pengaruh model quantum teaching terhadap ...40 orang. berdasarkan hasil analisis deskriptif...
TRANSCRIPT
i
PENGARUH MODEL QUANTUM TEACHING TERHADAP HASIL
BELAJAR IPS SISWA KELAS IV SD INPRES BERTINGKAT
MAMAJANG II KOTA MAKASSAR
Skripsi
Diajukan untuk memenuhi persyaratan skripsi guna memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar
Oleh
NURFADILLAH JABBAR
10540 9254 14
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
2018
ii
iii
1
i
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Jadilah Seperti Lilin , Walaupun Terbakar
Ia Akan Tetap setia menerangi dalam Kegelapan.
Kupersembahkan Karya ini untuk :
Kedua Orang Tuaku , Saudaraku , dan Sahabatku,
Atas Ke Ikhlasannya dan doa dalam mendukung Penulis
Mewujudkan harapan menjadi Kenyataan .
i
ABSTRAK
Nurfadillah.Jabbar. 2018. Pengaruh Model Quantum Teaching
Terhadap Hasil Belajar IPS Siswa Kelas IV SD Inpres Bertingkat Mamajang II
Kota Makassar. Skripsi, Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar.
Pembimbing I Hj.Syahribulan K dan pembimbing II H. Abd.Hamid Mattone.
Masalah utama dalam penelitian ini yaitu bagaimana pengaruh penerapan
model Quantum Teaching terhadap hasil belajar IPS kelas IV SD Inpres
Bertingkat Mamajang II Kota Makassar. Penelitian ini bertujuan untuk
meningkatkan hasil belajar IPS dengan model Quantum Teaching pada siswa
kelas IV SD Inpres Bertingkat Mamajang II Kota Makassar.
Jenis Penelitian ini adalah penelitian quasi eksperimental design, dengan
bentuk desain nonequivalent contol group design yang terdiri dari dua kelompok
yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Populasi pada penelitian ini
adalah seluruh siswa kelas IV SD Inpres Bertingkat Mamajang II yang aktif yang
terdiri dari 2 kelas yaitu Kelas IVA dan Kelas IVB dengan jumlah murid sebanyak
40 orang.
Berdasarkan hasil analisis deskriptif menunjukkan bahwa model Quantum
Teaching berpengaruh terhadap hasil belajar IPS siswa dengan rata-rata hasil
belajar siswa pada kelas yang tidak menggunakan model Quantum Teaching
yaitu 77,5 . sedangkan rata-rata hasil belajar IPS yang menggunakan model
Quantum Teaching adalah 84,25. Hasil statistik inferensial dengan menggunakan
uji t-test diperoleh 4,60 2,09.
Berdasarkan hasil penelitian dapat dikatakan bahwa model Quantum
teaching berpengaruh terhadap hasil belajar IPS siswa. Jadi penelitian yang
dilakukan dengan penerapan model Quantum Teaching menunjukkan adanya
keberhasilan dilihat dari perolehan hasil belajar siswa Kelas IV SD Inpres
Bertingkat Mamajang II Kota Makassar.
Kata Kunci:Quantum Teaching, Hasil Belajar IPS
ii
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah kita panjatkan kehadirat Allah SWT, pemilik
seluruh alam semesta beserta segenap isinya karena atas limpahan rahmat dan
karunia-Nya lah sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul:
“Pengaruh Model Quantum Teaching terhadap Hasil Belajar IPS Siswa
Kelas IV SD Inpres Bertingkat Mamajang II Kota Makassar”.
Penulisan skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna
memperoleh gelar sarjana pada Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar.
Terwujudnya skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak yang
telah mendorong dan membimbing penulis, baik tenaga, ide-ide maupun
pemikiran. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan
terimakasih yang sebesar-besarnya kepada orang tua saya yang tercinta, Ayahanda
Abd.Jabbar dan Ibunda Nirmawati yang telah mencurahkan kasih sayang dan
cintanya dalam membesarkan dan mendidik penulis serta doa restu yang tak henti-
hentinya untuk keberhasilan penulis. Ucapan terima kasih yang tak terhingga pula
kepada:
Ibu Dra. Hj. Syahribulan K., M.Pd. Sebagai dosen pembimbing I dan Pak
Drs. H.Abd.Hamid Mattone,M.Si. Sebagai dosen pembimbing II yang selalu
bijaksana memberikan bimbingan, nasihat serta waktu selama penelitian dan
penulisan skripsi ini.
iii
Dr.H.Abd. Rahman Rahim, SE., MM Rektor Universitas Muhammadiyah
Makassar. Erwin Akib, M.Pd., Ph.D. Selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah menyediakan sarana
dan prasarana perkuliahan. Ibu Sulfasyah, S.Pd., M.A., Ph.D. selaku ketua Jurusan
Pendidikan Guru Sekolah Dasar yang telah memberikan dorongan dan semangat
untuk segera menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Hj. Hasrawati Haruna, S.Pd,
sebagai kepala SD Inpres Bertingkat Mamajang II Kota Makassar yang telah
memberikan izin penelitian. Guru dan staf Karyawan SD Inpres Bertingkat
Mamajang II Kota Makassar yang telah membantu peneliti selama penelitian.
Kepada teman-teman, sahabat yang telah memberi semangat, bantuan dan doa
sehingga skripsi ini bisa terselesaikan dengan baik, serta pihak-pihak yang telah
mendukung dan membantu dalam penelitian ini yang tidak dapat penulis sebutkan
satu persatu.
Semoga segala bantuan yang tidak ternilai harganya ini mendapat imbalan
disisi Allah SWT sebagai amal ibadah, dan semoga skripsi ini bisa bermanfaat
bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya. Aamiin yaa Rabbal
Alamiin.
WassalamualaikumWarahmatullahiWabarakatuh.
Billahifissabililhaq FastabiqulKhaerat.
Makassar Agustus 2018
Penulis
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i
KATA PENGANTAR ....................................................................................... ii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL .............................................................................................. vi
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... viii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ..................................................................... ix
ABSTRAK ......................................................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 1
A. Latar Belakang ....................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................. 6
C. Tujuan Penelitian ................................................................................... 7
D. Manfaat Penelitian ................................................................................. 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS .......... 8
A. Kajian Pustaka ........................................................................................ 8
B. Kerangka Berpikir .................................................................................. 26
C. Hipotesis ................................................................................................. 26
v
BAB III METODE PENELITIAN ..................................................................... 27
A. Rancangan Penelitian ............................................................................. 27
B. Populasi dan Sampel ............................................................................... 28
C. Definisi Operasional Variabel ................................................................ 29
D. Instrumen Penelitian ............................................................................... 29
E. Teknik Pengumpulan Data .................................................................... 30
F. Teknik Analisis Data .............................................................................. 32
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................... 37
A. Deskripsi Hasil Penelitian ...................................................................... 37
1. Hasil Analisis Deskriptif .................................................................. 37
2. Hasil Analisis Inferensial ................................................................. 49
B. Pembahasan ............................................................................................ 62
BAB V PENUTUP ............................................................................................. 64
A. Simpulan ................................................................................................ 64
B. Saran ....................................................................................................... 64
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Populasi Penelitian ............................................................................. 28
Tabel 2.2 Data Hasil Belajar IPS
Kelas Kontrol IVB ............................................................................. 38
Tabel 2.3 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPS
Pretest Kelas Kontrol ......................................................................... 40
Tabel 2.4 Distribusi Frekuensi Untuk Menghitung Nilai
Rata-rata Pretest Kelas Kontrol .......................................................... 40
Tabel 2.5 Distribusi Frekuensi Untuk Menghitung Nilai
Standar Deviasi Pretest Kelas Kontrol ............................................... 42
Tabel 2.6 Hasil Pretest Kelas Kontrol ................................................................ 43
Tabel 2.7 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPS
Posstest Kelas Kontrol ....................................................................... 44
Tabel 2.8 Distribusi Frekuensi Untuk Menghitung Nilai
Rata-rata Posstest Kelas Kontrol ........................................................ 45
Tabel 2.9 Distribusi Frekuensi Untuk Menghitung Nilia
Standar Deviasi Posstest Kelas Kontrol ............................................. 46
Tabel 2.10 Hasil Posstest Kelas Kontrol ............................................................ 47
Tabel 2.11 Nilai Rata-rata Pada Pretest dan Posstest Kelas Kontrol ................. 48
Tabel 2.12 Data Hasil Belajar Kelas Eksperimen IVA ...................................... 50
Tabel 2.13 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPS
Pretest Kelas Eksperimen ................................................................... 50
vii
Tabel 2.14 Distribusi Frekuensi Untuk Mengitung Nilai Rata-rata
Pretest Kelas Eksperimen ................................................................. 51
Tabel 2.15 Frekuensi Untuk Menghitung Nilai Standar
Deviasi Pretest Kelas Eksperimen .................................................. 53
Tabel 2.16 Nilai Standar Deskriptif Hasil Pretest Murid Kelas IV SD Inpres
Bertingkat Mamajang II Pada Kelas Eksperimen ............................ 54
Tabel 2.17 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPS
Posstest Kelas Eksperimen .............................................................. 55
Tabel 2.18 Distribusi Frekuensi Untuk Menghitung Nilai Rata-rata
Posstest Kelas Eksperimen .............................................................. 56
Tabel 2.19 Distribusi Frekuensi Untuk Menghitung Nilai Standar
Deviasi Posstest Kelas Eksperimen ................................................. 57
Tabel 2.20 Hasil Posstest Kelas Eksperimen ..................................................... 58
Tabel 2.21 Nilai Statistik Deskriptif Hasil Pretest dan Posstest
Kelas Eksperimen ............................................................................. 59
Tabel 2.22 Nilai Rata-rata Pada Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen ........... 59
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pikir .................................................................... 26
Gambar 2.2 Histogram Hasil Pretest Kelas Kontrol .......................................... 45
Gambar 2.3 Histogram Hasil Posttest Kelas Kontrol ........................................ 46
Gambar 2.4 Histogram Hasil Pretest Kelas Eksperimen ................................... 52
Gambar 2.5 Histogram Hasil Posttest Kelas Eksperimen .................................. 56
1
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Berdasarkan Permendiknas Nomor 19 Tahun 2005 Pasal 1 tentang
standar nasional. Standar nasional pendidikan adalah kriteria minimal tentang
system pendidikan diseluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006
menyatakan bahwa Pendidikan Nasional yang berdasakan Pancasila dan Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
mengembangkan potensi peserta ddik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab.
Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 22 Tahun 2006
tentang standar isi untuk satuan pendidikan dasar dan menengah, pemerintah telah
menetapkan kompetensi-kompetensi dasar kurikulum KTSP pada jenjang SD
yang telah disesuaikan dengan kebutuhan anak usia SD pada masa ini. Ilmu
Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan
mulai dari SD/MI/SDLB sampai SMP/MTs/SMPLB (Depdiknas, 2006:582).
2
Menurut Hidayati, dkk (2008: 1.15) Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
penting diberikan kepada siswa pada jenjang pendidikan dasar dan menengah,
karena siswa sebagai anggota masyarakat perlu mengenal masyarakat dan
lingkungannya.
Tujuan mata pelajaran IPS yang tercantum pada Permendiknas Nomor
24 tahun 2006 yaitu agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut: 1)
mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan
lingkungannya; 2) memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa
ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan
social; 3) memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai social dan
kemanusiaan; 4) memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama. Dan
berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, ditingkat lokal, nasional, dan
global (Depdiknas. 2006:583). Adapun ruang lingkup mata pelajaran IPS meliputi
aspek-aspek sebagai berikut: 1) manusia, tempat, dan lingkungan; 2) waktu,
keberlanjutan, dan perubahan; 3) sistem sosial dan budaya; perilaku ekonomi dan
kesejahteraan (Depdiknas, 2006:583).
Dalam mencapai tujuan IPS, terdapat permasalahan dalam strategi
pembelajaran IPS. Ini dikarenakan adanya pemahaman yang salah bahwa
pembelajaran IPS adalah pembelajaran hafalan, sehingga aktivitas guru lebih
dominan terhadap siswa selama pembelajaran dimana guru sibuk mengajarkan
materi dan siswa hanya dituntut untuk menyimak buku yang mereka miliki.
Sarana pembelajaran merupakan permasalahan lainnya, karena guru dalam
pembelajaran belum memanfaatkan media gambar ataupun lainnya dalam
3
pebelajaran. Permasalahan ini mengakibatkan siswa kurang aktif, bahkan
cenderung diam dan mudah bosan dalam pembelajaran (Depdiknas, 2007).
Kendala dalam Pembelajaran IPS juga terjadi pada siswa kelas IV SDN
Inpres Bertingkat Mamajang 2 Kota Makassaryang memiliki rerata di bawah
KKM. Dari hasil observasi dan wawancara yang dilakukan oleh peneliti diketahui
permasalahan hasil belajar pada mata pelajaran IPS siswa kelas IV SDN Inpres
Bertingkat Mamajang 2 Kota Makassar memiliki rerata di bawah KKM yaitu 62
dengan nilai KKM yaitu 63. Dari SDN Bontoala didapat rata-rata hasil belajar
dari 20 siswa ada 12 siswa (60%) yang tidak tuntas sedangkan 8 siswa (40%)
tuntas. Kemudian dari SDN Taeng didapat rata-rata hasil belajar dari 18 siswa
ada 11 siswa (39,9%) yang tidak tuntas dan 7 siswa (60,1%) memenuhi KKM.
Berdasarkan beberapa akar permasalahan teridentifikasi sebagai berikut,
bahwa dalam pelaksanaan proses pembelajaran di kelas pada mata pelajaran IPS
guru menggunakan metode konvensional saja sehingga antusias siswa masih
rendah dan belum termotivasi dalam mengikuti proses pembelajaran sehingga
mudah bosan atau jenuh, ketika guru menerangkan siswa hanya mendengarkan
saja kemudian mengerjakan tugas baik individu maupun secara berkelompok
ketika disuruh oleh gurunya. Dari hasil wawancara dengan guru kelas IV SDN
Inpres Bertingkat Mamajang 2 Kota Makassar bahwa penggunaan metode
konvensional tetap diterapkan dalam pembelajaran IPS dikarenakan metode
konvensional merupakan metode yang sering digunakan pada setiap
pembelajaran. Namun jika hal tersebut masih dipertahankan maka hasil belajar
siswa tidak akan mengalami peningkatan. Guru harus mengetahui karakter
masing-masing siswa dan kemampuan kognitif, afektif maupun psikomotor siswa.
4
Selain pada model pembelajaran, guru juga belum menggunakan media yang
mendukung. Padahal media dalam pembelajaran sangat diperlukan untuk
mendukung hasil belajar siswa di setiap mata pelajaran khususnya pelajaran IPS.
Dilihat dari latar belakang siswa, guru juga menjelaskan bahwa sebagian besar
siswa merupakan dari keluarga yang perekonomiannya bisa dikatakan menengah
ke bawah.
Berdasarkan permasalahan yang ada pada kelas IV SDN Inpres
Bertingkat Mamajang 2 Kota Makassar peneliti akan memberikan alternatif
tindakan untuk menyelesaikan permasalahan tersebut yaitu dengan penerapan
model pembelajaran Quantum Teaching. Quantum Teaching adalah penggubahan
belajar yang meriah, dengan segala nuansanya. Quantum teaching juga
menyertakan segala kaitan antara, interaksi, dan perbedaan yang memaksimalkan
momen belajar. Quantum teaching berfokus pada hubungan dinamis pada
lingkungan kelas, interaksi yang mendirikan landasan dan kerangka untuk belajar
(Aris Shoimin, 2014:138).
Adapun kelebihan dari model pembelajaran Quantum Teaching menurut
Aris Shoimin (2014:145-146) adalah sebagai berikut: 1) Dapat membimbing
peserta didik ke arah berfikir yang sama dalam satu saluran pikiran yang sama; 2)
Karena Quantum Teaching lebih melibatkan siswa, saat proses pembelajaran
perhatian murid dapat dipusatkan kepada hal-hal yang dianggap penting oleh guru
sehingga hal yang penting itu dapat diamati secara teliti; 3) Karena gerakan dan
proses pertunjukan maka tidak memerlukan keterangan-keterangan yang banyak;
4) Proses pembelajaran menjadi lebih nyaman dan menyenangkan; 5) Siswa
dirangsang untuk aktif mengamati, menyesuaikan antara teori dengan kenyataan,
5
dan dapat mencoba melakukannya sendiri; 6) Karena model Pembelajaran
Quantium Teaching membutuhkan aktivitas dari seorang guru untuk merangsang
keinginan bawaan siswa belajar, secara tidak langsung guru terbiasa untuk
berpikir kreatif setiap harinya; 7) Pelajaran yang diberikan oleh guru mudah
diterima atau dimengerti oleh siswa.
Hasil penelitian dari Risma Sitohang dan Tuti Afriani Sembiring
Volume 1 Nomor 1 tahun 2013 dimuat dalam jurnal Handayani dengan judul
“Penggunaan Model Quantum Teaching untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
pada Mata Pelajaran IPS Kelas V SD Negeri No.040474 Tigaserangkai”. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa penggunaan model Quantum Teaching dapat
meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS pokok bahasan
perjuangan para tokoh daerah dalam melawan penjajah kelas V SD Negeri 040474
Tigaserangkai. Pola pembelajaran guru hendaknya tidak monoton dengan
ceramah, Tanya jawab dan pemberian tugas saja, tetapi bias dikembangkan
dengan dan penerapan pembelajaran yang aktif, kreatif dan menyenangkan yaitu
salah satunya dengan menggunakan model Quantum Teaching dalam
pembelajaran meningkatkan mutu pendidikan.
Hasil penelitian dari I Made Ariawan volume 7 nomor 1 tahun 2013
dimuat dalam Media Bina Ilmiah dengan judul “Penerapan Teknik Pembelajaran
TANDUR Model Quantum Teaching Secara Familier untuk Meningkatkan Hasil
Bejajar Matematika Siswa Kelas VI SDN 33 Cakranegara Semester 1 Tahun
Pelajaran 2012/1013”. Penelitian inimenunjukkan bahwa terjadi peningkatan
setelah melakukan tindakan siklus I, diperoleh skor rata 3,66 prosentase
keberhasilan 91,5% yakni hasil kualitas rata-rata sangat baik untuk penerapan
6
teknik pembelajaran TANDUR sedangkan hasil pengumpulan data tentang hasil
belajar siswa mencapai nilai rata-rata 7,1. Agar lebih mantap dilanjutkan siklus II
sehingga terdapat peningkatan yakni 3,67 termasuk prosentase 91,75% berhasil
dan hasil belajar juga meningkat yaitu 7,68. Berdasarkan kenyataan pelaksanaan
tindakan kelas, maka penerapan teknik pembelajaran TANDUR model Quantum
Teaching secara familier berhasil meningkatkan hasil belajar Matematika di kelas
VI SDN 33 Cakranegara.
Berdasarkan permasalahan tersebut peneliti akan melakukan penelitian
eksperimen untuk mengetahui Pengaruh Model Quantum Teaching pada
pembelajaran IPS dengan judul “Pengaruh Penggunaan Model Quantum Teaching
terhadap Hasil Belajar IPS Siswa Kelas IV SDN Inpres Bertingkat Mamajang 2
Kota Makassar
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah “Apakah terdapat pengaruh Penggunaan model Quantum
Teaching terhadap hasil belajar IPS pada siswa kelas IV SDN Inpres Bertingkat
Mamajang 2 Kota Makassar.
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, tujuan dalam penelitian ini
adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan model Quantum Teaching dalam
pembelajaran IPS terhadap hasil belajar IPS pada siswa kelas IV SDN Inpres
Bertingkat Mamajang 2 Kota Makassar
7
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan akan memberikan kontribusi pada
pengembangan ilmu pengetahuan. selain itu dapat memberikan manfaat bagi:
a. Peneliti
Dengan adanya penelitian ini, diharapkan mampu menambah wawasan
dan ilmu pengetahuan bagi peneliti serta menjadi pedoman dalam penelitian
selanjutnya.
b. Sekolah
Dapat digunakan sebagai pertimbangan untuk memberi keterampilan
bagi guru tentang model pembelajaran Quantum Teaching dan mendorong
sekolah untuk selalu melakukan inovasi dalam rangka perbaikan pembelajaran
sebagai salah satu upaya meningkatkan kualitas pembelajaran IPS.
c. Siswa
Dengan penerapan pembelajaran dengan model pembelajaran Quantum
Teaching, siswa dapat mengalami pembelajaran yang bervariasi, menantang
sehingga dapat meningkatkan aktivitas dan antusiasme belajar siswa dalam mata
pelajaran IPS.
8
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kajian Pustaka
1. Model Pembelajaran Quantum Teaching
a. Pengertian Model Pembelajaran
Untuk mencapai pembelajaran yang efektif dan optimal perlu
memperhatikan model yang digunakan dalam pembelajaran. Menurut Joyce dan
Weill (dalam Huda, 2014:73), model pembelajaran merupakan suatu rencana atau
pola yang digunakan untuk membentuk kurikulum (rencana pembelajaran jangka
panjang), merancang bahan pembelajaran, dan membimbing pembelajran di kelas
atau yang lain. Selanjutnya Suprijono (2012:64) menjelaskan model pembelajaran
merupakan landasan praktik pembelajaran hasil penurunan teori psikologi
pendidikan dan teori belajar yang dirancang berdasarkan analisis terhadap
implementasi kurikulum dan implikasinya pada tingkat operasional di kelas.
Model pembelajaran menurut Trianto (2014: 2) adalah suatu perencanaan atau
pola yang dapat kita gunakan untuk mendesain pola-pola mengajar secara
tatap muka di dalam kelas atau mengatur tutorial, dan untuk menentukan material/
perangkat pembelajaran termasuk di dalamnya buku-buku, film-film, tipe-tipe,
program-program media komputer, dan kurikulum. Fungsi model pembelajaran
adalah sebagai pedoman bagi perancang pengajaran dan para guru dalam
melaksanakan pembelajaran. Pemilihan model pembelajaran sangat dipengaruhi
oleh sifat dari materi yang akan diajarkan, tujuan yang akan dicapai dalam
pembelajaran tersebut, serta tingkat kemampuan peserta didik.
8
9
Berdasarkan beberapa pendapat, disimpulkan model pembelajaran
merupakan prosedur sistematis sebagai pedoman yang digunakan dalam
menyusun rencana pembelajaran yang di dalamnya mencakup rancangan aktivitas
siswa dan guru dalam mencapai tujuan pembelajaran.
b. Hakikat Model Quantum Teaching
Menurut DePorter dkk (2014:34), model Quantum Teacing adalah
penggubahan bermacam-macam interaksi yang ada di dalam dan di sekitar
momen belajar. Interaksi-interaksi ini mencakup unsur-unsur belajar efektif yang
mempengaruhi kesuksesan siswa. Interaksi-interaksi ini mengubah kemampuan
dan bakat alamiah siswa menjadi cahaya yang akan bermanfaat bagi mereka
sendiri dan orang lain. Sependapat dengan DePoter, menurut Shoimin (2014:138)
model Quantum Teaching adalah Penggubahan belajar yang meriah, dengan
segala nuansanya. Quantum Teaching juga menyertakan segala kaitan antara,
interaksi, dan perbedaan yang memaksimalkan momen belajar, Quantum
Teaching berfokus pada hubungan dinamis pada lingkungan kelas, interaksi yang
mendirikan landasan dan kerangka untuk belajar. Berdasarkan pendapat para ahli
disimpulkan bahwa Quantum Teaching merupakan penggubahan bermacam-
macam interaksi yang ada di dalam dan di sekitar momen belajar meriah serta
disegala nuansanya.
Quantum Teaching juga memiliki lima prinsip kebenaran tetap. Serupa
dengan asas utama, bawalah dunia mereka ke dunia kita, dan antarkan dunia kita
ke dunia mereka, prinsip-prinsip ini mempengaruhi seluruh aspek Quantum
Teaching. Anggaplah prinsip-prinsip ini sebagai struktur chord dasar dari simfoni
belajar anda. Prinsip-prinsip tersebut adalah:
10
a) Segalanya berbicara, segalanya dari lingkunngan kelas hingga bahasa
tubuh, dari kertas yang dibagikan hingga rancangan pelajaran, semua mengirim
pesan tentang pelajaran;
b) Segalanya bertujuan, semua yang terjadi dalam penggubahan anda
mempunyai tujuan…semuanya. Hal ini mengandung arti bahwa semua upaya
yang dilakukan oleh guru dalam mengubah kelas mempunyai tujuan, yaitu agar
siswa dapat belajar secara optimal untuk mencapai prestasi yang tinggi DePorter
(2007) dalam shoimin (2014:141);
c) Pengalaman sebelum pemberian nama, otak kita berkembang pesat
dengan adanya rangsangan kompleks, yang akan menggerakkan rasa ingin tahu.
Oleh karena itu, proses belajar paling baik terjadi ketika siswa telah mengalami
informasi sebelum mereka memperoleh nama untuk apa yang mereka pelajari
d) Akui setiap usaha, belajar mengandung risiko. Belajar berarti
melangkah keluar dari kenyamanan. Pada saat siswa mengambil langkah ini,
mereka patut mendapat pengakuan atas kecakapan dan kepercayaan diri mereka;
e) Jika layak dipelajari, maka layak pula dirayakan. Perayaan adalah
sarapan pelajar juara. Perayaan memberikan umpan balik mengenai kemajuan dan
meningkatkan asosiasi emosi positif dengan belajar. (DePorter, 2014:36-37)
c. Kelebihan Model Quantum Teaching
Adapun kelebihan dari model pembelajaran Quantum Teaching menurut
Aris Shoimin (2014:145-146) adalah sebagai berikut:
a. Dapat membimbing peserta didik ke arah berfikir yang sama dalam satu
saluran pikiran yang sama;
11
b. Karena Quantum Teaching lebih melibatkan siswa, saat proses
pembelajaran perhatian murid dapat dipusatkan kepada hal-hal yang
dianggap penting oleh guru sehingga hal yang penting itu dapat diamati
secara teliti
c. Karena gerakan dan proses pertunjukan maka tidak memerlukan
keterangan-keterangan yang banyak
d. Proses pembelajaran menjadi lebih nyaman dan menyenangkan;
e. Siswa dirangsang untuk aktif mengamati, menyesuaikan antara teori
dengan kenyataan, dan dapat mencoba melakukannya sendiri
f. Karena model Pembelajaran Quantium Teaching membutuhkan aktivitas
dari seorang guru untuk merangsang keinginan bawaan siswa belajar,
secara tidak langsung guru terbiasa untuk berpikir kreatif setiap harinya
g. Pelajaran yang diberikan oleh guru mudah diterima atau dimengerti oleh
siswa.
d. Kerangka Rencana Pembelajaran Model Quantum Teaching
Quantum Teaching mempunyai kerangka rancangan belajar yang dikenal
sebagai TANDUR: tumbuhkan, alami, namai, demonstrasi, ulangi, dan rayakan
(DePorter, 2004) dalam Shoimin (2014:139-141). Berikut ini akan dijelaskan
pengertian tersebut.
Tahap menumbuhkan minat siswa terhadap pembelajaran yang akan
dilakukan. Melalui tahap ini, guru berusaha mengikutsertakan siswa dalam proses
belajar. Motivasi yang kuat membuat siswa tertarik untuk mengikuti seluruh
rangkaian pembelajaran. Tahap tumbuhkan bias dilakukan untuk menggali
12
permasalahan terkait materi yang akan dipelajari, menampilkan suatu gambaran
atau benda nyata, cerita pendek atau video.
a. Alami
Alami merupakan tahapketika guru menciptakan atau mendatangkan
pengalaman yang dapat dimengerti semua siswa. Tahap ini memberikan
kesempatan siswa untuk mengembangkan pengetahuan awal yang telah
dimiliki. Selain itu, tahap ini juga untuk mengembangkan keingintahuan
siswa. Tahap alami bisa dilakukan dengan mengadakan pengamatan.
b. Ulangi
Pengulangan akan memperkuat koneksi saraf sehingga menguatkan
struktur kognitif siswa. Semakin sering dilakukan pengulangan, pengetahuan
akan semakin mendalam. Bias dilakukan dengan menegaskan kembali
pokok materi pelajaran, memberi kesempatan siswa untuk mengulang
pelajaran dengan teman lain atau melalui latihan soal.
c. Rayakan
Rayakan merupakan wujud pengakuan untuk menyelesaikan partisipasi
dan memperoleh keterampilan dalam ilmu pengetahuan. Bisa dilakukan
dengan pujian, tepuk tangan, dan bernyanyi bersama.
d. Langkah-langkah Model Pembelajaran Quantum Teaching
Adapun langkah-langkah Pembelajaran Quantum Teaching sebagai
berikut:
a) Guru membuka pelajaran
b) Guru memberikan motivasi kepada siswa
13
c) Guru menampilkan gambar untuk menumbuhkan minat dan motivasi
belajar siswa (Tumbuhkan)
d) Siswa bersama guru melakukan tanya jawab tentang materi yang
disampaikan dengan mengaitkan kehidupan sehari-hari (Alami)
e) Siswa menyimak penjelasan guru mengenai materi pembelajaran
(Namai)
f) Siswa berkelompok untuk mendiskusikan lembar kerja kelompok
dan perwakilan.kelompok mempresentasikan hasil diskusi kelompok
dan kelompok lain menanggapi (Demonstrasikan)
g) Siswa bersama guru menyimpulkan materi
h) Guru memberikan penguatan/motivasi kepada seluruh siswa
(Rayakan)
i) Siswa bersama guru melakukan refleksi tentang pelajaran yang telah
dilakukan
j) Siswa mengerjakan soal evaluasi
k) Guru menutup pelajaran.
e. Penerapan Model Pembelajaran Quantum Teaching pada Pembelajaran
IPS
Berikut ini adalah penerapan model pembelajaran Quantum Teaching
pada pembelajaran IPS: 1) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan
dipelajari; 2) Guru menampilkan gambar untuk menumbuhkan minat dan motivasi
belajar siswa dengan bernyanyi lagu yang terkait materi (Tumbuhkan); 3) Siswa
bersama guru melakukan tanya jawab tentang materi Perkembangan Teknologi
14
yang disampaikan dengan mengaitkan kehidupan sehari-hari (Alami); 4) Siswa
menyimak penjelasan guru mengenai materi pembelajaran Perkembangan
Teknologi (Namai); 5) Siswa berkelompok dengan bekerja sama dan
mempresentasikannya (Demonstrasikan); 6) Siswa bersama guru menyimpulkan
materi pembelajaran (Ulangi); 7) Guru memberikan penguatan/motivasi kepada
seluruh siswa (Rayakan).
2. Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh peserta
didik setelah mengalami kegiatan belajar. Gerlach dan Ely (dalam Rifa’i dan
Anni, 2012:69) mengemukakan bahwa hasil belajar merupakan perbahan perilaku
yang diperoleh peserta didik setelah mengalami kegiatan belajar. Perolehan aspek-
aspek perubaan perilaku tersebut tergantung pada apa yang dipelajari peserta
didik. Perubahan perilaku yang harus dicapai oleh peserta didik. Setelah kegiatan
belajar dirumuskan dalam tujuan peserta didikan. Pendapat tersebut sejalan
dengan Anitah (2009:2.19) hasil belajar merupakan kulminasi dari suatu proses
yang telah dilakukan dalam belajar. Hasil belajar harus menunjukkan suatu
perubahan tingkah laku atau perolehan perilaku yang baru dari siswa yang bersifat
menetap, fungsional, positif dan disadari. Sedangkan menurut Snelbeker (dalam
Rusmono, 2014:8) hasil belajar merupakan perubahan atau kemampuan baru yang
diperoleh siswa setelah melakukan perbuatan belajar, karena belajar pada
dasarnya adalah bagaimana perilaku seseorang berubah sebagai akibat dari
pengalaman.
Menurut Oemar Hamalik (2014:30) hasil belajar adalah bila seseorang
telah belajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya
15
dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mengerti menjadi mengerti, dan dari tidak
bisa menjadi bisa.
Merujuk pada pemikiran Gagne (dalam Suprijono, 2012:5-6) hasil
belajar berupa:
1. Informasi verbal yaitu kapabilitas mengungkapkan
pengetahuan dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun
tertulis. Kemampuan merespon secara spesifik terhadap
rangsangan spesifik;
2. Keterampilan intelektual yaitu kemampuan
mempresentasikan konsep dan lambing;
3. Strategi kognitif yaitu kecakapan menyalurkan dan
mengarahkan aktivitas kognitifnya;
4. Keterampilan motorik yaitu melakukan serangkaian gerak
jasmani dalam urusan dan koordinasi, sehingga terwujud
otomatisme gerak jasmani;
5. Sikap yaitu kemampuan menerima atau menolak objek
berdasarkan penilaian terhadap objek tersebut.
Menurut Ratna (2011:118) dalam mengajar, kita selalu sudah
mengetahui tujuan yang harus kita capai dalam mengajarkan suatu pokok bahasan.
Gagne (dalam Ratna, 2011:118) mengemukakan lima macam hasil belajar, tiga di
antaranya bersifat kognitif, afektif dan satu lagi bersifat psikomotorik.
Benyamin S. Bloom (dalam Rifa’i dan Anni, 2012:70) juga
menyampaikan tiga taksonomi yang disebut dengan ranah belajar yaitu ranah
kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotorik. Uraian dari masing-masing ranah
tersebut adalah:
a. Ranah Kognitif
Ranah kognitif berkaitan dengan hasil berupa pengetahuan, kemampuan dan
kemahiran intelektual.Ranah kognitif mencakup kategori pengetahuan,
pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan penilaian.
16
b. Ranah Afektif
Ranah afektif berkaiatan dengan perasaan, sikap, minat dan nilai. Ranah
afektif meliputi lima jenjang kemampuan yaitu menerima, menjawab
reaksi, menilai, organisasi dan karakterisasi dengan suatu nilai atau
kompleks nilai.
c. Ranah Psikomotorik
Ranah psikomotorik berkaitan dengan kemampuan fisik seperti
keterampilan motorik dan syaraf, manipulasi objek, dan koordinasi syarat.
Tipe hasil belajar kognitif lebih menonjol, namun hasil belajar afektif dan
psikomotor juga harus menjadi bagian dari hasil penilaian dalam proses
pembelajaran di sekolah.
Berdasarkan penjelasan tentang hasil belajar kita dapat mengambil
simpulan bahwa hasil belajar adalah sesuatu yang dicapai/diperoleh sebagai
dampak dari kegiatan belajar yaitu perubahan perilaku peserta didik setelah
mengalami aktivitas belajar yang meliputi ranah kognitif, afektif, dan psikomotor.
Hasil belajar akan tersimpan lama atau bahkan tidak akan hilang selama-lamanya
karena hasil belajar turut serta dalam membentuk pribadi individu yang selalu
ingin mencapai hasil yang lebih baik lagi, sehingga akan merubah cara berpikir
serta menghasilkan perilaku kerja yang lebih baik. Siswa dapat dikatakan berhasil
dalam pembelajaran apabila pengetahuan, keterampilan, sikap/ perilaku siswa
mengalami suatu peningkatan yang baik. Hasil belajar siswa digunakan oleh guru
untuk dijadikan ukuran atau kriteria dalam mencapai suatu tujuan pembelajaran.
Jika tujuan pembelajaran tercapai maka dapat dikatakan pembelajaran sudah
berhasil diterapkan.
17
3. Hakikat Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
a. Hakikat IPS
IPS disebut sebagai bidang keilmuan yang sangat dinamis, karena
mempelajari keadaan masyarakat yang cepat perkembangannya (Rudy G,
2013:38). Hakikat IPS adalah telaah tentang manusia dan dunianya serta manusia
sebagai makhluk sosial selalu hidup bersama dengan sesamanya (Hidayati, dkk.
2008:1.19). Adapun pengertian IPS menurut beberapa ahli, Sumantri (2001)
dalam Hidayati, dkk (2008:1.3) IPS merupakan suatu program pendidikan dan
bukan sub-disiplin ilmu sendiri, sehingga tidak akan ditemukan baik dalam
momenklatur filsafat ilmu, disiplin ilmu-ilmu sosial (social scienes), maupun ilmu
pendidikan. Social Science Education (SSEC) dan National Council for Social
Studies (NCSS) dalam Rudy G (2013:17) menyebut IPS sebagai “Social Science
Education” dan “Social Studies”.
Menurut Mulyono Tj. (1980) dalam Hidayati, dkk (2008:1.7) IPS
merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu-ilmu sosial, seperti sosiologi,
antropologibudaya, psikologi social, sejarah, geografi, ekonomi, ilmu politik, dan
sebagainya. Hal ini dipertegas oleh Saidiharjo (1996) dalam Hidayati, dkk
(2008:1.7) bahwa IPS merupakan hasil kombinasi atau hasil pemfusian atau
perpaduan dari sejumlah mata pelajaran seperti geografi, ekonomi, sejarah,
sosiologi, antropologi, dan politik.
Sependapat dengan Saidiharjo, Rudy G (2013:17) menyatakan bahwa
IPS mengikuti cara pandang yang bersifat terpadu dari jumlah mata pelajaran
seperti geografi, ekonomi, ilmu politik, ilmu hukum, sejarah, antropologi,
psikologi, sosiologi, dan sebagainya. Menurut Hidayati (2008:1.31) menyatakan
18
bahwa IPS merupakan integrasi dari ilmu-ilmu social dimana kajian IPS adalah
manusia dan lingkungan (fisik, sosial dan budaya) serta materinya digali dari
segala aspek kehidupan praktis sehari-hari di masyarakat.
Somantri (2001) dalam (Sapriya, 2015:11) berpendapat bahwa
Pendidikan IPS adalah penyederhanaan atau adaptasi dari disiplin ilmu-ilmu
sosial dan humaniora, serta kegiatan dasar manusia yang diorganisasikan dan
disajikan secara ilmiah dan pedagogis/psikologis untuk tujuan pendidikan.
Berdasarkan pendapat para ahli, disimpulkan bahwa IPS adalah suatu
program pendidikan dan bukan sub-disiplin ilmu sendiri dan merupakan integrasi
dari berbagai cabang ilmu-ilmu sosial dengan kajiannya yaitu manusia dan
lingkungan serta materi yang digali merupakan segala aspek kehidupan praktis
sehari-hari di masyarakat.
b. Tujuan IPS
Setiap usaha pendidikan senantiasa memiliki tujuan tertentu yang hendak
dicapai. Berdasarkan tujuan pendidikan yang jelas, tegas, terarah, barulah,
pendidikan dapat menentukan usaha apa yang akan dilakukannya dan bahan
pelajaran apa yang sebaiknya diberikan kepada anak didiknya (Hidayati, dkk.,
2008:1.23).
Tujuan IPS Menurut kurikulum 2004 dalam (Rudy G, 2013:18) yaitu: 1)
Mengajarkan konsep-konsep sosiologi, geografi, ekonomi, sejarah, dan
kewarganegaraan, pedagogis, dan psikologis; 2) Mengembangkan kemampuan
berpikir kritis dan kreatif, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan
social; 3) Membangun komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial.
19
Sapriya (2015:194-195) berpendapat bahwa tujuan mata pelajaran IPS
adalah sebagai berikut: 1) Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan
kehidupan masyarakat dan lingkungan; 2) Memiliki kemampuan dasar untuk
berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan
keterampilan dalam kehidupan social; 3) Memiliki komitmen dan kesadaran
terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan; 4) Memiliki kemampuan
berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi dalam masyarakat yang
majemuk, di tingkat local, nasional, dan global.
Sejalan dengan tujuan di atas, tujuan pendidikan IPS menurut Nursid
Sumaatmadja (2006) dalam (Hidayati, dkk., 2008:1.24) adalah “membina anak
didik menjadi warga Negara yang baik, yang memiliki pengetahuan,
keterampilan, dan kepedulian sosial yang berguna bagi dirinya serta bagi
masyarakat dan negara”. Sedangkan Oemar Hamalik (1992) dalam (Rudy G,
2013:18) merumuskan tujuan pendidikan IPS berorientasi pada tingkah laku
para siswa yaitu; 1) pengetahuan dan pemahaman; 2) sikap hidup belajar; 3)
nilai-nilai social dan sikap; 4) keterampilan.
Menurut Rudy G (2013:82) Pelajaran Ilmu pengetahuan Sosial (IPS) di
SD harus memperhatikan kebutuhan anak yang berusia antara 6-12 tahun. Anak
dalam kelompok usia 7-11 tahun menurut Piaget (1963) dalam Rudy G (2013:82)
berada dalam perkembangan kemampuan intelektual pada tingkatan konkrit
operasional. Mereka memandang dunia dalam keseluruhan yang utuh, dan
menganggap tahun yang akan datang sebagai waktu yang masih jauh.yang mereka
pedulikan adalah sekarang (konkrit), dan bukan masa depan yang belum mereka
pahami (abstrak).
20
Rudy G (2013:52-53) Secara keseluruhan tujuan Ilmu Pengetahuan
Sosial di Sekolah Dasar (SD) adalah sebagai berikut: 1) Membekali anak didik
dengan pengetahuan sosial yang berguna dalam kehidupannya kelak
dimasyarakat; 2) Membekali anak didik dengan kemampuan mengidentifikasi
menganalisis dan menyusun alternative pemecahan masalah sosial yang terjadi
dalam kehidupan di masyarakat; 3) Membekali anak didik dengan kemampuan
berkomunikasi dengan sesama warga masyarakat dan berbagai bidang keilmuan
serta bidang keahlian; 4) Membekali anak didik dengan kesadaran, sikap mental
yang positif dan ketrampilan terhadap pemanfaatan lingkungan hidup yang
menjadi bagian dari kehidupan tersebut; 5) Membekali anak didik dengan
kemampuan mengembangkan pengetahuan dan keilmuan IPS sesuai dengan
perkembangan kehidupan, masyarakat, ilmu pengetahuan dan teknologi.
Dalam kegiatan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial, siswa dapat
dibawa langsung ke dalam lingkungan alam dam masyarakat. Dengan
lingkungan alam dan sekitar, siswa akan akrab dengan kondisi setempat
sehingga mengetahui makna serta manfaat mata pelajaran Ilmu Pengetahuan
Sosial (Rudy G, 2013:53).
Adapun ruang lingkup mata pelajaran IPS SD menurut Rudy G (2013:54)
meliputi aspek-aspek sebagai berikut: 1) Manusia, tempat dan lingkungan; 2)
Waktu, keberlanjutan dan perubahan; 3) Sistem sosial dan budaya; 4) Perilaku
ekonomi dan kesejahteraan.
Berdasarkan uraian di atas, disimpulkan bahwa pembelajaran IPS di SD
merupakan kegiatan mengubah karakteristik siswa sebelum belajar IPS (input)
menjadi siswa yang memiliki karakteristik yang diinginkan (output). Adapun
21
Tujuan pembelajaran IPS di SD yaitu membekali anak didik dengan pengetahuan
sosial, kemampuan mengidentifikasi menganalisis dan menyusun alternatif
pemecahan masalah sosial, kemampuan berkomunikasi, kesadaran dan sikap
mental yang positif, serta kemampuan mengembangkan pengetahuan dan
keilmuan IPS.
B. Kajian Empiris
Penelitian ini di dasarkan pada hasil penelitian relevan yang dilakukan
oleh beberapa penelitian yang menggunakan model Quantum Teaching.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Eni Purwanti dan Salamah
Volume 3 Nomor 4 tahun 2011 dimuat dalam jurnal Sosialita dengan judul
”Upaya Peningkatan Minat dan Prestasi Belajar IPS Melalui Metode Quantum
Teaching Siswa Kelas V SD Tegalsari Srigading Saden Kabupaten Bantul Tahun
2010”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan metode Quantum
Teaching mampu meningkatkan minat belajar siswa kelas V SD Tegalsari.
Srigading Sanden Kabupaten Bantul. Minat belajar siswa meningkat
ditunjukkan dari siswa yang minat belajar sangat baik sejumlah 10 siswa (27,8%)
menjadi sejumlah 23 siswa (63,9%) pada akhir siklus II. Penerapan metode
Quantum Teaching mampu meningkatkan prestasi belajar IPS kelas V SD
Tegalsari Srigading Sanden Kabupaten Bantul. Prestasi belajar IPS siswa
meningkat dari rata-rata sebesar 74,28 pada tahap awal, 77,25 pada siklus I dan
81,56 pada siklus II.
Penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Kholisul Fatikhin dan M.
Kristanto Volume 1 Nomor 2 halaman 123-127 tahun 2014 dimuat dalam jurnal
22
Mimbar Sekolah Dasar dengan judul “Keefektifan Model Quantum Teaching
Terhadap Hasil Belajar Tematik Integratif Peserta Didik Kelas IV MII”. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa peserta didik yang dikenai model Quantum
Teaching memperoleh nilai rata – rata 75,55 dan jumlah 20 peserta didik yang
tuntas dengan persentase ketuntasan 95%. Sementara peserta didik yang mendapat
metode ceramah memperoleh rata- rata 70,45 dan jumlah 20 peserta didik yang
tuntas dengan persentase ketuntasan 70%. Hasil pembelajaran peserta didik yang
mendapat model Quantum Teaching lebih baik dari peserta didik yang mendapat
Metode ceramah. Hal ini sejalan dengan hasil belajar yang ditinjau dari aspek
kognitif dan psikomotor sebagai pendukung. Hasilnya adalah peserta didik
menjadi lebih aktif dalam kegiatan belajar mengajar. Disamping itu peserta didik
juga lebih bebas untuk mengeluarkan ide - ide dalam belajar.
Penelitaian yang dilakukan oleh Sri Winarti Durant, dkk. Volume 2
Nomor 3 tahun 2014 dimuat dalam Jurnal Kreati Tadulako dengan judul
“Meningkatkan Hasil Belajar IPA Khususnya Materi Energi dan Perubahannya
Melalui Pembelajaran Quantum Teaching di Kelas V SDN Inpres Matamaling”.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar, dari siklus
I ke siklus II. Peningkatan tersebut dibuktikan dengan hasil analisis tes hasil
belajar siswa yang diperoleh pada siklus I, yakni siswa yang tuntas 15 dari 20
siswa atau persentase ketuntasan klasikal sebesar 75% dan daya serap klasikal
72,2%, serta aktivitas siswa dalam kategori efektif. Pada siklus II siswa yang
tuntas 20 dari 20 siswa atau ketuntasan klasikal 100% dan dan daya serap klasikal
sebesar 87,7%, serta aktivitas siswa berada dalam kategori sangat efektif. Dengan
demikian, berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan Pembelajaran Quantum
23
Teaching dapat meningkatkan hasil belajar IPA khususnya materi energi dan
perubahannya di kelas V SDN Inpres Matamaling.
Penelitian yang dilakukan oleh Dewa Putu Cahyadi, dkk. Volume 2
Nomor 1 tahun 2014 dimuat dalam Jurnal Mimbar PGSD Universitas Ganesha
dengan judul “ Implementasi Model Quantum Teaching Berbantuan Snowball
Trhowing untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Kelas VI SD”. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VI SDN 6
Kubutambahan. Rata-rata hasil belajar pada siklus I mencapai 65 dan pada siklus
II mencapai 75, mengalami peningkatan sebesar 10 poin, ketuntasan belajar.
C. Kerangka Berpikir
Tujuan mata pelajaran IPS di SD adalah sebagai berikut:
1) Membekali anak didik dengan pengetahuan sosial yang berguna
dalam kehidupannya kelak dimasyarakat;
2) Membekali anak didik dengan kemampuan mengidentifikasi
menganalisis dan menyusun alternatif pemecahan masalah sosial yang
terjadi dalam kehidupan di masyarakat
3) Membekali anak didik dengan kemampuan berkomunikasi dengan
sesama warga masyarakat dan berbagai bidang keilmuan serta bidang
keahlian.
4) Membekali anak didik dengan kesadaran, sikap mental yang positif
dan ketrampilan terhadap pemanfaatan lingkungan hidup yang
menjadi bagian dari kehidupan tersebut.
24
5) Membekali anak didik dengan kemampuan mengembangkan
pengetahuan dan keilmuan IPS sesuai dengan perkembangan
kehidupan masyarakat
Selain pencapaian tujuan dalam hasil belajar aspek kognitif,
mencakup juga tujuan membina sikap dan keterampilan sosial para siswa.
Untuk mencapai tujuan tersebut dapat digunakan macam-macam model
pembelajaran salah satunya model Quantum Teaching. Model Quantum
Teaching memiliki kelebihan dapat membimbing peserta didik ke arah berfikir
yang sama dalam satu saluran pikiran yang sama, model Quantum Teaching
lebih melibatkan siswa, proses pembelajaran menjadi lebih nyaman dan
menyenangkan, siswa dirangsang untuk aktif mengamati, menyesuaikan antara
teori dengan kenyataan, dan dapat mencoba melakukannya sendiri, dikarenakan
model Pembelajaran Quantium Teaching membutuhkan aktivitas dari seorang
guru untuk merangsang keinginan bawaan siswa belajar, secara tidak langsung
guru terbiasa untuk berpikir kreatif setiap harinya, pelajaran yang diberikan
oleh guru mudah diterima atau dimengerti oleh siswa dan siswa lebih aktif
dalam berdiskusi kelompok. Berdasarkan kelebihan yang dimiliki model
Quantum Teaching, maka akan efektif jika digunakan dalam pembelajaran
pada KD 2.3 Mengenal perkembangan teknologi produksi komunikasi dan
transportasi serta pengalaman menggunakannya dibandingkan perlakuan
dengan model selain Quantum Teaching.
25
Berdasarkan uraian di atas maka alur kerangka berpikir dalam
penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut.
Bagan 2.1 Alur Kerangka Berpikir
D. Hipotesis
Adapun Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini yaitu terdapat
Pengaruh Penggunaan model Quantum Teaching terhadap hasil belajar IPS siswa
kelas IV SDN Inpres Bertingkat Mamajang 2 Kota Makassar.
PEMBELAJARAN IPS
KELAS
KONTROL
KELAS
EKSPERIMEN
MODEL QUANTUM
TEACHING
HASIL BELAJAR DI BANDING
KAN
HASIL BELAJAR
TEMUAN
TIDAK MENGGUNAKAN
MODEL QUANTUM
TEACHING
26
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
1. Jenis Penelitian
Adapun jenis penelitian yang digunakan adalah quasi eksperimental
design, yaitu jenis penelitian eksperimen yang menyelidiki kemungkinan saling
hubungan sebab akibat dengan cara mengenakan satu atau lebih kelompok
eksperimental, satu atau lebih kondisi perlakuan dan membandingkan hasilnya
dengan satu atau lebih kelompok kontrol yang tidak dikenai kondisi perlakuan
(Sumadi Suryabrata, 2003: 88). Dengan kata lain quasi eksperimental design ini
memiliki kelompok kontrol. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan
hubungan sebab akibat dengan cara melibatkan kelompok kontrol disamping
kelompok eksperimen, namun dalam pemilihan kedua kelompok tersebut populasi
dan sampel tidak dipilih secara random.
2. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan adalah desain nonequivalent control
group design. Desain ini hamper mirip dengan pretest-postest control group
design, tetapi pada desain ini kelompok tidak dipilih secara random. Dalam desain
ini baik kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol dibandingkan, kendati
kelompok tersebut dipilih dan ditempatkan tanpa melalui random. Dua kelompok
yang ada diberi pretest, kemudian diberikan perlakuan, dan terakhir diberi
posttest.
27
27
Adapun desain nonequivalent control group design dapat digambarkan
sebagai berikut:
X
Keterangan:
X : Perlakuan penerapan model QuantumTeaching
: Pretest kelompok eksperimen
: posttest kelompok eksperimen
: prestest kelompok kontrol
: posttest kelompok kontrol
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek, subjek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2012: 117).
Yang menjadi populasi penelitian ini adalah murid kelas IV SD Inpres Bertingkat
Mamajang II Kota Makassar, dengan jumlah 40 tersebar dalam 2 kelas. Untuk
lebih jelasnya perhatikan tabel dibawah ini.
Tabel 2.2: Populasi Penelitian
Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah
IVA 9 11 20
IVB 7 13 20
Jumlah 16 24 40
28
2. Sampel
Karena jumlah yang diteliti kurang dari 100 orang, dalam penelitian ini
digunakan sampel total (total sampling). Artinya, seluruh populasi dijadikan
sampel dalam penelitian ini. Sampel atas penelitian dikelompokkan atas dua
kelompok. Yaitu siswa kelas IV A sebanyak 20 orang sebagai kelompok/kelas
eksperimen dan siswa kelas IV B sebanyak 20 orang sebagai kelompok/kelas
kontrol.
C. Definisi Operasional Variabel
1. Hasil Belajar
Hasil belajar adalah akhir setelah mengalami proses belajar, perubahan
itu tampak dalam perbuatan yang dapat diamati dan diukur .
Adapun variabel bebas (X) adalah pengaruh penerapan model
Quantum teaching dalam pembelajaran IPS. Dan untuk variabel terikat (Y) adalah
peningkatan hasil belajar siswa.
2. Model Quantum Teaching
Yang dimaksud dengan model Quantum Teaching adalah merupakan
penggubahan bermacam-macam interaksi yang ada di dalam dan di sekitar
momen belajar meriah serta disegala nuansanya. Model Quantum Teaching
mempunyai kerangka rancangan belajar yang dikenal sebagai TANDUR:
tumbuhkan, alami, namai, demonstrasi, ulangi, dan rayakan.
D. Instrumen Penelitian
Adapun instrument atau alat penelitian yang akan dilakukan dalam
proses penelitian, yaitu:
29
1. Tes tertulis
Lembar tes dalam pembelajaran tes dalam penelitian ini digunakan untuk
mengukur kemampuan dasar dan peningkatan prestasi belajar siswa dalam
pembelajaran IPS setelah mempelajari suatu materi dengan menggunakan
model pembelajaran Quantum Teaching.
2. Lembar observasi
Lembar observasi murid digunakan untuk melihat kegiatan atau aktivitas
murid dalam mengikuti kegiatan pembelajaran dengan menerapkan model
Quantum teaching. Observasi dilakukan pada saat proses pembelajaran
berlangsung oleh guru di kelas supaya pengamatan lebih valid, maka peneliti
menggunakan alat bantu yaitu kamera untuk merekam kejadian yang
kompleks selama pembelajaran.
3. Dokumentasi
Yaitu catatan peristiwa yang sudah berlalu . Dokumentasi dalam penelitian
ini adalah dokumen yang berbentuk gambar misalnya foto foto siswa dalam
pembelajaran.
E. Teknik Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan data yang akurat dalam penelitian ini, penulis
menggunakan beberapa langkah. Yaitu tahap persiapan, tahap pengumpulan dan
tahap pelaksanaan.
1. Tahap persiapan
Tahap persiapan adalah tahap awal dalam memulai suatu kegiatan penelitian
sebelum turun kelapangan untuk mengunpulkan data, seperti menyusun dan
30
mempersiapkan bahan yang akan digunakan pada saat penelitian
berlangsung dilapangan..
2. Tahap Pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan peneliti langsung melakukan penelitian dilapangan
untuk mendapatkan data yang kongkrit dengan menggunakan penelitian
yang telah disiapkan sebelumnya.
a. Sebelum perlakuan
Pada penelitian ini peneliti menggunakan dua kelas, yaitu kelas
eksperimen dan kelas kontrol. Dimana kelas kontrol diberikan metode
ceramah sedangkan kelas eksperimen diberikan model Quantumteaching
b. Perlakuan
Pertemuan selanjutnya peneliti melaksanakan kegiatan pembelajaran
dengan menggunakan metode ceramah pada kelas kontrol dan
menggunakan model Quantum Teaching pada kelas eksperimen. Pada
kelas control peneliti hanya memberikan penjelasan dalam bentuk
ceramah tentang materi yang diajarkan, kemudian memberikan umpan
balik kepada peserta didik. Sedangkan pada kelas eksperimen peneliti
memberikan perlakuan dengan menggunakan model Quantum Teaching
c. Setelah perlakuan
Pada tahap ini peneliti menarik sebuah kesimpulan dari hasil penelitian
dilapangan berdasarkan masalah yang telah dirumuskan dan data-data
yang telah diperoleh.
31
F. Teknik Analisis Data
Adapun teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini yaitu
dengan menggunakan statistik deskriptif dan statistik inferensial sebagaimana
penjelasannya dibawah ini:
1. Teknik Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data
dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul
sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku umum
atau generalisasi (Sugiyono, 2013: 207).
Statistik deskriptif hanya memberikan informasi mengenai data, karena
dengan statistika deskriptif kumpulan data yang diperoleh akan tersaji dengan
ringkas dan rapi serta dapat memberikan informasi inti dari kumpulan data yang
ada. Langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1) Menentukan range (jangkauan)
R = -
Keterangan:
R = Range
X = data tertinggi
Xr = data terendah
2) Menentukan jumlah kelas interval
K = 1+3,322 log n
Keterangan:
K = banyaknya kelas
n = banyaknya nilai observasiMenghitung panjang kelas interval
32
3) Menghitung panjang kelas interval
P =
Keterangan:
P = panjang kelas interval
R = rentang nilai
K = kelas interval
4) Persentase
P =
x 100%
Keterangan :
P = angka persentase
f = frekuensi yang dicari persentasenya
n = banyaknya sampel responden
5) Menghitung mean (rata-rata)
Skor rata-rata atau mean dapat diartikan sebagai kelompok data dibagi
dengan nilai jumlah responden. Rumus rata-rata adalah:
= ∑
∑
Keterangan:
= rata-rata
= frekuensi ke –i
= nilai tengah
6) Mencari simpangan baku atau standar deviasi
Rumus dalam mencari simpangan baku atau standar deviasi adalah sebagai
berikut:
33
SB = √∑
Keterangan:
SB = Standar deviasi/ simpangan baku
= frekuensi untuk setiap kelas ke-i
= tanda kelas ke-i
= rata-rata
n = jumlah sampel
2. Teknik Statistik Inferensial
Statistik inferesial digunakan untuk melakukan pengajaran hipotesis
namun sebelumnya dilakukan uji-uji sebagai berikut:
1) Uji Homogenitas
Untuk pengujian homogenitas data tes kemampuan pemecahan masalah
digunakan uji F dengan rumus sebagai berikut:
F =
Kriteria pengujian adalah jika diperoleh pada taraf nyata
didapat dari distribusi F dengan dk pembilang dan dk penyebut pada
taraf = 0,05.
2) Pengujian Hipotesis
a) Menentukan formula hipotesis
: tidak terdapat pengaruh model Quantum Teaching terhadap hasil
belajar IPS
: terdapat pengaruh model Quantum Teaching terhadap hasil
belajar IPS
34
b) Uji Hipotesis
Pasangan hipotesis yang akan diuji adalah tentang kesamaan dua rata-
rata, maka rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:
t =
√
dimana: √
Keterangan
= Varium gabungan
= Nilai rata-rata kelompok ekperimen
= Nilai rata-rata kelompok kontrol
= Variasi kelompok eksperimen
= Variasi kelompok kontrol
= sampel kelompok eksperimen
= sampel kelompok control
diterima apabila
diterima apabila
Uji hipotesis digunakan untuk menguji dan mengetahui pengaruh
model Quantum Teaching terhadap hasil belajar IPS kelas IV SD Inpres
Bertingkat Mamajang II Kota Makassar. Uji hipotesis dipergunakan untuk
menguji kebenaran suatu pernyataan secara statistik dan menarik kesimpulan
apakah menerima atau menolak pernyataan tersebut. Pernyataan atau asumsi
sementara yang dibuat untuk diuji kebenarannya dinamakan hipotesi
35
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian
1. Hasil Analisis Deskriptif
a. Deskripsi Hasil Belajar IPS tanpa menggunakan model Quantum
teaching pada siswa kelas IV SD Inpres Bertingkat Mamajang II
Kota Makassar
Hasil penelitian di SD Inpres Bertingkat Mamajang II Kota Makassar
untuk kelas kontrol atau kelas yang diajar tanpa menggunakan model Quantum
Teaching dengan pendekatan penelitian quasi eksperimental design dan
menggunakan pendekatan desain nonequivalent control group design. Penelitian
ini adalah penelitian hubungan sebab akibat atas perlakuan yang diberikan kepada
salah satu atau lebih kelompok dan kemudian membandingkan hasilnya dengan
satu atau lebih kelompok yang tidak dikenai atau diberikan kondisi perlakuan.
Desain ini hamper sama dengan pretest dan posttest control design, hanya saja
kelompok eksperimen dan kelompok control tidak dipilih secara random.
Analisis data hasil belajar IPS pretest dan posttest SD Inpres Bertingkat
Mamajang II Kota Makassar untuk kelas kontrol atau siswa yang tidak diajar
dengan menggunakan model Quantum teaching adalah:
37
36
Tabel 2.3
Data Hasil Belajar IPS Kelas Kontrol IVB
No Nama L/P Skor
Pretest Posttest
1 Amanda P 75 75
2 Aura Annisa Salsabila L 60 70
3 St.Annissa Bakri P 80 85
4 Anaqah Saudah Fath Rahman P 75 75
5 Andhika Putra Sarwono L 70 80
6 Aniqah Musdalifah P 70 70
7 Annisa Novianti Nur P 80 80
8 Fatmiatul Aulia P 70 75
9 Fathir Septriansyah Basri L 65 70
10 Fazila Ni’mah Chadila P 65 70
11 M.Panji Aditya Nugroho L 75 80
12 Muh. Rizky Mubarak R L 70 70
13 Nur Fia Nabihah Pratiwi Angraeni P 60 70
14 Nur Maulidya Wahdayani P 85 95
15 Nurfadillah Sagita P 80 80
16 Putri Haliza Mutmainnah P 85 90
17 Qurnia Pratiwi Malik P 70 85
18 Rahmat Hidayatullah L 85 90
19 Syasa Putri Nabila P 75 85
37
20 Zarah Lestari HR P 70 75
Dari hasil pengumpulan data diatas, maka untuk mengetahui daya serap
peserta didik dapat dilihat sebagai berikut:
1) Pretest Kelas Kontrol
a) Membuat tabel distribusi frekuensi
Untuk membuat tabel distribusi frekuensi digunakan langkah-langkah
sebagai berikut:
- Menentukan banyaknya interval kelas
K = 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 log 20
= 1 + 3,3 x 1,30
= 1 + 4,29
= 5,29 (dibulatkan menjadi 5)
- Menentukan rentang kelas
R = perbedaan antara data terbesar dengan data terkecil
R = data terbesar - data terkecil
R = 85-60
= 25
- Menentukan panjang kelas
P =
=
= 5
38
Tabel 2.3
Distribusi Frekuensi Hasil Belajar
IPS Pretest Kelas Kontrol
Nilai
60-64 2
65-69 2
70-74 6
75-79 4
80-84 3
85-89 3
Jumlah ∑ = 20
a.)Menentukan Nilai Rata-rata Tabel 2.4
Distribusi frekuensi untuk menghitung nilai rata-rata pretest kelas kontrol
Nilai
60-64 62 2 124
65-69 67 2 134
70-74 72 6 432
75-79 77 4 308
80-84 82 3 246
85-89 87 3 261
Jumlah ∑ = 20 ∑ = 1505
39
Selanjutnya penulis sajikan dalam bentuk hinstogram guna
memperlihatkan gambaran pretest sebagai berikut:
Interval
Gambar 2.1 : Histogram Hasil Pretest Kelas Kontrol
Berdasarkan tabel serta diagram diatas, maka nilai rata-rata pretest kelas
kontrol adalah:
= ∑
∑
=
= 75,25
b) Standar Deviasi
Deviasi adalah rata-rata penyimpangan data-data dari rata-rata atau
meannya. Untuk mencari standar deviasi dapat dilihat pada tabel
dibawah ini:
0
1
2
3
4
5
6
7
60-64 65-69 70-74 75-79 80-84 85-89
40
Tabel 2.5: Distribusi Frekuensi Untuk Menghitung Nilai Standar Deviasi
Pretest Kelas Kontrol
Nilai - )
60-64 62 2 -13,25 175,56 351,12
65-69 67 2 -8.25 68.06 136,12
70-74 72 6 -3,25 10,56 63,36
75-79 77 4 1,75 3.06 12,24
80-84 82 3 6,75 45,56 136,68
85-89 87 3 11,75 138,06 414,18
Jumlah ∑ = 20 1113,7
Dari tabel diatas, maka nilai untu menemukan standar deviasi atau
simpangan baku yaitu:
SB = √∑
= √
= √ = 7,65
Dari hasil analisis di atas dapat dilihat rata-rata yang diperoleh peserta
didik pada kelas kontrol atau kelas yang tidak diberi perlakuan untuk pretest
yaitu 75,25. Jadi dapat dilihat hasilnya dalam bentuk tabel adalah sebagai
berikut:
41
Tabel 2.6 Hasil Pretest Kelas Kontrol
Statistik Pretest
Jumlah sampel 20
Nilai terendah 60
Nilai tertinggi 85
Rata-rata (mean) 75,25
Berdasarkan pada tabel, diketahui bahwa sampel sebanyak 20 orang
dengan nilai terendah 60 dan nilai tertinggi 85 serta nilai rata-rata 75,25.
2) Posttest Kelas Kontrol
a) Membuat tabel distribusi frekuensi
Untuk membuat tabel distribusi frekuensi digunakan langkah-langkah
sebagai berikut:
- Menentukan banyaknya interval kelas
K = 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 log 20
= 1 + 3,3 x 1,30
= 1 + 4,29 = 5,29 (dibulatkan menjadi 5)
- Menentukan rentang kelas
R = perbedaan antara data terbesar dengan data terkecil
R = data terbesar - data terkecil
R = 95-70
= 25
42
- Menentukan panjang kelas
P =
=
= 5
Tabel 2.7: Distribusi Frekuensi Hasil Belajar
IPS Posttest Kelas Kontrol
Nilai
70-74 6
75-79 4
80-84 2
85-89 5
90-94 2
95-99 1
Jumlah ∑ = 20
b) Menentukan Nilai Rata-rata
Tabel 2.8: Distribusi frekuensi untuk menghitung nilai rata-rata posttest
kelas kontrol
Nilai
70-74 72 6 432
43
75-79 77 4 308
80-84 82 4 328
85-89 87 3 255
90-94 92 2 184
95-99 97 1 97
Jumlah ∑ = 20 ∑ = 1604
Selanjutnya penulis sajikan dalam bentuk histogram guna
memperlihatkan gambaran posttest sebagai berikut:
Interval
Gambar 2.3: Histogram Hasil Posstest Kelas Kontrol
Berdasarkan tabel diatas, maka nilai rata-rata posttest kelas kontrol
adalah:
= ∑
∑
0
1
2
3
4
5
6
7
70-74 75-79 80-84 85-89 90-94 95-99
44
=
= 80,2
c) Standar Deviasi
Deviasi adalah rata-rata penyimpangan data-data dari rata-rata atau
meannya. Untuk mencari standar deviasi dapat dilihat pada tabel
dibawah ini.
Tabel 2.9: Distribusi Frekuensi Untuk Menghitung Nilai Standar Deviasi
Posttest Kelas Kontrol
Nilai - )
70-74 72 6 -8,2 67,24 403,44
75-79 77 4 -3,2 10,24 40,96
80-84 82 4 1,8 3.24 12,96
85-89 87 3 6,8 46,24 138,72
90-94 92 2 11,8 139,24 278,48
95-99 97 1 16,8 282,24 282,24
Jumlah ∑ = 20 1056,8
Dari tabel diatas, maka nilai untuk menemukan standar deviasi atau
simpangan baku yaitu:
SB = √∑
45
= √
= √
= 7,45
Dari hasil analisis di atas dapat dilihat rata-rata yang diperoleh peserta
didik pada kelas kontrol atau kelas yang tidak diberi perlakuan untuk
posttest yaitu 80,2 . Jadi dapat dilihat hasilnya dalam bentuk tabel adalah
sebagai berikut:
Tabel 2.10: Hasil Posttest Kelas Kontrol
Statistik Posttest
Jumlah sampel 20
Nilai terendah 70
Nilai tertinggi 95
Rata-rata (mean) 80,2
Berdasarkan pada tabel, diketahui bahwa sampel sebanyak 20 orang
dengan nilai terendah 70 dan nilai tertinggi 95 serta nilai rata-rata 80,2
Adapun untuk persentase nilai rata-rata kenaikan hasil belajar IPS kelas
IV SD Inpres Bertingkat Mamajang II Kota Makassar pada kelas kontrol
yang dilihat dari hasil pretest dan posttest untuk mengetahui tingkat
kemampuan siswa sebagai berikut:
46
Tabel 2.11: Nilai Rata-rata Pada Pretest dan Posttest Kelas Kontrol
Statistik Nilai Statistik
Pretest (X) Posttest (Y)
Nilai rata-rata ( 75,25 80,2
P =
x 100%
=
x 100%
=
x 100%
= 6,57%
Jadi, selisih rata-rata kenaikan hasil belajar IPS murid adalah 4,95
dengan persentase 6,57%.
b. Deskripsi Hasil Belajar IPS Diajar Menggunakan Model Quantum
Teaching Pada Siswa Kelas IV SD Inpres Bertingkat Mamajang II
Kota Makassar
Analisis data hasil belajar IPS pretest dan posttest SD Inpres
Bertingkat Mamajang II Kota Makassar untuk kelas eksperimen atau siswa
yang diajar dengan menggunakan model Quantum teaching adalah:
47
Tabel 2.12: Data Hasil Belajar Kelas Eksperimen (IVA)
No Nama L/P Skor
Pretest Posttest
1 Adinda Larasati P 60 70
2 Safira Nurul Annisa P 70 85
3 Rahmat L 80 85
4 Nayfa winda aprialia P 75 80
5 ST. Annisa L 75 75
6 Musdalifa L 70 80
7 Alif L 80 80
8 Winda Sakinah P P 85 85
9 Muh. Farel R P 80 85
10 Ihsanul Muhammad Tabrani L 65 75
11 Fauzan P 75 80
12 Jihan Ufairah L 60 75
13 Afika L 85 85
14 Citra ayu cahyani L 85 90
15 Alfian L 80 90
16 Nurhidyat P 85 95
17 ST. Annisa bakri P 70 85
18 Resky Aulia P 85 95
19 Muh. Zulham P 75 80
20 Zahra Alliyah P 70 70
Dari hasil pengumpulan data diatas, maka untuk mengetahui daya
serap murid dapat dilihat sebagai berikut:
1) Pretest Kelas Eksperimen
a) Membuat tabel distribusi frekuensi
48
Untuk membuat tabel distribsi frekuensi digunakan langkah-langkah
sebagai berikut:
- Menentukan banykanya interval kelas
K = 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 log 20
= 1 + 3,3 x 1,30
= 1 + 4,29
= 5,29 (dibulatkan menjadi 5)
- Menentukan rentang kelas
R = perbedaan antara data terbesar dengan data terkecil
R = data terbesar - data terkecil
R = 85-60
= 25
- Menentukan panjang kelas
P =
=
= 5
Tabel 2.13: Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPS Pretest Kelas Eksperimen
Nilai
60-64 2
65-69 1
70-74 4
75-79 4
49
80-84 4
85-89 5
Jumlah ∑ = 20
c) Menentukan Nilai Rata-rata
Tabel 2.14: Distribusi frekuensi untuk menghitung nilai rata-rata pretest
kelas eksperimen
Nilai
60-64 62 2 124
65-69 67 1 67
70-74 72 4 288
75-79 77 4 308
80-84 82 4 328
85-89 87 5 435
Jumlah ∑ = 20 ∑ = 1550
Selanjutnya penulis sajikan dalam bentuk hinstogram guna
memperlihatkan gambaran pretest sebagai berikut:
50
Interval
Gambar 2.4: Histogram Hasil Pretest Kelas Eksperimen
Berdasarkan tabel serta diagram diatas, maka nilai rata-rata pretest kelas
eksprimen adalah:
= ∑
∑
=
= 77,5
Dari hasil analisis diatas dapat dilihat rata-rata yang diperoleh siswa
pada kelas eksperimen sebelum diterapkan model Quantum Teaching yaitu
77,5.
d) Standar Deviasi
Untuk mencari standar deviasi dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
0
1
2
3
4
5
6
60-64 65-69 70-74 75-79 80-84 85-89
51
Tabel 2.15: Frekuensi Untuk Menghitung Nilai Standar Deviasi Pretest Kelas
Eksperimen
Nilai - )
60-64 62 2 -15,5 240,25 480,5
65-69 67 1 -10,5 110,25 110,25
70-74 72 4 -5,5 30,25 121
75-79 77 4 -0,5 0,25 1
80-84 82 4 4,5 20,25 81
85-89 87 5 9,5 90,25 451,25
Jumlah ∑ = 20 1245
Dari tabel diatas, maka nilai untuk menemukan standar deviasi atau
simpangan baku yaitu:
SB = √∑
= √
= √ = 8,09
Dari hasil analisis di atas dapat dilihat rata-rata yang diperoleh siswa
pada kelas eksperimen atau kelas yang diberi perlakuan untuk pretest yaitu
77,5. Jadi dapat dilihat hasilnya dalam bentuk tabel adalah sebagai berikut:
52
Tabel 2.16: Nilai Standar Deskriptif Hasil Pretest Murid Kelas IV SD Inpres
Bertingkat Mamajang II Kota Makassar pada kelas eksperimen
Statistik Pretest
Jumlah sampel 20
Nilai terendah 60
Nilai tertinggi 85
Rata-rata (mean) 77,5
Berdasarkan pada tabel, diketahui bahwa sampel sebanyak 20 orang
dengan nilai terendah 60 dan nilai tertinggi 85 serta nilai rata-rata 77,5.
3) Posttest Kelas Eksperimen
a) Membuat tabel distribusi frekuensi
Untuk membuat tabel distribusi frekuensi digunakan langkah-langkah
sebagai berikut:
- Menentukan banyaknya interval kelas
K = 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 log 20
= 1 + 3,3 x 1,30
= 1 + 4,29
= 5,29 (dibulatkan menjadi 5)
- Menentukan rentang kelas
R = perbedaan antara data terbesar dengan data terkecil
R = data terbesar - data terkecil
R = 95-70
53
= 25
- Menentukan panjang kelas
P =
=
= 5
Tabel 2.17: Distribusi Frekuensi Hasil Belajar
IPS Posttest Kelas Eksperimen
Nilai
70-74 2
75-79 3
80-84 5
85-89 6
90-94 2
95-99 2
Jumlah ∑ = 20
d) Menentukan Nilai Rata-rata
54
Tabel 2.18: Distribusi frekuensi untuk menghitung nilai rata-rata posttest
kelas eksperimen
Nilai
70-74 72 2 144
75-79 77 3 231
80-84 82 5 410
85-89 87 6 522
90-94 92 2 184
95-99 97 2 194
Jumlah ∑ = 20 ∑ = 1685
Selanjutnya penulis sajikan dalam bentuk histogram guna
memperlihatkan gambaran posttest sebagai berikut:
Interval
Gambar 2.5: Histogram Hasil Posttest Kelas Eksperimen
Berdasarkan tabel diatas, maka nilai rata-rata posttest kelas eksperimen
adalah:
0
2
4
6
8
70-74 75-79 80-84 85-89 90-94 95-99
55
= ∑
∑
=
= 84,25
e) Standar Deviasi
Untuk mencari standar deviasi dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 2.19: Distribusi Frekuensi Untuk Menghitung
Nilai Standar Deviasi Posttest Kelas Eksperimen
Nilai - )
70-74 72 1 -12,25 150,06 150,06
75-79 77 3 -7,25 52,56 157,68
80-84 82 4 -2,25 5,06 20,24
85-89 87 6 2,75 7,56 45,36
90-94 92 3 11,75 138,06 414,18
95-99 97 3 12,75 162,56 487,68
Jumlah ∑ = 20 515,86 1275,2
Dari tabel diatas, maka nilai untuk menemukan standar deviasi atau
simpangan baku yaitu:
SB = √∑
56
= √
= √
= 8,19
Dari hasil analisis di atas dapat dilihat rata-rata yang diperoleh peserta
didik pada kelas eksperimen atau kelas yang diberi perlakuan untuk posttest
yaitu 84,25 . Jadi dapat dilihat hasilnya dalam bentuk tabel adalah sebagai
berikut:
Tabel 2.20: Hasil Posstest Kelas Eksperimen
Statistik Posttest
Jumlah sampel 20
Nilai terendah 70
Nilai tertinggi 95
Rata-rata (mean) 84,25
Berdasarkan pada tabel, diketahui bahwa sampel sebanyak 20 orang
dengan nilai terendah 70 dan nilai tertinggi 95 serta nilai rata-rata 84,25.
57
Tabel 2.21: Nilai statistik deskriptif hasil pretest dan posttest pada Kelas
Eksperimen
Statistik Nilai Statistik
Pretest Postest
Nilai Terendah 60 70
Nilai Tertinggi 85 95
Nilai rata-rata 77,5 84,25
Dari tabel diatas, terlihat bahwa hasil belajar IPS pada kelas eksperimen
terdapat peningkatan. Nilai rata-rata pretest (sebelum diterapkan model
Quantum Teaching ) 77,5 dan nilai rata-rata posttestnya (setelah diterapkan
model Quantum Teaching) 84,25.
Adapun untuk persentase nilai rata-rata kenaikan hasil belajar IPS siswa
kelas IV SD Inpres Bertingkat Mamajang II Kota Makassar pada kelas
eksperimen yang dilihat dari hasil pretest dan post test untuk mengetahui
tingkat kemampuan siswa sebagai berikut:
Tabel 2.22: Nilai Rata-rata Pada Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen
Statistik Nilai Statistik
Pretest (X) Posttest (Y)
Nilai rata-rata ( 77,5 84,25
P =
x 100%
=
x 100%
58
=
x 100%
= 8,70%
Jadi, selisih rata-rata kenaikan hasil belajar IPS murid adalah 6,75
dengan persentase 8,70%
Berdasarkan tabel dan gambar diatas maka dapat disimpulkan bahwa
hasil belajar IPS pada kelas eksperimen yang diajar dengan model Quantum
Teaching meningkat dengan persentase rata-rata kenaikan hasil belajar IPS
pada siswa yaitu 8,70%.
2. Hasil Analisis Inferensial
Pengaruh Model Quantum Teaching Terhadap Hasil Belajar IPS Siswa
Kelas IV SD Inpres Bertingkat Mamajang II Kota Makassar
Ada beberapa tahap yang ditempuh untuk mengetahui bahwa model
Quantum Teaching mempengaruhi hasil belajar IPS siswa. Tahap yang dimaksud
yaitu pengujian homogenitas dan pengujian hipotesis t-test.
a. Uji Homogenitas
Uji homogenitas bertujuan untuk melihat apakah data pada kedua
kelompok berasal dari populasi yang homogen. Pengujian homogenitas dilakukan
pada posttest kedua kelompok dengan taraf signifikan yang ditetapkan adalah =
0,05.
=
=
= 1,09
59
Dengan db pembilang = 20-1 = 19 (terbesar) dan db penyebut = 20-1 =
19 (terkecil). Taraf signifikan = 0,05 maka diperoleh = 2,15. Jadi
= 1,09 = 2,15. Jadi 2,15 0,05, sehingga dapat disimpulkan
bahwa kedua kelompok data bersifat homogen.
b. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu uji t-test
dengan sampel independen. Pengujian hipotesis ini dilakukan untuk mengetahui
dugaan sementara yang dirumuskan oleh penulis, adalah sebagai berikut:
: = melawan :
: Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara pembelajaran
yang menerapkan model quantum teaching dan yang tidak menerapkan quantum
teaching terhadap hasil belajar IPS siswa kelas IV SD Inpres Bertingkat
Mamajang II Kota Makassar.
: terdapat perbedaan yang signifikan antara pembelajaran yang
menerapkan model quantum teaching dan yang tidak menerapkan model quantum
teaching terhadap hasil belajar IPS siswa kelas IV SD Inpres Bertingkat
Mamajang II Kota Makassar.
: Rata-rata hasil belajar IPS siswa yang diajar dengan model
quantum teaching
: rata-rata hasil belajar IPS siswa yang tidak diajar dengan model
quantum teaching
60
Uji hipotesis dilakukan pada hasil posttest kedua kelas yaitu kelas
eksperimen/kelas yang diajar dengan model Quantum teaching dan kelas
kontrol/kelas yang tidak diajar dengan menggunakan model Quantum teaching.
=
√
=
√
=
√
=
√
= 4,60
Adapun untuk nilai dimana df = n-k, df = 20-1 = 19. Taraf
signifikan = 0,05. Jadi, untuk nilai pada tabel distribusi adalah 2,09302.
maka 4,60 2,09. Pengujian hipotesis tersebut dapat
disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara pembelajaran yang
menerapkan model Quantum teaching.dengan pembelajaran yang tidak
menerapkan model Quantum teaching .terhadap hasil belajar IPS siswa kelas IV
SD Inpres Bertingkat Mamajang II Kota Makassar.
B. Pembahasan
Pada bagian pembahasan ini akan dibahas mengenai hasil penelitian yang
telah diperoleh. Penelitian ini merupakan penelitian quasi experimental. Dengan
desain penelitian yang digunakan yaitu nonequivalent control group design yaitu
dengan membandingkan kelompok eksperimen dengan kelompok control.
Kelompok eksperimen adalah kelompok yang diajar dengan menggunakan model
61
Quantum teaching kelompok control adalah kelompok yang diajar dengan tanpa
menggunakan model Quantum teaching.
Dari hasil yang diperoleh pada analisis inferensial menggambarkan
adanya pengaruh penerapan model Quantum teaching. terhadap hasil belajar IPS
murid. Hal tersebut dapat dilihat pada pengujian hipotesis dengan menggunakan
uji t-test sampel independen, dimana data yang diuji yaitu hasil posttest kedua
kelas berdasarkan hasil yang diperoleh dan pengujian tersebut dapat disimpulkan
bahwa hasil belajar peserta didik meningkat setelah digunakan model Quantum
teaching.dibandingkan dengan pengajaran tanpa menggunakan model Quantum
teaching.
Pada pengujian hipotesis dengan menggunakan uji t-test sampel
independen, dimana data yang diuji yaitu hasil posstest kedua kelas. Dengan
menggunakan taraf signifikansi 5% atau = 0,05, maka 4,60
2,09. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hasil belajar IPS murid yang
diajar dengan menggunakan model Quantum teaching.lebih meningkat
dibandingkan dengan yang diajar tanpa menggunakan model Quantum teaching..
Dalam artian bahwa pembelajaran dengan menggunakan model Quantum
teaching.berpengaruh dan baik digunakan terhadap peningkatan hasil belajar IPS
siswa Kelas IV SD Inpres Bertingkat Mamajang II Kota Makassar.
62
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan data yang diperoleh mengenai penelitian yang dilakukan
dengan judul Pengaruh Model Quantum Teaching Terhadap Hasil Belajar IPS
Siswa Kelas IV SD Inpres Bertingkat Mamajang II Kota Makassar, dapat
disimpulkan bahwa penerapan Model Quantum Teaching berpengaruh terhadap
hasil belajar IPS Siswa. Hal ini menunjukkan bahwa sebelum diterapkan Model
Quantum Teaching hasil belajar siswa rendah dan setelah diterapkan Model
Quantum Teaching hasil belajar murid mengalami peningkatan. Berdasarkan uji
hipotesis yang dilakukan maka 4,60 2,09, maka dapat
disimpulkan bahwa hipotesis yang berbunyi terdapat Pengaruh Penerapan Model
Quantum Teaching Terhadap Hasil belajar IPS Siswa Kelas IV SD Inpres
Bertingkat Mamajang II Kota Makassar diterima.
B. Saran
Kepada pendidik khususnya pendidik yang mengajar di Sekolah Dasar agar
dalam proses pembelajaran mampu menciptakan suasana aktif dalam proses
pembelajaran dengan mengoptimalisasikan kemampuan/kecerdasan peserta didik
dengan menjadikan Model Quantum Teaching sebagai salah satu alternative
model yang dapat digunakan dalam meningkatkan hasil belajar siswa.
63
-DAFTAR PUSTAKA
Adawiyah Fitri, dkk . 2015 . Aplication Quantum Teaching Model to Develoved student
Activity to Socal Studies in Elementary School . Antologi Vol 3 No.2
Anitah, Sri.2009 .Straegi Pembelajaran di SD. Jakarta : Universitas Terbuka
Ariawan , I Made, 2013 . Penerapan Tehnik Pembelajaran TANDUR Model Quantum
Teaching secara Familier untuk meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa
Kelas IV SDN 33 Cakranegara Semester 1 Tahun Pelajaran 2013.
Arikunto , Suharsimi . 2010 .Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik .Jakarta :
PT Rineka Cipta.
Gunawan , Rudy .2013 . Pendidikan IPS. Bandung : Alfabeta
Nurhayati. 2015. Penerapan Model Pembelajaran Quantum Teaching Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar IPS Siswa kelas IV SDN Pekanbaru. Jurnal Primary
Program Studi Pendidikan Sekolah Dasar.
Rifa’I Achmad dan Catharina Anni. 2012 . Psikologi Pendidikan. Semarang.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 19 Tahun 2005 Pasal 1 tentang standar
nasional. Jakarta : Depdiknas
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2006 tentang Standar Isi Untuk
satuan Pendidikan Dasar dan Menegah. Jakarta : Depdiknas
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Isi Untuk
satuan Pendidikan Dasar dan Menegah. Jakarta : Depdiknas
Sadirman. 2012. Interaksi dan Motivasi BelajarMengajar . Jakarta : Rajawali Pers .
Sugiyono .2017 . Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif , dan
R & D . Bandung : Alfabeta .
Sapriya . 2015. Pendidikan IPS. Bandung : Rosda .
64
64
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Lampiran B. Soal, Pretest-Postest,Kunci Jawaban , Lembar Observasi
Lampiran C.Tabel Nilai Pretest-Postest
Lampiran D.Dokumentasi
Lampiran E. Persuratan
65
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Satuan Pendidikan : SD Inpres Bertingkat Mamajang II
Kelas / Semester : IV / Genap
Mata Pelajaran : IPS
Alokasi waktu : 2 X 35 Menit
A. STANDAR KOMPETENSI
Mengenal sumber daya alam, kegiatan ekonomi dan kemajuan
teknologi di lingkungan kabupaten / kota dan provinsi
B. KOMPETENSI DASAR
2.3 Mengenal perkembangan teknologi produksi komunikasi dan
transportasi serta pengalaman menggunakannya
C. . INDIKATOR
2.3.1 Menjelaskan jenis teknologi produksi pada masa
lalu dan masa sekarang
2.3.2 Menyebutkan macam-macam alat produksi masa lalu dan
sekarang
2.3.3 Menjelaskan jenis teknologi komunikasi pada masa
lalu dan masa sekarang
D. TUJUAN
1. Dengan mengamati gambar tentang jenis teknologi produksi,
siswa dapat menjelaskan teknologi pada masa lalu dan masa
sekarang dengan tepat.
2. Dengan mengamati gambar macam-macam alat produksi,
siswa dapat menunjukkan macam-macam alat produksi masa
lalu dan sekarang dengan tepat.
3. Dengan mengamati gambar tentang jenis teknologi
komunikasi, siswa dapat menjelaskan teknologi komunikasi
pada masa lalu dan masa sekarang dengan tepat.
66
E. MATERI AJAR
a. Jenis teknologi produksi
b. Peralatan teknologi produksi
c. Jenis teknologi komunikasi
F. MODEL DAN METODE PEMBELAJARAN
Model : Quantum Taeching
Metode : Tanya jawab , Ceramah , diskusi, penugasan , bermain
Tehnik ; Example Non Example
Pendekatan : Scientific
G. LANGKAH LANGKAH PEMBELAJARAN
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
Kegiatan
Pendahulua
n
1. Guru memberikan salam
2. Kelas dilanjutkan dengan do’a dipimpin oleh salah
seorang siswa.
3. Melakukan komunikasi tentang kehadiran siswa.
4. Guru melakukan apersepsI
5. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
5
Menit
Kegiatan
Inti
1. Guru menjelaskan materi pembelajaran
2. Siswa diminta untuk mencari informasi tentang
alat komunikasi dan transportasi
3. Siswa mengamati gambar tentang jenis teknologi
produksi dan perlatan produksi masa lalu dan
masa sekarang yang ditampilkan guru
(tumbuhkan) eksplorasi
4. Siswa dan guru melakukan tanya jawab tentang
jenis teknologi dan teknologi produksi masa lalu
dan masa sekarang lalu, mengaitkan dengan
kehidupan sehari hari (alami )
5. Siswa menyimak penjelasan guru mengenai
macam macam teknologi produksi (namai)
6. Siswa menyimak tentang jenis jenis alat
komunikasi dijaman sekarang dan jaman dulu
(namai)
60
menit
67
7. Siswa dibagi perkelompok , setiap kelompok
dibagi 4-5 siswa (elaborasi)
8. Siswa berkelompok mendiskusikan lembar kerja
siswa
9. Perwakilan kelompok naik mempresentasikan
hasil kerja kelompok (demonstrasikan )
10. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
bertanya mengenai materi yang belum difahami
( konfirmasi)
11. Guru memberikan penguatan / motivasi kepada
siswa ( rayakan )
AYO BERLATIH.
1. Selanjutnya, siswa diberi lembar (butir soal ).
2. Siswa diminta untuk menjawab pertanyaan
dan butir soal yang diberikan oleh guru .
Kegiatan
Penutup
1. Guru mengajak siswa menyimpulkan hasil
pembelajaran.
2. Guru memberikan pesan-pesan moral.
3. Salam dan do’a penutup.
5
Menit
H. SUMBER DAN MEDIA
Quantum Teaching: Mempraktikkan Quantum Teaching di Ruang-Ruang
Kelas.
. Buku IPS kelas IV
Media :
A Gambar jenis teknologi produksi
B Gambar peralatan teknologi produksi
C Gambar jenis teknologi komunikasi
68
I. PENILAIAN
Penilaian proses : Keaktifan , sikap , kerjasama dalam mengikuti pelajaran
Penilaian Hasil
Tehnik : Tes Tertulis
Bentuk instrument : Pilihan ganda
Makassar , Mei 2018
Disetujui Oleh:
Guru Kelas IV A Mahasiswa
Hj. St. Rohani , S.Pd Nurfadillah Jabbar
Nip. 19630515 198206 2 003 Nim:10540925414
69
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Satuan Pendidikan : SD Inpres Bertingkat Mamajang II
Kelas / Semester : IV / Genap
Mata Pelajaran : IPS
Alokasi waktu : 2 X 35 Menit
C. STANDAR KOMPETENSI
Mengenal sumber daya alam, kegiatan ekonomi dan kemajuan
teknologi di lingkungan kabupaten / kota dan provinsi
D. KOMPETENSI DASAR
2.3 Mengenal perkembangan teknologi produksi komunikasi dan
transportasi serta pengalaman menggunakannya
C. . INDIKATOR
2.3.1 Menjelaskan jenis teknologi produksi pada masa
lalu dan masa sekarang
2.3.2 Menyebutkan macam-macam alat produksi masa lalu dan
sekarang
2.3.3 Menjelaskan jenis teknologi komunikasi pada masa
lalu dan masa sekarang
D. TUJUAN
4. Dengan mengamati gambar tentang jenis teknologi produksi,
siswa dapat menjelaskan teknologi pada masa lalu dan masa
sekarang dengan tepat.
5. Dengan mengamati gambar macam-macam alat produksi,
siswa dapat menunjukkan macam-macam alat produksi masa
lalu dan sekarang dengan tepat.
6. Dengan mengamati gambar tentang jenis teknologi
komunikasi, siswa dapat menjelaskan teknologi komunikasi
pada masa lalu dan masa sekarang dengan tepat.
70
E. MATERI AJAR
d. Jenis teknologi produksi
e. Peralatan teknologi produksi
f. Jenis teknologi komunikasi
F. METODE PEMBELAJARAN
Metode : Ceramah , penugasan , bermain
Tehnik ; Example Non Example
Pendekatan : Scientific
G. LANGKAH LANGKAH PEMBELAJARAN
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
Kegiatan
Pendahulua
n
6. Guru memberikan salam
7. Kelas dilanjutkan dengan do’a dipimpin oleh salah
seorang siswa.
8. Melakukan komunikasi tentang kehadiran siswa.
9. Guru melakukan apersepsI
10. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
5
Menit
Kegiatan
Inti
12. Guru menjelaskan materi pembelajaran
13. Siswa diminta untuk mencari informasi tentang
alat komunikasi dan transportasi
14. Siswa mengamati gambar tentang jenis teknologi
produksi dan perlatan produksi masa lalu dan
masa sekarang yang ditampilkan guru
15. Siswa dan guru melakukan tanya jawab tentang
jenis teknologi dan teknologi produksi masa lalu
dan masa sekarang lalu, mengaitkan dengan
kehidupan sehari hari
16. Siswa menyimak penjelasan guru mengenai
macam macam teknologi produksi
17. Siswa menyimak tentang jenis jenis alat
komunikasi dijaman sekarang dan jaman dulu
18. Siswa dibagi perkelompok , setiap kelompok
dibagi 4-5 siswa
19. Siswa berkelompok mendiskusikan lembar kerja
siswa
60
menit
71
20. Perwakilan kelompok naik mempresentasikan
hasil kerja kelompok
21. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
bertanya mengenai materi yang belum difahami
AYO BERLATIH.
3. Selanjutnya, siswa diberi lembar (butir soal ).
4. Siswa diminta untuk menjawab pertanyaan
dan butir soal yang diberikan oleh guru .
Kegiatan
Penutup
4. Guru mengajak siswa menyimpulkan hasil
pembelajaran.
5. Guru memberikan pesan-pesan moral.
6. Salam dan do’a penutup.
5 Menit
H. SUMBER DAN MEDIA
. Buku IPS kelas IV
Media :
D Gambar jenis teknologi produksi
E Gambar peralatan teknologi produksi
F Gambar jenis teknologi komunikasi
II. PENILAIAN
Penilaian proses : Keaktifan , sikap , kerjasama dalam mengikuti pelajaran
72
Penilaian Hasil
Tehnik : Tes Tertulis
Bentuk instrument : Pilihan ganda
Makassar , Mei 2018
Disetujui Oleh:
Guru Kelas IV B Mahasiswa
MIRANTI, S.Pd Nurfadillah Jabbar
Nip. 19681218 198911 2 001 Nim:10540925414
73
LEMBAR KERJA KELOMPOK
Kelompok :
Nama kelompok :
Petunjuk kerja
a. Tulislah nama anggota kelompok ditempat yang disediakan!
b. Bacalah lembar kerja kelompok berikut ini dengan teliti!
c. Diskusikan bersama teman kelompokmu!
No
Alat Modern Zaman Dahulu
1. Becak _ √
1.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
74
Soal .
Pilihlah jawaban yang paling benar dengan memberikan tanda
silang (X) pada salah satu huruf a, b, c, atau d pada lembar
jawaban!
2. Para petani menggunakan perontok padi yang merupakan
teknologi…
a. produksi c. transportasi b. industri
d. komunikasi
2. Alat tenun merupakan alat untuk membuat pakaian, alat
tenun termasuk dalam teknologi...
a. Produksi sandang c. Produksi papan
b. Produksi pangan d. Transportasi
3. Perhatikan urutan membuat batu bata berikut ini !
1. Menyiapkan tanah liat.
2. Batu bata cetakan yang sudah kering dikumpulkan.
4. Kegiatan merontokkan padi dengan mesin disebut
teknologi pangan…
a. Kuno
Nama : ...........................
Kelas/Semester : IV / Genap ( II )
75
b. Tradisional
c. Super
d. modern
5. Gambar di atas menunjukkan bahwa para petani merontokkan padi
dengan menggunakan teknologi…
a. Modern c. Super
b. Tradisional d. Kuno
II Isilah titik-titik di bawah ini dengan jawaban yang
benar!
a.
Gambar di atas menunjukkan teknologi yang
dapat dimanfaatkan manusia untuk . . . .
b. Telepon sebagai alat komunikasi ditemukan oleh…
c. Kereta api merupakan alat transportasi yang
dikemudikan oleh…
d. Andong merupakan sarana transportasi dengan
menggunakan tenaga…
e. Rakit merupakan alat transportasi yang ada di…
76
KUNCI JAWABAN :
I. Pilihan Ganda
1. A
2. A
3. D
4. B
5. D
II. ESSAY
1. Mendengarkan Berita
2. Alexander Graham Beel
3. Masinis
4. Tenaga Hewan (Kuda)
5. Air,sungai / danau .
KUNCI JAWABAN LEMBAR KELOMPOK :
No
Alat Modern Zaman Dahulu
1. Becak
3. Mobil
3. Bentor
4. Taksi
5. Motor
6. Kereta api
7. Kapal Pesiar
8. Pesawat
77
a. Tabel Pretest
Data Hasil Belajar IPS Kelas Kontrol IVB
No Nama L/P Skor
Pretest Posttest
1 Amanda P 75 75
2 Aura Annisa Salsabila L 60 70
3 Alaina As-Zdikra P 80 85
4 Anaqah Saudah Fath Rahman P 75 75
5 Andhika Putra Sarwono L 70 80
6 Aniqah Musdalifah P 70 70
7 Annisa Novianti Nur P 80 80
8 Fatmiatul Aulia P 70 75
9 Fathir Septriansyah Basri L 65 70
10 Fazila Ni’mah Chadila P 65 70
11 M.Panji Aditya Nugroho L 75 80
12 Muh. Rizky Mubarak R L 70 70
13 Nur Fia Nabihah Pratiwi Angraeni P 60 70
14 Nur Maulidya Wahdayani P 85 95
15 Nurfadillah Sagita P 80 80
16 Putri Haliza Mutmainnah P 85 90
17 Qurnia Pratiwi Malik P 70 85
18 Rahmat Hidayatullah L 85 90
19 Syasa Putri Nabila P 75 85
20 Zarah Lestari HR P 70 75
78
b. Tabel Postets
Data Hasil Belajar IPS Kelas Eksperimen IVA
No Nama L/P Skor
Pretest Posttest
1 Adinda Larasati P 60 70
2 Safira Nurul Annisa P 70 85
3 Rahmat L 80 85
4 Nayfa winda aprialia P 75 80
5 ST. Annisa L 75 75
6 Musdalifa L 70 80
7 Alif L 80 80
8 Winda Sakinah P P 85 85
9 Muh. Farel R P 80 85
10 Ihsanul Muhammad Tabrani L 65 75
11 Fauzan P 75 80
12 Jihan Ufairah L 60 75
13 Afika L 85 85
14 Citra ayu cahyani L 85 90
15 Alfian L 80 90
16 Nurhidyat P 85 95
17 ST. Annisa bakri P 70 85
18 Resky Aulia P 85 95
19 Muh. Zulham P 75 80
20 Zahra Alliyah P 70 70
79
80
RIWAYAT HIDUP
Nurfadillah Jabbar.Dilahirkan di Ujung pandang pada
tanggal 21 November 1996, anak kedua dari tiga
bersaudara dari pasangan ayahanda Jabbar dan ibu
Nirmawati. Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di
SD Negeri 3 Kasimpureng Kabupaten Bulukumba
pada tahun 2008. Pada tahun 2011 menyelesaikan pendidikan tingkat menengah di
SMP Negeri 1 Bulukumba , dan tamat di SMK Negeri 1 Bulukumba tahun
2014. Pada tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikan pada Program Studi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
(FKIP) Universitas Muhammadiyah Makassar. Dan selesai pada tahun 2018
dengan Judul Skripsi “ Pengaruh Penerapan Model Quantum Teaching terhadap
Hasil Belajar IPS siswa Kelas IV SD Inpres Bertingkat Mamajang II Kota
Makassar .”