pengaruh pemanfaatan layanan video...
TRANSCRIPT
PENGARUH PEMANFAATAN LAYANAN VIDEO PEMBELAJARAN
DI PERPUSTAKAAN PUSTEKKOM KEMENDIKBUD TERHADAP
KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR BAGI GURU SMP DAN MTs
KECAMATAN CIPUTAT TIMUR
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Ilmu Perpustakaan (S.IP)
oleh :
NITA ADIYATI
NIM. 1111025100079
PROGRAM STUDI ILMU PERPUSTAKAAN
FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA 1436 H/2015 M
PENGARUH PEMANFAATAN LAYANAN VIDEO PEMBELAJARANDI PERPUSTAKAAN PUSTEI(KOM KEMENDIKBUD TERIIADAPKEGIATAN BELAJAR MENGAJAR BAGI GURU SMP DAN MTs
KECAMATAN CIPUTAT TIMUR
SkripsiDiajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana IImu Perpustakaan (S.IP)
oleh
Nita Adivati
NrM. 1111025100079
di bawah bimbingan
NrP. 19710103 200003 I 002
PROGRAM STUDI ILMU PE.RPUSTAKAANFAKULTAS ADAB DAN IIUMANIORA
UNIVERSIT.AS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAHJAKARTA 1436 H/2015 M
SURAT PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini
Nama
Nim
Jurusan
: Nita Adiyati
:1111025100079
: Ilmu'Perpustakaan
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang be{udul ooPengaruh Pemanfaatan
Layanan Video Pembelajaran di Perpustakaan Pustekkom Kemendikbud
terhadap Kegiatan Belajar Mengajar bagi Guru SMP dan MTs Kecamatan
Ciputat Timur" adalah benar merupakan karya sendiri dan tidak melalzukan
tindakan plagiat dalam penyusunan skripsi telah saya cantumkan sumber
pengutipannya dalam daftar pustaka.
Saya bersedia untuk melakukan proses yang semestinya sesuai dengan undang-
undang jika ternyata skripsi ini secara prinsip merupakan plagiat atau jiplakan dari
karya orang lain.
Demikian pernyataan ini dibuat dengan segala akibat yang timbul dikemudian hari
menjadi tanggung jawab saya.
4 September 2015
257 1647 16
lta Adryarl
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI
:Nita Adiyati
:1111025100079
Nama
NIM
Judul Skripsi :Pengaruh Pernanfaatan Layanan Video Pembelajaran Di Perpustakaan
Pustekkom Kemendikbud Terhadap Kegiatan Belajar Mengajar Bagi Gunr
SMP.dan MTs Kecamatan Ciputat Timur
Ujian Skripsi : Rabu, 23 September 2015
Sl'.ripsi tersebut telah diperbaiki sesuai saran dan komentar Tim Penguji sebagai syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (S1) pada Program Studi Ilmu Perpustakaan
Fakultas Aclab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
J akarta, 23 Septemb er 20 7 5
Tanda Tangan Tanggal
1. Ketua Sidang Pungki Pumomo. MLISNrP. 19641215199903 L 00s
2. Sekretaris Sidang
3. Pembimbing
4. Penguji I
;;'oooc32oo3 fu ,tr:a/rNIP. 196709t2 199903 | 002
iti
5. Penguji II
: Mukmin Supralzogi. M.SiNIP. 19620301 199903 1 001
: Ade Abdul Hak. M.Hum '
. NIP. 19710103 200003 1 002
: Lilik Istiqori),ah. M.Hum
trk ziltf
t0lo'7dc
iv
ABSTRAK
Nita Adiyati (1111025100079). Pengaruh Pemanfaatan Layanan Video
Pembelajaran di Perpustakaan Pustekkom Kemendikbud terhadap
Kegiatan Belajar Mengajar bagi Guru SMP dan MTs Kecamatan Ciputat
Timur. Di bawah bimbingan Ade Abdul Hak, M.Hum. Program Studi Ilmu
Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015.
Tujuan penelitian ini adalah : (1) untuk mengetahui tingkat pemanfaatan layanan
video pembelajaran di Perpustakaan Pustekkom Kemendikbud sebagai penunjang
kegiatan belajar mengajar bagi Guru SMP dan MTs Kecamatan Ciputat Timur, (2)
untuk mengetahui pengaruh pemanfaatan layanan video pembelajaran di
Perpustakaan Pustekkom Kemendikbud terhadap kegiatan belajar mengajar bagi
Guru SMP dan MTs Kecamatan Ciputat Timur. Jenis penelitian ini adalah
eksplanatif dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Teknik yang digunakan
untuk pengumpulan data adalah kuesioner. Sedangkan teknik analisis data
menggunakan regresi linier sederhana dengan bantuan software SPSS version 21.
Hasil penelitian menunjukan bahwa nilai rata-rata pemanfaatan layanan video
pembelajaran sebesar 2,81 dan kegiatan belajar mengajar sebesar 3,00. Kedua
nilai ini berada pada skala interval 2,50 – 3,24 yang berarti tinggi. Korelasi
variabel pemanfaatan layanan video pembelajaran dengan kegiatan belajar
mengajar sebesar 0,329 hal ini menunjukan bahwa nilai antara variabel tersebut
memiliki nilai skala dari 0,25 – 0,5 artinya mempunyai hubungan yang cukup
kuat. Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah tingkat pemanfataan
layanan video pembelajaran sebagai penunjang kegiatan belajar adalah tinggi dan
pemanfaatan layanan video pembelajaran di Perpustakaan Pustekkom
Kemendikbud mempengaruhi terhadap kegiatan belajar mengajar bagi Guru SMP
dan MTs Kecamatan Ciputat Timur.
Kata Kunci : Video Pembelajaran, Belajar Mengajar, Pustekkom.
v
ABSTRACT
Nita Adiyati (1111025100079). The Effect of Utilization a Video- Based Learning
Service toward Teaching and Learning Activities in Pustekkom-
Kemendikbud Library for the Teacher’s of Junior High School (SMP) and
MTs of East Ciputat Subdistrict. The college instructor of Ade Abdul Hak,
M.Hum. The Departement of Library and Information Science, the Faculty
of Adab and Humanities, Syarif Hidayatullah State Islamic University
(UIN) of Jakarta, 2015.
The aim of this research are : (1) to find of utilization rate a video–based learning
service as supporting teaching and learning activities in Pustekkom-Kemendikbud
Library for Teachers of Junior High School (SMP) and MTs of East Ciputat
Subdistrict, (2) to find out the effect of utilization a video-based learning service
toward teaching and learning activities in Pustekkom-Kemendikbud library for
Teachers of Junior High School (SMP) and MTs of East Ciputat Subdistrict. Type
of this research is explanative using a quantitative approach. The technique used
in data collection is the questionnaire. The technique of data analyzing uses a
simple linear regression with SPSS version 21. Results of the reseach showed that
the average value of the utilization of video-based learning services of 2.81 and
Teaching and learning activities of 3.00. Both the value of the scale interval is
2,50 – 3,24 wich mean high. The Video service of utilization variable correlation
learning for teaching and learning activities of 0,329 this indicates that the
variable has a value between the value of the scale from 0,25 – 0,5 mean shaving
a relationship that is strong enough. The conclusions derived from this reseach
was the rate of the utilization video-based learning service as acomplementary
learning activities is high and the utilization of video-based learning service
affects toward teaching and learning activities in Pustekkom-Kemendikbud
Library for Teachers of Junior High School (SMP) and MTs of East Ciputat
Subdistrict.
Keywords : Video Learning, Teaching and Learning, Pustekkom.
vi
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Alhamdulillahirrabbil’alamin, puji dan syukur penulis ucapkan hanya
kepada Allah SWT, yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini
guna melengkapi persyaratan mencapai gelar Sarjana Ilmu Perpustakaan (S.IP).
Shalawat serta salam semoga selalu terlimpah curahkan kepada junjungan kita
yakni Nabi besar Muhammad SAW beserta keluarga dan para sahabatnya.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih terdapat banyak
kekurangan, sehingga penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun
dalam penyempurnaan skripsi ini.
Penulis mengucapkan terima kasih yang teristimewa dan sebesar-besarnya
kepada kedua orang tua tercinta yaitu ayahanda Samudi dan Ibunda Muti’ah
beserta keluarga tercinta yang telah memberikan dukungan dan do’a tiada batas
kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari dalam penyelesaian skripsi ini tentu tidak lepas dari
dukungan semua pihak yang meluangkan waktunya untuk membantu penulis.
Maka pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bpk. Prof. Dr. Dede Rosyada, MA, selaku Rektor UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
2. Bpk. Prof. Dr. Sukron Kamil, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Adab dan
Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Bpk. Pungki Purnomo, MLIS, selaku Ketua Jurusan Ilmu Perpustakaan UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
vii
4. Bpk. Mukmin Suprayogi, M.Si, selaku Sekretaris Jurusan Ilmu Perpustakaan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Bpk. Ade Abdul Hak, M.Hum, selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang tak
pernah lelah membantu, mengarahkan dan menuntun penulis untuk dapat
menyelesaikan skripsi ini.
6. Ibu Siti Maryam, M.Hum, selaku dosen pembimbing akademik yang telah
membantu dan mengarahkan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
7. Ibu Lilik Istiqoriyah, M.Hum selaku penguji I dan Bpk. Nuryudi, MLIS selaku
Penguji II yang telah memberikan kritikan dan saran kepada penulis dalam
perbaikan dan penyelesaian skripsi ini.
8. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Ilmu Perpustakaan yang mencurahkan
ilmunya begitu banyak sebagai bekal masa depan penulis.
9. Bpk. Bambang Susanto, M.Hum selaku Kepala Perpustakaan Pustekkom
Kemendikbud dan Bpk. Moh. Yusuf Triwidodo selaku bagian pengolahan dan
akuisisi yang banyak membantu dan mengarahkan penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini.
10. Semua pihak Perpustakaan Pustekkom Kemendikbud yang telah bersedia
memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian.
11. Semua pihak sekolah SMP dan MTs Kecamatan Ciputat Timur beserta para
Guru yang telah bersedia meluangkan waktunya membantu penulis untuk
mengisi kuesioner penelitian.
12. Terimakasih kepada BIDIKMISI dan semua pihak pengelola yang telah
memberikan kepercayaan dan bantuan beasiswa selama perkuliahan di UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta, sehingga impian penulis bisa terwujud.
viii
13. Kepada seluruh Bapak/Ibu Guru MAN Kragilan pahlwan tanpa tanda jasa yang
telah memberikan ilmu pengetahuan selama di sekolah, khususnya Bpk. AM.
Masruri, S.Psi dan Bpk. Ifni Kurniawan, S.Pd yang sejak awal telah membantu
dan mendukung penulis untuk melanjutkan kuliah di UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
14. Terimakasih kepada teman-teman seperjuangan IPI angkatan 2011 khususnya
IPI C yang telah memberikan semangat. Khususnya Robi’atul Hasanah S.IP,
Intan Wulandari yang selalu mendukung penulis. Arik Suprapti S.IP yang
selalu memberikan arahan, semangat, tetap peduli dan telah meluangkan
waktunya membantu penulis dalam menyebarkan kuesioner ke sekolah-
sekolah.
15. Terimakasih kepada kakak dan sahabatku seperjuangan yaitu Tati Rohayati,
S.Hum, Yanti Susilawati, S.Hum, Ika Yulita, S.E.Sy, Iim Rosadi, S.H.Sy, Didi
Nahtadi S.H.Sy, Tuti Alawiyah dan Mu’min Aziz yang selalu memberikan
semangat dan dukungan. Tidak lupa juga kepada Edi Junaedi, S.T yang selalu
memberikan motivasi, semangat, arahan, kritikan, dukungan moral maupun
materil dan do’a kepada penulis dalam penyelesaian skripsi ini.
16. Terimakasih kepada teman-teman KKN SEMUTGENI 2014 (Semangat Muda
Generasi Masa Kini) teruntuk bang Wanda, bang Dirga, bang Zulfahmi, bang
Noprian, ka Rudi, Ida, Neli, Sari, Rantina, dan Dede Ardi yang selalu
memberikan dukungan, canda, dan tawa kepada penulis.
17. Terimakasih kepada teman-teman MAHASANTRI MA’HAD UIN JAKARTA
yang sama-sama berjuang untuk menggapai cita-cita, selalu memberikan
semangat dan motivasi kepada penulis.
ix
18. Dan semua orang yang sudah banyak mendukung dalam menyelesaikan skripsi
ini, yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terima kasih untuk segalanya.
Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan dan do’a yang sudah diberikan
kepada penulis. Aamiin yaa rabbal’aalamiin.
Ciputat, 14 September 2015
Nita Adiyati
x
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN …………………………………………………... i
SURAT PERNYATAAN …………………………………………………….. ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ……………………………… iii
ABSTRAK …………………………………………………………………….. iv
ABSTRACT …………………………………………………………………… v
KATA PENGANTAR ………………………………………………………… vi
DAFTAR ISI ……………………………………………………………......... x
DAFTAR TABEL ………………………………………………………......... xiv
DAFTAR GAMBAR …………………………………………………………. xvi
DAFTAR LAMPIRAN ………………………………………………………. xvii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ………………………………………………....... 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah …………………………… 6
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ………………………………...... 7
D. Definisi Istilah …………………………………………………….. 8
E. Sistematika Penulisan …………………………………………….. 9
BAB II TINJAUAN LITERATUR
A. Perpustakaan Khusus
1. Definisi Perpustakaan Khusus ………………………………. 11
2. Ciri dan Tugas Perpustakaan Khusus ……………………….. 13
3. Tujuan dan Fungsi Perpustakaan Khusus ………………........ 14
4. Koleksi Perpustakaan Khusus ……………………………….. 16
5. Layanan Perpustakaan Khusus ………………………………. 17
xi
B. Video Pembelajaran
1. Definisi Video Pembelajaran …………………………………. 18
2. Tujuan Video Pembelajaran…………………………………… 19
3. Karakteristik Video Pembelajaran …………………………… 20
4. Kelebihan dan Kelemahan Video Pembelajaran ……………. 21
5. Pengembangan Layanan Pengadaan Video Pembelajaran …… 23
6. Layanan Video Pembelajaran ………………………………… 32
7. Promosi Perpustakaan ………………………………………..... 34
C. Kegiatan Belajar Mengajar (Pembelajaran)
1. Definisi Pembelajaran …………………………………………. 35
2. Tujuan Pembelajaran ………………………………………….. 37
3. Komponen Pembelajaran …………………………………...... 38
D. Hubungan Layanan Video Pembelajaran dengan Kegiatan
Belajar Mengajar …………………………………………………... 45
E. Penelitian Terdahulu ………………………………………………. 48
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian ………………………………….. 51
B. Sumber Data ……………………………………………………….. 52
C. Populasi dan Sampel ……………………………………………….. 53
D. Instrumen Penelitian ………………………………………………... 55
E. Desain Penelitian …………………………………………………… 57
F. Skala Pengukuran ………………………………………………….. 58
G. Teknik Pengumpulan Data ………………………………………… 59
H. Teknik Pengolahan Data ………………………………………….. 60
xii
I. Teknik Analisis Data ………………………………………………. 62
J. Hipotesis ……………………………………………………………. 71
K. Jadwal Penelitian …………………………………………………… 72
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Profil Objek Penelitian
1. Sejarah Berdirinya Perpustakaan Pustekkom …………………... 74
2. Visi dan Misi Perpustakaan Pustekkom ………………………... 75
3. Personalia (SDM) …………………………................................. 76
4. Struktur Organisasi ……………………………………………... 76
5. Tata Tertib ……………………………………………………… 76
6. Koleksi ………………………………………………………….. 78
7. Layanan ……………………………………………………….. 78
B. Hasil Penelitian
1. Profil Responden
a. Karakteristik Profil Responden
1) Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin …. 82
2) Karakteristik Responden Berdasarkan Bidang Pelajaran…. .83
2. Deskripsi Responden Berdasarkan Variabel …………………. 84
3. Hasil Uji Kualitas Data
a. Uji Validitas Data …………………………………………... 98
b. Uji Reliabilitas ……………………………………………… 102
4. Hasil Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas ……………………………………………… 106
b. Uji Multikolonieritas ………………………………………. 109
xiii
c. Uji Heteroskedastisitas …………………………………….. 110
5. Analisis Regresi Sederhana
a. Uji Koefisien Determinasi (R2)…………………………...... 111
b. Uji Signifikansi Simultan (Uji F) ………………………….. 112
c. Uji Signifikansi Parsial (Uji T) …………………………….. 113
d. Uji Analisis Korelasi Antar Variabel ………………………. 114
e. Menghitung Pengaruh Langsung……………………….…… 115
f. Menghitung Pengaruh Tidak Langsung…………………...... 116
g. Menghitung Pengaruh Total ……………………………….. 116
h. Diagram Jalur ………………………………………………. 116
C. Pembahasan ……………………………………………………….... 117
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan …………………………………………………………. 125
B. Saran ……………………………………………………………...... 126
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………. 128
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Aspek Perpustakaan Khusus…………………………………………… 12
Tabel 2 Konsep dan Sudut Pandang Pembelajaran…………………………… 37
Tabel 3 Kisi-kisi Instrumen Penelitian………………………………………… 55
Tabel 4 Pemberian Skor/Nilai Skala Pengukuran………………………......... 58
Tabel 5 Parameter Penafsiran Data …………………………………………… 61
Tabel 6 Pengkodean Jawaban Responden ………………….............……….. 62
Tabel 7 Jadwal Penelitian……………………………………………………… 72
Tabel 8 Tingkat Pengembalian Kuesioner …………………………………… 81
Tabel 9 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ……….. 82
Tabel 10 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Bidang Pelajaran……… 83
Tabel 11 Penyataan 1 …………………………………………………………… 84
Tabel 12 Pernyataan 2 ………………………………………………………….. 85
Tabel 13 Pernyataan 3 …………………………………………………………. 86
Tabel 14 Pernyataan 4 …………………………………………………………. 87
Tabel 15 Pernyataan 5 ………………………………………………………… 88
Tabel 16 Pernyataan 6 ………………………………………………………… 89
Tabel 17 Pernyataan 7 ………………………………………………………… 90
Tabel 18 Pernyataan 8 ………………………………………………………… 91
Tabel 19 Pernyataan 9 ……………………………………………………….. 92
Tabel 20 Pernyataan 10 ………………………………………………………. 93
Tabel 21 Pernyataan 11 ……………………………………………………… 94
Tabel 22 Pernyataan 12 ……………………………………………………… 95
xv
Tabel 23 Pernyataan 13 ……………………………………………………… 96
Tabel 24 Pernyataan 14 ……………………………………………………… 97
Tabel 25 Pernyataan 15 ………………………………………………………. 98
Tabel 26 Statistik Reliabilitas Skala Pemanfaatan Layanan Video
Pembelajaran…………………………………………………………………… 103
Tabel 27 Hasil Uji Statistik Total Item Reliabilitas Skala Pemanfaatan Layanan
Video Pembelajaran ……………………………………………………………. 103
Tabel 28 Statistik Reabilitas Skala Kegiatan Belajar Mengajar......................... 105
Tabel 29 Hasil Uji Reliability Total Item Statistics Skala Kegiatan Belajar
Mengajar……………………………………………………………………….. 106
Tabel 30 Hasil Uji Normalitas Pada One-Sample Kolmogorov-Smirnov Tes… 108
Tabel 31 Hasil Uji Multikolonieritas Kegiatan Belajar Mengajar ……………. 109
Tabel 32 Hasil Uji Koefisien Determinasi Kegiatan Belajar Mengajar ……… 111
Tabel 33 Hasil Uji Simultan F Kegiatan Belajar Mengajar ….......................... 112
Tabel 34 Hasil Uji T Pemanfaatan Layanan Video Pembelajaran …………….. 113
Tabel 35 Statistik Deskriptif Korelasi Antar Variabel ………………………… 114
Tabel 36 Hasil Uji Korelasi Antar Variabel …………………………………… 114
Tabel 37 Hasil Uji Hipotesis ………………………………………………...... 123
Tabel 38 Hasil Uji Nilai Rata-rata Variabel Perolehan Konstruk …………….. 124
Tabel 39 Hasil Uji Konstruk ………………………………………………...... 124
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Kerangka Pemikiran ……………………………………………….. 47
Gambar 2 Hubungan Antar Variabel………………………………………….. 57
Gambar 3 Struktur Organisasi Perpustakaan Pustekkom Kemendikbud …….. 76
Gambar 4 Hasil Uji Normalitas Regresi Pada Grafik Histogram …………….. 107
Gambar 5 Hasil Uji Normalitas Regresi Pada P-P Plot ……………………….. 107
Gambar 6 Hasil Uji Heteroskedastisitas Pada Scatterplot Regresi …………… 110
Gambar 7 Diagram Jalur ………………………………………………………. 116
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Tugas Menjadi Pembimbing ………………………………. 134
Lampiran 2 Surat Izin Ganti Judul Skripsi…………………………………….. 135
Lampiran 3 Penguji Skripsi …………………………………………………… 136
Lampiran 4 Surat Izin Penelitian ……………………………………………… 137
Lampiran 5 Surat Izin Permintaan Data Kemenag (EMIS) …………………… 138
Lampiran 6 Surat Izin Permintaan Data Dinas Pendidikan Tangsel …………... 139
Lampiran 7 Surat Izin Sebar Kuesioner ……………………………………….. 140
Lampiran 8 Kuesioner ………………………………………………………..... 141
Lampiran 9 Hasil Uji Validitas Variabel Pemanfaatan Layanan Video
Pembelajaran …………………………………………………………………... 146
Lampiran 10 Hasil Uji Validitas Variabel Kegiatan Belajar Mengajar ……….. 147
Lampiran 11Hasil Uji Statistik Deskriptif Pemanfaatan Layanan Video
Pembelajaran …………………………………………………………………… 148
Lampiran 12 Hasil Uji Statistik Deskriptif Kegiatan Belajar Mengajar ……… 148
Lampiran 13 Hasil Uji Statistik Deskriptif Nilai Rata-rata Variabel
Pemanfaatan Layanan Video Pembelajaran ………………………………….. 149
Lampiran 14 Hasil Uji Statistik Deskriptif Nilai Rata-rata Variabel
Kegiatan Belajar Mengajar ………………………………………………….... 149
Lampiran 15 Tabel r untuk df = 60-75…………………..……………………. 150
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sebagaimana menurut UU RI No. 43 Tahun 2007 tentang perpustakaan
menerangkan “perpustakaan adalah institusi pengelola koleksi karya tulis, karya
cetak, dan/atau karya rekam secara profesional dengan sistem yang baku guna
memenuhi kebutuhan pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi, dan rekreasi
para pemustaka”.1
Perpustakaan sebagai pusat informasi dan masyarakat yang membutuhkan
informasi ibarat dua sisi mata uang yang saling berhubungan yang tak dapat
dipisahkan antara satu dengan yang lain.2 Artinya perpustakaan dengan
masyarakat saling berkaitan dalam dunia informasi.
Perpustakaan merupakan sarana pemberi layanan informasi bagi seluruh
pengguna, baik bagi kalangan umum maupun kalangan dunia pendidikan.
Keberadaan perpustakaan memang sangat dibutuhkan karena menyediakan
sumber informasi sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan melayani tanpa
membedakan suku bangsa, agama, jenis kelamin, latar belakang, profesi, tingkat
sosial umur, jenjang pendidikan dan lain-lain.3
Perkembangan perpustakaan pada saat ini menunjukan bahwa
perpustakaan bukan hanya merupakan tempat untuk menyimpan atau mengoleksi
1Republik Indonesia, Undang-undang RI No 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan
(Jakarta: Perpustakaan Nasional RI, 2007), h. 2. 2Sutarno NS, Perpustakaan dan Masyarakat (Jakarta: Sagung Seto, 2006), h. 1.
3Kurniati, “Layanan Perpustakaan Berbasis Teknologi Informasi Pusat Sumber Belajar
KB-TK Islam 17 Al-Azhar Bintaro”, (Skripsi S1 Fakultas Adab dan Humaniora, UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, 2014), h. 1. Diakses pada 10 Februari 2015 dari
http://tulis.uinjkt.ac.idfilefile=digital119002-KURNIATI-FAH.pdf
2
buku, tetapi juga berperan sebagai tempat yang disebut the preservation of
knowledge. Artinya perpustakaan merupakan tempat untuk mengumpulkan,
memelihara, dan mengembangkan semua ilmu pengetahuan/gagasan manusia dari
zaman ke zaman.4 Melihat hal tersebut, peran perpustakaan telah berkembang
tidak hanya sebagai tempat untuk menyimpan dan mengumpulkan media cetak
akan tetapi juga sebagai tempat koleksi dan memelihara media non cetak.
Di Indonesia ada beberapa jenis perpustakaan salah satunya adalah
perpustakaan khusus. Perpustakaan khusus adalah perpustakaan yang berdiri di
bawah organisasi/lembaga yang menaunginya, di mana koleksi dan kegiatannya
diutamakan untuk staf atau karyawan dan kebutuhan dari organisasi tersebut.
Perpustakaan khusus memiliki visi dan misi yang disesuaikan dengan visi dan
misi dari lembaga atau organisasi yang menaunginya.
Perpustakaan Pustekkom merupakan salah satu contoh perpustakaan
khusus, perpustakaan ini berada di bawah naungan Kemendikbud, Sekretaris
Jendral Departemen Pendidikan Nasional. Pustekkom kepanjangan dari Pusat
Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan. Perpustakaan Pustekkom
terletak di Jl.R.E. Martadinata, Ciputat - Tangerang Selatan.
Pustekkom adalah salah satu unit kerja atau lembaga di lingkungan
Departemen Pendidikan Nasional. Seiring dengan kecanggihan teknologi,
Pustekkom mengembangkan model kegiatan pembelajaran dengan memanfaatkan
media internet. Berbagai materi pelajaran dapat diakses oleh guru, siswa atau
4Benny A. Pribadi, Media Teknologi (Jakarta: Universitas Terbuka, 2004), h. 1.1.
3
masyarakat luas pada umumnya melalui website yang dikembangkan oleh
Pustekkom.5
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya teknologi informasi
dan komunikasi (TIK) yang begitu cepat berkembang telah mempengaruhi semua
aspek kehidupan manusia, salah satunya dalam bidang pendidikan. Kendala
geografis bisa diatasi dengan mudah melalui TIK. Bentuk TIK yang populer di
masyarakat adalah media televisi. Media televisi begitu digemari masyarakat
Indonesia yang hadir menyajikan pesan audio, visual, dan gerak. Televisi sangat
mudah bisa membawa pesan pendidikan (pembelajaran) sesuai sasaran yang telah
ditetapkan. Bahkan dengan kelebihannya, televisi mampu menyajikan pesan,
memberikan penekanan kepada pesan-pesan yang diinginkan agar mudah dicerna
oleh sasaran.6
Salah satu produk unggulan dari Pustekkom Kemendikbud yaitu Televisi
Edukasi yang disingkat dengan TVE. TVE merupakan salah satu stasiun televisi
pemerintah yang berkedudukan di bawah Pustekkom yang memiliki peran serta
dalam upaya pencerdasan anak bangsa dengan menghadirkan berbagai layanan
siaran pendidikan yang berkualitas untuk menunjang tujuan pendidikan nasional.
Visi TVE adalah menjadi siaran televisi pendidikan yang santun dan
mencerdaskan, sedangkan misinya adalah menyiarkan program yang
mencerdaskan masyarakat, menjadi tauladan masyarakat, menyebarluaskan
5Pustekkom Kemendikbud, “Televisi Edukasi”, artikel diakses pada 22 Februari dari
http://pustekkomkemdikbud.blogspot.com/p/profile.html 6Purwanto, dkk, 30 Tahun Kiprah Pustekkom dalam Pendidikan (Jakarta: Pustekkom
Depdiknas, 2009), h. 98.
4
informasi dan kebijakan-kebijakan Depdiknas, dan mendorong masyarakat gemar
belajar. Televisi Edukasi bisa diakses di http://tve.kemendikbud.go.id 7
Salah satu fasilitas yang disediakan TVE yaitu video pembelajaran. Video
pembelajaran tersebut berisi tentang materi pelajaran dari semua jenjang
pendidikan, salah satu contohnya tingkat SMP dan MTs. Video pembelajaran
yang disediakan oleh Pustekkom bisa diakses di http://video.kemdikbud.go.id.
Video pembelajaran tersebut dapat diakses secara bebas dan diunduh secara gratis
oleh seluruh masyarakat termasuk guru.
Video pembelajaran yang disediakan oleh Perpustakaan Pustekkom
berperan penting dalam membantu pendidikan sekolah dan guru sebagai pamong
dalam memberikan materi pelajaran yang interaktif. Guru berperan penting dalam
kegiatan belajar mengajar. Peran guru sebagai pengembang ilmu sangat besar
untuk memilih dan melaksanakan pembelajaran yang tepat dan efisien bagi
peserta didik bukan hanya pembelajaran berbasis konvensional. Agar menarik
perhatian anak didik, maka dibutuhkan suatu media pembelajaran yang lebih
menarik minat siswa dan memberikan kemudahan untuk memahami materi karena
penyajiannya yang interaktif.8
Sejak Juli 2009 sampai saat ini siaran TVE dapat diakses melalui jalur
internet dan intranet (Jardiknas) secara real time seperti menonton televisi melalui
parabola. Video pembelajaran yang ada dalam TVE bisa diakses secara bebas dan
diunduh secara gratis oleh seluruh masyarkat untuk memenuhi kebutuhan
7Pustekkom Kemendikbud, “Televisi Edukasi”, artikel diakses pada 22 Februari dari
http://pustekkomkemdikbud.blogspot.com/2012/08/televisi-edukasi.html 8Indra Aditya, “Pemanfaatan Video Pembelajaran sebagai Sumber Belajar bagi Siswa
Kelas 1 Program Studi Teknik Bangunan Gedung di SMK Negeri 2 Surakarta (Pada Mata
Pelajaran Praktek Batu)”, (Skripsi S1 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas
Maret Surakarta, 2011), h.1. Diakses pada 18 Februari 2015 dari
http://eprints.uns.ac.id/5550/1/207351812201102101.pdf
5
informasi pendidikan. Peningkatan kualitas dan kapasitas layanan TVE dan video
pembelajaran kepada pemirsa khususnya guru tidak akan ada artinya jika tidak
ada yang memanfaatkannya.
Kecamatan Ciputat Timur dengan melihat letak geografisnya merupakan
salah satu wilayah yang dekat dengan Pustekkom, diharapkan wilayah yang dekat
dengan Pustekkom dapat mengetahui dan memanfaatkan layanan video
pembelajaran. Sebaliknya akan sangat disayangkan apabila wilayah yang dekat
dengan Pustekkom tidak mengetahui dan tidak memanfaatkan layanan video
pembelajaran yang dapat diunduh secara gratis tersebut.
Pada dekade 1980-an Pustekkom mendukung program peningkatan akses
memperoleh pendidikan jenjang SMP. Sejak dicanangkannya Program Wajib
Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun (Wajar Diknas 9 Tahun) oleh
Pemerintah Republik Indonesia pada tanggal 2 Mei 1994 maka seluruh warga
negara RI memiliki kewajiban untuk menyelesaikan pendidikan formalnya
serendah-rendahnya hingga jenjang SMP. Sebagai konsekuensinya pemerintah
secara yuridis juga mempunyai kewajiban untuk memberikan layanan pendidikan
secara gratis kepada seluruh warga negara RI. Dengan demikian, pemerintah
harus memberikan sarana prasarana, infrastruktur, peralatan dan fasilitas yang
didalamnya terdapat layanan informasi pembelajaran ke sekolah SMP/MTs. 9
Layanan video pembelajaran pada TVE merupakan salah satu layanan
informasi pembelajaran guna sebagai penunjang kegiatan belajar mengajar.
Namun, permasalahannya apakah layanan video pembelajaran yang disediakan
oleh Pustekkom dan Perpustakaan Pustekkom dimanfaatkan oleh Guru SMP dan
9Purwanto, dkk, 30 Tahun Kiprah Pustekkom dalam Pendidikan, h. 49.
6
MTs Kecamatan Ciputat Timur sebagai media pembelajaran dengan
pengembangan layanan berbasis internet (TVE) dan apakah pemanfaatan layanan
video pembelajaran tersebut mempengaruhi terhadap kegiatan belajar mengajar
bagi Guru SMP dan MTs Kecamatan Ciputat Timur?.
Untuk mengetahui apakah layanan video pembelajaran yang diberikan
oleh Pustekkom dan Perpustakaan Pustekkom telah memenuhi kebutuhan
informasi pembelajaran maka perpustakaan dapat mengetahuinya melalui
pandangan pemakai terhadap layanan tersebut dan pengaruhnya terhadap kegiatan
belajar mengajar.
Dari uraian di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang
dituangkan kedalam bentuk skripsi berjudul “Pengaruh Pemanfaatan Layanan
Video Pembelajaran di Perpustakaan Pustekkom Kemendikbud terhadap
Kegiatan Belajar Mengajar bagi Guru SMP dan MTs Kecamatan Ciputat
Timur”.
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Agar penelitian ini lebih terarah dan tidak meluas, maka penulis membatasi
masalah penelitian sebagai berikut:
a. Tingkat pemanfaatan layanan video pembelajaran di Perpustakaan
Pustekkom Kemendikbud sebagai penunjang kegiatan belajar mengajar
bagi Guru SMP dan MTs Kecamatan Ciputat Timur.
7
b. Pengaruh layanan video pembelajaran di Perpustakaan Pustekkom
Kemendikbud terhadap kegiatan belajar mengajar bagi Guru SMP dan MTs
Kecamatan Ciputat Timur.
2. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah tersebut kemudian dirumuskan masalah
sebagai berikut:
a. Bagaimana tingkat pemanfaatan layanan video pembelajaran di
Perpustakaan Pustekkom Kemendikbud sebagai penunjang kegiatan
belajar mengajar bagi Guru SMP dan MTs Kecamatan Ciputat Timur?
b. Bagaimana pengaruh pemanfaatan layanan video pembelajaran di
Perpustakaan Pustekkom Kemendikbud terhadap kegiatan belajar
mengajar bagi Guru SMP dan MTs Kecamatan Ciputat Timur?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Mengetahui tingkat pemanfaatan layanan video pembelajaran di
Perpustakaan Pustekkom Kemendikbud sebagai penunjang kegiatan belajar
mengajar bagi Guru SMP dan MTs Kecamatan Ciputat Timur.
b. Mengetahui pengaruh pemanfaatan layanan video pembelajaran di
Perpustakaan Pustekkom Kemendikbud terhadap kegiatan belajar mengajar
bagi Guru SMP dan MTs Kecamatan Ciputat Timur.
8
2. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut:
a. Bagi penulis, penelitian ini dapat menambah pengetahuan tentang
pemanfaatan layanan video pembelajaran di Perpustakaan Pustekkom
Kemendikbud dan pengalaman dalam hal karya tulis ilmiah.
b. Bagi lembaga dan perpustakaan Pustekkom Kemendikbud, penelitian ini
diharapkan dapat memberikan kontribusi mengenai pemanfaatan layanan
video pembelajaran dalam upaya penyebaran informasi secara maksimal.
c. Bagi semua pihak pengguna terutama guru, penelitian ini diharapkan
memberikan sumbangan pengetahuan sebagai penambah, bahan acuan dan
perbandingan di masa yang akan datang dalam memberikan media
pembelajaran yang interaktif kepada anak didik.
D. Definisi Istilah
1. Perpustakaan Khusus
Perpustakaan khusus adalah salah satu jenis perpustakaan yang dibentuk oleh
suatu lembaga pemerintah atau swasta, asosiasi yang menangani dan
mempunyai misi pada bidang tertentu dengan tujuan tertentu untuk memenuhi
kebutuhan pemakai dilingkungannya baik dalam pengolahan maupun
pelayanan informasi. 10
10
Diah Titik Kusuma Ningrum, “Pelayanan Informasi pada Perpustakaan Badan
Kepegawaian Negara (BKN)”, (Skripsi S1 Fakultas Adab dan Humaniora, UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, 2011), h. 13. Diakses pada 18 Februari 2015 dari
http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/494/1/103206-
DIAH%20TITIEK%20KUSUMA%20NINGRUM-FAH.PDF
9
2. Video Pembelajaran
Video pembelajaran adalah media pembelajaran berbasis multimedia yang
efektif melalui presentasi visual (gambar) dan audio (suara) dapat memberikan
ilusi ataupun fantasi terhadap gambar yang bergerak sehingga memberikan
kesan yang berbeda pada penonton (siswa) pada saat proses pembelajaran. 11
3. Kegiatan Belajar Mengajar (pembelajaran)
Pembelajaran adalah suatu konsep dari dua dimensi kegiatan yaitu belajar dan
mengajar yang harus direncanakan dan diaktualisasikan, serta diarahkan pada
pencapaian tujuan atau penguasaan sejumlah kompetensi dan indikatornya
sebagai gambaran hasil belajar. 12
E. Sistematika Penulisan
Pada sistematika penulisan ini, diuraikan secara sistematis bab per bab,
dimana antara bab yang satu dengan bab lainnya merupakan suatu rangkaian.
Agar memudahkan pemahaman penulisan skripsi ini dibagi menjadi 5 bab, tiap-
tiap bab dibagi menjadi beberapa sub bab, sedangkan kerangka uraianya berisikan
dengan rincian sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini berisi landasan umum yang diperlukan dalam proses
penelitian. Landasan umum tersebut, penulis membahas latar belakang,
11
Anang Nugroho, “Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran Berbasis Power Point
dengan Video dan Animasi terhadap Motivasi Belajar dan Prestasi Belajar pada Materi Perawatan
Unit Kopling Siswa Kelas 2 Jurusan Teknik Kendaraan Ringan SMK PIRI 1 Yogyakarta”, (Skripsi
S1 Fakultas Teknik, Universitas Negeri Yogyakarta, 2015), h. 22. Diakses pada 17 September
2015 dari http://eprints.uny.ac.id261591Anang%20N%2010504244019.pdf 12
Abdul Majid, Strategi Pembelajaran (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset, 2013),
h. 5.
10
pembatasan dan perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat
penelitian, metode penelitian, definisi istilah dan sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN LITERATUR
Pada bab ini penulis membahas tentang tinjauan perpustakaan khusus
secara umum, kemudian membahas tentang video pembelajaran dan
kegiatan belajar mengajar (pembelajaran) secara umum disertai dengan
konsep hubungan layanan video pembelajaran dengan kegiatan belajar
mengajar (kerangka pemikiran) dan penelitian terdahulu.
BAB III METODE PENELITIAN
Pada bab ini penulis membahas tentang jenis dan pendekatan penelitian,
sumber data, populasi dan sampel, teknik pengumpulan data, teknik
pengolahan data, teknik analisis data, hipotesis, dan jadwal penelitian.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini berisi profil objek penelitian, hasil penelitian dan
pembahasan tentang pengaruh pemanfaatan layanan video pembelajaran
di Perpustakaan Pustekkom Kemendikbud terhadap kegiatan belajar
mengajar bagi Guru SMP dan MTs Kecamatan Ciputat Timur.
BAB V PENUTUP
Pada bab ini berisi kesimpulan hasil penelitian dan saran yang dianjurkan
oleh penulis mengenai permasalahan yang diangkat dan telah diteliti.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
11
BAB II
TINJAUAN LITERATUR
A. Perpustakaan Khusus
1. Definisi Perpustakaan Khusus
Banyak sekali definisi perpustakaan khusus menurut para ahli.
Misalnya definisi perpustakaan khusus menurut Sutarno NS, mendefinisikan
sebagai berikut.
“perpustakaan khusus adalah perpustakaan yang berada pada suatu
instansi atau lembaga tertentu, baik pemerintah maupun swasta dan sekaligus
sebagai pengelola dan penanggung jawabnya. Istilah khusus yakni bertugas
melayani lembaga dan pegawai pada instansi yang bersangkutan. Kekhususan
perpustakaan terletak pada pengelolaan, koleksi, dan pemakai dan tempat.”1
Sedangkan definisi perpustakaan khusus menurut Soekarman, sebagai
berikut.
“perpustakaan khusus adalah salah satu jenis perpustakaan yang
dibentuk oleh lembaga pemerintah atau perusahaan atau asosiasi yang
menangani dan mempunyai misi bidang tertentu dengan tujuan pengembangan
untuk memenuhi kebutuhan informasi di lingkungan dalam rangka mendukung
pengembangan dan peningkatan lembaga maupun kemampuan sumber daya
manusia.”2
Perpustakaan khusus disebut juga sebagai tempat penelitian dan
pengembangan, pusat kajian, penunjang pendidikan dan pelatihan sumber daya
manusia (pegawai). Pada umumnya, orang luar diperbolehkan menggunakan
1Sutarno NS, Manajemen Perpustakaan: Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta: Sagung
Seto, 2006), h. 38-39. 2Soekarman K [et.all], Standar Perpustakaan Khusus (Jakarta: Proyek Pembinaan dan
Pengembangan Perpustakaan Nasional, 2002), h. 3.
12
perpustakaan dalam hal kepentingan penelitian, setelah mendapat izin dari
pejabat yang berwenang.3
Secara umum, perpustakaan khusus dapat dilihat dari berbagai aspek
seperti pada tabel 1 di bawah ini : 4
Tabel 1
Aspek Perpustakaan Khusus
ASPEK PERPUSTAKAAN KHUSUS
Kedudukan Bernaung di bawah instansi atau lembaga tertentu seperti
organisasi profesi, perusahaan, pusat studi, departemen,
dan sebagainya.
Cakupan Subjek Berkaitan erat dengan bidang/subjek tertentu (khusus)
dari berbagai disiplin ilmu.
Koleksi Mempunyai jenis-jenis koleksi yang mempunyai
informasi tertentu (bidang tertentu tergantung dari
spesifikasi perpustakaan) dan termuat dalam berbagai
media.
Pemakai Mempunyai pemakai dalam kelompok tertentu.
Fungsi Berfungsi untuk menyimpan, menemukan, memberikan
dan menyebarkan informasi secara cepat.
Dari definisi di atas dapat disimpulkan, perpustakaan khusus adalah
perpustakaan yang dibentuk dan berkedudukan di bawah naungan lembaga
pemerintah atau swasta untuk membantu tugas badan induknya. Perpustakaan
tersebut dimaksudkan untuk menunjang kegiatan lembaga induknya sebagai
sumber informasi, sumber referensi, sumber pengetahuan, memiliki kekhususan
dalam cakupan subjek, koleksi, pengolahan, fungsi dan pemakai.
3Sutarno NS, Perpustakaan dan Masyarakat (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2003), h.
39. 4Arif Surachman,“Pengelolaan Perpustakaan Khusus”, artikel diakses pada 14 November
2014 dari http://eprints.rclis.org/8633/1/Manajemen_Perpustakaan_Khusus.pdf
13
2. Ciri dan Tugas Perpustakaan Khusus
Perpustakaan khusus salah satu jenis perpustakaan yang dibentuk oleh
lembaga, baik itu pemerintah maupun swasta. Perpustakaan khusus memiliki
ciri dan tugas perpustakaan kepada lembaga induk yang menaunginya. Untuk
lebih jelasnya di bawah ini dijelaskan ciri dan tugas perpustakaan khusus
menurut beberapa para ahli.
Adapun ciri-ciri perpustakaan khusus menurut Sulistyo-Basuki sebagai
berikut:
a. Keanggotaan perpustakaan terbatas pada sejumlah anggota yang
ditentukan oleh kebijakan perpustakaan atau kebijakan badan induk tempat
perpustakaan tersebut.
b. Memiliki koleksi buku yang terbatas pada satu atau beberapa disiplin ilmu
saja, misalnya perpustakaan yang membatasi pada satu subjek atau lebih
maupun berorientasi ke misi.
c. Tekanan koleksi bukan pada buku (dalam arti sempit) melainkan pada
informasi yang lebih mutakhir (up to date) seperti majalah, jurnal, laporan
penelitian, indeks, abstrak dan lain-lain.
d. Peran utama pustakawan adalah melakukan penelitian kepustakaan untuk
anggota. Dalam melakukan penelitian untuk anggota, sering
dipermasalahkan mengenai seberapa jauh pustakawan melakukan
penelitian.
e. Jasa yang diberikan lebih mengarah kepada minat anggota perorangan.
Oleh karena itu, perpustakaan khusus menyediakan jasa yang sangat
berorientasi kepada pemaakainya dibandingkan dengan jenis perpustakaan
lain. Misalnya penyebaran informasi terpilih atau pengiriman fotokopi
artikel sesuai dengan minat pemakai. 5
Perpustakaan khusus tidak hanya melayani kebutuhan badan induknya
tetapi juga melayani pemakai luar. Pemakai luar bisa memanfaatkan fasilitas
yang berada di perpustakaan tersebut untuk kepentingan penelitian setelah
mendapat izin dari pihak yang berwenang.
Sebagaimana menurut UU RI tentang Perpustakaan No. 43 Tahun 2007
pasal 26 yang berbunyi “perpustakaan khusus memberikan layanan kepada
5Sulistyo-Basuki, Pengantar Ilmu Perpustakaan (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,
1993), h. 49-50.
14
pemustaka di lingkungannya dan secara terbatas memberikan layanan kepada
pemustaka di luar lingkungannya”. 6
Tugas pokok perpustakaan khusus adalah memberikan layanan
informasi kepada anggota atau staf lembaga di mana perpustakaan tersebut
bernaung.
Pada buku pedoman umum penyelenggara perpustakaan khusus,
menjelaskan tugas pokok perpustakaan khusus sebagai berikut ini.
“tugas pokok perpustakaan khusus adalah melakukan kegiatan
pengumpulan, pengadaan, pengolahan, penyimpanan, dan pendayagunaan
bahan pustaka bidang ilmu pengetahuan tertentu untuk memenuhi misi
lembaga dalam mendukung organisasi induknya dan masyarakat yang berminat
mengkaji disiplin ilmu bidangnya yang menjadi misi perpustakaan.”7
3. Tujuan dan Fungsi Perpustakaan Khusus
Sebagaimana dengan perpustakaan lain pada umumnya, perpustakaan
khusus memiliki tujuan dan fungsi perpustakaan. Tujuan umum dari
perpustakaan khusus adalah membantu tugas badan induk di mana tempat
perpustakaan tersebut bernaung.
Menurut Arif Budiwijaya, perpustakaan khusus tidak hanya berfungsi
sebagai tempat menyimpan, mengumpulkan, menyebarkan informasi saja akan
tetapi didirikan perpustakaan khusus memiliki beberapa tujuan sebagai berikut:
a. Memberikan pelayanan yang bersifat terbatas pada anggota dalam
lingkungan di mana tempat perpustakaan tersebut bernaung.
b. Sebagai tempat pusat informasi bagi kegiatan badan yang dilayanai.
c. Menyediakan bibliografi, sari karangan, reproduksi dan lain-lain dalam
bidang khusus.
6Republik Indonesia, Undang-undang RI No 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan,
(Jakarta: Perpustakaan Nasional RI, 2007), h. 16. 7Perpustakaan Nasional RI, Pedoman Umum Penyelenggaraan Perpustakaan Khusus,
(Jakarta: Perpustakaan Nasional RI, 2011), h.7.
15
d. Mengumpulkan informasi, menyimpan dan memberikan literatur secara
efektif dalam segala bentuk.8
Ditinjau dari tujuannya, perpustakaan khusus berfungsi sebagai pusat
dan sumber informasi bagi pemustaka dan mendukung kelancaran pelaksanaan
kegiatan organisasi yang menaungi perpustakaan tersebut. Keberadaan dan
berjalan atau tidaknya sebuah perpustakaan khusus bergantung kepada lembaga
yang bersangkutan. Pemakai perpustakaan khusus terbatas pada para pegawai
atau staf lembaga tersebut. 9
Perpustakaan khusus mempunyai fungsi yang sama seperti
perpustakaan lainnya seperti fungsi edukatif, informatif, dan rekreatif. Secara
khusus, perpustakaan khusus memiliki fungsi antara lain sebagai berikut:
a. Mengembangkan koleksi yang menunjang kinerja lembaga induknya.
b. Menerbitkan literatur dalam bidang lembaga induknya baik tercetak atau
elektronik. Biasanya lembaga induk menerbitkan majalah atau buletin
mengenai profil lembaga dan kegiatan yang dilakukan.
c. Menyelenggarakan pendidikan pemustaka. Hal ini sangat penting agar
pemustaka lebih maksimal dalam memanfaatkan perpustakaan secara
maksimal.
d. Berperan aktif dalam menjalin kerjasama dengan perpustakaan lain serta
jaringan informasi.
8Arif Budiwijaya, Pembinaan Koleksi Perpustakaan: dalam Lokakarya Pembinaan
Perpustakaan Khusus Kependudukan (Yogyakarta: UGM, 1979), h.1. 9NS, Perpustakaan dan Masyarakat, h. 39.
16
4. Koleksi Perpustakaan Khusus
Koleksi merupakan pilar utama dalam sebuah perpustakaan dan
menentukan keberhasilan layanan. Pemenuhan kebutuhan informasi tidak akan
berjalan baik jika koleksi yang tersedia di Perpustakaan tidak dapat memenuhi
kebutuhan informasi pemustaka. Koleksi perpustakaan khusus mempunyai
jenis koleksi bidang tertentu yang lebih mutakhir untuk mendukung kegiatan
badan induknya.
Koleksi perpustakaan khusus umumnya tidak hanya ditekankan pada
jenis buku, tetapi lebih beragam bentuknya. Jenis koleksi perpustakaan khusus
meliputi koleksi tercetak dan non tercetak. Koleksi perpustakaan khusus
mengutamakan pada jenis koleksi seperti referensi, buku teks, majalah, jurnal
ilmiah, hasil penelitian dan sejenisnya dalam bidang khusus.
Pada buku bimbingan teknis, menyebutkan beberapa koleksi dasar yang
harus dimiliki oleh perpustakaan khusus dalam memenuhi tugas pokok dan
misi perpustakaan adalah sebagai berikut:
a. Perpustakaan menuyediakan koleksi terbitan dari dan tentang lembaga
induknya.
b. Koleksi buku sekurang-kurangnya 1.000 judul dalam bidang
kekhususannya, sekurang-kurangnya 80% koleksi terdiri dari disiplin ilmu
sesuai dengan kebutuhan informasi lembaga induknya.
c. Jenis koleksi sekurang-kurangya meliputi buku yang terkait dibidangnya,
serial, laporan, dan koleksi rujukan.
d. Perpustakaan minimal melanggan 10 judul majalah yang berkaitan dengan
kekhususan lembaga induknya. 10
10
Sri Poernomowati, Bimbingan Teknis Perpustakaan Khusus, h. 7.
17
5. Layanan Perpustakaan Khusus
Setelah tersedianya koleksi perpustakaan, selanjutnya koleksi tersebut
dilayankan kepada pemustaka. Kegiatan layanan perpustakaan tidak kalah
penting dalam menunjang kebutuhan pemustaka, karena dalam pelaksanaannya
diperlukan adanya manajemen sehingga layanan perpustakaan berjalan dengan
baik.
Layanan perpustakaan khusus harus dapat memberikan nilai lebih
kepada pengguna dan organisasi atau badan induk yang menaunginya. Aspek
layanan menjadi penting untuk diperhatikan karena tuntutan kebutuhan
penyajian informasi yang cepat, tepat, dan terbaru selalu ada. Adapun sistem
layanan perpustakaan khusus dapat berupa sistem layanan terbuka dan sistem
layanan tertutup tergantung dari kebijakan lembaga induknya, pengelola dan
tipe penggunanya.11
Pada sistem layanan terbuka, pemustaka diberikan kesempatan untuk
menelusur secara langsung koleksi yang dibutuhkan. Pemustaka dapat mencari
langsung bahan pustaka yang dibutuhkan ke rak-rak buku. Sedangkan pada
sistem layanan tertutup, pemustaka tidak diberikan kesempatan kepada
pemustaka untuk menelusur koleksi secara langsung yang dibutuhkan,
melainkan melalui pustakawan. Pada sistem layanan tertutup sistemnya seperti
pesan buku. Pemustaka menulis judul, pengarang, no panggil buku
(sebelumnya searching pada OPAC) sesuai kebutuhan ditulis pada kertas
selembaran kemudian diberikan ke pustakawan atau petugas perpustakaan
untuk dicari langsung bahan pustaka yang dibutuhkan oleh pemustaka.
11
Dwi Julyanti,“Kepuasan Pemakai terhadap Koleksi dan Layanan Perpustakaan Badan
LITBANGKES”, (Skripsi S1 Fakultas Adab dan Humaniora, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
2010), h. 19.
18
B. Video Pembelajaran
1. Definisi Video Pembelajaran
Istilah video berasal dari bahasa Latin yaitu dari kata vidi atau visium
yang artinya melihat atau mempunyai daya penglihatan. Menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia, video merupakan “rekaman gambar hidup atau program
televisi untuk ditayangkan lewat pesawat televisi, atau dengan kata lain video
merupakan tayangan gambar bergerak yang disertai dengan suara”.12
Sedangkan definisi video menurut Munir dalam bukunya yang berjudul
multimedia menjelaskan “video adalah teknologi penangkapan, perekaman,
pengolahan, penyimpanan, pemindahan dan perekonstruksian urutan gambar
diam dengan menyajikan adegan-adegan dalam gerak secara elektronik.”13
Video sebagai media audio visual mempunyai unsur gerak yang mampu
menarik perhatian dan motivasi siswa dalam melaksanakan kegiatan
pembelajaran yang disebut dengan video pembelajaran. Video pembelajaran
berisi ilmu pengetahuan dan berbagai materi pelajaran.
Menurut Cheppy Riyana mendefiniskan pengertian media video
pembelajaran “video pembelajaran adalah media yang menyajikan audio dan
visual yang berisi pesan-pesan pembelajaran baik yang berisi konsep, prinsip,
prosedur, teori aplikasi pengetahuan untuk membantu pemahaman terhadap
suatu materi pembelajaran.”14
12
Tim Redaksi Kamus Bahasa Indonesia, Kamus Bahasa Indonesia (Jakarta: Pusat
Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, 2008), h. 1608. 13
Munir, Multimedia: Konsep dan Aplikasi dalam Pendidikan (Bandung: Alfabeta, 2012),
h. 289-290. 14
Cheppy Riyana, Pedoman Pengembangan Media Video (Jakarta: PT. P3AI UPI, 2007),
h. 4.
19
Dari pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan, video pembelajaran
adalah suatu media audio dan visual yang dapat menyajikan berbagai informasi
pengetahuan, memaparkan proses, mengajarkan keterampilan sehingga
membuat kesan dan pesan yang lebih menarik perhatian murid dan lain-lain.
2. Tujuan Video Pembelajaran
Menurut Cheppy Riyana, media video pembelajaran sebagai bahan ajar
bertujuan sebagai berikut:
a. Memperjelas dan mempermudah penyampaian pesan agar tidak terlalu
verbalistis (bersifat hafalan).
b. Mengatasi keterbatasan waktu, ruang, dan daya indera peserta didik maupun
instruktur.
c. Dapat digunakan secara tepat dan bervariasi. 15
Sedangkan menurut Ronal H. Anderson mengemukakan tentang
beberapa tujuan video dalam pembelajaran sebagai berikut:
a. Tujuan Kognitif
1) Dapat mengembangkan kemampuan kognitif yang menyangkut
kemampuan mengenal kembali dan kemampuan memberikan
rangsangan berupa gerak dan sensasi.
2) Video dapat digunakan untuk menunjukkan contoh cara bersikap atau
berbuat dalam suatu penampilan, khususnya menyangkut interaksi
manusia.
b. Tujuan Afektif
Tujuan afektif terdiri dari yang paling sederhana, yaitu memperhatikan
fenomena sampai pada yang komplek yang merupakan faktor internal
seseorang, seperti kepribadian dan hati nurani. 16
Dengan menggunakan efek
dan teknik, video dapat menjadi media yang sangat baik dalam
mempengaruhi sikap dan emosi.
c. Tujuan Psikomotorik
1) Video merupakan media yang tepat untuk memperlihatkan contoh
keterampilan yang menyangkut gerak. Dengan alat ini diperjelas baik
dengan cara memperlambat ataupun mempercepat gerakan yang
ditampilkan.
15
Ibid.; h. 6. 16
Martinis Yamin, Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi (Jakarta: Gaung Persada
Press, 2009), hal 32.
20
2) Melalui video siswa langsung mendapat umpan balik secara visual
terhadap kemampuan mereka sehingga mampu mencoba keterampilan
yang menyangkut gerakan tadi. 17
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa video dalam
pembelajaran sangat berperan dalam pembelajaran. Video sebagai media
pembelajaran memiliki banyak manfaat dari ranah kognitif, afektif, dan
psikomotorik. Video menambah dimensi baru dalam pembelajaran. Peserta
didik (siswa) tidak hanya melihat gambar dari materi pelajaran tercetak dan
suara dari program audio, akan tetapi peserta didik dapat memperoleh
keduanya (gambar gerak dan suara) dari video tersebut, disamping itu juga
kegiatan belajar mengajar akan menyenangkan.
3. Karakteristik Video Pembelajaran
Menurut Cheppy Riyana, untuk menghasilkan video pembelajaran yang
mampu meningkatkan motivasi dan efektivitaas penggunanya maka
pengembangan video pembelajaran harus memperhatikan karakteristik dan
kriterianya. Adapun karakteristik video pembelajaran sebagai berikut:
a. Clarity of Massage (kejelasan pesan)
Media video pembelajaran dapat memahami pesan pembelajaran secara
lebih bermakna dan informasi dapat diterima secara utuh sehingga dengan
sendirinya informasi akan tersimpan dalam memory jangka panjang dan
bersifat retensi.
b. Stand Alone (berdiri sendiri)
Video yang dikembangkan tidak bergantung pada bahan ajar lain atau tidak
harus digunakan bersama-sama dengan bahan ajar lain.
c. User Friendly (bersahabat/akrab dengan pemakainya)
Media video menggunakan bahasa yang sederhana, mudah dimengerti, dan
menggunakan bahasa yang umum. Paparan informasi yang tampil bersifat
membantu dan bersahabat dengan pemakainya, termasuk kemudahan
pemakainya dalam merespon, mengakses sesuai dengan keinginan.
17
Ronald H. Anderson, Pemilihan dan Pengembangan Media Video Pembelajaran
(Jakarta: Grafindo Pers, 1987), h.104.
21
d. Representasi Isi
Materi harus benar-benar bersifat representatif, misalnya materi simulasi
atau demonstrasi. Namun pada dasarnya materi pelajaran baik sosial
maupun sains dapat dibuat menjadi media video.
e. Visualisasi dengan Media
Materi dikemas secara muultimedia terdapat didalamnya teks, animasi,
sound, dan video sesuai tuntutan materi. Materi-materi yang digunakan
bersifat aplikatif, berproses, sulit terjangkau berbahaya apabila langsung
dipraktikan, dan memiliki tingkat keakurasian tinggi.
f. Menggunakan Kualitas Resolusi yang Tinggi
Tampilan berupa grafis media video dibuat dengan teknologi rakayasa
digital dengan resolusi tinggi tetapi support untuk setiap spech sistem
komputer.
g. Dapat digunakan secara Klasikal atau Induvidual
Video pembelajaran dapat digunakan oleh para siswa secara individual,
tidak hanya dalam setting sekolah, tetapi juga dirumah. Dapat pula
digunakan secara klasikal dengan jumlah siswa maksimal 50 orang bisa
dapat dipandu oleh guru atau cukup mendengarkan uraian narasi dari narator
yang telah tersedia dalam program. 18
4. Kelebihan dan Kelemahan Video Pembelajaran
Tentu saja segala sesuatu di dunia ini memiliki kelebihan dan
kelemahan begitu juga dengan video. Video sebagai salah satu media
pembelajaran mempunyai kelebihan dan kelemahan dalam penggunaanya.
Menurut Jamal Ma’mur Asmani, kelebihan dan kelemahan video adalah
sebagai berikut:
a. Kelebihan Penggunaan Video
1) Menampilkan keadaan nyata dari suatu proses, fenomena, maupun
kejadian.
2) Lebih cepat penyampaian pesannya dibandingkan media teks.
3) Terintegrasi dengan media lain sehingga dapat memperluas pemaparan.
4) Sangat cocok jika ingin menyampaikan materi untuk ranah afektif atau
psikomotorik.
5) Bisa dilakukan dengan pengulangan atau replay pada saat tertentu agar
bisa lebih cermat dan fokus.
6) Menunjukan dengan jelas suatu langkah yang sifatnya prosedural.
b. Kelemahan Penggunaan Video
1) Biasa saja kehilangan detai ketika penyampaian materi karena siswa
harus mengingat detail dari adegan di video.
18
Riyana, Pedoman Pengembangan Media Video, h. 8-11.
22
2) Kurang terdorong untuk berintegrasi aktif dengan materi karena belajar
dengan video diangga lebih mudah. 19
Menurut Daryanto, kelebihan media video adalah ukuran tampilannya
fleksibel sehingga bisa diatur sesuai dengan kebutuhan, media bahan ajar non
cetak yang kaya akan informasi, dan bisa menambah suatu dimensi baru dalam
pembelajran. Sedangkan kelemahannya dari video antara lain:
1) Tidak dapat menampilkan objek sampai kecil sekali dengan sempurna.
2) Tidak dapat menampilkan ukuran sebenarnya dari objek.
3) Gambar yang diproyeksikan umumnya berbentuk dua dimensi.
4) Menimbulkan keraguan dalam penafsiran apabila pengambilan gambar
kurang tepat.
5) Menimbulkan salah penafsiran tempat kejadian berlangsung oleh
penonton.
6) Membutuhkan alat proyeksi untuk menampilkan video.
7) Membutuhkan biaya yang besar. 20
Dari beberapa penjelasan tentang kelebihan dan kelemahan video
sebagai media pembelajaran di atas, dapat disimpulkan video sebagai salah
satu media pembelajaran memiliki kelebihan dan kelemahan tergantung dari
berbagai aspek tentang pembelajaran itu sendiri. Hal ini berkaitan dengan
dimana video tersebut digunakan, bagaimana peran guru dalam menggunakan
video tersebut, materi apa yang diberikan dalam video tersebut. Salah satu cara
agar mempertahankan kelebihan dan mengurangi kelemahan video denga
menggabungkan media lain. misalnya modul pembelajaran.
19
Jamal Ma’mur Asmani, Tips Efektif Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi
Dalam Dunia Pendidikan (Yogyakarta: Diva Press, 2011), h.252-253. 20
Daryanto, Media Pembelajaran Peranannya Sangat Penting dalam Mencapai Tujuan
Pembelajaran (Yogyakarta: Gava Media, 2013), h. 90.
23
5. Pengembangan Layanan Pengadaan Video Pembelajaran
a. Pengertian Pengadaan Video Pembelajaran
Tumbuh dan berkembangnya suatu perpustakaan tergantung pada
pengadaan koleksinya.21
Koleksi video pembelajaran merupakan jenis
koleksi perpustakaan yang berbentuk non cetak. Pada prinsipnya cara
pengadaan bahan non buku sama dengan pengadaan bahan pustaka lainnya.
Menurut Soeatminah, menjelaskan pengertian pengadaan bahan pustaka
sebagai berikut ini.
“pengadaan koleksi bahan pustaka adalah proses menghimpun bahan
pustaka yang akan dijadikan koleksi suatu perpustakaan. Koleksi yang
diadakan oleh perpustakaan hendaknya relevan dengan minat dan
kebutuhan, lengkap dan terbitan mutakhir, agar tidak mengecewakan
masyarakat yang dilayani.” 22
Pada prinsipnya semua kegiatan yang dilakukan oleh perpustakaan
ditujukan untuk pemustaka. Pengadaan koleksi merupakan salah satu
kegiatan layanan teknis (back office) perpustakaan di mana kegiatan ini
berhubungan dengan persiapan penyajian koleksi perpustakaan.
Koleksi perpustakaan diibaratkan sebagai tulang punggung informasi,
karena berhasil atau tidaknya penyelenggara perpustakaan ditentukan oleh
kualitas informasi dan pelayanannya. Agar koleksi perpustakaan dapat
dimanfaatkan semaksimal mungkin oleh pemustaka tentunya seorang
pustakawan harus tepat dalam mengadakan bahan pustaka yang sesuai
dengan kebutuhan pemustaka.
21
Afri yanti dan BakhtaruddinNST, “Pengadaan Koleksi Bahan Pustaka di Kantor Arsip
Perpustakaan dan Dokumenatsi Kota Padang”, Ilmu Informasi Perpustakaan dan Kearsipan,
Vol.1, No.1 (September 2012) : h. 126. Jurnal diakses pada 07 Mei 2015 dari
http://download.portalgaruda.orgarticle.phparticle=24656&val=1516 22
Soeatminah, Perpustakaan Kepustakawanan dan Pustakawan (Jakarta: Kanisius, 1992),
h. 71.
24
Sedangkan menurut Lana, menjelaskan pengertian bahan pustaka
sebagai berikut ini.
“pengadaan bahan pustaka merupakan rangkaian dari kebijakan
pengembangan koleksi perpustakaan, semua kebijakan pengembangan
koleksi akhir muaranya adalah pengadaan bahan pustaka. dalam kegiatan
pengadaan bahan pustaka, perpustakaan terkait dan sekaligus dipandu oleh
rambu-rambu yang tertuang dalam kebijakan pengembangan koleksi.
Koleksi yang menjadi prioritas pengadaan sudah ditentukan dalam
kebijakan pengembangan koleksi.”23
Dari pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan, pengadaan bahan
pustaka yang termasuk di dalamnya koleksi video pembelajaran adalah
rangkaian kegiatan pelayanan teknis dalam menyeleksi dan menghimpun
bahan pustaka (video) yang berdasarkan pada peraturan kebijakan
pengadaan koleksi video sehingga dapat memenuhi kebutuhan informasi
yang diminati penggunanya.
b. Analisis Pemakai
Menurut G. Edward Evans dalam buku Developing Library Collection
menjelaskan pengertian analisis pemakai sebagai berikut ini.
“analisis pemakai adalah upaya untuk mengetahui kebutuhan pemakai
yang ada di suatu komunitas. Analisis pemakai merupakan elemen penting
dalam setiap program layanan perpustakaan bagi pemakai. Perpustakaan
tidak dapat secara akurat menilai kebutuhan informasi dari komunitas
mereka dengan pengetahuan intuitif yang diperoleh melalui pengamatan di
sirkulasi atau meja referensi. Mereka harus secara sistematis menganalisis
komunitas pemakai dengan menggunakan alat yang tersedia. Teknik yang
dapat dilakukan perpustakaan untuk mengetahui kebutuhan pemakai seperti
wawancara dan kuesioner.“24
23
Lana Islamiyah Genderang, “Pengembangan Koleksi Buku di Perpustakaan Universitas
Indonesia”, (Skripsi S1 fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia, 2011), h. 14.
Diakses pada 20 September 2015 dari http://lib.ui.ac.idfilefile=digital20135703-S29-
Pengembangan%20koleksi.pdf 24
G. Edward Evans, Developing Library Collection (Colorado: Libraries Unlimited,
1979), h. 97.
25
Berdasarkan pengertian di atas, analisis pemakai sangat penting karena
untuk mengetahui bahan pustaka apa yang benar-benar dibutuhkan oleh
masyarakat pengguna perpustakaan (user) karena setiap komunitas
perpustakaan tertentu memiliki kebutuhan yang berbeda. Perpustakaan dapat
mengetahui tingkat kebutuhan pemustaka sehingga bahan pustaka yang
disajikan dapat memenuhi kebutuhan pemustaka.
c. Kebijakan Pengembangan Koleksi
Menurut Evans (yang dikutip oleh Sirojul Munir) mengemukakan
bahwa “kebijakan pengembangan koleksi merupakan rumusan atau
dokumentasi tertulis yang memberi arah dan membimbing mengenai koleksi
yang akan kita kembangkan.”25
Kebijakan pengembangan koleksi terdapat didalamnya mengatur seleksi
bahan pustaka, penyiangan koleksi, penyensoran bahan pustaka, pertukaran,
hadiah dan lain-lain. 26
Dalam melakukan pemilihan bahan pustaka, perpustakaan hendaknya
mempunyai kebijakan secara tertulis. Kebijakan tersebut dalam kurun waktu
tertentu selalu disempurnakan, kemudian dituangkan dalam bentuk
kebijakan umum dan program perpustakaan.
Perpustakaan khusus perlu mempunyai kebijakan pengembangan
koleksi secara tertulis. Kebijakan ini merupakan panduan agar
25
Sirojul Munir,“ Pengembangan Koleksi pada Perpustakaan SMP Islam Al- Syukro”,
(Skripsi S1 Fakultas Adab dan Humaniora, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2009, h. 18. Diakses
pada 19 Februari 2015 dari http://repository.uinjkt.ac.iddspacebitstream1234567891921191773-
SIROJUL%20MUNIR-FAH.pdf 26
Melling Simanjuntak, “Dana yang Terbitan dan Kebijaksanaan Pengembangan Koleksi:
sebagai Pedoman Seleksi Bahan-Bahan Pustaka”, Majalah Ikatan Pustakawan Indonesia, IV, 4
(Oktober-Desember, 1983), h. 174.
26
pengembangan koleksi menjadi terarah. Adapun dokumen kebijakan
mencakup sebagai berikut:
1) Penjabaran jenis koleksi yang akan dikembangkan untuk tujuan
pengembangan koleksi dan berhubungan dengan visi dan misi
perusahaan.
2) Pengembangan koleksi perpustakaan yang berkualitas dan relevan,
menyebutkan kriteria bahan yang akan dikoleksi dan yang akan ditolak.
3) Penjelasan mengenai peran dan tanggung jawab orang-orang yang
terlibat dalam pengembangan koleksi.
4) Perencanaan anggaran perpustakaan.
5) Panduan mengenai penerimaan hadiah atau donasi meliputi alasan
mengapa menerima atau menolak jenis bahan koleksi tertentu.
6) Panduan langkah-langkah yang harus dilakukan ketika suatu bahan
koleksi dipertanyakan keberadaannya.27
d. Seleksi Koleksi
Menurut Maryam, mengemukakan pengertian seleksi bahan pustaka
bahwa “seleksi bahan pustaka adalah kegiatan memilih atau menyeleksi
bahan-bahan pustaka yang akan diadakan.”28
Sedangkan pengertian seleksi bahan pustaka menurut Yuyu Yulia,
adalah sebagai berikut.
“seleksi bahan pustaka adalah proses mengidentifikasi bahan pustaka
yang akan ditambahkan pada koleksi yang telah ada di perpustakaan.
Seleksi bahan pustaka merupakan kegiatan penting yang perlu dilakukan
karena berhubungan dengan mutu perpustakaan yang bersangkutan. Suatu
perpustakaan tidak akan ada artinya jika koleksi yang tersedia tidak sesuai
dengan kebutuhan pemakai.”29
Seperti halnya bahan pustaka yang lain, untuk melakukan pengadaan
video perlu dilakukan seleksi terlebih dahulu. Dalam hal ini, menyeleksi
video merupakan suatu kegiatan yang sangat penting dan hendaknya
berorientasi kepada pemustaka sehingga sesuai dengan tujuan dan fungsi
27
Sukarman, Pedoman Umum Penyelenggara Perpustakaan Khusus (Jakarta: PNRI,
2000), h.20. 28
Siti Maryam, “Upaya Mencari Solusi Pengembangan Koleksi di Perpustakaan IAIN
Syarif Hidayatullah Jakarta”, al-maktabah, 1,2 (oktober, 1999), h. 3-4. 29
Yuyu Yulia dkk, Pengadaan Bahan Pustaka (Jakarta: Universitas Terbuka, 1999), h. 1.
27
perpustakaan. Di mana kegiatan seleksi koleksi harus dibatasi oleh tujuan
dan sarana yang ingin dicapai perpustakaan.
Seorang pustakawan dituntut memiliki kemampuan analisis dan
mengambil keputusan yang tepat dalam penyeleksian video, karena
informasi akan disajikan langsung kepada pemustaka. Jika dalam proses
penyeleksian dilakukan secara asal-asalan tanpa melakukan analisis dan
pertimbangan terlebih dahulu, maka informasi yang disajikan tidak akan
bermanfaat dan tidak sesuai dengan kebutuhan pemustaka. Oleh karena itu,
dalam proses pengadaan bahan pustaka dibutuhkan seleksi bahan pustaka.
Pada kegiatan seleksi video, pustakawan hendaknya melakukan secara
terencana dan sistematik dengan mempertimbangkan berbagai prinsip,
kriteria pemilihan koleksi dan alat bantu seleksi. Berikut ini akan dijelaskan
tentang prinsip seleksi, kriteria seleksi, dan alat bantu seleksi.
1) Prinsip seleksi
Pada proses pengadaan koleksi, prinsip seleksi sangat diperlukan.
Prinsip seleksi tersebut berguna untuk terhindar dari kekeliruan dalam
menentukan koleksi, karena koleksi yang sesuai dengan kebutuhan
pengguna dapat meningkatkan mutu perpustakaan.
Pada penyeleksian video, pustakawan akan dihadapi dengan
masalah pemilihan video yang tepat untuk diadakan untuk menciptakan
koleksi perpustakaan yang sesuai dengan kebutuhan pengguna (user
oriented), maka perpustakaan memerlukan adanya prinsip-prinsip
pemilihan video sebagai pengoptimalisasian koleksi perpustakaan yang
akan digunakan oleh pengguna perpustakaan.
28
Menurut Darmono, menjelaskan bahwa ada beberapa prinsip dasar
dalam pemilihan koleksi perpustakaan sebagai berikut:
a) Semua bahan pustaka harus dipilih secara cermat, disesuaikan dengan
keperluan pemakai dan menurut skala prioritas yang telah ditetapkan.
Skala prioritas untuk masing-masing perpustakaan pada umumnya
berbeda. Perbedaan ini dipengaruhi oleh jenis perpustakaan dan
karakteristik masyarakat yang dilayani.
b) Pengadaan bahan pustaka didasarkan atas peraturan tertulis yang
merupakan kebijakan pengembangan koleksi yang disahkan oleh
penanggung jawab lembaga dimana perpustakaan bernaung.30
2) Kriteria Seleksi
Menurut Yuyu Yulia, ada beberapa kriteria umum yang harus
dipertimbangan dalam melakukan seleksi bahan non buku (video) antara
lain sebagai berikut:
a) Kualitas Isi
Pada pemilihan kualitas isi, bahan non buku yang dibeli harus
menyajikan gagasan dan informasi secara akurat dan sistematis
dengan cara penyampaian yang cocok untuk media, bidang subjek,
dan pengguna. Diprioritaskan pada bahan yang tidak cepat out up
date.
b) Kualitas Teknis
Kualitas teknis bahan yang dibeli harus memenuhi standar
internasional. Rekaman suara harus jernih, bebas gangguan, dan
format-format visual harus diperhatian apakah akan memilih berwarna
atau hitam putih.
c) Kualitas Fisik
Kualitas fisik penting untuk diperhatikan, dianjurkan untuk memilih
bahan yang baik. Sebagai contoh, untuk film harus direkam pada
bahan yang tidak mudah rusak, dan untuk pita rekaman tidak mudah
putus atau melar. Pedoman tercetak yang menyertai bahan non buku
harus jelas dan dicetak dalam kertas berkualitas. Untuk bahan padang
dengar (audio visual), kualitas fisik perlu diperhatikan. Pada
umumnya bahan pandang dengar tidak dapat dilihat sebelum dibeli,
kecuali film. Karena harga film mahal, pada umumnya diberi
kesempatan untuk preview ditempat produsernya atau dengan copy
khusus untuk preview.
30
Ajick, “Analisis Koleksi Perpustakaan: Seleksi, Penyiangan dan Evaluasi”, artikel
diakses pada 12 Mei 2015 dari http://pustaka.uns.ac.id/?menu=news&option=detail&nid=218
29
d) Produsen/distributor
Bahan non buku beli dari distributor atau dari produser yang
mempunyai reputasi baik. Distributor hendaknya menyediakan
pelayanan purna jual. 31
3) Alat Bantu Seleksi
Pada kegiatan seleksi bahan pustaka sangat diperlukan alat bantu
seleksi untuk memudahkan dalam menyeleksi bahan pustaka yang akan
dijadikan koleksi perpustakaan. Alat bantu seleksi yang akan digunakan
perlu dievaluasi terlebih dahulu, mana yang baik dan cocok untuk
perpustakaan tersebut.
Hal-hal yang harus dipertimbangkan dalam evaluasi alat seleksi
yaitu diantaranya tujuan alat bantu tersebut, cakupan, kecepatan, siapa
penulis tinjauan, isi tinjauan, data bibliografi, penyajian, kegunaan,
format fisik, dan harga.
Alat bantu seleksi yang dapat digunakan untuk memilih koleksi
video antara lain sebagai berikut:
a) Video Source Book. 6 th ed. Syosset, N.y.: National Video
Clearinghouse, 1984.
Mendaftar lebih dari 40.000 judul video dari 850 distributor. Setiap
entri dilengkapi data bibliografi tentang tanggal pengeluaran/penerbit,
lama main, berwarna atau hitam putih, dan sebagainya.32
b) Audio Video Market Place : a multimedia guide AVMP 1984.
Memuat keterangan dari industri bahan pandang dengar, baik
produsen, distributor, maupun kegiatannya. Mendaftar 4.800 nama
produser, distributor disusun secara geografis. Memuat data
bibliografi tentang nama produsen, alamat, produksi. Untuk kegiatan
disusun berdasarkan bulan kegiatan produsen.33
31
Yuyu Yulia dkk, Pengadaan Bahan Pustaka, h. 124-125. 32
Yuyu Yulia dkk, Pengadaan Bahan Pustaka, h. 128. 33
Yuyu Yulia dkk, Pengadaan Bahan Pustaka, h. 130.
30
e. Metode Pengadaan
Pada prinsipnya metode pengadaan bahan non buku (video) sama
dengan pengadaan bahan pustaka lainnya. Pengadaan koleksi perpustakaan
hendaknya relevan dengan minat dan kebutuhan pemustaka, lengkap dan
terbitan mutakhir agar tidak mengecewakan pemustaka yang dilayani.
Dalam pengadaan koleksi, ada beberapa metode yang dilakukan
melalui sebagai berikut:
1) Pembelian
Pembelian merupakan salah satu kegiatan pengadaan bahan
pustaka yang paling ideal karena dengan membeli bahan pustaka,
pustakawan bebas memilih koleksi yang yang dikehendaki. Biasanya
anggaran untuk pengadaan bahan pustaka sudah ditentukan oleh
perpustakaan itu dengan baik, baik itu jangka panjang maupun untuk
jangka pendek.34
Pengadaan koleksi dengan metode pembelian dapat dilakukan
melalui memesan langsung kepada penerbit, produsen atau distributor
baik dalam negeri maupun luar negeri dapat juga membeli langsung ke
toko atau agen buku non buku berkaitan dengan koleksi yang akan
diadakan.
2) Hadiah
Selain dengan cara pembelian, pengadaan koleksi dapat diperoleh dengan
menerima hadiah sebagai penambahan koleksinya terutama bagi
34
Gusnimar dan Delman, “Pengadaan Bahan Pustaka di Perpustakaan Politeknik
Pertanian Universitas Andalas Payukumbuh”, Ilmu Informasi Perpustakaan dan Kearsipan,
Vol.1, No.1 (September 2012) : h. 135. Jurnal diakses pada 07 Mei 2015 dari
http://download.portalgaruda.orgarticle.phparticle=24657&val=1516
31
perpustakaan yang dananya terbatas. Pada umumnya perpustakaan
menerima hadiah dari berbagai instansi sebagai penambahan koleksinya.
Hadiah koleksi yang diterima tanpa diminta sering tidak cocok tengan
tujuan perpustakaan penerima.
3) Pertukaran
Metode pengadaan koleksi dapat dilakukan dengan tukar menukar
apabila perpustakaan memiliki sejumlah koleksi yang tidak diperlukan
lagi, atau memiliki jumlah eksemplar yang terlalu banyak, sehingga dapat
dilakukan tukar menukar dengan perpustakaan yang mau diajak
bekerjasama dalam kegiatan tukar menukar koleksi perpustakaan.35
4) Menerbitkan Sendiri
Pengadaan koleksi pada perpustakaan khusus dapat juga dilakukan
dengan cara penerbitan sendiri. Penerbitan sendiri berasal dari lembaga
induk dimana perpustakaan itu bernaung.
5) Titipan
Koleksi yang berasal dari perorangan atau lembaga yang menitipkan
koleksinya pada perpustakaan. Perolehan koleksi terjadi tanpa terencana
sehingga perlu seleksi yang benar terhadap koleksi. Perpustakaan harus
memperhatikan koleksi yang dititipkan, jangan sampai perpustakaan
menambah biaya operasional perawatan koleksi karena kondisi yang
telah usang.
35
Teguh Yudi Cahyono, “Prosedur Pengembangan Koleksi Perpustakaan”, artikel
diakses pada 19 September 2015 dari
http://library.um.ac.idimagesstoriespustakawanpdfteguhprosedur%20koleksi.pdf
32
6. Layanan Video Pembelajaran
Setelah koleksi video selesai diolah maka koleksi tersebut siap disajikan
kepada pemustaka. Layanan ini dikenal dengan layanan front office
perpustakaan, yaitu layanan yang berhubungan langsung dengan pemustaka
(user).
Layanan koleksi video adalah kegiatan peminjaman atau pemutaran
koleksi video kepada pemustaka. Layanan ini dapat dimanfaatkan oleh
pemustaka dengan ketentuan atau kebijakan lembaga yang berlaku. Perlunya
layanan video yang disediakan oleh perpustakaan karena mengingatnya
perkembangan teknologi, terlebih pada sarana atau media penampung
informasi yang merupakan perpaduan antara citra gambar dan suara yang
memberi manfaat bagi peningkatan kualitas penyampaian informasi dan daya
ingat pemustaka.
Sedangkan mengenai sistem layanannya apakah itu layanan tertutup atau
terbuka perlu dipertimbangkan penerapannya berdasarkan kondisi dan
kebutuhan masyarakat yang dilayani.
a. Offline
Layanan offline merupakan layanan konvensional video pembelajaran
diberikan kepada pemustaka yang membutuhkan koleksi video
pembelajaran, di mana pemustaka langsung datang ke perpustakaan.
Layanan ini bisa dilakukan dengan pemutaran video langsung di
perpustakaan sesuai dengan kebijakan perpustakaan tersebut.
33
b. Online
Layanan online merupakan layanan digital video pembelajaran
yang tersedia melalui akses internet di mana pengguna dapat mengakses
secara langsung melalui website atau televisi internet. Layanan online video
pembelajaran bertujuan untuk meningkatkan daya jangkauan pendidikan
agar bisa melayani masyarakat luas pada umumnya.
Layanan video melalui televisi internet merupakan situs web yang
memiliki tayangan video yang terkonsep, selalu diperbaharui terus-
menerus, tidak statis, mengikuti perkembangan peristiwa yang terjadi di
lingkungan sekitar. Bisa diakses oleh publik secara bebas. Untuk dapat
mengaksesnya kita perlu menghubungkan ke komputer dengan koneksi
internet.
Berikut ini akan dijelaskan jenis-jenis televisi online sebagai
berikut:
1) Vlog
Vlog disebut juga video web logging seperti blog, tapi media ini
menyampaikan informasi lebih menggunakan video. Siaran televisi
online jenis ini dapat memudahkan penonton untuk dapat fleksibel
memilih acara televisi kapanpun dan di manapun sesuai yang
diinginkan. Jenis televisi online ini banyak ditemukan dalam blog-blog
pribadi.
2) Vodcast
Vodcast disebut juga Video on Demand (VOD) merupakan siaran
televisi yang disiarkan lewat jalur SRR atau Atom. Masyarakat dapat
memilih program atau menonton video. Tidak hanya menonton,
masyarakat dapat menyimpan dan mengunduh video tersebut dengan
menggunakan komputer, ponsel, dan alat-alat komunikasi elektronik
lainnya yang berkemampuan mengakses konten audio dan visual.
3) Lifecasting
Merupakan salah satu siaran video streaming mengenai dengan media
digital. Umumnya lifecasting disiarkan melalui media internet, yang
ditayangkan secara langsung dan terus-menerus. 36
36
Yuliandi Kusuma, Beken dengan Tv Online (Jakarta: Grasindo, 2009).
34
4) Promosi Perpustakaan
Sumber daya manusia merupakan salah satu faktor promosi di
perpustakaan yang sangat penting. Yang dimaksud sumber daya manusia disini
adalah pustakawan atau petugas yang bekerja di Perpustakaan. Sikap
pustakawan secara langsung sangat mempengaruhi citra perpustakaan. Jika
petugas perpustakaan menunjukan kesan yang baik dalam memberi pelayanan
kepada pemustaka, maka sebenarnya ia telah melakukan kegiatan promosi.37
Menurut Mustafa, mengemukakan pengertian promosi perpustakaan
sebagai berikut.
“promosi perpustakaan merupakan rangkaian kegiatan perpustakaan yang
dirancang agar masyarakat mengetahui manfaat sebuah perpustakaan melalui
koleksi, fasilitas, dan produk atau layanan yang disediakan Kegiatan promosi
pada perpustakaan khusus sangat perlu dilakukan karena dengan adanya
promosi, diharapkan masyarakat dapat mengetahui pelayanan yang diberikan
oleh perpustakaan sehingga membuat mereka tertarik untuk mengunjungi dan
memanfaatkan koleksi serta layanan perpustakaan.”38
Adanya promosi perpustakaan maka memiliki tujuan promosi
perpustakaan itu sendiri. Menurut Edsal (yang dikutip oleh Mustafa)
mengemukakan tujuan promosi perpustakaan adalah sebagai berikut: 39
a. Memberikan kesadaran kepada masyarakat tentang adanya pelayanan
perpustakaan.
b. Mendorong minat masyarakat untuk menggunakan perpustakaan.
c. Mengembangkan pengertian masyarakat agar mendukung kegiatan
perpustakaan dan peranannya dalam masyarakat.
Berdasarkan tujuan promosi perpustakaan di atas, dapat disimpulkan
tujuan promosi perpustakaan yaitu menciptakan kesan, membangkitkan minat
37
Badollahi Mustafa, Promosi Jasa Perpustakaan (Jakarta: Universitas Terbuka, 1996),
h. 165. 38
Gerakan Pemasyarakatan Minat Baca (GPMB), “Peran Pustakawan dalam Promosi
Perpustakaan untuk Meningkatkan Minat Baca”, artikel diakses pada 27 Oktober 2014 dari
http://gpmb.pnri.go.id/index.php?module=artikel_kepustakaan&id=3 39
Badollahi Mustafa, Promosi Jasa Perpustakaan, h. 21.
35
dan mendapatkan tanggapan dari masyarakat pengguna. Dengan demikian
tugas promosi adalah untuk menarik perhatian sehingga masyarakat berminat
terhadap apa yang dipromosikan.
Salah satu kegiatan dalam rangka promosi perpustakaan misalnya
pemutaran film atau video. Memutar film atau video tentang penggunaan
perpustakaan sebagai promosi perpustakaan termasuk cara yang tepat dan
menarik. Film atau video tersebut dapat disajikan kepada rombongan tamu
yang bekunjung ke perpustakaan. Penayangan dapat disajikan secara berkala
dan terjadwal, dapat diumumkan waktu dan tempatnya.
C. Kegiatan Belajar Mengajar (Pembelajaran)
1. Definisi Pembelajaran
Istilah pembelajaran erat kaitannya dengan kata “belajar” ditambah
dengan awalan “pe” dan akhiran “an” menjadi “pembelajaran” yang berarti
proses, cara, perbuatan menjadikan orang atau makhluk hidup belajar. Dengan
kata lain pembelajaran adalah suatu proses kegiatan belajar mengajar yang
berperan dalam menentukan keberhasilan belajar siswa.
Berdasarkan UU RI Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, disebutkan bahwa “pembelajaran adalah proses interaksi
peserta didik (siswa) dengan pendidik (guru) dan sumber belajar pada suatu
lingkungan belajar.”40
Sedangkan menurut Oemar Hamalik mengemukakan bahwa
“Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur
40
Republik Indonesia, Undang-undang RI No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, diakses pada 05 April 2015 dari http://kemenag.go.idfiledokumenUU2003.pdf
36
manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling
mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran.”41
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan pembelajaran
merupakan suatu proses kegiatan belajar mengajar yang terdiri dari peserta
didik, pendidik, dan sumber media yang saling mempengaruhi dalam mencapai
tujuan pembelajaran.
Setiap kegiatan belajar mengajar pada hakikatnya sangat terkait dengan
bagaimana membangun interaksi yang baik antara dua komponen penting,
yaitu guru dan siswa. Guru sebagai pengajar merupakan pencipta kondisi
belajar yang sistematis, sedangkan siswa sebagai subjek pembelajaran
merupakan pihak yang menikmati kondisi belajar yang diciptakan guru.42
Guru berperan aktif dalam mengembangkan model-model pembelajaran
yang dapat mengarahkan kepada peningkatan belajar siswa sehingga dalam
proses belajar mengajar terjadi perubahan positif dan aktif pada siswa agar
sesuai dengan tujuan pembelajaran. Pada kegiatan pembelajaran akan bermuara
pada dua kegiatan pokok. Pertama, bagaimana orang melakukan tindakan
perubahan tingkah laku melalui kegiatan belajar. Kedua, bagaimana orang
melakukan tindakan penyampaian ilmu pengetahuan ilmu pengetahuan melalui
kegiatan belajar.43
Belajar merupakan proses internal peserta didik dan pembelajaran
merupakan kondisi eksternal belajar. Dari segi guru, belajar merupakan akibat
41
Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran (Jakarta : PT. Bumi Aksara, 2009), h.57. 42
Pupuh Fathurrohman, dan Sobry Sutikno, Startegi Belajar Mengajar melalui
Penanaman Konsep Umum & Konsep Islami (Bandung : Refika Aditama, 2007), h 8. 43
Majid, Strategi Pembelajaran, h. 5.
37
dari tindakan pembelajaran. Untuk lebih jelas mengenai pembelajaran bisa
dilihat pada tabel 2 di bawah ini: 44
Tabel 2
Konsep dan Sudut Pandang Pembelajaran
Konsep Sudut Pandang
Belajar (Learning) Peserta Didik/Pelajar
Mengajar (Teaching) Pendidik/Pengajar
Pembelajaran (Instruction) Interaksi antara peserta didik,
pendidik, dan atau media/sumber
belajar.
2. Tujuan Pembelajaran
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia menterjemahkan bahwa,
“Tujuan adalah arah, haluan (jurusan)”.45
Kita hidup harus punya tujuan,
belajarpun punya tujuan. Tujuan menentukan jadi apa kita kelak. Tanpa tujuan
kita akan kehilangan arah untuk mencapai apa yang kita maksud.
Tujuan Pembelajaran adalah rumusan yang luas mengenai hasil-hasil
yang diinginkan untuk mencapai target dan menyediakan pilar untuk
menyediakan pengalaman-pengalaman belajar. Tujuan pembelajaran dibagi
menjadi tiga kategori yaitu: kognitif (kemampuan intelektual), afektif
(perkembangan moral), dan psikomotorik (keterampilan). Tujuan kognitif
berkaitan dengan kemampuan individu mengenal dunia sekitarnya yang
meliputi perkembangan intelektual. Tujuan afektif mengenai perkembangan
44
Ibid.; h. 6. 45
Tim Redaksi Kamus Bahasa Indonesia, Kamus Bahasa Indonesia, h. 1553.
38
sikap, perasaan, nilai-nilai yang disebut juga perkembangan moral. Sedangkan
tujuan psikomotorik adalah menyangkut perkembangan keterampilan.46
Tujuan ibarat target yang harus kita capai. Dalam hal ini, tujuan
merupakan cita-cita yang ingin dicapai dari pelaksanaan pembelajaran karena
dalam tujuan terdapat sejumlah nilai yang harus ditanamkan kepada anak didik
(siswa).
3. Komponen Pembelajaran
Proses pembelajaran dengan komponen pembelajaran saling berkaitan
satu sama lain. Adapun komponen yang mempengaruhi proses pembelajaran
adalah sebagai berikut: 47
a. Guru
Sering kita mendengar bahwa guru adalah pahlawan tanpa tanda
jasa. Jasa-jasanya sangat besar mendidik dan mencerdaskan anak bangsa.
Salah satu komponen pembelajaran yang sangat berpengaruh dalam proses
pembelajaran adalah guru, karena memegang peranan seperti menyiapkan
materi, menyampaikan materi, serta bertanggung jawab dan mengatur
semua kegiatan belajar mengajar dalam proses pembelajaran.
b. Siswa
Tidak kalah penting komponen selanjutnya yang berpengaruh
dalam proses pembelajaran adalah siswa, karena berpengaruh terhadap
46
Yusril, Aqil Anoraga, “Perbandingan Peningkatan Minat Siswa terhadap Pembelajaran
Seni Musik menggunakan Media Sibelius 6 di SMPN 1 Wates”, (Skripsi S1 Fakultas Bahasa dan
Seni, Universitas Negeri Yogyakarta, 2014), h, 11. Diakses pada 18 September 2015 dari
http://eprints.uny.ac.id169001Yusril%20Aqil%20Anoraga%2010208244062.pdf 47
Pupuh dan Sobry, Startegi Belajar Mengajar, h. 13-17.
39
jalannya suatu kegiatan belajar mengajar. Tanpa adanya siswa maka tidak
akan terjadi proses belajar mengajar.
c. Materi/bahan Pembelajaran
Materi pembelajaran (bahan pelajaran) merupakan medium untuk
mencapai tujuan pembelajaran. Materi pembelajaran yang diterima anak
didik harus mampu merespon setiap perubahan dan mengantisipasi setiap
perkembangan yang akan terjadi di masa depan. Materi pembelajaran
merupakan unsur inti yang ada di dalam kegiatan belajar mengajar karena
materi pelajaran itulah yang diupayakan dikuasai oleh anak didik.
d. Metode Pembelajaran
Secara harfiah metode dalam bahasa Arab dikenal dengan at-thariq
yang artinya jalan, cara. Sedangkan menurut istilah metode merupakan
suatu cara yang digunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Pada proses pembelajaran, metode pembelajaran sangat diperlukan oleh
guru setelah menentukan materi pembelajaran. Pentingnya penggunaan
metode dalam suatu proses pembelajaran akan mempengaruhi hasil
pembelajaran.
Penggunaan metode yang sesuai akan menghasilkan kegiatan
belajar secara optimal dan mengasyikan. Metode pembelajaran
mempengaruhi proses kegiatan belajar mengajar, siswa akan merasa
nyaman dan tidak bosan jika guru mengajar dengan menguasai metode
pembelajaran secara tepat.
40
Ada beberapa macam metode pembelajaran yang biasa digunakan
dalam kegiatan belajar mengajar antara lain sebagai berikut: 48
1) Metode Ceramah
Metode ceramah cara menyampaikan bahan pelajaran dengan
komunikasi lisan. Metode ceramah, ekonomis dan pasif untuk
keperluan menyampaikan informasi dan pemahaman. Kelemahannya
adalah siswa cenderung pasif, kurang cocok untuk pembentukan
keterampilan dan sikap.
2) Metode Diskusi
Metode diskusi merupakan suatu cara penyajian bahan pelajaran
dimana guru memberikan kesempatan kepada siswa membentuk
beberapa kelompok siswa untuk mengadakan perbincangan ilmiah
guna mengumpulkan pendapat, membuat kesimpulan, atau menyusun
berbagai alternatif pemecahan masalah atas suatu masalah.
3) Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi merupakan metode yang sangat efektif untuk
membantu siswa mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan. Pada
metode demonstrasi seorang guru atau seorang demonstrator untuk
memperlihatkan kepada seluruh siswa tentang suatu proses misalnya
cara membuat kue dan lain-lain.
4) Metode Kerja Kelompok
Metode kerja kelompok merupakan salah satu strategi metode
pembelajaran yang memiliki kadar CBSA (cara belajar siswa aktif).
48
J.J Hasibuan dan Moedjiono, Proses Belajar Mengajar (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 1985), h. 13-29.
41
Pada metode kelompok, dalam satu kelas dibagi atas kelompok-
kelompok kecil.
5) Metode Latihan (drill)
Metode latihan pada umumnya digunakan untuk memperoleh
ketangkasan atau keterampilan dari apa yang telah dipelajari. Metode
latihan merupakan metode pembelajaran yang dilakukan dengan cara
mengulang-ulang. Pada metode ini siswa akan terbiasa melatih
ketangkasan, keterampilan, dan ketepatan karena latihan atau berlatih
merupakan proses belajar dan membiasakan diri agar mampu
melakukan sesuatu.
6) Metode Tanya Jawab
Metode tanya jawab memungkinkan terjadi komunikasi langsung
antara guru dan siswa. Metode ini bertujuan untuk merangsang berfikir
siswa dan membimbingnya dalam mencapai atau mendapatkan
pengetahuan. Dalam komunikasi ini terlihat adanya hubungan timbal
balik secara langsung antara guru dan siswa. Pada metode ini, guru
memberikan kesempatan pada siswa untuk mengajukan masalah atau
materi belajar yang belum dipahami. Dengan metode tanya jawab ini,
akan mengetahui sejauh mana materi pelajaran yang telah dikuasai
oleh siswa.
7) Metode Simulasi
Simulasi berasal dari kata simulate yang artinya berpura-pura atau
berbuat seakan-akan. Simulasi dapat digunakan sebagai metode
pembelajaran dengan asumsi tidak semua proses pembelajaran dapat
42
dilakukan secara langsung pada objek yang sebenarnya. Sebagai
metode pembelajaran, simulasi dapat diartikan cara penyajian
pengalaman belajar dengan menggunakan situasi tiruan untuk
memahami suatu konsep, prinsip atau keterampilan tertentu.
e. Media Pembelajaran
Kata media berasal dari bahasa latin medium yang secara harfiah
berarti tengah, perantara, atau pengantar. Media adalah perantara atau
pengantar pesan dari pengirim pesan kepada penerima pesan.
Menurut Martin dan Briggs (yang dikutip oleh Made Wena),
menjelaskan bahwa “media adalah semua sumber yang diperlukan untuk
melakukan komunikasi dengan siswa. Media bisa berupa perangkat keras
seperti komputer, televisi, proyektor, dan perangkat lunak yang digunakan
pada perangkat keras tersebut.”49
Pada aktivitas pembelajaran, media dapat definisikan sebagai sesuatu
yang dapat membawa informasi dan pengetahuan dalam interaksi yang
berlangsung antara pendidik dan peserta didik.50
Menurut Leshin, Pollock & Reigeluth (yang dikutip oleh Made
Mena) mengklasifikasikan media kedalam lima kelompok sebagai
berikut:51
1) Media Berbasis Manusia
Media berbasis manusia adalah media yang fungsinya sebagai
fasilitator. Contoh: pengajar, instruktur, tutor, bermain peran.
49
Made Mena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer : Suatu Tinjauan Konseptual
Operasional (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), h. 9. 50
Pupuh Fathurrohman dan M. Sobri Sutikno, Strategi Belajar Mengajar, h. 65. 51
Made Mena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer, h. 9.
43
2) Media Berbasis Cetak
Media berbasis cetak adalah media yang bisa dilihat dan digunakan
perantara untuk menginformasikan suatu hal kepada pembaca dalam
bentuk teks atau cetak. Contoh: buku, buku latihan, modul.
3) Media Berbasis Visual
Media visual adalah media yang hanya dapat dilihat dengan
menggunakan indera penglihatan yang terdiri atas media yang dapat
diproyeksikan yang biasanya berupa gambar diam atau gambar gerak.
Contoh: buku, bagan, grafik, peta, gambar, slide.52
4) Media Berbasis Audio Visual
Media berbasis audio visual yaitu media yang merupakan kombinasi
audio dan visual disebut media pandang dengar. Contoh dari media
audio visual adalah program video, televisi pendidikan, film, program
slide suara.53
5) Media Berbasis Komputer
Media interaktif berbasis komputer adalah media yang menuntut
peserta didik untuk berinteraksi selain melihat maupun mendengarkan.
Contoh: pengajaran dengan bantuan komputer, interaktif video.54
Sedangkan media pembelajaran adalah komponen strategi
penyampaian yang dapat dimuati pesan yang disampaikan kepada siswa,
baik berupa orang, alat, ataupun bahan. 55
Media pembelajaran digunakan
untuk memudahkan dalam penyampaian materi kepada peserta didik.
Menurut Syahwani Umar, mengemukakan pengertian media
pembelajaran sebagai berikut ini.
“media pembelajaran adalah suatu alat yang berisi pesan
pembelajaran yang digunakan guru untuk menyampaikan pesan kepada
siswa sehingga terangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat siswa
untuk aktif dalam belajar dalam mencapai tujuan pembelajaran atau
kompetensi yang diharapkan.”56
52
Rusman, Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer: Mengembangkan
Profesionalisme Guru Abad 21 (Bandung: Alfabeta, 2013), h. 143. 53
Ibid.; h. 143. 54
Ibid.; h. 143. 55
Made Mena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer, h. 9. 56
Syahwani Umar dan Rini Susilowati, “Pengembangan Multimedia Interaktif guna
Pemerolehan Belajar Konsep Perilaku menyimpang pada Mata Pelajaran Sosiologi Kelas X
SMAN 1 Sungai Raya Kepulauan”, Jurnal Teknodik, Vol. XVI No. 21 Juni 2012, h. 133.
44
Dari beberapa pengertian media pembelajaran di atas, dapat
disimpulkan bahwa media pembelajaran merupakan alat untuk
menyampaikan informasi kepada penerima (siswa) yang dapat digunakan
untuk menyalurkan pesan dari pengirim (guru) ke penerima sehingga dapat
merangsang pikiran, perasaan, perhatian agar terjadi pembelajaran yang
efektif dan efisien.
Media sangat membantu dalam proses belajar mengajar. Media
sebagai perantara dapat membantu ketidak jelasan, kerumitan bahan
pelajaran yang disampaikan kepada anak didik, sehingga anak didik lebih
mudah mencerna atau memahami bahan dari pada tanpa bantuan media.
f. Evaluasi Pembelajaran
Komponen yang terakhir pada bagian proses pembelajaran adalah
evaluasi. Evaluasi pembelajaran merupakan salah satu kompetensi yang
harus dikuasi oleh guru. Kompetensi ini sejalan dengan tugas dan
tanggung jawab guru dalam pembelajaran yaitu mengevaluasi
pembelajaran termasuk di dalamnya melaksanakan penilaian proses dan
hasil belajar.57
Istilah evaluasi berasal dari bahasa Inggris, yaitu evaluation yang
artinya penilaian. Menurut istilah evaluasi adalah suatu tindakan atau
proses untuk menentukan nilai dari suatu tindakan atau suatu proses untuk
menentukan nilai dari sesuatu. 58
Menurut Anne Anastasi (yang dikutip oleh Thoha), mengartikan
bahwa evaluasi sebagai berikut ini.
57
Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009), h. 1. 58
Pupuh dan Sobry, Strategi Belajar Mengajar, h. 17.
45
“a systematic process of determining the extent to which
instructional objectives are achieved by pupils. Evaluasi bukan sekadar
menilai secara spontan dan insidental, melainkan merupakan kegiatan
untuk menilai sesuatu secara terencana, sistematik dan terarah berdasarkan
atas tujuan yang jelas. “59
Dalam proses pembelajaran, evaluasi merupakan tolak ukur untuk
mengukur tercapai atau tidaknya proses interaksi antara guru dan anak
didik, dengan mengadakan evaluasi tersebut dapat mengontrol hasil belajar
siswa dan mengontrol ketepatan suatu metode yang digunakan oleh guru
sehingga pencapaian tujuan pembelajaran dapat maksimalkan.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa evaluasi merupakan
kegiatan dari komponen pembelajaran yang wajib dilaksanakan untuk
mengukur tingkat kesuksesan belajar yang telah dilaksanakan.
Pelaksanaan evaluasi pembelajaran dapat dilakukan pada setiap akhir
proses pembelajaran.
D. Hubungan Layanan Video Pembelajaran dengan Kegiatan Belajar Mengajar
Peneliti merancang konsep hubungan layanan video pembelajaran pada
TVE dengan kegiatan belajar mengajar untuk mengukur sejauh mana pemanfaatan
dan pengaruh layanan video pembelajaran terhadap kegiatan belajar mengajar
bagi guru kepada siswa. Penelitian ini terdiri dari variabel bebas (pemanfaatan
layanan video pembelajaran) dan variabel terikat (kegiatan belajar mengajar) diuji
secara regresi linier sederhana dan analisis korelasi.
Komponen belajar pada kerangka berfikir penelitian ini terdiri dari guru
dan siswa. Guru memanfaatkan layanan video pembelajaran yang disediakan oleh
59
M. Chabib Thoha, Teknik Evaluasi Pendidikan (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada,
1996), h.1.
46
Pustekkom dan Perpustakaan Pustekkom Kemendikbud untuk dijadikan media
pembelajaran atau bahan ajar yang efektif. Sedangkan siswa menerima materi
pembelajaran yang diberikan oleh guru melalui media video pembelajaran
tersebut. Dari proses pembelajaran tersebut menciptakan hasil suasana belajar
siswa yang menyenangkan dan memotivasi siswa untuk belajar mandiri. Untuk
mengukur pengaruh antara layanan video pembelajaran dengan kegiatan belajar
mengajar maka penulis melakukan uji statistik regresi linier sederhana dan
analisis korelasi, kemudian hasil uji tersebut ditarik kesimpulan dan saran. Untuk
lebih jelasnya, akan disajikan dalam bentuk gambar 1 di bawah ini.
47
Gambar 1
Kerangka Pemikiran
Layanan Video Pembelajaran Pada TVE Kegiatan Belajar
Mengajar
Guru Siswa
Uji
Statistik
Belajar Mengajar
Video
Pembelajaran Menyenangkan
Efektif Aktif Interaktif
Proses Belajar
Hasil Belajar
Kesimpulan dan saran
48
E. Penelitian Terdahlu
Penelitian terdahulu yang dianggap relevan dengan judul penelitian
diambil dari skripsi yaitu :
1. Skripsi yang berjudul Efektivitas Pemanfaatan Media Audio Visual Video
Pembelajaran dalam Upaya Peningkatan Motivasi dan Hasil Belajar Siswa
Pada Pembelajaran Sejarah. Penelitian ini disusun oleh Fitria Ningtias
Rahmawati, Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, tahun 2011. Tujuan
penelitian ini adalah: (1) Untuk memperoleh gambaran tentang efektivitas
pemanfaatan media audio visual video pembelajaran dalam upaya peningkatan
motivasi belajar siswa pda pembelajaran sejarah; (2) Untuk memperoleh
gambaran tentang efektivitas pemanfaatan media audio visual video
pembelajaran dalam upaya peningkatan motivasi belajar siswa pda
pembelajaran. Penelitian ini menggunakan metode tindakan kelas PTK atau
classroom action research, yang hanya terfokus pada suatu kajian yang
berawal dari situasi alamiah kelas. Sedangkan pendekatan penelitian yang
digunakan pada penelitian ini adalah kuantitatif.
Hasil penelitian ini adalah : (1) Setelah kegiatan pembelajaran dengan
menggunakan pemanfaatan media audio visual video pembelajaran pada mata
pelajaran sejarah pada materi proses perkembangan kolonialisme dan
imprealisme Barat, motivasi siswa mengalami peningkatan siklus II yakni
sebesar 76.26%. Hal ini menunjukan efektivitas pemanfaatan media audio
visual video pembelajaran dapat meningkatkan motivasi belajar; (2) Terdapat
peningkatan hasil belajar kognitif siswa pada materi proses perkembangan
49
kolonialisme dan imprealisme Barat yang terjadi pada siklus I ke siklus II. Hal
ini dapat rerata gain skor siswa sebesar 0.559 pada kategori sedang dan 100%
siswa pada siklus II berhasil mencapai KKM. Hal ini menunjukan efektivitas
pemanfaatan media audio visual video pembelajaran dapat meningkatkan hasil
belajar siswa. 60
Adapun yang membedakan penelitian yang penulis lakukan dengan penelitian
relevan yang penulis sajikan adalah metode penelitian yang digunakan, subjek
dan objek penelitian.
2. Skripsi yang berjudul Pemanfaatan Koleksi Audio Visual (DVD) di
Perpustakaan Korean Cultural Center Indonesia. Penelitian ini disusun oleh
Nasruddin Mansyur, Program Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi, Fakultas
Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia, tahun 2012. Tujuan
penelitian ini adalah: (1) Untuk mengetahui pengguna memanfaatkan koleksi
audio visual (DVD) di perpustakaan Korean Cultural Center Indonesia; (2)
Untuk mengetahui jenis-jenis subyek audio visual (DVD) yang paling banyak
dimanfaatkan pengguna; (3) Mengetahui berbagai hambatan yang dihadapi
pengguna Perpustakaan Korean Cultural Center dalam memanfaatkan koleksi
audio pembelajaran. Jenis penelitian yang digunakan adalah metode penelitian
deskriptif dan pendekatan penelitian kuantitatif.
Hasil penelitian ini adalah: (1) Pengguna yang memanfaatkan koleksi audio
visual (DVD) lebih sering memanfaatkan koleksi tersebut dengan meminjam
60
Fitria Ningtias Rahmawati, “Efektivitas Pemanfaatan Media Audio Visual Video
Pembelajaran dalam Upaya Peningkatan Motivasi dan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran
Sejarah”, (Skripsi S1 Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011), h. 97. Diakses pada 20 Februari 2015 dari
http://repository.uinjkt.ac.iddspacebitstream12345678931071FITRIA%20NINGTIAS%20RAHM
AWATI-FITK.pdf
50
untuk digunakan di luar Perpustakaan dibandingkan memanfaatkannya di
dalam Perpustakaan. Hal ini disebabkan karena pengguna lebih nyaman
memanfaatkan koleksi tersebut di rumah, sekolah atau kantor, selain itu
pengguna lebih leluasa memanfaatkan koleksi audio visual (DVD) di luar
perpustakaan tanpa ada batasan waktu; (2) Pengguna perpustakaan KCC
memanfaatkan koleksi audio visual (DVD) dengan tujuan yang berbeda-beda.
Hampir setengahnya pengguna yang memanfaatkannya adalah pegawai-
pegawai swasta meminjam koleksi audio visual (DVD) pada saat akhir pekan
untuk mengisi waktu luangnya ; (3) Subyek koleksi audio visual (DVD) yang
sering dimanfaatkan oleh pengguna adalah drama, koleksi audio visual (DVD)
drama yang tersedia di Perpustakaan KCC adalah koleksi drama berseri.61
Adapun yang membedakan penelitian yang penulis lakukan dengan penelitian
relevan yang penulis sajikan adalah tujuan penelitian, metode penelitian, dan
objek penelitian.
61
Nasruddin Mansyur, “Pemanfaatan Koleksi Audio visual (DVD) di Perpustakaan
Korean Cultural Center Indonesia”, (Skripsi S1 Program Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi,
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia, tahun 2012), h. 63. Diakses pada 22
Februari 2015 dari http://lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20302627-S1966-
Nasruddin%20Mansyur.pdf
51
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian
Jenis metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode penelitian eksplanatif yaitu metode penelitian yang bertujuan untuk
menjelaskan pengaruh, menguji hipotesis dari variabel-variabel penelitian. Fokus
penelitian ini adalah analisis hubungan-hubungan antara variabel.1
Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pendekatan analisis kuantitatif yaitu analisis yang dilakukan terhadap data yang
berbentuk angka, baik angka yang merupakan representasi dari kuantitatif
(kuantitatif murni) maupun angka yang merupakan hasil konversi data kualitatif
(yakni data kualitatif yang dikuantifikasikan).2 Pendekatan kuantitatif merupakan
pendekatan penelitian secara primer menggunakan paradigma postpositivist dalam
mengembangkan ilmu pengetahuan (seperti pemikiran tentang sebab akibat,
reduksi kepada variabel, hipotesis, dan pertanyaan spesifik, menggunakan
pengukuran dan observasi, serta pengujian teori), menggunakan strategi penelitian
seperti eksperimen dan survei yang memerlukan data statistik.3
1Prasetya Irawan, Logika dan Prosedur Penelitian (Jakarta : STIA- LAN, 1999), h. 61.
2Ibid.; h. 92.
3Emzir, Metodologi Penelitian Pendidikan: Kualitatif dan Kuantitatif (Jakarta: Raja
Grafindo Persada, 2008), h. 28.
52
B. Sumber Data
1. Data Primer
Data primer adalah data yang diambil langsung, tanpa perantara, langsung dari
sumbernya.4 Data ini diperoleh langsung dari responden dan sistem tersebut
berlangsung di lokasi penelitian yaitu:
a. Observasi adalah penelitian yang pengumpulan datanya bertumpu pada
pengamatan langsung terhadap objek penelitian.5 Penulis mengunjungi dan
mengamati secara langsung ke objek penelitian di Perpustakaan Pustekkom
Kemendikbud untuk mendapatkan data yang diperlukan.
b. Kuesioner (angket) adalah daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang
lain bersedia memberikan respons (tanggapan) sesuai dengan permintaan
peneliti. 6 Pada penelitian ini, kuesioner disebarkan dan diisi oleh Guru SMP
dan MTs Kecamatan Ciputat Timur.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh melalui pengumpulan atau
pengolahan data yang bersifat studi dokumentasi yang memiliki relevansi
dengan permasalahan penelitian.7 Pada penelitian ini, data sekunder berasal
dari kepustakaan, yakni terdiri dari buku-buku, literatur-literatur, artikel dan
dokumen yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.
4Prasetya Irawan, Logika Dan Prosedur Penelitian, h. 86.
5Prasetya Irawan, Logika Dan Prosedur Penelitian, h. 63. 6Riduwan, Belajar Mudah Penelitian untuk Guru – Karyawan dan Peneliti Pemula
(Bandung: Alfabeta, 2005), h. 71. 7Iskandar, Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial (Jakarta: Referensi, 2013), h.78.
53
C. Populasi dan Sampel
Populasi adalah keseluruhan dari objek penelitian yang dapat berupa
manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, udara, gejala, nilai, peristiwa, sikap hidup,
dan sebagainya, sehingga sumber ini dapat menjadi sumber data penelitian.8
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah para guru SMP dan MTs
Kecamatan Ciputat Timur.
Pengambilan populasi berdasarkan data EMIS (Education Management
Information System) Kemenag Kota Tangerang Selatan dan data Dinas Pendidikan
Kota Tangerang Selatan. Berdasarkan data tersebut, populasi guru tingkat MTs di
wilayah Kecamatan Ciputat Timur berjumlah 58 orang, sedang populasi Guru
SMP di wilayah Kecamatan Ciputat Timur berjumlah 273 orang. Maka
keseluruhan populasi guru SMP dan MTs di wilayah Kecamatan Ciputat Timur
berjumlah 331 orang.
Sampel adalah sebagian atau wakil yang diteliti. 9 Pada penelitian ini,
teknik pengambilan data menggunakan teknik random sampling adalah cara
pengambilan sampel dari anggota populasi dengan menggunakan acak tanpa
memperhatikan strata (tingkatan) dalam anggota populasi tersebut. Hal ini
dilakukan apabila anggota populasi dianggap homogen (sejenis) yaitu jumlah guru
SMP dan MTs di Kecamatan Ciputat Timur.10
8Burhan Bungin, Metode Penelitian Kuantitatif : Komunikasi, Ekonomi, dan Kebijakan
Publik Serta Ilmu-ilmu Sosial Lainnya (Jakarta: Kencana, 2008), h. 99. 9Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta: Rineka
Cipta, 2010), h. 174. 10
Riduwan, Belajar Mudah Penelitian, h. 58.
54
Proses penarikan sampel yang dapat mendukung penelitian ini penulis
menggunakan teknik pengambilan sampel rumus Taro Yamane atau Slovin yang
dikutip oleh Riduwan sebagai berikut: 11
Keterangan :
n = Ukuran Sampel
N = Jumlah Populasi
= Presisi yang ditetapkan
Diketahui jumlah populasi Guru SMP dan MTs di Kecamatan Ciputat
Timur sebesar N = 331 orang dan tingkat presisi yang ditetapkan sebesar d =
10%. Berdasarkan rumusan tersebut diperoleh jumlah sampel (n) untuk Guru
SMP dan MTs di Kecamatan Ciputat Timur sebagai berikut :
Jawaban :
Jadi jumlah sampel yang diambil pada penelitian ini sebanyak 76 orang.
11
Riduwan, Belajar Mudah Penelitian, h. 65.
55
D. Instrumen Penelitian
Suatu keberhasilan dari penelitian biasanya ditentukan oleh instrumen
yang digunakan, karena data yang diperlukan untuk menjawab semua
permasalahan penelitian diperoleh melalui instrumen penelitian.
Instrumen adalah suatu alat untuk mengumpulkan data.12
Adapun
instrumen penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah
angket/kuesioner. Pada penelitian ini penulis menggunakan angket tertutup,
dimana pertanyaan atau pernyataan telah memiliki alternatif jawaban yang
tinggal dipilih oleh responden. Responden tidak bisa memberikan jawaban atau
respon lainnya kecuali yang telah tersedia sebagai alternatif jawaban.
Untuk mendapatkan hasil penelitian yang memuaskan, peneliti menyusun
sebuah rancangan instrumen yaitu berupa kisi-kisi penelitian. Setiap variabel
pada penelitian ini akan diberikan definisi operasionalnya. Selanjutnya
menentukan indikator-indikator yang akan diukur, kemudian akan menjadi butir-
butir pernyataan.
Adapun kisi-kisi instrumen penelitian seperti pada tabel 3 di bawah ini :
Tabel 3
Kisi-kisi Instrumen Penelitian
Variabel Indikator Item
Pemanfaatan
Layanan Video
Pembelajaran (X)
Promosi Video Pembelajaran 1
Analisis Kebutuhan Pemakai (Guru) 2
Pengadaan Video Pembelajaran 3, 4, 5,
12
Prasetya Irawan, Logika dan Prosedur Penelitian, h. 73.
56
Layanan Video Pembelajaran 6, 7, 8,
Kegiatan Belajar
Mengajar (Y)
Video pembelajaran sebagai Bahan
Ajar/media
9, 10, 11
Kepuasan Guru 12, 13
Kepuasan Siswa 14, 15
Adapun definisi operasional pengukuran variabel penelitian yang digunakan pada
bagian tersebut akan diuraikan sebagai berikut :
1. Pemanfaatan Layanan Video Pembelajaran
Pada variabel (X) yaitu pemanfaatan layanan video pembelajaran mengukur
sejauh mana pemanfaatan layanan video pembelajaran yang diberikan oleh
pihak Pustekkom dan Perpustakaan Pustekkom kepada masyarakat khususnya
guru sebagai responden pada penelitian ini. Untuk mengukur variabel ini
berdasarkan teori yang digunakan yaitu sosialisasi/promosi adanya layanan
video pembelajaran kepada masyarakat, analisis kebutuhan pemustaka
khususnya guru, pengadaan koleksi video pembelajaran, kemudian layanan
video pembelajaran. Variabel ini diukur dengan menggunakan skala 4 poin dari
sangat setuju (4), setuju (3), tidak setuju (2), dan sangat tidak setuju (1).
2. Kegiatan Belajar Mengajar
Pada variabel (Y) yaitu kegiatan belajar mengajar mengukur ada atau tidaknya
pengaruh pemanfaatan layanan video pembelajaran terhadap kegiatan belajar
mengajar. Dengan adanya pemanfaatan layanan video pembelajaran maka akan
berpengaruh terhadap kegiatan belajar mengajar dan sebaliknya. Adapun
indikator pengukuran pada variabel ini mencakup fungsi video pembelajaran
sebagai bahan ajar, kepuasan guru dan kepuasan siswa. Variabel ini diukur
57
dengan menggunakan skala 4 poin yaitu dari sangat setuju (4), setuju (3), tidak
setuju (2), dan sangat tidak setuju (1).
E. Desain Penelitian
Pada penelitian ini, penulis menggunakan metode “hubungan kausal”,
dimana menurut Sugiyono, hubungan kausal adalah hubungan yang bersifat sebab
akibat. Sehingga pada penelitian ini terdapat dua variabel yaitu variabel
independent (variabel yang mempengaruhi/bebas) dan variabel dependent
(variabel yang dipengaruhi/terikat).
Variabel independent (X) yaitu pemanfaatan layanan video pembelajaran
sedangkan variabel dependent (Y) yaitu kegiatan belajar mengajar (pembelajaran).
Sehingga dapat digambarkan seperti pada gambar 2 di bawah ini :
Gambar 2
Hubungan antar variabel
Keterangan :
X = Pemanfaatan layanan video pembelajaran
Y = Kegiatan belajar mengajar (pembelajaran)
Dari gambar di atas maka dapat dirumuskan terjadi hubungan signifikan
antar variabel dimana variabel X mempengaruhi variabel Y.
X Y
58
F. Skala Pengukuran
Skala pengukuran pada peneltian ini penulis menggunakan skala likert.
Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang
atau kelompok tentang kejadian atau gejala sosial. Kriteria pengukuran pemberian
skor/nilai digolongkan dalam 4 tingkatan, seperti pada tabel 4 di bawah ini :
Tabel 4
Pemberian Skor/nilai Skala Pengukuran
Jawaban Nilai
Sangat Setuju (SS) 4
Setuju (S) 3
Tidak Setuju (TS) 2
Sangat Tidak Setuju (STS) 1
Adapun nilai rata-rata setiap responden dikelompokkan ke dalam kelas
interval. Interval merupakan kisaran jawaban responden yang diperoleh melalui
selisih nilai maksimum dengan minimum dibandingkan jumlah kelas yaitu 13
:
Berdasarkan ukuran interval di atas, maka dapat ditentukan skala distribusi
pendapat responden sebagai berikut:
1. Nilai besar 1,00 - 1,74 = sangat rendah
2. Nilai besar 1,75 – 2,49 = rendah
13
Tony Wijaya, Praktis dan Simple Cepat Menguasai SPSS 20 untuk Olah dan
Interpretasi Data (Yogyakarta: Cahaya Atma Pustaka, 2012), h. 229.
59
3. Nilai besar 2,50 – 3,24 = tinggi
4. Nilai besar 3,25 – 4,00 = sangat tinggi
G. Teknik Pengumpulan Data
Pada penelitian ini, teknik pengumpulan data dilakukan dengan dua cara
yaitu sebagai berikut:
1. Penelitian Kepustakaan (Library Research)
Penulis mencari informasi melalui buku, artikel, sumber-sumber atau dokumen
yang sesuai dengan pokok permasalahan yang akan dibahas.
2. Penelitian Lapangan (Field Research)
Penelitian lapangan adalah penelitian dengan terjun langsung ke lapangan.
Adapun penelitian lapangan ini dilakukan dengan cara sebagai berikut:
a. Kuesioner (angket)
Kuesioner (angket) adalah suatu alat pengumpulan data yang berupa
serangkaian pertanyaan yang dajukan kepada responden untuk mendapat
jawaban.14
Pada penelitian ini, penyebaran kuesioner ditujukan dan diisi
oleh para guru SMP dan MTs Kecamatan Ciputat Timur.
b. Observasi
Observasi adalah pengamatan dan pencatatan suatu obyek dengan
sistematika fenomena yang diselidiki. Observasi dapat dilakukan sesaat
ataupun mungkin dapat diulang.15
Tujuan observasi ini untuk
mendeskripsikan secara cermat terhadap objek penelitian. Pada penelitian
14
Nasrullah, “Kepuasan Siswa terhadap Koleksi dan Layanan Perpustakaan SMA
Labschool Kebayoran,” (Skripsi S1 Fakultas Adab dan Humaniora, UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, 2010), h. 7. Diakses pada 18 Februari 2015 dari
http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/855/1/95018-NASRULLAH-FAH.pdf 15
Ibid,; h. 69.
60
ini, penulis terjun langsung ke lokasi penelitian untuk melakukan
pengamatan secara langsung. Adapun objek penelitian pada penelitian ini
yaitu Perpustakaan Pustekkom Kemendikbud dan beberapa sekolah SMP
dan MTs Kecamatan Ciputat Timur.
H. Teknik Pengolahan Data
Pengolahan data adalah kegiatan lanjutan setelah pengumpulan data
dilaksanakan. Data diolah berdasarkan pada kuesioner yang telah disebarkan dan
dijawab oleh responden. Langkah dalam pengolahan data pada penelitian ini
melalui tahap sebagai berikut :
1. Tahap Memeriksa (editing)
Tahap memeriksa adalah kegiatan yang dilakukan setelah peneliti selesai
menghimpun data di lapangan. Dalam proses editing, peneliti melakukan
pemeriksaan kelengkapan data dan jawaban kuesioner yang bertujuan untuk
meyakinkan agar data tersebut tidak mengandung cacat atau kesalahan. Peneliti
melihat dengan cermat apakah ada data kuesioner yang secara salah diisi oleh
responden, ada halaman yang hilang dan poin-pon penting terlewatkan.16
2. Tahap Tabulasi (tabulating)
Proses tabulasi adalah mentabulasi atau memindahkan jawaban-jawaban
responden kedalam tabulasi atau tabel yang kemudian dicari persentasenya
untuk dianalisis. Pada proses tabulating ini, semua jawaban responden
dimasukan kedalam data view pada SPSS dengan menggunakan analisis
statistik deskriptif frekuensi. Penggunaan persentase dengan tujuan untuk
16
Irawan, Logika dan Prosedur Penelitian, h. 217.
61
melihat perbandingan besar kecilnya frekuensi jawaban angket yang diberikan
responden, karena jumlah jawaban tiap kuesioner berbeda. Adapun menghitung
presentase jawaban responden dalam bentuk tabel tunggal melalui distribusi
frekuensi dan persentase. Dengan menggunakan rumus di bawah ini:
P = f/n x 100%
Keterangan :
P = Persentase
F = Frekuensi
N = Sampel yang diolah
100% = Bilangan kostanta/tetap 17
Adapun parameter yang digunakan untuk menafsirkan data kesiapan ini dapat
dilihat pada tabel 5 di bawah ini:
Tabel 5
Parameter Penafsiran Data
Presentase Keterangan
0% Tidak satupun
1 - 25% Sebagian kecil
26 – 49% Hampir setengahnya
50% Setengahnya
51 – 75% Sebagian besar
76 – 99% Hampir seluruhnya
100% Seluruhnya
17
Sudiyono, Pengantar Statistika Pendidikan (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2005), h.
25.
62
3. Pengkodean (coding)
Tahap terakhir pengolahan data pada penelitian ini adalah melakukan
pengkodean data. Pengkodean data pada penelitian ini dengan memberikan
nilai/skor disetiap indikator pernyataan kuesioner pada value labels SPSS 21,
Adapun pemberian nilai dalam pengodean ini adalah seperti pada tabel 6 di
bawah ini :
Tabel 6
Pengkodean Jawaban Responden
Nama (name) Label (label) Nilai (value)
Laki-laki Jenis Kelamin 1
Perempuan Jenis Kelamin 2
IPA Bidang Pelajaran 1
IPS Bidang Pelajaran 2
B. Inggris Bidang Pelajaran 3
B. Indonesia Bidang Pelajaran 4
Matematika Bidang Pelajaran 5
Sangat Setuju Tanggapan 4
Setuju Tanggapan 3
Tidak Setuju Tanggapan 2
Sangat Tidak Setuju Tanggapan 1
I. Teknik Analisis Data
Analisis data adalah pengolahan data yang diperoleh dengan menggunakan
rumus atau dengan aturan-aturan yang ada sesuai dengan pendekatan penelitian.
Pada penelitian ini, teknik pengolahan data menggunakan perhitungan komputasi
63
program SPSS 21 (Statistical Package for the Social Science) 18
yang merupakan
suatu program komputer statistik yang mampu memproses data statistik secara
tepat dan cepat, menjadi berbagai output yang dikehendaki para pengambil
keputusan. Analisis data dilakukan dengan tujuan untuk menjawab rumusan
masalah dan menguji hipotesis dalam rangka penarikan simpulan. Data yang
diperoleh berdasarkan pada kuesioner yang telah disebarkan dan diisi oleh para
Guru SMP dan MTs Kecamatan Ciputat Timur. Pada penelitian ini, analisis data
yang digunakan adalah sebagai berikut:
1. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif memberikan gambaran suatu data yang dilihat dari mean,
standar deviasi, varian, maksimum, minimum.19
Analisis deskriptif dimana
koefisien korelasi adalah suatu alat statistik yang dapat digunakan untuk
membandingkan hasil pengukuran dua variabel yang berbeda agar dapat
menentukan tingkat hubungan antara variabel. Dua variabel dikatakan korelasi
jika perubahan variabel akan diikuti perubahan variabel yang lain sehingga
menunjukan hubungan yang signifikan. Untuk menentukan ada tidaknya
pengaruh dan jika ada berapa eratnya pengaruh, serta berarti atau tidaknya
pengaruh. Metode analisis ini digunakan untuk mengetahui guru yang
memanfaatkan video pembelajaran (variabel x) dengan menggunakan angket
yang disebarkan dan diisi oleh Guru SMP dan MTs Kecamatan Ciputat Timur.
18
Stanislaus S. Uyanto, Pedoman Analisis Data dengan SPSS ( Yogyakarta: Graha Ilmu,
2006), h.1. 19
Imam Ghozali, Aplikasi Multivariate Program SPSS (Semarang: Universitas
Diponegoro, 2009), h. 19.
64
2. Uji Kualitas Data
Pada penelitian ini, penulis melakukan uji kualitas data validitas dan
reliabilitas.
a. Uji Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat kevalidan
atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid mempunyai
validitas yang tinggi. Sebaliknya, instrumen yang kurang valid berarti
memiliki validitas rendah.20
Pengujian instrumen ukur untuk suatu
kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk
mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Untuk
mengetahui validitas, peneliti menggunakan teknik pearson correlation
dengan cara menghitung korelasi antara nilai yang diperoleh dari
pertanyaan-pertanyaan.
Agar penafsiran dapat dilakukan sesuai dengan ketentuan, maka perlu
mempunyai kriteria yang menunjukan kuat atau lemahnya korelasi
tersebut. Kriteria sebagai berikut: 21
1) Angka korelasi berkisar antara 0 s/d 1.
2) Besar kecilnya angka korelasi menentukan kuat atau lemahnya hubungan
kedua variabel. Dengan kriteria sebagai berikut:
0 – 0,25 : Korelasi sangat lemah (dianggap tidak ada)
> 0,25 – 0,5 : Korelasi cukup kuat
> 0,5 – 0,75 : Korelasi kuat
20
Arikunto, Prosedur Penelitian, h. 211. 21
Jonathan Sarwono, Analisis Data Penelitian Menggunakan SPSS (Yogyakarta: Andi
Yogyakarta, 2006), h. 86-87.
65
> 0,75 – 1 : Korelasi sangat kuat
3) Korelasi dapat positif dan negatif. Korelasi positif menunjukan arah yang
sama pada hubungan antar variabel. Artinya jika variabel 1 besar maka
variabel 2 semakin besar pula. Sebaliknya, korelasi negatif menunjukan
arah yang berlawanan. Artinya jika variabel 1 besar maka variabel 2
menjadi kecil.
4) Signifikansi hubungan dua variabel dapat dianalisis dengan ketentuan
sebagai berikut :
Jika probabilitas < 0,05 maka hubungan kedua variabel signifikan.
Jika probabilitas > 0,05 maka hubungan kedua variabel tidak signifikan.
5) Berdasarkan tanda (*, **) pada SPSS 22
Signifikan atau tidaknya kedua variabel dapat dilihat juga dari adanya
(*,**). Jika muncul tandatersebut pada data yang dikorelasikan atau diuji
validitas. Maka data tersebut signifikan dan valid.
b. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur bahwa variabel yang digunakan
benar-benar bebas dari kesalahan sehingga menghasilkan hasil yang
konsisten meskipun diuji berulang kali. Suatu instrumen pengukuran bisa
dikatakan reliable jika memberikan score yang konsisten pada setiap
pengukuran.23
Reliabilitas merupakan suatu instrumen cukup dapat
dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen
tersebut sudah baik. Instrumen yang sudah dapat dipercaya, akan
22
Konsistensi, “Uji Analisis Korelasi dengan Program SPSS”, artikel diakses pada 8
September 2015 dari http://www.konsistensi.com/2013/05/uji-analisis-korelasi-dengan-
program.html 23
Stanislaus S. Uyanto, Pedoman Analisis Data dengan SPSS, h.273.
66
menghasilkan data yang dapat dipercaya juga. Untuk menguji reliabilitas
alat ukur penelitian ini menggunakan alpha cronbach baik pengujian
validitas atau reliabilitas, Reliabilitas yang dianggap sudah cukup
memuaskan jika > 0,60 (pada output SPSS dapat dilihat pada nilai alpha).
3. Uji Asumsi Klasik
Pada penelitian ini, uji asumsi klasik yang dilakukan oleh peneliti yaitu uji
normalitas regresi, uji multikolonieritas, dan uji heteroskedastisitas.
a. Uji Normalitas Regresi
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah dalam sebuah model
regresi, variabel dependen dan variabel independent atau keduanya
mempunyai distribusi normal atau tidak. Cara mendeteksinya yaitu dengan
penyebaran data pada sumbu diagonal dari grafik. Jika data menyebar
disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model
regresi memenuhi asumsi normalitas. Sedangkan jika data menyebar jauh
dari garis diagonal dan tidak mengikuti arah garis diagonal, maka regresi
tidak memenuhi asumsi normalitas.24
Selanjutnya dilakukan uji One Sample
Kolmogorov – Smirnov Test yang digunakan untuk menguji apakah dalam
model regresi, variabel residual memiliki distribusi normalitas atau tidak.
b. Uji Multikolonieritas
Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel independent (bebas). Uji
multikolonieritas dilihat dari nilai tolerance dan Variance Inflantion Factor
(VIF). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan terdapat masalah
24
Nur Indriantoro dan Bambang Supomo, Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi
dan Manajemen (Yogyakarta: BPFE, 2004), h. 212-214.
67
multikolonieritas (multikom). Model regresi yang baik seharusnya tidak
terjadi korelasi diantara variabel independent. Uji multikolonieritas dilihat
dari nilai tolerance dan Variance Inflantion Factor (VIF) serta besaran
korelasi antar variabel independent..25
Adapun pengambilan keputusan pada
uji multikolonieritas sebagai berikut: 26
1) Melihat Nilai Tolerance
Tidak terjadi multikolonieritas jika nilai tolerance > 0,10.
Terjadi multikolonieritas jika nilai tolerance < 0,10.
2) Melihat nilai VIF
Tidak terjadi multikolonieritas jika nilai VIF < 10,00.
Terjadi multikolonieritas jika nilai VIF > 10,00. Sedangkan sumber lain
menjelaskan bahwa suatu model regresi dapat dikatakan bebas
multikolonieritas jika mempunyai nilai VIF < 5 atau VIF < 10. 27
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya
penyimpangan asumsi klasik heteroskedastisitas yaitu adanya
ketidaksamaan varian dari residual untuk semua pengamatan pada model
regresi. Prasyarat yang harus terpenuhi dalam model regresi adalah tidak
adanya gejala heteroskedastisitas. Pada penelitian ini uji heteroskedastisitas
dilakukan dengan menggunakan metode melihat pola grafik regresi yaitu
dengan cara melihat grafik scatterplot antara standardized predicted value
(ZPRED) dengan studentized residual (SRESID). Dasar pengambilan
25
Imam Ghozali, Aplikasi Multivariate Program SPSS, h. 95. 26
Konsistensi, “Uji Multikolonieritas dengan Melihat Nilai Tolerance dan VIF”, artikel
diakses pada 9 September 2015
dari http://www.konsistensi.com/2013/07/uji-multikonieritas-dengan-melihat.html 27
Edi Supriyadi, SPSS + Amos (Jakarta: In Media, 2014), h. 83.
68
keputusan dengan motode ini yaitu: Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik
yang ada membentuk suatu pola tertentu yang teratur (bergelombang,
melebar kemudian menyempit), maka terjadi heteroskedastisitas. Jika tidak
ada pola yang jelas, seperti titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka
0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
4. Analisis Regresi Linier Sederhana
Analisis regresi linier sederhana adalah hubungan secara linear antara satu
variabel independen (X) dengan variabel dependen (Y). Analisis regresi linier
sederhana digunakan untuk mengetahui pengaruh suatu permasalahan yaitu
hubungan antara variabel independent dengan variabel dependent apakah
positif atau negatif dan untuk memprediksi nilai dari variabel dependent
apabila nilai variabel independent mengalami kenaikan atau penurunan.
Dimana dalam model tersebut terdapat satu variabel bebas (independent) yaitu
pemanfaatan layanan video pembelajaran dan satu variabel terikat (dependent)
yaitu kegiatan belajar mengajar bagi Guru SMP dan MTs Kecamatan Ciputat
Timur. Data yang digunakan biasanya berskala interval atau rasio. Rumus
regresi linear sederhana sebagai berikut:
Keterangan :
Y’ = Variabel dependent (nilai yang diprediksikan)
X = Variabel independent
a = Konstanta (nilai Y’ apabila X = 0)
b = Koefisien regresi (nilai peningkatan ataupun penurunan)
Y’ = a + bX
69
Nilai-nilai a dan b dapat dihitung dengan menggunakan rumus di bawah ini :
a = (Σy) (Σx²) - (Σx) (Σxy)
n(Σx²) – (Σx)²
b = n(Σxy) – (Σx) (Σy)
n(Σx²) – (Σx)²
Terdapat beberapa analisis yang digunakan terkait dengan penggunaan alat uji
regresi linier sederhana antara lain:
a. Koefisien Determinasi
Koefisien Determinasi (R₂) digunakan untuk mengukur seberapa besar
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen.
Koefisien determinasi dapat dilihat pada tabel model summary (hasil output
olah data) R2 (Adjusted R Squre). Nilai koefisien determinasi adalah antara
0 dan 1. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel
independen dalam menjelaskan variabel dependen sangat terbatas. Nilai
yang mendekati satu berarti variabel independent memberikan hampir
semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel
dependen.28
Nilai R2 merupakan sumbangan pengaruh variabel independent
terhadap variabel dependent, sedangkan sisanya dipengaruhi oleh faktor lain
yang tidak diteliti.
b. Uji Signifikan Simultan (Uji Statistik F)
Uji Statisitk F menunjukkan apakah semua variabel independen yang
dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama
terhadap variabel dependent. Uji F digunakan untuk mengetahui pengaruh
28
Imam Ghozali, Aplikasi Multivariate Program SPSS, h. 83.
70
semua variabel independent yang dimasukkan dalam model regresi secara
bersama-sama terhadap variabel dependent yang diuji pada tingkat
signifikan 0,05. Uji simultan F dapat dilihat pada tabel ANOVA.
Adapun dasar pengambil keputusan pada uji simultan F adalah sebagai
berikut:
1) Jika nilai probabilitas < 0,05, maka H₀ ditolak atau Ha diterima, hal ini
menunjukan semua variabel independent mempunyai pengaruh secara
bersama-sama terhadap variabel dependent.
2) Jika nilai probabilitas > dari 0,05, maka H₀ diterima atau Ha ditolak, hal
ini menunjukan semua variabel independent tidak mempunyai pengaruh
secara bersama-sama terhadap variabel dependent.
c. Uji Signifikansi Parsial (Uji Statistik T)
Uji statisitik T digunakan untuk mengetahui apakah variabel independent
(X) secara parsial (individual) berpengaruh signifikan terhadap variabel
dependent (Y). Dasar pengambilan keputusannya adalah sebagai berikut:
1) Jika nilai probabilitas > 0,05, maka H₀ diterima atau Ha ditolak, ini
berarti menyatakan bahwa variabel independent tidak mempunyai
pengaruh secara individual terhadap variabel dependent.
2) Jika nilai probabilitas < 0,05, maka H₀ ditolak atau Ha diterima, ini
berarti menyatakan bahwa variabel independent mempunyai pengaruh
secara individual terhadap variabel dependent.
5. Analisis Korelasi
Metode korelasi bertujuan untuk mengetahui dan menemukan ada tidaknya
hubungan antara variabel bebas (X) dan terikat (Y) yang telah ditetapkan untuk
71
dapat mengukur karakteristik pengaruh. Hubungan antara variabel X dan Y
dapat bersifat positif (+) artinya jika variabel X naik maka variabel Y naik.
Sedangkan negatif (-) artinya jika variabel X turun maka variabel Y turun.
Metode yang digunakan untuk menghitung karakteristik besarnya korelasi
adalah metode korelasi multivariat, yaitu metode statistik yang dapat
menggambarkan dan menemukan hubungan antara beberapa variabel. Untuk
menafsirkan angka tersebut digunakan kriteria sebagai berikut: 29
0 – 0,25 : Korelasi sangat lemah (dianggap tidak ada)
> 0,25 – 0,5 : Korelasi cukup kuat
> 0,5 – 0,75 : Korelasi kuat
> 0,75 – 1 : Korelasi sangat kuat
Untuk pengujian lebih lanjut, maka diajukan hipotesis sebagai berikut:
Ho; p = 0 : tidak ada hubungan (korelasi) yang signifikan antara dua
variabel.
Ha; p ≠ 0 : ada hubungan (korelasi) yang signifikan antara dua variabel.
Pengujian berdasarkan signifikan:
Jika probabilitas > 0,05 maka Ho diterima (tidak signifikan).
Jika probabilitas < 0,05 maka Ho ditolak (signifikan).
J. Hipotesis
Dalam penelitian ini pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan
uji T (test) untuk melihat sejauh mana pengaruh (positif/negatif) variabel
independent (X= Pemanfaatan Layanan Video Pembelajaran) terhadap variabel
29
Jonathan Sarwono & Ely Suhayati, Riset Akuntansi Menggunakan SPSS (Yogyakarta:
Graha Ilmu, 2006), h. 174.
72
dependent (Y= Kegiatan Belajar Mengajar). Pengujian hipotesis dapat dinyatakan
sebagai berikut :
H0:ρ=0, berarti variabel independent (X) tidak berpengaruh terhadap variabel
dependent (Y).
H1:ρ≠0, berarti variabel independent (X) berpengaruh terhadap variabel
dependent (Y).
Jika:
t hitung < t tabel maka H0 diterima, variabel bebas tidak ada pengaruh terhadap
variabel terikat (tidak signifikan).
t hitung > t tabel maka H1 diterima, variabel bebas ada pengaruh terhadap
variabel terikat (signifikan).
Pada penelitan ini akan diajukan hipotesis:
H1:ρ≠0, artinya variabel bebas (layanan video pembelajaran) mempengaruhi dan
berkorelasi dengan variabel terikat (kegiatan belajar mengajar).
K. Jadwal Penelitian
Tabel 7
Jadwal Penelitian
No. Jenis Kegiatan
Bulan dan Tahun 2015
3 4 5 6 7 8 9
1. Penyerahan Proposal
Skripsi dan Dosen
Pembimbing
√
73
Keterangan :
√ = Ada kegiatan
2. Pelaksanaan
Bimbingan Skripsi
√ √ √ √ √ √
3. Pengumpulan
Literatur Mengenai
Skripsi
√ √ √ √
4. Penyebaran Angket
atau Kuesioner
Kepada Responden
√
5. Pengolahan Data dan
Analisis Data
√ √
6. Penyerahan Laporan
Skripsi
√
7. Sidang Skripsi √
74
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Profil Perpustakaan Pustekkom Kemendikbud
1. Sejarah berdirinya Perpustakaan Pustekkom Kemendikbud
Perpustakaan Pustekkom Kemendikbud adalah perpustakaan khusus
yang berada di bawah lembaga induknya yaitu Pusat Teknologi Komunikasi
dan Informasi Pendidikan atau disingkat menjadi Pustekkom. Pustekkom
merupakan salah satu pusat yang menangani pendayagunaan teknologi
informasi dan komunikasi untuk pendidikan yang berada langsung di bawah
Sekretariat Jendral Departemen Pendidikan Nasional. Sesuai dengan
Permendiknas No. 23 Tahun 2005 tentang organisasi dan tata kerja pusat-
pusat di lingkungan Departemen Pendidikan Nasional.
Berdasarkan surat keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No.
0200/P/1976 tanggal 31 Juli 1976 Perpustakaan Pustekkom berdiri pada
tahun 1976 seiring dengan terbentuknya tim penyelenggara TKPK (Teknologi
Komunikasi Pendidikan dan Kebudayaan) yang pada saat itu jumlah koleksi
perpustakaan Pustekkom masih sangat sedikit. Pada tahun 1978 setelah
Pustekkom berdiri, Perpustakaan Pustekkom mengalami kemajuan dengan
adanya bantuan buku-buku dan majalah dari luar Negeri.
Perpustakaan Pustekkom berada di bawah pengelolaan sub bagian
rumah tangga. Tugas dari Perpustakaan Pustekkom adalah melakukan
pengelolaan perpustakaan pusat, melakukan dokumentasi dan publikasi, dan
memberikan
75
layanan informasi di bidang teknologi komunikasi dan informasi untuk
pendidikan.
Seiring dengan perkembangan lembaga induknya, Perpustakaan
Pustekkom Kemendikbud kini telah mengalami perubahan yang bersifat
positif, baik dari segi koleksi maupun layanannya. Perpustakaan Pustekkom
Kemendikbud memiliki tujuan memberikan pelayanan informasi kepada
pemustaka dalam memenuhi bahan-bahan sumber belajar yang dibutuhkan
berupa media cetak dan non cetak.
Selain itu juga fungsi dan peranan Perpustakaan Pustekkom
Kemendikbud adalah memberikan pelayanan kepada pemustaka antara lain
staf atau karyawan akan bahan-bahan baik media cetak maupun non cetak
yang diperlukan dalam menunjang teknologi komunikasi pendidikan.
2. Visi dan Misi Perpustakaan Pustekkom Kemendikbud
a. Visi
Siap memberikan layanan prima TIK untuk pendidikan.
b. Misi
1) Meningkatkan layanan TIK yang efisien, efektif, akuntabel dan
transparan.
2) Meningkatkan kualitas SDM sehingga mampu memberikan pelayanan
TIK yang prima.
76
3. Personalia Perpustakaan Pustekkom Kemendikbud
Kepala Unit Perpustakaan : Bambang Susanto, M.Hum
Bagian Akuisisi dan Pengolahan : Moh. Yusuf Tri Widodo
Putri Ayu Febrina, S.IP
Bagian Pelayanan dan Sirkulasi : Sarini dan Hartati
Bagian Otomasi dan Digitalisasi : Iwan Adriawan
Bagian Terbitan Berkala : Darno
4. Struktur Organisasi Perpustakaan Pustekkom Kemendikbud
Gambar 3
Struktur Organisasi Perpustakaan Pustekkom
5. Tata Tertib Perpustakaan Pustekkom Kemendikbud
Tata tertib Perpustakaan Pustekkom Kemendikbud sebagai berikut :
a. Sistem Peminjaman
Sistem peminjaman pada Perpustakaan Pustekkom bersifat terbuka, artinya
pengguna dapat mencari langsung koleksi yang dibutuhkannya ke rak.
Kepala Unit
Perpustakaan
Bagian Akuisisi
dan Pengolahan
Bagian Pelayanan
dan Sirkulasi
Bagian Terbitan
Berkala
Bagian Otomasi
dan Digitalisasi
77
b. Waktu Peminjaman
Waktu peminjaman disesuaikan dengan jam buka layanan Perpustakaan
Pustekkom yaitu pada hari senin s/d jum’at, pukul 8.00-16.00 wib.
c. Cara Peminjaman
1) Koleksi Cetak
Bagi Karyawan Pustekkom
a) Lama peminjaman buku selama satu minggu.
b) Buku yang sering dipinjam dan hanya ada satu eksemplar hanya
dapat dipinjam selama tiga hari dan boleh diperpanjang apabila tidak
ada yang memesan.
c) Buku referensi hanya bisa dibaca di ruangan perpustakaan.
2) Koleksi Non Cetak
a) Koleksi non cetak tidak boleh dipinjam pada perorangan.
b) Peminjaman koleksi non cetak bisa dilakukan oleh antar instansi.
c) Lama peminjaman satu minggu.
d) Jumlah bahan pustaka yang dipinjam maksimal tiga buah.
3) Sanksi
a) Bagi pengguna yang terlambat mengembalikan pinjaman koleksi
perpustakaan akan dikenakan denda satu hari Rp. 100/buku.
b) Apabila buku yang pinjam tersebut terbukti hilang, maka peminjam
wajib mengganti dengan buku yang sama, sejenis, atau dengan
sejumlah harga buku yang dihilangkan.
78
6. Koleksi Perpustakaan Pustekkom Kemendikbud
Perpustakaan Pustekkom Kemendikbud sebagai pusat teknologi
komunikasi dan informasi pendidikan memiliki koleksi tercetak dan non
cetak. Koleksi tercetak meliputi buku, majalah, laporan, disertasi, skripsi,
tesis, ensiklopedia, koran, majalah, jurnal teknodik, bahan belajar cetak SRP
murid SD dan diklat SRP untuk guru SD, Modul SMP terbuka dan SMA
terbuka, brosur dan lain-lain.
Adapun koleksi non cetak meliputi kaset audio, kaset video, film 16
mm dan CD (Compact Disc) pembelajaran dan lain-lain. Buku-buku disusun
berdasarkan subjek judul dan nomor urut. Perpustakaan Pustekkom
menggunakan sistem terotomasi dengan software aplikasi SLIMS (Senayan
Library Information Management System). Semua bahan pustaka diolah
dengan menggunakan pedoman sistem DDC (Dewey Decimal Classification),
yaitu sistem klasifikasi yang dipergunakan secara internasional.
7. Layanan Perpustakaan Pustekkom Kemendikbud
Perpustakaan Pustekkom Kemendikbud memiliki beberapa layanan antara
lain sebagai berikut :
a. Layanan Keanggotaan
Layanan keanggotaan hanya berlaku bagi pemustaka yang belum menjadi
anggota dan merupakan karyawan Pustekkom. Pada layanan keanggotaan
ini tidak diperkenankan bagi pemustaka yang berasal dari luar Pustekkom,
maka tidak bisa mendaftar menjadi anggota perpustakaan. Pemustaka dari
79
luar pustekkom hanya bisa membaca koleksi ditempat dan memfotocopy
buku yang diperlukan.
b. Layanan Sirkulasi
Layanan sirkulasi terdiri dari layanan peminjaman, pengembalian,
pemesanan dan perpanjangan koleksi perpustakaan. Koleksi buku yang
berada di Perpustakaan Pustekkom dapat dipinjam selama 1 minggu
dengan maksimal peminjaman 3 buah (untuk anggota). Koleksi referensi,
laporan penelitian, skripsi, tesis, dan disertasi hanya dapat dibaca di
Perpustakaan Pustekkom.
c. Layanan Referensi
Layanan referensi adalah layanan yang diberikan oleh perpustakaan untuk
koleksi-koleksi khusus seperti kamus, almanak, ensiklopedi, direktori,
buku tahunan, yang berisi informasi teknis dan singkat. Pada koleksi
referensi tidak boleh dibawa pulang dan hanya untuk dibaca ditempat.
d. Layanan Fotokopi
Layanan fotokopi diberikan kepada semua pemustaka, baik pemustaka luar
atau dalam pustekkom. Perpustakaan menyediakan sarana fotokopi bagi
pemustaka yang ingin memfotokopi bagian-bagian tertentu dari artikel,
buku, dan karya ilmiah lainnya yang diperlukan.
e. Layanan Penelusuran OPAC (Online Public Access Cataloging)
Layanan penelusuran OPAC diberikan kepada pemustaka yang kurang
faham dalam penelusuran OPAC. Ada layanan ini pemustaka akan
memberikan bimbingan kepada pemustaka bagaimana cara penelusuran
informasi. Perpustakaan Pustekkom menggunakan SLIMS (Senayan
80
Library Information Management System) sebagai sistem temu kembali
informasi.
f. Layanan Audio Visual
Layanan audio visual adalah bagian yang melayani pemustaka untuk
memanfaatkan koleksi audio visual seperti pemutaran film, video, slide,
CD-ROM, kaset video maupun audio, disertai dengan sarana pelengkap
seperti komputer multimedia, televisi, video player (dalam format beta,
vhs, VCD, maupun DVD), perangkat audio, dan infokus.
g. Layanan Wahana Jelajah Angkasa
Wahana jelajah angkasa yaitu sebuah laboratorium mini yang digunakan
untuk mengamati jagad raya melalui gambar-gambar yang diambil dari
repository organisasi penjelajahan luar angkasa Amerika Serikat (NASA).
h. Layanan Konsultasi dan Pelatihan Desain Pembelajaran
Layanan konsultasi dan pelatihan desain pembelajaran bertujuan dalam
rangka peningkatan kemapuan SDM internal Pustekkom maupun
memberikan pelatihan bagi pihak lain. Layanan konsultasi dan pelatihan
bagi pihak luar antara lain dalam bidang pengembangan sistem
pembelajaran.
B. Hasil Penelitian
1. Hasil Responden
a. Karakteristik Profil Responden
Subyek penelitian ini adalah Guru SMP dan MTs Kecamatan Ciputat
Timur. Sumber data yang diperoleh yaitu melalui penyebaran kuesioner
81
yang dimulai pada tanggal 4 Agustus 2015 sampai dengan tanggal 20
Agustus 2015.
Tabel 8
Tingkat Pengembalian Kuesioner
Tingkat Pengembalian Kuesioner Keterangan Jumlah
Jumlah kuesioner yang disebar 76
Jumlah kuesioner yang tidak kembali 0
Jumlah kuesioner yang kembali 76
Jumlah kuesioner yang tidak dapat diolah 0
Jumlah kuesioner yang dapat diolah 76
Pada tabel 8 menunjukan bahwa kuesioner yang disebarkan berjumlah 76
buah dan jumlah kuesioner yang kembali adalah sebanyak 100%.
Berdasarkan hasil data kuesioner yang terkumpul, maka diperoleh
gambaran mengenai obyek dari variabel bebas (independent) yaitu
pemanfaatan layanan video pembelajaran dan variabel terikat (dependent)
yaitu kegiatan belajar mengajar. Adapun responden dalam penelitian ini
adalah Guru SMP dan MTs Kecamatan Ciputat Timur. Karakteristik profil
responden yang akan penulis analisis yaitu berdasarkan jenis kelamin dan
bidang pelajaran.
82
1) Karakteristik Profil Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel 9
Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
Laki-laki 29 38.2 38.2 38.2
Perempuan 47 61.8 61.8 100.0
Total 76 100.0 100.0
Sumber: Data Primer (2015)
Deskripsi responden berdasarkan jenis kelamin pada tabel 9 di atas
menunjukan bahwa dari 76 Guru SMP dan MTs Kecamatan Ciputat
Timur yang memanfaatkan layanan video pembelajaran sebagai
penunjang kegiatan belajar mengajar sebagian besar berjenis kelamin
perempuan sebanyak 47 orang (61,8%) dan sisanya 29 orang (38,2%)
responden berjenis kelamin laki-laki. Nilai kumulatif untuk berjenis
kelamin laki-laki sebesar 38.2% ditambah dengan nilai persen valid pada
jenis kelamin perempuan sebesar 61,8% sehingga total nilai kumulatif
sebesar 100%. Hal ini berarti keseluruhan data deskripsi responden
berdasarkan jenis kelamin adalah 100% valid.
83
2) Karakteristik Responden Berdasarkan Bidang Pelajaran
Tabel 10
Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Bidang Pelajaran
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid
IPA 26 34.2 34.2 34.2
IPS 18 23.7 23.7 57.9
B. Inggris 12 15.8 15.8 73.7
B. Indonesia 8 10.5 10.5 84.2
Matematika 12 15.8 15.8 100.0
Total 76 100.0 100.0
Sumber: Data Primer (2015)
Deskripsi responden berdasarkan bidang pelajaran pada tabel 10 di atas
menunjukkan bahwa dari 76 responden hampir setengahnya yang
memanfaatkan layanan video pembelajaran sebagai penunjang kegiatan
belajar mengajar oleh guru bidang pelajaran IPA sebanyak 26 responden
(34,2%) dan sebagian kecil guru bidang pelajaran B.Indonesia berjumlah
8 responden (10,5%). Nilai kumulatif untuk bidang pelajaran IPA (34,2%)
ditambah nilai persen valid bidang pelajaran IPS (23,7%), B.Inggris
(15,8%), B.Indonesia (10,5%), dan Matematika (15,8%) sehingga total
nilai kumulatif sebesar 100%. Hal ini berarti keseluruhan data deskripsi
responden berdasarkan bidang pelajaran adalah 100% valid.
84
2. Deskripsi Responden Berdasarkan Variabel
a. Variabel Pemanfaatan Layanan Video Pembelajaran
1) Indikator Penilaian: Sosialisasi/promosi Layanan Video Pembelajaran
Tabel 11
Pernyataan 1
Pustekkom dan Perpustakaan Pustekkom Kemendikbud sudah baik
dalam melakukan promosi atau sosialisasi video pembelajaran pada
Televisi Edukasi (TVE) untuk peningkatan kualitas pembelajaran di
setiap sekolah. Misalnya lewat internet, televisi, dan pembentukan
beberapa sekolah Binaan di setiap provinsi
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid
Sangat Tidak
Setuju
4 5.3 5.3 5.3
Tidak Setuju 18 23.7 23.7 28.9
Setuju 31 40.8 40.8 69.7
Sangat Setuju 23 30.3 30.3 100.0
Total 76 100.0 100.0
Sumber : Data Primer (2015)
Dilihat pada tabel 11 untuk pernyataan 1 menunjukan hampir setengahnya
responden menjawab setuju sebanyak 31 responden (40,8%) yang
menyatakan bahwa sosialisasi atau promosi adanya layanan video
pembelajaran yang dilakukan oleh Pustekkom dan Perpustakaan Pustekkom
sudah baik. Sedangkan sebagian kecil responden menjawab tidak setuju
berjumlah 18 orang (23,7%). Nilai kumulatif untuk jawaban sangat tidak
setuju (5,3%) ditambah nilai persen valid jawaban tidak setuju (23,7%),
setuju (40,8%) dan sangat setuju (30,3%) sehingga total nilai kumulatif
sebesar 100%. Hal ini berarti keseluruhan jawaban atau tanggapan
responden pada pernyataan 1 adalah 100% valid.
85
2) Indikator Penilaian : Analisis Kebutuhan Pemustaka (guru)
Tabel 12
Pernyataan 2
Video pembelajaran yang berada di Perpustakaan Pustekkom
Kemendikbud maupun pada TVE dapat memenuhi kebutuhan pemakai
terutama guru sebagai sumber informasi pembelajaran
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
Tidak Setuju 17 22.4 22.4 22.4
Setuju 37 48.7 48.7 71.1
Sangat Setuju 22 28.9 28.9 100.0
Total 76 100.0 100.0
Sumber : Data Primer (2015)
Dilihat pada tabel 12 untuk pernyataan 2 menunjukan hampir setengahnya
responden yang menjawab setuju sebanyak 37 responden (48,7%) bahwa
video pembelajaran yang berada di Perpustakaan Pustekkom maupun TVE
dapat memenuhi kebutuhan informasi pembelajaran. Sedangkan sebagian
kecil berjumlah 17 responden (22,4%) yang menjawab tidak setuju. Nilai
kumulatif untuk jawaban tidak setuju (22,4%) ditambah nilai persen valid
jawaban setuju (48,7%) dan sangat setuju (28,9%) sehingga total nilai
kumulatif sebesar 100%. Hal ini berarti keseluruhan jawaban atau
tanggapan responden pada pernyataan 2 adalah 100% valid.
86
3) Indikator Penilaian: Pengadaan Video Pembelajaran
Tabel 13
Pernyataan 3
Ketersediaan koleksi video pembelajaran di Perpustakaan Pustekkom
kemendikbud sudah lengkap dan mutakhir
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid
Tidak Setuju 41 53.9 53.9 53.9
Setuju 30 39.5 39.5 93.4
Sangat Setuju 5 6.6 6.6 100.0
Total 76 100.0 100.0
Sumber : Data Primer (2015)
Dilihat pada tabel 13 untuk pernyataan 3 menunjukan sebagian besar
responden menjawab tidak setuju sebanyak 41 responden (53,9%) yang
menolak pernyataan bahwa koleksi video pembelajaran yang berada di
Perpustakaan Pustekkom sudah lengkap dan mutakhir. Sedangkan hampir
setengahnya responden menjawab setuju sebanyak 30 responden (39,5%).
Nilai kumulatif untuk jawaban tidak setuju (53,9%) ditambah nilai persen
valid jawaban setuju (39,5%) dan sangat setuju (6,6%) sehingga total nilai
kumulatif sebesar 100%. Hal ini berarti keseluruhan jawaban atau
tanggapan responden pada pernyataan 3 adalah 100% valid.
87
Tabel 14
Pernyataan 4
Materi dalam video pembelajaran pada TVE sangat up to date dalam
menunjang kegiatan belajar mengajar
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid
Tidak Setuju 37 48.7 48.7 48.7
Setuju 29 38.2 38.2 86.8
Sangat Setuju 10 13.2 13.2 100.0
Total 76 100.0 100.0
Sumber : Data Primer (2015)
Dilihat pada tabel 14 untuk pernyataan 4 menunjukan hampir setengahnya
responden menjawab tidak setuju sebanyak 29 responden (38,2%) yang
menolak pernyataan bahwa materi dalam video pembelajaran pada TVE
sangat up to date dalam menunjang kegiatan belajar mengajar. Sedangkan
sebagian kecil responden menjawab sangat setuju sebanyak 10 responden
(13,2%). Nilai kumulatif untuk jawaban tidak setuju (48,7%) ditambah nilai
persen valid jawaban setuju (38,2%) dan sangat setuju (13,2%) sehingga total
nilai kumulatif sebesar 100%. Hal ini berarti keseluruhan jawaban atau
tanggapan responden pada pernyataan 4 adalah 100% valid.
88
Tabel 15
Pernyataan 5
Sumber : Data Primer (2015)
Dilihat pada tabel 15 untuk pernyataan 5 menunjukan sebagian besar responden
menjawab setuju sebanyak 49 responden (64,5%) yang menyatakan bahwa
rekaman suara dan gambar video pembelajaran pada TVE sangat jernih, jelas,
dan bebas gangguan. Sedangkan hampir setengahnya yang menjawab tidak setuju
bejumlah 24 responden (31,6%). Nilai kumulatif untuk jawaban tidak setuju
(31,6%) ditambah nilai persen valid jawaban setuju (64,5%) dan sangat setuju
(3,9%) sehingga total nilai kumulatif sebesar 100%. Hal ini berarti keseluruhan
jawaban atau tanggapan responden pada pernyataan 5 adalah 100% valid.
Rekaman suara dan gambar video pembelajaran pada TVE sangat jernih,
jelas, dan bebas gangguan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
Tidak Setuju 24 31.6 31.6 31.6
Setuju 49 64.5 64.5 96.1
Sangat Setuju 3 3.9 3.9 100.0
Total 76 100.0 100.0
89
4) Indikator Penilaian: Layanan Video Pembelajaran
Tabel 16
Pernyataan 6
Peningkatan kapasitas layanan video pembelajaran pada program TVE
Depdiknas sudah baik menyangkut akses maupun konten
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
Tidak Setuju 20 26.3 26.3 26.3
Setuju 44 57.9 57.9 84.2
Sangat Setuju 12 15.8 15.8 100.0
Total 76 100.0 100.0
Sumber: Data Primer (2015)
Dilihat pada tabel 16 untuk pernyataan 6 menunjukan sebagian besar responden
menjawab setuju sebanyak 44 responden (57,9%) yang menyatakan bahwa
peningkatan kapasitas layanan video pembelajaran pada program TVE
Depdiknas sudah baik menyangkut akses maupun konten. Sedangkan hampir
setengahnya menjawab setuju sebanyak 20 responden (26,3%). Nilai kumulatif
untuk jawaban tidak setuju (26,3%) ditambah nilai persen valid jawaban setuju
(57,9%) dan sangat setuju (15,8%) sehingga total nilai kumulatif sebesar 100%.
Hal ini berarti keseluruhan jawaban atau tanggapan responden pada pernyataan
6 adalah 100% valid.
90
Tabel 17
Pernyataan 7
Mengakses atau mendownload video pembelajaran pada website TVE
Depdiknas sangat mudah dan cepat
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid
Sangat Tidak
Setuju
2 2.6 2.6 2.6
Tidak Setuju 36 47.4 47.4 50.0
Setuju 25 32.9 32.9 82.9
Sangat Setuju 13 17.1 17.1 100.0
Total 76 100.0 100.0
Sumber: Data Primer (2015)
Dilihat pada tabel 17 untuk pernyataan 7 menunjukan didominasi hampir
setengahnya sebanyak 36 responden (47,4%) yang menjawab tidak setuju bahwa
mengakses atau mendownload video pembelajran pada website TVE Depdiknas
sangat mudah dan cepat. Sedangkan sebagian kecil responden menjawab sangat
setuju berjumlah 13 responden (17,1%). Nilai kumulatif untuk jawaban sangat
tidak setuju (2,6%) ditambah nilai persen valid jawaban tidak setuju (47,4%)
setuju (32,9%) dan sangat setuju (17,1%) sehingga total nilai kumulatif sebesar
100%. Hal ini berarti keseluruhan jawaban atau tanggapan responden pada
pernyataan 7 adalah 100% valid.
91
Tabel 18
Pernyataan 8
Pengembangan layanan akses video pembelajaran berbasis Televisi
Edukasi (TVE) dapat melayani kebutuhan informasi pendidikan
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid
Sangat Tidak
Setuju
2 2.6 2.6 2.6
Tidak Setuju 21 27.6 27.6 30.3
Setuju 26 34.2 34.2 64.5
Sangat Setuju 27 35.5 35.5 100.0
Total 76 100.0 100.0
Sumber: Data Primer (2015)
Dilihat pada tabel 18 untuk pernyataan 8 menunjukan didominasi hampir
setengahnya responden menjawab sangat setuju sebanyak 27 responden (35,5%)
yang menyatakan bahwa pengembangan layanan akses video pembelajaran
berbasis TVE dapat melayani kebutuhan informasi pendidikan. Sedangkan
sebagian kecil responden yang menjawab sangat tidak setuju berjumlah 2
responden (2,6%). Nilai kumulatif untuk jawaban sangat tidak setuju (2,6%)
ditambah nilai persen valid jawaban tidak setuju (27,6%) setuju (34,2%) dan
sangat setuju (35,5%) sehingga total nilai kumulatif sebesar 100%. Hal ini berarti
keseluruhan jawaban atau tanggapan responden pada pernyataan 8 adalah 100%
valid.
92
b. Variabel kegiatan Belajar Mengajar
1) Manfaat Video pembelajaran sebagai Bahan ajar/media.
Tabel 19
Pernyataan 9
Video pembelajaran pada TVE dapat digunakan sebagai bahan ajar/media
yang efektif dan efisien
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
Tidak Setuju 18 23.7 23.7 23.7
Setuju 44 57.9 57.9 81.6
Sangat Setuju 14 18.4 18.4 100.0
Total 76 100.0 100.0
Sumber: Data Primer (2015)
Dilihat pada tabel 19 untuk pernyataan 9 menunjukan sebagian besar responden
menjawab setuju sebanyak 44 responden (57,9%) yang menyatakan bahwa video
pembelajaran pada TVE dapat digunakan sebagai bahan ajar/media yang efektif
dan efisien. Sedangkan sebagian kecil responden menjawab tidak setuju
berjumlah 18 responden (23,7%). Nilai kumulatif untuk jawaban tidak setuju
(23,7%) ditambah nilai persen valid jawaban setuju (57,9%) dan sangat setuju
(18,4%) sehingga total nilai kumulatif sebesar 100%. Hal ini berarti keseluruhan
jawaban atau tanggapan responden pada pernyataan 9 adalah 100% valid.
93
Tabel 20
Pernyataan 10
Video pembelajaran pada TVE dapat memperjelas dan mempermudah
pesan atau materi yang rumit
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
Tidak Setuju 23 30.3 30.3 30.3
Setuju 43 56.6 56.6 86.8
Sangat Setuju 10 13.2 13.2 100.0
Total 76 100.0 100.0
Sumber: Data Primer (2015)
Dilihat pada tabel 20 untuk pernyataan 10 menunjukan sebagian besar responden
menjawab setuju sebanyak 43 responden (56,6%) yang menyatakan bahwa video
pembelajaran pada TVE dapat memperjelas dan mempermudah pesan atau materi
yang rumit. Sedangkan hampir setengahnya responden menjawab tidak setuju
sebanyak 23 responden (30,3%). Nilai kumulatif untuk jawaban tidak setuju
(30,3%) ditambah nilai persen valid jawaban setuju (56,6%) dan sangat setuju
(13,2%) sehingga total nilai kumulatif sebesar 100%. Hal ini berarti keseluruhan
jawaban atau tanggapan responden pada pernyataan 10 adalah 100% valid.
94
Tabel 21
Pernyataan 11
Video pembelajaran pada TVE dapat dijadikan metode pembelajaran yang
inovatif
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
Tidak Setuju 15 19.7 19.7 19.7
Setuju 50 65.8 65.8 85.5
Sangat Setuju 11 14.5 14.5 100.0
Total 76 100.0 100.0
Sumber: Data Primer (2015)
Dilihat pada tabel 21 untuk pernyataan 11 menunjukkan sebagian besar
responden menjawab setuju sebanyak 50 responden (65,8%) yang menyatakan
bahwa video pembelajaran pada TVE dapat dijadikan metode pembelajaran yang
inovatif. Sedangkan sebagian kecil responden menjawab tidak setuju sebanyak 15
responden (19,7%). Nilai kumulatif untuk jawaban tidak setuju (19,7%) ditambah
nilai persen valid jawaban setuju (65,8%) dan sangat setuju (14,5%) sehingga
total nilai kumulatif sebesar 100%. Hal ini berarti keseluruhan jawaban atau
tanggapan responden pada pernyataan 11 adalah 100% valid.
95
2) Indikator : Kepuasan Guru
Tabel 22
Pernyataan 12
Video pembelajaran yang diberikan TVE dan Perpustakaan Pustekkom
Kemendikbud dapat menunjang kegiatan belajar mengajar
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
Tidak Setuju 19 25.0 25.0 25.0
Setuju 35 46.1 46.1 71.1
Sangat Setuju 22 28.9 28.9 100.0
Total 76 100.0 100.0
Sumber: Data Primer (2015)
Dilihat pada tabel 22 untuk pernyataan 16 menunjukkan hampir setengahnya
responden menjawab setuju sebanyak 35 responden (46,1%) yang menyatakan
bahwa video pembelajaran yang diberikan TVE dan Perpustakaan Pustekkom
Kemendikbud dapat menunjang kegiatan belajar mengajar. Sedangkan sebagian
kecil responden menjawab tidak setuju sebanyak 19 responden (25%). Nilai
kumulatif untuk jawaban tidak setuju (25,0%) ditambah nilai persen valid
jawaban setuju (46,1%) dan sangat setuju (28,9%) sehingga total nilai kumulatif
sebesar 100%. Hal ini berarti keseluruhan jawaban atau tanggapan responden
pada pernyataan 12 adalah 100% valid.
96
Tabel 23
Pernyataan 13
Pemanfaatan video pembelajaran pada TVE dapat membantu dalam
persiapan pengajaran atau penyusunan RPP (Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran)
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
Tidak Setuju 19 25.0 25.0 25.0
Setuju 40 52.6 52.6 77.6
Sangat Setuju 17 22.4 22.4 100.0
Total 76 100.0 100.0
Sumber: Data Primer (2015)
Dilihat pada tabel 23 untuk pernyataan 13 menunjukan sebagian besar responden
menjawab setuju sebanyak 40 responden (52,6%) yang menyatakan bahwa
pemanfaatan video pembelajaran pada TVE dapat membantu Guru dalam
mengajar atau penyusunan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran). Sedangkan
sebagian kecil responden menjawab tidak setuju sebanyak 19 orang (25%). Nilai
kumulatif untuk jawaban tidak setuju (25,0%) ditambah nilai persen valid
jawaban setuju (52,6%) dan sangat setuju (22,4%) sehingga total nilai kumulatif
sebesar 100%. Hal ini berarti keseluruhan jawaban atau tanggapan responden
pada pernyataan 13 adalah 100% valid.
97
3) Indikator : Kepuasan Siswa
Tabel 24
Pernyataan 14
Video pembelajaran dapat menciptakan suasana belajar siswa yang
menyenangkan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
Tidak Setuju 3 3.9 3.9 3.9
Setuju 53 69.7 69.7 73.7
Sangat Setuju 20 26.3 26.3 100.0
Total 76 100.0 100.0
Sumber: Data Primer (2015)
Dilihat pada tabel 24 untuk pernyataan 14 menunjukan sebagian besar responden
menjawab setuju sebanyak 53 responden (69,7%) yang menyatakan bahwa video
pembelajaran dapat menciptakan suasana belajar siswa yang menyenangkan.
Sedangkan sebagian kecil responden menjawab tidak setuju sebanyak 3
responden (3,9%). Nilai kumulatif untuk jawaban tidak setuju (3,9%) ditambah
nilai persen valid jawaban setuju (69,7%) dan sangat setuju (26,3%) sehingga
total nilai kumulatif sebesar 100%. Hal ini berarti keseluruhan jawaban atau
tanggapan responden pada pernyataan 14 adalah 100% valid.
98
Tabel 25
Pernyataan 15
Video Pembelajaran memotivasi siswa untuk belajar mandiri, aktif,
interaktif
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
Tidak Setuju 8 10.5 10.5 10.5
Setuju 54 71.1 71.1 81.6
Sangat Setuju 14 18.4 18.4 100.0
Total 76 100.0 100.0
Sumber: Data Primer (2015)
Dilihat pada tabel 25 untuk pernyataan 15 menunjukan sebagian besar responden
menjawab setuju sebanyak 54 responden (71,1%) yang menyatakan bahwa video
pembelajaran dapat memotivasi siswa untuk belajar mandiri, aktif, interaktif.
Sedangkan sebagian kecil responden menjawab tidak setuju sebanyak 8
responden (10,5%). Nilai kumulatif untuk jawaban tidak setuju (10,5%) ditambah
nilai persen valid jawaban setuju (71,1%) dan sangat setuju (18,4%) sehingga
total nilai kumulatif sebesar 100%. Hal ini berarti keseluruhan jawaban atau
tanggapan responden pada pernyataan 15 adalah 100% valid.
3. Hasil Uji Kualitas Data
a. Hasil Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur seberapa valid atau tidaknya suatu item
pertanyaan mengukur variabel yang diteliti. Pada penelitian ini, uji validitas
dilakukan dengan menggunakan teknik pearson correlation untuk menghitung
korelasi antara score masing-masing butir pertanyaan dengan total skor.
99
Kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan dalam kuesioner mampu
mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut.
Tabel hasil uji validitas data (lihat lampiran 9 dan 10) menunjukan hasil validitas
dari dua variabel yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu pemanfaatan layanan
video pembelajaran dan kegiatan belajar mengajar. Diketahui bahwa variabel
pemanfaatan layanan video pembelajaran dan kegiatan belajar mengajar terdiri
dari 15 pertanyaan keseluruhannya adalah valid dengan nilai signifikansi < 0,05.
Hal ini menunjukan bahwa setiap item pernyataan yang digunakan dalam
penelitian ini mampu mengungkapkan sesuatu yang diukur pada kuesioner
tersebut.
Agar penafsiran dapat dilakukan sesuai dengan ketentuan, maka perlu mempunyai
kriteria yang menunjukan kuat atau lemahnya korelasi tersebut. Kriteria
penafsiran yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1) Angka korelasi berkisar antara 0 s/d 1.
2) Besar kecilnya angka korelasi menentukan kuat atau lemahnya hubungan
kedua variabel. Dengan kriteria sebagai berikut :
0 – 0,25 : Korelasi sangat lemah (dianggap tidak ada)
> 0,25 – 0,5 : Korelasi cukup kuat
> 0,5 – 0,75 : Korelasi kuat
> 0,75 – 1 : Korelasi sangat kuat
3) Signifikansi hubungan dua variabel dapat dianalisis dengan ketentuan sebagai
berikut :
Jika probabilitas < 0,05 maka hubungan kedua variabel adalah signifikan.
Jika probabilitas > 0,05 maka hubungan kedua variabel adalah tidak signifikan.
100
4) Berdasarkan tanda (*, **) pada SPSS
Signifikan atau tidaknya kedua variabel dapat dilihat juga dari adanya (*,**).
Jika muncul tanda tersebut pada data yang dikorelasikan atau diuji validitas,
maka data tersebut signifikan dan valid.
Untuk lebih jelasnya maka penulis akan menganalisis hasil output SPSS pada uji
validitas sebagai berikut :
1) Variabel Pemanfaatan Layanan Video Pembelajaran
a) Pernyataan 1 menunjukan korelasi sebesar 1 berada pada kriteria > 0,75 – 1
maka dapat ditafsirkan korelasi sangat kuat. Hal ini dapat disimpulkan
pernyataan 1 korelasi bernilai positif dan signifikan (valid).
b) Pernyataan 2 menunjukan korelasi sebesar 0,559** berada pada kriteria
> 0,5 – 0,75 yang berarti korelasi kuat. Nilai signifikansi r-hitung sebesar
0,000 artinya nilai probabilitas < 0,05 maka hubungan antar variabel adalah
signifikan (valid).
c) Pernyataan 3 menunjukan korelasi sebesar 0,359** berada pada kriteria
> 0,25 – 0,5 yang berarti korelasi cukup kuat. Nilai signifikansi r-hitung
sebesar 0,001 artinya nilai probabilitas < 0,05 maka hubungan antar
variabel adalah signifikan (valid).
d) Pernyataan 4 menunjukan korelasi sebesar 0,280* berada pada kriteria
> 0,25 – 0,5 yang berarti korelasi cukup kuat. Nilai signifikansi r-hitung
sebesar 0,014 artinya nilai probabilitas < 0,05 maka hubungan antar
variabel adalah signifikan (valid).
101
e) Pernyataan 5 menunjukan korelasi sebesar 0,293* berada pada kriteria
> 0,25 – 0,5 yang berarti korelasi cukup kuat. Nilai signifikansi r-hitung
sebesar 0,010 artinya nilai probabilitas < 0,05 maka hubungan antar
variabel adalah signifikan (valid).
f) Pernyataan 6 menunjukan korelasi sebesar 0,468** berada pada kriteria
> 0,25 – 0,5 yang berarti korelasi cukup kuat. Nilai signifikansi r-hitung
sebesar 0,000 artinya nilai probabilitas < 0,05 maka hubungan antar
variabel adalah signifikan (valid).
g) Pernyataan 7 menunjukan korelasi sebesar 0,249* berada pada kriteria
> 0,25 – 0,5 yang berarti korelasi cukup kuat. Nilai signifikansi r-hitung
sebesar 0,030 artinya nilai probabilitas < 0,05 maka hubungan antar
variabel adalah signifikan (valid).
h) Pernyataan 8 menunjukan korelasi sebesar -0,300** berada pada kriteria
> 0,25 – 0,5 yang berarti korelasi cukup kuat. Nilai signifikansi r-hitung
sebesar 0,008 artinya nilai probabilitas < 0,05 maka hubungan antar
variabel adalah signifikan (valid).
2) Variabel Kegiatan Belajar Mengajar
a) Pernyataan 9 menunjukan korelasi sebesar 1 berada pada kriteria > 0,75 –
1 maka dapat ditafsirkan korelasi sangat kuat. dapat disimpulkan
pernyataan 1 korelasi bernilai positif dan signifikan (valid).
b) Pernyataan 10 menunjukan korelasi sebesar 0,618** berada pada kriteria
> 0,5 – 0,75 yang berarti kuat. Nilai signifikansi r-hitung sebesar 0,000
artinya nilai probabilitas < 0,05 maka hubungan antar variabel adalah
signifikan (valid).
102
c) Pernyataan 11 menunjukan korelasi sebesar 0,726** berada pada kriteria
> 0,5 – 0,75 yang berarti kuat. Nilai signifikansi r-hitung sebesar 0,000
artinya nilai probabilitas < 0,05 maka hubungan antar variabel adalah
signifikan (valid).
d) Pernyataan 12 menunjukan korelasi sebesar 0,753** berada pada kriteria
> 0,75 – 1 yang berarti sangat kuat. Nilai signifikansi r-hitung sebesar
0,000 artinya nilai probabilitas < 0,05 maka hubungan antar variabel adalah
signifikan (valid).
e) Pernyataan 13 menunjukan korelasi sebesar 0,736** berada pada kriteria
> 0,5 – 0,75 yang berarti kuat. Nilai signifikansi r-hitung sebesar 0,000
artinya nilai probabilitas < 0,05 maka hubungan antar variabel adalah
signifikan (valid).
f) Pernyataan 14 menunjukan korelasi sebesar 0,401** berada pada kriteria
> 0,25 – 0,5 yang berarti cukup kuat. Nilai signifikansi r-hitung sebesar
0,000 artinya nilai probabilitas < 0,05 maka hubungan antar variabel adalah
signifikan (valid).
g) Pernyataan 15 menunjukan korelasi sebesar 0,318** berada pada kriteria
> 0,25 – 0,5 yang berarti cukup kuat. Nilai signifikansi r-hitung sebesar
0,000 artinya nilai probabilitas < 0,05 maka hubungan antar variabel adalah
signifikan (valid).
b. Hasil Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas digunakan untuk menentukan reliabilitas suatu item pertanyaan
pada kuesioner dalam kehandalannya mengukur suatu variabel. Suatu kuesioner
dikatakan reliabel atau handal, jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah
103
konsisten atau stabil dari waktu kewaktu. Suatu variabel dikatakan reliabel jika
memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,60.
Tabel 26
Reliability Statistics
Skala Pemanfaatan Layanan Video Pembelajaran
Cronbach's Alpha Cronbach's Alpha Based on
Standardized Items
N of Items
.646 .689 8
Sumber : Data Primer (2015)
Dilihat pada tabel 26 di atas menunjukan nilai cronbach’s alpha variabel
pemanfaatan layanan video pembelajaran sebesar 0,646, dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa pernyataan dalam kuesioner ini adalah reliable karena
mempunyai nilai cronbach’s alpha > 0,60.
Tabel 27
Skala Pemanfaatan Layanan Video Pembelajaran
Item – Total Statistics
Scale Mean
if Item
Deleted
Scale
Variance if
Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Squared
Multiple
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
PLVP
1
19.5263 6.866 .465 .459 .576
PLVP
2
19.4211 7.180 .533 .388 .562
PLVP
3
19.9605 7.798 .450 .239 .591
PLVP
4
19.8421 7.388 .484 .401 .577
PLVP
5
19.7632 7.943 .507 .471 .586
PLVP
6
19.5921 7.258 .597 .395 .553
PLVP
7
19.8421 8.295 .179 .152 .660
104
PLVP
8
19.4605 9.985 -.180 .217 .759
Sumber : Data Primer (2015)
Dilihat pada tabel 27 di atas, hasil output uji validitas data dengan Corrected Item
- Total Correlation. Pada umumnya uji validitas dilakukan untuk mengetahui
sejauhmana angket yang digunakan benar-benar valid untuk mengukur variabel
dalam penelitian. Analisis data dengan Corrected Item - Total Correlation
dilakukan dengan cara mengkorelasikan setiap butir pertanyaan terhadap koefisien
korelasi yang overestimasi (penafsiran tinggi). Pada penelitian ini, diuji coba
secara Corrected Item- Total Correlation.
Dasar pengambilan keputusan dalam uji validitas dalam Corrected Item- Total
Correlation adalah :
Jika nilai r-hitung > r-tabel maka setiap butir pertanyaan dalam kuesioner adalah
berkorelasi signifikan terhadap skor total (artinya item kuesioner dinyatakan
valid).
Sedangkan jika nilai r-hitung < r-tabel maka setiap butir pertanyaan dalam
kuesioner adalah tidak berkorelasi signifikan terhadap skor total (artinya item
kuesioner dinyatakan tidak valid).
Adapun menghitung r-tabel dengan rumus di bawah ini :
df = (N) - 2 dengan signifikansi 5%
df = (76) – 2 = 74
Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 76 responden. Maka nilai r-tabel
untuk df = 74 dengan signifikansi 5% sebesar 0,2257 (penentuan nilai r-tabel lihat
pada lampiran 15).
105
Dilihat pada tabel 27 di atas, bagian output Correlated Item Total Correlation
pada butir pertanyaan PLVP 1, PLVP 2, PLVP 3, PLVP 4, PLVP 6 variabel
pemanfaatan layanan video pembelajaran memiliki nilai korelasi > 0,2257. Maka
dapat disimpulkan butir pertanyaan tersebut adalah valid dan reliabel. Sedangkan
pada butir pertanyaan PLVP 7 dan PLVP 8 memiliki nilai korelasi < 0,2257 maka
tidak valid. Pada perhitungan validitas kuesioner dengan Corrected Item - Total
Correlation tidak cocok digunakan pada item yang jumlahnya sedikit karena pada
item yang jumlahnya banyak penggunaan korelasi bivariat efek overestimate yang
dihasilkan tidak terlalu besar.
Mempertimbangkan pada jumlah item pertanyaan yang digunakan dalam
kuesioner penelitian ini jumlahnya sedikit dan menghasilkan data yang tidak
signifikan maka butir pertanyaan PLVP 7 dan PLVP 8 tetap disertakan pada uji
penelitian selanjutnya.
Tabel 28
Reliability Statistics
Skala Kegiatan Belajar Mengajar
Cronbach's Alpha Cronbach's Alpha Based
on Standardized Items
N of Items
.901 .898 7
Sumber : Data Primer (2015)
Pada tabel 28 di atas menunjukan nilai cronbach’s alpha variabel kegiatan belajar
mengajar sebesar 0,901. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pernyataan
dalam kuesioner ini adalah reliable karena mempunyai nilai cronbach’s alpha >
0,60.
106
Tabel 29
Hasil Uji Reliabilitas
Skala Kegiatan Belajar Mengajar
Item-Total Statistics
Scale Mean
if Item
Deleted
Scale
Variance if
Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Squared
Multiple
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
KBM
1
18.0921 8.698 .766 .669 .880
KBM
2
18.2105 9.048 .676 .523 .890
KBM
3
18.0921 9.045 .759 .617 .881
KBM
4
18.0000 7.947 .858 .866 .868
KBM
5
18.0658 8.276 .831 .857 .871
KBM
6
17.8158 9.992 .568 .573 .901
KBM
7
17.9605 10.065 .504 .545 .907
Sumber : Data Primer (2015)
Dilihat pada tabel 29 bagian output Correlated Item Total Correlation setiap butir
pertanyaan KBM 1, KBM 2, KBM 3, KBM 4, KBM 5, KBM 6, KBM 7 pada
variabel kegiatan belajar mengajar memiliki nilai korelasi > 0,2227. Maka dapat
disimpulkan setiap butir pertanyaan valid dan signifikansi.
4. Hasil Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas Regresi
Uji normalitas model regresi bertujuan untuk mengetahuai apakah nilai residual
yang dihasilkan dari regresi terdistribusi secara normal atau tidak. Model regresi
yang baik seharusnya memiliki nilai residual yang terdistribusi normal atau
mendekati kenormalan. Dasar pengambilan keputusan untuk mendeteksi
107
kenormalan adalah jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah
diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.
Gambar 4
Hasil Uji Normalitas Regresi Pada Grafik Histogram
G
a
Gambar 5
Hasil Uji Normalitas Regresi Pada Normal P-P Plot
108
Berdasarkan tampilan output chart pada gambar 4 dan 5 di atas kita dapat melihat
tampilan grafik histogram dan P-Plot. Dimana grafik histogram memberikan pola
distribusi yang melenceng ke kanan yang artinya adalah data berdistribusi normal.
Sedangkan pada grafik P-Plot terlihat titik-titik mengikuti dan mendekati garis
diagonalnya sehingga dapat disimpulkan model regresi layak dipakai karena
memenuhi asumsi normalitas.
Tabel 30
Hasil Uji Normalitas Pada One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 76
Normal Parametersa,b
Mean .0000000
Std. Deviation .46859546
Most Extreme Differences
Absolute .148
Positive .093
Negative -.148
Kolmogorov-Smirnov Z 1.294
Asymp. Sig. (2-tailed) .070
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sumber: Data Primer (2015)
Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan uji Kolmogorov Smirnov. Dasar
pengambilan keputusan adalah uji normalitas nilai signifikansi. Jika nilai sig
(signifikansi) > 0,05 maka data berdistribusi normal. Sedangkan jika nilai sig
(signifikansi) < 0,05 maka data berdistribusi tidak normal.
109
Berdasarkan tabel 30 uji normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
diperoleh nilai KSZ sebesar 1,294 dan asymp.sig sebesar 0,070 (7%) > 0,05 (5%)
maka dapat disimpulkan data berdistribusi normal.
b. Uji Multikolonieritas
Uji Multikolinieritas bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya
penyimpangan asumsi klasik multikolinearitas yaitu adanya hubungan linear antar
variabel independen dalam model regresi. Model regresi yang baik
mensyarakatkan tidak adanya multikolinieritas dengan cara melihat nilai tolerance
dan VIF (Variance Inflation Factor). Metode pengambilan keputusan yaitu jika
semakin mendekati terjadinya masalah multikolinieritas.
Tabel 31
Hasil Uji Multikolonieritas Kegiatan Belajar Mengajar
Sumber: Data Primer (2015)
Berdasarkan hasil output uji multikolonieritas pada tabel 31 di atas, diketahui
bahwa nilai tolerance dan VIF variabel pemanfaatan layanan video pembelajaran
(independen) sebesar 1,000, artinya nilai tolerance pada variabel tersebut > 0,10.
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standard
ized
Coefficie
nts
T Sig. Collinearity
Statistics
B Std.
Error
Beta Tolera
nce
VIF
1
(Constant) 1.830 .396 4.620 .000
Pemanfaatan
Layanan Video
Pembelajaran
.418 .140 .329 2.997 .004 1.000 1.000
a. Dependent Variable: Kegiatan Belajar Mengajar
110
Sedangkan nilai VIF < 5 atau 10. Maka berdasarkan nilai tolerance dan VIF tidak
ditemui masalah multikolonieritas antar variabel independent.
C. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya
penyimpangan asumsi klasik heteroskedastisitas yaitu adanya ketidaksamaan
varian dari residual untuk semua pengamatan pada model regresi. Prasyarat yang
harus terpenuhi dalam model regresi adalah tidak adanya gejala
heteroskedastisitas. Metode uji heteroskedastisitas pada penelitian ini dengan
melihat pola titik-titik pada scatterplot regresi.
Gambar 6
Hasil Uji Heteroskedastisitas Pada Scatterplot Regresi
Pada gambar 6 hasil output di atas dapat diketahui bahwa titik-titik tidak
membentuk pola yang jelas, dan titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0
pada sumbu Y. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi masalah
heteroskedastisitas dalam model regresi.
111
5. Analisis Regresi Sederhana
a. Uji Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) bertujuan mengukur seberapa besar kemampuan
variabel independent (Pemanfaatan Layanan Video Pembelajaran) dalam
menjelaskan variasi variabel dependent (Kegiatan Belajar Mengajar). Koefisien
determinasi dapat dilihat pada tabel model Summary (output SPSS) R2 (Adjusted
R Square). Nilai R2 adalah sumbangan pengaruh variabel independent terhadap
variabel dependent sedangkan biasa sisanya dipengaruhi oleh faktor lain yang
tidak diteliti. Nilai variabel dependent seluruhnya dapat dijelaskan oleh variabel
independent. Nilai (R2) berkisar dari 0 sampai 1, jika nilai (R
2) semakin
mendekati angka 0 berati semakin lemah kemampuan variabel independent untuk
menjelaskan fluktuasi variabel dependent.
Tabel 32
Hasil Uji Koefisien Determinasi Kegiatan Belajar Mengajar
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .329
a .108 .096 .47175
a. Predictors: (Constant), Pemanfaatan Layanan Video Pembelajaran
b. Dependent Variable: Kegiatan Belajar Mengajar
Sumber: Data Primer (2015)
Berdasarkan Nilai Adjusted R Square sebesar 0,96 atau 96% menunjukkan bahwa
variabel pemanfaatan layanan video pembelajaran sebesar 10,8%, sedangkan
sisanya sebesar 89,2% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak disertakan
112
dalam penelitian ini. Hal ini berarti sebagian kecil sumbangan pengaruh yang
diberikan variabel pemanfaatan layanan video pembelajaran terhadap variabel
kegiatan belajar mengajar. Adapun faktor-faktor yang tidak diteliti tersebut bisa
dipengaruhi oleh faktor lain dengan memanfaatkan media pembelajaran selain
pada TVE misalnya youtube, modul pembelajaran, buku, dan lain-lain.
b. Uji Signifikan Simultan F ( uji statisik F)
Uji F digunakan untuk menguji pengaruh semua variabel independent yang
dimasukkan dalam model regresi secara bersama-sama terhadap variabel
dependent yang diuji pada tingkat signifikan 0,05. Hasil uji F dapat dilihat pada
tabel 33, jika nilai probabilitas < 0,05 maka Ha diterima dan menolak Ho,
sedangkan jika nilai probabilitas > 0,05 maka Ho diterima dan menolak Ha.
Tabel 33
Hasil Uji Simultan F Kegiatan Belajar Mengajar
ANOVAa
Model Sum of
Squares
Df Mean
Square
F Sig.
1
Regression 1.998 1 1.998 8.979 .004
b
Residual 16.469 74 .223
Total 18.467 75
a. Dependent Variable: Kegiatan Belajar Mengajar
b. Predictors: (Constant), Pemanfaatan Layanan Video Pembelajaran
Sumber: Data Primer (2015)
Hasil Uji Simultan F dapat dilihat pada tabel 33 bahwa nilai F diperoleh 8.979
dengan tingkat signifikansi 0,004. Karena tingkat signifikansi < 0,05 maka
113
variabel pemanfaatan layanan video pembelajaran berpengaruh secara bersama-
sama dan signifikan terhadap kegiatan belajar mengajar.
c. Uji Signifikan Parsial ( uji statistik T)
Uji T dilakukan untuk menguji pengaruh masing-masing variabel independent
secara parsial terhadap variabel dependent yang diuji pada tingkat signifikansi
0,05. Dasar pengambilan keputusan pada uji T, jika nilai probabilitas T < 0,05
maka Ha diterima dan menolak Ho (signifikansi). Sedangkan jika nilai
probabilitas T > 0,05 maka Ho diterima dan menolak Ha (tidak signifikansi).
Tabel 34
Hasil Uji T Pemanfaatan Layanan Video Pembelajaran
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardiz
ed
Coefficient
s
T Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) 1.830 .396 4.620 .000
Pemanfaatan
Layanan Video
Pembelajaran
.418 .140 .329 2.997 .004
a. Dependent Variable: Kegiatan Belajar Mengajar
Sumber: Data Primer (2015)
Hasil uji hipotesis T dapat dilihat pada tabel 34 variabel pemanfaatan layanan
video pembelajaran mempunyai nilai signifikansi sebesar 0.004. Hal ini berarti
variabel pemanfaatan layanan video pembelajaran berpengaruh dan bersignifikan
terhadap kegiatan belajar mengajar karena tingkat signifikansi yang dimiliki
variabel pemanfaatan layanan video pembelajaran < 0,05.
114
d. Uji Analisis Korelasi Antar Variabel
Tabel 35
Statistik Deskriptif Korelasi Antar Variabel
Descriptive Statistics
Mean Std. Deviation N
Pemanfaatan Layanan Video Pembelajaran
2.8109 .39024 76
Kegiatan Belajar Mengajar 3.0056 .49621 76
Sumber: Data Primer (2015)
Dilihat pada tabel 35 di atas menunjukan nilai rata-rata pemanfaatan layanan
video pembelajaran adalah sebesar 2,8109 dengan standar deviasi 0,39024.
Sedangkan nilai rata-rata kegiatan belajar mengajar adalah sebesar 3,0056 dengan
standar deviasi 0,49621.
Tabel 36
Hasil Uji Korelasi Antar Variabel
Correlations
Pemanfaatan
Layanan Video
Pembelajaran
Kegiatan
Belajar
Mengajar
Pemanfaatan Layanan
Video Pembelajaran
Pearson Correlation 1 .329
**
Sig. (2-tailed) .004
N 76 76
Kegiatan Belajar Mengajar
Pearson Correlation .329
** 1
Sig. (2-tailed) .004
N 76 76
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Sumber: Data Primer (2015)
115
Pada tabel 36 dilihat hasil uji korelasi antar variabel. Berdasarkan hasil uji yang
diperoleh nilai korelasi antara variabel Pemanfaatan Layanan Video Pembelajaran
dengan Kegiatan Belajar Mengajar sebesar 0,329 untuk menafsirkan angka
tersebut digunakan kriteria sebagai berikut:
0 – 0,25 : Korelasi sangat lemah (dianggap tidak ada)
> 0,25 – 0,5 : Korelasi cukup kuat
> 0,5 – 0,75 : Korelasi kuat
> 0,75 – 1 : Korelasi sangat kuat
Untuk pengujian lebih lanjut, maka diajukan hipotesis di bawah ini:
Ho; p = 0 : tidak ada hubungan (korelasi) yang signifikan antara dua variabel.
Ha; p ≠ 0 : ada hubungan (korelasi) yang signifikan antara dua variabel.
Pengujian berdasarkan signifikan :
Jika probabilitas < 0,05 maka maka hubungan kedua variabel signifikan.
Jika probabilitas > 0,05 maka maka hubungan kedua variabel tidak signifikan.
Berdasarkan hasil uji korelasi terdapat hubungan antara variabel Pemanfaatan
Layanan Video Pembelajaran dengan Kegiatan Belajar sebesar 0,329 maka dapat
ditafsirkan hubungan antara kedua variabel tersebut adalah cukup kuat. Apabila
terjadi kenaikan pemanfaatan layanan video pembelajaran, maka kegiatan belajar
mengajar akan mengalami kenaikan dan kuat, begitu juga sebaliknya. Selanjutnya
memiliki nilai signifikansi r-hitung sebesar 0,004 berarti hubungan tersebut
signifikan atau diterima pada probabilitas 5%.
e. Menghitung Pengaruh Langsung (Direct Effect atau DE)
Untuk menghitung pengaruh langsung atau DE digunakan formula seperti di
bawah ini:
116
Pengaruh variabel Pemanfaatan Layanan Video Pembelajaran terhadap Kegiatan
Belajar Mengajar.
X1 Y1 = 0,329
f. Menghitung Pengaruh Tidak Langsung (Indirect Effect atau IE)
Untuk menghitung pengaruh tidak langsung atau IE digunakan formula seperti di
bawah ini:
Pengaruh variabel Pemanfaatan Layanan Video Pembelajaran dan Kegiatan
Belajar Mengajar.
X1 Y1 = (0,329 X 0,329) = 0,10824
g. Menghitung Pengaruh Total (Total Effect)
Pengaruh variabel Pemanfaatan Layanan Video Pembelajaran dan Kegiatan
Belajar Mengajar.
X1 Y1 = (0,329 + 0,329) = 0,658
h. Diagram Jalur
Secara keseluruhan pengaruh langsungg masing-masing variabel dapat dilihat dari
diagram jalur sebagai berikut:
Gambar 7
Keterangan :
Pengaruh variabel pemanfaatan layanan video pembelajaran terhadap kegiatan
belajar mengajar secara langsung sebesar 0,329 yang berarti cukup kuat.
X1 Y1
117
D. Pembahasan
Pada pembahasan ini penulis akan membahas hasil dari jawaban-jawaban
responden terhadap kuesioner yang telah diisi oleh guru SMP dan MTs
Kecamatan Ciputat Timur. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
pemanfaatan layanan video pembelajaran dan kegiatan belajar mengajar, diuji
secara statistik deskriptif. Skor penelitian berdasarkan kriteria skala likert dengan
rumus aritmatika mean yaitu:
Keterangan :
Nilai besar 1,00 - 1,74 = sangat rendah
Nilai besar 1,75 – 2,49 = rendah
Nilai besar 2,50 – 3,24 = tinggi
Nilai besar 3,25 – 4,00 = sangat tinggi
Berdasarkan tabel hasil uji statistik deskriptif (lihat lampiran 11 dan 12) nilai rata-
rata (mean) indikator setiap pernyataan pada kuesioner dapat dijelaskan sebagai
berikut :
1. Variabel Pemanfaatan Layanan Video Pembelajaran
a. Indikator Penilaian: Promosi/sosialisasi Layanan Video Pembelajaran
Pernyataan nomor satu mengenai Pustekkom dan Perpustakaan Pustekkom
Kemendikbud sudah baik dalam melakukan promosi atau sosialisasi video
pembelajaran pada Televisi Edukasi (TVE) untuk peningkatan kualitas
pembelajaran di setiap sekolah, misalnya lewat internet, televisi, dan
118
pembentukan beberapa sekolah binaan di setiap provinsi. Dari hasil
penelitian ini bisa dilihat rata-ratanya adalah 2,96 nilai tersebut berada pada
skala 2,50-3,24 menunjukan variabel pemanfaatan layanan video
pembelajaran yang ditanggapi oleh responden adalah bernilai tinggi.
Berdasarkan data tersebut penulis menyimpulkan bahwa sosialisasi atau
promosi yang dilakukan oleh pihak Pustekkom dan Perpustakaan
Pustekkom mengenai adanya layanan video pembelajaran kepada guru SMP
dan MTs Kecamatan Ciputat Timur sudah baik.
b. Indikator Penilaian: Analisis Kebutuhan Pemustaka (guru)
Pernyataan nomor dua mengenai video pembelajaran yang berada di
Perpustakaan Pustekkom Kemendikbud maupun pada TVE dapat memenuhi
kebutuhan pemakai terutama Guru sebagai sumber informasi pembelajaran.
Dari hasil penelitian ini bisa dilihat rata-ratanya adalah 3,06 nilai tersebut
berada pada skala 2,50-3,24 menunjukan variabel pemanfaatan layanan
video pembelajaran yang ditanggapi oleh responden adalah bernilai tinggi.
Berdasarkan data tersebut penulis menyimpulkan bahwa video pembelajaran
yang berada di Perpustakaan Pustekkom dan TVE dapat memenuhi
kebutuhan informasi pembelajaran.
c. Indikator Penilaian: Pengadaan Video Pembelajaran
1) Pernyataan nomor tiga mengenai ketersediaan koleksi video
pembelajaran di Perpustakaan Pustekkom Kemendikbud sudah lengkap
dan mutakhir. Dari hasil penelitian ini bisa dilihat rata-ratanya adalah
2,52 nilai tersebut berada pada skala 2,50-3,24 menunjukan variabel
pemanfaatan layanan video pembelajaran yang ditanggapi oleh
119
responden adalah bernilai tinggi. Berdasarkan data tersebut penulis
menyimpulkan bahwa pengadaan koleksi video pembelajaran di
Perpustakaan Pustekkom Kemendikbud sudah lengkap dan mutakhir.
2) Pernyataan nomor empat mengenai materi dalam video pembelajaran
pada TVE sangat up to date dalam menunjang kegiatan belajar mengajar.
Dari hasil penelitian ini bisa dilihat rata-ratanya adalah 2,64 nilai tersebut
berada pada skala 2,50-3,24 menunjukan variabel pemanfaatan layanan
video pembelajaran yang ditanggapi oleh responden adalah bernilai
tinggi. Berdasarkan data tersebut penulis menyimpulkan bahwa materi
dalam video pembelajaran pada TVE sudah up to date.
3) Pernyataan nomor lima mengenai rekaman suara dan gambar video
pembelajaran pada TVE sangat jernih, jelas, dan bebas gangguan. Dari
hasil penelitian ini bisa dilihat rata-ratanya adalah 2,72 nilai tersebut
berada pada skala 2,50-3,24 menunjukan variabel pemanfaatan layanan
video pembelajaran yang ditanggapi oleh responden adalah bernilai
tinggi. Berdasarkan data tersebut penulis menyimpulkan bahwa rekaman
suara dan gambar video pembelajaran pada TVE sudah baik.
d. Indikator Penilaian : Layanan Video Pembelajaran
1) Pernyataan nomor enam mengenai peningkatan kapasitas layanan video
pembelajaran pada program TVE Depdiknas sudah cukup baik
menyangkut akses maupun konten. Dari hasil penelitian ini bisa dilihat
rata-ratanya adalah 2,89 nilai tersebut berada pada skala 2,50-3,24
menunjukan variabel pemanfaatan layanan video pembelajaran yang
ditanggapi oleh responden adalah bernilai tinggi. Berdasarkan data
120
tersebut penulis menyimpulkan bahwa pihak Pustekkom dan
Perpustakaan Pustekkom sudah baik dalam melakukan peningkatan
layanan video pembelajaran dalam program TVE.
2) Pernyataan nomor tujuh mengenai mengakses atau mendownload video
pembelajaran pada website TVE sangat mudah dan cepat. Dari hasil
penelitian ini bisa dilihat rata-ratanya adalah 2,64 nilai tersebut berada
pada skala 2,50-3,24 menunjukan variabel pemanfaatan layanan video
pembelajaran yang ditanggapi oleh responden adalah bernilai tinggi.
Berdasarkan data tersebut penulis menyimpulkan bahwa mendownload
video pembelajaran pada website TVE sudah mudah dan cepat.
3) Pernyataan nomor delapan mengenai pengembangan layanan akses video
pembelajaran berbasis televisi edukasi (TVE) dapat melayani kebutuhan
informasi pendidikan. Dari hasil penelitian ini bisa dilihat rata-ratanya
adalah 3,02 nilai tersebut berada pada skala 2,50-3,24 menunjukan
variabel pemanfaatan layanan video pembelajaran yang ditanggapi oleh
responden adalah bernilai tinggi. Berdasarkan data tersebut penulis
menyimpulkan bahwa adanya pengembangan layanan akses video
pembelajaran berupa program TVE dapat melayani kebutuhan informasi
pendidikan.
2. Variabel Kegiatan Belajar Mengajar
a. Indikator Video pembelajaran sebagai Bahan Ajar/media
1) Pernyataan nomor sembilan mengenai video pembelajaran pada TVE
dapat digunakan sebagai bahan ajar/media yang efektif dan efisien. Dari
hasil penelitian ini bisa dilihat rata-ratanya adalah 2,94 nilai tersebut
121
berada pada skala 2,50-3,24 menunjukan variabel kegiatan belajar
mengajar yang ditanggapi oleh responden adalah bernilai tinggi.
Berdasarkan data tersebut penulis menyimpulkan bahwa video
pembelajaran pada TVE dapat digunakan sebagai bahan ajar/media yang
efektif dan efisien.
2) Pernyataan nomor sepuluh mengenai video pembelajaran pada TVE
dapat memperjelas dan mempermudah pesan atau materi yang rumit.
Dari hasil penelitian ini bisa dilihat rata-ratanya adalah 2,82 nilai tersebut
berada pada skala 2,50-3,24 menunjukan variabel kegiatan belajar
mengajar yang ditanggapi oleh responden adalah bernilai tinggi.
Berdasarkan data tersebut penulis menyimpulkan bahwa video
pembelajaran pada TVE dapat memperjelas dan mempermudah pesan
atau materi yang rumit.
3) Pernyataan nomor sebelas mengenai video pembelajaran pada TVE dapat
dijadikan metode pembelajaran yang inovatif. Dari hasil penelitian ini
bisa dilihat rata-ratanya adalah 2,94 nilai tersebut berada pada skala 2,50-
3,24 menunjukan variabel kegiatan belajar mengajar yang ditanggapi
oleh responden adalah bernilai tinggi. Berdasarkan data tersebut penulis
menyimpulkan bahwa video pembelajaran pada TVE dapat dijadikan
metode pembelajaran yang inovatif.
b. Indikator penilaian : Kepuasan Guru
1) Pernyataan nomor dua belas mengenai video pembelajaran yang
diberikan TVE dan Perpustakaan Pustekkom Kemendikbud dapat
menunjang kegiatan belajar mengajar. Dari hasil penelitian ini bisa
122
dilihat rata-ratanya adalah 3,03 nilai tersebut berada pada skala 2,50-3,24
menunjukan variabel kegiatan belajar mengajar yang ditanggapi oleh
responden adalah bernilai tinggi. Berdasarkan data tersebut penulis
menyimpulkan bahwa video pembelajaran yang diberikan TVE dan
Perpustakaan Pustekkom Kemendikbud dapat menunjang kegiatan
belajar mengajar.
2) Pernyataan nomor tiga belas mengenai pemanfaatan video pembelajaran
pada TVE dapat membantu dalam persiapan pengajar atau penyusunan
RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran). Dari hasil penelitian ini bisa
dilihat rata-ratanya adalah 2,97 nilai tersebut berada pada skala 2,50-3,24
menunjukan variabel kegiatan belajar mengajar yang ditanggapi oleh
responden adalah bernilai tinggi. Berdasarkan data tersebut penulis
menyimpulkan bahwa video pembelajaran pada TVE dapat membantu
guru dalam mengajar dan menyusun RPP (Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran).
c. Indikator penelitian : Kepuasan Siswa
1) Pernyataan nomor empat belas mengenai pemanfaatan video
pembelajaran dapat menciptakan suasana belajar siswa yang
menyenangkan. Dari hasil penelitian ini bisa dilihat rata-ratanya adalah
3,22 nilai tersebut berada pada skala 2,50-3,24 menunjukan variabel
kegiatan belajar mengajar yang ditanggapi oleh responden adalah bernilai
tinggi. Berdasarkan data tersebut penulis menyimpulkan bahwa video
pembelajaran dapat menciptakan suasana belajar siswa yang
menyenangkan.
123
2) Pernyataan nomor lima belas mengenai pemanfaatan video pembelajaran
dapat memotivasi siswa untuk belajar mandiri, aktif, dan interaktif. Dari
hasil penelitian ini bisa dilihat rata-ratanya adalah 3,07 nilai tersebut
berada pada skala 2,50-3,24 menunjukan variabel kegiatan belajar
mengajar yang ditanggapi oleh responden adalah bernilai tinggi.
Berdasarkan data tersebut penulis menyimpulkan bahwa pemanfaatan
video pembelajaran dapat memotivasi siswa untuk belajar mandiri, aktif,
dan interaktif.
Berdasarkan hasil pengujian terhadap beberapa konstruk dalam model penelitian
ini, dapat digambarkan beberapa jawaban hipotesis yang telah dirumuskan
sebagai berikut:
Tabel 37
Hasil Uji Hipotesis
Hipotesis Hubungan Hasil
uji T
Nilai
Pengaruh Signifikansi Keterangan
H1 PLVP
KBM 2,997 0,329 0,004 Diterima
Sumber: Data Primer (2015)
Hasil uji T pada hipotesis dapat dilihat pada tabel 37 menunjukkan bahwa ada
pengaruh signifikan antara variabel pemanfaatan layanan video pembelajaran
dengan kegiatan belajar mengajar. Penelitian ini menunjukan bahwa nilai
konstruk eksternal pemanfaatan layanan video pembelajaran terhadap kegiatan
belajar mengajar bagi guru SMP dan MTs Kecamatan Ciputat Timur adalah
sebesar 0.004 atau < 0,05 artinya signifikan pada tingkat signifikansi 5%.
124
Tabel 38
Nilai Rata-Rata Variabel Perolehan Konstruk
Konstruk Rata-rata Keterangan
Pemanfaatan Layanan
Video Pembelajaran
(PLVP)
2,81 Tinggi
Kegiatan Belajar Mengajar
(KBM) 3,00 Tinggi
Sumber : Data Primer (2015)
Berdasarkan nilai rata-rata variabel perolehan konstruk di atas, menunjukan
variabel pemanfaatan layanan video pembelajaran sebesar 2,81 dan variabel
kegiatan belajar mengajar sebesar 3,00 pada rentang nilai 0-4. Maka dapat
disimpulkan pemanfaatan layanan video pembelajaran dalam menunjang
kegiatan belajar mengajar bagi guru SMP dan MTs Kecamatan Cipuatat Timur
di Perpustakaan Pustekkom Kemendikbud adalah tinggi.
Tabel 39
Hasil Uji Konstruk
PLVP KBM 0,329
Sumber: Data Primer (2015)
Hasil pengujian korelasi antara variabel ditemukan hasil perhitungan korelasi
antara pemanfaatan layanan video pembelajaran dan kegiatan belajar mengajar
sebesar 0,329, hal ini menunjukan bahwa nilai antara variabel memiliki nilai
skala korelasi pada 0,25 – 0,5 sehingga hubungan antara variabel pemanfaatan
layanan video pembelajaran terhadap kegiatan belajar mengajar adalah cukup
kuat.
125
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan rumusan masalah dan hasil uji hipotesis yang telah
diajukan dengan model analisis regresi linier sederhana dan analisis korelasi
maka dapat ditarik disimpulkan sebagai berikut:
1. Berdasarkan nilai rata-rata variabel perolehan konstruk dan hasil output
SPSS pada statistik deskriptif menunjukan bahwa variabel pemanfaatan
layanan video pembelajaran sebesar 2,81 dan variabel kegiatan belajar
mengajar sebesar 3,00 pada rentang nilai 0-4. Maka dapat disimpulkan
tingkat pemanfaatan layanan video pembelajaran di Perpustakaan
Pustekkom Kemendikbud sebagai penunjang kegiatan belajar mengajar
bagi Guru SMP dan MTs Kecamatan Ciputat Timur adalah tinggi.
2. Pemanfaatan layanan video pembelajaran berpengaruh terhadap kegiatan
belajar mengajar bagi Guru SMP dan MTs Kecamatan Ciputat Timur yaitu
sebesar 10,8%, sedangkan sisanya sebesar 89,2% dijelaskan oleh faktor-
faktor lain yang tidak diteliti. Hal ini berarti sebagian kecil sumbangan
pengaruh yang diberikan variabel pemanfaatan layanan video
pembelajaran terhadap variabel kegiatan belajar mengajar. Adapun faktor-
faktor yang tidak diteliti tersebut bisa dipengaruhi oleh faktor lain dengan
memanfaatkan media pembelajaran selain pada TVE misalnya youtube,
modul pembelajaran, buku, dan lain-lain. Ada pengaruh signifikansi
sebesar 0,004 antara variabel pemanfaatan layanan video pembelajaran
dengan kegiatan belajar mengajar. Variabel pemanfaatan layanan video
126
pembelajaran yang dimiliki lebih kecil dari 0,005. Hal ini berarti variabel
pemanfaatan layanan video pembelajaran berpengaruh secara signifikan
terhadap kegiatan belajar mengajar. Korelasi variabel pemanfaatan
layanan video pembelajaran dengan kegiatan belajar mengajar sebesar
0,329. Hal ini menunjukan bahwa nilai antara variabel tersebut memiliki
nilai lebih besar dari 0,25 – 0,5, artinya mempunyai hubungan yang cukup
kuat antar variabel. Dengan demikian dapat disimpulkan pemanfaatan
layanan video pembelajaran di Perpustakaan Pustekkom Kemendikbud
sebagai penunjang kegiatan belajar mengajar bagi Guru SMP dan MTs
Kecamatan Ciputat Timur, berpengaruh dan mempunyai hubungan yang
cukup kuat.
B. Saran
Adapun saran yang dapat penulis berikan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1. Pemanfaatan layanan video pembelajaran pada Televisi Edukasi (TVE)
perlu ditingkatakan untuk mendapatkan hasil yang lebih maksimal. Agar
mencapai hasil tersebut, pihak Pustekkom dan Perpustakaan Pustekkom
saling berintegrasi mensosialisasikan adanya layanan video pembelajaran
ke seluruh penjuru masyarakat terutama sekolah-sekolah pelosok yang
susah akses internet dengan memfasilitasi penggunaan layanan video
pembelajaran, guna mencapai visi misi Pustekkom dan Perpustakaan
Pustekkom dalam penyebaran informasi dan teknologi pendidikan.
127
2. Berkaitan dengan peningkatan pemanfaatan layanan video pembelajaran,
materi pelajaran setiap bidang baik tingkat SD, SMP, SMA, SMK (semua
kalangan) perlu diperbanyak dan up to date, kemudahan akses dan
download lebih user friendly sehingga pemanfaatan layanan video
pembelajaran akan semakin meningkat.
3. Penulis merasa dalam penelitian ini belum sempurna masih banyak
kekurangan dan perlu dilakukan kajian lanjutan untuk peneliti selanjutnya
berkaitan dengan berbagai permasalahan Pustekkom maupun
Perpustakaan Pustekkom. Adapun untuk peneliti selanjutnya bisa
melakukan penelitian mengenai aspek pengembangan koleksi baik
tercetak maupun non tercetak, promosi perpustakaan, evaluasi sistem
temu kembali informasi dan lain-lain.
128
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Abdul Majid. Strategi Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset,
2013.
Anderson, Ronald H. Pemilihan dan Pengembangan Media Video Pembelajaran
Jakarta: Grafindo Pers, 1987.
Arif Budiwijaya. Pembinaan Koleksi Perpustakaan: dalam Lokakarya Pembinaan
Perpustakaan Khusus Kependudukan. Yogyakarta: UGM, 1979.
Badollahi Mustafa. Promosi Jasa Perpustakaan. Jakarta: Universitas Terbuka, 1996.
Bambang Supomo dan Nur Indriantoro. Metodologi Penelitian Bisnis untuk
Akuntansi dan Manajemen. Yogyakarta: BPFE, 2004.
Benny A Pribadi. Media Teknologi. Jakarta: Universitas Terbuka, 2004.
Burhan Bungin. Metode Penelitian Kuantitatif : Komunikasi, Ekonomi, dan
Kebijakan Publik Serta Ilmu-ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana, 2008.
Cheppy Riyana. Pedoman Pengembangan Media Video. Jakarta: PT. P3AI UPI,
2007.
Daryanto. Media Pembelajaran Peranannya sangat penting dalam mencapai Tujuan
Pembelajaran. Yogyakarta: Gava Media, 2013.
Edi Supriyadi. SPSS + Amos. Jakarta: In Media, 2014.
Emzir. Metodologi Penelitian Pendidikan: Kualitatif dan Kuantitatif. Jakarta: Raja
Grafindo Persada, 2008.
Evans, G. Edward. Developing Library Collection. Colorado: Libraries Unlimited,
1979.
Hasibuan, J.J dan Moedjiono. Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 1985.
Imam Ghozali. Aplikasi Multivariate Program SPSS. Semarang: Universitas
Diponegoro, 2009.
Iskandar. Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial. Jakarta: Referensi, 2013.
Jamal Ma’mur Asmani. Tips Efektif Pemanfaatan Teknologi Informasi dan
Komunikasi dalam Dunia Pendidikan. Yogyakarta: Diva Press, 2011.
Jonathan Sarwono. Analisis Data Penelitian Menggunakan SPSS. Yogyakarta: Andi
Yogyakarta, 2006.
129
Jonathan Sarwono dan Ely Suhayati. Riset Akuntansi Menggunakan SPSS.
Yogyakarta: Graha Ilmu, 2006.
K, Soekarman [et.all]. Standar Perpustakaan Khusus. Jakarta: Proyek Pembinaan
dan Pengembangan Perpustakaan Nasional, 2002.
Made Mena. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer : Suatu Tinjauan
Konseptual Operasional. Jakarta: Bumi Aksara, 2009.
Martinis Yamin. Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi. Jakarta: Gaung
Persada Press, 2009.
M. Chabib Thoha. Teknik Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
1996.
Munir. Multimedia: Konsep dan Aplikasi dalam Pendidikan. Bandung: Alfabeta,
2012.
Nurul Zuriah. Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan: Teori – Aplikasi
Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2006.
Oemar Hamalik. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2009.
Prasetya Irawan. Logika dan Prosedur Penelitian. Jakarta: STIA-LAN, 1999.
Pupuh Fathurrohman dan Sobry Sutikno. Strategi Belajar Mengajar melalui
Penanaman Konsep Umum & Konsep Islami. Bandung: Refika Aditama,
2007.
Purwanto dkk. 30 Tahun Kiprah Pustekkom dalam Pendidikan. Jakarta: Pustekkom
Depdiknas, 2009.
Riduwan. Belajar Mudah Penelitian untuk Guru – Karyawan dan Peneliti Pemula
Bandung: Alfabeta, 2005.
Rusman. Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer: Mengembangkan
Profesionalisme Guru Abad 21. Bandung: Alfabeta, 2013.
Soeatminah. Perpustakaan Kepustakawanan dan Pustakawan. Jakarta: Kanisius,
1992.
Stanislaus S. Uyanto. Pedoman Analisis Data dengan SPSS. Yogyakarta: Graha
Ilmu, 2006.
Sudiyono. Pengantar Statistika Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2005.
Suharsimi Arikunto. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Rineka Cipta, 2010.
Sukarman. Pedoman Umum Penyelenggara Perpustakaan Khusus. Jakarta: PNRI,
2000.
130
Sulistyo-Basuki. Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta: Gramedia, 1993.
Sutarno NS. Manajemen Perpustakaan : Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Sagung
Seto, 2006.
---------------- Perpustakaan dan Masyarakat. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia,
2003.
---------------- Perpustakaan dan Masyarakat. Jakarta: Sagung Seto, 2006.
Tony Wijaya. Praktis dan Simple Cepat Menguasai SPSS 20 untuk Olah dan
Interpretasi Data. Yogyakarta: Cahaya Atma Pustaka, 2012.
Yuliandi Kusuma. Beken dengan Tv Online. Jakarta: Grasindo, 2009.
Yuyu Yulia dkk. Pengadaan Bahan Pustaka. Jakarta: Universitas Terbuka, 1999.
Zainal Arifin. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009.
Jurnal dan Majalah
Gusnimar dan Delman, “Pengadaan Bahan Pustaka di Perpustakaan Politeknik
Pertanian Universitas Andalas Payukumbuh”, Ilmu Informasi Perpustakaan
dan Kearsipan, Vol.1, No.1 (September 2012) : h. 135. Jurnal diakses pada
07 Mei 2015 dari
http://download.portalgaruda.orgarticle.phparticle=24657&val=1516
NST, Bakhtaruddin dan Afri Yanti. “Pengadaan Koleksi Bahan Pustaka di Kantor
Arsip Perpustakaan dan Dokumenatsi Kota Padang”, Ilmu Informasi
Perpustakaan dan Kearsipan, Vol.1, No.1 (September 2012). h. 126. Jurnal
diakses pada 07 Mei 2015 dari
http://download.portalgaruda.orgarticle.phparticle=24656&val=1516
Simanjuntak, Melling. “Dana yang Terbitan dan Kebijaksanaan Pengembangan
Koleksi: sebagai Pedoman Seleksi Bahan-Bahan Pustaka”. Majalah Ikatan
Pustakawan Indonesia, Vol. IV, No. 4 (Oktober-Desember 1983). h. 174.
Siti Maryam. “Upaya Mencari Solusi Pengembangan Koleksi di Perpustakaan IAIN
Syarif Hidayatullah Jakarta”. Al-Maktabah, 1,2 (Oktober 1999). h.3-4.
Syahwani Umar dan Rini Susilowati. “Pengembangan Multimedia Interaktif guna
Pemerolehan Belajar Konsep Perilaku Menyimpang Pada Mata Pelajaran
Sosiologi Kelas X SMAN 1 Sungai Raya Kepulauan”. Jurnal Teknodik, Vol.
XVI No. 21 Juni 2012, h. 133.
131
Skripsi
Anang Nugroho. “Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran Berbasis Power Point
dengan Video dan Animasi terhadap Motivasi Belajar dan Prestasi Belajar
Pada Materi Perawatan Unit Kopling Siswa Kelas 2 Jurusan Teknik
Kendaraan Ringan SMK PIRI 1 Yogyakarta”. Skripsi S1 Fakultas Teknik,
Universitas Negeri Yogyakarta, 2015. Diakses pada 17 September 2015 dari
http://eprints.uny.ac.id261591Anang%20N%2010504244019.pdf
Indra Aditya. “Pemanfaatan Video Pembelajaran sebagai Sumber Belajar bagi Siswa
Kelas 1 Program Studi Teknik Bangunan Gedung di SMK Negeri 2 Surakarta
(pada mata pelajaran praktek batu)”. Skripsi S1 Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta, 2011. Diakses pada 18
Februari 2015 dari http://eprints.uns.ac.id/5550/1/207351812201102101.pdf
Diah Titik Kusuma Ningrum. “Pelayanan Iinformasi pada Perpustakaan Badan
Kepegawaian Negara (BKN)”. Skripsi S1 Fakultas Adab dan Humaniora,
UIN Syarif Hidayatullah, 2011. Diakses pada 18 Februari 2015 dari
http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/494/1/103206-
DIAH%20TITIEK%20KUSUMA%20NINGRUM-FAH.PDF
Dwi Julyanti. “Kepuasan Pemakai terhadap Koleksi dan Layanan Perpustakaan
Badan LITBANGKES”. Skripsi S1 Fakultas Adab dan Humaniora, UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010.
Fiskha Ayuningrum. “Pengembangan Media Video Pembelajaran untuk Siswa Kelas
X pada Kompetensi Mengolah Soup Kontinental di SMKN 2 Godean”.
Skripsi S1 Fakultas Teknik, Universitas Negeri Yogyakarta, 2012. Diakses
pada 05 April 2015 dari http://eprints.uny.ac.id67961skripsi.pdf
Fitria Ningtias Rahmawati. “Efektivitas Pemanfaatan Media Audio Visual Video
Pembelajaran dalam Upaya Peningkatan Motivasi dan Hasil Belajar Siswa
pada Pembelajaran Sejarah”. Skripsi S1 Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011. Diakses pada 20 Februari
2015 dari
http://repository.uinjkt.ac.iddspacebitstream12345678931071FITRIA%20NI
NGTIAS%20RAHMAWATI-FITK.pdf
Kurniati. “Layanan Perpustakaan Berbasis Teknologi Informasi Pusat Sumber
Belajar KB-TK Islam 17 Al-Azhar Bintaro”. Skripsi S1 Fakultas Adab dan
Humaniora, UIN Syarif Hidayatullah, 2014. Diakses pada 10 Februari 2015
dari http://tulis.uinjkt.ac.idfilefile=digital119002-KURNIATI-FAH.pdf
Lana Islamiyah Genderang. “Pengembangan Koleksi Buku di Perpustakaan
Universitas Indonesia”. Skripsi S1 fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya,
Universitas Indonesia, 2011. Diakses pada 20 September 2015 dari
http://lib.ui.ac.idfilefile=digital20135703-S29-Pengembangan%20koleksi.pdf
Nasrullah. “Kepuasan Siswa terhadap Koleksi dan Layanan Perpustakaan SMA
Labschool Kebayoran”. Skripsi S1 Fakultas Adab dan Humaniora, UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010. Diakses pada 18 Februari 2015 dari
132
http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/855/1/95018-
NASRULLAH-FAH.pdf
Nasruddin Mansyur. “Pemanfaatan Koleksi Audio visual (DVD) di Perpustakaan
Korean Cultural Center Indonesia”. Skripsi S1 Fakultas Ilmu Pengetahuan
Budaya, Universitas Indonesia, tahun 2012. Diakses pada 22 Februari 2015
http://lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20302627-S1966-
Nasruddin%20Mansyur.pdf
Sirojul Munir. “Pengembangan Koleksi pada Perpustakaan SMP Islam Al- Syukro”.
Skripsi S1 Fakultas Adab dan Humaniora, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
2009. Diakses pada 19 Februari 2015 dari
http://repository.uinjkt.ac.iddspacebitstream1234567891921191773-
SIROJUL%20MUNIR-FAH.pdf
Yusril Aqil Anoraga. “Perbandingan Peningkatan Minat Siswa terhadap
Pembelajaran Seni Musik menggunakan Media Sibelius 6 di SMPN 1
Wates”. Skripsi S1 Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Yogyakarta,
2014. Diakses pada 18 September 2015 dari
http://eprints.uny.ac.id169001Yusril%20Aqil%20Anoraga%2010208244062.
Artikel
Arif Surachman. “Pengelolaan Perpustakaan Khusus”. Artikel diakses pada 14
November 2014 dari
http://eprints.rclis.org/8633/1/Manajemen_Perpustakaan_Khusus.pdf
Ajick. “Analisis Koleksi Perpustakaan : seleksi, penyiangan dan evaluasi”. Artikel
diakses pada 12 Mei 2015 dari
http://pustaka.uns.ac.id/?menu=news&option=detail&nid=218
Gerakan Pemasyarakatan Minat Baca (GPMB). “Peran Pustakawan dalam Promosi
Perpustakaan untuk Meningkatkan Minat Baca”. Artikel diakses pada 27
Oktober 2014 dari
http://gpmb.pnri.go.id/index.php?module=artikel_kepustakaan&id=3
Konsistensi. “Uji Analisis Korelasi dengan Program SPSS”. Artikel diakses pada 8
September 2015 dari http://www.konsistensi.com/2013/05/uji-analisis-
korelasi-dengan-program.html
Konsistensi. “Uji Multikoloniritas dengan Melihat Nilai Tolerance dan VIF”. Artikel
diakses pada 9 september 2015 dari http://www.konsistensi.com/2013/07/uji-
multikonieritas-dengan-melihat.html
Pustekkom Kemendikbud. ”Televisi Edukasi”. Artikel diakses pada 22 Februari dari
http://pustekkomkemdikbud.blogspot.com/2012/08/televisi-edukasi.html
133
Teguh Yudi Cahyono. “Prosedur Pengembangan Koleksi Perpustakaan”. Artikel
diakses pada 19 September 2015 dari
http://library.um.ac.idimagesstoriespustakawanpdfteguhprosedur%20koleksi.
Lain-lain
Undang-undang RI No. 43 tahun 2007 tentang Perpustakaan.
Undang-undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Perpustakaan Nasional RI. Pedoman Umum Penyelenggaraan Perpustakaan Khusus.
Tim Redaksi Kamus Bahasa Indonesia. Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat
Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, 2008.
KEMENTERIAN AGAMAUNIVERSTTAS ISLAM NEGERI (UTN)SYARTF HIDAYATULLAH JAKARTAFAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
Jl. lr. H. Juanda No. 95 Ciputat 15412 lndonesia Telp : (62-21 ) 7 443329. Fax.7 492907
Nonror : UN.0 I lF2lPP.0A9.2l 6y r DAI 5
Lamp. : -
Hal : Tugas Menjadi Pembimbing
.lakarta. l0 lr4aret 201 5
Kcpada Yth.Bpki IbuiSdr. : Ade Abdul I{ali, N{.Hurndi
J akarta.
Assalarnu'alaikunt Wr. Wb.
De'nqan horntat karni beritahuk.an balril'a Bpk/lbu/Sdr. clinrolrorr rren-jaclipernbinrbing skripsi, atas nalna:
SaLrdara/i : NII-A ADIYATINlNl : 1111025100079Jur./Fak. : Ilntu Perpustakaan / [-'akult.is Adab cli.lt Ilurnatii;r'uSenrester : VIII (delapan)E.nrail :[email protected]. []P. : 0899-86-5-5 -225 I 0857- 1712-3021Judul :
"Pernanfaatan Video Penrbelajaran sebagai I'enunjang KegiatanBelajar N{engajar bagi Guru SDN Kecamatnn Ciputat Tirnur diPerpustakaan Pustekkom Kemendikbud"
dalarrr rangl<a menyelesaikan studi mencapai gelar Saryanu Strota l.
Atas kesed iaan BapaldlbLr/Sdr. Lrntuk nrelaksanakan tugris tersehut karn i
men.vampaikan penghargaan dan terima kasih.
A,n. Didang Akademik
ad Farkhan, M.Pcl.9 19 200003 I ()02 ?
Catatan:l. I)etnbinrbing nrenriliki \\,e\\ienang nrenrperbaiki reciaksi.j uclul dan otrtlitti:2. PerLrbaitan judul skripsi harap diberitalrLrkan oleh mahasiswa kr.l urLrsrin
Wassalarn
,.1.,,..yi(t'', .,-a'/-
'+i < /r:l, -- LJI' i',ii, * t,:)
a
Kepada Yth
Ketua Program Studi Ilmu Perpustakaan
Fakultas Adab dan Humaniora
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Assalamu' alaikum Wr. Wb.
Bersama ini saya
Nama Pembimbing
Nama Mahasiswa Bimbingan
NIM
J akarta, 23 September 20 1 5
dengan ini memberitahukan tentang perubahan judul skripsi mahasiswa bersangkutan.
Judul Awal
: Ade Abdul Hak, M.Hum
: Nita Adiyati
:1111025100079
: Pemanfaatan Layanan Video Pembelajaran sebagai Penunjang Kegiatan
Belajar Mengajar bagi Guru SMP dan MTs Kecamatan Ciputat Timur di
Perpustakaan Pustekkom Kemendikbud
: Pengaruh Pemanfaatan Layanan Video Pembelajaran di Perpustakaan
Pustekkom Kemendikbud terhadap Kegiatan Belajar Mengajar bagi Guru
SMP dan MTs Kecamatan Ciputat Timur
Judui baru
Demikian pemberitahuan ini saya sampaikan. Atas perhatiannya diucapkan terimakasih.
Wassalam,
Dosen Pembimbing Skripsi
KEMENTERIAN AGAMAUNIVERSITAS ISLAM NEGtrRI (UIN)SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTAFAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
Jl. Ir. H. Juanda No. 95 Ciputat r54rz Indonesia Telp. : (62-zr) 74q3329.
Nomor : Un.0l/FZlPP.0t.3l 2-299 l2}t5Lampiran :' I (satu) eksemplar skripsiHal : Penguji Skripsi
Kepada Yth.Bpk/lbu/Sdr.:1. Lilik Istiqoriyah, M.Hum (penguji I)2. Nuryudi, MLIS (Penguji II)3. Ade Abdul Hak, M.Hum (pembimbing)
di Jakarta
Jakarta, 18 September 2015
Assalamu'alaikum Wr. Wb.
Dengan hormat kami beritahukan bahwa Bapak/Ibu/Sdr., dimohon kesediaannyamenjadi Penguji Skripsi atas nama:
'.mffi" ':4" )
f*-_"- _--*t| *a nww, I
I e.-etrffi E I<---j;
Saudara/iNIM.Fak./Jur.Judul Skripsi
"Pemanfaatan Layanan Video Pembelajaran sebagai Penunjang KegiatanBelajar Mengajar bagi Guru SMP dan MTs Kecamatan Ciputai Timur diPerpustakaan Pustekkom Kemendikbud,'
Ujian skripsi tersebut akan dilaksanakan pada:
Hari/Tanggal : Rabu / 23 September 2015Waktu : 09.30 s.d 10.30Tempat : Ruang Mun4qasah Lt 7 FAH UIN
Atas kesediaan Bpk/Ibu/Sdr/i untuk melaksanakan tuges tersebut, kamimenyampaikan penghargaan dan terima kasih.
Nita Adiyatir r r 1025100079
Adab dan Humaniora / Ilmu Perpustakaan
Wassalam
idang Akademik
* r*m.*ngiltr T
KEMENTERIAN AGAMAUNTYERSITAS ISLAM NE GERI(IIII9SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTAF'AKULTAS ADAB DAN HUMAIYTORA
Jl. lr. H. Juanda No.95, 15412, Jakarta, lndonesia
Nomor : Un.0LlF2/Pp.OO.9/ glt lzl];sLamp. : -
Hal : lzin Penelitian
Telp. (021) 7443329, Fax. (021) 7493364
Jakarta, 30 Juli 2015
Kepada Yth.Kepala Perpustakaan pustekkomJl. R.E MartadinataCiputat - Tangerang Selatan
Assal a m u'al ai kum Wr. Wb.
Dengan hormat kamisampaikan bahwa :
NamaNIMFakultasProgram StudiSemesterTahun AkademikAlainat
No. Handphone
NITA ADIYATIL1LLO25LO0079Adab dan Humaniorallmu Perpustakaan
: Vlll (Delapan)
2Ot4 / 20tsKp. Pasir Binong, RT/RW. OIA/OASDesa. Kendayakan, Kec. KragilanSerang - Banten089986552 25 I 0857 L7 L23A27
adalah mahasiswa Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syar,if Hidayatullah JakartaProgram studi llmu perpu.stakaa_!, ygng seaang ,nervrirL'ergposai'rkrip;i berjudul"Pemanfaatan Lavanan'video pemueiaiara;'s.b;#i-ienunlang Kegiatan BerajarMengajar B.agi Girru sMP Ain nriii- Kecamatan eiputat Timur Di perpustakaanPustekkom Kemendikbud". Demi kelanc.aran proses penulisan tersebut kami mohonBapak/tbu dapat memberi izin metJtutan penJritiJ; ai'i;;6;;; y*;"aapak/rbuprmptn.
Demikian atas bantuan dan kerjasama Bapakllbu, kami ucapkan terima kasih.
Wassoldmu'alaikum Wr. Wb.
Dekan,
Prof. Dr. Sukron Kamil, M.Ag
{,0. 1e6e041.s 1ee703 Loal 2
KEMENTERIAN AGAMAUM\TERSITAS ISLAM NEGERI(UIN)SYARIF' HIDAYATULLAH JAKARTAFAKIILTAS ADAB DAIY HUMANIORA
Jl. lr. H. Juanda No. 95, Ciputat 15412, Jakarta, lndonesia Telp. (021) 7443329, Fax. (021) 7493364
Nomor : Un.0LlF2lPP.0O.9/ 106? lZOLlLamp. : -
Hal : lzin Permintaan Data
NamaNIMFakultasProgram StudiSemesterTahunAkadeniikAlamat
No. Handphone
Jakarta, 30 Juli 2015
Kepada Yth.Sub. Bagian Pendidikan Madrasah/pendisKementerian Agama Rl Kota Tangerang SetatanJl. Cendekia BSD Sektor XlKota Tangerang Selatan
Assol a m u'al aikumWr. Wb.
Dengan hormat kamisampaikan bahwa :
adalah mahasiswa Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah JakartaPlogram- Studi llmu Perpustakaan, yang sedang menyusun Proposal-skripsi berjudul"Pemanfaatan. Layanan' Video eembelajaran -Sebagii Penunjing Kegia'tan arllalarMengajar Bagi Guru SMP dan MTs Kbcamatan Ciputat Timui Di Perpustaka'anPustekkom Kemendikbud". Demi kelancaran proses penulisan tersebut kaini mohonkesediaan Bapak/lbu untuk menerima dan merhbantu kepada mahasiswa tersebut.
Dernikian atas bantuan dan kerjasama Bapak/lbu, kami ucapkan terinrakasih.
Wassa I o m u' a I ai ku mWr. Wb.
%Prof. Dr. Sukron Kamil, M.Ag
NITA ADIYATI
111102s100079Adab dan Humaniorallmu PerpustakaanVlll (Delapan)
2Ot4 / zOLsKp. Pasir Binong, RT/RW. Ot4/OOsDesa. Kendayakan, Kec. KragilanSerang - Banten0899865 52 2s / 08s7 t7 t23O2L
Dekan,
v.te6e041s 1es703 t004 q
KEMENTERIAN AGAMAUNIVERSITAS ISLAM NEGERI(IIIN)SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTAFAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
Jl. lr. H. Juanda No. 95, 15412, Jakarta, lndonesia
Nomor : Un.oLlF2lPP.00.9/ tl?b 120L5Lamp. : -Hal : lzin permintaan Data
NamaNIMFakultasProgram StudiSemesterTahun AkademikAlamat
No. Handphone
Telp. (021) 7443329, Fax. (021) 7493364
Jakarta, 30 Juli 2015
Kepada Yth.Sub. Bagian PTK
Dinas Pendidikan Kota Tangerang Selatan
Jl. Buana Kencana Loka SektorXll BSD Serpong
Kota Tangerang Selatan
Assalomu'olaikum Wr. Wb.
Dengan hormat kamisampaikan bahwa :
NITA ADIYATI
1111025100079Adab dan Humaniorallmu Perpustakaan
Vlll (Delapan)
2OL4 / 20LsKp. Pasir Binong, RT/RW. 0L4l0O5Desa. Kendayakan, Kec. Kragilan
Serang - Banten089985s 52 25 I A857 17 t23A2L
adalah mahasiswa Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah JakartaProgram Studi llmu Perpustakaan, yang sedang menyusun Proposal skripsi berjudul"Pemanfaatan Layanan Video Pembelajaran Sebagai Penunjang Kegiatan BelajarMengajar Bagi Guru SMP dan MTs Kecamatan Ciputat Timur Di PerpustakaanPustekkom Kemendikbud". Demi kelancaran proses penulisan tersebut kami mohonkesediaan Bapak/lbu untuk menerima dan membantu kepada mahasiswa tersebut.
Demikian atas bantuan dan kerjasama Bapak/lbu, kami ucapkan terimakasih.
W asso lo m u' al di ku mWr, Wb.
Dekan,
Prof. Dr.6ukron Kamil, M.Ag
{ro. 1e5e041s rse703 1 004
KEMENTERIAN AGAMATTNTVERSITAS ISLAM NEGERI(rrrigSYARIF HIDAYATULLAII JAKARTAFAI(ULTAS ADAB DAN HUMANIORA
Jl. lr. H. Juanda No. 95, Ciputat 15412, lakarta, lndonesia Telp. (021) 7443329, Fax. (021) 7493364
r tt*,%IilT tr
Nomor : Un.otlF2/PP.00.9/ I g 62/2otsLamp. : -
Hal : lzin Sebar Kuesioner
Jakarta, 30 Juli 2015
Kepada Yth.Bapak/lbu GuruSMP dan MTs Kecamatan Ciputat TimurTangerang Selatan
Assalomu'oloikum Wr. Wb.
Dengan hormat kamisampaikan bahwa :
NamaNIMFakultasProgram StudiSemesterTahun AkademikAlamat
No. Handphone
NITA ADIYATI
1111025100079Adab dan Humaniorallmu PerpustakaanlX (Sembilan)
2OL4 I aOLsKp. Pasir Binong, RT/RW. OL4|OO5
Desa. Kendayakan, Kec. KragilanSerang - Banten08998655 2 25 / O8s7 t7 L23O2!
adalah mahasiswa Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah JakartaProgram Studi llmu Perpustakaan, yang sedang menyusun Proposal skripsi berjudul"Pemanfaatan Layanan Video Pembelajaran Sebagai Penunjang Kegiatan BelajarMengajar Bagi Guru SMP dan MTs Kecamatan Ciputat Timur Di PerpustakaanPustekkom Kemendikbud". Demi kelancaran proses penulisan tersebut kami mohonBapak/lbu dapat memberi izin melakukan penelitian di lembaga yang Bapak/lbupimpin.
Demikian atas bantuan cjan kerjasama Bapak/lbu, kami ur:aprkan terirna kasih.
Wassala m u'olai ku m Wr. Wb.
Dekan,
Prof. Dr. Sukron Kamil, M.Ag
$rP. 1969041s L99703 L O04 UT
141
Ciputat, Agustus 2015
Hal : Kuesioner
Lamp :
Kepada
YTH. Bapak/Ibu Guru
SMP/MTs Kecamatan Ciputat Timur
Tangerang Selatan
Dengan Hormat
Dalam rangka penyusunan tugas akhir berupa penulisan skripsi yang
diisyaratkan oleh UIN Syarif Hidayatullah Jakarta untuk memperoleh gelar
Sarjana Ilmu Perpustakaan (S.IP), maka dengan ini saya memohon bantuan
kepada Bapak/Ibu Guru SMP/MTs Kecamatan Ciputat Timur untuk meluangkan
waktu sejenak untuk mengisi kuesioner. Adapun skripsi saya berjudul “Pengaruh
Pemanfaatan Layanan Video Pembelajaran di Perpustakaan Pustekkom
Kemendikbud terhadap Kegiatan Belajar Mengajar bagi Guru SMP dan MTs
Kecamatan Ciputat Timur”.
Hasil yang diperoleh dari pengisian kuesioner ini tidak disajikan pihak
luar. Peran serta, kejujuran, objektifitas Bapak/Ibu Guru SMP/MTs Kecamatan
Ciputat Timur, dalam pengisian kuesioner akan sangat berguna terhadap hasil
penelitian yang dapat dipertanggungjawabkan.
Atas kesediaan bantuan Bapak/Ibu Guru SMP/MTs Kecamatan Ciputat
Timur, sebelum dan sesudahnya saya ucapkan terima kasih.
Hormat saya
Nita Adiyati
NIM : 1111025100079
142
DAFTAR PERTANYAAN KUESIONER
PENGARUH PEMANFAATAN LAYANAN VIDEO PEMBELAJARAN
DI PERPUSTAKAAN PUSTEKKOM KEMENDIKBUD TERHADAP
KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR BAGI GURU SMP DAN MTs
KECAMATAN CIPUTAT TIMUR
A. Identitas Responden
1. No responden :
2. Nama :
3. Sekolah :
4. Guru bidang studi :
5. Jenis kelamin :
B. Petunjuk Pengisian
1. Bacalah setiap pernyataan dengan baik dan seksama.
2. Pilihlah pernyataan yang sesuai dengan keadaan dan kebutuhan
Bapak/Ibu Guru dengan cara memberi tanda tanda silang (X) pada
salah satu jawaban yang telah tersedia yaitu a, b, c, dan d.
3. Semua pernyataan adalah benar, dijamin kerahasiaannya dan tidak
mempengaruhi penilaian prestasi kerja di tempat kerja Anda.
4. Mohon diisi dengan sebenar-benarnya demi diperoleh data penelitian
yang objektif.
5. Keterangan :
Sangat Setuju = (SS)
Setuju = (S)
Tidak Setuju = (TS
Sangat Tidak Setuju = (STS)
143
C. Pertanyaan
a) Variabel Pemanfaatan Layanan Video Pembelajaran
1. Pustekkom dan Perpustakaan Pustekkom Kemendikbud sudah baik
dalam melakukan promosi atau sosialisasi video pembelajaran pada
Televisi Edukasi (TVE) untuk peningkatan kualitas pembelajaran
di setiap sekolah. Misalnya lewat internet, televisi, dan
pembentukan beberapa sekolah binaan di setiap provinsi.
a. Sangat Setuju c. Tidak Setuju
b. Setuju d. Sangat Tidak Setuju
2. Video pembelajaran yang berada di Perpustakaan Pustekkom
Kemendikbud maupun pada TVE dapat memenuhi kebutuhan
pemakai terutama guru sebagai sumber informasi pembelajaran.
a. Sangat Setuju c. Tidak Setuju
b. Setuju d. Sangat Tidak Setuju
3. Ketersediaan koleksi video pembelajaran di Perpustakaan
Pustekkom Kemendikbud sudah lengkap dan mutakhir.
a. Sangat Setuju c. Tidak Setuju
b. Setuju d. Sangat Tidak Setuju
4. Materi dalam video pembelajaran pada TVE sangat up to date
dalam menunjang kegiatan belajar mengajar.
a. Sangat Setuju c. Tidak Setuju
b. Setuju d. Sangat Tidak Setuju
5. Rekaman suara dan gambar video pembelajaran pada TVE sangat
jernih, jelas, dan bebas gangguan.
a. Sangat Setuju c. Tidak Setuju
b. Setuju d. Sangat Tidak Setuju
6. Peningkatan kapasitas layanan video pembelajaran pada program
TVE Depdiknas sudah baik menyangkut akses maupun konten.
a. Sangat Setuju c. Tidak Setuju
b. Setuju d. Sangat Tidak Setuju
144
7. Mengakses atau mendownload video pembelajaran pada website
TVE Depdiknas sangat mudah dan cepat.
a. Sangat Setuju c. Tidak Setuju
b. Setuju d. Sangat Tidak Setuju
8. Pengembangan layanan akses video pembelajaran berbasis Televisi
Edukasi (TVE) dapat melayani kebutuhan informasi pendidikan.
a. Sangat Setuju c. Tidak Setuju
b. Setuju d. Sangat Tidak Setuju
b) Variabel Kegiatan Belajar Mengajar
9. Video pembelajaran pada TVE dapat digunakan sebagai bahan
ajar/media yang efektif dan efisien.
a. Sangat Setuju c. Tidak Setuju
b. Setuju d. Sangat Tidak Setuju
10. Video pembelajaran pada TVE dapat memperjelas dan
mempermudah pesan atau materi yang rumit.
a. Sangat Setuju c. Tidak Setuju
b. Setuju d. Sangat Tidak Setuju
11. Video pembelajaran pada TVE dapat dijadikan metode
pembelajaran yang inovatif.
a. Sangat Setuju c. Tidak Setuju
b. Setuju d. Sangat Tidak Setuju
12. Video pembelajaran yang diberikan TVE dan perpustakaan
pustekkom kemendikbud dapat menunjang kegiatan belajar
mengajar.
a. Sangat Setuju c. Tidak Setuju
b. Setuju d. Sangat Tidak Setuju
13. Pemanfaatan video pembelajaran pada TVE dapat membantu
dalam persiapan pengajaran atau penyusunan RPP (Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran).
a. Sangat Setuju c. Tidak Setuju
b. Setuju d. Sangat Tidak Setuju
145
14. Video pembelajaran dapat menciptakan suasana belajar siswa yang
menyenangkan.
a. Sangat Setuju c. Tidak Setuju
b. Setuju d. Sangat Tidak Setuju
15. Video pembelajaran dapat memotivasi siswa untuk belajar mandiri,
aktif, dan interaktif.
a. Sangat Setuju c. Tidak Setuju
b. Setuju d. Sangat Tidak Setuju
Silahkan tulis kritik dan saran Anda terhadap pemanfaatan layanan
video pembelajaran (TVE) pada perpustakaan Pustekkom
Kemendikbud.
............................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................
.......................................................................................................
146
Lampiran 9
Hasil Uji Validitas Variabel Pemanfaatan Layanan Video Pembelajaran
Correlations
PLVP 1 PLVP 2 PLVP 3 PLVP 4 PLVP 5 PLVP 6 PLVP 7 PLVP 8 Pemanfaatan Layanan
Video Pembelajaran
Pernyataan 1
Pearson Correlation 1 .559**
.359**
.280* .293
* .468
** .249
* -.300
** .669
**
Sig. (2-tailed) .000 .001 .014 .010 .000 .030 .008 .000
N 76 76 76 76 76 76 76 76 76
Pernyataan 2
Pearson Correlation .559**
1 .370**
.336**
.363**
.390**
.228* -.175 .687
**
Sig. (2-tailed) .000 .001 .003 .001 .001 .047 .131 .000
N 76 76 76 76 76 76 76 76 76
Pernyataan 3
Pearson Correlation .359**
.370**
1 .250* .365
** .340
** .195 -.076 .602
**
Sig. (2-tailed) .001 .001 .030 .001 .003 .092 .515 .000
N 76 76 76 76 76 76 76 76 76
Pernyataan 4
Pearson Correlation .280* .336
** .250
* 1 .587
** .356
** .057 .103 .648
**
Sig. (2-tailed) .014 .003 .030 .000 .002 .624 .376 .000
N 76 76 76 76 76 76 76 76 76
Pernyataan 5
Pearson Correlation .293* .363
** .365
** .587
** 1 .459
** .049 -.071 .628
**
Sig. (2-tailed) .010 .001 .001 .000 .000 .677 .542 .000
N 76 76 76 76 76 76 76 76 76
Pernyataan 6
Pearson Correlation .468**
.390**
.340**
.356**
.459**
1 .238* .029 .722
**
Sig. (2-tailed) .000 .001 .003 .002 .000 .038 .804 .000
N 76 76 76 76 76 76 76 76 76
Pernyataan 7
Pearson Correlation .249* .228
* .195 .057 .049 .238
* 1 -.239
* .420
**
Sig. (2-tailed) .030 .047 .092 .624 .677 .038 .038 .000
N 76 76 76 76 76 76 76 76 76
Pernyataan 8
Pearson Correlation -.300**
-.175 -.076 .103 -.071 .029 -.239* 1 .094
Sig. (2-tailed) .008 .131 .515 .376 .542 .804 .038 .419
N 76 76 76 76 76 76 76 76 76
Pemanfaatan Layanan
Video Pembelajaran
Pearson Correlation .669**
.687**
.602**
.648**
.628**
.722**
.420**
.094 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .419
N 76 76 76 76 76 76 76 76 76
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
147
Lampiran 10
Hasil Uji Validitas Variabel Kegiatan Belajar Mengajar
Correlations
KBM 1 KBM 2 KBM 3 KBM 4 KBM 5 KBM 6 KBM 7 Kegiatan
Belajar
Mengajar
Pernyataan 9
Pearson Correlation 1 .618**
.726**
.753**
.736**
.401**
.318**
.838**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .005 .000
N 76 76 76 76 76 76 76 76
Pernyataan 10
Pearson Correlation .618**
1 .615**
.635**
.681**
.325**
.312**
.770**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .004 .006 .000
N 76 76 76 76 76 76 76 76
Pernyataan 11
Pearson Correlation .726**
.615**
1 .682**
.653**
.445**
.438**
.826**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 76 76 76 76 76 76 76 76
Pernyataan 12
Pearson Correlation .753**
.635**
.682**
1 .915**
.511**
.430**
.909**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 76 76 76 76 76 76 76 76
Pernyataan 13
Pearson Correlation .736**
.681**
.653**
.915**
1 .436**
.365**
.888**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .001 .000
N 76 76 76 76 76 76 76 76
Pernyataan 14
Pearson Correlation .401**
.325**
.445**
.511**
.436**
1 .721**
.663**
Sig. (2-tailed) .000 .004 .000 .000 .000 .000 .000
N 76 76 76 76 76 76 76 76
Pernyataan 15
Pearson Correlation .318**
.312**
.438**
.430**
.365**
.721**
1 .614**
Sig. (2-tailed) .005 .006 .000 .000 .001 .000 .000
N 76 76 76 76 76 76 76 76
Kegiatan Belajar Mengajar
Pearson Correlation .838**
.770**
.826**
.909**
.888**
.663**
.614**
1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 76 76 76 76 76 76 76 76
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
148
Lampiran 11
Hasil Uji Statistik Deskriptif
Variabel Pemanfaatan Layanan Video Pembelajaran
Lampiran 12
Hasil Uji statistik Deskriptif
Variabel Kegiatan Belajar Mengajar
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
PLVP 1 76 1.00 4.00 2.9605 .87087
PLVP 2 76 2.00 4.00 3.0658 .71806
PLVP 3 76 2.00 4.00 2.5263 .62126
PLVP 4 76 2.00 4.00 2.6447 .70624
PLVP 5 76 2.00 4.00 2.7237 .53163
PLVP 6 76 2.00 4.00 2.8947 .64455
PLVP 7 76 1.00 4.00 2.6447 .79505
PLVP 8 76 1.00 4.00 3.0263 .86369
Valid N (listwise) 76
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
KBM 1 76 2.00 4.00 2.9474 .65105
KBM 2 76 2.00 4.00 2.8289 .64059
KBM 3 76 2.00 4.00 2.9474 .58640
KBM 4 76 2.00 4.00 3.0395 .73830
KBM 5 76 2.00 4.00 2.9737 .69231
KBM 6 76 2.00 4.00 3.2237 .50593
KBM 7 76 2.00 4.00 3.0789 .53574
Valid N (listwise) 76
149
Lampiran 13
Hasil Uji statistik Deskriptif Nilai Rata-rata
Variabel Pemanfaatan Layanan Video Pembelajaran
Lampiran 14
Hasil Uji statistik Deskriptif Nilai Rata-rata
Kegiatan Belajar Mengajar
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Pemanfaatan Layanan Video
Pembelajaran
76 2.00 3.88 2.8109 .39024
Valid N (listwise) 76
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Kegiatan Belajar Mengajar
76 2.00 4.00 3.0056 .49621
Valid N (listwise) 76
150
Lampiran 15
Tabel r untuk df = 60-75
df = (N-2)
Tingkat Signifikansi untuk Uji satu arah
0,05 0,025 0,01 0,005 0,0005
Tingkat Signifikansi untuk Uji dua arah
0,1 0,05 0,02 0,01 0,0001
60 0.2108 0.2500
0.2948
0.3248
0.4079
61 0,2091
0,2480 0,2925 0,3223 0,4048
62 0.2075 0.2461
0.2902
0.3198
0.4018
63 0.2058
0.2441
0.2880
0.3173
0.3988
64 0,2042
0,2423 0,2858 0,3150 0,3959
65 0,2027
0,2404 0,2837 0,3126 0,3931
66 0,2012
0,2387 0,2816 0,3104 0,3903
67 0,1997
0,2369 0,2796 0.3081 0,3876
68 0,1982
0,2352 0,2776 0,3060 0,3850
69 0,1968
0,2335 0,2756 0,3038 0,3823
70 0,1954
0,2319 0,2737 0,3017 0,3798
71 0,1940
0,2303 0,2718 0,2997 0,3773
72 0,1927
0,2287 0,2700 0,2977 0,3748
73 0,1914
0,2272 0,2682 0,2957 0,3724
74 0,1901
0,2257 0,2664 0,2938 0,3701
75 0,1888
0,2242 0,2647 0,2919 0,3678
TENTANG PENULIS
Nita Adiyati, lahir di Serang, pada 30 Januari 1993.
Putri pertama dari Bapak Samudi dan Ibu Muti’ah.
Bertempat tinggal di Kp. Pasir Binong Rt/Rw. 014/005
Kragilan, Serang-Banten. Mengenyam pendidikan di
SDN Dukuh 2 (1999-2005), SMPN 1 Kragilan (2005-
2008), MAN Kragilan (2008-2011), kemudian
melanjutkan pendidikan S1 mengambil Jurusan Ilmu Perpustakaan di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta (2011-2015). Selain study, penulis memiliki hobi menulis
artikel, adapun artikel yang pernah dimuat di ROL (Republika Online) dengan
berjudul “Bangganya Menjadi Mahasiswa UIN Jakarta”, dan artikel berjudul
“Strategi Pustakawan dalam Menghadapi MEA 2015” yang pernah dijuarai di
Jurusan Ilmu Perpustakaan UIN Jakarta. Penulis menyelesaikan kuliahnya dengan
menulis skripsi berjudul “Pengaruh Pemanfaatan Layanan Video Pembelajaran di
Perpustakaan Pustekkom Kemendikbud terhadap Kegiatan belajar Mengajar bagi
Guru SMP dan MTs Kecamatan Ciputat Timur”. Selama kuliah, penulis aktif
mengikuti organisasi di luar kampus yaitu HMB (Himpunan Mahasiswa Banten),
FORMABI (Forum Mahasiswa Bidikmisi) dan Mahasantri Ma’had UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.