pengaruh model pembelajaran kooperatif tps …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii...

291
i PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS (THINK PAIR SHARE) MELALUI SNOWBALL THROWING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS X PADA KOMPETENSI YANG BERKAITAN DENGAN REDOKS SKRIPSI Disajikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan oleh Tri Yudi Waluyo Pambudi 4301408025 JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2013

Upload: lekhuong

Post on 17-Mar-2019

248 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

i

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS

(THINK PAIR SHARE) MELALUI SNOWBALL THROWING

TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS X PADA

KOMPETENSI YANG BERKAITAN DENGAN REDOKS

SKRIPSI

Disajikan sebagai salah satu syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

oleh

Tri Yudi Waluyo Pambudi

4301408025

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

ALAM

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2013

Page 2: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

Panitia Ujian Skripsi, Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Alam, Universitas Negeri Semarang.

Hari : jumat

Tanggal : 30 November 2012

Semarang,30November 2012

Pembimbing I Pembimbing II

Dra. Woro Sumarni, M.Si Dra. Sri Nurhayati, M.Pd

NIP. 19650723 199303 2 001 NIP. 196601061990032002

Page 3: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

iii

PENGESAHAN

Skripsi yang berjudul:

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS

(THINK PAIR SHARE) MELALUI SNOWBALL THROWING

TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS X PADA

KOMPETENSI YANG BERKAITAN DENGAN REDOKS

Disusun oleh

Nama : Tri Yudi Waluyo Pambudi

NIM : 4301408025

telah dipertahankan di hadapan Sidang Panitia Ujian Skripsi FMIPA UNNES

pada tanggal 19 Desember 2012.

Panitia Ujian Skripsi

Ketua Sekretaris

Prof. Dr. Wiyanto, M.Si Dra. Woro Sumarni, M.Si

NIP. 19631012 198803 1 001 NIP. 19650723 199303 2 001

Penguji I

Prof. Drs. A. Binadja, Apt, Ph. D

NIP. 19481226 197903 1 001

Penguji II/ Pembimbing II Penguji III/ Pembimbing I

Dra. Sri Nurhayati, M.Pd Dra. Woro Sumarni, M.Si

NIP. 19660106 199003 2 002 NIP. 19650723 199303 2 001

Page 4: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

iv

PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil karya

sendiri bukan plagiat karya dari orang lain, baik sebagian ataupun seluruhnya.

Pendapat atau karya orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk

berdasarkan kode etik ilmiah.

Semarang,30November 2012

Tri Yudi Waluyo Pambudi

Page 5: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO:

Allah tidak akan membebani seseorang melainkan sesuai dengan

kesanggupannya (Q.S Al-Baqarah: 286).

Siapa yang menempuh suatu jalan untuk mencari ilmu, Allah akan

memudahkan baginya dengan ilmu tersebut menuju (HR. Muslim).

Persembahan:

Ibu dan bapak tercinta yang telah memberi semangat,

Kakak tercinta Eko Yudi Astuti dan semua keluarga besar yang senantiasa

memberikan semangat,

Sahabat-sahabatku khususnya buat Ajeng Diasputri, Umi Rahmawati yang

telah membantu dan memberi semangat,

Teman-teman kos vila, imam, yudi, khoirul yang memberi semangat dan

menghibur saya ketika galau.

Teman-teman jurusan kimia angkatan 2008 yang akan selalu kurindukan

Page 6: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan inayah-Nya yang

senantiasa tercurah sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi berjudul

“Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif TPS ( Think Pair Share) Melalui

Snowball Throwing Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas X Pada Kompetensi

Yang Berkaitan Dengan Redoks”.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini selesai berkat bantuan,

petunjuk, saran bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak. Untuk itu pada

kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Rektor Universitas Negeri Semarang.

2. Dekan FMIPA Universitas Negeri Semarang.

3. Ketua Jurusan Kimia Universitas Negeri Semarang.

4. Ibu Dra. Woro Sumarni, M.Si selaku dosen pembimbing I yang telah

memberikan bimbingan, saran, arahan, dan motivasi dalam penyusunan

skripsi ini.

5. Ibu Dra. Sri Nurhayati, M.Pd selaku dosen pembimbing II yang telah banyak

memberikan bimbingan, saran, arahan, dan motivasi dalam penyusunan

skripsi ini.

6. Kepala SMA Negeri 1 Tunjungan yang telah memberikan izin untuk

melakukan penelitian.

7. Guru mata pelajaran kimia kelas X SMA Negeri 1 Tunjungan yang telah

banyak membantu dan memberikan bimbingan selama penelitian ini.

Page 7: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

vii

8. Staf TU dan Siswa-siswi SMA Negeri 1 Tunjungan yang telah bekerja sama

dengan baik.

9. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak

bisa penulis sebutkan satu per satu.

Semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan memberi kontribusi dalam dunia

pendidikan dan bagi pembaca khususnya.

Semarang, 30 November 2012

Penulis

Page 8: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

viii

ABSTRAK

Yudi, Tri. 2012. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tps (Think Pair

Share) Melalui Snowball Throwing Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas X Pada

Kompetensi Yang Berkaitan Dengan Redoks. Skripsi. Jurusan Kimia, Fakultas

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang.

Dosen Pembimbing I: Dra. Woro Sumarni, M.Si, Dosen Pembimbing II: Dra. Sri

Nurhayati, M.Pd

Kata Kunci: Model Pembelajaran Kooperatif Tps (Think Pair Share), Snowball

Throwing, hasil belajar.

Berdasakan observasi guru menerapkan model pembelajaran konvensional

yang mengakibatkan hasil belajar siswa kurang memuaskan. Tujuan penelitian ini

adalah mengetahui ada tidaknya pengaruh model pembelajaran kooperatif tps

(think pair share)melalui snowball throwing terhadap hasil belajar siswa, serta

berapa besar pengaruh model pembelajaran kooperatif tps (think pair

share)melalui snowball throwing terhadap hasil belajar siswa. Populasi dalam

penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 1 Tunjungan tahun ajaran

2011/2012. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling.

Dimana sampel yang digunakan yaitu kelas X1 dan X

2. Kelompok eksperimen

(X2) menggunakan model pembelajaran kooperatif tps (think pair share)melalui

snowball throwing, sedangkan kelompok kontol (X1) menggunakan model

pembelajaran kooperatif tps (think pair share)tanpa melalui snowball throwing.

Berdasarkan data pretestdan post test terjadipeningkatan nilai kelas

eksperimen51% dan pada kelas kontrol 48% dan melalui uji t diperoleh untuk

kelas eksperimen 1,2 dan kelas kontrol 0,8 jadi dapat disimpulkan hasil belajar

siswa kelas ekperimen lebih baik dibandingkan hasil belajar siswa kelas kontrol.

Berdasarkan uji perbedaan rata-rata hasil belajar, diperoleh thitung (4)> ttabel(1),

maka disimpulkan rata-rata hasil belajar kelompok eksperimen lebih baik dari

kelompok kontrol. Pada uji ketuntasan belajar, secara klasikal jumlah siswa yang

telah mencapai ketuntasan pada kelas eksperimen sebanyak 30 siswa sedangkan

pada kelas control sebanyak 27 siswa yang berarti kelas eksperimen telah

mencapai ketuntasan belajar dan kelompok kontrol belum mencapai ketuntasan

belajar. Uji korelasi diperoleh harga koefisien biserial sebesar 0,579. Rata-rata

nilai hasil belajar ranah afektif kelas eksperimen (83) lebih baik daripada kelas

kontrol (75). Rata-rata nilai hasil belajar ranah psikomotorik kelas eksperimen

(84) sama baiknya dengan nilai hasil belajar ranah psikomotorik kelas kontrol

(72).

Maka dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif tps ( think pair

share) melalui snowball throwing terhadap hasil belajar siswa kelas x pada

kompetensi yang berkaitan dengan redoks dengan memberikan kontribusi sebesar

33,56%. Saran yang dapat diberikan terkait dengan penelitian ini adalah guru

kimia hendaknya menerapkan model pembelajaran kooperatif tps (think pair

Page 9: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

ix

share)melalui snowball throwingdalam proses pembelajaran sebagai variasi

metode mengajar.

Page 10: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

x

ABSTRACT Yudi, Tri. 2012. The Impact from cooperativeTPS (Think Pair Share) learning

Model aided by snowball throwing in Redox. Skripsi. Jurusan Kimia, Fakultas

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang.

Dosen Pembimbing I: Dra. Woro Sumarni, Dosen Pembimbing II: Dra. Sri

Nurhayati, M.Pd.

Keywords: CooperativeTPS ( think pair share) Learning Model, snowball

throwing

In the research that has been done by researcher, the problem wanted to be

analyzed was about WHETHER there was any impact fromcooperativeTPS (think

pair share) Learning Model and snowball throwing, also how much was the

impact howard the learning out comes. The population of this research involved

students of X SMAN 1 Tunjungan 2011/2012. The sampels of population were

selectedby using purposive sampling technique that took sample from X-1 and X-

2. Experiment group (X-2) usedcooperativeTPS (think pair share) learning Model

aided by snowball throwing, mean while control group (X-1) used just

cooperativeTPS (think pair share). By looking at the average of pretest and post

test score improvment 51% experiment class and 48% for control class and

analyzing result can be 1,2 for experiment class and 0,8 for control class

concluded that the result of study from student, of experiment class is better than

students of control class result. According to average differences of study result

experiment, getting thitung (4)> ttabel (1), so that concluded the average result of

study group experiment is better than control group. On completeness of study

experiment, the percentage of completeness from experiment class iss 30 students,

and control class is about 27 students that means that experiment class already

reached the completeness of study and the otherhand control class didn‟t the

correlation experiment is gotten coefficient biserial value is about 0,579. The

average score in affective experiment class (83) is better than control class (75).

The average score in psychomotor experiment class (84) same as well as the result

of study in psychomotor control class (72). So that can be concluded that

cooperativeTPS ( think pair share) learning Model aided by snowball throwing

influences to result of study from students in Redox by giving the contribution

33,56% main subject.

Page 11: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

xi

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i

PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iii

PERNYATAAN ............................................................................................... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................... v

KATA PENGANTAR ..................................................................................... vi

ABSTRAK ....................................................................................................... viii

DAFTAR ISI .................................................................................................... x

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xii

DAFTAR TABEL ............................................................................................ xv

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xvi

BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................... 1

a) Latar Belakang Masalah .......................................................................... 1

b) Rumusan Masalah................................................................................ ... 6

c) Tujuan Penelitian .................................................................................... 7

d) Manfaat Penelitian ................................................................................. 7

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA ............................................................................ 8

2.1 Belajar ..................................................................................................... 8

2.2 Hasil Belajar ............................................................................................ 8

2.3Model Pembelajaran Kooperatif TPS (Think-Pair-Share) ...................... 10

2.4Snowball Throwing .................................................................................. 13

Page 12: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

xii

2.5Pembelajaran Kimia Kompetensi Redoks ................................................ 15

2.6Pembelajaran Kimia kooperatif TPS (Think-Pair-Share) melalui

Snowball Throwing ....................................................................................... 19

2.7Kerangka Berpikir .................................................................................... 21

2.8Hipotesis……………………….. ............................................................. 24

BAB 3 METODE PENELITIAN..................................................................... 25

3.1 Penentuan Objek Penelitian .................................................................... 25

3.2 Metode Pengumpulan Data..................................................... ................ 27

3.3 Prosedur Penelitian.................................................................................. 27

3.4 Rancangan Eksperimen ........................................................................... 28

3.5 Perangkat Penelitian................................................ ................................ 29

3.6 Instrumen Penelitian................................................................................ 30

3.7 Analisis Instrumen Penelitian ................................................................. 33

3.8 Metode Analisis Data .............................................................................. 40

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................... 50

4.1 Hasil Penelitian ....................................................................................... 50

4.2 Pembahasan ............................................................................................. 57

BAB 5 PENUTUP ........................................................................................... 72

5.1 Simpulan ................................................................................................. 72

5.2 Saran ........................................................................................................ 73

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 74

LAMPIRAN ..................................................................................................... 76

Page 13: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Silabus ............................................................................................ 76

Lampiran 2. RPP Pertemuan1 Kelas Kontrol ..................................................... 78

Lampiran 3. RPP Pertemuan2Kelas Kontrol ...................................................... 86

Lampiran 4. RPP Pertemuan3Kelas Kontrol ...................................................... 92

Lampiran 5. RPP Pertemuan4Kelas Kontrol ...................................................... 99

Lampiran 6. RPP Pertemuan5Kelas Kontrol ...................................................... 107

Lampiran 7. RPP Pertemuan1 Kelas Eksperimen .............................................. 118

Lampiran 8. RPP Pertemuan2Kelas Eksperimen ............................................... 129

Lampiran 9. RPP Pertemuan3Kelas Eksperimen ............................................... 135

Lampiran 10. RPP Pertemuan4Kelas Eksperimen ............................................... 142

Lampiran 11. RPP Pertemuan5Kelas Eksperimen ............................................... 151

Lampiran 12. Lembar Kerja Siswa Konsep Redoks ............................................. 162

Lampiran 13. Kisi-Kisi Soal Uji Coba Materi Pokok Redoks.............................. 173

Lampiran 14. Tes Soal Uji Coba .......................................................................... 175

Lampiran 15. Kunci dan Pembahasan Soal Uji Coba........................................... 186

Lampiran 16. Soal Post-Test ................................................................................ 193

Lampiran 17. Kunci dan Pembahasan Post-Test .................................................. 202

Lampiran 18. Panduan Observasi Aspek Afektif Siswa ....................................... 207

Lampiran 19. Panduan Observasi Aspek Psikomotorik Siswa ............................. 210

Lampiran 20. Data Nilai Mid Semester 2 Kelas X1-X5 ...................................... 213

Lampiran 21. Uji Normalitas Data Nilai Ujian Mid Semester Kelas X1 ............. 214

Page 14: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

xiv

Lampiran 22. Uji Normalitas Data Nilai Ujian Mid Semester Kelas X2 ............. 215

Lampiran 23. Uji Normalitas Data Nilai Ujian Mid Semester Kelas X3 ............. 217

Lampiran 24. Uji Normalitas Data Nilai Ujian Mid Semester Kelas X4 ............. 218

Lampiran 25. Uji Normalitas Data Nilai Ujian Mid Semester Kelas X5 ............. 219

Lampiran 26. Data Pretest Kelas Kontrol dan Eksperimen .................................. 221

Lampiran 27. Uji Normalitas Pretest Kelas Kontrol ............................................ 222

Lampiran 28. Uji Normalitas Pretest Kelas Eksperimen ...................................... 223

Lampiran 29. Uji Kesamaan Dua Varians Pretest ................................................ 224

Lampiran 30. Uji Perbedaan Dua Rata-Rata Pretes.............................................. 226

Lampiran 31. Data Nilai Post-Test... .................................................................... 228

Lampiran 32. Uji Normalitas Data Nilai Post-Test Kelas X1(Kontrol) ............... 229

Lampiran 33. Uji Normalitas Data Nilai Post-Test Kelas

X2(Eksperimen) ............................................................................. 231

Lampiran 34. Uji Ketuntasan Belajar Kelas Kontrol ........................................... 232

Lampiran 35. Uji Ketuntasan Belajar Kelas Eksperimen ..................................... 234

Lampiran 36. Uji Kesamaan Dua Varians Data Nilai Post-Test .......................... 236

Lampiran 37. Uji Perbedaan Dua Rata-Rata Data Nilai Post-Test ....................... 238

Lampiran 38. Uji t Peningkatan Rata-Rata Hasil Belajar Kognitif ...................... 240

Lampiran 39. Uji Hipotesis .................................................................................. 241

Lampiran 40. Hasil Perhitungan Uji Hipotesis ..................................................... 242

Lampiran 41. Perhitungan Reliabilitas ................................................................. 243

Lampiran 42. Perhitungan Tingkat Kesukaran Soal ............................................. 244

Lampiran 43. Perhitungan Daya Pembeda Soal ................................................... 245

Page 15: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

xv

Lampiran 44. Perhitungan Validitas Butir Soal .................................................... 246

Lampiran 45. Hasil Analisis Validitas, Daya Pembeda, Tingkat

Kesukarandan Reliabilitas Soal ..................................................... 248

Lampiran 46. Lembar Penilaian Afektif Kelas Eksperimen ................................. 250

Lampiran 47. Lembar Penilaian Afektif Kelas Kelas Kontrol ............................. 251

Lampiran 48. Lembar Penilaian Psikomotorik Kelas Eksperimen ....................... 252

Lampiran 49. Lembar Penilaian Psikomotorik Kelas Kontrol ............................. 253

Lampiran 50. Tanggapan Siswa Kelas Kontrol .................................................... 254

Lampiran 51. Tanggapan Siswa Kelas Eksperimen ............................................. 255

Lampiran 52. Pertanyaan yang dibuat oleh siswa ................................................ 256

Lampiran 53. Dokumentrasi Penelitian ................................................................ 271

Page 16: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

Tabel 3.1 Jumlah Populasi Penelitian ........................................................... 25

Tabel 3.2 Rancangan Eksperimen ................................................................. 28

Tabel 3.3 Klasifikasi Taraf Kesukaran.......................................................... 38

Tabel 3.4 Klasifikasi Daya Pembedaan Soal ................................................ 39

Tabel 3.5 Tingkat Hubungan Antar Variabel ................................................ 46

Tabel 3.6 Kriteria Nilai Afektif dan Psikomotorik ....................................... 48

Tabel 3.7 Kriteria Nilai Angket .................................................................... 49

Tabel 4.1 Hasil Perhitungan Uji Normalitas Data Populasi .......................... 50

Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas Data Post-Test ............................................. 51

Tabel 4.3 Hasil Uji Kesamaan Dua Varians ................................................. 52

Tabel 4.4 Perbedaan Dua Rata-Rata ............................................................. 52

Tabel 4.5 Hasil Uji Peningkatan Hasil Belajar ............................................. 53

Tabel 4.6 Hasil Uji Korelasi.......................................................................... 54

Tabel 4.7 Hasil Uji Ketuntasan Hasil Belajar ............................................... 55

Tabel 4.8 Hasil Analisis Deskriptif Hasil Belajar Afektif ............................ 56

Tabel 4.9 Hasil Analisis Deskriptif Hasil Belajar Psikomotorik .................. 56

Page 17: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

xvii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

Kerangka Berfikir............................................................................................. 23

Grafik 4.1 Hasil Analisis Hasil Belajar Kognitif Siswa ................................... 61

Grafik 4.2 Ketuntasan Belajar Kelas Kontrol .................................................. 63

Grafik 4.3 Ketuntasan Belajar Kelas Eksperimen............................................ 63

Grafik 4.4 Analisis Deskriptif Hasil Belajar Afektif ....................................... 64

Grafik 4.5 Analisis Deskriptif Hasil Belajar Psikomotorik ............................. 66

Grafik 4.6 Angket model pembelajaran kooperatif TPS (Think Pair Share)

tanpa melalui snowball throwing ..................................................................... 68

Grafik 4.7 Angket model pembelajaran kooperatif TPS (Think Pair

Share)melalui snowball throwing .................................................................... 68

Page 18: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Upaya perbaikan di bidang pendidikan telah dilaksanakan oleh berbagai

pihak. Hal ini dapat dilihat dengan adanya penyempurnaan kurikulum,

peningkatan kemampuan guru, sarana prasarana, alat dan media pengajaran serta

penilaian pendidikan. Perbaikan ini terjadi di semua jenjang pendidikan dan

semua bidang studi. Oleh karena itu guru sebagai komponen pengajar dituntut

memiliki pengetahuan yang luas, ketrampilan yang beragam serta sikap yang

profesional dalam membelajarkan siswa-siswanya.

Salah satu upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia

adalah dengan penerapan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Dalam

KTSP, kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup pengetahuan, ketrampilan,

dan sikap yang digunakan sebagai pedoman penilaian dalam penentuan kelulusan

peserta didik dari satuan pendidikan dinamakan dengan Standar Kompetensi

Lulusan (SKL). Dalam KTSP, pembelajaran pada kelompok materi pelajaran ilmu

pengetahuan dan teknologi bertujuan untuk mengembangkan logika, kemampuan

berpikir, dan analisis siswa (Mulyasa, 2007: 98). Hal ini mengandung makna

bahwa siswa tidak lagi sebagai penerima informasi yang pasif, melainkan menjadi

siswa yang selalu aktif dan kreatif.

Page 19: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

2

2

Berdasarkan tuntutan KTSP, pembelajaran sains dilaksanakan dengan

pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi siswa agar

mampu berkompetisi di era globalisasi ini. Dengan sistem pembelajaran yang

berdasarkan pada KTSP ini, diharapkan siswa dapat menyerap ilmu dengan

melalui suatu proses penemuan langsung yang akan menumbuhkan keaktifan

mereka. Oleh karena itu, pembelajaran sains yang masih menempatkan guru

sebagai pusat dan siswa sebagai gelas kosong yang harus siap diisi sesuai dengan

kemampuan guru, harus diganti dengan pembelajaran sains yang dilakukan

dengan pembelajaran yang berorientasi pada siswa.

Pembelajaran kimia juga tidak lepas dari tuntutan KTSP. Guru kimia

dituntut dapat membelajarkan siswa dengan kegiatan-kegiatan bermakna yang

dapat merangsang pemikiran siswa. Salah satunya adalah materi kimia itu sendiri.

Redoks, misalnya yang dianggap sebagian besar siswa sebagai materi yang sulit.

Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa orang siswa, sebagian mereka

berpendapat bahwa materi Redoks susah dipahami, ada materi yang mudah dan

juga ada yang sulit. Banyak hal yang dipelajari dalam pokok materi ini,

diantaranya adalah mengetahui perubahan bilangan oksidasi, mengetahui reduktor

dan oksidator dari suatu reaksi redoks.

Hasil studi pendahuluan yang dilakukan peneliti di

SMANegeri1Tunjungan kelas Xdengan melakukan survei diperoleh data hasil

belajar siswa kelas X untuk tahun ajaran 2010/2011 pada materi Redoks.

Berdasarkan hasil survey diketahui bahwa ketuntasan klasikal siswa dalam

menguasai materi Redoks adalah 55%, dan nilai kriteria ketuntasan minimal di

Page 20: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

3

sekolah tersebut untuk mata pelajaran kimia adalah 67. Jadi dapat dikatakan nilai

rata-rata siswa tidak mencapai standar kelulusan kompetensi di sekolah tersebut.

Atas dasar hasil survei itu maka perlu upaya yang terus-menerus untuk mencari

dan menemukan pendekatan pembelajaran kimia yang mampu memotivasi siswa

untuk terus aktif dalam mengikuti pembelajaran serta dapat meningkatkan hasil

belajar siswa.

Wawancara dengan guru mata pelajaran kimia dan beberapa siswa yang

telah dilakukan di SMANegeri1Tunjungan, didapatkan bahwa selama ini

pelaksanaan pembelajaran kimia di SMA tersebut masih didominasi oleh metode

ceramah. Kegiatan praktikum yang dilakukan hanya untuk membuktikan materi

yang diterima dari guru atau teori yang ada di buku/LKS. Selama ini pendidik

hanya menyajikan prosedur-prosedur praktikum, kemudian siswa hanya

menjalankan apa yang sudah tertulis pada prosedur praktikum. Akibatnya siswa

menjadi cenderung pasif atau kurang aktif dalam bertindak maupun berfikir.

Pembelajaran materi pokok Redoks merupakan salah satu bahan kajian

kimia kelas X semester 2 SMA atau MA. Konsep serta fenomena materi pokok

Redoks dapat diamati dan sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari, misalnya

petasan, kembang api, dan lain sebagainya. Namun, dalam materi pokok ini siswa

sering kesulitan dalam membayangkan hal-hal yang dianggap abstrak. Dalam

pembelajaran dengan menggunakan metode ceramah, guru lebih aktif sebagai

pemberi pengetahuan bagi siswa, guru dianggap sebagai satu-satunya sumber

informasi. Sedangkan siswa hanya sebagai subjek yang harus menerima materi

pelajaran yang diberikan oleh guru. Akibatnya siswa memiliki banyak

Page 21: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

4

pengetahuan tetapi tidak pernah dilatih untuk menemukan pengetahuan, tidak

dilatih untuk menemukan konsep, sehingga siswa cenderung lebih cepat bosan

dalam mengikuti pelajaran, serta cepat lupa dengan materi yang diajarkan.

Keaktifan siswa dikatakan rendah karena kurangnya percobaan dalam

pembelajaran sains, sehingga kurang adanya interaksi antara siswa dan guru

dalam tanya jawab. Padahal dengan adanya pancingan-pancingan pertanyaan akan

mendorong siswa untuk bersikap dan berfikir lebih aktif.

Masalah-masalah ini dapat diatasi dengan cara menerapkan model

pembelajaran kooperatif TPS (Think Pair Share)dalam kegiatan pembelajaran,

karena dengan model pembelajaran kooperatif TPS (Think Pair Share) siswa

dilibatkan secara aktif dalam kegiatan pembelajaran, Model pembelajaran tipe

Think-Pair-Share ini dikembangkan oleh Frank Lyman dan kawan-kawan dari

Universitas Maryland yang mampu mengubah asumsi bahwa metode diskusi perlu

diselenggarakan dalam setting kelompok kelas secara keseluruhan. Model

pembelajaran Think-Pair-Share memberi waktu kepada para siswa untuk berfikir

dan merespons serta saling membantu yang lain. Sebagai contoh, seorang guru

baru saja menyelesaikan sajian pendek atau para siswa telah selesai membaca

tugas. Selanjutnya, guru meminta para siswa untuk menyadari secara lebih serius

mengenai yang telah dijelaskan oleh guru atau yang telah dibaca.

Adapun kelebihan-kelebihan model pembelajaran TPS (Think Pair

Share)Triyanto,(2009:82)adalah:

Page 22: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

5

1. Memberi siswa waktu lebih banyak untuk berfikir, menjawab, dan saling

membantu satu sama lain.

2. Dapat meningkatkan rasa percaya diri dan semua siswa diberi kesempatan

untuk berpartisipasi dalam kelas.

3. Siswa secara langsung dapat memecahkan masalah, memahami suatu materi

secara berkelompok dan saling membantu antara satu dengan yang lainnya.

4. Memungkinkan siswa untuk merumuskan dan mengajukan pertanyaan-

pertanyaan mengenai materi yang disampaikan.

5. Pengajaran menjadi lebih terpusat pada siswa.

6. Siswa dapat membentuk dan mengembangkan konsep sendiri.

Selain dengan model pembelajaran model pembelajaran kooperatif TPS

(Think Pair Share), peneliti juga menggunakan metodesnowball throwing.

Snowball throwingmenurut Saminanto (2010:37) “Metode Pembelajaran Snowball

Throwing disebut juga metode pembelajaran gelundungan bola salju”. Metode

pembelajaran ini melatih siswa untuk lebih tanggap menerima pesan dari siswa

lain dalam bentuk bola salju yang terbuat dari kertas, dan menyampaikan pesan

tersebut kepada temannya dalam satu kelompok.

Metode snowball throwing memungkinkan siswa untuk lebih aktif

dalam proses belajar mengajar serta menuntut siswa mampu berfikir kritis

dalam memecahkan masalah yang muncul. Selain itu, dengan bantuan media

pembelajaran snowball throwing diharapkan siswa lebih semangat, nyaman

dan menyenangkan dalam menerima pembelajaran yang disampaikan oleh

Page 23: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

6

guru serta konsep – konsepnya dapat disampaikan dengan benar dan tepat

pada sasarannya.

Oleh karena itu dengan penerapan model pembelajaran kooperatif TPS

(Think Pair Share) melalui snowball throwing kooperatif TPS (Think Pair Share)

melalui snowball throwing, siswa diharapkan dapat membangun gagasan

pengetahuan,konsep dari kompetensi yang berkaitan dengan Redoks.

Hal ini mendorong peneliti menerapkan model pembelajaran yang dapat

membantu mengatasi kesulitan belajar dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa

pada kompetensi yang berkaitan denganRedoks. Peneliti menerapkanmodel

pembelajaran kooperatif Think-Pair-Sharemelaluisnowball throwing. Diharapkan

dari hasil penelitian dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada kompetensi yang

berkaitan denganredoks.

Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka penulis tertarik untuk

mengadakan penelitian dengan judul: “Pengaruh Model Pembelajaran

Kooperatif TPS ( THINK PAIR SHARE) Melalui Snowball Throwing

Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas X Pada Kompetensi Yang Berkaitan

DenganRedoks”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka permasalahan

yang akan diangkat dalam studi ini sebagai berikut:

Page 24: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

7

1. Adakah pengaruh model pembelajaran kooperatif TPS (Think Pair Share)

melalui snowball throwing terhadap hasil belajar siswa kelas X pada

kompetensi yang berkaitan denganredoks?

2. Berapa besar pengaruh model pembelajaran kooperatif TPS (Think Pair Share)

melalui snowball throwing terhadap hasil belajar siswa kelas X pada

kompetensi yang berkaitan denganredoks?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui ada tidaknya pengaruh model pembelajaran kooperatif TPS

(Think Pair Share) melalui snowball throwing terhadap hasil belajar siswa

kelas X pada kompetensi yang berkaitan dengan redoks.

2. Berapa besar kontribusi pengaruh model pembelajaran kooperatif TPS

(Think Pair Share) melalui snowball throwing terhadap hasil belajar siswa

kelas X pada kompetensi yang berkaitan dengan redoks.

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Memberi informasi mengenai pengaruh hasil belajar kimia menggunakan

model pembelajaran kooperatif TPS (Think Pair Share) melalui snowball

throwing pada kompetensi yang berkaitan dengan redoks.

2. Sebagai pertimbangan guru mata pelajaran kimia dalam memilih model

pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan hasil belajar kimia.

3. Menambah wawasan bagi peneliti dan sebagai acuan untuk pengembangan

penelitian berikutnya.

Page 25: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

8

8

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Belajar

Belajar merupakan proses penting bagi perubahan perilaku manusia dan

belajar mencakup segala sesuatu yang dipikirkan dan dikerjakan. Belajar juga

memegang peranan penting di dalam perkembangan, kebiasaan, sikap, keyakinan,

tujuan, kepribadian, dan bahkan persepsi manusia (Anni 2006:2). Sedangkan

menurut Morgan et al. dalam (Anni 2006:2) belajar merupakan perubahan relatif

permanen yang terjadi karena hasil dari praktik atau pengalaman. Winkel dalam

Darsono (2000:4) mendefinisikan belajar sebagai suatu aktifitas mental atau psikis

yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan

perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, ketrampilan, dan nilai sikap.

Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa belajar pada dasarnya

adalah proses perubahan tingkah laku berkat adnya pengalaman. Perubahan

tingkah laku ini menyangkut berbagai aspek kepribadian, baik fisik maupun

psikis. Misalnya, perubahan dalam pengertian, pemecahan suatu masalah,

ketrampilan, kebiasaan, ataupun sikap. Sedangkan yang dimaksud pengalaman

adalah interaksi antara individu dengan lingkungannya.

2.2 Hasil Belajar

Dalam psikologi belajar, belajar merupakan suatu hal yang sangat penting,

yang karena pentingnya, sebagian eksperimen diarahkan pada tercapainya

pemahaman yang luas dan mendalam dari proses belajar manusia. Karena arti

penting tersebutlah Tohrin (2005:58) mengemukakan pendapatnya “Belajar

Page 26: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

9

merupakan key term (istilah kunci) yang paling vital dalam setiap usaha

pendidikan, sehingga tanpa belajar sesungguhnya tidak ada pendidikan”.

Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah proses interaksi

aktif antara individu dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan tingkah

laku Tingkah laku yang dimaksud adalah dalam pengertian luas “yang meliputi

kognitif, afektif dan psikomotorik”(Tohrin, 2005:7) yang berupa pengetahuan,

ketrampilan dan nilai sikap, perubahan tersebut bersifat menetap dan diperoleh

melalui latihan atau pengalaman.

Hasil belajar merupakan hasil yang diperoleh siswa setelah melakukan

kegiatan belajar. Istilah ini juga sering disebut prestasi belajar. Hal ini sesuai

dengan apa yang dikemukakan Nana Sudjana (1991) dalam Thohrin (2005:

151),”pencapaian pretasi belajar atau hasil belajar siswa, merujuk kepada aspek-

aspek kognitif, afektif dan psikomotorik”. Menurut Tohrin (2005:7) ketiga aspek

tersebut dapat dijabarkan sebagaimana berikut :

Tingkah laku motorik adalah tingkah laku dalam bentuk gerakan, seperti

berjalan, berlari, duduk, dan lain sebagainya. Tingkah laku kognitif adalah tingkah

laku dalam bentuk bagaimana individu mengenal alam disekitarnya, seperti

pengamatan, berpikir, mengingat, mencipta dan sebagainya. Tingkah laku afektif

adalah tingkah laku dalam bentuk perasaan emosi, seperti senang, nikmat,

gembira, sedih, cinta, dan lain sebagainya.

Berdasarkan pengertian tentang hasil belajar tersebut di atas dapat

disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan hasil yang dicapai oleh siswa sebagai

Page 27: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

10

hasil baik berupa angka atau huruf maupun tindakannya yang merupakan hasil

pengalaman dalam periode tertentu. Dalam pemberian nilai sebagai tolak ukur

keberhasilan siswa hendaknya menyangkut tiga aspek, yaitu kognitif, afektif,

psikomotorik sehingga hasilnya merupakan perwujudan hasil belajar yang

sebenarnya. Hasil belajar yang sebenarnya adalah kompleksisitas yang

menyangkut berbagai pola tingkah laku sebagai hasil belajar.

2.3 Model pembelajaran kooperatif TPS ( Think-Pair-Share)

Salah satu model pembelajaran kooperatif adalah TPS (Think-Pair-Share).

TPS (Think-Pair-Share)adalah sebuah strategi yang menumbuhkan partisipasi

siswa di kelas. Siswa diajarkan menggunakan responsnya untuk menjawab

pertanyaan.

Komponen-komponen TPS (Think-Pair-Share):

1. Siswa mendengarkan ketika guru memberi pertanyaan.

2. Siswa diberi waktu berpikir untuk menjawab

3. Siswa kadang-kadang member isyarat untuk berpasangan dengan teman

sebangkunya dan berdiskusi menjawab pertanyaan.

4. Akhirnya, siswa berbagi jawaban di grupnya.

Manfaat TPS (Think-Pair-Share) bagi siswa adalah siswa mempunyai waktu

berpikir sendiri menjawab pertanyaan sebelum pertanyaan dijawab dan

didiskusikan di depan kelas. Mereka berlatih mental untuk menjawab dan kadang-

kadang berdebat dengan siswa lainnya. Sebelum di presentasikan di depan kelas.

Semua siswa mempunyai kesempatan berbagi pikran dengan siswa lainnya,

Page 28: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

11

dengan demikian menambah pengetahuannya.TPS (Think-Pair-Share) adalah

model pembelajaran kooperatif dan manfaat untuk siswa seperti dalam menerima

kompetensi yang berkaitan dengan, dukungan kerabat, prestasi, penghargaan diri.

Model pembelajaran kooperatif memiliki efek yang positif.

Model pembelajaran tipe Think-Pair-Share ini dikembangkan oleh Frank

Lyman dan kawan-kawan dari Universitas Maryland yang mampu mengubah

asumsi bahwa resitas dan diskusi perlu diselenggarakan dalam setting kelas secara

keseluruhan. Pembelajaran Think-Pair-Share mempunyai struktur yang sederhana

sebagai salah satu dasar dari perkembangan “kelas kooperatif”.

Model Think-Pair-Share memberi waktu kepada para siswa untuk berfikir

dan merespons serta saling membantu yang lain (Triyanto 2007: 61). Sebagai

contoh, seorang guru memberikan latihan soal pada siswa. Selanjutnya, guru

meminta para siswa untuk memikirkan secara lebih serius mengenai soal-soal

tersebut. Kemudian, siswa diajak untuk mendiskusikan jawaban soal teesebut

sewcara berpasangan. Dari hasil diskusi dengan pasangannya akan diperoleh suatu

kesimpulan yang akan dikemukakan dan didiskusikan kembali dengan kelompok

yang lebih besar (dalam hal ini adalah teman-teman dalam 1 kelas). Pelaksanaan

pembelajaran Think-Pair-Share memiliki langkah-langkah yang sederhana.

Meskipun demikian langkah sederhana tersebut harus diperhatikan terutama

menghindari kesalahan dalam kerja kelompok.

Langkah-langkah dalam Model Think-Pair-Share dapat dijabarkan sebagai

berikut:

Page 29: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

12

a. Langkah I : Berpikir (Thinking)

Guru mengajukan pertanyaan yang terkait dengan pelajaran dan siswa diberi

waktu 1 menit berpikir sendiri menyelesaikan pertanyaan tersebut.

b. Langkah II : Berpasangan (Pairing)

Guru meminta siswa berpasangan dan mendiskusikan mengenai apa yang

telah dipikirkan. Interaksi selama periode ini dapat menghasilkan jawaban

bersama, jika suatu pertanyaan telah diajukan / penyampaian ide bersama

jika suatu pertanyaan khusus telah diidentifikasikan. Biasanya guru

mengizinkan berdiskusi selama 5 menit.

c. Langkah III : Berbagi (Sharing)

Pada langkah akhir ini guru meminta pasangan-pasangan tersebut untuk

berbagi atau bekerja sama dengan kelas secara keseluruhan mengenai apa

yang telah dibicarakan dengan pasangannya. Pada langkah ini akan menjadi

efektif jika guru berkeliling kelas dari pasangan satu ke yang pasangan lain,

sehingga ¼ atau ½ dari pasangan tersebut memperoleh kesempatan untuk

melapor.

Langkah-langkah / alur pembelajaran model Think-Pair-Share sebagai

berikut:

Langkah I : Guru menyampaikan pertanyaan.

Aktivitas : Guru melakukan apersepsi menjelaskan tujuan pembelajaran dan

menyampaikan pertanyaan yang berhubungan dengan kompetensi

yang berkaitan dengan yang disampaikan.

Page 30: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

13

Langkah II : Siswa berpikir secara individual.

Aktivitas : Guru memberikan kesempatan kepada para siswa untuk

memikirkan jawaban dari permasalahan yang disampaikan oleh

guru. Langkah ini dapat dikembangkan dengan meminta siswa

untuk menuliskan hasil pemikiran masing-masing.

Langkah III : Setiap siswa mendiskusikan hasil pemikiran masing-masing

dengan pasangannya.

Aktivitas : Guru mengorganisasikan siswa untuk berpasangan dan memberi

kesempatan untuk mendiskusikan jawaban yang menurut mereka

paling benar atau paling meyakinkan. Guru memberikan motivasi

kepada siswa untuk aktif dalam kerja kelompok.

Langkah IV: Siswa berbagi jawaban mereka pada seluruh kelas

Aktivitas : Siswa mempresentasikan jawaban atau pemecahan masalah secara

individu dan kelompok di depan kelas.

Langkah V : Menganalisis dan mengevaluasi hasil pemecahan

Aktivitas : Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi

terhadap hasil pemecahan masalah yang telah didiskusikan.

2.4 Snowball Throwing

Menurut Winata putra (dalam Sugandi, 2004: 84) model pembelajaran

(models of teaching) adalah pola yang digunakan guru dalam menyususn

Page 31: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

14

kurikulum,mengatur kompetensi yang berkaitan dengan pelajaran dan memberi

petunjuk dalam setting pembelajaran.

Lie (2004: 12) menyatakan bahwa sistem pembelajaran kooperatif adalah

sistem pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerja

sama dengan siswa dalam tugas-tugas terstruktur dalam sebuah tim/kelompok

kecil. Untuk mencapai hasil yang maksimal, lima unsur model pembelajaran

gotong royong harus diterapkan.

Snowball Throwing merupakan salah satu modifikasi dari teknik bertanya

yang menitik beratkan pada kemampuan merumuskan pertanyaan yang dikemas

dalam sebuah permainan yang menarik yaitu saling melempar bola salju

(snowball throwing) yang berisi pertanyaan kepada sesama teman. Metode yang

dikemas dalam sebuah permainan sederhana yang bias dilakukan oleh hampir

semua siswa dalam mengemukakan pertanyaan sesuai dengan kompetensi yang

berkaitan dengan yang dipelajarinya. Metode snowball throwing adalah metode

yang digunakan untuk memperdalam satu topik. Metode ini biasa dilakukan

dengan tujuan supaya melatih siswa untuk lebih tanggap menerima pesan dari

orang lain, dan menyampaikan pesan tersebut kepada temannya dalam satu

kelompok. Selanjutnya, membuat pertanyaan menggunakan kertas yang

diremas – remas menjadi sebuah bola kertas lalu dilempar – lemparkan

kepada siswa lain dalam jangka waktu yang telah ditentukan. Kemudian

siswa yang mendapat bola kertas langsung dibuka dan menjawab pertanyaan

yang berada didalamnya.

Page 32: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

15

Langkah-langkah menggunakan Snowball Throwing (Widodo 2008) sebagai

berikut:

1. Guru menyampaikan kompetensi yang berkaitan dengan yang akan disajikan

2. Guru membentuk kelompok-kelompok dan memanggil masing-masing ketua

untuk memberikan penjelasan tentang kompetensi yang berkaitan dengan

3. Masing-masing ketua kelompok kembali ke kelompoknya masing-masing

kemudian menjelaskan kompetensi yang berkaitan dengan yang disampaikan

oleh guru kepada temannya

4. Kemudian masing-masing siswa diberikan satu lembar kertas kerja,untuk

menuliskan satu pertanyaan apa saja yang menyangkut kompetensi yang

berkaitan dengan yang sudah dijelaskan oleh ketua kelompok

5. Kemudian kertas tersebut dibuat seperti bola dan dilempar dari satu siswa ke

siswa yang lain selama ± 15 menit

6. Setelah siswa dapat satu bala / satu pertanyaan diberikan kesempatan kepada

siswa untuk menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas berbentuk bola

tersebut secara bergantian

7. Evaluasi

8. Penutupan

2.5 Pembelajaran Kimia Kompetensi Redoks

Reaksi redoks yaitu reaksi reduksi dan oksidasi yang terjadi secara

bersamaan.

Ada 3 konsep redoks :

a. Berdasarkan Pengikatan/oksigen

Page 33: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

16

Reaksi oksidasi adalah reaksi yang mengikat oksigen, sedangkan reaksi

reduksi adalah reaksi yang melepaskan oksigen.

Contoh:

reaksi oksidasi : C(s) + O2(g) → CO2 (g)

reaksi reduksi : Fe2O3(s) + 3CO(g) → 2Fe(s) + 3CO2(g)

b. Konsep serah terima elektron

Reaksi oksidasi adalah reakasi pelepasan elektron, sedangkan

reaksi reduksi adalah reaksi penerimaan elektron.

Contoh:

reaksi oksidasi : Na(s) → Na+(aq) + e

-

reaksi reduksi : S(s) + 2e- → S

2-(aq)

c. Konsep perubahan bilangan bilangan oksidasi

Bilangan Oksidasi adalah muatan positif atau negatif yang terdapat pada

atom.

Aturan penentuan bilangan oksidasi sebagai berikut:

a. Unsur bebas, memiliki bilangan oksidasi = 0

Contoh: H2, Br2, memiliki bilangan oksidasi = 0

b. Oksigen

Dalam senyawa, oksigen memiliki bilangan oksidasi = –2, kecuali:

1. Dalam peroksida (H2O2) bilangan oksidasi O = –1

2. Dalam superoksida (H2O4) bilangan oksidasi O =-1/ 2

3. Dalam OF2 bilangan oksidasi O = +2

c. Hidrogen

Page 34: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

17

Dalam senyawa, bilangan oksidasi H = +1

Contoh: dalam H2O, bilangan oksidasi H = 1

Dalam hibrida, bilangan oksidasi H = –1

d. Unsur golongan IA

Dalam senyawa, bilangan oksidasi unsur golongan IA = +1

Contoh: Na, K memiliki bilangan oksidasi = +1

e. Unsur golongan IIA

Dalam senyawa, bilangan oksidasi unsur golongan IIA = +2

Contoh: Ba, Mg, memiliki bilangan oksidasi = +2

f. Bilangan oksidasi molekul = 0

g. Bilangan oksidasi ion = muatan ion

Contoh: Al3+

memiliki bilangan oksidasi = +3

h. Unsur Halogen

F bilangan oksidasi = 0, -1

Cl bilangan oksidasi = 0, -1, +1, +3, +5, +7

Br bilangan oksidasi = 0, -1, +1, +5, +7

I bilangan oksidasi = 0, -1, +1, +5, +7

Reaksi oksidasi adalah reaksi pertambahan bilangan oksidasi

reaksi reduksi adalah reaksi penurunan bilangan oksidasi

Page 35: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

18

contoh:

Zn + CuSO4 ZnSO4 + Cu

B.O Zn=0 B.O Cu= +2 B.O Zn= +2 B.O Cu=0

oksidasi

Tata nama senyawa berdasarkan bilangan oksidasi memiliki ketentuan sebagai

berikut.

a. Senyawa biner tersusun atas dua macam unsur, baik logam dan nonlogam

maupun kedua unsur-unsurnya nonlogam, nama logam didahulukan diikuti

senyawa nonlogam yang diberi akhiran –ida.

Contoh:

NaCl : natrium klorida

MgO : magnesium oksida

b. Senyawa biner yang mengandung unsur yang memiliki lebih dari satu

bilangan oksidasi maka bilangan oksidasi unsur tersebut ditulis dengan

menggunakan angka romawi dalam tanda kurung di belakang nama

unsurnya.

FeO : besi(II) oksida

Fe2O3 : besi(III) oksida

c. Senyawa ionik diberi nama dengan cara menyebutkan nama kation diikuti

nama anion. Jika anion terdiri dari beberapa atom dan mengandung unsur

yang memiliki lebih dari satu macam bilangan oksidasi, nama anion tersebut

Page 36: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

19

diberi imbuhan hipo-it, -it, -at, atau per-at sesuai dengan jumlah bilangan

oksidasi.

Contoh:

Na2CO3 : natrium karbonat

KCrO4 : kalium kromat

K2Cr2O7 : kalium dikromat

HClO4 : asam perklorat (bilangan oksidasi Cl=+7)

2.6 Pembelajaran Kimia model pembelajaran Kooperatif TPS (Think Pair

Share ) melalui snowball throwing

Model pembelajaran kooperatif TPS (Think-Pair-Share)adalah sebuah

model pembelajaran kooperatif dan manfaat untuk siswa seperti dalam

menerima kompetensi yang berkaitan dengan, dukungan kerabat, prestasi,

penghargaan diri.

Dalam proses KBM langkah-langkah menerapkan model pembelajaran

kooperatif Think-Pair-Share:

a. Langkah I : Berpikir (Thinking)

Guru mengajukan pertanyaan yang terkait dengan pelajaran dan siswa diberi

waktu untuk berpikir sendiri menyelesaikan pertanyaan tersebut.

b. Langkah II : Berpasangan (Pairing)

Guru meminta siswa berpasangan dan mendiskusikan mengenai apa yang

permasalahan yang diberikan oleh guru.

Page 37: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

20

c. Langkah III : Berbagi (Sharing)

Pada langkah akhir ini guru meminta pasangan-pasangan tersebut untuk

mempresentasikan jawaban yang telah didiskusikan bersama kelompoknya

di depan kelas.

Sedangkan Snowball Throwing merupakan salah satu modifikasi dari teknik

bertanya yang menitik beratkan pada kemampuan merumuskan pertanyaan yang

dikemas dalam sebuah permainan yang menarik yaitu saling melempar bola salju

(snowball throwing) yang berisi pertanyaan kepada sesama teman. Metode yang

dikemas dalam sebuah permainan sederhana yang bias dilakukan oleh hampir

semua siswa dalam mengemukakan pertanyaan sesuai dengan kompetensi yang

berkaitan dengan yang dipelajarinya. Dalam pembelajaran kimia peneliti

menerapkan model pembelajaran Kooperatif TPS (Think Pair Share) melalui

snowball throwingpada proses KBM berlangsung peneliti membuat kelompok

berjumlah 8 dimana jumlah siswa adalah 32.

Langkah-langkah yang dilakukan peneliti dalam pembelajaran kimia yang

menerapkan model pembelajaran Kooperatif TPS (Think Pair Share) melalui

snowball throwingsebagai berikut:

a. Guru membentuk kelompok

b. Masing-masing kelompok membuat pertanyaan yang di masukkan ke dalam

kertas.

c. Ketua kelompok memberikan kertas tersebut kepada kelompok lain

d. Masing-masing kelompok mengerjakan soal yang ada di dalam kertas

tersebut.

Page 38: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

21

e. Salah satu anggota kelompok mempresentasikan jawabannya di depan kelas.

2.7 Kerangka Berpikir

Siswa dalam pembelajaran kompetensi yang berkaitan denganKimia SMA

diharapkan memperoleh aspek-aspek yang harus dicapai dalam pembelajarannya

yaitu pemahaman konsep, penalaran, komunikasi, dan pemecahan masalah. Pada

kenyataannya masih dijumpai beberapa kesulitan yang dihadapi siswa dalam

memahami dan mendalami kompetensi yang berkaitan dengan kimia. Hal ini

menyebabkan nilai yang diperoleh menjadi kurang baik, bahkan belum memenuhi

kriteria ketuntasan minimal yang ditentukan.

Kompetensi yang berkaitan denganredoks merupakan kompetensi yang

berkaitan dengan ,kimia yang membutuhkan konsentrasi dan pemahaman yang

mendalam karena banyak konsep-konsep redoks yang sukar dipahami oleh siswa.

Didukung dengan kenyataan bahwa banyak siswa yang kesulitan memahami

kompetensi yang berkaitan dengan ini misal menentukan bilangan oksidasi. Hal

ini menyebabkan nilai yang diperoleh belum maksimal.

Dari permasalahan ini, maka perlu adanya suatu model pembelajaran yang

dapat membantu siswa dalam mengoptimalkan belajar dan meningkatkan hasil

belajar kimia. Dalam penelitian ini digunakan model pembelajaranThink Pair

Sharemelalui Snowball Throwing . Dengan menggunakan model pembelajaran

yang baru, siswa lebih merasa tertarik untuk belajar karena model ini belum

diterapkan disekolah. Siswa diajarkan untuk saling berbagi kepada teman

sebangku untuk memecahkan suatu masalah, sehingga seberapa besar masalah

yang diberikan guru siswa bersama sama memecahkannya. Selain menarik,mudah

Page 39: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

22

dilakukan di dalam kelas, model ini juga melatih siswa untuk berani berpendapat,

bertanggungjawab dan melatih sosialisasi dengan teman. Bahwa pekerjaan yang

sulit akan terasa mudah bila dikerjakan bersama sama. Pada kelas eksperimen

digunakan model pembelajaran Think Pair Share melalui Snowball Throwingyang

mana diberikan dengan pemberian bimbingan untuk berfikir dan berbagi dengan

teman sebangku setelah guru memberikan pertanyaan maupun pernyataan

mengenai kompetensi yang berkaitan denganredoks. Pada kelas kontrol

digunakanmodel pembelajaran Think Pair Share tanpa bantuan Snowball

Throwing.

Dari kedua kegiatan pada masing-masing kelas, kelas eksperimen dan kelas

kontrol diharapkan terjadi peningkatan pemahaman terhadap kompetensi yang

berkaitan denganredoks sehingga hasil belajar yang diperoleh optimal.

Selanjutnya hasil belajar dari kedua kelas tersebut dibandingkan untuk

mengetahui ada tidaknya pengaruh hasil belajar redoksantara siswa yang diajar

denganmodel pembelajaran Think Pair Sharemelalui Snowball Throwingdengan

siswa yang diajar denganmodelThink Pair Sharetanpa melalui Snowball

Throwing.

Page 40: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

23

Diagram kerangka berpikir dalam penelitian ini adalah:

Gambar kerangka berfikir

Dibandingkan

Hipotesis

Pembelajaran Think-Pair-

Share melalui pendekatan

snowball throwing

Pembelajaran Think-Pair-

Share tanpamelalui

pendekatan snowball

throwing

Diharapkan terjadi

peningkatan pemahaman

hasil Belajar (Kognitif,

Afektif, Psikomotorik)

Diharapkan terjadi

peningkatan

pemahaman hasil

Belajar (Kognitif,

Afektif, Psikomotorik)

Pembelajaran kompetensi yang berkaitan dengan redoks di SMA

Negeri 1Tunjungan masih didominasi oleh metode ceramah. Sehingga

hasil belajar siswa kurang memuaskan.

Page 41: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

24

2.8 Hipotesis

Hasil belajar kimia antara siswa yang diberi pemebelajaran kooperatif tipe

Think-Pair-Share lebih baik daripada siswa yang tidak diberi treatment pada

siswa kelas X SMA Negeri 1 Tunjungan.

Hipotesis dapat diartikan sebagai jawaban yang bersifat sementara terhadap

permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul (Suharsimi,

2002:64). Hipotesis yang dikemukakan dalam penelitian ini adalah :

H0 : tidak ada pengaruh model pembelajaran TPS (Think-Pair-Share) melalui

Snowball Throwing terhadap hasil belajar siswa kompetensi yang berkaitan

dengan redoks.

Ha : ada pengaruh model pembelajaran TPS (Think-Pair-Share) melalui

Snowball Throwing terhadap hasil belajar siswa kompetensi yang berkaitan

dengan redoks.

Page 42: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

25

25

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Penentuan Obyek Penelitian

3.1.1 Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di SMAN 1 Tunjungan Blora,pada bulan Maret 2012

3.1.2 Populasi dan sampel

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini seluruh siswa kelas X

SMAtahun 20011/2012 yang terbagi menjadi delapan kelas yaitu kelas X1, X2, X3,

X4, X5, X6, dan X7,X8 dengan perincian sesuai tabel 3.1.

Tabel 3.1 Jumlah populasi Penelitian

No Kelas Jumlah Siswa

1 X1 32

2 X2 32

3 X3 32

4 X4 34

5 X5 32

6 X6 32

7

8

X7

X8

32

32

Jumlah 258

Page 43: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

26

Sampel

Sampel yang digunakan dalam penelitian adalah siswa kelas X SMA

Negeri 1 Tunjungan Blora tahun ajaran 2011/2012 semester genap terdiri dari 2

kelas. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik purposive cluster

sampling, yaitu pemilihan sampel berdasarkan pertimbangan dari guru.Satu kelas

bertindak sebagai kelas eksperimen yang diberi pembelajaran dengan model

pembelajaran Think Pair Sharemelalui Snowball Throwing, sedangkan kelas

lainnya sebagai kelas kontrol diberi pembelajaran dengan model pembelajaran

Think Pair Sharetanpa melalui Snowball Throwing.

3.1.3 Variabel Penelitian

a. Variabel bebas

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaran Think Pair

Sharemelalui Snowball Throwing dan model pembelajaran Think Pair Share tanpa

melalui Snowball Throwing.

b. Variabel Terikat

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil kompetensi yang berkaitan

denganredoks kelas eksperimen dan kelas kontrol siswa kelas X SMA Negeri 1

Tunjungan tahun pelajaran 2011/2012.

c. Variabel Kontrol

Dalam penelitian ini yang menjadi variabel kontrol yaitu guru, jumlah jam

pelajaran, kompetensi yang berkaitan dengan pelajaran, kurikulum yang berlaku,

dan siswa yang menjadi objek penelitian duduk pada kelas yang sama.

Page 44: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

27

3.1.4 Faktor yang diteliti

Faktor yang diteliti adalah hasil belajar yang meliputi aspek kognitif,

afektif, maupun psikomotor. Hasil belajar kognitif diukur dengan tes objektif,

hasil belajar afektif dan psikomotor diukur dengan lembar observasi.

3.2 Metode Pengumpulan Data

3.2.1.Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi digunakan untuk memperoleh data mengenai nama-

nama siswa anggota sampel dan hasil belajar.

3.2.2. Tes hasil belajar

Tes digunakan untuk mengukur hasil belajar kognitifkompetensi yang

berkaitan denganredoks siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol. Metode tes

yang digunakan adalah post tes.

a) Lembar observasi

Metode observasi digunakan untuk mengetahui hasil belajar aspek

psikomotorik dan afektif. Validitas lembar observasi yang digunakan validitas

konstruk dengan pertimbangan guru.

3.3 Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian ini terdiri dari tahap persiapan, tahap uji coba, dan

tahap pelaksanaan penelitian.

1) Tahap persiapan

a. Observasi yang berkaitan dengan kompetensi yang mendukung penelitian

b. Membuat kisi-kisi soal

c. Menyusun instrumen penelitian

Page 45: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

28

2) Tahap Uji Coba

a. Instrumen diuji cobakan pada siswa kelas XI SMAN 1Tunjungan Blora.

b. Memberi skor dan menganalisis hasil tes uji coba berupa validitas soal,

daya beda soal, tingkat kesukaran soal yang digunakan untuk menentukan

instrumen yang akan digunakan pada akhir penelitian.

3) Tahap pelaksanaan penelitian

Penelitian dilakukan dengan menggunakan model pembelajaran Think Pair

Sharemelalui Snowball Throwingpada kelas eksperimen dan menggunakan

model pembelajaran Think Pair Sharetanpa melalui Snowball Throwingpada

kelas kontrol.

3.4 Rancangan Eksperimen

Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah post-test

only control group design, yaitu penelitian dengan melihat nilai post-test

antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Pola desain tersebut

ditunjukkan oleh Tabel 3.2 berikut.

E X 01

K Y 02

Keterangan:

E = Kelompok Eksperimen

K = Kelompok Kontrol

01 dan 02` = post test

X = pembelajaran dengan menggunakan modelpembelajaran kooperatif

TPS (Think Pair Share) melalui snowball throwing

Page 46: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

29

Y = pembelajaran model pembelajaran kooperatif TPS (Think Pair

Share)tanpa melalui snowball throwing

(Sugiyono 2008:75)

3.5 Perangkat Penelitian

3.5.1 Silabus

Silabus yang digunakan pada penelitian ini merupakan silabus KTSP. Isi

silabus terdapat pada lampiran1.

3.5.2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) digunakan sebagai panduan

bagi guru untuk melakukan kegiatan belajar mengajar di kelas.RPP ini

terdapat pada lampiran2-11.

3.5.3 Bahan ajar

Bahan ajar yang digunakan mata pelajaran kimia SMA kelas X semester 2

kompetensi yang berkaitan denganredoksdengan merujuk pada silabus dan

kurikulum yang berlaku.

3.5.4 Lembar Kerja Siswa

Lembar kerja siswa digunakan untuk membelajarkan dan melatih

kemampuan berpikir kreatif dalam mengkonstruk konsep / prosedur / cara

yang berkaitan dengan redoks dan menyelesaikan soal redoks. Lembar

kerja siswa digunakan di dalam kegiatan praktikum.Lembar kerja siswa

digunakan pada kelas eksperimen dan kontrol. Lembar kerja siswaini

terdapat pada lampiran12.

Page 47: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

30

3.6 Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini, instrumen penelitian meliputi lembar aspek afektif,

lembar aspek psikomotorik dan soal post test. Uraian tentang perangkat instrumen

penelitian yang dimaksud sebagai berikut :

3.6.1 Lembar Pengamatan Aspek Afektif

Lembar pengamatan aspek afektif digunakan untuk mengukur dan menilai

tingkat apresiasi siswa terhadap pembelajaran yang dilaksanakan. Pengamatan

aspek afektif dilakukan oleh empat observer. Lembar pengamatan aspek afektif

kelas eksperimen sama dengan kelas kontrol, terdiri atas enam aspek/ indikator

meliputi:

1)Perhatian dalam mengikuti pelajaran

2)Keaktifan siswa dalam mengajukan pertanyaan

3) Keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan

4)Tanggung jawab dalam mengerjakan tugas

5) Partisipasi/kerja sama

6) Kejujuran

7) Kemampuan menghargai pendapat teman

8) Kehadiran

9) Kerja sama dengan teman dalam praktikum

10) kelengkapan buku

Dalam penelitian ini ditetapkan rentang skor lembar pengamatan aspek

afektif dari skor 1 (satu) sampai 5 (lima). Penyusunan kriteria penskoran mengacu

pada skor aspek yang telah ditetapkan. Kriteria yang menggambarkan rendahnya

Page 48: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

31

nilai suatu aspek diberi skor terendah, yaitu 1. Sebaliknya kriteria yang

menggambarkan nilai aspek yang tinggi diberi skor tertinggi, yaitu 5.Lembar

pengamatan aspek afektif ini terdapat pada lampiran18.

3.6.2 Lembar Pengamatan Aspek Psikomotorik

Lembar pengamatan aspek psikomotorik digunakan untuk mengukur

dan menilai ketrampilan siswa. Penilaian aspek psikomotorik dilakukan pada saat

praktikum. Di kelas eksperimen maupun kelas kontrol.

Penilaian aspek psikomotorik pada saat praktikum meliputi:

1) Mempersiapkan alat dan bahan

2) Keterampilan menggunakan alat

3) Ketepatan melakukan prosedur praktikum

4) Ketepatan dalam melakukan pengamatan

5) Kebersihan ruang dan alat

6) Membuat Laporan praktikum

Lembar pengamatan aspek psikomotorik ini terdapat pada lampiran 19.

3.6.3 Lembar Pengamatan Aspek Kognitif

Tes hasil belajar kognitifdigunakan untuk mengukur dan menilai

penguasaan siswa pada kompetensi yang berkaitan dengan redoks. Tes hasil

belajar kognitif yang disusun pada penelitian ini berupa tes obyektif (pilihan

ganda) dengan lima pilihan jawaban dan satu jawaban tepat, terdiri atas soal C1

(jenjang kemampuan ingatan), soal C2 (jenjang kemampuan pemahaman), soal C3

(jenjang kemampuan pemahaman), soal C4 (jenjang kemampuan analisis). Jumlah

Page 49: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

32

soal 35 (berasal dari 50 buah soal yang diujicobakan) dengan waktu pengerjaan

tes 90 menit.

Langkah-langkah penyusunan soal uji coba tes hasil belajar

kognitifsebagai berikut:

1. Menentukan jumlah butir soal dan alokasi waktu yang disediakan. Jumlah

soal yang diujicobakan 50 butir dengan alokasi waktu 90 menit.

2. Menentukan tipe atau bentuk soal.

3. Menentukan komposisi jenjang dari perangkat tes yang diuji cobakan, terdiri

dari 50 butir soal yaitu:

a. Aspek pengetahuan (C1) terdapat 4 soal

b. Aspek pemahaman (C2) terdapat 16soal

c. Aspek penerapan (C3) terdapat 16soal

d. Aspek analisis (C4) terdapat 14 soal

Soal uji coba ini terdapat pada lampiran14.

4. Menentukan kisi-kisi soal. kisi-kisi soal ini terdapat pada lampiran 13.

5. Menyusun butir-butir soal

6. Mengujicobakan soal

7. Menganalisis hasil uji coba, dalam hal validitas, daya beda, tingkat kesukaran,

dan reliabilitas.

Setelah instrumen tersusun rapi, langkah selanjutnya melakukan konsultasi

untuk instrumen seperti soal tes hasil belajar kognitif siswa, lembar observasi,

dan angket kepada dosen pembimbing dan guru kolabolator sebagai ahli/ pakar di

Page 50: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

33

bidang pendidikan (expert validity). Apabila sudah disetujui oleh dosen

pembimbing dan guru pamong, instrumen tersebut dapat digunakan.

3.7 Analisis Instrumen Penelitian

Tujuan uji coba untuk memperoleh butir tes yang mempunyai kategori baik

dan bisa dipakai untuk penelitian. Analisis perangkat tes, untuk mengetahui

validitas ,daya pembeda soal, indeks kesukaran soal dan reliabilitas.

3.7.1 Instrumen Tes

Instrumen tes meliputi tes hasil belajar kognitif siswa (pilihan ganda). Tes

hasil belajar kognitif yang berupa nilai objektif dihitung dengan perhitungan 1-0.

Apabila jawaban siswa benar di beri 1 dan apabila salah di beri 0.

3.7.1.1. Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau

kesahihan suatu instrumen.

Pengujian instrumen dilakukan dengan expert validity, yaitu validitas yang

disesuaikan dengan kurikulum dan dikonsultasikan dengan dosen

pembimbing.Validitas soal selain dikonsultasi dengan ahli juga diujicobakan.

Penelitian ini menggunakan dua macam validitas, yaitu validitas isi soal

dan validitas butir soal.

a) Validitas isi soal

Perangkat tes dikatakan telah memenuhi validitas isi apabila

kompetensi yang berkaitan dengannya telah disesuaikan dengan kurikulum

yang sedang berlaku. Jadi peneliti menyusun kisi-kisi soal berdasarkan

kurikulum, selanjutnya instrumen dikonsultasikan dengan guru pengampu dan

Page 51: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

34

dosen pembimbing.

b) Validitas butir soal untuk soal pilihan ganda

Validitas butir soal adalah validitas yang menunjukkan bahwa butir tes

dapat menjalankan fungsi pengukurannya dengan baik. Hal ini dapat

diketahui dari seberapa besar peran yang diberikan oleh butir soal dalam

mencapai keseluruhan skor. Rumus yang digunakan untuk menghitung

validitas butir soal , rumus korelasipoint biseral:

Rpbis = x

Keterangan:

Rpbis = koefisien korelasi biserial

Mp = rata-rata skor total yang menjawab benar pada butir soal

Mt = rata-rata skor total

p = proporsi siswa yang menjawab benar pada tiap butir soal

q = proporsi siswa yang menjawab salah pada tiap butir soal

St = Standar deviasi skor total

n = jumlah siswa

Setelah dihitung thit dibandingkan dengan ttabel dengan taraf signifikan 5%.

Jika thit>ttabel maka butir soal dikatakan valid.(Suharsimi, 2006:79)

Maka dari itu dihitung terlebih dahulu harga t-nya dengan rumus:

21

2

pbi

pbi nt

Page 52: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

35

keterangan:

t = t (hitung) atau nilai t yang diperoleh melaui perhitungan

pbi = koefisien korelasi point biserial

N = jumlah siswa

Kriteria : jika thitung> ttabel, maka butir soal valid

Hasil analisis uji coba menunjukkan bahwa soal uji coba terdapat 39 butir

soal yang valid, yaitu nomor 1, 2, 3, 5, 6, 7, 8, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 18, 19,

21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 29, 30, 31, 34, 35, 37, 38, 39, 40, 42,43, 44, 46, 47,

48, 49 dan 50. Soal-soal valid tersebut belum tentu dapat dipakai sebagai soal

post test, karena selain valid, soal yang dijadikan sebagai soal post test juga

harus memenuhi kriteria indeks kesukaran, daya pembeda, dan juga relibilitas

c) Validitas Angket

Validitas angket pada umumnya merupakan validitas konstruk atau

validitas bangun pengertian. Hal itu berarti guru dalam mengembangkan alat

ukur berupa angket harus tahu konstruk, bangun pengertian, atau teori yang

menjadi dasar pengembangan kisi-kisi angket. Konstruk suatu aspek dikenal

sebagai variabel yang dapat dijabarkan menjadi sub variabel, kemudian

dijabarkan lagi menjadi indikator dan seterusnya indikator dituliskan menjadi

butir pertanyaan atau pernyataan yang harus direspons oleh siswa yang diukur

aspeknya. Validitas angket dapat diukur berdasarkan validitas konstruk

dengan pertimbangan ahli, artinya guru dalam mengembangkan angket dapat

meminta bantuan ahli yang relevan. Dalam hal ini dosen pembingbing I dan

dosen pembimbing II dianggap sebagai ahli.

Page 53: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

36

d) Validitas Lembar Observasi

Validitas lembar observasi ditentukan atas bangun pengertian atau

konstruk dari aspek yang diukur atau dinilai. Jika yang diukur keterampilan

praktikum siswa untuk kompetensi yang berkaitan dengan redoks maka isi

keterampilan praktikum, berupa gambaran dari setiap kegiatan yang

diperlukan untuk praktikum redoks. Demikian juga jika yang dinilai aktivitas

siswa maka isi lembar pengamatan harus sesuai dengan konstruksi atau teori

aktivitas siswa.

Validitas lembar observasi diukur dengan validitas konstruk dengan

pertimbangan dosen pembimbing I dan dosen pembimbing II.

3.7.1.2. Reliabilitas Soal Uji Coba

Reliabilitas instrumen atau alat evaluasi adalah ketetapan alat evaluasi

dalam mengukur atau ketetapan siswa dalam menjawab alat evaluasi itu. Dalam

penelitian ini, pengujian tingkat reliabilitas instrumen dilakukan dengan

menggunakan reliabilitas internal, yakni perhitungan dilakukan berdasarkan data

dari satu kali hasil pengetesan (Suharsimi, 2002:155). Perhitungan reliabelitas

internal untuk instrumen ini menggunakan rumus KR-21, dengan rumus sebagai

berikut:

Reliabilitas =

Keterangan:

K = banyaknya butir soal

M = rerata skor total

Vt = Varians total

Page 54: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

37

Kriteria suatu instrumen dikatakan reliabel jika r11>rtabel

(Suharsimi, 2006:188).

Berdasarkan hasil analisis diperoleh data r11=0.929. Terletak pada interval 0.8-1.0

sehingga kriteria reliabilitas sangat tinggi.

3.7.1.3. Reliabilitas Lembar Observasi

Reliabilitas lembar observasi diukur menggunakan kesepakatan pengamat

dengan rumus

6 Σ b 2

R11 = 1 - ---------------

N (N2 – 1)

Keterangan:

r11 = koefisien korelasi tata jenjang

b = beda peringkat antara pengamat satu dengan pengamat kedua

N = jumlah subyek

(Sudjana, 2002:455)

Dalam hal ini skor masing-masing pengamat diubah menjadi peringkat dari

skor tertinggi (peringkat 1) dan seterusnya sampai peringkat terbesar (skor

terendah). Jika ada siswa dengan skor yang sama, peringkatnya adalah peringkat

reratanya. Beda peringkat (b) diukur dari perbedaan peringkat pengamat satu

dengan pengamat kedua untuk siswa yang sama. Seterusnya dihitung jumlah b2,

dan dimasukkan ke dalam rumus spearman. Jika harga r11> 0,7 maka lembar

pengamatan sudah dinyatakan reliabel (Widodo,2009:62).

3.7.1.4. Indeks kesukaran soal

Indeks kesukaran soal adalah bilangan yang menunjukkan sukar dan

mudahnya suatu soal. Soal yang baik yaitu soal yang tidak terlalu mudah atau

Page 55: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

38

tidak terlalu sukar. Soal yang terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk

mempertinggi usaha memecahkannya. Sebaliknya soal yang terlalu sukar akan

menyebabkan siswa menjadi putus asa dan tidak mempunyai semangat untuk

mencoba lagi karena di luar jangkauannya (Suharsimi, 2003:207). Rumus yang

digunakan untuk mengukur indeks kesukaran soal adalah sebagai berikut :

Keterangan:

IK = Indeks kesukaran

JBa = Jumlah siswa yang menjawab benar pada kelompok atas

JBb = Jumlah siswa yang menjawab benar pada kelompok bawah

JSa = banyak siswa pada kelompok atas

JSb = banyak siswa pada kelompok bawah

Dengan interpretasi tingkat kesukaran butirnya dapat menggunakan tolak

ukur seperti pada tabel 3.3.

Tabel3.3. Klasifikasi Taraf Kesukaran

Interval Kriteria

IK = 0,00 Terlalu sukar

0,00 < IK < 0,30 Sukar

0,30 < IK < 0,70 Sedang

0,70 < IK < 1,00 Mudah

IK = 1,00 Terlalu mudah

(Suharsimi, 2006:210)

Dari perhitungan tingkat kesukaran soal diperoleh hasil analisis soal untuk

kategori „mudah‟ yakni nomor 4, 12, 25, 39, dan 45. Untuk kategori „sedang‟

yakni nomor 1, 2, 3, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 21, 22, 23, 24,

BA

BA

JSJS

JBJBIK

Page 56: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

39

26, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 33, 34, 35, 36, 37, 38, 40, 41,42, 43, 44, 46, 47, 49, dan

50. Dan untuk kategori „ sukar‟ yakni nomor 20, 48.

3.7.1.5. Daya Beda Soal

Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan

antara siswa yang pandai (upper group) dengan siswa yang kurang pandai (lower

group). Soal dianggap mempunyai daya pembeda yang baik jika soal tersebut

dijawab benar oleh kebanyakan siswa pandai dan dijawab salah oleh kebanyakan

siswa kurang pandai (Suharsimi, 2003:211). Makin tinggi daya pembeda soal ,

makin baik pula kualitas soal tersebut. Rumus yang digunakan sebagai berikut:

Keterangan:

DP = daya pembeda soal

JBA = jumlah siswa yang menjawab benar pada butir soal pada kelompok atas

JBB = jumlah siswa yang menjawab benar pada butir soal pada kelompok

bawah

JSA = banyaknya siswa pada kelompok atas

Tabel 3.4 Klasifikasi Daya Pembeda Soal

Interval Kriteria

DP ≤ 0,00 Sangat jelek

0,00 ≤ DP ≤ 0,20 Jelek

0,20 ≤ DP ≤ 0,40 Cukup

0,40 ≤ DP ≤ 0,70 Baik

0,70 ≤ DP ≤ 1,00 Sangat baik

(Suharsimi, 2006:218)

Melalui hasil perhitungan daya pembeda soal maka diperoleh soal yang

mempunyai daya beda „jelek‟ yaitunomor 4, 9, 16, 17, 20, 28, 32, 33, dan 36. Soal

A

BA

JS

JBJBDP

Page 57: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

40

yang mempunyai daya beda „cukup‟ yaitu nomor 21, 25, 41, 45, dan 48. Soal yang

mempunyai daya beda „baik‟ yaitu nomor 3, 5, 8, 10 , 12, 14, 16, 18, 22, 23, 24,

26, 27, 29, 34, 35, 39, 40, 42, 43, 44, 46, 47, 49 dan 50. . Sedangkan Soal yang

mempunyai daya beda „baik sekali‟ yaitu nomor 1, 2, 6,7, 11, 13, 15,19, 30, 31,

37, 38, dan 20.

3.7.2 Instrumen Non Tes

Instrumen non tes menggunakan lembar observasi (lembar observasi aspek

afektif, psikomotorik) dan angket. Untuk mengetahui validitas lembar observasi

dan angket tidak diadakan ujicoba. Penyusunan instrumen lembar observasi dan

angket yang dilakukan peneliti mengikuti validitas konstruk dengan persetujuan

ahli yaitu dosen pembimbing I dan dosen pembimbing II. Validitas konstruk

merupakan salah satu validitas logis. Sebuah instrumen dikatakan mempunyai

validitas konstruk apabila instrumen tersebut disusun sesuai kaidah-kaidah

penyusunan instrumen (Suharsimi, 2007: 67)

3.8 Metode Analisis Data

Analisis data dalam penelitian terdiri atas dua tahap yaitu tahap awal dan

tahap akhir. Tahap awal digunakan untuk mengetahui kondisi populasi sebagai

pertimbangan dalam pengambilan sampel dan tahap akhir digunakan untuk

menguji efektifitas pembelajaran kimia.

3.8.1 Analisis Tahap Awal

Analisis tahap awal digunakan untuk melihat kondisi awal populasi

sebagai pertimbangan dalam pengambilan sampel yang meliputi uji normalitas,

homogenitas dan analisis varians. Data yang digunakan untuk analisis tahap awal

Page 58: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

41

yakni nilai tes kimia semester gasal kelas X SMAN 1 Tunjungan Bloratahun

2011/2012.

3.8.1.1. Uji Normalitas

Uji ini digunakan untuk mengetahui normal tidaknya data yang akan

dianalisis. Uji statistik yang digunakan adalah uji Chi Kuadrat dengan rumus:

χ2 =

Keterangan:

χ 2

= Chi kuadrat

Oi = Hasil penelitian

Ei = Hasil yang diharapkan

K = banyaknya kelas

Kriteria: Jika χ 2

hitung < χ 2

tabel dengan dk=k-3 dan α=5% maka data

berdistribusi normal.

(Sudjana, 2002:273)

3.8.2 Analisis Data Tahap Akhir

Setelah dilakukan analisis tahap awal, maka dilaksanakan post test. Dari

hasil tes tersebut diperoleh data yang digunakan sebagai dasar dalam menguji

hipotesis dalam penelitian ini. Langkah-langkahnya sebagai berikut:

3.8.2.1. Analisis Data

3.8.2.1.1. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah data dari kedua

kelompok terdistribusi normal atau tidak dan untuk menentukan uji selanjutnya

Page 59: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

42

apakah memakai statistik parametrik atau non parametrik. Pasangan hipotesis

yang akan diuji adalah:

Ho: data berdistribusi normal

Ha: data tidak berdistribusi normal

Kenormalan data dihitung dengan menggunakan uji chi kuadrat (χ2)

dengan rumus:

χ 2

=

Keterangan:

χ 2

= Chi kuadrat

Oi = Hasil penelitian

Ei = Hasil yang diharapkan

K = banyaknya kelas

Kriteria: Jika χ 2

hitung < χ 2

tabel dengan dk=k-3 dan α=5% maka data

berdistribusi normal.

(Sudjana, 2002:273).

3.8.2.1.2. Uji Kesamaan Varians

Hipotesis yang diajukan yaitu:

Ho : σ12 = σ2

2

Ha : σ12 ≠ σ2

2

Ho diterima apabila F ≤ F1/2α (nb-1):(nk-1)

F =

Kriteria pengujian : jika harga Fhitung< Ftabel , maka kedua kelompok mempunyai

varians yang sama.(Sudjana, 2002:250)

Page 60: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

43

3.8.2.1.3. Uji Perbedaan Dua Rata-rata

Uji perbedaan dua rata-rata data hasil belajar bertujuan untuk mengetahui

apakah hasil belajar siswa kelompok eksperimen lebih baik daripada hasil belajar

kelompok kontrol.

Hipotesis yang diajukan adalah:

o Ho = Rata-rata hasil belajar kimia kelompok eksperimen sama dengan rata-rata

hasil belajar kimia kelompok kontrol (µ1=µ2)

o Ha = Rata-rata hasil belajar kimia kelompok eksperimen lebih tinggi daripada

rata-rata hasil belajar kimia kelompok kontrol (µ1>µ2)

Pengajuan hipotesis:

Jika σ12 = σ2

2 digunakan rumus t

thitung =

dengan S =

dk=n1+n2-2

Kriteria pengujian hipotesis sebagai berikut:

o Ho diterima jika thitung< t(1-α)(n1+n2-2) . Hal ini berarti rata-rata hasil belajar kimia

kelompok eksperimen sama dengan nilai rata-rata hasil belajar kimia kelompok

kontrol.

o Ha diterima jika thitung ≥ t(1-α)(n1+n2-2) . Hal ini berarti rata-rata hasil belajar kimia

kelompok eksperimen lebih baik daripada rata-rata hasil belajar kimia

kelompok kontrol.

(Sudjana, 2002:241)

Page 61: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

44

Jika σ12 ≠ σ2

2 digunakan rumus t‟

t‟hitung =

(Sudjana, 2002:241)

Kriteria pengujian hipotesis adalah sebagai berikut:

o Ho diterima jika t‟hitung< . Hal ini berarti rata-rata hasil belajar kimia

kelompok eksperimen sama dengan nilai rata-rata hasil belajar kimia

kelompok kontrol.

o Ha diterima jika thitung ≥ . Hal ini berarti rata-rata hasil belajar kimia

kelompok eksperimen lebih baik daripada rata-rata hasil belajar kimia

kelompok kontrol.

Dengan w1 = dan w2 =

t1 = t(1-1/2α)(n1-1) dan t2= t(1-1/2α)(n2-1)

Keterangan:

= Rata-rata post test kelompok eksperimen

= Rata-rata post test kelompok kontrol

n1 = Jumlah siswa kelompok eksperimen

n2 = Jumlah siswa kelompok kontrol

S1 = Simpangan baku kelompok eksperimen

S2 = Simpangan baku kelompok kontrol

S = Simpangan baku gabungan

(Sudjana, 2002:243)

Page 62: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

45

3.8.2.2. Analisis Data Tes Akhir

3.8.2.2.1. Uji Normalitas Data

Uji Normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data nilai tes hasil

belajar pada kompetensi yang berkaitan denganRedoks pada kelompok

eksperimen yang menggunakan model pembelajaran Think Pair Share melalui

Snowball Throwingdan kelompok kontrol yang menggunakan metode Think Pair

Share tanpa melalui Snowball Throwing. Uji normalitas yang digunakan adalah

uji chi-Kuadrat.

3.8.2.2.2. Uji Kesamaan Dua Varians

Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah kedua kelas mempunyai

varians data atau tidak. Perhitungan uji ini sama seperti uji kesamaan dua varians

pada analisis tes awal.

3.8.2.2.3. Uji Perbedaan Dua Rata-rata

Hipotesis penelitian diuji dengan uji kesamaan rata-rata agar dapat

dibuktikan kebenarannya menggunakan uji t. Rumus yang digunakan untuk uji

perbedaan dua rata-rata:

21

21

11

nns

xxt ;

2

11

21

2

22

2

112

nn

snsns

Keterangan: 1x =nilai rata-rata kelompok kontrol

2x = nilai rata-rata kelompok eksperimen

2

1s =variansi data pada kelompok kontrol

2

2s = variansi data pada kelompok ekperimen

Page 63: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

46

2s =variansi gabungan.

1n = banyak subyek pada kelompok kontrol

2n = banyak subyek pada kelompok ekperimen

(Sudjana, 2002: 239)

Derajad kebebasan (dk ) untuk tabel distribusi t yaitu (n1 + n2 -2) dengan

peluang (1- ), =5%. Kriteria yang digunakan yaitu jika thitung ttabel, maka Ha

diterima.

3.8.3 Analisis terhadap Pengaruh Antar Variabel

Rumus yang digunakan untuk menganalisis pengaruh antar variabel:

rb =

Keterangan:

rb = koefisien biserial

= Rata-rata hasil belajar kelompok eksperimen

= Rata-rata hasil belajar kelompok kontrol

p = proporsi pengamatan pada kelompok eksperimen

q = proporsi pengamatan pada kelompok kontrol

u = Tinggi ordinat dari kurva normal baku pada titik z yang memotong bagian luas

normal baku menjadi bagian p dan q

Sy = Simpangan baku dari kedua kelompok

Tingkat hubungan antar variabel dapat dilihat pada Tabel 3.5

Tabel 3.5 Tingkat Hubungan Antar Variabel

Interval Koefisien Tingkat hubungan

0,00 – 0,199 Sangat rendah

0,20 – 0,399 Rendah

Page 64: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

47

0,40 – 0,599 Sedang

0,60 – 0,799 Kuat

0,80 – 1,000 Sangat kuat

(Sudjana, 2002:390)

3.8.4 Uji Ketuntasan Terhadap KKM

Untuk mengetahui apakah hasil belajar siswa SMA N 1 Tunjungan

Blorasudah mencapai KKM (kriteria ketuntasan minimal), makadilakukan uji

ketuntasan terhadap KKM. Bila t berada pada daerah penolakan Ho maka dapat

disimpulkan bahwa hasil belajar setelah perlakuan yakni sama atau lebih dari

KKM.

3.8.5 Penentuan Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi merupakan koefisien yang menyatakan berapa

persen (%) besarnya pengaruh suatu variabel bebas terhadap variabel terikat,

dalam hal ini pengaruh penerapan model pembelajaran Think Pair Share melalui

Snowball Throwingterhadap hasil belajar. Rumus yang digunakan:

KD = rb2 x 100%

Keterangan:

KD = Koefisien determinasi

rb = indeks determinasi yang diperoleh dari harga kuadrat rb koefisien biserial

3.8.6 Analisis Deskriptif untuk Data Hasil Belajar Afektif dan Psikomotorik

Pada analisis tahap akhir, digunakan data hasil belajar afektif dan

psikomotorik. Analisis yang digunakan deskriptif yang bertujuan untuk

mengetahui nilai afektif dan psikomotorik, baik kelompok kontrol maupun

eksperimen. Rumus yang digunakan untuk menghitung nilai afektif dan

psikomotorik siswa:

Page 65: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

48

Nilai = x 100%

Kriteria rata-rata nilai afektif dan psikomotorik dapat dilihat pada Tabel 3.6.

Tabel 3.6 Kriteria nilai afektif dan psikomotorik

(Depdiknas, 2003:15)

Tiap aspek dari hasil belajar afektif dan psikomotorik kedua kelas

dianalisis untuk mengetahui rata-rata nilai tiap aspek dalam satu kelas tersebut.

3.8.7 Analisis Pendapat Siswa Terhadap Pembelajaran

Pendapat siswa terhadap pembelajaran dilakukan dikelompok eksperimen

dan kontrol dapat diukur dengan angket. Analisis yang dilakukan adalah analisis

deskriptif dalam bentuk skala Likert, yaitu setiap pernyataan diikuti dengan respon

yang menunjukkan tingkatan (Suharsimi, 2006: 180).

Persamaan perhitungan masing-masing tanggapan dalam presentase yaitu :

Presentase skor = x 100

Kriteria rata-rata nilai angket dapat dilihat pada Tabel 3.7

Rata –rata nilai kelas Kriteria

x Sangat baik

60 x < 80 Baik

40 x < 60 Cukup

20 x < 40 Jelek

x < 20 Sangat jelek

Page 66: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

49

Tabel 3.7 Kriteria nilai angket

Rata-rata nilai kelas Kriteria

84 < x ≤ 100 Sangat baik

68 < x ≤ 84 Baik

52 < x ≤ 68 Cukup

36 < x ≤ 52 Kurang

x ≤ 36 Sangat kurang

(Suharsimi, 2006:212)

Page 67: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

50

BAB IV

HASIL PENELITIAAN DAN PEMBAHASAN

4.1. HASIL PENELITIAN

4.1.1. Hasil Analisis Tahap Awal

Analisis tahap awal digunakan untuk melihat kondisi awal populasi

sebagai pertimbangan dalam pengambilan sampel yang meliputi uji normalitas.

Data yang digunakan untuk uji normalitas data populasi diambil dari nilai mid

semester 2. Hasil perhitungan uji normalitas data populasi disajikan pada Tabel

4.1.

Tabel 4.1 Hasil Perhitungan uji Normalitas Data Populasi

No. Kelas X2

hit X2

Tabel Kriteria

1 X1 2 8 Berdistribusi normal

2 X2 4 8 Berdistribusi normal

3 X3 3 8 Berdistribusi normal

4 X4 5 8 Berdistribusi normal

5 X5 2 8 Berdistribusi normal

Keterangan: data selengkapnya disajikan pada Lampiran 21-25.

4.1.2. Hasil Analisis Tahap Akhir

Hasil analisis tahap akhir merupakan hasil pengujian terhadap data hasil

belajar yang diberikan pada dua kelas sampel setelah diberikan perlakuan

pembelajaran dengan menggunakan sistem pembelajaran yang berbeda. Data yang

diperoleh dalam penelitian ini meliputi, data hasil pos test aspek kognitif, data

hasil observasi psikomotorik dan afektif, serta angket.

Hasil belajar kognitif siswa diperoleh dari nilai pos test siswa setelah

diberi perlakuan dengan menggunakan system pembelajaran yang berbeda antara

Page 68: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

51

kelas ekperimen dan kelas kontrol. Dimana pada kelas eksperimen siswa

diberlakukan model pembelajaran kooperatif TPS (Think Pair Share) melalui

snowball throwing, sedangkan pada kelas kontrol siswa diberlakukan model

pembelajaran kooperatif TPS (Think Pair Share) tanpa melalui snowball

throwing.

4.1.3. Uji Normalitas

Hasil perhitungan uji normalitas data pos test dapat dilihat pada Tabel 4.2.

Tabel 4.2. Hasil Uji Normalitas Hasil pretest dan post-test

Kelas Data hitung tabel Kriteria

Eksperimen

Kontrol

Eksperimen

Tes awal

Tes awal

Tes akhir

1

1

7

8

8

8

Normal

Normal

Normal

Kontrol Tes akhir 6 8 Normal

Perhitungan normalitas pretest pada lampiran 27-28, sedangkan normalitas post-

test pada lampiran 32-33.

4.1.4. Uji Kesamaan Dua Varians

Uji kesamaan dua varians digunakan untuk mengetahui apakah kedua

kelompok sampel mempunyai tingkat varians yang sama serta untuk mengetahui

apakah menggunakan rumus t atau t‟ untuk menghitung perbedaan rata-rata hasil

belajar kimia, yang nantinya digunakan dalam uji hipotesis.

Hasil perhitungan uji kesamaan dua varians antara kelompok kontrol dan

eksperimen dapat dilihat pada Tabel 4.3.

Page 69: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

52

Tabel 4.3. Hasil Uji Kesamaan Dua VariansData pretest dan post-test

Data Fhitung Ftabel Kriteria

Pretest

Posttest

1

1

2

2

Kedua kelas mempunyai varians yang sama

Kedua kelas mempunyai varians yang sama

Berdasarkan Tabel 4.3 data pretest dan post-testdiperoleh harga F hitung = 1.

Berdasarkan Tabel, untuk taraf signifikan dk= (32-1:32-1) diketahui harga F Tabel

2. Harga F hitung. lebih kecil F Tabel maka dapat disimpulkan bahwa varians data

hasil belajar kelas eksperimen dan kelas kontrol tidak berbeda. Karena antara

kelas kontrol dengan kelas eksperimen mempunyai varians yang sama, maka

dalam uji hipotesis menggunakan rumus t untuk melihat perbedaan rata-rata hasil

belajar.Perhitungan uji kesamaan dua varians pretest pada lampiran 29, sedangkan

uji kesamaan dua varians post-test pada lampiran 36.

4.1.5. Uji Perbedaan Dua rata-rata (Uji Hipotesis)

Uji perbedaan rata-rata peningkatan hasil belajar bertujuan untuk

mengetahui apakah ada perbedaan rata-rata hasil belajar siswa kelas eksperimen

dengan siswa kelas kontrol. Hasil uji perbedaan rata-rata hasil belajar dapat dilihat

pada Tabel 4.4.

Tabel 4.4 Uji Perbedaan Dua Rata-ratadata pretest dan post-test

Data Thitung Ttabel Kriteria

Pretest

Post-test

2

4

2

2

Rata-rata kelas eksperimen sama kelas kontrol

Rata-rata kelas eksperimen lebih baik daripada

kelas kontrol

Page 70: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

53

Berdasarkan hasil analisis tes awal, terlihat bahwa Thitung< Ttabel, yang

dapat disimpulkan Ho diterima. yang berarti kedua kelas pada tes awal

mempunyai rata-rata yang relatif sama.Perhitungan uji perbedaan dua rata-rata

hasil belajar, t hitung > t Tabel dengan dk= 62 dan α= 5% maka dapat disimpulkan

bahwa Ha diterima. Hal ini berarti rata-rata hasil belajar kelompok eksperimen

lebih baik dari kelompok kontrol.Perhitungan uji perbedaan dua varians pretest

pada lampiran 30, sedangkan uji perbedaan dua varians post-test pada lampiran

37.

4.1.6. Uji Peningkatan Hasil Belajar

Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah ada peningkatan yang

signifikan setelah dilalukan proses pembelajaran. Hasil uji ini dapat dilihat pada

Tabel 4.5

Tabel 4.5 Hasil Uji Peningkatan Hasil Belajar

Data Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

Peningkatan 41 35

% Peningkatan 51% 48%

Dk 31 31

t hitung 1,3 0,9

t0,95 2,03 2,03

Berdasarkan Tabel 4.5 dapat dilihat bahwa t hitung untuk masing-

masing kelompok berada diantara –ttabel dan ttabel. Sehingga pada kedua kelompok

tersebut, ada peningkatan hasil belajar pada kopetensi yang berkaitan dengan

Page 71: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

54

redoks. Besarnya peningkatan diukur dari selisih post test dengan pretest,

sehingga diperoleh 51% peningkatan untuk kelas X2 dan 48% untuk kelas X1.

Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 38.

4.1.7. Uji Hipotesis

Uji hipotesis bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh model

pembelajaran kooperatif TPS (Think Pair Share) melalui snowball throwing

terhadap hasil belajar siswa kelas X pada kompetensi yang berkaitan dengan

redoks di SMA Negeri 1 Tunjungan. Uji hipotesis ini terdiri dari uji korelasi untuk

mencari koefisien determinasi.

Rumus yang digunakan, yaitu:

dan

Koefisien determinasi:

KD = 100% x rb2

Tabel 4.6 Hasil Uji Korelasi

Koefisien determinasi

0,5 34%

Dari Tabel 4.5 dapat dilihat bahwa besarnya nilai adalah 0,5,

sedangkan besarnya koefisien deteminasi adalah 34%. Hal ini berarti model

pembelajaran pembelajaran kooperatif TPS (Think Pair Share) melalui snowball

throwing berpengaruh sebesar 34% terhadap hasil belajar siswa. Perhitungan uji

korelasi dapat dilihat pada Lampiran 39-40.

Page 72: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

55

4.1.8. Uji Ketuntasan Hasil Belajar

Uji ketuntasan belajar bertujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa telah

mencapai ketuntasan atau belum. Siswa dikatakan telah mencapai ketuntasan

apabila siswa dapat mencapai nilai 67. Hasil uji ketuntasan belajar dapat dilihat

pada Tabel 4.6.

Tabel 4.7. Hasil Uji Ketuntasan Hasil Belajar.

Kelompok Kelas t hitung t table ∑ siswa yang tuntas Kriteria

Eksperimen X2 13 2 30 siswa Tuntas

Kontrol X1 5 2 27 siswa Tuntas

Berdasarkan Tabel 4.6 dapat disimpulkan bahwa hasil belajar kimia

kelompok eksperimen telah mencapai ketuntasan belajar. Hal ini ditunjukan

dengan t hitung > t Tabel (13> 2). Sedangkan untuk kelompok kontrol telah

mencapai ketuntasan belajar. Berdasarkan dengan jumlah t hitung >t Tabel (5 > 2).

Perhitungan uji ketuntasan dapat dilihat pada Lampiran 34-35.

4.1.9. Analisis Deskriptif Data Hasil Belajar Afektif dan Psikomotorik

Analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif, yang bertujuan untuk

mengetahui nilai afektif dan psikomotorik siswa baik kelompok eksperimen

maupun kelompok kontrol. Rumus yang digunakan, yaitu:

Nilai = x 100

Kriteria presentase skor yang digunakan adalah sebagi berikut:

skor = Sangat Baik

60 skor < 80 = Baik

40 skor < 60 = Cukup

Page 73: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

56

20 skor < 40 = Jelek

skor < 20 = Sangat Jelek

Tabel 4.8 Hasil Analisis Deskriptif Hasil Belajar Afektif

Kelompok Kelas ∑ skor ∑ Rata-rata nilai Kriteria

Eksperimen X2 1290 83 Sangat Baik

Kontrol X1 1206 75 Baik

Dari Tabel 4.7 dapat dilihat, jumlah skor rata-rata hasil belajar afektif

kelompok eksperimen sebesar 83. Karena skor maka hasil belajar afektif

kelas ekperimen dikategorikan sangat baik. Sedangkan jumlah skor rata-rata hasil

belajar kelas kontrol sebesar 75. Karena 60 skor < 80 maka hasil belajar afektif

kelas kontrol dikategorikan baik. Dari Tabel diatas dapat dilihat bahwa hasil

belajar afektif siswa kelas eksperimen lebih baik dibandingkan hasil belajar

afektif siswa kelas kontrol. Hal ini juga terlihat dari Grafik 4.1 yang menunjukan

hasil belajar afektif kelas eksperimen lebih tinggi. Perhitungan analisis deskriptif

hasil belajar afektif dapat dilihat pada Lampiran 46-47.

Tabel 4.9 Hasil Analisis Deskriptif Hasil Belajar Psikomotorik

Kelompok Kelas ∑ skor ∑ Rata-rata nilai Kriteria

Eksperimen X2 825 84 Sangat Baik

Kontrol X1 734 72 Baik

Dari Tabel 4.8 dapat dilihat jumlah skor rata-rata hasil belajar

psikomotorik kelompok ekperimen sebesar 84. Karena skor ≥ 80 maka hasil

belajar psikomotorik kelas ekperimen dikategorikan sangat baik. Sedangkan

jumlah skor rata-rata hasil belajar kelas kontrol sebesar 72. Karena 60 skor <

80 maka hasil belajar psikomotorik kelas kontrol dikategorikan baik. Dari Tabel

Page 74: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

57

diatas dapat dilihat bahwa hasil belajar psikomotorik siswa kelas eksperimen lebih

baikdaripada hasil belajar psikomotorik siswa kelas kontrol. Hal ini juga dapat

dilihat pada Grafik 4.2. Perhitungan analisis deskriptif hasil belajar psikomotorik

dapat dilihat pada Lampiran 48-49.

4.1.10. Analisis Data Angket

Setelah pelaksanaan pembelajaran materi pokok redoks, semua siswa pada

kelas eksperimen dan kelas kontrol diminta pendapatnya mengenai pembelajaran

kimia menggunakan model pembelajaran kooperatif TPS (Think Pair Share)

melalui snowball throwingdan pembelajaran kimia dengan model pembelajaran

kooperatif TPS (Think Pair Share)tanpa melalui snowball throwing dengan cara

mengisi angket. Angket ini terdiri dari 8 pernyataan yang memuat minat siswa

selama proses pembelajaran, manfaat yang diperoleh selama proses pembelajaran,

dan respons siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Dari data yang diambil

pada kelas kontrol, rata-rata siswa yang memilih SS= 12%, S= 34%, CS= 40%,

KS= 14%, TS= 0%. Sedangkan pada kelas eksperimen, rata-rata siswa yang

memilih SS= 30%, S= 52%, CS= 17%, KS= 1%, TS= 0%. Data selengkapkapnya

disajikan pada lampiran 50-51

4.2. PEMBAHASAN

Belajar adalah suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi

terhadap lingkungannya yang disebabkan dari pengalaman yang terjadi pada diri

suatu individu secara berulang-ulang. Dalam proses belajar, banyak yang

mempengaruhi belajar meliputi faktor internal dan eksternal. Faktor-faktor inilah

yang nantinya akan mempengaruhi hasil belajar siswa. Hasil belajar adalah hasil

Page 75: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

58

akhir setelah mengalami proses belajar, perubahan itu tampak dalam perbuatan

yang dapat diamati,dan dapat diukur (Suharsimi, 2002: 133). Faktor yang dapat

mempengaruhi hasil belajar salah satunya yaitu model pembelajaran yang

digunakan oleh pendidik (guru). Banyak inovasi model pembelajaran yang dapat

meningkat hasil belajar dan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Salah

satu model pembelajaran yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah

model pembelajaran kooperatif TPS (Think Pair Share) melalui snowball

throwing.

Pembelajaran kooperatif TPS (Think Pair Share) melalui snowball

throwing erat kaitannya dengan memecahkan pertanyaan-pertanyaan yang

dilontarkan oleh guru saat proses pembelajaran secara berkelompok.Menurut arti

katanya, Think adalah Berpikir, Pair adalah Berpasangan, dan share adalah

Berbagi. Pemecahan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh guru dengan

berkelompok dapat memotivasi siswa untuk memahami lebih mendalam suatu

masalah hingga mencapai suatu jawaban yang dituju. Snowball throwing

merupakan salah satu modifikasi dari teknik bertanya yang menitik beratkan pada

kemampuan merumuskan pertanyaan yang dikemas dalam sebuah permainan

yang menarik yaitu saling melempar bola salju (snowball throwing) yang berisi

pertanyaan kepada sesama teman., membantu siswa dalam mengembangkan

mengembangkan konsep, melatih peserta didik dalam membuat pertanyaan sendiri

dan menjawab pertanyaan dari teman (Widodo 2008). Dengan menggunakan

model pembelajaran kooperatif TPS (Think Pair Share) melalui snowball

throwing diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas X pada

Page 76: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

59

kompetensi yang berkaitan dengan redoks di SMA Negeri 1 Tunjungan Blora.

Sebelum penelitian dilaksanakan, peneliti melakukan uji tahap awal terlebih

dahulu yang bertujuan menganalisis populasi. Pada uji tahap awal ini dilakukan

uji normalitas. Karena dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik

purposive sampling, maka hanya melakukan uji normalitas saja pada analisis

tahap awal. Teknik purposive sampling yaitu pengambilan kelas sebagai sampel

dengan pertimbangan guru. Data yang digunakan dalam analisis ini adalah hasil

nilai mid semester siswa kelas X pada SMA Negeri 1 Tunjungan Blora. Uji

normalitas dilakukan untuk mengetahui kenormalan data. Berdasarkan

perhitungan uji normalitas yang dilakukan pada 5 kelas didapatkan X2

hitung<

X2

Tabel maka dapat disimpulkan bahwa kelima kelas tersebut berdistribusi normal.

Dalam penelitian ini, peneliti memilih kelas X-1 sebagai kelas kontrol dan X-2

sebagai kelas eksperimen untuk pembandingnya.

Peneliti melakukan pembelajaran yang mengacu pada pencapaian

kompetensi dengan materi pokok redoks pada kedua kelas. Dimana siswa

dikatakan telah mampu mencapai kompetensi kognitif, afektif dan psikomotorik

apabila telah mencapai nilai ketuntasan 67. Alokasi waktu guru dalam mengajar

kedua kelas sama yaitu 16 jam pelajaran dengan 8 kali pertemuan. Dimana 6 kali

pertemuan untuk proses pembelajaran, 1 kali pertemuan untuk praktikum, dan 1

kali pertemuan untuk ulangan harian (post test). Selain itu, guru yang mengajar

pun dibuat sama, yaitu peneliti.

Setelah mendapatkan 2 kelas sampel, peneliti menerapkan 2 model

pembelajaran yang berbeda pada masing-masing kelas. Pada kelas eksperimen

Page 77: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

60

diberlakukan model pembelajaran pembelajaran kooperatif TPS (Think Pair

Share) melalui snowball throwing, sedangkan kelompok kontrol diberlakukan

pembelajaran kimia model pembelajaran pembelajaran kooperatif TPS (Think

Pair Share) tanpa melalui snowball throwing. Pada akhir pembelajaran dilakukan

tes akhir dengan menggunakan soal-soal yang sama bagi kedua kelas. Nilai yang

diperoleh dari tes inilah yang digunakan untuk menganalisis hipotesis dan

selanjutnya dilakukan uji untuk mengetahui seberapa besar pengaruh model

pembelajaran pembelajaran kooperatif TPS (Think Pair Share) melalui snowball

throwing terhadap hasil belajar siswa kelas X pada kompetensi yang berkaitan

dengan redoks. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya

pengaruh model pembelajaran kooperatif TPS (Think Pair Share) melalui

snowball throwing terhadap hasil belajar siswa kelas X pada kompetensi yang

berkaitan dengan redoks di SMA Negeri 1 Tunjungan. Untuk mengetahui adanya

pengaruh model pembelajaran kooperatif TPS (Think Pair Share) melalui

snowball throwing pada kelas eksperimen, peneliti menerapkan model

pembelajaran kooperatif TPS (Think Pair Share) tanpa melalui snowball throwing

kelompok pada kelas kontrol.

Setelah diadakan pembelajaran pada kelas eksperimen dan kelas kontrol,

maka diadakan post test untuk melihat hasil belajar siswa ranah kognitif.

Berdasarkan Tabel 4.1 dapat dilihat bahwa rata-rata nilai post test yang diperoleh

siswa pada kelas eksperimen lebih baik dari nilai rata-rata siswa pada kelas

kontrol. Dimana pada kelas eksperimen nilai rata-rata kelas sebesar 81, sedangkan

pada kelas kontrol nilai rata-rata kelas sebesar 74.

Page 78: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

61

Uji normalitas data nilai tes akhir penelitian dilakukan sebelum melakukan

uji hipotesis. Pada perhitungan normalitas data, diperoleh data kedua kelompok

sampel berdistribusi normal. Hal ini ditunjukan oleh nilai X2

hitungkelompok

eksperimen sebesar 7 dan X2

hitung kelompok kontrol sebesar 6 lebih kecil dari

X2

Tabel yang bernilai 8. Hasil analisis ini digunakan sebagai pertimbangan dalam

analisis selanjutnya, yaitu dengan menggunakan statistika parametrik. Untuk uji

kesamaan dua varians, pada Tabel 4.3 diperoleh Fhitung = 1, sedangkan FTabel = 2.

Karena F hitung< F Tabel maka Ho diterima yang berarti bahwa kedua kelas sampel

mempunyai varians yang sama. Selanjutnya pada Tabel 4.4 diperoleh thitung = 4

dan tTabel = 2. Karena t hitung berada pada daerah penolakan Ho, maka Ho ditolak

dan Ha diterima yang berarti bahwa ada perbedaan rata-rata antara kelas

eksperimen dan kelas kontrol. Ho yang diajukan yakni pembelajaran kooperatif

TPS (Think Pair Share) melalui snowball throwing tidak berpengaruh positif

terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok redoks. Karena Ho ditolak, maka

dapat disimpulkan bahwa hipotesis alternatif yang mengatakan bahwa model

pembelajaran kooperatif TPS (Think Pair Share) melalui snowball throwing

berpengaruh positif terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok redoks.

Untuk mengetahui tercapainya tujuan yang kedua dilakukan uji perbedaan

rata-rata antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Dari perhitungan yang

dilakukan diperoleh t hitung = 4 sedangkan t Tabel = 2. Karena thitung>tTabel maka Ho

ditolak, sehingga dapat disimpulkan nilai rata-rata post test kelas eksperimen lebih

baik daripada kelas kontrol. Dengan kata lain, pembelajaran menggunakan model

pembelajaran kooperatif TPS (Think Pair Share) melalui snowball

Page 79: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

62

throwingmemberikan hasil belajar dalam aspek kognitif yang lebih baik daripada

pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif TPS (Think Pair

Share) tanpa melalui snowball throwing. Adanya perbedaan rata-rata antara kelas

yang menggunakan model pembelajaran kooperatif TPS (Think Pair Share)

melalui snowball throwing dengan pembelajaran yang menggunakan model

pembelajaran kooperatif TPS (Think Pair Share) tanpa melalui snowball

throwing, menunjukan beberapa kelebihan dari model pembelajaran kooperatif

TPS (Think Pair Share) melalui snowball throwing. Perbedaan antara rata-rata

hasil belajar kelas eksperimen dengan kelas kontrol dapat digambarkan pada

Grafik 4.1.

Grafik 4.1 Hasil Analisis Hasil Belajar Kognitif Siswa

Adapun kelebihan model pembelajaran kooperatif TPS (Think Pair Share),

antara lain:

1. Meningkatkan hasil belajar siswa

2. Meningkatkan keaktifan siswa

3. Meningkatkan antusias siswa terhadap pembelajaran

70

72

74

76

78

80

82

Eksperimen Kontrol

Rata-rata hasil belajar

Rata-rata hasil belajar

Kelas

Nila

iRat

a-ra

ta

Page 80: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

63

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah mengetahui seberapa

besar pengaruh model pembelajaran kooperatif TPS (Think Pair Share) melalui

snowball throwing berpengaruh positif terhadap hasil belajar siswa pada materi

pokok Redoks di SMA Negeri 1 Tunjungan Blora. Maka digunakan uji korelasi

untuk menguji hipotesis ini. Dari perhitungan uji korelasi diperoleh nilai rb

sebesar 0,5. Dari nilai rb tersebut diperoleh nilai koefisien determinasi, yaitu

sebesar 34%. Dari penjelasan di atas, diperoleh hasil model pembelajaran

kooperatif TPS (Think Pair Share) melalui snowball throwing berpengaruh positif

sebesar 34% terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok Redoks.

Dari nilai koefisien determinasi yang diperoleh, model pembelajaran

kooperatif TPS (Think Pair Share) melalui snowball throwing dikategorikan

cukup berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Tidak terlalu kuatnya pengaruh

yang ditimbulkan kemungkinan dipengaruhi oleh beberapa hal selama proses

pembelajaran, antara lain keterbatasan waktu penelitian yang mempengaruhi

kelancaran proses pembelajaran. Jam pelajaran kimia kelas X di SMA Negeri 1

Tunjungan Blora dalam seminggu hanya 1 kali pertemuan atau dengan kata lain

hanya 2 jam pelajaran dalam seminggu. Selain itu jam pelajaran kimia pada kelas

eksperimen berlangsung setelah jam pelajaran olah raga mengakibatkan

kekurangsiapan siswa pada awal menerima pelajaran.

Berdasarkan perhitungan uji ketuntasan belajar, kelompok eksperimen

telah mencapai ketuntasan hasil belajar. Jumlah siswa pada kelompok eksperimen

yang telah mencapai nilai ≥ 67 sebanyak 30 siswa. Hal tersebut dapat dilihat pada

hasil perhitungan uji ketuntasan belajar. Dengan nilai thitung (13) > tTabel (2),

Page 81: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

64

karena thitung berada di daerah penolakan Ho maka dapat disimpulkan bahwa hasil

belajar siswa setelah perlakuan sudah mencapai ketuntasan belajar ( ≥ 67).

Sedangkan pada kelas kontrol juga telah mencapai ketuntasan belajar. dengan

jumlah siswa yang berhasil mencapai nilai ≥ 67 sebanyak 27 siswa. Hal ini juga

dapat dilihat pada analisis uji ketuntasan belajar, dimana nilai thitung (5) > tTabel

(2). Hal ini dapat dilihat pada Grafik 4.2 dan 4.3.

Grafik 4.2 Ketuntasan Belajar Kelas Kontrol

Grafik 4.3 Ketuntasan Belajar Kelas Eksperimen

Tuntas 84,38 %

Series1 0

Series1 0 Tidak tuntas

15,63 %

Series1 0

Grafik Ketuntasan Belajar Kelas Kontrol

Tuntas 93,75 %

Series1 0Series1 0Tidaktuntas6,25 %

Series1 0

Grafik Ketuntasan Belajar

Kelas Eksperimen

Page 82: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

65

Adanya perbedaan ketuntasan ini, kemungkinan dipengaruhi oleh

beberapa faktor, yang pengelolaan kelas, perbedaan minat dan antusias siswa

terhapar proses pembelajaran, keaktifan siswa dalam bertanya dan menjawab

pertanyaan, kejenuhan siswa terhadap kegiatan pembelajaran yang diberikan guru,

dan kesiapan siswa dalam mengikuti pelajaran. Pada kelas eksperimen yang

menerapkan model pembelajaran kooperatif TPS (Think Pair Share) melalui

snowball throwing siswa menjadi lebih aktif dalam proses KBM sehingga juga

mempengaruhi hasil belajar. Serta ketuntasan kelas eksprimen lebih bagus

daripada kelas kontrol.

Analisis deskriptif hasil belajar afektif dan psikomotorik telah

menunjukkan bahwa kedua kelompok sampel mendapatkan hasil yang masing-

masing dapat dikriteriakan sangat baik dan baik. Untuk memperoleh data hasil

belajar afektif dan psikomotorik, peneliti dibantu oleh observer dengan instrumen

yang digunakan yaitu lembar observasi kegiatan afektif dan psikomotorik. Pada

lembar observasi afektif terdiri dari 10 aspek yang diamati, sedangkan pada

lembar observasi psikomotorik terdiri dari 6 aspek yang diamati. Dari Tabel 4.7

dan dipertegas oleh Grafik 4.4, hasil afektif pada kelas eksperimen lebih baik

daripada kelas kontrol. Hal ini terlihat pada rata-rata nilai untuk kelas eksperimen

sebesar 83 dan pada kelas kontrol sebesar 75.

Page 83: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

66

Grafik 4.4 Hasil Analisis Deskriptif Hasil Belajar Afektif

Dari Grafik 4.4 tersebut terlihat dalam beberapa aspek kelas eksperimen

lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol, seperti perhatian dalam mengikuti

pelajaran, keaktifan siswa dalam bertanya, keaktifan siswa dalam menjawab

pertanyan, tanggung jawab dalam mengerjakan tugas, kehadiran, dan kerjasama

dengan teman dalam praktikum. Hal ini disebabkan pada model pembelajaran

kooperatif TPS (Think Pair Share) melalui snowball throwing siswa dituntut

untuk lebih aktif dalam proses pembelajaran, lebih kritis dalam menghadapi

permasalahan yang diberikan guru, dan adanya snowball throwing membantu

pelaksanaan pembelajaran membantu sisiwa memahami materi. Dengan snowball

throwing siswa disuruh membuat pertanyaan dan kemudian menjawab pertanyaan

dari teman. Karena terbiasa membuat pertanyaan maka kereaktifan siswa dalam

menjawab pertanyaan lebih tinggi daripada kelas kontrol.

Nilai untuk analisis belajar psikomotorik didapat dari pengisian lembar

observasi kegiatan psikomotorik. Penilaian lembar kegiatan psikomotorik

0

1

2

3

4

5

6

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Grafik Hasil Belajar Afektif

kontrol

eksperimen

Page 84: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

67

dilakukan ketika kegiatan praktikum redoks. Aspek yang diamati pada lembar

kegiatan psikomotorik meliputi mempersiapkan alat dan bahan, keterampilan

menggunakan alat, ketepatan melakukan prosedur praktikum, ketepatan dalam

melakukan pengamatan, kebersihan ruang dan alat, serta membuat laporan

praktikum. Hasil observasi psikomotorik menunjukkan rata-rata nilai untuk kelas

eksperimen sebesar 84 dan pada kelas kontrol sebesar 72. Analisis yang

digunakan sama pada analisis lembar observasi afektif. Dari Tabel 4.8 dan Grafik

4.5, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar psikomotorik kelas eksperimen lebih

baik daripada kelas kontrol. Dari jumlah rata-rata prosentase skor kelas

eksperimen dan kelas kontrol, keduanya dapat dikategorikan baik, maka dapat

disimpulkan bahwa hasil belajar siswa psikomotorik kelas ekspeimen dan kontrol

baik.

Grafik 4.5 Hasil Analisis Deskriptif Hasil Belajar Psikomotorik

0

0.5

1

1.5

2

2.5

3

3.5

4

4.5

5

1 2 3 4 5 6

Grafik Hasil Belajar Psikomotorik

Eksperimen

Kontrol

Page 85: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

68

Rendahnya ketuntasan yang diperoleh oleh peneliti kemungkinan

disebabkan adanya hambatan-hambatan yang ditemui oleh peneliti saat penelitian

berlangsung.Adapun beberapa hambatan pada saat proses pembelajaran antara

lain:

1. Kurangnya pengalaman guru dalam menangani siswa yang ribut di dalam

kelas, sehingga siswa tidak memperhatikan guru saat menjelaskan materi.

2. Suasana kelas yang ramai bila ada waktu luang, karena siswa lebih suka

bergurau daripada belajar sendiri pada saat guru memberikan waktu luang

pada siswa untuk berfikir atau mengerjakan soal.

3. Kurangnya pengalaman guru dalam mengelola kelas dan mengelola waktu.

4. Masalah lain yang menjadi kendala adalah waktu pembelajaran yang

banyak berkurang akibat dari libur atau kegiatan untuk kelas 3 seperti try

out dan UN. Meskipun guru sudah mengantisipasinya dengan memberikan

tugas tentang materi pokok Redoks.

Di akhir pertemuan, peneliti juga meminta siswa pada kelas eksperimen

dan kelas kontrol untuk mengisi angket. Angket ini digunakan untuk melihat

minat siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Angket yang diberikan kepada

kedua kelompok sampel dilihat peerbedaan dari tingkat minat siswa yang

mendapatkan model pembelajaran kooperatif TPS (Think Pair Share) melalui

snowball throwing dengan siswa yang mendapatkan model pembelajaran

kooperatif TPS (Think Pair Share) tanpa melalui snowball throwing. Dari angket

yang diisi oleh siswa, peneliti dapat menyimpulkan bahwa mereka yang

mendapatkan pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif TPS (Think

Page 86: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

69

Pair Share) melalui snowball throwing mempunyai minat yang lebih baik. Hal ini

ditunjukan Grafik 4.6 dan 4.7. Secara umum, response siswa terhadap

pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif TPS (Think Pair

Share) melalui snowball throwing pada pelajarann kimia menunjukan response

yang positif. Hal tersebut terlihat dari response positif siswa terhadap semua

pernyataan dalam angket yang diberikan.

Grafik 4.6 Angket model pembelajaran kooperatif TPS (Think Pair Share)

tanpa melalui snowball throwing

Grafik 4.7 Angket Menggunakan model pembelajaran kooperatif TPS

(Think Pair Share) melalui snowball throwing

Respon siswa terhadap pembelajaran menggunakan model pembelajaran

kooperatif TPS (Think Pair Share) melalui snowball throwing lebih disenangi

0.00

10.00

20.00

30.00

40.00

50.00

60.00

70.00

1 2 3 4 5 6 7 8

Sangat Setuju

Setuju

Cukup Setuju

Kurang Setuju

Tidak Setuju

Pro

sentase tiap

Asp

ek

Aspek yang diamati

0.00

20.00

40.00

60.00

80.00

1 2 3 4 5 6 7 8

Sangat Setuju

Setuju

Cukup Setuju

Kurang Setuju

Tidak Setuju

Pro

sentase

Tiap A

spek

Aspek yang Diamati

Page 87: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

70

oleh siswa dibandingkan dengan model pembelajaran kooperatif TPS (Think Pair

Share) tanpa melalui snowball throwing.Adanya perbedaan ini disebabkan karena

selama proses pembelajaran guru memberikan motivasi pada siswa dan siswa

dituntut untuk lebih aktif dalam proses pembelajaran. Selain itu, suasana kelas dan

cara mengajar guru yang dianggap siswa termasuk baru membuat siswa lebih

tertantang dan tertarik. Besarnya minat siswa terhadap model pembelajaran

kooperatif TPS (Think Pair Share) melalui snowball throwing menandakan bahwa

proses pembelajaran tersebut dapat diterima oleh siswa. Pembelajaran model

pembelajaran kooperatif TPS (Think Pair Share) melalui snowball

throwingmenuntut siswa lebih aktif dalam memperoleh suatu konsep. Apabila

siswa sudah terbiasa aktif untuk memperoleh suatu konsep, maka siswa tersebut

akan lebih mandiri, sehingga apabila guru tidak hadir siswa akan terbiasa belajar

sendiri.

Pembelajaran model pembelajaran kooperatif TPS (Think Pair

Share)adalah Model Think-Pair-Share memberi waktu kepada para siswa untuk

berfikir dan merespons serta saling membantu yang lain (Triyanto 2007: 61).

Adapun Manfaat TPS (Think-Pair-Share) bagi siswa adalah siswa mempunyai

waktu berpikir sendiri menjawab pertanyaan sebelum pertanyaan dijawab dan

didiskusikan di depan kelas. Mereka berlatih mental untuk menjawab dan kadang-

kadang berdebat dengan siswa lainnya. Sebelum di presentasikan di depan kelas..

Sedangkan kelebihan yang dimiliki snowball throwing (Slamet Widodo 2008)

adalah siswa menjsadi lebih memahami materi karena siswa membuat pertanyan

sendiri dari materi yang telah disampaikan oleh guru. Sehingga membuatnya

Page 88: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

71

cocok untuk diterapkan bersama model pembelajaran Model Think-Pair-Share

yaitu:

1. Sebagai sarana bagi siswa yang dapat membantu siswa untuk memahami

materi,

2. Melalui snowball throwing siswa dapat mengukur sejauh mana

pemahaman materi. Untuk kegiatan diskusi dapat terjalin interaksi antara

siswa dengan guru dan siswa lainnya menyebabkan proses pembelajaran

menjadi lebih dinamis. Sejalan dengan hal tersebut, interaksi multi arah

akan dapat mengoptimalkan proses pembelajaran.

Setelah dilakukan analisis data postest terjadi peningkatan hasil belajar siswa,

peningkatan kemampuan berfikir kritis, dan peningkatan keaktifan belajar kelas

eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol. Dengan melihat ketiga ranah

belajar, dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian ini hasil belajar kimia siswa

yang mendapatkan model pembelajaran kooperatif TPS (Think Pair Share)

melalui snowball throwing lebih baik daripada yang menggunakan model

pembelajaran kooperatif TPS (Think Pair Share) melalui snowball throwing pada

materi pokok Redoks.

Page 89: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

72

72

BAB V

PENUTUP

5.1. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian,maka dapat diambil simpulan sebagai berikut:

1. Hasil belajar siswa kelas X - 2 SMA Negeri 1 Tunjungan yang diajar

menggunakan model pembelajaran kooperatif TPS (Think Pair

Share)melalui snowball throwing berbeda dengan hasil belajar siswa yang

diajar menggunakan model pembelajaran kooperatif TPS (Think Pair

Share) tanpa melalui snowball throwing. Hal ini dibuktikan dengan rata-rata

nilai post-test untuk kelas eksperimen adalah 81 sedangkan untuk kelas

kontrol adalah 74.

2. Siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran kooperatif TPS

(Think Pair Share) melalui snowball throwing mempunyai keaktifan lebih

tinggi dari pada siswa yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif

TPS (Think Pair Share) tanpa melalui snowball throwing, yang dibuktikan

dengan hasil pengamatan aspek keaktifan siswa pada kelas eksperimen

sebesar 83 sedangkan pada kelas kontrol sebesar 75.

3. Hasil observasi psikomotorik menunjukkan rata-rata nilai untuk kelas

eksperimen sebesar 84 dan pada kelas kontrol sebesar 72.

Page 90: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

73

5.2. Saran

Saran yang dapat diberikan terkait dengan penelitian ini adalah :

1. Guru kimia hendaknya menerapkan model pembelajaran kooperatif TPS

(Think Pair Share) melalui snowball throwing dalam pembelajaran sebagai

variasi metode mengajar.

2. model pembelajaran kooperatif TPS (Think Pair Share) melalui snowball

throwing tidak dijadikan sebagai metode utama, tetapi sebagai penunjang

dalam pembelajaran kimia di kelas.

3. Hendaknya dilakukan penelitian lebih lanjut pada materi pembelajaran lain

dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif TPS (Think Pair Share)

melalui snowball throwing sebagai pembanding hasil yang telah diperoleh

pada penelitian ini.

Page 91: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

74

74

DAFTAR PUSTAKA

Anni, C.T., A. Rifa‟i, E. Purwanto, & D. Purnomo. 2006. Psikologi Belajar.

Semarang: UPT MKK UNNES.

Arikunto, S. 2002. Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktik). Jakarta :

Bumi Aksara.

. 2003. Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktik). Jakarta : Rineka Cipta.

. 2006. Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktik). Jakarta : Rineka Cipta.

. 2007. Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktik). Jakarta : Rineka Cipta.

Depdiknas. 2003. Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and Learning).

Jakarta: Depdiknas.

Lie, A. 2004. Cooperative Learning Mempraktekkan di Ruang-ruang Kelas.

Jakarta: PT Grasindo.

Mulyasa, E. 2007. Kurikulum Tingkat satuan Pendidikan. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya Offset Bandung.

Saminanto. 2010. Metode Pembelajaran Snowball-Throwing. Jurnal. Bandung:

Universitas Pendidikan Indonesia.

Sanjaya, W. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

. 2007. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta:

Kencana Prenada Media Group.

Sudjana, N. 1996. CBSA Cara Belajar Siswa Aktif dalam Proses Belajar

Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

_________. 2002.Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Cetakan V.

Bandung: Sinar Baru Glasindo.

_________. 2005. Metoda Statistika. Bandung : Tarsito.

Page 92: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

75

Sugandi, A. 2004. Teori Pembelajaran. Semarang: UPT UNNES Press.

Sugiyono. 2006. Statistik untuk Penelitian (Cet. Ke-8). Bandung: CV

ALFABERTA.

Suprijono, A. 2009. Cooperative Learning. Jogjakarta.

Tohrin. 2005. Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Raja

Grafindo Persada.

Triyanto. 2007. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi

Konstruktivistik. Jakarta: Tim Prestasi Pustaka.

. 2009. Pembelajaran Kooperatif. Jakarta : Rineka Cipta.

Wena, M. 2009. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta: Bumi

Aksara.

Widodo, S. 2008. Meningkatkan Motivasi Siswa Bertanya melalui Metode

Snowball-throwing dalam Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Jurnal.

Tasikmalaya.

Page 93: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

76

SILABUS

Lampiran 1

Nama Sekolah : SMA

Mata Pelajaran : KIMIA

Kelas/Semester : X/2

Standar Kompetensi : 3. Memahami sifat-sifat larutan non-elektrolit dan elektrolit, serta reaksi oksidasi-redukasi

Alokasi Waktu : 16 jam (2 jam untuk UH )

Kompetensi

dasar

Materi

Pembelajara

Kegiatan

Pembelajaran Indikator Penilaian

Alokasi

Waktu

Sumber/

bahan/alat

Nilai

Karakter

3.2.

Menjelaskan

perkembang

an konsep

reaksi

oksidasi-

reduksi dan

hubunganny

a dengan tata

nama

senyawa

serta

penerapanny

a.

Konsep oksidasi

dan reduksi

Bilangan

oksidasi unsur

dalam senyawa

atau ion

bilangan oksidasi

atom unsur dalam

senyawa atau ion

dalam diskusi kelas.

Berlatih menentukan

bilangan oksidasi,

oksidator, reduktor,

hasiloksidasi, dan

hasil reduksi.

Praktikum reaksi

redoks (misal:

terjadinya reaksi

redoks pada larutan

CuSO4 dengan

logam besi (Fe) dan

seng (Zn))

Membedakan konsep

oksidasi reduksi

ditinjau dari

penggabungan dan

pelepasan oksigen,

pelepasan dan

penerimaan elektron,

serta peningkatan dan

penurunan bilangan

oksidasi.

Menentukan bilangan

oksidasi atom unsur

dalam senyawa atau

ion dan menentukan

oksidator dan

reduktor dalam reaksi

redoks dan

autoredoks.

Praktikum reaksi

redoks Mengamati

Jenis tagihan:

Tugas

individu

Tugas

kelompok

kuis

Bentuk

instrumen:

Laporan

tertulis

12 jam Sumber

Buku

kimia

Bahan

Lembar

kerja,

Jujur

Aktif

Mandir

i

Page 94: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

77

Kompetensi

dasar

Materi

Pembelajara

Kegiatan

Pembelajaran Indikator Penilaian

Alokasi

Waktu

Sumber/

bahan/alat

Nilai

Karakter

terjadinya reaksi

redoks pada larutan

CuSO4 dengan logam

besi (Fe) dan seng

(Zn).

Tata nama

menurut IUPAC

Aplikasi redoks

dalam

memecahkan

masalah

lingkungan

Menentukan

penamaan senyawa

biner (senyawa ion)

yang terbentuk dari

tabel kation dan

anion serta memberi

namanya dalam

diskusi kelompok.

Menemukan konsep

redoks untuk

memecahkan

masalah lingkungan

dalam diskusi

kelompok dikelas

Memberi nama

senyawa menurut

IUPAC

Mendeskripsikan

konsep larutan

elektrolit dan konsep

redoks dalam

memecahkan masalah

lingkungan.

2 jam

2 jam

Page 95: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

78

Lampiran 2

RENCANA PEMBELAJARAN

KELAS KONTROL

Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Atas

Mata Pelajaran : Kimia

Kelas/Semester : X/II

Alokasi Waktu : 2 x 45 menit

Materi Pokok : Larutan Elektrolit dan Konsep Redoks

Standar Kompetensi : Memahami sifat-sifat larutan nonelektrolit

dan elektrolit serta reaksi oksidasi-reduksi

Pertemuan ke : I

I. KOMPETENSI DASAR

3.2 Menjelaskan perkembangan konsep reaksi oksidasi reduksi dan hubungannya

dengan tata nama senyawa serta penerapannya.

II. INDIKATOR

1. Membedakan konsep oksidasi-reduksi ditinjau dari penggabungan dan

pelepasan oksigen, pelepasan dan penerimaan elektron, serta peningkatan dan

penurunan bilangan oksidasi.

III. TUJUAN

1. Siswa dapat membedakan konsep oksidasi-reduksi ditinjau dari

penggabungan dan pelepasan oksigen, pelepasan dan penerimaan elektron,

serta peningkatan dan penurunan bilangan oksidasi.

2.

Page 96: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

79

IV. MATERI

A. Konsep Reduksi-Oksidasi

Reaksi redoks mengandung dua pengertian, yaitu reaksi reduksi dan reaksi

oksidasi. Pengertian reaksi oksidasi dan reaksi reduksi berkembang sesuai dengan

perkembangan ilmu kimia.

Reaksi reduksi oksidasi banyak kita temui dalam kehidupan sehari-hari,

misalnya reaksi pembakaran, pembuatan cuka, perkaratan besi, penyepuhan

logam, fotosintesis dan lain-lain. Reaksi reduksi dan oksidasi berlangsung secara

bersamaan yang biasa disebut reaksi redoks.

1. Konsep Redoks Berdasarkan Pengikatan dan Pelepasan Oksigen

Pada mulanya konsep reaksi oksidasi dan reduksi ditinjau dari penggabungan

dan pelepasan oksigen. Reaksi oksidasi didefinisikan sebagai reaksi

penggabungan/pengikatan oksigen oleh suatu zat. Sebaliknya reaksi pelepasan

oksigen oleh suatu zat disebut reaksi reduksi.

Oksidasi adalah reaksi pengikatan oksigen

Reduksi adalah reaksi pelepasan oksigen

Contoh reaksi oksidasi:

a. Reaksi pembakaran

C(s) + O2(g) CO2(g)

b. Perkaratan logam, misalnya besi

4 Al(s) + 3 O2(g) 2 Al2O3(s)

Contoh reaksi reduksi:

a. Reduksi bijih besi oleh karbon monoksida

Fe2O3(s) + 3 CO(g) 2 Fe(s) + 3 CO2(g)

b. Reaksi fotosintesis

6 CO2 (g)+ 6 H2O(l) C6H12O6(s) + 6 H2O(g

Page 97: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

80

2. Konsep Redoks Berdasarkan Serah Terima Elektron

Pada reaksi Na(s) + S(s) Na2S(s) tidak melibatkan gas oksigen, maka

konsep redoks berdasarkan pengikatan dan pelepasan oksigen tidak dapat

digunakan. Konsep redoks berkembang, bukan lagi pengikatan dan pelepasan

oksigen tetapi pengikatan dan pelepasan elektron.

Oksidasi adalah pelepasan elektron

Reduksi adalah penerimaan elektron

Reaksi oksidasi adalah reaksi pelepasan elektron. Contohnya pada

pembentukan ion Na+.

Na(s) Na+(aq) + e

-

Sebaliknya reaksi pengikatan elektron disebut reaksi reduksi. Contohnya

pada pembentukan ion S2–

.

S(s) + 2e-

S2-

(aq)

Pelepasan dan penangkapan elektron terjadi secara simultan, artinya jika

suatu spesi melepas elektron berarti ada spesi lain yang menyerapnya. Hal itu

berarti bahwa setiap oksidasi disertai reduksi. Reaksi yang melibatkan oksidasi

dan reduksi disebut reaksi redoks. Reaksi natrium dengan sulfur di atas terdiri dari

2 setengah reaksi berikut.

Reaksi oksidasi : 2 Na(s) 2 Na+(aq) + 2e

Reaksi reduksi : S(s) + 2e–

S2–

(aq)

Reaksi redoks : 2 Na(s) + S(s) 2Na+(aq) + S

2-(aq)

3. Konsep Redoks Berdasarkan Perubahan Bilangan Oksidasi

Konsep reaksi redoks yang lebih universal yaitu konsep reaksi redoks

berdasarkan perubahan bilangan oksidasi. Reaksi redoks yang sukar dijelaskan

Page 98: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

81

dengan konsep oksigen dan konsep elektron dapat dengan mudah dijelaskan

menggunakan konsep perubahan bilangan oksidasi.

Oksidasi adalah pertambahan bilangan oksidasi

Reduksi adalah penurunan bilangan oksidasi

Pada reaksi:

Zn + CuSO4 ZnSO4 + Cu

B.O Zn=0 B.O Cu= +2 B.O Zn= +2 B.O Cu=0

oksidasi

reduksi

Setelah melepas 2 elektron bilangan oksidasi seng (Zn) naik dari 0 menjadi

+2 (oksidasi), tembaga (Cu) setelah menangkap 2 elektron bilangan oksidasinya

turun dari +2 menjadi 0 (reduksi).

V. MODEL DAN METODE PEMBELAJARAN

1. Metode : Ceramah, tanya jawab

2. Model : Model pembelajaran TPS (Think Pair Share) tanpa

melalui snowball throwing.

VI. KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR

No. Kegiatan Guru Waktu

1. Kegiatan Awal

a) Guru memberikan apersepsi dengan

menunjukkan contoh reaksi redoks dalam

kehidupan sehari-hari.

b) Guru mengkondisikan kelas sesuai dengan

model pembelajaran TPS (Think Pair Share).

c) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran.

5 menit

3 menit

2 menit

Page 99: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

82

2. Kegiatan Inti

Eksplorasi

a) Siswa membaca sekilas tentang materi yang akan

dipelajari.

b) Siswa diberikan pertanyaan pendahuluan tentang

sejauh mana menguasai materi yang akan

dipelajari.

c) Guru menjelaskan tentang perkembangan konsep

redoks.

Elaborasi

a) Siswa mencatat materi yang dijelaskan oleh guru

b) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk

bertanya.

Konfirmasi

a) Guru membagikan latihan soal kepada siswa dan

siswa mengerjakan latihan soal secara diskusi.

b) Guru dan siswa membahas latihan soal secara

bersama – sama.

5 menit

5 menit

20 menit

10 menit

10 menit

10 menit

10 menit

Penutup

a) Siswa dengan bimbingan guru menarik kesimpulan

dari materi yang telah dipelajari.

b) Guru menutup pelajaran

10 menit

VII. MEDIA DAN SUMBER BELAJAR

Media : Tabel daftar harga bilangan oksidasi unsur.

Sumber Belajar : Lembar kerja siswa

Purba, Michael. 2004. Kimia untuk SMA Kelas X.

Jakarta : Erlangga.

Page 100: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

83

Sudarmo, Unggul.2004. Kimia untuk SMA Kelas X.

Jakarta : Erlangga.

VIII. PENILAIAN

Penilaian siswa di ambil dari :

Aspek yang dinilai:

1. Ranah Kognitif

Prosedur : Tes tertulis

Jenis Tagihan : Latihan soal

Bentuk tagihan: -

2. Ranah Afektif

Prosedur : observasi langsung

Jenis Tagihan : -

Bentuk tagihan: Lembar Observasi Aspek Afektif

3. Ranah Psikomotorik

Prosedur : Observasi langsung

Jenis Tagihan : -

Bentuk tagihan: Lembar Observasi Psikomotorik

IX. EVALUASI

1. Latihan Soal

1. Kelompokkan konsep dibawah ini termasuk reduksi atau oksidasi

a) Penerimaan elektron

b) Pelepasan elektron

c) Reaksi pelepasan oksigen

d) Reaksi pengikatan oksigen

e) Reaksi penurunan bilangan oksidasi

Page 101: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

84

f) Reaksi kenaikan bilangan oksidasi

2. Nyatakan apakah proses berikut tergolong oksidasi, reduksi, atau

redoks. Jelaskan berdasarkan konsep yang mendasarinya!

a) 4 Na(s) + O2(g) 2 Na2O(s)

b) 6 CO2(g) + 6 H2O C6H12O6(aq) +6 O2(g)

c) Zn(s) + Cu2+

(aq) Zn2+

(aq) +Cu(s)

d) 2 MnO2(s) + H2O(l) + 2 e- Mn2O3(s) + 2 OH-(aq)

Jawaban Latihan Soal

1. Pengelompokan reaksi berdasarkan konsepnya:

Reaksi oksidasi Reaksi Reduksi

Reaksi pengikatan oksigen

Pelepasan elektron

Reaksi kenaikan bilangan

oksidasi

Reaksi pelepasan oksigen

Penerimaan elektron

Reaksi penurunan bilangan

oksidasi

2. Penggolongan contoh reaksi berdasarkan konsepnya:

a) 4 Na(s) + O2(g) 2 Na2O(s)

Termasuk reaksi redoks berdasarkan konsep pelepasan dan

pengikatan oksigen. Karena dalam reaksi tersebut melibatkan

reaksi dengan oksigen. Reaksi tersebut dapat pula dikaitkan dengan

konsep kenaikan dan penurunan bilangan oksidasi karena dalam

reaksi tersebut Na mengalami oksidasi (kenaikan bilangan

oksidasi) dan O mengalami reduksi (penurunan bilangan oksidasi).

b) 6 CO2(g) + 6 H2O C6H12O6(aq) +6 O2(g)

Termasuk reaksi redoks berdasarkan konsep pelepasan dan

pengikatan oksigen. Karena dalam reaksi tersebut menghasilkan

produk dengan melepaskan oksigen. Selain itu konsep penurunan

dan kenaikan bilangan oksidasi juga dapat menjelaskan reaksi

tersebut digolongkan reaksi redoks. Bilangan oksidasi C dalam

senyawa CO2 berubah dari +4 menjadi 0 pada senyawa C6H12O6

(bilangan oksidasi 0 pada C6H12O6 merupakan jumlah keseluruhan

Page 102: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

85

bilangan oksidasi dari keenam atom C pada senyawa tersebut). Hal

ini berarti C mengalami reaksi reduksi. Sedangkan O mengalami

oksidasi. Bilangan oksidasi O berubah dari -2 menjadi 0.

c) Zn(s) + Cu2+

(aq) Zn2+

(aq) +Cu(s)

Reaksi tersebut dapat digolongkan reaksi redoks berdasarkan

konsep kenaikan dan penurunan bilangan oksidasi karena dalam

reaksi tersebut Zn mengalami oksidasi (kenaikan bilangan

oksidasi) dan Cu mengalami reduksi (penurunan bilangan

oksidasi).

d) 2 MnO2(s) + H2O(l) + 2 e- Mn2O3(s) + 2 OH

-(aq)

Reaksi tersebut dapat digolongkan reaksi reduksi berdasarkan

konsep serah terima elektron dan kenaikan penurunan bilangan

oksidasi karena dalam reaksi tersebut Mn mengalami penurunan

bilangan oksidasi dengan mengikat 2 elektron.

Page 103: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

86

Lampiran 3

RENCANA PEMBELAJARAN

KELAS KONTROL

Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Atas

Mata Pelajaran : Kimia

Kelas/Semester : X/II

Alokasi Waktu : 2 x 45 menit

Materi Pokok : Larutan Elektrolit dan Konsep Redoks

Standar Kompetensi : Memahami sifat-sifat larutan nonelektrolit

dan elektrolit serta reaksi oksidasi-reduksi

pertemuan ke : II

I. KOMPETENSI DASAR

3.2 Menjelaskan perkembangan konsep reaksi oksidasi reduksi dan hubungannya

dengan tata nama senyawa serta penerapannya.

II. INDIKATOR

1. Menentukan bilangan oksidasi atom dalam senyawa atau ion.

2. Menentukan oksidator dan reduktor dalam reaksi redoks.

III. TUJUAN

1. Siswa dapat menentukan bilangan oksidasi atom dalam senyawa atau ion.

2. Siswa dapat menentukan oksidator dan reduktor dalam reaksi redoks.

3. Siswa dapat membedakan antara reaksi disproporsionasi dengan reaksi

konproporsionasi.

Page 104: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

87

IV. ANALISIS MATERI

A. Bilangan Oksidasi (Biloks)

Bilangan oksidasi atau tingkat oksidasi suatu unsur merupakan bilangan bulat

positif, negatif, dan nol yang diberikan kepada suatu unsur dalam membentuk

senyawa.

Aturan penentuan bilangan oksidasi:

Aturan umum:

1. Bilangan oksidasi atom dalam unsur bebas =0

2. Bilangan oksidasi ion monoatom = muatan ionnya

3. Jumlah bilangan oksidasi atom-atom dalam senyawa netral = 0.

sedangkan jumlah bilangan oksidasi atom dalam ion poliatom = muatan

ionnya

Aturan untuk unsur-unsur golongan utama:

1. Bilangan oksidasi Fluorin (F) dalam senyawa = -1

2. Bilangan oksidasi Hidrogen (H) jika berikatan dengan nonlogam= +1 jika

berikatan dengan logam =-1

3. Bilangan oksidasi Oksigen (O) dalam senyawanya =-2 kecuali dalam:

senyawa fluorida (OF2)=+2

peroksida (H2O2, Na2O2)= -1

superoksida (KO2 , CsO2)=-½

4. Bilangan oksidasi logam golongan IA =+1, dan bilangan oksidasi logam

golongan IIA=+2

5. Bilangan oksidasi nonlogam dalam senyawa biner mempunyai bilangan

oksidasi = muatan ionnya.

Aturan bilangan oksidasi logam transisi:

Bilangan oksidasi logam transisi dapat lebih dari 1

Page 105: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

88

B. Oksidator dan Reduktor

Dalam suatu reaksi redoks selalu terjadi reaksi oksidasi sekaligus reaksi

reduksi. Tentu ada zat yang menyebabkan zat lain teroksidasi dan sebaliknya.

Pereduksi (reduktor) adalah zat yang menyebabkan zat lain mengalami reduksi.

Pereduksi (reduktor) itu sendiri mengalami reaksi oksidasi. Pengoksidasi

(oksidator) adalah zat yang menyebabkan zat lain mengalami oksidasi.

Pengoksidasi (oksidator) itu sendiri mengalami reaksi reduksi.

V. MODEL DAN METODE PEMBELAJARAN

1. Model : Model pembelajaran TPS (Think Pair Share) tanpa

melalui snowball throwing.

2. Metode : Ceramah, tanya jawab

VI. KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR

No Kegiatan guru Waktu

1 Kegiatan Awal

a) Guru mengkondisikan kelas sesuai

dengan model pembelajaran TPS (Think

Pair Share).

b) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran

3 menit

2 menit

2 Kegiatan Inti

Eksplorasi

a) Siswa membaca sekilas tentang materi

yang akan dipelajari.

b) Guru menerangkan tentang

perkembangan penentuan biloks,

penentuan oksidator dan reduktor dalam

10 menit

20 menit

Page 106: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

89

reaksi redoks.

Elaborasi

a) Siswa mencatat materi yang dijelaskan

oleh guru.

b) Guru memberikan latihan soal, siswa

berdiskusi sesuai kelompoknya

Konfirmasi

a) Guru dan siswa membahas latihan soal

secara bersama – sama.

10 menit

15 menit

20 menit

3 Penutup

a) Siswa dengan bimbingan guru menarik

kesimpulan dari materi yang telah

dipelajari.

b) Guru menutup pelajaran

10 menit

VII. MEDIA DAN SUMBER BELAJAR

Media : LCD proyektor

Sumber Belajar :

a. Lembar kerja siswa

b. Purba, Michael. 2004. Kimia untuk SMA Kelas X. Jakarta : Erlangga.

c. Sudarmo, Unggul.2004. Kimia untuk SMA Kelas X. Jakarta: Erlangga.

VIII. PENILAIAN

Penilaian siswa di ambil dari :

Aspek yang dinilai:

1. Ranah Kognitif

Prosedur : Tes tertulis

Page 107: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

90

Jenis Tagihan : Latihan soal

Bentuk tagihan: -

2. Ranah Afektif

Prosedur : observasi langsung

Jenis Tagihan : -

Bentuk tagihan: Lembar Observasi Aspek Afektif

3. Ranah Psikomotorik

Prosedur : Observasi langsung

Jenis Tagihan : -

Bentuk tagihan: Lembar Observasi Psikomotorik

IX. EVALUASI

Soal

Jawablah pertanyaan di bawah ini!

1. Berapakah biloks dari N2?

2. Hitunglah biloks H dalam senyawa HCl dan LiH!

3. Hitunglah biloks O dalam senyawa H2O, Na2O2, dan KO2!

4. Hitunglah biloks Cr dalam senyawa Cr2O72-

!

5. Pada reaksi berikut:

Cu + 4HNO3→ Cu(NO3)2 + 2NO2 + 2H2O

Bilangan oksidasi Cu berubah dari... menjadi...Berdasarkan reaksi di

atas Cu mengalami...Cu disebut..

Kunci Jawaban

1. 0

2. +1, -1

3. -2, -1, -1/2

Page 108: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

91

4. +6

5. Pada reaksi:

Cu + 4HNO3→ Cu(NO3)2 + 2NO2 + 2 H2O

Berdasarkan reaksi di atas Cu mengalami oksidasidisebut sebagai

reduktor. Bilangan oksidasi Cu berubah dari 0 menjadi +2

Page 109: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

92

Lampiran 4

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

KELAS KONTROL

Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Atas

Mata Pelajaran : Kimia

Kelas/Semester : X/II

Alokasi Waktu : 2 x 45 menit

Materi Pokok : Larutan Elektrolit dan Konsep Redoks

Standar Kompetensi : Memahami sifat-sifat larutan nonelektrolit

dan elektrolit serta reaksi oksidasi-reduksi

Pertemuan ke : III

I. KOMPETENSI DASAR

4.2 Menjelaskan perkembangan konsep reaksi oksidasi reduksi dan hubungannya

dengan tata nama senyawa serta penerapannya.

II. INDIKATOR

Menentukan oksidator dan reduktor dalam reaksi redoks.

III. TUJUAN

1. Siswa dapat menentukan oksidator dan reduktor dalam reaksi redoks.

2. Siswa dapat membedakan antara reaksi disproporsionasi dengan reaksi

konproporsionasi

Page 110: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

93

IV. ANALISIS MATERI

A. Oksidator dan Reduktor

Dalam suatu reaksi redoks selalu terjadi reaksi oksidasi sekaligus reaksi

reduksi. Tentu ada zat yang menyebabkan zat lain teroksidasi dan sebaliknya.

Pereduksi (reduktor) adalah zat yang menyebabkan zat lain mengalami reduksi.

Pereduksi (reduktor) itu sendiri mengalami reaksi oksidasi. Pengoksidasi

(oksidator) adalah zat yang menyebabkan zat lain mengalami oksidasi.

Pengoksidasi (oksidator) itu sendiri mengalami reaksi reduksi.

B. Reaksi Disproporsionasi dan Reaksi Konproporsionasi

Apabila pereaksi mengalami reaksi oksidasi dan reduksi, maka reaksi ini

disebut reaksi autoredoks/disproporsionasi.

Contoh :

2Na2S2O3 + 4HCl 2S+ 2SO3 + 2H2O + NaCl

Biloks S= +2 biloks S= 0 biloks S = +6

Reduksi

Oksidasi

Reaksi yang merupakan kebalikan dari reaksi autoredoks disebut reaksi

konproporsionasi/anti autoredoks.

Contoh :

2 H2S + SO2 3 S + 2H2O

biloksS= -2 biloksS= +4 biloks S= 0

oksidasireduksi

V. MODEL DAN METODE PEMBELAJARAN

Page 111: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

94

1. Model : Model pembelajaran TPS (Think Pair Share)tanpa

melaluisnowball throwing.

2. Metode: Ceramah, tanya jawab, diskusi

VI. KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR

Kegiatan Waktu

1. Kegiatan Awal

a) Guru mengkondisikan kelas sesuai

dengan model pembelajaran TPS

(Think Pair Share).

b) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran

3 menit

2 menit

2 Kegiatan inti

Eksplorasi

a) Guru menyampaikan materi tentang

penentuan oksidator dan reduktor

dalam reaksi redoks, serta reaksi

disproporsionasi.

Elaborasi

a) Siswa mencatat materi yang dijelaskan

oleh guru.

b) Guru memberikan latihan soal, siswa

berdiskusi sesuai kelompoknya

Konfirmasi

a) Guru memberikan kesempatan kepada

siswa untuk menyampaikan jawaban

maupun menjawab pertanyaan

temannya.

15 menit

10 menit

15 menit

20 menit

Page 112: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

95

b) Guru memberikan penghargaan kepada

kelompok yang aktif dalam

pembelajaran.

10 menit

3 Kegiatan Akhir

a) Guru bersama dengan siswa

menyimpulkan materi yang telah

dipelajari.

b) Guru menutup pelajaran.

10 menit

5 menit

VII. MEDIA DAN SUMBER BELAJAR

Media : LCD proyektor

Sumber Belajar :

a. Lembar kerja siswa

b. Purba, Michael. 2004. Kimia untuk SMA Kelas X.

Jakarta : Erlangga.

VIII. PENILAIAN

Penilaian siswa di ambil dari :

Aspek yang dinilai:

1. Ranah Kognitif

Prosedur : Tes tertulis

Jenis Tagihan : Latihan soal

Bentuk tagihan: -

2.Ranah Afektif

Prosedur : observasi langsung

Jenis Tagihan : -

Page 113: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

96

Bentuk tagihan: Lembar Observasi Aspek Afektif

1 Ranah Psikomotorik

Prosedur : Observasi langsung

Jenis Tagihan : -

Bentuk tagihan: Lembar Observasi Psikomotorik

IX. EVALUASI

Soal Pretest

1. Pada reaksi berikut:

CuO + H2 → Cu + H2O

Tentukan senyawa yang mengalami oksidasi dan reduksi!

2. Pada reaksi berikut:

Cu + 4HNO3→ Cu(NO3)2 + 2NO2 + 2H2O

Bilangan oksidasi Cu berubah dari... menjadi...Berdasarkan reaksi di atas

Cu mengalami...Cu disebut..

3. Cermati kedua reaksi dibawah ini. Apakah reaksi reaksi tersebut

termasuk reaksi disproporsionasi atau konproporsionasi. Serta berikan

alasannya.

a. I2+ 6OH- → I

-(aq) + IO3

-(aq) + 3 H2O(aq)

b.MnO4 - + Mn

2+ → MnO2

Page 114: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

97

Kunci Jawaban

Soal Pretest

1. CuO + H2 → Cu + H2O

+2 0 0 +1

Reduksi Oksidasi

Yang mengalami reduksi adalah Cu dalam CuO menjadi Cu

Yang mengalami oksidasi adalah H dalam H2 menjadi H2O

2. Pada reaksi:

Cu + 4HNO3→ Cu(NO3)2 + 2NO2 + 2 H2O

Berdasarkan reaksi di atas Cu mengalami oksidasidisebut sebagai

reduktor. Bilangan oksidasi Cu berubah dari 0 menjadi +2

3. Menggolongkan jenis reaksi disproporsionasi atau konproporsionasi

a. I2(aq) + 6 OH-(aq) → I

-(aq) + IO3

-(aq) + 3 H2O(aq)

0 reduksi -1 +5

oksidasi

Bilangan oksidasi I berubah dari 0 menjadi -1 dan +5. Karena reaktan yang

sama mengalami oksidasi dan reduksi menghasilkan 2 produk yang

berbeda maka reaksi tersebut merupakan reaksi disproporsionasi.

b. MnO4 - + Mn

2+ → 2 MnO2

+7 +2 +4

Reduksi Oksidasi

Page 115: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

98

Bilangan oksidasi Mn berubah dari +7 dan +2 menjadi +4. Karena hasil

oksidasi dan reduksi merupakan 1 produk yang sama maka reaksi tersebut

adalah reaksi konproporsionasi.

Page 116: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

99

Lampiran 5

RENCANA PEMBELAJARAN

KELAS KONTROL

Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Atas

Mata Pelajaran : Kimia

Kelas/Semester : X/II

Alokasi Waktu : 2 x 45 menit

Materi Pokok : Larutan Elektrolit dan Konsep Redoks

Standar Kompetensi : Memahami sifat-sifat larutan nonelektrolit

dan elektrolit serta reaksi oksidasi-reduksi

Pertemuan ke : IV

I. KOMPETENSI DASAR

3.2 Menjelaskan perkembangan konsep reaksi oksidasi reduksi dan hubungannya

dengan tata nama senyawa serta penerapannya.

II. INDIKATOR

1. Memberi nama senyawa menurut IUPAC.

III. TUJUAN

1. Siswa dapat memberi nama senyawa menurut IUPAC.

IV. ANALISIS MATERI

A. TATA NAMA SENYAWA

Pengetahuan tentang bilangan oksidasi digunakan untuk mengklasifikasikan

senyawa, termasuk mengetahui sifat suatu senyawa. Salah satu manfaat bilangan

oksidasi yaitu untuk memberikan nama suatu senyawa yang bisa membentuk

beberapa senyawa dengan unsur lain. Sebagai contoh, besi dapat membentuk dua

Page 117: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

100

macam senyawa dengan oksigen, yaitu FeO dan Fe2O3. Untuk pemberian nama

kedua senyawa tersebut akan mengalami kesulitan apabila tidak memperhatikan

bilangan oksidasi, sebab keduanya merupakan senyawa yang bernama oksida.

Penggolongan jenis anion dan kation sebagai berikut:

Kation Monovalen Nama Kation polivalen Nama

NH4+

Li+

Na+

K+

Rb+

Cs+

Be+

Mg2+

Ca2+

Sr2+

Ba2+

Al3+

Ion ammonium

Ion Litium

Ion Natrium

Ion Kalium

Ion Rubidium

Ion Sesium

Ion Berilium

Ion Magnesium

Ion Kalsium

Ion Stronsium

Ion Barium

Ion Aluminium

Cr2+

Cr3+

Fe2+

Fe3+

Co2+

Co3+

Cu+

Cu2+

Pb2+

Pb4+

Sn2+

Sn4+

Ion kromium (II)

Ion kromium (III)

Ion besi (II)

Ion besi (III)

Ion kobalt (II)

Ion kobalt (III)

Ion tembaga (I)

Ion tembaga (II)

Ion timbal (II)

Ion timbal (IV)

Ion timah (II)

Ion timah (IV)

Anion

Monoatomik Nama Anion Poliatomik Nama

F-

Cl-

Br-

I-

O2-

S2-

Ion flourida

Ion klorida

Ion bromida

Ion iodida

Ion oksida

Ion sulfida

CN-

OH-

CO32-

NO2-

NO3-

SO32-

SO42-

PO33-

PO43-

Ion sianida

Ion hidroksida

Ion karbonat

Ion nitrit

Ion nitrat

Ion sulfit

Ion sulfat

Ion fosfit

Ion fosfat

Page 118: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

101

AsO33-

AsO43-

SbO33-

SbO43-

ClO-

ClO2-

ClO3-

ClO4-

MnO4-

MnO42-

CrO42-

Cr2O72-

Ion arsenit

Ion arsenat

Ion antimonit

Ion antimonat

Ion hipoklorit

Ion klorit

Ion klorat

Ion perklorat

Ion permanganat

Ion manganat

Ion kromat

Ion dikromat

1. Aturan Penulisan Rumus Kimia

AxBy Ay+

+ Bx-

2. Aturan Penamaan senyawa biner logam-non logam

Tata nama IUPAC: Menyebutkan ion positif + ion negatif diberi akhiran ida

Beri angka romawi untuk unsur yang memiliki lebih dari satu bilangan

oksidasi.

Contoh:

Na+

+ S2- Na2S = Natrium sulfida

Nama unsur non logam + “ida”

Fe2+

+ 2 Cl- FeCl2 = besi (II) klorida

Page 119: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

102

Nama unsur logam + “ida”

Rumus Kimia Nama senyawa

Na2S

MgO

FeCl2

FeCl3

Natrium sulfida

Magnesium oksida

Besi(II) klorida

Besi(III) klorida

3. Senyawa Yang Tersusun Atas Non Logam dan Non Logam

Awalan :

1 = mono 4 = tetra 7 = okta

2 = di 5 = penta 8 = nona

3 = tri 6 = heksa 9 = deka

a. Tata nama IUPAC

Menuliskan awalan unsur nonlogam pertama kemudian menuliskan nama

unsur nonlogam pertama diikuti awalan unsur nonlogam kedua, kemudian

unsur nonlogam kedua ditambahkan akhiran ida.

b. Penamaan berdasarkan sistem stock

Nama nonlogam yang memiliki bilangan oksidasi positif ditulis lebih dahulu

kemudian diikuti bilangan oksidasinya menggunakan angka romawi dalam kurung

kemudian diikuti dengan nama nonlogam yang memiliki biloks negatif dengan

menambah akhiran ida.

Rumus kimia Nama senyawa IUPAC Nama Senyawa sistem Stock

N2 O

NO

N2 O3

NO2

Dinitrogen monoksida

Nitrogen monoksida

Dinitrogen trioksida

Nitrogen dioksida

Nitrogen(I) oksida

Nitrogen(II) oksida

Nitrogen(III) oksida

Nitrogen(IV) oksida

Page 120: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

103

N2 O5

PCl3

PCl5

Dinitrogen

pentaoksida

Fosfor triklorida

Fosfor pentaklorida

Nitrogen(V) oksida

Fosfor(III) klorida

Fosfor(V) klorida

4. Senyawa poliatom

Senyawa poliatom dibentuk oleh lebih dari dua atom yang berbeda. Cara

penamaan nama kation disebutkan lebih dahulu kemudian diikuti nama anion.

Jika kation mempunyai lebih dari satu bilangan oksidasi, beri angka romawi

setelah nama kation. Contoh :

Fe3+

+ PO43- FePO4 (besi (III) fospat)

Rumus kimia Nama senyawa

Mn(SO3)2

PbSO4

Cr(ClO4)3

Mangan(IV) sulfit

Timbal(II) sulfat

Kromium(III) perklorat

V. MODEL DAN METODE PEMBELAJARAN

1. Model : Model pembelajaran TPS (Think Pair Share) tanpa

melalui snowball throwing.

2. Metode : Ceramah, tanya jawab, diskusi

VI. KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR

No Kegiatan guru Waktu

1 Kegiatan Awal

a) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran

b) Guru mengkondisikan kelas sesuai

dengan model pembelajaran TPS (Think

3 menit

Page 121: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

104

Pair Share). 2 menit

2 Kegiatan Inti

Eksplorasi

a) Siswa membaca sekilas tentang materi

yang akan dipelajari

b) Siswa diberikan pertanyaan pendahuluan

tentang sejauh mana menguasai materi

yang akan dipelajari

c) Guru menerangkan cara memberi nama

senyawa menurut IUPAC.

Elaborasi

a) Siswa mencatat materi ini

b) Guru membagikan soal untuk berdiskusi

dengan kelompoknya

Konfirmasi

Guru dan siswa membahas latihan soal

secara bersama – sama.

5 menit

5 menit

20 menit

20 menit

15 menit

15 menit

3 Penutup

a) Siswa dengan bimbingan guru menarik

kesimpulan dari materi yang telah dipelajari.

b) Guru menutup pelajaran

5 menit

VII. MEDIA DAN SUMBER BELAJAR

Media : tabel daftar harga bilangan oksidasi unsur-unsur

Sumber Belajar : Lembar kerja siswa

Purba, Michael. 2004. Kimia untuk SMA Kelas X.

Jakarta : Erlangga.

Page 122: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

105

Sudarmo, Unggul.2004. Kimia untuk SMA Kelas X.

Jakarta : Erlangga.

VIII. PENILAIAN

Aspek yang dinilai:

1. Ranah Kognitif

Prosedur : Tes tertulis

Jenis Tagihan : Latihan soal

Bentuk tagihan: -

2. Ranah Afektif

Prosedur : observasi langsung

Jenis Tagihan : -

Bentuk tagihan: Lembar Observasi Aspek Afektif

3. Ranah Psikomotorik

Prosedur : observasi langsung

Jenis Tagihan : -

Bentuk tagihan: Lembar observasi aspek psikomotorik

IX. EVALUASI

Tugas Diskusi

1. Berilah nama IUPAC untuk senyawa berikut!

a) HNO2

b) K2CrO7

c) AlBr3

d) HF

e) HClO4

2. Tuliskan rumus kimia dari senyawa berikut!

a) Besi(III) oksida

Page 123: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

106

b) Natrium fosfat

c) Dikloro heptaoksida

d) Kalium kromat

e) Asam sulfit

Kunci Jawaban

1. Berilah nama IUPAC untuk senyawa berikut!

a) Asam nitrit

b) Kalium dikromat

c) Aluminium bromida

d) Hidrogen fluorida

e) Asam perklorat

2. Tuliskan rumus kimia dari senyawa berikut!

a) Fe2O3

b) Na3PO4

c) Cl2O7

d) K2CrO4

e) H2SO3

Page 124: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

107

Lampiran 6

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

KELAS KONTROL

Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Atas

Mata Pelajaran : Kimia

Kelas/Semester : X/II

Alokasi Waktu : 2 x 45 menit

Materi Pokok : Larutan Elektrolit dan Konsep Redoks

Standar Kompetensi : Memahami sifat-sifat larutan nonelektrolit

dan elektrolit serta reaksi oksidasi-reduksi

Pertemuan ke : V

I. KOMPETENSI DASAR

3.2 Menjelaskan perkembangan konsep reaksi oksidasi reduksi dan hubungannya

dengan tata nama senyawa serta penerapannya.

II. INDIKATOR

Menjelaskan aplikasi konsep redoks dalam memecahkan masalah lingkungan.

III. TUJUAN

Siswa dapat menjelaskan aplikasi konsep redoks dalam memecahkan masalah

lingkungan.

Page 125: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

108

IV. MATERI

A. Aplikasi Reaksi Redoks

1. Baterai biasa atau Sel kering

Baterai biasa disebut juga sebagai sel kering sel leclanche dibuat dari wadah

seng yang berfungsi sebagai anoda (elekktroda negatif) dan batang grafit/karbon

sebagai katoda (elektroda positif). Sebagai elektrolit digunakan campuran

berbentuk pasta yang terdiri atas MnO2, NH4Cl, dan air.

Reaksi yang berlangsung di setiap elektroda sebagai berikut:

Anoda : Zn (s) Zn2+

(aq) + 2 e-

Katoda : 2 MnO2 (s) + 2 NH4+

(aq) Mn2O3 (s) + 2 NH3 (aq) + H2O (l)

2. Sel aki (accumulator)

Aki disebut juga sebagai sel timbal (sel Pb) karena terdiri atas rangkaian

lempeng timbal. Sel ini dapat diisi ulang (distrum) dengan arus listrik. Sebagai

anoda digunakan Pb dan sebagai katoda digunakan lempeng PbO2. Adapun

elektrolit yang digunakan H2SO4 30%.

Reaksi sel yang berlangsung di kedua elektrodanya sebagai berikut:

Anoda : Pb (s) Pb2+

(aq) + 2 e-

Katoda : PbO2 (s) + 4 H+

(aq) + 2 e- Pb

2+ (aq) + 2 H2O (l)

Pb(s) + PbO2(s) + 4 H+

(aq) 2 Pb2+

(aq) + 2 H2O(l)

3. Pengolahan air kotor

Pengolahan air limbah dengan menggunakan lumpur aktif pertama kali

dikembangkan di Inggris. Dinamakan lumpur aktif karena melibatkan produksi

mikroorganisme yang merupakan biomassa aktif untuk mereduksi limbah organik

secara aerob (membutuhkan oksigen).

Pada bagian berikut dibahas mengenai tahap pengolahan limbah dengan

cara lumpur aktif (activated sludge process). Dengan bantuan mikroorganisme,

Page 126: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

109

bahan organik (C, O, H, N, S, dan P) dioksidasi secara enzimatis menjadi CO2,

H2O, NO3-, SO4

2-, PO4

3-. Mikroorganisme dapat digunakan untuk membentuk

lumpur aktif diantaranya:

a) Bakteri : Alcaligenes, Flavobacterium, dan Pseudomonas.

b) Jamur : Vorticella, Opercularia, dan Paramecium.

Proses pengolahan air limbah dengan lumpur aktif meliputi beberapa tahap

sebagai berikut:

1. Pengambilan/penambahan lumpur aktif ke dalam tangki aerasi.

2. Proses aerasi campuran lumpur aktif dan air limbah.

3. Pengadukan untuk membantu kontak antara mikroorganisme dari lumpur

aktif denganbahan organik.

4. Proses sedimentasi (pengendapan) untuk memisahkan lumpur aktif dan air

bersih.

5. Diperoleh lumpur aktif yang dikembalikan ke proses awal. Lumpur aktif

yang berlebih dapat dibuang atau digunakan lagi.

Pengolahan limbah menggunakan lumpur aktif, dimanfaatkan untuk

mengolah limbah yang tercemar agar menghasilkan air jernih yang dimanfaatkan

sehari-hari.

V. MODEL DAN METODE PENDEKATAN

1. Model : Model pembelajaran TPS (Think Pair Share)tanpa melalui

snowball throwing.

2. Metode: Ceramah, tanya jawab, diskusi

VI. KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR

No Kegiatan guru Waktu

1 Kegiatan Awal

a) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran

b) Guru mengingatkan siswa tentang materi

pertemuan yang lalu. Lalu menanyakan

2 menit

4 menit

Page 127: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

110

aplikasi redoks dalam kehidupan sehari-

hari.

c) Guru mengkondisikan kelas sesuai dengan

model pembelajaran TPS (Think Pair

Share).

4 menit

2 Kegiatan Inti.

Eksplorasi

a) Siswa membaca sekilas tentang materi

yang akan dipelajari

b) Siswa diberikan pertanyaan pendahuluan

tentang sejauh mana menguasai materi

yang akan dipelajari

c) Guru menjelaskan tentang aplikasi reaksi

redoks terhadap kehidupan sehari-hari.

Elaborasi

a. Siswa mencatat materi yang dijelaskan oleh

guru.

b. Guru membagikan soal untuk berdiskusi

dengan kelompoknya

Konfirmasi

Guru dan siswa membahas latihan soal secara

bersama – sama.

10 menit

10 menit

20 menit

5 menit

10 menit

15 menit

3 Penutup

a) Guru memberikan tugas rumah

b) Siswa dengan bimbingan guru menarik

2 menit

Page 128: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

111

kesimpulan dari materi yang telah dipelajari

c) Guru menutup pelajaran

5 menit

3 menit

VII. MEDIA DAN SUMBER BELAJAR

Media : LCD proyektor

Sumber Belajar :

a. Lembar kerja siswa

b. Purba, Michael. 2004. Kimia untuk SMA Kelas X. Jakarta : Erlangga.

c. Sudarmo, Unggul.2004. Kimia untuk SMA Kelas X. Jakarta: Erlangga.

VIII. PENILAIAN

Aspek yang dinilai:

1. Ranah Kognitif

Prosedur : Tes tertulis

Jenis Tagihan : Latihan soal

Bentuk tagihan: -

2. Ranah Afektif

Prosedur : Observasi langsung

Jenis Tagihan : Presentasi kelompok

Bentuk tagihan: Lembar Observasi Aspek Afektif

3. Ranah Psikomotorik

Prosedur : observasi langsung

Jenis Tagihan : Presentasi hasil diskusi kelompok

Bentuk tagihan: Lembar observasi aspek psikomotor

Page 129: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

112

IX. EVALUASI

Lembar Diskusi

Lembar diskusi ini berjumlah 4 lembar. 1 lembar diskusi di gunakan untuk 2

kelompok. Lembar diskusi ini berisi aplikasi redoks dalam kehidupan

sehari-hari.

Diskusikan dengan anggota kelompokmu.

Jawablah pertanyaan yang ada di dalam kartu!

Reaksi Redoks pada Baterai

Biasa atau Sel Kering

Reduksi :

Oksidasi :

Merupakan aplikasi redoks dengan konsep ..........................................................

.............................................................................................................................

..

Kegunaan :

...............................................................................................................................

...............................................................................................................................

............................................................................................................................... Reaksi Redoks pada Aki

(Accumulator)

Reduksi :

Oksidasi :

Merupakan aplikasi redoks dengan konsep

..........................................................

Kegunaan :

...............................................................................................................................

...............................................................................................................................

Page 130: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

113

Tugas Rumah

1. Jelaskan proses korosi yang terjadi pada logam! Sebutkan langkah-langkah

untuk mencegah proses korosi pada besi!

2. Beberapa buah-buahan dan sayuran bisa berubah warna menjadi kecoklatan

jika dipotong. Berdasarkan konsep redoks jelaskan mengapa hal itu bisa

terjadi! Sebutkan cara yang dapat dilakukan untuk mencegahnya.

Reaksi Redoks pada Pengolahan

Limbah dengan Lumpur Aktif

Reduksi :

Oksidasi :

Merupakan aplikasi redoks dengan konsep ..........................................................

......................................................................................................................................

........................................................................................................................

Kegunaan :

...............................................................................................................................

......................................................................................................................................

........................................................................................................................

...............................................................................................................................

Reaksi Fotosintesis

Reduksi :

Oksidasi :

Merupakan aplikasi redoks dengan konsep

..........................................................

.............................................................................................................................

.............................................................................................................................

....

Kegunaan :

...............................................................................................................................

........................................................................................................................................

......................................................................................................................

...............................................................................................................................

Page 131: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

114

Kunci Jawaban Kartu Diskusi

Reaksi Redoks pada Baterai

Biasa atau Sel Kering

Oksidasi : Zn (s) Zn2+

(aq) + 2 e-

Reduksi : 2 MnO2 (s) + 2 NH4+

(aq) Mn2O3 (s) + 2 NH3 (aq) + H2O (l)

Merupakan aplikasi redoks dengan konsep:

1. Serah terima elektron

2. Kenaikan dan penurunan B.O

Kegunaan:

Baterai banyak digunakan sebagai sumber energi. Misalnya mainan, senter,

jam dinding dan lain-lain.

Page 132: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

115

Reaksi Redoks pada Aki

(Accumulator)

Oksidasi :Pb (s) Pb

2+ (aq) + 2 e

-

Reduksi :PbO2 (s) + 4 H+

(aq) + 2 e- Pb

2+ (aq) + 2 H2O (l)

Merupakan aplikasi redoks dengan konsep:

1. Serah terima elektron

2. Kenaikan dan penurunan B.O Kegunaan aplikasi:

Penggunaan aki pada umumnya adalah digunakan sebagai sumber energi pada

kendaraan bermotor, mobil alat setrum ikan dll.

Reaksi Fotosintesis

6CO2 + 6H2O C6H12O6

Merupakan aplikasi redoks dengan konsep:

1. Reaksi dengan oksigen

2. Kenaikan dan penurunan B.O

Kegunaan aplikasi:

Daun dan batang tanaman digunakan untuk memproduksi glukosa.

Page 133: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

116

Kunci Jawaban Tugas Rumah

1. Mudah tidaknya logam berkarat tergantung dari keaktifan logam itu, Makin

aktif logam makin mudah berkarat. Akan tetapi, beberapa logam seperti

seng dan aluminium yang sebenarnya lebih aktif daripada besi, ternyata

tahan karat (lebih awet).

Pada peristiwa perkaratan (korosi), logam mengalami oksidasi,

Sedangkan oksigen mengalami reduksi. Misalnya saja pada peristiwa

perkaratan besi. Rumus kimia dari karat besi adalah Fe2O3.xH2O =>

berwarna coklat-merah.

Reaksi yang terjadi pada perkaratan besi:

Oksidasi : Fe(s)→ Fe2+

(aq) +2 e

Reduksi : O2(g) + 2 H2O(l) + 4 e → 4 OH-

Reaksi Redoks pada Pengolahan

Limbah dengan Lumpur Aktif

Oksidasi :bahan organik (C, O, H, N, S, dan P) dioksidasi menjadi CO2, H2O, NO3-,

SO42-, PO4

3-

Merupakan aplikasi redoks dengan konsep:

1. Reaksi dengan oksigen 2. Kenaikan dan penurunan B.O

Kegunaan :

Pengolahan limbah dg lumpur aktif digunakan untuk menghasilkan air jernih

dari limbah cair.

Page 134: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

117

Ion besi (II) yang terbentuk pada anoda selanjutnya teroksidasi membentuk

ion besi (III) yang kemudian membentuk senyawa oksida terhidrasi

Fe2O3.xH2O, yaitu karat besi. Cara pencegahan korosi dapat dilakukan

dengan:

a. Logam perlu dilapisi cat atau minyak

b. Logam dilapisi dengan logam yang kurang mulia (logam

pelindung). Logam pelindung ini akan teroksidasi terlebih dulu.

Contoh logam pelindung besi adalah Zn, Al, dan Mg.

c. Pembuatan aliasi. Paduan logam menyebabkan logam tahan

terhadap karat. Contohnya stainless steel (larutan padat dari Fe,

Cr, dan Ni)

d. Logam disimpan di tempat yang lebih kering dan bersih, tidak

lembab, apalagi terendam air.

2. Sayur-sayuran dan buah-buahan pada kulit umumnya mengandung enzim

PPO (polyphenol Oxsidase). Pencoklatan pada buah apel dan buah lain

setelah dikupas disebabkan oleh pengaruh aktivitas enzim Polyphenol

Oxidase (PPO), yang dengan bantuan oksigen akan mengubah gugus

monophenol menjadi O-hidroksi phenol, yang selanjutnya diubah lagi

menjadi O-kuinon. Gugus O-kuinon inilah yang membentuk warna coklat.

Karena teroksidasi, buah dan sayuran akan berwarna coklat dan lebih cepat

busuk. Untuk mencegah buah-buah dan sayur teroksidasi dapat dilakukan

dengan cara membungkus buah dan sayuran segar dalam plastik kedap

udara agar terhindar dari kontak langsung dengan udara bebas sehingga

sayuran akan lebih tahan lama. Selain itu dapat dilakukan pula dengan

menghambat cara kerja enzim PPO yaitu dengan pemanasan dan

pengasaman agar aktifitas enzim tersebut terhambat. Caranya adalah

dengan merendam buah atau sayur dalam air panas kemudian dilumuri /

direndam dalam larutan asam.

Page 135: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

118

Lampiran 7

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

KELAS EKSPERIMEN

Satuan Pendidikan : SMA Negeri 1 Tunjungan

Mata Pelajaran : Kimia

Kelas/Semester : X/II

Alokasi Waktu : 2 x 45 menit

Materi Pokok : Larutan Elektrolit dan Konsep Redoks

Standar Kompetensi : Memahami sifat-sifat larutan nonelektrolit

dan elektrolit serta reaksi oksidasi-reduksi

Pertemuan ke : I

I. KOMPETENSI DASAR

4.2 Menjelaskan perkembangan konsep reaksi oksidasi reduksi dan hubungannya

dengan tata nama senyawa serta penerapannya.

II. INDIKATOR

Membedakan konsep oksidasi-reduksi ditinjau dari penggabungan dan

pelepasan oksigen, pelepasan dan penerimaan elektron, serta peningkatan dan

penurunan bilangan oksidasi.

III. TUJUAN

Siswa dapat membedakan konsep oksidasi-reduksi ditinjau dari

penggabungan dan pelepasan oksigen, pelepasan dan penerimaan elektron,

serta peningkatan dan penurunan bilangan oksidasi.

Page 136: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

119

IV. MATERI

A. Konsep Reduksi-Oksidasi

Reaksi redoks mengandung dua pengertian, yaitu reaksi reduksi dan reaksi

oksidasi. Pengertian reaksi oksidasi dan reaksi reduksi berkembang sesuai dengan

perkembangan ilmu kimia.

Reaksi reduksi oksidasi banyak kita temui dalam kehidupan sehari-hari,

misalnya reaksi pembakaran, pembuatan cuka, perkaratan besi, fotosintesis dan

lain-lain. Reaksi oksidasi dan reduksi berlangsung secara bersamaan yang biasa

disebut reaksi redoks.

B. Konsep Redoks Berdasarkan Pengikatan dan Pelepasan Oksigen

Pada mulanya konsep reaksi oksidasi dan reduksi ditinjau dari penggabungan

dan pelepasan oksigen. Reaksi oksidasi didefinisikan sebagai reaksi

penggabungan/pengikatan oksigen oleh suatu zat. Sebaliknya reaksi pelepasan

oksigen oleh suatu zat disebut reaksi reduksi.

Oksidasi adalah reaksi pengikatan oksigen

Reduksi adalah reaksi pelepasan oksigen

Contoh reaksi oksidasi:

a. Reaksi pembakaran

C(s) + O2(g) CO2(g)

b. Perkaratan logam, misalnya besi

4 Al(s) + 3 O2(g) 2Al2O3(s)

Contoh reaksi reduksi:

a. Reduksi bijih besi oleh karbon monoksida

Fe2O3(s) + 3 CO(g) 2 Fe(s) + 3 CO2(g)

Page 137: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

120

b. Reaksi fotosintesis

6 CO2 (g)+ 6 H2O(l) C6H12O6(s) + 6 H2O(g)

C. Konsep Redoks Berdasarkan Serah Terima Elektron

Pada reaksi Na(s) + S(s) Na2S(s) tidak melibatkan gas oksigen, maka

konsep redoks berdasarkan pengikatan dan pelepasan oksigen tidak dapat

digunakan. Konsep redoks berkembang, bukan lagi pengikatan dan pelepasan

oksigen tetapi pengikatan dan pelepasan elektron.

Oksidasi adalah pelepasan elektron

Reduksi adalah penerimaan elektron

Reaksi oksidasi adalah reaksi pelepasan elektron. Contohnya pada

pembentukan ion Mg2+

.

Mg(s) Mg2+

(aq) + 2e-

Sebaliknya reaksi pengikatan elektron disebut reaksi reduksi. Contohnya

pada pembentukan ion Cl–.

Cl2(s) + 2e-

2Cl-(aq)

Pelepasan dan penangkapan elektron terjadi secara simultan, artinya jika

suatu spesi melepas elektron berarti ada spesi lain yang menyerapnya. Hal itu

berarti bahwa setiap oksidasi disertai reduksi. Reaksi yang melibatkan oksidasi

dan reduksi disebut reaksi redoks. Reaksi natrium dengan sulfur di atas terdiri dari

2 setengah reaksi berikut.

Reaksi oksidasi : Mg(s) Mg2+

(aq) + 2e–

Reaksi reduksi : Cl2(s) + 2e–

2Cl–(aq)

Reaksi redoks : Mg(s) + Cl2(s) Mg2+

(aq) + Cl-(aq)

Page 138: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

121

D. Konsep Redoks Berdasarkan Perubahan Bilangan Oksidasi

Konsep reaksi redoks yang lebih universal yaitu konsep reaksi redoks

berdasarkan perubahan bilangan oksidasi. Reaksi redoks yang sukar dijelaskan

dengan konsep oksigen dan konsep elektron dapat dengan mudah dijelaskan

menggunakan konsep perubahan bilangan oksidasi.

Oksidasi adalah pertambahan bilangan oksidasi

Reduksi adalah penurunan bilangan oksidasi

Pada reaksi:

Zn + CuSO4 ZnSO4 + Cu

B.O Zn=0 B.O Cu= +2 B.O Zn= +2 B.O Cu=0

oksidasi

reduksi

Setelah melepas 2 elektron bilangan oksidasi seng (Zn) naik dari 0 menjadi

+2 (oksidasi), tembaga (Cu) setelah menangkap 2 elektron bilangan oksidasinya

turun dari +2 menjadi 0 (reduksi).

V. MODEL DAN METODE PEMBELAJARAN

1. Model : Model pembelajaran TPS (Think Pair Share) melalui

snowball throwing.

2. Metode : Ceramah, tanya jawab, diskusi

VI. KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR

Kegiatan Waktu

1. Kegiatan Awal

a) Guru memberikan apersepsi dengan

menunjukkan contoh reaksi redoks

dalam kehidupan sehari-hari.

5 menit

Page 139: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

122

Contoh: reaksi yang terjadi pada

kembang api

a) Guru mengkondisikan kelas sesuai

dengan model pembelajaran TPS (Think

Pair Share).

b) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran.

3 menit

2 menit

2. Kegiatan inti

Eksplorasi

a) Guru menjelaskan

tentangperkembangan konsep redoks.

b) Setiap kelompok diberi tugas untuk

mendiskusikan kembali konsep redoks

dengan model pembelajaran TPS

(Think Pair Share).

Elaborasi

Melalui pendekatan snowball throwing

bimbingan antarteman, setiap kelompok

mencoba untuk menyelesaikan soal

yang di dalam kertas dari kelompok

lain. Guru membantu jika dalam

kelompok tersebut tidak ada yang bisa

memecahkan soal.

Konfirmasi

Guru bersama dengan siswa mendiskusikan

soal yang telah diberikan.

15 menit

10 menit

20 menit

15 menit

Page 140: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

123

3 Kegiatan Akhir

a) Siswa mengerjakan 4 soal yang

diberikan oleh guru tanpa bantuan

temannya, hasil tes ini sebagai alat ukur

kemampuan siswa memahami materi.

b) Guru bersama dengan siswa

menyimpulkan materi yang telah

dipelajari.

c) Guru menutup pelajaran.

15 menit

3 menit

2 menit

VII. MEDIA DAN SUMBER BELAJAR

1. Media : LCD proyektor

2. Sumber Belajar : Lembar kerja siswa

Purba, Michael. 2004. Kimia untuk SMA Kelas X.

Jakarta : Erlangga.

Sudarmo, Unggul.2004. Kimia untuk SMA Kelas X.

Jakarta : Erlangga.

VIII. PENILAIAN

Penilaian siswa di ambil dari :

Aspek yang dinilai:

2. Ranah Kognitif

Prosedur : Tes tertulis

Jenis Tagihan : Latihan soal

Bentuk tagihan: -

3. Ranah Afektif

Prosedur : Observasi langsung

Page 141: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

124

Jenis Tagihan : -

Bentuk tagihan: Lembar Observasi Aspek Afektif

3. Ranah Psikomotorik

Prosedur : Observasi langsung

Jenis Tagihan : -

Bentuk tagihan: Lembar Observasi Psikomotorik

IX. EVALUASI

Latihan Soal 1 (Diskusi Kelompok)

Petunjuk :

1. Lengkapilah titik-titik tersebut dengan oksidasi atau reduksi!

2. Untuk soal b, d, dan f tentukanlah konsep reaksi redoks yang ada pada

reaksi tersebut!

Contoh :

Reaksi yang disertai dengan pelepasan oksigen. (reaksi reduksi)

C(s) + O2(g) CO2(g) (reaksi oksidasi)

Konsep redoks berdasarkan pengikatan dan pelepasan oksigen

a. Reaksi yang disertai dengan pengikatan oksigen (............................)

b. HgO(s) Hg(l) + O2(g) (............................)

Konsep ............................................

c. Reaksi yang disertai dengan pelepasan elektron (............................)

d. F + e F-

(............................)

Konsep ...........................................

e. Reaksi yang diikuti dengan penambahan bilangan oksidasi

(........................)

Page 142: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

125

f. 2Al + 3H2SO4 Al2(SO4)3 + 3H2

B.O Al=0 B.O H= +1 B.O Al= +3 B.O H=0

............

.............

Konsep .............................................................

Latihan Soal 2 (Tes Individu)

1. Jelaskan reaksi reduksi dan oksidasi ditinjau dari konsep bilangan

oksidasi!

2. Tentukanlah reaksi di bawah ini termasuk reaksi oksidasi atau reduksi!

a. C6H12O6(aq) + 6 O2 CO2(g) + 2 H2O(g)

b. Fe2O3(s) + 3 CO(g) 2 Fe(s) + 3 CO2(g)

3. Reaksi di bawah ini merupakan reaksi redoks pembentukan CaS.

lengkapilah titik-titik di bawah ini!

Reaksi ............ : Ca(s) Ca2+

(aq) + 2e–

Reaksi reduksi : S(s) + ..... ...... (aq)

Reaksi redoks : Ca(s) + S(s) Ca2+

(aq) + S2-

(aq)

4. Jelaskan reaksi reduksi dan oksidasi ditinjau dari konsep pengikatan dan

pelepasan oksigen!

Tugas Rumah

1. Nyatakan apakah proses berikut tergolong oksidasi, reduksi, atau redoks.

Jelaskan berdasarkan konsep yang mendasarinya!

a) 4 Na(s) + O2(g) 2 Na2O(s)

b) 6 CO2(g) + 6 H2O C6H12O6(aq) + 6 O2(g)

c) Zn + Cu2+ Zn

2+ +Cu

d) 2 MnO2(s) + H2O(l) + 2 e- Mn2O3(s) + 2 OH-(aq)

2. Jawablah pertanyaan di bawah ini!

a) Berapakah biloks dari Cl2?

b) Hitunglah biloks H dalam senyawa H2O dan LiH!

Page 143: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

126

c) Hitunglah biloks S dalam senyawa SO42-

!

Kunci Jawaban

Latihan Soal 1 (Diskusi Kelompok)

Petunjuk :

1. Lengkapilah titik-titik tersebut dengan oksidasi atau reduksi!

2. Untuk soal b, d, dan f tentukanlah konsep reaksi redoks yang ada pada

reaksi tersebut!

Contoh :

Reaksi yang disertai dengan pelepasan oksigen. (reaksi reduksi)

C(s) + O2(g) CO2(g) (reaksi oksidasi)

Konsep redoks berdasarkan pengikatan dan pelepasan oksigen

a. Reaksi yang disertai dengan pengikatan oksigen

(oksidasi)

b. HgO(s) Hg(l) + O2(g) (reduksi)

Konsep pelepasan dan pengikatan oksigen

c. Reaksi yang disertai dengan pelepasan elektron

(oksidasi)

d. F + e F-

(reduksi)

Konsep serah terima elektron

e. Reaksi yang diikuti dengan penambahan bilangan oksidasi

(oksidasi)

f. 2Al + 3H2SO4 Al2(SO4)3 + 3H2

B.O Al=0 B.O H= +1 B.O Al= +3 B.O H=0

oksidasi

reduksi

Konsep perubahan biloks

Page 144: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

127

Latihan Soal 2 (Tes Individu)

1. Reduksi adalah reaksi yang disertai dengan penurunan bilangan oksidasi.

Oksidasi adalah reaksi yang disertai dengan penambahan bilangan

oksidasi.

2. Reaksi:

a. C6H12O6(aq) + 6 O2 CO2(g) + 2 H2O(g) (reaksi oksidasi)

b. Fe2O3(s) + 3 CO(g) 2 Fe(s) + 3 CO2(g) (reaksi reduksi)

3. Reaksi di bawah ini merupakan reaksi redoks pembentukan CaS.

lengkapilah titik-titik di bawah ini!

Reaksi oksidasi : Ca(s) Ca2+

(aq) + 2e–

Reaksi reduksi : S(s) + 2e S2-

(aq)

`Reaksi redoks : Na(s) + S(s) CaS(s)

4. Reduksi adalah reaksi yang disertai dengan pelepasan oksigen.

Oksidasi adalah reaksi yang disertai dengan pengikatan oksigen.

Tugas Rumah

1. Penggolongan contoh reaksi berdasarkan konsepnya:

a) 4 Na(s) + O2(g) 2 Na2O(s)

Termasuk reaksi redoks berdasarkan konsep pelepasan dan

pengikatan oksigen. Karena dalam reaksi tersebut melibatkan reaksi

dengan oksigen. Reaksi tersebut dapat pula dikaitkan dengan konsep

kenaikan dan penurunan bilangan oksidasi karena dalam reaksi

tersebut Na mengalami oksidasi (kenaikan bilangan oksidasi) dan O

mengalami reduksi (penurunan bilangan oksidasi).

b) 6 CO2(g) + 6 H2O C6H12O6(aq) +6 O2(g)

Termasuk reaksi redoks berdasarkan konsep pelepasan dan

pengikatan oksigen. Karena dalam reaksi tersebut menghasilkan

produk dengan melepaskan oksigen. Selain itu konsep penurunan

Page 145: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

128

dan kenaikan bilangan oksidasi juga dapat menjelaskan reaksi

tersebut digolongkan reaksi redoks. Bilangan oksidasi C dalam

senyawa CO2 berubah dari +4 menjadi 0 pada senyawa C6H12O6

(bilangan oksidasi 0 pada C6H12O6 merupakan jumlah keseluruhan

bilangan oksidasi dari keenam atom C pada senyawa tersebut). Hal

ini berarti C mengalami reaksi reduksi. Sedangkan O mengalami

oksidasi. Bilangan oksidasi O berubah dari -2 menjadi 0.

c) Zn(s) + Cu2+

(aq) Zn2+

(aq) +Cu(s)

Reaksi tersebut dapat digolongkan reaksi redoks berdasarkan konsep

kenaikan dan penurunan bilangan oksidasi karena dalam reaksi

tersebut Zn mengalami oksidasi (kenaikan bilangan oksidasi) dan Cu

mengalami reduksi (penurunan bilangan oksidasi).

d) 2 MnO2(s) + H2O(l) + 2 e- Mn2O3(s) + 2 OH

-(aq)

Reaksi tersebut dapat digolongkan reaksi reduksi berdasarkan

konsep serah terima elektron dan kenaikan penurunan bilangan

oksidasi karena dalam reaksi tersebut Mn mengalami penurunan

bilangan oksidasi dengan mengikat 2 elektron.

2.

a. 0

b. +1, -1

c. +6

.

Page 146: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

129

Lampiran 8

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

KELAS EKSPERIMEN

Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Atas

Mata Pelajaran : Kimia

Kelas/Semester : X/II

Alokasi Waktu : 2 x 45 menit

Materi Pokok : Larutan Elektrolit dan Konsep Redoks

Standar Kompetensi : Memahami sifat-sifat larutan nonelektrolit

dan elektrolit serta reaksi oksidasi-reduksi

pertemuan ke : II

I. KOMPETENSI DASAR

5.2 Menjelaskan perkembangan konsep reaksi oksidasi reduksi dan hubungannya

dengan tata nama senyawa serta penerapannya.

II. INDIKATOR

1. Menentukan bilangan oksidasi atom dalam senyawa atau ion.

2. Menentukan oksidator dan reduktor dalam reaksi redoks.

III. TUJUAN

1. Siswa dapat menentukan bilangan oksidasi atom dalam senyawa atau ion.

2. Siswa dapat menentukan oksidator dan reduktor dalam reaksi redoks.

3. Siswa dapat membedakan antara reaksi disproporsionasi dengan reaksi

konproporsionasi.

Page 147: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

130

IV. MATERI

A. Bilangan Oksidasi (Biloks)

Bilangan oksidasi atau tingkat oksidasi suatu unsur merupakan bilangan bulat

positif, negatif, dan nol yang diberikan kepada suatu unsur dalam membentuk

senyawa.

Aturan penentuan bilangan oksidasi:

Aturan umum:

1. Bilangan oksidasi atom dalam unsur bebas =0

2. Bilangan oksidasi ion monoatom = muatan ionnya

3. Jumlah bilangan oksidasi atom-atom dalam senyawa netral = 0. sedangkan

jumlah bilangan oksidasi atom dalam ion poliatom = muatan ionnya

Aturan untuk unsur-unsur golongan utama:

1. Bilangan oksidasi Fluorin (F) dalam senyawa = -1

2. Bilangan oksidasi Hidrogen (H) jika berikatan dengan nonlogam= +1 jika

berikatan dengan logam =-1

3. Bilangan oksidasi Oksigen (O) dalam senyawanya =-2 kecuali dalam:

senyawa fluorida(OF2)=+2

peroksida (H2O2, Na2O2)= -1

superoksida (KO2 , CsO2)=-½

4. Bilangan oksidasi logam golongan IA =+1, dan bilangan oksidasi logam

golongan IIA=+2

5. Bilangan oksidasi nonlogam dalam senyawa biner mempunyai bilangan

oksidasi = muatan ionnya.

Aturan bilangan oksidasi logam transisi:

Bilangan oksidasi logam transisi dapat lebih dari 1

B. Oksidator dan Reduktor

Page 148: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

131

Dalam suatu reaksi redoks selalu terjadi reaksi oksidasi sekaligus reaksi

reduksi. Tentu ada zat yang menyebabkan zat lain teroksidasi dan sebaliknya.

Pereduksi (reduktor) adalah zat yang menyebabkan zat lain mengalami reduksi.

Pereduksi (reduktor) itu sendiri mengalami reaksi oksidasi. Pengoksidasi

(oksidator) adalah zat yang menyebabkan zat lain mengalami oksidasi.

Pengoksidasi (oksidator) itu sendiri mengalami reaksi reduksi.

V. MODEL DAN METODE PEMBELAJARAN

1. Model : Model pembelajaran TPS (Think Pair Share)melalui

snowball throwing.

2. Metode : Ceramah, tanya jawab, diskusi

VI. KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR

Kegiatan Waktu

1. Kegiatan Awal

a) Guru memberikan pretest mengenai

penentuan biloks selama 10 menit.

b) Guru mengkondisikan kelas sesuai

dengan model pembelajaran TPS (Think

Pair Share).

c) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran

15 menit

3 menit

2 menit

2. Kegiatan inti

Eksplorasi

a) Guru menerangkan tentang penentuan

bilangan oksidasi atom dalam senyawa

atau ion dan penentuan oksidator dan

reduktor dalam reaksi redoks

b) Setiap kelompok diminta untuk

mendiskusikan penentuan biloks dan

tanya jawab.

15 menit

15 menit

Page 149: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

132

Elaborasi

a) Melalui pendekatan snowball throwing

bimbingan antarteman, setiap siswa

mencoba untuk menyelesaikan soal yang

di dalam kertas dari kelompok lain.

Guru membantu jika dalam kelompok

tersebut tidak ada yang bisa

memecahkan soal.

Konfirmasi

a) Guru memberikan kesempatan kepada

siswa untuk menyampaikan jawaban

maupun menjawab pertanyaan

temannya.

b) Guru memberikan penghargaan kepada

kelompok yang aktif dalam

pembelajaran.

20 menit

10 menit

5 menit

3. Kegiatan Akhir

a) Guru bersama dengan siswa

menyimpulkan materi penentuan

bilangan oksidasi atom dalam senyawa

atau ion dan penentuan oksidator dan

reduktor dalam reaksi redoks yang telah

dipelajari.

b) Guru menutup pelajaran.

5 menit

Page 150: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

133

VII. MEDIA DAN SUMBER BELAJAR

Media : LCD proyektor

Sumber Belajar :

a. Lembar kerja siswa

b. Purba, Michael. 2004. Kimia untuk SMA Kelas X. Jakarta :

Erlangga.

c. Sudarmo, Unggul.2004. Kimia untuk SMA Kelas X. Jakarta:

Erlangga.

VIII. PENILAIAN

Penilaian siswa di ambil dari :

Aspek yang dinilai:

1. Ranah Kognitif

Prosedur : Tes tertulis

Jenis Tagihan : Latihan soal

Bentuk tagihan: -

2. Ranah Afektif

Prosedur : observasi langsung

Jenis Tagihan : -

Bentuk tagihan: Lembar Observasi Aspek Afektif

3. Ranah Psikomotorik

Prosedur : Observasi langsung

Jenis Tagihan : -

Bentuk tagihan: Lembar Observasi Psikomotorik

Page 151: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

134

IX. EVALUASI

Soal

Jawablah pertanyaan di bawah ini!

1. Berapakah biloks dari N2?

2. Hitunglah biloks H dalam senyawa HCl dan LiH!

3. Hitunglah biloks O dalam senyawa H2O, Na2O2, dan KO2!

4. Hitunglah biloks Cr dalam senyawa Cr2O72-

!

5. Pada reaksi berikut:

Cu + 4HNO3→ Cu(NO3)2 + 2NO2 + 2H2O

Bilangan oksidasi Cu berubah dari... menjadi...Berdasarkan reaksi di

atas Cu mengalami...Cu disebut..

Kunci Jawaban

1. 0

2. +1, -1

3. -2, -1, -1/2

4. +6

5. Pada reaksi:

Cu + 4HNO3→ Cu(NO3)2 + 2NO2 + 2 H2O

Berdasarkan reaksi di atas Cu mengalami oksidasidisebut sebagai

reduktor. Bilangan oksidasi Cu berubah dari 0 menjadi +2

Page 152: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

135

Lampiran 9

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

KELAS EKSPERIMEN

Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Atas

Mata Pelajaran : Kimia

Kelas/Semester : X/II

Alokasi Waktu : 2 x 45 menit

Materi Pokok : Larutan Elektrolit dan Konsep Redoks

Standar Kompetensi : Memahami sifat-sifat larutan nonelektrolit

dan elektrolit serta reaksi oksidasi-reduksi

Pertemuan ke : III

I. KOMPETENSI DASAR

3.2 Menjelaskan perkembangan konsep reaksi oksidasi reduksi dan hubungannya

dengan tata nama senyawa serta penerapannya.

II. INDIKATOR

Menentukan oksidator dan reduktor dalam reaksi redoks.

III. TUJUAN

1. Siswa dapat menentukan oksidator dan reduktor dalam reaksi redoks.

2. Siswa dapat membedakan antara reaksi disproporsionasi dengan reaksi

konproporsionasi

Page 153: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

136

IV. ANALISIS MATERI

A. Oksidator dan Reduktor

Dalam suatu reaksi redoks selalu terjadi reaksi oksidasi sekaligus reaksi

reduksi. Tentu ada zat yang menyebabkan zat lain teroksidasi dan sebaliknya.

Pereduksi (reduktor) adalah zat yang menyebabkan zat lain mengalami reduksi.

Pereduksi (reduktor) itu sendiri mengalami reaksi oksidasi. Pengoksidasi

(oksidator) adalah zat yang menyebabkan zat lain mengalami oksidasi.

Pengoksidasi (oksidator) itu sendiri mengalami reaksi reduksi.

B. Reaksi Disproporsionasi dan Reaksi Konproporsionasi

Apabila pereaksi mengalami reaksi oksidasi dan reduksi, maka reaksi ini

disebut reaksi autoredoks/disproporsionasi.

Contoh :

2Na2S2O3 + 4HCl 2S+ 2SO3 + 2H2O + NaCl

Biloks S= +2 biloks S= 0 biloks S = +6

Reduksi

Oksidasi

Reaksi yang merupakan kebalikan dari reaksi autoredoks disebut reaksi

konproporsionasi/anti autoredoks.

Contoh :

2 H2S + SO2 3 S + 2H2O

biloksS= -2 biloksS= +4 biloks S= 0

oksidasireduksi

V. MODEL DAN METODE PEMBELAJARAN

Page 154: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

137

1. Model : Model pembelajaran TPS (Think Pair Share)melaluisnowball

throwing.

2. Metode: Ceramah, tanya jawab, diskusi

VI. KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR

Kegiatan Waktu

1.KegiatanAwal

a) Guru memberikan pretest mengenaipenentuan biloks selama 10 menit

Soal Pretest

1. Pada reaksi berikut:

CuO + H2 → Cu + H2O

Tentukan senyawa yang mengalami oksidasi dan reduksi!

2 Pada reaksi berikut:

Cu + 4HNO3→ Cu(NO3)2 + 2NO2 + 2H2O

Bilangan oksidasi Cu berubah dari... menjadi...Berdasarkan reaksi di atas

Cu mengalami...Cu disebut..

3. Cermati kedua reaksi dibawah ini. Apakah reaksi reaksi tersebut

termasuk reaksi disproporsionasi atau konproporsionasi. Serta

berikan alasannya.

a. I2+ 6OH- → I

-(aq) + IO3

-(aq) + 3 H2O(aq)

b. MnO4 - + Mn

2+ → MnO2

b) Guru mengkondisikan kelas sesuai dengan model pembelajaran TPS

(Think Pair Share).

c) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran

10 menit

3 menit

2 menit

2. Kegiatan inti

Eksplorasi

a) Guru menyampaikan materi tentang penentuan oksidator dan

Page 155: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

138

reduktor dalam reaksi redoks, serta reaksi disproporsionasi.

b) Setiap kelompok diminta untuk mendiskusikanpenentuan oksidator

dan reduktor dalam reaksi redoks, serta reaksi disproporsionasi.

c) Guru bersama dengan siswa mendiskusikan kembali yang telah

dipelajari siswa melalui diskusi dan tanya jawab.

Elaborasi

a) Melalui pendekatan snowball throwing bimbingan antarteman

setiap kelompok mencoba untuk menyelesaikan soal yang telah di

dapat di dalam kertas dari kelompok lain. Guru membantu jika

dalam kelompok tersebut tidak ada yang bisa memecahkan soal.

Konfirmasi

a) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyampaikan

jawaban maupun menjawab pertanyaan temannya.

b) Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang aktif dalam

pembelajaran.

15 menit

2 menit

13 meni

20 menit

15 menit

5menit

2. Kegiatan Akhir

a) Guru bersama dengan siswa menyimpulkan materi yang telah

dipelajari.

b) Guru menutup pelajaran.

5 menit

VII. MEDIA DAN SUMBER BELAJAR

Media : LCD proyektor

Sumber Belajar :

a. Lembar kerja siswa

b. Purba, Michael. 2004. Kimia untuk SMA Kelas X.

Page 156: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

139

Jakarta : Erlangga.

VIII. PENILAIAN

Penilaian siswa di ambil dari :

Aspek yang dinilai:

1. Ranah Kognitif

Prosedur : Tes tertulis

Jenis Tagihan : Latihan soal

Bentuk tagihan: -

2.Ranah Afektif

Prosedur : observasi langsung

Jenis Tagihan : -

Bentuk tagihan: Lembar Observasi Aspek Afektif

3 Ranah Psikomotorik

Prosedur : Observasi langsung

Jenis Tagihan : -

Bentuk tagihan: Lembar Observasi Psikomotorik

IX. EVALUASI

Soal Pretest

1. Pada reaksi berikut:

CuO + H2 → Cu + H2O

Tentukan senyawa yang mengalami oksidasi dan reduksi.

2. Pada reaksi berikut:

Cu + 4HNO3→ Cu(NO3)2 + 2NO2 + 2H2O

Page 157: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

140

Bilangan oksidasi Cu berubah dari... menjadi...Berdasarkan reaksi di

atas Cu mengalami...Cu disebut..

3. Cermati kedua reaksi dibawah ini. Apakah reaksi reaksi tersebut

termasuk reaksi disproporsionasi atau konproporsionasi. Serta berikan

alasannya.

a. I2+ 6OH- → I

-(aq) + IO3

-(aq) + 3 H2O(aq)

b.MnO4 - + Mn

2+ → MnO2

Kunci Jawaban

Soal Pretest

1. CuO + H2 → Cu + H2O

+2 0 0 +1

Reduksi Oksidasi

Yang mengalami reduksi adalah Cu dalam CuO menjadi Cu

Yang mengalami oksidasi adalah H dalam H2 menjadi H2O

2. Pada reaksi:

Cu + 4HNO3→ Cu(NO3)2 + 2NO2 + 2 H2O

Berdasarkan reaksi di atas Cu mengalami oksidasidisebut sebagai

reduktor. Bilangan oksidasi Cu berubah dari 0 menjadi +2

3. Menggolongkan jenis reaksi disproporsionasi atau konproporsionasi

a. I2(aq) + 6 OH-(aq) → I

-(aq) + IO3

-(aq) + 3 H2O(aq)

0 reduksi -1 +5

Bilangan oksidasi I berubah dari 0 menjadi -1 dan +5. Karena reaktan yang

sama mengalami oksidasi dan reduksi menghasilkan 2 produk yang

berbeda maka reaksi tersebut merupakan reaksi disproporsionasi.

Page 158: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

141

b. MnO4 - + Mn

2+ → 2 MnO2

+7 +2 +4

Reduksi Oksidasi

Bilangan oksidasi Mn berubah dari +7 dan +2 menjadi +4. Karena hasil

oksidasi dan reduksi merupakan 1 produk yang sama maka reaksi tersebut

adalah reaksi konproporsionasi.

Page 159: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

142

Lampiran 10

RENCANA PEMBELAJARAN

KELAS EKSPERIMEN

Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Atas

Mata Pelajaran : Kimia

Kelas/Semester : X/II

Alokasi Waktu : 2 x 45 menit

Materi Pokok : Larutan Elektrolit dan Konsep Redoks

Standar Kompetensi : Memahami sifat-sifat larutan nonelektrolit

dan elektrolit serta reaksi oksidasi-reduksi

Pertemuan ke : IV

I. KOMPETENSI DASAR

4.2 Menjelaskan perkembangan konsep reaksi oksidasi reduksi dan hubungannya

dengan tata nama senyawa serta penerapannya.

II. INDIKATOR

1. Memberi nama senyawa menurut IUPAC.

III. TUJUAN

1. Siswa dapat memberi nama senyawa menurut IUPAC.

IV. ANALISIS MATERI

A. TATA NAMA SENYAWA

Pengetahuan tentang bilangan oksidasi digunakan untuk mengklasifikasikan

senyawa, termasuk mengetahui sifat suatu senyawa. Salah satu manfaat bilangan

oksidasi yaitu untuk memberikan nama suatu senyawa yang bisa membentuk

beberapa senyawa dengan unsur lain. Sebagai contoh, besi dapat membentuk dua

Page 160: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

143

macam senyawa dengan oksigen, yaitu FeO dan Fe2O3. Untuk pemberian nama

kedua senyawa tersebut akan mengalami kesulitan apabila tidak memperhatikan

bilangan oksidasi, sebab keduanya merupakan senyawa yang bernama oksida.

Penggolongan jenis anion dan kation sebagai berikut:

Kation Monovalen Nama Kation polivalen Nama

NH4+

Li+

Na+

K+

Rb+

Cs+

Be+

Mg2+

Ca2+

Sr2+

Ba2+

Al3+

Ion ammonium

Ion Litium

Ion Natrium

Ion Kalium

Ion Rubidium

Ion Sesium

Ion Berilium

Ion Magnesium

Ion Kalsium

Ion Stronsium

Ion Barium

Ion Aluminium

Cr2+

Cr3+

Fe2+

Fe3+

Co2+

Co3+

Cu+

Cu2+

Pb2+

Pb4+

Sn2+

Sn4+

Ion kromium (II)

Ion kromium (III)

Ion besi (II)

Ion besi (III)

Ion kobalt (II)

Ion kobalt (III)

Ion tembaga (I)

Ion tembaga (II)

Ion timbal (II)

Ion timbal (IV)

Ion timah (II)

Ion timah (IV)

Anion

Monoatomik Nama Anion Poliatomik Nama

F-

Cl-

Br-

I-

O2-

S2-

Ion flourida

Ion klorida

Ion bromida

Ion iodida

Ion oksida

Ion sulfida

CN-

OH-

CO32-

NO2-

NO3-

SO32-

SO42-

PO33-

PO43-

Ion sianida

Ion hidroksida

Ion karbonat

Ion nitrit

Ion nitrat

Ion sulfit

Ion sulfat

Ion fosfit

Ion fosfat

Page 161: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

144

AsO33-

AsO43-

SbO33-

SbO43-

ClO-

ClO2-

ClO3-

ClO4-

MnO4-

MnO42-

CrO42-

Cr2O72-

Ion arsenit

Ion arsenat

Ion antimonit

Ion antimonat

Ion hipoklorit

Ion klorit

Ion klorat

Ion perklorat

Ion permanganat

Ion manganat

Ion kromat

Ion dikromat

Aturan Penulisan Rumus Kimia

AxBy Ay+

+ Bx-

2. Aturan Penamaan senyawa biner logam-non logam

Tata nama IUPAC: Menyebutkan ion positif + ion negatif diberi akhiran ida

Beri angka romawi untuk unsur yang memiliki lebih dari satu bilangan

oksidasi.

Contoh:

Na+

+ S2- Na2S = Natrium sulfida

Nama unsur non logam + “ida”

Fe2+

+ 2 Cl- FeCl2 = besi (II) klorida

Page 162: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

145

Nama unsur logam + “ida”

Nama unsur logam + “ida”

Rumus Kimia Nama senyawa

Na2S

MgO

FeCl2

FeCl3

Natrium sulfida

Magnesium oksida

Besi(II) klorida

Besi(III) klorida

3. Senyawa Yang Tersusun Atas Non Logam dan Non Logam

Awalan :

1 = mono 4 = tetra 7 = okta

2 = di 5 = penta 8 = nona

3 = tri 6 = heksa 9 = deka

a. Tata nama IUPAC

Menuliskan awalan unsur nonlogam pertama kemudian menuliskan nama

unsur nonlogam pertama diikuti awalan unsur nonlogam kedua, kemudian

unsur nonlogam kedua ditambahkan akhiran ida.

b. Penamaan berdasarkan sistem stock

Nama nonlogam yang memiliki bilangan oksidasi positif ditulis lebih

dahulu kemudian diikuti bilangan oksidasinya menggunakan angka

romawi dalam kurung kemudian diikuti dengan nama nonlogam yang

memiliki biloks negatif dengan menambahkan akhiran ida.

Rumus kimia Nama senyawa IUPAC Nama Senyawa sistem Stock

N2 O

NO

N2 O3

NO2

N2O5

Dinitrogen monoksida

Nitrogen monoksida

Dinitrogen trioksida

Nitrogen dioksida

Dinitrogen

Nitrogen(I) oksida

Nitrogen(II) oksida

Nitrogen(III) oksida

Nitrogen(IV) oksida

Nitrogen(V) oksida

Page 163: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

146

PCl3

PCl5

pentaoksida

Fosfor triklorida

Fosfor pentaklorida

Fosfor(III) klorida

Fosfor(V) klorida

4. Senyawa poliatom

Senyawa poliatom dibentuk oleh lebih dari dua atom yang berbeda. Cara

penamaan nama kation disebutkan lebih dahulu kemudian diikuti nama anion.

Jika kation mempunyai lebih dari satu bilangan oksidasi, beri angka romawi

setelah nama kation. Contoh :

Fe3+

+ PO43- FePO4 (besi (III) fospat)

Rumus kimia Nama senyawa

Mn(SO3)2

PbSO4

Cr(ClO4)3

Mangan(IV) sulfit

Timbal(II) sulfat

Kromium(III) perklorat

V. MODEL DAN METODE PEMBELAJARAN

1. Model : Model pembelajaran TPS (Think Pair Share)melalui

snowball throwing.

2. Metode : Ceramah, tanya jawab, diskusi

VI. KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR

Kegiatan Waktu

1 Kegiatan Awal

a) Guru mengkondisikan kelas sesuai

dengan model pembelajaran TPS (Think

3 menit

Page 164: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

147

Pair Share.

b) Guru menyampaikan tujuan

pembelajaran.

2 menit

2 Kegiatan inti

Eksplorasi

a) Guru menjelaskan mengenai tata cara

pemberian nama menurut IUPAC.

b) Guru menyediakan kartu anion dan

kation bagi setiap kelompok. Setiap

individu dalam kelompok diminta untuk

menuliskan 5 senyawa disertai nama

IUPAC senyawa tersebut. Senyawa yang

ditulis tidak boleh sama dengan teman

sekelompoknya.

c) Setiap individu dalam kelompok diminta

untuk saling mengecek jawaban

temannya. Guru membantu jika ada

kesulitan.

Elaborasi

a) Melalui pendekatan snowball throwing

bimbingan antarteman, setiap siswa

mencoba untuk menyelesaikan soal yang

di dalam kertas dari kelompok lain. Guru

membantu jika dalam kelompok tersebut

tidak ada yang bisa memecahkan soal.

Konfirmasi

15 menit

20 menit

15 menit

20 menit

Page 165: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

148

a) Guru memberikan kesempatan kepada

kelompok/siswa untuk menyampaikan

jawaban maupun menjawab pertanyaan

temannya.

b) Guru memberikan penghargaan kepada

kelompok yang aktif dalam

pembelajaran.

10 menit

2 menit

3 Kegiatan Akhir

a) Guru bersama dengan siswa

menyimpulkan materi yang telah

dipelajari.

b) Guru menutup pelajaran

4 menit

VII. MEDIA DAN SUMBER BELAJAR

Media : LKS

Sumber Belajar :

a. Lembar kerja siswa

b. Purba, Michael. 2004. Kimia untuk SMA Kelas X. Jakarta : Erlangga.

c. Sudarmo, Unggul.2004. Kimia untuk SMA Kelas X. Jakarta: Erlangga.

VIII. PENILAIAN

Aspek yang dinilai:

1. Ranah Kognitif

Prosedur : Tes tertulis

Jenis Tagihan : Latihan soal

Bentuk tagihan: -

2. Ranah Afektif

Prosedur : observasi langsung

Jenis Tagihan : -

Bentuk tagihan: Lembar Observasi Aspek Afektif

3. Ranah Psikomotorik

Prosedur : observasi langsung

Jenis Tagihan : -

Page 166: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

149

Bentuk tagihan: Lembar observasi aspek psikomotorik

IX. EVALUASI

Latihan Soal (Diskusi)

1. Berilah nama IUPAC untuk senyawa berikut!

a) HNO2

b) K2CrO7

c) AlBr3

d) HF

e) HClO4

2. Tuliskan rumus kimia dari senyawa berikut!

a) Besi(III) oksida

b) Natrium fosfat

c) Dikloro heptaoksida

d) Kalium kromat

e) Asam sulfit

kunci jawaban

1. Berilah nama IUPAC untuk senyawa berikut!

a) Asam nitrit

b) Kalium dikromat

c) Aluminium bromida

d) Hidrogen fluorida

e) Asam perklorat

2. Tuliskan rumus kimia dari senyawa berikut!

Page 167: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

150

a) Fe2O3

b) Na3PO4

c) Cl2O7

d) K2CrO4

e) H2SO3

Page 168: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

151

Lampiran 11

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

KELAS EKSPERIMEN

Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Atas

Mata Pelajaran : Kimia

Kelas/Semester : X/II

Alokasi Waktu : 2 x 45 menit

Materi Pokok : Larutan Elektrolit dan Konsep Redoks

Standar Kompetensi : Memahami sifat-sifat larutan nonelektrolit

dan elektrolit serta reaksi oksidasi-reduksi

Pertemuan ke : V

I. KOMPETENSI DASAR

3.2 Menjelaskan perkembangan konsep reaksi oksidasi reduksi dan hubungannya dengan tata

nama senyawa serta penerapannya.

II. INDIKATOR

Menjelaskan aplikasi konsep redoks dalam memecahkan masalah lingkungan.

III. TUJUAN

Siswa dapat menjelaskan aplikasi konsep redoks dalam memecahkan masalah lingkungan.

IV. MATERI

A. Aplikasi Reaksi Redoks

1. Baterai biasa atau Sel kering

Baterai biasa disebut juga sebagai sel kering sel leclanche dibuat dari wadah seng yang

berfungsi sebagai anoda (elekktroda negatif) dan batang grafit/karbon sebagai katoda (elektroda

Page 169: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

152

positif). Sebagai elektrolit digunakan campuran berbentuk pasta yang terdiri atas MnO2, NH4Cl,

dan air.

Reaksi yang berlangsung di setiap elektroda sebagai berikut:

Anoda : Zn (s) Zn2+

(aq) + 2 e-

Katoda : 2 MnO2 (s) + 2 NH4+

(aq) Mn2O3 (s) + 2 NH3 (aq) + H2O (l)

2. Sel aki (accumulator)

Aki disebut juga sebagai sel timbal (sel Pb) karena terdiri atas rangkaian lempeng timbal.

Sel ini dapat diisi ulang (distrum) dengan arus listrik. Sebagai anoda digunakan Pb dan sebagai

katoda digunakan lempeng PbO2. Adapun elektrolit yang digunakan H2SO4 30%.

Reaksi sel yang berlangsung di kedua elektrodanya sebagai berikut:

Anoda : Pb (s) Pb2+

(aq) + 2 e-

Katoda : PbO2 (s) + 4 H+

(aq) + 2 e- Pb

2+ (aq) + 2 H2O (l)

Pb(s) + PbO2(s) + 4 H+

(aq) 2 Pb2+

(aq) + 2 H2O(l)

3. Pengolahan air kotor

Pengolahan air limbah dengan menggunakan lumpur aktif pertama kali dikembangkan di

Inggris. Dinamakan lumpur aktif karena melibatkan produksi mikroorganisme yang merupakan

biomassa aktif untuk mereduksi limbah organik secara aerob (membutuhkan oksigen).

Pada bagian berikut dibahas mengenai tahap pengolahan limbah dengan cara lumpur aktif

(activated sludge process). Dengan bantuan mikroorganisme, bahan organik (C, O, H, N, S, dan

P) dioksidasi secara enzimatis menjadi CO2, H2O, NO3-, SO4

2-, PO4

3-. Mikroorganisme dapat

digunakan untuk membentuk lumpur aktif diantaranya:

a) Bakteri : Alcaligenes, Flavobacterium, dan Pseudomonas.

b) Jamur : Vorticella, Opercularia, dan Paramecium.

Proses pengolahan air limbah dengan lumpur aktif meliputi beberapa tahap sebagai berikut:

1. Pengambilan/penambahan lumpur aktif ke dalam tangki aerasi.

Page 170: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

153

2. Proses aerasi campuran lumpur aktif dan air limbah.

3. Pengadukan untuk membantu kontak antara mikroorganisme dari lumpur aktif

denganbahan organik.

4. Proses sedimentasi (pengendapan) untuk memisahkan lumpur aktif dan air bersih.

5 Diperoleh lumpur aktif yang dikembalikan ke proses awal. Lumpur aktif yang berlebih

dapat dibuang atau digunakan lagi.

Pengolahan limbah menggunakan lumpur aktif, dimanfaatkan untuk mengolah limbah

yang tercemar agar menghasilkan air jernih yang dimanfaatkan sehari-hari.

V. MODEL DAN METODE PENDEKATAN

1. Model : Model pembelajaran TPS (Think Pair Share) melalui snowball throwing.

2. Metode: Ceramah, tanya jawab, diskusi

VI. KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR

Kegiatan Waktu

1 Kegiatan Awal

a. Guru mengkondisikan kelas sesuai

dengan model pembelajaran TPS (Think

Pair Share.

b. Guru menyampaikan tujuan

pembelajaran.

3 menit

2 menit

2 Kegiatan inti

Eksplorasi

Siswa mendengarkan penjelasan

mengenai aplikasi redoks dalam

memecahkan persoalan lingkungan.

Elaborasi

a) Melalui pendekatan snowball throwing

bimbingan antarteman, setiap 2

kelompok diminta untuk membahas

aplikasi redoks yang tertulis di dalam

kartu.

b) 8 kelompok dengan aplikasi yang

berbeda diminta untuk presentasi di

depan kelas.

Konfirmasi

10 menit

20 menit

10 menit

Page 171: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

154

a) Setiap kelompok diminta untuk

membahas tema yang mereka peroleh di

depan kelas. Guru membantu jika siswa

tidak bisa menjawab pertanyaan.

b) Guru memberikan penghargaan kepada

kelompok yang aktif dalam

pembelajaran.

20 menit

10 menit

3Kegiatan Akhir

a. Guru bersama dengan siswa

menyimpulkan materi yang telah

dipelajari.

b. Guru memberikan tugas rumah.

c. Guru menutup pelajaran.

5 menit

3 menit

2 menit

VII. MEDIA DAN SUMBER BELAJAR

Media : LCD proyektor

Sumber Belajar :

a. Lembar kerja siswa

b. Purba, Michael. 2004. Kimia untuk SMA Kelas X. Jakarta : Erlangga.

c. Sudarmo, Unggul.2004. Kimia untuk SMA Kelas X. Jakarta: Erlangga.

VIII. PENILAIAN

Aspek yang dinilai:

1. Ranah Kognitif

Prosedur : Tes tertulis

Jenis Tagihan : Latihan soal

Bentuk tagihan: -

2. Ranah Afektif

Prosedur : Observasi langsung

Jenis Tagihan : Presentasi kelompok

Bentuk tagihan: Lembar Observasi Aspek Afektif

3. Ranah Psikomotorik

Page 172: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

155

Prosedur : observasi langsung

Jenis Tagihan : Presentasi hasil diskusi kelompok

Bentuk tagihan: Lembar observasi aspek psikomotorik

IX. EVALUASI

Lembar Diskusi

Lembar diskusi ini berjumlah 4 lembar. 1 lembar diskusi di gunakan untuk 2 kelompok.

Lembar diskusi ini berisi aplikasi redoks dalam kehidupan sehari-hari.

Diskusikan dengan anggota kelompokmu.

Jawablah pertanyaan yang ada di dalam kartu!

Reaksi Redoks pada Baterai

Biasa atau Sel Kering

Reduksi :

Oksidasi :

Merupakan aplikasi redoks dengan konsep

..........................................................

.............................................................................................................................

..

Kegunaan :

...............................................................................................................................

...............................................................................................................................

...............................................................................................................................

Page 173: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

156

Reaksi Redoks pada Aki

(Accumulator)

Reduksi :

Oksidasi :

Merupakan aplikasi redoks dengan konsep ..........................................................

...............................................................................................................................

...............................................................................................................................

Kegunaan :

...............................................................................................................................

.........................................................................................................................................

.....................................................................................................................

...............................................................................................................................

Reaksi Redoks pada Pengolahan

Limbah dengan Lumpur Aktif

Reduksi :

Oksidasi :

Merupakan aplikasi redoks dengan konsep ..........................................................

......................................................................................................................................

........................................................................................................................

Kegunaan :

...............................................................................................................................

......................................................................................................................................

........................................................................................................................

...............................................................................................................................

Page 174: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

157

Tugas Rumah

1. Jelaskan proses korosi yang terjadi pada logam! Sebutkan langkah-langkah untuk

mencegah proses korosi pada besi!

2. Beberapa buah-buahan dan sayuran bisa berubah warna menjadi kecoklatan jika dipotong.

Berdasarkan konsep redoks jelaskan mengapa hal itu bisa terjadi! Sebutkan cara yang dapat

dilakukan untuk mencegahnya.

Reaksi Fotosintesis

Reduksi :

Oksidasi :

Merupakan aplikasi redoks dengan konsep ..........................................................

..................................................................................................................................

............................................................................................................................

Kegunaan :

...............................................................................................................................

.............................................................................................................................................

.................................................................................................................

...............................................................................................................................

Page 175: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

158

Kunci Jawaban Kartu Diskusi

Reaksi Redoks pada Baterai

Biasa atau Sel Kering

Oksidasi : Zn (s) Zn2+

(aq) + 2 e-

Reduksi : 2 MnO2 (s) + 2 NH4+

(aq) Mn2O3 (s) + 2 NH3 (aq) + H2O (l)

Merupakan aplikasi redoks dengan konsep:

3. Serah terima elektron

4. Kenaikan dan penurunan B.O

Kegunaan:

Baterai banyak digunakan sebagai sumber energi. Misalnya mainan, senter,

jam dinding dan lain-lain.

Page 176: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

159

Reaksi Redoks pada Pengolahan Limbah

dengan Lumpur Aktif

Oksidasi :bahan organik (C, O, H, N, S, dan P) dioksidasi menjadi CO2, H2O, NO3-

, SO42-

, PO43-

Merupakan aplikasi redoks dengan konsep:

1. Reaksi dengan oksigen

2. Kenaikan dan penurunan B.O

Kegunaan :

Pengolahan limbah dg lumpur aktif digunakan untuk menghasilkan air jernih dari

limbah cair.

Reaksi Redoks pada Aki

(Accumulator)

Oksidasi :Pb (s) Pb

2+ (aq) + 2 e

-

Reduksi :PbO2 (s) + 4 H+

(aq) + 2 e- Pb

2+ (aq) + 2 H2O (l)

Merupakan aplikasi redoks dengan konsep:

1. Serah terima elektron

2. Kenaikan dan penurunan B.O Kegunaan aplikasi:

Penggunaan aki pada umumnya adalah digunakan sebagai sumber energi pada

kendaraan bermotor, mobil alat setrum ikan dll.

Page 177: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

160

Kunci Jawaban Tugas Rumah

1. Mudah tidaknya logam berkarat tergantung dari keaktifan logam itu, Makin aktif

logam makin mudah berkarat. Akan tetapi, beberapa logam seperti seng dan

aluminium yang sebenarnya lebih aktif daripada besi, ternyata tahan karat (lebih awet).

Pada peristiwa perkaratan (korosi), logam mengalami oksidasi,

Sedangkan oksigen mengalami reduksi. Misalnya saja pada peristiwa perkaratan besi.

Rumus kimia dari karat besi adalah Fe2O3.xH2O => berwarna coklat-merah.

Reaksi yang terjadi pada perkaratan besi:

Oksidasi : Fe(s)→ Fe2+

(aq) +2 e

Reduksi : O2(g) + 2 H2O(l) + 4 e → 4 OH-

Reaksi Fotosintesis

6CO2 + 6H2O C6H12O6

Merupakan aplikasi redoks dengan konsep:

1. Reaksi dengan oksigen

2. Kenaikan dan penurunan B.O

Kegunaan aplikasi:

Daun dan batang tanaman digunakan untuk memproduksi glukosa.

Page 178: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

161

Ion besi (II) yang terbentuk pada anoda selanjutnya teroksidasi membentuk ion besi (III)

yang kemudian membentuk senyawa oksida terhidrasi Fe2O3.xH2O, yaitu karat besi. Cara

pencegahan korosi dapat dilakukan dengan:

a. Logam perlu dilapisi cat atau minyak

b. Logam dilapisi dengan logam yang kurang mulia (logam pelindung). Logam

pelindung ini akan teroksidasi terlebih dulu. Contoh logam pelindung besi

adalah Zn, Al, dan Mg.

c. Pembuatan aliasi. Paduan logam menyebabkan logam tahan terhadap karat.

Contohnya stainless steel (larutan padat dari Fe, Cr, dan Ni)

d. Logam disimpan di tempat yang lebih kering dan bersih, tidak lembab, apalagi

terendam air.

2. Sayur-sayuran dan buah-buahan pada kulit umumnya mengandung enzim PPO

(polyphenol Oxsidase). Pencoklatan pada buah apel dan buah lain setelah dikupas

disebabkan oleh pengaruh aktivitas enzim Polyphenol Oxidase (PPO), yang dengan

bantuan oksigen akan mengubah gugus monophenol menjadi O-hidroksi phenol, yang

selanjutnya diubah lagi menjadi O-kuinon. Gugus O-kuinon inilah yang membentuk

warna coklat. Karena teroksidasi, buah dan sayuran akan berwarna coklat dan lebih

cepat busuk. Untuk mencegah buah-buah dan sayur teroksidasi dapat dilakukan dengan

cara membungkus buah dan sayuran segar dalam plastik kedap udara agar terhindar dari

kontak langsung dengan udara bebas sehingga sayuran akan lebih tahan lama. Selain itu

dapat dilakukan pula dengan menghambat cara kerja enzim PPO yaitu dengan

pemanasan dan pengasaman agar aktifitas enzim tersebut terhambat. Caranya adalah

dengan merendam buah atau sayur dalam air panas kemudian dilumuri / direndam

dalam larutan asam.

Page 179: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

162

Lampiran 12

Lembar Kerja Siswa

KONSEP REDOKS

Nama :

No. Absen :

Kelas :

Page 180: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

163

KONSEP REDOKS

A. Reaksi Oksidasi–Reduksi

Reaksi kimia tidak pernah lepas dari berbagai fenomena alam yang ada di sekitar kita. Sebagai contoh, keberadaan oksigen dalam udara sesungguhnya merupakan lingkaran proses kimia yang dilakukan oleh tumbuhan dan manusia dengan bantuan matahari. Tumbuhan memanfaatkan CO2 yang dibuang manusia untuk proses fotosintesis dengan bantuan sinar matahari. Proses fotosintesis tersebut menghasilkan O2 yang dihirup oleh manusia. Manusia mengeluarkan CO2 dan dimanfaatkan oleh tumbuhan, begitu seterusnya membentuk sebuah siklus. Selain yang bersifat alamiah, reaksi oksidasi dan reduksi juga terjadi dalam berbagai industri yang menghasilkan bahan-bahan yang dimanfaatkan manusia. Industri pelapisan logam adalah salah satu contoh industri yang memanfaatkan prinsip reaksi redoks. 1. Perkembangan Konsep Reaksi Redoks

Pengetahuan manusia mengenai reaksi redoks senantiasa berkembang. Perkembangan konsep reaksi redoks menghasilkan dua konsep, klasik dan modern. Awalnya, reaksi redoks dipandang sebagai hasil dari perpindahan atom oksigen dan hidrogen. Oksidasi merupakan proses terjadinya penangkapan oksigen oleh suatu zat. Sementara itu reduksi adalah proses terjadinya pelepasan oksigen oleh suatu zat. Oksidasi juga diartikan sebagai suatu proses

terjadinya pelepasan hidrogen oleh suatu zat dan reduksi adalah suatu proses terjadinya penangkap hidrogen. Oleh karena itu, teori klasik mengatakan bahwa oksidasi adalah proses penangkapan oksigen dan kehilangan hidrogen. Di sisi lain, reduksi adalah proses kehilangan oksigen dan penangkapan hidrogen. Seiring dilakukannya berbagai percobaan, konsep redoks juga mengalami perkembangan. Muncullah teori yang lebih modern yang hingga saat ini masih dipakai. Dalam teori ini disebutkan bahwa: a. Oksidasi adalah proses yang menyebabkan hilangnya satu atau lebih elektron

dari dalam zat. Zat yang mengalami oksidasi menjadi lebih positif. b. Reduksi adalah proses yang menyebabkan diperolehnya satu atau lebih

elektron oleh suatu zat. Zat yang mengalami reduksi akan menjadi lebih negatif.

Page 181: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

164

Teori ini masih dipakai hingga saat ini. Jadi proses oksidasi dan reduksi tidak hanya dilihat dari penangkapan oksigen dan hidrogen, melainkan dipandang sebagai proses perpindahan elektron dari zat yang satu ke zat yang lain.

2. Bilangan Oksidasi Dalam reaksi oksidasi reduksi modern, keberadaan bilangan oksidasi yang

dimiliki suatu zat sangat penting. Bilangan oksidasi adalah muatan listrik yang seakan-akan dimiliki oleh unsur dalam suatu senyawa atau ion. Aturan penentuan bilangan oksidasi sebagai berikut: a. Unsur bebas, memiliki bilangan oksidasi = 0 Contoh: H2, Br2, memiliki bilangan oksidasi = 0

b. Oksigen Dalam senyawa, oksigen memiliki bilangan oksidasi = –2, kecuali: a. Dalam peroksida (H2O2) bilangan oksidasi O = –1 b. Dalam superoksida (H2O4) bilangan oksidasi O =-1/ 2 c. Dalam OF2 bilangan oksidasi O = +2 c. Hidrogen Dalam senyawa, bilangan oksidasi H = +1 Contoh: dalam H2O, bilangan oksidasi H = 1 Dalam hibrida, bilangan oksidasi H = –1 d. Unsur golongan IA Dalam senyawa, bilangan oksidasi unsur golongan IA = +1 Contoh: Na, K memiliki bilangan oksidasi = +1 e. Unsur golongan IIA Dalam senyawa, bilangan oksidasi unsur golongan IIA = +2 Contoh: Ba, Mg, memiliki bilangan oksidasi = +2

f. Bilangan oksidasi molekul = 0

g. Bilangan oksidasi ion = muatan ion Contoh: Al3+ memiliki bilangan oksidasi = +3 h. Unsur Halogen F bilangan oksidasi = 0, -1 Cl bilangan oksidasi = 0, -1, +1, +3, +5, +7 Br bilangan oksidasi = 0, -1, +1, +5, +7 I bilangan oksidasi = 0, -1, +1, +5, +7

Page 182: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

165

3. Reaksi Redoks Ditinjau dari Perubahan Bilangan Oksidasi Berdasarkan pengertian bilangan oksidasi dan aturan penentuan bilangan

oksidasi, konsep reaksi redoks dapat dijelaskan sebagai berikut. a. Reaksi oksidasi adalah reaksi yang menaikkan bilangan oksidasi. Zat yang

mengalami oksidasi merupakan reduktor. Contoh: Fe(s) → F2+ (aq) + 2e– 0 +2 Zn(s) → Zn2+(aq)+ 2e– 0+2

b. Reaksi reduksi adalah reaksi yang menurunkan bilangan oksidasi. Zat yang mengalami reduksi merupakan oksidator. Contoh: I2(g) + 2e-→ 2I-(aq) 0 -1 Cu2+ (g) + 2e– → Cu(s) +2 0 Catatan: a. Jumlah muatan di kanan dan kiri harus sama. b. Jika dalam suatu reaksi tidak terjadi perubahan bilangan oksidasi, reaksi

tersebut bukan reaksi redoks. TUGAS MANDIRI Jawablah pertanyaan beikut!

1. Pengertian Reaksi Oksidasi dan reduksi

a. Jelaskan pengertian oksidasi dan reduksi berdasarkan:

i. Konsep pengikatan/ pelepasan oksigen

Oksidasi:.........................................................................................................

Reduksi:..........................................................................................................

ii. Konsep serah terima elektron

Oksidasi: ......................................................................................................

Reduksi: ........................................................................................................

iii. Konsep perubahan bilangan Oksidasi

Oksidasi: .......................................................................................................

Page 183: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

166

Reduksi: .........................................................................................................

2. Tentukan Oksidator dan reduktor pada reaksi berikut:

a. Reaksi oksidasi

4Fe(s) + 3O2(g) 2Fe2O3(s)

Reduksi / Oksidator:........................................................

b. Reaksi reduksi

CuO(s)+ H2(g) Cu(s) + H2O(g)

Oksidasi / Reduktor:........................................................

c. Ag2O(s) + C(s) 2Ag(s) + CO(g)

Reduksi / Oksidator : ………………………………….

Oksidasi / Reduktor : …………………………………..

d. CuO(s) + H2(g) Cu(s) + H2O(g)

Reduksi / Oksidator : ………………………………….

Oksidasi / Reduktor : …………………………………..

3. Tentukan Oksidator dan reduktor pada reaksi berikut:

a. Ca + S Ca2++ S2-

Reaksi Oksidasi : Ca … + 2e-

Pengikatan/oksigen

Sumber oksigen pada reaksi oksidasi disebut oksidator

Zat yang menarik oksigen pada reaksi reduksi disebut reduktor

Serah terima elektron

Oksidator: menangkap elektron, mengalami reduksi

Reduktor: melepas elektron, mengalami oksidasi

Page 184: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

167

Reaksi Reduksi : … + 2e- S2-

Oksidator : …………..

Reduktor : …………..

b. 2 Ag + Cl2 2 AgCl

Reaksi Oksidasi : … 2Ag+ + …

Reaksi Reduksi : … + 2e- Cl2

Oksidator : ……

Reduktor : ……

c. 2H+ + O2- H2O

Reaksi Oksidasi :… … + …

Reaksi Reduksi : … + … …

Oksidator : ……

Reduktor : ……

d. 2Na(s) + Cl2(g) 2NaCl(aq)

Reaksi Oksidasi :… … + …

Reaksi Reduksi : … + … …

Oksidator : .............

Reduktor : ..........

Perubahan Bilangan Oksidasi

Oksidasi: pertambahan bilangan oksidasi

Reduksi: penurunan bilangan oksidasi

Oksidator: mengalami reduksi

Page 185: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

168

Soal:

4. Tentukan Oksidator dan Reduktor reaksi berikut:

a. N2(g) + 3H2(g) 2NH3(g)

.......................................................................

Oksidator : ...............

Reduktor : ...............

b. 2Na(s) + H2(g) 2NaH(s)

.............................................................................

Oksidator :................

Reduktor :................

c. Na + H2O NaOH + H2

.............................................................................

Oksidator :................

Reduktor :................

d. SiCl4 + 2Mg Si + 2MgCl2

.............................................................................

Oksidator :................

Reduktor :................

Belajar di rumah

1. Jelaskan pengertian reaksi oksidasi dan reduksi ditinjau dari pengikatan dan pelepasan

okigen!

2. Jelaskan pengertian reaksi oksidasi dan reduksi ditinjau dari pengikatan dan pelepasan

electron!

3. Jelaskan pengertian reaksi oksidasi dan reduksi ditinjau dari perubahan bilangan

oksidasi!

4. Jelaskan yang dimaksud dengan bilangan oksidasi!

5. Tentukan oksidator dan reduktor serta hasil oksidasi dan reduksi dari reaksi berikut ini!

a. C2H4(g) + 3O2(g) 2CO2(g) + 2H2O(l)

b. 4 Al3+(aq) + 6 O2-(aq) 4 Al(s) + 3 O2(g)

Page 186: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

169

c. 2 Fe2O3 + 3 C 4 Fe + 3 CO2

Page 187: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

170

4. T atanama Senyawa Berdasarkan Bilangan Oksidasi

Tata nama senyawa berdasarkan bilangan oksidasi memiliki ketentuan sebagai berikut. a. Senyawa biner tersusun atas dua macam unsur, baik logam dan nonlogam

maupun kedua unsur-unsurnya nonlogam, nama logam didahulukan diikuti senyawa nonlogam yang diberi akhiran –ida.

Contoh: NaCl : natrium klorida MgO : magnesium oksida Al2S3 : aluminium sulfida K2S : kalium sulfida b. Senyawa biner yang mengandung unsur yang memiliki lebih dari satu

bilangan oksidasi maka bilangan oksidasi unsur tersebut ditulis dengan menggunakan angka romawi dalam tanda kurung di belakang nama unsurnya. FeO : besi(II) oksida Fe2O3 : besi(III) oksida SnCl2 : timah(II) klorida SnCl4 : timah(IV) klorida

c. Senyawa ionik diberi nama dengan cara menyebutkan nama kation diikuti nama anion. Jika anion terdiri dari beberapa atom dan mengandung unsur yang memiliki lebih dari satu macam bilangan oksidasi, nama anion tersebut diberi imbuhan hipo-it, -it, -at, atau per-atsesuai dengan jumlah bilangan oksidasi. Contoh: Na2CO3 : natrium karbonat KCrO4 : kalium kromat K2Cr2O7 : kalium dikromat HClO : asam hipoklorit (bilangan oksidasi Cl=+1) HClO2 : asam klorit (bilangan oksidasi Cl=+3) HClO3 : asam klorat (bilangan oksidasi Cl=+5) HClO4 : asam perklorat (bilangan oksidasi Cl=+7)

Page 188: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

171

Soal Latihan:

1. Tuliskan nama IUPAC senyawa-senyawa berikut:

a. SnO

b. Cu2O

c. Al2(SO4)3

d. HgCl2

e. MgO

f. Cl2O3

g. P2O5

h. SO2

i. SO3

j. Fe2S

2. Tuliskan rumus kimia dari nama senyawa di bawah in:

a. Tembaga (II) sulfat

b. Karbon dioksida

c. Raksa (II) klorida

d. Natrium fosfat

Page 189: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

172

5. Penerapan Reaksi Redoks Konsep reaksi redoks banyak digunakan dalam proses industri.

Beberapa industri yang sering menggunakan reaksi redoks di antaranya sebagai berikut. a. Industri pelapisan logam

Industri pelapisan logam adalah industri pelapisan logam dengan unsur-unsur lain yang meningkatkan kualitas logam tersebut. Sebagai contoh pelapisan besi dengan seng atau krom untuk menjaga besi dari perkaratan, melapisi tembaga dengan emas. b. Industri pengolahan logam

Bijih-bijih logam umumnya terdapat dalam bentuk senyawa oksida, sulfida, dan karbonat. Bijih-bijih sulfida dan karbonat diubah terlebih dahulu menjadi oksida melalui pemanggangan. Setelah itu bijih oksida direduksi menjadi logam. Contoh: Besi diperoleh dengan cara mereduksi bijih besi Fe2O3 dengan reduktor kokas (C) dalam tanur tinggi. C akan teroksidasi menjadi CO dan CO akan mereduksi Fe2O3 menjadi Fe. 2C + O2→ 2CO Fe2O3 + 3CO → 2Fe + 3CO2 c. Industri aki dan baterai Aki dan baterai merupakan sumber energi listrik searah yang bekerja menggunakan prinsip reaksi redoks. Reaksi yang terjadi pada aki: Pb(s) + PbO2(s)+ 4H+

(aq)+ 2SO42-

(aq)→ 2PbSO4(s)+ 2H2O(l ) Reaksi yang terjadi pada baterai: Zn(s)+ 2MnO2(s)+2NH4

+(aq)→ Zn2+

(aq)+ Mn2O3(s)+2NH3(aq)+ H2O(l )

Page 190: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

173

Lampiran 13

KISI-KISI SOAL –SOAL UJI COBA

MATERI POKOK REDOKS

Kompetensi Dasar Indikator Jenjang dan penyebaran

C1 C2 C3 C4

1. Menjelaskan

perkembangan konsep

reaksi redoks dan

hubungannya dengan

tatanama senyawa serta

penerapannya

1. Siswa dapat memahami

konsep oksidasi-reduksi

ditinjau dari pelepasan

dan pengikatan oksigen.

2. Siswa dapat memahami

konsep oksidasi-reduksi

ditinjau dari pelepasan

dan pengikatan elektron.

3. Siswa dapat memahami

konsep oksidasi-reduksi

ditinjau dari kenaikan dan

penurunan bilangan

oksidasi.

4. Siswa dapat menentukan

bilangan oksidasi dari

suatu senyawa atau ion.

5. Siswa dapat menentukan

peristiwa oksidasi atau

reduksi dalam suatu

reaksi redoks.

6. Siswa dapat menentukan

senyawa sebagai

oksidator, reduktor, dan

hasil oksidasi.

7. Siswa dapat menentukan

persamaan reaksi yang

1,2

3

29

4,6,7

9

10,13

12

20

22

33

23

5

11

18

19

50

37

38

21

14

30

31

34

35

25

28

39

15

16

47

24,32

36

40

41

8

Page 191: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

174

termasuk reaksi redoks

dan reaksi yang bukan

redoks serta dapat

menjelaskan reaksi

autoredoks

8. Siswa dapat menyebutkan

tatanama senyawa dan

rumus kimia dengan

prinsip bilangan oksidasi.

9. Siswa dapat menyebutkan

contoh reaksi oksidasi-

redusi dalam kehidupan

sehari-hari.

10. Siswa dapat menjelaskan

proses penanganan air

limbah dengan proses

lumpur aktif.

43

44

45

46

17

26

27

42

48

49

Jumlah soal 4 16 16 14

Total prosentasi soal 8% 32% 32% 28%

Page 192: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

175

Lampiran 14

TESSOAL UJICOBA

Mata Pelajaran : Kimia

Materi pokok : Redoks

Kelas/Semester : X/Genap

Petunjuk umum:

1. Berdoalah sebelum mengerjakan

2. Tulislah nama, kelas, dan nomor urut pada lembar jawaban yang tersedia

3. Kerjakan soal yang dianggap mudah terlebih dahulu

4. Kerjakan pada lembar jawaban yang tersedia

5. Sifat closed book

Petunjuk khusus :

Pilihlah satu jawaban yan g paling tepat dengan cara member tanda silang (X) di antara jawaban

a, b, c, d, atau e pada lembar jawaban yang tersedia

1. Diketahui :

1) Kenaikan biloks

2) Penurunan biloks

3) Pelepasan elekron

4) Penangkapan elektron

5) Pengikatan oksigen

6) Pelepasan oksigen

Pernyataan di atas yang benar mengenai reaksi oksidasi adalah...

A. 1, 3, dan 5

B. 1, 3, dan 6

C. 1, 4, dan 6

D. 2, 3, dan 5

E. 2, 4, dan 6

2. Berdasarkan konsep perkembangan reaksi redoks,reaksi reduksi adalah…

A. Penerimaan proton

B. Penangkapan elektron

C. Kenaikan biloks

Page 193: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

176

D. Pengikatan oksigen

E. Pelepasan oksigen

3. Yang dimaksud dengan bilangan oksidasi adalah…

A. Jumlah dari muatan dalam senyawa

B. Jumlah atom dalam senyawa atau ion yang mengalami reaksi redoks

C. Nilai muatan atom dalam suatu molekul atau ion

D. Jumlah muatan dari senyawa yang mengalami redoks

E. Perbandingan antara peningkatan muatan dan penurunan muatan dalam reaksi redoks

4. Dalam ion H2P2O72-

bilangan oksidasi P adalah...

A. +5

B. +2

C. +6

D. +4

E. +3

5. Pemanasan global yang menyebabkan perubahan iklim akhir-akhir ini karena menaiknya

kadar CO2 di udara yang salah satunya dapat disebabkan karena pembakaran gas alam

metana. Persamaan redoksnya : CH4(g) + 2O2(g) → CO2(g) + H2O(g). Dari reaksi tersebut,

senyawa/zat yang mengalami reduksi adalah…

A. CH4

B. CO2

C. H2O

D. O2

E. CH4 dan CO2

6. Pada aturan penentuan bilangan oksidasi, biloks H dalam senyawanya +1 tetapi terdapat

pengecualian. Contoh pengecualian dimana biloks H = -1 terdapat dalam senyawa…

A. HF

B. H2O

C. AlH3

D. H2S

E. LiOH

7. Seperti halnya H, biloks O yang seharusnya -2 juga memiliki pengecualian. Senyawa di

bawah ini yang memiliki bilangan oksidasi O = -1 adalah…

A. F2O

B. H2O2

C. Na2O

D. CaO

E. H2O

8. Diketahui reaksi aliran gas NH3 dalam air sebagai berikut:

NH3(g) + H2O(l) → NH4+

(aq) + OH-(aq)

Berdasarkan reaksi di atas, dapat disimpulkan bahwa…

A. Gas NH3 mengalami oksidasi

B. Gas NH3 mengalami reduksi

C. Pelarutan gasNH3 bukan termasuk reaksi redoks

D. Pelarutan gas NH3 terjadi reaksi autoredoks

E. Air mengalami proses reduksi dan oksidasi karena gas NH3

9. Fluor (F) adalah unsure yang paling elektronegatif dan membutuhkan 1 elektron. Tingkat

oksidasi F dalam senyawa F2O adalah…

Page 194: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

177

A. -2

B. -1

C. 0

D. +1

E. +2

10. Fe memiliki lebih dari 1 bilangan oksidasi. Biloks Fe pada Fe, FeS, Fe2O3 berturut-turut

adalah…

A. 0, +1, +2

B. +2, +3, +6

C. 0, +3, +2

D. +1, +2, +3

E. 0, +2, +3

11. Belerang (S) dengan bilangan oksidasi yang sama terdapat dalam senyawa …

A. SO2, Na2S2O3, NaHSO4

B. H2S, H2SO4, CaSO4

C. Na2S2O3, SO3, Na2S

D. NaHSO4, SO3, H2S2O7

E. Na2S2O3, H2S2O7, H2S

12. Diketahui reaksi sebagai berikut : I2 + 6OH- → I

- + IO3

- + 3H2O

Dari reaksi di atas, bilangan atom I berubah dari…

A. 0 menjadi -1 dan +5

B. 0 menjadi +4 dan -1

C. 0 menjadi +3 dan -1

D. -1 menjadi -1 dan -5

E. -1 menjadi +1 dan +5

13. Reaksi di bawah ini yang mengalami perubahan bilangan oksidasi sebanyak 6 adalah…

A. NO3- → NO

B. SbO43-

→ SbO33-

C. SO4- → SO2

D. S2O3- → S4O6

-

E. ClO3- → Cl

-

14. Pada persamaan reaksi oksidasi-reduksi berikut ini :

Mg(s) + 2HCl(aq) → MgCl2(aq) + H2(g)

Yang bertindak sebagai oksidator adalah…

A. Logam magnesium

B. Asam klorida

C. Magnesium klorida

D. Hydrogen

E. Besi (II) sulfat

15. Diketahui beberapa senyawa:

1. Mo2O3, 2. MgMoO3, 3. Mo2O5, 4. Na2MoO4

Bilangan oksidasi yang dimiliki oleh molibden dalam senyawa di atas berturut-turut adalah…

A. +2, +3, +4, +5

B. +3, +4, +5, +6

C. +2, +3, +4, +6

D. +2, +4 +5, +6

E. +2, +3, +5, +6

16. Pada reaksi redoks berikut akan terjadi ….

4KMnO4(aq) + 6H2SO4(aq) → 2K2SO4(aq) + 4MnSO4(aq) + 5O2(g) + 6H2O(l)

Pernyataan yang benar menurut reaksi di atas adalah...

A. Penurunan bilangan oksidasi Mn dari +7 menjadi +2

B. Penurunan bilangan oksidasi Mn dari +7 menjadi +4

Page 195: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

178

C. kenaikan bilangan oksidasi S dari +4 menjadi +6

D. Penurunan bilangan oksidasi Mn sebanyak 12 satuan

E. Termasuk reaksi autoredoks

17. Di bawah ini yang bukan merupakan contoh peristiwa oksidasi reduksi yang terjadi dalam

kehidupan sehari-hari adalah…

A. Penyepuhan emas

B. Korosi

C. Pengisian aki

D. Reaksi batu baterai

E. Pematrian aluminium

18. Bilangan oksidasi brom tertinggi dalam senyawa dibawah ini adalah…

A. HBrO

B. Br2

C. HBr

D. HBrO3

E. HBrO4

19. Bilangan oksidasi sulfur yang paling rendah terdapat dalam senyawa…

A. SO2

B. S2O3

C. S4O6

D. SO3

E. H2S

20. Pada reaksi berikut : Cl2 + 2KI → 2 KCl + I2

Bilangan oksidasi Cl berubah dari…dan mengalami peristiwa…

A. 0 menjadi +1, reduksi

B. 0 menjadi -1, oksidasi

C. 0 menjadi -1, reduksi

D. -1 menjadi +1,oksidasi

E. -1 menjadi 0, reduksi

21. MnO2 + 4HCl → MnCl2 + Cl2 + H2O

Dari reaksi di atas, peristiwa reduksi terjadi pada

A. HCl menjadi Cl2

B. HCl menjadi MnCl2

C. HCl menjadi H2O

D. MnO2 menjadi MnCl2

E. MnO2 menjadi H2O

22. Diketahui reaksi berikut: 2 AgClO3 → 2AgCl + 3O2

Dari reaksi di atas, khlor mengalami…

A. Penambahan biloks sebanyak 4

B. Penurunan biloks sebanyak 4

C. Penambahan biloks sebanyak 6

D. Penurunan biloks sebanyak 6

E. Penurunan biloks sebanyak 3

23. Diketahui reaksi sebagai berikut:

Cu + 4HNO3→ Cu(NO3)2 + 2NO2 + 2 H2O

Page 196: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

179

Dalam reaksi di atas yang bertindak sebagai reduktor adalah…

A. Cu

B. HNO3

C. Cu(NO3)2

D. NO2

E. H2O

24. Reaksi yang menunjukan adanya sulfur mengalami reduksi terjadi pada…

A. 2S + 3O2 → 2SO3

B. H2S + 3/2 O2 → SO2 + H2O

C. SO3- + NO3

- +2H+ → SO4

- + NO + H2O

D. 2S2O3- + I2 → S4O6

- + 2I

-

E. SO2 + 2H2 → S + 2H2O

25. Diantara reaksi di bawah ini yang tergolong reaksi redoks adalah…

A. ZnCO3 → ZnO + CO2

B. BaCl2 + H2SO4 → BaSO4 + 2HCl

C. Ag+ + Cl

- → AgCl

D. Na+ + Br

-→ NaBr

E. Cu2O + CO → 2Cu + CO2

26. Diantara reaksi di bawah ini yang bukan termasuk dalam reaksi redoks adalah…

A. H2 + Cl2 → 2HCl

B. 2Ag + Cl2 → 2AgCl

C. SnCl2 + I2 + 2HCl → SnCl2 + 2HI

D. Cu2O + CO → 2Cu + CO

E. Cu2O + 2HCl → CuCl2 + H2O

27. Diketahui:

1. ZnCO3 → ZnO + CO2

2. Zn + 2HCl → ZnCl2 + H2

3. BaCl2 + H2SO4 → BaSO4 + 2HCl

4. 2Ag + Cl2 → 2AgCl

Dari reaksi di atas yang termasuk reaksi redoks adalah…

A. 1 dan 3

B. 2 dan 4

C. 1, 2 dan 3

D. 4

E. 1, 2, 3, dan 4

28. Reaksi berikut yang termasuk reaksi redoks adalah…

A. Na2O + H2O → 2NaOH

B. SO3 + H2O → H2SO4

C. CaO + CO2 → CaCO3

D. Cu + 4HNO3 → Cu(NO3)2 + 2NO2 + 2H2O

E. HCl + NH3 → NH4Cl

29. Sifat oksidator dan reduktor dinyatakan sebagai berikut:

1. Mengalami oksidasi 2. Mengalami reduksi

Page 197: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

180

3. Mengalami kenaikan biloks

4. Mengalami penurunan biloks

5. Menarik elektron

6. Melepas electron

Pernyataan yang benar mengenai sifat oksidator adalah…

A. 2, 4, 5

B. 1, 3, 6

C. 1, 3, 5

D. 2, 3, 6

E. 1, 4, 6

30. Diketahui : 2Ag+ + Zn → 2Ag + Zn

2-

Pernyataan yang benar menurut reaksi di atas adalah…

A. Zn sebagai oksidator dan Ag reduktor

B. Zn sebagai oksidator dan Ag+ reduktor

C. Zn sebagai reduktor dan Ag oksidator

D. Zn sebagai reduktor dan Ag+ oksidator

E. Zn2-

sebagai reduktor dan Ag+ oksidator

31. Diantara spesi yang digaris bawahi di bawah ini yang merupakn oksidator adalah…

A. 2Ag+ + Cu → 2Ag + Cu

2+

B. 2I- + Cl2 → I2 + 2Cl

-

C. Sn2+

+ 2Fe3+

→ Sn4+

+ 2Fe2+

D. 5I- + IO3

- + 6H

+ →3I2 + 3H2O

E. Fe + 2H+ → Fe

2+ + H2

32. Reaksi yang menunjukkan atom S mengalami reduksi terjadi pada...

A. 2S(s) + 3O2(g)→ 2SO3(g)

B. H2S(g) + O2(g)→ SO2(g) + H2O(l)

C. SO32-

(aq) + NO3-(aq) + 2H

+→ SO4

2-(aq) + NO(g) + H2O(l)

D. 2KClO3(s) + 3S(s)→ 2KCl(s) + 2SO2(g)

E. SO2(g) + 2H2(g)→ S(s) + 2H2O(l)

33. Diketahui reaksi:

I2(aq) + 6OH- → I

-(aq) + IO3

-(aq) + 3H2O(l)

Bilangan oksidasi I berubah dari...

A. 0 menjadi +5 dan -1

B. 0 menjadi +4 dan -1

C. 0 menjadi +3 dan -1

D. +1 menjadi -5 dan -1

E. -1 menjadi +5 dan +1

34. Di antara spesi di bawah ini yan di garis bawah ysng merupakan oksidator adalah...

A. 2Ag+

(aq)+ Cu(s)→ 2Ag(s) + Cu2+

(aq)

B. 2I-(aq)+ Cl2(g) → I2(aq) + 2Cl

-(aq)

Page 198: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

181

C. Sn2+

(aq) + 2Fe3+

(aq)→Sn4+

(aq) + 2Fe2+

(aq)

D. 5I-(aq)+ IO

3-(aq) + 6H

+(aq)→ 3I2(aq) + 3H2O(l)

E. Fe(s) + 2H+

(aq)→ Fe2+

(aq) + H2(g)

35. CuSO4 + 4KI → 2K2SO4 + I2 + CuI. Zat yang merupakan hasil oksidasi pada reaksi tersebut

adalah...

A. CuSO4

B. KI

C. K2SO4

D. I2

E. CuI

36. Diketahui : 5I- + IO3

- + 6H

+ → 3I2 + 3H2O

1. IO3- berfungsi sebagai oksidator

2. H+berfungsi sebagai reduktor

3. I pada IO3- memiliki bilangan oksidasi +6

4. I- bertindak sebagai pereduksi

Pernyataan yang benar adalah...

A. 2 dan 3

B. 1 dan 4

C. 1 dan 3

D. 3 dan 4

E. 1 dan 2

37. Bilangan okisdasi atom Cr yang sama dengan bilangan oksidasi Mn yang terdapat pada

MnO42-

adalah...

A. CrO

B. CrCl3 C. Cr2O7

2-

D. Cr2(SO4)3

E. Cr(NO3)2

38. Diketahui reaksi:

3MnO42-

+ 4H+→ 2MnO4

- + MnO2 + 2H2O

Bilangan oksidasi Mn berubah dari...

A. -2 menjadi -1 dan 0

B. -2 menjadi -1 dan +4

C. +6 menjadi +7 dan 0

D. +6 menjadi +7dan +4

E. +8 menjadi +7 dan +4

39. Pada reaksi: Cl2 + 2NaOH → NaCl + NaClO + H2O.

Pernyataan yang benar menurut reaksi di atas adalah...

Page 199: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

182

A. Bilangan oksidasi klor dari 0 menjadi +1

B. Bilangan oksidasi klor dari 0 menjadi -1

C. NaOH mengalami reaksi reduksi

D. Cl2 mengalami reaksi disproporsionasi

E. Klor berfungsi mengoksidasi NaOH

40. Diketahui: 2H2S + SO2 →2H2O + 3S

1. Bilangan oksidasi S pada H2S adalah -2

2. Oksigen dalam H2O adalah okisdator

3. H2S adalah reduktor

4. Oksigen dalam H2O adalah reduktor

Pernyataan yang benar adalah...

A. 1, 2. dan 3

B. 1 dan 3

C. 2 dan 4

D. 4

E. 1, 2, 3, dan 4

41. Cu + 4HNO3 → Cu(NO3)2 + 2NO2 + 2H2O

1. Cu sebagai reduktor

2. Cu sebagai pereduksi

3. HNO3 mengalami reduksi

4. NO2 merupakan hasil oksidasi

Pernyataan yang benar adalah...

A. 1 dan 3

B. 2 dan 4

C. 1, 2, dan3

D. 4

E. 1, 2, 3, dan 4

42. 3Br2 + 6NaOH → 5NaBr +NaBrO3 + 3H2O

1. Bilangan okisdasi brom naik dari 0 menjadi +5

2. Bilangan okisdasi brom naik dari 0 menjadi -1

3. Br2 berfungsi sebagai reduktor dan oksidator

4. Merupakan autoredoks

Pernyataan yang benar adalah...

A. 1, 2, dan 3

B. 1 dan 3

C. 2 dan 4

Page 200: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

183

D. 4

E. 1, 2, 3, dan 4

43. Garam adalah senyawa yang mengandung ion logam yang bermutan positif dan ion sisa asam

yang bermuatan negatif. Sebagai contohnya adalah senyawa magnesium klorat yang

mempunyai rumus...

A. Mg(ClO3)2

B. MgClO

C. Mg(ClO2)2

D. Mg(ClO3)3

E. MgClO4

44. Cara pembuatan unsur silikon di bidang industri adalah dengan mereduksi pasir (SiO2)

dengan karbon dengan tanur listrik yang bersuhu 3000 Co. Persamaan redoksnya adalah...

SiO2(s) + 2S(s) → Si(s) + 2CO(g). Nama IUPAC dari senyawa SiO2 dari reaksi di atas yang

paling tepat adalah...

A. Silikon (IV) oksida

B. Silikon (II) oksida

C. Timah (IV) oksida

D. Timah (II) okisda

E. Timbel (II) oksida

45. Rumus kimiia dari besi (III) sulfat adalah...

A. BeSO4

B. Be2(SO4)3

C. FeSO4

D. Fe3(SO4)2

E. Fe2(SO4)3

46. Aktivitas pertanian dengan obat-obatan menyebabkan peningkatan konsentrasi gas metana

(CH4) dan N2O. Penamaan IUPAC dari N2Oyang paling tepat adalah...

A. Nitrogen (I) oksida

B. Nitrogen (II) oksida

C. Nitrogen (III) oksida

D. Nitrogen (IV) oksida

E. Nitrogen (V) oksida

47. Perhatikan reaksi redoks di bawah ini:

Cr2O3 + 2Al → Al2O3 +2Cr

Dari reaksi di atas dapat dikatakan bahwa…

A. Biloks krom turun dari _3 menjadi +2

B. Atom oksigen mengalami oksidasi

C. Logam aluminium adalah reduktor

Page 201: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

184

D. Krom adalah hasil oksidasi

E. Al2O3 adalah hasil reduksi

48. Dalam proses pengolahan air limbah dengan “lumpur aktif” (activated sludge) berikut:

1. Merupakan proses aerobik

2. Terjadi peristiwa oksidasi dengan oksigen

3. Kaya dengan bakteri aerob

4. Terjadi peristiwa reduksi

Pernyataan yang benar adalah…

A. 1, 2, dan 3

B. 1 dan 3

C. 2 dan 4

D. 4

E. 1, 2, 3, dan 4

49. Proses lumpur aktif dalam pengolahan air limbah:

1. Proses penambahan nitrogen

2. Proses penambahan oksigen

3. Proses penekanan bakteri

4. Proses pertumbuhan bakteri

Pernyataan yang benar adalah…

A. 1, 2, dan 3

B. 1 dan 3

C. 2 dan 4

D. 4

E. 1, 2, 3, dan 4

50. Sebagian dari daur Nitrogen di alam adalah sebagai berikut :

(1) N2 NO (2)

(4) NO3- NO2 (3)

Urutan bilangan oksidasi N berturut-berturut adalah ....

Page 202: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

185

A. +1, +2, +3, +6 D. +1, +2, +4, +5

B. 0, +1, +2, +3 E. +1, +3, +5, +6

C. 0, +2, +4, +5

Page 203: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

186

Lampiran 15

Kunci dan Pembahasan Soal Uji Coba

1. A

Pembahasan

Oksidasi adalah reaksi pengikatan atau penggabungan oksigen

Oksidasi adalah reaksi pelepasan elektron

Oksidasi adalah reaksi yang mengalami kenaikan bilangan oksidasi.

2. B

Pembahasan:

Reaksi reduksi adalahpenangkapan elektron

3. C

Pembahasan:

Bilangan oksidasi adalah Nilai muatan atom dalam suatu molekul atau ion

4. A

Pembahasan:

Jumlah bilangan oksidasi ion = muatan ion

(2 x BO H ) + (2 x BO P ) + ( 7 x BO O ) = -2

{ 2 x (+1)} + {2x BO P } + { 7 x (-2) } = -2

(+2) + {2x BO P } + (-14) = -2

{2x BO P } = +10

BO P = +5

5. D

Pembahasan:

Reduksi adalah reaksi yang mengalami penurunan biloks. Pada O2 menjadi H2O mengalami

penurunan biloks dari 0 menjadi -2.

6. C

Pembahasan:

Pada aturan penentuan biloks atom dalam senyawa, biloks H = -1 terjadi pada senyawa

hidrida/berikatan dengan logam.

7. B

Pembahasan:

Biloks O = -1 terjadi pada senyawa peroksida, seperti H2O2.

8. C

Pembahasan:

Reaksi tersebut tidak menunjukkan adanya kenaikan atau penurunan biloks. Jadi, reaksi

tersebut bukan reaksi redoks.

9. B

Pembahasan:

Page 204: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

187

Karena F lebih elektronegatif daripada O maka biloks F = -1.

10. E

Pembahasan:

Biloks Fe = 0 karena unsure bebas.

Biloks Fe pada FeS = +2

BO Fe + BO S = 0

BO Fe + (-2) = 0

BO Fe = +2

Biloks Fe pada Fe2O3 = +3

2 BO Fe + 3 BO O = 0

2 BO Fe + 3 (-2) = 0

BO Fe = +3

11. D

Pembahasan:

Biloks S pada senyawa NaHSO4, SO3, dan H2S2O7 adalah sama yaitu +6.

12. A

Pembahasan:

I2 + 6OH- → I

- + IO3

- + 3H2O

0 -1 +5

13. E

Pembahasan:

Terjadi perubahan biloks Cl pada ClO3– menjadi -5 dan menjadi -1 pada Cl

-.

14. B

Pembahasan:

Oksidator adalah zat yang mengalami reduksi (penurunan biloks). Terjadi perubahan biloks

H pada HCl +1 turun menjadi 0 pada H2.

15. B

a) Mo2O3

+3 -2

+6 -6 = 0

b) MgMoO3

+2 +4 -2

+2 +4 -6 = 0

c) Mo2O5

+5 -2

+10 -10 = 0

Page 205: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

188

d) Na2MoO4

+1 +6 -2

+2 +6 -8 = 0

16. A

Pembahasan:

Terjadi perubahan biloks Mn pada KMnO4 dari +7 menjadi +2 pada MnSO4.

17. E

Pembahasan:

Sudah jelas

18. E

Pembahasan:

Biloks Br pada HBrO, Br2, HBr, HBrO3, HBrO4 berturut-turut adalah +1, 0, -1, +5, +7. Jadi

biloks tertinggi terdapat pada HBrO4.

19. E

Pembahasan:

Biloks S pada SO2, S2O3, S4O6, SO3,H2S berturut-turutadalah +4, +2, +3, +6, -2. Jadi biloks

S terendah terdapat dalam H2S.

20. C

Pembahasan:

Karena terjadi penurunan biloks dari 0 menjadi -1 maka termasuk reaksi reduksi.

21. D

Pembahasan:

Terjadi penurunan biloks pada biloks Mn dalam MnO2 dari +4 menjadi +2 pada MnCl2.

22. D

Pembahasan:

Terjadi penurunan biloks dari +5 menjadi -1 sehingga perubahan biloks yang terjadi

sebanyak 6.

23. A

Pembahasan:

Cu + 4HNO3→ Cu(NO3)2 + 2NO2 + 2 H2O

Berdasarkan reaksi di atas Cu mengalami oksidasidisebut sebagai reduktor. Bilangan

oksidasi Cu berubah dari 0 menjadi +2

24. E

Pembahasan:

Terjadi penurunan biloks S pada reaksi E dari +4 menjadi 0.

25. E

Pembahasan:

Page 206: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

189

Reduksi: Cu2O → CuO

Oksidasi: CO → CO2

26. E

Pembahasan:

Tidak terjadi perubahan biloks.

27. B

Pembahasan:

Pada pernyataan no 2 dan 4 terjadi perubahan biloks.

28. D

Pembahasan:

Terjadi perubahan biloks pada option D.

29. A

Pembahasan:

Oksidator adalah zat yang mengalami reduksi. Jadi, oksidator yang mengalami penurunan

biloks dan menarik elektron.

30. D

Pembahasan:

Zn adalah zat yang mengalami kenaikan biloks sehingga disebut reduktor. Sedangkan Ag+

adalah zat yang mengalami penurunan biloks sehingga disebut oksidator.

31. A

Pembahasan:

Terjadi penurunan biloks dari Ag+ yaitu +1 menjadi 0 pada Ag.

32. E

Pembahasan:

SO2(g) + 2H2(g) → S(s) + 2H2O(l)

+4 0

.

reduksi

33. A

Pembahasan:

I2(aq) + 6OH- → I

-(aq)+ IO3

-(aq) + 3H2O(l)

0 -1 +5

.

34. A

Pembahasan:

Oksidator adalah zat yang mengalami reduksi.

Page 207: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

190

2Ag+

(aq)+ Cu(s) → 2Ag(s) + Cu2+

(aq)

+1 0

reduksi

35. D

Pembahasan:

Karena tejadi kenaikan biloks I pada KI dari -1 menjadi 0 pada I2. Jadi, I2 dikatakan sebagai

zat hasil oksidasi.

36. B

Pembahasan:

Termasuk reasi autoredoks, diman IO3- berfungsi sebagai oksidator karena mengalami

penurunan biloks dari +5 menjadi 0. Sedangkan I- bertindak sebagai pereduksi/reduktor

karena mengalami kenaikan biloks dari -1 menjadi 0.

37. C

Pembahasan:

Karena biloks Mn pada MnO42-

adalah +6. Jadi biloks Cr = +6 pada Cr2O72-

38. D

Pembahasan:

3MnO42-

+ 4H+ → 2MnO4

- + MnO2 + 2H2O

+6 +7 +4

39. D

Pembahasan:

Cl2 berfungsi sebagai oksidator dan reduktor sehingga Cl2 dikatakan mengalami reaksi

disproporsionasi atau reaksi autoredoks.

Page 208: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

191

40. B

Pembahasan:

Reaksi ini termasuk reaksi autoredoks, dimana terjadi kenaikan biloks S pada H2S menjadi S

yaitu dari -2 menjadi 0 dan dari SO2 menjadi S yaitu dari +4 menjadi 0. Jadi H2S bertindak

sebagai reduktor.

41. C

Pambahasan:

Pernyataan 1, 2, 3 benar tetapi 4 salah karena NO2 zat hasil reduksi.

42. E

Pembahasan:

Reaksi ini termasuk reaksi autoredoks, dimana Br2 bertindak sebagai okisdator sekaligus

reduktor. Biloks Br2 berubah dari 0 menjadi +5 dan -1.

43. C

Pembahasan:

Mg2+

+ ClO2 → Mg(ClO2)2

44. A

Pembahasan:

Silikon dalam senyawa tersebut mempunyai biloks +4.

45. E

Pemabahasan:

Fe3+

+ SO4 → Fe2(SO4)3

46. A

Pembahasan:

Dinitrogenmonooksida

47. C

Pembahasan:

Cr2O3 + 2Al → Al2O3 +2Cr

Logam aluminium adalah reduktor

48. A

Pembahasan:

Dalam lumpur aktif terjadi peristiwa oksidasi dengan oksigen. Karena membutuhkan

oksigen sehingga prosesnya berlangsung secara aerob dan akan kaya bakteri aerob.

49. C

Pembahasan:

Dalam lumpur aktif terjadi peristiwa oksidasi dengan oksigen sehingga kadar oksigen akan

meningkat, hal ini juga berpengaruh terhadap proses pertumbuhan bakteri aerob

50. C

Page 209: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

192

Pembahasan:

Biloks N pada N2 yaitu 0

Biloks N pada NO yaitu +2

Biloks N pada NO2 yaitu +4

Biloks N pada NO3- yaitu +5

Page 210: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

193

Lampiran 16

SOAL POST TES

Mata Pelajaran : Kimia

Materi pokok : Redoks

Kelas/Semester : X/Genap

waktu : 75 menit

Petunjuk umum:

1. Berdoalah sebelum mengerjakan

2. Tulislah nama, kelas, dan nomor urut pada lembar jawaban yang tersedia

3. Kerjakan soal yang dianggap mudah terlebih dahulu

4. Kerjakan pada lembar jawaban yang tersedia

5. Sifat closed book

Petunjuk khusus :

Pilihlah satu jawaban yan g paling tepat dengan cara member tanda silang (X) di antara jawaban

a, b, c, d, atau e pada lembar jawaban yang tersedia

1. Diketahui :

1) Kenaikan biloks

2) Penurunan biloks

3) Pelepasan elekron

4) Penangkapan elektron

5) Pengikatan oksigen

6) Pelepasan oksigen

Pernyataan di atas yang benar mengenai reaksi oksidasi adalah...

Page 211: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

194

A. 1, 3, dan 5

B. 1, 3, dan 6

C. 1, 4, dan 6

D. 2, 3, dan 5

E. 2, 4, dan 6

2. Bilangan oksidasi sulfur yang paling rendah terdapat dalam senyawa…

A. SO2

B. S2O3

C. S4O6

D. SO3

E. H2S

3. MnO2 + 4HCl → MnCl2 + Cl2 + H2O

Dari reaksi di atas, peristiwa reduksi terjadi pada

A. HCl menjadi Cl2

B. HCl menjadi MnCl2

C. HCl menjadi H2O

D. MnO2 menjadi MnCl2

E. MnO2 menjadi H2O

4. Diketahui reaksi berikut: 2 AgClO3 → 2AgCl + 3O2

Dari reaksi di atas, khlor mengalami…

A. Penambahan biloks sebanyak 4

B. Penurunan biloks sebanyak 4

C. Penambahan biloks sebanyak 6

D. Penurunan biloks sebanyak 6

E. Penurunan biloks sebanyak 3

5. Diketahui reaksi sebagai berikut:

Cu + 4HNO3→ Cu(NO3)2 + 2NO2 + 2 H2O

Dalam reaksi di atas yang bertindak sebagai reduktor adalah…

A. Cu

B. HNO3

C. Cu(NO3)2

D. NO2

E. H2O

6. Reaksi yang menunjukan adanya sulfur mengalami reduksi terjadi pada…

A. 2S + 3O2 → 2SO3

B. H2S + 3/2 O2 → SO2 + H2O

C. SO3- + NO3

- +2H+ → SO4

- + NO + H2O

D. 2S2O3- + I2 → S4O6

- + 2I

-

E. SO2 + 2H2 → S + 2H2O

Page 212: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

195

7. Diantara reaksi di bawah ini yang tergolong reaksi redoks adalah…

A. ZnCO3 → ZnO + CO2

B. BaCl2 + H2SO4 → BaSO4 + 2HCl

C. Ag+ + Cl

- → AgCl

D. Na+ + Br

-→ NaBr

E. Cu2O + CO → 2Cu + CO2

8. Diantara reaksi di bawah ini yang bukan termasuk dalam reaksi redoks adalah…

A. H2 + Cl2 → 2HCl

B. 2Ag + Cl2 → 2AgCl

C. SnCl2 + I2 + 2HCl → SnCl2 + 2HI

D. Cu2O + CO → 2Cu + CO

E. Cu2O + 2HCl → CuCl2 + H2O

9. Diketahui:

1. ZnCO3 → ZnO + CO2

2. Zn + 2HCl → ZnCl2 + H2

3. BaCl2 + H2SO4 → BaSO4 + 2HCl

4. 2Ag + Cl2 → 2AgCl

Dari reaksi di atas yang termasuk reaksi redoks adalah…

A. 1 dan 3

B. 2 dan 4

C. 1, 2 dan 3

D. 4

E. 1, 2, 3, dan 4

10. Sifat oksidator dan reduktor dinyatakan sebagai berikut:

1. Mengalami oksidasi

2. Mengalami reduksi

3. Mengalami kenaikan biloks

4. Mengalami penurunan biloks

5. Menarik elektron

6. Melepas electron

Pernyataan yang benar mengenai sifat oksidator adalah…

A. 2, 4, 5

B. 1, 3, 6

C. 1, 3, 5

D. 2, 3, 6

E. 1, 4, 6

11. Diketahui : 2Ag+ + Zn → 2Ag + Zn

2-

Pernyataan yang benar menurut reaksi di atas adalah…

A. Zn sebagai oksidator dan Ag reduktor

B. Zn sebagai oksidator dan Ag+ reduktor

C. Zn sebagai reduktor dan Ag oksidator

D. Zn sebagai reduktor dan Ag+ oksidator

Page 213: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

196

E. Zn2-

sebagai reduktor dan Ag+ oksidator

12. Diantara spesi yang digaris bawahi di bawah ini yang merupakn oksidator adalah…

A. 2Ag+ + Cu → 2Ag + Cu

2+

B. 2I- + Cl2 → I2 + 2Cl

-

C. Sn2+

+ 2Fe3+

→ Sn4+

+ 2Fe2+

D. 5I- + IO3

- + 6H

+ →3I2 + 3H2O

E. Fe + 2H+ → Fe

2+ + H2

13. Di antara spesi di bawah ini yan di garis bawah ysng merupakan oksidator adalah...

A. 2Ag+

(aq)+ Cu(s)→ 2Ag(s) + Cu2+

(aq)

B. 2I-(aq)+ Cl2(g) → I2(aq) + 2Cl

-(aq)

C. Sn2+

(aq) + 2Fe3+

(aq)→Sn4+

(aq) + 2Fe2+

(aq)

D. 5I-(aq)+ IO

3-(aq) + 6H

+(aq)→ 3I2(aq) + 3H2O(l)

E. Fe(s) + 2H+

(aq)→ Fe2+

(aq) + H2(g)

14. CuSO4 + 4KI → 2K2SO4 + I2 + CuI. Zat yang merupakan hasil oksidasi pada reaksi tersebut

adalah...

A. CuSO4

B. KI

C. K2SO4

D. I2

E. CuI

15. Bilangan okisdasi atom Cr yang sama dengan bilangan oksidasi Mn yang terdapat pada

MnO42-

adalah...

A. CrO

B. CrCl3

C. Cr2O72-

D. Cr2(SO4)3

E. Cr(NO3)2

16. Diketahui reaksi:

3MnO42-

+ 4H+→ 2MnO4

- + MnO2 + 2H2O

Bilangan oksidasi Mn berubah dari...

A. -2 menjadi -1 dan 0

B. -2 menjadi -1 dan +4

C. +6 menjadi +7 dan 0

D. +6 menjadi +7dan +4

E. +8 menjadi +7 dan +4

17. Pada reaksi: Cl2 + 2NaOH → NaCl + NaClO + H2O.

Pernyataan yang benar menurut reaksi di atas adalah...

A. Bilangan oksidasi klor dari 0 menjadi +1

B. Bilangan oksidasi klor dari 0 menjadi -1

Page 214: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

197

C. NaOH mengalami reaksi reduksi

D. Cl2 mengalami reaksi disproporsionasi

E. Klor berfungsi mengoksidasi NaOH

18. Diketahui: 2H2S + SO2 →2H2O + 3S

1. Bilangan oksidasi S pada H2S adalah -2

2. Oksigen dalam H2O adalah okisdator

3. H2S adalah reduktor

4. Oksigen dalam H2O adalah reduktor

Pernyataan yang benar adalah...

A. 1, 2. dan 3

B. 1 dan 3

C. 2 dan 4

D. 4

E. 1, 2, 3, dan 4

19. Aktivitas pertanian dengan obat-obatan menyebabkan peningkatan konsentrasi gas metana

(CH4) dan N2O. Penamaan IUPAC dari N2Oyang paling tepat adalah...

A. Dinitrogenmonooksida

B. Nitrogen (II) oksida

C. Nitrogen (III) oksida

D. Nitrogen (IV) oksida

E. Nitrogen (V) oksida

20. 3Br2 + 6NaOH → 5NaBr +NaBrO3 + 3H2O

1. Bilangan okisdasi brom naik dari 0 menjadi +5

2. Bilangan okisdasi brom naik dari 0 menjadi -1

3. Br2 berfungsi sebagai reduktor dan oksidator

4. Merupakan autoredoks

Pernyataan yang benar adalah...

A. 1, 2, dan 3

B. 1 dan 3

C. 2 dan 4

D. 4

E. 1, 2, 3, dan 4

21. Garam adalah senyaw yang mengandung ion logam yang bermutan positif dan ion sisa asam

yang bermuatan negatif. Sebagai contohnya adalah senyawa magnesium klorat yang

mempunyai rumus...

A. Mg(ClO3)2

B. MgClO

Page 215: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

198

C. Mg(ClO2)2

D. Mg(ClO3)3

E. MgClO4

22. Cara pembuatan unsur silikon di bidang industri adalah dengan mereduksi pasir (SiO2)

dengan karbon dengan tanur listrik yang bersuhu 3000 Co. Persamaan redoksnya adalah...

SiO2(s) + 2S(s) → Si(s) + 2CO(g). Nama IUPAC dari senyawa SiO2 dari reaksi di atas yang

paling tepat adalah...

A. Silikon (IV) oksida

B. Silikon (II) oksida

C. Timah (IV) oksida

D. Timah (II) okisda

E. Timbel (II) oksida

23. Sifat oksidator dan reduktor dinyatakan sebagai berikut:

1. Mengalami oksidasi

2. Mengalami reduksi

3. Mengalami kenaikan biloks

4. Mengalami penurunan biloks

5. Menarik elektron

6. Melepas electron

Pernyataan yang benar mengenai sifat oksidator adalah…

A. 2, 4, 5

B. 1, 3, 6

C. 1, 3, 5

D. 2, 3, 6

E. 1, 4, 6

24. Diketahui : 2Ag+ + Zn → 2Ag + Zn

2-

Pernyataan yang benar menurut reaksi di atas adalah…

A. Zn sebagai oksidator dan Ag reduktor

B. Zn sebagai oksidator dan Ag+ reduktor

C. Zn sebagai reduktor dan Ag oksidator

D. Zn sebagai reduktor dan Ag+ oksidator

E. Zn2-

sebagai reduktor dan Ag+ oksidator

25. Diantara spesi yang digaris bawahi di bawah ini yang merupakn oksidator adalah…

A. 2Ag+ + Cu → 2Ag + Cu

2+

B. 2I- + Cl2 → I2 + 2Cl

-

C. Sn2+

+ 2Fe3+

→ Sn4+

+ 2Fe2+

D. 5I- + IO3

- + 6H

+ →3I2 + 3H2O

E. Fe + 2H+ → Fe

2+ + H2

26. Di antara spesi di bawah ini yan di garis bawah ysng merupakan oksidator adalah...

A. 2Ag+

(aq)+ Cu(s)→ 2Ag(s) + Cu2+

(aq)

B. 2I-(aq)+ Cl2(g) → I2(aq) + 2Cl

-(aq)

Page 216: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

199

C. Sn2+

(aq) + 2Fe3+

(aq)→Sn4+

(aq) + 2Fe2+

(aq)

D. 5I-(aq)+ IO

3-(aq) + 6H

+(aq)→ 3I2(aq) + 3H2O(l)

E. Fe(s) + 2H+

(aq)→ Fe2+

(aq) + H2(g)

27. CuSO4 + 4KI → 2K2SO4 + I2 + CuI. Zat yang merupakan hasil oksidasi pada reaksi tersebut

adalah...

A. CuSO4

B. KI

C. K2SO4

D. I2

E. CuI

28. Bilangan okisdasi atom Cr yang sama dengan bilangan oksidasi Mn yang terdapat pada

MnO42-

adalah...

A. CrO

B. CrCl3

C. Cr2O72-

D. Cr2(SO4)3

E. Cr(NO3)2

29. Diketahui reaksi:

3MnO42-

+ 4H+→ 2MnO4

- + MnO2 + 2H2O

Bilangan oksidasi Mn berubah dari...

A. -2 menjadi -1 dan 0

B. -2 menjadi -1 dan +4

C. +6 menjadi +7 dan 0

D. +6 menjadi +7dan +4

E. +8 menjadi +7 dan +4

30. Pada reaksi: Cl2 + 2NaOH → NaCl + NaClO + H2O.

Pernyataan yang benar menurut reaksi di atas adalah...

A. Bilangan oksidasi klor dari 0 menjadi +1

B. Bilangan oksidasi klor dari 0 menjadi -1

C. NaOH mengalami reaksi reduksi

D. Cl2 mengalami reaksi disproporsionasi

E. Klor berfungsi mengoksidasi NaOH

31. Diketahui: 2H2S + SO2 →2H2O + 3S

1. Bilangan oksidasi S pada H2S adalah -2

2. Oksigen dalam H2O adalah okisdator

3. H2S adalah reduktor

4. Oksigen dalam H2O adalah reduktor

Pernyataan yang benar adalah...

Page 217: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

200

A. 1, 2. dan 3

B. 1 dan 3

C. 2 dan 4

D. 4

E. 1, 2, 3, dan 4

32. Aktivitas pertanian dengan obat-obatan menyebabkan peningkatan konsentrasi gas metana

(CH4) dan N2O. Penamaan IUPAC dari N2Oyang paling tepat adalah...

A. Dinitrogenmonooksida

B. Nitrogen (II) oksida

C. Nitrogen (III) oksida

D. Nitrogen (IV) oksida

E. Nitrogen (V) oksida

33. 3Br2 + 6NaOH → 5NaBr +NaBrO3 + 3H2O

1. Bilangan okisdasi brom naik dari 0 menjadi +5

2. Bilangan okisdasi brom naik dari 0 menjadi -1

3. Br2 berfungsi sebagai reduktor dan oksidator

4. Merupakan autoredoks

Pernyataan yang benar adalah...

A. 1, 2, dan 3

B. 1 dan 3

C. 2 dan 4

D. 4

E. 1, 2, 3, dan 4

34. Garam adalah senyaw yang mengandung ion logam yang bermutan positif dan ion sisa asam

yang bermuatan negatif. Sebagai contohnya adalah senyawa magnesium klorat yang

mempunyai rumus...

A. Mg(ClO3)2

B. MgClO

C. Mg(ClO2)2

D. Mg(ClO3)3

E. MgClO4

35. Cara pembuatan unsur silikon di bidang industri adalah dengan mereduksi pasir (SiO2)

dengan karbon dengan tanur listrik yang bersuhu 3000 Co. Persamaan redoksnya adalah...

SiO2(s) + 2S(s) → Si(s) + 2CO(g). Nama IUPAC dari senyawa SiO2 dari reaksi di atas yang

paling tepat adalah...

A. Silikon (IV) oksida

B. Silikon (II) oksida

C. Timah (IV) oksida

Page 218: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

201

D. Timah (II) okisda

E. Timbel (II) oksida

Page 219: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

202

Lampiran 17

Kunci dan Pembahasan Post Test

1. A

Pembahasan

Oksidasi adalah reaksi pengikatan atau penggabungan oksigen

Oksidasi adalah reaksi pelepasan elektron

Oksidasi adalah reaksi yang mengalami kenaikan bilangan oksidasi.

2. B

Pembahasan:

Reaksi reduksi adalahpenangkapan elektron

3. C

Pembahasan:

Bilangan oksidasi adalah Nilai muatan atom dalam suatu molekul atau ion

4. D

Pembahasan:

Reduksi adalah reaksi yang mengalami penurunan biloks. Pada O2 menjadi H2O

mengalami penurunan biloks dari 0 menjadi -2.

5. C

Pembahasan:

Pada aturan penentuan biloks atom dalam senyawa, biloks H = -1 terjadi pada senyawa

hidrida/berikatan dengan logam.

6. B

Pembahasan:

Biloks O = -1 terjadi pada senyawa peroksida, seperti H2O2.

7. C

Pembahasan:

Reaksi tersebut tidak menunjukkan adanya kenaikan atau penurunan biloks. Jadi, reaksi

tersebut bukan reaksi redoks.

8. E

Pembahasan:

Biloks Fe = 0 karena unsure bebas.

Biloks Fe pada FeS = +2

BO Fe + BO S = 0

BO Fe + (-2) = 0

BO Fe = +2

Biloks Fe pada Fe2O3 = +3

2 BO Fe + 3 BO O = 0

2 BO Fe + 3 (-2) = 0

Page 220: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

203

BO Fe = +3

9. D

Pembahasan:

Biloks S pada senyawa NaHSO4, SO3, dan H2S2O7 adalah sama yaitu +6.

10. A

Pembahasan:

I2 + 6OH- → I

- + IO3

- + 3H2O

0 -1 +5

11. E

Pembahasan:

Terjadi perubahan biloks Cl pada ClO3– menjadi -5 dan menjadi -1 pada Cl

-.

12. B

Pembahasan:

Oksidator adalah zat yang mengalami reduksi (penurunan biloks). Terjadi perubahan

biloks H pada HCl +1 turun menjadi 0 pada H2.

13. B

a) Mo2O3

+3 -2

+6 -6 = 0

b) MgMoO3

+2 +4 -2

+2 +4 -6 = 0

c) Mo2O5

+5 -2

+10 -10 = 0

d) Na2MoO4

+1 +6 -2

+2 +6 -8 = 0

Page 221: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

204

204

14. E

Pembahasan:

Biloks Br pada HBrO, Br2, HBr, HBrO3, HBrO4 berturut-turut adalah +1,

0, -1, +5, +7. Jadi biloks tertinggi terdapat pada HBrO4.

15. E

Pembahasan:

Biloks S pada SO2, S2O3, S4O6, SO3,H2S berturut-turutadalah +4, +2, +3,

+6, -2. Jadi biloks S terendah terdapat dalam H2S.

16. D

Pembahasan:

Terjadi penurunan biloks pada biloks Mn dalam MnO2 dari +4 menjadi +2

pada MnCl2.

17. D

Pembahasan:

Terjadi penurunan biloks dari +5 menjadi -1 sehingga perubahan biloks

yang terjadi sebanyak 6.

18. A

Pembahasan:

Cu + 4HNO3→ Cu(NO3)2 + 2NO2 + 2 H2O

Berdasarkan reaksi di atas Cu mengalami oksidasidisebut sebagai

reduktor. Bilangan oksidasi Cu berubah dari 0 menjadi +2

19. E

Pembahasan:

Terjadi penurunan biloks S pada reaksi E dari +4 menjadi 0.

20. E

Pembahasan:

Reduksi: Cu2O → CuO

Oksidasi: CO → CO2

21. E

Pembahasan:

Tidak terjadi perubahan biloks.

22. B

Pembahasan:

Pada pernyataan no 2 dan 4 terjadi perubahan biloks.

23. A

Pembahasan:

Oksidator adalah zat yang mengalami reduksi. Jadi, oksidator yang

mengalami penurunan biloks dan menarik elektron.

24. D

Page 222: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

205

Pembahasan:

Zn adalah zat yang mengalami kenaikan biloks sehingga disebut reduktor.

Sedangkan Ag+ adalah zat yang mengalami penurunan biloks sehingga

disebut oksidator.

25. A

Pembahasan:

Terjadi penurunan biloks dari Ag+ yaitu +1 menjadi 0 pada Ag.

26. A

Pembahasan:

Oksidator adalah zat yang mengalami reduksi.

2Ag+

(aq)+ Cu(s) → 2Ag(s) + Cu2+

(aq)

+1 0

reduksi

27. D

Pembahasan:

Karena tejadi kenaikan biloks I pada KI dari -1 menjadi 0 pada I2. Jadi, I2

dikatakan sebagai zat hasil oksidasi.

28. C

Pembahasan:

Karena biloks Mn pada MnO42-

adalah +6. Jadi biloks Cr = +6 pada

Cr2O72-

29. D

Pembahasan:

3MnO42-

+ 4H+ → 2MnO4

- + MnO2 + 2H2O

+6 +7 +4

30. D

Pembahasan:

Cl2 berfungsi sebagai oksidator dan reduktor sehingga Cl2 dikatakan

mengalami reaksi disproporsionasi atau reaksi autoredoks.

31. B

Page 223: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

206

Pembahasan:

Reaksi ini termasuk reaksi autoredoks, dimana terjadi kenaikan biloks S

pada H2S menjadi S yaitu dari -2 menjadi 0 dan dari SO2 menjadi S yaitu

dari +4 menjadi 0. Jadi H2S bertindak sebagai reduktor.

32. A

Pembahasan:

Dinitrogen monooksida

33. E

Pembahasan:

Reaksi ini termasuk reaksi autoredoks, dimana Br2 bertindak sebagai

okisdator sekaligus reduktor. Biloks Br2 berubah dari 0 menjadi +5 dan -1.

34. C

Pembahasan:

Mg2+

+ ClO2 → Mg(ClO2)2

35. A

Pembahasan:

Silikon dalam senyawa tersebut mempunyai biloks +4.

Page 224: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

207

Lampiran 18

PANDUAN OBSERVASI ASPEK AFEKTIF SISWA

Tujuan :

Mengetahui kemampuan afektif siswa pada pembelajaran materi redoks

No Aspek Indikator Skor

1. Perhatian dalam

mengikuti pelajaran

Penuh perhatian dan sering menyampaikan pendapat 5

Perhatian dalam pelajaran, tapi jarang pernah

menyampaikan pendapat 4

Perhatian dalam pelajaran, tapi tidak pernah

menyampaikan pendapat 3

Kurang perhatian dan jarang menyampaikan pendapat 2

Tidak memperhatikan pelajaran 1

2. Keaktifan siswa

dalam mengajukan

pertanyaan

Selalu bertanya saat mengikuti pelajaran 5

Sering bertanya saat mengikuti pelajaran 4

Kadang-kadang bertanya saat mengikuti pelajaran 3

Jarang bertanya saat mengikuti pelajaran 2

Tidak pernah bertanya saat mengikuti pelajaran 1

3. Keaktifan siswa

dalam menjawab

pertanyaan

Selalu menjawab pertanyaan dan jawaban selalu tepat 5

Selalu menjawab pertanyaan dan jawaban kurang

tepat 4

Pernah menjawab pertanyaan dan jawaban tepat 3

Pernah menjawab pertanyaan tapi jawaban kurang

tepat 2

Tidak pernah menjawab pertanyaan 1

4. Tanggung jawab

dalam mengerjakan

tugas

Aktif melaksanakan tugas dari guru dan selesai tepat

waktu 5

Aktif melaksanakan tugas dari guru dan tidak selesai

tepat waktu 4

Page 225: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

208

Kurang aktif melaksanakan tugas dari guru tetapi

selesai tepat waktu 3

Kurang aktif melaksanakan tugas dari guru dan tidak

selesai tepat waktu 2

Tidak aktif melaksanakan tugas dari guru dan tidak

pernah selesai 1

5. Partisipasi/kerja

sama

Dapat berkomunikasi dengan teman dan dapat

memberikan pendapat 5

Dapat berkomunikasi dengan teman dan dapat

bersikap pasif 4

Tidak dapat berkomunikasi dengan teman tapi dapat

memberikan pendapat 3

Tidak dapat berkomunikasi dengan teman dan dapat

bersikap pasif 2

Menggantunkan sepenuhnya pada teman 1

6. Kejujuran Tidak pernah bertanya pada teman sewaktu

mengerjakan tes 5

Pernah bertanya pada teman sewaktu mengerjakan tes 4

Kadang-kadang bertanya pada teman sewaktu

mengerjakan tes 3

Sering bertanya pada teman sewaktu mengerjakan tes 2

Selalu bertanya pada teman sewaktumengerjakan tes

1

7. Kemampuan

menghargai

pendapat teman

Mendengarkan dan memperhatikan pendapat teman 5

Menolak pendapat teman saat teman mengemukakan

pendapat tapi dengan alasan yang rasional 4

Memotong pembicaraan teman saat teman

mengemukakan pendapat 3

Mencela ketika teman menyampaikan pendapat 2

Acuh ketika teman menyampaikan pendapat 1

Page 226: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

209

%Skor x 100%

8. Kehadiran Tidak pernah membolos dan selalu hadir tepat waktu 5

Tidak pernah membolos dan pernah hadir tepat waktu 4

Sering tidak masuk dan hadir tepat waktu 3

Sering tidak masuk dan pernah hadir tidak tepat waktu 2

Sering tidak masuk dan selalu hadir tidak tepat waktu 1

9. Kerja sama dengan

teman dalam

praktikum

Mau membantu sesama anggota kelompok dan

kelompok lain 5

Mau membantu anggota kelompok lain 4

Hanya mau membantu sesama anggota kelompok 3

Tidak mau membantu anggota kelompok lain 2

Tidak mau membantu sesama anggota kelompok 1

10. kelengkapan buku Mempunyai buku catatan, LKS dan lebih dari 1 buku

kimia 5

Mempunyai buku catatan, LKS dan 1 buku kimia 4

Mempunyai buku catatan dan LKS 3

Mempunyai buku catatan saja 2

Tidak mempunyai buku catatan dan LKS 1

Page 227: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

210

Lampiran 19

PANDUAN OBSERVASI ASPEK PSIKOMOTOR SISWA

Tujuan :

Mengetahui kemampuan psikomotor siswa pada percobaan materi Redoks

No Aspek Indikator Skor

1 Mempersiapkan

alat dan bahan

Mempersiapkan alat dan bahan secara

mandiri 5

Ikut mempersiapkan alat dan bahan dengan

bantuan teman 4

Ikut mempersiapkan alat dan bahan dengan

bantuan guru 3

Ikut mempersiapkan alat dan bahan dengan

bantuan teman dan guru 2

Tidak ikut mempersiapkan alat dan bahan 1

2 Keterampilan

menggunakan

alat

Dapat bekerjasama dengan sesama anggota

kelompok dalam merangkai alat sesuai

petunjuk praktikum

5

Kelompok dalam merangkai alat sesuai

petunjuk praktikum, dibantu oleh teman

kelompok lain / guru

4

Pada saat memanaskan gula (pada praktikum

no.2), siswa dapat memanaskan dengan

prosedur yang benar

3

Menggunakan tabung reaksi sesuai dengan

fungsinya 2

Tidak bisa merangakai alat dan tidak

menggunakan alat sesuai fungsinya 1

3 Ketepatan Melakukan praktikum sesuai alur kerja dan 5

Page 228: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

211

melakukan

prosedur

praktikum

selesai tepat waktu

Melakukan praktikum sesuai alur kerja tetapi

tidak selesai tepat waktu 4

Melakukan praktikum tidak sesuai alur kerja

tetapi selesai tepat waktu 3

Melakukan praktikum tidak sesuai alur kerja

dan tidak selesai tepat waktu 2

Tidak melakukan praktikum 1

4 Ketepatan dalam

melakukan

pengamatan

Dapat mengamati dan menjelaskan

perubahan warna yang terjadi pada kertas

kobalt pada ke-2 percobaan

5

Mencatat data pengamatan seperti perubahan

warna yang terjadi pada kertas kobalt dengan

tepat dan lengkap

4

Hanya dapat mengamati perubahan warna

yang terjadi pada kertas kobalt tanpa dapat

menjelaskan

3

Mencatat data pengamatan seperti perubahan

warna yang terjadi pada kertas kobalt dengan

tepat tetapi kurang lengkap

2

Tidak mengamati, mencatat dan menjelaskan

perubahan yang terjadi selama praktikum 1

5 Kebersihan

ruang dan alat

Mencuci tabung reaksi dan spatula, serta

meletakan alat-alat akan dengan rapi pada

tempat semula dan membersihkan meja

praktikum baik sebelum maupun setelah

praktikum

5

Mencuci tabung reaksi dan spatula sebelum

dan setelah digunakan, serta meletakan alat-

alat yang akan digunakan dengan rapi di atas

4

Page 229: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

212

Lampiran 1

meja praktikum tetapi tidak membersihkan

meja praktikum

Mencuci tabung reaksi dan spatula tetapi

tidak meletakan alat-alat yang akan

digunakan dengan rapi di atas meja

praktikum namun membersihkan meja

praktikum baik sebelum maupun setelah

praktikum

3

Tidak mencuci tabung reaksi dan spatula

serta tidak membersihakan meja praktikum

sebelum dan setelah digunakan tetapi

meletakan alat-alat yang digunakan ke tempat

semula

2

Langsung meninggalkan tempat praktikum

tanpa membersihkan alat dan meja praktikum 1

6 Membuat

Laporan

praktikum

Laporan sangat baik dan tepat waktu 5

Laporan baik dan tepat waktu 4

Laporan baik namun tidak tepat waktu 3

Laporan kurang baik tetapi tepat waktu 2

Laporan kurang baik dan tidak tepat waktu 1

Page 230: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

213

Lampiran 20

DATA NILAI MID SEMESTER 2 KELAS X 1- X 5

No. Absen

Kelas

X1 X2 X3 X4 X5

1 74 76 75 75 73

2 72 64 60 75 82

3 42 59 60 80 63

4 84 73 50 70 86

5 72 51 70 50 65

6 71 81 75 65 71

7 57 75 75 55 63

8 59 82 65 80 58

9 65 87 70 80 66

10 66 44 60 75 52

11 79 62 65 70 88

12 83 82 80 70 93

13 70 71 90 80 58

14 78 48 65 70 86

15 70 92 60 60 68

16 78 70 70 60 86

17 50 64 85 60 71

18 68 60 80 70 60

19 75 70 50 50 82

20 75 82 45 70 42

21 54 60 55 45 72

22 65 76 55 60 80

23 73 74 85 70 91

24 56 95 55 45 63

25 58 52 65 55 85

26 70 81 65 65 63

27 63 68 42 40 73

28 63 83 70 40 43

29 73 68 65 90 68

30 74 64 65 85 62

31 64 70 70 45 89

32 92 92 55 55 65

33 45

34 90

Page 231: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

214

Lampiran 21

UJI NORMALITAS DATA NILAI UJIAN MID SEMESTER KELAS X-1

SMA NEGERI 1 TUNJUNGAN BLORA

Hipotesis

H0 :

Data berdistribusi normal

Ha : Data tidak berdistribusi normal

Pengujian Hipotesis:

Rumus yang digunakan:

Kriteria yang digunakan

Ho diterima jika

2<

2tabel

Pengujian Hipotesis

Nilai maksimal

=

90,00 Panjang Kelas

=

8,000

Nilai minimal

=

42,00

Rata-rata ( x )

=

65,53

Rentang

=

48,00 s

=

11,60

Banyak kelas

=

6 n

=

32

Kelas Interval

Batas Kelas

Z untuk batas kls.

Peluang untuk Z

Luas Kls. Untuk Z

Ei Oi (Oi-Ei)²

Ei

42 - 49 41,500 -2,07 0,4809 0,0643 2,0582 2 0,0016

50 - 57 49,500 -1,38 0,4166 0,1609 5,1479 6 0,1410

58 - 65 57,500 -0,69 0,2557 0,2546 8,1473 11 0,9989

66 - 73 65,500 0,00 0,0011 0,2551 8,1618 5 1,2249

74 - 81 73,500 0,69 0,2540 0,1617 5,1756 5 0,0060

82 - 90 81,500 1,38 0,4157 0,0686 2,1957 3 0,2947

90,500 2,15 0,4843

² = 2,3724

Untuk = 5%, dengan dk = 6 - 3 = 3 diperoleh ² tabel =

7,81

2,3724

7,81

Karena ² berada pada daerah penerimaan Ho, maka data tersebut berdistribusi normal

Daerah penerimaan Ho Daerah penolakan Ho

k

1i i

2ii2

E

EO

Page 232: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

215

Lampiran 22

UJI NORMALITAS DATA NILAI UJIAN MID SEMESTER KELAS X-2

SMA NEGERI 1 TUNJUNGAN BLORA

Hipotesis

H0 : Data berdistribusi normal

Ha :

Data tidak berdistribusi normal

Pengujian Hipotesis: Rumus yang digunakan:

Kriteria yang digunakan

Ho diterima jika2<

2tabel

Pengujian Hipotesis Nilai maksimal

=

90,00 Panjang Kelas

=

9,000

Nilai minimal

=

40,00

Rata-rata ( x )

=

64,56

Rentang

=

50,00 s

=

14,27 Banyak kelas

=

6 n

=

34

Kelas Interval Batas Kelas

Z untuk batas kls.

Peluang untuk Z

Luas Kls. Untuk Z

Ei Oi

(Oi-Ei)²

Ei

40 - 48 39,500 -1,76 0,4605 0,0907 3,0828 6 2,7606

49 - 57 48,500 -1,13 0,3698 0,1802 6,1271 5 0,2073

58 - 66 57,500 -0,49 0,1896 0,2437 8,2861 6 0,6307

67 - 75 66,500 0,14 0,0541 0,2243 7,6260 10 0,7390

76 - 84 75,500 0,77 0,2784 0,1405 4,7762 4 0,1261

85 - 93 84,500 1,40 0,4189 0,0599 2,0352 3 0,4574

93,500 2,03 0,4787

² = 4,4638

k

1i i

2ii2

E

EO

Page 233: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

216

Untuk = 5%, dengan dk = 6 - 3 = 3 diperoleh ² tabel =

7,81

4,4638

7,81

Karena ² berada pada daerah penerimaan Ho, maka data tersebut berdistribusi normal

Daerah penerimaan Ho Daerah penolakan Ho

Page 234: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

217

Lampiran 23

UJI NORMALITAS DATA NILAI UJIAN MID SEMESTER KELAS X-3

SMA NEGERI 1 TUNJUNGAN BLORA

Hipotesis

H0 : Data berdistribusi normal

Ha :

Data tidak berdistribusi normal

Pengujian Hipotesis: Rumus yang digunakan:

Kriteria yang digunakan

Ho diterima jika2<

2tabel

Pengujian Hipotesis Nilai maksimal

=

93,00 Panjang Kelas

=

9,000

Nilai minimal

=

42,00

Rata-rata ( x )

=

70,84

Rentang

=

51,00 s

=

13,44 Banyak kelas

=

6 n

=

32

Kelas Interval Batas Kelas

Z untuk batas kls.

Peluang untuk Z

Luas Kls. Untuk Z Ei Oi

(Oi-Ei)²

Ei

42 - 51 41,500 -2,18 0,4855 0,0605 1,9358 3 0,5851

52 - 60 51,500 -1,44 0,4250 0,1457 4,6629 3 0,5930

61 - 69 60,500 -0,77 0,2793 0,2395 7,6632 10 0,7126

70 - 78 69,500 -0,10 0,0398 0,2554 8,1740 5 1,2325

79 - 87 78,500 0,57 0,2156 0,1768 5,6591 7 0,3177

88 - 96 87,500 1,24 0,3925 0,0794 2,5424 4 0,8357

96,500 1,91 0,4719

² = 3,4408

Untuk = 5%, dengan dk = 6 - 3 = 3 diperoleh ² tabel =

7,81

3,4408 7,81

Karena ² berada pada daerah penerimaan Ho, maka data tersebut berdistribusi normal

k

1i i

2ii2

E

EO

Daerah penerimaan Ho

Daerah penolakan Ho

Page 235: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

218

Lampiran 24

UJI NORMALITAS DATA NILAI UJIAN MID SEMESTER KELAS X-4

SMA NEGERI 1 TUNJUNGAN BLORA

Hipotesis

H0 : Data berdistribusi normal

Ha :

Data tidak berdistribusi normal

Pengujian Hipotesis: Rumus yang digunakan:

Kriteria yang digunakan

Ho diterima jika2<

2tabel

Pengujian Hipotesis Nilai maksimal

=

95,00 Panjang Kelas

=

9,000

Nilai minimal

=

44,00

Rata-rata ( x )

=

71,13

Rentang

=

51,00 s

=

12,89 Banyak kelas

=

6 n

=

32

Kelas Interval Batas Kelas

Z untuk batas kls.

Peluang untuk Z

Luas Kls. Untuk Z Ei Oi

(Oi-Ei)²

Ei

44 - 52 43,500 -2,14 0,4839 0,0582 1,8631 4 2,4511

53 - 61 52,500 -1,44 0,4257 0,1534 4,9084 3 0,7420

62 - 70 61,500 -0,75 0,2723 0,2530 8,0956 9 0,1010

71 - 79 70,500 -0,05 0,0193 0,2613 8,3629 6 0,6676

80 - 88 79,500 0,65 0,2420 0,1691 5,4110 7 0,4666

89 - 97 88,500 1,35 0,4111 0,0685 2,1920 3 0,2979

97,500 2,05 0,4796

² = 4,7262

Untuk = 5%, dengan dk = 6 - 3 = 3 diperoleh ² tabel = 7,81

4,7262

7,81

Karena ² berada pada daerah penerimaan Ho, maka data tersebut berdistribusi normal

Daerah penerimaan Ho Daerah penolakan Ho

k

1i i

2ii2

E

EO

Page 236: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

219

Lampiran 25

UJI NORMALITAS DATA NILAI UJIAN MID SEMESTER KELAS X-5

SMA NEGERI 1 TUNJUNGAN BLORA

Hipotesis

H0 : Data berdistribusi normal

Ha :

Data tidak berdistribusi normal

Pengujian Hipotesis: Rumus yang digunakan:

Kriteria yang digunakan

Ho diterima jika2<

2tabel

Pengujian Hipotesis Nilai maksimal

=

92,00 Panjang Kelas

=

9,000

Nilai minimal

=

42,00

Rata-rata ( x )

=

68,53

Rentang

=

50,00 S

=

10,43 Banyak kelas

=

6 N

=

32

Kelas Interval Batas Kelas

Z untuk batas kls.

Peluang untuk Z

Luas Kls. Untuk Z Ei Oi

(Oi-Ei)²

Ei

42 - 50 41,500 -2,59 0,4952 0,0371 1,1885 2 0,5540

51 - 59 50,500 -1,73 0,4581 0,1513 4,8431 5 0,0051

60 - 68 59,500 -0,87 0,3067 0,3055 9,7774 7 0,7889

69 - 77 68,500 0,00 0,0012 0,3063 9,8011 12 0,4933

78 - 86 77,500 0,86 0,3051 0,1525 4,8786 5 0,0030

87 - 95 86,500 1,72 0,4575 0,0376 1,2031 1 0,0343

95,500 2,59 0,4951

² = 1,8787

Untuk = 5%, dengan dk = 6 - 3 = 3 diperoleh ² tabel = 7,81

k

1i i

2ii2

E

EO

Page 237: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

220

1,8787

7,81

Karena ² berada pada daerah penerimaan Ho, maka data tersebut berdistribusi normal

Daerah penerimaan Ho Daerah penolakan Ho

Page 238: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

221

Lampiran 26

32 E-32 42,00 32 K-32 45,00

31 E-31 34,00 31 K-31 31,00

30 E-30 51,00 30 K-30 31,00

29 E-29 66,00 29 K-29 34,00

28 E-28 51,00 28 K-28 57,00

27 E-27 29,00 27 K-27 26,00

34,00

23 E-23 42,00 23 K-23 42,00

26 E-26 42,00 26 K-26 40,00

25 E-25 31,00 25 K-25 34,00

DATA HASIL BELAJAR (PRE TEST) ANTARA KELOMPOK

EKSPERIMEN DAN KONTROL

Kode Nilai

Eksperimen Kontrol

No Kode Nilai No

1 E-01 37,00 1

2 E-02 51,00 2

K-033 E-03 40,00

K-04 37,00

K-01 51,00

K-02 31,00

37,00 4

40,00 3

4 E-04

5 E-05 29,00 5

6 E-06 40,00 6

K-07 57,00

K-08 45,00

K-05 37,00

K-06 40,00

51,00 8

57,00 77 E-07

8 E-08

9 E-09 37,00 9

10 E-10 23,00 10

K-11 34,00

K-12 20,00

K-09 37,00

K-10 23,00

20,00 12

34,00 1111 E-11

12 E-12

13 E-13 31,00 13

14 E-14 45,00 14

K-15 40,00

K-16 23,00

K-13 31,00

K-14 45,00

23,00 16

57,00 1515 E-15

16 E-16

17 E-17 42,00 17

18 E-18 45,00 18

K-19 48,00

K-20 57,00

K-17 42,00

K-18 66,00

57,00 20

34,00 1919 E-19

20 E-20

21 E-21 31,00 21

22 E-22 20,00 22

K-21 31,00

K-22 20,00

= 1269,00

=

= 32

x1 = 39,66

s12 =

n1

= 1229,00

24 E-24 40,00 24 K-24

s1 = 11,482 s2

s22

x2

131,8458

32n2

11,187

125,1522

= 38,41

=

=

Page 239: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

222

Lampiran 27

Hipotesis

Ho : Data berdistribusi normal

Ha : Data tidak berdistribusi normal

Pengujian Hipotesis:Rumus yang digunakan:

Kriteria yang digunakan

Ho diterima jika 2 < 2 tabel

Pengujian Hipotesis

Nilai maksimal = Panjang Kelas =

Nilai minimal = Rata-rata ( x ) =

Rentang = s =

Banyak kelas = n =

-

-

-

-

-

²

Untuk = 5%, dengan dk = 6 - 3 = 3 diperoleh ² tabel =

Karena ² berada pada daerah penerimaan Ho, maka data tersebut berdistribusi normal

1,0947 7,81

7,81

67,50 2,60

= 1,0947

0,4953

0,0022

0,8008 1 0,0495

3

0,4703 0,0250

2,9195

60,00 67,00 59,50 1,89

52,00 59,00 51,50 1,17 0,3791 0,0912

0,2780 9

44,00 51,00 43,50 0,46 6,5128

36,00 43,00 35,50 -0,26 0,1025 0,0012

5 0,3664

9

0,1756 0,2035

0,3240

8,8975

0,3514

3,8174

0,3352 0,2327 7,4466

0,4545 0,1193

5

Ei

Luas Kls.

Untuk ZEi

28,00 35,00 27,50 -0,97

20,00 27,00 19,50 -1,69

UJI NORMALITAS

DATA NILAI HASIL BELAJAR (PRE TEST) KELOMPOK KONTROL

66,00 7,67

Peluang

untuk Z

20,00 38,41

Kelas IntervalBatas

Kelas

Z untuk

batas kls.

46,00 11,19

6 32

Oi(Oi-Ei)²

Daerah Daerah penolakan Ho

k

1i i

2ii2

E

EO

Page 240: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

223

Lampiran 28

Hipotesis

Ho : Data berdistribusi normal

Ha : Data tidak berdistribusi normal

Pengujian Hipotesis:Rumus yang digunakan:

Kriteria yang digunakan

Ho diterima jika 2 < 2 tabel

Pengujian Hipotesis

Nilai maksimal = Panjang Kelas =

Nilai minimal = Rata-rata ( x ) =

Rentang = s =

Banyak kelas = n =

-

-

-

-

-

²

Untuk = 5%, dengan dk = 6 - 3 = 3 diperoleh ² tabel =

Karena ² berada pada daerah penerimaan Ho, maka data tersebut berdistribusi normal

0,7161 7,81

7,81

67,50 2,42

= 0,7161

0,4923

0,070

1,0983 1 0,009

3

0,4580 0,0343

3,4939

60,00 67,00 59,50 1,73

52,00 59,00 51,50 1,03 0,3488 0,1092

0,2724 10

44,00 51,00 43,50 0,33 6,9679

36,00 43,00 35,50 -0,36 0,1413 0,189

4 0,118

8

0,1311 0,2177

0,196

8,7170

0,134

3,3688

0,3551 0,2138 6,8421

0,4604 0,1053

6

Ei

Luas Kls.

Untuk ZEi

28,00 35,00 27,50 -1,06

20,00 27,00 19,50 -1,76

UJI NORMALITAS

DATA NILAI HASIL BELAJAR (PRE TEST) KELOMPOK EKSPERIMEN

66,00 7,67

Peluang

untuk Z

20,00 39,66

Kelas IntervalBatas

Kelas

Z untuk

batas kls.

46,00 11,48

6 32

Oi(Oi-Ei)²

Daerah Daerah penolakan Ho

k

1i i

2ii2

E

EO

Page 241: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

224

Lampiran 29

Hipotesis

Ho : =

Ha : =

Uji Hipotesis

Untuk menguji hipotesis digunakan rumus:

Ho diterima apabila F < F 1/2 (nb-1):(nk-1)

F 1/2 (nb-1):(nk-1)

Dari data diperoleh:

Berdasarkan rumus di atas diperoleh:

Pada = 5% dengan:

dk pembilang = nb - 1 = 32 - 1 = 31

dk penyebut = nk -1 = 32 - 1 = 31

F (0.05)(31:31) =

UJI KESAMAAN DUA VARIANS DATA NILAI HASIL BELAJAR (PRE TEST)

ANTARA KELOMPOK EKSPERIMEN DAN KONTROL

12

12

22

22

Sumber variasiKelompok

EksperimenKelompok Kontrol

Jumlah

n

x

Varians (s2)

32

1269 1229

32

1,82

38,41

125,1522

39,66

131,8458

11,48Standart deviasi (s) 11,19

= 1,0535F =131,85

125,15

Daerah penerimaan Ho

terkecilVarians

terbesarVarians F

Page 242: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

225

1,821,0535

Karena F berada pada daerah penerimaan Ho, maka dapat disimpulkan bahwa kedua

kelompok mempunyai varians yang tidak berbeda.

Daerah penerimaan Ho

Page 243: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

226

Lampiran 30

Hipotesis

Ho : <

Ha : >

Uji Hipotesis

Untuk menguji hipotesis digunakan rumus:

Dimana,

Ho ditolak apabila t > t(1- )(n1+n2-2)

Dari data diperoleh:

Berdasarkan rumus di atas diperoleh:

1 + 1

+ 2

1 1

32 32

UJI PERBEDAAN DUA RATA-RATA DATA NILAI HASIL BELAJAR (AWAL)

ANTARA KELOMPOK EKSPERIMEN DAN KONTROL

Sumber variasiKelompok

EksperimenKelompok Kontrol

1 2

1

Jumlah 1269 1229

2

n 32 32

x 39,66 38,41

Varians (s2) 131,8458 125,1522

Standart deviasi (s) 11,48 11,19

125,15= 11,3357

32s =

32 131,85 32

32

0,441=t =39,66 38,41

11,3357 +

Daerah penerimaan

Ho

21 n

1

n

1 s

xx t 21

2nn

1n1n s

21

222

211 ss

Page 244: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

227

Pada = 5% dengan dk = 32 + 32 - 2 = 62 diperoleh t (0.95)(62) =

1,67

Karena t berada pada daerah penerimaan Ho, maka dapat disimpulkan bahwa

kelompok eksperimen tidak lebih baik daripada kelompok kontrol

1,67

0,44108

Daerah penerimaan

Ho

Page 245: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

228

Lampiran 31

Data Nilai Post-test

Absen

Kelas

X 1 (kontrol) X 2 (eksperimen)

1 77,14 85,71

2 62,85 80

3 68,57 80

4 68,57 82,85

5 60 82,85

6 71,42 60

7 85,71 74,28

8 77,14 82,85

9 82,85 82,85

10 77,14 85,71

11 80 82,85

12 62,85 74,28

13 82,85 82,85

14 80 80

15 80 77,14

16 60 85,71

17 71,42 80

18 80 74,28

19 71,42 77,14

20 77,14 82,85

21 80 85,71

22 77,14 82,85

23 68,57 85,71

24 62,85 82,85

25 68,57 68,57

26 77,14 77,14

27 77,14 80

28 80 82,85

29 80 82,85

30 68,57 85,71

31 68,57 80

32 71,42 82,85

Xrata 73,66 80,35

∑ 2357,04 2571,29

N 32 32

log n 1,51 1,51

Khitung 5,97 5,97

K 6 6

Max 85,71 85,71

Min 60 60

Rentang 25,71 25,71

Panjang 4,309 4,309

5 4

S2 50,953 30,402

S 7,138 5,681

Page 246: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

229

Lampiran 32

Hipotesis

Ho : Data berdistribusi normal

Ha : Data tidak berdistribusi normal

Pengujian Hipotesis:

Kriteria yang digunakan

Rumus yang digunakan:

Ho diterima jika

2<

2tabel

2( )(k-3)

No. Kelas batas

Oi Me(X) S Z-

score

[Z-

score]

Peluang Luas

Kelas Ei

(Oi-

Ei)²

Kelas Interval

kelas

Untuk

Z UntukZ Ei

1 60

- 64 60 2 75,89 7,00

-

2,34 2,34 0,4904 0,0422 1,3503 0,3126

2 65

- 69 65 6 75,89 7,00

-

1,63 1,63 0,4482 0,1288 4,1211 0,8566

3 70

- 74 70 5 75,89 7,00

-

0,91 0,91 0,3194 0,2407 7,7036 0,9488

4 75

- 79 75 5 75,89 7,00

-

0,20 0,20 0,0787 0,1184 3,7885 0,3874

5 80

- 84 80 11 75,89 7,00 0,52 0,52 0,1971 0,1937 6,1981 3,7202

6 85

- 89 85 3 75,89 7,00 1,23 1,23 0,3908 0,0833 2,6671 0,0415

90 75,89 7,00 1,95 1,95 0,4741

32 455 42 -3 7 2 1 25,829

Jumlah 6,2673

Untuk = 5%, dengan dk = 6 - 3 = 3 diperoleh ² tabel = 7,81

Uji Normalitas Data Nilai Post-test

Kelas X - 1 (Kontrol)

Daerah penerimaan Ho

Daerah penolakan

Ho

k

1i i

2ii2

E

EO

Page 247: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

230

6,27

7,81

Karena 2(hitung)<

2 (tabel), maka data tersebut berdistribusi normal

Daerah penerimaan Ho

Daerah penolakan Ho

Page 248: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

231

Lampiran 33

Hipotesis

Ho : Data berdistribusi normal

Ha : Data tidak berdistribusi normal

Pengujian Hipotesis:

Kriteria yang digunakan

Rumus yang digunakan:

Ho diterima jika

2<

2tabel

2( )(k-3)

No. Kelas batas

Oi Me(X) S Z-

score

[Z-

score]

Peluang Luas

Kelas Ei

(Oi-

Ei)²

Kela

s Interval

kelas Untuk Z UntukZ

Ei

1 65

- 68 65 1 80,53 4,89

-

3,28 3,28 0,4995 0,0064 0,1928 3,3794

2 69

- 72 69 0 80,53 4,89

-

2,46 2,46 0,4930 0,0433 1,3003 1,3003

3 73

- 76 73 3 80,53 4,89

-

1,64 1,64 0,4497 0,1546 4,6386 0,5788

4 77

- 80 77 9 80,53 4,89

-

0,82 0,82 0,2951 0,2925 8,7762 0,0057

5 81

- 84 81 13 80,53 4,89

-

0,01 0,01 0,0025 0,2889 8,6667 2,1666

6 85

- 88 85 6 80,53 4,89 0,81 0,81 0,2914 0,1569 4,7079 0,3546

89 80,53 4,89 1,63 1,63 0,4484

32 483 29 -7 9 2 1 28,28

Jumlah 7,7855

Untuk = 5%, dengan dk = 6 - 3 = 3 diperoleh ² tabel = 7,81

7,78

7,81

Karena 2(hitung)<

2 (tabel), maka data tersebut berdistribusi normal

Uji NormalitasData Nilai Post-test

Kelas X - 2 (eksperimen)

Daerah penerimaan Ho Daerah penolakan

Ho

Daerah penerimaan Ho Daerah penolakan

Ho

k

1i i

2ii2

E

EO

Page 249: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

232

Lampiran 34

Uji Ketuntasan Belajar Kelas Kontrol

Hipotesis

Ho : µ < 67 (belum mencapai ketuntasan belajar)

Ha : µ ≥ 67 (sudah mencapai ketuntasan)

Pengujian Hipotesis:

Rumus yang digunakan:

Kriteria yang digunakan

Ha diterima t > t (1-α)(n-1)

Dari data diperoleh :

Sumber Variasi Nilai

Jumlah 2357

n 32

73,66

Varians (s2) 50,953

Standar deviasi (s) 7,138

t =

= 5,28

Untuk α = 5% dengan dk = 31 diperoleh t (1-α)(n-1) = 2,04

t =

Page 250: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

233

Karena t berada

daerah penolakan Ho,maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar kelas kontrol setelah

perlakuan lebih besar sama dengan 67 atau sudah mencapai ketuntasan hasil belajar.

Persentase Ketuntasan Belajar Klasikal Kelas Kontrol

Tuntas jika % ≥ 85%

Tidak tuntas jika % < 85%

% =

=

= 84,38 %

Karena persentase ketuntasan belajar kurang dari 85% maka kelas kontrol belum mencapai

ketuntasan belajar klasikal.

daerah penolakan Ho

2,04

5,28

Daerah penerimaan Ho

Page 251: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

234

Lampiran 35

Uji Ketuntasan Belajar Kelas Eksperimen

Hipotesis

Ho : µ < 67 (belum mencapai ketuntasan belajar)

Ha : µ ≥ 67 (sudah mencapai ketuntasan)

Pengujian Hipotesis:

Rumus yang digunakan:

Kriteria yang digunakan

Ha diterima t > t (1-α)(n-1)

Dari data diperoleh :

Sumber Variasi Nilai

Jumlah 2571

n 32

80,35

Varians (s2) 30,40

Standar deviasi (s) 5,681

t =

= 13,29

Untuk α = 5% dengan dk = 31 diperoleh t (1-α)(n-1) = 2,04

daerah penolakan Ho

2,04

13,29

t =

Daerah penerimaan Ho

Page 252: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

235

Karena t berada daerah penolakan Ho,maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar kelas

kontrol setelah perlakuan lebih besar sama dengan 67 atau sudah mencapai ketuntasan hasil

belajar.

Persentase Ketuntasan Belajar Klasikal Kelas Kontrol

Tuntas jika % ≥ 85%

Tidak tuntas jika % < 85%

% =

=

= 93,75 %

Karena persentase ketuntasan belajar lebih dari 85% maka kelas eksperimen sudah mencapai

ketuntasan belajar klasikal.

Page 253: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

236

Lampiran 36

Uji Kesamaan Dua Varians Data Nilai Post-test

Kelas kontrol dan Eksperimen

Hipotesis

Ho : 1

2 = 22

Ha :

12 ≠ 2

2

Uji Hipotesis

Untuk menguji hipotesis digunakan rumus:

Ho diterima apabila F < F 1/2 (nb-1):(nk-1)

F 1/2 (nb-1):(nk-1)

Dari data diperoleh:

Sumber variasi Kelas X - 1 (Kontrol) Kelas X - 2

(EKSPERIMEN)

Jumlah 2357 2571

N 32 32

73,66 80,35

Varians (s

2) 50,9527 30,4016

Standart deviasi (s) 7,14 5,68

Berdasarkan rumus di atas diperoleh:

F =

50,9527 = 1,68

30,4016

Pada = 5% dengan:

dk pembilang = nb – 1 = 32 – 1 = 31

dk penyebut = nk -1 = 32 – 1 = 31

F (0.025)(29:31) = 2,05

Daerah penerimaan Ho

terkecilVarians

terbesarVarians F

Page 254: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

237

1,68

2,05

Karena F berada pada daerah penerimaan Ho, maka dapat disimpulkan bahwa kedua kelas

mempunyai varians yang sama.

Daerah penerimaan Ho

Page 255: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

238

Lampiran 37

Uji Perbedaan Dua Rata-rata Data Nilai Post-Test

Kelas kontrol dan Eksperimen

Hipotesis

H0 : eksperimen = kontrol

Ha : eksperimen> kontrol

Uji Hipotesis

Untuk menguji hipotesis digunakan rumus:

Dimana

Ho diterima apabila t < t(1- )(n1+n2-2)

Dari data diperoleh:

Sumber variasi

Kelas X - 1

(Kontrol)

Kelas X - 2

(EKSPERIMEN)

Jumlah 2357,04 2571,29 N 32 32 73,66 80,35

Varians (s2) 50,9527 30,4016

Standart deviasi (s) 7,1381 5,6810

Berdasarkan rumus di atas diperoleh:

S = = 6,377867

T =

Daerah penerimaan Ho

21 n

1

n

1 s

xx t 21

2nn

1n1n s

21

2

22

2

11ss

Page 256: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

239

Pada = 5% dengan dk = 32 + 32 - 2 = 62 diperoleh t(0.95)(62) = 1,999

1,999 4,199

Karena t berada pada daerah penolakan Ho, maka dapat disimpulkan nilai rata-rata post-test kelas

eksperimen (X - 2) lebih baik daripada kelas Kontrol (X - 1).

Daerah penerimaan Ho

Daerah penolakan Ho

Page 257: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

240

Lampiran 38

KELOMPOK KELOMPOK

EKSPERIMEN KONTROL

PRE TEST 39,66 38,41

POST TEST 80,35 73,66

standart deviasi 5,68 7,13

Peningkatan nilai 40,69 35,25

% Peningkatan 50,64094586 47,8550095

Kriteria uji <t> : tolak Ho jika ─t1-1/2α < t < t1-1/2α

Kelompok Eksperimen

40,69

6

32

t = 1,27

Pada a = 5% dengan dk = 32 -1 = 31 diperoleh t(0.95)(31) = 2,039513438

-2,039 1,27 2,039

karena berada diantara -t tabel dan t tabel maka t hitung berada di daerah penolakan Ho.

Bisa disimpulkan kelas eksperimen mengalami peningkatan hasil belajar

Kelompok Kontrol

= 35,25

7

32

t = 0,87

-2,039 0,87 2,039

karena thitung berada diantara -ttabel dan ttabel maka thitung berada di daerah penolakan Ho.

bisa disimpulkan kelas kontrol mengalami peningkatan hasil belajar

karena thitung eksperimen > t hitung kontrol maka bisa disimpulkan kelas eksperimen memiliki

peningkatan belajar yang lebih tinggi dari kelas kontrol

=

Kelas X SMAN 1 Tunjungan Blora Tahun 2011/2012

KOMPETENSI YANG BERKAITAN DENGAN REDOKS

UJI t PENINGKATAN RATA-RATA HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA

RATA-RATA

Daerah penerimaan

Ho

Daerah penolakan Ho

Page 258: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

241

Lampiran 39

UJI HIPOTESIS

Rumus

rb =

(Y1 - Y2) pq

uSy

Keterangan

Y1

= Rata-rata hasil belajar kelompok eksperimen

Y2

= Rata-rata hasil belajar kelompok control

Sy

= Simpangan baku dari kedua kelompok

p

= Proporsi pengamatan pada kelompok eksperimen

q

= Proporsi pengamatan pada kelompok kontrol

u

= Tinggi ordinat dari kurva normal baku pada titik z yang memotong bagian

luas normal baku menjadi bagian p dan q

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh:

Y1

= 80,35

Y2

= 73,66

Sy

= 7,24

p

= 0,48

q

= 0,52

z

= 0,04 (diperoleh dari daftar F, Sudjana, 2005: 490)

Dari daftar tinggi ordinat normal baku, dengan Z = 0.02 diperoleh nilai

u

= 0,3986 (diperoleh dari daftar E, Sudjana, 2005: 489)

rb =

(Y1 - Y2) pq

uSy

=

(80,35 - 73,66)0,48

x 0,52

2,8862

= 0,579

Dari hasil perhitungan didapatkan nilai rb = 0.579 dan berdasarkan data Pedoman untuk

memberikan interprestasi terhadap koefisien korelasi biserial (rb) dapat disimpulkan

bahwa penggunaan model pembelajaran kooperatif TPS (Think Pair Share) melalui

snowball throwing berpengaruh tinggi terhadap hasil belajar kimia

Page 259: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

242

Lampiran 40

Hasil Perhitungan Uji Hipotesis

Untuk uji hipotesis besarnya pengaruh treathment terhadap hasil belajar kimia digunakan

rumus koefisien determinasi (KD) yang merupakan kuadrat dari nilai koefisien korelasi

biserial dikalikan 100%.

Rumus

KD = rb2 x 100%

Keterangan :

rb : nilai koefisien korelasi biserial

Dari data hasil analisis pengaruh treathment terhadap hasil belajar kimia diperoleh

rb = 0,579

sehingga KD :

KD = rb2 x 100%

= (0,579)2 x 100%

= 0,3356 x 100%

= 33, 56

Dari hasil perhitungan didapatkan nilai KD = 33.56%, sehingga besarnya pengaruh model

pembelajaran kooperatif TPS (Think Pair Share) melalui snowball throwing terhadap

belajar kimia adalah sebesar 33.56%

Page 260: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

243

Lampiran 41

Rumus:

Keterangan:

: Banyaknya butir soal

: Jumlah dari pq

: Varians total

Kriteria

Apabila r11 > r tabel, maka instrumen tersebut reliabel.

Berdasarkan tabel pada analisis ujicoba diperoleh:

=

=

2

-

50 1 50

q' = - =

untuk p' tersebut diperoleh y' =

p.q x

y' N

1.96 SEr11 = x =

Karena r11 > 1,96 SE r11, maka dapat disimpulkan bahwa instrumen tersebut reliabel

k

Spq

s2

PERHITUNGAN RELIABILITAS

k 50

M 28,7857

Vt =

26974806

= 134,739828

28

r11 =50

1 -28,786 28,79

134,740

= 0,928

p' =806

= 0,72

SEr11 = =0,7196

0,3837

50

= 0,2212,0302

1120

1 0,72 0,280

0,38368

1,96 0,221 0,4336329

0,44920,280=

0,202=

28 2,030

kVt

MM(k

1-k

k r11

Page 261: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

244

Lampiran 42

PERHITUNGAN TINGKAT KESUKARAN SOAL

Rumus

Keterangan:

: Indeks kesukaran

: Jumlah yang benar pada butir soal pada kelompok atas

: Jumlah yang benar pada butir soal pada kelompok bawah

: Banyaknya siswa pada kelompok atas

: Banyaknya siswa pada kelompok bawah

Kriteria

< <

< <

< <

+

=

0

1

1

14 UC-14

13 UC-24

UC-0112 UC-26

UC-18 0

1

4 UC-08

UC-21 0

8

5

0

UC-12 1

9

UC-09

UC-23

1

1

5

7

414 0UC-17

0UC-27

Jumlah

0

UC-10 0

13

12

4

0

1

UC-19 110

6

111

UC-20

11

10 UC-03

6 UC-13

2

Jumlah 14

UC-15

1

1

UC-16

81

UC-28

0,64

12 UC-06

UC-22

3 UC-07 1 3

1

IK =14 4

28

1

UC-04

UC-25

UC-11

UC-05

1,00

0,00 IK

No1 1

No

Kriteria

Sedang

Kode Skor

Kelompok Atas

Sukar

0,70 IK

0,70

Mudah

0

IK

JBA

JBB

JSA

0,30

0,30 IK

JSB

Interval IK

Berdasarkan kriteria, maka soal no 1 mempunyai tingkat kesukaran yang sedang

1

91

7

Berikut ini contoh perhitungan pada butir soal no 1, selanjutnya untuk

butir soal yang lain dihitung dengan cara yang sama, dan diperoleh

seperti pada tabel analisis butir soal.

Kelompok Bawah

SkorKodeUC-02

BA

BA

JSJS

JBJB IK

Page 262: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

245

Lampiran43

Rumus

Keterangan:

: Daya Pembeda

: Jumlah yang benar pada butir soal pada kelompok atas

: Jumlah yang benar pada butir soal pada kelompok bawah

: Banyaknya siswa pada kelompok atas

Kriteria

< <

< <

< <

< <

Perhitungan

Berdasarkan kriteria, maka soal no 1 mempunyai daya pembeda sangat baik

PERHITUNGAN DAYA PEMBEDA SOAL

014 UC-14 1

14

17 UC-17

13 UC-24 1

UC-18 0

UC-01 0

UC-27 0

12 UC-26 1

1211 UC-04 1

13

11

UC-21 0

10 UC-03 1

10

UC-19 1

UC-23 0

UC-12 1

9 UC-25 1

98 UC-11

1

76 UC-13

7 UC-05 8

1

UC-28 0

1

4

1

6

5

UC-15

0

0

3 UC-07 1

3 UC-20 1UC-06

2

0

=

14

Jumlah

0,71

DP =14 4

14

Jumlah 14 4

Jelek0,20

1

UC-10

UC-16

1

1

0,40

0,70

Cukup

Baik

Sangat Baik

1

Kode

Kelompok Atas

No

1,00

UC-22

SkorNoKode

Berikut ini contoh perhitungan pada butir soal no 1, selanjutnya

untuk butir soal yang lain dihitung dengan cara yang sama, dan

diperoleh seperti pada tabel analisis butir soal.

Interval DP Kriteria

DP

DP

Kelompok Bawah

Skor

5 UC-09

1 UC-02

4 UC-08

2

DP

JBA

0,70

DP

JBB

JSA

0,00

DP

0,20

0,40

A

BA

JS

JBJB DP

Page 263: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

246

Lampiran 44

Rumus

Keterangan:

= Rata-rata skor total yang menjawab benar pada butir soal

= Rata-rata skor total

= Standart deviasi skor total

= Proporsi siswa yang menjawab benar pada setiap butir soal

= Proporsi siswa yang menjawab salah pada setiap butir soal

Kriteria

Apabila t hitung > t tabel, maka butir soal valid.

Perhitungan

Kode

UC-02

UC-06

UC-07

UC-08

UC-09

UC-13

UC-05

UC-11

UC-25

UC-03

UC-04

UC-26

UC-24

UC-14

UC-22

UC-20

UC-15

UC-10

UC-16

UC-28

UC-23

UC-12

UC-21

UC-19

UC-18

UC-01

UC-27

UC-17

Jumlah

Berdasarkan tabel tersebut diperoleh:

Mp=

=

43

0144

0169

35,17

0 19

17

18

633

0

St

p

q

1

23

24

8 1

Mp

Mt

No

1 39

Y2 XY

1521 39

Butir soal

no 1 (X)

Skor Total

(Y)

1 40

1849

1600

43

40

1600 40

1681 41

1 40

4

1 38

1 41

40

1444 38

1 43

44

1 40

1936 44

1849 43

1 35

12 1 38

1681

1444

1 41

38

1225 35

1296 36

1600

41

0 24

1 36

0576

441

400

16 211 21

0 22

22

1 20

0 20

400 20

484 0

19

225 0

20

22 1 16

21 0 15

256 16

361 0

25 0 13

289 171

0 12

26 0 13

28

27

26974 633

Jumlah skor total yang menjawab benar pada no 1

Banyaknya siswa yang menjawab benar pada no 1

169 0

169 00 13

=

18 806

411681411

18

13

7

Berikut ini contoh perhitungan pada butir soal no 1, selanjutnya untuk

butir soal yang lain dihitung dengan cara yang sama, dan diperoleh seperti

pada tabel analisis butir soal.

PERHITUNGAN VALIDITAS BUTIR SOAL

0

484 0

17

6

3

2

1

5

15

14

11

10

9

q

p

S

MM r

t

tp

pbis

2hitung1

2t

r

nrpbis

Page 264: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

247

= 1 p = =

2

t hitung = 2

1

= x

=

Pada a = 5% dengan dk = n - 2 = 28 - 2 diperoleh t tabel = 1.71

Karena t hitung > t tabel, maka soal no 1 valid.

=

q

=

=

0,6411,61 0,36

28,79

0,738

rpbis

5,569

0,73828

0,738

0,738 7,5505

=35,17

= 11,6128

28St =

26974806

1 0,64 0,36

18

28

0,64

Mt =

Banyaknya siswa

Jumlah skor yang menjawab benar pada no 1

28,79

28

p =

=

=

806

Banyaknya siswa

Jumlah skor total

2

Page 265: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

75

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 271 UC-02 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 12 UC-06 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 13 UC-07 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14 UC-08 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 15 UC-09 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 16 UC-13 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 18 UC-05 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 17 UC-11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 19 UC-25 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1

10 UC-03 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 111 UC-04 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 112 UC-26 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 113 UC-24 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 114 UC-14 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 115 UC-22 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 016 UC-20 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 117 UC-15 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 018 UC-10 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 019 UC-16 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 020 UC-28 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 121 UC-23 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 122 UC-12 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 123 UC-21 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 024 UC-19 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 025 UC-18 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 026 UC-01 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 027 UC-27 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 128 UC-17 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0

Jumlah 18 14 17 21 11 14 18 18 15 16 15 20 15 13 18 15 10 19 18 7 19 15 17 16 23 17 19Mp 35,17 37,36 34,88 25,33 38,45 37,29 35,22 34,28 26,60 35,00 37,40 33,25 38,87 37,00 34,94 26,87 24,60 34,26 34,61 29,00 32,26 35,60 35,41 35,25 31,35 34,88 33,95Mt 28,79 28,79 28,79 28,79 28,79 28,79 28,79 28,79 28,79 28,79 28,79 28,79 28,79 28,79 28,79 28,79 28,79 28,79 28,79 28,79 28,79 28,79 28,79 28,79 28,79 28,79 28,79p 0,64 0,50 0,61 0,75 0,39 0,50 0,64 0,64 0,54 0,57 0,54 0,71 0,54 0,46 0,64 0,54 0,36 0,68 0,64 0,25 0,68 0,54 0,61 0,57 0,82 0,61 0,68q 0,36 0,50 0,39 0,25 0,61 0,50 0,36 0,36 0,46 0,43 0,46 0,29 0,46 0,54 0,36 0,46 0,64 0,32 0,36 0,75 0,32 0,46 0,39 0,43 0,18 0,39 0,32

pq 0,2296 0,2500 0,2385 0,1875 0,2385 0,2500 0,2296 0,2296 0,2487 0,2449 0,2487 0,2041 0,2487 0,2487 0,2296 0,2487 0,2296 0,2181 0,2296 0,1875 0,2181 0,2487 0,2385 0,2449 0,1467 0,2385 0,2181St 11,608 11,608 11,608 11,608 11,608 11,608 11,608 11,608 11,608 11,608 11,608 11,608 11,608 11,608 11,608 11,608 11,608 11,608 11,608 11,608 11,608 11,608 11,608 11,608 11,608 11,608 11,608

rpbis 0,738 0,738 0,653 -0,515 0,670 0,732 0,744 0,635 -0,202 0,618 0,797 0,608 0,933 0,659 0,712 -0,178 -0,269 0,686 0,673 0,011 0,435 0,631 0,710 0,643 0,473 0,653 0,646thitung 5,56862 6,29049 4,95216 -3,4527 5,18512 6,176911 6,39528 4,71926 -1,1864 4,51778 7,5846 4,40034 2,8767 5,03036 5,82217 -1,03664 -1,603 5,4105 5,231348 0,06123 2,77741 4,66741 5,78586 4,82356 3,08735 4,952162 4,86276ttabel 2,056 2,056 2,056 2,056 2,056 2,056 2,056 2,056 2,056 2,056 2,056 2,056 2,056 2,056 2,056 2,056 2,056 2,056 2,056 2,056 2,056 2,056 2,056 2,056 2,056 2,056 2,056

Kriteria Valid Valid Valid Tidak Valid Valid Valid Valid Tidak Valid Valid Valid Valid Valid Valid Tidak Tidak Valid Valid Tidak Valid Valid Valid Valid Valid Valid ValidJBA 14 12 13 7 10 12 14 13 6 12 13 14 14 11 14 6 3 14 14 3 12 12 13 12 14 13 14JBB 4 2 4 14 1 2 4 5 9 4 2 6 1 2 4 9 7 5 4 4 7 3 4 4 9 4 5JSA 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14JSB 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14

DP 0,71 0,71 0,64 -0,50 0,64 0,71 0,71 0,57 -0,21 0,57 0,79 0,57 0,93 0,64 0,71 -0,21 -0,29 0,64 0,71 -0,07 0,36 0,64 0,64 0,57 0,36 0,64 0,64KriteriaBaik sekaliBaik sekali Baik Jelek Baik Baik sekaliBaik sekali Baik Jelek Baik Baik sekali Baik Baik sekali Baik Baik sekali Jelek Jelek Baik Baik sekali Jelek Cukup Baik Baik Baik Cukup Baik Baik

JBA + JBB 18 14 17 21 11 14 18 18 15 16 15 20 15 13 18 15 10 19 18 7 19 15 17 16 23 17 192JSA 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28

IK 0,64 0,50 0,61 0,75 0,39 0,50 0,64 0,64 0,54 0,57 0,54 0,71 0,54 0,46 0,64 0,54 0,36 0,68 0,64 0,25 0,68 0,54 0,61 0,57 0,82 0,61 0,68Kriteria Sedang Sedang Sedang Mudah Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Mudah Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sukar Sedang Sedang Sedang Sedang Mudah Sedang Sedang

Kriteria soal Dipakai Dipakai Dipakai Dibuang Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dibuang Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dibuang Dibuang Dipakai Dipakai Dibuang Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai

ANALISIS VALIDITAS, DAYA PEMBEDA, TINGKAT KESUKARAN DAN RELIABILITAS SOAL

Tin

gk

at

Kes

uk

ara

n

No Kode

Val

idit

asD

aya

Pem

bed

a

No Soal

Lam

piran

45

248

Page 266: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

76

Y Y2

28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 45 47 48 49 501 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 41 16810 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 39 15210 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 43 18491 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 40 16001 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 40 16001 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 41 16811 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 38 14440 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 44 19361 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 43 18490 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 40 16000 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 41 16811 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 38 14441 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 35 12251 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 36 12961 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 24 5761 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 21 4411 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 20 4000 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 22 4840 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 20 4001 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 22 4840 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 15 2251 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 16 2561 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 19 3610 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 17 2891 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 13 1691 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 13 1690 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 12 1441 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 13 169

18 19 17 18 12 18 19 12 19 18 15 21 15 15 16 14 15 23 12 17 4 15 16 806 2697428,50 34,47 36,71 35,17 21,42 23,67 34,79 37,33 29,32 35,44 37,87 33,43 35,67 31,80 34,63 36,07 34,07 30,30 35,83 34,47 41,75 36,27 33,3128,79 28,79 28,79 28,79 28,79 28,79 28,79 28,79 28,79 28,79 28,79 28,79 28,79 28,79 28,79 28,79 28,79 28,79 28,79 28,79 28,79 28,79 28,790,64 0,68 0,61 0,64 0,43 0,64 0,68 0,43 0,68 0,64 0,54 0,75 0,54 0,54 0,57 0,50 0,54 0,82 0,43 0,61 0,14 0,54 0,570,36 0,32 0,39 0,36 0,57 0,36 0,32 0,57 0,32 0,36 0,46 0,25 0,46 0,46 0,43 0,50 0,46 0,18 0,57 0,39 0,86 0,46 0,43

0,2296 0,2181 0,2385 0,2296 0,2449 0,2296 0,2181 0,2449 0,2181 0,2296 0,2487 0,1875 0,2487 0,2487 0,2449 0,2500 0,2487 0,1467 0,2449 0,2385 0,1224 0,2487 0,244911,608 11,608 11,608 11,608 11,608 11,608 11,608 11,608 11,608 11,608 11,608 11,608 11,608 11,608 11,608 11,608 11,608 11,608 11,608 11,608 11,608 11,608 11,608-0,033 0,712 0,848 0,738 -0,550 -0,592 0,752 0,638 0,066 0,770 0,840 0,693 0,637 0,279 0,581 0,628 0,489 0,281 0,526 0,609 0,456 0,692 0,450

-0,19 5,824494 9,2003 6,2736 -3,781 -4,216 6,54368 4,756 0,382 6,9244 8,9058 5,5186 4,744 1,6686 4,0994 4,63158 3,2178 1,67938 3,551 4,40883 2,94301 5,51096 2,89722,056 2,056 2,056 2,056 2,056 2,056 2,056 2,056 2,056 2,056 2,056 2,056 2,056 2,056 2,056 2,056 2,056 2,056 2,056 2,056 2,056 2,056 2,056

Tidak Valid Valid Valid Tidak Tidak Valid Valid Tidak Valid Valid Valid Valid Tidak Valid Valid Valid Tidak Valid Valid Valid Valid Valid9 14 14 14 2 5 14 10 10 14 13 14 12 9 12 11 11 13 10 12 4 12 119 5 3 4 10 13 5 2 9 4 2 7 3 6 4 3 4 10 2 5 0 3 5

14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 1414 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14

0,00 0,64 0,79 0,71 -0,57 -0,57 0,64 0,57 0,07 0,71 0,79 0,50 0,64 0,21 0,57 0,57 0,50 0,21 0,57 0,50 0,29 0,64 0,43Jelek Baik Baik sekaliBaik sekali Jelek Jelek Baik Baik Jelek Baik sekaliBaik sekali Baik Baik Cukup Baik Baik Baik Cukup Baik Baik Cukup Baik Baik

18 19 17 18 12 18 19 12 19 18 15 21 15 15 16 14 15 23 12 17 4 15 1628 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28

0,64 0,68 0,61 0,64 0,43 0,64 0,68 0,43 0,68 0,64 0,54 0,75 0,54 0,54 0,57 0,50 0,54 0,82 0,43 0,61 0,14 0,54 0,57Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Mudah Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Mudah Sedang Sedang Sukar Sedang Sedang

Dibuang Dipakai Dipakai Dipakai Dibuang Dibuang Dipakai Dipakai Dibuang Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dibuang Dipakai Dipakai Dipakai Dibuang Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai

No SoalANALISIS VALIDITAS, DAYA PEMBEDA, TINGKAT KESUKARAN DAN RELIABILITAS SOAL

249

Page 267: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

250

Lampiran 46

Jumlah

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Skor

1 ACHMAD RIFAI 3 3 3 4 4 4 5 5 4 4 39 78 Baik

2 AHMAD ABDUL ROCHIM 3 3 3 5 5 3 5 4 3 3 37 74 Baik

3 AINUN NURHANI 5 4 3 5 5 4 5 5 5 4 45 90 Sangat Baik

4 ALFIATUN NIKMAH 4 3 4 5 4 4 5 5 4 4 42 84 Sangat Baik

5 ANA INDRA SETIAWATI 4 3 3 4 4 3 5 5 3 4 38 76 Baik

6 ARUM ISNAININGSIH 5 4 4 4 5 4 4 5 4 4 43 86 Sangat Baik

7 CANDRA AFIF RISTAMA 4 4 4 5 4 4 5 5 4 5 44 88 Sangat Baik

8 DODIK WAHYU BINTORO 4 3 3 5 4 3 5 4 3 4 38 76 Baik

9 FARIDLOTUL HABIBAH 4 4 4 5 5 5 5 5 4 5 46 92 Sangat Baik

10 FITRI DEWI FATHONAH 4 4 4 5 5 5 5 5 3 4 44 88 Sangat Baik

11 HADITS HANNAFI 5 3 3 4 5 4 4 4 4 4 40 80 Sangat Baik

12 IIS SHOLICHAH 5 4 3 5 5 4 5 5 3 4 43 86 Sangat Baik

13 ILHAM GHOZALI 4 4 3 5 4 5 5 5 5 4 44 88 Sangat Baik

14 IMROQ'ATUN NUR MAHMUDAH 5 5 4 5 5 5 5 5 4 4 47 94 Sangat Baik

15 INDIT DARMASTUTI 4 3 3 5 4 5 5 5 4 4 42 84 Sangat Baik

16 IRVAN RAHNADIASA 5 3 2 5 5 4 5 4 5 3 41 82 Sangat Baik

17 KIKI ERIDZA ERNA ANGGRAENI 4 3 3 5 4 5 5 5 4 4 42 84 Sangat Baik

18 LASMINI 4 3 2 5 5 4 5 4 3 4 39 78 Baik

19 MIAGUSTINA 4 3 4 5 4 4 5 5 5 3 42 84 Sangat Baik

20 MOH LABIB ATOK MARZUQI 4 4 4 5 4 5 4 5 3 4 42 84 Sangat Baik

21 MUCHOFIFAH TRIA NUGRAHENI 4 4 3 5 4 5 5 5 3 4 42 84 Sangat Baik

22 MUHAMMAD RYAN PURWA HARSONO3 3 3 5 4 5 5 5 4 4 41 82 Sangat Baik

23 NENI MAHARANI 4 3 3 5 4 5 4 5 4 4 41 82 Sangat Baik

24 NURUL INDRIAWATI 4 3 3 5 5 5 5 5 4 4 43 86 Sangat Baik

25 RANI TRI MUSTIKA NOVITASARI 4 4 2 4 4 3 5 3 3 5 37 74 Baik

26 RIAN PANDAM WIDHIARTO 4 3 3 5 5 5 5 5 3 4 42 84 Sangat Baik

27 RIDWAN SETYOAJI 4 3 3 5 4 5 5 5 5 4 43 86 Sangat Baik

28 SISKA APRILIA NAOMI 3 3 3 5 4 4 4 4 3 3 36 72 Baik

29 SITI NOVINAVIRI 4 3 3 4 4 5 4 4 4 5 40 80 Sangat Baik

30 SITI NUR ALFIAH MUTHOHHAROH 5 4 4 5 5 5 4 5 5 5 47 94 Sangat Baik

31 SITI SUNDANGTIK 3 3 3 5 4 4 5 4 3 5 39 78 Baik

32 TSURAYA ANNISA SALSABILA 4 4 3 5 4 5 5 5 4 4 43 86 Sangat Baik

4,063 3,438 3,188 4,813 4,406 4,375 4,781 4,688 3,813 4,063 41,625 83,3 Sangat Baik

San

gat

Tin

gg

i

San

gat

Tin

gg

i

Tin

gg

i

San

gat

Tin

gg

i

San

gat

Tin

gg

i

San

gat

Tin

gg

i

San

gat

Tin

gg

i

San

gat

Tin

gg

i

San

gat

Tin

gg

i

San

gat

Tin

gg

i

LEMBAR PENILAIAN AFEKTIF KELAS EKSPERIMEN

No Nama Siswa Nilai KriteriaSkor yang diperoleh tiap aspek

Rata-rata Skor

Kriteria

Page 268: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

251

Lampiran 47

LEMBAR PENILAIAN AFEKTIF KELAS KONTROL

No Nama Siswa

Skor yang diperoleh tiap aspek Jumlah Nilai Kriteria

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Skor

1 ABID HUSAINI ABROR 3 2 3 4 4 4 5 5 3 4 37 74 Baik

2 ADE THEA WIDYA CHRISTIE 4 3 2 4 4 5 5 4 4 4 39 78 Baik

3 AHMAD BAYU AGUS ARDIANTO 5 4 4 5 5 4 4 5 5 4 45 90 Sangat Baik

4 AHSANUL RIZQY RAMADLANI 4 3 3 5 4 5 4 3 3 4 38 76 Baik

5 ALINDA KASIH ANGGRAENI 3 3 2 4 4 3 5 4 3 4 35 70 Baik

6 BRENDA SYINNARTAK 3 2 3 4 4 4 4 4 4 4 36 72 Baik

7 DANIEL SATYA WICAKSANA 3 3 3 5 4 5 5 4 4 4 40 80 Sangat Baik

8 DENI LUQMAN 4 3 3 5 5 4 4 4 5 4 41 82 Sangat Baik

9 DENNY AGUS ABDUL RAHMAN 4 3 2 5 4 5 5 5 3 4 40 80 Sangat Baik

10 DINDA ADVENTIAWATI 4 3 3 4 4 5 4 5 3 4 39 78 Baik

11 DWI NUR INTAN SARI 3 3 3 4 4 3 3 4 3 3 33 66 Baik

12 DWI SULISTYANI 4 2 2 5 4 4 5 5 3 4 38 76 Baik

13 DYMAS EKA PRASETYO 4 3 3 5 4 3 5 4 3 3 37 74 Baik

14 ERISKA DEVI RIYANTI 4 3 3 5 5 4 4 5 4 4 41 82 Sangat Baik

15 ESTIKA DWI NURANDRIANA 3 3 2 4 4 4 3 5 3 4 35 70 Baik

16 FATMA MASITA 3 3 3 5 5 4 5 4 4 4 40 80 Sangat Baik

17 FITRIA ELAWATI 4 3 3 5 4 3 5 5 4 4 40 80 Sangat Baik

18 FITTA RISMAWATI SETYARINI 3 2 2 5 4 4 4 4 3 3 34 68 Baik

19 IKA ULIYATIN NIKMAH 3 2 3 3 4 4 5 5 3 4 36 72 Baik

20 INTAN PUTRI SUSANTI 3 3 3 5 4 5 5 5 5 4 42 84 Sangat Baik

21 ISHAC TAUFAN PUTRA NASARANI 3 2 2 5 4 4 5 4 3 3 35 70 Baik

22 JUANITA DRIE WARDANI 3 2 2 5 4 5 4 5 3 4 37 74 Baik

23 MAYANG CLARA MAHARDIKA 4 3 3 4 4 5 5 5 3 4 40 80 Sangat Baik

24 NUR WINDA NOVIANINGTYAS 3 1 1 4 4 5 5 4 4 4 35 70 Baik

25 SHIN PUAN MAHARANI 3 2 1 5 4 5 5 4 3 4 36 72 Baik

26 TEGUH RILO HELISASONGKO 3 2 2 4 4 4 4 4 3 4 34 68 Baik

27 TOYA MULYATI 4 2 3 4 4 5 5 5 3 4 39 78 Baik

28 VERA DIANA WIDYA SETYOWATI 3 3 3 5 4 5 4 3 5 4 39 78 Baik

29 VIVIT TRI NOVITASARI 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 37 74 Baik

30 WAHYU PRADHANA 3 3 2 4 4 3 5 4 3 4 35 70 Baik

31 YOHANES RIO FERDINAN 4 3 3 5 5 4 5 4 3 4 40 80 Sangat Baik

32 YUYUN PURWATI 3 2 2 4 4 4 3 4 3 4 33 66 Baik

Rata-rata skor 3,47 2,63 2,56 4,5 4,2 4,2 4,4 4,3 3,5 3,8 75,4 Baik

Kriteria

San

gat

Tin

gg

i

Tin

gg

i

Tin

gg

i

San

gat

Tin

gg

i

San

gat

Tin

gg

i

San

gat

Tin

gg

i

San

gat

Tin

gg

i

San

gat

Tin

gg

i

San

gat

Tin

gg

i

San

gat

Tin

gg

i

Page 269: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

252

Lampiran 48

LEMBAR PENILAIAN PSIKOMOTORIK KELAS EKSPERIMEN

Praktikum

redoks

No Kode Siswa Skor yang diperoleh tiap aspek

Jumlah Nilai Kriteria 1 2 3 4 5 6

1 E-1 4 5 4 3 4 5 25 83,33 Sangat Baik

2 E-2 4 4 3 4 5 4 24 80,00 Sangat Baik

3 E-3 4 5 4 4 4 5 26 86,67 Sangat Baik

4 E-4 3 4 5 4 5 4 25 83,33 Sangat Baik

5 E-5 4 3 5 3 4 5 24 80,00 Sangat Baik

6 E-6 3 4 4 4 5 5 25 83,33 Sangat Baik

7 E-7 3 4 5 4 3 4 23 76,67 Baik

8 E-8 4 5 3 4 5 4 25 83,33 Sangat Baik

9 E-9 2 4 4 5 5 5 25 83,33 Sangat Baik

10 E-10 4 4 5 4 4 5 26 86,67 Sangat Baik

11 E-11 2 4 5 5 5 4 25 83,33 Sangat Baik

12 E-12 4 3 4 4 4 5 24 80,00 Sangat Baik

13 E-13 4 5 5 5 4 5 28 93,33 Sangat Baik

14 E-14 4 5 5 5 4 4 27 90,00 Sangat Baik

15 E-15 4 4 4 4 4 4 24 80,00 Sangat Baik

16 E-16 3 4 4 4 4 5 24 80,00 Sangat Baik

17 E-17 4 4 5 5 4 4 26 86,67 Sangat Baik

18 E-18 3 3 4 4 5 4 23 76,67 Baik

19 E-19 3 5 5 5 4 4 26 86,67 Sangat Baik

20 E-20 4 5 5 5 4 5 28 93,33 Sangat Baik

21 E-21 4 5 5 4 4 4 26 86,67 Sangat Baik

22 E-22 4 3 5 4 3 4 23 76,67 Baik

23 E-23 4 4 4 4 5 5 26 86,67 Sangat Baik

24 E-24 4 4 5 3 4 4 24 80,00 Sangat Baik

25 E-25 2 3 3 4 4 5 21 70,00 Baik

26 E-26 4 4 4 4 5 4 25 83,33 Sangat Baik

27 E-27 4 4 4 5 4 4 25 83,33 Sangat Baik

28 E-28 4 5 4 5 4 5 27 90,00 Sangat Baik

29 E-29 4 4 3 4 4 4 23 76,67 Baik

30 E-30 4 4 5 5 4 5 27 90,00 Sangat Baik

31 E-31 4 4 4 4 4 4 24 80,00 Sangat Baik

32 E-32 4 5 5 5 5 4 28 93,33 Sangat Baik

Rata – rata 3,625 4,156 4,344 4,25 4,25 4,438 25,0625 83,5417 Sangat Baik

Kriteria Sgt

Tinggi

Sgt

Tinggi

Sgt

Tinggi

Sgt

Tinggi

Sgt

Tinggi

Sgt

Tinggi S^2 28,35

S 5,325

Page 270: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

253

Lampiran 49

LEMBAR PENILAIAN PSIKOMOTORIK KELAS KONTROL

Praktikum

redoks

No Kode Siswa Skor yang diperoleh tiap aspek

Jumlah Nilai Kriteria 1 2 3 4 5 6

1 K-1 3 4 3 3 4 4 21 70,00 Baik

2 K-2 4 4 3 4 3 4 22 73,33 Baik

3 K-3 3 4 3 5 4 4 23 76,67 Baik

4 K-4 3 3 3 4 5 4 22 73,33 Baik

5 K-5 3 3 4 3 4 4 21 70,00 Baik

6 K-6 3 3 3 3 4 4 20 66,67 Baik

7 K-7 2 3 4 4 5 4 22 73,33 Baik

8 K-8 4 4 3 4 5 4 24 80,00 Sangat Baik

9 K-9 4 4 3 3 5 4 23 76,67 Baik

10 K-10 4 4 3 5 4 4 24 80,00 Sangat Baik

11 K-11 3 4 3 5 3 3 21 70,00 Baik

12 K-12 3 3 3 3 3 4 19 63,33 Baik

13 K-13 3 3 3 4 4 4 21 70,00 Baik

14 K-14 4 4 3 4 5 4 24 80,00 Sangat Baik

15 K-15 3 4 3 3 3 4 20 66,67 Baik

16 K-16 3 4 4 3 4 4 22 73,33 Baik

17 K-17 2 3 3 5 4 4 21 70,00 Baik

18 K-18 4 3 3 4 3 4 21 70,00 Baik

19 K-19 3 4 3 4 3 4 21 70,00 Baik

20 K-20 2 3 4 5 4 4 22 73,33 Baik

21 K-21 3 3 3 4 4 4 21 70,00 Baik

22 K-22 4 4 4 4 3 4 23 76,67 Baik

23 K-23 4 3 3 4 5 4 23 76,67 Baik

24 K-24 3 3 3 3 5 4 21 70,00 Baik

25 K-25 3 3 3 3 4 4 20 66,67 Baik

26 K-26 4 3 4 3 3 4 21 70,00 Baik

27 K-27 4 4 4 4 4 4 24 80,00 Sangat Baik

28 K-28 3 4 3 4 3 4 21 70,00 Baik

29 K-29 4 4 3 3 3 4 21 70,00 Baik

30 K-30 4 4 3 3 4 3 21 70,00 Baik

31 K-31 4 2 4 4 4 4 22 73,33 Baik

32 K-32 3 4 3 3 3 4 20 66,67 Baik

Rata – rata 3,3125 3,5 3,25 3,75 3,875 3,9375 21,625 72,0833333 Baik

Kriteria Sgt

Tinggi

Sgt

Tinggi

Sgt

Tinggi

Sgt

Tinggi

Sgt

Tinggi

Sgt

Tinggi S^2 19,41252

S 4,405964

Page 271: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

254

Lampiran 50

Tanggapan Siswa Kelas Kontrol

NO Aspek yang Dinilai

Keterangan

SS S CS KS TS

1 Saya hadir dan tepat waktu dalam mengikuti

pelajaran kimia 20 2 10

2 Saya mendengarkan dan memperhatikan dengan

penuh semangat dan antusias dalam mengikuti

pelajaran kimia dari awal sampai akhir pelajaran 3 16 13

3 Saya mencatat materi yang disampaikan oleh

guru dengan rapi dan lengkap 3 13 12 4

4

Saya suka mempelajari kimia dengan

menggunakan model pembelajaran kooperatif

TPS (Think Pair Share)tanpa melalui Snowball

Throwing 1 15 14 2

5

Saya lebih paham dan jelas mengenai materi

Redoks menggunakan model pembelajaran

kooperatif TPS (Think Pair Share)tanpa melalui

Snowball Throwing 1 12 9 10

6

Saya merasa pembelajaran dengan model

pembelajaran kooperatif TPS ( Think Pair

Share)tanpa melalui Snowball Throwingdalam

pelajaran kimia materi pokok Redoks 9 16 7

7

Saya merasa motivasi belajar saya meningkat

dengan model pembelajaran kooperatif TPS

(Think Pair Share)tanpa melalui Snowball

Throwing 1 10 12 9

8

Penerapan model pembelajaran kooperatif TPS

(Think Pair Share)tanpa melalui Snowball

Throwing memotivasi Saya untuk aktif dalam

pembelajaran 2 9 16 5

JUMLAH 31 86 102 37 0

PRESENTASE (%) 12,11 33,6 39,8 14,5 0

Page 272: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

255

Lampiran 51

Tanggapan Siswa Kelas Eksperimen

NO Aspek yang Dinilai

Keterangan

SS S CS KS TS

1 Saya hadir dan tepat waktu dalam mengikuti pelajaran

kimia 23 9

2 Saya mendengarkan dan memperhatikan dengan

penuh semangat dan antusias dalam mengikuti

pelajaran kimia dari awal sampai akhir pelajaran 8 15 8 1

3 Saya mencatat materi yang disampaikan oleh guru

dengan rapi dan lengkap 4 15 12 1

4

Saya lebih suka mempelajari kimia dengan

menggunakan model pembelajaran kooperatif TPS

(Think Pair Share)melalui Snowball

Throwingdibanding dengan model pembelajaran

kooperatif TPS (Think Pair Share)tanpa melalui

Snowball Throwingdan latihan soal 9 17 6

5 Saya lebih paham dan jelas mengenai materi Redoks

menggunakan model pembelajaran kooperatif TPS

(Think Pair Share) melalui Snowball Throwing 8 18 6

6

Saya merasa pembelajaran lebih menyenangkan

dengan model pembelajaran kooperatif TPS (Think

Pair Share) melalui Snowball Throwingterhadap hasil

belajar kimia materi pokok Redoks. 11 21

7 Saya merasa motivasi belajar saya meningkat dengan

model pembelajaran kooperatif TPS (Think Pair

Share) melalui Snowball Throwing 9 16 7

8

Penerapan model pembelajaran kooperatif TPS

(Think Pair Share) melalui Snowball

Throwingmemotivasi Saya untuk aktif dalam

pembelajaran 5 22 5

JUMLAH 77 133 44 2 0

PRESENTASE (%) 30,08 52 17,2 0,78 0

Page 273: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

256

Lampiran 52

Pertanyaan yang dibuat oleh siswa

Pertemuan I

Page 274: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

257

Page 275: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

258

Page 276: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

259

Pertemuan II

Page 277: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

260

Page 278: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

261

Page 279: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

262

Page 280: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

263

Pertemuan III

Page 281: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

264

Page 282: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

265

Page 283: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

266

Page 284: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

267

Pertemuan IV

Page 285: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

268

Page 286: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

269

Page 287: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

270

Page 288: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

271

Lampiran 53

Dokumentasi penelitian

Page 289: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

272

Page 290: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

273

Page 291: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS …lib.unnes.ac.id/19604/1/4301408025.pdf · ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang

274