pengaruh pendidikan kewirausahaan terhadap motivasi untuk … · berarti analisis data. uji...

141
PENGARUH PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP MOTIVASI UNTUK BERWIRAUSAHA ANGGOTA KOPMA UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Oleh : Rhomadhon NIM. 11140182000033 JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2018

Upload: others

Post on 21-Oct-2020

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • PENGARUH PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP

    MOTIVASI UNTUK BERWIRAUSAHA ANGGOTA KOPMA

    UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

    Skripsi

    Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

    untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

    Oleh :

    Rhomadhon

    NIM. 11140182000033

    JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN

    FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

    UIN SYARIF HIDAYATULLAH

    JAKARTA

    2018

  • i

    ABSTRAK

    Rhomadhon, NIM : 11140182000033, Pengaruh Pendidikan Kewirausahaan

    terhadap Motivasi untuk Berwirausaha Anggota Koperasi Mahasiswa (Kopma)

    UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah pendidikan kewirausahaan

    berpengaruh terhadap motivasi untuk berwirausaha anggota di Koperasi Mahasiswa

    (Kopma) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Populasi pada penelitian ini yaitu anggota

    aktif Kopma UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang berjumlah 150 anggota aktif

    Kopma yang berpartisipasi dalam kegiatan pendidikan di Kopma, dan sampel pada

    penelitian ini berjumlah 105 anggota diambil berdasarkan tabel penentuan jumlah

    sampel yang dikembangkan oleh Isaac dan Michael. Data yang diperoleh melalui

    kuesioner dan studi dokumen, diolah menggunakan metode statistic deskriptih yang

    berarti analisis data. Uji prasyarat instrumen penelitian dengan menggunakan

    pengujian validitas dan reliabelitas, dan untuk uji prasyarat analisis menggunakan

    pengujian linearitas, sedangkan untuk menganalisis data dan menghasilkan keputusan

    hipotesis menggunakan teknik analisis regresi linear sederhana. Berdasarkan

    pengolahan data menggunakan program SPSS Versi 23, diperoleh nilai korelasi

    sebesar 0,340 dan kontribusi variabel X sebesar 11,6% serta memperoleh keputusan

    melalui teknik Uji t dihasilkan thitung = 3,669 dan ttabel = 1,983, dikarenakan thitung >

    thitung yaitu 3,669 > 1,983 makan H0 ditolak. Berdasarkan teknik probabilitas

    dihasilkan Sig = 0,000 dan nilai α = 0,05/2 = 0,025 karena nilai Sig < nilai α yaitu

    0,000 < 0,025 maka H0 ditolak. Jadi dari kedua teknik tersebut dapat disimpulkan

    bahwa terdapat pengaruh antara pendidikan kewirausahaan terhadap motivasi untuk

    berwirausaha anggota Kopma UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Oleh karena itu,

    diharapkan pengurus Kopma UIN Syarif Hidayatullah Jakarta khususnya bidang

    Pengembangan Sumber Daya Anggota (PSDA) dapat lebih meningkatkan lagi

    efektifitas pelaksanaan pendidikan kewirausahaan bagi anggota dengan tujuan untuk

    mengoptimalkan dan meningkatkan motivasi anggota untuk berwirausaha.

    Kata Kunci : Pendidikan Kewirausahaan, Motivasi untuk Berwirausaha

  • ii

    ABSTRACT

    Rhomadhon, NIM : 11140182000033, The Influence of Entrepreneurship

    Education on Motivation for Entrepreneurial Members of Student Cooperatives

    Islamic State University Syarif Hidayatullah Jakarta

    This study aims to find out whetfer entepreneurship education influences the

    motivation to entrepreneurhip members of the student cooperative Islamic State

    University Syarif Hidayatullah Jakarta. The population in this study were active

    members of student cooperative which amounted to 150 members, and the sample in

    this study amounted to 105 members taken based on the table determining the

    number of samples developed by Isaac and Michael. Data obtained through

    questionnaires and document studies, processed using descriptive statistical method

    which means data analysis and data depiction presented through summary and

    formulation in numerical form. Prerequisite test of research instrument using validity

    and reliability testing, and for analysis prerequisite tests using linearity testing. And

    generate hypothetical decision using simple linear regression analysis. Based on if the

    data using SPSS program version 23, obtained the decision through t tes technique

    generated tcount = 3,669 and ttable = 1,983 for tcount>ttable then H0 rejected. While based

    on probability technique, the value of sig = 0,000 and α = 0,05/2 = 0,025, because

    the value of sig 0,000

  • iii

    KATA PENGANTAR

    Bismillahirrahmanirrahim,

    Puji syukur kehadirat Allah SWT. yang telah melimpahkan rahmat, ridha, nikmat,

    dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

    “Pengaruh Pendidikan Kewirausahaan terhadap Motivasi untuk Berwirausaha

    Anggota Kopma UIN Syarif Hidayatullah Jakarta” ini dengan baik dan lancar.

    Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW.

    beserta keluarga, sahabat, dan seluruh umatnya hingga akhir zaman.

    Penulis menyadari sepenuhnya tanpa bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak,

    skripsi ini tidak dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu, pada kesempatan ini

    penulis ingin mengucapkan terimakasih setulusnya kepada semua pihak yang telah

    membantu dalam penyelesaian skripsi ini, khususnya kepada :

    1. Prof. Dr. Dede Rosyada, MA., Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang

    telah memberikan kesempatan untuk menyelesaikan studi;

    2. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

    Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan

    izin untuk menyelesaikan skripsi ini;

    3. Dr. Hasyim Asy’ari, M. Pd., Ketua Jurusan Manajemen Pendidikan Fakultas

    Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) yang telah memberikan kesempatan dan

    bimbingan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik;

    4. Seluruh Dosen dan Staf Manajemen Pendidikan yang telah memberikan ilmu

    dan pengetahuan selama perkuliahan hingga akhirnya skripsi ini selesai;

    5. Ketua Koperasi Mahasiswa (Kopma) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta beserta

    Pengurus dan Anggota yang telah mengizinkan dan membantu jalannya

    penelitian yang penulis lakukan hingga skripsi ini selesai;

    6. Orang tua penulis, yaitu ayahanda Samsudin dan ibunda Nurana yang telah

    bersusah payah selalu mendoakan, memotivasi dan mendukung baik secara

    moril maupun materil sehingga penulis dapat menyelesaikan studi;

  • iv

    7. Keluarga besar Koperasi Mahasiswa (Kopma) UIN Syarif Hidayatullah

    Jakarta yang telah memberikan banyak pengalaman dan pengetahuan bagi

    penulis serta menjadi salah satu tempat berproses dan belajar bagi penulis

    selama masa studi;

    8. Keluarga besar Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) dan Himpunan

    Mahasiswa Islam (HMI) Manajemen Pendidikan yang telah mengajarkan

    banyak hal kepada penulis;

    9. Keluarga besar KKN Bersama Desa Penyamun Bangka Belitung yang telah

    mengajarkan penulis betapa indahnya pengabdian dan kebersamaan serta luar

    biasanya alam Indonesia;

    10. Kawan-kawan seperjuangan Manajemen Pendidikan 2014 yang telah belajar

    bersama dan berbagi banyak hal dengan penulis selama masa studi, semoga

    kelak kita menjadi manusia seperti yang kita inginkan masing-masing;

    11. Bapak-bapak Jakdebtang yaitu bapak Joko, bapak Boyo, bapak Kentung,

    bapak Rombeng, bapak Ocit, bapak Fasthur, bapak Yandi, bapak Dean, bapak

    Zaki, bapak Syaqib, bapak Oki, bapak Ivan yang telah membersamai dan

    memotivasi penulis dengan caranya masing-masing, mohon maaf nih saya

    duluan.

    Semoga bantuan, dukungan, arahan dan bimbingan semua pihak yang telah diberikan

    kepada penulis menjadi amal ibadah dengan pahala yang berlipat ganda dari Allah

    SWT. tentunya skripsi ini masih belum sempurna, oleh karena itu kritik dan saran

    sangat penulis harapkan. Besar harapan penulis skripsi ini dapat bermanaat bagi

    penulis dan semua pembaca, Aamiin.

    Jakarta, 25 September 2018

    Rhomadhon

  • v

    DAFTAR ISI

    LEMBAR PENGESAHAN

    LEMBAR PERNYATAAN

    ABSTRAK ..................................................................................................................... i

    ABSTRACT .................................................................................................................. ii

    KATA PENGANTAR .................................................................................................. iii

    DAFTAR ISI ................................................................................................................. v

    DAFTAR TABEL ......................................................................................................... viii

    DAFTAR GAMBAR .................................................................................................... x

    DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................................ xi

    BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................. 1

    A. Latar Belakang Masalah .................................................................................... 1

    B. Identifikasi Masalah .......................................................................................... 9

    C. Pembatasan Masalah ......................................................................................... 10

    D. Rumusan Masalah ............................................................................................. 10

    E. Tujuan Penelitian .............................................................................................. 10

    F. Manfaat Penelitian ............................................................................................ 11

    BAB II KAJIAN TEORI ............................................................................................. 12

    A. Deskripsi Teoritik.............................................................................................. 12

    1. Pendidikan Kewirausahaan ......................................................................... 12

    a. Pengertian Pendidikan ........................................................................... 12

    b. Pengertian Kewirausahaan .................................................................... 14

    c. Pengertian Pendidikan Kewirausahaan ................................................. 16

    d. Tipe Kewirausahaan .............................................................................. 21

    e. Karakteristik Kewirausahaan ................................................................ 22

    2. Motivasi untuk Berwirausaha ..................................................................... 24

    a. Pengertian Motivasi .............................................................................. 24

    b. Macam-macam Motivasi ....................................................................... 26

    c. Fungsi Motivasi ..................................................................................... 27

    d. Motivasi untuk Berwirausaha ............................................................... 27

    e. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi Berwirausaha ................. 32

    f. Ciri-ciri Termotivasi dalam Berwirausaha ............................................ 32

    B. Kerangka Berpikir ............................................................................................. 34

  • vi

    C. Hasil Penelitian yang Relevan .......................................................................... 37

    D. Hipotesis Penelitian ........................................................................................... 38

    BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................................... 39

    A Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................................... 30

    B Variabel Penelitian ............................................................................................ 40

    C Metode Penelitian.............................................................................................. 40

    D Populasi dan Sampel ......................................................................................... 41

    E Teknik Pengumpulan Data ................................................................................ 43

    F Instrument Penelitian ........................................................................................ 43

    G Uji Prasyarat Instrumen..................................................................................... 47

    H Teknik Pengolahan Data ................................................................................... 48

    I Teknik Analisis Data ......................................................................................... 49

    BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................................ 54

    A Gambaran Umum Koperasi Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ....... 54

    1. Sejarah Singkat Berdirinya Koperasi Mahasiswa UIN Syarif

    Hidayatullah Jakarta .................................................................................... 54

    2. Visi Kopma UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ............................................ 55

    3. Misi Kopma UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ............................................ 56

    4. Tujuan Kopma UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ........................................ 56

    5. Keadaan Kepengurusan Kopma UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ............. 56

    6. Keadaan Anggota Kopma UIN Syarif HIdayatullah Jakarta ...................... 58

    7. Keadaan Sarana dan Prasarana Kopma UIN Syarif Hidayatullah

    Jakarta ......................................................................................................... 60

    B Deskripsi Data ................................................................................................... 63

    1. Motivasi untuk Berwirausaha ..................................................................... 63

    2. Pendidikan Kewirausahaan ......................................................................... 67

    C Hasil Uji Validitas dan Uji Reliabelitas ............................................................ 70

    1. Uji Validitas ................................................................................................ 70

    2. Uji Reliabelitas ............................................................................................ 73

    D Uji Prasyarat Analisis Data ............................................................................... 73

    1. Uji Linearitas ............................................................................................... 74

    E Uji Hipotesis ..................................................................................................... 75

    F Pembahasan Hasil Penelitian ............................................................................ 81

  • vii

    BAB V PENUTUP ........................................................................................................ 84

    A Kesimpulan ....................................................................................................... 84 B Saran .................................................................................................................. 84

    DAFTAR PUSTAKA

    LAMPIRAN

  • viii

    DAFTAR TABEL

    Tabel 1.1 Pengangguran Terbuka Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamarkan

    Tahun 2017 .................................................................................................... 4

    Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan ............................................................................................. 39

    Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Variabel Motivasi Berwirausaha .................................... 44

    Tabel 3.3 Skor Motivasi Berwirausaha .......................................................................... 45

    Tabel 3.4 Kisi-kisi Instrumen Variabel Pendidikan Kewirausahaan.............................. 46

    Tabel 3.5 Skor Pendidikan Kewirausahaan .................................................................... 47

    Tabel 4.1 Keadaan Kepengurusan Kopma UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ................ 50

    Tabel 4.2 Jumlah Anggota Kopma UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ............................ 57

    Tabel 4.3 Keadaan Sarana Kopma UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ............................ 59

    Tabel 4.4 Keadaan Prasarana Kopma UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ........................ 60

    Tabel 4.5 Data Statistik Deskriptif Motivasi untuk Berwirausaha ................................. 63

    Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Hasil Angket Motivasi untuk Berwirausaha ................. 64

    Tabel 4.7 Data Statistik Deskriptif Pendidikan Kewirausahaan .................................... 67

    Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Hasil Angket Pendidikan Kewirausahaan .................... 68

    Tabel 4.9 Data Correlation Uji Validitas Kuesioner Variabel Pendidikan

    Kewirausahaan ............................................................................................... 71

    Tabel 4.10 Data Correlation Uji Validitas Kuesioner Variabel Motivasi untuk

    Berwirausaha .................................................................................................. 72

    Tabel 4.11 Data Reliability Statistic Uji Reliabelitas Kuesioner Pendidikan

    Kewirausahaan ............................................................................................... 73

    Tabel 4.12 Data Reliability Statistic Uji Reliabelitas Kuesioner Motivasi untuk

    Berwirausaha .................................................................................................. 74

    Tabel 4.13 Hasil Uji Linearitas ...................................................................................... 75

    Tabel 4.14 Analisis Descriptive Statistic Pengaruh Pendidikan Kewirausahaan

    terhadap Motivasi untuk Berwirausaha .......................................................... 77

  • ix

    Tabel 4.15 Analisis Model Summary Pengaruh Pendidikan Kewirausahaan

    terhadap Motivasi untuk Berwirausaha .......................................................... 77

    Tabel 4.16 Analisis Tabel Anova Pengaruh Pendidikan Kewirausahaan terhadap

    Motivasi untuk Berwirausaha ........................................................................ 77

    Tabel 4.17 Analisis Tabel Coefficients Pengaruh Pendidikan Kewirausahaan

    terhadap Motivasi untuk Berwirausaha .......................................................... 78

  • x

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 2.1 Kerangka Berpikir ...................................................................................... 36

    Gambar 4.1 Struktur Kepengurusan Kopma UIN Syarif HIdayatullah Jakarta 2018 .... 58

    Gambar 4.2 Diagram Motivasi untuk Berwirausaha ...................................................... 66

    Gambar 4.3 Diagram Pendidikan Kewirausahaan ......................................................... 69

  • xi

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran 1 Lembar Uji Referensi ...................................................................................... 86

    Lampiran 2 Surat Permohonan Observasi .......................................................................... 92

    Lampiran 3 Surat Bimbingan Skripsi ................................................................................. 93

    Lampiran 4 Surat Izin Penelitian ........................................................................................ 94

    Lampiran 5 Surat Keterangan Penelitian ............................................................................ 95

    Lampiran 6 Kuesioner Uji Coba Variabel Pendidikan Kewirausahaan ............................. 96

    Lampiran 7 Kuesioner Uji Coba Variabel Motivasi untuk Berwirausaha .......................... 99

    Lampiran 8 Kuesioner Instrumen Variabel Pendidikan Kewirausahaan ............................ 101

    Lampiran 9 Kuesioner Instrumen Variabel Motivasu untuk Berwirausaha ....................... 103

    Lampiran 10 Hasil Kuesioner Pendidikan Kewirausahaan ................................................ 105

    Lampiran 11 Hasil Kuesioner Motivasi untuk Berwirausaha ............................................. 108

    Lampiran 12 R tabel ........................................................................................................... 111

    Lampiran 13 F tabel ............................................................................................................ 112

    Lampiran 14 T tabel ............................................................................................................ 115

    Lampiran 15 Tingkat Kecenderungan Variabel .................................................................. 118

  • xii

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A Latar Belakang Masalah

    Kewirausahaan atau entrepreneurship merupakan salah satu aspek utama

    dalam pengembangan ekonomi di suatu negara, karena dengan kewirausahaan

    dapat menjaga kestabilan ekonomi dengan menciptakan lapangan pekerjaan dan

    meningkatkan pendapatan masyarakat melalui kegiatan usaha. Sebagaimana kita

    ketahui bahwa tingkat atau jumlah wirausaha menjadi salah satu indikator suatu

    negara dapat dikatakan negara maju atau berkembang. Suatu negara dapat

    dikatakan maju ketika negara tersebut memiliki minimal 2% wirausaha dari

    seluruh jumlah penduduk yang ada. Hal ini menunjukan pentingnya

    kewirausahaan dalam kemajuan suatu negara. Oleh karena itu aspek

    kewirausahaan perlu diperhatikan lebih oleh setiap negara, termasuk di Indonesia.

    Dengan keanekaragaman kekayaan alam dan budaya yang dimiliki Indonesia,

    seharusnya hal ini dapat mendorong munculnya wirausaha-wirausaha yang

    mampu memanfaatkan peluang kekayaan Indonesia tersebut. Kreatifitas dan

    inovasi akan lebih mudah didapatkan ketika banyak sekali sumber daya yang

    dapat dikelola, dan kedua hal ini merupakan poin penting bagi seseorang yang

    ingin menjadi wirausaha untuk menciptkan suatu hal yang baru. Dengan kondisi

    negara Indonesia yang kaya akan sumber daya, seharusnya Indonesia berpotensi

    untuk menjadi negara maju yang disokong oleh banyaknya wirausaha di kalangan

    penduduk Indonesia sehingga dapat menumbuhkan perekonomian bangsa

    Indonesia.

    Masyarakat Indonesia harus mulai mengubah sudut pandang dan pola pikir

    terhadap mata pencaharian yang ada di masyarakat saat ini, yang sebelumnya

    cenderung masyarakat mencari suatu pekerjaan sesuai kemampuannya sebagai

    mata pencaharian mereka, kedepannya harus berubah, dimana masyarakat mulai

    mencari peluang untuk menciptakan pekerjaannya sendiri dengan segala

    kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki, dengan kata lain menjadi seorang

    wirausaha. Kewirusahaan saat ini sepatutnya sudah mulai menjadi bidang

  • 2

    pekerjaan yang menjanjikan dan cukup seksi untuk diperebutkan, karena

    kewirausahaan sudah menjadi hal yang penting dan sudah secara langsung

    menjadi tanggung jawab pemerintah dalam pengembangannya, sebagaimana

    dijelaskan dalam PP No. 41 Tahun 2011 pasal 2 ayat 1 yang menerangkan salah

    satunya bahwa pengembangan kewirausahaan merupakan tugas dan tanggung

    jawab pemerintah, pemerintah daerah provinsi, dan pemerintah daerah

    kabupaten/kota. Selain itu karena dinilai sangat pentingnya kewirausahaan oleh

    pemerintah Indonesia, pemerintah saat ini sedang menyusun Rancangan Undang-

    Undang (RUU) khusus mengenai kewirausahaan di Indonesia guna mengatur dan

    mengembangkan secara jelas dan konkrit kewirausahaan itu sendiri. Dengan

    dukungan penuh dari pemerintah, masyarakat Indonesia seharusnya lebih

    terdorong lagi untuk menjadi wirausaha dan ikut membangun perekonomian

    bangsa dengan mengembangkan kewirausahaan di Indonesia.

    Untuk menjadi seorang wirausaha di Indonesia sebenarnya cukup mudah,

    yaitu cukup dengan memiliki badan usaha apa saja walaupun masih tergolong

    dalam usaha skala kecil asalkan memenuhi syarat minimum badan usaha yang

    diakui pemerintah sesuai dengan peraturan, menurut UU. No. 20 Tahun 2008

    Tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah pada pasal 6 ayat 1 menyatakan

    bahwa kriteria usaha mikro adalah sebagai barikut :

    1. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 50.000.000,00 (lima puluh

    juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau

    2. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp. 300.000.000,00 (tiga

    ratus juta rupiah)1

    Dapat kita pahami bahwa di bawah dari syarat maksimum usaha mikro yang

    ditetapkan oleh pemerintah di atas maka seseorang sudah tergolong sebagai

    wirausaha pada tingkatan mikro, sekecil apapun penghasilan dan asset yang

    dimiliki asalkan dia mengikuti birokrasi administrasi seperti surat izin dan lainnya

    1 Sekretariat Negara Republik Indonesia, Undang-undang nomor 20 tahun 2008 Tentang Usaha

    Mikro, Kecil, dan Menengah, (Jakarta, 2008), h.5

  • 3

    maka orang tersebut sudah tercatat sebagai seorang wirausaha. Sesuai dengan arti

    dari wirausaha itu sendiri, sederhananya orang dikatakan sebagai wirausaha ketika

    dia mampu menciptakan hal baru yang memiliki nilai jual atau mampu

    memberikan nilai jual lebih pada suatu barang yang sudah ada kemudian barang

    tersebut dijual dan sesuai dengan kebutuhan para pelanggan atau target pasar.

    Melihat kondisi kewirausahaan di Indonesia saat ini memang sudah memenuhi

    syarat minimum jumlah wirausaha untuk negara maju, akan tetapi Indonesia

    belum menjadi negara maju hingga saat ini karena standar kewirausahaan negara

    maju yang ada terus bekembang. “Berdasarkan hasil rilis Global

    Entrepreneurship Index 2017 yang dilakukan The Global Entrepreneurship and

    Development Institute, Amerika Serikat menyebutkan secara global, Indonesia

    menempati peringkat ke-90 dari 137 negara dengan bidang kewirausahaan yang

    baik”2 hal ini menjelaskan bahwa Indonesia masih banyak tertinggal oleh negara-

    negara lainnya, bahkan di ASEAN pun Indonesia masih tertinggal, dibuktikan

    bahwa secara persentase, jumlah wirausaha di negara kita hanya sekitar 3%. Kalah

    dari negara ASEAN seperti Malaysia, Singapura, dan Thailand yang sudah diatas

    4%”, dengan kata lain dari 262 juta jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2017

    hanya ada 7,8 juta penduduk Indonesia yang memiliki dorongan untuk

    berwirausaha sampai mereka termasuk ke dalam daftar wirausaha yang ada di

    Indonesia. Realitanya masyarakat Indonesia masih sangat sedikit yang terdorong

    atau termotivasi untuk berwirausaha sehingga perekonomian di Indonesia tidak

    mengalami peningkatan yang signifikan.

    Motivasi berwirausaha merupakan kunci utama yang mendorong seseorang

    untuk bertindak dan melakukan aktivitas usaha, karena seseorang tidak akan

    memutuskan untuk berwirusaha apabila dia tidak memiliki motivasi atau

    dorongan membuka usaha. Banyak orang yang tertarik untuk berwirausaha tapi

    hanya sebatas minat atau ingin saja, tanpa memiliki dorongan kuat sehingga dia

    2 Suci Sedya Utami, Kewirausahaan Indonesia Menduduki Peringkat Ke-90 di Dunia,

    (https://www.google.com/amp/www.metrotvnews.com/amp/Rb1lyqN-kewirausahaan-indonesia-menduduki-peringkat-ke-90-di-dunia, 2017), diakses pada tanggal 24/05.2018 17.34

    https://www.google.com/amp/www.metrotvnews.com/amp/Rb1lyqN-kewirausahaan-indonesia-menduduki-peringkat-ke-90-di-duniahttps://www.google.com/amp/www.metrotvnews.com/amp/Rb1lyqN-kewirausahaan-indonesia-menduduki-peringkat-ke-90-di-dunia

  • 4

    benar-benar menjadi wirausaha, akibatnya saat ini jumlah wirausaha Indonesia

    masih rendah. Wirausaha yang sesungguhnya bukan hanya ada di kata-kata saja

    melainkan yang bisa melaksanakan usaha, karena usaha yang paling baik adalah

    usaha yang dijalankan.

    Dengan melihat kondisi perkembangan ekonomi dan kewirausahaan di

    Indonesia dapat kita ketahui bahwa motivasi masyarakat Indonesia untuk

    berwirausaha masih tergolong rendah, hal ini dapat kita lihat dari jumlah lapangan

    pekerjaan yang ada di Indonesia yang cenderung tidak meningkat secara

    signifikan, sedangkan jumlah angkatan kerja di Indonesia relatif meningkat,

    walaupun banyak dari angkatan kerja tersebut yang berpendidikan akan tetapi

    karena tidak seimbangannya dengan lapangan kerja yang ada sehingga

    menimbulkan ketimpangan antara jumlah lapangan pekerjaan dengan jumlah

    penduduk yang mencari kerja, akibatnya tingkat pengangguran di Indonesia terus

    meningkat, terhitung pada tahun 2017 pengangguran terbuka menurut pendidikan

    tertinggi yang ditamatkan di Indonesia masih cukup tinggi, sebagaimana data pada

    tabel berikut :

    Tabel 1.1

    Pengangguran Terbuka Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan

    Tahun 2017

    No. Pendidikan Tertinggi Jumlah

    Februari Agustus

    1. Tidak/belum pernah sekolah 92,331 62,984

    2. Tidak/belum tamat SD 546,897 404,435

    3. SD 1,292,234 904,561

    4. SLTP 1,281,240 1,274,417

    5. SLTA Umum/SMU 1,552,894 1,910,829

    6. SLTA Kejuruan/SMK 1,383,002 1,621,402

    7. Akademi/Diploma 249,705 242,937

    8. Universitas 606,939 618,758

    Total 7,005,262 7,005,262

  • 5

    Dalam tabel di atas dapat kita lihat bahwa jumlah pengangguran terbuka yang

    berpendidikan di Indonesia masih cukup tinggi, dimana jumlah tertinggi terletak

    pada tingkat SLTA dan sederajat. Bahkan tingkat universitas juga masih cukup

    tinggi tingkat penganggurannya, dengan kata lain masih banyak para sarjana yang

    berstatus pengangguran. Jumlah pengangguran pada tahun 2017 bisa dibilang

    hampir sama dengan jumlah penduduk Indonesia yang berwirausaha yaitu

    berjumlah sekitar 7 juta penduduk Indonesia. Dapat kita pahami bahwa masih

    banyak masyarakat Indonesia yang belum terdorong untuk melakukan kegiatan

    usaha untuk menciptakan lapangan pekerjaan, bahkan masyarakat yang sudah

    mengenyam pendidikan sampai perguruan tinggi pun masih sedikit yang memiliki

    kemampuan untuk menciptakan lapangan pekerjaan sehingga mampu menekan

    jumlah pengangguran yang setidaknya untuk dirinya sendiri agar tidak menjadi

    pengangguran. Dengan kata lain pendidikan yang ada di Indonesia saat ini masih

    belum cukup menciptakan produk pendidikan yang memiliki pola pikir dan

    kemampuan untuk menciptakan lapangan pekerjaan dengan berwirausaha,

    seharusnya saat menjalankan proses pendidikan merupakan tempat untuk

    memberikan nilai-nilai kewirausahaan serta pendorong bagi peserta didik

    sehingga ketika dia lulus baik di tingkat sekolah menengah maupun perguruan

    tinggi, dia siap menjadi seorang wirausaha di bidangnya masing-masing.

    Pendidikan di sini tidak hanya terfokus pendidikan khusus kewirausahaan saja

    melainkan pendidikan umum seperti sekolah dasar, menengah, dan perguruan

    tinggi juga harus mampu mendorong peserta didik agar termotivasi untuk

    berwirausaha. Faktanya, jangankan pendidikan umum, pendidikan khusus

    kewirausahaan pun di Indonesia masih belum optimal dilaksanakan. Padahal

    pendidikan merupakan faktor utama seseorang mengetahui suatu hal, begitupun

    pendidikan kewirausahaan yang mampu memberikan pengetahuan serta

    kemampuan kepada seseorang untuk berwirausaha sehingga orang tersebut

    memiliki modal yang mampu mendorong dia untuk membuka suatu usaha.

    Pendidikan kewirausahaan sejatinya suatu langkah strategis pemerintah dalam

    mengatasi beberapa permasalahan di Indonesia, yaitu dalam hal perekonomian

  • 6

    dan kemiskinan. Karena pendidikan kewirausahaan akan mentransmisikan

    pengetahuan, keterampilan dan sikap kepada seseorang agar mampu menciptakan

    lapangan pekerjaan sehingga pola pikir masyarakan Indoneisa akan berevolusi

    yang semula kebanyakan orang berorientasi pada mencari pekerjaan menjadi pola

    pikir untuk menciptakan pekerjaan. Ketika pengetahuan, keterampilan, dan sikap

    mengenai kewirausahaan tersebut dapat ditransfer dengan baik kepada seseorang

    maka akan menimbulkan suatu dorongan atau penggerak bagi orang tersebut

    untuk menciptakan suatu usaha, hal ini biasa kita istilahkan dengan motivasi

    untuk berwirausaha. Disinilah peranan pendidikan kewirausahaan yang mampu

    memberikan dorongan kepada masyarakat agar menciptakan pekerjaan bukan

    mecari kerja bahkan menjadi pengangguran.

    Pemerintah harus lebih menggencarkan pendidikan kewirausahaan dari sejak

    dini, seharusnya hampir di setiap sektor pendidikan diselipkan nilai-nilai

    kewirausahaan di dalamnya. Mulai dari tingkat sekolah dasar, menengah, hingga

    perguruan tinggi perlu diajarkan mengenai pendidikan kewirausahaan agar setiap

    lembaga pendidikan mampu melahirkan lulusan-lulusan mandiri yang mampu

    menciptakan lapangan pekerjaannya sendiri. Negara Indonesia tidak akan menjadi

    negara maju nantinya apabila penduduk Indonesia masih tidak sadar pentingnya

    kewirausahaan, hanya tunduk kepada para kapitalis yang memilik perusahaan atau

    tempat kerja lainnya dan hanya akan mejadi karyawan tidak akan pernah menjadi

    atasan.

    Koperasi Mahasiswa (Kopma) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta merupakan

    satu-satunya Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) atau organisasi kemahasiswaan

    yang ada di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sekaligus sebagai badan usaha yang

    berbadan hukum koperasi yang aktivitas utama yaitu menjalankan usaha bersama

    dan mengembangkan nilai kewirausahaan serta koperasi di kalangan mahasiswa.

    Serta memiliki peran sebagai laboratorium bagi mahasiswa UIN Syarif

    Hidayatullah Jakarta untuk berwirausaha dan mengenal lebih tentang

    kewirausahaan, Kopma UIN Syarif Hidayatullah Jakarta memiliki visi utama

    yaitu mensejahterakan anggotanya serta mencetak anggotanya untuk menjadi

  • 7

    pembangun perekonomian bangsa salah satunya melalui wirausaha, sebagaimana

    yang dijelaskan dalam Anggaran Dasar Anggaran Rumah Tangga (AD ART)

    Kopma UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada pasal 4 ayat 1 dan 2 menyatakan

    bahwa :

    (1) Kopma UIN Syahid Jakarta berfungsi sebagai wadah pengembangan

    potensi dan kemampuan ekonomi anggota pada khususnya dan masyarakat

    pada umumnya untuk meningkatkan kesejahteraan sosial dan ekonomi, (2)

    Kopma UIN Syahid Jakarta berperan membina kader koperasi yang bertaqwa

    kepada Tuhan Yang Maha Esa, profesional, berwawasan luas dan tangguh

    sebagai modal dasar pembangunan perekonomian masyarakat.3.

    Untuk mencapai fungsi dan peranan tersebut Kopma UIN Syarif Hidayatullah

    Jakarta sudah melaksanakan beberapa program pengembangan kewirausahaan

    melalui pendidikan kewirausahaan yang diberikan kepada anggota. Dengan

    adanya program pengembangan kewirausahaan kepada anggota, diharapkan

    mampu mencetak anggota Kopma yang berwirausaha atau setidaknya dalam

    proses mentoring dalam menjalankan usaha.

    Berdasarkan observasi yang dilakukan, ternyata dari 387 anggota Kopma UIN

    Syarif Hidayatullah Jakarta, yang saat ini sudah memiliki usaha masih sedikit

    yaitu tidak sampai 5% anggota Kopma. Artinya, tingkat wirausaha yang ada di

    Kopma masih sangat rendah, hal ini sesuai dengan apa yang disampaikan saudara

    Lukmanul Hakim selaku Kepala Bidang Pengembangan Sumber Daya Anggota

    (PSDA) Kopma UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, beliau mengatakan bahwa

    “banyak anggota Kopma yang dari awal masuk memiliki alasan dan minat

    untuk berwirausaha, bahkan ada beberapa anggota yang sudah memiliki usaha

    ketika masuk Kopma, akan tetapi setelah bergabung dengan Kopma hingga

    saat ini jumlah wirausaha di Kopma masih sedikit, dikarenakan anggota yang

    sudah tergabung tidak memiliki motivasi yang cukup kuat baik motivasi

    intrinsik dan juga ekstrinsik”4

    3 Dokumen Kopma UIN Syahid, Anggaran Dasar Anggaran Rumah Tangga (AD ART) Kopma UIN

    Syarif Hidayatullah Jakarta, (Bab IV Tentang Fungsi, Peran, dan Tujuan Pasal 4 Ayat 1 dan 2), h. 2 4 Lukmanul Hakim, Wawancara Kabid Pengembangan Sumber Daya Anggota Kopma UIN Jakarta,

    pada 30 Mei 2018 di kantor Kopma UIN Jakarta pukul 13.30 WIB

  • 8

    Dijelaskan bahwa dari sekian anggota Kopma yang bergabung, banyak

    anggota yang memiliki alasan utama untuk belajar tentang kewirausahaan, artinya

    banyak anggota yang dari awal masuk sudah memiliki minat terhadap wirausaha

    itu sendiri akan tetapi hanya sebatas minat, masih sedikit anggota yang benar-

    benar memiliki motivasi kuat untuk mempelajari kewirausahaan itu sendiri hingga

    dapat membuka usaha.

    Berdasarkan penjelasan dari Kabid PSDA Kopma UIN Syarif Hidayatullah

    Jakarta dan studi pendahuluan yang sudah dilakukan, terdapat beberapa

    permasalahan yang menjadi faktor penyebab sedikitnya anggota Kopma yang

    pada akhirnya memiliki usaha atau berwirausaha. Pertama rendahnya motivasi

    anggota Kopma UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dalam berwirausaha, sulitnya

    mengatur dan membagi waktu antara kuliah dan waktu belajar kewirausahaan di

    organisasi sehingga banyak yang tidak maksimal belajar untuk berwirausaha

    bahkan tidak sedikit anggota yang awalnya sangat berminat berwirausaha menjadi

    pesimis atau menurun minatnya karena kekhawatiran waktunya akan bentrok

    dengan kuliah dan menjadi tidak fokus. Kemudian masalah lainnya yaitu masalah

    lingkungan, lingkungan sekitar sangat berpengaruh terhadap dorongan dan

    dukungan kepada anggota Kopma dalam berwirausaha, banyak anggota Kopma

    yang gagal membuka usaha karena lingkungan sekitar, misalnya masalah mencari

    partner usaha, anggota Kopma sulit menemukan partner yang sesuai dan memiliki

    fashion yang sama sehingga mampu mendorong sesama anggota untuk semangat

    berwirausaha. Masalah selanjutnya yang menjadi faktor lain yaitu program

    pendidikan kewirausahaan yang dilaksanakan Kopma UIN Syarif Hidayatullah

    Jakarta masih belum sepenugnya sesuai dengan kebutuhan anggota Kopma

    sendiri, realitanya hanya sedikit anggota Kopma yang betul-betul mengikuti

    proses pendidikan kewirausahaan yang sudah diprogramkan oleh pengurus,

    akibatnya meskipun program pendidikan sudah dilaksanakan masih saja tidak

    dapat menunjang bertambahnya jumlah wirausaha yang ada di Kopma UIN. Dan

    terakhir yaitu relasi atau jaringan usaha anggota Kopma yang masih sedikit, hal

    ini menjadi salah satu masalah anggota Kopma UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

  • 9

    yang menyebabkan rendahnya motivasi anggota Kopma untuk membuka usaha,

    karena kebanyakan anggota Kopma hanya memiliki relasi atau jaringan usaha

    yang relatif sedikit sehingga inovasi serta pangsa pasar yang dimiliki pun sedikit

    yaitu hanya terdapat dalam ruang lingkup relasi dalam tingkatan fakultas, jurusan

    bahkan hanya kelas saja, oleh karena itu ketika anggota ingin membuka usaha

    mereka pesimis akan usahanya dan akhirnya lebih memilih untuk tidak membuka

    usahanya.

    Berangkat dari beberapa permasalahan di atas peneliti bermaksud untuk

    melakukan penelitian mengenai pendidikan kewirausahaan dan motivasi

    berwirausaha dengan judul : Pengaruh Program Pendidikan Kewirausahaan

    Terhadap Motivasi Untuk Berwirausaha Anggota Koperasi Mahasiswa

    (Kopma) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

    B Identifikasi Masalah

    Berdasarkan pemaparan latar belakang penelitian di atas, penulis dapat

    mengidentifikasikan masalah-masalah yang terdapat pada penelitian ini yaitu

    permasalahan mengenai pendidikan kewirausahaan dan motivasi berwirausaha.

    adapun masalah-masalah tersebut yaitu :

    1. Rendahnya motivasi anggota Kopma UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

    untuk berwirausaha

    2. Sulitnya mengatur dan membagi waktu antara kuliah dengan belajar

    kewirausahaan di Kopma UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

    3. Faktor lingkungan masih belum mampu mendorong anggota Kopma UIN

    Syarif Hidayatullah Jakarta membuka usaha

    4. Program pendidikan kewirausahaan yang diadakan Kopma UIN Syarif

    Hidayatullah Jakarta masih belum sesuai dengan kebutuhan anggota

  • 10

    C Pembatasan Masalah

    Melihat begitu luasnya permasalahan dalam penelitian ini, perlu dilakukan

    pembatasan masalah, berdasarkan hasil identifikasi masalah di atas. Peneliti

    membatasai masalah dalam penelitian ini yaitu pada :

    1. Program pendidikan kewirausahaan yang diadakan Kopma UIN Syarif

    Hidayatullah Jakarta masih belum sesuai dengan kebutuhan anggota

    2. Rendahnya motivasi anggota Kopma UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

    untuk berwirausaha

    Peneliti membatasi permasalahan penilitian ini dengan melihat pengaruh di antara

    kedua masaiah di atas, yaitu pengaruh program pendidikan kewirausahaan

    terhadap motivasi untuk berwirausaha anggota Kopma UIN Syarif HIdayatullah

    Jakarta

    D Rumusan Masalah

    Berdasarkan pembatasan masalah yang sudah dipaparkan di atas, maka

    perumusan masalah yang sesuai dengan penelitian ini yaitu : “Apakah terdapat

    pengaruh yang positif antara program pendidikan kewirausahaan terhadap

    motivasi berwirausaha anggota Koperasi Mahasiswa (Kopma) UIN Syarif

    Hidayatullah Jakarta?”

    E Tujuan Penelitian

    Berangkat dari perumusan masalah yang sudah dirumuskan di atas, penelitian

    ini memiliki tujuan yaitu untuk mendeskripsikan apakah program pendidikan

    kewirausahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap motivasi berwirausaha

    anggota Koperasi Mahasiswa (Kopma) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

  • 11

    F Manfaat Penelitian

    Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua pihak,

    diantaranya :

    1. Secara teoritis, hasil penelitian ini dapat memperkaya khazanah

    kepustakaan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan dan Jurusan

    Manajemen Pendidikan serta menjadi bahan acuan bagi mahasiswa

    jurusan Manajemen Pendidikan untuk penelitian yang terkait

    kewirausahaan, khususnya mengenai pendidikan kewirausahaan dan

    motivasi berwirausaha

    2. Secara praktik

    a. Bagi Penulis

    Penelitian ini diharapkan dapat menjadi media bagi penulis untuk

    mengetahui pengaruh pendidikan kewirausahaan terhadap motivasi

    berwirausaha anggota Kopma UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, serta

    menjadi media untuk meningkatkan pengetahuan dan wawasan penulis

    mengenai kewirausahaan. Kemudian diharapkan mampu memotivasi

    penulis untuk mengembangkan kewirausahaan

    b. Bagi Mahasiswa

    Diharapkan penelitian ini mampu mendorong mahasiswa-mahasiswa,

    khususnya mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta untuk

    berwirausaha dan sadar pentingnya kewirausahaan dengan adanya

    pengetahuan dan wawasan yang sedikit banyaknya bisa diambil dari

    penelitian ini, semoga di masa yang akan datang akan bertambah

    wirausaha di kalangan mahasiswa

  • 12

    BAB II

    KAJIAN TEORI

    A. Deskripsi Teoritik

    1. Pendidikan Kewirausahaan

    a. Pengertian Pendidikan

    Istilah pendidikan saat ini sudah tidak asing lagi bagi masyarakat,

    bahkan untuk kaum bukan intelektual pun pasti mengetahui istilah

    pendidikan, karena pendidikan saat ini sudah menjadi salah satu

    kebutuhan bagi masyarakat. M. Ngalim Purwanto MP. menerangkan

    bahwa :

    pendidikan ialah segala usaha orang dewasa dalam pergaulannya

    dengan anak-anak untuk memimpin perkembangan jasmani dan

    rohaninya kea rah kedewasaaan, atau lebih jelas lagi pendidikan

    ialah pimpinan yang diberikan dengan sengaja oleh orang dewasa

    kepada anak-anak, dalam pertumbuhannya (jasmani dan rohani)

    agar berguna bagi diri sendiri dan bagi masyarakat.1

    Kemudian W.J.S. Poerwadarminta menjelaskan “secara linguistis,

    sebagai kata benda, pendidikan berarti proses perubahan sikap dan

    tingkah laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha

    mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan”2.

    Pendidikan disini dinyatakan sebagai rangkaian proses berupa

    pengajaran dan latihan dalam memberikan perubahan sikap dan

    tingkah seseorang agar menjadi dewasa.

    Dan menurut UU No. 20 tahun 2003 :

    pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

    suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara

    aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan

    spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,

    1 M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya,

    2014), h. 10 2 Tatang S., Ilmu Pendidikan, (Bandung : Pustaka Setia, 2012), hal.13

  • 13

    akhlak mulia, serta ketermpilan yang diperlukan dirinya,

    masyarakat, bangsa, dan negara.3

    Sudah jelas dalam peraturan perundang-undangan yang mengatur

    tentang pendidikan menjelaskan bahwa pendidikan adalah suatu upaya

    yang dilakukan untuk mengembangkan potensi peserta didik sesuai

    dengan standar potensi yang perlu dimiliki, upaya tersebut dilakukan

    dengan berbagai cara mulai dari pembangunan suasana belajar,

    pengadaan sarana prasarana belajar, penyediaan tenaga pendidikan dan

    kependidikan yang berkompeten, dan upaya-upaya lainnya guna

    menunjang pencapaian tujuan pendidikan itu sendiri

    Sejalan dengan definisi-definisi yang dikemukakan para ahli di

    atas, dalam pengertian pendidikan itu harus terkandung hal-hal yang

    pokok sebagaimana menurut Amir Daien, yaitu sebagai berikut :

    1) Bahwa pendidikan itu tidak lain merupakan usaha dari manusia 2) Bahwa usaha itu dilakukan dengan sengaja atau secara sadar 3) Bahwa usahanya itu dilakukan oleh orang-orang yang merasa

    bertanggung jawab kepada hari depan anak

    4) Bahwa usahanya berupa bantuan atau bimbingan rohani dan dilakukan secara teratur dan sistematis

    5) Bahwa yang menjadi obyek pendidikan itu adalah anak/peserta didik yang masih dalam pertumbuhan/perkembangan atau

    masih memerlukan pendidikan

    6) Bahwa batas/sasaran akhir pendidikan adalah tingkat dewasa atau kedewasaan

    4

    Dari beberapa pendapat dan pandangan mengenai pengertian

    pendidikan dapat kita tarik kesimpulan bahwa pada intinya pendidikan

    merupakan suatu usaha sadar dan disengaja dilakukan untuk

    mengembangan potensi anak/peserta didik, serta suatu proses merubah

    peserta didik menuju pendewasaan diri, mulai dari terbentuknya ahklak

    mulia, kecerdasan, pengendalian dan kesadaran diri. Sehingga

    anak/peserta didik tersebut sadar akan peranannya untuk memajukan

    3 Sekretariat Negara Republik Indonesia, Undang-undang nomor 20 tahun 2003 Tentang Sistem

    Pendidikan Nasional, (Jakarta, 2003), h.3 4 H.M. Alisuf Sabri, Pengantar Ilmu Pendidikan, (Jakarta : UIN Jakarta Pess, 2005), hal. 6-7

  • 14

    bangsa dan negara serta agar peserta didik tersebut dapat diterima dan

    menerima lingkungan masyarakat yang nantinya akan mereka hadapi.

    b. Pengertian Kewirausahaan

    William B Gartner memaparkan pengertian wirausaha dalam

    tulisanya bahwa “An entrepreneur is an individual who establishes and

    manages a business for the principal purpose of profit and growth. The

    entrepreneur is characterized principally by innovative behavior and

    will employ strategic management practices in the business”.5

    Artinya, seorang wirausahawan adalah individu yang menetapkan dan

    mengelola bisnis untuk tujuan utama mencari laba dan pertumbuhan

    bisnis, wirausahawan dicirikan dengan perilaku inovatif dan

    penggunaan manajemen strategi dalam menjalankan bisnis. Dapat kita

    pahami bahwa wirausaha disini ialah seorang individu yang

    melakukan, menetapkan, dan mengelola usahanya dengan tujuan

    utamanya untuk mencari keuntungan dan pertumbuhan usahanya, dan

    orang tersebut memiliko inovasi-inovasi dalam menjalankan usaha dan

    disertai dengan strategi pengelolaan yang baik sehingga usahanya

    tersebut mampu bertahan.

    Kemudian Jon Gillespie-Brown menjelaskan bahwa “the definition

    of/an entrepreneur is, someone who is willing to take risk to launch a

    product or service succesully”6 definisi dari pengusaha adalah

    seseorang yang bersedia mengambil resiko untuk meluncurkan produk

    atau layanan dengan sukses. Dapat kita pahami bahwa memang

    seorang pengusaha ialah orang yang berani mengambil resiko dan

    keputusan untuk menuangkan idenya dalam bentuk produk maupun

    jasa yang kemudian dia mampu mengembangkan ide tersebut hingga

    berhasil

    5 William B. Gartner, “Who Is An Entrepreneur?” Is the Wrong Question, American Journal Of

    Small Business, 1988, h. 59 6 Jon Gillespie-Brown, So You Want To Be An Entrepreneur?, (Chicester : Capstone Publishing Ltd.

    2008), h. 10

  • 15

    Winarto menyebutkan bahwa “Entrepreneurship (kewirausahaan)

    adalah suatu proses melakukan sesuatu yang baru dan berbeda dengan

    tujuan menciptakan kemakmuran bagi individu dan memberi nilai

    tambah pada masyrakat”7. Artinya, setiap kegiatan menciptakan suatu

    hal yang baru, berbeda, dan bernilai lebih dapat disebut sebagai

    kewirausahaan. Pengertian di atas juga sesuai dengan pendapat Peters

    Hisrich dan Shapperd yang mendefinisikan “kewirausahaan sebagai

    proses mengkreasikan sesuatu dengan menambahkan nilai yang

    didukung komitmen pada waktu dan usaha, memperkirakan

    kemungkinan finansial, fisik, dan resiko sosial dan menerima hasil

    berupa finansial , kepuasan dan kebebasan pribadi”8.

    Kemudian Hisrich menerangkan bahwa “Entrepreneurship is the

    process of creating something diferent with value by devoting the

    necessary time and effort, assuming the accompanying financial,

    psychic, and social risk, and receicing the resulting rewards of

    monetary and personal satisfaction and independence”9

    kewirausahaan adalah proses menciptakan Sesuatu yang baru dan

    memiliki nilai dengan mengorbankan waktu dan tenaga, melakukan

    pengambilan resiko finansial, fisik, maupun sosial, serta menerima

    imbalan moneter serta kepuasan dan kebebasan pribadi.

    Berdasarkan keempat pendapat diatas mengenai pengertian

    kewirausahaan, dapat kita simpulkan bahwa kewirausahaan merupakan

    suatu aktivitas menciptakan sesuatu yang baru atau menambahkan

    nilai-nilai baru pada suatu barang atau jasa yang sudah ada dengan

    menambahkan kreativitas dan inovasi di dalamnya guna menambahkan

    nilai jual yang lebih pada barang atau jasa tersebut sehingga pada

    akhirnya dari penciptaan nilai baru pada barang atau jasa tersebut akan

    menghasilkan imbalan baik dalam bentuk finansial, kepuasan, atau

    7 Eman Suherman, Desain Pembelajaran Kewirausahaan, (Bandung : Alfabeta, 2010), hal. 7

    8 Herni Ali; Hamam Faizin, Teologi Entrepreneurship, (Jakarta : Lembaga Penelitian UIN Syarif

    HIdayatullah Jakarta, 2010), hal.1 9 Eman Suherman Op. Cit. , hal. 7

  • 16

    dalam bentuk lainnya. Dengan kata lain kewirausahaan bukanlah

    kegiatan yang hanya mendistribusikan barang atau jasa yang kemudian

    diberi harga lebih dibandingkan harga awal, melainkan kewirausahaan

    ialah aktivitas yang menanamkan nilai lebih pada barang atau jasa

    yang berbeda dengan kondisi awal.

    c. Pengertian Pendidikan Kewirausahaan

    Pendidikan kewirausahaan merupakan salah satu bentuk aplikasi

    kepedulian dunia pendidikan terhadap kemajuan bangsanya. Di dalam

    pendidikan kewirausahaan diperlihatkan di antaranya adalah nilai dan

    bentuk kerja untuk mencapai kesuksesan. Menurut Suparman

    Suhamidjaja bahwa:

    Pendidikan kewirausahaan adalah pendidikan yang bertujuan untuk

    menempa bangsa Indonesia sesuai dengan kepribadian Indonesia

    yang berdasarkan Pancasila. Dalam arti yang lebih luas bahwa

    pendidikan kewirausahaan adalah pertolongan untuk

    membelajarkan manusia Indonesia sehingga mereka memiliki

    kekuatan pribadi yang dinamis dan kreatif sesuai dengan

    kepribadian bangsa Indonesia yang berdasarkan pancasila.10

    Sederhananya, pendidikan kewirausahaan yang disampaikan oleh

    suparman suhamidjaja ialah suatu upaya untuk menolong bangsa

    indonesia yang sesuai dengan kepribadian bangsa salah satunya yaitu

    kemandirian guna mensejahterakan dan mencerdaskan kehidupan

    bangsa, melalui pendidikan kewirausahaan akan muncul penerus

    bangsa yang mandiri yang bermental berani dalam memanfaatkan

    peluang sumber daya yang ada di Indonesia sehingga tidak ada lagi

    kekayaan alam Indonesia yang dikelola dan dimanfaatkan bangsa lain.

    Secara definisi umum, pendidikan entrepreneurship

    (kewirausahaan) adalah segala aktivitas yang bertujuan untuk

    membangun mindset, sikap dan keterampilan berwirausaha dan

    mencakup aspek-aspek pemunculan ide, inovasi, pengembangan dan

    10

    Rulam, Pendidikan Kewirausahaan, di posting 23 Februari 2016, (http://www.infodiknas.com/pendidikan-kewirausahaan.html, 2016), di akses pada 4 Mei 2018

    http://www.infodiknas.com/pendidikan-kewirausahaan.html

  • 17

    gagasan untuk memulai.11

    Dengan kata lain pendidikan kewirausahaan

    bisa diartikan sebagai kegiatan-kegiatan yang dilakukan dengan tujuan

    untuk menanamkan nilai-nilai kewirausahaan baik dalam bentuk ide,

    inovasi,dan lainnya sehingga terbentuklah suatu sikap, pemikiran, dan

    kemampuan dalam berwirausaha.

    Cheng et al. Argues that entrepreneurship education has

    traditionally and narrowly define as education that provides the

    needed skills to set up a new business and defined entrepreneur

    education as more than a business management or starting a new

    business. It is about “learning”, learning that integrates

    experiences, skills and knowledge and the preparedness to start a

    new venture12

    .

    Cheng dan kawan-kawan berpendapat bahwa pendidikan

    kewirausahaan secara tradisional dan sempit didefinisikan sebagai

    pendidikan yang menyediakan keterampilan yang dibutuhkan untuk

    mendirikan bisnis baru, dan mendefiniskan pendidikan kewirausahaan

    lebih dari manajemen bisnis atau memulai bisnis baru. Ini adalah

    tentang “pembelajaran” yaitu pembelajaran yang mengintegrasikan

    pengalaman keterampilan dan pengetahuan serta kesiapan untuk

    memulai bisnis baru. Sederhananya dapat dipahami bahwa pendidikan

    kewirausahaan merupakan pendidikan yang menyediakan kemampuan

    atau keterampilan yang dibutuhkan seseorang untuk mendirikan usaha

    baru dan pendidikan wirausaha didefinisikan sebagai suatu hal yang

    lebih dari hanya manejemen usaha karena ini mengenai pembelajaran

    yang mengintegrasikan pengalaman, keterampilan dan pengetahuan

    serta persiapan untuk memulai usaha baru.

    Ronald Odora dalam jurnalnya mengenai pendidikan

    kewirausahaan mejelaskan mengenai pegertian pendidikan

    kewirausahaan yaitu “Entrepreneurship education is a structured and

    formal transmission of entrepreneurial competencies, which in other

    11

    Herni Ali; Hamam Faizin, Teologi Entrepreneurship, (Jakarta : Lembaga Penelitian UIN Syarif HIdayatullah Jakarta, 2010), hal. 65-66 12

    T. Ramayah, Noor Hazlina Ahmad, Theresa, Entrepreneur Education : Does Prior Experience Matter?, Journal Of Entrepreneur Education, Volume 15, 2012, h. 69

  • 18

    word, refers to the skills, concept and mental awareness used by

    individuals during the process of starting and developing their growth

    oriented ventures”13

    Pendidikan kewirausahaan adalah transmisi yang

    terstruktur dan formal dari kompetensi kewirausahaan, yang dekngan

    kata lain mengacu pada keterampilan, konsep, dan kesadaran mental

    yang digunakan oleh individu selama proses memulai dan

    mengembangkan usaha berorientasi pertumbuhan mereka. Penjelasana

    Ronald Odora di atas menjelaskan bahwa pendidikan kewirausahaan

    pada intinya adalah proses perubahan atau transmisi kemampuan atau

    kompetensi dalam bidang kewirausahaan mulai dari skill, mental,

    kesadaran, dan lainnya yang menunjang dalam memulai usaha dan

    menumbuhkembangkan usaha.

    Dalam konteks yang relatif lebih luas Astim mengemukakan;

    pendidikan kewirausahaan merupakan semacam pendidikan yang

    mengajarkan agar orang mampu menciptakan kegiatan usaha sendiri.

    Pendidikan semacam itu ditempuh dengan cara:

    1) Membangun keimanan, jiwa dan semangat.

    Nilai-nilai kewirausahaan ditanamkan melalui pendidikan

    kewirausahaan dimula dengan membangun kepercayaan kepada

    kewirausahaan itu sendiri, artinya seseorang harus percaya dan

    meyakini bahwa kewirausahaan adalah jawaban untuk dirinya

    manfaat yang diberikan oleh kewirausahaan sudah paling tepa bagi

    dirinya. Dari kepercayaan tersebut akan muncul jiwa dan semangat

    pada diri orang tersebut untuk mencapai keberhasilan dalam aspek

    kewirausahaan

    2) Membangun dan mengembangkan sikap mental dan watak

    wirausaha.

    Sikap mental seorang pengusaha berbeda dengan mental orang lain

    pada umumnya, karena bagi seorang wirausaha diperlukan mental

    13

    Ronald Odora, Integrating Product Design and Entrepreneurship Education : a stimulant for enterprising Design and Engineering students in South Africa” Geelong : Elsevier Ltd., 2015, h. 277

  • 19

    yang tangguh dan kuat serta mampu menghadapi permasalahan-

    permasalahan yang belum pernah dihadapi dan cenderung spontan

    muncul. Kemudan watak pemalas, tidak percaya diri, ragu-ragu,

    dan takut mengambil keputusan merupakan watak yang tidak boleh

    dimiliki oleh seorang wirausaha karena dengan watak-watak

    seperti itu sama saja dengan mempersiapkan diri menuju kegagalan

    dalam usaha

    3) Mengembangkan daya pikir dan cara berwirausaha.

    Fokus pendidikan kewirausahaan yang utama yaitu menanamkan

    pola pikir dan daya pikir seseorang terhadap kewirausahaan,

    dimana seseorang dituntut mampu mengeluarkan pemikiran-

    pemikiran yang dibutuhkan dalam menjalankan usaha dan hal ini

    perlu dilatih dan dibiasakan agar pemikiran kita sensitive terhdap

    segala kondisi yang dihadapi dalam berwirausaha. Tentunya

    pendidikan kewirausahaan juga menanamkan kemampuan dan

    keterampilan seseorang dalam melakukan cara berwirausaha

    dengan tepat, mulai dari langkah perencanaan hingga evaluasi

    kegiatan usaha seseorang harus mengeuasai tata cara semua

    langkah

    4) Memajukan dan mengembangkan daya penggerak diri.

    Setelah seseorang menerima pengetahuan serta wawasan mengenai

    kewirausahaan, diharapkan dia memiliki penggerak atau pendorong

    untuk dirinya agar selalu menjalankan usaha dengan penuh

    semagat serta mampu menuangkan inovasi dan kreativitas dalam

    meciptakan hal baru pada usaha sehingga dapat beradaptasi dengan

    perkembangan pasar yang ada

    5) Mengerti dan menguasai teknik-teknik dalam menghadapi risiko,

    persaingan dan suatu proses kerjasama.

    Hal yang akan selalu dihadapi oleh seorang wirausaha adalah risiko

    dari setiap keputusan-keputusan yang dia ambil dalam menjalankan

    usahanya, oleh karena itu pendidikan kewirausahaan harus mampu

  • 20

    mengajarkan kepada para calon pengusaha teknik-teknik dalam

    mengambil risiko, kemudian strategi dan taktik dalam menghadapi

    competitor dan mitra kerjasama dalam usaha, kemampuan

    menganalisis dan menangani competitor dan mitra sangat

    berpengaruh pada pengembangan usaha yang kita miliki

    6) Mengerti dan menguasai kemampuan menjual ide

    Inti dari kegiatan usaha yaitu ide, karena kewirausahaan adalah

    aktivitas menanamkan ide-ide yang berbeda dan baru kepada

    barang dan jasa yang kita miliki, sehingga barang tersebut

    memiliki nilai jual yang lebih dari sebelumnya. Oleh karena itu

    seorang pengusaha wajib hukumnya memiliki keterampilan dalam

    mengelola ide dan menjual ide tersebut ke masyarakat.

    7) Memiliki kemampuan kepengurusan atau pengelolaan

    Berwirausaha dengan kata lain kita mengelola komponen yang ada

    dalam kegiatan usaha, baik mengelola uang, sarana prasarana,

    manusia, dan sumber daya yang lainnya. Sudah tentu seorang

    wirausaha harus mampu mengelola dan mengurus sumber daya

    yang dimiliki agar dapat berjalan dengan baik.

    8) Mempunyai keahlian tertentu termasuk penguasaan bahasa asing

    tertentu untuk keperluan komunikasi14

    Komunikasi merupakan salah satu kunci utama dalam menjalankan

    usaha, baik komunikasi internal maupun eksternal. Karena dalam

    berwirausaha hampir seluruh aktivitas yang kita lakukan adalah

    berkomunikasi baik dengan pelanggan, karyawan, dan mitra

    lainnya. Oleh karena itu penguasaan terhadap bahasa penting bagi

    seorang pengusaha sebagai syarat dalam berkomunikasi termasuk

    bahasa asing yang digunakan untuk komunikasi dengan mitra skala

    internasional

    Berdasarkan beberapa pendapat para ahli diatas mengenai

    pendidikan kewirausahaan, dapat kita pahami bahwa pendidikan

    14

    Eman Suherman, Op. Cit. hal. 22

  • 21

    kewirausahaan adalah suatu kegiatan atau upaya untuk

    mentransmisikan atau mengirimkan suatu pengetahuan, sikap,

    keterampilan untuk berwirausaha sehingga peserta didik dapat

    memiliki pengetahuan dan kemampuan untuk berwirausaha baik dalam

    bentuk ide, inovasi, pengalaman, dan lainny, kemudian setelah

    mencapai output dari pendidikan kewirausahaan tersebut diharapkan

    peserta didik dapat menjadi seorang wirausaha yang hebat dan baik.

    Pada dasarnya pendidikan kewirausahaan merupakan kegiatan

    pendidikan yang ditujukan untuk mempersiapkan seseorang agar

    mampu untuk berwirausaha, dimana aktivitas dalam pendidikan

    kewirausahaan terdapat beberapa upaya yang dilakukan seperti

    membangun dan mengembangkan jiwa, semangat, sikap mental,

    watak, daya pikir, daya penggerak diri, dan tata cara dalam

    berwirausaha serta dalam pendidikan kewirausahaan seseorang

    diarahkan untuk mengerti dan menguasai teknik-teknik dalam

    pengambilan resiko, persaingan, proses kerjasama, kemampuan

    menjual ide, serta kemampuan kepengurusan atau kepengelolaan suatu

    usaha/bisnis agar dapat mencapai tujuan yang diinginkan.

    d. Tipe Kewirausahaan

    Kewirausahaan sebagai aspek yang cukup luas memiliki beberapa

    tipe. Artinya, kewirausahaan memiliki beberapa model atau jenis-jenis

    kewirausahaan dimana masing-masing jenis memiliki karakteristik

    masing-masing. Dijelaskan bahwa secara luas terdapat tiga tipe

    wirausaha yang teridentifikasi menurut smith dalam sebuah jurnal

    sebagai berikut, Broadly, three types of entrepreneur’s have been

    identified :

    1) The craftsman entrepreneurs ; who are strongly motivated to do what they enjoy doing, and value their independence,

    2) Managerial entrepreneurs ; who are motivated by economic gain or building an organization, and are more concerned with

    administrative details and control systems, and

  • 22

    3) Opportunistic entrepreneurs ; who can exploit the market conditions by spotting a particular need

    15

    Secara luas, dapat di identifikasikan tiga jenis wirausaha, yaitu :

    1) Para pengusaha pengrajin ; yaitu yang sangat termotivasi untuk

    melakukan apa yang mereka sukai dan menghargai kemandirian

    mereka

    2) Pengusaha manajerial : yang termotivasi oleh keuntungan ekonomi

    atau membangun organisasi, dan lebih peduli dengan detail

    administrasi dan sistem control.

    3) Pengusaha opportunis : ialah orang yang dapat mengeksploitasi

    kondisi psar dengan menemukan kebutuhan tertenty

    Dari penjelasan di atas kita pahami bahwa berdasarkan penjelasan

    di atas terdapat tiga tipe wirausaha yaitu wirausaha pengrajin,

    wirausaha manajerial, dan wirausaha opportunistic atau pencari

    kesempatan. Wirausaha pengrahun disini ialah seorang wirausaha yang

    termotivasi berwirausaha karena sesuai dengan apa yang mereka

    gemari dengan kata lain melakukan hobinya, dan mereka yang sangat

    menghargai nilai kemandirian yang mereka lakukan, kemudian

    wirausaha manajerial ialah seorang wirausaha yang termotivasi

    berwirausaha demi keuntungan ekonomi dan dalam rangka

    membangun perusahaannya, biasanya tipe wirausaha ini lebih

    mementingkan hal-hal administrasi dan sistem kontrol dalam

    usahanya, dan terakhir ialah wirausaha opportunistic yaitu wirausaha

    yang mampu menemukan kesempatan atau peluang usaha dengan

    mengeksploitsi kondisi pasar dan menemukan kebutuhan pelanggan.

    e. Karakteristik Wirausaha

    Wirausaha adalah orang yang menciptakan bisnis baru dengan

    mengambil risiko dan ketidakpastian demi mencapai keuntungan dan

    pertumbuhan yang signifan dengan cara mengidentifikasi peluang dan

    15

    Madhushree N. A., Leena Chatterjee, Entrepreneurial Human Capital And New Venture Performance: In Search Of The Elusive Link, Academy Of Entrepreneurship Journal, Volume 13 Number 1, 2007, h. 5

  • 23

    menggabungkan sumber-sumber daya yang diperlukan sehingga

    sumber-sumber daya tersebut dapat dikapitalisasikan. Dari definisi

    tersebut,wirausaha memiliki sejumlah karakteristik yang dapat

    dijadikan contoh di bawah ini :

    1) Memiliki hasrat untuk mengambil tanggung jawab. Wirausaha tidak akan melihat tanggung jawab sebagai beban, namun

    merupakan proses yang terjadi dengan sendirinya dalam

    mencapai tujuannya.

    2) Mengambil risiko menengah. Setiap risiko yang diambil dilakukan dengan penuh perhitungan, perencanaan,

    berdasarkan pengetahuan yang dimilikinya. Meskipun suka

    mengambil risiko, wirausaha akan menyukai jenis risiko

    tingkat menengah.

    3) Percaya diri. Wirausaha memiliki percaya diri yang tinggi dan optimis untuk mencapai kesuksesan. Pola pikir positif selalu

    ada di dalam benaknya sehingga setiap langkah dan keputusan

    yang diambil cenderung berhsil

    4) Berhasrat untuk mengethaui umpan balik secepatnya. Wirausaha memiliki rasa penasaran atas hasil setiap keputusan

    yang diambil, ingin cepat diketahui, sehingga jika wirusaha

    salah mengambil keputusan maka dengan cepat

    memperbaikinya

    5) Enerjik. Ini adalah sifat natural dari wirausaha. Sifat ini dibutuhkan secara konsisten ketika mendirikan perusahaan.

    6) Berorientasi pada masa depan. Wirausaha memiliki indra untuk melihat peluang, oleh sebab itu, sifat ini mendorong wirausaha

    tidak berkutat pada masa lalu melainkan memiliki banyak

    pemikiran tentang situasi pada masa depan dan berusaha

    memanfaatkan peluang yang baru untuk mencapai keuntungan

    7) Keterampilan berorganisasi. Keterampilan ini merupakan kemampuan untuk mengatur organisasi yang dibutuhkan bagi

    wirausaha. Pada dasarnya mengelola usaha bisnis akan selalu

    berhubungan dengan manusia, sehingga manajemen organisasi

    sangat diperlukan

    8) Menilai prestasi lebih tinggi daripada uang. Layaknya pertandingan yang memerlukan perhitungan skor untuk

    menentukan pemenang demikian pula halnya dengan

    wirausaha. Orientasi wirausaha adalah pada kebanggaan dan

    hasrat dalam meraih kesuksesan, dan uang hanyalah scoring

    untuk mengukur kesuksesan tersebut16

    .

    16

    Franky Slamet; Hetty Karunia; Mei Le, Dasar-Dasar Kewirausahaan Teori dan Praktik, (Jakarta : PT. Indeks, 2018), hal. 4

  • 24

    Kao menyatakan bahwa terdapat 11 karakteristik seorang

    wirausahawan, yaitu :

    1) Total berkomitmen, menjadi penentu dan melindungi 2) Memiliki dorongan untuk mendapatkan dan bertumbuh 3) Berorientasi pada kesempatan dan tujuan 4) Mempunyai inisiatif dan tanggung jawab personal 5) Pemecah persoalan secara terus menerus 6) Memiliki realisme dan dapat berbicara dengan selingan humor 7) Selalu mencari dan menggunakan umpan balik (feedback) 8) Selalu berfokus pada internal 9) Menghitung dan mencari risiko 10) Memiliki kebutuhan yang kecil untuk status dan kekuasaan 11) Memiliki integrits dan realibilitas17

    Beberapa karakteristik di atas merupakan ciri-ciri yang harus

    dimiliki oleh seorang wirausaha dan karakteristik tersebut merupakan

    ciri-ciri yang biasa ada pada diri seorang wirausahawan. Untuk

    menjadi seorang wirausahawan yang handal kita perlu membangun

    karakter sesuai dengan karakteristika di atas.

    2. Motivasi Untuk Berwirausaha

    a. Pengertian Motivasi

    Motivasi merupakan salah satu aspek psikologis manusia yang

    sangat penting untuk menunjang kesuksesan seseorang, tanpa adanya

    motivasi yang kuat seseorang tidak akan mampu menunjang dan

    menggerakan dirinya menjadi seperti yang dia inginkan, karena pada

    dasarnya motivasi adalah faktor penggerak bagi seseorang dalam

    melakukan suatu tindakan terntentu dan biasanya seseorang tidak akan

    melakukan kegiatan yang bertentangan dengan motivasi yang dimiliki.

    Istilah motivasi (motivation) berasal dari bahasa latin, yakni

    movere yang berarti “menggerakan” (to move). Ada macam-

    macam rumusan untuk istilah motivasi, seperti : motivasi mewakili

    proses-proses psikologikal, yang menyebabkan timbulnya,

    17

    H.A. Rusdiana, Kewirausahaan Teori dan Praktik, (Bandung : CV Pustaka Setia, 2018), hal.119-120

  • 25

    diarahkannya, dan terjadinya persistensi kegiatan-kegiatan sukarela

    (volunteer) yang diarahkan ke arah tujuan tertentu.18

    Dapat kita pahami bahwa motivasi ialah serangkaian proses

    psikologi manusia yang menyebabkan atau menimbulkan suatu

    dorongan dalam melakukan kegiatan sukarela untuk mencapai tujuan

    dari manusia itu sendiri. Menurut Sardiman “motivasi dapat diartikan

    daya penggerak yang telah menjadi aktif. Motif menjadi aktif pada

    saat-saat tertentu, terutama bila kebutuhan untuk mencapai tujuan

    dirasakan atau mendesak.”19

    Dalam hal ini Sardiman menekankan

    bahwa motif dapat dikatakan sebagai daya penggerak untuk melakukan

    aktifitas-aktifitas tertentu demi mencapai tujuan.

    Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, motivasi diartikan sebagai

    “dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar atau tidak

    sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu. Usaha

    yang dapat menyebabkan seseorang atau kelompok orang tertentu

    tergerak melakukan sesuatu karena ingin mencapai tujuan yang

    dikehendakinya atau mendapat kepuasan dengan perbuatannya.”20

    Kemudan Mc. Donald menyatakan bahwa “motivasi adalah perubahan

    energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya feeling

    dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan.”21

    Mc.

    Donald disini mengartikan motivasi sebagai suatu proses perubahan

    dalam diri seseorang dimana prubahan tersebut dalam bentuk suatu

    perasaan atau dorongan dalam diri ketika seseorang ingin mencapai

    tujuan yang dia ingin capai.

    Dari beberapa pendapat para ahli mengenai pengertian motivasi di

    atas, dapat kita pahami bahwa motivasi merupakan suatu dorongan

    atau kemauan yang berasal baik dari dalam maupun luar diri manusia

    18

    J. Winardi, Motivasi Pemotivasian dalam Manajemen, (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2001), hal. 1 19

    Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta : Rajawali Pers, 2012), h. 73

    20 Qonita Alya, Kamus Bahasa Indonesia untuk Pendidikan Dasar, (PT Indahjaya Adipratama,

    2009), h. 472 21

    Sardiman, Loc Cit.

  • 26

    untuk mencapai tujuan atau target sehingga manusia tersebut tergerak

    untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang menunjang pencapaian

    tujuannya tersebut. Dengan kata lain segala sesuatu yang menjadi

    penyebab atau alasan seseorang bergerak atau bertindak untuk

    mencapai tujuannya bisa dikatakan itu sebagai motivasi.

    b. Macam-Macam Motivasi

    Motivasi sebagai unsru psikologis dalam diri manusia pastinya

    terdiri dari beberapa macam motivasi, karena kondisi psikologis

    seseorang banyak dipengaruhi oleh faktor-faktor lain begitupun dengan

    motivasi. Dalam membicarakan soal macam-macam motivasi hanya

    akan dibahas dari dua sudut pandang, yaitu motivasi intrinsik dan

    motivasi ekstrinsik.

    1) Motivasi instrinsik Motivasi intrinsik adalah motivasi internal untuk melakukan

    sesuatu demi sesuatu itu sendiri (tujuan itu sendiri). misalnya,

    murid mungkin belajar menghadapi ujian karena dia senang

    pada mata pelajaran yang diujikan

    2) Motivasi Ekstrinsik Motivasi ekstrinsik adalah melakukan sesuatu untuk

    mendapatkan sesuatu yang lain (cara lain untuk mencapai

    tujuan). Motivasi ekstrinsik sering dipengaruhi oleh insentif

    eksternal seperti imbalan atau hukuman. Misalnya, murid

    mungkin belajar keras menghadapi ujian untuk mendapatkan

    nilai yang baik22

    Adapun Otto Wilman mengelompokan motivasi dalam enam

    kelompok, yaitu :

    1) Motivasi psikologi, merupakan dorongan alamiah yang ada pada tiap wirausahawan untuk berkembang dan berkreativitas.

    Motivasi ini tidak disadari bagi wirausahawan dan merupakan

    dorongan yang intrinsik untuk mengembangkan dirinya.

    2) Motivasi praktis, merupakan suatu dorongan pada setiap wirausahawan untuk memenuhi tuntutan ketuhanan

    mempertahankan diri dan mengembangkan diri karena adanya

    nilai-nilai praktis dalam kehidupan

    22

    John W. Santrock, Psikologi Pendidikan, (Jakarta : Prenadamedia Group, 2015), h.514

  • 27

    3) Motivasi pembentukan kepribadian, merupakan dorongan untuk pembentukan dan pengembangan kepribadian masing-

    masing wirausahawan, terutama dari segi intelektual dan estetis

    4) Motivasi kesusilaan, merupakan dorongan agar wirausahawan dapat menjadi lebih baik. motivasi ini mendasari tindakan

    dalam mencapai tujuan sebagai manusia susila

    5) Motivasi sosial, merupakan dorongan bagi wirausahawan untuk mempelajari sesuatu yang layak dikerjakan dalam hidup

    pergaulan dan dalam interaksi dengan orang lain

    6) Motivasi kebutuhan, dapat mendorong wirausahawan untuk mengabdi kepada tuhan dan menghargai manusia sebagai

    sesame mahluk.23

    c. Fungsi Motivasi

    Secara umum kita ketahui bahwa motivasi adalah suatu dorongan

    baik dari dalam ataupun luar seseorang yang mampu menggerakan

    orang tersebut untuk melakukan tindakan untuk mencapai tujuan

    tertentu, dengan kata lain pada dasarnya motivasi berfungsi sebagai

    penggerak atau pemberi stimulus agar seseorang berkeinginan untuk

    melaksanakan kegiatan atau tugasnya. Secara lebih detail menurut

    Sardiman fungsi motivasi, sebagai berikut :

    1) Mendorong manusia untuk berbuat, yaitu sebagai penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.

    2) Menentukan arah perbuatan, yaitu ke arah tujuan yang ingin dicapai. Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan

    kegiatan yang harus dikerjakan sesuai tujuannya.

    3) Menyeleksi atau menentukan perbuatan-perbuatan yang yang harus dikerjakan guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan

    perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan.24

    d. Motivasi untuk Berwirausaha

    Untuk memahami pengertian dari motivasi berwirausaha terlebih

    dahulu kita sudah memahami betul mengenai motivasi dan

    kewirausahaan, dari pemahaman kita terhadap kewirausahaan perlu

    kita pahami secara detail mengenai wirausaha dan bagaimana

    seseorang dapat dikatakan sebagai wirausaha dan sudah termasuk ke

    23

    H.A. Rusdiana, Op. Cit. h. 73 24

    H. A. Rusdiana, Op. CIt. h. 71

  • 28

    dalam kategori sudah berwirausaha. Sederhananya apabila

    kewirausahaan merupakan suatu kegiatan atau proses dalam

    menciptakan suatu barang atau jasa baru yang memiliki nilai untuk

    diperjualbelikan, maka wirausaha dapat kita artikan sebagai orang

    yang melakukan kegiatan atau proses tersebut. Beberapa ahli telah

    mengemukakan pendapat mengenai wirausaha,

    Menurut Daryanto, “pengertian wirausaha adalah seseorang yang

    menjalankan kegiatan kewirausahaan, atau seseorang yang memulai

    dan atau mengoperasikan bisnis”25

    dalam hal ini adalah seorang

    pribadi yang mandiri dalam mengejar prestasi, berani mengambil

    resiko untuk memulai mengelola bisnis demi mendapatkan laba. Mark

    Casson dalam bukunya menerangkan “wirausaha sebagai pendiri atau

    manajer-pemilik perusahaan berukuran kecil atau menengah dengan

    potensi pertumbuhan, sedngkan yang lainnya mendefinisikan

    wirausaha dalam bentuk fungsi ekonomi dia (pria atau wanita)

    perankan.”26

    Menurut kasmir dalam bukunya secara sederhana arti

    “wirausaha (entrepreneur) adalah orang yang berjiwa berani

    mengambil risiko untuk membuka usaha dalam berbagai kesempatan.

    Berjiwa berani mengambil risiko artinya bermental mandiri dan berani

    memulai usaha, tanpa diliputi rasa takut atau cemas sekalipun dalam

    kondisi tidak pasti”27

    Dengan kata lain dapat kita artikan wirausaha

    adalah orang yang mampu dan berani mengambil resiko dalam

    menciptakan usaha dengan membuat hal yang baru atau berbeda

    dengan yang lain, dengan keterampilan memanfaatkan peluang usaha

    yang ada sehingga dapat memberikan hasil yang sangat hebat. Serta

    mampu menerima setiap kegagalannya dalam usaha tanpa rasa takut

    yang kemudian dijadikanya kegagalan tersebut sebagai peluang

    untuknya. 25

    Daryanto, Pengantar Ilmu Kewirausahaan, (Tangerang : Tsmart Printing, 2018), h. 61 26 Mark Casson, Entrepreneurship Teori, Jejaring, sejarah, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2012), h. 6 27 Kasmir, Kewirausahaan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2006), hal 19

  • 29

    Secara konseptual, seorang wirausahawan dapat didefinisikan dari

    beberapa sudut pandang dan konteks sebagai berikut :

    1) Pandangan ahli ekonomi, wirausaha adalah orang yang mengkombinasikan dan mengorganisasikan faktor-faktor

    produksi untuk tujuan memproduksi barang dan jasa, sehingga

    meningkatkan nilai yang lebih tinggi dari sebelumnya

    2) Pandangan ahli manajemen, wirausaha adalah seseorang yang memiliki kombinasi unsur-unsur internal yang meliputi

    motivasi, visi, komunikasi, optimism, dorongan, semangat dan

    kemampuan untuk memanfaatkan peluang usaha

    3) Pandangan pelaku bisnis, wirausaha adalah seorang pengusaha, yang merupakan pelopor dalam bisnis, innovator, penanggung

    resiko yang mempunyai visi ke depan dan memiliki

    keunggulan dalam prestasi di bidang usaha. (pengusaha yang

    kreatif).

    4) Pandangan psikolog, wirausaha adalah seseorang yang memiliki dorongan kuat dari dalam dirinya untuk memperoleh

    suatu tujuan serta suka bereksperimen untuk menampilkan

    kebebasan dirinya di luar kekuasaan orang lain.

    5) Pandangan pemodal melihat wirausaha adalah orang yang menciptakan kesejahteraan untuk orang lain, yang menemukan

    cara-cara baru untuk menggunakan sumber daya, mengurangi

    pemborosan, dan membuka lapangan kerja yang disenangi oleh

    masyarakat28

    Berbeda dengan definisi seorang pengusaha yang dikemukakan

    oleh Louis Jacques Filion, yang menjelaskan bahwa “Six main

    components are proposed for inclusion in a definition of the

    entrepreneurs : (1) innovation, (2) opportunity recognition, (3) risk

    management, (4) action, (5) use of resources, (6) added value”29

    Artinya, enam komponen utama yang diusulkan untuk dimasukan

    dalam definisi pengusaha, yaitu : (1) inovasi, (2) Pengenalan peluang,

    (3) manajemen risiko, (4) Tindakan, (5) Penggunaan sumber daya, (6)

    Nilai tambah. Dengan kata lain Louis Jacques menjelaskan bahwa

    dimana terdapat enam komponen yang membentuk definisi dari

    wirausaha itu sendiri, dimulai dari inovasi, pengenalan peluang,

    28 Daryanto, Op. Cit. h. 60-61 29

    Louis J. Filion, Defining the entrepreneur.In: Dana, L.-P. (Ed) World Encylopedia of Entrepreneurship. Cheltenham, UK an Northampton, MA, USA, Edward Elgar:2011, h. ii.

  • 30

    manajemen risiko, pelaksana, dan penanaman nila, komponen-

    komponen tersebut bisa dikatakan sebagai unsur syarat yang harus

    dimiliki atau dilakukan oleh seorang wirausaha dalam mencapai tujuan

    usahanya

    Kemudian mengenai pengertian motivasi berwirausaha, Gilad dan

    Levine mengusulkan dua teori penjelasan mengenai motivasi

    berwirausaha, sebagaimana yang dipaparkan oleh Gerry, Borgia, dan

    Jerry dalam jurnal kewirausahaanya yaitu :

    Gilad and Levine proposed two closely-related explanations of

    entrepreneurial motivation, the “push” theory and the “pull”

    theory. The “push” theory argues that individuals are pushed into

    entrepreneurship by negative eternal force, such as job

    dissatisfaction, difficulty finding employment, insufficient salary,

    or inflexible work schedule. The “pull” theory contends that

    individuals are attracted into entrepreneurial activities seeking

    independence, self-fulfillment, wealth, and other desirable

    outcomes.30

    Gilad dan Levine memberikan dua teori pengertian motivasi

    berwirausaha yaitu teori “dorong” dan teori “tarik”, teori dorong

    berpendapat bahwa seseorang memiliki dorongan untuk berwirausaha

    dikarenakan faktor-faktor negatif yang ada, seperti karena

    ketidakpuasanya dalam bekerja, kesulitan dalam mencari pekerjaan,

    gaji kerja yang tidak sesuai, dan jadwal kerja yang tidak fleksibel,

    sehingga karena hal-hal ini lah seseorang memiliki dorongan untuk

    berwirausaha. Sedangan teori “tarik” menjelaskan bahwa motivasi

    berwirausaha ialah dorongan yang ada pada seseorang untuk

    berwirausaha dikarenakan orang tersebut tertarik dengan aktivitas dan

    manfaat kewirausahaan, seperti mencari kemandirian melaluin

    kewirausahaan, dan dapat mengatur kekayaan dan hasil sesuai dengan

    yang kita inginkan. Dari teori yang dikemukakan oleh Gilad dan

    Levine di atas kita ketahui bahwa dalam motivasi berwirausaha ada

    dua teori yaitu teori dorong dan teori tarik. Yang dimaksud dengan

    30

    Gerry Segal, Borgia, and Jerry, The Motivation to Become An Entrepreneur, International Journal of Entrepreneurial Bahavior & Research, Volume 11 No. 1, 2005, h. 44

  • 31

    teori dorong yaitu motivasi untuk berwirausaha seseorang itu berasal

    dari dalam diri orang tersebut, kondisi-kondisi yang ada pada diri

    orang tersebu menjadi alasan utama seseorang memilih untuk

    berwirausaha, kondisi tersebut dapat berupa ketidakpuasan terhadap

    pekerjaan yang dimiliki, ketidak sesuaian upah yang dimiliki serta

    kondisi lainnya yang membuat orang tersebut tidak ingin bekerja

    menjadi pegawai. Sedangkan teori tarik mengatakan bahwa seseorang

    termotivasi untuk berwirausaha dikarenakan faktor lingkungannya,

    dimana dia melihat orang lain yang sudah sukses dalam berwirausaha

    sehingga mulai tertarik untuk mengikuti langkahnya, atau tertarik

    dengan manfaat yang ditawarkan oleh kewirausahaan itu sendiri

    Dengan memahami pengertian motivasi dan wirausaha serta

    motivasi berwirausaha menurut para ahli, penulis dapat menyimpulkan

    bahwa motivasi berwirausaha ialah suatu dorongan atau penggerak

    agar menjadi seseorang yang mampu menciptakan suatu hal yang baru

    baik berupa barang atau jasa untuk dijadikan sebagai usaha yang

    berasal dari sebuah peluang yang ada, dengan kata lain, orang tersebut

    terdorong untuk berani mengambil risiko, mengorbankan tenaga,

    waktu, dan uang dengan tujuan agar nantinya dapat memberikan suatu

    imbalan yang pantas baik dalam bentuk uang atau lainnya.

    Kemudian dapat juga kita pahami bahwa motivasi berwirausaha

    merupakan suatu stimulus yang timbul baik dari dalam maupun dari

    luar diri seseorang untuk memulai dan menjalankan usaha, hal ini

    dapat kita lihat dengan adanya keinginan dari seseorang untuk

    mengatasi sendiri kesulitan-kesilitan yang dihadapi dalam usaha,

    bertanggung jawab, berani mengambil resiko, menyukai tantangan dan

    melihat tantangan tersebut seimbang, serta selalu memerlukan suatu

    umpan balik dari setiap tindakannya untuk mengukur keberhasilan atau

    kegagalan yang didapatkan.

  • 32

    e. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Berwirausaha

    Motivasi berwirausaha antara orang satu dengan yang lainnya

    pastinya tidak sama, dikarenakan banyak faktor yang berbeda dari

    setiap orang sehingga mempengaruhi motivasi, seperti faktor

    lingkungan, pendidikan, pengalaman, dan sebagainya. Menurut Hoy

    dan Cecil, motivator utama manusia untuk melaksanakan a