pengaruh logam tembaga (cu) terhadap … · kelangsungan hidup suatu organisme perairan sangat...

80
i PENGARUH LOGAM TEMBAGA (Cu) TERHADAP MORTALITAS LARVA PLANULA KARANG Acropora humilis DI PULAU BARRANG LOMPO, KOTA MAKASSAR SKRIPSI ANISSA ZURIYAH KARIMAH L111 11 011 PEMBIMBING: Prof. Dr. Akbar Tahir, M.Sc (Pembimbing Utama) Prof. Dr. Ir. Abdul. Haris, M.Si (Pembimbing Anggota) DEPARTEMEN ILMU KELAUTAN FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2017

Upload: dangduong

Post on 08-Mar-2019

229 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH LOGAM TEMBAGA (Cu) TERHADAP … · Kelangsungan hidup suatu organisme perairan sangat ditentukan oleh ... Sekitar 85% kegiatan reproduksi seksual karang terjadi di luar tubuh,

i

PENGARUH LOGAM TEMBAGA (Cu) TERHADAP

MORTALITAS LARVA PLANULA KARANG Acropora humilis

DI PULAU BARRANG LOMPO, KOTA MAKASSAR

SKRIPSI

ANISSA ZURIYAH KARIMAH

L111 11 011

PEMBIMBING:

Prof. Dr. Akbar Tahir, M.Sc (Pembimbing Utama)

Prof. Dr. Ir. Abdul. Haris, M.Si (Pembimbing Anggota)

DEPARTEMEN ILMU KELAUTAN

FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2017

Page 2: PENGARUH LOGAM TEMBAGA (Cu) TERHADAP … · Kelangsungan hidup suatu organisme perairan sangat ditentukan oleh ... Sekitar 85% kegiatan reproduksi seksual karang terjadi di luar tubuh,

ii

ABSTRACT

Anissa Zuriyah Karimah L111 11 011. “The Effect of Copper Metal on Mortality of

Coral Planula Larvae Acropora humilis in Barrang Lompo Island, Makassar”.

Supervised by Prof. Dr. Akbar Tahir, M.Sc and Prof. Dr. Ir. Abdul. Haris, M.Si

The survival of an aquatic organism is determined by the success of the initial phase in its lifecycle. Failure on one phase will have an impact on the existence of a organism population (Levitan, 2006; Markey et al., 2007). Approximately 85% of coral sexual reproduction activities occur outside the body, it makes the survival of coral larvae is highly dependent on environmental conditions, either because of the temperature, currents, salinity, and sea pollution (Yusuf, 2014). High metal (Cu) concentrations in the water will cause mortality of coral larvae because it will come contaminated. This will lead to a decline in population growth and further reduce the activity of another organism that depend on coral. This study have a goals to analyze the value of LC50-48 hours, NOEC (No Observed Effect Concentration), LOEC (Lowest Observed Effect Concentration) and MATC values (Maximum Acceptable Toxicant Concentration) and the impact of the acute toxicity of copper (Cu) to changes morphology and behavior of A. humilis larvae. The method is using acute toxicity test statically with 6 levels of concentration of Cu were used , those 0 mg / L, 20 mg / L, 50 g / L, 100 mg / L, 200 mg / L and 500 mg / L, totally there are 4 replicates for 48 hours. The results obtained in this study is that the value of LC50-48 hours of copper metal (Cu) on the sample is 63 164 g / L (0.063164 mg / L), NOEC and LOEC value that is 20 ug / L and 50 mg / L, whereas concentration limits that can be tolerated by coral larvae (MATCH) amounted to 31.6228 g / L. The results also showed that the copper (Cu) can damage the cell of larvae, deformation, and also changing the patterns of movement and the behavior of A. humilis larvae.

Keywords : Copper Metal, Acopira humilis larvae, Acute Toxicity, LC50.

Page 3: PENGARUH LOGAM TEMBAGA (Cu) TERHADAP … · Kelangsungan hidup suatu organisme perairan sangat ditentukan oleh ... Sekitar 85% kegiatan reproduksi seksual karang terjadi di luar tubuh,

iii

RINGKASAN

Anissa Zuriyah Karimah L111 11 011. “Pengaruh Logam Tembaga (Cu) Terhadap

Mortalitas Larva Planula Karang Acropora humilis Di Pulau Barrang Lompo, Kota

Makassar” di bawah bimbingan Prof. Dr. Akbar Tahir, M.Sc sebagai Pembimbing

Utama dan Prof. Dr. Ir. Abdul. Haris, M.Si sebagai Pembimbing Anggota.

Kelangsungan hidup suatu organisme perairan sangat ditentukan oleh kesuksesan fase awal dalam siklus hidupnya. Kegagalan satu fase akan berdampak pada keberadaan populasi organisme (Levitan, 2006; Markey et al., 2007). Sekitar 85% kegiatan reproduksi seksual karang terjadi di luar tubuh, hal ini membuat kelangsungan hidup larva karang sangat tergantung pada kondisi lingkungannya, baik karena faktor suhu, arus, salinitas, pencemaran laut (Yusuf, 2014). Konsentrasi logam Cu yang tinggi pada perairan akan menyebabkan kematian pada larva planula karang karena akan ikut terkontaminasi. Hal ini akan menyebabkan penurunan pada pertumbuhan populasi dan selanjutnya mengurangi aktifitas biota lainnya yang bergantung pada karang. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa nilai LC50–48 jam, nilai NOEC (No Observed Effect Concentration), LOEC (Lowest Observed Effect Concentration) dan nilai MATC (Maximum Acceptable Toxicant Concentration) serta dampak toksisitas akut tembaga (Cu) terhadap perubahan morfologi dan tingkah laku larva planula karang Acropora humliis. Metode yang digunakan ialah metode uji toksisitas akut secara statis dengan 6 tingkatan konsentrasi logam Cu yang digunakan yakni 0 µg/L, 20 µg/L, 50 µg/L, 100 µg/L, 200 µg/L dan 500 µg/L, sebanyak 4 ulangan selama 48 jam. Hasil yang diperoleh pada penelitian ini ialah nilai LC50-48 jam logam tembaga (Cu) pada larva planula karang sebesar 63.164 µg/L (0.063164 mg/L), nilai NOEC dan LOEC yakni 20 µg/L dan 50 µg/L, sedangkan batas konsentrasi yang dapat ditolerir oleh larva karang (MATC) sebesar 31.6228 µg/L. Hasil penelitian ini juga memperlihatkan bahwa logam tembaga (Cu) dapat menyebabkan kerusakan sel larva karang, mengakibatkan deformasi serta merubah pola pergerakan dan tingkah laku larva planula karang A. humilis.

Kata Kunci : Logam Tembaga, Larva Planula Karang Acropora humilis, Toksisitas

Akut, LC50.

Page 4: PENGARUH LOGAM TEMBAGA (Cu) TERHADAP … · Kelangsungan hidup suatu organisme perairan sangat ditentukan oleh ... Sekitar 85% kegiatan reproduksi seksual karang terjadi di luar tubuh,

iv

PENGARUH LOGAM TEMBAGA (Cu) TERHADAP MORTALITAS LARVA PLANULA KARANG Acropora humilis

DI PULAU BARRANG LOMPO, KOTA MAKASSAR

Oleh:

ANISSA ZURIYAH KARIMAH

Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana

Pada Program Studi Ilmu Kelautan

Fakultas Ilmu Kelautan Dan Perikanan Universitas Hasanuddin

JURUSAN ILMU KELAUTAN

FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2017

Page 5: PENGARUH LOGAM TEMBAGA (Cu) TERHADAP … · Kelangsungan hidup suatu organisme perairan sangat ditentukan oleh ... Sekitar 85% kegiatan reproduksi seksual karang terjadi di luar tubuh,

v

Page 6: PENGARUH LOGAM TEMBAGA (Cu) TERHADAP … · Kelangsungan hidup suatu organisme perairan sangat ditentukan oleh ... Sekitar 85% kegiatan reproduksi seksual karang terjadi di luar tubuh,

vi

RIWAYAT HIDUP

Anissa Zuriyah Karimah dilahirkan di Dompu, Nusa

Tenggara Barat pada tanggal 04 Maret 1993. Anak bungsu

dari empat bersaudara. Buah Hati dari pasangan (Alm) Ir.

Suriansyah A. Khalik dan Rusma. Penulis mengawali

pendidikan formal di Sekolah Dasar Negeri (SDN) 1 Dompu

1999 – 2005, kemudian melanjutkan pendidikannya ke

Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 1 Dompu tahun

2005 – 2008, kemudian melanjutkan pendidikannya ke Sekolah Menengah Atas

(SMA) Negeri 1 Dompu tahun 2008– 2011. Pada tahun 2011, penulis diterima di

Universitas Hasanuddin melalui jalur bebas tes (undangan) pada Jurusan Ilmu

Kelautan, Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Universitas Hasahuddin.

Selama menjadi mahasiswa, Penulis pernah menjadi asisten pada beberapa

mata kuliah diantaranya “Widya Selam”, “Oseanografi Fisika”, “Oseanografi Kimia”,

“Fisiologi Biota Laut” dan “Ekotoksikologi Laut”.

Penulis menyelesaikan rangkaian tugas akhir, yaitu Kuliah Kerja Nyata (KKN)

Reguler Angkatan 87 di Desa Cege, Kecamatan Mare, Kabupaten Bone pada tahun

2014, kemudian penulis menyelesaikan Praktek Kerja Lapang (PKL) di areal tambak

Universitas Hasanuddin, Desa Bojo, Kabupaten Barru dengan judul PKL “Parameter

Fisika-Kimia Air di Areal Tambak Desa Bojo Kecamatan Mallusetasi Kabupaten

Barru” pada tahun 2014. Selanjutnya penulis juga melakukan penelitian untuk

penyelesaian tugas akhir di Jurusan Ilmu Kelautan dengan judul “Pengaruh Logam

Tembaga (Cu) Terhadap Mortalitas Larva Planula Karang Acropora humilis Di

Pulau Barrang Lompo, Kota Makassar” di bawah bimbingan Prof. Dr. Akbar Tahir,

M.Sc dan Prof. Dr. Ir. Abdul. Haris, M.Si.

Page 7: PENGARUH LOGAM TEMBAGA (Cu) TERHADAP … · Kelangsungan hidup suatu organisme perairan sangat ditentukan oleh ... Sekitar 85% kegiatan reproduksi seksual karang terjadi di luar tubuh,

vii

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Alhamdulillaahirabbil ‘Aalamiin. Pujian dan rasa syukur hanya kepada Allah

Subhanahu Wata’ala yang telah melimpahkan anugerah, rahmat, karunia dan izin-

Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul

“Pengaruh Logam Tembaga (Cu) Terhadap Mortalitas Larva Planula Karang

Acropora Humilis Di Pulau Barrang Lompo, Kota Makassar”.

Dalam penyusunan skripsi banyak kendala dan hambatan yang penulis hadapi,

namun berkat adanya saran, kritik, koreksi dan motivasi dari berbagai pihak, maka

skripsi ini dapat diselesaikan. Oleh karena itu, penulis menyampaikan ucapan terima

kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Orang tua tercinta, Ayahanda Ir. Suriansyah (Alm), walaupun telah tiada namun

bimbingan serta pengarahannya untuk menjadi orang yang labih baik sesalu

melekat di hati penulis dan Ibunda Rusma, sosok ibu sekaligus ayah bagi penulis

yang senantiasa memberi kasih dan sayangnya yang begitu berlimpah, doa yang

tak pernah henti, dukungan, motivasi yang tiada henti diberikan, serta kesabaran

yang bgitu tulus dalam membimbing penulis, terima kasih banyak.

2. Saudara tercinta, Daeng Afan, Daeng Winda, Daeng Deceng dan Kak Ifan

yang telah banyak membantu dan memberikan dukungan baik secara moril

maupun material.

3. Kepada ibu Dr. Ir. Shinta Werorilangi, M.Sc, dosen yang selalu mendapingi

penulis, yang begitu perhatian kepada penulis sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih ibu.

Page 8: PENGARUH LOGAM TEMBAGA (Cu) TERHADAP … · Kelangsungan hidup suatu organisme perairan sangat ditentukan oleh ... Sekitar 85% kegiatan reproduksi seksual karang terjadi di luar tubuh,

viii

4. Kepada Bapak Prof. Dr. Akbar Tahir, M.Sc selaku pembimbing utama yang

telah memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi ini, dan

Bapak Prof.Dr.Ir. Abdul. Haris, M.Si. sebagai pembimbing anggota sekaligus

penasehat akademik yang senantiasa memberikan saran, arahan, dan motivasi

selama penelitian dan penyusunan skripsi.

5. Kepada Bapak Prof. Dr. Ir. M. Natsir Nessa, MS, Bapak Prof. Dr. Ir. Chair Rani,

M.Si, dan Ibu Dr. Ir. Arniati Massinai, M.Si selaku penguji yang telah

memberikan kritik dan saran terhadap penyempurnaan skripsi ini.

6. Kepada Bapak Prof. Dr. Ir. Jamaluddin Jompa, M.Sc selaku Dekan Fakultas

Ilmu Kelautan dan Perikanan, Bapak Dr. Mahatma Lamuru, ST, M.Sc selaku

Ketua Jurusan Ilmu Kelautan, serta kepada seluruh Dosen dan Staf Pengajar

Jurusan Ilmu Kelautan, Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Universitas

Hasanuddin atas segala ilmu yang telah diberikan.

7. Kepada saudaraku Robby Nimzet, S. Kel yang begitu banyak membantu

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Saudara Widyastuti S.Kel,

Hardin Lakota, Ivander T. Sirenden, dan Abunaim Arifin atas bantuannya

selama di lapangan. Saudara Irma Pratiwi, Raodah Septi L. S.Kel, M. Afdal

S.Kel, Funti S. Polapa S.Kel, Fajria S. Sakaria S.Kel dan Asirwan atas

bantuannya selama penulisan skripsi.

8. Kepada saudara seperjuangan KELAUTAN 2011 “KEDUBES” yang selalu

mendampingi, menyemangati, susah senang bersama, pengingat terbaik bagi

penulis.

9. Kepada Pak Gatot atas bantuannya dalam penyusunan berkas dan Kak Nita

atas bimbingannya di laboratorium maupun lapangan.

10. Kepada Kak Hendra S.Si, terima kasih untuk bimbingan, motivasi serta

bantuannya selama penyusunan skripsi ini.

Page 9: PENGARUH LOGAM TEMBAGA (Cu) TERHADAP … · Kelangsungan hidup suatu organisme perairan sangat ditentukan oleh ... Sekitar 85% kegiatan reproduksi seksual karang terjadi di luar tubuh,

ix

11. Serta semua pihak yang telah membantu penulis selama penyusunan skripsi,

yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis

sangat berterima kasih bila ada kritik dan masukan yang bersifat membangun guna

perbaikannya. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Wassalamualaikum Wr.Wb.

Makassar, Januari 2017

Penulis

Page 10: PENGARUH LOGAM TEMBAGA (Cu) TERHADAP … · Kelangsungan hidup suatu organisme perairan sangat ditentukan oleh ... Sekitar 85% kegiatan reproduksi seksual karang terjadi di luar tubuh,

x

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRACT ................................................................................................ ii

RINGKASAN .............................................................................................. iii

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ v

RIWAYAT HIDUP ....................................................................................... vi

KATA PENGANTAR .................................................................................. vii

DAFTAR ISI ............................................................................................... x

DAFTAR TABEL ........................................................................................ xii

DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xiv

I. PENDAHULUAN ................................................................................... 1

A. Latar Belakang ............................................................................... 1

B. Tujuan dan Kegunaan..................................................................... 3

C. Ruang Lingkup ............................................................................... 3

II. TINJAUAN PUSTAKA…………………………………………….………….4

A. Pencemaran Logam ....................................................................... 4

B. Logam Tembaga (Cu) ..................................................................... 5

1. Terminologi Logam Cu ............................................................... 5

2. Karakteristik Logam Cu .............................................................. 5

3. Logam Cu Pada Organisme ....................................................... 6

4. Aplikasi Logam Cu...................................................................... 7

5. Distribusi Logam Cu Di Perairan................................................. 7

C. Karang Jenis Acropora humilis ....................................................... 8

1. Awal Daur Hidup Karang Acropora humilis ................................. 11

2. Dampak Logam Tembaga (Cu) Bagi Karang Acropora humilis ... 16

D. Metode Uji Toksisitas Dan LC50 ..................................................... 18

E. Parameter Lingkungan. ................................................................... 23

1. Salinitas ...................................................................................... 23

2. Suhu ........................................................................................... 23

3. Oksigen Terlarut (DO) ................................................................ 23

III. METODE PENELITIAN ......................................................................... 25

A. Waktu dan Tempat ......................................................................... 25

B. Alat dan Bahan ............................................................................... 25

C. Prosedur ......................................................................................... 26

Page 11: PENGARUH LOGAM TEMBAGA (Cu) TERHADAP … · Kelangsungan hidup suatu organisme perairan sangat ditentukan oleh ... Sekitar 85% kegiatan reproduksi seksual karang terjadi di luar tubuh,

xi

1. Pemijahan Larva Karang Acropora humilis ................................. 26

2. Sterilisasi Alat dan Bahan ........................................................... 27

3. Pembuatan Larutan Stok ............................................................ 28

4. Uji Toksisitas Akut ...................................................................... 28

5. Pengukuran Parameter Lingkungan ........................................... 29

D. Analisis Data ................................................................................... 29

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................. 31

A. Mortalitas Larva Planula Karang Acropora humilis .......................... 31

1. Tingkat Mortalitas Larva Planula Karang Acropora humilis ......... 31

2. Nilai LC50-48 Jam ....................................................................... 33

3. NOEC dan LOEC ....................................................................... 36

B. Dampak Logam Tembaga (Cu) Terhadap Perubahan Morfologi Larva Planula Karang Acropora humilis .......................................... 38

C. Perubahan Tingkah Laku Larva Planula Karang Acropora humilis .. 41

D. Parameter Lingkungan.................................................................... 43

1. Salinitas ...................................................................................... 43

2. Suhu ........................................................................................... 44

3. DO .............................................................................................. 44

V. SIMPULAN DAN SARAN ...................................................................... 45

A. Kesimpulan .................................................................................... 45

B. Saran ............................................................................................. 45

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 46

LAMPIRAN .................................................................................................. 51

Page 12: PENGARUH LOGAM TEMBAGA (Cu) TERHADAP … · Kelangsungan hidup suatu organisme perairan sangat ditentukan oleh ... Sekitar 85% kegiatan reproduksi seksual karang terjadi di luar tubuh,

xii

DAFTAR TABEL

Nomor Teks Halaman

1. Standar Baku Mutu Air Terhadap Logam Berat Cu .................................... 8

2. Parameter Lingkungan Yang Diamati Dan Metode Yang Digunakan ......... 29

3. Kriteria Toksisita Untuk Pengujian Laboratorium Yang Dikeluarkan Oleh

Komisi Pestisida Departemen Pertanian (Koesoemadinata, S. 1983). ....... 34

4. Persen Mortalitas Larva Karang Acropora humilis .................................... 37

5. Perubahan Morfologi Larva Planula Karang Acropora humilis Selama Uji

Toksisitas .................................................................................................. 39

6. Parameter Lingkungan uji Toksisitas Akut Pada Larva Planula Karang

Acropora humilis ......................................................................................... 43

Page 13: PENGARUH LOGAM TEMBAGA (Cu) TERHADAP … · Kelangsungan hidup suatu organisme perairan sangat ditentukan oleh ... Sekitar 85% kegiatan reproduksi seksual karang terjadi di luar tubuh,

xiii

DAFTAR GAMBAR

Nomor Teks Halaman

1. Karang Acropora sp. (Koleksi Pribadi) ..................................................... 9

2. Karang Jenis Acropora humilis (Koleksi Pribadi) ..................................... 10

3. Siklus Hidup Karang Acropora sp. (Arcade, 2014) ................................... 12

4. Tahap Perkembangan Embrio & Larva Planula Karang Acropora millepora (Yusuf, 2014) ............................................................................ 14

5. Grafik hubungan Antar Konsentrasi dengan Respon Organisme Pada Uji Toksisitas (Tahir, 2012) ........................................................................... 20

6. Hatchery Mini FIKP, Universitas Hasanuddin ........................................... 25

7. Layout Penelitian Uji Toksisitas Pada Larva Planula Karang Acropora

sp ............................................................................................................ 28

8. Tingkat Mortalitas Dengan Interval Waktu 6 - 48 Jam Pengamatan Terhadap Larva Planula Karang Acropora humilis (N= 40 Ekor).. ........... 31

9. Mortalitas 48 Jam Pengamatan Logam Tembaga Pada Larva Planula Karang Acropora humilis (n = 40 ekor) .................................................... 33

10. Sketsa Kondisi Larva Pada Awal Dan Beberapa Saat Setelah Pemaparan ............................................................................................. 42

11. Posisi Larva yang cenderung berada di pinggir cawan dan dan bergerak Di tempat ................................................................................................ 43

Page 14: PENGARUH LOGAM TEMBAGA (Cu) TERHADAP … · Kelangsungan hidup suatu organisme perairan sangat ditentukan oleh ... Sekitar 85% kegiatan reproduksi seksual karang terjadi di luar tubuh,

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Teks Halaman

1. Perhitungan pengenceran larutan stok ...................................................... 52

2. Hasil pengamatan laju mortalitas larva planula karang Acropora humilis. .. 53

3. Analisis Lc50-48 Jam Larva Planula Karang Acropora humilis. Menggunakan

Aplikasi Probit............................................................................................ 54

4. Analisis Varian Dan Uji Lanjut Dunnet Untuk Menentukan Nilai NOEC

& Loec Larva Planula Karang Acropora humilis ......................................... 56

5. Pengambilan dan Pemijahan Larva Planula Karang Acropora humiis. ...... 61

6. Persiapan Alat Dan Bahan Sebelum Penelitian. ........................................ 62

7. Pembuatan Larutan Stok Dan Media Uji. ................................................... 63

8. Pengamatan Dan Pengambilan Larva Planula Karang Acropora humilis

Yang Siap Digunakan Dalam Uji Toksisitas. .............................................. 64

9. Pengamatan Hewan Uji Setelah Pemberian Logam Tembaga. ................. 65

Page 15: PENGARUH LOGAM TEMBAGA (Cu) TERHADAP … · Kelangsungan hidup suatu organisme perairan sangat ditentukan oleh ... Sekitar 85% kegiatan reproduksi seksual karang terjadi di luar tubuh,

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kawasan pesisir mempunyai keanekaragaman sumber daya yang tinggi.

Sumber daya pesisir tersebut merupakan unsur-unsur hayati dan non-hayati

yang terdapat di wilayah laut, terdiri atas unsur hayati yang berupa mangrove,

terumbu karang, padang lamun, ikan dan biota lain beserta ekosistemnya,

sedangkan unsur non hayati terdiri atas sumber daya di lahan pesisir, permukaan

air, di dalam airnya, dan di dasar laut seperti minyak dan gas, pasir kuarsa, timah

dan karang mati (Idris, 2001).

Pemanfaatan wilayah pantai untuk kepentingan manusia saat ini semakin

berkembang. Hal ini ditandai dengan adanya kegiatan industri, pariwisata,

komersial, kegiatan rumah tangga serta pengembangan dan pembangunan

sarana dan prasarana wilayah. Aktivitas tersebut selain memberikan keuntungan

terhadap kehidupan manusia juga dapat memberikan dampak negatif bagi

ekosistem di wilayah perairan seperti menurunnya kualitas perairan akibat

masuknya bahan-bahan pencemar ke dalam perairan laut. Kandungan logam

dalam perairan dapat meningkat, terutama dengan meningkatnya aktivitas seperti

transportasi, pelabuhan, industri minyak bumi, dan pemukiman penduduk padat

yang menghasilkan limbah logam diantaranya adalah logam Cu (tembaga) yang

dapat mempengaruhi kualitas perairan bagi kehidupan organisme di dalamnya

(Setiadi, 2007).

Tembaga atau Cuprum (Cu) merupakan logam yang dijumpai pada

perairan alami dan merupakan unsur esensial bagi tumbuhan dan hewan. Pada

tumbuhan, termasuk algae, tembaga berperan sebagai penyusun plastocyanin

yang berfungsi dalam transpor elektron dalam proses fotosintesis. Tembaga

banyak digunakan dalam industri metalurgi, tekstil, elektronika, dan sebagai cat

Page 16: PENGARUH LOGAM TEMBAGA (Cu) TERHADAP … · Kelangsungan hidup suatu organisme perairan sangat ditentukan oleh ... Sekitar 85% kegiatan reproduksi seksual karang terjadi di luar tubuh,

2

anti fouling yang biasa digunakan kapal-kapal dan perahu. Selain itu, tembaga

juga sering digunakan sebagai algasida untuk membasmi algae yang tumbuh

secara berlebihan di perairan. Sebagai algasida, tembaga menghambat

penyerapan silika oleh diatom sehingga mengganggu proses membentukan

frusule, sedangkan tembaga karbonat digunakan sebagai molusida yang

berfungsi untuk membunuh moluska (Effendi, 2003).

Toksisitas tembaga (EC50= Effictive Concentration) adalah konsentrasi

efektif untuk mematikan separuh mikroalgae Scenedesmus quadricauda adalah

berkisar antara 0,1-0,3 mg/liter. Nilai LC50 tembaga bagi avertebrata air tawar dan

air laut biasanya < 0,5 mg/liter. Toksisitas tembaga meningkat sejalan dengan

menurunnya nilai kesadahan dan alkalinitas (Effendi, 2003).

Efek negatif lainnya bila terjadi kontaminasi logam pada karang tergantung

pada pengasupan (uptake) dan pembagian (partitioning) logam tersebut di dalam

tubuh karang (Mitchelmore et al., 2007). Logam yang terakumulasi pada

kerangka kapur karang menyebabkan rangka kapur menjadi rapuh dan lebih

sensitif terhadap tekanan fisik (Alutoin et al., 2001).

Kelangsungan hidup suatu organisme perairan sangat ditentukan oleh

kesuksesan fase awal dalam siklus hidupnya. Seperti organisme sesil laut

lainnya, stadia embrio karang (Scleractinia) bersifat planktonik yang rentan akibat

perubahan lingkungan, predasi, kompetisi dan penyakit. Kegagalan satu fase

akan berdampak pada keberadaan populasi organisme (Levitan, 2006; Markey et

al., 2007). Karang dengan sekitar 85% kegiatan reproduksi seksualnya terjadi di

luar tubuh, hal ini membuat kelangsungan hidup larva karang sangat tergantung

pada kondisi lingkungannya, baik karena faktor suhu, arus, salinitas, pencemaran

laut (Yusuf, 2014).

Konsentrasi logam Cu yang tinggi pada perairan akan menyebabkan

kematian pada larva planula karang karena akan ikut terkontaminasi. Hal ini akan

Page 17: PENGARUH LOGAM TEMBAGA (Cu) TERHADAP … · Kelangsungan hidup suatu organisme perairan sangat ditentukan oleh ... Sekitar 85% kegiatan reproduksi seksual karang terjadi di luar tubuh,

3

menyebabkan penurunan pada pertumbuhan populasi karang dan selanjutnya

mengurangi aktifitas biota lainnya yang bergantung pada karang. Oleh karena itu

penelitian ini dilakukan untuk melihat sejauh mana kemampuan toleransi larva

planula karang Acropora humilis. terhadap berbagai konsentrasi logam Cu.

B. Tujuan dan Kegunaan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk:

1. Menentukan nilai konsentrasi tembaga (Cu) yang dapat mematikan 50%

larva planula (LC50);

2. Menentukan nilai tertinggi konsentrasi logam tembaga yang tidak dapat

menimbulkan kematian (NOEC= No Observable Effect Concentration)

dan nilai terendah konsentrasi logam tembaga yang dapat menimbulkan

kematian pada larva planula karang (LOEC= Low Observable Effect

Concentration); dan

3. Menentukan nilai konsentrasi logam tembaga yang dapat ditolerir oleh

larva planula karang (MATC= Maximum Allowable Toxicant

Concentration); serta

4. Mengidentifikasi dampak morfologi dan tingkah laku larva planula karang

yang diakibatkan oleh logam tembaga.

Kegunaan dari penelitian ini adalah sebagai informasi dasar untuk

mengetahui efek dari logam Cu terhadap larva planula karang Acropora humilis.

C. Ruang Lingkup

Ruang lingkup pada penelitian adalah terbatas pada pengamatan dampak

akut logam Cu terhadap mortalitas dan perubahan bentuk larva planula karang

pada konsentrasi yang berbeda serta pengukuran parameter lingkungan, antara

lain salinitas dan DO (oksigen terlarut).

Page 18: PENGARUH LOGAM TEMBAGA (Cu) TERHADAP … · Kelangsungan hidup suatu organisme perairan sangat ditentukan oleh ... Sekitar 85% kegiatan reproduksi seksual karang terjadi di luar tubuh,

4

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Pencemaran Logam

Pencemaran adalah proses masuknya zat-zat atau energi ke dalam

lingkungan oleh aktifitas manusia secara langsung yang mengakibatkan

terjadinya pengaruh yang merugikan sedemikian rupa sehingga pada akhirnya

akan membahayakan manusia, merusak lingkungan hayati (sumberdaya hayati)

dan ekosistem serta mengurangi atau menghalangi kenyamanan dan

penggunaan lain yang semestinya dari suatu sistem lingkungan (Romimohtarto

dan Juwana, 1991).

Rahim (1998) menyatakan bahwa beberapa kegiatan di laut berikut

merupakan sumber pencemaran, yaitu :

1. Pencemaran yang bersumber dari kegiatan pelayaran.

Pencemaran ini diakibatkan oleh kegiatan pengoperasian normal kapal,

adanya kebocoran bahan bakar minyak dari instalasi permesinan, pipa-

pipa, tangki-tangki, tumpahan lain, atau adanya bekas cucian, yang

akhirnya tercampur dalam air, sehingga menjadi limbah berminyak.

Pencemaran akibat kecelakaan kapal yang terjadi karena adanya

tumpahan-tumpahan muatan minyak, muatan bahan cair beracun sebagai

akibat terjadinya kecelakaan kapal seperti tubrukan, kandas, kebakaran,

dan sebagainya.

2. Pencemaran laut yang bersumber dari kegiatan penambangan minyak

lepas pantai.

Pencemaran dari pengeboran minyak lepas pantai ini disebabkan oleh

buangan dan bocoran lumpur bor bekas, minyak endapan serta bocoran

Page 19: PENGARUH LOGAM TEMBAGA (Cu) TERHADAP … · Kelangsungan hidup suatu organisme perairan sangat ditentukan oleh ... Sekitar 85% kegiatan reproduksi seksual karang terjadi di luar tubuh,

5

pada saat eksploitasi dan pada saat pengoperasian pengangkutan dari

anjungan ke kapal tanker.

3. Pencemaran yang bersumber dari kegiatan dumping di laut.

Dalam UURI No. 32 Tahun 2009 Pasal 60 Ayat 3 telah dinyatakan

pelarangan bagi siapapun untuk melakukan pembuangan/dumping limbah

atau bahan ke lingkungan hidup tanpa izin (Kementerian Lingkungan

Hidup, 2013). Namun karena penegakan hukum yang masih lemah,

sehingga kegiatan dumping di laut dan pantai secara liar masih sering

terjadi. Semakin banyaknya kegiatan industri akan mengakibatkan makin

banyak limbah industri yang dibuang di laut (Rahim, 1998).

Keberadaan logam berat dalam konsentrasi tinggi di perairan, akan

mengancam kehidupan organisme secara langsung, dan secara tidak langsung

terhadap kesehatan manusia. Hal ini berkaitan dengan sifat-sifat logam yaitu sulit

didegradasi, sehingga mudah terakumulasi dalam lingkungan perairan dan

keberadaannya secara alami sulit terurai (dihilangkan), dapat terakumulasi dalam

organisme termasuk kerang dan ikan dan akan membahayakan kesehatan

manusia yang mengkonsumsi organisme tersebut (Nontji, 1993).

B. Logam Tembaga (Cu)

1. Terminologi Logam Cu

Tembaga dengan nama kimia Cuprum dilambangkan dengan Cu. Dalam

tabel periodik unsur-unsur kimia, Cu menempati golongan 11 dengan nomor

atom (NA) 29 dan bobot atom (BA) 63.546. Unsur logam ini berbentuk kristal

berwarna kemerah-merahan karena adanya lapisan tipis tarnish yang

teroksidasi saat terkena udara.

Page 20: PENGARUH LOGAM TEMBAGA (Cu) TERHADAP … · Kelangsungan hidup suatu organisme perairan sangat ditentukan oleh ... Sekitar 85% kegiatan reproduksi seksual karang terjadi di luar tubuh,

6

2. Karakteristik Logam Cu

Sumber alami tembaga adalah Chalcopyrite (CuFeS2), Copper sulfida

(CuS2), Malachite [Cu2(CO3)(OH)2], dan Azurite [Cu3(CO3)2(OH)2] (Effendi,

2003).

Secara kimia, senyawa-senyawa yang dibentuk oleh Cu memiliki

bilangan valensi +1 dan +2. Cu yang memiliki valensi +1 sering disebut cuppro

sedangkan yang bervalensi +2 sering dinamakan cuppry. Kedua jenis ion Cu

tersebut dapat membentuk kompleksi-kompleksi yang sangat stabil, misalnya

Cu(NH3)6. Logam Cu dan beberapa bentuk persenyawaannya seperti CuCO3,

CuO, Cu(OH)2 dan Cu (CN)2 tidak dapat larut dalam air sehingga harus

dilarutkan dalam asam. Cu juga bereaksi dengan larutan yang mengandung

sulfida atau hidrogen sulfida (Connel dan Miller, 1995).

Garam-garam tembaga divalen, misalnya tembaga klorida, tembaga

sulfat, dan tembaga nitrat, bersifat sangat mudah larut dalam air, sedangkan

tembaga karbonat, tembaga hidroksida, dan tembaga sulfuida tidak mudah

larut dalalm air. Apabila masuk ke dalam perairan alami yang alkalis, ion

tembaga akan mengalami presipitasi dan mengendap sebagai tembaga

hidroksida dan tembaga karbonat (Effendi, 2003).

3. Logam Cu Pada Organisme

Logan Cu yang masuk ke dalam tatanan lingkungan perairan dapat

terjadi secara alamiah maupun sebagai efek samping dari kegiatan manusia.

Secara alamiah Cu masuk ke dalam perairan dari peristiwa erosi, pengikisan

batuan ataupun dari atmosfer yang dibawa turun oleh air hujan, sedangkan

dari aktifitas manusia seperti kegiatan industri, pertambangan Cu, maupun

industri galangan kapal beserta kegiatan di pelabuhan merupakan salah satu

jalur yang mempercepat terjadinya peningkatan kelarutan Cu dalam perairan

(Palar, 2004).

Page 21: PENGARUH LOGAM TEMBAGA (Cu) TERHADAP … · Kelangsungan hidup suatu organisme perairan sangat ditentukan oleh ... Sekitar 85% kegiatan reproduksi seksual karang terjadi di luar tubuh,

7

Logam Cu merupakan logam esensial, dalam artian bahwa logam ini

diperlukan oleh organisme dalam konsentrasi yang sangat rendah (Duffus,

1980; Palar, 2004). Apa bila logam tembaga dalam takaran/konsentrasi

rendah, dapat merangsang pertumbuhan organisme, namun jika logam

tembaga dalam takaran/konsentrasi yang tinggi, maka dapat menghambat

pertumbuhan (Connel dan Miller, 1995).

4. Aplikasi Logam Cu

Logam Cu termasuk penghantar panas yang sangat baik dan

merupakan penghantar listrik terbaik setelah perak (argentum/ag). Oleh

karena itu, Cu banyak digunakan dalam bidang elektronika atau kelistrikan.

Dalam bidang kelistrikan dan elektronika, Cu digunakan sebagai kabel

tembaga, elektromagnet, papan sirkuit, solder bebas timbal, magnetron dalam

oven microwave, tabung vakum, motor elektromagnet dan sebagainya.

Pemanfaatan Cu lainnya misalnya adalah sebagai pelapis antifouling pada

kapal atau bangunan laut, peralatan memasak, koin (uang logam) dan

campuran larutan fehling (Mitchelmore et al., 2007).

5. Distribusi Logam Cu di Perairan

Unsur Cu di alam dapat ditemukan dalam bentuk logam bebas, akan

tetapi lebih banyak ditemukan dalam bentuk senyawa atau senyawa padat

dalam bentuk mineral. Pada perairan laut, Cu dapat dijumpai dalam bentuk ion

CuCO3+, CuOH+ dan sebagainya (Palar, 2004).

Secara alamiah, Cu masuk ke dalam badan perairan sebagai akibat dari

erosi atau pengikisan batuan mineral dan melalui persenyawaan Cu di

atmosfer yang terbawa oleh air hujan. Aktifitas antropogenik seperti buangan

industri, penambangan Cu, industri galangan kapal dan berbagai aktivitas

Page 22: PENGARUH LOGAM TEMBAGA (Cu) TERHADAP … · Kelangsungan hidup suatu organisme perairan sangat ditentukan oleh ... Sekitar 85% kegiatan reproduksi seksual karang terjadi di luar tubuh,

8

pelabuhan lainnya merupakan salah satu jalur yang mempercepat

peningkatan konsentrasi Cu di perairan laut (Palar, 2004).

Selain kegiatan antropogenik di atas, Cu yang terdapat pada air laut

dapat berasal dari komponen herbisida dan fungisida yang diaplikasikan pada

pertanian di kawasan pesisir atau komponen dari bahan cat antifouling yang

digunakan sebagai pelapis kapal (Reichelt-brushett & Harrison 1999) atau

bangunan pantai lainnya.

Cu pada perairan yang relatif belum tercemar berkisar antara 0.01 µg/l –

0.03 µg/l, sedangkan pada perairan laut yang tercemar berat, konsentrasi Cu

‘‘30 µg/l bahkan 50 µg/l (Mitchelmore et al., 2007).

Adapun standar baku mutu perairan terhadap logam berat Cu sesuai

dengan keputusan MENLH No. 51 Tahun 2004 disajikan dalam tabel 1

sebagai berikut:

Tabel 1. Standar Baku Mutu Air Terhadap Logam Berat Cu.

Logam Simbol Biota Laut (ppm)

Kadmium Cd 0,001

Tembaga Cu 0,008

Timbal Pb 0,008

C. Karang Jenis Acropora humilis.

Karang adalah hewan invertebrata yang termasuk ke dalam Filum Cnidaria,

kelas Anthozoa dan ordo Scelactinia. Satu individu karang atau disebut polip

karang memiliki ukuran yang bervariasi mulai dari yang sangat kecil 1 mm hingga

yang sangat besar yaitu lebih dari 50 cm. Namun yang pada umumnya polip

karang berukuran kecil. Polip dengan ukuran besar dijumpai pada karang soliter

(Timotius, 2003).

Karang Acropora (gambar 1) biasanya ditemukan di tempat dangkal di

seluruh perairan Indonesia, memiliki bentuk percabangan yang sangat bervariasi

Page 23: PENGARUH LOGAM TEMBAGA (Cu) TERHADAP … · Kelangsungan hidup suatu organisme perairan sangat ditentukan oleh ... Sekitar 85% kegiatan reproduksi seksual karang terjadi di luar tubuh,

9

dari corimbose, arborescent, kapitosa dan lain-lainnya. Ciri khas dari marga ini

adalah mempunyai axial koralit dan radial koralit. Bentuk radial koralit juga

bervariasi, yaitu bentuk tubular, nariform dan tenggelam. Marga ini mempunyai

sekitar 150 jenis tersebar di seluruh perairan Indonesia (Suharsono, 1996).

Gambar 1. Karang Acropora sp.; (Koleksi Pribadi)

Genera karang Acropora umumnnya memiliki bentuk morfologi koloni yang

bercabang dan salah satu komponen utama pembangunan terumbu karang.

Pertumbuhan karang bercabang berlangsung lebih cepat pada bagian ujung

cabang tanpa zooxanthellae dibandingkan dengan bagian basal (Goreau et al.,

1959 dalam Musriadi, 2014).

Family Acroporidae terdiri atas empat genus yaitu Montipora, Astreopora,

an-Acropora, dan Acropora. Family ini dapat ditemukan berkoloni kecuali genus

Astreopora yang memiliki koralit yang kecil dan kolumellanya tidak tumbuh.

Genus Acropora memiliki bentuk pertumbuhan bercabang (branching, tabulate,

digitate, dan kadang-kadang berbentuk encrusting atau submassive). Koralit dari

Page 24: PENGARUH LOGAM TEMBAGA (Cu) TERHADAP … · Kelangsungan hidup suatu organisme perairan sangat ditentukan oleh ... Sekitar 85% kegiatan reproduksi seksual karang terjadi di luar tubuh,

10

genus ini memiliki dua tipe, yaitu axial dan radial serta tidak terdapat kolumella.

Pada Genus ini umumnya tentakel hanya keluar pada malam hari (Veron, 1986).

Banyak karang Acropora yang bersifat oportunistik dan dapat bertahan

pada tekanan alam seperti pemanasan dan siltasi. Selain itu, karang bercabang

ini dapat menghasilkan produksi karbonat yang tinggi (Syarifuddin, 2011).

Acropora humilis (gambar 2) memiliki bentuk pertumbuhan corymbose.

Bentuk cabangnya menyerupai jari yang besar. Spesies ini memiliki diameter 10

hingga 25 mm dan memiliki panjang kurang dari 200 mm (Carpenter dan Niem;

1998). Ukuran radial koralit ada yang besar dan kecil, koralit ukuran besar

tersusun rapih membentuk sebuah garis (Suharsono, 2008). Ujung cabangnya

(aksial koralit) berbentuk kubah tumpul. Karang dengan bentuk pertumbuhan

corymbose lebih banyak menggunakan energi yang didapat untuk tumbuh

kesamping (Sadarun,1999).

Gambar 2. Karang Jenis Acropora humilis; (Koleksi Pribadi)

Acropora humilis biasa hidup di daereah tropis dengan temperatur

tropis/subtropis. Karang ini tumbuh baik di laut tropis pada tempatnya yang

dangkal dan hangat, yang umumnya dekat dengan pantai. Tumbuh pada daerah

Page 25: PENGARUH LOGAM TEMBAGA (Cu) TERHADAP … · Kelangsungan hidup suatu organisme perairan sangat ditentukan oleh ... Sekitar 85% kegiatan reproduksi seksual karang terjadi di luar tubuh,

11

yang airnya jernih (Suhardi, 1983). Karang jenis ini memiliki pertumbuhan yang

cepat hingga 15 cm pertahun.

Selain itu, Acropora humilis memiliki warna cerah, terutama warna coklat,

cream, maupun biru (Suhardi, 1983). Nilai ekonomis dari karang ini ialah: warna

koloni beranekaragam; ada yang merah, biru, kuning, dan putih; kerangka dari

pada jenis koloni ini biasanya dipakai untuk hiasan pada waktu membuat

akuarium (Jasin, 1984).

Menurut (Zipcodezoo, 2010) klasifikasi dari karang acropora humilis adalah

sebagai berikut:

Kerajaan : Animalia

Filum : Cnidaria

Kelas : Anthozoa

Ordo : Scleractinia

Suku : Acroporidae

Marga : Acropora

Jenis : Acropora humilis

1. Awal Daur Hidup Karang Acropora sp.

Seperti hewan lain, karang memiliki kemampuan untuk reproduksi

secara aseksual dan seksual. Reproduksi aseksual adalah reproduksi yang

tidak melibatkan peleburan gamet jantan (sperma) dan gamet betina (ovum).

Pada reproduksi ini, polip/koloni karang membentuk polip/koloni baru melalui

pemisahan potongan-potongan tubuh atau rangka, ada pertumbuhan koloni

dan ada pembentukan koloni baru, sedangkan reproduksi seksual adalah

reproduksi yang melibatkan peleburan sperma dan ovum (fertilisasi). Sifat

reproduksi ini lebih kompleks karena selain terjadi fertilisasi, juga melalui

sejumlah tahap lanjutan (pembentukan larva, penempelan baru kemudian

pertumbuhan dan pematangan) (Timotius, 2003). Namun pada karang

Acropora sp. umumnya melakukan reproduksi secara seksual.

Page 26: PENGARUH LOGAM TEMBAGA (Cu) TERHADAP … · Kelangsungan hidup suatu organisme perairan sangat ditentukan oleh ... Sekitar 85% kegiatan reproduksi seksual karang terjadi di luar tubuh,

12

Gambar 3. Siklus Hidup Karang Acropora sp.; (Arcade, 2014).

Keterangan: Telur & sperma dilepaskan ke kolom air (spawners), kemudian

terjadi proses fertilisasi menjadi zigot di permukaan air, zygot

berkembang menjadi larva planula yang kemudian mengikuti

pergerakan air, bila menemukan dasar yang sesuai, maka

planula akan menempel di dasar dan planula akan tumbuh

menjadi polip atau tunas baru.

Menurut Yusuf (2014), ada beberapa tahap perkembangan embrio &

larva planula karang Acropora sp. yakni :

1. Stadia telur: telur karang dalam bentuk bundelan mulai terlepas dari

bundelan. Bentuknya ada yang bulat dan elips berwarna kuning

keemasan dengan ukuran 500-600 mikron.

2. Stadia fertilisasi: telur karang akan membelah menjadi 2 bagian yang

disebut “blastomore” dan prosesnya di sebut “cleavage”.

3. Stadia embrio 4-8 sel: proses ini terjadi 3 jam pasca pemijahan.

Page 27: PENGARUH LOGAM TEMBAGA (Cu) TERHADAP … · Kelangsungan hidup suatu organisme perairan sangat ditentukan oleh ... Sekitar 85% kegiatan reproduksi seksual karang terjadi di luar tubuh,

13

4. Stadia embrio 8-16-64 dan multi sel: proses ini terjadi 4 jam pasca

pemijahan.

5. Stadia blastula awal: multi sel berubah bentuk menjadi lembaran multi sel

yang di sebut “prawchip” (kerupuk) 5 jam pasca pemijahan.

6. Stadia transisi blastula ke gastrula: proses ini terjadi sekitar 11-14 jam

pasca pemijahan.

7. Stadia gastrula: fase embrio membentuk rongga menjadi cikal bakal

munculnya “coelum” pada cnidaria.

8. Stadia planula awal: embrio berbentuk bulat penuh, memiliki cilia yang

membantunya untuk bergerak memutar. Proses ini terjadi 47 jam pasca

pemijahan.

9. Stadia planula: embrio berbentuk lonjong, cendrung berenang aktif

dengan bergerak maju menggunakan cilia. Fase ini terjadi 54 jam pasca

pemijahan.

10. Stadia planula akhir: embrio membentuk morfologi dengan panjang

maksimum, bergerak lamban, umur sekitar 60-80 jam.

11. Polip transisi awal “edwardsia”: larva planula mengendap dan berubah

menjadi plat pipih terbagi menjadi 6 sekat. Planula ini berumur 94-100 jam

yang kemudian akan melekat pada substrat dasar atau dinding media.

Proses embrio dan larva planula karang Acropora millepora dapat dilihat

pada gambar 4. Di bawah ini.

Page 28: PENGARUH LOGAM TEMBAGA (Cu) TERHADAP … · Kelangsungan hidup suatu organisme perairan sangat ditentukan oleh ... Sekitar 85% kegiatan reproduksi seksual karang terjadi di luar tubuh,

14

Gambar 4. Tahap Perkembangan Embrio & Larva Planula Karang Acropora

millepora; (Yusuf, 2014).

Keterangan:

Larva planula akan dapat melanjutkan ke tahap penempelan pada

dasar perairan bila kondisi substrat mendukung seperti: cukup kokoh, tidak

ditumbuhi alga, arus cukup untuk adanya makanan, penetrasi cahaya cukup

agar zooxanthellae bisa tumbuh, sedimentasi rendah. Setelah beberapa hari

larva karang hidup sebagai plankton kemudian turun ke dasar untuk mencari

substrat sebagai tempat untuk kelangsungan hidupnya. Kemampuan karang

muda untuk terus hidup memang sangat tergantung pada kondisi substrat,

sebagai contoh: karang akan tumbuh lebih baik di substrat yang padat,

karang lebih mampu bertahan hidup bila posisi substrat vertikal daripada

horizontal, karang akan tumbuh lebih cepat di tempat dangkal tapi yang lebih

survive di perairan yang sedikit lebih dalam (Timotius, 2003).

1. Telur sel

4. Blastula awal

7. Planula awal

10. Polip ‘edwardsia’

2. Cleavage 2 sel

5. Blastul

8. Planula

11. Polip penuh

3. 8-64 sel

6. Gastula

9. Planula akhir peer

Page 29: PENGARUH LOGAM TEMBAGA (Cu) TERHADAP … · Kelangsungan hidup suatu organisme perairan sangat ditentukan oleh ... Sekitar 85% kegiatan reproduksi seksual karang terjadi di luar tubuh,

15

Secara garis besar, tipe seksualitas pada karang dapat dikelompokkan

atas dua yaitu: (i) gonokhorik, yaitu spesies-spesies karang (berkoloni atau

soliter) yang memproduksi hanya gamet jantan atau betina selama hidupnya;

(ii) hermaprodit, yaitu spesies-spesies karang (berkoloni atau soliter) yang

menghasilkan baik gamet jantan atau betina selama hidupnya.

Kurang lebih 25% dari spesies-spesies karang yang diteliti oleh

Harrison dan Wallace (1990) tergolong gonokhorik (kebanyakan dari suku

Agariciidae, Fungiidae, Poritidae, Caryophyliidae, Flabelliidae dan

Dendrophyllidae). Tipe hermaprodit itu sendiri dapat dibedakan atas (i)

hermaprodit simultan, jika suatu organisme menghasilkan telur dan sperma

dalam waktu yang bersamaan dalam satu individu; (ii) hermaprodit

sekuensial, dapat bersifat: a) hermaprodit protandri, suatu individu pada

awalnya berfungsi sebagai jantan, kemudian berkembang menjadi betina; b)

hermaprtodit protogyni, awalnya sebagai betina dan akan berubah menjadi

jantan (Harrison dan Wallace, 1990). Selanjutnya Ismail (2002)

menambahkan bahwa kebanyakan spesis yang diidentifikasi adalah

hermaprodit simultan yang pada umumnya adalah Acroporidae, Faviidae dan

beberapa Pocilloporiidae, sedangkan untuk hermaprodit sekuensial adalah

sedikit jumlahnya sebagai contoh ialah Stylophora pistillata.

Faktor lingkungan sangat penting bagi kelangsungan hidup karang, di

mana hewan ini akan tumbuh dengan baik apabila tidak adanya sedimentasi,

pencemaran bahan kimia dari limbah pertanian, tumpahan minyak serta

polusi dari minyak yang dapat menghambat laju pertumbuhan karang

(Timotius 2003). Perairan yang kondisi lingkungannya mendukung

pertumbuhan karang, maka karang tumbuh lebih cepat dibandingkan dengan

daerah yang lingkungannya tercemar (Supriharyono, 2000).

Page 30: PENGARUH LOGAM TEMBAGA (Cu) TERHADAP … · Kelangsungan hidup suatu organisme perairan sangat ditentukan oleh ... Sekitar 85% kegiatan reproduksi seksual karang terjadi di luar tubuh,

16

2. Dampak Logam Tembaga (Cu) Bagi Karang Acropora sp.

Dalam konsentrasi yang sangat rendah, Cu menjadi logam esensial

bagi organisme namun dalam konsentrasi yang lebih tinggi dapat bersifat

toksik bagi organisme laut (Victor & Richmond 2005) termasuk pada hewan

karang.

Logam yang terlarut dalam air laut mungkin menjadi rute pengambilan

(uptake) logam secara langsung dan nyata pada hewan cnidaria. Jalur uptake

lain meliputi aktivitas makan, terutama melalui penangkapan zooplankton

yang telah terpapar logam (Alutoin et al., 2001). Respon karang terhadap

paparan Cu seringkali bersifat spesifik untuk tiap jenis karang.

a. Efek Kontaminasi Cu pada Metabolisme Karang dan Zooxanthellae

Efek negatif kontaminasi logam pada karang tergantung pada

pengasupan (uptake) dan pembagian (partitioning) logam tersebut di dalam

tubuh karang (Mitchelmore et al., 2007). Logam yang terakumulasi pada

kerangka kapur karang menyebabkan rangka kapur menjadi rapuh dan

lebih sensitif terhadap tekanan fisik (Alutoin et al., 2001). Akan tetapi, alga

simbiotik dalam endodermis karang memiliki toleransi yang lebih tinggi

terhadap logam dan diduga menjadi tempat penimbunan logam pada

karang.

Logam Cu diduga memberikan efek langsung terhadap metabolisme

karang, yaitu pada proses respirasi dan fotosistesis zooxanthellae di dalam

endodermis karang. Pada konsentrasi rendah (<30 µg/l), Cu diketahui tidak

memberikan efek negatif terhadap laju respirasi karang Acropora, salah

satu contohnya adalah karang Acropora formosa. Pada karang Acropora

formosa penurunan laju respirasi baru akan tejadi bila karang terpapar Cu

pada konsentrasi yang lebih tinggi (40 – 80 µg/l) . Bertolak belakang

Page 31: PENGARUH LOGAM TEMBAGA (Cu) TERHADAP … · Kelangsungan hidup suatu organisme perairan sangat ditentukan oleh ... Sekitar 85% kegiatan reproduksi seksual karang terjadi di luar tubuh,

17

dengan efek pada laju respirasi, Cu memberikan pengaruh negatif pada

proses fotosintesis zooxanthellae. Pemaparan karang Acropora formosa

selama 48 dan 24 jam pada Cu dengan konsentrasi 20 µg/l dan 40 µg/l

menyebabkan penurunan jumlah zooxanthellae dan pada konsentrasi 40

µg/l, semua karang akan mati setelah pemaparan selama 48 jam (Byelmyer

et al., 2010).

Zooxanthellae diketahui mengakumulasi logam lebih tinggi daripada

inangnya (Byelmyer et al., 2010). Pelepasan (expulsion) zooxanthellae dari

endodermis inang merupakan respon yang umum terhadap paparan logam

pada karang dan diduga merupakan salah satu mekanisme untuk

mengontrol konsentrasi dan detoksifikasi logam pada hewan simbiotik

(Byelmyer et al., 2010). Logam Cu secara langsung berdampak pada

proses fotosintesis melalui penghambatan transpor elektron sisi oksidasi

pada foto sistem (Alutoin et a., 2001).

Kontaminasi logam Cu pada karang juga menyebabkan penurunan

aktivitas enzim Carbonic anhydrase (CA), yang mana berimbas pada

kurangnya CO2 untuk fotosintesis zooxanthellae. Hal tersebut terdeteksi

pada karang Acropora cervicornis yang terpapar Cu 10 µg/l dan 20 µg/l. Ca

tidak hanya mengontrol respirasi serta pertukaran HCO3- dan CO2 tetapi

juga memfasilitasi pembentukan CO3- melalui pengubahan CO2 menjadi

HCO3- (Byelmyer et al., 2010). Efek negatif Cu terhadap metabolisme

karang seperti yang dideskripsikan di atas, juga berimbas pada laju

pertumbuhan karang; di mana laju pertumbuhan karang Acropora

cervicornis akan menurun setelah terpapar Cu pada konsentrasi 20 µg/l.

Page 32: PENGARUH LOGAM TEMBAGA (Cu) TERHADAP … · Kelangsungan hidup suatu organisme perairan sangat ditentukan oleh ... Sekitar 85% kegiatan reproduksi seksual karang terjadi di luar tubuh,

18

b. Efek Kontaminasi Cu Pada Metamorfosis Dan Penempelan

(Settlement) Larva Karang

Efek negatif Cu terhadap metamorphosis karang terjadi pada

konsentrasi >110±20 µg/l, yang dapat menghambat 50% metamorfosis

larva. Penghambatan ini terjadi saat larva planula karang akan

bermetamorfosis menjadi polip juvenil untuk selanjutnya melakukan

penempelan pada substrat (Negri & Heyward, 2001).

Reichelt-brushett & Harrison (2000) melakukan penelitian mengenai

efek negatif Cu terhadap penempelan larva karang Acropora tenuis pada

tahun 1994 dan 1996. Hasilnya, pada konsentrasi 20 µg/l, Cu memberikan

efek inhibisi (menghambat) penempelan larva karang. Konsentrasi Cu

sebesar 42 µg/l menurunkan persentase penempelan larva karang hingga

<15% dan pada konsentrasi >80 µg/l, tidak ada larva yang dapat

melakukan penempelan pada substrat.

D. Metode Uji Toksisitas dan LC50

Toksikologi adalah ilmu yang mempelajari efek merugikan dari zat-zat kimia

terhadap organisme hidup. Selain itu toksikologi juga mempelajari

kerusakan/cedera pada organisme (hewan, tumbuhan, dan manusia) yang

diakibatkan oleh suatu materi substansi/energi, mempelajari racun tidak saja

efeknya, tetapi juga mekanisme terjadinya efek tersebut pada organisme dan

mempelajari kerja kimia yang merugikan terhadap organisme. Toksikologi juga

mempelajari secara kuantitatif dan kualitatif pengaruh jelek dari zat kimiawi, fisis,

dan biologis terhadap sistem biologis (Soemirat, 2003).

Toksisitas diartikan sebagai kemampuan racun untuk menimbulkan

kerusakan pada saat mengenai bagian dalam atau permukaan tubuh yang peka

(Soemirat, 2003). Toksisitas dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain

komposisi dan jenis toksikan, konsentrasi toksikan, durasi dan frekuensi

pemaparan, sifat lingkungan, dan spesies biota penerima. Toksikan merupakan

Page 33: PENGARUH LOGAM TEMBAGA (Cu) TERHADAP … · Kelangsungan hidup suatu organisme perairan sangat ditentukan oleh ... Sekitar 85% kegiatan reproduksi seksual karang terjadi di luar tubuh,

19

zat (berdiri sendiri atau dalam campuran zat, limbah, dan sebagainya) yang

dapat menghasilkan efek negatif bagi semua atau sebagian dari tingkat

organisasi biologis (populasi, individu, organ, jaringan, sel, biomolekul) dalam

bentuk merusak struktur maupun fungsi biologis. Toksikan dapat menimbulkan

efek negatif bagi biota dalam bentuk perubahan struktur maupun fungsional, baik

secara akut maupun kronis/sub kronis. Efek tersebut dapat bersifat reversibel

sehingga dapat pulih kembali dan dapat pula bersifat irreversibel yang tidak

mungkin untuk pulih kembali (Soemirat, 2003).

Uji toksisitas merupakan uji hayati yang berguna untuk menentukan

tingkat toksisitas dari suatu zat atau bahan pencemar. Suatu senyawa kimia

dikatakan bersifat racun akut jika senyawa tersebut dapat menimbulkan efek

racun dalam jangka waktu singkat, dalam hal ini 24 jam, sedangkan jika

senyawa tersebut baru menimbulkan efek dalam jangka waktu yang panjang,

disebut racun kronis (karena kontak yang berulang-ulang walaupun dalam jumlah

yang sedikit) (Harmita, 2009). Untuk mengetahui sifat toksisitas ini pertama-

tama harus ditentukan pada hewan uji melalui uji toksisitas. Uji toksisitas dapat

di bedakan menjadi 3 yakni uji toksisitas akut, subtonik, dan kronik (Ngatidjan,

1997).

Uji toksisitas akut dengan menggunakan hewan uji merupakan salah satu

bentuk penelitian toksikologi perairan yang berfungsi untuk mengetahui apakah

effluent atau badan perairan penerima mengandung senyawa toksik dalam

konsentrasi yang menyebabkan toksisitas akut. Parameter yang diukur biasanya

berupa kematian hewan uji, yang hasilnya dinyatakan sebagai konsentrasi yang

menyebabkan 50% kematian hewan uji (LC50) dalam waktu yang relatif pendek

satu sampai empat hari (Husni dan Esmiralda, 2011).

Uji toksisitas akut dilakukan untuk mendapatkan quantal respon, yaitu

jumlah respon pada sekelompok hewan uji terhadap dosis tertentu suatu

Page 34: PENGARUH LOGAM TEMBAGA (Cu) TERHADAP … · Kelangsungan hidup suatu organisme perairan sangat ditentukan oleh ... Sekitar 85% kegiatan reproduksi seksual karang terjadi di luar tubuh,

20

obat atau bahan. Pengamatan terhadap efek ini dilakukan untuk menentukan

jumlah respon dari suatu respon diskrit (all or none response) pada suatu

kelompok hewan uji. Jumlah respon tersebut dapat 100%, 99%, 50%, 20%,

10%, atau 1%. Respon yang bersifat diskrit itu dapat berupa kematian, aksi

potensial, dan sebagainya (Ngatidjan, 1997). Hewan uji yang dipakai harus

homogen. Menurut Weil (1979) penelitian uji toksisitas akut ini paling tidak

menggunakan 4 peringkat dosis masing-masing peringkat dosis menggunakan

paling sedikit 4 yang hewan uji. Dosis dibuat sebagai suatu peringkat dengan

kelipatan logaritmik yang tetap. Dosis terendah merupakan dosis yang tidak

menyebabkan timbulnya efek atau gejala keracunan, dan dosis tertinggi

merupakan dosis yang menyebabkan kematian semua (100%) hewan uji. Dalam

uji toksisitas akut, penentuan LC50 dilakukan dengan cara menghitung jumlah

kematian hewan uji yang terjadi dalam 24 jam pertama sesudah pemberian

konsentrasi bahan uji.

Hubungan antara konsentrasi uji yang diberikan dengan respon yang

didapatkan oleh hewan uji (Gambar 5

Gambar 5. Grafik hubungan Antar Konsentrasi dengan Respon Organisme Pada

Uji Toksisitas; (Tahir, 2012).

Page 35: PENGARUH LOGAM TEMBAGA (Cu) TERHADAP … · Kelangsungan hidup suatu organisme perairan sangat ditentukan oleh ... Sekitar 85% kegiatan reproduksi seksual karang terjadi di luar tubuh,

21

Grafik di atas memberikan gambaran tentang hubungan konsentrasi

bahan uji dengan respon oleh hewan uji. Hubungan tersebut nantinya akan

memberikan gambaran dalam menentukan LC50 dalam uji toksisitas akut.

Menurut Tahir (2012) ada dua asumsi dasar terkait hubungan konsentrasi

uji dengan respon oleh hewan uji yakni asumsi pertama bahwa akibat yang

ditimbulkan oleh konsentrasi bahan uji tertentu dan respon yang diamati pada

hewan uji merupakan hubungan sebab akibat. Asumsi ini memiliki kelemahan

dalam hal identitas bahan kimia yang dapat bertransformasi selama pemaparan

ataupun perubahan konsentrasi pemaparan logam terhadap organisme uji.

Asumsi kedua bahwa respon yang dihasilkan dan tingkat keparahan yang

dihasilkan merupakan fungsi dari konsentrasi bahan kimia toksik.

Hal yang paling penting dalam mendesain rancangan uji toksisitas adalah

studi tentang maksud objektif dari uji dan kualitas dari praktik yang akan

dilakukan, untuk memastikan bahwa data yang nantinya didapatkan sesuai

dengan maksud objektif penelitian dan memastikan kebenarannya (APHA, 1999).

Dalam uji toksisitas selain kematian atau lethalitas, juga sering digunakan

kriteria sublethal. Menurut Mitrovic (1972) beberapa tolak ukur sublethal tersebut

antara lain:

1. Perubahan sifat biologik penting seperti laju pertumbuhan, cara makan,

pematangan (maturation) sel kelamin, kemampuan fertilisasi,

perkembangan telur, kelangsungan hidup (survival rate) anak ikan, dan

lain-lain.

2. Gangguan fungsi (patofisiologik), dapat diamati dengan pengukuran

hematologik dan derajat metabolik, mempelajari aktivitas imunobiologik dan

enzimatik atau pengamatan tingkah laku.

Page 36: PENGARUH LOGAM TEMBAGA (Cu) TERHADAP … · Kelangsungan hidup suatu organisme perairan sangat ditentukan oleh ... Sekitar 85% kegiatan reproduksi seksual karang terjadi di luar tubuh,

22

3. Perubahan patomorfologik, meliputi perubahan morfologi eksternal hingga

kerusakan histologik dan sitologik.

Metode yang biasa digunakan dalam uji toksisitas adalah metode uji statik

yakni uji yang dilakukan tanpa adanya pemberian pergantian air selama proses

uji berlangsung, uji flow-trough (mengalir) yakni uji yang dilakukan dengan

adanya pergantian air selama pengujian tergantung kebutuhan dan lama waktu

pengujian, dan pembaruan (renewal) yakni uji yang dilakukan dengan adanya

pembaruan air selama uji berlangsung (Werorilangi, 2015).

Metode uji statik dan dan renewal paling sering digunakan pada hewan uji

seperti fitoplankton ataupun zooplankton sebab hewan uji ini mudah untuk

dibersihkan dibandingkan dengan uji flow-through. Waktu uji pada uji statik

ditentukan oleh jenis bahan uji yang di gunakan dan tujuan dari uji tersebut.

Namun biasanya waktu untuk melakukan uji sama sesuai dengan kelompok

hewan uji yakni sekitar 96 jam pengamatan (APHA, 1999).

Untuk melihat tingkatan sensivitas organisme terhadap racun maka perlu

pula dilakukan pengamatan parameter lingkungan seperti (suhu, DO, pH, CO2,

dan salinitas) yang sesuai dengan standar baku mutu media uji (APHA, 1999).

Dalam upaya penentuan toksisitas digunakan data hasil uji toksikologi

untuk menentukan batas konsentrasi tanpa efek yang disebut dengan NOEC

(No Observable Effect Concentration). NOEC merupakan konsentrasi maksimum

bahan uji yang menghasilkan data yang secara statistik tidak secara signifikan

menimbulkan efek berbahaya hewan uji dibandingkan dengan mekanisme kontrol

pada uji toksisitas. Begitu pula dengan efek konsentrasi terendah LOEC (Low

Observable Effect Concentration) dan dikenal pula dengan sebutan MTC

(Minimum Threshold Concentration). LOEC merupakan Konsentrasi terendah

bahan uji yang secara signifikan menimbulkan efek terhadap organisme jika

Page 37: PENGARUH LOGAM TEMBAGA (Cu) TERHADAP … · Kelangsungan hidup suatu organisme perairan sangat ditentukan oleh ... Sekitar 85% kegiatan reproduksi seksual karang terjadi di luar tubuh,

23

dibandingkan dengan organisme uji pada perlakuan kontrol uji toksisitas (Tahir,

2012).

E. Parameter Lingkungan

1. Salinitas

Ciri paling khas pada air laut yang diketahui oleh semua orang adalah

rasanya yang asin. Ini disebabkan karena di dalam air laut terlarut

bermacam-macam garam (Nontji, 1993 dalam Hamzah, 2005). Hutabarat

dan Evan (1984) menyatakan bahwa konsentrasi rata-rata seluruh garam

yang terdapat di dalam air laut dikenal sebagai salinitas. Konsentrasi

salinitas ini biasanya lebih sering dinyatakan dalam bagian perseribu.

Kisaran salinitas air laut berada antara 0 – 40 g/kg air laut. Secara

umum, salinitas permukaan perairan Indonesia rata-rata berkisar antara 32 –

34 ‰ (Dahuri et al., 2004).

Nybakken (1988) menyatakan bahwa karang hermatipik adalah

organisme lautan yang tidak dapat bertahan pada salinitas yang

menyimpang dan salinitas yang normal yaitu 32 – 35 ‰.

2. Suhu

Suhu merupakan parameter yang penting dalam lingkungan dan

berpengaruh secara langsung maupun tidak langsung terhadap lingkungan

laut. Menurut Hutabarat dan Evans (1984), suhu adalah salah satu faktor

yang amat penting bagi kehidupan organisme di laut, karena suhu

mempengaruhi baik aktivitas metabolism maupun perkembangbiakan

organisme tersebut.

Suhu perairan yang terbaik bagi pertumbuhan karang berkisar 25 – 28oc

(Yusri, 2009). Walaupun begitu, karang juga dapat mentoleransi suhu pada

kisaran 20oc, sampai dengan 36 – 40oc (Nybakken, 1992).

Page 38: PENGARUH LOGAM TEMBAGA (Cu) TERHADAP … · Kelangsungan hidup suatu organisme perairan sangat ditentukan oleh ... Sekitar 85% kegiatan reproduksi seksual karang terjadi di luar tubuh,

24

3. Oksigen Terlarut (DO)

Oksigen terlarut (DO) adalah salah satu unsur yang paling penting

dalam suatu perairan alami. Kelarutan oksigen ditentukan oleh banyaknya

kadar oksigen dalam suatu perairan yang dinyatakan oleh satuan mg/l

(Mispar, 2001). Selanjutnya menurut Fardiaz (1992), oksigen terlarut

merupakan kebutuhan dasar untuk kehidupan tanaman dan hewan dalam

air. Kehidupan makhluk hidup di dalam air tersebut tergantung dari

kemampuan air untuk mempertahankan konsentrasi oksigen minimal yang

dibutuhkan untuk kehidupannya. Ikan merupakan makhluk air yang

memerlukan oksigen tertinggi, kemudian invertebrata, dan yang terkecil

kebutuhan oksigennya adalah bakteri. Oksigen terlarut dapat berasal dari

proses fotosintesis tanaman air, di mana jumlahnya tidak tetap tergantung

dari jumlah tanamannya, dan dari atmosfir yang masuk ke dalam air dengan

kecepatan terbatas.

Oksigen terlarut yang baik untuk biota laut menurut MENLH (2004) yaitu

<5 mg/l. Konsentrasi oksigen terlarut yang terlalu rendah akan

mengakibatkan biota laut yang membutuhkan oksigen akan mati. Sebaliknya

konsentrasi oksigen terlarut yang terlalu tinggi juga mengakibatkan proses

perkaratan semakin cepat karena oksigen akan mengikat hidrogen yang

melapisi permukaan logam (Fardiaz, 1992).

Page 39: PENGARUH LOGAM TEMBAGA (Cu) TERHADAP … · Kelangsungan hidup suatu organisme perairan sangat ditentukan oleh ... Sekitar 85% kegiatan reproduksi seksual karang terjadi di luar tubuh,

25

III. METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari 2016 bertempat di Hatchery

Mini FIKP, Universitas Hasanuddin, Pulau Barrang Lompo, Kota Makassar.

Gambar 6. Hatchery Mini FIKP, Universitas Hasanuddin.

B. Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah timbangan analitik untuk

menimbang bahan uji; vial 1 buah sebagai wadah bahan uji; spoit 1 buah untuk

mengambil bahan uji saat ditimbang; autoclave untuk mensterilkan air laut;

cawan petri plastik sebanyak 24 buah sebagai wadah uji; ehrlenmeyer 1 buah

sebagai wadah larutan; labu ukur 1000 ml 1 buah sebagai wadah campuran

larutan stok (bahan uji); gelas kimia 1000 mL 1 buah sebagai wadah air laut;

gelas kimia 600 mL 1 buah sebagai wadah hewan uji; gelas kimia 250 ml 1 buah

sebagai wadah larutan bahan uji; gelas ukur 50 ml 1 buah sebagai wadah air

laut; pipet volume 10 ml 1 buah untuk mengambil larutan bahan uji; pipetmikro

Page 40: PENGARUH LOGAM TEMBAGA (Cu) TERHADAP … · Kelangsungan hidup suatu organisme perairan sangat ditentukan oleh ... Sekitar 85% kegiatan reproduksi seksual karang terjadi di luar tubuh,

26

1000 µL 1 buah untuk mengambil larutan bahan uji; tip pipetmikro 2 buah untuk

mengambil larutan bahan uji pipet; pipet tetes plastik sebanyak 8 buah untuk

mengambil hewan uji; loop (kaca pembesar) 1 buah untuk mengamati hewan uji;

mikroskop untuk mengamati lebih jelas hewan uji; senter 1 buah digunakan

sebagai penerangan saat mengamati hewan uji; gunting 1 buah untuk memotong

kertas karton; handrefractometer untuk mengukur kadar karam air laut yang

digunakan; kamera untuk mengabil gambar saat penelitian.

Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah logam tembaga sulfat

(CuSO4.5H2O) Merck-1.02791.0250, larva planula karang Acropora sp. yang

berumur 7 hari sejak masa pemijahannya (D-7) dengan jumlah larva yang

digunakan 10/cawan, asam nitrat, aquades, alkohol, sarung tangan, tissue,

kertas label, masker, lakban jilid, lakban kertas, spidol permanen, spidol OHP,

kertas karton hitam, clipboard dan form data.

C. Porsedur

1. Pemijahan larva Karang Acropora humilis.

Larva karang Acropora humilis berasal dari hasil pemijahan buatan

yang dilakukan di Hatchery Universitas Hasanuddin, Pulau Barrang lompo.

Koloni karang diambil dari habitatnya di perairan sebelah barat pulau

Barrang lompo di daerah reef flat menggunakan tang dan palu untuk

melepaskan koloni dari habitatnya. Koloni karang yang telah didapatkan

kemudian dimasukkan ke dalam keranjang untuk selanjutnya dibawa

menggunakan kapal menuju bak pemijahan. Koloni karang tersebut

ditempatkan dalam bak pemijahan yang berisi air laut dan aerasi sebagai

suplai oksigen. Proses pemijahan dilakukan pada malam hari dikarenakan

berkaitan dengan bulan purnama dan pasang air laut (Willis et al., 1985;

Babcock et al., 1986; Hunter, 1988; Harrison & Wallace, 1990) dengan

Page 41: PENGARUH LOGAM TEMBAGA (Cu) TERHADAP … · Kelangsungan hidup suatu organisme perairan sangat ditentukan oleh ... Sekitar 85% kegiatan reproduksi seksual karang terjadi di luar tubuh,

27

metode yang dilakukan oleh Yusuf (2014) yakni dengan menghentikan aliran

aerasi setelah matahari terbenam untuk memberikan kesempatan karang

berelaksasi dan lebih mudah mengumpulkan telurnya. Proses pemijahan

oleh karang ditandai dengan pelepasan sel sperma terlebih dahulu

kemudian dilanjutkan dengan pelepasan sel telur. Sel telur berwarna kuning

bulat. Pemijahan terjadi di luar tubuh dalam hal ini fertilisasi secara

eksternal. Kemudian telur dan sperma didiamkan beberapa saat setelah

pemijahan, kemudian dilakukan pencucian sperma. Pencucian dilakukan

dengan memanen dan memindahkan telur yang mulai pecah (bursting) dari

stok lama ke media air bersih sebanyak 4 kali sehingga larutan telur lebih

jernih pada wadah ke empat, berarti bahwa sperma telah berkurang dalam

konsentrasi yang sangat minim (Lampiran 5).

Larva Karang Acropora humilis yang dipilih dalam bentuk planula

yang berumur 6-7 hari sejak masa pemijahannya dikarenakan pada saat itu

bentuk larva planula karang sempurna, di saat bersamaan dinding dan

ketebalan larva semakin jelas. Serta berat larva yang semakin meningkat.

Menurut Lasker (2006) fase larva planula karang merupakan tahap yang

sangat rentan akan kondisi lingkungan yang selalu berubah-ubah seperti

kompetitor, predasi, penyakit, arus dan pencemaran (Lampiran 5).

2. Sterilisasi Alat dan Bahan

Sterilisisasi medium dilakukan dengan mencuci semua peralatan yang

akan digunakan selama uji berlangsung menggunakan larutan asam nitrat

(HNO3) 65% sebanyak 153 mL yang dicampur dengan aquades 9,877 mL.

Hal ini dilakukan untuk meminimalisasi kemungkinan adanya logam lain

yang ada pada medium cawan petri plastik (Lampiran 6).

Page 42: PENGARUH LOGAM TEMBAGA (Cu) TERHADAP … · Kelangsungan hidup suatu organisme perairan sangat ditentukan oleh ... Sekitar 85% kegiatan reproduksi seksual karang terjadi di luar tubuh,

28

3. Pembuatan Larutan Stok

Pembuatan larutan stok yakni dengan menambahkan 1000µg (1mg/L)

Cuxc ke dalam 1 liter air laut (Lampiran 7).

4. Uji Toksisitas Akut

Konsentrasi yang digunakan tidak melalui uji pendahuluan akan tetapi

melalui studi literatur dari penelitian sebelumnya (kutipan), dalam hal ini

konsentrasi yang digunakan yakni kontrol, 20 µg/L, 50 µg/L, 100 µg/L, 200

µg/L, dan 500 µg/L dengan menggunakan larva planula karang sebanyak 10

ekor disetiap wadah. Desain penelitian disajikan pada gambar 7 di bawah

ini.

Gambar 7. Layout Penelitian Uji Toksisitas Pada Larva Karang Acropora

humilis (Dengan Metode Pengacakan).

Keterangan:

* : Ulangan

** : Konsentrasi (µg/L)

Pembuatan konsentrasi dengan proses pengenceran larutan stok

berdasarkan rumus di bawah ini :

N1 x V1 = N2 X V2

* **

Page 43: PENGARUH LOGAM TEMBAGA (Cu) TERHADAP … · Kelangsungan hidup suatu organisme perairan sangat ditentukan oleh ... Sekitar 85% kegiatan reproduksi seksual karang terjadi di luar tubuh,

29

Keterangan:

N1 = Volume larutan Stok (mg/L)

V1 = Volume konsentrasi bahan uji (mL)

N2 = Konsentrasi

V2 = Volume Uji (mL)

Uji dilakukan dengan memasukkan air laut sesuai perhitungan

pengenceran kemudian memasukkan bahan uji (Lampiran 1), selanjutnya

mendistribusikan secara acak satu persatu larva ke dalam wadah cawan

petri, pengamatan mortalitas individu dilakukan setiap 8 jam pengamatan

selama 48 jam, kemudian memperhatikan pula mortalitas, pola pergerakan,

dan dampak non-lethal lainnya seperti perubahan bentuk, warna dan hal-hal

lainnya yang dianggap abnormal.

5. Pengukuran Parameter Lingkungan

Pengukuran parameter lingkungan seperti salinitas, suhu, pH dan DO

dilakukan sekali pada akhir uji toksisitas. Hal ini dilakukan karena waktu uji

yang singkat.

Tabel 2. Parameter Lingkungan Yang Diamati Dan Metode Yang Digunakan.

Parameter Lingkungan Metode Pengukuran

Salinitas Handrefractometer

Suhu Termometer

DO Titrasi

D. Analisis Data

Program yang digunakan untuk menghitung LC50-48 Jam ialah aplikasi EPA

Probit Versi 1,5 dan untuk menentukan nilai yang tidak menimbulkan efek

berbahaya dibandingkan dengan perlakuan kontrol atau NOEC (No Observable

Effect Concentration) & LOEC (Low Observable Effect Concentration) untuk

Page 44: PENGARUH LOGAM TEMBAGA (Cu) TERHADAP … · Kelangsungan hidup suatu organisme perairan sangat ditentukan oleh ... Sekitar 85% kegiatan reproduksi seksual karang terjadi di luar tubuh,

30

menentukan nilai konsentrasi terendah yang menimbulkan efek terhadap larva

karang melalui Uji Dunnet menggunakan software SPSS 20, sedangkan untuk

menghitung nilai maksimum konsentrasi yang aman bagi larva planula atau

MATC (Maximum Allowable Toxicant Concentration) dapat digunakan rumus di

bawah ini (APHA, 1999):

MATC = √LOECx����

Page 45: PENGARUH LOGAM TEMBAGA (Cu) TERHADAP … · Kelangsungan hidup suatu organisme perairan sangat ditentukan oleh ... Sekitar 85% kegiatan reproduksi seksual karang terjadi di luar tubuh,

31

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Mortalitas Larva Planula Karang Acropora humilis.

Mortalitas dapat diartikan sebagai banyaknya kematian. Contohnya pada

larva planula karang A. humilis yang telah diuji dilihat bagaimana banyaknya

kematian yang terjadi per satuan waktu sebagai akibat dari pemaparan logam

tembaga.

1. Tingkat Mortalitas Larva Planula Karang Acropora humilis.

Tingkat mortalitas yang terjadi pada larva karang A. humilis tergantung

pada jumlah konsentrasi logam tembaga yang terpapar. Hasil pengamatan

menunjukkan adanya perbedaan tingkat mortalitas pada masing-masing

waktu di berbagai tingkatan konsentrasi logam tembaga. Hal ini dapat dilihat

pada grafik di bawah (Gambar 8).

Gambar 8. Tingkat Mortalitas Dengan Interval Waktu 6 - 48 Jam Pengamatan

Terhadap Larva Planula Karang Acropora humilis (n= 40 ekor).

0 0 12

42 2

9

1213

78

11

17

20

9

1415

19

22

32

35 36 37 3839 40 40 40 40

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

6 12 24 36 48

Jum

lah

Lar

va M

ati

Waktu Pemaparan (Jam)

0 20 50 100 200 500

Page 46: PENGARUH LOGAM TEMBAGA (Cu) TERHADAP … · Kelangsungan hidup suatu organisme perairan sangat ditentukan oleh ... Sekitar 85% kegiatan reproduksi seksual karang terjadi di luar tubuh,

32

Terlihat pada grafik laju mortalitas pada gambar 8, menunjukkan

bahwa konsentrasi 20 µg/L kematian larva planula terjadi secara perlahan

dan meningkat dengan berjalannya waktu pemaparan, akan tetapi kematian

larva planula karang hanya terjadi di bawah 50% (sebanyak 13 ekor larva)

hingga waktu ke 48 jam. Begitu pula pada konsentrasi 50 – 100 µg/L,

kematian larva planula karang terjadi secara perlahan, namun terjadi di atas

50% mortalitas (sebanyak 20 – 22 ekor larva), sedangkan kematian di atas

80% (sebanyak 38 – 40 ekor larva) terjadi pada konsentrasi tinggi seperti 200

– 500 µg/L, bahkan pada konsentrasi 500 µg/L terjadi kematian 100%

(sebanyak 40 ekor larva) pada 12 jam pertama waktu pemaparan. Hal ini

menunjukkan bahwa kosentrasi bahan pencemar dan waktu pemaparan

sangat menentukan respon yang terjadi, di mana semakin besar konsentrasi

logam yang ada maka semakin besar pula jumlah mortalitas yang terjadi

pada hewan uji. Begitupun dengan waktu pemaparan, dapat dilihat pada

gambar 8 di atas bahwa semakin lama waktu pemaparan, maka mortalitas

juga semakin tinggi. Selain itu, efek dari racun juga dapat menyebabkan

terganggunya sistem respirasi pada larva planula karang, karena pada saat

organisme akuatik (larva karang) menghirup O2 terlarut maka logam tembaga

yang terlarut ikut masuk ke dalam tubuh sehingga terakumulasi pada organ

respirasi tuhuh organisme.

Seperti penelitian yang dilakukan Byelmyer (2010), bahwa konsentrasi

rendah (<30 µg/L), Cu diketahui tidak memberikan efek negatif terhadap laju

respirasi karang Acropora, salah satu contohnya adalah karang Acropora

formosa. Pada karang Acropora formosa penurunan laju respirasi baru akan

tejadi bila karang terpapar Cu pada konsentrasi yang lebih tinggi (40 – 80

µg/L). Byelmyer (2010) juga menyatakan jika hal ini bertolak belakang

dengan efek pada laju respirasi, di mana Cu memberikan pengaruh negatif

Page 47: PENGARUH LOGAM TEMBAGA (Cu) TERHADAP … · Kelangsungan hidup suatu organisme perairan sangat ditentukan oleh ... Sekitar 85% kegiatan reproduksi seksual karang terjadi di luar tubuh,

33

pada proses fotosintesis zooxanthellae. Pemaparan karang Acropora

formosa selama 48 dan 24 jam pada Cu dengan konsentrasi 20 µg/l dan 40

µg/l menyebabkan penurunan jumlah zooxanthellae dan pada konsentrasi 40

µg/l, semua karang mati setelah pemaparan selama 48 jam.

2. Nilai LC50-48

Penentuan LC50 dalam uji toksisitas akut, dilakukan dengan menghitung

jumlah kematian hewan uji yang terjadi selama 48 jam sesudah pemberian

konsentrasi bahan uji. Berikut persentase mortalitas (Gambar 9) larva planula

karang A. humilis pada pengamatan 48 jam.

Gambar 9. Mortalitas 48 jam pengamatan logam tembaga pada larva planula karang Acropora humilis (n = 40 ekor).

Pengamatan 48 jam laju mortalitas diperoleh kematian hewan uji pada

kontrol sebanyak 4 ekor (10%), pada konsentrasi 20 µg/L terdapat mortalitas

sebanyak 32.5%, pada konsentrasi 50 µg/L terjadi mortalitas sebanyak 50%,

pada konsentrasi 100 µg/L terjadi peningkatan mortalitas sebanyak 55%,

sedangkan pada konsentrasi 200 µg/L terjadi mortalitas sebanyak 95%, dan

10

32.5

5055

95100

y = 18.357x - 7.1667R² = 0.9581

0

20

40

60

80

100

0 20 50 100 200 500

Mo

rtal

itas

(%

)

Konsentrasi µg/L

Page 48: PENGARUH LOGAM TEMBAGA (Cu) TERHADAP … · Kelangsungan hidup suatu organisme perairan sangat ditentukan oleh ... Sekitar 85% kegiatan reproduksi seksual karang terjadi di luar tubuh,

34

pada konsentrasi 500 µg/L telah terjadi mortalitas sebanyak 100%. Untuk

dapat menghitungan LC50 pada uji toksisitas, kematian hewan uji pada wadah

kontrol harus ≤ 10% (EPA, 1999). Berdasarkan data yang diperoleh, maka

perhitungan LC50-48 jam pada larva planula karang A. humilis dapat

dilanjutkan.

Hasil perhitungan menggunakan aplikasi EPA PROBIT versi 1.5

diperoleh LC50-48 jam sebesar 63.164 µg/L (0.063164 mg/L) (CL: 0.024-

156.425 µg/l), dimana konsentrasi 63.164 µg/L logam tembaga (Cu) telah

dapat mematikan sebanyak 50% larva planula pada karang A. humilis, hal ini

diperkuat oleh pernyataan Koesoemadinata (1983) seperti yang tertera pada

tabel 3, bahwa kriteria toksisitas logam dengan konsentrasi <1 mg/l memiliki

tingkat toksisitas yang sangat tinggi.

Tabel 3. Kriteria Toksisitas Untuk Pengujian Laboratorium Yang Dikeluarkan

Oleh Komisi Pestisida Departemen Pertanian (Koesoemadinata.

1983).

Nilai LC50 (mg/L) Nilai LC50 (µg/L) Tingkat Toksisitas

< 1 < 1000 µg/L Sangat Tinggi

1-10 1000-10000 µg/L Tinggi

>10-100 >10000-100000 µg/L Sedang

>100 >100000 µg/L Rendah

Penelitian terkait uji toksisitas oleh Negri & Heyward (2001) efek

negatif Cu terhadap metamorphosis karang terjadi pada konsentrasi

>110±20 µg/l, yang dapat menghambat 50% metamorfosis larva.

Penghambatan ini terjadi saat larva planula karang akan bermetamorfosis

menjadi polip juvenil untuk selanjutnya melakukan penempelan pada

substrat.

Page 49: PENGARUH LOGAM TEMBAGA (Cu) TERHADAP … · Kelangsungan hidup suatu organisme perairan sangat ditentukan oleh ... Sekitar 85% kegiatan reproduksi seksual karang terjadi di luar tubuh,

35

Reichelt-brushett & Harrison (2000) melakukan penelitian mengenai

efek negatif Cu terhadap penempelan larva karang Acropora tenuis.

Hasilnya, pada konsentrasi 20 µg/l, Cu memberikan efek inhibisi

(menghambat) penempelan larva karang. Konsentrasi Cu sebesar 42 µg/l

menurunkan persentase penempelan larva karang hingga <15% dan pada

konsentrasi >80 µg/l, tidak ada larva yang dapat melakukan penempelan

pada substrat.

Penelitian terkait uji toksisitas oleh Sihono (2014), hasil menunjukkan

bahwa Cu sangat toksik terhadap juvenil ikan patin siam (Pangasianodon

hypophthalmus) dengan nilai LC50-96 jam sebesar 0,667 ppm (0,539–0,805

ppm). Pada konsentrasi subletal, Cu berpengaruh nyata terhadap

penurunan sintasan dan pertumbuhan serta menyebabkan peningkatan

akumulasi Cu mulai pada konsentrasi 0,167 ppm. Bioakumulasi Cu secara

berurutan mulai dari yang tertinggi yaitu pada hati, insang, kulit dan daging.

Penurunan eritrosit, hemoglobin dan hematokrit menunjukkan terjadinya

anemia, sementara peningkatan jumlah leukosit menunjukkan infeksi dan

stres fisik pada jaringan tubuh.

Uji toksisitas logam tembaga (Cu) yang dilakukan Hendri et al.

(2010) LC50-48 jam pada uji utama setelah penentuan ambang bawah dan

ambang atas, tingkat persentase mortalitas dari juwana kuda laut

(Hippocampus sp.) akan selalu meningkat sesuai dengan peningkatan

konsentrasi yang dilakukan. Hal ini menunjukkan bahwa setiap konsentrasi

yang ditambahkan ke dalam wadah uji semakin menambah tingkat

toksisitas dari logam Nilai LC50. Hasil analisa probit untuk LC-48 jam

menggunakan program StatPlus 2007 dengan metode Finney untuk logam

tembaga (Cu) adalah sebesar 2,11 ppm.

Page 50: PENGARUH LOGAM TEMBAGA (Cu) TERHADAP … · Kelangsungan hidup suatu organisme perairan sangat ditentukan oleh ... Sekitar 85% kegiatan reproduksi seksual karang terjadi di luar tubuh,

36

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dampak logam

terhadap berbagi organisme dapat dikatakan bahwa larva planula karang

Acropora humilis lebih rentan atau sensitif terhadap pengaruh logam

tembaga.

Hal ini karena larva planula karang telah mengalami kematian 50%

akibat logam tembaga pada konsentrasi 63.164 µg/L, sedangkan pada

organisme lain seperti juvenil Pangasianodon hypophthalmus baru

mengalami kematian 50% pada konsentrasi 0.667 mg/L dan juwana kuda

laut mengalami kematian 50% pada konsentrasi sebesar 2.11 mg/L.

Seperti yang telah dijelasakan di atas.

Dalam konsentrasi yang sangat rendah, Cu menjadi logam esensial

bagi organisme namun dalam konsentrasi yang lebih tinggi dapat bersifat

toksik bagi organisme laut (Victor & Richmond; 2005) termasuk pada

hewan karang.

3. NOEC dan LOEC

Konsentrasi maksimum bahan uji yang menghasilkan data yang secara

statistik tidak menimbulkan efek berbahaya hewan uji dibandingkan dengan

mekanisme kontrol disebut NOEC (No Observable Effect Concentration).

LOEC (Low Observable Effect Concentration) merupakan konsentrasi

terendah dari bahan uji yang menimbulkan efek terhadap organisme bila

dibandingkan dengan organisme uji pada perlakuan kontrol dan dikenal pula

dengan sebutan Minimum Threshold Concentration (MTC), sedangkan MATC

(Maximum Acceptable Toxicant Concentration) adalah istilah untuk

konsentrasi aman yang dapat ditolerir oleh organisme (Tahir, 2012). Dalam

hal ini organisme yang dimaksud adalah larva planula karang Acropora

humilis.

Page 51: PENGARUH LOGAM TEMBAGA (Cu) TERHADAP … · Kelangsungan hidup suatu organisme perairan sangat ditentukan oleh ... Sekitar 85% kegiatan reproduksi seksual karang terjadi di luar tubuh,

37

Tabel 4. Persen Mortalitas Larva Planula Karang Acropora humilis.

Konsentrasi (µg/L)

Waktu (Jam) Mortalitas Total (%) 6 12 24 36 48

0

0 0 1 0 1

10 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1

20

0 0 1 2 0

32.5 1 0 2 1 0 0 0 2 0 0 1 0 2 0 1

50

1 0 0 4 1

50* 2 0 0 2 1

2 1 1 0 1 2 0 2 0 0

100

2 2 0 1 2

55* 2 1 0 1 0 3 0 1 0 1 2 2 0 2 0

200

6 0 0 1 1

95* 8 1 1 0 0

10 0 0 0 0 8 2 0 0 0

500

10 0 0 0 0

100* 10 0 0 0 0 10 0 0 0 0 9 1 0 0 0

* rata-rata perlakuan secara nyata lebih besar berbeda dari kontrol (P <0,05), Uji Dunnett

Nilai LOEC (Low Observable Effect Concentration) dan NOEC (No

Observable Effect Concentration) ditentukan dengan menggunakan Uji

Dunnet dari software SPSS 20 untuk melihat perbedaan perlakuan kontrol

dengan perlakuan lainnya.

Pada tabel 4 terlihat konsentrasi terendah yang secara statistik berbeda

dengan kontrol adalah 50 µg/L, dan ini merupakan nilai LOEC, sedangkan

konsentrasi tembaga tertinggi yang secara nyata tidak berbeda dengan

kontrol adalah 20 µg/L, sehingga ini merupakan nilai NOEC.

Page 52: PENGARUH LOGAM TEMBAGA (Cu) TERHADAP … · Kelangsungan hidup suatu organisme perairan sangat ditentukan oleh ... Sekitar 85% kegiatan reproduksi seksual karang terjadi di luar tubuh,

38

Dari hasil LEOC dan NEOC ditentukan nilai maksimum konsentrasi

tembaga yang dapat ditolerir (MACT) oleh larva planula karang A. humilis

adalah 31. 6228 µg/L.

Pada penelitian yang dilakukan Desratriyanti (2009) menyatakan bahwa

tembaga (Cu) memang mempunyai pengaruh yang berbeda nyata terhadap

keabnormalan larva kerang hijau (Perna viridis). Pada penelitian ini hanya

nilai LOEC yang dapat diketahui yaitu 5,56 ppb untuk tembaga (Cu). Nilai

NOEC tidak diperoleh dikarenakan konsentrasi terendah yang digunakan

dalam penelitian ini sudah berpengaruh signifikan terhadap keabnormalitasan

larva kerang hijau. Nilai NOEC diperkirakan terletak antara nilai LOEC dan

kontrol masing-masing perlakuan.

B. Dampak Logam Tembaga (Cu) Terhadap Perubahan Morfologi Larva Planula Karang Acropora humilis.

Seperti kita ketahui bahwa larva planula merupakan fase awal yang sangat

penting untuk karang dapat melangsungkan kehidupannya, pada fase ini larva

karang yang merupakan hewan plantonik sangat rentan akan kondisi lingkungan

yang selalu berubah-ubah, kompetitor, predasi, arus, penyakit serta pencemaran

(Lasker, 2006).

Umumnya larva planula karang memiliki bentuk elips memanjang dan bulat,

berwarna kekuningan serta cenderung berenang aktif. Namun setelah pemberian

beberapa konsentrasi logam tembaga (Cu) (Tabel 5) terlihat bahwa logam ini

dapat merusak jaringan sel, menyebabkan perubahan bentuk, hingga

menyebabkan kematian pada larva planula karang. Hal ini dikarenakan logam

tembaga akan terakumulasi dalam tubuh larva planula karang sebagai racun

sehingga dapat merusak jaringan sel larva.

Page 53: PENGARUH LOGAM TEMBAGA (Cu) TERHADAP … · Kelangsungan hidup suatu organisme perairan sangat ditentukan oleh ... Sekitar 85% kegiatan reproduksi seksual karang terjadi di luar tubuh,

39

Hal ini dapat dilihat pada tabel 5 di bawah, bagaimana efek tembaga

terhadap masing-masing konsentrasi serta tingkat kerusakan sel yang

ditimbulkan akibat paparan di setiap konsentrasi logam tembaga (Cu).

Tabel 5. Perubahan Morfologi Larva Planula Karang Acropora humilis Selama Uji Toksisitas.

Konsentrasi Perubahan Morfologi Keterangan

Kontrol

(Non-Efek)

Ukuran Lensa: 10x10 µ

Keadaan Normal

20 µg/L

Ukuran Lensa: 10x10 µ

Sel Rusak, Deformasi

50 µg/L

Ukuran Lensa: 10x10 µ

Rusak, Sel mati,

perubahan bentuk

Page 54: PENGARUH LOGAM TEMBAGA (Cu) TERHADAP … · Kelangsungan hidup suatu organisme perairan sangat ditentukan oleh ... Sekitar 85% kegiatan reproduksi seksual karang terjadi di luar tubuh,

40

100 µg/L

Ukuran Lensa: 10x10 µ

Sel Rusak, Mati

200 µg/L

Ukuran Lensa: 10x10 µ

Mati, Sel Rusak,

Deformasi/Hancur

500 µg/L

Ukuran Lensa: 10x10 µ

Sel Rusak, Deformasi/

Hancur

Hasil pengamatan pada tabel di atas memberikan gambaran mengenai

larva planula karang A. humilis yang mengalami kerusakan serta kematian sel

sebagai respon fisiologi larva planula karang akibat terpapar logam tembaga

(Cu), terlihat adanya sel larva planula karang yang pecah dan hancur yang

menunjukkan adanya kematian pada larva planula karang A. humilis. Contohnya

dapat dilihat pada konsentrasi rendah seperti 20 µg/L telah terjadi kerusakan sel

Page 55: PENGARUH LOGAM TEMBAGA (Cu) TERHADAP … · Kelangsungan hidup suatu organisme perairan sangat ditentukan oleh ... Sekitar 85% kegiatan reproduksi seksual karang terjadi di luar tubuh,

41

dan deformasi, jika dibandingkan dengan konsentrasi yang lebih tinggi. Hal ini

membuktikan bahwa semakin tinggi paparan konsentrasi logam tembaga (Cu),

maka semakin tinggi pula kerusakan yang terjadi pada larva planula karang.

Selanjutnya Mitchelmore (2007) juga menyatakan bahwa efek negatif

kontaminasi logam pada karang tergantung pada pengasupan (uptake) dan

pembagian (partitioning) logam tersebut di dalam tubuh karang. Logam yang

terakumulasi pada kerangka kapur karang menyebabkan rangka kapur menjadi

rapuh dan lebih sensitif terhadap tekanan fisik (Alutoin et al., 2001).

Efek negatif Cu terhadap metabolisme karang seperti yang dideskripsikan

di atas, juga berimbas pada laju pertumbuhan karang, di mana laju pertumbuhan

karang Acropora cervicornis akan menurun setelah terpapar Cu pada konsentrasi

20 µg/l (Byelmyer et al., 2010).

Reichelt-brushett & Harrison (2000) juga melakukan penelitian mengenai

efek negatif Cu terhadap penempelan larva karang Acropora tenuis pada tahun

1994 dan 1996. Hasilnya, pada konsentrasi 20 µg/l, Cu memberikan efek inhibisi

(menghambat) penempelan larva karang. Konsentrasi Cu sebesar 42 µg/l

menurunkan persentase penempelan larva karang hingga <15% dan pada

konsentrasi >80 µg/l, tidak ada larva yang dapat melakukan penempelan pada

substrat.

C. Perubahan Tingkah Laku Larva Planula Karang Acropora humilis.

Hewan plantonik pada umumnya memiliki cilia yang berada di sekeliling

dinding selnya, cilia tersebut berguna untuk membantu pergerakan. Begitupun

pada larva planula karang memiliki cilia yang membantunya berenang secara

aktif.

Berdasarkan hasil pengamatan dengan menggunakan mikroskop,

menunjukkan terjadinya perubahan pola gerakan larva planula karang setelah

Page 56: PENGARUH LOGAM TEMBAGA (Cu) TERHADAP … · Kelangsungan hidup suatu organisme perairan sangat ditentukan oleh ... Sekitar 85% kegiatan reproduksi seksual karang terjadi di luar tubuh,

42

diberi paparan logam tembaga (Cu). Paparan tembaga (Cu) menyebabkan

pergerakan larva planula menjadi semakin pasif dan cenderung bergerak menuju

ke arah dinding cawan petri. Hal ini disebabkan karna larva planula karang

mengalami stress akibat paparan tembaga (Cu) dan juga sifat dari larva planula

karang sendiri yang bersifat fototaksis negatif yaitu cenderung menghindari

konsentrasi cahaya berlebih. Pengamatan pada kontrol menunjukan hasil yang

berbeda, di mana larva planula yang karang tidak diberi paparan tembaga

menunjukan pergerakan yang aktif.

Seperti penelitian yang dilakukan Hendri et al. (2010), dikatakan bahwa

setelah kontak dengan logam berat tembaga (Cu) juwana kuda laut mengalami

kematian yang sebelumnya ditandai dengan gejala stress di mana aktifitas

renang yang minim dan lebih banyak di dasar wadah uji/toples serta arah kepala

lebih menunduk.

Gambar 10. Sketsa kondisi larva pada awal dan beberapa saat setelah

pemaparan.

Awal Pemaparan Setelah Beberapa Jam Pemaparan

Page 57: PENGARUH LOGAM TEMBAGA (Cu) TERHADAP … · Kelangsungan hidup suatu organisme perairan sangat ditentukan oleh ... Sekitar 85% kegiatan reproduksi seksual karang terjadi di luar tubuh,

43

Gambar 11. Posisi larva yang cenderung berada di pinggir cawan dan

bergerak di tempat.

D. Parameter Lingkungan

Parameter lingkungan diambil sebagai data pendukung untuk mengetahui

tingkat kelayakan media uji selama penelitian dilakukan. Kualitas air yang diamati

yaitu salinitas, suhu dan DO. Berikut adalah hasil pengukuran parameter

lingkungan selama penelitian uji toksisitas akut larva karang A. humilis (Tabel 6).

Tabel 6. Parameter Lingkungan Uji Toksisitas Akut Pada Larva Karang Acropora humilis.

Konsentrasi Suhu (oC) DO

Kontrol 25.3 6.2

20 25.5 5.9

50 25.5 6.0

100 25.4 6.0

200 25.3 6.3

500 25.7 5.9

1. Salinitas

Secara fisiologis, salinitas mempengaruhi kehidupan hewan karang

karena adanya tekanan osmosis pada jaringan hidup. Umumnya terumbu

karang tidak berkembang dengan baik di perairan laut yang mendapat

limpahan air tawar yang terlalu besar, atau sebaliknya.

Page 58: PENGARUH LOGAM TEMBAGA (Cu) TERHADAP … · Kelangsungan hidup suatu organisme perairan sangat ditentukan oleh ... Sekitar 85% kegiatan reproduksi seksual karang terjadi di luar tubuh,

44

Dalam penelitin ini telah ditetapkan salinitas yang digunakan yaitu 35‰,

sesuai dengan sntandar salinitas yang masih bisa ditolerir oleh larva planula

karang untuk kelangsungan hidupnya. Sesuai dengan pernyataan Nybakken

(1988) bahwa karang dapat bertahan pada salinitas normal yakni 32 – 35 ‰.

Berdasarkan hasil pada akhir pengamatan diperoleh nilai salinitas yang

stabil yaitu 35‰, hal ini membuktikan jika tidak terjadi kontaminasi pada

media uji yang dapat merubah nilai salinitas.

2. Suhu

Berdasarkan hasil pengamatan diperoleh nilai suhu yakni berkisar

antara 25.3 – 25.6oC. Ini terjadi dikarenakan pengamatan dilakukan di dalam

ruangan. Kisaran suhu ini masih dianggap normal dan dapat ditolerir oleh

karang. Hal ini diperkuat oleh pernyataan Yusri (2009), bahwa suhu perairan

yang terbaik bagi pertumbuhan karang berkisar 25 – 28oC. Bahkan karang

juga dapat mentoleransi suhu pada kisaran 20oC sampai dengan 36 – 40oC

(Nybakken, 1992).

3. DO

Oksigen merupakan salah satu faktor pembatas, sehingga bila

ketersediaanya di dalam air tidak mencukupi maka segala aktifitas organisme

laut seperi larva planula karang akan terhambat.

Berdasarkan hasil pengamatan diperoleh nilai DO berkisar antara 5.9-

6.3. Ini masih dalam ambang batas normal untuk kelangsungan hidup larva

planula karang. Sesuai dengan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup

No. 51 Tahun 2004 tentang baku mutu DO untuk biota laut yakni >5.

Page 59: PENGARUH LOGAM TEMBAGA (Cu) TERHADAP … · Kelangsungan hidup suatu organisme perairan sangat ditentukan oleh ... Sekitar 85% kegiatan reproduksi seksual karang terjadi di luar tubuh,

45

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian uji toksisitas logam tembaga (Cu) terhadap larva

planula karang Acropora humilis dapat disimpulkan bahwa:

1. Nilai LC50-48 jam tembaga (Cu) terhadap larva planula karang A. humilis

yakni sebesar 63.164 µg/L (0.063164 mg/L).

2. Nilai NOEC (No Observed Effect Concentration) merupakan konsentrasi

tertinggi yang tidak menimbulkan efek berbahaya terhadap larva planula

karang A. humilis adalah 20 µg/L. Nilai LOEC (Low Observable Effect

Cocentration) konsentrasi terendah yang dapat mematikan larva planula

karang A. humilis adalah 50 µg/L, sedangkan untuk nilai MATC (Maximum

Allowable Toxicant Concentration) yang dapat ditolerir oleh larva planula

karang A. humilis adalah 31.6228 µg/L.

3. Konsentrasi logam tembaga (Cu) yang diberikan pada larva planula

karang A. humilis menyebabkan perubahan bentuk pada larva, kerusakan

sel, kematian sel, serta deformasi. Selain itu konsentrasi logam tembaga

(Cu) juga menyebabkan perubahan tingkah laku larva yang bergerak dari

aktrif menjadi pasif.

B. Saran

Bagi peneliti selanjutnya disarankan melakukan uji toksisitas lanjutan pada

siklus hidup karang pada tahapan yang selanjutnya, yaitu pada saat larva akan

melaukan penempelan pada substrat (settlement).

Page 60: PENGARUH LOGAM TEMBAGA (Cu) TERHADAP … · Kelangsungan hidup suatu organisme perairan sangat ditentukan oleh ... Sekitar 85% kegiatan reproduksi seksual karang terjadi di luar tubuh,

46

DAFTAR PUSTAKA

Alutoin, S.J., M. Boberg., Nyström & M. Tedergren. 2001. “Effects of The Multiple Stressors Copper and Reduced Salinity on The Metabolism of The Hermatypic Coral Porites Lutea”. Marine Environmental Research 52: 289-299

APHA. 1999. Standard Methods For The Examination of Water and Freshwater. 20th edition. Edited by L.S. Clescery; A. E. Greenberg; A.B. Eato

Arcade, I. 2014. Coral Life Cycle. http://www.Imgarcade.com [Online]. Diakses pada tanggal 18 Mei 2015

Byelmyer, G.K., M. Grosell., R. Bhagooli., A.C. Baker., C. Langdon., P. Gillette & T.R, Capo. 2010. “Differential Effects of Copper on Three Species of Scleractinian Corals and Their Algal Symbionts (Symbiodinium Spp.)”. Aquatic Toxicology 97: 125-133

Carpenter Ke & Niem Vh (Ed). 1998. Fao Species Identification Guide For Fishery Purposes.The Livingmarine Resources Of The Western Central Pacific. Volume 1. Seaweeds, Corals, Bivalves And Gastropods. Fao. Roma, Italy. Xii +649.

Connel dan Miller. 1995. Kimia dan Etoksikologi Pencemaran. Diterjemahkan

oleh Koestoer, S. Hal. 419. Indonesia University Press. Jakarta. Dahuri, R.J. Rais., S.P. Ginting dan M.J. Sitepu. 2004. Pengelolaan Sumberdaya

Pesisir dan Laut Secara Terpadu. Pranya Paramita Jakarta Desratriyanti, R. 2009. Toksisitas Kadmium (Cd) Dan Tembaga (Cu) Terhadap

Perkembangan Embrio-Larva Kerang Hijau (Perna Viridis) [Skripsi]. Departemen Ilmu Dan Teknologi Kelautan. Fakultas Perikanan Dan Kelautan Institut Pertanian Bogor.

Duffus, J.J. 1980. Environmental Toxicology. London: Edward Arnold (Publishers)

Ltd

Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan Lingkungan Perairan. Kanisius. Yogyakarta.

EPA. 2002. Methods for Measuring the Acute Toxicity of Effluents and Receiving Waters to Freshwater and Marine Organisms. Fifth Edition. Washington DC, USA. 275 pp.

Fardiaz, S. 1992. Polusi Air Dan Udara. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.

Goreau, T.F. 1959. The Physiology of Skeleton Forma-tion in Corals. 1: A Method for Measuring the Rate of Calcium Deposition under Different Conditions. Biol. Bull. Mar. Biol. Lab.Woods Hole, 116: 59-75

Harmita. 2009. Analisis Uji Hayati Toksisitas Secara Mikrobiologi. Bahan Kuliah Toksikologi. IPB.

Page 61: PENGARUH LOGAM TEMBAGA (Cu) TERHADAP … · Kelangsungan hidup suatu organisme perairan sangat ditentukan oleh ... Sekitar 85% kegiatan reproduksi seksual karang terjadi di luar tubuh,

47

Harrison, Pl. And C.C. Wallace. 1990. Reproduction, Dispersal and Recruitment of Sclractinian Corals. In: Dubinsky Z (Ed) Coral Reef. Elsevier Science, Amsterdam, 133-207.

Hendri, M., G. Diansyah dan J. Tampubolon. 2010. Konsentrasi Lethal (LC50-24 jam) Logam Tembaga (Cu) dan Kadmium (Cd) Terhadap Tingkat Mortalitas Juwana Kuda laut (Hippocampus spp). [Jurnal Penelitian Sains] Program Studi Ilmu Kelautan FMIPA. Universitas Sriwijaya. Sumatera Selatan 13 - 1(D): 13107

Hubert, JJ. 1979. Bioassay. Kendali Hunt Publishing Company, USA.

Husni, H. dan MT. Esmiralda. 2011. Uji Toksisitas Akut Limbah Cair Industri Tahu Terhadap Ikan Mas (Cyprinus carpio lin) (Studi Kasus: Limbah Cair Industri Tahu “Super”, Padang) [Jurnal]. Jurusan Teknik Lingkungan, Universitas Andalas. Padang. Hal: 6-7

Hutabarat, S. Dan S.M. Evans. 1984. Pengantar Oseanografi. Universitas Indonesia. Jakarta.

Idris, I. 2001. Kebijakan Pengelolaan Pesisir Terpadu di Indonesia. Pusat Riset Teknologi Kelautan. Badan Riset Kelautan Dan Perikanan. Jakarta.

Ismail. 2002. Studi Rekrutmen Karang Keras (Skleraktinia) di Daerah Reef Slope Pulau Barrang Lompo Kota Makassar [Skripsi]. Jurusan Ilmu Kelautan-FIKP. Universitas Hasanuddin, Makassar.

Jasin, M. 1984. Sistematika Hewan Invertebrata Dan Vertebrata. Surabaya: Sinar Wijaya. Hlm: 45 – 50.

Kementrian Lingkungan Hidup. 2013. RPP Tentang B3, Limbah B3 dan Dumping B3 [Online]. http://www.menlh.go.id. Diakses pada tanggal 17 Oktober 2015.

Koesoemadinata, S. 1983. Pedoman Umum Pengujian Laboratorium Toksisitas Lethal Pestisida pada Ikan untuk Keperluan Pendaftaran Komisi Pestisida. Departemen Pertanian, Jakarta.

Lasker, HR. 2006. High Fertilization Success In A Surface-Brooding Caribbean Gorgonian. Biol. Bull. 210: 10–17.

Levitan, DR. 2006. The Relationship Between Egg Size and Fertilization Successin Broadcast-Spawning Marine Invertebrates. Integrative and Comparative Biology46 (3): 298–311.

Markey, KL., AH. Baird., C. Humphrey., AP. Negri. 2007. Insecticides and A Fungicide Affect Multiple Coral Life Stages. Mar. Ecol. Prog. Ser.330: 127–137.

MENLH. 2004. Baku Mutu Air Laut Untuk Biota Laut NO. 51 Tahun 2004. Deputi MENLH Bidang Kebijakan dan Kelembagaan Lingkungan Hidup. Jakarta

Mineralogy Database. 2014. Index of Mineral Images (Copper) [Online]. http://www.webmineral.com. Diakses pada tanggal 18 Mei 2015

Page 62: PENGARUH LOGAM TEMBAGA (Cu) TERHADAP … · Kelangsungan hidup suatu organisme perairan sangat ditentukan oleh ... Sekitar 85% kegiatan reproduksi seksual karang terjadi di luar tubuh,

48

Mispar. 2001. Sebaran Bahan Organik dan Total Padatan Suspensi di Perairan Kota Makassar [Skripsi]. Jurusan Ilmu Kelautan-FIKP. Unhas. Makassar.

Mitchelmore, C.L., E.A. Verde & V.M. Weis. 2007. “Uptake and Partitioning of Copper And Cadmium In The Coral Pocillopora Damicornis”. Aquatic Toxicology 85: 48-58

Mitrovic, V.V. 1972. Subletahal Effect of pollutan on Fish. In : Marine Pollution and Sea Life. Ruivo (ed) Fishing News (Books) ltd. FAO.

Negri, A.P. & A.J. Heyward. 2001. “Inhibition Of Coral Fertilization And Larval Metamorphosis By Tributilin And Copper”. Marine Environmental Research 51: 17 – 2

Ngatidjan. 1997. Metode Laboratorium dalam Toksikologi. Pusat Antar Universitas Bioteknologi Universitas Gajah Mada. Yogyakarta.

Nontji, A. 1993. Laut Nusantara. Djambatan. Jakarta.

Nybakken, J.W. 1988. Biologi Laut: Suatu Pendekatan Ekologi. PT. Gramedia. Jakarta.

Nybakken, J.W. 1992. Biologi Laut Suatu Pendekatan Ekologis. PT. Gramedia.

Jakarta.

Palar, H. 2004. Pencemaran dan Toksikologi Logam Berat. Rineka Cipta. Jakarta.

Rahim, S.W. 1998. Kajian Distribusi Cemaran Minyak di Sekitar Pelabuhan

Pertamina Ujung Pandang. [Skripsi]. Jurusan Ilmu Kelautan, Universitas Hasanuddin, Ujung Pandan.

Reichelt-Brushett, A.J. & P.L. Harrison. 1999. “The Effect of Copper, Zinc and Cadmium on Fertilization Success of Gametes from Scleractinian Reef Corals”. Marine Pollution Bulletin 38: 182-187

Reichelt-Brushett, A.J. & P.L. Harrison. 2000. “The Effect of Copper on The Settlement Success of Larvae From Scleractinian Corals Acropora Tenuis”. Marine Pollution Bulletin 41 (7/12): 385-391

Richmond, RH & C.L. Hunter. 1990. Reproduction and Recruitment Of Corals; Comparisons Among Of Caribbean, The Tropical Pacific, and The Red Sea. A Review. Mar Ecol Prog Ser 60:185-203

Romimohtarto, K. dan Juwana, S. 1999. Biologi Laut. Pengetahuan Tentang Biota Laut. Pusat Penelitian Dan Pengembangan Osenologi–LIPI. Jakarta.

Sadarun. 1999. Transplantasi Karang Batu Di Kepulauan Seribu Teluk Jakarta. [Tesis]. Program Pasca Sarjana Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor. Bogor. 67

Page 63: PENGARUH LOGAM TEMBAGA (Cu) TERHADAP … · Kelangsungan hidup suatu organisme perairan sangat ditentukan oleh ... Sekitar 85% kegiatan reproduksi seksual karang terjadi di luar tubuh,

49

Setiadi, S dan B. Soeprianto. 2007. Dampak Industri Terhadap Ekosistem Pantai (Studi Kasus Pencemaran Logam Berat dan Akumulasinya Dalam Ekosistem Pantai Teluk Jakarta dan Banten [Laporan Penelitian]. Perpustakaan Ui. Jakarta.

Sihono, D., E. Supriyono., Dan M. Setiawati. 2014. Toksisitas akut dan subletal tembaga pada juvenil ikan patin Siam Pangasianodon hypophthalmus [Jurnal Akuakultur Indonesia]. 13 (1) : 36–45

Soemirat, Juli. 2003. Toksikologi Lingkungan. Gadjah Mada University Press: Yogyakarta.

Suhardi. 1983. Evolusi Avertebrata. Jakarta: Universitas Indonesia Press.

Suharsono. 1996. Jenis Karang yang Umum Dijumpai di Perairan Indonesia. Proyek penelitian dan Pengembangan Daerah pantai P30-LIPI. Jakarta.

Suharsono. 2008. Bercocok Tanam Karang dengan Transplantasi. Coremap Program: Pusat Penelitian Oseanografi-LIPI. ISBN: 978-979-799 2989. Jakarta.

Supriharyono. 2000. Pengelolaan Ekosistem Terumbu Karang. Djambatan Jakarta.

Syarifuddin, A.A. 2011. Studi Kelangsungan Hidup dan Pertumbuhan Karang Acropora formosa (Veron & Terrence, 1979) Menggunakan Teknologi Biorock di Pulau Barrang Lompo Kota Makassar [Skripsi]. Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Universitas Hasanuddin, Makassar.

Tahir, A. 2012. Ekotoksikologi dalam Perspektif Kesehatan Ekosistem Laut. Karya Putra Darwati. Bandung.

Timotius, S. 2003. Biologi Terumbu Karang. Yayasan Terumbu Karang Indonesia.

Veron, J.E.N. 1986. Coral of Australia and Indo-Pacific. Augus-Robertson Publish

Veron, J.E.N and J.D. Terrence, 1979. Coral and Coral Communities of Lord Howe Island. Part 30. Australian Institute of Marine Science. Townsville.

Victor, S. and R.H, Richmond. 2005. Effect Of Copper On Fertilization Success In The Coral Acropora Surculosa [Jurnal]. Mar Poll Bull, 50: 1448-145

Weil, CS. 1979. Table Of Convenient Calculations Of Median Effective Dose ED50 dan LD50 and Instructions On Their Use [Jurnal]. Biometric 8: 249-263.

Werorilangi, S. 2015. Penuntun Praktikum Ekotoksikologi Laut. Universitas Hasanuddin. Makassar.

Willis, BL., RC. Babcock., PL. Harrison., JK. Oliver., CC. Wallace. 1985. Patterns In The Mass Spawning Of Corals On The Great Barrier Reef From 1981 to 1984. Proc 5th Int Coral Reef Cong Tahiti 4: 343-348.

Page 64: PENGARUH LOGAM TEMBAGA (Cu) TERHADAP … · Kelangsungan hidup suatu organisme perairan sangat ditentukan oleh ... Sekitar 85% kegiatan reproduksi seksual karang terjadi di luar tubuh,

50

Yusri, S. dan B. Santoso. 2009. Terumbu Karang Jakarta: Pengamatan Jangka Panjang Terumbu Karang Kepulauan Seribu (2003-2007) – Kualitas Air. Yayasan Terumbu Karang Indonesia (TERANGI). Jakarta. Hal: 20

Yusuf, R. 2005. Laju Pertumbuhan Alami Karang (Acropora formasa) di Perairan Kota Tidore Kepulauan (Studi Kasus Perbandingan Dengan Perairan Sulamadaha Kota Ternate) [Skripsi]. Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan Universitas Khairun Ternate.

Yusuf, S., J. Jompa., Dan A. Tuwo., A. Rachman. 2014. Perkembangan Larva Dalam Embriogenesis Karang Acropora Hasil Pemijahan Ex-Situ. Torani [Jurnal Ilmu Kelautan Dan Perikanan] 24 (2) : 21-28

Zipcodezoo. 2010. Acropora humilis [online]. http://zipcodezoo.com/index.php/Acropora_humilis. Di akses pada tgl 15 januari 2017.

Page 65: PENGARUH LOGAM TEMBAGA (Cu) TERHADAP … · Kelangsungan hidup suatu organisme perairan sangat ditentukan oleh ... Sekitar 85% kegiatan reproduksi seksual karang terjadi di luar tubuh,

51

LAMPIRAN

Page 66: PENGARUH LOGAM TEMBAGA (Cu) TERHADAP … · Kelangsungan hidup suatu organisme perairan sangat ditentukan oleh ... Sekitar 85% kegiatan reproduksi seksual karang terjadi di luar tubuh,

52

Lampiran 1. Perhitungan pengenceran larutan stok

Rumus Pengenceran :

N1xV1= N2xV2

Di mana :

N1 = Volume larutan Stok (µg/L)= 1000 µg/L = 1mg/L

V1 = Volume konsentrasi bahan uji (mL)

N2 = Konsentrasi (0, 20, 50 100, 200, 500)

V2 = Volume Uji (mL) 30 mL

0 µg/L : 1000 x V1 = 30 x 0

V1 = 0/1000

V1 = 0 µg/L = 0 mL dan

Air Laut = 30 mL

20 µg/L : 1000 x V1 = 30 x 20

V1 = 600/1000

V1 = 0.6 mL = 60 µg/L dan

Air Laut = 29.4 mL

50 µg/L : 1000 x V1 = 30 x 50

V1 = 1500/1000

V1 = 1.5 mL =1500 µg/L dan

Air Laut = 28.5 mL

100 µg/L : 1000 x V1 = 30 x 100

V1 = 3000/1000

V1 = 3 mL = 3000 µg/L dan

Air Laut = 27 mL

200 µg/L : 1000 x V1 = 30 x 200

V1 = 6000/1000

V1 = 6 mL = 6000 µg/L dan

Air Laut = 24 mL

500 µg/L : 1000 x V1 = 30 x 500

V1 = 15000/1000

V1 = 15 mL = 15000 µg/L

dan

Air Laut = 15mL

Page 67: PENGARUH LOGAM TEMBAGA (Cu) TERHADAP … · Kelangsungan hidup suatu organisme perairan sangat ditentukan oleh ... Sekitar 85% kegiatan reproduksi seksual karang terjadi di luar tubuh,

53

Lampiran 2. Hasil pengamatan laju mortalitas larva planula karang Acropora humilis.

Bahan Uji

Konsentrasi Pengamatan Mortalitas (48 Jam) n= 10 Individu Mortalitas

Total %

Mortalitas 6 12 24 36 48

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

CuSO4 (µg/L)

0 - - - - - - - - 1 - - - - - 1 - 1 - - 1 4 10

20 - 1 - 1 - - - - 1 2 2 2 2 1 - - - - - 1 13 32.5

50 1 2 2 2 - - 1 - - - 1 2 4 2 - - 1 1 1 - 20 50

100 2 2 3 2 2 1 - 2 - - 1 - 1 1 - 2 2 - 1 - 22 55

200 6 8 10 8 - 1 - 2 - 1 - - 1 - - - 1 - - - 38 95

500 10 10 10 9 - - - 1 - - - - - - - - - - - - 40 100

53

Page 68: PENGARUH LOGAM TEMBAGA (Cu) TERHADAP … · Kelangsungan hidup suatu organisme perairan sangat ditentukan oleh ... Sekitar 85% kegiatan reproduksi seksual karang terjadi di luar tubuh,

54

Lampiran 3. Analisis Lc50-48 Jam larva planula karang Acropora humilis menggunakan aplikasi probit

EPA PROBIT ANALYSIS PROGRAM

USED FOR CALCULATING LC/EC VALUES Version 1.5

PENGARUH LOGAM TEMBAGA (Cu) TERHADAP MORTALITAS LARVA

PLANULA KARANG A. humilis DI PULAU BARRANG LOMPO, KOTA MAKASSAR

Page 69: PENGARUH LOGAM TEMBAGA (Cu) TERHADAP … · Kelangsungan hidup suatu organisme perairan sangat ditentukan oleh ... Sekitar 85% kegiatan reproduksi seksual karang terjadi di luar tubuh,

55

Lampiran 3 Lanjutan.

PENGARUH LOGAM TEMBAGA (Cu) TERHADAP MORTALITAS LARVA PLANULA KARANG A. humilis DI PULAU BARRANG LOMPO, KOTA

MAKASSAR

Estimated LC/EC Values and Confidence Limits

Exposure 95% Confidence Limits Point Conc. Lower Upper LC/EC 1.00 6.005 0.000 27.327 LC/EC 5.00 11.964 0.000 40.638 LC/EC 10.00 17.277 0.000 50.833 LC/EC 15.00 22.140 0.000 59.638 LC/EC 50.00 63.164 0.024 156.425 LC/EC 85.00 180.206 73.138 533255.563 LC/EC 90.00 230.933 100.342 17784786.000 LC/EC 95.00 333.492 139.688 3686183680.000 LC/EC 99.00 664.398 224.363%94430635753472.000

Page 70: PENGARUH LOGAM TEMBAGA (Cu) TERHADAP … · Kelangsungan hidup suatu organisme perairan sangat ditentukan oleh ... Sekitar 85% kegiatan reproduksi seksual karang terjadi di luar tubuh,

56

Lampiran 3 Lanjutan.

PENGARUH LOGAM TEMBAGA (Cu) TERHADAP MORTALITAS LARVA PLANULA KARANG A. humilis DI PULAU BARRANG LOMPO, KOTA MAKASSAR

PLOT OF ADJUSTED PROBITS AND PREDICTED REGRESSION LINE

Probit 10+ o - - - - 9+ - - - - 8+ - - - - . 7+ . - . - o . . - .. . - .. 6+ .... - .... - ... - .... - .... 5+ ... o - .o.. - .... - o ... - .... 4

Page 71: PENGARUH LOGAM TEMBAGA (Cu) TERHADAP … · Kelangsungan hidup suatu organisme perairan sangat ditentukan oleh ... Sekitar 85% kegiatan reproduksi seksual karang terjadi di luar tubuh,

57

Test of Homogeneity of Variances

MORTALITAS

LEVENE STATISTIC DF1 DF2 SIG.

1.976 5 18 .131

Lampiran 4. Analisis varian dan uji lanjut Dunnet untuk menentukan nilai NOEC & LOEC larva planula

karang Acropora humilis.

DESCRIPTIVES

MORTALITAS

N MEAN STD. DEVIATION STD.

ERROR

95% CONFIDENCE INTERVAL FOR MEAN

LOWER BOUND UPPER BOUND

0 4 1.00 .816 .408 -.30 2.30

20 4 3.25 .957 .479 1.73 4.77

50 4 5.00 .816 .408 3.70 6.30

100 4 5.50 1.291 .645 3.45 7.55

200 4 9.50 1.000 .500 7.91 11.09

500 4 10.00 .000 .000 10.00 10.00

Total 24 5.71 3.368 .688 4.29 7.13

Page 72: PENGARUH LOGAM TEMBAGA (Cu) TERHADAP … · Kelangsungan hidup suatu organisme perairan sangat ditentukan oleh ... Sekitar 85% kegiatan reproduksi seksual karang terjadi di luar tubuh,

58

Lampiran 4 Lanjutan.

Post Hoc Tests

MULTIPLE COMPARISONS

DEPENDENT VARIABLE: MORTALITAS

(I)

KONSENTRASI

(J)

KONSENTRASI

MEAN

DIFFERENCE

(I-J)

STD. ERROR SIG.

95% CONFIDENCE INTERVAL

LOWER

BOUND

UPPER

BOUND

DUNNETT T3

0

20 -2.250 .629 .108 -4.97 .47

50 -4.000* .577 .005 -6.47 -1.53

100 -4.500* .764 .017 -8.00 -1.00

200 -8.500* .645 .000 -11.30 -5.70

500 -9.000* .408 .001 -11.56 -6.44

20

0 2.250 .629 .108 -.47 4.97

50 -1.750 .629 .258 -4.47 .97

100 -2.250 .804 .260 -5.80 1.30

200 -6.250* .692 .001 -9.21 -3.29

500 -6.750* .479 .005 -9.75 -3.75

50

0 4.000* .577 .005 1.53 6.47

20 1.750 .629 .258 -.97 4.47

100 -.500 .764 .999 -4.00 3.00

200 -4.500* .645 .005 -7.30 -1.70

500 -5.000* .408 .007 -7.56 -2.44

100 0 4.500* .764 .017 1.00 8.00

ANOVA

MORTALITAS

SUM OF

SQUARES DF

MEAN

SQUARE F SIG.

Between Groups 246.208 5 49.242 60.092 .000

Within Groups 14.750 18 .819

Total 260.958 23

Page 73: PENGARUH LOGAM TEMBAGA (Cu) TERHADAP … · Kelangsungan hidup suatu organisme perairan sangat ditentukan oleh ... Sekitar 85% kegiatan reproduksi seksual karang terjadi di luar tubuh,

59

Lampiran 4 Lanjutan.

20 2.250 .804 .260 -1.30 5.80

50 .500 .764 .999 -3.00 4.00

200 -4.000* .816 .031 -7.57 -.43

500 -4.500* .645 .037 -8.54 -.46

200

0 8.500* .645 .000 5.70 11.30

20 6.250* .692 .001 3.29 9.21

50 4.500* .645 .005 1.70 7.30

100 4.000* .816 .031 .43 7.57

500 -.500 .500 .969 -3.63 2.63

500

0 9.000* .408 .001 6.44 11.56

20 6.750* .479 .005 3.75 9.75

50 5.000* .408 .007 2.44 7.56

100 4.500* .645 .037 .46 8.54

200 .500 .500 .969 -2.63 3.63

DUNNETT C

0

20 -2.250 .629 -5.83 1.33

50 -4.000* .577 -7.28 -.72

100 -4.500* .764 -8.84 -.16

200 -8.500* .645 -12.17 -4.83

500 -9.000* .408 -11.32 -6.68

20

0 2.250 .629 -1.33 5.83

50 -1.750 .629 -5.33 1.83

100 -2.250 .804 -6.82 2.32

200 -6.250* .692 -10.18 -2.32

500 -6.750* .479 -9.47 -4.03

50

0 4.000* .577 .72 7.28

20 1.750 .629 -1.83 5.33

100 -.500 .764 -4.84 3.84

200 -4.500* .645 -8.17 -.83

500 -5.000* .408 -7.32 -2.68

100

0 4.500* .764 .16 8.84

20 2.250 .804 -2.32 6.82

50 .500 .764 -3.84 4.84

200 -4.000 .816 -8.64 .64

500 -4.500* .645 -8.17 -.83

200

0 8.500* .645 4.83 12.17

20 6.250* .692 2.32 10.18

50 4.500* .645 .83 8.17

100 4.000 .816 -.64 8.64

500 -.500 .500 -3.34 2.34

Page 74: PENGARUH LOGAM TEMBAGA (Cu) TERHADAP … · Kelangsungan hidup suatu organisme perairan sangat ditentukan oleh ... Sekitar 85% kegiatan reproduksi seksual karang terjadi di luar tubuh,

60

Lampiran 4 Lanjutan.

500

0

20

9.000*

6.750*

.408

.479

6.68

4.03

11.32

9.47

50 5.000* .408 2.68 7.32

100 4.500* .645 .83 8.17

200 .500 .500 -2.34 3.34

DUNNETT T

(>CONTROL)

B

20 0 2.250* .640 .005 .71

50 0 4.000* .640 .000 2.46

100 0 4.500* .640 .000 2.96

200 0 8.500* .640 .000 6.96

500 0 9.000* .640 .000 7.46

*. THE MEAN DIFFERENCE IS SIGNIFICANT AT THE 0.05 LEVEL.

B. DUNNETT T-TESTS TREAT ONE GROUP AS A CONTROL, AND COMPARE ALL OTHER GROUPS AGAINST IT.

Page 75: PENGARUH LOGAM TEMBAGA (Cu) TERHADAP … · Kelangsungan hidup suatu organisme perairan sangat ditentukan oleh ... Sekitar 85% kegiatan reproduksi seksual karang terjadi di luar tubuh,

61

Lampiran 5. Pengambilan dan Pemijahan Larva Planula Karang Acropora humilis.

A. Proses Pengambilan Koloni Karang. B. Proses Pemijahan Karang Acropora humilis pada malam hari.

.

C. Proses Pemisahan Sel Telur dan Sel sperma dari Bak Pemijahan Ke Baskom

D. Pengamatan Sel Telur Karang Acropora humilis pada malam hari.

E. Perkembangan Pembelahan Sel Karang Acropora humilis Menjadi Planula.

Page 76: PENGARUH LOGAM TEMBAGA (Cu) TERHADAP … · Kelangsungan hidup suatu organisme perairan sangat ditentukan oleh ... Sekitar 85% kegiatan reproduksi seksual karang terjadi di luar tubuh,

62

Lampiran 6. Persiapan Alat dan Bahan Sebelum Penelitian.

A. Briefing Persiapan Penelitian Uji Toksisitas. B. Perendaman Alat Dengan Larutan Asam Yang Akan Digunakan Dalam Penelitian (Sterilisasi Alat).

C. Alat Yang Telah Melalui Proses Perendaman

Larutan Asam.

D. Alat dan Bahan Yang Digunakan Dalam Penelitian Uji Toksisitas.

Page 77: PENGARUH LOGAM TEMBAGA (Cu) TERHADAP … · Kelangsungan hidup suatu organisme perairan sangat ditentukan oleh ... Sekitar 85% kegiatan reproduksi seksual karang terjadi di luar tubuh,

63

Lampiran 7. Pembuatan Larutan Stok dan Media Uji

A. Proses Meningbang Berat Logam Cu Yang Akan Digunakan Untuk Pembuatan Larutan

Stok.

B. Pengenceran Terhadap Logam Tembaga.

C. Proses Pencampuran Logam Tembaga Yang Telah Diencerkan Dengan Aquades.

D. Larutan Stok Cu Yang Telah Jadi.

E. Pembuatan Media Uji Dengan Metode Pengenceran.

F. Cawan Petri Yang Terisi Media uji.

Page 78: PENGARUH LOGAM TEMBAGA (Cu) TERHADAP … · Kelangsungan hidup suatu organisme perairan sangat ditentukan oleh ... Sekitar 85% kegiatan reproduksi seksual karang terjadi di luar tubuh,

64

Lampiran 8. Pengamatan Dan Pengambilan Larva Planula Karang Acropra humilis Yang

Siap Digunakan Dalam Uji Toksisitas.

A. Pengamatan Larva Planula Karang Acropora humilis Yang Berumur 6 Hari SebelumDigunakan Untuk Uji Toksisitas.

B. Pengabilan Larva Planula Karang Yang Digunakan Sebagai Hewan Uji.

C. Larva Planula Karang Acropora humilis Yang Siap Digunakan.

D. Proses Pemindahan Larva Planula Ke Media Uji Dengan Metode Acak.

Page 79: PENGARUH LOGAM TEMBAGA (Cu) TERHADAP … · Kelangsungan hidup suatu organisme perairan sangat ditentukan oleh ... Sekitar 85% kegiatan reproduksi seksual karang terjadi di luar tubuh,

65

Lampiran 8 Lanjutan.

Lampiran 9. Pengamatan Hewan Uji Setelah Pemberian Logam Tembaga

A. Pengamatan Respon Hewan Uji Berupa Mortalitas & Tingkah Laku Akibat Paparan Logam

Tembaga Selama Uji Berlangsung.

B. Contoh Hasil Pengamatan Menggunakan Mikroskop Beberapa Respon Mortalitas & Deformasi

Pada Berbagai Konsentrasi Akibat Pemaparan Logam Tembaga.

E. Seluruh cawan telah terisi hewan uji dan menunggu pengamatan 6 jam pertama sebagai respon yang diberikan hewan uji.

Page 80: PENGARUH LOGAM TEMBAGA (Cu) TERHADAP … · Kelangsungan hidup suatu organisme perairan sangat ditentukan oleh ... Sekitar 85% kegiatan reproduksi seksual karang terjadi di luar tubuh,

66