pengaruh pendapatan daerah terhadap pertumbuhan ekonomi dengan belanja modal sebagai variabel...

Upload: hendrikarangjuwet

Post on 09-Oct-2015

150 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

TA Strata I

TRANSCRIPT

  • 5/19/2018 Pengaruh Pendapatan Daerah terhadap Pertumbuhan Ekonomi dengan Belanja Mod...

    http:///reader/full/pengaruh-pendapatan-daerah-terhadap-pertumbuhan-ekonomi-dengan

    PENGA

    PERTUM

    (STUDI

    PROVINSI

    U

    PROPOSAL PENELITIAN

    UH PENERIMAAN DAERAH TERHA

    BUHAN EKONOMI DIMODERASI DE

    BELANJA LANGSUNG

    KASUS KABUPATEN/KOTA DI WILA

    AWA TIMUR TAHUN ANGGARAN 20

    Disusun Oleh:

    GUNTUR HENDRIWIYANTO

    NIM. 125020304111018

    IVERSITAS BRAWIJAYA MALANG

    AKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

    JURUSAN AKUNTANSI

    2014

    AP

    GAN

    AH

    0-2012)

  • 5/19/2018 Pengaruh Pendapatan Daerah terhadap Pertumbuhan Ekonomi dengan Belanja Mod...

    http:///reader/full/pengaruh-pendapatan-daerah-terhadap-pertumbuhan-ekonomi-dengani

    DAFTAR ISI

    DAFTAR ISI........................................................................................................... i

    BAB I : PENDAHULUAN.....................................................................................1

    1.1 Latar Belakang Masalah........................................................................1

    1.2 Rumusan Masalah .................................................................................6

    1.3 Batasan Masalah....................................................................................6

    1.4 Tujuan Penelitian...................................................................................7

    1.5 Manfaat Penelitian.................................................................................7

    1.5.1 Manfaat Teoritis ........................................................................7

    1.5.2 Manfaat Praktis..........................................................................7

    BAB II : TINJAUAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS ..............9

    2.1 Landasan Teori ......................................................................................9

    2.1.1 Pertumbuhan Ekonomi..............................................................9

    2.1.1.1 Pengertian Pertumbuhan Ekonomi..............................9

    2.1.1.2 Indikator dan Cara Mengukur Pertumbuhan Ekonomi

    Regional ....................................................................10

    2.1.1.3 Teori Pertumbuhan Ekonomi Klasik.........................12

    2.1.1.4 Teori Pertumbuhan Ekonomi Neoklasik ...................14

    2.1.2 Teori Produksi .........................................................................15

    2.1.3 Teori Pengeluaran Negara.......................................................15

    2.1.4 Penerimaan Daerah..................................................................19

    2.1.4.1 Pendapatan Asli Daerah ............................................19

  • 5/19/2018 Pengaruh Pendapatan Daerah terhadap Pertumbuhan Ekonomi dengan Belanja Mod...

    http:///reader/full/pengaruh-pendapatan-daerah-terhadap-pertumbuhan-ekonomi-denganii

    2.1.4.2 Dana Perimbangan ....................................................26

    2.1.5 Belanja Daerah ........................................................................31

    2.1.5.1 Belanja Tidak Langsung............................................31

    2.1.5.2 Belanja Langsung......................................................33

    2.1.6 Hubungan Antar Variabel .......................................................36

    2.1.6.1 Hubungan antara PAD, DAU, DAK, dan DBH

    dengan PDRB............................................................36

    2.1.6.2 Hubungan antara Belanja Modal dengan PDRB.......36

    2.1.7 Penelitian Terdahulu................................................................37

    2.2 Kerangka Pemikiran............................................................................39

    2.3 Model Hipotesis ..................................................................................40

    2.4 Hipotesis Penelitian.............................................................................40

    BAB III : METODE PENELITIAN ...................................................................41

    3.1 Jenis Penelitian....................................................................................41

    3.2 Populasi dan Sampel ...........................................................................41

    3.3 Data Penelitian ....................................................................................42

    3.3.1 Jenis dan Sumber Data ............................................................42

    3.3.2 Teknik Pengumpulan Data ......................................................42

    3.4 Variabel Penelitian ..............................................................................43

    3.5 Metode Analisis Data ..........................................................................44

    3.5.1 Analisis Regresi Data Panel ....................................................44

    3.5.2 Pemilihan Model Estimasi dalam Data Panel .........................45

    3.5.3 Uji Statistik ..............................................................................45

  • 5/19/2018 Pengaruh Pendapatan Daerah terhadap Pertumbuhan Ekonomi dengan Belanja Mod...

    http:///reader/full/pengaruh-pendapatan-daerah-terhadap-pertumbuhan-ekonomi-denganiii

    3.5.3.1 Uji Koefisien Determinasi (R2).................................45

    3.5.3.2 Uji F-Statistik ............................................................45

    3.5.3.3 Uji t-Statistik .............................................................46

    3.5.4 Uji Asumsi Klasik ...................................................................46

    3.5.4.1 Uji Autokorelasi ........................................................46

    3.5.4.2 Uji Heterokedastisitas ...............................................47

    DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................48

  • 5/19/2018 Pengaruh Pendapatan Daerah terhadap Pertumbuhan Ekonomi dengan Belanja Mod...

    http:///reader/full/pengaruh-pendapatan-daerah-terhadap-pertumbuhan-ekonomi-dengan1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang Masalah

    Indonesia memasuki era desentralisasi fiskal bertepatan dengan proses

    pergantian rezim (orde baru ke era reformasi yang lebih demokratis). Pada era

    transisi kepemimpinan Presiden Habibie dalam waktu yang cukup singkat

    periode 1998-1999 diterbitkanlah UU No. 22 Tahun 1999 tentang

    Pemerintahan Daerah dan UU No. 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan

    Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah.

    Resmi berlaku mulai tahun 2001, terjadi perubahan pola pengelolaan

    hubungan keuangan antara pusat dan daerah dari sentralistik menjadi

    desentralisasi. Konsekuensi dari konsep desentralisasi adalah menjelmanya

    pemerintah daerah menjadi daerah-daerah otonom. Sehingga berdasarkan

    pasal 1 huruf h UU No.22 Tahun 1999 pemerintah daerah diberikan

    kewenangan untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat

    menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyakat sesuai dengan

    peraturan perundang-undangan.

    Dengan rentang kendali antara pemerintah pusat terhadap kabupaten/kota

    yang dinilai terlalu luas memunculkan ronde kedua perumusan kebijakan

    desentralisasi yang ditandai oleh diterbitkannya UU No. 32 Tahun 2004

    tentang Pemerintahan Daerah dan UU No. 33 Tahun 2004 tentang

    Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah.

  • 5/19/2018 Pengaruh Pendapatan Daerah terhadap Pertumbuhan Ekonomi dengan Belanja Mod...

    http:///reader/full/pengaruh-pendapatan-daerah-terhadap-pertumbuhan-ekonomi-dengan

    2

    Desentralisasi fiskal meliputi otonomi dari segi penerimaan termasuk

    pengeluaran daerah. Ide pokok lain dari otonomi daerah yaitu penyerahan

    sebagian kewenangan meliputi tugas dan fungsi yang awalnya dilaksanakan

    oleh pemerintah pusat kepada daerah. Tentunya dengan adanya pelimpahan

    tersebut pemerintah daerah membutuhkan pendanaan lebih yang berimplikasi

    pada kebutuhan akan transfer dana dari pemerintah pusat kepada daerah yang

    tidak dapat dihindari. Transfer dana yang dimaksud meliputi Dana Alokasi

    Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK), dan Dana Bagi Hasil (DBH).

    Dana transfer diarahkan sebagai pendamping bersamaan dengan Pendapatan

    Asli Daerah (PAD) untuk kegiatan pembangunan ekonomi.

    Harapan awal dari desentralisasi yaitu kemandirian daerah tidak hanya dari

    aspek pengeluaran tetapi juga dari sisi penerimaan berupa meningkatnya

    kemampuan daerah dalam menggali potensi PAD guna memperkuat tingkatan

    otonomi suatu daerah. Faktanya, tingkat ketergantungan daerah kepada

    pemerintah pusat cukup tinggi dari sisi pembiayaan (penerimaan daerah).

    Sehingga kita dapati, penerimaan daerah dari dana grant berpengaruh

    signifikan kepada prediksi dan alokasi belanja daerahnya dan terlampau jauh

    dengan nilai PAD.

    Ibarat induk membesarkan anaknya, pemerintah pusat tetap berkewajiban

    melakukan kontrol atas pertumbuhan dan kesejahteraan daerah yang secara

    agregat berpengaruh kepada perekonomian nasional. Salah satu indikator

    perekonomian nasional dan kesejahteraan masyarakat berupa besaran

    pendapatan nasional yang dapat dihitung dengan pendekatan pengeluaran

  • 5/19/2018 Pengaruh Pendapatan Daerah terhadap Pertumbuhan Ekonomi dengan Belanja Mod...

    http:///reader/full/pengaruh-pendapatan-daerah-terhadap-pertumbuhan-ekonomi-dengan

    3

    yang menjelaskan bahwa pendapatan nasional merupakan model matematika

    yang mengikuti fungsi sebagai berikut

    Y = C + I + G + (X M)

    Mengacu pada model tersebut diharapkan perekonomian tumbuh seiring

    dengan meningkatnya dana perimbangan sebagai komponen pengeluaran

    (G) pemerintah pusat kepada daerah.

    Akan tetapi linearitas pertumbuhan ekonomi dengan limpahan dana grant

    pemerintah pusat hanya akan tercipta apabila daerah sebagai eksekutor

    dengan bijak dan seksama merencanakan dan mengalokasikan dana tersebut

    dalam proyek-proyek pembangunan ekonomi yang pada akhirnya menjadi

    katalis bagi muncul serta meningkatnya aktivitas perekonomian di daerah.

    Perencanaan dan alokasi dana grant secara bijak dan seksama dilaksanakan

    melalui investasi daerah (belanja publik/langsung/pembangunan) serta

    mengurangi belanja yang tidak berkontribusi langung kepada kesejahteraan

    masyarakat (belanja tidak langsung).

    Mengacu pada Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 13 Tahun 2006 jo

    Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 59 Tahun 2007 disebutkan bahwa

    belanja daerah dikategorikan menjadi belanja langsung dan belanja tidak

    langsung. Penganggaran atas belanja tidak langsung tidak terkait langsug

    dengan program/kegiatan, sementara belanja langsung berkaitan langsung

    dengan program/kegiatan baik fisik maupun nonfisik yang berdampak

    langsung/tidak langsung pada kesejahteraan masyarakat.

  • 5/19/2018 Pengaruh Pendapatan Daerah terhadap Pertumbuhan Ekonomi dengan Belanja Mod...

    http:///reader/full/pengaruh-pendapatan-daerah-terhadap-pertumbuhan-ekonomi-dengan

    4

    Sehingga apabila diperhatikan dengan seksama, besaran belanja langsung

    yang didanai dari otonomi penerimaan daerah (PAD dan dana grant)

    merupakan komponen G yang sebenarnya dalam model pendekatan

    pengeluaran dalam menghitung pendapatan nasional.

    Perbedaan besaran variabel penerimaan (PAD dan dana perimbangan) antar

    daerah memiliki dampak yang berbeda pula pada pertumbuhan ekonominya.

    Pulau Jawa dengan enam provinsinya memiliki jumlah penduduk dan

    kapasitas fiskal yang tinggi pula. Berikut adalah laju pertumbuhan ekonomi

    di Pulau Jawa tahun 2007-2009:

    Tabel 1.1

    Laju Pertumbuhan Ekonomi

    Di Pulau Jawa Tahun 2007-2009 (persen)

    Provinsi 2007 2008 2009 Rerata

    DKI Jakarta 6,44 6,23 5,02 5,89

    Banten 6,04 5,77 4,71 5,50

    Jawa Barat 6,48 6,21 4,19 5,62

    Jawa Tengah 5,59 5,61 5,14 5,44

    DI.Yogyakarta 4,31 5,03 4,43 4,59

    Jawa Timur 6,11 5,94 5,01 5,68

    Sumber : BPS

    Provinsi Jawa Timur bagaikan kutub magnet ekonomi di pulau Jawa bagian

    Timur menduduki peringkat ke-2 rata-rata pertumbuhan ekonomi tertinggi

    setelah DKI Jakarta disusul kemudian oleh Jawa Barat, Jawa Tengah, Banten,

    kemudian di posisi terakhir adalah DI. Yogyakarta.

  • 5/19/2018 Pengaruh Pendapatan Daerah terhadap Pertumbuhan Ekonomi dengan Belanja Mod...

    http:///reader/full/pengaruh-pendapatan-daerah-terhadap-pertumbuhan-ekonomi-dengan

    5

    Tabel 1.2

    Total Dana Perimbangan Tahun 2007-2009

    Kabupaten/Kota di Wilayah Provinsi Jawa Timur (exclude provinsi)

    TahunTotal Dana Perimbangan

    (jutaan rupiah)

    2007 19.003.745,55

    2008 23.258.741,34

    2009 25.098.838,37

    Sumber : DJPK Kemenkeu (data diolah)

    Tren total dana perimbangan kabupaten/kota dan provinsi pada Provinsi Jawa

    Timur bergradien positif.

    Tabel 1.3

    Total Belanja Langsung (Modal) Tahun 2007-2009

    Kabupaten/Kota di Wilayah Provinsi Jawa Timur (exclude provinsi)

    TahunTotal Belanja Modal

    (jutaan rupiah)

    2007 5.503.436,57

    2008 6.400.127,15

    2009 7.306.296,08

    Sumber : DJPK Kemenkeu (data diolah)

    Perkembangan total belanja langsung kabupaten/kota dan provinsi pada

    Provinsi Jawa Timur bergradien positif.

    Mengacu pada tabel 1.1, laju pertumbuhan ekonomi Provinsi Jawa Timur dari

    tahun 2007 sampai 2009 bergradien negatif meskipun nilai dana perimbangan

    yang dikucurkan oleh pemerintah pusat mengalami peningkatan yang diikuti

    pula dengan peningkatan nilai belanja modal/langsung yang diharapkan

    berimplikasi langsung pada kegiatan pembangunan ekonomi untuk

    kesejahteraan rakyat yang mengarah pada pertumbuhan ekonomi.

  • 5/19/2018 Pengaruh Pendapatan Daerah terhadap Pertumbuhan Ekonomi dengan Belanja Mod...

    http:///reader/full/pengaruh-pendapatan-daerah-terhadap-pertumbuhan-ekonomi-dengan-

    6

    Berdasarkan uraian diatas peneliti tertarik untuk mengambil judul penelitian

    PENGARUH PENERIMAAN DAERAH TERHADAP

    PERTUMBUHAN EKONOMI DIMODERASI DENGAN BELANJA

    LANGSUNG (STUDI KASUS KABUPATEN/KOTA DI WILAYAH

    PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN ANGGARAN 2010-2012).

    1.2 Rumusan Masalah

    Berdasarkan uraian latar belakang diatas, rumusan masalah dalam penelitian

    ini, yaitu bagaimanakah pengaruh penerimaan daerah terhadap pertumbuhan

    ekonomi yang dimoderasi oleh nilai belanja langsung pada kabupaten/kota di

    wilayah Provinsi Jawa Timur (studi tahun anggaran 2008-2012)?

    1.3 Batasan Masalah

    Untuk membatasi ruang lingkup penelitian supaya tidak meluas maka

    dilakukan pembatasan-pembatasan masalah yang melingkupinya. Adapun

    batasan masalahnya adalah:

    1. Variabel independen yang diteliti meliputi PAD, DAU, DAK, dan DBH.

    2. Variabel dependen yang diteliti adalah pertumbuhan ekonomi yang

    diproksi dengan nilai pendapatan berdasarkan pendekatan produksi yang

    diwakili oleh nilai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

    3. Variabel moderator yang digunakan adalah nilai belanja langsung yang

    diwakili oleh belanja modal.

    4. Objek penelitian yang digunakan adalah seluruh kabupaten/kota di

    wilayah Provinsi Jawa Timur sebanyak 38 kabupaten/kota.

  • 5/19/2018 Pengaruh Pendapatan Daerah terhadap Pertumbuhan Ekonomi dengan Belanja Mod...

    http:///reader/full/pengaruh-pendapatan-daerah-terhadap-pertumbuhan-ekonomi-dengan-

    7

    5. Tahun penelitian yang digunakan dibatasi untuk tahun anggaran 2008

    sampai dengan 2012.

    1.4 Tujuan Penelitian

    1. Menganalisa pengaruh PAD terhadap pertumbuhan ekonomi.

    2. Menganalisa pengaruh DAU terhadap pertumbuhan ekonomi.

    3. Menganalisa pengaruh DAK terhadap pertumbuhan ekonomi.

    4. Menganalisa pengaruh DBH terhadap pertumbuhan ekonomi.

    5. Menganalisa pengaruh belanja langsung dalam memoderasi hubungan

    antara PAD, DAU, DAK, dan DBH terhadap pertubuhan ekonomi.

    1.5 Manfaat Penelitian

    1.5.1 Manfaat Teoritis

    Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai salah satu

    kontribusi akademis dalam upaya mengidentifikasi pengaruh variabel

    penerimaan daerah berupa PAD, DAU, DAK, dan DBH terhadap

    pertumbuhan ekonomi yang dimoderasi oleh nilai belanja langsung.

    1.5.2 Manfaat Praktis

    a. Bagi Penulis

    Penelitian ini dapat menambah pengetahuan tentang bagaimana

    pengaruh variabel penerimaan daerah berupa PAD, DAU, DAK,

    dan DBH terhadap pertumbuhan ekonomi yang dimoderasi oleh

    nilai belanja langsung.

  • 5/19/2018 Pengaruh Pendapatan Daerah terhadap Pertumbuhan Ekonomi dengan Belanja Mod...

    http:///reader/full/pengaruh-pendapatan-daerah-terhadap-pertumbuhan-ekonomi-dengan-

    8

    b. Bagi Stakeholder

    Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan atau

    pertimbangan bagi pemerintah daerah kabupaten/kota di wilayah

    Provinsi Jawa Timur ataupun lembaga terkait dalam upaya

    meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah.

    c. Bagi Akademisi

    Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai sumber informasi atau

    bahan masukan dalam penelitian-penelitian selanjutnya.

  • 5/19/2018 Pengaruh Pendapatan Daerah terhadap Pertumbuhan Ekonomi dengan Belanja Mod...

    http:///reader/full/pengaruh-pendapatan-daerah-terhadap-pertumbuhan-ekonomi-dengan-9

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

    2.1. Landasan Teori

    2.1.1.Pertumbuhan Ekonomi

    2.1.1.1. Pengertian Pertumbuhan Ekonomi

    Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan sebagai proses kenaikan kapasitas

    produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan

    pendapatan nasional. Sehingga pertumbuhan ekonomi menjadi salah satu

    indikator keberhasilan pembangunan ekonomi.

    Menurut Sadono Sukirno (1985), pertumbuhan ekonomi merupakan

    perubahan tingkat kegiatan ekonomi yang berlaku dari tahun ke tahun.

    Sehingga untuk mengetahuinya harus diadakan perbandingan pendapatan

    naional dari tahun ke tahun, yang dikenal dengan laju pertumbuhan

    ekonomi.

    Menurut Budiono (1994), pertumbuhan ekonomi adalah suatu proses

    pertumbuhan output perkapita jangka panjang yang terjadi apabila ada

    kecenderungan (output perkapita untuk naik) yang bersumber dari proses

    internal perekonomian tersebut (kekuatan yang berada dalam

    perekonomian itu sendiri), bukan berasal dari luar dan bersifat sementara.

    Dengan kata lain bersifat self generating, yang berarti bahwa proses

    pertumbuhan itu sendiri menghasilkan suatu kekuatan atau momentum

    bagi kelanjutan pertumbuhan tersebut dalam periode-periode selanjutnya.

  • 5/19/2018 Pengaruh Pendapatan Daerah terhadap Pertumbuhan Ekonomi dengan Belanja Mod...

    http:///reader/full/pengaruh-pendapatan-daerah-terhadap-pertumbuhan-ekonomi-dengan-

    10

    Sementara itu pertumbuhan ekonomi menurut Prof. Simon

    Kuznets (dalam Jhingan, 2000: 57), adalah kenaikan jangka panjang

    dalam kemampuan suatu negara untuk menyediakan semakin banyak

    jenis barang-barang ekonomi kepada penduduknya. Kemampuan ini

    tumbuh sesuai dengan kemajuan teknologi, dan penyesuaian

    kelembagaan dan idiologis yang diperlukannya.

    2.1.1.2. Indikator dan Cara Mengukur Pertumbuhan Ekonomi Regional

    Secara umum pertumbuhan ekonomi dapat diukur dengan beragam cara

    antara lain melalui angka Produk Domestik Regional Bruto (PDRB),

    investasi, inflasi, pajak dan retribusi, pinjaman dan pelayanan bidang

    ekonomi. Khusus PDRB merupakan gambaran total output barang dan

    jasa dari fungsi input unit-unit produksi yang digunakan pada suatu

    daerah dalam periode tertentu. Dalam praktiknya, nilai PDRB seringkali

    dijadikan sebagai indikator makroekonomi dalam mengukur tingkat

    pertumbuhan ekonomi dengan cara membandingkan kenaikan/penurunan

    nilai PDRB tahun tertentu dengan tahun sebelumnya.

    Perhitungan PDRB dapat dilakukan dengan empat cara pendekatan,

    yaitu:

    1. Pendekatan Produksi, yaitu dengan cara menjumlahkan seluruh nilai

    tambah dari aktivitas produksi untuk menghasilkan output berupa

    barang dan/atau jasa. Nilai tambah diperoleh dengan cara

    mengurangkan biaya antara yang digunakan dalam proses produksi

    dari total nilai output yang diproduksi di semua sektor/subsektor.

  • 5/19/2018 Pengaruh Pendapatan Daerah terhadap Pertumbuhan Ekonomi dengan Belanja Mod...

    http:///reader/full/pengaruh-pendapatan-daerah-terhadap-pertumbuhan-ekonomi-dengan-

    11

    2. Pendekatan Pendapatan, yaitu dengan cara menjumlahkan seluruh

    balas jasa yang diterima oleh faktor-faktor produksi yang digunakan

    dalam proses produksi meliputi upah dan gaji, sewa tanah, bunga

    modal, keuntungan. Komponen tersebut sebelum dipotong pajak

    penghasilan dan pajak langsung lainnya. Selain empat komponen

    tersebut, termasuk juga penyusutan dan pajak tidak langsung netto

    (pajak tidak langsung dikurangi subsidi).

    3. Pendekatan Pengeluaran, yaitu dengan cara menjumlahkan seluruh

    pengeluaran konsumsi rumah tangga, lembaga swasta nirlaba, dan

    pemerintah, pembentukan modal tetap domestik bruto, perubahan

    inventori dan ekspor neto (ekspor neto merupakan ekspor dikurangi

    impor). Secara sederhana dirangkum dalam rumus Y = C + I + G + X

    4. Pendekatan tidak langsung/alokasi yaitu dengan cara mengalokasikan

    nilai PDB Nasional untuk masing-masing provinsi dengan alokator

    tertentu antara lain dapat berupa nilai produk bruto/netto setiap sektor

    jumlah produksi fisik, tenaga kerja, penduduk, dan alokator lainnya

    yang sesuai.

    Dengan pendekatan manapun, nampak bahwa PDRB mampu

    mencerminkan aktivitas ekonomi masyarakan secara keseluruhan

    sehingga wajar apabila PDRB dapat digunakan sebagai indikator

    kesejahteraan masyarakat/pembangunan ekonomi.

    Terdapat dua macam harga yang digunakan sebagai dasar perhitungan

    PDRB yaitu atas dasar harga berlaku (ADHB) dan atas dasar harga

  • 5/19/2018 Pengaruh Pendapatan Daerah terhadap Pertumbuhan Ekonomi dengan Belanja Mod...

    http:///reader/full/pengaruh-pendapatan-daerah-terhadap-pertumbuhan-ekonomi-dengan-

    12

    konstan (ADHK). ADHB menggunakan harga berlaku yang masih

    terpengaruh oleh besaran inflasi dalam menghitung nilai aktivitas

    ekonomi sementara ADHK menggunakan harga konstan yang biasaya

    ditetapkan tahun tertentu sebagai tahun dasar sehingga harga-haraga yang

    berlaku pada tahun-tahun setelahnya disesuaikan terlebih dahulu dengan

    tahun dasar dengan menghilangkan pengaruh inflasi dari harga tersebut

    pada tahun perhitungan.

    Tingkat pertumbuhan ekonomi dihitung dengan cara membandingkan

    PDRB tahun tertentu dengan tahun sebelumnya berdasarkan ADHK.

    PDRB yang disajikan per sektor/subsektor ekonomi mampu

    menggambarkan struktur perekonomian daerah tertentu.

    Lebih dari itu, kita mampu mengetahui angka pendapatan perkapita

    dengan cara membagi nilai PDRB ADHB dengan jumlah penduduk yang

    dapat digunakan sebagai pembanding tingkat kemakmuran antar daerah.

    Sementara itu membandingkan PDRB ADHB dengan ADHK dapat

    memberikan informasi mengenai besaran inflasi/deflasi yang terjadi pada

    daerah tertentu dan tahun tertentu.

    2.1.1.3. Teori Pertumbuhan Ekonomi Klasik

    Aliran klasik dirintis oleh tiga ilmuwan besar, yaitu

    1. Adam Smith

    Adam Smith merupakan tokoh ekonomi yang mengkampanyekan

    sistem liberal yang bebas dari campur tangan pemerintah. Beliau

  • 5/19/2018 Pengaruh Pendapatan Daerah terhadap Pertumbuhan Ekonomi dengan Belanja Mod...

    http:///reader/full/pengaruh-pendapatan-daerah-terhadap-pertumbuhan-ekonomi-dengan-

    13

    yakin dengan sistem liberal akan tercapai pertumbuhan ekonomi yang

    maksimum.

    Dalam pandangan Adam Smith, pertumbuhan ekonomi dicapai

    dengan melibatkan dua unsur yaitu pertumbuhan penduduk dan

    pertumbuhan output/total. Pertumbuhan ekonomi yang maksimum

    tercapai pada saat sumber daya alam yang terbatas/langka

    dimanfaatkan secara maksimum oleh tenaga kerja yang handal

    dengan didukung oleh barang modal/tingkat teknologi yang cukup.

    Adam Smith menuangkan pemikirannya dalam buku yang berjudul

    The Wealth of Nation.

    2. David Ricardo dan TR Malthus

    Berbeda dengan Adam Smith, David Ricardo dan TR Malthus

    berpendapat bahwa pertumbuhan penduduk yang terlalu besar justru

    mereduksi tingkat pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan penduduk

    yang tinggi menyebabkan jumlah tenaga kerja melimpah sehingga

    rata-rata upah yang diterima menjadi minimum yang berpengaruh

    pada tingkat hidup yang minimum pula.

    TR Malthus mengemukan teorinya yang terkenal bahwa bahan

    makanan yang tersedia bertambah menurut deret hitung (1, 2, 3, 4, 5,

    dan seterusnya) sementara itu jumlah penduduk bertambah menurut

    deret ukur (1, 2, 4, 8, 16, dan seterusnya). Kondisi ini menurut beliau,

    nantinya menyebabkan masyarakat hidup dalam kekurangan yang

    mengarah pada stagnansi ekonomi.

  • 5/19/2018 Pengaruh Pendapatan Daerah terhadap Pertumbuhan Ekonomi dengan Belanja Mod...

    http:///reader/full/pengaruh-pendapatan-daerah-terhadap-pertumbuhan-ekonomi-dengan

    14

    2.1.1.4. Teori Pertumbuhan Ekonomi Neoklasik

    Tiga tokoh ekonomi yang merintis aliran neoklasik meliputi

    1. Robert Solow

    Solow berpendapat bahwa pertumbuhan ekonomi tercapai melalui

    pertumbuhan output. Sementara itu, pertumbuhan output memenuhi

    model Q = f(C, L) dimana Q merupakan total output yang dihasilkan,

    C adalah modal, dan L adalah tenaga kerja. Fungsi output Robert

    Solow mengasumsikan bahwa tingkat teknologi konstan.

    Tinggi rendahnya output bergantung pada kombinasi yang tepat dan

    maksimum antara kedua jenis input tersebut.

    2. Harrod dan Domar (teori modernisasi)

    Teori ini dicetuskan oleh Evsey Domar dan Roy Harrod. Keduanya

    menyimpulkan bahwa pertumbuhan ekonomi ditentukan oleh

    tingginya tabungan dan investasi. Jika tabungan dan investasi

    masyarakat rendah, maka pertumbuhan ekonomi masyarakat atau

    negara tersebut juga rendah.

    3. Joseph Schumpeter

    Pertumbuhan ekonomi tercapai melalui inovasi oleh para pengusaha

    (wiraswasta). Inovasi merupakan penerapan pengetahuan dan

    teknologi yang baru di dunia usaha.

  • 5/19/2018 Pengaruh Pendapatan Daerah terhadap Pertumbuhan Ekonomi dengan Belanja Mod...

    http:///reader/full/pengaruh-pendapatan-daerah-terhadap-pertumbuhan-ekonomi-dengan-

    15

    2.1.2.Teori Produksi

    Produksi adalah proses mengubah serangkaian input (faktor produksi)

    menjadi output (barang dan/ atau jasa). Teori yang menjelaskan hubungan

    antara input, output, serta tingkat produksinya disebut teori produksi.

    Faktor produksi diartikan sebagai berbagai hal yang digunakan supaya

    terjadi proses produksi guna menghasilkan output. Faktor produksi meliputi

    modal, tenaga kerja, sumber daya fisik, dan kewirausahaan.

    Model matematis fungsi produksi dapat dinyatakan sebagai berikut:

    Q = f (C, L, R, T)

    dimana,

    Q = Jumlah output produksi

    C = Modal

    L = Tenaga kerja

    R = Sumber daya

    T = Teknologi/kewirausahaan

    Teori produksi secara sederhana menjelaskan bahwa output merupakan

    fungsi dari input

    Output = f (Input)

    2.1.3.Teori Pengeluaran Negara

    Pengeluaran negara merupakan pengeluaran yang dilakukan untuk

    membiayai kegiatan-kegiatan pada suatu negara dalam rangka menjalankan

    fungsi pemerintahan yaitu mensejahterakan masyarakat.

  • 5/19/2018 Pengaruh Pendapatan Daerah terhadap Pertumbuhan Ekonomi dengan Belanja Mod...

    http:///reader/full/pengaruh-pendapatan-daerah-terhadap-pertumbuhan-ekonomi-dengan-

    16

    Secara garis besar, pengeluaran negara dapat diklasifikasikan sebagai

    berikut:

    1. Pengeluaran untuk investasi yang bertujuan untuk menambah kekuatan

    dan ketahanan ekonomi di masa mendatang.

    2. Pengeluaran yang secara langsung memberikan kesejahteraan dan

    kemakmuran masyarakat.

    3. Dalam rangka menghemat pengeluaran di masa mendatang.

    4. Pengeluaran untuk menyediakan kesempatan kerja dan daya beli yang

    lebih luas.

    Berdasarkan sifatnya, pengeluaran negara diklasifikasikan sebagai berikut:

    1. Self liquidating (menghasilkan keuntungan), yaitu pengeluaran negara

    dalam rangka pemberian barang dan/atau jasa kepada masyarakat yang

    diikuti dengan pembayaran kembali/imbal balik langsung dari

    masyarakat.

    Sebagai contoh, pemerintah daerah mengeluarkan dana dalam bentuk

    investasi pada BUMD misal perusahaan daerah air minum. Pengeluaran

    dana untuk BUMD PDAM nantinya diharapkan terdapat imbal balik

    langsung dari masyarakat yang menggunakan jasa PDAM.

    2. Reproduktif, yaitu pengeluaran negara yang berakibat masyarakat dapat

    melakukan usaha dan meningkatkan penghasilannya.

    3. Tidak produktif yaitu pengeluaran negara yang tidak menghasilkan

    pemasukan kembali. Sebagai contoh, pengeluaran untuk membangun

    konsumen.

  • 5/19/2018 Pengaruh Pendapatan Daerah terhadap Pertumbuhan Ekonomi dengan Belanja Mod...

    http:///reader/full/pengaruh-pendapatan-daerah-terhadap-pertumbuhan-ekonomi-dengan-

    17

    4. Penghematan di masa mendatang, misalnya untuk penyantunan anak

    yatim, kalau dimulai sejak dini biayanya lebih ringan daripada kalau

    terlambat.

    Teori mengenai perkembangan pengeluaran pemerintah yang dikemukakan

    oleh para ahli ekonomi pada prinsipnya dapat digolongkan menjadi tiga

    golongan (Mangkoesoebroto:2008), yaitu:

    1. Model pembangunan tentang pengeluaran pembangunan

    Model ini dikembangkan oleh Rostow dan Musgrave yang

    menghubungkan perkembangan pengeluaran pemerintah dengan tahap-

    tahap pembangunan ekonomi yang dibedakan antara tahap awal, tahap

    menengah, dan tahap lanjut.

    Pada tahap awal perkembangan ekonomi diperlukan pengeluaran negara

    yang besar untuk investasi pemerintah, terutama untuk menyediakan

    infrastruktur seperti sarana jalan, kesehatan, pendidikan, dan lain-lain.

    Pada tahap menengah pembangunan ekonomi, investasi tetap diperlukan

    untuk pertumbuhan ekonomi, namun diharapkan investasi sektor swasta

    sudah mulai berkembang.

    Pada tahap lanjut pembangunan ekonomi, pengeluaran pemerintah tetap

    diperlukan terutama untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat,

    misalnya peningkatan pendidikan, kesehatan, jaminan sosial, dan

    sebagainya.

  • 5/19/2018 Pengaruh Pendapatan Daerah terhadap Pertumbuhan Ekonomi dengan Belanja Mod...

    http:///reader/full/pengaruh-pendapatan-daerah-terhadap-pertumbuhan-ekonomi-dengan-

    18

    2. Hukum Wagner

    Wagner mengemukakan suatu teori mengenai perkembangan persentase

    pengeluaran pemerintah terhadap PDB yang semakin besar, yaitu dalam

    suatu perekonomian apabila pendapatan per kapita meningkat maka

    secara relatif pengeluaran pemerintah pun akan meningkat. Hukum

    Wagner dikenal dengan The Law of Expanding State Expenditure.

    Dasar dari hukum tersebut adalah pengamatan empiris terhadap negara-

    negara maju. Dalam hal ini Wagner menerangkan mengapa peranan

    pemerintah menjadi semakin besar, terutama disebabkan karena

    pemerintah harus mengatur hubungan yang timbul dalam masyarakat.

    Kelemahan hukum Wagner adalah karena hukum tersebut tidak

    didasarkan pada suatu teori mengenai pemilihan barang-barang public.

    Wagner hanya mendasarkan pandangannya dengan suatu teori yang

    disebut teori organis mengenai pemerintah (organic theory of the state)

    yang menganggap pemerintah sebagai individu yang bebas bertindak,

    terlepas dari anggota masyarakat lain.

    3. Teori Peacock dan Wiseman

    Peacock dan Wiseman adalah dua orang yang mengemukakan teori

    mengenai perkembangan pengeluaran pemerintah yang terbaik. Teori

    mereka didasarkan pada suatu pandangan bahwa pemerintah senantiasa

    berusaha untuk memperbesar pengeluaran, sedangkan masyarakat tidak

    suka membayar pajak yang semakin besar untuk membiayai

    pengeluaran pemerintah yang semakin besar tersebut. Peacock dan

  • 5/19/2018 Pengaruh Pendapatan Daerah terhadap Pertumbuhan Ekonomi dengan Belanja Mod...

    http:///reader/full/pengaruh-pendapatan-daerah-terhadap-pertumbuhan-ekonomi-dengan-

    19

    Wiseman mendasarkan teori mereka pada suatu teori bahwa masyarakat

    mempunyai suatu tingkat toleransi pajak, yaitu suatu tingkat dimana

    masyarakat dapat memahami besarnya pungutan pajak yang dibutuhkan

    oleh pemerintah untuk membiayai pengeluaran pemerintah. Jadi

    masyarakat menyadari bahwa pemerintah membutuhkan dana untuk

    membiayai aktivitas pemerintah sehingga mereka mempunyai tingkat

    kesdiaan untuk membayar pajak. Tingkat toleransi ini merupakan

    kendala bagi pemerintah untuk menaikkan pemungutan pajak secara

    semena-mena.

    2.1.4.Penerimaan Daerah

    Pendapatan daerah adalah hak pemerintah daerah yang diakui sebagai

    penambah nilai kekayaan bersih (Permendagri No. 21 Tahun 2011 tentang

    Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun

    2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah).

    Sebagaimana pasal 25 Permendagri No. 21 Tahun 2011 pendapatan daerah

    dikelompokkan atas:

    1. Pendapatan asli daerah;

    2. Dana perimbangan; dan

    3. Lain-lain pendapatan daerah yang sah.

    2.1.4.1. Pendapatan Asli Daerah

    Pengertian pendapatan asli daerah berdasarkan Undang-Undang Nomor

    33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pusat dan Daerah

    Pasal 1 angka 18 bahwa Pendapatan asli daerah, selanjutnya disebut

  • 5/19/2018 Pengaruh Pendapatan Daerah terhadap Pertumbuhan Ekonomi dengan Belanja Mod...

    http:///reader/full/pengaruh-pendapatan-daerah-terhadap-pertumbuhan-ekonomi-dengan-

    20

    PAD adalah pendapatan yang diperoleh daerah yang dipungut

    berdasarkan peraturan daerah sesuai dengan peraturan perundang-

    undangan.

    Kebijakan keuangan daerah pada sistem desentralisasi fiskal diarahkan

    untuk meningkatkan PAD sebagai sumber utama pendapatan dan

    pendanaan atas kegiatan pemerintahan dan pembangunan ekonomi.

    Lebih jauh lagi dengan tercapainya kemandirian fiskal daerah dalam segi

    pendanaan melalui PAD diharapkan akan mengurangi tingkat

    ketergantungan daerah terhadap dana transfer dari pemerintah pusat.

    PAD dianggap sebagai alternatif untuk memperoleh tambahan dana yang

    dapat digunakan untuk berbagai keperluan pengeluaran yang ditentukan

    oleh daerah sendiri khususnya keperluan rutin. Oleh karena itu

    peningkatan pendapatan tersebut merupakan hal yang dikehendaki setiap

    daerah. (Mamesa, 1995:30)

    Mengacu pada pasal 6 UU No.33 Tahn 2004, PAD bersumber dari:

    1. Pajak daerah

    Pengertian pajak daerah berdasarkan UU No. 28 Tahun 2009 tentang

    Pajak Daerah dan Retribusi Daerah Pasal 1 angka 10 bahwa pajak

    daerah, yang selanjutnya disebut pajak, adalah kontribusi wajib

    kepada Daerah yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang

    bersifat memaksa berdasarkan undang-undang, dengan tidak

    mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk

    keperluan daerah bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

  • 5/19/2018 Pengaruh Pendapatan Daerah terhadap Pertumbuhan Ekonomi dengan Belanja Mod...

    http:///reader/full/pengaruh-pendapatan-daerah-terhadap-pertumbuhan-ekonomi-dengan-

    21

    Sementara itu, menurut Rohmat Soemitro (2008), pajak lokal atau

    pajak daerah ialah pajak yang dipungut oleh daerah-daerah swatantra,

    seperti provinsi, kotapraja, kabupaten, dan sebagainya.

    Sedangkan Siagin merumuskannya sebagai, pajak negara yang

    diserahkan kepada daerah dan dinyatakan sebagai pajak daerah

    berdasarkan peraturan perundang-undangan yang dipergunakan guna

    membiayai pengeluaran daerah sebagai badan hukum publik

    Dalam UU No. 28 Tahun 2009, jenis Pajak Daerah dan Retribusi

    Daerah yang dapat dipungut oleh Propinsi dan Kabupaten/Kota

    adalah sebagai berikut:

    a. Jenis pajak daerah propinsi terdiri dari:

    1) Pajak kendaraan bermotor

    2) Bea balik nama kendaraan bermotor

    3) Pajak bahan bakar kendaraan bermotor

    4) Pajak air permukaan

    5) Pajak rokok

    b. Jenis pajak daerah kabupaten/kota terdiri dari:

    1) Pajak hotel

    2) Pajak restoran

    3) Pajak hiburan

    4) Pajak reklame

    5) Pajak penerangan jalan

    6) Pajak mineral bukan logam dan batuan

  • 5/19/2018 Pengaruh Pendapatan Daerah terhadap Pertumbuhan Ekonomi dengan Belanja Mod...

    http:///reader/full/pengaruh-pendapatan-daerah-terhadap-pertumbuhan-ekonomi-dengan-

    22

    7) Pajak parkir

    8) Pajak air tanah

    9) Pajak sarang burung walet

    10) Pajak bumi dan bangunan perdesaan dan perkotaan dan

    11) Bea perolehan hak atas tanah dan bangunan

    2. Retribusi daerah

    Pengertian retribusi daerah berdasarkan UU No. 28 Tahun 2009

    tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah Pasal 1 angka 64 bahwa

    retribusi daerah, yang selanjutnya disebut retribusi, adalah pungutan

    daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu

    yang khusus disediakan dan/atau diberikan oleh pemerintah daerah

    untuk kepentingan orang pribadi atau badan.

    Sementara itu, menurut Marihot P. Siahaan(2005:6), retribusi daerah

    adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian

    izin terentu yang khusus disediakan dan/atau diberikan oleh

    pemerintah daerah untuk kepentingan orang pribadi atau badan.

    Retribusi terdiri atas tiga kelompok, yaitu:

    a. Retribusi jasa umum

    b. Retribusi jasa usaha

    c. Retribusi perizinan tertentu

    Jenis-jenis retribusi jasa umum, jasa usaha dan perijinan tertentu

    ditetapkan dengan peraturan pemerintah berdasarkan beberapa

  • 5/19/2018 Pengaruh Pendapatan Daerah terhadap Pertumbuhan Ekonomi dengan Belanja Mod...

    http:///reader/full/pengaruh-pendapatan-daerah-terhadap-pertumbuhan-ekonomi-dengan-

    23

    kriteria, namun daerah melalui perda dapat menetapkan jenis retribusi

    selain ketiga kelompok tersebut.

    Adapun kriterian retribusi secara umum,

    a. Retribusi jasa umum

    1) Retribusi jasa umum bersifat bukan pajak dan bersifat bukan

    retribusi jasa usaha atau retribusi perizinan tertentu.

    2) Jasa yang bersangkutan merupakan kewenangan daerah dalam

    rangka pelaksanaan desentralisasi.

    3) Jasa tersebut memberi manfaat khusus bagi orang pribadi atau

    badan yang diharuskan membayar retribusi, disamping untuk

    melayani kepentingan dan kemanfaatan umum.

    4) Jasa tersebut layak untuk dikenakan retribusi

    5) Retribusi tidak bertentangan dengan kebijakan nasional

    mengenai penyelenggaraannya.

    6) Retribusi dapat dipungut secara efektif dan efisien, serta

    merupakan salah satu sumber pendapatan daerah yang

    potensial

    7) Pemungutan retribusi memungkinkan penyediaan jasa

    tersebut dengan tingkat dan/atau kualitas pelayanan yang

    lebih baik.

    b. Retribusi jasa usaha

    1) Retribusi Jasa Usaha bersifat bukan pajak dan bersifat bukan

    retribusi jasa umum atau retribusi perizinan tertentu; dan

  • 5/19/2018 Pengaruh Pendapatan Daerah terhadap Pertumbuhan Ekonomi dengan Belanja Mod...

    http:///reader/full/pengaruh-pendapatan-daerah-terhadap-pertumbuhan-ekonomi-dengan

    24

    2) Jasa yang bersangkutan adalah jasa yang bersifat komersial

    yang seyogyanya disediakan oleh sektor swasta tetapi belum

    memadai atau terdapatnya harta yang di miliki/dikuasai

    daerah yang belum dimanfaatkan secara penuh oleh

    pemerintah daerah.

    c. Retribusi perizinan tertentu

    1) Perizinan tersebut termasuk kewenangan pemerintahan yang

    diserahkan kepada daerah dalam rangka asas desentralisasi;

    2) Perizinan tersebut benar-benar diperlukan guna melindungi

    kepentingan umum; dan

    3) Biaya yang menjadi beban daerah dalam penyelenggaraan izin

    tersebut dan biaya untuk menanggulangi dampak negatif dari

    pemberian izin tersebut cukup besar sehingga layak dibiayai

    dari retribusi perizinan.

    3. Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan

    Berdasarkan Permendagri No. 21 Tahun 2011, jenis hasil pengelolaan

    kekayaan daerah yang dipisahkan dirinci menurut objek pendapatan

    yang mencakup:

    a. bagian laba atas penyertaan modal pada perusahaan milik

    daerah/BUMD;

    b. bagian laba atas penyertaan modal pada perusahaan milik

    pemerintah/BUMN; dan

  • 5/19/2018 Pengaruh Pendapatan Daerah terhadap Pertumbuhan Ekonomi dengan Belanja Mod...

    http:///reader/full/pengaruh-pendapatan-daerah-terhadap-pertumbuhan-ekonomi-dengan-

    25

    c. bagian laba atas penyertaan modal pada perusahaan milik

    swasta atau kelompok usaha masyarakat.

    4. Lain-lain PAD yang sah

    Lain-lain PAD yang sah berdasarkan Permendagri No. 21 Tahun

    2011 disediakan untuk menganggarkan penerimaan daerah yang

    tidak termasuk dalam jenis pajak daerah, retribusi daerah, dan

    hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan dirinci menurut

    obyek pendapatan yang mencakup:

    a. hasil penjualan kekayaan daerah yang tidak dipisahkan;

    b. jasa giro;

    c. pendapatan bunga;

    d. penerimaan atas tuntutan ganti kerugian daerah;

    e. penerimaan komisi, potongan ataupun bentuk lain sebagai

    akibat dari penjualan dan/atau pengadaan barang dan/atau jasa

    oleh daerah;

    f. penerimaan keuntungan dari selisih nilai tukar rupiah terhadap

    mata uang asing;

    g. pendapatan denda atas keterlambatan pelaksanaan pekerjaan;

    h. pendapatan denda pajak;

    i. pendapatan denda retribusi;

    j. pendapatan hasil eksekusi atas jaminan;

    k. pendapatan dari pengembalian;

    l. fasilitas sosial dan fasilitas umum;

  • 5/19/2018 Pengaruh Pendapatan Daerah terhadap Pertumbuhan Ekonomi dengan Belanja Mod...

    http:///reader/full/pengaruh-pendapatan-daerah-terhadap-pertumbuhan-ekonomi-dengan-

    26

    m. pendapatan dari penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan; dan

    n. pendapatan dari angsuran/cicilan penjualan.

    2.1.4.2. Dana Perimbangan

    Dana perimbangan adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN

    yang dialokasikan kepada daerah untuk mendanai kebutuhan daerah

    dalam rangka pelaksanaan desentralisasi (UU No.33 Tahun 2004 dan PP

    No.55 Tahun 2005).

    Dana perimbangan bertujuan untuk mengurangi kesenjangan fiskal antara

    Pemerintah dan Pemerintahan Daerah dan antar-Pemerintah Daerah

    (Pasal 3 ayat (2) UU No. 33 Tahun 2004).

    Dana perimbangan terdiri atas:

    1. Dana Bagi Hasil

    Dana bagi hasil bersumber dari pajak dan sumber daya alam.

    Dana bagi hasil yang bersumber dari pajak terdiri atas:

    a. Pajak Bumi dan Bangunan (PBB);

    b. Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB); dan

    c. Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 25 dan Pasal 29 Wajib PajakOrang

    Pribadi Dalam Negeri dan PPh Pasal 21.

    Dana bagi hasil yang bersumber dari sumber daya alam berasal dari:

    a. Kehutanan

    b. Pertambangan umum

    c. Perikanan

    d. Pertambangan minyak bumi

  • 5/19/2018 Pengaruh Pendapatan Daerah terhadap Pertumbuhan Ekonomi dengan Belanja Mod...

    http:///reader/full/pengaruh-pendapatan-daerah-terhadap-pertumbuhan-ekonomi-dengan-

    27

    e. Pertambangan gas bumi

    f. Pertambangan panas bumi

    2. Dana Alokasi Umum

    Berdasarkan UU No. 33 Tahun 2004 pasal 1 angka 21, dana alokasi

    umum, selanjutnya disebut DAU adalah dana yangbersumber dari

    pendapatan APBN yang dialokasikan dengan tujuan pemerataan

    kemampuan keuangan antar-Daerah untuk mendanai kebutuhan

    Daerah dalam rangka pelaksanaan Desentralisasi.

    Dana Alokasi Umum (DAU) atau disebut transfer atau block

    grant dari pemerintah pusat kepada pemerintah daerah digunakan

    untuk menjaga/menjamin tercapainya standar pelayanan public

    minimum diseluruh negeri (Simanjuntak dalam Sidik et al, 2002)

    Transfer merupakan konsekuensi dari tidak meratanya keuangan dan

    ekonomi daerah. Selain itu tujuan transfer adalah mengurangi

    kesenjangan keuangan horizontal antar-daerah, dan mengurangi

    kesenjangan vertikal Pusat-Daerah.mengatasi persoalan efek

    pelayanan public antar-daerah, dan untuk menciptakan stabilitas

    aktivitas perekonomian di daerah (Abdullah dan Halim 2003).

    DAU untuk suatu Daerah dialokasikan atas dasar celah fiskal dan

    alokasi dasar.

    Celah fiskal adalah kebutuhan fiskal dikurangi dengan kapasitas

    fiskal Daerah. Sementara itu, alokasi dasar dihitung berdasarkan

    jumlah gaji Pegawai Negeri Sipil Daerah.

  • 5/19/2018 Pengaruh Pendapatan Daerah terhadap Pertumbuhan Ekonomi dengan Belanja Mod...

    http:///reader/full/pengaruh-pendapatan-daerah-terhadap-pertumbuhan-ekonomi-dengan-

    28

    Kebutuhan fiskal daerah merupakan kebutuhan pendanaan daerah

    untuk melaksanakan fungsi layanan dasar umum yang diukur secara

    berturut-turut dengan jumlah penduduk, luas wilayah, Indeks

    Kemahalan Konstruksi, Produk Domestik Regional Bruto perkapita,

    dan Indeks Pembangunan Manusia.

    Kapasitas fiskal Daerah merupakan sumber pendanaan Daerah yang

    berasal dari PAD dan Dana Bagi Hasil.

    3. Dana Alokasi Khusus

    Berdasarkan UU No. 33 Tahun 2004 pasal 1 angka 23, dana alokasi

    khusus, selanjutnya disebut DAK, adalah dana yang bersumber dari

    pendapatan APBN yang dialokasikan kepada Daerah tertentu dengan

    tujuan untuk membantu mendanai kegiatan khusus yang merupakan

    urusan Daerah dan sesuai dengan prioritas nasional.

    Pasal 162 UU No.32/2004 menyebutkan bahwa DAK dialokasikan

    dalam APBN untuk daerah tertentu dalam rangka pendanaan

    desentralisasi untuk

    a. membiayai kegiatan khusus yang ditentukan Pemerintah Pusat

    atas dasar prioritas nasional dan

    b. membiayai kegiatan khusus yang diusulkan daerah tertentu.

    Kebutuhan khusus yang dapat dibiayai oleh DAK adalah kebutuhan

    yang tidak dapat diperkirakan secara umum dengan menggunakan

    rumus DAU, dan kebutuhan yang merupakan komitmen atau prioritas

    nasional. Berdasarkan ketentuan Pasal 162 Ayat (4) UU Nomor 32

  • 5/19/2018 Pengaruh Pendapatan Daerah terhadap Pertumbuhan Ekonomi dengan Belanja Mod...

    http:///reader/full/pengaruh-pendapatan-daerah-terhadap-pertumbuhan-ekonomi-dengan-

    29

    Tahun 2004 yang mengamanatkan agar DAK ini diatur lebih lanjut

    dalam bentuk PP, Pemerintah telah mengeluarkan PP Nomor 55

    Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan.

    Pelaksanaan DAK sendiri diarahkan pada kegiatan investasi

    pembangunan, pengadaan, peningkatan, dan/atau perbaikan sarana

    dan prasarana fisik pelayanan masyarakat dengan umur ekonomis

    yang panjang, termasuk pengadaan sarana fisik penunjang, dan tidak

    termasuk penyertaan modal. Sebagai contoh, penggunaan DAK

    bidang pendidikan meliputi:

    a. Rehabilitasi gedung sekolah/ruang kelas,

    b. Pengadaan/rehabilitasi sumber dan sanitasi air bersih serta kamar

    mandi dan WC,

    c. Pengadaan/perbaikan meubelair ruang kelas dan lemari

    perpustakaan,

    d. Pembangunan/rehabilitasi rumah dinas penjaga/guru/kepala

    sekolah, dan

    e. Peningkatan mutu sekolah dengan pembangunan/penyediaan

    sarana dan prasarana perpustakaan serta fasilitas pendidikan

    lainnya di sekolah.

    DAK tidak dapat digunakan untuk mendanai administrasi kegiatan,

    penyiapan kegiatan fisik, penelitian, pelatihan, dan perjalanan dinas

    seperti pelaksanaan penyusunan rencana dan program, pelaksanaan

    tender pengadaan kegiatan fisik, kegiatan penelitian dalam rangka

  • 5/19/2018 Pengaruh Pendapatan Daerah terhadap Pertumbuhan Ekonomi dengan Belanja Mod...

    http:///reader/full/pengaruh-pendapatan-daerah-terhadap-pertumbuhan-ekonomi-dengan-

    30

    mendukung pelaksanaan kegiatan fisik, kegiatan perjalanan pegawai

    daerah dan kegiatan umum lainnya yang sejenis.

    Untuk menyatakan komitmen dan tanggung jawabnya, daerah

    penerima wajib mengalokasikan dana pendamping dalam APBD-nya

    sebesar minimal 10% dari jumlah DAK yang diterimanya. Untuk

    daerah dengan kemampuan fiskal tertentu tidak diwajibkan

    menyediakan dana pendamping yakni daerah yang selisih antara

    Penerimaan Umum APBD dan belanja pegawainya sama dengan nol

    atau negatif. Namun, dalam pelaksanaannya tidak ada daerah

    penerima DAK yang mempunyai selisih antara Penerimaan Umum

    APBD dan belanja pegawainya sama dengan nol atau negatif.

    Berdasarkan penjabaran tersebut dapat diketahui bahwa latar

    belakang pencanangan program DAK disebabkan adanya kebutuhan

    untuk membiayai kegiatan khusus, yang merupakan kebutuhan yang

    tidak dapat diperkirakan secara umum dengan menggunakan rumusan

    DAU. Dilain sisi, kemampuan asli sebagian besar daerah yang

    tercermin dalam PAD hanya mampu mengumpulkan tidak lebih dari

    15% nilai APBD.

  • 5/19/2018 Pengaruh Pendapatan Daerah terhadap Pertumbuhan Ekonomi dengan Belanja Mod...

    http:///reader/full/pengaruh-pendapatan-daerah-terhadap-pertumbuhan-ekonomi-dengan-

    31

    2.1.5.Belanja Daerah

    Kelompok belanja menurut Permendagri No. 13 Tahun 2006 pasal 36 ayat

    (1) dirinci menjadi belanja tidak langsung dan belanja langsung.

    2.1.5.1. Belanja tidak langsung

    Merupakan belanja yang dianggarkan tidak terkait secara langsung

    dengan pelaksanaan program dan kegiatan. Belanja tidak langsung terdiri

    dari:

    1. Belanja pegawai

    Belanja pegawai dalam kelompok belanja tidak langsung merupakan

    belanja kompensasi, dalam bentuk gaji dan tunjangan, serta

    penghasilan lainnya yang diberikan kepada pegawai negeri sipil

    yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.

    2. Bunga

    Belanja bunga digunakan untuk menganggarkan pembayaran bunga

    utang yang dihitung atas kewajiban pokok utang (principal

    outstanding) berdasarkan perjanjian pinjaman jangka pendek, jangka

    menengah, dan jangka panjang.

    3. Subsidi

    Belanja subsidi digunakan untuk menganggarkan bantuan biaya

    produksi kepada perusahaan/lembaga tertentu agar harga jual

    produksi/jasa yang dihasilkan dapat terjangkau oleh masyarakat

    banyak.

  • 5/19/2018 Pengaruh Pendapatan Daerah terhadap Pertumbuhan Ekonomi dengan Belanja Mod...

    http:///reader/full/pengaruh-pendapatan-daerah-terhadap-pertumbuhan-ekonomi-dengan-

    32

    4. Hibah

    Belanja hibah digunakan untuk menganggarkan pemberian hibah

    dalam bentuk uang, barang dan/atau jasa kepada pemerintah atau

    pemerintah daerah lainnya, dan kelompok masyarakat/perorangan

    yang secara spesifik telah ditetapkan peruntukannya.

    5. Bantuan sosial

    Belanja bantuan sosial digunakan untuk menganggarkan pemberian

    bantuan dalam bentuk uang dan/atau barang kepada masyarakat yang

    bertujuan untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat.

    6. Belanja bagi hasil

    Belanja bagi hasil digunakan untuk menganggarkan dana bagi hasil

    yang bersumber dari pendapatan provinsi kepada kabupaten/kota

    atau pendapatan kabupaten/kota kepada pemerintah desa atau

    pendapatan pemerintah daerah tertentu kepada pemerintah daerah

    Iainnya sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.

    7. Bantuan keuangan

    Bantuan keuangan digunakan untuk menganggarkan bantuan

    keuangan yang bersifat umum atau khusus dari provinsi kepada

    kabupaten/kota, pemerintah desa, dan kepada pemerintah daerah

    Iainnya atau dari pemerintah kabupaten/kota kepada pemerintah desa

    dan pemerintah daerah Iainnya dalam rangka pemerataan dan/atau

    peningkatan kemampuan keuangan.

  • 5/19/2018 Pengaruh Pendapatan Daerah terhadap Pertumbuhan Ekonomi dengan Belanja Mod...

    http:///reader/full/pengaruh-pendapatan-daerah-terhadap-pertumbuhan-ekonomi-dengan-

    33

    8. Belanja tidak terduga

    Belanja tidak terduga merupakan belanja untuk kegiatan yang

    sifatnya tidak biasa atau tidak diharapkan berulang seperti

    penanggulangan bencana alam dan bencana sosial yang tidak

    diperkirakan sebelumnya, termasuk pengembalian atas kelebihan

    penerimaan daerah tahuntahun sebelumnya yang telah ditutup.

    2.1.5.2. Belanja langsung

    Merupakan belanja yang dianggarkan terkait secara langsung dengan

    pelaksanaan program dan kegiatan.

    Kelompok belanja langsung dibagi menurut jenis belanja yang terdiri

    dari:

    1. Belanja pegawai

    Belanja pegawai pada kelompok belanja langsung merupakan belanja

    untuk pengeluaran honorarium/upah dalam melaksanakan program

    dan kegiatan pemerintah daerah.

    2. Belanja barang dan jasa

    Belanja barang dan jasa digunakan untuk pengeluaran

    pembelian/pengadaan barang yang nilai manfaatnya kurang dari 12

    (duabelas) bulan dan/atau pemakaian jasa dalam melaksanakan

    program dan kegiatan pemerintahan daerah.

    3. Belanja modal

    Belanja modal digunakan untuk pengeluaran yang dilakukan

    dalam rangka pembelian/pengadaan atau pembangunan aset tetap

  • 5/19/2018 Pengaruh Pendapatan Daerah terhadap Pertumbuhan Ekonomi dengan Belanja Mod...

    http:///reader/full/pengaruh-pendapatan-daerah-terhadap-pertumbuhan-ekonomi-dengan

    34

    berwujud yang mempunyai nilai manfaat lebih dari 12 (duabelas)

    bulan untuk digunakan dalam kegiatan pemerintahan, seperti

    dalam bentuk tanah, peralatan dan mesin, gedung dan bangunan,

    jalan, irigasi dan jaringan, dan aset tetap lainnya.

    Dari kategori belanja berdasarkan Permendagri No. 13 Tahun 2006, belanja

    langsung merupakan belanja yang digunakan langsung untuk membiayai

    program pembangunan ekonomi.

    Pembangunan merupakan bentuk investasi fisik yang dilakukan oleh

    pemerintah untuk mendorong terjadinya peningkatan aktivitas ekonomi

    yang mengarahkan pada terciptanya kesejahteraan masyarakyat.

    Dari tiga jenis belanja langsung, belanja pegawai dan belanja barang dan

    jasa memiliki andil dalam terlaksananya program dan kegiatan

    pembangunan namun dalam proporsi yang kecil jika dibandingkan dengan

    nilai belanja langsung berupa belanja modal yang secara nyata merupakan

    nilai investasi yang sebenarnya berpengaruh langsung pada kesejahteraan

    masyarakat.

    Pengeluaran investasi melalui belanja modal yang ditujukan untuk

    pembentukan aset (barang modal/capital stock) diharapkan dapat

    menimbulkan multiplier effect yang lebih besar dan lebih berkelanjutan di

    masa mendatang jika dibandingkan dengan pengeluaran rutin operasional

    yang memiliki efek multiplier hanya bersifat jangka pendek.

  • 5/19/2018 Pengaruh Pendapatan Daerah terhadap Pertumbuhan Ekonomi dengan Belanja Mod...

    http:///reader/full/pengaruh-pendapatan-daerah-terhadap-pertumbuhan-ekonomi-dengan-

    35

    Selanjutnya, pengeluaran Pemerintah untuk investasi tersebut dapat

    dikelompokkan menjadi pengeluaran investasi produktif yang bersifat

    langsung dan tidak langsung.

    Pengeluaran investasi produktif yang bersifat langsung,

    seperti pengadaan tanah dan pembelian barang/peralatan fisik akan dapat

    meningkatkan stok barang modal (capital stock) secara fisik, dan

    meningkatkan output di masa-masa mendatang. Investasi produktif yang

    bersifat langsung tersebut harus dilengkapi dengan berbagai investasi

    penunjang, yang disebut investasi "infrastruktur" ekonomi dan sosial.

    Investasi penunjang tersebut, antara lain berupa pembangunan jalan raya,

    penyediaan listrik, persediaan air bersih dan perbaikan sanitasi,

    pembangunan fasilitas komunikasi dan sebagainya, yang kesemuanya

    mutlak diperlukan dalam rangka menunjang dan mengintegrasikan segenap

    aktivitas ekonomi produktif.

    Sementara itu, pengeluaran investasi produktif yang bersifat tidak langsung,

    sebagai contoh sederhana yaitu investasi untuk pengembangan sumber daya

    manusia (SDM) yang diharapkan dapat memberikan dampak positif

    terhadap tingkat produktivitas tenaga kerja, sehingga dapat meningkatkan

    skala hasil produksi dan menciptakan pertumbuhan output yang

    berkesinambungan dalam jangka panjang.

    Baik investasi produktif yang langsung maupun yang tidak langsung

    memiliki efek jangka panjang terhadap pembangunan dan pertumbuhan

    ekonomi.

  • 5/19/2018 Pengaruh Pendapatan Daerah terhadap Pertumbuhan Ekonomi dengan Belanja Mod...

    http:///reader/full/pengaruh-pendapatan-daerah-terhadap-pertumbuhan-ekonomi-dengan-

    36

    2.1.6.Hubungan antar Variabel

    2.1.6.1. Hubungan antara PAD, DAU, DAK, dan DBH dengan PDRB

    Berdasarkan teori produksi, secara sederhana output merupakan fungsi

    dari input.

    Output = f (input)

    Mengacu pada fungsi tersebut, penerimaan daerah merupakan input

    sementara PDRB merupakan output. Sehingga turunan fungsi yang

    terbentuk sebagai berikut

    PDRB = f (PAD, DAU, DAK, DBH)

    Penerimaan daerah tersebut nantinya akan digunakan sebagai pendanaan

    bagi pengeluaran-pengeluaran daerah melalui belanja langsung/modal

    yang dapat meningkatkan output berupa PDRB.

    2.1.6.2. Hubungan antara Belanja Modal dengan PDRB

    Mengacu pada teori pengeluaran negara oleh Rostow dan Musgrave

    bahwa pertumbuhan ekonomi berakselerasi positif dan selaras dengan

    nilai pengeluaran negara dalam bentuk investasi barang modal meliputi

    sarana dan prasarana. Sehingga secara sederhana dapat dirumuskan

    melalui model matematika sebagai berikut

    PDRB/Pertumbuhan ekonomi = f (pengeluaran negara)

    Selain itu, dengan mengacu pada hukum wagner diketahui pula bahwa

    persentase pengeluaran pemerintah yang semakin besar berkorelasi

    positif dengan nilai PDB. Sehingga secara tidak langsung ataupun

    langsung dalam hal dikehendaki PDB secara agregat meningkat serta

  • 5/19/2018 Pengaruh Pendapatan Daerah terhadap Pertumbuhan Ekonomi dengan Belanja Mod...

    http:///reader/full/pengaruh-pendapatan-daerah-terhadap-pertumbuhan-ekonomi-dengan-

    37

    secara rerata pendapatan perkapita meningkat pula harus diikuti dengan

    meningkatnya nilai pengeluaran pemerintah.

    Pengeluaran pemerintah yang dimaksud dengan mengacu pada model

    Rostow dan Musgrave serta hukum Wagner merupakan pengeluaran

    investasi dalam bentuk belanja langsung yang secara langsung diproksi

    oleh nilai belanja modal.

    2.1.7.Penelitian Terdahulu

    Penelitian Chang & Ho dalam Abdu Rahman (2002) menyatakan bahwa

    PAD mempengaruhi pertumbuhan ekonomi dengan melihat hasil analisis

    elastisitas PAD terhadap PDRB. Lin dan Liu dalam Priyo (2006)

    menyatakan bahwa belanja pembangunan merupayakan upaya logis yang

    dilakukan pemerintah daerah dalam meningkatkan kepercayaan publik

    dalam rangka meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah. Penelitian

    tersebut menemukan adanya hubungan yang kuat antara belanja

    pembangunan dengan tingkat desentralisasi yang mana akan mendorong dan

    mempercepat pertumbuhan ekonomi di daerah.

    Penelitian Adi (2006) mengenai hubungan antara pertumbuhan ekonomi

    daerah, belanja pembangunan dan PAD se Jawa Bali menunjukkan bahwa

    pertumbuhan ekonomi daerah mempunyai dampak yang signifikan terhadap

    peningkatan PAD. Namun sayangnya pertumbuhan ekonomi pemda

    kabupaten dan kota masih kecil, akibatnya penerimaan PAD-nya pun kecil,

    sedangkan belanja pembangunan memberikan dampak yang positif terhadap

    PAD maupun pertumbuhan ekonomi.

  • 5/19/2018 Pengaruh Pendapatan Daerah terhadap Pertumbuhan Ekonomi dengan Belanja Mod...

    http:///reader/full/pengaruh-pendapatan-daerah-terhadap-pertumbuhan-ekonomi-dengan-

    38

    Anis Setiyawati dan Ardi Hamzah pada tahun 2007 melakukan penelitian

    mengenai dampak desentralisasi fiskal dengan judul Analisis Pengaruh

    PAD, DAU, DAK, dan Belanja Pembangunan terhadap Pertumbuhan

    Ekonomi, Kemiskinan, dan Pengangguran: Pendekatan Analisis Jalur.

    Penelitian ini menyimpulkan bahwa PAD berpengaruh positif terhadap

    pertumbuhan ekonomi, sedangkan DAU berpengaruh negatif terhadap

    pertumbuhan ekonomi.

    Ulfi Maryati dan Endrawati pada tahun 2010 juga melakukan penelitian

    dengan judul Pengaruh Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Alokasi

    Umum (DAU) dan Dana Alokasi Khusus (DAK) terhadap Pertumbuhan

    Ekonomi : Studi Kasus Sumatera Barat. Hasil penelitiannya menunjukkan

    bahwa PAD berpengaruh signifikan positif terhadap pertumbuhan ekonomi,

    DAU berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi, sedangkan

    DAK tidak berpengaruh signifikan positif terhadap pertumbuhan ekonomi.

  • 5/19/2018 Pengaruh Pendapatan Daerah terhadap Pertumbuhan Ekonomi dengan Belanja Mod...

    http:///reader/full/pengaruh-pendapatan-daerah-terhadap-pertumbuhan-ekonomi-dengan-

    39

    2.2. Kerangka Pemikiran

    Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran

  • 5/19/2018 Pengaruh Pendapatan Daerah terhadap Pertumbuhan Ekonomi dengan Belanja Mod...

    http:///reader/full/pengaruh-pendapatan-daerah-terhadap-pertumbuhan-ekonomi-dengan-

    40

    2.3. Model Hipotesis

    Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian yang telah diuraikan

    sebelumnya, maka disajikan model hipotesis sebagai berikut:

    Gambar 2.2 Model Hipotesis

    2.4. Hipotesis Penelitian

    Berdasarkan kerangka pemikiran diatas, penelitian ini mengajukan hipotesis

    awal sebagai berikut:

    Ha1 : PAD berpengaruh signifikan dan positif terhadap PDRB

    Ha2 : DAU berpengaruh signifikan dan positif terhadap PDRB

    Ha3 : DAK berpengaruh signifikan dan positif terhadap PDRB

    Ha4 : DBH berpengaruh signifikan dan positif terhadap PDRB

    Ha5 : Belanja Modal memoderasi hubungan antara variabel independen

    (PAD, DAU, DAK, dan DBH) dengan variabel dependen (PDRB).

  • 5/19/2018 Pengaruh Pendapatan Daerah terhadap Pertumbuhan Ekonomi dengan Belanja Mod...

    http:///reader/full/pengaruh-pendapatan-daerah-terhadap-pertumbuhan-ekonomi-dengan-41

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    3.1. Jenis Penelitian

    Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yang bertujuan untuk menguji

    hipotesis (hypotheses testing), yaitu apakah variabel penerimaan daerah

    berupa PAD, DAU, DAK, dan DBH berpengaruh terhadap pertumbuhan

    ekonomi yang dimoderasi oleh nilai belanja langsung.

    Penelitian hipotesis umumnya merupakan penelitian yang menjelaskan

    fenomena dalam bentuk hubungan antar variabel (Indriantoro dan

    Supomo,2002:89).

    3.2. Populasi dan Sample

    Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang

    mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

    untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2011:80).

    Populasi dalam penelitian ini adalah pemerintah kabupaten/kota seluruh

    Indonesia.

    Sampel adalah sebagian dari subjek dalam populasi yang diteliti, yang sudah

    tentu mampu secara representative dapat mewakili populasinya (Sabar. 2007).

    Metode sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah non random

    convenience samplingyaitu teknik pengambilan sampel yang didasarkan pada

    ketersediaan dan kemudahan mendapatkannya.

  • 5/19/2018 Pengaruh Pendapatan Daerah terhadap Pertumbuhan Ekonomi dengan Belanja Mod...

    http:///reader/full/pengaruh-pendapatan-daerah-terhadap-pertumbuhan-ekonomi-dengan-

    42

    Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah pemerintah

    kabupaten/kota se Jawa Timur dengan rentang pengamatan dari tahun

    anggaran 2010 s.d 2012.

    3.3. Data Penelitian

    3.3.1. Jenis dan Sumber Data

    Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang

    bersumber dari Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Timur dan Badan

    Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia Kantor Perwakilan Provinsi

    Jawa Timur di Surabaya.

    Data utama yang diperlukan dari Badan Pusat Statistik yaitu variabel

    besaran PDRB sementara dari Kantor Perwakilan BPK RI Surabaya adalah

    data keuangan berupa variabel PAD, DAU, DAK, DBH, dan belanja

    modal.

    3.3.2. Teknik Pengumpulan Data

    Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi yang

    dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan penelitian (Gulo, 2002 : 110).

    Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

    metode dokumen.

    Dokumen meliputi buku harian, notula rapat, laporan berkala, jadwal

    kegiatan, peraturan pemerintah, anggaran dasar, rapor siswa, surat-surat

    resmi dan lain sebagainya. Data berupa dokumen seperti ini bisa dipakai

    untuk menggali infromasi yang terjadi di masa silam. Peneliti perlu

  • 5/19/2018 Pengaruh Pendapatan Daerah terhadap Pertumbuhan Ekonomi dengan Belanja Mod...

    http:///reader/full/pengaruh-pendapatan-daerah-terhadap-pertumbuhan-ekonomi-dengan-

    43

    memiliki kepekaan teoretik untuk memaknai semua dokumen tersebut

    sehingga tidak sekadar barang yang tidak bermakna (Faisal, 1990: 77).

    Permintaan data dalam bentuk dokumen disampaikan oleh peneliti kepada

    Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Timur dan Badan Pemeriksa

    Keuangan Republik Indonesia Kantor Perwakilan Provinsi Jawa Timur di

    Surabaya.

    Selain data sekunder yang berasal dari dokumen, data dalam penitian ini

    juga diambil melalui studi pustaka yang berasal dari berbagai penelitian

    terdahulu yang sejenis, literatur, jurnal, artikel dan pengetahuan yang

    dianggap relevan dengan pembahasan.

    3.4. Variabel Penelitian

    Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Produk Domestik Regional

    Bruto (PDRB) yang merupakan gambaran total output barang dan jasa dari

    fungsi input unit-unit produksi yang digunakan pada suatu daerah dalam

    periode tertentu. Menyandingkan PDRB antar daerah pada rentang pereiode

    tertentu akan didapatkan informasi mengenai perbedaan laju pertumbuhan

    ekonomi antar daerah.

    Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah

    1. Pendapatan Asli Daerah (PAD) yaitu pendapatan yang mengacu pada

    kemampuan fiskal asli daerah itu sendiri.

    2. Dana Alokasi Umum (DAU) yaitu alokasi umum dari pemerintah pusat

    kepada daerah untuk menyamaratakan perbedaan kemampuan keuangan

    antar daerah.

  • 5/19/2018 Pengaruh Pendapatan Daerah terhadap Pertumbuhan Ekonomi dengan Belanja Mod...

    http:///reader/full/pengaruh-pendapatan-daerah-terhadap-pertumbuhan-ekonomi-dengan

    44

    3. Dana Alokasi Khusus (DAK) yaitu alokasi khusus dari pemerintah pusat

    kepada daerah untuk membiayai program khusus yang menjadi prioritas

    nasional atau mengacu pada usulan daerah.

    4. Dana Bagi Hasil (DBH) yaitu bagi hasil pendapatan yang diperoleh oleh

    pemerintah pusat dari sumber pendapatan yang terdapat pada daerah.

    Variabel moderating yang digunakan dalam penelitian ini adalah belanja

    modal sebagai reprensentasi dari belanja langsung.

    3.5. Metode Analisis Data

    Penelitian ini menggunakan model regresi data panel karena data yang

    digunakan merupakan gabungan antara data time series (rentang periode

    tahun 2010-2012) dan cross section (seluruh kabupaten/kota di Jawa Timur).

    Model matematika yang digunakan sebagai berikut:

    PDRB = + 1PAD + 2DAU + 3DAK + 4DBH + 5BM + 6PAD.BM

    + 7DAU.BM + 8DAK.BM + 9DBH.BM + e

    3.5.1. Analisis Regresi Data Panel

    Terdapat tiga metode dalam pengolahan data panel, yaitu

    1. Pooled least square (PLS) secara sederhana menggabungkan (pooled)

    seluruh data time series dan cross section.

    2. Fixed Effect yang memperhitungkan kemungkinan bahwa peneliti

    menghadapi masalah omitted variables. omitted variables mungkin

    membawa perubahan pada intersep time series atau cross section.

    Model ini menambahkan dummy variables untuk mengijinkan adanya

    perubahan intersep ini.

  • 5/19/2018 Pengaruh Pendapatan Daerah terhadap Pertumbuhan Ekonomi dengan Belanja Mod...

    http:///reader/full/pengaruh-pendapatan-daerah-terhadap-pertumbuhan-ekonomi-dengan-

    45

    3. Random effectyaitu variasi dari estimasigeneralized least square.

    3.5.2. Pemilihan Model Estimasi dalam Data Panel

    Dari tiga pendekatan metode data panel, dua pendekatan yang sering

    digunakan untuk mengestimasi model regresi dengan data panel adalah

    pendekatanfixed effect modeldan pendekatan random effect model.

    Untuk melihat apakah model mengikuti random effectataufixed effectata

    digunakan uji hausman dengan H0 : random effect dan H1 : fixed effect.

    3.5.3. Uji Statistik

    3.5.3.1. Uji Koefisien Determinasi (R2)

    Nilai koefisien determinasi (R2) ini mencerminkan seberapa besar variasi

    dari variabel terikat Y dapat diterangkan oleh variabel bebas X. Bila nilai

    koefisien determinasi sama dengan 0 (R2 = 0), artinya variasi dari Y tidak

    dapat diterangkan oleh X sama sekali. Sementara bila R2 = 1, artinya

    variasi dari Y secara keseluruhan dapat diterangkan oleh X. Dengan kata

    lain bila R2 = 1, maka semua titik pengamatan berada tepat pada garis

    regresi. Dengan demikian baik atau buruknya suatu persamaan regresi

    ditentukan oleh R2 nya yang mempunyai nilai antara nol dan satu.

    3.5.3.2. Uji F-Statistik

    Uji F dikenal dengan Uji serentak atau uji model/uji anova, yaitu uji

    untuk melihat bagaimanakah pengaruh semua variabel bebasnya secara

    bersama-sama terhadap variabel terikatnya.

    Uji F dapat dilakukan dengan membandingkan F hitung dengan F tabel,

    jika F hitung > dari F tabel, (Ho di tolak Ha diterima) maka variabel

  • 5/19/2018 Pengaruh Pendapatan Daerah terhadap Pertumbuhan Ekonomi dengan Belanja Mod...

    http:///reader/full/pengaruh-pendapatan-daerah-terhadap-pertumbuhan-ekonomi-dengan-

    46

    independennya secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan

    terhadap variabel dependennya, sebaliknya jika F hitung < F tabel, maka

    variabel independennya secara bersama-sama tidak berpengaruh secara

    signifikan terhadap variabel dependennya.

    3.5.3.3. Uji t-Statistik

    Menurut Imam Ghozali (2006) uji statistik t pada dasarnya menunjukkan

    seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam

    menerangkan variabel dependen.

    Pengujian dilakukan dengan menggunakan signifikan level 0,05 (=5%).

    Penerimaan atau penolakan hipotesis dilakukan dengan kriteria:

    1. Jika nilai signifikan > 0,05 maka hipotesis ditolak (koefisien regresi

    tidak signifikan). Ini berarti secara parsial variabel independen tidak

    mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen.

    2. Jika nilai signifikan 0,05 maka hipotesis diterima (koefisien regresi

    signifikan ). Ini berarti secara parsial variabel independen tersebut

    mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.

    3.5.4. Uji Asumsi Klasik

    3.5.4.1. Uji Autokorelasi

    Uji Autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi

    linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan

    kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi

    korelasi maka dinamakan ada problem autokorelasi. Model regresi yang

    baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. (Ghozali, 2006:99-100)

  • 5/19/2018 Pengaruh Pendapatan Daerah terhadap Pertumbuhan Ekonomi dengan Belanja Mod...

    http:///reader/full/pengaruh-pendapatan-daerah-terhadap-pertumbuhan-ekonomi-dengan-

    47

    Untuk menguji ada gejala autokorelasi dalam model regresi dalam

    penelitian ini digunakan uji Durbin-Watson (DW). Pengambilan

    keputusan ada tidaknya autokorelasi dengan syarat du < DW < (4 du).

    Jika nilai DW lebih besar dari du dan kurang dari (4 du) maka tidak

    terjadi autokorelasi, baik itu autokorelasi positif atau autokorelasi negatif.

    3.5.4.2. Uji Heterokedastisitas

    Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi

    terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke

    pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke

    pengamatan lain tetap, maka disebut homoskesdastisitas dan jika berbeda

    disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang

    homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. (Ghozali,

    2006:125)

    Untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dengan menggunakan

    uji statistik yaitu uji glejser sehingga lebih menjamin keakuratan hasil.

    Uji gletser dilakukan dengan meregres nilai absolut residual terhadap

    variabel independen.

    1. Jika variabel independen signifikan secara statistik mempengaruhi

    variabel dependen yaitu probabilitas signifikansinya < 0,05, maka ada

    indikasi terjadi heteroskedastisitas.

    2. Jika variabel independen tidak signifikan secara statistik

    mempengaruhi variabel dependen yaitu probabilitas signifikansinya >

    0,05, maka tidak ada indikasi terjadi heteroskedastisitas.

  • 5/19/2018 Pengaruh Pendapatan Daerah terhadap Pertumbuhan Ekonomi dengan Belanja Mod...

    http:///reader/full/pengaruh-pendapatan-daerah-terhadap-pertumbuhan-ekonomi-dengan-

    48

    DAFTAR PUSTAKA

    _________.2007. Jawa Timur dalam Angka 2007. Jawa Timur:BPS.

    _________.2008. Jawa Timur dalam Angka 2008. Jawa Timur:BPS.

    _________.2009. PDRB Jawa Timur atas Dasar Harga Konstan 2000.

    http:www.bps.go.id

    Undang-undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang Pajak Daerah dan Retribusi

    Daerah

    Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi

    Daerah

    Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi

    Daerah

    Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah

    Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

    Undang-undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan antara

    Pemerintah Pusat dan Daerah

    Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara

    Pemerintah Pusat dan Daerah

    Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 13 Tahun 2006 tentang Pedoman

    Pengelolaan Keuangan Daerah

    Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan

    _________.Otonomi Daerah di Indonesia. http://id.wikipedia.org/ (diakses 18

    Agustus 2014)

  • 5/19/2018 Pengaruh Pendapatan Daerah terhadap Pertumbuhan Ekonomi dengan Belanja Mod...

    http:///reader/full/pengaruh-pendapatan-daerah-terhadap-pertumbuhan-ekonomi-dengan-

    49

    _________.2012. Belanja Modal dan Pengeluaran Investasi Pemerintah.

    http://www.anggaran.depkeu.go.id/dja/edef-konten-view.asp?id=908

    (diakses 31 Agustus 2014)

    _________.2012. Data Keuangan Daerah. DJPK, Kementerian Keuangan

    Republik Indonesia. http://www.djpk.kemenkeu.go.id/data-series/data-

    keuangan-daerah/setelah-ta-2006 (diakses 19 Agustus 2014).

    _________. Menciptakan Alokasi Sumber Daya Nasional yang Efisien Melalui

    Hubungan Keuangan Pusat dan Daerah yang Transparan, Akuntabel, dan

    Berkeadilan.

    Setiyawati, Anis dan Ardi Hamzah. 2007. Analisis Pengaruh PAD, DAU, DAK

    dan Belanja Pembangunan Terhadap Pertumbuhan Ekonomi, Kemiskinan,

    dan Pengangguran. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia. Universitas

    Indonesia.

    Maryanti, Ulfi dan Endrawati. 2010. Pengaruh Pendapatan Asli Daerah (PAD),

    Dana Alokasi Umum (DAU) dan Dana Alokasi Khusus (DAK) Terhadap

    Pertumbuhan Ekonomi : Studi Kasus Sumatera Barat. Jurnal Akuntansi dan

    Manajemen. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Yayasan Keluarga Pahlawan

    Negara.