pengaruh pemberian cone drill exercise terhadap

12
PENGARUH PEMBERIAN CONE DRILL EXERCISE TERHADAP TINGKAT KELINCAHAN PADA PEMAIN FUTSAL USIA 19-21 TAHUN PUBLIKASI ILMIAH Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Sarjana Fisioterapi pada Program Studi Fisioterapi Fakultas Ilmu Kesehatan Oleh: INDAH SETIONINGSIH J 120 120 013 PROGRAM STUDI S1 FISIOTERAPI FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2016

Upload: tranduong

Post on 12-Jan-2017

235 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

PENGARUH PEMBERIAN CONE DRILL EXERCISE TERHADAP TINGKAT KELINCAHAN PADA PEMAIN FUTSAL

USIA 19-21 TAHUN

PUBLIKASI ILMIAH

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Sarjana Fisioterapi pada Program

Studi Fisioterapi Fakultas Ilmu Kesehatan

Oleh:

INDAH SETIONINGSIH

J 120 120 013

PROGRAM STUDI S1 FISIOTERAPI

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2016

i

HALAMAN PERSETUJUAN

PENGARUH PEMBERIAN CONE DRILL EXERCISE TERHADAP TINGKAT KELINCAHAN PADA PEMAIN FUTSAL

USIA 19-21 TAHUN

PUBLIKASI ILMIAH

oleh:

INDAH SETIONINGSIH

J 120 120 013

Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji oleh:

Dosen Pembimbing

Sugiono, S.Fis., M.H (Kes)

ii

HALAMAN PENGESAHAN

PENGARUH PEMBERIAN CONE DRILL EXERCISE TERHADAP TINGKAT KELINCAHAN PADA PEMAIN FUTSAL

USIA 19-21 TAHUN

OLEH

INDAH SETIONINGSIH

J 120 120 013

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji

Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Surakarta

Pada hari Senin, 20 Juni 2016

dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Dewan Penguji:

1. Sugiono, S.Fis., H.H (Kes) (……..……..)

(Ketua Dewan Penguji)

2. Isnaini Herawati, S.Fis., M.Sc (……………)

(Anggota I Dewan Penguji)

3. Dwi Rosella KS, S.Fis., M.Fis., (…………….)

Dipl. Cidesco

(Anggota II Dewan Penguji)

Dekan,

Dr.Suwaji.,M.Kes

NIK. 195311231983031002

iii

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam naskah publikasi ini tidak terdapat

karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan

tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang

pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah

dan disebutkan dalam daftar pustaka. Apabila kelak terbukti dalam pernyataan saya di

atas, maka akan saya pertanggung jawabkan sepenuhnya.

Surakarta, 19 Juli 2016

Penulis

INDAH SETIONINGSIH

J 120 120 013

1

PENGARUH PEMBERIAN CONE DRILL EXERCISE TERHADAP

TINGKATKELINCAHAN PADA PEMAIN FUTSAL USIA 19-21 TAHUN

ABSTRAK

Kelincahan merupakan salah satu komponen motorik yang diperlukan untuk semua

aktifitas yang membutuhkan kecepatan perubahan posisi tubuh dan bagian-bagiannya.

Kelincahan berperan sangat penting dalam permainan futsal untuk merubah arah, baik

untuk mengejar atau menghindari lawan serta bereaksi terhadap pergerakan bola.

Cone drill merupakan latihan yang dapat digunakan untuk meningkatkan kelincahan

pada pemain futsal usia 19-21 tahun. Mengetahui pengaruh cone drill exercise

terhadap tingkat kelincahan pada pemain futsal pria usia 19-21 tahun. Jenis penelitian

ini adalah quasi experiment dengan pre and post test with control group design, yaitu

sampel pada kelompok perlakuan diberikan latihan cone drill dengan durasi 6 menit

selama 4 minggu dengan frekuensi 3x seminggu. Pengukuran kelincahan dilakukan

dengan shuttle run test dengan jarak 10 meter menggunakan parameter berupa

stopwatch. Teknik analisis data menggunakan uji Shapiro wilk untuk uji pengaruh

menggunakan uji paired sample t-test. Hasil Penelitian didapatkan p-value 0,000

pada kelompok perlakuan dan kontrol serta terdapat beda pengaruh setelah dilakukan

uji statistik menggunakan uji paired sample t-test didapatkan p-value 0,00.

Kesimpulannya ada pengaruh cone drill exercise terhadap tingkat kelincahan pada

pemain futsal pria usia 19-21 tahun.

Kata kunci: Cone Drill, Kelincahan, Pemain Futsal Pria Usia 19-21 Tahun.

ABSTRACT

The agility is one of motor components required for all activities involving the speed

of the body movement. It plays significant roles in the movement of the Futsal

players, such as chasing or avoiding opponents, and reacting towards the movement

of the ball. Cone drill exercise can be used to improve the agility of the male Futsal

players aged 19-21. The research aims to identify the effect of cone drill exercise

towars the agility level of the male Futsal players aged 19-21. This research

employed a quasi experimental method which design was one group pretest-posttest

with Group Control Design. The samples of the treatment group were given cone drill

training of 6 minutes’ duration, performed 3 times a week for 4 wees. The agility was

measured by performing 10 meters-shuttle run test in which a stopwatch was used as

the parameter. The technique of data analysis was a Shapiro Wilk test, which used a

paired sample t-test to examine the influence of the agility level of the Futsal players.

Of the research show that P-value obtained in both treatment and controlled groups is

0,000. Furthermore, there are different effects after the statistical test was performed

by using paired sample t-test, in which p-value is 0,00. The cone drill exercise has

effects on the agility level of the male futsal players aged 19-21.

Keywords: Cone Drill, Agility, Male Futsal Players Aged 19-21.

2

A. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Masyarakat telah menyadari akan perlunya melakukan olahraga.

Olahraga adalah serangkaian gerak raga yang teratur dan terencana yang

dilakukan orang dengan sadar untuk meningkatkan kemampuan

fungsionalnya. Salah satu dari olahraga yang paling banyak diminati oleh

kalangan masyarakat yaitu olahraga futsal. Futsal merupakan cabang dari

sepak bola yang teknik dan peraturannya yang lebih sederhana. Futsal

adalah olahraga yang ada di dalam ruangan, dengan jumlah pemain yang

relatif sedikit yaitu hanya 5 orang pemain dengan lapangan yang lebih

kecil (Sunarno, 2009).

Karakteristik olahraga futsal adalah membutuhkan daya tahan

kecepatan, daya tahan kekuatan, dan kelincahan dalam waktu yang relatif

lama. Kelincahan merupakan salah satu komponen fisik yang banyak

dipergunakan dalam olahraga. Dalam permainan futsal kelincahan sangat

berperan penting untuk merubah arah, baik untuk mengejar atau

menghindari lawan serta bereaksi terhadap pergerakan bola. Oleh karena

itu untuk menunjang pergerakan yang cepat dibutuhkan kelincahan yang

baik.

Menurut Karyono (2011), kelincahan merupakan salah satu

komponen motorik yang diperlukan untuk semua aktifitas yang

membutuhkan kecepatan perubahan posisi tubuh dan bagian-bagiannya.

Selain itu seseorang harus mampu mengubah arah dengan cepat dan tepat

pada waktu bergerak tanpa kehilangan keseimbangan. Apabila setiap

pemain futsal memiliki kelincahan (agility) yang baik tentunya akan dapat

mendukung pergerakan pemain seperti mengejar atau menghindari lawan

serta bereaksi terhadap pergerakan bola. Beberapa orang dapat bergerak

secara cepat tetapi mereka tidak dapat melakukan perubahan arah

geraknya secara cepat, yang demikian tidak dapat dikatakan bahwa orang

tersebut lincah. Oleh karena itu, di dalam penelitian digunakan kerucut

(cone) sebagai rambu-rambu atau penanda perubahan arah untuk latihan

kelincahan (Sandler, 2005).

2. Rumusan Masalah

Apakah ada pengaruh cone drill exercise terhadap tingkat

kelincahan pada pemain futsal?

3

3. Tujuan Penelitian

Mengetahui pengaruh cone drill exercise terhadap tingkat

kelincahan pada pemain futsal.

B. KERANGKA TEORI

1. Futsal

Futsal merupakan permainan bola yang terdiri dari dua tim dengan

masing-masing anggota terdiri dari 2 regu dengan masing-masing anggota

regu terdiri dari 5 pemain utama dan maksimal 7 orang pemain cadangan.

Futsal berasal dari bahasa Spanyol yaitu “Futebol Sala” yang artinya

Sepakbola Ruangan (Difatama, 2005). Menurut Roesdiyanto (2008),

latihan futsal yang rutin dapat meningkatkan keterampilan, memperbaiki

kesegaran jasmani, dan terutama untuk mempersiapkan pemain untuk

menghadapi suatu pertandingan.

Futsal merupakan salah satu cabang olahraga yang memerlukan

kemampuan agility yang baik untuk setiap pemainnya yang berfungsi

untuk menghindari penjagaan (pressure) dari lawan yang sangat ketat,

dengan ukuran lapangan yang lebih kecil dibandingkan cabang olahraga

sepakbola umumnya (Nurhasan, 2007).

2. Kelincahan (Agility)

Kelincahan menurut Bal, 2011 (dalam Diputra, 2015) adalah

kemampuan untuk mempertahankan kontrol posisi tubuh saat mengubah

arah dengan cepat selama serangkaian gerakan, sehingga kelincahan

sangat penting untuk memaksimalkan pertandingan yang lebih baik.

Kelincahan juga merupakan faktor yang penting dalam mempengaruhi

kemampuan menggiring bola yang merupakan salah satu teknik dalam

permainan olahraga futsal.

Menurut Yudiana (2011), kelincahan sebagai kemampuan

seseorang untuk dapat mengubah arah dengan cepat dan tepat pada waktu

bergerak tanpa kehilangan keseimbangan yang dimilikinya. Kelincahan

merupakan gabungan dari kecepatan, koordinasi, kekuatan dan

fleksisbilitas (Restu, 2012). Dengan kemampuan kelincahan akan

memudahkan pemain untuk menggiring bola kehadapan gawang lawan,

bola yang digiring tetap lekat di kaki, mudah melewati halangan dan agar

tidak mudah bola diambil oleh lawan (Rohman, 2015). Sedangkan

menurut Diputra (2015), kelincahan adalah kemampuan untuk bergerak

mengubah arah dan posisi dengan cepat dan tepat sehingga memberikan

kemungkinan seseorang untuk melakukan gerakan kearah yang

4

berlawanan dan mengatasi situasi yang dihadapi lebih cepat tanpa

kehilangan keseimbangan.

Sehingga dari pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa

kelincahan adalah kemampuan untuk merubah posisi tubuh dan arah

gerakan secara cepat, tepat dan efisien tanpa kehilangan keseimbangan.

Dimana kelincahan ini terbentuk dari adanya kecepatan, koordinasi,

kekuatan dan fleksibilitas yang baik.

Secara fisiologis peningkatan kelincahan dapat terjadi pada 4-6

minggu latihan dengan intensitas tinggi dan progresif dimana hal ini

menyebabkan CNS (Centre Nerve System) mendapatkan stimulasi yang

cukup tanpa adanya cidera olahraga atau kelelahan (Miller, 2006). Adanya

latihan fisik yang terprogram, terukur, dan teratur akan memberikan

stimulasi dan menyebabkan terjadinya penyesuaian terhadap kerja fisik

yang meningkat baik dari segi fisiologis maupun psikologis.

Perubahan fisiologis yang terjadi akibat latihan kelincahan yang

terprogram, terukur dan teratur ditandai dengan meningkatnya fungsi

organ tubuh dan otot, yang akhirnya akan memberikan efisiensi gerak bagi

pelakunya dan menimbulkan adaptasi saraf. Mekanisme adaptasi saraf

yang terjadi akibat latihan menyebabkan meningkatnya gaya kontraksi

otot yang disadari secara langsung karena meningkatnya aktivasi otot

penggerak utama, otot-otot sinergis berkontraksi lebih tepat, dan

meningkatkan inhibisi otot antagonis (Ismaryati, 2008).

3. Cone Drill Exercise

1. Definisi Cone Drill Exercise

Salah satu bentuk penanganan yang dilakukan oleh fisioterapi

adalah dengan memberikan suatu latihan atau olahraga yang bersifat

teratur dan terarah untuk meningkatkan kemampuan agility yaitu dengan

salah satu bentuk latihan agility berupa cone drill exercise. Cone drill

exercise merupakan strategi untuk mengoptimalkan kelincahan melalui

kontraksi otot dan suatu bentuk latihan untuk menambah agility

ketangkasan seorang dalam bermain futsal dan olahraga yang bersifat

games dan membutuhkan agility lainnya (Nurhasan, 2007). Latihan

tersebut dapat meningkatkan kelincahan karena dapat menstimulasi saraf

sehingga menyebabkan saraf tersebut terstimulasi. Latihan dengan

menggunakan benda berbentuk kerucut sebagai patokan untuk tujuan akhir

merubah gerakan (Wood, 2011).

2. Tujuan Cone Drill Exercise

5

Dalam latihan ini otot quadrisep dan otot hamstring menjadi

pendukung dalam kelincahan dan bekerja bersama untuk membentuk

kekuatan berlari dan kestabilan otot yang bertujuan mempertahankan

stabilitas tubuh saat hendak berlari menuju kerucut (cone) yang satu dan

kemudian merubah arah gerakan menuju kerucut yang lainnya. Selain itu

cone drill exercise juga dapat meningkatkan stabilisasi otot tungkai dan

kekuatan berlari yang merupakan salah satu komponen dari agility (Wood,

2011).

3. Program dan Dosis Cone Drill Exercise

Menurut Halim (2011), program cone drill exercise ini dilakukan

minimal 3 kali perminggu dan diselingi satu hari istirahat untuk

memberikan kesempatan kepada otot untuk berkembang dan beradaptasi

pada hari istirahat tersebut, selain itu ketahanan seseorang akan menurun

setelah 48 jam tidak melakukan latihan. Jadi sebelum ketahanan menurun

harus sudah berlatih lagi. Latihan ini dilaksanakan 4 minggu agar

mengasilkan efek yang optimal.

Cone drill exercise dilakukan dengan cara pemain bola menggiring

bola melewati cone yang sudah di persiapkan dengan gerakan zig-zag

dengan pengulangan 6 kali bolak-balik dikarenakan jarak dan jumlah

pengulangan tidak boleh terlalu jauh agar tidak menyebabkan kelelahan

bagi si pemain (Nurhasan, 2007).

C. METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan di Lapangan Futsal Hatrick Surakarta.

Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan April-Mei selama 4 minggu

dengan frekuensi 3 kali dalam seminggu. Jenis penelitian ini adalah quasi

experiment dengan desain penelitian one group pretest-posttest with group

control design. Populasi terdiri dari 30 orang pemain futsal yang sesuai

dengan kriteria inklusi dan eksklusi adalah sebanyak 20 orang pemain

dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok kontrol dan kelompok

perlakuan. Tehnik analisa data menggunakan uji Shapiro wilk untuk uji

normalitas, uji paired sample T-test untuk uji pengaruh, dan independent

sample T-test untuk uji beda pengaruh.

D. HASIL PENELITIAN

6

1. Hasil Penelitian Berdasarkan Karakteristik Responden

Tabel 4.1 Hasil Penelitian Berdasarkan Karakteristik Responden Usia dan

Indeks Massa Tubuh (IMT)

No. Karakteristik

Perlakuan Kontrol

Jumlah Persentase Jumlah Persentase

1. Usia

19 Tahun

20 Tahun

21 Tahun

3

5

2

30%

50%

20%

0

5

5

0%

50%

50%

2 IMT

Sangat Kurus

Kurus

Normal

Gemuk

Obesitas

0

1

9

0

0

0%

10%

90%

0%

0%

0

1

8

0

0

0%

2%

8%

0%

0%

Berdasarkan tabel 4.1, diketahui bahwa pemain futsal dengan usia 19

tahun sebanyak 3 orang (30%) pemain pada kelompok perlakuan dan tidak

ada pemain futsal di usia 19 tahun pada kelompok kontrol, sedangkan usia 20

tahun sebanyak 5 orang (50%) pemain pada kelompok perlakuan dan 5 orang

(50%) pemain pada kelompok kontrol. Pada usia 21 tahun terdapat 2 orang

(20%) pemain pada kelompok perlakuan dan 5 orang (50%) pemain pada

kelompok kontrol. Sehingga untuk karakteristik usia lebih dominan untuk usia

20 tahun. Kemudian jika dibandingkan berdasarkan karakteristik indeks

massa tubuh, diketahui bahwa responden pada kelompok perlakuan dan

kontrol tidak ada yang sangat kurus, gemuk, dan obesitas. Kategori kurus

pada kelompok perlakuan ada 1 orang (10%) dan pada kelompok kontrol ada

2 orang (20%), untuk kategori normal pada kelompok perlakuan ada 9 orang

(90%) dan pada kelompok kontrol ada 8 orang (80%). Dari tabel diatas dapat

dilihat untuk pemain dengan IMT normal sangat mempengaruhi kelincahan

dibanding pemain dengan IMT kurus.

2. Uji Normalitas Data

Uji data yang digunakan adalah uji shapiro wilk dengan jumlah

responden 20 orang, peniliti menggunakan uji Shapiro wilk bertujuan

7

untuk menguji kenormalan data dengan interprestasi apabila nilai p > 0,05

maka data berdistribusi normal atau sebaliknya.

Tabel 4.4 Hasil uji normalitas data

No. Variable

P-Value

Perlakuan Kontrol

1. Pre test 0,422 0,255

2. Post test 0,376 0,334

Berdasarkan tabel 4.4, setelah dilakukan uji normalitas

menggunakan Uji shapiro wilk test didapatkan data dari kedua kelompok

berdistribusi normal yaitu p > 0,05.

E. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan dari hasil analisis dan perhitungan uji statistik dapat

disimpulkan terdapat pengaruh cone drill exercise terhadap kelincahan

pada pemain futsal pria usia 19-21 tahun dengan p-value 0,000.

B. Saran

1. Bagi Institusi Pendidikan

Cone drill exercise dapat digunakan sebagai salah satu latihan yang

digunakan untuk meningkatkan kelincahan pada pemain futsal.

2. Bagi Peneliti Selanjutnya

a. Untuk peneliti selanjutnya agar dapat memaksimalkan latihan

cone drill dengan metode yang lebih menarik.

b. Untuk peneliti selanjutnya untuk menambah responden agar

hasil penelitian lebih optimal dari sebelumnya.

c. Untuk penelitian selanjutnya dapat mengembangkan manfaat

yang didapat dari cone drill exercise selain terhadap

kelincahan, seperti terhadap kecepatan, keseimbangan ataupun

kekuatan.

8

DAFTAR PUSTAKA

Difatama. 2005. Kamus Pintar Futsal Edisi Khusus Majalah Soccer. Jakarta: Kompas

Grandmedia.

Diputra, Rahman. 2015. Pengaruh Latihan Three Cone Drill, Four Cone Drill dan

Five Cone Drill Terhadap Kelincahan (Agility) dan Kecepatan (Speed).

Jurnal Efektor, 27(7): 25-30.

Halim, Nur Ichsan. 2011. Tes dan Pengukuran Kesegaran Jasmani. Makassar: Badan

Penerbit Universitas Negeri Makassar.

Ismaryati, 2008. Peningkatan Kelincahan Atlet Melalui Penggunaan Metode

Kombinasi Latihan Sirkuit-Pliometrik Dan Berat Badan. Jurnal

Paedagogja, 11(1): 74-80.

Karyono. 2011. Pengaruh Metode Latihan dan Power Otot Tungkai terhadap

Kelincahan. Tesis. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.

Miller M.G., Jeremy J.H., Mark D.R., Christopher C. Cheatharm dan Timothy J.M.

2006. The effects of a 6-week plyometric training program on agility.

Journal of Sports Science and Medicine, 5(2): 459-465.

Nurhasan. 2007. Ilmu Kesehatan Olahraga. Bandung: FPOK UPI.

Restu Y.A. 2012. Pengaruh Latihan Shuttle Run Yang Disisipkan Dalam Bermain

Terhadap Peningkatan Kelincahan dan Daya Tahan Aerobik Atlet Bola Voli

Yuso Sleman Yunior. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.

Roesdiyanto., Budiwanto, S. 2008. Dasar-dasar Kepelatihan Olahraga. Malang:

Laboratorium Ilmu Keolahragaan, Jurusan Ilmu Keolahragaan, Universitas

Negeri Malang.

Rohman, Shonanar. 2015. Pengaruh Pelatihan Rope Jump dengan Metode Interval

Training Terhadap Kelincahan. Jurnal Kesehatan Olahraga, 3(1): 207-212.

Sandler, D. 2005. Sport Power Develop the Optimal, Combination of Size, Speed,

Strength. Dallas: Human Kinetics.

Sunarno. 2008. Futsal Sepak Bola dalam Ruangan. Semarang: Aneka Ilmu.

Wood, K., Saygin, O,, Babayigit Irez, G. 2011. Examining of reaction time of

professional soccer players according to their playing positions. Seluck

University Journal of Physical Education and Sport Science, 16(5): 25-27.

Yudiana., Sheppard J., Yon W. 2011. Agility literature review: Classifications,

training and testing. Journal Of Sport Sciences, 24(9): 919-924.