pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe two staymahasiswa.mipastkipllg.com/repository/jurnal...
TRANSCRIPT
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII
SMP NEGERI 3 LUBUKLINGGAU TAHUN PELAJARAN 2015/2016
Santi 1
Ahmad Amin, M.Si.2
Ovilia Putri Utami Gumay, M.Pd.Si.3
Program Studi Pendidikan Fisika, Sekolah Tinggi Ilmu Keguruan dan Persatuan Republik Indonesia (STKIP-PGRI) Lubuklinggau
Agustus 2016
ABSTRAK Skripsi ini berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas VIII SMP Negeri 3 Lubuklinggau Tahun Pelajaran 2015/2016”. Rumusan masalah adalah Apakah ada pengaruh model pembelajaran Two Stay Two Stray terhadap hasil belajar fisika siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Lubuklinggau Tahun Pelajaran 2015/2016. Jenis penelitian ini adalah eksperimen dengan desain yang digunakan adalah pretest-posttest control group design. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kelas VIII SMP Negeri 3 Lubuklinggau. Sampel dalam penelitian ini adalah dua kelas diambil secara acak, dimana kelas VIII.2 sebagai kelas eksperimen dan kelas VIII.1 sebagai kelas. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah tes. Data terkumpul dianalisis dengan menggunakan uji t. Berdasarkan hasil analisis data pre-test dengan taraf kepercayaan 95% didapat thitung = 0,477 dan ttabel = 2,000 karena thitung < ttabel, maka diperoleh simpulan bahwa kelas eksperimen dan kelas ontrol adalah homogen. Sedangkan hasilanalisis data post-test dengan taraf kepercayaan 95% didapat thitung = 11,244 dan ttabel = 2,000 karena thitung < ttabel, maka diperoleh simpulan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar fisika antara kelas yang diajar dengan model pembelajaran Two Stay Two Stray dan kelas yang diajar dengan metode ceramah dan Tanya jawab dikelas VIII SMP Negeri 3 Lubuklinggau Tahun Pelajaran 2015/2016. Kata kunci: Two Stay Two Stray (Ts-Ts ), ceramah dan Tanya jawab, Hasil Belajar Fisika. 1Santi 2Pembimbing Utama 3Pembimbing Pembantu
PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan salah satu faktor utama untuk mewujudkan masyarakat yang berkualitas. Berbagai upaya untuk meningkatkan harapan, salah satu cerminan kualitas pendidikan di sekolah adalah hasil belajar yang dicapai siswa. Dengan demikian belajar siswa pada mata pelajaran tertentu merupakan salah satu indikator kualitas pendidikan di sekolah yang bersangkutan.
Pembelajaran fisika merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan alam yang mengamati tentang gejala-gejala atau fenomena yang berhubungan dengan benda-benda di sekitar. Mempelajari fisika diharapkan dapat membantu manusia dalam mengatasi berbagai permasalahan yang dihadapinya dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai contoh, seseorang dapat menaikkan balok yang besar ke atas mobil atau truk dengan mudah jika orang tersebut menggunakan prinsip bidang miring. Selain contoh tersebut, masih banyak contoh permasalahan kehidupan sehari-hari yang dapat diselesaikan dengan konsep fisika.
Fisika juga pelajaran yang memiliki peran penting dalam membentuk pola pikir siswa menjadi siswa yang berkualitas karena langsung mapun tidak langsung dalam kehidupan sehari-hari kita dapat menjumpai fenomena-fenomena yang berhubungan dengan ilmu fisika. Oleh sebab itu dalam proses pembelajaran fisika berlangsung guru mampu memiliki cara pembelajaran yang tepat agar tercapai tujuan pembelajaran yang di inginkan misalnya guru mengembangkan suatu aplikasi pembelajaran agar siswa lebih efektif dalam belajar sains dalam kelas.
Menurut Sanjaya (2009:241) “Model Pengajaran Kelompok adalah rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh siswa dalam kelompok-kelompok tertentu untuk mencapai tujuan yang dirumuskan”. Lie (2008:61) menyatakan salah satu model pembelajaran yang ada dalam model pembelajaran terpadu adalah model pembelajaran Two Stay Two Stray. Model ini memberi kesempatan kepada kelompok untuk membagikan hasil dan informasi dengan kelompok lain.
Purmiati (2012:6) menyatakan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray akan mengarahkan siswa untuk aktif, baik dalam berdiskusi, tanya jawab, mencari jawaban, menjelaskan dan juga menyimak materi yang dijelaskan oleh teman. Ismawati dan Hindarto (2011: 38) penerapan model pembelajaran kooperatif Two Stay Two Stray sebagai alternatif pengajaran bagi guru dalam meningkatkan hasil belajar siswa dan guru diharapkan mampu memotivasi siswa lebih aktif serta mampu menciptakan suasana kelas yang menyenangkan sehingga siswa merasa nyaman dan menjadi termotivasi untuk belajar.
Dalam kegiatan belajar dengan menggunakan model pembelajaran Two Stay Two Stray ini, model pembelajaran yang digunakan dalam mengajar fisika dengan tujuan membantu siswa mengatasi masalah dalam belajar, sehingga hasil belajar yang diperoleh bisa lebih baik dan siswa terlibat langsung dalam proses belajar mengajar. Sehingga siswa merasa dapat memecahkan suatu masalah yang dihadapi dan juga dapat meningkatkan keterampilan berkomunikasi dan bersosialisasi serta melatih keberanian dan tanggung jawab dalam menghadapi suatau permasalahan.
Berdasarkan hasil wawancara yang dilaksanakan pada tanggal 01 September 2015, kepada salah satu guru mata pelajaran IPA Terpadu di SMP
Negeri 3 Lubuklinggau Tahun Pelajaran 2015/2016, diperoleh pada hasil ulangan harian fisika semester ganjil masih banyak siswa yang belum mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal). Dari keseluruhan siswa kelas VIII sebanyak 304 orang, terdapat 123 siswa (40,43%) yang mencapai KKM dan sebanyak 181 siswa (59,57%) yang belum mencapai KKM, sedangkan KKM yang telah ditetapkan di sekolah tersebut sebesar 75. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan berpikir siswa dalam pembelajaran fisika masih lemah, sehingga mereka yang belum mencapai KKM harus mengikuti ujian remedial.
Salah satu penyebab rendahnya hasil belajar fisika adalah terletak antara guru, siswa, materi pelajaran serta metode belajar mengajar. Guru mempunyai peranan yang sangat penting dalam kegiatan pembelajaran karena guru merupakan salah satu kunci keberhasilan dari proses pembelajaran. Keberhasilan dalam pembelajaran merupakan suatu harapan yang besar dari seorang manusia, baik ia sebagai siswa maupun sebagai guru. Untuk memberikan keberhasilan dalam pembelajaran fisika di kelas VIII SMP Negeri 3 Lubuklinggau, perlu adanya alternatif model pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran fisika agar adanya pembaharuan sehingga siswa tidak lagi beranggapan bahwa pelajaran fisika itu susah dan tidak menyenangkan. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran fisika, yaitu guru harus berusaha mencari strategi dalam menggunakan model pembelajaran inovatif yang sesuai dengan materi yang sedang dipelajari agar siswa mampu menangkap pelajaran dengan mudah, menguasai konsep dan memicu siswa untuk berperan lebih aktif lagi dalam kegiatan belajar mengajar di kelas.
Untuk mencapai kondisi di atas, diperlukan model pembelajaran yang membuat siswa dapat aktif mengeluarkan pendapat dan menemukan konsepnya sendiri yaitu dengan menggunakan model Two Stay Two Stray. Model pembelajaran Two Stay Two Stray adalah salah satu tipe pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada kelompok untuk membagikan hasil dan informasi dengan kelompok lain. Banyak kegiatan belajar mengajar yang diwarnai dengan kegiatan-kegiatan individu. Siswa berkerja sendiri dan tidak diperbolehkan melihat pekerjaan siswa lain. Padahal dalam kenyataan hidup diluar sekolah, kehidupan dan kerja manusia saling bergantungan satu sama lainnya (Lie, 2008: 61-62).
Menurut Huda (2014: 140) model kooperatif Two Stay Two Stray memberi kesempatan kepada kelompok lain untuk membagi hasil dari informasi dengan kelompok lain. Suyatno (2009:66) mengatakan bahwa pembelajaran model kooperatif tipe Two Stay Two Stray adalah dengan cara siswa berbagi pengetahuan dan pengelaman dengan kelompok lain. Dalam hal ini guru harus memberikan perhatian yang lebih kepada siswa dan melakukan perbaikan dan pembaharuan dalam proses pembelajaran fisika disekolah sehingga dapat meningkatkan peran aktif siswa dalam belajar.
Berdasarkan uraian tersebut, peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian yang berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas VIII SMP Negeri 3 Lubuklinggau Tahun Pelajaran 2015/2016.
METODE
Desain penelitian adalah semua proses yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian. Desain eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah berbentuk Pretest-Posttest control Group Design atau desain kelompok kontrol eksperimen. Adapun desainnya menurut Arikunto (2010:125) dapat digambarkan pada tabel 3.1
Tabel 3.1 Desain Penelitian
Group Pre- test Treatment Post- test E Y1 X Y2
K Y1 - Y2
Dengan Y1 adalah Tes pendahuluan kelas eksperimen, Y2 adalah Tes
akhir kelas eksperimen, Y1 adalah Tes pendahuluan kelas kontrol, Y2 adalah Tes akhir kelas kontrol dan X adalah Pengajaran dengan menggunakan model Two Stay Two Stray.
Dalam penelitian ini, terdiri dari dua variabel yang terdiri atas variabel bebas dan variabel terikat. Adapun yang menjadi variabel bebas adalah model Two Stay Two Stray, sedangkan variabel terikat adalah hasil belajar fisika.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Lubuklinggau Tahun Pelajaran 2015/2016 dapat dilihat pada tabel 3.2.
Tabel 3.2 Populasi Penelitian
No Kelas Jenis Kelamin
Jumlah Laki-laki Perempuan
1 VIII.1 20 12 32 2 VIII.2 16 16 32 3 VIII.3 21 14 35 4 VIII.4 19 14 33 5 VIII.5 21 13 34 6 VIII.6 20 15 35 7 VIII.7 18 16 34 8 VIII.8 20 14 34 9 VIII.9 19 14 33
Jumlah 176 128 302 Sumber : Tata Usaha SMP Negeri 3 Lubuklinggau tahun pelajaran 2015/2016.
Sampel dalam penelitian ini adalah dua kelas yang diambil secara acak dengan teknik Simple Random Sampling. Simple Random Sampling adalah pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu. “Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti” (Arikunto, 2010:174).
Dari seluruh kelas VIII diambil dua kelas secara acak untuk dijadikan sebagai sampel penelitian. Dua kelas tersebut dilakukan pengundian untuk menentukan kelas eksperimen dan kelas kontrol. Berdasarkan hasil pengundian
kelas VIII.1 sebagai kelas kontrol dengan jumlah siswa sebanyak 32, sedangkan kelas VIII.2 Sebagai kelas eksperimen dengan jumlah siswa sebanyak 32 orang.
Sampel dalam penelitian ini adalah dua kelas yang diambil secara acak dengan teknik Simple Random Sampling. Simple Random Sampling adalah pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu. “Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti” (Arikunto, 2010:174).
Dari seluruh kelas VIII diambil dua kelas secara acak untuk dijadikan sebagai sampel penelitian. Dua kelas tersebut dilakukan pengundian untuk menentukan kelas eksperimen dan kelas kontrol. Berdasarkan hasil pengundian kelas VIII.1 sebagai kelas kontrol dengan jumlah siswa sebanyak 32, sedangkan kelas VIII.2 Sebagai kelas eksperimen dengan jumlah siswa sebanyak 32 orang.
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes. Menurut Arikunto (2010:193) tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan, serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok. Tes tersebut dilakukan sebanyak dua kali yaitu sebelum (pre-test) dan sesudah (post-test) materi yang diajarkan.
Menurut Purwanto (2011:28) pre-test yaitu tes yang diberikan sebelum pengajaran dimulai, dan bertujuan untuk mengetahui sampai di mana penguasaan siswa terhadap bahan pengajaran (pengetahuan dan keterampilan) yang akan diajarkan, sedangkan post-test yaitu tes yang diberikan pada akhir program satuan pengajaran, dan bertujuan untuk mengetahui sampai di mana pencapaian siswa terhadap bahan pengajaran setelah mengalami suatu kegiatan belajar. Tes hasil belajar yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk essay sebanyak 7 soal.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Penelitian model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray (TS-TS) dilaksanakan di kelas VIII SMP Negeri 3 lubuklinggau Tahun Pelajaran 2015/2016 dilakukan pada tanggal 01 Februari sampai 27 Februari 2016. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII yang terdiri dari sembilan kelas, dari sembilan kelas diambil dua kelas untuk dijadikan sebagai sampel penelitian yaitu kelas VIII.1 dan VIII.2 untuk melaksanakan tes awal dan tesakhir. Instrumen dalam penelitian ini berbentuk essay yang berjumlah tujuh butir soal. Setelah dilakukan wawancara secara langsung dengan guru mata pelajaran Fisika kelas VIII.1 dan VIII.2 memiliki kemampuan yang relatif sama (homogen) maka dilakukan pengundian Simple Random Sampling, setelah dilakukan pengundian maka terpilih kelas VIII.1 berjumlah 32 siswa sebagai kelas eksperimen diberikan perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran tipe Two Stay Two Stray dan kelas VIII.2 berjumlah 32 siswa sebagai kelas kontrol diberikan perlakuan dengan metode ceramah dan tanya jawab.
Jumlah pertemuan tatap muka yang dilakukan adalah empat kali pertemuan dengan rincian satu kali pemberian pre-test (kemampuan awal siswa sebelum mendapatkan perlakuan), dua kali proses pembelajaran dengan model
Two Stay Two Stray (TS-TS) dan satu kali post-test (kemampuan siswa setelah mendapatkan perlakuan) dilakukan pada kegiatan pembelajaran di pertemuan terakhir. Pemberian tes awal bertujuan untuk mengetahui kemampuan awal siswa pada materi Energi sebelum diberikan perlakuan yang berbeda, sedangkan tes akhir diberikan untuk mengetahui apakah ada penggaruh hasil belajar siswa setelah diterapkan model pembelajaran tipe Two Stay Two Stray. 1. Kemampuan Awal Siswa
Pelaksanaan pre-test dilaksanakan pada pertemuan pertama yaitu pada tanggal 3 Februari 2016 dan diikuti oleh 32 siswa pada kelas eksperimen dan tanggal 3 Februari hari yang sama diikuti 32 siswa pada kelas kontrol. Soal pre-test dengan materi energi terdiri 7 butir soal yang berbentuk essay yang telah diketahui validitas, reliabilitas, daya pembeda dan tingkat kesukaran soal. Pelaksanaan pre-test bertujuan untuk mengetahui kemampuan awal siswa pada materi energi. Hasil pre-test tersebut mengambarkan kesiapan siswa dalam menerima pembelajaran yang akan disampaikan oleh guru.
Adapun data hasil perhitungan pre-test siswa mengenai materi energi secara rinci dapat dilihat sebagai berikut:
a. Rata-rata (��) dan Simpangan Baku (S) Pre-Test
Hasil rekapitulasi rata-rata (��) dan simpangan baku (s) pre-test di kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada tabel 4.1
Tabel 4.1 Rata-Rata Dan Simpangan Baku Pre-Test
Kelas Rata-rata (��) Simpangan baku (s) Eksperimen 30,06 9,26
Kontrol 26,41 10,46 Berdasarkan tabel 4.1 di atas, dapat dilihat bahwa nilai rata-rata hasil
belajar pre-test yang diperoleh pada kelas eksperimen (VIII.1) 30,06 dan pada kelas kontrol (VIII.2) 26,41, sedangkan simpangan baku pada kelas eksperimen (VIII.1) 9,26 dan pada kelas kontrol (VIII.2) 10,46 untuk mengetahui bahwa hasil pre-test pada kelas eksperimen (VIII.2) dan pada kelas kontrol (VIII.2).
b. Uji normalitas
Untuk mengetahui kenormalan data pre-test maka digunakan uji normalitas dengan uji kecocokan (Chi kuadrat). Berdasarkan ketentuan perhitungan statistik mengenai uji normalitas data dengan taraf kepercayaan = 0,05 maka dinyatakan bahwa data berdistribusi normal dalam hal lainnya tidak berdistribusi normal. Hasil uji normalitas dapat dilihat pada tabel 4.2.
Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas Skor Pre-Test
Kelas X2hitung Dk X2
tabel Kesimpulan Eksperimen 1,60 5 12,60 Normal Kontrol 2,49 7 11,07 Normal
Pada tabel 4.2 menunjukan bahwa nilai X2hitung data tes awal
untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol kurang X2tabel. Berdasarkan
ketentuan pengujian normalitas dengan menggunakan uji kecocokan X2 dapat disimpulkan bahwa tes awal kelas eksperimen dan kelas kontrol berdistribusi normal pada taraf kepercayaan � � 0,05 dan (dk) k-1 = 5.
c. Uji homogenitas Uji homogenitas ini bertujuan untuk melihat apakah data
pada kedua kelas sampel mempunyai varian yang homogen atau tidak. Berdasarkan ketentuan perhitungan statistika, tentang uji homogenitas varians dengan taraf kepercayaan � � 0,05, jika Fhitung < Ftabel maka varians dua kelompok data adalah homogen. Hasil uji homogenitas varians tes awal untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan taraf kepercayaan � � 0,05 dapat dilihat pada tabel 4.3.
Tabel 4.3 Hasil Uji Homogenitas Pre-Test
Tes Fhitung Dk Ftabel Kesimpulan
Pre-test 1,27 31:31 1,79 Homogen
Pada tabel 4.3 menunjukan bahwa varians kedua kelompok data (kelas eksperimen dan kelas kontrol) pada pre-test adalah homogen, karena Fhitung < Ftabel pada taraf kepercayaan � � 0,05.
d. Uji Kesamaan Dua Rata-Rata
Uji kesamaan dua rata-rata bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan pada kemampuan awal siswa yaitu pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kriteria pengujian adalah HO diterima jika thitung ≤ ttabel dan HO ditolak jika thitung � ttabel. Berdasarkan hasil uji normalitas dan uji homogenitas, maka kedua kelompok pre-test adalah normal dan homogen. Dengan demikian uji hipotesis antara kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat menggunakan uji-t, hasil untuk pre-test dapat dilihat pada tabel 4.4.
Tabel 4.4 Hasil Uji Hipotesis Pre-Test
Tes thitung Dk ttabel Kesimpulan
Pre-test 1,477 62 2,000 HO diterima Pada tabel 4.4 menunjukan bahwa hasil analisis uji-t data
pre-test dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan kemampuan awal siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol taraf kepercayaan � � 0,05.
2. Kemampuan Akhir Siswa
Pelakasanaan post-test diadakan pada pertemuan terakhir yaitu pada tanggal 10 Februari 2016 di kelas eksperimen dan di kelas kontrol. Tes akhir
digunakan untuk mengetahui pengaruh penggunaan model pembelajaran Two Stay Two Stray pada kelas eksperimen dan penggunaan metode ceramah dan tanya jawab pada kelas kontrol terhadap hasil belajar siswa. Kemampuan akhir siswa dalam penguasaan materi merupakan hasil belajar siswa setelah mengikuti proses pembelajaran. Soal yang digunakan terdiri dari 7 butir soal.
a. Rata-rata (��) dan Simpangan Baku (S) Post-test.
Hasil rekapitulasi perhitungan rata-rata (��) dan simpangan baku (s) post-test di kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada tabel 4.5
Tabel 4.5 Rata-Rata Dan Simpangan Baku Post -Test
Kelas Rata-rata (��) Simpangan baku (s) Eksperimen 90,81 7,32
Kontrol 67,31 9,31 Berdasarkan tabel 4.5 di atas, dapat dilihat bahwa nilai rata-rata hasil belajar post -test yang diperoleh kelas eksperimen (VIII.1) 90,81 dan kelas kontrol (VIII.2) 67,31 sedangkan simpangan baku pada kelas eksperimen 7,32 dan simpangan baku pada kelas kontrol 9,31 untuk mengetahui bahwa hasil post –test kelas eksperimen dan kelas kontrol terdapat perbedaan yang cukup besar.
b. Uji normalitas Berdasarkan ketentuan perhitungan statistik mengenai uji normalitas
data dengan taraf kepercayaan = 0,05 jika, maka dinyatakan bahwa data berdistribusi normal dalam hal lainnya tidak berdistribusi normal. Hasil uji normalitas dapat dilihat pada tabel 4.6.
Tabel 4.6 Uji Normalitas Skor post-test
Kelas X2hitung dk X2
tabel Kesimpulan Eksperimen 9,55 6 11,07 Normal
Kontrol 8,11 6 11,07 Normal Pada Tabel 4.6 menunjukan bahwa nilai X2
hitung data tes awal untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol kurang X2
tabel. Berdasarkan ketentuan pengujian normalitas dengan menggunakan uji kecocokan X2 (chi-kuadrat) dapat disimpulkan bahwa tes akhirl kelas eksperimen dan kelas kontrol berdistribusi normal pada taraf kepercayaan � � 0,05 dan derajat kebebasan (dk) = k-1 = 5.
c. Uji homogenitas
Berdasarkan ketentuan perhitungan statistika, tentang uji homogenitas varians dengan taraf kepercayaan � � 0,05, jika Fhitung < Ftabel maka varians dua kelompok data adalah homogen. Hasil uji homogenitas varians tes akhir untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan taraf kepercayaan � � 0,05 dapat dilihat pada tabel 4.7
Tabel 4.7 Hasil Uji Homogenitas post-test
Tes Fhitung Dk Ftabel Kesimpulan
Post-test 1,62 31:31 1,79 Homogen
Pada tabel 4.7 menunjukan bahwa varians kedua kelompok data
(kelas eksperimen dan kelas kontrol) pada post-test adalah homogen, karena Fhitung < Ftabel pada taraf kepercayaan � � 0,05.
d. Uji Kesamaan Dua Rata-rata
Hasil perhitungan menunjukan bahwa data hasil belajar siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol berdistribusi normal dan homogen. Dengan demikian uji hipotesis antara kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat menggunakan uji-t, hasil untuk post-test dapat dilihat pada tabel 4.8.
Tabel 4.8 Hasil Uji Hipotesis Post-Test
Data thitung dk ttabel Kesimpulan
Post-test 11,244 62 1,671 HO ditolak
Pada tabel 4.8 menunjukan bahwa hasil analisis uji-t data post-test
dapat disimpulkan bahwa thitung > ttabel maka HO ditolak dan Ha diterima, Hal ini menunjukan bahwa hipotesis yang diajukan dapat di terima kebenarannya. Setelah diberikan pembelajaran yang berbeda dimana kelas eksperimen diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray dan kelas kontrol diajarkan dengan menggunakan pembelajaran metode ceramah dan tanya jawab, untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol terjadi peningkatan nilai. Hipotesis stastistik yang diuji dalam perhitungan uji-t untuk tes akhir adalah :
Ho : � � = Hipotesis nol atau hipotesis pembanding, nilai rata-rata hasil belajar kelas eksperimen kurang dari atau sama dengan rata-rata nilai kontrol.
Ha : � � = Hipotesis aternatif atau kerja, rata-rata nilai kelas eksperimen lebih besar dari nilai rata-rata nilai kontrol.
Tabel 4.9 Rata-Rata Dan Simpangan Baku Pre-Test dan Post-Test
Kelas Pre-Test Post-Test
Rata-rata (��)
Simpangan baku (s)
Rata-rata (��)
Simpangan baku (s)
Eksperimen 30,06 9,26 90,81 7,32
Kontrol 26,41 10,46 67,31 9,31 Berdasarkan uraian tersebut dapat dilihat gambaran
perbandingan nilai rata-rata pre-test dan post-test pada gambar 4.5.
Gambar 4.5 Grafik diagram batang nilai rata
Dari data tersebut menunjukan bahwa kemampuan awal (test) antara kelas eksperimen dan kelas kontrol relatif sama, karena kelas eksperimen dan kelas kontrol belum diberikan perlakuan pembelajaran. Pada pertemuan selanjutnya kelas eksperimen akan diberi perlakuan pembelajaran yang menggunakan model Stray dan kelas kontrol menggunakan metode ceramah dan Tanya jawab. Sedangkan hasil tes kemampuan akhir (eksperimen dan kelas kontrol terdapat perbedaan yang cukup besar, karena kelas eksperimen dan kelas kontrol telah dpembelajaran.
Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini yaitu apakah ada pengaruh yang signifikan model pembelajaran terhadap hasil belajar fisika siswa kelas VIII pada materi Energi.Kemudian kedua kelompok diberi perlakuan yang berbeda, yaitu kelas eksperimen diberi perlakuan dengan menggunakan model Two Stray ceramah dan tanya jawab.
Pada kelas eksperimen, proses belamenyenangkan. Dengan adanya siswa berbagi pengetahuan dan pengelaman dengan kelompok lain. Selain itu, proses belajar ini melibatkan siswa secara aktif, dalam penerapannya siswa dibentuk menjadi kelompok kecil dan kelompok itu dibagi lagi, orang tinggal dikelompoknya sedangkan dua orang lain bertamu ke kelompok lain mencari informasi. Pembagian kelompok terdiri dari 4 orang siswa heterogen.
Pembelajaran diawali dengan penyampaian materi tentang energi lalu pemberian tugas kelompkelompoknya siswa saling membantu mengerjakan dan memahaminya, setelah mereka bekerja kelompok dalam satu tim dan semua kelompok
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
Rata-rata
Gambar 4.5 Grafik diagram batang nilai rata-rata Pre-test
Dari data tersebut menunjukan bahwa kemampuan awal (antara kelas eksperimen dan kelas kontrol relatif sama, karena
kelas eksperimen dan kelas kontrol belum diberikan perlakuan pembelajaran. Pada pertemuan selanjutnya kelas eksperimen akan diberi perlakuan pembelajaran yang menggunakan model
dan kelas kontrol menggunakan metode ceramah dan Tanya jawab. Sedangkan hasil tes kemampuan akhir (post –testeksperimen dan kelas kontrol terdapat perbedaan yang cukup besar, karena kelas eksperimen dan kelas kontrol telah diberikan perlakuan pembelajaran.
Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini yaitu apakah ada pengaruh yang signifikan model pembelajaran Two Stay Two Stray terhadap hasil belajar fisika siswa kelas VIII pada materi Energi.Kemudian kedua kelompok diberi perlakuan yang berbeda, yaitu kelas eksperimen diberi perlakuan dengan menggunakan model Two Stray sedangkan kelas kontrol diberi perlakuan dengan metode ceramah dan tanya jawab.
Pada kelas eksperimen, proses belajar berlangsung menyenangkan. Dengan adanya siswa berbagi pengetahuan dan pengelaman dengan kelompok lain. Selain itu, proses belajar ini melibatkan siswa secara aktif, dalam penerapannya siswa dibentuk menjadi kelompok kecil dan kelompok itu dibagi lagi, orang tinggal dikelompoknya sedangkan dua orang lain bertamu ke kelompok lain mencari informasi. Pembagian kelompok terdiri dari 4 orang siswa heterogen.
Pembelajaran diawali dengan penyampaian materi tentang energi lalu pemberian tugas kelompok. Pada saat menyelesaikan tugas kelompoknya siswa saling membantu mengerjakan dan memahaminya, setelah mereka bekerja kelompok dalam satu tim dan semua kelompok
26.4130.06
67.31
90.81
kontrol eksperimen
test dan post-test
Dari data tersebut menunjukan bahwa kemampuan awal (pre-antara kelas eksperimen dan kelas kontrol relatif sama, karena
kelas eksperimen dan kelas kontrol belum diberikan perlakuan pembelajaran. Pada pertemuan selanjutnya kelas eksperimen akan diberi perlakuan pembelajaran yang menggunakan model Two Stay Two
dan kelas kontrol menggunakan metode ceramah dan Tanya test) antara kelas
eksperimen dan kelas kontrol terdapat perbedaan yang cukup besar, iberikan perlakuan
Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini yaitu apakah Two Stay Two Stray
terhadap hasil belajar fisika siswa kelas VIII pada materi Energi. Kemudian kedua kelompok diberi perlakuan yang berbeda, yaitu kelas eksperimen diberi perlakuan dengan menggunakan model Two Stay
sedangkan kelas kontrol diberi perlakuan dengan metode
jar berlangsung menyenangkan. Dengan adanya siswa berbagi pengetahuan dan pengelaman dengan kelompok lain. Selain itu, proses belajar ini melibatkan siswa secara aktif, dalam penerapannya siswa dibentuk menjadi kelompok kecil dan kelompok itu dibagi lagi, dimana dua orang tinggal dikelompoknya sedangkan dua orang lain bertamu ke kelompok lain mencari informasi. Pembagian kelompok terdiri dari 4
Pembelajaran diawali dengan penyampaian materi tentang ok. Pada saat menyelesaikan tugas
kelompoknya siswa saling membantu mengerjakan dan memahaminya, setelah mereka bekerja kelompok dalam satu tim dan semua kelompok
pre-test
post-test
yang lain sudah mengerjakan tugasnya masing-masing lalu hasil kerja mereka disharing dari satu kelompok ke kelompok lain dan membandingkan dan membahas hasil pekerjaan mereka semua. Hal tersebut membuat siswa mulai terbiasa dengan pembelajaran menggunakan model Two Stay Two Stray serta siswa juga terlihat bersemangat pada saat diberi soal latihan.
Berbeda dengan pembelajaran yang dilaksanakan pada kelas kontrol, pembelajara yang menggunakkan metode ceramah dan tanya jawab. Pada saat guru menjelaskan materi pelajaran siswa sibuk sendiri dan berdiskusi dengan teman di sampingnya. Kegiatan ini hanya berpusat pada guru, sehingga siswa menjadi pasif. Pada saat guru bertanya siapa yang belum mengerti, siswa hanya diam sehingga membuat guru kurang mengetahui batas pemahaman siswa.
Berdasarkan analisis data post-test pada kelas eksperimen nilai rata-rata yang diperoleh siswa telah mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang ditetapkan sebesar 75. Banyak siswa yang belum mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) adalah 2 siswa dari 32 siswa. Sedangkan analisis post-test pada kelas kontrol siswa yang belum mencapai kriteria ketuntasan (KKM) 19 siswa. Dengan demikian nilai peningkatan hasil belajar siswa fisika yang menggunakan model pembelajaran Two Stay Two Stray lebih tinggi dari pada peningkatan hasil belajar siswa fisika yang mengggunakan metode ceramah dan Tanya jawab.
SIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan rata-rata nilai pre-test hasil
belajar kelas eksperimen yang diperoleh siswa sebesar 33,97 dan kelas kontrol sebesar 32,53 dan rata-rata nilai post-test hasil belajar kelas eksperimen yang diperoleh siswa sebesar 90,81 dan kelas kontrol sebesar 60,63. Dapat disimpulkan bahwa Ada Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas VIII SMP Negeri 3 Lubuklinggau Tahun Pelajaran 2015/2016.
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan diatas, maka penulis mengemukakan saran-saran sebagai berikut :
1. Siswa diharapkan hendaknya lebih banyak lagi mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru dan memperhatikan penjelasan dari guru.
2. Guru diharapkan dapat lebih memotivasi siswa untuk lebih aktif sehingga terjalin komunikasi yang baik antara siswa dengan siswa ataupun antara guru dengan siswa.
3. Model pembelajaran Two Stay Two Stray ini sebagai alternatif untuk diterapkan pada materi yang lain sehingga dapat meningkatkan keaktifan siswa dan dapat memaksimalkan hasil pembelajaran.
4. Peneliti lain diharapkan juga untuk menerapkan model Two Stay Two Stray ini batasan masalah yang berbeda.
5. Perlu adanya penelitian lebih lanjut sebagai pengembangan dari penelitian
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. 2011. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.
Aunurrahman. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Bandung : Alfabeta.
Aqib, Zainal.2014. Model-model, media, dan Strategi Pembelajaran Kontekstual (Inovatif).Bandung: Yrama Widya.
Dimyati dan Mudjiono. 2013. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Giancolli. 2001. Fisika Universitas. Jakarta: Grasindo
Hamalik, O. 2009. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Bandung: Bumi Aksara.
. 2009. Psikologi Belajar-Mengajar. Bandung: Sinar Baru Agesindo Offset.
Hanafiah dan Suhana. 2010. Cooperative Learning. Yogyakarta:Pustaka Belajar.
Huda, Miftahul.2013.Cooperative Learning Metode, Teknik, Struktur dan Model penerapan.Yogyakarta:Pustaka Belajar.
Isjoni. 2009. Cooperatif Learning Mengembangkan Kemampuan Belajar Berkelompok. Bandung: Alfabeta.
Ismawati dan Hindarto. 2011. Penerapan Model Pembelajaran dengan Pendekatan Struktural Two Stay Two Stray Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas X SMA. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia. 2011 ,2(7) 38-41.
Jihad. Haris. 2012 .Evaluasi Pembelajaran.Yogyakarta : Multi Pressindo.
Lie, Anita.2008. Mempraktikkan Cooperatif Learning di Ruang-ruang Kelas. Jakarta : PT. Gramedia.
Mahyuni. 2014. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray Terhadap Prestasi Belajar Ipa Siswa Kelas V Sd Negeri 8 Padangsambian, Kecamatan Denpasar Barat Tahun Ajaran 2013/2014. Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha . 2014, 2 (1), 1-10.
Purwanto, M. N. 2012. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya.
. 2011. Statistik untuk Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Purmiati, Akhdinirwanto dan Ashari. 2012. Penerapan Metode kooperatif Tipe
Two Stay Two Stray Untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar IPA Siswa di SMP Negeri 7 Purworejo. Jurnal Radiasi. 2012,1(1),4-6.
. 2011. Stastistika Untuk Penelitian. yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Rusman. 2011. Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Ranu, S. 2014. Pengaruh Model Pembelajaran Two Stay Two Stray (TS-TS) terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas XI SMA Negeri 8 Lubuklinggau Tahun Pelajaran 2013/2014.Skripsi tidak diterbitkan. Lubuklinggau: Jurusan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam STKIP PGRI Lubuklinggau.
Sances. 2015. Penerapan Model Two Stay Two Stray Pada Pembelajaran Fisika Siswa Kelas VII SMP Negeri 6 Lubuklinggau Tahun Pelajaran 2014/2015. Skripsi tidak diterbitkan. Lubuklinggau: Jurusan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam STKIP PGRI Lubuklinggau.
Sanjaya, Wina. 2009. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses.
Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta
Suyatno. 2009. Menjelajah Pembelajaran Inovatif. Sidoarjo: Mas Media Buana Pustaka
Sudjana. 2009. Metode Statistik. Bandung: Tarsinto
Sugiyono. 2010. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
________2013. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Suhana dan Hanafiah. 2010. Konsep Strategi Pembelajaran . Bandung: Aditama
Sukardi. 2003. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Suprijono, Agus. 2009. Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Syarifudin,dkk. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Diadit Media.
Tim Penyusun. 2014. Pedoman Penulisan Makalah dan Skripsi Mahasiswa
STKIP-PGRI Lubuklinggau. Lubuklinggau: STKIP PGRI
Trianto. 2010. Model Pembelajaran Terpadu Konsep, Strategi, dan Implementasi dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Bumi Aksara.
Young, Hugh D dan Freedman, Roger A. 2009. Fisika Univesitas Edisi Kesepuluh Jilid I. Jakarta : Erlangga.
Yulianti. 2014. Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Two Stay Two Stray(TSTS) Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas X SMA 3 Tambusal . Jurnal Pendidikan Fisika Universitas Pasir Pengaraian. 2014, 1 (1), 1-5.