pengaruh pemakaian mutu beton dan … · web viewsetelah dihitung harga satuan/m3, selanjutnya akan...

26
ANALISIS TULANGAN OPTIMUM UNTUK MENDAPATKAN EFISIENSI BIAYA MAKSIMUM TERHADAP PEKERJAAAN BALOK LANTAI (FLOOR BEAM) GEDUNG STRUKTUR BETON BERTULANG Oleh Rony Ardiansyah Dosen Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Islam Riau Yuliastuti,ST Mahaiswa Magister Teknik Sipil UIR Abstract: Manajemen pemkaian tulangan baja adalah salah satu aspek yang sangat penting untuk menentukan besarnya efisiensi biaya balok beton bertulang. Sehingga diperlukan penelitian menganalisis luas tulangan optimum untuk mendapatkan efisiensi biaya maksimum terhadap pekerjaan balok lantai, namun tetap aman. Metode Cross digunakan untuk menganalisis gaya dalam yang dipikul balok. Dari Gaya dalam dapat ditentukan luas tulangan yang diperlukan. Berdasarkan tulangan yang digunakan, biaya dapat dihitung. Metode Regresi dan Korelasi, digunakan untuk memprediksi pengaruh dimensi terhadap efisiensi biaya struktur balok. Efisiensi biaya optimum pada balok dengan momen yang berbeda untuk AS A dan B pada pemakaian dimensi 30/50 sebesar 26,851%. Untuk As 1 dan 3 eisisnsi optimum terjadi pada dimensi 30/50 sebesar 16,409%, sedangkan untuk AS 2, efisiensi sebebesar 8,404% terjaadi pada dimensi 30/70. Efisiensi biaya balok dengan momen yang sama untuk AS A dan B teerjadi pada 20/50 sebesar 22,671%, untuk AS 1 dan 3 tidak terjadi efisiensi biaya dan biaya terkecil terdapat pada dimensi 30/50. Kata Kunci: Efisiensi, Biaya, Luas, tulangan, Dimensi, Balok 1. PENDAHULUAN Kemajuan dibidang pembangunan dapat dilihat majunya teknologi dan pengetahuan dalam mendesain struktur untuk mendapatkan bangunan diperlukan desain struktur yang baik. Desain struktur merupakan salah satu bagian dari seluruh proses perencanaan pembangunan. Proses desain sendiri dapat di artikan sebagai gabungan antara unsur seni dan ilmu pengetahuan yang membutuhkan keterampilan dan pengetahuan dalam mengolahnya (Wahyudi dan Rahim, 1999:2). Adapun

Upload: doanliem

Post on 11-Mar-2019

222 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH PEMAKAIAN MUTU BETON DAN … · Web viewSetelah dihitung harga satuan/m3, selanjutnya akan dihitung biaya beton bertulang dari setiap dimensi. Analisis dapat dipergunakan

ANALISIS TULANGAN OPTIMUM UNTUK MENDAPATKAN EFISIENSI BIAYA MAKSIMUM TERHADAP PEKERJAAAN BALOK LANTAI

(FLOOR BEAM) GEDUNG STRUKTUR BETON BERTULANG

OlehRony Ardiansyah

Dosen Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Islam RiauYuliastuti,ST

Mahaiswa Magister Teknik Sipil UIR

Abstract: Manajemen pemkaian tulangan baja adalah salah satu aspek yang sangat

penting untuk menentukan besarnya efisiensi biaya balok beton bertulang. Sehingga diperlukan penelitian menganalisis luas tulangan optimum untuk mendapatkan efisiensi biaya maksimum terhadap pekerjaan balok lantai, namun tetap aman. Metode Cross digunakan untuk menganalisis gaya dalam yang dipikul balok. Dari Gaya dalam dapat ditentukan luas tulangan yang diperlukan. Berdasarkan tulangan yang digunakan, biaya dapat dihitung. Metode Regresi dan Korelasi, digunakan untuk memprediksi pengaruh dimensi terhadap efisiensi biaya struktur balok. Efisiensi biaya optimum pada balok dengan momen yang berbeda untuk AS A dan B pada pemakaian dimensi 30/50 sebesar 26,851%. Untuk As 1 dan 3 eisisnsi optimum terjadi pada dimensi 30/50 sebesar 16,409%, sedangkan untuk AS 2, efisiensi sebebesar 8,404% terjaadi pada dimensi 30/70. Efisiensi biaya balok dengan momen yang sama untuk AS A dan B teerjadi pada 20/50 sebesar 22,671%, untuk AS 1 dan 3 tidak terjadi efisiensi biaya dan biaya terkecil terdapat pada dimensi 30/50.

Kata Kunci: Efisiensi, Biaya, Luas, tulangan, Dimensi, Balok

1. PENDAHULUANKemajuan dibidang pembangunan dapat dilihat majunya teknologi dan

pengetahuan dalam mendesain struktur untuk mendapatkan bangunan diperlukan desain struktur yang baik. Desain struktur merupakan salah satu bagian dari seluruh proses perencanaan pembangunan. Proses desain sendiri dapat di artikan sebagai gabungan antara unsur seni dan ilmu pengetahuan yang membutuhkan keterampilan dan pengetahuan dalam mengolahnya (Wahyudi dan Rahim, 1999:2). Adapun tujuan utama dari desain struktur adalah untuk mendapatkan struktur yang aman terhadap beban atau efek beban yang bekerja selama masa penggunaan bangunan. Pada intinya sasaran desain struktur meliputi daya layan, kekuatan yang cukup, fungsi, estetika, dan ekonomi (Wahyudi dan Rahim, 1999:3)

Tidak dipungkiri bahwa sebagian bangunan di Indonesia didesain dan dibangun dengan campuran beton yang pada umumnya dipadu dengan baja. Kombinasi tersebut biasa disebut beton betulang. Beton kuat tehadap tekan dan lemah terhadap tarik, kira-kira 10-15% dari kekuatan tariknya. Oleh karena itu perlu tulangan untuk menahan gaya tarik untuk memikul beban-beban yang bekerja pada beton. Sistem-sistem beton tersebut dibentuk dari berbagai elemen struktur beton yang bila dipadukan menghasilkan suatu sistem menyeluruh. Salah satunya adalah balok. Balok adalah komponen struktur yang menyalurkan beban-beban tributary dari slab lantai ke kolom lantai yang vertikal.

Page 2: PENGARUH PEMAKAIAN MUTU BETON DAN … · Web viewSetelah dihitung harga satuan/m3, selanjutnya akan dihitung biaya beton bertulang dari setiap dimensi. Analisis dapat dipergunakan

2. RUMUSAN MASALAHBerdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan diatas dapat

dirumuskan beberapa permasalahan, antara lain sebagai berikut. Bagaimana pengaruh luas tulangan baja terhadap dimensi yang berbeda dan momen yang digunakan juga berbeda ? Bagaimana pengaruh luas tulangan baja terhadap dimensi yang digunakan berbeda, tetapi momen yang digunakan sama ? Seberapa besar efisiensi yang diperoleh dari biaya balok yang menggunakan dimensi dan momen yang berbeda ? Seberapa besar efisiensi yang diperoleh dari biaya balok yang menggunakan dimensi yang berbeda tetapi momen yang digunakan sama ? Bagaimana pengaruh dimensi terhadap efisiensi biaya?

3. LANDASAN TEORI

Ekonomi konstruksi (construction economy) adalah upaya-upaya yang dilakukan dalam proses pra konstruksi maupun masa konstruksi dengan tujuan menekan biaya konstruksi (cost estimate). Penerapan construction economy ada dua versi, yang masing-masing mempunyai tujuan sendiri-sendiri, yaitu versi Owner dan versi kontraktor (Asiyanto, 2003:46). Pemakaian mutu beton dan baja terhadap efisiensi biaya komponen struktur beton bertulang, dapat dikategorikan dalam versi Owner. Yang dimaksud dengan versi Owner adalah untuk menekan biaya investasi yaitu dengan sasaran menurunkan nilai kontrak proyek, agar kondisi proyek menjadi layak atau lebih layak lagi. Sedangkan versi kontraktor berbeda sekali, yaitu dengan sasaran mengendalikan pembiayaan, agar dapat memperoleh laba yang direncanakan dan menghindari resiko kerugian.

Dalam menganalisis efisiensi biaya komponen struktur, mau tak mau harus melalui tahap analisis struktur. Menyiapkan data-data untuk mendapatkan saran-saran dalam pemilihan alternatif yang akan ditinjau. Pada tahap ini harus dilakukan perhitungan secara detail, sehingga akan didapatkan gambaran secara jelas. Perhitungan teknis dilakukan dengan bantuan soft ware yang dikenal dengan program SAP 2000, berguna untuk menghitung analisis dari struktur bangunan ruko. Program SAP 2000 versi 7.42 disamping mempunyai kecepatan dan ketelitian kerja yang tinggi, juga sangat tepat dipakai untuk menganalisis berbagai model struktur, khususnya elemen frame, baik untuk dua dimensi (2D) maupun tiga dimensi (3D). Menurut (Wigroho, 2001:1), SAP 2000 merupakan program versi terakhir yang paling lengkap dari seri-seri program analisis SAP, baik SAP 80 maupun SAP 90. Keunggulan program SAP 2000 antara lain ditunjukkan dengan adanya fasilitas untuk desain elemen, baik untuk material baja maupun beton. Di samping itu juga adanya fasilitas disain baja dengan mengoptimalkan penampang profil yang paling optimal atau ekonomis.

Sebelum menganalisis efisiensi biaya, diperlukan analisis struktur untuk menghitung gaya-gaya dalam yang terjadi akibat beban yang bekerja. Mekanika adalah salah satu cabang ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan gaya dan gerak (Schodek, 1999:29). Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan ilmu mekanika dengan metode Cross.

Metode distribusi momen ( metode Cross) pada mulanya dikemukakan oleh prof. Hardy Cross. Metode ini tetap unggul akan keserhanaannya dan dapat digunakan untuk goyangan sembarang. Perhitungan cross adalah suatu cara penyelesaian dengan pendekatan dan melalui proses interaksi dimana ketelitian dapat dipertinggi sekehendak. Pada cara cross, bentuk akibat gaya-gaya normal dan gaya-gaya melintang diabaikan.

Page 3: PENGARUH PEMAKAIAN MUTU BETON DAN … · Web viewSetelah dihitung harga satuan/m3, selanjutnya akan dihitung biaya beton bertulang dari setiap dimensi. Analisis dapat dipergunakan

Untuk tiap-tiap dua batang disuatu titik simpul dinggap tidak ada sama sekali atau sudut diantara dua batang itu dianggap selalu tetap.

Analisis regresi meliputi beberapa pola persamaan regresi dan uraian tentang regresi linear. Persoalan yang menyangkut dan sekelompok peubah (variabel) seringkali dijumpai dalam praktek bila diketahui bahwa diantara peubah tersebut terdapat suatu bangunan alamiah. Hubungan antara variabel-variabel yang dicocokkan pada data percobaan ditandai dengan persamaan prediksi disebut ”persamaan regresi” (Walpole, 1995:404). Analisis korelasi digunakan untuk mengukur eratnya hubungan antara dua variabel dengan menggunakan suatu bilangan yang disebut ”koefisien korelasi” (Wapole, 1995:443). Pada penelitian untuk menyelidiki sejauh mana pengaruh peningkatan mutu beton terhadap suatu komponen struktur bangunan agar mendapatkan pemakaian tulangan baja yang seefisien mungkin, mutu beton disebut sebagai variabel bebas dan efisiensi tulangan baja disebut sebagai variabel tetap.

4. METODE PENELITIAN

4.1. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan dua metode yaitu metode random dan non random dengan uraian sebagai berikut. Pengambilan data mix design dilakukan dengan secara acak (simple random sampling), yaitu pengambilan dilakukan secara acak tanpa strata dan memberikan peluang yang sama pada setiap unsur (elemen) populasi. Teknik ini dipilih berdasarkan asumsi bahwa metode yang dipergunakan pada laborotorium formal bersifat standar atau homogen. Pemilihan jenis atau tipe struktur ruko yang dipakai dalam penelitian dilakukan secara non-acak (purvosif sampling), yaitu pengambilan sampel secara sengaja dalam hal ini harus mengetahui apa kriteria dari sampel yang dipilih.

Cara mendapatkan data primer dan data sekunder adalah sebagai berikut. Data primer, diperoleh dengan metode penelitian/pengamatan langsung yaitu langsung survey ke lapangan untuk mengumpulkan data-data yang diperlukan seperti mengambil dokumentasi struktur ruko (existing), mengukur dimensi komponen dan tulangan struktur ruko yang sedang dalam tahap pembangunan. Selain itu juga dilakukan wawancara kepada pihak terkait sebagai masukan data lanjutan.

Objek penelitian ini adalah salah satu balok lantai (flour beam) pada gedung dengan bentang 8 m yang akan dikombinasikan dengan berbagai ukuran dimensi balok untuk mendapatkan luas tulangan optimum dan efisiensi biaya yang maksimum. Langkah awal dari penelitian ini adalah penentuan apa yang akan menjadi objek dalam penelitian ini. Pada penelitian ini yang akan diteliti adalah balok lantai (floor beam) ruko standar berlantai tiga berukuran 8×20 meter. Balok yang diteliti adalah balok lantai pada lantai dua, dengan panjang bentang 8 meter.

Data analisis struktur gedung berupa luas tulangan untuk berbagai jenis komponen struktur diperoleh dari hasil analisis momen dengan mempergunakan metode cross. Analisis optimalisasi untuk mencari hubungan antara penggunaan efisiensi tulangan baja terhadap dimensi balok lantai beton bertulang, dipergunakan analisis regresi dan Korelasi. Interprestasi terhadap korelasi secara kasar atau sederhana dilakukan dengan mempergunakan pedoman pada tabel interpretasi koefisien product moment.

Page 4: PENGARUH PEMAKAIAN MUTU BETON DAN … · Web viewSetelah dihitung harga satuan/m3, selanjutnya akan dihitung biaya beton bertulang dari setiap dimensi. Analisis dapat dipergunakan

Adapun langkah-langkah penelitian dapat dilihat pada Gambar 4.1. berikut ini.

Gambar 4.1. Langkah-langkah penelitian

5. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Deskripsi Umum

Mulai

Selesai

Penentuan arah Analisis

Analisis tulangan lentur & geser

Analisi struktur dengan metode cross

Daftar luas tulangan maksimum dan minimum

Analisis efisiensi tiap dimensi balok

Daftar efisiensi biaya tiap dimensi balok

Analisis tulangan dan dimensi balok optimal

Analisis pengaruh dimensi terhadap efisiensi

Kesimpulan dan saran

Page 5: PENGARUH PEMAKAIAN MUTU BETON DAN … · Web viewSetelah dihitung harga satuan/m3, selanjutnya akan dihitung biaya beton bertulang dari setiap dimensi. Analisis dapat dipergunakan

Deskripsi umum terdiri dari gambaran umum dan defenisi yang berkaitan dengan objek penelitian.

5.1.1 Gambaran UmumDalam penelitian ini, penelitian difokuskan pada menganalisa luas tulangan

optimum untuk mendapatkan efisensi biaya maksimum terhadap pekerjaan balok lantai (flour beam) beton bertulang. Disini peneliti akan menggunakan beberapa variasi ukuran dimensi balok, yaitu 35/75, 30/70, 30/60, 30/55, 30/50. Dimana balok tersebut dianalisis dengan menggunakan momen yeng berbeda.Disini juga dianalisis dimensi 25/50, 25/45, 20/50 dengan momen yang digunakan sama.

Pemilihan objek yang dipakai dalam penelitian dilakukan dengan cara non acak meliputi panjang bentang balok serta mutu material yang digunakan seperti data teknis berikut ini. Penulangan komponen struktur bangunan yang dianalisis pada penelitan ini adalah balok dengan panjang bentang 8 meter. Mutu komponen struktur seperti mutu beton yang digunakan adalah K-225, sedangkan untuk mutu baja digunakan U-32.

5.1.2 Identifikasi Harga Satuan Material Komponen Struktur Balok

Analisis dilakukan dengan menggunakan harga satuan bahan dan upah periode tahun anggaran 2006 untuk kota Pekanbaru yang diterbitkan oleh Departemen Pekerjaan Umum. Hasil analisis harga satuan bahan dan upah untuk tulngan beton dapat dilihat pada lampiran A. Daftar harga satuan hasil analisis dapat dilihat pada tabel 5.1 berikut.

Tabel 5.1 Daftar Harga Satuan Komponen Beton BertulangNo Material + Upah Harga Satuan (Rp) Satuan1 Baja tulangan U-32 19.300,75 Per 1 kg

Tabel Lanjutan

2 Begisting beton 839.500 Per 1 m3

3. Beton 768.000 Per 1 m3

Tabel 5.2 Pembebanan yang Dipikul BalokNo Pembebanan Beban Satuan1 Beban Mati 382,5 Kg/m2

2 Beban Hidup 2503 Beban Akibat Balok

a. Dimensi 35/75

b. Dimensi 30/70

c. Dimensi 30/60

d. Dimensi 30/55e. Dimensi 30/50

630504432396360 Kg/m

4. Beban Akibat Dinding

1000 Kg/m

Selanjutnya akan dilakukan perhitungan beban ekivalen terhadap beban mati dan beban hidup untuk mendapatkan beban merata.

B

Page 6: PENGARUH PEMAKAIAN MUTU BETON DAN … · Web viewSetelah dihitung harga satuan/m3, selanjutnya akan dihitung biaya beton bertulang dari setiap dimensi. Analisis dapat dipergunakan

Balok anak antara as A dan B

8m

4m 4m

Gambar 5.1 Skema Pembebanan

2 4 6

P P 4m

A B C

5m

1 3 5

4 m 4 m

(a)

2 4 2 4 P1 P2

4 m 4m

A B A B

5m 5m

1 3 1 3

8 m 8m

(b) (c)

Gambar 5.2 (a). Portal As A dan B; (b). Portal As 1 dan 3; (c). Portal As 2

1 2 3

Balok induk As 3

Balok anak antara As2 dan 3

Balok anak antara As 1 dan 2

A

1 2 3

A BA B

Page 7: PENGARUH PEMAKAIAN MUTU BETON DAN … · Web viewSetelah dihitung harga satuan/m3, selanjutnya akan dihitung biaya beton bertulang dari setiap dimensi. Analisis dapat dipergunakan

5.2 Gaya-gaya DalamGaya dalam pada balok dianalisis dengan menggunakan metode cross. dapat

terlihat pada Tabel 5.3 berikut ini.

Tabel 5.3 Momen Lentur pada BalokNo As Dimensi Tumpuan Kiri

(KgM) Lapangan (KgM) Tumpuan Kanan (KgM)

A dan B1 dan 3

235/75

-6534,37-10543,5-15358,4

4041,0320922,134555,3

1116,3710543,515358,4

A dan B1 dan 3

230/70

-6096,965-11746,4-17345,7

3822,318509,628727,9

1387,4511746,417345,7

A dan B1 dan 3

230/60

-5706,15-13160,3-19594,8

3626,916404,525787,6

1822,4213160,319594,8

A dan B1 dan 3

230/55

-5496,89-13813,7-20655,6

3522,315405,524355,6

2068,1413813,720655,6

A dan B1 dan 3

230/50

-5261,57-14507,8-21788,2

3404,6113965,822903

2366,0114507,821788,2

Dari tabel diatas terlihat bahwa pada As 1,2,3 semakin kecil dimensi balok yang digunakan, maka semakin besar momen yang dihasilkan. Untuk As A dan B, semakin kecil dimensi yang digunakan, momen yang dihasikan semakin kecil. Hasil analisa gaya-gaya lintang terlihat pada Tabel 5.4 dan analisis gaya lintang terlihat pada Lampiran C.

Tabel 5.4 Daftar Gaya LintangNo As Dimensi Tumpuan Kanan

(Kg) Lapangan (Kg) Tumpuan Kiri (Kg)

A dan B1 dan 3

235/75

7673,213066,918189,8

1354,500

4964,213066,918189,8

A dan B1 dan 3

230/70

7194,2512462,117705

1177,3500

4839,5512462,117705

A dan B1 dan 3

230/60

6814,4312116,517359,4

970,900

4872,5712116,517359,4

A dan B1 dan 3

230/55

6614,2911943,717186,6

857,200

4899,9111943,717178,6

A dan B1 dan 3

230/50

6394,5911570,917013,8

723,8900

4946,8111570,917013,8

5.3 Kebutuhan Tulangan pada komponen Struktur Balok

Berdasarkan gaya-gaya dalam yang diperoleh dari analisis struktur dapat dicari

perhitungan tulangan pada komponen struktur balok. Perhitungan tulangan pada

komponen struktur balok tersebut adalah sebagai berikut.

Page 8: PENGARUH PEMAKAIAN MUTU BETON DAN … · Web viewSetelah dihitung harga satuan/m3, selanjutnya akan dihitung biaya beton bertulang dari setiap dimensi. Analisis dapat dipergunakan

a. Kebutuhan tulangan lentur

Kebutuhan lentur pada analisis ini terdiri dari 2 bagian yaitu kebutuhan tulangan lentur balok dengan menggunakan dimensi dan momen yang berbeda dan kebutuhan tulangan lentur untuk dimensi berbeda tetapi momen yang digunakan sama, dalam hal ini momen yan digunakan adalah momen dimensi 30/50.

1. Kebutuhan Tulangan Lentur Untuk Momen yang Berbeda.Pemakaian jumlah tulangan lentur dan besarnya momen nominal terlihat pada

Tabel 5.5.

Tabel 5.5 Kebutuhan Tulangan Lentur

No As DimensiTumpuan Kiri dan Kanan (mm2) Lapangan (mm2)

Tarik Tekan AS (mm2) Tarik Tekan AS (mm2)

A dan B1 dan 3

235/75

4 D 194 D 194 D 19

2 D 192 D 192 D 19

1041,251041,251041,25

4 D 195 D 197 D 19

2 D 192 D 193 D 19

1041,251261,41975,4

A dan B1 dan 3

230/70

4 D 194 D 194 D 19

2 D 192 D 192 D 19

853,125853,125

1092

4 D 195 D 197 D 19

2 D 192 D 193 D 19

853,1251170

1891,5

A dan B1 dan 3

230/60

3 D 194 D 196 D 19

2 D 192 D 193 D 19

721,8751005,31518

3 D 195 D 198 D 19

2 D 192 D 194 D 19

721,8751254

2062,5A dan B1 dan 3

230/55

3 D 195 D 197 D 19

2 D 192 D 193 D 19

656,2511551815

3 D 195 D 198 D 19

2 D 192 D 194 D 19

656,2513052205

A dan B1 dan 3

230/50

3 D 195 D 198 D 19

2 D 192 D 194 D 19

590,6251390,52227,5

3 D 195 D 199 D 19

2 D 192 D 194 D 19

590,6251296

2362,5

Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa terjadi penambahan jumlah tulangan untuk setiap dimensi. Peningkatan jumlah tulangan antara dimensi 30/55 dan 30/50 terjadi pada As 2 untuk masing-masing variasi terlihat lebih kecil. Sehingga dapat disimpulkan bahwa dimensi cukup optimal di 30/55.

2. Kebutuhan Tulangan Lentur Untuk Momen yang Digunakan Sama.

Pada bagian ini akan dianalisis kebutuhan tulangan lentur dengan menggunakan momen yang sama yaitu momen pada dimensi 30/50, sedangkan dimensi yang digunakan adalah dimensi 25/50, 25/45, 20/50. Hasil dari analisis dapat terlihat pada Tabel 5.6 berikut.

Tabel 5.6 Kebutuhan Tulangan Lentur dengan Menggunakan Momen Dimensi 30/50

No As DimensiTumpuan Kiri dan Kanan (mm2) Lapangan (mm2)

Tarik Tekan AS (mm2) Tarik Tekan AS (mm2)

Page 9: PENGARUH PEMAKAIAN MUTU BETON DAN … · Web viewSetelah dihitung harga satuan/m3, selanjutnya akan dihitung biaya beton bertulang dari setiap dimensi. Analisis dapat dipergunakan

A dan B1 dan 3 25/50 2 D 19

6 D 192 D 193 D 19

492,1881428,75

2 D 195 D 19

2 D 192 D 19

492,1881361,25

A dan B1 dan 3 25/45 2 D 19

6 D 192 D 193 D 19

437,51670

2 D 196 D 19

2 D 193 D 19

437,51590

A dan B1 dan 3 20/50 2 D 19

5 D 192 D 192 D 19

393,751440

2 D 195 D 19

2 D 192 D 19

393,751413

Dari tabel terlihat luas tulangan terbesar pada As A dan B terjadi pada dimensi 25/50, dan pada As 1 dan 3 terjadi pada dimensi 25/45.

b. Kebutuhan Tulangan Geser

Kebutuhan geser pada analisis ini terdiri dari 2 bagian yaitu kebutuhan tulangan geser balok dengan menggunakan dimensi dan momen yang berbeda dan kebutuhan tulangan geser untuk dimensi berbeda tetapi momen yang digunakan sama, dalam hal ini momen yang digunakan adalah momen dimensi 30/50.

1. Kebutuhan Tulangan Geser untuk Momen yang Berbeda.Kebutuhan tulangan geser terlihat pada Tabel 5.7.

Tabel 5.7 Kebutuhan Tulangan GeserNo As Dimensi Tumpuan Kiri (mm) Lapangan (mm) Tumpuan Kanan(mm)

A dan B1 dan 3

235/75 D10 – 340 D10 – 340 D10 – 340

A dan B1 dan 3

230/70 D10 – 305 D10 – 305 D10 – 305

A dan B1 dan 3

230/60 D10 - 275 D10 – 275 D10 – 275

A dan B1 dan 3

230/55 D10 – 250 D10 – 250 D10 – 250

A dan B1 dan 3

230/50 D10 – 225 D10 – 225 D10 – 225

2. Kebutuhan Tulangan Geser untuk Momen yang Sama.

Dengan menggunakan gaya lintang pada dimensi 30/50, dianalisis kebutuhan tulangan geser pada dimensi 25/50, 25/45, 20/50. Hasil analisis dapat dilihat pada Tabel 5.8 berikut.

Tabel 5.8 Kebutuhan Tulangan Geser dengan Mengunakan Gaya Lintang Dimensi 30/50.

No As Dimensi Tumpuan Kiri (mm) Lapangan (mm) Tumpuan Kanan(mm)

Page 10: PENGARUH PEMAKAIAN MUTU BETON DAN … · Web viewSetelah dihitung harga satuan/m3, selanjutnya akan dihitung biaya beton bertulang dari setiap dimensi. Analisis dapat dipergunakan

A dan B1 dan 3 25/50 D10 – 225 D10 – 225 D10 – 225

A dan B1 dan 3

25/45 D10 – 200 D10 – 200 D10 – 200

A dan B1 dan 3 20/50 D10 - 225 D10 – 225 D10 – 225

5.4 Analisis Efisiensi Biaya

Dari hasil perhitungan kebutuhan tulangan, dianalisis kebutuhan tulangan yang

akan dipergunakan dalam penelitian ini untuk mendapatkan analisis efisiensi biaya.

Dengan metode komparasi diperoleh pemakaian tulangan komponen-komponen struktur

untuk balok lantai dan analisis kebutuhan tulangan balok untuk satu m3 beton

bertulang. Analisis kebutuhan tulangan dapat dilihat pada Lampiran F1. Hasil dari

analisis tersebut dapat terlihat pada Tabel 5.9 berikut ini.

Tabel 5.9 Kebutuhan tulangan balok untuk 1m3

N0 Dimensi As Berat tulangan/m3

1 35/75A dan B1 dan 3

2

106,430100,378118,324

2 30/70A dan B1 dan 3

2

132,677125,110147,543

3 30/60A dan B1 dan 3

2

138,059147,469221,422

4 30/55A dan B1 dan 3

2

151,456170,127250,799

5 30/50A dan B1 dan 3

2

167,222187,76289,568

Dari tabel terlihat setiap dimensi diperkecil, berat tulanan yan diperoleh semakin

besar. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada grafik berat tulangan pada gambar 5.3

berikut.

Page 11: PENGARUH PEMAKAIAN MUTU BETON DAN … · Web viewSetelah dihitung harga satuan/m3, selanjutnya akan dihitung biaya beton bertulang dari setiap dimensi. Analisis dapat dipergunakan

Gambar 5.3 Grafik Berat Tulangan

Kebutuhan tulangan untuk 1m3 dengan dimensi yang berbeda dan menggunakan momen dimensi 30/50, dapat terlihat pada tabel 5.10 berikut.

Tabel 5.10 Kebutuhan tulangan balok dengan menggunakan momen yang sama untuk 1 m3

N0 Dimensi As Berat tulangan/m3

1 25/50 A dan B1 dan 3

172,174252,686

2 25/45 A dan B1 dan 3

192,407313,084

3 20/50 A dan B1 dan 3

212,04369,701

Sama halnya dengan berat tulangan 1m3 dengan menggunakan dimensi dan momen yang berbeda, berat tulangan 1 m3 dengan menggunakan dimensi berbeda dan momen yang sama juga mengalami peningkatan setiap dimensi diperkecil. Untuk mendapatkan harga satuan per m3 beton bertulang pada balok dilakukan analisis yang meliputi berbagai faktor yang menentukan harga satuannya. Dalam hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu analisis harga satuan baja, dan analisis harga satuan begistingnya. Harga yang digunakan berdasarkan harga satuan bahan dan upah untuk kota Pekanbaru periode tahun 2006 triwulan kedua yang dikeluarkan oleh Departemen Pekerjaan Umum Cipta Karya.

5.5. Analisis Efisiensi Biaya 1m3 balok momen yang berbeda.

Analisis harga satuan untuk dimensi dan momen yang berbeda dapat terlihat pada Lampiran G1. Harga satuan hasil analisis dapat dilihat pada Tabel 5.11 berikut.

Tabel 5.11 Harga Satuan Beton/m3 Balok

Dimensi As

Baja Beton Begisting HargaSatuan

Beton/m3

(Rp)

Berat/m3

(kg) 

HargaSatuan/kg

(Rp)

Volume(m3)

 

Satuan(kg)

 

koefbegisting

 

HargaSatuan/m3

(Rp)

35/75A dan B1 dan 3

2

106,430100,378118,324

19.300,7519.300,7519.300,75

111

768.000768.000768.000

111

839.000839.000839.000

3.661.178,823.544.370,683.890.741,94

Tabel Lanjutan

Page 12: PENGARUH PEMAKAIAN MUTU BETON DAN … · Web viewSetelah dihitung harga satuan/m3, selanjutnya akan dihitung biaya beton bertulang dari setiap dimensi. Analisis dapat dipergunakan

30/70A dan B1 dan 3

2

132,677125,110147,543

19.300,7519.300,7519300,75

111

768.000768.000768.000

111

839.000839.000839.000

4.167.765,614.021.716,834.454.690,56

30/60A dan B1 dan 3

2

138,059147,469221,422

19.300,7519.300,7519.300,75

111

768.000768.000768.000

111

839.000839.000839.000

4.271.642,244.453.262,305.880.610,67

30/55A dan B1 dan 3

2

151,456170,127250,799

19.300,7519.300,7519.300,75

111

768.000768.000768.000

111

839.000839.000839.000

4.530.214,394.890.578,696.447.608,78

30/50A dan B1 dan 3

2

167,222187,76289,568

19.300,7519.300,7519.300,75

111

768.000768.000768.000

111

839.000839.000839.000

4.834.510,025.230.908,697.195.879,58

Dari tabel diatas terlihat bahwa semakin kecil dimensi yang digunakan, berat tulangan yang diperoleh akan semakin besar. Hal ini juga akan menimbulkan semakin besarnya biaya/m3 yang diperlukan.

Setelah dihitung harga satuan/m3, selanjutnya akan dihitung biaya beton bertulang dari setiap dimensi. Analisis dapat dipergunakan untuk analisis selanjutnya yaitu analisis efisiensi biaya. Hasil analisis dapat terlihat pada tabel 5.12 berikut.

Tabel 5.12 Biaya Beton BertulangDimensi As Volume Harga Satuan/m3 (Rp) Biaya Beton Bertulang (Rp)

35/75A dan B1 dan 3

22,1

3.661.178,823.544.370,683.890.741,94

7.688.475,527.443.178,238.170.558,07

30/70A dan B1 dan 3

21,68

4.167.765,614.021.716,834.454.690,56

7.001.846,236.756.484,277.483.880,14

30/60A dan B1 dan 3

21,44

4.271.642,244.453.262,305.880.610,67

6.151.164,836.412.697,718.468.079,37

30/55A dan B1 dan 3

21,32

4.530.214,394.890.578,696.447.760,78

5.979.882,996.455.563,878.510.843,59

30/50A dan B1 dan 3

21,2

4.834.510,025.230.908,697.195.879,58

5.801.412,026.277.090,588.635.055,49

Untuk lebih jelasnya dapat terlihat pada grafik biaya beton bertulang pada gambar 5.4 berikut.

Gambar 5.4 Grafik Biaya Beton Bertulang

Page 13: PENGARUH PEMAKAIAN MUTU BETON DAN … · Web viewSetelah dihitung harga satuan/m3, selanjutnya akan dihitung biaya beton bertulang dari setiap dimensi. Analisis dapat dipergunakan

Dari grafik terlihat bahwa untuk As A dan B mengalami penurunan biaya setiap terjadi pengurangan ukuran dimensi. Hal ini juga terjadi pada As 1 dan 3. Sehingga biaya terkecil terdapat pada dimensi 30/50, dengan harga Rp.5.801.412,02 untuk As A dan B, Rp. 6.277.090,58 untuk As 1 dan 3. Sedangkan untuk As 2, biaya mengalami penurunan pada dimensi 30/70, namun terus mengalami kenaikan pada dimensi 30/60, 30/55, 30/50. Biaya terkecil pada As 2 adalah pada dimensi 30/70 dengan biaya Rp. 7.483.880,14.

Efisiensi Biaya Komponen Struktur (Ek) merupakan perbandingan antara selisih biaya 1 m3 beton bertulang apabila dimensi yang dipergunakan diperkecil yang dinyatakan dalam presentase. Sedangkan hasil hitungan selengkapnya dapat diuraikan pada tabel 5.13 berikut.

Tabel 5.13 Analisis Efisiensi Biaya pada Balok

Dimensi

As A dan B As 1 dan 3 As 2

Biaya Balokx1000 (Rp)

Efisiensi(%)

Biaya Balokx1000 (Rp)

Efisiensi(%)

Biaya Balokx1000 (Rp)

Efisiensi(%)

35/75 7688,48 7443,18 8170,5630/70 7001,85 8,931 6756,48 9,226 7483,88 8,404

Tabel lanjutan30/60 6151,16 21,081 6412,69 14,314 8468,08 -4,74730/55 5979,88 23,866 6455,56 13,645 8510,84 -5,25230/50 5801,41 26,851 6277,09 16,409 8635,06 -6,712

Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa efisiensi biaya pada umumnya bernilai positif, kecuali pada As 2. Pada As A dan B, biaya minimum Rp. 5801,41 juta pada dimensi 30/50. Untuk As 1 dan 3, biaya minimum adalah Rp. 6277,09 juta pada dimensi 30/50. Sedangkan untuk As 2, biaya minimum adalah Rp.7483,88 juta pada dimensi 30/70. Disini terlihat efisiensi terjadi pada dimensi yang berbeda pada setiap As, yaitu :

a. As A dan B terjadi efisiensi biaya sebesar 26,851 %, terjadi pada dimensi 30/50.

b. As 1 dan 3 terjadi efisiensi biaya sebesar 16,409 %, terjadi pada dimensi 30/50.c. As 2 terjadi efisiensi biaya sebesar 8,404 %, terjadi pada dimensi 30/70.

Seharusnya efisiensi biaya terbesar adalah pada dimensi yang jumlah tulangannya minimum yaitu pada dimensi 35/75, tetapi karena pengaruh volume balok yang dipakai pada penelitian ini, maka efisiensi terjadi pada dimensi yang berbeda.

5.6 Analisis Efisiensi Biaya untuk momen yang samaBiaya untuk balok yang menggunakan momen yang sama dapat dilihat pada tabel 5.14 berikut.Tabel 5.14 Harga/m3 balok dengan momen yang sama

Dimensi As

Baja Beton Begisting HargaSatuan

Beton/m3

(Rp)

Berat/m3

(kg)Harga

Satuan/kg(Rp)

Volume(m3)

Satuan(kg)

koefbegisting

HargaSatuan/m3

(Rp)

30/50 A dan B1 dan 3

167,222187,76

19.300,7519.300,75

11

768.000768.000

11

839.000839.000

4.834.510,026.277.090,58

25/50 A dan B1 dan 3

172,174252,686

19.300,7519.300,75

11

768.000768.000

11

839.000839.000

4.930.087,336.484.029,32

Page 14: PENGARUH PEMAKAIAN MUTU BETON DAN … · Web viewSetelah dihitung harga satuan/m3, selanjutnya akan dihitung biaya beton bertulang dari setiap dimensi. Analisis dapat dipergunakan

25/45 A dan B1 dan 3

192,407313,084

19.300,7519.300,75

11

768.000768.000

11

839.000839.000

5.320.599,417.649.756,01

20/50 A dan B1 dan 3

212,04369,701

19.300,7519.300,75

11

768.000768.000

11

839.000839.000

5.699.531,038.742.511,40

Setelah dihitung harga satuan/m3, selanjutnya akan dihitung biaya beton bertulang dari setiap dimensi. Analisis dapat dipergunakan untuk analisis selanjutnya yaitu analisis efisiensi biaya. Hasil analisis dapat terlihat pada Tabel 5.15 berikut.

Tabel 5.15 Biaya balok dengan momen yang samaDimensi As Volume Harga Satuan/m3 (Rp) Biaya Beton Bertulang (Rp)

30/50 A dan B1 dan 3 1,2 4.834.510,02

5.230.908,825.801.412,026.277.090,58

25/50 A dan B1 dan 3 1 4.930.087,33

6.484.029,324.930.087,336.484.029,32

25/45 A dan B1 dan 3 0,9 5.320.599,41

7.649.756,014.788.539,476.884.780,41

20/50 A dan B1 dan 3 0,8 5.699.531,03

8.742.511,404.559.624,826.994.009,12

Untuk lebih jelas dapat dilihat pada grafik biaya pada gambar 5.5 berikut.

Gambar 5.5 Grafik Biaya Balok dengan Menggunakan Momen yang Sama

Dari grafik terlihat bahwa untuk As A dan B mengalami penurunan biaya setiap ukuran dimensi diperkacil. Berbeda dengan As 1 dan 3 yang mengalami peningkatan biaya setiap ukuran dimensi diperkecil. Biaya terkecil untuk As A dan B terjadi pada dimensi 20/50 dengan biaya Rp. 4.559.624,82, sedangkan untuk As 1 dan 3 biaya terkecil terjadi pada dimensi 30/50 dengan biaya sebesar Rp. 6.277.090,58. Dari analisis dapat dinyatakan bahwa apabila dimensi yang digunakan berbeda ukuran tetapi momen yang digunakan sama terjadi perilaku yang berbeda pada setiap As. Untuk As A dan B mengalami penurunan biaya setiap ukuran dimensi diperkecil, sedangkan As 1 dan 3 mengalami peningkatan biaya.. Hasil analisis dapat terlihat padaTabel 5.16 berikut.

Tabel 5.16 Efisiensi Biaya Balok dengan Momen yang Sama.

Dimensi

As A dan B As 1 dan 3

Biaya Balokx1000 (Rp)

Efisiensi(%)

Biaya Balokx1000 (Rp)

Efisiensi(%)

30/50 5801,41 6277,0925/50 4930,09 15,019 6484,03 -3,29725/45 4788,54 17,890 6884,78 -9,478

Page 15: PENGARUH PEMAKAIAN MUTU BETON DAN … · Web viewSetelah dihitung harga satuan/m3, selanjutnya akan dihitung biaya beton bertulang dari setiap dimensi. Analisis dapat dipergunakan

20/50 4599,62 22,671 6994,01 -11,065

Dari tabel terlihat bahwa efisiensi terbesar pada As A dan B terjadi pada dimensi 20/50 yaitu sebesar 22,671 %. Untuk As 1 dan 3 tidak terjadi efisiensi.

5.7 Pengaruh Luas Dimensi Terhadap Efisiensi BiayaUntuk menganalisis pengaruh dimensi akan digunakan Regresi dan Korelasi

untuk mendapatkan interprestasi hubungan antara luas dimensi dan biaya.

1. Pengaruh Dimensi Balok Terhadap Efisiensi Momen yang Berbeda.

Analisis Regresi dapat dilihat pada lampiran I1. Untuk hasil analisis dapat terlihat pada grafik pengaruh dimensi pada gambar 5.6 berikut.

Gambar 5.6 Grafik Pengaruh Dimensi Terhadap Efisiensi (Momen Berbeda)

Grafik regresi balok secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran I. Dari grafik-grafik tersebut diperoleh persamaan linear dan harga “r”, ”r2”. Korelasi hubungan antara mutu beton dengan persentase efisiensi biaya, dapat dilihat pada Tabel 5.17 berikut.

Tabel 5.19 Korelasi Hubungan Antara Luas Dimensi dan EfisiensiNo As Persamaan Garis r2 r1 A dan B Y= 64,654 – 250,686 X 0,973 0,9872 1 dan 3 Y= 38,661 – 144,405 X 0,966 0,9833 2 Y= 17,401 – 81,364 X 0,345 0,587

Berdasarkan Tabel 5.17 dapat diperoleh beberapa interprestasi hubungan antara luas tulangan dan efisiensi biaya (%). Nilai ”r” untuk semua As adalah positif, berarti terjadi hubungan antara luas dimensi dengan efisiensi biaya. Nilai ”r” pada As A dan B bernilai 0,987, ini menunjukkan bahwa hubungan antara luas dimensi pada As A dan B mempunyai hubungan kuat yang bersifat positif. Korelasi positif disini menggambarkan, semakin kecil luas dimensi yang digunakan, efisiensi yang dihasilkan semakin besar. Hal ini juga terjadi pada As 1 dan 3 yang bernilai 0,983 dan bersifat positif. Berbeda As 2, yang memiliki hubungan cukup kuat dengan ”r” bernilai 0,587.

2. Pengaruh Dimensi Terhadap Efisiensi Untuk Momen yang Sama

Analisis Regresi dapat dilihat pada lampiran I4. Untuk hasil analisis dapat terlihat pada grafik pengaruh dimensi pada gambar 5.7 berikut.

Page 16: PENGARUH PEMAKAIAN MUTU BETON DAN … · Web viewSetelah dihitung harga satuan/m3, selanjutnya akan dihitung biaya beton bertulang dari setiap dimensi. Analisis dapat dipergunakan

Gambar 5.7 Grafik Pengaruh Dimensi Terhadap Efisiensi (Momen Sama)

Grafik regresi balok secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran I. Dari grafik-grafik tersebut diperoleh persamaan linear dan harga “r”, ”r2”. Korelasi hubungan antara mutu beton dengan persentase efisiensi biaya, dapat dilihat pada Tabel 5.18 berikut.

Tabel 5.18 Korelasi Hubungan Antara Luas Dimensi dan EfisiensiNo As Persamaan Garis r2 r1 A dan B Y= 68,871 – 451,081 X 0,968 0,9842 1 dan 3 Y= 34,539 – 234,496 X 0,928 - 0,963

Berdasarkan Tabel 5.20 dapat diperoleh beberapa interprestasi hubungan antara luas tulangan dan efisiensi biaya (%). Nilai ”r” untuk semua As adalah positif, berarti terjadi hubungan antara luas dimensi dengan efisiensi biaya. Nilai ”r” pada As A dan B bernilai 0,984, ini menunjukkan bahwa hubungan antara luas dimensi pada As A dan B mempunyai hubungan kuat yang bersifat positif. Korelasi positif disini menggambarkan, semakin kecil luas dimensi yang digunakan, efisiensi yang dihasilkan semakin besar. Hal ini juga terjadi pada As 1 dan 3 yang bernilai 0,963 dan bersifat negatif.

6. KESIMPULAN DAN SARAN1. Balok dengan momen yang berbeda, luas tulangan yang diperoleh untuk As A dan B

semakin kecil seiring dengan dimensi yang diperkecil. Untuk As 1 dan 3 , luas tulangan semakin besar seiiring dengan dimensi yang diperkecil. Begitu juga halnya dengan As 2.

2. Balok dengan momen yang sama, luas tulangan pada As A dan B semakin kecil seiiring dengan pengurangan ukuran dimensi, sedangkan untuk As 1 dan 3 luas tulangan terbesar terjadi pada dimensi 25/45.

3. Efisiensi biaya balok yang menggunakan momen yang berbeda untuk As A dan B bernilai positif. Nilai positif ini menunjukkan bahwa semakin kecil dimensi, efisiensi yang diperoleh semakin besar. Nilai efisiensi terbesar adalah 26,851 % terjadi pada dimensi 30/50. Begitu juga halnya dengan As 1 dan 3, nilai efisiensi terbesar adalah 16,409 % terjadi pada dimensi 30/50. Berbeda dengan As 2 yang bernilai negatif. Ini menunjukkan bahwa semakin kecil dimensi, biaya semakin besar. Nilai efisiensi terbesar adalah 8,404 % pada dimensi 30/70.

4. Efisiensi biaya balok yang menggunakan momen yang berbeda untuk As A dan B bernilai positif. Nilai positif ini menunjukkan bahwa semakin kecil dimensi, efisiensi yang diperoleh semakin besar. Nilai efisiensi terbesar adalah 22,671 %

Page 17: PENGARUH PEMAKAIAN MUTU BETON DAN … · Web viewSetelah dihitung harga satuan/m3, selanjutnya akan dihitung biaya beton bertulang dari setiap dimensi. Analisis dapat dipergunakan

terjadi pada dimensi 25/50. Berbeda dengan As 1 dan 3 tidak terjadi efisiensi, karena balok yang paling efisien terjadi pada dimensi 30/50.

5. Dengan menggunakan regresi linier dan korelasi, diperoleh hubungan yang sangat kuat antara luas dimensi dengan efisiensi biaya pada As A, B, 1 dan 3. Nilai “r” yang diperoleh sebesar 0,987 untuk As A dan B, dan 0,983 untuk As 1 dan 3. Sedangkan untuk As 2 nilai “r” yang diperoleh 0,587, ini menandakan bahwa hubungan antara luas dimensi dengan efisiensi tidak terlalu kuat.

6. Dengan korelasi product moment diperoleh interprestasi koefisien korelasi antar As. Antara As A dengan As 1, korelasi yang diperoleh 0,964. Ini menunjukkan ada hubungan yang sangat kuat antara As A dengan As 1. Untuk As A dengan As 2 korelasi yang diperoleh 0,705, ini menunjukkan ada hubungan yang kuat. Sedangkan untuk As 1 dengan As 3 hubungan yang terjadi tidak terlalu kuat dengan nilai korelasi 0,516.

6.2 Saran1. Perlunya memperhatikan pengaruh efisiensi biaya akibat luas tulangan baja, buat

konsultan perancana agar lebih memperhatikan pemakaian tulangan untuk mencapai biaya yang optimum. Disamping itu juga harus memperhatikan ukuran dimensi yang digunakan.

2. Efisiensi biaya balok juga dipengaruhi faktor-faktor lain. Oleh karena itu diharapkan akan ada lagi penelitian tentang efisiensi biaya dengan faktor yang berbeda.

DAFTAR PUSTAKA

Ardiansyah. 2004. Pengaruh Pemakaian Mutu Beton dan Baja Terhadap Efisiensi Biaya Komponen Struktur Beton Bertulang untuk Bangunan Ruko diPekanbaru dan Sekitarnya. Yogyakarta.

__________. 2005. Spesifikasi Pekerjaan Struktur. Panduan Bimbingan Teknis Pengawas Lapangan. Pekanbaru.

__________. 2005. Diktat Analisis Struktur III. Universitas Islam Riau. Pekanbaru.Depertemen Pekerjaan Umum. 1989. Pedoman Beton 1989, SKBI-1.4.53.1988,

UDC:693.5. Draft Konsensus. Jakarta.Vis, WC. 1993. Dasar-dasar Perencanaan Beton Bertulang. Terjemahan oleh S.T.

Utomo. Erlangga. Jakarta.Dipohusodo, I. 1996. Manajemen Proyek Dan Konstruksi. Cetakan Ketujuh, Penerbit

Karnisius. Yogyakarta.__________. 1999. Struktur Beton Bertulang. Cetakan Ketujuh, PT Gramedia Pustaka

Utama. Jakarta.Ervianto,W. 2002. Manajemen Proyek konstruksi. PT. Andi. Jakarta.Nawy, E.G. 1990. Beton Bertulang Suatu Pendekatan Dasar. Terjemahan oleh

Bambang Suryoatmono, Cetakan pertama. PT Erisco.Pangaribuan. 2004. Aplikasi excel untuk rekayasa teknik sipil. PT. Elex Media

Kaputindo. Jakarta.

Page 18: PENGARUH PEMAKAIAN MUTU BETON DAN … · Web viewSetelah dihitung harga satuan/m3, selanjutnya akan dihitung biaya beton bertulang dari setiap dimensi. Analisis dapat dipergunakan

Pratisto, A. 2005. Cara Mudah mengatasi Masalah Statistik dan Rancangan Percobaan dengan SPSS 12. PT. Elex media Komputindo, Kelompok Gramedia. Jakarta.

Rahmat. 2003. Tinjauan Manajemen Konstruksi Pelaksanaan Pekerjaan pembangunan Gedung Kantor Camat Mandau. Pekanbaru.

Sarjono Yudi. 2006. Indeks BOW untuk Pekerjaan Beton Bertulang pada Bangunan Ruko di Pekanbaru.Pekanbaru.

Schodek, D.L. 1991. Struktur. Terjemahan oleh Bambang Suryoatmono, Cetakan pertama. Erlangga. Bandung.

Soeharto, Iman. 1992. Manajemen Proyek, dari Konseptual Sampai Operasional. Erlangga. Jakarta.

Terry, G.R. 2000. Prinsip-Prinsip manajemen. Terjemahan oleh J. Smitth D.E.M, Cetakan keenam. PT. Bumi Aksara Jakarta.

Wahyudi, L dan Syahril A. Rahim. 1997. Struktur Beton Bertulang Standar baru SNI T-15-1991-03, Cetakan Pertama. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.