pengaruh pembiayaan bagi hasil, pendapatan...
TRANSCRIPT
PENGARUH PEMBIAYAAN BAGI HASIL, PENDAPATAN ISLAM,
INVESTASI ISLAM, DAN RASIO ZAKAT TERHADAP TINGKAT
KESEHATAN BANK UMUM SYARIAH
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana
Ekonomi (S.E.Sy)
RAMA PRIMANITA ARISTY
NIM 1112046100126
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH
PROGRAM STUDI MUAMALAT
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1437 H/2016 M
PENGARUH PEMBIAYAAN BAGI HASIL, PENDAPATAN ISLAM,
INVESTASI ISLAM, DAN RASIO ZAKAT TERHADAP TINGKAT
KESEHATAN BANK UMUM SYARIAH
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi (S.E.Sy)
Oleh :
RAMA PRIMANITA ARISTY
NIM. 1112046100126
Di Bawah Bimbingan
RR. Tini Anggraeni, ST, M. Si
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH
PROGRAM STUDI MUAMALAT
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1437 H/2016 M
v
ABSTRAK
RAMA PRIMANITA ARISTY. NIM 1112046100126. PENGARUH
PEMBIAYAAN BAGI HASIL, PENDAPATAN ISLAM, INVESTASI ISLAM,
DAN RASIO ZAKAT TERHADAP TINGKAT KESEHATAN BANK UMUM
SYARIAH. Skripsi, Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam), Konsenterasi
Perbankan Syariah. Fakultas Syariah dan Hukum. Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta. 1437 H/2016 M.
Kepatuhan syariah yang merupakan salah satu unsur dalam penilaian
mengenai tingkat kesehatan bank syariah yang memberikan kewajiban pada bank
syariah untuk menjaga sekaligus meningkatkannya (UU No 21/2008). Pemeliharaan
tingkat kesehatan bank syariah akan berbanding lurus dengan pemeliharaan
kepercayaan masyarakat, sehingga bila bank syariah lalai dalam menjaga tingkat
kesehatanannya, termasuk bila bank lalai menerapkan prinsip syariah, maka
masyarakat akan kehilangan kepercayaan terhadap bank tersebut. Maka dari itu
dengan pesatnya perkembangan perbankan syariah yang harus tetap menjaga
kepercayaan stakeholder tetapi juga harus mematuhi regulasi-regulasi syariah dari
Bank Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh syariah
compliance terhadap tingkat kesehatan bank umum syariah. Syariah compliance
diproksikan dengan variabel Pembiayaan Bagi Hasil (PBH), Pendapatan Islam (PI),
Investasi Islam (IS) dan Rasio Zakat (RZ). Kesehatan keuangan menggunakan faktor
kuantitatif dari penilaian tingkat kesehatan berdasarkan PBI No. 9/1/PBI/2007.
Data yang digunakan adalah data sekunder berupa laporan keuangan publikasi
tahunan dari website masing-masing bank umum syariah dari tahun 2010 sampai
tahun 2014. Metode yang digunakan dalam skripsi ini adalah Regresi Data Panel
menggunakan program Eviews 8.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pembiayaan bagi hasil, pendapatan
Islam, dan investasi Islam berpengaruh signifikan terhadap tingkat kesehatan.
Sedangkan rasio zakat tidak berpengaruh signifikan terhadap kesehatan keuangan.
Secara simultan, syariah compliance berpengaruh signifikan terhadap tingkat
kesehatan Bank Umum Syariah periode 2010-2014.
Kata Kunci : Pembiayaan Bagi Hasil, Pendapatan Islam, Investasi Islam, Rasio
Zakat, Syariah Compliance, Kesehatan Keuangan..
Pembimbing : Rr. Tini Anggraeni, ST, M.Si
Daftar Pustaka : 2001 s/d 2015
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT atas berkat, rahmat, dan karuniaNya sehingga
penulis dapat menyelesiakan penulisan skripsi ini. Skripsi ini adalah sebagai syarat
kelulusan dalam jenjang strata 1 di Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam
Negeri Jakarta. Penulis menyadari dalam penulisan skripsi ini tidak lepas dari
kekurangan yang disebabkan keterbatasan yang penulis miliki. Penulis juga
menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna sehingga penulis membutuhkan
kritik dan saran yang bersifat membangun untuk kemajuan pendidikan di masa yang
akan datang.
Penyelesian penulisan skripsi ini tidak terlepas dari berbagai pihak yang
sangat membantu. Oleh karena itu, dengan segala ketulusan dan kerendahan hati,
penulis sampaikan rasa terima kasih yang terdalam kepada :
1. Bapak Dr. Asep Saepudin Jahar, MA, selaku Dekan Fakultas Syariah dan Hukum
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak A.M Hasan Ali, MA dan Abdurrauf, Lc, MA sebagai Ketua dan Sekretaris
Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam), Fakultas Syariah dan Hukum
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah banyak
membantu selama perkuliahan sampai terselesaikannya skripsi ini.
vii
3. Ibu dosen pembimbing, Ir. Rr. Tini Anggraeni, ST. M.Si., yang bersedia
memberikan waktu, bimbingan dan ilmu kepada saya sehingga dapat
menyelesaikan skripsi ini.
4. Pemimpin Perpustakaan, baik perpustakaan umum maupun perpustakaan fakultas
yang telah memfasilitasi penulis dalam hal studi kepustakaan.
5. My beloved parents, Ismisari dan Maryono. I dedicate this thesis for them. They
are my best support system ever. Because of them, I always have courage and
passion for have a better future and become a better person. Never ending thank
for your prayers, Bu, Pak.
6. Adik satu-satunya, Putri Berliana Aristy. Tetap semangat sekolahnya dan jadilah
kebanggan keluarga.
7. Keluarga besar Kartodikromo who always support me to do the best. Such a
blessing I have family like them.
8. My besties… Wulan, Yuli, Nia, Lia. Thank you for always cheer me up through
my ups and downs. Walaupun sudah mulai jarang bertemu tapi di manapun
kalian berada, semoga Allah selalu memeluk kalian semua dalam kebaikan.
9. Teman-teman seperjuangan di Perbankan Syariah 2012, especially PSC, terima
kasih untuk semua pembelajaran, kenangan, dan mohon maaf atas semua
kesalahan. Terkhusus, Seta, Hanna, Wiwin, Farhah, Syarah, Henis, Fadhil, Acan,
dan Mugni. Thank you for every experience, help, share, and hilarious moment.
It’s a pleasure of mine to have and meet you all. Silaturahminya dijaga terus ya,
ceu.
viii
10. Teman-teman KKN Shine, Mely, Indah, Ana, Ratu, Ayub, Dirga, Adit, Fadhel,
Bari, Aan, Sibon, dan Kadut. Sebulan menjadi keluarga di Desa Cinagara, so
many things we’ve been done together. Thank you for the good old days.
11. Last, another greatest gratitude goes to Rizki Ahmad, thankyou for always has
my back.
12. Pihak-pihak lain yang tidak dapat saya sebutkan satu-persatu namun tidak
mengurangi rasa terimakasih saya.
Semoga skripsi ini dapat memberikan sumbangan yang bermanfaat bagi
kepentingan masyarakat pada umumnya dan ekonomi syariah pada khususnya.
Ciputat, September 2016
Penulis
ix
DAFTAR ISI
COVER ......................................................................................................................... i
PEGESAHAN DOSEN PEMBIMBING ................................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN ....................................................................................... iii
LEMBAR PERNYATAAN ....................................................................................... iv
ABSTRAK ................................................................................................................... v
KATA PENGANTAR ................................................................................................ vi
DAFTAR ISI ............................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ...................................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................ xiii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah ..................................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ........................................................................................... 9
C. Batasan dan Rumusan Masalah ........................................................................ 10
D. Tujuan Penelitian ............................................................................................. 11
E. Manfaat Penelitian ........................................................................................... 11
F. Sistematika Penulisan ...................................................................................... 12
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................... 14
A. Bank Umum Syariah ........................................................................................ 14
1. Pengertian Bank Umum Syariah .................................................................. 14
2. Sumber Hukum Bank Umum Syariah .......................................................... 15
3. Tujuan Bank Umum Syariah ........................................................................ 17
4. Produk-Produk Bank Umum Syariah ........................................................... 18
B. Syariah Compliance ......................................................................................... 20
C. Tingkat Kesehatan Bank Umum Syariah ......................................................... 30
1. Pengertian Tingkat Kesehatan Bank Umum Syariah ................................... 30
2. Penilaian Tingkat Kesehatan ........................................................................ 35
x
D. Review Studi Terdahulu ................................................................................... 39
E. Kerangka Pemikiran ......................................................................................... 43
F. Hipotesis ........................................................................................................... 44
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ............................................................... 46
A. Ruang Lingkup Penelitian ................................................................................ 46
B. Jenis dan Sumber Data ..................................................................................... 47
C. Teknik Pengumpulan Data ............................................................................... 50
D. Variabel Penelitian ........................................................................................... 51
E. Metode Analisis Data ....................................................................................... 56
1. Uji Stasioner Data ........................................................................................ 56
2. Uji Asumsi Klasik ........................................................................................ 57
3. Regresi Data Panel ....................................................................................... 63
4. Pengujian Hipotesis ...................................................................................... 69
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ............................................................ 72
A. Analisis Deskriptif Statistik ............................................................................. 72
B. Pergerakan Variabel Penelitian ........................................................................ 73
C. Uji Stasioneritas ............................................................................................... 79
D. Uji Asumsi Klasik ............................................................................................ 80
E. Pemilihan Model Regresi Data Panel .............................................................. 85
F. Pengujian Hipotesis dengan Analisis Regresi Data Panel ............................... 91
G. Persamaan Model Regresi ................................................................................ 97
H. Pembahasan Hasil Penelitian ......................................................................... 103
BAB V PENUTUP ................................................................................................... 108
A. Kesimpulan .................................................................................................... 108
B. Saran ............................................................................................................... 109
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 111
LAMPIRAN
xi
DAFTAR TABEL
halaman
Tabel 1.1 Tingkat Kepatuhan Bank Umum Syariah 3
terhadap Prinsip-Prinsip Syariah
Tabel 1.2 Perkembangan Jumlah dan Kantor Perbankan 4
Syariah Nasional Tahun 2010-2015
Tabel 1.3 Kesehatan Keuangan Bank Umum Syariah 5
Tahun 2007-2012
Tabel 2.1 Rasio dan Komponen-Komponen Faktor 32
Permodalan
Tabel 2.2 Rasio dan Komponen-Komponen Faktor 33
Kualitas Aset
Tabel 2.3 Rasio dan Komponen-Komponen Faktor 34
Rentabilitas
Tabel 2.4 Rasio dan Komponen-Komponen Faktor 35
Likuiditas
Tabel 2.5 Peringkat Faktor Kesehatan Bank 36
Tabel 2.6 Predikat Kesehatan Keuangan 36
Tabel 2.7 Matriks Skala Penilaian Faktor Keuangan 37
Tabel 2.8 Matriks Penentuan Nilai Kredit Faktor Keuangan 38
Tabel 2.9 Bobot Penilaian Faktor Keuangan 38
Tabel 2.10 Review Studi Terdahulu 39
Tabel 3.1 Populasi Bank Umum Syariah 48
Tabel 3.2 Karakteristik Pengambilan Sampel 49
Tabel 3.3 Sampel Bank Umum Syariah 50
xii
Tabel 3.4 Matriks Kriteria Penilaian Peringkat Rasio CAR 54
Tabel 3.5 Matriks Kriteria Penilaian Peringkat Rasio NPF 55
Tabel 3.6 Matriks Kriteria Penilaian Peringkat Rasio BOPO 56
Tabel 3.7 Matriks Kriteria Penilaian Peringkat Rasio STM 56
Tabel 4.1 Sampel Bank Umum Syariah 73
Tabel 4.2 Tingkat Stasioneritas ADF 80
Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas 81
Tabel 4.4 Hasil Uji Multikolinearitas 82
Tabel 4.5 Hasil Uji White 84
Tabel 4.6 Hasil Uji Breusch-Godfrey 85
Tabel 4.7 Hasil Regresi Data Panel Menggunakan 86
Common Effect (PLS)
Tabel 4.8 Hasil Regresi Data Panel Menggunakan 87
Fixed eEffect
Tabel 4.9 Hasil Uji Chow 88
Tabel 4.10 Hasil Regresi Data Panel Menggunakan 89
Random Effect
Tabel 4.11 Hasil Uji Hausman 91
Tabel 4.12 Hasil Uji T 92
Tabel 4.13 Hasil Uji F 95
Tabel 4.14 Tabel Koefisien Determinasi 96
Tabel 4.15 Model Regresi 97
Tabel 4.16 Model Regresi Tiap Bank 99
xiii
DAFTAR GAMBAR
halaman
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran 43
Gambar 4.1 Pergerakan Variabel Pembiayaan Bagi Hasil 74
Gambar 4.2 Pergerakan Variabel Pendapatan Islam 75
Gambar 4.3 Pergerakan Variabel Investasi Islam 76
Gambar 4.4 Pergerakan Variabel Rasio Zakat 77
Gambar 4.5 Pergerakan Variabel Kesehatan Keuangan 78
Gambar 4.6 Hasil Uji Heteroksedasitas 83
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Bank syariah adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya
memberikan pembiayaan dan jasa-jasa lainnya dalam lalu lintas pembayaran
serta peredaran uang yang pengoperasiannya disesuaikan dengan prinsip
syariah Islam. Dengan kata lain, dalam menjalankan usahanya bank syariah
menggunakan pola bagi hasil (profit loss sharing) yang merupakan landasan
utama dalam segala operasinya, baik dalam produk pendanaan, pembiayaan
maupun dalam produk lainnya dan menghindari unsur bunga di dalamnya.1
Salah satu pilar penting dalam pengembangan bank syariah
adalah syariah compliance. Pilar inilah yang menjadi pembeda utama antara
lembaga keuangan syariah dengan lembaga keuangan konvensional. Untuk
menjamin teraplikasinya prinsip-prinsip syariah di lembaga perbankan dan
keuangan syariah, diperlukan pengawasan syariah yang diperankan oleh
Dewan Pengawas Syariah (DPS). Pemerintah telah mengeluarkan dua
Undang-Undang yang memposisikan Dewan Pengawas Syariah secara
strategis untuk memastikan kepatuhan akan prinsip-prinsip syariah di lembaga
perbankan dan keuangan syariah. Kedua Undang-Undang tersebut ialah UU
1 Ascarya, Akad dan Produk Bank Syariah (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2007), h.11.
2
No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas dan UU No. 21 Tahun 2008
tentang Perbankan Syariah. Sebagai Undang-Undang yang khusus mengatur
perbankan syariah, dalam UU No. 21 Tahun 2008 diatur mengenai masalah
kepatuhan syariah (syariah compliance) yang kewenangannya berada pada
Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang direpresentasikan melalui Dewan
Pengawas Syariah (DPS) yang harus dibentuk pada masing-masing Bank
Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah. Untuk menindaklanjuti implementasi
fatwa yang dikeluarkan MUI ke dalam Peraturan Bank Indonesia, di dalam
internal Bank Indonesia dibentuk komite perbankan syariah, yang
keanggotaannya terdiri atas perwakilan dari Bank Indonesia, Departemen
Agama, dan unsur masyarakat yang komposisinya berimbang.
Kepatuhan syariah itu dituangkan dalam Fatwa DSN MUI yang
implementasinya dituangkan dalam Peraturan Bank Indonesia antara lain PBI
No.10/32/PBI/2008 tentang Komite Perbankan Syariah. Kemudian Surat
Edaran Bank Indonesia No.10/14/DPbS tanggal 17 Maret 2008 tentang
Pelaksanaan Prinsip Syariah dalam Kegiatan Penghimpunan Dana dan
Penyaluran Dana serta Pelayanan Jasa Bank Syariah.
Penilaian kepatuhan bank syariah di Indonesia salah satunya dapat
diukur dari Laporan Tahunan Dewan Pengawas Syariah (DPS). Analisis
laporan tahunan ini dibuat oleh Irawan Febianto (2011).2 Sebagai
2 Irawan Febianto, “Analisis Laporan Tahunan Dewan Pengawas Syariah (DPS) Pada
Bank Syariah di Indonesia”, Paper dipresentasikan dalam acara Forum Riset Perbankan
3
pendahuluan, Irawan memaparkan poin-poin yang mesti dipahami terkait
konten yang menjadi titik evaluasi DPS. Dalam makalah, Irawan membuat
tabel perbandingan yang merinci poin-poin yang memenuhi standar atau tidak
terhadap tiap bank. Kemudian berdasarkan kelengkapannya, dikonversi dalam
presentase kelengkapan standar. Hasilnya terlihat di Tabel 1.1
Tabel 1.1
Tingkat Kepatuhan Bank Umum Syariah terhadap Prinsip-Prinsip
Syariah
Bank Umum Syariah
Tingkat
Kesesuain
dengan
Prinsip
Syariah
Bank Umum Syariah
Tingkat
Kesesuain
dengan
Prinsip
Syariah
Bank Muamalat Indonesia 45,45 % BNI Syariah 36,36 %
Bank Syariah Mandiri 81,82 % BJB Syariah 45,45 %
Bank Mega Syariah 45,45 % Bank Syariah Bukopin 54,55%
BRI Syariah 72,73 % Panin Bank Syariah 54,55 %
BCA Syariah 36,36 % Bank Victoria Syariah 72,73 %
Sumber : Irawan (2011)
Berdasarkan angka di atas, terlihat belum ada bank syariah yang
mencapai tingkat kesesuaian 100%, hal itu mengindikasikan pelaksanaan
kepatuhan syariah oleh perbankan syariah memang masih harus terus
Syariah (FRPS) Bank Indonesia, Pusat Studi Ekonomi dan Bisnis Islam (PSEBI) FEB
Universitas Padjajaran, Masyarakat Ekonomi Syariah (MES), & Ikatan Ahli Ekonomi Islam
(IAEI), Bandung, 15-16 Desember 2011.
4
ditingkatkan. Apalagi industri perbankan syariah baru memasuki fase tumbuh
dan kembang.
Perkembangan jumlah Bank Umum Syariah (BUS), Unit Usaha
Syariah (UUS), dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) selama periode
tahun 2010 sampai dengan 2015 mengalami perubahan, jumlah jaringan
kantor pun meningkat. Dengan jumlah BUS sebanyak 12 bank dan UUS
sebanyak 22 bank, pelayanan bank syariah menjadi semakin luas dengan
bertambahnya jumlah kantor perbankan syariah.
Tabel 1.2
Perkembangan Jumlah dan Kantor Perbankan Syariah Nasional
Tahun 2010-2015
Sumber: Statistik Perbankan Syariah 2015
Di samping perkembangan di atas, perkembangan bank umum syariah
harusnya juga diikuti dengan peningkatan tingkat kesehatan. Kesehatan suatu
bank merupakan kepentingan semua pihak yang terkait, baik pemilik,
pengelola bank, masyarakat pengguna jasa bank dan Bank Indonesia (BI)
selaku otoritas pengawasan bank. Kesehatan bank adalah kemampuan suatu
Jumlah Perbankan
Syariah
Tahun
2010 2011 2012 2013 2014 2015
Bank Umum Syariah 11 11 11 11 12 12
Jumlah Kantor 1401 1401 1745 1998 2163 1990
Unit Usaha Syariah 24 24 24 23 22 22
Jumlah Kantor 336 336 517 590 320 311
Bank Pembiayaan
Rakyat Syariah
155 155 158 163 163 163
Jumlah Kantor 364 364 401 402 437 446
Total Kantor 2101 2101 2663 2990 3107 2944
5
bank untuk melakukan kegiatan operasional perbankan secara normal dan
mampu memenuhi semua kewajibannya dengan baik dengan cara-cara yang
sesuai dengan peraturan yang berlaku.3 Peraturan Bank Indonesia No.
9/1/PBI/2007 tentang sistem penilaian tingkat kesehatan bank umum
berdasarkan prinsip syariah dan penilaian tingkat kesehatan bank umum
syariah yang syarat risiko yaitu Peraturan Bank Indonesia No.13/1/PBI/2011.
Kesehatan keuangan bank umum syariah dapat dilihat pada Tabel 1.3
Tabel 1.3
Tabel Kesehatan Keuangan Bank Umum Syariah
Tahun 2007-2012
No. Bank Umum
Syariah
2007 2008 2009 2010 2011 2012
1. Bank Muamalat
Indonesia
77 86 74 86 83 80
2. Bank Syariah
Mandiri
57 63 83 80 80 86
3. Bank Syariah Mega 91 79 74 65 71 65
4. Bank Rakyat
Indonesia Syariah
- - 83 65 68 68
5. Bank Syariah
Bukopin
- - 86 74 88 74
6. Bank Panin Syariah - - - 85 91 88
7. Bank Central Asia
Syariah
- - - 76 85 76
8. Bank Jabar Banten
Syariah
- - - 91 97 94
9. Bank Negara
Indonesia Syariah
- - - 80 74 83
10. Bank Victoria
Syariah
- - - 91 71 77
11. Maybank Syariah - - - - 62 68
Rata-Rata 78.49
Sumber: Dinastian Hari Pramanto (2014)
3 Budisantoso, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya (Jakarta: Salemba Empat, 2011), h.51.
6
Dari Tabel 1.3 dapat dilihat bahwa bank umum syariah mempunyai
rata-rata tingkat kesehatan keuangan selama periode 2007 – 2012 sebesar
78.49 yang berarti kondisi BUS memiliki kategori cukup sehat. BUS yang
menjadi sampel selama periode 2007 – 2012 selalu mengalami nilai kesehatan
keuangan yang fluktuatif berturut-turut setiap periodenya. Nilai tingkat
kesehatan keuangan BUS yang berada pada rata-rata tingkat kesehatan
keuangan 78.49 menunjukan bahwa BUS sudah mendekati nilai kesehatan
keuangan optimal meskipun belum mencapai nilai kesehatan keuangan
optimal yaitu 100.
Hal ini yang menjadi permasalahan pada perbankan syariah, dimana
kinerja bank syariah dari tahun 2007 – 2012 belum mengalami kesehatan
keuangan optimal, sehingga perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang
faktor – faktor apa saja yang dapat mempengaruhi tingkat kesehatan keuangan
bank dan juga rekomendasi yang tepat agar bank syariah dapat mencapai
kesehatan keuangan yang optimal.
Berdasarkan kasus di atas, menurut Falikhatun (2012) faktor yang
mempengaruhi kesehatan finansial yaitu rasio investasi Islam, rasio
pendapatan Islam, rasio pembiayaan bagi hasil dan rasio kesejahteraan
direksi-karyawan. Menurut Hameed et.al (2004) faktor-faktor yang
mempengaruhi kinerja keuangan terdiri dari tiga faktor yaitu indikator
kepatuhan syariah (syariah compliance), indikator tata kelola perusahaan
7
(corporate governance) dan indikator sosial (social/environment). Menurut
Dinastian Hari Pramanto (2014) melakukan studi tentang pengaruh kepatuhan
prinsip-prinsip syariah terhadap kesehatan finansial entitas perbankan di
Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepatuhan prinsip-prinsip
syariah berpengaruh terhadap kesehatan finansial entitas perbankan.
Beberapa faktor yang dijelaskan di atas maka penelitian ini mengambil
faktor kepatuhan syariah. Kepatuhan syariah (syariah compliance) merupakan
manifestasi pemenuhan seluruh prinsip syariah dalam lembaga yang memiliki
wujud karakteristik, integritas dan kredibilitas di bank syariah. Di mana
budaya kepatuhan tersebut adalah nilai, perilaku dan tindakan yang
mendukung terciptanya kepatuhan bank syariah terhadap seluruh ketentuan
Bank Indonesia.4 Syariah compliance digunakan sebagai variabel pada
penelitian ini karena para nasabah meragukan akan konsistensi penerapan
prinsip syariah maka para pengelola bank umum syariah harus benar-benar
menerapkan prinsip-prinsip syariah yang dikeluarkan Bank Indonesia tanpa
adanya keresahan terhadap resiko kelangsungan usaha dan kesehatan
keuangannya.
Pada penelitian ini penulis mencoba mengembangkan penelitian yang
dilakukan oleh Falikhatun dan Assegaf (2012) dan Dinastian Hari Pramanto
(2014). Dari kedua penelitian itu terjadi perbedaan hasil yaitu pada
4 Bank Indonesia, Peraturan Bank Indonesia Nomor 13/2/PBI/2011 Tentang Pelaksanaan
Fungsi Kepatuhan Bank Umum, Tanggal 12 Januari 2011.
8
pembiayaan bagi hasil yang pada penelitian Falikhatun dan Assegaf
berpengaruh tidak signifikan dan pada penelitian Dinastian Hari Pramanto
berpengaruh signifikan. Perbedaan dengan penelitian-penelitian tersebut,
penulis membatasi dengan menggunakan penilaian kuantitatif yaitu rasio
investasi Islam, rasio pendapatan Islam, rasio pembiayaan bagi hasil. Penulis
juga menambahkan rasio zakat pada penelitian ini. Sedangkan, variabel
dependen dalam hal ini kesehatan keuangan perbankan menggunakan faktor-
faktor kualitas aset yang diwakili oleh Non Performing (NPF), likuiditas yang
diwakili oleh Short Term Mismatch (STM), dan rentabilitas yang diwakili
oleh Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO). Penulis
juga menambahkan faktor permodalan yaitu Captial Adequacy Ratio (CAR).
Penelitian ini juga menambahkan sampel seluruh bank umum syariah di
Indonesia yang menerbitkan Laporan Keuangan periode 2010 sampai 2014.
Pada penelitian terdahulu lebih banyak menitikberatkan pada satu hal
saja yaitu implementasi prinsip syariah dan penelitian terkait kinerja
keuangan. Tidak banyak yang memadukan keduanya seperti yang dilakukan
pada penelitian ini. Kepatuhan syariah yang merupakan salah satu unsur
dalam penilaian mengenai tingkat kesehatan bank syariah yang memberikan
kewajiban pada bank syariah untuk menjaga sekaligus meningkatkannya (UU
No 21/2008). Pemeliharaan tingkat kesehatan bank syariah akan berbanding
lurus dengan pemeliharaan kepercayaan masyarakat, sehingga bila bank
9
syariah lalai dalam menjaga tingkat kesehatanannya, termasuk bila bank lalai
menerapkan prinsip syariah, maka masyarakat akan kehilangan kepercayaan
terhadap bank tersebut. Maka dari itu dengan pesatnya perkembangan
perbankan syariah yang harus tetap menjaga kepercayaan stakeholder tetapi
juga harus mematuhi regulasi-regulasi syariah dari Bank Indonesia
memotivasi penulis untuk meneliti sejauh mana pengaruh penerapan prinsip
syariah terhadap tingkat kesehatan bank umum syariah di Indonesia maka
penulis akan melakukan penelitian dengan judul “PENGARUH
PEMBIAYAAN BAGI HASIL, PENDAPATAN ISLAM, INVESTASI
ISLAM, DAN RASIO ZAKAT TERHADAP TINGKAT KESEHATAN
BANK UMUM SYARIAH”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasikan
masalah-masalah sebagai berikut:
a. Apakah Bank Indonesia / Otoritas Jasa Keuangan sudah menetapkan
metode untuk mengukur syariah compliance secara kuantitatif?
b. Apakah kesehatan perbankan bisa diketahui tanpa menyertakan faktorr
manajemennya?
c. Bagaimana kesehatan bank umum syariah bila diukur menggunakan
ketentuan PBI No.9/1/PBI/2007?
10
d. Bagaimana kepatuhan bank umum syariah bila diukur menggunakan rasio
syariah compliance?
C. Batasan dan Rumusan Masalah
a. Batasan Masalah
1. Objek penelitian dibatasi pada 11 Bank Umum Syariah dan tidak
termasuk Unit Usaha Syariah.
2. Informasi yang digunakan untuk mengukur syariah compliance dan
kesehatan keuangan adalah berdasar Laporan Publikasi Keuangan
Bank selama periode 2010-2014. Data yang diambil adalah laporan
tahunan masing-masing bank yang dipublikasikan di website masing-
masing bank.
3. Ukuran syariah compliance dibatasi pada rasio investasi Islam, rasio
pendapatan Islam, rasio pembiayaan bagi hasil, dan rasio zakat.
4. Ukuran kesehatan keuangan dibatasi pada variabel yang dapat diukur
secara kuantitatif yaitu Captial Adequacy Ratio (mewakili rasio
permodalan), Non Performing (mewakili rasio kualitas aset), Biaya
Operasional terhadap Pendapatan Operasional (mewakili rasio
rentabilitas), dan Short Term Mismatch (mewakili rasio likuiditas).
b. Rumusan Masalah
11
1. Apakah variabel pembiayaan bagi hasil, pendapatan Islam, investasi
Islam dan rasio zakat berpengaruh secara parsial terhadap tingkat
kesehatan bank umum syariah?
2. Apakah variabel pembiayaan bagi hasil, pendapatan Islam, investasi
Islam dan rasio zakat berpengaruh secara simultan terhadap tingkat
kesehatan bank umum syariah?
3. Variabel mana yang paling berpengaruh terhadap tingkat kesehatan
bank umum syariah?
D. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui pengaruh masing – masing variabel pembiayaan bagi
hasil, pendapatan Islam, investasi Islam dan rasio zakat terhadap tingkat
kesehatan bank umum syariah.
2. Untuk mengetahui pengaruh secara simultan variabel pembiayaan bagi
hasil, pendapatan Islam, investasi Islam dan rasio zakat terhadap tingkat
kesehatan bank umum syariah.
3. Untuk mengetahui variabel yang paling berpengaruh terhadap kesehatan
keuangan bank umum syariah.
E. Manfaat Penelitian
a. Manfaat untuk akademisi
12
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat berupa tambahan
kepustakaan atau referensi empiris bagi peneliti selanjutnya sebagai
khazanah ilmu pengetahuan mengenai pengaruh syariah compliance
terhadap tingkat kesehatan bank umum syariah.
b. Manfaat bagi institusi perbankan
Memberikan kontribusi kepada Bank Indonesia sebagai otoritas tertinggi
dalam mengatur, mengawasi, dan menilai tingkat kesehatan bank. Serta
bagi institusi perbankan untuk dapat mengingkatkan tingkat kesehatan
bank dan kepatuhan terhadap prinsip-prinsip syariah.
c. Manfaat bagi masyarakat dan investor
Memberikan informasi dan masukan bagi para investor saat ini, investor
potensial serta pembuat keputusan investasi lainnya dalam membuat
keputusan berinvestasi, dengan mengetahui kinerja perbankan dari
kepatuhan kepatuhan terhadap prinsip-prinsip syariah dan analisis rasio-
rasio keuangan perbankan.
F. Sistematika Penulisan
BAB I Pendahuluan
Bab ini berisi latar belakang masalah, identifikasi masalah, batasan
masalah, rumusan masalah, tujuan penelitain, manfaat penelitian, dan
sistematika penulisan.
BAB II Landasan Teori
13
Bab ini berisi landasan teori penunjang penelitian seperti konsep
bank syariah, konsep syariah compliance, dan tingkat kesehatan
bank syariah.
BAB III Metode Penelitian
Bab ini berisi tentang metode penelitian yang digunakan meliputi
definisi konsep dan operasionalisasi variabel, jenis data dan skala
pengukurannya, model penelitian, teknik sampling, teknik
pengumpulan data, teknik analisis dan uji hipotesis.
BAB IV Hasil dan Pembahasan
Bab ini merupakan inti dari penelitian berisi tentang gambaran objek
penelitian, hasil analisis data dan pembahasan. Pada bab ini data-
data yang telah dikumpulkan, dianalisis dengan dengan alat analisis
yang telah disiapkan.
BAB V Penutup
Bab ini berisi uraian kesimpulan dan saran. Bagian akhir terdiri dari:
daftar pustaka dan lampiran.
14
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Bank Umum Syariah
1. Pengertian Bank Umum Syariah
Undang-Undang Perbankan Syariah Nomor 21 Tahun 2008
menyatakan bahwa perbankan syariah adalah segala sesuatu yang menyangkut
tentang bank syariah dan unit usaha syariah, mencakup kelembagaan, kegiatan
usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya.1
Sedangkan bank syariah adalah suatu lembaga keuangan yang operasionalnya
berdasarkan prinsip-prinsip syariah.2 Prinsip-prinsip syariah adalah prinsip
hukum Islam dalam kegiatan perbankan berdarkan fatwa yang dikelurakan
oleh lembaga yang memiliki kewenangan dalam penetapan fatwa di bidang
syariah. Bank syariah menurut jenisnya terdiri atas Bank Umum Syariah
(BUS), Unit Usaha Syariah (UUS), dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah
(BPRS).
Bank syariah memberikan layanan bebas bunga kepada para
nasabahnya. Imbalan yang diterima oleh bank syariah maupun yang
dibayarkan kepada nasabahnya tergantung dari akad dan perjanjian antara
nasabah dan bank. Perjanjian (akad) yang terdapat di perbankan syariah harus
tunduk kepada syarat dan rukun akad sebagaimana diatur dalam syariat Islam.
1 Bank Indonesia, “Undang-Undang Perbankan Syariah Nomor 21 Tahun 2008”, diakses
pada 11 Mei 2016 dari www.bi.go.id. 2 Muhammad Sholahuddin dan Lukman Hakim, Lembaga Ekonomi dan Keuangan
Syariah Kontemporer, (Surakarta : Muhammadiyah University Press, 2008) h.75.
15
Bank syariah memiliki fungsi menghimpun dana dari masyarakat dalam
bentuk titipan dan investasi dari pihak pemilik dana. Fungsi lainnya ialah
menyalurkan dana kepada pihak lain yang membutuhkan dana dalam bentuk
jual beli maupun kerjasama usaha.3
2. Sumber Hukum Bank Umum Syariah
Sumber hukum bank umum syariah diketahui dari beberapa sumber
berikut :
a. Al Qur’an
Qs. Al- Baqarah ayat 275 :
275. orang-orang yang Makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri
melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran
(tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah
disebabkan mereka berkata (berpendapat), Sesungguhnya jual beli itu
sama dengan riba, Padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan
mengharamkan riba. orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan
dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), Maka baginya
apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan
urusannya (terserah) kepada Allah. orang yang kembali (mengambil riba),
Maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di
dalamnya.
3 Ismail, Perbankan Syariah (Jakarta : Kencana, 2011), h.32.
16
Qs. Al- Maidah ayat 1 :
1. Hai orang-orang yang beriman, penuhilah aqad-aqad itu. Dihalalkan
bagimu binatang ternak, kecuali yang akan dibacakan kepadamu.
(yang demikian itu) dengan tidak menghalalkan berburu ketika kamu
sedang mengerjakan haji. Sesungguhnya Allah menetapkan hukum-
hukum menurut yang dikehendaki-Nya.
b. Hadits
الغرر بيع وعن الحصاة بيع عن وسلم عليه للا صلى للا رسىل نهى
“Rasulullah saw melarang jual beli yang berbentuk gharar.” (HR. Muslim
dan Abu Hurairah)
c. Undang-Undang Negara Republik Indonesia4
1) UU No. 72 Tahun 1992 tentang Perbankan Syariah menetapkan bahwa
perbankan syariah di Indonesia menganut dual banking system.
2) UU No. 10 Tahun 1998 yang merupakan penyempurnaan dari UU di
atas, yang peraturan pelaksanannya dituangkan dalam Surat Keputusan
Direktur Bank Indonesia dan dikuatkan dalam bentuk peraturan Bank
Indonesia. Penggunaan istilah bank syariah sudah tegas disebutkan
“Bank Berdasarkan Prinsip Syariah” dan pada Pasal 1 butir 13
disebutkan berlakunya hukum Islam sebagai dasar transaksi di
perbankan syariah.
3) Teknik operasional produk dan transaksi syariah yang digunakan pada
bank syariah diatur oleh fatwa DSN MUI.
4Amir Machmud dan Rukmana, Bank Syariah ; Teori, Kebijakan, dan Studi Empiris di
Indonesia (Jakarta : Penerbit Erlangga, 2010), h.21.
17
4) Eksistensi bank syariah diperkuat dengan adanya UU No. 23 Tahun
1999 tentang Bank Indonesia yang memungkinkan kebijakan moneter
berdasarkan prinsip syariah.
5) UU No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah. Bank syariah
memiliki sistem operasional yang berbeda dengan bank konvensional.
3. Tujuan Bank Umum Syariah
Secara umum, tujuan berdirinya bank umum syariah adalah dapat
memberikan sumbangan terhadap pertumbuhan ekonomi masyarakat melalui
pembiayaan-pembiayaan yang dikeluarkan oleh bank syariah.
Adapun secara khusus tujuan bank syariah, diantaranya5 :
a. Menjadi perekat nasionalisme baru, artinya bank syariah dapat menjadi
fasilitator aktif bagi terbentuknya jaringan usaha ekonomi kerakyatan.
b. Memberdayakan ekonomi masyarakat dan beroperasi secara transparan,
artinya pengelolaan bank syariah harus didasarkan pada visi ekonomi
kerakyatan dan upaya ini terwujud apabila ada mekanisme operasi yang
transparan.
c. Memberikan return yang lebih baik, artinya investasi bank syariah tidak
memberikan janji yang pasti mengenai return yang diberikan kepada
investor karena tergantung besarnya return. Apabila keuntungan lebih
besar, investor akan ikut menikmatinya dalam jumlah yang lebih besar.
5 Muhammad, Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah Edisi Revisi (Yogyakarta : UII
Press, 2005), h.60.
18
d. Mendorong penurunan spekulasi di pasar keuangan, artinya bank syariah
lebih mengarahkan dananya untuk transaksi produktif.
e. Mendorong pemerataan pendapatan, artinya salah satu transaksi yang
membedakan bank syariah dengan bank konvensional adalah
pengumpulan dana Zakat, Infak dan sedekah (ZIS). Peranan ZIS sendiri
diantaranya untuk memeratakan pendapatan masyarakat.
f. Meningkatkan efisiensi mobilisasi dana.
g. Uswah hasanah sebagai implementasi moral dalam penyelenggaraan
usaha bank.
4. Produk-Produk Bank Umum Syariah
Secara garis besar, pengembangan produk-produk bank syariah
dikelompokkann menjadi tiga yaitu :
a. Produk Penghimpunan Dana
Prinsip-prinsip yang digunakan dalam produk ini meliputi prinsip
wadiah dan mudharabah :
1) Prinsip Wadiah
Al-wadiah terbagi menjadi dua macam yaitu al-wadiah yad adh-
Dhamanah dan al-wadiah yad al-Amanah. Al-wadiah yad al-Amanah
yaitu pihak yang menerima titipan tidak boleh menggunakan dan
memanfaatkan uang atau barang yang dititipkan, tetapi harus benar-benar
menjaga sesuai kelaziman. Pihak penerima titipan dapat membebankan
biaya kepada penitip sebagai biaya penitipan. Sedangkan al-wadiah yad
adh-Dhamanahyaitu pihak yang menerima titipan boleh menggunakan dan
19
memanfaatkan uang atau barang yang dititipkan. Tentunya pihak bank
dalam hal ini mendapatkan bagi hasil dari pengguna dana. Bank dapat
memberikan insentif kepada penitip dalam bentuk bonus.6
2) Prinsip Mudharabah
Akad lain yang digunakan adalah prinsip investasi yaitu akad
mudharabah. Tujuan dari akad mudharabah adalah kerjasama antara
pemilik dana (shahibul maal) dan pengelola dana (mudharib), dalam hal
ini bank. Secara garis besar, mudharabah terbagi menjadi dua jenis yaitu
prinsip mudharabah dibagi menjadi dua jenis, yaitu : mudharabah
mutlaqah dan mudharabah muqayyadah.
b. Produk Penyaluran Dana
Produk penyaluran dana di bank syariah dapat dikembangkan
dengan tiga model, yaitu :
1) Transaksi pembiayaan yang ditujukan untuk memiliki barang
dilakukan dengan prinsip bagi hasil.
2) Transaksi pembiayaan yang ditujukan untuk mendapatkan jasa
dilakukan dengan prinsip sewa.
3) Transaksi pembiayaan sebagai usaha kerjasama yang ditujukan untuk
mendapatkan barang dan jasa dengan prinsip bagi hasil.
Adapun prinsip-prinsip yang digunakan produk-produk bank
syariah dalam pola penyaluran dana, antara lain :
6 Muhammad Syafi’I Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktik (Jakarta : Gema Insani,
2001), h. 89.
20
1) Prinsip jual beli (tijaroh) : prinsip jual beli dikembangkan menjadi
tiga bentuk prinsip pembiayaan, yaitu : pembiayaan murabahah,
salam, dan istishna.
2) Prinsip sewa (ijarah) : dua kaidah penting dalam prinsip ini, yaitu al-
Ijarah dan al-ijarah muntahiya bit-thamlik.
3) Prinsip bagi hasil (syirkah) : prinsip ini meliputi beberapa jenis prinsip,
yaitu : musyarakah dan mudharabah.
4) Akad pelengkap : akad pelengkap dikembangkan sebagai akad
pelayanan jasa. Akad ini dilakukan dengan beberapa prinsip transaksi,
yaitu : wakalah, kafalah, hiwalah (alih utang-piutang), rahn (gadai),
qardh (pinjaman kebaikan)
B. Syariah Compliance
Tuntutan pemenuhan prinsip syariah (syariah compliance), bila dirujuk
pada sejarah perkembangan bank syariah, alasan pokok dari keberadaan
perbankan syariah adalah munculnya kesadaran masyarakat muslim yang
ingin menjalankan seluruh aktivitas keuangannya berdasarkan Al- Quran dan
Sunnah. Oleh karena itulah jaminan mengenai pemenuhan terhadap syariah
(syariah compliance) dari seluruh aktivitas pengelolaan dana nasabah oleh
bank syariah merupakan hal yang sangat penting dalam kegiatan usaha bank
syariah. Pemenuhan terhadap nilai-nilai syariah menjadi aspek yang
membedakan sistem konvensional dan syariah.
Kepatuhan syariah (syariah compliance) merupakan manifestasi
pemenuhan seluruh prinsip syariah dalam lembaga yang memiliki wujud
21
karakteristik, integritas dan kredibilitas di bank syariah. Dimana budaya
kepatuhan tersebut adalah nilai, perilaku dan tindakan yang mendukung
terciptanya kepatuhan bank syariah terhadap seluruh ketentuan Bank
Indonesia.7
Secara umum kepatuhan syariah itu dituangkan dalam Fatwa DSN
MUI yang implementasinya dituangkan dalam Peraturan Bank
Indonesia/PBI.Adapun keberadaan perbankan syariah terikat dengan PBI
tersebut. Secara garis besar hal itu tertuang dalam peraturan berikut:
1. PBI No. 9/19/PBI/2008 tanggal 17 Desember 2007 tentang Pelaksanaan
Prinsip Syariah dalam Kegiatan Penghimpunan Dana dan Penyaluran Dana
serta Pelayanan Jasa Bank Syariah
2. Peraturan Bank Indonesia Nomor 10/32/PBI/2008 tentang Komite
Perbankan Syariah.
3. Surat Edaran No. 10/14/DPbS tanggal 17 Maret 2008 tentang Pelaksanaan
Prinsip Syariah dalam Kegiatan Penghimpunan Dana dan Penyaluran Dana
serta Pelayanan Jasa Bank Syariah.
4. Peraturan Bank Indonesia Nomor 13/2/PBI/2011 tentang Pelaksanaan
Fungsi Kepatuhan Bank Umum.
Pengelolaan bank syariah tidak bisa terlepas dari pemenuhan prinsip-
prinsip syariah, terutama dalam pelaksanaan fungsi intermediasi, operasional
pengumpulan dan penyaluran dana masyarakat tidak boleh tanpa menerapkan
7 Bank Indonesia, “Peraturan Bank Indonesia Nomor 13/2/PBI/2011 Tentang
Pelaksanaan Fungsi Kepatuhan Bank Umum”, diakses pada 12 Mei 2016 dari
www.bi.go.id.
22
prinsip-prinsip syariah. Ketidakpatuhan terhadap prinsip syariah dapat
berdampak negatif pada kondisi bank syariah itu sendiri karena berpotensi
untuk menciptakan kegagalan bank atau insolvency yang dapat berakibat pada
terganggunya sistem keuangan negara.8 Selain itu, kepatuhan syariah juga
merupakan salah satu unsur dalam penilaian mengenai tingkat kesehatan bank
syariah yang memberikan kewajiban pada bank syariah untuk menjaga
sekaligus meningkatkannya (UU No 21/2008).
Pemeliharaan tingkat kesehatan bank syariah akan berbanding lurus
dengan pemeliharaan kepercayaan masyarakat, sehingga bila bank syariah
lalai dalam menjaga tingkat kesehatanannya, termasuk bila bank lalai
menerapkan prinsip syariah, maka masyarakat akan kehilangan kepercayaan
terhadap bank tersebut. Dari sudut pandang masyarakat, khususnya pengguna
jasa bank syariah, kepatuhan syariah merupakan inti dari integritas dan
kredibilitas bank syariah. Eksistensi intitusi keuangan syariah khususnya bank
syariah ditujukan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Islam akan
pelaksanaan ajaran Islam secara menyeluruh (kaffah) termasuk dalam kegiatan
penyaluran dana melalui bank syariah. Kepercayaan dan keyakinan
masyarakat pada bank syariah didasarkan dan dipertahankan melalui
pelaksanaan prinsip hukum Islam yang diadaptasi dalam aturan operasional
institusi tersebut. Tanpa adanya kepatuhan terhadap prinsip syariah,
masyarakat akan kehilangan keistimewaan yang mereka cari sehingga akan
8 Aan Zainul Anwar dan Mohammad Yunies Edward, “Analisis Syariah Compliance
Pembiayaan Murabahah Pada Gabungan Koperasi BMT Mitra Se-Kabupaten Jepara”, The
Third Univesity Research Colloqiuium, Th. 2016, h.259.
23
berpengaruh pada keputusan mereka untuk memilih ataupun terus melanjutkan
pemanfaatan jasa yang diberikan oleh bank syariah. Ketidakpatuhan terhadap
prinsip syariah akan berdampak negatif citra bank syariah dan berpotensi
untuk ditinggalkan oleh nasabah potensial ataupun nasabah yang telah
menggunakan jasa bank syariah sebelumnya.
Dari penjelasan di atas, indikator syariah compliance yang akan
digunakan yaitu pembiayaan bagi hasil, pendapatan Islam, investasi Islam, dan
rasio zakat.
1. Pembiayaan Bagi Hasil
Pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil yang sering dibahas dalam
literatur fiqh dan umumnya disalurkan perbankan syariah terdiri dari dua jenis,
yaitu pembiayaan mudharabah dan musyarakah.9 Mudharabah adalah akad
kerja sama usaha antara pemilik dana (shahibul maal) dan pengelola dana
(mudharib) untuk melakukan kegiatan usaha, dengan pembagian laba atas
dasar nisbah bagi hasil menurut kesepakatan kedua belah pihak, sedangkan
bila terjadi kerugian akan ditanggung oleh pemilik dana, kecuali jika
disebabkan oleh misconduct, negligence atau violation oleh pengelola dana.
Sementara itu, musyarakah adalah akad kerja sama diantara pemilik modal
untuk mencampurkan modal mereka dengan pembagian keuntungan
9 IrawanFebianto, and Rahmatina A. Kasri. 2007. Why Do Islamic Banks Tend to Avoid
Profit and Loss Sharing Arrangements?. Proceeding of the 2nd Islamic Conference 2007
(iECONS2007) organized by Faculty of Economics and Muamalat , Islamic Science
University of Malaysia.h.2.
24
berdasarkan nisbah yang telah disepakati sebelumnya, sedangkan kerugian
ditanggung semua pemilik modal berdasarkan porsi modal masing-masing.10
Pada umumnya, pembiayaan bagi hasil belum dapat mendominasi
pembiayaan yang diberikan bank syariah secara keseluruhan. Hanya negara
tertentu saja yang sudah mampu menempatkan pembiayaan bagi hasil tersebut
pada porsi tertinggi dari total pembiayaan keseluruhan. Sebagai contoh negara
Sudan yang dinilai telah memiliki sistem perbankan syariah yang mapan
sehingga mampu membuat batasan tentang maksimum porsi pembiayaan
murabahah yang disalurkan yaitu hanya 30%, dan menentukan porsi yang
lebih besar untuk pembiayaan bagi hasil11
Masalah masih rendahnya porsi
pembiayaan bagi hasil atau dominasi pembiayaan nonbagi hasil terutama
murabahah pada portofolio pembiayaan bank syariah ternyata merupakan
fenomena global, tidak terkecuali di Indonesia. Fenomena ini disebabkan
karena pembiayaan berbasis bagi hasil cenderung memiliki risiko lebih besar
jika dibandingkan dengan pembiayaan lainnya. Walaupun prinsip bagi hasil
menjadi ciri khas bank syariah, namun risiko yang dihadapi cukup besar yaitu
10 Nurhayati, S, dan Wasilah. Akuntansi Syariah di Indonesia (Jakarta : Salemba Empat,
2009), h.134.
11 Ascarya, Akad dan Produk Bank Syariah ( Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2007)
25
risiko terjadinya moral hazard dan biaya transaksi tinggi, sebagaimana
dikemukakan oleh Sadr dan Iqbal (2002) dalam Muda dan Ismail (2010)12
Rasio pembiayaan bagi hasil digunakan untuk mengukur besarnya
fungsi intermediasi bank syariah melalui penyaluran dana dengan akad profit
sharing. Menurut Hameed et al., (2004) karena sasaran utama dari bank
syariah adalah profit sharing, maka sangat penting untuk mengidentifikasi
sejauh mana bank syariah telah mencapai sasaran ini. Sedangkan menurut
Samad dan Hasan (2000) semakin tinggi rasio pembiayaan ini menunjukkan
komitmen kepada pembangunan komunitas yang lebih tinggi. Nilai rasio ini
dihitung dengan membagi jumlah pembiayaan mudharabah dan musyarakah
dengan total pembiayaan. Total pembiayaan mencakup transaksi bagi hasil,
sewa-menyewa, jual beli, pinjam-meminjam, dan multijasa. Dengan demikian
secara umum semakin besar hasil rasio ini maka kontribusi bank syariah untuk
pengembangan sektor usaha dan pembangunan ekonomi umat semakin
besar.13
2. Pendapatan Islam
Pendapatan bank syariah diperoleh dari produk-produk yang ada di
bank syariah. Menurut PSAK No.59 tentang Akuntansi Perbankan Syariah,
sumber pendapatan bank syariah adalah pendapatan operasional utama dan
pendapatan operasional lainnya. Pendapatan operasional utama terdiri dari
12
Ruhaini Muda and Abdul Ghafar Ismail. 2010. Profit-Loss Sharing and Value Creation
in Islamic Banks. Journal of Business and Policy Research Volume 5. Number 2. December
2010. 13
Sinta Yuliani, “Analisis Pengaruh Kinerja Kuangan Terhadap Kinerja Sosial Bank
Umum Syariah di Indonesia Tahun 2006-2010,” (Skripsi S1 Fakultas Ekonomi, Universitas
Indonesia Depok, 2012), h. 33.
26
pendapatan jual beli (pendapatan marjin murabahah, pendapatan bersih salam
paralel, dan pendapatan bersih istishna paralel0, pendapatan dari sewa
(pendapatan bersih ijarah), pendapatan dari bagi hasil (pendapatan bagi hasil
mudharabah dan pendapatan bagi hasil musyarakah), dan pendapatan
operasional utama lainnya.
Sesuai dengan akad-akad penyaluran pembiayaan di bank syariah,
maka hasil penyaluran dana yang dilakukan oleh bank syariah dapat
memberikan pendapatan bank. Hal ini dikatakan sebagau sumber-sumber
pendapatan bank syariah. Dengan demikian, sumber pendapatan bank syariah
dapat diperoleh dari :
a) Bagi hasil atas kontrak mudharabah dan kontrak musyarakah.
b) Keuntungan atas kontrak jual beli (al ba’i)
c) Hasil sewa atas kontrak ijarah dan ijarah muntahiya bittamlik
d) Fee dan biaya administrasi atas jasa-jasa lainnya.14
Pendapatan bank syariah ditentukan oleh produktivitas masing-masing
bank syariah dalam mengelola dana nasabah. Bank syariah dituntut untuk
dapat mengelola dana yang dipercayakan oleh nasabah sehingga dapat
memberikan penghasilan yang menguntungkan bagi nasabah. Akan tetapi,
pengelolaan dana nasabah harus dilakukan dengan cara yang sesuai syariah
Islam.
14 Muhammad. “Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah Edisi Revisi”. (Yogyakarta: UII
Press, 2005), h. 276
27
Melalui rasio pendapatan Islam kita dapat mengetahui besarnya
pendapatan yang diperoleh bank syariah yang berasal dari transaksi halal dan
nonhalal, yaitu transaksi yang mengandung riba, gharar, dan sebagainya.
Rasio ini dapat digunakan sebagai indikator pemenuhan prinsip-prinsip
kepatuhan syariah oleh bank syariah. Pendapatan merupakan hasil yang
didapatkan bank dari aktivitas mengelola aktiva produktif. Umumnya pada
bank umum syariah masih memiliki pendapatan yang bersifat nonhalal yaitu
terdiri dari pendapatan bunga dan denda terhadap debitur yang lalai dalam
pembayaran utangnya. Pendapatan nonhalal tersebut dipisahkan dari dari
pendapatan syariah oleh BUS kemudian dikelompokkan sebagai dana
kebajikan (qardhul hasan). Shahul et al., (2003) dalam Hameed et al., (2004)
menyatakan bahwa jika bank syariah memiliki pendapatan yang bersumber
dari transaksi yang dilarang, bank syariah harus mengungkapkan informasi
terkait pendapatan tersebut, dari mana sumbernya, bagaimana dana tersebut
digunakan, dan yang lebih penting lagi adalah prosedur yang dapat dilakukan
untuk menghindari transaksi yang dilarang oleh syariah Islam tersebut. Oleh
sebab itu, merupakan sebuah kewajiban baik bagi BUS untuk meminimalisir
atau menghilangkan pendapatan nonhalal sebagai bentuk pemenuhan terhadap
prinsip-prinsip keuangan syariah.15
3. Investasi Islam
15
Indriatun, “Analisis Perbandingan Kinerja Sosial dan Islamic Social ReportingPada
Bank Syariah di Indonesia,” (Skripsi S1 Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia Depok,
2013), h. 30.
28
Investasi merupakan bentuk aktif dari ekonomi syariah. Sebab setiap
harta ada zakatnya, jika harta tersebut didiamkan maka lambat laun akan
termakan oleh zakatnya. Salah satu hikmah dari zakat ini adalah mendorong
untuk setiap muslim menginvestasikan hartanya. Harta yang diinvestasikan
tidak akan termakan oleh zakat, kecuali keuntungannya saja.
Dalam investasi mengenal harga. Harga adalah nilai jual atau beli dari
sesuatu yang diperdagangkan. Selisih harga beli terhadap harga jual disebut
profit margin. Harga terbentuk setelah terjadinya mekanisme pasar.
Suatu pernyataan penting al-Ghozali sebagai ulama’ besar adalah
keuntungan merupakan kompensasi dari kepayahan perjalanan, risiko bisnis
dan ancaman keselamatan diri pengusaha. Sehingga sangat wajar seseorang
memperoleh keuntungan yang merupakan kompensasi dari risiko yang
ditanggungnya.
Ibnu Taimiyah berpendapat bahwa penawaran bisa datang dari produk
domestik dan impor. Perubahan dalam penawaran digambarkan sebagai
peningkatan atau penurunan dalam jumlah barang yang ditawarkan, sedangkan
permintaan sangat ditentukan harapan dan pendapatan. Besar kecilnya
kenaikan harga tergantung besarnya perubahan penawaran dan atau
permintaan. Bila seluruh transaksi sudah sesuai dengan aturan, kenaikan harga
yang terjadi merupakan kehendak Allah SWT.
Prinsip-prinsip Islam dalam muamalah yang harus diperhatikan oleh
pelaku investasi syariah (pihak terkait) adalah16
:
16
Hafidhuddin, “Manajemen Syariah dalam Praktik’ (Surabaya: Gema Insani, 2003) h. 176
29
a) Tidak mencari rizki pada hal yang haram, baik dari segi zatnya maupun
cara mendapatkannya, serta tidak menggunakannya untuk hal-hal yang
haram.
b) Tidak mendzalimi dan tidak didzalimi.
c) Keadilan pendistribusian kemakmuran.
d) Transaksi dilakukan atas dasar ridha sama ridha.
e) Tidak ada unsur riba, maysir (perjudian/spekulasi), dan gharar
(ketidakjelasan/samar-samar).
Di dalam industri perbankan, investasi dapat disebut aktiva produktif,
yakni penanaman dana BUS dalam rupiah berdasarkan prinsip syariah dalam
bentuk pembiayaan, Sertifikat Wadiah Bank Indonesia, dan penempatan pada
bank lain.17
Melalui rasio investasi Islam kita dapat mengetahui besarnya dana
bank syariah yang ditempatkan dalam surat berharga syariah atau non-syariah
dari keseluruhan surat berharga yang dimiliki oleh bank syariah. Surat
berharga digunakan sebagai proksi dari total investasi karena jenis investasi
ini dimiliki oleh seluruh bank syariah. Selain itu, surat berharga merupakan
investasi yang bersifat sukarela bagi bank syariah, dimana tidak ada aturan
dari pihak eksternal yang mewajibkan bank syariah untuk memiliki sejumlah
tertentu investasi dalam surat berharga. Oleh kerana itu, rasio investasi Islam
dapat digunakan sebagai salah satu indikator pemenuhan bank syariah
terhadap prinsip-prinsip keuangan syariah. Semakin tinggi rasio ini, maka
17
Rifqi Muhammad, Akuntansi Keuangan Syariah (Yogyakarta : P3EI Press, 2008),
h.137.
30
kepatuhan bank syariah terhadap prinsip-prinsip keuangan syariah semakin
baik.18
4. Rasio Zakat
Rasio ini bertujuan untuk mengukur besarnya kontribusi zakat
perusahaan bank syariah. Zakat adalah sarana paling penting untuk
menghimpun dan mendistribusikan kekayaan. Zakat merupakan pajak wajib
dan, sebagaimana telah kita ketahui, termasuk dalam lima rukun Islam. Jumlah
zakat yang disepakati secara umum adalah adalah 2,5 persen dari taksiran aset
yang dijuasa selama setahun penuh (setalah dikurangi penggeluaran atau
nishab)19
. Semakin tinggi komponen ini mengindikasikan zakat performance
bank syariah yang baik.20
Kepatuhan terhadap prinsip syariah harus
didasarkan pada zakat yang dibayarkan oleh bank untuk menggantikan
indikator konvensional yaitu laba per saham.
C. Tingkat Kesehatan Bank Umum Syariah
1. Pengertian Tingkat Kesehatan Bank Umum Syariah
Kesehatan bank diartikan sebagai kemampuan suatu bank untuk
melakukan kegiatan operasional perbankan secara normal dan mampu
memenuhi semua kewajibannya dengan baik dengan cara-cara yang sesuai
dengan peraturan yang berlaku. Pengertian tentang kesehatan bank tersebut
18
Ibid., h. 31. 19
Djawahir Hejazziey, Perbankan Syariah Dalam Teori dan Praktik (Yogyakarta :
Deepublish, 2014), h.28. 20
Muhammad Tri Sutrisno, “Analisis Rasio Sebagai Pengukur Kinerja Sosial di Bank
Muamalat Indonesia,” (Skripsi S1 Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Perbanas Surabaya, 2012),
h. 9.
31
merupakan suatu batasan yang sangat luas, karena kesehatan bank mencakup
kesehatan suatu bank untuk melaksanakan seluruh kegiatan usaha
perbankannya.21
Kegiatan tersebut meliputi:
a) Kemampuan menghimpun dana dari masyarakat, dari lembaga lain dan
modal sendiri;
b) Kemampuan mengelola dana;
c) Kemampuan menyalurkan dana ke masyarakat;
d) Kemampuan memenuhi kewajiban kepada masyarakat, karyawan, pemilik
modal, dan pihak lain;
e) Pemenuhan peraturan perbankan yang berlaku.
Bank Indonesia melakukan sistem penilaian tingkat kesehatan bank
umum syariah melalui beberapa aspek rasio keuangan yang digunakan. Salah
satu alasan pentingnya penilaian kesehatan bank adalah untuk menilai apakah
kinerja bank tersebut telah dilakukan berdasarkan asas-asas perbankan yang
sehat sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku.22
Penilaian kesehatan bank adalah penilaian atas suatu kondisi laporan
keuangan bank pada periode dan saat tertentu sesuai dengan standar Bank
Indonesia dalam Peraturan Bank Indonesia No. 9/1/PBI/2007 tanggal 24
Januari 2007 tentang Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum
Berdasarkan Prinsip Syariah. Berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia No.
21
Budisantoso, dkk, Bank dan Lembaga Keuangan Lain (Jakarta : Salemba Empat,
2006), h. 51. 22
Frianto Pandia, Manajemen Dana dan Kesehatan Bank (Jakarta : Rineka Cipta, 2012),
h.222.
32
9/24/DPbs tentang penilaian tingkat kesehatan bank umum syariah mencakup
penilaian terhadap faktor-faktor yang terdiri dari :
a. Permodalan (Capital)
Modal adalah salah satu faktor penting bagi bank dalam rangka
pengembangan usaha dan menampung risiko kemungkinan
kerugian.Besarnya permodalan dipengaruhi atas kemampuan dan
kepatuhan suatu bank terhadap KPMM (kewajiban Pemenuhan Modal
Minimum) yang saat itu berlaku sebesar 8%.23
Rasio permodalan ini
berfungsi untuk mengukur kemampuan bank dalam menyerap kerugian-
kerugian yang tidak dapat dihindari lagi serta dapat pula digunakan untuk
mengukur besar kecilnya kekayaan bank tersebut atau kekayaan yang
dimiliki oleh para pemegang saham. Penilaian permodalan dimaksudkan
untuk menilik kecukupan modal bank dalam mengamankan eksposur
risiko posisi dan mengantisipasi eksposur risiko yang akan muncul melalui
penilaian kuantatif dan kualitatif atas rasio/komponen berikut :
Tabel 2.1 Rasio dan Komponen-Komponen Faktor Permodalan
No. Jenis Rasio Komponen
1. Rasio Utama Kecukupan Modal (CAR)
2. Rasio Penunjang Proyeksi Kecukupan Modal (CAR)
3. Rasio Pengamatan a. Kecukupan Equity
b. Kecukupan Modal Inti Terhadap Dana
Pihak Ketiga
c. Fungsi Intermediasi atas Dana Investasi
dengan Metode Profit-Sharing.
Sumber: Surat Edaran Ban Indonesia No.9/29/DPbS Tahun 2007
23
Muhammad, op. cit., h.169.
33
b. Kualitas Aset
Aset atau aktiva produktif adalah penanaman dana bank syariah
baik dalam rupiah maupun valuta asing untuk memperoleh penghasilan,
dalam bentuk pembiayaan, surat berharga syariah, penempatan, penyertaan
modal, penyertaan modal sementara, komitmen dan kontinjensi pada
transaksi rekening administrative, Sertifikat Wadiah Bank Indonesia serta
bentuk penyediaan dan lainnya yang dapat dipersamakan dengan
itu.24
Penilaian kualitas aset dimaksudkan untuk menilai kondisi aset bank,
termasuk antisipasi atas risiko gagal bayar dari pembiayaan (credit risk)
yang akan muncul melalui penilaian kuantatif dan kualitatif atas
rasio/komponen berikut:
Tabel 2.2 Rasio dan Komponen-Komponen Faktor Kualitas Aset
No. Jenis Rasio Komponen
1. Rasio Utama Kualitas Aktiva Produktif (KAP)
2. Rasio Penunjang Pembiayaan Bermasalah (NPF)
3. Rasio Pengamatan a. Rata-rata tingkat pengembalian hapus
buku
b. Nasabah pembiayaan bermasalah
Sumber: Surat Edaran Ban Indonesia No.9/29/DPbS Tahun 2007
c. Manajemen
Penilaian terhadap faktor manajemen mencakup dua komponen,
yaitu manajemen umum dan manajemen risiko.25
Juga kepatuhan bank
terhadap ketentuan yang berlaku, komitmen kepada Bank Indonesia
24
Muhammad, op. cit.,h.118.
25 Ibid., h.169.
34
maupun pihak lain, dan kepatuhan terhadap prinsip syariah termasuk
edukasi pada masyarakat, pelaksanaan fungsi sosial.26
d. Rentabilitas
Rentabilitas merupakan metode penilaian yang digunakan untuk
mengukur kemampuan bank dalam meningkatkan labanya melalui semua
kemampuan dan sumber sehingga diketahui tingkat efisiensi usaha dan
profitabilitas yang dicapai oleh bank tersebut. melalui penilaian kuantatif
dan kualitatif atas rasio/komponen berikut:
Tabel 2.3 Rasio dan Komponen-Komponen Faktor Rentabilitas
No. Jenis Rasio Komponen
1. Rasio Utama Tingkat Efisiensi Operasional (REO)
2. Rasio Penunjang a. Aset yang menghasilkan pendapatan
(IGA)
b. Net Margin Operasional Utama (NSOM)
3. Rasio Pengamatan a. Biaya tenaga kerja terhadap total
pemnbiayaan (BTK)
b. Return on Assets (ROA)
c. Return on Equity (ROE)
d. Return on Investment Account Holder
Sumber: Surat Edaran Ban Indonesia No.9/29/DPbS Tahun 2007
e. Likuiditas
Rasio likuiditas digunakan untuk menganalisis kemampuan bank
dalam memenuhi kebijakan-kebijakannya terutama kewajiban jangka
pendeknya.Suatu bank dikatakan likuid apabila bank tersebut memenuhi
kebijakan hutangnya, dapat membayar kembali semua simpanan nasabah,
26
Bank Indonesia, “Peraturan Bank Indonesia Nomor 9/1/PBI/2007 Tentang Sistem
Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum Berdasarkan Prinsip Syariah”, diakses pada 14 Mei
2016 dari www.bi.go.id.
35
serta dapat memenuhi permintaan kredit yang diajukan tanpa terjadi
penangguhan. Penilaian likuiditas dimaksudkan untuk mengevaluasi
kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban jangka pendek dan
kecukupan manajemen risiko likuditas melalui penilaian kuantatif dan
kualitatif atas rasio/komponen berikut:
Tabel 2.4 Rasio dan Komponen-Komponen Faktor Likuiditas
No. Jenis Rasio Komponen
1. Rasio Utama Cash ratio
2. Rasio Penunjang Short-term mismatch
Sumber: Surat Edaran Ban Indonesia No.9/29/DPbS Tahun 2007
f. Sensitivitas Terhadap Resiko Pasar
Penilaian sensitivitas atas risiko pasar dimaksudkan untuk menilai
kemampuan keuangan bank dalam mengantisipasi perubahan risiko pasar
yang disebabkan oleh pergerakan nilai tukar. Penilaian sensitivitas atas
risiko pasar dilakukan dengan menilai besarnya kelebihan modal yang
digunakan untuk menutup risiko bank dibandingkan dengan besarnya
risiko kerugian yang timbul dari pengaruh perubahan risiko pasar.27
2. Penilaian Tingkat Kesehatan
Setelah ditetapkan peringkat pada masing-masing faktor permodalan,
kualitas aset, rentabilitas, dan likuiditas sebagai berikut :
27
Desi Nur Pratiwi, “Analisis Kinerja Kuangan Bank Syariah Dengan CAMELS,”
(Skripsi S1 Fakultas Ekonomi, Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2013), h. 4.
36
Tabel 2.5 Peringkat Faktor Kesehatan Bank
Permodalan Kualitas Aset Rentabilitas Likuiditas
Peringkat 1 CAR ≥ 11% NPF≤7% BOPO≤83% STM>25%
Peringkat 2 9,5%≤CAR<11% 7% < NPF≤
10% 83% < BOPO≤
85% 20% <STM≤
25%
Peringkat 3 8%≤CAR<9,5% 10%<NPF≤13% 85%< BOPO≤
87% 15%<
STM≤20%
Peringkat 4 6,5%≤CAR<8% 13%<NPF≤16% 87%< BOPO≤
89% 10%<
STM≤15%
Peringkat 5 CAR<6,5% NPF>16% BOPO>89% STM≤10%
Kemudian dilakukan penentuan nilai kredit berdasarkan peringkat.
Penentuan nilai kredit ini digunakan untuk mendapatkan nilai bobot setelah
dikalikan dengan bobot. Total nilai bobot akan menentukan peringkat faktor
keuangan secara keseluruhan berdasarkan skala penilaian tingkat kesehatan
bank. Skala penilaian ditetapkan dalam empat golongan predikat tingkat
kesehatan bank pada tabel berikut :
Tabel 2.6 Predikat Kesehatan Keuangan Bank28
Keterangan Nilai Bobot
Sehat 81 s/d 100
Cukup Sehat 66 s/d < 81
Kurang Sehat 51 s/d < 66
Tidak Sehat 0 s/d < 51
Sumber: Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Mengacu Ketentuan BI.
28
Slamet Riyadi, Banking Assets and Liability Management (Depok : FE UI, 2016), h.188.
37
Berdasarkan skala penilaian tingkat kesehatan bank dan assesment dari
penulis, berikut disajikan matriks skala penilaian faktor keuangan dan matriks
kriteria penetapan peringkat faktor keuangan :
Tabel 2.7 Matriks Skala Penilaian Faktor Keuangan
Matriks Skala Penilaian Faktor Keuangan
Nilai Bobot 100 - <80 80 - <60 60 - <40 40 – <20 20 - 0
Peringkat 1 2 3 4 5
Dalam tata cara penilaian kesehatan bank umum syariah berdasarkan
Surat Edaran Bank Indonesia No.9/24/DPbs, khususnya pada pengukuran
kinerja keuangan , tidak disertakan ketentuan mengenai penentuan kredit atas
peringkat masing-masing faktor permodalan, kualitas asset, rentabilitas, dan
likuiditas. Oleh karena itu, penulis melakukan assessment berdasarkan skala
penilaian di atas dan juag atas penelitian yang dilakukan oleh Dinastian Hari
Pramanto (2014) dan Azis Budi Setiawan (2008) dalam menentukan nilai
kredit untuk masing-masing faktor. Selain itu, penulis juga
mempertimbangkan ketentuan dalam penerapan peringkat masing-masing
faktor keuangan. Dalam menentukan nilai kredit, peringkat masing-masing
faktor akan disesuaikan dengan matriks penilaian yang akan dijelaskan oleh
tabel berikut :
38
Tabel 2.8 Matriks Penentuan Nilai Kredit Faktor Keuangan
Matriks Skala Penilaian Faktor Keuangan
Peringkat 1 2 3 4 5
Nilai Kredit 100 80 60 40 20
Setelah diketahui nilai kredit dari masing-masing faktor keuangan,
selanjutnya nilai kredit dikalikan dengan bobot masing-masing faktor untuk
menghitung nilai kumulatif tingkat kesehatan bank syariah perlu dibuat
pembobotan untuk masing-masing faktor keuangan. Berdasarkan ketentuan BI
(2007) pembobotan tersebut dijelaskan pada tabel berikut :
Tabel 2.9 Bobot Penilaian Faktor Keuangan
No. Keterangan Bobot
1 Permodalan 25%
2 Kualitas Aset 50%
3 Rentabilitas 10%
4 Likuiditas 15%
Sumber: Penyesuaian dengan mengacu pada Lampiran SE-BI
No.9/24/DPbS, 2007.
39
D. Review Studi Terdahulu
Tabel 2.10 Review Studi Terdahulu
No. Penelitian Metode Penelitian Persamaan dan
Perbedaan
1. Hameed et al
(2004) dalam
penelitiannya
mengungkapkan
alternative
pengungkapan
penilaian dari kinerja
pada bank Islam.
Dalam penelitiannya
Hameed
mengungkapkan
bahwa bank-bank
syariah saat ini tidak
hanya melayani
kebutuhan stakeholder
tetapi harus lebih
memastikan kegiatan
mereka sesuai dengan
prinsip syariah.
Penelitian tersebut
membandingkan
Bahrain Islamic Bank
dengan Bank Islam
Malaysia Berhad
dengan menggunakan
Islamic Disclosure
Index (IDI). Indeks
penilaian prinsip
syariah yang
diungkapkan Hameed
terdiri dari tiga faktor
yaitu indikator
kepatuhan syariah,
indikator tata kelola
perusahaan dan
indikator sosial. Hasil
penelitian ini
menunjukan bahwa
kinerja Bahrain
Kuantitatif, Islamicity
Performance Index
menggunakan analisis
rasio pada tujuh indikator
yaitu profit sharing ratio,
zakat performance ratio,
equitable distribution
ratio, director employee
ratio, Islamic vs non
Islamic investment, dan
Islamic vs non Islamic
income, dan AAOIFI
index.
Persamaannya sama-
sama menggunakan
variabel pendapatan
Islam, pembiayaan bagi
hasil, investasi Islam,
dan rasio zakat.
Perbedaannya adalah
penelitian sebelumnya
tidak menggunakan
kesehatan keuangan
perbankan. Perbedaan
selanjutnya adalah pada
objek penelitan, periode
penelitian, dan metode
penelitian.
40
Islamic Bank (BIB)
lebih baik daripada
Bank Islam Malaysia
Berhad (BIMB).
2. Falikhatun (2012)
melakukan penelitian
terkait pengaruh antara
implementasi prinsip-
prinsip syariah dengan
menggunakan rasio
investasi Islam, rasio
pendapatan Islam,
rasio pembiayaan bagi
hasil dan rasio
kesejahteraan direksi
karyawan sebagai
proksi terhadap
kesehatan finansial
perbankan syariah di
Indonesia tahun 2007-
2010 dengan
menggunakan sample
penelitian adalah
seluruh Bank Umum
Syariah dan Unit
usaha Syariah di
Indonesia. Secara
keseluruhan hasil
penelitian ini
menyimpulkan bahwa
implementasi prinsip-
prinsip syariah
berpengaruh terhadap
kesehatan finansial
pada perbankan
syariah dan unit usaha
syariah di Indonesia.
Kuantitatif, dengan uji
asumsi klasik dan
mengolah data dengan
regresi linear berganda.
Variabel dependen yaitu
kesehatan finansial
menggunakan rasio
Kualitas Aktiva Produktif
(KAP), Net Profit Margin
(NOM), Rasio Efisiensi
Kegiatan Operasional
(REO), Short Term
Mismatch (STM).
Variabel independen
yaitu prinsip-prinsip
syariah menggunakan
rasio Rasio Investasi
Islami (IIR), Rasio
Pembiayaan Bagi Hasil
(PFR), Rasio Pendapatan
Islami (IsIR), Rasio
Kesejahteraan Direksi –
Karyawan (DEWR)
Persamaannya sama-
sama menggunakan
variabel pendapatan
Islam, pembiayaan bagi
hasil, dan investasi
Islam juga sama-sama
mengukur kesehatan
keuangan. Perbedaannya
adalah pada periode
penelitian, dan metode
penelitian. Penelitian
sebelumnya juga tidak
menggunakan faktor
permodalan berupa
CAR dan tidak
menggunakan rasio
zakat.
3. Azis Budi Setiawan
(2009) melakukan stdi
tentang Kesehatan
Finansial dan Kinerja
Sosial Bank Umum
Syariah di Indonesia.
Sampelnya adalah
Bank Muamalat dan
Kuantitatif, dengan
analisis perbandingan.
Variabel kesehatan
finansial diproksikan
dengan kualitas asset,
rentabilitas, dan
likuiditas. Kemudian
kinerja sosial diproksikan
Persamaannya sama-
sama mengukur
kesehatan keuangan
bank. Perbedaannya
adalah penelitian ini
adalah penelitian
perbandingan.
41
Bank Mandiri Syariah.
Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa
kesehatan finansial
BMI lebih baik
daripada BSM namun
tingkat kinerja social
BSM lebih baik
daripada BMI.
dengan aspek Kontribusi
Pembangunan Ekonomi
(KPE), Kontribusi
Kepada Masyarakat
(KKM), Kontribusi
Untuk Stakeholder
(KUS), Peningkatan
Kapasitas SDI dan Riset
(PKSR) serta Distribusi
Pembangunan Ekonomi.
4. Asrori (2014)
melakukan studi
tentang Implementasi
Islamic Corporate
Governance dan
Implikasinya
Terhadap Kinerja
Bank Syariah. Hasil
penelitian
menunjukkan bahwa
implementasi Islamic
Corporate
Governance
pelaksanaan tugas dan
tanggung jawab
Dewan Pengawas
Syariah (DPS)
berpengaruh positif
terhadap kinerja
kinerja bank syariah
yang diukur dengan
pembiayaan bagi hasil
dan zakat tapi tidak
berpengaruh positif
jika diukur
menggunakan
Pendapatan Islam.
Islamic Corporate
Governance
kepatuhan syariah
berpengaruh positif
terhadap kinerja
kinerja bank syariah
yang diukur dengan
pembiayaan bagi
hasil, zakat, dan
Kuantitatif, dengan uji
asumsi klasik dan
mengolah data dengan
regresi linear berganda.
Variabel dependen yaitu
kinerja bank syariah.
Variabel independen
yaitu PB, PI, zakat, ROA,
ROE, PM.
Persamaannya sama-
sama menggunakan
variabel pendapatan
Islam, pembiayaan bagi
hasil, dan zakat juga
sama-sama mengukur
rasio keuangan ROE.
Perbedaan selanjutnya
adalah periode
penelitian, dan metode
penelitian.
42
pendapatan Islam.
Sedangkan Islamic
Corporate
Governance
pelaksanaan tugas dan
tanggung jawab
Dewan Pengawas
Syariah (DPS) dan
kepatuhan syariah
tidak berpengaruh
positif jika diukur
dengan ROA, ROE,
dan PM.
5. Dinastian Hari
Pramanto (2014)
melakukan studi
tentang Pengaruh
Kepatuhan Prinsip-
Prinsip Syariah
terhadap Kesehatan
Finansial Entitas
Perbankan di
Indonesia. Hasil
penelitian
menunjukkan bahwa
kepatuhan prinsip-
prinsip syariah
berpengaruh terhadap
kesehatan financial
entitas perbankan.
Kuantitatif dengan desain
penelitian korelasional,
variabel independen
adalah, Islamic Income
Ratio (IsIR), Profit
Sharing Financing Ratio
(PFR), Profit Sharing
Funding Ratio (PDR)
dan variabel dependen
berupa kesehatan
financial diwakili oleh
STM, REO, dan NPF.
Persamaannya sama-
sama menggunakan
variabel pendapatan
Islam, pembiayaan bagi
hasil, dan investasi
Islam dan juga sama-
sama mengukur
kesehatan keuangan.
Perbedaannya adalah
pada periode penelitian,
dan metode penelitian.
Penelitian sebelumnya
juga tidak menggunakan
faktor permodalan yaitu
CAR dan juga tidak
menggunakan
rasio zakat.
6. Defri Duantika (2015)
melakukan studi
tentang Perbandingan
Kinerja Bank Syariah
berdasarkan RGEC
dan Islamicity
Performance Index di
Bank Muamalat dan
Bank Syariah Mandiri
periode 2010-2014.
Kesimpulannya
kinerja kedua bank
dinilai baik dan pada
pengukuran kinerja
syariah, Bank Syariah
Kuantitatif dan statistik
dengan kinerja keuangan
menggunakan rasio NPF,
FDR, ROA, NOM, dan
CAR. Kinerja syariah
diukur menggunakan
rasio ZPR, EDR, PDR,
Islamic vs non Islamic
investment, dan Islamic
vs non Islamic income.
Persamaannya sama-
sama mengukur
kesehatan keuangan
bank. Perbedaannya
adalah penelitian ini
adalah penelitian
perbandingan.
43
Mandiri lebih baik
dari Bank Muamalat.
E. Kerangka Pemikiran
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran
Bank Umum Syariah
Pembiayaan Bagi Hasil
(X1)
Pendapatan Islam
(X2)
Investasi Islam
(X3)
Rasio Zakat
(X4)
Kesehatan Keuangan
(Y)
Uji Stasioner Data
Uji Asumsi Klasik
Uji Common Effect Uji Fixed Effect Uji Random Effect
Uji Chow Test
Uji Hausman Uji Chow
Interpretasi dan Kesimpulan
44
F. Hipotesis
Hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat
sementara terhadap permasalahn penelitian, sampai terbukti melalui data yang
terkumpul.29
Dalam kerangka berfikir ilmiah, hipotesis diajukan setelah
merumuskan masalah karena pada hakekatnya hipotesis adalah jawaban
sementara yang belum tentu benar dan perlu dibuktikan kebenarannya melalui
penelitian.
Untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh serta hubungan yang
positif antara dua variabel atau lebih perlu dirumuskan suatu hipotesis.
Adapun hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini adalah:
1. Variabel Pembiayaan Bagi Hasil (X1)
H0 : tidak terdapat pengaruh secara signifikan dari pembiayaan bagi hasil
terhadap tingkat kesehatan bank umum syariah.
H1 : terdapat pengaruh secara signifikan dari pembiayaan bagi hasil
terhadap tingkat kesehatan bank umum syariah.
2. Variabel Pendapatan Islam (X2)
H0 : tidak terdapat pengaruh secara signifikan dari pendapatan Islam
terhadap tingkat kesehatan bank umum syariah.
H1 : terdapat pengaruh secara signifikan dari pendapatan Islam terhadap
tingkat kesehatan bank umum syariah.
3. Variabel Investasi Islam (X3)
29
Suharsimi Arikunto,Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta: Rineka
Cipta, 2002), h. 64.
45
H0 : tidak terdapat pengaruh secara signifikan dari investasi Islam
terhadap tingkat kesehatan bank umum syariah.
H1 : terdapat pengaruh secara signifikan dari investasi Islam terhadap
tingkat kesehatan bank umum syariah.
4. Variabel Rasio Zakat (X4)
H0 : tidak terdapat pengaruh secara signifikan dari rasio zakat terhadap
tingkat kesehatan bank umum syariah.
H1: terdapat pengaruh secara signifikan dari rasio zakat terhadap tingkat
kesehatan bank umum syariah.
5. Variabel Pembiayaan Bagi Hasil (X1), Pendapatan Islam (X2), Investasi
Islam (X3), Rasio Zakat (X4)
H0 : tidak terdapat pengaruh signifikan secara simultan dari pembiayaan
bagi hasil, pendapatan Islam, investasi Islam, dan rasio zakat
terhadap tingkat kesehatan bank umum syariah.
H1: terdapat pengaruh signifikan secara simultan dari pembiayaan bagi
hasil, pendapatan Islam, investasi Islam, dan rasio zakat terhadap
tingkat kesehatan bank umum syariah.
46
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini termasuk ke dalam penelitian kuantitatif. Penelitian
kuantitatif adalah penelitian yang berkenaan dengan data kuantitatif berupa
angka yang dapat digunakan dengan operasi matematika.1 Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk menguji hipotesis yang diajukan mengenai
pengaruh syariah compliance terhadap tingkat kesehatan sebagai variabel
dependen.
Objek penelitian ini adalah 11 Bank Umum Syariah yang terdaftar di
Bank Indonesia dari tahun 2010 sampai 2014. Penelitian ini mencakup
komponen-komponen yang terdapat dalam data laporan keuangan tahunan
bank umum syariah yang terdapat pada website masing-masing bank.
Penelitian ini menggunakan metode analisis regresi data panel dan
diolah menggunakan EViews 8. Variabel yang digunakan dalam mengukur
syariah compliance adalah variabel Pembiayaan Bagi Hasil (PBH),
Pendapatan Islam (PI), Investasi Islam (IS), dan Rasio Zakat (RZ). Sedangkan
variabel yang digunakan dalam mengukur tingkat kesehatan adalah Non
Performing (NPF), Short Term Mismatch (STM), Biaya Operasional terhadap
Pendapatan Operasional (BOPO), dan Captial Adequacy Ratio (CAR).
1 Muhamad, Metodologi Penelitian Ekonomi Islam (Jakarta : Rajawali Pres, 2008), h.203.
47
B. Jenis dan Sumber Data
Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian yang bersifat
kuantitatif, yakni dengan melakukan kajian terhadap data dan informasi yang
diperoleh serta memberikan penilaian terhadap data dan informasi yang diperoleh
serta memberikan penilaian terhadap permasalahan tersebut. Data kuantitatif yaitu
informasi yang dinyatakan berupa satuan angka (numerik), bersifat diskrit
(bulat/utuh) atau kontinu (pecahan/interval).2
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Di mana
data sekunder merupakan data yang diterbitkan atau digunakan oleh organisasi
yang bukan pengelola data tersebut.3 Seluruh data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah data sekunder dengan jenis data antar waktu (time series) dan
data antar perusahaan (cross section). Di mana data runtut waktu atau time series
adalah data yang secara kronologis disusun menurut waktu pada suatu variabel
tertentu.4 Data cross section yaitu data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu
yang dapat menggambarkan tentang perkembangan suatu kejadian/kegiatan
tertentu.
2 Tony Wijaya, Metodologi Penelitian Ekonomi dan Bisnis (Yogyakarta : Graha Ilmu, 2013),
h.20.
3 Soeratno dan Lincolin Arsyad, Metodologi Penelitian untuk Ekonomi dan Bisnis
(Yogyakarta : UPP Akademi Manajemen Perusahaan YKPN, 2003), h.76.
4 Ibid., h.125.
48
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Bank Umum Syariah yang
ada di Indonesia. Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas
objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.5 Berdasarkan
data Statistik Perbankan Syariah per Mei 2016, jumlah Bank Umum Syariah
(BUS) adalah sejumlah 12 BUS. Waktu pengamatan penelitian ini yaitu dari
tahun 2010 sampai dengan tahun 2014.
Berikut ini adalah daftar Bank Umum Syariah yang ada di Indonesia:
Tabel 3.1
Populasi Bank Umum Syariah
No. Bank Umum Syariah
1 PT. Bank Syariah Mandiri
2 PT. Bank Syariah Muamalat Indonesia
3 PT. Bank Syariah BNI
4 PT. Bank Syariah BRI
5 PT. Bank Syariah Mega Indonesia
6 PT. Bank Jabar dan Banten
7 PT. Bank Panin Syariah
8 PT. Bank Syariah Bukopin
9 PT. Bank Victoria Syariah
10 PT. BCA Syariah
11 PT. Maybank Indonesia Syariah
12 PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN) Syariah
Sumber: Statistik Perbankan Syariah 2015
5 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Bandung : Alfabeta, 2004), h.72.
49
Dalam penelitian ini, populasi yang penulis ambil adalah 11 Bank
Umum Syariah. Penentuan sampel dari populasi pada penelitian ini akan
diperoleh dengan purposive sampling yaitu teknik pengambilan sampel
dengan pertimbangan dan kriteria tertentu sesuai dengan tujuan dari
penelitian.6 Kriteria tersebut yaitu Bank Umum Syariah yang terdaftar di
Bank Indonesia dan telah mempublikasikan laporan keuangan tahunan
(annual report) pada tahun 2010-2014.
Berdasarkan kriteria di atas, maka jumlah sampel pada penelitian ini
disajikan dalam tabel 3.2
Tabel 3.2
Karakteristik Pengambilan Sampel
No. Kriteria Sampel
Tidak
Masuk
Kriteria
∑
1. Bank Umum Syariah yang terdaftar di Bank
Indonesia periode 2010-2014
12
2. Bank Umum Syariah yang memiliki laporan
tahunan periode 2010-2014
1 11
3. Waktu penelitian 5
Jumlah sampel penelitian (x 5 tahun) 55
Sumber: data sekunder yang diolah
Berdasarkan kriteria di atas, maka terdapat 11 BUS yang memenuhi
kriteria yang telah ditetapkan. Sampel penelitian adalah sebagai berikut
6 Vivi Anggraini, “Pengaruh Pengungkapan Islamic Social Reporting (ISR), Profitabilitas,
dan Leverage Terhadap Earning Response Coefficient (ERC) (Studi Empiris pada Perusahaan
yang Terdaftar di Jakarta Islamic Index Tahun 2010-2013),” (Skripsi S1 Fakultas Syariah dan
Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015), h. 47.
50
Tabel 3.3
Sampel Bank Umum Syariah
No. Nama Bank Website
1 Bank Syariah Mandiri www.syariahmandiri.co.id
2 Bank Muamalat Indonesia www.bankmuamalat.co.id
3 BNI Syariah www.bnisyariah.co.id
4 BRI Syariah www.brisyariah.co.id
5 Bank Mega Syariah www.megasyariah.co.id
6 BJB Syariah www.bjbsyariah.co.id
7 Bank Panin Syariah www.paninbanksyariah.co.id
8 Bank Bukopin Syariah www.syariahbukopin.co.id
9 Bank Victoria Syariah www.bankvictoriasyariah.co.id
10 BCA Syariah www.bcasyariah.co.id
11 Maybank Syariah www.maybanksyariah.co.id
Sumber: data sekunder yang diolah
C. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dipakai adalah dokumentasi, yaitu
mengumpulkan data tertulis baik dari dokumen-dokumen yang sudah ada maupun
dari litelatur-litelatur pendukung lainnya.7 Peneliti memperoleh data-data
penelitian yang bersumber dari:
1. Penelitian pustaka (library research)
7 Jihan Asfirotun, “Analisis Perbandingan Bank Sentral di Empat Negara ASEAN Pada
Tahun 2008, 2009, dan 2010”, artikel diakses pada 13 Juni 2016 dari
http://jihanasfirotun.blogspot.co.id/2013/07/bank-dan-lembaga-keuangan-2_2290.html
51
Peneliti memperoleh data yang berkaitan dengan masalah yang sedang
diteliti melalui buku, artikel, jurnal, laporan penelitian, tesis, internet, dan
perangkat lain yang berkaitan dengan penelitian ini.
2. Penelitian lapangan (field research)
Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini dikumpulkan dari
laporan tahunan bank umum syariah periode 2010-2014 yang tercantum
dalam website masing-masing bank.
D. Variabel Penelitian
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel independen
yaitu syariah compliance diproksikan dengan rasio investasi Islam, rasio
pendapatan Islam, rasio pembiayaan bagi hasil, dan rasio zakat. Variabel
dependen adalah kesehatan keuangan yang diproksikan dengan Captial Adequacy
Ratio (mewakili rasio permodalan), Non Performing (mewakili rasio kualitas
asset), Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (mewakili rasio
rentabilitas), dan Short Term Mismatch (mewakili rasio likuiditas). Adapun
definisi konsep pada variabel-variabel dalam penelitian ini adalah :
1. Variabel Independen (x)
Variabel independen (bebas) adalah variabel yang mempengaruhi
variabel terikat. Variabel ini merupakan variabel yang diukur, dimanipulasi
52
atau dipilih oleh peneliti untuk menentukan hubungannya dengan suatu gejala
yang akan diobservasi.8
a) Pembiayaan Bagi Hasil
Pembiayaan bagi hasil adalah pembiayaan berdasarkan prinsip
syariah. Untuk menghitung bagi hasil dari pembiayaan yang dilakukan
bank syariah meliputi mudharabah dan musyarakah. Rasio pembiayaan
bagi hasil digunakan untuk mengukur besarnya fungsi intermediasi bank
syariah melalui penyaluran dana dengan akad profit sharing. PBH
dihitung dengan rumus sebagai berikut :
b) Pendapatan Islam
Pendapatan Islam adalah pendapatan yang berasal dari investasi
yang sesuai dengan prinsip-prinsip syariah. Rasio pendapatan Islam
digunakan untuk mengukur besarnya pendapatan yang diperoleh bank
syariah yang berasal dari transaksi halal dan nonhalal. PI dihitung dengan
rumus sebagai berikut :
c) Investasi Islam
Investasi Islam merupakan aktivitas penempatan dana yang tidak
mengandung perbuatan maysir, gharar, dan riba pada sebuah aset atau
8 Ibid.
53
lebih. Rasio investasi Islam digunakan untuk mengukur besarnya dana
bank syariah yang ditempatkan dalam surat berharga syariah atau non-
syariah dari keseluruhan surat berharga yang dimiliki oleh bank syariah.
IS dihitung dengan rumus sebagai berikut :
d) Rasio Zakat
Rasio zakat adalah zakat yang dibayarkan oleh bank untuk
menggantikan indikator konvensional yaitu laba per saham. Rasio zakat
bertujuan digunakan untuk mengukur besarnya kontribusi zakat
perusahaan bank syariah. RZ dihitung dengan rumus sebagai berikut :
2. Variabel Dependen (y)
Variabel dependen (terikat) adalah variabel yang memberikan
reaksi/respons jika dihubungkan dengan variabel bebas. Variabel terikat
merupakan variabel yang diamati dan diukur untuk menentukan pengaruh
yang disebabkan oleh variabel bebas.9
a) Capital Adaquacy Ratio (CAR)
Capital Adaquacy Ratio merupakan indikator terhadap
kemampuan bank untuk menutupi penurunan aktivanya sebagai akibat
9 Eti Rochaety, dkk, Metodologi Penelitian Bisnis: Dengan Aplikasi SPSS (Jakarta : Penerbit
Mitra Wacana Media, 2009), h.11.
54
dari kerugian –kerugian bank yang disebabkan oleh aktiva yang beresiko..
CAR dihitung dengan cara membandingkan antara modal bank dan total
Aktiva Tertimbang Menurut Resiko (ATMR). Pengertian modal disini
meliputi modal inti dan modal pelengkap. Komponen modal inti bank
terdiri atas modal disetor, cadangan umum, laba tahun lalu dan laba tahun
berjalan.10
Perhitungan CAR dapat dirumuskan sebagai berikut :
CAR =
Tabel 3.4 Matriks Kriteria Penilaian Peringkat Rasio CAR11
Peringkat 1 Peringkat 2 Peringkat 3 Peringkat 4 Peringkat 5
CAR ≥ 11% 9,5%≤CAR<11% 8%≤CAR<9,5% 6,5%≤CAR<8% CAR<6,5%
b) Non Performing Financing (NPF)
Non Performing Financing merupakan rasio yang digunakan untuk
mengukur tingkat permasalahan pembiayaan yang dihadapi oleh bank
syariah. Jika Non Performing Financing (NPF) tinggi, maka profitabilitas
menurun dan tingkat bagi hasil menurun dan jika Non Performing
10
Moh. Ramli dan M. Rustan D.M., Akuntansi Perbankan : Petunjuk Praktis Operasional
Bank (Yogyakarta : Graha Ilmu, 2005), h. 37. 11
Bank Indonesia, “Lampiran 1a Surat Edaran Bank Indonesia No.9/DPbs Tahun 2007 h.1”,
diakses pada 14 Mei 2016 dari www.bi.go.id.
55
Financing (NPF) turun, maka profitabilitas naik dan tingkat bagi hasil
naik.12
Perhitungan NPF dapat dirumuskan sebagai berikut :
NPF =
Tabel 3.5 Matriks Kriteria Penilaian Peringkat Rasio NPF13
Peringkat 1 Peringkat 2 Peringkat 3 Peringkat 4 Peringkat 5
NPF≤7% 7% < NPF≤ 10% 10%<NPF≤13% 13%<NPF≤16% NPF>16%
c) Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)
BOPO digunakan untuk mengukur efisiensi kegiatan operasional
bank syariah. Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional
merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur perbandingan biaya
operasi atau biaya intermediasi terhadap pendapatan operasi yang
diperoleh bank. Semakin kecil angka rasionya, maka semakin baik kondisi
bank tersebut.14
Perhitungan BOPO dapat dirumuskan sebagai berikut :
BOPO =
12
Nana Nofianti, dkk, “Analisis Pengaruh ROA, BOPO, Suku Bunga, FDR, dan NPF
Terhadap Tingkat Bagi Hasil Deposito Mudharabah”, ESENSI Jurnal Bisnis dan Manajemen,
Vol.5, No.1, April 2015, h.71.
13 Bank Indonesia, “Lampiran 1b Surat Edaran Bank Indonesia No.9/DPbs Tahun 2007 h.3”,
diakses pada 14 Mei 2016 dari www.bi.go.id. 14
Ibid., h. 70.
56
Tabel 3.6 Matriks Kriteria Penilaian Peringkat Rasio BOPO15
Peringkat 1 Peringkat 2 Peringkat 3 Peringkat 4 Peringkat 5
BOPO≤83% 83% < BOPO≤ 85% 85%< BOPO≤ 87% 87%< BOPO≤ 89% BOPO>89 %
d) Short Term Mismatch (STM)
Short Term Mismatch merupakan rasio yang digunakan untuk
mengukur kemampuan bank dalam memenuhi kebutuhan likuiditas jangka
pendek. Perhitungan STM dapat dirumuskan sebagai berikut :
STM =
Tabel 3.7 Matriks Kriteria Penilaian Peringkat Rasio STM16
Peringkat 1 Peringkat 2 Peringkat 3 Peringkat 4 Peringkat 5
STM>25% 20% <STM≤ 25% 15%< STM≤20% 10%< STM≤15% STM≤10%
E. Metode Analisis Data
1. Uji Stasioner Data
Sebelum melakukan analisis, kita harus mengetahui terlebih dahulu
apakah data runtut waktu yang kita gunakan sudah stasioner. Pengolahan data
panel berdasarkan uji akar unit memiliki kekuatan yang besar bila dibandingkan
15 Bank Indonesia, “Lampiran 1c Surat Edaran Bank Indonesia No.9/DPbs Tahun 2007 h.1”,
diakses pada 14 Mei 2016 dari www.bi.go.id. 16
Bank Indonesia, “Lampiran 1d Surat Edaran Bank Indonesia No.9/DPbs Tahun 2007
h.36”, diakses pada 14 Mei 2016 dari www.bi.go.id.
57
dengan uji akar unit berdasarkan time series individu17
. Terdapat beberapa metode
pengujian stationeritas data runtun waktu antara lain adalah: Augmented Dickey-
Fuller (ADF), Phillips Perron (PP) dan Levin, Lin, dan Chu (LLC).18
Langkah-langkah pengujian sebagai berikut:
H0 : data tidak stasioner
H1 : data stasioner
Pengambilan keputusan dilakukan dengan kriteria :
Bila probabilitas > 0,05 maka H0 diterima
Bila probabilitas < 0,05 maka H0 ditolak
Artinya, jika nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05 maka dapat
disimpulkan bahwa data stasioner. Sedangkan jika nilai probabilitas lebih besar
dari 0,05 maka data tidak stasioner. Jika data tidak stasioner dilevel normal, data
dapat dinaikkan ke diferensiasi tingkat 1.19
2. Uji Asumsi Klasik
Sebelum data diolah dan mengeluarkan hasilnya, data harus diuji terlebih
dahulu. Uji data tersebut yaitu, uji asumsi klasik yang terdiri dari uji normalitas,
uji multikolinearitas, uji autokorelasi, dan uji heteroskedastisitas.
a. Uji Normalitas
17
Yerimias Manuhutu, “Determinan Pertumbuhan Ekonomi Regional di Provinsi Maluku Tahun
2005-2010”, Eko-Regional, Vol.6, No.1, Maret 2011, h.39. 18
Deswita Herlina, “Identifikasi Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter di Indonesia Tahun
2000-2011”, KINERJA, Vol.17, No.2, Th. 2013, h.164. 19
Wing Wahyu Winarno, Analisis Ekonometrika dan Statistika dengan Eviews (Yogyakarta :
UPP STIM YKPN, 2015), h.11.5.
58
Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model
regresi, variabel dependen, variabel independen atau keduanya memiliki
distribusi yang normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah distribusi
data normal atau mendekati normal. Normal dalam arti mempunyai distribusi
data normal.
Untuk menguji dengan lebih akurat diperlukan alat analisis dan
software Eviews menggunakan dua cara yaitu uji histogram dan uji Jarque-
Bera. Uji Jarque-Bera adalah uji statistik untuk mengetahui apakah data
berdistribusi normal. Uji ini mengukur perbedaan skewness dan kurtosis data
dan dibandingkan dengan apabila datanya bersifat normal.20
Rumus yang
digunakan adalah :
(S2
+
)
Dimana :
N = ukuran sampel
S = skewness/kemenangan
K = kurtosis/peruncingan
k = banyaknya koefisien yang digunakan dalam persamaan
Cara lain untuk mengetahui data tersebut berdistribusi normal atau
tidak dengan menggunakan Uji Jarque-Bera dengan langkah-langkah
pengujian sebagai berikut :
20
Ibid. , h.5.41.
59
Hipotesis :
H0 = data berdistribusi normal
H1 = data berdistribusi tidak normal
Jika hasil dari JB hitung > Chi Square tabel, maka H0 ditolak
Jika hasil dari JB hitung < Chi Square tabel, maka H0 diterima
b. Uji Multikolinearitas
Uji Multikolinearitas digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya
hubungan antara beberapa atau semua variabel independen dalam model
regresi. Multikolinearitas merupakan keadaan di mana satu atau lebih variabel
independen dinyatakan sebagai kondisi linear dengan variabel lainnya.
Artinya di antara perubah ubah bebas yang digunakan sama sekali tidak
berkorelasi satu dengan yang lain maka bisa dikatakan bahwa tidak terjadi
multikolinearitas.
Jika tidak ada korelasi antara kedua variabel tersebut maka koefisien
pada regresi majemuk akan sama dengan koefisien pada regresi sederhana.
Hubungan linier antar variabel bebas ini yang disebut multikolinearitas.21
Pada penelitian ini pendeteksian adanya multikolinearitas dengan
menggunakan uji efisiensi korelasi (r). Jika koefisien korelasi cukup tinggi
misalnya di atas 0.8 maka diduga terjadi multikolinearitas dalam model.
21
Nachrowi Djalal, Pendekatan Populer dan Praktis Ekonometrika (Jakarta: Lembaga
Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2006), h. 95.
60
Sebaliknya jika koefisien relatif rendah maka diduga model tidak terjadi
multikolinearitas. Langkah-langkah pengujiannya adalah sebagai berikut :
Hipotesis :
H0 = tidak ada multikolinearitas
H1 = ada multikolinearitas
Bila r < 0.8 (tidak ada multikolinearitas)
Bila r > 0.8 (ada multikolinearitas)
Ada beberapa cara untuk mengatasi masalah adanya multikolinearitas
antara lain dengan melihat informasi sejenis yang ada, mengeluarkan variabel
bebas yang kolinier dari model, mentransformasikan variabel, mencari data
tambahan.22
c. Uji Heteroksedasitas
Uji Heteroksedasitas adalah alat untuk mendeteksi apakah variabel
gangguan tidak konstan atau berubah-ubah. Uji Heteroksedasitas bertujuan
untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance
dari residual satu pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu
pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoksedasitas dan jika
variance tidak konstan atau berubah-ubah disebut dengan heteroksedasitas.
Model regresi yang baik adalah yang homoksedasitas atau tidak terjadi
22
Ibid., h. 104-107.
61
heteroksedasitas.23
Pendeteksian heteroksedasitas yang penulis gunakan
dilakukan melalui Uji White. Dengan langkah-langkah pengujian sebagai
berikut :
Hipotesis :
H0 = tidak ada heteroksedasitas
H1 = ada heteroksedasitas
Bila probabilitas Obs*R2 > 0.0 → signifikan, H0 diterima
Bila probabilitas Obs*R2 < 0.0 → tidak signifikan, H0 ditolak
Apabila probabilitas Obs*R2 lebih besar dari 0.05 maka model
tersebut tidak terdapat heteroksedasitas. Apabila probabilitas Obs*R2 lebih
kecil dari 0.05 maka model tersebut dipastikan terdapat heteroksedasitas jadi
model tersebut harus ditangani melalui transformasi logaritma natural dengan
cara membagi persamaan regresi dengan variabel independen yang
mengandung heteroksedasitas.
d. Uji Autokorelasi
Autokorelasi adalah suatu keadaan dimana terjadi korelasi antara
residual tahun ini dengan tingkat kesalahan tahun sebelumnya. Untuk
mengetahui ada atau tidaknya penyakit autokorelasi dalam suatu model, dapat
dilihat dari Uji Breusch-Godfrey.
23
Ibid., h. 109.
62
Dalam berbagai studi ekonometrika, data time series sangat banyak
digunakan. Namun ternyata data time series menyimpan banyak
permasalahan, salah satunya yaitu autokorelasi.24
Autokorelasi lebih mudah
timbul pada data yang bersifat runtut waktu karena berdasarkan sifatnya, data
masa sekarang dipengaruhi oleh data pada masa-masa sebelumnya. Meskipun
demikian, tetap dimungkinkan autokorelasi dijumpai pada data yang bersifat
antarobjek (cross section).25
Autokorelasi ini merupakan penyebab yang
mengakibatkan data menjadi tidak stasioner, sehingga bila data dapat
distasionerkan maka autokorelasi akan hilang dengan sendirinya karena
metode transformasi data untuk membuat data yang tidak stasioner sama
dengan transformasi data untuk menghilangkan autokorelasi.
Untuk melihat ada tidaknya autokorelasi dapat juga menggunakan Uji
Langrange Multiplier (LM Test) atau yang disebut Uji Breusch-Godfrey
dengan membandingkan nilai probabilitas R-Squared dengan α = 0.05.
Langkah-langkah pengujiannya sebagai berikut :
Hipotesis :
H0 = tidak ada autokorelasi
H1 = ada autokorelasi
Bila probabilitas Obs*R2 > 0.0 → signifikan, H0 diterima
Bila probabilitas Obs*R2 < 0.0 → tidak signifikan, H0 ditolak
24
Ibid., h. 196-197. 25
Wing Wahyu Winarno, op. cit., h.5.29.
63
3. Regresi Data Panel
Metode analisis data dalam penelitian ini adalah analisis regresi data
panel. Data panel (pool) yang merupakan gabungan antara data runtun waktu
(time series) dengan seksi silang (cross section). Oleh karena itu data panel
memiliki gabungan karakteristik yaitu data yang terdiri atas beberapa objek
dan meliputi beberapa waktu.26
Uji regresi panel digunakan untuk mengetahui
hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen. Pada
penelitian ini data diolah dengan software Microsoft Excel dan Eviews 8.
Penggunaan data panel dalam sebuah observasi mempunyai beberapa
keuntungan yang diperoleh. Pertama, data panel merupakan gabungan dua
data time series dan cross section yang mampu menyediakan data yang lebih
banyak sehingga akan menghasilkan degree of freedom yang lebih besar.
Kedua, menggabungkan informasi dari data time series dan cross section yang
dapat mengatasi masalah yang timbul ketika ada masalah penghilangan
variabel (omitted-variabel).27
Model regresi data panel dalam penelitian ini
adalah :
Yit = α + β1 X1it + β2 X2it + β3 X3it - β4 X4it + Ɛit
Di mana:
α = konstanta
β = koefisien regresi
26
Wing Wahyu Winarno, op. cit., h.10.1. 27
Agus Widarjono, Ekonometrika Pengantar dan Aplikasinya: Disertai Panduan Eviews
Edisi Keempat (Yogyakarta: UPP STIM YKPN, 2013), h.353.
64
Ɛ = standar kesalahan
Yit = kesehatan finansial
X1it = pendapatan Islam
X2it = pembiayaan bagi hasil
X3it = investasi Islam
X4it = rasio zakat
Dalam menganalisis persamaan dengan menggunakan metode analisis
regresi data panel dapat dilakukan dengan beberapa tahap yaitu:
a. Estimasi Model Data Panel
Metode estimasi model regresi dengan menggunakan data panel
dapat dilakukan melalui tiga pendekatan antara lain :28
1) Metode Pooled Least Square (PLS) / Common Effect
Pooled Least Square model merupakan metode estimasi model
regresi data panel yang paling sederhana dengan asumsi intercept dan
koefisien slope yang konstan antar waktu dan cross section (common
effect). Dalam pendekatan ini tidak memperhatikan dimensi individu
maupun waktu. Diasumsikan bahwa perilaku data antar perusahaan
sama dalam berbagai kurun waktu. Pada dasarnya model common
effect sama dengan OLS dengan meminimumkan jumlah kuadrat,
tetapi data yang digunakan bukan data time series atau data cross
section saja melainkan data panel yang diterapkan dalam bentuk
pooled. Bentuk untuk model ordinary least square adalah:
28 Ibid., h.355
65
2) Metode Fixed Effect Model (FEM)
Model fixed effect adalah teknik mengestimasi data panel
dengan menggunakan variabel dummy untuk menangkap adanya
perbedaan intersep. Pengertian fixed effect ini didasarkan adanya
perbedaan intersep antara perusahaan namun intersepnya sama antar
waktu (time in variant). Disamping itu, model ini juga mengasumsikan
bahwa koefisien regresi (slope) tetap antar perusahaan dan antar
waktu. Salah satu cara paling sederhana untuk mengetahui perbedaan
adalah dengan mengasumsikan bahwa intersep adalah berbeda antar
perusahaan sedangkan slope-nya tetap sama antar perusahaan.
Pendekatan dengan variabel dummy ini dikenal dengan sebutan Fixed
Effect Model atau Least Square Dummy (LSDV) atau disebut
covariance model.
Persamaan dengan menggunakan Fixed Effect Model dapat
ditulis dalam bentuk sebagai berikut:
3) Metode Random Effect Model (REM)
Random Effect Model merupakan metode estimasi model
regresi data panel dengan asumsi koefisien slope dan intercept berbeda
antar individu dan antar waktu (random effect). Terdapat variabel
Yit = β0 + β1 X1it + β2 X2it + Ɛit
Yit = β0 + β1 X1it + β2 X2it + β3 X3it + β3 D1i + β3 D2i + … + Ɛit
66
dummy di dalam fixed effect model bertujuan untuk mewakili
ketidaktahuan tentang model yang sebenarnya. Namun, ini juga
membawa konsekuensi berkurangnya derajat kebebasan (degree of
freedom) yang pada akhirnya mengurangi efisiensi parameter. Masalah
ini bisa diatasi dengan menggunakan variabel gangguan (error term)
yang dikenal dengan metode Random Effect. Model ini akan
mengestimasi data panel di mana variabel gangguan mungkin saling
berhubungan antar waktu dan antar individu. Model yang tepat
digunakan untuk mengestimasi Random Effect adalah Generalized
Least Square (GLS) sebagai estimatornya, karena dapat meningkatkan
efiesiensi dari least square.
Persamaan dengan menggunakan Random Effect Model dapat
ditulis dalam bentuk sebagai berikut:
Dimana :
ui~ N (0, σu2) = komponen cross section error
vt~ N (0, σv2) = komponen time series error
wit~ N (0, σw2) = komponen error kombinasi
b. Pemilihan Model Data Panel
Yit = α1 + bjXj it + Ɛit dengan Ɛit = ui + vt + wit
67
Untuk memilih model mana yang paling tepat digunakan untuk
pengolahan data panel, maka terdapat beberapa pengujian yang dapat
dilakukan, antara lain :
1) Uji Chow
Uji Chow (F statistik) adalah pengujian yang dilakukan untuk
mengetahui model mana di antara common effect atau fixed effect
yang lebih tepat digunakan.29
Rumus yang digunakan dalam uji ini
adalah :
Dimana :
N = jumlah data cross section
T = jumlah data time series
K = jumlah variabel penjelas
Pengujian Uji Chow dilakukan dengan hipotesis sebagai berikut :
H0 = model menggunakan pendekatan common effect
H1 = model menggunakan pendekatan fixed effect
Pengujian ini mengikuti distribusi F statistik, jika F statistik
lebih besar dari F tabel maka H0 ditolak. Nilai Chow menunjukkan
nilai F statistik. Jika nilai Chow yang kita dapat lebih besar dari nilai F
29
Bambang Juanda dan Junaidi, Ekonometrika Deret Waktu: Teori dan Aplikasi (Bogor: IPB
Press, 2012), h. 193.
68
tabel, maka kita menggunakan model fixed effect.30
Atau kita dapat
melihat kepada nilai probabilitas cross section F dan Chi Square,
dengan ketentuan :
Jika probabilitas < 0,05 berarti H0 ditolak
Jika probabilitas > 0,05 berarti H0 diterima
b) Uji Haussman
Uji Haussman digunakan untuk menentukan model fixed effect
atau model random effect yang paling tepat digunakan.31
Pengujian uji
Haussman dilakukan dengan hipotesis berikut :
H0 = model menggunakan pendekatan random effect
H1 = model menggunakan pendekatan fixed effect
Statistik Uji Haussman ini mengikuti distribusi statistik Chi
Square dengan degree of freedom sebanyak k, dimana k adalah jumlah
variabel independen. Jika nilai statistik Haussman lebih besar dari nilai
kritisnya maka H0 ditolak dan model yang tepat adalah model fixed
effect, sedangkan sebaliknya bila nilai statistik Haussman lebih kecil
dari nilai kritisnya maka model yang tepat adalah random effect. Atau
dapat melihat kepada nilai probabilitas cross section random , dengan
ketentuan32
:
30
Ibid., h.195. 31
Ibid. 32
Ibid., h.197.
69
Jika probabilitas < 0,05 maka tolak H0
Jika probabilitas > 0,05 maka terima H0
4. Pengujian Hipotesis
a. Uji Parsial (Uji T)
Uji statistik T digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel
independen yang dimasukan dalam model regresi secara individual
terhadap variabel dependen.33
Hipotesis :
H0 = tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel
independen terhadap variabel dependen.
H1 = terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel independen
terhadap variabel dependen.
Dasar pengambilan keputusan adalah :
Jika probabilitas < 0,05 maka tolak H0
Jika probabilitas > 0,05 maka terima H0
Jika t-hitung ≤ T-tabel : H0 diterima dan H1 ditolak
Jika t-hitung > T-tabel : H0 ditolak dan H1 diterima
b. Uji Simultan (Uji F)
33
Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariat Dengan Program SPSS (Semarang : Badan
Penerbit Universitas Diponegoro, 2006), h.87.
70
Uji statistik F menunjukkan apakah semua variabel independen
atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara
bersama-sama terhadap variabel dependen atau terikat.34
Hipotesis :
H0 = tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel
independen terhadap variabel dependen.
H1 = terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel independen
terhadap variabel dependen.
Dasar pengambilan keputusan adalah :
Jika probabilitas < 0,05 maka tolak H0
Jika probabilitas > 0,05 maka terima H0
Jika f-hitung ≤ F-tabel : H0 diterima dan H1 ditolak
Jika f-hitung > F-tabel : H0 ditolak dan H1 diterima
c. Uji Koefisien Determinasi (R2)
Pengujian koefisien determinasi pada intinya mengukur seberapa
baik garis regresi sesuai dengan data akrualnya. Koefisien determinasi ini
mengukur persentase total varian variabel dependen Y yang dijelaskan
oleh variabel independen dalam garis regresi. Nilai R2
selalu terletak di
antara 0 dan 1 (0 < R2
< 1). Semakin besar R2, semakin baik hasil untuk
model regresi tersebut dan semakin mendekati 0, maka variabel
34
Ibid., h.85.
71
independen secara keseluruhan tidak dapat menjelaskan variabel
dependen.
Kelemahan mendasar penggunaan koefisien determinasi adalah
bias terhadap jumlah variabel independen yang dimasukkan ke dalam
model. Setiap tambahan satu variabel independen, maka R2 pasti
meningkat tidak peduli apakah variabel tersebut berpengaruh signifikan
terhadap variabel dependen atau tidak.35
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, suatu pengukur kelayakan
yang sesuai lainnya telah dikembangkan. Ukuran yang merupakan
modifikasi dari R2
ini memberikan penalti bagi penambahan variabel
penjelas yang tidak menurunkan residual secara signifikan. Ukuran ini
disebut Adjusted R2.36
35
Ibid., h.83 36
Moch. Daddy Ariefianto, Ekonometrika Esensi dan Aplikasi dengan Menggunakan Eviews
(Jakarta : Erlangga, 2012), h. 25.
72
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Analisis Deskriptif Statistik
Bab ini penulis menganalisis data yang digunakan. Data yang digunakan
berupa variabel Kesehatan Keuangan (KK), Pembiayaan Bagi Hasil (PBH),
Pendapatan Islam (PI), Investasi Islam (IS), dan Rasio Zakat (RZ). Objek
penelitian ini adalah seluruh Bank Umum Syariah (BUS) dan memenuhi kriteria
yang berlaku bagi penerapan operasional variabel dengan menggunakan metode
purposive sampling yang dibutuhkan pada penelitian ini.
Sampel dipilih berdasarkan kriteria sebagai berikut:
1. BUS yang terdaftar di Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan pada tahun
2010 sampai dengan 2014.
2. BUS yang memiliki publikasi laporan keuangan yang terdapat di Bank
Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan,
3. BUS yang memiliki data yang dibutuhkan dalam penelitian.
73
Tabel 4.1
Sampel Bank Umum Syariah
B. Pergerakan Variabel Penelitian
Penulis akan mendeskripsikan pergerakan rata-rata variaber penelitian
yaitu variabel Kesehatan Keuangan (KK), Pembiayaan Bagi Hasil (PBH),
Pendapatan Islam (PI), Investasi Islam (IS), dan Rasio Zakat (RZ). Analisis
pergerakan variabel penelitian dari periode 2010-2014 adalah sebagai berikut :
No. Nama Bank
1 Bank Syariah Mandiri
2 Bank Muamalat Indonesia
3 BNI Syariah
4 BRI Syariah
5 Bank Mega Syariah
6 BJB Syariah
7 Bank Panin Syariah
8 Bank Bukopin Syariah
9 Bank Victoria Syariah
10 BCA Syariah
11 Maybank Syariah
74
1. Pembiayaan Bagi Hasil
Gambar 4.1
Pergerakan Variabel Pembiayaan Bagi Hasil
Gambar di atas merupakan perkembangan rata-rata pembiayaan
bagi hasil bank umum syariah selama periode 2010 sampai dengan 2014.
Rata-rata PBH BUS fluktuatif setiap tahun. PBH tertinggi dicapai oleh
Bank Panin Syariah pada tahun 2014 dan yang terendah adalah Bank
Muamalat pada tahun 2013. Hal ini mengindikasikan bahwa pembiayaan
mudharabah dan musyarakah perlu terus ditingkatkan agar grafiknya bisa
terus naik setiap tahunnya mengingat sasaran utama dari bank syariah
-
10.00
20.00
30.00
40.00
50.00
60.00
70.00
80.00
90.00
2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
_Muamalat
_BCAS
_BJBS
_BNIS
_BRIS
_BSM
_BukopinS
_MaybankS
_PaninS
_VictoriaS
75
adalah profit sharing, maka sangat penting untuk meningkat pembiayaan
bagi hasil.
2. Pendapatan Islam
Gambar 4.2
Pergerakan Variabel Pendapatan Islam
Gambar di atas merupakan perkembangan rata-rata pendapatan
Islam bank umum syariah selama periode 2010 sampai dengan 2014.
Rata-rata PI bank umum syariah sudah banyak yang hampir mencapai
100%. Hal ini mengindikasikan bahwa pendapatan bank umum syariah
didominasi oleh pendapatan halal dan bank umum syariah berhasil
meminimalisir pendapatan non halal. Nilai yang dihasilakan merupakan
ukuran kehalalalan dan keberhasilan pelaksanaan prinsip dasar bank
99.40
99.50
99.60
99.70
99.80
99.90
100.00
2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
_MegaS
_Muamalat
_BCAS
_BJBS
_BNIS
_BRIS
_BSM
_BukopinS
_MaybankS
_PaninS
_VictoriaS
76
syariah yaitu terbebas dari unsur riba dari segi pendapatannya. Hal ini
perlu dipertahakan kalau bisa terus ditingkatkan sebagai bentuk
pemenuhan terhadap prinsip-prinsip keuangan syariah.
3. Investasi Islam
Gambar 4.3
Pergerakan Variabel Investasi Islam
Gambar di atas merupakan perkembangan rata-rata investasi Islam
bank umum syariah selama periode 2010 sampai dengan 2014. Rata-rata
IS bank umum syariah sudah berada di atas 80%. Hal ini mengindikasikan
bahwa investasi bank umum syariah didominasi oleh investasi di sektor
halal dan bank umum syariah berhasil meminimalisir investasi di sektor
non halal. Nilai yang dihasilkan merupakan ukuran aspek kehalalan dan
30.00
40.00
50.00
60.00
70.00
80.00
90.00
100.00
2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
_MegaS
_Muamalat
_BCAS
_BJBS
_BNIS
_BRIS
_BSM
_BukopinS
_MaybankS
_PaninS
_VictoriaS
77
keberhasilan pelaksanaan prinsip dasar bank syariah, yakni bebas dari
unsur maysir, gharar, dan riba dalam berinvestasi. Hal ini perlu
dipertahakan kalau bisa terus ditingkatkan sebagai bentuk pemenuhan
terhadap prinsip-prinsip keuangan syariah.
4. Rasio Zakat
Gambar 4.4
Pergerakan Variabel Rasio Zakat
Gambar di atas merupakan perkembangan rata-rata zakat bank
umum syariah selama periode 2010 sampai dengan 2014. Rata-rata zakat
bank umum syariah masih di bawah 2,5%. Hal ini mengindikasikan bahwa
bank umum syariah perlu terus meningkatkan pendapatan bank yang harus
(1.50)
0.50
2.50
4.50
6.50
8.50
10.50
12.50
2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
_MegaS
_Muamalat
_BCAS
_BJBS
_BNIS
_BRIS
_BSM
_BukopinS
_MaybankS
_PaninS
_VictoriaS
78
didasarkan pada aktiva bersih (net asset) daripada laba bersih (net profit)
yang ditekankan oleh metode konvensional. Jumlah zakat yang disepakati
secara umum adalah 2,5%, namun nyatanya bank umum syariah belum
mengeluarkan zakat sesuai ketetapan. Zakat bank umum syariah perlu
ditingkatkan sebagai bentuk pemenuhan terhadap prinsip-prinsip
keuangan syariah.
5. Kesehatan Keuangan
Gambar 4.5
Pergerakan Variabel Kesehatan Keuangan
Gambar di atas merupakan perkembangan rata-rata kesehatan
keuangan bank umum syariah selama periode 2010 sampai dengan 2014.
Rata-rata kesehatan keuangan bank umum syariah masih fluktuatif setiap
70
75
80
85
90
95
100
105
2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
_MegaS
_Muamalat
_BCAS
_BJBS
_BNIS
_BRIS
_BSM
_BukopinS
_MaybankS
_PaninS
_VictoriaS
79
tahunnya. Hal ini mengindikasikan bahwa bank umum syariah perlu terus
meningkatkan kesehatan keuangannya agar grafiknya bisa terus naik dari
tahun ke tahun yang akan datang.
C. Uji Stasioneritas
Uji Stasioneritas bertujuan untuk melihat nilai rata-rata dan varian dari
data time series, apakah data tersebut mengalami perubahan secara sistematik
sepanjang waktu (konstan) atau sebaliknya. Uji stasioneritas data dapat dilihat
dengan menggunakan uji grafik dan uji akar unit. Di sini peneliti menggunakan
metode uji akar unit agar mendapatkan hasil yang lebih akurat.
Hasil uji akar-akar unit dengan membandingkan nilai thitung dengan nilai
kritis McKinnon dan jika nilai probabilitas lebih kecil dari 0.05 maka dapat
disimpulkan bahwa data stasioner. Sedangkan jika nilai probabilitas lebih besar
dari 0.05 maka data tidak stasioner. Jika data tidak stasioner dilevel normal, data
dapat dinaikkan ke diferensiasi tingkat 1.1
Setelah data diolah menggunakan aplikasi Eviews 8 maka terlihat hasil uji
akar unit sebagai berikut :
1 Wing Wahyu Winarno, Analisis Ekonometrika dan Statistika dengan Eviews (Yogyakarta :
UPP STIM YKPN, 2015), h.11.5.
80
Tabel 4.2
Tingkat Stasioneritas ADF
Variabel Level
t-stat Keterangan Prob.
PBH -2.916566 Stasioner 0.0005
PI -2.917650 Stasioner 0.0182
IS -2.916566 Stasioner 0.0064
RZ -2.916566 Stasioner 0.0000
KK -2.916566 Stasioner 0.0001
Sumber: Output Eviews 8 (data diolah)
Seluruh hasil uji pada tingkat level menunjukan semua variabel sudah
stasioner. Karena seluruh variabel sudah stasioner pada tingkat level maka tidak
perlu dilanjutkan uji stasioner ke differensiasi pertama maupun kedua. Dari output
yang dihasilkan, terlihat bahwa nilai statistik t seluruh variabel sudah lebih besar
daripada nilai t pada tabel McKinnon pada tingkat kepercayaan 1%, 5%, dan
10%. Serta nilai probabilitasnya lebih kecil dari nilai kritis 0,05 (< 0,05). Dengan
demikian data telah stasioner pada tahap level dan hipotesis null dapat ditolak.
D. Uji Asumsi Klasik
1. Uji Normalitas
Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah variabel dependen,
variabel independen, atau keduanya berdistribusi normal atau tidak. Salah satu
cara untuk melihat normalitas residual adalah dengan menggunakan metode
Jarque-Bera (JB). Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data
normal atau mendekati normal. Dalam software Eviews normalitas sebuah
81
data dapat diketahui dengan membandingkan nilai Jarque-Bera dan nilai Chi
Square tabel. Uji JB didapat dari histogram normality.
Setelah data diolah menggunakan Eviews 8 maka didapatkan hasil
pada tabel berikut:
Tabel 4.3
Hasil Uji Normalitas
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
-0.20 -0.15 -0.10 -0.05 0.00 0.05 0.10 0.15
Series: ResidualsSample 2010 2064Observations 55
Mean 9.70e-16Median -0.002337Maximum 0.162002Minimum -0.200589Std. Dev. 0.086591Skewness -0.188017Kurtosis 2.397474
Jarque-Bera 1.156005Probability 0.561018
Sumber: Output Eviews 8 (data diolah)
Dari histogram diatas nilai JB sebesar 1.156005 sementara nilai Chi
Square dengan melihat jumlah variabel independen yang kita pakai dalam hal
ini adalah 4 variabel independen dan nilai signifikan yang kita pakai dalam
hal ini 0.05 atau 5%. Didapat nilai Chi Square sebesar 9.488 yang berarti nilai
JB lebih kecil dari nilai Chi Square (1.156005 < 9.488). maka H0 diterima dan
dapat disimpulkan bahwa data dalam penelitian ini berdistribusi normal.
2. Uji Multikolinearitas
Uji Multikolinearitas dibutuhkan untuk mengetahui ada atau tidaknya
hubungan linear antarvariabel bebas tersebut untuk mendeteksi ada atau
82
tidaknya multikolinearitas yang tinggi antar variabel bebas dapat dideteksi
dengan cara menghitung koefisien korelasi atau melihat nilai F.
Pada penelitian ini uji multikolinearitas yang digunakan menggunakan
metode perhitungan koefisien korelasi, di mana jika hubungan antara variabel
bebas yang satu dengan yang lainnya di atas 0.8 maka antarvariabel tersebut
terdapat gejala multikolinearitas.
Setelah data diolah menggunakan Eviews 8 maka didapatkan hasil
pada tabel berikut:
Tabel 4.4
Hasil Uji Multikolinearitas
RZ PI PBH IS
RZ 1.000000 -0.124785 -0.033796 0.006367
PI -0.124785 1.000000 0.363788 0.409518
PBH -0.033796 0.363788 1.000000 0.163204
IS 0.006367 0.409518 0.163204 1.000000
Sumber: Output Eviews 8 (data diolah)
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai korelasi variabel
independen antara RZ dan PI adalah -0.124785, antara RZ dan PBH sebesar -
0.033796, antara RZ dan IS sebesar 0.006367, antara PI dan PBH sebesar
0.363788, antara PI dan IS sebesar 0.409518, antara PBH dan IS sebesar
0.163204.
Nilai korelasi variabel independepen (RZ, PI, PBH, dan IS) tertinggi
hanya mencapai 0.409518 yaitu antara PI dan IS. Karena nilai 0.409518 < 0.8
maka diputuskan H0 diterima, sehingga dapat dikatakan tidak terdapat
83
multikolinearitas. Hasil tersebut menyatakan bahwa variabel bebas penelitian
ini terbebas dari gejala multikolinearitas. Sehingga dapat dilanjutkan ke
pengujian selanjutnya
3. Uji Heteroksedasitas
Uji Heteroksedasitas bertujuan untuk menguji apakah terdapat
kesamaan variance dari residual satu pengamatan kepengamatan lain.
Indikator Uji Heteroksedasitas yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
metode grafik dan Uji White.
Berdasarkan metode grafik, untuk melihat data memiliki masalah
heteroksedasitas atau tidaknya yaitu jika data tidak membentuk pola tertentu,
maka data tidak terdapat heteroksedasitas. Begitu sebaliknya, jika data
membentuk pola tertentu maka data terdapat heteroksedasitas.
Setelah diolah menggunakan aplikasi Eviews 8 maka terlihat pada
grafik berikut:
Gambar 4.6
Hasil Uji Heteroksedasitas
-.3
-.2
-.1
.0
.1
.2
4.2
4.3
4.4
4.5
4.6
4.7
10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60
Residual Actual Fitted
Sumber: Output Eviews 8 (data diolah )
84
Berdasarkan gambar di atas, data tidak membentuk pola tertentu
sehingga dapat dikatakan data tersebut tidak bersifat heteroksedasitas.
Sedangkan dengan Uji White, masalah heteroksedasitas dapat dilihat melalui
nilai p-value obs*-square. Karena p-value obs*-square = 19.27169 > 0.0 dan
probabilitas Chi Square sebesar 0.1149 lebih besar dari α sebesar 0.05, maka
H0 diterima yang artinya tidak terjadi heteroksedasitas dan bisa dilanjutkan ke
pengujian selanjutnya.
Tabel 4.5
Hasil Uji White
Heteroskedasticity Test: White
F-statistic 1.701170 Prob. F(13,41) 0.0975
Obs*R-squared 19.27169 Prob. Chi-Square(13) 0.1149
Scaled explained SS 11.12880 Prob. Chi-Square(13) 0.6000
Sumber: Output Eviews 8 (data diolah)
4. Uji Autokorelasi
Uji Autokorelasi bertujuan untuk melihat ada atau tidaknya hubungan
antara residual satu observasi dengan residual observasi lainnya. Dalam
penelitian ini, uji autokorelasi menggunakan Uji Breusch-Godfrey.
Penilaiannya dilihat dari nilai Obs*R2. Jika nilai Obs*R
2 lebih kecil dari 0.05
maka dapat disimpulkan bahwa terdapat masalah autokorelasi pada model
tersebut begitupun sebaliknya.
Setelah diolah menggunakan aplikasi Eviews 8 maka terlihat hasil
pada tabel berikut:
85
Tabel 4.6
Hasil Uji Breusch-Godfrey
Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test:
F-statistic 0.752258 Prob. F(2,48) 0.4768
Obs*R-squared 1.671531 Prob. Chi-Square(2) 0.4335
Sumber: Output Eviews 8 (data diolah)
Berdasarkan tabel di atas diperoleh nilai Obs*R-squared sebesar
1.671531 > 0.05, maka dapat disimpulkan H0 diterima dan tidak terdapat
masalah autokorelasi pada model tersebut.
E. Pemilihan Model Regresi Data Panel
Regresi yang menggunakan data panel disebut dengan regresi data panel.
Data panel memiliki gabungan karakteristik yaitu data yang terdiri atas beberapa
objek dan meliputi waktu.2 Data semacam ini memiliki keunggulan terutama
karena bersifat robust (kuat) terhadap beberapa tipe pelanggaran yakni
heteroksedasitas dan normalitas. Di samping itu, dengan perlakuan tertentu
sktruktur data seperti ini dapat diharapkan untuk memberikan informasi yang
lebih banyak (high informational content).3
Regresi data panel dapat dilakukan dengan tiga model yaitu pooled, fixed
effect, dan random effect. Pemilihan model tergantung pada asumsi yang dipakai
2 Wing Wahyu Winarno, op. cit., h.10.1.
3 Moch. Doddy Ariefianto, Ekonometrika Esensi dan Aplikasi dengan Menggunakan Eviews
(Jakarta : Erlangga, 2012), h. 148.
86
peneliti dan pemenuhan syarat-syarat pengolahan data statistik yang benar,
sehingga dapat dipertanggungjawabkan secara statistik. Oleh karena itu langkah
pertama yang harus dilakukan adalah memilih model yang tepat dari ketiga model
yang tersedia. Data panel yang telah dikumpulkan, diregresikan dengan model
pooled yang hasilnya dapat dilihat dari tabel 4.7. Sedangkan untuk hasil regresi
dengan model fixed effect dapat dilihat pada tabel 4.8.
Tabel 4.7
Hasil regresi data panel menggunakan common effect (PLS)
Dependent Variable: KK?
Method: Pooled Least Squares
Date: 06/08/16 Time: 12:49
Sample: 2010 2014
Included observations: 5
Cross-sections included: 11
Total pool (balanced) observations: 55
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
PBH? 0.099353 0.059744 1.662980 0.1025
PI? 0.853806 0.083302 10.24953 0.0000
IS? 0.033735 0.085891 0.392768 0.6961
RZ? -1.512621 0.631834 -2.394016 0.0204
R-squared 0.167713 Mean dependent var 87.94545
Adjusted R-squared 0.118755 S.D. dependent var 8.811647
S.E. of regression 8.271904 Akaike info criterion 7.133553
Sum squared resid 3489.644 Schwarz criterion 7.279541
Log likelihood -192.1727 Hannan-Quinn criter. 7.190008
Durbin-Watson stat 1.380215
Sumber: Output Eviews 8 (data diolah)
87
Tabel 4.8
Hasil regresi data panel menggunakan model fixed effect
Dependent Variable: KK?
Method: Pooled Least Squares
Date: 06/08/16 Time: 12:51
Sample: 2010 2014
Included observations: 5
Cross-sections included: 11
Total pool (balanced) observations: 55
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 2696.664 1040.071 2.592768 0.0132
PBH? 0.233513 0.078947 2.957851 0.0052
PI? 25.99864 10.40527 2.498604 0.0167
IS? 18.12699 0.081863 2.155121 0.0377
RZ? -0.782203 0.513865 -1.522194 0.1358
Fixed Effects
(Cross)
_MEGAS--C -11.80022
_MUAMALAT--C -0.429084
_BCAS--C 16.23424
_BJBS--C -7.254133
_BNIS--C 1.196575
_BRIS--C -4.884767
_BSM--C 0.807175
_BUKOPINS--C -6.412554
_MAYBANKS--C -0.425247
_PANINS--C 18.86412
_VICTORIAS--C -5.896108
Effects Specification
Cross-section fixed (dummy variables)
R-squared 0.645856 Mean dependent var 87.94545
Adjusted R-squared 0.521906 S.D. dependent var 8.811647
88
S.E. of regression 6.092756 Akaike info criterion 6.679079
Sum squared resid 1484.867 Schwarz criterion 7.226533
Log likelihood -168.6747 Hannan-Quinn criter. 6.890784
F-statistic 5.210606 Durbin-Watson stat 1.730426
Prob(F-statistic) 0.000019
Sumber: Output Eviews 8 (data diolah)
Setelah hasil dari model common effect dan fixed effect diperoleh maka
dilakukan Uji Likelihood Ratio atau Uji Chow. Pengujian tersebut dibutuhkan
untuk memilih model yang paling tepat diantara model common effect dan model
fixed effect. Ketentuannya jika probabilitas > 0.05 maka kita menerima H0, berarti
menggunakan pendekatan common effect. Tetapi jika probabilitas < 0.05 maka
kita menolak H0 dan menerima H1, berarti menggunakan pendekatan fixed effect.
Hasil dari Uji Likelihood Ratio atau Uji Chow dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.9
Hasil Uji Chow
Redundant Fixed Effects Tests
Pool: Untitled
Test cross-section fixed effects
Effects Test Statistic d.f. Prob.
Cross-section F 5.285690 (10,40) 0.0001
Cross-section Chi-square 46.319907 10 0.0000
Sumber: Output Eviews 8 (data diolah)
Hasil dari Uji Chow pada tabel 4.9 menunjukkan bahwa nilai probabilitas
cross section adalah 0.0001 atau < 0.05, maka H0 ditolak. Oleh karena itu maka
model yang dipilih adalah fixed effect. Selanjutnya kita akan melakukan regresi
89
dengan model random effect, untuk menentukan model mana yang tepat. Hasil uji
regresi dengan model random effect, dapat dilihat pada tabel 4.10
Tabel 4.10
Hasil regresi data panel menggunakan model random effect
Dependent Variable: KK?
Method: Pooled EGLS (Cross-section random effects)
Date: 06/08/16 Time: 12:51
Sample: 2010 2014
Included observations: 5
Cross-sections included: 11
Total pool (balanced) observations: 55
Swamy and Arora estimator of component variances
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 1651.784 909.7995 1.815547 0.0754
PBH? 0.014629 0.055559 0.263306 0.7934
PI? -15.64276 9.098601 -1.719250 0.0918
IS? 0.024399 0.071016 0.343575 0.2326
RZ? -1.244890 0.485401 -2.564660 0.0134
Random Effects
(Cross)
_MEGAS--C -2.834521
_MUAMALAT--C -0.986487
_BCAS--C 5.393796
_BJBS--C -3.081301
_BNIS--C 2.012716
_BRIS--C -1.275407
_BSM--C 1.629421
_BUKOPINS--C -3.575413
_MAYBANKS--C -0.032311
_PANINS--C 5.378729
_VICTORIAS--C -2.629221
90
Effects Specification
S.D. Rho
Cross-section random 2.999412 0.1951
Idiosyncratic random 6.092756 0.8049
Weighted Statistics
R-squared 0.129820 Mean dependent var 59.13504
Adjusted R-squared 0.060206 S.D. dependent var 7.575336
S.E. of regression 7.343756 Sum squared resid 2696.538
F-statistic 1.864850 Durbin-Watson stat 1.262271
Prob(F-statistic) 0.131266
Unweighted Statistics
R-squared 0.129291 Mean dependent var 87.94545
Sum squared resid 3650.741 Durbin-Watson stat 0.932348
Berdasarkan tabel 4.8 yang menggunakan model fixed effect dan tabel
4.10 yang menggunakan model random effect, semua menunjukkan hasil variabel
independen berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Namun kita
masih belum bisa menentukan model mana yang akan kita gunakan. Oleh karena
itu diperlukan Uji Hausman untuk mengetahuinya.
Uji Hausman digunakan untuk menentukan apakah model yang paling
tepat digunakan adalah model fixed effect atau model random effect. Dalam
penelitian ini Uji Hausman dilakukan dalam pegujian data panel dengan memilih
model fixed effect atau model random effect. Dengan ketentuan jika probabilitas >
0.05 maka kita menerima H0, berarti menggunakan pendekatan random effect.
Tetapi jika probabilitas < 0.05 maka kita H0 ditolak dan menggunakan H1, berarti
91
menggunakan pendekatan fixed effect. Pada tabel 4.11 disajikan hasil Uji
Hausman yang telah dilakukan menggunakan Eviews 8.
Tabel 4.11
Uji Hausman
Correlated Random Effects - Hausman Test
Pool: Untitled
Test cross-section random effects
Test Summary
Chi-Sq.
Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.
Cross-section random 26.640531 4 0.0000
Sumber: Output Eviews 8 (data diolah)
Hasil pengujian tabel 4.14 dapat terlihat bahwa nilai probabilitas cross
section adalah 0.0000 atau < 0.005, maka H0 ditolak dan menerima H1, berarti
model penelitian menggunakan fixed effect.
F. Pengujian Hipotesis dengan Analisis Regresi Data Panel
1. Pengaruh Pembiayaan Bagi Hasil, Pendapatan Islam, Investasi Islam, dan
Rasio Zakat Terhadap Tingkat Kesehatan Secara Parsial (Uji T)
Untuk melihat besarnya pengaruh variabel syariah complince secara
parsial terhadap kesehatan keuangan digunakan Uji T. Pengujian parsial atau
Uji T digunakan untuk menguji setiap variabel independen terhadap variabel
dependennya.
Apabila nilai t hitung > t tabel, maka H0 ditolak dan dapat
disimpulkan bahwa variabel independen berpengaruh secara nyata terhadap
92
variabel dependennya. Apabila t hitung < t tabel, maka H0 diterima dan dapat
disimpulkan bahwa variabel independen tidak mempengaruhi variabel
dependen secara nyata. Selain itu dapat dengan indikator yang lain yaitu
apabila probabilitas lebih kecil dari 0.05 maka hasilnya signifikan berarti
terdapat pengaruh dari variabel independen secara individual terhadap
variabel dependen. Uji hipotesis secara parsial menggunakan Uji T, tertera
pada tabel berikut:
Tabel 4.12
Uji T
Dependent Variable: KK?
Method: Pooled Least Squares
Date: 06/08/16 Time: 12:51
Sample: 2010 2014
Included observations: 5
Cross-sections included: 11
Total pool (balanced) observations: 55
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 2696.664 1040.071 2.592768 0.0132
PBH? 0.233513 0.078947 2.957851 0.0052
PI? 25.99864 10.40527 2.498604 0.0167
IS? 18.12699 0.081863 2.155121 0.0377
RZ? -0.782203 0.513865 -1.522194 0.1358
Sumber: Output Eviews 8 (data diolah)
Penjelasan dari tabel di atas yaitu sebagai berikut:
a. Pengaruh Pembiayaan Bagi Hasil (PBH) Terhadap Tingkat Kesehatan
93
Hasil pengujian dengan analisis regresi data panel menunjukkan,
hasil t hitung untuk variabel independen PBH adalah sebesar 2.957851,
sementara nilai t tabel dengan α = 5% dan df = (n-k), df = 50, di mana
nilai t tabel adalah sebesar 2.00856 (uji 2 arah), yang berarti bahwa nilai t
hitung lebih besar dari t tabel (2.957851 > 2.00856), kemudian terlihat
nilai probabilitas yaitu sebesar 0.0052 yang lebih kecil daripada 0.05
sehingga H0 ditolak. Hal ini berarti bahwa PBH memiliki pengaruh
signifikan terhadap tingkat kesehatan.
b. Pengaruh Pendapatan Islam (PI) Terhadap Tingkat Kesehatan
Hasil pengujian dengan analisis regresi data panel menunjukkan,
hasil t hitung untuk variabel independen PI adalah sebesar 2.498604,
sementara nilai t tabel dengan α = 5% dan df = (n-k), df = 50, di mana
nilai t tabel adalah sebesar 2.00856 (uji 2 arah), yang berarti bahwa nilai t
hitung lebih besar dari t tabel (2.498604 > 2.00856), kemudian terlihat
nilai probabilitas yaitu sebesar 0.0167 yang lebih besar daripada 0.05
sehingga H0 ditolak. Hal ini berarti bahwa PI memiliki pengaruh
signifikan terhadap tingkat kesehatan.
c. Pengaruh Investasi Islam (IS) Terhadap Tingkat Kesehatan
Hasil pengujian dengan analisis regresi data panel menunjukkan,
hasil t hitung untuk variabel independen IS adalah sebesar 2.155121,
sementara nilai t tabel dengan α = 5% dan df = (n-k), df = 50, di mana
94
nilai t tabel adalah sebesar 2.00856 (uji 2 arah), yang berarti bahwa nilai t
hitung lebih kecil dari t tabel (2.155121 > 2.00856), kemudian terlihat
nilai probabilitas yaitu sebesar 0.0377 yang lebih kecil daripada 0.05
sehingga H0 ditolak. Hal ini berarti bahwa IS memiliki pengaruh
signifikan terhadap tingkat kesehatan.
d. Pengaruh Rasio Zakat (RZ) Terhadap Tingkat Kesehatan
Hasil pengujian dengan analisis regresi data panel menunjukkan,
hasil t hitung untuk variabel independen RZ adalah sebesar -1.522194,
sementara nilai t tabel dengan α = 5% dan df = (n-k), df = 50, di mana
nilai t tabel adalah sebesar 2.00856 (uji 2 arah), yang berarti bahwa nilai t
hitung lebih kecil dari t tabel (-1.522194 < 2.00856), kemudian terlihat
nilai probabilitas yaitu sebesar 0.1358 yang lebih besar daripada 0.05
sehingga H0 diterima. Hal ini berarti bahwa RZ tidak memiliki pengaruh
signifikan terhadap tingkat kesehatan.
2. Pengaruh Pembiayaan Bagi Hasil, Pendapatan Islam, Investasi Islam, dan
Rasio Zakat Terhadap Tingkat Kesehatan Secara Simultan (Uji F)
Uji F digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen secara
bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen atau untuk
mengetahui apakah model regresi dapat digunakan untuk memprediksi
variabel dependen atau tidak.
95
Apabila nilai F hitung > F tabel maka H0 ditolak dan dapat
disimpulkan bahwa variabel independen secara simultan mempengaruhi
variabel dependennya. Apabila nilai F hitung < F tabel, maka H0 diterima dan
dapat disimpulkan bahwa tidak ada variabel independen yang mempengaruhi
variabel dependennya. Uji hipotesis secara simultan menggunakan Uji F,
tertera pada tabel berikut :
Tabel 4.13
Uji F
Cross-section fixed (dummy variables)
R-squared 0.645856 Mean dependent var 87.94545
Adjusted R-squared 0.521906 S.D. dependent var 8.811647
S.E. of regression 6.092756 Akaike info criterion 6.679079
Sum squared resid 1484.867 Schwarz criterion 7.226533
Log likelihood -168.6747 Hannan-Quinn criter. 6.890784
F-statistic 5.210606 Durbin-Watson stat 1.730426
Prob(F-statistic) 0.000019
Sumber: Output Eviews 8 (data diolah)
Dengan hipotesis:
H0 = Tidak terdapat pengaruh signifikan antara variabel syariah compliance
(PBH, PI, IS, RZ) secara simultan terhadap tingkat kesehatan.
H1 = Terdapat pengaruh signifikan antara variabel syariah compliance (PBH,
PI, IS, RZ) secara simultan terhadap tingkat kesehatan.
Berdasar hasil output Eviews yang ditunjukkan tabel 4.16, nilai F
hitung sebesar 5.210606 sementara F tabel dengan tingkat α = 5% dan df1 (k-
1) = 4 dan df2 (n-k) = 50, didapat F tabel sebesar 2.56. Dengan demikian F
96
hitung > F tabel (5.210606 > 2.56). Kemudian juga terlihat dari nilai
probabilitas (prob) dari tabel 4.16 yaitu sebesar 0.000019 yang lebih kecil dari
tingkat signifikansi 0.05, sehingga H0 ditolak. Hal ini menandakan bahwa
variabel Pembiayaan Bagi Hasil, Pendapatan Islam, Investasi Islam, dan Rasio
Zakat secara bersama-sama (simultan) mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap kesehatan keuangan, sehingga model regresi dapat digunakan untuk
memprediksi variabel dependen.
3. Koefisien Determinasi (R-Square)
Koefisien determinasi dalam regresi data panel digunakan untuk
mengetahui persentase sumbangan pengaruh variabel independen secara
simultan terrhadap variabel dependen. Koefisien determinasi dapat dilihat
pada tabel :
Tabel 4.14
Koefisien Determinasi
Cross-section fixed (dummy variables)
R-squared 0.645856 Mean dependent var 87.94545
Adjusted R-squared 0.521906 S.D. dependent var 8.811647
S.E. of regression 6.092756 Akaike info criterion 6.679079
Sum squared resid 1484.867 Schwarz criterion 7.226533
Log likelihood -168.6747 Hannan-Quinn criter. 6.890784
F-statistic 5.210606 Durbin-Watson stat 1.730426
Prob(F-statistic) 0.000019
Sumber: Output Eviews 8 (data diolah)
Berdasarkan tabel di atas besarnya angka Adjusted R-Squared (R2)
adalah 0.521906. Hal ini menunjukkan bahwa persentase sumbangan variabel
97
independen terhadap variabel dependen adalah sebesar 52% atau dapat
diartikan bahwa variabel independen yang digunakan dapat dalam model
mampu menjelaskan sebesar 52% terhadap variabel dependennya. Sedangkan
sisanya 48% dipengaruhi faktor lain di luar model regresi tersebut.
G. Persamaan Model Regresi
Penelitian dengan regresi data panel digunakan untuk melihat pengaruh
antara variabel independen terhadap variabel dependen.
Tabel 4.15
Model Regresi
Dependent Variable: KK?
Method: Pooled Least Squares
Date: 06/08/16 Time: 12:51
Sample: 2010 2014
Included observations: 5
Cross-sections included: 11
Total pool (balanced) observations: 55
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 2696.664 1040.071 2.592768 0.0132
PBH? 0.233513 0.078947 2.957851 0.0052
PI? 25.99864 10.40527 2.498604 0.0167
IS? 18.12699 0.081863 2.155121 0.0377
RZ? -0.782203 0.513865 -1.522194 0.1358
Sumber : Output Eviews 8
Berdasarkan hasl Eviews 8 di atas, maka didapat persamaan model
regresi antara variabel pembiayaan bagi hasil (PBH), pendapatan Islam (PI),
investasi Islam (IS), dan rasio zakat (RZ), sebagai berikut :
98
KKit = 2696.664 + 0.233513 PBHit + 25.99864 PIit + 18.12699 ISit -0.782203
RZit + Ɛit
Dari persamaan di atas dapat dijelaskan bahwa :
a. Konstanta sebesar 2696.664 menunjukkan bahwa jika variabel independen
(PBH, PI, IS, RZ) pada observasi ke i dan periode ke t adalah konstan,
maka kesehatan keuangan adalah sebesar 2696.664.
b. Jika nilai PBH pada observasi ke i dan periode ke t naik sebesar 1% akan
menaikkan kesehatan keuangan pada observasi ke i dan periode ke t
sebesar 0.233513 apabila nilai variabel independen lainnya dianggap
konstan.
c. Jika nilai PI pada observasi ke i dan periode ke t naik sebesar 1% akan
menaikkan kesehatan keuangan pada observasi ke i dan periode ke t
sebesar 25.99864 apabila nilai variabel independen lainnya dianggap
konstan.
d. Jika nilai IS pada observasi ke i dan periode ke t naik sebesar 1% akan
menaikkan kesehatan keuangan pada observasi ke i dan periode ke t
sebesar 18.12699 apabila nilai variabel independen lainnya dianggap
konstan.
e. Jika nilai RZ pada observasi ke i dan periode ke t naik sebesar 1% akan
menaikkan kesehatan keuangan pada observasi ke i dan periode ke t
99
sebesar -0.78220 apabila nilai variabel independen lainnya dianggap
konstan.
Tabel 4.16
Model Regresi Tiap Bank
Sumber : Output Eviews 8
Berdasarkan hasl Eviews 8 di atas, maka didapat persamaan model
regresi tiap bank umum syariah sebagai berikut :
1. Persamaan model regresi Bank Mega Syariah
Kesehatan Keuangan Bank Mega Syariahit = -11.80022 + 0.233513 PBHit
+ 25.99864 PIit + 18.12699 ISit - 0.782203 RZit + Ɛit
Konstanta sebesar -11.80022 menunjukkan bahwa jika variabel
independen (PBH, PI, IS, RZ) pada observasi ke i dan periode ke t adalah
konstan, maka tingkat kesehatan pada Bank Mega Syariah adalah sebesar -
11.80022.
2. Persamaan model regresi Bank Muamalat
Fixed Effects (Cross)
_MEGAS--C -11.80022
_MUAMALAT--C -0.429084
_BCAS--C 16.23424
_BJBS--C -7.254133
_BNIS--C 1.196575
_BRIS--C -4.884767
_BSM--C 0.807175
_BUKOPINS--C -6.412554
_MAYBANKS--C -0.425247
_PANINS--C 18.86412
_VICTORIAS--C -5.896108
100
Kesehatan Keuangan Bank Muamalatit = -0.429084 + 0.233513 PBHit +
25.99864 PIit + 18.12699 ISit - 0.782203 RZit + Ɛit
Konstanta sebesar -0.429084 menunjukkan bahwa jika variabel
independen (PBH, PI, IS, RZ) pada observasi ke i dan periode ke t adalah
konstan, maka tingkat kesehatan pada Bank Muamalat adalah sebesar -
0.429084.
3. Persamaan model regresi BCA Syariah
Kesehatan Keuangan Bank BCA Syariahit = 16.23424 + 0.233513 PBHit +
25.99864 PIit + 18.12699 ISit - 0.782203 RZit + Ɛit
Konstanta sebesar 16.23424 menunjukkan bahwa jika variabel
independen (PBH, PI, IS, RZ) pada observasi ke i dan periode ke t adalah
konstan, maka tingkat kesehatan pada BCA Syariah adalah sebesar
16.23424.
4. Persamaan model regresi BJB Syariah
Kesehatan Keuangan BJB Syariahit = -7.254133 + 0.233513 PBHit +
25.99864 PIit + 18.12699 ISit - 0.782203 RZit + Ɛit
Konstanta sebesar -7.254133 menunjukkan bahwa jika variabel
independen (PBH, PI, IS, RZ) pada observasi ke i dan periode ke t adalah
konstan, maka tingkat kesehatan pada BJB Syariah adalah sebesar -
7.254133.
5. Persamaan model regresi BNI Syariah
101
Kesehatan Keuangan BNI Syariahit = 1.196575 + 0.233513 PBHit +
25.99864 PIit + 18.12699 ISit - 0.782203 RZit + Ɛit
Konstanta sebesar 1.196575 menunjukkan bahwa jika variabel
independen (PBH, PI, IS, RZ) pada observasi ke i dan periode ke t adalah
konstan, maka tingkat kesehatan pada BNI Syariah adalah sebesar
1.196575.
6. Persamaan model regresi BRI Syariah
Kesehatan Keuangan BRI Syariahit = -4.884767 + 0.233513 PBHit +
25.99864 PIit + 18.12699 ISit - 0.782203 RZit + Ɛit
Konstanta sebesar -4.884767 menunjukkan bahwa jika variabel
independen (PBH, PI, IS, RZ) pada observasi ke i dan periode ke t adalah
konstan, maka tingkat kesehatan pada BRI Syariah adalah sebesar -
4.884767.
7. Persamaan model regresi Bank Syariah Mandiri
Kesehatan Keuangan Bank Syariah Mandiriit = 0.807175 + 0.233513
PBHit + 25.99864 PIit + 18.12699 ISit - 0.782203 RZit + Ɛit
Konstanta sebesar 0.807175 menunjukkan bahwa jika variabel
independen (PBH, PI, IS, RZ) pada observasi ke i dan periode ke t adalah
konstan, maka tingkat kesehatan pada Bank Syariah Mandiri adalah
sebesar 0.807175.
8. Persamaan model regresi Bank Bukopin Syariah
102
Kesehatan Keuangan Bank Bukopin Syariahit = -6.412554 + 0.233513
PBHit + 25.99864 PIit + 18.12699 ISit - 0.782203 RZit + Ɛit
Konstanta sebesar -6.412554 menunjukkan bahwa jika variabel
independen (PBH, PI, IS, RZ) pada observasi ke i dan periode ke t adalah
konstan, maka tingkat kesehatan pada Bank Bukopin Syariah adalah
sebesar -6.412554.
9. Persamaan model regresi Maybank Syariah
Kesehatan Keuangan Maybank Syariahit = -0.425247 + 0.233513 PBHit +
25.99864 PIit + 18.12699 ISit - 0.782203 RZit + Ɛit
Konstanta sebesar -0.425247 menunjukkan bahwa jika variabel
independen (PBH, PI, IS, RZ) pada observasi ke i dan periode ke t adalah
konstan, maka tingkat kesehatan pada Maybank Syariah adalah sebesar -
0.425247.
10. Persamaan model regresi Bank Panin Syariah
Kesehatan Keuangan Bank Panin Syariahit = 18.86412 + 0.233513 PBHit
+ 25.99864 PIit + 18.12699 ISit - 0.782203 RZit + Ɛit
Konstanta sebesar 18.86412 menunjukkan bahwa jika variabel
independen (PBH, PI, IS, RZ) pada observasi ke i dan periode ke t adalah
konstan, maka tingkat kesehatan pada Bank Panin Syariah adalah sebesar -
18.86412.
11. Persamaan model regresi Bank Victoria Syariah
103
Kesehatan Keuangan Bank Victoria Syariahit = -5.896108 + 0.233513
PBHit + 25.99864 PIit + 18.12699 ISit - 0.782203 RZit + Ɛit
Konstanta sebesar -5.896108 menunjukkan bahwa jika variabel
independen (PBH, PI, IS, RZ) pada observasi ke i dan periode ke t adalah
konstan, maka tingkat kesehatan pada Bank Victoria Syariah adalah
sebesar -5.896108.
H. Pembahasan Hasil Penelitian
Analisis regresi data panel yang dilakukan bertujuan untuk
menginvestigasi hubungan yang dapat diukur dari Pembiayaan Bagi Hasil,
Pendapatan Islam, Investasi Islam, dan Rasio Zakat terhadap kesehatan
keuangan bank umum syariah. Pada Uji Hausman yang merupakan uji
terakhir yang dilakukan untuk menentukan model mana yang tepat untuk
penelitian ini yakni diantara model fixed effect atau model random effect dan
terpilihkan dan terpilihlah model fixed effect yang paling cocok untuk
penelitian ini.
1. Pembiayaan Bagi Hasil
Hasil dari penelitian ini menunjukkan pengaruh yang signifikan
antara PBH dengan tingkat kesehatan. Sehingga dengan meningkatnya
PBH akan meningkatkan tingkat kesehatan. Hal ini menunjukkan juga
bahwa semakin tinggi pembiayaan mudharabah dan musyarakah yang
diluncurkan ke masyarakat maka akan meningkatkan tingkat kesehatan.
104
Menurut Lewis (2005) pembiayaan yang ideal yang sesuai dengan prinsip
ekonomi Islam adalah pembiayaan yang berbasis ekuitas atau pembiayaan
bagi hasil karena berhubungan langsung dengan sektor riil, mendorong
kerjasama dalam sektor ekonomi semakin meningkat, yang pada akhirnya
akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Jadi bank syariah harus
meningkatkan proporsi pembiayaan bagi hasil dibandinglan pembiayaan
berbasis jual-beli (murabahah). Hasil penelitian ini didukung oleh Asrori
(2014) dan Dinastian Hari Pramanto (2014) yang menyatakan pembiayaan
bagi hasil berpengaruh signifikan terhadap tingkat kesehatan bank umum
syariah.
2. Pendapatan Islam
Hasil dari penelitian ini menunjukkan pengaruh yang signifikan
antara PI dengan tingkat kesehatan. Sehingga dengan meningkatnya PI
akan meningkatkan tingkat kesehatan. Menurut Hameed (2004) prinsip-
prinsip syariah melarang transaksi yang melibatkan riba, gharar dan
perjudian tetapi mendorong transaksi yang halal. Maka dari itu bank
umum syariah harus mengurangi pendapatan non halal. Sesuai dengan
teori Stewardship, pendapatan Islam yang sesuai dengan prinsip syariah
dalam pengelolaan operasional dan usaha perbankan syariah dapat
menghilangkan keraguan masyarakat akan kehilangan keistimewaan yang
mereka cari dalam layanan perbankan syariah sehingga akan berpengaruh
105
pada keputusan mereka untuk memilih atau terus melanjutkan
pemanfaatan jasa yang diberikan oleh bank syariah. Apabila pendapatan
Islam meningkat maka tingkat kesehatan meningkat karena pendapatan
Islam yang sesuai prinsip syariah merupakan salah satu cara untuk
menjaga kepercayaan dari masyarakat untuk tetap memilih bank umum
syariah. Hasil penelitian ini didukung oleh Falikhatun (2012), Asrori
(2014), Dinastian Hari Pramanto (2014).
3. Investasi Islam
Hasil dari penelitian ini menunjukkan pengaruh yang signifikan
antara IS dengan tingkat kesehatan. Sehingga dengan meningkatnya IS
akan meningkatkan tingkat kesehatan. Sesuai dengan teori Stewardship,
Investasi Islam yang sesuai dengan prinsip syariah dalam pengelolaan
operasional dan usaha perbankan syariah dapat menghilangkan keraguan
masyarakat akan kehilangan keistimewaan yang mereka cari dalam
layanan perbankan syariah sehingga akan berpengaruh pada keputusan
mereka untuk memilih atau terus melanjutkan pemanfaatan jasa yang
diberikan oleh bank syariah. Apabila investasi Islam meningkat maka
tingkat kesehatan meningkat karena investasi Islam yang sesuai prinsip
syariah merupakan salah satu cara untuk menjaga kepercayaan dari
masyarakat untuk tetap memilih bank umum syariah. Namun, bank
syariah sebaiknya mengurangi giro pada bank konvensional karena
106
pendapatan jasa giro yang dihasilkan termasuk pada pendapatan non-halal.
Hubungan dengan bank konvensional sebaiknya dihindari dan dihentikan
apabila kebutuhan lalu lintas pembayaran sudah bisa ditangani sendiri
oleh bank syariah. Hasil penelitian ini didukung oleh Falikhatun (2012)
dan Dinastian Hari Pramanto (2014).
4. Rasio Zakat
Hasil dari penelitian ini menunjukkan RZ tidak berpengaruh
signifikan terhadap tingkat kesehatan. Sehingga peningkatan atau penurun
RZ tidak mempengaruhi tingkat kesehatan. Hal ini dapat disebabkan
karena zakat yang dikeluarkan bank syariah masih relatif kecil, sehingga
dana yang digunakan sebagian besar didominasi oleh zakat dari luar bank
syariah dan dana sosial lainnya. Padahal menurut Asrori (2014) tujuan
utama bank syariah didirikan untuk menegakkan prinsip ekonomi Islam
untuk menciptakan keadilan ekonomi masyarakat melalui mekanisme
zakat. Hasil penelitian ini mengindikasikan kinerja bank syariah
menunaikan zakat sesuai aturan syariah masih rendah dan perlu
ditingkatkan. Mengingat peran zakat sangat penting dalam kehidupan
masyarakat Muslim, zakat memiliki fungsi moral, fungsi sosial, dan fungsi
ekonomi yaitu mengikis ketamakan si kaya, mengurangi kesenjangan dan
kemiskinan, menjadi sumbangan wajib bagi kalangan orang muslim
terhadap keuangan negara, dan mencegah penumpukan harta hanya pada
107
kalangan orang-orang kaya. Hasil penelitian ini didukung oleh Ami
Zulkhaira (2014) dan Yesi Desiskawati (2015) yang menyatakan rasio
zakat tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan bank umum
syariah.
108
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis dan pembahasan hasil penelitian dengan melakukan
pengujian hipotesis menggunakan analisis regresi data panel, dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut :
1. Secara parsial, syariah compliance yang diproksikan dengan variabel
Pembiayaan Bagi Hasil (PBH), Pendapatan Islam (PI), dan Investasi Islam
(IS) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap tingkat kesehatan bank
umum syariah. Hal ini mengindikasi bahwa jika PBH, PI, dan IS naik maka
tingkat kesehatan akan mengalami kecenderungan untuk ikut naik. Sementara
variabel rasio zakat secara parsial tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap
tingkat kesehatan bank umum syariah periode 2010-2014.
2. Secara simultan, hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh yang signifikan
antara Pembiayaan Bagi Hasil (PBH), Pendapatan Islam (PI), Investasi Islam
(IS) dan Rasio Zakat (RZ) terhadap tingkat kesehatan bank umum syariah
periode 2010-2014. Nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 52%
menunjukkan bahwa kontribusi pengaruh Pembiayaan Bagi Hasil (PBH),
Pendapatan Islam (PI), Investasi Islam (IS) dan Rasio Zakat (RZ) dalam
menjelaskan tingkat kesehatan sebesar 52% dan sisanya 48% dipengaruhi oleh
variabel lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini.
109
3. Variabel yang paling berpengaruh terhadap tingkat kesehatan adalah variabel
Pendapatan Islam dengan koefisien 25.99864. Hasil dari penelitian ini
menunjukkan pengaruh yang signifikan antara Pendapatan Islam dengan
tingkat kesehatan. Sehingga dengan meningkatnya Pendapatan Islam akan
meningkatkan tingkat kesehatan..
B. Saran
Berkaitan dengan penelitian ini penulis menyarankan beberapa hal sebagai
berikut :
1. Penilaian tingkat kesehatan bank umum syariah yang menghubungkan
perngaruh dengan syariah compliance masih tergolong baru, maka dari itu
dibutuhkan penelitian selanjutnya agar dapat mendukung hasil penelitian
sebelumnya.
2. Variabel independen dalam penelitian ini sebesar 52% sehingga disarankan
bagi penelitian selanjutnya untuk menambahkan variabel independen yang
secara teoritis berpengaruh terhadap tingkat kesehatan bank umum syariah.
3. Bagi masyarakat dan investor diharapkan dapat mempercayai bank syariah
untuk menginvestasikan dananya di bank syariah karena bank syariah sudah
terbukti menerapkan prinsip-prinsip syariah dalam kegiatan operasionalnya.
4. Bagi perusahaan, hasil penelitian ini dapat dijadikan dasar untuk pengambilan
keputusan. Pihak perusahaan dapat mempertahankan dan meningkatkan
110
pembiayaan bagi hasil, pendapatan Islam, dan investasi Islam. Perusahaan
juga perlu meningkatkan penyaluran zakatnya.
5. Dalam penelitian selanjutnya diharapkan tidak hanya menggunakan rasio
Pembiayaan Bagi Hasil (PBH), Pendapatan Islam (PI), Investasi Islam (IS)
dan Rasio Zakat (RZ) tetapi dapat menambahkan rasio syariah compliance
lainnya seperti Equitable Distribution Ratio (EDR).
6. Dalam penelitian selanjutnya diharapkan tidak hanya menggunakan Bank
Umum Syariah (BUS) tetapi menggunakan industri perbankan syariah lainnya
seperti Unit Usaha Syariah (UUS) dan Bank Perkreditan Rakyat (BPRS).
7. Dalam penelitian selanjutnya diharapkan menggunakan rentang waktu yang
berbeda dan lebih lama agar diperoleh hasil yang lebih akurat, serta
melakukan pengembangan teori sehingga penelitian selanjutnya lebih baik
dan komprehesif.
111
DAFTAR PUSTAKA
Anggraini, Vivi. Pengaruh Pengungkapan Islamic Social Reporting (ISR),
Profitabilitas, dan Leverage Terhadap Earning Response Coefficient (ERC)
(Studi Empiris pada Perusahaan yang Terdaftar di Jakarta Islamic Index
Tahun 2010-2013). Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015.
Antonio, Muhammad Syafi’I. Bank Syariah dari Teori ke Praktik. Jakarta: Gema
Insani, 2001.
Anwar, Aan Zainul dan Mohammad Yunies Edward. Analisis Syariah Compliance
Pembiayaan Murabahah Pada Gabungan Koperasi BMT Mitra Se-Kabupaten
Jepara. The Third Univesity Research Colloqiuium, 2016.
Ariefianto, Mochamad Daddy. Ekonometrika Esensi dan Aplikasi dengan
Menggunakan Eviews. Jakarta: Erlangga, 2012.
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:
Rineka Cipta, 2002.
Ascarya, Akad dan Produk Bank Syariah . Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2007.
Asfirotun, Jihan. Analisis Perbandingan Bank Sentral di Empat Negara ASEAN Pada
Tahun 2008, 2009, dan 2010. Artikel diakses pada 13 Juni 2016 dari
http://jihanasfirotun.blogspot.co.id/2013/07/bank-dan-lembaga-keuangan-
2_2290.html
Asrori. Pengungkapan Syari’ah Compliance dan Kepatuhan Bank Syariah Terhadap
Prinsip Syariah. Jurnal Dinamika Akuntansi. Vol. 3, No. 1, Maret, 2011,
pp.1-7.
112
Budisantoso. Bank dan Lembaga Keuangan Lainny. Jakarta: Salemba Empat, 2011.
Bank Indonesia. Lampiran 1a Surat Edaran Bank Indonesia No.9/DPbs Tahun 2007.
Jakarta: BI, 2007.
Bank Indonesia. Lampiran 1b Surat Edaran Bank Indonesia No.9/DPbs Tahun 2007.
Jakarta: BI, 2007.
Bank Indonesia. Lampiran 1c Surat Edaran Bank Indonesia No.9/DPbs Tahun 2007.
Jakarta: BI, 2007.
Bank Indonesia. Lampiran 1d Surat Edaran Bank Indonesia No.9/DPbs Tahun 2007.
Jakarta: BI, 2007.
Bank Indonesia. Undang-Undang Perbankan Syariah Nomor 21 Tahun 2008.
Jakarta: BI, 2008.
Bank Indonesia. Peraturan Bank Indonesia Nomor 13/2/PBI/2011 Tentang
Pelaksanaan Fungsi Kepatuhan Bank Umum. Jakarta: BI, 2011.
Budiman, Tedy Arief. Analisis Pengaruh Perbedaan Hitungan Kualitas Kredit
Terhadap Profitabilitas Bank di Indonesia Periode 2003-2011. Tesis
Universitas Indonesia, 2012.
Djalal, Nachrowi. Pendekatan Populer dan Praktis Ekonometrika. Jakarta: Lembaga
Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2006.
Duantika, Defri. Analisis Perbandingan Kinerja Bank Syariah Berdasarkan RGEC
dan Islamicity Performance Index Studi di Bank Muamalat Indonesia dan
Bank Syariah Mandiri. Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum, UIN Syarif
Hiadayatullah Jakarta, 2015.
Falikhatun. Bank Syariah Di Indonesia: Ketaatan Pada Prinsip Syariah dan
Kesehatan Finansial. Volume 1 Nomor 1 Desember, 2012.
113
Febianto, Irawan. “Analisis Laporan Tahunan Dewan Pengawas Syariah (DPS) Pada
Bank Syariah di Indonesia”, Paper dipresentasikan dalam acara Forum Riset
Perbankan Syariah (FRPS) Bank Indonesia, Pusat Studi Ekonomi dan Bisnis
Islam (PSEBI) FEB Universitas Padjajaran, Masyarakat Ekonomi Syariah
(MES), & Ikatan Ahli Ekonomi Islam (IAEI), Bandung, 15-16 Desember 2011.
Ghozali, Imam. Aplikasi Analisis Multivariat Dengan Program SPSS. Semarang:
Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2006.
Hafidhuddin, Manajemen Syariah dalam Praktik. Surabaya: Gema Insani, 2003.
Hameed, Shahul, et. al. Alternative Disclosure and Performance for Islamic Banks.
Kuala Lumpur: International Islamic University of Malaysia. 2004
Hejazziey, Djawahir. Perbankan Syariah Dalam Teori dan Praktik . Yogyakarta:
Deepublish, 2014.
Herlina, Deswita. Identifikasi Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter di Indonesia
Tahun 2000-2011. KINERJA, Vol.17, No.2, Th. 2013.
Indriatun. Analisis Perbandingan Kinerja Sosial dan Islamic Social ReportingPada
Bank Syariah di Indonesia. Skripsi S1 Fakultas Ekonomi, Universitas
Indonesia Depok, 2013.
Ismail. Perbankan Syariah. Jakarta : Kencana, 2011.
Irawan Febianto, and Rahmatina A. Kasri. Why Do Islamic Banks Tend to Avoid
Profit and Loss Sharing Arrangements?. Proceeding of the 2nd Islamic
Conference 2007 (iECONS2007) organized by Faculty of Economics and
Muamalat , Islamic Science University of Malaysia. 2007
114
Juanda, Bambang dan Junaidi, Ekonometrika Deret Waktu: Teori dan Aplikasi.
Bogor: IPB Press, 2012.
Lewis. Islamic Corporate Governance. Review of Islamic Economic. Vol.9 2005.
Machmud, Amir dan Rukmana. Bank Syariah ; Teori, Kebijakan, dan Studi Empiris
di Indonesia. Jakarta: Penerbit Erlangga, 2010.
Manuhutu, Yerimias. Determinan Pertumbuhan Ekonomi Regional di Provinsi
Maluku Tahun 2005-2010. Eko-Regional, Vol.6, No.1, Maret 2011.
Muda, Ruhaini and Abdul Ghafar Ismail. 2010. Profit-Loss Sharing and Value
Creation in Islamic Banks. Journal of Business and Policy Research Volume
5. Number 2. December 2010.
Muhamad, Metodologi Penelitian Ekonomi Islam. Jakarta: Rajawali Pres, 2008.
Muhammad. Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah Edisi Revisi. Yogyakarta: UII
Press, 2005.
Muhammad, Rifqi. Akuntansi Keuangan Syariah. Yogyakarta : P3EI Press, 2008.
Nofianti, Nana. Analisis Pengaruh ROA, BOPO, Suku Bunga, FDR, dan NPF
Terhadap Tingkat Bagi Hasil Deposito Mudharabah”, ESENSI Jurnal Bisnis
dan Manajemen, Vol.5, No.1, April 2015.
Nurhayati, S, dan Wasilah. Akuntansi Syariah di Indonesia. Jakarta : Salemba Empat.
2009
Pandia, Frianto. Manajemen Dana dan Kesehatan Bank. Jakarta: Rineka Cipta, 2012.
Pramanto, Dinastian Hari. Pengaruh Kepatuhan Prinsip-Prinsip Syariah Terhadap
Kesehatan Finansial Entitas Perbankan Syariah di Indonesia. Skipsi S1
Fakultas Ekonomi, Universitas Sebelas Maret Surakarta, 2014.
115
Pratiwi, Desi Nur. Analisis Kinerja Kuangan Bank Syariah Dengan CAMELS. Skripsi
S1 Fakultas Ekonomi, Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2013.
Ramli, Mohamad. dan M. Rustan D.M. Akuntansi Perbankan: Petunjuk Praktis
Operasional Bank. Yogyakarta : Graha Ilmu, 2005.
Riyadi, Slamet. Banking Assets and Liability Management. Depok : FE UI, 2016.
Rochaety, Eti. Metodologi Penelitian Bisnis: Dengan Aplikasi SPSS. Jakarta: Penerbit
Mitra Wacana Media, 2009.
Setiawan, Azis Budi. Kesehatan Finansial dan Kinerja Sosial Bank Umum Syariah di
Indonesia. Seminar Ilmiah: Kerjasama Magister Sains Keuangan: Universitas
Paramadhina, Ikatan Ahli Ekonomi Islam (IAEI) Pusat, dan Masyarakat
Ekonomi Syariah (MES), 2009.
Sholahuddin, Muhammad dan Lukman Hakim. Lembaga Ekonomi dan Keuangan
Syariah Kontemporer. Surakarta: Muhammadiyah University Press, 2008.
Soeratno dan Lincolin Arsyad, Metodologi Penelitian untuk Ekonomi dan Bisnis.
Yogyakarta: UPP Akademi Manajemen Perusahaan YKPN, 2003.
Sudarsono, Heri. Bank dan Lembaga Keuangan Syariah. Yogyakarta: EKONOSIA
FE UII, 2007.
Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta, 2004.
Sutrisno, Muhammad Tri. Analisis Rasio Sebagai Pengukur Kinerja Sosial di Bank
Muamalat Indonesia. Skripsi S1 Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Perbanas
Surabaya, 2012.
Widarjono, Agus. Ekonometrika Pengantar dan Aplikasinya: Disertai Panduan
Eviews Edisi Keempat. Yogyakarta: UPP STIM YKPN, 2013.
116
Wijaya, Tony. Metodologi Penelitian Ekonomi dan Bisnis. Yogyakarta: Graha Ilmu,
2013.
Winarno, Wing Wahyu. Analisis Ekonometrika dan Statistika dengan Eviews.
Yogyakarta: UPP STIM YKPN, 2015.
Yuliani, Sinta. Analisis Pengaruh Kinerja Kuangan Terhadap Kinerja Sosial Bank
Umum Syariah di Indonesia Tahun 2006-2010. Skripsi S1 Fakultas Ekonomi,
Universitas Indonesia Depok, 2012.
Zulkhaira, Ami. Analisis Kinerja Keuangan dan Kinerja Sosial Bank Syariah Devisa
dan Bank Syariah Non Devisa di Indonesia. Skripsi S1 Fakultas Ekonomi,
Universitas Sumatera Utara Medan, 2014.
www.bi.go.id
www.bankmuamalat.co.id
www.bankvictoriasyariah.co.id
www.bcasyariah.co.id
www.bjbsyariah.co.id
www.bnisyariah.co.id
www.brisyariah.co.id
www.maybanksyariah.co.id
www.megasyariah.co.id
www.ojk.go.id
www.paninbanksyariah.co.id
117
www.syariahbukopin.co.id
www.syariahmandiri.co.id
118
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Tabel Perhitungan Kesehatan Keuangan
Bank Mega Syariah
Rasio P AK Bobot Rasio P AK Bobot Rasio P AK Bobot Rasio P AK Bobot Rasio P AK Bobot
CAR 13.14% 1 100 0.25 25 12.03% 1 100 0.25 25 13.51% 1 100 0.25 25 12.99% 1 100 0.25 25 19.26% 1 100 0.25 25
STM 18.60% 3 60 0.15 9 15.99% 3 60 0.15 9 22.18% 2 80 0.15 12 33.32% 1 100 0.15 15 39.42% 1 100 0.15 15
REO 88.86% 4 40 0.1 4 90.80% 5 20 0.1 2 77.28% 1 100 0.1 10 86.09% 3 60 0.1 6 97.61% 5 20 0.1 2
NPF 3.52% 2 80 0.5 40 3.03% 2 80 0.5 40 2.67% 2 80 0.5 40 2.98% 2 80 0.5 40 3.89% 2 80 0.5 40
78 76 87 86 82
Bank Muamalat
Rasio P AK Bobot Rasio P AK Bobot Rasio P AK Bobot Rasio P AK Bobot Rasio P AK Bobot
CAR 13.26% 1 100 0.25 25 12.01% 1 100 0.25 25 11.57% 2 80 0.25 20 14.05% 1 100 0.25 25 14.15% 1 100 0.25 25
STM 48.16% 1 100 0.15 15 50.17% 1 100 0.15 15 38.45% 1 100 0.15 15 42.69% 1 100 0.15 15 55.52% 1 100 0.15 15
REO 87.38% 4 40 0.1 4 85.52% 3 60 0.1 6 84.48% 2 80 0.1 8 85.12% 3 60 0.1 6 97.33% 5 20 0.1 2
NPF 4.32% 2 80 0.5 40 2.60% 2 80 0.5 40 2.09% 2 80 0.5 40 1.35% 1 100 0.5 50 6.55% 3 60 0.5 30
84 86 83 96 72
BCA Syariah
Rasio P AK Bobot Rasio P AK Bobot Rasio P AK Bobot Rasio P AK Bobot Rasio P AK Bobot
CAR 76.39% 1 100 0.25 25 45.94% 1 100 0.25 25 31.47% 1 100 0.25 25 22.28% 1 100 0.25 25 29.57% 1 100 0.25 25
STM 27.36% 1 100 0.15 15 29.16% 1 100 0.15 15 46.48% 1 100 0.15 15 90.90% 1 100 0.15 15 59.54% 1 100 0.15 15
REO 79.15% 1 100 0.1 10 81.30% 1 100 0.1 10 78.46% 3 60 0.1 6 74.10% 1 100 0.1 10 76.30% 1 100 0.1 10
NPF 1.20% 1 100 0.5 50 0.20% 1 100 0.5 50 0.10% 1 100 0.5 50 0.10% 1 100 0.5 50 0.10% 1 100 0.5 50
100 100 96 100 100
2010 2011 2012 2013 2014
2010 2011 2012 2013 2014
2011 2012 2013 20142010
119
BJB Syariah
Rasio P AK Bobot Rasio P AK Bobot Rasio P AK Bobot Rasio P AK Bobot Rasio P AK Bobot
CAR 31.43% 1 100 0.25 25 30.28% 1 100 0.25 25 21.09% 1 100 0.25 25 17.99% 1 100 0.25 25 15.78% 1 100 0.25 25
STM 19.66% 3 60 0.15 9 94.29% 1 100 0.15 15 104.71% 1 100 0.15 15 42.29% 1 100 0.15 15 130.66% 1 100 0.15 15
REO 90.33% 5 20 0.1 2 84.07% 2 80 0.1 8 90.62% 5 20 0.1 2 85.76% 3 60 0.1 6 91.01% 5 20 0.1 2
NPF 1.80% 1 100 0.5 50 1.36% 1 100 0.5 50 4.46% 2 80 0.5 40 1.86% 1 100 0.5 50 5.84% 3 60 0.5 30
86 98 82 96 72
BNI Syariah
Rasio P AK Bobot Rasio P AK Bobot Rasio P AK Bobot Rasio P AK Bobot Rasio P AK Bobot
CAR 27.68% 1 100 0.25 25 20.67% 1 100 0.25 25 19.07% 1 100 0.25 25 16.23% 1 100 0.25 25 18.42% 1 100 0.25 25
STM 73.75% 1 100 0.15 15 50.80% 1 100 0.15 15 47.59% 1 100 0.15 15 34.20% 1 100 0.15 15 39.34% 1 100 0.15 15
REO 88.28% 4 40 0.1 4 87.86% 4 40 0.1 4 85.39% 4 40 0.1 4 83.94% 4 40 0.1 4 89.80% 5 20 0.1 2
NPF 3.59% 2 80 0.5 40 3.62% 2 80 0.5 40 1.73% 1 100 0.5 50 1.57% 1 100 0.5 50 1.74% 1 100 0.5 50
84 84 94 94 92
BRI Syariah
Rasio P AK Bobot Rasio P AK Bobot Rasio P AK Bobot Rasio P AK Bobot Rasio P AK Bobot
CAR 20.62% 1 100 0.25 25 14.74% 1 100 0.25 25 11.35% 2 80 0.25 20 14.49% 1 100 0.25 25 12.89% 1 100 0.25 25
STM 26.16% 1 100 0.15 15 24.91% 2 80 0.15 12 21.90% 2 80 0.15 12 23.23% 2 80 0.15 12 26.94% 1 100 0.15 15
REO 98.77% 5 20 0.1 2 99.56% 5 20 0.1 2 86.63% 3 60 0.1 6 90.42% 5 20 0.1 2 99.47% 5 20 0.1 2
NPF 3.19% 2 80 0.5 40 2.77% 2 80 0.5 40 3.00% 2 80 0.5 40 4.06% 2 80 0.5 40 4.60% 2 80 0.5 40
82 79 78 79 82
2010 2011 2012 2013 2014
2010 2011 2012 2013 2014
2010 2011 2012 2013 2014
120
BSM
Rasio P AK Bobot Rasio P AK Bobot Rasio P AK Bobot Rasio P AK Bobot Rasio P AK Bobot
CAR 10.60% 2 80 0.25 20 14.57% 1 100 0.25 25 13.82% 1 100 0.25 25 14.10% 1 100 0.25 25 14.76% 1 100 0.25 25
STM 32.56% 1 100 0.15 15 38.44% 1 100 0.15 15 29.45% 1 100 0.15 15 27.18% 1 100 0.15 15 37.54% 1 100 0.15 15
REO 82.61% 2 80 0.1 8 76.44% 1 100 0.1 10 73.00% 1 100 0.1 10 76.55% 1 100 0.1 10 79.00% 3 60 0.1 6
NPF 3.52% 2 80 0.5 40 2.52% 2 80 0.5 40 2.22% 2 80 0.5 40 0.36% 1 100 0.5 50 3.74% 2 80 0.5 40
83 90 90 100 86
Bukopin Syariah
Rasio P AK Bobot Rasio P AK Bobot Rasio P AK Bobot Rasio P AK Bobot Rasio P AK Bobot
CAR 11.51% 2 80 0.25 20 15.29% 1 100 0.25 25 12.78% 1 100 0.25 25 11.10% 2 80 0.25 20 15.85% 1 100 0.25 25
STM 125.19% 1 100 0.15 15 116.93% 1 100 0.15 15 96.51% 1 100 0.15 15 99.97% 1 100 0.15 15 97.73% 1 100 0.15 15
REO 93.57% 5 20 0.1 2 93.86% 5 20 0.1 2 91.59% 5 20 0.1 2 92.29% 5 20 0.1 2 96.73% 5 20 0.1 2
NPF 3.80% 2 80 0.5 40 1.74% 1 100 0.5 50 4.57% 2 80 0.5 40 4.27% 2 80 0.5 40 4.07% 2 80 0.5 40
77 92 82 77 82
Maybank Syariah
Rasio P AK Bobot Rasio P AK Bobot Rasio P AK Bobot Rasio P AK Bobot Rasio P AK Bobot
CAR 124.00% 1 100 0.25 25 73.44% 1 100 0.25 25 63.89% 1 100 0.25 25 52.24% 1 100 0.25 25 52.13% 1 100 0.25 25
STM 70.00% 1 100 0.15 15 13.68% 4 40 0.15 6 19.16% 3 60 0.15 9 135.98% 1 100 0.15 15 63.84% 1 100 0.15 15
REO 34.73% 1 100 0.1 10 55.18% 1 100 0.1 10 53.77% 1 100 0.1 10 67.79% 1 100 0.1 10 69.60% 1 100 0.1 10
NPF 0.00% 1 100 0.5 50 0.00% 1 100 0.5 50 2.49% 2 80 0.5 40 2.69% 2 80 0.5 40 5.97% 3 60 0.5 30
100 91 84 90 80
2010 2011 2012 2013 2014
2010 2011 2012 2013 2014
2010 2011 2012 2013 2014
121
Panin Syariah
Rasio P AK Bobot Rasio P AK Bobot Rasio P AK Bobot Rasio P AK Bobot Rasio P AK Bobot
CAR 54.81% 1 100 0.25 25 61.98% 1 100 0.25 25 32.20% 1 100 0.25 25 20.83% 1 100 0.25 25 25.69% 1 100 0.25 25
STM 878.69% 1 100 0.15 15 735.44% 1 100 0.15 15 106.71% 1 100 0.15 15 37.71% 1 100 0.15 15 29.32% 1 100 0.15 15
REO 182.31% 5 20 0.1 2 74.30% 1 100 0.1 10 50.76% 1 100 0.1 10 81.31% 1 100 0.1 10 68.47% 1 100 0.1 10
NPF 0.00% 1 100 0.5 50 0.88% 1 100 0.5 50 0.20% 1 100 0.5 50 1.02% 1 100 0.5 50 0.53% 1 100 0.5 50
92 100 100 100 100
Victoria Syariah
Rasio P AK Bobot Rasio P AK Bobot Rasio P AK Bobot Rasio P AK Bobot Rasio P AK Bobot
CAR 195.14% 1 100 0.25 25 45.02% 1 100 0.25 25 28.08% 1 100 0.25 25 18.40% 1 100 0.25 25 15.27% 1 100 0.25 25
STM 35.40% 1 100 0.15 15 65.22% 1 100 0.15 15 43.00% 1 100 0.15 15 12.24% 4 40 0.15 6 34.45% 1 100 0.15 15
REO 83.75% 2 80 0.1 8 86.40% 2 80 0.1 8 87.90% 4 40 0.1 4 91.95% 5 20 0.1 2 143.31% 5 20 0.1 2
NPF 0.95% 1 100 0.5 50 2.43% 2 80 0.5 40 3.19% 2 80 0.5 40 3.71% 2 80 0.5 40 7.10% 3 60 0.5 30
98 88 84 73 72
2010 2011 2012 2013 2014
2010 2011 2012 2013 2014
122
Lampiran 2
Tabel Rasio Kesehatan Keuangan
Bank Umum Syariah Tahun KK Bank Umum Syariah Tahun KK
Bank Mega Syariah 2010 78 Bank Syariah Mandiri 2010 83
2011 76 2011 90
2012 87 2012 90
2013 86 2013 100
2014 82 2014 86
Bank Muamalat 2010 84 Bukopin Syariah 2010 77
2011 86 2011 92
2012 83 2012 82
2013 96 2013 77
2014 72 2014 82
BCA Syariah 2010 100 Maybank Syariah 2010 100
2011 100 2011 91
2012 96 2012 84
2013 100 2013 90
2014 100 2014 80
Bank Jabar Banten Syariah 2010 86 Bank Panin Syariah 2010 92
2011 98 2011 100
2012 82 2012 100
2013 96 2013 100
2014 72 2014 100
BNI Syariah 2010 84 Bank Victoria Syariah 2010 98
2011 86 2011 88
2012 94 2012 84
2013 94 2013 73
2014 98 2014 72
BRI Syariah 2010 82
2011 79
2012 78
2013 79
2014 92
123
Lampiran 3
Tabel Rasio Syariah Compliance
Bank Umum
Syariah
Tahun PBH PI IS RZ Bank Umum
Syariah
Tahu
n
PBH PI IS RZ
Bank Mega
Syariah
2010 0.04 0.99 0.96 0.03 Bank Syariah
Mandiri
2010 0.36 0.99 0.55 0.03
2011 0.02 0.99 0.94 0.03 2011 0.27 0.99 0.78 0.03
2012 0.01 1.00 0.98 0.03 2012 0.23 0.99 0.62 0.03
2013 0.01 0.99 0.96 0.03 2013 0.13 1.00 0.95 0.03
2014 0.01 0.99 0.93 0.03 2014 0.13 0.99 0.96 0.03
Bank Muamalat 2010 0.46 1.00 0.95 0.01 Bukopin
Syariah
2010 0.25 1.00 0.95 0.02
2011 0.44 1.00 0.95 0.02 2011 0.25 0.99 0.89 0.02
2012 0.46 1.00 0.72 0.02 2012 0.24 0.99 0.83 0.02
2013 0.52 0.99 0.88 0.02 2013 0.33 0.99 0.90 0.02
2014 0.51 0.99 0.87 0.12 2014 0.39 0.99 0.95 0.02
BCA Syariah 2010 0.56 1.00 0.99 0.01 Maybank
Syariah
2010 0.20 1.00 0.89 0.02
2011 0.38 1.00 0.98 0.02 2011 0.20 0.99 0.94 0.02
2012 0.52 1.00 0.99 0.01 2012 0.16 0.99 0.92 0.02
2013 0.55 1.00 0.99 0.02 2013 0.15 0.99 0.93 0.02
2014 0.51 1.00 1.00 0.02 2014 0.15 0.99 0.96 0.02
Bank Jabar
Banten Syariah
2010 0.30 1.00 0.97 0.02 Bank Panin
Syariah
2010 0.82 1.00 1.00 0.02
2011 0.30 0.99 0.95 0.02 2011 0.45 1.00 0.65 0.02
2012 0.37 0.99 0.95 0.01 2012 0.49 1.00 0.99 0.02
2013 0.27 0.99 0.98 0.01 2013 0.52 1.00 1.00 0.01
2014 0.21 0.99 0.93 0.02 2014 0.87 1.00 1.00 0.03
BNI Syariah 2010 0.20 1.00 0.94 0.02 Bank Victoria
Syariah
2010 0.06 1.00 0.97 0.02
2011 0.19 1.00 0.82 0.03 2011 0.09 0.99 0.95 0.02
2012 0.18 0.99 0.90 0.02 2012 0.17 1.00 0.88 0.02
2013 0.17 0.99 0.92 0.01 2013 0.32 1.00 0.89 0.02
2014 0.17 1.00 0.80 0.01 2014 0.56 1.00 0.93 0.02
124
BRI Syariah 2010 0.24 1.00 0.98 0.02
2011 0.19 1.00 0.72 0.10
2012 0.23 1.00 0.75 0.02
2013 0.29 0.99 0.37 0.03
2014 0.33 0.99 0.43 0.05
125
Lampiran 4
Hasil Uji Stasioner Data
1. Hasil Uji Akar Investasi Islam
Null Hypothesis: IS has a unit root
Exogenous: Constant
Lag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=10) t-Statistic Prob.* Augmented Dickey-Fuller test statistic -3.717248 0.0064
Test critical values: 1% level -3.557472
5% level -2.916566
10% level -2.596116 *MacKinnon (1996) one-sided p-values.
2. Hasil Uji Akar Pembiayaan Bagi Hasil
Null Hypothesis: PBH has a unit root
Exogenous: Constant
Lag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=10) t-Statistic Prob.* Augmented Dickey-Fuller test statistic -4.596842 0.0005
Test critical values: 1% level -3.557472
5% level -2.916566
10% level -2.596116 *MacKinnon (1996) one-sided p-values.
126
3. Hasil Uji Akar Pendapatan Islam
Null Hypothesis: PI has a unit root
Exogenous: Constant
Lag Length: 1 (Automatic - based on SIC, maxlag=10) t-Statistic Prob.* Augmented Dickey-Fuller test statistic -3.332874 0.0182
Test critical values: 1% level -3.560019
5% level -2.917650
10% level -2.596689 *MacKinnon (1996) one-sided p-values.
4. Hasil Uji Akar Rasio Zakat
Null Hypothesis: RZ has a unit root
Exogenous: Constant
Lag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=10) t-Statistic Prob.* Augmented Dickey-Fuller test statistic -7.044887 0.0000
Test critical values: 1% level -3.557472
5% level -2.916566
10% level -2.596116 *MacKinnon (1996) one-sided p-values.
5. Hasil Uji Akar Kesehatan Keuangan
Null Hypothesis: KK has a unit root
Exogenous: Constant
Lag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=10) t-Statistic Prob.* Augmented Dickey-Fuller test statistic -5.183939 0.0001
Test critical values: 1% level -3.557472
5% level -2.916566
10% level -2.596116 *MacKinnon (1996) one-sided p-values.
127