pengaruh penambahan bahan aktif em4 dan kotoran ayam pada kompos alang-alang

68
PENGARUH PENAMBAHAN BAHAN AKTIF EM4 DAN KOTORAN AYAM PADA KOMPOS ALANG-ALANG (Imperata cylindrica) TERHADAP PERTUMBUHAN SEMAI Gmelina arborea Oleho: RYAN ADI KHARISMA E14201006 PROGRAM STUDI BUDIDAYA HUTAN FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006

Upload: bambang-sardi-sardi

Post on 11-Feb-2016

41 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

ORGANIK 1233

TRANSCRIPT

Page 1: Pengaruh Penambahan Bahan Aktif Em4 Dan Kotoran Ayam Pada Kompos Alang-Alang

PENGARUH PENAMBAHAN BAHAN AKTIF EM4 DAN KOTORAN AYAM PADA

KOMPOS ALANG-ALANG (Imperata cylindrica) TERHADAP PERTUMBUHAN SEMAI Gmelina arborea

Oleho:

RYAN ADI KHARISMA E14201006

PROGRAM STUDI BUDIDAYA HUTAN

FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2006

Page 2: Pengaruh Penambahan Bahan Aktif Em4 Dan Kotoran Ayam Pada Kompos Alang-Alang

PENGARUH PENAMBAHAN BAHAN AKTIF EM4 DAN KOTORAN AYAM PADA KOMPOS ALANG-ALANG

(Imperata cylindrica) TERHADAP PERTUMBUHAN SEMAI Gmelina arborea

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kehutanan

Pada Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor

Oleh : Ryan Adi Kharisma

E14201006

PROGRAM STUDI BUDIDAYA HUTAN FAKULTAS KEHUTANAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006

Page 3: Pengaruh Penambahan Bahan Aktif Em4 Dan Kotoran Ayam Pada Kompos Alang-Alang

RINGKASAN Ryan Adi Kharisma. E14201006. Pengaruh Penambahan Bahan Aktif EM4 dan Kotoran Ayam Pada Kompos Alang-alang (Imperata cylindrica) Terhadap Pertumbuhan Semai Gmelina arborea. Dibawah Bimbingan Dr. Ir. Cahyo Wibowo, MSc.F. 2006.

Alang-alang (Imperata cylindrica) banyak ditemukan menyebar luas di seluruh dunia. Di Indonesia alang-alang menyebar di seluruh pulau. Menurut Rahayu (1993) dalam Sianturi (2003), luas padang alang-alang di Indonesia diperkirakan sebesar 10.56 juta Ha. Sejauh ini pemanfaatan alang-alang baru terbatas sebagai pakan ternak, mulsa pada persemaian tanaman, dan obat tradisional.

Selain kurang produktif, alang-alang juga memiliki kemampuan bersaing yang tinggi dengan tanaman lain dalam penggunaan hara dan air, dapat mengeluarkan zat yang dapat menghambat pertumbuhan tanaman lain (allelopathy), dan rentan terhadap bahaya kabakaran. Jumlahnya yang melimpah dan dampak negatif yang dapat ditimbulkan, maka menjadi langkah positif bila terdapat usaha-usaha untuk meningkatkan nilai manfaat dari alang-alang.

Daun alang-alang merupakan bahan organik yang memiliki kemungkinan untuk dapat dimanfaatkan sebagai sumber hara bagi pertumbuhan tanaman. Dengan mendekomposisikan daun alang-alang dan menambahkan bahan aktif didalamnya diharapkan daun alang-alang dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif dalam pembuatan media semai.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kemungkinan pemanfaatan daun alang-alang sebagai alternatif media semai serta mengetahui pengaruh penambahan EM4 dan kotoran ayam pada kompos alang-alang bagi pertumbuhan semai Gmelina arborea.

Penelitian dilakukan di Rumah Kaca Laboratorium Silvikultur Fakultas Kehutanan IPB. Penelitian dimulai dari bulan Juli 2005 sampai bulan Januari 2006. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain daun alang-alang, benih G. arborea, larutan EM4, dedak padi, urea, gula pasir, air, dan tanah. Alat-alat yang digunakan yaitu mesin pencacah, polybag ukuran 10x15 cm dalam keadaan terisi media, oven, penggaris, thermometer, plastik, dan alat tulis. Parameter pertumbuhan yang diamati yaitu tinggi, diameter, dan jumlah panjang daun. Diakhir penelitian dilakukan pengukuran berat kering tanaman, nisbah pucuk akar, dan indeks mutu bibit. Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL) dengan perlakuan berupa pembuatan kompos alang-alang murni, penambahan EM4 dalam pembuatan kompos alang-alang, penambahan kotoran ayam dalam pembuatan kompos alang-alang dan tanah yang berperan sebagai kontrol. Tiap perlakuan terdiri dari 25 ulangan. Hasil penelitian menunjukkan kompos alang-alang dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif media semai untuk pertumbuhan semai G. arborea. Perlakuan berupa pembuatan kompos alang-alang memberikan pengaruh nyata terhadap pertumbuhan semai G. arborea pada parameter tinggi, diameter, nisbah pucuk akar, indeks mutu bibit, dan jumlah panjang daun. Penambahan EM4 dalam pembuatan kompos alang-alang dapat meningkatkan pertumbuhan semai G.

Page 4: Pengaruh Penambahan Bahan Aktif Em4 Dan Kotoran Ayam Pada Kompos Alang-Alang

arborea pada parameter tinggi, diameter, dan berat kering tanaman. Penambahan kotoran ayam dalam pembuatan kompos alang-alang dapat meningkatkan pertumbuhan semai G. arborea pada parameter jumlah panjang daun.

Page 5: Pengaruh Penambahan Bahan Aktif Em4 Dan Kotoran Ayam Pada Kompos Alang-Alang

LEMBAR PENGESAHAN

Judul : PENGARUH PENAMBAHAN BAHAN AKTIF EM4 DAN KOTORAN AYAM PADA KOMPOS ALANG-ALANG (Imperata cylindrica) TERHADAP PERTUMBUHAN SEMAI Gmelina arborea

Nama : RYAN ADI KHARISMA NIM : E14201006

Menyetujui,

Pembimbing

Dr. Ir. Cahyo Wibowo, MSc.F NIP. 131 628 545

Mengetahui Dekan Fakultas Kehutanan

Prof. Dr. Ir. Cecep Kusmana, MS NIP. 131 430 799

Tanggal : ……………….

PENGARUH

Page 6: Pengaruh Penambahan Bahan Aktif Em4 Dan Kotoran Ayam Pada Kompos Alang-Alang

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Sumbawa Besar pada tanggal 15 Februari 1983 dari

ayah Suhyar Muis dan ibu Eni Nuraini. Penulis merupakan putra pertama dari tiga

bersaudara.

Penulis lulus dari Sekolah Dasar Negeri 2 Sumbawa Besar tahun 1995.

Kemudian melanjutkan pendidikan ke Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Negeri

1 Sumbawa Besar dan lulus tahun 1998. Tahun 2001 penulis lulus dari SMU

Negeri 1 Sumbawa Besar. Pada tahun yang sama penulis diterima di IPB melalui

jalur Undangan Seleksi Masuk IPB dengan memilih Program Studi Budidaya

Hutan, Jurusan Manajemen Hutan, Fakultas Kehutanan.

Pada tahun 2004 penulis melaksanakan Praktek Umum Pengelolaan Hutan

di Getas KPH Ngawi, Praktek Umum Pengenalan Hutan di Baturaden KPH

Banyumas Timur dan Cilacap KPH Banyumas Barat. Tahun 2005 penulis

melaksanakan Praktek Kerja Lapang di HPH Putraduta Indah Wood, Jambi.

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan

penulis menyelesaikan skripsi dengan judul Pengaruh Penambahan Bahan Aktif

EM4 dan Kotoran Ayam Pada Kompos Alang-alang (Imperata cylindrica)

terhadap Pertumbuhan Semai Gmelina arborea di bawah bimbingan Dr. Ir. Cahyo

Wibowo MSc.F.

Page 7: Pengaruh Penambahan Bahan Aktif Em4 Dan Kotoran Ayam Pada Kompos Alang-Alang

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah

memberikan kekuatan, ketabahan dan kesabaran sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan salam senantiasa tercurah kepada

Rasulullah Muhammad SAW sebagai tauladan umat manusia.

Penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari peran dan bantuan dari banyak

pihak. Pengetahuan, pengalaman, tenaga dan do’a sangat membantu kelancaran

penulis. Semoga sedikit ilmu yang tertuang dalam skripsi ini dapat memberikan

manfaat bagi yang membutuhkan. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan

terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Dr. Ir. Cahyo Wibowo, MSc.F sebagai dosen pembimbing yang telah banyak

mencurahkan waktu, perhatian dan tenaganya dalam membimbing dan

memberikan arahan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

2. Dr. Ir. Agus Hikmat, MSc dan Efendi Tri Bachtiar, SHut selaku dosen

penguji, yang kritik dan sarannya sangat berguna bagi penulis.

3. Dr. Ir. Andry Indrawan, MS sebagai dosen pembimbing akademik yang telah

memberikan arahan dan bimbingan dalam menyelesaikan studi di IPB.

4. Ibunda dan Almarhum Ayahanda tercinta dan adik-adik penulis atas kasih

sayang, dukungan dan do’anya yang tidak pernah putus demi keberhasilan

penulis.

5. Tjinruang Muis, Setiawan Muis, Tamsil Muis, dan Thamrin Muis beserta

keluarga atas dukungannya selama ini.

6. Agung, Mukhti, Rudi, dan Efi atas persaudaraannya selama ini, semoga

senantiasa tetap terjalin.

7. Teman-teman seperjuangan di BDH 38

8. Seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang turut berperan

membantu penyusunan skripsi ini.

Bogor, Mei 2006

Page 8: Pengaruh Penambahan Bahan Aktif Em4 Dan Kotoran Ayam Pada Kompos Alang-Alang

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI …………………………………………………………… i

DAFTAR TABEL ……………………………………………………….. iii

DAFTAR GAMBAR …………………………………………………… iv

DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………… v

PENDAHULUAN………………………………………………………. 1

Latar Belakang…………………………………………………………… 1

Tujuan ……………………………………………………………………. 1

TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan Umum Alang-alang (Imperata cylindrica) …………………… 2

Tinajuan Umum Gmelina………………..………………………………. 2 Morfologi ………………………………………………………… 2

Penyebaran dan Habitat …………………………………………….. 3

Perkecambahan ……………………………………………………... 3

Effective microorganisms 4 (EM4)……………………………………… 3

Urea ……………………………………………………………………… 4

Dedak Padi ………………………………………………………………. 4

Kotoran Ternak ………………………………………………………….. 4

Kompos ………………………………………………………………….. 6

Dekomposisi …………………………………………………………….. 7

METODOLOGI PENELITIAN……………………………………….. 8 Lokasi dan Waktu Penelitian ……………………………………………. 8 Bahan dan Alat ………………………………………………………….. 8

Metode Penelitian ……………………………………………………….. 9

Pembuatan Kompos …………………………………………………….. 9

Bahan Organik ………………………………………………….. 9

Bahan Energi …………………………………………………… 9

Teknik Pembuatan Kompos……………………………………… 9

Pengontrolan dan Pengamatan ………………………………….. 10

Page 9: Pengaruh Penambahan Bahan Aktif Em4 Dan Kotoran Ayam Pada Kompos Alang-Alang

Pengecambahan …….…………………………………………………… 10

Penyapihan dan Pemeliharaan …………………………………………… 11

Pengukuran ……………………………………………………………… 11

Analisis Data ……………………………………………………………. 12

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil …………………………………………………………………….. 13

Pertumbuhan Semai G. arborea ………………………………………… 13

Pertumbuhan Tinggi …….………………………………………………. 14

Pertumbuhan Diameter …………………………………………………. 14

Jumlah Panjang Daun ……………………………………………………. 15

Berat Kering Tanaman ………………………………………………… 16

Nisbah Pucuk Akar …………………………………………………….. 16

Indeks Mutu Bibit ……………………………………………………… 17

Analisis Unsur Hara ……………………………………………………… 18

Pembahasan …………………………………………………………….. 19

Pengamata Pertumbuhan Tanaman……………………………………… 21

Pertumbuhan Tinggi ….…………………………………………………. 23

Pertumbuhan Diameter …….…………………………………………….. 24

Jumlah Panjang Daun …………………………………………………… 25

Berat Kering Tanaman …………..……………………………………… 25

Nisbah Pucuk Akar ……………………………………………………. 26

Indeks Mutu Bibit ……………………………………………………… 27

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan …………………………………………………………….. 28

Saran ……………………………………………………………………. 28

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………….. 29 LAMPIRAN …………………………………………………………… 31

Page 10: Pengaruh Penambahan Bahan Aktif Em4 Dan Kotoran Ayam Pada Kompos Alang-Alang

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Kandungan Hara dan Air Beberapa Jenis Pupuk Kandang ….…… 5

Tabel 2 Rekapitulasi Analisis Keragaman Parameter Pertumbuhan ……….. 13

Tabel 3 Analisis Ragam 1/(Tinggi-2) Semai G. arborea …………………. 14

Tabel 4 Uji Duncan Pengaruh Perlakuan terhadap 1/(Tinggi-2) Semai

G. arborea …………………………………………………………. 14

Tabel 5 Analisis Ragam 1/(Diameter 2) Semai G. arborea .……………… 15

Tabel 6 Uji Duncan Pengaruh Perlakuan terhadap 1/(Diameter 2) Semai

G. arborea ………………………………………………………… 15

Tabel 7 Analisis Ragam LOGE Jumlah Panjang Daun Semai

G. arborea ………………………………………………………… 15

Tabel 8 Uji Duncan Pengaruh Perlakuan terhadap LOGE Jumlah Panjang

Daun Semai G. arborea …………………………………………… 16 Tabel 9 Analisis Ragam Cos Berat Kering Tanaman Semai

G. arborea ……… 16

Tabel 10 Analisis Ragam Nisbah Pucuk Akar Semai G. arborea ………….. 17

Tabel 11 Uji Duncan Pengaruh Perlakuan terhadap Nisbah Pucuk Akar

Semai G. arborea …………………………………………………. 17

Tabel 12 Analisis Ragam NSCOR (Indeks Mutu Bibit+2) G. arborea ……. 17

Tabel 13 Uji Duncan Pengaruh Perlakuan terhadap NSCOR (Indeks Mutu

Bibit+2) G. arborea………………………………….………….… 18

Tabel 14 Analisis Unsur Hara …………………………………………….… 18

Tabel 15 Kategorisasi Kapasitas Tukar Kation ………………………………. 21

Page 11: Pengaruh Penambahan Bahan Aktif Em4 Dan Kotoran Ayam Pada Kompos Alang-Alang

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1 Kompos yang Digunakan Sebagai Media Semai ….……………..… 20

Gambar 2 Contoh Pertumbuhan Semai Tiap Perlakuan …………………….... 23

Gambar 3 Tinggi Rata-rata Tiap Perlakuan ………………………………….. 24

Gambar 4 Diameter Rata-rata Tiap Perlakuan …………….…………………. 24

Gambar 5 Jumlah Panjang Daun Rata-rata Tiap Perlakuan …….……....…… 25

Gambar 6 Berat Kering TanamanRata-rata Tiap Perlakuan …………………… 26

Gambar 7 Nisbah Pucuk Akar Rata-rata Tiap Perlakuan ……………………… 27

Gambar 8 Indeks Mutu Bibit Rata-rata Tiap Perlakuan ………………………. 27

Page 12: Pengaruh Penambahan Bahan Aktif Em4 Dan Kotoran Ayam Pada Kompos Alang-Alang

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Kondisi Kompos ……………………………………………… 31

Lampiran 2 Analisis Unsur Hara Media …………………………………… 32

Lampiran 3 Tinggi Semai Gmelina arborea ……………………………….. 34

Lampiran 4 Diameter Semai Gmelina arborea …………………………….. 38

Lampiran 5 Jumlah Panjang Daun Semai Gmelina arborea ……………….. 39

Lampiran 6 Berat Kering Pucuk dan Berat Kering Akar

Gmelina arborea ……………………………………………….. 41

Lampiran 7 Nisbah Pucuk Akar Gmelina arborea …………………………. 42

Lampiran 8 Indeks Mutu Bibit Gmelina arborea ………………………….. 43

Lampiran 9 Pengolahan Data Pertumbuhan Semai Gmelina arborea ……… 44

Lampiran 10 Gambar Penelitian ……………………………………………. 56

Page 13: Pengaruh Penambahan Bahan Aktif Em4 Dan Kotoran Ayam Pada Kompos Alang-Alang

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Alang-alang (Imperata cylindrica) banyak ditemukan menyebar luas di

seluruh dunia, baik di daerah tropis maupun di daerah subtropis. Di Indonesia

alang-alang menyebar di seluruh pulau. Menurut Rahayu (1993) dalam Sianturi

(2003), luas padang alang-alang di Indonesia diperkirakan sebesar 10.56 juta Ha.

Sejauh ini pemanfaatan alang-alang baru terbatas sebagai pakan ternak, mulsa

pada persemaian tanaman, dan obat tradisional.

Selain kurang produktif, alang-alang juga memiliki kemampuan bersaing

yang tinggi dengan tanaman lain dalam penggunaan hara dan air, dapat

mengeluarkan zat yang dapat menghambat pertumbuhan tanaman lain

(allelopathy) dan rentan terhadap bahaya kabakaran. Sehingga alang-alang yang

tersebar luas di Indonesia merupakan masalah dibidang kehutanan yang perlu

mendapat perhatian dan penanganan.

Mengingat jumlahnya yang melimpah dan dampak negatif yang dapat

ditimbulkan, maka merupakan langkah positif bila terdapat usaha-usaha untuk

meningkatkan nilai manfaat dari alang-alang.

Daun alang-alang merupakan bahan yang memiliki kemungkinan untuk

dapat dimanfaatkan sebagai bahan dasar dalam pembuatan kompos. Dalam

penelitian ini akan mengkaji alternatif pemanfaatan alang-alang sebagai media

semai (dalam bentuk kompos) bagi pertumbuhan semai Gmelina arborea.

Tujuan

Untuk mengetahui kemungkinan pemanfaatan daun alang-alang sebagai

alternatif media semai serta pengaruh penambahan EM4 dan kotoran ayam pada

kompos alang-alang bagi pertumbuhan semai Gmelina arborea.

Page 14: Pengaruh Penambahan Bahan Aktif Em4 Dan Kotoran Ayam Pada Kompos Alang-Alang

TINJAUAN PUSTAKA

Tinjauan Umum Alang-alang (Imperata cylindrica)

Alang-alang memiliki nama daerah yang bermacam-macam. Di Jawa

dikenal dengan nama alang-alang, di Jawa Barat dikenal dengan nama eurih,

naleueng lakooe di Aceh, halalang di Kalimantan, ri di Maluku, he di Sulawesi, re

di Nusa Tenggara dan di Irian Jaya disebut dengan gombur atau ruren.

Alang-alang tumbuh liar di hutan, ladang, lapangan rumput, di sisi jalan,

dan pada daerah kering yang mendapat sinar matahari. Alang-alang tersebar pada

ketinggian 1-2700 m di atas permukaan laut yang merupakan herba menahun yang

tumbuh tegak dengan tinggi 30 – 180 cm, mudah berkembang biak, mempunyai

rimpang kaku yang tumbuh menjalar, batangnya padat, dan bukunya berambut

jarang. Daun alang-alang berbentuk pita, tegak, ujungnya runcing, kasar, panjang

daun 180 cm, dan lebar 3 cm dengan warna hijau. Perbungaan berupa bulir

majemuk, berwarna putih, mudah diterbangkan oleh angin, agak menguncup

dengan panjang 6-30 cm, pada tangkai terdapat 2 bulir, letak bersusun, bunga

yang terletak di atas adalah bunga sempurna sedangkan bunga yang terletak di

bawah adalah bunga mandul. Panjang bulir sekitar 3 mm, pada pangkal bulir

terdapat rambut halus panjang dan padat dengan warna putih. Biji jorong

berwarna coklat tua dengan panjang sekitar 1 mm (Wijayakusuma et al. 1993).

Tinjauan Umum Gmelina (Gmelina arborea)

Morfologi Menurut Rachmawati et al. (2002) pohon gmelina memiliki ukuran sedang

dengan tinggi yang dapat mencapai 30-40 m, batang silindris, diameter rata-rata

50 cm, kadang-kadang mencapai 140 cm. Kulit gmelina halus atau bersisik, warna

cokelat muda sampai abu-abu dengan ranting halus licin atau berbulu halus.

Bunga kuning terang, mengelompok dalam tandan (30-350 bunga per tandan).

Daun bersilang, bergerigi atau bercuping, berbentuk jantung, ukuran 10-25 cm x

5-18 cm. Bunga gmelina merupakan bunga sempurna dengan panjang lebih dari

Page 15: Pengaruh Penambahan Bahan Aktif Em4 Dan Kotoran Ayam Pada Kompos Alang-Alang

25 mm, berbentuk tabung dengan 5 helai mahkota. Bunga mekar pada malam hari.

Penyerbukan umumnya dilakukan oleh lebah.

Penyebaran dan habitat

Gmelina termasuk dalam famili Verbenaceae yang menyebar alami di

Nepal, India, Pakistan, Bangladesh, Sri Lanka, Myanmar, Thailand, Laos,

Kamboja, Vietnam dan Cina Selatan. Di hutan alam jenis ini selalu tersebar dan

berkelompok dengan jenis lain. Akhir-akhir ini gmelina banyak ditanam di

Indonesia dalam rangka pembangunan Hutan Tanaman Industri. Di Indonesia

gmelina dikenal dengan nama jati putih (Rachmawati et al. 2002)

Sukajadi (1992) menyatakan gmelina tumbuh pada daerah dataran rendah

sampai dataran tinggi (0-1000 mdpl) dengan curah hujan rata-rata 1000 mm/tahun

dengan 6-7 bulan kering/tahun atau dengan curah hujan rata-rata 1700 mm sampai

dengan 2200 mm pada bulan kering 2-4 bulan dengan suhu optimum 21-28oC.

Perkecambahan

Perkecambahan gmelina sering lebih dari 100%, karena dari satu biji

tumbuh lebih dari satu kecambah. Suhu optimal perkecambahan 30-31oC. Suhu

rendah dapat menurunkan perkecambahan. Bedeng kecambah diletakkan di bawah

sinar matahari. Naungan sebagian atau penuh dapat menurunkan daya kecambah

(Rachmawati et al. 2002).

Effective Microorganisms 4 (EM4) Larutan effective microorganisms 4 yang disingkat EM 4 ditemukan

pertama kali oleh Teruo Higa dari Universitas Ryukyus, Jepang. Kurang lebih 80

genus mikroorganisme fermentasi yang terkandung di dalam EM4. Dari sekian

banyak mikroorganisme, ada lima golongan utama penyusun EM4 yaitu bakteri

fotosintetik, lactobacillus sp., Streptomyces sp., ragi, dan Actinomycetes (Indriani,

1999).

Djuarnani et al. (2005) menyatakan bahwa EM4 dapat menekan

pertumbuhan mikroorganisme patogen yang selalu menjadi masalah pada

Page 16: Pengaruh Penambahan Bahan Aktif Em4 Dan Kotoran Ayam Pada Kompos Alang-Alang

budidaya monokultur dan budidaya tanaman sejenis secara terus-menerus

(continous cropping). EM4 dapat memfermentasikan sisa pakan dan kulit udang

atau ikan di tanah dasar tambak, sehingga gas beracun dan panas di tanah dasar

tambak menjadi hilang. EM4 dapat digunakan untuk memproses bahan limbah

menjadi kompos dengan proses yang lebih cepat dibandingkan dengan pengolahan

limbah secara tradisional.

Urea

Pemanfaatan urea dalam perkembangan dan pertumbuhan tanaman adalah

untuk membuat bagian tanaman lebih hijau segar, banyak mengandung butir hijau

daun yang penting dalam proses fotosintesis, mempercepat pertumbuhan tanaman,

jumlah anakan, cabang, dan menambah kandungan protein (Petrokimia, 1984).

Dedak Padi Marpaung (1998) menyebutkan bahwa dedak padi mengandung 62%

selulosa dan 10.9 % hemiselulosa. Kandungan selulosa yang tinggi disebabkan

karena dedak padi tersusun dari dinding sel yang tebal.

Kandungan nutrisi dalam dedak padi cukup tinggi. Dedak padi mengandung

13.5 % protein, 1630 kkal/kg energi, 13 % lemak, 0.12 % serat kasar, 0.12 % Ca,

1.5 % phospor, 417.8 mg/kg Mn, 29.9 mg/kg Zn, 0.29 % methionin, 0.4 % sistine,

0.8 % lysin, 0.1 % tritofan, dan 1.4 % arginin (Anggorodi, 1985).

Kotoran Ternak Telah lama diketahui bahwa kotoran ternak bermanfaat bagi tanaman. Di

dalam kotoran ternak terdapat zat-zat yang dapat dimanfaatkan bagi pertumbuhan

tanaman. Kandungan hara dalam kotoran ternak yang penting untuk tanaman

antara lain unsur nitrogen (N), phospor (P), dan kalium (K). Ketiga unsur ini

memiliki fungsi yang sangat penting bagi pertumbuhan tanaman. Unsur nitrogen

Page 17: Pengaruh Penambahan Bahan Aktif Em4 Dan Kotoran Ayam Pada Kompos Alang-Alang

(N) berfungsi untuk merangsang pertumbuhan tanaman secara keseluruhan,

terutama batang tanaman. Unsur phospor (P) bagi tanaman lebih banyak berfungsi

untuk merangsang pertumbuhan akar, khususnya akar tanaman muda. Unsur

kalium (K) berperan dalam membentuk protein dan karbohidrat bagi tanaman.

(Setiawan, 1996).

Tabel 1 Kandungan Hara dan Air Beberapa Jenis Pupuk Kandang

Jenis ternak

Kadar Zat Hara dan Air (%)

Keterangan Nitrogen

(N)

Phospor

(P)

Kalium

(K)

Air

Sapi

- padat 0.40 0.20 0.10 85 Pupuk dingin

- cair 1.00 0.50 1.50 92

Kerbau

- padat 0.60 0.30 0.34 85 Pupuk dingin

- cair 1.00 0.15 1.50 92

Kambing

- padat 0.60 0.30 0.17 60 Pupuk panas

- cair 1.50 0.13 1.80 85

Domba

- padat 0.75 0.50 0.45 60 Pupuk panas

- cair 1.35 0.05 2.10 85

Ayam 1 0.80 0.40 55 Pupuk dingin

Sumber : Pinus Lingga, 1992

Page 18: Pengaruh Penambahan Bahan Aktif Em4 Dan Kotoran Ayam Pada Kompos Alang-Alang

Kompos Djuarnani et al.(2004) mengungkapkan bahwa kompos merupakan hasil

fermentasi atau hasil dekomposisi bahan organik seperti tanaman, hewan, atau

limbah organik. Secara ilmiah, kompos dapat diartikan sebagai partikel tanah

yang bermuatan negatif sehingga dapat dikoagulasikan oleh kation dan partikel

tanah untuk membentuk granula tanah. Kompos telah digunakan secara luas

selama ratusan tahun dan telah terbukti mampu menangani limbah pertanian

sekaligus berfungsi sebagai pupuk alami. Masyarakat Cina, Jepang, dan

masyarakat Asia lainnya telah membuat kompos sejak 4000 tahun yang lalu.

Menurut Sutanto (2002), kualitas kompos sangat ditentukan oleh tingkat

kematangan kompos, disamping kandungan logam beratnya. Bahan organik yang

tidak terdekomposisi secara sempurna akan menimbulkan efek yang merugikan

bagi pertumbuhan tanaman. Penambahan kompos yang belum matang ke dalam

tanah dapat menyebabkan terjadinya persaingan bahan nutrien antara tanaman dan

mikroorganisme tanah. Keadaan ini dapat mengganggu pertumbuhan tanaman.

Secara umum kompos yang sudah matang dapat dicirikan dengan sifat-sifat

sebagai berikut :

Berwarna cokelat tua hingga hitam dan remah

Tidak larut dalam air, meskipun sebagian dari kompos bisa membentuk

suspensi

Sangat larut dalam pelarut alkali, natrium pirofosfat atau larutan amonium

oksalat dengan menghasilkan ekstrak berwarna gelap dan dapat difraksinasi

lebih lanjut menjadi zat humic, fulvic, dan humin

Rasio C/N sebesar 20-40, tergantung dari bahan baku dan derajat humifikasi

Memiliki kapasitas pemindahan kation dan absorpsi terhadap air yang tinggi

Jika digunakan pada tanah, kompos dapat memberikan efek menguntungkan

bagi tanah dan pertumbuhan tanaman

Memiliki suhu yang hampir sama dengan temperatur udara

Tidak mengandung asam lemak yang menguap

Tidak berbau

Page 19: Pengaruh Penambahan Bahan Aktif Em4 Dan Kotoran Ayam Pada Kompos Alang-Alang

Dekomposisi Dekomposisi adalah suatu proses penguraian bahan organik yang berasal

dari binatang dan tanaman secara fisik maupun kimia menjadi senyawa-senyawa

anorganik sederhana yang dilakukan oleh berbagai mikroorganisme tanah, yang

dapat memberikan hasil berupa hara mineral yang dapat secara langsung dapat

dimanfaatkan oleh tanaman (Odum, 1971)

Prinsip pengomposan adalah menurunkan nilai rasio C/N bahan organik

menjadi sama dengan rasio C/N tanah. Rasio C/N adalah hasil perbandingan

antara karbon dan nitrogen yang terkandung didalam suatu bahan. Bahan organik

yang memiliki rasio C/N sama dengan tanah memungkinkan bahan tersebut dapat

diserap oleh tanaman (Djuarnani et al. 1996).

Sutanto (2002) menyatakan bahwa selama proses pengomposan

berlangsung, perubahan secara kualitatif dan kuantitatif terjadi. Pada tahap awal

akibat perubahan lingkungan beberapa spesies flora menjadi aktif, makin

berkembang dalam waktu yang cepat, dan kemudian hilang untuk memberikan

kesempatan pada populasi lain untuk menggantikan. Selama dekomposisi intensif

berlangsung, dihasilkan suhu yang cukup tinggi dalam waktu relatif pendek, dan

bahan organik yang mudah terdekomposisi akan diubah menjadi senyawa lain.

Selama tahap pematangan utama dan pasca pematangan bahan yang agak sukar

terdekomposisi menjadi terurai dan terbentuk ikatan kompleks lempung-humus.

Page 20: Pengaruh Penambahan Bahan Aktif Em4 Dan Kotoran Ayam Pada Kompos Alang-Alang

METODOLOGI

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Rumah Kaca Laboratorium Silvikultur, Fakultas

Kehutanan, Institut Pertanian Bogor. Kegiatan penelitian dilaksanakan selama 6

bulan, dimulai dari bulan Juli 2005 hingga bulan Januari 2006.

Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Benih G. arborea

2. Bahan aktif EM4

3. Gula pasir

4. Dedak padi

5. Urea

6. Air

7. Kotoran ayam

8. Daun alang-alang

9. Tanah

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Plastik

2. Thermometer

3. Kertas label

4. Polybag dengan ukuran tinggi 15 cm dan diameter 10 cm (dalam keadaan

terbuka)

5. Caliper

6. Sprayer

7. Timbangan

8. Oven

9. Cangkul

10. Penggaris

11. Ember

Page 21: Pengaruh Penambahan Bahan Aktif Em4 Dan Kotoran Ayam Pada Kompos Alang-Alang

12. Mesin pencacah (chopper)

Metode Penelitian

Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu rancangan

acak lengkap dengan empat perlakuan. Keempat perlakuan tersebut adalah

sebagai berikut:

1. Penambahan bahan aktif EM4 pada kompos alang-alang

2. Kompos alang-alang tanpa penambahan bahan aktif EM4 maupun kotoran

ayam (kompos alang-alang murni)

3. Penambahan kotoran ayam pada kompos alang-alang

4. Tanah yang berperan sebagai kontrol

Masing-masing perlakuan mempunyai 25 ulangan. Ulangan adalah satu

individu semai G. arborea.

Pembuatan Kompos

Bahan organik

Bahan organik yang digunakan dalam penelitian ini berupa daun alang-alang

yang masih hijau dan segar. Alang-alang dicacah terlebih dahulu menggunakan

chopper sehingga menjadi berukuran + 0.2 cm x 3 cm. Pengumpulan alang-alang

dilakukan di sekitar kampus IPB Darmaga.

Bahan energi

Bahan energi merupakan bahan yang memiliki kandungan karbohidrat tinggi.

Dalam percobaan ini bahan energi digunakan untuk mendukung aktivitas

mikroorganisme dekomposer. Bahan energi yang digunakan berupa dedak padi

dan gula pasir.

Teknik pembuatan kompos

Tiap perlakuan menggunakan bahan organik berupa daun alang-alang yang

telah dicacah masing-masing sebanyak 150 liter. Volume bahan organik ditakar

menggunakan takaran berupa botol sisa air mineral. Penakaran volume bahan

Page 22: Pengaruh Penambahan Bahan Aktif Em4 Dan Kotoran Ayam Pada Kompos Alang-Alang

organik dilakukan tanpa pemadatan. Kepada bahan organik tiap perlakuan

ditambahkan 7.5 liter dedak dan dicampur secara merata. Pada pembuatan

kompos alang-alang dengan penambahan kotoran ayam, selain menambahkan

dedak pada bahan organik juga ditambahkan kotoran ayam kering sebanyak 30

liter. Pencampuran seluruh bahan kompos dilakukan di atas hamparan plastik

berukuran 2 m x 2.5 m.

Setelah bahan kompos tercampur merata, pada tiap perlakuan disiram

menggunakan larutan yang terdiri dari 15 liter air, 75 gram gula dan 37,5 gram

urea. Larutan EM4 sebanyak 45 ml ditambahkan pada larutan yang digunakan

untuk pembuatan kompos alang-alang dengan perlakuan penambahan bahan aktif

EM4. Pencampuran dan pengadukan kompos menggunakan tangan untuk

menjamin kemerataan kelembaban kompos.

Pengontrolan dan Pengamatan

Pengomposan dilakukan selama 2 bulan. Dari awal hingga akhir masa

pengomposan, kompos ditempatkan pada ruangan beratap yang terlindungi

dari jatuhan air hujan dan terik sinar matahari

Suhu pada tahap awal dipertahankan pada kisaran 40-50o C. Apabila suhu

lebih dari 50oC, penutup plastik dibuka dan kompos dibolak-balik hingga

terjadi penurunan suhu sehingga mencapai kisaran suhu yang diharapkan

Pada dua minggu pertama, pengukuran suhu dilakukan tiap satu hari sekali

Untuk selanjutnya hingga kompos matang, pengukuran dilakukan satu

minggu sekali

Setiap satu minggu dilakukan pengecekan kadar air kompos dengan cara

diraba, diremas, dan dikepal

Pengecambahan

Sebelum pengecambahan, benih G. arborea diseleksi terlebih dahulu. Benih

yang akan dikecambahkan dipilih yang berukuran relatif seragam secara fisik,

padat dan berisi. Media tabur terdiri dari campuran tanah dan pasir dengan

perbandingan 1:1 menurut volume.

Page 23: Pengaruh Penambahan Bahan Aktif Em4 Dan Kotoran Ayam Pada Kompos Alang-Alang

Penyapihan dan Pemeliharaan

Penyapihan dilakukan setelah semai berumur 3 minggu. Benih yang telah

dikecambahkan pada bak kecambah dipindahkan ke dalam polybag yang

sebelumnya telah diisi media kompos dan media tanah. Penyiraman dilakukan

setiap hari dengan jumlah air yang relatif sama untuk tiap ulangan.

Pengukuran

Pengukuran pertumbuhan semai dilakukan selama 12 minggu yang meliputi:

Tinggi dan Diameter

Tinggi semai diukur menggunakan penggaris. Pengukuran dilakukan tiap satu

minggu sekali. Tinggi diukur mulai dari kotiledon hingga bagian pucuk tanaman.

Pengukuran diameter diukur satu kali, yaitu pada akhir pengamatan pada bagian

bekas kotiledon.

Jumlah Panjang Daun

Jumlah panjang daun merupakan jumlah total pengukuran panjang seluruh

daun yang dimiliki semai. Panjang daun diukur mulai dari pangkal daun hingga

ujung daun mengikuti tulang daun utama. Jumlah panjang daun diukur tiap 2

minggu sekali. Pengukuran pertama dilakukan 2 minggu setelah penyapihan.

Berat Kering Tanaman

Pengukuran berat kering tanaman dilakukan pada akhir pengamatan. Semai

dipotong menjadi dua bagian yaitu bagian pucuk dan bagian akar. Kedua bagian

tersebut dimasukkan kedalam wadah berupa kantong dari kertas koran yang telah

disediakan bagi masing-masing individu tanaman, kemudian dioven pada suhu

105 oC selama 24 jam. Setelah pengovenan, bagian tanaman dianginkan selama

2 x 24 jam. Berat kering tanaman merupakan jumlah dari berat kering bagian akar

dan berat kering bagian pucuk tanaman.

Page 24: Pengaruh Penambahan Bahan Aktif Em4 Dan Kotoran Ayam Pada Kompos Alang-Alang

Nisbah Pucuk Akar

Rasio pucuk akar merupakan perbandingan antara berat kering bagian pucuk

dengan berat kering bagian akar suatu tanaman.Pucuk tanaman adalah bagian

tanaman yang berada di atas permukaan tanah.

Indeks Mutu Bibit

Rumus perhitungan indeks mutu bibit (IMB) :

IMB = Berat Kering Pucuk (gr) + Berat Kering Akar (gr)

Tinggi (cm) Berat Kering Pucuk (gr)

Diameter (mm) Berat Kering Akar (gr)

Analisis Data

Analisis data menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Penelitian

menggunakan RAL dengan 4 perlakuan dan 25 ulangan.

Yij = µ + ri + єij ; i = 0, 1, 2 ………25

Dimana :

Yij = Pertumbuhan G. arborea dari tanaman ke-j yang mendapat

perlakuan ke-i

µ = Nilai tengah umum pertumbuhan G. arborea

rI = Pengaruh perlakuan ke-i terhadap pertumbuhan G. arborea

єij = Pengaruh galat percobaan pada tanaman ke-j yang mendapat

perlakuan ke-i

Perlakuan :

A1 = Kompos alang-alang dengan penambahan EM4

A2 = Kompos alang-alang tanpa penambahan EM4 dan kotoran

ayam (kompos alang-alang murni)

A3 = Kompos alang-alang dengan penambahan kotoran ayam

A4 = Tanah sebagai kontrol

Page 25: Pengaruh Penambahan Bahan Aktif Em4 Dan Kotoran Ayam Pada Kompos Alang-Alang

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Pertumbuhan semai G. arborea

Pengamatan dan pengukuran pertumbuhan semai G. arborea dilakukan

selama 12 minggu. Hasil pengukuran tiap parameter pertumbuhan disajikan pada

lembar-lembar Lampiran. Berikut hasil analisis ragam pada tiap parameter

pertumbuhan semai.

1/(Tinggi-2) 1/(Diameter2) LOGE JPD Cos BKT NPA NSCOR

(IMB+2) * * * tn * *

Keterangan :

tn : tidak berbeda nyata

* : berbeda nyata pada taraf 5%

JPD : jumlah panjang daun

BKT : berat kering tanaman

NPA : nisbah pucuk akar

IMB : indeks mutu bibit

Tabel 2 menunjukkan bahwa perlakuan memberikan pengaruh nyata

terhadap pertumbuhan semai G. arborea pada parameter tinggi, diameter, nisbah

pucuk akar, indeks mutu bibit, dan jumlah panjang daun. Pada parameter berat

kering tanaman, perlakuan tidak memberikan pengaruh nyata. Dalam pengolahan

data, data-data parameter tinggi, diameter, berat kering tanaman, jumlah panjang

daun, dan indeks mutu bibit ditransformasi terlebih dahulu. Transformasi data

dilakukan untuk memenuhi asumsi-asumsi dalam analisis ragam. Asumsi-asumsi

tersebut adalah pengaruh perlakuan dan pengaruh lingkungan bersifat aditif, galat

percobaan memiliki ragam yang homogen, galat percobaan saling bebas dan galat

percobaan menyebar normal.

Tabel 2Rekapitulasi Analisis Keragaman 1/(Tinggi-2), 1/(Diameter2), LOGE Jumlah Panjang Daun, Cos Berat Kering Tanaman, Nisbah Pucuk Akar, NSCOR (Indeks Mutu Bibit+2)

2

Page 26: Pengaruh Penambahan Bahan Aktif Em4 Dan Kotoran Ayam Pada Kompos Alang-Alang

Pertumbuhan Tinggi

Tinggi semai mulai diukur setelah 6 hari pemindahan dari bak kecambah.

Pengukuran dilakukan setiap seminggu sekali. Data transformasi pertumbuhan

tinggi kemudian dianalisis ragam. Hasil analisis ragam disajikan pada Tabel 3.

SK db JK KT F hit F tabel

0.05

Perlakuan 3 0.001637 0.000546

3.85 2.81 Galat 46 0.006517 0.000142

Total 49 0.008154

Hasil analisis ragam di atas menunjukkan bahwa F hit > F tabel pada taraf 5%,

sehingga dilakukan pengujian lanjutan menggunakan uji Duncan. Hasil uji

Duncan disajikan pada Tabel 4.

Perlakuan Rata-rata

A4 0.0462a

A2 0.0437ab

A1 0.0343abc

A3 0.0329bcd Ket : angka yang diikuti dengan huruf yang sama tidak berbeda nyata

Pertumbuhan Diameter

Diameter merupakan parameter pertumbuhan yang diukur satu kali yaitu

pada akhir pengamatan. Hasil pengukuran diameter disajikan pada Lampiran 4.

Hasil transformasi data diameter kemudian dianalisis ragam yang hasilnya

disajikan pada tabel berikut.

Tabel 3 Analisis Ragam 1/(Tinggi-2) Semai G. arborea

Tabel 4 Uji Duncan Pengaruh Perlakuan terhadap 1/(Tinggi-2) Semai

G. arborea

Page 27: Pengaruh Penambahan Bahan Aktif Em4 Dan Kotoran Ayam Pada Kompos Alang-Alang

Tabel 5 Analisis Ragam 1/(Diameter2) Semai G. arborea

SK db JK KT F hit F tabel

0.05

Perlakuan 3 2.934 0.978

3.50 2.81 Galat 46 9.734 0.212

Total 49 12.668

Hasil analisis ragam di atas menunjukkan bahwa F hit > F tabel pada taraf 5%,

sehingga dilanjutkan dengan uji Duncan. Hasil uji Duncan disajikan pada Tabel 6.

Tabel 6 Uji Duncan Pengaruh Perlakuan terhadap 1/(Diameter2) Semai G.arborea

Perlakuan Rata-rata

A4 6.183a

A2 4.578abc

A1 4.336bc

A3 3.607c Ket : angka yang diikuti dengan huruf yang sama tidak berbeda nyata

Jumlah Panjang Daun

Pengukuran jumlah panjang daun dilakukan tiap 2 minggu sekali. Hasil

pengukuran jumlah panjang daun disajikan pada Lampiran 5. Hasil analisis ragam

transformasi data jumlah panjang daun dari semai G. arborea dapat dilihat pada

Tabel 7.

SK db JK KT F hit F tabel

0.05

Perlakuan 3 6.752 2.251

21.28 2.81 Sisaan 46 4.865 0.106

Total 49 11.617

Tabel 7 Analisis Ragam LOGE Jumlah Panjang Daun semai G. arborea

Page 28: Pengaruh Penambahan Bahan Aktif Em4 Dan Kotoran Ayam Pada Kompos Alang-Alang

Hasil analisis ragam di atas menunjukkan bahwa F hit > F tabel pada taraf

5%, sehingga dilanjutkan dengan uji Duncan. Hasil uji Duncan disajikan pada

Tabel 8.

Perlakuan Rata-rata

A3 4.538a

A1 4.465a

A2 4.290a

A4 3.708b Ket : angka yang diikuti dengan huruf yang sama tidak berbeda nyata

Berat Kering Tanaman

Berat kering tanaman diukur setelah semai G. arborea dipanen. Hasil

pengukuran berat kering akar dan berat kering pucuk disajikan pada Lampiran 6.

Hasil analisis ragam transformasi data berat kering tanaman G. arborea dapat

dilihat pada tabel berikut.

Tabel 9 Analisis Ragam Cos Berat Kering Tanaman G. arborea

SK db JK KT F hit F tabel

0.05

Perlakuan 3 1.854 0.618

2.69 2.81 Sisaan 46 10.563 0.230

Total 49 12.417

Hasil perhitungan sidik ragam di atas menunjukkan bahwa F hit < F tabel

pada taraf 5%. Artinya, perlakuan tidak memberikan pengaruh yang berbeda

terhadap berat kering tanaman, sehingga tidak diperlukan uji lanjutan.

Nisbah Pucuk Akar

Nilai nisbah pucuk akar mencerminkan keseimbangan antara besarnya

translokasi melalui tajuk terhadap kapasitas penyerapan hara dan air oleh akar.

Nisbah pucuk akar merupakan perbandingan antara berat kering bagian yang

Tabel 8 Uji Duncan Pengaruh Perlakuan terhadap LOGE Jumlah Panjang Daun Semai G. arborea

Page 29: Pengaruh Penambahan Bahan Aktif Em4 Dan Kotoran Ayam Pada Kompos Alang-Alang

berada di atas permukaan tanah (pucuk) dan bagian akar suatu tanaman. Hasil

perhitungan nisbah pucuk akar disajikan pada Lampiran 7. Pada Tabel 10

disajikan hasil analisis ragam nisbah pucuk akar.

SK db JK KT F hit F tabel

0.05

Perlakuan 3 64.454 21.485

33.30 2.81 Sisaan 46 29.679 0.645

Total 49 94.133

Hasil analisis ragam di atas menunjukan bahwa F hit > F tabel pada taraf

5%, oleh karena itu dilanjutkan dengan uji Duncan. Hasil uji Duncan disajikan

pada Tabel 11.

Tabel 11 Uji Duncan Pengaruh Perlakuan terhadap Nisbah Pucuk Akar.

Semai G. arborea Perlakuan Rata-rata

A2 3.890a

A1 3.187ab

A3 2.573bc

A4 1.106d Ket : angka yang diikuti dengan huruf yang sama tidak berbeda nyata

Indeks Mutu Bibit

Hasil perhitungan indeks mutu bibit semai G. arborea disajikan pada

Lampiran 8. Hasil analisis ragam dari transformasi data indeks mutu bibit

disajikan pada Tabel 12.

SK db JK KT F hit F tabel

0.05

Perlakuan 3 14.997 4.999

22.37 2.81 Sisaan 46 32.191 0.700

Total 49 47.188

Tabel 10 Analisis Ragam Nisbah Pucuk Akar Semai G. arborea

Tabel 12 Analisis Ragam NSCOR (Indeks Mutu Bibit Semai+2) G. arborea

Page 30: Pengaruh Penambahan Bahan Aktif Em4 Dan Kotoran Ayam Pada Kompos Alang-Alang

Hasil analisis ragam di atas menunjukkan bahwa F hit > F tabel pada taraf

5%, sehingga dilanjutkan dengan uji Duncan. Hasil uji Duncan disajikan pada

Tabel 13.

Perlakuan Rata-rata

A4 3.245a

A1 2.062b

A3 1.844b

A2 1.674b Ket : angka yang diikuti dengan huruf yang sama tidak berbeda nyata

Analisis Unsur Hara

Analisis unsur hara media setelah panen dilakukan di Laboratorium Kimia

Tanah Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor.

Tabel 13 Uji Duncan Pengaruh Perlakuan terhadap NSCOR (Indeks Mutu Bibit+2) G. arborea

Tabel 14 Analisis Unsur Hara Media Semai G. arborea Setelah Panen

Perlakuan Sampel PH (H2O)

C-organik N-total P (Tersedia) K KTK C/N

…(%)… …(ppm)… (me/100g)

A1 Hidup 6.68 19.96 0.48 195.9 860.2 20.41 41.5Mati 6.82 19.82 0.53 321.7 1070.8 26.48 37.4

A2 Hidup 6.72 17.72 0.48 222.3 896.4 23.12 36.9Mati 6.75 18.16 0.47 242.6 1018.2 27.57 38.6

A3 Hidup 6.9 21.34 0.56 663.3 920.6 34.95 38.1Mati 6.92 22.9 0.58 614.9 1190 29.2 39.4

A4 Hidup 5.8 2.59 0.08 33.8 0.65 11.23 32.3

Page 31: Pengaruh Penambahan Bahan Aktif Em4 Dan Kotoran Ayam Pada Kompos Alang-Alang

Pembahasan

Pada tahap awal proses dekomposisi, yaitu pada minggu pertama (hari

keenam) dihasilkan suhu kompos yang cukup tinggi. Suhu pada kompos alang-

alang murni, suhu kompos alang-alang dengan penambahan EM4 dan suhu

kompos alang-alang dengan penambahan kotoran ayam masing-masing sebesar 42 oC, 45 oC dan 52 oC. Pada fase ini muncul jamur berwarna putih yang berbentuk

seperti jaring-jaring yang menutupi sebagian besar permukaan kompos. Menurut

Djuarnani et al.(2004), tingginya suhu ini menunjukkan adanya aktivitas dari

mikroorganisme termofilik dalam merombak protein dan karbohidrat nonselulosa,

seperti pati dan hemiselulosa.

Pada minggu kedua hingga minggu keempat terjadi penurunan suhu.

Penurunan suhu terendah mencapai 30oC. Selama pengamatan pada rentang waktu

ini terjadi penyusutan volume kompos. Volume kompos menyusut hingga

setengah dari volume awal (sebelum pengomposan). Secara umum pada fase ini

kompos dapat dibagi menjadi tiga bagian yaitu bagian atas, bagian tengah, dan

bagian bawah. Di bagian atas, kompos memiliki suhu yang lebih rendah

dibandingkan dengan bagian tengah dan bagian bawah. Pada bagian tengah

kompos memiliki suhu yang paling tinggi, sedangkan pada bagian bawah kompos

terdapat rembesan air yang menggenang yang tertimbun oleh bahan kompos

dengan suhu yang tidak terlalu tinggi. Efek yang ditimbulkan dari genangan air ini

adalah bau yang cukup menyengat dan menurunnya kemampuan dekomposisi.

Kondisi kompos seperti ini menunjukkan bahwa kompos sedang mengalami masa

pematangan.

Setelah melewati masa pematangan, bau menyengat dan genangan air tidak

terjadi lagi dan suhu kompos menjadi stabil hingga akhir masa pengomposan.

Pada akhir pengamatan suhu kompos alang-alang dengan penambahan bahan aktif

EM4 sebesar 28 oC, suhu kompos alang-alang murni sebesar 27 oC, dan suhu

kompos alang-alang dengan penambahan kotoran ayam sebesar 27 oC.

Keseluruhan kompos menunjukkan warna yang relatif seragam yaitu berwarna

cokelat kehitaman.

Page 32: Pengaruh Penambahan Bahan Aktif Em4 Dan Kotoran Ayam Pada Kompos Alang-Alang

Berikut disajikan gambar kompos yang digunakan sebagai media untuk

pertumbuhan semai G. arborea.

Kandungan unsur hara dalam tanaman berbeda-beda, tergantung pada jenis

tanaman, jenis tanah, dan pengelolaan tanaman. Unsur hara media yang dianalisis

meliputi karbon (C), nitrogen (N), phospor (P), kalium (K), kapasitas tukar kation

(KTK), dan derajat keasaman (pH).

Dari hasil analisis kandungan unsur hara (Tabel 15), diketahui bahwa

pengaruh pembuatan kompos alang-alang dapat meningkatkan kandungan unsur

hara C, N, P, K, pH, dan juga KTK media. Kandungan C tertinggi dimiliki oleh

kompos dengan penambahan kotoran ayam, diikuti oleh kompos dengan

penambahan bahan aktif EM4 dan kompos alang-alang murni, yaitu masing-

masing 21.34, 19.96, dan 17.72. Demikian pula dengan unsur N, P, K, pH dan

KTK, kompos alang-alang dengan penambahan kotoran ayam memiliki

kandungan yang tertinggi dibandingkan dengan perlakuan lainnya.

Kapasitas tukar kation (KTK) adalah kemampuan atau kapasitas koloid

tanah untuk memegang kation. Berdasarkan kriteria yang dibuat oleh Pusat

Penelitian Tanah, maka nilai KTK dari kompos alang-alang tergolong sedang

hingga tinggi. Kompos alang-alang murni dan kompos alang-alang dengan

penambahan EM4 tergolong sedang, kompos alang-alang dengan penambahan

kotoran ayam tergolong tinggi, sedangkan nilai KTK pada media tanah masuk

dalam kategori rendah.

Gambar 1 Kompos yang Digunakan Sebagai Media Semai

Page 33: Pengaruh Penambahan Bahan Aktif Em4 Dan Kotoran Ayam Pada Kompos Alang-Alang

Tabel 15 Kategorisasi Kapasitas Tukar Kation Parameter Rendah Sedang Tinggi

KTK (me/100g) 5-16 17-24 25-40

Prinsip pengomposan adalah menurunkan nilai rasio C/N menjadi sama

dengan rasio C/N tanah. Rasio C/N adalah hasil perbandingan antara karbohidrat

dan nitrogen yang terkandung di dalam suatu bahan. Proses pengomposan yang

baik akan menghasilkan rasio C/N yang ideal sebesar 20-40. Perhitungan rasio

C/N dalam penelitian ini dilakukan tiga kali, yaitu pada masa pengomposan

(kompos setengah matang), sesaat sebelum penanaman (kompos matang) dan

setelah penanaman (kompos pasca panen).

Pada Lampiran 2 dapat dilihat rata-rata nilai rasio C/N pada kondisi kompos

setengah matang untuk kompos alang-alang murni sebesar 26.81, kompos alang-

alang dengan penambahan EM4 sebesar 25.26 dan kompos alang-alang dengan

penambahan kotoran ayam sebesar 21.48. Rata-rata nilai rasio C/N sesaat sebelum

penanaman untuk kompos alang-alang murni sebesar 47.15, kompos alang-alang

dengan penambahan EM4 sebesar 45.01 dan kompos alang-alang dengan

penambahan kotoran ayam sebesar 44.56. Pada perhitungan rasio C/N setelah

panen diperoleh rata-rata nilai rasio C/N untuk kompos alang-alang murni sebesar

37.78, kompos alang-alang dengan penambahan EM4 sebesar 39.49 dan kompos

alang-alang dengan penambahan kotoran ayam sebesar 38.80.

Secara umum nilai rasio C/N meningkat dari kompos setengah matang ke

kompos matang dan menurun dari kompos matang ke kompos setelah penanaman.

Hal ini bertentangan dengan teori pengomposan. Diduga peningkatan nilai rasio

C/N dari kompos setengah matang ke kompos matang adalah karena kesalahan

analisis unsur hara pada kompos setengah matang.

Pengamatan Pertumbuhan Tanaman

Setelah diperoleh kompos matang, dilanjutkan dengan penyapihan semai

G. arborea dari bak kecambah ke pot tanaman yang telah terisi media.

Penyapihan dilakukan setelah semai berumur 3 minggu. Semai yang dipilih yaitu

semai yang memilki ukuran relatif seragam, dengan tinggi rata-rata 8.73 cm dan

Pusat Penelitian Tanah (1983)

Page 34: Pengaruh Penambahan Bahan Aktif Em4 Dan Kotoran Ayam Pada Kompos Alang-Alang

jumlah daun 2-4 helai daun. Pengukuran petumbuhan meliputi tinggi, diameter,

jumlah panjang daun, berat kering tanaman, nisbah pucuk akar, dan indeks mutu

bibit. Hasil pengukuran disajikan pada lembar-lembar lampiran.

Selama masa pengukuran dan pengamatan pertumbuhan, diketahui bahwa

tidak semua tanaman tumbuh dengan normal. Beberapa tanaman dari tiap

perlakuan mengalami penurunan tinggi dan jumlah panjang daun, serta beberapa

diantaranya mengalami kematian.

Gejala ketidaknormalan pertumbuhan mulai tampak pada minggu keenam

setelah penanaman. Ktidaknormalan pertumbuhan berupa penurunan tinggi dan

penurunan jumlah panjang daun semai. Penurunan tinggi dalam pembuatan

kompos alang-alang murni dan pembuatan kompos alang-alang dengan

penambahan EM4 sebanyak 6 ulangan. Pada kompos alang-alang dengan

penambahan kotoran ayam penurunan tinggi terjadi pada 4 ulangan, sementara

pada kontrol hanya terjadi pada 1 ulangan.

Penurunan jumlah panjang daun tanaman terbanyak dialami oleh kompos

alang-alang dengan penambahan EM4 yaitu sebanyak 20 ulangan, Sedangkan

penurunan jumlah panjang daun paling sedikit terjadi pada kontrol yaitu sebanyak

5 ulangan.

Beberapa dari tanaman yang mengalami ketidaknormalan pertumbuhan ini

pada akhirnya mengalami kematian. Gejala yang muncul berupa membusuknya

bagian pucuk tanaman dengan warna cokelat kehitaman dan layunya daun-daun.

Pada akhir pengukuran, media semai dibongkar untuk melihat perkembangan akar

semai. Dari hasil pembongkaran didapati akar dari tanaman yang mati mengalami

pembusukan.

Untuk mengetahui penyebab ketidaknormalan pertumbuhan tanaman

dilakukan identifikasi penyakit tanaman di Laboratorium Patologi Hutan Fakultas

Kehutanan dan Klinik Tanaman Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor.

Indentifikasi penyakit dengan membawa sample bagian akar dan batang tanaman

mati, kemudian dibiakkan menjadi biakan murni pada cawan pentri. Berdasarkan

hasil analisa laboratorium, diketahui bahwa pada bagian batang tanaman terserang

patogen Phythoptora dan pada bagian akar terserang patogen Fusarium, Oidium

dan Phytophtora.

Page 35: Pengaruh Penambahan Bahan Aktif Em4 Dan Kotoran Ayam Pada Kompos Alang-Alang

Adanya kematian tanaman menyebabkan tidak semua data tanaman dapat

dimasukkan dalam pengolahan data. Hanya data tanaman hidup yang tidak

mengalami penurunan jumlah panjang daun yang terhitung dalam pengolahan

data. Penurunan ukuran jumlah panjang daun didasarkan pada pengukuran

minggu keduabelas dan minggu keenam.

Secara umum pertumbuhan semai G. arborea dapat dilihat pada gambar

berikut.

Gambar 2 Contoh Pertumbuhan Semai Tiap Perlakuan

Pertumbuhan Tinggi

Tinggi semai merupakan parameter pertumbuhan yang dapat diukur dengan

mudah tanpa merusak tanaman. Dari uji Duncan (Tabel 5) menunjukkan bahwa

pertumbuhan tinggi semai G. arborea yang dihasilkan oleh media tanah (A4)

tidak memberikan pengaruh yang berbeda dengan perlakuan media kompos alang-

alang dengan penambahan bahan aktif EM4 (A1) dan perlakuan berupa media

kompos alang-alang murni (A2), namun memberikan pengaruh yang berbeda bila

dibandingkan dengan perlakuan media kompos alang-alang dengan penambahan

kotoran ayam (A3).

Rata-rata pertumbuhan tinggi terbesar dihasilkan oleh perlakuan A1 yaitu

sebesar 41,4 cm, sedangkan rata-rata pertumbuhan tinggi semai terkecil dihasilkan

oleh perlakuan A4 yaitu sebesar 24.2 cm. Hal ini diduga disebabkan karena

pembuatan kompos alang-alang dapat meningkatkan kandungan nitrogen yang

berperan dalam laju pertumbuhan tanaman. Kenyataan ini sesuai dengan

Page 36: Pengaruh Penambahan Bahan Aktif Em4 Dan Kotoran Ayam Pada Kompos Alang-Alang

pernyataan Novizan (2003) bahwa jika suplai nitrogen pada tanaman rendah maka

akan menyebabkan tanaman tumbuh lambat dan kerdil.

I. Gambar 3 Tinggi Rata-rata Tiap Perlakuan Gambar 3

Tinggi Rata-rata Tiap Perlakuan

Pertumbuhan Diameter

Dari hasil uji Duncan pada Tabel 6, diketahui bahwa kontrol (A4) tidak

memberikan pengaruh yang berbeda dengan perlakuan tanpa penambahan bahan

aktif EM4 maupun kotoran ayam pada kompos alang-alang (A2) dan perlakuan

penambahan bahan aktif EM4 (A1), namun memberikan pengaruh yang berbeda

terhadap perlakuan penambahan kotoran ayam pada kompos alang-alang (A3).

Rata-rata diameter tertinggi dihasilkan oleh perlakuan A1 yaitu sebesar 6,75

mm dan rata-rata diameter terkecil dihasilkan oleh perlakuan A4 yaitu sebesar

4,13 mm. Hal ini berkaitan dengan jumlah unsur hara yang tersedia pada media

tumbuh (khususnya unsur N), dimana unsur hara yang tersedia dalam media

kompos jauh lebih tinggi dibandingkan dengan dengan unsur hara yang

terkandung dalam media tanah.

Tinggi Rata-rata

41.4

27.6

36.7

24.2

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

A1 A2 A3 A4

Perlakuan

Ting

gi (c

m)

Diameter Rata-rata

6.75

5

6.25

4.13

0

1

2

3

4

5

6

7

8

A1 A2 A3 A4

Perlakuan

Dia

met

er (m

m)

Gambar 4 Diameter Rata-rata Tiap Perlakuan

Page 37: Pengaruh Penambahan Bahan Aktif Em4 Dan Kotoran Ayam Pada Kompos Alang-Alang

Jumlah Panjang Daun

Berdasarkan hasil uji Duncan pada Tabel 9 menunjukkan bahwa

penambahan bahan aktif EM4 pada kompos alang-alang (A1), kompos alang-

alang murni (A2), dan penambahan kotoran ayam pada kompos alang-alang (A3)

tidak memberikan pengaruh yang berbeda terhadap pertumbuhan daun semai

G. arborea, namun memberikan pengaruh yang berbeda dengan kontrol (A4).

Rata-rata panjang daun tertinggi dihasilkan oleh perlakuan A3 yaitu sebesar

100.77 cm. Sementara rata-rata jumlah panjang daun terkecil dihasilkan oleh

kontrol yaitu sebesar 41.94 cm. Ketersediaan kalium pada media tanah yang

sedikit menyebabkan kecilnya ukuran daun tanaman. Tanda-tanda kekurangan

kalium pada media tanah ditunjukkan oleh warna daun semai G. arborea yang

berwarna lebih tua dibandingkan dengan warna daun semai G. arborea yang

tumbuh pada media kompos.

Berat Kering Tanaman

Akar merupakan organ vegetatif utama yang berfungsi sebagai pemasok air,

mineral dan bahan-bahan yang penting untuk pertumbuhan dan perkembangan

tanaman. Pertumbuhan akar yang bagus dapat meningkatkan jumlah pasokan

bahan-bahan yang berperan dalam proses fotosintesis yang pada akhirnya dapat

meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Luas daun yang dapat

ditaksir dari jumlah panjang daun juga turut mempengaruhi laju fotosintesis.

Semakin luas permukaan daun suatu tanaman, laju fotosintesis juga semakin

besar. Rata-rata berat kering tanaman terbesar dihasilkan oleh perlakuan berupa

Rata-rata Jumlah Panjang Daun (JPD)

96.75

74.46

100.77

41.94

0

20

40

60

80

100

120

A1 A2 A3 A4

Perlakuan

JPD

(cm

)

Gambar 5 Jumlah Panjang Daun Rata-rata Tiap Perlakuan

Page 38: Pengaruh Penambahan Bahan Aktif Em4 Dan Kotoran Ayam Pada Kompos Alang-Alang

penambahan bahan aktif EM4 pada kompos alang-alang (A1) yaitu sebesar 5.11

gram.

Moloney (1986) menyatakan bahwa berat kering akan bertambah dengan

semakin bertambahnya kandungan nitrogen dan phospor dalam tanah. Dari hasil

analisis unsur hara (Tabel 14) menunjukkan nilai nitrogen dan phospor dari media

kompos lebih besar daripada media tanah.

Gambar 6 Berat Kering Tanaman Rata-rata Tiap Perlakuan

Nisbah Pucuk Akar

Akar merupakan organ vegetatif utama yang memasok air, mineral, dan

bahan-bahan yang penting untuk pertumbuhan tanaman. Pertumbuhan akar yang

bagus akan mampu mendukung pertumbuhan pucuk. Menurut Alrasjid (1972)

bibit yang mempunyai nisbah pucuk akar mendekati lima lebih baik dibandingkan

dengan yang mendekati dua.

Dari Tabel 12 diketahui bahwa nisbah pucuk akar rata-rata terbesar

dihasilkan oleh kompos alang-alang murni (A2), dengan nilai NPA sebesar 3.89.

Pengaruh kontrol berbeda nyata dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Rata-

rata nisbah pucuk akar terkecil dihasilkan oleh media tanah (A4) yaitu sebesar

1.10.

Berdasarkan hasil uji Duncan diketahui bahwa pembuatan kompos alang-

alang memberikan pengaruh yang nyata terhadap kontrol pada parameter NPA.

Pembuatan kompos alang-alang dapat meningkatkan nilai nisbah pucuk akar

semai G. arborea.

Berat Kering Tanaman (BKT) Rata-rata

5.11

1.7

3.39

1.35

0

1

2

3

4

5

6

A1 A2 A3 A4

Perlakuan

BK

T (g

r)

Page 39: Pengaruh Penambahan Bahan Aktif Em4 Dan Kotoran Ayam Pada Kompos Alang-Alang

Gambar 7 Nisbah Pucuk Akar Rata-rata Tiap Perlakuan

Indeks Mutu Bibit

Indeks mutu bibit menggambarkan kemampuan bibit untuk dipindahkan dan

ditanam di lapangan. Menurut Roller (1977) dalam Hendromono (1987), bibit

tanaman dapat dikatakan eksis bila dipindahkan ke lapangan jika memiliki nilai

indeks mutu bibit >0.09. Berdasakan perhitungan, bibit yang dapat ditanam di

lapangan sebesar 60%. Rata-rata nilai indeks mutu bibit terbesar dimiliki oleh

kontrol (A4) yaitu sebesar 0.20. Dari hasil uji Duncan diketahui bahwa baik

penambahan bahan aktif EM4 pada kompos alang-alang (A1), kompos alang-

alang murni (A2), dan penambahan kotoran ayam pada kompos alang-alang (A3)

tidak memberikan pengaruh yang berbeda terhadap indeks mutu bibit G. arborea.

Tetapi memberikan pengaruh yang berbeda bila dibandingkan dengan indeks

mutu bibit pada media tanah (A4).

Gambar 8 Indeks Mutu Bibit Rata-rata Tiap Perlakuan

Nisbah Pucuk Akar (NPA) Rata-rata

3.19

3.89

2.6

1.1

0

0.5

1

1.5

2

2.5

3

3.5

4

4.5

A1 A2 A3 A4

Perlakuan

NPA

Indeks Mutu Bibit (IMB) Rata-rata

0.08

0.03

0.06

0.2

0

0.05

0.1

0.15

0.2

0.25

A1 A2 A3 A4

Perlakuan

Inde

ks M

utu

Bib

it

Page 40: Pengaruh Penambahan Bahan Aktif Em4 Dan Kotoran Ayam Pada Kompos Alang-Alang

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

♦ Kompos alang-alang (Imperata cylindrica) dapat dijadikan sebagai alternatif

media semai G. arborea

♦ Penambahan bahan aktif EM4 dan kotoran ayam pada media kompos alang-

alang dapat meningkatkan pertumbuhan semai G. arborea dibanding dengan

media tanah

♦ Penambahan bahan aktif EM4 pada media kompos alang-alang meningkatkan

pertumbuhan semai G. arborea pada parameter tinggi, diameter, dan berat

kering tanaman

♦ Penambahan kotoran ayam pada media kompos alang-alang meningkatkan

pertumbuhan semai G. arborea pada parameter jumlah panjang daun

Saran

♦ Perlu pengkajian lebih lanjut mengenai komposisi bahan kompos yang mampu

memberikan pertumbuhan optimal bagi semai G. arborea

Page 41: Pengaruh Penambahan Bahan Aktif Em4 Dan Kotoran Ayam Pada Kompos Alang-Alang

DAFTAR PUSTAKA

Anggorodi. 1985. Kemajuan Mutakhir dalam Ilmu Makanan Ternak Unggas. Jakarta: Universitas Indonesia Press.

Alrasjid H. 1972. Teknik Persemaian dan Penanaman di Jepang. Report Training

Course of Forestry 1971 in Japan. Bogor: Lembaga Penelitian Hutan. Djuarnani N, Kristian, Budi SS. 2005. Cara Cepat Membuat Kompos. Depok:

Agro Media Pustaka.

Gardner PF, Robert BP, Roger LM. 1991. Fisiologi Tanaman Budidaya. Jakarta: Universitas Indonesia Press.

Gaspersz V. 1994. Metode Perancangan Percobaan. Bandung: Arnico Gunawan AW, Achmadi SS, Arianti L. 2004. Pedoman Penyajian Karya Ilmiah.

Bogor: IPB Press. Hidayat EB. 1995. Anatomi Tumbuhan Berbiji. Bandung: Institut Teknologi

Bandung Press.

Ikhsanudin. 1987. Pengaruh Media Tumbuh dan Penggunaan Abu Serasah Daun

Dipterocarpaceae Pada Pertumbuhan Semai Albizia falcataria (L)

Fosberg [Skripsi]. Bogor: Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor.

Indriani YH. 2004. Membuat Kompos Secara Kilat. Jakarta: Penebar Swadaya. Marpaung SHP. 1998. Pengaruh Proses Pembuatan Media Terhadap Pertumbuhan

Semai Duabanga mollucana. [Skripsi]. Bogor: Fakultas Kehutanan IPB. Moloney. 1986. The Effect of Phosporous and Nitrogen Aplication on The Early

Growth of Adeantera payopiana, Albizia falcataria and Schleinetzia insularium. Hawai: Nitrogen Fixing Tree Association.

Novizan. 2001. Petunjuk Pemupukan yang Efektif. Depok: Agro Media Pustaka. Odum EP. 1971. Fundamental of Ecology. Philadhelpia: W.B. Saunders

Company. Petrokimia Gresik. 1984. Pupuk dan Pemupukan. Kerjasama PT. Petrogress

dengan Departemen Pertanian Badan Pendidikan dan Penyuluhan Pertanian. Gresik: BIP Ciawi.

Page 42: Pengaruh Penambahan Bahan Aktif Em4 Dan Kotoran Ayam Pada Kompos Alang-Alang

Puatin S. 2001. Pengaruh Pemberian Urea dan Penambahan Konsentrasi Gula Pada Pembuatan Kompos Alang-alang (Imperata cylindrica) dengan Bahan Aktif EM-4 Terhadap Pertumbuhan Semai Balsa (Ochroma bicolor) [Skripsi]. Bogor: Fakultas Kehutanan IPB.

Rachmawati H, Djoko I, Christian PH. Informasi Singkat Benih. Bandung: Direktorat Perbenihan Tanaman Kehutanan. Roller KJ. 1977. Suggested Minimum Standards for Containerized Seedlings.

Canadian Forestry Service Department of Fisheries and The Environment. New Bruswick: Maritimes Forest Research Center Federation.

Rosmarkam A, Nasih WY. 2002. Ilmu Kesuburan Tanah. Yogyakarta: Kanisius. Sianturi FS. 2003. Pemanfaatan Lahan Tidur (Lahan Alang-alang) untuk

Pengembangan Program Transmigrasi. [Makalah Pengantar Falsafah Sains].

Bogor: IPB.

Steel RGD, Torrie JH. 1991. Prinsip dan Prosedur Statistika. Jakarta: Gramedia

Pustaka Utama. Suriawiria U. 2002. Pupuk Organik Kompos Dari Sampah. Bandung: Humaniora

Utama Press. Sukajadi. 1992. Sekelumit Tentang Tanaman Gmelina arborea. 149-

150/XVIII/1992. Jakarta: Duta Rimba Sutanto R. 2002. Pertanian Organik. Yogyakarta: Kanisius. Setiawan IS. 2005. Memanfaatkan Kotoran Ternak. Jakarta: Penebar Swadaya. Tjitrosoepomo G. 2003. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta: Gadjah Mada

University Press. Wijayakusuma MH, Setiawan D, Agustinus SW. 1993. Tanaman Berkhasiat Obat

Di Indonesia Jilid II. Jakarta: Pustaka Kartini.

Page 43: Pengaruh Penambahan Bahan Aktif Em4 Dan Kotoran Ayam Pada Kompos Alang-Alang

LAMPIRAN

Page 44: Pengaruh Penambahan Bahan Aktif Em4 Dan Kotoran Ayam Pada Kompos Alang-Alang

Lampiran 1 Kondisi Kompos

Pengamatan Ke- Perlakuan Suhu (oC) Keterangan

I (13 Agustus 2005)

A1 45 Warna coklat muda, jamur cukup banyak

A2 42 Warna coklat muda dan berjamur

A3 52 Warna cokelat muda, tidak berjamur namun berbau

menyengat

II

(21 Agustus 2005)

A1 34 Berwarna coklat, tidak berjamur, tidad berbau

A2 38 Berwarna coklat, tidak berjamur dan berbau

A3 35 Berwarna coklat, tidak berjamur dan berbau

III

(28 Agustus 2005)

A1 30 Warna coklat kehitaman, tidak berjamur dan tidak

berbau

A2 33 Warna coklat kehitaman, tidak berjamur dan tidak

berbau

A3 34 Warna coklat, tidak berjamur namun agak berbau

IV

(4 September 2005)

A1 29 Warna coklat kehitaman, tidak berjamur dan tidak

berbau

A2 30 Warna coklat kehitaman, tidak berjamur dan tidak

berbau

A3 30 Warna coklat, tidak berjamur dan tidak berbau

V

(11 September 2005)

A1 29 Warna cokelat kehitaman dan tidak berbau

A2 28 Warna cokelat kehitaman dan tidak berbau

A3 28 Warna cokelat dan tidak berbau

VI

(18 September 2005)

A1 29 Warna cokelat kehitaman dan tidak berbau

A2 27 Warna cokelat kehitaman dan tidak berbau

A3 28 Warna cokelat dan tidak berbau

VII

(25 September 2005)

A1 28 Warna cokelat kehitaman dan tidak berbau

A2 27 Warna cokelat kehitaman dan tidak berbau

A3 27 Warna cokelat dan tidak berbau

VIII

(2 Oktober 2005)

A1 28 Warna cokelat kehitaman dan tidak berbau

A2 27 Warna cokelat kehitaman dan tidak berbau

A3 27 Warna cokelat dan tidak berbau

Keterangan : A1 : Kompos alang-alang dengan penambahan EM4 A2 : Kompos alang-alang murni A3 : Kompos alang-alang dengan penambahan kotoran ayam A4 : Kontrol berupa tanah

Page 45: Pengaruh Penambahan Bahan Aktif Em4 Dan Kotoran Ayam Pada Kompos Alang-Alang

Lampiran 2 Analisa Unsur Hara Media Pada Masa Pengomposan

Kompos Setengah Matang

Perlakuan Sampel PH (H2O)

C-organik N-total P(Tersedia) K KTK

…(%)… …(ppm)… (me/100g)

A1

1 7.24 49.58 1.96 0.74 1.38 51.06 2 7.10 50.36 2.04 0.76 1.30 46.28 3 7.02 49.90 1.99 0.68 1.16 26.72

Rata-rata 7.12 49.94 19.96 72.66 1.28 41.35

A2

1 7.32 45.38 1.76 0.61 0.93 38.10 2 7.15 29.63 0.96 0.44 0.62 41.35 3 7.28 48.87 1.90 0.59 1.25 54.28

Rata-rata 7.25 41.29 1.54 0.54 0.93 44.57

A3

1 7.40 34.91 1.54 0.76 1.02 29.32 2 7.45 30.02 1.46 0.72 1.06 40.70 3 7.52 35.61 1.68 0.70 1.13 32.91

Rata-rata 7.45 33.51 1.56 0.73 1.07 34.31 Ket : Analisa unsur hara dilakukan pada masa pengomposan yaitu pada hari ke-28

Sebelum Penanaman Kompos Matang

Perlakuan Sampel PH (H2O)

C-organik N-total P(Tersedia) K KTK

…(%)… …(ppm)… (me/100g)

A1

1 7.04 49.38 1.14 0.68 1.02 42.78 2 7.00 54.16 1.23 0.60 1.40 49.56 3 7.12 57.15 1.2 0.63 1.51 52.10

Rata-rata 7.05 53.56 1.19 0.64 1.31 48.15

A2

1 7.10 53.87 1.08 0.70 1.48 50.47 2 7.06 52.67 1.12 0.74 1.42 49.96 3 7.26 51.90 1.17 0.69 1.29 47.38

Rata-rata 7.14 52.81 1.12 0.71 1.40 49.27

A3

1 7.36 38.67 0.90 0.72 1.10 32.16 2 7.48 41.59 0.92 0.80 1.22 40.30 3 7.08 41.39 0.90 0.76 1.36 38.24

Rata-rata 7.31 40.55 0.91 0.76 1.23 36.90 Ket : Analisa unsur hara dilakukan pada kompos yang telah melewati masa pengomposan selama

52 hari

Page 46: Pengaruh Penambahan Bahan Aktif Em4 Dan Kotoran Ayam Pada Kompos Alang-Alang

……...Lanjutan Lampiran 2 Setelah Panen

Kompos Pasca Panen

Perlakuan Ulangan pH (H2O)

C-organik N-total P (Tersedia} K KTK

…(%)… …(ppm)… (me/100g)A1 Hidup 6.68 19.96 0.48 195.9 860.2 20.41

Mati 6.82 19.82 0.53 321.7 1070.8 26.48

A2 Hidup 6.72 17.72 0.48 222.3 896.4 23.12 Mati 6.75 18.16 0.47 242.6 1018.2 27.57

A3 Hidup 6.9 21.34 0.56 663.3 920.6 34.95 Mati 6.92 22.9 0.58 614.9 1190 29.2

A4 Hidup 5.8 2.59 0.08 33.8 0.65 11.23 Ket : A1 : Kompos alang-alang dengan penambahan EM4 A2 : Kompos alang-alang A3 : Kompos alang-alang dengan penambahan kotoran ayam A4 : Kontrol berupa tanah

Page 47: Pengaruh Penambahan Bahan Aktif Em4 Dan Kotoran Ayam Pada Kompos Alang-Alang

Lampiran 4 Diameter Semai Gmelina arborea Ulangan Ukuran Diameter (cm)

A1 A2 A3 A41 - 0.3 - 0.3 2 - - - 0.4 3 - 0.5 0.5 0.4 4 0.9 - - 0.4 5 - 0.6 0.8 0.5 6 0.3 - 0.9 0.4 7 - 0.5 - 0.4 8 - 0.5 - 0.4 9 1 0.6 0.3 0.5 10 - 0.4 0.9 0.4 11 0.9 - - 0.4 12 - 0.4 - 0.5 13 1 0.5 0.5 0.4 14 - - - 0.4 15 - 0.8 - 0.5 16 - 0.6 0.6 0.4 17 - 0.6 0.5 0.4 18 - - 0.4 0.4 19 - - - 0.5 20 - 0.4 0.5 0.4 21 - 0.3 0.8 0.4 22 - 0.4 0.5 0.4 23 - - 0.8 0.5 24 0.5 - - 0.3 25 - 0.4 0.5 0.4

Ket : Satu ulangan adalah satu tanaman dalam satu pot Pengukuran dilakukan diakhir pengamatan yaitu pada 17 Desember 2005 Tanda (-) menunjukkan tanaman mengalami kematian

Page 48: Pengaruh Penambahan Bahan Aktif Em4 Dan Kotoran Ayam Pada Kompos Alang-Alang

Lampiran 5 Jumlah Panjang Daun Semai Gmelina arborea (cm)

Perlakuan Ulangan Minggu ke-

II(29-10-05)

IV(12-11-05)

VI(26-11-05)

VIII(10-12-05)

X (24-12-05)

XII(7-01-06)

A1

1 24.3 42.6 19.6 4.9 - - 2 27.8 66.3 24.6 9 - - 3 35.2 46.8 10.7 - - 4 38.6 91.5 153.1 148.7 45 16.4 5 11.3 19.3 26 2.7 - - 6 10.2 10.4 18.8 14.3 25.8 40.9 7 13.9 27 46.7 12.9 - - 8 20.9 36.6 13 - - - 9 30.3 73.6 129 138 145 152.2

10 16.1 21.5 20 18.4 - - 11 30.4 68.5 109.8 70.6 96 111.7 12 12.2 25.8 26.6 - - - 13 29.4 80.6 135 147 78.7 37 14 56.2 96.1 136.7 52.6 - - 15 37.8 50.3 34.4 - - - 16 41 34.5 3.3 - - - 17 35.3 41.3 19.5 3.2 - - 18 62.9 46.3 4.5 - - - 19 36.3 17.9 - - - 20 33.1 30.9 38.8 - - - 21 44.2 19.1 - - - 22 6.4 11.6 3.8 - - - 23 26.1 23.9 20.7 3.4 - - 24 10 25.1 29.4 16.2 47.3 82.2 25 32.4 50.5 - - -

A2

1 20.8 35.8 31.5 9.2 13.2 13.5 2 7.4 8.7 11.9 15.3 13 - 3 23.2 39.4 25.1 11.1 31.7 67 4 21.8 44.9 57.1 16.1 - - 5 39.4 75.7 57.9 3.7 18.2 43.4 6 40.5 24.6 3.7 5.5 - - 7 24 27.3 31.2 24.6 35.5 51.1 8 44.7 66.8 72.4 40.4 50 61.7 9 20.1 29.5 50.6 38.9 26 37

10 24.1 36.9 60.6 22 39.8 61.9 11 27.1 36.1 43.6 - - - 12 39.1 36.5 18.9 12.3 36.4 62.3 13 29.2 26.6 36.2 37.2 54.1 66.6 14 34.4 31.1 15.7 4.9 - - 15 35.5 51.3 87.6 83.9 84.3 94.7 16 46.3 28.4 24.8 18.3 52.6 87.9 17 45.8 64.6 89.1 34.1 67.2 98.5 18 33.5 8.5 16.2 - - - 19 51.1 22.7 - - - - 20 54.4 27.1 19 18.9 57.3 77.3 21 59.1 49.2 33.8 16.2 8.8 11.8

Page 49: Pengaruh Penambahan Bahan Aktif Em4 Dan Kotoran Ayam Pada Kompos Alang-Alang

22 40.2 13.8 14.1 14.9 41 63.3 23 60.3 28.8 9.7 - - - 24 41.8 54.2 55 4.5 - - 25 5.4 7.9 22.4 15.7 46 88.5

……Lanjutan Lampiran 5

Perlakuan Ulangan Minggu ke-

II(29-10-05)

IV(12-11-05)

VI(26-11-05)

VIII(10-12-05)

X (24-12-05)

XII(7-01-06)

A3

1 34.4 50.8 38.2 21.1 - - 2 20.1 24.5 6 - - - 3 25.6 51.6 18.3 22.7 55.6 86.4 4 27.3 54.3 44.3 15 - - 5 23.1 54 90.2 52.5 96.1 128.3 6 27.9 57.1 74.4 76.2 93.2 116.1 7 18.8 39.5 25.9 3.6 - - 8 21.3 42.9 19.5 - - - 9 29.3 26.8 14.9 19.6 24.2 30.7 10 20.1 40 73.2 77.9 102.9 129.6 11 26 28.6 42.7 19 - - 12 32.1 42.1 15 8.5 - - 13 21 39.9 41.8 44.4 35.5 38.6 14 17.2 30.5 21.2 3.4 - - 15 22.9 40.5 51.8 22.6 - - 16 33.2 39.8 24.3 42.5 76.2 106.8 17 28.7 22.4 19.3 29 91.8 115.7 18 28.6 46 7.8 10.3 44.5 65.5 19 34.5 35.2 - - - - 20 23.1 35 22.5 28.2 83.5 142.9 21 20.5 76 58 47.3 55.2 97.1 22 22.6 53.3 79.1 57.8 64.2 37.1 23 21.2 42.5 68.8 49.1 86.5 130.8 24 21.8 38.5 15.2 5.4 - - 25 31.5 41.5 28.9 26.3 46.1 59.4

A4

1 22.2 31.8 40.5 39.7 46.3 50.8 2 28 43.3 31.2 36.6 49.3 33.7 3 28.3 40.6 33.7 33.6 39.1 41 4 23.6 23.1 20.5 38.2 33.6 30.3 5 21.9 25.1 32.9 35.7 44.6 54.7 6 22.2 39.9 53.9 61.8 64.4 53.8 7 20.3 27.3 39.1 47.4 52.3 43.7 8 27 40 26.5 23 26.4 30.3 9 22.4 35.4 44.4 26.8 44.7 52 10 23.9 37.4 29.2 27.1 31.4 39.8 11 24.8 22.5 12.3 22.6 27.2 35.9 12 24.5 26.5 28.9 36.3 45.8 58.2 13 19.8 27.7 36.1 40.6 43.6 36.5 14 18.6 28.4 29.8 33.9 36 39.7 15 26 43.2 50.2 38.4 34.8 - 16 24.1 36.6 23.4 10.8 24.6 34.4

Page 50: Pengaruh Penambahan Bahan Aktif Em4 Dan Kotoran Ayam Pada Kompos Alang-Alang

17 24 33.5 35.7 21.8 22.4 - 18 24.7 38.4 52.2 58.9 63.5 58.7 19 23.5 32.6 31.9 31.7 34 37.2 20 21.5 32.2 43.7 35.6 42.1 47.2 21 28.7 32.6 44.7 50.7 53.8 53.2 22 30.4 34.3 28.3 35.4 37.9 32.4 23 25.6 30.1 38.8 43.6 51.2 45.5 24 23 31.4 - 40.1 34.6 25.7 25 24.5 30.7 36.2 50.1 45 30

Ket : Satu ulangan adalah satu tanaman dalam satu pot Tanda (-) menunjukkan tanaman mengalami kematian

Page 51: Pengaruh Penambahan Bahan Aktif Em4 Dan Kotoran Ayam Pada Kompos Alang-Alang

Lampiran 6 Berat Kering Pucuk dan Berat Kering Akar Gmelina arborea

Ulangan Berat Kering (gr)

Akar Pucuk A1 A2 A3 A4 A1 A2 A3 A4

1 - 0.06 - 0.94 - 0.15 - 0.37 2 - - - 0.39 - - - 0.69 3 - 0.17 0.08 1.10 - 0.76 0.18 0.66 4 2.26 - - 0.65 2.71 - - 0.53 5 - 0.21 1.67 0.55 - 0.49 3.50 0.57 6 0.09 - 1.91 0.78 0.42 - 4.57 0.85 7 - 0.35 - 0.57 - 1.08 - 0.69 8 - 0.32 - 0.62 - 0.94 - 0.68 9 2.88 0.39 0.05 0.53 9.11 0.53 0.21 0.76

10 - 0.38 1.71 0.50 - 1.32 3.54 0.74 11 2.15 - - 0.87 3.70 - - 0.69 12 - 0.15 - 0.84 - 0.79 - 0.73 13 2.16 0.34 0.33 0.85 4.02 0.89 0.64 0.61 14 - - - 0.36 - - - 0.65 15 - 0.59 - 0.63 - 1.93 - 0.62 16 - 0.33 1.33 0.20 - 1.25 2.73 0.41 17 - 0.79 0.81 0.31 - 2.03 0.71 0.51 18 - - 0.29 0.93 - - 0.98 0.76 19 - - - 0.83 - - - 0.70 20 - 0.53 0.39 0.38 - 1.94 1.38 0.64 21 - 1.45 2.11 1.13 - 4.56 3.92 0.87 22 - 0.22 0.28 1.05 - 1.01 0.79 0.71 23 - - 1.76 0.94 - - 4.93 0.90 24 0.50 - - 0.24 1.60 - - 0.39 25 - 0.26 0.44 0.62 - 1.56 1.48 0.56

Ket : Satu ulangan adalah satu tanaman dalam satu pot Tanda (-) menunjukkan tanaman mengalami kematian

Page 52: Pengaruh Penambahan Bahan Aktif Em4 Dan Kotoran Ayam Pada Kompos Alang-Alang

Lampiran 7 Nisbah Pucuk Akar Gmelina arborea Ulangan

PerlakuanA1 A2 A3 A4

1 - 2.50 - 0.39 2 - - - 1.77 3 - 4.47 2.25 0.60 4 1.20 - - 0.82 5 - 2.33 2.10 1.04 6 4.67 - 2.39 1.09 7 - 3.09 - 1.21 8 - 2.94 - 1.10 9 3.16 1.36 4.20 1.43 10 - 3.47 2.07 1.48 11 1.72 - - 0.79 12 - 5.27 - 0.87 13 1.86 2.62 1.94 0.72 14 - - - 1.81 15 - 3.27 - 0.98 16 - 3.79 2.05 2.05 17 - 2.57 0.88 1.65 18 - - 3.38 0.82 19 - - - 0.84 20 - 3.66 3.54 1.68 21 - 3.14 1.86 0.77 22 - 4.59 2.82 0.68 23 - - 2.80 0.96 24 3.20 - - 1.63 25 - 6.00 3.36 0.90

Ket : Satu ulangan adalah satu tanaman dalam satu pot Tanda (-) menunjukkan tanaman mengalami kematian

Page 53: Pengaruh Penambahan Bahan Aktif Em4 Dan Kotoran Ayam Pada Kompos Alang-Alang

Lampiran 8 Indeks Mutu Bibit Gmelina arborea Ulangan

PerlakuanA1 A2 A3 A4

1 - - - 0.15 2 - - - 0.12 3 - 0.02 0.01 0.29 4 - - - 0.22 5 - 0.3 0.08 0.17 6 0.01 - 0.1 0.26 7 - 0.03 - 0.15 8 - - - 0.18 9 0.17 - 0 0.18

10 - 0.02 0.11 0.14 11 0.09 - - 0.28 12 - 0.02 - 0.3 13 - 0.02 - 0.22 14 - - - 0.14 15 - 0.03 - - 16 - 0.04 0.07 0.09 17 - 0.05 0.02 - 18 - - 0.02 0.25 19 - - - 0.28 20 - 0.04 0.03 0.14 21 - - 0.09 0.25 22 - 0.02 - 0.29 23 - - 0.1 0.34 24 0.04 - - 0.06 25 - 0.02 0.03 0.15

Ket : Satu ulangan adalah satu tanaman dalam satu pot Tanda (-) menunjukkan tanaman mengalami kematian

Page 54: Pengaruh Penambahan Bahan Aktif Em4 Dan Kotoran Ayam Pada Kompos Alang-Alang

Percent

0.070.060.050.040.030.020.01

99

95

90

80

70

605040

30

20

10

5

1

Mean

0.099

0.04152StDev 0.01290N 50KS 0.114P-Value

Probability Plot of 1/(Tinggi-2)Normal

Perlakuan

95% Bonferroni Confidence Intervals for StDevs

4

3

2

1

0.140.120.100.080.060.040.020.00

Bartlett's Test

0.053

Test Statistic 10.17P-Value 0.017

Levene's Test

Test Statistic 2.75P-Value

Test for Equal Variances for 1/(Tinggi-2)

Lampiran 9 Pengolahan Data Pertumbuhan Semai Gmelina arborea

Page 55: Pengaruh Penambahan Bahan Aktif Em4 Dan Kotoran Ayam Pada Kompos Alang-Alang

One-way ANOVA: 1/(Tinggi-2) versus Perlakuan Source DF SS MS F P Perlakuan 3 0.001637 0.000546 3.85 0.015 Error 46 0.006517 0.000142 Total 49 0.008154 S = 0.01190 R-Sq = 20.07% R-Sq(adj) = 14.86% Individual 95% CIs For Mean Based on Pooled StDev Level N Mean StDev --+---------+---------+---------+------- 1 4 0.03431 0.02166 (--------------*--------------) 2 11 0.04366 0.01361 (--------*--------) 3 12 0.03298 0.01344 (-------*--------) 4 23 0.04620 0.00760 (-----*-----) --+---------+---------+---------+------- 0.0240 0.0320 0.0400 0.0480 Pooled StDev = 0.01190

Uji Lanjut Duncan

Tinggi

Duncana,b,c

12 .0329784 .034309 .034309

11 .043661 .04366123 .046196

.085 .056

Perlakuan3.001.002.004.00Sig.

N 1 2Subset

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.Based on Type III Sum of SquaresThe error term is Mean Square(Error) = .000.

Uses Harmonic Mean Sample Size = 8.552.a.

The group sizes are unequal. The harmonic meanof the group sizes is used. Type I error levels arenot guaranteed.

b.

Alpha = .05.c.

1/(Tinggi-2)

Page 56: Pengaruh Penambahan Bahan Aktif Em4 Dan Kotoran Ayam Pada Kompos Alang-Alang

Percent

121086420

99

95

90

80

70

605040

30

20

10

5

1

Mean

>0.150

5.065StDev 2.544N 50KS 0.055P-Value

Probability Plot of 1/(Diameter2)Normal

Perlakuan

95% Bonferroni Confidence Intervals for StDevs

4

3

2

1

302520151050

Bartlett's Test

0.084

Test Statistic 9.17P-Value 0.027

Levene's Test

Test Statistic 2.36P-Value

Test for Equal Variances for (1/Diameter2)

Page 57: Pengaruh Penambahan Bahan Aktif Em4 Dan Kotoran Ayam Pada Kompos Alang-Alang

One-way ANOVA: 1/(Diameter2) versus Perlakuan Source DF SS MS F P Perlakuan 3 58.98 19.66 3.50 0.023 Error 46 258.19 5.61 Total 49 317.16 S = 2.369 R-Sq = 18.59% R-Sq(adj) = 13.29% Individual 95% CIs For Mean Based on Pooled StDev Level N Mean StDev -------+---------+---------+---------+-- 1 4 4.336 4.717 (---------------*---------------) 2 11 4.579 1.748 (---------*--------) 3 12 3.608 2.835 (--------*--------) 4 23 6.184 1.815 (-----*------) -------+---------+---------+---------+-- 3.0 4.5 6.0 7.5 Pooled StDev = 2.369

Uji Lanjut Duncan Diameter

Duncana,b,c

12 3.6079674 4.336425 4.336425

11 4.578918 4.57891823 6.183574

.431 .134

Perlakuan3.001.002.004.00Sig.

N 1 2Subset

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.Based on Type III Sum of SquaresThe error term is Mean Square(Error) = 5.613.

Uses Harmonic Mean Sample Size = 8.552.a.

The group sizes are unequal. The harmonic meanof the group sizes is used. Type I error levels arenot guaranteed.

b.

Alpha = .05.c.

1/(Diameter2)

Page 58: Pengaruh Penambahan Bahan Aktif Em4 Dan Kotoran Ayam Pada Kompos Alang-Alang

NPA

Percent

6543210-1

99

95

90

80

70

605040

30

20

10

5

1

Mean

0.074

2.238StDev 1.386N 50KS 0.120P-Value

Probability Plot of NPANormal

Perlakuan

95% Bonferroni Confidence Intervals for StDevs

4

3

2

1

876543210

Bartlett's Test

0.066

Test Statistic 13.85P-Value 0.003

Levene's Test

Test Statistic 2.57P-Value

Test for Equal Variances for NPA

Page 59: Pengaruh Penambahan Bahan Aktif Em4 Dan Kotoran Ayam Pada Kompos Alang-Alang

One-way ANOVA: NPA versus Perlakuan Source DF SS MS F P Perlakuan 3 64.454 21.485 33.30 0.000 Error 46 29.679 0.645 Total 49 94.133 S = 0.8032 R-Sq = 68.47% R-Sq(adj) = 66.42% Individual 95% CIs For Mean Based on Pooled StDev Level N Mean StDev --+---------+---------+---------+------- 1 4 3.1875 1.2045 (-------*-------) 2 11 3.8909 1.0864 (----*----) 3 12 2.5733 0.9129 (----*---) 4 23 1.1065 0.4451 (--*--) --+---------+---------+---------+------- 1.0 2.0 3.0 4.0 Pooled StDev = 0.8032

Uji Lanjut Duncan

NPA

Duncana,b,c

23 1.10652212 2.573333

4 3.187500 3.18750011 3.890909

1.000 .121 .077

Perlakuan4.003.001.002.00Sig.

N 1 2 3Subset

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.Based on Type III Sum of SquaresThe error term is Mean Square(Error) = .645.

Uses Harmonic Mean Sample Size = 8.552.a.

The group sizes are unequal. The harmonic mean ofthe group sizes is used. Type I error levels are notguaranteed.

b.

Alpha = .05.c.

Page 60: Pengaruh Penambahan Bahan Aktif Em4 Dan Kotoran Ayam Pada Kompos Alang-Alang

Percent

543210

99

95

90

80

70

605040

30

20

10

5

1

Mean

>0.150

2.469StDev 0.9482N 50KS 0.017P-Value

Probability Plot of NSCOR (IMB+2)Normal

Perlakuan

95% Bonferroni Confidence Intervals for StDevs

4

3

2

1

6543210

Bartlett's Test

0.211

Test Statistic 8.40P-Value 0.038

Levene's Test

Test Statistic 1.56P-Value

Test for Equal Variances for NSCOR (IMB+2)

Page 61: Pengaruh Penambahan Bahan Aktif Em4 Dan Kotoran Ayam Pada Kompos Alang-Alang

One-way ANOVA: NSCOR (IMB+2) versus Perlakuan Source DF SS MS F P Perlakuan 3 26.136 8.712 22.37 0.000 Error 46 17.916 0.389 Total 49 44.052 S = 0.6241 R-Sq = 59.33% R-Sq(adj) = 56.68% Individual 95% CIs For Mean Based on Pooled StDev Level N Mean StDev --------+---------+---------+---------+- 1 4 2.0628 0.9572 (---------*----------) 2 11 1.6746 0.3101 (-----*-----) 3 12 1.8450 0.7542 (-----*-----) 4 23 3.2453 0.6011 (---*---) --------+---------+---------+---------+- 1.80 2.40 3.00 3.60 Pooled StDev = 0.6241

Uji Lanjut Duncan

IMB

Duncana,b,c

11 1.67460312 1.844987

4 2.06277323 3.245320

.232 1.000

Perlakuan2.003.001.004.00Sig.

N 1 2Subset

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.Based on Type III Sum of SquaresThe error term is Mean Square(Error) = .389.

Uses Harmonic Mean Sample Size = 8.552.a.

The group sizes are unequal. The harmonic meanof the group sizes is used. Type I error levels arenot guaranteed.

b.

Alpha = .05.c.

NSCOR (IMB+2)

Page 62: Pengaruh Penambahan Bahan Aktif Em4 Dan Kotoran Ayam Pada Kompos Alang-Alang

Percent

5.55.04.54.03.53.0

99

95

90

80

70

605040

30

20

10

5

1

Mean

>0.150

4.096StDev 0.4869N 50KS 0.084P-Value

Probability Plot of LOGE JPDNormal

Perlakuan

95% Bonferroni Confidence Intervals for StDevs

4

3

2

1

3.53.02.52.01.51.00.50.0

Bartlett's Test

0.202

Test Statistic 10.85P-Value 0.013

Levene's Test

Test Statistic 1.60P-Value

Test for Equal Variances for LOGE JPD

Page 63: Pengaruh Penambahan Bahan Aktif Em4 Dan Kotoran Ayam Pada Kompos Alang-Alang

One-way ANOVA: LOGE JPD versus Perlakuan Source DF SS MS F P Perlakuan 3 6.752 2.251 21.28 0.000 Error 46 4.865 0.106 Total 49 11.617 S = 0.3252 R-Sq = 58.12% R-Sq(adj) = 55.39% Individual 95% CIs For Mean Based on Pooled StDev Level N Mean StDev --------+---------+---------+---------+- 1 4 4.4653 0.5622 (---------*--------) 2 11 4.2900 0.2117 (-----*----) 3 12 4.5380 0.4462 (-----*----) 4 23 3.7088 0.2411 (---*---) --------+---------+---------+---------+- 3.85 4.20 4.55 4.90 Pooled StDev = 0.3252

Uji Lanjut Duncan

JPD

Duncana,b,c

23 3.70882511 4.290018

4 4.46532812 4.538032

1.000 .143

Perlakuan4.002.001.003.00Sig.

N 1 2Subset

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.Based on Type III Sum of SquaresThe error term is Mean Square(Error) = .106.

Uses Harmonic Mean Sample Size = 8.552.a.

The group sizes are unequal. The harmonic meanof the group sizes is used. Type I error levels arenot guaranteed.

b.

Alpha = .05.c.

LOGE JPD

Page 64: Pengaruh Penambahan Bahan Aktif Em4 Dan Kotoran Ayam Pada Kompos Alang-Alang

Percent

2.52.01.51.00.50.0

99

95

90

80

70

605040

30

20

10

5

1

Mean

>0.150

1.217StDev 0.5034N 50KS 0.092P-Value

Probability Plot of Cos BKTNormal

Perlakuan

95% Bonferroni Confidence Intervals for StDevs

4

3

2

1

43210

Bartlett's Test

0.195

Test Statistic 6.89P-Value 0.076

Levene's Test

Test Statistic 1.63P-Value

Test for Equal Variances for Cos BKT

Page 65: Pengaruh Penambahan Bahan Aktif Em4 Dan Kotoran Ayam Pada Kompos Alang-Alang

One-way ANOVA: Cos BKT versus Perlakuan Source DF SS MS F P Perlakuan 3 1.854 0.618 2.69 0.057 Error 46 10.563 0.230 Total 49 12.417 S = 0.4792 R-Sq = 14.93% R-Sq(adj) = 9.38% Individual 95% CIs For Mean Based on Pooled StDev Level N Mean StDev --+---------+---------+---------+------- 1 4 1.5285 0.6895 (-------------*------------) 2 11 0.9152 0.5586 (-------*-------) 3 12 1.4128 0.5751 (-------*-------) 4 23 1.2048 0.3288 (----*-----) --+---------+---------+---------+------- 0.70 1.05 1.40 1.75 Pooled StDev = 0.4792

Uji Lanjut Duncan

BKT

Duncana,b,c

11 .91520523 1.204846 1.20484612 1.412817

4 1.528493.218 .194

Perlakuan2.004.003.001.00Sig.

N 1 2Subset

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.Based on Type III Sum of SquaresThe error term is Mean Square(Error) = .230.

Uses Harmonic Mean Sample Size = 8.552.a.

The group sizes are unequal. The harmonic meanof the group sizes is used. Type I error levels arenot guaranteed.

b.

Alpha = .05.c.

Cos BKT

Page 66: Pengaruh Penambahan Bahan Aktif Em4 Dan Kotoran Ayam Pada Kompos Alang-Alang

Lokasi Penelitian

Lampiran 10 Gambar Penelitian

Contoh Semai Tiap Perlakuan

A1 A2 A3 A4

Page 67: Pengaruh Penambahan Bahan Aktif Em4 Dan Kotoran Ayam Pada Kompos Alang-Alang

Pertumbuhan Semai Pada Perlakuan A1

Pertumbuhan Semai Pada Perlakuan A4 Pertumbuhan Semai Pada Perlakuan A2

…..Lanjutan Lampiran 9

Page 68: Pengaruh Penambahan Bahan Aktif Em4 Dan Kotoran Ayam Pada Kompos Alang-Alang

Pertumbuhan Semai Pada Perlakuan A3

Pertumbuhan Semai Pada Perlakuan A4

…..Lanjutan Lampiran 9