pengaruh luas permukaan spesifik dan konduktivitas …digilib.unila.ac.id/25190/11/skripsi tanpa bab...

49
PENGARUH LUAS PERMUKAAN SPESIFIK DAN KONDUKTIVITAS LISTRIK TERHADAP KAPASITANSI SPESIFIK ELEKTRODE SUPERKAPASITOR ZEOLIT BERBASIS SILIKA SEKAM PADI AKIBAT VARIASI SUHU KALSINASI (Skripsi) Oleh ROSALINA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2017

Upload: dinhcong

Post on 24-Jul-2019

245 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • PENGARUH LUAS PERMUKAAN SPESIFIK DAN KONDUKTIVITAS

    LISTRIK TERHADAP KAPASITANSI SPESIFIK ELEKTRODE

    SUPERKAPASITOR ZEOLIT BERBASIS SILIKA SEKAM PADI

    AKIBAT VARIASI SUHU KALSINASI

    (Skripsi)

    Oleh

    ROSALINA

    FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

    UNIVERSITAS LAMPUNG

    BANDAR LAMPUNG

    2017

  • i

    ABSTRAK

    PENGARUH LUAS PERMUKAAN SPESIFIK DAN KONDUKTIVITAS

    LISTRIK TERHADAP KAPASITANSI SPESIFIK ELEKTRODE

    SUPERKAPASITOR ZEOLIT BERBASIS SILIKA SEKAM PADI

    AKIBAT VARIASI SUHU KALSINASI

    Oleh

    ROSALINA

    Penelitian ini mengkaji tentang potensi zeolit sebagai elektrode superkapsitor yang

    bertujuan untuk mengetahui pengaruh luas permukaan spesifik dan konduktivitas listrik

    terhadap kapasitansi spesifik zeolit. Zeolit disintesis dari campuran silika sekam padi dan

    alumina menggunakan metode sol gel yang dikalsinasi pada suhu 150, 250, 350, 450,

    550, dan 650oC. Hasil XRD menunjukkan telah terbentuk fasa alumina dan silika untuk

    setiap suhu kalsinasi dan pada suhu kalsinasi 350oC telah terbentuk fasa gmelinite yang

    menandakan telah terbentuk zeolit. Semakin tinggi suhu kalsinasi, maka ukuran kristal

    zeolit semakin membesar dan akan mengecil akibat terbentuknya fasa baru. Kapasitansi

    spesifik dipengaruhi oleh luas permukaan spesifik dan konduktivitas listrik. Dimana

    semakin besar luas permukaan spesifik maka kapasitansi spesifiknya semakin meningkat.

    Namun mengalami penurunan kapasitansi spesifik pada luas permukaan spesifik 150.01

    m2/g karena terjadi saturasi kapasitansi. Pada konduktivitas listrik tinggi, terjadi

    peningkatan kapasitansi spesifik seiring meningkatnya nilai konduktivitas listrik. Namun

    terjadi penurunan kapasitansi spesifik pada konduktivitas listrik rendah. Kapasitansi

    spesifik terbesar berada pada luas permukaan spesifik 150.01 m2/g dan nilai konduktivitas

    1.15x10-3 S/cm, yaitu sebesar 8.13x10-3 F/g yang diperoleh dari zeolit dengan suhu

    kalsinasi 650oC. Dengan nilai tersebut, zeolit dapat digunakan sebagai material elektrode

    superkapasitor.

    Kata kunci: kapasitansi spesifik, konduktivitas listrik, luas permukaan spesifik,

    zeolit

  • ii

    ABSTRACT

    THE EFFECT OF SPECIFIC SURFACE AREA AND ELECTRICAL

    CONDUCTIVITY ON SPECIFIC CAPACITANCE OF SUPERCAPACITOR

    ELECTRODE ZEOLITE BASED SILIKA RICE HUSK DUE TO

    VARIATION OF CALCINATION TEMPERATURES

    By

    ROSALINA

    This study describes the potential of zeolite as a supercapacitor electrode which aims to

    determine the effect of specific surface area and electrical conductivity on the specific

    capacitance of the zeolite. Zeolites are synthesized from a mxiture of silica based rice

    husk and alumina using sol-gel method and calcined at the temperature of 150, 250, 350,

    450, 550, and 650oC. The XRD results showed already formed alumina and silica phases

    for each calcination temperature and the calcination temperature of 350oC has formed

    gmelinite phase which marks have been formed zeolite. The higher of calcination

    temperature, the size of the zeolite crystal grow in size and will shrink due to the

    formation of a new phase. The specific capacitance is affected by the specific surface area

    and electrical conductivity. Wherein the larger of specific surface area, the specific

    capacitance increase. However, the specific capacitance decreased at the specific surface

    area of 150 m2/g due to saturation of capacitance. At the high electrical conductivity, an

    increase in specific capacitance with increasing the electrical conductivity. However, a

    decreased in specific capacitance at low the electrical conductivity. The highest of

    specific capacitance is at a specific surface area of 150.01 m2/g and electrical conductivity

    values 1.15x10-3 S/cm is equal to 8.13x10-3 F/g obtained from zeolites with calcination

    temperature of 650oC. With these values, the zeolite can be used as a supercapacitor

    electrode material.

    Keywords: specific capacitance, electrical conductivity, specific surface area, zeolite

  • PENGARUH LUAS PERMUKAAN SPESIFIK DAN KONDUKTIVIVITASLISTRIK TERHADAP KAPASITANSI SPESIFIK ELEKTRODESUPERKAPASITOR ZEOLIT BERBASIS SILIKA SEKAM PADI

    AKIBAT VARIASI SUHU KALSINASI

    Oleh

    Rosalina

    Skripsi

    Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelarSARJANA SAINS

    Pada

    Jurusan FisikaFakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

    Universitas Lampung

    JURUSAN FISIKAFAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

    UNIVERSITAS LAMPUNGBANDAR LAMPUNG

    2017

  • vii

    RIWAYAT HIDUP

    Penulis dilahirkan di Lampung Utara pada tanggal 17

    Mei 1995 yang merupakan anak pertama dari tiga

    bersaudara dari pasangan Bapak Sahidin dan Ibu

    Rusnawati. Penulis menyelesaikan pendidikan di

    SDN 02 Sindang Agung (2006), SMPN 03 Tanjung

    Raja (2009), dan SMAN 01 Tanjung Raja (2012).

    Pada tahun 2012 penulis diterima sebagai mahasiswa Jurusan Fisika Fakultas

    Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam melalui jalur ujian tulis SNMPTN.

    Selama menjadi mahasiswa, penulis aktif di Himpunan Mahasiswa Fisika sebagai

    anggota bidang kesekretariatan dari tahun 2013-2014 dan anggota bidang

    kaderisasi dari tahun 2014-2015.

    Penulis melakukan Praktik Kerja Lapangan di UPT. BPML-LIPI Lampung

    dengan judul Variasi Waktu Pengadukkan untuk Memisahkan Al2O3 dan SiO2

    pada Kaolin menggunakan Metode Flotasi sebagai Bahan Pembuatan Refraktori.

    Penulis juga pernah menjadi asisten Praktikum Fisika Dasar I dan Sains Dasar

    Fisika. Kemudian penulis melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Luas

    Permukaan Spesifik dan Konduktivitas Listrik terhadap Kapasitansi Spesifik

    Elektrode Superkapasitor Zeolit Berbasis Silika Sekam Padi Akibat Variasi Suhu

    Kalsinasi sebagai tugas akhir Juusan Fisika FMIPA Unila.

  • i

    MOTTO

    Jangan takut terlambat. Yang paling bahaya jika kamu berhenti

    dan tidak bertindak

    Pengetahuan adalah kekuatan

  • ix

    Dengan Menyebut Nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang

    Kupersembahkan hasil karya yang sederhana ini kepada:

    Bapak dan Ibu Yang telah mendidik dan membesarkanku dengan segala doa terbaik,

    kesabaran dan limpahan menuju kesuksesan dan kebahagiaan, kasih

    sayang yang menguatkanku serta mendukung segala langkahku.

    Adik-Adikku Yang membuatku semangat untuk menjadi seorang kakak teladan yang

    baik.

    Sahabat-Sahabatku dan Fisika 2012 Terima kasih telah memberikan warna dan pelajaran padaku, dari yang

    mengajarkan arti hidup sampai membantu dalam proses penyusunan

    karya yang sederhana ini.

    Universitas Lampung Almamater Tercinta

  • x

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya

    sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Pengaruh Luas

    Permukaan Spesifik dan Konduktivitas Listrik terhadap Kapasitansi Spesifik

    Elektrode Superkapsitor Zeolit Berbasis Silika Sekam Padi Akibat Variasi Suhu

    Kalsinasi. Tujuan utama penulisan skripsi ini adalah sebagai salah satu

    persyaratan untuk mendapatkan gelar S1 dan melatih penulis untuk berfikir logis

    dan kreatif dalam penulisan karya ilmiah.

    Penulis menyadari dalam penulisan skripsi ini banyak terdapat kekurangan. Oleh

    sebab itu kritik dan saran sangat diperlukan untuk memperbaiki skripsi. Semoga

    skripsi ini bermanfaat bagi pengetahuan mahasiswa pada khususnya dan

    masyarakat pada umumnya, Aamiin.

    Bandar Lampung, Januari 2017

    Penulis

    Rosalina

  • xi

    SANWACANA

    Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT Yang Maha Esa,

    atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

    Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari

    dukungan dan bantuan berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima

    kasih kepada:

    1. Ibu Suprihatin, S.Si., M.Si. selaku Pembimbing I serta Pembimbing

    Akademik yang senantiasa membimbing dan memberikan nasehat untuk

    menyelesaikan skripsi serta perkuliahan.

    2. Bapak Drs. Pulung Karo Karo, M.Si. selaku Pembimbing II yang telah

    memberikan masukan-masukan dan nasehat untuk menyelesaikan skripsi.

    3. Bapak Drs. Ediman Ginting, M.Si. selaku Penguji yang telah memberikan

    kritik dan saran selama penulisan skripsi.

    4. Bapak Arif Surtono, S.Si., M.Si., M. Eng. dan Bapak Gurum Ahmad Pauzi,

    S.Si., M.T. selaku Ketua dan Sekretaris Jurusan Fisika, seluruh Dosen serta

    Staf Jurusan Fisika Fakultas MIPA Universitas Lampung.

    5. Bapak Prof. Dr. Warsito, S.Si., D.E.A. selaku Dekan Fakultas MIPA

    Universitas Lampung.

  • xii

    6. Bapak Agus Riyanto, S.Si., M.Sc. yang telah membimbing, memberikan

    masukan, kritik dan saran serta selalu memberi motivasi dalam

    menyelesaikan skripsi.

    7. Kedua Orang Tua tercinta yang menjadi semangat dan selalu memberikan

    dukungan, motivasi dan doa yang tak pernah henti untuk penulis.

    8. Adik-adikku tersayang Dani Hidayat dan Milki Laulia Rahim serta keluarga

    besar atas dukungan dan doa serta selalu menjadi motivasi bagi penulis

    9. Mona Algatama Putri F sahabat yang selalu memberikan bantuan, dukungan,

    semangat, saran, kritik, dan selalu ada saat susah ataupun senang. Diah

    Puspita Sari yang selalu memberikan semangat, menjadi teman curhat, dan

    selalu menemani. M. Muntamijayati, Siti Rokayah, dan Dwi Nadya Lestari

    yang selalu memberiakan semangat.

    10. Super team zeolite (Alfi, Fatia, Imas, Jeni, Mona, dan Siti) yang saling

    memberikan motivasi, semangat serta menjalani senang dan susah selama

    penelitian.

    11. Teman-teman kosan Nyunyai (Diah, Ria, Teguh, Meri, Ani) yang selalu

    menghibur penulis.

    12. Teman-teman Mafia 12, kakak dan adik tingkat Fisika, serta semua pihak

    yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu atas bantuan dan kritik serta

    saran dalam penyelesaian skripsi.

    Semoga Allah SWT membalas segala kebaikan dan niat baik yang telah diberikan

    oleh berbagai pihak sehingga skripsi ini dapat selesai dan bermanfaat.

  • xiii

    DAFTAR ISI

    Halaman

    ABSTRAK .......................................................................................................... i

    ABSTRACT ......................................................................................................... ii

    HALAMAN JUDUL .......................................................................................... iii

    HALAMAN PERSETUJUAN .......................................................................... iv

    LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................ v

    PERNYATAAN .................................................................................................. vi

    RIWAYAT HIDUP ........................................................................................... vii

    MOTTO ............................................................................................................ viii

    PERSEMBAHAN ............................................................................................... ix

    KATA PENGANTAR ........................................................................................ x

    SANWACANA .................................................................................................. xi

    DAFTAR ISI .................................................................................................... xiii

    DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xv

    DAFTAR TABEL .......................................................................................... xvi

    I. PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang ........................................................................................ 1 B. Rumusan Masalah ................................................................................... 4 C. Batasan Masalah ..................................................................................... 5 D. Tujuan Penelitian .................................................................................... 5 E. Manfaat Penelitian .................................................................................. 6

  • xiv

    II. TINJAUAN PUSTAKA

    A. Superkapasitor ......................................................................................... 7 B. Zeolit dan Potensinya sebagai Elektrode ................................................ 9 C. Analisis Struktur Kristal ......................................................................... 12 D. Karakteristik Luas Permukaan ................................................................ 13 E. Pengujian Konduktivitas Listrik ............................................................. 17 F. Penentuan Kapasitansi oleh Cyclic Voltammetry .................................... 18

    III. METODE PENELITIAN

    A. Waktu dan Tempat Penelitian ................................................................. 20 B. Alat dan Bahan Penelitian ....................................................................... 20 C. Prosedur Penelitian ................................................................................. 21 D. Diagram Alir Penelitian .......................................................................... 24

    IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

    A. Analisis Struktur Kristal Zeolit ............................................................... 25 B. Pengaruh Suhu Kalsinasi terhadap Luas Permukaan Spesifik dan

    Konduktivitas Listrik Zeolit .................................................................... 30

    C. Pengaruh Luas Permukaan Spesifik terhadap Kapasitansi Spesifik Zeolit ........................................................................................................ 34

    D. Pengaruh Konduktivitas Listrik terhadap Kapasitansi Spesifik Zeolit ... 36

    V. KESIMPULAN DAN SARAN

    A. Kesimpulan ............................................................................................. 40 B. Saran ....................................................................................................... 41

    DAFTAR PUSTAKA

    LAMPIRAN

  • xv

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar Halaman

    2.1. Rangakaian superkapasitor ....................................................................... 8

    2.2. Struktur kimia zeolit ................................................................................. 10

    2.3. Tipe Adsorpsi/desorpsi isotermal ............................................................. 14

    2.4. Tipikal grafik BET ................................................................................... 16

    3.1. Diagram alir penelitian ............................................................................. 24

    4.1. Hubungan suhu kalsinasi terhadap luas permukaan spesifik dan konduktivitas listrik zeolit ........................................................................ 31

    4.2. Hubungan luas permukaan spesifik dan kapasitansi spesifik zeolit ......... 34

    4.3. Hubungan konduktivitas listrik dan kapasitansi spesifik zeolit ............... 37

  • xvi

    DAFTAR TABEL

    Tabel Halaman

    4.1. Fasa yang terbentuk pada suhu kalsinasi 150, 250, 350, 450, 550, dan

    650 ....................................................................................................... 26

    4.2. Ukuran kristal pada suhu 150, 250, 350, 450, 550, dan 650 ................ 29

    4.3. Hubungan suhu kalsinasi terhadap luas permukaan spesifik dan konduktivitas listrik zeolit ........................................................................ 31

    4.4. Hubungan luas permukaan spesifik dan kapasitansi spesifik zeolit ........ 34

    4.5. Hubungan konduktivitas listrik dan kapasitansi spesifik zeolit ............... 36

  • I. PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Kebutuhan energi di Indonesia mengalami peningkatan sebesar 5,5% per tahun

    (Zed, dkk., 2014). Untuk memenuhi kebutuhan energi tersebut, Indonesia

    menggunakan bahan bakar fosil sebagai sumber energi.Namun, ketersediaan

    bahan bakar fosil semakin menipis dan menyebabkan polusi gas rumah kaca

    akibat pembakaran. Solusi terbaik untuk mengatasi hal tersebut yaitu penggunaan

    energi listrik. Setiap tahunnnya energi listrik digunakan dalam jumlah besar

    mencapai 200 TOE (Ton of Oil Energy) dan akan terus mengalami peningkatan

    (Karno, dkk., 2012), sehinggadibutuhkan media penyimpanan energi listrik

    dengan kapasitas daya besar dan bisa digunakan dalam waktu yang lama.

    Penyimpan energi berkapasitas besar yang banyak digunakan yaitu

    superkapasitor, karena superkapasitor memiliki rapat daya yang besar, memiliki

    waktu dan siklus hidup panjang mencapai 106 siklus, waktu pengisian dan

    pengosongan pendek, serta material pembuatannya murah (Conway, 1999)

    (Rawale dan Chandan, 2015). Kelebihan tersebut menjadikan superkapasitor

    banyak digunakan dalam bidang elektronika, peralatan medis, transportasi, dan

    banyak aplikasi lainnya (Lu,et al., 2011).

  • 2

    Salah satu komponen utama superkapasitor adalah elektrode. Umumnya elektrode

    terbuat dari bahan penyusun seperti karbon (garphene, nanopori, nanofoam,

    cyrogel, nanotube)(Zhang,et al.,2010, Ariyanto, dkk., 2012, Karthikeyan,et al.,

    2009, Garcia, et al., 2008), logam oksida seperti ruthenium oxide (RuO2) dan

    nickel oxide (NiO2) (Chen, et al., 2004 dan Lota, et al., 2010), serta polimer

    konduktif (Snook, et al., 2011). Diantara bahan tersebut, RuO2 memiliki nilai

    kapasitansi yang paling tinggi karena memiliki luas permukaan spesifik yang

    besar dan memiliki struktur berpori (Murkami, et al., 1997). Namun, bahan

    ruthenium memiliki ketersediaan yang terbatas dan harga yang tinggi. Oleh sebab

    itu, dibutuhkan terobosan baru dalam pembuatan elektrode superkapasitor

    menggunakan bahan yang murah dan mudah untuk diperoleh, salah satunya yaitu

    zeolit sintesis.

    Zeolit sintesis merupakan mineral aluminosilikat yang dapat dibuat melalui proses

    kristalisasi menggunakan perpaduan silika dan alumina dengan proses sederhana

    dan tidak memerlukan biaya tinggi. Selain itu, zeolit memiliki struktur mikropori

    dengan ukuran 3-10 (Muresan, 2011) yang sebagian besar strukturnya berkanal

    dan berpori. Luas permukaan total zeolit adalah jumlah dari luas permukaan

    dinding pori dan kanal-kanal tersebut. Sehingga, semakin banyak pori dan kanal,

    semakin besar pula luas permukaan total zeolit. Luas permukaan internal zeolit

    puluhan kali lebih besar jika dibandingkan dengan permukaan luarnya (Yunica

    dan Muttaqin, 2013; Dyer, 1988).Zeolit juga memiliki sifat unik seperti stabilitas

    termal, kerapatan rendah, dan kemampuan penyimpan dan penukar

    ion(Bogdanov,et al., 2009). Luas permukaan yang besar, ukuran pori kecil, serta

    kemampuan penukar ion dapat menjadikan zeolit sebagai bahan elektrode

  • 3

    untuksuperkapasitor (Muresan, 2011) yang dapat menyimpan muatan berdasarkan

    mekanisme Faradaic, karena terjadi reaksi reduksi-oksidasi yang melibatkan

    transfer muatan antara elektrode dan elektrolit (Shukla, et al., 2000).

    Menyiapkan bahan berpori yang memiliki luas permukaan, volume pori, dan

    mesoporositas yang tinggi juga menjadi hal yang penting dalam menyiapkan

    bahan elektrode superkapasitor berkapasitansi besar (Ariyanto, dkk., 2012).

    Namun, zeolit memiliki nilai konduktivitas yang tidak terlalu tinggi (Oktaviani

    dan Muttaqin, 2015), sehingga untuk meningkatkan konduktivitasya diperlukan

    bahan sebagai pengumpul arus (current collector)dengan nilai konduktivitas yang

    lebih tinggi. Salah satu bahan yang sering digunakan yaitu karbon karena

    memiliki luas permukaan tinggidan nilai konduktivitas yang besar mencapai

    3x104 S/m (Effendi, dkk., 2007).

    Terdapat beberapa penelitian mengenai penggunaan zeolit sebagai elektrode

    superkapasitor, seperti yang dilakukan oleh Moon, et al., (2015) mengenai Zeolite

    Templated Carbon (ZTC). Nilai kapasitansi spesifik yang didapatkan sangat

    bervariasi mulai dari 20 F/g 240 F/g. Selain itu, Xu, et al (2010) meneliti

    mengenai Alkalin-Treated Zeolit (AT-) yang menghasilkan nilai kapasitansi

    per luas permukaaan sebesar 5.9 13.6 F/cm-2.

    Zeolit dapat disintesis dari beberapa bahan yang memiliki sumber silika tinggi,

    seperti abu layang batubara (Jumaeri, dkk., 2007), abu dasar batubara (Yunica dan

    Muttaqin, 2013), pasir (Izzati, dkk., 2013), dan sekam padi.Diantara bahan

    tersebut, sekam padi memiliki kemurnian silika yang tinggi mencapai

  • 4

    95%(Sembiring dan Pulung, 2007) dan memiliki luas permukaan spesifik

    mencapai 81 m2/g (Della, et al, 2002).

    Dalam penelitian ini, zeolit disintesisdari silika sekam padi dengan metode sol

    gel. Zeolit ini diharapkan dapatdigunakan sebagai elektrode superkapasitor

    dengan cara membentuk pelet zeolit yang dikalsinasi pada variasi suhu 150, 250,

    350, 450, 550, dan 650. Struktur dan ukuran kristal zeolit dianalisis

    menggunakan X-Ray Diffraction (XRD), luas permukaan dikarakterisasi

    menggunakan Surface Area Analyzer (SAA) dan dianalisis menggunakan metode

    Brunauer-Emmet-Teller (BET). Sedangkan untuk menguji konduktivitas

    listrikzeolit digunakan alat Inductance Capacitance and Resistance (LCR) meter

    dan untuk mencari nilai kapasitansi spesifik digunakanpengukuranCyclic

    Voltametry (CV).

    B. Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas, masalah yang dikaji dapat

    dirumuskan sebagai berikut:

    1. Bagaimana pengaruh variasi suhu kalsinasi terhadap struktur dan ukuran

    kristal zeolit?

    2. Bagaimana hubungan antara luas permukaan spesifik zeolit dan nilai

    kapasitansi spesifik elektrode superkapasitor akibat variasi suhu kalsinasi ?

    3. Bagaimana hubungan antara konduktivitas listrik zeolitdan nilai kapasitansi

    spesifikelektrode superkapasitor akibat variasi suhu kalsinasi?

  • 5

    C. Batasan Masalah

    Batasan masalah dalam penelitian ini adalah:

    1. Zeolit disintesis dari silika sekam padi dan sodium aluminat menggunakan

    metode sol gel.

    2. Untuk mendapatkan nilai luas permukaan spesifik, konduktivitas listrik, dan

    kapasitansi spesifik yang berbeda, diberikan variasi suhu kalsinasi pada150,

    250, 350, 450, 550, dan 650oC.

    3. Analisis X-Ray Diffraction (XRD) dilakukan pada rentang sudut2 antara 10

    sampai 80.

    4. Luas permukaan zeolit dianalisis menggunakanSurface Area Analyzer(SAA)

    dengan metode Brunauer-Emmet-Teller (BET).

    5. Konduktivitas listrik zeolitdiuji menggunakan LCR meter dengan arus DC.

    6. Kapasitansi spesifik dianalisismenggunakan metodecyclic voltametry dengan

    larutan elektrolit NaOH dan KHP pada scan rate 100 mV/s.

    D. Tujuan Penelitian

    Tujuan penelitian ini, yaitu:

    1. Mengetahui pengaruh variasi suhu kalsinasi terhadap struktur dan ukuran

    kristal zeolit.

    2. Mengetahuihubungan antara luas permukaan spesifik zeolit dan nilai

    kapasitansi spesifik elektrode superkapasitor akibat variasi suhu kalsinasi.

    3. Mengetahuihubungan antara konduktivitas listrik zeolit dan nilai kapasitansi

    spesifik elektrode superkapasitor akibat variasi suhu kalsinasi

  • 6

    E. Manfaat penelitian

    Manfaat yang diperoleh setelah melakukan penelitian ini, yaitu:

    1. Memanfaatkan limbah sekam padi sebagai sumber silika.

    2. Menambah pengetahuan tentang sintesis zeolit berbasis silika sekam padi.

    3. Menjadi referensi untuk penelitian selanjutnya tentang zeolit silika sekam

    padi.

    4. Memanfaatkan zeolit sebagai bahan elektrode superkapasitor yang dapat

    diperoleh dengan murah dan sederhana.

  • II. TINJAUAN PUSTAKA

    A. Superkapasitor

    Superkapasitor disebut juga ultrakapasitor atau electrochemical capasitor

    merupakan piranti penyimpan energi dalam medan listrik dengan electrochemical

    double-layer (EDLC) (Kotz dan Carlen, 2000). Superkapasitor memiliki beberapa

    kelebihan dibandingkan baterai seperti, memiliki siklus hidup lebih lama

    mencapai 106 siklus, rapat daya yang lebih tinggi, material elektrode yang lebih

    murah, serta waktu pengisian yang lebih cepat dibandingkan baterai (Conway,

    1999, Rawale dan Chandan, 2015). Superkapasitor dapat melengkapi kekurangan

    dari baterai dan kapasitor konvensional. Baterai memiliki energi spesifik tinggi,

    namun memiliki daya spesifik yang rendah. Sedangkan kapasitor konvensional

    memiliki energi spesifik rendah, namun memiliki daya spesifik yang tinggi.

    Superkapasitor dapat menghasilkan energi dan daya spesifik yang tinggi (Kotz

    dan Carlen, 2000). Daya spesifik berhubungan dengan kekuatan atau jumlah watt,

    gabungan dari arus dan tegangan, sedangkan energi spesifik berpengaruh pada

    waktu pemakaian (Fitriana, 2014).

    Superkapasitor tersusun dari dua buah elektrode dengan porositas tinggi yang

    ditempatkan dalam larutan elektrolit, dan separator berpori (Conway, 1999).

    Bentuk superkapasitorsederhana ditunjukkan pada Gambar 2.1.

  • 8

    Gambar 2.1. Rangkaian superkapasitor (Sumber: Conway, 1999)

    Performa superkapasitor yang sangat baik jika nilai kapasitansi spesifiknya tinggi,

    hal ini dapat diperoleh menggunakan material yang memiliki luas permukaan dan

    mesoporositas tinggi sebagai material elektrode (Ariyanto, dkk., 2012).

    Pada dasarnya, energi listrik dapat disimpan dalam dua cara berbeda, yaitu:

    1. Secara tidak langsung (Faradaic), sebagai penyimpan energi yang potensial

    dan membutuhkan reaksi redoks dari reagenaktif secara elektrokimia.

    Tujuannya untuk melepaskan muatan yang dapat menghasilkan listrik ketika

    melewati dua elektrode dengan potensial berbeda. Penyimpanan muatan

    didapatkan dari transfer elektron yang dihasilkan dari reaksi redoks pada

    material yang elektroaktif menurut hukum Faraday.

    2. Secara langsung (non-Faradaic), penyimpanan energi terjadi pada permukaan

    elektrode yang terpolarisasi oleh elektrolit. Pada saat pengisian dan

    pengosongan muatan tidak melibatkan perubahan komposisi dan fasa kimia,

    karena penyimpanan muatan hanya terjadi secara elektrostatis sehingga siklus

    hidupnya tidak terbatas (Shukla, et al., 2000).

  • 9

    Masing-masing antarmuka elektrode mewakili sebuah kapasitor sehingga sebuah

    rangkaian superkapasitor dapat didefinisikan sebagai dua buah kapasitor yang

    tersusun secara seri, sehingga untuk besar kapasitansinya, yaitu

    1

    =

    1

    1+

    1

    2 (1)

    Dimana: C1 dan C2 = kapasitansi untuk elektrode pertama dan kedua (Kotz dan

    Carlen, 2000).

    Dalam superkapasitor, double-layers berperan sebagai lapisan dielektrik dalam

    kapasitor. Sehingga rumus plat kapasitor dapat digunakan untuk mendapatkan

    kapasitansi superkapsitor, yang mengikuti persamaan:

    = 0

    atau =

    (2)

    Dimana: = 0 = permitivitas bahan

    = konstanta dielektrik

    = jarak antar pelat

    A = luas pelat (Giancoli, 2001).

    B. Zeolit dan Potensinya sebagai Elektrode

    Zeolit merupakan kristal mikropori aluminosilikat berbentuk jaringan tiga dimensi

    tetrahedral [SiO4]4+ dan [AlO4]

    5- yang dihubungkan oleh pembagian atom oksigen

    (Georgiev, et al., 2009; Breck, 1974). Rumus struktur umum dari zeolit,

    ditunjukkan pada persamaan (3).

    Mx/n[(AlO2)x(SiO2)y].wH2O (3)

    Dimana M merupakan kation alkali atau alkali tanah, n merupakan jumlah valensi

    dari kation, w merupakan bilangan molekul air per satuan unit sel, x dan y

  • 10

    merupakan jumlah tetrahedral per sel satuan unit sel, biasanya rasio y/x memiliki

    nilai 1-5, bahkan untuk zeolit dapat mencapai 10-100 (Georgiev, et al., 2009;

    Bekkum, dkk., 1991). Zeolit memiliki struktur berongga yang ditempati oleh

    molekul air dan kation (Ca2+, Na+, K+) untuk mengimbangi kelebihan muatan

    (Wilson, 2010). Struktur kimia zeolit ditunjukkan pada Gambar 2.2.

    Gambar 2.2. Struktur kimia zeolit (Sumber: Georgiev, et al., 2009).

    Karakteristik struktur zeolit antara lain:

    1. Sangat berpori, karena kristal zeolit merupakan kerangka yang terbentuk dari

    jaringan tetrahedral SiO4 dan AlO4.

    2. Pori-porinya berbentuk molekul karena pori zeolit terbentuk dari tumpukan

    cincin beranggotakan 6,8,10, atau 12 tetrahedral.

    3. Dapat menukar kation, karena perbedaan muatan Al3+ dan Si4+ menjadikan

    atom Al bermuatan negatif dan membutuhkan kation penetral.

    4. Mudah dimodifikasi karena setiap tetrahedral dapat dipadukan dengan bahan-

    bahan pemodifikasi (Sutarti dan Minta, 1994).

    Zeolit dapat dibedakan menjadi zeolit alam dan zeolit sintesis. Terdapat sekitar 45

    jenis zeolit alam yang dapat ditemukan dalam batuan vulkanik (Wilson, 2010),

    dan lapisan dasar yang bereaksi dengan alkali. Zeolit alam memiliki tingkat

    kemurnian yang kecil, karena terkontaminasi oleh mineral lain seperti logam,

  • 11

    kwarsa, atau zeolit jenis lainnya. Oleh karena itu, zeolit alam tidak banyak

    digunakan secara komersial. Meskipun zeolit alam terdapat dalam jumlah besar,

    namun zeolit ini memiliki keterbatasan sifat dan strukturnya. Sedangkan zeolit

    sintesis diperoleh melalui proses kristalisasi menggunakan campuran silika dan

    alumina yang dapat memberikan berbagai bentuk struktur yang diinginkan

    (Muresan, 2011).

    Sifat-sifat dari mineral zeolit sehinggadapat dijadikan sebagai material pembuat

    elektrode antara lain:

    1. Zeolit memiliki struktur yang berkanal dan berpori, sehingga memiliki luas

    permukaan yang besar (Yunica dan Muttaqin, 2013; Dyer, 1988).

    2. Luas permukaan yang besar, merupakan salah satu faktor menguntungkan

    sebagai material pembuat elektrode superkapasitor (Ariyanto, dkk., 2012).

    3. Luas permukaan spesifik yang dimiliki zeolit dapat mencapai 678-723 m2/g

    (Wang, et al., 2001).

    4. Zeolit merupakan mikroporositas yang pori-porinya dapat menjadi satu, dua,

    atau tiga dimensi dengan ukuran diameter sekitar 3-10 (Muresan, 2011).

    5. Zeolit memiliki stabilitas termal yang tinggi (Gigli, et al., 2013), tahan

    terhadap asam kuat dan basa kuat atau antikorosi (Banerjee, et al., 2014),

    tidak beracun (Studiawan, dkk. 2015), dan memiliki kerapatan kecil

    (Bogdanov, et al., 2009).

    6. Zeolit memiliki kemampuan penyimpan dan penukar ion (Bogdanov, et al.,

    2009) yang berpotensi sebagai material penyusun elektrode yang baik untuk

    superkapasitor (Muresan, 2011).

  • 12

    Potensi zeolit sebagai elektroda telah diteliti dan sering dikenal sebagai zeolit-

    modified electrode (ZME), seperti yang dilakukan oleh Moon (2015) tentang

    zeolittemplated carbon (ZTC) dan dianalisis menggunakan cyclic voltametry,yang

    menghasilkan nilai kapasitansi spesifik sebesar 240 F/g. Selain itu ZTC diteliti

    oleh Piercy (2010) yang menghasilkan nilai kapasitansi spesifik 80 100 F/g.

    Penelitian sifat listrik zeolit juga dilakukan oleh Oktaviani dan Muttaqin (2015)

    tentang pengaruh suhu hidrotermal terhadap konduktivitas listrik zeolit yang

    disintesis dari abu dasar batubara. Konduktivitas listrik zeolit yang dihasilkan

    yaitu 2.76 x 10-6 12.22 x 10-6 S/cm. Penelitian yang dilakukan Yunica dan

    Muttaqin (2013), menghasilkan nilai konduktivitas zeolit dari limbah bottom

    ashdicampur polianalin sebesar 0.99 x 10-4 102.79 x 10-4 S/cm.

    C. Analisis Struktur Kristal

    Analisis struktur suatu material dapat dilakukan menggunakan metode difraksi

    sinar-X. Sinar-X merupakan suatu bentuk energi radiasi elektromagnetik tinggi.

    Energi yang dimiliki yaitu antara 200 eV sampai 1 MeV, terletak diantara radiasi

    sinar- dan sinar ultraviolet (UV) dalam spektrum elektromagnetik

    (Suryanarayana and Norton, 1998). Hamburan sinar ini dihasilkan jika suatu

    elektrode logam ditembak dengan elektron-elektron kecepatan tinggi dalam

    tabung vakum (Waseda et al, 2011).

    Prinsip dari X-Ray Diffraction (XRD) adalah difraksi gelombang sinar-X yang

    mengalami penghamburan (scattering) setelah bertumbukan dengan atom kristal.

    Pola difraksi yang dihasilkan merepresentasikan struktur kristal. Dari analisis pola

  • 13

    difraksi dapat ditentukan parameter kisi, ukuran kristal, dan identifikasi fasa

    kristal. Jenis material dapat ditentukan dengan membandingkan hasil XRD

    dengan database hasil difraksi berbagai macam material.

    Berdasarkan lebar puncak pada grafik XRD, ukuran kristal yang terbentuk dapat

    dihitung menggunakan persamaan Scherrer pada persamaan (4).

    S = 0,9 .

    .cos (4)

    Dimana: S = ukuran kristal

    = panjang gelombang berkas sinar-X

    = FWHM (Full Width Half Maximum)

    = besar sudut dari puncak intensitas tertinggi

    (Suryanarayanaand Norton, 1998).

    D. Karakteristik Luas Permukaan

    Luas permukaan merupakan luasan yang ditempati satu molekul adsorbat atau zat

    terlarut yang merupakan fungsi langsung dari luas permukaan sampel, sedangkan

    luas permukaan spesifik merupakan luas permukaan per gram sampel. Luas

    permukaan dipengaruhi oleh ukuran, bentuk, dan susunan pori dalam partikel

    (Martin, dkk., 1993).

    Analisis luas permukaan dapat dilakukan menggunakanSurface Area Analyzer

    (SAA). SAA merupakan salah satu alat karakterisasi material yang memerlukan

    sampel dalam jumlah yang kecil (0.01 0.1 gram). Prinsip kerja alat ini

    menggunakan mekanisme adsorpsi gas, umumnya nitrogen, argon, dan helium.

  • 14

    Alat ini mengukur jumlah gas yang dapat diserap oleh suatu permukaan padatan

    pada tekanan dan suhu tertentu. Secara sederhana apabila diketahui volume gas

    yang dapat diserap oleh permukaan, maka luas permukaan total dapat dihitung

    (Octaviani, 2012; Perry, et al., 1997).

    Dari analisis serapan gas tersebut dapat diperoleh luas permukaan spesifik total,

    distribusi ukuran meso-mikropori, dan volume total meso-mikropori. Sedangkan

    data keluaran dari analisis ini berupa grafik adsorpsi/desorpsi isotermal yang

    diklasifikasikan menjadi enam tipe. Keenam tipe adsorpsi/desorpsi isotermal

    dapat ditunjukkan pada Gambar 2.3.

    Gambar 2.3. Tipe adsorpsi/desorpsi isotermal (Sumber: Allen, 1981)

  • 15

    Tipe I menunjukkan isotermal Langmuir yang memiliki sifat untuk fisisopsi pada

    adsorben mikropori dengan permukaan luar yang kecil. Tipe II diperoleh dari

    sampel non pori atau adsorben makropori. Tipe IV diberikan oleh adsorben yang

    memiliki struktur mesopori, seperti silika, karbon mesopori, dan lainnya. Untuk

    isotermal tipe III dan V mengindikasikan interaksi adsorbat adsorben yang

    lemah. Sedangkan untuk tipe VI, menunjukkan padatan nanopori yang

    sepenuhnya permukaannya seragam, namun tipe VI ini jarang terjadi (Lee dan Su,

    2007).

    Untuk menetukan luas permukaan spesifik dari data adsorpsi gas, beberapa

    peneliti mengajukan model perhitungan, seperti model Langmuir, Brunauer-

    Emmet-Teller (BET), t-plot dan alfa plot, dan sebagainya. Namun, model yang

    sering digunakan yaitu BET. Pada model BET, gas membentuk jumlah

    lapisanyang tak terbatas di atas suatu permukaan, yang dinyatakan oleh persamaan

    Langmuir. Aplikasi model BET adalah pada isotermal tipe II, IV, dan VI

    (Octaviani, 2012; Perry, et al., 1997). Persamaan BET ditunjukkan pada

    persamaan (5):

    1

    [(

    )1]

    =1

    +

    [1]

    (

    ) (5)

    Dimana: =volume gas yang teradsorpsi

    = volume gas teradsorpsi pada satu lapisan

    = konstanta BET

    = tekanan relatif.

  • 16

    Dari persamaan (4) diperoleh nilai

    terhadap

    1

    [(

    )1]

    yang menghasilkan garis

    lurus antara 0.05 /0 0.35, ditunjukkan pada Gambar 2.4.

    Gambar 2.4. Tipikal grafik BET

    Dari grafik BET yang dihasilkan, kemiringan (slope) dan perpotongan (intercept)

    dapat ditentukan dengan persamaan (6) dan (7).

    =1

    (6)

    dan

    =1

    (7)

    Sehingga volume gas teradsorpsi pada satu lapisan dapat ditentukan:

    =1

    + (8)

    Sedangkan konstanta BET dapat dicari menggunakan persamaan (9).

    =

    + 1 (9)

    0,1 0,2 0,3

    1

    [(

    ) 1]

    P/

  • 17

    Dari persamaan (8), dapat ditentukan luas permukaan total yang diperoleh

    menggunakan persamaan (10).

    =

    A (10)

    Dimana: = luas permukaan total

    = bilangan Avogadro (6.022x1023 mol-1)

    = berat molekul

    A = cross section (16.2 ).

    Dari persamaan (10) dapat ditentukan luas permukaan spesifik , yaitu dengan

    membagi luas permukaan total dengan massa sampel , yang ditunjukkan pada

    persamaan (11).

    =

    (11)

    (Lowell and Joan, 1984)

    E. Pengujian Konduktivitas Listrik

    Bahan konduktor yang baik adalah bahan yang mudah mengalirkan arus listrik,

    umumnya terdiri dari logam dan air. Kemampuan suatu bahan untuk

    menghantarkan arus listrik ditunjukkan oleh besarnya nilai konduktivitas listrik

    atau daya hantar bahan tersebut ( = sigma, satuan: Mho/m atau S/m) (Effendi,

    dkk., 2007). Konduktivitas listrik dapat diuji menggunakan LCR meter, dan

    didapatkan nilai resistansi (R) dengan satuan . Untuk mendapatkan nilai

    konduktivitas listriknya () digunakan persamaan (12).

    =

    (12)

    =1

    (13)

  • 18

    DImana: L = tebal elektrode

    A = luas penampang (Destyorini, dkk., 2010).

    F. Penentuan Kapasitansi oleh Cyclic Voltammetry

    Kapasitansi adalah sebuah ukuran kemampuan suatu material untuk menyimpan

    muatan listrik, sedangkan kapasitor merupakan elemen rangkaian penyimpan

    energi. Kapasitansi diukur dalam satuan Farad (F) (Edminister, 2004). Salah satu

    metode untuk mengetahui kapasitansi suatu elektrode superkapasitor dan sifat

    elektrokimia adalah metode cyclic voltammetry.

    Pengukuran dengan metode cyclic voltammetryini berdasarkan variasi tegangan

    awal dan tegangan akhir (Taer, et al., 2015). Timbulnya arus berasal dari transfer

    elektron selama proses reduksi dan oksidasi dari elektrolit pada permukaan

    elektroda. Arus yang dihasilkan dari reaksi reduksi dan oksidasi tersebut

    dinamakan arus Faraday dan hasil plot arus Faraday versus tegangan dinamakan

    voltamogram (Skoog, et al., 1988).

    Kurva yang dihasilkan pada metode siklik voltametri berbentuk hysterisis dimana

    semakin lebar bentuk kurvanya, makanilai kapasitansi yang dihasilkan akan

    semakin besar. Taer, dkk. (2015) melakukan pengukuran superkapasitor

    menggunakan siklik voltametri pada potensial 0 1 V dengan variasi scan rate 1,

    5, 10, 30, 50, dan 100 mV/s dalam larutan H2SO4. Dari kurva voltamogram,

    kapasitansi spesifik elektrode dapat ditentukan menggunakan persamaan (14).

    =

    . (14)

    Dimana: Ic= arus charge

  • 19

    Id = arus discharge

    s =scan rate

    m = massa elektrode(Taer, dkk., 2015).

    Pengukuran elektrode oleh siklik voltametri telah dilakukan Ikfina Himmaty dan

    Endarko (2013). Mereka menggunakan tiga elektrode dalam pengukuran, yaitu

    elektrode referensi (AgCl), elektrode pembantu (Pt), dan elektrode kerja, yaitu

    karbon aktif.

  • III. METODE PENELITIAN

    A. Waktu dan Tempat Penelitian

    Penelitian ini dilakukan pada bulan Junisampai dengan Agustus 2016 di

    Laboratorium Fisika Material FMIPA Unila, Laboratorium Kimia Instrumentasi

    FMIPA Unila, Laboratorium Teknik Mesin Unila,Laboratorium Terpadu UIN

    Syarif Hidayatullah Jakarta, Laboratorium Instrumentasi Analitik ITBdan

    Laboratorium PSTBM BATAN Serpong.

    B. Alat dan Bahan Penelitian

    Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalahbeaker glass Pyrex USA 80,

    250, 500 ml, gelas ukur Pyrex USA 500 ml, erlenmeyer Pyrex USA 500 ml,

    saringan, spatula, pipet tetes, kertas saring, magnetic stirrer Kenko 79-1 dan

    HMS-79, neraca digital Adventure Ohauss Kem ABT220-44M, mortar-pastle, pH

    indikator merk KGaA Germany, botol film, alumunium foil, ayakan 100 mesh,

    alat tekan hidrolik GRASEBY SPECAC, oven, furnace Naberthem, X-Ray

    Diffraction (XRD)-7000 merk SHIMADZU MaximaX, Surface Area Analyzer

    (SAA) Quantachrome Instrument version 11.0, Potensiostat e-corder 410,dan

    Inductance, Capacitance, and Resistance (LCR) meter Hioki 3532-50.

  • 21

    Bahan yang dipakai dalam penelitian ini adalah aquades, sekam padi, aluminium

    hydroxide (Al(OH)3) merk KGaA Germany, sodium hydroxide(NaOH) merk

    KGaA Germany, nitrit acid (HNO3) 68% RP chemical product, dan larutan

    elektrolit kalium hydroxide ftalat (KHP).

    C. Prosedur Penelitian

    Prosedur yang dilakukan dalam penelitian ini terdapat dalam beberapa tahap

    meliputi ekstraksi silika sekam padi, sintesis zeolit, kalsinasi, dan karakterisasi

    sampel.

    1. Ekstraksi silika sekam padi

    Silika sekam padi dapat diekstraksi dengan langkah:

    a. Mencampurkan 50 gr sekam padi pada larutan 500 ml NaOH 5%.

    b. Memanaskan campuran sekam padi dan NaOH selama 30 menit sampai

    mendidih, dan mendinginkannya pada suhu ruang.

    c. Menyaring filtrat sekam padi untuk mendapatkan sol silika.

    d. Meng-aging sol silikaselama 24 jam.

    2. Sintesis zeolit

    Zeolit disintesis menggunakan metode sol-gel dari campuran sol silika

    (sodium silikat) dan larutan sodium aluminat (Iman, 2013) dengan langkah di

    bawah ini:

    a. Mencampurkan 5 gr Al(OH)3 dalam larutan 50 ml NaOH 5% yang diaduk

    pada magnetic stirrer dengan kecapatan 500 rpm selama 2 jam.

  • 22

    b. Mencampurkan 250 ml sol silika pada larutan sodium aluminat dengan

    kecapatan 1000 rpm selama 1 jam, sehingga diperoleh sol zeolit.

    c. Menetesi sol zeolit dengan 100 ml HNO3 5% secara perlahan sampai pH

    netral sambil mengaduk pada kecepatan 1000 rpm selama 7 jam hingga

    membentuk gel zeolit, kemudian meng-aging gel zeolitselama 24 jam.

    d. Mencuci dan menyaring gel zeolit sampai berwarna putih. Selanjutnya

    mengeringkan gel bersih pada suhu 110oC selama ( 24 jam) atau sampai

    benar-benar kering.

    e. Menghaluskan zeolit kering sampai menjadi serbuk halus dan mengayak

    zeolit menggunakan ayakan 100 mesh untuk mendapatkan butiran yang

    lebih halus.

    3. Kalsinasi

    Kalsinasi dilakukan pada beberapa variasi suhu, dengan zeolit berupa serbuk

    dan pelet. Langkah untuk proses kalsinasi adalah:

    1. Membentuk pelet zeolitmenggunakan alat tekan, yaitu press hidrolik

    dengan tekanan 10 ton.

    2. Memanaskan kedua bentuk zeolitdalam furnace pada variasi suhu 150,

    250, 350, 450, 550, dan 650C dengan kenaikan suhu sebesar 3/menit

    dan menahannya selama 3 jam.

    4. Karakterisasi Zeolit

    Karakterisasi zeolit berupa:

    1. XRD, untuk mengetahui fasa yang terbentuk dan ukuran kristal (zeolit

    berupa serbuk).

  • 23

    2. SAA, untuk mengetahui luas permukaan spesifik (zeolit berupa serbuk).

    3. LCR meter, untuk mengetahuinilai konduktivitas listrik (zeolit berupa

    pelet yang dilapisi pasta Ag).

    4. CV, untuk mengetahui nilai kapasitansi spesifik (zeolit berupa pelet

    sebagai elektrode kerja, AgCl sebagai elektrode referensidan Pt sebagai

    elektrode pembantu).

  • 24

    D. Diagram Alir Penelitian

    Prosedur penelitian ini secara keseluruhan ditunjukkan pada Gambar 3.1.

    Gambar 3.1. Diagram alir penelitian

    Sol silika Men-stirrerSol sodium aluminat +250 ml

    sol silika pada 1000 rpm selama 1 jam

    Meneteskan larutan HNO3 5% hingga pH 7, men-stirrer pada

    1000rpm selama 7 jam

    Gel zeolit

    Meng-aging gel selama 24 jam, lalu disaring dan dicuci

    Mengeringkan gel pada suhu 110oC ( 24 jam)

    Menghaluskn gel kering dan mengayak dengan 100 mesh

    Serbuk zeolit

    Memanaskan 50 gr sekam padi dan

    500 ml NaOH 5%

    Men-stirrer5 gr Al(OH)3+ 50 ml NaOH

    5% pada 500 rpm selama 2 jam

    Sol sodium aluminat

    Preparasi sekam padi

    Kalsinasi pada suhu 150, 250, 350, 450,

    550, dan 650C selama 3 jam

    Karakterisasi dengan XRD dan SAA

    Pengujian menggunakan CV dan

    LCR meter Hasil

    Membentuk pelet menggunakan

    press hidrolik 10 ton

    Kalsinasi pada suhu 150, 250, 350, 450,

    550, dan 650C selama 3 jam

    Menyaring sekam padi dan meng-

    aging sol selama 24 jam

  • V. KESIMPULAN DAN SARAN

    A. Kesimpulan

    Berdasarkan hasil dan pembahasan, dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

    1. Suhu kalsinasi mempengaruhi pembentukan fasa zeolit, yaitu alumina

    mengalami transformasi dari gibbsite menjadi bohmite dan aluminum oxide

    gamma.

    2. Zeolit mulai terbentuk pada suhu kalsinasi 350 yang ditandai dengan

    adanya fasa gmelinite.

    3. Semakin tinggi suhu kalsinasi, maka ukuran kristal zeolit semakin membesar

    dan akan mengecil karena terbentuknya fasa baru.

    4. Semakin besar luas permukaan spesifik maka kapasitansinya

    semakinmeningkat. Namun pada luas permukaan spesifik 150.01 m2/g terjadi

    saturasi kapasitansi, yaitu pada kapasitansi spesifik 8.13x10-3 F/g.

    5. Pada konduktivitas listrik tinggi, semakin tinggi konduktivtias listrik zeolit,

    maka nilai kapasitansi spesifiknya meningkat. Namun terjadi penurunan

    kapasitansi spesifik pada konduktivitas listrik rendah.

  • 41

    B. Saran

    Peneliti menyarankan perlu adanya penelitian lebih lanjut tentang potensi zeolit

    sebagai elektode superkapasitor dengan beberapa masukan, antara lain yaitu:

    1. Untuk melengkapi data penelitian ini, pengukuran surface area analyzertidak

    hanya dilakukan pada luas permukaan saja, tetapi juga melakukan

    pengukuran pada porositasnya, seperti ukuran dan volume pori.

    2. Memodifikasi atau menemplet sampel zeolit dengan material lain yang

    memiliki luas permukaan dan konduktivitas tinggi supaya menghasilkan nilai

    kapasitansi yanglebih tinggi dari penelitian ini.

  • DAFTAR PUSTAKA

    Alkire, R.C., Philip N.B., and Jacek L. 2015. Electrochemistry of Carbon

    Electrode. Wiley-VCH Verlag GMBh and Co. Berlin. Pp. 290.

    Allen, T. 1981. Particle Size Measurement: Powder Technology Series Third

    Edition. Springer-Science and Business Media. Loughborough Pp. 477.

    Ania, C.O., Volodymyr K., Encarnacion R.P., Jose B.P., and Francois B. 2007.

    The Large Electrochemical Capacitance of Microporous Doped Carbon

    Obtained by Using A Zeolite Template. Advanced Functional Material.

    Vol. 17. Pp. 1828-1836.

    Ariyanto, T., Imam P., dan Rochmadi. 2012. Pengaruh Struktur Pori terhadap

    Kapasitansi Elektroda Superkapasitor yang Dibuat dari Karbon

    Nanopori.Reaktor. Vol. 14, No. 1. Hal. 25-32.

    Banerjee, P.C., Ren P.W., Sam M.G., Amirta M., and R.K. Singh R. 2014.

    Influence of Zeolite Coating on The Corrosion Resistance of AZ91D

    Magnesium Alloy. Materials. Vol. 7. Pp. 6092-6104.

    Barbieri, O., M. Hahn, A. Herzog, and R. Kotz. 2005. Capacitance Limits of High

    Surface Area Activated Carbons for Double Layer Capacitors. Carbon.

    Vol. 43. Pp. 1303-1310.

    Bekkum, V.H., Flanigen E.M., Jacobs P.A., and Jonsen J.C. 1991. Introduction to

    Zeolite Science and Practice. Elsivier. Amsterdam.

    Breck, D.W. 1974. Zeolite Molecular Sieves: Structure, Chemistry, and Use. Jhon

    Willey and Sons. London. Pp. 4.

    Bogdanov, B., Dimitar G., Krasimira A., dan Yancho H. 2009. Synthetic Zeolites

    and Their Industrical and Environmental Application.Natural and

    Mathematical Science. Vol. IV. Pp. 1-5

    Chen,W.C., Chi C.H., Chen C.W., and Chun K.M. 2004. Electrochemical

    Characterization of Activated Carbon-Ruthenium Oxide Nanoparticle

    Composites for Supercapacitors. Journal of Power Source. Vol. 125. Pp.

    292-298.

  • 2

    Conway, B.E. 1999. Electrochemical Supercapacitors Scientific Fundamentals

    and Technological Applications. Kluwer Academic/Plenum Publisher.

    New York. Pp. 13-15, 29-31, 107.

    Dana, E.S. 1982. System of Mineralogy 6th Edition. Jhon Willey and Sons. New

    York. Pp. 593-594.

    Della, V.P., I. Khun, and D. Hotza. 2002. Rice Husk Ash as Alternate Source for

    Active Silica Production. Materials Letters. Vol. 57. Pp. 818-821.

    Destyorini, F., Andi S., Achmad S., dan Nanik I. 2010. Pengaruh Suhu

    Karbonisasi terhadap Struktur dan Konduktivitas Listrik Arang Serabut

    Kelapa.Jurnal Himpunan Fisika Indonesia. Vol. 10, No. 2. Hal. 122-132

    Dyer A. 1988. An Introduction to Zeolite Molecular Sieves. John Willey and Sons

    Ltd. Chichester. London.

    Edminister, J.A. 2004. Schaums Easy Outlines: Elektromagnetika. Erlangga.

    Jakarta. Hal. 37.

    Effendi, R., Slamet S., Wilson S.S, dan Soemarto. 2007. Medan Elektromagnetika

    Terapan. Erlangga. Jakarta. Hal. 63.

    Fitriana, V.N. 2014. Sintesis dan Karakterisasi Superkapasitor Berbasis

    Nanokomposit TiO2/C. (Skripsi) Universitas Negeri Malang. Malang. Hal.

    19.

    Garcia, B.B., Aron M.F., Qifeng Z., Richard D.C, Guozhong C., Tim T.F., Ken

    P.N., and Gerald T.S. 2008. Effect of Pore Layer Carbon Cyrogel

    Supercapacitors.Journal of Applied Physics. Vol. 104. Pp. 1-9.

    Georgiev, D., Bogdan B., Krasimira A., Irena M., and Yancho H. 2009. Synthetic

    Zeolites-Structure, Classification, Current Trends in Zeolites Synthetis.

    Technical Studies. Vol. VII. Pp. 1-5.

    Giancoli, 2001. Fisika Jilid 2 Ed.5. Erlangga. Jakarta. Hal. 47.

    Gigli, L., Rosella A., Simona Q., Fransesco D.R., and Giovanna V. 2013. The

    High Stability of The Synthetic Zeolite K-L: Dehydration Mechanism by

    In Situ SR-XRPD Experiments. Microporous and Mesoporous Materials.

    Vol. 177. Pp 8-16.

    Ginting, E.M., Nurdin B.M., and M.A. Siregar. 2015. Preparation and

    Characterization of Natural Zeolite and Rice Husk Ash as Filler Material

    HDPE Thermoplastic. Chemistry and Material Research. Vol.7, no.2. Pp.

    20-27.

  • 3

    Himmaty, I. dan Endarko. 2013. Pembuatan Elektroda dan Perancangan Sistem

    Capacitive Deionization untuk Mengurangi Kadar Garam pada Larutan

    Sodium Clorida. Berkala Fisika. Vol. 16, No. 3. Hal. 67-74.

    Iman, T., Arneli MS., dan Ahmad S. 2013. Pengaruh Konsentrasi NaOH pada

    Pengambilan Silika dari Abu Sekam Padi untuk Sintesis Zeolit dan

    Aplikasi sebagai Builder Deterjen. Chem Info. Vol. 1, No. 1. Hal. 275-282.

    Izzati, H.N., Fitratun N, dan Munasir. 2013. Sintesis dan Karakterisasi Kekristalan

    Nanosilika Berbasis Pasir Bancar. Jurnal Inovasi Fisika Indonesia. Vol.

    02, No. 03. Hal. 19-22..

    Jumaeri, W., Astuti, dan Lestari. 2007. Preparasi dan Karakterisasi Zeolit dari

    Abu Layang Batubara secara Alkali Hidrotermal. Reaktor. Vol 11, No. 1.

    Hal. 38-44.

    Kalogeras, I.M. and A.V. Dova. 1998. Electrical Properties of Zeolitic Catalys.

    Defect and Diffusion Forum Trans Tech. Vol. 164. Pp. 1-36.

    Karno, W., Ego S., dan Aang D. 2012. Kajian Indonesia Energi Outlook.

    Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral. Tangerang. Hal. 20-21.

    Karthikeyan, K., D. Kalaphana, and N.G. Ranganathan. 2009. Synthesis and

    Characterization of ZnCO2O4 Nanomaterial for Symmetric Supercapacitor

    Application. Ionics. Vol. 15. Pp. 107-110.

    Khair, F.Z. 2013. Pengaruh Suhu Sinter terhadap Karakteristik Keramik

    Komposit CS2-Ni yang Dibuat dengan Metode Tape Casting. (Skripsi)

    Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung. Hal. 38-39.

    Kotz, R. and M. Carlen. 2000. Principles and Applications of Electrochemical

    Capacitor. Electrochemia Acta. Vol. 45. Pp. 2483-2498

    Kubota, Y., Keiji I., Satoshi I., Yuji N., and Raita K. 2014. Effective Fabrication

    of Catalysts from Large-Pore Multidimensional Zeolites Synthesized

    without using Organic Structure-Directing Agent. Chemistry Matter. Vol.

    26, No. 2. Pp. 1250-1259.

    Lee, G.J. and Su I.P. 2007. Shyntesis and Characterization of Nanoporous Carbon

    and Its Electrochemical Application to Electrode Material for

    Supercapacitor. Modern Aspects of Electrochemistry. Vol. 41. Pp. 139-

    195.

    Lota, K., Agieszka S., and Grzegorz L. 2010. Supercapacitors Based on Nickel

    Oxide/Carbon Materials Composites. International Journal of

    Electrochemistry. Vol. 2011. Pp. 1-6.

  • 4

    Lowell, S. and Joan, E.S. 1984.Powder Surface Area and Porosity.Chapman and

    Hall. New York. Pp. 17-35.

    Lu, W., Rachel H., Liangti Q., and Liming D. 2011. Nanocomposite Electrodes

    for High Performance Supercapacitors. The Journal of physical Chemistry

    Letters. Vol. 2. Pp. 655-660.

    Martin, A., James S., dan Arthur C. 1993. Farmasi Fisik: Dasar-dasar Farmasi

    Fisik dalam Ilmu Farmasi. Universitas Indonesia. Depok.

    Montes, J.M., F.G. Cuevas, and J. Cintas. 2008. Porosity Effect on The Electric

    Conductivity of Sintered Powder Compacts. Applied Physics A Materials

    Science & Processing. Vol. 92. Pp. 375-380.

    Moon, J.S., Hyea K., Dong C.L., Jung, T.L., and Gleb Y. 2015. Increasing

    Capacitance of Zeolite-Templated Carbons in Electric Double Layer

    Capacitor. Journal of the Electrochemical Society. Vol. 162 (5). Pp. 5070-

    5076.

    Muresan, L.M. 2011. Zeolite Modified Electrodes with Analytical

    Application.Pure Application Chemistry. Vol. 83, No. 2. Pp. 325-343.

    Murkami, Y., Takeshi K., Yoshiro., Hayato K., Xiao G.Z., and Yushio T. 1997.

    Porous Ruthenium Oxide Electrode Prepared by Adding Lanthanum

    Chloride to The Coating Solution. Journal of Alloys and Compounds. Vol.

    261. Pp. 178-181.

    Octaviani, S. 2012. Sintesis dan Karakterisasi Zeolit ZSM-5 Mesopori dengan

    Metode Desilikasi dan Studi Awal Katalis Oksidasi Metana. (Skripsi)

    Universits Indonesia. Depok. Hal 14-18.

    Ojha, K., Narayan C.P., and Amar N.S. 2004. Zeolite from Fly Ash: Synthetis and

    Characterization. Bull Material Science. Vol.27, No. 26. Pp. 555-564.

    Oktaviani, Y. dan Mutaqqin A. 2015. Pengaruh Temperatur Hidrotermal terhadap

    Konduktivitas Listrik Zeolit Sintesis dari Abu Dasar Batu Bara dengan

    Metode Alkali Hidrotermal. Jurnal Fisika Unand. Vol. 4, No. 4. Hal 358-

    364.

    Perry, R.H. dan Don W.G. 1997. Chemical Engineers Handbook. Mc Graw Hill.

    New York.

    Piercy, B. 2010. Zeolite Templated Sucrose Drived Carbons for Supercapacitors.

    Georgia Institute of Technology Surf. New York. Pp. 1.

    Prandika, L dan Diah S. 2013. Analisis Sifat Kapasitif Kapasitor Elektrokimia

    WO3 Hasil Sintesa Sol Gel dengan Variasi Temperatur Kalsinasi. Jurnal

    Teknik Pomits. Vol. 2, No. 2. Hal. 372-377.

  • 5

    Rawale, S. and Chandan K. 2015. Study and Analysis of Supercapacitor with its

    Application. Internasional Research Journal of Engineering and

    Technology. Volume 02, Issue 03. Pp. 2194-2196.

    Rolison, D.R. 1990. Zeolite-Modified Electrodes and Electrode Modifies Zeolite.

    Chemical Review. Vol. 90, No.5. Pp. 867-878.

    Santos, P.S., H.S. Santos, and S.P. Toledo. 2000. Standard Transition Aluminas:

    Electron Microscopy Studies. Materials Research. Vol. 3, No.4. Pp. 104-

    114.

    Sari, W.P. 2012. Sintesis dan Karakterisasi Komposit Zeolit Glassy Carbon dan

    Aplikasinya sebagai Zeolite-Modified Electrode (ZME) untuk Indikator

    Asam Askorbat. (Skripsi) Universitas Indonesia. Depok. Hal. 24.

    Sembiring, S. dan Pulung KK. 2007. Pengaruh Suhu Sintering terhadap

    Karakteristik Termal dan Mikrostruktur Silika Sekam Padi. Jurnal Sains

    MIPA. Vol 13, No. 3. Hal. 233-239.

    Shaw, B.R., Kenneth E.C., Christopher J.L., Jeffrey A.S., and Marta T. 1988.

    Voltammetric Response of Zeolite-Modified Electrodes. Journal of

    Electrochem Society: Electrochemical Science and Thechnology. Vol. 135,

    No.4. Pp. 869-876

    Shukla, A.K., S. Sampath, and K. Vijayamohanan. 2000. Electrochemical

    Supercapacitors: Energy Storage Beyonde Batteries. Current Science. Vol.

    79, No. 12. Pp. 1656-1661.

    Skoog, D.A., D.M.West., and F.J. Holler. 1988. Fundamentals of Analytical

    Chemistry. Saunders College Publishing. New York. Pp. 384-390.

    Snook, G.A., Ipon K., and Adam S.B. 2011. Conducting Polymer Based

    Supercapacitor Device and Electrodes. Journal of Power Source. Vol. 196.

    Pp. 1-12.

    Studiawan, H., Tutiek P., and Tan Y. 2015. Uji ToksisitasSubkronik Mineral

    Zeolit Alam Malang-2(M-2) yang Diaktivasi secara Fisik pada Memencit

    Jantan. Majalah Farmasi Airlangga. Vol. 5, No. 1. Hal. 30-32.

    Sutarti, M., dan Minta R. 1994. Zeolit. Pusat Dokumentasi dan Informasi Ilmiah.

    Jakarta.

    Suryanarayana, C. and M.G. Norton. 1998. X-Ray Diffraction: A Partical

    Approach. Springer. New York.

    Taer, E., Zulkifli, Sugianto, R. Syech, dan R. Taslim. 2015. Analisa Siklik

    Voltametri Superkapasitor menggunakan Elektroda Karbon Aktif dari

  • 6

    Kayu Karet berdasarkan Variasi Aktivator KOH. Prosiding Seminar

    Nasional Fisika (E-Journal). Volume IV. Hal. 1-6.

    Utomo, M.P. 2008. Deaktivasi Katalis pada Konversi Pentanol menjadi Pentana

    dengan Katalis Pt/Zeolit. Seminar Nasional Kimia. Hal. 1-9.

    Wang, H., Zhengbao W., Limin H., Anupam M., Brett H., and Yushan Y. 2001.

    High-Surface-Area Zeolite Silica with Mesoporosity. Journal of Material

    Chemistry. Vol. 11. Pp. 2307-2310.

    Waseda, Y., Eiichiro M., and Kozo S. 2011. X-Ray Diffraction Crystallography.

    Springer. London. Pp. 3.

    Weitkamp, J. and Lothar p. 1999. Catalysis and Zeolites: Fundamentals and

    Applications. Springer-Verlag. Berlin. Pp. 336.

    Wilson, J.R. 2010. Minerals and Rocks. Richard Wilson and Ventus Publishing.

    E-Book. Hal. 55 dan 66.

    Widyantoro, A.T.T. dan Diah S. 2013. Pengaruh Variasi Temperatur Kalsinasi

    terhadap Sifat Kapasitif Kapasitor Elektrokimia Tungsten Trioksida (WO3)

    Hasil Sintesa Sol Gel. Jurnal Teknik Pomits. Vol.2, No.1. Hal. 1-6.

    Xu, H., Qiuming G., Hongliang G., and Huanlei W. 2010. Hierarchical Porous

    Carbon Obtained Using the Template of NaOH-Treated Zeolite and Its High Perpormance as Supercapacitor. Microporous and Mesoporous

    Materials. Vol. 133. Pp. 106-114.

    Yong, C.C. and John W. 2001. Mechanical Activation Triggered Gibbsite to

    Bohmite Transition and Activation Derived Alumina Powders. Journal of

    The American Ceramic Society. Vol. 84, No. 6. Pp. 1225-1230.

    Yunica, F. dan Muttaqin A. 2013. Karakterisasi Sifat Listrik PaNi: Zeolit Faujasit

    Na-X dari Limbah Bottom Ash. Jurnal Fisika Unand. Vol. 2, No. 4. Hal

    284-288.

    Zed, F., Yenny D., dan Ainur R. 2014. Outlook Energi Indonesia 2014.

    Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral. Jakarta. Hal. 2-3.

    Zhang, L.L., Rui Z., and X.S. Zhao. 2010. Graphene Based Materials as

    Supercapacitors Electrodes. Journal of Matter Chemistry. Vol. 20. Pp.

    5983-5992.