

dengan tema kurikulum yang berlaku dan sudah ditentukan. Materi dan tema

memiliki kedudukan sebagai isi atau pesan, sedangkan proses

penyampaiannya dilakukan dengan proses komunikasi yang meliputi:

menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.

b. Fungsi Bahasa Indonesia

Menurut Halliday (dalam Solchan, 7: 2010) secara khusus

mengidentifikasi fungsi-fungsi bahasa sebagai berikut:

1) Fungsi personal, yaitu penggunaan bahasa untuk mengungkapkan

pendapat, pikiran, sikap, atau perasaan pemakainya

2) Fungsi regulator, yaitu penggunaan bahasa untuk mempengaruhi sikap

atau pikiran/pendapat orang lain, seperti bujukan, rayuan permohonan

atau perintah.

3) Fungsi interaksional, yaitu penggunaan bahasa untuk menjalin kontak

dan menjaga hubungan social seperti sapaan, basa-basi, simpati atau

penghiburan.

4) Fungsi informatif, yaitu penggunaan bahasa untuk menyampaikan

informasi, ilmu pengetahuan, atau budaya.

5) Fungsi heuristik, yaitu penggunaan bahasa untuk belajar atau

memperoleh informasi, seperti pertanyaan atau permintaan penjelasan

atas sesuatu hal.

Page 29: PENGARUH PENERAPAN METODE SAS (STRUKTURAL ANALITIK

16

6) Fungsi imajinatif, yaitu penggunaan bahasa untuk memenuhi dan

menyalurkan rasa estetis (indah), seperti nyanyian dan karya sastra.

7) Fungsi instrumental, yaitu penggunaan bahasa untuk mengungkapkan

keinginan atau kebutuhan pemakaianya.

Fungsi bahasa Indonesia bagi bangsa Indonesia ialah sebagai

pemersatu suku-suku bangsa di Republik Indonesia yang beranekaragam.

Menurut fungsi dan kedudukan bahasa Indonesia antara lain: bahasa

Indonesia sebagai bahasa negara dan bahasa resmi; bahasa Indonesia sebagai

Bahasa Persatuan; bahasa Indonesia sebagai Bahasa Ilmu Pengetahuan,

teknologi dan seni; bahasa Indonesia sebagai Bahasa dalam pembangunan.

Menurut E. Zainal Arifin dan S. Tamran Tasa (dalam Yuliana, 41:

2018) didalam kedudukannya sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia

berfungsi sebagai:

1) Lambang kebanggaan kebangsaan

2) Lambang identitas nasional.

3) Alat perhubungan antar warga, antar daerah, dan antar budaya.

4) Alat yang memungkinkan penyatuan berbagai-bagai suku bangsa

dengan latar belakang sosial budaya dan bahasanya masuk kedalam

kesatuan kebangsaan Indonesia.

Sedangkan menurut Indah (2015:237) di dalam kedudukannnya

sebagai bahasa negara, bahasa Indonesia berfungsi sebagai:

1) Bahasa resmi kenegaraan

2) Bahasa pengantar didalam dunia pendidikan.

3) Alat perhubungan pada tingkat nasional untuk kepentingan perencanaan

dan pelaksanaan pembangunan.

4) Alat pengembangan kebudayaan ilmu pengetahuan dan teknologi

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahasa Indonesia

berfungsi sebagai alat menyebarluaskan sastra Indonesia yang dapat dipakai.

Sasta Indonesia berperan sangat penting dari segi estetis bahasa sehingga

bahasa Indonesia menjadi bahasa yang penting dalam dunia internasional.

Page 30: PENGARUH PENERAPAN METODE SAS (STRUKTURAL ANALITIK

17

c. Tujuan Mata Pelajaran Bahasa Indonesia

Menurut Yuliana (2018:42) tujuan mata pelajaran Bahasa Indonesia

bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut :

1) Berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang ada,

baik secara lisan maupun tulis.

2) Menghargai dan bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa

persatuan dan bahasa negara.

3) Memahami bahasa Indonesia dengan menggunakannya secara tepat dan

kreatif untuk berbagai tujuan yang dicapai.

4) Menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan

intelektual, serta kematangan emosional dan sosial.

5) Menikmati dan memanfaatkan karya sasta untuk memperluas wawasan,

memperbaiki budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dalam

kemampuan berbahasa.

6) Menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khazanah

budaya dan intelektual manusia Indonesia

Menurut Ummul (2018:89) Pembelajaran bahasa Indonesia dalam

kurikulum 2013 disuguhakan pada peserta didik bertujuan untuk melatih

peserta didik terampil berbahasa dengan menuangkan ide dan gagasanya

secara kreatif dan kritis.

Sedangkan menurut Fitria (2019:20) dalam Kurikulum 2013 jenjang

SD, mata pelajaran bahasa Indonesia memiliki kedudukan yang sangat

strategis. Peran mata pelajaran bahasa Indonesia menjadi dominan, yaitu

sebagai saluran yang mengantarkan kandungan materi dari semua sumber

kompetensi kepada siswa. Mata pelajaran bahasa Indonesia ditempatkan

sebagai penghela mata pelajaran lain. Dengan perkataan lain, kandungan

materi mata pelajaran lain dijadikan sebagai konteks dalam penggunaan

jenis teks yang sesuai dalam mata pelajaran bahasa Indonesia

Berdasarkan pendapat ahli di atas dapat disimpulkan tujuan mata

pelajaran bahasa Indonesia adalah sebagai alat komunikasi dalam kehidupan

Page 31: PENGARUH PENERAPAN METODE SAS (STRUKTURAL ANALITIK

18

sehari-hari dengan mempelajari bahasa Indonesia anak akan menghargai

dan memahami penggunaan bahasa Indonesia sebagai alat pemersatu bangsa

juga merangsang anak menuangkan ide kreatif dan pemikiran kritis.

3. Kemampuan Membaca Permulaan

a. Pengertian Kemampuan Membaca Permulaan

Menurut Dalman (2013: 85), membaca permulaan merupakan suatu

keterampilan awal yang harus dipelajari atau dikuasai oleh pembaca.

Membaca permulaan adalah tingkat awal agar orang bisa membaca. Membaca

permulaan dimulai pada kelas awal sekolah dasar. Pada masa ini, anak mulai

mempelajari huruf-huruf, suku kata, kemudian kalimat sederhana. Membaca

permulaan merupakan suatu keterampilan awal yang harus dipelajari atau

dikuasai oleh pembaca. Membaca permulaan adalah tingkat awal agar orang

bisa membaca. Membaca permulaan dimulai sejak anak masuk kelas satu SD,

atau ketika anak berusia antara 6-7 tahun. Perkembangan membaca awal

adalah anak dapat menyebutkan bunyi huruf dengan benar. Seseorang tidak

akan dapat membaca dengan baik tanpa memiliki kemampuan mengucapkan

bunyi huruf dengan benar.

Steinberg (Ahmad Susanto, 2011: 83) membaca permulaan adalah

membaca yang diajarkan secara terprogram kepada anak prasekolah. Program

ini merupakan perhatian pada perkataan-perkataan utuh, bermakna dalam

konteks pribadi anak-anak dan bahan-bahan yang diberikan melalui permainan

dan kegiatan yang menarik sebagai perantaran pembelajaran.

Sedangkan menurut Weaver (Ariyati, 2013:4) kemampuan membaca

permulaan adalah keterampilan yang berkembang secara alamiah, spontan,

Page 32: PENGARUH PENERAPAN METODE SAS (STRUKTURAL ANALITIK

19

dengan kekuatan sendiri sesuai perkembangan anak usia dini dalam mengenal,

memahami, menerima, menerapkan, mengevaluasi dan menciptakan kembali

literasi yang didapat. Membaca permulaan pada intinya merupakan suatu

upaya dari orang-orang dewasa untuk memberikan dan menerampilkan anak

pada sejumlah pengetahuan dan keterampilan khusus dalam rangka

mengantarkan anak mencapai mampu mambaca. Pembelajaran membaca

permulaan bertujuan untuk membangkitkan, membina, dan memupuk minat

anak untuk membaca.

Berdasarkan berbagai pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa yang

dimaksud dengan kemampuan membaca permulaan adalah aktivitas kompleks

yang mencakup fisik dan mental mengacu pada kecakapan. Kecakapan yang

dimaksud adalah kemampuan atau kesanggupan siswa membaca dengan lafal,

intonasi yang jelas, dan benar. Pengajaran membaca permulaan lebih

ditekankan pada pengembangan kemampuan dasar membaca. Siswa dituntut

untuk dapat menyuarakan huruf, suku kata, kata dan kalimat yang disajikan

dalam bentuk tulisan ke dalam bentuk lisan.

Menurut Anggraeni dan Alpian (2020:13) membaca permulaan

merupakan tahapan awal sebelum seseorang dapat membaca. Membaca

permulaan dapat dilakukan dengan cara mengenal huruf, menjadi suku kata

sampai kata.

Menurut Wassid dan Sunendar (2016:86), Membaca permulaan

diberikan di kelas rendah (SD), yaitu dikelas satu sampai dikelas tiga. Di

sinilah anak-anak harus dilatih agar mampu membaca dengan lancar sebelum

mereka memasuki membaca lanjutan atau membaca pemahaman. Dalam

Page 33: PENGARUH PENERAPAN METODE SAS (STRUKTURAL ANALITIK

20

membaca permulaan atau mekanik anak perlu dilatih dengan pelafalan yang

benar dan intonasi yang tepat.

Setiap orang yang akan belajar membaca terlebih dahulu memasuki

tahap membaca permulaan. Tahap ini merupakan tahap awal dalam belajar

membaca. Membaca permulaan merupakan suatu keterampilan yang harus

dipelajari serta dikuasai oleh pembaca. Pada tahap membaca permuaan, anak

diperkenalkan dengan bentuk huruf abjad A sampai Z, kemudian huruf-huruf

tersebut dilafalkan dan dihafalkan sesuai dengan bunyinya Dalma (dalam

Aminah, 2018 : 8)

Berdasarkan pendapat ahli dapat disimpulkan membaca permulaan

merupakan tahapan proses belajar membaca bagi siswa sekolah dasar kelas

awal. Siswa belajar untuk memperoleh kemampuan dan menguasai teknik-

teknik membaca dan menangkap isi bacaan dengan baik. Oleh karena itu guru

perlu merancang pembelajaran membaca dengan baik sehingga mampu

menumbuhkan kebiasan membaca sebagai suatu yang menyenangkan.

b. Tujuan Membaca Permulaan

Menurut Rahim (2011: 12) membaca hendaknya mempunyai tujuan,

karena seseorang yang membaca dengan suatu tujuan, cenderung lebih

memahami dibandingkan dengan orang yang tidak mempunyai tujuan. Dalam

kegiatan membaca di kelas, guru seharusnya menyusun tujuan membaca

dengan menyediakan tujuan khusus yang sesuai atau dengan membantu

mereka menyusun tujuan membaca siswa. Tujuan membaca mencakup:

1) Kesenangan

2) Menyempurnakan membaca nyaring

3) Menggunakan strategi tertentu

4) Memperbaharui pengetahuan tetang suatu topik

Page 34: PENGARUH PENERAPAN METODE SAS (STRUKTURAL ANALITIK

21

5) Mengaitkan informasi baru dengan informasi yang telah diketahuinya

6) Memperoleh informasi untuk laporan lisan atau tertulis

7) Mengkonfirmasikan atau menolak prediksi

8) Menampilkan suatu eksperimen atau mengaplikasikan informasi yang

diperoleh dari suatu teks dalam beberapa cara lain dan mempelajari

tentang struktur teks

9) Menjawab pertanyan-pertanyaan yang spesifik.

Tujuan membaca permulaan pada dasarnya ialah memberi bekal

pengetahuan dan keterampilan kepada siswa untuk mengenal tentang teknik-

teknik membaca permulaan dan mengenalkan menangkap isi bacaan dengan

baik. Slamet (dalam Kuntarto 2014:8) Secara rinci menjelaskan pembelajaran

membaca permulaan bertujuan sebagai berikut:

1) Memupuk dan mengembangkan kemampuan anak-anak untuk memahami

dan mengenalkan cara membaca dengan baik.

2) Melatih dan mengembangkan kemampuan anak untuk mengenal huruf-

huruf.

3) Melatih dan mengembangkan kemampuan anak untuk mengubah tulisan

menjadi bunyi bahasa.

4) Memperkenalkan dan melatih anak mampu membaca sesuai dengan teknik-

teknik tertentu.

5) Melatih keterampilan anak untuk memahami kata-kata yang dibaca,

didengar, dan mengingatnya dengan baik.

6) Melatih keterampilan anak untuk dapat menetapkan arti tertentu dari

sebuah kata dalam suatu konteks.

Menurut Saleh (2006:103) tujuan membaca permulaan agar peserta

didik mampu memahami dan menyuarakan kalimat sederhana yang ditulis

dengan intonasi yang wajar, peserta didik dapat membaca kata-kata dan

kalimat sederhana dengan lancar dan tepat dalam waktu yang relatif singkat.

Berdasarkan ketiga pendapat ahli di atas dapat disimpulkan bahwa

dalam membaca harus memiliki tujuan agar lebih terarah khususnya dalam

membaca permulaan harus memiliki tujuan antara lain agar anak lebih

memiliki pemahaman, melatih kemampuan anak menguasai teknik-teknik

membaca dan mengembangkan kemampuan lain dari kemampuan membaca.

Page 35: PENGARUH PENERAPAN METODE SAS (STRUKTURAL ANALITIK

22

c. Kemampuan Membaca di Kelas Rendah

Kegiatan membaca di kelas rendah untuk kelas 1 SD/ MI, siswa

dituntut untuk memiliki beberapa keterampilan-keterampilan yang harus

dilatih sejak awal di sekolah, diantaranya sebagai berikut: 1) Mempergunakan

ucapan yang tepat 2) Mempergunakan frase yang tepat (bukan kata-kata) 3)

Mempergunakan intonasi suara yang wajar agar makna mudah dipahami 4)

Menguasai tanda-tanda baca sederhana, seperti: a) Titik (.) b) Koma (,) c)

Tanda tanya (?) d) Tanda seru (!)

d. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Membaca Permulaan

Menurut Rahim (2011:16) faktor yang mempengaruhi kemampuan

membaca antara lain :

1) Faktor Fisiologi

Faktor fisiologi mencakup kesehatan fisik, pertimbangan neurologis, dan

jenis kelamin. Kelelahan juga merupakan kondisi yang tidak

menguntungan bagi anak untuk belajar membaca. Beberapa ahli

mengemukkan bahwa keterbatasan neurologi (misalnya berbagai cacat

otak) dan kekurangan matangan fisik merupkan salah satu faktor yang

menyebabkan anak gagal dalam meningkatkan kemampuan membaca.

2) Faktor Intelektual

Secara umum, intelegensi anak tidak sepenuhnya mempengaruhi berhasil

atau tidaknya anak dalam membaca permulaan. Faktor metode mengajar

guru, prosedur, dan kemampuan guru juga turut mempengaruhi

kemampuan membaca permulaan anak.

3) Faktor Lingkungan

Faktor lingkungan juga mempengaruhi kemampuan membaca siswa. Faktor

lingkungan mencakup :

a) Latar belakang dan pengalaman siswa di rumah

b) Sosial ekonomi keluarga siswa

4) Faktor Psikologis

Faktor psikologis yang mempengaruhi kemampuan membaca siswa adalah

motivasi, minat, dan kematangan sosial, ekonomi, serta penyesuaian diri.

Sedangkan Sabarti Akhadiah (dalam Yuniati, 2014:22) mengatakan

bahwa membaca dipengaruhi oleh beberapa faktor yang mendukung. Faktor-

faktor tersebut antara lain:

Page 36: PENGARUH PENERAPAN METODE SAS (STRUKTURAL ANALITIK

23

1) Motivasi

2) Lingkungan Keluarga

3) Bahan Bacaan

4) Keterbacaan Bahan

Menurut Jahrir (2020:156-157) faktor ekstrinsik yang mempengaruhi

kemampuan membaca adalah sebagai berikut :

1) Unsur yang berasal dari dalam teks bacaan yang berkenaan dengan :

a) keterbacaan, terdapat dua faktor yang mempengaruhi keterbacaan yaitu :

panjang pendeknya kalimat dan tingkat kesulitan kata

b) organisasi teks atau wacana

2) Unsur yang berasal dari luar lingkungan baca, berkenaan dengan fasilitas,

guru dan model pengajaran.

Berdasarkan pendapat ahli dapat disimpulkan terdapat beberapa faktor

yang mempengaruhi kemampuan membaca permulaan antara lain faktor

intrinsik dan ekstrinstik berupa faktor dalam diri anak, faktor luar maupun

faktor teks bacaan.

e. Tahapan Membaca Permulaan

Darmiyati Zuchdi dan Budiasih (dalam Yuniati, 2014:22) membagi

tahapan membaca permulaan menjadi dua, yaitu tahap pramembaca dan tahap

setelah pramembaca.

1) Pramembaca dalam pramembaca siswa diajarkan bagaimana sikap duduk

yang baik saat membaca, cara meletakkan buku di meja, cara memegang

buku yang benar, cara membalik halaman buku yang tepat, dan melihat

atau memperhatikan gambar tulisan,

Page 37: PENGARUH PENERAPAN METODE SAS (STRUKTURAL ANALITIK

24

2) Setelah Pramembaca

Pada tahap setelah pramembaca, siswa mulai diajarkan:

a) Lafal dan intonasi kata dan kalimat sederhana dengan menirukan guru,

b) Huruf-huruf yang banyak digunakan dalam kata dan kalimat sederhana

yang sudah dikenal siswa. Misalnya huruf m, n, a dengan kata mama,

nama, dalam kalimat ini mama,

c) Kata-kata baru yang bermakna (menggunakan huruf-huruf yang sudah

dikenal). Misalnya ayah, ibu, bunga, pipi, dan lain sebagainya,

d) Lafal dan intonasi kata yang sudah dikenal dan kata baru. Misalnya

garpu, pita, teko, dan lain sebagainya,

e) Puisi yang sesuai dengan tingkat dan kemampuan siswa,

f) Bacaan yang kurang dari 10 kalimat dan dibaca dengan lafal dan

intonasi yang wajar,

g) Kalimat-kalimat sederhana untuk dipahami maknanya.

h) Huruf kapital pada awal nama orang, Tuhan, dan agama.

4. Metode SAS (Struktural Analitik dan Sintetik)

Metode pembelajaran merupakan bagian terpenting dalam

melaksanakan proses belajar. Pembelajaran sebaiknya dilaksanakan dengan

cara menarik yang mampu membangkitkan minat siswa untuk melaksanakan

pembelajaran.

Menurut Sutikno (2014: 33-34) metode secara harfiah berarti “cara”.

Metode diartikan sebagai suatu cara atau prosedur yang dipakai untuk

mencapai tujuan tertentu. Kata “pembelajaran” berarti segala upaya yang

dilakukan oleh pendidik agar terjadi proses belajar pada diri peserta didik.

Jadi, metode pembelajaan adalah cara-cara menyajikan materi pelajaran yang

dilakukan oleh pendidik agar terjadi proses belajar pada diri peserta didik

dalam upaya untuk mencapai tujuan.

Sejalan dengan pendapat di atas, Hamzah dan Nurdin (2011: 7),

mendefinisikan metode pembelajaran sebagai cara yang digunakan guru dalam

menjalankan fungsinya dan merupakan alat untuk mencapai tujuan

Page 38: PENGARUH PENERAPAN METODE SAS (STRUKTURAL ANALITIK

25

pembelajaran. Metode pembelajaran yang digunakan sesuai dengan kebutuhan

akan dapat menentukan keberhasilan dalam menyampaikan pembelajaran.

Komalasari (2010: 56) menyatakan bahwa metode pembelajaran dapat

diartikan sebagai cara yang dilakukan seseorang dalam mengimplementasikan

metode secara spesifik.

Berdasarkan pendapat ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa metode

pembelajaran adalah suatu cara dan upaya yang dilakukan seseorang dalam

melaksanakan sebuah pembelajaran yang ditampilkan secara praktis. Tujuan

pembelajaran dapat dicapai secara optimal dengan metode pembelajaan yang

tepat dan menarik yang dapat membangkitkan minat siswa dalam belajar.

a. Pengertian Struktural Analitik dan Sintetik (SAS)

Supriyadi (dalam Krissandi dkk, 2018: 74) mengemukakan pengertian

metode SAS adalah suatu metode yang menampilkan struktur kalimat secara

utuh dahulu lalu dianalisis dan dikembalikan pada bentuk semula. Pengenalan

pembelajaran dengan menggunakan metode SAS anak diperkenalkan dengan

beberapa kalimat, setelah mereka dapat membacanya maka salah satu kalimat

diambil untuk diuraikan menjadi kata, lalu diuraikan kembali menjadi suku

kata, dan diuraikan menjadi huruf-huruf.

Menurut Aminah (2018: 6) Metode Struktur Analisis Sintesis (SAS)

merupakan pengajaran membaca dan menulis di Sekolah Dasar. Dalam proses

operasionalnya, metode SAS mempunyai langkah-langkah dengan urutan :

strukutur, menampilkan keseluruhan; analisis, melakukan proses peng-uraian;

sintesis, melakukan penggabungan kembali pada struktur semula.

Page 39: PENGARUH PENERAPAN METODE SAS (STRUKTURAL ANALITIK

26

Menurut Krisnawati (dalam Artana, 2014: 4) pada dasarnya metode

SAS memiliki kesamaan dengan metode global dalam hal pembelajaran

membaca. Proses pembelajaran diawali dengan memperkenalkan struktur

kalimat sebagai dasar bagi pembelajaran membaca, dari persamaan tersebut

juga ada perbedaannya yaitu proses pembelajaran membaca dengan metode

global tidak disertai dengan proses sintetis sedangkan SAS menuntut proses

analisis dan proses sintesis. Hal ini yang menyebabkan metode SAS

(Struktural Analitik dan Sintetik) sangat cocok diterapkan dalam mengajar

membaca dan menulis permulaan yang mengandung proses analisis dan

proses sintesis.

Berdasarkan pendapat ahli dapat disimpulkan Metode SAS (Struktur

Analisis Sintetik) dapat merangsang anak didik untuk melibatkan diri

secara aktif, karena anak didik selain mendengarkan, melafalkan dan mecatat,

juga mempergunakan alat peraga. Selain itu pola pengajaran metode SAS

(Struktur Analisis Sintetik) dilakukan secara terstruktur sehingga

memudahkan anak dalam menangkap pembelajaran.

Beberapa alasan yang mendasari metode SAS yaitu sebagai berikut:

pada dasarnya bahasa itu ucapan bukan tulisan, unsur bahasa terkecil yang

bermakna merupakan kalimat, setiap bahasa memiliki struktur yang berbeda

dengan bahasa lain, pada waktu mulai bersekolah, setiap anak telah menguasai

struktur bahasa ibunya, bahasa ibu dikuasai siswa tanpa kesadaran tentang

aturan-aturan dalam bahasa tersebut, potensi dan pengalaman bahasa yang

dimiliki oleh siswa perlu dikembangkan di sekolah, melalui pendidikan di

sekolah siswa dilatih mencari dan memecahkan masalah, setiap siswa pada

Page 40: PENGARUH PENERAPAN METODE SAS (STRUKTURAL ANALITIK

27

dasarnya memiliki rasa ingin tahu, sehingga ia ingin mengupas maupun

membongkar sesuatu. Berdasarkan uraian tersebut, metode SAS erat kaitannya

dengan perkembangan bahasa.

Metode SAS merupakan perpaduan dari metode linguistik dan metode

fonik. Namun, dalam metode SAS yang dianalisis adalah kalimat yang terdiri

dari beberapa kata. Metode SAS memiliki dasar filsafat bahwa pandangan

anak biasanya global baru ke bagian-bagian. Metode SAS terdiri dari proses

struktural yang menampilkan keseluruhan, proses analitik yakni proses

penguraian kalimat hingga menjadi huruf, proses sintetik yakni proses

penggabungan huruf hingga menjadi kalimat utuh.

ini buku budi

ini-buku-budi

i-ni bu-ku bu-di

i-n-i b-u-k-u b-u-d-i

i-ni bu-di bu-di

ini-buku-budi

ini buku budi

b. Landasan Struktural Analitik dan Sintetik (SAS)

Menurut Larasinta (2018: 15-16) Pengembangan metode SAS dilandasi

oleh filsafat strukturalisme, psikologi gestalt, landasan pedagogik dan

landasan kebahasaan.

1) Landasan filsafat strukturalisme

Filsafat strukturalisme merupakan bahwa segala sesuatu yang ada

di dunia merupakan suatu yang struktur yang terdiri atas berbagai

Page 41: PENGARUH PENERAPAN METODE SAS (STRUKTURAL ANALITIK

28

komponen yang terorganisasikan secara teratur. Setiap komponen terdiri

atas bagian yang lebih kecil, yang satu dengan yang lain saling berkaitan

karena merupakan suatu sistem yang berstruktur, bahasa sesuai dengan

pendangan dan prinsip strukturalisme.

2) Landasan psikologi

Gestalt Psikologi Gestalt merumuskan bahwa menulis mengenal

sesuatu di luar dirinya melalui bentuk keseluruhan (totalitas).

Penganggapan manusia terhadap sesuatu yang berada di luar dirinya

mula-mula secara global, kemudian mengenali bagian-bagiannya. Makin

sering seseorang mengamati suatu bentuk, makin tampak pula dengan

jelas bagian-bagiannya. Penyadaran manusia atas bagianbagian dari

totalitas bentuk itu merupakan proses analisis sintesis. Jadi, proses

analisis sintesis dalam diri manusia adalah proses yang wajar karena

manusia memiliki sifat melik (ingin tahu).

3) Landasan pedagogik

a) Mendidik adalah membantu siswa untuk mengembangkan potensi

yang ada dalam dirinya serta pengalamannya. Dalam pembelajaran

siswa, guru harus mampu membimbing siswa untuk mengembangkan

kedua potensi itu, khususnya dalam aspek bahasa dan kebahasaan.

b) Membimbing siswa untuk menemukan jawaban dalam memecahkan

masalah. Hal ini sejalan dengan prinsip metode SAS yang

mengemukakan bahwa mendidik pada dasarnya mengorganisasikan

potensi dan pengalaman siswa.

Page 42: PENGARUH PENERAPAN METODE SAS (STRUKTURAL ANALITIK

29

4) Landasan linguistik

Secara totalitas, bahasa adalah tuturan dan bukan tulisan. Fungsi

bahasa adalah alat komunikasi maka selayaknya bila bahasa ini

membentuk percakapan. Bahasa Indonesia mempunyai struktur tersendiri.

Unsur bahasa dalam metode ini adalah kalimat. Karena sebagian besar

penutur bahasa adalah penutur dua bahasa yaitu bahasa ibu dan bahasa

Indonesia, penggunaan metode SAS dalam membaca dan menulis

permulaan sangat tepat digunakan. Pembelajaran yang dianjurkan adalah

analisis secara narrative artinya siswa diajak untuk membedakan

penggunaan bahasa yang salah dengan yang benar, serta membedakan

penggunaan bahasa baku dan bahasa tidak baku

c. Prinsip SAS (Struktural Analitik Sintetik)

Metode SAS (Struktural Analitik Sintetik) cocok untuk mendukung

pembelajaran membaca permulaan karena menganut prinsip-prinsip ilmu

bahasa umum dan berdasarkan pengalaman bahasa anak. Ada beberapa prinsip

dalam metode SAS (Struktural Analitik dan Sintetik). Pengajaran selalu

dimulai dengan menunjukkan struktur kalimat secara utuh dan lengkap.

Menurut Hairuddin, dkk. (2007:232) prinsip-prinsip pengajaran dengan

menggunakan metode SAS (Struktural Analitik dan Sintetik) antara lain :

1) Kalimat merupakan unsur bahasa terkecil sehingga pengajaran dengan

menggunakan metode SAS harus dimulai dengan menampilkan kalimat

secara utuh dan lengkap berupa pola-pola kalimat dasar.

2) Struktur kalimat yang ditampilkan harus menimbilkan konsep yang jelas

dalam pemikiran murid.

3) Adakan analisis terhadap struktur kalimat tersebut untuk unsur-unsur

struktur kalimat yang ditampilkan.

4) Unsur-unsur yang ditemukan tersebut kemudian dikembalikan pada

bentuk semula (sintetis).

Page 43: PENGARUH PENERAPAN METODE SAS (STRUKTURAL ANALITIK

30

5) Struktur yang dipelajari hendaknya merupakan pengalaman bahasa murid

sehingga mereka mudah memahami serta mampu menggunakannya dalam

berbagai situasi.

d. Tahapan Metode SAS (Struktural Analitik dan Sintetik)

Menurut Larasinta (2018:17) dalam penerapannya, metode SAS

menempuh langkah-langkah sebagai berikut:

1) Guru bercerita atau tanya jawab dengan murid disertai gambar (gambar

sebuah keluarga).

2) Membaca beberapa gambar, misalnya gambar ibu, ayah, nana dsb.

3) Membaca beberapa kalimat dengan gambar, misalnya di bawah ini

gambar seorang ibu terdapat bacaan “ ini mama mami”.

4) Setelah hafal, dilanjutkan membaca tanpa bantuan gambar, misalnya: ini

mama noni, ini nana.

5) Menganalisis sebuah kalimat menjadi kata, suku kata, dan huruf

kemudian mensinteskannya kembali menjadi kalimat.

Metode SAS (Struktur Analitik Sintetik) dilaksanakan dalam dua

periode, yaitu periode tanpa buku dan periode dengan buku Sabarti

Akhadiah,dkk. (dalam Hadhiyanti, 2016:34-38) Adapun pembagian

periodenya sebagai berikut:

Periode membaca permulaan tanpa buku pada periode ini pengajaran

membaca permulaan guru menggunakan media pembelajaran kecuali buku.

Periode ini berlangsung dengan urutan sebagai berikut:

1) Merekam bahasa anak. Pada hari-hari pertama guru mencatat kalimat-

kalimat yang diucapkan oleh anak. Kalimat-kalimat tersebut yang akan

dijadikan pola dasar untuk pengajaran membaca permulaan

2) Bercerita dengan gambar. Guru dapat memanfaatkan gambar-gambar

yang tertempel di dinding-dinding kelas, atau guru dapat menggunakan

kartu gambar. Melalui pertanyaan-pertanyaan pancingan dari guru, anak

dapat mengemukakan kalimat dengan bercerita tentang gambar yang

Page 44: PENGARUH PENERAPAN METODE SAS (STRUKTURAL ANALITIK

31

ditampilkan satu persatu. Gambar-gambar tersebut lalu dapat ditempelkan

disebuah papan atau sterofom dalam urutan yang sesuai sehingga dapat

dirangkaikan menjadi cerita sederhana.

3) Membaca gambar

Pada tahap ini guru dapat menunjukan sebuah gambar kepada anak, lalu

anak akan mendeskripsikan gambar tersebut. Kemudian guru atau anak

menempelkan kalimat yang telah disebutkan oleh anak.

4) Membaca gambar dengan kartu kalimat

Kartu kalimat yang disertakan pada gambar yang dibaca anak, akan

menarik perhatian anak. Mereka akan memperhatikan gambar dan

tulisannya, anak pun akan memahami jika secara keseluruhan kalimat

pada setiap gambar berbeda-beda.

5) Proses struktural

Pada proses ini guru akan memandu anak membaca kalimat yang berada

pada gambar-gambar yang dihilangkan. Anak memulai membaca kalimat

secara struktural atau secara global. Untuk memastikan anak dapat

membaca tanpa menebak, guru dapat mengubah urutan letak kalimat.

6) Proses analitik

Jika proses struktural berjalan dengan baik, maka siswa akan mendengar

dan melihat adanya perbedaan kelompok-kelompok yang diucapkan atau

dibacanya. Pada proses selanjutnya yaitu proses analitik, pada proses ini

anak akan menguraikan kalimat menjadi kata lalu diuraikan menjadi suku

kata dan diuraikan menjadi huruf. Melalui proses ini, anak diharapkan

akan mampu mengenali huruf-huruf dalam kalimat.

Page 45: PENGARUH PENERAPAN METODE SAS (STRUKTURAL ANALITIK

32

7) Proses sintetik

Pada proses ini siswa akan menggabungkan kembali huruf-huruf yang

terpisah menjadi kata-kata dan akhirnya menjadi kalimat.

Periode membaca permulaan dengan buku. Buku-buku tersebut memuat

kalimat-kalimat dan huruf-huruf yang sudah dipelajari pada periode tanpa

buku. Kegiatan membaca dengan buku bertujuan untuk melancarkan dan

memantapkan siswa dalam membaca. Jadi, buku pertama bertujuan untuk

memperlancar anak dalam membaca. Tujuan lain yaitu membiasakan anak

membaca tulisan berukuran kecil, sebab saat pada periode tanpa buku

mereka berlatih mebaca dengan huruf berukuran besar. Berdasarkan tahap

pelaksanan metode SAS tersebut, didalam penelitian ini dilakukan

modifikasi sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan siswa, modifikasi

tersebut yaitu sebagai berikut:

1) Memperkenalkan gambar beserta teks bacaan yang akan dipelajari

kepada siswa.

2) Siswa diminta untuk menceritakan gambar yang dilihatnya, guru atau

siswa menempelkan kartu kalimat.

3) Guru memandu siswa untuk membaca kalimat yang berada pada gambar

yang dihilangkan.

4) Siswa diminta untuk mengelompokkan kata yang terdapat dalam

kalimat, setelah kata dikelompokkan siswa membaca setiap kata yang

telah dikelompokkannya.

5) Siswa diminta untuk menguraikan setiap kata menjadi suku kata, setelah

kata yang diuraikan menjadi suku kata siswa akan membacanya.

Page 46: PENGARUH PENERAPAN METODE SAS (STRUKTURAL ANALITIK

33

6) Siswa diminta untuk menguraikan setiap suku kata menjadi huruf, lalu

siswa akan menyebutkan setiap huruf yang telah diuraikan.

7) Setelah siswa memahami pengelompokkan tersebut, maka siswa akan

menyusun huruf menjadi kata sesuai dengan teks awal.

8) Setelah semua kata tersusun, maka siswa akan menyusun kata tersebut

menjadi sebuah kalimat.

Langkah di atas secara fungsional dalam pelaksanaan pembelajaran

dilakukan pengulangan sebagai penguatan dalam pembelajaran.

e. Kelebihan Metode SAS (Struktural Analitik Sintetik)

Metode SAS (Struktur Analitik Sintetik) memiliki beberapa kelebihan

yakni sesuai untuk siswa yang memiliki kemampuan menganalisis yang

cukup, selain itu metode ini dapat sebagai landasan berfikir analisis. Metode

SAS ini didasarkan pada pengamatan asumsi siswa mulai dari keseluruhan

(gestalt) dan kemudian kebagian-bagian Mulyono Abdurrahman (dalam

Hadhiyanti, 2016:39).Metode ini pun dapat mengembangkan pengamatan dan

pemahaman siswa terkait perbedaan huruf dengan kata, dan kata dengan

kalimat.

Menurut Nisa (2018:89) kelebihan metode SAS (Struktural Analitik

Sintetik) antara lain :

1) Memenuhi tuntutan jiwa peserta didik yang memiliki sifat melik (ingin

tahu) terhadap sesuatu dan segala sesuatu yang ada diluar dirinya.

2) Menyajikan bahan pelajaran yang sesuai dengan perkembangan dan

pengalaman bahasa peserta didik yang selaras dengan situasi

lingkungannya.

3) Menuntun peserta didik untuk berpikir analitis dengan cara

membiasakannya ke arah pendekatan:

a) Bahasa adalah sebuah struktur

b) Struktur terorganisasikan atas unsur-unsur secara teratur

Page 47: PENGARUH PENERAPAN METODE SAS (STRUKTURAL ANALITIK

34

c) Kehidupan merupakan struktur yang terdiri atas bagianbagian yang

tersusun secara teratur

4) Dengan langkah-langkah yang diatur sedemikian rupa, peserta didik dapat

lebih mudah mengikuti prosedur pembelajaran dan dengan cepat dapat

menguasai keterampilan membaca pada kesempatan berikutnya.

5) Berdasarkan landasan linguistic, metode ini menolong peserta didik untuk

menguasai bacaan dengan lancar.

6) Metode ini sesuai dengan prinsip inkuiri (menemukan sendiri). anak

mengenal dan memahami sesuatu berdasarkan hasil temuannya sendiri.

Selain memiliki kelebihan pasti ada kekurangan dalam menerapkan

metode SAS yaitu:

1) Anak cenderung menghafal bacaan tanpa melihat detail bacaan tersebut

dalam bentuk kata atau huruf.

2) Penggunaan metode SAS mempunyai kesan bahwa guru harus kreatif dan

terampil serta sabar. Tuntutan semacam ini dipandang sangat sukar untuk

kondisi guru dewasa ini.

3) Banyak sarana yang harus dipersiapkan untuk pelaksanaan metode ini,

yang bagi sekolah-sekolah tertentu dirasakan sangat sukar.

4) Metode SAS hanya dapat dikembangkan pada masyarakat pembelajar di

kota-kota dan tidak di perdesaan.

5) Karena agak sukar menganjurkan para pengajar untuk menggunakan

metode SAS ini, di berbagai tempat metode ini tidak dilaksanakan.

Penerapan metode SAS memiliki Kelebihan, guru lebih kreatif dan

berkreasi dalam mengajarkan suatu pelajaran yang disesuaikan dengan

perkembangan dan pengalaman yang dimiliki peserta didik, memudahkan

peserta didik menguasai bacaan dengan lancar sehingga peserta didik

memiliki kemampuan membaca dalam berbagai bidang studi. Sedangkan

kekurangannya banyak persiapan yang harus disediakan guru di setiap

pertemuan pelajaran.

Page 48: PENGARUH PENERAPAN METODE SAS (STRUKTURAL ANALITIK

35

5. Media Pembelajaran

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin mendorong

upaya-upaya pembaruan dalam pemanfaatan hasil-hasil teknologi dalam

proses belajar. Para guru dituntut agar mampu menggunakan alat-alat yang

dapat disediakan oleh sekolah, dan tidak tertutup kemungkinan bahwa alat-alat

tersebut sesuai dengan perkembangan dan tuntutan zaman. Guru sekurang-

kurangnya dapat menggunakan alat yang murah dan efisien yang meskipun

sederhana dan bersahaja, tetapi merupakan keharusan dalam upaya mencapai

tujuan pengajaran yang diharapkan. Di samping mampu menggunakan alat-

alat yang tersedia, guru juga dituntut untuk dapat mengembangkan

keterampilan menggunakan media pembelajaran yang akan digunakannya

apabila media tersebut belum tersedia.

Untuk itu guru harus memiliki pengetahuan dan pemahaman yang

cukup tentang media pembelajaran, yang meliputi Hamalik (Arsyad ; 2017: 2)

media sebagai alat komunikasi guna lebih mengefektifkan proses belajar

mangajar; fungsi media dalam rangka mencapai tujuan pendidikan; seluk-

beluk proses belajar ;hubungan antara metode mengajar dan media

pendidikan; nilai atau manfaat media pendidikan dalam pengajaran; pemilihan

dan penggunaan media pendidikan; berbagai jenis alat dan teknik media

pendidikan; usaha inovasi dalam media pendidikan.

Dengan demikian,dapat disimpulkan bahwa media adalah bagian yang

tidak terpisahkan dari proses belajar mengajar demi tercapainya tujuan

pendidikan pada umumnya dan tujuan pembelajaran di sekolah pada

khususnya.

Page 49: PENGARUH PENERAPAN METODE SAS (STRUKTURAL ANALITIK

36

a. Pengertian Media Pembelajaran

Media pembelajaran merupakan aspek yang penting dalam proses

pembelajaran selain metode atau pendekatan yang digunakan oleh pendidik.

Bahkan dapat dikatakan bahwa media akan menunjang pilihan metode atau

pendekatan yang telah didesain oleh guru dalam skenario pembelajarannya.

Menurut Arsyad (2017:3) kata media berasal dari bahasa Latin medius

yang secara harfiah berarti ‘tengah’, ‘perantara’ atau ‘pengantar’ . Dalam

bahasa Arab, media adalah perantara ( وسائل ) atau pengantar pesan dari

pengirim kepada penerima pesan. Gerlach & Ely (Arsyad ; 2017: 3)

mengatakan bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia,

materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu

memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap. Dalam pengertian ini,

guru, buku teks, dan lingkungan sekolah merupakan media. Secara lebih

khusus, pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan

sebagai alat-alat grafis, photografis, atau elektronis untuk menangkap,

memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal.

Menurut Kurniawan (2014:177) media pembelajaran yaitu penyaluran

pesan-pesan pembelajaran sehingga pesan atau materi pembelajaran tersebut

mampu merangsang pikiran, perhatian, perasaan dan minat siswa sehingga

terjadi proses belajar pada siswa secara lebih efektif.

Menurut Samad dan Maryati Z (2017: 9) bahwa media pembelajaran

adalah segala sesuatu yang digunakan atau disediakan oleh guru dimana

penggunaannya diintegrasikan kedalam tujuan dan isi pembelajaran, sehingga

dapat membantu meningkatkan kualitas kegiatan pembelajaran serta mencapai

Page 50: PENGARUH PENERAPAN METODE SAS (STRUKTURAL ANALITIK

37

kompetensi pembelajarannya. Selain itu, media dalam pembelajaran adalah

segala bentuk alat komunikasi yang dapat digunakan untuk menyampaikan

pesan/informasi dari sumber kepada anak didik yang bertujuan agar dapat

merangsang pikiran, perasaan, minat dan perhatian anak didik mengikuti

kegiatan pembelajaran.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa media merupakan

suatu alat, sarana dan perantara untuk menyampaikan sebuah pesan atau

informasi dalam proses pembelajaran dengan tujuan untuk mencapai tujuan

yang diinginkan sesuai dengan karakteristik tujuan dan meteri pelajaran

sehingga tercipta keadaan belajar yang efektif guna mencapai kompetensi

dasar yang diinginkan.

b. Prinsip Pemilihan Media Pembelajaran

Kemunculan media mempunyai arti yang sangat penting. Karena

dalam pembelajaran di sekolah, ketidak jelasan bahan ajar yang disampaikan

oleh guru dapat dibantu dengan menggunakan media sebagai perantara atau

alat bantu. Alat bantu media dapat mewakili apa yang kurang mampu guru

ucapkan melalui kata-kata atau kalimat. Dengan kehadiran media sangat

berpengaruh dengan keabstrakan bahan ajar yang dapat dikonkretkan dengan

media. Namun perlu di ingat, bahwa peranan media tidak akan terlihat bila

penggunanya tidak sejalan dengan isi dan tujuan pengajaran yang telah

dirumuskan. Oleh sebab itu, tujuan pengajaran dijadikan sebagai pangkal

acuan untuk menggunakan media Djamarah dan Zain (2013:121)

Menurut Arsyad (2017:70-71) pemilihan media sebaiknya

mempertimbangkan: kemampuan mengakomodasikan penyajian stimulus

Page 51: PENGARUH PENERAPAN METODE SAS (STRUKTURAL ANALITIK

38

yang tepat (visual dan/ atau audio) ; kemampuan mengakomodasi respons

siswa yang tepat (tertulis, audio, dan/atau kegiatan fisik) ; kemampuan

mengakomodasikan umpan balik ; pemilihan media utama dan media

sekunder untuk penyajian informasi atau stumulus dan untuk latihan dan tes

(sebaiknya latihan dan tes menggunakan media yang sama). Misalnya, untuk

tujuan belajar yang melibatkan penghapalan.

Dalam memilih media untuk kepentingan pengajaran sebaiknya

memperhatikan kriteria-kriteria sebagai berikut: Arief S.Sadiman dkk

(Utaminingrum; 2015:21):(a) ketersediaan sumber setempat,artinya bila media

yang bersangkutan tidak terdapat pada sumber-sumber yang ada, harus dibeli

atau dibuat sendiri, (b) apakah untuk membeli atau memproduksi sendiri

tersebut ada dana, tenaga, dan fasilitasnya, (c) faktor yang menyangkut

keluwesan, kepraktisan dan ketahanan media yang bersangkutan untuk waktu

yang lama artinya media dapat digunakan dimanapun dengan peralatan

yang ada disekitarnya dan kapan pun serta mudah dijinjing dan dipindahkan,

dan (d) evektivitas biayanya dalam jangka waktu yang panjang.

Menurut Samad dan Maryati Z (2017:20) bahwa ada beberapa prinsip

yang perlu dipertimbangkan oleh pengajar dalam memilih dan menggunakan

media pembelajaran, yaitu:

1) Tidak ada satu media yang paling unggul untuk semua tujuan. Satu media

hanya cocok untuk tujuan pembelajaran tertentu, tetapi mungkin tidak

ocok untuk yang lain

2) Media adalah bagian integral dari proses pembelajaran. Hal ini berarti

bahwa media bukan hanyasekedar alat bantu mengajar pengajar saja,

tetapi merupakan bagian yang tak dapat dipisahkan dari proses

pembelajaran

3) Media apapun yang hendak digunakan, sasaran akhirnya adalah untuk

memudahkan belajar siswa. Kemudahan belajar siswa haruslah dijadikan

acuan utama pemilihan dan penggunaan suaru media

Page 52: PENGARUH PENERAPAN METODE SAS (STRUKTURAL ANALITIK

39

4) Penggunaan berbagai media dalam satu kegiatan pembelajaran bukan

hanya sekedar selingan/pengisi waktu atau hiburan, melainkan

mempunyai tujuan yang menyatu dengan pembelajaran yang sedang

berlangsung

5) Pemilihan media hendaknya obyektif didasarkan pada tujuan

pembelajaran, tidak didasarkan pada kesenangan pribadi

6) Penggunaan beberapa media sekaligus akan dapat membingungkan siswa.

Penggunaan multimedia tidak berarti menggunakan media yang banyak

sekaligus tetapi media tertentu dipilih untuk tujuan tertentu dan media

yang lain untuk tujuan yang lain pula

7) Kebaikan dan keburukan media tidak tergantung pada kekonkritan dan

keabstrakannya. Media yang konkrit wujudnya, mungkin sukar untuk

dipaham karena rumitnya, tetapi media yang abstrak dapat pula

memberikan pengertian yang tepat.

Prinsip-prinsip penggunaan media pembelajaran harus sesuai dengan

tujuan dan materi pembelajaran. Media pembelajaran dipandang sebagai

sumber belajar yang digunakan untuk memecahkan masalah dalam proses

pembelajaran.

c. Manfaat Media Pembelajaran

Sudjana&Rivai (Arsyad; 2017:28) mengemukakan manfaat media

pembelajaran dalam proses belajar siswa, yaitu :

1) Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat

menumbuhkan motivasi belajar;

2) Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih

dipahami oleh siswa dan memungkinkannya menguasai dan mencapai

tujuan pembelajaran;

3) Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi

verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan

dan guru tidak kehabisan tenaga apalagi kalau guru mengajar pada setiap

jam pelajaran;

4) Siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya

mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati,

melakukan, mendemonstrasikan, memerankan, dan lain-lain.

Encyclopedia of Educational Research (Arsyad;2017:28-29)

merincikan manfaat media sebagai berikut :

1) Meletakkan dasar-dasar yang konkret untuk berpikir, oleh karena itu

mengurangi verbalisme.

Page 53: PENGARUH PENERAPAN METODE SAS (STRUKTURAL ANALITIK

40

2) Memperbesar perhatian siswa

3) Meletakkan dasar-dasar yang penting untuk perkembangan belajar, oleh

karena itu membuat pelajaran lebih mantap.

4) Memberikan pengalaman nyata yang dapat menumbuhkan kegiatan

berusaha sendiri di kalangan siswa.

5) Menumbuhkan pemikiran yang teratur dan kontinyu, terutama melalui

gambar hidup ;

6) Membantu tumbuhnya pengertian yang dapat membantu perkembangan

kemampuan berbahasa.

7) Memberikan pengalaman yang tidak mudah diperoleh dengan cara lain, dan

membantu efisienisi dan keragaman yang lebih banyak dalam belajar.

Dari uraian diatas, dapat disimpulkan manfaat media pembelajaran

dalam proses belajar mengajar adalah dapat memperjelas penyajian pesan dan

informasi dari guru kepada siswa sehingga dapat memperlancar proses

pembelajaran; dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian anak sehingga

dapat menimbulkan motivasi belajar, interaksi yang lebih langsung antara

siswa dan lingkungannya; dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang dan

waktu serta dapat memberikan kesamaan pengalaman kepada siswa tentang

peristiwa-peristiwa di lingkungan mereka.

d. Fungsi Media Pembelajaran

Hamalik (Arsyad;2017:19) mengemukakan bahwa pemakaian media

pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan

dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan

belajar, dan bahkan membawa pengaru-pengaruh psikologis terhadap siswa.

Selain membangkitkan motivasi dan minat siswa, media pembelajaran juga

dapat membantu siswa meningkatkan pemahaman, menyajian data dengan

menarik dan terpercaya, memudahkan penafsiran data, dan memadatkan

informasi.

Page 54: PENGARUH PENERAPAN METODE SAS (STRUKTURAL ANALITIK

41

Levie&Lentz (Arsyad; 2017: 20) mengemukakan empat fungsi media

pembelajaran, khususnya media visual, yaitu

1) fungsi atensi, yaitu menarik dan mengarahkan perhatian siswa untuk

berkonsentrasi kepada isi pelajaran yang berkaitan dengan makna visual

yang ditampilkan atau menyertai teks materi pelajaran.

2) fungsi afektif, media visual dapat terlihat dari tingkat kenikmatan siswa

ketika belajar (atau membaca) teks yang bergambar. Gambar atau

lambang visual dapat menggugah emosi dan sikap siswa, misalnya

infromasi yang menyangkut masalah sosial atau ras

3) fungsi kognitif, media visual telihat dari temuan-temuan penelitian yang

mengungkapkan bahwa lambang visual atau gambar memperlancar

pencapaian tujuan untuk memahami dan mengingat infromasi atau pesan

yang terkandung dalam gambar dan

4) fungsi kompensatoris, media pembelajaran terlihat dari hasil penelitian

bahwa media visual yang memberikan konteks untuk memahami teks

membantu siswa yang lemah dalam membaca untuk mengorganisasikan

informasi dalam teks dan mengingatnya kembali. Dengan kata lain, media

pembelajaran berfungsi untuk mengakomodasikan siswa yang lemah dan

lambat menerima serta memahami isi pelajaran yang disajikan dengan

teks atau disajikan secara verbal.

e. Tujuan Media Pembelajaran

Pribadi (2017: 23) tujuan pemanfaatan media, baik untuk keperluan

individu maupun kelompok, secara umum mempunyai beberapa tujuan, yaitu ;

Page 55: PENGARUH PENERAPAN METODE SAS (STRUKTURAL ANALITIK

42

(1) memperoleh informasi dan pengetahuan; (2) mendukung aktivitas

pembelajaran; dan (3) sarana persuasi dan motivasi.

Media pembelajaran, pada umumnya memuat informasi dan

pengetahuan, dapat digunakan sebagai sarana untuk mempelajari pengetahuan

dan keterampilan tertentu. Setiap jenis media mempunyai kekhasan tersendiri

untuk digunakan dalam proses belajar. Media gambar berperan dapat

mengurangi terjadinya kesalahan interpretasi dalam mempelajari informasi

dan pengetahuan yang bersifat abstrak.

f. Jenis-jenis media pembelajaran

Bentuk dan jenis media pembelajaran sangat beragam. Dari berbagai

aneka ragam media tersebut maka dapat dijumpai berbagai macam klasifikasi

jenis media pembelajaran. Menurut Nana Sudjana & Ahmad Rifai

(Utaminingrum; 2015 :23-24) ada beberapa jenis media pembelajaran yang

biasa digunakan dalam proses pengajaran, yaitu: (1) media grafis seperti

gambar, foto, grafik, bagan atau diagram, poster, kartun, komik, dan lain-lain.

Media grafis juga sering disebut media dua dimensi karena media ini

mempunyai ukuran panjang dan lebar; (2) media tiga dimensi, yaitu dalam

bentuk model seperti model padat (solid model), model penampang, model

susun, model kerja, mock up, diorama, dan lain-lain; (3) media proyeksi

seperti slide, film strips, film, penggunaan OHP dengan transparasi, dan lain-

lain; dan (4) lingkungan, yaitu segala sesuatu yang ada disekitar siswa, pasar,

kebun, pedagang, perilaku guru, hewan dan lain-lain.

Pengelompokkan berbagai jenis media apabila dilihat dari segi

perkembangan teknologi oleh Seels&Glasgow (Arsyad; 2017: 35) dibagi ke

Page 56: PENGARUH PENERAPAN METODE SAS (STRUKTURAL ANALITIK

43

dalam dua kategori luas, yaitu pilihan media tradisional dan pilihan media

teknologi mutakhir.

1) Pilihan Media Tradisional

a) Visual diam yang diproyeksikan antara lain : proyeksi opaque (tak-

tembus pandang), proyeksi overhead, slides, filmstrips.

b) Visual yang diproyeksikan antara lain : gambar, poster, foto, charts,

grafik, diagram, pameran, papan info, papan-bulu.

c) Audio antara lain : rekaman piringan, pita kaset, reel, cartridge

d) Penyajian Multimedia antara lain: slide plus suara (tape), multi-image

e) Visual dinamis yang proyeksikan antara lain : film, televisi, video.

f) Cetak antara lain : buku teks, modul, teks terprogram, workbook,

majalah ilmiah, berkala, lembaran lepas (hand-out)

g) Permainan antara lain teka-teki, simulasi, permainan papan

h) Realia antara lain : model,specimen (contoh), manipulatif

(peta,boneka)

2) Pilihan Media Teknologi Mutakhir

a) Media berbasis telekomunikasi antara lain: telekonferen dan kuliah

jarak jauh

b) Media berbasis mikroprosesor antara lain: computer-assisted

instruction, interaktif, hypermedia, compact (video) disc.

g. Macam-macam Media Pembelajaran

Menurut Kurniawan (2014: 180) terdapat beberapa macam media

pembelajaran yaitu:

1) Media audio adalah media penyampaian dan penyajian materi

pembelajaran dalam bentuk suara. Termasuk kategori ini diantaranya

radio, rekaman kaset dan sebagainya

2) Media visual yaitu media penyampaian dan penyajian materi berupa

gambar yang bisa diamati oleh mata. Ada banyak ragam media visual,

mulai dari grafis sederhana sampai pada penggunaan teknologi tinggi

berbasis computer. Mulai dari media dua dimensi tidak bergerak hingga

gambar bergerak

Page 57: PENGARUH PENERAPAN METODE SAS (STRUKTURAL ANALITIK

44

3) Media audiovisual, yaitu media yang menyajikan pesan pembelajaran

gabungan unsure audio dan visual. Baik yang bergerak maupun tidak

bergerak, ada yang diproyeksikan juga ada yang tidak diproyeksikan.

Menurut Susanto (2016:316) media pembelajaran dapat diklasifikasikan

menjadi:

1) Media yang mampu menyajikan informasi (media penyaji). Yang

termasuk pada media penyaji diantaranya: grafis, bahan cetak dan gambar

diam (kelompok satu), media proyeksi diam seperti film bingkai (slides),

film rangkai dan transfaransi (kelompok dua), media audio (kelompok

tiga), audio ditambah media visual diam (kelompok empat), gambar hidup

(film) termasuk pada kelompok lima, kelompok enam televisi dan

kelompok tujuh yaitu multimedia.

2) Media yang mengandung informasi (media objek). Yang termasuk pada

media objek adalah benda tiga dimensi yang mengandung informasi, tidak

dalam bentuk penyajian tetapi melalui ciri fisiknya seperti ukurannya,

beratnya, bentuknya, susunannya, warnanya, fungsinya dan sebagainya.

3) Media yang memungkinkan untuk berinteraksi (media interaktif). Yang

termasuk pada media interaktif yaitu yang mempunyai karakteristik

terpenting ialah bahwa siswa tidak hanya memperhatikan penyajian atau

objek, tetapi dipaksa untuk berintekasi selama mengikuti pelajaran.

h. Media Kartu Kata

Kartu kata adalah kartu yang berisi sebuah kata yang dapat

menghasilkan sebuah kalimat. Dari kartu kata dapat disusun menjadi kalimat

Page 58: PENGARUH PENERAPAN METODE SAS (STRUKTURAL ANALITIK

45

baru dengan beberapa kartu kata, selain itu dari kata tersebut dapat dipisah-

pisah menurut suku-suku kata, kemudian diuraikan lagi menjadi huruf-huruf.

Media kartu adalah media pembelajaran berupa kartu yang dapat

menyajikan pesan serta perangsang peserta didik untuk belajar. Media

pengajaran dapat mempertinggi proses pembelajaran.

Media kartu kata ini bertujuan agar siswa lebih tertarik untuk

membaca, karena dalam media kartu kata ini tersedia beberapa macam warna

untuk menarik perhatian siswa. Selain itu media kartu kata ini sesuai dengen

pembelajaran membaca permulaan.

Kartu kata bagian dari media yang digunakan sebagai alat

peraga untuk pembelajaran, kartu kata ini memudahkan siswa untuk

belajar membaca tahap awal. Kartu kata merupakan salah satu jenis media

dalam proses pembelajaran membaca. Menurut Rahmat & Heryani

(2014:106) “Kartu kata termasuk jenis media grafis atau media dua dimensi,

yaitu media yang mempunyai ukuran panjang dan lebar. Kartu kata

dibuat secara sederhana dengan jenis dua dimensi yang dapat diukur

baik panjang maupun lebarnya, dapat dikreasikan sesuai kreativitas

guru agar kartu kata terlihat menarik.” Oleh karena itu, penggunaan

media kartu kata dapat meningkatkan kreativitas guru dalam mendesain

kartu sekreatif mungkin. Di samping itu, untuk meningkatkan kreativitas

siswa, kartu kata yang polos dapat digambar dan diwarnai oleh siswa sesuai

dengan keinginannya

Fungsi media kartu kata secara umum adalah sebagai berikut: alat

bantu untuk mewujudkan situasi belajar mengajar yang efektif; bagian integral

Page 59: PENGARUH PENERAPAN METODE SAS (STRUKTURAL ANALITIK

46

dari keselutuhan situasi mengajar; meletakkan dasar-dasar yang konkret dan

konsep yang abstrak sehingga dapat mengurangi pemahaman yang bersifat

verbalisme; membangkitkan motivasi belajar peserta didik; mempertinggi

mutu belajar mengajar (Sadiman 2010:17).

Fungsi kartu kata selain efektif juga menumbuhkan motivasi belajar

peserta didik dalam membaca,karena dengan adanya kartu kata siswa akan

mudah memahami bacaan yang ada di kartu kata. Hal yang perlu diketahui

bahwa kartu kata merupakan suatu media pembelajaran yang digunakan untuk

proses pembelajaran dalam mengajarkan siswa membaca. Media kartu kata

yang digunakan dalam penelitian ini adalah kartu yang terbuat dari kertas

duplex yang dipotong dengan ukuran tertentu berbentuk persegi dengan

berisikan tulisan huruf-huruf abjad yang tersusun membentuk kata yang

mempunyai makna atau maksud. Kata dalam kartu kata bisa berarti kata

benda, kata sifat dan kata kerja.

Adapun manfaat dalam penggunaan media kartu kata dalam

penelitian ini yaitu diharapkan siswa dapat lebih semangat siswa dalam

meningkatkan kemampuan membaca permulaan. Begitu pun bagi

pendidik diharapkan dapat memberikan pengalaman baru dalam

kegiatan pembelajaran dengan menggunakan media kartu kata sehingga

meningkatkan profesionalisme guru.

Media kartu kata mempunyai kelebihan antara lain : anak mudah

mengenal huruf, suku kata, kata, dan kalimat; dapat mengenalkan warna-

warna; mudah dalam pembuatan atau membeli; berwarna-warni sehingga

warna kartu kata bisa disesuaikan, (mudah digunakan, baik untuk kelompok

Page 60: PENGARUH PENERAPAN METODE SAS (STRUKTURAL ANALITIK

47

maupun individu). Sedangkan kekurangan dari kartu kata adalah : ukurannya

sangat terbatas untuk kelompok besar dalam satu kelas ; hanya menekankan

pada persepsi indera penglihatan mata.

B. Kerangka Pikir

Kurikulum 2013 tak lepas dari pembelajaran bahasa Indonesia.

Pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah dasar diarahkan untuk

meningkatkan kemampuan siswa berkomunikasi baik secara lisan maupun

tulisan. Pembelajaran bahasa Indonesia, terutama di sekolah dasar tidak akan

terlepas dari empat kemampuan berbahasa. Ada empat aspek kemampuan

berbahasa yaitu menyimak, menulis, membaca dan berbicara.

Salah satu aspek kemampuan berbahasa adalah membaca. Membaca

sangat berperan penting untuk mencapai kesuksesan dalam belajar siswa

sekolah dasar. Kegiatan pembelajaran di kelas tidak dapat dilepaskan dari

kemampuan siswa dalam membaca. Pada dasarnya kemampuan membaca

menjadi suatu kebutuhan yang harus dipenuhi. Sehingga kemampuan

membaca harus dilatih sejak dini. Namun pada kenyataannya kemampuan

membaca siswa di kelas rendah masih sangat minim. Fakta tersebut terungkap

pada saat proses magang III di SD Inpres Andi Tonro. Terdapat beberapa

siswa yang memiliki kemampuan membaca rendah bahkan ada siswa yang

tidak bisa membaca. Kemampuan membaca terbagi menjadi dua yaitu

kemampuan membaca permulaan dan kemampuan membaca pemahaman.

Salah satu kemampuan membaca yaitu membaca permulaan. Kemampuan

membaca permulaan diberikan saat anak berada di kelas rendah, di sekolah

dasar. Kemampuan ini penting diberikan di awal karena dapat mendukung

Page 61: PENGARUH PENERAPAN METODE SAS (STRUKTURAL ANALITIK

48

terlaksananya proses pembelajaran, memahami bidang studi lain, dan sebagai

dasar bagi kemampuan membaca lanjut.

Sebelum dilakukan perlakuan, peneliti memberikan pretest berupa tes

membaca permulaan secara lisan oleh siswa pada kelas eksperimen maupun

kelas kontrol. Peneliti memberi teks bacaan lalu siswa membaca sesuai dengan

teks bacaan yang berikan peneliti. Lalu peneliti melakukan penilaian terhadap

kemampuan membaca permulaan siswa sesuai dengan kriteria penilaian

kemampuan membaca permulaan. Setelah itu, hasil pretest siswa kelas

eksperimen maupun kelas kontrol dianalisis untuk mengetahui kemampuan

awal membaca permulaan siswa kelas eksperimen maupun kelas kontrol.

Selanjutnya pemberian perlakuan berupa penerapan metode SAS

(Struktural Analitik Sintetik) berbantuan media kartu kata pada kelas

eksperimen dan penerapan metode abjad pada kelas kontrol. Penerapan

metode SAS (Struktural Analitik Sintetik) berbantuan media kartu kata pada

kelas eksperimen bertujuan untuk mengetahui pengaruh metode SAS

(Struktural Analitik Sintetik) berbantuan media kartu kata terhadap

kemampuan membaca permulaan siswa. Hal ini dikuatkan dengan adanya

penelitian yang relevan dengan penelitian ini yaitu penelitian yang dilakukan

oleh I Putu Suarmei Artana (2014) dalam e-jurnal skripsi yang berjudul

‘’Pengaruh Metode SAS berbantuan media kartu huruf terhadap kemampuan

membaca dan menulis siswa kelas II SD’’ (penelitian eksperimen pada SD

Negeri di Desa Panglatan murid kelas II Tahun Ajaran 2013/2014). Hasil

penelitian menunjukkan ada pengaruh positif Struktural Analitik dan Sintetik

(SAS) terhadap keterampilan murid menulis dan membaca permulaan

Page 62: PENGARUH PENERAPAN METODE SAS (STRUKTURAL ANALITIK

49

dibandingkan dengan metode abjad. Penelitian yang serupa dilakukan Siti

Aminah (2018) dalam e-jurnal skripsi yang berjudul "Pengaruh Metode

Sturuktur Analitik Sintetik (SAS) Pada Kemampuan Membaca Permulaan di

Kelas I di SD Muhammadiyah Kleco 1 Yogyakarta" (penelitian eksperimen

semu pada SD Muhammadiyah Kleco 1 Yogyakarta. Hasil penelitian Terdapat

pengaruh pada penerapan metode (SAS) Struktur Analitik Sintetik

dibandingkan dengan menggunakan metode konvensional biasa.

Setelah itu kedua kelas baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol

diberi posttes berupa tes membaca permulaan. Peneliti memberi teks bacaan

lalu siswa membaca sesuai dengan teks bacaan yang berikan peneliti. Lalu

peneliti melakukan penilaian kemampuan membaca permulaan siswa sesuai

dengan kriteria penilaian kemampuan membaca permulaan. Setelah itu hasil

posttest siswa kelas eksperimen maupun kelas kontrol dianalisis untuk

mengetahui kemampuan membaca permulaan setelah diberikan perlakuan.

Hasil posttest kelas eksperimen dianalisis untuk mengetahui

perbedaan kemampuan membaca permulaan kelas eksperimen dan kelas

kontrol. Membandingkan perbedaan tersebut untuk mengetahui apakah

terdapat pengaruh penerapan metode SAS berbantuan media kartu kata

terhadap kemampuan membaca permulaan siswa kelas eksperimen dengan

siswa kelas kontrol yang diterapkan metode abjad. kelas. Menarik kesimpulan

apakah metode SAS berbantuan media kartu kata berpengaruh terhadap

kemampuan membaca permulaan siswa kelas I.

Page 63: PENGARUH PENERAPAN METODE SAS (STRUKTURAL ANALITIK

50

Bagan 2.1 Kerangka Pikir Penelitian

Page 64: PENGARUH PENERAPAN METODE SAS (STRUKTURAL ANALITIK

51

C. Hipotesis Penelitian

Hipotesis penelitian merupakan jawaban sementara terhadap rumusan

masalah penelitian, dimana rumusan penelitian telah dinyatakan dalam bentuk

kalimat pertanyaan (Sugiono, 2019: 115).

Berdasarkan deskripsi teori dan kerangka pikir di atas, dapat diambil

suatu hipotesis penelitian adalah sebagai berikut :

H0 : Tidak terdapat perbedaan antara penerapan metode Struktural

Analitik Sintetik (SAS) berbantuan media kartu kata dengan metode

abjad terhadap kemampuan membaca permulaan kelas I SD Inpres

Andi Tonro Kecamatan Tamalate Kota Makassar.

H1 : Terdapat perbedaan antara penerapan metode Struktural Analitik

Sintetik (SAS) berbantuan media kartu kata dengan metode abjad

terhadap kemampuan membaca permulaan kelas I SD Inpres Andi

Tonro Kecamatan Tamalate Kota Makassar.

Hipotesis statistik dapat dirumuskan sebagai berikut :

H0 : µ1 = µ2 µ1 = nilai posttest kelas eksperimen

H1 : µ1 ≠ µ2 µ2 = nilai posttest kelas kontrol

Keterangan :

H0 : Tidak terdapat perbedaan antara penerapan metode Struktural Analitik

Sintetik (SAS) berbantuan media kartu kata dengan metode abjad

terhadap kemampuan membaca permulaan kelas I SD Inpres Andi

Tonro Kecamatan Tamalate Kota Makassar.

H1 : Terdapat perbedaan antara penerapan metode Struktural Analitik

Sintetik (SAS) berbantuan media kartu kata dengan metode abjad

Page 65: PENGARUH PENERAPAN METODE SAS (STRUKTURAL ANALITIK

52

terhadap kemampuan membaca permulaan kelas I SD Inpres Andi

Tonro Kecamatan Tamalate Kota Makassar.

Kaidah Pengujian:

H0 diterima apabila : t hitung < t tabel

H1 diterima apabila : t hitung > t tabel

Page 66: PENGARUH PENERAPAN METODE SAS (STRUKTURAL ANALITIK

53

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan menggunakan

pendekatan kuantitatif. Metode eksperimen Cresweel (Sugiono; 2019: 127)

menyatakan bahwa penelitian eksperimen digunakan apabila peneliti ingin

mengetahui pengaruh sebab dan akibat antara variabel independen dan

dependen.

2. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan adalah quasi experimental design.

Bentuk desain eksperimen ini merupakan pengembangan dari true

experimental design, yang sulit digunakan. Quasi experimental design

digunakan pada kenyataan sulit mendapatkan kelompok kontrol yang

digunakan untuk penelitian. Karena dalam desain quasi experimental design

tidak ada kelompok yang diambil secara random.

Berdasarkan pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa quasi

experimental design adalah jenis desain penelitian yang memiliki kelompok

kontrol dan kelompok eksperimen tidak dipilih secara random. Peneliti

menggunakan desain quasi experimental design karena dalam penelitian ini

terdapat variabel-varibel dari luar yang tidak dapat dikontrol oleh peneliti.

Menurut Sugiyono (2019:136-137) quasi experimental design terdapat

dua bentuk yaitu time series design dan nonequivalent control group design.

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi experimental design

Page 67: PENGARUH PENERAPAN METODE SAS (STRUKTURAL ANALITIK

54

dengan bentuk nonequivalent control group design. Sebelum diberi perlakuan

baik kelas eksperimen dan kelas kontrol diberi tes yaitu pretest, pretest yang

diberikan berupa tes kemampuan membaca permulaan secara lisan oleh siswa.

Peneliti memberikan teks bacaan lalu siswa membaca teks bacaan yang

diberikan oleh peneliti dengan maksud untuk mengetahui kemampuan

membaca permulaan sebelum perlakuan.

Kemudian setelah diberikan perlakuan pada kelas eksperimen berupa

penerapan metode SAS (Struktural Analitik Sintetik) berbantuan media kartu

pada pembelajaran membaca permulaan dan kelas kontrol tanpa perlakuan

atau pembelajaran membaca permulaan seperti biasa yaitu dengan metode

abjad kemudian kedua kelas diberikan tes yaitu posttest, berupa tes

kemampuan membaca permulaan secara lisan oleh siswa. Peneliti

memberikan teks bacaan lalu siswa membaca teks bacaan yang diberikan oleh

peneliti untuk mengetahui kemampuan membaca permulaan setelah

perlakuan. Berikut merupakan gambar quasi experimental design bentuk

nonequivalent control group design Sugiyono (2019:138)

Keterangan:

O1= nilai pretest kelas yang diberi perlakuan (eksperimen)

O2= nilai posttest kelas yang diberi perlakuan (eksperimen)

O3= nilai prestest kelas yang tidak diberi perlakuan (kontrol)

Page 68: PENGARUH PENERAPAN METODE SAS (STRUKTURAL ANALITIK

55

O4= nilai posttest kelas yang tidak diberi perlakuan (kontrol)

X= perlakuan berupa penerapan metode SAS (Struktural Analitik

Sintetik) berbantuan media kartu kata.

Pretest sebelum melakukan perlakuan baik untuk kelas eksperimen

maupun kelas kontrol (O1, O3) dapat digunakan sebagai dasar dalam

menentukan perubahan. Pemberian posttest pada akhir perlakuan akan

menunjukan seberapa jauh akibat dari perlakuan. Hal ini dilakukan dengan

cara melihat perbedaan nilai (O2–O1) sedangkan pada kelas kontrol tidak

diberi perlakuan pembelajaran seperti biasa dengan metode abjad.

3. Variabel Penelitian

Menurut Sugiyono (2019: 75) variabel penelitian adalah suatu atribut

atau sifat atau nilai dari orang, obyek, organisasi atau kegiatan yang

mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan

kemudian ditarik kesimpulannya. Variabel yang digunakan dalam penelitian

ini adalah:

a. Variabel Bebas

Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi

sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat). Variabel

bebas dalam penelitian ini adalah penerapan metode pembelajaran SAS

(Struktural Analitik Sintetik) berbantuan media kartu kata.

b. Variabel Terikat

Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang

menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Variabel terikat dari penelitian

ini adalah kemampuan membaca permulaan siswa.

Page 69: PENGARUH PENERAPAN METODE SAS (STRUKTURAL ANALITIK

56

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Menurut Sugiono (2019:145) populasi adalah wilayah generaliasi

yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas karakteristik tertentu

yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini seluruh siswa kelas I SD Inpres

Andi Tonro berjumlah 56 siswa.

2. Sampel

Sesuai dengan desain penelitian yang akan digunakan dalam

penelitian ini, yaitu non-equivalent control group design. Pada penelitian ini

kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol tidak dipilih secara random.

Sampel menurut Sugiono (2019:146) adalah bagian dari jumlah karakteristik

yang dimiliki oleh populasi. Pengambilan sampel dalam penelitian ini

menggunakan teknik sampling jenuh sehingga sampel pada penelitian ini yaitu

seluruh siswa kelas I SD Inpres Andi Tonro berjumlah 56 siswa yang terdiri

dari 28 siswa di kelas eksperimen dan 28 siswa di kelas kontrol.

C. Definisi Operasional Variabel

1. Metode Pembelajaran SAS (Struktural Analitik Sintetik Berbantuan

Media Kartu Kata).

Metode SAS (Struktural Analitik Sintetik) adalah metode yang

disediakan untuk belajar membaca dan menulis permulaan di kelas permulaan

SD. Struktural menampilkan keseluruhan dan memperkenalkan kalimat yang

utuh, Analitik melakukan proses penguraian, Sintetik melakukan

penggabungan kembali kepada bentuk struktural semula.

Page 70: PENGARUH PENERAPAN METODE SAS (STRUKTURAL ANALITIK

57

Kartu kata adalah kartu yang berisi satu kata yang telah memiliki arti.

Kartu kata yang dimaksud adalah kertas tebal yang dipotong dengan ukuran

tertentu berbentuk persegi dengan berisikan tulisan huruf-huruf abjad yang

tersusun membentuk kata yang mempunyai makna atau maksud. Kata dalam

kartu kata bisa berarti kata benda, kata sifat dan kata kerja. Adanya perpaduan

metode dan media dalam proses pembelajaran maka siswa semakin

termotivasi mengikuti pembelajaran di kelas.

2. Kemampuan Membaca Permulaan

Kemampuan membaca permulaan diberikan saat anak berada di kelas

rendah, di sekolah dasar. Kemampuan ini penting diberikan di awal karena

dapat mendukung terlaksananya proses pembelajaran, memahami bidang studi

lain, dan sebagai dasar bagi kemampuan membaca lanjut. Membaca

Permulaan merupakan tahapan proses belajar membaca bagi siswa sekolah

dasar kelas awal. Siswa belajar untuk memperoleh kemampuan dan menguasai

teknik-teknik membaca dan menangkap isi bacaan dengan baik.

D. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes.

Tes yang diberikan yaitu pretest dan posttest. Pretest dilaksanakan sebelum

penerapan metode SAS (Struktural Analitik Sintetik) berbantuan media kartu

kata dalam pembelajaran membaca permulaan pada kelas eksperimen dan

tanpa perlakuan pada kelas kontrol atau pembelajaran membaca permulaan

seperti biasa menerapkan metode abjad, sedangkan posttest diberikan setelah

penerapan metode SAS (Struktural Analitik Sintetik) berbantuan media kartu

kata dalam pembelajaran membaca permulaan pada kelas eksperimen dan

Page 71: PENGARUH PENERAPAN METODE SAS (STRUKTURAL ANALITIK

58

tanpa perlakuan pada kelas kontrol atau pembelajaran membaca permulaan

seperti biasa menerapkan metode abjad. Adapun kriteria penilaian berdasarkan

aspek :

1. Kecepatan menyuarakan tulisan.

2. Kewajaran lafal

3. Kewajaran intonasi

4. Kelancaran

5. Kejelasan suara

Pedoman penilaian membaca permulaan ini terdiri dari lima aspek yang

kemudian dari masing-masing aspek diberi skor. Kriteria Penilaian

Kemampuan Membaca Permulaan pada penelitian ini yaitu sebagai berikut :

Tabel 3.1 : Kriteria Penilaian Kemampuan Membaca Permulaan

Adapun kisi-kisi pemberian skor penilaian kemampuan membaca

permulaan akan dijelaskan pada lampiran 9 tabel 6

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah langkah yang paling utama dalam

penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data.

No Aspek Penilaian Skor

1 Kecepatan Menyuarakan Tulisan 20

2 Kewajaran Lafal 20

3 Kewajaran Intonasi 20

4 Kelancaran 20

5 Kejelasan Suara 20

Jumlah 100

Page 72: PENGARUH PENERAPAN METODE SAS (STRUKTURAL ANALITIK

59

Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan

mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan.

Teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti adalah tes. Tes

yang digunakan peneliti adalah untuk mengukur kemampuan membaca

permulaan siswa.

1. Pretest

Pretest dilakukan sebelum diberi perlakuan baik kelas eksperimen dan

kelas kontrol diberi tes yaitu pretest, pretest yang diberikan berupa tes

kemampuan membaca permulaan secara lisan oleh siswa. Peneliti

memberikan teks bacaan lalu siswa membaca teks bacaan yang diberikan oleh

peneliti. Pretest dilakukan untuk mengetahui kemampuan membaca

permulaan siswa sebelum penerapan metode SAS (Struktural Analitik

Sintetik) berbantuan media kartu kata dalam pembelajaran membaca

permulaan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol tanpa perlakuan atau

pembelajaran membaca permulaan seperti biasa yaitu dengan metode abjad.

2. Posttest

Posttest dilakukan setelah diberikan perlakuan berupa penerapan

metode SAS (Struktural Analitik Sintetik) berbantuan media kartu kata dalam

pembelajaran membaca permulaan pada kelas eksperimen dan tanpa perlakuan

pada kelas kontrol atau pembelajaran membaca permulaan seperti biasa yaitu

dengan metode abjad. Posttest yang diberikan berupa tes kemampuan

membaca permulaan secara lisan oleh siswa. Peneliti memberikan teks bacaan

lalu siswa membaca teks bacaan yang diberikan oleh peneliti untuk

mengetahui kemampuan membaca permulaan setelah perlakuan.

Page 73: PENGARUH PENERAPAN METODE SAS (STRUKTURAL ANALITIK

60

F. Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden

atau sumber data lain terkumpul. Teknik analisis data dalam penelitian

kuantitatif menggunakan statistik. Analisis diamati dengan mempelajari

seluruh data dari penelitian yang dilakukan untuk membuat rangkuman inti.

Langkah selanjutnya menyusun dan memeriksa keabsahan data yang telah

diperoleh dan tahap terakhir disimpulkan. Dari data yang berhasil yang

terkumpul selanjutnya dianalisis dengan menggunakan SPSS (Statistical

Package for the Social Sciences ) versi 25 for windows.

1. Analisis Statistik Deskriptif

Analisis statistik deskriptif merupakan statistik yang digunakan untuk

menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan hasil

tes kemampuan membaca permulaan siswa baik pada kelas eksperimen

maupun kelas kontrol. Analisis desktriptif pada penelitian ini terbagi menjadi

dua yaitu analisis deskriptif sebelum perlakuan dan analisis deskriptif setelah

perlakuan.

Pada analisis statistik deskriptif sebelum perlakuan, data yang dianalisis

yaitu data pretest kelas eksperimen dan data pretest kelas kontrol. Pretest

yang diberikan berupa tes kemampuan membaca permulaan secara lisan oleh

siswa. Peneliti memberikan teks bacaan lalu siswa membaca teks bacaan

yang diberikan oleh peneliti. Analisis sebelum perlakuan bertujuan untuk

mengetahui kondisi sampel sebelum diberi perlakuan berupa penerapan SAS

(Struktural Analitik Sintetik) berbantuan media kartu kata dalam

pembelajaran membaca permulaan pada kelas eksperimen dan tanpa

Page 74: PENGARUH PENERAPAN METODE SAS (STRUKTURAL ANALITIK

61

perlakuan di kelas kontrol atau pembelajaran membaca permulaan seperti

biasa yaitu dengan metode abjad. Adapun hasil analisis data diolah

menggunakan SPSS 25.

Pada analisis deskriptif setelah perlakuan data yang dianalisis yaitu data

posttest kelas eksperimen dan data posttest kelas kontrol. Analisis data

setelah perlakuan bertujuan untuk mengetahui kondisi sampel setelah diberi

perlakuan yang berupa penerapan metode SAS (Struktural Analitik Sintetik)

berbantuan media kartu kata dalam pembelajaran membaca permulaan pada

kelas eksperimen dan tanpa perlakuan di kelas kontrol atau pembelajaran

membaca permulaan seperti biasa yaitu dengan metode abjad. Adapun hasil

analisis data diolah menggunakan SPSS 25.

Adapun analisis deskriptif yang dilakukan adalah mencari nilai rata-rata

(mean), standar eror,median, standar deviasi, variance, range, nilai maksimal

dan nilai minimal serta sum dengan menggunakan aplikasi SPSS versi 25.

Setelah mengetahui analisis deskriptif berupa mencari nilai rata-rata

(mean), standar eror,median, standar deviasi, variance, range, nilai maksimal

dan nilai minimal serta sum dengan menggunakan aplikasi SPSS versi 25.

Selanjutnya analisis perbedaan kemampuan membaca permulaan kelas

eksperimen dan kelas kontrol . Pada analisis perbedaan kemampuan membaca

permulaan kelas eksperimen dan kelas kontrol dilakukan untuk mengetahui

pengaruh perlakuan berupa penerapan metode SAS (Struktural Analitik

Sintetik) berbantuan media kartu kata terhadap kemampuan membaca

permulaan kelas I SD Inpres Andi Tonro Kecamatan Tamalate Kota

Makassar. Adapun langkah-langkah untuk mengetahui pengaruh metode SAS

Page 75: PENGARUH PENERAPAN METODE SAS (STRUKTURAL ANALITIK

62

(Struktural Analitik Sintetik) berbantuan media kartu kata terhadap

kemampuan membaca permulaan antara lain dengan melakukan analisis data

kelas eksperimen, analisis data kelas kontrol, dan membandingkan kedua data

untuk menarik kesimpulan.

Pada analisis data kelas eksperimen akan dijelaskan hasil analisis

statistik data kelas eksperimen baik sebelum perlakuan maupun setelah

perlakuan. Analisis data kelas eksperimen dilakukan untuk mengetahui hasil

perolehan kelas eksperimen baik hasil pretest maupun hasil posttest. Setelah

mengetahui hasil pretest dan posttest kelas eksperimen kedua hasil tersebut

akan dibandingkan untuk mengetahui seberapa jauh akibat dari perlakuan.

Hal ini dilakukan dengan cara melihat perbedaan nilai O2–O1 (O1= nilai

pretest kelompok yang diberi perlakuan dan O2= nilai posttest kelompok

yang diberi perlakuan).

Pada analisis data kelas kontrol akan dijelaskan hasil analisis statistik

data kelas kontrol baik sebelum perlakuan maupun setelah perlakuan.

Analisis data kelas kontrol dilakukan untuk mengetahui hasil perolehan kelas

kontrol baik hasil pretest maupun hasil posttest. Setelah mengetahui hasil

pretest dan posttest kelas kontrol kedua hasil tersebut akan dibandingkan

untuk mengetahui kemampuan siswa sebelum dan setelah diterapkannya

metode abjad. Hal ini dilakukan dengan cara melihat perbedaan nilai O4–O3

(O3= nilai pretest kelas kontrol dan O4 = nilai posttest kelas kontrol )

Setelah melakukan analisis data kelas eksperimen dan analisis data

kelas kontrol sebelum maupun setelah perlakuan. Hasil tes kemampuan

membaca permulaan siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol akan

Page 76: PENGARUH PENERAPAN METODE SAS (STRUKTURAL ANALITIK

63

dibandingkan. Apabila hasil perbandingan tes kemampuan membaca

permulaan siswa antara kelas eksperimen dan kelas kontrol terdapat

perbedaan maka dapat disimpulkan penerapan metode SAS (Struktural

Analitik Sintetik) berbantuan media kartu kata berpengaruh terhadap

kemampuan membaca permulaan kelas I SD Inpres Andi Tonro Kecamatan

Tamalate Kota Makassar.

2. Analisis Statistik Inferensial

Analisis statistik inferensial merupakan teknik statistik yang digunakan

untuk menganalisis data sampel dan hasilnya diberlakukan untuk populasi.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang

diambil dalam penelitian berdistribusi normal atau tidak. Untuk menguji

normalitas data hasil penelitian diambil dari hasil posttest kelas eksperimen

dan hasil posttest kelas kontrol dengan menggunakan uji Kolmogorov-

Smirnov pada aplikasi SPSS versi 25 pada taraf signifikansi α = 0,05 untuk

data yang sama yaitu sebanyak 28 siswa dari kelas eksperimen dan 28 siswa

dari kelas kontrol

Kriteria pengujian normalitas dengan hasil olahan SPSS versi 25 yaitu:

1) Jika sig> 0,05 maka data berdistrubusi normal

2) Jika sig< 0,05 maka data berdistrubusi tidak normal

b. Uji Homogenitas

Pengujian homogenitas variansi adalah pengujian untuk mengetahui

apakah variansi-variansi dari sejumlah populasi sama atau tidak. Uji

homogenitas pada penelitian ini menggunakan aplikasi SPSS (Statistical

Page 77: PENGARUH PENERAPAN METODE SAS (STRUKTURAL ANALITIK

64

Package for Social Science) versi 25. Adapun taraf kesalahan (taraf

siginifikan) yang digunakan adalah α = 0,05. Kaidah pengujiannya adalah

sebagai berikut :

1) Jika nilai Sig > 0,05 data homogen

2) Jika nilai Sig < 0,05 data tidak homogen

c. Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis ini dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat

perbedaan antara penerapan metode Struktural Analitik Sintetik (SAS)

berbantuan media kartu kata dengan metode abjad terhadap kemampuan

membaca permulaan kelas I SD Inpres Andi Tonro Kecamatan Tamalate

Kota Makassar.

Pengujian ini dilakukan dengan metode uji t sampel independent pada

program SPSS (Statistical Package for Social Science) versi 25. Adapaun

taraf kesalahan (α) yang digunakan adalah 0,05. Adapun hipotesis yang

disajikan dalam penelitian ini adalah:

H0 : Tidak terdapat perbedaan antara penerapan metode Struktural

Analitik Sintetik (SAS) berbantuan media kartu kata dengan metode

abjad terhadap kemampuan membaca permulaan kelas I SD Inpres

Andi Tonro Kecamatan Tamalate Kota Makassar.

H1 : Terdapat perbedaan antara penerapan metode Struktural Analitik

Sintetik (SAS) berbantuan media kartu kata dengan metode abjad

terhadap kemampuan membaca permulaan kelas I SD Inpres Andi

Tonro Kecamatan Tamalate Kota Makassar.

Page 78: PENGARUH PENERAPAN METODE SAS (STRUKTURAL ANALITIK

65

Hipotesis statistik dapat dirumuskan sebagai berikut :

H0 : µ1 = µ2 µ1 = nilai posttest kelas eksperimen

H1 : µ1 ≠ µ2 µ2 = nilai posttest kelas kontrol

Keterangan :

H0 : Tidak terdapat perbedaan antara penerapan metode Struktural Analitik

Sintetik (SAS) berbantuan media kartu kata dengan metode abjad

terhadap kemampuan membaca permulaan kelas I SD Inpres Andi

Tonro Kecamatan Tamalate Kota Makassar.

H1 : Terdapat perbedaan antara penerapan metode Struktural Analitik

Sintetik (SAS) berbantuan media kartu kata dengan metode abjad

terhadap kemampuan membaca permulaan kelas I SD Inpres Andi

Tonro Kecamatan Tamalate Kota Makassar.

Kaidah Pengujian:

H0 diterima apabila : t hitung < t tabel

H1 diterima apabila : t hitung > t tabel

Page 79: PENGARUH PENERAPAN METODE SAS (STRUKTURAL ANALITIK

66

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Penelitian ini menggunakan penelitian eksperimen dengan desain

penelitian yang digunakan adalah quasi experimental design. Penelitian

dengan desain quasi experimental design, menggunakan dua kelas yang terdiri

dari kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kelas eksperimen diberi perlakuan

berupa penerapan metode SAS (Struktural Analitik Sintetik) berbantuan media

kartu kata dalam pembelajaran membaca permulaan, sedangkan kelas kontrol

tanpa perlakuan atau pembelajaran membaca permulaan seperti biasa yaitu

dengan metode abjad.

Seperti yang telah dipaparkan sebelumnya, terdapat tiga rumusan

masalah yang memandu penelitian ini. Rumusan masalah pertama adalah

terkait kemampuan membaca permulaan siswa kelas I SD Inpres Andi Tonro

Kecamatan Tamalate Kota Makassar sebelum diberi perlakuan dan setelah

diberi perlakuan berupa penerapan metode SAS (Struktural Analitik Sintetik)

berbantuan media kartu kata pada kelas eksperimen dan tanpa perlakuan atau

penerapan metode abjad pada kelas kontrol. Rumusan masalah kedua adalah

terkait pengaruh metode SAS (Struktural Analitik Sintetik) berbantuan media

kartu kata terhadap kemampuan membaca permulaan kelas I SD Inpres Andi

Tonro Kecamatan Tamalate Kota Makassar dan rumusan masalah ketiga

adalah terkait perbedaan antara penerapan metode Struktural Analitik Sintetik

(SAS) berbantuan media kartu kata dengan metode abjad terhadap

kemampuan membaca permulaan kelas I SD Inpres Andi Tonro Kecamatan

Page 80: PENGARUH PENERAPAN METODE SAS (STRUKTURAL ANALITIK

67

Tamalate Kota Makassar. Berikut pemaparan hasil penelitian terkait setiap

rumusan masalah.

1. Kemampuan Membaca Permulaan Siswa Kelas I SD Inpres Andi Tonro

Berikut ini merupakan pemaparan hasil terkait rumusan masalah

pertama yaitu kemampuan membaca permulaan siswa kelas I SD Inpres Andi

Tonro Kecamatan Tamalate Kota Makassar sebelum diberi perlakuan dan

setelah diberi perlakuan berupa penerapan metode SAS (Struktural Analitik

Sintetik) berbantuan media kartu kata pada kelas eksperimen dan tanpa

perlakuan atau penerapan metode abjad pada kelas kontrol. Pemaparan hasil

terbagi menjadi dua bagian yang dijelaskan seperti berikut ini :

a. Kemampuan Membaca Permulaan Siswa Kelas I SD Inpres Andi Tonro

Sebelum Perlakuan

Kemampuan membaca permulaan siswa kelas I SD Inpres Andi Tonro

sebelum perlakuan diketahui dari hasil analisis deskriptif sebelum perlakuan,

data yang dianalisis yaitu data pretest kelas eksperimen dan data pretest kelas

kontrol. Pretest yang diberikan berupa tes kemampuan membaca permulaan

secara lisan oleh siswa. Peneliti memberikan teks bacaan lalu siswa membaca

teks bacaan yang diberikan oleh peneliti. Setelah itu, peneliti melakukan

penilaian sesuai dengan kriteria penilaian kemampuan membaca permulaan.

Nilai hasil pretest kelas eksperimen maupun kelas kontrol kemudian

dianalisis. Analisis data hasil pretest bertujuan untuk mengetahui kondisi

sampel sebelum diberi perlakuan berupa penerapan penerapan SAS (Struktural

Analitik Sintetik) berbantuan media kartu kata pada pembelajaran membaca

permulaan siswa di kelas eksperimen dan tanpa perlakuan di kelas kontrol

Page 81: PENGARUH PENERAPAN METODE SAS (STRUKTURAL ANALITIK

68

atau pembelajaran membaca permulaan seperti biasa yaitu dengan metode

abjad. Adapun hasil analisis data dengan menggunakan SPSS 25 sebagai

berikut :

Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Hasil Pretest Kemampuan Membaca

Permulaan Kelas Eksperimen

Output SPSS 25

Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui frekuensi nilai siswa kelas

eksperimen sebelum diberi perlakuan antara lain siswa yang mendapat nilai 40

sebanyak 3 siswa, nilai 50 sebanyak 2 siswa, nilai 55 sebanyak 5 siswa, 60

sebanyak 6 siswa, 65 sebanyak 6 siswa, 70 sebanyak 3 siswa dan 75 sebanyak

3 siswa. Nilai tertinggi yang diperoleh kelas eksperimen yaitu 75 sedangkan

nilai terendah yaitu 40, dilihat dari pernyataan tersebut dapat diketahui 78,6 %

siswa dikelas eksperimen mendapat nilai di bawah KKM (KKM=70) atau

terdapat 22 siswa yang tidak berhasil mencapai nilai KKM, sedangkan 21,4 %

mendapat nilai diatas KKM atau dengan kata lain 6 siswa berhasil mencapai

nilai lebih dari sama dengan nilai KKM, dengan demikian persentase siswa

yang belum mencapai nilai KKM lebih besar daripada siswa yang mencapai

Pretest Eksperimen

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 40 3 10,7 10,7 10,7

50 2 7,1 7,1 17,9

55 5 17,9 17,9 35,7

60 6 21,4 21,4 57,1

65 6 21,4 21,4 78,6

70 3 10,7 10,7 89,3

75 3 10,7 10,7 100,0

Total 28 100,0 100,0

Page 82: PENGARUH PENERAPAN METODE SAS (STRUKTURAL ANALITIK

69

nilai KKM. Oleh karena itu, perlu adanya perbaikan untuk meningkatkan

kemampuan membaca permulaan siswa. Pernyataan di atas digambarkan

dalam bentuk grafik seperti di bawah ini :

Grafik 4.1. Distribusi Frekuensi Hasil Pretest Kemampuan

Membaca Permulaan Kelas Eksperimen

Output SPSS 25

Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Hasil Pretest Kemampuan Membaca

Permulaan Kelas Kontrol

O

B

Output SPSS 25

Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui frekuensi nilai siswa kelas

kontrol sebelum diberi perlakuan antara lain siswa yang mendapat nilai 45

sebanyak 1 siswa, nilai 50 sebanyak 4 siswa, nilai 55 sebanyak 3 siswa, 60

Pretest Kontrol

Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid 45 1 3,6 3,6 3,6

50 4 14,3 14,3 17,9

55 3 10,7 10,7 28,6

60 5 17,9 17,9 46,4

65 5 17,9 17,9 64,3

70 5 17,9 17,9 82,1

75 5 17,9 17,9 100,0

Total 28 100,0 100,0

Page 83: PENGARUH PENERAPAN METODE SAS (STRUKTURAL ANALITIK

70

sebanyak 5 siswa, 65 sebanyak 5 siswa, 70 sebanyak 5 siswa, 75 sebanyak 5

siswa.

Nilai tertinggi yang diperoleh kelas kontrol yaitu 75 sedangkan nilai

terendah yaitu 45, dilihat dari pernyataan tersebut dapat diketahui 64,3% siswa

dikelas kontrol mendapat nilai di bawah KKM (KKM=70) atau terdapat 18

siswa yang tidak berhasil mencapai nilai KKM, sedangkan 35,7% mendapat

nilai diatas KKM atau dengan kata lain 10 siswa berhasil mencapai nilai lebih

dari sama dengan nilai KKM, dengan demikian persentase siswa yang belum

mencapai nilai KKM lebih besar daripada siswa yang mencapai nilai KKM.

Pernyataan di atas digambarkan dalam bentuk grafik seperti di bawah ini :

Grafik 4.2. Distribusi Frekuensi Hasil Pretest Kemampuan

Membaca Permulaan Kelas Kontrol

Output SPSS 25

Berdasarkan distribusi frekuensi hasil pretest kemampuan membaca

permulaan siswa diperoleh dari hasil nilai pretest yang diberikan pada kelas

eksperimen maupun kelas kontrol terkait kemampuan membaca permulaan

siswa, kemampuan membaca siswa di kedua masih tergolong rendah terbukti

dari perolehan nilai pretest kedua kelas. Jumlah siswa yang mendapat nilai

Page 84: PENGARUH PENERAPAN METODE SAS (STRUKTURAL ANALITIK

71

dibawah KKM (KKM=70) lebih banyak daripada jumlah siswa yang

mendapat nilai sama dengan di atas KKM

Distribusi frekuensi hasil pretest kemampuan membaca permulaan

siswa menjadi dasar untuk melakukan analisis deskriptif , setelah kedua data

tersebut dianalisis dengan analisis deskriptif menggunakan aplikasi SPSS 25.

Adapun hasil analisis deskriptif kedua data yaitu sebagai berikut :

Tabel 4.3.

Analisis Statistik Deskriptif Sebelum Perlakuan Kelas Eksperimen dan

Kelas Kontrol

Statistics

Pretest Eksperimen Pretest Kontrol

N Valid 28 28

Missing 0 0

Mean 60,00 62,86

Std. Error of Mean 1,872 1,714

Median 60,00 65,00

Std. Deviation 9,907 9,071

Variance 98,148 82,275

Range 35 30

Minimum 40 45

Maximum 75 75

Sum 1680 1760

Output SPSS 25

Berdasarkan tabel 4.3 diketahui hasil pretest diperoleh nilai rata-rata

kelas eksperimen yaitu 60,00 dengan jumlah sampel 28 siswa sedangkan

untuk kelas kontrol diperoleh nilai rata-rata 62,86 dengan jumlah sampel 28

siswa. Nilai maksimum dari kelas eksperimen yaitu 75 begitu pula dengan

kelas kontrol nilai maksimumnya yaitu 75, sedangkan nilai minimum untuk

kedua kelas yaitu 40 untuk kelas eksperimen dan 45 untuk kelas kontrol.

Standar eror pada kelas eksperimen 1,872 sedangkan pada kelas kontrol

Page 85: PENGARUH PENERAPAN METODE SAS (STRUKTURAL ANALITIK

72

1,714. Adapun median dari kedua kelas antara lain 60,00 untuk kelas

eksperimen dan 65,00 untuk kelas kontrol. Standar deviasi yang diperoleh

dari kelas eksperimen yaitu 9,907 sedangkan kelas kontrol 9,071. Variance

kedua data antara lain 98,148 untuk kelas eksperimen dan 82,275 untuk kelas

kontrol. Range pada kelas eksperimen 35 dan kelas kontrol 30. Sum dari

kedua data adalah 1680 untuk kelas eksperimen dan 1760 untuk kelas kontrol.

Berdasarkan hasil analisis data sebelum perlakuan dapat disimpulkan

kemampuan membaca permulaan kelas eksperimen dan kelas kontrol

terbilang sama. Hal ini dibuktikan dari perolehan nilai rata-rata kelas

eksperimen dan kelas kontrol sama-sama dibawah KKM (KKM=70) yaitu

60,00 untuk kelas eksperimen dan 62,86 untuk kelas kontrol.

b. Kemampuan Membaca Permulaan Siswa Kelas I SD Inpres Andi Tonro

Setelah Perlakuan.

Kemampuan membaca permulaan siswa kelas I SD Inpres Andi Tonro

setelah perlakuan diketahui dari hasil analisis deskriptif setelah perlakuan,

data yang dianalisis yaitu data posttest kelas eksperimen dan data posttest

kelas kontrol. Perlakuan yang diberikan pada kelas eksperimen yaitu

penerapan metode SAS (Struktural Analitik Sintetik) berbantuan media kartu

kata dalam pembelajaran membaca permulaan sedangkan pada kelas kontrol

tanpa ada perlakuan atau pembelajaran membaca permulaan seperti biasa yaitu

dengan metode abjad. Setelah diberikan perlakuan pada kelas eksperimen dan

tanpa perlakuan pada kelas kontrol kedua kelas diberi posttest, posttest yang

diberikan berupa tes kemampuan membaca permulaan secara lisan oleh siswa.

Peneliti memberikan teks bacaan lalu siswa membaca teks bacaan yang

diberikan oleh peneliti. Setelah itu, peneliti melakukan penilaian sesuai

Page 86: PENGARUH PENERAPAN METODE SAS (STRUKTURAL ANALITIK

73

dengan kriteria penilaian kemampuan membaca permulaan. Nilai hasil

posttest kelas eksperimen maupun kelas kontrol kemudian dianalisis.

Analisis data hasil posttest bertujuan untuk mengetahui kondisi sampel

setelah diberi perlakuan yang berupa penerapan metode SAS (Struktural

Analitik Sintetik) berbantuan media kartu kata dalam pembelajaran membaca

permulaan pada kelas eksperimen dan tanpa perlakuan di kelas kontrol atau

pembelajaran membaca permulaan seperti biasa yaitu dengan metode abjad.

Adapun hasil analisis data dengan menggunakan SPSS 25 sebagai berikut :

Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Hasil Posttest Kemampuan Membaca

Permulaan Kelas Eksperimen

Output SPSS 25

Berdasarkan tabel 4.4 dapat diketahui frekuensi nilai siswa kelas

eksperimen setelah diberi perlakuan antara lain siswa yang mendapat nilai 70

sebanyak 7 siswa, nilai 75 sebanyak 5 siswa, nilai 80 sebanyak 7 siswa, 85

sebanyak 6 siswa, 90 sebanyak 2 siswa, dan 95 sebanyak 1 siswa. Nilai

tertinggi yang diperoleh kelas eksperimen yaitu 95 sedangkan nilai terendah

yaitu 70, dilihat dari pernyataan tersebut dapat diketahui 100% siswa di kelas

eksperimen berhasil mendapat nilai di atas KKM (KKM=70) atau terdapat 28

Posttest Eksperimen

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 70 7 25,0 25,0 25,0

75 5 17,9 17,9 42,9

80 7 25,0 25,0 67,9

85 6 21,4 21,4 89,3

90 2 7,1 7,1 96,4

95 1 3,6 3,6 100,0

Total 28 100,0 100,0

Page 87: PENGARUH PENERAPAN METODE SAS (STRUKTURAL ANALITIK

74

siswa berhasil mencapai nilai KKM, sedangkan 0% mendapat nilai di bawah

KKM atau dengan kata lain seluruh siswa di kelas eksperimen berhasil

mencapai nilai lebih dari sama dengan nilai KKM. Pernyataan di atas

digambarkan dalam bentuk grafik seperti di bawah ini :

Grafik 4.3. Distribusi Frekuensi Hasil Posttest Kemampuan

Membaca Permulaan Kelas Eksperimen

Output SPSS 25

Tabel 4.5. Distribusi Frekuensi Hasil Posttest Kemampuan Membaca

Permulaan Kelas kontrol

Posttest Kontrol

Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid 55 1 3,6 3,6 3,6

60 3 10,7 10,7 14,3

65 4 14,3 14,3 28,6

70 8 28,6 28,6 57,1

75 6 21,4 21,4 78,6

80 3 10,7 10,7 89,3

85 3 10,7 10,7 100,0

Total 28 100,0 100,0

Output SPSS 25

Page 88: PENGARUH PENERAPAN METODE SAS (STRUKTURAL ANALITIK

75

Berdasarkan tabel 4.5 dapat diketahui frekuensi nilai siswa kelas

kontrol setelah perlakuan pada kelas eksperimen antara lain siswa yang

mendapat nilai 55 sebanyak 1 siswa, nilai 60 sebanyak 3 siswa, nilai 65

sebanyak 4 siswa, 70 sebanyak 8 siswa, dan 85 sebanyak 3 siswa.

Nilai tertinggi yang diperoleh kelas kontrol yaitu 85 sedangkan nilai

terendah yaitu 55, dilihat dari pernyataan tersebut dapat diketahui 28,6% siswa

dikelas kontrol mendapat nilai di bawah KKM (KKM=70) atau terdapat 8

siswa yang tidak berhasil mencapai nilai KKM, sedangkan 71,4% mendapat

nilai diatas KKM atau dengan kata lain 10 siswa berhasil mencapai nilai lebih

dari sama dengan nilai KKM. Berdasarkan pernyataan tersebut dapat diketahui

masih ada siswa dikelas kontrol yang belum memiliki kemampuan membaca

yang baik. Pernyataan di atas digambarkan dalam bentuk grafik seperti di

bawah ini :

Grafik 4.4. Distribusi Frekuensi Hasil Posttest Kemampuan

Membaca Permulaan Kelas Kontrol

Output SPSS 25

Berdasarkan distribusi frekuensi hasil posttest kemampuan membaca

permulaan siswa, diperoleh dari hasil nilai posttest yang diberikan pada kelas

Page 89: PENGARUH PENERAPAN METODE SAS (STRUKTURAL ANALITIK

76

eksperimen maupun kelas kontrol terkait kemampuan membaca permulaan

siswa setelah perlakuan berupa penerapan metode SAS (Struktural Analitik

Sintetik) berbantuan media kartu kata pada kelas eksperimen dan tanpa

perlakuan di kelas kontrol maka dapat diketahui persentase keberhasilan

mencapai nilai KKM (KKM=70) pada kelas eksperimen lebih baik daripada

kelas kontrol yaitu 100% untuk kelas eksperimen dan 71,4 % untuk kelas

kontrol. Seluruh siswa kelas eksperimen berhasil mencapai nilai KKM

sedangkan masih terdapat 8 siswa di kelas kontrol belum mencapai KKM.

Distribusi frekuensi hasil posttest kemampuan membaca permulaan

siswa menjadi dasar untuk melakukan analisis deskriptif , setelah kedua data

tersebut dianalisis dengan analisis deskriptif menggunakan aplikasi SPSS 25.

Adapun hasil analisis deskriptif kedua data yaitu sebagai berikut :

Tabel 4.6. Analisis Statistik Deskriptif Setelah Perlakuan Kelas

Eksperimen dan Kelas Kontrol

Statistics

Posttest Eksperimen Posttest Kontrol

N Valid 28 28

Missing 0 0

Mean 78,93 71,43

Std. Error of Mean 1,345 1,496

Median 80,00 70,00

Std. Deviation 7,118 7,918

Variance 50,661 62,698

Range 25 30

Minimum 70 55

Maximum 95 85

Sum 2210 2000

Output SPSS 25

Page 90: PENGARUH PENERAPAN METODE SAS (STRUKTURAL ANALITIK

77

Berdasarkan tabel 4.6 diketahui hasil posttest diperoleh nilai rata-rata

kelas eksperimen yaitu 78,93 dengan jumlah sampel 28 siswa sedangkan untuk

kelas kontrol diperoleh nilai rata-rata 71,43 dengan jumlah sampel 28 siswa.

Nilai maksimum dari kedua kelas antara lain kelas eksperimen yaitu 95

sedangkan kelas kontrol nilai maksimumnya yaitu 85, sedangkan nilai

minimum untuk kedua kelas yaitu 70 untuk kelas eksperimen dan 55 untuk

kelas kontrol. Standar eror pada kelas eksperimen 1,345 sedangkan pada kelas

kontrol 1,496. Adapun median dari kedua kelas antara lain 80,00 untuk kelas

eksperimen dan 70,00 untuk kelas kontrol. Standar deviasi yang diperoleh dari

kelas eksperimen yaitu 7,118 sedangkan kelas kontrol 7,918. Variance kedua

data antara lain 50,661 untuk kelas eksperimen dan 62,698 untuk kelas kontrol.

Range pada kelas eksperimen 25 dan kelas kontrol 30. Sum dari kedua data

adalah 2210 untuk kelas eksperimen dan 2000 untuk kelas kontrol.

Berdasarkan hasil analisis data setelah perlakuan dapat disimpulkan

kemampuan membaca permulaan kelas eksperimen dan kelas kontrol terjadi

peningkatan . Hal ini dibuktikan dari perolehan nilai rata-rata kelas eksperimen

sebelum perlakuan 60,00 dan setelah perlakuan 78,93 sedangkan kelas kontrol

sebelum perlakuan 62,86 dan setelah perlakuan 71,43.

2. Analisis Pengaruh Metode SAS (Struktural Analitik Sintetik) Berbantuan

Media Kartu Kata Terhadap Kemampuan Membaca Permulaan Kelas I

SD Inpres Andi Tonro

Berikut ini merupakan pemaparan hasil terkait rumusan masalah kedua

yaitu pengaruh metode SAS (Struktural Analitik Sintetik) berbantuan media

kartu kata terhadap kemampuan membaca permulaan kelas I SD Inpres Andi

Tonro Kecamatan Tamalate Kota Makassar. Pada analisis pengaruh, data yang

Page 91: PENGARUH PENERAPAN METODE SAS (STRUKTURAL ANALITIK

78

dianalisis berupa perbandingan antara hasil kemampuan membaca permulaan

kelas eksperimen dan kelas kontrol sebelum dan setelah perlakuan. Perlakuan

yang diberikan berupa penerapan metode SAS (Struktural Analitik Sintetik)

berbantuan media kartu kata terhadap kemampuan membaca permulaan kelas

I SD Inpres Andi Tonro Kecamatan Tamalate Kota Makassar. Adapun

langkah-langkah untuk mengetahui pengaruh metode SAS (Struktural Analitik

Sintetik) berbantuan media kartu kata terhadap kemampuan membaca

permulaan antara lain dengan melakukan analisis data kelas eksperimen,

analisis data kelas kontrol, dan membandingkan kedua data untuk menarik

kesimpulan.

Pada analisis data kelas eksperimen akan dijelaskan hasil analisis

statistik data kelas eksperimen baik sebelum perlakuan maupun setelah

perlakuan. Analisis data kelas eksperimen dilakukan untuk mengetahui hasil

perolehan kelas eksperimen baik hasil pretest maupun hasil posttest. Setelah

mengetahui hasil pretest dan posttest kelas eksperimen kedua hasil tersebut

akan dibandingkan untuk mengetahui seberapa jauh akibat dari perlakuan. Hal

ini dilakukan dengan cara melihat perbedaan nilai O2–O1 (O1= nilai pretest

kelompok yang diberi perlakuan dan O2= nilai posttest kelompok yang diberi

perlakuan). Adapun hasil pretest dan posttest kelas eksperimen dijelaskan

pada tabel dibawah ini :

Page 92: PENGARUH PENERAPAN METODE SAS (STRUKTURAL ANALITIK

79

Tabel 4.7. Hasil Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen

Statistics

Pretest Eksperimen Posttest Eksperimen

N Valid 28 28

Missing 0 0

Mean 60,00 78,93

Minimum 40 70

Maximum 75 95

Sum 1680 2210

Output SPSS 25

Berdasarkan tabel 4.7 hasil pretest dan posttest kelas eksperimen dapat

diketahui rata-rata nilai pretest adalah 60,00 mengalami peningkatan setelah

perlakuan terbukti dengan perolehan rata-rata nilai posttest adalah 78,93 nilai

minimum pretest eksperimen adalah 40 meningkat menjadi 70 pada nilai

posttest begitupula dengan nilai maksimum pretest 75 meningkat menjadi 95

pada nilai posttest dengan meningkatnya perolehan nilai maka jumlah nilai

kelas eksperimen pun meningkat dari sum = 1680 menjadi sum= 2210.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan terjadi meningkatan

kemampuan membaca permulaan pada kelas eksperimen.

Pada analisis data kelas kontrol akan dijelaskan hasil analisis statistik

data kelas kontrol baik sebelum perlakuan maupun setelah perlakuan. Analisis

data kelas kontrol dilakukan untuk mengetahui hasil perolehan kelas kontrol

baik hasil pretest maupun hasil posttest. Setelah mengetahui hasil pretest dan

posttest kelas kontrol kedua hasil tersebut akan dibandingkan untuk

mengetahui kemampuan siswa sebelum dan setelah diterapkannya metode

abjad. Hal ini dilakukan dengan cara melihat perbedaan nilai O4–O3 (O3=

nilai pretest kelas kontrol dan O4 = nilai posttest kelas kontrol )

Page 93: PENGARUH PENERAPAN METODE SAS (STRUKTURAL ANALITIK

80

Tabel 4.8. Hasil Pretest dan Posttest Kelas Kontrol

Statistics

Pretest Kontrol Posttest Kontrol

N Valid 28 28

Missing 0 0

Mean 62,00 71,43

Minimum 45 55

Maximum 75 85

Sum 1760 2000

Output SPSS 25

Berdasarkan tabel 4.8 hasil pretest dan posttest kelas kontrol dapat

diketahui rata-rata nilai pretest adalah 62,00 mengalami peningkatan terbukti

dengan perolehan rata-rata nilai posttest adalah 71,43 nilai minimum pretest

eksperimen adalah 45 meningkat menjadi 55 pada nilai posttest begitupula

dengan nilai maksimum pretest 75 meningkat menjadi 85 pada nilai posttest

dengan meningkatnya perolehan nilai maka jumlah nilai kelas eksperimen pun

meningkat dari sum = 1760 menjadi sum= 2000. Berdasarkan penjelasan di

atas dapat disimpulkan terjadi meningkatan kemampuan membaca permulaan

pada kelas kontrol.

Setelah melakukan analisis data kelas eksperimen dan analisis data

kelas kontrol sebelum maupun setelah perlakuan. Hasil tes kemampuan

membaca permulaan siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol akan

dibandingkan. Adapun perbandingan hasil kedua kelas untuk mengetahui

perbedaan kemampuan membaca permulaan antara kelas eksperimen dan

kelas kontrol. Perbedaan kemampuan membaca kelas eksperimen dan kelas

kontrol dijelaskan pada tabel dibawah ini :

Page 94: PENGARUH PENERAPAN METODE SAS (STRUKTURAL ANALITIK

81

Tabel 4.9. Perbandingan Hasil Pretest dan Posttest Kelas

Eksperimen dan Kelas Kontrol

Pada tabel 4.9. perbandingan hasil pretest dan posttest kelas eksperimen

dan kelas kontrol dapat diketahui perolehan nilai rata-rata kelas eksperimen

pada pretest yaitu 60,00 sedangkan pada posttest 78,93 mengalami

peningkatan diketahui dari selisih kenaikan yaitu sebesar 18,93 (78,93-60,00)

sedangkan pada kelas kontrol juga mengalami kenaikan yaitu nilai prestest

sebesar 62,00 menjadi 71,43 untuk nilai posttest sehingga selisih kenaikannya

sebesar 9,43 (71,43-62,00). Jika dilihat dari perolehan nilai rata-rata dan

selisih kenaikan kelas eksperimen mengalami peningkatan yang lebih baik

daripada kelas kontrol (18,93>9,43). Pada perolehan nilai minimum kelas

eksperimen pada data pretest yaitu 40 dan data posttest yaitu 70. Sedangkan

untuk kelas kontrol nilai minimum untuk data pretest yaitu 45 dan posttest 55.

Berdasarkan hasil perolehan nilai minimun kelas kontrol pada terdapat siswa

yang belum mencapai KKM (KKM=70) sedangkan kelas eksperimen tidak

ada siswa yang belum mencapai nilai KKM (KKM=70). Perolehan nilai

maksimum kelas eksperimen pada data pretest yaitu 75 sedangkan pada data

posttest yaitu 95. Sedangkan pada kelas kontrol perolehan nilai maksimum

yaitu 75 untuk data pretest dan 85 untuk data posttest. Adapun jumlah nilai

N Pretest

Eksperimen

Posttest

Eksperimen

Pretest

Kontrol

Posttest

Kontrol

Mean 60,00 78,93 62,00 71,43

Minimum 40 70 45 55

Maximum 75 95 75 85

Sum 1680 2210 1760 2000

Page 95: PENGARUH PENERAPAN METODE SAS (STRUKTURAL ANALITIK

82

pada kelas eksperimen pada data pretest yaitu 1680 sedangkan pada data

posttest 2210, pada kelas kontrol jumlah nilai pada data pretest yaitu 1760

sedangkan pada data posttest yaitu 2000. Berdasarkan penjelasan tersebut

kelas eksperimen dan kelas kontrol memiliki kemampuan yang sama sebelum

perlakuan dibuktikan dengan nilai rata-rata kelas eksperimen dan kelas kontrol

dibawah KKM (KKM=70) sedangkan setelah perlakuan antara kelas

eksperimen dan kelas kontrol terdapat perbedaan, perolehan nilai kelas

eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol.

Berdasarkan hasil analisis desktriptif dapat disimpulkan terdapat

perbedaan kemampuan membaca permulaan kelas eksperimen dan kelas

kontrol, kemampuan membaca kelas eksperimen lebih baik dibandingkan

kelas kontrol setelah diberi perlakuan, dikarenakan adanya perbedaan maka

dapat disimpulkan terdapat pengaruh penerapan metode SAS (Struktural

Analitik Sintetik) berbantuan media kartu kata berpengaruh terhadap

kemampuan membaca permulaan kelas I SD Inpres Andi Tonro Kecamatan

Tamalate Kota Makassar.

3. Analisis Perbedaan Antara Penerapan Metode Struktural Analitik

Sintetik (SAS) Berbantuan Media Kartu Kata dengan Metode Abjad

Terhadap Kemampuan Membaca Permulaan Kelas I SD Inpres Andi

Tonro

Berikut ini merupakan pemaparan hasil terkait rumusan masalah ketiga

yaitu perbedaan antara penerapan Metode Struktural Analitik Sintetik (SAS)

berbantuan media kartu kata dengan metode abjad terhadap kemampuan

membaca permulaan kelas I SD Inpres Andi Tonro. Pada analisis perbedaan,

pemaparan dilakukan dengan analisis inferensial. Pemaparan ini dimulai

Page 96: PENGARUH PENERAPAN METODE SAS (STRUKTURAL ANALITIK

83

dengan uji normalitas dan uji homogenitas yang merupakan persyaratan

sebelum melakukan uji hipotesis. Selanjutnya melakukan uji hipotesis, uji

hipotesis penelitian dilakukan dengan menggunakan uji-t sampel independent.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui data yang diteliti apakah

data yang diperoleh dari sampel yang berdistribusi normal atau tidak. Untuk

menguji normalitas data hasil penelitian diambil dari hasil posttest kelas

eksperimen dan hasil posttest kelas kontrol dengan menggunakan uji

Kolmogorov-Smirnov pada aplikasi SPSS versi 25 pada taraf signifikansi α =

0,05 untuk data yang sama yaitu sebanyak 28 siswa dari kelas eksperimen dan

28 siswa dari kelas kontrol. Kriteria pengujian normalitas dengan hasil olahan

SPSS versi 25 yaitu:

1) Jika sig> 0,05 maka data berdistrubusi normal

2) Jika sig< 0,05 maka data berdistrubusi tidak normal

Adapun hasil uji normalitas data penelitian ini dapat dilihat pada tabel di

bawah ini :

Tabel 4.10. Uji Normalitas Data Penelitian

O

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Posttest

Eksperimen

Posttes

Kontrol

N 28 28

Normal Parametersa,b Mean 78,93 71,43

Std. Deviation 7,118 7,918

Most Extreme Differences Absolute ,145 ,143

Positive ,145 ,143

Negative -,131 -,143

Test Statistic ,145 ,143

Asymp. Sig. (2-tailed) ,136c ,149c

Page 97: PENGARUH PENERAPAN METODE SAS (STRUKTURAL ANALITIK

84

Berdasarkan tabel 4.10 uji normalitas data pada penelitian ini yang

diambil dari data hasil posttest kelas eksperimen dan hasil posttest kelas

kontrol menunjukkan bahwa data hasil posttest kelas eksperimen sig 0,136 >

0,05 dan data hasil posttest kelas kontrol sig 0,149 > 0,05. Data hasil posttest

kelas eksperimen maupun kelas kontrol lebih besar dari 0,05. Berdasarkan

penjelasan tersebut data hasil penelitian pada penelitian ini berdistribusi

normal.

b. Uji Homogenitas

Pengujian homogenitas variansi adalah pengujian untuk mengetahui

apakah variansi-variansi dari sejumlah populasi sama atau tidak. Uji

homogenitas pada penelitian ini menggunakan aplikasi SPSS (Statistical

Package for Social Science) versi 25. Adapun taraf kesalahan (taraf

siginifikan) yang digunakan adalah α = 0,05. Kaidah pengujiannya adalah

sebagai berikut :

1) Jika nilai Sig > 0,05 data homogen

2) Jika nilai Sig < 0,05 data tidak homogen

Uji homogenitas pada penelitian ini dilakukan dengan menguji data

hasil posttest kelas eksperimen dan data hasil posttest kelas kontrol. Adapun

hasil uji homogenitas data pada penelitian ini diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 4.11. Uji Homogenitas Data Penelitian

Test of Homogeneity of Variance

Levene

Statistic df1 df2 Sig.

Kemampuan

Membaca Permulaan

Based on Mean ,127 1 54 ,723

Based on Median ,080 1 54 ,778

Page 98: PENGARUH PENERAPAN METODE SAS (STRUKTURAL ANALITIK

85

Output SPSS 25

Berdasarkan tabel 4.11 uji homogenitas data diperoleh signifikansi

(Sig) Based on Mean sebesar 0,723 > 0,05 sehingga dapat diketahui bahwa

varians data posttest kelas eksperimen dan data posstest kelas kontrol adalah

sama atau homogen. Berdasarkan penjelasan tersebut data hasil penelitian

pada penelitian ini memiliki varians yang sama atau homogen.

c. Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis ini dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat

perbedaan antara penerapan metode Struktural Analitik Sintetik (SAS)

berbantuan media kartu kata dengan metode abjad terhadap kemampuan

membaca permulaan kelas I SD Inpres Andi Tonro Kecamatan Tamalate Kota

Makassar. Pengujian ini dilakukan dengan metode uji t sampel independent

pada program SPSS (Statistical Package for Social Science) versi 25.

Adapaun taraf kesalahan (α) yang digunakan adalah 0,05. Adapun

hipotesis yang disajikan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

H0 : Tidak terdapat perbedaan antara penerapan metode Struktural

Analitik Sintetik (SAS) berbantuan media kartu kata dengan metode

abjad terhadap kemampuan membaca permulaan kelas I SD Inpres

Andi Tonro Kecamatan Tamalate Kota Makassar.

H1 : Terdapat perbedaan antara penerapan metode Struktural Analitik

Sintetik (SAS) berbantuan media kartu kata dengan metode abjad

Siswa Based on Median and

with adjusted df

,080 1 52,063 ,778

Based on trimmed

mean

,108 1 54 ,743

Page 99: PENGARUH PENERAPAN METODE SAS (STRUKTURAL ANALITIK

86

terhadap kemampuan membaca permulaan kelas I SD Inpres Andi

Tonro Kecamatan Tamalate Kota Makassar.

Hipotesis statistik dapat dirumuskan sebagai berikut :

H0 : µ1 = µ2 µ1 = nilai posttest kelas eksperimen

H1 : µ1 ≠ µ2 µ2 = nilai posttest kelas kontrol

Keterangan :

H0 : Tidak terdapat perbedaan antara penerapan metode Struktural Analitik

Sintetik (SAS) berbantuan media kartu kata dengan metode abjad

terhadap kemampuan membaca permulaan kelas I SD Inpres Andi

Tonro Kecamatan Tamalate Kota Makassar.

H1 : Terdapat perbedaan antara penerapan metode Struktural Analitik

Sintetik (SAS) berbantuan media kartu kata dengan metode abjad

terhadap kemampuan membaca permulaan kelas I SD Inpres Andi

Tonro Kecamatan Tamalate Kota Makassar.

Kaidah Pengujian:

H0 diterima apabila : t hitung < t tabel

H1 diterima apabila : t hitung > t tabel

Page 100: PENGARUH PENERAPAN METODE SAS (STRUKTURAL ANALITIK

87

Output SPSS 25

Berdasarkan tabel 4.12. uji t sampel independent hasil pengolahan data

menggunakan SPSS 25 pada uji hipotestis dengan uji t sampel independent

data yang diambil yaitu data equal variances assumed karena data penelitian

memiliki varian yang sama atau homogen diperoleh nilai Sig (2-tailed) sebesar

0,000 < 0,05 maka dapat disimpulkan ada perbedaan rata-rata hasil tes

kemampuan membaca permulaan siswa kelas eksperimen dengan siswa kelas

kontrol. Perbedaan rata-rata tersebut akan dijelaskan pada tabel 4.13

perbandingan nilai rata-rata. Selain itu t hitung yang diperoleh yaitu 3,727

selanjutnya adalah mencari t tabel berdasarkan nilai df yaitu 54 dan nilai 0,05/2

= 0,025. Nilai tersebut kita gunakan sebagai acuan dasar dalam mencari nilai t

Tabel 4.12. Uji T Sampel Independent

Independent Samples Test

Levene's Test for

Equality of

Variances t-test for Equality of Means

F Sig. t df

Sig. (2-

tailed)

Mean

Differe

nce

Std.

Error

Differe

nce

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

Ke

ma

mp

ua

n

Equal

variances

assumed

,127 ,723 3,72

7

54 ,000 7,500 2,012 3,466 11,534

Equal

variances not

assumed

3,72

7

53,3

98

,000 7,500 2,012 3,465 11,535

Page 101: PENGARUH PENERAPAN METODE SAS (STRUKTURAL ANALITIK

88

tabel pada distrubusi nilai t tabel statistik. Maka nilai t tabel yaitu 2.00488

dapat dilihat pada lampiran 15 tabel 21

Tabel 4.13. Perbandingan Nilai Rata-Rata

Output SPSS 25

Berdasarkan tabel 4.13 perbandingan nilai rata-rata diketahui perolehan

nilai rata-rata kelas eksperimen 78,93 sedangkan rata-rata kelas kontrol 71,43

(78,93>71,43) sehingga terdapat perbedaan antara nilai rata-rata kelas

eksperimen dan nilai rata-rata kelas kontrol. Nilai rata-rata kelas eksperimen

lebih besar daripada nilai rata-rata kelas kontrol.

Berdasarkan hasil pengolahan data menggunakan SPSS 25 pada uji

hipotestis dengan uji t sampel independent data dan perbandingan rata-rata

diperoleh nilai Sig (2-tailed) sebesar 0,000 < 0,05 maka dapat disimpulkan ada

perbedaan rata-rata hasil tes kemampuan membaca permulaan siswa kelas

eksperimen dengan siswa kelas kontrol. Perbedaan rata-rata kedua kelas

terlihat dari perbandingan nilai rata-rata diketahui perolehan nilai rata-rata

kelas eksperimen 78,93 sedangkan rata-rata kelas kontrol 71,43 (78,93>71,43).

Nilai rata-rata kelas eksperimen lebih besar daripada nilai rata-rata kelas

kontrol. Selain itu t hitung yang diperoleh yaitu 3,727 selanjutnya adalah

mencari t tabel berdasarkan nilai df yaitu 54 dan nilai 0,05/2 = 0,025 adapun t

Group Statistics

Kelas N Mean

Std.

Deviation

Std. Error

Mean

Kemampuan Membaca Permulaan

Kelas Eksperimen

28 78,93 7,118 1,345

Kelas Kontrol 28 71,43 7,918 1,496

Page 102: PENGARUH PENERAPAN METODE SAS (STRUKTURAL ANALITIK

89

tabel yaitu 2.00488. Karena t hitung > t tabel (t hitung = 3,727 dan t tabel =

2.00488) dengan demikian H0 ditolak dan H1 diterima. Sehingga dapat

disimpulkan terdapat perbedaan antara penerapan metode Struktural Analitik

Sintetik (SAS) berbantuan media kartu kata dengan metode abjad terhadap

kemampuan membaca permulaan kelas I SD Inpres Andi Tonro Kecamatan

Tamalate Kota Makassar.

Berdasarkan pemaparan hasil rumusan masalah pertama kemampuan

membaca permulaan kelas eksperimen dan kelas kontrol terbilang sama. Hal

ini dibuktikan dari perolehan nilai rata-rata kelas eksperimen dan kelas kontrol

sama-sama dibawah KKM (KKM=70) yaitu 60,00 untuk kelas eksperimen dan

62,86 untuk kelas kontrol sedangkan setelah diberi perlakuan kemampuan

membaca permulaan kelas eksperimen dan kelas kontrol terjadi peningkatan.

Hal ini dibuktikan dari perolehan nilai rata-rata kelas eksperimen sebelum

perlakuan 60,00 dan setelah perlakuan 78,93 sedangkan kelas kontrol sebelum

perlakuan 62,86 dan setelah perlakuan 71,43. Berdasarkan pemaparan rumusan

masalah kedua terdapat perbedaan kemampuan membaca permulaan kelas

eksperimen dan kelas kontrol, kemampuan membaca kelas eksperimen lebih

baik dibandingkan kelas kontrol setelah diberi perlakuan, dikarenakan adanya

perbedaan maka dapat disimpulkan terdapat pengaruh penerapan metode SAS

(Struktural Analitik Sintetik) berbantuan media kartu kata berpengaruh

terhadap kemampuan membaca permulaan kelas I SD Inpres Andi Tonro

Kecamatan Tamalate Kota Makassar. Perbedaan kemampuan membaca

permulaan siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol lebih dijelaskan lagi pada

pemaparan hasil rumusan masalah ketiga melalui uji t sampel independent

Page 103: PENGARUH PENERAPAN METODE SAS (STRUKTURAL ANALITIK

90

diperoleh nilai Sig (2-tailed) sebesar 0,000 < 0,05 maka dapat disimpulkan ada

perbedaan rata-rata hasil tes kemampuan membaca permulaan siswa kelas

eksperimen dengan siswa kelas kontrol. Perbedaan rata-rata kedua kelas

terlihat dari perbandingan nilai rata-rata diketahui perolehan nilai rata-rata

kelas eksperimen 78,93 sedangkan rata-rata kelas kontrol 71,43 (78,93>71,43).

Nilai rata-rata kelas eksperimen lebih besar daripada nilai rata-rata kelas

kontrol. Selain itu t hitung yang diperoleh yaitu 3,727 selanjutnya adalah

mencari t tabel berdasarkan nilai df yaitu 54 dan nilai 0,05/2 = 0,025 adapun t

tabel yaitu 2.00488. Karena t hitung > t tabel (t hitung = 3,727 dan t tabel =

2.00488) dengan demikian H0 ditolak dan H1 diterima. Sehingga dapat

disimpulkan terdapat perbedaan antara penerapan metode Struktural Analitik

Sintetik (SAS) berbantuan media kartu kata dengan metode abjad terhadap

kemampuan membaca permulaan kelas I SD Inpres Andi Tonro Kecamatan

Tamalate Kota Makassar.

Berdasarkan hasil pemaparan rumusan masalah pertama, kedua dan

ketiga dapat disimpulkan terdapat pengaruh yang lebih baik penerapan metode

Struktural Analitik Sintetik (SAS) berbantuan media kartu kata kemampuan

membaca permulaan kelas I SD Inpres Andi Tonro Kecamatan Tamalate Kota

Makassar.

B. Pembahasan

Pada pembahasan akan diuraikan hasil penelitian terhadap kemampuan

membaca permulaan siswa pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol.

Kelas eksperimen merupakan kelas yang diberi perlakuan berupa penerapan

metode SAS (Struktural Analitik Sintetik) berbantuan media kartu kata pada

Page 104: PENGARUH PENERAPAN METODE SAS (STRUKTURAL ANALITIK

91

pembelajaran membaca permulaan sedangkan kelas kontrol tanpa adanya

perlakuan atau pembelajaran berlangsung seperti biasa yaitu dengan metode

abjad.

Pada penelitian ini kelas eksperimen diberi perlakuan berupa

penerapan Metode SAS (Struktur Analisis Sintetik) berbantuan media kartu

kata dalam pembelajaran membaca permulaan. Supriyadi (dalam Krissandi

dkk, 2018: 74) mengemukakan pengertian metode SAS adalah suatu metode

yang menampilkan struktur kalimat secara utuh dahulu lalu dianalisis dan

dikembalikan pada bentuk semula. Pengenalan pembelajaran dengan

menggunakan metode SAS anak diperkenalkan dengan beberapa kalimat,

setelah mereka dapat membacanya maka salah satu kalimat diambil untuk

diuraikan menjadi kata, lalu diuraikan kembali menjadi suku kata, dan

diuraikan menjadi huruf-huruf.

Metode SAS (Struktur Analisis Sintetik) dapat merangsang anak

didik untuk melibatkan diri secara aktif, karena anak didik selain

mendengarkan, melafalkan dan mencatat, juga mempergunakan alat peraga.

Selain itu pola pengajaran metode SAS (Struktur Analisis Sintetik) dilakukan

secara terstruktur sehingga memudahkan anak dalam menangkap

pembelajaran.

Media kartu kata adalah kartu yang berisi sebuah kata yang dapat

menghasilkan sebuah kalimat. Dari kartu kata dapat disusun menjadi kalimat

baru dengan beberapa kartu kata, selain itu dari kata tersebut dapat dipisah-

pisah menurut suku-suku kata, kemudian diuraikan lagi menjadi huruf-huruf.

Media kartu adalah media pembelajaran berupa kartu yang dapat menyajikan

Page 105: PENGARUH PENERAPAN METODE SAS (STRUKTURAL ANALITIK

92

pesan serta perangsang peserta didik untuk belajar. Media kartu kata ini

bertujuan agar siswa lebih tertarik untuk membaca, karena dalam media kartu

kata ini tersedia beberapa macam warna untuk menarik perhatian siswa. Selain

itu media kartu kata ini sesuai dengan pembelajaran membaca permulaan.

Penggunaan media kartu kata pada penelitian ini didukung oleh

penelitian yang dilakukan oleh Delfi Citra Utami (2017) dalam e-jurnal skripsi

yang berjudul ‘’Pengaruh Penggunaan Media Kartu Huruf Terhadap

kemampuan Membaca permulaan siswa Kelas 1 SD Negeri 1 Rajabasa Raya

Bandarlampung’’ (penelitian quasi eksperimen pada SD Negeri 1 Rajabasa

Raya Bandarlampung tahun ajaran 2016/2017). Hasil penelitian menunjukkan

ada perbedaan pada kemampuan membaca siswa sebelum dan sesudah

digunakan media kartu huruf pada siswa kelas 1 SD Negeri 1 Rajabasa

Raya Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2016/2017.

Pada penelitian ini,sebelum diberi perlakuan baik kelas eksperimen

maupun kelas kontrol diberi pretest berupa tes kemampuan membaca

permulaan secara lisan oleh siswa. Peneliti memberikan teks bacaan lalu siswa

membaca teks bacaan yang diberikan oleh peneliti, tujuannya untuk

mengetahui kemampuan membaca permulaan awal siswa. Data hasil pretest

kelas eksperimen maupun kelas kontrol di analisis dengan analisis deskriptif

menggunakan SPSS 25.

Berdasarkan pemaparan hasil rumusan masalah pertama kemampuan

membaca permulaan kelas eksperimen dan kelas kontrol terbilang sama. Hal

ini dibuktikan dari perolehan nilai rata-rata kelas eksperimen dan kelas kontrol

sama-sama dibawah KKM (KKM=70) yaitu 60,00 untuk kelas eksperimen

Page 106: PENGARUH PENERAPAN METODE SAS (STRUKTURAL ANALITIK

93

dan 62,86 untuk kelas kontrol sedangkan setelah diberi perlakuan kemampuan

membaca permulaan kelas eksperimen dan kelas kontrol terjadi peningkatan.

Hal ini dibuktikan dari perolehan nilai rata-rata kelas eksperimen sebelum

perlakuan 60,00 dan setelah perlakuan 78,93 sedangkan kelas kontrol sebelum

perlakuan 62,86 dan setelah perlakuan 71,43.

Berdasarkan pemaparan rumusan masalah kedua terdapat perbedaan

kemampuan membaca permulaan kelas eksperimen dan kelas kontrol,

kemampuan membaca kelas eksperimen lebih baik dibandingkan kelas kontrol

setelah diberi perlakuan. Terbukti dari perolehan nilai rata-rata kelas yaitu

78,93 untuk kelas eksperimen dan 71,43 untuk kelas kontrol, kedua kelas telah

mampu mencapai nilai KKM (KKM=70) dari sebelum perlakuan kedua kelas

belum mencapai nilai KKM nilai rata-rata kelas eksperimen yaitu 60,00

sedangkan nilai rata-rata kelas kontrol 62,86. Kelas eksperimen mengalami

peningkatan yang lebih baik daripada kelas kontrol, hal ini dibuktikan dengan

peroleh nilai rata-rata kelas eksperimen sebelum perlakuan 60,00 dan setelah

perlakuan 78,93 maka selisih kenaikannya yaitu 18,93 sedangkan kelas

kontrol sebelum perlakuan 62,86 dan setelahnya 71,43 maka selisih

kenaikannya yaitu 8,57 (18,93>8,57). Dari selisih kenaikan kedua kelas,selisih

kenaikan kelas eksperimen lebih besar daripada kelas kontrol, dikarenakan

adanya perbedaan maka dapat disimpulkan terdapat pengaruh penerapan

metode SAS (Struktural Analitik Sintetik) berbantuan media kartu kata

berpengaruh terhadap kemampuan membaca permulaan kelas I SD Inpres

Andi Tonro Kecamatan Tamalate Kota Makassar. Hasil penelitian ini

didukung oleh penelitian Delfi Citra Utami (2017) dengan hasil penelitian

Page 107: PENGARUH PENERAPAN METODE SAS (STRUKTURAL ANALITIK

94

yang menunjukkan ada perbedaan pada kemampuan membaca siswa sebelum

dan sesudah digunakan media kartu huruf pada siswa kelas 1 SD Negeri

1 Rajabasa Raya Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2016/2017.Rata-rata hasil

belajar siswa yang mengikuti pembelajaran menggunakan media kartu huruf

pada kelas eksperimen (1B) lebih tinggi dari nilai rata-rata hasil belajar

siswa yang tidak menggunakan media kartu huruf pada kelas kontrol (1A).

Berdasarkan pemaparan rumusan masalah ketiga yaitu perbedaan antara

penerapan Metode Struktural Analitik Sintetik (SAS) berbantuan media kartu

kata dengan metode abjad terhadap kemampuan membaca permulaan kelas I

SD Inpres Andi Tonro. Pada analisis perbedaan, pemaparan dilakukan dengan

analisis inferensial. Pemaparan ini dimulai dengan uji normalitas dan uji

homogenitas yang merupakan persyaratan sebelum melakukan uji hipotesis.

Selanjutnya melakukan uji hipotesis, uji hipotesis penelitian dilakukan dengan

menggunakan uji-t sampel independent.

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui data yang diteliti apakah

data yang diperoleh dari sampel yang berdistribusi normal atau tidak. Untuk

menguji normalitas data hasil penelitian diambil dari hasil posttest kelas

eksperimen dan hasil posttest kelas kontrol dengan menggunakan uji

Kolmogorov-Smirnov pada aplikasi SPSS versi 25 pada taraf signifikansi α =

0,05 untuk data yang sama yaitu sebanyak 28 siswa dari kelas eksperimen dan

28 siswa dari kelas kontrol. Adapun hasil uji normalitas data penelitian

menunjukkan bahwa bahwa data hasil posttest kelas eksperimen sig 0,136 >

0,05 dan data hasil posttest kelas kontrol sig 0,149 > 0,05. Data hasil posttest

Page 108: PENGARUH PENERAPAN METODE SAS (STRUKTURAL ANALITIK

95

kelas eksperimen maupun kelas kontrol lebih besar dari 0,05. Dengan

demikian data hasil penelitian pada penelitian ini berdistribusi normal.

Selanjutnya dilakukan uji homogenitas, pengujian homogenitas variansi

adalah pengujian untuk mengetahui apakah variansi-variansi dari sejumlah

populasi sama atau tidak. Uji homogenitas pada penelitian ini menggunakan

aplikasi SPSS (Statistical Package for Social Science) versi 25. Adapun taraf

kesalahan (taraf siginifikan) yang digunakan adalah α = 0,05. Adapun hasil uji

homogenitas data pada penelitian ini diperoleh hasil sebagai berikut uji

homogenitas data diperoleh signifikansi (Sig) Based on Mean sebesar 0,723 >

0,05 sehingga dapat diketahui bahwa varians data posttest kelas eksperimen

dan data posstest kelas kontrol adalah sama atau homogen. Dengan demikian

data hasil penelitian pada penelitian ini memiliki varians yang sama atau

homogen.

Uji hipotesis ini dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat

perbedaan antara penerapan metode Struktural Analitik Sintetik (SAS)

berbantuan media kartu kata dengan metode abjad terhadap kemampuan

membaca permulaan kelas I SD Inpres Andi Tonro Kecamatan Tamalate Kota

Makassar. Pengujian ini dilakukan dengan metode uji t sampel independent

pada program SPSS (Statistical Package for Social Science) versi 25.

Adapaun taraf kesalahan (α) yang digunakan adalah 0,05.

Berdasarkan hasil pengolahan data menggunakan SPSS 25 pada uji

hipotestis dengan uji t sampel independent data dan perbandingan rata-rata

diperoleh nilai Sig (2-tailed) sebesar 0,000 < 0,05 maka dapat disimpulkan ada

perbedaan rata-rata hasil tes kemampuan membaca permulaan siswa kelas

Page 109: PENGARUH PENERAPAN METODE SAS (STRUKTURAL ANALITIK

96

eksperimen dengan siswa kelas kontrol. Hal ini dikuatkan penelitian yang

dilakukan oleh Siti Aminah (2018) skripsi yang berjudul "Pengaruh Metode

Sturuktur Analitik Sintetik (SAS) Pada Kemampuan Membaca Permulaan di

Kelas I di SD Muhammadiyah Kleco 1 Yogyakarta". Hasil penelitian uji t

independent yang menunjukan nilai (sig. 2 tailed) sebesar 0,000 lebih kecil dari

0,05 yang memberikan arti bahwa terdapat perbedaan kemampuan membaca

permulaan ketika sebelum diberikan treament dan sesudah diberikan treatment.

Perbedaan rata-rata kedua kelas terlihat dari perbandingan nilai rata-rata

diketahui perolehan nilai rata-rata kelas eksperimen 78,93 sedangkan rata-rata

kelas kontrol 71,43 (78,93>71,43). Nilai rata-rata kelas eksperimen lebih besar

daripada nilai rata-rata kelas kontrol. Selain itu t hitung yang diperoleh yaitu

3,727 selanjutnya adalah mencari t tabel berdasarkan nilai df yaitu 54 dan nilai

0,05/2 = 0,025 adapun t tabel yaitu 2.00488. Karena t hitung > t tabel (t hitung

= 3,727 dan t tabel = 2.00488) dengan demikian H0 ditolak dan H1 diterima.

Sehingga terdapat perbedaan antara penerapan metode Struktural Analitik

Sintetik (SAS) berbantuan media kartu kata dengan metode abjad terhadap

kemampuan membaca permulaan kelas I SD Inpres Andi Tonro Kecamatan

Tamalate Kota Makassar.

Pernyataan di atas dikuatkan dengan adanya hasil penelitian relevan

yang dilakukan oleh I Putu Suarmei Artana (2014) menunjukkan bahwa

terdapat perbedaan keterampilan membaca dan menulis permulaan yang

signifikan antara kelompok murid yang mengikuti pembelajaran metode

Struktural Analitik dan Sintetik (SAS) dengan kelompok murid yang mengikuti

pembelajaran dengan metode abjad. Hal ini menunjukkan ada pengaruh positif

Page 110: PENGARUH PENERAPAN METODE SAS (STRUKTURAL ANALITIK

97

Struktural Analitik dan Sintetik (SAS) terhadap keterampilan murid menulis

dan membaca permulaan dibandingkan dengan metode abjad.

Berdasarkan hasil pemaparan rumusan masalah pertama, kedua dan

ketiga dapat disimpulkan terdapat pengaruh yang lebih baik penerapan metode

Struktural Analitik Sintetik (SAS) berbantuan media kartu kata kemampuan

membaca permulaan kelas I SD Inpres Andi Tonro Kecamatan Tamalate Kota

Makassar. Hal ini dikuatkan dengan penelitian yang relevan yang dilakukan

oleh Siti Aminah (2018) dalam e-jurnal skripsi yang berjudul "Pengaruh

Metode Sturuktur Analitik Sintetik (SAS) Pada Kemampuan Membaca

Permulaan di Kelas I di SD Muhammadiyah Kleco 1 Yogyakarta" (penelitian

eksperimen semu pada SD Muhammadiyah Kleco 1 Yogyakarta. Hasil

penelitian terdapat pengaruh pada penerapan metode (SAS) Struktur Analitik

Sintetik dibandingkan dengan menggunakan metode konvensional biasa. Selain

itu penelitian lain yang mendukung hasil penelitian ini adalah penelitian yang

dilakukan oleh Delfi Citra Utami (2017) dalam e-jurnal skripsi yang berjudul

‘’Pengaruh Penggunaan Media Kartu Huruf Terhadap kemampuan Membaca

permulaan siswa Kelas 1 SD Negeri 1 Rajabasa Raya Bandarlampung’’

(penelitian quasi eksperimen pada SD Negeri 1 Rajabasa Raya Bandarlampung

tahun ajaran 2016/2017). Hasil penelitian menunjukkan ada perbedaan pada

kemampuan membaca siswa sebelum dan sesudah digunakan media kartu

huruf pada siswa kelas 1 SD Negeri 1 Rajabasa Raya Bandar Lampung

Tahun Pelajaran 2016/2017. Rata-rata hasil belajar siswa yang mengikuti

pembelajaran menggunakan media kartu huruf pada kelas eksperimen (1B)

lebih tinggi dari nilai rata-rata hasil belajar siswa yang tidak menggunakan

Page 111: PENGARUH PENERAPAN METODE SAS (STRUKTURAL ANALITIK

98

media kartu huruf pada kelas kontrol (1A). Hasil analisis t hitung sebesar lebih

besar dari t tabel. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa

penggunaan media kartu huruf berpengaruh terhadap kemampuan membaca

permulaan siswa kelas I SD.

Page 112: PENGARUH PENERAPAN METODE SAS (STRUKTURAL ANALITIK

99

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diperoleh simpulan

sebagai berikut :

1. Berdasarkan pemaparan hasil rumusan masalah pertama kemampuan

membaca permulaan kelas eksperimen dan kelas kontrol terbilang sama. Hal

ini dibuktikan dari perolehan nilai rata-rata kelas eksperimen dan kelas

kontrol sama-sama dibawah KKM (KKM=70) yaitu 60,00 untuk kelas

eksperimen dan 62,86 untuk kelas kontrol sedangkan setelah diberi

perlakuan kemampuan membaca permulaan kelas eksperimen dan kelas

kontrol terjadi peningkatan. Hal ini dibuktikan dari perolehan nilai rata-rata

kelas eksperimen sebelum perlakuan 60,00 dan setelah perlakuan 78,93

sedangkan kelas kontrol sebelum perlakuan 62,86 dan setelah perlakuan

71,43.

2. Berdasarkan pemaparan rumusan masalah kedua terdapat perbedaan

kemampuan membaca permulaan kelas eksperimen dan kelas kontrol,

kemampuan membaca kelas eksperimen lebih baik dibandingkan kelas

kontrol setelah diberi perlakuan, dikarenakan adanya perbedaan maka dapat

disimpulkan terdapat pengaruh penerapan metode SAS (Struktural Analitik

Sintetik) berbantuan media kartu kata berpengaruh terhadap kemampuan

membaca permulaan kelas I SD Inpres Andi Tonro Kecamatan Tamalate

Kota Makassar.

Page 113: PENGARUH PENERAPAN METODE SAS (STRUKTURAL ANALITIK

100

3. Berdasarkan pemaparan hasil rumusan masalah ketiga melalui uji t sampel

independent diperoleh nilai Sig (2-tailed) sebesar 0,000 < 0,05 maka dapat

disimpulkan ada perbedaan rata-rata hasil tes kemampuan membaca

permulaan siswa kelas eksperimen dengan siswa kelas kontrol. Perbedaan

rata-rata kedua kelas terlihat dari perbandingan nilai rata-rata diketahui

perolehan nilai rata-rata kelas eksperimen 78,93 sedangkan rata-rata kelas

kontrol 71,43 (78,93>71,43). Nilai rata-rata kelas eksperimen lebih besar

daripada nilai rata-rata kelas kontrol. Selain itu t hitung yang diperoleh yaitu

3,727 selanjutnya adalah mencari t tabel berdasarkan nilai df yaitu 54 dan

nilai 0,05/2 = 0,025 adapun t tabel yaitu 2.00488. Karena t hitung > t tabel (t

hitung = 3,727 dan t tabel = 2.00488) dengan demikian H0 ditolak dan H1

diterima. Sehingga dapat disimpulkan terdapat perbedaan antara penerapan

metode Struktural Analitik Sintetik (SAS) berbantuan media kartu kata

dengan metode abjad terhadap kemampuan membaca permulaan kelas I SD

Inpres Andi Tonro Kecamatan Tamalate Kota Makassar.

Berdasarkan hasil pemaparan rumusan masalah pertama, kedua dan

ketiga didukung dengan penelitian yang relevan dapat disimpulkan terdapat

pengaruh yang lebih baik penerapan metode Struktural Analitik Sintetik

(SAS) berbantuan media kartu kata kemampuan membaca permulaan kelas I

SD Inpres Andi Tonro Kecamatan Tamalate Kota Makassar.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan oleh

peneliti bahwa metode SAS (Struktural Analitik Sintetik) berbantuan media

Page 114: PENGARUH PENERAPAN METODE SAS (STRUKTURAL ANALITIK

101

kartu kata berpengaruh terhadap kemampuan membaca permulaan maka

peneliti menyarankan sebagai berikut :

Metode SAS (Struktural Analitik Sintetik) berbantuan media kartu kata

dapat digunakann sebagai refrensi dalam penerapan metode pembelajaran

guna mengajarkan siswa dalam membaca permulaan. Penerapan metode SAS

(Struktural Analitik Sintetik) berbantuan kartu kata perlu persiapan yang

matang agar bisa mencapai hasil yang diinginkan serta diperlukan perhatian

ekstra kepada siswa agar siswa mampu memahami langkah-langkah

pembelajaran dengan menerapkan metode SAS (Struktural Analitik Sintetik)

berbantuan kartu kata.

Penelitian ini dilakukan ditengah pandemi covid-19 sehingga waktu

yang digunakan dalam penelitian kurang efektif, hasil penelitian pun kurang

maksimal. Saran untuk peneliti selanjutnya agar melakukan penelitian dengan

waktu yang memadai agar mendapatkan hasil penelitian yang lebih baik lagi.

Penerapan metode SAS (Struktural Analitik Sintetik) berbantuan kartu

kata memerlukan waktu yang cukup dalam pelaksanaannya juga sebaiknya

dilaksanakan pada saat pembelajaran luring sehingga lebih mudah memantau

aktifitas siswa dalam proses pembelajaran guna mendapatkan hasil yang

maksimal.

Page 115: PENGARUH PENERAPAN METODE SAS (STRUKTURAL ANALITIK

102

DAFTAR PUSTAKA

Akhyar. Fitria. 2019. Pembelajaran Keterampilan Berbahasa dalam Kurikulum

2013 Sekolah Dasar. Skripsi tidak diterbitkan. Lampung: Universitas

Lampung.

Aminah, Siti. 2018. Pengaruh Metode Struktural Analitik Sintetik (SAS)

Terhadap Kemampuan Membaca Permulaan Kelas 1 di SD

Muhammadiyah Kleco 1 Yogyakarta. Skripsi tidak diterbitkan. Yogyakarta

: UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Anggraeni, Sri Wulan & Alpian, Yayan. 2020. Membaca Permulaan dengan

Teams Games Tournament (TGT). Yogyakarta : Penerbit Qiara Media.

Arief S. Sadiman, dkk. 2010. Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan dan

Pemanfaatannya. Jakarta. PT. Rajagrafindo Persada.

Ariyati, Tati. 2013. Peningkatan Kemampuan Membaca Melalui Penggunaan

Media Gambar, (Online), (https://media.neliti.com/media

/publications/118389-ID-peningkatan-kemampuan-membaca-

permulaan.pdf, diakses 17 Februari 2020).

Arsyad, Azhar. 2017. Media Pembelajaran. Depok. PT Rajagrafindo Persada.

Artana, I Putu Suarmei. 2014. Pengaruh Metode SAS Berbantuan Media Kartu

Huruf Terhadap Kemampuan Membaca dan Menulis Siswa Kelas II SD.

Skripsi tidak diterbitkan. Singaraja : Universitas Pendidikan Ganesha.

Azam, Muhammad Nasir. 2017. Pengaruh Metode SAS Berbantuan Media

Sandpaper Letters dengan Permainan Bahasa Terhadap Keterampilan

Membaca dan Menulis Permulaan Siswa Kelas 1 Sekolah Dasar. Skripsi

tidak diterbitkan. Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia.

B, Hamzah., & Nurdin. 2011. Belajar dengan Pendekatan PAILKEM. Jakarta: PT

Bumi Aksara.

Basri, Hasan. 2013. Landasan Pendidikan. Bandung: CV Pustaka Seka.

Dalma. 2013. Keterampilan Membaca. Jakarta: Rajawali Press.

Djamarah & Zain. 2013. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Effendi. 2015. Panduan Berbahasa Indonesia dengan Baik dan Benar. Jakarta:

Dunia Pustaka Jaya.

Hadhiyanti, Noeranie Misyriana. 2016. Peningkatan Kemampuan Membaca

Permulaan Melalui Metode SAS (Struktur Analitik Sintetik) Bagi Anak

Berkesulitan Belajar Membaca di SD N Bangunrejo 2 Yogyakarta. Skripsi

tidak diterbitkan. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.

Page 116: PENGARUH PENERAPAN METODE SAS (STRUKTURAL ANALITIK

103

Hairuddin, dkk. 2007. Pembelajaran Bahasa Indonesia. Jakarta: Ditjen Dikti

Jahrir, Andi Sahtiani. 2020. Membaca. Surabaya: Penerbit Qiara Media.

Khair, Ummul. 2018. L Education : Pembelajaran Bahasa Indonesia dan Sastra

(BASASTRA) di SD dan MI, (Online), Vol 6, No. 1(

http://repository.iaincurup.ac.id/id/eprint/55, diakses pada 16 Februari

2020)

Komalasari, Kokom. 2010. Pembelajaran Kontekstual: Konsep dan Aplikasi.

Bandung: Refika Aditama.

Krissandi, Apri Damai Sagita, dkk. Pembelajaran Bahasa Indonesia Untuk SD:

Pendekatan dan Teknis. Yogyakarta: Media Maxima.

Kuntarto, Eko. 2014. Pembelajaran Calistung. Jakarta: Eno Production.

Kurniawan, Deni. 2014. Pembelajaran Terpadu Tematik (Teori, Praktik, dan

Penelitian). Bandung : Alfabeta, cv.

Larasinta, Dessy. 2018. Penerapan Metode SAS (Struktural Analitik Sintetik) pada

Pembelajaran Membaca Permulaan Siswa Kelas 1 MI Ma’arif Nu

Sokawera Padamara Pubalingga tahun ajaran 2017/2018. Skripsi tidak

diterbitkan. Purwokerto : IAIN Purwokerto.

Nisa, Siti Aisatun. 2018. Model-Model Pembelajaran Bahasa Indonesia.

Yogyakarta:ArRuzzMedia.

Pribadi, Benny A. 2017. Media & Teknologi dalam Pembelajaran. Jakarta: Bumi

Aksara.

Rahim, Farida. 2011. Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar. Jakarta: Bumi

Kencana

Rahmat, PS dan Heryani T. 2014. Pendidikan Usia Dini : Pengaruh Media Kartu

Kata Terhadap Kemampuan Membaca dan Penguasai Kosa Kata, (Online),

Vol. 8, No. 1, (http://pps.unj.ac.id/journal/jpud/article/view/61 , diakses

pada 16 Februari 2020)

Rahmawati. Ika. 2018. Pengaruh Media Big Book Terhadap Perkembangan

Kemampuan Membaca Awal Pada Anak Kelompok B Di Taman Kanak-

Kanak (TK) Namira School Kraksaan Probolinggo. Skripsi tidak

diterbitkan. Surabaya : Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya.

Saleh, Abbas. 2006. Pembelajaran Bahasa Indonesia yang Efektif di Sekolah

Dasar. Jakarta : Depertemen Pendidikan Nasional.

Samad, Muliati & Maryati, Z. 2016. Media Pembelajaran. Makassar : Universitas

Muhammadiyah Makassar.

Samsuddin, Asep & Sutirna. 2015. Landasan Kependidikan. Bandung: Refika

Aditama.

Page 117: PENGARUH PENERAPAN METODE SAS (STRUKTURAL ANALITIK

104

Sari, Indah Puspita. 2015. Pentingnya Pemahaman Kedudukan Dan Fungsi

Bahasa Indonesia Sebagai Pemersatu Negara Kesatuan Republik

Indonesia (NKRI) . Bengkulu. UNIB

Solchan T.W, dkk. 2010. Pendidikan Bahasa Indonesia di SD. Banten :

Universitas Terbuka

Sugiono. 2019. Metode Penelitian Pendidikan (Metodologi Penelitian Kuantitatif,

Kualitatif, R&D dan Penelitian Pendidikan). Bandung : CV Alfabeta.

Susanto, Ahmad. 2011. Perkembangan Anak Usia Dini Pengantar dalam

Berbagai Aspeknya. Jakarta : Kencana Perdana Media Group.

Susanto, Ahmad. 2016. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta. Prenada Media

Group.

Sutikno, M. Sobry. 2014. Metode & Model-Model Pembelajaran. Lombok:

Holistica.

Tim Pustaka Phoenix. 2012. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Baru.

Kepustakaan Nasional: Pustaka Phoenix.

Undang-Undang Dasar 1945 pasal 31 tentang pendidikan.2013.Bandung:CV

Pustaka Seka

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tentang Sistem Pendidikan. 2013.

Bandung: CV Pustaka Seka.

Utami, Delfi Citra. 2017. Pengaruh Penggunaan Media Kartu Huruf Terhadap

Kemampuam Membaca Permulaan Siswa Kelas 1 SD Negeri 1 Rajabasa

Raya Bandar Lampung. Skripsi tidak diterbitkan. Bandar Lampung :

Universitas Lampung.

Utaminingrum, Septiana. 2015. Pengaruh Media Audiovisual dalam

Pembelajaran Bahasa Indonesia pada Keterampilan Menyimak Cerita

Siswa Kelas V SD di Kecamatan Pandak Bantul Daerah Istimewa

Yogyakarta. Skripsi tidak diterbitkan. Yogyakarta: Universitas Negeri

Yogyakarta.

Wassid, Iskandar & Sunendar, Dadang. 2016. Strategi Pembelajaran Bahasa.

Bandung : Remaja Rosdakarya.

Widi Asih. 2018. Penggunaan Metode SAS dengan Media Kartu Huruf dalam

Peningkatan Kemampuan Membaca Permulaan Siswa Kelas 1. Skripsi

tidak diterbitkan. Sukarta : Universitas Sebelas Maret.

Yuliana. 2018. Pengaruh Media Audiovisual Terhadap Keterampilan Menyimak

Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas V di SDN 1 Harapan Jaya

Bandar Lampung. Skripsi tidak diterbitkan. Lampung: Univesitas Islam

Negeri Raden Intan Lampung.

Yuniati. 2014. Peningkatan Keterampilan Membaca Permulaan Melalui Media

Big Books Siswa Kelas 1B SDN Mangiran Kecamatan Srandaka. Skripsi

tidak diterbitkan. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.

Page 118: PENGARUH PENERAPAN METODE SAS (STRUKTURAL ANALITIK

105

LAMPIRAN 1. Profil Sekolah

2. Daftar Siswa Kelas Eksperimen

3. Daftar Siswa Kelas Kontrol

4. Kisi-kisi Soal Pretest dan Posttest

5. Soal Pretest dan Posttest

6. RPP Kelas Eksperimen

7. RPP Kelas Kontrol

8. Kriteria Penilaian Kemampuan Membaca Permulaan

9. Kisi-Kisi Instrument Penilaian Kemampuan Membaca Permulaan

10. Lembar Penilaian Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

11. Lembar Penilaian Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

12. Analisis Deskriptif Sebelum Perlakuan

13. Analisis Deskriptif Setelah Perlakuan

14. Analisis Statistik Inferensial

15. T-tabel

16. Dokumentasi

17. Persuratan

18. Daftar Riwayat Hidup

Page 119: PENGARUH PENERAPAN METODE SAS (STRUKTURAL ANALITIK

106

Lampiran 1

Profil Sekolah

Nama Sekolah : SD Inpres Andi Tonro

NSS/NPSN : 101196003073/40312144

Alamat Sekolah : Jl. Andi Tonro No.60 B KelurahanPabaeng-Baeng

Kecamatan Tamalate Kota Makassar Provinsi

Sulawesi Selatan Kode Pos 90223

Nomor Telepon : 0411833262

Jumlah Lokal (satuan ruang) : 1

Jumlah Guru : 20 orang

Nama Kepala Sekolah : Dra. Hj. Ahkamah, M.M

Jumlah Kelas Rombel : 12 Rombel (rombongan belajar)

Tahun Pendirian : Tahun 1910

Luas Tanah / Lahan : 1360 m2

Luas Bangunan : - m²

Nomor Rekening Sekolah : 1302020000085561

Nama Bank : BPD CABANG UTAMA MAKASSAR

Atas Nama : SD INPRES ANDI TONRO

Visi dan Misi Sekolah

Visi dan misi sekolah merupakan cita-cita, harapan atau pandangan masa

depan yang ingin dicapai oleh pihak sekolah. Dalam perumusan visi dan misi

tersebut semua stakeholder harus terlibat dan bersama-sama merumuskannya.

Adapun visi dan misi SD Inpres Andi Tonro adalah sebagai berikut:

a. Visi :

Page 120: PENGARUH PENERAPAN METODE SAS (STRUKTURAL ANALITIK

107

Unggul dalam Prestasi berdasarkan IMTAQ dan IPTEK Berperilaku Sehat,

Berbudaya Lingkungan Serta Berwawasan Global.

b. Misi :

1) Menyeimbangkan Perkembangan intelektual, emosi, dan spiritual sehingga

terbentuk pribadi yang unggul dan berkualitas.

2) Mengembangkan budaya sekolah yang religious melalui kegiatan

keagamaan.

3) Mengembangkan pembelajaran aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan

serta inovatif pada semua mata pelajaran.

4) Meningkatkan kualitas tenaga kependidikan dan sarana penunjang

pendidikan sehingga terciptanya pembelajaran yang efektif dan efisien.

5) Menggalakkan kegiatan ekstrakurikuler sesuai dengan potensi yang

dimiliki oleh peserta didik.

6) Menyelenggarakan berbagai kegiatan social yang ,menjadi bagian dari

pendidikan karakter bangsa.

7) Menyelenggaran berbagai kegiatan social yang menjadi bagian dari

pendidkan karakter bangsa.

8) Menyelenggarakan program sekolah adiwiyata.

9) Menjalin kerjasama yang harmonis antar warga sekolah, orang tua, dan

masyarakat serta mitra sekolah dalam merealisasikan program sekolah.

Page 121: PENGARUH PENERAPAN METODE SAS (STRUKTURAL ANALITIK

108

Lampiran 2

Tabel 1. Daftar Siswa Kelas Eksperimen

NO NAMA SISWA

1 Muh. Aidil Fitra

2 Muh. Reski Ramadan

3 Muh. Refan Adikya Arifin

4 Brayen Fernandes

5 Muh. Rahmat

6 Rizky Arzal Permana

7 Muhammad Farid

8 Aditya Nauval Akbar

9 Ahmad Adam Walkar

10 Muh. Athar Asfar

11 Muh. Abitzar

12 Fadly Febryan

13 Tersia Donuisang

14 Ahmad Nauval Irawan

15 Nur Azizah Putri Ramadani

16 Nur Hikma

17 Azzahra Naswa Ahmad

18 Aida Az Zahra

19 Zahra Nur Aprilia Taning

20 Alfina AZ

21 Maria Indriana Nafita Safina

22 ST. Aisyah

23 Qaila

24 Maysaroh

25 Aulya Cantika Natasyah

26 Nabila Saputri

27 Sfa Nur Akila

28 Resky

Sumber : SD Inpres Andi Tonro

Page 122: PENGARUH PENERAPAN METODE SAS (STRUKTURAL ANALITIK

109

Lampiran 3

Tabel 2. Daftar Kelas Kontrol

NO NAMA SISWA

1 Muh. Fatir Firmansyah

2 Muh. Fatur Firmansyah

3 Mustafid Azhar

4 Muh. Abidzar Bilal Ibrahim

5 Muh. Ramadhan

6 Haidar Almairi Putra Hasnur

7 Muh.Fauzi Al Farabi

8 Muh. Faiz

9 Muh. Aslam Alamsyah

10 Ahmad Fathona

11 Muh. Imam Januar

12 Andri

13 Muh. Alamsah

14 Muthi'ah Nur Fadiyah

15 Sitti Fatimah

16 Sitti Arbiyah Fadillah

17 Aqifah Nayla Zahra

18 Nur Alifa

19 Faizah Annaila Ramadhani

20 Khairunnisa Salsabila

21 Nayla Atsilah

22 Keisyah

23 St. Nurul Annisa

24 Syifa Sauqya

25 Putri Nabila A

26 Amirah Azzahra Anzar

27 Naura Salsabila

28 Nur Aqila Sungkar

Sumber : SD Inpres Andi Tonro

Page 123: PENGARUH PENERAPAN METODE SAS (STRUKTURAL ANALITIK

110

Lampiran 4

Kisi-kisi Soal Pretest dan Posttest

Kompetensi dasar (KD) :

3.3 Menguraikan lambang bunyi vokal dan konsonan dalam kata bahasa Indonesia atau bahasa daerah

3.9 Merinci kosakata dan ungkapan perkenalan diri keluarga, dan orang-orang di tempat tinggalnya secara lisan dan tulis yang dapat

dibantu dengan kosakata daerah

4.3 Melafalkan bunyi vokal dan konsonan dalam kata bahasa daerah

4.9 Menggunakan kosakata dan ungkapan yang tepat untuk perkenalan diri, keluarga, dan orang-orang di tempat tinggalnya secara

sederhana dalam bentuk lisan dan tulisan.

Tabel 3. Kisi-Kisi Soal Pretest

NO ITEM SOAL MEMBACA PERMULAAN DESKRIPSI POLA

1 Siti

terdiri dari satu kata , dua suku kata dan empat

huruf

KVKV

Edo terdiri dari satu kata, dua suku kata, dan tiga

huruf

VKV

Beni terdiri dari satu kata, dua suku kata, dan empat

huruf

KVKV

Dayu terdiri dari satu kata, dua suku kata, dan empat

huruf

KVKV

Lani terdiri dari satu kata, dua suku kata, dan empat KVKV

Page 124: PENGARUH PENERAPAN METODE SAS (STRUKTURAL ANALITIK

111

huruf

Udin terdiri dari satu kata, dua suku kata, dan empat

huruf

VKVK

2 Aku Siti

Terdiri dari dua kata, masing-masing kata terdiri

dari dua suku kata . Kata pertama tiga huruf .

Kata kedua empat huruf.

VKV

KVKV

Teman Baru

Terdiri dari dua kata dan masing-masing kata

terdiri dari dua suku kata. Kata pertama terdiri

dari lima huruf. Kata kedua terdiri dari empat

huruf

KVKVK

KVKV

Namaku Lani

Terdiri dari dua kata dan masing-masing kata

terdiri dari dua suku kata. Kata pertama terdiri

dari enam huruf . Kata kedua terdiri dari empat

huruf

KVKVKV

KVKV

Page 125: PENGARUH PENERAPAN METODE SAS (STRUKTURAL ANALITIK

112

3 Siti senang sekali

Terdiri dari tiga kata, masing-masing kata terdiri

dari dua suku kata. Kata pertama terdiri dari

empat huruf. Kata kedua terdiri dari enam huruf.

Kata ketiga terdiri dari enam huruf

KVKV

KVKVKK

KVKVKV

Siti pergi ke sekolah

Terdiri dari tiga kata dan sata kata hubung,

masing-masing kata terdiri dari dua suku kata,

kata ketiga terdiri dari tiga suku kata. Kata

pertama terdiri dari empat kata. Kata kedua

terdiri dari lima huruf, kata imbuhan terdiri dari

dua kata. Kata ketiga tujuh huruf

KVKV

KVKKV

KV

KVKVKVK

Siti memberi salam Terdiri dari tiga kata, masing-masing kata terdiri

dari dua suku kata dan satu imbuhan. Kata

pertama terdiri dari empat huruf. Kata kedua

terdiri dari tujuh huruf dan kata ketiga terdiri

dari lima huruf.

KVKV

KVKKVKV

KVKVK

4 Siti memiliki teman baru

Terdiri dari empat kata, masing-masing kata

terdiri dari dua suku kata, kata kedua terdiri dari

kata imbuhan dan tiga suku kata, kata ketiga dan

keempat terdiri dari dua suku kata. Kata pertama

terdiri dari empat huruf. Kata kedua terdiri dari

delapan huruf, kata ketiga terdiri dari lima

huruf, dan kata keempat terdiri dari empat huruf.

KVKV

KVKVKVKV

KVKVK

KVKV

Page 126: PENGARUH PENERAPAN METODE SAS (STRUKTURAL ANALITIK

113

Siti bermain bersama teman

Terdiri dari empat kata. Masing-masing kata

terdiri dari dari dua suku kata, kata kedua terdiri

dari kata imbuhan dan dua suku kata lainnya,

kata ketiga terdiri dari imbuhan dan dua suku

kata lainnya dan kata keempat terdiri dari dua

suku kata. Kata pertama terdiri dari empat huruf,

kata kedua terdiri dari tujuh huruf, kata ketiga

terdiri dari tujuh huruf dan kata keempat terdiri

dari lima huruf.

KVKV

KVKKVVK

KVKKVKV

KVKVK

Teman baru Siti banyak Terdiri dari empat kata. Masing-masing kata

terdiri dari dua suku kata. Kata pertama terdiri

dari lima huruf, kata kedua terdiri dari empat

huruf, kata ketiga terdiri dari empat huruf, kata

keempat terdiri dari enam huruf.

KVKVK

KVKV

KVKV

KVKKVK

Page 127: PENGARUH PENERAPAN METODE SAS (STRUKTURAL ANALITIK

114

5 Kita memiliki teman

Ada laki-laki dan perempuan

Teman membuat kita tersenyum

Kita harus sayang kepada teman

Terdiri dari empat kalimat. Kalimat pertama

terdiri dari tiga kata masing-masing kata terdiri

dari dua suku kata. Kata pertama terdiri dari

empat huruf, kata kedua terdiri dari imbuhan

dan delapan huruf dan kata ketiga terdiri dari

lima huruf. Kalimat kedua terdiri dari empat

kata. Masing-masing kata terdiri dari dua suku

kata dan terdapat kata hubung. Kata pertama

terdiri dari tiga huruf, kata kedua terdiri dari

empat huruf, kata ketiga terdiri dari tiga huruf

dan kata keempat terdiri dari sembilan huruf.

Kalimat ketiga terdiri dari empat kata. Masing-

masing kata terdiri dari dua suku kata dan

terdapat kata imbuhan. Kata pertama terdiri dari

lima huruf, kata kedua terdiri dari kata imbuhan

dan tujuh huruf, kata ketiga terdiri dari empat

huruf, kata keempat terdiri dari imbuhan dan

sembilan huruf. Kalimat keempat terdiri dari

lima kata. Masing-masing kata terdiri dari dua

suku kata. Kata pertama terdiri dari empat huruf.

Kata kedua terdiri dari lima huruf. Kata ketiga

terdiri dari lima huruf. Kata keempat terdiri dari

enam huruf. Kata kelima terdiri dari lima huruf.

KVKV KVKVKVKV

KVKVK

VKV KVKV-KVKV

KVK KVKVKKVVK

KVKVK KVKKVVK

KVKV KVKKVKKVK

KVKV KVKVK

KVKVKK KVKVKV

KVKVK

Page 128: PENGARUH PENERAPAN METODE SAS (STRUKTURAL ANALITIK

115

Kompetensi Dasar (KD) :

3.4 Mengenal kosakata tentang anggota tubuh dan panca indera serta perawatannya melalui teks pendek (berupa gambar, tulisan,

slogan sederhana, dan atau syair lagu)

4.4 Menjelaskan dengan kosakata yang tepat tentang anggota tubuh dan panca indera serta perawatannya (berupa gambar dan tulisan)

dalam bahasa Indonesia lisan dan tulisan.

Tabel 4. Kisi-Kisi Soal Posttest

NO ITEM SOAL MEMBACA PERMULAAN DESKRIPTIF POLA

1 Mata Terdiri dari satu kata, dua suku kata dan

empat huruf

KVKV

Hidung Terdiri dari satu kata, dua suku kata dan

enam huruf

KVKVKK

Bahu Terdiri dari satu kata, dua suku kata dan

empat huruf

KVKV

Telinga

Terdiri dari satu kata, tiga suku kata dan tujuh

huruf

KVKVKKV

Pipi Terdiri dari satu kata, dua suku kata dan

empat huruf

KVKV

Dagu Terdiri dari satu kata, dua suku kata dan

empat huruf

KVKV

Jari

Terdiri dari satu kata, dua suku kata dan

empat huruf

KVKV

Kaki Terdiri dari satu kata, dua suku kata dan

empat huruf

KVKV

Page 129: PENGARUH PENERAPAN METODE SAS (STRUKTURAL ANALITIK

116

2 ini dahi

Terdiri dari dua kata. Masing-masing kata

terdiri dari dua suku kata. Kata pertama

terdiri dari tiga hutuf. Kata kedua terdiri dari

empat huruf.

KVK

KVKV

ini mulut

Terdiri dari dua kata. Masing-masing kata

terdiri dari dua suku kata. Kata pertama

terdiri dari tiga hutuf. Kata kedua terdiri dari

lima huruf.

KVK

KVKVK

ini kepala Terdiri dari dua kata. Masing-masing kata

terdiri dari dua suku kata kata kedua terdiri

dari tiga suku kata. Kata pertama terdiri dari

tiga hutuf. Kata kedau terdiri dari enam

huruf.

KVK

KVKVKV

3 mata untuk melihat

Terdiri dari tiga kata. Masing-masing kata

terdiri dari dua suku kata dan kata ketiga

terdiri dari tiga suku kata. Kata pertama

terdiri dari empat huruf. Kata kedua terdiri

dari lima huruf dan kata ketiga terdiri dari

tujuh huruf.

KVKV

VKKVK

KVKVKVK

telinga untuk mendengar

Terdiri dari tiga kata. Masing-masing kata

terdiri dari tiga suku kata, dua suku kata dan

kata ketiga terdiri dari tiga suku kata. Kata

pertama terdiri dari tujuh huruf. Kata kedua

terdiri dari lima huruf dan kata ketiga terdiri

dari enam huruf.

KVKVKKV

VKKVK

KVKKVKKVK

Page 130: PENGARUH PENERAPAN METODE SAS (STRUKTURAL ANALITIK

117

hidung untuk membau

Terdiri dari tiga kata. Masing-masing kata

terdiri dari dua suku kata, dan kata ketiga

terdiri dari tiga suku kata. Kata pertama

terdiri dari enam huruf. Kata kedua terdiri

dari lima huruf dan kata ketiga terdiri dari

enam huruf.

KVKVKV

VKKVK

KVKKVV

lidah untuk mengecap

Terdiri dari tiga kata. Masing-masing kata

terdiri dari dua suku kata dan kata ketiga

terdiri dari tiga suku kata. Kata pertama

terdiri dari lima huruf. Kata kedua terdiri dari

lima huruf dan kata ketiga terdiri dari delapan

huruf.

KVKVK

VKKVK

KVKKVKVK

kulit untuk merasa Terdiri dari tiga kata. Masing-masing kata

terdiri dari dua suku kata dan kata ketiga

terdiri dari tiga suku kata. Kata pertama

terdiri dari lima huruf. Kata kedua terdiri dari

lima huruf dan kata ketiga terdiri dari enam

huruf.

KVKVK

VKKVK

KVKVKV

4 Kepala saya ada satu

Terdiri dari empat kata. Masing-masing kata

terdiri dari tiga suku kata untuk kata pertama,

dua suku kata untuk kata kedua, ketiga dan

keempat. Kata pertama terdiri dari enam

huruf. Kata kedua terdiri dari empat huruf.

Kata ketiga terdiri tiga huruf. Kata keempat

terdiri dari empat huruf

KVKVKV

KVKV

VKV

KVKV

Page 131: PENGARUH PENERAPAN METODE SAS (STRUKTURAL ANALITIK

118

Tangan saya ada dua

Terdiri dari empat kata. Masing-masing kata

terdiri dari dua suku kata. Kata pertama

terdiri dari enam huruf. Kata kedua terdiri

dari empat huruf. Kata ketiga terdiri tiga

huruf. Kata keempat terdiri dari tiga huruf

KVKKVK

KVKV

VKV

KVV

Kaki saya ada dua Terdiri dari empat kata. Masing-masing kata

terdiri dari dua suku kata. Kata pertama

terdiri dari empat huruf. Kata kedua terdiri

dari empat huruf. Kata ketiga terdiri tiga

huruf. Kata keempat terdiri dari tiga huruf

KVKV

KVKV

VKV

KVV

5 Dayu mendengarkan musik

Terdiri dari tiga kata. Masing-masing kata

terdiri dari dari dua suku kata. Kata kedua

terdiri dari kata imbuhan dan empat suku kata

dan kata ketiga terdiri dari dua suku kata.

Kata pertama terdiri dari empat huruf. Kata

kedua terdiri dari dua belas huruf. Kata ketiga

terdiri dari lima huruf.

KVKV

KVKKVKKVKKVK

KVKVK

Page 132: PENGARUH PENERAPAN METODE SAS (STRUKTURAL ANALITIK

119

Beni membaca buku dengan melihat tulisan

Terdiri dari 6 kata. Masing-masing kata

terdiri dari dua suku kata, kata kedua terdiri

dari kata imbuhan dan tiga suku kata, kata

ketiga terdiri dari dua suku kata, kata

keempat terdiri dari dua suku kata, kata

kelima terdiri dari imbuhan dan tiga suku

kata, kata keenam terdiri dari tiga suku kata.

Kata pertama terdiri dari empat huruf. Kata

kedua terdiri dari tujuh huruf. Kata ketiga

terdiri dari empat huruf. Kata keempat terdiri

dari enam huruf. Kata kelima terdiri dari

tujuh huruf. Kata keenam terdiri dari tujuh

huruf.

KVKV

KVKKVKV

KVKV

KVKKVK

KVKVKVK

KVKVKVK

Lani mencium wangi bunga dengan hidung Terdiri dari 6 kata. Masing-masing kata

terdiri dari dua suku kata, kata kedua terdiri

dari kata imbuhan dan tiga suku kata, kata

ketiga terdiri dari dua suku kata, kata

keempat terdiri dari dua suku kata, kata

kelima terdiri dari dua suku kata, kata

keenam terdiri dari dua suku kata. Kata

pertama terdiri dari empat huruf. Kata kedua

terdiri dari tujuh huruf. Kata ketiga terdiri

dari lima huruf. Kata keempat terdiri dari

lima huruf. Kata kelima terdiri dari enam

huruf. Kata keenam terdiri dari lima huruf.

KVKV

KVKKVVK

KVKKV

KVKKV

KVKVKK

KETERANGAN :

K = KONSONAN V = VOKAL

Page 133: PENGARUH PENERAPAN METODE SAS (STRUKTURAL ANALITIK

120

Page 134: PENGARUH PENERAPAN METODE SAS (STRUKTURAL ANALITIK

121

Lampiran 5

SOAL PRE TEST

Nama :

Kelas :

Bacalah tulisan di bawah ini !

1.

2.

3.

4.

5.

Siti Edo Beni

Dayu Lani Udin

2

Aku siti Teman baru Namaku Lani

Siti senang sekali

Siti pergi ke sekolah

Siti memberi salam

Siti memiliki teman baru

Siti bermain bersama teman

Teman baru Siti banyak

Kita memiliki teman

Ada laki-laki dan perempuan

Teman membuat kita tersenyum

Kita harus sayang kepada teman

Page 135: PENGARUH PENERAPAN METODE SAS (STRUKTURAL ANALITIK

122

SOAL POST TEST

Nama :

Kelas :

Bacalah tulisan di bawah ini !

1.

2.

3.

4.

5. Dayu mendengarkan musik

Beni membaca buku dengan melihat tulisan

Lani mencium wangi bunga dengan hidung

Mata Hidung Bahu

Telinga Pipi Dagu

Jari Kaki Tangan

Ini dahi Ini mulut Ini kepala

Mata untuk melihat

Telinga untuk mendengar

Hidung untuk membau

Lidah untuk mengecap

Kulit untuk merasa

Kepala saya ada satu

Tangan saya ada dua

Kaki saya ada dua

Page 136: PENGARUH PENERAPAN METODE SAS (STRUKTURAL ANALITIK

123

Lampiran 6

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

KELAS EKSPERIMEN

Satuan Pendidikan : SD INPRES ANDI TONRO

Kelas / Semester : I (Satu) / 1

Tema 1 : Diriku

Sub Tema 2 : Tubuhku

Pembelajaran : 1

Alokasi Waktu : 1 x Pertemuan (6 x 35 menit)

A. KOMPETENSI INTI (KI)

KI 1 : Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya

KI 2 : Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan

percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman dan guru

KI 3 : Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati mendengar,

melihat, membaca] dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang

dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda

yang dijumpainya di rumah, sekolah

KI 4 : Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis

dan sistematis, dalam karya yang estetis dalam gerakan yang

mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan

perilaku anak beriman dan berakhlak mulia

B. KOMPETENSI DASAR (KD) & INDIKATOR

BAHASA INDONESIA

Kompetensi Dasar (KD) :

3.4 Mengenal kosakata tentang anggota tubuh dan panca indera serta

perawatannya melalui teks pendek (berupa gambar, tulisan, slogan

sederhana, dan atau syair lagu)

4.4 Menjelaskan dengan kosakata yang tepat tentang anggota tubuh dan

panca indera serta perawatannya (berupa gambar dan tulisan) dalam

bahasa Indonesia lisan dan tulisan.

Indikator:

3.4.1 Menjodohkan gambar dan kata anggota tubuh dengan tepat

Page 137: PENGARUH PENERAPAN METODE SAS (STRUKTURAL ANALITIK

124

4.4.1 Menggunakan kosa kata tentang anggota tubuh dengan tepat dalam

bahasa lisan atau tulisan

SBDP

Kompetensi Dasar (KD) :

3.3 Memahami gerak anggota tubuh melalui tari

Indikator:

3.3.1 Mengidentifikasi gerak anggota tubuh (kepala, badan, tangan, dan

kaki) dalam suatu tarian

PKN

Kompetensi Dasar (KD) :

1.1 Menerima keberagaman karakteristik individu dalam kehidupan

beragama, suku bangsa, ciri-ciri fisik, psikis, dan hobi sebagai

anugerah Tuhan Yang Maha Esa di lingkungan rumah dan sekolah

1.2 Menghargai kebersamaan dalam keberagaman sebagai anugerah Tuhan

Tuhan Yang Maha Esa di lingkungan rumah dan sekolah

2.2 Menunjukkan perilaku patuh pada tata tertib dan aturan yang berlaku

dalam kehidupan seharihari di rumah sekolah dan masyarakat sekitar

3.2 Memahami aturan yang berlaku dalam kehidupan sehari-hari di rumah

4.2 Melakukan kegiatan sesuai aturan yang berlaku dalam kehidupan sehari-

hari di rumah

Indikator:

3.2.35 Menunjukkan hal-hal yang harus dilakukan dalam hubungannya

dengan aturan menjaga kesehatan tubuh di rumah

4.2.35 Memeragakan kegiatan tentang menjaga kesehatan tubuh di rumah

dalam hubungannya dengan aturan saat makan di rumah

C. TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Melalui lagu, siswa dapat menunjukkan bagian-bagian tubuh.

2. Dengan menirukan ucapan guru, siswa dapat menyebutkan bacaan

nama bagian-bagian tubuh.

3. Melalui ragam gerak, siswa dapat mengidentifikasi gerak anggota

tubuh.

4. Setelah berdiskusi dengan teman, siswa dapat menunjukkan aturan

tentang menjaga kesehatan tubuh di rumah hubungannya dengan

makan makanan yang sehat.

5. Dengan berlatih, siswa dapat mengenali kosakata dan

memasangkan bagian-bagian tubuh dengan namanya.

6. Melalui metode SAS siswa dapat membaca kosakata bagian-bagian

tubuh dengan tepat.

Page 138: PENGARUH PENERAPAN METODE SAS (STRUKTURAL ANALITIK

125

7. Dengan bermain peran, siswa dapat menunjukkan aturan saat

makan di rumah.

❖ Karakter siswa yang diharapkan : Religius

Nasionalis

Mandiri

Gotong-royong

Integritas

D. KEGIATAN PEMBELAJARAN

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi

Waktu

Pendahuluan Guru mengajak siswa berdoa dan membalas

salam.(Religius)

Guru menanyakan kabar kepada siswa. “Bagaimana

keadaan kalian? Sehat?” “Apakah kalian masih ingat

nama teman-teman baru?”

Guru lalu menunjuk salah satu siswa dan meminta

siswa tersebut untuk mengingat 3-5 nama teman baru

sambil menunjuk teman yang dimaksud. Kegiatan ini

dilakukan dua kali, sekedar pengulangan untuk

mengamati apakah para siswa masih ingat nama teman

barunya. Bisa juga metode bentuk pengulangan materi

dengan menyanyikan lagu “Siapa Namamu?”

(Integritas)

Setelah kegiatan pengulangan, lalu guru memulai

pembelajaran dengan bernyanyi Satu Nusa dan Satu

Bangsa (Nasionalis)

10 menit

Inti • Dilanjutkan menyanyikan lagu “Dua mata saya”, siswa

menunjuk bagian-bagian tubuh sesuai dengan teks lagu.

• Setelah itu, guru menunjukkan gambar bagian-bagian

tubuh dan menempelnya di papan tulis.

• Minta siswa mengamati gambar tubuh tersebut.

Gambar tubuh tersebut belum ada namanya. (Critical

Thinking and Problem Solving)

• Guru lalu bertanya pada siswa apakah ada yang

mengetahui namanama bagian tubuh pada gambar yang

ditempel di papan tulis. Guru mengapresiasi jawaban

siswa yang mau menjawab dengan meminta siswa

tersebut untuk menunjukkan bagian tubuh sesuai

dengan jawabannya. (Communication)

35 Menit

X 30 JP

Page 139: PENGARUH PENERAPAN METODE SAS (STRUKTURAL ANALITIK

126

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi

Waktu

• Guru memancing siswa lain untuk aktif

mengidentifikasi nama-nama bagian tubuh. (Critical

Thinking and Problem Solving)

• Guru meminta semua siswa untuk mengecek jawaban

mereka. Guru lalu mengambil kartu kata nama-nama

anggota tubuh. (Communication)

• Guru memperlihatkan salah satu kartu nama anggota

tubuh dan membacakannya. Minta salah satu siswa

untuk menempelkan kartu nama tersebut di dekat

bagian tubuh sesuai dengan yang dimaksud. (Mandiri)

• Guru memperlihatkan kartu yang lain,

membacakannya, dan meminta siswa yang lain untuk

menempel kartu nama tersebut. Begitu seterusnya

sampai semua kartu nama anggota tubuh tertempel

pada gambar. ( Collaboration)

• Guru dan siswa mengecek bersama. Guru menunjuk

salah satu bagian tubuh dan menyebutkan namanya.

Guru lalu membaca kartu nama anggota tubuh yang

tertempel di dekat anggota tubuh tersebut. Cocok atau

tidak ya antara nama anggota tubuh di kartu dengan

anggota tubuh yang dimaksud. (Gotong-royong)

• Jika ada kartu nama yang salah tempel, minta siswa lain

untuk membetulkannya.

• Setelah semua kartu nama anggota tubuh sudah dicek,

guru lalu membacakan semua kartu nama anggota

tubuh sambil menunjuk anggota tubuh yang dimaksud.

Siswa menirukan bacaan dari guru. (lihat buku siswa

halaman 39) (Integritas)

• Setelah siswa menirukan, guru dan siswa bersama-sama

membaca nyaring nama-nama bagian tubuh sambil

guru menunjuk nama dan anggota tubuh yang

dimaksud. (Communication)

• Guru bercerita atau berdialog dengan siswa mengenai

anggota tubuh

Ini tubuhku

Tubuhku memiliki banyak anggota tubuh

Ada kepala, mata, hidung, mulut, telinga,

tangan, kaki dan masih banyak lagi.

Anggota tubuh memiliki fungsinya masing-

Page 140: PENGARUH PENERAPAN METODE SAS (STRUKTURAL ANALITIK

127

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi

Waktu

masing.

Mata untuk melihat, telinga untuk mendengar,

kaki untuk berjalan dan masih banyak lagi.

• Guru memperlihatkan gambar yang berhubungan

dengan anggota tubuh.

• Guru menulis beberapa kalimat sebagai kesimpulan

dari isi cerita.

• Guru menulis satu kalimat yang diambil dari isi cerita.

• Guru menulis kata-kata sebagai uraian dari kalimat.

• Guru menulis suku-suku kata sebagai uraian dari kata-

kata.

• Guru menuliskan huruf –huruf sebagai uraian dari

suku-suku kata.

• Guru mensintesiskan huruf-huruf menjadi suku-suku

kata.

• Guru menyatukan kata-kata menjadi kalimat

Page 141: PENGARUH PENERAPAN METODE SAS (STRUKTURAL ANALITIK

128

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi

Waktu

ini tubuhku ini tubuhku

i ni tu buh ku

i n i t u B u H k u

i ni tu buh ku

ini tubuhku

ini tubuhku

ini tubuhku

Page 142: PENGARUH PENERAPAN METODE SAS (STRUKTURAL ANALITIK

129

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi

Waktu

• Guru lalu bertanya kepada siswa, bagaimana ya caranya

supaya badan sehat. (siswa akan memberi banyak

jawaban, salah satunya adalah makan) (creativity and

Innovation)

• Guru bertanya kepada siswa, bagaimana sikap yang

harus ia tunjukkan di rumah saat hendak makan, sedang

makan, dan selesai makan.

• Untuk menjawab pertanyaan tersebut, guru meminta

siswa menggali informasi dari teman sebangku tentang

aturan saat makan di rumah. (Critical Thinking and

Problem Solving)

• Siswa akan bertanya jawab, yaitu bagaimana sikap

yang harus ia tunjukkan di rumah saat hendak makan,

sedang makan, dan selesai makan. (Communication)

• Guru lalu meminta siswa berpasangan dengan seorang

teman di sebelah kanannya (bisa juga dengan teman

sebangku/semeja). Setiap pasangan saling bertanya

jawab/diskusi tentang aturan saat makan. Jenis

pertanyaan dipandu oleh guru, seperti: apakah tadi pagi

sudah makan? Sebelum makan, apakah ada yang harus

kamu lakukan? Kalau makan di mana, di meja makan

atau boleh dimana saja? Kalau makan, apakah bersama-

sama dengan anggota keluarga atau sendiri-sendiri?

Bagaimana sikap saat makan? Bagaimana sikap jika

sudah selesai makan? (Integritas)

• Kemudian guru meminta perwakilan siswa untuk

menunjukkan tentang sikap saat makan di rumah.

• Setelah selesai, guru minta siswa mengamati buku

siswa halaman 40. Apakah dari hasil diskusi tentang

aturan sikap siswa saat hendak, akan, dan setelah

makan ada yang sesuai dengan gambar di buku siswa?

(Literasi)

• Setelah itu guru merangkum semua jawaban siswa dan

menyampaikan informasi tentang aturan di rumah

tentang makan. Secara umum aturan pada saat makan

adalah sebagai berikut:

»» Mencuci tangan sebelum makan

»» Berdoa sebelum makan

»» Makan sambil duduk (Critical Thinking and

Problem Solving)

Page 143: PENGARUH PENERAPAN METODE SAS (STRUKTURAL ANALITIK

130

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi

Waktu

• Guru menanamkan kepada siswa untuk mengikuti

aturan di rumah saat makan.

• Sebelum kegiatan ditutup, siswa dan guru bergerak

bersama dalam sebuah ragam gerak “Kepala pundak

lutut kaki”. (lihat di buku siswa pada halaman 41).

(Critical Thinking and Problem Solving)

• Guru memberi contoh terlebih dulu, lalu siswa

mengamati dan kemudian mengikuti. Guru dan siswa

bergerak sesuai dengan irama lagu tersebut. Guru

memberikan instruksi untuk gerak dasar sebelum siswa

mengikuti ragam gerak “Kepala pundak lutut kaki”.

Instruksi gerak dasar tersebut adalah:

»» Sikap berdiri, pandangan ke depan

»» Kedua tangan di pinggang

»» Kedua kaki dibuka, lutut ditekuk

»» Gerak kepala tengok kanan dan kiri

• Awalnya bersama-sama. Lalu bergantian per 10 orang

siswa mengulangi gerakan tariannya.

• Setelah menari, semua siswa mengerjakan latihan di

buku siswa halaman 42 dan 43. (Mandiri)

• Di akhir kegiatan, guru mengulang kembali nama-nama

bagian tubuh.

Penutup Setelah selesai, guru bersama siswa menyimpulkan

bahwa semua siswa mempunyai nama lengkap dan

panggilan. Nama-nama mereka semuanya bagus.

Adanya nama membuat kita menjadi saling mengenal.

(Integritas)

15 menit

E. SUMBER, ALAT DAN MEDIA PEMBELAJARAN

Buku Siswa Tema : Diriku Kelas 1 (Buku Tematik Terpadu Kurikulum

2013 Rev.2017, Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,

2013 Rev.2017).

Syair lagu “Dua Mata Saya”

Gambar anggota tubuh manusia yang lengkap

Makassar, 2020

Mahasiswa

Page 144: PENGARUH PENERAPAN METODE SAS (STRUKTURAL ANALITIK

131

Nur Rahmi Akil Saleh

NIM : 105401102416

Mengetahui

Kepala Sekolah

Dra. Hj. Ahkamah, M.M

NIP. 19670921 199106 2 001

Guru Kelas I

(Uswatun Hasanah.,S.Pd)

E. Penilaian Pembelajaran

1. Penilaian Sikap: Observasi dan pencatatan sikap siswa selama kegiatan

2. Penilaian pengetahuan:

- Tes tertulis

(Guru meminta siswa menyebutkan 5 nama panggilan dan lengkap teman

baru di kelas. Selain itu bisa guru mengembangkan jenis pertanyaan yang

akan diberikan, misalnya siswa menyebutkan nama teman sambil menunjuk

orang yang dimaksud atau menyebutkan ciri-ciri teman tersebut)

3. Penilaian keterampilan:

Penilaian Unjuk kerja: Berjalan lurus ke satu arah

No Nama

Siswa

Kriteria

Predikat

Berbaris

lurus

memegang

pundak

Berjalan

lurus ke

satu arah

Mulai dan

berhenti

berjalan

sesuai

aba-aba

Rapi dan

teratur

Page 145: PENGARUH PENERAPAN METODE SAS (STRUKTURAL ANALITIK

132

1 Sangat

Baik

2 Baik

3

Penilaian: Unjuk kerja: Memperkenalkan teman lewat permainan

Kriteria Baik Sekali

4

Baik

3

Cukup

2

Perlu

Pendampingan

1

1. Kemampuan

memperkenalkan

teman di

kelas

Siswa mampu

menyebutkan

nama lengkap

dan nama

panggilan

teman di kelas

dengan

mandiri

Siswa mampu

menyebutkan

nama

lengkap

dan nama

panggilan

teman di

kelas dengan

arahan dari

guru satu kali

Siswa mampu

menyebutkan

nama lengkap

dan nama

panggilan

teman di

kelas dengan

arahan dari

guru lebih dari

satu kali

Siswa belum

mampu

menyebutkan

nama lengkap

dan nama

panggilan

teman

di kelas

2. Kemampuan

menjalankan

peraturan pada

permainan

Siswa mampu

melakukan

permainan

sesuai dengan

instruksi

tanpa

pengarahan

ulang

Siswa mampu

melakukan

permainan

sesuai aturan

tetapi dengan

1 kali arahan

ulang

Siswa mampu

melakukan

permainan

sesuai aturan,

tetapi dengan

lebih dari 1

kali

arahan ulang

Siswa belum

mampu

melakukan

permainan

sesuai dengan

aturan

(Format penilaian bisa dilihat di teknik dan instrument penilaian yang terdapat

pada bagian depan buku guru)

PENILAIAN PEMBELAJARAN

1. Penilaian Sikap

No Nama Siswa

Perubahan Tingkah Laku

Percaya Diri Disiplin Bekerjasama

BT MT MB SM BT MT MB SM BT MT MB SM

1

2

Page 146: PENGARUH PENERAPAN METODE SAS (STRUKTURAL ANALITIK

133

3

4 ………

Keterangan:

BT : Belum Terlihat

MT : Mulai Terlihat

MB : Mulai Berkembang

SM : Sudah Membudaya

Berilah tanda centang () pada kolom yang sesuai

Penilaian Pengetahuan

Instrumen penilaian: tes tertulis (isian)

3. Penilaian Pengetahuan

a. Penilaian : Unjuk Kerja

Rubrik Mengenal Anggota Tubuh dengan Bernyanyi

No. Kriteria Baik Sekali

4

Baik

3

Cukup

2

Perlu Bimbingan

1

1. Penguasaan

lagu

Siswa hafal

seluruh syair

lagu, irama

tepat

Siswa hafal

seluruh syair

lagu, irama

kurang tepat

atau sebaliknya

Siswa hafal

sebagian kecil

syair lagu

Siswa belum hafal

syair lagu

2. Ketepatan

mengisi

banyak

anggota tubuh

pada kolom

‘Ayo Berlatih’

Semua tepat Tepat 5—6 Tepat 3—4 Tepat 1—2

Penilaian : Observasi (Pengamatan)

Lembar Pengamatan Kegiatan Permainan

No. Kriteria Terlihat (v) Belum

Terlihat (v)

Page 147: PENGARUH PENERAPAN METODE SAS (STRUKTURAL ANALITIK

134

1. Siswa mampu mengikuti instruksi

guru

2. Siswa terlibat aktif dalam permainan

3. Siswa mengungkapkan perasaan dan

pendapatnya setelah melakukan

kegiatan permainan

F. MATERI AJAR

1. GAMBAR BAGIAN-BAGIAN TUBUH

ini tubuhku

ini tubuhku

i ni tu buh ku

i n i t u b u h k u

i ni tu buh ku

ini tubuhku

Ini tubuhku

Page 148: PENGARUH PENERAPAN METODE SAS (STRUKTURAL ANALITIK

135

Mata

ma ta

M a T a

ma ta

Mata

Hidung

hi dung

H i D u n g

hi dung

Hidung

mata

hidung

Page 149: PENGARUH PENERAPAN METODE SAS (STRUKTURAL ANALITIK

136

Lidah

li dah

L i d a h

li dah

Lidah

Telinga

Te Li nga

T E l i N g a

Te Li nga

Telinga

lidah

telinga

Page 150: PENGARUH PENERAPAN METODE SAS (STRUKTURAL ANALITIK

137

Kulit

ku lit

K u L i t

ku lit

Kulit

kulit

Page 151: PENGARUH PENERAPAN METODE SAS (STRUKTURAL ANALITIK

138

Page 152: PENGARUH PENERAPAN METODE SAS (STRUKTURAL ANALITIK

139

Kartu nama-nama anggota tubuh

Mata Hidung Bahu

Telinga

Pipi

Dagu Jari

Kaki Tangan

Dahi Mulut

kepala

Page 153: PENGARUH PENERAPAN METODE SAS (STRUKTURAL ANALITIK

140

LKPD

(LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK)

Nama :

Kelas :

mata saya dua

mata saya dua

ma ta

sa ya du a

m a t a

u a

d s a y a

ma ta

sa ya du a

mata saya dua

mata saya dua

Page 154: PENGARUH PENERAPAN METODE SAS (STRUKTURAL ANALITIK

141

L

hidung saya satu

hidung

saya

satu

saya satu

hi dung sa ya sa tu

h i d u g n

s y s t a a a u

hi dung sa ya sa tu

hidung

saya

satu

saya satu

hidung saya satu

Page 155: PENGARUH PENERAPAN METODE SAS (STRUKTURAL ANALITIK

142

Lampiran 7

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

KELAS KONTROL

Satuan Pendidikan : SD INPRES ANDI TONRO

Kelas / Semester : I (Satu) / 1

Tema 1 : Diriku

Sub Tema 2 : Tubuhku

Pembelajaran : 1

Alokasi Waktu : 1 x Pertemuan (6 x 35 menit)

A. KOMPETENSI INTI (KI)

KI 1 : Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya

KI 2 : Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan

percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman dan guru

KI 3 : Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati mendengar,

melihat, membaca] dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang

dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda

yang dijumpainya di rumah, sekolah

KI 4 : Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis

dan sistematis, dalam karya yang estetis dalam gerakan yang

mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan

perilaku anak beriman dan berakhlak mulia

B. KOMPETENSI DASAR (KD) & INDIKATOR

BAHASA INDONESIA

Kompetensi Dasar (KD) :

3.4 Mengenal kosa kata tentang anggota tubuh dan panca indera serta

perawatannya melalui teks pendek (berupa gambar, tulisan, slogan

sederhana, dan atau syair lagu)

4.4 Menjelaskan dengan kosa katan yang tepat tentang anggota tubuh dan

panca indera serta perawatannya (berupa gambar dan tulisan) dalam

bahasa Indonesia lisan dan tulisan.

Indikator:

3.4.1 Menjodohkan gambar dan kata anggota tubuh dengan tepat

4.4.1 Menggunakan kosa kata tentang anggota tubuh dengan tepat dalam

bahasa lisan atau tulisan

Page 156: PENGARUH PENERAPAN METODE SAS (STRUKTURAL ANALITIK

143

SBDP

Kompetensi Dasar (KD) :

3.3 Memahami gerak anggota tubuh melalui tari

Indikator:

3.3.1 Mengidentifikasi gerak anggota tubuh (kepala, badan, tangan, dan

kaki) dalam suatu tarian

PKN

Kompetensi Dasar (KD) :

1.1 Menerima keberagaman karakteristik individu dalam kehidupan

beragama, suku bangsa, ciri-ciri fisik, psikis, dan hobi sebagai

anugerah Tuhan Yang Maha Esa di lingkungan rumah dan sekolah

1.2 Menghargai kebersamaan dalam keberagaman sebagai anugerah Tuhan

Tuhan Yang Maha Esa di lingkungan rumah dan sekolah

2.2 Menunjukkan perilaku patuh pada tata tertib dan aturan yang berlaku

dalam kehidupan seharihari di rumah sekolah dan masyarakat sekitar

3.2 Memahami aturan yang berlaku dalam kehidupan sehari-hari di rumah

4.2 Melakukan kegiatan sesuai aturan yang berlaku dalam kehidupan sehari-

hari di rumah

Indikator:

3.2.35 Menunjukkan hal-hal yang harus dilakukan dalam hubungannya

dengan aturan menjaga kesehatan tubuh di rumah

4.2.35 Memeragakan kegiatan tentang menjaga kesehatan tubuh di rumah

dalam hubungannya dengan aturan saat makan di rumah

C. TUJUAN PEMBELAJARAN

8. Melalui lagu, siswa dapat menunjukkan bagian-bagian tubuh.

9. Dengan menirukan ucapan guru, siswa dapat menyebutkan bacaan

nama bagian-bagian tubuh.

10. Melalui ragam gerak, siswa dapat mengidentifikasi gerak anggota

tubuh.

11. Setelah berdiskusi dengan teman, siswa dapat menunjukkan aturan

tentang menjaga kesehatan tubuh di rumah hubungannya dengan

makan makanan yang sehat.

12. Dengan berlatih, siswa dapat mengenali kosa kata dan

memasangkan bagian-bagian tubuh dengan namanya.

13. Dengan bermain peran, siswa dapat menunjukkan aturan saat

makan di rumah.

❖ Karakter siswa yang diharapkan : Religius

Page 157: PENGARUH PENERAPAN METODE SAS (STRUKTURAL ANALITIK

144

Nasionalis

Mandiri

Gotong-royong

Integritas

D. KEGIATAN PEMBELAJARAN

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi

Waktu

Pendahuluan Guru mengajak siswa berdoa dan membalas

salam.(Religius)

Guru menanyakan kabar kepada siswa. “Bagaimana

keadaan kalian? Sehat?” “Apakah kalian masih ingat

nama temanteman baru?”

Guru lalu menunjuk salah satu siswa dan meminta

siswa tersebut untuk mengingat 3-5 nama teman baru

sambil menunjuk teman yang dimaksud. Kegiatan ini

dilakukan dua kali, sekedar pengulangan untuk

mengamati apakah para siswa masih ingat nama teman

barunya. Bisa juga metode bentuk pengulangan materi

dengan menyanyikan lagu “Siapa Namamu?”

(Integritas)

Setelah kegiatan pengulangan, lalu guru memulai

pembelajaran dengan bernyanyi Satu Nusa dan Satu

Bangsa (Nasionalis)

10 menit

Inti • Dilanjutkan menyanyikan lagu “Dua mata saya”, siswa

menunjuk bagian-bagian tubuh sesuai dengan teks

lagu.

• Setelah itu, guru menunjukkan gambar bagian-bagian

tubuh dan menempelnya di papan tulis.

• Minta siswa mengamati gambar tubuh tersebut.

Gambar tubuh tersebut belum ada namanya. (Critical

Thinking and Problem Solving)

• Guru lalu bertanya pada siswa apakah ada yang

mengetahui namanama bagian tubuh pada gambar yang

ditempel di papan tulis. Guru mengapresiasi jawaban

siswa yang mau menjawab dengan meminta siswa

tersebut untuk menunjukkan bagian tubuh sesuai

dengan jawabannya. (Communication)

• Guru memancing siswa lain untuk aktif

mengidentifikasi nama-nama bagian tubuh. (Critical

Thinking and Problem Solving)

• Guru meminta semua siswa untuk mengecek jawaban

35 Menit

X 30 JP

Page 158: PENGARUH PENERAPAN METODE SAS (STRUKTURAL ANALITIK

145

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi

Waktu

mereka. Guru lalu mengambil kartu kata nama-nama

anggota tubuh. (Communication)

• Guru memperlihatkan salah satu kartu nama anggota

tubuh dan membacakannya. Minta salah satu siswa

untuk menempelkan kartu nama tersebut di dekat

bagian tubuh sesuai dengan yang dimaksud. (Mandiri)

• Guru memperlihatkan kartu yang lain,

membacakannya, dan meminta siswa yang lain untuk

menempel kartu nama tersebut. Begitu seterusnya

sampai semua kartu nama anggota tubuh tertempel

pada gambar. ( Collaboration)

• Guru dan siswa mengecek bersama. Guru menunjuk

salah satu bagian tubuh dan menyebutkan namanya.

Guru lalu membaca kartu nama anggota tubuh yang

tertempel di dekat anggota tubuh tersebut. Cocok atau

tidak ya antara nama anggota tubuh di kartu dengan

anggota tubuh yang dimaksud. (Gotong-royong)

• Jika ada kartu nama yang salah tempel, minta siswa

lain untuk membetulkannya.

• Setelah semua kartu nama anggota tubuh sudah dicek,

guru lalu membacakan semua kartu nama anggota

tubuh sambil menunjuk anggota tubuh yang dimaksud.

Siswa menirukan bacaan dari guru. (lihat buku siswa

halaman 39) (Integritas)

• Setelah siswa menirukan, guru dan siswa bersama-

sama membaca nyaring nama-nama bagian tubuh

sambil guru menunjuk nama dananggota tubuh yang

dimaksud. (Communication)

• Guru lalu bertanya kepada siswa, bagaimana ya

caranya supaya badan sehat. (siswa akan memberi

banyak jawaban, salah satunya adalah makan)

(creativity and Innovation)

• Guru bertanya kepada siswa, bagaimana sikap yang

harus ia tunjukkan di rumah saat hendak makan,

sedang makan, dan selesai makan.

• Untuk menjawab pertanyaan tersebut, guru meminta

siswa menggali informasi dari teman sebangku tentang

aturan saat makan di rumah. (Critical Thinking and

Problem Solving)

• Siswa akan bertanya jawab, yaitu bagaimana sikap

yang harus ia tunjukkan di rumah saat hendak makan,

Page 159: PENGARUH PENERAPAN METODE SAS (STRUKTURAL ANALITIK

146

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi

Waktu

sedang makan, dan selesai makan. (Communication)

• Guru lalu meminta siswa berpasangan dengan seorang

teman di sebelah kanannya (bisa juga dengan teman

sebangku/semeja). Setiap pasangan saling bertanya

jawab/diskusi tentang aturan saat makan. Jenis

pertanyaan dipandu oleh guru, seperti: apakah tadi pagi

sudah makan? Sebelum makan, apakah ada yang harus kamu lakukan? Kalau makan di mana, di meja makan

atau boleh dimana saja? Kalau makan, apakah

bersama-sama dengan anggota keluarga atau sendiri-

sendiri? Bagaimana sikap saat makan? Bagaimana

sikap jika sudah selesai makan? (Integritas)

• Kemudian guru meminta perwakilan siswa untuk

menunjukkan tentang sikap saat makan di rumah.

• Setelah selesai, guru minta siswa mengamati buku

siswa halaman 40. Apakah dari hasil diskusi tentang

aturan sikap siswa saat hendak, akan, dan setelah

makan ada yang sesuai dengan gambar di buku siswa?

(Literasi)

• Setelah itu guru merangkum semua jawaban siswa dan

menyampaikan informasi tentang aturan di rumah

tentang makan. Secara umum aturan pada saat makan

adalah sebagai berikut:

»» Mencuci tangan sebelum makan

»» Berdoa sebelum makan

»» Makan sambil duduk (Critical Thinking and

Problem Solving)

• Guru menanamkan kepada siswa untuk mengikuti

aturan di rumah saat makan.

• Sebelum kegiatan ditutup, siswa dan guru bergerak

bersama dalam sebuah ragam gerak “Kepala pundak

lutut kaki”. (lihat di buku siswa pada halaman 41).

(Critical Thinking and Problem Solving)

• Guru memberi contoh terlebih dulu, lalu siswa

mengamati dan kemudian mengikuti. Guru dan siswa

bergerak sesuai dengan irama lagu tersebut. Guru

memberikan instruksi untuk gerak dasar sebelum siswa

mengikuti ragam gerak “Kepala pundak lutut kaki”.

Instruksi gerak dasar tersebut adalah:

»» Sikap berdiri, pandangan ke depan

Page 160: PENGARUH PENERAPAN METODE SAS (STRUKTURAL ANALITIK

147

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi

Waktu

»» Kedua tangan di pinggang

»» Kedua kaki dibuka, lutut ditekuk

»» Gerak kepala tengok kanan dan kiri

• Awalnya bersama-sama. Lalu bergantian per 10 orang

siswa mengulangi gerakan tariannya.

• Setelah menari, semua siswa mengerjakan latihan di

buku siswa halaman 42 dan 43. (Mandiri)

• Di akhir kegiatan, guru mengulang kembali nama-

nama bagian tubuh.

Penutup Setelah selesai, guru bersama siswa menyimpulkan

bahwa semua siswa mempunyai nama lengkap dan

panggilan. Nama-nama mereka semuanya bagus.

Adanya nama membuat kita menjadi saling mengenal.

(Integritas)

15 menit

E. SUMBER, ALAT DAN MEDIA PEMBELAJARAN

Buku Siswa Tema : Diriku Kelas 1 (Buku Tematik Terpadu Kurikulum

2013 Rev.2017, Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,

2013 Rev.2017).

Syair lagu “Dua Mata Saya”

Gambar anggota tubuh manusia yang lengkap

Makassar , 2020

Mahasiswa

Nur Rahmi Akil Saleh

NIM:105401102416

Mengetahui

Kepala Sekolah

Guru Kelas I

Page 161: PENGARUH PENERAPAN METODE SAS (STRUKTURAL ANALITIK

148

Dra. Hj. Ahkamah, M.M

NIP. 19670921 199106 2 001

Santi, S.Pd SD

NIP.

Penilaian Pembelajaran

1. Penilaian Sikap: Observasi dan pencatatan sikap siswa selama kegiatan

2. Penilaian pengetahuan:

- Tes tertulis

(Guru meminta siswa menyebutkan 5 nama panggilan dan lengkap teman

baru di kelas. Selain itu bisa guru mengembangkan jenis pertanyaan yang

akan diberikan, misalnya siswa menyebutkan nama teman sambil menunjuk

orang yang dimaksud atau menyebutkan ciri-ciri teman tersebut)

3. Penilaian keterampilan:

a. Penilaian Unjuk kerja: Berjalan lurus ke satu arah

No Nama

Siswa

Kriteria

Predikat Berbaris

lurus

memegang

pundak

Berjalan

lurus ke

satu arah

Mulai dan

berhenti

berjalan

sesuai

aba-aba

Rapi dan

teratur

1

2

3

b. Penilaian: Unjuk kerja: Memperkenalkan teman lewat permainan

Kriteria Baik Sekali

4

Baik

3

Cukup

2

Perlu

Pendampingan

1

1. Kemampuan

memperkenalkan

teman di

Siswa mampu

menyebutkan

nama lengkap

Siswa mampu

menyebutkan

nama

Siswa mampu

menyebutkan

nama lengkap

Siswa belum

mampu

menyebutkan

Page 162: PENGARUH PENERAPAN METODE SAS (STRUKTURAL ANALITIK

149

kelas dan nama

panggilan

teman di kelas

dengan

mandiri

lengkap

dan nama

panggilan

teman di

kelas dengan

arahan dari

guru satu kali

dan nama

panggilan

teman di

kelas dengan

arahan dari

guru lebih dari

satu kali

nama lengkap

dan nama

panggilan

teman

di kelas

2. Kemampuan

menjalankan

peraturan pada

permainan

Siswa mampu

melakukan

permainan

sesuai dengan

instruksi

tanpa

pengarahan

ulang

Siswa mampu

melakukan

permainan

sesuai aturan

tetapi dengan

1 kali arahan

ulang

Siswa mampu

melakukan

permainan

sesuai aturan,

tetapi dengan

lebih dari 1

kali

arahan ulang

Siswa belum

mampu

melakukan

permainan

sesuai dengan

aturan

(Format penilaian bisa dilihat di teknik dan instrument penilaian yang terdapat

pada bagian depan buku guru)

PENILAIAN PEMBELAJARAN

1. Penilaian Sikap

No Nama Siswa

Perubahan Tingkah Laku

Percaya Diri Disiplin Bekerjasama

BT MT MB SM BT MT MB SM BT MT MB SM

1

2

3

4 ………

Keterangan:

BT : Belum Terlihat

MT : Mulai Terlihat

MB : Mulai Berkembang

SM : Sudah Membudaya

Berilah tanda centang () pada kolom yang sesuai

2. Penilaian Pengetahuan

Instrumen penilaian: tes tertulis (isian)

3. Penilaian Pengetahuan

Page 163: PENGARUH PENERAPAN METODE SAS (STRUKTURAL ANALITIK

150

a. Penilaian : Unjuk Kerja

Rubrik Mengenal Anggota Tubuh dengan Bernyanyi

No. Kriteria Baik Sekali

4

Baik

3

Cukup

2

Perlu Bimbingan

1

1. Penguasaan

lagu

Siswa hafal

seluruh syair

lagu, irama

tepat

Siswa hafal

seluruh syair

lagu, irama

kurang tepat

atau sebaliknya

Siswa hafal

sebagian kecil

syair lagu

Siswa belum hafal

syair lagu

2. Ketepatan

mengisi

banyak

anggota tubuh

pada kolom

‘Ayo Berlatih’

Semua tepat Tepat 5—6 Tepat 3—4 Tepat 1—2

b. Penilaian : Observasi (Pengamatan)

Lembar Pengamatan Kegiatan Permainan

No. Kriteria Terlihat (v) Belum

Terlihat (v)

1. Siswa mampu mengikuti instruksi

guru

2. Siswa terlibat aktif dalam permainan

3. Siswa mengungkapkan perasaan dan

pendapatnya setelah melakukan

kegiatan permainan

Page 164: PENGARUH PENERAPAN METODE SAS (STRUKTURAL ANALITIK

151

Lampiran 8

Tabel 5. Kriteria Penilaian Kemampuan Membaca Permulaan

Nama siswa :

Kelas :

NO UNSUR YANG DINILAI SKOR

MAKSIMUM

SKOR SISWA

1. Ketepatan menyuarakan tulisan 20

2. Kewajaran lafal 20

3. Kewajaran intonasi 20

4. Kelancaran 20

5. Kejelasan suara 20

Jumlah Skor Total 100

Page 165: PENGARUH PENERAPAN METODE SAS (STRUKTURAL ANALITIK

152

Lampiran 9

Tabel 6. Kisi-Kisi Instrument Penilaian Kemampuan Membaca Permulaan

NO ASPEK YANG

DINILAI

DESKRIPSI SKOR

1 Ketepatan

menyuarakan tulisan

a. Siswa jelas menyuarakan tulisan

b. Siswa cukup jelas menyuarakan

tulisan

c. Siswa kurang jelas menyuarakan

tulisan

d. Siswa tidak jelas menyuarakan

tulisan

e. Siswa tidak bersuara

20

15

10

5

0

2 Kewajaran lafal a. Siswa membaca dengan lafal yang

benar

b. Siswa membaca dengan hafal

cukup benar

c. Siswa membaca dengan lafal yang

kurang benar

d. Siswa membaca dengan lafal yang

tidak benar

e. Siswa tidak melafalkan bacaan

20

15

10

5

0

3 Kewajaran intonasi a. Siswa membaca dengan intonasi

yang benar

b. Siswa membaca dengan intonasi

yang cukup benar

c. Siswa membaca dengan intonasi

yang kurang benar

d. Siswa membaca dengan intonasi

yang tidak benar

e. Siswa membaca tidak berintonasi

20

15

10

5

Page 166: PENGARUH PENERAPAN METODE SAS (STRUKTURAL ANALITIK

153

0

4 Kelancaran a. Siswa membaca dengan lancar

b. Siswa membaca cukup lancar

c. Siswa membaca kurang lancar

d. Siswa membaca tidak lancar

e. Siswa tidak bisa membaca

20

15

10

5

0

5 Kejelasan suara a. Kejelasan suara baik

b. Kejelasan suara cukup baik

c. Kejelasan suara kurang baik

d. Kejelasan suara tidak baik

e. Suara tidak jelas

20

15

10

5

0

JUMLAH 100

Page 167: PENGARUH PENERAPAN METODE SAS (STRUKTURAL ANALITIK

154

Lampiran 10

Tabel 7. Lembar Penilaian Pretest Kelas Eksperimen

No Nama Kriteria Penilaian Kemampuan Membaca Permulaan Skor

Total Nilai Keterangan

1 2 3 4 5

1 Muh. Aidil Fitra 10 15 5 10 10 60 60 Tidak Tuntas

2 Muh. Reski Ramadan 20 20 10 15 10 75 75 Tuntas

3 Muh. Refan Adikya Arifin 10 10 10 10 10 50 50 Tidak Tuntas

4 Brayen Fernandes 15 10 5 15 20 65 65 Tidak Tuntas

5 Muh. Rahmat 10 5 5 10 10 40 40 Tidak Tuntas

6 Rizky Arzal Permana 10 15 10 10 10 55 55 Tidak Tuntas

7 Muhammad Farid 10 20 5 10 10 55 55 Tidak Tuntas

8 Aditya Nauval Akbar 15 20 10 10 10 65 65 Tidak Tuntas

9 Ahmad Adam Walkar 20 20 10 10 10 70 70 Tuntas

10 Muh. Athar Asfar 10 15 10 10 10 55 55 Tidak Tuntas

11 Muh. Abitzar 20 20 5 15 15 75 75 Tuntas

12 Fadly Febryan 15 10 5 10 20 65 65 Tidak Tuntas

13 Tersia Donuisang 10 20 10 15 15 70 70 Tuntas

14 Ahmad Nauval Irawan 10 20 10 10 10 60 60 Tidak Tuntas

15 Nur Azizah Putri Ramadani 10 10 5 5 10 40 40 Tidak Tuntas

16 Nur Hikma 15 15 10 10 10 60 60 Tidak Tuntas

17 Azzahra Naswa Ahmad 20 20 10 10 10 70 70 Tuntas

18 Aida Az Zahra 15 15 10 10 10 60 60 Tidak Tuntas

19 Zahra Nur Aprilia Taning 15 10 5 15 10 55 55 Tidak Tuntas

Page 168: PENGARUH PENERAPAN METODE SAS (STRUKTURAL ANALITIK

155

20 Alfina AZ 10 10 5 5 10 40 40 Tidak Tuntas

21

Maria Indriana Nafita

Safina 15 20 5 10 15 65 65 Tidak Tuntas

22 ST. Aisyah 10 10 10 10 20 60 60 Tidak Tuntas

23 Qaila 20 15 10 15 15 75 75 Tuntas

24 Maysaroh 10 20 5 15 15 65 65 Tidak Tuntas

25 Aulya Cantika Natasyah 10 15 10 15 10 60 60 Tidak Tuntas

26 Nabila Saputri 15 15 5 15 15 65 65 Tidak Tuntas

27 Sfa Nur Akila 15 10 10 10 10 55 55 Tidak Tuntas

28 Resky 10 10 5 15 10 50 50 Tidak Tuntas

Keterangan :

Kriteria Penilaian Kemampuan Membaca Permulaan

1. Kecepatan menyuarakan tulisan.

2. Kewajaran lafal

3. Kewajaran intonasi

4. Kelancaran

5. Kejelasan suara

KKM = 70

Page 169: PENGARUH PENERAPAN METODE SAS (STRUKTURAL ANALITIK

156

Tabel 8. Lembar Penilaian Pretest Kelas Kontrol

No Nama Kriteria Penilaian Kemampuan Membaca Permulaan Skor

Total Nilai Keterangan

1 2 3 4 5

1 Muh. Fatir Firmansyah 15 15 5 10 15 60 60 Tidak Tuntas

2 Muh. Fatur Firmansyah 10 15 5 15 15 60 60 Tidak Tuntas

3 Mustafid Azhar 20 20 10 10 15 75 75 Tuntas

4 Muh. Abidzar Bilal Ibrahim 10 15 5 10 10 50 50 Tidak Tuntas

5 Muh. Ramadhan 10 10 5 5 15 45 45 Tidak Tuntas

6 Haidar Almairi Putra Hasnur 10 10 10 10 10 50 50 Tidak Tuntas

7 Muh.Fauzi Al Farabi 10 10 10 10 15 55 55 Tidak Tuntas

8 Muh. Faiz 20 10 5 10 10 65 65 Tidak Tuntas

9 Muh. Aslam Alamsyah 10 10 5 10 20 65 65 Tidak Tuntas

10 Ahmad Fathona 10 10 5 15 15 55 55 Tidak Tuntas

11 Muh. Imam Januar 20 20 10 10 10 70 70 Tuntas

12 Andri 20 20 5 5 10 60 60 Tidak Tuntas

13 Muh. Alamsah 20 15 15 10 10 70 70 Tuntas

14 Muthi'ah Nur Fadiyah 15 10 10 10 10 55 55 Tidak Tuntas

15 Sitti Fatimah 20 10 10 10 10 60 60 Tidak Tuntas

16 Sitti Arbiyah Fadillah 15 15 5 5 10 50 50 Tidak Tuntas

17 Aqifah Nayla Zahra 20 20 10 15 10 75 75 Tuntas

18 Nur Alifa 20 20 10 10 10 70 70 Tuntas

19 Faizah Annaila Ramadhani 15 15 10 10 10 60 60 Tidak Tuntas

20 Khairunnisa Salsabila 20 15 10 10 10 65 65 Tidak Tuntas

21 Nayla Atsilah 15 15 10 15 10 65 65 Tidak Tuntas

Page 170: PENGARUH PENERAPAN METODE SAS (STRUKTURAL ANALITIK

157

22 Keisyah 20 15 5 10 10 70 70 Tuntas

23 St. Nurul Annisa 10 10 10 10 10 50 50 Tidak Tuntas

24 Syifa Sauqya 20 20 10 10 15 75 75 Tuntas

25 Putri Nabila A 15 15 5 15 15 65 65 Tidak Tuntas

26 Amirah Azzahra Anzar 20 20 10 10 10 70 70 Tuntas

27 Naura Salsabila 20 20 10 10 15 75 75 Tuntas

28 Nur Aqila Sungkar 20 15 10 10 20 75 75 Tuntas

Keterangan :

Kriteria Penilaian Kemampuan Membaca Permulaan

1. Kecepatan menyuarakan tulisan.

2. Kewajaran lafal

3. Kewajaran intonasi

4. Kelancaran

5. Kejelasan suara

KKM = 70

Page 171: PENGARUH PENERAPAN METODE SAS (STRUKTURAL ANALITIK

158

Lampiran 11

Tabel 9. Lembar Penilaian Posttest Kelas Eksperimen

No Nama

Kriteria Penilaian Kemampuan Membaca

Permulaan Skor Total Nilai Keterangan

1 2 3 4 5

1 Muh. Aidil Fitra 20 20 10 10 20 80 80 Tuntas

2 Muh. Reski Ramadan 20 15 10 15 15 80 80 Tuntas

3 Muh. Refan Adikya Arifin 20 20 15 20 20 95 95 Tuntas

4 Brayen Fernandes 20 15 10 20 15 80 80 Tuntas

5 Muh. Rahmat 15 15 10 10 20 70 70 Tuntas

6 Rizky Arzal Permana 20 20 15 10 10 75 75 Tuntas

7 Muhammad Farid 15 15 15 20 15 80 80 Tuntas

8 Aditya Nauval Akbar 20 15 10 15 20 80 80 Tuntas

9 Ahmad Adam Walkar 10 20 10 10 20 70 70 Tuntas

10 Muh. Athar Asfar 15 15 10 15 15 70 70 Tuntas

11 Muh. Abitzar 20 20 20 10 15 85 85 Tuntas

12 Fadly Febryan 20 20 10 10 15 75 75 Tuntas

13 Tersia Donuisang 20 20 15 15 15 85 85 Tuntas

14 Ahmad Nauval Irawan 20 15 10 10 15 70 70 Tuntas

15 Nur Azizah Putri Ramadani 20 20 10 10 20 80 80 Tuntas

16 Nur Hikma 15 20 10 15 10 70 70 Tuntas

17 Azzahra Naswa Ahmad 20 20 15 15 15 85 85 Tuntas

18 Aida Az Zahra 20 20 15 15 15 85 85 Tuntas

Page 172: PENGARUH PENERAPAN METODE SAS (STRUKTURAL ANALITIK

159

19 Zahra Nur Aprilia Taning 20 20 10 15 15 80 80 Tuntas

20 Alfina AZ 20 20 10 15 10 75 75 Tuntas

21 Maria Indriana Nafita Safina 15 20 10 15 10 70 70 Tuntas

22 ST. Aisyah 20 20 15 10 20 85 85 Tuntas

23 Qaila 15 15 10 10 20 70 70 Tuntas

24 Maysaroh 20 20 10 10 15 75 75 Tuntas

25 Aulya Cantika Natasyah 15 20 10 15 15 75 75 Tuntas

26 Nabila Saputri 20 20 20 15 10 85 85 Tuntas

27 Sfa Nur Akila 20 15 20 20 15 90 90 Tuntas

28 Resky 20 20 15 15 20 90 90 Tuntas

Keterangan :

Kriteria Penilaian Kemampuan Membaca Permulaan

1. Kecepatan menyuarakan tulisan.

2. Kewajaran lafal

3. Kewajaran intonasi

4. Kelancaran

5. Kejelasan suara

KKM = 70

Page 173: PENGARUH PENERAPAN METODE SAS (STRUKTURAL ANALITIK

160

Tabel 10. Lembar Penilaian Posttest Kelas Kontrol

No Nama

Kriteria Penilaian Kemampuan Membaca

Permulaan Skor Total Nilai Keterangan

1 2 3 4 5

1 Muh. Fatir Firmansyah 15 20 10 10 10 65 65 Tidak Tuntas

2 Muh. Fatur Firmansyah 20 20 15 15 10 80 80 Tuntas

3 Mustafid Azhar 20 15 10 15 10 70 70 Tuntas

4 Muh. Abidzar Bilal Ibrahim 20 15 5 15 20 75 75 Tuntas

5 Muh. Ramadhan 10 10 10 15 15 60 60 Tidak Tuntas

6 Haidar Almairi Putra Hasnur 15 20 10 15 10 70 70 Tuntas

7 Muh.Fauzi Al Farabi 15 20 10 10 15 70 70 Tuntas

8 Muh. Faiz 20 20 10 15 10 75 75 Tuntas

9 Muh. Aslam Alamsyah 20 20 15 15 15 85 85 Tuntas

10 Ahmad Fathona 10 15 10 15 10 60 60 Tidak Tuntas

11 Muh. Imam Januar 20 20 10 15 15 80 80 Tuntas

12 Andri 20 15 5 10 20 70 70 Tuntas

13 Muh. Alamsah 20 20 10 15 10 75 75 Tuntas

14 Muthi'ah Nur Fadiyah 15 20 10 10 10 65 65 Tidak Tuntas

15 Sitti Fatimah 10 10 10 15 15 60 60 Tidak Tuntas

16 Sitti Arbiyah Fadillah 20 20 10 15 15 70 70 Tuntas

17 Aqifah Nayla Zahra 20 20 15 15 15 75 75 Tuntas

18 Nur Alifa 20 15 10 10 15 70 70 Tuntas

19 Faizah Annaila Ramadhani 15 15 5 20 10 65 65 Tidak Tuntas

20 Khairunnisa Salsabila 10 10 10 15 10 55 55 Tidak Tuntas

Page 174: PENGARUH PENERAPAN METODE SAS (STRUKTURAL ANALITIK

161

21 Nayla Atsilah 20 20 5 10 15 70 70 Tuntas

22 Keisyah 20 15 10 10 20 75 75 Tuntas

23 St. Nurul Annisa 20 15 10 20 20 85 85 Tuntas

24 Syifa Sauqya 20 20 5 15 15 75 75 Tuntas

25 Putri Nabila A 20 20 10 15 15 80 80 Tuntas

26 Amirah Azzahra Anzar 20 20 10 20 15 85 85 Tuntas

27 Naura Salsabila 20 15 10 15 10 70 70 Tuntas

28 Nur Aqila Sungkar 15 15 10 15 10 65 65 Tidak Tuntas

Keterangan :

Kriteria Penilaian Kemampuan Membaca Permulaan

1. Kecepatan menyuarakan tulisan.

2. Kewajaran lafal

3. Kewajaran intonasi

4. Kelancaran

5. Kejelasan suara

KKM = 70

Page 175: PENGARUH PENERAPAN METODE SAS (STRUKTURAL ANALITIK

162

Lampiran 12

Analisis Deskriptif Sebelum Perlakuan

Tabel 11. Distribusi Frekuensi Hasil Pretest Kemampuan Membaca

Permulaan Kelas Eksperimen

Grafik 1. Distribusi Frekuensi Hasil Pretest Kemampuan Membaca

Permulaan Kelas Eksperimen

Pretest Eksperimen

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 40 3 10,7 10,7 10,7

50 2 7,1 7,1 17,9

55 5 17,9 17,9 35,7

60 6 21,4 21,4 57,1

65 6 21,4 21,4 78,6

70 3 10,7 10,7 89,3

75 3 10,7 10,7 100,0

Total 28 100,0 100,0

Page 176: PENGARUH PENERAPAN METODE SAS (STRUKTURAL ANALITIK

163

Grafik 2. Distribusi Frekuensi Hasil Pretest Kemampuan Membaca

Permulaan Kelas Kontrol

Tabel 12. Distribusi Frekuensi Hasil Pretest Kemampuan

Membaca Permulaan Kelas Kontrol

Pretest Kontrol

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 45 1 3,6 3,6 3,6

50 4 14,3 14,3 17,9

55 3 10,7 10,7 28,6

60 5 17,9 17,9 46,4

65 5 17,9 17,9 64,3

70 5 17,9 17,9 82,1

75 5 17,9 17,9 100,0

Total 28 100,0 100,0

Page 177: PENGARUH PENERAPAN METODE SAS (STRUKTURAL ANALITIK

164

Tabel 13. Analisis Statistik Deskriptif Sebelum Perlakuan Kelas Eksperimen

dan Kelas Kontrol

Statistics

Pretest Eksperimen Pretest Kontrol

N Valid 28 28

Missing 0 0

Mean 60,00 62,86

Std. Error of Mean 1,872 1,714

Median 60,00 65,00

Std. Deviation 9,907 9,071

Variance 98,148 82,275

Range 35 30

Minimum 40 45

Maximum 75 75

Sum 1680 1760

Page 178: PENGARUH PENERAPAN METODE SAS (STRUKTURAL ANALITIK

165

Lampiran 13

Analisis Deskriptif Setelah Perlakuan

Tabel 14. Distribusi Frekuensi Hasil Posttest Kemampuan Membaca

Permulaan Kelas Eksperimen

Grafik 3. Distribusi Frekuensi Hasil Posttest Kemampuan Membaca

Permulaan Kelas Eksperimen

Posttest Eksperimen

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 70 7 25,0 25,0 25,0

75 5 17,9 17,9 42,9

80 7 25,0 25,0 67,9

85 6 21,4 21,4 89,3

90 2 7,1 7,1 96,4

95 1 3,6 3,6 100,0

Total 28 100,0 100,0

Page 179: PENGARUH PENERAPAN METODE SAS (STRUKTURAL ANALITIK

166

Tabel 15. Distribusi Frekuensi Hasil Posttest Kemampuan Membaca

Permulaan Kelas kontrol

Grafik 4. Distribusi Frekuensi Hasil Posttest Kemampuan Membaca

Permulaan Kelas kontrol

Posttest Kontrol

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 55 1 3,6 3,6 3,6

60 3 10,7 10,7 14,3

65 4 14,3 14,3 28,6

70 8 28,6 28,6 57,1

75 6 21,4 21,4 78,6

80 3 10,7 10,7 89,3

85 3 10,7 10,7 100,0

Total 28 100,0 100,0

Page 180: PENGARUH PENERAPAN METODE SAS (STRUKTURAL ANALITIK

167

Tabel 16. Analisis Statistik Deskriptif Setelah Perlakuan Kelas

Eksperimen dan Kelas Kontrol

Statistics

Posttest Eksperimen Posttest Kontrol

N Valid 28 28

Missing 0 0

Mean 78,93 71,43

Std. Error of Mean 1,345 1,496

Median 80,00 70,00

Std. Deviation 7,118 7,918

Variance 50,661 62,698

Range 25 30

Minimum 70 55

Maximum 95 85

Sum 2210 2000

Page 181: PENGARUH PENERAPAN METODE SAS (STRUKTURAL ANALITIK

168

Lampiran 14

Analisis Statistik Inferensial

Tabel 17. Uji Normalitas Data Penelitian

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Posttest

Eksperimen

Posttes

Kontrol

N 28 28

Normal Parametersa,b Mean 78,93 71,43

Std.

Deviation

7,118 7,918

Most Extreme

Differences

Absolute ,145 ,143

Positive ,145 ,143

Negative -,131 -,143

Test Statistic ,145 ,143

Asymp. Sig. (2-tailed) ,136c ,149c

Tabel 18. Uji Homogenitas Data Penelitian

Test of Homogeneity of Variance

Levene

Statistic df1 df2 Sig.

Kemampuan

Membaca

Permulaan Siswa

Based on Mean ,127 1 54 ,723

Based on Median ,080 1 54 ,778

Based on Median

and with adjusted

df

,080 1 52,063 ,778

Based on trimmed

mean

,108 1 54 ,743

Page 182: PENGARUH PENERAPAN METODE SAS (STRUKTURAL ANALITIK

169

Tabel 19. Uji T Sampel Independent

Independent Samples Test

Levene's Test for

Equality of

Variances t-test for Equality of Means

F Sig. t df

Sig. (2-

tailed)

Mean

Differe

nce

Std.

Error

Differe

nce

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

Ke

ma

mp

ua

n

Equal

variances

assumed

,127 ,723 3,72

7

54 ,000 7,500 2,012 3,466 11,534

Equal

variances not

assumed

3,72

7

53,3

98

,000 7,500 2,012 3,465 11,535

Tabel 20. Perbandingan Nilai Rata-Rata

Group Statistics

Kelas N Mean

Std.

Deviation

Std. Error

Mean

Kemampuan Membaca

Permulaan

Kelas Eksperimen 28 78,93 7,118 1,345

Kelas Kontrol 28 71,43 7,918 1,496

Page 183: PENGARUH PENERAPAN METODE SAS (STRUKTURAL ANALITIK

170

Lampiran 15

Tabel 21. T-tabel

Pr 0.25 0.10 0.05 0.025 0.01 0.005 0.001

df 0.50 0.20 0.10 0.050 0.02 0.010 0.002

41 0.68052 1.30254 1.68288 2.01954 2.42080 2.70118 3.30127

42 0.68038 1.30204 1.68195 2.01808 2.41847 2.69807 3.29595

43 0.68024 1.30155 1.68107 2.01669 2.41625 2.69510 3.29089

44 0.68011 1.30109 1.68023 2.01537 2.41413 2.69228 3.28607

45 0.67998 1.30065 1.67943 2.01410 2.41212 2.68959 3.28148

46 0.67986 1.30023 1.67866 2.01290 2.41019 2.68701 3.27710

47 0.67975 1.29982 1.67793 2.01174 2.40835 2.68456 3.27291

48 0.67964 1.29944 1.67722 2.01063 2.40658 2.68220 3.26891

49 0.67953 1.29907 1.67655 2.00958 2.40489 2.67995 3.26508

50 0.67943 1.29871 1.67591 2.00856 2.40327 2.67779 3.26141

51 0.67933 1.29837 1.67528 2.00758 2.40172 2.67572 3.25789

52 0.67924 1.29805 1.67469 2.00665 2.40022 2.67373 3.25451

53 0.67915 1.29773 1.67412 2.00575 2.39879 2.67182 3.25127

54 0.67906 1.29743 1.67356 2.00488 2.39741 2.66998 3.24815

55 0.67898 1.29713 1.67303 2.00404 2.39608 2.66822 3.24515

56 0.67890 1.29685 1.67252 2.00324 2.39480 2.66651 3.24226

57 0.67882 1.29658 1.67203 2.00247 2.39357 2.66487 3.23948

58 0.67874 1.29632 1.67155 2.00172 2.39238 2.66329 3.23680

59 0.67867 1.29607 1.67109 2.00100 2.39123 2.66176 3.23421

60 0.67860 1.29582 1.67065 2.00030 2.39012 2.66028 3.23171

61 0.67853 1.29558 1.67022 1.99962 2.38905 2.65886 3.22930

62 0.67847 1.29536 1.66980 1.99897 2.38801 2.65748 3.22696

63 0.67840 1.29513 1.66940 1.99834 2.38701 2.65615 3.22471

64 0.67834 1.29492 1.66901 1.99773 2.38604 2.65485 3.22253

65 0.67828 1.29471 1.66864 1.99714 2.38510 2.65360 3.22041

66 0.67823 1.29451 1.66827 1.99656 2.38419 2.65239 3.21837

67 0.67817 1.29432 1.66792 1.99601 2.38330 2.65122 3.21639

68 0.67811 1.29413 1.66757 1.99547 2.38245 2.65008 3.21446

69 0.67806 1.29394 1.66724 1.99495 2.38161 2.64898 3.21260

70 0.67801 1.29376 1.66691 1.99444 2.38081 2.64790 3.21079

71 0.67796 1.29359 1.66660 1.99394 2.38002 2.64686 3.20903

72 0.67791 1.29342 1.66629 1.99346 2.37926 2.64585 3.20733

73 0.67787 1.29326 1.66600 1.99300 2.37852 2.64487 3.20567

74 0.67782 1.29310 1.66571 1.99254 2.37780 2.64391 3.20406

75 0.67778 1.29294 1.66543 1.99210 2.37710 2.64298 3.20249

76 0.67773 1.29279 1.66515 1.99167 2.37642 2.64208 3.20096

77 0.67769 1.29264 1.66488 1.99125 2.37576 2.64120 3.19948

78 0.67765 1.29250 1.66462 1.99085 2.37511 2.64034 3.19804

79 0.67761 1.29236 1.66437 1.99045 2.37448 2.63950 3.19663

80 0.67757 1.29222 1.66412 1.99006 2.37387 2.63869 3.19526

Page 184: PENGARUH PENERAPAN METODE SAS (STRUKTURAL ANALITIK

171

Lampiran 16

Dokumentasi

Page 185: PENGARUH PENERAPAN METODE SAS (STRUKTURAL ANALITIK

172

Page 186: PENGARUH PENERAPAN METODE SAS (STRUKTURAL ANALITIK

173

Page 187: PENGARUH PENERAPAN METODE SAS (STRUKTURAL ANALITIK

174

Page 188: PENGARUH PENERAPAN METODE SAS (STRUKTURAL ANALITIK

175

Page 189: PENGARUH PENERAPAN METODE SAS (STRUKTURAL ANALITIK

176

Page 190: PENGARUH PENERAPAN METODE SAS (STRUKTURAL ANALITIK

177

Lampiran 18

Daftar Riwayat Hidup

Nur Rahmi Akil Saleh, lahir di Bontang , Kabupaten

Kota Bontang, Provinsi Kalimantan Timur pada tanggal

12 Desember 1996 . Anak pertama dari tiga bersaudara,

yakni pasangan Ayahanda Muhammad Akil S.Pd dengan

Ibunda Husnia. Penulis mulai memasuki jenjang

pendidikan sekolah dasar pada tahun 2004 di SD Negeri 009 Bontang Utara

dan tamat pada tahun 2009. Pada tahun yang sama penulis melanjutkan

pendidikan di SMP Negeri 5 Bontang tamat pada tahun 2012. Pada tahun yang

sama pula penulis melanjutkan pendidikan di SMA Negeri 3 Bontang dan

tamat pada tahun 2015. Pada tahun 2016 penulis melanjutkan pendidikan ke

perguruan tinggi dan terdaftar di Universitas Muhammadiyah Makassar pada

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Jurusan Pendidikan Guru Sekolah

Dasar (PGSD) dengan Program Strata Satu (S1).