pengaruh metode problem-oriented terhadap...

213
PENGARUH METODE PROBLEM-ORIENTED TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Oleh: RADEN NABILAH FAHRANI NIM: 11150170000007 JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2020 M / 1441 H

Upload: others

Post on 27-Oct-2020

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH METODE PROBLEM-ORIENTED TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · adalah quasi eksperimen dengan desain penelitian Randomize Control Group Post

PENGARUH METODE PROBLEM-ORIENTED TERHADAP

KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh:

RADEN NABILAH FAHRANI

NIM: 11150170000007

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2020 M / 1441 H

Page 2: PENGARUH METODE PROBLEM-ORIENTED TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · adalah quasi eksperimen dengan desain penelitian Randomize Control Group Post
Page 3: PENGARUH METODE PROBLEM-ORIENTED TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · adalah quasi eksperimen dengan desain penelitian Randomize Control Group Post
Page 4: PENGARUH METODE PROBLEM-ORIENTED TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · adalah quasi eksperimen dengan desain penelitian Randomize Control Group Post
Page 5: PENGARUH METODE PROBLEM-ORIENTED TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · adalah quasi eksperimen dengan desain penelitian Randomize Control Group Post

i

ABSTRAK

RADEN NABILAH FAHRANI (11150170000007). “Pengaruh Metode

Problem-oriented terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa”. Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan,

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Desember 2019.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Metode Problem-Oriented

terhadap kemampuan berpikir kritis matematis siswa. Metode yang digunakan

adalah quasi eksperimen dengan desain penelitian Randomize Control Group Post

Test Only Design. Pemilihan kelas diperoleh dengan teknik cluster random

sampling pada siswa kelas VIII dengan pokok bahasan Pola Bilangan. Sampel

penelitian ini terdiri dari masing-masing 29 siswa pada kelas eksperimen (Metode

Problem-Oriented) dan kelas kontrol (Pembelajaran Konvensional) di SMP

Negeri 1 Citeureup pada tahun ajaran 2019/2020. Indikator kemampuan berpikir

kritis matematis yang diukur dalam penelitian ini adalah menganalisis solusi,

membangun keterampilan dasar, mengatur strategi dan taktik, dan mengevaluasi

solusi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan berpikir kritis matematis

siswa yang memperoleh pembelajaran dengan menggunakan Metode Problem-

Oriented lebih tinggi dibandingkan siswa yang menggunakan pembelajaran

konvensional sehingga penerapan metode Problem-Oriented berpengaruh secara

signifikan terhadap kemampuan berpikir kritis matematis siswa.

Kata kunci: Metode Problem-Oriented, Berpikir Kritis Matematis, Quasi

Eksperimen.

Page 6: PENGARUH METODE PROBLEM-ORIENTED TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · adalah quasi eksperimen dengan desain penelitian Randomize Control Group Post

ii

ABSTRACT

RADEN NABILAH FAHRANI (11150170000007). "The Effect of Problem-

Oriented Method on Students' Mathematical Critical Thinking Ability". The

thesis of Mathematics Education Department, Faculty of Tarbiya and Teaching

Science, Syarif Hidayatullah State Islamic University of Jakarta, December 2019.

The aims of this research is to analyze the effect of the Problem-Oriented Method

on students' mathematical critical thinking abilities. The method used is a quasi-

experiment with Randomize Control Group Post Test Only Design. Class

selection was obtained by cluster random sampling technique on class VIII with

the subject about Number Patterns. The sample of this research are 29 students

each in the experiment class (Problem-Oriented Method) and the control class

(Conventional Learning) at SMP Negeri 1 Citeureup in the 2019/2020 academic

year. The indicators of mathematical critical thinking ability measuring in this

research are analyzing solution, basic support, managing strategies and tactics,

and evaluating solution. The results of this research showes that the mathematical

critical thinking ability of students who used Problem-Oriented method was

higher than students who used conventional learning so that the application of the

Problem-Oriented method significantly affected the students' mathematical

critical thinking ability.

Keywords: Problem-Oriented Method, Mathematical Critical Thinking, Quasi

Experiments.

ABSTRACT

Page 7: PENGARUH METODE PROBLEM-ORIENTED TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · adalah quasi eksperimen dengan desain penelitian Randomize Control Group Post

iii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Allah SWT. atas limpahan rahmat dan

karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Skripsi ini

merupakan tugas akademis penulis yang diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah

dan Keguruan untuk memenuhi salah satu syarat mencapai gelar Sarjana

Pendidikan (S.Pd).

Dengan segala keterbatasan yang penulis miliki, penulisan skripsi ini tidak

terlepas dari bantuan, bimbingan, dan arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu,

penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah banyak

membantu dalam menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih penulis ucapkan

kepada :

1. Ibu Dr. Sururin, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2. Ibu Dr. Gelar Dwirahayu, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Pendidikan

Matematika yang telah memberikan perhatian dan arahan kepada penulis dan

teman-teman agar tetap optimis dalam menyelesaikan studi di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

3. Ibu Gusni Satriawati, S.Ag, M.Pd., selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan

Matematika sekaligus Dosen Penasihat Akademik kelas A Pendidikan

Matematika angkatan 2015 yang telah memberikan perhatian dan motivasi

kepada penulis dan teman-teman dalam menyelesaikan studi di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

4. Ibu Maifalinda Fatra, M.Pd., Ph.D. dan Ibu Finola Marta Putri, M.Pd., selaku

Dosen Pembimbing I dan II yang telah meluangkan waktu untuk

membimbing serta memberikan banyak pembelajaran kepada penulis selama

proses penyusunan skripsi ini.

5. Seluruh Dosen Jurusan Pendidikan Matematika yang telah memberikan

bantuan, dukungan, pengalaman, serta pembelajaran yang sangat berharga

kepada penulis dan teman-teman dalam menyelesaikan studi di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Page 8: PENGARUH METODE PROBLEM-ORIENTED TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · adalah quasi eksperimen dengan desain penelitian Randomize Control Group Post

iv

6. Kepala Sekolah dan guru-guru SMP Negeri 1 Citeureup khususnya Bu Indarti

yang telah mengizinkan penulis menggunakan kelasnya untuk melaksanakan

penelitian, serta siswa/i kelas VIII-G dan VIII-I tahun ajaran 2019/2020 yang

telah membantu penulis dalam proses penelitian.

7. Teristimewa untuk keluarga tercinta, almarhum ayah Drs. H. R. Fahrul Islam

yang di akhir hayatnya selalu menanyakan kepada penulis kapan wisuda

karena ingin bisa menghadiri; maaf ya pa, Allah punya kehendak lain. Ibu Hj.

Ani Aprilani, S.Pd. yang selalu berusaha kuat dan menguatkan anak-anaknya

dalam keadaan apapun, serta kakak-kakak R. Ahmad Zaky El Islami & istri

dan R. Manzilah Mubarokah Fahra & suami, atas segala doa yang tiada

hentinya dipanjatkan, semangat dan kasih sayang, serta dukungan baik moril

maupun materi.

8. Sahabat tercinta selama perkuliahan, Asih Inpriawati Ningtias, S.Pd., Dyah

Ayu Maharani, Anita Amelia, Annisa Sholihah, Pudji Rahayu Ningsih,

Suciana Dewi, Zharotun Nisa, Anita Mutiara Zaki, Kiki Rizkiyah, Sriyati,

Abdul, S.Pd., dan Ivon. Terima kasih telah bersedia mendoakan, menjadi

penyemangat dan tempat berkeluh kesah, serta selalu membantu dan

membersamai penulis dalam setiap langkah meraih cita.

9. Teman-teman seperjuangan Jurusan Pendidikan Matematika angkatan 2015

khususnya kelas A atas semangat dan bantuan selama proses perkuliahan baik

secara langsung maupun tidak langsung, kakak-kakak tingkat khususnya Ka

Kiki, Ka Hania, Ka Qoo’idah, Teh Imah, Ka Nazira, Ka Hani, Ka Suta, dan

Ka Yoga, serta adik-adik tingkat khususnya Bella, Yunita, dan Nur yang telah

memberikan banyak pembelajaran dan semangat, bantuan, serta menjadi

motivasi bagi penulis untuk menyelesaikan studi ini dengan baik.

10. Teman satu organisasi LDK Syahid UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

khususnya Ka Bibah, Ka Indah, Ahida, Ayu, dan Teni. Terima kasih telah

memberikan warna yang berbeda dalam perkuliahan ini.

11. Rekan KKN Pelita 2018 khususnya Hapsah, Ari Rahmawati, Rizky, Riza, dan

Mahessa atas doa, semangat, pengalaman, dan banyak bantuan dalam

menyusun skripsi ini.

Page 9: PENGARUH METODE PROBLEM-ORIENTED TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · adalah quasi eksperimen dengan desain penelitian Randomize Control Group Post

v

Semoga Allah anugerahkan kebaikan serta pahala yang berlimpah sebagai balasan

dari segala bentuk dukungan yang senantiasa penulis terima.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari kata

sempurna, maka dari itu penulis mengharapkan kritik maupun saran yang

membangun dari segala pihak demi perbaikan penulisan skripsi selanjutnya.

Semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan berguna bagi penulis maupun pembaca.

Jakarta, 17 November 2019

Penulis,

Raden Nabilah Fahrani

Page 10: PENGARUH METODE PROBLEM-ORIENTED TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · adalah quasi eksperimen dengan desain penelitian Randomize Control Group Post

vi

DAFTAR ISI

ABSTRAK .............................................................................................................. i

ABSTRACT ............................................................................................................ ii

KATA PENGANTAR .......................................................................................... iii

DAFTAR ISI ......................................................................................................... vi

DAFTAR TABEL ................................................................................................ ix

DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. x

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xi

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

A. Latar Belakang ..................................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ............................................................................. 8

C. Pembatasan Masalah ............................................................................ 8

D. Perumusan Masalah.............................................................................. 8

E. Tujuan Penelitian.................................................................................. 9

F. Manfaat Penelitian................................................................................ 9

BAB II DESKRIPSI TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR, DAN

HIPOTESIS PENELITIAN ................................................................................ 11

A. Kajian Teoritik ................................................................................... 11

1. Kemampuan Berpikir Kritis Matematis ......................................... 11

a. Deskripsi Kemampuan Berpikir ................................................ 11

b. Deskripsi Kemampuan Berpikir Kritis ...................................... 13

c. Deskripsi Kemampuan Berpikir Kritis Matematis .................... 17

d. Indikator Kemampuan Berpikir Kritis Matematis ..................... 18

2. Pembelajaran dengan Metode Problem-Oriented .......................... 22

a. Metode Pembelajaran Matematika ............................................ 22

b. Metode Problem-Oriented ......................................................... 24

c. Karakteristik Metode Problem-Oriented ................................... 28

d. Keunggulan Metode Problem-Oriented .................................... 31

e. Langkah-langkah Pembelajaran dengan Metode Problem-

Oriented .......................................................................................... 33

3. Pembelajaran Konvensional ........................................................... 38

B. Kajian Hasil Penelitian Relevan ......................................................... 40

Page 11: PENGARUH METODE PROBLEM-ORIENTED TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · adalah quasi eksperimen dengan desain penelitian Randomize Control Group Post

vii

C. Kerangka Berpikir .............................................................................. 42

D. Hipotesis Penelitian ............................................................................ 46

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ......................................................... 47

A. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................ 47

B. Metode Penelitian ............................................................................... 47

C. Populasi dan Sampel .......................................................................... 48

D. Variabel Penelitian ............................................................................. 48

E. Teknik Pengumpulan Data ................................................................. 49

F. Instrumen Penelitian ........................................................................... 49

G. Teknik Analisis Data .......................................................................... 61

H. Hipotesis Statistik ............................................................................... 65

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................... 66

A. Deskripsi Data .................................................................................... 66

1. Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa Kelas Eksperimen. 66

2. Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa Kelas Kontrol ....... 68

3. Perbandingan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa

Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol............................................. 69

4. Perbandingan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa

Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Per-Indikator ...................... 70

B. Hasil Uji Prasyarat Analisis ............................................................... 72

1. Uji Normalitas ................................................................................ 73

2. Uji Homogenitas ............................................................................. 73

C. Hasil Pengujian Hipotesis .................................................................. 74

D. Pembahasan Hasil Penelitian ............................................................. 75

1. Proses Pembelajaran Kelas Eksperimen ......................................... 75

2. Proses Pembelajaran Kelas Kontrol ............................................... 83

3. Analisis Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa

Per- Indikator .................................................................................. 84

4. Analisis Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa

Secara Keseluruhan ........................................................................ 94

5. Keterbatasan Penelitian .................................................................. 96

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 97

A. Kesimpulan......................................................................................... 97

Page 12: PENGARUH METODE PROBLEM-ORIENTED TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · adalah quasi eksperimen dengan desain penelitian Randomize Control Group Post

viii

B. Saran ................................................................................................... 98

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 99

LAMPIRAN ........................................................................................................ 104

Page 13: PENGARUH METODE PROBLEM-ORIENTED TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · adalah quasi eksperimen dengan desain penelitian Randomize Control Group Post

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Indikator Kemampuan Berpikir Kritis Matematis .............................. 20

Tabel 3.1 Desain Penelitian ................................................................................. 47

Tabel 3.2 Kisi-kisi Uji Coba Instrumen Tes Berpikir Kritis Matematis Siswa ... 49

Tabel 3.3 Pedoman Penskoran Tes Berpikir Kritis Matematis Siswa ................. 50

Tabel 3.4 Hasil Rekapitulasi Uji Validitas Isi Instrumen Kemampuan

Berpikir Kritis Matematis.................................................................... 54

Tabel 3.5 Hasil Rekapitulasi Uji Validitas Empiris Instrumen Kemampuan

Berpikir Kritis Matematis.................................................................... 55

Tabel 3.6 Kriteria Koefisien Korelasi Reliabilitas Instrumen ............................. 56

Tabel 3.7 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Kemampuan Berpikir Kritis

Matematis ............................................................................................ 57

Tabel 3.8 Kriteria Indeks Daya Pembeda Instrumen .......................................... 57

Tabel 3.9 Hasil Rekapitulasi Uji Daya Pembeda Instrumen Kemampuan

Berpikir Kritis Matematis.................................................................... 58

Tabel 3.10 Kriteria Indeks Kesukaran Instrumen ................................................. 59

Tabel 3.11 Hasil Rekapitulasi Uji Taraf Kesukaran Instrumen Kemampuan

Berpikir Kritis Matematis.................................................................... 59

Tabel 3.12 Hasil Rekapitulasi Analisis Butir Soal Kemampuan Berpikir Kritis

Matematis ............................................................................................ 60

Tabel 4.1 Hasil Statistik Deskriptif Post Test Kelas Eksperimen ....................... 66

Tabel 4.2 Hasil Statistik Deskriptif Post Test Kelas Kontrol .............................. 68

Tabel 4.3 Perbandingan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa Kelas

Eksperimen dan Kelas Kontrol ........................................................... 69

Tabel 4.4 Perbandingan Indikator Kemampuan Berpikir Kritis Matematis

Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ....................................... 71

Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas Tes Kemampuan Berpikir Kritis Matematis

Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ....................................... 73

Tabel 4.6 Hasil Uji Homogenitas Tes Kemampuan Berpikir Kritis Matematis

Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ....................................... 74

Tabel 4.7 Hasil Uji Hipotesis Tes Kemampuan Berpikir Kritis Matematis

Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ....................................... 74

Page 14: PENGARUH METODE PROBLEM-ORIENTED TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · adalah quasi eksperimen dengan desain penelitian Randomize Control Group Post

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir .......................................................................... 46

Gambar 4.1 Histogram Data Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa

Kelas Eksperimen ........................................................................... 67

Gambar 4.2 Histogram Data Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa

Kelas Kontrol.................................................................................. 69

Gambar 4.3 Persentase Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa Kelas

Eksperimen dan Kelas Kontrol ....................................................... 72

Gambar 4.4 Contoh LKS pada Tahap Pemberian Masalah Kognitif ................. 77

Gambar 4.5 Contoh LKS dan Pengerjaan Siswa pada Tahap Menganalisis

dan Menyelesaikannya ................................................................... 78

Gambar 4.6 Contoh LKS dan Pengerjaan Siswa pada Tahap Meringkas Hasil

yang Diperoleh ............................................................................... 79

Gambar 4.7 Contoh LKS dan Pengerjaan Siswa pada Tahap Metode

Perluasan Masalah .......................................................................... 80

Gambar 4.8 Contoh LKS dan Pengerjaan Siswa pada Tahap Meringkas dan

Meningkatkan Kompetensi ............................................................. 81

Gambar 4.9 Proses Pembelajaran di Kelas Eksperimen ..................................... 82

Gambar 4.10 Proses Pembelajaran di Kelas Kontrol ........................................... 84

Gambar 4.11 Contoh Soal Posttest untuk Indikator Menganalisis Solusi ........... 85

Gambar 4.12 Jawaban Siswa untuk Indikator Menganalisis Solusi (a) Kelas

Eksperimen (b) Kelas Kontrol ........................................................ 86

Gambar 4.13 Contoh Soal Posttest untuk Indikator Membangun Keterampilan

Dasar ............................................................................................... 88

Gambar 4.14 Contoh Jawaban Siswa untuk Indikator Membangun

Keterampilan Dasar (a) Kelas Eksperimen (b) Kelas Kontrol ....... 88

Gambar 4.15 Contoh Soal Posttest untuk Indikator Mengatur Strategi dan

Taktik .............................................................................................. 90

Gambar 4.16 Contoh Jawaban Siswa untuk Indikator Mengatur Strategi dan

Taktik Kelas Eksperimen (b) Kelas Kontrol ................................. 90

Gambar 4.17 Contoh Soal Posttest untuk Indikator Mengevaluasi Solusi .......... 92

Gambar 4.18 Contoh Jawaban Siswa untuk Indikator Mengevaluasi Solusi (a)

Kelas Eksperimen (b) Kelas Kontrol .............................................. 93

Page 15: PENGARUH METODE PROBLEM-ORIENTED TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · adalah quasi eksperimen dengan desain penelitian Randomize Control Group Post

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Contoh Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas

Eksperimen.............................................................................. 104

Lampiran 2 Contoh Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas

Kontrol.................................................................................... 124

Lampiran 3 Contoh Lembar Kerja Siswa................................................... 142

Lampiran 4 Kisi-Kisi Uji Coba Instrumen Tes Berpikir Kritis Matematis

Siswa....................................................................................... 153

Lampiran 5 Uji Coba Instrumen Tes Berpikir Kritis Matematis

Siswa....................................................................................... 154

Lampiran 6 Hasil Uji Validitas Isi Instrumen Kemampuan Berpikir

Kritis Matematis...................................................................... 157

Lampiran 7 Hasil Uji Validitas Empiris Instrumen Kemampuan Berpikir

Kritis Matematis...................................................................... 158

Lampiran 8 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Kemampuan Berpikir Kritis

Matematis................................................................................ 160

Lampiran 9 Hasil Uji Daya Pembeda Instrumen Kemampuan Berpikir

Kritis Matematis...................................................................... 161

Lampiran 10 Hasil Uji Taraf Kesukaran Instrumen Kemampuan Berpikir

Kritis Matematis...................................................................... 163

Lampiran 11 Rekapitulasi Hasil Uji Validitas, Reliabilitas, Tingkat

Kesukaran, dan Daya Pembeda............................................... 165

Lampiran 12 Kisi-Kisi Instrumen Tes Berpikir Kritis Matematis

Siswa....................................................................................... 166

Lampiran 13 Instrumen Tes Kemampuan Berpikir Kritis Matematis

Siswa....................................................................................... 167

Lampiran 14 Kunci Jawaban Instrumen Tes Berpikir Kritis Matematis...... 170

Lampiran 15 Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Berpikir Kritis

Matematis................................................................................ 175

Lampiran 16 Hasil Post Test Kelompok Eksperimen.................................. 177

Lampiran 17 Hasil Post Test Kelompok Kontrol......................................... 178

Lampiran 18 Hasil Uji Normalitas Tes Kemampuan Berpikir Kritis

Matematis Siswa..................................................................... 179

Lampiran 19 Hasil Perhitungan Uji Homogenitas Tes Kemampuan

Berpikir Kritis Matematis Siswa............................................. 180

Lampiran 20 Hasil Perhitungan Uji Hipotesis Kemampuan Berpikir Kritis

Page 16: PENGARUH METODE PROBLEM-ORIENTED TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · adalah quasi eksperimen dengan desain penelitian Randomize Control Group Post

xii

Matematis Siswa..................................................................... 181

Lampiran 21 Kisi-Kisi Instrumen Tes Kemampuan Berpikir Kritis

Matematis Tahap Pra Penelitian............................................. 182

Lampiran 22 Instrumen Tes Kemampuan Berpikir Kritis Matematis

Tahap Pra Penelitian............................................................... 183

Lampiran 23 Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Tahap Pra

Penelitian................................................................................. 184

Lampiran 24 Hasil Wawancara Tahap Pra Penelitian.................................. 185

Lampiran 25 Hasil Uji Referensi.................................................................. 187

Lampiran 26 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian....................... 195

Lampiran 27 Hasil Uji Plagiarisme.............................................................. 196

Page 17: PENGARUH METODE PROBLEM-ORIENTED TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · adalah quasi eksperimen dengan desain penelitian Randomize Control Group Post

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang dapat membentuk

pola pikir siswa. Matematika memiliki peran yang penting dalam pendidikan,

terbukti dengan dijadikannya matematika sebagai salah satu mata pelajaran

wajib pada setiap jenjang pendidikan. Salah satu tujuan pencapaian

kompetensi matematika pada kurikulum 2013 berdasarkan Permendiknas

Nomor 21 Tahun 2016 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah

adalah agar siswa memiliki sikap logis, kritis, analitis, cermat dan teliti,

bertanggung jawab, responsif, dan tidak mudah menyerah dalam

memecahkan masalah.1 Berkaitan dengan sikap kritis, menurut Fatra dan

Maryati, materi matematika dan keterampilan berpikir kritis merupakan dua

hal yang tidak dapat dipisahkan, karena materi matematika dipahami melalui

berpikir kritis, dan berpikir kritis dilatih melalui belajar matematika.2

Berpikir kritis merupakan salah satu kemampuan berpikir tingkat tinggi

yang sangat erat kaitannya dengan proses pemecahan masalah matematika.

Kemampuan ini mencakup tindakan untuk mengevaluasi situasi, masalah,

atau argumen, dan memilih pola investigasi yang menghasilkan jawaban

terbaik yang bisa didapat3 dalam menghadapi sebuah permasalahan.

Kemampuan tersebut sangat berguna bagi siswa untuk dapat memecahkan

masalah yang dihadapinya baik dalam konteks matematika maupun dalam

konteks kehidupan terutama pada abad ke-21 ini. Hal itu terlihat dari hasil

survey yang dilakukan oleh AMA (American Management Assosiation)

tentang kemampuan berpikir kritis bahwa salah satu kemampuan abad 21

yang sangat dibutuhkan dalam dunia pekerjaan yaitu kemampuan berpikir

1 Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 21 Tahun 2016 tentang

Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah. 2 Maifalinda Fatra dan Tita Khalis Maryati, Implementasi K13 pada Pembelajaran

Matematika dalam Meningkatkan Kemampuan Berfikir Kritis dan Kreatif, (Jakarta: Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah, 2018), h.3. 3 Daniel A. Fieldman, Berpikir Kritis: Strategi Untuk Pengambilan Keputusan, (Jakarta:

Indeks, 2010), Cet. 1, h.4.

Page 18: PENGARUH METODE PROBLEM-ORIENTED TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · adalah quasi eksperimen dengan desain penelitian Randomize Control Group Post

2

kritis dan pemecahan masalah. Kemampuan yang dimaksud dalam survey

tersebut ialah kemampuan mengambil keputusan, kemampuan memecahkan

masalah, serta kemampuan melakukan tindakan yang tepat.4 Sejalan dengan

itu, Ramdhani dan Patria juga memaparkan bahwa kemampuan berpikir kritis

menjadi salah satu kompetensi dasar yang diharapkan ada pada generasi abad

21.5

Berdasarkan Permendiknas Nomor 21 Tahun 2016 tentang Standar Isi

Pendidikan Dasar dan Menengah serta hasil survey AMA yang telah

dipaparkan, berpikir kritis merupakan kemampuan yang dapat menunjang

siswa dalam mencapai salah satu tujuan kompetensi matematika serta perlu

dimiliki oleh siswa sebagai bekal dalam menjalani kehidupan pada abad ke-

21. Jika siswa memiliki kemampuan berpikir kritis yang baik, maka ia akan

mampu memecahkan masalah dengan baik pula sehingga dapat membantunya

dalam proses pembelajaran matematika serta penerapannya dalam kehidupan.

Oleh karena itu, kemampuan berpikir kritis menjadi penting untuk

ditingkatkan terutama dalam konteks pemecahan masalah agar siswa

Indonesia mampu bersaing secara global pada abad ke-21 ini.

Menurut Fatra dan Maryati, berpikir kritis merupakan salah satu aspek

penting dalam proses pembelajaran, namun kemampuan ini belum dapat

dikembangkan secara optimal.6 Hasil PISA (Programme for International

Student Assessment) pada tahun 2015 yang berfokus untuk mengukur

kecakapan anak usia 15 tahun dalam bidang matematika menunjukkan

prestasi belajar siswa Indonesia berada pada peringkat ke-62 dari 72 negara

peserta dengan skor rata-rata 386, sedangkan skor rata-rata internasional

adalah 490.7 Jika dilihat lebih mendetail, perolehan siswa Indonesia pada

kategori science, reading and mathematics untuk share of top performers in

4 American Management Assosiation, AMA 2012 Critical Skills Survey,

(http://www.amanet.org/uploaded/2012-Critical-Skills-Survey.pdf), Diakses tanggal 10 November

2019 Jam 22.32 WIB. 5 Neila Ramdhani dan Bhina Patria, Psikologi untuk Indonesia Maju dan Beretika,

(Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2018), h.28. 6 Maifalinda Fatra dan Tita Khalis Maryati, op.cit., h. 2.

7 PISA 2015 Results (Volume I): Excellence and Equity in Education, PISA, OECD

Publishing, (OECD : Paris, 2016), (http://dx.doi.org/10.1787/9789264266490-en), p.44.

Page 19: PENGARUH METODE PROBLEM-ORIENTED TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · adalah quasi eksperimen dengan desain penelitian Randomize Control Group Post

3

at least one subject (level 5 or 6) hanya mencapai 0,8% dari standar PISA

15,3%.8 Data tersebut menunjukkan bahwa kemampuan siswa Indonesia pada

level 5 dan 6 yang dapat mengukur kemampuan berpikir kritis matematis

masih di bawah rata-rata skor PISA. Kemampuan berpikir kritis matematis

yang dimaksud instrumen PISA pada level 5 ditunjukkan dengan kriteria

mampu mengembangkan model untuk situasi yang kompleks,

mengidentifikasi masalah, menentukan asumsi, dan mengevaluasi strategi

penyelesaian masalah menggunakan penalaran yang baik. Sedangkan pada

level 6, ditunjukkan dengan kriteria mampu membuat konsep, memanfaatkan

informasi berdasarkan investigasi dan pemodelan situasi masalah yang

kompleks, menggeneralisasi melalui representasi dan penalaran lebih lanjut,

mengembangkan strategi untuk mengkritisi situasi baru, serta merefleksikan

tindakan secara tepat mengenai temuan, interpretasi, argumen, dan

kesesuaiannya dengan situasi asli.9

Berdasarkan laporan TIMSS (Trends in International Mathematics and

Sciences Study) yang melakukan studi pencapaian negara pada bidang sains

dan matematika, pada tahun 2015 siswa Indonesia menduduki peringkat ke

45 dari 50 negara yang berpastisipasi dalam bidang matematika dengan

perolehan skor 397.10

Kerangka penilaian TIMSS 2015 terdiri atas dua

domain yakni domain konten dan domain kognitif. Domain kognitif terdiri

atas domain mengetahui (knowing), domain mengaplikasi (applying), dan

domain bernalar (reasoning). Dari ke tiga domain tersebut, siswa Indonesia

mencapai penguasaan terbaik pada domain mengetahui (knowing) yaitu

sebesar 57% benar, selanjutnya pada domain mengaplikasi (applying) yaitu

sebesar 4% benar, sedangkan pencapaian terburuk adalah pada domain

bernalar (reasoning) yang dinilai sangat minim.11

Menurut Krulik dan

Rudnick, berpikir kritis merupakan kategori penalaran pada tingkatan yang

8 Ibid.,

9 Ibid., p. 191.

10 Pusat Penilaian Pendidikan Badan Penelitian dan Pengembangan, Mengenai TIMSS,

(https://puspendik.kemdikbud.go.id/seminar/upload/Hasil%20Seminar%20Puspendik%202016/TI

MSS%20infographic.pdf). Diakses tanggal 27 Maret 2019 Jam 06.35 WIB. 11

Ibid.

Page 20: PENGARUH METODE PROBLEM-ORIENTED TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · adalah quasi eksperimen dengan desain penelitian Randomize Control Group Post

4

lebih tinggi.12

Dari data-data tersebut, dapat diketahui bahwa kemampuan

berpikir kritis matematis siswa Indonesia masih tergolong rendah.

Selain itu, berdasarkan penelitian pendahuluan yang dilakukan oleh

peneliti di SMP Negeri 1 Citeureup pada tahun ajaran 2018/2019 yang

bertujuan untuk mengetahui kemampuan berpikir kritis siswa, hasilnya

menunjukkan bahwa rata-rata nilai siswa hanya mencapai 18,75 dari skala 0

sampai 100 pada indikator menganalisis argumen, menarik kesimpulan,

mengidentifikasi asumsi, dan memutuskan suatu tindakan. Data tersebut

menunjukkan bahwa kemampuan berpikir kritis matematis siswa masih

tergolong sangat rendah dan perlu mendapatkan perhatian lebih untuk

ditingkatkan. Hasil penelitian pendahuluan tersebut didukung pula dengan

hasil wawancara yang dilakukan peneliti kepada guru matematika di SMP

Negeri 1 Citeureup. Berdasarkan hasil wawancara, guru tersebut mengatakan

bahwa kemampuan berpikir kritis matematis siswa dapat terlihat pada siswa

yang kemampuannya berada di atas rata-rata sekolah namun belum merata

pada semua siswa sehingga perlu ditingkatkan. Menurutnya, persentase

kemampuan siswa yang berada di atas rata-rata sekolah mencapai 50%, yang

menengah mencapai 30%, dan 20% lainnya tergolong sangat rendah.

Selanjutnya, hasil wawancara pada guru tersebut juga menunjukkan

bahwa soal-soal yang diberikan kepada siswa merupakan soal-soal rutin pada

umumnya dan siswa merasa kesulitan jika diberikan soal cerita serta soal-soal

pemecahan masalah. Guru tersebut juga menuturkan bahwa metode

pembelajaran yang paling dominan digunakan adalah metode ceramah dan

drill. Berkaitan dengan itu, Sanjaya telah lebih dulu mengemukakan bahwa

guru biasanya belum merasa puas manakala dalam proses pengelolaan

pembelajaran tidak melakukan ceramah.13

Metode ceramah merupakan

metode pembelajaran yang berpusat pada guru dan menjadikan siswa hanya

12

A.M.Irfan Taufan Asfar dan Syarif Nur, Model Pembelajaran Problem Posing &

Solving: Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah, (Sukabumi: CV Jejak, 2018), Cet. 1,

h.24. 13

Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran: Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta:

Kencana, 2011), Cet. 8, h. 147.

Page 21: PENGARUH METODE PROBLEM-ORIENTED TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · adalah quasi eksperimen dengan desain penelitian Randomize Control Group Post

5

berperan sebagai penerima sehingga penerapan metode ini kurang

mendukung siswa dalam mengembangkan kemampuan berpikir kritisnya.

Berdasarkan penuturan ahli dan fakta-fakta pada penelitian pendahuluan

yang telah dilakukan, metode pembelajaran yang berpusat pada guru serta

soal-soal rutin yang diberikan oleh guru kurang menunjang siswa dalam

kegiatan pemecahan masalah dan tidak memfasilitasi siswa dalam

mengembangkan kemampuan berpikir matematisnya, salah satunya yaitu

kemampuan berpikir kritis matematis. Hal tersebut diduga menjadi salah satu

penyebab rendahnya kemampuan berpikir matematis siswa.

Menurut Sudiyasa, kemampuan berpikir kritis matematika akan

berkesempatan dimunculkan dan dikembangkan ketika siswa sedang dalam

proses yang intens tentang pemecahan masalah.14

Hal ini didukung oleh Fatra

dan Maryati bahwa berpikir kritis bisa muncul apabila dalam pembelajaran

ada masalah yang menjadi pemicu dan diikuti dengan pertanyaan.15

Dengan

demikian, terlihat bahwa pembelajaran yang berorientasi masalah dapat

memfasilitasi siswa dalam memunculkan dan mengembangkan kemampuan

berpikir kritisnya.

Snyder dan Snyder mengemukakan bahwa lingkungan belajar yang

secara aktif melibatkan siswa dalam penyelidikan informasi dan penerapan

pengetahuan akan meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa.16

Oleh

sebab itu, siswa perlu dibiasakan untuk menyelesaikan soal-soal penerapan

dalam bentuk masalah kontekstual agar dapat menunjang kemampuan

berpikir kritis. Berkaitan dengan itu, Lambertus mengatakan bahwa melatih

kemampuan berpikir krtitis dalam pembelajaran matematika dapat dilakukan

dengan pemberian soal-soal tidak rutin atau tugas-tugas yang berhubungan

14

I Wayan Sudiyasa, “Mengembangkan Kemampuan Berfikir Kritis dengan Pembelajaran

Berbasis Masalah”, dalam Harry Dwi Putra (eds.), Prosiding Seminar Nasional Pendidikan

Matematika Program Pasca Sarjana STKIP Siliwangi Bandung, Vol. 1, 2014, h. 160. 15

Maifalinda Fatra dan Tita Khalis Maryati, op.cit., h. 3. 16

Lisa Gueldenzoph Snyder dan Mark J. Snyder, Teaching Critical Thinking and Problem

Solving Skills, The Delta Pi Epsilon Journal, Vol. L (2), 2008, p. 97.

Page 22: PENGARUH METODE PROBLEM-ORIENTED TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · adalah quasi eksperimen dengan desain penelitian Randomize Control Group Post

6

dengan dunia nyata dan terkait dengan kehidupan sehari-hari.17

Dengan

mengerjakan soal-soal tidak rutin dalam proses pemecahan masalah, siswa

akan mendapatkan kesempatan untuk mengeksplorasi pengetahuannya.

Pemberian soal-soal tidak rutin juga dapat melatih kemampuan berpikir kritis

siswa karena melibatkan keterkaitan antar beberapa konsep yang harus

diterapkan. Artinya, siswa harus memiliki pengetahuan yang dalam agar

dapat menguraikan alasan terkait proses penyelesaiannya. Selain itu, masalah

yang berkaitan dengan dunia nyata akan menyadarkan siswa pada esensi

matematika dalam kehidupan sehingga dapat menambah motivasi untuk

mempelajari dan mengkritisi pembelajaran matematika yang dipelajarinya.

Berdasarkan pemaparan tersebut, penggunaan metode pembelajaran yang

berpusat pada siswa dengan berorientasi masalah yang mencakup soal-soal

tidak rutin dan berhubungan dengan dunia nyata dapat menjadi solusi yang

tepat untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematis siswa.

Salah satu metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk

meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematis siswa adalah metode

Problem-Oriented. Metode Problem-Oriented merupakan salah satu metode

pembelajaran berorientasi masalah yang melibatkan siswa secara aktif dalam

proses pemecahan masalah. Wang dkk. mengatakan bahwa literatur telah

menunjukan efek yang menjanjikan dari pembelajaran Problem-Oriented

dalam membantu siswa mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan

keterampilan memecahkan masalah serta memperluas pengetahuan tentang

materi pelajaran.18

Menurut Weed, penerapan metode Problem-Oriented

membutuhkan seperangkat keterampilan, di antaranya: mendefiniskan

masalah, menetapkan tujuan, dan merancang rencana yang berfokus pada

pencapaian tujuan-tujuan tersebut.19

Dengan demikian, siswa dituntut untuk

17

Lambertus, Pentingnya Melatih Kemampuan Berpikir Kritis dalam Pembelajaran

Matematika di SD, Forum Kependidikan, Vol. 28 (2), 2009, h. 142. 18

Minhong Wang, Sharon Derry, and xun ge, Guest Editorial: Fostering Deep Learning in

Problem-Solving Contexts with the Support of Technology, Journal of Education Technology &

Society, Vol. 20, 4, 2017, p.162. 19

Barbara Lichner Ingram, Clinical Case Formulation: Matching the Integrative Treatment

Plan to the Client, (Canada: John Wiley & Sons, Inc., 2006), p.10.

Page 23: PENGARUH METODE PROBLEM-ORIENTED TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · adalah quasi eksperimen dengan desain penelitian Randomize Control Group Post

7

berpikir secara fokus dan rasional dalam proses pemecahan masalah sehingga

dapat membantunya dalam mengeksplorasi kemampuan berpikir kritis. Hal

tersebut didukung oleh Knudsen, bahwa berpikir kritis berperan dalam

pembelajaran dan refleksi yang menjadi inti dalam pembelajaran Problem-

Oriented pada setiap langkahnya.20

Menurut Hu et.al., peranan guru dalam

penerapan metode Problem-Oriented adalah sebagai promotor yang

membantu, mengingatkan, dan menuntun siswa dalam proses berpikir kritis.21

Metode Problem-Oriented dapat mengatasi rendahnya kemampuan berpikir

kritis matematis siswa karena dalam metode ini siswa dilatih untuk memiliki

kesadaran akan masalah. Menurut Si-Min, kesadaran masalah mengacu pada

memahami dunia dengan cara berpikir kritis, menemukan alasan, serta

memandang dunia secara subjektif dan objektif dengan sikap

mempertanyakan.22

Dalam metode ini, masalah yang disajikan adalah

masalah matematika yang berhubungan dengan dunia nyata. Berdasarkan

langkah pembelajaran yang terdapat pada metode Problem-Oriented, siswa

dituntut untuk menggunakan dan mengeksplorasi pengetahuannya secara

mandiri dalam menganalisis dan menyusun strategi pemecahan masalah.

Kemudian, siswa diarahkan untuk berpikir secara analitik dan analogik terkait

penggunaan konsep serta penerapan strategi pemecahan masalah yang

dipilihnya agar dapat benar-benar memahaminya. Dengan proses

pembelajaran tersebut, peneliti meyakini bahwa metode Problem-Oriented

dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematis siswa.

Berdasarkan uraian masalah yang telah dipaparkan, peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian yang berjudul : “Pengaruh Metode Problem-Oriented

Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa”.

20

Anders Siig Andersen and Simon B. Heilesen, The Roskilde Model: Problem-Oriented

Learning and Project Work, Innovation and Change in Professional Education, Vol.12, 2015,

p.158. 21

Yu-Han Hu, Jun Xing, dan Liang-Ping Tu, The Effect of a Problem-oriented Teaching

Method on University Mathematics Learning, EURASIA Journal of Mathematics, Science and

Technology Education, Vol. 14, 5, 2018, p. 1696. 22

Xiyan Wang, Research on Application of “Problem-Oriented” Teaching Method in “An

Introduction to the Basic Principle of Marxism” Course, International Academic Workshop on

Social Science, 2013, p. 838.

Page 24: PENGARUH METODE PROBLEM-ORIENTED TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · adalah quasi eksperimen dengan desain penelitian Randomize Control Group Post

8

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya,

maka dapat diidentifikasikan beberapa masalah sebagai berikut:

1. Kemampuan berpikir kritis siswa masih tergolong rendah dan belum dapat

dikembangkan secara optimal.

2. Pembelajaran dengan metode ceramah yang masih berpusat pada guru

tidak memfasilitasi siswa untuk mengembangkan kemampuan berpikir

kritis.

3. Soal-soal rutin yang biasa diberikan oleh guru kurang menunjang siswa

dalam kegiatan pemecahan masalah dan tidak menuntut siswa untuk

berpikir kritis.

C. Pembatasan Masalah

Pembatasan masalah penelitian bertujuan agar penelitian yang dilakukan

lebih fokus dan terarah, maka peneliti memberikan batasan sebagai berikut :

1. Metode Problem-Oriented dalam penelitian ini dilakukan berdasarkan

pada aktivitas siswa, dengan tahapan: a. Pemberian masalah kognitif;

b.Menganalisis masalah dan menyelesaikannya; c. Meringkas hasil yang

diperoleh; d. Metode perluasan masalah; dan e. Meringkas dan

meningkatkan kompetensi.

2. Indikator kemampuan berpikir kritis yang diukur dalam penelitian ini

meliputi: a. Menganalisis solusi, b. Membangun keterampilan dasar;

c.Mengatur strategi dan taktik, dan d. Mengevaluasi solusi.

3. Pada materi pola bilangan untuk tingkat SMP kelas VIII.

D. Perumusan Masalah

Perumusan masalah yang akan dibahas serta dijawab dalam penelitian ini

adalah:

1. Bagaimana kemampuan berpikir kritis matematis siswa yang memperoleh

pembelajaran dengan metode Problem-Oriented?

2. Bagaimana kemampuan berpikir kritis matematis siswa yang memperoleh

pembelajaran konvensional?

Page 25: PENGARUH METODE PROBLEM-ORIENTED TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · adalah quasi eksperimen dengan desain penelitian Randomize Control Group Post

9

3. Apakah kemampuan berpikir kritis matematis siswa yang diajarkan dengan

metode Problem-Oriented lebih tinggi daripada kemampuan berpikir kritis

matematis siswa yang diajarkan dengan pembelajaran konvensional?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah yang telah dibentuk, tujuan dari

penelitian ini adalah:

1. Untuk menganalisis kemampuan berpikir kritis matematis siswa setelah

memperoleh pembelajaran dengan metode Problem-Oriented.

2. Untuk menganalisis kemampuan berpikir kritis matematis siswa setelah

memperoleh pembelajaran konvensional.

3. Untuk menganalisis perbandingan kemampuan berpikir kritis matematis

siswa yang memperoleh pembelajaran dengan metode Problem-Oriented

dan kemampuan berpikir kritis matematis siswa yang memperoleh

pembelajaran konvensional.

F. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

a. Memberikan informasi tentang pembelajaran menggunakan metode

Problem-Oriented berkaitan dengan kemampuan berpikir kritis

matematis siswa.

b. Sebagai referensi penelitian yang relevan untuk penelitian selanjutnya.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi guru, metode Problem-Oriented dapat diterapkan untuk membantu

guru dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematis siswa.

b. Bagi siswa, penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan

berpikir kritis matematis siswa melalui penerapan metode Problem-

Oriented dalam pembelajaran.

c. Bagi sekolah, penelitian ini menambah referensi metode pembelajaran

yang dapat digunakan sekolah dan diharapkan mampu meningkatkan

kualitas pembelajaran matematika di sekolah melalui peningkatan

kemampuan berpikir kritis matematis siswa.

Page 26: PENGARUH METODE PROBLEM-ORIENTED TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · adalah quasi eksperimen dengan desain penelitian Randomize Control Group Post

10

d. Bagi peneliti, sebagai acuan dalam mendesain pembelajaran sehingga

dapat memberikan kesempatan bagi siswa untuk mengembangkan

kemampuan berpikir kritis matematis.

Page 27: PENGARUH METODE PROBLEM-ORIENTED TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · adalah quasi eksperimen dengan desain penelitian Randomize Control Group Post

11

BAB II

DESKRIPSI TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS

PENELITIAN

A. Kajian Teoritik

1. Kemampuan Berpikir Kritis Matematis

a. Deskripsi Kemampuan Berpikir

Kemampuan (skill) merupakan suatu hal yang dimiliki oleh seorang

individu untuk menunaikan kewajiban yang ditanggungkan kepadanya.1

Sebagai makhluk hidup yang terus berkembang, setiap individu pasti

memiliki kemampuan sesuai dengan bidangnya masing-masing. Ada yang

kemampuannya dapat terlihat dengan kasat mata, ada pula yang

kemampuannya tidak dapat dilihat atau diukur tanpa bantuan media. Salah

satu kemampuan yang wujudnya tidak nampak namun memiliki fungsi yang

mendasar dalam kehidupan ialah kemampuan berpikir. Dalam proses

pembelajaran, kemampuan berpikir diperlukan siswa untuk memahami setiap

materi pelajaran agar dapat mencapai tujuan pembelajaran yang disuguhkan

kepadanya.

Susanto mengartikan berpikir sebagai aktivitas mental yang dapat

menghasilkan pengetahuan.2 Sebagai makhluk yang berakal, manusia pasti

tidak akan luput dari proses berpikir dalam setiap perilakunya, baik itu

sebelum atau pun sesudah tindakan tersebut dilakukan. Berpikir

melambangkan perbuatan yang kerap kali tersembunyi pada sebuah

gambaran, ide, atau konsep, yang diperbuat oleh seseorang.3 Dengan berpikir,

seseorang dapat memaknai kehidupannya dan membuatnya menjadi lebih

berarti. Menurut Wowo, aktivitas mental atau intelektual yang mencakup

kesadaran dan subjektivitas individu menjadi pondasi dalam proses berpikir.4

1 E. Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi Konsep, Karakteristik, Implementasi, dan

Inovasi, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010), Cet. 12, h.39. 2 Ahmad Susanto, Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar, (Jakarta: Kencana,

2016), Cet. 4, h. 121. 3 Wowo Sunaryo Kuswana, Taksonomi Berpikir, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011),

Cet. 1, h. 2. 4 Ibid.

Page 28: PENGARUH METODE PROBLEM-ORIENTED TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · adalah quasi eksperimen dengan desain penelitian Randomize Control Group Post

12

Fatra dan Maryati menerangkan bahwa berpikir memberikan efek

terhadap anggapan seseorang akan stimulus-stimulus yang ia terima dari otak

dengan melibatkan proses sensasi, persepsi, dan memori.5 Proses berpikir

merupakan kegiatan menggabungkan, menyatukan, menyesuaikan, menukar,

serta mengurutkan pengetahuan dalam bentuk konsep-konsep, pandangan-

pandangan, serta pengalaman yang telah dilakukan sebelumnya.6 Hasil

berpikir yang dipaparkan Wowo dapat berupa gagasan, ide, penemuan

alternatif pemecahan masalah, serta keputusan yang dapat diwujudkan dalam

bentuk perilaku individu yang dapat digunakan dalam mencapai tujuan dalam

bidang keilmuan tertentu maupun dalam kehidupan secara lebih luas.7

Dengan demikian, berpikir mencakup rangkaian proses sensasi, persepsi, dan

memori yang terjadi di dalam otak manusia yang menghasilkan ide,

pandangan, atau pengetahuan baru yang dapat diaktualisasi dalam bentuk

tindakan untuk mencapai tujuan tertentu.

Kemampuan berpikir seseorang akan bertambah sejalan dengan

bertambahnya pengalaman dalam hidupnya. Keterampilan berpikir berkaitan

dengan wacana peningkatan kualitas pendidikan melalui aktivitas belajar-

mengajar yang sesuai dengan tuntutan hasil belajar yang ada.8 Oleh sebab itu,

kemampuan berpikir memiliki peran yang mendasar dalam serangkaian

aktivitas belajar-mengajar.

Berdasarkan pendapat beberapa ahli yang telah dipaparkan, dapat ditarik

kesimpulan bahwa kemampuan berpikir diartikan sebagai suatu proses mental

seorang individu yang melibatkan intelektual serta kesadaran dalam

menghasilkan sebuah pandangan maupun pengetahuan berupa ide, konsep,

gagasan, dan perencanaan yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan

tertentu terutama dalam proses pembelajaran.

5 Maifalinda Fatra dan Tita Khalis Maryati, Implementasi K13 pada Pembelajaran

Matematika dalam Meningkatkan Kemampuan Berfikir Kritis dan Kreatif, (Jakarta: Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah, 2018), h. 7. 6 Wowo Sunaryo Kuswana, op.cit., h. 3.

7 Ibid.

8 Ibid., h.23.

Page 29: PENGARUH METODE PROBLEM-ORIENTED TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · adalah quasi eksperimen dengan desain penelitian Randomize Control Group Post

13

b. Deskripsi Kemampuan Berpikir Kritis

Berpikir merupakan kegiatan yang selalu melekat pada setiap sisi

kehidupan manusia. Menurut Susanto, terdapat dua kelompok keterampilan

berpikir yaitu keterampilan berpikir dasar dan keterampilan berpikir tingkat

tinggi.9 Jika dikaitkan dengan taksonomi Bloom, berpikir tingkat dasar

meliputi kegiatan mengingat, memahami, dan mengaplikasikan, sedangkan

berpikir tingkat tinggi meliputi kegiatan menganalisis, mengevaluasi, dan

mencipta. Salah satu bentuk kemampuan yang termasuk ke dalam berpikir

tingkat tinggi ialah kemampuan berpikir kritis.10

Angelo mengartikan berpikir

kritis sebagai bentuk pengaplikasian sebuah tindakan rasional serta aktivitas

berpikir tingkat tinggi yang meliputi kegiatan menganalisis, menyintesis,

mengenal permasalahan dan pemecahannya, menyimpulkan, serta

mengevaluasi.11

Dari uraian tersebut, terlihat bahwa berpikir kritis merupakan

kemampuan berpikir tingkat tinggi yang melibatkan proses menganalisis,

mengevaluasi, mencipta, termasuk di dalamnya kegiatan memecah sebuah

informasi menjadi ide-ide yang lebih jelas dan saling berkaitan, memadukan

kumpulan fakta-fakta menjadi satu kesatuan yang utuh, serta menentukan

sebuah metode penyelesaian masalah yang tepat.

Berpikir kritis dilambangkan sebagai seni menganalisis dan

mengevaluasi pemikiran dengan maksud untuk memperbaikinya.12

Dalam

perspektif deskriptif, aktivitas menganalisis situasi masalah melalui evaluasi

potensi, pemecahan masalah, dan sintesis informasi untuk memperoleh

sebuah keputusan menggambarkan sebuah aktivitas berpikir kritis.13

Berpikir

kritis merupakan interpretasi dan evaluasi yang terampil, aktif terhadap

observasi, komunikasi, informasi, serta argumentasi.14

Seventika dkk.

9 Ahmad Susanto, loc.cit.

10 Hana Makmun, Life Skill Personal Self Awarness (Kecakapan Mengenal Diri),

(Yogyakarta: Deepublish, 2017), h.118. 11

Ahmad Susanto, op.cit., h. 122. 12

Richard Paul and Linda Elder, The Miniature Guide to Critical Thinking: Concepts and

Tools, 2006, p. 4, (www.criticalthinking.org). Diakses tanggal 24 November 2018 jam 19.19 WIB. 13

Wowo Sunaryo Kuswana, op.cit., h. 19. 14

Alec Fisher, Berpikir Kritis: Sebuah Pengantar, Terj. dari Critical Thinking: An

Introduction oleh Alec Fisher, (Jakarta: Erlangga, 2009), h. 10.

Page 30: PENGARUH METODE PROBLEM-ORIENTED TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · adalah quasi eksperimen dengan desain penelitian Randomize Control Group Post

14

mendefinisikan berpikir kritis sebagai sebuah kemampuan untuk meninjau

dan menganalisis informasi yang pasti, mengidentifikasi bukti yang

mendukung, mengidentifikasi dan mengevaluasi sebuah pandangan, serta

menerapkan berbagai strategi dalam menyimpulkan suatu hal berdasarkan

standar-standar penilaian.15

Berdasarkan pemaparan tersebut, berpikir kritis

merupakan kemampuan mencerna informasi secara rinci dan teliti dalam

menghasilkan sebuah bukti untuk memenuhi tujuan pemecahan masalah

melalui strategi yang dinilai secara logis sebagai cara yang paling efektif

menghasilkan jawaban benar.

Berpikir kritis meliputi sebuah wujud usaha untuk mengevaluasi situasi,

masalah, atau argumen, serta menentukan pola investigasi dalam mencapai

jawaban terbaik yang bisa didapat.16

Wowo beranggapan bahwa proses

mengevaluasi argumen agar dinilai layak diterima berdasarkan pikirannya

dapat ditunjang melalui penerapan kemampuan berpikir kritis yang kuat.17

Oleh sebab itu, seorang pemikir kritis harus selektif dalam menyaring

informasi yang ia terima, mencari tahu apakah informasi tersebut tepat atau

tidak tepat, relevan atau tidak relevan, serta tidak akan mudah percaya dengan

sesuatu yang tidak mempunyai bukti atau alasan yang logis, sehingga ia akan

dapat menarik kesimpulan yang benar berdasarkan evaluasi yang telah

dilakukannya.

Ennis mengartikan berpikir kritis sebagai suatu aktivitas berpikir yang

beralasan serta reflektif dengan fokus tujuan berupa keputusan untuk

mempercayai atau melakukan sesuatu.18

Menurut Dewey dalam Fisher,

aktivitas pertimbangan yang aktif dilakukan secara terus menerus dan teliti

mengenai sebuah keyakinan yang dinilai berdasarkan alasan serta kesimpulan

15

S Y Seventika, Y L Sukestiyarno, dan Scolastika Mariani, Critical Thinking Analysis

Based On Facione (2015) – Angelo (1995) Logical Mathematics Material Of Vocational High

School (VHS), Journal of Physics: Conference Series, 2018, p. 2. 16

Daniel A. Fieldman, Berpikir Kritis: Strategi Untuk Pengambilan Keputusan, (Jakarta:

Indeks, 2010), h.4. 17

Wowo Sunaryo Kuswana, op.cit., h. 20. 18

Robert H. Ennis, “The Nature of Critical Thinking: An Outline of Critical Thinking

Dispositions and Disabilities”, Makalah dipresentasikan pada Sixth International Conference on

Thinking at MIT, Cambridge: Mei 2011, (http://faculty.education.illinois.edu/rhennis/documents/

TheNatureofCriticalThinking_51711_000. pdf), p. 1.

Page 31: PENGARUH METODE PROBLEM-ORIENTED TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · adalah quasi eksperimen dengan desain penelitian Randomize Control Group Post

15

yang relevan merupakan sebuah proses berpikir kritis.19

Berdasarkan definisi-

definisi tersebut, berpikir kritis meliputi proses penalaran serta

pengaplikasian pengalaman sebagai kegiatan yang reflektif sehingga seorang

pemikir kritis akan memiliki rasa berani dan percaya diri dalam

memunculkan sebuah hasil berpikir. Selain itu, seorang pemikir kritis juga

akan memiliki keyakinan atas validitas argumennya karena ia memiliki alasan

logis yang mendukung sebagai hasil dari proses berpikir secara rinci yang

mencakup pertimbangan dari berbagai sudut pandang untuk setiap

keputusannya.

Seseorang perlu membiasakan diri untuk melakukan kegiatan yang

mencakup bagian-bagian dari berpikir kritis agar dapat mempunyai

kemampuan berpikir kritis yang baik. Kegiatan tersebut dapat berupa

menelaah terlebih dahulu setiap informasi yang diterimanya, mencari tahu

dari mana asalnya, untuk apa gunanya, serta seberapa akurat informasi

tersebut dengan cara menganalisisnya dari sudut pandang yang berbeda pada

setiap proses kehidupan yang dihadapinya. Dalam kegiatan pendidikan

khususnya dalam pembelajaran matematika, siswa perlu dibiasakan untuk

mencari tahu asal mula munculnya sebuah formulasi atau rumus sebagai

upaya untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritisnya sehingga siswa

tersebut dapat menguasai konsep dari ilmu yang dipelajarinya dan bukan

hanya menghapal rumus.

Costa menggambarkan ciri-ciri seseorang yang berpikir kritis di

antaranya: cakap dalam mendeteksi keberagaman informasi, pandai

mendeteksi permasalahan, mampu mendata ide dan alternatif pemecahan

masalah, gemar mengumpulkan data untuk pembuktian faktual, mampu

membandingkan dan mempertentangkan secara kontras, terampil dalam

mengidentifikasi sifat atau wujud benda, cakap dalam membuat hubungan

yang berurutan antara satu masalah dengan masalah lainnya, dan mampu

19

Alec Fisher, op.cit, h. 2.

Page 32: PENGARUH METODE PROBLEM-ORIENTED TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · adalah quasi eksperimen dengan desain penelitian Randomize Control Group Post

16

membuat konklusi yang valid.20

Artinya, seorang pemikir kritis akan sangat

erat kaitannya dengan data dan fakta, baik itu yang tersurat maupun yang

tersirat melalui hasil analisisnya sendiri sebagai bekal dalam menentukan

solusi permasalahan dan membuat sebuah kesimpulan yang dapat

dipertanggungjawabkan.

Pada prinsipnya, seseorang pemikir kritis tidak akan dengan mudahnya

menolak atau menerima sesuatu.21

Mereka akan mengamati terlebih dahulu

informasi yang mereka terima hingga mempunyai pemahaman yang memadai

sebelum menetapkan sebuah keputusan. Menurut Paul dan Elder, perilaku

yang akan muncul dari seorang pemikir kritis yang baik di antaranya mampu

mengumpulkan dan menilai informasi yang relevan serta menggunakan ide-

ide abstrak untuk menafsirkannya secara efektif; bertindak sesuai kebutuhan,

berpikir secara terbuka, mengenali dan menilai, siap menerima konsekuensi

praktisnya; dan berkomunikasi secara efektif dengan orang lain dalam

mencari solusi untuk masalah yang kompleks.22

Di samping itu, Ennis

menggambarkan seorang pemikir kritis ideal sebagai seseorang yang

cenderung “melakukan yang benar”, merasa percaya diri terhadap validitas

keputusan yang diyakininya, peduli terhadap lingkungannya, memperhatikan

perasaan orang lain dengan tidak memberi kesan mengintimidasi atau

membingungkan orang lain dengan pemikiran kritisnya.23

Dengan demikian,

berpikir kritis bukan hanya berbicara mengenai pemikiran tapi juga perasaan.

Seorang pemikir kritis yang ideal akan memiliki kepekaan yang baik terhadap

lingkungan sekitar serta pandai mengatur emosinya, tidak akan larut dalam

ambisi dengan memperhatikan esensi, serta berpikiran terbuka dengan

mempertimbangkan pendapat orang lain. Selain itu, pemikir kritis juga akan

memastikan bahwa ide dan pendapat mereka memang tepat dan sesuai

dengan yang dibutuhkan.

20

Dina Mayadiana Suwarma, Suatu Alternatif Pembelajaran untuk Meningkatkan

Kemampuan Berpikir Kritis Matematis, (Jakarta: Cakrawala Maha Karya, 2009), h. 11. 21

Ahmad Susanto, op.cit., h. 123. 22

Richard Paul and Linda Elder, op.cit, h. 4. 23

Robert H. Ennis, op.cit, p. 1-2.

Page 33: PENGARUH METODE PROBLEM-ORIENTED TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · adalah quasi eksperimen dengan desain penelitian Randomize Control Group Post

17

Dari beberapa pendapat ahli yang telah dipaparkan, dapat disimpulkan

bahwa kemampuan berpikir kritis adalah kemampuan seseorang dalam

memanfaatkan logikanya untuk mengolah informasi secara rinci serta

menganalisisnya dari berbagai sudut pandang menjadi fakta-fakta yang dapat

dijadikan sebagai bukti dan alasan yang logis dalam menarik kesimpulan

yang valid sebagai solusi yang tepat dalam sebuah proses pemecahan

masalah.

c. Deskripsi Kemampuan Berpikir Kritis Matematis

Kemampuan berpikir kritis yang diaplikasikan dalam proses belajar-

mengajar matematika disebut kemampuan berpikir kritis matematis. Menurut

Suwarma, elemen yang termasuk ke dalam berpikir kritis matematis meliputi

penalaran dan pembuktian matematika.24

Menurutnya, aktivitas penalaran

melibatkan proses penggabungan ide-ide dan informasi dalam

menggeneralisasi serta menyimpulkan sehingga dipandang sebagai bagian

dari berpikir kritis. Di samping itu, Paul beranggapan bahwa komponen lain

dari berpikir kritis ialah pemecahan masalah matematika.25

Pandangan

tersebut didukung oleh King dan Ktchener bahwa pemecahan masalah yang

membutuhkan perkiraan metode direkomendasikan pula sebagai cara berpikir

kritis sebagai refleksi.26

Menurut Maulana, proses berpikir kritis matematis dapat terjadi ketika

siswa disajikan situasi yang asing baginya, diberikan kesempatan untuk

mengeksplorasi pengetahuan awalnya, serta diberikan kesempatan untuk

melakukan generalisasi, pembuktian, serta evaluasi terhadap situasi

matematis yang disajikan.27

Selanjutnya, Glazer mengartikan berpikir kritis

matematis sebagai keterampilan dan disposisi untuk mengaplikasikan

pengetahuan sebelumnya, penalaran matematika, serta strategi kognitif dalam

menggeneralisasi, membuktikan, atau mengevaluasi secara reflektif situasi-

24

Dina Mayadiana Suwarma, op.cit, h. 8. 25

Ibid., h. 9. 26

Ibid. 27

Maulana, Konsep Dasar Matematika dan Pengembangan Kemampuan Berpikir Kritis-

Kreatif, (Sumedang: UPI Sumedang Press, 2017), h.10.

Page 34: PENGARUH METODE PROBLEM-ORIENTED TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · adalah quasi eksperimen dengan desain penelitian Randomize Control Group Post

18

situasi matematika yang tidak familiar.28

Berdasarkan definisi tersebut,

Glazer menguraikan kondisi yang harus termuat dalam berpikir kritis

matematis antara lain:29

1) Situasi tertentu yang dapat mengakibatkan individu merasa sukar dalam

menguasai konsep matematika secara cepat serta sukar dalam

menghasilkan solusi dari suatu masalah;

2) Aktivitas berpikir yang melibatkan pengetahuan yang telah dimiliki

sebelumnya, penalaran matematika, serta strategi kognitif;

3) Aktivitas yang memerlukan proses berpikir dalam menggeneralisasi serta

melakukan pembuktian, dan/atau evaluasi terhadap suatu kondisi;

4) Berpikir secara reflektif disertai penyampaian solusi yang diperoleh

dengan pertimbangan, memperoleh makna terkait jawaban atau argumen

yang rasional, memilih sebuah alternatif yang tepat dalam menjelaskan

konsep atau memecahkan persoalan, dan/atau memperluas keilmuan untuk

studi selanjutnya.

Dari pendapat-pendapat beberapa ahli yang telah diuraikan, dapat

disimpulkan bahwa kemampuan berpikir kritis matematis merupakan

kemampuan untuk menerapkan pengetahuan berupa konsep dan fakta-fakta,

baik yang telah diketahui secara reflektif maupun dengan penalaran terhadap

situasi, serta penggabungan fakta-fakta tersebut menjadi bukti dalam menarik

kesimpulan yang dapat dipertahankan dari hasil dari proses pemecahan

masalah matematika.

d. Indikator Kemampuan Berpikir Kritis Matematis

Baron dan Strenberg mengajukan lima kunci dalam berpikir kritis, yaitu:

praktis, reflektif, masuk akal, keyakinan, dan tindakan.30

Di samping itu,

Ennis menyampaikan enam unsur dasar yang terdapat dalam berpikir kritis

yaitu Focus (fokus), Reason (alasan), Inference (menyimpulkan), Situation

(situasi), Clarity (kejelasan), dan Overview (pandangan menyeluruh), yang

28

Dina Mayadiana Suwarma, op.cit, h. 16. 29

Ibid., h. 16-17. 30

Ahmad Susanto, op.cit., h. 123.

Page 35: PENGARUH METODE PROBLEM-ORIENTED TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · adalah quasi eksperimen dengan desain penelitian Randomize Control Group Post

19

disingkat dengan FRISCO.31

Menurut Ennis, indikator kemampuan berpikir

kritis antara lain:32

1) Memberikan penjelasan sederhana, meliputi: menganalisis pertanyaan,

memfokuskan pertanyaan, serta melakukan tanya-jawab tentang suatu

penjelasan atau tantangan;

2) Membangun keterampilan dasar, meliputi mempertimbangkan apakah

sumber dapat dipercaya serta mengamati dan mempertimbangkan suatu

laporan hasil observasi;

3) Menyimpulkan, meliputi: mendeduksi dan menginduksi beserta hasilnya

dan membuat serta menentukan nilai pertimbangan;

4) Memberikan penjelasan lanjut, meliputi: mendefinisikan istilah dan

pertimbangan definisi dalam tiga dimensi dan mengidentifikasi asumsi;

serta

5) Mengatur strategi dan taktik, meliputi: menentukan tindakan dan

berinteraksi dengan orang lain;

Selanjutnya, Facione menyajikan enam kemampuan inti yang terdapat

dalam berpikir kritis, antara lain: interpretasi, analisis, evaluasi, kesimpulan,

penjelasan, dan regulasi diri.33

Sejalan dengan itu, Angelo menyajikan

beberapa karakteristik yang harus termuat dalam berpikir kritis, di antaranya:

menganalisis, mensintesis, memperkenalkan dan memecahkan masalah, serta

menyimpulkan dan menilai.34

Berkaitan dengan pendapat tersebut, Seventika

dkk. merumuskan indikator kemampuan berpikir kritis matematis meliputi:

menafsirkan masalah, menganalisis solusi masalah, menerapkan solusi yang

didapat, mengevaluasi solusi yang didapat, serta menyimpulkan hasil dengan

melampirkan bukti yang mendukung. Berikut disajikan rincian lebih lanjut

mengenai indikator tersebut pada Tabel 2.1:35

31

Ibid., h. 121. 32

Ibid., h. 125. 33

Peter A. Facione, Critical Thinking: What It Is and Why It Counts, Insight assessment,

2013, p. 5. 34

S Y Seventika, Y L Sukestiyarno, dan Scolastika Mariani, loc.cit. 35

S Y Seventika, Y L Sukestiyarno, dan Scolastika Mariani, op.cit, p.3.

Page 36: PENGARUH METODE PROBLEM-ORIENTED TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · adalah quasi eksperimen dengan desain penelitian Randomize Control Group Post

20

Tabel 2.1

Indikator Kemampuan Berpikir Kritis Matematis

Indikator Sub Indikator

Menafsirkan masalah 1) Memetakan informasi berdasarkan

masalah

2) Menentukan yang diketahui dan yang

tidak diketahui

3) Mengidentifikasi pola persamaan dan

perbedaan

4) Meninjau kembali informasi

Menganalisis solusi masalah 1) Mengorelasikan informasi yang

diperoleh berdasarkan konsep dan

strategi

2) Menemukan bukti yang relevan untuk

menemukan solusi

3) Menjelaskan atau mengilustrasikan

masalah melalui contoh atau pemodelan

Menerapkan solusi yang

didapat

1) Menerapkan solusi dan menggunakan

strategi yang diperoleh untuk

menyelesaikan masalah

2) Bekerja dengan hati-hati dan sistematis

Mengevaluasi solusi yang

didapat

1) Memeriksa kembali setiap langkah

pemecahan masalah

2) Meninjau kembali informasi yang

diidentifikasi

3) Memverifikasi bukti yang mendukung.

Menyimpulkan hasil dengan

melampirkan bukti yang

mendukung

1) Membuat kesimpulan yang benar

2) Melampirkan bukti yang mendukung

3) Menjelaskan alasan yang logis

Page 37: PENGARUH METODE PROBLEM-ORIENTED TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · adalah quasi eksperimen dengan desain penelitian Randomize Control Group Post

21

Berdasarkan pendapat beberapa ahli yang telah dipaparkan, penulis akan

memfokuskan penelitian ini pada empat indikator kemampuan berpikir kritis.

Indikator tersebut ialah sebagai berikut:

1) Menganalisis solusi

Kemampuan siswa dalam mengilustrasikan masalah serta memberikan

bukti yang relevan berupa alasan yang logis sebagai hasil dari

mengorelasikan informasi berdasarkan konsep dan strategi yang telah

didapatkan. Kemampuan ini dapat dilatih ketika siswa melakukan identifikasi

masalah secara rinci untuk dicocokan dengan konsep dan strategi yang

dipilihnya. Kemudian, siswa diminta mempertanggungjawabkan setiap

argumen yang disampaikannya dengan alasan yang logis.

2) Membangun keterampilan dasar

Kemampuan siswa dalam memvalidasi suatu sumber. Kemampuan ini

dapat dilatih melalui kegiatan pemecahan masalah yang melibatkan proses

verifikasi. Siswa dibiasakan untuk melakukan kegiatan pengolahan informasi

yang diperoleh secara eksplisit dengan cara mengidentifikasi masalah yang

diberikan atau secara implisit dari sebuah hasil observasi terhadap

pembelajaran untuk memahami atau menambah pemahaman konsep dan

pengetahuannya.

3) Mengatur strategi dan taktik

Kemampuan siswa dalam menentukan sebuah tindakan dan berinteraksi

dengan orang lain dalam menentukan langkah-langkah penyelesaian masalah.

Kemampuan ini dapat dilatih melalui diskusi kelompok yang memungkinkan

siswa bertukar pikiran dalam memahami dan mengidentifikasi masalah, serta

menentukan alternatif penyelesaiannya. Kemudian, siswa akan mendapatkan

beberapa ide cara penyelesaian dan menganalisisnya untuk menentukan cara

yang dirasa paling efektif dan masuk akal.

4) Mengevaluasi solusi

Kemampuan siswa dalam memeriksa kembali setiap langkah dari

alternatif pemecahan masalah yang digunakan, meninjau kembali informasi

dan poin-poin penting yang telah diidentifikasi, serta memverifikasi bukti

Page 38: PENGARUH METODE PROBLEM-ORIENTED TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · adalah quasi eksperimen dengan desain penelitian Randomize Control Group Post

22

yang mendukung solusi melalui pertanyaan yang memerlukan perbandingan.

Kemampuan ini dapat dilatih melalui proses refleksi terhadap pencapaian

yang telah didapatkannya yang berguna untuk meningkatkan keyakinan siswa

terhadap jawabannya sendiri dengan memperhatikan kesesuaiannya dengan

informasi yang diberikan pada masalah.

2. Pembelajaran dengan Metode Problem-Oriented

a. Metode Pembelajaran Matematika

Metode diartikan sebagai cara yang digunakan untuk

mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar

tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal.36

Metode diterapkan oleh

guru dalam kegiatan pembelajaran sebagai upaya mengkreasi lingkungan

belajar dan mengkhususkan aktivitas di mana guru dan siswa terlibat selama

proses pembelajaran berlangsung.37

Dengan kata lain, metode menjadi salah

satu bagian yang terdapat dalam proses pembelajaran.

Metode pembelajaran dilambangkan sebagai cara kerja yang sistematis

dengan tujuan memudahkan pelaksanaan pembelajaran sehingga kompetensi

dan tujuan pembelajaran dapat tercapai.38

Ikhtisar metode pembelajaran

meliputi hal-hal yang diperlukan dalam mencapai tujuan pembelajaran di

antaranya prosedur dan rencana pembelajaran, termasuk di dalamnya proses

penilaian.39

Djamarah dan Zain beranggapan bahwa metode pembelajaran

mengambil peran sebagai alat motivasi ekstrinsik, sebagai strategi

pengajaran, dan sebagai alat untuk mencapai tujuan.40

Dengan demikian,

metode pembelajaran dapat didefinisikan sebagai serangkaian cara sistematis

36

Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran: Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta:

Kencana, 2011), Cet. 8, h. 147. 37

Abdul Majid, Belajar dan Pembelajaran: Pendidikan Agama Islam, (Bandung: PT

Remaja Rosdakarya, 2012), Cet. 1, h. 132. 38

Andi Prastowo, Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Tematik Terpadu

Implementasi Kurikulum 2013 untuk SD/MI, (Jakarta: Predanamedia Group, 2015), Cet. 1, h. 240. 39

Suryono dan Hariyanto, Belajar dan Pembelajaran: Teori dan Konsep, (Bandung: PT

Remaja Rosdakarya, 2017), Cet.7, h.22. 40

Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Rineka

Cipta, 2010), Cet.4, h. 72.

Page 39: PENGARUH METODE PROBLEM-ORIENTED TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · adalah quasi eksperimen dengan desain penelitian Randomize Control Group Post

23

yang digunakan oleh guru untuk menciptakan suasana belajar yang dapat

memudahkan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran.

Pada dasarnya, makna metode pembelajaran mencakup ruang lingkup

yang cukup terbatas, berbeda dengan pendekatan, model, dan strategi

pembelajaran.41

Pendekatan merupakan sudut pandang terhadap proses

pembelajaran yang sifatnya masih sangat umum.42

Strategi merupakan

rangkaian kegiatan terkait pegelolaan siswa, lingkungan dan sumber belajar,

serta penilaian untuk mencapai tujuan pembelajaran.43

Model merupakan

acuan yang dilakukan berdasarkan pola pembelajaran yang sistematis.44

Oleh

karena itu, metode pembelajaran lebih erat kaitannya dengan tujuan

pembelajaran dibandingkan dengan pendekatan, model, atau strategi

pembelajaran. Ruang lingkup makna metode pembelajaran yang diusulkan

oleh Hamzah meliputi kegiatan menguraikan, memberi contoh, dan latihan

suatu materi pelajaran kepada siswa untuk mencapai kompetensi tertentu.45

Menurut Fathurrohman dan Sutikno, seorang guru tidak akan dapat

mengajar dengan baik apabila ia tidak menguasai metode secara tepat.46

Barkaitan dengan itu, pengalaman telah membuktikan bahwa salah satu hal

yang dapat mengakibatkan kegagalan pengajaran disebabkan oleh kesalahan

guru dalam memilih metode yang sesuai.47

Hal tersebut menunjukkan bahwa

metode pembelajaran memiliki fungsi yang mendasar serta merupakan salah

satu komponen yang dapat menunjang keberhasilan siswa dalam memahami

pelajaran.

Metode pembelajaran dalam pelajaran matematika dapat digunakan

untuk membahas suatu bahan pelajaran yang dalam realisasinya diperlukan

41

Andi Prastowo, op.cit., h.238. 42

Andi Prastowo, ibid., h. 239. 43

Suryono dan Hariyanto, loc.cit. 44

Andi Prastowo, loc.cit. 45

M. Ali Hamzah dan Muhlisrarini, Perencanaan dan Strategi Pembelajaran Matematika,

(Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2014), Cet. 1, h. 257. 46

Pupuh Fathurrohman dan M. Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar: Melalui

Penanaman Konsep Umum & Konsep Islami, (Bandung: Refika Aditama, 2007), h.15. 47

Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Op.Cit., h. 76.

Page 40: PENGARUH METODE PROBLEM-ORIENTED TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · adalah quasi eksperimen dengan desain penelitian Randomize Control Group Post

24

satu atau lebih teknik.48

Dengan demikian, guru matematika harus pandai

menggunakan berbagai metode pembelajaran. Pandangan tersebut

menegaskan betapa perlunya seorang guru memperhatikan pemilihan metode

pembelajaran yang sesuai agar siswa tidak merasa bosan dalam mempelajari

matematika. Metode pembelajaran matematika adalah cara untuk mencapai

tujuan pembelajaran matematika.49

Oleh karena itu, metode pembelajaran

matematika perlu diterapkan untuk mendukung peningkatan kemampuan

berpikir siswa serta dapat meningkatkan kemampuan mengkonstruksi

pengetahuan baru sebagai upaya meningkatkan penguasaan yang baik

terhadap matematika.50

Dari pendapat beberapa ahli yang telah dipaparkan, dapat disimpulkan

bahwa metode pembelajaran matematika adalah serangkaian cara sistematis

yang digunakan oleh guru dalam menciptakan suasana belajar yang dapat

menunjang keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran,

meningkatkan pengetahuan, kemampuan berpikir, serta penguasaan yang baik

bagi siswa dalam pelajaran matematika.

b. Metode Problem-Oriented

Perkembangan ilmu pengetahuan dalam bilang pendidikan menghasilkan

inovasi dan berbagai macam pembaharuan pada hampir setiap komponen

pendidikan, termasuk di dalamnya metode pembelajaran. Penelitian mengenai

metode pembelajaran matematika terus dilakukan untuk mengembangkan

metode pembelajaran yang bervariasi, sesuai dengan kondisi dan fasilitas

yang tersedia, serta dapat mempermudah siswa dalam memahami dan

mencapai tujuan pembelajaran.

Gagasan mengajar dengan metode pengajaran Problem-Oriented pertama

kali diusulkan oleh pendidik Dewey, yaitu para guru menciptakan naluri

48

M. Ali Hamzah dan Muhlisrarini, op.cit, h. 258. 49

Anon, Metode Pembelajaran Matematika Bermain Sambil Belajar dan Penemuan dalam

Matematika, (http://file.upi.edu/direktori/dual-modes/model_pembelajaran_matematika/metode__

pembelajaran__matematika%2c_bermain__sambil__belajar.pdf), h. 177, Diakses tanggal 9 April

2019 jam 00.55 WIB. 50

Ahmad Susanto, op.cit., h. 186-187.

Page 41: PENGARUH METODE PROBLEM-ORIENTED TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · adalah quasi eksperimen dengan desain penelitian Randomize Control Group Post

25

alami siswa dengan membimbing dan menginspirasi mereka untuk

mengeksplorasi serta menguasai pengetahuan mereka sendiri.51

Teori ini

muncul berdasarkan pada aturan kognitif siswa, guru yang mengenalkan

pengalaman mengajar serta mendesain dan menyesuaikan isi kurikulum

dengan proses pengajaran, untuk merangsang minat siswa dalam studi dan

untuk meningkatkan inisiatif belajar hingga tingkat tertinggi.52

Kemudian,

banyak penelitian telah menunjukkan bahwa sebagian besar pemahaman

siswa tentang konsep matematika secara signifikan terkait dengan

kemampuan pemecahan masalah matematika.53

Teori pengajaran Problem-

Oriented menyatakan bahwa solusi penyelesaian masalah adalah tujuan

pembelajaran, yang mendasari, memilih jalur pembelajaran, membangun

basis pengetahuan, dan memilih metode pembelajaran yang sesuai.54

Pengembangan metode pengajaran Problem-Oriented bertujuan untuk

memperdalam pemahaman siswa tentang rumus matematika serta mengatasi

kesulitan dalam belajar matematika melalui proses pemecahan masalah

matematika.55

Kenyataannya, pada praktik mengajar ditemukan fakta bahwa cara

merancang dan mengimplementasikan rencana pemecahan masalah yang

efektif merupakan hal yang tidak mudah bagi siswa.56

Oleh karena itu, Hu

et.al. mengusulkan sebuah metode baru yang berorientasi pada teori yang

telah dilaporkan pada literatur yang ada, yang disebut "metode pengajaran

Problem-Oriented 6 langkah".57

Penerapan metode pengajaran Problem-

Oriented melibatkan proses berpikir kritis dalam pemecahan masalah

51

LIU Yang, et.al., Research on Bilingual Teaching in Engineering Based on Problem-

oriented Teaching Method, Advances in Social Science, Education and Humanities Research

(ASSEHR), Vol.106, 2017, p. 475. 52

Ibid. 53

Yu-Han Hu, Jun Xing, and Liang-Ping Tu, The Effect of a Problem-oriented Teaching

Method on University Mathematics Learning, EURASIA Journal of Mathematics, Science and

Technology Education, Vol. 14, 5, 2018, p. 1696. 54

LIU Yang, et.al., loc.cit. 55

Yu-Han Hu, Jun Xing, and Liang-Ping Tu, loc.cit. 56

Ibid. 57

Ibid.

Page 42: PENGARUH METODE PROBLEM-ORIENTED TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · adalah quasi eksperimen dengan desain penelitian Randomize Control Group Post

26

matematika melalui peranan guru.58

Dengan kata lain, metode Problem-

Oriented adalah sebuah metode yang dikembangkan berdasarkan studi dan

kajian-kajian yang telah dilakukan pada teori-teori pemecahan masalah yang

telah dirumuskan oleh ahli-ahli terdahulu yang dalam penerapannya

melibatkan proses berpikir kritis. Hal tersebut didukung oleh Knudsen bahwa

berpikir kritis berperan dalam pembelajaran dan refleksi yang menjadi inti

dalam pembelajaran Problem-Oriented pada setiap langkahnya.59

Lebih

lengkapnya, metode Problem-Oriented ini menambahkan langkah-langkah

kunci yang lebih rinci untuk memudahkan siswa dalam

mengimplementasikannya dan dapat memperdalam pemahaman siswa

tentang konsep sambil mengurangi kesulitan mereka dalam memecahkan

masalah matematika.60

Berdasarkan uraian tersebut, diketahui bahwa

penerapan metode Problem-Oriented memberikan manfaat bagi siswa dalam

mengembangkan kemampuan berpikir kritis melalui langkah-langkah

pembelajaran dan pemecahan masalah yang mudah diterapkan.

Selanjutnya, Rowan dalam artikelnya menegaskan bahwa penggunaan

metode Problem-Oriented dan pengintegrasian beberapa hipotesis membuat

seorang terapis belajar cara berpikir secara cerdas, berpikir kritis, serta

berpikir kreatif dalam merencanakan solusi berupa perlakuan yang tepat.61

Hal tersebut sejalan dengan Wang et.al. bahwa literatur telah menunjukan

efek yang menjanjikan dari pembelajaran Problem-Oriented dalam membantu

siswa mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan keterampilan

memecahkan masalah serta memperluas pengetahuan siswa tentang materi

pelajaran.62

Dengan demikian, penerapan metode Problem-Oriented dalam

58

Ibid. 59

Anders Siig Andersen and Simon B. Heilesen, The Roskilde Model: Problem-Oriented

Learning and Project Work, Innovation and Change in Professional Education, Vol.12, 2015,

p.158. 60

Yu-Han Hu, Jun Xing, and Liang-Ping Tu, op.cit. p. 1697. 61

Mike Berry, Nick Totton, Els van Ooijen, John Rowan, Reviews, Self &Society: An

International Journal for Humanistic Psychology, 2015, p.56. 62

Minhong Wang, Sharon Derry, and xun ge, Guest Editorial: Fostering Deep Learning in

Problem-Solving Contexts with the Support of Technology, Journal of Education Technology &

Society, Vol. 20, 4, 2017, p.162.

Page 43: PENGARUH METODE PROBLEM-ORIENTED TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · adalah quasi eksperimen dengan desain penelitian Randomize Control Group Post

27

pembelajaran dapat memfasilitasi siswa dalam mengembangkan kemampuan

berpikir kritisnya.

Menurut Monash University, metode Problem-Oriented merupakan

sebuah studi kasus yang berhasil menganalisis situasi kehidupan nyata di

mana masalah yang ada perlu dipecahkan.63

Studi kasus yang dimaksud

adalah sebuah proses analisis yang dilakukan guna mengidentifikasi masalah

utama dan menyarankan solusi untuk masalah tersebut.64

Lebih lengkapnya,

Kimberley menjelaskan bahwa penerapan metode ini mengharuskan siswa

untuk mengidentifikasi masalah yang ada, memahami apa yang menjadi

masalah dan apa penyebabnya, serta menyarankan solusi terbaik yang dapat

diimplementasikan.65

Proses analisis serta mencari solusi yang sistematis ini

termasuk ke dalam tindakan-tindakan yang dilakukan oleh seorang pemikir

kritis sehingga penerapan metode ini dapat menunjang siswa dalam

meningkatkan kemampuan berpikir kritis. Berkaitan dengan itu, Weed

mengatakan bahwa penerapan metode Problem-Oriented membutuhkan

seperangkat keterampilan, di antaranya: mendefiniskan masalah, menetapkan

tujuan, dan merancang rencana yang berfokus pada pencapaian tujuan-tujuan

tersebut.66

Dengan demikian, siswa dituntut untuk berpikir secara fokus dan

rasional dalam proses pemecahan masalah sehingga dapat membantunya

dalam mengeksplorasi kemampuan berpikir kritis.

Wang mengartikan metode pengajaran Problem-Oriented sebagai metode

pengajaran di mana yang guru ajarkan adalah seputar "masalah" pada setiap

bagian pembelajaran di kelas, sehingga metode ini dapat meningkatkan

kesadaran masalah bagi siswa dan mengembangkan kemampuan mereka

dalam menemukan, menganalisis, dan memecahkan masalah.67

Lebih

63

Monash University, Writing a Case Study. (https://www.monash.edu/rlo/quick-study-

guides/writing-a-case-study), Diakses tanggal 2 Oktober 2019 Jam 12.43 WIB. 64

Ibid. 65

Nell Kimberley, Student Q Manual, (Australia: Faculty of Business and Economics

Monash University, 6th Edition, 2016), p.95. 66

Barbara Lichner Ingram, Clinical Case Formulation: Matching the Integrative Treatment

Plan to the Client, (Canada: John Wiley & Sons, Inc., 2006), p.10. 67

Xiyan Wang, Research on Application of “Problem-Oriented” Teaching Method in “An

Introduction to the Basic Principle of Marxism” Course, Atlantis Press, 2013, p. 838.

Page 44: PENGARUH METODE PROBLEM-ORIENTED TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · adalah quasi eksperimen dengan desain penelitian Randomize Control Group Post

28

lengkapnya, Laudan memaparkan bahwa kesadaran masalah mengacu pada

memahami dunia dengan cara berpikir kritis dan menilai dunia secara

subyektif dan obyektif dengan sikap mempertanyakan.68

Artinya,

pembelajaran dengan metode Problem-Oriented menyajikan masalah untuk

siswa yang akan menimbulkan pertanyaan-pertanyaan di dalam dirinya serta

melatih kemampuan menganalisis secara rasional dan berpikir kritis dalam

menyikapi masalah tersebut. Masalah dalam hal ini berarti kesulitan dan

kontradiksi yang harus dipecahkan siswa dalam latihan dan kognisi yang

berperan sebagai sumber untuk membangun penemuan dan keterampilan.69

Dalam proses tersebut, siswa dituntut untuk dapat mengidentifikasi

permasalahan yang disajikan, mencari serta mengolah informasi yang

didapatkannya untuk mendapatkan sebuah solusi. Kegiatan ini melibatkan

penalaran dan analisis yang mendalam sehingga dapat mendukung dan

memfasilitasi siswa dalam mengembangkan kemampuan berpikir kritis

matematis.

Berdasarkan pendapat para ahli yang telah diuraikan, dapat disimpulkan

bahwa pembelajaran dengan menggunakan metode Problem-Oriented ialah

pembelajaran berorientasi masalah yang mencakup kegiatan penalaran dan

analisis yang mendalam sebagai rangkaian dari proses berpikir kritis dalam

langkah-langkah penyelesaian masalah yang sistematis.

c. Karakteristik Metode Problem-Oriented

Menurut Wu et.al., metode pengajaran Problem-Oriented mengambil

masalah sebagai fondasi, siswa sebagai mata pelajaran utama, guru sebagai

pengarah, dan pengembangan kemampuan siswa sebagai tujuan pengajaran.

Esensinya terletak pada memainkan peran masalah penuntun dalam proses

pembelajaran, serta memobilisasi inisiatif dan antusiasme siswa.70

Menurut

Hu et.al., aspek terpenting dari metode pengajaran Problem-Oriented adalah

68

Ibid. 69

Ibid. 70

Peng Wu, Qi Liu, and Heng Shi, Research of the Application of PBL Teaching Mode to

Basic Computer Education in Colleges, Applied Mechanics and Materials, Vols. 44-47, 2011, p.

3374.

Page 45: PENGARUH METODE PROBLEM-ORIENTED TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · adalah quasi eksperimen dengan desain penelitian Randomize Control Group Post

29

ketika siswa dapat mengajukan pertanyaan dan mencoba menjawab

pertanyaan-pertanyaan ini.71

Metode Problem-Oriented menyajikan

pembelajaran yang mandiri, siswa tidak akan langsung diberikan pemahaman

dan penjelasan oleh guru, melainkan ia harus mendapatkannya sendiri melalui

proses kognitif, identifikasi terhadap situasi, serta kegiatan lain yang

dilakukan selama proses pemecahan masalah. Siswa diberikan kesempatan

untuk mengeksplorasi kebenaran secara aktif dengan pertanyaan sehingga

dapat mendukungnya dalam mengembangkan kemampuan berpikir kritis. Di

samping itu, penting bagi guru untuk membimbing dan mengatur hubungan

pengajaran yang wajar, melengkapi pengajaran dengan pengetahuan,

meningkatkan antusiasme, serta meningkatkan pembelajaran dan keterkaitan

antar pembelajaran.72

Dengan demikian, siswa akan menerima pembelajaran

secara menyeluruh serta kaya akan informasi sebagai bekalnya dalam

melalukan pemikiran yang kritis.

Menurut Yang et.al., pembelajaran dengan metode Problem-Oriented

harus mempertimbangkan karakteristik profesional, yaitu menjadikan

masalah penerapan sebagai masalah penuntun. Sementara, guru membimbing

siswa untuk dapat memberikan pertimbangan yang komprehensif dan

mengusulkan solusi melalui pengambilan data, investigasi dan survei, diskusi

kelompok, dan kegiatan terbuka lainnya.73

Kegiatan ini akan melatih siswa

untuk melakukan proses berpikir kritis melalui pembelajaran berdasarkan

pertimbangan dari berbagai sudut pandang dalam proses pemecahan masalah.

Selain itu, Zhang et.al. mengemukakan bahwa metode pengajaran Problem-

Oriented didasarkan pada pendidikan yang berpusat pada siswa di dunia

nyata, yang memungkinkan siswa menguasai pembelajaran dengan

memecahkan masalah.74

Penyelesaian masalah dengan metode ini dilakukan

71

Yu-Han Hu, Jun Xing, and Liang-Ping Tu, op.cit., p. 1702. 72

Guizhou LV and Guanhui Liang, Application and Practice of Problem-oriented Teaching

Mode, Artikel disampaikan pada International Conference on Industrial Technology and

Management Science (ITMS), 2015, p. 890. 73

LIU Yang, et.al., loc.cit. 74

Peng Zhang, Liang Ji, and Lei Shen, The Construction of Human Anatomy Library of

Open PBL Case, Advanced Materials Research, Vols. 926-930, 2014, p. 4004.

Page 46: PENGARUH METODE PROBLEM-ORIENTED TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · adalah quasi eksperimen dengan desain penelitian Randomize Control Group Post

30

secara sistematis, dimulai dari penafsiran situasi masalah, perencanaan

strategi penyelesaian, pengajuan masalah yang serupa guna menentukan

solusi yang tepat, hingga evaluasi terhadap solusi yang didapatkan secara

logis berdasarkan pertimbangan-pertimbangan yang matang. Dengan

demikian, metode Problem-Oriented sangat mendukung siswa dalam

mengembangkan kemampuan berpikir kritis matematisnya. Dalam

pembelajaran ini, siswa membuat tujuan positif dengan situasi yang saling

ketergantungan, saling membantu satu sama lain, bekerja bersama untuk

mengevaluasi keberhasilan secara kolektif, dan pada akhirnya dapat

meningkatkan pengembangan strategi pembelajaran individu yang sehat.75

Sehingga, kemampuan berpikir kritis dan sikap pemikir kritis siswa dapat

dikembangkan.

Menurut Weiss, pembelajaran Problem-Oriented berarti memulai

pelajaran dengan domain masalah khusus yang harus diselesaikan oleh siswa

itu sendiri.76

Menurut Negnevitsky, segala kondisi yang diberikan dapat

dianggap sebagai situasi masalah ketika seorang siswa mengalami kesulitan

intelektual karena kekurangan informasi atau waktu dan tidak dapat mencapai

tujuan dengan menerapkan teknik yang sudah diketahui.77

Artinya,

karakteristik situasi yang disajikan dalam metode Problem-Oriented ialah

membuat siswa mengerahkan logikanya terkait penafsiran masalah

matematika yang tidak dapat dipecahkan dalam satu langkah, melainkan

memerlukan analisis dan penggabungan beberapa konsep dalam proses

pemecahannya.

Pembelajaran Problem-Oriented didasarkan pada pengalaman dan

persepsi individu.78

Hal tersebut berkaitan dengan kegiatan refleksi dan

berpikir kritis siswa terhadap pengetahuan dan pemahaman terhadap konsep

75

Ibid., p.4005. 76

Günther Weiss, Problem-Oriented Learning in Geography Education: Construction of

Motivating Problems, Journal of Geography, 2017, p. 1. 77

Michael Negnevitsky, Application of The Problem-Oriented Teaching Technique In a

Training Simulator, IEEE Multimedia Engineering Education, p. 225-226. 78

Christoph Reichard, Experiments with New Teaching Models and Methods,

International Public Management Network, Vol. 3, 1, 2002, p. 41.

Page 47: PENGARUH METODE PROBLEM-ORIENTED TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · adalah quasi eksperimen dengan desain penelitian Randomize Control Group Post

31

yang telah dimilikinya dalam melakukan sebuah pertimbangan. Siswa harus

berada di posisi sentral dalam kegiatan mengajar di kelas dan guru berperan

sebagai fasilitator dalam mendorong dan mengarahkan siswa untuk

mengambil inisiatif, mengajukan pertanyaan, serta menganalisis dan

menyelesaikan masalah sebagai serangkaian proses berpikir kritis.

Berdasarkan pendapat beberapa ahli yang telah dipaparkan, dapat ditarik

kesimpulan bahwa karakteristik pembelajaran dengan metode Problem-

Oriented mencakup proses kognitif berupa penalaran dan analisis yang rinci,

pemecahan masalah yang sistematis, serta kegiatan dan penerapan

pengetahuan yang bersifat reflektif, sehingga dapat memfasilitasi siswa dalam

meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematis.

d. Keunggulan Metode Problem-Oriented

Riechard mengemukakan bahwa pembelajaran dengan metode Problem-

Oriented memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan pembelajaran

tradisional, di antaranya meningkatkan kemandirian, kemampuan berpikir

kritis, serta sikap bertanggung jawab terhadap diri sendiri dalam pemecahan

masalah.79

Sejalan dengan itu, lulusan Roskille University yang memperoleh

program pembelajaran Problem-Oriented dikenal dapat beradaptasi dengan

baik dalam dunia pekerjaan. Hal tersebut dikarenakan kegiatan pembelajaran

Problem-Oriented dapat memenuhi tuntutan masyarakat akan pendidikan

yang fleksibel dan adaptif, menumbuhkan kemandirian, kemampuan berpikir

kritis serta kreatif pada lulusannya.80

Sehingga, metode Problem-Oriented

memiliki manfaat terhadap peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa

yang dapat menunjang kemampuan siswa dalam menghadapi dunia pekerjaan

nantinya.

Menurut LV dan Liang, metode Problem-Oriented sangat penting bagi

pengajaran dan pembelajaran karena memiliki beberapa referensi dan nilai

lebih dalam setiap tingkat proses pengajaran.81

Metode pengajaran Problem-

79

Christoph Reichard, op.cit., p. 42. 80

Anders Siig Andersen and Simon B. Heilesen, op.cit., p.200. 81

Guizhou LV and Guanhui Liang, loc.cit.

Page 48: PENGARUH METODE PROBLEM-ORIENTED TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · adalah quasi eksperimen dengan desain penelitian Randomize Control Group Post

32

Oriented berfokus pada melatih kemampuan siswa untuk mengajukan

pertanyaan, menganalisis, dan memecahkan masalah.82

Menurut Xu, kegiatan

ini tidak hanya dapat memperluas tingkat pengetahuan siswa tetapi juga

meningkatkan kemampuan berpikir logis dan kemampuan pengembangan diri

mereka secara berkelanjutan.83

Kegiatan-kegiatan tersebut merupakan

serangkaian proses berpikir yang dilakukan seorang pemikir kritis. Dengan

demikian, penerapan metode Problem-Oriented dapat melatih kemampuan

berpikir kritis siswa serta menciptakan pembelajaran yang bermakna.

Weiss memaparkan bahwa penerapan metode pengajaran Problem-

Oriented dapat mendukung siswa dalam menemukan solusi mereka sendiri

untuk masalah substansial dan relevan.84

Dengan kegiatan tersebut, siswa

dapat menunjukkan tingkat pemahaman yang lebih tinggi serta siap untuk

menghadapi masalah kehidupan nyata secara kritis. Pembelajaran Problem-

Oriented dinilai dapat meningkatkan sikap pemecahan masalah yang mandiri,

kritis, dan bertanggung jawab pada siswa.85

Lebih lengkapya, metode

pengajaran Problem-Oriented membantu siswa meletakkan dasar

pengetahuan yang kuat dan meningkatkan kemampuan mereka dalam

menganalisis dan memecahkan masalah tertentu. Siswa dapat menguasai

pengetahuan yang relevan dan profesional untuk meningkatkan kecakapan

kerja melalui pemikiran, penyortiran, dan aplikasi.86

Selain itu, hasil dari

pembelajaran ini akan lebih berkelanjutan karena melibatkan pengembangan

penalaran profesional yang efektif serta kemampuan untuk berpikir seperti

seorang praktisi yang terampil.87

Kegiatan tersebut memungkinkan siswa

untuk dapat menangani masalah yang tidak dikenal dengan menggunakan

metode penyelesaian masalah yang umum dan teruji sehingga dapat

menunjang siswa dalam mengeksplorasi kemampuan berpikir kritisnya.

82

Weishuang Xu, Research on Innovation of Financial Management Talents Training

Model Based on the Perspective of Professional Ability Supply and Demand, Advances in Social

Science, Education and Humanities Research, Vol.238, p. 538. 83

Ibid. 84

Günther Weiss, loc.cit. 85

Christoph Reichard, loc.cit. 86

LIU Yang, et.al., loc.cit. 87

Christoph Reichard, loc.cit.

Page 49: PENGARUH METODE PROBLEM-ORIENTED TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · adalah quasi eksperimen dengan desain penelitian Randomize Control Group Post

33

Selanjutnya, menurut Wang, metode pengajaran Problem-Oriented dapat

meningkatkan kesadaran masalah siswa secara bertahap karena metode ini

mengarahkan siswa untuk mengeksplorasi kebenaran secara aktif dengan

pertanyaan dan tidak mengajarkan pengetahuan siswa secara langsung

sehingga membuat mereka hanya mendengarkan secara pasif.88

Kegiatan ini

dapat mengasah pola pikir siswa menjadi lebih kritis dan terbuka, membentuk

kepribadian yang mandiri dengan tidak disuapi materi pelajaran, serta

berpikir kritis dengan sikap tidak mudah menerima begitu saja pelajaran yang

diberikan.

e. Langkah-langkah Pembelajaran dengan Metode Problem-Oriented

Secara garis besar, langkah-langkah pembelajaran dengan metode

Problem-Oriented dapat dibedakan menjadi dua, yaitu tahapan berdasarkan

aktivitas guru dan tahapan berdasarkan aktivitas siswa. Jika dilihat sebagai

langkah pembelajaran untuk guru, Wang berpendapat bahwa peran utama

guru dalam mewujudkan metode ini terbagi atas dua aspek yaitu: pertama,

guru mengajukan masalah dan mengarahkan siswa untuk menganalisis dan

menyelesaikannya, dan kedua, guru membimbing siswa untuk menemukan

masalah secara mandiri.89

Uraian lebih lanjut mengenai tahapan tersebut

adalah sebagai berikut.

1) Guru mengajukan masalah

Guru mengajukan masalah untuk membuka pembelajaran yang

menggunakan metode Problem-Oriented. Masalah yang diajukan oleh guru

dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu masalah utama dari setiap bab dan

masalah lain yang diajukan sesuai dengan poin pengetahuan utama.90

2) Guru membimbing siswa untuk menemukan masalah secara mandiri

Dalam tahapan ini, guru membiarkan siswa menemukan masalah secara

mandiri melalui bimbingan dan arahannya. Cara yang dapat digunakan guru

untuk membuat siswa menemukan masalah ialah dengan mengarahkan dan

88

Xiyan Wang, loc.cit. 89

Xiyan Wang, loc.cit. 90

Ibid.

Page 50: PENGARUH METODE PROBLEM-ORIENTED TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · adalah quasi eksperimen dengan desain penelitian Randomize Control Group Post

34

membimbing siswa untuk membaca sumber belajar yang memuat materi

utama dan materi yang relevan dengan pelajaran. Selain itu, siswa juga dapat

diarahkan untuk mencari topik terkait materi tersebut dalam dunia nyata.

Siswa dibiarkan mengajukan masalah yang perlu dipecahkan melalui

membaca kemudian mereka dibiarkan menggunakan prinsip dan konsep-

konsep yang relevan untuk menganalisis masalahnya sendiri.91

Jika dilihat berdasarkan aktivitas siswa, Yang et.al. merangkum proses

akuisisi penerapan metode Problem-Oriented menjadi: ajukan masalah >

pikirkan masalah > buat analisis dan penelitian > selesaikan masalah > dan

ajukan masalah baru, kegiatan ini digunakan untuk mencapai tujuan

pemecahan masalah.92

Menurut Riechard, proses pembelajaran Problem-

Oriented kurang lebih setara dengan langkah-langkah proses penyelesaian

masalah dalam situasi dunia nyata, yaitu dimulai dengan analisis masalah,

penetapan tujuan, pengumpulan data, perbandingan alternatif penyelesaian,

lalu pengambilan keputusan.93

Dalam kegiatan ini, siswa harus mengetahui

dan menerapkan metode dan alat penyelesaian masalah, yaitu menganalisis

masalah, merumuskan dan menafsirkan tujuan yang relevan, mengumpulkan

dan menilai data yang relevan, lalu membandingkan berbagai alternatif

penyelesaian, dan akhirnya memilih alternatif penyelesaian yang dirasa

optimal.94

Langkah-langkah dalam pembelajaran ini sangat memfasilitasi

proses berpikir kritis siswa karena melibatkan analisis dan pengolahan data

yang mereka dapatkan sendiri.

Berkaitan dengan pendapat sebelumnya, Hu et.al. merumuskan langkah-

langkah metode pengajaran Problem-Oriented untuk siswa terdiri dari atas:95

1) Cognitive problem (pemberian masalah kognitif)

Pada langkah 1, siswa harus mulai mengidentifikasi masalah dan

memahami apa yang dianggap sebagai masalah. Mereka harus

91

Ibid. 92

LIU Yang, et.al., loc.cit. 93

Christoph Reichard, loc.cit. 94

Ibid. 95

Yu-Han Hu, Jun Xing, and Liang-Ping Tu, op.cit., p. 1696-1697.

Page 51: PENGARUH METODE PROBLEM-ORIENTED TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · adalah quasi eksperimen dengan desain penelitian Randomize Control Group Post

35

mengklarifikasi sifat masalah yang diberikan sebelum melanjutkan ke

langkah berikutnya.

Contoh pertanyaan pada langkah ini di antaranya:

“Apa artinya pertanyaan itu?”

“Apa yang kamu cari jawabannya?”

“Apakah kamu mengerti mereka?”

2) Analysis problems and solving it (menganalisis masalah dan

menyelesaikannya)

Pada langkah 2, siswa diarahkan untuk menganalisis masalah dan

menemukan cara untuk menyelesaikannya. Siswa dibimbing untuk mencari

solusi berdasarkan masalah yang sejenis atau pernah ditemui sebelumnya.

Siswa diberi kesempatan untuk berkonsultasi dengan guru dan teman sekelas

untuk menyelesaikan masalah. Pada akhirnya, siswa perlu merancang solusi

untuk masalah tersebut.

Contoh pertanyaan pada langkah ini di antaranya:

“Jika jawabannya "Ya", apa masalahnya? Apa solusi dari masalah itu?”

“Jika jawabannya "Tidak", apa pendapat kamu tentang kondisi masalah saat

ini?”

3) Summary results (meringkas hasil)

Pada langkah 3 yaitu setelah melaksanakan rencana penyelesaian

masalah, siswa diarahkan untuk meninjau kembali poin pengetahuan yang

terlibat dalam masalah tersebut, mengkonsolidasikan, dan merangkum poin-

poin utama. Contoh pertanyaannya: “Apakah kamu akrab dengan konsep

yang digunakan dalam masalah ini? Jika tidak, tinjau lagi.”

4) Method extensions (metode perluasan)

Pada langkah 4, siswa diajak berpikir tentang bagaimana menyelesaikan

masalah dengan memperhatikan masalah lain yang dapat dipecahkan dengan

cara serupa. Dengan kata lain, kegiatan ini bertujuan untuk mengeksplorasi

pengetahuan siswa dengan memperluas masalah atau mencari tahu masalah

lain yang dapat diselesaikan dengan strategi pemecahan masalah yang

ditemukan.

Page 52: PENGARUH METODE PROBLEM-ORIENTED TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · adalah quasi eksperimen dengan desain penelitian Randomize Control Group Post

36

Contoh pertanyaan pada langkah ini di antaranya:

“Apa masalah lain yang dapat diselesaikan dengan metode ini?”

“Dapatkah kamu memecahkan masalah yang serupa?”

5) Method comparisons (metode perbandingan)

Pada langkah 5, siswa diharuskan untuk merenungkan apakah ada cara

lain untuk menyelesaikan masalah, dengan mempertimbangkan kelebihan dan

kekurangan dari metode tersebut. Dalam kegiatan ini, siswa diminta untuk

membandingkan metode pemecahan masalah yang telah didapatkannya

dengan beberapa sudut pandang.

Contoh pertanyaan pada langkah ini di antaranya:

“Apakah ada cara lain untuk menyelesaikan masalah ini?”

“Apa kelebihan dan kekurangan dari metode ini?”

6) Sum-up and increasing (meringkas dan meningkatkan)

Pada langkah 6, siswa diharapkan untuk merefleksikan pencapaian

mereka dari proses pemecahan masalah selain dari solusi belaka. Dalam

kegiatan ini, siswa diarahkan untuk memperhatikan hal yang lebih detail

termasuk ide, poin pengetahuan, metode penyelesaian, fakta-fakta, serta bukti

dan alasan yang mendukung dalam membuat sebuah kesimpulan. Kegiatan

ini bertujuan untuk lebih meningkatkan pengetahuan dan kemampuan siswa

dalam penyelesaian masalah serta kegiatan refleksi siswa dalam membangun

kemampuan berpikir kritis matematis. Contoh pertanyaannya adalah: “Setelah

menyelesaikan masalah ini, apa yang kamu dapatkan? Termasuk

pengetahuan, metode dan aspek lainnya.”

Berdasarkan pendapat para ahli terkait kerakteristik dan langkah-langkah

pembelajaran dengan metode Problem-Oriented, berikut merupakan langkah-

langkah metode Problem-Oriented yang akan digunakan pada penelitian ini:

1) Pemberian masalah kognitif

Siswa diberikan masalah kognitif sebagai awal dari pembelajaran. Pada

tahap ini, guru mengarahkan siswa mengenali situasi yang diberikan dan

membimbing siswa untuk mengidentifikasi dan memahami apa yang

dianggap sebagai masalah. Siswa diajak berpikir untuk merinci sifat masalah

Page 53: PENGARUH METODE PROBLEM-ORIENTED TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · adalah quasi eksperimen dengan desain penelitian Randomize Control Group Post

37

tersebut sebelum melanjutkan ke langkah berikutnya. Selain itu, siswa juga

diarahkan untuk mulai memikirkan alternatif penyelesaian yang dapat

digunakan. Tahap ini dapat dilakukan dengan cara membaca masalah

bersama-sama dan memfokuskan siswa pada masalah.

2) Menganalisis masalah dan menyelesaikannya

Siswa diarahkan untuk mengidentifikasi masalah secara lebih lanjut,

menganalisis masalah tersebut menjadi informasi-informasi yang terpisah,

lalu melengkapi jika informasi yang diberikan belum lengkap, kemudian

menyatukannya kembali untuk menemukan konsep dan cara

menyelesaikannya. Pada langkah ini, guru membimbing siswa untuk berpikir

secara rinci terkait solusi yang ingin dituju. Siswa diberi kesempatan untuk

berkonsultasi dengan guru dan teman sekelas untuk menyelesaikan masalah.

Dalam tahapan ini, guru dapat membentuk siswa menjadi kelompok kecil

yang terdiri atas 4 orang untuk memudahkan siswa dalam mengeksplorasi dan

berbagi pengetahuannya. Kemudian, siswa diminta untuk merancang solusi

untuk masalah tersebut.

3) Meringkas hasil yang diperoleh

Siswa meninjau kembali hasil diskusinya terkait poin pengetahuan yang

terlibat dalam masalah yang diberikan, mengkonsolidasikan, dan merangkum

poin-poin utama dalam proses pemecahan masalah. Kegiatan ini dapat

memperkuat ingatan dan pemahaman siswa akan konsep yang ditemukannya

sendiri serta membantu siswa dalam mengevaluasi pencapaiannya dan

mempertimbangkan sumber yang mereka gunakan.

4) Metode perluasan masalah

Siswa diajak berpikir secara reflektif dan analogik tentang bagaimana

menyelesaikan masalah dengan memperhatikan masalah lain yang dapat

dipecahkan dengan cara serupa. Dalam tahapan ini, siswa diarahkan untuk

membandingkan masalah yang ada dengan masalah sejenis yang mungkin

pernah ia temui sebelumnya atau masalah lain yang relevan yang mereka

temukan atau ajukan sendiri. Kegiatan ini dapat mengeksplorasi pengetahuan

siswa serta menyadarkan siswa bahwa strategi pemecahan masalah yang

Page 54: PENGARUH METODE PROBLEM-ORIENTED TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · adalah quasi eksperimen dengan desain penelitian Randomize Control Group Post

38

ditemukan memang dapat dipertanggungjawabkan berdasarkan solusi yang

telah teruji pada masalah yang lain.

5) Meringkas dan meningkatkan kompetensi

Siswa dibimbing untuk merefleksikan pencapaian mereka dari proses

pemecahan masalah yang telah dilewatinya. Dalam langkah ini, siswa diminta

memperhatikan hal-hal secara mendetail selain dari solusi belaka, termasuk di

dalamnya fakta, konsep, poin pengetahuan, metode penyelesaian, serta

keterbatasan yang ditemuinya. Kegiatan ini dapat memfasilitasi siswa untuk

mendapatkan pembelajaran yang bermakna melalui proses evaluasi.

3. Pembelajaran Konvensional

Seiring dengan pesatnya perkembangan di bidang pendidikan,

pemerintah terus mengembangkan kurikulum agar pendidikan di Indonesia

turut berkembang sesuai dengan tuntutan zaman. Berkaitan dengan itu,

melalui Permendikbud No.65 Tahun 2013 Tentang Standar Proses

Pendidikan Dasar dan Menengah, pemerintah menetapkan kurikulum 2013

sebagai kurikulum yang digunakan di Indonesia. Kurikulum 2013

menekankan pada dimensi pedagogik modern dalam pembelajaran, yaitu

menggunakan pendekatan ilmiah.96

Berdasarkan uraian tersebut, dapat

diketahui bahwa pendekatan ilmiah menjadi pembelajaran konvensional yang

secara resmi diterapkan di Indonesia sehingga digunakan sebagai pembanding

dalam penelitian ini.

Menurut Majid, pendekatan ilmiah/pendekatan saintifik (scientific

approach) dalam pembelajaran semua mata pelajaran meliputi beberapa

kegiatan yang meyangkut proses menggali informasi melalui pengamatan,

bertanya, percobaan, kemudian mengolah data atau informasi, menyajikan

data atau informasi, dilanjutkan dengan menganalisis, menalar, kemudian

menyimpulkan, dan mencipta.97

Berdasarkan Permendikbud No.81A Tahun

2013 Tentang Implementasi Kurikulum, proses pembelajaran pada

96

Abdul Majid, Pembelajaran Tematik Terpadu, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2017),

Cet.3, h. 211 97

Ibid.,

Page 55: PENGARUH METODE PROBLEM-ORIENTED TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · adalah quasi eksperimen dengan desain penelitian Randomize Control Group Post

39

pendekatan saintifik terdapat pada lima pengalaman belajar pokok dalam

proses pembelajaran, yaitu: mengamati, menanya, mengumpulkan informasi,

mengasosiasi, dan mengkomunikasikan.98

Dengan demikian, pendekatan

saintifik memiliki lima langkah pembelajaran yang harus terlihat dalam

pembelajaran kurikulum 2013 yaitu mengamati, menanya, mengumpulkan

informasi, mengasosiasi, dan mengkomunikasikan yang disingkat sebagai

5M. Berikut ini merupakan penjelasan lebih lanjut dari masing-masing

tahapannya.

a. Mengamati

Tahapan pertama pada pendekatan ini ialah mengamati. Kegiatan

mengamati mengutamakan kebermaknaan proses pembelajaran (meaningful

learning).99

Proses mengamati dalam pembelajaran dapat dilakukan melalui

membaca, mendengar, menyimak, dan melihat secara langsung maupun

melalui pemaparan guru baik dengan bantuan media atau tidak.

b. Menanya

Proses menanya dalam pembelajaran dapat dilakukan melalui pengajuan

pertanyaan baik dari siswa atau dari guru yang ditujukan guna merangsang

siswa untuk bertanya. Pertanyaan ini dapat mencakup informasi yang belum

dipahami siswa terkait proses mengamati yang telah dilalui atau pertanyaan

yang ditujukan untuk mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang

telah diamati. Pertanyaan yang dimaksud juga dapat berbentuk pertanyaan

faktual maupun pertanyaan hipotetik yang akan terjawab di akhir pelajaran.

Istilah “pertanyaan” tidak selalu dalam bentuk “kalimat tanya”, melainkan

juga dapat dalam bentuk pernyataan, asalkan keduanya menginginkan

tanggapan verbal.100

c. Mengumpulkan Informasi

Proses mengumpulkan informasi dalam pembelajaran dapat dilakukan

dengan cara: melakukan diskusi, eksperimen terkait pembelajaran, membaca

98

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayan Republik Indonesia No. 81A Tahun 2013

Tentang Implementasi Kurikulum, Lampiran IV 99

Abdul Majid, loc.cit. 100

Abdul Majid, op.cit., h.216.

Page 56: PENGARUH METODE PROBLEM-ORIENTED TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · adalah quasi eksperimen dengan desain penelitian Randomize Control Group Post

40

dari berbagai macam sumber, mengamati lebih lanjut sebuah objek/kejadian,

aktivitas, atau wawancara dengan narasumber.

d. Mengasosiasi

Proses mengasosiasi dalam pembelajaran dapat dilakukan dengan cara

mengolah informasi yang sudah dikumpulkan dari tahapan mengamati,

menanya, dan mengumpulkan informasi yang sudah dilakukan. Hasil dari

proses mengasosiasi ini dapat berupa perincian terkait solusi yang akan dituju

termasuk di dalamnya proses klarifikasi jika terdapat pendapat-pendapat yang

berbeda atau bertentangan.

e. Mengkomunikasikan

Proses mengkomunikasikan dalam pembelajaran dapat dilakukan melalui

penyampaian hasil belajar yang telah dilalui secara lisan maupun tulisan

terkait kesimpulan atau solusi yang telah didapatkan. Pada kegiatan ini juga

guru dapat melakukan klarifikasi terkait jawaban siswa apakah sudah benar

atau masih ada yang perlu diperbaiki.

Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik merupakan

pembelajaran yang berpusat pada siswa sehingga menuntut siswa untuk aktif

dalam pembelajaran. Pada penelitian ini, siswa diberikan pembelajaran secara

berkelompok. Oleh sebab itu, metode pembelajaran yang relevan serta

menunjang proses pembelajaran ini ialah metode diskusi dan tanya jawab.

B. Kajian Hasil Penelitian Relevan

Hasil penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian yang akan

dilakukan oleh penulis di antaranya:

1. Artikel yang ditulis Yu-Han Hu, Jun Xing, dan Liang-Ping Tu dengan

judul The Effect of a Problem-oriented Teaching Method on University

Mathematics Learning, tahun 2018. Artikel tersebut merupakan kajian

tentang pembelajaran matematsika berdasarkan pemecahan masalah yang

menjadi cikal bakal dalam mengembangkan metode Problem-Oriented.

Persamaan antara artikel tersebut dengan penelitian ini adalah penggunaan

metode Problem-Oriented dalam pembelajaran matematika.

Page 57: PENGARUH METODE PROBLEM-ORIENTED TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · adalah quasi eksperimen dengan desain penelitian Randomize Control Group Post

41

Perbedaannya, pada artikel tersebut Hu et.al. tidak meneliti tentang

kemampuan berpikir kritis matematis. Dalam artikel tersebut, mereka

mengembangkan metode Problem-Oriented dengan 6 langkah, yaitu: 1)

Cognitive problem, 2) Analysis problems and solving it, 3) Summary

results, 4) Method extensions, 5) Method comparisons, dan 6) Sum-up and

increasing.101

2. Artikel yang ditulis oleh Xiyan Wang dengan judul Research on

Application of “Problem-Oriented” Teaching Method in “An Introduction

to the Basic Principle of Marxism” Course, tahun 2013. Artikel tersebut

merupakan sebuah bagian dari proyek penelitian dan reformasi pengajaran

di Universitas Northeastern di Qinhuangdao. Persamaan antara artikel

tersebut dengan penelitian ini adalah penggunaan metode Problem-

Oriented dalam pembelajaran. Perbedaannya, pada artikel tersebut Wang

tidak meneliti pada pelajaran matematka, melainkan pada pengantar

prinsip dasar pengajaran Marxisme. Dalam artikel tersebut, Wang

menerapkan metode Problem-Oriented sebagai tahapan untuk guru, yaitu:

pertama, guru mengajukan pertanyaan, dan ke dua, guru membimbing

siswa untuk menemukan masalah oleh diri sendiri.102

3. Skripsi yang ditulis oleh Aminatuzuhriah Rizki dengan judul Pengaruh

Model Concept-Based Learning Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis

Matematis pada tahun 2018. Penelitian tersebut dilaksanakan di MTs

Negeri 12 Jakarta pada tahun ajaran 2017/2018. Persamaan dalam

penelitian yang dilakukan penulis adalah masalah yang berkaitan dengan

kemampuan berpikir kritis matematis siswa. Perbedaannya, solusi yang

digunakan untuk permasalahan pada penelitian ini yaitu menggunakan

metode Problem-Oriented. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

kemampuan berpikir kritis matematis siswa dengan menggunakan Model

101

Yu-Han Hu, Jun Xing, and Liang-Ping Tu, op.cit., p. 1695-1697. 102

Xiyan Wang, op.cit., p. 838-840.

Page 58: PENGARUH METODE PROBLEM-ORIENTED TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · adalah quasi eksperimen dengan desain penelitian Randomize Control Group Post

42

Concept-Based Learning lebih tinggi dibandingkan siswa yang

mengggunakan pembelajaran konvensional.103

C. Kerangka Berpikir

Kemampuan berpikir kritis adalah kemampuan seseorang dalam

memanfaatkan logikanya untuk mengolah informasi secara rinci serta

menganalisisnya dari berbagai sudut pandang menjadi fakta-fakta yang dapat

dijadikan sebagai bukti dan alasan yang logis dalam menarik kesimpulan

yang valid sebagai solusi yang tepat dalam sebuah proses pemecahan

masalah. Berpikir kritis merupakan salah satu aspek penting dalam proses

pembelajaran, namun kemampuan ini belum dapat dikembangkan secara

optimal.104

Rendahnya kemampuan berpikir kritis matematis siswa terlihat

dari capaian siswa Indonesia dalam PISA dan TIMSS yang masih berada di

bawah rata-rata internasional. Posisi Indonesia pada PISA 2015 berada pada

peringkat ke-62 dari 72, sedangkan pada TIMSS 2015 berada pada peringkat

ke-45 dari 50. Selain itu, hasil penelitian pendahuluan yang telah dilakukan

oleh peneliti juga menunjukkan bahwa kemampuan berpikir kritis matematis

siswa masih tergolong rendah terlihat dari capaian nilai rata-ratanya.

Pembelajaran dengan metode Problem-Oriented dapat memfasilitasi

siswa dalam mengembangkan kemampuan berpikir kritis karena metode ini

mengorientasikan masalah dalam proses pembelajaran. Dari masalah yang

disajikan, siswa dilatih untuk mengidentifikasi dan menyelesaikannya secara

mandiri dengan menerapkan alat penyelesaian masalah berupa kegiatan

menganalisis, merumuskan dan menafsirkan solusi yang dituju,

mengumpulkan dan menilai data yang relevan, lalu menilai alternatif

penyelesaian dari berbagai sudut pandang ntuk mendapatkan alternatif

penyelesaian yang optimal. Hal tersebut sangat menunjang siswa dalam

103

Aminatuzuhriah Rizki, Pengaruh Model Concept-Based Learning Terhadap

Kemampuan Berpikir Kritis Matematis, (Jakarta: Skripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2018),

h.78, tidak dipublikasikan. 104

Maifalinda Fatra dan Tita Khalis Maryati, Implementasi K13 pada Pembelajaran

Matematika dalam Meningkatkan Kemampuan Berfikir Kritis dan Kreatif, (Jakarta: Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah, 2018), h. 2.

Page 59: PENGARUH METODE PROBLEM-ORIENTED TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · adalah quasi eksperimen dengan desain penelitian Randomize Control Group Post

43

mencapai indikator berpikir kritis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

menganalisis solusi masalah, membangun keterampilan dasar, mengatur

strategi dan taktik, serta mengevaluasi solusi.

Langkah pertama dalam metode Problem-Oriented ialah pemberian

masalah kognitif. Dalam langkah ini, siswa diberikan masalah kognitif

sebagai awal dari pembelajaran dan guru mengarahkannya untuk mengenali

situasi yang diberikan. Siswa diajak berpikir untuk merinci sifat masalah

tersebut dan dibimbing untuk memahami apa yang dianggap sebagai masalah.

Dengan kegiatan ini, siswa dilatih untuk mengolah informasi yang

didapatkannya serta mengaitkan informasi tersebut dengan pengetahuan yang

telah dimilikinya untuk dapat mengetahui solusi yang dituju dari

permasalahan yang diberikan. Dengan memahami masalahnya, siswa akan

mengilustrasikan masalah serta memiliki gambaran terkait solusinya.

Sehingga, kegiatan ini dapat membantu siswa dalam menganalisis solusi

masalah.

Selain itu, pada tahap ini siswa juga diajak berpikir secara menyeluruh

dan bertukar pikiran dengan temannya terkait alternatif penyelesaian yang

dapat digunakan. Dari hasil tukar pikiran tersebut siswa akan mendapatkan

identifikasi masalah dan penyusunan langkah-langkah pemecahan masalah

dari berbagai sudut pandang. Proses interaksi ini akan berujung pada sebuah

pengambilan keputusan sehingga dapat menunjang siswa dalam mengatur

strategi dan taktik.

Langkah ke dua yaitu menganalisis masalah dan menyelesaikannya. Pada

tahap ini, siswa diarahkan untuk mengidentifikasi masalah yang diberikan

secara lebih lanjut dan mendetail, menganalisis masalah tersebut menjadi

informasi-informasi yang terpisah, melengkapinya jika informasi yang

diberikan belum memadai untuk mendapatkan solusi, kemudian menyatukan

kembali informasi-informasi tersebut untuk menemukan konsep dan alternatif

penyelesaiannya. Siswa dibimbing untuk dapat mengilustrasikan masalah

tersebut. Pada langkah ini, siswa diberi kesempatan untuk berkonsultasi

dengan guru dan teman sekelas untuk menyelesaikan masalah. Dengan

Page 60: PENGARUH METODE PROBLEM-ORIENTED TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · adalah quasi eksperimen dengan desain penelitian Randomize Control Group Post

44

demikian, kegiatan ini akan membantu siswa dalam mengorelasikan

informasi yang diperoleh berdasarkan konsep dan strategi yang didapatkan

secara reflektif dan evaluatif sehingga dapat membangun keterampilan dasar

siswa serta keterampilan siswa dalam menganalisis solusi masalah.

Selanjutnya, pada langkah ke dua ini juga siswa akan memperoleh hasil

dari konsultasi dan bertukar pikiran bersama teman sekelas. Siswa akan

mendapatkan ide dan gagasan dari berbagai sudut pandang untuk dapat

menilai kredibilitas sumber yang kemudian mengantarkannya untuk

menentukan sebuah tindakan. Dari interaksi dalam proses tersebut,

kemampuan siswa dalam mengatur strategi dan taktik dapat dikembangkan.

Langkah ke tiga yaitu meringkas hasil yang diperoleh. Siswa dibimbing

untuk meninjau kembali hasil diskusinya terkait poin pengetahuan yang

terlibat dalam masalah yang disajikan, mengkonsolidasikan, dan merangkum

poin-poin utama dalam proses pemecahan masalah. Dalam kegiatan ini, siswa

akan mengolah informasi yang diperolehnya secara eksplisit atau implisit dari

sebuah pembelajaran untuk memahami dan menambah pemahamannya, serta

untuk menentukan kredibilitas pernyataan, konsep, maupun ide yang terlibat

dalam proses pemecahan masalah sehingga dapat membantunya dalam

membangun keterampilan dasar

Selanjutnya, pada langkah ke tiga ini siswa dibimbing untuk meninjau

kembali informasi dan poin-poin penting yang telah diidentifikasi termasuk

langkah penyelesaian masalah yang direncanakan untuk mendukung solusi

dari pemecahan masalah tersebut. Kegiatan ini dapat berupa proses refleksi

terhadap hasil analisis yang telah diperoleh. Dengan demikian, tahap ini dapat

menunjang siswa dalam mengevaluasi solusi.

Langkah ke empat adalah metode perluasan masalah. Siswa diajak

berpikir secara reflektif dan analogik tentang bagaimana menyelesaikan

masalah dengan memperhatikan masalah lain yang dapat dipecahkan dengan

cara serupa. Dengan memperhatikan solusi dan hasil identifikasi terhadap

masalah tersebut, serta membuat kembali ilustrasi masalah yang serupa, siswa

dapat mempertimbangkan hasil yang didapatkan sebagai kegiatan refleksi

Page 61: PENGARUH METODE PROBLEM-ORIENTED TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · adalah quasi eksperimen dengan desain penelitian Randomize Control Group Post

45

untuk mempermudah mereka dalam memilih konsep dan strategi

penyelesaian yang teruji untuk masalah yang disajikan. Kegiatan ini dapat

membantu siswa dalam menganalisis solusi masalah.

Kemudian, pada langkah ke empat ini, siswa juga dapat mengeksplorasi

pengetahuan dan mengembangkan kepercayaan dirinya dalam menentukan

solusi yang dapat dipertanggungjawabkan. Kegiatan ini menunjang siswa

dalam mengatur strategi dan taktik karena akan mengarahkannya untuk

menentukan sebuah tindakan, memilih alternatif yang dirasa paling efektif

dan optimal dalam sebuah proses interaksi yang baik.

Langkah terakhir yaitu meringkas dan meningkatkan kompetensi. Pada

langkah ini, siswa dibimbing untuk merefleksikan pencapaian mereka dari

proses pemecahan masalah yang telah dilewati serta memperhatikan hasil

yang didapatkan berupa konsep dan ide yang dapat dijadikan acuan dalam

mempertimbangkan kredibilitasnya, serta untuk menambah dan memperkuat

pengetahuannya. Kegiatan tersebut dapat membantu siswa dalam membangun

keterampilan dasar.

Selain itu, langkah pembelajaran ini juga mengarahkan siswa untuk

meninjau kembali dan memperhatikan hal-hal secara mendetail selain dari

solusi belaka berupa fakta, poin pengetahuan, metode penyelesaian, ide-ide,

serta bukti dan alasan yang mendukung dalam menentukan solusi yang valid.

Kegiatan ini dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam mengevaluasi

solusi dari masalah yang diberikan.

Hubungan dan peranan setiap langkah pada metode Problem-Oriented

terhadap kemampuan berpikir kritis matematis disajikan dalam bagan yang

terdapat pada Gambar 2.1 berikut ini.

Page 62: PENGARUH METODE PROBLEM-ORIENTED TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · adalah quasi eksperimen dengan desain penelitian Randomize Control Group Post

46

Gambar 2.1

Kerangka Berpikir

D. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan tinjauan teoretik yang telah diuraikan sebelumnya, hipotesis

yang diajukan pada penelitian ini ialah kemampuan berpikir kritis matematis

siswa yang diajarkan dengan metode Problem-Oriented lebih tinggi daripada

kemampuan berpikir kritis matematis siswa yang diajarkan dengan

pembelajaran konvensional.

Page 63: PENGARUH METODE PROBLEM-ORIENTED TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · adalah quasi eksperimen dengan desain penelitian Randomize Control Group Post

47

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di SMP Negeri 1 Citeureup yang beralamat di Jalan

Karanggan Gunung Putri No. 33, Desa Puspasari, Kecamatan Citeureup,

Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Penelitian ini dilaksanakan pada semester

ganjil tahun ajaran 2019/2020.

B. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi eksperimen.

Metode ini dipilih karena keterbatasan penulis yang tidak dapat mengontrol

semua variabel dari luar yang dapat mempengaruhi eksperimen. Dalam

penelitian ini, peneliti menggunakan dua kelompok untuk diteliti yaitu

kelompok eksperimen yang diberikan pembelajaran dengan metode Problem-

Oriented dan kelompok kontrol yang diberikan pembelajaran konvensional.

Desain penelitian pada penelitian ini menggunakan Randomized post test

only control design yaitu pengontrolan secara acak yang dilakukan dengan

membandingkan kelompok yang diberi perlakuan (kelompok eksperimen)

dengan kelompok yang tidak diberi perlakuan (kelompok kontrol). Pada

desain penelitian ini, ke dua kelompok diberi tes akhir yang disebut post test

setelah selesai diberikan perlakuan. Tes yang dilakukan akan dianalisis untuk

mengetahui kemampuan berpikir kritis matematis siswa. Desain penelitian

Randomized post test only control design pada penelitian ini digambarkan

pada tabel berikut :1

Tabel 3.1

Desain Penelitian

A X O

A C O

1 Karunia Eka Lestari dan Mokhammad Ridwan Yudhanegara, Penelitian Pendidikan

Matematika, (Bandung: PT Refika Aditama, 2017), Cet. 2, h. 127.

Page 64: PENGARUH METODE PROBLEM-ORIENTED TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · adalah quasi eksperimen dengan desain penelitian Randomize Control Group Post

48

Keterangan :

A : Pengambilan sampel secara acak (random)

X : Perlakuan yang diterapkan pada kelompok eksperimen yaitu pembelajaran

dengan metode Problem-Oriented

C : Perlakuan yang diterapkan pada kelompok kontrol yaitu pembelajaran

konvensional

O : Hasil Post-test Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa

Tes kemampuan berpikir kritis matematis diberikan setelah kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol sama-sama telah selesai melalui proses

pembelajaran. Perlakuan yang diberikan kepada kelompok eksperimen adalah

metode Problem-Oriented, berbeda dengan perlakuan yang diberikan kepada

kelompok kontrol yaitu pembelajaran konvensional. Setelah melakukan tes,

peneliti menganalisis hasil tes tersebut untuk mengetahui nilai rata-rata

kemampuan berpikir kritis matematis siswa pada kelompok eskperimen dan

kelompok kontrol.

C. Populasi dan Sampel

Populasi pada penelitian ini yaitu seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 1

Citeureup Tahun Pelajaran 2019/2020 yang terdiri atas 10 kelas. Sedangkan

sampel pada penelitian ini merupakan dua kelas yaitu kelas VIII-G yang

merupakan kelas eksperimen dan kelas VIII-I yang merupakan kelas kontrol,

diambil dari sepuluh kelas VIII SMP Negeri 1 Citeureup Tahun Pelajaran

2019/2020 melalui teknik cluster random sampling. Teknik cluster random

sampling adalah teknik pengambilan sampel kelas secara acak yang diambil

dari populasi penenelitian untuk dijadikan sebagai kelas eksperimen dan kelas

kontrol. Penentuan kelas secara acak ini dilakukan melalui pengocokan.

D. Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini terdiri atas kemampuan berpikir kritis

matematis sebagai variabel terikat (dependent variable) dan metode Problem-

Oriented sebagai variabel bebas (independent variable).

Page 65: PENGARUH METODE PROBLEM-ORIENTED TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · adalah quasi eksperimen dengan desain penelitian Randomize Control Group Post

49

E. Teknik Pengumpulan Data

Data dalam penelitian ini diperoleh dari hasil post-test pada kedua

kelompok sampel yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Tes tersebut

dilakukan pada akhir pembelajaran. Dari hasil post-test tersebut akan

diperoleh data nilai kemampuan berpikir kritis matematis siswa untuk kelas

eksperimen dan kelas kontrol.

F. Instrumen Penelitian

Instrumen tes pada penelitian ini berupa soal uraian sebanyak 8 butir soal

pada materi pola bilangan sesuai dengan indikator kemampuan berpikir kritis

matematis yang digunakan pada penelitian ini. Indikator tersebut adalah

menganalisis solusi, membangun keterampilan dasar, mengatur strategi dan

taktik, dan mengevaluasi solusi. Penilaian pada tes kemampuan berpikir kritis

matematis untuk setiap indikator dimulai dari skala 0 sampai 4. Pemberian

skor tersebut diadopsi dari The Holistic Critical Thinking Scoring Rubric dan

disesuaikan dengan indikator yang digunakan pada penelitian ini.2

Berdasarkan HCTSR, terdapat tiga kategori kemampuan berpikir kritis siswa.

Skor 4 menunjukkan kategori “kuat”, skor 3 menunjukkan kategori “dapat

diterima”, sedangkan skor 2-1 menunjukkan kategori “lemah”. Adapun kisi-

kisi instrumen kemampuan berpikir kritis matematis yang digunakan dalam

penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3.2 dan pedoman penskoran

kemampuan berpikir kritis matematis dapat dilihat pada Tabel 3.3.

Tabel 3.2

Kisi-kisi Uji Coba Instrumen Tes Berpikir Kritis Matematis Siswa

Indikator

Kemampuan Indikator Kompetensi

Nomor

Soal

Menganalisis solusi Menganalisis solusi dari masalah terkait

pola bilangan dengan menyertakan alasan

dan mengilustrasikannya

1a, 3,

dan 4a

2 Peter A. Facione and Noren C. Facione, The Holistic Critical Thinking Scoring Rubric-

HCTSR, Insight Assessment, Hemosa Beach, CA USA, 2014.

Page 66: PENGARUH METODE PROBLEM-ORIENTED TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · adalah quasi eksperimen dengan desain penelitian Randomize Control Group Post

50

Indikator

Kemampuan Indikator Kompetensi

Nomor

Soal

Membangun

keterampilan dasar

Membangun keterampilan dasar dengan

memeriksa kebenaran suatu sumber pada

masalah pola bilangan

1b, 3b

dan 6a

Mengatur strategi

dan taktik

Mengatur strategi dan taktik dalam

menentukan tindakan yang tepat dengan

menyertakan langkah-langkahnya terkait

penyelesaian masalah pola bilangan

2a, 3a,

dan 6b

Mengevaluasi

solusi

Mengevaluasi solusi yang didapatkan

terkait masalah pola bilangan melalui

pertanyaan yang membandingkan.

2b dan

5b

Tabel 3.3

Pedoman Penskoran Tes Berpikir Kritis Matematis Siswa

Indikator Kriteria Skor

Menganalisis solusi Mengidentifikasi dan mengilustrasikan

masalah dengan benar, melakukan

perhitungan dengan tepat, dan memberikan

alasan yang logis berdasarkan konsep yang

telah dipelajari.

4

Mengidentifikasi dan mengilustrasikan

masalah dengan benar, kurang tepat dalam

melakukan perhitungan, namun memberikan

alasan yang logis berdasarkan konsep yang

telah dipelajari.

3

Mengidentifikasi dan mengilustrasikan

masalah dengan benar, melakukan

perhitungan dengan tepat, namun tidak

memberikan alasan yang logis berdasarkan

konsep yang telah dipelajari.

2

Page 67: PENGARUH METODE PROBLEM-ORIENTED TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · adalah quasi eksperimen dengan desain penelitian Randomize Control Group Post

51

Indikator Kriteria Skor

Hanya mengidentifikasi masalah dengan

benar.

1

Tidak memberi jawaban. 0

Membangun

keterampilan dasar

Mengidentifikasi masalah,

mempertimbangkan kebenaran suatu

pernyataan, dan memberikan alasan dengan

benar.

4

Mengidentifikasi masalah dan

mempertimbangkan kebenaran suatu

pernyataan dengan benar namun kurang tepat

dalam memberikan alasan.

3

Mengidentifikasi masalah dan memberikan

alasan dengan benar namun kurang tepat

dalam mempertimbangkan kebenaran suatu

pernyataan.

2

Hanya mengidentifikasi masalah dengan

benar.

1

Tidak memberi jawaban. 0

Mengatur strategi

dan taktik

Mengidentifikasi masalah dengan benar,

melakukan perhitungan dengan menyertakan

langkah-langkah penyelesaian dan membuat

keputusan dengan tepat.

4

Mengidentifikasi masalah dengan benar, tepat

dalam melakukan perhitungan dengan

menyertakan langkah-langkah penyelesaian,

namun kurang tepat dalam membuat

keputusan.

3

Mengidentifikasi masalah dengan benar,

kurang tepat dalam melakukan perhitungan

2

Page 68: PENGARUH METODE PROBLEM-ORIENTED TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · adalah quasi eksperimen dengan desain penelitian Randomize Control Group Post

52

Indikator Kriteria Skor

dengan menyertakan langkah-langkah

penyelesaian, namun membuat keputusan

dengan tepat.

Hanya mengidentifikasi masalah dengan

benar.

1

Tidak memberi jawaban. 0

Mengevaluasi

solusi

Mengidentifikasi masalah dengan benar,

melakukan perhitungan dan membuat

kesimpulan dengan tepat.

4

Mengidentifikasi masalah dan melakukan

perhitungan dengan benar, namun kurang

tepat dalam membuat kesimpulan.

3

Mengidentifikasi masalah dengan benar,

kurang tepat dalam melakukan perhitungan,

namun membuat kesimpulan dengan tepat.

2

Hanya mengidentifikasi masalah dengan

benar.

1

Tidak memberi jawaban. 0

Sebelum instrumen tersebut digunakan, peneliti melakukan uji coba

terlebih dahulu agar dapat melakukan analisis pada setiap butir soal yang ada

pada instrumen ini. Uji coba tersebut berupa uji validitas, uji reliabilitas, serta

uji untuk mengetahui daya beda dan tingkat kesukaran soal.

1. Uji Validitas

Uji validitas dilakukan untuk mengetahui apakah instrumen yang

digunakan pada penelitian ini dapat mengukur kemampuan berpikir kritis

matematis siswa atau tidak. Uji validitas yang dilakukan pada penelitian ini

terdiri dari uji validitas isi dan uji validitas empiris.

Page 69: PENGARUH METODE PROBLEM-ORIENTED TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · adalah quasi eksperimen dengan desain penelitian Randomize Control Group Post

53

a. Uji Validitas Isi

Validitas isi dari suatu tes hasil belajar adalah validitas yang diperoleh

setelah dilakukan penganalisisan, penelusuran atau pengujian terhadap isi

yang terkandung dalam tes hasil belajar tersebut.3 Uji validitas isi ini

menggunakan metode CVR (Content Validaty Ratio) dengan melibatkan 10

orang validator ahli yang merupakan 7 dosen dan 3 orang guru. Pada uji

validitas ini, para validator diberikan lembar validasi yang terdiri atas kolom

instrumen, penilaian, dan komentar untuk masing-masing butir soal. Adapun

penilaian terhadap intrumen ini terdiri atas tiga pilihan yaitu E (esensial), TE

(tidak esensial), dan TR (tidak relevan), yang didasarkan pada kriteria

validitas isi menurut Lawshe.

Butir soal dikatakan valid jika nilai CVR yang didapatkan memenuhi

signifikansi statistik yang ditentukan dari tabel nilai minimum CVR Lawshe

dan soal dikatakan tidak valid jika nilai CVR yang didapatkan tidak

memenuhi nilai minimum tersebut. Perhitungan validitas isi menggunakan

metode CVR dilakukan pada setiap butir soal. Nilai CVR dapat ditentukan

menggunakan rumus berikut ini:4

( ( ))

( )

Keterangan:

= Jumlah penilai yang menyatakan butir soal esensial

= Jumlah penilai

Instrumen yang diujikan oleh peneliti kepada ahli terdiri atas 11 butir

soal. Hasil uji validitas isi yang telah dilakukan oleh 10 orang ahli disajikan

pada Tabel 3.4 berikut ini.

3 Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT Rajagrafindo Persada,

2013), Cet. 13, h.164. 4 C. H. Lawshe, A Quantitative Approach to Content Validity, Personel Psycology, INC,

1975, h. 567-568.

Page 70: PENGARUH METODE PROBLEM-ORIENTED TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · adalah quasi eksperimen dengan desain penelitian Randomize Control Group Post

54

Tabel 3.4

Hasil Rekapitulasi Uji Validitas Isi

Instrumen Kemampuan Berpikir Kritis Matematis

No E TE TR N CVR Min.

Skor Kesimpulan Keterangan

1a 8 2 0 10 0,6 0,62 Tidak Valid Diperbaiki

1b 10 0 0 10 1 0,62 Valid Digunakan

2a 6 2 0 8 0,5 0,75 Tidak Valid Tidak

Digunakan

2b 8 1 0 9 0,78 0,78 Valid Digunakan

3a 9 1 0 10 0,8 0,62 Valid Digunakan

3b 9 1 0 10 0,8 0,62 Valid Digunakan

4 10 0 0 10 1 0,62 Valid Digunakan

5a 9 0 0 10 0,8 0,62 Valid Digunakan

5b 10 0 0 10 1 0,62 Valid Digunakan

6a 7 3 0 10 0,4 0,62 Tidak Valid Diperbaiki

6b 9 1 0 10 0,8 0,62 Valid Digunakan

Berdasarkan hasil rekapitulasi uji validitas isi pada Tabel 3.4, terdapat tiga

butir soal yang tidak valid yaitu no 1a, 2a, dan 6a. Namun, para validator

serta dosen pembimbing menyarankan agar soal nomor 1a dan 6a tetap

digunakan dengan melakukan sedikit perbaikan. Ke dua nomor tersebut

dinilai masih dapat mengukur kemampuan berpikir kritis siswa sehingga

masih layak untuk digunakan. Sedangkan, soal no 2a disarankan untuk tidak

digunakan karena dinilai terlalu memakan banyak waktu jika dikerjakan oleh

siswa. Selain itu, validator juga menyarankan agar penomoran butir soal

sedikit diubah karena soal nomor 2 dirasa terlalu sulit untuk diletakan di

nomor awal.

Page 71: PENGARUH METODE PROBLEM-ORIENTED TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · adalah quasi eksperimen dengan desain penelitian Randomize Control Group Post

55

b. Uji Validitas Empiris

Validitas empirik adalah validitas yang diperoleh atas dasar pengamatan

di lapangan.5 Tingkat validitas instrumen secara empirik dapat dilihat

berdasarkan koefisien korelasi product moment Perason, peneliti

menggunakan perangkat lunak SPSS. Hasil perhitungan koefisien korelasi

akan dibandingkan dengan dengan taraf signifikansi yang ada

pada SPSS. Soal dikatakan valid jika terdapat tanda bintang pada nilai

koefisien korelasi yang didapatkan. Jika terdapat satu buah tanda bintang

artinya soal valid pada taraf signifikansi 5% sedangkan jika terdapat dua buah

tanda bintang artinya soal valid pada taraf signifikansi 1%.

Berdasarkan hasil uji validitas isi yang telah dilakukan, terdapat 10 butir

soal yang diujikan pada uji validitas empiris. Berikut ini disajikan hasil

rekapitulasi uji validitas empiris.

Tabel 3.5

Hasil Rekapitulasi Uji Validitas Empiris

Instrumen Kemampuan Berpikir Kritis Matematis

No.

Soal

Indikator Kemampuan Berpikir

Kritis

Validitas Keterangan

(*)

1a Menganalisis solusi 0,630 ** Valid

1b Membangun keterampilan dasar 0,291 - Tidak Valid

2a Mengatur strategi dan taktik 0,442 ** Valid

2b Membangun keterampilan dasar 0,599 ** Valid

3 Menganalisis solusi 0,702 ** Valid

4a Menganalisis solusi 0,435 ** Valid

4b Mengevaluasi solusi 0,714 ** Valid

5a Membangun keterampilan dasar 0,791 ** Valid

5b Mengatur strategi dan taktik 0,489 ** Valid

6 Mengevaluasi solusi 0,513 ** Valid

5Anas Sudijono, op.cit, h.167.

Page 72: PENGARUH METODE PROBLEM-ORIENTED TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · adalah quasi eksperimen dengan desain penelitian Randomize Control Group Post

56

Berdasarkan Tabel 3.5 terdapat satu butir soal yang tidak valid yaitu no

1b sehingga nomor tersebut tidak digunakan dalam tes kemampuan berpikir

kritis matematis. Selain itu, hasil uji coba di lapangan menunjukkan bahwa

waktu yang disediakan untuk tes kurang memadai. Dengan pertimbangan

tersebut, butir soal nomor 1a menjadi tidak digunakan.

2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dilakukan untuk menguji keabsahan instrumen yang

digunakan pada penelitian ini, tentang sejauh mana instrumen tersebut dapat

dipercaya. Reliabilitas suatu instrumen adalah keajegan atau kekonsistenan

instrumen tersebut bila diberikan pada subjek yang sama meskipun oleh

orang yang berbeda, waktu yang berbeda, atau tempat yang berbeda.6 Tinggi

rendahnya derajat reliabilitas suatu instrumen ditentukan oleh koefisien

korelasi antar butir soal atau item pernyataan/pertanyaan dalam instrumen

tersebut yang dinotasikan dengan .7 Nilai (Cronbach’s Alpha) pada

penelitian ini ditentukan menggunakan perangkat lunak SPSS. Kemudian,

nilai yang telah dihitung akan diinterpretasikan berdasarkan kriteria

menurut Guilford yang disajikan dalam tabel berikut ini.

Tabel 3.6

Kriteria Koefisien Korelasi Reliabilitas Instrumen

Koefisien Korelasi Korelasi Interpretasi Reliabilitas

Sangat Tinggi Sangat tetap/sangat baik

Tinggi Tetap/baik

Sedang Cukup tetap/cukup baik

Rendah Tidak tetap/buruk

Sangat Rendah Sangat tidak tetap/sangat

buruk

Hasil uji reliabilitas instrumen tes kemampuan berpikir kritis matematis

siswa pada penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3.7.

6 Karunia Eka Lestari dan Mokhammad Ridwan Yudhanegara, Op.Cit., h. 206.

7 Ibid.

Page 73: PENGARUH METODE PROBLEM-ORIENTED TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · adalah quasi eksperimen dengan desain penelitian Randomize Control Group Post

57

Tabel 3.7

Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Kemampuan Berpikir Kritis Matematis

Variabel Hasil Uji Keterangan

Kemampuan berpikir kritis

matematis 0,768

Derajat reliabilitas tinggi

(tetap/baik)

3. Daya Pembeda

Uji daya pembeda dilakukan untuk mengetahui apakah instrumen yang

digunakan pada penelitian ini mampu membedakan kemampuan siswa. Daya

pembeda dari suatu butir soal adalah kemampuan butir soal tersebut

membedakan siswa yang mempunyai kemampuan tinggi, kemampuan

sedang, dengan siswa yang berkemampuan rendah.8 Berikut ini disajikan

kriteria yang digunakan untuk menginterpretasikan indeks daya pembeda.9

Tabel 3.8

Kriteria Indeks Daya Pembeda Instrumen

Nilai Interpretasi Daya Pembeda

Sangat baik

Baik

Cukup

Buruk

Sangat buruk

Berikut rumus yang digunakan untuk menghitung indeks daya pembeda:10

Keterangan:

DP = indeks daya pembeda butir soal

= rata-rata skor jawaban siswa kelompok atas

= rata-rata skor jawaban siswa kelompok bawah

= skor maksimum ideal (nilai sempurna jika jawaban tepat)

8 Ibid., h. 217.

9 Ibid., h. 217.

10 Ibid., h. 218.

Page 74: PENGARUH METODE PROBLEM-ORIENTED TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · adalah quasi eksperimen dengan desain penelitian Randomize Control Group Post

58

Hasil uji daya pembeda instrumen tes kemampuan berpikir kritis

matematis siswa pada penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3.9.

Tabel 3.9

Hasil Rekapitulasi Uji Daya Pembeda Instrumen

Kemampuan Berpikir Kritis Matematis

No.

Soal Indikator Kemampuan Berpikir Kritis

Daya Pembeda

DP Kriteria

1a Menganalisis solusi 0,61 Baik

1b Membangun keterampilan dasar 0,28 Cukup

2a Mengatur strategi dan taktik 0,19 Buruk

2b Membangun keterampilan dasar 0,58 Baik

3 Menganalisis solusi 0,31 Cukup

4a Menganalisis solusi 0,14 Buruk

4b Mengevaluasi solusi 0,39 Cukup

5a Membangun keterampilan dasar 0,86 Sangat Baik

5b Mengatur strategi dan taktik 0,36 Cukup

6 Mengevaluasi solusi 0,17 Buruk

4. Taraf Kesukaran

Uji taraf kesukaran perlu digunakan untuk mengetahui tingkat kesukaran

instrumen yang digunakan pada penelitian ini, apakah soal-soal pada

instrumen tersebut tergolong sulit, sedang, atau mudah. Rumus yang

digunakan untuk mengetahui taraf kesukaran adalah sebagai berikut:11

Keterangan:

IK = indeks kesukaran

= rata-rata skor jawaban siswa pada suatu butir soal

= skor maksimum ideal (nilai sempurna jika jawaban tepat)

11

Ibid., h. 224.

Page 75: PENGARUH METODE PROBLEM-ORIENTED TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · adalah quasi eksperimen dengan desain penelitian Randomize Control Group Post

59

Setelah melakukan uji taraf kesukaran, kriteria yang digunakan untuk

menginterpretasikan indeks kesukaran disajikan pada tabel berikut ini. 12

Tabel 3.10

Kriteria Indeks Kesukaran Instrumen

Nilai Interpretasi Daya Pembeda

Terlalu sukar

Sukar

Sedang

Mudah

Terlalu mudah

Hasil uji taraf kesukaran instrumen tes kemampuan berpikir kritis

matematis siswa pada penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3.11.

Tabel 3.11

Hasil Rekapitulasi Uji Taraf Kesukaran Instrumen

Kemampuan Berpikir Kritis Matematis

No.

Soal Indikator Kemampuan Berpikir Kritis

Taraf Kesukaran

IK Kriteria

1a Menganalisis solusi 0,37 Sedang

1b Membangun keterampilan dasar 0,58 Sedang

2a Mengatur strategi dan taktik 0,16 Sukar

2b Membangun keterampilan dasar 0,35 Sedang

3 Menganalisis solusi 0,15 Sukar

4a Menganalisis solusi 0,37 Sedang

4b Mengevaluasi solusi 0,10 Sukar

5a Membangun keterampilan dasar 0,46 Sedang

5b Mengatur strategi dan taktik 0,19 Sukar

6 Mengevaluasi solusi 0,07 Sukar

Berdasarkan hasil uji validitas, uji reliabilitas, uji daya pembeda, dan uji

taraf kesukaran yang telah dilakukan, instrumen yang digunakan peneliti

12

Ibid.

Page 76: PENGARUH METODE PROBLEM-ORIENTED TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · adalah quasi eksperimen dengan desain penelitian Randomize Control Group Post

60

untuk mengukur kemampuan berpikir kritis matematis dalam penelitian ini

terdiri atas delapan butir soal uraian. Delapan soal tersebut terdiri dari

masing-masing dua butir soal untuk indikator menganalisis solusi,

membangun keterampilan dasar, mengatur strategi dan taktik, dan

mengevaluasi solusi. Hasil rekapitulasi analisis butir soal pada instrumen

yang digunakan untuk mengukur kemampuan berpikir kritis matematis siswa

tersaji dalam Tabel 3.12.

Tabel 3.12

Hasil Rekapitulasi Analisis Butir Soal

Kemampuan Berpikir Kritis Matematis

No.

Soal Validitas

Daya

Pembeda

Taraf

Kesukaran Reliabilitas Keterangan

1a Valid Baik Sedang

Tinggi

(tetap/baik)

Tidak

Digunakan

1b Tidak

Valid Cukup Sedang

Tidak

Digunakan

2a Valid Buruk Sukar Digunakan

2b Valid Baik Sedang Digunakan

3 Valid Cukup Sukar Digunakan

4a Valid Buruk Sedang Digunakan

4b Valid Cukup Sukar Digunakan

5a Valid Sangat

Baik Sedang Digunakan

5b Valid Cukup Sukar Digunakan

6 Valid Buruk Sukar Digunakan

Tabel 3.12 menunjukkan bahwa soal nomor 1a dan 1b tidak digunakan.

Dengan demikian, terdapat perubahan penomoran butir soal pada instrumen

tes kemampuan berpikir kritis matematis siswa yaitu nomor 2a dan 2b

menjadi 1a dan 1b, nomor 3 menjadi nomor 2, nomor 4a dan 4b menjadi 3a

dan 3b, nomor 5a dan 5b menjadi 4a dan 4b, dan soal nomor 6 menjadi 5.

Page 77: PENGARUH METODE PROBLEM-ORIENTED TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · adalah quasi eksperimen dengan desain penelitian Randomize Control Group Post

61

Adapun kisi-kisi instrumen yang digunakan untuk mengukur kemampuan

berpikir kritis matematis siswa pada penelitian ini tersaji dalam Tabel 3.13.

Tabel 3.13

Kisi-kisi Instrumen Tes Berpikir Kritis Matematis Siswa

Indikator

Kemampuan Indikator Kompetensi

Nomor

Soal

Menganalisis solusi Menganalisis solusi dari masalah terkait

pola bilangan dengan menyertakan

alasan dan mengilustrasikannya

2 dan

3a

Membangun

keterampilan dasar

Membangun keterampilan dasar dengan

memeriksa kebenaran suatu sumber

pada masalah pola bilangan

1b dan

4a

Mengatur strategi dan

taktik

Mengatur strategi dan taktik dalam

menentukan tindakan yang tepat dengan

menyertakan langkah-langkahnya terkait

penyelesaian masalah pola bilangan

1a dan

4b

Mengevaluasi solusi Mengevaluasi solusi yang didapatkan

terkait masalah pola bilangan melalui

pertanyaan yang membandingkan.

3b dan

5

G. Teknik Analisis Data

Penelitian ini menggunakan teknik analisis data statistik inferensial.

Pengolahan dan analisis data statistik inferensial dimaksudkan untuk

menganalisis data dengan membuat generalisasi pada data sampel agar

hasilnya dapat diberlakukan pada populasi.13

Pada penelitian ini, peneliti

menggunakan perangkat lunak SPSS. Sebelum melakukan analisis data, perlu

dilakukan uji prasyarat berupa uji normalitas dan uji homogenitas. Setelah

melakukan kedua uji tersebut, pengujian hipotesis dapat dilakukan dengan

menggunakan uji-t. Uji prasyarat analisis yang dilakukan sebelum melakukan

uji-t yaitu sebagai berikut:

13

Ibid., h. 242.

Page 78: PENGARUH METODE PROBLEM-ORIENTED TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · adalah quasi eksperimen dengan desain penelitian Randomize Control Group Post

62

1. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah sebaran data

berdistribusi normal atau tidak.14

Data dikatakan berdistribusi normal jika

data tersebut memusat pada nilai rata-rata dan median sehingga data tersebut

dapat dianggap mewakili populasi. Berikut merupakan langkah-langkah yang

dilakukan untuk uji normalitas menggunakan perangkat lunak SPSS:15

a. Buka file SPSS yang berisi variabel data eksperimen dan kontrol.

b. Pada menu utama SPSS, pilin menu Analyze, kemudian pilih sub menu

Descriptive Statistics, kemudian klik Explore.

c. Masukan variabel yang akan diuji normalitasnya pada kotak Dependent

List, kemudian pilih Plots.

d. Pada Descriptive secara otomatis sudah terceklist, selanjutnya klik kembali

ceklist tersebut.

e. Pada Boxplots, Klik None, selanjutnya klik Normality plots with test, lalu

klik continue dan OK.

Hipotesis statistik yang dirumuskan yaitu:

H0 : sampel data berasal dari populasi yang berdistribusi normal

H1 : sampel data berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal

Taraf signifikansi yang digunakan pada pengujian ini adalah 5%,

sehingga jika probabilitas (sig.) > 0,05 maka H0 diterima, artinya sampel data

berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Sedangkan jika probabilitas

(sig.) 0,05 maka H0 ditolak, artinya sampel data berasal dari populasi data

yang tidak berdistribusi normal.

2. Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan dengan memperhatikan nilai variansi suatu

data. Data dikatakan homogen jika memiliki variansi atau keragaman nilai

yang sama secara statistik.16

Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui

apakah variansi data dari sampel yang dianalisis homogen atau tidak.17

14

Ibid., h. 243. 15

Kadir, Statistika Terapan, (Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2016), Cet. 3, h. 156-157. 16

Karunia Eka Lestari dan Mokhammad Ridwan Yudhanegara, op.cit., h. 248. 17

Ibid.

Page 79: PENGARUH METODE PROBLEM-ORIENTED TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · adalah quasi eksperimen dengan desain penelitian Randomize Control Group Post

63

Berikut merupakan langkah-langkah yang dilakukan untuk uji homogenitas

menggunakan perangkat lunak SPSS:18

a. Buka file SPSS yang berisi variabel data eksperimen dan kontrol dengan

value 1 yang mewakili data kelompok eksperimen dan value 2 yang

mewakili data kelompok kontrol.

b. Pada menu utama SPSS, pilih menu Analyze dan klik Compare Means,

kemudian klik One Way ANOVA.

c. Klik dan masukkan variabel yang berisi nilai hasil tes ke Dependent List.

d. Klik dan masukkan variabel yang bervalue 1 dan 2 ke kolom Factor.

e. Klik Option, kemudian pilih Homogenity of Variance Test kemudian klik

continue lalu OK.

Hipotesis statistik yang dirumuskan yaitu:

H0 : variansi nilai kemampuan berpikir kritis matematis kedua kelompok

sama atau homogen

H1 : variansi nilai kemampuan berpikir kritis matematis kedua kelompok

berbeda atau tidak homogen

Taraf signifikansi yang digunakan pada pengujian ini adalah 5%,

sehingga jika probabilitas (sig.) > 0,05 maka H0 diterima, artinya variansi

nilai kemampuan berpikir kritis matematis kedua kelompok sama atau

homogen. Sedangkan jika probabilitas (sig.) 0,05 maka H0 ditolak, artinya

variansi nilai kemampuan berpikir kritis matematis kedua kelompok berbeda

atau tidak homogen.

3. Uji Hipotesis

Setelah melakukan uji prasyarat yaitu uji normalitas dan uji homogenitas

serta didapatkan hasil yang menunjukkan data berdistribusi normal dan

homogen, selanjutnya dapat dilakukan uji hipotesis menggunakan uji t. Jika

hasil uji prasyarat tidak menunjukkan data berdistribusi normal dan homogen,

pengujian hipotesis dapat dilakukan menggunakan uji Mann-Whitney. Uji t

(Independent Sample T Test) dan uji Mann Whitney merupakan uji

perbandingan dua rata-rata.

18

Kadir, op.cit., h. 167-168.

Page 80: PENGARUH METODE PROBLEM-ORIENTED TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · adalah quasi eksperimen dengan desain penelitian Randomize Control Group Post

64

Berikut merupakan langkah-langkah yang dilakukan untuk uji t

menggunakan perangkat lunak SPSS:19

a. Buka file SPSS yang berisi variabel beserta data yang akan diuji kesamaan

rata-ratanya.

b. Pada menu utama SPSS, pilih menu Analyze, kemudian pilih menu

Compare Means, kemudian klik Independent Samples T Test.

c. Klik dan masukkan variabel yang berisi nilai hasil tes ke kolom Test

Variable (s).

d. Klik dan masukkan variabel yang bervalue 1 dan 2 ke kolom Define

Groups.

e. Masukkan value data yang akan dibandingkan rata-ratanya pada masing-

masing kolom group 1 value 1 dan group 2 value 2, kemudian klik

continue lalu OK.

Adapun langkah-langkah yang dilakukan untuk uji Mann-Whitney

menggunakan perangkat lunak SPSS ialah sebagai berikut:20

a. Buka file SPSS yang berisi variabel beserta data yang akan diuji kesamaan

rata-ratanya.

b. Pada menu utama SPSS, pilih menu Analyze, kemudian pilih menu

Nonparametric Test dan pilih Legacy Dialogs, kemudian klik 2

Independent Samples.

c. Klik dan masukkan variabel yang berisi nilai hasil tes ke kolom Test

Variable (s).

d. Klik dan masukkan variabel yang bervalue 1 dan 2 ke kolom Define

Groups.

e. Masukkan value data yang akan dibandingkan rata-ratanya pada masing-

masing kolom group 1 value 1 dan group 2 value 2, kemudian klik

continue dan pada Test Type pilih Mann-Whitney U, lalu OK.

19

Ibid., h. 300-301. 20

Ibid., h. 492-493.

Page 81: PENGARUH METODE PROBLEM-ORIENTED TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · adalah quasi eksperimen dengan desain penelitian Randomize Control Group Post

65

Hipotesis statistik yang dirumuskan yaitu:

H0 : Rata-rata kemampuan berpikir kritis matematis siswa pada kelas

eksperimen lebih kecil atau sama dengan rata-rata kemampuan

berpikir kritis matematis siswa pada kelas kontrol.

H1 : Rata-rata kemampuan berpikir kritis matematis siswa pada kelas

eksperimen lebih besar dari rata-rata kemampuan berpikir kritis

matematis siswa pada kelas kontrol.

Taraf signifikansi yang digunakan pada pengujian ini adalah 5%,

sehingga jika probabilitas (sig.) > 0,05 maka H0 diterima, artinya rata-rata

kemampuan berpikir kritis matematis siswa pada kelas eksperimen lebih kecil

atau sama dengan rata-rata kemampuan berpikir kritis matematis siswa pada

kelas kontrol. Sedangkan jika probabilitas (sig.) 0,05 maka H0 ditolak,

artinya rata-rata kemampuan berpikir kritis matematis siswa pada kelas

eksperimen lebih besar dari rata-rata kemampuan berpikir kritis matematis

siswa pada kelas kontrol.

H. Hipotesis Statistik

Berdasarkan pemaparan di atas, hipotesis statistik yang akan diuji pada

penelitian ini yaitu:

Keterangan :

= rata-rata kemampuan berpikir kritis matematis siswa pada kelas

eksperimen lebih kecil sama dengan rata-rata kemampuan berpikir kritis

matematis siswa kelas kontrol

= rata-rata kemampuan berpikir kritis matematis siswa pada kelas

eksperimen lebih tinggi dari rata-rata kemampuan berpikir kritis

matematis siswa kelas kontrol.

Page 82: PENGARUH METODE PROBLEM-ORIENTED TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · adalah quasi eksperimen dengan desain penelitian Randomize Control Group Post

66

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

Penelitian tentang pengaruh penggunakan metode Problem-Oriented

terhadap kemampuan berpikir kritis matematis siswa dilaksanakan di kelas

VIII SMP Negeri 1 Citeureup. Penelitian ini dilakukan di dua kelas yaitu

kelas VIII-I sebagai kelas eksperimen dan kelas VIII-G sebagai kelas kontrol

yang terdiri atas 29 orang siswa pada masing-masing kelas. Kelas eksperimen

diberikan pembelajaran dengan metode Problem-Oriented sedangkan kelas

kontrol diberikan pembelajaran dengan pembelajaran konvensional. Materi

yang diajarkan pada penelitian ini yaitu pola bilangan yang terdiri atas

delapan pertemuan, di mana tujuh pertemuan dilakukan untuk proses

pembelajaran dan satu pertemuan dilakukan untuk post test.

1. Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa Kelas Eksperimen

Kemampuan berpikir kritis matematis siswa kelas eksperimen dapat

dilihat dari statistik deskriptif yang dihasilkan berdasarkan data hasil post test

kelas eksperimen. Hasil statistik deskriptif tersebut dihitung menggunakan

perangkat lunak SPSS dan disajikan pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1

Hasil Statistik Deskriptif Post Test Kelas Eksperimen

Statistic

Kelas Eksperimen Mean 25,445

Median 25,00

Variance 88,373

Std. Deviation 9,401

Minimum 12,50

Maximum 46,90

Range 34,40

Skewness ,447

Kurtosis -,626

Page 83: PENGARUH METODE PROBLEM-ORIENTED TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · adalah quasi eksperimen dengan desain penelitian Randomize Control Group Post

67

Tabel 4.1 menunjukkan nilai rata-rata post test yang diperoleh siswa

kelas eksperimen ialah sebesar 25,445 dari skala 1-100. Hal tersebut

menunjukkan bahwa kemampuan berpikir kritis matematis siswa kelas

eksperimen masih tergolong rendah. Rentang nilai yang didapatkan kelas ini

cukup besar yaitu sebesar 34,40 dengan perolehan nilai maksimun yaitu 46,90

dan nilai minimum sebesar 12,50. Rata-rata jarak nilai siswa terhadap nilai

rata-ratanya dapat dilihat dari nilai standar deviasi yaitu 9,401 dengan nilai

tengah 25,00. Data ini memiliki kemiringan distribusi data yang condong ke

kiri, terlihat dari nilai skewness yang positif yaitu sebesar 0,447. Selain itu,

nilai kurtosis yang didapatkan ialah negatif sebesar -0,626 yang menunjukan

bahwa distribusi data berbentuk tumpul (menyebar) dan data melebar ke

bawah. Besarnya ukuran sebaran data tersebut terlihat dari nilai varians yang

mencapai angka 88,373. Secara visual, data disajikan dalam bentuk histogram

pada Gambar 4.1.

Gambar 4.1

Histogram Data Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa Kelas

Eksperimen

Page 84: PENGARUH METODE PROBLEM-ORIENTED TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · adalah quasi eksperimen dengan desain penelitian Randomize Control Group Post

68

2. Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa Kelas Kontrol

Kemampuan berpikir kritis matematis siswa kelas kontrol dapat dilihat

dari statistik deskriptif yang dihasilkan berdasarkan data hasil post test kelas

kontrol. Hasil statistik deskriptif tersebut dihitung menggunakan perangkat

lunak SPSS yang disajikan dalam Tabel 4.2.

Tabel 4.2

Hasil Statistik Deskriptif Post Test Kelas Kontrol

Statistic

Kelas Kontrol Mean 16,066

Median 12,50

Variance 117,763

Std. Deviation 10,852

Minimum 3,10

Maximum 50,00

Range 46,90

Skewness 1,177

Kurtosis 1,861

Tabel 4.2 menunjukkan nilai rata-rata post test yang diperoleh siswa

kelas kontrol ialah sebesar 16,066 dari skala 1-100 yang menunjukkan bahwa

kemampuan berpikir kritis matematis siswa kelas kontrol masih tergolong

sangat rendah. Rentang nilai kelas ini mencapai angka yang sangat tinggi

yaitu 46,90 dengan perolehan nilai maksimun sebesar 50,00 dan nilai

minimum sebesar 3,10. Rata-rata jarak nilai siswa terhadap nilai rata-ratanya

dapat dilihat dari nilai standar deviasi yaitu 10,852 dengan nilai tengah 12,50.

Data ini memiliki kemiringan distribusi data yang condong ke kiri, terlihat

dari nilai skewness yang positif yaitu sebesar 1,177. Nilai kurtosis yang

didapatkan ialah positif sebesar 1,861 yang artinya distribusi data berbentuk

runcing ke atas. Besarnya ukuran sebaran data dinilai cukup tinggi, terlihat

dari nilai varians yang mencapai angka 117,763. Secara visual, data disajikan

dalam bentuk histogram pada Gambar 4.2.

Page 85: PENGARUH METODE PROBLEM-ORIENTED TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · adalah quasi eksperimen dengan desain penelitian Randomize Control Group Post

69

Gambar 4.2

Histogram Data Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa Kelas

Kontrol

3. Perbandingan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa Kelas

Eksperimen dan Kelas Kontrol

Siswa pada kelas eksperimen memiliki jumlah yang sama dengan siswa

pada kelas kontrol yaitu 29 orang. Perbandingan kemampuan berpikir kritis

matematis siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol disajikan pada Tabel 4.3.

Tabel 4.3

Perbandingan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa Kelas

Eksperimen dan Kelas Kontrol

Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

Jumlah Siswa 29 29

Nilai Maksimum 46,90 50,00

Nilai Minimum 12,50 3,10

Rata-rata 25,445 16,066

Standar Deviasi 9,401 10,852

Varians 88,373 117,763

Page 86: PENGARUH METODE PROBLEM-ORIENTED TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · adalah quasi eksperimen dengan desain penelitian Randomize Control Group Post

70

Tabel 4.3 menunjukkan bahwa nilai maksimum yang diperoleh kelas

eksperimen yaitu 46,90 dan nilai minimumnya sebesar 12,50, sedangkan nilai

maksimum yang diperoleh kelas kontrol mencapai 50,00 dan nilai

minimumnya hanya mencapai 3,10. Dengan demikian, terlihat bahwa kelas

kontrol memperoleh nilai maksimum yang lebih besar daripada nilai

maksimum pada kelas eksperimen dengan selisih 3,10. Namun, untuk nilai

minimumnya, kelas eksperimen lebih unggul daripada kelas kontrol dengan

selisih nilai mencapai 9,40. Standar deviasi menunjukkan rata-rata jarak nilai

siswa terhadap nilai rata-ratanya. Berdasarkan Tabel 4.3, standar deviasi kelas

kontrol yaitu 10,852, lebih tinggi sebesar 1,451 dibandingkan dengan kelas

eksperimen yang memperoleh nilai 9,401.

Tabel tersebut juga memperlihatkan nilai rata-rata yang dicapai oleh

kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol dengan

selisih nilai mencapai 9,379. Berdasarkan tabel tersebut, kelas eksperimen

mencapai nilai rata-rata sebesar 25,445 sedangkan kelas kontrol hanya

mencapai nilai 16,066 dari skala 1-100. Hal ini sejalan dengan hipotesis

statistik yang diajukan pada penelitian ini yaitu rata-rata kemampuan berpikir

kritis matematis siswa pada kelas eksperimen lebih tinggi dari rata-rata

kemampuan berpikir kritis matematis siswa kelas kontrol. Data pada tabel 4.3

juga menunjukkan bahwa skor kemampuan berpikir kritis matematis siswa

pada kelas kontrol cenderung menyebar sedangkan pada kelas eksperimen

cenderung mengelompok pada rata-rata kelas.

4. Perbandingan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa Kelas

Eksperimen dan Kelas Kontrol Per-Indikator

Perbandingan kemampuan berpikir kritis matematis siswa kelas

eksperimen dan kelas kontrol per-indikator disajikan dalam Tabel 4.4. Tabel

tersebut menunjukkan persentase pencapaian siswa pada setiap indikator.

Hasil pencapaian siswa untuk masing-masing indikator kemampuan berpikir

kritis matematis dihitung menggunakan rumus percentages correction, yaitu:1

1 Ngalim Purwanto, Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, (Bandung: PT

Remaja Rosdakarya, 2006), Cet. 13, h. 112.

Page 87: PENGARUH METODE PROBLEM-ORIENTED TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · adalah quasi eksperimen dengan desain penelitian Randomize Control Group Post

71

Keterangan:

S = nilai yang dicari

R = jumlah skor dari item yang dijawab benar

N = skor maksimum

Tabel 4.4

Perbandingan Indikator Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa

Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

No Indikator Skor

Total

Kelas

Eksperimen

Kelas

Kontrol

% %

1. Menganalisis solusi 8 23,28 15,62

2. Membangun keterampilan

dasar 8 41,38 24,58

3. Mengatur strategi dan taktik 8 19,83 16,96

4. Mengevaluasi solusi 8 17,24 5,83

Berdasarkan Tabel 4.4, dapat diketahui bahwa pencapaian siswa pada

setiap indikator kemampuan berpikir kritis matematis pada kelas eksperimen

lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol. Selisih pencapaian siswa

pada indikator menganalisis solusi mencapai angka 7,66%, pada indikator

membangun keterampilan dasar mencapai angka 16,8%, pada indikator

mengatur strategi dan taktik mencapai angka 2,87%, dan pada indikator

mengavaluasi solusi mencapai angka 11,41%. Berdasarkan hasil tersebut,

selisih pencapaian kemampuan berpikir kritis matematis siswa kelas

eksperimen dan kelas kontrol yang terbesar berada pada indikator

membangun keterampilan dasar yaitu 16,8%, hal itu disebabkan karena daya

pembeda pada soal dengan indikator tersebut tergolong pada kriteria “baik”

dan “sangat baik" sehingga mampu membedakan kemampuan siswa dengan

lebih baik dibandingkan dengan soal pada indikator lainnya. Sedangkan,

selisih yang terkecil berada pada indikator mengatur strategi dan taktik yaitu

Page 88: PENGARUH METODE PROBLEM-ORIENTED TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · adalah quasi eksperimen dengan desain penelitian Randomize Control Group Post

72

2,87%. Perbedaan hasil post test kemampuan berpikir kritis matematis siswa

antara kelas eksperimen dan kelas kontrol disebabkan karena perbedaan

metode pembelajaran yang digunakan. Selain itu, Tabel 4.4 juga

menunjukkan bahwa pencapaian terbaik siswa kelas eksperimen dan kelas

kontrol terletak pada indikator membangun keterampilan dasar. Hal ini

disebabkan karena indeks kesukaran soal pada indikator tersebut

menunjukkan kriteria sedang, sedangkan indeks kesukaran soal pada

indikator yang lain menunjukkan kriteria sukar.

Persentase kemampuan berpikir kritis matematis siswa kelas eksperimen

dan kelas kontrol pada setiap indikator disajikan secara visual dalam bentuk

bagan pada Gambar 4.3.

Gambar 4.3

Persentase Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa Kelas

Eksperimen dan Kelas Kontrol

B. Hasil Uji Prasyarat Analisis

Uji prasyarat analisis yang dilakukan ialah uji normalitas dan uji

homogenitas. Pengujian ini dilakukan untuk menentukan statistik yang

digunakan untuk pengujian hipotesis, apakah statistik parametrik atau statistik

non parametrik. Berikut ini disajikan hasil uji prasyarat analisis berdasarkan

nilai post test kelas eksperimen dan kelas kontrol.

23,28%

41,38%

19,83% 17,24% 15,62%

24,58%

16,96%

5,83%

Menganalisis Solusi MembangunKeterampilan Dasar

Mengatur Strategidan Taktik

Mengevaluasi Solusi

Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

Page 89: PENGARUH METODE PROBLEM-ORIENTED TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · adalah quasi eksperimen dengan desain penelitian Randomize Control Group Post

73

1. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data berdistribusi

normal atau tidak. Penelitian ini menggunakan uji Shapiro-Wilk yang ada

pada perangkat lunak SPSS untuk melakukan uji normalitas. Hipotesis

statistik yang dirumuskan pada pengujian ini yaitu:

H0 : sampel data berasal dari populasi yang berdistribusi normal

H1 : sampel data berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal

Hasil uji normalitas pada penelitian ini disajikan dalam Tabel 4.5 berikut.

Tabel 4.5

Hasil Uji Normalitas Tes Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa

Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Faktor Shapiro-Wilk

Statistic df Sig.

Kelas Eksperimen ,943 29 ,120

Kelas Kontrol ,902 29 ,011

Taraf signifikansi yang digunakan pada pengujian ini adalah 5%,

sehingga jika probabilitas (sig.) > 0,05 maka H0 diterima sedangkan jika

probabilitas (sig.) 0,05 maka H0 ditolak. Berdasarkan Tabel 4.5, nilai

probabilitas kelas eksperimen pada uji Shapiro-Wilk yaitu 0,120 > 0,05

sehingga H0 diterima yang berarti sampel data kelas eksperimen berasal dari

populasi yang berdistribusi normal. Sedangkan, Tabel 4.5 menunjukkan nilai

probabilitas kelas kontrol pada uji Shapiro-Wilk yaitu 0,011 < 0,05 sehingga

H0 ditolak, artinya sampel data kelas kontrol berasal dari populasi data yang

tidak berdistribusi normal.

2. Uji Homogenitas

Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah variansi data

bersifat homogen atau tidak. Pada penelitian ini, uji homogenitas dilakukan

menggunakan uji Levene Statistic yang ada pada perangkat lunak SPSS.

Adapun hipotesis statistik yang dirumuskan penelitian ini yaitu:

H0 : variansi nilai kemampuan berpikir kritis matematis kedua kelompok

sama atau homogen

Page 90: PENGARUH METODE PROBLEM-ORIENTED TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · adalah quasi eksperimen dengan desain penelitian Randomize Control Group Post

74

H1 : variansi nilai kemampuan berpikir kritis matematis kedua kelompok

berbeda atau tidak homogen

Hasil uji homogenitas pada penelitian ini disajikan dalam Tabel 4.6.

Tabel 4.6

Hasil Uji Homogenitas Tes Kemampuan Berpikir Kritis Matematis

Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Levene Statistic df1 df2 Sig.

,126 1 56 ,724

Taraf signifikansi yang digunakan pada pengujian ini adalah 5%,

sehingga jika probabilitas (sig.) > 0,05 maka H0 diterima, sedangkan jika

probabilitas (sig.) 0,05 maka H0 ditolak. Tabel 4.6 menunjukkan nilai

probabilitas pada pengujian ini ialah 0,724 > 0,05 maka H0 diterima, artinya

variansi nilai kemampuan berpikir kritis matematis kelas eksperimen dan

kelas kontrol sama atau homogen.

C. Hasil Pengujian Hipotesis

Hasil uji prasyarat analisis menunjukkan bahwa data kelas eksperimen

memiliki distribusi yang normal namun kelas kontrol tidak. Dengan

demikian, pengujian hipotesis pada penelitian ini menggunakan statistik non

parametrik yaitu uji Mann Whitney yang ada pada perangkat lunak SPSS.

Hasil pengujian hipotesis disajikan pada Tabel 4.7.

Tabel 4.7

Hasil Uji Hipotesis Tes Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa

Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Nilai

Mann-Whitney U 194,500

Asymp. Sig. (2-tailed) ,000

Hipotesis statistik yang diujikan pada penelitian ini yaitu:

Keterangan :

= rata-rata kemampuan berpikir kritis matematis siswa kelas eksperimen.

Page 91: PENGARUH METODE PROBLEM-ORIENTED TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · adalah quasi eksperimen dengan desain penelitian Randomize Control Group Post

75

= rata-rata kemampuan berpikir kritis matematis siswa kelas kontrol.

Tabel 4.7 menunjukkan nilai probabilitas (sig.) yang dihasilkan sebesar

0,000/2 = 0,000 < 0,025. Berdasarkan taraf signifikansi yang digunakan yaitu

0,05/2 = 0,025, H0 diterima jika nilai probabilitas (sig.) > 0,025 sedangkan H0

ditolak jika nilai probabilitas (sig.) 0,025. Dengan demikian, pengujian

hipotesis ini menunjukkan bahwa H0 ditolak yang artinya rata-rata

kemampuan berpikir kritis matematis siswa pada kelas eksperimen lebih

tinggi dari rata-rata kemampuan berpikir kritis matematis siswa pada kelas

kontrol sehingga dapat diketahui bahwa terdapat pengaruh positif dari

penerapan metode Problem-oriented terhadap kemampuan berpikir kritis

matematis siswa.

D. Pembahasan Hasil Penelitian

Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa kemampuan berpikir kritis

matematis siswa kelas eksperimen yang diajarkan dengan metode Problem-

Oriented lebih tinggi dibandingkan dengan kemampuan berpikir kritis

matematis siswa kelas kontrol yang diajarkan dengan pembelajaran

konvensional. Artinya, terdapat pengaruh positif dari penerapan metode

Problem-oriented terhadap kemampuan berpikir kritis matematis siswa. Hal

ini dibuktikan dengan hasil uji Mann Whitney menunjukkan nilai signifikansi

0,000. Selain itu, pencapaian siswa kelas eksperimen juga menunjukkan nilai

yang lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol pada setiap indikator

kemampuan berpikir kritis siswa yang digunakan pada penelitian ini. Berikut

ini diuraikan secara lebih rinci terkait proses pembelajaran serta analisis

jawaban post test per indikator antara siswa kelas eksperimen dan kelas

kontrol.

1. Proses Pembelajaran Kelas Eksperimen

Pembelajaran yang dilakukan di kelas eksperimen dilakukan sebanyak

delapan pertemuan dengan rincian tujuh kali tatap muka dan satu kali post

test pada materi pola bilangan. Proses pembelajaran di kelas ini dilakukan

menggunakan metode Problem-Oriented yang terdiri dari lima tahapan yaitu

pemberian masalah kognitif, menganalisis masalah dan menyelesaikannya,

Page 92: PENGARUH METODE PROBLEM-ORIENTED TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · adalah quasi eksperimen dengan desain penelitian Randomize Control Group Post

76

meringkas hasil yang diperoleh, metode perluasan masalah, serta meringkas

dan meningkatkan kompetensi. Langkah-langkah pembelajaran tersebut

diterapkan melalui LKS (Lembar Kerja Siswa) yang dikerjakan oleh siswa

selama mempelajari materi pola bilangan. LKS ini juga dilengkapi dengan

soal latihan yang dapat memfasilitasi siswa dalam mengembangkan

kemampuan yang akan diukur pada penelitian ini yaitu kemampuan berpikir

kritis matematis siswa.

Penerapan metode Problem-Oriented dalam pembelajaran menuntut

siswa untuk berpikir secara mandiri serta berpastisipasi secara aktif dalam

proses belajar melalui kegiatan pemecahan masalah. Siswa dilatih untuk

dapat menganalisis sebuah permasalahan serta menyelesaikannya sampai

tuntas berdasarkan langkah-langkah yang ada pada LKS. Guru berperan

sebagai promotor sekaligus fasilitator yang membimbing siswa dalam setiap

langkah pembelajaran serta membantu siswa yang mengalami kesulitan

dalam memahami konsep yang dipelajari maupun dalam menyelesaikan

masalah yang disajikan di LKS. Permasalahan yang ada pada LKS

mendukung siswa untuk melakukan proses analisis dan evaluasi secara rinci

serta melakukan diskusi yang terjadi antar siswa maupun siswa dengan guru

dalam kemampuan strategi dan taktik. Selain itu, terdapat tahapan meringkas

hasil pencapaian sehingga siswa dilatih untuk dapat melakukan penilaian

terhadap pencapaiannya guna membangun keterampilan dasar.

Pada pertemuan pertama, siswa sangat antusias ketika diberikan

pembelajaran menggunakan metode Problem-Oriented karena mereka belum

pernah mendapatkan pembelajaran ini sebelumnya. Hampir setiap siswa

sangat aktif mengisi LKS yang disediakan sesuai dengan langkah-langkah

yang ada dan langsung bertanya apabila terdapat hal-hal yang belum mereka

pahami terkait langkah pembelajaran. Siswa belum pandai menganalisis

permasalahan namun mereka tetap semangat dan optimis dalam

menyelesaikan LKS yang diberikan. Pada pertemuan ke dua, siswa sudah

mulai memahami langkah-langkah pembelajaran menggunakan metode

Problem-Oriented sehingga mereka sudah lebih fokus melakukan diskusi

Page 93: PENGARUH METODE PROBLEM-ORIENTED TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · adalah quasi eksperimen dengan desain penelitian Randomize Control Group Post

77

dengan teman-teman sekelompoknya maupun dengan teman sekelas untuk

menyelesaikan LKS yang diberikan. Namun, pada pertemuan ini kondisi

siswa terlihat cukup bertolak belakang dibandingkan dengan pertemuan

pertama. Pelajaran yang dimulai pada jam terakhir membuat konsentrasi

siswa terpecah dan sulit dikondisikan sehingga pembelajaran tidak dapat

dilakukan secara optimal. Pada pertemuan selanjutnya, siswa sudah mulai

terbiasa dengan pembelajaran menggunakan metode Problem-Oriented

meskipun pada pertemuan selanjutnya tingkat semangat dan antusias siswa

terlihat menurun dibandingkan dengan pada saat pertemuan pertama. Berikut

diuraikan setiap tahapan pada metode Problem-Oriented yang diterapkan

melalui LKS pada kelas eksperimen

a. Tahap pemberian masalah kognitif

Pada tahap ini, siswa diberikan masalah kognitif sebagai awal dari

pembelajaran. Guru menyajikan masalah melalui LKS dan membimbing

siswa untuk mengidentifikasi dan memahami apa yang dianggap sebagai

masalah. Setelah itu, siswa diajak berpikir secara mandiri terkait alternatif

penyelesaian yang dapat digunakan. Contoh masalah yang diberikan pada

LKS disajikan dalam Gambar 4.4.

Gambar 4.4

Contoh LKS pada Tahap Pemberian Masalah Kognitif

Page 94: PENGARUH METODE PROBLEM-ORIENTED TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · adalah quasi eksperimen dengan desain penelitian Randomize Control Group Post

78

Siswa kelas eksperimen terlihat cukup antusias pada tahapan ini karena

sebelumnya memang jarang diberikan soal jenis ini. Masalah yang disajikan

dinilai menarik oleh siswa sehingga mereka melakukan proses identifikasi

dengan semangat meskipun hasil identifikasinya belum tepat.

b. Tahap menganalisis masalah dan menyelesaikannya

Pada tahap ini, siswa secara berkelompok diarahkan untuk

mengidentifikasi masalah yang diberikan secara lebih lanjut untuk

menemukan konsep dan cara menyelesaikan masalah yang disajikan. LKS

yang digunakan membantu siswa untuk proses menganalisis melalui tiga poin

arahan. Contoh LKS dan pengerjaan siswa pada tahap menganalisis dan

menyelesaikannya disajikan pada Gambar 4.5.

Gambar 4.5

Contoh LKS dan Pengerjaan Siswa pada Tahap Menganalisis dan

Menyelesaikannya

Gambar 4.5 menunjukkan bahwa siswa masih belum bisa membedakan

informasi yang penting dan tidak untuk menyelesaikan masalah yang

disajikan. Hampir semua kelompok hanya menuliskan kembali kalimat dari

masalah yang disajikan pada poin pertama tanpa mengetahui maksudnya.

Jawaban seperti ini terus diulang oleh siswa pada setiap LKS yang diberikan

meskipun sudah dibimbing untuk lebih teliti dalam memilih informasi. Siswa

beranggapan bahwa akan lebih baik saat lebih banyak informasi yang ditulis

daripada salah melakukan identifikasi sehingga ada informasi penting yang

terlewat.

Page 95: PENGARUH METODE PROBLEM-ORIENTED TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · adalah quasi eksperimen dengan desain penelitian Randomize Control Group Post

79

Arahan pada poin ke dua merupakan bagian terfavorit bagi siswa. Arahan

pada poin ini ditujukan untuk mengetahui apakah siswa sudah memahami

informasi dengan cermat untuk mempertimbangkan kelengkapan informasi.

Semua siswa menjawab “cukup” pada poin ini baik dengan penuh keyakinan

maupun diselingi dengan keraguan. Selanjutnya, arahan pada poin ke tiga

membimbing siswa terkait alternatif penyelesaian yang dapat digunakan.

Beberapa kelompok sudah dapat memperkirakan alternatif penyelesaian

secara spesifik seperti pada Gambar 4.5 yaitu dengan cara membuat tabel

namun kelompok lainnya masih kebingungan dalam menentukan cara yang

dapat digunakan.

c. Tahap meringkas hasil yang diperoleh

Pada tahap ini, siswa secara berkelompok diminta meninjau kembali

hasil diskusi pada tahap sebelumnya lalu menuliskan hasilnya dalam bentuk

rangkuman pada kolom yang disediakan di LKS. Berikut contoh LKS dan

pengerjaan siswa pada tahap meringkas hasil yang diperoleh.

Gambar 4.6

Contoh LKS dan Pengerjaan Siswa pada Tahap Meringkas Hasil yang

Diperoleh

Gambar 4.6 menunjukkan bahwa siswa sudah dapat menunjau kembali

dan menemukan poin yang diperlukan untuk menyelesaikan masalah namun

belum bisa menjelaskannya secara detail dalam bentuk rangkuman. Seperti

contoh pada gambar di atas, siswa hanya menuliskan kata “ukuran” tapi tidak

menjelaskan ukuran apa yang dimaksud.

d. Tahap metode perluasan masalah

Pada tahap ini, setiap kelompok diminta untuk mengajukan atau

menemukan sebuah masalah yang sejenis dengan masalah yang ada pada

LKS dan menyelesaikannya. Setelah itu, siswa diajak mencermati solusi dari

Page 96: PENGARUH METODE PROBLEM-ORIENTED TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · adalah quasi eksperimen dengan desain penelitian Randomize Control Group Post

80

masalah tersebut untuk menerapkannya pada masalah yang diberikan guru.

Berikut disajikan contoh LKS dan pengerjaan siswa pada tahap metode

perluasan masalah pada Gambar 4.7.

(a)

(b)

Gambar 4.7

Contoh LKS dan Pengerjaan Siswa pada Tahap Metode Perluasan

Masalah

Page 97: PENGARUH METODE PROBLEM-ORIENTED TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · adalah quasi eksperimen dengan desain penelitian Randomize Control Group Post

81

Berdasarkan gambar (a), terlihat bahwa siswa sudah dapat mengajukan

masalah yang serupa dengan masalah yang ada pada LKS namun hanya

sedikit memodifikasinya. Hal ini menunjukkan bahwa siswa sudah bisa diajak

beranalogi. Setelah itu, siswa diarahkan untuk mencari jawabannya sendiri

meskipun pada akhirnya mereka masih banyak bertanya terkait proses

penyelesaian tersebut. Lalu pada gambar (b), terlihat bahwa siswa sudah

dapat menerapkan cara yang digunakannya untuk menyelesaikan masalah

yang serupa pada masalah yang ada pada LKS namun tidak sampai selesai.

Mereka masih belum bisa mengakhiri jawabannya dengan membuat

kesimpulan.

e. Tahap meringkas dan meningkatkan kompetensi

Pada tahap ini, siswa dibimbing untuk merefleksikan pencapaian mereka

dari proses pemecahan masalah yang telah dilakukan. Selanjutnya, siswa

diminta untuk mengevaluasi pembelajaran tersebut terkait apa yang telah dia

dapatkan dan apa yang belum dia kuasai. Berikut disajikan contoh LKS dan

pengerjaan siswa pada tahap meringkas dan meningkatkan kompetensi pada

Gambar 4.8.

(a)

(b)

Gambar 4.8

Contoh LKS dan Pengerjaan Siswa pada Tahap Meringkas dan

Meningkatkan Kompetensi

Page 98: PENGARUH METODE PROBLEM-ORIENTED TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · adalah quasi eksperimen dengan desain penelitian Randomize Control Group Post

82

Gambar 4.8 menunjukkan bahwa siswa sudah dapat mengevaluasi

pencapaiannya pada pembelajaran yang telah dilakukan. Mereka sudah

menyadari apa yang telah mereka pelajari dan apa yang belum mereka kuasai

sehingga dapat mendukung siswa dalam peningkatan kompetensi. Namun,

beberapa kelompok masih ada yang belum dapat melengkapi poin ini.

Esensi pembelajaran yang menggunakan metode Problem-Oriented

terletak pada memainkan peran masalah penuntun dalam proses

pembelajaran, serta memobilisasi inisiatif dan antusiasme siswa.2

Berdasarkan uraian setiap langkah kegiatan pembelajaran yang telah

dipaparkan sebelumnya, terlihat bahwa pembelajaran menggunakan metode

Problem-Oriented pada penelitian ini telah berlangsung secara sistematis.

Namun, semangat siswa yang cenderung menurun serta kemampuan

matematis siswa yang mayoritas kurang memadai membuat tujuan

pembelajaran belum dapat dicapai secara optimal. Berikut ini merupakan

kegiatan proses pembelajaran di kelas eksperimen yang menggunakan metode

Problem-Oriented.

Gambar 4.9

Proses Pembelajaran di Kelas Eksperimen

2 Peng Wu, Qi Liu, and Heng Shi, Research of the Application of PBL Teaching Mode to

Basic Computer Education in Colleges, Applied Mechanics and Materials, Vols. 44-47, 2011, p.

3374.

Page 99: PENGARUH METODE PROBLEM-ORIENTED TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · adalah quasi eksperimen dengan desain penelitian Randomize Control Group Post

83

2. Proses Pembelajaran Kelas Kontrol

Pembelajaran yang dilakukan di kelas kontrol pada penelitian ini ialah

pembelajaran konvensional yaitu pendekatan saintifik sesuai dengan

Kurikulum 2013 yang terbagi menjadi lima tahapan, yaitu tahap mengamati,

menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi, dan mengkomunikasikan.

Berikut diuraikan setiap tahapan pada pendekatan saintifik yang diterapkan di

kelas kontrol.

Pada tahap mengamati, siswa diminta untuk melakukan pengamatan

dengan cara mengamati objek secara langsung di sekitar ruangan kelas serta

mengamati contoh masalah yang ada pada buku paket terkait dengan tujuan

pembelajaran pada materi pola bilangan. Siswa diarahkan untuk dapat

mengidentifikasi masalah tersebut sebagai tahap awal memahami pelajaran

yang diberikan. Biasanya, pada tahap ini siswa masih belum menyadari

keterkaitan antara masalah yang diamatinya dengan tujuan pembelajaran yang

diberikan.

Pada tahap menanya, guru memberikan gambaran umum terlebih dahulu

terkait materi yang akan diajarkan guna merangsang siswa untuk mengajukan

pertanyaan. Beberapa siswa berani mengajukan pertanyaan namun

kebanyakan dari mereka masih malu untuk bertanya. Siswa tidak hanya

diberikan kesempatan untuk bertanya terkait proses mengamati, tetapi juga

pada saat mereka merasa kesulitan dalam proses pemecahan masalah.

Pada tahap mengumpulkan informasi, guru membantu siswa melalui

beberapa pertanyaan penuntun terkait masalah yang disajikan pada proses

mengamati. Setelah itu, siswa dipersilakan untuk membaca buku dan

berdiskusi dengan teman sekelompoknya untuk dapat menjawab pertanyaan-

pertanyaan yang diberikan. Proses ini menuntut siswa agar dapat memahami

konsep secara mandiri. Namun, siswa terlihat masih kebingungan terkait apa

yang harus mereka lakukan karena biasanya mereka hanya menerima begitu

saja informasi yang diberikan guru dengan metode ceramah sehingga mereka

merasa kesulitan ketika diarahkan untuk menemukan konsep secara mandiri.

Pada tahap mengasosiasi, siswa menerapkan konsep yang didapatkannya

Page 100: PENGARUH METODE PROBLEM-ORIENTED TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · adalah quasi eksperimen dengan desain penelitian Randomize Control Group Post

84

pada proses mengumpulkan informasi dan diminta merinci jawaban yang

akan dituju, termasuk di dalamnya proses klarifikasi jika saat berdiskusi

terdapat pendapat yang berbeda atau bertentangan. Siswa terlihat lebih

antusias pada tahap ini dibandingkan pada saat mengumpulkan informasi

karena mereka merasa lebih memahami materi ketika mengerjakan soal,

meskipun pada tahap ini mereka masih banyak bertanya terkait penyelesaian

masalah yang diberikan.

Pada tahap mengkomunikasikan, beberapa perwakilan siswa diminta

untuk mempresentasikan hasil diskusi bersama teman sekelompoknya di

depan kelas. Pada tahap ini siswa masih terlihat malu-malu dan ragu-ragu atas

jawabannya. Guru beserta siswa lainnya menanggapi serta mengoreksi

jawaban siswa yang maju jika dirasa masih ada yang kurang tepat.

Berikut ini merupakan kegiatan proses pembelajaran di kelas kontrol

yang menggunakan pembelajaran konvensional.

Gambar 4.10

Proses Pembelajaran di Kelas Kontrol

3. Analisis Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa Per-

Indikator

Berdasarkan hasil post test yang telah dilakukan, diketahui bahwa

terdapat perbedaan kemampuan berpikir kritis matematis siswa antara kelas

eksperimen dan kelas kontrol. Hal tersebut disebabkan karena adanya

Page 101: PENGARUH METODE PROBLEM-ORIENTED TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · adalah quasi eksperimen dengan desain penelitian Randomize Control Group Post

85

perbedaan pembelajaran yang diterapkan pada kedua kelas tersebut. Kelas

eksperimen diberikan pembelajaran menggunakan metode Problem-Oriented

sedangkan kelas kontrol diberikan pembelajaran konvensional. Seperti yang

telah dipaparkan sebelumnya, persentase kemampuan berpikir kritis

matematis siswa kelas eksperimen mencapai nilai yang lebih tinggi

dibandingkan kelas kontrol pada setiap indikatornya. Berikut ini disajikan

analisis jawaban post test siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol pada

setiap indikator kemampuan berpikir kritis matematis.

a. Indikator Menganalisis Solusi

Instrumen yang digunakan untuk mengukur kemampuan berpikir kritis

matematis siswa pada indikator menganalisis solusi berjumlah dua butir soal.

Pada penelitian ini, indikator menganalisis solusi dapat diukur dengan

kemampuan siswa dalam mengilustrasikan masalah serta memberikan alasan.

Salah satu soal untuk indikator ini memberikan permasalahan tentang Tias

yang akan membuat hiasan dinding dari benang rajut. Siswa diminta

mengilustrasikan permasalahan dengan cara membuat gambar untuk pola

yang disediakan, yaitu satu simpul untuk tiga cabang tali. Selanjutnya, siswa

dituntut untuk dapat mengaitkan soal tersebut dengan barisan geometri agar

dapat menentukan jumlah cabang yang diminta. Berikut ini disajikan contoh

soal post test siswa yang mewakili indikator menganalisis solusi pada kelas

eksperimen dan kelas kontrol pada Gambar 4.11.

Gambar 4.11

Contoh Soal Posttest untuk Indikator Menganalisis Solusi

Page 102: PENGARUH METODE PROBLEM-ORIENTED TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · adalah quasi eksperimen dengan desain penelitian Randomize Control Group Post

86

Contoh jawaban post test siswa yang mewakili indikator menganalisis solusi

pada kelas eksperimen dan kelas kontrol disajikan pada Gambar 4.12.

(a)

(b)

Gambar 4.12

Jawaban Siswa untuk Indikator Menganalisis Solusi (a) Kelas

Eksperimen (b) Kelas Kontrol

Berdasarkan Gambar 4.12, terdapat perbedaan jawaban antara siswa

kelas eksperimen dan kelas kontrol untuk soal yang mewakili indikator

menganalisis solusi. Siswa kelas eksperimen terlihat menuliskan jawabannya

secara lebih lengkap dan sistematis dibandingkan dengan siswa kelas kontrol,

dimulai dari yang diketahui dan ditanyakan. Namun, kebiasaan siswa pada

saat mengerjakan LKS masih terbawa pada saat post test ini yaitu menuliskan

ulang kalimat pada soal di poin diketahui dan ditanyakan. Hal tersebut

menandakan siswa tersebut masih belum bisa mengidentifikasi permasalahan

secara spesifik. Sedangkan pada siswa kelas kontrol, jawaban pada gambar

(b) menunjukkan bahwa siswa sudah dapat mengerti permasalahan yang

diberikan walaupun tidak menuliskan yang diketahui dan ditanyakan. Siswa

Page 103: PENGARUH METODE PROBLEM-ORIENTED TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · adalah quasi eksperimen dengan desain penelitian Randomize Control Group Post

87

tersebut juga menambahkan alasan pada jawabannya namun alasan tersebut

tidak logis. Jawaban siswa dari kelas eksperimen dan kelas kontrol masih

sama-sama belum tepat karena keduanya belum ada yang dapat mengaitkan

jumlah cabang dengan barisan geometri sehingga tidak dapat menentukan

solusi yang tepat. Dengan demikian, terlihat bahwa kemampuan siswa kelas

eksperimen dan kelas kontrol pada indikator menganalisis solusi masih sama-

sama tergolong rendah.

Pembelajaran menggunakan metode Problem-Oriented menyajikan

masalah kognitif sebagai awal dari pembelajaran sehingga siswa kelas

eksperimen terbiasa untuk mulai mengerjakan soal dengan mengidentifikasi

masalah terlebih dahulu. Selain itu, siswa juga dibiasakan untuk menganalisis

permasalahan secara lebih mendalam lewat tahap menganalisis masalah dan

menyelesaikannya yang ada pada LKS sehingga langkah tersebut

memberikan pengaruh yang lebih baik terhadap kemampuan berpikir kritis

matematis siswa kelas eksperimen dalam indikator menganalisis solusi. Hal

ini terlihat dari pencapaian siswa kelas eksperimen yang mendapatkan nilai

23,28% dan lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol yang hanya

mendapatkan nilai 15,62%.

b. Indikator Membangun Keterampilan Dasar

Terdapat dua butir soal kemampuan berpikir kritis matematis yang

digunakan untuk mengukur indikator membangun keterampilan dasar pada

penelitian ini. Indikator membangun keterampilan dasar ini ditujukan untuk

mengukur kemampuan siswa dalam mempertimbangkan kebenaran suatu

pernyataan. Salah satu soal yang mewakili indikator ini berisi permasalahan

tentang jumlah bilangan pada dua barisan yang berbeda. Siswa diminta

mempertimbangkan kebenaran pendapat Selly tentang jumlah kedua bilangan

tersebut. Berikut ini contoh soal dan jawaban post test siswa yang mewakili

indikator membangun keterampilan dasar pada kelas eksperimen dan kelas

kontrol.

Page 104: PENGARUH METODE PROBLEM-ORIENTED TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · adalah quasi eksperimen dengan desain penelitian Randomize Control Group Post

88

Gambar 4.13

Contoh Soal Posttest untuk Indikator Membangun Keterampilan Dasar

(a)

(b)

Gambar 4.14

Contoh Jawaban Siswa untuk Indikator Membangun Keterampilan

Dasar (a) Kelas Eksperimen (b) Kelas Kontrol

Page 105: PENGARUH METODE PROBLEM-ORIENTED TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · adalah quasi eksperimen dengan desain penelitian Randomize Control Group Post

89

Berdasarkan Gambar 4.14, terdapat perbedaan jawaban antara siswa

kelas eksperimen dan kelas kontrol untuk soal yang mewakili indikator

membangun keterampilan dasar. Dari gambar (a), terlihat bahwa siswa kelas

eksperimen memberikan jawaban yang lebih lengkap dan bertanggung jawab

dibandingkan dengan siswa kelas kontrol yang ditandai dengan menuliskan

proses perhitungannya meskipun kurang tepat. Hal ini sejalan dengan

Riechard bahwa pembelajaran Problem-Oriented meningkatkan sikap

pemecahan masalah yang mandiri, kritis, dan bertanggung jawab pada siswa.3

Berdasarkan gambar (b), jawaban siswa kelas kontrol juga terlihat sudah

menunjukkan pemikiran yang cukup logis namun tidak dilengkapi dengan

pembuktiannya. Selanjutnya, siswa pada ke dua kelas tersebut dinilai sudah

dapat memahami permasalahan yang diberikan karena sudah dapat

memberikan jawaban yang sesuai meskipun tidak menuliskan informasi yang

diketahui dan ditanyakan.

Pembelajaran dengan metode Problem-Oriented membiasakan siswa

untuk memperhatikan poin-poin penting yang terdapat dalam permasalahan

dan pembelajaran melalui langkah meringkas hasil yang diperoleh serta

langkah meringkas dan meningkatkan kompetensi yang terdapat pada LKS.

Sehingga, siswa kelas eksperimen terbiasa untuk memberikan bukti yang

mendukung terkait solusi yang didapatkan berdasarkan poin penting yang

telah dipelajarinya tersebut. Proses tersebut memberikan pengaruh yang lebih

baik terhadap kemampuan berpikir kritis siswa pada indikator membangun

keterampilan dasar, terlihat dari nilai pencapaian kelas eksperimen yang lebih

tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol. Pada indikator ini, kelas

eksperimen mendapatkan nilai pencapaian hingga 41,38% sedangkan kelas

kontrol hanya mencapai nilai 24,58%.

c. Indikator Mengatur Strategi dan Taktik

Penelitian ini menggunakan dua butir soal kemampuan berpikir kritis

matematis untuk mengukur indikator mengatur strategi dan taktik. Indikator

3 Christoph Reichard, Experiments with New Teaching Models and Methods, International

Public Management Network, Vol. 3 (1), 2002, p. 41.

Page 106: PENGARUH METODE PROBLEM-ORIENTED TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · adalah quasi eksperimen dengan desain penelitian Randomize Control Group Post

90

mengatur strategi dan taktik pada penelitian ini mengukur kemampuan siswa

dalam menentukan sebuah tindakan dan berinteraksi dengan orang lain.

Permasalahan yang ada pada salah satu soal ini ialah tentang Selly yang ingin

membuat susunan kotak berdasarkan barisan yang disediakan. Siswa diminta

menentukan barisan yang tepat untuk membuat susunan kotak agar jumlah

kotaknya tak bersisa. Contoh soal dan jawaban post test siswa yang mewakili

indikator mengatur strategi dan taktik pada kelas eksperimen dan kelas

kontrol disajikan pada Gambar 4.15 dan 4.16.

Gambar 4.15

Contoh Soal Posttest untuk Indikator Mengatur Strategi dan Taktik

(a)

(b)

Gambar 4.16

Contoh Jawaban Siswa untuk Indikator Mengatur Strategi dan Taktik

Kelas Eksperimen (b) Kelas Kontrol

Page 107: PENGARUH METODE PROBLEM-ORIENTED TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · adalah quasi eksperimen dengan desain penelitian Randomize Control Group Post

91

Berdasarkan jawaban siswa pada Gambar 4.16, siswa kelas eksperimen

dan kelas kontrol terlihat sama-sama telah menyertakan langkah-langkah

penyelesaian masalah untuk menentukan suatu tindakan pada soal yang

mewakili indikator mengatur strategi dan taktik. Pada soal tersebut,

perbedaan jawaban siswa kelas eksperimen dan siswa kelas kontrol terletak

pada cara berpikirnya. Siswa kelas eksperimen memilih langkah penyelesaian

masalah berdasarkan pembagian karena fokus pada sisa sedangkan siswa

kelas kontrol memilih menggunakan rumus. Ke dua cara tersebut bisa

digunakan untuk menyelesaikan masalah yang diberikan. Selain itu, siswa

kelas eksperimen menunjukkan cara berpikir yang lebih tepat dan logis

dibandingkan siswa kelas kontrol. Hal ini sejalan dengan teori yang

disampaikan oleh Xu bahwa kegiatan yang terdapat pada metode Problem-

Oriented tidak hanya dapat memperluas tingkat pengetahuan siswa tetapi juga

meningkatkan kemampuan berpikir logis dan kemampuan pengembangan

berkelanjutan4 sehingga siswa kelas eksperimen dapat melakukan pemikiran

yang lebih logis dibandingkan dengan kelas kontrol. Namun, ke dua siswa

tersebut masih keliru dalam menerapkan informasi yang ada pada soal pada

alternatif penyelesaian yang mereka pilih. Dengan demikian, dapat diketahui

bahwa kemampuan siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol pada indikator

mengatur strategi dan taktik masih sama-sama tergolong rendah.

Langkah pemberian masalah kognitif, menganalisis masalah dan

menyelesaikannya, serta langkah metode perluasan masalah yang diterapkan

pada pembelajaran dengan menggunakan metode Problem-Oriented

mengarahkan siswa untuk dapat menentukan tindakan yang tepat melalui

arahan yang ada pada LKS sehingga siswa kelas eksperimen terbiasa untuk

menentukan alternatif penyelesaian yang dirasa paling efektif. Dengan

demikian, terlihat bahwa metode Problem-Oriented memberikan pengaruh

yang lebih baik terhadap kemampuan berpikir kritis matematis siswa pada

indikator mengatur strategi dan taktik. Hal ini dibuktikan dengan perolehan

4 Weishuang Xu, Research on Innovation of Financial Management Talents Training Model

Based on the Perspective of Professional Ability Supply and Demand, Advances in Social Science,

Education and Humanities Research, Vol.238, p. 538.

Page 108: PENGARUH METODE PROBLEM-ORIENTED TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · adalah quasi eksperimen dengan desain penelitian Randomize Control Group Post

92

siswa pada indikator ini yaitu kelas eksperimen mendapatkan nilai capaian

yang lebih tinggi sebesar 19,83% dibandingkan dengan kelas kontrol yang

mendapatkan nilai capaian sebesar 16,96%.

d. Indikator Mengevaluasi Solusi

Instrumen yang digunakan untuk mengukur indikator mengevaluasi

solusi pada penelitian ini terdapat dua butir soal. Pada indikator ini, siswa

mengevaluasi sebuah solusi melalui pertanyaan yang membandingkan

sehingga saat menyelesaikan permasalahan itu ia melakukan proses

pengecekan kembali. Salah satu soal untuk mengukur ini berisi permasalahan

tentang jumlah tiket pertandingan sepak bola. Tiket ini dibagi menjadi empat

kelas dan setiap tiket diberi nomor dimulai dengan angka 1. Siswa diminta

mengevaluasi nomor tiket yang disediakan untuk dapat menentukan letak

kelas tiket tersebut. Berikut ini disajikan contoh soal post test siswa yang

mewakili indikator mengevaluasi solusi pada Gambar 4.17.

Gambar 4.17

Contoh Soal Posttest untuk Indikator Mengevaluasi Solusi

Adapun contoh jawaban post test siswa kelas eksperimen dan siswa kelas

kontrol yang mewakili indikator mengevaluasi solusi disajikan pada Gambar

4.17.

Page 109: PENGARUH METODE PROBLEM-ORIENTED TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · adalah quasi eksperimen dengan desain penelitian Randomize Control Group Post

93

(a)

(b)

Gambar 4.18

Contoh Jawaban Siswa untuk Indikator Mengevaluasi Solusi (a) Kelas

Eksperimen (b) Kelas Kontrol

Berdasarkan Gambar 4.18, terdapat perbedaan jawaban antara siswa

kelas eksperimen dan siswa kelas kontrol untuk soal yang mewakili indikator

mengevaluasi solusi. Gambar 4.18 (a) menunjukkan bahwa siswa kelas

eksperimen sudah mampu memahami permasalah yang diberikan dengan baik

dan sudah mampu memberikan evaluasi yang tepat. Hal tersebut sejalan

dengan Gao bahwa metode pengajaran Problem-Oriented membantu siswa

meletakkan dasar pengetahuan yang kuat dan meningkatkan kemampuan

mereka dalam menganalisis dan memecahkan sebuah masalah5 sehingga

siswa kelas eksperimen mampu memahami permasalahan dengan baik dan

mampu melakukan proses evaluasi. Namun, pada jawaban ini siswa masih

keliru dalam melakukan perhitungannya. Sedangkan, gambar 4.18 (b)

menunjukkan bahwa siswa kelas kontrol belum bisa memahami

permasalahan, terlihat dari jawaban siswa yang bahkan tidak sesuai dengan

permasalahan yang diberikan. Ia masih keliru dalam mengidentifikasi jenis

barisan yang dimaksud sehingga tidak dapat memberikan evaluasi pada

jawabannya. Berdasarkan jawaban tersebut, terlihat bahwa kemampuan

siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol pada indikator mengevaluasi solusi

masih sama-sama tergolong rendah.

5 Rongfang Gao, Reforming to Improve the Teaching Quality of Computer Programming

Language, The 6th International Conference on Computer Science & Education (ICCSE), 2011, p.

1268.

Page 110: PENGARUH METODE PROBLEM-ORIENTED TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · adalah quasi eksperimen dengan desain penelitian Randomize Control Group Post

94

Pembelajaran metode Problem-Oriented membiasakan siswa untuk

melalukan proses evaluasi dan peninjauan kembali terhadap sebuah

permasalahan melalui tahap meringkas hasil yang diperoleh serta tahap

meringkas dan meningkatkan kompetensi yang ada pada LKS. Proses tersebut

memberikan pengaruh yang lebih baik terhadap kemampuan berpikir kritis

matematis siswa pada indikator mengevaluasi solusi, terlihat dari pencapaian

kelas eksperimen yang memperoleh nilai 17,24%, lebih tinggi daripada kelas

kontrol yang hanya memperoleh nilai 5,83%.

4. Analisis Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa Secara

Keseluruhan

Hasil analisis per-indikator terhadap jawaban siswa pada tes kemampuan

berpikir kritis matematis menunjukkan bahwa kemampuan berpikir kritis

matematis siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol masih sama-sama

tergolong rendah dan siswa masih melakukan banyak kesalahan. Jika ditinjau

dari jenis kesalahannya, mayoritas siswa secara keseluruhan melakukan

kesalahan pada saat memanipulasi data. Jenis kesalahan tersebut berupa

kesalahan siswa dalam menerapkan aturan pada pola bilangan.6 Hal ini

sejalan dengan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Juliant dan Noviarti.

Dalam penelitiannya, persentase kesalahan siswa yang tertinggi terletak pada

kesalahan memanipulasi data.7 Berdasarkan hasil penelitian tersebut,

kesalahan memanipulasi data disebabkan karena kurangnya siswa dalam

berlatih soal sehingga siswa merasa kesulitan dalam menyelesaikan

permasalahan baru yang belum pernah dikerjakan sebelumnya. Berkaitan

dengan itu, materi pola bilangan dinilai sebagai salah satu materi yang

tergolong sulit. Hasil penelitian Sulastri dkk. mengemukakan bahwa kesulitan

pada materi ini berkenaan dengan materi barisan dan deret yang memiliki

keberagaman jenis soal sehingga banyak pilihan cara yang dapat digunakan.8

6 Aditya Juliant dan Kurnia Noviarti, Analisis Kesalahan Siswa dalam Menyelesaikan Soal

pada Materi Pola Bilangan Ditinjau dari Kemampuan Matematika Siswa, Jurnal Riset Pendidikan,

Vol. 2 (2), 2016, h. 116. 7 Ibid.

8 Rini Sulastri, dkk., Identifikasi Kendala dan Masalah dalam Proses Pembelajaran

Matematika, Seminar Nasional II USM 2017, Vol.1, 2017, h.286.

Page 111: PENGARUH METODE PROBLEM-ORIENTED TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · adalah quasi eksperimen dengan desain penelitian Randomize Control Group Post

95

Di samping itu, taraf kesukaran instrumen tes yang digunakan pada

penelitian ini mayoritas tergolong pada kriteria “sukar” dan sisanya

berkriteria “sedang” sehingga siswa merasa kesulitan dalam mengerjakan tes

kemampuan berpikir kritis matematis sesuai dengan waktu yang disediakan.

Selain itu, siswa juga terlihat mudah menyerah dalam mengerjakan tes

tersebut dan sebagian siswa belum menguasai materi prasyarat yaitu materi

aljabar. Fakta-fakta yang telah dipaparkan terkait pelaksanaan tes ini menjadi

penyebab siswa tidak bisa mendapatkan hasil tes yang optimal.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, terlihat bahwa metode

Problem-Oriented memberikan pengaruh yang signifikan terhadap

peningkatan kemampuan berpikir kritis matematis siswa meskipun hasil yang

didapatkan belum optimal. Hal tersebut dibuktikan dengan hasil uji Mann

Whitney yang menunjukkan nilai signifikansi 0,000. Selain itu, persentase

pencapaian siswa kelas eksperimen menunjukkan nilai yang lebih tinggi dari

kelas kontrol pada setiap indikator kemampuan berpikir kritis matematis yang

digunakan pada penelitian ini. Hal itu sejalan dengan teori yang

dikembangkan oleh Hu et.al. dan Knudsen dalam artikelnya. Menurut Hu

et.al, penerapan metode pengajaran Problem-Oriented melibatkan proses

berpikir kritis dalam pemecahan masalah matematika melalui peranan guru9

sehingga penerapan metode ini memberikan perngaruh yang positif terhadap

kemampuan berpikir kritis matematis siswa. Sedangkan, menurut Knudsen

berpikir kritis berperan dalam pembelajaran dan refleksi yang menjadi inti

dalam pembelajaran Problem-Oriented pada setiap langkahnya.10

Dengan

demikian, penelitian ini telah membuktikan kebenaran teori-teori tersebut

bahwa penerapan metode Problem-Oriented memberikan pengaruh yang

positif terhadap peningkatan kemampuan berpikir kritis matematis siswa.

9 Yu-Han Hu, Jun Xing, and Liang-Ping Tu, The Effect of a Problem-oriented Teaching

Method on University Mathematics Learning, EURASIA Journal of Mathematics, Science and

Technology Education, Vol. 14 (5), 2018, p. 1696. 10

Anders Siig Andersen and Simon B. Heilesen, The Roskilde Model: Problem-Oriented

Learning and Project Work, Innovation and Change in Professional Education, Vol.12, 2015,

p.158.

Page 112: PENGARUH METODE PROBLEM-ORIENTED TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · adalah quasi eksperimen dengan desain penelitian Randomize Control Group Post

96

5. Keterbatasan Penelitian

Pelaksanaan penelitian ini telah diupayakan semaksimal mungkin dengan

berbagai cara agar dapat memperoleh hasil yang optimal. Namun, peneliti

menyadari bahwa pelaksanaan penelitian ini masih terdapat kekurangan.

Faktor-faktor yang sulit dikendalikan sehingga menjadi kendala dan

keterbatasan pada penelitian ini di antaranya:

a. Kontrol yang dilakukan dalam penelitian ini hanya mencakup variabel-

variabel yang diteliti yaitu metode Problem-Oriented dan kemampuan

berpikir kritis matematis. Sedangkan, variabel lain yang mungkin

memengaruhi penelitian ini seperti tingkat kecerdasan siswa, motivasi, dan

lain sebagainya di luar dari kontrol peneliti sehingga hasil dari penelitian

ini mungkin dapat dipengaruhi oleh variabel tersebut.

b. Pembelajaran menggunakan metode Problem-Oriented menuntut siswa

untuk dapat menganalisis dan mengeksplorasi pengetahuannya secara

mandiri melalui penyajian masalah matematika. Namun pada praktiknya,

kemampuan siswa yang tergolong rendah membuat siswa belum mampu

melakukan pembelajaran secara mandiri sehingga guru masih banyak

memberikan arahan pada siswa dalam pembelajaran tersebut.

c. Pembelajaran berlangsung pada jam terakhir membuat konsentrasi siswa

terpecah dan membuat siswa sulit dikondisikan sehingga pembelajaran

yang berlangsung menjadi kurang kondusif.

d. Kemampuan berpikir kritis merupakan kemampuan berpikir tingkat tinggi

sehingga cukup sulit dikembangkan terlebih pada siswa yang mempunyai

kemampuan matematis yang kurang memadai.

Page 113: PENGARUH METODE PROBLEM-ORIENTED TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · adalah quasi eksperimen dengan desain penelitian Randomize Control Group Post

97

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis dan pembahasan hasil penelitian mengenai

pengaruh metode Problem-Oriented terhadap kemampuan berpikir kritis

matematis siswa yang telah dilaksanakan di SMP Negeri 1 Citeureup, dapat

disimpulkan bahwa:

1. Kemampuan berpikir kritis matematis siswa yang pembelajarannya

menggunakan metode Problem-Oriented masih tergolong rendah

berdasarkan nilai rata-ratanya baik secara keseluruhan maupun pada setiap

indikator. Persentase pencapaian siswa pada indikator menganalisis solusi,

mengatur strategi dan taktik, serta mengevaluasi solusi masih tergolong

rendah sedangkan pada indikator membangun keterampilan dasar sudah

tergolong cukup baik. Pencapaian siswa yang terbaik berada pada

indikator membangun keterampilan dasar sedangkan pencapaian terendah

berada pada indikator mengevaluasi solusi.

2. Kemampuan berpikir kritis matematis siswa yang pembelajarannya

menggunakan pembelajaran konvensional juga masih tergolong rendah

berdasarkan nilai rata-ratanya baik secara keseluruhan maupun pada setiap

indikator. Pencapaian pada semua indikator tergolong rendah. Perolehan

nilai pencapaian tertinggi pada indikator membangun keterampilan dasar

sedangkan yang terendah pada indikator mengevaluasi solusi.

3. Hasil uji hipotesis terhadap data hasil post test pada penelitian ini

menunjukkan bahwa nilai rata-rata siswa pada kelas yang menggunakan

metode Problem-Oriented lebih tinggi daripada siswa pada kelas yang

menggunakan pembelajaran konvensional sehingga metode Problem-

Oriented memberikan pengaruh yang positif terhadap kemampuan berpikir

kritis matematis siswa. Hal tersebut juga terlihat dari pencapaian siswa

pada kelas yang menggunakan metode Problem-Oriented menunjukkan

nilai yang lebih tinggi daripada kelas yang menggunakan pembelajaran

Page 114: PENGARUH METODE PROBLEM-ORIENTED TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · adalah quasi eksperimen dengan desain penelitian Randomize Control Group Post

98

konvensional pada setiap indikator kemampuan berpikir kritis matematis

yang digunakan pada penelitian ini.

B. Saran

Berdasarkan temuan dan hasil penelitian yang telah diperoleh, saran yang

dapat diberikan oleh peneliti di antaranya:

1. Bagi guru, hendaknya dapat menerapkan metode Problem-Oriented pada

pembelajaran matematika sebagai salah satu upaya dalam

mengembangkan kemampuan berpikir kritis matematis siswa.

2. Bagi sekolah, hendaknya dapat memanfaatkan hasil penelitian ini guna

menambah referensi metode pembelajaran yang diharapkan mampu

meningkatkan kualitas pembelajaran matematika di sekolah melalui

peningkatan kemampuan berpikir kritis matematis siswa.

3. Bagi peneliti, hendaknya dapat melakukan penelitian selanjutnya tentang

metode Problem-Oriented terhadap kemampuan matematika yang lain

serta pada pokok bahasan matematika yang lain. Selain itu, diperlukan

perhatian lebih besar terhadap kesesuaian tingkat kemampuan matematis

yang dimiliki siswa dengan tingkat kesukaran instrumen tes yang

digunakan.

Page 115: PENGARUH METODE PROBLEM-ORIENTED TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · adalah quasi eksperimen dengan desain penelitian Randomize Control Group Post

99

DAFTAR PUSTAKA

American Management Assosiation. AMA 2012 Critical Skills Survey.

(http://www.amanet.org/uploaded/2012-Critical-Skills-Survey.pdf.) Diakses

tanggal 10 November 2019 Jam 22.32 WIB.

Andersen, Anders Siig and Simon B. Heilesen. The Roskilde Model: Problem-

Oriented Learning and Project Work. Innovation and Change in

Professional Education. Vol.12. 2015.

Anon. Metode Pembelajaran Matematika Bermain Sambil Belajar dan Penemuan

dalam Matematika. (http://file.upi.edu/direktori/dual-modes/model_

pembelajaran_matematika/metode__pembelajaran__matematika%2c_berma

in__sambil__belajar.pdf.) Diakses tanggal 9 April 2019 Jam 00.55 WIB.

Asfar. A.M.Irfan Taufan dan Syarif Nur. Model Pembelajaran Problem Posing &

Solving: Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah. Sukabumi: CV

Jejak, 2018.

Berry, Mike, Nick Totton, Els van Ooijen, and John Rowan. Reviews. Self

&Society: An International Journal for Humanistic Psychology. 2015.

Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT

Rineka Cipta, 2010.

Ennis, Robert H. “The Nature of Critical Thinking: An Outline of Critical

Thinking Dispositions and Disabilities”. Makalah dipresentasikan pada

Sixth International Conference on Thinking at MIT. Cambridge: Mei 2011.

(http://faculty.education.illinois.edu/rhennis/documents/TheNatureofCritical

Thinking_51711_000. pdf)

Facione, Peter A. and Noren C. Facione. The Holistic Critical Thinking Scoring

Rubric-HCTSR. Insight Assessment. Hemosa Beach. CA USA. 2014.

Facione, Peter A. Critical Thinking: What It Is and Why It Counts. Insight

assessment. 2013.

Fathurrohman, Pupuh dan M. Sobry Sutikno. Strategi Belajar Mengajar: Melalui

Penanaman Konsep Umum & Konsep Islami. Bandung: Refika Aditama,

2007.

Page 116: PENGARUH METODE PROBLEM-ORIENTED TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · adalah quasi eksperimen dengan desain penelitian Randomize Control Group Post

100

Fatra, Maifalinda dan Tita Khalis Maryati. Implementasi K13 pada Pembelajaran

Matematika dalam Meningkatkan Kemampuan Berfikir Kritis dan Kreatif.

Jakarta: Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah.

2018.

Fieldman, Daniel A. Berpikir Kritis: Strategi Untuk Pengambilan Keputusan.

Jakarta: Indeks. 2010. Cet. 1. h.4.

Fisher, Alec. Berpikir Kritis: Sebuah Pengantar. Terj. dari Critical Thinking: An

Introduction oleh Alec Fisher. Jakarta: Erlangga, 2009.

Gao, Rongfang. Reforming to Improve the Teaching Quality of Computer

Programming Language. The 6th International Conference on Computer

Science & Education ICCSE. 2011.

Hamzah, M. Ali dan Muhlisrarini. Perencanaan dan Strategi Pembelajaran

Matematika. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2014.

Hu, Yu-Han, Jun Xing, and Liang-Ping Tu. The Effect of a Problem-oriented

Teaching Method on University Mathematics Learning. EURASIA Journal

of Mathematics. Science and Technology Education. Vol. 14 5. 2018.

Ingram, Barbara Lichner. Clinical Case Formulation: Matching the Integrative

Treatment Plan to the Client. Canada: John Wiley & Sons. Inc. 2006.

Juliant, Aditya dan Kurnia Noviarti. Analisis Kesalahan Siswa dalam

Menyelesaikan Soal pada Materi Pola Bilangan Ditinjau dari Kemampuan

Matematika Siswa. Jurnal Riset Pendidikan. Vol. 2 2. 2016.

Kadir. Statistika Terapan. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2016.

Kimberley, Nell. Student Q Manual. Australia: Faculty of Business and

Economics Monash University. 6th Edition. 2016.

Kuswana, Wowo Sunaryo. Taksonomi Berpikir. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2011.

Lambertus. Pentingnya Melatih Kemampuan Berpikir Kritis dalam Pembelajaran

Matematika di SD. Forum Kependidikan. Vol. 28 2. 2009.

Lawshe, C. H. A Quantitative Approach to Content Validity. Personel Psycology.

INC. 1975.

Page 117: PENGARUH METODE PROBLEM-ORIENTED TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · adalah quasi eksperimen dengan desain penelitian Randomize Control Group Post

101

Lestari, Karunia Eka dan Mokhammad Ridwan Yudhanegara. Penelitian

Pendidikan Matematika. Bandung: PT Refika Aditama, 2017.

LV, Guizhou and Guanhui Liang. Application and Practice of Problem-oriented

Teaching Mode. Artikel disampaikan pada International Conference on

Industrial Technology and Management Science ITMS. 2015.

Majid, Abdul Belajar dan Pembelajaran: Pendidikan Agama Islam. Bandung: PT

Remaja Rosdakarya, 2012.

Majid, Abdul. Pembelajaran Tematik Terpadu. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2017.

Makmun, Hana. Life Skill Personal Self Awarness Kecakapan Mengenal Diri.

Yogyakarta: Deepublish, 2017.

Maulana. Konsep Dasar Matematika dan Pengembangan Kemampuan Berpikir

Kritis-Kreatif. Sumedang: UPI Sumedang Press, 2017.

Monash University. Writing a Case Study. (https://www.monash.edu/rlo/quick-

study-guides/writing-a-case-study.) Diakses tanggal 2 Oktober 2019 Jam

12.43 WIB.

Mulyasa, E. Kurikulum Berbasis Kompetensi Konsep. Karakteristik.

Implementasi. dan Inovasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010.

Negnevitsky, Michael. Application of The Problem-Oriented Teaching Technique

In a Training Simulator. IEEE Multimedia Engineering Education.

Paul, Richard and Linda Elder. The Miniature Guide to Critical Thinking:

Concepts and Tools. The Miniature Guide to Critical Thinking: Concepts

and Tools, 2006, p. 4, (www.criticalthinking.org). Diakses tanggal 24

November 2018 Jam 19.19 WIB.

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayan Republik Indonesia No. 81A Tahun

2013 Tentang Implementasi Kurikulum. Lampiran IV

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 21 Tahun 2016

tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah.

PISA 2015 Results Volume I : Excellence and Equity in Education. PISA. OECD

Publishing. OECD : Paris. 2016. (http://dx.doi.org/10.1787/

9789264266490-en.)

Page 118: PENGARUH METODE PROBLEM-ORIENTED TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · adalah quasi eksperimen dengan desain penelitian Randomize Control Group Post

102

Prastowo, Andi. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP Tematik

Terpadu Implementasi Kurikulum 2013 untuk SD/MI. Jakarta:

Predanamedia Group, 2015.

Purwanto, M. Ngalim. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran.

Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006.

Pusat Penilaian Pendidikan Badan Penelitian dan Pengembangan. Mengenai

TIMSS.(https://puspendik.kemdikbud.go.id/seminar/upload/Hasil%20Semin

ar%20Puspendik%202016/TIMSS%20infographic.pdf.) Diakses tanggal 27

Maret 2019 Jam 06.35 WIB.

Ramdhani, Neila dan Bhina Patria. Psikologi untuk Indonesia Maju dan Beretika.

Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. 2018.

Reichard, Christoph. Experiments with New Teaching Models and Methods.

International Public Management Network. Vol. 3 1. 2002.

Rizki, Aminatuzuhriah. Pengaruh Model Concept-Based Learning Terhadap

Kemampuan Berpikir Kritis Matematis. Jakarta: Skripsi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta. 2018. h.78. tidak dipublikasikan.

Sanjaya, Wina. Strategi Pembelajaran: Berorientasi Standar Proses Pendidikan.

Jakarta: Kencana, 2011.

Seventika, S Y, Y L Sukestiyarno, and Scolastika Mariani. Critical Thinking

Analysis Based On Facione 2015 – Angelo 1995 Logical Mathematics

Material Of Vocational High School VHS. Journal of Physics: Conference

Series. 2018.

Snyder, Lisa Gueldenzoph dan Mark J. Snyder. Teaching Critical Thinking and

Problem Solving Skills. The Delta Pi Epsilon Journal. Vol. L 2. 2008.

Sudijono, Anas. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Rajagrafindo

Persada, 2013.

Sudiyasa, I Wayan. “Mengembangkan Kemampuan Berfikir Kritis dengan

Pembelajaran Berbasis Masalah”. dalam Harry Dwi Putra eds. Prosiding

Seminar Nasional Pendidikan Matematika Program Pasca Sarjana STKIP

Siliwangi Bandung. Vol. 1. 2014.

Page 119: PENGARUH METODE PROBLEM-ORIENTED TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · adalah quasi eksperimen dengan desain penelitian Randomize Control Group Post

103

Sulastri, Rini dkk. Identifikasi Kendala dan Masalah dalam Proses Pembelajaran

Matematika. Seminar Nasional II USM 2017. Vol.1. 2017.

Suryono dan Hariyanto. Belajar dan Pembelajaran: Teori dan Konsep. Bandung:

PT Remaja Rosdakarya, 2017.

Susanto, Ahmad. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta:

Kencana, 2016.

Suwarma, Dina Mayadiana. Suatu Alternatif Pembelajaran untuk Meningkatkan

Kemampuan Berpikir Kritis Matematis. Jakarta: Cakrawala Maha Karya,

2009.

Wang, Minhong, Sharon Derry, and Xun Ge. Guest Editorial: Fostering Deep

Learning in Problem-Solving Contexts with the Support of Technology.

Journal of Education Technology & Society. Vol. 20. 4. 2017.

Wang, Xiyan. Research on Application of “Problem-Oriented” Teaching Method

in “An Introduction to the Basic Principle of Marxism” Course.

International Academic Workshop on Social Science. 2013.

Weiss, Günther. Problem-Oriented Learning in Geography Education:

Construction of Motivating Problems. Journal of Geography. 2017.

Wu, Peng, Qi Liu, and Heng Shi. Research of the Application of PBL Teaching

Mode to Basic Computer Education in Colleges. Applied Mechanics and

Materials. Vols. 44-47. 2011.

Xu, Weishuang. Research on Innovation of Financial Management Talents

Training Model Based on the Perspective of Professional Ability Supply

and Demand. Advances in Social Science. Education and Humanities

Research. Vol.238.

Yang, LIU et.al. Research on Bilingual Teaching in Engineering Based on

Problem-oriented Teaching Method. Advances in Social Science. Education

and Humanities Research ASSEHR. Vol.106. 2017. p.475.

Zhang, Peng, Liang Ji, and Lei Shen. The Construction of Human Anatomy

Library of Open PBL Case. Advanced Materials Research. Vols. 926-930.

2014.

Page 120: PENGARUH METODE PROBLEM-ORIENTED TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · adalah quasi eksperimen dengan desain penelitian Randomize Control Group Post

104

LAMPIRAN

LAMPIRAN

Page 121: PENGARUH METODE PROBLEM-ORIENTED TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · adalah quasi eksperimen dengan desain penelitian Randomize Control Group Post

104

Lampiran 1

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Kelas Eksperimen

Satuan Pendidikan : SMP Negeri 1 Citeureup

Kelas/Semester : VIII/Ganjil

Mata Pelajaran : Matematika

Pokok Bahasan : Pola Bilangan

Alokasi Waktu : 2 x 40 menit (1 Pertemuan)

Pertemuan : 1

A. Kompetensi Inti

1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong,

kerjasama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif sebagai bagian dari

solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan

lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri sebagai cerminan bangsa

dalam pergaulan dunia.

3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,

prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu

pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan

kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab

fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang

kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan

masalah.

4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak

dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri,

bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metode sesuai

kaidah keilmuan.

B. Kompetensi Dasar

1.1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.

Page 122: PENGARUH METODE PROBLEM-ORIENTED TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · adalah quasi eksperimen dengan desain penelitian Randomize Control Group Post

105

2.1. Menunjukkan sikap jujur, tertib dan mengikuti aturan, konsisten, disiplin

waktu, ulet, cermat dan teliti, maju berkelanjutan, bertanggung jawab,

berpikir logis, kritis, dan, kreatif serta memiliki rasa senang, ingin tahu,

ketertarikan pada ilmu pengetahuan, sikap terbuka, percaya diri, santun,

objektif, dan menghargai.

3.1. Membuat generalisasi dari pola pada barisan bilangan dan barisan konfigurasi

objek.

4.1. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan pola pada barisan bilangan

dan barisan konfigurasi objek.

C. Indikator Pencapaian Kompetensi

1.1.1. Membaca doa sebelum dan sesudah menjalankan kegiatan.

1.1.2. Melakukan usaha atau berikhtiar dan berserah diri (tawakal) kepada

Tuhan.

2.1.1. Menunjukkan perilaku ingin tahu dalam pembelajaran.

2.1.2. Menunjukkan perilaku bekerjasama dalam kelompok diskusi.

3.1.1. Mengidentifikasi pola dari suatu barisan bilangan.

4.1.1. Menganalisis solusi dari masalah yang berkaitan dengan data berpola.

D. Tujuan Pembelajaran

Melalui diskusi dan pemberian tugas berorientasi masalah dalam pembelajaran

pola barisan bilangan siswa dapat:

1. Membaca doa sebelum dan sesudah menjalankan kegiatan.

2. Melakukan usaha atau berikhtiar dan berserah diri (tawakal) kepada Tuhan.

3. Menunjukkan perilaku ingin tahu dalam pembelajaran.

4. Menunjukkan perilaku bekerjasama dalam kelompok diskusi.

5. Mengidentifikasi pola dari suatu barisan bilangan.

6. Menganalisis solusi dari masalah yang berkaitan dengan data berpola.

E. Materi Pembelajaran

Materi Pokok : Pola bilangan

Page 123: PENGARUH METODE PROBLEM-ORIENTED TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · adalah quasi eksperimen dengan desain penelitian Randomize Control Group Post

106

F. Metode Pembelajaran

Pendekatan : Scientific Approach

Metode : Problem-Oriented

G. Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi

Wkatu

Pendahuluan 1. Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan

salam.

2. Guru meminta ketua kelas memimpin doa

sebelum memulai pembelajaran.

3. Guru mengecek kehadiran siswa.

4. Guru memberikan motivasi melalui sebuah

pantun.

“Jalan-jalan ke Jakarta

Jangan lupa ke Ragunan

Semangat terus belajar Matematika

Agar manfaat di kehidupan”

5. Siswa diberikan informasi tentang tujuan dan

proses pembelajaran yang akan dilakukan.

6. Siswa dibentuk kelompok yang terdiri atas 4

orang setiap kelompok.

7. Guru melakukan tanya jawab tentang pola dan

memberikan gambaran umum terkait materi pola

bilangan.

8 Menit

Inti Langkah 1 Pemberian masalah kognitif

1. Siswa diberikan masalah kognitif sebagai awal

dari pembelajaran. Contoh masalah:

“Pada peringatan ulang tahun yang pertama

Warung Seblak Teh Nisa, Teh Nisa memberikan

10 Menit

Page 124: PENGARUH METODE PROBLEM-ORIENTED TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · adalah quasi eksperimen dengan desain penelitian Randomize Control Group Post

107

promo “beli 1 grartis 1” untuk 60 orang pembeli

pertama. Pada pukul 12.00 WIB sudah ada 6

orang pembeli. Pukul 12.10 WIB pembelinya

bertambah menjadi 12 orang. Pukul 12.20 WIB

pembelinya bertambah lagi menjadi 18 orang.

Jika pola seperti ini terus berlanjut, maka pukul

berapa promo “beli 1 grartis 1” Seblak Teh Nisa

akan berakhir?”

2. Guru mengarahkan siswa mengenali situasi yang

diberikan dan membimbing siswa untuk

mengidentifikasi dan memahami apa yang

dianggap sebagai masalah.

3. Siswa diajak berpikir untuk merinci sifat masalah

tersebut dan memikirkan secara mandiri alternatif

penyelesaian yang dapat digunakan.

Langkah 2 Menganalisis masalah dan

menyelesaikannya

1. Siswa secara berkelompok diarahkan untuk

mengidentifikasi masalah secara lebih lanjut

untuk menemukan konsep dan cara

menyelesaikan masalah yang disajikan.

2. Guru membimbing siswa untuk berpikir secara

terperinci terkait solusi yang ingin dituju.

3. Siswa diberi kesempatan untuk berkonsultasi

dengan guru terkait penyelesaian masalah yang

diberikan.

15 Menit

Langkah 3 Meringkas hasil yang diperoleh

1. Siswa secara berkelompok diminta meninjau

kembali hasil diskusinya terkait poin

pengetahuan yang terlibat dalam masalah yang

10 Menit

Page 125: PENGARUH METODE PROBLEM-ORIENTED TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · adalah quasi eksperimen dengan desain penelitian Randomize Control Group Post

108

diberikan lalu menuliskannya dalam bentuk

rangkuman pada kolom yang disediakan di LKS.

Langkah 4 Metode perluasan masalah

1. Setiap kelompok diminta untuk mengajukan atau

menemukan sebuah masalah yang sejenis dengan

masalah yang diberikan guru.

2. Guru membimbing siswa dalam mengamati

masalah yang diajukan oleh salah satu kelompok

guna memastikan siswa menemukan masalah

yang sejenis sehingga mendapatkan solusi yang

tepat.

3. Siswa diajak mencermati solusi masalah tersebut

untuk menerapkannya pada masalah yang

diberikan guru.

25 Menit

Langkah 5 Meringkas dan meningkatkan

kompetensi

1. Siswa dibimbing untuk merefleksikan pencapaian

mereka dari proses pemecahan masalah dan

mengevaluasinya.

2. Perwakilan kelompok diminta untuk

mempresentasikan hasil pembelajaran di depan

kelas.

7 Menit

Penutup 1. Guru memberikan penguatan dan melibatkan

siswa dalam menyimpulkan pembelajaran yang

dipelajari pada pertemuan ini.

2. Siswa diminta melanjutkan soal latihan pada LKS

yang belum dikerjakan sebagai PR (pekerjaan

rumah).

3. Guru mengakhiri pelajaran dengan mengucap

hamdallah.

5 Menit

Page 126: PENGARUH METODE PROBLEM-ORIENTED TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · adalah quasi eksperimen dengan desain penelitian Randomize Control Group Post

109

H. Alat, Bahan, Media, dan Sumber Pembelajaran

Alat dan Bahan: Whiteboard, Power Point, dan alat tulis lainnya.

Media : Lembar Kerja Siswa (LKS)

Sumber : Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Matematika SMP/MTs

Kelas VIII Semester 1, Karanganyar: CV. Bintang Timur, 2017.

I. Penilaian

Indikator Pencapaian Kompetensi

Penilaian

Teknik

Penilaian

Bentuk

Instrumen Instrumen

1.1.1. Membaca doa sebelum dan

sesudah menjalankan kegiatan.

1.1.2. Melakukan usaha atau berikhtiar

dan berserah diri (tawakal) kepada

Tuhan.

Non Tes Obervasi Terlampir

2.1.1. Menunjukkan perilaku ingin tahu

dalam pembelajaran.

2.1.2. Menunjukkan perilaku

bekerjasama dalam kelompok

diskusi.

Non Tes Obervasi Terlampir

3.1.1. Mengidentifikasi pola dari suatu

barisan bilangan.

Tes Uraian Terlampir

4.1.1. Menganalisis solusi dari masalah

yang berkaitan dengan data

berpola.

Tes Uraian Terlampir

Tangerang Selatan, 9 September 2019

Peneliti,

Raden Nabilah Fahrani

NIM. 11150170000007

Page 127: PENGARUH METODE PROBLEM-ORIENTED TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · adalah quasi eksperimen dengan desain penelitian Randomize Control Group Post

110

Mengetahui,

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Maifalinda Fatra, M.Pd., Ph.D. Finola Marta Putri, M.Pd.

NIP. 19700528 199603 2 002 NIDN. 2022028701

Page 128: PENGARUH METODE PROBLEM-ORIENTED TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · adalah quasi eksperimen dengan desain penelitian Randomize Control Group Post

111

INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP SPIRITUAL

(LEMBAR OBSERVASI)

A. Petunjuk Umum

1. Instrumen penilaian sikap sosial ini berupa Lembar Observasi.

2. Instrumen ini diisi oleh guru yang mengajar dan siswa yang dinilai.

B. Petunjuk Pengisian

Berdasarkan pengamatan pada kegiatan pembelajaran, penilaian dilakukan

dengan memberi skor 4, 3, 2, atau 1 pada Lembar Observasi dengan ketentuan

sebagai berikut:

skor 4 apabila Selalu melakukan perilaku yang diamati

skor 3 apabila Sering melakukan perilaku yang diamati

skor 2 apabila Kadang-kadang melakukan perilaku yang diamati

skor 1 apabila Tidak Pernah melakukan perilaku yang diamati

C. Lembar Observasi

LEMBAR OBSERVASI

Kelas/Semester : VIII/Ganjil

TahunPelajaran : 2019/2010

Waktu Pengamatan :

Indikator Pengamatan Sikap:

1. Membaca doa sebelum dan sesudah menjalankan kegiatan.

2. Melakukan usaha atau berikhtiar dan berserah diri (tawakal) kepada

Tuhan.

No. Nama Peserta Didik

Skor

Indikator

Sikap

Spiritual

(1-4)

Jumlah

Skor Nilai

1 2

1.

2.

3.

4.

Page 129: PENGARUH METODE PROBLEM-ORIENTED TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · adalah quasi eksperimen dengan desain penelitian Randomize Control Group Post

112

5.

6.

7.

8.

9.

10.

dst.

Keterangan:

Skor Maksimal: 2 indikator x 4 = 8

Perolehan Skor

Nilai = ------------------- x

Nilai Ideal (4) Skor

Maksimal

Page 130: PENGARUH METODE PROBLEM-ORIENTED TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · adalah quasi eksperimen dengan desain penelitian Randomize Control Group Post

113

INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP SOSIAL

(LEMBAR OBSERVASI)

Kelas/Semester : VIII/Ganjil

Waktu Pengamatan :

Indikator Pengamatan Sikap:

1. Menunjukkan perilaku ingin tahu dalam pembelajaran.

2. Menunjukkan perilaku bekerjasama dalam kelompok diskusi.

No. Nama Peserta Didik

Skor

Indikator

Sikap Sosial

(1-4)

Jumlah

Skor Nilai

1 2

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

dst.

Keterangan:

1. Kriteria penilaian pada perilaku ingin tahu

Skor 1 apabila tidak memperhatikan dan cenderung mengabaikan

pembelajaran.

Skor 2 apabila sudah memperhatikan pembelajaran dengan baik tetapi tidak

mengajukan pertanyaan dan tidak antusias mencari jawaban.

Skor 3 apabila sudah memperhatikan pembelajaran dengan baik dan

mengajukan pertanyaan tetapi tidak antusias dalam mencari jawaban.

Skor 4 apabila sudah memperhatikan pembelajaran dengan baik,

mengajukan pertanyaan, dan antusias mencari jawaban.

Page 131: PENGARUH METODE PROBLEM-ORIENTED TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · adalah quasi eksperimen dengan desain penelitian Randomize Control Group Post

114

2. Kriteria penilaian pada perilaku bekerja sama:

Skor 1 apabila menolak atau tidak membaur sama sekali dengan teman

sekelompok

Skor 2 apabila sudah berusaha membaur dengan teman sekelompok tetapi

belum konsisten

Skor 3 apabila sudah berusaha membantu teman sekelompok jika diminta

Skor 4 apabila sudah berusaha membantu teman sekelompok tanpa diminta

Skor Maksimal: 2 indikator x 4 = 8

Perolehan Skor

Nilai = ------------------- x

Nilai Ideal (4) Skor

Maksimal

Page 132: PENGARUH METODE PROBLEM-ORIENTED TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · adalah quasi eksperimen dengan desain penelitian Randomize Control Group Post

115

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Kelas Eksperimen

Satuan Pendidikan : SMP Negeri 1 Citeureup

Kelas/Semester : VIII/Ganjil

Mata Pelajaran : Matematika

Pokok Bahasan : Pola Bilangan

Alokasi Waktu : 2 x 40 menit (1 Pertemuan)

Pertemuan : 2

A. Kompetensi Inti

1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong,

kerjasama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif sebagai bagian dari

solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan

lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri sebagai cerminan bangsa

dalam pergaulan dunia.

3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,

prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu

pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan

kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab

fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang

kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan

masalah.

4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak

dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri,

bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metode sesuai

kaidah keilmuan.

B. Kompetensi Dasar

1.1.Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.

Page 133: PENGARUH METODE PROBLEM-ORIENTED TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · adalah quasi eksperimen dengan desain penelitian Randomize Control Group Post

116

2.2. Menunjukkan sikap jujur, tertib dan mengikuti aturan, konsisten, disiplin

waktu, ulet, cermat dan teliti, maju berkelanjutan, bertanggung jawab,

berpikir logis, kritis, dan, kreatif serta memiliki rasa senang, ingin tahu,

ketertarikan pada ilmu pengetahuan, sikap terbuka, percaya diri, santun,

objektif, dan menghargai.

3.2. Membuat generalisasi dari pola pada barisan bilangan dan barisan konfigurasi

objek.

4.1. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan pola pada barisan bilangan

dan barisan konfigurasi objek.

C. Indikator Pencapaian Kompetensi

1.1.1. Membaca doa sebelum dan sesudah menjalankan kegiatan.

1.1.2. Melakukan usaha atau berikhtiar dan berserah diri (tawakal) kepada

Tuhan.

3.2.1. Menentukan tiga buah bilangan genap atau ganjil berurutan dengan jumlah

tertentu menggunakan tabel.

4.1.1. Membangun keterampilan dasar dalam menyelesaikan masalah yang

berkaitan dengan pola bilangan berdasarkan angka satuan.

D. Tujuan Pembelajaran

Melalui diskusi dan pemberian tugas berorientasi masalah dalam pembelajaran

pola bilangan terurut siswa dapat:

1. Membaca doa sebelum dan sesudah menjalankan kegiatan.

2. Melakukan usaha atau berikhtiar dan berserah diri (tawakal) kepada Tuhan.

3. Menentukan tiga buah bilangan genap atau ganjil berurutan dengan jumlah

tertentu menggunakan tabel.

4. Membangun keterampilan dasar dalam menyelesaikan masalah yang berkaitan

dengan pola bilangan berdasarkan angka satuan.

E. Materi Pembelajaran

Materi Pokok : Pola bilangan

Page 134: PENGARUH METODE PROBLEM-ORIENTED TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · adalah quasi eksperimen dengan desain penelitian Randomize Control Group Post

117

F. Metode Pembelajaran

Pendekatan : Scientific Approach

Metode : Problem-Oriented

G. Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi

Wkatu

Pendahuluan 1. Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan

salam.

2. Guru meminta ketua kelas memimpin doa

sebelum memulai pembelajaran.

3. Guru mengecek kehadiran siswa.

4. Guru memberikan motivasi melalui sebuah

pantun.

“Ada buah namanya semangka

Ada ikan namanya piranha

Tidak susah matematika

Asal mau berusaha”

5. Guru melakukan tanya jawab terkait materi pada

pertemuan sebelumnya dan membahas salah satu

soal latihan yang dijadikan sebagai PR jika

diperlukan.

6. Siswa diminta mengamati beberapa barisan

bilangan untuk mengidentifikasi ada tidaknya

pola pada barisan tersebut. Contoh barisan

bilangan:

2,3,5,7,11,13,17,23,...

7,14,21,28,35,42,49,...

1,2,4,8,16,32,64,...

7. Siswa diberikan informasi tentang tujuan dan

proses pembelajaran yang akan dilakukan.

8 Menit

Page 135: PENGARUH METODE PROBLEM-ORIENTED TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · adalah quasi eksperimen dengan desain penelitian Randomize Control Group Post

118

8. Siswa dibentuk kelompok yang terdiri atas 4

orang setiap kelompok.

Inti Langkah 1 Pemberian masalah kognitif

1. Siswa diberikan masalah kognitif sebagai awal

dari pembelajaran. Contoh masalah:

“Pak Ivon adalah seorang penjual kambing. Saat

Idul Adha lalu, ia berhasil menjual 25 ekor

kambing untuk dikurbankan. Hasil penjualan

kambing milik Pak Ivon disimpan di sebuah peti

yang diamankan dengan gembok berkode. Jika

Pak Ivon mengatakan bahwa kode gemboknya

adalah “tiga angka ganjil berurutan yang

berjumlah 57”, berapakah kode gembok

tersebut?”

2. Guru mengarahkan siswa mengenali situasi yang

diberikan dan membimbing siswa untuk

mengidentifikasi dan memahami apa yang

dianggap sebagai masalah.

3. Siswa diajak berpikir untuk merinci sifat masalah

tersebut dan memikirkan secara mandiri alternatif

penyelesaian yang dapat digunakan.

10 Menit

Langkah 2 Menganalisis masalah dan

menyelesaikannya

1. Siswa secara berkelompok diarahkan untuk

mengidentifikasi masalah secara lebih lanjut

untuk menemukan konsep dan cara

menyelesaikan masalah yang disajikan.

2. Guru membimbing siswa untuk berpikir secara

terperinci terkait solusi yang ingin dituju.

3. Siswa diberi kesempatan untuk berkonsultasi

15 Menit

Page 136: PENGARUH METODE PROBLEM-ORIENTED TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · adalah quasi eksperimen dengan desain penelitian Randomize Control Group Post

119

dengan guru terkait penyelesaian masalah yang

diberikan.

Langkah 3 Meringkas hasil yang diperoleh

1. Siswa secara berkelompok diminta meninjau

kembali hasil diskusinya terkait poin pengetahuan

yang terlibat dalam masalah yang diberikan lalu

menuliskannya dalam bentuk rangkuman pada

kolom yang disediakan di LKS.

10 Menit

Langkah 4 Metode perluasan masalah

1. Setiap kelompok diminta untuk mengajukan atau

menemukan sebuah masalah yang sejenis dengan

masalah yang diberikan guru.

2. Guru membimbing siswa dalam mengamati

masalah yang diajukan oleh salah satu kelompok

guna memastikan siswa menemukan masalah

yang sejenis sehingga mendapatkan solusi yang

tepat.

3. Siswa diajak mencermati solusi masalah tersebut

untuk menerapkannya pada masalah yang

diberikan guru.

25 Menit

Langkah 5 Meringkas dan meningkatkan

kompetensi

1. Siswa dibimbing untuk merefleksikan pencapaian

mereka dari proses pemecahan masalah dan

mengevaluasinya.

2. Perwakilan kelompok diminta untuk

mempresentasikan hasil pembelajaran di depan

kelas.

7 Menit

Penutup 1. Guru memberikan penguatan dan melibatkan

siswa dalam menyimpulkan pembelajaran hari

5 Menit

Page 137: PENGARUH METODE PROBLEM-ORIENTED TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · adalah quasi eksperimen dengan desain penelitian Randomize Control Group Post

120

ini.

2. Siswa diminta melanjutkan soal latihan pada LKS

yang belum dikerjakan sebagai PR (pekerjaan

rumah).

3. Guru mengakhiri pelajaran dengan mengucap

hamdallah.

H. Alat, Bahan, Media, dan Sumber Pembelajaran

Alat dan Bahan: Whiteboard, Power Point, dan alat tulis lainnya.

Media : Lembar Kerja Siswa (LKS)

Sumber : Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Matematika SMP/MTs

Kelas VIII Semester 1, Karanganyar: CV. Bintang Timur, 2017.

I. Penilaian

Indikator Pencapaian Kompetensi

Penilaian

Teknik

Penilaian

Bentuk

Instrumen Instrumen

1.1.1 Membaca doa sebelum dan

sesudah menjalankan kegiatan.

1.1.2 Melakukan usaha atau berikhtiar

dan berserah diri (tawakal)

kepada Tuhan.

Non Tes Obervasi Terlampir

3.1.1. Menentukan tiga buah bilangan

genap atau ganjil berurutan

dengan jumlah tertentu

menggunakan tabel.

Tes Uraian Terlampir

4.1.1. Membangun keterampilan dasar

dalam menyelesaikan masalah

yang berkaitan dengan pola

bilangan berdasarkan angka

Tes Uraian Terlampir

Page 138: PENGARUH METODE PROBLEM-ORIENTED TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · adalah quasi eksperimen dengan desain penelitian Randomize Control Group Post

121

satuan.

Tangerang Selatan, 9 September 2019

Peneliti,

Raden Nabilah Fahrani

NIM. 11150170000007

Mengetahui,

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Maifalinda Fatra, M.Pd., Ph.D. Finola Marta Putri, M.Pd.

NIP. 19700528 199603 2 002 NIDN. 2022028701

Page 139: PENGARUH METODE PROBLEM-ORIENTED TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · adalah quasi eksperimen dengan desain penelitian Randomize Control Group Post

122

INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP SPIRITUAL

(LEMBAR OBSERVASI)

A. Petunjuk Umum

1. Instrumen penilaian sikap sosial ini berupa Lembar Observasi.

2. Instrumen ini diisi oleh guru yang mengajar dan siswa yang dinilai.

B. Petunjuk Pengisian

Berdasarkan pengamatan pada kegiatan pembelajaran, penilaian dilakukan

dengan memberi skor 4, 3, 2, atau 1 pada Lembar Observasi dengan ketentuan

sebagai berikut:

skor 4 apabila Selalu melakukan perilaku yang diamati

skor 3 apabila Sering melakukan perilaku yang diamati

skor 2 apabila Kadang-kadang melakukan perilaku yang diamati

skor 1 apabila Tidak Pernah melakukan perilaku yang diamati

C. Lembar Observasi

LEMBAR OBSERVASI

Kelas/Semester : VIII/Ganjil

TahunPelajaran : 2019/2010

Waktu Pengamatan :

Indikator Pengamatan Sikap:

1. Membaca doa sebelum dan sesudah menjalankan kegiatan.

2. Melakukan usaha atau berikhtiar dan berserah diri (tawakal) kepada

Tuhan.

No. Nama Peserta Didik

Skor

Indikator

Sikap

Spiritual

(1-4)

Jumlah

Skor Nilai

1 2

1.

2.

3.

4.

Page 140: PENGARUH METODE PROBLEM-ORIENTED TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · adalah quasi eksperimen dengan desain penelitian Randomize Control Group Post

123

5.

6.

7.

8.

9.

10.

dst.

Keterangan:

Skor Maksimal: 2 indikator x 4 = 8

Perolehan Skor

Nilai = ------------------- x

Nilai Ideal (4) Skor

Maksimal

Page 141: PENGARUH METODE PROBLEM-ORIENTED TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · adalah quasi eksperimen dengan desain penelitian Randomize Control Group Post

124

Lampiran 2

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Kelas Kontrol

Satuan Pendidikan : SMP Negeri 1 Citeureup

Kelas/Semester : VIII/Ganjil

Mata Pelajaran : Matematika

Pokok Bahasan : Pola Bilangan

Alokasi Waktu : 2 x 40 menit (1 Pertemuan)

Pertemuan : 1

A. Kompetensi Inti

1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong,

kerjasama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif sebagai bagian dari

solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan

lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri sebagai cerminan bangsa

dalam pergaulan dunia.

3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,

prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu

pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan

kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab

fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang

kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan

masalah.

4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak

dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri,

bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metode sesuai

kaidah keilmuan.

B. Kompetensi Dasar

1.1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.

Page 142: PENGARUH METODE PROBLEM-ORIENTED TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · adalah quasi eksperimen dengan desain penelitian Randomize Control Group Post

125

2.1.Menunjukkan sikap jujur, tertib dan mengikuti aturan, konsisten, disiplin

waktu, ulet, cermat dan teliti, maju berkelanjutan, bertanggung jawab, berpikir

logis, kritis, dan, kreatif serta memiliki rasa senang, ingin tahu, ketertarikan

pada ilmu pengetahuan, sikap terbuka, percaya diri, santun, objektif, dan

menghargai.

3.1.Membuat generalisasi dari pola pada barisan bilangan dan barisan konfigurasi

objek.

4.1. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan pola pada barisan bilangan

dan barisan konfigurasi objek.

C. Indikator Pencapaian Kompetensi

1.1.1. Membaca doa sebelum dan sesudah menjalankan kegiatan.

1.1.2. Melakukan usaha atau berikhtiar dan berserah diri (tawakal) kepada

Tuhan.

2.1.1. Menunjukkan perilaku ingin tahu dalam pembelajaran.

2.1.2. Menunjukkan perilaku bekerjasama dalam kelompok diskusi.

3.1.1. Mengidentifikasi pola dari suatu barisan bilangan.

4.1.1. Menganalisis solusi dari masalah yang berkaitan dengan data berpola.

D. Tujuan Pembelajaran

Melalui tanya jawab dan diskusi dalam pembelajaran pola barisan bilangan siswa

dapat:

1. Membaca doa sebelum dan sesudah menjalankan kegiatan.

2. Melakukan usaha atau berikhtiar dan berserah diri (tawakal) kepada Tuhan.

3. Menunjukkan perilaku ingin tahu dalam pembelajaran.

4. Menunjukkan perilaku bekerjasama dalam kelompok diskusi.

5. Mengidentifikasi pola dari suatu barisan bilangan.

6. Menganalisis solusi dari masalah yang berkaitan dengan data berpola.

E. Materi Pembelajaran

Materi Pokok : Pola bilangan

Page 143: PENGARUH METODE PROBLEM-ORIENTED TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · adalah quasi eksperimen dengan desain penelitian Randomize Control Group Post

126

F. Metode Pembelajaran

Pendekatan : Scientific Approach

Metode : Tanya Jawab dan Diskusi

G. Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi

Wkatu

Pendahuluan 1. Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan

salam.

2. Guru meminta ketua kelas memimpin doa

sebelum memulai pembelajaran.

3. Guru mengecek kehadiran siswa.

4. Guru memberikan motivasi melalui sebuah

pantun.

“Jalan-jalan ke Jakarta

Jangan lupa ke Ragunan

Semangat terus belajar Matematika

Agar manfaat di kehidupan”

5. Siswa diberikan informasi tentang tujuan dan

proses pembelajaran yang akan dilakukan.

6. Siswa dibentuk kelompok yang terdiri atas 4

orang setiap kelompok.

7. Guru melakukan tanya jawab tentang pola.

8 Menit

Inti Langkah 1 Mengamati

4. Siswa diminta untuk mengamati dan mengenali

pola yang terdapat di sekitar ruangan kelas.

10 Menit

Langkah 2 Menanya

4. Guru merangsang siswa untuk bertanya melalui

pemaparan secara umum tentang materi pola

bilangan.

10 Menit

Page 144: PENGARUH METODE PROBLEM-ORIENTED TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · adalah quasi eksperimen dengan desain penelitian Randomize Control Group Post

127

5. Siswa dipersilakan untuk mengajukan

pertanyaan.

Langkah 3 Mengumpulkan Informasi

1. Guru menyajikan beberapa pertanyaan mengenai

masalah yang terdapat pada contoh 1.2 halaman 7

buku paket siswa terkait pola barisan bilangan.

2. Siswa mengumpulkan informasi dengan cara

membaca buku dan berdiskusi dengan teman

sekelompoknya untuk dapat menjawab

pertanyaan-pertanyaan yang diberikan.

10 Menit

Langkah 4 Mengasosiasi

1. Siswa diminta untuk mengasosiasi informasi

yang telah didapatkannya terkait masalah pola

barisan bilangan.

2. Guru membimbing siswa dalam merinci jawaban

yang akan dituju termasuk di dalamnya proses

klarifikasi jika saat berdiskusi terdapat pendapat

yang berbeda atau bertentangan.

15 Menit

Langkah 5 Mengkomunikasikan

1. Beberapa perwakilan siswa diminta untuk

mempresentasikan hasil diskusi bersama teman

sekelompoknya di depan kelas.

2. Siswa lainnya diminta menanggapi hasil

presentasi dari siswa yang maju.

3. Guru mengoreksi siswa apabila ada penyampaian

yang kurang tepat.

4. Guru memberikan penguatan berupa soal latihan

dan membahasnya bersama dengan siswa.

32 Menit

Penutup 1. Guru dan siswa menyimpulkan pembelajaran

yang dipelajari pada pertemuan ini.

5 Menit

Page 145: PENGARUH METODE PROBLEM-ORIENTED TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · adalah quasi eksperimen dengan desain penelitian Randomize Control Group Post

128

2. Guru memberikan PR (pekerjaan rumah).

3. Guru mengakhiri pelajaran dengan mengucap

hamdallah.

H. Alat, Bahan, Media, dan Sumber Pembelajaran

Alat dan Bahan: Whiteboard, Power Point, dan alat tulis lainnya.

Sumber : Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Matematika SMP/MTs

Kelas VIII Semester 1, Karanganyar: CV. Bintang Timur, 2017.

I. Penilaian

Indikator Pencapaian Kompetensi

Penilaian

Teknik

Penilaian

Bentuk

Instrumen Instrumen

1.1.1. Membaca doa sebelum dan

sesudah menjalankan kegiatan.

1.1.2. Melakukan usaha atau berikhtiar

dan berserah diri (tawakal)

kepada Tuhan.

Non Tes Obervasi Terlampir

2.1.1. Menunjukkan perilaku ingin tahu

dalam pembelajaran.

2.1.2. Menunjukkan perilaku

bekerjasama dalam kelompok

diskusi.

Non Tes Obervasi Terlampir

3.1.1. Mengidentifikasi pola dari suatu

barisan bilangan.

Tes Uraian Terlampir

4.1.1. Menyelesaikan masalah yang

berkaitan dengan data berpola.

Tes Uraian Terlampir

Page 146: PENGARUH METODE PROBLEM-ORIENTED TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · adalah quasi eksperimen dengan desain penelitian Randomize Control Group Post

129

Tangerang Selatan, 9 September 2019

Peneliti,

Raden Nabilah Fahrani

NIM. 11150170000007

Page 147: PENGARUH METODE PROBLEM-ORIENTED TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · adalah quasi eksperimen dengan desain penelitian Randomize Control Group Post

130

INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP SPIRITUAL

(LEMBAR OBSERVASI)

A. Petunjuk Umum

1. Instrumen penilaian sikap sosial ini berupa Lembar Observasi.

2. Instrumen ini diisi oleh guru yang mengajar dan siswa yang dinilai.

B. Petunjuk Pengisian

Berdasarkan pengamatan pada kegiatan pembelajaran, penilaian dilakukan

dengan memberi skor 4, 3, 2, atau 1 pada Lembar Observasi dengan ketentuan

sebagai berikut:

skor 4 apabila Selalu melakukan perilaku yang diamati

skor 3 apabila Sering melakukan perilaku yang diamati

skor 2 apabila Kadang-kadang melakukan perilaku yang diamati

skor 1 apabila Tidak Pernah melakukan perilaku yang diamati

C. Lembar Observasi

LEMBAR OBSERVASI

Kelas/Semester : VIII/Ganjil

TahunPelajaran : 2019/2010

Waktu Pengamatan :

Indikator Pengamatan Sikap:

1. Membaca doa sebelum dan sesudah menjalankan kegiatan.

2. Melakukan usaha atau berikhtiar dan berserah diri (tawakal) kepada

Tuhan.

No. Nama Peserta Didik

Skor

Indikator

Sikap

Spiritual

(1-4)

Jumlah

Skor Nilai

1 2

1.

2.

3.

4.

Page 148: PENGARUH METODE PROBLEM-ORIENTED TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · adalah quasi eksperimen dengan desain penelitian Randomize Control Group Post

131

5.

6.

7.

8.

9.

10.

dst.

Keterangan:

Skor Maksimal: 2 indikator x 4 = 8

Perolehan Skor

Nilai = ------------------- x

Nilai Ideal (4) Skor

Maksimal

Page 149: PENGARUH METODE PROBLEM-ORIENTED TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · adalah quasi eksperimen dengan desain penelitian Randomize Control Group Post

132

INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP SOSIAL

(LEMBAR OBSERVASI)

Kelas/Semester : VIII/Ganjil

Waktu Pengamatan :

Indikator Pengamatan Sikap:

1. Menunjukkan perilaku ingin tahu dalam pembelajaran.

2. Menunjukkan perilaku bekerjasama dalam kelompok diskusi.

No. Nama Peserta Didik

Skor

Indikator

Sikap Sosial

(1-4)

Jumlah

Skor Nilai

1 2

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

dst.

Keterangan:

1. Kriteria penilaian pada perilaku ingin tahu

Skor 1 apabila tidak memperhatikan dan cenderung mengabaikan

pembelajaran.

Skor 2 apabila sudah memperhatikan pembelajaran dengan baik tetapi tidak

mengajukan pertanyaan dan tidak antusias mencari jawaban.

Skor 3 apabila sudah memperhatikan pembelajaran dengan baik dan

mengajukan pertanyaan tetapi tidak antusias dalam mencari jawaban.

Skor 4 apabila sudah memperhatikan pembelajaran dengan baik,

mengajukan pertanyaan, dan antusias mencari jawaban.

Page 150: PENGARUH METODE PROBLEM-ORIENTED TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · adalah quasi eksperimen dengan desain penelitian Randomize Control Group Post

133

2. Kriteria penilaian pada perilaku bekerja sama:

Skor 1 apabila menolak atau tidak membaur sama sekali dengan teman

sekelompok

Skor 2 apabila sudah berusaha membaur dengan teman sekelompok tetapi

belum konsisten

Skor 3 apabila sudah berusaha membantu teman sekelompok jika diminta

Skor 4 apabila sudah berusaha membantu teman sekelompok tanpa diminta

Skor Maksimal: 2 indikator x 4 = 8

Perolehan Skor

Nilai = ------------------- x

Nilai Ideal (4) Skor

Maksimal

Page 151: PENGARUH METODE PROBLEM-ORIENTED TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · adalah quasi eksperimen dengan desain penelitian Randomize Control Group Post

134

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Kelas Kontrol

Satuan Pendidikan : SMP Negeri 1 Citeureup

Kelas/Semester : VIII/Ganjil

Mata Pelajaran : Matematika

Pokok Bahasan : Pola Bilangan

Alokasi Waktu : 2 x 40 menit (1 Pertemuan)

Pertemuan : 2

A. Kompetensi Inti

1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong,

kerjasama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif sebagai bagian dari

solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan

lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri sebagai cerminan bangsa

dalam pergaulan dunia.

3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,

prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu

pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan

kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab

fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang

kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan

masalah.

4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak

dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri,

bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metode sesuai

kaidah keilmuan.

B. Kompetensi Dasar

1.1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.

Page 152: PENGARUH METODE PROBLEM-ORIENTED TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · adalah quasi eksperimen dengan desain penelitian Randomize Control Group Post

135

2.1. Menunjukkan sikap jujur, tertib dan mengikuti aturan, konsisten, disiplin

waktu, ulet, cermat dan teliti, maju berkelanjutan, bertanggung jawab,

berpikir logis, kritis, dan, kreatif serta memiliki rasa senang, ingin tahu,

ketertarikan pada ilmu pengetahuan, sikap terbuka, percaya diri, santun,

objektif, dan menghargai.

3.1. Membuat generalisasi dari pola pada barisan bilangan dan barisan konfigurasi

objek.

4.1. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan pola pada barisan bilangan

dan barisan konfigurasi objek.

C. Indikator Pencapaian Kompetensi

1.1.1. Membaca doa sebelum dan sesudah menjalankan kegiatan.

1.1.2. Melakukan usaha atau berikhtiar dan berserah diri (tawakal) kepada

Tuhan.

3.1.1. Menentukan tiga buah bilangan genap atau ganjil berurutan dengan jumlah

tertentu menggunakan tabel.

4.1.1. Membangun keterampilan dasar dalam menyelesaikan masalah yang

berkaitan dengan pola bilangan berdasarkan angka satuan.

D. Tujuan Pembelajaran

Melalui tanya jawab dan diskusi dalam pembelajaran pola bilangan terurut siswa

dapat:

1. Membaca doa sebelum dan sesudah menjalankan kegiatan.

2. Melakukan usaha atau berikhtiar dan berserah diri (tawakal) kepada Tuhan.

3. Menentukan tiga buah bilangan genap atau ganjil berurutan dengan jumlah

tertentu menggunakan tabel.

4. Membangun keterampilan dasar dalam menyelesaikan masalah yang berkaitan

dengan pola bilangan berdasarkan angka satuan.

E. Materi Pembelajaran

Materi Pokok : Pola bilangan

Page 153: PENGARUH METODE PROBLEM-ORIENTED TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · adalah quasi eksperimen dengan desain penelitian Randomize Control Group Post

136

F. Metode Pembelajaran

Pendekatan : Scientific Approach

Metode : Tanya Jawab dan Diskusi

G. Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi

Wkatu

Pendahuluan 1. Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan

salam.

2. Guru meminta ketua kelas memimpin doa

sebelum memulai pembelajaran.

3. Guru mengecek kehadiran siswa.

4. Guru memberikan motivasi melalui sebuah

pantun.

“Ada buah namanya semangka

Ada ikan namanya piranha

Tidak susah matematika

Asal mau berusaha”

5. Guru melakukan tanya jawab terkait materi pada

pertemuan sebelumnya dan membahas salah satu

soal yang dijadikan sebagai PR jika diperlukan.

6. Siswa diberikan informasi tentang tujuan dan

proses pembelajaran yang akan dilakukan.

7. Siswa dibentuk kelompok yang terdiri atas 4

orang setiap kelompok.

8 Menit

Inti Langkah 1 Mengamati

1. Siswa diminta mengamati beberapa barisan

bilangan untuk mengidentifikasi ada tidaknya

pola pada barisan tersebut.

10 Menit

Page 154: PENGARUH METODE PROBLEM-ORIENTED TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · adalah quasi eksperimen dengan desain penelitian Randomize Control Group Post

137

Contoh barisan bilangan:

2,3,5,7,11,13,17,23,...

7,14,21,28,35,42,49,...

1,2,4,8,16,32,64,...

Langkah 2 Menanya

1. Guru merangsang siswa untuk bertanya melalui

pembahasan terkait contoh barisan bilangan yang

diberikan.

2. Siswa dipersilakan untuk mengajukan

pertanyaan.

10 Menit

Langkah 3 Mengumpulkan Informasi

1. Guru menyajikan beberapa pertanyaan mengenai

masalah yang terdapat pada contoh 1.5 halaman

11 buku paket siswa terkait barisan bilangan

terurut.

2. Siswa mengumpulkan informasi dengan cara

membaca buku dan berdiskusi dengan teman

sekelompoknya untuk dapat menjawab

pertanyaan-pertanyaan yang diberikan.

10 Menit

Langkah 4 Mengasosiasi

1. Siswa diminta untuk mengasosiasi informasi

yang telah didapatkannya terkait masalah barisan

bilangan terurut.

2. Guru membimbing siswa dalam merinci jawaban

yang akan dituju termasuk di dalamnya proses

klarifikasi jika saat berdiskusi terdapat pendapat

yang berbeda atau bertentangan.

15 Menit

Langkah 5 Mengkomunikasikan

1. Beberapa perwakilan siswa diminta untuk

32 Menit

Page 155: PENGARUH METODE PROBLEM-ORIENTED TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · adalah quasi eksperimen dengan desain penelitian Randomize Control Group Post

138

mempresentasikan hasil diskusi bersama teman

sekelompoknya di depan kelas.

2. Siswa lainnya diminta menanggapi hasil

presentasi dari siswa yang maju.

3. Guru mengoreksi siswa apabila ada penyampaian

yang kurang tepat.

4. Guru memberikan penguatan berupa soal latihan

dan membahasnya bersama dengan siswa.

Penutup 1. Guru dan siswa menyimpulkan pembelajaran

yang dipelajari pada pertemuan ini.

2. Guru memberikan PR (pekerjaan rumah).

3. Guru mengakhiri pelajaran dengan mengucap

hamdallah.

5 Menit

H. Alat, Bahan, Media, dan Sumber Pembelajaran

Alat dan Bahan: Whiteboard, Power Point, dan alat tulis lainnya.

Sumber : Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Matematika SMP/MTs

Kelas VIII Semester 1, Karanganyar: CV. Bintang Timur, 2017.

I. Penilaian

Indikator Pencapaian Kompetensi

Penilaian

Teknik

Penilaian

Bentuk

Instrumen Instrumen

1.1.1. Membaca doa sebelum dan

sesudah menjalankan kegiatan.

1.1.2. Melakukan usaha atau berikhtiar

dan berserah diri (tawakal)

kepada Tuhan.

Non Tes Obervasi Terlampir

3.1.1. Menentukan tiga buah bilangan

genap atau ganjil berurutan

Tes Uraian Terlampir

Page 156: PENGARUH METODE PROBLEM-ORIENTED TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · adalah quasi eksperimen dengan desain penelitian Randomize Control Group Post

139

dengan jumlah tertentu

menggunakan tabel.

4.1.1. Membangun keterampilan dasar

dalam menyelesaikan masalah

yang berkaitan dengan pola

bilangan berdasarkan angka

satuan.

Tes Uraian Terlampir

Tangerang Selatan, 9 September 2019

Peneliti,

Raden Nabilah Fahrani

NIM. 11150170000007

Page 157: PENGARUH METODE PROBLEM-ORIENTED TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · adalah quasi eksperimen dengan desain penelitian Randomize Control Group Post

140

INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP SPIRITUAL

(LEMBAR OBSERVASI)

A. Petunjuk Umum

1. Instrumen penilaian sikap sosial ini berupa Lembar Observasi.

2. Instrumen ini diisi oleh guru yang mengajar dan siswa yang dinilai.

B. Petunjuk Pengisian

Berdasarkan pengamatan pada kegiatan pembelajaran, penilaian dilakukan

dengan memberi skor 4, 3, 2, atau 1 pada Lembar Observasi dengan ketentuan

sebagai berikut:

skor 4 apabila Selalu melakukan perilaku yang diamati

skor 3 apabila Sering melakukan perilaku yang diamati

skor 2 apabila Kadang-kadang melakukan perilaku yang diamati

skor 1 apabila Tidak Pernah melakukan perilaku yang diamati

C. Lembar Observasi

LEMBAR OBSERVASI

Kelas/Semester : VIII/Ganjil

TahunPelajaran : 2019/2010

Waktu Pengamatan :

Indikator Pengamatan Sikap:

1. Membaca doa sebelum dan sesudah menjalankan kegiatan.

2. Melakukan usaha atau berikhtiar dan berserah diri (tawakal) kepada

Tuhan.

No. Nama Peserta Didik

Skor

Indikator

Sikap

Spiritual

(1-4)

Jumlah

Skor Nilai

1 2

1.

2.

3.

4.

Page 158: PENGARUH METODE PROBLEM-ORIENTED TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · adalah quasi eksperimen dengan desain penelitian Randomize Control Group Post

141

5.

6.

7.

8.

9.

10.

dst.

Keterangan:

Skor Maksimal: 2 indikator x 4 = 8

Perolehan Skor

Nilai = ------------------- x

Nilai Ideal (4) Skor

Maksimal

Page 159: PENGARUH METODE PROBLEM-ORIENTED TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · adalah quasi eksperimen dengan desain penelitian Randomize Control Group Post

142

Page 160: PENGARUH METODE PROBLEM-ORIENTED TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · adalah quasi eksperimen dengan desain penelitian Randomize Control Group Post

143

Page 161: PENGARUH METODE PROBLEM-ORIENTED TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · adalah quasi eksperimen dengan desain penelitian Randomize Control Group Post

144

Page 162: PENGARUH METODE PROBLEM-ORIENTED TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · adalah quasi eksperimen dengan desain penelitian Randomize Control Group Post

145

Page 163: PENGARUH METODE PROBLEM-ORIENTED TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · adalah quasi eksperimen dengan desain penelitian Randomize Control Group Post

146

Page 164: PENGARUH METODE PROBLEM-ORIENTED TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · adalah quasi eksperimen dengan desain penelitian Randomize Control Group Post

147

Page 165: PENGARUH METODE PROBLEM-ORIENTED TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · adalah quasi eksperimen dengan desain penelitian Randomize Control Group Post

148

Page 166: PENGARUH METODE PROBLEM-ORIENTED TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · adalah quasi eksperimen dengan desain penelitian Randomize Control Group Post

149

Page 167: PENGARUH METODE PROBLEM-ORIENTED TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · adalah quasi eksperimen dengan desain penelitian Randomize Control Group Post

150

Page 168: PENGARUH METODE PROBLEM-ORIENTED TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · adalah quasi eksperimen dengan desain penelitian Randomize Control Group Post

151

Page 169: PENGARUH METODE PROBLEM-ORIENTED TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · adalah quasi eksperimen dengan desain penelitian Randomize Control Group Post

152

Page 170: PENGARUH METODE PROBLEM-ORIENTED TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · adalah quasi eksperimen dengan desain penelitian Randomize Control Group Post

153

Lampiran 4

KISI-KISI UJI COBA INSTRUMEN TES BERPIKIR KRITIS

MATEMATIS SISWA

Materi : Pola Bilangan

Kompetensi Dasar : Mengembangkan kemampuan berpikir kritis matematis

siswa pada materi pola bilangan

Indikator

Kemampuan Indikator Kompetensi

Nomor

Soal

Menganalisis solusi Menganalisis solusi dari masalah terkait pola

bilangan dengan menyertakan alasan dan

mengilustrasikannya

1a, 3,

4a

Membangun

keterampilan dasar

Membangun keterampilan dasar dengan

memeriksa kebenaran suatu sumber pada

masalah pola bilangan

1b, 2b,

5a

Mengatur strategi dan

taktik

Mengatur strategi dan taktik dalam

menentukan tindakan yang tepat dengan

menyertakan langkah-langkahnya terkait

penyelesaian masalah pola bilangan

2a, 5b

Mengevaluasi solusi Mengevaluasi solusi yang didapatkan terkait

masalah pola bilangan melalui pertanyaan

yang membandingkan.

4b, 6

Page 171: PENGARUH METODE PROBLEM-ORIENTED TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · adalah quasi eksperimen dengan desain penelitian Randomize Control Group Post

154

Lampiran 5

UJI COBA INSTRUMEN TES BERPIKIR KRITIS MATEMATIS

SISWA

1. Tari Saman adalah tarian khas dari Aceh. Salah satu bagian yang menarik

dalam tarian ini ialah gerakan gelombang yang membentuk pola seperti pada

gambar di bawah ini.

Pada bagian ini, penari Saman akan melakukan gerakan membentuk tiga posisi

berurutan yaitu posisi atas, tengah, dan bawah secara bergantian setiap satu

detik.

a. Jika Amel memulai gerakan pada posisi tengah, setelah 15 kali mengulangi

gerakan tersebut, maka pada detik ke berapa ia akan berada di posisi bawah?

Berikan alasanmu!

b. Amel berpendapat bahwa dengan durasi 50 detik ia dan teman-temannya

akan berhenti di posisi semula. Apakah pendapat tersebut benar? Jelaskan!

2. Perhatikan dua barisan dibawah ini!

Barisan 1: 1,8,15,22,...

Barisan 2: 10,14,18,22...

a. Selly diminta menyusun kotak berdasarkan pola dari salah satu barisan

bilangan di atas. Jika Selly hanya diberikan 650 kotak untuk membuat

susunan yang terakhir, barisan mana yang harus ia pilih agar kotaknya tidak

tersisa? Jelaskan dengan menyertakan langkah-langkah penyelesaiannya!

Page 172: PENGARUH METODE PROBLEM-ORIENTED TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · adalah quasi eksperimen dengan desain penelitian Randomize Control Group Post

155

b. Menurut Selly, jumlah 500 bilangan pada pertama Barisan 1 lebih kecil dari

jumlah 500 bilangan pertama pada Barisan 2. Apakah pendapat Selly

benar? Jelaskan!

3. Tias akan membuat hiasan gantung dari benang rajut. Ia membuat hiasan

tersebut dimulai dari sebuah simpul, membentuk pola satu simpul untuk tiga

cabang tali. Setiap ujung cabang tersebut dibuat menjadi simpul baru dengan

pola yang sama, sehingga membentuk tingkatan. Berdasarkan pola tersebut,

berapa jumlah cabang yang terbentuk jika Tias membuat hiasan dengan 12

tingkatan? Buatlah gambarnya lalu berikan alasanmu!

4. Tiket pertandingan sepak bola yang akan diselenggarakan di stadion Gelora

Bung Karno terbagi menjadi 4 jenis kelas secara berurutan yaitu kelas VVIP,

kelas VIP, kelas 1, dan kelas 2. Pembagian kelas tersebut dibagi sesuai dengan

jarak tempat duduk dari lapangan mulai dari yang terdekat sampai yang

terjauh. Tiket yang dijual setiap kelas berjumlah dua kali lipat lebih banyak

dari kelas sebelumnya dengan jumlah seluruhnya yaitu 75.000 tiket.

a. Berapa jumlah tiket yang disediakan untuk kelas VIP? Berikan alasanmu!

b. Jika tiket yang jual diberi nomor berurutan mulai dari nomor 1 pada kelas

VVIP, apakah nomor tiket 23.456, 45.678, dan 56.789 berada pada kelas

yang sama? Jelaskan!

5. Sri mempunyai cita-cita menjadi seorang hafidzah. Ia membiasakan diri untuk

menghafalkan ayat Al Quran secara bertahap dengan cara menambah jumlah

ayat yang dihafal secara konstan setiap harinya.

a. Jika Sri ingin menghafal surat Al Qadr yang dimulai dengan 1 ayat pada

hari pertama dan selalu menambah 2 ayat yang dihafal pada hari

selanjutnya, maka ia akan selesai menghafal pada hari ke – 3. Apakah

pernyataan tersebut benar? Jelaskan!

Page 173: PENGARUH METODE PROBLEM-ORIENTED TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · adalah quasi eksperimen dengan desain penelitian Randomize Control Group Post

156

b. Jika Sri ingin menyelesaikan hafalan surat An-Naba dalam waktu 5 hari

yang dimulai dengan 4 ayat pada hari pertama, tentukanlah pola yang harus

ia pakai! Jelaskan dengan menyertakan langkah-langkah penyelesaiannya.

6. Bu Dyah ingin membuat hiasan berbentuk

bunga menggunakan kertas berwarna seperti

pada gambar di samping. Setelah diperhatikan,

jumlah kelopak pada setiap lapisan bunga

membetuk pola: 8,11,16,23,...

Bu Dyah meminta bantuan dua anaknya untuk

membuat bunga dengan dua ukuran berbeda,

yaitu 4 lapis dan 6 lapis.

Anak pertama mampu membuat satu kelopak bunga dalam waktu 2 detik,

sedangkan anak ke dua dalam waktu 3 detik. Jika anak ke dua mulai membuat

bunga (ukuran 4 lapis) pada pukul 09.10 WIB, maka pada pukul berapa anak

pertama harus mulai membuat bunga (ukuran 6 lapis) agar selesai di waktu

yang sama? Jelaskan!

Page 174: PENGARUH METODE PROBLEM-ORIENTED TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · adalah quasi eksperimen dengan desain penelitian Randomize Control Group Post

157

Lampiran 6

HASIL UJI VALIDITAS ISI INSTRUMEN KEMAMPUAN BERPIKIR

KRITIS MATEMATIS

No

Soal Esensial

Tidak

Esensial

Tidak

Relevan N CVR

Skor

Minimal Kesimpulan

1a 8 2 0 10 0,6 0,62 TIDAK

VALID

1b 10 0 0 10 1 0,62 VALID

2a 6 2 0 8 0,5 0,75 TIDAK

VALID

2b 8 1 0 9 0,78 0,78 VALID

3a 9 1 0 10 0,8 0,62 VALID

3b 9 1 0 10 0,8 0,62 VALID

4 10 0 0 10 1 0,62 VALID

5a 9 0 0 10 0,8 0,62 VALID

5b 10 0 0 10 1 0,62 VALID

6a 7 3 0 10 0,4 0,62 TIDAK

VALID

6b 9 1 0 10 0,8 0,62 VALID

#Nomor 1a dan 6a diperbaiki

Page 175: PENGARUH METODE PROBLEM-ORIENTED TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · adalah quasi eksperimen dengan desain penelitian Randomize Control Group Post

158

Lampiran 7

HASIL UJI VALIDITAS EMPIRIS INSTRUMEN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS

Correlations

s1a s1b s2a s2b s3 s4a s4b s5a s5b s6 jumlah

s1a Pearson Correlation 1 ,045 ,177 ,429** ,382

* ,194 ,265 ,545

** ,164 ,040 ,630

**

Sig. (2-tailed) ,793 ,301 ,009 ,021 ,258 ,118 ,001 ,340 ,817 ,000

N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36

s1b Pearson Correlation ,045 1 ,015 -,205 ,021 ,010 ,275 ,169 ,186 ,118 ,291

Sig. (2-tailed) ,793 ,932 ,229 ,904 ,952 ,105 ,325 ,278 ,492 ,085

N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36

s2a Pearson Correlation ,177 ,015 1 ,399* ,340

* -,134 ,113 ,274 ,343

* ,328 ,442

**

Sig. (2-tailed) ,301 ,932 ,016 ,043 ,437 ,513 ,106 ,040 ,051 ,007

N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36

s2b Pearson Correlation ,429** -,205 ,399

* 1 ,339

* ,271 ,225 ,511

** ,045 ,051 ,599

**

Sig. (2-tailed) ,009 ,229 ,016 ,043 ,110 ,187 ,001 ,795 ,767 ,000

N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36

s3 Pearson Correlation ,382* ,021 ,340

* ,339

* 1 ,508

** ,654

** ,432

** ,266 ,296 ,702

**

Sig. (2-tailed) ,021 ,904 ,043 ,043 ,002 ,000 ,009 ,117 ,079 ,000

N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36

s4a Pearson Correlation ,194 ,010 -,134 ,271 ,508** 1 ,698

** ,095 -,057 ,106 ,435

**

Sig. (2-tailed) ,258 ,952 ,437 ,110 ,002 ,000 ,581 ,743 ,538 ,008

N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36

Page 176: PENGARUH METODE PROBLEM-ORIENTED TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · adalah quasi eksperimen dengan desain penelitian Randomize Control Group Post

159

s4b Pearson Correlation ,265 ,275 ,113 ,225 ,654** ,698

** 1 ,364

* ,169 ,574

** ,714

**

Sig. (2-tailed) ,118 ,105 ,513 ,187 ,000 ,000 ,029 ,324 ,000 ,000

N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36

s5a Pearson Correlation ,545** ,169 ,274 ,511

** ,432

** ,095 ,364

* 1 ,333

* ,287 ,791

**

Sig. (2-tailed) ,001 ,325 ,106 ,001 ,009 ,581 ,029 ,047 ,089 ,000

N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36

s5b Pearson Correlation ,164 ,186 ,343* ,045 ,266 -,057 ,169 ,333

* 1 ,533

** ,489

**

Sig. (2-tailed) ,340 ,278 ,040 ,795 ,117 ,743 ,324 ,047 ,001 ,002

N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36

s6 Pearson Correlation ,040 ,118 ,328 ,051 ,296 ,106 ,574** ,287 ,533

** 1 ,513

**

Sig. (2-tailed) ,817 ,492 ,051 ,767 ,079 ,538 ,000 ,089 ,001 ,001

N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36

jumlah Pearson Correlation ,630** ,291 ,442

** ,599

** ,702

** ,435

** ,714

** ,791

** ,489

** ,513

** 1

Sig. (2-tailed) ,000 ,085 ,007 ,000 ,000 ,008 ,000 ,000 ,002 ,001

N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Page 177: PENGARUH METODE PROBLEM-ORIENTED TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · adalah quasi eksperimen dengan desain penelitian Randomize Control Group Post

160

Lampiran 8

HASIL UJI RELIABILITAS INSTRUMEN KEMAMPUAN BERPIKIR

KRITIS MATEMATIS

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

,768 9

Page 178: PENGARUH METODE PROBLEM-ORIENTED TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · adalah quasi eksperimen dengan desain penelitian Randomize Control Group Post

161

Lampiran 9

HASIL UJI DAYA PEMBEDA INSTRUMEN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS

Siswa Soal

Jumlah 1a 1b 2a 2b 3 4a 4b 5a 5b 6

s6 1 4 2 4 2 1 4 4 1 3 26

s24 3 4 0 3 2 4 4 3 1 0 24

s26 3 1 1 1 2 1 3 4 4 3 23

s2 3 3 1 3 2 0 0 4 4 0 20

s12 3 4 0 1 2 1 3 4 0 0 18

s8 3 3 1 4 0 0 0 4 1 0 16

s23 3 3 1 4 0 0 0 4 1 0 16

s25 3 1 1 3 1 0 0 4 1 0 14

s33 3 1 1 4 1 1 0 3 0 0 14

s19 1 1 1 4 1 0 0 4 1 0 13

s22 3 1 1 4 0 0 0 4 0 0 13

s4 3 1 1 3 2 1 0 1 0 0 12

2,67 2,25 0,92 3,17 1,25 0,75 1,17 3,58 1,17 0,50 17,42

s5 3 4 0 0 0 0 0 4 0 0 11

s35 1 3 1 0 0 0 0 1 4 1 11

s10 1 3 1 1 0 0 0 1 4 1 10

s31 1 3 0 0 0 0 0 4 1 1 10

s16 0 3 1 0 1 0 0 3 1 0 9

Page 179: PENGARUH METODE PROBLEM-ORIENTED TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · adalah quasi eksperimen dengan desain penelitian Randomize Control Group Post

162

s18 0 3 1 0 1 0 0 3 1 0 9

s30 1 4 1 0 1 0 0 1 1 0 9

s27 1 3 1 0 1 0 0 1 1 0 8

s32 1 3 1 3 0 0 0 0 0 0 8

s1 1 3 0 0 0 0 0 1 1 1 7

s14 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 7

s28 3 1 1 0 1 0 0 1 0 0 7

s15 3 3 0 0 0 0 0 0 0 0 6

s29 1 3 1 0 0 1 0 0 0 0 6

s7 0 3 1 1 0 0 0 0 0 0 5

s34 0 0 0 3 1 1 0 0 0 0 5

s9 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 4

s20 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 4

s36 1 3 0 0 0 0 0 0 0 0 4

s3 0 3 0 0 0 0 0 0 0 0 3

s11 0 3 0 0 0 0 0 0 0 0 3

s17 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 3

s21 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 3

s13 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 2

0,58 1,92 0,25 0,58 0,08 0,33 0,00 0,25 0,00 0,00 4,00

DP 0,52 0,08 0,17 0,65 0,29 0,10 0,29 0,83 0,29 0,13 3,35

Kriteria Baik Cukup Buruk Baik Cukup Buruk Cukup Sangat Baik Cukup Buruk

Page 180: PENGARUH METODE PROBLEM-ORIENTED TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · adalah quasi eksperimen dengan desain penelitian Randomize Control Group Post

163

Lampiran 10

HASIL UJI TARAF KESUKARAN INSTRUMEN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS

No Siswa Soal

Jumlah Nilai 1a 1b 2a 2b 3 4a 4b 5a 5b 6

1 s1 1 3 0 0 0 0 0 1 1 1 7 17,5

2 s2 3 3 1 3 2 0 0 4 4 0 20 50

3 s3 0 3 0 0 0 0 0 0 0 0 3 7,5

4 s4 3 1 1 3 2 1 0 1 0 0 12 30

5 s5 3 4 0 0 0 0 0 4 0 0 11 27,5

6 s6 1 4 2 4 2 1 4 4 1 3 26 65

7 s7 0 3 1 1 0 0 0 0 0 0 5 12,5

8 s8 3 3 1 4 0 0 0 4 1 0 16 40

9 s9 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 4 10

10 s10 1 3 1 1 0 0 0 1 4 1 10 25

11 s11 0 3 0 0 0 0 0 0 0 0 3 7,5

12 s12 3 4 0 1 2 1 3 4 0 0 18 45

13 s13 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 2 5

14 s14 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 7 17,5

16 s15 3 3 0 0 0 0 0 0 0 0 6 15

17 s16 0 3 1 0 1 0 0 3 1 0 9 22,5

18 s17 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 3 7,5

19 s18 0 3 1 0 1 0 0 3 1 0 9 22,5

20 s19 1 1 1 4 1 0 0 4 1 0 13 32,5

Page 181: PENGARUH METODE PROBLEM-ORIENTED TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · adalah quasi eksperimen dengan desain penelitian Randomize Control Group Post

164

21 s20 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 4 10

22 s21 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 3 7,5

23 s22 3 1 1 4 0 0 0 4 0 0 13 32,5

24 s23 3 3 1 4 0 0 0 4 1 0 16 40

25 s24 3 4 0 3 2 4 4 3 1 0 24 60

26 s25 3 1 1 3 1 0 0 4 1 0 14 35

27 s26 3 1 1 1 2 1 3 4 4 3 23 57,5

28 s27 1 3 1 0 1 0 0 1 1 0 8 20

29 s28 3 1 1 0 1 0 0 1 0 0 7 17,5

30 s29 1 3 1 0 0 1 0 0 0 0 6 15

31 s30 1 4 1 0 1 0 0 1 1 0 9 22,5

32 s31 1 3 0 0 0 0 0 4 1 1 10 25

33 s32 1 3 1 3 0 0 0 0 0 0 8 20

34 s33 3 1 1 4 1 1 0 3 0 0 14 35

35 s34 0 0 0 3 1 1 0 0 0 0 5 12,5

36 s35 1 3 1 0 0 0 0 1 4 1 11 27,5

37 s36 1 3 0 0 0 0 0 0 0 0 4 10

1,5 2,3 0,6 1,4 0,6 1,5 0,4 1,8 0,8 0,3

IK 0,37 0,58 0,16 0,35 0,15 0,37 0,10 0,46 0,19 0,07

Kriteria Sedang Sedang Sukar Sedang Sukar Sedang Sukar Sedang Sukar Sukar

Page 182: PENGARUH METODE PROBLEM-ORIENTED TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · adalah quasi eksperimen dengan desain penelitian Randomize Control Group Post

165

Lampiran 11

REKAPITULASI HASIL UJI VALIDITAS, RELIABILITAS, TINGKAT

KESUKARAN, DAN DAYA PEMBEDA

No.

Soal Validitas

Daya

Pembeda

Taraf

Kesukaran Reliabilitas Keterangan

1a Valid Baik Sedang

Tinggi

(tetap/baik)

Tidak Digunakan

1b Tidak

Valid Cukup Sedang Tidak Digunakan

2a Valid Buruk Sukar Digunakan

2b Valid Baik Sedang Digunakan

3 Valid Cukup Sukar Digunakan

4a Valid Buruk Sedang Digunakan

4b Valid Cukup Sukar Digunakan

5a Valid Sangat

Baik Sedang Digunakan

5b Valid Cukup Sukar Digunakan

6 Valid Buruk Sukar Digunakan

Page 183: PENGARUH METODE PROBLEM-ORIENTED TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · adalah quasi eksperimen dengan desain penelitian Randomize Control Group Post

166

Lampiran 12

KISI-KISI INSTRUMEN TES BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA

Materi : Pola Bilangan

Kompetensi Dasar : Mengembangkan kemampuan berpikir kritis matematis

siswa pada materi pola bilangan

Indikator

Kemampuan Indikator Kompetensi

Nomor

Soal

Menganalisis solusi Menganalisis solusi dari masalah terkait pola

bilangan dengan menyertakan alasan dan

mengilustrasikannya

2 dan

3a

Membangun

keterampilan dasar

Membangun keterampilan dasar dengan

memeriksa kebenaran suatu sumber pada

masalah pola bilangan

1b dan

4a

Mengatur strategi dan

taktik

Mengatur strategi dan taktik dalam menentukan

tindakan yang tepat dengan menyertakan

langkah-langkahnya terkait penyelesaian

masalah pola bilangan

1a dan

4b

Mengevaluasi solusi Mengevaluasi solusi yang didapatkan terkait

masalah pola bilangan melalui pertanyaan yang

membandingkan.

3b dan

5

Page 184: PENGARUH METODE PROBLEM-ORIENTED TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · adalah quasi eksperimen dengan desain penelitian Randomize Control Group Post

167

Lampiran 13

INSTRUMEN TES KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS

SISWA

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas/Semester : VIII/Ganjil

Materi : Pola Bilangan

Waktu : 2 x 40 Menit

|| Awali dengan berdoa || Ingat! Allah melihat, malaikat mencatat ||

Selamat Mengerjakan ^^

1. Perhatikan dua barisan dibawah ini!

Barisan 1: 1,8,15,22,...

Barisan 2: 10,14,18,22...

a. Selly diminta menyusun kotak berdasarkan pola dari salah satu barisan

bilangan di atas. Jika Selly hanya diberikan 650 kotak untuk membuat

susunan yang terakhir, barisan mana yang harus ia pilih agar kotaknya tidak

tersisa? Jelaskan dengan menyertakan langkah-langkah penyelesaiannya!

b. Menurut Selly, jumlah 500 bilangan pada pertama Barisan 1 lebih kecil dari

jumlah 500 bilangan pertama pada Barisan 2. Apakah pendapat Selly

benar? Jelaskan!

2. Tias akan membuat hiasan gantung dari benang rajut. Ia membuat hiasan

tersebut dimulai dari sebuah simpul, membentuk pola satu simpul untuk tiga

cabang tali. Setiap ujung cabang tersebut dibuat menjadi simpul baru dengan

pola yang sama, sehingga membentuk tingkatan. Berdasarkan pola tersebut,

berapa jumlah cabang yang terbentuk jika Tias membuat hiasan dengan 12

tingkatan? Buatlah gambarnya, lalu berikan alasanmu!

Page 185: PENGARUH METODE PROBLEM-ORIENTED TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · adalah quasi eksperimen dengan desain penelitian Randomize Control Group Post

168

3. Tiket pertandingan sepak bola yang akan diselenggarakan di stadion Gelora

Bung Karno terbagi menjadi 4 jenis kelas secara berurutan yaitu kelas VVIP,

kelas VIP, kelas 1, dan kelas 2. Pembagian kelas tersebut dibagi sesuai dengan

jarak tempat duduk dari lapangan mulai dari yang terdekat sampai yang

terjauh. Tiket yang dijual setiap kelas berjumlah dua kali lipat lebih banyak

dari kelas sebelumnya dengan jumlah seluruhnya yaitu 75.000 tiket.

c. Berapa jumlah tiket yang disediakan untuk kelas VIP? Berikan alasanmu!

d. Jika tiket yang jual diberi nomor berurutan mulai dari nomor 1 pada kelas

VVIP, apakah nomor tiket 23.456, 45.678, dan 56.789 berada pada kelas

yang sama? Jelaskan!

4. Sri mempunyai cita-cita menjadi seorang hafidzah. Ia membiasakan diri untuk

menghafalkan ayat Al Quran secara bertahap dengan cara menambah jumlah

ayat yang dihafal secara konstan setiap harinya.

c. Jika Sri ingin menghafal surat Al Qadr yang dimulai dengan 1 ayat pada

hari pertama dan selalu menambah 2 ayat yang dihafal pada hari

selanjutnya, maka ia akan selesai menghafal pada hari ke – 3. Apakah

pernyataan tersebut benar? Jelaskan!

d. Jika Sri ingin menyelesaikan hafalan surat An-Naba dalam waktu 5 hari

yang dimulai dengan 4 ayat pada hari pertama, tentukanlah pola yang harus

ia pakai! Jelaskan dengan menyertakan langkah-langkah penyelesaiannya.

5. Bu Dyah ingin membuat hiasan berbentuk

bunga menggunakan kertas berwarna seperti

pada gambar di samping. Setelah diperhatikan,

jumlah kelopak pada setiap lapisan bunga

membetuk pola: 8,11,16,23,...

Bu Dyah meminta bantuan dua anaknya untuk

membuat bunga dengan dua ukuran berbeda,

yaitu 4 lapis dan 6 lapis.

Page 186: PENGARUH METODE PROBLEM-ORIENTED TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · adalah quasi eksperimen dengan desain penelitian Randomize Control Group Post

169

Anak pertama mampu membuat satu kelopak bunga dalam waktu 2 detik,

sedangkan anak ke dua dalam waktu 3 detik. Jika anak ke dua mulai membuat

bunga (ukuran 4 lapis) pada pukul 09.10 WIB, maka pada pukul berapa anak

pertama harus mulai membuat bunga (ukuran 6 lapis) agar selesai di waktu

yang sama? Jelaskan!

Page 187: PENGARUH METODE PROBLEM-ORIENTED TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · adalah quasi eksperimen dengan desain penelitian Randomize Control Group Post

170

Lampiran 14

KUNCI JAWABAN INSTRUMEN TES BERPIKIR KRITIS MATEMATIS

1. Diketahui:

Barisan 1: 1,8,15,22,...

Barisan 2: 10,14,18,22...

Jumlah kotak yang tersedia untuk susunan terakhir: 650

Jawab:

a. Membuat langkah-langkah penyelesaian agar kotak tidak tersisa

1) Mengidentifikasi pola

Ke dua barisan di atas membentuk pola barisan aritmatika sehingga dapat

menggunakan rumus dan

2) Menentukan nilai untuk masing-masing barisan untuk

Barisan 1:

Karena nilai harus bilangan bulat, maka nilai yang mungkin yaitu 93

Memeriksa kembali:

Barisan 2:

Memeriksa kembali:

3) Menentukan pola barisan yang tepat

Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan, maka Selly harus memilih pola

Barisan 2 untuk menyusun 650 kotak pada baris terakhir agar kotaknya tidak

tersisa.

b. Memeriksa jumlah 500 bilangan pertama

Page 188: PENGARUH METODE PROBLEM-ORIENTED TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · adalah quasi eksperimen dengan desain penelitian Randomize Control Group Post

171

Untuk Barisan 1:

Untuk Barisan 2:

Berdasarkan perhitungan tersebut, diketahui bahwa jumlah 500 bilangan

pertama Barisan 1 lebih besar dari jumlah 500 bilangan pertama Barisan 2

sehingga dapat disimpulkan bahwa pendapat Selly tidak benar.

2. Diketahui:

Pola: Satu simpul untuk tiga cabang tali, membentuk tingkatan.

Jawab:

Mengilustrasikan masalah:

Dengan memperhatikan gambar tersebut, maka pola yang terbentuk adalah

pola barisan geometri dengan rasio 3.

Memberikan alasan:

Berdasarkan pola tersebut maka banyaknya cabang dapat ditentukan dengan

persamaan:

Sehingga, banyaknya cabang yang terbentuk pada 12 gelombang rajutan yaitu

265.720

Page 189: PENGARUH METODE PROBLEM-ORIENTED TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · adalah quasi eksperimen dengan desain penelitian Randomize Control Group Post

172

3. Diketahui:

Banyaknya kelas

Urutan kelas VVIP, VIP, Kelas 1, Kelas 2

Jumlah seluruh tiket

Jumlah tiket: 2 kali lebih banyak dari kelas sebelumnya

a. Menentukan jumlah tiket kelas VIP

Mengilustrasikan masalah

Misalkan jumlah tiket untuk kelas pertama adalah , maka barisan jumlah tiap

kelas yaitu

Dengan memperhatikan pola tersebut, maka pola yang terbentuk adalah pola

barisan geometri dengan rasio 2.

Memberikan alasan

Berdasarkan pola tersebut maka banyaknya tiket dapat ditentukan dengan

persamaan dan

Untuk dapat menentukan nilai , perlu ditentukan terlebih dahulu nilai

Kelas VIP berada pada urutan ke dua, maka

Sehingga jumlah tiket yang disediakan untuk kelas VIP sebanyak 10.000

b. Mengevaluasi

Berdasarkan nilai yang telah ditentukan, maka barisan jumlah tiket setiap

kelas menjadi

Jika diberi nomor, maka nomor tiket pada setiap kelas yaitu:

Page 190: PENGARUH METODE PROBLEM-ORIENTED TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · adalah quasi eksperimen dengan desain penelitian Randomize Control Group Post

173

Dengan demikian, dapat diketahui bahwa tiket nomor 23.456 berada pada kelas

1, sedangkan nomor 45.678 dan 56.789 berada pada kelas 2 sehingga ke tiga

tiket tersebut tidak berada pada kelas yang sama.

4. Diketahui:

Sri menambah hafalan secara konstan setiap hari

Ia mulai menghafal 1 ayat Al Qodr dan menambah 2 setiap hari

Ia ingin menyelesaikan hafalan surat An Naba dalam waktu 5 hari dan mulai

menghafal 4 ayat

Jawab:

a. Memeriksa kebenaran

Barisan jumlah ayat yang dihafal Sri membentuk barisan aritmatika yaitu:

1,3,5,7,...

Karena jumlah surat Al Qodr adalah 5 ayat dan diketahui bahwa nilai ,

maka ia akan selesai menghafal pada hari ke-3 sehingga pendapat Sri benar.

b. Menentukan pola yang harus dipakai

1) Mengidentifikasi yang dimaksud

Surat An Naba berjumlah 40 ayat, maka

2) Menentukan jumlah hafalan yang ditambah setiap hari

3) Menentukan pola yang harus dipakai

Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan, maka pola yang perlu dipakai

oleh Sri adalah menambah 9 ayat yang dihafal setiap harinya (aritmatika

dengan nilai beda = 9)..

Page 191: PENGARUH METODE PROBLEM-ORIENTED TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · adalah quasi eksperimen dengan desain penelitian Randomize Control Group Post

174

5. Diketahui:

Pola bunga: 8,11,16,23,...

Ukuran bunga: 4 lapis dan 6 lapis.

Waktu (anak pertama): 2 detik/kelopak

Waktu (anak ke dua): 3 detik/kelopak

Waktu mulai anak ke dua: 09.10 WIB

Jawab: Menentukan waktu agar selesai bersamaan

Waktu untuk membuat bunga 4 lapis : 3 detik x 58 = 174 detik = 2 menit 54

detik

Waktu untuk membuat bunga 6 lapis : 2 detik x 133 = 266 detik = 4 menit 26

detik

Jika anak ke dua mulai membuat pada pukul 09.10 WIB, maka ia akan selesai

pada pukul 09.12.54 WIB

Sehingga, untuk dapat menyelesaikan bunga pada pukul 09.12.54 WIB, maka

anak pertama harus memulainya pada pukul 09.08.28 WIB.

Page 192: PENGARUH METODE PROBLEM-ORIENTED TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · adalah quasi eksperimen dengan desain penelitian Randomize Control Group Post

175

Lampiran 15

PEDOMAN PENSKORAN TES KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS

MATEMATIS

Indikator Kriteria Skor

Menganalisis solusi Mengidentifikasi dan mengilustrasikan masalah

dengan benar, melakukan perhitungan dengan

tepat, dan memberikan alasan yang logis

berdasarkan konsep yang telah dipelajari.

4

Mengidentifikasi dan mengilustrasikan masalah

dengan benar, kurang tepat dalam melakukan

perhitungan, namun memberikan alasan yang

logis berdasarkan konsep yang telah dipelajari.

3

Mengidentifikasi dan mengilustrasikan masalah

dengan benar, melakukan perhitungan dengan

tepat, namun tidak memberikan alasan yang logis

berdasarkan konsep yang telah dipelajari.

2

Hanya mengidentifikasi masalah dengan benar. 1

Tidak memberi jawaban. 0

Membangun

keterampilan dasar

Mengidentifikasi masalah, mempertimbangkan

kebenaran suatu pernyataan, dan memberikan

alasan dengan benar.

4

Mengidentifikasi masalah dan mempertimbangkan

kebenaran suatu pernyataan dengan benar namun

kurang tepat dalam memberikan alasan.

3

Mengidentifikasi masalah dan memberikan alasan

dengan benar namun kurang tepat dalam

mempertimbangkan kebenaran suatu pernyataan.

2

Hanya mengidentifikasi masalah dengan benar. 1

Tidak memberi jawaban. 0

Mengatur strategi Mengidentifikasi masalah dengan benar, 4

Page 193: PENGARUH METODE PROBLEM-ORIENTED TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · adalah quasi eksperimen dengan desain penelitian Randomize Control Group Post

176

dan taktik melakukan perhitungan dengan menyertakan

langkah-langkah penyelesaian dan membuat

keputusan dengan tepat.

Mengidentifikasi masalah dengan benar, tepat

dalam melakukan perhitungan dengan

menyertakan langkah-langkah penyelesaian,

namun kurang tepat dalam membuat keputusan.

3

Mengidentifikasi masalah dengan benar, kurang

tepat dalam melakukan perhitungan dengan

menyertakan langkah-langkah penyelesaian,

namun membuat keputusan dengan tepat.

2

Hanya mengidentifikasi masalah dengan benar. 1

Tidak memberi jawaban. 0

Mengevaluasi solusi Mengidentifikasi masalah dengan benar,

melakukan perhitungan dan membuat kesimpulan

dengan tepat.

4

Mengidentifikasi masalah dan melakukan

perhitungan dengan benar, namun kurang tepat

dalam membuat kesimpulan.

3

Mengidentifikasi masalah dengan benar, kurang

tepat dalam melakukan perhitungan, namun

membuat kesimpulan dengan tepat.

2

Hanya mengidentifikasi masalah dengan benar. 1

Tidak memberi jawaban. 0

Page 194: PENGARUH METODE PROBLEM-ORIENTED TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · adalah quasi eksperimen dengan desain penelitian Randomize Control Group Post

177

Lampiran 16

HASIL POST TEST KELOMPOK EKSPERIMEN

NO NAMA SISWA Nomor Soal

Jumlah Nilai 1a 1b 2 3a 3b 4a 4b 5

1 E1 2 1 2 0 0 1 0 0 6 18,8

2 E2 0 1 1 1 1 0 0 0 4 12,5

3 E3 1 1 1 1 2 3 0 1 10 31,3

4 E4 1 1 1 1 2 3 0 1 10 31,3

5 E5 0 0 1 1 2 1 0 1 6 18,8

6 E6 1 0 1 1 2 0 0 1 6 18,8

7 E7 1 0 1 1 1 0 0 0 4 12,5

8 E8 2 1 1 1 0 4 0 1 10 31,3

9 E9 1 1 1 1 1 1 1 0 7 21,9

10 E10 1 3 1 1 1 2 0 0 9 28,1

11 E11 1 1 1 1 1 0 0 0 5 15,6

12 E12 2 3 0 1 1 1 1 0 9 28,1

13 E13 2 3 1 1 1 4 1 0 13 40,6

14 E14 1 0 1 1 1 1 0 1 6 18,8

15 E15 1 0 1 1 0 1 0 0 4 12,5

16 E16 0 1 1 1 2 4 0 0 9 28,1

17 E17 0 1 1 1 2 4 3 0 12 37,5

18 E18 0 1 0 1 2 4 1 0 9 28,1

19 E19 1 1 1 1 2 1 4 0 11 34,4

20 E20 1 0 0 1 1 4 1 0 8 25,0

21 E21 1 3 0 1 1 0 0 0 6 18,8

22 E22 1 1 1 1 1 4 3 1 13 40,6

23 E23 1 1 1 1 2 1 0 0 7 21,9

24 E24 1 1 1 1 0 1 0 0 5 15,6

25 E25 1 3 1 1 2 4 3 0 15 46,9

26 E26 1 3 1 1 0 4 0 1 11 34,4

27 E27 1 3 1 1 0 4 0 0 10 31,3

28 E28 1 1 1 1 1 0 0 0 5 15,6

29 E29 1 3 1 1 0 0 0 0 6 18,8

Rata-rata 1 1,3 0,9 1 1,1 2 0,6 0,3 25,4

Per Indikator 24 34 22 24 28 49 16 6,9

Page 195: PENGARUH METODE PROBLEM-ORIENTED TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · adalah quasi eksperimen dengan desain penelitian Randomize Control Group Post

178

Lampiran 17

HASIL POST TEST KELOMPOK KONTROL

NO NAMA

SISWA

Nomor Soal Jml Nilai

1a 1b 2 3a 3b 4a 4b 5

1 K1 1 3 0 1 2 1 0 0 8 25,0

2 K2 1 3 1 0 0 0 0 0 5 15,6

3 K3 1 3 1 0 0 0 0 0 5 15,6

4 K4 1 0 0 0 0 0 0 0 1 3,1

5 K5 2 1 0 0 1 0 0 0 4 12,5

6 K6 1 1 1 0 0 4 0 0 7 21,9

7 K7 1 1 0 1 0 0 0 1 4 12,5

8 K8 1 3 0 0 0 4 1 0 9 28,1

9 K9 1 1 1 0 0 0 0 0 3 9,4

10 K10 0 1 0 0 0 0 0 0 1 3,1

11 K11 0 1 0 1 0 1 1 0 4 12,5

12 K12 0 0 1 1 0 0 0 0 2 6,3

13 K13 0 1 1 1 0 0 0 0 3 9,4

14 K14 1 0 0 0 0 0 0 0 1 3,1

15 K15 1 1 1 1 0 1 1 0 6 18,8

16 K16 0 0 1 0 0 0 0 0 1 3,1

17 K17 1 1 1 1 1 0 1 0 6 18,8

18 K18 4 1 1 1 1 1 1 0 10 31,3

19 K19 1 1 1 0 0 0 0 0 3 9,4

20 K20 1 1 1 1 0 0 0 0 4 12,5

21 K21 1 1 1 1 1 3 1 1 10 31,3

22 K22 1 1 1 1 1 3 1 0 9 28,1

23 K23 1 0 1 1 1 3 0 0 7 21,9

24 K24 1 0 1 0 0 0 0 1 3 9,4

25 K25 4 4 1 1 1 4 0 1 16 50,0

26 K26 1 0 1 1 0 0 0 0 3 9,4

27 K27 2 3 1 1 1 0 0 0 8 25,0

28 K28 1 0 1 0 0 0 0 0 2 6,3

29 K29 1 1 0 1 1 0 0 0 4 12,5

Rata-rata 1,1 1,2 0,7 0,6 0,4 0,9 0,2 0,1 16,1

Per Indikator 28 29 17 14 9,5 22 6 3,4

Page 196: PENGARUH METODE PROBLEM-ORIENTED TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · adalah quasi eksperimen dengan desain penelitian Randomize Control Group Post

179

Lampiran 18

HASIL UJI NORMALITAS TES KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS

MATEMATIS SISWA

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic Df Sig.

Kelas Eksperimen ,174 29 ,025 ,943 29 ,120

Kelas Kontrol ,180 29 ,017 ,902 29 ,011

a. Lilliefors Significance Correction

Page 197: PENGARUH METODE PROBLEM-ORIENTED TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · adalah quasi eksperimen dengan desain penelitian Randomize Control Group Post

180

Lampiran 19

HASIL PERHITUNGAN UJI HOMOGENITAS TES KEMAMPUAN

BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA

Test of Homogeneity of Variances

Nilai

Levene Statistic df1 df2 Sig.

,126 1 56 ,724

Page 198: PENGARUH METODE PROBLEM-ORIENTED TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · adalah quasi eksperimen dengan desain penelitian Randomize Control Group Post

181

Lampiran 20

HASIL PERHITUNGAN UJI HIPOTESIS KEMAMPUAN BERPIKIR

KRITIS MATEMATIS SISWA

Test Statisticsa

Nilai

Mann-Whitney U 194,500

Wilcoxon W 629,500

Z -3,531

Asymp. Sig. (2-tailed) ,000

a. Grouping Variable: Faktor

Page 199: PENGARUH METODE PROBLEM-ORIENTED TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · adalah quasi eksperimen dengan desain penelitian Randomize Control Group Post

182

Lampiran 21

KISI-KISI INSTRUMEN TES KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS

MATEMATIS TAHAP PRA PENELITIAN

Materi : Bangun Ruang Sisi Datar

Standar Kompetensi : Memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas, dan

bagian-bagiannya, serta menentuka ukurannya

Kompetensi Dasar Indikator Soal

Indikator

Kemampuan

Berpikir Kritis

Nomor

Soal

1. Mengidentifikasi

sifatsifat kubus,

balok, prisma dan

limas serta

bagianbagiannya

2. Membuat jaring-

jaring kubus, balok,

prisma dan limas

3. Menghitung luas

permukaan dan

volume kubus,

balok, prisma dan

limas

Membandingkan

volume dua limas

Menganalisis

argumen 1

Menentukan

perubahan volume

kubus

Menarik kesimpulan

2

Menentukan volume

kubus dan balok

Mengidentifikasi

asumsi 3

Menentukan volume

prisma

Memutuskan suatu

tindakan

4

Page 200: PENGARUH METODE PROBLEM-ORIENTED TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · adalah quasi eksperimen dengan desain penelitian Randomize Control Group Post

183

Lampiran 22

INSTRUMEN TES KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS

TAHAP PRA PENELITIAN

1. Arya memiliki dua buah limas dengan ukuran tinggi yang sama yaitu 10 cm,

namun alas kedua limas tersebut memiliki bentuk alas yang berbeda. Limas

pertama alasnya berbentuk persegi dengan panjang sisi 21 cm, sedangkan

limas kedua memiliki alas lingkaran dengan ukuran jari-jari 21 cm. Apakah

perbandingan volume limas pertama dan limas kedua adalah 1:3? Jelaskan

alasanmu!

2. Sebuah kubus memiliki volume sebesar . Jika rusuk kubus dibuat

menjadi setengah panjang semula, apakah yang dapat kamu simpulkan dari

perubahan volume kubus tersebut?

3. Kamu diminta merancang sebuah kubus dan balok yang jumlah volume

keduanya , dengan syarat ukuran rusuk kubus dan balok merupakan

bilangan bulat yang lebih dari 1. Ada berapa rancangan yang dapat kamu

buat? Sebutkan!

4. Kamu ingin membuat sebuah kotak berbentuk prisma segiempat dengan alas

persegi dan tingginya lebih dari , pinggiran kotak tersebut akan dihiasi

menggunakan pita sepanjang . Tentukan ukuran-ukuran kotak

tersebut, dengan syarat ukuran sisi alas merupakan bilangan asli kurang dari

6! Ukuran kotak mana yang akan kamu pilih? Jelaskan alasannya!

Page 201: PENGARUH METODE PROBLEM-ORIENTED TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · adalah quasi eksperimen dengan desain penelitian Randomize Control Group Post

184

Lampiran 23

HASIL TES KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS TAHAP

PRA PENELITIAN

Soal/ Siswa

1 2 3 4 Jumlah Nilai

S1 0 3 0 0 3 18,75

S2 2 3 0 0 5 31,25

S3 0 3 0 0 3 18,75

S4 0 3 0 0 3 18,75

S5 0 0 0 0 0 0,00

S6 0 3 0 0 3 18,75

S7 0 3 0 0 3 18,75

S8 0 3 0 0 3 18,75

S9 0 1 0 0 1 6,25

S10 0 2 0 0 2 12,50

S11 2 0 0 0 2 12,50

S12 2 2 0 0 4 25,00

S13 2 3 0 0 5 31,25

S14 2 2 0 0 4 25,00

S15 2 3 0 0 5 31,25

S16 2 0 0 0 2 12,50

S17 2 3 0 0 5 31,25

S18 2 3 0 0 5 31,25

S19 3 0 0 1 4 25,00

S20 2 3 0 0 5 31,25

S21 2 2 0 0 4 25,00

S22 0 0 0 0 0 0,00

S23 0 2 0 0 2 12,50

S24 0 2 0 0 2 12,50

S25 0 0 0 0 0 0,00

S26 0 3 0 0 3 18,75

S27 0 2 0 0 2 12,50

S28 2 3 2 1 8 50,00

S29 2 2 0 0 4 25,00

S30 0 0 0 0 0 0,00

S31 0 0 0 0 0 0,00

S32 2 3 0 0 5 31,25

S33 0 2 0 0 2 12,50

Rata-rata 18,75

Page 202: PENGARUH METODE PROBLEM-ORIENTED TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · adalah quasi eksperimen dengan desain penelitian Randomize Control Group Post

185

Lampiran 24

HASIL WAWANCARA TAHAP PRA PENELITIAN

Nama Guru : Efendi

Tempat : SMP Negeri 1 Citeureup

Hari, tanggal : Senin, 15 April 2019

1. Peneliti : Sudah berapa lama Bapak mengajar Matematika?

Pak Fendi : Sudah 29 tahun

2. Peneliti : Kendala apa yang Bapak rasa paling menonjol selama mengajar

matematika? Khususnya pada tahun ini.

Pak Fendi : Semangat anak kurang, mungkin dasar dari bawahnya (kurang

baik) sehingga ke sininya kita (merasa) agak repot. Tapi hanya

beberapa persen lah, selebihnya bisa. Setiap tahun saya rasakan

seperti itu tapi dengan pesentase yang berbeda. Tahun ini saya

rasa lebih parah dari sebelumnya, mungkin terpengaruh dari

sistem zonasi sehingga sekolah-sekolah dari daerah lebih banyak

masuk.

3. Peneliti : Biasanya Bapak membuka pembelajaran dengan cara apa?

Pak Fendi : Seperti biasa, dibuka dengan salam, berdoa, dan mengabsen

siswa, lalu dilanjutkan seperti biasanya.

4. Peneliti : Metode apa yang Bapak gunakan dalam pembelajaran?

Pak Fendi : Macam-macam, tergantung materinya. Tapi yang paling

dominan itu metode ceramah dan drill.

5. Peneliti : Apakah Bapak pernah menggunakan metode pembelajaran yang

lain?

Pak Fendi : Pernah

6. Peneliti : Bagaimana respon dan antusias siswa terhadap metode

pembelajaran yang baru?

Pak Fendi : Kadang-kadang mereka bisa namun kadang-kadang mereka juga

merasa kesulitan, kalau mereka kesulitan kita juga (sebagai guru)

ikut terbawa menjadi pusing (bagaimana mengatasinya).

Page 203: PENGARUH METODE PROBLEM-ORIENTED TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · adalah quasi eksperimen dengan desain penelitian Randomize Control Group Post

186

7. Peneliti : Soal-soal seperti apa yang diberikan kepada siswa dalam

pelajaran Matematika?

Pak Fendi : Seperti soal-soal pada umumnya, siswa merasa kesulitan saat

diberikan soal cerita.

8. Peneliti : Bagaimana nilai siswa dalam pelajaran Matematika?

Pak Fendi: Rata-rata pencapaian siswa itu sekitar 50% yang berada di atas,

30% menengah, dan 20% yang anjlok di bawah.

9. Peneliti : Menurut Bapak, apakah kemampuan berpikir kritis siswa

diperlukan dalam pembelajaran?

Pak Fendi : Perlu, (tapi kenyataannya) kemampuan berpikir kritis siswa

setiap tahunnya mengalami fluktuasi karena inputnya berbeda,

kita harus mempelajari setiap tahunnya.

10. Peneliti : Apakah siswa sudah menunjukan sikap yang kritis dalam

pembelajaran?

Pak Fendi : Bisa dilihat tapi belum bisa full dirubah (untuk siswa yang

belum menunjukkan sikap kritisnya).

11. Peneliti : Apa cara yang dapat digunakan untuk mengembangkan

kemampuan berpikir kritis siswa?

Pak Fendi: Meningkatkan minat anak dalam belajar terlebih dahulu lalu

merangsang mereka untuk mau diajak berpikir kritis.

12. Peneliti : Bagaimana tanggapan Bapak jika ada penelitian terhadap

kemampuan berpikir kritis matematis siswa?

Pak Fendi : Bagus, karena hasil penelitian itu bisa dijadikan pembelajaran

untuk kita agar dapat menjadi solusi ke depannya.

Page 204: PENGARUH METODE PROBLEM-ORIENTED TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · adalah quasi eksperimen dengan desain penelitian Randomize Control Group Post

187

Lampiran 25

Page 205: PENGARUH METODE PROBLEM-ORIENTED TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · adalah quasi eksperimen dengan desain penelitian Randomize Control Group Post

188

Page 206: PENGARUH METODE PROBLEM-ORIENTED TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · adalah quasi eksperimen dengan desain penelitian Randomize Control Group Post

189

Page 207: PENGARUH METODE PROBLEM-ORIENTED TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · adalah quasi eksperimen dengan desain penelitian Randomize Control Group Post

190

Page 208: PENGARUH METODE PROBLEM-ORIENTED TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · adalah quasi eksperimen dengan desain penelitian Randomize Control Group Post

191

Page 209: PENGARUH METODE PROBLEM-ORIENTED TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · adalah quasi eksperimen dengan desain penelitian Randomize Control Group Post

192

Page 210: PENGARUH METODE PROBLEM-ORIENTED TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · adalah quasi eksperimen dengan desain penelitian Randomize Control Group Post

193

Page 211: PENGARUH METODE PROBLEM-ORIENTED TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · adalah quasi eksperimen dengan desain penelitian Randomize Control Group Post

194

Page 212: PENGARUH METODE PROBLEM-ORIENTED TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · adalah quasi eksperimen dengan desain penelitian Randomize Control Group Post

195

Lampiran 26

Page 213: PENGARUH METODE PROBLEM-ORIENTED TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · adalah quasi eksperimen dengan desain penelitian Randomize Control Group Post

196

Lampiran 27

HASIL UJI PLAGIARISME