pengaruh metode pembelajaran stad (student … · kelas xi sma negeri 5 surakarta tahun pelajaran...

121
PENGARUH METODE PEMBELAJARAN STAD (STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS) DAN TAI (TEAMS ASSISTED INDIVIDUALIZATION) DILENGKAPI PRAKTIKUM DITINJAU DARI SIKAP ILMIAH SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR PADA MATERI LAJU REAKSI KELAS XI SMA NEGERI 5 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 Oleh SRI AGUSTINA WIJIASTUTI K3305018 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010

Upload: lydien

Post on 26-Apr-2019

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN STAD (STUDENT … · KELAS XI SMA NEGERI 5 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 ... DILENGKAPI PRAKTIKUM ... Gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan

i

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN STAD (STUDENT TEAMS

ACHIEVEMENT DIVISIONS) DAN TAI (TEAMS ASSISTED

INDIVIDUALIZATION) DILENGKAPI PRAKTIKUM

DITINJAU DARI SIKAP ILMIAH SISWA TERHADAP

PRESTASI BELAJAR PADA MATERI LAJU REAKSI

KELAS XI SMA NEGERI 5 SURAKARTA

TAHUN PELAJARAN 2009/2010

Oleh

SRI AGUSTINA WIJIASTUTI

K3305018

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

Page 2: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN STAD (STUDENT … · KELAS XI SMA NEGERI 5 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 ... DILENGKAPI PRAKTIKUM ... Gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan

ii

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN STAD (STUDENT TEAMS

ACHIEVEMENT DIVISIONS) DAN TAI (TEAMS ASSISTED

INDIVIDUALIZATION) DILENGKAPI PRAKTIKUM

DITINJAU DARI SIKAP ILMIAH SISWA TERHADAP

PRESTASI BELAJAR PADA MATERI LAJU REAKSI

KELAS XI SMA NEGERI 5 SURAKARTA

TAHUN PELAJARAN 2009/2010

Oleh

SRI AGUSTINA WIJIASTUTI

K3305018

Skripsi

Ditulis dan Diajukan untuk Memenuhi Syarat Mendapatkan

Gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Kimia Jurusan P MIPA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

Page 3: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN STAD (STUDENT … · KELAS XI SMA NEGERI 5 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 ... DILENGKAPI PRAKTIKUM ... Gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan

iii

PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim penguji

Skripsi Program Pendidikan Kimia Jurusan P. MIPA Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Persetujuan Pembimbing

Pembimbing I Pembimbing II

Dra Tri Redjeki, M.S. Elfi Susanti VH, S.Si., M.Si.

NIP 19510601 197603 2 004 NIP 19721023 199802 2 001

Page 4: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN STAD (STUDENT … · KELAS XI SMA NEGERI 5 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 ... DILENGKAPI PRAKTIKUM ... Gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan

iv

PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi diterima

dan disetujui dengan baik oleh Tim Penguji Skripsi Program Pendidikan Kimia

Jurusan P. MIPA Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas

Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi persyaratan dalam mendapatkan

gelar Sarjana Pendidikan.

Hari :

Tanggal :

Tim Penguji Skripsi :

Nama Terang Tanda Tangan

1. Ketua : Dra. Hj. Kus Sri Martini, M.Si. 1. _________

2. Sekretaris : Sri Retno Dwi Ariani, S.Si, M.Si 2. _________

3. Anggota I : Dra. Tri Redjeki, M.S. 3. _________

4. Anggota II : Elfi Susanti VH, S.Si., M.Si. 4. _________

Disahkan oleh :

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret Surakarta

Dekan,

Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M. Pd.

NIP. 19600727 198702 1 001

Page 5: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN STAD (STUDENT … · KELAS XI SMA NEGERI 5 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 ... DILENGKAPI PRAKTIKUM ... Gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan

v

ABSTRAK Sri Agustina Wijiastuti. PENGARUH METODE PEMBELAJARAN STAD (STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS) DAN TAI (TEAMS ASSISTED INDIVIDUALIZATION) DILENGKAPI PRAKTIKUM DITINJAU DARI SIKAP ILMIAH SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR PADA MATERI LAJU REAKSI KELAS XI SMA NEGERI 5 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010. Skripsi, Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, Februari 2010. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) Pengaruh metode pembelajaran kooperatif STAD dan TAI dilengkapi praktikum terhadap prestasi belajar kimia materi pokok Laju Reaksi. (2) Pengaruh siswa yang memiliki sikap ilmiah yang tinggi dan siswa yang memiliki sikap ilmiah yang rendah pada metode pembelajaran STAD dan TAI dilengkapi praktikum terhadap prestasi belajar kimia materi pokok Laju Reaksi. (3) Interaksi metode pembelajaran kooperatif STAD dan TAI serta tinggi rendahnya sikap ilmiah siswa terhadap prestasi belajar kimia materi pokok Laju Reaksi. Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimen. Populasi penelitian adalah siswa kelas XI Ilmu Alam SMA Negeri 5 Surakarta tahun pelajaran 2009/2010. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 2 kelas. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara random sampling. Uji coba instrumen dilaksanakan terhadap siswa kelas XII IPA 1 SMA Negeri 5 Suarakarta. Teknik pengumpulan data dengan metode tes digunakan untuk mendapatkan data prestasi belajar siswa pada materi pokok Laju Reaksi, metode angket untuk angket afektif dan angket Sikap Ilmiah siswa yang digunakan untuk mengetahui tinggi rendahnya Sikap Ilmiah siswa, metode observasi digunakan untuk menilai aspek psikomotor. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama dilanjutkan dengan uji Scheffe. Pengujian dilakukan dengan taraf signifikansi 5 %. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa : (1) Ada pengaruh metode pembelajaran kooperatif STAD dan TAI yang dilengkapi dengan praktikum terhadap prestasi belajar kognitif dan psikomotor materi pokok Laju Reaksi tetapi tidak ada pengaruh metode pembelajaran kooperatif STAD dan TAI yang dilengkapi dengan praktikum terhadap prestasi belajar afektif materi pokok Laju Reaksi. Hal ini ditunjukkan dengan nilai kelas eksperimen 1 pada aspek kognitif, dan psikomotor memiliki prestasi yang lebih baik dibandingkan dengan kelas eksperimen 2. Nilai kelas eksperimen 1 pada aspek kognitif, afektif dan psikomotor berturut-turut adalah 37,31; 66,17 dan 61,63 sedangkan nilai kelas eksperimen 2 pada aspek kognitif, afektif dan psikomotor berturut-turut adalah 28,83; 66,06 dan 52,91. Dari hasil analisis data diperoleh Fhitung= 5,95 untuk prestasi kognitif, Fhitung = 0,01 untuk prestasi afektif dan FA hitung= 88,20 untuk prestasi psikomotor dengan harga Ftabel = 3,99. (2) Ada pengaruh siswa yang memiliki sikap ilmiah tinggi dan siswa yang memiliki sikap ilmiah yang rendah pada metode pembelajaran kooperatif STAD dan TAI yang dilengkapi dengan praktikum terhadap prestasi belajar kognitif dan psikomotor materi pokok Laju Reaksi tetapi tidak ada pengaruh siswa yang memiliki sikap ilmiah tinggi dan

Page 6: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN STAD (STUDENT … · KELAS XI SMA NEGERI 5 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 ... DILENGKAPI PRAKTIKUM ... Gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan

vi

siswa yang memiliki sikap ilmiah yang rendah pada metode pembelajaran kooperatif STAD dan TAI yang dilengkapi dengan praktikum terhadap prestasi belajar afektif materi pokok Laju Reaksi. Dari hasil analisis data diperoleh harga Fhitung = 29,41 untuk prestasi kognitif, Fhitung = 0,70 untuk prestasi afektif dan F hitung = 90,03 untuk prestasi psikomotor dengan harga Ftabel = 3,99. (3) Tidak ada interaksi metode pembelajaran kooperatif STAD dan TAI yang dilengkapi dengan praktikum dengan sikap ilmiah siswa terhadap prestasi belajar kognitif, afektif dan psikomotor pada materi pokok Laju Reaksi. Hal ini ditunjukkan dengan harga harga Fhitung = 2,78 untuk prestasi kognitif, Fhitung = 1,34 untuk prestasi afektif dan Fhitung = 2,05 untuk prestasi psikomotor dengan harga Ftabel = 3,99.

Page 7: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN STAD (STUDENT … · KELAS XI SMA NEGERI 5 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 ... DILENGKAPI PRAKTIKUM ... Gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan

vii

ABSTRACT

Sri Agustina Wijiastuti. THE EFFECT OF STAD (STUDENTS TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS) AND TAI (TEAMS ASSISTED INDIVIDUALIZATION) LEARNING METHODS COUPLED WITH LABORATORY PRACTICE VIEWED FROM THE STUDENT’S SCIENTIFIC ATTITUDE TO LEARNING ACHIEVEMENT IN THE REACTION RATE MATERIAL OF XI GRADERS OF SMA NEGERI 5 SURAKARTA IN THE SCHOOL YEAR OF 2009/2010. Thesis, Surakarta: Teacher Training and Education Faculty of Surakarta Sebelas Maret University, February 2010.

The objective of research is to find out: (1) The effect of STAD and TAI cooperative learning method coupled with laboratory practice on the chemistry learning achievement in the Reaction Rate basic material. (2) The effect of students with high and low scientific attitude in the STAD and TAI cooperative learning method coupled with laboratory practice on the chemistry learning achievement in the Reaction Rate basic material. (3) The interaction of STAD and TAI cooperative learning method as well as the student’s scientific attitude level on the chemistry learning achievement in the Reaction Rate basic material.

This research employed an experimental research method. The population of research was the XI Natural Science graders of SMA Negeri 5 Surakarta in the school year of 2009/2010. There were two classes employed as the sample. The sample taking was done using random sampling technique. The instrument trial was applied to the XI Natural Science graders of SMA Negeri 5 Surakarta. Technique of collecting data used for obtaining the data on student’s learning achievement in the Reaction Rate basic material was test method, for finding out the student’s scientific attitude level were affective and student scientific attitude questionnaires, while for finding out the psychomotor aspect was observation method. Technique of analyzing data used was a two-way variance analysis with different cell followed by the Scheffe test. The testing was done at significance level of 5%.

From the result of research it can be concluded that: (1) There is an effect of STAD and TAI cooperative learning method coupled with laboratory practice on the chemical learning achievement in the cognitive and psychomotor aspect in the Reaction Rate basic material but there is no effect of STAD and TAI cooperative learning method coupled with laboratory practice in the affective aspect. It is indicated by the scores of experiment class 1 in the cognitive aspect and psychomotor with better achievement compared with the experiment class 2. The scores of experiment class 1 in the cognitive, affective and psychomotor aspect are 37.31; 66.17 and 61.63, respectively, while the scores of experiment class 2 in the cognitive, affective and psychomotor aspect are 28.83; 66.17 and 52.91. From the result of data analysis, it is obtained Fstatistic = 5.95 for cognitive achievement, Fstatistic = 0.01 for affective achievement and FA statistic = 88.20 for psychomotor achievement with Ftable = 3.99 (2) There is an effect of the students with high and low scientific attitude in the STAD and TAI cooperative learning method coupled with laboratory practice on the chemistry learning achievement in

Page 8: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN STAD (STUDENT … · KELAS XI SMA NEGERI 5 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 ... DILENGKAPI PRAKTIKUM ... Gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan

viii

the cognitive and psychomotor aspect in the Reaction Rate basic material but there is no effect of the students with high and low scientific attitude in the STAD and TAI cooperative learning method coupled with laboratory practice on the chemistry learning achievement in the affective aspect. From the result of data analysis it is obtained the value of Fstatistic = 29.41 for cognitive achievement, FA

statistic= 0.70 for affective achievement, and Fstatistic = 90.03 for psychomotor achievement with Ftable = 3.99. (3) There is no interaction of STAD and TAI cooperative learning method coupled with laboratory practice and the students’ scientific attitude on the cognitive, affective and psychomotor learning achievement in the Reaction Rate basic material. It is indicated by the value of Fstatistic = 2.78 for cognitive achievement, Fstatistic = 1.34 for affective achievement, and Fstatistic = 2.05 for psychomotor achievement with Ftable = 3.99.

Page 9: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN STAD (STUDENT … · KELAS XI SMA NEGERI 5 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 ... DILENGKAPI PRAKTIKUM ... Gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan

ix

MOTTO

% Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan

kepadaku.

( Filipi 4:13)

% Diberkati orang yang mengandalkan Tuhan, yang menaruh harapannya

kepada Tuhan!

(Yeremia 17:7)

% Serahkan hidupmu kepada Tuhan dan percayalah kepada-Nya, dan Ia

akan bertindak

(Mazmur 37:5)

Page 10: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN STAD (STUDENT … · KELAS XI SMA NEGERI 5 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 ... DILENGKAPI PRAKTIKUM ... Gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan

x

PERSEMBAHAN

Keseluruhan karya ini dipersembahkan untuk

orang-orang terkasih:

¶ Papi yang telah tenang dalam ribaan-Nya

¶ Mami ( I lop you every day)

¶ CayangQ ko Agus ( thanks buat doa & supportnya)

¶ My sisters (l lop you all)

¶ mz Aji & De’ rama

Page 11: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN STAD (STUDENT … · KELAS XI SMA NEGERI 5 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 ... DILENGKAPI PRAKTIKUM ... Gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan

xi

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah karena kasih dan karunia-Nya

sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini dengan judul

“Pengaruh Metode Pembelajaran STAD (Student Teams-Achievement Divisions)

dan TAI (Team Assisted Individualization) Dilengkapi Praktikum Ditinjau dari

Sikap Ilmiah Siswa Terhadap Prestasi Belajar Pada Materi Laju Reaksi Kelas XI

SMA Negeri 5 Surakarta Tahun Pelajaran 2009/2010”.

Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi persyaratan dalam

rangka menyelesaikan studi tingkat sarjana (S1) di Program Kimia Jurusan P.

MIPA, FKIP Universitas sebelas Maret Surakarta.

Banyak hambatan yang menimbulkan kesulitan dalam penelitian skripsi

ini, namun berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya kesulitan – kesulitan yang

timbul dapat teratasi. Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima

kasih pada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini. Rasa

terima kasih ini penulis haturkan setulusnya kepada :

1. Bapak Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd., selaku Dekan Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan UNS yang telah memberikan ijin menyusun

skripsi ini.

2. Ibu Dra. Hj. Kus Sri Martini, M.Si., selaku Ketua Jurusan P MIPA FKIP UNS

yang telah memberikan ijin menyusun skripsi ini.

3. Ibu Dra. Tri Redjeki, M.S., selaku Ketua Program P Kimia FKIP UNS dan

juga Pembimbing I atas bimbingan, dukungan, saran, kepercayaan dan

kemudahan yang sangat membantu dalam penulisan skripsi ini.

4. Ibu Elfi Susanti VH, S.Si., M.Si., selaku pembimbing II yang telah

memberikan bimbingan, dukungan, kepercayaan, kemudahan dan berbagai

masukan yang sangat membantu dalam penulisan skripsi ini.

5. Bapak Drs.Unggul Sudarmo, M.Pd., selaku kepala sekolah SMA Negeri 5

Surakarta yang telah memberikan ijin untuk melaksanakan uji coba instrumen.

Page 12: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN STAD (STUDENT … · KELAS XI SMA NEGERI 5 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 ... DILENGKAPI PRAKTIKUM ... Gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan

xii

6. Bapak Drs Ari Harnanto, selaku guru bidang Studi Kimia SMA Negeri 5

Surakarta yang telah memberikan kesempatan, kepercayaan, bimbingan

selama melakukan penelitian.

7. Teman – teman Program P. Kimia 2005

8. Anak-anak kost Wisma Putri Shima 2

9. Berbagai pihak lainnya yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini.

Demikian skripsi ini disusun dan penulis sadar masih banyak kekurangan

didalamnya. Demi sempurnanya suatu pembelajaran, maka segala keterbatasan

dan kekurangan tersebut perlu senantiasa diperbaiki, oleh karenanya saran, ide,

dan kritik yang membangun dari semua pihak tetap penulis harapkan.

Semoga karya ini dapat memberikan manfaat bagi penulis dan

memberikan sedikit kontribusi serta masukan bagi dunia pendidikan guna

mencapai tujuan pendidikan yang optimal.

Surakarta, Februari 2010

Penulis

Page 13: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN STAD (STUDENT … · KELAS XI SMA NEGERI 5 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 ... DILENGKAPI PRAKTIKUM ... Gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan

xiii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL …………………………………………………… i

HALAMAN PENGAJUAN ……………………………………………. ii

HALAMAN PERSETUJUAN …………………………………………. iii

HALAMAN PENGESAHAN ………………………………………….. iv

HALAMAN ABSTRAK ……………………………………………….. v

ABSTRACT .............................................................................................. vii

HALAMAN MOTTO …………………………………………………... ix

HALAMAN PERSEMBAHAN ………………………………………... x

KATA PENGANTAR ………………………………………………….. xi

DAFTAR ISI ……………………………………………………………. xiii

DAFTAR TABEL ………………………………………………………. xvi

DAFTAR GAMBAR …………………………………………………… xviii

DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………………. xx

BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………..... 1

A. Latar Belakang Masalah …………………………………………. 1

B. Identifikasi Masalah …………………………………………….... 5

C. Pembatasan Masalah ……………………………………………... 5

D. Perumusan Masalah ……………………………………………… 6

E. Tujuan Penelitian ………………………………………………… 6

F. Manfaat Penelitian ………………………………………………... 7

BAB II LANDASAN TEORI …………………………………………... 8

A. Kajian Pustaka ...…………………………………………………. 8

1. Belajar ……………………………………………….................. 8

a Pengertian Belajar …………………………………………... 8

b Pembelajaran ….…………………………………………….. 11

2. Metode Pembelajaran…………………………………………….12

3. Model Pembelajaran Kooperatif ……………………………... 12

4. Metode STAD (Student Teams Achievement Divisions)............... 15

Page 14: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN STAD (STUDENT … · KELAS XI SMA NEGERI 5 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 ... DILENGKAPI PRAKTIKUM ... Gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan

xiv

5. Metode TAI (Team Assisted Individualizaton)…………………. 17

6. Praktikum( Kegiatan Laboratorium) ……..…………………….. 21

7. Sikap Ilmiah ………………………………………………….. 24

8. Prestasi Belajar ………….…………………………………..... 25

9. Materi Pokok Laju Reaksi ……………………………………. 27

B. Kerangka Berpikir ………………………………………………... 44

C. Hipotesis ……………………..…………………………………… 47

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ……………………………….. 48

A. Tempat dan Waktu Penelitian ……………………………………. 48

1. Tempat Penelitian ....................................................................... 48

2. Waktu Penelitian ......................................................................... 48

3. Subjek dan Objek Penelitian ....................................................... 48

B. Metode Penelitian ………………………………………………… 48

C. Populasi dan Sampel ……………………………………………... 49

1. Penetapan Populasi…………………………………………….. 49

2. Teknik Pengambilan Sampel....................................................... 49

D. Variabel Penelitian ……………………………………………...... 49

1. Definisi Operasional Variabel Penelitian..................................... 50

2. Skala Pengukuran dari Variabel Penelitian.................................. 50

3. Prosedur Penelitian ..................................................................... 50

E. Teknik Pengumpulan Data ………………………………………. 51

1. Metode Tes ……………………………………………………. 51

2. Metode Angket ........................................................................... 52

3. Metode Observasi ....................................................................... 52

F. Instrumen Penelitian ……………………………………………... 52

1. Instrumen Penilaian Kognitif ………………………………….. 52

2. Instrumen Penilaian Afektif dan Sikap Ilmiah ........................... 56

3. Instrumen Penilaian Psikomotor ................................................ 57

G. Teknik Analisis Data …………………………………………….. 58

1. Uji Prasyarat Analisis ................................................................ 58

2. Uji Hipotesis .............................................................................. 60

Page 15: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN STAD (STUDENT … · KELAS XI SMA NEGERI 5 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 ... DILENGKAPI PRAKTIKUM ... Gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan

xv

BAB IV HASIL PENELITIAN ………………………………………… 65

A. Deskripsi Data …………………………………………………… 65

B. Pengujian Persyaratan Analisis ………………………………….. 77

1. Uji Keseimbangan ………………………………………….. 77

2. Uji Normalitas …………………………………………….... 77

3. Uji Homogenitas ……………………………………………. 78

C. Pengujian Hipotesis ……………………………………………… 79

1. Analisis Variansi Dua Jalan Sel Tak Sama ……………......... 79

2. Hasil Pengujian Hipotesis Penelitian ........................................ 80

3. Uji Lanjut Pasca Analisis Variansi Dua Jalan …………......... 82

D. Pembahasan Hasil Analisis ………………………………………. 84

1. Hipotesis Pertama …………………………………………... 84

2. Hipotesis Kedua ……………………………………………... 86

3. Hipotesis Ketiga …………………………………………….. 87

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ……………………… 89

A. Simpulan ………………………………………………………….. 89

B. Implikasi …………………………………………………………. 90

1. Implikasi Teoritis ……………………………………………. 90

2. Implikasi Praktis …………………………………………….. 90

C. Saran ……………………………………………………………... 90

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………….... 92

LAMPIRAN …………………………………………………………….. 94

Page 16: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN STAD (STUDENT … · KELAS XI SMA NEGERI 5 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 ... DILENGKAPI PRAKTIKUM ... Gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan

xvi

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Nilai rata-rata kelas mata pelajaran kimia di

SMA Negeri 5 Surakarta .................................................. 1

Tabel 2. Reaksi antara gas AB dan gas C2 ..................................... 32

Tabel 3. Rancangan penelitian ....................................................... 49

Tabel 4 . Data Amatan, Rataan dan Jumlah Kuadrat

Deviasi ............................................................................. 61

Tabel 5. Rataan dan Jumlah Rataan ............................................... 61

Tabel 6. Rangkuman Analisis Variansi Dua Jalan dengan

Sel Tak Sama .................................................................. 64

Tabel 7. Distribusi Frekuensi Skor Sikap Ilmiah untuk Kelas

Eksperimen 1.................................................................... 66

Tabel 8 . Distribusi Frekuensi Skor Sikap Ilmiah untuk Kelas

Eksperimen 2.................................................................... 67

Tabel 9. Perbandingan Skor Sikap Ilmiah untuk Kelas Eksperimen

1 dan Kelas Eksperimen 2 .................................................. 68

Tabel 10. Rangkuman Deskripsi Data Penelitian ............................. 69

Tabel 11. Distribusi Frekuensi Selisih Nilai Kognitif untuk Kelas

Eksperimen 1..................................................................... 69

Tabel 12. Distribusi Frekuensi Selisih Nilai Kognitif untuk Kelas

Eksperimen 2. ................................................................... 70

Tabel 13. Perbandingan Distribusi Frekuensi Selisih Nilai Kognitif

Siswa Antara Kelas Eksperimen 1 dan Kelas

Eksperimen 2..................................................................... 71

Page 17: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN STAD (STUDENT … · KELAS XI SMA NEGERI 5 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 ... DILENGKAPI PRAKTIKUM ... Gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan

xvii

Tabel 14. Distribusi Frekuensi Nilai Afektif Siswa Kelas

Eksperimen 1 ............................................ ....................... 72

Tabel 15. Distribusi Frekuensi Nilai Afektif Siswa Kelas

Eksperimen 2 .................................................................... 72

Tabel 16. Perbandingan Distribusi Frekuensi Nilai Afektif Siswa

antara Kelas Eksperimen 1 dan Kelas Eksperimen 2......... 73

Tabel 17. Distribusi Frekuensi Nilai Psikomotor Siswa Kelas

Eksperimen 1...................................................................... 74

Tabel 18. Distribusi Frekuensi Nilai Psikomotor Siswa Kelas

Eksperimen 2 ..................................................................... 75

Tabel 19. Perbandingan Distribusi Frekuensi Nilai Psikomotor Siswa

antara Kelas Eksperimen 1 dan Kelas Eksperimen 2........... 76

Tabel 20. Ringkasan Hasil Uji Normalitas ........................................... 77

Tabel 21. Ringkasan Hasil Uji Homogenitas........................................ 78

Tabel 22. Rangkuman Analisis Variansi Dua Jalan Sel Tak Sama

Aspek Kognitif ...................................................................... 79

Tabel 23. Rangkuman Analisis Variansi Dua Jalan Sel Tak Sama

Aspek Afektif ....................................................................... 79

Tabel 24. Rangkuman Analisis Variansi Dua Jalan Sel Tak

Sama aspek Psikomotor ...................................................... 80

Tabel 25. Rangkuman Uji Komparasi Ganda Antar Kolom

Aspek Kognitif ..................................................................... 82

Tabel 26. Rangkuman Uji Komparasi Ganda Antar Kolom

Aspek Psikomotor ............................................................... 83

Page 18: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN STAD (STUDENT … · KELAS XI SMA NEGERI 5 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 ... DILENGKAPI PRAKTIKUM ... Gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan

xviii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Perubahan perilaku atau pribadi menurut Di Vesta and

Tompson (1979:111) dalam Abin Syamsuddin

Makmun (2004: 157) ......................................................... 8

Gambar 2. Grafik konsentrasi terhadap waktu ................................... 29

Gambar 3. Grafik yang menyatakan pengaruh perubahan konsentrasi

terhadap laju reaksi ............................................................ 31

Gambar 4. Tumbukan molekul dan reaksi kimia ................................ 36

Gambar 5. Tumbukan molekul dan reaksi kimia ................................ 36

Gambar 6. Bola akan menggelinding kembali ke lembah bila tidak

cukup energi untuk mendorong sampai di puncak ............ 37

Gambar 7. Diagram energi pada reaksi eksoterm dan endoterm.......... 37

Gambar 8. Larutan HCl dengan konsentrasi 2 M dan 4 M ................. 38

Gambar 9. Luas permukaan bidang sentuh zat padat dapat

diperbesar dengan memperkecil ukuran partikelnya.......... 39

Gambar 10.Grafik tingkat energi reaksi dengan katalis dan

tanpa katalis …………………………………………….. 41

Gambar 11 .Histogram Skor Sikap Ilmiah untuk Kelas

Eksperimen 1 ................................................................... 66

Gambar 12. Histogram Skor Sikap Ilmiah untuk Kelas

Eksperimen 2 .................................................................. 67

Gambar 13. Histogram Perbandingan Skor Sikap Ilmiah untuk Kelas

Eksperimen 1 dan Kelas Eksperimen 2............................. 68

Gambar 14. Histogram Distribusi Frekuensi Selisih Nilai Kognitif

untuk Kelas Eksperimen 1.................................................. 70

Gambar 15. Histogram Distribusi Frekuensi Selisih Nilai Kognitif

Page 19: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN STAD (STUDENT … · KELAS XI SMA NEGERI 5 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 ... DILENGKAPI PRAKTIKUM ... Gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan

xix

Kelas Eksperimen 2........................................................... 70

Gambar 16. Histogram Perbandingan Distribusi Frekuensi Selisih Nilai

Kognitif Siswa Antara Kelas Eksperimen 1 dan

Kelas Eksperimen 2 ........................................................... 71

Gambar 17. Histogram Distribusi Frekuensi Nilai Afektif Siswa Kelas

Eksperimen 1..................................................................... 72

Gambar 18. Histogram Distribusi Frekuensi Nilai Afektif Siswa antara

Kelas Eksperimen 2 ............................................................ 73

Gambar 19. Histogram Perbandingan Distribusi Frekuensi Nilai Afektif

Siswa antara Kelas Eksperimen 1 dan Kelas

Eksperimen ......................................................................... 74

Gambar 20. Histogram Nilai Psikomotor Siswa Kelas

Eksperimen 1...................................................................... 75

Gambar 21. Histogram Nilai Psikomotor Siswa Kelas

Eksperimen 2........................................................................ 75

Gambar 22. Histogram Perbandingan Distribusi Frekuensi Nilai

Psikomotor Siswa antara Kelas Eksperimen 1 dan Kelas

Eksperimen 2 ........................................................................ 76

Page 20: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN STAD (STUDENT … · KELAS XI SMA NEGERI 5 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 ... DILENGKAPI PRAKTIKUM ... Gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan

xx

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Silabus .......................................................................... 94

Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ............................. 98

Lampiran 3. Kisi-kisi tes kognitif Laju Reaksi ................................. 113

Lampiran 4. Instrumen kognitif Laju Reaksi ..................................... 115

Lampiran 5. Kunci jawaban penilaian aspek kognitif …………....... 131

Lampiran 6. Indikator angket penilaian afektif ................................. 132

Lampiran 7. Kisi-kisi angket afektif ................................................. 133

Lampiran 8. Alat penilaian afektif Laju Reaksi .......................……. 134

Lampiran 9. Kisi-kisi angket sikap ilmiah …………………………. 137

Lampiran 10. Angket sikap ilmiah …………………………………... 139

Lampiran 11. Indikator aspek psikomotor ………………………….. 144

Lampiran 12. Lembar Penilaian Psikomotor Kelas Eksperimen ……. 145

Lampiran 13. Pedoman Penskoran aspek psikomotor ………………. 147

Lampiran 14. Petunjuk kegiatan praktikum faktor-faktor yang

mempengaruhi Laju Reaksi …………………………… 151

Lampiran 15. Laporan praktikum kimia penentuan orde reaksi……… 159

Lampiran 16. Daftar nama siswa kelas XI Ilmu Alam 3 ……………... 162

Lampiran 17. Daftar nama siswa kelas XI Ilmu Alam 4 ……………... 163

Lampiran 18. Foto-foto penelitian ……………………………………. 164

Lampiran 19. Jurnal internasional .......................................................... 170

Lampiran 20. Data induk uji t-matching ................................................ 188

Lampiran 21. Uji validitas, reabilitas, derajat kesukaran, dan daya

pembeda tes prestasi ........................................................ 198

Lampiran 22. Data Induk penelitian ....................................................... 207

Lampiran 23. Data induk penelitian berdasarkan kategori ……………. 209

Lampiran 24. Distribusi frekuensi data induk penelitian ........................ 210

Lampiran 25. Uji normalitas …………………………………………... 222

Lampiran 26. Uji homogenitas ………………………………………… 240

Page 21: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN STAD (STUDENT … · KELAS XI SMA NEGERI 5 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 ... DILENGKAPI PRAKTIKUM ... Gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan

xxi

Lampiran 27. Pengujian hipotesis ……………………………………. 246

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Mata pelajaran Kimia merupakan mata pelajaran wajib bagi siswa yang

mengambil jurusan Ilmu Alam pada siswa SMA, sehingga tidak menutup

kemungkinan adanya kesulitan dalam mengikuti proses pembelajarannya. Pada

umumnya siswa sudah menganggap bahwa mata pelajaran Kimia menakutkan dan

membosankan, akibatnya tidak sedikit siswa yang kurang bahkan tidak tertarik

dalam memahami dan menguasai konsep-konsep dasar pada materi kimia.

SMA Negeri 5 Surakarta merupakan SMA yang terletak di Surakarta yang

memiliki 4 kelas Ilmu Alam di kelas XI. Pada mata pelajaran kimia nilai KKM

(Kreteria Ketuntasan Mengajar) yang ditetapkan adalah 60. Akan tetapi nilai rata-

rata kelas pada semester ganjil yang diperoleh selama 2 tahun belakangan ini

kurang dari dari 60. Dari hasil wawancara dengan guru mata pelajaran kimia yang

mengajar pada tahun pelajaran 2007/2008 dan 2008/2009 diperoleh data nilai rata-

rata untuk mata pelajaran kimia.

Tabel 1. Nilai rata-rata kelas mata pelajaran kimia di SMA Negeri 5 Surakarta

Tahun Ajaran KKM

2007/2008 57,35

2008/2009 58,20

Di SMA Negeri 5 Surakarta, materi Kimia diajarkan secara konvensional yaitu

dengan menggunakan metode ceramah. Akibatnya minat siswa terhadap materi

yang diajarkan menjadi rendah karena mereka menganggap materi kimia adalah

materi yang membosankan, penuh dengan hitungan yang berbelit-belit, konsepnya

susah di mengerti oleh siswa dan susah menghafal kata-kata dan nama-nama

ilmiah yang baru siswa kenal. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan

Page 22: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN STAD (STUDENT … · KELAS XI SMA NEGERI 5 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 ... DILENGKAPI PRAKTIKUM ... Gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan

xxii

kepada guru kimia dan beberapa siswa kelas XII Ilmu Alam SMA Negeri 5

Surakarta bahwa materi Laju Reaksi tergolong materi yang susah dipahami oleh

siswa. Selama ini metode pembelajaran pada materi laju reaksi dilakukan dengan

metode ceramah. Siswa hanya datang, duduk dan mendengarkan penjelasan dari

guru. Latihan soal jarang sekali dilakukan dan lembar kerja siswa diwajibkan

untuk dibeli tetapi tidak pernah melakukan pembahasan soal. Pada umumnya

siswa lebih tertarik melakukan pembelajaran di laboratorium kimia daripada

melihat dan mendengarkan ceramah atau demonstrasi yang dilakukan oleh guru di

depan kelas. Media laboratorium dapat memotivasi siswa untuk belajar serta

memberi variasi pengajaran untuk menghindari kebosanan siswa. Adapun

penggunaan laboratorium di SMA Negeri 5 Suarakarta sebagai tempat untuk

melakukan eksperimen tidak disertai dengan variasi penggunaan metode

pembelajaran yang ada. Kegiatan praktikum dilakukan setelah semua materi

diberikan tanpa melakukan pembahasan lebih lanjut tentang teori-teori yang

diberikan pada pertemuan sebelumnya, akibatnya keaktifan siswa dalam proses

pembelajaran menjadi rendah dan siswa kurang dapat memahami materi kimia.

Pelajaran kimia khususnya materi Laju Reaksi meliputi Sub Materi Pokok

yaitu Konsep Laju Reaksi, Faktor-faktor yang Mempengaruhi Laju Reaksi, Teori

Tumbukan dan Persamaan Laju Reaksi. Pada Sub Materi Pokok Faktor-Faktor

yang Mempengaruhi Laju Reaksi dilakukan praktikum di laboratorium agar siswa

lebih memahami materi yang diajarkan. Hal ini berkaitan dengan sikap dari para

siswa dalam menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja, dan bersikap ilmiah

serta berkomunikasi sebagai aspek penting dalam bersosialisasi yang menekankan

pada pemberian pengalaman belajar secara langsung atau berbasis eksperimen

melalui penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah.

Bila siswa memiliki sikap ilmiah yang tinggi, rasa keingintahuan akan sesuatu

juga besar. Hal ini memungkinkan siswa sendiri menggali informasi yang mereka

butuhkan dan tidak hanya terbatas dari apa yang disampaikan oleh guru.

Meskipun kurikulum berubah tetapi laboratorium mutlak digunakan dalam

perkembangan pembelajaran kimia. Siswa tidak hanya mengetahui fakta, prinsip

Page 23: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN STAD (STUDENT … · KELAS XI SMA NEGERI 5 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 ... DILENGKAPI PRAKTIKUM ... Gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan

xxiii

atau konsep tetapi terampil menerapkan pengetahuan dalam kehidupan sehari-

hari.

Berkaitan dengan hal tersebut, perlu diupayakan suatu bentuk

pembelajaran yang tidak hanya mampu secara materi saja tetapi mempunyai

kemampuan yang bersifat formal, sehingga selain diharapkan mampu

meningkatkan prestasi belajar dengan diterapkannya metode pembelajaran dapat

membuat siswa aktif terlibat dalam proses kegiatan belajar mengajar. Salah satu

cara yang tepat untuk mengajak siswa agar lebih aktif adalah dengan siswa

menerapkan pengetahuannya, mempunyai rasa ingin tahu yang besar, belajar

memecahkan masalah, mendiskusikan masalah dengan teman-temannya,

mempuyai keberanian menyampaikan ide atau gagasan, dan mempunyai tanggung

jawab terhadap tugasnya dan mempunyai kediplinan yang tinggi.

Ketepatan penggunaan metode mengajar yang dilakukan oleh guru akan

membangkitkan sikap ilmiah siswa tinggi terhadap mata pelajaran yang diberikan,

juga terhadap proses dan pencapaian hasil belajar siswa. Metode mengajar yang

baik adalah metode yang sesuai dengan dengan materi yang akan disampaikan,

kondisi siswa, sarana dan prasarana yang tersedia serta tujuan pembelajarannya.

Agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara efektif dan efisien salah satunya

diperlukan suatu metode mengajar yang tepat. Salah satu metode mengajar adalah

metode pembelajaran kooperatif (Anita Lie, 2007: 38). Pembelajaran kooperatif

merupakan kegiatan belajar mengajar dalam bentuk kelompok-kelompok kecil.

Pembagian kelompok dibuat heterogen dalam hal prestasi belajar, jenis kelamin,

budaya dan tingkat sosio-ekonomi. Dalam pembelajaran kooperatif terdapat

tanggung jawab individu sekaligus kelompok sehingga dalam diri siswa terbentuk

sikap saling ketergantungan positif dalam kelompoknya untuk belajar, bekerja,

dan bertanggung jawab dengan sungguh-sungguh. Mengingat pentingnya interaksi

kooperatif dan adanya kecenderungan pembelajaran yang monoton perlu adanya

perubahan metode pembelajaran. Oleh sebab itu, untuk menciptakan tujuan dari

suatu kelompok, maka salah seorang anggota harus membantu kelompoknya

dengan melakukan apa saja yang dapat membantu keberhasilan kelompok itu.

(Slavin, 1995: 5).

Page 24: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN STAD (STUDENT … · KELAS XI SMA NEGERI 5 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 ... DILENGKAPI PRAKTIKUM ... Gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan

xxiv

Metode kooperatif mempunyai kelemahan dan kelebihan yang berbeda

serta keefektifan yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi dalam

pelaksanaannya. Ada beberapa tipe pembelajaran kooperatif diantaranya STAD

(Student Teams-Achievement Divisions) dan TAI (Team Assisted

Individualization). Metode STAD (Student Team Achievement Divisions) sebagai

contoh metode pembelajaran kooperatif berdasarkan penelitian Deasy Wulandari

(2007) terbukti efektif jika diterapkan pada materi hitungan yang memerlukan

pemahaman konsep pada materi sebelumnya. Materi Laju Reaksi berhubungan

dengan hitungan, sehingga kurang diminati siswa. Dengan metode STAD ini,

siswa dapat saling bantu membantu dalam kelompoknya dalam menguasai konsep

pada materi tersebut. Disisi lain, metode pembelajaran STAD ini merupakan

metode pembelajaran kooperatif yang kegiatan kelompoknya lebih mudah

dikendalikan dan diawasi.

Metode pembelajaran kooperatif TAI (Team Assisted Individualization)

merupakan metode pembelajaran secara kelompok dimana terdapat seorang siswa

yang lebih mampu berperan sebagai asisten yang bertugas membantu secara

individual siswa lain yang kurang mampu dalam suatu kelompok. Dalam hal ini

peran pendidik hanya sebagai fasilitator dan mediator dalam proses belajar

mengajar. Pendidik cukup menciptakan kondisi lingkungan belajar yang kondusif

bagi peserta didiknya (Slavin, 1995:4). Metode pembelajaran TAI akan

memotivasi siswa saling membantu anggota kelompoknya sehingga tercipta

semangat dalam sistem kompetisi dengan lebih mengutamakan peran individu

tanpa mengorbankan aspek kooperatif. Metode pembelajaran TAI dapat

dilengkapi dengan praktikum. Kesulitan pemahaman materi yang tidak dapat

dipecahkan secara individual dapat dipecahkan bersama dengan asisten serta

bimbingan guru. Kesulitan pemahaman konsep dapat dipecahkan secara bersama-

sama karena keberhasilan dari setiap individu ditentukan oleh keberhasilan

kelompok.

Berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis terdorong untuk

mengadakan suatu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh metode

Page 25: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN STAD (STUDENT … · KELAS XI SMA NEGERI 5 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 ... DILENGKAPI PRAKTIKUM ... Gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan

xxv

kooperatif STAD dan TAI yang dilengkapi dengan praktikum ditinjau dari sikap

ilmiah siswa terhadap materi pelajaran Laju Reaksi.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka

timbul berbagai masalah yang dapat diidentifikasi sebagai berikut :

1. Apakah dalam memilih motode pembelajaran seorang guru perlu

memperhatikan materi yang akan dipelajari oleh siswa?

2. Apakah metode yang diterapkan oleh guru pada materi laju reaksi di SMA

Negeri 5 Surakarta dapat meningkatkan prestasi belajar siswa?

3. Apakah pembelajaran dengan metode STAD sesuai dengan materi pokok laju

reaksi?

4. Apakah pembelajaran dengan metode TAI sesuai dengan materi pokok laju

reaksi?

5. Apakah terdapat pengaruh penggunaan metode pengajaran STAD terhadap

prestasi belajar siswa, hasil belajar afektif dan psikomotor pada materi pokok

Laju Reaksi?

6. Apakah terdapat pengaruh penggunaan metode pengajaran TAI terhadap

prestasi belajar siswa, hasil belajar afektif dan psikomotor pada materi pokok

Laju Reaksi?

7. Apakah terdapat pengaruh sikap ilmiah kategori tinggi dan rendah terhadap

metode pembelajaran STAD?

8. Apakah terdapat pengaruh sikap ilmiah kategori tinggi dan rendah terhadap

metode pembelajaran TAI?

C. Pembatasan Masalah

Dalam penelitian ini masalah dibatasi pada :

Page 26: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN STAD (STUDENT … · KELAS XI SMA NEGERI 5 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 ... DILENGKAPI PRAKTIKUM ... Gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan

xxvi

1. Pengaruh metode pembelajaran STAD dan TAI dilengkapi praktikum disertai

dengan sikap ilmiah siswa terhadap prestasi belajar kimia.

2. Praktikum yang dilakukan dibatasi pada penentuan orde reaksi dan penentuan

faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi.

3. Prestasi yang akan diteliti meliputi kognitif, afektif, dan psikomotor ditinjau

dari sikap ilmiah siswa.

4. Sikap ilmiah yang akan diteliti meliputi sikap ingin tahu, sikap ingin

mendapatkan sesuatu yang baru, sikap kerja sama, sikap tidak putus asa, sikap

bertanggung jawab, sikap menerima gagasan yang baru atau terbuka dan sikap

kedisiplinan.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah di atas, maka

dirumuskan permasalahan sebagai berikut :

1. Apakah terdapat pengaruh metode pembelajaran kooperatif STAD dan TAI

dilengkapi praktikum terhadap prestasi belajar kimia materi pokok Laju

Reaksi?

2. Apakah terdapat pengaruh siswa yang memiliki sikap ilmiah yang tinggi dan

siswa yang memiliki sikap ilmiah yang rendah pada metode pembelajaran

STAD dan TAI dilengkapi praktikum terhadap prestasi belajar kimia materi

pokok Laju Reaksi?

3. Apakah terdapat interaksi metode pembelajaran kooperatif STAD dan TAI

serta tinggi rendahnya sikap ilmiah siswa terhadap prestasi belajar kimia

materi pokok Laju Reaksi?

E. Tujuan Penelitian

Sejalan dengan masalah yang dikemukakan di atas, maka penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui :

1. Pengaruh metode pembelajaran kooperatif STAD dan TAI dilengkapi

praktikum terhadap prestasi belajar kimia materi pokok Laju Reaksi.

Page 27: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN STAD (STUDENT … · KELAS XI SMA NEGERI 5 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 ... DILENGKAPI PRAKTIKUM ... Gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan

xxvii

2. Pengaruh siswa yang memiliki sikap ilmiah yang tinggi dan siswa yang

memiliki sikap ilmiah yang rendah pada metode pembelajaran STAD dan TAI

dilengkapi praktikum terhadap prestasi belajar kimia materi pokok Laju

Reaksi.

3. Interaksi metode pembelajaran kooperatif STAD dan TAI serta tinggi

rendahnya sikap ilmiah siswa terhadap prestasi belajar kimia materi pokok

Laju Reaksi.

F. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Praktis:

a. Memberikan masukan pada guru bidang studi kimia tentang penggunaan

metode kooperatif dalam meningkatkan prestasi belajat siswa pada materi

pokok Laju Reaksi.

b. Memberikan masukan dalam pemilihan strategi pembelajaran yang

diharapkan lebih memberikan efektifitas pembelajaran (terutama dalam

penerapan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

2. Manfaat Teoritis:

Untuk menambah dan mengembangkan ilmu pengetahuan dalam mendukung

teori-teori yang telah ada berhubungan dengan masalah yang diteliti.

Page 28: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN STAD (STUDENT … · KELAS XI SMA NEGERI 5 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 ... DILENGKAPI PRAKTIKUM ... Gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan

xxviii

Perilaku/ pribadi sesudah belajar (post-learning)

Pengalaman, praktik, latihan (learning exercise)

Perilaku/ pribadi sebelum belajar (pre-learning)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kajian Pustaka

1. Belajar

a. Pengertian Belajar

Banyak definisi tokoh pendidikan yang memberikan pengertian belajar.

Namun pada dasarnya belajar adalah proses orang memperoleh berbagai

kecakapan, keterampilan, dan sikap. Belajar adalah proses usaha yang dilakukan

oleh seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara

keseluruhan sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan

lingkungannya.

Secara visual perubahan perilaku atau pribadi menurut Di Vesta and

Tompson (1979:111) dalam Abin Syamsuddin Makmun (2004:157) pada

prinsipnya dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 1. Perubahan perilaku atau pribadi menurut Di Vesta and Tompson

(1979:111) dalam Abin Syamsuddin Makmun (2004: 157)

Abin Syamsuddin Makmun (2004:158) mengidentifikasi beberapa ciri

perubahan yang merupakan perilaku belajar, diantaranya:

1) Perubahan intensional

Page 29: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN STAD (STUDENT … · KELAS XI SMA NEGERI 5 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 ... DILENGKAPI PRAKTIKUM ... Gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan

xxix

Dalam arti praktik atau latihan dengan sengaja dan disadari dilakukan

bukan secara kebetulan.

2) Perubahan itu positif

Dalam arti sesuai dengan yang diharapkan baik dipandang dari siswa

(tingkat abilitas dan bakat) maupun dari segi guru (tuntutan masyarakat)

3) Perubahan itu efektif

Dalam arti membawa pengaruh dan makna tertentu bagi pelajar dalam

memecahkan masalah.

Secara fundamental Dollar and Miller (Loree, 1970:136) dalam Abin

Syamsuddin Makmun (2004: 164) menegaskan bahwa keefektifan perilaku belajar

dipengaruhi oleh empat hal, yaitu:

1) Adanya motivasi (drives) siswa harus menghendaki sesuatu (the learner must

want something);

2) Adanya perhatian dan pengetahuan sasaran (cue), siswa harus memperhatikan

sesutau (the learner must notice something);

3) Adanya usaha (response), siswa harus melakukan sesuatu (the learner must do

something );

4) Adanya evaluasi dan pemantapan hasil (reinforcement) siswa harus

memperoleh sesuatu (the learner must get something).

Menurut M. Sobry Sutikno, 2003:59 belajar merupakan kegiatan pokok

dalam pendidikan. Berbagai upaya yang dilakukan oleh pendidik dalam proses

belajar mengajar sebagai upaya untuk membuat peserta didik belajar. Gagne

(1985) menyebutkan ada 5 macam hasil belajar:

1) Keterampilan intelektual atau keterampilan prosedural yang mencakup belajar

diskriptif, dan pemecahan masalah yang kesemuanya diperoleh melalui materi

yang disajikan oleh pengajar di sekolah.

2) Strategi kognitif, yaitu kemampuan untuk memecahkan masalah-masalah baru

dengan jalan mengatur proses internal masing-masing individu dalam

memperhatikan, belajar, mengingat, dan berpikir.

3) Informasi verbal yaitu kemampuan untuk mendeskripsikan sesuatu dengan

kata-kata dengan jalan mengatur informasi-informasi yang relevan.

8

Page 30: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN STAD (STUDENT … · KELAS XI SMA NEGERI 5 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 ... DILENGKAPI PRAKTIKUM ... Gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan

xxx

4) Keterampilan motorik, yaitu kemampuan untuk melaksanakan dan

mengkoordinasikan gerakan-gerakan yang berhubungan dengan otot.

5) Sikap, yaitu suatu kemampuan internal yang mempengaruhi tingkah laku

seseorang didasari oleh emosi, kepercayaan-kepercayaan, serta faktor

intelektual.

Dari beberapa pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa belajar

adalah suatu aktivitas mental dan psikis yang berlangsung secara aktif sebagai

bekal untuk memecahkan persoalan yang sesuai dengan perkembangan kognitif

siswamenghasilkan perubahan yang relatif tetap dalam pengetahuan, pemahaman,

keterampilan dan nilai sikap.

Teori yang mendasari penelitian ini adalah:

1. Teori Belajar Konstruktivisme

Menurut para penganut konstruktif, pengetahuan dibina secara aktif oleh

seseorang yang berpikir. Seseorang tidak akan menyerap pengetahuan dengan

pasif. Untuk membangun suatu pengetahuan baru, peserta didik akan

menyesuaikan informasi baru atau pengetahuan yang disampaikan guru dengan

pengetahuan atua pengalaman yang telah dimilikinya melalui interaksi sosial

dengan peserta didik lain atau dengan gurunya. Guru tidak akan mampu

memberikan semua pengetahuan kepada siswa. Siswa harus mengkonstruksikan

pengetahuan dibenak mereka sendiri. Esensi dari teori konstruktivisme ini adalah

ide. Siswa harus menemukan dan mentransformasikan suatu informasi kompleks

ke situasi lain. Dengan dasar itu, maka belajar dan pembelajaran harus dikemas

menjadi proses mengkonstruksi, bukan menerima pengetahuan.

Prinsip yang paling umum dan paling esensial yang dapat diturunkan dari

konstruktivisme aialah bahwa anak-anak memperoleh banyak pengetahuan dari

luar sekolah, dan pendidikan seharusnya memperhatikan hal itu dan menunjang

proses alamiah ini. (Ratna Wilis Dahar, 1989:160). Secara filosofis, belajar

menurut teori konstruktivisme adalah membangun pengetahuan sedikit demi

sedikit, yang kemudian hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas dan tidak

tiba-tiba, karena pengetahuan bukanlah seperangkat fakta-fakta, konsep-konsep,

atau kaidah-kaidah yang siap diambil atau diingat.

Page 31: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN STAD (STUDENT … · KELAS XI SMA NEGERI 5 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 ... DILENGKAPI PRAKTIKUM ... Gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan

xxxi

2. Teori Belajar Sosial

Teori belajar sosial merupakan perluasan dari teori belajar perilaku yang

tradisional. Dalam pandangan belajar sosial ” manusia itu tidak dapat didorong

oleh kekuatan-kekuatan dari dalam, dan juga tidak ”dipukul” oleh stimulus-

stimulus lingkungan. Tetapi, fungsi psikologi diterangkan sebagai interaksi yang

kontinu dan timbal balik dari determinan-determinan pribadi dan determinan-

determinan lingkungan” (Bandura dalam Ratna Wilis Dahar, 1989:27).

Respon-respon kognitif kita terhadap perilaku kita sendiri mengijinkan

kita untuk mengatur perilaku kita sendiri. Dengan mengamati, kita mengumpulkan

data tentang respon-respon kita. Melalui standar-standar penampilan yang sudah

terinternalisasi, kerap kali dipelajari melalui observasi, kita pertimbangkan

perilaku kita. Dengan memberi hadiah atau menghukum kita sendiri, kita dapat

mengendalikan perilaku kita secara efektif. Kita tidak perlu dkendalikan oleh

kekuatan-kekatan lingkungan atau keinginan-keinginan yang datang dari dalam.

Kita dapat belajar dari manusia sosial yang berkepribadian. Dengan menerapkan

gagasan-gagasan dari teori belajar sosial kita dapat menjadi guru dan siswa yang

lebih baik.

(Ratna Wilis Dahar, 1989: 31)

b. Pembelajaran

Pembelajaran merupakan usaha sadar dan disengaja oleh guru untuk

membuat siswa belajar dengan jalan mengaktifkan faktor intern dan faktor ekstern

dalam kegiatan belajar mengajar. Menurut Alvin W. Howard, pembelajaran

adalah suatu aktivitas untuk mencoba menolong, membimbing seseorang untuk

mendapatkan, mengubah atau mengembangkan keterampilan, sikap, cita-cita,

penghargaan dan pengetahuan (Slameto, 1995:32). Sedangkan pembelajaran yang

dilaksanakan harus sesuai dengan materi dan tujuan yang telah ditetapkan

sebelumnya. Dalam proses pembelajaran, keaktifan siswa lebih diutamakan

sehingga mereka mempunyai kebebasan yang bertanggung jawab untuk

menyampaikan ide atau gagasan dalam pikirannya sehingga dengan sendirinya

pemahaman mereka tentang materi lebih tertanam didalam pikirannya. Guru

Page 32: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN STAD (STUDENT … · KELAS XI SMA NEGERI 5 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 ... DILENGKAPI PRAKTIKUM ... Gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan

xxxii

dituntut untuk memiliki kemampuan yang memadai dalam melaksanakan kegiatan

pembelajarannya dan harus mampu mewujudkan lingkungan belajar yang efektif

dan lebih mampu mengelola kelasnya.

2. Metode Pembelajaran

Winarno Surachmad (1994:131) menyatakan bahwa ”metode adalah cara

utama yang digunakan untuk mencapai suatu tujuan, misalnya untuk menguji

serangkaian hipotesa, dengan mempergunakan teknik serta alat-alat tertentu.”

Tujuan belajar yang dimaksud adalah perubahan tingkah laku yang diharapkan

pada diri siswa setelah melakukan kegiatan belajar. Jadi jelas bahwa peranan

metode mengajar sangat menentukan tercapainya tujuan pembelajaran. Dengan

mengetahui berbagai kelemahan dan kekurangan berbagai metode, guru akan

lebih mudah memilih metode yang cocok untuk diterapkan pada keadaan yang

dihadapi. Roestiyah N.K. (2008:1) mengemukakan bahwa ”Teknik penyajian

pelajaran adalah suatu pengetahuan yang tentang cara-cara mengajar yang

diperlukan oleh guru atau instruktur ”.

Jadi pengertian metode pembelajaran adalah teknik penyajian yang

digunakan oleh guru untuk mengajar atau menyajikan bahan pelajaran kepada

siswa di dalam kelas, agar pelajaran itu dapat ditangkap, dipahami dan digunakan

oleh siswa dengan baik. Pemilihan metode yang tepat akan mempengaruhi belajar

siswa dengan baik sehingga siswa benar-benar memahami materi yang

disampaikan. Apapun penggunaan suatu metode hendaknya dapat menempatkan

anak didik pada keterlibatan aktif belajar, mampu menumbuhkan dan

mengembangkan perolehan hasil belajar serta menghidupkan proses pengajaran

yang sedang berlangsung.

3. Model Pembelajaran Kooperatif

Page 33: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN STAD (STUDENT … · KELAS XI SMA NEGERI 5 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 ... DILENGKAPI PRAKTIKUM ... Gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan

xxxiii

Pembelajaran kooperatif merujuk pada berbagai macam metode

pengajaran dimana para siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil untuk

saling membantu satu sama lainnya dalam mempelajari materi pelajaran. Dalam

kelas kooperatif, para siswa diharapkan dapat saling membantu, saling

mendiskusikan dan berargumentasi, untuk mengasah pengetahuan yang mereka

kuasai saat ini dan menutup kesenjangan dalam pemahaman masing-masing.

Ide yang melatarbelakangi bentuk pembelajaran kooperatif adalah apabila

para siswa ingin agar timnya berhasil, mereka akan mendorong anggota timnya

untuk lebih baik. Menurut Slavin (1995:26), model pembelajaran kooperatif

memiliki berbagai perbedaan tetapi dapat dikategorikan menurut enam

karakteristik prinsipal berikut ini:

a. Tujuan kelompok

Kebanyakan model pembelajaran kooperatif menggunakan beberapa

bentuk tujuan kelompok. Dalam metode pembelajaran tim berupa sertifikat

atau rekognisi lainnya yang diberikan kepada tim yang memenuhi kriteria

yang ditentukan sebelumnya.

b. Tanggung jawab individual

Ini dilaksanakan dalam dua cara. Yang pertama adalah dengan menjumlah

skor kelompok atau nilai rata-rata kuis individual atau penilaian lainnya. Yang

kedua adalah spesialisasi tugas, dimana tiap siswa diberikan tanggung jawab

khusus untuk sebagian tugas kelompok.

c. Kesempatan sukses yang sama

Karakteristik dari pembelajaran tim adalah penggunaan metode skor yang

memastikan semua siswa mendapat kesempatan yang sama untuk

berkontribusi dalam timnya.

d. Kompetisi tim

Studi tahap awal dari STAD dan TGT menggunakan kompetisi antar tim

sebagai sarana untuk memotivasi siswa untuk bekerja sama dengan anggota

timnya.

e. Spesialisasi tugas

Page 34: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN STAD (STUDENT … · KELAS XI SMA NEGERI 5 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 ... DILENGKAPI PRAKTIKUM ... Gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan

xxxiv

Unsur utama dari jigsaw, Group Investigation dan metode spesialisasi

tugas lainnya adalah tugas untuk melaksanakan subtugas terhadap masing-

masing anggota kelompok.

f. Adaptasi terhadap kebutuhan kelompok

Kebanyakan metode pembelajaran kooperatif menggunakan pengajaran

yang mempercepat langkah kelompok tetapi ada dua yaitu TAI dan CIRC

yang mengadaptasi pengajaran terhadap kebutuhan individual.

Di dalam model mengajar kooperatif diharapkan siswa bekerja sama satu

sama lainnya berdiskusi dan berdebat, menilai kemampuan pengetahuan dan

mengisi kekurangan anggota lainnya. Bila diorganisasikan dengan tepat, siswa

dapat bekerja sama dengan yang lainnya untuk memastikan bahwa setiap siswa

dalam kelompok tersebut telah menguasai konsep yang telah diajarkan. Hal ini

akan menumbuhkan realisasi bahwa siswa membutuhkan belajar dan berpikir

untuk memecahkan masalah dan mengaplikasikan pengetahuan dan

keterampilannya.

Menurut Slavin (1995: 11), Lima prinsip model belajar kooperatif yang

dikembangkan dan terus dilakukan serta diperbaiki antara lain:

a. STAD (Student Teams Achievement Divisions);

b. TGT (Teams Games Tournament);

c. Jigsaw;

d. CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition);

e. TAI (Team Assisted Individualization).

Selain itu ada juga model belajar kooperatif lain juga dikembangkan dan

dipelajari yaitu:

a. Group Investigation;

b. Learning Together;

c. Complex Instruction;

d. Structural Dyadic Methods.

(Slavin, 1995: 24-26)

Model kooperatif mempunyai kelebihan-kelebihan dibandingkan metode

lain, yaitu:

Page 35: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN STAD (STUDENT … · KELAS XI SMA NEGERI 5 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 ... DILENGKAPI PRAKTIKUM ... Gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan

xxxv

a. Meningkatkan kemampuan siswa;

b. Meningkatkan rasa percaya diri;

c. Menumbuhkan keinginan untuk menggunakan keahlian dan pengetahuan;

d. Memperbaiki hubungan antar kelompok.

Disamping itu ada juga kelemahannya, yaitu:

a. Memerlukan persiapan yang rumit untuk melaksanakannya;

b. Bila terjadi persaingan negatif, maka hasilnya akan buruk.

4. Metode STAD (Student Teams-Achievement Divisions)

Gagasan utama dari STAD adalah (Student Teams-Achievement Divisions)

adalah untuk memotivasi siswa supaya dapat saling mendukung dan membantu

satu sama lain dalam menguasai kemampuan yang diajarkan oleh guru. Menurut

Ajelabi (1998) dalam Francis A. Adesoji (2009: 16) menyatakan bahwa: Metode

pembelajaran ini diadaptasikan guru dalam mempromosikan pembelajaran yang

paling bermanfaat untuk memperkenalkan dan mengadaptasikan teknik

intruksional yang terbaru dalam rangka menarik minat siswa

STAD terdiri dari 5 komponen utama, yaitu :

a. Presentasi Kelas

Materi dalam STAD pertama-tama diperkenalkan dalam presentasi di

dalam kelas. Ini merupakan pengajaran yang sering kali dilakukan atau diskusi

pelajaran yang dipimpin oleh guru, tetapi bisa juga memasukkan presentasi

audiovisual. Dengan cara ini, para siswa akan menyadari bahwa mereka benar-

benar memberi perhatian penuh selama presentasi kelas, karena dengan demikian

akan sangat membantu mereka mengerjakan kuis-kuis dan skor kuis mereka

menentukan skor tim mereka.

b. Tim

Tim terdiri dari 4 atau 5 siswa yang mewakili seluruh bagian dari kelas

dalam hal kinerja akademik, jenis kelamin, ras dan etnisitas. Fungsi utam adari

tim adalah memastikan bahwa semua anggota tim benar-benar belajar, dan lebih

khususnya lagi adalah untuk mempersiapkan anggotanya untuk lebih bisa

Page 36: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN STAD (STUDENT … · KELAS XI SMA NEGERI 5 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 ... DILENGKAPI PRAKTIKUM ... Gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan

xxxvi

mengerjakan kuis dengan baik. Setelah guru menyampaikan materi, tim

berkumpul untuk mempelajari lembar kegiatan atau materi lainnya. Pembelajaran

yang terjadi adalah melibatkan pembahasan permasalahan bersama,

membandingkan jawaban, dan mengoreksi setiap kesalahan pemahaman.

c. Kuis.

Setelah sekitar satu atau 2 periode guru memberikan presentasi dan setelah

satu atau 2 periode guru memberikan praktek tim, para siswa akan mengerjakan

kuis individual. Para siswa tidak diperbolehkan untuk saling membantu dalam

mengerjakan kuis.

d. Skor Kemajuan Individual

Gagasan dibalik individual adalah untuk memberikan kepada tiap siswa

tujuan kinerja yang akan dicapai apabila mereka bekerja lebih giat dan

memberikan kinerja yang lebih baik daripada sebelumnya. Tiap siswa akan

diberikan skor awal yang diperoleh dari rata-rata kinerja siswa tersebut

sebelumnya dalam mengerjakan kuis yang sama. Siswa selanjutnya akan

mengumpulkan poin untuk tim mereka berdasarkan tingkat kenaikan skor kuis

mereka dibandingkan dengan skor awal mereka.

e. Rekognisi Tim

Tim akan mendapatkan sertifikat atau bentuk penghargaan yang lain

apabila skor rata-rata mereka mencapai kriteria tertentu. Skor tim siswa dapat

digunakan untuk menentukan dua puluh persen dari peringkat mereka.

(Slavin: 1995:143-147)

STAD terdiri dari sebuah siklus instruksi kegiatan regular, sebagai berikut:

a. Mengajar

Tiap pelajaran dalam STAD dimulai dengan presentasi pelajaran tersebut

di dalam kelas. Presentasi tersebut mencakup pembukaan, pengembangan, dan

pengarahan praktis tiap komponen dari keseluruhan pelajaran. Kegiatan tim dan

kuis mencakup latihan dan penilaian yang independen secara berturut-turut.

b. Belajar tim

Selama masa belajar tim, tugas para anggota tim adalah menguasai materi

yang disampaikan di dalam kelas dan membantu teman sekelasnya untuk

Page 37: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN STAD (STUDENT … · KELAS XI SMA NEGERI 5 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 ... DILENGKAPI PRAKTIKUM ... Gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan

xxxvii

menguasai materi tersebut. Para siswa mempunyai lembar kegiatan dan lembar

jawaban yang dapat mereka gunakan untuk melatih kamampuan selama proses

pengajaran dan untuk menilai diri mereka sendiri dan teman sekelasnya.

Pada hari pertama kerja tim dalam STAD yang harus dijelaskan kepada

para siswa adalah artinya bekerja dalam tim. Aturan dalam tim antara lain:

1) Para siswa punya tanggung jawab untuk memastikan bahwa teman satu

tim mereka telah mempelajari materinya.

2) Tidak ada yang boleh berhenti belajar sampai semua teman satu tim

menguasai pelajaran tersebut.

3) Meminta bantuan dari semua teman satu tim untuk membantu temannya

sebelum teman mereka bertanya kepada guru.

4) Teman satu tim boleh berbicara satu sama lain dengan suara pelan.

c. Tes (Ujian)

1) Membagikan kuis dan memberikan waktu yang sesuai kepada para siswa

untuk menyelesaikannya. Tidak membiarkan para siswa bekerja sama

untuk mengerjakan kuis tersebut.

2) Membiarkan siswa untuk bertukar kertas dengan anggota tim lain, maupun

mengumpulkan kuis untuk dinilai setelah kelas selesai.

d. Rekognisi Tim

Digunakan untuk menghitung skor kemajuan individual dan skor tim serta

untuk memberikan sertifikat atau bentuk penghargaan tim lainnya.

(Slavin, 1995: 151-160)

5. TAI (Team Assisted Individualization)

Metode pembelajaran kooperatif TAI (Team Assisted Individualization)

merupakan metode pembelajaran secara kelompok dimana terdapat seorang siswa

yang lebih mampu berperan sebagai asisten yang bertugas membantu secara

individual siswa lain yang kurang mampu dalam suatu kelompok. Dalam hal ini

peran pendidik hanya sebagai fasilitator dan mediator dalam proses belajar

mengajar. Pendidik cukup menciptakan kondisi lingkungan belajar yang kondusif

bagi peserta didiknya (Slavin, 1995:4). Metode pembelajaran TAI akan

Page 38: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN STAD (STUDENT … · KELAS XI SMA NEGERI 5 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 ... DILENGKAPI PRAKTIKUM ... Gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan

xxxviii

memotivasi siswa saling membantu anggota kelompoknya sehingga tercipta

semangat dalam sistem kompetisi dengan lebih mengutamakan peran individu

tanpa mengorbankan aspek kooperatif.

Metode pembelajaran TAI akan memotivasi siswa untuk saling

membantu angggota kelompok sehingga tercipta semangat dalam sistem

kompetisi dengan lebih mengutamakan peran individu tanpa mengorbankan aspek

kooperatif. Secara umum TAI terdiri dari delapan komponen utama, yaitu:

a. Kelompok/Tim

Peserta didik dalam pengajaran TAI terdiri dari 4 sampai 5 siswa yang

mewakili bagian dari kelasnya dalam menjalankan aktivitas akademik, jenis

kelamin, dan suku atau etnik. Fungsi utama dari tim adalah membentuk semua tim

agar mengingat materi yang telah diberikan dan lebih memahami materi yang

nantinya digunakan dalam persiapan mengerjakan lembar kerja sehingga bisa

mengerjakan dengan baik. Dalam hal ini biasanya siswa menggunakan cara

pembelajaran diskusi tentang masalah-masalah yang ada, membandingkan soal

yang ada, dan mengoreksi beberapa miskonsepsi jika dalam tim mengalami

kesalahan. Semuanya tersebut dilakukan setelah presentasi awal dari guru dan

pemberian lembar kerja. Anggota kelompok yang mengalami kesulitan dapat

bertanya kepada anggota yang telah ditunjuk sebagai ketua atau anggota lain yang

lebih tahu.

b. Tes Pengelompokan

Siswa-siswa diberi tes awal pada awal program pengajaran. Hasil dari

tes awal digunakan untuk membuat kelompok berdasarkan point yang mereka

peroleh.

c. Materi Kurikulum

Pada proses pengajaran harus disesuaikan dengan materi yang terdapat

pada kurikulum yang berlaku dengan menerapkan teknik dan strategi pemecahan

masalah untuk menguasai materi.

Page 39: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN STAD (STUDENT … · KELAS XI SMA NEGERI 5 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 ... DILENGKAPI PRAKTIKUM ... Gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan

xxxix

d. Kelompok Belajar

Berdasarkan tes pengelompokan maka dibentuk kelompok belajar. Siswa

dalam kelompoknya mendengarkan presentasi dari guru dan mengerjakan lembar

kerja. Jika ada siswa yang belum paham tentang materi dapat bertanya pada

anggota lainnya atau ketua yang telah ditunjuk, kalau belum paham juga baru

meminta penjelasan dari guru.

e. Penilaian dan Pengakuan Tim

Setelah diberikan tes, kemudian tes tersebut dikoreksi dan dinilai

berdasarkan kriteria tertentu. Tim akan mendapatkan sertifikat atau perhargaan

atau sejenisnya jika dapat melampaui kriteria yang telah ditentukan.

f. Mengajar Kelompok

Materi yang belum dipahami oleh suatu kelompok dapat ditanyakan

kepada guru, guru menjelaskan materi pada kelompok tersebut. Pada saat guru

mengajar, siswa dapat sambil memahami materi baik secara individual dan

kelompok dengan kebebasan tetapi bertanggung jawab. Keaktivan siswa sangat

diutamakan pada pengajaran TAI.

g. Lembar Kerja

Pada setiap sub konsep materi pokok diberikan lembar kerja siswa secara

individual untuk mengetahui pemahaman individu. Bahan atau materi dapat

berupa ringkasan materi yang dipelajari di rumah kemudian pertemuan

selanjutnya dikerjakan.

h. Mengajar Seluruh Kelas

Setelah akhir dari pengajaran materi pokok suatu materi guru

menghentikan program pengelompokan dan menjelaskan konsep-konsep yang

belum dipahami dengan strategi pemecahan masalah yang relevan. Pada akhir

pengajaran diberikan kesimpulan dari materi tersebut (Slavin, 1995: 102-104).

Page 40: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN STAD (STUDENT … · KELAS XI SMA NEGERI 5 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 ... DILENGKAPI PRAKTIKUM ... Gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan

xl

Adapun dalam pelaksanaan model pembelajaran kooperatif TAI ini

adalah sebagai berikut:

a. Pengelompokan

Sebelum pengajaran TAI, dilaksanakan suatu tes awal (Tes Kemampuan

Awal) yang menyangkut tentang konsep-konsep yang akan diajarkan, tes awal

berguna untuk pembentukan kelompok agar penyebaran siswa berdasarkan point

yang didapat pada tes awal tersebut secara heterogen. Selain itu dalam tes awal ini

dapat digunakan untuk menunjuk ketua atau asisten yang memimpin suatu

kelompok. Dalam proses pengelompokan juga didasarkan pada prestasi belajar

sebelumnya.

b. Penyajian Materi Pelajaran

Pada tahap ini bahan-bahan atau materi pelajaran diperkenalkan melalui

penyajian materi kelas. Pada penyajian materi ini dilakukan melalui:

1) Pengajaran Kelompok

Jika terdapat materi pelajaran yang kurang dipahami dalam suatu kelompok,

maka kelompok tersebut dapat meminta penjelasan dari guru untuk

menjelaskan materi yang belum dipahami tersebut, sedangkan kelompok lain

yang sudah paham dapat melanjutkan pekerjaannya.

2) Pengajaran Seluruh Kelas

Pengajaran ini dilakukan pada akhir proses pembelajaran. Guru

menyimpulkan penekanan materi yang dianggap penting. Dalam

pembelajaran, keaktifan siswa sangat diharapkan melalui latihan pengajaran.

3) Kegiatan Kelompok

Setelah terbagi dalam kelompok-kelompok, masing-masing individu

mengerjakan tugas yang diberikan guru melalui modul. Mereka bekerja

sebagai satu tim, jika terdapat kesulitan dipecahkan secara bersama-sama

dengan kelompoknya. Setelah selesai mengerjakan secara mandiri kemudian

saling mencocokan dengan teman sekelompoknya. Paket soal yang terdapat

pada modul diberikan menurut tingkat kesukaran soal, diurutkan dari soal

Page 41: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN STAD (STUDENT … · KELAS XI SMA NEGERI 5 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 ... DILENGKAPI PRAKTIKUM ... Gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan

xli

yang mudah dilanjutkan soal yang sukar dan juga sesuai dengan urutan materi,

dari materi yang mudah dilanjutkan materi yang sulit. Setelah paket soal

selesai dikerjakan maka dicocokan dengan kelompok lain untuk mengukur

keberhasilan dari kelompok untuk kemudian diberikan nilai oleh guru.

TAI memiliki kelebihan antara lain :

a. Dapat meminimalisir keterlibatan guru dalam pemeriksaan dan pengelolaan

rutin.

b. Para siswa akan termotivasi untuk mempelajari materi-materi yang diberikan

dengan cepat dan akurat serta tidak akan bisa berbuat curang atau menemukan

jalan pintas.

c. Programnya mudah dipelajari baik oleh guru maupun siswa; tidak mahal,

fleksibel, dan tidak membutuhkan guru tambahan atau tim guru.

d. Dengan membuat para siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kooperatif,

dengan status yang sejajar, program ini akan membangun kondisi untuk

terbentuknya sikap-sikap positif terhadap siswa-siswa maintream yang cacat

secara akademik dan diantara para siswa dari latar belakang ras atau etnik

yang berbeda.

TAI memiliki kelemahan yaitu guru setidaknya akan menghabiskan

separuh dari waktunya untuk mengajar kelompok-kelompok kecil.

(Slavin, 1995: 190)

6. Praktikum (Kegiatan Laboratorium)

Kegiatan laboratorium dilaksanakan untuk memberikan kesempatan

kepada siswa agar dapat mengalami sendiri, mengikuti suatu proses, mengamati

suatu objek, menganalisis, membuktikan dan menarik kesimpulan sendiri tentang

suatu objek, keadaan atau proses sesuatu serta menumbuhkan cara berpikir

rasional dan ilmiah (Mulyani Sumantri, 2001: 136).

Dengan demikian, praktikum adalah bentuk pengajaran yang bersifat

khusus dan istimewa yang dimanfaatkan seoptimal mungkin yang bertujuan agar

siswa mendapat kesempatan untuk menguji apa yang diperoleh dalam teori untuk

melaksanakan percobaan dalam keadaan yang nyata.

Page 42: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN STAD (STUDENT … · KELAS XI SMA NEGERI 5 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 ... DILENGKAPI PRAKTIKUM ... Gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan

xlii

Sedangkan ketrampilan berpraktikum adalah kemampuan yang dimiliki

oleh siswa untuk melakukan kegiatan praktikum dengan benar dan tepat sesuai

dengan ketentuan yang telah ditetapkan. Ada banyak faktor yang mempengaruhi

kesuksesan dalam melaksanakan praktikum kimia. Dianataranya kondisi dari

lingkungan dimana praktikum itu dilakukan, kemampuan kognitif dari tiap-tiap

individu dalam melaksanakan praktikum, kemampuan afektif dari siswa dalam

menerima pelajaran, dan metode yang digunakan dalam praktikum.

(Anonim, 2009: 1)

Praktikum bertujuan sebagai berikut:

a. Ketrampilan Kognitif yang tinggi

1) Melatih agar teori dapat dimengerti

2) Agar segi-segi teori yang berlainan dapat diintegrasikan

3) Agar teori dapat diterapkan pada keadaan yang nyata

b. Ketrampilan Afektif yang tinggi

1) Belajar merencanakan kegiatan secara mandiri

2) Belajar bekerjasama

3) Belajar mengkomunikasikan informasi mengenai bidangnya

4) Belajar menghargai bidangnya

c. Ketrampilan psikomotor yang tinggi

1) Belajar menyiapkan alat-alat, memasang alat sehingga dapat dipakai

2) Belajar memakai peralatan dan instrument tertentu

Kegiatan laboratorium dapat diartikan sebagai prosedur mengajar dengan

menggunakan causal effect yaitu sifat dari fenomena, baik fenomena sosial, psikis

maupun fisik. Diteliti atau dipelajari dengan melakukan eksperimen dibawah

kondisi-kondisi yang diatur .

Beberapa kelebihannya :

a. Melibatkan siswa secara langsung

b. Pendekatan multisensori

c. Siswa dapat mendengar, melihat, meraba, membawa apa yang mereka pelajari.

Page 43: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN STAD (STUDENT … · KELAS XI SMA NEGERI 5 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 ... DILENGKAPI PRAKTIKUM ... Gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan

xliii

d. Memberikan kepada para siswa perasaan mampu, ini terjadi atau terbentuk

sesama siswa memperkembangkan ketrampilan mereka dalam mengelola

alat-alat, mengadakan percobaan, menyelidiki lingkungan baru.

e. Menimbulkan suasana akrab antar sesama siswa dan guru, karena mereka

bekerjasama di laboratorium.

f. Mempunyai tingkat relevansi yang tinggi dan kebutuhan masyarakat, karena

para siswa dapat meningkatkan ketrampilan yang nantinya digunakan dalam

masyarakat.

g. Metode ini lebih lanjut dapat di kembangkan untuk keperluan riset.

Beberapa kekurangannya:

a. Harus dilaksanakan oleh guru yang benar-benar mampu.

b. Dapat mengacaukan perhatian siswa, karena pada saat yang sama siswa

kadang-kadang harus melakukan beberapa macam kegiatan.

c. Harus dibuat perencanaan yang masak dan teliti, agar efektif.

d. Dapat menjadi mahal biayanya, karena kadang-kadang diperlukan bahan-

bahan mahal harganya.

e. Strategi ini kadang-kadang memboroskan waktu belajar bila pengelolaan

kelasnya tidak tertib dan efektif.

Pentingnya Praktikum Kimia

Dalam dunia pendidikan disadari pentingnya menghubungkan antara teori

dan praktek. Hal ini mendorong diadakannya kegiatan praktikum, yaitu suatu

kegiatan dimana siswa melakukan percobaan tentang suatu hal, mengamati

prosesnya serta menuliskan hasil percobaannya, kemudian memikirkan,

merencanakan penjelasan berdasarkan hasil pengamatannya. Untuk itu, fasilitas

laboratorium dalam proses belajar mengajar mutlak diperlukan. Dengan kata lain,

laboratorium merupakan suatu tempat dimana percobaan dan penyelidikan

dilakukan. Menurut Oemar Hamalik (2003:55) mengembangkan laboratorium

meliputi :

a. Mempelajari fungsi laboratorium dalam proses belajar mengajar,

b. Mempelajari kriteria pemilihan alat,

Page 44: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN STAD (STUDENT … · KELAS XI SMA NEGERI 5 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 ... DILENGKAPI PRAKTIKUM ... Gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan

xliv

c. Mempelajari berbagai desain laboratorium,

d. Berlatih menilai efektivitas kegiatan laboratorium,

e. Berlatih mengembangkan eksperimen baru.

Kegiatan praktek seharusnya menjadi pusat minat pengajaran kimia,

mengingat kimia sebagai sains eksperimen. Menurut Tresna Sastrawijaya (1998:135-

136), “praktikum kimia dapat dibagi dalam beberapa macam, misalnya: (1)

eksperimen oleh siswa, (2) eksperimen yang didemonstrasikan kepada siswa, (3)

eksperimen yang tidak ditunjukkan secara langsung tetapi melalui alat peraga, (4)

eksperimen yang hanya diceritakan oleh guru/buku”. Kegiatan praktikum kimia pada

umumnya diprioritaskan pada eksperimen oleh siswa.

7. Sikap Ilmiah

a. Definisi Sikap Ilmiah

Untuk dapat mendefinisikan pengertian sikap ilmiah dapat ditinjau dari

pengertian sikap (attitude). Orang yang bersikap tertentu, kecenderungan untuk

menerima atau menolak suatu obyek berdasarkan penilaian terhadap obyek itu.

Sikap merupakan kemampuan internal yang berperanan sekali dalam mengambil

tindakan, lebih-lebih apabila terbuka berbagai kemungkinan dapat dilakukan

untuk bertindak. (W.S. Winkel, 1996:104)

Potensi reaksi yang sudah terbentuk dalam individu dalam situasi bebas

akan muncul sebagai perilaku aktual sebagai cerminan sikap yang sebenarnya.

Sikap ilmiah biasa dikaitkan dengan keilmuan, sehingga sikap ilmiah dapat

didefinisikan sebagai sikap yang diwujudkan dalam bentuk perilaku aktual yang

bersifat keilmuan terhadap suatu stimulus tertentu.

b. Aspek Sikap Ilmiah

Winner Harlen dalam Margono, dkk (1995:150) mengutarakan ada

sembilan aspek ilmiah yang dapat dikembangkan pada anak, yakni:

1) Sikap ingin tahu (curiosity)

2) Sikap ingin mendapatkan sesuatu yang baru (originality)

3) Sikap kerjasama (cooperative)

4) Sikap tidak putus asa (perseverance)

5) Sikap tidak berprasangka (open mindedness)

Page 45: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN STAD (STUDENT … · KELAS XI SMA NEGERI 5 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 ... DILENGKAPI PRAKTIKUM ... Gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan

xlv

6) Sikap mawas diri (self awareness)

7) Sikap bertanggung jawab (responsibility)

8) Sikap berpikir bebas (independence in thinking)

9) Sikap kedisiplinan (discipline)

Carin dan Sund dalam bukunya Theaching Science Though Discovery,

seperti yang dikutip oleh Margono mengemukakan aspek sikap ilmiah yaitu:

1) Sikap ingin tahu (curiosity)

2) Kerendahan hati (humility)

3) Ketidakpercayaan (scepticism)

4) Tidak fanatik (avoidance of dogmatism or gullibility)

5) Tidak berprasangka (open minededness)

6) Pendekatan positif pada kegagalan (apossitive approach to failure)

Dari penjelasan tentang aspek-aspek dalam sikap ilmiah dapat ditarik

kesimpulan bahwa sikap ilmiah yang penting adalah:

1) Sikap ingin tahu (curiosity)

2) Sikap ingin mendapatkan sesuatu yang baru (originality)

3) Sikap kerjasama (cooperative)

4) Sikap tidak putus asa (perseverance)

5) Sikap bertanggung jawab (responsibility)

6) Sikap berpikir bebas (independence in thinking)

7) Sikap kedisiplinan (discipline)

8. Prestasi Belajar

Dalam proses belajar mengajar, prestasi belajar merupakan hasil yang

dicapai dari suatu usaha dalam mengikuti pendidikan atau latihan tertentu yang

hasilnya dapat ditentukan dengan memberikan test pada akhir pendidikan.

Kedudukan siswa dalam kelas dapat diketahui melalui prestasi belajar, yaitu siswa

tersebut termasuk pandai, sedang atau kurang. Dengan demikian prestasi belajar

mempunyai fungsi yang penting disamping sebagai indikator keberhasilan belajar

dalam mata pelajaran tertentu, juga dapat berguna sebagai evaluasi dalam

pelaksanaan proses belajar mengajar.

Page 46: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN STAD (STUDENT … · KELAS XI SMA NEGERI 5 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 ... DILENGKAPI PRAKTIKUM ... Gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan

xlvi

Prestasi belajar terdiri dari kata “prestasi” dan “belajar”. Menurut Zainal

Arifin (1990: 2) kata prestasi berasal dari bahasa Belanda yaitu “prestatie”,

kemudian dalam bahasa Indonesia menjadi “prestasi” yang berarti hasil usaha.

Dalam kamus bahasa Indonesia, arti dari prestasi belajar adalah penguasaan

pengetahuan atau ketrampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, yang

lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan guru.

Menurut Winkel (1996: 52) bahwa prestasi (performance) dapat terlihat dari hasil

belajar. Selama potensi atau kemampuan internal tidak diwujudkan dalam bentuk

suatu perilaku, sulitlah diperoleh kepastian tentang apa yang telah dipelajari

sehingga hasil prestasi belajar menunjukkan tingkat keberhasilan seorang siswa

dalam proses belajar. Hasil belajar merupakan hal penting dalam proses belajar

mengajar, karena dapat menjadi petunjuk untuk mengetahui sejauh mana

keberhasilan seorang siswa dalam kegiatan belajar mengajar yang telah

dilaksanakan. B.S. Bloom dalam Winkel (1996: 244) mengemukakan bahwa

prestasi belajar sebagai perubahan tingkah laku yang meliputi tiga ranah, yaitu

ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotor.

Prestasi belajar siswa dapat diketahui dengan adanya evaluasi belajar

atau penilaian hasil belajar. Penilaian merupakan suatu usaha untuk

mengumpulkan berbagai informasi secara berkesinambungan dan menyeluruh

tentang proses belajar dan hasil belajar yang telah dicapai oleh siswa melalui

kegiatan belajar mengajar. Evaluasi hasil belajar mengajar siswa bermakna bagi

semua komponen dalam proses pengajaran terutama siswa, guru dan orang tua.

Evaluasi hasil belajar dapat dilakukan melalui ulangan harian dan

ulangan umum. Ulangan harian merupakan ulangan yang mencakup satu atau

beberapa pokok bahasan. Melalui ulangan harian dapat diketahui penguasaan

siswa terhadap tujuan pembelajaran setelah siswa melakukan kegiatan belajar.

Ulangan umum merupakan ulangan yang mencakup seluruh konsep dalam satu

semester. Selain untuk mengetahui tingkat pencapaian siswa terhadap materi yang

telah dipelajari, dapat juga untuk menentukan kemajuan atau hasil pembelajaran.

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah

hasil yang diperoleh dari serangkaian usaha individu dalam rangka untuk

Page 47: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN STAD (STUDENT … · KELAS XI SMA NEGERI 5 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 ... DILENGKAPI PRAKTIKUM ... Gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan

xlvii

memperoleh perubahan tingkah laku secara keseluruhan sebagai hasil dari

aktivitas belajar dan interaksi dengan lingkungan.

Prestasi belajar yang dicapai orang sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor

yang mempengaruhinya selama proses belajar. Secara global, faktor-fakktor yang

mempengaruhi belajar dibedakan menjadi tiga golongan, yaitu:

a. Faktor Internal Siswa

Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari dalam diri siswa

sendiri yang meliputi aspek fisiologis dan aspek psikologis. Aspek fisiologis

bersifat jasmaniah, yang meliputi kesehatan dan organ-organ tubuh. Sedangkan

aspek bersifat rohaniah, yang meliputi intelegensi siswa, sikap siswa, bakat siswa,

minat siswa, dan motivasi siswa.

b. Faktor Eksternal Siswa

Faktor eksternal siswa terdiri dari dua macam, yaitu lingkungan sosial

dan lingkungn non sosial. Lingkungan sosial meliputi para guru, staf administrasi,

teman sekelas, masyarakakat, teman, tetangga, orang tua siswa, dan keluarga

siswa. Sedangkan lingkungn non sosial meliputi gedung sekolah dan letaknya,

rumah tempat tinggal siswa dan letaknya, alat-alat belajar, keadaan cuaca, serta

waktu belajar yang digunakan siswa.

c. Faktor Pendekatan Belajar

Pendekatan belajar merupakan jenis upaya belajar siswa yang dapat

dipahami sebagai segala cara atau strategi yang digunakan siswa untuk melakukan

kegiatan materi pelajaran, sehingga dapat menunjang efektifitas dan efisiensi

proses pembelajaran materi tertentu. Strategi dalam hal ini adalah seperangkat

langkah operasional yang direkayasa sedemikian rupa untuk memecahkan

masalah atau mencapai tujuan belajar tertentu.

(Muhibbin Syah, 1995: 132-139)

Prestasi belajar sebagai hasil belajar dapat diketahui saat dilakukan

penilaian. Penilaian digunakan untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan siswa

dan berbagai hal yang pernah diajarkan, sehingga dapat diperoleh gambaran

tentang pencapaian program pendidikan. Jadi, fungsi prestasi belajar sangat

Page 48: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN STAD (STUDENT … · KELAS XI SMA NEGERI 5 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 ... DILENGKAPI PRAKTIKUM ... Gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan

xlviii

penting bagi anak didik baik sebagai indikator kualitas pendidikan dan berfungsi

sebagai umpan balik bagi guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar.

9. Materi Pokok Laju Reaksi

Laju reaksi adalah salah satu materi pokok bidang studi kimia, dimana

berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) diberikan pada siswa

SMA kelas XI semester gasal.

Adapun Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar dari materi pokok laju

reaksi sebagai berikut:

a. Standar Kompetensi:

Memahami kinetika reaksi, kesetimbangan kimia, dan faktor-faktor yang

mempengaruhinya, serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.

b. Kompetensi Dasar:

1) Mendeskripsikan pengertian laju reaksi dengan melakukan percobaan

tentang faktor yang mempengaruhi laju reaksi.

2) Memahami teori tumbukan (tabrakan) untuk menjelaskan faktor-faktor

penentu laju, orde reaksi, dan terapannya dalam kehidupan sehari-hari.

Materi pokok Laju Reaksi terbagi dalam beberapa sub materi pokok, yaitu:

Konsep Laju Reaksi, Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Laju Reaksi, Persamaan

Laju Reaksi, Teori Tumbukan dan Penerapan Konsep Laju Reaksi.

a. Konsep Laju Reaksi

Pengalaman menunjukkan bahwa serpihan kayu terbakar lebih cepat

daripada balok kayu; besi lebih cepat berkarat apabila tidak di cat; makanan lebih

cepat membusuk apabila tidak dimasukkan didalam kulkas; kulit bule lebih cepat

menjadi gelap dalam musim panas daripada dalam musim dingin (Keenan, 1989:

512). Hal ini berarti bahwa reaksi yang sama dapat berlangsung dengan kelajuan

yang berbeda, ada reaksi yang berlangsung seketika, dan ada reaksi yang

berlangsung sangat lambat. Contoh reaksi yang berlangsung seketika atau cepat

yaitu bom atau petasan meledak, batang korek api terbakar dan sebagainya.

Sedangkan contoh reaksi yang berlangsung lambat yaitu perkaratan besi dan

“pencoklatan” apel, dan proses terbentuknya fosil pada organisme.

Page 49: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN STAD (STUDENT … · KELAS XI SMA NEGERI 5 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 ... DILENGKAPI PRAKTIKUM ... Gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan

xlix

1) Pengertian Laju reaksi

Reaksi kimia adalah proses perubahan zat pereaksi menjadi produk. Oleh

karena itu, pada waktu reaksi berlangsung, jumlah zat pereaksi akan semakin

berkurang sedangkan jumlah produk bertambah. Satuan dari jumlah zat

bermacam-macam, misalnya gram, mol atau konsentrasi. Dalam perhitungan

kimia banyak digunakan zat kimia berupa larutan atau berupa gas dalam ruang

tertutup. (Keenan, dkk, 1989: 516)

Ukuran jumlah zat dalam reaksi kimia umumnya dinyatakan sebagai

konsentrasi molar atau molaritas (M). Dengan demikian, maka laju reaksi

menyatakan berkurangnya konsentrasi pereaksi atau bertambahnya konsentrasi zat

hasil reaksi setiap satu satuan waktu (detik atau sekon). Satuan laju reaksi

umumnya dinyatakan dalam satuan mol dm-3s-1 atau mol/liter sekon. Satuan mol

dm-3 atau molaritas (M) merupakan satuan konsentrasi larutan.

2) Ungkapan Laju reaksi

Untuk sistem homogen, cara yang umum digunakan untuk menyatakan

laju reaksi adalah laju pengurangan konsentrasi molar pereaksi atau laju

pertambahan konsentrasi molar produk dalam satu satuan waktu sebagai berikut:

Gambar 2. Gambar konsentrasi terhadap waktu

(Tim Cendikia, 2003: 50)

Berdasarkan grafik diatas reaksi: mR ® nP

Maka laju reaksi dinyatakan dengan:

[ ]tR

vDD

-= atau [ ]

tP

vDD

+=

Dengan : R = pereksi (reaktan)

P = produk

v = laju reaksi

Konsen t r as i

waktu

P

R

Page 50: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN STAD (STUDENT … · KELAS XI SMA NEGERI 5 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 ... DILENGKAPI PRAKTIKUM ... Gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan

l

[ ]RD = perubahan konsentrasi molar pereksi

[ ]PD = perubahan konsentrasi molar produk

[ ]tRDD

- = laju pengurangan konsentrasi molar salah satu pereaksi dalam satu

satuan waktu

[ ]tPDD

+ = laju pertambahan konsentrasi molar salah satu pereaksi dalam satu

satuan waktu

Contoh

Untuk reaksi:

2N2O5 (g) ®4NO2 (g) + O2 (g)

Laju reaksi dinyatakan sebagai laju pengurangan konsentrasi molar N2O5 atau laju

pertambahan konsentrasi molar NO2 atau laju pertambahan konsentrasi molar O2 .

[ ]t

ONv ON D

D-= 52

52 Ms-1

[ ]t

NOvNO D

D+= 2

2 Ms-1

[ ]t

OvO D

D+= 2

2 Ms-1

Sesuai dengan hubungan laju reaksi dan perbandingan koefisien reaksi, laju

pembentukan O2 adalah setengah dari laju peruraian N2O5 atau seperempat dari

laju pembentukan NO2. Untuk contoh diatas, laju reaksi dinyatakan sebagai

berikut:

v=21

-[ ]

t

ON

DD 52 =

41

+[ ]

tNOD

D 2 =[ ]

tOD

D+ 2

b. Persamaan Laju Reaksi

Hubungan kuantitatif antara konsentrasi pereaksi dengan laju reaksi

dinyatakan dengan suatu persamaan, yaitu persamaan laju reaksi.

1) Bentuk Persamaan Laju Reaksi

Page 51: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN STAD (STUDENT … · KELAS XI SMA NEGERI 5 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 ... DILENGKAPI PRAKTIKUM ... Gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan

li

Bentuk persamaan laju reaksi dinyatakan sebagai berikut:

Untuk reaksi:

mA + nB ® pC + qD

Persamaan laju reaksi:

v= [ ] [ ]yx BAk

dengan k: tetapan jenis reaksi

x: orde (tingkat/ pangkat) reaksi terhadap pereaksi A

y: orde (tingkat/ pangkat) reaksi terhadap pereaksi B

Tetapan jenis (k) adalah suatu tetapan yang harganya bergantung pada jenis

pereaksi, suhu dan katalis. Setiap reaksi mempunyai harga k tertentu pada suhu

tertentu. Harga k akan berubah jika suhu berubah. Reaksi yang berlangsung cepat

akan mempunyai harga k yang besar, sedangkan reaksi yang lambat mempunyai

harga k yang kecil. Kenaikan suhu dan penggunaan katalis umumnya

memperbesar harga k. Pangkat konsentrasi perekasi dalam persamaan laju reaksi

disebut orde atau tingkat reaksi. Reaksi diatas berorde x terhadap A dan berorde y

terhadap B. Orde reaksi keseluruhan adalah x dan y.

2) Makna Orde Reaksi

Orde reaksi menyatakan besarnya pengaruh konsentrasi pereaksi pada laju

reaksi.

a) Orde Nol

Reaksi dikatakan berorde nol terhadap salah satu pereaksinya apabila

perubahan konsentrasi pereaksi tersebut tidak mempengaruhi laju reaksi. Artinya

asalkan terdapat dalam jumlah tertentu, perubahan konsentrasi pereaksi tidak

mempegaruhi laju reaksi.

b) Orde Satu

Suatu reaksi dikatakan berorde satu terhadap salah satu pereaksinya jika

laju reaksi berbanding lurus dengan konsentrasi pereaksi itu.

c) Orde dua

Suatu reaksi dikatakan berorde dua terhadap salah satu pereaksi jika laju

reaksi merupakan pangkat dua dari konsentrasi pereaksi itu.

Page 52: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN STAD (STUDENT … · KELAS XI SMA NEGERI 5 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 ... DILENGKAPI PRAKTIKUM ... Gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan

lii

[x] [x] [x]

1) Orde nol 2) Orde Satu 3) Orde dua

[x] = konsentrasi pereaksi; v = laju reaksi

Gambar 3. Grafik yang menyatakan pengaruh perubahan konsentrasi terhadap laju

reaksi.

3) Menentukan Persamaan Laju

Persamaan laju reaksi tidak dapat diturunkan dari stoikiometri reaksi tetapi

ditentukan melalui percobaan. Salah satu cara menentukan persamaan laju reaksi

dengan metode laju awal. Menurut cara ini, laju diukur pada awal reaksi dengan

konsentrasi yang berbeda-beda. Untuk memahami metode ini, marilah kita

perhatikan reaksi antara gas AB dan gas C2 dengan reaksi 2AB + C2 ®2AC + B2

yang datanya diberikan pada tabel 2.

Tabel 2. Reaksi antara gas AB dan gas C2

No. [AB] (M) [ C2] V (M det-1)

1.

2.

3.

0,2

0,2

0,6

0,2

1

0,2

4

20

36

Tentukan :

a. Orde reaksi

b. Persamaan laju reaksi

c. Konstanta laju reaksi (k)

Jawab:

a. Pada penentuan orde reaksi terhadap gas AB digunakan percobaan 1 dan 3

karena menurut hukum persamaan laju reaksi secara umum: v= k[A]x[B]y

Sehingga diperoleh persamaan:

[ ] [ ][ ] [ ]yx

Yx

CABk

CABk

v

v

3233

1211

3

1 =

v v v

Page 53: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN STAD (STUDENT … · KELAS XI SMA NEGERI 5 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 ... DILENGKAPI PRAKTIKUM ... Gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan

liii

Karena harga k nilainya konstan dan konsentrasi C2 pada percobaan 1 sama

dengan konsentrasi C2 pada percobaan 3 maka:

[ ][ ]x

x

AB

ABv

v

3

1

3

1 = x

÷ø

öçè

æ=

6,02,0

364

91

31

=÷øö

çèæ

x

2

31

31

÷øö

çèæ=÷

øö

çèæ

x

x= 2

Jadi orde reaksi terhadap gas AB adalah 2

Untuk menentukan orde reaksi terhadap gas C2 diambil [AB] yang sama, yaitu

percobaan 1 dan 2 yaitu:

Karena menurut hukum persamaan laju reaksi secara umum: v= k[A]x[B]y

Sehingga diperoleh persamaan:

[ ] [ ][ ] [ ]yx

Yx

CABk

CABk

v

v

2222

1211

2

1 =

Karena harga k nilainya konstan dan konsentrasi AB pada percobaan 1 sama

dengan konsentrasi AB pada percobaan 2 maka:

[ ][ ]x

x

AB

ABv

v

2

1

2

1 =

y

÷øö

çèæ=

12,0

204

51

51

=÷øö

çèæ

y

y= 1

Jadi orde reaksi terhadap gas C2 adalah 1.

b. Persamaan laju reaksi:

v= k [AB]2[C2]1

Page 54: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN STAD (STUDENT … · KELAS XI SMA NEGERI 5 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 ... DILENGKAPI PRAKTIKUM ... Gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan

liv

c. v= k [AB]2[C2]1 (diambil salah satu percobaan misalnya percobaan 1)

4= k [0,2]2[0,2]

k=( )

500008,04

2,0

43

==

(Michael Purba, 2007: 102-115)

Contoh 2.

Diketahui reaksi: 2A + B2 ® 2AB dengan data percobaan sebagai berikut

Percobaan Konsentrasi Awal (M) Waktu (detik)

A B2

1.

2.

3.

0,25

0,50

0,50

0,25

0,25

0,50

160

80

20

Tentukan :

a. Orde reaksi,

b. Persamaan laju reaksi,

c. Harga k,

d. Waktu reaksi jika [A] = [B2] = 1 M!

Jawab:

Waktu berbanding terbalik dengan laju reaksi.

a. Menentukan orde terhadap A (percobaan 1 dan 2)

[ ][ ]

x

AA

v

v÷÷ø

öççè

æ=

2

1

2

1

÷ø

öçè

æ=

50,025,0

801160

1

21

21

=÷øö

çèæ

x

x= 1

Page 55: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN STAD (STUDENT … · KELAS XI SMA NEGERI 5 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 ... DILENGKAPI PRAKTIKUM ... Gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan

lv

Jadi orde reaksi terhadap A adalah 1

Menentukan orde reaksi terhadap B2 (percobaan 2 dan 3)

[ ][ ]

y

B

B

vv

÷÷ø

öççè

æ=

32

22

3

2

y

÷ø

öçè

æ=

50,025,0

201

801

y

÷øö

çèæ=

21

41

y= 2

Jadi orde reaksi terhadap B2 adalah 2.

b. Persamaan laju reaksinya adalah :

[ ][ ]22BAkv =

c. [ ][ ]22BAkv =

Dari percobaan no 3 kita dapat persamaan sebagai berikut:

( )( )25,05,0201

k=

( ) 205,0

13 x

k =

= 0,4

d. [ ][ ]22BAkv =

( )( )2114,0=v

= 0,4

5,24,0

11===

vt detik

Jadi waktu reaksi yang diperlukan adalah 2,5 detik.

c. Teori Tumbukan

Suatu zat dapat bereaksi dengan zat lain apabila partikel-

partikelnya saling bertumbukan. Tumbukan yang terjadi tersebut akan

Page 56: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN STAD (STUDENT … · KELAS XI SMA NEGERI 5 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 ... DILENGKAPI PRAKTIKUM ... Gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan

lvi

menghasilkan energi untuk memulai terjadinya reaksi. Terjadinya tumbukan

antara partikel disebabkan partikel-partikel (molekul-molekul) zat selalu

bergerak dengan arah yang tidak teratur. Tumbukan antarpartikel yang

bereaksi tidak selalu menimbulkan reaksi, hanya tumbukan yang

menghasilkan energi yang cukup yang dapat menghasilkan reaksi.

Gambar 4. Tumbukan molekul dan reaksi kimia. (a) Tumbukan pertikel-

partikel yang tidak menghasilkan reaksi. (b) Tumbukan yang

menghasilkan energi yang cukup untuk menghasilkan reaksi.

Sebelum tumbukan terjadi tumbukan setelah tumbukan

Gambar 5. Tumbukan molekul dan reaksi kimia. (a) Tumbukan yang tidak

menghasilkan reaksi. (b) Tumbukan yang menghasilkan energi yang cukup

untuk menghasilkan reaksi.

(Brady, 1981:467)

Model tumbukan antara partikel dapat digambarkan sebagai bola yang

akan menggelinding mencapai puncak lekukan suatu bukit ke lereng bukit.

Energi diperlukan supaya bola menggelinding mencapai puncak lekukan

Page 57: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN STAD (STUDENT … · KELAS XI SMA NEGERI 5 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 ... DILENGKAPI PRAKTIKUM ... Gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan

lvii

(keadaan transisi). Setelah mencapai keadaan transisi pun masih diperlukan

energi agar bisa terlepas dari puncak lekukan tersebut agar dapat

menggelinding ke lereng gunung. Jikan energi tidak cukup maka bola tersebut

akan menggelinding kembali ke lekukan itu.

Gambar 6. Bola akan menggelinding kembali ke lembah bila tidak

cukup energi untuk mendorong sampai di puncak

Gambar 7. Diagram energi pada reaksi eksoterm dan endoterm

Energi yang diperlukan agar bola sampai ke puncak bukit dan

menggelinding dianalogikan sebagai energi pengaktifan. Dalam reaksi kimia

energi pengaktifan (energi aktivasi) merupakan energi minimum agar suatu

reaksi dapat berlangsung. Tumbukan yang menghasilkan reaksi disebut

tumbukan efektif. Dengan menggunakan teori tumbukan ini dapat dijelaskan

bagaimana faktor-faktor yang dapat mempercepat laju reaksi.

1) Faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi

a) Konsentrasi

Page 58: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN STAD (STUDENT … · KELAS XI SMA NEGERI 5 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 ... DILENGKAPI PRAKTIKUM ... Gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan

lviii

Secara umum konsentrasi pereaksi akan mempengaruhi laju reaksi.

Pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi adalah khas untuk setiap reaksi.

Pada reaksi orde 0 (nol) perubahan konsentrasi pereaksi tidak berpengaruh

terhadap laju reaksi.

Reaksi orde 1 (satu) setiap kenaikan konsentrasi dua kali akan

mempercepat laju reaksi menjadi dua kali lebih cepat, sedangkan untuk

reaksi orde 2 bila konsentrasi dinaikkan menjadi dua kali laju reaksi

menjadi empat kali lebih cepat.

Pada umumnya reaksi berlangsung lebih cepat jika konsentrasi

pereaksi diperbesar. Misalnya, reaksi keping pualam dengan larutan HCl 4

M berlangsung lebih cepat dari pada larutan HCl 2 M.

Reaksi :

CaCO3(s) + 2 HCl (aq) ® CaCl2(aq) + CO2(g) + H2O(1)

CaCO3(s) + 2 H+(aq) + 2 Cl -(aq) ® Ca2+

(aq) + 2 Cl-(aq) + CO2(g) + H2O(1)

CaCO3(s) + 2 H+(aq) ® Ca2+

(aq) + CO2(g) + H2O(1)

Larutan HCl 4 M cepat Larutan HCl 2 M lambat

Gambar 8. Larutan HCl dengan konsentrasi 2 M dan 4 M

Pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi ini dapat dijelaskan

dengan model teori tumbukan. Semakin tinggi konsentrasi berarti semakin

banyak molekul-molekul dalam setiap satuan luas ruangan, dengan

demikian tumbukan antara partikel semakin sering terjadi. Semakin

banyak tumbukan yang terjadi berarti kemungkinan untuk menghasilkan

tumbukan efektif semakin besar, sehingga reaksi berlangsung lebih cepat.

b) Luas Permukaan Sentuhan

Ion Cl-

(aq) Ion H+

Tjd reaksi

Ion H+

Tjd reaksi

Page 59: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN STAD (STUDENT … · KELAS XI SMA NEGERI 5 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 ... DILENGKAPI PRAKTIKUM ... Gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan

lix

Untuk reaksi heterogen (wujud tidak sama), misalnya logam zink

dengan larutan asam klorida, laju reaksi selain dipengaruhi oleh

konsentrasi asam klorida juga dipengaruhi oleh kondisi logam zink. Dalam

jumlah (massa) yang sama butiran logam zink akan bereaksi lebih lambat

daripada serbuk zink.

Reaksi terjadi antara molekul-molekul asam klorida dalam larutan

dengan atom-atom zink yang bersentuhan langsung dengan asam klorida.

Pada butiran zink, atom-atom zink yang bersentuhan langsung dengan

asam klorida lebih sedikit daripada serbuk zink, sebab atom-atom zink

yang bersentuhan hanya atom zink yang ada di permukaan butiran. Akan

tetapi, bila butiran zink tersebut dipecahmenjadi butiran-butiran yang lebih

kecil, atau menjadis serbuk, maka atom-atom zink yang semula di dalam

akan berada di permukaan dan terdapat lebih banyak atom zink yang

secara bersamaan bereaksi dengan larutan asam klorida. Dengan

menggunakan teori tumbukan dapat dijelaskan bahwa semakin luas

permukaan zat padat semakin banyak tempat terjadinya tumbukan

antarpartikel yang bereaksi.

Gambar 9. Luas permukaan bidang sentuh zat padat dapat diperbesar dengan

memperkecil ukuran partikelnya.

c) Suhu

Harga tetapan laju reaksi (k) akan berubah. Bagi kebanyakan reaksi

kimia, kenaikan sekitar 100 C akan menyebabkan harga tetapan laju reaksi

menjadi dua kali semula. Dengan naiknya harga tetapan laju reaksi (k),

maka reaksi akan menjadi lebih cepat. Jadi, kenaikan suhu akan

mengakibatkan reaksi berlangsung semakin cepat.

Ion H+ Ion Cl-

Tjd Reaksi

Logam zink

Page 60: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN STAD (STUDENT … · KELAS XI SMA NEGERI 5 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 ... DILENGKAPI PRAKTIKUM ... Gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan

lx

Hal tersebut dapat dijelaskan dengan menggunakan teori

tumbukan, yaitu bila terjadi kenaikan suhu maka molekul-molekul yang

bereaksi akan bergerak lebih cepat, sehingga energi kinetiknya tinggi.

Oleh karena energi kinetiknya tinggi, maka energi yang dihasilkan pada

tumbukan antarmolekul akan menghasilkan energi yang besar dan cukup

untuk melangsungkan reaksi. Dengan demikian, semakin tinggi suhu

berarti kemungkinan akan terjadi tumbukan yang menghasilkan energi

yang cukup untuk reaksi juga semakin banyak, dan berakibat reaksi

berlangsung lebih cepat. Bila pada setiap kenaikan CT0D suatu reaksi

berlangsung n kali lebih cepat, maka laju reaksi pada T2 (v2) bila

dibandingkan laju reaksi pada T1(v1) dapat dirumuskan:

2v = ( ) ÷øö

çèæ

D-T

TT

1

12

nv

Contoh soal:

Laju suatu reaksi menjadi dua kali lebih cepat pada setiap kenaikan suhu

100 C. Bila pada suhu 200 C reaksi berlangsung dengan laju reaksi 2

mol10 3-´ L-1 s-1 berapa laju reaksi yang terjadi pada suhu 500C ?

Jawab:

50v = ( ) ÷øö

çèæ -

102050

20 2v

50v = 2 ´10-3 (2)3

= 1,6 ´10-2 mol L-1 s-1

d) Katalis

Beberapa reaksi kimia yang berlangsung lambat dapat dipercepat

dengan menambahkan suatu zat kedalamnya, tetapi zat tersebut setelah

reaksi selesai ternyata tidak berubah. Misalnya, pada penguraian kalium

klorat untuk menghasilkan gas oksigen.

2KClO3 (s) ® 2KCl (s) + 3O2 (s)

Reaksi berlangsung pada suhu tinggi dan berjalan lambat, tetapi

dengan penambahan kristal MnO2 kedalamnya ternyata reaksi akan dapat

berlangsung dengan lebih cepat pada suhu yang lebih rendah. Setelah

Page 61: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN STAD (STUDENT … · KELAS XI SMA NEGERI 5 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 ... DILENGKAPI PRAKTIKUM ... Gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan

lxi

semua KClO3 terurai, ternyata MnO2 masih tetap ada (tidak berubah).

Dalam reaksi tersebut MnO2 disebut sebagaai katalis.

Katalis adalah suatu zat yang dapat mempercepat laju reaksi, tanpa

dirinya mengalami perubahan yang kekal. Suatu katalis mungkin dapat

terlibat dalam proses reaksi atau mengalami perubahan selama reaksi

berlangsung, tetapi setelah reaksi itu selesai maka katalis akan diperoleh

kembali dalam jumlah sama.

(Unggul Sudarmo,2007: 86-89)

Perhatikan reaksi umum A + B ® AB , dengan K menyatakan

katalisnya seperti dilukiskan pada gambar 10.

Gambar 10. Grafik tingkat energi reaksi dengan katalis dan tanpa katalis

Keterangan :

Reaksi tanpa katalis:

A + B ® [A---B]* (AB reaksi lambat)

Energi pengaktifan tinggi , AB terbentuk perlahan-lahan

Reaksi dengan katalis:

A + K® [A---K]* ® AK (reaksi cepat)

AK + B ® [B---A---K]* ®AB + K (cepat)

(Keenan, 1989:522)

Energi keadaan transisi tanpa katalis

Energi keadaan transisi dengan katalis

Energi senyawa antara

Energi molekul peraksi

Energi molekul produk

[A--B]*

A + B + K

[A--K ]*+B

AK + B

[A—B--K]*

AB + K

Ene

rgi

Page 62: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN STAD (STUDENT … · KELAS XI SMA NEGERI 5 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 ... DILENGKAPI PRAKTIKUM ... Gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan

lxii

Katalis mempercepat reaksi dengan cara mengubah jalannya

reaksi. Jalur reaksi yang ditempuh tersebut mempunyai energi aktivasi

yang lebih rendah daripada jalur reaksi yang ditempuh tanpa katalis. Jadi,

dapat dikatakan bahwa katalis berperan menurunkan energi aktivasi.

Ada dua cara yang dilakukan katalis dalam mempercepat reaksi, yaitu:

a) Pembentukan Senyawa Antara

Umumnya reaksi berjalan lambat bila energi aktivasi suatu reaksi

terlalu tinggi. Agar reaksi dapat berlangsung lebih cepat, maka dapat

dilakukan dengan cara menurunkan energi aktivasi. Untuk

menurunkan energi aktivasi dapat dilakukan dengan mencari senyawa

antara lain yang berenergi lebih rendah. Fungsi katalis dalam hal ini

mengubah jalannya reaksi sehingga diperoleh senyawa antara yang

energinya relatif rendah. Katalis homogen (katalis yang mempunyai

fase yang sama dengan zat pereaksi yang dikatalis) bekerja dengan

cara ini.

Misalnya,

A + B ® AB, berlangsung tanpa katalis:

A + B ® AB (AB lambat)

Apabila ke dalam reaksi tersebut ditambahkan katalis (K) maka,

tahapan reaksi berlangsung sebagai berikut,

Tahap I : A + K ® AK*

Tahap II : AK* + B ® AB + K

Pada kedua tahap tersebut terlihat bahwa pada akhir reaksi K diperoleh

kembali dan mengkatalis molekul-molekul A dan B yang lain.

Penggambaran energi menunjukkan bahwa dengan adanya jalan reaksi

yang berbeda akan memerlukan energi pengaktifan yang rendah.

b) Adsorpsi

Proses katalisasi dengan cara adsorpsi umumnya dilakukan

oleh katalis heterogen, yaitu katalis yang fasenya tidak sama dengan

Page 63: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN STAD (STUDENT … · KELAS XI SMA NEGERI 5 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 ... DILENGKAPI PRAKTIKUM ... Gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan

lxiii

fase zat yang dikatalis (khususnya reaksi gas dengan katalis padat).

Pada proses adsorpsi, molekul-molekul pereaksi akan teradsorpsi pada

permukaan katalis, dengan terserapnya pereaksi di permukaan katalis

mengakibatkan zat-zat pereaksi terkonsentrasi di permukaan katalis

dan akan mempercepat reaksi. Kemungkinan yang lain, karena

pereaksi-pereaksi teradsorpsi di permukaan katalis akan dapat

menimbulkan gaya tarik antarmolekul yang bereaksi, dan ini

menyebabkan molekul-molekul tersebut menjadi reaktif.

Agar katalis tersebut berlangsung efektif, katalis tidak boleh

mengadsorpsi zat hasil reaksi, dan dengan demikian permukaan logam

akan segera ditempati oleh molekul baru. Bila zat pereaksi atau

pengotor teradsorpsi dengan kuat oleh katalis menyebabkan

permukaan katalis menjadi tidak aktif. Dalam keadaan demikian,

katalis dikatakan telah teracuni, dan ini akan menghambat reaksi.

Contoh katalis adsorpsi adalah nikel pada pembuatan margarin, untuk

mengkatalisis reaksi antara gas hidrogen dengan lemak atau minyak

menjadi margarin. Pada industri asam sulfat dikatakan katalis V2O5

untuk mempercepat reaksi antara gas SO2 dan O2 menjadi SO3.

(Unggul Sudarmo, 2007: 90-91)

d. Penerapan Konsep Laju Reaksi

Konsep laju reaksi dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dan

industri. Penerapan konsep laju reaksi pada kehidupan sehari-hari misalnya pada

pengaruh luas permukaan bidang sentuh terhadap laju reaksi, sedangkan konsep

laju reaksi yang dapat diterapkan dalam industri adalah pengaruh katalis terhadap

laju reaksi.

1) Penerapan Pengaruh Luas Permukaan Bidang Sentuh terhadap Laju Reaksi

Penerapan pengaruh luas permukaan bidang sentuh terhadap laju reaksi

dapat ditemukan pada industri makanan dan kehidupan sehari-hari. Sebelum

dimasukkan, bumbu dihancurkan terlebih dahulu. Hal itu dilakukan agar bumbu

Page 64: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN STAD (STUDENT … · KELAS XI SMA NEGERI 5 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 ... DILENGKAPI PRAKTIKUM ... Gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan

lxiv

memiliki luas permukaan yang besar sehingga mudah meresap pada masakan.

Selain itu, bahan yang dimasak juga dibuat berukuran kecil agar luas permukaan

bidang sentuh makin besar.

2) Penggunaan Katalis dalam Industri Kimia

Kebanyakan industri kimia menggunakan katalis dalam proses

produksinya karena proses dapat berlangsung lebih cepat dan biaya produksi

dapat dikurangi. Sebagian besar katalisator merupakan unsur transisi atau

senyawanya. Contoh penggunaan katalis pada industri kimia adalah pada proses

Haber dan proses kontak.

Proses Haber adalah sintesis amonia dari gas nitrogen dan hidrogen

menurut reaksi: N2 (g) + 3 H2 (g) 2 NH3 (g) DH = -92 kJ

Reaksi ini berlangsung sangat lambat pada suhu rendah, bahkan pada suhu 500°C.

Serbuk besi yang dicampur dengan berbagai oksida logam lain seperti Al2O3,

MgO, CaO, dan K2O menjadikan reaksi cukup ekonomis.

Proses kontak adalah proses industri pembuatan asam sulfat. Salah satu

tahapan penting dalam proses itu adalah oksidasi SO2 menjadi SO3 (SO3

kemudian dilarutkan dalam air sehingga diperoleh H2SO4).

Reaksi: 2 SO2 (g) + O2 (g) 2 SO3 (g) DH = -198 kJ

Sama halnya dengan sintesis ammonia, reaksi oksidsi SO2 berlangsung sangat

lambat pada suhu rendah. V2O5 dapat membuat reaksi berlangsung lebih cepat.

(Michael Purba, 2004: 142)

B. Kerangka Berpikir

Adapun kerangka berpikir yang mendasari penelitian ini adalah:

Kualitas dan kuantitas pendidikan sampai saat ini merupakan suatu

masalah yang amat menonjol dalam setiap pembaharuan sistem pendidikan

nasional, sejalan dengan itu upaya pembaharuan pendidikan terus dilakukan

sampai saat ini yaitu dengan KTSP (Kurilukum Tingkat Satuan Pendidikan).

Page 65: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN STAD (STUDENT … · KELAS XI SMA NEGERI 5 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 ... DILENGKAPI PRAKTIKUM ... Gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan

lxv

Kurikulum ini menekankan pada pencapaian kompetensi melalui pendekatan

pembelajaran yang menempatkan peserta didik sebagai subyek utama pengajaran.

Pencapaian kompetensi prestasi belajar siswa dipengaruhi oleh beberapa

faktor baik ekstern maupun intern. Salah satu faktor ekstern adalah metode

mengajar. Suatu metode mengajar tertentu dapat digunakan pada konsep tertentu

tetapi belum tentu cocok digunakan pada konsep lain. Penggunaan metode yang

cocok akan mempengaruhi siswa menumbuhkan minat belajar sehingga dapat

mempengaruhi prestasi belajar. Dalam model pembelajaran kooperatif dikenal

berbagai macam metode pembelajaran diantaranya metode pembelajaran STAD

dan TAI. Metode-metode pembelajaran ini dapat dilengkapi dan disesuaikan

dengan materi pelajaran yang akan dipelajari, diantaranya dengan memodifikasi

melalui praktikum. Materi pokok Laju Reaksi meliputi Konsep Laju Reaksi,

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Laju Reaksi, Persamaan Laju Reaksi, Teori

Tumbukan dan Penerapan Konsep Laju Reaksi membutuhkan pemahaman yang

tinggi karena mencakup konsep-konsep kimia dan perhitungan-perhitungan yang

menurut siswa merupakan pelajaran yang rumit.

Dalam metode pembelajaran STAD yang dilengkapi dengan praktikum

setiap anggota kelompok memiliki kemampuan yang hampir sama sehingga setiap

anggota kelompok memiliki hak dan kedudukan yang sama pula. Bila dalam

proses diskusi kelompok terdapat anggota yang belum memahami materi, maka

dapat meminta penjelasan kepada anggota lain dalam kelompoknya. Pada metode

STAD yang dilengkapi dengan praktikum ini siswa dituntut untuk mengerjakan

kuis-kuis secara individual, sehingga skor yang diperoleh oleh masing-masing

individu akan mempengaruhi skor kelompoknya. Metode ini bertujuan untuk

memotivasi siswa supaya dapat saling mendukung dan membantu satu sama lain

dalam menguasai kemampuan yang diajarkan oleh guru.

Metode pembelajaran TAI merupakan suatu pembelajaran kooperatif

dimana siswa diharapkan dapat bekerja sama, berdiskusi, dan beradu argumen

dengan temannya, menilai kemampuan dan mengisi kekurangan anggota

kelompoknya. Adanya sumbangan yang diberikan oleh seorang asisten kepada

Page 66: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN STAD (STUDENT … · KELAS XI SMA NEGERI 5 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 ... DILENGKAPI PRAKTIKUM ... Gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan

lxvi

anggota kelompok dapat membuat mereka lebih memahami materi dan belajar

dengan baik. Keberhasilan proses belajar kelompok akan membantu siswa dalam

berkomunikasi dengan siswa lain karena pada metode ini dituntut adanya

kemampuan untuk mengkomunikasikan informasi atau ide dalam pikirannya.

Pada metode TAI yang dilengkapi dengan praktikum ini siswa banyak mengalami

latihan, melihat dan berpraktikum sehingga siswa akan mendapatkan pengalaman

secara nyata dan langsung terhadap materi pelajaran yang telah dipelajarinya.

Dalam melakukan suatu praktikum siswa mendapat kesempatan untuk

menguji dan melaksanakan hal-hal yang diperoleh dalam keadaan yang nyata

dengan apa yang diperoleh dalam teori. Untuk mendapatkan jawaban atas

praktikum yang dilakukan dibutuhkan suatu sikap ilmiah yang meliputi sikap

ingin tahu (curiosity), sikap ingin mendapatkan sesuatu yang baru (originality),

sikap kerjasama (cooperative), sikap tidak putus asa (perseverance), sikap

bertanggung jawab (responsibility), sikap berpikir bebas (independence in

thinking) dan sikap kedisiplinan (discipline). Siswa yang memiliki sikap ilmiah

yang tinggi akan mampu menjalankan perannya sebagai peserta didik yang baik,

sebaliknya dengan siswa yang memiliki sikap ilmiah yang rendah akan memiliki

prestasi yang rendah di kelas. Pada pengajaran materi laju reaksi dengan metode

STAD dan TAI yang dilengkapi praktikum dengan memperhatikan sikap ilmiah

siswa dimungkinkan akan terjadi fenomena dimana siswa yang memiliki sikap

ilmiah yang tinggi yang diajar dengan metode pembelajaran STAD yang

dilengkapi dengan praktikum prestasi belajarnya akan lebih baik daripada yang

diajar dengan metode TAI yang dilengkapi dengan praktikum. Sedangkan siswa

yang memiliki sikap ilmiah yang rendah yang diajar dengan metode pembelajaran

STAD yang dilengkapi dengan praktikum diharapkan akan mempunyai prestasi

belajar yang lebih baik karena siswa dituntut untuk dapat berkomunikasi lebih

baik dengan guru maupun dengan sesama siswa.

Dari pemikiran diatas, diduga terdapat interaksi antara metode

pembelajaran STAD dan TAI yang dilengkapi dengan praktikum dengan sikap

ilmiah siswa terhadap prestasi belajar siswa materi pokok Laju Reaksi.

Page 67: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN STAD (STUDENT … · KELAS XI SMA NEGERI 5 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 ... DILENGKAPI PRAKTIKUM ... Gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan

lxvii

Keterangan :

X : Model pembelajaran kooperatif

X1 : Metode STAD yang dilengkapi dengan praktikum

X2 : Metode TAI yang dilengkapi dengan praktikum

Y1 : Sikap ilmiah tinggi

Y2 : Sikap ilmiah rendah

C. Hipotesis

Berdasarkan kerangka berpikir yang dikemukakan diatas, maka dalam

penelitian ini diajukan hipotesis sebagai berikut:

1. Terdapat pengaruh metode pembelajaran kooperatif STAD dan TAI yang

dilengkapi dengan praktikum terhadap prestasi belajar kimia materi pokok

Laju Reaksi.

2. Terdapat pengaruh siswa yang memiliki sikap ilmiah tinggi dan siswa yang

memiliki sikap ilmiah yang rendah pada metode pembelajaran kooperatif

X1

Y1 Y1

X1

X

Y2

X1 Y2

X2

Y1 Y1

X2

Y2

X2

Y2

Page 68: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN STAD (STUDENT … · KELAS XI SMA NEGERI 5 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 ... DILENGKAPI PRAKTIKUM ... Gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan

lxviii

STAD dan TAI yang dilengkapi dengan praktikum terhadap prestasi belajar

kimia materi pokok Laju Reaksi.

3. Terdapat interaksi metode pembelajaran kooperatif STAD dan TAI yang

dilengkapi dengan praktikum serta tinggi rendahnya sikap ilmiah siswa

terhadap prestasi belajar kimia materi pokok Laju Reaksi.

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 5 Surakarta pada semester ganjil

kelas XI tahun ajaran 2009/2010.

2. Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada April 2009 dengan Maret 2010 dengan

tahapan sebagai berikut:

a. Pembuatan Proposal April 2009

b. Uji Coba Instrumen Agustus 2009

c. Penelitian dan Pengambilan data September 2009

d. Pengolahan data dan penyusunan hasil November 2009

e. Pelaporan Februari-Maret 2010

3. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek Penelitian adalah siswa kelas XI semester ganjil SMA Negeri 5

Surakarta tahun pelajaran 2009/2010. Pemilihan subjek dalam penelitian ini

menggunakan teknik random sampling karena didasarkan pada pertimbangan

Page 69: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN STAD (STUDENT … · KELAS XI SMA NEGERI 5 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 ... DILENGKAPI PRAKTIKUM ... Gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan

lxix

yaitu memberi hak yang sama pada setiap subjek untuk memperoleh kesempatan

(chance) untuk dipilih menjadi sampel. Penggunaan metode dan media yang telah

dirancang diterapkan pada subjek yang tepat yaitu kelas XI. Objek penelitian ini

adalah prestasi belajar siswa pada materi pelajaran Laju Reaksi.

B. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimen. Dengan

menggunakan rancangan faktorial 2x2. Faktor pertama adalah sikap ilmiah siswa

yaitu sikap ilmiah tinggi dan sikap ilmiah rendah. Faktor yang kedua adalah

metode pembelajaran yaitu metode pembelajaran STAD yang dilengkapi dengan

praktikum dan TAI yang dilengkapi dengan praktikum.

Tabel 3. Rancangan penelitian.

Faktor A (Metode Pembelajaran) Faktor B (Sikap Ilmiah)

Tinggi (B1) Rendah (B2)

STAD dilengkapi praktikum (A1) A1 B1 A1 B2

TAI dilengkapi praktikum (A2) A2 B1 A2 B2

Keterangan :

A1 : Metode STAD yang dilengkapi praktikum

A2 : Metode TAI yang dilengkapi praktikum

B1 : Sikap ilmiah tinggi

B2 : Sikap ilmiah rendah

48

Page 70: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN STAD (STUDENT … · KELAS XI SMA NEGERI 5 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 ... DILENGKAPI PRAKTIKUM ... Gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan

lxx

C. Penetapan Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel

1. Penetapan Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI Ilmu Alam SMA

Negeri 5 Surakarta tahun pelajaran 2009/2010.

2. Teknik Pengambilan Sampel

Dalam penelitian ini sebagai sampel diambil 2 kelas dari 4 kelas XI Ilmu

Alam yang ada di SMA Negeri 5 Surakarta. Pengambilan sampel dengan

menggunakan teknik random sampling. Kelas yang digunakan untuk sampel yaitu

kelas XI Ilmu Alam 3 mendapatkan perlakuan dengan metode STAD yang

dilengkapi dengan praktikum dan kelas XI Ilmu Alam 4 mendapatkan perlakuan

dengan metode TAI yang dilengkapi dengan praktikum.

D. Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel bebas yaitu metode

pembelajaran dan Sikap Ilmiah yang dikategorikan dalam tinggi dan rendah.

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah prestasi belajar.

1. Definisi Operasional Variabel Penelitian

a. Variabel bebas 1: Metode Pembelajaran

Metode pembelajaran adalah teknik penyajian yang digunakan oleh guru

untuk mengajar atau menyajikan bahan pelajaran Laju Reaksi kepada siswa di

Page 71: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN STAD (STUDENT … · KELAS XI SMA NEGERI 5 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 ... DILENGKAPI PRAKTIKUM ... Gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan

lxxi

dalam kelas, agar pelajaran itu dapat ditangkap, dipahami dan digunakan oleh

siswa dengan baik. Dalam penelitian ini digunakan metode pembelajaran STAD

dan TAI yang dilengkapi dengan praktikum.

b. Variabel bebas 2 : Sikap Ilmiah

Sikap ilmiah dapat didefinisikan sebagai sikap yang diberikan oleh siswa

diwujudkan dalam bentuk perilaku aktual yang bersifat keilmuan terhadap materi

Laju Reaksi di dalam kelas.

c. Variabel terikat : Prestasi belajar

Prestasi belajar adalah perolehan skor pada pengukuran dengan prestasi

belajar yang mencerminkan tingkat penguasaan siswa terhadap konsep-konsep

pada materi pelajaran Laju Reaksi setelah siswa mengikuti proses belajar

mengajar.

2. Skala Pengukuran dari Variabel Penelitian

Variabel pembelajaran kimia meliputi pembelajaran STAD dan TAI yang

dilengkapi dengan praktikum berskala pengukuran interval. Variabel Sikap Ilmiah

berskala pengukuran ordinal yang dibedakan menjadi kategori tinggi dan kategori

rendah. Pembuatan kategori ini berdasarkan pada nilai rata-rata untuk keseluruhan

skor yang dicapai siswa. Siswa dengan perolehan di atas atau sama dengan nilai

rata-rata dimasukkan dalam kategori tinggi, sedangkan siswa dengan perolehan

skor di bawah nilai rata-rata dimasukkan dalam kategori rendah.

3. Prosedur Penelitian

Pelaksanaan penelitian dilakukan secara bertahap dan berkesinambungan

dengan urutan sebagai berikut:

Page 72: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN STAD (STUDENT … · KELAS XI SMA NEGERI 5 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 ... DILENGKAPI PRAKTIKUM ... Gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan

lxxii

a. Memilih subjek dari suatu populasi secara random.

b. Mengelompokkan subjek tersebut menjadi dua kelompok, yaitu kelompok

eksperimen 1 yang dikenal variable perlakuan X1 dan kelompok eksperimen 2

dikenai perlakuan X2.

c. Menyamakan kemampuan awal dengan membandingkan nilai prestasi belajar

siswa dengan menggunakan nilai raport semester 2 kelas X untuk mengetahui

apakah kedua kelompok telah seimbang, sehingga kedua kelompok berangkat

dari titik yang sama.

d. Melakukan pretest dan angket sikap ilmiah siswa yang mempunyai syarat

untuk digunakan dalam pengambilan data penelitian.

e. Melakukan eksperimen dan memberikan perlakuan yang berbeda antara

kelompok eksperimen 1 dan kelompok eksperimen 2. Kelompok eksperimen

menggunakan metode pembelajaran STAD disertai dengan praktikum dan

metode pembelajaran TAI yang disertai dengan praktikum.

f. Mengadakan test terhadap kedua kelompok pada akhir pengajaran.

g. Mengadakan postest dan angket sikap ilmiah siswa.

h. Membandingkan hasil test akhir kedua kelompok untuk mengetahui perbedaan

prestasi belajar siswa.

i. Menggunakan test statistik yang cocok dengan rancangan ini untuk

menentukan apakah perbedaan tersebut signifikan.

j. Menarik kesimpulan.

E. Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

metode tes dan metode angket serta metode observasi.

1. Metode Tes

Page 73: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN STAD (STUDENT … · KELAS XI SMA NEGERI 5 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 ... DILENGKAPI PRAKTIKUM ... Gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan

lxxiii

Metode tes digunakan untuk mendapatkan data prestasi belajar siswa pada

materi pokok Laju Reaksi siswa kelas XI Ilmu Alam SMA Negeri 5 Surakarta

tahun pelajaran 2009/2010.

2. Metode Angket

Angket yang digunakan adalah angket Sikap Ilmiah siswa yang digunakan

untuk mengetahui tinggi rendahnya Sikap Ilmiah siswa dan angket afektif.

3. Metode Observasi

Metode ini digunakan untuk menilai aspek psikomotor.

F. Instrumen Penelitian

Instrumen dalam penelitian ini terdiri atas penilaian kognitif dengan

menggunakan test prestasi, penilaian afektif dengan menggunakan angket Sikap

Ilmiah, dan instrumen penilaian psikomotor digunakan lembar observasi.

1. Instrumen Penilaian Kognitif.

a. Uji Validitas

Validitas suatu tes adalah taraf sampai dimana suatu tes mampu

mengukur apa yang seharusnya diukur (Masidjo, 1995:242). Validitas yang diuji

dalam penelitian ini validitas isi dan validitas item. Validitas isi adalah suatu

validitas yang menunjukkan sampai dimana isi suatu tes atau alat pengukur

mencerminkan hal-hal yang mau diukur atau diteskan. Validitas item adalah

ketepatan mengukur yang dimiliki oleh sebutir item. Pada penelitian ini dalam

perhitungan validitas digunakan rumus korelasi product moment karl pearson dari

Karl Pearson sebagai berikut :

Page 74: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN STAD (STUDENT … · KELAS XI SMA NEGERI 5 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 ... DILENGKAPI PRAKTIKUM ... Gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan

lxxiv

rxy =( ) ( )( )( )( ) ( )( )[ ]2222 YYNXXN

YXXYN

S-SS-S

SS-S

Keterangan rumus:

rxy : koefisien validitas

X : skor butir item nomor tertentu

Y : skor total

N : jumlah subyek

Item dikatakan valid bila harga r hitung > r total kriteria.

Klasifikasi koefisien korelasi:

0,91 – 1,00 : sangat tinggi

0,71 – 0,90 : tinggi

0,41 – 0,70 : cukup

0,21 – 0,40 : rendah

negatif – 0,20 : sangat rendah

Sebuah tes dianggap valid jika rxy > r tab.

( Masidjo, 1995: 243 )

b. Uji Reliabilitas

Suatu tes dikatakan reliabel apabila tes tersebut diujikan berkali-kali

hasilnya relatif sama. Dengan kata lain, jika pada siswa yang sama diberikan tes

yang sama pada waktu yang berlainan maka setiap siswa akan tetap berada dalam

urutan (rangking) yang sama dalam kelompoknya. Taraf reliabilitas suatu tes

dinyatakan dengan suatu koefisien yang disebut dengan koefisien realibilitas atau

r11 yang dinyatakan dalam suatu bilangan koefisien antara –1,00 sampai 1,00.

Pada penelitian ini untuk mengetahui reliabilitas tes digunakan rumus

KR 20, yaitu :

r11 = úû

ùêë

é S-úûù

êëé- 2

2

1 t

t

S

pqSn

n

Keterangan rumus :

Page 75: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN STAD (STUDENT … · KELAS XI SMA NEGERI 5 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 ... DILENGKAPI PRAKTIKUM ... Gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan

lxxv

r11 : koefisien reliabilitas

n : jumlah item

St : standar deviasi

p : proporsi subyek yang menjawab item dengan benar

q : proporsi subyek yang menjawab

S pq : jumlah hasil perkalian antara p dan q

Hasil perhitungan tingkat reliabilitas tersebut kemudian dikonsultasikan

dengan tabel r product moment. Apabila harga rhitung > rtabel maka tes instrumen

tersebut adalah reliabel.

Klasifikasi koefisien korelasi :

0,91 – 1,00 : sangat tinggi

0,71 – 0,90 : tinggi

0,41 – 0,70 : cukup

0,21 – 0,40 : rendah

negatif – 0,20 : sangat rendah

( Masidjo, 1995: 209)

1) Taraf kesukaran Soal

Taraf kesukaran suatu item dapat diketahui dari banyaknya siswa yang

menjawab benar. Taraf kesukaran suatu item dinyatakan dalam bilangan indeks

yang disebut indeks kesukaran (IK), yaitu bilangan yang merupakan hasil

perbandingan antara jawaban benar yang diperoleh dengan jawaban yang

seharusnya diperoleh dari suatu item. Rumus indeks kesukaran soal adalah

sebagai berikut :

IK = MaksimalSkor N

Keterangan :

IK : indeks kesukaran

B : jumlah jawaban benar yang diperoleh siswa

Page 76: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN STAD (STUDENT … · KELAS XI SMA NEGERI 5 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 ... DILENGKAPI PRAKTIKUM ... Gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan

lxxvi

Skor Maksimal : besarnya skor yang dituntut oleh suatu jawaban dari suatu

item

N x Skor maksimal : jumlah jawaban benar yang seharusnya diperoleh siswa

dari suatu item

(Masidjo, 1995:189)

Adapun kriterianya adalah sebagai berikut :

0,81 – 1,00 : mudah sekali

0,61 – 0,80 : mudah

0,41 – 0,60 : sedang / cukup

0,21 – 0,40 : sukar

0,00 – 0,20 : sukar sekali

(Masidjo, 1995 : 192)

2) Daya Pembeda Soal

Taraf perbedaan suatu item adalah taraf sampai dimana jumlah jawaban

benar dari siswa. Siswa yang tergolong kelompok atas (pandai) berbeda dari siswa

yang tergolong kelompok bawah (kurang pandai). Perbedaan jawaban benar dari

siswa yang tergolong kelompok atas dan bawah disebut indeks diskriminasi (ID).

Rumus untuk menentukan daya pembeda soal (soal bentuk objektif) adalah

sebagai berikut :

ID = MaksimalSkor NKBatau NKA

KB KA ´-

Keterangan :

ID : indeks diskriminasi

KA : jumlah jawaban benar yang diperoleh siswa yang tergolong

kelompok atas

KB : jumlah jawaban benar yang diperoleh siswa yang tergolong

kelompok bawah

Page 77: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN STAD (STUDENT … · KELAS XI SMA NEGERI 5 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 ... DILENGKAPI PRAKTIKUM ... Gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan

lxxvii

NKA atau NKB : jumlah siswa yang tergolong kelompok atas atau kelompok

bawah

NKA atau NKB x Skor maksimal :perbedaan jawaban benar dari siswa-siswa

yangtergolong kelompok atas atau bawah yang

seharusnya diperoleh

(Masidjo, 1995:198)

Kriteria taraf pembeda:

0,800 – 1,00 : sangat membedakan

0,60 – 0,79 : lebih membedakan

0,40 – 0,59 : cukup membedakan

0,20 – 0,39 : kurang membedakan

negatif – 0,19 : sangat kurang membedakan

(Masidjo, 1995 : 201)

2. Instrumen Penilaian Afektif dan Sikap Ilmiah

Dalam penelitian ini angket digunakan untuk memperoleh nilai afektif

dan sikap ilmiah siswa serta respon siswa terhadap metode pembelajaran STAD

yang dilengkapi dengan laboratorium dan TAI yang dilengkapi dengan

laboratorium pada materi pokok Laju Reaksi. Jenis angket yang digunakan adalah

angket langsung dan sekaligus menyediakan alternatif jawaban. Responden atau

siswa memberikan jawaban dengan memilih salah satu alternatif jawaban yang

sudah disediakan.

Untuk angket penilaian afektifnya sebelum digunakan dalam

pengambilan data, instrumennya diujicobakan terlebih dahulu guna mengetahui

kualitas item angket.

a. Uji Validitas

Untuk menghitung validitas butir soal angket digunakan rumus sebagai

berikut :

Page 78: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN STAD (STUDENT … · KELAS XI SMA NEGERI 5 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 ... DILENGKAPI PRAKTIKUM ... Gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan

lxxviii

rxy =( ) ( )( )( )( ) ( )( )[ ]2222 YYNXXN

YXXYN

S-SS-S

SS-S

Keterangan rumus:

rxy : koefisien validitas

X : skor butir item nomor tertentu

Y : skor total

N : jumlah subyek

Item dikatakan valid bila harga r hitung > r total kriteria.

Klasifikasi koefisien korelasi:

0,91 – 1,00 : sangat tinggi

0,71 – 0,90 : tinggi

0,41 – 0,70 : cukup

0,21 – 0,40 : rendah

negatif – 0,20 : sangat rendah

(Masidjo, 1995: 243)

Hasil dari perhitungan diatas dikonsultasikan dengan tabel kritik r

product moment. Sebuah Tes dianggap valid jika rxy > r tab.

b. Uji Reabilitas

Digunakan untuk mengetahui sejauh mana pengukuran tersebut dapat

memberikan hasil yang relatif tidak berbeda bila dilakukan pengukuran kembali

pada subyek yang sama. Untuk mengetahui tingkat reabilitas digunakan rumus

alpha (digunakan untuk mencari reabilitas yang skornya bukan 1 dan 0); yaitu

sebagai berikut:

r11= úúû

ù

êêë

é-úû

ùêëé

2

2

11 i

i

nn

s

s

Keterangan :

r11 : reabilitas instrumen

n : banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

å 2is : jumlah kuadrat s masing-masing item

Page 79: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN STAD (STUDENT … · KELAS XI SMA NEGERI 5 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 ... DILENGKAPI PRAKTIKUM ... Gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan

lxxix

2is : kuadrat s total keseluruha item

Keterangan

0,91-1,00 : Sangat Tinggi

0,71-0,90 : Tinggi

0,41-0,70 : Cukup

0,21-0,40 : Rendah

Negatif – 0,20 : Sangat Rendah

( Masidjo, 1995: 243)

3. Instrumen Penilaian Psikomotor

Instrumen penilaian psikomotor berupa lembar penilaian observasi kinerja

(Performance Assesment). Bentuk instrumen inji digunakan untuk kompetensi

yang berhubungan dengan praktek. Perangkat tes ini diisi oleh guru atau asisten

laboratorium sesuai dengan kriteria skor untuk tiap-tiap aspek yang dinilai.

Analisis instumen penilaian psikomotor menggunakan analisis kualitatif.

Analisis kualitatif adalah analisis yang dilakukan oleh teman sejawat dalam

rumpun keahlian yang sama, dosen pembimbing skripsi atau para ahli. Tujuannya

untuk menilai materi, konstruksi dan apakah bahasa yang digunakan sudah

memenuhi pedoman dan bisa dipahami oleh siswa.

G. Teknik Analisis Data

1. Uji Prasyarat Analisis

Sebagai uji prasyarat analisis dilakukan uji keseimbangan, normalitas, dan

homogenitas. Kemudian data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan

analisis variasi dua jalan dengan sel tidak sama.

a. Uji Keseimbangan

Uji ini digunakan untuk mengetahui kesamaan rata-rata kedua kelas

eksperimen dengan cara teknik dokumentasi yaitu menggunakan nilai raport mata

pelajaran kimia siswa tersebut di kelas X.

Page 80: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN STAD (STUDENT … · KELAS XI SMA NEGERI 5 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 ... DILENGKAPI PRAKTIKUM ... Gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan

lxxx

b. Uji Normalitas

Untuk mengetahui apakah sampel terdistribusi normal atau tidak, maka

dilakukan uji normalitas dengan “uji Lilliefors”, yaitu :

Lo = |F(zi) – S(zi)| ; i: 1,2,3...

Dimana :

F(zi) : P(z<zi)

S(zi) : Banyaknya z1, z2,…,zn < zi

n

Zi : skor standar

Lo : koefisien Lilliefors pengamatan

Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :

1) Menghitung rata-rata dan simpangan bakunya

n

i

_ å=C ( )1)-n(n

xi- xin S

222 å å=

2) Menghitung nilai zi

S

X-xi Zi

_

÷øö

çèæ

=

3) Mencari nilai zi pada daftar F

4) Menghitung S(zi), yaitu banyaknya z1, z2, ……….,zn < zi

n

5) Menghitung selisih F(zi) – S(zi)

6) Mencari nilai kritis yang dapat diperoleh pada kolom harga mutlak, kemudian

dibandingkan dengan tabel.

7) Kriteria Pengujian adalah : tolak Ho jika Lo maks < L tabel berarti sampel

berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

(Sudjana, 1996: 466-469)

c. Uji Homogenitas

Uji homogenitas digunakan untuk menguji apakah sampel penelitian

berasal dari populasi yang homogen. Untuk mengetahui homogenitas variansi

digunakan “Uji Bartlett” dengan rumus :

Page 81: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN STAD (STUDENT … · KELAS XI SMA NEGERI 5 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 ... DILENGKAPI PRAKTIKUM ... Gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan

lxxxi

}S log )1- (n-{B 2,3026

}S log )1- (n - {B 10)(ln X2

i1

2i1

2

åå

=

=

)1(n )S (log B 2 -= å i

åå

-=

1)(n

S 1)-(n S

i

2ii2

Hipotesis yang akan diuji adalah :

=== δ δ Ho 22

21 kedua populasi mempunyai varian yang sama

=== δ δ Ho 22

21 paling sedikit satu tanda sama tidak berlaku

Adapun langkah-langkah pengujian homogenitas dengan menggunakan uji

Bartlett sebagai berikut :

Menentukan hipotesis

δ δ Ho 22

21 ==

δ δ H 22

211 ==

Menghitung varians masing-masing sampel (Si2) dengan rumus :

1nX)-(X

Si2

i2

-=

Menghitung varian gabungan dari semua sampel (S2) dengan rumus :

åå

-=

1)n(

1)S-(n S

i

2ii2

Menghitung harga satuan

å -= )1(n)S (log B i2

Menghitung Chi_kuadrat )(χ 2 , dengan rumus :

å -= }logS )1(n-{B 10)(ln χ 2ii

2

Menghitung 2χ dari tabel distribusi Chi-kuadrat pada taraf signifikan 5%

Kriteria uji.

Ho diterima, apabila 2χ hitung < 2χ tabel, yang berarti sampel homogen.

Page 82: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN STAD (STUDENT … · KELAS XI SMA NEGERI 5 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 ... DILENGKAPI PRAKTIKUM ... Gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan

lxxxii

(Sudjana, 1996: 261-263)

2. Uji Hipotesis

Dalam penelitia ini digunakan Analisis Variasi Dua Jalan dengan isi sel

tidak sama.

a. Model

Xijk = ijkijji eabbam ++++ )(

Dengan:

Xijk : Data amatan ke- k pada baris ke-i dan kolom ke-j

m : Rerata dari seluruh amatan

ia : Efek faktor A kategori i

jb : Efek faktor B kategori j

( ij)ab : Interaksi baris ke-i dan kolom ke-j

ijke : Deviasi data amatan terhadap rataan populasinya ( ijm ) yang terdistribusi

normal dengan rataan 0 dan variansi s

i =1,2; 1. Pemberian pembelajaran dengan metode STAD

2. Pemberian pembelajaran dengan metode TAI

j =1,2; 1. Sikap ilmiah kategori tinggi

2. Sikap ilmiah kategori rendah

b. Notasi dan Tata Letak Data

Tabel 4 . Data Amatan, Rataan dan Jumlah Kuadrat Deviasi

Page 83: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN STAD (STUDENT … · KELAS XI SMA NEGERI 5 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 ... DILENGKAPI PRAKTIKUM ... Gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan

lxxxiii

B

A

Sikap Ilmiah

B1 B2

Metode

Pembelajaran

A1 n11

åk

kX 11

11X

åk

kX 211

C11

SS11

n12

åk

kX 12

12X

åk

kX 212

C12

SS12

A2 n21

åk

kX 21

21X

åk

kX 221

C21

SS21

n22

åk

kX 22

22X

åk

kX 222

C22

SS22

Dengan:

Cij = ij

kijk

n

X2

÷÷ø

öçè

æå; SSij =å -

kijkX 2 Cij

Tabel 5. Rataan dan Jumlah Rataan

B

A

B1 B2 Total

A1 11X X 12 A1

A2 X 21 X 22 A2

Total B1 B2 G

c. Hipotesis

Page 84: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN STAD (STUDENT … · KELAS XI SMA NEGERI 5 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 ... DILENGKAPI PRAKTIKUM ... Gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan

lxxxiv

HoA : ia = 0 : Tidak terdapat pengaruh metode pembelajaran terhadap

prestasi belajar, hasil belajar afektif, dan psikomotor siswa

materi pokok Laju Reaksi.

H1A : ia ¹ 0 : Terdapat pengaruh metode pembelajaran terhadap prestasi

belajar, hasil belajar afektif, dan psikomotor siswa materi

pokok Laju Reaksi.

H1B : b i = 0 : Tidak terdapat pengaruh sikap ilmiah siswa terhadap prestasi

belajar, hasil belajar afektif, dan psikomotor siswa materi pokok

Laju Reaksi.

H1B : b j¹ 0 : Terdapat pengaruh sikap ilmiah siswa terhadap prestasi belajar,

hasil belajar afektif, dan psikomotor siswa materi

pokok Laju Reaksi.

H0AB : (ab )ij = 0 : Tidak terdapat interksi antara metode pembelajara dan

sikap ilmiah siswa terhadap prestasi belajar, hasil belajar

afektif, dan psikomotor siswa materi pokok Laju Reaksi.

H1AB : (ab )ij ¹ 0 : Terdapat interksi antara metode pembelajara dan sikap

ilmiah siswa terhadap prestasi belajar, hasil belajar

afektif, dan psikomotor siswa materi pokok Laju Reaksi.

d. Komputasi

Didefinisikan

Rerata harmonik frekuensi seluruh sel

Page 85: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN STAD (STUDENT … · KELAS XI SMA NEGERI 5 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 ... DILENGKAPI PRAKTIKUM ... Gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan

lxxxv

hn =

åji ijn

pq

,

1

Dengan : hn = rataan harmonik frekuensi seluruh sel

P = banyaknya baris

q = banyaknya kolom

nij = ukuran sel ij (sel pada baris ke-i dan kolom ke-j)

Cij = ijk

2ijkij

ij

2

kijk

CXSS;n

X-å=

÷øöç

èæå

(1) = å å=ij i

iij q

ASS

pqG 22

)3()2( (4) = å=åij

ij2

j

2j AB)5(

p

B

JKA = )1()3(n h -

JKB = )1()4(n h - JKG = (2)

JKT = JKA + JKAB + JKG

JKAB = ( ){ })4()3()5(1n h --+

Derajat kebebasan untuk masing-masing jumlah kuadrat tersebut adalah :

dkA = p-1 dkB = q-1

dkAB = (p-1) (q-1) dkG = N-pq

dkt = N-1

Berdasarkan jumlah kuadrat dan derajat kebebasan masing-masing diperoleh

rataan kuadrat sebagai berikut :

RKA = dkGJKG

RKG;dkABJKAB

RKAB;dkBJKB

RKB;dkAJKA

===

e. Statistik Uji

Statistik uji yang digunakan adalah:

1) Untuk HoA adalah Fa = RKGRKA

yang merupakan nilai dari vriabel random yang

berdistribusi F dengan derajat kebebasan p-1 dan N-pq;

Page 86: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN STAD (STUDENT … · KELAS XI SMA NEGERI 5 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 ... DILENGKAPI PRAKTIKUM ... Gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan

lxxxvi

2) Untuk HoB adalah Fb=RKGRKB

yang merupakan nilai dari variabel random yang

berdistribusi F dengan derajat kebebasan q-1 dan N-pq;

3) Untuk HoAB adalah Fab = RKG

RKAB yang merupakan nilai dari variabel random

yang berdistribusi F dengan derajat kebebasan (p-1) (q-1) dan N-pq.

f. Daerah Kritik

Untuk Fa adalah DK = {F│F > Fα;p-1,N-pq}

Untuk Fb adalah DK = {F│F > Fα;q-1,N-pq}

Untuk Fab adalah DK = {F│F > Fα;(p-1)(q-1),N-pq}

g. Rangkuman Analisis

Tabel 6. Rangkuman Analisis Variansi Dua Jalan dengan Sel Tak Sama

Sumber JK Dk RK Fobs Fa Baris (A)

Kolom (B) Interaksi (AB)

Galat (G)

JKA JKB

JKAB JKG

p-1 q-1

(p-1) (q-1) N-pq

RKA RKB

RKAB RKG

Fa Fb

Fab

-

Ftabel Ftabel Ftabel

- Total JKT N-1 - - -

(Budiyono, 2004: 224-237)

Page 87: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN STAD (STUDENT … · KELAS XI SMA NEGERI 5 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 ... DILENGKAPI PRAKTIKUM ... Gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan

lxxxvii

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Data

Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah skor sikap ilmiah siswa

dan nilai prestasi belajar pada materi pelajaran pokok laju reaksi. Prestasi belajar

Page 88: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN STAD (STUDENT … · KELAS XI SMA NEGERI 5 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 ... DILENGKAPI PRAKTIKUM ... Gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan

lxxxviii

siswa meliputi aspek kognitif, aspek afektif dan aspek psikomotor. Data-data

tersebut diambil dari kelas eksperimen 1 dan kelompok eksperimen 2. Jumlah

siswa yang dilibatkan dalam penelitian adalah 70 siswa dari kelas XI Ilmu Alam 3

dan Ilmu Alam 4 SMA Negeri 5 Surakarta tahun pelajaran 2009/2010. Untuk

lebih jelasnya di bawah ini disajikan deskripsi data penelitian dari masing-masing

variabel.

1. Skor Sikap Ilmiah Siswa pada Materi Pokok Laju Reaksi Kelas Ekperimen 1

Data penelitian mengenai skor sikap ilmiah siswa diperoleh dengan cara

angket. Dari data yang terkumpul, skor terendah pada kelas eksperimen 1 yang

dicapai adalah 102 dan skor tertinggi adalah 133. Data dikelompokkan ke dalam

dua kategori skor sama dengan atau di atas rerata termasuk dalam kategori sikap

ilmiah tinggi dan skor di bawah rerata termasuk dalam kategori sikap ilmiah yang

rendah. Ini didasarkan dari mean (rerata) hasil angket sikap ilmiah siswa untuk

dua kelas (kelas eksperimen 1 dan kelas kelas eksperimen 2).

Pada kelas eksperimen 1 terdapat 18 siswa yang mempunyai sikap ilmiah

yang tinggi dan 17 siswa yang mempunyai sikap ilmiah yang rendah. Deskripsi

data skor sikap ilmiah siswa dan kriteriannya dapat dilihat pada Lampiran 23 .

Distribusi frekuensi skor sikap ilmiah siswa untuk kelas eksperimen 1

disajikan pada tabel 7 dan histogramnya dapat dilihat pada gambar 11.

Page 89: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN STAD (STUDENT … · KELAS XI SMA NEGERI 5 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 ... DILENGKAPI PRAKTIKUM ... Gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan

lxxxix

Tabel 7. Distribusi Frekuensi Skor Sikap Ilmiah untuk Kelas Eksperimen 1

Interval Tengah interval Frekuensi % Frekuensi 102,0 - 107,1 104,6 2 5,71 107,2 - 112,3 109,8 3 8,57 112,4 - 117,5 115,0 10 28,57 117,6 - 122,7 120,2 8 22,86 122,8 - 127,9 125,4 7 20,00 128,0 - 133,1 130,6 5 14,29

Jumlah 35 100

23

10

87

5

0

2

4

6

8

10

12

104,6 109,8 115 120,2 125,4 130,6

Tengah Interval

Frek

uens

i

Gambar 11 .Histogram Skor Sikap Ilmiah untuk Kelas Eksperimen 1

2. Skor Sikap Ilmiah Siswa pada Materi Pokok Laju Reaksi Kelas Ekperimen 2

Dari data yang terkumpul, skor terendah pada kelas eksperimen 2 yang

dicapai adalah 104 dan skor tertinggi adalah 132. Pada kelas eksperimen metode

TAI yang dilengkapi dengan praktikum terdapat 15 siswa yang mempunyai sikap

ilmiah yang tinggi dan 20 siswa yang mempunyai sikap ilmiah yang rendah.

65

Page 90: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN STAD (STUDENT … · KELAS XI SMA NEGERI 5 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 ... DILENGKAPI PRAKTIKUM ... Gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan

xc

Deskripsi data skor sikap ilmiah siswa dan kriteriannya dapat dilihat pada

Lampiran 23.

Distribusi frekuensi skor sikap ilmiah siswa untuk kelas eksperimen 2

disajikan pada tabel 8 dan histogramnya dapat dilihat pada gambar 12.

Tabel 8 . Distribusi Frekuensi Skor Sikap Imiah untuk Kelas Eksperimen 2

Interval Tengah interval

Frekuensi % Frekuensi

104,0 - 108,6 106,3 4 11,43 108,7 - 113,3 111,0 6 17,14 113,4 - 118,0 115,7 10 28,57 118,1 - 122,7 120,4 7 20,00 122,8 - 127,4 125,1 5 14,29 127,5 - 132,1 129,8 3 8,57

Jumlah 35 100

Page 91: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN STAD (STUDENT … · KELAS XI SMA NEGERI 5 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 ... DILENGKAPI PRAKTIKUM ... Gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan

xci

4

6

10

7

5

3

0

2

4

6

8

10

12

106,3 111 115,7 120,4 125,1 129,8Tengah Interval

Frek

uens

i

Gambar 12. Histogram Skor Sikap Ilmiah untuk Kelas Eksperimen 2

Perbandingan distribusi frekuensi skor sikap ilmiah siswa untuk kelas

eksperimen dengan menggunakan metode STAD yang dilengkapi dengan

praktikum dan kelas eksperimen dengan menggunakan metode TAI yang

dilengkapi praktikum pada tabel 9 dan histogramnya dapat dilihat pada Gambar

13.

Tabel 9. Perbandingan Skor Sikap Ilmiah untuk Kelas Eksperimen 1 dengan Kelas

Eksperimen 2.

Page 92: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN STAD (STUDENT … · KELAS XI SMA NEGERI 5 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 ... DILENGKAPI PRAKTIKUM ... Gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan

xcii

Interval Tengah interval Metode STAD Metode TAI

f % f f % f

102 - 106,4 104,2 1 2,86 1 2,86

106,5 - 110,9 108,7 1 2,86 5 14,29

111 - 115,4 113,2 9 25,71 7 20

115,5 - 119,9 117,7 8 22,86 8 22,86

120 - 124,4 122,2 7 20 10 28,57

125 - 129,4 127,2 7 20 3 8,57

130 - 134,4 132,2 2 5,71 1 2,86

Jumlah 35 100 35 100

1 1

98

7 7

21

5

78

10

3

1

0

2

4

6

8

10

12

104,2108,7 113,2117,7122,2 127,2132,2

TENGAH INTERVAL

FREK

UEN

SI

KelasEksperimenMetode STAD yang DilengkapidenganPraktikum

KelasEksperimenMetode TAIyang DilengkapidenganPraktikum.

Gambar 13. Histogram Perbandingan Skor Sikap Ilmiah untuk Kelas Eksperimen

1 dengan Kelas Eksperimen 2

3. Prestasi Belajar Materi Laju Reaksi Kelas eksperimen 1.

Data penelitian mengenai prestasi belajar meliputi aspek kognitif, afektif

dan psikomotor siswa pada materi pokok Laju Reaksi kelas eksperimen 1 kelas XI

Page 93: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN STAD (STUDENT … · KELAS XI SMA NEGERI 5 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 ... DILENGKAPI PRAKTIKUM ... Gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan

xciii

Ilmu Alam 3 SMA Negeri 5 Surakarta dengan sampel sebanyak 35 siswa.

Selengkapnya dapat dilihat di lampiran 23. Deskripsi data penelitian mengenai

prestasi belajar secara ringkas disajikan pada tabel 10.

4. Prestasi Belajar Materi Laju Reaksi Kelas eksperimen 2

Data penelitian mengenai prestasi belajar meliputi aspek kognitif, afektif

dan psikomotor siswa pada materi pokok Laju Reaksi kelas eksperimen 2 kelas XI

Ilmu Alam 4 SMA Negeri 5 Surakarta dengan sampel sebanyak 35 siswa.

Selengkapnya dapat dilihat di lampiran 23. Deskripsi data penelitian mengenai

prestasi belajar secara ringkas disajikan pada tabel 10.

Tabel 10. Rangkuman Deskripsi Data Penelitian

Uraian Kelas eksperimen 1 Kelas eksperimen 2

Rata-rata pretest kognitif 45,89 42,36

Rata-rata postest kognitif 83,21 71,18

Rata-rata postest afektif 66,179 66,06

Rata-rata nilai psikomotor 61,63 52,91

Rata-rata selisih nilai kognitif 37,31 28,83

Data penelitian ini dipaparkan dalam distribusi frekuensi untuk

mempermudah dalam pengamatan hasil penelitian.

5. Selisih Nilai Kognitif Materi Pokok Laju Reaksi

Distribusi frekuensi selisih nilai kognitif kelas eksperimen 1 pada materi

pokok laju reaksi disajikan pada tabel 11 dan histogramnya pada gambar 14.

Page 94: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN STAD (STUDENT … · KELAS XI SMA NEGERI 5 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 ... DILENGKAPI PRAKTIKUM ... Gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan

xciv

Tabel 11. Distribusi Frekuensi Selisih Nilai Kognitif untuk Kelas Eksperimen

1 pada Materi Laju Reaksi.

Interval Tengah interval Frekuensi % Frekuensi 3,0 - 14,2 8,6 3 8,57 14,3 - 25,5 19,9 4 11,43 25,6 - 36,8 31,2 9 25,71 36,9 - 48,1 42,5 12 34,29 48,2 - 59,4 53,8 4 11,43 59,5 - 70,7 65,1 3 8,57

Jumlah 35 100 %

34

9

12

43

0

2

4

6

8

10

12

14

8,6 19,9 31,2 42,5 53,8 65,1

Tengah Interval

Frek

uens

i

Gambar 14. Histogram Distribusi Frekuensi Selisih Nilai Kognitif untuk Kelas

Eksperimen 1 pada Materi Laju Reaksi.

Distribusi frekuensi selisih nilai kognitif kelas eksperimen 2 pada materi

pokok laju reaksi disajikan pada tabel 11 dan histogramnya pada gambar 15.

Tabel 12. Distribusi Frekuensi Selisih Nilai Kognitif untuk Kelas 2 pada Materi

Laju Reaksi.

Interval Tengah interval Frekuensi % Frekuensi

Page 95: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN STAD (STUDENT … · KELAS XI SMA NEGERI 5 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 ... DILENGKAPI PRAKTIKUM ... Gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan

xcv

17,6 - 25,4 21,5 1 2,86 25,5 - 33,3 29,4 6 17,14 33,4 - 41,2 37,3 10 28,57 41,3 - 49,1 45,2 8 22,86 49,2 - 57,0 53,1 7 20,00 57,1 - 64,9 61,0 3 8,57

Jumlah 35 100

1

6

10

87

3

0

2

4

6

8

10

12

21,5 29,4 37,3 45,2 53,1 61

Tengah Interval

Fre

ku

en

si

Gambar 15. Histogram Distribusi Frekuensi Selisih Nilai Kognitif untuk Kelas

Eksperimen 2 pada Materi Laju Reaksi.

Perbandingan distribusi frekuensi selisih nilai kognitif siswa untuk kedua

kelas eksperimen pada materi pokok laju reaksi disajikan dalam Tabel 13 dan

histogramnya pada Gambar 16.

Tabel 13. Perbandingan Distribusi Frekuensi Selisih Nilai Kognitif Siswa Antara

Kelas eksperimen 1 dan Kelas eksperimen 2.

Interval Tengah interval

Kelas eksperimen 1 Kelas eksperimen 2

f % f f % f

3,0 - 12,6 7,8 3 8,6 5 14,3

12,7 - 22,3 17,5 4 11,4 5 14,3

22,4 - 32 54,4 2 5,7 13 37,1

32,1 - 41,7 36,9 15 42,9 6 17,1

Page 96: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN STAD (STUDENT … · KELAS XI SMA NEGERI 5 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 ... DILENGKAPI PRAKTIKUM ... Gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan

xcvi

41,8 - 51,4 46,6 6 17,1 5 14,3

51,5 - 61,6 56,55 2 5,7 0 0

61,7 71,3 66,5 3 8,6 1 2,9

Jumlah 35 100 35 100

34

2

15

6

23

5 5

13

65

01

0

2

4

6

8

10

12

14

16

7,8 17,5 54,4 36,9 46,6 56,55 66,5Tengah Interval

Frek

uens

i

Kelas EksperimenSTAD yangDilengkapi denganPraktikum

Kelas Eksperimen TAIyang Dilengkapidengan Praktikum

Gambar 16. Histogram Perbandingan Distribusi Frekuensi Selisih Nilai Kognitif

Siswa Antara Kelas Eksperimen 1 dengan Kelas Eksperimen 2.

6. Nilai Afektif Materi Pokok Laju Reaksi

Distribusi frekuensi nilai kelas eksperimen 1 pada materi pokok laju reaksi

disajikan dalam Tabel 14 dan histogramnya pada Gambar 17.

Tabel 14. Distribusi Frekuensi Nilai Afektif Siswa Kelas Eksperimen 1.

Interval Tengah interval Frekuensi % Frekuensi 56,0 - 58,8 57,4 1 2,86

Page 97: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN STAD (STUDENT … · KELAS XI SMA NEGERI 5 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 ... DILENGKAPI PRAKTIKUM ... Gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan

xcvii

58,9 - 61,7 60,3 2 5,71 61,8 - 64,6 63,2 8 22,86 64,7 - 67,5 66,1 11 31,43 67,6 - 70,4 69,0 8 22,86 70,5 - 73,3 71,9 5 14,29

Jumlah 35 100

12

8

11

8

5

0

2

4

6

8

10

12

57,4 60,3 63,2 66,1 69 71,9

Tengah Interval

Fre

kue

nsi

Gambar 17. Histogram Distribusi Frekuensi Nilai Afektif Siswa Kelas

Eksperimen 1

Distribusi frekuensi nilai kelas eksperimen 2 pada materi pokok laju reaksi

disajikan dalam Tabel 15 dan histogramnya pada Gambar 18.

Tabel 15. Distribusi Frekuensi Nilai Afektif Siswa Kelas Eksperimen 2.

Interval Tengah interval Frekuensi % Frekuensi 58,0 - 61,3 59,7 6 17,14 61,4 - 64,7 63,1 8 22,86 64,8 - 68,1 66,5 10 28,57 68,2 - 71,5 69,9 7 20,00 71,6 - 74,9 73,3 3 8,57 75,0 - 78,3 76,7 1 2,86

Jumlah 35 100

Page 98: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN STAD (STUDENT … · KELAS XI SMA NEGERI 5 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 ... DILENGKAPI PRAKTIKUM ... Gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan

xcviii

6

8

10

7

3

1

0

2

4

6

8

10

12

59,7 63,1 66,5 69,9 73,3 76,7

Tengah Interval

Frek

uens

i

Gambar 18. Histogram Distribusi Frekuensi Nilai Afektif Siswa antara Kelas

Eksperimen 2.

Perbandingan distribusi frekuensi nilai afektif siswa untuk kedua kelas

eksperimen pada materi pokok laju reaksi disajikan pada tabel 16 dan

histogramnya pada Gambar 19 .

Tabel 16. Perbandingan Distribusi Frekuensi Nilai Afektif Siswa antara Kelas

Eksperimen 1 dan Kelas Eksperimen 2

Interval Tengah interval

Kelas Eksperimen 1 Kelas Eksperimen 2

f % f f % f

56 - 59,1 57,55 1 2,9 2 5,7

59,2 - 62,3 60,75 5 14,3 5 14,3

62,4 - 65,5 63,95 9 25,7 11 31,4

65,6 - 68,7 67,15 11 31,4 6 17,1

68,8 - 71,9 70,35 6 17,1 7 20

72 - 75,1 73,55 3 8,6 3 8,6

75,2 78,3 76,75 0 0 1 2,9

Jumlah 35 100 35 100

Page 99: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN STAD (STUDENT … · KELAS XI SMA NEGERI 5 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 ... DILENGKAPI PRAKTIKUM ... Gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan

xcix

1

5

9

11

6

3

0

2

5

11

67

3

1

0

2

4

6

8

10

12

57,55 60,75 63,95 67,15 70,35 73,55 76,75

Tengah Interval

Frek

uens

i

Kelas Eksperimen STADyang Dilengkapi denganPraktikum

Kelas Eksperimen TAIyang Dilengkapi denganPraktikum

Gambar 19. Histogram Perbandingan Distribusi Frekuensi Nilai Afektif Siswa

antara Kelas eksperimen 1 dengan Kelas eksperimen 2.

7. Nilai Psikomotor Materi Pokok Laju Reaksi

Distribusi frekuensi nilai psikomotor eksperimen 1 pada materi pokok laju

reaksi disajikan pada Tabel 17 dan histogramnya pada Gambar 20.

Tabel 17. Distribusi Frekuensi Nilai Psikomotor Siswa Kelas Eksperimen 1.

Interval Tengah interval Frekuensi % Frekuensi 49,0 - 52,6 50,8 2 5,71 52,7 - 56,3 54,5 3 8,57 56,4 - 60,0 58,2 7 20,00 60,1 - 63,7 61,9 11 31,43 63,8 - 67,4 65,6 8 22,86 67,5 - 71,1 69,3 4 11,43

Jumlah 35 100

Page 100: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN STAD (STUDENT … · KELAS XI SMA NEGERI 5 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 ... DILENGKAPI PRAKTIKUM ... Gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan

c

23

7

11

8

4

0

2

4

6

8

10

12

50,8 54,5 58,2 61,9 65,6 69,3

Tengah Interval

Frek

uens

i

Gambar 20. Histogram Nilai Psikomotor Siswa Kelas Eksperimen 1.

Distribusi frekuensi nilai psikomotor kelas eksperimen 2 pada materi

pokok laju reaksi disajikan pada Tabel 18 dan histogramnya pada Gambar 21.

Tabel 18. Distribusi Frekuensi Nilai Psikomotor Siswa Kelas Eksperimen 2.

Interval Tengah interval Frekuensi % Frekuensi 42,0 - 45,8 43,9 4 11,43 45,9 - 49,7 47,8 6 17,14 49,8 - 53,6 51,7 9 25,71 53,7 - 57,5 55,6 8 22,86 57,6 - 61,4 59,5 6 17,14 61,5 - 65,3 63,4 2 5,71

Jumlah 35 100 %

4

6

9

8

6

2

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

43,9 47,8 51,7 55,6 59,5 63,4Tengah Interval

Frek

uens

i

Page 101: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN STAD (STUDENT … · KELAS XI SMA NEGERI 5 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 ... DILENGKAPI PRAKTIKUM ... Gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan

ci

Gambar 21. Histogram Nilai Psikomotor Siswa Kelas Eksperimen 2.

Perbandingan distribusi frekuensi nilai psikomotor siswa untuk kedua

kelas eksperimen pada materi pokok laju reaksi disajikan pada Tabel 19 dan

histogramnya pada Gambar 22 .

Tabel 19. Perbandingan Distribusi Frekuensi Nilai Psikomotor Siswa antara Kelas

Eksperimen 1 dengan Kelas Eksperimen 2.

Interval Tengah interval

Kelas Eksperimen 1 Kelas Eksperimen 2

f % f f % f

42 - 46,1 44,05 0 0 5 14,3

46,2 - 50,3 48,25 1 2,90 7 20

50,4 - 54,5 52,45 3 8,6 9 25,7

54,6 - 58,7 56,65 5 14,3 8 22,9

58,8 - 62,9 60,85 9 25,7 4 11,4

63 - 67,1 65,05 13 37,1 2 5,7

67,2 71,3 69,25 4 11,4 0 0

Jumlah 35 100 35 100

Page 102: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN STAD (STUDENT … · KELAS XI SMA NEGERI 5 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 ... DILENGKAPI PRAKTIKUM ... Gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan

cii

01

3

5

9

13

45

7

98

4

2

00

2

4

6

8

10

12

14

44,05 48,25 52,45 56,65 60,85 65,05 69,25

Tengah Interval

Frek

uens

i Kelas Eksperimen STADyang Dilengkapi denganPraktikum

Kelas Eksperimen TAIyang Dilengkapi denganPraktikum

Gambar 22. Histogram Perbandingan Distribusi Frekuensi Nilai Psikomotor

Siswa antara Kelas Eksperimen 1 dengan Kelas Eksperimen 2.

B. Hasil Penelitian dan Prasyarat Analisis

1. Uji Keseimbangan

Uji keseimbangan ini diambil dari nilai raport kelas X SMA Negeri 5

Surakarta tahun pelajaran 2008/2009 pada mata pelajaran kimia kelas eksperimen

metode STAD yang dilengkapi praktikum dan kelas eksperimen metode TAI yang

dilengkapi praktikum. Untuk kelas XI Ilmu Alam 3 (kelas eksperimen 1) dengan

jumlah siswa 35 diperoleh rata-rata 71,3429 dan variansi 71,0555. Untuk kelas XI

Ilmu Alam 4 (kelas eksperimen 2) dengan jumlah siswa 35 diperoleh rata-rata

70,1714 dan variansi 72,2639.

Hasil uji keseimbangan dengan menggunakan uji t diperoleh thit = 0,587

dengan t0,975 = 2,0 atau -t0,975 = -2,0. Karena -t0,975 < thit< t0,975, maka dapat

disimpulkan bahwa kelas eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2 mempunyai rata-

Page 103: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN STAD (STUDENT … · KELAS XI SMA NEGERI 5 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 ... DILENGKAPI PRAKTIKUM ... Gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan

ciii

rata kemampuan awal yang sama atau kedua kelas tersebut dalam keadaan

seimbang.

2. Uji Normalitas

Salah satu syarat agar teknik analisis variansi dapat diterapkan maka harus

normal pada distribusi populasinya. Untuk mengetahui apakah prasyarat telah

dipenuhi, maka dilakukan uji liliefors. Uji ini dilakukan bertujuan untuk

menyelidiki apakah sampel dalam penelitian ini berasal dari populasi normal atau

tidak (Sudjana, 2002: 291-292).

Hasil uji normalitas selisih nilai kognitif, nilai afektif dan nilai psikomotor

tercantum pada lampiran 25. Hasil uji normalitas telah terangkum dalam tabel-

tabel berikut.

Tabel 20. Ringkasan Hasil Uji Normalitas

Kemampuan Kelas Harga L Kesimpulan Berdistribusi Hitung Tabel

Kognitif Pretest Eksperimen 1 0,15 0,15 Normal

Postest Eksperimen 1 0,06 0,15 Normal

Selisih Eksperimen 1 0,09 0,15 Normal

Pretest Eksperimen 2 0,12 0,15 Normal

Postest Eksperimen 2 0,09 0,15 Normal

Selisih Eksperimen 2 0,14 0,15 Normal

Afektif Eksperimen 1 0,06 0,15 Normal

Eksperimen 2 0,11 0,15 Normal

Psikomotor Eksperimen 1 0,05 0,15 Normal

Eksperimen 2 0,05 0,15 Normal

Sikap Ilmiah Eksperimen 1 0,09 0,15 Normal

Eksperimen 2 0,06 0,15 Normal

Page 104: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN STAD (STUDENT … · KELAS XI SMA NEGERI 5 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 ... DILENGKAPI PRAKTIKUM ... Gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan

civ

Tampak bahwa Lhitung < Ltabel sehingga dapat dikatakan bahwa sampel pada

penelitian ini terdistribusi normal.

3. Uji Homogenitas

Syarat yang harus dipenuhi dalam penggunaan analisis variansi adalah

varians populasi harus homogen. Untuk menguji homogenitas pada penelitian ini

menggunakan metode bartlett (Sudjana, 2001:261-265). Hasil uji homogenitas

selisih nilai kognitif, nilai afektif, nilai psikomotor, sikap ilmiah siswa, nilai

kognitif dengan memperhatikan sikap ilmiah tercantum dalam Lampiran 26. Hasil

uji homogenitas telah tercantum dalam tabel-tabel berikut.

Tabel 21. Ringkasan Hasil Uji Homogenitas

Nilai S2 B c2hitung c2

Tabel Kesimpulan

Selisih Kognitif 457,15 160,41 1,79 3,84 Homogen

Afektif 18,33 85,90 1,08 3,84 Homogen

Psikomotor 28,84 99,28 0,53 3,84 Homogen

Sikap Ilmiah 46,11 113,14 0,05 3,84 Homogen

Tampak dari tabel-tabel diatas bahwa harga statistik uji c2 tidak

melampaui harga kritik c2, dengan demikian dapat dikatakan bahwa sampel

berasal dari populasi yang homogen.

Page 105: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN STAD (STUDENT … · KELAS XI SMA NEGERI 5 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 ... DILENGKAPI PRAKTIKUM ... Gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan

cv

C. Hasil Pengujian Hipotesis

1. Analisis Variansi Dua Jalan Dengan Sel Tidak Sama

Hasil perhitungan analisis variansi dua jalan dengan sel yang tak sama

disajikan pada tabel berikut.

Tabel 22. Rangkuman Analisis Variansi Dua Jalan Sel Tak Sama Aspek Kognitif

Sumber JK dk RK Fobs Fa Keputusan

Metode Mengajar (A)

Sikap Ilmiah (B)

Interaksi (AB)

Galat

940,25

4646,24

439,84

10428,12

1

1

1

66

940,25

4646,24

439,84

158

5,95

29,41

2,78

-

3,99 3,99 3,99

-

H0A ditolak

H0B ditolak

H0AB diterima

-

Total 16454,45 69 - - - -

Dari tabel 22 dapat dinyatakan bahwa:

a. FA hitung = 5,95 > F tabel = 3,99 , maka H0A ditolak sehingga ada perbedaan

pengaruh antara metode mengajar 1 dan metode mengajar 2 terhadap

kemampuan kognitif siswa pada pokok bahasan laju reaksi.

b. FB hitung = 29,41 > F tabel = 3,99 , maka H0B ditolak sehingga ada perbedaan

pengaruh antara sikap ilmiah tinggi dan sikap ilmiah rendah terhadap

kemampuan kognitif siswa pada pokok bahasan laju reaksi.

c. FAB hitung = 2,78 < F tabel= 3,99 , maka H0AB diterima sehingga tidak ada interaksi

pengaruh antara metode mengajar dengan sikap ilmiah siswa terhadap

kemampuan kognitif siswa pada pokok bahasan laju reaksi.

Page 106: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN STAD (STUDENT … · KELAS XI SMA NEGERI 5 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 ... DILENGKAPI PRAKTIKUM ... Gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan

cvi

Tabel 23. Rangkuman Analisis Variansi Dua Jalan Sel Tak Sama aspek Afektif

Sumber JK dk RK Fobs Fa Keputusan

Metode Mengajar (A)

Sikap Ilmiah (B)

Interaksi (AB)

Galat

0,21

12,74

24,56

1209,20

1

1

1

66

0,20

12,74

24,56

18,32

0,01

0,70

1,34

-

3,99

3,99

3,99

-

H0A diterima

H0B diterima

H0AB diterima

-

Total 1246,71 69 - - 3,99 -

Dari tabel 23 dapat dinyatakan bahwa:

a. FA hitung = 0,01 < F tabel = 3,99 , maka HoA diterima sehingga tidak ada

perbedaan pengaruh antara metode mengajar 1 dan metode mengajar 2 yang

dimodifikasi praktikum terhadap kemampuan afektif siswa pada pokok bahasan

laju reaksi).

b. FB hitung = 0,70 < F tabel = 3,99 , maka H0B diterima sehingga tidak ada

perbedaan pengaruh antara sikap ilmiah tinggi dan sikap ilmiah rendah terhadap

kemampuan afektif siswa pada pokok bahasan laju reaksi.

c. FAB hitung = 1,34 < Ftabel = 3,99 , maka H0AB diterima sehingga tidak ada

interaksi pengaruh antara metode mengajar dengan sikap ilmiah siswa terhadap

kemampuan afektif siswa pada pokok bahasan laju reaksi.

Tabel 24. Rangkuman Analisis Variansi Dua Jalan Sel Tak Sama aspek

Psikomotor

Sumber JK dk RK Fobs Fa Keputusan

Metode Mengajar (A)

Sikap Ilmiah (B)

Interaksi (AB)

Galat

1095,86

1118,67

25,41

820,60

1

1

1

66

1095,86

1118,67

25,41

12,43

88,20

90,03

2,05

-

3,99

3,99

3,99

-

H0A ditolak

H0B ditolak

H0AB diterima

-

Total 3060,01 69 - - 3,99 -

Dari tabel 24 dapat dinyatakan bahwa:

Page 107: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN STAD (STUDENT … · KELAS XI SMA NEGERI 5 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 ... DILENGKAPI PRAKTIKUM ... Gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan

cvii

a. FA hitung = 88,20 > F tabel = 3,99 , maka H0A ditolak sehingga ada perbedaan

pengaruh antara metode mengajar 1 dan metode mengajar 2 terhadap

kemampuan psikomotorik siswa pada pokok bahasan laju reaksi.

b. FB hitung = 90,03 > F tabel = 3,99 , maka H0B ditolak sehingga ada perbedaan

pengaruh antara sikap ilmiah tinggi dan sikap ilmiah rendah terhadap

kemampuan psikomotorik siswa pada pokok bahasan laju reaksi.

c. FAB hitung = 2,05 < F tabel = 3,99 , maka H0AB diterima sehingga tidak ada

interaksi pengaruh antara metode mengajar dengan sikap ilmiah siswa terhadap

kemampuan psikomotorik siswa pada pokok bahasan laju reaksi.

2. Hasil Pengujian Hipotesis Penelitian

a. Pengujian Hipotesis Pertama

Hipotesis pertama menyatakan bahwa terdapat perbedaan pengaruh antara

metode pembelajaran 1 dan metode pembelajaran 2 terhadap prestasi belajar

kimia materi pokok Laju Reaksi. Hipotesis tersebut diuji dengan analisis

variasi dua jalan. Dari hasil analisis data diperoleh Fhitung = 5,95 untuk prestasi

kognitif dan Fhitung = 0,01 untuk prestasi afektif dan FA hitung = 88,20 untuk

prestasi psikomotor dengan harga Ftabel = 3,99 pada taraf signifkansi 0,05.

Karena Fobs > Ftabel untuk prestasi kognitif H0A ditolak dan H1A diterima,

untuk prestasi afektif H0A diterima dan H1A ditolak karena Fobs < Ftabel dan

unutk prestasi psikomotor Fobs > Ftabel maka H0A ditolak dan H1A diterima.

Dari hasil pengujian hipotesis ini maka dapat disimpulkan bahwa terdapat

perbedaan pengaruh prestasi kognitif dan psikomotor tetapi tidak ada

perbedaan pengaruh prestasi afektif siswa pada kelas eksperimen 1 dengan

kelas eksperimen 2 pada materi pokok Laju Reaksi.

b. Pengujian Hipotesis Kedua

Hipotesis kedua menyatakan bahwa terdapat perbedaan pengaruh sikap

ilmiah terhadap prestasi belajar materi pokok Laju Reaksi. Hipotesis ini diuji

dengan analisis variansi dua jalan. Dari hasil analisis data diperoleh harga

Fhitung = 29,406 untuk prestasi kognitif, Fhitung = 0,695 untuk prestasi afektif,

dan F hitung = 90,033 dengan harga Ftabel = 3,99 pada taraf signifkansi 0,05.

Page 108: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN STAD (STUDENT … · KELAS XI SMA NEGERI 5 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 ... DILENGKAPI PRAKTIKUM ... Gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan

cviii

Karena Fobs > Ftabel pada aspek kognitif maka prestasi kognitif H0B ditolak,

untuk prestasi afektif H0B diterima karena Fobs < Ftabel dan untuk prestasi

psikomotor H0B ditolak karena Fobs > Ftabel . Dari hasil pengujian hipotesis ini

maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan pengaruh prestasi kognitif

dan psikomotor tetapi tidak ada perbedaan pengaruh prestasi afektif siswa

antara sikap ilmiah kategori tinggi dan sikap ilmiah kategori rendah pada

materi pokok Laju Reaksi.

c. Pengujian Hipotesis Ketiga

Hipotesis ketiga menyatakan bahwa tidak terdapat interaksi antara metode

pembelajaran yang digunakan dengan sikap ilmiah siswa terhadap prestasi

belajar siswa pada materi pokok Laju Reaksi . Hipotesis ini diuji dengan

analisis variansi dua jalan. Dari hasil analisis data diperoleh harga Fhitung =

2,784 untuk prestasi kognitif dan Fhitung = 1,341 untuk prestasi afektif dan

Fhitung = 2,045 untuk prestasi psikomotor dengan harga Ftabel = 3,99 pada taraf

signifkansi 0,05 Karena Fobs < Ftabel pada aspek kognitif maka prestasi

kognitif H0AB diterima, untuk prestasi afektif H0AB diterima karena Fobs < Ftabel

dan untuk prestasi psikomotor H0AB diterima karena Fobs < Ftabel.

3. Uji Lanjut Pasca Analisis Variansi Dua Jalan

Analisis variansi mempunyai kelemahan dan kelebihan. Untuk menutupi

kelemahan-kelemahan tersebut perlu dilakukan uji lanjut anava yaitu uji

komparasi ganda. Hal ini diperlukan untuk mengetahui karakteristik pada variabel

bebas dan variabel terikat.

Dalam penelitian ini uji komparasi ganda dilakukan pada aspek kognitif

dan aspek psikomotor. Pada aspek afektif tidak diperlukan uji komparasi ganda

karena keputusan H0 diterima. (Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada

Lampiran 28).

Page 109: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN STAD (STUDENT … · KELAS XI SMA NEGERI 5 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 ... DILENGKAPI PRAKTIKUM ... Gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan

cix

H0A ditolak maka perlu dilakukan uji komparasi ganda antar kolom untuk

mengetahui perbedaan rerata setiap pasangan kolom. Hasil perhitungan uji lanjut

anava untuk aspek kognitif disajikan pada Tabel 25 (Perhitungan selengkapnya

dapat dilihat pada Lampiran 28).

H0A ditolak maka perlu dilakukan uji komparasi ganda untuk mengetahui

perbedaan rerata setiap pasangan antar baris. Hasil perhitungan uji lanjut anava

untuk aspek kognitif disajikan pada Tabel 25 (Perhitungan selengkapnya dapat

dilihat pada Lampiran 28).

Tabel 25. Rangkuman Uji Komparasi Ganda Antar Kolom Aspek Kognitif

Komparasi

Rerata F hitung

F tabel

Keputusan

iX jX

A1 vs A2

B1 vs B2 37,31 42,08

28,83 25,04

7,98 32,06

3,99 3,99

H0 ditolak H0 ditolak

Keterangan:

A1: Kelas eksperimen 1

A2 : Kelas eksperimen 2

B1 : Sikap ilmiah kategori tinggi

B2 : Sikap ilmiah kategori rendah

Dari tabel 25 dapat dinyatakan bahwa:

a. FA1,2 = 7,98 > F tabel = 3,99 maka Ho ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa

terdapat perbedaan rerata yang signifikan antara baris A1 (Kelas eksperimen 1)

dengan baris A2 (Kelas eksperimen 2).

b. FB1,2 hitung = 32,06 > F tabel = 3,99 maka Ho ditolak. Hal ini menunjukkan

bahwa terdapat perbedaan rerata yang signifikan antara kolom B1 (Sikap

ilmiah kategori tinggi) dan kolom B2 (Sikap ilmiah kategori rendah).

Pada aspek psikomotor H0A ditolak maka perlu dilakukan uji komparasi

ganda antar kolom untuk mengetahui perbedaan rerata setiap pasangan kolom.

Page 110: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN STAD (STUDENT … · KELAS XI SMA NEGERI 5 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 ... DILENGKAPI PRAKTIKUM ... Gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan

cx

Hasil perhitungan uji lanjut anava untuk aspek psikomotor disajikan pada Tabel

26 (Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 28).

H0A ditolak maka perlu dilakukan uji komparasi ganda untuk mengetahui

perbedaan rerata setiap pasangan antar baris. Hasil perhitungan uji lanjut anava

untuk aspek psikomotor disajikan pada Tabel 26 (Perhitungan selengkapnya dapat

dilihat pada Lampiran 28).

Tabel 26. Rangkuman Uji Komparasi Ganda Antar Kolom Aspek Psikomotor

Komparasi

Rerata F hitung

F tabel

Keputusan

iX jX

A1 vs A2

B1 vs B2 61,63 61,88

52,91 53,16

106,96 106,66

3,99 3,99

H0 ditolak H0 ditolak

Keterangan:

A1: Kelas eksperimen 1

A2 : Kelas eksperimen 2

B1 : Sikap ilmiah kategori tinggi

B2 : Sikap ilmiah kategori rendah

Dari tabel 26 dapat dinyatakan bahwa:

a. FA12 = 106,96 > Ftabel = 3,99 maka Ho ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa

terdapat perbedaan rerata yang signifikan antara baris A1 (Kelas eksperimen 1)

dengan baris A2 (Kelas eksperimen 2).

b. FB12 = 106,66 > Ftabel = 3,99 maka Ho ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa

terdapat perbedaan rerata yang signifikan antara kolom B1 (Sikap ilmiah

kategori tinggi) dan kolom B2 (Sikap ilmiah kategori rendah).

D. Pembahasan Hasil Analisis

Page 111: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN STAD (STUDENT … · KELAS XI SMA NEGERI 5 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 ... DILENGKAPI PRAKTIKUM ... Gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan

cxi

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kimia kelas XI Ilmu Alam di

SMA Negeri 5 Surakarta XI Ilmu Alam 3 dan kelas XI Ilmu Alam 4 merupakan

kelas yang seimbang untuk digunakan untuk penelitian. Hal ini diperkuat dengan

hasil uji t-matcing yang dilakukan berdasarkan nilai siswa di kelas tersebut pada

waktu mereka kelas X.

Penelitian ini menggunakan analisis variansi dua jalan dengan sel tak

sama. Hasil analisis variansi dua jalan untuk hipotesis pertama menunjukkan

perbedaan antara aspek kognitif, aspek afektif dan aspek psikomotor. Terdapat

perbedaan pengaruh prestasi kognitif dan psikomotor tetapi tidak ada perbedaan

pengaruh prestasi afektif siswa pada kelas eksperimen 1 dengan kelas eksperimen

2 pada materi pokok Laju Reaksi.

Hasil analisis variansi dua jalan untuk hipotesis kedua dapat disimpulkan

bahwa terdapat perbedaan pengaruh prestasi kognitif dan psikomotor tetapi tidak

ada perbedaan pengaruh prestasi afektif siswa antara sikap ilmiah kategori tinggi

dan sikap ilmiah kategori rendah pada materi pokok Laju Reaksi.

Hasil analisis variansi dua jalan untuk hipotesis ketiga tidak ada interaksi

antara metode pembelajaran yang digunakan dengan sikap ilmiah siswa terhadap

prestasi belajar siswa materi pokok laju reaksi.

1. Hipotesis Pertama

Dari data penelitian didapatkan nilai rerata untuk aspek kognitif kelas

eksperimen 1 (1AX ) adalah 37,31 dan kelas eksperimen 2 (

2AX ) adalah 28,83.

(Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 23). Nilai rerata untuk

aspek psikomotor kelas eksperimen 1 (A1) adalah 61,63 dan kelas eksperimen 2

(A2) adalah 52,91. (Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 28).

Harga 1AX >

2AX pada aspek kognitif dan aspek psikomotor dikarenakan pada

kelas eksperimen 1 peran guru masih berpengaruh besar terhadap proses belajar

mengajar. Tiap awal pelajaran guru mempresentasikan materi yang akan

didiskusikan oleh siswa. Presentasi guru sangat membantu pada saat diskusi siswa

karena siswa memahami materi yang akan didiskusikan. Selain itu, presentasi

Page 112: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN STAD (STUDENT … · KELAS XI SMA NEGERI 5 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 ... DILENGKAPI PRAKTIKUM ... Gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan

cxii

guru dapat membantu mereka mengerjakan kuis-kuis dan skor kuis mereka

menentukan skot tim. Presentasi tersebut mencakup pembukaan, pengembangan,

dan pengarahan praktis tiap komponen dari keseluruhan pelajaran yang akan

dilakukan. Pada kelas ini setiap siswa dalam tiap-tiap kelompok memiliki peran

dan kedudukan yang sama dalam kelompok sehingga tidak ada perasaan satu lebih

pandai daripada yang lain. Tiap anggota dalam kelompok mempunyai tanggung

jawab untuk memastikan teman satu tim mereka telah mempelajari materinya dan

meminta bantuan dari teman satu tim apabila ada kesulitan sebelum bertanya

kepada guru. Dengan metode ini mengakibatkan adanya interaksi antar siswa yang

dapat meningkatkan kerja sama dalam kelompok.

Pada kelas eksperimen 2 tiap-tiap kelompok dipimpin oleh seorang asisten

yang memiliki kemampuan lebih dibandingkan dengan anggota lain dalam

kelompoknya. Asisten ini dipilih berdasarkan pada nilai pretest pada tiap-tiap

siswa dan didasarkan pada prestasi belajar sebelumnya. Dengan penerapan

metode ini tiap-tiap asisten akan menjelaskan kepada kelompoknya masing-

masing apabila ada materi yang kurang dipahami oleh anggota kelompok

sehingga kemajuan dalam kelompok dipengaruhi oleh kemampuan asisten dalam

memberikan penjelasan kepada anggota kelompoknya. Pada metode ini kurang

efektif dari segi waktu, apabila ada anggota kelompok yang kurang memahami

materi yang didiskusikan harus bertanya dahulu kepada asisten, apabila asisten

tidak dapat menjelaskan baru bertanya kepada guru. Dengan demikian dapat

dikatakan bahwa penerapan pada kelas eksperimen 1 lebih baik dibandingkan

dengan pada kelas eksperimen 2.

Pada aspek afektif nilai rerata untuk aspek afektif kelas eksperimen 1 (A1)

adalah 66,17 untuk kelas eksperimen 2 (A2) adalah 66,06 dengan harga FA= 0,011

< F0,05; 1,66 = 3,99 (Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 23).

Dari hasil perhitungan nilai rata-rata aspek afektif kelas eksperimen 1 dengan

kelas eksperimen 2 statistik uji < daerah kritis sehingga H0A diterima. Hal ini

dapat dikatakan pada aspek afektif ini tidak ada perbedaan pengaruh prestasi

afektif siswa pada kelas eksperimen 1 dengan kelas eksperimen 2 pada materi

pokok Laju Reaksi.

Page 113: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN STAD (STUDENT … · KELAS XI SMA NEGERI 5 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 ... DILENGKAPI PRAKTIKUM ... Gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan

cxiii

Dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan pengaruh prestasi kognitif

dan psikomotor tetapi tidak ada perbedaan pengaruh prestasi afektif siswa pada

kelas eksperimen 1 dengan kelas eksperimen 2 pada materi pokok Laju Reaksi.

2. Hipotesis Kedua

Hasil pengujian hipotesis kedua untuk aspek kognitif menunjukkan

terdapat perbedaan pengaruh antara sikap ilmiah siswa kategori tinggi dan

kategori rendah terhadap prestasi belajar siswa materi pokok Laju Reaksi. Artinya

kelompok yang mempunyai sikap ilmiah tinggi berbeda prestasi belajarnya

dengan kelompok siswa yang memiliki sikap ilmiah rendah pada materi pokok

Laju Reaksi. Hal ini ditunjukkan dengan rerata siswa pada kelompok dengan

kategori sikap ilmiah tinggi dengan kategori sikap ilmiah tinggi (1BX ) sebesar

61,88 sedangkan kelompok siswa kategori rendah (2BX ) sebesar 53,16. Untuk

aspek psikomotor menunjukkan terdapat perbedaan pengaruh antara sikap ilmiah

siswa terhadap prestasi belajar materi pokok Laju Reaksi. Rerata kelas pada

kelompok siswa dengan kategori sikap ilmiah siswa tinggi (1BX ) sebesar 123,14

sedangkan kelompok siswa kategori rendah (2BX ) sebesar 107,07.

Untuk aspek afektif menunjukkan tidak terdapat perbedaan pengaruh

antara sikap ilmiah siswa terhadap prestasi belajar materi pokok Laju Reaksi.

Rerata kelas pada kelompok siswa dengan kategori sikap ilmiah siswa tinggi

(1BX ) sebesar 133,03 sedangkan kelompok siswa kategori rendah (

2BX )

sebesar 131,32 dengan FB = 0,695 < F0,05; 1,66 = 3,99. Dari hasil perhitungan

nilai rata-rata aspek afektif kelas eksperimen 1 dengan kelas eksperimen 2 statistik

uji < daerah kritis sehingga H0B diterima. (Perhitungan selengkapnya dapat dilihat

pada Lampiran 28).

Sikap ilmiah adalah sikap yang diwujudkan dalam bentuk perilaku aktual

yang bersikap keilmuan terhadap stimulus tertentu. Pada materi laju reaksi

terdapat materi-materi yang membutuhkan sikap ilmiah yang tinggi dari siswa

karena meliputi konsep-konsep yang harus dipelajari. Sehingga dilakukan

Page 114: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN STAD (STUDENT … · KELAS XI SMA NEGERI 5 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 ... DILENGKAPI PRAKTIKUM ... Gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan

cxiv

praktikum pada faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi dan penentuan rde

reaksi. Pada praktikum faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi yang

memungkinkan siswa untuk dapat menganalisis faktor-faktor apa saja yang dapat

mempengaruhi laju reaksi dan dapat menjelaskannya dengan teori tumbukan.

Pada praktikum penentuan orde reaksi siswa dapat membuat grafik untuk

menentukan orde reaksi atau tingkat reaksi berdasarkan data percobaan. Penilaian

sikap ilmiah sangat erat kaitannya dengan aspek kognitif dan aspek psikomotor.

Apabila siswa memiliki sikap ilmiah yang tinggi akan mempunyai prestasi

kognitif dan psikomotor yang tinggi karena memiliki sikap ingin tahu yang tinggi,

sikap ingin mendapatkan sesuatu yang baru, sikap kerjasama (cooperative) pada

saat praktikum maupun kerja kelompok, sikap tidak putus asa (perseverance) pada

saat memdapatkan soal yang sulit atau penelitiannya mengalami kegagalan, sikap

bertanggung jawab, sikap menerima gagasan baru/ terbuka terhadap pendapat

orang lain dan sikap kedisiplinan (discipline) mengikuti pelajaran. Sedangkan

siswa yang memiliki sikap ilmiah yang rendah akan memiliki prestasi kognitif dan

psikomotor yang rendah.

Dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan pengaruh prestasi kognitif

dan psikomotor tetapi tidak ada perbedaan pengaruh prestasi afektif siswa antara

sikap ilmiah kategori tinggi dan sikap ilmiah kategori rendah pada materi pokok

Laju Reaksi.

3. Hipotesis Ketiga

Hasil pengujian hipotesis yang ketiga tidak ada interaksi antara metode

pembelajaran yang digunakan dengan sikap ilmiah siswa terhadap prestasi belajar

siswa materi pokok laju reaksi. Kelas eksperimen 1 pada penelitian ini lebih baik

dibandingkan dengan kelas eksperimen 2. Untuk sikap ilmiah siswa, semakin

tinggi sikap ilmiah siswa maka semakin tinggi pula prestasi belajar yang dicapai.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan siswa-siswa pada

kelas eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2 diperoleh hasil yang berbeda diantara

keduanya. Kelas eksperimen 1 jumlah siswa yang mempunyai sikap ilmiah tinggi

lebih banyak daripada kelas eksperimen 2. Pada kelas eksperimen 2 suasana kelas

Page 115: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN STAD (STUDENT … · KELAS XI SMA NEGERI 5 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 ... DILENGKAPI PRAKTIKUM ... Gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan

cxv

menjadi gaduh karena kemampuan siswa untuk memahami materi ditentukan oleh

anggota dalam kelompok dan juga kemampuan dari asisten untuk menjelaskan

materi yang belum dimengerti oleh siswa. Apabila jawaban dari asisten dirasa

kurang memuaskan anggota kelompok, anggota kelompok ada yang bersikap cuek

dengan materi yang dipelajari dan mereka mengobrol tentang hal-hal yang lain

sehingga suasana kelompok menjadi kurang kondusif untuk belajar. Pada kelas

eksperimen 1 pada awal pelajaran guru telah memberikan presentasinya sehingga

siswa mempunyai pandangan tentang materi yang akan dipelajari. Para siswa

mempunyai tugas dan tanggung jawab yang sama dalam kelompok sehingga

mereka harus seoptimal mungkin untuk memberikan yang terbaik untuk kemajuan

kelompoknya.

Dari pembahasan hipotesis kedua, siswa dengan sikap ilmiah yang tinggi

akan memiliki prestasi yang lebih tinggi. Hal ini tidak disebabkan mutlak karena

siswa tersebut dapat bekerja sama tetapi pada dasarnya siswa tersebut memiliki

pengetahuan yang lebih dari siswa yang lain. Ada siswa yang baik prestasinya

apabila dilengkapi dengan penjelasan guru tetapi jika tanpa dilengkapi dengan

penjelasan siswa tersebut dapat memiliki prestasi yang baik pula.

Jadi apapun metode pembelajaran yang digunakan siswa yang memiliki

sikap ilmiah tinggi akan memiliki prestasi belajar yang lebih baik daripada siswa

yang memiliki sikap ilmiah rendah. Sebaliknya seberapapun tingkat sikap ilmiah

siswa, baik kategori tinggi maupun rendah siswa yang dikenai metode STAD

yang dilengkapi dengan praktikum akan memiliki prestasi belajar yang lebih baik

daripada siswa yang dikenai metode TAI yang dilengkapi dengan praktikum.

Secara mandiri sikap ilmiah siswa berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa

tetapi setelah berinteraksi dengan metode pembelajaran yang digunakan sikap

ilmiah siswa tidak berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa.

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

Page 116: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN STAD (STUDENT … · KELAS XI SMA NEGERI 5 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 ... DILENGKAPI PRAKTIKUM ... Gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan

cxvi

A. Kesimpulan

Berdasarkan kajian teori dan didukung dengan hasil analisis serta mengacu

pada perumusan masalah yang telah diuraikan pada bab sebelumnya dapat

disimpulkan bahwa:

1. Ada pengaruh metode pembelajaran kooperatif STAD dan TAI yang

dilengkapi dengan praktikum terhadap prestasi belajar kognitif dan

psikomotor materi pokok Laju Reaksi tetapi tidak ada pengaruh metode

pembelajaran kooperatif STAD dan TAI yang dilengkapi dengan praktikum

terhadap prestasi belajar afektif materi pokok Laju Reaksi. Hal ini ditunjukkan

dengan nilai kelas eksperimen 1 pada aspek kognitif, dan psikomotor memiliki

prestasi yang lebih baik dibandingkan dengan kelas eksperimen 2. Nilai kelas

eksperimen 1 pada aspek kognitif, afektif dan psikomotor berturut-turut adalah

37,31; 66,17 dan 61,63 sedangkan nilai kelas eksperimen 2 pada aspek

kognitif, afektif dan psikomotor berturut-turut adalah 28,83; 66,06 dan 52,91.

Dari hasil analisis data diperoleh Fhitung= 5,95 untuk prestasi kognitif, Fhitung =

0,01 untuk prestasi afektif dan FA hitung= 88,20 untuk prestasi psikomotor

dengan harga Ftabel = 3,99.

2. Ada pengaruh siswa yang memiliki sikap ilmiah tinggi dan siswa yang

memiliki sikap ilmiah yang rendah pada metode pembelajaran kooperatif

STAD dan TAI yang dilengkapi dengan praktikum terhadap prestasi belajar

kognitif dan psikomotor materi pokok Laju Reaksi tetapi tidak ada pengaruh

siswa yang memiliki sikap ilmiah tinggi dan siswa yang memiliki sikap ilmiah

yang rendah pada metode pembelajaran kooperatif STAD dan TAI yang

dilengkapi dengan praktikum terhadap prestasi belajar afektif materi pokok

Laju Reaksi. Dari hasil analisis data diperoleh harga Fhitung = 29,41 untuk

prestasi kognitif, Fhitung = 0,70 untuk prestasi afektif dan F hitung = 90,03 untuk

prestasi psikomotor dengan harga Ftabel = 3,99.

3. Tidak ada interaksi metode pembelajaran kooperatif STAD dan TAI yang

dilengkapi dengan praktikum dengan sikap ilmiah siswa terhadap prestasi

belajar kognitif, afektif dan psikomotor pada materi pokok Laju Reaksi. Hal 89

Page 117: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN STAD (STUDENT … · KELAS XI SMA NEGERI 5 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 ... DILENGKAPI PRAKTIKUM ... Gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan

cxvii

ini ditunjukkan dengan harga harga Fhitung = 2,78 untuk prestasi kognitif, Fhitung

= 1,34 untuk prestasi afektif dan Fhitung = 2,05 untuk prestasi psikomotor

dengan harga Ftabel = 3,99.

B. Implikasi

1. Implikasi Teoritis

Berdasarkan hasil penelitian, maka secara teoritis hasil penelitian tersebut

mengimplikasikan bahwa:

a. Perlu adanya penerapan metode pembelajaran yang sesuai dengan

karakteristik belajar kimia dan dapat menciptakan proses belajar mengajar

yang lebih bermakna sehingga prestasi belajar dapat meningkat baik dari segi

kognitif, afektik maupun psikomotor.

b. Bahan masukan bagi penelitian selanjutnya yang bertujuan untuk mengetahui

metode pembelajaran yang lain yang sesuai pada pada materi pelajaran yang

akan disampaikan untuk meningkatkan prestasi siswa.

2. Implikasi Praktis

Berdasarkan hasil penelitian secara praktis hasil penelitian tersebut

mengimplikasikan bahwa:

Perlu adanya peningkatan sikap ilmiah dari siswa karena sikap ilmiah

siswa mempunyai pengaruh terhadap prestasi belajar.

C. SARAN

Berdasarkan hasil penelitian dan implikasi tersebut dapat dikemukakan

saran-saran sebagai berikut:

1. Guru-guru kimia perlu menerapkan metode pembelajaran STAD yang

dilengkapi dengan praktikum dan metode pembelajaran TAI yang dilengkapi

dengan praktikum untuk meningkatkan prestasi belajar siswa.

2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang penggunaan metode STAD

yang dilengkapi dengan praktikum dengan memperhatikan sikap ilmiah siswa

pada materi pokok lain yang sesuai.

Page 118: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN STAD (STUDENT … · KELAS XI SMA NEGERI 5 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 ... DILENGKAPI PRAKTIKUM ... Gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan

cxviii

DAFTAR PUSTAKA

Page 119: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN STAD (STUDENT … · KELAS XI SMA NEGERI 5 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 ... DILENGKAPI PRAKTIKUM ... Gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan

cxix

Abin Syamsuddin Makmun. 2004. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Anita Lie. 2007. Cooperative Learning. Jakarta: Grasindo.

Anonim. 2009. Investigating the Effects of Project- Oriented Chemistry

Eksperiments on Some Affective and Cognitive Field Components. Journal

of Turkish Science Education. Volume 6: 108-114.

Budiyono. 2004. Statistika Dasar Untuk Penelitian. Surakarta: Sebelas Maret

University Press.

Deasy Wulandari. 2007. Kontribusi Kecerdasan Emosional dan Sikap Ilmiah

erhadap prestasi Belajar Kimia dalam Metode Pembelajaran GI (Group

Investigation) dan STAD (Student Teams Achievement Divisions) Materi

Laju Reaksi Pada Siswa Kelas XI IPA Semeste 1 SMA Negeri 1 Surakarta

Tahun Pelajaran 2005/2006. Skrispsi. UNS.

Francis A. Adesoji dan Tunde L. Ibraheem. 2009. Effects Of Student Teams-

Achievement Divisions Strategy and Mathematics Knowledge on

Learning Outcomes in Chemical Kinetics. The Journal Of International

Social Research. volume 2/6:15-24

James E. Brady. 1981. Fundamentals Of Chemistry. New York: John Willey

Sons Inc.

Keenan, C.W., Kleinfelter, D.C., dan Wood, J.H. 1989. Kimia Untuk Universitas

Jilid 1 Terjemahan A. Hadyana Pudjaatmaka. Jakarta: Erlangga.

Margono. 1995. Strategi Belajar Mengajar. Surakarta: Sebelas Maret University

Press.

Masidjo, I. 1995. Penilaian Pencapaian Hasil Belajar Siswa Di Sekolah.

Yogyakarta: Kanisius.

Page 120: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN STAD (STUDENT … · KELAS XI SMA NEGERI 5 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 ... DILENGKAPI PRAKTIKUM ... Gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan

cxx

Michael Purba. 2004. Kimia SMA Kelas XI. Jakarta: Erlangga.

Michael Purba. 2007. Kimia SMA Kelas XI. Jakarta: Erlangga.

Muhibbin Syah. 1995. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya

Mulyani Sumantri. 2001. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Maulana

Oemar Hamalik. 2003. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan

Sistem. Bandung: Bumi Aksara

Ratna Wilis Dahar. 1989. Teori-Teori Belajar. Jakarta: Erlangga.

Roestiyah N.K. 2008. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Slameto. 1995. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:

Rineka Cipta.

Slavin, R.E. 1995. Cooperative Learning: Teory, Researt dan Praktice. Boston:

Asiman and Schuster Co.

Sudjana. 1996. Metode Statistika. Bandung : Penerbit Tarsito

Tim Cendikia. 2003. Mudah Belajar Kimia 2A SMU. Jakarta: Yudhistira

Tresna Sastrawijaya. 1998. Proses Belajar Mengajar Kimia. Jakarta: Depdikbud.

Unggul Sudarmo. 2007. Kimia untuk SMA Kelas XI. Jakarta: PHibETA.

Winarno Surakhmad. 1994. Pengantar Penelitian Ilmiah. Bandung: Tarsito.

W.S. Winkel. 1996. Psikologi Pengajaran. Jakarta: Grasindo.

Zainal Arifin. 1990. Evaluasi Instruksional. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Page 121: PENGARUH METODE PEMBELAJARAN STAD (STUDENT … · KELAS XI SMA NEGERI 5 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 ... DILENGKAPI PRAKTIKUM ... Gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan

cxxi