pengaruh model pembelajaran sains...

72
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SAINS TEKNOLOGI DAN MASYARAKAT PADA KONSEP ENERGI BERNUANSA NILAI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Gelar Sarjana Strata 1 (S.Pd) Program Studi Pendidikan Fisika Oleh: RIANITA 104.016.300.482 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2010

Upload: duongque

Post on 14-Feb-2018

216 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SAINS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2505/1/98425-RI... · Pengukuran hasil belajar fisika siswa ... pilihan ganda sebanyak 20 soal

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SAINS TEKNOLOGI DAN MASYARAKAT

PADA KONSEP ENERGI BERNUANSA NILAI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Gelar Sarjana Strata 1 (S.Pd) Program Studi Pendidikan Fisika

Oleh:

RIANITA 104.016.300.482

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2010

Page 2: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SAINS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2505/1/98425-RI... · Pengukuran hasil belajar fisika siswa ... pilihan ganda sebanyak 20 soal

LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi yang berjudul “PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SAINS

TEKNOLOGI MASYARAKAT (STM) PADA KONSEP ENERGI

BERNUANSA NILAI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA”, disusun oleh

Rianita, NIM 104016300482, diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 12 Agustus 2010,

dihadapan dewan penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar sarjana

S1 (S.Pd) pada Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Program Studi

Pendidikan Fisika.

Jakarta, 12 Agustus 2010

Panitia Ujian Munaqasyah

Tanggal Tanda Tangan

Ketua Panitia (Ketua Jurusan Pendidikan IPA)

Baiq Hana Susanti, M.Sc ............ ..................... NIP. 150 299 475

Sekretaris (Sekretaris Jurusan Pendidikan IPA)

Nengsih Juanengsih, M.Pd ............ ..................... NIP. 19790510 2006042001

Penguji I

Dr. Zulfiani ............ ..................... NIP. 2005012 002

Penguji II

Iwan Permana S, M.Pd ............ ..................... NIP. 19780504 200901 1013

Mengetahui:

Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Prof. Dr. Dede Rosyada, M.A NIP. 19571005 1987031003

Page 3: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SAINS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2505/1/98425-RI... · Pengukuran hasil belajar fisika siswa ... pilihan ganda sebanyak 20 soal

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI

Skripsi berjudul Pengaruh Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat Pada

Konsep Energi Bernuansa Nilai Terhadap Hasil Belajar Siswa di SMP Islamiyah

Depok, yang disusun oleh Rianita, NIM 104 016 300 482, Jurusan Pendidikan

Ilmu Pengetahuan Alam, Program Studi Pendidikan Fisika, telah melalui

bimbingan dan dinyatakan sah sebagai karya ilmiah yang berhak untuk diujikan

pada sidang munaqosah sesuai ketentuan yang ditetapkan Fakultas Ilmu Tarbiyah

dan Keguruan.

Yang Mengesahkan,

Pembimbing I

Ir. Mahmud Siregar, M.Si

NIP 195403101988031001

Pembimbing II

Kinkin Suartini, M.Pd

NIP 19780406200642003

Page 4: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SAINS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2505/1/98425-RI... · Pengukuran hasil belajar fisika siswa ... pilihan ganda sebanyak 20 soal

ABSTRAK RIANITA, “Pengaruh Model Pembelajaran Sains Teknologi dan Masyarakat pada Konsep Energi Bernuansa Nilai Terhadap Hasil Belajar Siswa”. Skripsi, Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh model pembelajaran Sains Teknologi dan Masyarakat terhadap hasil belajar fisika siswa pada konsep energi yang bernuansa nilai. Penelitian ini dilakukan di SMP Islamiyah Sawangan, pada bulan Februari. Metode penelitian yang digunakan adalah kuasi eksperimen dengan jumlah sampel 30 siswa yang belajar menggunakan model Sains Teknologi dan Masyarakat. Pengambilan sampel diambil dengan menggunakan teknik purposive sampling. Pengukuran hasil belajar fisika siswa berdasarkan pada instrumen penelitian berupa tes berbentuk pilihan ganda sebanyak 20 soal dengan penskoran 0-1, yang selanjutnya diuji dengan statistik uji-t. Berdasarkan hasil perhitungan uji-t thitung>ttabel, (6,41 >2,00), pada taraf signifikansi 95 %. Dengan demikian dapat dinyatakan terdapat pengaruh yang signifikan. Kesimpulan dari penelitian ini adalah model Sains Teknologi dan Masyarakat memberikan pengaruh yang positif bagi siswa dalam mempelajari konsep energi bernuansa nilai. Kata kunci : Model Pembelajaran STM, Hasil Belajar

i

Page 5: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SAINS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2505/1/98425-RI... · Pengukuran hasil belajar fisika siswa ... pilihan ganda sebanyak 20 soal

ABSTRACT

RIANITA, “The Influece of Science Technology and Society Model to The Result Study of Camistry of Energy Nuansa Value Concept". Thesis, Physics Education Program, Natural Sciences Major, Faculty of Tarbiya and Teacher’s Training, Islamic State University Syarif Hidayatullah Jakarta.. The aim of this research is to know whether there is influence of science technology and society model to the result study of chemistry of energy nuansa value concept. This research excecuted in SMP Islamiyah Sawangan, on February 2010. the research methode is quasy experiment, which are 30 students for sample that use science technology and society model. . This sample is a technic purposive sampling. The measurement of the result study pursuant to instrument to test is multiple choice consisting 20 questions and score is 0 until 1. according to the calculation using t test get value t count > t table, (6,41 >2,00), at signification at level 95 % , able to be expressed that there are influene which significant. Finally, it can be concluted that science technology and society model can give a positif effect to the student in the learning activity of energy nuansa value concept. Keywords: Science Technology and Society model, Result Study

ii

Page 6: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SAINS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2505/1/98425-RI... · Pengukuran hasil belajar fisika siswa ... pilihan ganda sebanyak 20 soal

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji atas keagungan Allah SWT, Tuhan yang telah menciptakan manusia dalam kesempurnaan. Segala syukur atas kasih sayang dan bimbingan Allah Azza Wa Jalla Rabb yang telah memberikan kenikmatan dunia sebagai ladang untuk menghantarkan kepada kehidupan akhirat. Ampuni atas kelalaian dan keingkaran syahadah yang tidak mampu termanifestasi dalam kehidupan.

Allahumma shalli’ala Muhammad, semoga shalawat ini selalu tercurah untuk sebaik-baik mahluk ciptaan yang mewarisi kebenaran Ibrahim, tongkat penuntun Musa, kasih sayang Isya, kebenaran Daud, dan kearifan Sulaiman, yang menemani zaman memapah manusia menuju rumah kebahagiaan dengan sinar Al-Islam. Amiin.

Selanjutnya, penulis menyadari sepenuhnya bahwa tidak sedikit kesulitan yang dihadapi selama penulisan skripsi ini. Namun, atas bimbingan-Nya dan motivasi dari berbagai pihak penulis menyadari bahwa keberhasilan dan kesempurnaan merupakan sebuah proses yang harus dijalani. Oleh sebab itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang berjasa dalam penulisan skripsi ini, diantaranya: 1. Prof. Dr. Dede Rosyada, M.A., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Ibu Baiq Hana Susanti, M.Sc, Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan

Alam. 3. Bapak Ir. Mahmud Siregar, M.Si., Dosen Pembimbing I yang penuh

kesabaran dan keikhlasan dalam membimbing penulis selama ini. 4. Ibu Kinkin Suartini, M.Pd., Dosen Pembimbing II juga telah banyak

memberikan pemikiran dan waktu sehingga tuntasnya skripsi ini. 5. Bapak-bapak dan ibu-ibu Dosen, atas ilmu dan pengalaman yang telah

diberikan selama penulis mengikuti perkuliahan. 6. Kepala SMP Islamiyah. Madamin, M.Pd, Bapak Irmansyah, M.Pd selaku guru

bidang studi fisika di SMP Islamiyah yang telah banyak sekali membantu selama proses penelitian. Siswa kelas VIII.3 yang telah bersedia memberikan sedikit waktunya untuk menjadi sampel.

iii

Page 7: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SAINS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2505/1/98425-RI... · Pengukuran hasil belajar fisika siswa ... pilihan ganda sebanyak 20 soal

iv

7. Suamiku yang telah melimpahkan segenap kasih sayang yang tak terhingga dan memberikan semangat baru serta canda tawa dalam setiap waktu.

8. Teristimewa untuk kedua orang tuaku yang senantiasa berjuang, memberi nasehat dan do’a yang tiada henti disetiap deru nafasnya demi mewujudkan cita-cita dan impian penulis baik secara materi maupun secara moril. Hanya Allah SWT yang dapat membalasnya, semoga penulis dapat memberikan yang terbaik untuk kalian.

9. Teman-teman seperjuangan Fisika angkatan 2004; Ajat, Hamid, Fahmi, Misbah, Widya, Encih, Yuslina, Ijah dan teman lain yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terimakasih untuk kebersamaannya yang menginspirasi untuk selalu menjadi lebih baik setiap harinya dan semua keceriaan selama kuliah, sampai jumpa dalam kesuksesan.

Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, muda-mudahan bantuan, bimbingan, semangat, dan do’a yang telah diberikan menjadi pintu datangnya ridha dan kasih sayang Allah SWT di dunia dan di akhirat kelak. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi khazanah ilmu pengetahuan pada umumnya.

Jakarta, Agustus 2010

Penulis Rianita

Page 8: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SAINS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2505/1/98425-RI... · Pengukuran hasil belajar fisika siswa ... pilihan ganda sebanyak 20 soal

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN

ABSTRAK ....................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ..................................................................................... iii

DAFTAR ISI .................................................................................................... v

DAFTAR TABEL ........................................................................................... viii

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... ix

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... x

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................... 1

A. Latar Belakang ......................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ................................................................. 4

C. Pembatasan Masalah ................................................................ 4

D. Perumusan Masalah ................................................................. 5

E. Tujuan Penelitian ..................................................................... 5

F. Manfaat Penelitian ................................................................... 6

BAB II DESKRIPSI TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR DAN

PENGAJUAN HIPOTESIS ......................................................... 7

A. Deskripsi Teoritis ..................................................................... 7

1. Model Pembelajaran STM ................................................. 7

a. Pengertian STM ........................................................... 8

b. Karakteristik STM ....................................................... 11

c. Ranah STM .................................................................. 12

d. Keunggulan dan Tahap STM......................................... 16

2. Hasil Belajar ....................................................................... 19

a. Pengertian Hasil Belajar .............................................. 19

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ........ 20

v

Page 9: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SAINS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2505/1/98425-RI... · Pengukuran hasil belajar fisika siswa ... pilihan ganda sebanyak 20 soal

3. Pembelajaran Bernuansa Nilai ............................................ 22

a. Pengertian Pembelajaran ............................................. 22

b. Definisi Nilai ................................................................ 21

c. Kandungan Nilai dalam Sains

4. Konsep Energi .................................................................... 27

5. Kandungan Nilai dalam Konsep Energi ............................. 29

6. Hasil Penelitian yang Relevan ............................................ 30

B. Kerangka Berpikir .................................................................... 32

C. Perumusan Hipotesis ................................................................ 34

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................. 35

A. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................. 35

B. Metode Penelitian ..................................................................... 35

C. Variabel Penelitian ................................................................... 35

D. Desain Penelitian ...................................................................... 35

E. Populasi dan Sampel Penelitian ............................................... 36

F. Teknik Pengambilan Sampel .................................................... 36

G. Instrumen Penelitian ................................................................. 37

H. Uji Coba Instrumen Penelitian ................................................. 37

1. Validitas ............................................................................. 37

2. Reliabilitas ......................................................................... 38

3. Taraf Kesukaran.................................................................. 39

4. Daya Pembeda .................................................................... 40

I. Teknik Aalisis Data .................................................................. 40

1. Uji Prasyarat Analisi Data ................................................. 40

a. Uji Normalitas ............................................................. 41

b. Uji Homogenitas .......................................................... 42

c. Uji Hipotasis ................................................................. 42

2. Teknik Analisis Angket ..................................................... 43

vi

Page 10: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SAINS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2505/1/98425-RI... · Pengukuran hasil belajar fisika siswa ... pilihan ganda sebanyak 20 soal

vii

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .......................... 45

A. Hasil Penelitian ....................................................................... 45

1. Hasil Pretest Kelompok Eksperimen ................................. 45

2. Hasil Posttest Kelompok Eksperimen................................. 46

B. Analisis Data dan Interpretasi Data .......................................... 48

1. Uji Normalitas..................................................................... 48

2. Uji Homogenitas ................................................................. 49

3. Uji Hipotasis........................................................................ 50

4. Analisis Data Angket .......................................................... 51

C. Interpretasi Data ........................................................................ 52

D. Pembahasan............................................................................... 52

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................... 55

A. Kesimpulan ............................................................................. 55

B. Saran ......................................................................................... 55

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 56

LAMPIRAN

Page 11: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SAINS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2505/1/98425-RI... · Pengukuran hasil belajar fisika siswa ... pilihan ganda sebanyak 20 soal

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Nilai dalam Sains ............................................................................ 27

Tabel 3.1 Desain Penelitian ............................................................................ 34

Tabel 3.2 Kualifikasi Koefisien reliabilitas .................................................... 39

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Hasil Pretest Kelompok Eksperimen ............ 45

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Hasil Posttest Kelompok Eksperimen............ 47

Tabel 4.3 Rekapitulasi data Hasil Belajar ....................................................... 48

Tabel 4.4 Perhitungan Uji Normalitas Pretest Kelas Eksperimen................... 48

Tabel 4.5 Perhitungan Uji Normalitas Posttest Kelas Eksperimen ................. 49

Tabel 4.6 Hasil Uji Homogenitas Kelompok Eksperimen .............................. 50

Tabel 4.7 Hasil Uji-t Kelompok Eksperimen .................................................. 50

viii

Page 12: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SAINS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2505/1/98425-RI... · Pengukuran hasil belajar fisika siswa ... pilihan ganda sebanyak 20 soal

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Ranah dalam Model Pembelajaran STM ................................... 14

Gambar 2.2 Bagan Hasil Belajar ..................................................................... 20

Gambar 2.3 Nilai Sains menurut Einstein ....................................................... 26

Gambar 2.4 Kerangka Berpikir ....................................................................... 33

Gambar 4.3 Histogram Hasil Pretest Kelompok Eksperimen.......................... 46

Gambar 4.4 Histogram Hasil Posttest Kelompok Eksperimen ....................... 47

Gambar 4.5 Histogram Hasil Angket Siswa ................................................... 51

ix

Page 13: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SAINS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2505/1/98425-RI... · Pengukuran hasil belajar fisika siswa ... pilihan ganda sebanyak 20 soal

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Rencana Proses Pembelajaran (RPP) ...................................... 59

Lampiran 2 Lembar Kerja Siswa (LKS) ...................................................... 70

Lampiran 3 Kisi-kisi Soal Uji Coba ............................................................ 78

Lampiran 4 Uji Coba Instrumen Penelitian .................................................. 89

Lampiran 5 Tabel Validitas Uji Coba........................................................... 97

Lampiran 6 Tabel Reliabilitas Uji Coba ...................................................... 97

Lampiran 7 Perhitungan Taraf Kesukaran.................................................... 98

Lampiran 8 Tabel Taraf Kesukaran dan Daya Pembeda .............................. 99

Lampiran 9 Penskoran kelompok Atas dan Bawah...................................... 100

Lampiran 10 Tabel Uji Instrumen Hasil Belajar ............................................ 101

Lampiran 11 Instrumen Penelitian.................................................................. 102

Lampiran 12 Kisi-Kisi Angket ....................................................................... 108

Lampiran 13 Angket Siswa ............................................................................ 109

Lampiran 14 Daftar Nilai Pretest dan Posttest Siswa..................................... 110

Lampiran 15 Uji Analisis Data ....................................................................... 122

Lampiran 16 Analisis Data Angket ................................................................ 123

Lampiran 17 Nilai-nilai Chi Kuadrat

Lampiran 18 Luas di bawah Lengkungan kurva Normal dari 0 s/d z

Lampiran 19 Nilai-Nilai dalam Distribusi t

x

Page 14: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SAINS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2505/1/98425-RI... · Pengukuran hasil belajar fisika siswa ... pilihan ganda sebanyak 20 soal

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dewasa ini, kita berada pada abad ke-21 yang merupakan era globalisasi.

Trend teknologi pada era globalisasi sekarang ini telah memberikan pengaruh

yang signifikan terhadap dunia pendidikan. Model pembelajaran konvensional

yang banyak mewarnai pembelajaran di Indonesia pada saat ini, dirasakan masih

terdapat beberapa kekurangan, baik dalam proses pembelajaran ataupun hasil

belajar siswa. Untuk menyikapi perkembangan Iptek yang begitu cepat, literasi

sains bagi masyarakat akan menjadi kebutuhan yang tak dapat ditunda. Literasi

sains sangat penting dalam lapangan pekerjaan. Banyak sekali pekerjaan yang

membutuhkan keterampilan tingkat tinggi, membutuhkan tenaga kerja yang dapat

belajar, bernalar, berpikir kreatif, membuat keputusan, dan memecahkan masalah.

Namun, dalam pembelajaran sains khususnya fisika, perhatian guru untuk

mengembangkan literasi siswa sangat kurang. Guru lebih cenderung berorientasi

pada materi yang tercantum kurikulum dan soal-soal ujian, tanpa menyentuh

aspek keterkaitan antara sains teknologi, dan masyarakat.

Sains dan teknologi merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan dari

kehidupan manusia. Hampir semua aspek kehidupan manusia dewasa ini telah

tersentuh oleh produk-produk teknologi, yang merupakan penerapan dari konsep-

konsep sains.1 Sains dan teknologi ini memberikan dampak negatif bagi

kehidupan manusia. Masyarakat diharapkan mampu memilih dan mengantisipasi

dampak dari penerapan suatu teknologi.

Pada masa sekarang pengajaran sains, khususnya fisika di sekolah kurang

dikaitkan dengan isu sosial dan teknologi yang ada di masyarakat lingkungan

siswa. Pengajaran fisika di sekolah semata-mata berorientasi pada tuntutan

1 Rai Sujanem, Implementasi Pendekatan STM dalam Pembelajaran IPA sebagai Upaya Meningkatkan Literasi Sains dan Teknologi Siswa Kelas IV SD No 6 Banjar Jawa Singaraja, Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, Edisi khusus th. XXXVIII Desember 2005, h. 795. 1

Page 15: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SAINS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2505/1/98425-RI... · Pengukuran hasil belajar fisika siswa ... pilihan ganda sebanyak 20 soal

2

kurikulum yang telah dituangkan di dalam buku teks. Para siswa, belajar fisika

hanya untuk keperluan menghadapi ulangan atau ujian dan tidak ada kaitannya

dalam kehidupan sehari-hari. Materi pelajaran fisika dirasakan sebagai beban

yang harus diingat, dihafal, dipahami dan tidak dirasakan maknanya dalam

kehidupan sehari-hari.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh para ahli, diantaranya Wiseman

(1981), Nekhleh (1992), Kirkwood dan Symington (1996), sebagaimana yang

terdapat dalam Rusymansyah, menunjukkan bahwa siswa yang dapat dengan

mudah mempelajari mata pelajaran lain, tetapi mengalami kesulitan dalam

memahami konsep-konsep dan prinsip-prinsip fisika. Ketidaktahuan peserta didik

mengenai kegunaan fisika dalam praktek sehari-hari menjadi penyebab mereka

cepat bosan dan tidak tertarik pada pelajaran fisika, di samping pendidik yang

mengajar terlalu monoton, metode pembelajaran yang kurang bervariasi dan

hanya berpegang pada diktat-diktat atau buku paket saja.2 Dalam upaya

meningkatkan penguasaan siswa terhadap konsep-konsep dan prinsip-prinsip

fisika serta meningkatkan literasi sains dan teknologi siswa, mestinya penyajian

materi fisika di sekolah baik SMA ataupun SMP selalu dikaitkan dan

disepadankan dengan isu sosial dan teknologi yang ada di masyarakat. Salah satu

pendekatan pembelajaran yang dapat memberikan solusi terhadap permasalahan

di atas adalah model pembelajaran sains Teknologi Masyarakat (STM).

Pembelajaran STM merupakan suatu model pembelajaran yang

menggabungkan atau tidak memisahkan antara sains, teknologi, dan masyarakat

dalam materi IPA. Sains diperkenalkan kepada siswa berupa teori yang sesuai

dengan tingkat kelasnya yang dapat diperoleh dari teks book, majalah-majalah

ilmiah atau hasil penelitian, sedangkan teknologi dapat didemonstrasikan atau

dipraktekkan dalam bentuk dasar-dasar teknologi yang mendasari teknologi

sesungguhnya yang dapat dilihat secara langsung dilingkungan sekolah,

masyarakat, dijalan dan sebagainya. Sedangkan masyarakat akibat dari

pengembangan dan penerapan sains dan teknologi dilapangan yaitu baik untuk 2 Rusmansyah dan Yudha Irhasyuarna, Implementasi Pendekatan STM dalam Pembelajaran Kimia di SMUN Kota Banjarmasin, jurnal Pendidikan dan Kebudayaan No. 040 Th ke-9 Januari 2003, h. 96.

Page 16: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SAINS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2505/1/98425-RI... · Pengukuran hasil belajar fisika siswa ... pilihan ganda sebanyak 20 soal

3

produksi di industri industri, pemakaian sehari-hari dalam rumah tangga, kantor-

kantor, sekolah-sekolah, di jalan-jalan, dan sebagainya.3

Pembelajaran STM dalam pembelajaran fisika adalah merupakan perekat

yang mempersatukan antara sains (fisika), teknologi dan masyarakat (Rustum

Roy, 1983). Isu sosial dan teknologi di masyarakat merupakan kunci STM (Yager,

1992).4 Isu-isu tersebut dipakai sebagai titik acuan oleh guru untuk merancang

dan mengimplementasikan program pembelajaran. Melihat dasar pijakan

pengembangan model STM tersebut, maka tidak berlebihan kiranya jika model

STM dalam pembelajaran IPA layak dimunculkan sebagai upaya meningkatkan

hasil belajar siswa. Hal ini bisa dilihat dari hasil wawancara yang peneliti lakukan

kepada seorang guru ketika mengajar fisika lebih dari 50% siswa tersebut tidak

paham mengenai pelajaran tersebut. Melalui model pembelajaran STM, para

siswa belajar fisika dalam konteks pengalaman nyata yang mencakup penerapan

sains dan teknologi. Pengetahuan yang dibangun melalui model STM akan ada

pada diri siswa sebagai suatu yang nyata, sehingga siswa tahu manfaat belajar

fisika dan aplikasi apa saja yang ada di masyarakat ketika belajar fisika.

STM merupakan salah satu model pembelajaran yang cukup menjanjikan

untuk memenuhi harapan dan tuntutan di atas. Model pembelajaran ini

dimaksudkan untuk menjembatani kesenjangan antara kemajuan ilmu

pengetahuan dan teknologi, membanjirnya informasi ilmiah dalam dunia

pendidikan, dan nilai-nilai ilmu pengetahuan dan teknologi itu sendiri dalam

kehidupan masyarakat sehari-hari (Hidayat, 1996). Dengan model STM ini

diharapkan siswa memiliki landasan untuk menilai pemanfaatan teknologi baru

dan implikasinya terhadap lingkungan dan budaya ditengah derasnya arus

pembangunan pada era industrialisasi. Siswa dibiasakan untuk bersikap peduli

3 Adi Sutopo, Pengembangan Model pembelajaran STS untuk siswa SD Sebagai Pendukung Pelaksanaan Kurikulum KBK, (Medan: Laporan Penelitian, Universitas Negeri Medan, November 2004), h. 14. 4 Ida Bagus Putu Arnyana, Penerapan Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat (STM) dalam Pembelajaran Biologi kelas III Cawu 3 SMUN 4 Singaraja, (Aneka Widya STKIP, Juli 2000), h.113.

Page 17: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SAINS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2505/1/98425-RI... · Pengukuran hasil belajar fisika siswa ... pilihan ganda sebanyak 20 soal

4

akan masalah-masalah sosial dan lingkungan yang berkaitan dengan ilmu

pengetahuan dan teknologi (susilo,1994).5

Konsep pada penelitian ini yang dipilih adalah konsep energi, karena

merupakan salah satu bahan ajar yang sangat erat kaitannya dengan kehidupan

sehari-hari siswa. Dengan adanya berbagai macam bentuk energi yang ada di

lingkungan siswa, akan memunculkan dan mengungkapkan nilai-nilai yang

dimiliki siswa, seperti nilai religi, nilai intelektual dan nilai praktis. Selain dari itu

siswa juga dapat merealisasikan sikap langsung dengan lingkungannya,

mengingat sudah kurang sadarnya siswa dengan lingkungan sekitarnya, dan juga

akan menumbuhkan nilai-nilai yang sudah ada dalam diri siswa. Selain itu juga

dalam pembelajaran konsep energi lebih mudah menggali isu yang berkembang di

masyarakat saat ini, karena untuk mengkonkritkan hal-hal yang masih abstrak

pada konsep energi disebabkan materi energi erat kaitannya dengan kehidupan

sehari-hari siswa.

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah penulis uraikan di atas,

maka penulis merasa tertarik untuk membahas dan mengangkat masalah tersebut

menjadi sebuah judul skripsi yaitu: ”Pengaruh Model Pembelajaran Sains

Teknologi dan Masyarakat Pada Konsep Energi Bernuansa Nilai Terhadap

Hasil Belajar siswa.”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka

dapat diidentifikasikan beberapa permasalahan berikut:

1. Model pembelajaran konvensional banyak mewarnai pelajaran fisika

disekolah saat ini, sehingga dalam proses belajarnya kurang dikaitkan dengan

isu sosial dan teknologi yang ada dimasyarakat lingkungan siswa.

2. Ketidaktahuan peserta didik mengenai kegunaan fisika dalam praktek sehari-

hari menjadi penyebab mereka cepat bosan dan tidak tertarik pada pelajaran

fisika.

5 Anna Poedjiadi , Sains Teknologi Masyarakat, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2005), h.20.

Page 18: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SAINS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2505/1/98425-RI... · Pengukuran hasil belajar fisika siswa ... pilihan ganda sebanyak 20 soal

5

3. Melalui pembelajaran STM siswa belajar fisika dalam konteks pengalaman

nyata mencakup penerapan sains dan teknologi berkaitan dengan kehidupan

sehari-hari.

C. Pembatasan Masalah

Pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Model STM yang digunakan dalam penelitian ini merujuk pada pendapat yang

dikemukakan oleh Prof. Dr. Anna Poedjiadi yang terdiri dari 5 tahap, yaitu

tahap invitasi, tahap pembentukan konsep, tahap aplikasi, tahap pemantapan

konsep, dan tahap penilaian.6

2. Hasil belajar yang diukur hanya pada ranah kognitif berdasarkan taksonomi

Bloom yang telah direvisi oleh Anderson dan Karthwhol hanya empat jenjang

berpikir, yaitu aspek mengingat (C1), memahami (C2), mengaplikasikan (C3),

dan menganalisis (C4).7

3. Nilai yang dikembangkan dalam konsep energi adalah nilai religius dan nilai

praktis.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka penulis merumuskan

masalah sebagai berikut: ”Bagaimana pengaruh model pembelajaran STM

terhadap hasil belajar siswa pada konsep energi bernuansa nilai?”.

Sedangkan pertanyaan dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana hasil belajar siswa sebelum menggunakan model pembelajaran

STM pada konsep energi bernuansa nilai?

2. Bagaimana hasil belajar siswa sesudah menggunakan model pembelajaran

STM pada konsep energi bernuansa nilai?

3. Bagaimana respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran STM?

E. Tujuan Penelitian

6 Ibid 7 Ahmad Sofyan, et.al., Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi, (Jakarta: UIN Jakarta Press,2006), h.15-18

Page 19: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SAINS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2505/1/98425-RI... · Pengukuran hasil belajar fisika siswa ... pilihan ganda sebanyak 20 soal

6

Sejalan dengan permasalahan yang telah dirumuskan, maka tujuan

penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh pendekatan STM

terhadap hasil belajar siswa.

Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk mengetahui:

1. Hasil belajar siswa sebelum menggunakan model pembelajaran STM pada

konsep energi bernuansa nilai.

2. Hasil belajar siswa sesudah menggunakan model pembelajaran STM pada

konsep energi bernuansa nilai.

3. Respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran STM pada konsep

energi bernuansa nilai.

F. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Bagi peneliti: diharapkan dapat memberikan wawasan ilmu pengetahuan

khususnya mangenai model pembelajaran STM serta menambah pengalaman

dalam penelitian pembelajaran.

2. Bagi siswa: diharapkan belajar fisika lebih aktif dan kreatif sehingga dapat

meningkatkan hasil belajarnya.

3. Bagi Guru: sebagai masukan yang dapat memperluas wawasan tentang

pengembangan model pembelajaran.

Page 20: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SAINS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2505/1/98425-RI... · Pengukuran hasil belajar fisika siswa ... pilihan ganda sebanyak 20 soal

8

7

BAB II

DESKRIPSI TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR, DAN PENGAJUAN

HIPOTESIS

A. Deskripsi Teoritis

1. Model Pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat (STM)

a. Pengertian Model Pembelajaran

Pembelajaran merupakan proses interaksi yang dilakukan oleh guru dan

siswa, baik didalam maupun diluar kelas dengan menggunakan berbagai sumber

belajar sebagai bahan kajian.1 Dalam undang-undang tentang sistem pendidikan

nasional tahun 2003, pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan

pendidikdan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.2 Dengan demikian,

pembelajaran adalah suatu proses interaksi (hubungan timbal balik) antara guru

dan siswa. Dalam proses tersebut guru memberikan bimbingan dan meyediakan

berbagai kesempatan yang mendorong siswa belajar dan memperoleh pengalaman

sesuai dengan tujuan pembelajaran. Tercapainya tujuan pembelajaran ditandai

oleh tingkat penguasaan konsep siswa.

Agar siswa dapat memahami materi subyek yang disampaikan oleh guru

dengan mudah, guru perlu mempersiapkan model dan metode pembelajaran yang

cocok untuk materi subyek yang telah diolah secara pedagogi.3 Model

pembelajaran adalah upaya-upaya yang sistematis dengan langkah-langkah yang

terancana, terarah dan teratur, agar pembelajaran berhasil guna atau efektif dan

efesien. Usaha–usaha untuk merancang pembelajaran yang efektif, seperti dengan

mengurutkan pokok bahasan, pemberian tentang bahan pengajaran, tugas-tugas

belajar, komponen pengajaran, ternyata dapat meningkatkan hasil belajar siswa.4

Suatu prinsip untuk memilih model pembelajaran ialah belajar melalui

proses mengalami secara langsung untuk memperoleh hasil belajar yang

1 Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta:PT Rineka Cipta, 2006), Cet.III, h.3 2 Undang-Undang Sisdiknas…, h. 4. 3 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1997) h.90 4 Dimyati dan Mudjiono, dkk, Ibid

Page 21: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SAINS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2505/1/98425-RI... · Pengukuran hasil belajar fisika siswa ... pilihan ganda sebanyak 20 soal

9

bermakna. Proses tersebut dilaksanakan melalui interaksi antara siswa dengan

lingkungannya. Dalam hal ini siswa termotivasi dan senang melakukan kegiatan

belajar yang menarik dan bermakna bagi dirinya, ini berarti penekanan belajar

mengajar sangat penting dalam kaitannya dengan keberhasilan siswa.

Penggunaan model pembelajaran di kelas sangat tergantung pada

kesediaan dan kemampuan guru. Dengan model pembelajaran yang tepat

pembelajaran dapat aktif dan efisien. Pemilihan dan penggunaan model

pembelajaran harus memperhatikan semua komponen yang ada di dalam sistem

pembelajaran. Dengan demikian tepat tidaknya model pembelajaran berpengaruh

pada proses pembelajaran dan akhirnya berpengaruh pada prestasi belajar siswa.

Maka semakin baik penerapan model pembelajaran akan semakin baik pula

prestasi belajar siswa yang dihasilkan siswa.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran

merupakan kerangka pikir atau cara pandang dan prosedur kerja secara umum dan

abstrak yang digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Dalam

penerapannya, model pembelajaran tidak dapat langsung operasional, melainkan

melalui startegi, pendekatan, atau metode.

Model pembelajaran yaitu pembelajaran yang disajikan secara khas (ada

tahap-tahap) oleh guru dari awal pembelajaran sampai akhir pembelajaran.

Strategi pembelajaran yaitu cara konkrit yang digunakan dalam proses

pembelajaran untuk menunjang efisiensi dan efektifitas pembelajaran. Pendekatan

yaitu konsep dasar yang melatari lahirnya metode pembelajaran dengan

cangkupan teoritis tertentu. Sedangkan metode yaitu urutan, langkah-langkahm,

prosedur yang digunakan oleh guru untuk mencapai tujuan pembelajaran.

b. Pengertian Sains Teknologi Masyarakat

Secara Etimologi, Fisher menyatakan kata sains berasal dari bahasa latin

yaitu science yang artinya secara sederhana adalah pengetahuan.5 Kata sains

menurut Jenkins dan Whitefield didefinisikan sebagai rangkaian konsep dan

5 Made Alit Mariana, Suatu Tinjauan Tentang Hakeket Pendekatan “Science, Technology, and Society” dalam Pembelajaran Sains, Buletin Pendidikan, 2(2002), hal 35

Page 22: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SAINS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2505/1/98425-RI... · Pengukuran hasil belajar fisika siswa ... pilihan ganda sebanyak 20 soal

10

skema konseptual yang saling berhubungan yang dikembangkan dari hasil

eksperimentasi dan observasi serta sesuai untuk eksperimentasi dan observasi

berikutnya.6 Chalmer menyatakan bahwa sains didasari oleh hal-hal yang kita

lihat, dengar, raba, dan lain-lain.7 Mengacu pada definisi terakhir sains bersifat

objektif dan dapat dibuktikan, namun istilah sains secara umum mengacu pada

masalah alam yang dapat diuji kebenarannya.

Menurut Mulyati Arifin, sains atau ilmu pengetahuan adalah suatu proses,

produk serta informasi yang diperoleh melalui metode ilmiah dan melalui

penemuan yang logis.8 Dengan demikian pada hakikatnya sains merupakan suatu

produk dan proses.

Menurut Aikenhead yang dikutip dalam jurnal La Moranta Galib

menyatakan teknologi merupakan studi tentang man-made-world atau manusia

merekayasa dunia. Ini berarti, dengan teknologi diperoleh solusi masalah yang

dirasakan masyarakat. Jadi antara sains dan teknologi terjalin sebuah simbiosis.9

Sementara itu, pengertian teknologi menurut Mulyati Arifin, teknologi

diartikan sebagai tingkah laku manusia dalam mengelola lingkungan fisik seperti

industri, trnsportasi, ilmu dan seni.10 Pemahaman sains tentunya sangat

bermanfaat dalam penggunaan teknologi secara benar, karena adanya dampak

positif dan negatif pada suatu teknologi. Sehingga diharapkan teknologi dapat

digunakan dengan efektif dan efisien. Anna Poedjiadi mengatakan bahwa tujuan

baik itu akan berwujud bila sains, teknologi serta manfaatnya buat masyarakat

telah diperkenalkan pada anak-anak sejak mereka menjadi siswa sekolah dasar.

Karena dalam pembelajaran sains perlu dikaitkan dengan teknologi sederhana

yang ada dalam masyarakat. Sehingga nantinya selain anak mengerti konsep

6 ibid 7 ibid 8 Mulyati Arifin, dkk., Strategi Belajar Kimia, (bandung: UPI Press, 2000), hlm.105 9 La Moranta Galib, Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat dalam Pembelajaran Sains di sekolah, Jurnal pendidikan dan kebudayaan, (http://www.depdiknas.co.id/jurnal/34/pendekatan_sains_teknologi_masyarakat.htm,2003), akses tanggal 10 september 2007 10 Mulyati Arifin, dkk., Op Cit, hlm,105

Page 23: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SAINS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2505/1/98425-RI... · Pengukuran hasil belajar fisika siswa ... pilihan ganda sebanyak 20 soal

11

sains, mereka juga melihat contoh-contoh konsep ilmiah dalam kehidupan berupa

fenomena alam dan teknologi sederhana dalam kehidupan masyarakat.11

STM merupakan terjemahan dari Science Teknologi and society (STS).

Yaitu suatu usaha untuk menyajikan suatu pembelajaran dengan mempergunakan

masalah-masalah dari dunia nyata. STM adalah suatu pembelajaran yang

mencakup seluruh aspek pendidikan, yaitu: tujuan, topik/masalah yang akan

dieksplorasi, strategi pembelajaran, evaluasi, dan persiapan/kinerja guru.

Pembelajaran ini melibatkan murid dalam menentukan tujuan, prosedur

pelaksanaan, pencarian informasi, dan juga dalam evaluasi. Tujuan utama

pembelajaran STM ini adalah menghasilkan lulusan yang cukup mempunyai

bekal pengetahuan sehingga mampu mengambil keputusan penting tentang

masalah-masalah dalam masyarakat serta dapat mengambil tindakan sehubungan

dengan keputusan yang diambilnya tersebut.12

Menurut Iskandar dalam Purba dan Wartono, Sains Teknologi Masyarakat

didefinisikan sebagai berikut, yaitu pembelajaran sains dan teknologi dalam

konteks pengalaman manusia. Jadi sains, teknologi, dan masyarakat adalah istilah

yang diberikan kepada usaha mutakhir untuk menyajikan konteks dunia nyata

dalam pendidikan sains dan pengalaman sains.13

Dengan demikian, secara konseptual model STM dapat dikaitkan asumsi

bahwa sains, teknologi, dan masyarakat memiliki keterkaitan timbal balik, saling

mengisi, saling ketergantungan, saling mempengaruhi dan mendukung dalam

mempertemukan antara permintaan dan kebutuhan manusia serta membuat

kehidupan masyarakat lebih baik dan mudah.14

11 Sri Irawati, Pengembangan Pengajaran IPA Melalui Pendekatan Sains-Teknologi-Masyarakat di Sekolah Dasar, Laporan Penelitian Depdikbud, (Jakarta: LIPI, 1999), hlm 9 12 Anna Poedjiadi, Sains Teknologi Masyarakat (bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2005), h. 97 13 Purba, dkk, Implementasi Pendekatan STM dalam Pembelajaran IPA sebagai Upaya Meningkatkan Literasi Sains dan Teknologi Siswa Kelas IV SD No 6 Banjar Jawa Singaraja, Jurnal Pendidikan dan Pengajaran Desember 2005, h. 100 14 La Maronta Galib, Ibid

Page 24: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SAINS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2505/1/98425-RI... · Pengukuran hasil belajar fisika siswa ... pilihan ganda sebanyak 20 soal

12

c. Karakteristik Sains Teknologi dan Masyarakat

STM Merupakan istilah dari Science-Technology-Society (STS), yaitu

suatu usaha untuk menyajikan IPA dengan mempergunakan masalah-masalah dari

dunia nyata. STM adalah suatu model yang mencakup seluruh aspek pendidikan

yaitu tujuan, aspek masalah yang akan dieksplorasi, strategi pembelajaran,

evaluasi dan persiapan kinerja guru.

Menurut Srini M. Iskandar (1994) model STM memiliki karakteristik

sebagai berikut:15

1). Identifikasi masalah (oleh siswa) di dalam masyarakat yang mempunyai dampak negatif. 2). Mempergunakan masalah yang ada di dalam masyarakat yang ditemukan siswa yang ada hubungannya dengan ilmu pengetahuan alam sebagai wahana untuk menyampaikan pokok bahasan. 3). Menggunakan sumber daya yang terdapat di dalam masyarakat baik materi maupunmanusia sebagai narasumber untuk informasi ilmiah maupun informasi teknologi yang dapat diterapkan dalam pemecahan masalah nyata dari kehidupan sehari-hari. 4). Meningkatkan pengajaran IPA melampaui batas jam pelajaran dalam kelas, ruang kelas, dan gedung sekolah. 5). Meningkatkan kesadaran siswa akan dampak ilmu pengetahuan alam dan teknologi. 6). Memperluas wawasan siswa mengenai ilmu pengetahuan alam lebih dari sesuatu yang perlu dikuasai untuk lulus ujian/tes semata. 7). Mengikutsertakan siswa untuk mencari informasi ilmiah maupun teknologi yang dapat diterapkan dalam pemecahan masalah nyata yang diangkat dari kehidupan sehari-hari. 8). Memperkenalkan peranan ilmu pengetahuan alam di dalam institusi dan dalam masyarakat. 9). Memfokuskan pada karier yang erat hubungannya dengan ilmu pengetahuan alam dan teknologi. 10). Meningkatkan kesadaran siswa akan tanggung jawabnya sebagai warga negara dalam menyelesaikan masalah yang timbul di dalam masyarakat terutama masalah-masalah yang erat hubungannya dengan IPTEK. 11). Ilmu pengetahuan alam merupakan pengalaman yang menyenangkan bagi murid. 12). Ilmu pengetahuan alam yang mengacu kepada masa depan. Model STM yang dikembangkan tidak mengubah pokok bahasan yang ada

dalam kurikulum tetapi membantu memperjelas pemahaman siswa terhadap

konsep-konsep yang harus dikuasainya. Jika dilihat dari kedudukannya dalam

kurikulum, model STM menyempurnakan pencapaian tujuan kurikulum

15 Srini M. Iskandar, Penerapan Pendekatan Sains-Teknologi-Masyarakat (STM) dalam Pembelajaran IPA sebagai Upaya Peningkatan Life Skill Peserta Didik: Laporan Penelitian, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Jakarta, Juni 2005) h.15

Page 25: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SAINS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2505/1/98425-RI... · Pengukuran hasil belajar fisika siswa ... pilihan ganda sebanyak 20 soal

13

khususnya GBPP dan tidak mengubah pokok-pokok pengajaran yang tercantum

dalam GBPP; memungkinkan siswa memperoleh kemudahan dalam memahami

bahan pelajaran yang dipelajarinya dan meningkatkan kebermaknaan

pembelajaran sains bagi siswa; mengkaitkan bahan pelajaran dengan lingkungan

hidup siswa, dengan demikian bahan-bahan pengajaran lokal akan dengan

sendirinya terpelajari dengan baik; meningkatkan keterampilan intelektual siswa

dan daya berpikir positif, kritis, dan logis; merupakan bahan pengajaran yang utuh

antara kegiatan intra dan ekstrakurikuler, dan meningkatkan kepedulian siswa

terhadap lingkungan dan masyarakat.16

Model STM dilandasi oleh tiga hal penting, yaitu:

1). Adanya keterkaitan yang erat antara sains, teknologi dan masyarakat

2). Dalam proses belajar menganut pandangan konstruktivisme, yang pada

pokoknya menggambarkan bahwa si pelajar membentuk atau membangun

pengetahuannya melalui interaksi dengan lingkungannya

3). Dalam pengajarannya terkandung lima ranah, yang terdiri atas ranah

pengetahuan, ranah sikap, ranah proses sains, ranah kreativitas,dan ranah

hubungan dan aplikasi.

Model STM selalu berfokus pada kelima ranah yang saling berkaitan ini.

Melalui ranah-ranah ini siswa menggunakan pengetahuan dan keterampilan

sainsnya untuk mengklasifikasikan dan menguatkan nilai-nilai mereka dan

kemudian menerapkannya dalam tindakan mereka sebagai warga negara yang

bertanggung jawab.17

d. Ranah Model Sains Teknologi Masyarakat

Menurut Yager dan McCormack, (dalam Golib,...) ada enam ranah

utama untuk pengajaran dan penilaian. Keenam ranah tersebut selanjutnya

dinyatakan dalam gambar 2.1.

1) Konsep, fakta, generalisasi, diambil dari bidang ilmu tertentu dan merupakan

kekhasan masing-masing bidang ilmu.

16 Anna Poedjidi, Ibid., 17 Ibid

Page 26: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SAINS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2505/1/98425-RI... · Pengukuran hasil belajar fisika siswa ... pilihan ganda sebanyak 20 soal

14

2) Proses diartikan dengan bagaimana proses memperoleh konsep atau

bagaimana cara-cara memperoleh konsep dalam bidang ilmu tertentu.

Kalangan filsafat ilmu menyebutnya dengan istilah epistimologi ilmu.

3) Kreativitas mencakup lima prilaku individu, yakni: a). Kelancaran, Prilaku ini

merupakan kemampuan seseorang dalam menunjukkan banyak ide untuk

menyelesaikan masalah. b). Fleksibilitas, Seorang kreatif yang fleksibel

mampu menghasilkan berbagai macam ide di luar ide yang biasa dilakukan

orang. c). Originalitas, Seseorang yang memiliki originalitas dalam

mencobakan suatu ide memiliki kekhasan yang berbeda dibandingkan dengan

individu lain. d). Elaborasi, Seseorang yang memliki kemampuan elaborasi

mampu meneraokan ide-ide secara rinci. e). Sensivitas, Kemampuan kreatif

terakhir ini adalah peka terhadap masalah atau situasi yang ada

dilingkungannya.

4) Aplikasi konsep dalam kehidupan sehari-hari, yang dalam hal ini siswa

mampu memilih atau merencanakan tindakan terkait dengan usaha

mempermudah kelangsungan hidup ataupun kepedulian terhadap

pemeliharaan produk teknologi.

5) Sikap, yang dalam hal ini mencakup menyadari kebebasan Tuhan,

menghargai hasil penemuan para ilmuan dan penemu produk teknologi,

namun menyadari kemungkinan adanya dampak negatif produk teknologi,

peduli terhadap masyarakat yang kurang beruntung. Ranah sikap meliputi:

pengembangan sikap positif terhadap guru-guru dan pelajaran sains di

sekolah, kepercayaan diri, motivasi, kepekaan, daya tanggap, rasa kasih

sayang sesama manusia, ekspresi perasaan pribadi, membuat keputusan

tentang nilai-nilai pribadi, serta membuat keputusan-keputusan isu-isu

lingkungan dan sosial.

6) Cenderung untuk ikut melaksanakan tindakan nyata apabila terjadi sesuatu

dalam lingkungannya yang memerlukan peran sertanya.

Page 27: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SAINS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2505/1/98425-RI... · Pengukuran hasil belajar fisika siswa ... pilihan ganda sebanyak 20 soal

15

Masyarakat Pandangan dunia

Aplikasi

Pandangan dunia siswa

Gambar 2.1 Enam Ranah dalam Sains Teknologi Masyarakat

e. Teori yang Mendasari Sains Teknologi Masyarakat (STM)

Teori belajar pada dasarnya merupakan penjelasan mengenai bagaimana

terjadinya belajar atau bagaimana proses informasi diperoleh siswa dan

bagaimana informasi diproses di dalam pikiran siswa itu. Berlandaskan teori

belajar, diharapkan suatu pembelajaran dapat lebih meningkatkan perolehan siswa

sebagai hasil belajar. Teori belajar yang digunakan untuk mendukung model

pembelajaran sains teknologi masyarakt (STM) adalah teori konstruktivisme.

Menurut Yager, yang diungkap kembali oleh Mariana (1999), model STM sejajar

dengan pelaksanaan konstruktivisme dalam pembelajaran.18

Pendekatan konstruktivisme adalah pendekatan pembelajaran yang

memandang bahwa siswa belajar sains dengan cara mengkonstruksi pengertian

atau pemahaman baru tentang fenomena dari pengalaman yang telah dimiliki 18 Made Alit Mariana, Op Cit

Kreativitas

Sikap

Konsep

Proses

Keterkaitan

Page 28: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SAINS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2505/1/98425-RI... · Pengukuran hasil belajar fisika siswa ... pilihan ganda sebanyak 20 soal

16

sebelumnya.19 Dalam pendekatan ini ditekankan bahwa siswa belajar sains

melalui keaktifan untuk membangun pengetahuannya sendiri, membandingkan

informasi baru dengan pemahaman yang telah dimiliki, dan menggunakan semua

pengetahuan atau pengalaman itu untuk bekerja melalui perbedaan-perbedaan

yang ada pada pengetahuan baru dan lama untuk mencapai pemahaman baru.

Teori konstruktivisme dikembangkan berdasarkan gagasan Piaget dan

Vygotsky. Menurut kedua ahli tersebut perubahan kognitif hanya terjadi jika

konsep-konsep yang telah dipahami sebelumnya diolah melaui suatu proses

ketidak seimbangan dalam upaya memahami informasi baru. Dalam memahami

informasi baru, konstruktivisme mengasumsikan bahwa informasi tersebut

ditentukan tidak hanya olel lingkungan tetapi juga pengetahuan yang dibentuk

oleh individu melalui interaksi dengan orang-orang dan lingkngan secara fisik.

Konstruktivisme beranggapan bahwa pegetahuan kita merupakan bentuk

(konstruksi) dari diri kita.20

Menurut konstruktivisme mengajar bukan kegiatan memindahkan

pengetahuan dari guru ke siswa, melainkan suatu kegiatan yang memungkinkan

siswa membangun sendiri pengetahuannya dengan pengetahuan awal yang telah

dimiliki siswa.21 Menurut teori konstruktivisme, belajar tidak sekedar menghafal.

Agar siswa benar-benar memahami dan dapat menerapkan pengetahuan yang

diperolehnya maka siswa perlu dibiasakan untuk memecahkan masalah,

menemukan sesuatu yang berguna bagi dirinya dan bergelut dengan ide-ide.22

Dalam proses pembelajaran, siswa membangun sendiri pengetahuan

mereka melalui keterlibatan aktif dalam belajar mengajar. Siswa menjadi pusat

kegiatan, dan bukan guru. Di dalam kelas konstruktivisme, peran guru adalah 19 Ahmad Sofyan, Konstruktivisme dalam Pembelajaran IPA/Sains, (Prosiding Seminar Internasional Pendidikan IPA 2007) h. 8. 20 Ritawati Mahyuddin, penggunaan Pendekatan Konstruktivisme dalam Pembelajaran Membaca Pemahaman bagi Siswa Kelas V SDN Sumbersari 3Malang, Jurnal Penelitian 21 Desak made Citrawathi, Penerapan Suplemen Bahan ajar Berwawasan Sains Teknologi Masyarakat dengan Menggunakan Pendekatan Konstruktivisme dalam Pembelajaran Biologi Untuk Meningkatkan Literasi sains dan Teknologi Siswa SMUN 1 Singaraja, 9Bali: IKIP Singaraja, Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 2, Th. XXXVI, April 2003), h. 15. 22 Soewolo, dkk., Pemberian Umpan Balik Terhadap Rangkuman Kuliah untuk Menungkatkan Prestasi Belajar Mahasiswa Pendidikan Biologi FMIPA UM dalam Mata Kuliah anatomi dan Fisologi Manusia, Jurnal Penelitian Kependidikan, No. 1, Tahun 14 Juni 2004, h. 41.

Page 29: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SAINS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2505/1/98425-RI... · Pengukuran hasil belajar fisika siswa ... pilihan ganda sebanyak 20 soal

17

membantu siswa menemukan fakta, konsep, atau prinsip bagi diri mereka sendiri,

bukan memberi ceramah atau mengendalikan seluruh kegiatan kelas.23

Menurut Yager dalam Mariana, bahwa penerapan konstruktivisme dalam

pembelajaran berarti menempatkan siswa pada posisi sentaral dalam keseluruhan

program pengajaran. Pertanyaan yang muncul digunakan sebagai bahan diskusi,

investiagasi, dan kegiatan kelas/laboratorium. Model STM sangat memperhatikan

hal-hal tersebut di atas, bahkan memberi kesempatan siswa sebagai pengambil

keputusan di samping kesadaran pada pengembangan karier.

Dari uraian-uaraian di atas dapat disimpulkan bahwa belajar menurut

pandangan konstruktivisme adalah proses aktif, sehingga dalam pembelajaran

fisika perlu diupayakan agar dalam belajar siswa dapat mengkonstruksi

pengetahuan yang diperoleh dengan memperhatikan pengatahuan awal yang

dimiliki siswa. Jika pengatahuan awal tersebuat tidak sesuai dengan konsep ilmiah

(miskonsepsi) perlu dilakukan klarifikasi melalui kegiatan observasi, eksperimen,

atau dengan memberikan masalah masalah yang menimbulkan konflik kognitif.

f. Keunggulan Pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat

Adapun keunggulan dari penerapan model pembelajaran STM menurut

Sayuti (2005) antara lain:

1) Siswa bersifat aktif dan kreatif dalam proses pembelajaran

2) Kemampuan pemahaman siswa yang tinggi dan rendah akan meningkat

3) Meningkatnya hasil belajar tanpa tambahan waktu dan tanpa tambahan

peralatan/bahan yang mahal

4) Meningkatnya perhatian yang sukarela

5) Siswa menghasilkan kemampuan aplikasi dalam kehidupan

g. Tahapan Pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat

Dari analisis terhadap penelitian tentang model STM yang telah

dilakukan dalam proses pembelajaran terlihat adanya tahap yang tidak boleh

23JICA, Keterampilan Dasar Mengajar IPA Berbasis Kontruktivisme, (malang: UNM, 2002) h.6

Page 30: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SAINS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2505/1/98425-RI... · Pengukuran hasil belajar fisika siswa ... pilihan ganda sebanyak 20 soal

18

diabaikan yaitu adanya pemantapan konsep yang menuntut kejelian guru, untuk

mencegah terjadinya miskonsepsi. Sebagai contoh, Yager mengajukan empat

tahap strategi dalam pembelajaran dengan memperhatikan konstruktivisme yaitu:

invitasi, eksplorasi, mengajukan penjelasan dan solusi, dan terakhir penentuan

langkah.24 Dengan mengembangkan tahap pembelajaran yang diajukan Yager,

Anna Poedjiadi membuat tahap dalam model pembelajaran STM sebagai

berikut:25

1) Tahap Invitasi

Tahap ini merupakan tahap pendahuluan, guru hendaknya mengemukakan

isu atau masalah yang ada dalam masyarakat yang dapat digali dari siswa. Tetapi

apabila guru tidak berhasil memperoleh tanggapan dari siswa dapat saja

dikemukakan oleh guru sendiri. Tujuan dari tahap ini untuk memusatkan

perhatian dalam pembelajaran, melakukan apersepsi dalam kehidupan,

meningkatkan interaksi antara guru dengan siswa atau antara siswa dengan siswa

yanglain.sedang tujuan dikemukakan isu atau masalah pada awal pembelajaran

adalah untuk mengajak siswa berpikir untuk menganalisis isu tersebut, apabila ada

pro dan kontra dalam menganalisis masalah maka akan terjadi interaksi yang

menuntut seseorang untuk berpikir tentang ide-ide dan analisis yang akan

dikemukakan atau cara mempertahankan pandangan tentang isu tersebut.

Bagi guru kesempatan ini dapat dipergunakan untuk melakukan eksplorasi

terhadap kemampuan siswa. Apabila masalah yang dikemukakan berasal dari

guru, siswa tetap harus berpikir tentang penyesalan masalah yang direncanakan

meskipun konsep-konsep sebagai produk pengetahuan untuk menyelesaikan

masalah belum diketahui karena belum dilaksanakan pembentukan konsep.

2) Tahap Pembentukan Konsep

Proses pembentukan konsep dapat melalui berbagai pendekatan den

metode. Tujuan tahap ini adalah siswa telah dapat memahami apakah analisis

24 Alit Mariana, Op.Cit, hal 46. 25 Poedjiadi, Op. Cit, hal. 126-131

Page 31: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SAINS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2505/1/98425-RI... · Pengukuran hasil belajar fisika siswa ... pilihan ganda sebanyak 20 soal

19

terhadap isu-isu atau masalah yang dikemukakan diawal pembelajaran telah

menggunakan konsep-konsep yang tepat untuk diikuti. Hal ini bisa diperoleh

setelah melalui konstruksi dan rekonstruksi pengetahuan serta pandangan siswa

sebelumnya.

3) Tahap Aplikasi

Pada tahap ini, berbekal konsep yang benar dalam melakukan analisis isu

atau penyalesaian masalah selanjutnya siswa diharapkan dapat mengaplikasikan

konsep yang telah dipelajari dalam kehidupan sehari-hari. Dengan memahami

konsep terjadinya atau hal-hal yang menyebabkan sesuatu terjadi diharapkan

siswa mampu memilih atau merencanakan tindakan terkait dengan usaha

mempermudah kelangsungan hidup ataupun kepedulian terhadap pemeliharaan

produk teknologi.

4) Tahap Pemantapan Konsep

Selama proses pembentukan konsep, penyelesaian masalah atau analisis

isu guru perlu meluruskan kalau terjadi miskonsepsi selama kegiatan berlangsung,

kegiatan inilah yang dilakukan pada tahap pemantapan konsep. Apabila selama

kegiatan belajar sebelumnya tidak tampak adanya miskonsepsi pada siswa, guru

harus tetap melakukan pemantapan konsep melalui penekanan pada konsep-

konsep kunci yang penting diketahui dalam bahan kajian tertentu. Hal ini

dilakukan untuk mengatasi apabila ada siswa yang mengalami miskonsepsi tetapi

tidak terdeteksi oleh guru, selain itu konsep-konsep kunci yang ditekankan pada

akhir pembelajaran akan memiliki retensi yang lebih lama dibanding kalau tidak

dimantapkan atau ditekankan di akhir pembelajaran.

5) Tahap Penilaian

Pada tahap ini guru melakukan penilaian untuk mengetahui seberapa jauh

tujuan pembelajaran yang telah dicapai oleh siswa. Penilaian dapat dilakukan

dengan cara tes tertulis maupun tes lisan atau dengan tanya jawab langsung.

Page 32: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SAINS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2505/1/98425-RI... · Pengukuran hasil belajar fisika siswa ... pilihan ganda sebanyak 20 soal

20

2. Hasil Belajar

Belajar merupakan suatu usaha atau kegiatan yang bertujuan mengadakan

perubahan di dalam diri seseorang, mencakup perubahan tingkah laku, sikap,

kebiasaan, ilmu pengetahuan, keterampilan, dan lain sebagainya.26 Cronbach di

dalam bukunya Educational Psychology, sebagaimana yang dikutip oleh

Suryabrata, menyatakan bahwa: Learning is shown by a change in behavior as

result of experience.27 Jadi menurut Cronbach belajar yang sebaik-baiknya adalah

dengan mengalami dan dalam mengalami itu si siswa mempergunakan panca

inderanya.

Proses belajar siswa secara garis besar dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu

faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal merupakan faktor yang ada

pada diri siswa seperti kesehatan, intelegesi dan bakat, minat, motivasi, dan gaya

belajar. Sedangkan faktor eksternal merupakan faktor yang ber ada di luar diri

siswa meliputi keadaan lingkungan keluarga, sekolah, guru, sarana, dan prasarana

pembelajaran, dan lingkungan sosial siswa.28

Proses belajar mengajar di kelas mempunyai tujuan yang bersifat

transaksional, artinya di ketahui secara jelas dan operasional oleh guru dan murid.

Semua usaha di kerahkan semaksimal mungkin agar tujuan pembelajaran dapat

tercapai. Selain itu, suatu proses pembelajaran dapat di katakan berhasil apabila

siswa bisa telah memahami dan menerapkan makna dari apa yang telah di

pelajarinya dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu indikator keberhasilan siswa

dapat dinyatakan dari hasil belajarnya.

Hasil belajar merupakan peristiwa yang bersifat internal dalam arti

sesuatu yang terjadi didiri seseorang. Peristiwa tersebut dimulai dari adanya

perubahan kognitif atau pengetahuan untuk kemudian berpengaruh pada

prilaku. Dan prilaku belajar seseorang yang dipelajari dapat diketahui melalui

tes yang pada akhirnya memunculkan nilai belajar dalam bentuk riil atau non

riil.

26 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1997) h.133. 27 Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2002), h. 231 28 M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung, PT. Remaja Rosdakarya, 2006) h. 85.

Page 33: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SAINS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2505/1/98425-RI... · Pengukuran hasil belajar fisika siswa ... pilihan ganda sebanyak 20 soal

21

Pengetahuan

Perilaku

Belajar Tes Hasil Belajar

Nilai

Gambar 2.2 Bagan Hasil Belajar

Dari bagan di atas mencerminkan, bahwa hasil belajar diakibatkan oleh

adanya kegiatan evaluasi belajar (tes) dan evaluasi belajar dilakukan karena

adanya kegiatan belajar. Baik buruknya hasil belajar sangat tergantung dari

pengetahuan dan perubahan prilaku dari individu yang bersangkutan terhadap

apa yang dipelajari.

Hasil belajar kognitif meliputi hasil belajar yang berhubungan dengan

berfikir, mengetahui, dan memecahkan masalah seperti pengetahuan

komprehensif, aplikatif, sinetis dan pengetahuan evaluatif. Hasil belajar afektif

berkaitan dengan minat, apresiasi, sikap, nilai, dan kebiasan hanya dapat

dievaluasi melalui suatu proses dan bukan merupakan produk suatu proses belajar.

Hasil belajar Psikomotor berhubungan dengan gerak spikis atau motorik dari

spikis. Dasar kemampuan yang di ukur dalam ranah psikomotor adalah

kemampuan fisik ( physical abilities ). Kemampuan fisiknya akan berkembang

dan melalui pengalaman belajar dan aktivitas fisiknya akan dipertinggi oleh

kemampuan apersepsinya (perceptual abilities).29 Dengan demikian, keberhasilan

belajar sangat tergantung pada tingkat aktual yang mencakup tiga sapek yaitu

kognitif, afektif, dan psikomotorik. Diantara ketiga aspek tersebut, hasil belajar

kognitiflah yang paling banyak dinilai oleh para guru karena berkaitan dengan

kemampuan para siswa dalam menguasai isi bahan pelajaran.

1. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Secara global faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar adalah:30

29 Nana Sudjana, Sains Teknologi…,h. 28-29 30 Muhibin Syah,Ibid, h. 130.

Page 34: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SAINS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2505/1/98425-RI... · Pengukuran hasil belajar fisika siswa ... pilihan ganda sebanyak 20 soal

22

a. Faktor internal yang meliputi dua aspek, yakni aspek fisiologis dan aspek

psikologis, yang terdiri dari lima faktor, yaitu:

1) Intelegensi siswa

2) Sikap siswa

3) Bakat siswa

4) Minat siswa

5) Motivasi siswa

b. Faktor eksternal yang terdiri atas dua macam, yakni:

1) Lingkungan sosial

2) Lingkungan non sosial (sarana dan prasarana), termasuk di dalamnya

media pembelajaran

c. Faktor pendekatan belajar, yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi

strategi dan metode yang digunakan untuk melakukan kegiatan pembelajaran.

Faktor-faktor tersebut di atas sangat mempengaruhi hasil belajar siswa,

karena dalam proses pembelajaran siswalah yang menentukan terjadi atau

tidaknya suatu proses belajar. Untuk belajar siswa menghadapi masalah-masalah

baik internal maupun eksternal. Jika siswa tidak dapat mengatasi masalah

tersebut, maka ia tidak belajar dengan baik. Dalam penelitian ini, faktor-faktor

yang mempengaruhi hasil belajar yang dimaksud adalah faktor lingkungan

nonsosial yang meliputi sarana dan prasarana serta faktor pendekatan belajar.

Dalam proses pembelajaran guru menggunakan strategi penggunaan media

permainan kartu dengan metode diskusi kelompok.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah pola-pola

perbuatan, nilai-nilai, sikap-sikap, apresiasi, abilitas, dan keterampilan. Hasil

belajar dapat dilengkapi dengan jalan serangkaian pengalaman-pengalaman

dengan pertimbangan belajar yang telah dialami peserta didik.

Selain itu mengidentifikasi sejauh mana tingkat pemahaman siswa

terhadap proses belajar mengajar, hasil belajar juga bermanfaat untuk keperluan

penelitian terhadap keberhasilan proses belajar mengajar. Sehingga aabila hasil

belajar siswa tidak sesuai seperti yang diharapkan, maka dapat dilakukan

perbaikan terhadap metode atau unsur-unsur lain yang berperan dalam proses

Page 35: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SAINS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2505/1/98425-RI... · Pengukuran hasil belajar fisika siswa ... pilihan ganda sebanyak 20 soal

23

pembelajaran. Hasil belajar siswa juga dapat untuk mengetahui sifat-sifat baik

dari segi kognitif, afektif, maupun psikomotorik mereka.31

Dalam penilaian hasil belajar, yang umum digunakan adalah dengan

menggunakan tes, baik tes objektif ataupun tes essay, tes tertulis maupun tes

lisan. Tes belajar menurut Ngalim Purwanto adalah tes yang dipergunakan untuk

menilai hasil-hasil pelajaran yang telah diberikan oleh guru kepada murid-

muridnya atau ajaran yang telah diberikan dosen kepada mahasiswanya dalam

jangka waktu tertentu.32

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa, hasil belajar

merupakan proses yang berlangsung dalam interaksi aktif antara subjek dengan

lingkungan yang menghasilkan perubahan ke arah yang lebih baik pada diri

seseorang, baik dalam hal pengetahuan, pemahaman, keterampilan, nilai, maupun

sikap yang bersifat menetap dan konsisten.

3. Pembelajaran Bernuansa Nilai

Pembelajaran diartikan sebagai proses belajar mengajar. Dalam proses

pembelajaran yang berlangsung pada saat ini menuntut peningkatan intensitas dan

kualitas pelaksanaan pendidikan nilai atau pendidikan budi pekerti dalam lembaga

pendidikan formal. Tuntutan itu terjadi karena adanya fenomena-fenomena yang

berkembang mengenai meningkatnya kenakalan remaja dalam lingkungan

masyarakat. Selama ini pendidikan kita telah memberikan penilai dalam mata

pelajaran yang berkaitan dengan pendidikan nilai, namun belum secara total

mengukur secara utuh pribadi anak. Maka dari itu pelaksanaan pendidikan nilai

disekolah perlu menggunakan berbagai metode yang dapat menyentuh totalitas

emosional anak supaya dapat terwujudnya kualitas karakter bangsa yang

diharapkan untuk generasi masa depan.

31 Ign. Masidjo,Penilaian Pencapaian Hasil Belajar Siswa di Sekolah, (Bandung: Kanisius, 2001, h. 27- 29 32 M. ngalim Purwanto, Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), h. 33.

Page 36: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SAINS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2505/1/98425-RI... · Pengukuran hasil belajar fisika siswa ... pilihan ganda sebanyak 20 soal

24

Nilai berasal dari bahasa latin ”value” yang berarti bernilai kuat. Nilai

adalah kualitas sesuatu yang membuatnya menjadi diidamkan, bermanfaat atau

jadi objek ketertarikan.33

Nilai adalah keyakinan yang membuat seseorang bertindak atas dasar

pilihannya. Definisi ini dikemukakan oleh Gardon Allport (1964) sebagai seorang

ahli psikolog kepribadian. Bagi Allport, nilai terjadi pada wilayah psikologis yang

disebut keyakinan.

Nilai adalah patokan normatif yang mempengaruhi manusia dalam

menentukan pilihannya diantara cara-cara tindakan alternatif (Kupperman, 1983).

Definisi ini memiliki tekanan utama pada norma sebagai faktor eksternal yang

mempengaruhi prilaku manusia. Oleh karena itu, salah satu bagian terpenting

dalam proses pertimbangan nilai (value judgement) adalah perlibatan nilai-nilai

normatif yang berlaku dimasyarakat.

Pembelajaran bernuansa nilai disini adalah dengan cara menanamkan

nilai-nilai kedalam diri siswa pada proses pembelajaran berlangsung. Model

pembelajaran secara tradisional cenderung berasumsi bahwa siswa memiliki

kebutuhan yang sama, dalam ruang kelas yang tenang, dengan kegiatan materi

yang terstruktur secara ketat dan didominasi oleh guru. Pada hal model

pembelajaran yang dapat dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsipnya dapat

diidentifikasi sebagai berikut:

a. Libatkan siswa secara aktif dalam belajar

b. Dasarkan pada perbedaan individu

c. Kaitkan teori dengan praktek

d. Kembangkan komunikasi dengan kerja dalam belajar

e. Tingkatkan keberanian siswa dalam mengambil resiko dan belajar dari

kesalahan

f. Sesuaikan pembelajaran dengan taraf perkembangan kognitif yang masih pada

taraf operasi kongkrit.34

33 Rohmat,Mulyana, Mengartikulasi Pendidikan Nilai, (Bandung: Alpabeta, 2004 34 Mega Iswari, jurnal Pedagogi. Vol IV No.1 Juli 2003, h. 38

Page 37: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SAINS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2505/1/98425-RI... · Pengukuran hasil belajar fisika siswa ... pilihan ganda sebanyak 20 soal

25

Untuk menanamkan nilai-nilai dalam pendidikan ada beberapa pendekatan

atau campur tangan yang digunakan untuk melaksanakan pendidikan nilai. Setiap

pendekatan tersebut mempunyai pandangan yang khusus tentang hakikat realiti,

manusia, nilai, pengetahuan, pengajaran, dan pembelajaran. Misalnya, menurut

Superka, Ahrens, dan Hedstorm (1976), terdapat lima pendekatan asas bagi

pelaksanakan pendidikan moral, yaitu pemupukan nilai (inculcation),

perkembangan (dilema) moral, analisis nilai, penjelasan nilai, dan pembelajaran

tindakan (action learning)

a) Pendekatan Pemupukan (Penerapan) Nilai

Pendukung pendekatan pemupukan nilai membuatpengandaian bahwa

terdapat suatu set nilai mutlak yang disetujui oleh masyarakat, dan nilai

tersebut tidak berubah dan dapat digunakan dengan sewajarnya dalam semua

keadaan. Pendekatan ini menganggap bahwa nilai berasal dari Tuhan atau

terbit dari hukum alam yang terjadi. Peran guru adalah untuk memindahkan

nilai tersebut kedalam diri para pelajar dan memastikan mereka bertingkah

laku selaras dengan nilai tersebut.

b) Pendekatan Perkembangan (Dilema) Moral

Pendukung pendekatan perkembangan moral membuat pengandaian bahwa

pemikiran moral berkembang dalam enam peringkat melalui urutan yang

khusus. Mereka memberi tumpuan kepada nilai moral bukan kepada

komponen perwatakan yang lain seperti emosi dan tingkah laku.

c) Pendekatan Analisis Nilai

Pendukung pendekatan analisis nilai membuat pengandaian bahwa keputusan

moral dan perwatakan dibuat secara rasional, dan pembentukan nilai adalah

satu proses kognitif yang melibatkan penentuan dan justifikasi fakta dan

kepercayaan yang diterbitkan dari pada fakta tersebut. Pendekatan ini

memberikan tumpuan kepada pemikiran rasional dan pengertian nilai sosial

dan kepada dilema moral yang bersifat pribadi.

d) Pendekatan Penjelasan Nilai

Pendukung pendekatan penjelasan nilai membuat pengandaian bahwa proses

pembentukan nilai adalah satu proses sempurna sendiri, yang melibatkan

Page 38: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SAINS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2505/1/98425-RI... · Pengukuran hasil belajar fisika siswa ... pilihan ganda sebanyak 20 soal

26

subproses pemilihansecara bebas dari pada satu himpunan alternatif, dan

kemudian menjalankan tindakan selaras dengan pemilihan tersebut

e) Pendekatan Pembelajaran Nilai

Pendukung pendekatan pembelajaran tindakan membuat pengandaian bahwa

pembentukan nilai melibatkan proses pengembangan dan pelaksanaan.

Pendekatan ini memberi tumpuan kepada keperluan untuk menyediakan

peluang yang khusus kepada pelajar untuk bertindak selaras dengan nilai yang

mereka miliki.

Pendidikan nilai dalam pembelajaran merupakan salah satu pendekatan

terpadu karena melibatkan disiplin ilmu agama yang secara bertahap bisa

mempengaruhi terhadap nilai-nilai yang lainnya seperti menurut Einstein, bahwa

sains mengandung lima nilai:35

1. Nilai Praktis, adalah kandungan nilai yang berhubungan dengan aspek-aspek

manfaat sains untuk kehidupan manusia. Sains telah membuka jalan ke arah

penemuan-penemuan yang manfaatnya langsung dapat digunakan manusia

dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Aplikasi (penerapan) sains dalam

bidang ini adalah teknologi.

2. Nilai Religius, Nilai religius merupakan nilai yang dapat membangkitkan rasa

percaya dan menanamkan keyakinan bahwa sesuatu yang ada mesti ada yang

menciptakan dan yang mengatur, yang akhirnya timbul kesadaran adanya

Allah. Seorang yang beragama akan lebih tebal keimanannya kepada Tuhan

karena kepercayaan tentang adanya Tuhan tidak hanya disokong oleh dogma-

dogma, ayat-ayat Al-Qur’an, melainkan juga oleh ratio yang ditunjang oleh

segala pengamatan yang merupakan manifestasi kebesaran Tuhan.

3. Nilai Intelektual, adalah kandungan nilai yang mengajarkan kecerdasan

seseorang dalam menggunakan akalnya untuk memahami sesuatu dengan

tidak mempercayai tahayul atau kebenaran mistik, tetapi agar lebih kritis,

35 Suroso Adi Yudianto, Manajemen Alam Sumber Pendidikan Nilai, (Bandung: Mugni

Sejahtera, 2005), h. 13.

Page 39: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SAINS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2505/1/98425-RI... · Pengukuran hasil belajar fisika siswa ... pilihan ganda sebanyak 20 soal

27

analitis, dan kreatif (sikap ilmiah / scientific attitude) terhadap pemecahan

masalah yang lebih efektif dan efisien.

4. Nilai Sosial-Politik, merupakan suatu model menjalin hubungan sesama

manusia makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri tetapi senantiasa

memerlukan yang lain dalam melakukan berbagai kegiatan. Di bidang politik,

kemajuan sains suatu negara akan menempatkan negara itu dalam kedudukan

politik yang menguntungkan.

5. Nilai Pendidikan, adalah kandungan nilai yang dapat memberi inspirasi atau

idea untuk pemenuhan kebutuhan manusia dengan belajar dari prinsip-prinsip

atau aturan-aturan yang berlaku dalam sains.

Walaupun demikian sebutan nilai-nilai tersebut ada unsur kesamaan dan

perbedaan dalam pengertiannya antara ahli yang satu dengan ahli lainnya.

Science without religion is blind, religion without science is limb

Gambar 2.3 Nilai Sains Menurut Einstein

Berbeda dengan Bishop dalam jurnalnya mengklasifikasikan nilai dalam

pendidikan sains, yakni:36

36 Alan J. Bishop, loc.cit., h. 5.

Page 40: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SAINS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2505/1/98425-RI... · Pengukuran hasil belajar fisika siswa ... pilihan ganda sebanyak 20 soal

28

Tabel 2.1 Nilai dalam sains

Sains

Rasionalisme Sebab, penjelasan, alasan hipotetis, abstraksi, pemikiran logis, teori

Empiris Atomisme, tujuan, materialisasi, simbolisasi, pemikiran analogis, pengukuran, ketepatan,

koherensi, ketertarikan, keterbatasan, identifikasi masalah

Kontrol Prediksi, penguasaan masalah, pengetahuan, aturan, paradigma, kondisi aktifitas

Kemajuan Pertumbuhan, perkembangan pengetahuan secara kumulatif, generalisasi, pemahaman

mendalam, alternatif kemungkinan

Keterbukaan Artikulasi, sharing, kredibilitas, kebebasan individu, konstruksi pribadi

Misteri Intuisi, perkiraan, khayalan, keingintahuan, kesan

4. Konsep Energi

a. Pengertian Energi

Energi adalah kemampuan untuk melakukan kerja atau usaha. Energi

merupakan besaran skalar yaitu besaran yang hanya memiliki nilai saja. Satuan

energi dalam Satuan International adalah joule (J). Hukum kekekalan energi

berbunyi ”Energi tidak dapat dicipakan dan tidak dapat dimusnahkan, tetapi dapat

diubah dari satu bentuk energi ke bentuk energi lain”.

b. Konversi Satuan Energi

1 joule = 1 Nm = 107 erg

1 kalori = 4,2 joule

1 eV = 1,6 x 10-19 joule

1 kWh = 3,6 x 106 joule

Energi terdapat dalam berbagai bentuk, misalnya energi (kalor), energi

bunyi dan lain-lain. Energi dapat dirubah dari satu bentuk energi ke bentuk energi

yang lainnya, dan energi dapat dimanfaatkan meskipun energi tersebut berubah

bentuk. Beberapa perubahan bentuk energi antara lain sebagai berikut:

a. Perubahan energi listrik menjadi energi cahaya, misalnya pada lampu pijar.

Page 41: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SAINS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2505/1/98425-RI... · Pengukuran hasil belajar fisika siswa ... pilihan ganda sebanyak 20 soal

29

b. Perubahan energi listrik menjadi energi panas (kalor), misalnya pada setrika

listrik, kompor listrik, rice cooker, dan lain-lain.

c. Perubahan energi gerak menjadi energi panas (kalor), misalnya pada proses

pembuatan api dari gesekan batu atau ranting kering

d. Energi gerak menjadi energi bunyi, misalnya pada gitar atau kecapi yang

dipetik.

e. Energi kimia menjadi energi listrik, misalnya pada baterai dan akumulator.

f. Energi gerak menjadi energi listrik, misalnya pada generator dan dinamo.

c. Energi Mekanik

Energi mekanik merupakan energi yang berkaitan dengan keadaan gerak

suatu benda. Energi mekanik merupakan jumlah dua energi, yaitu energi potensial

dan energi kinetik.

Energi potensial adalah energi yang dimiliki oleh benda karena

kedudukannya. Energi potensial tersimpan dalam suatu benda dan dapat muncul

pada keadaan tertentu. Secara matematis energi potensial gravitasi dapat

dinyatakan sebagai berikut.

Ep = m.g.h ...............................[2.1]

dengan:

Ep = energi potensial gravitasi (Joule)

m = massa benda (kg)

g = percepatan gravitasi bumi (m/s2)

h = kedudukan atau tinggi benda (m)

Energi kinetik adalah energi yang dimiliki oleh benda yang bergerak

(memiliki kecepatan). Bentuk persamaan energi kinetik dapat dinyatakan sebagai

berikut:

Ek = 2..21 vmEk = ............................[2.2]

Ek = energi kinetik (joule)

m = massa benda (kg)

v = kecepatan benda (m/s)

Page 42: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SAINS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2505/1/98425-RI... · Pengukuran hasil belajar fisika siswa ... pilihan ganda sebanyak 20 soal

30

besarnya energi dapat dituliskan sebagai berikut:

Em = Ep + Ek ...........................................[2.3]

dengan:

Em = energi mekanik (joule)

d. Berbagai energi alternatif dari sumber energi

Pada saat ini pakar energi berusaha mengembangkan berbagai energi dari

sumber energi terbaharui sebagai pengganti energi konvensional yang berasal dari

fosil. Beberapa energi alternatif itu adalah:

a) Energi angin, kincir angin dimanfaatkan untuk memutar generator listrik

sehingga menghasilkan tenaga listrik.

b) Energi air, air memiliki energi potensial tertentu dibendung pada suatu

tempat, energi kinetik air dapat dimanfaatkan untuk menggerakkan turbin.

c) Energi gelombang, gelombang laut membawa energi yang cukup besar

pemanfaatan energi gelombang dapat menghasilkan energi listrik.

d) Energi panas bumi, batuan panas yang terbentuk berupa kilometer di bawah

permukaan bumi memanaskan air disekitarnya sehingga akan dihasilkan uap

panas atau geiser. Pembangkit listrik yang memanfaatkan tenaga panas bumi

disebut Pusat Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP).

e) Energi biomassa, adalah energi yang berasal dari tumbuh-tumbuhan dan

binatang. Tumbuhan seperti ubi kayu, gandum, dan rumput laut dapat dirubah

menjadi alkohol. Seperti halnya bensin dapat dimanfaatkan sebagai bahan

bakar dalam mesin. Kebijakan pemerintah kita saat ini juga mendorong pihak

swasta untuk mengembangkan energi biodiesel, baik dari minyak sawit

mentah maupun dari biji jarak.

5. Kandungan Nilai Dalam Pembelajaran Konsep Energi

Berikut ini adalah nilai-nilai yang dapat dikembangkan dalam

pembelajaran konsep energi.

Page 43: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SAINS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2505/1/98425-RI... · Pengukuran hasil belajar fisika siswa ... pilihan ganda sebanyak 20 soal

31

1) Nilai Religius

Allah memerintahkan manusia untuk melakukan Nadhar dapat dimaknai

agar manusia hendaklah melakukan pengamatan akan tanda-tanda kebesaran

Allah, sebagai contoh energi kalor dimanfaatkan dalam sebuah mesin, bila bahan

bakar terbakar maka mesin akan bergerak, karena keterbatasan bahan bakar yang

tersedia di bumi manusia terus berusaha membuat mesin yang terus dapat bekerja

tanpa bahan bakar akan tetapi tidak pernah berhasil. Kenyataan ini menunjukkan

kebesaran Allah yang menciptakan alam semesta ini dan sekaligus menunjukkan

kebesaran Allah yang menciptakan alam semesta ini dan sekaligus menunjukkan

bahwa manusia tidak dapat menciptakan energi. Contoh di atas menunjukkan

bahwa energi tidak dapat diciptakan dan tidak dapat dimusnahkan, energi hanya

dapat diubah dari satu bentuk ke bentuk yang lainnya. Pernyataan ini dikenal

sebagai hukum kekekalan energi.

2) Nilai Praktis

• Energi listrik dimanfaatkan untuk menyalakan lampu, peralatan elektronik,

ataupun menggerakkan mesin-mesin industri.

• Energi bunyi dimanfaatkan untuk menikmati suara musik yang merdu.

• Energi biogas dimanfaatkan sebagi sumber gas metana

• Energi panas dimanfaatkan untuk menyetrika

• Energi angin dimanfaatkan untuk membuat pembangkit listrik

• Energi nuklir dimanfaatkan untuk menciptakan bom nuklir dan

pembangkit listrik tenaga nuklir.

• Energi air dimanfaatkan untuk membuat pembangkit listrik tenaga air.

B. Hasil Penelitian Yang Relevan

Berdasarkan teori, dalam pembelajaran dengan menggunakan model STM,

siswa lebih antusias dan senang belajar sains dan lebih mudah memahami konsep-

konsep, sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Teori ini sesuai

dengan beberapa hasil penelitian berikut ini.

Page 44: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SAINS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2505/1/98425-RI... · Pengukuran hasil belajar fisika siswa ... pilihan ganda sebanyak 20 soal

32

Rusmansyah dan Yudha Irhasyuarna, dalam laporan penelitiannya yang

berjudul implementasi pendekatan STM dalam pembelajaran kimia di SMUN

kota banjarmasin, hasil penelitiannya menunjukkan bahwa penerapan pendekatan

STM dalam pembelajaran kimia memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan

dengan hasil pendekatan yang biasa dilakukan oleh guru. Sedangkan hasil angket

menunjukkan tanggapan yang positif dari siswa dan siswa menginginkan agar

pendekatan STM diterapkan guru dalam proses belajar mengajar.37

Mana Sukmawati, skripsi UIN Jakarta tahun 2009 dengan judul penerapan

pendekatan STM yang terintegrasi dengan nilai-nilai untuk meningkatkan hasil

belajar siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran melalui

pendekatan STM dapat meningkatkan hasil belajar siswa.38

Penelitian tentang hasil belajar melalui pembelajaran dengan model STM

juga dilakukan oleh Verawati, yang kesimpulannya menunjukkan bahwa model

pembelajaran STM dapat digunakan sebagai alternatif untuk meningkatkan hasil

belajar.39

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya maka dapat

disimpulkan bahwa dalam pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran

Sains Teknologi Masyarakat dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini

dikarenakan dalam pembelajaran dengan menggunakan model tersebut siswa

lebih antusias dan senang belajar sains dan lebih mudah memahami konsep-

konsep, sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

37 Rusmansyah dan Yudha Irhasyuarna, Implementasi Pendekatan STM dalam pembelajaran kimia di SMUN kota banjarmasin,. 38 Mana Sukmawati, Penerapan Pendekatan STM yang Terintegrasi Dengan Nilai-Nilai Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa 39 Verawati, Penerapan Pendekatan STM untuk Meningkatkan Pemahamman Konsep Pada Materi Pokok Bahan Kimia di Rumah

Page 45: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SAINS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2505/1/98425-RI... · Pengukuran hasil belajar fisika siswa ... pilihan ganda sebanyak 20 soal

33

C. Kerangka Berpikir

Dari uraian diatas dijelaskan bahwa pembelajaran merupakan proses

memanipulasi lingkungan untuk memudahkan orang belajar, untuk mengukur

apakah pembelajaran telah berhasil atau tidak dapat dilihat dari hasil belajar yang

telah dicapai siswa. Dewasa ini pembelajaran disusun tidak hanya menekankan

pada apa yang akan dipelajari, tetapi juga bagaimana menggunakan apa yang telah

dipelajari itu.

Dalam model STM siswa belajar melalui topik yang dibahas dengan jalan

menghubungkan antara sains dan teknologi sederhana yang ada dalam

masyarakat. Siswa juga dibimbing untuk mampu menyelesaikan masalah,

menggunakan kosep-konsep sains yang diperoleh, mengenal menggunakan

produk teknologi, serta mengambil keputusan berdasarkan nilai. Sehingga pada

akhirnya pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran STM dapat

mempermudah siswa untuk belajar, serta diikuti dengan peningkatan hasil belajar.

Salah satu mata pelajaran yang diajarkan di lembaga pendidikan formal

adalah mata pelajaran Fisika. Tujuan dari pelajaran ini adalah agar siswa dapat

mempelajari konsep-konsep IPA dan saling keterkaitannya serta agar siswa

mampu menerapkan metode ilmiah yang sederhana dan bersikap ilmiah dalam

memecahkan masalah yang dihadapi serta menyadari akan kebesaran sang

Pencipta.

Keberhasilan pembelajaran fisika di sekolah dapat diukur dari hasil belajar

fisika yang diperoleh siswa serta dapat dikatakan berhasil, jika pelajaran dapat

tahan lama dalam memori siswa serta dapat dipergunakan dalam kehidupan

sehari-hari. Alat ukur yang digunakan dalam mengukur daya ingat siswa adalah

dengan menggunakan metode/pendekatan tertentu guna pencapaian hasil belajar

yang optimal.

Salah satu model pembelajaran yang sangat relevan dengan pembelajaran

IPA ini adalah model pembelajaran STM. Sebagai salah satu model

pembelajaran, model STM diharapkan dapat memberikan pengaruh positif

terhadap hasil belajar fisika siswa. Pengaruh tersebut dapat dilihat dari

peningkatan hasil belajar siswa. Jadi, diduga penerapan model STM dapat

Page 46: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SAINS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2505/1/98425-RI... · Pengukuran hasil belajar fisika siswa ... pilihan ganda sebanyak 20 soal

34

mempengaruhi hasil belajar fisika siswa. Penjelasan di atas dapat dilihat pada

bagan kerangka berpikir di bawah ini.

Gambar 2.4 Kerangka Berpikir

Perlu model pembelajaran yang dapat mengangkat fenomena-fenomena di

lingkungan sekitar siswa

STM

Siswa bersikap peduli terhadap masalah yang ada di lingkungan sekitarnya dan merasa materi

yang dipelajarinya penting untuk dirinya

1. Pembelajaran di sekolah kurang dikaitkan dengan kehidupan siswa sehari-hari.

2. Akibat pembelajaran tidak kontekstual, siswa tidak memiliki minat dan motivasi yang tinggi belajar fisika, sehingga hasil belajar rendah

Motivasi siswa untuk belajar lebih giat

Hasil belajar siswa meningkat

Page 47: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SAINS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2505/1/98425-RI... · Pengukuran hasil belajar fisika siswa ... pilihan ganda sebanyak 20 soal

35

D. Perumusan Hipotesis

Berdasarkan deskripsi teoritis dan kerangka berpikir di atas maka hipotesis

penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut:

Ho : Tidak ada pengaruh penerapan Model pembelajaran Sains Teknologi

Masyarakat pada konsep energi bernuansa nilai terhadap hasil belajar

fisika siswa.

Ha : Terdapat pengaruh penerapan model pembelajaran Sains Teknologi

Masyarakat pada konsep energi bernuansa nilai terhadap hasil belajar

fisika siswa.

Page 48: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SAINS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2505/1/98425-RI... · Pengukuran hasil belajar fisika siswa ... pilihan ganda sebanyak 20 soal

42

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini bertempat di SMP Islamiyah Depok kelas VIII, yang

dilaksanakan pada semester genap yaitu dari bulan Juli 2009 sampai dengan bulan

Februari 2010.

B. Metode Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh hasil belajar siswa

melalui model pembelajaran STM pada konsep energi bernuansa nilai.

Penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen semu (quasy

experiment). Dalam penelitian ini, sampel yang sudah diambil dikelompokkan

dalam satu kelompok. Kelompok eksperimen diberikan perlakuan dengan

menggunakan model pembelajaran STM pada konsep energi bernuansa nilai.

C. Variabel Penelitian

Terdapat dua variabel dalam penelitian ini, yaitu variabel bebas dan

variabel terikat. Variabel bebas (X) dari penelitian ini adalah implementasi model

pembelajaran STM, sedangkan variabel terikat (X) dalam penelitian ini adalah

hasil belajar fisika siswa pada konsep energi bernuansa nilai.

D. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah one group

Preposttest design yang dapat digambarkan sebagai berikut:

Tabel 3.1 Desain penelitian

35

Page 49: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SAINS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2505/1/98425-RI... · Pengukuran hasil belajar fisika siswa ... pilihan ganda sebanyak 20 soal

43

Kelompok Pretest Perlakuan Post test

Eksperimen

(STM bernuansa nilai)

O1 X1 O2

Keterangan:

O1 : Pretest yang diberikan sebelum kegiatan pembelajaran pada kelas

eksperimen

O2 : Posttest yang diberikan setelah kegiatan pembelajaran pada kelas

eksperimen

X1 : Pembelajaran dengan model STM bernuansa nilai

E. Populasi dan Sampel

Populasi adalah semua anggota kelompok manusia yang tinggal bersama

dalam satu tempat dan secara terencana menjadi target kesimpulan dari akhir

penelitian.1 Populasi dalam target penelitian ini adalah seluruh siswa SMP

Islamiyah Depok sedangkan populasi terjangkau pada penelitian ini adalah

seluruh siswa kelas VIII SMP Islamiyah Depok tahun ajaran 2009-2010.

Sampel adalah jumlah populasi yang dipilih untuk sumber data.

Salah satu syarat yang harus dipenuhi diantaranya adalah bahwa sampel harus

diambil dari populasi terjangkau sebanyak dua kelas yaitu kelas VIII.3 sebagai

kelas eksperimen.

F. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

teknik Purposive Sampling. Pengambilan sampel dengan teknik Purposive

Sampling adalah suatu teknik yang dilakukan bertujuan untuk menentukan kelas

yang sudah ditentukan sesuai dengan prosedur yang telah dipilih dalam desain

penelitian. 1 Sukardi,Metodologi penelitian pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2003), hlm.53.

Page 50: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SAINS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2505/1/98425-RI... · Pengukuran hasil belajar fisika siswa ... pilihan ganda sebanyak 20 soal

44

G. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah cara memperoleh data. Cara

pengumpulan data dengan tes dan non tes. Tes yang digunakan adalah tes

kemampuan kognitif, sedangkan non tes yang digunakan adalah angket yang

bertujuan untuk mengetahui respon siswa terhadap implementasi model

pembelajaran STM bernuansa nilai yang telah diterapkan.

H. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Tes objektif berbentuk pilihan ganda, dengan empat alternatif jawaban

sebanyak 20 soal.

2. Non tes berupa angket dengan skala likert.

Sebelum digunakan instrumen tes terlebih dahulu diujicobakan kemudian

hasilnya dianalisis. Analisis yang dilakukan adalah:

1). Validitas Instrument

Validitas instrumen ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana

kualitas instrumen penelitian yang akan digunakan dengan menghitung

validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya pembedanya. Uji validitas

dalam penelitian ini menggunakan rumus korelasi Point Biseral (rpbi) karena

skor butir soal berbentuk skor diaktomi (skor butir 0 sampai 1). Untuk

memberikan interprestasi terhadap angka rpbi digunakan tabel nilai “r”

product moment, dengan terlebih dahulu mencari df-nya (df = N – nr).

Adapun rumus rpbi yaitu:

………………………(

3.1)Keterangan:

qp

SDtMM

r rppbi

−=

Rpbi = angka indeks korelasi point biserial

Mp = mean (nilai rata-rata hitung) yang dijwab dengan benar

Page 51: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SAINS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2505/1/98425-RI... · Pengukuran hasil belajar fisika siswa ... pilihan ganda sebanyak 20 soal

45

SDt = standar deviasi total

p = proposisi siswa yang menjawab benar

q = proposisi siswa yang menjawab salah.2

2). Reliabilitas Instrumen

Reliabilitas instrumen atau alat adalah ketepatan alat evaluasi dalam

mengukur atau ketepatan siswa dalam menjawab alat evaluasi itu. Sebuah

tes dikatakan reliabel jika hasil-hasil tes tersebut menunjukan ketepatan jika

diteskan kepada subjek yag sama (Arikunto, 2001:60). Karena tes uji coba

dilaksanakan satu kali, maka reliabilitas dalam penelitian ini di hitung

menggunakan metode belah dua (split-half method). Metoda belah dua yang

digunakan adalah metoda belah dua ganjil genap. Untuk mencari reliabilitas

seluruh tes digunakan rumus K-R 20 (Kuder-Richardson 200) karena skor

butir soal berbentuk skor diaktomi.

( )

nnX

XdenganS

SpqS

nnr

∑ ∑∑ −

=⎟⎟⎠

⎞⎜⎜⎝

⎛ −⎟⎠⎞

⎜⎝⎛

−=

22

22

2

1 ,1 …..……….

(3.2)

Keterangan:

r11 = reliabilitas tas secara keseluruhan

p = proposisi siswa yang menjawab benar

q = proposisi siwa yang menjawab salah (q = 1-p)

∑pq = jumlah hasil perkalian antara p dan q

n = banyaknya item

s = standar deviasi dari tes3

2 Anas, sujiono. Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: Radja Grafindo Persada, 2004), cet. Ke-14, h.258, 3 Suharsimi, Arikunto, dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi aksara, 2002), cet. Ke-3, h.100

Page 52: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SAINS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2505/1/98425-RI... · Pengukuran hasil belajar fisika siswa ... pilihan ganda sebanyak 20 soal

46

Tabel 3.2 Kualifikasi koefisien reabilitas adalah sebagai berikut:

0,91-1,00 Sangat tinggi

0,71-0,90 Tinggi

0,41-0,70 Cukup

0,21-0,40 Rendah

<0,20 Sangat rendah

3). Tingkat Kesukaran

“soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak

terlalu sukar. 4 Soal yang tidak terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk

berfikir lebih maju, sebaliknya soal yang terlalu sukar membuat siswa

menjadi putus asa dan tidak mempunyai semangat lagi untuk mencobanya.

Berdasarkan pada kelompok bawah maka rumus yang digunakan untuk

melihat tingkat kesukaran adalah:

JSBP =

…………………..(3.3)

Dimana:

P = indeks tingkat kesukaran

B = jumlah siswa yang menjawab soal benar

JS = jumlah seluruh siswa peserta tes

Klasifikasi tingkat kesukaran adalah:

a. P antara 0,00 – 0,30 = soal sukar

b. P antara 0,30 – 0,70 = soal sedang

c. P antara 0,70 – 1,00 = soal mudah

4 Ibid, h.

Page 53: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SAINS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2505/1/98425-RI... · Pengukuran hasil belajar fisika siswa ... pilihan ganda sebanyak 20 soal

47

4). Daya Pembeda

“Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk

membedakan antara siswa yang pintar dengan siswa yang tidak pintar

(Arikuto, 2001). Adapun rumus yang digunakan untuk menentukan daya

pembeda adalah:

BAB

B

A

A PPjB

JBD −=−=

…………………………..(3.4)

Dimana:

D = daya pembeda

BA = jumlah peserta kelompok atas yang menjawab soal benar

BB = jumlah peserta kelompok bawah yang menjawab benar

JA = jumlah peserta kelompok atas

JB = jumlah peserta kelompok bawah

PA = A

A

JB = proposisi peserta kelompok atas yang menjawab benar

PB = B

B

JB = proposisi peserta kelompok bawah yang menjawab benar.

Klasifikasi daya pembeda:

a. D : 0,00 – 0,20 = jelek

b. D : 0,20 – 0,40 = cukup

c. D : 0,40 – 0,70 = baik

d. D : 0,70 – 1,00 = baik sekali

I. Teknik Analisis Data

1. Uji Prasyarat Analisis

Page 54: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SAINS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2505/1/98425-RI... · Pengukuran hasil belajar fisika siswa ... pilihan ganda sebanyak 20 soal

48

Data yang diperoleh dari sampel dengan menggunakan instrument

akan dipakai untuk menjawab permasalahan dan menguji hipotesis. Oleh

ah-langkah yang ditempuh dalam pengolahan data

melipu

r untuk

asing kelompok kontrol dan eksperimen. Uji normalitas dalam

elit at (X2) dengan persamaan:

f0

ung < X2 tabel, maka

disimp

ka data sampel tidak berdistribusi normal.

menguji normalitas adalah sebagai

a) il

s (BK)

BK = 1 + 3,3 log N (Rumus Sturgess)

d

karena itu, langk

ti:

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan pada skor hasil tes awal, tes akhi

masing-m

pen ian ini menggunakan uji chi kuadr

Dimana:

= frekuenasi dari hasil penelitian

fe = frekuensi yang diharapkan

Kriteria tes yang digunakan ialah X2 hit

ulkan data sampel terdistribusi normal. Sedangkan X2 hitung . X2

tabel, ma

Adapun langkah-langkah untuk

berikut:

Mencari skor terbesar dan terkec

b) Mencari nilai rentangan (R)

R = skor terbesar – skor terkecil

c) Mencari banyaknya kela

) Mencari penjang kelas

BKRI =

……………………….

(3.5)

e) Mencari rata-rata (mean)

nfx

x ∑

= 1

………………………….(3.6)

f) Mencari simpangan baku

Page 55: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SAINS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2505/1/98425-RI... · Pengukuran hasil belajar fisika siswa ... pilihan ganda sebanyak 20 soal

49

( )( )1

22 −∑ ∑ fxfxn

11

−nn …………….(3.7)

s

2.

3. Mencari luas tiap kelas interval

b. Uji Homogenitas

Untuk menguji homogenitas variansi digunakan persamaan:

=s

g) Membuat daftar frekuensi yang diharapkan dengan cara:

1. Menentukan batas kela

Mencari nilai z

kecilSSF besar

2

2

=

S k = variansi yang lebih kecil

ikansi alpha, variansi sampel dikatakan homogen jika Fmaks

Untuk menguji hipotesis, dalam penelitian ini digunakan uji –t

Dengan :

…………………………..(3.8)

Dimana:

S2b = variansi yang lebih besar

2

Pada taraf signif

> Ftabel, dengan Ftabel = (I-α) Fk, n-1

c. Uji Hipotesis

( ) ( )2

2

−+ yx

xnn

S

11

2

2

−+−=

⎟⎟⎠

⎞⎜⎜⎝

⎛−

−=

y

yx

yx

YYXX

nnS

YXt

………………………(3.9)

X

Y = skor total

Dimana:

= skor tiap butir soal

Page 56: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SAINS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2505/1/98425-RI... · Pengukuran hasil belajar fisika siswa ... pilihan ganda sebanyak 20 soal

50

n = jumlah siswa

2. Teknik Analisis Angket

Penghitungan presentase respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran

dengan menggunakan model STM bernuansa nilai. Penggunaan model STM

kan dalam pembelajaran, dapat dihitung dengan

menggunakan rumus:

bernuansa nilai yang akan diguna

%100×=ΡNf

…………………………..(3.13)

ang dicari presentasinya

uensi/banyaknya individu)

i Skor6

emah

ngka 61% - 80% = baik

ngka 61% - 100% = sangat baik

Dengan

f = frekuensi yang sed

N = Number of Cases (jumlah frek

P = angka persentase5

Keterangan: Kriteria Interpretas

Angka 0 % - 20% = sangat l

Angka 21% - 40% = lemah

Angka 41% - 60% = cukup

A

A

5 Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1995), h.

40. 6 Riduwan, op.cit., h. 89

Page 57: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SAINS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2505/1/98425-RI... · Pengukuran hasil belajar fisika siswa ... pilihan ganda sebanyak 20 soal

51

Page 58: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SAINS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2505/1/98425-RI... · Pengukuran hasil belajar fisika siswa ... pilihan ganda sebanyak 20 soal

60

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Hasil Belajar Fisika (Pretest) Kelompok Eksperimen

Berdasarkan hasil penghitungan data penelitian mengenai tes hasil belajar

fisika, dari 30 siswa yang dijadikan sampel diperoleh nilai terendah 35 dan nilai

tertinggi 75, nilai rata-rata sebesar 54, simpangan baku 11 dan varians 112. Untuk

lebih jelasnya, deskripsi data hasil belajar pretest kelompok eksperimen dapat

dilihat pada tabel 4.1 dan gambar 4.1.

Untuk sebaran nilai terlihat pada tabel 4.1, dari 30 siswa sebanyak 10 %

siswa mendapat nilai terendah berada pada interval 35 sampai 41, sedangkan nilai

tertinggi sebanyak 10% berada pada interval 70 sampai 76. Nilai terbanyak berada

pada interval 49 sampai 55 dengan persentase 30 %.

Berdasarkan gambar 4.1 terlihat jelas bahwa batang tertinggi yang

menyatakan nilai terbanyak berada pada rentang skor 49 sampai 55 dengan

banyaknya siswa yang mendapat nilai pada interval tersebut adalah 9 orang.

Terlihat juga bahwa ada tiga batang yang di atas rata-rata, yaitu batang dengan

rentang skor 56 sampai 62, 63 sampai 69, dan 70 sampai 76.1

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Hasil Pretest Kelompok Eksperimen

No. Kelas Interval f Nilai Tengah (xi) Batas Nyata f (%)

1 35 – 41 3 38 34,5 – 41,5 10

2 42 – 48 5 45 41,5 – 48,5 16,67

3 49 – 55 9 52 48,5 – 55,5 30

4 56 – 62 7 59 55,5 – 62,5 23,33

5 63 – 69 3 66 62,5 – 69,5 10

6 70 - 76 3 73 69,5 – 76,5 10

Jumlah 30 100

1 Lampiran 15, h. 110.

Page 59: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SAINS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2505/1/98425-RI... · Pengukuran hasil belajar fisika siswa ... pilihan ganda sebanyak 20 soal

61

Gambar 4.1 Histogram Hasil Pretest Kelompok Eksperimen

2. Hasil Belajar Fisika (Postest) Kelompok Eksperimen

Berdasarkan hasil penghitungan data penelitian mengenai tes hasil belajar

fisika, dari 30 siswa yang dijadikan sampel diperoleh nilai terendah 60 dan nilai

tertinggi 85, nilai rata-rata sebesar 71,16, standar deviasi 9,34 dan varians 87,39.

Untuk lebih jelasnya, deskripsi data hasil belajar posttes kelompok eksperimen

dapat dilihat pada tabel 4.2 dan gambar 4.2.

Untuk sebaran nilai terlihat pada tabel 4.3, dari 30 siswa sebanyak 6,67%

siswa mendapat nilai terendah berada pada interval 50 sampai 55, sedangkan nilai

tertinggi sebanyak 26,67% berada pada interval 80 sampai 85. Nilai terbanyak

berada pada interval 80 sampai 85 dengan persentase 26,67%.

Berdasarkan gambar 4.3, terlihat jelas bahwa batang tertinggi yang

menyatakan nilai terbanyak berada pada rentang skor 80 sampai 85 dengan

banyaknya siswa yang mendapat nilai pada interval tersebut adalah 8 orang.

Terlihat juga bahwa hanya dua batang yang di atas rata-rata, yaitu batang dengan

skor 74 sampai 79, dan 80 sampai 85.2

2 Lampiran 15, h. 117.

Page 60: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SAINS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2505/1/98425-RI... · Pengukuran hasil belajar fisika siswa ... pilihan ganda sebanyak 20 soal

62

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Hasil postest Kelompok Eksperimen

No. Kelas Interval f Nilai Tengah (xi) Batas Nyata f (%)

1 50 – 55 2 52 49,5 – 55,5 6,67

2 56 – 61 4 58 55,5 – 61,5 13,33

3 62 – 67 4 64 61,5 – 67,5 13,33

4 68 – 73 6 70 67,5 –73,5 20

5 74 – 79 6 76 73,5 – 79,5 20

6 80 - 85 8 82 89,5 – 95,5 26,67

Jumlah 30 100

Gambar 4.3 Histogram Hasil Postest Kelompok Eksperimen

3. Rekapitulasi Hasil Belajar Konsep Energi

Berdasarkan hasil perhitungan data penelitian mengenai tes hasil belajar

fisika kelas eksperimen, dari 30 siswa yang dijadikan sampel diperoleh nilai rata-

rata pretest 54,56 dan postest 70,8, standar deviasi pretest 9,98 dan postest 9,65.

Tabel 4.3 Rekapitulasi Data Hasil Belajar

Eksperimen Hasil perhitungan

Pretest Postest

X 54,56 70,8

SD 9,98 9,65

Page 61: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SAINS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2505/1/98425-RI... · Pengukuran hasil belajar fisika siswa ... pilihan ganda sebanyak 20 soal

63

A. Analisis Data dan Interpretasi Data

1. Pengujian Persyaratan Analisis Data

Setelah diperoleh data dari kelompok eksperimen, maka dapat diperoleh

nilai pengujian hipotesisnya, akan tetapi sebelum dilakukan pengujian hipotesis

perlu dilakukan uji prasyarat analisis dahulu terhadap data hasil penelitian seperti

uji normalitas dan uji homogenitas. Beberapa uji prasyarat yang harus dipenuhi

adalah sebagai berikut:

a. Uji Normalitas

1) Uji Normalitas Pre Test Eksperimen

Uji Normalitas dilakukan dengan uji Chi-Kuadrat. Dari hasil pengujian

pada kelompok eksperimen diperoleh nilai . Perhitungan

selengkapnya pada lampiran.

856,32 =hitungX

070,112 =tabelX3 Sedangkan nilai pada taraf

signifikansi 05,0=α untuk 30=n dengan kriteria:

tabelhitung XX <2 berarti data terdistribusi normal

tabelhitung XX >2 berarti data tidak terdistribusi normal

Untuk lebih jelasnya peneliti sajikan dalam bentuk tabel uji normalitas

dibawah ini:

Tabel 4.4 Perhitungan Uji Normalitas Pretest Kelas Eksperimen

Data Eksperimen

N 30

hitungX 2 3,856

tabelX 2 11,070

Kesimpulan Terdistribusi Normal

Pengujian dilakukan pada taraf kepercayaan ( )05,0%95 =α dengan

derajat kebebasan 516 =−=dk , dapat disimpulkan bahwa data hasil belajar

Page 62: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SAINS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2505/1/98425-RI... · Pengukuran hasil belajar fisika siswa ... pilihan ganda sebanyak 20 soal

64

fisika siswa kelompok eksperimen terdistribusi normal, karena memenuhi kriteria

. tabelhitung XX <2

2) Uji Normalitas Posttest Eksperimen

Uji Normalitas dilakukan dengan uji Chi-Kuadrat. Dari hasil pengujian

kelompok eksperimen diperoleh nilai . Perhitungan selengkapnya

pada lampiran.

761,62 =hitungX

070,11=tabel4 Sedangkan nilai pada taraf signifikansi 2X 05,0=α

untuk dengan kriteria: 30=n

hitung XX <2

hitung XX >2

tabel berarti data terdistribusi normal

tabel berarti data tidak terdistribusi normal

Untuk lebih jelasnya peneliti sajikan dalam bentuk tabel uji normalitas

dibawah ini:

Tabel 4.5 Perhitungan Uji Normalitas Posttest Kelas Eksperimen

Data Eksperimen

N 30

hitungX 2 6,761

tabelX 2 11,070

Kesimpulan Terdistribusi Normal

Pengujian dilakukan pada taraf kepercayaan ( )05,0% =95 α dengan

derajat kebebasan 516 =−=dk , dapat disimpulkan bahwa data hasil belajar

fisika siswa kelompok eksperimen terdistribusi normal, karena memenuhi kriteria

. tabelhitung XX <2

b. Uji Homogenitas Tes Hasil Belajar

Uji homogenitas yang digunakan dalam penelitian ini dalah uji Fisher.

Kriteria pengujian ini digunakan, yaitu kedua kelompok sampel dinyatakan

homogen apabila H0 diterima pada rentang Fhitung ≤ Ftabel.

Page 63: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SAINS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2505/1/98425-RI... · Pengukuran hasil belajar fisika siswa ... pilihan ganda sebanyak 20 soal

65

Tabel 4.7 Hasil Uji Homogenitas Kelas Eksperimen

STATISTIK

SE(t)2 (pretest) 99,63

SE(t)2 (postest) 93,68

Fhitung 1,063

Ftabel 1,86

Kesimpulan Homogen

Karena Fh< Ft maka dapat disimpulkan bahwa Ho diterima yang berarti varians

kedua kelompok sama atau homogen.

c. Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis statistik dalam penelitain ini menggunakan statistik

uji-t, data yang digunakan adalah data posttest kelompok eksperimen sebagai nilai

hasil belajar. Sebelum dilakukan uji-t, terlebih dahulu menghitung nilai standar

deviasi. Dari perhitungan yang dilakukan diperoleh nilai standar deviasi untuk

pretest sebesar 9,98 dan posttest sebesar 9,65.

Setelah mendapatkan nilai standar deviasi, kemudian menghitung nilai

dengan menggunakan rumus uji-t. Dari perhitungan yang dilakukan,

diperoleh nilai untuk pretest sebesar 4,55 dan posttest sebesar 12,45.

hitungt

hitungt

Untuk lebih jelasnya tentang perhitungan penulis sajikan dalam

bentuk tabel dibawah ini:

hitungt

Tabel 4.6 Hasil Uji-t Kelompok Eksperimen

Data Pre Test Post Test

Standar Deviasi 9,98 9,65

hitungt 4,55 12,45

tabelt 2,00 2,00

Kesimpulan Berbeda Berbeda

Page 64: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SAINS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2505/1/98425-RI... · Pengukuran hasil belajar fisika siswa ... pilihan ganda sebanyak 20 soal

66

Berdasarkan perhitungan diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa sesuai

dengan taraf signifikansi 05,0=α dan nilai derajat kebebasannya adalah 58,

maka nilai , yaitu dan sehingga

disimpulkan bahwa terdapat perbedaan antara hasil belajar fisika siswa sebelum

menggunakan model STM dan sesudah menggunakan model STM.

tabelhitung tt > 00,255,4 > 00,245,12 >

d. Analisis Data Angket

Untuk mengetahui apakah terdapat respon baik dari siswa terhadap

pembelajaran STM, maka disusunlah angket yang berupa skala liker dengan

rentang 1 sampai 5. Setelah diperoleh hasil data angket yang diberikan kepada

siswa, kemudian data tersebut diolah dalam bentuk tabel deskriptif yang dapat

dilihat dalam lampiran.

Adapun respon siswa yang diajar dengan menggunakan model STM pada

konsep energi bernuansa nilai, yakni responden yang menjawab dengan skor 40

%. Disini terlihat bahwa indikator yang paling tinggi masuk pada indikator kedua,

yaitu tentang respon siswa terhadap pembelajaran STM pada konsep energi

bernuansa nilai. Sedangkan indikator yang paling rendah yaitu pada indikator

pertama, tentang minat siswa terhadap pembelajaran fisika. Hal ini menunjukkan

bahwa siswa memberikan respon yang baik terhadap penerapan model STM pada

konsep energi bernuansa nilai.

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

indikator 1 indikator 2 indikator 3

sangat setuju

setuju

ragu-ragu

tidak setuju

sangat tidak setuju

Gambar 4.5 Histogram Hasil Angket Siswa

Page 65: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SAINS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2505/1/98425-RI... · Pengukuran hasil belajar fisika siswa ... pilihan ganda sebanyak 20 soal

67

e. Interpretasi Data

Berdasarkan penelitian yang dilakukan, dapat dilihat bahwa hasil tes yang

dilakukan sebelum pembelajaran (pretest) diketahui nilai rata-rata kelompok

eksperimen sebesar 54,56. Adapun hasil tes setelah pembelajaran (posttest)

diketahui nilai rata-rata kelompok eksperimen sebesar 70,80. Dari hasil analisis

tampak terdapat pengaruh penggunaan model STM terhadap hasil belajar fisika

pada konsep energi bernuansa nilai.

Kelompok eksperimen ini berada pada distribusi normal, baik dari hasil

uji pretest, maupun dari hasil uji posttest nya, hal tersebut terbukti pada hasil uji

prasyarat analisis yang menyatakan bahwa X2hitung < X2

tabel. Pada taraf

kepercayaan 95% sebesar 11,070.

Berdasarkan hasil uji-t dengan taraf kepercayaan 95% diperoleh nilai ttabel

= 2,00. hasil pengujian yang diperoleh menunjukkan bahwa thitung > ttabel yaitu

sebesar 4,55 > 2,00 atau 12,45 > 2,00. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa

normal gain kedua kelompok berbeda secara signifikan.

f. Pembahasan

Hakikat belajar pada umumnya adalah segala aktivitas dengan melibatkan

serangkaian pengalaman langsung. Untuk itu, setiap orang yang belajar harus aktif

berbuat untuk mengubah tingkah laku menjadi kegiatan. Tidak ada belajar kalau

tidak ada aktivitas, karena belajar hanya dapat terjadi jika pengalaman secara

langsung tersebut dilalui dengan penemuan atau penyelidikan akan pengetahuan

yang ada. Karena pada dasarnya pengetahuan yang didapat dari penginderaan

terhadap suatu objek merupakan hasil organisasi secara selektif dari sejumlah

fakta, informasi, serta prinsip-prinsip yang dimiliki dan diperoleh dari

pengalaman.

Oleh karena itu, dalam penelitian ini sangat ditekankan kepada siswa

untuk mencari tahu tentang masalah yang di hadapi masyarakat sekarang ini

terkait perkembangan iptek. Berdasarkan uraian data statistik yang diperoleh,

maka dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran STM berpengaruh terhadap

hasil belajar fisika siswa pada konsep energi bernuansa nilai, seperti penelitian

Page 66: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SAINS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2505/1/98425-RI... · Pengukuran hasil belajar fisika siswa ... pilihan ganda sebanyak 20 soal

68

Rusmansyah dan Yudha Irhasyuarna, menyimpulkan bahwa penerapan

pendekatan STM dalam pembelajaran kimia memberikan hasil yang lebih baik

dibandingkan dengan hasil pendekatan yang biasa dilakukan oleh guru.

Pada awal pembelajaran guru memberikan pretest untuk mengetahui hasil

belajar siswa sebelum diberikan metode pembelajaran inkuiri terstruktur. Setelah

pretest selesai, guru memberikan apersepsi, serta tujuan dari pembelajaran yang

berhubungan dengan materi yang akan dibahas agar siswa siap menghadapi bahan

pelajaran dan mempunyai rasa keingintahuan yang kuat terhadap materi yang

akan dibahas.

Kegiatan pendahuluan tersebut diikuti dengan kegiatan inti. Kegiatan inti

dalam proses pembelajaran yang dilakukan adalah guru membagi siswa dalam 6

kelompok kecil yang terdiri dari 5 orang siswa kemudian guru membagikan

peralatan beserta lembar kerja siswa. Setelah itu secara berkelompok siswa

melakukan percobaan sesuai dengan tugas yang ada di lembar kerja, tentunya

bimbingan guru. Kemudian masing-masing kelompok mendiskusikan hasil

pengamatannya dan mengisi lembar kerja siswa dengan bimbingan guru. Setiap

kelompok diberikan kesempatan untuk mempresentasikan hasil pengamatannya

kemudian dilakukan diskusi atau sharing bersama-sama kelompok lainnya.

Kegiatan penutup dalam pembelajaran ini berupa siswa menarik

kesimpulan dari materi yang telah dipelajari dengan bimbingan guru. Dalam

kegiatan ini siswa diberikan kesempatan untuk menanyakan materi yang kurang

jelas untuk dipahami, sedangkan guru menyatukan kerangka berpikir siswa

dengan menjelaskan bagian-bagian penting. Kegiatan ini dilakukan selama 3 kali

pertemuan. Kemudian dilakukan posttest untuk mengetahui sejauh mana siswa

dapat menangkap materi yang telah dipelajari.

Sebelum dilakukan pembelajaran dengan model STM siswa diberikan

kesempatan untuk mengidentifikasi masalah-masalah yang ada di lingkungan

sekitar yang berkaitan dengan konsep energi. Demikian siswa lebih bebas

beraktivitas selama proses pembelajaran berlangsung.

Berdasarkan tes tertulis diawal pembelajaran, yang selanjutnya dilakukan

uji kesamaan dua rata-rata pretest diketahui bahwa hasil belajar fisika siswa pada

Page 67: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SAINS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2505/1/98425-RI... · Pengukuran hasil belajar fisika siswa ... pilihan ganda sebanyak 20 soal

69

kedua kelompok penelitian pada konsep energi menunjukkan tidak adanya

perbedaan yang signifikan.hal ini menunjukkan bahwa siswa pada kedua

kelompok penelitian memiliki pengetahuan yang sama tentang konsep energi.

Penggunaan model STM yang bernuansa nilai pada kelompok eksperimen

terlihat adanya pengaruh hasil belajar pada konsep energi. Akan tetapi, penyisipan

nilai-nilai religius, intelektual dan praktis pada konsep energi dapat

mempengaruhi hasil belajar fisika siswa yang lebih baik. Hal ini dibuktikan dari

hasil nilai rata-rata posstest pada kelompok eksperimen cukup tinggi.

Pada hasil posttest kelas baik kelompok eksperimen terjadi perubahan

hasil belajar fisika siswa, sehingga dengan pembelajaran STM siswa akan terlibat

secara aktif dalam proses pembelajaran. Model pembelajaran STM menempatkan

siswa sebagai subyek belajar yang aktif.

Dari hasil angket yang diberikan diakhir pembelajaran, secara keseluruhan

siswa menunjukkan tanggapan yang tinggi terhadap pembelajaran STM pada

konsep energi bernuansa nilai, lihat lampiran. Hal ini senada dengan penelitian

yang dilakuakan oleh Ummu Hafidah yang menerangkan bahwa model

pembelajaran STM untuk konsep pencemaran lingkungan bernuansa nilai dapat

meningkatkan hasil belajar siswa.

Adapun respon siswa yang diajar engan menggunakan model STM pada

konsep energi bernuansa nilai religius, yakni yang menjawab dengan skor paling

banyak dengan kategori sangat setuju yaitu sebanyak 40 %. Disini terlihat bahwa

indikator yang paling tinggi yaitu pada indikator kedua, yaitu penilaian tentang

respon siswa terhadap pembelajaran STM pada konsep energi bernuansa nilai,

sedangkan paling rendah pada indikator pertama, yaitu penilaian tentang minat

siswa terhadap mata pelajaran fisika. Hal ini menunjukkan bahwa siswa

memberikan respon yang positif/baik terhadap penerapan pembelajaran dengan

menggunakan model STM pada konsep energi yang bernuansa nilai. Hal ini

menunjukkan bahwa rata-rata siswa telah menilai bahwa pembelajaran fisika yang

bernuansa nilai sangat penting untuk di pelajari dengan harapan meningkatkan

keimanan, kecerdasan dan mengembangkan literasi sains dalam kehidupan siswa.

Page 68: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SAINS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2505/1/98425-RI... · Pengukuran hasil belajar fisika siswa ... pilihan ganda sebanyak 20 soal

70

Melalui pembelajaran dengan menggunakan model STM, siswa dapat

membuktikan dan menggali sendiri masalah yang ada di masyarakat berkenaan

dengan konsep energi. Dalam proses pembelajaran dengan model STM, siswa

melakukan berbagai kegiatan antara lain mengemukakan masalah perubahan

energi dan sumber energi yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari, berdiskusi

untuk mengidentifikasi sumber permasalahan, memberi respon terhadap masalah,

aktif melakukan pengamatan terhadap obyek pengamatan secara kelompok, aktif

menyusun kesimpulan, dan mengkomunikasikannya. Selain itu siswa

mendiskusikan hasil yang dicapai oleh masing-masing kelompok secara klasikal

dan menyimpulkan hasil pengamatan.

Page 69: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SAINS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2505/1/98425-RI... · Pengukuran hasil belajar fisika siswa ... pilihan ganda sebanyak 20 soal

74

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis data dari penelitian serta pengujian hipotesis yang

dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Terdapat pengaruh model pembelajaran STM secara signifikan pada konsep

energi bernuansa nilai terhadap hasil belajar fisika siswa kelas VIII.3 di

sekolah SMP Islamiyah, Sawangan.

2. Hasil belajar siswa setelah pembelajaran dengan model STM mencapai rata-

rata 70,8 dalam kategori baik.

3. Respon siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran STM

pada konsep energi bernuansa nilai, tergolong sangat positif.

A. Saran

Berdasarkan hasil penelitian di atas, peneliti ingin memberikan saran-saran

sebagai berikut:

1. Untuk penelitian selanjutnya disarankan agar mengambil konsep lain, supaya

kita dapat mengetahui apakah pembelajaran dengan model STM bernuansa

nilai berhasil juga untuk konsep selain energi.

2. Pembelajaran akan lebih menarik jika disajikan dengan berbagai macam

metode, sehingga sebaiknya digunakan variasi metode yang tepat. Misalnya

saja variasi antara metode diskusi dengan metode observasi lapangan.

Page 70: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SAINS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2505/1/98425-RI... · Pengukuran hasil belajar fisika siswa ... pilihan ganda sebanyak 20 soal

DAFTAR PUSTAKA

Adi Sutopo, Pengembangan Model pembelajaran STS untuk siswa SD Sebagai

Pendukung Pelaksanaan Kurikulum KBK, (Medan: Laporan Penelitian,

Universitas Negeri Medan, November 2004).

Ahmad Fuad Pasya, Dimensi Sains Al-qur’an Menggali Ilmu Pengetahuan dari

Ald-qur’an (solo:PT. Tiga Serangkai, 2006).

Anas, sujiono. Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: Radja Grafindo Persada,

2004), cet. Ke-14.

Anna Poedjiadi , Sains Teknologi Masyarakat, (Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, 2005).

David E. Meltzer, Addenum to: The Relation Between Mathematics Preparation

and Conceptual Learning Gain in Physics: A Possible Hidden Variabel in

Diagnostic Pretest Scores, http://physics.ia

state.edu/per/docs/addendum_on_normalized_gain.pdf.

Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta:PT Rineka Cipta,

2006), Cet.III

Ign. Masidjo,Penilaian Pencapaian Hasil Belajar Siswa di Sekolah, (Bandung:

Kanisius, 2001, h. 27-

JICA, Keterampilan Dasar Mengajar IPA Berbasis Kontruktivisme, (malang:

UNM, 2002).

La Moranta Galib, Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat dalam Pembelajaran

Sains di sekolah, Jurnal pendidikan dan kebudayaan,

Made Alit Mariana, Suatu Tinjauan Tentang Hakeket Pendekatan “Science,

Technology, and Society” dalam Pembelajaran Sains, Buletin Pendidikan,

2(2002)

Made Citrawathi Desak, Penerapan Suplemen Bahan ajar Berwawasan Sains

Teknologi Masyarakat dengan Menggunakan Pendekatan

Konstruktivisme dalam Pembelajaran Biologi Untuk Meningkatkan

Literasi sains dan Teknologi Siswa SMUN 1 Singaraja, 9Bali: IKIP

60

Page 71: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SAINS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2505/1/98425-RI... · Pengukuran hasil belajar fisika siswa ... pilihan ganda sebanyak 20 soal

Singaraja, Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No.

2, Th. XXXVI, April 2003

Mega Iswari, jurnal Pedagogi. Vol IV No.1 Juli 2003.

(http://www.depdiknas.co.id/jurnal/34/pendekatan_sains_teknologi_masy

arakat.htm,2003), akses tanggal 10 september 2007

Mulyati Arifin, dkk., Strategi Belajar Kimia, (bandung: UPI Press, 2000).

Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung:

Remaja Rosdakarya, 1997).

M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung, PT. Remaja Rosdakarya,

2006).

Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, 1992), cet ke-4.

Nurohman R Sabar, Penerapan Pendekatan Sains-Teknologi-Masyarakat (STM)

dalam Pembelajaran IPA sebagai Upaya Peningkatan Life Skill Peserta

Didik: Laporan Penelitian, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Negeri Jakarta, Juni 2005) h.15

Rai Sujanem, Implementasi Pendekatan STM dalam Pembelajaran IPA sebagai

Upaya Meningkatkan Literasi Sains dan Teknologi Siswa Kelas IV SD

No 6 Banjar Jawa Singaraja, Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP

Negeri Singaraja, Edisi khusus th. XXXVIII Desember 2005.

Ritawati Mahyuddin, penggunaan Pendekatan Konstruktivisme dalam

Pembelajaran Membaca Pemahaman bagi Siswa Kelas V SDN

Sumbersari 3Malang, Jurnal Penelitian

Rohmat,Mulyana, Mengartikulasi Pendidikan Nilai, (Bandung: Alpabeta, 2004

EM. K. Kaswardi, Pendidikan Nilai Memasuki Tahun 2000 (Jakarta, PT.

Grasindo, 1993).

Rusmansyah dan Yudha Irhasyuarna, Implementasi Pendekatan STM dalam

Pembelajaran Kimia di SMUN Kota Banjarmasin, jurnal Pendidikan dan

Kebudayaan No. 040 Th ke-9 Januari 2003.

Undang-Undang Sisdiknas

61

Page 72: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SAINS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2505/1/98425-RI... · Pengukuran hasil belajar fisika siswa ... pilihan ganda sebanyak 20 soal

62

Sofyan Ahmad, Konstruktivisme dalam Pembelajaran IPA/Sains, (Prosiding

Seminar Internasional Pendidikan IPA 2007).

Soewolo, dkk., Pemberian Umpan Balik Terhadap Rangkuman Kuliah untuk

Menungkatkan Prestasi Belajar Mahasiswa Pendidikan Biologi FMIPA

UM dalam Mata Kuliah anatomi dan Fisologi Manusia, Jurnal Penelitian

Kependidikan, No. 1, Tahun 14 Juni 2004.

Sri Irawati, Pengembangan Pengajaran IPA Melalui Pendekatan Sains-

Teknologi-Masyarakat di Sekolah Dasar, Laporan Penelitian Depdikbud,

(Jakarta: LIPI, 1999).

Suharsimi, Arikunto, dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi aksara,

2002), cet. Ke-3

Sukardi,Metodologi penelitian pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2003).

Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2002).

Yanti Herlanti, Tanya Jawab Seputar Penelitian Tindakan Sains, (Jakarta: Jurusan

Pendidikan IPA, FITK UIN Syarif Hidayatullah, 2006).

.