pengaruh pencampuran bahan bakar … … · dan juga terbentuknya asbut foto kimia (asbut = asap...

13
1 PENGARUH PENCAMPURAN BAHAN BAKAR PREMIUM DENGAN PERTALITE TERHADAP EMISI GAS BUANG UNTUK KENDARAAN RODA DUA 100 CC Ir. Rudi Adolf Hotman Sihombing, M.T Dosen Tetap Program Studi Teknik Mesin Sekolah Tinggi Teknologi Immanuel - Medan ABSTRAK Teknologi otomotif khususnya sepeda motor semakin berkembang dengan berbagai inovasi, hal ini menjadi kebutuhan utama masyarakat dalam hal transportasi. Dampak yang muncul adalah kebutuhan bahan bakar yang meningkat demikian juga emisi gas buang. Sehingga perlu bahan bakar yang semakin baik untuk meminimalkan emisi gas buang. Pertilite suatu produk baru yang sudah dipasarkan, namun masyarakat cenderung mencampurkan produk Pertilite dengan Premium. Penelitian ini menguji dampak pencampuran ini terhadap emii gas buang. Metodologinya adalah dengan penambahan bahan bakar Pertilite ke Premium, 10 % : 90 %, 25 % : 75 % dan 50 % : 50 % untuk putaran mesin 2000 RPM dan 3000 RPM. Pengujian untuk sepedamotor 100 CC. Hasil penelitian emisi gas buang CO pada putaran 2000 rpm, pencampuran BBM 10%:90% menghasilkan emisi tertinggi 2,04 % sedangkan pada putaran 3000 rpm, pencampuran BBM 10%:90% menghasilkan emisi tertinggi 1,98%. Hasil penelitian emisi gas buang HC pada putaran 2000 rpm, pencampuran BBM 10%:90% menghasilkan emisi tertinggi 93.63ppm, sedangkan pada putaran 3000 rpm, pencampuran BBM 10%:90% menghasilkan emisi tertinggi 86 ppm. Kata kunci : Pertilite, Premium, emisi, putaran A. PENDAHULUAN Minyak bumi merupakan bahan yang sangat dibutuhkan untuk kelangsungan hidup saat ini. Minyak bumi didapatkan dari sumber langsung dari bagian kerak bumi dengan proses pertambangan dan pemurnian minyak.. Minyak bumi menjadi kebutuhan penting terutama sebagai bahan bakar, industri, pembangkit, kendaraan bahkan keperluan rumah tangga. Menurut data bahwa, pertumbuhan kendaraan bermotor terus berkembang pesat yaitu pada tahun 2004 berjumlah 30.541.954 dan pada 2013 sudah mencapai 104.118.969 unit. [http://www.bps.go.id / ] Gambar 1. Grafik pertumbuhan kendaraan bermotor tahun 2004 2013

Upload: dominh

Post on 06-Feb-2018

225 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH PENCAMPURAN BAHAN BAKAR … … · dan juga terbentuknya asbut foto kimia (asbut = asap bercampur kabut). Karbon monoksida merupakan gas yang tidak berwarna, tidak berbau

1

PENGARUH PENCAMPURAN BAHAN BAKAR PREMIUM DENGAN PERTALITE TERHADAP EMISI GAS BUANG

UNTUK KENDARAAN RODA DUA 100 CC

Ir. Rudi Adolf Hotman Sihombing, M.T Dosen Tetap Program Studi Teknik Mesin

Sekolah Tinggi Teknologi Immanuel - Medan

ABSTRAK

Teknologi otomotif khususnya sepeda motor semakin berkembang dengan berbagai inovasi, hal ini menjadi kebutuhan utama masyarakat dalam hal transportasi. Dampak yang muncul adalah kebutuhan bahan bakar yang meningkat demikian juga emisi gas buang. Sehingga perlu bahan bakar yang semakin baik untuk meminimalkan emisi gas buang. Pertilite suatu produk baru yang sudah dipasarkan, namun masyarakat cenderung mencampurkan produk Pertilite dengan Premium.

Penelitian ini menguji dampak pencampuran ini terhadap emii gas buang. Metodologinya adalah dengan penambahan bahan bakar Pertilite ke Premium, 10 % : 90 %, 25 % : 75 % dan 50 % : 50 % untuk putaran mesin 2000 RPM dan 3000 RPM. Pengujian untuk sepedamotor 100 CC.

Hasil penelitian emisi gas buang CO pada putaran 2000 rpm, pencampuran BBM 10%:90% menghasilkan emisi tertinggi 2,04 % sedangkan pada putaran 3000 rpm, pencampuran BBM 10%:90% menghasilkan emisi tertinggi 1,98%. Hasil penelitian emisi gas buang HC pada putaran 2000 rpm, pencampuran BBM 10%:90% menghasilkan emisi tertinggi 93.63ppm, sedangkan pada putaran 3000 rpm, pencampuran BBM 10%:90% menghasilkan emisi tertinggi 86 ppm.

Kata kunci : Pertilite, Premium, emisi, putaran

A. PENDAHULUAN

Minyak bumi merupakan bahan yang

sangat dibutuhkan untuk kelangsungan hidup saat

ini. Minyak bumi didapatkan dari sumber

langsung dari bagian kerak bumi dengan proses

pertambangan dan pemurnian minyak.. Minyak

bumi menjadi kebutuhan penting terutama

sebagai bahan bakar, industri, pembangkit,

kendaraan bahkan keperluan rumah tangga.

Menurut data bahwa, pertumbuhan

kendaraan bermotor terus berkembang pesat yaitu

pada tahun 2004 berjumlah 30.541.954 dan pada

2013 sudah mencapai 104.118.969 unit.

[http://www.bps.go.id / ]

Gambar 1. Grafik pertumbuhan kendaraan

bermotor tahun 2004 – 2013

Page 2: PENGARUH PENCAMPURAN BAHAN BAKAR … … · dan juga terbentuknya asbut foto kimia (asbut = asap bercampur kabut). Karbon monoksida merupakan gas yang tidak berwarna, tidak berbau

2

Dengan meningkatnya penggunaan

kendaraan bermotor, berdampak pada permintaan

akan volume bahan bakar yang berasal dari fosil

juga terus meningkat. Seterusnya akan diikuti

dengan meningkatnya emisi gas buang yang setiap

tahunnya semakin merusak keadaan lingkungan

sekitar dan berdampak pada kesehatan manusia.

Proses pembakaran selalu menghasilkan

produk pembakaran yaitu emisi gas buang. Emisi

gas ini mencemari lingkungan dan memberikan

kontribusi terhadap pencemaran udara. Empat

produk emisi utama motor pembakaran dalam

adalah Hidrokarbon (HC), karbon monoksida

(CO), Oksida Nitrogen ( ) dan partikulat.

[Kristanto.P Wahyudi , J. 2014. Motor Bakar

Torak “Teori dan Aplikasinya”. Yogyakarta:

ANDI ]

Semua gas buang kendaraan berbahaya.

Namun, dari beberapa gas buang di atas hanya

akan berfokus pada dua emisi gas buang , yaitu

Hidrokarbon (HC) dan karbon monoksida (CO),

karena kedua jenis emisi ini adalah yang paling

berbahaya dari pada yang lainnya.

Hidrokarbon diketahui bersifat karsinogen

yang menyebabkan penyakit kanker. Disamping

itu juga dapat menyebabkan iritasi mata dan

selaput mukosa pada tenggorokan. Hidrokarbon

juga berperan terhadap terbentuknya hujan asam

dan juga terbentuknya asbut foto kimia (asbut =

asap bercampur kabut).

Karbon monoksida merupakan gas yang

tidak berwarna, tidak berbau dan beracun

ketika dihisap. Jika masuk ke paru-paru, CO

mampu bereaksi dengan hemoglobin dalam

darah, membentuk karbon sihaemoglobin

(COHb) yang menghalangi darah menyerap

oksigen. Hb sendiri berfungsi sebagai sistem

transport yang membawa oksigen dalam

bentuk oksihaemoglobine ( ) dari paru-

paru ke sel-sel tubuh. Karbon monoksida

rendah dapat menyebabkan sakit kepala dan

menurunkan aktifitas mental dan fisik,

sedangkan pada konsentrasi tinggi dapat

menyebabkan pingsan dan kematian.

B. LANDASAN TEORI

1. Motor Bakar Empat Langkah

Motor bakar empat langkah adalah mesin

pembakaran dalam, yang dalam satu kali siklus

pembakaran akan mengalami empat langkah

piston, yang secara keseluruhan memerlukan dua

putaran poros engkol per satu siklus pada mesin

bensin atau mesin diesel.

Langkah pertama ( langkah Hisap )

Pada gerak hisap, campuran udara dengan

bahan bakar dihisap ke dalam silinder. Piston

bergerak dari TMA menuju TMB

meyebabkan kehampaan di dalam silinder,

posisi katup masuk terbuka dan katup keluar

tertutup, mengakibatkan udara atau gas

terhisap masuk ke dalam ruang bakar.

Page 3: PENGARUH PENCAMPURAN BAHAN BAKAR … … · dan juga terbentuknya asbut foto kimia (asbut = asap bercampur kabut). Karbon monoksida merupakan gas yang tidak berwarna, tidak berbau

3

Langkah kedua ( langkah Kompresi )

Piston bergerak dari TMB menuju TMA,

posisi katup masuk dan keluar tertutup

selama gerakan tekanan dan suhu campuran

udara dan bahan bakar ini di tambah lagi,

tekanan serta ledakan yang lebih besar lagi

dari tenaga yang kuat ini akan mendorong

piston ke bawah, mengakibatkan udara dalam

ruang bakar terkompresi. piston sudah

melakukan dua gerakan atau satu putaran.

Langkah ketiga ( langkah Kerja)

Dalam gerakan ini, campuran udara bensin

yang dihisap telah terbakar dan menyebabkan

terbakar dan menghasilkan tenaga. Udara

yang terbakar dalam ruang bakar akan

meningkatkan tekanan dalam ruang bakar,

mengakibatkan piston terdorong dari TMA

menuju TMB. Selama gerak ini katup hisap

dan katup buang masih tertutup. Piston telah

melakukan tiga langkah dan poros engkol

berputar satu setengah putaran.

Langkah ke empat ( langkah buang)

Piston bergerak dari TMB menuju TMA,

posisi katup masuk tertutup dan katup keluar

terbuka untuk mendorong gas-gas yang telah

terbakar dari silinder. Selama gerak ini

katupbuang saja yang terbuka. Bila piston

mencapai TMA sesudah melakukan

pekerjaan seperti diatas. Piston akan kembali

pada keadaan untuk memulai gerak hisap-

kompresi-kerja-buang. Poros engkol berputar

2 putaran, dan telah menghasilkan satu

tenaga. [ Kristanto.P Wahyudi , J. 2014.

Motor Bakar Torak “Teori dan Aplikasinya”.

Yogyakarta: ANDI ]

Gambar 2.1. Prinsip kerja motor empat

langkah

2. Premium RON 88

Premium RON 88 merupakan salah satu

fraksi dari penyulingan minyak bumi dan masih

menggunakan timbal (Pb). Bahan bakar jenis

ini berwarna kuning akibat adanya zat pewarna

tambahan. Memiliki berat jenis 0,72 kg/L, titik

didih C - C. Bahan bakar ini memiliki

rasio kompresi dibawah 10,5. Pembakarannya

tidak cukup baik bila di bandingkan dengan

pertamax. Sifat kinerja yang paling utama dari

bahan bakar bensin adalah semakin tinggi

angka oktan bahan bakar semakin bertambah

tinggi pula daya dan efisiensi yang dapat

dirancang untuk menggunakan bahan bakar ini,

maka akan semakin baik pembakarannya serta

akan menghemat bahan bakar dan rendah emisi.

3. Pertalite

Pertalite adalah bahan bakar minyak

atau bensin tanpa timbal dengan kandungan

aditif lengkap generasi mutakhir yang akan

Page 4: PENGARUH PENCAMPURAN BAHAN BAKAR … … · dan juga terbentuknya asbut foto kimia (asbut = asap bercampur kabut). Karbon monoksida merupakan gas yang tidak berwarna, tidak berbau

4

membersihkan ruang bakar dari carbon deposit

dan mempunyai RON 90 dan Pertalite ini di

anjurkan untuk kendaraan berbahan bakar

bensin. Pertalite merupakan salah satu jenis

bahan bakar ramah lingkungan beroktan tinggi,

ramah lingkungan dan rendah emisi.

Dalam penelitian kali ini, Peneliti

memakai premium dengan RON 88 karena

bersifat masih memiliki sejumlah kekurangan

dalam proses pembakaran. Sehingga masih

menghasilkan emisi gas buang yang rentan

membuat penyakit serta merusak lingkungan

dan pemakaian konsumsi bahan bakar yang

masih terbilang boros. Pertalite mempunyai

nilai RON 90, lalu dia juga sudah di campur

zat-zat aditif yang berguna untuk mesin mobil.

Sebagian kandungan zat aditif pada pertalite

diantaranya :

1. Zat anti karat (menghindar munculnya karat),

zat anti karat ini bakal bekerja didalam tanki

serta ruangan bakar maka komponen mobil

yang bersentuhan dengan BBM tipe ini relatif

bakal lebih tahan karat dari pada

memanfaatkan BBM tanpa ada zat aditif

2. Zat pembersih, zat pembersih ini dapat

melunturkan kotoran pada silinder head serta

klep intake.

[http://www.ristizona.com/2012/10/tips-

mengurangi-emisi-gas-buang.html]

Gambar 2. spesifikasi Pertalite

4. Konsumsi Bahan bakar

Konsumsi bahan bakar adalah ukuran

banyak atau tidaknya bahan bakar yang digunakan

suatu mesin untuk diubah menjadi panas

pembakaran dalam jangka waktu tertentu.

Campuran bahan bakar yang dihisap masuk ke

dalam silinder akan mempengaruhi tenaga yang

dihasilkan karena pembakaran yang digunakan

untuk mendorong torak pada saat langkah usaha.

Pembakaran sempurna akan menghasilkan

tingkat konsumsi bahan bakar yang ekonomis

karena pada pemabakarannya sempurna,

campuran bahan bakar dan udara dapat terbakar

seluruhnya dalam waktu dan kondisi yang tepat

sehingga akan dihasilkan tenaga yang maksimal.

Page 5: PENGARUH PENCAMPURAN BAHAN BAKAR … … · dan juga terbentuknya asbut foto kimia (asbut = asap bercampur kabut). Karbon monoksida merupakan gas yang tidak berwarna, tidak berbau

5

Gas Buang

Emisi gas buang adalah sisa hasil

pembakaran bahan bakar di dalam ruang bakar dan

dikeluarkan melalui sistem pembuangan mesin.

Emisi gas buang terjadi jika pembakaran yang

berlangsung di ruang bakar tidak sempurna

(kondisi oksigen dan campuran udara tidak sesuai).

Dari penggunaan kendaraan bermotor

terdapat sisi lain sangat buruk terhadap

lingkungan terutama gas buang dari hasil

pembakaran yang tidak terurai atu terbakar

dengan sempurna. Seperti diketahui proses

pembakaran dari motor bakar menghasilkan gas

buang yang secara teoritis mengandung unsur CO,

, HC, C, dan . Berikut pada tabel 1. adalah

pencemaran yang dihasilkan oleh hasil

pembakaran motor bakar.

Bila bensin terbakar, maka akan terjadi

reaksi dengan oksigen membentuk karbon

dioksida (CO2) dan air (H2O). Gas bekas

umumnya terdiri dari gas yang tidak beracun N2

(Nitrogen), dan H2O (uap air) dan sebagian kecil

merupakan gas beracun seperti gas CO2 (gas

Carbon), CO, HC, dan Nox (Oksid Nitrogen) yang

sekarang sangat populer dalam gas bekas maupun

gas buang adalah gas yang beracun.

Tabel 1. Zat Pencemaran Yang Dihasilkan Pembakaran

Motor Bakar [Buku informasi memelihara / servis

sistem kontrol emisi, OTO KR02.020.01]

Zat

Pencemar

Sumber Utama

di Atmosfir

Akibatnya Keterang

an

CO Mobil 93 %

generator daya

dan lain – lain 7

%

Mengganggu pertukaran

oksigen di dalam darah dan

menyebabkan keracunan

carbon monoksid (konsentrasi

CO pada 30 – 40 PPM (Port

Per Million) melumpuhkan

syaraf : pada 500 PPM

menyebabkan sesak napas dan

pusing. Konsentrasi CO yang

tinggi dapat menyebabkan

kematian.

HC

Mobil 57%

Pemurnian

minyak bumi,

pemakaian

pelarut dan lain

–lain 43%

Organ pernapasan menjadi

sakit

Akibat

dari

utama

photo

chemical

smog.

Nox Mobil 39 %

Pabrik,

pembangkit

daya peurnian

minyak bumi

61 %

- Sakit mata, hidung,

tenggorokan, batuk, sakit

kepala, paru – paru

- No 2 atmosfir pada 3 – 5 PPM menghasilkan bau

yang menyakitkan pada

10

- 30 PPM menyebabkan

sakit mata dan hidung,

pada 30 – 50 PPM

menyebabkan batuk,

sakit kepala

Penyebab

utama

photo

chemical

smog

SO2 Mobil (diesel) 1

% Pabrik,

pembangkit

daya,

pemanasan dan

lain – lain 99 %

Gangguan pada selaput,

sistem pernapasan, dan

menyebabkan peradangan

pada saluran tenggorokan

.

Page 6: PENGARUH PENCAMPURAN BAHAN BAKAR … … · dan juga terbentuknya asbut foto kimia (asbut = asap bercampur kabut). Karbon monoksida merupakan gas yang tidak berwarna, tidak berbau

6

Tabel 2. Sifat – sifat Gas Buang Hasil

Pembakaran [Buku informasi memelihara / servis

sistem kontrol emisi, OTO KR02.020.01]

CO (Carbon Monokside) HC (Hydro

Carbon)

Nox (Oxide Nitrogen)

- Zat gas tidak berwarna

dan tidak berbau

- Tidak mudah larut

dalam air

- Perbandingan berat

terhadap udara (1

Atm0C) 0,967

- Didalam udara bila diberikan api akan

terbakar dengan

mengeluarkan asap

biru dan menjadi CO2

(Carbon diokside)

- Sebelum zat yang

merupakan ikatan

kimia hanya dari

carbon (C) dan

Hydrogen (H) saja

- Bentuk kimianya

dibagi menjadi

parafine, naftaline,

olefine dan

aromatic N2O

karena tidak aktif,

tidak menjadi

persoalan

- Terutama berbentuk

NO, NO2, dan

N2O.

- NO adalah gas yang

tidak berwarna

tidak berbau, sukar

laut dalam air, di

dalam udara karena

gesekan akan

menjadi NO2.

- NO2 adalah zat gas

berwarna agak

kemerahan dan

sedikit berbau,

mudah larut dalam

air bereaksi dengan

air menjadi asam

nitrit atau nitrat.

Emisi Gas Buang

Berdasarkan data yang diperoleh dari

Kementerian Lingkungan Hidup dalam peraturan

Menteri Lingkungan Hidup nomor 05 tahun 2006

mengenai ambang batas aman kadar polusi udara

yang dihasilkan oleh kendaraan adalah sebagai

berikut.

Tabel 3. Ambang batas emisi gas buang

kendaraan bermotor

Kategori Tahun

Pembuatan

Parameter Metode

uji CO(%) HC

(ppm)

Sepeda motor

dua langkah

2010 4,5 1200 Idle

Sepeda motor 4

langkah

<2010 5,5 2400 Idle

Sepeda motor (2

langkah dan

4langkah

2010 4,5 2000 Idle

5. Hipotesis

Dari landasan teori di atas dibuat hipotesis

penelitian sebagai berikut:

Hipotesis Mayor :

1. Semakin besar persentase bahan bakar

pertalite dengan premium dan semakin

tinggi putaran mesin akan mengurangi

dampak emisi gas buang pada sepeda

motor .

Hipotesis Minor :

1) Terdapat pengaruh yang signifikan pada

pemakaian bahan bakar bensin RON 88

dengan bahan bakar pertalite pada

pencampuran 10terhadap emisi gas buang

Carbon Monoksida (CO) pada sepeda

motor 110 CC dengan variasi putaran

2000 dan 3000 rpm.

2) Terdapat pengaruh yang signifikan pada

pemakaian bahan bakar bensin RON 88

dengan bahan bakar pertalite terhadap

emisi gas buang Hidro Carbon (HC)

pada sepeda motor 110 CC dengan

variasi putaran 2000 dan 3000 rpm.

Page 7: PENGARUH PENCAMPURAN BAHAN BAKAR … … · dan juga terbentuknya asbut foto kimia (asbut = asap bercampur kabut). Karbon monoksida merupakan gas yang tidak berwarna, tidak berbau

7

C. METODOLOGI PENELITIAN

1. Media dan Alat Penelitian

Tabel 4. Media dan Alat penelitian

No Nama

Bahan

Merk Spesifikasi Jumlah

1 Sepeda

Motor

SEPEDA

MOTOR

110 CC, 4 Langkah.

110 CC 1 Unit

2 Engine Gas Analyser

Heshbon HG - 250 1 Unit

3 Tacho Meter

Solar Cell Tachometer

DET -610 1 Unit

4 Gelas Ukur Pyrex 500 ml 1 Unit

5 Premium - RON 88 1 liter

6 Pertalite - RON 90 1 liter

7 Tool Set Krisbow 6mm-24mm

1 Set

Media yang digunakan dalam penelitian

adalah sepeda motor jenis 110 CC yang telah di

servis sesuai standard

2. Parameter Penelitian dan Variabel

Bebas

Tabel 5.. Para meter penelitian dan variabel

bebas No Para meter yang

diukur

Variabel bebas/

Faktor

1

2

Carbon monoksida,CO (%)

Hidro Carbon, HC (%)

Campuran bahan bakar

premium dengan

pertalite

Pada tiap-tiap parameter kemudian

dilakukan pengujian Emisi gas buang.

3. Batasan dan Lingkup Penelitian

Rancangan eksperimen pada penelitian

ini dibatasi dengan dua level untuk setiap

variabel bebas / faktor. Tabel 6

menunjukkan batasan dan lingkup penelitian.

Tabel 6. Batasan dan lingkup penelitian

Kode Variabel

bebas/factor

Level 1 Level 2

A Putaran (RPM) 2000 3000

B Campuran BB (%) 10% : 90% 10% : 90%

C Campuran BB (%) 25% : 75% 25% : 75%

D Campuran BB (%) 50% : 50% 50% : 50%

4. Proses Pelaksanaan Eksperimen

1. Tempatkan kendaraan pada tempat yang datar

agar mudah dalam pelaksanaan penelitian.

2. Pemasangan gelas ukur pada selang karburator.

Pastikan letak gelas ukur ditempat yang datar.

3. Pasang gas analyzer kesaluran listrik dan

setting ulang gas analyzer. Sambungkan

selang gas analyzer ke dalam knalpot sepeda

motor.

4. Menghidupkan dan memanaskan mesin sepeda

motor hingga suhu kerja mesin tercapai,

kemudian sesuaikan putaran mesin dengan

perlakuan Rpm yang telah ditentukan.

5. Tambahkan Bahan bakar pertalite dengan

Page 8: PENGARUH PENCAMPURAN BAHAN BAKAR … … · dan juga terbentuknya asbut foto kimia (asbut = asap bercampur kabut). Karbon monoksida merupakan gas yang tidak berwarna, tidak berbau

8

Premium sesuai dengan yang telah ditentukan

yaitu :

a. Campuran 10 % dengan 90% pada putaran

2000 rpm dan 3000 rpm

b. Campuran 25% dengan 75 % pada putaran

2000 rpm dan 3000 rpm

c. Campuran 50 % dengan 50% pada putaran

2000 rpm dan 3000 rpm

6. Setiap percobaan membutuhkan 2 menit

dengan menggunakan stop wacth.

7. Amati gas gelas ukur dan gas analyzer setiap 2

menit.

8. Untuk konsumsi bahan bakar lakukan

pengamatan setiap 2 menit dan catat hasil

yang di dapat dari menganalisa gelas ukur.

9. Untuk gas analyzer lakukan pengamatan

setiap 2 menit dan print hasil analisa emisi

gas buang setelah 2 menit.

10. Hasil yang di dapat selama penelitian

dirata-ratakan.

Gambar 3. Flow chart Penelitian

Page 9: PENGARUH PENCAMPURAN BAHAN BAKAR … … · dan juga terbentuknya asbut foto kimia (asbut = asap bercampur kabut). Karbon monoksida merupakan gas yang tidak berwarna, tidak berbau

9

D. PENUTUP

1. Hasil Analisa dan Pengujian

Tabel 7.. Data Hasil Pengujian HC

No A B HC(ppm)/600 ppm

Campuran

BBM

Putaran

(Rpm)

Lv

1

Lv

2

Lv

3

Rerata

1 10 % : 90 % 2000 95 90 96 93.67

2 10 % : 90 % 3000 84 83 86 84.33

3 25 % : 75 % 2000 76 74 74 74.67

4 25 % : 75 % 3000 62 60 63 61.67

5 50 % : 50%

2000 60 62 65 62.33

6 50 % : 50%

3000 53 52 51 52

Tabel 8 Data Hasil Pengujian CO

No A B CO (%)/ 4 %

Campuran

BBM

Putaran

(Rpm)

Lv

1

Lv

2

Lv

3

Rerata

1 10 % : 90 % 2000 2.05 2.03 2.06 2.04

2 10 % : 90 % 3000 1.97 1.99 1.98 1.98

3 25 % : 75 % 2000 1.93 1.64 1.92 1.93

4 25 % : 75 % 3000 1.63 1.95 1.64 1.94

5 50 % : 50%

2000 1.38 1.39 1.39 1.38

6 50 % : 50%

3000 1.06 1.08 1.07 1.07

2. Grafik Respon Rerata HC dan CO

Dengan menggunakan perhitungan

ANAVA (Analisa Variansi) maka didapat

grafik respon rerata HC dan CO.

Grafik Respon Rerata HC.

Gambar 4. Grafik respon rerata emisi gas buang

HC (ppm)

Dari gambar 4. grafik hasil penelitian

emisi gas buang HC pada putaran 2000 rpm,

penggunaan campuran BBM 10%:90%

menghasilkan emisi tertinggi 93.63ppm

diikuti oleh campuran BBM 25% : 75% 75

ppm dan campuran BBM 50% : 50% 74.67

ppm. pada putaran 3000 rpm, penggunaan

campuran BBM 10%:90% menghasilkan

emisi tertinggi 86 ppm diikuti oleh campuran

BBM 25% : 75% 62.33 ppm dan campuran

BBM 50% : 50% 52 ppm.

Page 10: PENGARUH PENCAMPURAN BAHAN BAKAR … … · dan juga terbentuknya asbut foto kimia (asbut = asap bercampur kabut). Karbon monoksida merupakan gas yang tidak berwarna, tidak berbau

10

Grafik Respon Rerata Emisi Gas

Buang CO.

.

Gambar 5. Grafik respon rerata emisi gas

buang CO (%)

Dari gambar 5 grafik hasil penelitian

emisi gas buang CO pada putaran 2000 rpm,

penggunaan campuran BBM 10%:90%

menghasilkan emisi tertinggi 2,04 % diikuti

oleh campuran BBM 25% : 75% dengan nilai

1,93 % dan campuran BBM 50% : 50% denga

nilai 1,38 %. pada putaran 3000 rpm,

penggunaan campuran BBM 10%:90%

menghasilkan emisi tertinggi 1,98% diikuti

oleh campuran BBM 25% : 75% dengan nilai

1,93% dan campuran BBM 50% : 50% 1,07

%.

3. Uji Hipotesis Pertama

H1 : Terdapat pengaruh yang signifikan pada

campuran bahan bakar pertalite (10%)

dengan bahan bakar premium Ron 88 (90%)

dengan bahan bakar pertalite terhadap emisi

gas buang HC pada putaran 2000 dan 3000

rpm kenderaan roda dua 110 CC.

H0 : Tidak Terdapat pengaruh yang signifikan

pada campuran bahan bakar pertalite (10%)

dengan bahan bakar premium Ron 88

(90%)dengan terhadap emisi gas buang HC

pada putaran 2000 dan 3000 rpm kenderaan

roda 2 110 CC.

Uji hipotesis dilakukan dari hasil

anava.

Tabel 9. Anava untuk HC

Dependent Variable:Emisi Gas Buang HC (ppm)

Source

Type III Sum

of Squares Df

Mean

Square F Sig.

Corrected

Model

3681.111a 5 736.222 186.648 .000

Intercept 91877.556 1 91877.556 23292.901 .000

Campuran

BBM

3136.778 2 1568.389 397.620 .000

Putaran 533.556 1 533.556 135.268 .000

CampuranB

BM *

Putaran

10.778 2 5.389 1.366 .000

Error 47.333 12 3.944

Total 95606.000 18

Corrected

Total

3728.444 17

a. R Squared = ,987 (Adjusted R Squared = ,982)

Page 11: PENGARUH PENCAMPURAN BAHAN BAKAR … … · dan juga terbentuknya asbut foto kimia (asbut = asap bercampur kabut). Karbon monoksida merupakan gas yang tidak berwarna, tidak berbau

11

Hasil analisis menunjukkan bahwa F

untuk Campuran BBM dan putaran adalah

sebesar 1,366 dengan signifikansi 0,000

Dengan signifikansi ketetapan yang

digunakan adalah α = 0,05 Ternyata hasil

analisis menunjukkan bahwa sig F sebesar

0,000 lebih kecil dari 0,05. Maka dengan

demikian H0 ditolak dan H1 diterima.

4. Uji Hipotesis Kedua

H1 : Terdapat pengaruh yang signifikan pada

campuran bahan bakar pertalite (50%) dengan

bahan bakar premium Ron 88 (50%)terhadap

emisi gas buang CO pada putaran 2000 dan 3000

rpm kenderaan roda dua 110 CC.

H0 : Tidak Terdapat pengaruh yang signifikan

pada campuran bahan bakar premium Ron 88

dengan bahan bakar pertalite terhadap emisi gas

buang CO pada putaran 2000 dan 3000 rpm

kenderaan roda 2 110 CC.

Uji hipotesis dilakukan dari hasil

anava.

Tabel 10 . Anava untuk CO

Dependent Variable:Emisi Gas Buang CO (%)

Source

Type III Sum

of Squares Df

Mean

Square F Sig.

Corrected

Model

2.126a 5 .425 42.047 .000

Intercept 50.535 1 50.535 4997.943 .000

Campuran

BBM

1.956 2 .978 96.749 .000

Putaran .112 1 .112 11.079 .006

CampuranB

BM *

Putaran

.057 2 .029 2.829 .000

Error .121 12 .010

Total 52.782 18

Corrected

Total

2.247 17

a. R Squared = ,946 (Adjusted R Squared = ,924)

Hasil analisis menunjukkan bahwa

nilai F untuk jenis busi dan putaran adalah

sebesar 2,829 dengan signifikansi 0,000

Dengan signifikansi ketetapan yang

digunakan adalah α = 0,05 Ternyata hasil

analisis menunjukkan bahwa sig F sebesar

0,000 lebih kecil dari 0,05. Maka dengan

demikian H0 ditolak dan H1 diterima.

Page 12: PENGARUH PENCAMPURAN BAHAN BAKAR … … · dan juga terbentuknya asbut foto kimia (asbut = asap bercampur kabut). Karbon monoksida merupakan gas yang tidak berwarna, tidak berbau

12

5. Pembahasan Hasil Penelitian

Setelah dilakukan analisis data hasil

eksperimen dapat dikemukakan fakta-fakta

sebagai berikut:

1. Terdapat pengaruh yang signifikan pada

campuran bahan bakar Pertalite dengan

Premium terhadap emisi gas buang HC pada

sepeda motor 110 cc dengan variasi putaran

2000 rpm dan 3000 rpm.

Pencampur pada bahan bakar, secara

cepat bahan bakar tersebut akan mengalami

perubahan RON . Proses ini lah yang

menyebabkan kemudahan pada proses

pembakaran dalam ruang bakar.

Pencampuran bahan bakar Pertalite dengan

Premium jika digunakan pada takaran yang

tepat akan mengurangi pemakaian konsumsi

bahan bakar.

2. Terdapat pengaruh yang signifikan pada

campuran bahan bakar Pertalite dengan

Premium terhadap emisi gas buang CO pada

sepeda motor 110 cc dengan variasi

putaran 2000 rpm dan 3000 rpm.

Pencampur pada bahan bakar, secara

cepat bahan bakar tersebut akan mengalami

perubahan RON . Proses ini lah yang

menyebabkan kemudahan pada proses

pembakaran dalam ruang bakar.

Pencampuran bahan bakar Pertalite dengan

Premium jika digunakan pada takaran yang

tepat akan mengurangi pemakaian konsumsi

bahan bakar.

Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisa yang telah

diuraikan di atas, dapat disimpulkan :

1. Terdapat pengaruh yang signifikan pada

penggunaan bahan bakar premium RON 88

dengan campuran bahan bakar Pertalite

RON 90 terhadap emisi gas buang Karbon

Monoksida (CO) pada sepeda motor 110 cc

dengan variasi putaran 2000 rpm dan 3000

rpm. Hal ini dapat dilihat dari hasil uji

analisis data yang dilakukakan menyatakan

bahwa konsumsi bahan bakar semakin

menurun ketika menggunakan bahan bakar

premium yang dicampur dengan pertalite dan

putaran yang meningkat.

2. Terdapat pengaruh yang signifikan pada

pemakaian bahan bakar premium RON 88

dengan campuran bahan bakar pertalite RON

90 terhadap emisi gas buang HC pada

sepeda motor 110 cc dengan variasi putaran

2000 rpm dan 3000 rpm. Hal ini dapat di

lihat dari uji analisis data yang dilakukan

menyatakan bahwa emisi gas buang HC

semakin menurun ketika menggunakan bahan

bakar yang dicampur.

Page 13: PENGARUH PENCAMPURAN BAHAN BAKAR … … · dan juga terbentuknya asbut foto kimia (asbut = asap bercampur kabut). Karbon monoksida merupakan gas yang tidak berwarna, tidak berbau

13

DAFTAR PUSTAKA

1. aris25trihandoko.blogspot

2. Buku informasi memelihara / servis

sistem kontrol emisi, OTO KR02.020.01

3. https://id.wikipedia.org/wiki/Bahan_bak

ar

4. http://iswantosite.blogspot.com/2013/01

/proses-pembakaran-pada-mesin.html

5. http://www.indonetwork.co.id/alloffers/

octane-booster.html

6. http://www.bps.go.id/

7. http://sumut.bps.go.id/frontend

8. http://www.ristizona.com/2012/10/tips-

mengurangi-emisi-gas-buang.html

9. Indah Dwi Endayani, Toni Dwi Putra.

(2011). Skripsi “Pengaruh Penambahan

Zat Aditif Pada Bahan Bakar Terhadap

Emisi gas Buang Mesin Sepeda

Motor”Universitas Widyagama Malang

10. Ir. Anton L Wartawan. Jakarta 1997.

Bahan Bakar Bensin “Otomotif”:

Universitas Trisakti. Jakarta.

11. Jonathan Sarwono. 2015. Rumus-rumus

populer dalam SPSS 22 untuk Riset

Skripsi. Yogyakarta: ANDI

12. Kristanto.P Wahyudi , J. 2014. Motor

Bakar Torak “Teori dan Aplikasinya”.

Yogyakarta: ANDI

13. Syaiful Mukmin ,Akhmad Farid, Nurida

Finahari,(2012). Skripsi “ pengaruh

OCTANE BOOSTER pada bahan bakar

terhadap konsumsi dan daya untuk

motor bensin 4 Tak 1 silinder”

Universitas Widyagama Malang.