pengaruh operasi katarak mata pertama terhadap...

87
PENGARUH OPERASI KATARAK MATA PERTAMA TERHADAP KUALITAS HIDUP Oleh: Maya Primagustya Achmad NPM. 131221160010 TESIS Untuk memenuhi salah satu syarat ujian Guna memperoleh gelar Dokter Spesialis Program Pendidikan Dokter Spesialis-1 Bagian Kajian Utama Ilmu Kesehatan Mata DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PADJADJARAN PUSAT MATA NASIONAL RUMAH SAKIT MATA CICENDO BANDUNG 2020

Upload: others

Post on 29-Oct-2020

20 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH OPERASI KATARAK MATA PERTAMA TERHADAP …perpustakaanrsmcicendo.com/wp-content/uploads/2020/08/... · 2020. 8. 3. · PENGARUH OPERASI KATARAK MATA PERTAMA TERHADAP KUALITAS

i

i

PENGARUH OPERASI KATARAK MATA PERTAMA

TERHADAP KUALITAS HIDUP

Oleh:

Maya Primagustya Achmad

NPM. 131221160010

TESIS

Untuk memenuhi salah satu syarat ujian

Guna memperoleh gelar Dokter Spesialis

Program Pendidikan Dokter Spesialis-1

Bagian Kajian Utama Ilmu Kesehatan Mata

DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PADJADJARAN

PUSAT MATA NASIONAL RUMAH SAKIT MATA CICENDO

BANDUNG

2020

Page 2: PENGARUH OPERASI KATARAK MATA PERTAMA TERHADAP …perpustakaanrsmcicendo.com/wp-content/uploads/2020/08/... · 2020. 8. 3. · PENGARUH OPERASI KATARAK MATA PERTAMA TERHADAP KUALITAS

ii

ii

PENGARUH OPERASI KATARAK MATA PERTAMA

TERHADAP KUALITAS HIDUP

Oleh:

Maya Primagustya Achmad

NPM. 131221160010

TESIS

Untuk memenuhi salah satu syarat ujian

Guna memperoleh gelar Dokter Spesialis

Program Pendidikan Dokter Spesialis 1

Bagian Kajian Utama Ilmu Kesehatan Mata

Telah disetujui oleh Tim Pembimbing pada tanggal

Seperti tertera dibawah ini

Bandung, 8 Juli 2020

Aldiana Halim, dr., Sp.M (K), M.Sc

Pembimbing I

Mayasari Wahyu Kuntorini, dr., Sp.M (K), M.Kes

Pembimbing II

Page 3: PENGARUH OPERASI KATARAK MATA PERTAMA TERHADAP …perpustakaanrsmcicendo.com/wp-content/uploads/2020/08/... · 2020. 8. 3. · PENGARUH OPERASI KATARAK MATA PERTAMA TERHADAP KUALITAS

iii

iii

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Karya tulis saya ini, adalah asli dan belum pernah diajukan untuk mendapatkan

gelar akademik, baik dari Universitas Padjadjaran maupun di perguruan tinggi

lain.

2. Karya Tulis ini adalah murni gagasan, rumusan, dan penelitian saya sendiri,

tanpa bantuan pihak lain, kecuali arahan Tim Pembimbing.

3. Dalam karya tulis ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis atau

dipublikasikan orang lain kecuali secara tertulis dengan jelas dicantumkan

sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan naskah pengarang dan

dicantumkan dalam daftar pustaka.

4. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila di kemudian hari

terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka saya

bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang telah

diperoleh karena karya ini, serta sanksi lainnya sesuai dengan norma berlaku di

perguruan tinggi ini.

Bandung, 8 Juli 2020

Yang membuat pernyataan,

Maya Primagustya Achmad, dr.

NPM. 131221160010

Page 4: PENGARUH OPERASI KATARAK MATA PERTAMA TERHADAP …perpustakaanrsmcicendo.com/wp-content/uploads/2020/08/... · 2020. 8. 3. · PENGARUH OPERASI KATARAK MATA PERTAMA TERHADAP KUALITAS

iv

iv

ABSTRAK

Latar Belakang: Katarak menduduki peringkat kedua penyebab gangguan

penglihatan dan peringkat pertama penyebab kebutaan di dunia dan Indonesia.

Katarak tidak hanya menurunkan fungsi penglihatan, namun juga kualitas hidup

seseorang. Melaui operasi katarak minimal satu mata, diharapkan dapat

meningkatkan fungsi visual dan kualitas hidup penderita katarak.

Tujuan: Untuk menilai kualitas hidup penderita katarak senilis bilateral pasca

operasi mata pertama dibandingkan kualitas hidup orang dengan penglihatan

normal.

Metode: Penelitian cross-sectional secara retrospektif dilakukan pada 75 pasien

katarak senilis bilateral pasca operasi mata pertama di Unit Katarak dan Bedah

Refraktif dan 75 orang dengan penglihatan normal di Unit Refraksi, Lensa Kontak,

dan Low Vision Pusat Mata Nasional Rumah Sakit Mata Cicendo. Proses matching

jenis kelamin dan usia dilakukan pada subjek penglihatan normal terhadap subjek

pasca operasi. Penilaian kualitas hidup dilakukan dengan metode wawancara

menggunakan National Eye Institute Visual Function Questionnaire-25. Uji non-

inferiority dengan margin 20% dilakukan pada penelitian ini.

Hasil: Rerata usia subjek penelitian 63,49 tahun dengan proporsi jenis kelamin

tidak berbeda antara laki-laki dan perempuan. Presenting visual acuity binoklar

pasca operasi katarak mata pertama 0,26 LogMAR dan penglihatan normal 0,07

LogMAR. Dengan margin 20%, kualitas hidup pasien pasca operasi katarak mata

pertama tidak inferior dibandingkan kualitas hidup orang dengan penglihatan

normal (d = -2.45% (IK95% -6.3% s.d. 1.4%)).

Simpulan: Kualitas hidup pasien pasca operasi katarak mata pertama tidak inferior

dibandingkan kualitas hidup orang dengan penglihatan normal.

Kata Kunci: Katarak senilis bilateral, operasi katarak mata pertama, penglihatan

normal, kualitas hidup

Page 5: PENGARUH OPERASI KATARAK MATA PERTAMA TERHADAP …perpustakaanrsmcicendo.com/wp-content/uploads/2020/08/... · 2020. 8. 3. · PENGARUH OPERASI KATARAK MATA PERTAMA TERHADAP KUALITAS

v

v

ABSTRACT

Background: Cataract is the second leading cause of severe visual impairment and

is also the leading cause of blindness in the world and Indonesia. Cataract

decreases vision function as well as the quality of life of a person. The management

of cataract surgery at least for one eye is expected to restore visual function and

the quality of life of the patient.

Purpose: To evaluate the quality of life of patients with bilateral senile cataract

after the first eye surgery as compared to quality of life of people with normal

vision.

Methods: A retrospective cross-sectional study was conducted on 75 bilateral

senile cataract patients after the first eye surgery at the Cataract and Refractive

Surgery Unit and 75 patients with normal vision at the Refraction Unit, Contact

Lenses, and Low Vision of the National Eye Center of Cicendo Eye Hospital.

Matching on sex and age was conducted in two study groups. The quality of life

assessment was carried out by interview using the National Eye Institute Visual

Function Questionnaire-25. Non-inferiority statistical analysis with a margin of

20% were performed in this study.

Results: The mean age of the study participants is 63.49 years old with equal

proportion of gender between male and female. Presents binoclar visual acuity

after the first eye surgery is of 0.26 LogMAR and normal vision of 0.07 LogMAR.

The quality of life after the first eye cataract surgery was not inferior to normal

vision (d = -2.45% (IK95% -6.3% s.d, 1.4%)).

Conclusion: The quality of life patients with after the first eye cataract surgery is

not inferior compared to quality of life people with normal vision.

Keywords: Bilateral senile cataract, the first eye cataract surgery, normal vision,

quality of life

Page 6: PENGARUH OPERASI KATARAK MATA PERTAMA TERHADAP …perpustakaanrsmcicendo.com/wp-content/uploads/2020/08/... · 2020. 8. 3. · PENGARUH OPERASI KATARAK MATA PERTAMA TERHADAP KUALITAS

vi

vi

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan karena atas karunia dan rahmat-

Nya penulis dapat menyelesaikan tesis ini. Tesis ini disusun untuk memenuhi syarat

guna memperoleh gelar dokter spesialis Progam Pendidikan Dokter Spesialis-1

(PPDS-1) Ilmu Kesehatan Mata, Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran,

Pusat Mata Nasional Rumah Sakit Mata Cicendo.

Penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada semua pihak yang telah

membimbing dan membantu penulis dalam menyelesaikan pendidikan dan tesis ini.

Terima kasih penulis sampaikan kepada Prof. Dr. Rina Indiastuti, SE, MSIE selaku

Rektor Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran Bandung dan Dr. Med.

Setiawan, dr., AIFM selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran

yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menempuh Program

Pendidikan Dokter Spesialis-1 (PPDS-1) Ilmu Kesehatan Mata Fakultas

Kedokteran Universitas Padjadjaran, Bandung.

Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada jajaran direksi Pusat Mata

Nasional Rumah Sakit Mata Cicendo Bandung Irayanti, dr., Sp.M (K), MARS

selaku Direktur Utama, Dr. Feti Karfiati Memed, dr., Sp.M (K) selaku Direktur

Medik dan Keperawatan, Ayi Wagiati Sari, SE, MM selaku Direktur Keuangan,

Hartono, SKM, M.Kes selaku Direktur Umum, SDM, dan Pendidikan yang telah

memberikan kepercayaan dan kesempatan kepada penulis untuk menggunakan

sarana dan prasarana rumah sakit sebagai tempat belajar dan bekerja.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Dr. Budiman, dr., Sp.M (K),

M.Kes selaku Kepala Departemen Ilmu Kesehatan Mata Fakultas Kedokteran

Page 7: PENGARUH OPERASI KATARAK MATA PERTAMA TERHADAP …perpustakaanrsmcicendo.com/wp-content/uploads/2020/08/... · 2020. 8. 3. · PENGARUH OPERASI KATARAK MATA PERTAMA TERHADAP KUALITAS

vii

vii

Universitas Padjadjaran, Dr. Irawati Irfani, dr., Sp.M (K), M.Kes selaku Ketua

Program Studi Departemen Ilmu Kesehatan Mata Fakultas Kedokteran Universitas

Padjadjaran, Mayasari Wahyu Kuntorini, dr., Sp.M (K), M.Kes, selaku Mentor

Pembimbing Akademik, dan seluruh staf pengajar Departemen Ilmu Kesehatan

Mata Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran yang telah meluangkan waktu

untuk memberikan ilmu, bimbingan, dukungan, motivasi, dan arahan kepada

penulis selama penulis mengikuti pendidikan.

Penghargaan dan terima kasih yang tak terhingga penulis ucapkan kepada dr.

Aldiana Halim, dr., Sp.M (K), M.Sc selaku Pembimbing Utama dan Mayasari

Wahyu Kuntorini, dr., Sp.M (K), M.Kes selaku Pembimbing Pendamping yang

telah meluangkan waktu dan tenaga serta dengan sabar memberikan bimbingan,

pengarahan, dukungan, dan masukan selama penelitian berlangsung sehingga dapat

berjalan dengan lancar sampai akhir penyelesaian tesis ini. Terima kasih pula

penulis sampaikan kepada Dr. Irawati Irfani, dr., Sp.M (K), M.Kes selaku Ketua

Sidang, serta Mayang Rini, dr., Sp.M (K), M.Sc dan Ine Renata Musa, dr., Sp.M

(K) selaku Penguji Akademik yang telah meluangkan waktu, dan memberikan

masukan yang bermanfaat dalam penyusunan tesis ini.

Rasa sayang dan terima kasih sedalam-dalamnya penulis sampaikan kepada

sahabat Madona Debora, dr. dan teman angkatan September 2016, Mia

Rachmawati, dr., Fatrin Patrycia Salim, dr., Degiana Syabdini Edwiza, dr., Dina

Lestari Nur, dr., Medissa, dr., Lohita Cakrwarti Az, dr., Astriviani Switania

Dirgahayu Saragih, dr., Levandi Mulja, dr., serta seluruh keluarga besar peserta

PPDS-I Ilmu Kesehatan Mata Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran.

Page 8: PENGARUH OPERASI KATARAK MATA PERTAMA TERHADAP …perpustakaanrsmcicendo.com/wp-content/uploads/2020/08/... · 2020. 8. 3. · PENGARUH OPERASI KATARAK MATA PERTAMA TERHADAP KUALITAS

viii

viii

Terima kasih untuk berbagi canda tawa dalam suka maupun duka, kebersamaan

dalam keseharian, dan belajar bersama. Semoga tali silaturrahmi tetap terjalin

selamanya.

Penulis juga mengucapkan rasa terima kasih sebesar-besarnya kepada orangtua

dan adik tercinta, Drs. Achmad Abdullah, MM, Dra. Suhita Sulastri, M.Pd, Mona

Dwihardika Achmad, dr., Sp.PD, serta mertua, Drs. Sulman dan Supiah tercinta

atas ketulusan dan kasih sayang memberikan doa dan dukungan kepada penulis

dalam menyelesaikan program pendidikan serta membimbing, dan memberikan

teladan kepada penulis. Terima kasih juga penulis ucapkan kepada suami tercinta,

M. Firman Santoso, ST, B.A.S., M.Sc yang telah mengizinkan penulis untuk

melanjutkan pendidikan, kesabaran, pengertian, dukungan dan doa kepada penulis.

Terima kasih kepada anakku tercinta, Mazaya Azzalea Zhafira dan janin dalam

kandungan sembilan bulan atas doa, dukungan, dan pengertian yang diberikan.

Terima kasih juga penulis sampaikan kepada seluruh keluarga besar, khususnya

sepupu Aulia Khairani, dr., atas dukungan kepada penulis.

Semoga Tuhan Yang Maha Esa membalas seluruh kebaikan yang telah

diberikan dan semoga tesis ini bermanfaat untuk Departemen Ilmu Kesehatan Mata

Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran dan Pusat Mata Nasional Rumah

Sakit Mata Cicendo, serta seluruh masyarakat.

Bandung, 8 Juli 2020

Penulis,

Maya Primagustya Achmad, dr.

Page 9: PENGARUH OPERASI KATARAK MATA PERTAMA TERHADAP …perpustakaanrsmcicendo.com/wp-content/uploads/2020/08/... · 2020. 8. 3. · PENGARUH OPERASI KATARAK MATA PERTAMA TERHADAP KUALITAS

ix

ix

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ..................................................................................................... ii

ABSTRAK ............................................................................................................ iv

ABSTRACT ............................................................................................................. v

KATA PENGANTAR .......................................................................................... vi

DAFTAR ISI ......................................................................................................... ix

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xii

DAFTAR TABEL .............................................................................................. xiii

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xiv

DAFTAR SINGKATAN ...................................................................................... xv

BAB I ....................................................................................................................... 1

LATAR BELAKANG PENELITIAN .................................................................. 1

1.1 Pendahuluan ............................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 6

1.3 Tujuan Penelitian ...................................................................................... 6

1.4 Kegunaan Penelitian ................................................................................. 7

1.4.1 Kegunaan Ilmiah ...................................................................................... 7

1.4.2 Kegunaan Praktis ...................................................................................... 7

BAB II ..................................................................................................................... 8

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS ............ 8

2.1 Kajian Pustaka .......................................................................................... 8

2.1.1 Katarak ..................................................................................................... 8

2.1.2 Dampak Katarak ..................................................................................... 10

2.1.3 Penatalaksanaan Katarak ........................................................................ 11

2.1.4 Kualitas Hidup ........................................................................................ 13

2.1.5 National Eye Institute Visual Function Questionnaire-25 ..................... 14

2.2 Kerangka Pemikiran ............................................................................... 16

2.3 Premis dan Hipotesis .............................................................................. 16

2.3.1 Premis ..................................................................................................... 16

2.3.2 Hipotesis ................................................................................................. 17

Page 10: PENGARUH OPERASI KATARAK MATA PERTAMA TERHADAP …perpustakaanrsmcicendo.com/wp-content/uploads/2020/08/... · 2020. 8. 3. · PENGARUH OPERASI KATARAK MATA PERTAMA TERHADAP KUALITAS

x

x

BAB III .................................................................................................................. 19

SUBJEK DAN METODE PENELITIAN .......................................................... 19

3.1 Subjek Penelitian .................................................................................... 19

3.1.1 Sampel Penelitian ................................................................................... 19

3.1.1.1 Cara Pemilihan Sampel .......................................................................... 19

3.1.1.2 Penentuan Jumlah Sampel ..................................................................... 20

3.1.2 Kriteria Inklusi ....................................................................................... 21

3.1.3 Kriteria Eksklusi .................................................................................... 21

3.2 Metode Penelitian ................................................................................... 22

3.2.1 Rancangan Penelitian ............................................................................. 22

3.3 Identifikasi Variabel dan Definisi Operasional ...................................... 23

3.3.1 Identifikasi Variabel ............................................................................... 23

3.3.2 Definisi Operasional .............................................................................. 23

3.4 Alat Penelitian ........................................................................................ 24

3.4.1 Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner ................................................ 24

3.4.1.1 Uji Validitas Kuesioner .......................................................................... 25

3.4.1.2 Uji Reliabilitas Kuesioner ...................................................................... 26

3.5 Cara Kerja dan Teknik Pengumpulan Data ............................................ 28

3.6 Analisis Data .......................................................................................... 30

3.7 Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................ 32

3.8 Implikasi/Aspek Etik Penelitian ............................................................. 32

BAB IV .................................................................................................................. 35

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................................. 35

4.1 Hasil Penelitian ...................................................................................... 35

4.1.1 Karakteristik Sosiodemografi ................................................................. 35

4.1.2 Presenting Visual Acuity Binokular ....................................................... 38

4.1.3 Kualitas Hidup ........................................................................................ 38

4.2 Pengujian Hipotesis ................................................................................ 40

4.3 Pembahasan ............................................................................................ 41

BAB V ................................................................................................................... 47

SIMPULAN DAN SARAN .................................................................................. 47

5.1 Simpulan ................................................................................................. 47

Page 11: PENGARUH OPERASI KATARAK MATA PERTAMA TERHADAP …perpustakaanrsmcicendo.com/wp-content/uploads/2020/08/... · 2020. 8. 3. · PENGARUH OPERASI KATARAK MATA PERTAMA TERHADAP KUALITAS

xi

xi

5.2 Saran ....................................................................................................... 47

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 48

LAMPIRAN .......................................................................................................... 52

Page 12: PENGARUH OPERASI KATARAK MATA PERTAMA TERHADAP …perpustakaanrsmcicendo.com/wp-content/uploads/2020/08/... · 2020. 8. 3. · PENGARUH OPERASI KATARAK MATA PERTAMA TERHADAP KUALITAS

xii

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Perubahan Warna Lensa Manusia pada Berbagai Usia.……………...9

Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran……...…………………………………......…..18

Gambar 3.1 Alur Penelitian……………………………………………...……....34

Gambar 4.1 Diagram Uji Non-Inferiority Kualitas Hidup Kelompok Kasus

dan Kelompok Kontrol...….…………..…………………………....39

Page 13: PENGARUH OPERASI KATARAK MATA PERTAMA TERHADAP …perpustakaanrsmcicendo.com/wp-content/uploads/2020/08/... · 2020. 8. 3. · PENGARUH OPERASI KATARAK MATA PERTAMA TERHADAP KUALITAS

xiii

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Efek Katarak berdasarkan Subtipe Katarak……………..……......….10

Tabel 4.1 Hubungan Karakteristik Sosiodemografis antara Kelompok

Kasus dan Kelompok Kontrol……………………………..…......….36

Tabel 4.2 Hubungan PVA Binokular antara Kelompok

Kasus dan Kelompok Kontrol …………………………………..…..38

Tabel 4.3 Perbedaan Rerata Kualitas Hidup antara Kelompok

Kasus dan Kelompok Kontrol dalam Persentase……….…………...39

Page 14: PENGARUH OPERASI KATARAK MATA PERTAMA TERHADAP …perpustakaanrsmcicendo.com/wp-content/uploads/2020/08/... · 2020. 8. 3. · PENGARUH OPERASI KATARAK MATA PERTAMA TERHADAP KUALITAS

xiv

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1. Persetujuan Etik ........................................................................ ...52

LAMPIRAN 2. Informed Consent ......................................................................... 53

LAMPIRAN 3. Kuesioner ..................................................................................... 54

LAMPIRAN 4. Penilaian Manual Kuesioner ........................................................ 62

LAMPIRAN 5. Analisis Statistik .......................................................................... 64

LAMPIRAN 6. Data Penelitian Kelompok Kasus ................................................ 65

LAMPIRAN 7. Data Penelitian Kelompok Kontrol .............................................. 68

LAMPIRAN 8. Daftar Riwayat Hidup .................................................................. 71

Page 15: PENGARUH OPERASI KATARAK MATA PERTAMA TERHADAP …perpustakaanrsmcicendo.com/wp-content/uploads/2020/08/... · 2020. 8. 3. · PENGARUH OPERASI KATARAK MATA PERTAMA TERHADAP KUALITAS

xv

xv

DAFTAR SINGKATAN

WHO : World Health Organization

IAPB : International Agency for the Prevention of Blindness

RAAB : Rapid Assesment of Avoidable Blindness

NEI VFQ-25 : National Eye Institute Visual Function Questionnaire-25

VF-14 : The Visual Function Index-14

IND VFQ-33 : Indian Visual Functioning Questionnaire-33

SICE : Small Incision Cataract Extraction

ECCE : Extra Capsular Cataract Extraction

ICD-10 : 10th Revision of the International Statistical Classification of

Disease and Related Health Problems

PVA : Presenting Visual Acuity

Covid-19 : Corona Virus Disease-19

PMN RS : Pusat Mata Nasional Rumah Sakit

SPSS : Statistical Package for the Social Sciences

IK : Interval Kepercayaan

Page 16: PENGARUH OPERASI KATARAK MATA PERTAMA TERHADAP …perpustakaanrsmcicendo.com/wp-content/uploads/2020/08/... · 2020. 8. 3. · PENGARUH OPERASI KATARAK MATA PERTAMA TERHADAP KUALITAS

1

1

BAB I

LATAR BELAKANG PENELITIAN

1.1 Pendahuluan

Katarak menduduki peringkat kedua penyebab gangguan penglihatan dan

peringkat pertama penyebab kebutaan di dunia. World Health Organization (WHO)

memperkirakan bahwa hampir 20 juta penduduk dunia menderita kebutaan

disebabkan oleh katarak. Proporsi kebutaan akibat katarak menurut International

Agency for the Prevention of Blindness (IAPB) berkisar 48% di negara

berkembang, termasuk Indonesia.1,2,3

Indonesia menjadi salah satu wilayah fokus IAPB dalam penanggulangan

kebutaan. Indonesia memiliki 3.5% populasi dunia. Survei Nasional yang

dilaporkan IAPB pada tahun 2014 menyebutkan bahwa prevalensi kebutaan di

Indonesia sekitar 1.5%, tertinggi se-Asia Tenggara diikuti Bangladesh dan

beberapa negara bagian di India. Katarak menjadi penyebab terbanyak kebutaan di

Indonesia yaitu 0.78% dari jumlah populasi. Di sisi lain, survei Rapid Assesment of

Avoidable Blindness (RAAB) pada 15 provinsi di Indonesia selama periode 2013-

2016 didapatkan prevalensi kebutaan di Indonesia adalah 2,8% pada penduduk

berusia di atas 50 tahun dan sekitar 70.8% disebabkan oleh katarak. Jumlah

penderita katarak akan meningkat seiring bertambahnya populasi. Penduduk

Indonesia cenderung 15 tahun lebih awal menderita katarak dibandingkan

penduduk di wilayah beriklim sub tropis.2,3,4

1

Page 17: PENGARUH OPERASI KATARAK MATA PERTAMA TERHADAP …perpustakaanrsmcicendo.com/wp-content/uploads/2020/08/... · 2020. 8. 3. · PENGARUH OPERASI KATARAK MATA PERTAMA TERHADAP KUALITAS

2

2

Sebanyak 2.8% penduduk usia >50 tahun yang menderita buta bilateral di Jawa

Barat dan 71.7% disebabkan oleh katarak. Syumarti dkk. memperkirakan sekitar

85.055 orang buta bilateral karena katarak, 102.997 penderita katarak dengan tajam

penglihatan terbaik <6/60, dan 268.642 penderita katarak dengan tajam penglihatan

terbaik <6/18.5

Awalnya katarak hanya menyebabkan gangguan penglihatan ringan. Lambat

laun katarak dapat menyebabkan blok visual sehingga kondisi penglihatan dapat

jatuh menjadi gangguan penglihatan berat hingga kebutaan. Kondisi tersebut dapat

menghasilkan gangguan, keterbatasan, hingga restriksi individu dalam berinteraksi

dengan lingkungan baik fisik, sosial, dan sikap. Katarak akan mempengaruhi

independensi dan produktivitas seseorang sehingga akan berdampak kepada status

sosioekonomi. Penduduk yang berusia 15 hingga 64 tahun dikategorikan penduduk

usia produktif. Namun lain hal jika penduduk tersebut mengalami buta katarak,

mereka tidak dapat bekerja dengan baik untuk menghasilkan suatu produk atau jasa

sehingga dikategorikan ke dalam penduduk usia non-produktif. Penduduk usia non-

produktif yang bertambah akan menaikkan angka ketergantungan. Angka

ketergantungan menjadi salah satu parameter pertumbuhan ekonomi suatu negara.6-

11

Meskipun prevalensi katarak yang tinggi menjadi salah satu indikator penting,

namun indikator utama untuk mengukur beban penyakit di populasi adalah

penilaian besarnya dampak katarak mempengaruhi kehidupan penderitanya.

Dampak katarak umumnya dinilai secara objektif dengan pemeriksaan tajam

penglihatan, sensitivitas kontras, dan stereopsis. Namun hal tersebut belum dapat

Page 18: PENGARUH OPERASI KATARAK MATA PERTAMA TERHADAP …perpustakaanrsmcicendo.com/wp-content/uploads/2020/08/... · 2020. 8. 3. · PENGARUH OPERASI KATARAK MATA PERTAMA TERHADAP KUALITAS

3

3

mewakili penilaian fungsi visual secara keseluruhan. Belum ada instrumen yang

menilai fungsi visual secara menyeluruh. Selain itu, pemeriksaan objektif tidak

menggambarkan dampak gangguan penglihatan terhadap kehidupan penderitanya.

Oleh karena itu, dibutuhkan penilaian yang bersifat subjektif dari sudut pandang

penderita yang menggambarkan dampak suatu gangguan penglihatan. Salah satu

pemeriksaan subjektif tersebut adalah penilaian kualitas hidup.6,12

Berbagai instrumen pengukuran kualitas hidup telah dikembangkan di berbagai

belahan dunia agar dapat mengungguli satu sama lain. Masing-masing

mengemukakan kelebihan instrumennya, namun ada yang merevisi instrumennya

menjadi versi yang lebih baik. Salah satu instrumen yang masif digunakan oleh

beberapa peneliti untuk menilai gangguan penglihatan adalah kuesioner kualitas

hidup terkait penglihatan yang dinamai National Eye Institute Visual Function

Questionnaire - 25 (NEI VFQ – 25) karena dinilai mewakili, lengkap, valid, dan

reliabel. Penilaian meliputi kesehatan umum, kesehatan penglihatan,

ketidaknyamanan pada mata, penglihatan dekat, penglihatan jauh, fungsi sosial,

kesehatan mental, keterbatasan peran, ketergantungan terhadap orang lain,

berkendara, penglihatan warna, dan penglihatan perifer. Nilai paling rendah

berturut-turut adalah kesehatan umum, kesehatan penglihatan, kesehatan mental,

dan berkendara pada penderita katarak. Sedangkan nilai paling tinggi adalah

penglihatan warna, penglihatan perifer, fungsi sosial, dan ketergantungan terhadap

orang lain. Secara keseluruhan, nilai kualitas hidup gabungan dan per subskala pada

penderita katarak lebih rendah dibandingkan populasi normal.13,14,15

Page 19: PENGARUH OPERASI KATARAK MATA PERTAMA TERHADAP …perpustakaanrsmcicendo.com/wp-content/uploads/2020/08/... · 2020. 8. 3. · PENGARUH OPERASI KATARAK MATA PERTAMA TERHADAP KUALITAS

4

4

Katarak merupakan salah satu penyebab kebutaan yang dapat dicegah.

Pencegahan kebutaan akibat katarak adalah dengan operasi. Operasi dapat

memperbaiki sistem visual dan fungsi visual. Sistem visual akan menyokong fungsi

visual. Secara sistem visual, operasi katarak akan menghilangkan blok cahaya yang

masuk sehingga cahaya yang masuk akan diteruskan ke retina dan dilanjutkan

sebagai impuls ke otak. Sistem visual membantu individu mengenal dan merespon

lingkungan sekitar, sedangkan fungsi visual membantu individu beraktivitas dan

bekerja.6,7,8,16

Evaluasi satu tahun pasca operasi katarak didapatkan peningkatan produktivitas

rata-rata 1-2 jam per hari, individu menjadi lebih mandiri, dan pengeluaran per

kapita dapat jauh berkurang hingga ke tingkat individu normal. Di samping itu,

katarak pada orang lanjut usia terutama dengan tuli atau demensia dapat

menyebabkan isolasi. Kualitas hidup mereka dapat sangat ditingkatkan dengan

kemandirian visual pasca operasi katarak. Operasi katarak terbukti mengurangi

frekuensi jatuh dan patah tulang, serta mengurangi morbiditas dan

mortalitas.17,18,19,20

Sebagaimana diketahui bahwa operasi kedua mata pada katarak bilateral akan

menghasilkan outcome yang lebih baik dibandingkan dengan operasi satu mata

saja. Outcome pasca operasi katarak mata pertama yang memuaskan bukan berarti

meningkatkan keinginan pasien untuk melakukan operasi katarak mata keduanya.

Fenomena ini banyak dijumpai di beberapa negara berkembang. Mahajan dkk.

mengemukakan barrier operasi katarak mata kedua di rural India. Barrier tersebut

antara lain pasien merasa sudah dapat melihat dengan satu mata dan biaya operasi

Page 20: PENGARUH OPERASI KATARAK MATA PERTAMA TERHADAP …perpustakaanrsmcicendo.com/wp-content/uploads/2020/08/... · 2020. 8. 3. · PENGARUH OPERASI KATARAK MATA PERTAMA TERHADAP KUALITAS

5

5

yang cukup besar. Berbeda dengan negara maju, barrier operasi katarak yang

ditemui adalah periode antrian operasi yang cukup lama.14,21

Dalam sepuluh tahun terakhir, semenjak penilaian kualitas hidup menjadi

perhatian dunia kesehatan, beberapa negara telah mempublikasikan kualitas hidup

pasca operasi katarak. Operasi katarak secara signifikan meningkatkan kualitas

hidup pada seluruh penelitian di beberapa negara di benua Asia, Afrika, dan

Australia. Penelitian tersebut digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk

pembuatan kebijakan terkait penanggulangan kebutaan akibat katarak di

negaranya.14,15,22,23,24

Tiga bulan pasca fakoemulsifikasi mata pertama pada pasien katarak senilis

bilateral menghasilkan peningkatan tajam penglihatan jauh, sensitivitas kontras,

stereopsis, dan kualitas hidup terkait penglihatan yang signifikan di Australia

Penelitian yang sama melaporkan bahwa tidak ada perbedaan gejala depresif pra-

dan pasca operasi. To dkk. di Vietnam juga mempublikasikan peningkatan tajam

penglihatan jauh, sensitivitas kontras, stereopsis, dan kualitas hidup 1 – 3 bulan

pasca fakoemulsifikasi mata pertama dan kedua mata pada kasus katarak senilis

bilateral. Namun, kedua penelitian tidak membandingkan kualitas hidup pada

penglihatan normal sebagai acuan.14,15

Belum ada penelitian kualitas hidup terkait penglihatan pasien pasca operasi

katarak yang membandingkan dengan penglihatan normal. Pada penelitian ini,

peneliti ingin mengetahui kualitas hidup pasien katarak senilis bilateral pasca

operasi mata pertama di Indonesia umumnya dan Jawa Barat khususnya, kemudian

hasil dibandingkan kualitas hidup orang dengan penglihatan normal.14,15,22,23,24

Page 21: PENGARUH OPERASI KATARAK MATA PERTAMA TERHADAP …perpustakaanrsmcicendo.com/wp-content/uploads/2020/08/... · 2020. 8. 3. · PENGARUH OPERASI KATARAK MATA PERTAMA TERHADAP KUALITAS

6

6

Berdasarkan uraian di atas maka disusunlah tema sentral penelitian ini sebagai

berikut:

Katarak menduduki peringkat kedua penyebab gangguan penglihatan dan peringkat

pertama penyebab kebutaan di dunia dan Indonesia. Katarak dapat menghasilkan

gangguan, keterbatasan, hingga restriksi individu dalam berinteraksi dengan

lingkungan baik fisik, sosial, dan sikap. Pengukuran seberapa besar dampak katarak

mempengaruhi kehidupan penderitanya merupakan indikator utama beban penyakit

di populasi. Pengukuran tersebut dilakukan dengan penilaian kualitas hidup.

Tatalaksana definitif katarak ialah operasi. Operasi katarak dapat memperbaiki

fungsi visual. Fungsi visual yang baik menyokong individu melakukan aktivitas

dan bekerja. Dengan operasi minimal satu mata, diharapkan dapat memulihkan

kualitas hidup seseorang. Beberapa penelitian sebelumnya di dunia memperoleh

hasil terdapat peningkatan kualitas hidup terkait penglihatan yang signifikan pasca

operasi katarak, namun tidak membandingkan dengan penglihatan normal. Pada

penelitian ini, penulis akan menilai kulitas hidup pasien katarak senilis bilateral

pasca operasi katarak mata pertama dibandingkan kualitas hidup orang dengan

penglihatan normal.

1.2 Rumusan Masalah

Apakah kualitas hidup pasien katarak senilis bilateral yang dioperasi katarak

mata pertama tidak inferior dibandingkan kualitas hidup orang dengan penglihatan

normal?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk menilai kualitas hidup pada pasien katarak

senilis bilateral pasca operasi mata pertama dibandingkan kualitas hidup orang

dengan penglihatan normal.

Page 22: PENGARUH OPERASI KATARAK MATA PERTAMA TERHADAP …perpustakaanrsmcicendo.com/wp-content/uploads/2020/08/... · 2020. 8. 3. · PENGARUH OPERASI KATARAK MATA PERTAMA TERHADAP KUALITAS

7

7

1.4 Kegunaan Penelitian

1.4.1 Kegunaan Ilmiah

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap ilmu

pengetahuan yaitu informasi dampak operasi katarak mata pertama terhadap

kualitas hidup penderitanya.

1.4.2 Kegunaan Praktis

Penelitian ini dapat dijadikan bahan informasi mengenai besarnya manfaat dari

operasi katarak, sejauh mana operasi katarak minimal satu mata dapat

meningkatkan kualitas hidup.

Page 23: PENGARUH OPERASI KATARAK MATA PERTAMA TERHADAP …perpustakaanrsmcicendo.com/wp-content/uploads/2020/08/... · 2020. 8. 3. · PENGARUH OPERASI KATARAK MATA PERTAMA TERHADAP KUALITAS

8

8

BAB II

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Katarak

Katarak merupakan penyebab utama kebutaan dan penyebab kedua gangguan

penglihatan di dunia. World Health Organization memperkirakan bahwa 18 juta

orang buta karena katarak dan IAPB melaporkan proporsi buta katarak sebesar 48%

di negara berkembang, termasuk Indonesia. Katarak menjadi penyebab terbanyak

kebutaan di Indonesia yaitu 0.78% dari jumlah populasi. Sekitar 2% penduduk usia

> 50 tahun mengalami buta katarak di Jawa Barat.1,2,3,5

Katarak merupakan kondisi dimana terjadi kekeruhan lensa kristalina. Ada

beberapa tipe katarak tergantung etiologi, seperti terkait usia (senilis), traumatik,

dan metabolik. Mayoritas katarak adalah katarak senilis. Katarak ini terjadi pada

usia lanjut yaitu usia di atas 50 tahun. Selain usia, faktor risiko terjadinya katarak

senilis meliputi jenis kelamin, diabetes, paparan sinar ultraviolet, merokok, dan

genetik. Karena prevalensinya yang tinggi, katarak senilis dianggap menyebabkan

dampak sosioekonomi terbesar.6,7,8

Patogenesis katarak senilis multifaktorial yaitu sklerosis nuklear, perubahan

abnormal pada protein lensa menjadi kristal, pigmentasi protein lensa, dan

perubahan komponen ion dalam lensa. Patogenesis ini tidak sepenuhnya dipahami.

Peningkatan massa dan ketebalan lensa, serta berkurangnya daya akomodatif

terjadi seiring bertambahnya usia. Ketika lapisan baru dari serat kortikal terbentuk

8

Page 24: PENGARUH OPERASI KATARAK MATA PERTAMA TERHADAP …perpustakaanrsmcicendo.com/wp-content/uploads/2020/08/... · 2020. 8. 3. · PENGARUH OPERASI KATARAK MATA PERTAMA TERHADAP KUALITAS

9

9

Gambar 2.1 Perubahan Warna Lensa Manusia pada Berbagai Usia (A) 6 bulan

(B) 8 tahun (C) 12 tahun (D) 25 tahun (E) 47 tahun (F) 60 tahun

(G) 70 tahun (H) 82 tahun (I) 91 tahun Dikutip dari: AAO6

secara konsentris, inti lensa menekan dan mengeras (proses ini dikenal sebagai

“sklerosis nuklear”). Metabolisme kimiawi dan pembelahan kristal proteolitik lensa

menghasilkan pembentukan agregat protein molekul tinggi. Agregat ini dapat

berukuran cukup besar kemudian menyebabkan fluktuasi indeks bias lensa

sehingga cahaya menyebar dan transparansi lensa berkurang. Metabolisme kimiawi

protein nukleus juga meningkatkan opasitas sehingga lensa menjadi semakin

kuning atau coklat dengan bertambahnya usia. Perubahan terkait usia lainnya

termasuk penurunan konsentrasi glutathione dan kalium diikuti peningkatan

konsentrasi natrium dan kalsium dalam sitoplasma sel-sel lensa (Gambar 2.1).6,7,8

Page 25: PENGARUH OPERASI KATARAK MATA PERTAMA TERHADAP …perpustakaanrsmcicendo.com/wp-content/uploads/2020/08/... · 2020. 8. 3. · PENGARUH OPERASI KATARAK MATA PERTAMA TERHADAP KUALITAS

10

10

2.1.2 Dampak Katarak

Katarak dapat menyebabkan gangguan sistem visual dan fungsi visual.

Kekeruhan lensa pada katarak menyebabkan blok cahaya masuk ke retina sehingga

mengganggu sistem visual. Sistem visual ini akan menyokong fungsi visual. Fungsi

visual yang dapat terganggu akibat katarak antara lain tajam penglihatan jauh dan

atau dekat, penglihatan warna, dan sensitivitas kontras. Di samping itu, gejala lain

yang dapat muncul meliputi silau dan diplopia monokular atau poliopia. Subtipe

kekeruhan lensa akan menghasilkan gejala yang berbeda (Tabel 2.1). Adapun

subtipe kekeruhan lensa yang sering ditemui pada katarak senilis antara lain katarak

nuklear, katarak kortikal, dan katarak kapsular posterior.6,16

Tabel 2.1 Efek Katarak berdasarkan Subtipe

Subtipe Kecepatan

pertumbuhan

Silau Gangguan

penglihatan

jauh

Gangguan

penglihatan

dekat

Induksi

myopia

Nuklear Lambat Ringan Sedang Tidak ada Sedang

Kortikal Sedang Sedang Ringan Ringan Tidak ada

Kapsular posterior Cepat Nyata Ringan Nyata Tidak ada

Dikutip dari: AAO6

Katarak menyebabkan kekuatan dioptri lensa kristalina meningkat sehingga

menyebabkan perubahan ke arah miopia. Perubahan ke arah hiperopia dan

astigmatisma sangat jarang terjadi pada penderita katarak. Katarak juga

menyebabkan gangguan sensitivitas kontras. Selain itu, gangguan penglihatan

warna dapat terjadi pada katarak monokular atau katarak dengan kekeruhan

asimetris.6

Katarak dapat menyebabkan silau. Hal tersebut dikarenakan hamburan warna,

intensitas, dan arah gelombang pada panjang gelombang cahaya yang pendek.

Page 26: PENGARUH OPERASI KATARAK MATA PERTAMA TERHADAP …perpustakaanrsmcicendo.com/wp-content/uploads/2020/08/... · 2020. 8. 3. · PENGARUH OPERASI KATARAK MATA PERTAMA TERHADAP KUALITAS

11

11

Diplopia monokular atau poliopia jarang sekali dikeluhkan pada pasien katarak. Hal

tersebut disebabkan oleh kekeruhan nuklear lensa terlokalisasi ke lapisan dalam inti

lensa sehingga menghasilkan beberapa area refraktif di aksis visual.6

Penilaian holistik mengenai dampak katarak terhadap fungsi visual merupakan

cara yang tepat untuk menilai besarnya pengaruh gangguan penglihatan yang

disebabkan oleh katarak. Belum ada instrumen yang komprehensif dapat menilai

hal tersebut. Namun kuesioner kualitas hidup diklaim dapat digunakan untuk

memperoleh seluruh informasi yang dibutuhkan, meskipun bersifat subjektif.

Kesubjektifan dari kuesioner ini diharapkan benar-benar menggambarkan masalah

yang ditimbulkan oleh katarak di masyarakat. Kuesioner menggali informasi

apakah semua fungsi visual memungkinkan penderita melakukan aktivitas sehari-

hari.6,16

2.1.3 Penatalaksanaan Katarak

Beberapa penelitian farmakologis telah dilakukan dengan berpedoman pada

patogenesis katarak. Sampai saat ini, belum ada obat yang terbukti menunda atau

membalikkan proses terbentuknya katarak pada manusia. Inhibitor aldose

reductase yang menghambat konversi glukosa menjadi sorbitol telah terbukti

mencegah katarak pada hewan dengan diabetes melitus yang diinduksi pada

penelitian eksperimental. Namun penelitian pada manusia tidak menunjukkan efek

demikian. Antioksidan zinc, beta karoten, vitamin E dan C juga tidak terbukti

memperlambat progresivitas katarak.25,26

Page 27: PENGARUH OPERASI KATARAK MATA PERTAMA TERHADAP …perpustakaanrsmcicendo.com/wp-content/uploads/2020/08/... · 2020. 8. 3. · PENGARUH OPERASI KATARAK MATA PERTAMA TERHADAP KUALITAS

12

12

Tatalaksana definitif katarak adalah operasi. Operasi yang dilakukan untuk

rehabilitasi visual pada penderita katarak terdiri dari ekstraksi lensa disertai

implantasi lensa intraokular. Keputusan operasi tidak hanya berdasarkan pada

tingkat tajam penglihatan tertentu, namun juga kebutuhan pasien untuk

meningkatkan kualitas penglihatannya.6,7,8

Untuk mengurangi back log, idealnya jumlah operasi katarak yang dilakukan

harus sama dengan kejadian katarak yang layak dioperasi. Oleh karena itu, definisi

“layak operasi” akan bervariasi di berbagai negara tergantung pada tingkat tajam

penglihatan pra- operasi. Sebagian besar dokter spesialis mata di negara

berkembang sepakat bahwa operasi katarak diindikasikan pada mata dengan tajam

pengihatan <6/60, sedangkan di negara industri diindikasikan pada mata dengan

tajam penglihatan 6/24 hingga 6/12.27

Berbagai teknik operasi katarak berkembang seiring kemajuan ilmu

pengetahuan dan teknologi. Semua dilakukan dalam rangka meningkatkan kualitas

hasil operasi, kepuasan pasien, waktu operasi, dan jangkauan ke pelosok negeri.

Teknik yang paling popular digunakan saat ini di berbagai belahan dunia adalah

fakoemulsifikasi dan small incision cataract extraction (SICE). Teknik SICE

merupakan bentuk ekstraksi katarak berbiaya rendah dan paling banyak digunakan

di negara berkembang. Dibandingkan extracapsular cataract extraction (ECCE),

SICE memiliki kelebihan berupa luka yang tidak perlu dijahit. Di negara dengan

tenaga kesehatan mata minimal, SICE memiliki beberapa keuntungan

dibandingkan teknik fakoemulsifikasi antara lain waktu operasi yang lebih singkat,

kebutuhan teknologi, serta biaya yang lebih rendah.28,29

Page 28: PENGARUH OPERASI KATARAK MATA PERTAMA TERHADAP …perpustakaanrsmcicendo.com/wp-content/uploads/2020/08/... · 2020. 8. 3. · PENGARUH OPERASI KATARAK MATA PERTAMA TERHADAP KUALITAS

13

13

Beberapa penelitian menunjukkan hasil operasi dan komplikasi yang sebanding

antara pasien yang menjalani fakoemulsifikasi dan SICE. Ruit dkk. melaporkan

hasil tajam penglihatan pasca fakoemulsifikasi dibandingkan SICE enam bulan di

Nepal. Uncorrected visual acuity 20/60 atau lebih baik masing-masing sebesar 82%

dan 85%, sedangkan best corrected visual acuity 20/60 atau lebih baik sama

besarnya yaitu 98%. Gogate dkk. juga membandingkan tingkat keamanan dan

efikasi antara fakoemulsifikasi dan SICE. Hasil yang diperoleh adalah

fakoemulsifikasi dan SICE aman dan efektif untuk rehabilitasi visual pada

penderita katarak di India. Selain itu, Ali dkk. juga mendapatkan hasil astigmatisma

terinduksi operasi antara teknik fakoemulsifikasi dan SICE di Mesir.

Fakoemulsifikasi menghasilkan astigmatisma lebih sedikit dibandingkan SICE,

namun tidak berbeda signifikan.30,31,32,33

2.1.4 Kualitas Hidup

World Health Organization mendefinisikan kualitas hidup sebagai persepsi

individu tentang posisinya dalam kehidupan dari konteks budaya dan sistem nilai

di tempat individu tersebut tinggal. Kualitas hidup bersifat subjektif karena

berkaitan dengan tujuan, harapan, standar, dan masalah hidup masing-masing

individu. Selain itu, kualitas hidup terbilang luas dan kompleks karena dipengaruhi

oleh kondisi fisik, psikis, kepercayaan diri, hubungan sosial, dan hubungan dengan

lingkungan.34,35

Kualitas hidup telah menjadi isu utama pada berbagai disiplin ilmu, termasuk

ilmu kesehatan sejak tahun 1980-an. Di bidang kesehatan, kualitas hidup dapat

Page 29: PENGARUH OPERASI KATARAK MATA PERTAMA TERHADAP …perpustakaanrsmcicendo.com/wp-content/uploads/2020/08/... · 2020. 8. 3. · PENGARUH OPERASI KATARAK MATA PERTAMA TERHADAP KUALITAS

14

14

digunakan sebagai parameter morbiditas suatu penyakit ataupun evaluasi suatu

intervensi medis dihubungkan dengan status psikososial. Muara akhir dari penilaian

kualitas hidup antara lain kegunaan praktik, penelitian, audit, dan pembuatan

kebijakan.34,35

2.1.5 National Eye Institute Visual Function Questionnaire-25

Kualitas hidup terkait penglihatan merupakan persepsi individu mengenai

penglihatan yang dimilikinya berdampak pada kemampuan dalam beraktivitas,

kesejahteraan sosial, emosional, dan ekonomi. Berbagai kuesioner kualitas hidup

dibuat dan dikembangkan agar dapat mewakili tujuan penelitian. Salah satu

kuesioner yang diklaim memenuhi kriteria tersebut adalah kuesioner kualitas hidup

yang dinamai National Eye Institute Visual Function Questionnaire-25 (NEI VFQ-

25). Kuesioner ini dianggap mencakup item-item yang ingin diteliti pada individu

dengan gangguan penglihatan. Di samping itu, kuesioner ini lebih spesifik dan

efisien jika dibandingkan dengan kuesioner serupa seperti The Visual Function

Index-14 (VF-14) dan Indian Visual Functioning Questionnaire (IND VFQ-33).

Kuesioner VF-14 tidak mencakup kesehatan umum, kesehatan mata, kesehatan

mental, fungsi sosial, dan dependensi. Aplikasi IND VFQ-33 memakan waktu

sekitar 20-25 menit, sedangkan NEI VFQ-25 hanya membutuhkan 10 menit

wawancara. Durasi wawancara dapat mempengaruhi tingkat partisipasi subjek

penelitian.13,36,37

Kuesioner NEI VFQ-25 telah banyak digunakan pada penelitian yang mencari

informasi kualitas hidup individu dengan kelainan okular kronis, seperti glaukoma,

Page 30: PENGARUH OPERASI KATARAK MATA PERTAMA TERHADAP …perpustakaanrsmcicendo.com/wp-content/uploads/2020/08/... · 2020. 8. 3. · PENGARUH OPERASI KATARAK MATA PERTAMA TERHADAP KUALITAS

15

15

degenerasi makula terkait usia, retinopati diabetik, retinitis cytomegalovirus, dan

katarak senilis. Kualitas hidup pasien dengan katarak sangat bervariasi, tergantung

berat gangguan penglihatan yang diderita. Rerata kualitas hidup pasien katarak di

Australia 80,69 dan tiga bulan pasca operasi mata pertama 90,30. Dengan kondisi

penglihatan yang sama, pasien katarak di Vietnam memiliki rerata kualitas hidup

65,19, pasca operasi katarak mata pertama 88,02, dan pasca operasi katarak mata

kedua 94,51.14,15,38

Mangione dkk. mendesain kuesioner pada tahun 1998 untuk lima negara bagian

di Amerika Serikat sebanyak 51 pertanyaan. Kuesioner kemudian direvisi menjadi

25 pertanyaan pada tahun 2000. Kuesioner ini terdiri dari 25 pertanyaan dan

dikelompokkan menjadi 12 subskala antara lain kesehatan umum, kesehatan

penglihatan, ketidaknyamanan pada mata, penglihatan dekat, penglihatan jauh,

fungsi sosial, kesehatan mental, keterbatasan peran, ketergantungan terhadap orang

lain, berkendara, penglihatan warna, dan penglihatan perifer. Jawaban setiap

pertanyaan pada kuesioner dihitung menggunakan algoritma sesuai pedoman dalam

petunjuk manual. Nilai yang diperoleh merepresentasikan kualitas hidup terkait

penglihatan pada subjek yang diteliti. Semakin tinggi nilai yang diperoleh

menunjukkan kualitas hidup yang semakin baik.13,36,37

Alat ukur berupa kuesioner harus dapat dipercaya, sahih, sensitif, dan responsif

agar hasil penelitian dapat dipertanggungjawabkan. Penilaian validitas dan

reliabilitas kuesioner NEI VFQ-25 telah dilakukan pada berbagai penelitian di

berbagai belahan dunia. Hasil yang diperoleh menunjukkan kuesioner ini memiliki

konsistensi internal, reliabilitas, dan validitas yang baik. Selain berbahasa Inggris,

Page 31: PENGARUH OPERASI KATARAK MATA PERTAMA TERHADAP …perpustakaanrsmcicendo.com/wp-content/uploads/2020/08/... · 2020. 8. 3. · PENGARUH OPERASI KATARAK MATA PERTAMA TERHADAP KUALITAS

16

16

kuesioner telah diterjemahkan ke dalam bahasa Italia, Perancis, Jerman, Spanyol,

Turki, Cina, Jepang, Yunani, Portugis, Arab, dan Serbia.13,36,37

2.2 Kerangka Pemikiran

Katarak dapat menyebabkan gangguan fungsi visual. Fungsi visual yang

terganggu akibat katarak antara lain tajam penglihatan jauh, tajam penglihatan

dekat, penglihatan warna, sensitivitas kontras, dan stereopsis. Fungsi visual tersebut

dinilai secara objektif dan belum dapat menilai fungsi visual secara

menyeluruh.6,7,8,14,15

Penilaian fungsi visual yang bersifat holistik dan subjektif dari sudut pandang

penderita akan menggambarkan dampak suatu gangguan penglihatan

sesungguhnya. Penilaian subjektif tersebut adalah penilaian kualitas hidup terkait

penglihatan. Tidak hanya menilai fungsi visual, penilaian kualitas hidup juga

mencakup penilaian kesehatan mental, keterbatasan peran, dan ketergantungan

terhadap orang lain yang dapat ditimbulkan akibat gangguan penglihatan.6,13,16

Pencegahan kebutaan akibat katarak adalah dengan operasi. Operasi katarak

diharapkan dapat memperbaiki fungsi visual seseorang. Fungsi visual akan

membantu individu dalam beraktivitas dan bekerja sehingga kualitas hidup

meningkat.6,7,8,16

2.3 Premis dan Hipotesis

2.3.1 Premis

Berdasarkan hal tersebut di atas maka premis-premis pada penelitian ini adalah:

Page 32: PENGARUH OPERASI KATARAK MATA PERTAMA TERHADAP …perpustakaanrsmcicendo.com/wp-content/uploads/2020/08/... · 2020. 8. 3. · PENGARUH OPERASI KATARAK MATA PERTAMA TERHADAP KUALITAS

17

17

Premis 1: Katarak dapat menyebabkan gangguan fungsi visual.6,7,8,14,15

Premis 2: Fungsi visual yang terganggu akibat katarak adalah tajam penglihatan

jauh, tajam penglihatan dekat, sensitivitas kontras, dan stereopsis.6,14,15

Premis 3: Penilaian fungsi visual yang holistik dan dilakukan secara subjektif

adalah dengan penilaian kualitas hidup terkait penglihatan. Aspek yang

dinilai mencakup kesehatan umum, kesehatan penglihatan,

ketidaknyamanan pada mata, penglihatan dekat, penglihatan jauh,

fungsi sosial, status mental, keterbatasan peran, ketergantungan

terhadap orang lain, berkendara, penglihatan warna, dan penglihatan

perifer.13,14,15

Premis 4: Tatalaksana definitif katarak adalah operasi. Operasi katarak diharapkan

dapat memulihkan fungsi visual sehingga terjadi perbaikan kualitas

hidup penderitanya.6,14,15

2.3.2 Hipotesis

Dari premis – premis di atas dapat dideduksi hipotesis sebagai berikut:

Operasi katarak mata pertama menghasilkan kualitas hidup yang tidak inferior

dibandingkan kualitas hidup orang dengan penglihatan normal.

Page 33: PENGARUH OPERASI KATARAK MATA PERTAMA TERHADAP …perpustakaanrsmcicendo.com/wp-content/uploads/2020/08/... · 2020. 8. 3. · PENGARUH OPERASI KATARAK MATA PERTAMA TERHADAP KUALITAS

18

18

BAGAN KERANGKA PEMIKIRAN

Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran

Katarak menyebabkan gangguan

fungsi visual

Penilaian kualitas hidup merupakan

penilaian fungsi visual yang holistik dan

dinilai secara subjektif

Penilaian kualitas hidup mencakup aspek

kesehatan, visual, sosial, dan mental

Operasi katarak diharapkan dapat

memulihkan fungsi visual sehingga

memperbaiki kualitas hidup

Page 34: PENGARUH OPERASI KATARAK MATA PERTAMA TERHADAP …perpustakaanrsmcicendo.com/wp-content/uploads/2020/08/... · 2020. 8. 3. · PENGARUH OPERASI KATARAK MATA PERTAMA TERHADAP KUALITAS

19

19

BAB III

SUBJEK DAN METODE PENELITIAN

Pandemi Corona Virus Disease-19 (Covid-19) terjadi saat penelitian ini

berlangsung. Kondisi ideal penelitian yang ingin dicapai menemui beberapa

kendala. Sejak pandemi berlangsung, kunjungan pasien PMN RS Mata Cicendo

direstriksi dan operasi katarak elektif ditunda. Secara garis besar, penelitian ini

berubah menjadi penelitian retrospektif, subjek diseleksi dari data rekam medis,

kualitas hidup pra- operasi katarak tidak dinilai, dan wawancara dilakukan melalui

media telepon. Semua ditujukan untuk mencegah rantai penularan Covid-19.

3.1 Subjek Penelitian

Populasi target pada penelitian ini adalah penderita katarak senilis bilateral yang

telah dioperasi katarak mata pertama, sedangkan populasi terjangkau adalah

penderita katarak senilis bilateral yang telah dioperasi katarak mata pertama di

PMN RS Mata Cicendo.

3.1.1 Sampel Penelitian

3.1.1.1 Cara Pemilihan Sampel

Pemilihan sampel dilakukan secara purposive sampling terhadap pasien katarak

senilis bilateral yang telah dioperasi katarak mata pertama di Unit Katarak dan

Bedah Refraktif PMN RS Mata Cicendo pada bulan Juni 2019 - Maret 2020 sebagai

kelompok kasus dan pasien dengan penglihatan normal yang datang ke Unit

19

Page 35: PENGARUH OPERASI KATARAK MATA PERTAMA TERHADAP …perpustakaanrsmcicendo.com/wp-content/uploads/2020/08/... · 2020. 8. 3. · PENGARUH OPERASI KATARAK MATA PERTAMA TERHADAP KUALITAS

20

20

Refraksi, Lensa Kontak, dan Low Vision PMN RS Mata Cicendo pada bulan Januari

2019 – Maret 2020 sebagai kelompok kontrol yang memenuhi kriteria inklusi dan

eksklusi. Jumlah sampel diambil hingga terpenuhi besar sampel minimal. Proses

matching dilakukan terhadap rentang usia dan jenis kelamin tiap sampel pada

kelompok kasus terhadap kelompok kontrol.

3.1.1.2 Penentuan Jumlah Sampel

Ukuran sampel ditentukan berdasarkan rumus untuk menguji dua proporsi

pada uji non-inferiority (https://www.sealedenvelope.com/power/binary-

noninferior/) yaitu:

𝑛 = (Z𝛼 + Ζ𝛽)2{𝑝1(1 − 𝑝1) + 𝑝2(1 − 𝑝2)}

𝑑2

Keterangan :

n = ukuran sampel per kelompok

Zα, Zβ = nilai derivat baku Z yang diperoleh dari tabel distribusi normal

standar untuk taraf signifikansi α dan power test 1-β yang dipilih

p1 = proporsi pada kelompok kasus

p2 = proporsi pada kelompok kontrol

p1-p2 = besarnya perbedaan proporsi pada kedua kelompok39

Pada penelitian ini, dipilih taraf signifikansi 5% (Zα = 1,64 ; uji 1 pihak), power

test 80% (Zβ = 0,84), p1 = 75 %, p2 = 50 %, dan d = 5%.

𝑛 = (1,64 + 0,84)2{0,75(1 − 0,75) + 0,50(1 − 0,50)}

(0.75 − 0.50 − 0,05)2

Page 36: PENGARUH OPERASI KATARAK MATA PERTAMA TERHADAP …perpustakaanrsmcicendo.com/wp-content/uploads/2020/08/... · 2020. 8. 3. · PENGARUH OPERASI KATARAK MATA PERTAMA TERHADAP KUALITAS

21

21

Dari rumus di atas, diperoleh 68 orang tiap kelompok atau 136 orang untuk

seluruh penelitian.

Besar sampel = 136 orang

Perkiraan drop out 10% = 14 orang

Jumlah sampel = 150 orang.

Total sampel yang diperoleh dari perhitungan adalah 75 orang tiap kelompok

penelitian.

3.1.2 Kriteria Inklusi

Kriteria yang harus terpenuhi oleh sampel pada kelompok kasus adalah sebagai

berikut:

1. Usia ≥ 50 tahun

2. Telah menjalani operasi katarak mata pertama

3. Presenting visual acuity (PVA) binokular pra- operasi < 6/60

4. PVA binokular pasca operasi satu bulan ≥ 6/18.

Kriteria yang harus terpenuhi oleh sampel pada kelompok kontrol adalah

sebagai berikut :

1. Usia ≥ 50 tahun

2. PVA binokular ≥ 6/12.

3.1.3 Kriteria Eksklusi

Sampel yang mengalami kondisi di bawah ini dikeluarkan dari penelitian:

Page 37: PENGARUH OPERASI KATARAK MATA PERTAMA TERHADAP …perpustakaanrsmcicendo.com/wp-content/uploads/2020/08/... · 2020. 8. 3. · PENGARUH OPERASI KATARAK MATA PERTAMA TERHADAP KUALITAS

22

22

1. Kelainan mata lain yang mengganggu aksis visual (seperti pterigium derajat III-

IV, sikatrik kornea sentral, katarak tipe lain, semua jenis glaukoma, retinopati,

dan neuropati optik)

2. Riwayat operasi intraokular lain

3. Komplikasi intra dan pasca operasi katarak

4. Tidak kooperatif

5. Kelainan sistemik yang tidak terkontrol (seperti hipertensi, diabetes melitus,

dislipidemia, penyakit jantung, penyakit ginjal, penyakit sendi).

6. Tidak dapat dihubungi via telepon

7. Menolak untuk berpartisipasi

8. Telah dilakukan operasi katarak mata kedua di tempat lain

9. Meninggal dunia.

3.2 Metode Penelitian

3.2.1 Desain Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian observasional analitik dengan rancangan cross-

sectional atau potong lintang yang dilakukan secara retrospektif. Konsep penelitian

ini adalah mengukur variabel bebas dan tergantung pada waktu yang bersamaan.

Penelitian jenis ini berusaha mempelajari dinamika hubungan antara faktor risiko

dengan efek. Faktor risiko dan efek diobservasi pada saat yang sama, artinya setiap

sampel penelitian diobservasi hanya satu kali dan faktor risiko serta efek diukur

menurut keadaan pada saat observasi.

Page 38: PENGARUH OPERASI KATARAK MATA PERTAMA TERHADAP …perpustakaanrsmcicendo.com/wp-content/uploads/2020/08/... · 2020. 8. 3. · PENGARUH OPERASI KATARAK MATA PERTAMA TERHADAP KUALITAS

23

23

Jika ditinjau dari hubungan antar variabel, penelitian ini merupakan penelitian

kausal atau sebab akibat yaitu penelitian yang diadakan untuk menjelaskan

hubungan antar variabel. Variabel yang satu menyebabkan atau menentukan nilai

variabel yang lain.

3.3 Identifikasi Variabel dan Definisi Operasional

3.3.1 Identifikasi Variabel

Variabel bebas pada penelitian ini adalah operasi mata pertama pada pasien

katarak senilis bilateral. Variabel tergantung adalah kualitas hidup. Variabel

perancu adalah usia, jenis kelamin, pendidikan, penghasilan, status marital,

komorbiditas, dan pemakaian kacamata.

3.3.2 Definisi Operasional

Definisi operasional pada penelitian ini antara lain:

1. Operasi katarak mata pertama: Prosedur operasi yang terdiri dari ekstraksi lensa

(menggunakan teknik fakoemulsifikasi atau SICE) dan implantasi lensa

intraokular pada mata dengan PVA lebih buruk jika dibandingkan mata

sebelahnya atau mata yang dikeluhkan pasien mengalami kondisi penglihatan

lebih buruk dibandingkan mata sebelahnya.

2. Kualitas hidup: Persepsi individu mengenai penglihatan yang dimilikinya

berdampak pada kemampuan dalam beraktivitas, kesejahteraan sosial,

emosional, dan ekonomi. Persepsi ini dinilai menggunakan kuesioner NEI

VFQ-25 versi bahasa Indonesia yang telah diuji validitas dan reliabilitas. Hasil

yang diperoleh dalam bentuk data rasio (0-100).

Page 39: PENGARUH OPERASI KATARAK MATA PERTAMA TERHADAP …perpustakaanrsmcicendo.com/wp-content/uploads/2020/08/... · 2020. 8. 3. · PENGARUH OPERASI KATARAK MATA PERTAMA TERHADAP KUALITAS

24

24

3. Katarak senilis bilateral: Katarak yang terjadi pada usia lanjut yaitu ≥ 50 tahun.

4. Pasca operasi: periode minimal satu bulan setelah dilakukan operasi.

5. Penglihatan normal: Kondisi seseorang dengan PVA ≥ 6/12.

6. Tidak inferior: Kualitas hidup pasca operasi katarak mata pertama pada

penderita katarak senilis bilateral memberikan hasil tidak sebaik penglihatan

normal, namun masih dalam margin toleransi 20% yang ditentukan melalui uji

non-inferiority.

3.4 Alat Penelitian

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Kuesioner NEI VFQ-25 versi bahasa Indonesia

2. Pulpen

3. Telepon genggam

3.4.1 Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner

Adaptasi bahasa Indonesia kuesioner NEI VFQ–25 dikembangkan sesuai

standarisasi yang diakui internasional. Kuesioner diterjemahkan dengan metode

forward backward translation dan dilakukan oleh dua orang penerjemah bilingual

(bahasa Inggris dan bahasa Indonesia sebagai bahasa ibu) yang memiliki sertifikat

Cambridge English for Speakers of Other Languages. Tahap pertama dilakukan

penerjemahan kuesioner ke dalam bahasa Indonesia oleh salah seorang penerjemah

(forward translation). Tahap selanjutnya kuesioner versi bahasa Indonesia

diterjemahkan kembali ke dalam bahasa Inggris oleh penerjemah lain tanpa

Page 40: PENGARUH OPERASI KATARAK MATA PERTAMA TERHADAP …perpustakaanrsmcicendo.com/wp-content/uploads/2020/08/... · 2020. 8. 3. · PENGARUH OPERASI KATARAK MATA PERTAMA TERHADAP KUALITAS

25

25

diketahui versi asli kuesioner tersebut (backward translation). Hasil akhir

terjemahan dalam bahasa Inggris dibandingkan dengan versi asli kuesioner.

Sebelum kuesioner diajukan kepada 150 responden, kuesioner terlebih dahulu

dilakukan uji validitas dan reliabilitas menggunakan bantuan Software Statistical

Program of Social Science (SPSS) versi 24.0. Penyebaran kuesioner kepada 30

responden dilakukan untuk uji tersebut.

3.4.1.1 Uji Validitas Kuesioner

Kuesioner merupakan salah satu alat pengumpulan data sekaligus alat ukur yang

sering digunakan dalam penelitian. Item-item pertanyaan dalam kuesioner

merupakan instrumen yang mengukur apa yang menjadi tujuan penelitian. Oleh

karena itu, tiap butir pertanyaan harus diukur validitasnya. Validitas menunjukkan

sejauh mana suatu alat ukur dapat mengukur apa yang ingin diukur (sahih).

Semakin tinggi validitas suatu alat ukur, maka alat ukur tersebut semakin mengenai

sasarannya.

Sugiyono menyatakan setiap item yang ada di dalam variabel X dan Y akan diuji

relasinya dengan nilai total variabel. Rumus yang digunakan untuk uji validitas

dengan koefisien Korelasi Pearson Product Moment yaitu:

Keterangan:

r = koefisien korelasi antara X dan Y

n = jumlah sampel

Σ𝑦𝑧 = jumlah perkalian antar nilai X dan Y

Page 41: PENGARUH OPERASI KATARAK MATA PERTAMA TERHADAP …perpustakaanrsmcicendo.com/wp-content/uploads/2020/08/... · 2020. 8. 3. · PENGARUH OPERASI KATARAK MATA PERTAMA TERHADAP KUALITAS

26

26

X = jumlah total responden

Y = jumlah total pernyataan masing-masing responden

Σ x = jumlah nilai dalam distribusi X

Σ y = jumlah nilai dalam distribusi Y

Σ X2 = jumlah kuadrat masing-masing X

Σ Y2 = jumlah kuadrat masing-masing Y 40

Uji validitas diambil berdasarkan data yang didapat dari hasil kuesioner dan

menggunakan korelasi Pearson Product Moment dan pengukuran yang diperoleh

dengan tingkat signifikansi (α) = 0.05. Kuesioner dianggap valid apabila nilai

koefisien korelasi hitung lebih besar dari pada nilai koefisien korelasi tabel (r hitung

≥ r tabel).40

Menurut Umar, jumlah responden yang diambil dalam uji coba kuesioner

disarankan 30 orang jika n ≥10. Pengujian validitas instrumen dalam penelitian ini

menggunakan software SPSS 24.0. Dengan jumlah sampel (n) = 30 orang,

diperoleh angka korelasi tabel (r tabel) sebesar 0,61. Uji validitas kuesioner NEI

VFQ-25 versi bahasa Indonesia ditarik kesimpulan bahwa seluruh instrumen

pertanyaan valid karena r hitung >0,361.42

3.4.1.2 Uji Reliabilitas Kuesioner

Instrumen yang reliabel adalah alat ukur yang apabila digunakan beberapa kali

untuk mengukur objek yang sama, maka akan menghasilkan data yang sama.

Reliabilitas berhubungan dengan tingkat kepercayaan, keterandalan, konsistensi,

atau kestabilan hasil suatu pengukuran. Reliabilitas merupakan salah satu cara

Page 42: PENGARUH OPERASI KATARAK MATA PERTAMA TERHADAP …perpustakaanrsmcicendo.com/wp-content/uploads/2020/08/... · 2020. 8. 3. · PENGARUH OPERASI KATARAK MATA PERTAMA TERHADAP KUALITAS

27

27

menyatakan suatu alat ukur dikategorikan baik. Ide pokok konsep reliabilitas adalah

sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya atau sejauh mana hasil

pengukuran terbebas dari kekeliruan pengukuran (measurement error).40

Besarnya koefisien reliabilitas antara -1 sampai dengan +1. Interpretasi

reliabilitas selalu mengacu pada koefisien yang positif. Jika hasil dari uji reliabilitas

menunjukkan nilai angka Alpha-Cronbach ≥0,7, maka instrumen tersebut

dinyatakan cukup baik sehingga layak untuk digunakan sebagai alat ukur dalam

penelitian.40

Pengujian reliabilitas dilakukan dengan konsistensi internal atau derajat

ketepatan jawaban. Untuk pengujian reliabilitas ini digunakan software SPSS. Uji

reliabilitas tersebut dilakukan dengan menggunakan rumus Alpha Cronbach

sebagai berikut:

𝑟11 = [𝑘

𝑘 − 1] [1 −

∑ 𝜎𝑏2

𝜎𝑡2 ]

Keterangan:

𝑟11 = reliabilitas instrumen

k = banyaknya butir pernyataan

∑ 𝜎𝑏2 = jumlah varians butir

𝜎𝑡2 = varians total

Menurut Sekaran, suatu instrumen dikatakan reliabel dan bisa diproses pada

tahap selanjutnya jika nilai koefisien r ≥0,7. Jika instrumen memiliki nilai koefisien

r <0,7 maka alat ukur tersebut tidak reliabel. Uji reliabilitas kuesioner NEI VFQ-

25 versi bahasa Indonesia ditarik kesimpulan bahwa seluruh variabel instrumen

reliabel karena nilai r = 0,961 (r >0,7).41

Page 43: PENGARUH OPERASI KATARAK MATA PERTAMA TERHADAP …perpustakaanrsmcicendo.com/wp-content/uploads/2020/08/... · 2020. 8. 3. · PENGARUH OPERASI KATARAK MATA PERTAMA TERHADAP KUALITAS

28

28

3.5 Cara Kerja dan Teknik Pengumpulan Data

Adapun cara kerja pada penelitian ini antara lain:

1. Rancangan penelitian diajukan ke Komite Etik Penelitian Kesehatan (ethical

clearence).

2. Pencarian rekam medis berdasarkan kode 10th Revision of the International

Statistical Classification of Disease and Related Health Problems (ICD-10)

pasien katarak senilis bilateral (H25.0, H25.1, H25.2, H25.8) yang dioperasi

katarak mata pertama pada bulan Juni 2019 – Maret 2020 di Unit Katarak dan

Bedah Refraktif yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi untuk kelompok

kasus. Pengambilan sampel dilakukan berdasarkan urutan waktu operasi terkini

hingga jumlah sampel terpenuhi. Sedangkan sampel kelompok kontrol diambil

dari rekam medis pasien penglihatan normal (H52.4) yang berkunjung pada

bulan Januari 2019 – Maret 2020 ke Unit Refraksi, Lensa Kontak, dan Low

Vision yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Proses matching rentang

usia dan jenis kelamin dilakukan pada sampel kelompok kontrol terhadap

sampel kelompok kasus.

3. Pencatatan data rekam medis sampel kelompok kasus antara lain nama lengkap,

jenis kelamin, tanggal lahir, nomor telepon, tanggal operasi, PVA pra- operasi

dan satu bulan pasca operasi, tatalaksana kacamata pasca operasi, kelainan

sistemik. Sedangkan data rekam medis kelompok kontrol antara lain nama

lengkap, jenis kelamin, tanggal lahir, nomor telepon, tanggal kunjungan, PVA,

tatalaksana kacamata, dan kelainan sistemik. Presenting visual acuity

dikonversi ke dalam notasi LogMAR.

Page 44: PENGARUH OPERASI KATARAK MATA PERTAMA TERHADAP …perpustakaanrsmcicendo.com/wp-content/uploads/2020/08/... · 2020. 8. 3. · PENGARUH OPERASI KATARAK MATA PERTAMA TERHADAP KUALITAS

29

29

4. Penjelasan mengenai tujuan, manfaat, prosedur, dan isi surat persetujuan

(informed consent) penelitian dilakukan oleh peneliti kepada sampel secara

lisan melalui media telepon. Isi pembicaraan direkam sebagai ganti bukti

lembar persetujuan yang ditandatangani.

5. Sampel yang telah bersedia berpartisipasi dalam penelitian dilakukan

wawancara oleh pewawancara. Isi wawancara meliputi konfirmasi data rekam

medis yang telah dicatat sebelumnya, dilanjutkan dengan pendidikan terakhir,

pekerjaan, penghasilan, status marital, hidup sendiri atau tidak, dan kuesioner

NEI VFQ-25 versi bahasa Indonesia.

Wawancara dilakukan oleh seorang dokter umum yang memiliki keterampilan

komunikasi dengan bahasa Indonesia dan bahasa lokal yang baik. Pewawancara

tidak mengetahui subjek yang diwawancara merupakan kelompok kasus atau

kelompok kontrol.

Pengisian kuesioner dilakukan melalui tiga langkah. Langkah pertama adalah

pewawancara membacakan masing-masing pertanyaan pada kuesioner, kemudian

subjek menjawab pertanyaan, dan pewawancara menuliskan jawaban tersebut pada

lembar kuesioner. Langkah kedua adalah pemberian nilai dari jawaban masing-

masing pertanyaan pada kuesioner. Langkah ketiga adalah menghitung jumlah

nilai, nilai gabungan, dan nilai berdasarkan subskala dengan mempertimbangkan

missing value dengan panduan penilaian manual. Missing value merupakan data

yang tidak ada nilai dikarenakan responden berhenti melakukan sesuatu karena

alasan lain atau tidak tertarik (Lampiran 4).

Page 45: PENGARUH OPERASI KATARAK MATA PERTAMA TERHADAP …perpustakaanrsmcicendo.com/wp-content/uploads/2020/08/... · 2020. 8. 3. · PENGARUH OPERASI KATARAK MATA PERTAMA TERHADAP KUALITAS

30

30

3.6 Analisis Data

Data yang sudah terkumpul diolah secara komputerisasi untuk mengubah data

menjadi sebuah informasi. Langkah – langkah dalam pengolahan data antara lain :

1. Editing, yaitu memeriksa kebenaran data yang diperlukan.

2. Coding, yaitu mengubah data berbentuk huruf atau kalimat menjadi data angka

atau bilangan.

3. Data entry, yaitu memasukkan data hasil pemeriksaan dan pengukuran yang

telah di-coding ke dalam program komputer.

4. Cleaning, yaitu mengecek data untuk melihat kemungkinan terjadinya

kesalahan entry, kesalahan coding, atau ketidaklengkapan untuk kemudian

dilakukan koreksi.

Setelah pengolahan data dilakukan, tahap selanjutnya adalah analisis statistik.

Analisis ini bertujuan untuk mendiskripsikan variabel-variabel bebas dan

tergantung agar analisis dilakukan secara lebih mendalam. Analisis deskriptif juga

digunakan untuk mengetahui karakteristik subjek yang menjadi sampel penelitian.

Analisis data untuk melihat gambaran proporsi masing-masing variabel yang akan

disajikan secara deskriptif dapat diuraikan menjadi analisis deskriptif dan uji

hipotesis. Data yang berskala numerik seperti usia, PVA binokular, kualitas hidup

dipresentasikan dengan rerata, standar deviasi, dan rentang. Data karakteristik

sampel berupa data kategorik seperti jenis kelamin, tingkat pendidikan, pekerjaan,

penghasilan, status marital, hidup sendiri, dan kelainan sistemik maka diberikan

coding dan dipresentasikan sebagai distribusi frekuensi dan persentase.

Page 46: PENGARUH OPERASI KATARAK MATA PERTAMA TERHADAP …perpustakaanrsmcicendo.com/wp-content/uploads/2020/08/... · 2020. 8. 3. · PENGARUH OPERASI KATARAK MATA PERTAMA TERHADAP KUALITAS

31

31

Analisis yang dilakukan harus sesuai dengan jenis masalah penelitian dan data

yang digunakan. Data yang diperoleh dilakukan analisis sebaran data (uji

normalitas). Uji Shapiro-Wilk merupakan metode uji normalitas yang umum

digunakan. Apabila data kurang dari 50, metode yang digunakan adalah uji

Kolmogorov Smirnov. Uji tersebut untuk menilai apakah data berdistribusi normal

atau berdistribusi tidak normal. Selanjutnya analisis statistik sesuai tujuan

penelitian dan hipotesis.

Analisis statistik uji kemaknaan dilakukan pada variabel usia, jenis kelamin,

pendidikan, pekerjaan, penghasilan, status marital, pemakaian kacamata, dan

kelainan sistemik. Uji kemaknaan untuk membandingkan karakteristik dua

kelompok penelitian digunakan uji t tidak berpasangan jika data berdistribusi

normal dan uji Mann Whitney sebagai alternatifnya jika data tidak berdistribusi

normal. Sedangkan analisis statistik untuk data kategorik diuji dengan uji Chi-

Square apabila syarat Chi-Square terpenuhi sedangkan jika tidak terpenuhi maka

digunakan uji Exact Fisher untuk tabel 2 x 2 dan Kolmogorov Smirnov untuk tabel

selain 2 x 2. Syarat Chi-Square adalah tidak ada nilai expected value yang kurang

dari lima sebanyak 20% dari tabel.

Selanjutnya dilakukan analisis statistik sesuai tujuan penelitian dan hipotesis

yaitu uji non-inferiority untuk nilai kualitas hidup. Uji ini bertujuan untuk

membuktikan suatu produk tidak lebih buruk daripada pembanding dengan nilai

lebih kecil yang telah ditentukan sebelumnya. Nilai tersebut dikenal sebagai margin

non-inferiority. Adapun kriteria non-inferiority didapatkan jika hasil kasus masih

terdapat dalam margin. Margin non-inferiority pada penelitian ini sebesar 20%.

Page 47: PENGARUH OPERASI KATARAK MATA PERTAMA TERHADAP …perpustakaanrsmcicendo.com/wp-content/uploads/2020/08/... · 2020. 8. 3. · PENGARUH OPERASI KATARAK MATA PERTAMA TERHADAP KUALITAS

32

32

Nilai margin diperoleh dari review dari nilai kualitas hidup orang dengan

penglihatan normal.

3.7 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di PMN RS Mata Cicendo sampai jumlah sampel

minimal terpenuhi. Penelitian dilakukan pada bulan Maret – Juni 2020 setelah

mendapat persetujuan dari Komite Etik Penelitian Kedokteran dan Bagian Mata

Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran.

3.8 Implikasi/Aspek Etik Penelitian

Penelitian ini berpedoman pada tiga prinsip dasar penelitian manusia

dengan memperhatikan hal-hal yang diantaranya mencakup:

A. Prinsip menghormati harkat dan martabat manusia (respect for person)

1. Pemeriksa, subjek peneliti, dan saksi memiliki hak untuk bertanya dan

berkonsultasi mengenai berbagai hal yang berkaitan dengan penelitian

secara jelas.

2. Keikutsertaan subjek dalam penelitian dilakukan secara sukarela dan sadar.

B. Prinsip bermanfaat dan tidak merugikan (beneficience and non-maleficience)

Penelitian yang dilakukan akan memberikan manfaat pada subjek berupa

pemahaman dan pengetahuan terhadap pasien dan keluarga tentang manfaat

operasi katarak dan pengaruhnya terhadap kualitas hidup.

Page 48: PENGARUH OPERASI KATARAK MATA PERTAMA TERHADAP …perpustakaanrsmcicendo.com/wp-content/uploads/2020/08/... · 2020. 8. 3. · PENGARUH OPERASI KATARAK MATA PERTAMA TERHADAP KUALITAS

33

33

C. Prinsip keadilan (justice)

Kasus terhadap subjek pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan cara

dan alat terstandar.

Pemeriksaan pasien pada penelitian ini merupakan tanggung jawab peneliti

dengan supervisi dari dokter spesialis mata. Pencatatan hasil penelitian akan dijaga

kerahasiaannya.

Page 49: PENGARUH OPERASI KATARAK MATA PERTAMA TERHADAP …perpustakaanrsmcicendo.com/wp-content/uploads/2020/08/... · 2020. 8. 3. · PENGARUH OPERASI KATARAK MATA PERTAMA TERHADAP KUALITAS

34

34

BAGAN ALUR PENELITIAN

Gambar 3.1 Alur Penelitian

Data rekam medis

yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi

KELOMPOK KASUS

Pasca operasi katarak

mata pertama

KELOMPOK KONTROL

Penglihatan normal

Wawancara

Analisis data

Kesimpulan

Page 50: PENGARUH OPERASI KATARAK MATA PERTAMA TERHADAP …perpustakaanrsmcicendo.com/wp-content/uploads/2020/08/... · 2020. 8. 3. · PENGARUH OPERASI KATARAK MATA PERTAMA TERHADAP KUALITAS

35

35

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

Penelitian telah dilakukan di PMN RS Mata Cicendo dan wawancara kuesioner

NEI-VFQ-25 dilakukan kepada 150 subjek penelitian via telepon pada bulan Mei-

Juni 2020. Penelitian ini membandingkan kualitas hidup kelompok kasus dan

kelompok kontrol. Untuk kelompok kasus, diambil 75 subjek penelitian dari 199

data rekam medis pasien katarak senilis bilateral (ICD-10 H25.0, H25.1, H25.2,

H25.8) yang telah dilakukan operasi katarak mata pertama (pada bulan Juni 2019 –

Maret 2020 di Unit Katarak Bedah Refraktif yang memenuhi kriteria inklusi dan

eksklusi. Untuk kelompok kontrol, diambil 75 subjek penelitian dari 724 data

rekam medis pasien penglihatan normal (ICD-10 H52.4) pada bulan Januari 2019

– Maret 2020 di Unit Refraksi, Lensa Kontak, dan Low Vision yang memenuhi

kriteria inklusi, eksklusi, dan proses matching terhadap rentang usia dan jenis

kelamin.

4.1.1 Karakteristik Sosiodemografi

Subjek kelompok kasus pada penelitian ini memiliki rerata usia 63,49 tahun dan

paling banyak berada pada rentang 61-75 tahun (56,0%). Proporsi jenis kelamin

sama antara laki-laki dan perempuan. Mayoritas subjek kelompok kasus memiliki

tingkat pendidikan rendah (52,0%), tidak bekerja/ibu rumah tangga (45,3%),

penghasilan rendah (70,7%), status menikah (81,3%), tidak hidup sendiri (92,0%),

Page 51: PENGARUH OPERASI KATARAK MATA PERTAMA TERHADAP …perpustakaanrsmcicendo.com/wp-content/uploads/2020/08/... · 2020. 8. 3. · PENGARUH OPERASI KATARAK MATA PERTAMA TERHADAP KUALITAS

36

36

Tabel 4.1 Hubungan Karakteristik Sosiodemografis antara Kelompok Kasus dan

Kelompok Kontrol

Variabel

Kelompok

Nilai p Kasus Kontrol

(n = 75) (n = 75)

Usia (tahun) 0,993

50 – 55 20 (26,7%) 20 (26,7%)

56 – 60 9 (12,0%) 9 (12,0%)

61 – 65 13 (17,3%) 13 (17,3%)

66 – 70 14 (18,7%) 14 (18,7%)

71 – 75 15 (20,0%) 15 (20,0%)

76 – 80

>80 tahun

Median

Rentang (min-maks)

3 (4,0%)

1 (1,3%)

6,49 ± 8,341

50 – 81

3 (4,0%)

1 (1,3%)

63,55 ± 8,683

51 – 82

Jenis kelamin 1,000

Laki-laki 37 (49,3%) 37(49,3%)

Perempuan 38 (50,7%) 38(50,7%)

Pendidikan 0,110

Tidak sekolah 7 (9,3%) 5 (6,7%)

Rendah (SD/SMP) 39 (5,0%) 27 (36,0%)

Sedang (SMA) 16 (21,3%) 19 (25,3%)

Tinggi (Perguruan tinggi) 13 (17,3%) 24 (32,0%)

Pekerjaan 0,653

Tidak bekerja/ibu rumah tangga 34 (45,3%) 25 (3,3%)

Pensiunan 13 (17,3%) 11 (14,7%)

Petani/nelayan/buruh 10 (13,3%) 6 (8,0%)

Wirausaha 10 (13,3%) 9 (12,0%)

Pegawai 6 (8,0%) 23 (30,7%)

Lain-lain 2 (2,7%) 1 (1,3%)

Penghasilan 0,021*

Rendah (<Rp1.500.000) 53(70,7%) 37 (49,3%)

Sedang (Rp1.500.000-2.500.000) 6 (8,0%) 6 (8,0%)

Tinggi (Rp2.500.000-3.500.000) 7 (9,3%) 8 (10,7%)

Sangat tinggi (>Rp3.500.000) 9 (12,0%) 24 (32,0%)

Status marital 0,900

Menikah 61 (81,3%) 54 (72,0%)

Duda/janda 13 (17,3%) 21 (28,0%)

Belum menikah 1 (1,3%) 0 (0,0%)

Hidup sendiri 0,276

Ya 6 (8,0%) 2 (2.7%)

Tidak 69 (92,0%) 73 (97,3%)

Kacamata 0,0001*

Ya 14 (18,7%) 61 (81,3%)

Tidak 61 (81,3%) 14 (18,7%)

Kelainan sistemik 0,002*

Tidak ada 33 (44,0%) 55 (73,3%)

Diabetes melitus 9 (12,0%) 4 (5,3%)

Hipertensi 24 (32,0%) 14 (18,7%)

Diabetes melitus dan hipertensi 9 (12,0%) 2 (2,7%) Keterangan : Untuk data numerik, nilai p diuji dengan uji T tidak berpasangan apabila data berdistribusi normal

dan uji Mann Whitney apabila data tidak berdistribusi normal. Untuk data kategorik, nilai p dihitung

berdasarkan uji Chi-Square dan uji Kolmogorov Smirnov dan Exact Fisher apabila syarat dari Chi-Square tidak

terpenuhi. Tanda (*) menunjukkan nilai p <0,05 artinya berbeda bermakna atau signifikan secara statistik.

Page 52: PENGARUH OPERASI KATARAK MATA PERTAMA TERHADAP …perpustakaanrsmcicendo.com/wp-content/uploads/2020/08/... · 2020. 8. 3. · PENGARUH OPERASI KATARAK MATA PERTAMA TERHADAP KUALITAS

37

37

tidak memakai kacamata (81,3%), dan menderita kelainan sistemik (56,0%) (Tabel

4.1).

Subjek kelompok kontrol pada penelitian ini memiliki karakteristik usia (rerata

63,55 tahun) dan jenis kelamin tidak berbeda dengan kelompok kasus. Hal tersebut

dikarenakan proses matching yang dilakukan pada kedua variabel tersebut.

Meskipun dengan proporsi berbeda, subjek kelompok kontrol juga didominasi

tingkat pendidikan rendah (36,0%), tidak bekerja/ibu rumah tangga (33,3%),

penghasilan rendah (49,3%), status menikah (72,0%), dan tidak hidup sendiri

(97,3%). Berbeda dengan kelompok kasus, subjek kelompok kontrol lebih banyak

memakai kacamata (81,3%) dan tidak menderita kelainan sistemik (73,3%). (Tabel

4.1).

Hasil uji statistik didapatkan bahwa variabel usia, jenis kelamin, pendidikan,

pekerjaan, status marital, dan hidup sendiri tidak berbeda signifikan antara

kelompok kasus dan kelompok kontrol (p <0,05). Di sisi lain, variabel penghasilan,

pemakaian kacamata, dan kelainan sistemik berbeda signifikan secara statistik

antara kedua kelompok (p >0,05). Kesimpulan yang diperoleh dari tabel di atas

adalah subjek pada kedua kelompok berbeda atau tidak homogen. Selanjutnya

dilakukan analisis bivariat maupun multivariat terhadap data karakteristik

sosiodemografis dengan hasil kedua kelompok penelitian ini tetap tidak homogen.

Analisis data dapat dilanjutkan sesuai tujuan dan hipotesis penelitian karena

pengambilan sampel tidak menggunakan randomisasi, melainkan purposive

sampling (Tabel 4.1).

Page 53: PENGARUH OPERASI KATARAK MATA PERTAMA TERHADAP …perpustakaanrsmcicendo.com/wp-content/uploads/2020/08/... · 2020. 8. 3. · PENGARUH OPERASI KATARAK MATA PERTAMA TERHADAP KUALITAS

38

38

4.1.2 Presenting Visual Acuity Binokular

Rerata presenting visual acuity (PVA) binokular pra- operasi 1,23 LogMAR dan

pasca operasi mata pertama 0,26 LogMAR pada kelompok kasus. Sedangkan rerata

PVA binokular pada kelompok kontrol 0,07 LogMAR. Hasil uji statistik

menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang bermakna antara PVA binokular

pasca operasi katarak mata pertama kelompok kasus dan PVA binokular kelompok

kontrol (p <0,05) (Tabel 4.2).

Tabel 4.2 Hubungan PVA Binokular antara Kelompok Kasus dan Kelompok Kontrol

Variabel

Kelompok

Nilai p Kasus Kontrol

(n = 75) (n = 75)

PVA binokular (LogMAR) 0,0001*

Rerata ± Std

Rentang (min-maks)

0,26 ± 0,187

0,0 – 0,5

0,07 ± 0,108

0,0 – 0,3

Keterangan : Untuk data numerik, nilai p diuji dengan uji T tidak berpasangan apabila data berdistribusi normal

dan uji Mann Whitney apabila data tidak berdistribusi normal. Tanda (*) menunjukkan nilai p <0,05 artinya

berbeda bermakna atau signifikan secara statistik.

4.1.3 Kualitas Hidup

Rerata dan standar deviasi kualitas hidup gabungan kelompok kontrol dan

kelompok kasus adalah 94,84 ± 2,562 dan 92,56 ± 7,509. Jika ditinjau berdasarkan

subskala, rerata dan standar deviasi kualitas hidup kesehatan umum, kesehatan

penglihatan, ketidanyamanan pada mata, penglihatan dekat, penglihatan jauh,

fungsi sosial, kesehatan mental, keterbatasan peran, ketergantungan terhadap orang

lain, penglihatan warna, dan penglihatan perifer pada kelompok kontrol berturut-

turut yakni 50,33 ± 15,097 , 76,80 ± 12,230, 90,83 ± 14,866, 95,83 ± 8,745, 99,00

± 3,865, 99,50 ± 3,210, 97,75 ± 4,191, 98,83 ± 5,106, 100,00, 99,33 ± 4,055,

100,00, sedangkan kelompok kasus berturut-turut yakni 60,00 ± 27,262, 77,60 ±

Page 54: PENGARUH OPERASI KATARAK MATA PERTAMA TERHADAP …perpustakaanrsmcicendo.com/wp-content/uploads/2020/08/... · 2020. 8. 3. · PENGARUH OPERASI KATARAK MATA PERTAMA TERHADAP KUALITAS

39

39

Tabel 4.3 Perbedaan Rerata Kualitas Hidup antara Kelompok Kontrol dan

Kelompok Kasus dalam Persentase

Subskala Perbedaan rerata

(%)

Batas bawah,

batas atas (%)*

Kesehatan umum -9,67 -16,79, -2,54

Kesehatan penglihatan -0,08 -5,04, 3,44

Ketidaknyaman pada mata 1,00 -3,81, 5,81

Penglihatan dekat 4,56 0,75, 8,36

Penglihatan jauh 3,50 1,29, 5,71

Fungsi sosial 1,00 -0,66, 2,66

Kesehatan mental 2,92 0,36, 5,47

Keterbatasan peran 1,80 -0,95, 4,62

Ketergantungan terhadap orang lain 2,89 0,44, 5,34

Penglihatan warna 1,67 0,67, 4,00

Penglihatan Perifer 1,33 -0,28, 2,94

Gabungan -2,45 -6,30, 1,40

* IK 95%

Gambar 4.1 Diagram Uji Non-Inferiority Kualitas Hidup Gabungan

13,934, 89,83 ± 14,917, 91,28 ± 14,174, 95,50 ± 8,846, 98,50 ± 6,485, 94,83 ±

10,345, 97,00 ± 11,036, 97,11 ± 10,655, 97,67 ± 9,348, 98,67 ± 6,991. Subskala

berkendara tidak dianalisis statistik lebih lanjut dikarenakan banyaknya missing

value (hanya 49 dari 150 subjek mempunyai pengalaman berkendara).

Uji non-inferiority pada penelitian ini menggunakan margin 20% dengan

interval kepercayaan (IK) 95%. Penilaian non-inferiority merujuk pada selisih

Page 55: PENGARUH OPERASI KATARAK MATA PERTAMA TERHADAP …perpustakaanrsmcicendo.com/wp-content/uploads/2020/08/... · 2020. 8. 3. · PENGARUH OPERASI KATARAK MATA PERTAMA TERHADAP KUALITAS

40

40

rerata kualitas hidup (delta/d) pada kelompok kasus terhadap kelompok kontrol.

Diagram uji non-inferiority menunjukkan hasil d = -2,45% (IK 95% -6,3% s.d.

1,4%) dengan margin sebesar 20% (Gambar 4.1).

Berdasarkan IK 95%, didapatkan batas bawah dan batas atas rerata kualitas

hidup dalam persentase. Seluruh persentase batas bawah tidak ada yang bernilai

lebih rendah dari -20%, artinya kualitas hidup gabungan dan per subskala kelompok

kasus tidak inferior dibandingkan kelompok kontrol (Tabel 4.3).

4.2 Pengujian Hipotesis

Hipotesis pada penelitian ini adalah kualitas hidup pasien pasca operasi katarak

mata pertama tidak inferior dibandingkan kualitas hidup orang dengan penglihatan

normal. Untuk membuktikan hipotesis tersebut, maka dibuat hipotesis statistik

sebagai berikut:

H0 : d <-20%

melawan

H1 : d >-20%

Uji non-inferiority berdasarkan d >-20% didapatkan hasil bahwa kualitas hidup

pasien pasca operasi katarak mata pertama dibandingkan orang dengan penglihatan

normal (Gambar 4.1). Berdasarkan hasil pengujian diatas, maka hipotesis peneliti

diterima.

Page 56: PENGARUH OPERASI KATARAK MATA PERTAMA TERHADAP …perpustakaanrsmcicendo.com/wp-content/uploads/2020/08/... · 2020. 8. 3. · PENGARUH OPERASI KATARAK MATA PERTAMA TERHADAP KUALITAS

41

41

4.3 Pembahasan

Penelitian ini membandingkan kualitas hidup terkait penglihatan pasien pasca

operasi katarak mata pertama dengan kualitas hidup orang dengan penglihatan

normal. Penelitian-penelitian sebelumnya hanya berfokus pada kualitas hidup

pasien katarak dan pasca operasi katarak, baik operasi mata pertama dan atau

operasi mata kedua. Hanya Tiihonen dkk. yang melaporkan kualitas hidup pra- dan

pasca operasi katarak, kemudian dibandingkan dengan populasi normal di

Finlandia. Namun Tiihonen dkk. menilai kualitas hidup terkait kesehatan

menggunakan kuesioner 15-Dimension, dimana item-item yang diukur bersifat

general sehingga hasil yang diperoleh adalah peningkatan kualitas hidup yang tidak

bermakna.14,15,43

Kuesioner NEI VFQ-25 yang merupakan instrumen utama pada penelitian ini

mempunyai kekuatan pada item-item yang dinilai. Item yang dinilai tidak hanya

mengukur kesulitan dalam aktivitas sehari-hari, tetapi juga pengaruh gangguan

penglihatan terhadap fungsi sosial, kesehatan mental, keterbatasan peran, dan

ketergantungan terhadap orang lain. Melalui kuesioner ini, diharapkan dapat dinilai

besarnya manfaat operasi katarak secara subjektif dan informasi diperoleh langsung

dari penderitanya.13,14,15

Subjek pasca operasi katarak mata pertama pada penelitian ini paling banyak

pada rentang usia 61-75 tahun (56%). Hal ini sesuai dengan teori patogenesis

katarak bahwa seiring bertambahnya usia terjadi peningkatan massa dan ketebalan

lensa, serta berkurangnya daya akomodatif. Metabolisme kimiawi dan pembelahan

kristal proteolitik lensa menghasilkan pembentukan agregat protein molekul tinggi

Page 57: PENGARUH OPERASI KATARAK MATA PERTAMA TERHADAP …perpustakaanrsmcicendo.com/wp-content/uploads/2020/08/... · 2020. 8. 3. · PENGARUH OPERASI KATARAK MATA PERTAMA TERHADAP KUALITAS

42

42

sehingga cahaya menyebar dan transparansi lensa berkurang. Metabolisme kimiawi

protein nukleus juga meningkatkan opasitas dengan bertambahnya usia. Perubahan

terkait usia lainnya termasuk penurunan konsentrasi glutathione dan kalium diikuti

peningkatan konsentrasi natrium dan kalsium dalam sitoplasma sel lensa.6,8

Karakteristik jenis kelamin sama antara laki-laki dan perempuan pada subjek

pasca operasi katarak mata pertama di penelitian ini. Berbeda dengan hasil yang

diperoleh Barbados Eye Study, proporsi katarak dilaporkan lebih banyak pada

perempuan. Perbedaan proporsi jenis kelamin pada pasien katarak dikaitkan dengan

usia harapan hidup perempuan yang lebih tinggi dibanding laki-laki sehingga

jumlah perempuan usia lanjut lebih banyak.44,45

To dkk. menyebutkan bahwa faktor perancu pada penelitian-penelitian kualitas

hidup pasca operasi katarak antara lain usia, jenis kelamin, pendidikan,

penghasilan, status marital, pemakaian kacamata, dan komorbid. Karakteristik

penghasilan, pemakaian kacamata, dan kelainan sistemik pada penelitian ini

berbeda signifikan antara subjek pasca operasi katarak dan subjek penglihatan

normal.15

Subjek pasca operasi katarak pada penelitian ini didominasi berpenghasilan

rendah (70.7%). Status ekonomi seseorang dapat berpengaruh terhadap informasi

kesehatan, terutama informasi tentang katarak dan operasi katarak. Status ekonomi

yang rendah akan cenderung membuat seseorang tidak memprioritaskan kesehatan

matanya sebelum kondisi penglihatan benar-benar terganggu. Di samping itu, status

ekonomi yang rendah dapat menjadi barrier seseorang melakukan operasi katarak

karena terkait biaya, seperti yang dilaporkan oleh Ratnaningsih dkk. Beberapa

Page 58: PENGARUH OPERASI KATARAK MATA PERTAMA TERHADAP …perpustakaanrsmcicendo.com/wp-content/uploads/2020/08/... · 2020. 8. 3. · PENGARUH OPERASI KATARAK MATA PERTAMA TERHADAP KUALITAS

43

43

subskala kualitas hidup dapat dipengaruhi oleh status ekonomi yaitu antara lain

kesehatan umum, kesehatan penglihatan, fungsi sosial, kesehatan mental,

keterbatasan peran, dan ketergantungan terhadap orang lain.45,46

Tidak semua pasien pasca operasi katarak memperoleh tajam penglihatan yang

optimal, meskipun persiapan operasi telah dilakukan dengan baik. Beberapa pasien

masih ada yang membutuhkan koreksi refraksi. Selain itu, hilangnya akomodasi

pada mata yang dioperasi dan lensa monofokal yang diimplantasikan intraoperasi

menyebabkan kebanyakan pasien akan menemui kesulitan dalam melakukan

aktivitas yang membutuhkan kemampuan penglihatan dekat yang baik.6,7,8

Mayoritas subjek pasca operasi katarak pada penelitian ini tidak memakai

kacamata (81,3%). Resep kacamata baik bifokal, progresif, atau kacamata baca

biasanya baru diberikan setelah operasi katarak mata kedua di Unit Katarak dan

Bedah Refraktif PMN RS Mata Cicendo dengan pertimbangan jarak operasi mata

kedua tidak lebih dari tiga bulan.

Kelainan sistemik merupakan hal yang sulit dihindari pada individu usia lanjut.

Kemunduran fungsi organ terjadi akibat proses penuaan. Subjek pasca operasi

katarak pada penelitian ini banyak yang memiliki kelainan sistemik (56,0%). To

dkk. dan Fraser dkk. melaporkan 60,8% dan 79,8% subjek penelitian mereka juga

memiliki komorbid. Dampak terdapatnya komorbid pada subjek penelitian akan

berpengaruh terhadap kualitas hidup subskala kesehatan umum. Namun, penelitian

ini menjadikan kelainan sistemik yang tidak terkontrol sebagai kriteria eksklusi

untuk meminimalisir dampak tersebut.14,15,47

Page 59: PENGARUH OPERASI KATARAK MATA PERTAMA TERHADAP …perpustakaanrsmcicendo.com/wp-content/uploads/2020/08/... · 2020. 8. 3. · PENGARUH OPERASI KATARAK MATA PERTAMA TERHADAP KUALITAS

44

44

Operasi katarak pada usia lanjut bertujuan meretorasi fungsi visual agar mereka

memiliki kemandirian dalam melakukan aktivitas dan pekerjaan sehari-hari

sehingga mempengaruhi status sosial dan mental. Beberapa penelitian sebelumnya

menyebutkan bahwa operasi katarak mata pertama menghasilkan dampak yang

signifikan dalam peningkatan fungsi visual dan kualitas hidup

penderitanya.14,15,48,49

Rerata PVA binokular pasca operasi katarak mata pertama pada penelitian ini

adalah 0,26 LogMAR, dari pra- operasi 1,23 LogMAR. Hasil PVA di atas tergolong

baik karena sebagian besar pasien bebas dari gangguan penglihatan berdasarkan

standar World Health Organization. Jika dibandingkan penelitian-penelitian lain,

PVA pra- dan pasca operasi katarak mata pertama pada penelitian ini lebih rendah.

Penelitian di Australia melaporkan tajam pengglihatan binokular pra- operasi 0,23

LogMAR dan pasca operasi mata pertama 0,05 LogMAR, sedangkan penelitian di

Vietnam melaporkan tajam penglihatan binokular pra- operasi 0,58 LogMAR dan

pasca operasi mata pertama 0,16 LogMAR. Kedua penelitian tersebut menyertakan

pemeriksaan sensitivitas kontras dan stereopsis. Hasil yang diperoleh adalah

peningkatan sensitivitas kontras dan sterospsis berbanding lurus dengan

peningkatan kualitas hidup, namun tidak dengan peningkatan tajam

penglihatan.14,15

Kualitas hidup adalah konsep multidisiplin dan multidimensi. Kualitas hidup

merujuk kepada kesejahteraan fisik, kesejahteraan psikologis, dan kesejahteraan

sosial. Dampak positif dari pulihnya fungsi visual adalah perbaikan kualitas hidup

seseorang. Rerata kualitas hidup gabungan subjek pasca operasi katarak mata

Page 60: PENGARUH OPERASI KATARAK MATA PERTAMA TERHADAP …perpustakaanrsmcicendo.com/wp-content/uploads/2020/08/... · 2020. 8. 3. · PENGARUH OPERASI KATARAK MATA PERTAMA TERHADAP KUALITAS

45

45

pertama pada penelitian ini adalah 92,56 dan subjek dengan penglihatan normal

94,84. Selanjutnya dilakukan uji non-inferiority dengan margin 20% dan IK 95%,

diperoleh hasil d = -2,45% (IK 95% -6,3% s.d. 1,4%), yang artinya kualitas hidup

subjek pasca operasi katarak mata pertama tidak inferior dibandingkan subjek

penglihatan normal pada penelitian ini.50,51

Nilai kualitas hidup pada penelitian ini diperoleh dengan kondisi subjek kedua

kelompok penelitian tidak homogen dari karakteristik penghasilan, pemakaian

kacamata, kelaianan sisitemik, dan PVA binokular. Namun jika kualitas hidup

pasien pasca operasi katarak mata pertama inferior dibandingkan kualitas orang

dengan penglihatan normal, maka karakteristik yang tidak homogen tersebut dapat

menjadi faktor perancu.

Belum ada penelitian serupa dengan penelitian ini sehingga hasil pada penelitian

ini tidak dapat dibandingkan dengan penelitian lainnya. Vietnam, Australia, dan

Cina melaporkan rerata kualitas hidup gabungan pasca operasi katarak mata

pertama berturut-turut sebesar 88,02, 88,51, dan 89,36. Persepsi individu dalam

merespon setiap pertanyaan pada kuesioner dapat berbeda-beda. Demikian pula

dengan tingkat kepuasan terhadap kualitas penglihatan yang dimiliki. 14,15,49

Penentuan margin merupakan hal yang sangat penting dalam penelitian yang

menggunakan uji non-inferiority. Interpretasi hasil sangat bergantung pada margin

yang telah ditetapkan sebelumnya. Margin yang sempit dapat menghasilkan

kesimpulan inconclusive untuk perlakuan yang sebenarnya non-inferior.

Sebaliknya, margin yang lebar dapat menyebabkan perlakuan yang inferior

Page 61: PENGARUH OPERASI KATARAK MATA PERTAMA TERHADAP …perpustakaanrsmcicendo.com/wp-content/uploads/2020/08/... · 2020. 8. 3. · PENGARUH OPERASI KATARAK MATA PERTAMA TERHADAP KUALITAS

46

46

diterima dan kemudian menjadi standar yang tidak sesuai untuk penelitian-

penelitian selanjutnya.52

Kualitas hidup masing-masing subskala pasien pasca operasi katarak mata

pertama menunjukkan hasil yang tidak inferior dibandingkan orang dengan

penglihatan normal pada penelitian ini. Walaupun menggunakan uji statistik yang

berbeda, To dkk. melaporkan bahwa seluruh subskala kualitas hidup naik signifikan

pra- dan pasca operasi katarak mata pertama, bahkan dengan IK >99%. Hal tersebut

membuktikan bahwa operasi katarak memiliki manfaat tidak hanya meningkatkan

aktivitas sehari-hari, tetapi juga memiliki manfaat kesehatan sosial dan mental yang

luas.15

Pandemi Covid-19 menyebabkan beberapa keterbatasan pada penelitian ini.

Keterbatasan tersebut antara lain penelitian dilakukan secara retrospektif, hanya

dapat menilai kualitas hidup pasca operasi, periode pasca operasi bervariasi, dan

evaluasi kondisi klinis terkini tidak dilakukan.

Page 62: PENGARUH OPERASI KATARAK MATA PERTAMA TERHADAP …perpustakaanrsmcicendo.com/wp-content/uploads/2020/08/... · 2020. 8. 3. · PENGARUH OPERASI KATARAK MATA PERTAMA TERHADAP KUALITAS

47

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Kualitas hidup pasien pasca operasi katarak mata pertama tidak inferior

dibandingkan kualitas hidup orang dengan penglihatan normal.

5.2 Saran

1) Dilakukan penelitian lanjutan secara prospektif dan menilai kualitas hidup pra-

operasi katarak agar didapatkan gambaran peningkatan kualitas hidup pasien

katarak yang telah dioperasi.

2) Dilakukan penyeragaman periode pasca operasi antar subjek penelitian.

47

Page 63: PENGARUH OPERASI KATARAK MATA PERTAMA TERHADAP …perpustakaanrsmcicendo.com/wp-content/uploads/2020/08/... · 2020. 8. 3. · PENGARUH OPERASI KATARAK MATA PERTAMA TERHADAP KUALITAS

48

DAFTAR PUSTAKA

1. World Health Organization. Visual impairment and blindness [Internet]. 2014

[cited 2019 November 2]. Diunduh dari:

https://www.who.int/blindness/causes/priority/en/index1.html

2. International Agency for the Prevention of Blindness. Cataract [Internet] [cited

2019 November 2]. Diunduh dari: https://www.iapb.org/knowledge/what-is-

avoidable-blindness/cataract/

3. International Agency for the Prevention of Blindness. Report of Vision 2020

IAPB Workshop [Internet]. 2014 [cited 2019 November 2]. Diunduh dari

https://www.iapb.org/wp-content/uploads/VIsion-2020-workshop-2014-

Report-Indonesia.pdf

4. Rapid Assesment Avoidable Blindness. Blindness and visual impairment

profile in Indonesia. 2013-2016.

5. Syumarti, Rini M, Ratnaningsih N. Halim A, Limburgh H. Prevalence and

causes of blindness in people age 50 years and above, the intervention category

and action required reducing blindness in West Java Province, Indonesia. J

Ophthalmol Clin Res. 2017; Vol 1. Issue 1.4 of 4.

6. American Academy of Ophthalmology. Lens and cataract. Basic and Clinical

Science Course 2016-2017.

7. National Eye Institute. Cataracts [Internet]. 2019 [cited 2019 November 2].

Diunduh dari: https://www.nei.nih.gov/learn-about-eye-health/eye-conditions-

and-diseases/cataracts

8. Asbell PA, dkk. Age-related cataract. The Lancet. 2005. 365 (9459): 599-609

9. Tjiptoherijanto P. Proyeksi Penduduk, Angkatan Kerja, Tenaga Kerja, dan

Peran Serikat Pekerja dalam Peningkatan Kesejahteraan. 2001. Majalah

Perencaan Pembangunan Ed 23.

10. Badan Pusat Statistik. Analisis statistik sosial: Bonus demografi dan

pertumbuhan ekonomi. 2012.

11. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Padjajaran. Buku ekonomi

kependudukan. Diunduh dari:

http://www.feb.unpad.ac.id/dokumen/files/BUKU-KEPENDUDUKAN.pdf

12. Hyman L. Epidemiology of eye disease. Departement of Community and

Preventive Medicine. State Universisty of New York. 2012.

13. National Eye Institute. Visual function questionnaire-25. [Internet]. 2000 [cited

2019 November 2]. Diunduh dari: https://www.nei.nih.gov/learn-about-eye-

health/resources-for-health-educators/outreach-materials/visual-function-

questionnaire-25

14. Fraser ML, Mauleners LB, Lee AH, Ng JQ, Morlet N. Vision, quality of life

and depressive symptoms after first eye cataract surgery. Psychogeriatrics.

2013; 13: 237–243.

48

Page 64: PENGARUH OPERASI KATARAK MATA PERTAMA TERHADAP …perpustakaanrsmcicendo.com/wp-content/uploads/2020/08/... · 2020. 8. 3. · PENGARUH OPERASI KATARAK MATA PERTAMA TERHADAP KUALITAS

49

15. To KG, dkk. The impact of cataract surgery on vision-related quality of life for

bilateral cataract patients in Ho Chi Minh City, Vietnam: a prospective study.

Health and Quality of Life Outcomes 2014, 12: 16.

16. World Health Organization. World report on vision. Geneva, Switzerland;

2019.

17. World Health Organization. Vision 2020 : Global initiative for the eliminate of

avoidable blindness, Action plan 2006-2011. Geneva, Switzerland; 2007.

18. Kuper H, dkk. Does Cataract Surgery Alleviate Poverty? Evidence from a

Multi-Centre Intervention Study Conducted in Kenya, the Philippines and

Bangladesh. Plos One. 2010; 11 (5): e15431.

19. Morris D, Fraser SG, Gray C. Cataract surgery and quality of life implications.

Clinical Interventions in Aging. 2007; 2(1): 105-108.

20. Brannan S, dkk. A prospective study of the rate of falls before and after cataract

surgery. Br J Ophthalmol 2003; 87: 560–562.

21. Mahajan S, Misra S. Barriers to the Second Eye Cataract Surgery Amongst the

Rural Poulation of Western Maharashtra, India. Opththalmology Research: An

International Journal. 2016; 5(3): 1-7.

22. Amedo AO, dkk. Quality of life of cataract patients before and after surgery-

evidence from four rural communities in Ghana. M J Opht. 2016; 1 (1): 003.

23. Abdullahi SM, Alhassan MB, Babalola OE. The impact of cataract surgery on

subjective visual functions and quality of life in patients with cataract in

Northwestern Nigeria. Nigerian Journal of Ophthalmology. 2016; 24 (2): 57-

61.

24. Finger RP, dkk. The impact of successful cataract surgery on quality of life,

household income and social status in South India. Plos One. 2012; Volume 7

(8): e44268.

25. Murata M, Sakurai S, Ohta N, Alam S. The role of aldose reductase in sugar

cataract formation: Aldose reductase plays a key role in lens epithelial cell

death (apoptosis). Chemico-Biological Interactions. 2001; 130-132 (1-3): 617-

625.

26. Milan MC, Ervin AM, Tao J, Davis RM. Antioxidant vitamin supplementation

for preventing and slowing the progression of age-related cataract. Cochrane

Database Syst Rev. 2012; 6: 1-62.

27. Shah SP, Gilbert CE, Razavi H, Turner EL, Lindfield RJ. Preoperative visual

acuity among cataract surgery patients and countries state of development: a

global study. Bull World Health Organ. 2011; 89: 749–756.

28. Singh K, Misbah A, Saluja P, Singh AK. Review of manual small-incision

cataract surgery. Indian Journal of Ophthalmology. 2017; 65 (12): 281-1288.

29. Linebarger EJ, Hardten DR, Shah GK, Lindstrom RL. Phacoemulsification and

modern cataract surgery. Survey of Ophthalmology. 1999; 44 (2): 23-147.

Page 65: PENGARUH OPERASI KATARAK MATA PERTAMA TERHADAP …perpustakaanrsmcicendo.com/wp-content/uploads/2020/08/... · 2020. 8. 3. · PENGARUH OPERASI KATARAK MATA PERTAMA TERHADAP KUALITAS

50

30. Jaggernath J, Gogate P, Moodley V, Naidoo KS. Comparison of cataract

surgery techniques: Safety, efficacy, and cost-effectiveness. Eur J Ophthalmol

2014; 24 (4): 520-526.

31. Ruit S, Tabin G, Chang D dkk. A prospective randomized clinical trial of

phacoemulsification vs. manual sutureless small-incision extracapsular

cataract surgery in Nepal. Am J Ophthalmol. 2007; 143:328.

32. Gogate P, dkk. Safety and efficacy of phacoemulsification compared with

manual small-incision cataract surgery by a randomized controlled clinical

trial six-week results. Ophthalmology. 2005; 112(5): 869-74.

33. Ali AMES, Abdulla AMAA, Howaidy AI, Mohammed RMA. Comparative

study between the refractive outcome following phacoemulsification and small

incision cataract surgery. Egyptian Journal of Hospital Medicine. 2019; 76 (1):

3037-3038.

34. World Health Organization. WHOQOL: Measuring quality of life [Internet].

1998 [cited 2019 November 2]. Diunduh dari:

https://www.who.int/healthinfo/survey/whoqol-qualityoflife/en/

35. Center for Disease Kontrol and Prevention. Why is quality of life of important?

[Internet]. 2000 [cited 2019 November 2]. Diunduh dari:

https://www.cdc.gov/hrqol/concept.htm

36. Mangione CM, dkk. Development of the 25-item National Eye Institute Visual

Function Questionnaire. Arch Ophthalmol. 2001; 119(7):1050-8.

37. Owen CG, dkk. Is the NEI-VFQ-25 a useful tool in identifying visual

impairment in an elderly population? BMC Ophthalmol. 2006; 6: 24.

38. Hirneiss C, dkk. The NEI VFQ-25 vision-related quality of life and prevalence

of eye disease in a working population. Graefes Arch Clin Exp

Ophthalmol. 2010; 248 (1): 85-92.

39. Sealed Envelope. Power (sample size) calculators [Internet]. 2001 [cited 2019

November 2]. https://www.sealedenvelope.com/power/binary-noninferior/

40. Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:

Alfabeta. 2017.

41. Sekaran U. Research Methods for Business. Edisi II. Jakarta: Salemba Empat.

2011.

42. Umar H. Metode Penelitian. Dalam: Aplikasi pemasaran. Jakarta: PT Gramedia

Pustaka Utama. 2002.

43. Tiihonen SP, dkk. Health-related quality of life after cataract surgery with the

phacoemulsification technique and intraocular lens implantation. Acta

Ophthalmol. 2016; 94: 21–25.

44. Leske MC, dkk. Prevalence of lens opacities in the Barbados Eye Study. Arch

Ophthalmol. 1997; 115 (1): 105-111.

45. Lisnawati A, Fatmawati NK, Aminyoto M. Perbedaan kualitas hidup pasien

usia lanjut sebelum dan setelah operasi katarak. Medical and Health Science

Journal. 2020; 4 (1): 63-68.

Page 66: PENGARUH OPERASI KATARAK MATA PERTAMA TERHADAP …perpustakaanrsmcicendo.com/wp-content/uploads/2020/08/... · 2020. 8. 3. · PENGARUH OPERASI KATARAK MATA PERTAMA TERHADAP KUALITAS

51

46. Ratnaningsih N, Rini M, Halim A. Barriers for Cataract Surgical Services in

West Java Province of Indonesia. Ophthalmologica Indonesiana. 2016; 42 (1).

47. Brooks GA, Fahey TD. Exercise physiology: Human bioenergetics and its

applications. New York: Macmillan. 1985.

48. Lopez THJ, dkk. Impact of cataract intervention on the functional capacity of

the elderly. Arch Soc Esp Oftalmol. 2004; 79 (5).

49. Tu C, Xu X, Ni J, Mima Z. The impact of cataract surgery on vision-related

quality of life for cataract patients in China: a prospective study. BMC

Ophthalmology. 2019.

50. Chappell NL. Aging and Quality of Life. Encyclopedia of Geropsychology.

Singapore: Springer. 2017.

51. Felce D, Perry J. Quality of life: Its definition and measurement. Elsevier. 1995;

16 (1): 51-74.

52. Macaya F, Ryan N, Salinas P, Pocock SJ. Challenges in the Design and

Interpretation of Noninferiority Trials. J Am Coll Cardiol 2017;70:894-903.

Page 67: PENGARUH OPERASI KATARAK MATA PERTAMA TERHADAP …perpustakaanrsmcicendo.com/wp-content/uploads/2020/08/... · 2020. 8. 3. · PENGARUH OPERASI KATARAK MATA PERTAMA TERHADAP KUALITAS

52

LAMPIRAN 1. Persetujuan Etik

Page 68: PENGARUH OPERASI KATARAK MATA PERTAMA TERHADAP …perpustakaanrsmcicendo.com/wp-content/uploads/2020/08/... · 2020. 8. 3. · PENGARUH OPERASI KATARAK MATA PERTAMA TERHADAP KUALITAS

53

LAMPIRAN 2. Informed Consent

Page 69: PENGARUH OPERASI KATARAK MATA PERTAMA TERHADAP …perpustakaanrsmcicendo.com/wp-content/uploads/2020/08/... · 2020. 8. 3. · PENGARUH OPERASI KATARAK MATA PERTAMA TERHADAP KUALITAS

54

LAMPIRAN 3. Kuesioner

KUESIONER NEI VFQ-25

BAGIAN 1 - KONDISI KESEHATAN UMUM DAN KONDISI PENGLIHATAN

1. Secara umum, menurut Anda kesehatan Anda secara keseluruhan :

(Lingkari Satu)

Sangat baik ...................... 1

Baik sekali . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2

Baik . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 3

Cukup ........................................ 4

Buruk . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 5

2. Saat ini, apakah menurut Anda kondisi penglihatan kedua mata Anda

(dengan kaca mata maupun lensa kotak bila Anda menggunakannya) termasuk sangat baik, baik, cukup, buruk, sangat buruk atau apakah

Anda mengalami kebutaan total?

(Lingkari Satu)

Sangat baik ...................... 1

Baik . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2

Cukup ........................................ 3

Buruk . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 4

Sangat buruk . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 5

Buta total ......................... 6

3. Seberapa sering Anda khawatir mengenai kondisi penglihatan Anda?

(Lingkari Satu)

Tidak pernah ....................... 1

Jarang ........................................ 2

Kadang-kadang .................. 3

Sering...................................... 4

Sepanjang waktu............................ 5

Page 70: PENGARUH OPERASI KATARAK MATA PERTAMA TERHADAP …perpustakaanrsmcicendo.com/wp-content/uploads/2020/08/... · 2020. 8. 3. · PENGARUH OPERASI KATARAK MATA PERTAMA TERHADAP KUALITAS

55

4. Seberapa besar Anda merasakan sakit atau ketidaknyamanan di

daerah mata dan sekitar mata Anda (seperti rasa terbakar, gatal,

atau nyeri)? Apakah menurut Anda rasa itu:

(Lingkari Satu)

Tidak ada ........................ 1

Ringan ........................................... 2

Sedang ............................. 3

Parah, atau ....................... 4

Sangat parah? ..................... 5

BAGIAN 2 - KESULITAN DALAM MELAKUKAN AKTIVITAS HARIAN

Pertanyaan-pertanyaan selanjutnya adalah tentang tingkat kesulitan (bila ada)

dalam melakukan aktivitas harian tertentu dengan menggunakan kacamata atau

lensa kontak bila Anda menggunakannya

5. Seberapa besar kesulitan yang Anda rasakan ketika membaca koran

dengan huruf berukuran standar? Apakah Anda merasa (Lingkari satu)

Tidak ada kesulitan sama sekali ........................................ .............. 1

Sedikit kesulitan ................................................................. .............. 2

Agak kesulitan ....................................................... ........... 3

Sangat kesulitan ..................................................... ........... 4

Berhenti melakukan ini karena kondisi penglihatan . . . . . . . . . 5

Berhenti melakukan ini karena alasan lain atau tidak tertarik ........... 6

6. Seberapa besar kesulitan yang Anda rasakan ketika A n da m e l a k u k a n

p e k e r j aa n a t a u h o b i y a n g m em b u t u h k a n ke m am p u a n u n t u k

mengamati benda dalam jarak dekat s e p e r t i m e m a s a k , m e n j a h i t ,

m e m p e r b a i k i b e n d a - b e n d a d i s e k i t a r r u m a h , a t a u

m e n g g u n a k a n a l a t - a l a t p e r t u k a n g a n . A p a k a h A n d a m e r a s a :

( L i n g k a r i s a t u )

Tidak ada kesulitan sama sekali ....................................... .............. 1

Sedikit kesulitan ................................................................. .............. 2

Agak kesulitan ....................................................... ........... 3

Sangat kesulitan ..................................................... ........... 4

Page 71: PENGARUH OPERASI KATARAK MATA PERTAMA TERHADAP …perpustakaanrsmcicendo.com/wp-content/uploads/2020/08/... · 2020. 8. 3. · PENGARUH OPERASI KATARAK MATA PERTAMA TERHADAP KUALITAS

56

Berhenti melakukan ini karena kondisi penglihatan . . . . . . . . . 5

Berhenti melakukan ini karena alasan lain atau tidak tertarik ........... 6

7. Karena kondisi penglihatan Anda, seberapa besar kesulitan yang

Anda rasakan dalam mencari/menemukan sesuatu di rak yang penuh

sesak? (Lingkari satu)

Tidak ada kesulitan sama sekali ........................................................ 1

Sedikit kesulitan ............................................................. ............. 2

Agak kesulitan .............................................................. ............. 3

Sangat kesulitan ..................................................... ........... 4

Berhenti melakukan ini karena kondisi penglihatan . . . . . . . . . 5

Berhenti melakukan ini karena alasan lain atau tidak tertarik ........... 6

8. Seberapa besar kesulitan yang Anda rasakan ketika membaca

rambu lalu lintas atau plang nama toko ?

(Lingkari Satu)

Tidak ada kesulitan sama sekali ....................................... .............. 1

Sedikit kesulitan ................................................................. .............. 2

Agak kesulitan ....................................................... ........... 3

Sangat kesulitan ..................................................... ........... 4

Berhenti melakukan ini karena kondisi penglihatan . . . . . . . . . 5

Berhenti melakukan ini karena alasan lain atau tidak tertarik ........... 6

9. Karena kondisi penglihatan Anda, seberapa besar kesulitan yang

Anda rasakan ketika berjalan menuruni tangga atau trotoar saat kondisi

cahaya redup atau pada malam hari? (Lingkari satu)

Tidak ada kesulitan sama sekali ....................................... .............. 1

Sedikit kesulitan ................................................................. .............. 2

Agak kesulitan ....................................................... ........... 3

Sangat kesulitan ..................................................... ........... 4

Berhenti melakukan ini karena kondisi penglihatan . . . . . . . . . 5

Berhenti melakukan ini karena alasan lain atau tidak tertarik ........... 6

10. Karena kondisi penglihatan Anda, seberapa besar kesulitan yang

Page 72: PENGARUH OPERASI KATARAK MATA PERTAMA TERHADAP …perpustakaanrsmcicendo.com/wp-content/uploads/2020/08/... · 2020. 8. 3. · PENGARUH OPERASI KATARAK MATA PERTAMA TERHADAP KUALITAS

57

Anda rasakan dalam mengenali benda-benda di tepi jalan saat Anda

berjalan melintasinya ?

(Lingkari

Satu)

Tidak ada kesulitan sama sekali ....................................... .............. 1

Sedikit kesulitan ................................................................. .............. 2

Agak kesulitan ....................................................... ........... 3

Sangat kesulitan ..................................................... ........... 4

Berhenti melakukan ini karena kondisi penglihatan . . . . . . . . . 5

Berhenti melakukan ini karena alasan lain atau tidak tertarik ........... 6

11. Karena kondisi penglihatan Anda, seberapa besar kesulitan yang

Anda rasakan dalam melihat reaksi orang terhadap perkataan yang Anda

lontarkan?(Lingkari Satu)

Tidak ada kesulitan sama sekali ....................................... .............. 1

Sedikit kesulitan .................................................................. ............. 2

Agak kesulitan ....................................................... ........... 3

Sangat kesulitan ..................................................... ........... 4

Berhenti melakukan ini karena kondisi penglihatan . . . . . . . . . 5

Berhenti melakukan ini karena alasan lain atau tidak tertarik............ 6

12. Karena kondisi penglihatan Anda, seberapa besar kesulitan yang

Anda rasakan dalam memilih dan memadukan pakaian yang Anda kenakan

? (Lingkari Satu)

Tidak ada kesulitan sama sekali ....................................... .............. 1

Sedikit kesulitan ................................................................. .............. 2

Agak kesulitan ....................................................... ........... 3

Sangat kesulitan ..................................................... ........... 4

Berhenti melakukan ini karena kondisi penglihatan . . . . . . . . . 5

Berhenti melakukan ini karena alasan lain atau tidak tertarik ........... 6

13. Karena kondisi penglihatan Anda, seberapa besar kesulitan yang

Anda rasakan saat mengunjungi orang lain baik di rumah mereka, di pesta

atau di restoran? (Lingkari Satu)

Tidak ada kesulitan sama sekali......................................... .............. 1

Sedikit kesulitan .................................................................. .............. 2

Agak kesulitan ....................................................... ........... 3

Sangat kesulitan ..................................................... ........... 4

Page 73: PENGARUH OPERASI KATARAK MATA PERTAMA TERHADAP …perpustakaanrsmcicendo.com/wp-content/uploads/2020/08/... · 2020. 8. 3. · PENGARUH OPERASI KATARAK MATA PERTAMA TERHADAP KUALITAS

58

Berhenti melakukan ini karena kondisi penglihatan . . . . . . . . . 5

Berhenti melakukan ini karena alasan lain atau tidak tertarik............ 6

14. Karena kondisi penglihatan Anda, seberapa besa r kesulitan yang

Anda rasakan ketika bepergian keluar rumah untuk menonton

bioskop, pertunjukan atau pertandingan olahraga ? (Lingkari Satu)

Tidak ada kesulitan sama sekali ....................................... .............. 1

Sedikit kesulitan ................................................................. .............. 2

Agak kesulitan ....................................................... ........... 3

Sangat kesulitan ..................................................... ........... 4

Berhenti melakukan ini karena kondisi penglihatan . . . . . . . . . 5

Berhenti melakukan ini karena alasan lain atau tidak tertarik ........... 6

15. Apakah Anda saat ini aktif menyetir kendaraan, setidaknya sekali-kali?

(Tandai Satu)

Ya . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1 Lanjut ke no 15c

Tidak ............................. 2

15a. Bila Anda menjawab TIDAK: Apakah Anda tidak pernah

menyetir mobil atau berhenti menyetir mobil?

(Lingkari Satu)

Tidak pernah ...... 1 Lanjut ke bagian 3,

no 17

Berhenti ............... 2

15b. Bila Anda saat ini telah BERHENTI MENYETIR: A p a k a h penyebab

utamanya karena kondisi penglihatan, karena alasan lain, atau karena

gabungan kedua alasan tersebut (kondisi penglihatan dan alasan lain)?

(Lingkari Satu)

Terutama karena kondisi penglihatan 1 Lanjut ke bag 3, no 17

Page 74: PENGARUH OPERASI KATARAK MATA PERTAMA TERHADAP …perpustakaanrsmcicendo.com/wp-content/uploads/2020/08/... · 2020. 8. 3. · PENGARUH OPERASI KATARAK MATA PERTAMA TERHADAP KUALITAS

59

Terutama karena alasan lain 2 Lanjut ke bag 3, no 17

Karena kondisi penglihatan dan alasan

lain

3 Lanjut ke bag 3, no 17

15c. Bila Anda saat ini AKTIF MENYETIR: Seberapa besar kesulitan

yang Anda rasakan saat menyetir pada siang hari di tempat yang tidak

asing? Apakah Anda merasa:

(Lingkari

Satu)

Tidak ada kesulitan sama sekali ....................................... 1

Sedikit kesulitan ............................................................. 2

Agak kesulitan .............................................................. 3

Sangat kesulitan ........................................................... 4

16. Seberapa besar kesulitan yang Anda rasakan saat menyetir

pada malam hari? Apakah Anda merasa:

(Lingkari Satu)

Tidak ada kesulitan sama sekali ........................................ .............. 1

Sedikit kesulitan ................................................................. .............. 2

Agak kesulitan ....................................................... ........... 3

Sangat kesulitan ..................................................... ........... 4

Berhenti melakukan ini karena kondisi penglihatan . . . . . . . . . 5

Berhenti melakukan ini karena alasan lain atau tidak tertarik ............ 6

16A. Seberapa besar kesulitan yang Anda rasakan ketika menyetir

pada kondisi sulit seperti saat cuaca buruk, jam sibuk, di jalan bebas

hambatan, atau kondisi jalan macet ? Apakah Anda merasa: (Lingkari

Satu)

Tidak ada kesulitan sama sekali........................................................ 1

Sedikit kesulitan ............................................................. ............. 2

Agak kesulitan .............................................................. ............. 3

Sangat kesulitan ........................................................... ............. 4

Berhenti melakukan ini karena kondisi penglihatan . . . . . . . . . 5

Berhenti melakukan ini karena alasan lain atau tidak tertarik ........... 6

Page 75: PENGARUH OPERASI KATARAK MATA PERTAMA TERHADAP …perpustakaanrsmcicendo.com/wp-content/uploads/2020/08/... · 2020. 8. 3. · PENGARUH OPERASI KATARAK MATA PERTAMA TERHADAP KUALITAS

60

BAGIAN 3: TANGGAPAN TERHADAP MASALAH PENGLIHATAN

Pertanyaan-pertanyaan selanjutnya adalah tentang bagaimana hal-hal yang

Anda lakukan dipengaruhi oleh kondisi penglihatan Anda. Untuk setiap

pertanyaan, lingkari salah satu pilihan untuk menunjukkan apakah

pernyataan tersebut tepat untuk Anda sepanjang waktu, hampir selalu,

kadang-kadang, jarang, atau tidak pernah.

(Lingkari salah satu untuk tiap baris)

KATEGORI : Sepanjang waktu

Hampir selalu

Kadang-kadang

Jarang Tidak pernah

17.Apakah pencapaian/prestasi

yang Anda raih kurang daripada yang Anda harapkan karena kondisi penglihatan Anda?

1

2

3

4

5

18. Apakah Anda memiliki

keterbatasan waktu saat

bekerja atau melakukan

aktivitas lain karena

kondisi penglihatan

Anda?.

1

2

3

4

5

19. Seberapa besar rasa sakit atau ketidaknyamanan di mata atau daerah sekitar mata, seperti sensasi terbakar, gatal , atau nyeri, mencegah Anda melakukan apa yang Anda inginkan? Apakah Anda rasa:

1

2

3

4

5

Page 76: PENGARUH OPERASI KATARAK MATA PERTAMA TERHADAP …perpustakaanrsmcicendo.com/wp-content/uploads/2020/08/... · 2020. 8. 3. · PENGARUH OPERASI KATARAK MATA PERTAMA TERHADAP KUALITAS

61

Untuk setiap pertanyaan, lingkari salah satu pilihan untuk menunjukkan

apakah pernyataan tersebut selalu benar, hampir selalu benar, hampir selalu

salah, atau selalu salah untuk Anda atau Anda tidak yakin.

(Lingkari salah satu untuk tiap baris)

Selalu Hampir

selalu Tidak yakin

Hampir selalu

Selalu

benar benar salah salah

20. Saya tinggal di rumah hampir

sepanjang waktu karena

kondisi penglihatan saya.

1

2

3

4

5

21. Saya seringkali merasa frustrasi karena kondisi penglihatan saya.

1

2

3

4

5

22. Saya memiliki daya kontrol

terbatas terhadap apa yang saya

lalukan karena kondisi

penglihatan saya.

1

2

3

4

5

23. Karena kondisi penglihatan saya, saya memiliki ketergantungan yang besar terhadap apa yang orang katakan kepada saya

1

2

3

4

5

24. Saya membutuhkan banyak

pertolongan dari orang lain

karena kondisi penglihatan

saya.

1

2

3

4

5

25. Saya khawatir akan melakukan sesuatu yang bisa mempermalukan saya atau orang lain karena kondisi penglihatan saya .

1

2

3

4

5

Page 77: PENGARUH OPERASI KATARAK MATA PERTAMA TERHADAP …perpustakaanrsmcicendo.com/wp-content/uploads/2020/08/... · 2020. 8. 3. · PENGARUH OPERASI KATARAK MATA PERTAMA TERHADAP KUALITAS

62

LAMPIRAN 4. Penilaian Manual Kuesioner

Page 78: PENGARUH OPERASI KATARAK MATA PERTAMA TERHADAP …perpustakaanrsmcicendo.com/wp-content/uploads/2020/08/... · 2020. 8. 3. · PENGARUH OPERASI KATARAK MATA PERTAMA TERHADAP KUALITAS

63

Page 79: PENGARUH OPERASI KATARAK MATA PERTAMA TERHADAP …perpustakaanrsmcicendo.com/wp-content/uploads/2020/08/... · 2020. 8. 3. · PENGARUH OPERASI KATARAK MATA PERTAMA TERHADAP KUALITAS

64

LAMPIRAN 5. Analisis Statistik

ANALISIS NON-INFERIORTY

Perhitungan Delta

▪ Batas atas dan bawah interval kepercayaan bisa dihitung menggunakan rumus:

▪ Dimana :

Z : nilai Z untuk level kepercayaan yang diinginkan

p : persentase sampel berdasarkan delta

n : ukuran sampel

▪ Berdasarkan data diperoleh nilai proporsi delta sebesar yaitu sebesar -2,28

dalam perhitungan persentase adalah 3% maka CI 95 % nya sebagai berikut :

−0,063 ≤ ≤ 0,014

▪ Dalam persentase sebagai berikut :

−6,3% ≤ ≤ 1,4%

n

p)p(1Zp

Page 80: PENGARUH OPERASI KATARAK MATA PERTAMA TERHADAP …perpustakaanrsmcicendo.com/wp-content/uploads/2020/08/... · 2020. 8. 3. · PENGARUH OPERASI KATARAK MATA PERTAMA TERHADAP KUALITAS

65

LAMPIRAN 6. Data Penelitian Kelompok Kasus

Page 81: PENGARUH OPERASI KATARAK MATA PERTAMA TERHADAP …perpustakaanrsmcicendo.com/wp-content/uploads/2020/08/... · 2020. 8. 3. · PENGARUH OPERASI KATARAK MATA PERTAMA TERHADAP KUALITAS

66

Page 82: PENGARUH OPERASI KATARAK MATA PERTAMA TERHADAP …perpustakaanrsmcicendo.com/wp-content/uploads/2020/08/... · 2020. 8. 3. · PENGARUH OPERASI KATARAK MATA PERTAMA TERHADAP KUALITAS

67

Page 83: PENGARUH OPERASI KATARAK MATA PERTAMA TERHADAP …perpustakaanrsmcicendo.com/wp-content/uploads/2020/08/... · 2020. 8. 3. · PENGARUH OPERASI KATARAK MATA PERTAMA TERHADAP KUALITAS

68

LAMPIRAN 7. Data Penelitian Kelompok Kontrol

Page 84: PENGARUH OPERASI KATARAK MATA PERTAMA TERHADAP …perpustakaanrsmcicendo.com/wp-content/uploads/2020/08/... · 2020. 8. 3. · PENGARUH OPERASI KATARAK MATA PERTAMA TERHADAP KUALITAS

69

Page 85: PENGARUH OPERASI KATARAK MATA PERTAMA TERHADAP …perpustakaanrsmcicendo.com/wp-content/uploads/2020/08/... · 2020. 8. 3. · PENGARUH OPERASI KATARAK MATA PERTAMA TERHADAP KUALITAS

70

Page 86: PENGARUH OPERASI KATARAK MATA PERTAMA TERHADAP …perpustakaanrsmcicendo.com/wp-content/uploads/2020/08/... · 2020. 8. 3. · PENGARUH OPERASI KATARAK MATA PERTAMA TERHADAP KUALITAS

71

LAMPIRAN 8. Daftar Riwayat Hidup

Nama Lengkap : dr. Maya Primagustya Achmad

NPM : 131221160010

Tempat/Tanggal Lahir : Jambi/8 Agustus 1985

Alamat : Jl. Sunan Drajat No.27 RT 001

Kel. Mayang Mangurai, Kec. Kota Baru

Jambi 36126

HP : 081374412145

Nama Orang Tua : Drs. Achmad Abdullah, MM

Dra. Suhita Sulastri, M.Pd

Pendidikan Formal :

1. SDN 47 Jambi (1991-1997)

2. SLTPN 7 Jambi (1997-2000)

3. SMU Titian Teras Jambi (2000-2003)

4. Program Studi Sarjana Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Andalas,

Padang (2003-2007)

5. Program Studi Profesi Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Andalas,

Padang (2007-2009)

6. Program Pendidikan Dokter Spesialis-I Ilmu Kesehatan Mata Fakultas

Kedokteran Universitas Padjajaran, Bandung (2016-2020)

Riwayat Pekerjaan :

1. Dokter Poliklinik Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea Cukai Jambi (2009-

2010)

2. Dokter PNS di RSUD Raden Mattaher Jambi (2010-2016)

3. Dosen tidak tetap di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Jambi

(2013-2016)

4. Dosen tidak tetap di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Baiturrahim Jambi (2016)

Pengalaman Penelitian :

1. Pengaruh paparan asap rokok terhadap nilai hematokrit mencit (2007)

2. Knowledge and awareness among patients with diabetic retinopathy: A hospital

based study (2018)

Page 87: PENGARUH OPERASI KATARAK MATA PERTAMA TERHADAP …perpustakaanrsmcicendo.com/wp-content/uploads/2020/08/... · 2020. 8. 3. · PENGARUH OPERASI KATARAK MATA PERTAMA TERHADAP KUALITAS

72

3. Faktor yang mempengaruhi ketidakpatuhan pemakaian kacamata pada Program

Penapisan Kelainan Refraksi Anak Usia Sekolah (2018)

4. Karakteristik dan pola kunjungan sepuluh besar kasus Instalasi Gawat Darurat

Pusat Mata Nasional Rumah Sakit Mata Cicendo tahun 2019 (2020)

Seminar/Kongres/Pertemua Ilmiah Nasional/Internasional :

2019 Peserta Pertemuan Ilmiah Tahunan Persatuan Dokter Mata Indonesia ke 44,

Makasar (presentasi free paper)

2019 Peserta seminar Regional II Ophthalmology Meeting, Jakarta

2019 Panitia seminar 1st Cicendo International Ophthalmology Meeting (CIOM),

Bandung

2016 Peserta seminar 1st Indonesian Pediatric Ophthalmology and Strabismus

Society (INAPOSS), Bandung